Author: perawanku

  • Nikmatnya Ngentot Wanita Arab

    Nikmatnya Ngentot Wanita Arab


    1543 views

    Cerita Sex ini berjudulNikmatnya Ngentot Wanita ArabCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku mendapat tugas ke sebuah kota kabupaten di Kawasan Timur Indonesia. Ada sebuah peluang proyek baru disana. Aku berangkat dengan seorang Direktur. Setelah bertemu dengan para pejabat yang berwenang dan mengutarakan tujuan kedatangan kami, maka Direktur tersebut pulang terlebih dahulu karena masih ada urusan lain di Jakarta. Tinggalah aku disana mengurus semua perijinan sendirian saja.

    Hotel tempatku menginap adalah sebuah hotel yang tidak terlalu besar, namun bersih dan enak untuk tinggal. Letaknya agak sedikit di pinggiran kota, sepi, aman, dan transport untuk kemana-mana relatif mudah. Aku mendapat kamar dilantai 2 yang letaknya menghadap ke laut. Setiap sore sambil beristirahat setelah seharian berputar-putar dari satu instansi ke instansi lainnya aku duduk di teras sambil melihat laut.

    Para karyawan hotel cukup akrab dengan penghuninya, mungkin karena jumlah kamarnya tidak terlalu banyak, sekitar 32 kamar. Aku cukup akrab dan sering duduk di lobby, ngobrol dengan tamu lain atau karyawan hotel. Kadang-kadang dengan setengah bercanda aku ditawari selimut hidup oleh karyawan hotel, mulai dari room boy sampai ke security. Mereka heran selama hampir 3 minggu aku tidak pernah bawa perempuan. Aku tersenyum saja, bukan tidak mau bro, tapi pikiranku masih tersita ke pekerjaan.

    Tak terasa sudah 3 minggu aku menginap di hotel. Karena surat-surat yang diperlukan sudah selesai, aku bisa sedikit bernafas lega dan mulai mencari hiburan. Tadi malam aku kembali dapat merasakan kehangatan tubuh perempuan setelah bergumul selama 2 ronde dengan seorang gadis panggilan asal Manado. Aku mendapatkannya dari security hotel. Meskipun orangnya cantik dan putih, tetapi permainannya tidak terlalu istimewa karena barangnya terlalu becek dan sudak kendor, tapi lumayanlah buat mengurangi sperma yang sudah penuh.

    Dua hari lagi aku akan pulang. Transportasi di daerah ini memang agak sulit. Untuk ke Jakarta aku harus ke ibukota propinsi dulu baru ganti pesawat ke Jakarta. Celakanya dari kota ini ke ibukota propinsi dalam 1 minggu hanya ada 4 penerbangan dengan twin otter yang kapasitasnya hanya 17 seat. Belum lagi cadangan khusus buat pejabat Pemda yang tiba-tiba harus berangkat. Aku yang sudah booking seat sejak seminggu yang lalu, ternyata masih masuk di cadangan nomor 5.

    Alternatifnya adalah dengan menaiki kapal laut milik Pelni yang makan waktu seharian untuk sampai ibukota propinsi. Rencanaku kalau tidak dapat seat pesawat terpaksa naik kapal laut.

    Sore itu aku ngobrol dengan security, yang membantu mencarikan perempuan, sambil duduk-duduk di cafe hotel. Kami membicarakan gadis Manado yang kutiduri tadi malam. Kubilang aku kurang puas dengan permainannya.

    Tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada wanita yang baru masuk ke cafe. Wanita itu kelihatan bertubuh tinggi, mungkin 168 cm, badannya sintal dan dadanya membusung. Wajahnya kelihatan bukan wajah Melayu, tapi lebih mirip ke wajah Timur Tengah. Security itu mengedipkan matanya ke arahku.

    ” Bapak berminat ? Kalau ini dijamin oke, Arab punya,” katanya.

    Wanita tadi merasa kalau sedang dibicarakan. Ia menatap ke arah kami dan mencibir ke arah security di sampingku.

    “Anis, sini dulu. Kenalan sama Bapak ini,” kata security itu.

    “Aku mau ke karaoke dulu,” balas wanita tadi. Ternyata namanya Anis. Anis berjalan kearah meja karaoke dan mulai memesan lagu.

    Ruangan karaoke tidak terpisah secara khusus, jadi kalau yang menyanyi suaranya bagus lumayan buat hiburan sambil makan. Tapi kalau pas suara penyanyinya berantakan, maka selera makan bisa berantakan. Untuk karaoke tidak dikenakan charge, hanya merupakan service cafe untuk tamu yang makan disana.

    “Dekatin aja Pak, temani dia nyanyi sambil kenalan. Siapa tahu cocok dan jadi,” kata security tadi kepadaku.
    Aku berjalan dan duduk didekat Anis. Kuulurkan tanganku, “Boleh berkenalan ? Namaku Jokaw”.

    “Anis,” jawabnya singkat dan kembali meneruskan lagunya. Suaranya tidak bagus cuma lumayan saja. Cukup memenuhi standard kalau ada pertunjukan di kampung.

    Beberapa lagu telah dinyanyikan. dari lagu dan logat yang dinyanyikan wanita ini agaknya tinggal di Manado atau Sulawesi Utara. Dia mengambil gelas minumannya dan menyerahkan mike ke tamu cafe di dekatnya.

    “Sendirian saja nona atau …,” kataku mengawali pembicaraan.

    “Panggil saja namaku, A…N…I…S, Anis,” katanya.

    kami mulai terlibat pembicaraan yang cukup akrab. Anis berasal dari Gorontalo. Ia memang berdarah Arab. Menurutnya banyak keturunan Arab di Gorontalo. Kuamati lebih teliti wanita di sampingku ini. Hidungnya mancung khas Timur Tengah, kulitnya putih, rambutnya hitam tebal, bentuk badannya sintal dan kencang dengan payudaranya terlihat dari samping membusung padat.

    Kutawarkan untuk mengobrol di kamarku saja. Lebih dingin, karena ber-AC, dan lebih rileks serta privacy terjaga. Ia menurut saja. kami masuk ke dalam kamar. Security tadi kulihat mengangkat kedua jempolnya kearahku. Di dalam kamar, kami duduk berdampingan di karpet dengan menyandar ke ranjang sambil nonton TV. Anis masuk ke kamar mandi dan sebentar kemudian sudah keluar lagi.

    Kami melanjutkan obrolan. Ternyata Anis seorang janda gantung, suaminya yang seorang pengusaha, keturunan Arab juga, sudah 2 tahun meninggalkannya namun Anis tidak diceraikan. ia sedang mencoba membuka usaha kerajinan rotan dari Sulawesi yang dipasarkan disini. Dikta ini dia tinggal bersama familinya. Ia main ke hotel, karena dulu juga pernah tinggal di hotel ini seminggu dan akrab dengan koki wanita yang bekerja di cafe. dari tadi siang koki tersebut sedang keluar, berbelanja kebutuhan cafe.

    Kulingkarkan tangan kiriku ke bahu kirinya. Ia sedikit menggerinjal namun tidak ada tanda-tanda penolakan. aku semakin berani dan mulai meremas bahunya dan perlahan-lahan tangan kiriku menuju kedadanya. Sebelum tangan kiriku sampai di dadanya, ia menatapku dan bertanya, “Mau apa kamu, Jokaw ?” Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.

    Kupegang dagunya dengan tangan kananku dan kudekatkan mukanya ke mukaku. Perlahan kucium bibirnya. Ia diam saja. Kucium lagi namun ia belum juga membalas ciumanku.

    “Ayolah Anis, 2 tahun tentulah waktu yang cukup panjang bagimu. Selama ini tentulah kamu merindukan kehangatan dekapan seorang laki-laki,” kataku mulai merayunya.

    Kuhembuskan napasku ke dekat telinganya. Bibirku mulai menyapu leher dan belakang telinganya.

    “Akhh, tidak.. Jangan..,” rintihnya.

    “Ayolah Nis, mungkin punyaku tidak sebesar punya suami Arab-mu itu, namun aku bisa membantu menuntaskan gairahmu yang terpendam”.

    Ia menyerah, pandangan matanya meredup. Kucium lagi bibirnya, kali ini mulai ada perlawanan balasan dari bibirnya. tanganku segera meremas dadanya yang besar, namun sudah sedikit turun. Ia mendesah dan membalas ciumanku dengan berapi-api. Tangannya meremas kejantananku yang masih terbungkus celana.

    Kududukan ia ditepi ranjang. Aku berdiri didepannya. tangannya mulai membuka ikatan pinggang dan ritsluiting celanaku, kemudian menyusup ke balik celana dalamku. Dikeluarkannya kejantananku yang mulai menegang. Dibukanya celanaku seluruhnya hingga bagian bawah tubuhku sudah dalam keadaan polos.

    Mulutnya kemudian menciumi kejantananku, sementara tangannya memegang pinggangku dan mengusap kantung zakarku. Lama kelamaan ciumannya berubah menjadi jilatan dan isapan kuat pada kejantananku. Kini ia mengocok kejantananku dengan mengulum kejantananku dan menggerakan mulutnya maju mundur.

    Aliran kenikmatan segera saja menjalari seluruh tubuhku. Tangannya menyusup ke bajuku dan memainkan putingku. Kubuka kancing bajuku agar tangannya mudah beraksi di dadaku. Kuremas rambutnya dan pantatkupun bergerak maju mundur menyesuaikan dengan gerakan mulutnya.

    Aku tak mau menumpahkan sperma dalam posisi ini. Kuangkat tubuhnya dan kini dia dalam posisi berdiri sementara aku duduk di tepi ranjang. Tanpa kesulitan segera saja kubuka celana panjang dan celana dalamnya. Rambut kemaluannya agak jarang dan berwarna kemerahan. Kemaluannya terlihat sangat menonjol di sela pahanya, seperti sampan yang dibalikkan. Ia membuka kausnya sehingga sekarang tinggal memakai bra berwarna biru.

    Kujilati tubuhnya mulai dari lutut, paha sampai ke lipatan pahanya. Sesekali kusapukan bibirku di bibir vaginanya. Lubang vaginanya terasa sempit ketika lidahku mulai masuk ke dalam vaginanya. Ia merintih, kepalanya mendongak, tangannya yang sebelah menekan kepalaku sementara tangan satunya meremas rambutnya sendiri.

    Kumasukan jari tengahku ke dalam lubang vaginanya, sementara lidahku menyerang klitorisnya. Ia memekik perlahan dan kedua tangannya meremas payudaranya sendiri. Tubuhnya melengkung ke belakang menahan kenikmatan yang kuberikan. Ia merapatkan selangkangannya ke kepakalu. Kulepaskan bajuku dan kulempar begitu saja ke lantai.

    Akhirnya ia mendorongku sehingga aku terlentang di ranjang dengan kaki masih menjuntai di lantai. Ia berjongkok dan, “Sllruup..”. Kembali ia menjilat dan mencium penisku beberapa saat. Ia naik keatas ranjang dan duduk diatas dadaku menghadapkan vaginanya di mulutku. Tangannya menarik kepalaku meminta aku agar menjilat vaginanya dalam posisi demikian.

    Kuangkat kepalaku dan segera lidahku menyeruak masuk ke dalam liang vaginanya. Tanganku memegang erat pinggulnya untuk membantu menahan kepalaku. Ia menggerakan pantatnya memutar dan maju mundur untuk mengimbangi serangan lidahku. Gerakannya semakin liar ketika lidahku dengan intens menjilat dan menekan klitorisnya. Ia melengkungkan tubuhnya sehingga bagian kemaluannya semakin menonjol. tangannya kebelakang diletakan di pahaku untuk menahan berat tubuhnya.

    Ia bergerak kesamping dan menarikku sehingga aku menindihnya. Kubuka bra-nya dan segera kuterkam gundukan gunung kembar di dadanya. Putingnya yang keras kukulum dan kujilati. Kadang kumisku kugesekan pada ujung putingnya. Mendapat serangan demikian ia merintih “Jokaw, ayo kita lakukan permainan ini, Masukan sekarang..”.

    Tangannya menggenggam erat penisku dan mengarahkan ke lubang vaginanya. Beberapa kali kucoba untuk memasukannya tetapi sangat sulit. Sebenarnya sejak kujilati sedari tadi kurasakan vaginanya sudah basah oleh lendirnya dan ludahku, namun kini ketika aku mencoba untuk melakukan penetrasi kurasakan sulit sekali. Penisku sudah mulai mengendor lagi karena sudah beberapa kali belum juga menembus vaginanya.

    Aku ingat ada kondom di laci meja, masih tersisa 1 setelah 2 lagi aku pakai tadi malam, barangkali dengan memanfaatkan permukaan kondom yang licin lebih mudah melakukan penetrasi. namun aku ragu untuk mengambilnya, Anis kelihatan sudah di puncak nafsunya dan ia tidak memberikan sinyal untuk memakai kondom.

    Kukocokkan penisku sebentar untuk mengencangkannya. Kubuka pahanya selebar-lebarnya. Kuarahkan penisku kembali ke liang vaginanya.

    “Jokaw.. Kencangkan dan cepat masukkan,” rintihnya.

    Kepala penisku sudah melewati bibir vaginanya. Kudorong sangat pelan. Vaginanya sangat sempit. Entah apa yang menyebabkannya, padahal ia sudah punya anak dan menurut ceritanya penis suaminya satu setengah kali lebih besar dari penisku. Aku berpikir bagaimana caranya agar penis suaminya bisa menembus vaginanya.

    Penisku kumaju mundurkan dengan perlahan untuk membuka jalan nikmat ini. Beberapa kali kemudian penisku seluruhnya sudah menembus lorong vaginanya. Aku merasa dengan kondisi vaginanya yang sangat sempit maka dalam ronde pertama ini aku akan kalah kalau aku mengambil posisi di atas. Mungkin kalau ronde kedua aku dapat bertahan lebih lama. Akan kuambil cara lain agar aku tidak jebol duluan.

    Kugulingkan badannya dan kubiarkan dia menindihku. Anis bergerak naik turun menimba kenikmatannya. Aku mengimbanginya tanpa mengencangkan ototku, hanya sesekali kuberikan kontraksi sekedar bertahan saja supaya penisku tidak mengecil.

    Anis merebahkan tubuhnya, merapat didadaku. Kukulum payudaranya dengan keras dan kumainkan putingnya dengan lidahku. Ia mendengus-dengus dan bergerak liar untuk merasakan kenikmatan. Gerakannya menjadi kombinasi naik turun, berputar dan maju mundur. Luar biasa vagina wanita Arab ini, dalam kondisi aku dibawahpun aku harus berjuang keras agar tidak kalah. Untuk mempertahankan diri kubuat agar pikiranku menjadi rileks dan tidak berfokus pada permainan ini.

    15 menit sudah berlalu sejak penetrasi. Agaknya Anis sudah ingin mengakhiri babak pertama ini. Ia memandangku, kemudian mencium leher dan telingaku.

    “Ouhh.. jokaw, kamu luar biasa. Dulu dalam ronde pertama biasanya suamiku akan kalah, namun kami masih bertahan. Yeesshh.. Tahan dulu, sebentar lagi.. Aku..”.

    Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Aku tahu kini saatnya beraksi. Kukencangkan otot penisku dan gerakan tubuh Anispun semakin liar. Akupun mengimbangi dengan genjotan penisku dari bawah. Ketika ia bergerak naik, pantatku kuturunkan dan ketika ia menekan pantatnya ke bawah akupun menyambutnya dengan mengangkat pantatku.

    Kepalanya bergerak kesana kemari. Rambutnya yang hitam lebat acak-acakan. sprei sudah terlepas dan tergulung di sudut ranjang. bantal di atas ranjang semuanya sudah jatuh ke lantai. Keadaan diatas ranjang seperti kapal yang pecah dihempas badai. Ranjangpun ikut bergoyang mengikutu gerakan kami. Suaranya berderak-derak seakan hendak patah. Akupun semakin mempercepat genjotanku dari bawah agar iapun segera berlabuh di dermaga kenikmatan.

    Semenit kemudian..

    “Aaggkkhh.. Nikmat.. Ouhh.. Yeahh,” Anis memekik.

    Punggungnya melengkung ke atas, mulutnya menggigit putingku. Kurasakan aliran kenikmatan mendesak lubang penisku. Aku tidak tahan lagi. Ketika pantatnya menekan ke bawah, kupeluk pinggangnya dan kuangkat pantatku.

    “Ouhh.. An.. Nis. Aku tidak tahan lagi.. Aku sampaiihh!”

    Ia memberontak dari pelukanku sampai peganganku pada pinggulnya terlepas. pantatnya naik dan segera diturunkan lagi dengan cepat.

    “Jokaw.. Ouhh Jokaw.. Aku juga..”.

    Kakinya mengunci kakiku dan badannya mengejang kuat. dengan kaki saling mengait aku menahan gerak tubuhnya yang mengejang. Giginya menggigit lenganku sampai terasa sakit. Denyutan dari dinding vaginanya saling berbalasan dengan denyutan dipenisku. Beberapa detik kemudian, kami masih merasakan sisa-sisa kenikmatan. ketika sisa-sisa denyutan masih terjadi badannya menggetar.

    Ia berbaring diatas dadaku sampai akhirnya penisku mulai mengecil dan terlepas dengan sendirinya dari vaginanya. Sebagian sperma mengalir keluar dari vaginanya di atas perutku. Anis berguling ke samping setelah menarik napas panjang.

    “Luar biasa kamu Kaw. Suamiku tidak pernah menang dalam ronde pertama, memang dalam berhubungan ia sering mengambil posisi di atas. tapi kami sanggup membawaku terbang ke angkasa,” katanya sambil mengelus dadaku.

    “Akupun rasanya hampir tidak sanggup menandingimu. Mungkin sebagian besar laki-laki akan menyerah di atas ranjang kalau harus bermain denganmu. Milikmu benar-benar sempit,” kataku balas memujinya.

    Memang kalau tadi aku harus bermain diatas, rasanya tak sampai sepuluh menit aku pasti sudah KO. Makanya, jangan cuma penetrasi terus main genjot saja, teknik bro!

    “Kamu orang Melayu pribumi, tapi kok bulunya banyak gini. Keturunan India atau mungkin Arab ya?”

    “Nggak ah, asli Indonesia lho..”.

    Ia masih terus memujiku beberapa kali lagi. Kuajak ia mandi bersama dan setelah itu kami duduk di teras sambil minum soft drink dan melihat laut. Aku hanya mengenakan celana pendek tanpa celana dalam dam kaus tanpa lengan. Ia mengenakan kemejaku, sementara bagian bawah tubuhnya hanya ditutup dengan selimut yang dililitkan tanpa mengenakan pakaian dalam.

    Ia duduk membelakangiku. Tubuhnya disandarkan di bahuku. Mulutku sesekali mencium rambut dan belakang telinganya. Kadang mulutnya mencari mulutku dan kusambut dengan ciuman ringan. Tangan kanannya melingkar di kepalaku.

    “Kamu nggak takut hamil melakukan hal ini denganku?”tanyaku.

    “Aku dulu pernah kerja di apotik, jadi aku tahu pasti cara mengatasinya. Aku selalu siap sedia, siapa tahu terjadi hal yang diinginkan seperti sore ini. Aku sudah makan obat waktu masuk ke kamar mandi tadi. Tenang saja, toh kalaupun hamil bukan kamu yang menanggung akibatnya.” katanya enteng.

    Jadi ia selalu membawa obat anti hamil. Untung saja aku tadi tidak berlaku konyol dengan memakai kondom. Mungkin saja sejak ditinggal suaminya ia sudah beberapa kali bercinta dengan laki-laki. Tapi apa urusanku, aku sendiri juga melakukannya. yang penting malam ini ia menjadi teman tidurku.

    Matahari sudah jauh condong ke Barat, sehingga tidak terasa panas. hampir sejam kami duduk menikmati sunset. Gairahku mulai timbul lagi. Kubuka dua kancing teratas bajunya. Kurapatkan kejantananku yang sudah mulai ingin bermain lagi ke pinggangnya. Kususupkan tanganku kebalik bajunya dan kuremas dadanya.

    “Hmmhh..,” ia bergumam.

    “Masuk yuk, sudah mulai gelap. Anginnya juga mulai kencang dan dingin,” kataku.

    Kamipun masuk ke dalam kamar sambil berpelukan. Sekilas kulihat tatapan iri dan kagum dari tamu hotel di kamar yang berseberangan dengan kamarku.

    “I want more, honey!” kataku.

    kami bersama-sama merapikan sprei dan bantal yang berhamburan akibat pertempuran babak pertama tadi. Kubuka bajunya dan kutarik selimut yang menutup bagian bawah tubuhnya. Kurebahkan Anis di ranjang. Kubuka kausku dan aku berdiri di sisi ranjang di dekat kepalanya.

    Anis mengerti maksudku. Didekatkan kepalanya ke tubuhku dan ditariknya celana pendekku. Sebentar kemudian mulut dan lidahnya sudah beraksi dengan lincahnya di selangkanganku. Aku mengusap-usap tubuhnya mulai dari bahu, dada sampai ke pinggulnya. Peniskupun tak lama sudah menegang dan keras, siap untuk kembali mendayung sampan.

    Lima menit ia beraksi. Setelah itu kutarik kepalanya dan kuposisikan kakinya menjuntai ke lantai. Kubuka mini bar dan kuambil beberapa potong es batu di dalam gelas. Kujepit es batu tadi dengan bibirku dan aku berjongkok di depan kakinya. Kurenggangkan kedua kakinya lalu dengan jariku bibir vaginanya kubuka. Bibirku segera menyorongkan es batu ke dalam vaginanya yang merah merekah. Ia terkejut merasakan perlakuanku. Kaki dan badannya sedikit meronta, namun kutahan dengan tanganku.

    “Ouhh.. Jokaw.. Kamu.. Gila.. Gila.. Jangan.. Cukup Kaw!” ia berteriak.

    Aku tidak menghiraukan teriakannya dan terus melanjutkan aksiku. Rupanya sensasi dingin dari es batu di dalam vaginanya membuatnya sangat terangsang. Kujilati air dari es batu yang mencair dan mulai bercampur dengan lendir vaginanya.

    “Jokaw.. Maniak kamu..,” ia masih terus memekik setiap kali potongan es batu kutempelkan ke bagian dalam bibir vagina dan klitorisnya.

    Kadang es batu kupegang dengan jariku menggantikan bibirku yang tetap menjilati seluruh bagian vaginanya. Kakinya masih meronta, namun ia sendiri mulai menikmati aksiku. Kulihat ke atas ia menggigit ujung bantal dengan kuat untuk menahan perasaannya.

    Akhirnya semua potongan es batu yang kuambil habis. Aku masih meneruskan stimulasi dengan cara cunilingus ini. Meskipun untuk ronde kedua aku yakin bisa bertahan lebih lama, namun untuk berjaga-jaga akan kuransang dia sampai mendekati puncaknya. yang pasti aku tak mau kalah ketika bermain dengannya. Kurang lebih sepuluh menit aku melakukannya.

    Ia terhentak dan mengejang sesaat ketika klitorisnya kugaruk dan kemudian kujepit dengan jariku. Kulepas dan kujepit lagi. Ia merengek-rengek agar aku menghentikan aksiku dan segera melakukan penetrasi, namun aku masih ingin menikmati dan memberikan foreplay dalam waktu yang agak lama. Beberapa saat aku masih dalam posisi itu. tangan kanannya memegang kepalaku dan menekannya ke celah pahanya. Tangan kirinya meremas-remas payudaranya sendiri.

    Aku duduk di dadanya. Kini ia yang membrikan kenikmatan pada penisku melalui lidah dan mulutnya. Dikulumnya penisku dalam-dalam dan diisapnya lembut. Giginya juga ikut memberikan tekanan pada batang penisku.

    Dilepaskannya penisku dan kini dijepitnya dengan kedua payudaranya sambil diremas-remas dengan gundukan kedua dagingnya itu. Kugerakkan pinggulku maju mundur sehingga peniskupun bergesekan dengan kulit kedua payudaranya.

    Kuubah posisiku dengan menindihnya berhadapan, kemudian mulutku bermain disekitar payudaranya. Anis kelihatan tidak sabar lagi dan dengan sebuah gerakan tangannya sudah memegang dan mengocok penisku dengan menggesekannya pada bibir vaginanya. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan pelan dan hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri leher dan bahunya kemudian bibirnya yang sudah setengah terbuka segera menyambut bibirku. kami segera berciuman dengan ganas sampai terengah-engah. Penisku yang sudah mengeras mulai mencari sasarannya.

    Kuremas pantatnya yang padat dan kuangkat pantatku.

    “Jokaw.. Ayo.. Masukk.. Kan!”

    Tangannya menggenggam penisku dan mengarahkan ke dalam guanya yang sudah basah. Aku mengikuti saja. Kali ini ia yang mengambil inisiatif untuk membuka lebar-lebar kedua kakinya. Dengan perlahan dan hati-hati kucoba memasukan penisku kedalam liang vaginanya. Masih sulit juga untuk menembus bibir vaginanya. tangannya kemudian membuka bibir vaginanya dan dengan bantuan tanganku maka kuarahkan penisku ke vaginanya.

    Begitu melewati bibir vaginanya, maka kurasakan lagi sebuah lorong yang sempit. Perlahan-lahan dengan gerakan maju mundur dan memutar maka beberapa saat kemudian penisku sudah menerobos kedalam liang vaginanya.

    Aku bergerak naik turun dengan perlahan sambil menunggu agar pelumasan pada vaginanya lebih banyak. Ketika kurasakan vaginanya sudah lebih licin, maka kutingkatkan tempo gerakanku. Anis masih bergerak pelan, bahkan cenderung diam dan menungguku untuk melanjutkan serangan berikutnya.

    Kupercepat gerakanku dan Anis bergerak melawan arah gerakanku untuk menghasilkan sensasi kenikmatan. Aku menurunkan irama permainan. Kini ia yang bergerak liar. Tangannya memeluk leherku dan bibirnya melumat bibirku dengan ganas. Aku memeluk punggungnya kemudian mengencangkan penisku dan menggenjotnya lagi dengan cepat.

    Kubisikkan untuk berganti posisi menjadi doggy style. Ia mendorong tubuhku agar dapat berbaring tengkurap. Pantatnya dinaikkan sedikit dan tangannya terjulur kebelakang menggenggam penisku dan segera menyusupkannya kedalam vaginanya. Kugenjot lagi vaginanya dengan menggerakkan pantatku maju mundur dan berputar. Kurebahkan badanku di atasnya. kami berciuman dengan posisi sama-sama tengkurap, sementara kemaluan kami masih terus bertaut dan melakukan aksi kegiatannya.

    Aku menusuk vaginanya dengan gerakan cepat berulang kali. Iapun mendesah sambil meremas sprei. Aku berdiri di atas lututku dan kutarik pinggangnya. Kini ia berada dalam posisi nungging dengan pantat yang disorongkan ke kemaluanku.

    Setelah hampir sepuluh menit permainan kami yang kedua ini, Anis semakin keras berteriak dan sebentar-bentar mengejang. Vaginanya terasa semakin lembab dan hangat. Kuhentikan genjotanku dan kucabut penisku.

    Anis berbalik terlentang dan sebentar kemudian aku naik ke atas tubuhnya dan kembali menggenjot vaginanya. Kusedot putingnya dan kugigit bahunya. Kutarik rambutnya sampai mendongak dan segera kujelajahi daerah sekitar leher sampai telinganya. Ia semakin mendesah dan mengerang dengan keras.

    Ketika ia mengerang cukup keras, maka segera kututup bibirnya dengan bibirku. Ia menyambut bibirku dengan ciuman yang panas. Lidahnya menyusup ke mulutku dan menggelitik langit-langit mulutku. Aku menyedot lidahnya dengan satu sedotan kuat, melepaskannya dan kini lidahku yang masuk ke dalam rongga mulutnya.

    kami berguling sampai Anis berada di atasku. Anis menekankan pantatnya dan peniskupun semakin dalam masuk ke lorong kenikmatannya.

    “Ouhh.. Anis,” desahku setengah berteriak.
    Anis bergerak naik turun dan memutar. Perlahan-lahan kugerakkan pinggulku. Karena gerakan memutar dari pinggulnya, maka penisku seperti disedot sebuah pusaran.

    Anis mulai mempercepat gerakannya, dan kusambut dengan irama yang sama. Kini ia yang menarik rambutku sampai kepalaku mendongak dan segera mencium dan menjilati leherku. Hidungnya yang mancung khas Timur Tengah kadang digesekkannya di leherku memberikan suatu sensasi tersendiri.

    Anis bergerak sehingga kaki kami saling menjepit. kaki kirinya kujepit dengan kakiku dan demikian juga kaki kiriku dijepit dengan kedua kakinya. dalam posisi ini ditambah dengan gerakan pantatnya terasa nikmat sekali. Kepalanya direbahkan didadaku dan bibirnya mengecup putingku.

    Kuangkat kepalanya, kucium dan kuremas buah dadanya yang menggantung. Setelah kujilati dan kukecup lehernya kulepaskan tarikan pada rambutnya dan kepalanya turun kembali kemudian bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang dalam dan lama.

    Anis kemudian mengatur gerakannya dengan irama lamban dan cepat berselang-seling. Pantatnya diturunkan sampai menekan pahaku sehingga penisku masuk terbenam dalam-dalam menyentuh rahimnya.

    kakinya bergerak agar lepas dari jepitanku dan kini kedua kakiku dijepit dengan kedua kakinya. Anis menegakkan tubuhnya sehingga ia dalam posisi duduk setengah jongkok di atas selangkanganku. Ia kemudian menggerakan pantatnya maju mundur sambil menekan kebawah sehingga penisku tertelan dan bergerak ke arah perutku.

    Rasanya seperti diurut dan dijepit sebuah benda yang lembut namun kuat. Semakin lama semakin cepat ia menggerakkan pantatnya, namun tidak menghentak-hentak. darah yang mengalir ke penisku kurasakan semakin cepat dan mulai ada aliran yang merambat disekujur tubuhku.

    “Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisannyapun semakin sering. Aku tahu sekarang bahwa iapun akan segera mengakhiri pertarungan ini dan menggapai puncak kenikmatan.
    “Tahan Nis, turunkan tempo.. Aku masih lama lagi ingin merasakan nikmatnya bercinta denganmu”.

    Aku menggeserkan tubuhku ke atas sehingga kepalaku menggantung di bibir ranjang. Ia segera mengecup dan menciumi leherku. Tak ketinggalan hidungnya kembali ikut berperan menggesek kulit leherku. Aku sangat suka sekali ketika hidungnya bersentuhan dengan kulit leherku.

    “Jokaw.. Ouhh.. Aku tidak tahan lagi!” ia mendesah. Kugelengkan kepalaku memberi isyarat untuk bertahan sebentar lagi.

    Aku bangkit dan duduk memangku Anis. Penisku kukeraskan dengan menahan napas dan mengencangkan otot PC. Ia semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur sementara bibirnya ganas melumat bibirku dan tangannya memeluk leherku. Tanganku memeluk pinggangnya dan membantu mempercepat gerakan maju mundurnya. Dilepaskan tangannya dari leherku dan tubuhnya direbahkan ke belakang. Kini aku yang harus bergerak aktif.

    Kulipat kedua lututku dan kutahan tubuhnya di bawah pinggangnya. Gerakanku kuatur dengan irama cepat namun penisku hanya setengahnya saja yang masuk sampai beberapa hitungan dan kemudian sesekali kutusukkan penisku sampai mentok. Ia merintih-rintih, namun karena posisi tubuhnya ia tidak dapat bergerak dengan bebas. Kini aku sepenuhnya yang mengendalikan permainan, ia hanya dapat pasrah dan menikmati.

    Kutarik tubuhnya dan kembali kurebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya melotot dan bola matanya memutih. Giginya menggigit bahuku. Kugulingkan tubuhku, kini aku berada diatasnya kembali.

    Kuangkat kaki kanannya ke atas bahu kiriku. Kutarik badannya sehingga selangkangannya dalam posisi menggantung merapat ke tubuhku. Kaki kirinya kujepit di bawah ketiak kananku. Dengan posisi duduk melipat lutut aku menggenjotnya dengan perlahan beberapa kali dan kemudian kuhentakkan dengan keras. Iapun berteriak dengan keras setiap aku menggenjotnya dengan keras dan cepat. Kepalanya bergerak-gerak dan matanya seperti mau menangis. Kukembalikan kakinya pada posisi semula.

    Aku masih ingin memperpanjang permainan untuk satu posisi lagi.

    kakiku keluar dari jepitannya dan ganti kujepit kedua kakinya dengan kakiku. Vaginanya semakin terasa keras menjepit penisku. Aku bergerak naik turun dengan perlahan untuk mengulur waktu. Anis kelihatan sudah tidak sabar lagi. Matanya terpejam dengan mulut setengah terbuka yang terus merintih dan mengerang. Gerakan naik turunku kupercepat dan semakin lama semakin cepat.

    Kini kurasakan desakan kuat yang akan segera menjebol keluar lewat lubang penisku. Kukira sudah lebih dari setengah jam lamanya kami bergumul. Akupun sudah puas dengan berbagai posisi dan variasi. Keringatku sudah berbaur dengan keringatnya.

    Kurapatkan tubuhku di atas tubuhnya, kulepaskan jepitan kakiku. Betisnya kini menjepit pinggangku dengan kuat. Kubisikan, “OK baby, kini saatnya..”.

    Ia memekik kecil ketika pantatku menekan kuat ke bawah. Dinding vaginanya berdenyut kuat menghisap penisku. Ia menyambut gerakan pantatku dengan menaikan pinggulnya. Bibirnya menciumku dengan ciuman ganas dan kemudian sebuah gigitan hinggap pada bahuku.

    Satu aliran yang sangat kuat sudah sampai di ujung lubang penisku. Kutahan tekanan penisku ke dalam vaginanya. Gelombang-gelombang kenikmatan terwujud lewat denyutan dalam vaginanya bergantian dengan denyutan pada penisku seakan-akan saling meremas dan balas mendesak.

    Denyut demi denyutan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kami bersama-sama sampai ke puncak sesaat kemudian setelah mengeluarkan teriakan keras dan panjang.

    “Anis.. Ouhh.. Yeaahh!!”

    “Ahhkk.. Lakukan Jokaw.. Sekarang!!”

    Akhirnya aliran yang tertahan sejak tadipun memancar dengan deras di dalam vaginanya. Kutekan penisku semakin dalam di vaginanya. Tubuhnya mengejang dan pantatnya naik. Ia mempererat jepitan kakinya dan pelukan tangannya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan tangannya menekan kepalaku di atas dadanya. Ketika dinding vaginanya berdenyut, maka kubalas dengan gerakan otot PC-ku. Iapun kembali mengejang dan bergetar setiap otot PC-ku kugerakkan.

    Napas dan kata-kata penuh kenikmatan terdengar putus-putus, dan dengan sebuah tarikan napas panjang aku terkulai lemas di atas tubuhnya. kami masih saling mengecup bibir dan keadaan kamarpun menjadi sunyi, tidak ada suara yang terdebgar. hanya ada napas yang panjang tersengal-sengal yang berangsur-angsur berubah menjadi teratur.

    Lima belas menit kemudian kami berdua sudah bermain dengan busa sabun di kamar mandi. Kami saling menyabuni dengan sesekali melakukan cumbuan ringan. Setelah mandi barulah kami merasa lapar setelah dua ronde kami lalui. Sambil makan Anis menelpon familinya, kalau malam ini ia tidak pulang dengan alasan menginap di rumah temannya. Tentu saja ia tidak bilang kalau temannya adalah seorang laki-laki bernama Jokaw.

    Malam itu dan malam berikutnya tentu saja tidak kami lewatkan dengan sia-sia. Mandi keringat, mandi kucing, mandi basah dan tentunya mandi kenikmatan menjadi acara kami berdua.

    Esoknya setelah mengecek ke agen Merpati ternyata aku masih mendapat seat penerbangan ke kota propinsi, seat terakhir lagi. Ketika chek out dari hotel kusisipkan selembar dua puluh ribuan ke tangan security temanku. Ia tersenyum.

    “Terima kasih Pak,” katanya sambil menyambut tasku dan membawakan ke mobil.

    “Kapan kesini lagi, Pak? kalau Anis nggak ada, nanti akan saya carikan Anis yang lainnya lagi,” bisiknya ketika sudah berangkat ke bandara.

    Anis mengantarku sampai ke bandara dan sebelum turun dari mobil kuberikan kecupan mesra di bibirnya. Sopir mobil hotel hanya tersenyum melihat tingkah kami.

    Setahun kemudian aku kembali lagi ke kota itu dan ternya Anis tidak berada di kota itu lagi. Ketika kutelpon ke nomor yang diberikannya, penerima telepon menyatakan tidak tahu dimana sekarang Anis berada. Dengan bantuan security temanku maka aku mendapatkan perempuan lainnya, orang Jawa Tinur. Lumayan, meskipun kenikmatan yang diberikannya masih di bawah Anis, arabian Girl who has passion as like as Arabian horse.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Janda Kesepian Haus Sex

    Janda Kesepian Haus Sex


    1401 views

    Cerita Sex ini berjudulJanda Kesepian Haus SexCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisah Janda Kesepian Haus Sex Tapi semua keindahan itu telah lama tidak tersentuh oleh tangan kekar lelaki, sejak kematian suamiku 3 tahun yang lalu, belum ada satu orang pun yang mampu menggetarkan perasaanku, meskipun banyak lelaki yang mencoba masuk dalam kehidupanku, tapi semuanya secara halus kutepis dengan alasan belum siap. Usiaku baru 26 tahun, masih muda.

    Kesepianku selama ini kuisi dengan kesibukan kerja, saat malam tiba dan gairahku akan seorang lelaki muncul, paling kupeluk guling erat-erat, kubayangkan bahwa yang kupeluk adalah seorang lelaki “macho”, kugesekan klitorisku hingga aku orgasme. Sebenarnya aku ingin mencoba “Dildo”,

    tapi aku takut kemaluanku lecet dan daya elastisnya melemah. Juga pernah terlintas dalam otakku untuk menggunakan jasa “Gigolo” untuk memuaskan libidoku, tapi aku masih takut dan ragu. “Tok, tok…” suara pintu kamarku terdengar diketuk membuyarkan lamunanku.

    “Siapa?” sahutku. “Saya, Nyah…” terdengar suara pembantuku di balik pintu.

    “Ada apa, Bi? “Ada tamu mau ketemu Nyonya…”

    “Dari mana?” aku bertanya, sebab aku merasa tidak ada janji bertemu dengan siapapun.

    “Katanya dari perusahaan asuransi, udah janji ingin bertemu Nyonya.” Oh ya aku baru ingat, bahwa aku meminta perusahan asuransi datang ke rumahku pada hari Sabtu ini, saat aku libur kerja, karena aku ingin merevisi asuransi atas rumah pribadiku yang telah jatuh tempo.

    “Suruh dia masuk dan tunggu di ruang tamu, Bi!” bergegas aku mengenakan pakaianku, hanya daster terusan tanpa bra dan celana dalam, karena aku tak mau tamuku menunggu lama, wajahku pun hanya sedikit kuoles bedak. Setelah aku rasa rapi, bergegas aku menemuinya.

    “Selamat siang, Bu!” sapaan hormat menyambutku saat aku tiba di ruang tamu.

    “Selamat siang,” aku membalas salamnya.

    “Perkenalkan, Bu! saya Ronny marketing executive di perusahaan **** (edited),” tangannya mengundangku bersalaman. Aku menyambut uluran tangannya, dan mempersilakannya duduk.

    Sejenak aku perhatikan, usianya kutaksir 25-an, tapi yang membuatku agak tertarik tadi saat posisi berdiri bersalaman, aku sempat mengukur tinggi tubuhku hanya sebatas lehernya, aku perkirakan tingginya 180cm-an, aku agak berkesan apalagi penampilannya bersih dengan kumis tipis menghiasi bibirnya, wajahnya sih memang biasa saja.

    Kami terlibat obrolan panjang tentang asuransi yang ditawarkan, ternyata orangnya supel dan ramah, cara bicaranya mencerminkan wawasannya yang luas, pandangannya tidak “jelalatan” seperti lelaki lainnya yang pernah aku temui, padahal puring buah dadaku yang tidak menggunakan bra terlihat berbayang dibalik dasterku.

    Tak banyak pikir lagi, aku segera menyetujuinya, apalagi preminya tidak terpaut jauh dengan asuransiku sebelumnya. Dia berjanji akan datang kembali minggu depan membawa polis-nya. Sepulangnya dia, aku masih membayangkannya, simpatik sekali orangnya, terutama tubuhnya yang tinggi, hampir sama dengan almarhum suamiku.

    Juga aku teringat jawaban almarhum suamiku bahwa orang yang tinggi agak kurus, 80% senjatanya panjang dan besar saat aku bertanya, mengapa senjata Mas Rudy (almarhum suamiku), besar dan panjang? Aku sendiri bingung, tak biasanya aku berpikiran seperti ini, apalagi baru pertama kali bertemu. Tapi aku tak mau membohongi diriku, aku tertarik padanya.

    Waktu seminggu yang dijanjikannya terasa lama sekali. Akhirnya tibalah hari yang dijanjikannya, aku berias secantik mungkin, meskipun tidak mencolok, kusambut kedatangannya dengan manis. Kali ini kulihat Ronny mengenakan setelan pakaian kerja lengkap dengan dasinya. Setelah polis aku terima dan menyerahkan pembayarannya, aku mengajaknya mengobrol sedikitmengenai pribadinya.

    Ternyata usianya 28 tahun, dengan status bujangan, dan masih mengontrak rumah di daerah Kebayoran Lama, Jakarta. “Ibu Linda sendiri, bagaimana?” kini dia balik bertanya kepadaku. Kujelaskan statusku yang janda, kulihat wajahnya sedikit berubah. “Maaf, Bu! kalau pertanyaan saya menyinggung perasaan Ibu.”

    “Tidak apa-apa, toh gelar ini bukan saya yang menghendaki, tapi sudah suratan.” Sejak tahu statusku janda, Dia jadi sering datang ke rumahku, ada saja alasannya untuk datang ke rumahku, meskipun kadang terkesan dibuat-buat. Hubungan kami menjadi lebih akrab, diapun tidak memanggilku dengan sebutan “Bu” lagi, tapi “Mbak” sedangkan aku pun memanggilnya Mas Ronny.

    Tapi yang aku heran dari Mas Ronny adalah sikapnya yang belum pernah menjurus ke arah seks sedikitpun, meskipun sering kali kami bercanda layaknya orang pacaran. Aku jadi berfikiran jelek, jangan-jangan Mas Ronny “Gay”.

    Padahal aku sudah tetapkan dalam hati, bahwa Mas Ronny lah orang kedua yang boleh membawaku mengarungi samudera kenikmatan. Tapi ternyata pikiran jelekku tidak terbukti. Kejadiannya waktu malam Minggu Mas Ronny datang untuk yang kesekian kalinya. Kami memutar film roman percintaan, bibiku sejak tadi sudah masuk ke kamarnya tidak tahu ngapain.

    Mungkin sengaja memberi kesempatan kepada kami anak muda yang sedang dilanda asmara. Saat adegan percumbuan berlangsung, aku meliriknya, kulihat wajahnya sedikit memerah dan celana panjangnya yang berbahan tipis, kulihat sedikit menggelembung, akubimbang. Akhirnya kutetapkan hatiku untuk memulai percumbuan dengannya tapi bagaimana caranya?Aku ada ide agak tidak terkesan aku yang mau, aku harus pura-pura sakit.

    “Aduh Mas Ron! kepalaku sakit sekali,” aku mulai menebarkan jaring. Kupegangi keningku yang tidak sakit, pancinganku berhasil, Mas Ronny menghampiriku. “Kenapa Mbak?” tanyanya. “Kok, tiba-tiba sakit.” “Anu, Mas! tekanan darahku rendah, jadi kadang-kadang kambuh seperti ini,” aku terus merintih layaknya orang kesakitan. Aku membaringkan tubuhku di sofa.

    “Mas, tolong bawa aku ke kamar,” aku semakin nekat. Kulihat Mas Ronny kelabakan. “Papah aku, Mas!” Akhirnya Mas Ronny memapahku ke dalam kamarku, kutempelkan buah dadaku ke punggungnya, terasa aliran kenikmatan di tubuhku. Dibaringkannya tubuhku di ranjang tidurku, dan bergegas Mas Ronny keluar.

    “Kemana, Mas?” tanyaku pura-pura lirih. “Bangunin bibi.” “Nggak usah, Mas, tolong keningku dibaluri minyak angin saja.” “Minyak anginnya dimana?” tanyanya. “Di meja Rias.” Mas Ronny dengan telaten sekali memijat keningku, kurasakan jarinya sedikit gemetar. “Mas tolong tutup pintu dulu, entar bibi lihat nggak enak,” aku baru sadar pintu kamarku masih melongo.

    “Sekalian Mas, TV-nya matiin dulu!” Mas Ronny beranjak mematikan TV, aku segera melepaskan pakaianku, hingga tinggal Bra dan celana dalam saja, kututupi tubuhku dengan selimut, Mas Ronny telah kembali ke kamarku dan menutuppintunya. “Mas tolong kerokin aja deh!” aku mulai memasang jurus.

    “Lho, pusing kok dikerokin?” “Biasanya aku kalau pusing begini Mas!” aku berkilah tak mau kebohonganku terbongkar. Mas Ronny menurut, dan mencari uang logam untuk mengeroki tubuhku. “Jangan pakai uang logam, Mas! aku biasanya pakai bawang.” Setelah aku beritahu tempat bawang, Mas Ronny kembali lagi ke kamarku, kali ini kulihat wajahnya sedikit berkeringat, tidak tahu keringat apa.

    Segera aku tengkurap, “Cepat, Mas, kepalaku tambah pusing, nih!” Mas Ronny membuka selimut yang menutupi tubuhku, dan… “Mbak Linda, kapan melepas baju?” nadanya terkejut sekali. “Tadi, waktu kamu keluar,” jawabku santai. Hening sejenak, mungkin Mas Ronny masih bimbang menyentuh tubuhku.

    “Ayo, Mas!” “Iya… maaf ya Mbak!” aku mulai merasakan dinginnya air bawang di pundakku, gemetarnya tangan Mas Ronny terasa sekali.

    “Kenapa tangan Mas gemetaran?” “iya, aku nggak biasa,” suaranya agak gugup. “Rileks aja Mas,” aku mencoba menenangkannya. Akhirnya gerakan tangan Mas Ronny semakin lancar di punggungku

    . Aku mulai merasakan bulu kudukku bangun, terlebih saat tangan Mas Ronny mengeroki bagian belakang leherku. Segera aku membalikkan tubuhku, kini buah dadaku yang besar tepat berada di hadapan Mas Ronny, “Mbak, depannya aku nggak berani.”

    Aku sudah tidak mau bersandiwara lagi, “Mas, kalau depannya jangan dikerok, tapi dibelai,” kulihat wajahnya sedikit pucat. “Memangnya Mas Ronny nggak mau?” aku menantangnya terang-terangan.

    “Aku nggak pernah, Mbak…” jawaban polosnya membuat aku sadar bahwa dalam urusan seks ternyata Mas Ronny tidak punya pengalaman apa-apa alias perjaka ting-ting. Berpikir seperti itu, nafsuku kian bangkit, segera kudorong tubuhnya hingga rebah di ataspembaringanku.

    Kubuka kancing bajunya dan melemparkannya ke lantai. “Mbakk, jangan…” Mas Ronny masih berusaha menolak, tapi aku yakin suaranya hanya sekedar basa-basi, atau refleksi dari belum pernahnya. Aku mulai menciumi bibir Mas Ronny, kumis tipisnya terasa geli di bibirku. Tapi tak ada balasan.

    “Mas Ronny kok diam saja,” aku bertanya manja.

    “Tapi, Mbak jangan marah.. ya?” tanyanya bodoh. Orang aku yang minta kok aku marah? Mungkin disentakkan oleh kesadaran bahwa dirinya adalahlelaki, Mas Ronny langsung menyambar bibirku dan melumatnya. Aku berteriak senang dalam hati, malam inilah dahagaku akan terpuaskan.

    Ciuman kami berlangsung lama, jari-jariku bergerakmengusap dadanya, putingnya yang hitam kutarik-tarik, sementara jari-jari Mas Ronny mulai membelai buah dadaku, usapannya pada puting buah dadaku, membuat syaraf kewanitaanku bangkit, meskipun usapannya terasa agak takut-takut tapi kenikmatan yang aku peroleh tidak berkurang.

    Apalagi tekanan keras di pahaku membuatku segera sadar bahwa senjata Mas Ronny mulai bangkit. Satu persatu pakaian kami bergelimpangan ke lantai, kini tubuh kami sudah bugil.

    Tubuhku ditindih Mas Ronny, perlahan-lahan mulut dan lidah Mas Ronny mulai menggelitik puting buah dadaku, yang terasa makin mengeras, “Mas… terusss… enak…” aku mulai merintih nikmat.Tanganku segera menggenggam senjatanya, tapi sungguh mati aku kaget dibuatnya, besar sekali.

    Lebih besar dari punya almarhum suamiku. Aku semakin bernafsu, kukocok perlahan senjatanya yangkeras dan kokoh, Mas Ronny merintih tak karuan. Hisapannya semakin keras di buah dadaku membalas kocokan tanganku di senjatanya. Aku sudah tak tahan menunggu permainan Mas Ronny dibuah dadaku saja, nafsuku yang tertahan 3 tahun membuncah hebat dan menuntut penyaluran secepatnya.

    Dengan penuh nafsu aku segera ambil posisi di atas, tanganku terus mengocok senjatanya yang semakin panjang dan membesar, lidahku mulai menjilati dadanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, pada bagian putingnya kuhisap dan kugigit pelan.

    “Mbak Linda… aku nggak tahan…” Kupercepat gerakan tanganku. Kulihat muka Mas Ronny semakin memerah.

    Mulutku yang mungil sampai pada senjatanya yang kaku, kujilati seluruh batang senjatanya, kugelitik haluslubang atasnya. Kumasukkan senjatanya ke dalam mulutku, “Uffhhh…” terasa penuh di mulutku, akibat besarnya senjata Mas Ronny.

    Mulutku mulai menyedot-nyedot, sementara tanganku terus mengocok batang senjatanya. Remasan tangan Mas Ronny di rambutku semakin kuat, hingga akhirnya saat kuhisap kuat dengan kocokankupercepat, aku merasakan tubuh Mas Ronny bergetar hebat dan… “Mbakkk…”

    Mas Ronny menjerit,terasa cairan kenikmatan itu memenuhi mulutku, agak anyir, tapi aku menelannya sampai tuntas. “Daaar…” memang perjaka tulen, sebentar saja senjatanya sudah membesar kembali, dan siap bertempur. Aku segera berjongkok di atas tubuhnya, kuarahkan senjatanya yang besar di lubang kewanitaanku yang sudah basah.

    Perlahan kuturunkan pinggulku, seret sekali, mungkin terlalu lama tidak dimasuki senjata pria, apa lagi senjata Mas Ronny yang besar dan panjang. Akumerasakan sedikit sakit tapi lebih banyak nikmatnya. Saat bulu kemaluan kami bertemu, dimana senjata Mas Ronny amblas seluruhnya ke dalam kemaluanku, sulit digambarkan kenikmatan yang aku dapatkan.

    Aku diamkan sejenak menikmati denyutan senjata Mas Ronny di liang kewanitaanku. Kulirik wajah Mas Ronny yang terpejam, mungkin menikmati remasan kewanitaaanku di seluruh batang senjatanya.

    Perlahan aku gerakkan pantatku naik turun, kian lama gerakan pinggulku kian buas, aku sudah tak dapat menguasai lagi nafsuku yang sudah tertahan, sesaknya senjata Mas Ronny di kemaluanku ditambah cairan pelumas dari tubuh kami masing-masing menimbulkan suara-suara birahi seirama dengan gerakan pantatku. Akhirnya…

    “Mbakkk… aku nggak tahan…” aku rasakan semburan hangat di kewanitaanku, aku semakin cepat… menggerakkan pinggulku meraih puncak kenikmatan yang tinggal selangkah lagi, tapi senjata Mas Ronny keburu melembek hingga akhirnya mengecil.

    Aku tambah panik dan histeris dengan nafsuku yang tergantung. Aku mencoba membangkitkan kembali nafsu Mas Ronny, tapi setiap kali aku mau orgasme, Mas Ronny selalu mendahuluiku.

    Sampai sekarang meskipun kami jadi sering berhubungan badan tapi belum pernah sekalipun aku orgasme. Kalau baru pertama aku masih bisa terima, tapi sudah yang kesekian kalipun masih begitu. Entahlah, kalau buat keperkasaan.

    Mas Ronny jauh dengan almarhum suamiku yang dapat membawaku ke puncak orgasme hingga 4 kali. Saat cerita ini aku tulis, aku telah berpikir ingin menggantikan Mas Ronny dengan pria lain sebab percuma biar senjatanya besar dan panjang tapi tidak tahan lama.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kenangan Ngentot Dengan Kakak Sendiri

    Kenangan Ngentot Dengan Kakak Sendiri


    1939 views

    Cerita Sex ini berjudulKenangan Ngentot Dengan Kakak SendiriCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perkenalkan namaku Sapto, Ceritanya ini tentang pengalamanku semasa sekolah, hidup dan menumpang di rumah ayah angkatku Pak Rochim, Pegawai Dinas Pertanian di ibukota kabupaten tempat aku lahir di pulau Sumatera. Di rumah itulah aku mulai mengalami fantasi fantasi liar tentang dunia sexualku.

    Pak Rochim dan ibu sangat baik padaku. Saat itu aku mulai menumpang tinggal dan hidup di rumah Pak Rochim sejak duduk dibangku 1 SMP, dan aku tidur di sebuah kamar kecil dengan pembantunya, seorang gadis berumur sekitar 21 tahun. Namanya Tina, gadis Bali berkulit hitam berwajah manis. Dia sudah lama tinggal dengan Pak Rochim. Orangnya tidaklah cantik, tapi tubuhnya bagus.

    Aku memanggilnya Kak Tina. Dia orangnya baik dan suka membantuku. Ternyata dia pernah bersekolah sampai tamat SMP. Kerjanya membersihkan dan membereskan rumah Pak Rochim yang tidak terlalu besar, mencuci pakaian, dan memasak. Hanya itu. Sehingga waktunya cukup banyak untuk membaca. Dia suka membaca. Terkadang novel-novelnya Freddy S, Abdullah Harahap, dan Motinggo Busye. Juga Nick Carter.

    Aku tidak diijinkannya membaca novel-novel stensilan itu. Dia hanya memberikan Kho Ping Hoo untukku. Aku tak protes. Mulai saat itu aku menyukai Pendekar Mata Keranjang dan sejenisnya. Setiap siang sepulang sekolah, sambil mengembalakan tiga ekor sapi milik Pak Rochim, aku membaca Kho Ping Hoo.

    Sesekali aku ingin juga membaca novel lainnya, tapi Kak Tina tak pernah mengijinkan aku menyentuh apa lagi membaca novel-novel itu. Rasa penasaranku makin bertambah.

    Suatu siang sepulang sekolah, rumah tampak sepi. Kak Tina tidak ada di rumah. Sedang disuruh mengobras kain, kata Bu Rochim. Akupun makan. Setelah makan, aku beristirahat di dalam kamar. Saat mataku melihat lemari Kak Tina yang terbuka (biasanya selalu dikunci), aku tergerak untuk mencari novel yang disembunyikannya.

    Beberapa buah novel ada di situ. Kuambil Nick Carter. Kubaca bagian depannya, aku memutuskan untuk tidak tertarik membacanya. Kubolak-balik halamannya, ada bagian yang ditandai. Aku tergerak untuk membacanya.

    Degh! Jantungku berdebar kencang. Membaca halaman itu. Tertulis di sana cerita tentang Nick Carter yang sedang menyetubuhi seorang wanita Rusia (sayangnya aku lupa judulnya). Aku terus membacanya, jakunku yang mulai tumbuh bergerak-gerak menelan ludah.

    Aku yang masih bocah terus membacanya. Muka dan kepalaku memanas. Tanpa sadar tanganku menggosok bagian kelaminku. Mengelus-elus si kecil yang telah bangun. Aku mulai merasakan kenikmatan.

    Tiba-tiba terdengar suara sepeda yang disandarkan ke dinding.

    Kak Tina! Aku segera menyudahi keasyikanku. Kumasukkan kembali novel-novel itu. Aku tertarik untuk membacanya lagi nanti. Pantas, Kak Tina tak mengijinkanku membacanya, pikirku. Jahat, masak cuma dia yang boleh tahu hal-hal semacam itu. Akupun keluar kamar, menyongsong dirinya.

    Kak Tina tampak kepanasan. Keringatnya mengucur, bau badannya tercium begitu menyengat. Bau yang membuat kejantananku langsung bertambah kencang. Bau tubuh Kak Tina memang aneh, agak-agak sangit.

    Tapi entah kenapa, sangat mengundang gairah lelakiku saat itu. Besok-besoknya aku tak pernah memiliki kesempatan untuk menggerayangi lemarinya. Kak Tina tak pernah lupa mengunci lemarinya. Aku tak punya keberanian untuk membongkar paksa.

    Pada suatu malam, setelah aku kelas 3 SMP, setelah hampir 2 tahun di rumah Pak Rochim, aku sedang tidur dengan Kak Tina di sebelahku. Aku saat itu masih berumur hampir 15 tahun. Saat tidur aku merasa ingin pipis. Aku terbangun, tak tahunya tanganku ada di atas dada Kak Tina, sedang tangannya menimpa tanganku itu.

    Gadis itu sedang tidur dengan nyenyaknya. Pasti dia tak sadar kalau tanganku tanpa sengaja telah terlempar ke tubuhnya. Dapat kurasakan kehangatan dada perawannya. Jantungku berdebar-debar. Kejantananku yang semakin matang terasa mengeras, apalagi karena aku memang ingin pipis.

     

    Ingat kalau aku ingin pipis, maka aku dengan perlahan mengangkat tangan Kak Tina dan menarik tanganku. Saat itulah kurasakan puting susu Kak Tina mengelus punggung tanganku. Ternyata Kak Tina tidak mengenakan bra. Seerr, darahku semakin berdesir. Segera saja aku berlalu ke kamar mandi untuk pipis.

    Waktu kembali ke kamar, posisi tidur Kak Tina telah berubah. Kakinya terbuka lebar, sedang kain yang dikenakannya tersingkap. Pahanya, yang walaupun sedikit gelap namun mulus itu terpampang jelas di mataku. Samar-samar, dari sinar lampu templok dapat kulihat pangkal pahanya yang tertutup celana dalam putih.

    Samar-samar kuamati ada sekumpulan rambut di sana. Aku baru kali ini melihat hal seperti ini. Jantungku berdebar kencang. Lama kupandangi selangkangan Kak Tina sampai dia mengubah posisinya. Aku naik kembali ke tempat tidur.

    Tapi aku sudah telanjur tidak dapat tidur. Bolak-balik saja aku di samping Kak Tina. Memandanginya. Dadanya yang membusung turun naik ketika dia menarik nafas. Sepasang putingnya melesak di balik daster tipisnya. Entah ide dari mana, pelan-pelan tanganku menyentuh dadanya. Mataku kupejamkan, berpura-pura seperti orang tidur.

    Ternyata Kak Tina tidak terpengaruh. Dia tetap tenang. Perlahan kutekan dadanya, tetap tidak ada reaksi. Aku semakin berani. Kusentuh lagi dadanya yang satu lagi. Benda lembut sebesar apel itu terasa lebih hangat.

    Kejantananku menegang. Kuingat cerita Nick Carter yang kubaca beberapa waktu yang lalu. aah, aku semakin deg-degkan. Suatu sensasi yang aneh. Antara rasa takut akan ketahuan dan kenikmatan meletakkan tanganku di atas dada seorang dara. Inilah pertama kali aku menyentuh dada seorang gadis, sepanjang umurku.

    Aku tetap memegang dadanya, sampai aku tertidur dengan damai. Dalam tidur aku bermimpi. Aku dan Kak Tina berpelukan telanjang bulat di atas ranjang kami.

    “Bangun! Sapto! Sudah pagi”, Guncangan di bahuku membuat aku terbangun.

    Memang aku harus bangun pagi. Mengeluarkan sapi dan menambatkannya di kebun belakang rumah, lalu kemudian mengisi bak mandi. Karena selalu mengisi bak mandi, badanku jadi berisi.

    Kak Tina selalu membangunkan aku setelah dia memasak air. Aku memicingkan mata, menguceknya dengan tanganku.

    “Huuaah” Aku menguap panjang, mengeluarkan bau naga.

    “Bau, tahu?! Sana urus sapi”, Kak Tina menepuk bahuku sebelum dia bilang,

    “Astaga.., kamu ngompol ya, Sapto?”.

    Aku kaget! nggak mungkin, nggak mungkin aku ngompol! Aku memegang celana pendekku di daerah depan. Astaga, memang basah! Aku ngompol? Aku tak percaya. Tapi memang celanaku basah sekali. Hanya saja, rasanya lengket. Baunyapun beda, seperti bau akasia.

    “Udah besar ngompol. Bikin malu saja”, Kata Kak Tina. Aku bersemu merah.

    “Atau..”, Kak Tina memandangku, lalu tersenyum lebar, “Kamu mimpi basah ya, Sapto?”.

    “Mimpi basah?”.

    “Iya. Tanda kamu sudah dewasa”. Dengan tangannya Kak Tina merasakan kain celanaku. Aku agak risih saat tangannya menyentuh kejantananku.

    “Benar. Ini memang mani” Kata Kak Tina. Lalu hidungnya mencium tangannya, aku agak heran.

    “Mimpi apa kamu, Sapto?”.

    “Mimpi..” Aku ingat mimpiku, tapi lalu ingat bahwa aku mimpi dengannya, “Gak mimpi apa-apa”.

    “Ya sudah. Yang pasti ini menandakan kamu sudah besar. Sudah bisa dapat anak”.

    “Emangnya..?” tanyaku heran.

    “Sudahlah, Nanti juga kamu tahu sendiri”. Aku berlalu menuju kamar mandi, membersihkan diri. Saat aku kembali ke kamar, Kak Tina menggodaku.

    “Mulai sekarang, hati-hati bergaul” Katanya. Aku tersipu malu.

    “Dan, kamu tak boleh lagi tidur denganku”, Katanya lagi.

    “Iya Kak”, Jawabku pasrah.

    “Cuma bercanda. Masih boleh kok. Kak Tina percaya. Kamu masih kecil dan polos”, Katanya.

    Siang itu aku pulang cepat dari sekolah, karena guru sedang rapat. Aku segera pulang. Sesampainya di rumah keadaan memang sangat sepi. Aku baru ingat, kalau Bu Rochim ada acara di Dinas Pertanian. Anak-anaknya dibawa semua. Aku menuju kamar. Saat menyimpan sepatu di samping kamar, aku mendengar suara perempuan mengerang, mendesah-desah, yang keluar dari dalam kamarku. Aku mengintip dari kaca nako.

    Ya ampun! Yang kulihat di sana sungguh luar biasa, dan tak akan pernah kulupakan. Di atas tempat tidur, Kak Tina sedang mengenakan baju kaos warna jingga. Hanya itu saja. Tanpa apa-apa. Baju kaos itupun tersingkap bagian atasnya, menampakkan dadanya yang kemarin malam aku sentuh.

    Langsung saja kemaluanku membesar, meradang di balik celana seragamku. Aku melihat Kak Tina memegang novel dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya menggosok-gosok bagian rahasia tubuhnya.

    Dapat kulihat bulu-bulu yang tumbuh lebat di sana. Mata Kak Tina mendelik-delik, nafasnya terengah-engah. Aku melihat judul novel yang dibacanya. Sampai saat ini masih kuingat. Judulnya Marisa, pengarangnya Freddy S.

    Kak Tina masih terus menggosok kemaluannya. Saat tangannya beralih meremas payudaranya, terbukalah kewanitaannya. Saat itulah aku pertama kali melihat vagina wanita dewasa. Seerr, kejantananku sakit sekali rasanya. Reflek kuelus sendiri kemaluanku. Rasanya nikmat, nikmat sekali. Suatu rasa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya.

    Aku masih terus mengintip, sampai akhirnya Kak Tina tampak terlonjak-lonjak dari tempat tidur. Erangannya berubah menjadi jerit tertahan. Aku semakin takjub. Saat gerakan liarnya selesai, aku merasakan sesuatu keluar dari kemaluanku. ooh, cairan berwarna putih kental keluar dari kepala kejantananku.

    Banyak sekali, mengotori celanaku. Aku menyumpah-nyumpah. Saat itu sikuku menyenggol rak sepatu. Sepatu-sepatu terjatuh menimbulkan suara berisik. Tempat tidurku terdengar berderak. Kak Tina pasti sedang merapikan dirinya. Aku terdiam terpaku.

    “Siapa itu?”, Tak lama kemudian terdengar suaranya.

    “Aku, Kak.., Aku”, Jawabku.

    “Kau sudah pulang, Sapto?”.

    “Ya, Kak.., Guru-guru rapat”

    Kak Tina keluar dari kamar. Telah memakai kain sarung. Aku menutup bagian depan celanaku yang basah dengan tas sekolahku.

    “Barusan ya?”.

    “Iya Kak”.

    Tampak raut wajah Kak Tina berubah. Kelihatannya dia lega aku tak memergokinya.

    “Ya sudah, ganti pakaian dan makan.., Aku siapkan dulu”

    Aku masuk kamar, lalu mengambil celanaku. Sedang Kak Tina ke dapur. Kulihat novel itu ada di atas meja. Kak Tina lupa menyembunyikannya. Setelah aku mengganti celana, aku meraih novel itu. Membolak-baliknya. Saat kudengar langkah Kak Tina, segera kuletakkan di tempatnya. Celana seragamku aku rendam di kamar mandi.

    Aku menuju dapur, lalu makan bersama Kak Tina. Setelah makan, seperti biasa aku dan Kak Tina menuju kamar kami. Kak Tina mengambil novelnya, hendak menyimpannya di dalam lemari.

    “Kak, Saya bisa pinjam nggak?”.

    “Ini? Ini bacaan orang besar”.

    “Tapi kan saya ingin tahu. Kelihatannya bagus. Saya belum pernah Kak Tina ijinkan membacanya”. Kak Tina menatapku. Lalu berkata,

    “Baiklah. Kita baca sama-sama”.

    Aku nyaris tak percaya. Kamipun duduk di pinggir tempat tidur. Mulai membaca.Ceritanya mengenai seorang wanita bernama Marisa, yang liar dan haus seks. Ceritanya benar-benar vulgar. Kak Tina nafasnya tak teratur saat membaca bagian yang menceritakan permainan cinta Marisa dengan beberapa laki-laki. Aku memandangnya. Mukanya yang sedikit hitam bertambah gelap. Nafsunya kurasa.

    “Sapto. Sulit ya membacanya?” Memang kami duduk berdampingan, dengan buku dipegang Kak Tina.

    “Ya”

    “Kalau begitu, duduklah di pangkuanku”

    Aku kaget, tapi tanpa berkomentar aku lalu duduk di atas pahanya. Badanku belumlah terlalu besar. Beratkupun saat itu belum sampai 40 kilo. Walau sedikit kesulitan, Kak Tina terus membaca. Aku? Otakku sudah tak mampu lagi membaca. Pikiranku mendadak kosong, ketika punggungku menyentuh dadanya. Dapat kurasakan kehangatan yang dihantarkannya.

    Kak Tinapun kurasakan menggosokkan tubuhnya ke tubuhku, saat halamannya sudah sampai ke bagian seru. Aku menikmati saja. Kejantananku meronta di balik celanaku, yang saat itu belum terbiasa memakai underwear.

    Tangan Kak Tina yang kanan mencengkeram pahaku. Terkadang mengelusnya, terkadang mengusap sampai ke pangkal pahaku. Aku membiarkan saja. Kurasakan detakan jantung Kak Tina kencang, seirama dengan detak jantungku.

    “Berdiri sebentar, Sapto”. Aku pun berdiri. Kak Tina membuka lebar pahanya.

    “Capek, Kamu makin lama tambah berat. Duduk di sini saja”. Dia menunjuk tepi tempat tidur, di antara pahanya yang terkangkang.

    Kami terus membaca. Kali ini sensasi yang kurasakan tidak hanya dada Kak Tina yang menekan punggungku, juga sebentuk gundukan hangat di pangkal pahanya menyentuh pantatku. Otakku terbakar! Tangan Kak Tinapun tetap meraba pahaku. Dengan ragu-ragu, kuletakkan pula kedua tanganku di pahanya

    . Dia tidak melarang. Aku coba mengusapnya, seiring dengan usapannya di pahaku. Dia tidak melarang. Naluriku menyuruhku untuk menekan punggungku ke dadanya. Dia tak melarang. Malah tangannya mulai menyentuh kejantananku, memegang batangnya. Aku menahan nafas.

    Tangan Kak Tina tetap mengelus dan meremas kejantananku dari balik celana. Tanganku pun bereaksi lebih berani, meremas pahanya yang kiri dan kanan. Tekanan dada Kak Tina, beradu dengan tekanan punggungku. Saat ini aku merasakan puber yang sebenarnya.

    Saat tangan Kak Tina mencoba meraih ritsluiting celanaku, terdengar suara motor bebek memasuki halaman rumah. Bu Rochim pulang.
    Serentak kami berdiri. Berpandangan. Aku salah tingkah. Kak Tina merapikan bajunya.

    “Sana, Urus sapi”, Usirnya kepadaku.

    Aku pun menurut. Waktu mengambil rumput sapi aku memikirkan semua yang terjadi, segalanya begitu fantastis. Pengalaman yang tak pernah kudapat sebelumnya. Aku mengharapkan segalanya akan terulang kembali. Tapi Kak Tina tak pernah mengajakku membaca bersama lagi. Aku tak berani bertanya kepadanya. Malu.

    Namun pengalamanku hari itu dengan Kak Tina membuat aku tambah penasaran mengenai seks. Aku ketagihan. Malam-malam, kalau Kak Tina tidur, aku menjelajahi tubuhnya. Dan untungnya, Kak Tina itu kalau tidur seperti orang pingsan. Sulit sadarnya. Jadi aku bisa bebas menyentuh dada dan kewanitaannya. Walaupun masih terhalang oleh pakaiannya. Tapi aku cukup puas.

    Sekali waktu, dengan berpura mengigau, aku merangkak di atas tubuhnya. Hati-hati sekali aku tiarap di atasnya. Mukaku tepat di antara bukit kembarnya, sedang kejantananku tepat di kewanitaannya. Aku menikmati saat itu.

    Sensasi yang kurasakan bertambah dengan rasa takut ketahuan. Kejantananku menekan kemaluannya, tergadang kugosok-gosokkan. Kak Tina tetap tak sadar. Setelah belasan menit melakukan itu, kejantananku menyemburkan spermaku. Membasahi celanaku, juga sedikit membekas di daster Kak Tina.

    Paginya aku takut-takut, kalau Kak Tina tahu ada sisa sperma di dasternya. Untung sisanya telah mengering. Sejak malam itu, setiap malam aku melakukan hal itu. Terkadang kupikir Kak Tina tahu, tapi dia membiarkan saja.

    Masalahnya aku pernah merasa bagian bawah tubuhnya berdenyut-denyut saat kutimpa, dan tangannya merangkulku, dan detak jantungnya keras dan cepat. Karena dia tidak pernah menyinggung hal itu, aku biarkan saja.

    Sampai satu hari kudapati Kak Tina muntah-muntah di kamar mandi. Bu Rochim mencemaskan keadaannya. Dengan segera Bu Rochim membawanya ke dokter. Kabar yang dibawanya dari dokter membuat seisi rumah tersentak.

    Kak Tina hamil dua bulan. Bukan, bukan aku yang melakukannya. Mana bisa. Kami tak pernah bersetubuh. Lalu siapa? Pak Rochim? Bukan, beliau orang baik (sampai sekarang aku selalu mengingatnya, ayah angkatku itu). Jadi siapa?

    Ternyata yang melakukannya pacar Kak Tina, seorang tukang becak yang sering mengantarnya kalau pergi pasar. Rupanya, kalau Pak Rochim bekerja dan Bu Rochim ada acara Dharma Wanita, si Otong itu selalu datang.

    Dan akhirnya Kak Tina pun menikah, lalu berhenti kerja. Tinggallah aku sendiri. Pak Rochim tak pernah mengambil pembantu lagi. Tiada lagi teman tidurku. Hanya aku dapat warisan dari Kak Tina. Apalagi kalau novel-novel erotiknya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Demi Kekayaan Instan

    Cerita Sex Demi Kekayaan Instan


    1479 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Demi Kekayaan InstanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Waktu itu aku masih di kelas SMA, disaat usiaku itu aku sudah bersama dengan ibu tiriku, dulunya ayahku memiliki bisnis yang diurus oleh ayah dan istrinya, tapi setelah sepeningggalan ayahku bisnisnya mulai turun, umur ku yang masih belum bisa apa apa aku belum bisa membantu ibu tiriku, dan tiba lah muncul ide dari ibu tiriku untuk pergi ke daerah jawa tengah.

    Dimana konon katanya disana ada sebuah kuburan yang memiliki kekuatan, dan apabila diyakini akan mengabulkan segala keinginan kita dengan syarat bersedia melaksanakan semedi serta segala persyaratan lainnya.

    Tibalah aku dan ibu tiriku di daerah tersebut, terbayang rasa ngeri seperti yang biasa kulihat di tayangan-tayangan televisi dan film-film horror. Namun ibu tiriku memberi tahuku agar bersikap tenang, dan selalu ingat tujuan kami kesana, memang untuk merubah nasib.

    Sesampainya disana kami disambut oleh seorang laki-laki yang bertubuh agak tinggi besar, yang dikenal sebagai penunggu gunung tersebut. “Tentu orang sakti nih”pikirku dalam hati.

    Aku dan ibu tiriku diarahkan menuju sebuah rumah kecil menyerupai gubuk ditengah hutan, saat itu hari sudah senja, sehingga suasana mulai sepi dan hanya ada pelita kecil untuk penerangan di rumah itu.

    Kami pun istirahat di gubuk itu sambil menunggu Mang Udin si penunggu kuburan yang memandu kami tadi.

    Tak seberapa lama Mang Udin pun datang, lalu dia menjelaskan syarat yang harus kami penuhi, memang dari pengalaman yang sudah-sudah banyak yang sukses sepulang semedi di sini asalkan bersedia memenuhi segala persyaratan yang dikehendaki oleh kekuatan gaib disitu dengan sepenuh hati.

    Tampak ibu tiriku berbincang-bincang dengan Mang Udin dalam bahasa daerah, intinya kami harus berada di gubuk itu selama lima hari sambil melaksanakan semedi di kuburan yang ada di puncak gunung itu.

    Menjelang jam dua belas aku dan ibu tiriku bersiap-siap menuju ke kuburan keramat itu dengan membawa sesajen dan sebuah tikar, aku sedikit heran saat itu ibuku mengenakan kain batik putih garis-garis hitam dan baju kebaya, seperti mau ke undangan saja pikirku dalam hati.

    Kamipun berangkat menyusuri kegelapan dengan diterangi sebuah lentera kecil. Sesampainya di kuburan, Mang Udin langsung memimpin ritual khusus di atas kuburan keramat itu. Setelah berlangsung sekitar empat puluh lima menit, Mang Udin menggelar tikar yang dibawanya, lalu mendekat ke arah kami sambil mengatakan bahwa syarat terakhir sudah bisa dilaksanakan, yaitu aku harus menyetubuhi ibu tiriku diatas tikar itu. Ya ampun kenapa harus seperti itu sih, mana mungkin bisa begitu, pikirku dalam hati. Aku saling menatap dengan ibu tiriku.

    “Ya sudahlah….kalau memang itu syaratnya..!” kata ibu tiriku dengan nada pasrah. Mendadak tatapanku jadi kabur sesaat, dan agak limbung rasanya.

    Kulihat ibu tiriku seperti bukan sosok yang biasanya, aku tidak mengerti kenapa pikiranku jadi berubah seperti itu, saat itu ibu tiriku seperti sosok perempuan yang menggairahkan birahiku. Dalam keadaan seperti setengah sadar ibu tiriku, membisikkan sesuatu padaku.

    “Kamu nggak usah takut, ikuti saja yang ibu lakukan” ungkapnya dengan nada pelan sambil membaringkan tubuhku di atas tikar itu.

    Lalu dia lucuti semua celana dan bajuku, aku diam seperti terkesima, saat ibu tiriku mulai mengusap-usap kontolku, aku mulai merasakan rangsangannya, perlahan-lahan kontolku mulai dikocoknya, akhirnya kontolku ngaceng juga di tangan ibu tiriku. diapun hanya tersenyum melihat kontolku yang dalam sekejap sudah tegang dan keras.

    Sungguh tidak pernah kubayangkan sebelumnya, aku diperlakukan seperti itu oleh ibu tiriku.
    “Punyamu lumayan gede juga ya….”sambil terus menggenggam batang kontolku sambil sesekali mengocoknya.

    Gila ternyata nikmat sekali rasanya, tangan ibu tiriku, ingin sekali rasanya meremas-remas seluruh lekuk tubuhnya, tapi mana mungkin pikirku.

    Dia pun mulai memasukan seluruh batang kontolku ke dalam mulutnya, sampai mentok. “Aaakh…buuu…saya geli….!!” jawabku spontan.

    “Iya…ibu tahu…baru kali ini kamu merasakannya..!” ungkap ibu tiriku, yang terus menjilati batang kontolku berulang-ulang, sambil diselingi dengan kocokan, sampai-sampai aku kelojotan menahan rasa geli bercampur nikmat.

    Tanpa kusadari ternyata kejadian itu tak luput dari pemantauan Mang Udin, kira-kira dari jarak du meter Mang Udin memperhatikan gerakan ibu tiriku yang tengah mengulum batang kontolku, lalu di memberi kode kepada ibu tiriku agar segera memulai persetubuhannya denganku.

    Ibu tiriku perlahan melepas kancing baju kebayanya dan melepas bra yang membungkus payudaranya. Woow bulat, mulus dan masih kencang, mungkin karena ibu tiriku cukup lama menjanda, sehingga payudaranya tidak pernah tersentuh tangan laki-laki makanya terlihat masih utuh dan montok sekali.

    Aku semakin bergairah, dan sangat terangsang ketika ibu tiriku mulai melonggarkan lilitan kain batik putih yang dipakainya, dan melilitkannya kembali secara asal-asalan di pinggangnya, anggap saja memberi keleluasaan agar dapat menyingkapkannya dengan mudah. Ternyata benar dugaanku, ibu tiriku langsung terlentang dengan posisi kedua pahanya yang sudah mengangkang.

    “Ayo naik kesini…!”ungkapnya, sambil mengarahkan tangannya agar aku segera menuju ke tengah-tengah selangkangannya itu.

    “Gimana bu…saya nggak ngerti..?”ungkapku bingung.

    “Ya uda sini…ibu yang masukin anumu ke punya ibu..!” ungkapnya dengan manja.

    “Blepp…plepp..cluppp..” dalam sekejap saja batang kontolku terbenam seluruhnya ke dalam memek ibu tiriku yang masih sempit dan empuk itu.

    “Aaaakhh…..aaahh….ssshh…ooouh… ibuuu…!”aku mendesis merasakan nikmat dan hangatnya lobang memek ibu tiriku.

    “Nggak apa-apa kan…..?”ungkap ibu tiriku sambil mengusap-usap punggungku.

    “Ya uda jangan ragu-ragu….terus teken yang dalam..!”kata ibu tiriku mengajari aku.

    Akupun mulai menggenjot kontolku keluar masuk lobang memek ibu tiriku, lama-lama aku jadi terbiasa dan bisa menikmatinya. Luar biasa sekali nikmatnya pikirku. Saat itu tak terpikir lagi kalau yang sedang kusetubuhi itu adalah ibu tiriku, yang pernah juga ditiduri oleh ayahku.

    Sebelumnya tidak pernah terlintas dipikiranku untuk bersetubuh dengan ibu tiriku, walaupun beberapa tahun silam sering kulihat ayahku saat lagi mencumbu ibu tiriku ini. Setelah kami tinggal di rumah berdua pun tidak pernah terlintas pikiran kotorku terhadap ibu tiriku, sekalipun dalam kesehariannya di rumah, ibu tiriku selalu berpakaian seksi, seperti mengenakan daster yang sangat pendek, bahkan tidak jarang ibu tiriku tidur bersamaku dengan dasternya yang tersingkap kemana-mana sehingga dari paha sampai pantatnya terlihat jelas tanpa sehelai benangpun menutupinya, namun hal tersebut tidak pernah mengganggu pikiranku, apalagi sampai membuatku ingin menyetubuhinya.

    Tapi kali ini aku benar-benar terangsang sekali, bahkan aku tengah menyetubuhinya dengan penuh nafsu. Mang Karim pun ikut terbelalak matanya sambil berkali-kali terlihat menelan ludahnya, saat ibu tiriku berganti posisi menungging sambil menyingkapkan kain batik yang menutupi bagian pantatnya, sehingga terlihat jelas dua bulatan pantatnya yang menonjol, padat, putih, mulus. Akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, segera kuelus-elus batang kontolku lalu kembali kuarahkan ke lobang memek ibu tiriku dari belakang.

    “Aaah…ssshhh…ooohh…ibuuu…nikma t sekaliii..buu..!” ungkapku sambil terus meremas-remas bulatan pantat ibu tiriku yang tengah menungging kearahku. Ibu tiriku memaju mundurkan pantatnya sehingga terlihat kontolku seperti sedang diasah dalam memek ibu tiriku.

    Aku heran juga melihat Mang Karim yang kelihatan gelisah sambil mengelus-elus kontolnya sendiri, rupanya di terangsang melihat adeganku tadi. Dia pun mendekatkan posisinya ke sebelahku, nampaknya dia penasaran ingin melihat dari dekat adeganku dan mulusnya pantat ibu tiriku yang lagi ku remas-remas dan kugenjot dengan kontolku itu. Tiba-tiba saja Mang Karim pun menurunkan celana kolornya, lalu dia keluarkan kontolnya yang sudah tegang mengacung ke atas, sorot matanya terus tertuju ke pantat ibu tiriku yang lagi ku genjot itu.

    ”Saya nggak tahan juga Mas….!”katanya kepadaku, sambil mengocok kontolnya yang sudah ngaceng.

    Kulihat ibu tiriku yang lagi nungging menoleh kebelakang sambil tersenyum geli melihat tingkah Mang Karim yang ikut-ikutan terangsang oleh tubuh montoknya.

    Kukembalikan segera konsentrasiku pada tubuh ibu tiriku yang sedang kutunggangi dengan penuh nafsu itu. Genjotanku semakin kupercepat, aku tidak tahan seakan batang kontolku lagi diremas-remas oleh dinding memek ibu tiriku, seperti dipijit-pijit, rasa geli bercampur nikmat, apalagi saat ibu tiriku memainkan lobang memeknya menjepit batang kontolku saat kubenamkan seluruhnya ke dalam.

    “Aaaah….oouuw…iii..buuu…saa..y a…nggak tahaan…buuu…!”aku mengerang dengan penuh nikmat.

    “Iyaaa….ayo terusin..sayang…sampai keluar ya…!” ungkap ibu tiriku terbata-bata karena hentakanku pada pantatnya.

    Aku mulai merasakan dorongan yang kuat yang hendak meletus, air maniku seakan sudah di ujung kontolku, yang akan segera memuntahkannya ke dalam lobang memek ibu tiriku.

    Tiba-tiba tubuhku terasa gemetar, darahku berdesir dengan cepat diseluruh tubuhku, seakan menahan puncak birahi yang luar biasa nikmatnya, seiring dorongan air maniku yang akan ku*kan keluar dari batang kontolku.

    “Aaaahh….ooouuhh…ibuuu…crott…c rottt..crottt…

    oouuuww..!!” akhirnya air maniku muncrat, menyemprot keseluruh dinding lobang memek ibu tiriku, sungguh betapa nikmatnya menyetubuhi ibu tiriku. Tidak pernah terbayang olehku sebelumnya, kalau tubuh ibu tiriku yang sehari-hari didepan mataku, ternyata bisa memberikan kenikmatan yang luar biasa terhadapku.

    Aku terkulai lemas diatas tikar, sementara ibu tiriku yang masih dalam posisi nungging, terlihat membersihkan sisa air maniku yang berceceran di atas memeknya dengan menggunakan kain batiknya, dia pun tersenyum puas atas kebolehanku tadi, sambil mengusap-usapkan kain batik tadi ke batang kontolku yang mulai kembali ke ukuran semula.

    Tinggallah Mang Udin saat itu yang terus mengocok kontolnya sendiri. Melihat hal itu ibu tiriku segera bangun dan duduk di atas tikar, lalu diraihnya batang ****** Mang Udin yang sedang tegang-tegangnya itu. Aku jadi tambah bingung, kok ibu tiriku mau megangin ****** Mang Udin, mungkin sekalian kotor barangkali, atau sebagai bonus saja buat dia yang sudah memandu kami, pikirku dalam hati.

    “Aduh bu….enak tenan…bu..!” Mang Udin berguman sendiri. Karena sudah tidak tahan sejak tadi melihat kemolekan dan kemulusan tubuh ibu tiriku, Mang Udin bagaikan ketiban durian runtuh, seumur-umur baginya tidak pernah melihat tubuh semulus itu.

    Dia pun mengerang sekuatnya berusaha menahan air maninya agar tidak segera keluar, dia ingin lebih lama kontolnya dikocok oleh ibu tiriku, maklumlah bagi dia kesempatan seperti ini belum tentu dia dapatkan sepuluh tahun sekali.

    Namun apa daya air mani Mang Udin tak bisa dibendung lagi, ibu tiriku memang sangat paham sekali bagaimana cara memuncratkannya dengan cepat, melalui sedikit sentuhan-sentuhan rahasia di bagian tertentu pada batang ****** Mang Udin, akhirnya air mani Mang Udin tumpah ruah di kain batik putih yang dipakai ibu tiriku, bahkan saking bernafsunya air mani Mang Udin sebagian menyemprot di payudara ibu tiriku, air mani Mang Udin terlihat kental sekali, mungkin karena sudah sepeluh tahun dia menduda.

    Tidak lama kami pun bergegas kembali ke gubuk untuk istirahat, sementara Mang Karim malam itu dengan setia menunggui kami sampai tertidur di emper gubuk. Sementara aku berada satu kamar bersama ibu tiriku dalam gubuk itu, tentu atas permintaan dari ibu tiriku sendiri agar aku menemaninya. Malam ibu tiriku bertanya padaku bagaimana perasaanku, sambil menghiburku agar tidak kaget atas kejadian di kuburan keramat itu.

    “Saya takut bu….sa..ya…bi…ngung…” sambil terbata-bata.

    “Iya ibu tahu…ibu ngerti…tapi kamu hebat…” ibu tiriku memotong pembicaraanku.

    “Maksud ibu hebat gimana…?” ungkapku dengan penuh rasa heran.

    “Itu lho…. ibu baru lihat…ternyata punyamu besar sekali..” ungkap ibu tiriku sambil berbisik kepadaku. Aku diam saja mendengar pernyataan itu.

    “Ibu jadi tertarik aja melihatnya tadi….sampe sekarang terbayang terus…!”kenangnya.

    “Iya bu, saya juga baru tadi aja melihat tubuh ibu dengan jelas…!” ungkapku dengan malu-malu.

    “Kamu suka nggak…seperti tadi dengan ibu…?” ungkap ibu tiriku sambil berbaring menghadap ke arahku.

    “Hhmm…iya..iya..bu..saya suka.., enak bu..saya baru merasakan begitu.!”

    “Kalau kamu mau, ibu tidak keberatan kamu setubuhi ibu seperti tadi kapan aja kamu mau, asal jangan ada orang lain yang tahu..ya…!” tegasnya, sambil kembali meraih kontolku yang sudah mengecil, lalu di usap-usapnya dengan lembut.

    “Kamu suka nggak ibu ginikan…?” ungkapnya dengan nada yang genit, sambil sesekali batang kontolku dikocoknya.

    “I..ya..bu…ssshhh.. ge..li..buu..!” ungkapku terbata-bata.

    Ibu tiriku pun semakin jadi memainkan kontolku, dikulumnya dalam-dalam, lalu dijilat-jilat ujungnya dengan gemas.

    “Aaahh…oouww…ibuuu…” aku mulai merintih menahan geli bercampur nikmat. Dalam sekejap kontolku sudah mengacung tegang keatas, melihat hal itu ibu tiriku semakin bergairah melumat habis batang kontolku mulai dari bijinya sampai ke ujung, terus berulang-ulang.

    “Kamu juga boleh pegang-pegang memek ibu…!” ungkapnya sambil menarik tanganku dan menempelkannya di atas lobang memeknya persis.

    Rupanya ibu tiriku sudah sejak tadi terangsang sewaktu melihat kontolku mulai ngaceng, terlihat dari memeknya sudah terasa basah. Tanganku yang satu lagi meraba payudara ibu tiriku yang begitu menggemaskan. Kain batik putih yang dipakainya pun sudah terlihat acak-acakan karena rabaan dan remasanku yang mulai berani ke seluruh bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan itu.

    “Ayo masukin…..ibu udah nggak tahan nih…!” ungkapnya dengan nakal.

    Tanpa pikir panjang lagi langsung kubenamkan seluruh batang kontolku ke lobang memek ibu tiriku itu.

    “Aaaah….oohhh…oooh…!!” aku mulai merancu tidak karuan saking luar biasa nikmatnya. Aku langsung menggenjot batang kontolku keluar masuk di dalam lobang memek ibu tiriku itu.

    Ibu tiriku terlihat begitu seksi sekali dalam keadaan setengah bugil seperti itu. Kain batiknya melorot ketarik oleh genjotanku. Tak lama kubalikan tubuh ibu tiriku agar posisinya membelakangiku. Woow pantatnya yang montok dan gempal terlihat menungging persis di depan kontolku yang sudah sangat tegang, langsung saja kusodokkan ke lubang syurga ibu tiriku.

    “Aaw…aaw….ouww…nikmat sekaliii…!!” ibu tiriku merintih sambil menahan hentakan batang kontolku yang makin dalam. Tiba-tiba pantat ibu tiriku mulai terlihat gemetar seakan sudah mendekati orgasme.

    “Aaaaw….ibu mau keluaaar….creekk crerkk creek” air mani ibu tiriku muncrat sewaktu kontolku menusuk-nusuk memeknya yang empuk dan padat itu.

    Aku terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat, batang kontolku pun terlihat semakin gencar menghunjam lobang memek ibu tiriku. Ibu tiriku memang pandai, dia putar-putar pantatnya bergoyang berlawanan dengan genjotanku, sampai akhirnya aku merasa seperti di pilin-pilin nggak karuan.

    ….crottt..crottt…c rottt.. uuhh..!!” air maniku tiba-tiba saja muncrat tak tertahankan dalam lobang memek ibu tiriku. Gila aku benar-benar nggak kuat lagi menahannya, memang luar biasa permainan ibu tiriku, tidak kuduga sampai seperti ini kenikmatan yang tersimpan dalam tubuh montoknya, ungkapku dalam hati.

    Puas sekali rasanya, akupun kembali terkulai lemas disebelah tubuh ibu tiriku, begitu gencarnya permainan tadi, tanpa kusadari kain batik panjang ibu tiriku telah melilit ketat dari kaki sampai kepinggangku, mengikatku jadi satu dengan tubuh ibu tiriku, kami pun terbalut rapat sehingga sulit bergerak, karena dinginnya udara malam di tengah hutan saat itu, akhirnya aku dan ibu tiriku membiarkan tubuh kami dalam keadaan berpelukan seperti itu sampai pagi harinya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Dengan Janji Janji Manis

    Dengan Janji Janji Manis


    1321 views

    Cerita Sex ini berjudulDengan Janji Janji ManisCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pengalaman aku kali ini berawal beberapa tahun yang lalu, sekitar tahun 1993 – 1996. Saat itu aku baru saja mendapatkan kerjaku di kota Surabaya sehingga untuk mendapatkan rumah dalam waktu dekat tidak mungkin aku lakukan karena terus terang saja, aku belum mendapatkan tabungan yang cukup untuk membeli rumah. Akhirnya aku putuskan untuk kost didaerah dekat kantor.

    Akhirnya aku dapatkan tempat kost yang aku inginkan, perlu pembaca ketahui, nenek kostku mempunyai cucu perempuan yang saat itu masih berada di bangku SMP, sebut saja namanya Endah.

    Endah adalah sosok yang mengasyikkan jika dilihat, walaupun dia masih dibangku SMP, Endah mempunyai bentuk tubuh yang montok dan setelah aku banding-bandingkan, Endah mirip dengan seorang selebitris di Indonesia yang masih single sampai sekarang. Oya, sebelumnya namaku Dandy, 30 tahun seorang karyawan di salah satu perusahaan di Surabaya.

    Singkat cerita, tanpa terasa 2 tahun sudah aku menjalani masa kostku dan karena aku termasuk orang yang supel, aku cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan karakter aku itu membuat Endah yang semakin hari semakin ranum dan sexy, tergila-gila dengan aku. Sampai suatu hari aku beranikan diri untuk mencium bibirnya, diluar dugaanku Endah membalas dengan buasnya.

    Sampai akhirnya aktivitas itu menjadi kegiatan rutin antara aku dengan Endah, sepulang kantor atau memanfaatkan waktu-waktu sepi di kost-kostan. Setiap melakukan hal itu, tanganku yang bandel juga tidak lupa menyelinap di balik CD nya dan sedikit menggesek-gesekan jari telunjukku di ujung clitorisnya.

    Dan walaupun aku hanya menggesekkan adik kecilku tetapi setiap aktivitas itu, aku selalu mencapai klimaks. 4 tahun ternyata waktu yang sedikit untuk menikmati hal itu. Sampai akhirnya aku harus keluar dari kost-kostan dan Endah harus kuliah di kota dingin Malang.

    Setelah sekian tahun lamanya aku tidak mendengar kabar tentang Endah, di tahun 2001 aku iseng-iseng call Endah di rumahnya dan walhasil dari obrolan pertama di telepon tersebut, aku dapatkan nomor phone dia di Malang dan juga dia memberikan nomor HP.

    Akhirnya kita berdua sering kontak via telephone, walaupun aku sudah berstatus nggak bujang lagi, tetapi dia tetap saja bilang kalau masih sayang sama aku. Sampai akhirnya kita janjian untuk ketemu saat dia week end, karena setiap hari itu Endah selalu rajin pulang ke Surabaya.

    Pucuk ditunggu ulam pun tiba, dengan perasaan deg-degan akhirnya aku bertemu dengan sosok Endah yang dulu masih lugu dan centil, sekarang tumbuh menjadi gadis yang sexy, sintal dengan ukuran bra 34. Waw, semakin aku menelan ludah setiap melihat tubuhnya yang sexy.

    “Mas Dandy, gimana khabarnya,” tanya Endah merusak pikiranku yang jorok.

    “Ee.. baik, bagaimana dengan kamu?” jawabku gugup.

    Kita berdua bercerita panjang lebar setelah sekaian lama nggak ketemu, Sampai akhirnya aku harus antar dia balik ke rumahnya di sUrabaya.

    “En, kamu sudah punya pacar..?” tanyaku.

    “Lagi blank nih Mas.. ” jawab Endha tangkas

    “O yah, kamu masih inget nggak saat aku ajarin kamu berciuman dulu?” godaku.

    “Ihh, Mas Dandy emang bandel kok,” sambil mencubit lenganku.

    “Aow..,” aku meringis kesakitan.

    “Kamu mau nggak kalau aku terusin pelajarannya,” tanyaku sekali lagi.

    “Mau aja asal Mas yang ajarin,” jawaban Endah membuat aku merinding.

    Setelah kita bercanda dan bercerita panjang lebar, akhirnya aku menawarkan diri untuk ketemu minggu depannya lagi.

    “Endah, minggu depan ketemu lagi yuk,” ajakku.

    “Boleh deh Mas..,” jawab Endah dengan ceria.

    “Tapi nginep ya di hotel?” godaku.

    “Lho ngapain?” Endah balas bertanya.

    “Katanya mau lanjutin pelajarannya..” aku mencoba memancing .

    “Nakaall Mas Dandy.. nih.”

    Tanpa terasa akhirnya Endah harus turun di dekat rumahnya.

    “Ma kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” sambil pamit Endah mengecup pipiku.

    Alamak, darah mudaku bergejolak menerima sentuhan bibirnya yang mungil. Aku perhatikan lenggak-lenggok pinggulnya meninggalkan mobil starletku, sembari aku membayangkan seandainya aku bisa menikmati tubuh kamu Endah, duh betapa bahagainya diriku.

    Satu minggu tanpa terasa aku lewatin, sampailah aku ketemu dengan Endah. Kali ini aku sudah booking hotel berbintang di pinggiran kota untuk satu malam. Tepat pukul 16.30, sepulang kantor aku bergegas mengemasi pekerjaan aku dan meluncur di tempat yang sudah kita sepakati bersama.

    Bulu kudukku merinding saat dia memasuki mobilku, parfumnya yang harum sontak menggugah saraf kelaki-lakianku.
    Tanpa pikir panjang, aku segera meluncur menuju hotel yang sudah aku booking sehari sebelumnya. Jujur saja, buat Endah ini adalah hal yang pertama masuk di hotel, sehingga dia sedikit kaku untuk lingkungan yang ada. Setelah chek ni, aku bergegas menuju lift untuk langsung ke kamar.

    “Mas, aku mau mandi dulu ya..?” pinta Endah.

    “Oke silahkan, apa mau aku mandiin,” godaku.

    “Nggak ah, nakal Mas Dandy nih..” sambil menjawab seperti itu, Endah bergegas menuju kamar mandi, dengan dibalut sehelai handuk, Endah berjalan gontai menuju kamar mandi.

    Mataku benar-benar tidak bisa berkedip melihat pemandangan tubuh Endah yang benar-benar menggairahkan. Pikiranku melayang saat membayangkan kemolekan tubuhnya.

    20 menit berikutnya Endah keluar kamar mandi dengan menggunakan gaun tidur yang tipis, hingga membuat darah sex aku naik ke ubun-ubun. Akan tetapi aku berusaha mengendalikan gejolak nafsuku di depan Endah karena memang di depan dia, aku adalah figur seorang kakak yang baik.

    “O ya Endah, kamu mau makan apa sekalian pesannya,” tanyaku untuk menutupi gejolak bathinku.

    “Terserah Mas deh,” jawabnya.

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 menit dan tanpa terasa kami sudah bercerita panjang lebar, untuk sekedar melepas kangen. Kita berdua bercengkrama, bercanda cerita tentang apapun, sampai akhirnya..

    “En, kamu serius mau lanjutin pelajarannya,” tanyaku serius.

    “He eh Mas Dandy,” jawabnya.

    “Endah..” aku tidak meneruskan pertanyaanku karena dengan cepat aku langsung menyerbu bibir Endah yang mungil.

    “Mas..” Endah mendesah sambil memeluk badanku erat, tangannya yang bandel mulai meraba daerah sensitifku, sesekali memainkan

    rambutku. Endah mengelus kudukku sehingga membuat aku terangsang hebat. Lidah Endah yang nakal, sesekali mengimbangi lidahku yag menjelajah seluruh bibirnya. Jemariku mulai bergerilya untuk melepas pengait BH Endah. Pengait BH nya terlepas,

    “Mas.. kamu memang guru yang baik,” sambil aku benamkan dalam-dalam wajahku dalam belahan payudaranya yang montok.

    Sekitar 15 aku bercumbu dengan Endah, aku semakin penasaran dengan apa yang ada dibalik CD nya. Dengan perlahan aku mulai berusaha membuka CD yang dikenakan oleh Endah dan kegiatan aku semakin mudah karena Endah berusaha mengangkat pantatnya sehingga memudahkan aku untuk mempreteli CD nya.

    Alamak! bulu yang tumbuh masih halus sekali dan baunya wow.. ranum sekali segar, tanpa berpikir panjang aku segera membuka kedua pahanya dan mengunci dengan lenganku sehingga vagina Endah yang masih merah terpampang jelas didepan mataku. Dengan usapan halus, lidahku yang bandel mulai menjelajahi setiap mm permukaan vagina Endah.

    “Oh.. Mas Dandy.. asyik sekali Mas.. ughh,” rintih Endah saat lidahku mulai nakal menguak lubang surganya.

    Tubuh Endah seperti cacing kepanasan menerima setiapa jilatan lidahku, hisapan lidahku dan sesekali mengangkat pantatnya saat lidahku masuk dalam-dalam lubang vaginanya. Sesekali tangannya meremas rambutku yang sedikit gondrong, dan hal itu membuat gairahku semakin naik.

    “Mas Dandy.. enak sekali Mas.. oh.. kenapa nggak dulu-dulu Mas,” rengek Endah sambil melihat lidahku sedang mengerjai vaginanya.

    Clitorisnya yang semakin membesar memudahkanku untuk membuat Endah melayang. Ternyata Endah type orang yang mudah orgasme terbukti 15 menit pertama dia mengerang sambil menaik turunkan pantatnya.

    “Mas.. Mas Dandy, Endah kebelet pipis Mas.. aduh,” rintih Enda.“Pipis aja sayang di mulut Mas..” jawabku.

    “Mas.. aduh.. Endah nggak kuat..” Endah menjerit lirih sambil menggapitkan kedua pahanya di kepalaku.

    Dengan cekatan aku langsung membuka lebar mulutku dan cairan yang keluar begitu banyak sehingga aku merasakan minum air putih.

    “Aduh Mas Dandy.. sudah sayang.. uh.. nikmat sekali Mas, kamu memang pandai dalam bercinta aakhh..” kata Endah.

    Aku tidak mendengar kan rintihannya, karena aku berkonsentrasi untuk ronde berikutnya karena aku ingin Endah merasakan nikmatnya bercinta dengan aku.

    Setelah cairan yang keluar aku berihkan dengan cara aku jilatin, Endah kembali terangsang saat clitorisnya aku gesek dengan batang kemaluanku.

    “Wow.. panjang sekali Mas Dandy.. aku suka banget.”
    Endah mulai menjilati dan mengulum batang kemaluanku, sepertinya dia sangat pandai mengoral cowok.

    “Aakhh.. Endah.. kamu pinter tuh,” erangku.

    Endah tidak menjawab pujianku, dia semakin lahap menelan dan mengulum serta meghisap penisku, aku merem melek setiap penisku masuk dalam mulutnya.

    Dasar aku, dengan kecepatan yang tidak diduga, aku langsung meraih selangkangan Endah sehingga posisi kamu menjadi 69. Kita berdua saling membuat rangsangan pada daerah-daerah yang sensitif.

    Tidak selang berapa lama,

    “Mmm, Mas Dandy.. aku.. pipis lagi.. oh..” Endah menggelepar kedua kalinya menerima serangan lidahku dan aku tidak tinggal diam, segera aku membalikan tubuh Endah dihadapanku dan,

    “Endah kamu masih virgin?” tanyaku.

    “Mungkin sudah tidak Mas,?” jawab Endah.

    Aku sedikit kaget sembari bertanya, “Siapa yang lakukan pertama?”

    “Aku pernah jatuh Mas, terus ngeluarin darah.”

    Sambil membisikna kata mesra, aku berusaha mencari lubang untuk adik kecilku yang sudah mulai menegang 7 kali lipat dari biasanya. Dengan bantuan sisa cairan yang masih ada di sekitar vagina Endah, penisku mulai mencari lubangnya dan bless.

    “Mas Dandy.. enak sekali sayang.”

    Endah membantu mempermudah aku untuk memasukan penisku, sambil mendekap tubuhku, dia mulai memutar pinggulnya, sehingga penisku terasa ada yang memijit.

    “Ooh.. Mas Dandy, kenapa tidak dari dulu kau berikan kenikmatan ini padaku..” Endah berkelenjotan menerima sodokan penisku.

    “Crek crekk crek” penisku keluar masuk dalam lubang vaginanya yang sudah mulai becek dan basah kuyup.

    “Mas.. Endah, pipis lagi.. ahh..” Endah menjerit panjang saat orgasme yang ketiga diraihnya.

    Aku sudah tidak mempedulikan keadaan dia yang masih lemas setelah 3 kali orgasme, aku langsung membalik tubuh Endah sehingga posisi Endah sekarang seperti doggi style. Dengan leluasa aku bisa mengentot Endah dari belakang dengan keringat bercucuran.

    “Mas.. kamu memang jago.. ooh.. uughh..” Endah merintih saat penisku masuk semua sampai pangkal batang kemaluanku.

    Tangannya yang halus hanya bisa mencengkeran seprei hotel saat menahan kenikmatan yang aku berikan. Pikiranku hanya satu, aku harus bisa memberikan kepuasan yang abadi untuk Endah, sehingga kalau dia butuh lagi pasti mencariku.

    45 menit sudah pergumulan ini terjadi, entah berapa kali sudah Endah orgasme. Sampai akhirnya aku sendiri sudah merasakan klimaks sudah di ubun-ubun.

    “Endah.. Mas mau keluar nih..,” rintihku.

    “Iya Mas, jangan dikeluarin didalam ya Mas..,” pinta Endah.

    “Iyaa.. sayang.. duh, tubuh kamu benar-benar montok sayang.. uughh.”

    Aku merintih saat dia mulai meggoyang untuk ke sekian kalinya, gila gadis muda yang dulu aku kenal masih lugu, sekarang sudah menjadi pasanganku untuk bercinta.

    “Endah.. ohh Mas keluar..,” secepat kilat aku mencabut penisku dan mengarahkan ke mulut Endah.

    “Aowww..” spermaku muncrat diwajah Endah. Endah menjilati penisku dengn lahap sampai tidak tesisa sedikitpun spermaku yang keluar.

    “Mas, kamu memang guru jempolan.. aku sudah 9 kali orgasme, Mas Dandy baru sekali.. kamu hebat Mas,” cerita Endah.

    “Kamu suka sayang,” tanyaku.

    “Suka banget, kamu maukan selalu berikan kenikmatan itu untukku?” balas Endah bertanya.

    “Iya sayang, aku janji memberikan kenikmatan itu.”

    Endah memelukku dan membimbing aku untuk ke kamar mandi, dan dalam kamar mandipun aku juga melakukan lagi sampai pukul 3 dini hari. Sangat romantis bercinta dengan mantan anak ibu kost, karena dia juga baru pertama ini mengalami orgasme yang luar biasa dan sampai sekarang aku masih kontak-kontak sama dia, tepatnya saat dia butuh, aku segera atur jadwalku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Yang Sakit Itu Nikmat

    Cerita Sex Yang Sakit Itu Nikmat


    1695 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Yang Sakit Itu NikmatCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku mempunyai kenalan cewek namanya Fahrani di amasih kelas 3 SMU dia keturuanan chineses jadi anda bisa bayangkan wajahnya pastinya cantik putih rambut hitam tubunya langsing dan bokongnya yang padat itu membuat mata lelaki selalu memandangnya, awal cerita begini saat dia maen ketempatku untuk meminjam DVD film deadpoll, aku perbolehkan tapi entar malam aku suruh dia datang.

    Malamnya, aku tuh lupa mau pinjamin dia film, tapi malah nonton BF yang barusan kupinjam tadi siang dari temanku. Kubuka pakaianku sampai telanjang bulat, karena badanku jadi panas atas bawah karena BF.

    Dengan posisi duduk, kukocok pelan-pelan penisku yang sudah berdiri tegak, sambil nonton BF. Dalam film tersebut, diperlihatkan, cewek bule cakep sedang mengoral penis lawannya dengan sangat menggairahkan dan sangat menikmatinya, seperti makan ice cream.

    Sedang asyik-asyiknya mengocok, tiba-tiba kamarku terbuka dan Fahrani, dengan sedikit berteriak

    “Mana filmnya? Ihh gila, ngapain Ko? Jorok banget”Kontan aku langsung terloncat dari dudukku sambil menutupi penisku yang berdiri,

    “Akh..aku aku..” kataku tergagap.Fahrani langsung masuk kamarku dan menguncinya,

    “Hayo, nonton BF kok sambil telanjang? Ngapain saja tuh?”Kataku

    “Akh, kegiatan rutin cowok kok”Lalu dengan cueknya dia juga akhirnya ikutan melihat film BF, sementara pinggang ke bawahku kututupi selimut.

    Tontonan BF saat itu yaitu 2 manusia berlawanan jenis sedang mengoral kelamin lawannya. Lalu Fahrani tanya padaku,

    ”Ko, emang enak gituan? Kok mereka tidak jijik ya?”Jawabku,

    ”Kamu pernah terangsang belum? Masa belum pernah?”.

    “Pernahlah, aneh kamu Ko”, katanya.

    “Lalu rasanya seperti apa?

    Apakah kamu merasakan sensasi aneh dibagian-bagian tertentu tubuhmu? Pernah tidak masturbasi?”, tanyaku.

    “Ya ada rasa geli-gelinya, masturbasi? Maksa keluar sel telur wanita? Belum pernah tuh, sakit kan?”, jawabnya.

    “Gila, justru tidak sakit, tapi malah sangat nikmat, itulah salah satu hal yang paling nikmat di dunia, namanya sex! Apapun bentuknya, masturbasi, onani, oral, anal, senggama, dll.”

    “Lalu diantara semua kegiatan tadi, yang paling enak yang mana Ko?”

    “Ya, kalau dari urutan terbawah, masturbasi/onani karena sendirian melakukannya, lalu oral sex dan yang paling nikmat tiada tara adalah senggama”, jawabku dengan enteng.

    “Aku yakin Ko Tedi pernah senggama kan? Ngaku aja deh!” protesnya.

    “Sayang sekali tebakanmu salah, justru belum pernah! Milikku hanya kuberikan untuk istriku kelak, yee!” balasku dengan bangga,

    “Tapi kalau oral sex sih pernah, dengan Leni.”

    “Hah? Dengan Ci Leni? Teman satu kost kan? Masa sih? Kapan? kok aku tidak pernah tahu, gila loe, lalu kamu ambil kesuciannya dan tidak tanggung jawab?”

    “Masa aku main dengan Leni harus omong sama kau? Lagipula dia sudah tidak perawan karena pernah senggama dengan pacarnya waktu SMA. Kami melakukannya atas sama-sama saling suka kok, kami tidak senggama lho, cuma oral sex.

    Hampir tiap hari kami melakukannya, enak lho, nikmat sekali, lagipula aman karena tidak merusak selaput dara cewek, nyesel deh kamu tidak pernah merasakannya,” godaku.

    “Emang bener nikmat? Serius nih tidak sakit atau selaput daraku, eh mak.. maksudku selaput dara tidak pecah?” tanyanya dengan malu karena salah ucap. Aku mengangguk mengiyakan, aku yakin sekali, Fahrani pasti mau diajak oral sex.

    Film BF yang kupause tadi lalu kuresume lagi. Melihat ekspresi wajahnya yang putih itu, kelihatan bahwa dia mulai terangsang, napasnya berat dan wajahnya memerah. Penisku yang setengah tegang, akhirnya jadi tegang lagi.Kami dalam keadaan duduk saat itu.

    Kupeluk Fahrani dari belakang pelan-pelan lalu kugerai rambut yang menutupi pipi kanannya dan kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Fahrani masih tegang karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi penisku yang sudah ereksi dari tadi, menempel di pantatnya, walau pinggangku masih terlilit selimut.

    Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi, leher, dan telinganya.“Ohh..sstt” desisnya. Aku cium bibirnya yang mungil, pelan saja dan dia mulai menanggapinya.

    Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk).

    Dengan cukup cepat, kuganti film BF tersebut, dengan lagu mp3 barat yang romantis. Kupeluk mesra dia, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. Aku sangat suka pantat cewek, begitu menggairahkan, apalagi yang padat berisi, ingin rasanya meremas dan menciuminya.

    Penisku yang tegak lurus terkadang kugesekkan keperutnya. Bingung dia harus memperlakukan penis seperti apa. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian penis dan kedua bijinya.

    Memang kalau cewek yang pegang penis, sungguh berbeda jauh nikmatnya apalagi sudah beberapa minggu penisku ini mendambakan kocokan dan emutan cewek lagi.Kurebahkan Fahrani pelan-pelan, bibirku semakin bergerilya di bibirnya, leher dan telinganya.

    “Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu. Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, dia mulai menggeliat (geliatnya sangat sexy).

    Wah gila, kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya. Tanganku mulai masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Fahrani kegelian.

    Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan.

    Fahrani mulai sering medesah,“Sst.. ahh.. ohh” Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku kulingkarkan ke belakang punggungnya.Kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu.

    Bajunya kusingkap keatas, wah indah sekali dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya.

    Fahrani mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya bugil semua. Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan.

    Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya. Nafas kami menderu menyatu, mendesah, ruangan kamarku menjadi semakin hangat saja. Dengan adanya lagu yang sedang mengalun rada keras, kami memberanikan diri mendesah lebih keras.

    Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari lengan atas, naik ke pundak dan leher, turun ke dadanya. Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya.

    Tiba-tiba lidahku menempel ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Fahrani semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek,inginnya nyusu terus deh.

    Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya.Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, dengan satu jariku, kugesek-gesekkan ke vaginanya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya.

    Kedua kakinya langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.“Ah gila..uhh hmm”, geliatnya sambil meremas bantalku.

    Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup kedalam celananya, menguak CD-nya, meraba vaginanya. Fahrani semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi.

    Tak lama kemudian dia mendesis panjang dan mengejang, lalu vaginanya berdenyut-denyut seperti denyutan penis kalau melepas mani. Fahrani lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, mungkin tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering“Lebih enak dan gurih, perawan mungkin memang paling enak,” kata hatiku.

    “Koko nakal, ” katanya sambil memelukku erat. Sudah saatnya penisku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut penisku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat.

    Posisiku berbaring di bawah dan Fahrani mulai menyerbu tubuhku sambil tetap memijat penisku, mencium dan menjilat dadaku, putingku, perutku dan akhirnya sampai tepat didepan tonjolan penisku. Fahrani lalu membuka balutan selimut yang melingkari pinggangku, dan penisku melompat keluar.

    Kaget dan tertawa tertahan Fahrani melihat penisku.“Ih lucu deh, gemes aku jadinya, harus digimanain lagi nih Ko?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku.

    Terlihat disekitar ujung penisku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku.

    Ditimang-timangnya penisku, dengan malu-malu lalu dijilati penisku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil.Mulai dimasukkan penisku ke mulutnya dan “Ahh Fahrani, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”

    “Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum penisku. Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.

    “Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan naik turun kepalanya.“Ko, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menunjuk ke zakarku.

    “Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.

    “Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin meneka

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Mencium Vaginanya Miruko

    Cerita Sex Mencium Vaginanya Miruko


    1287 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Mencium Vaginanya MirukoCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Dulu aku sering mengerim cerita disini karena kali ini aku mendapat pengalaman baruku, maka aku akan share disini lagi kisah ini berbeda dari yang sebelumnya tentang perkenalanku dengan cewek lewat aplikasi MIRC, kisah ku ini terjadi Beijing dimana saat aku kesana musimnya dingin jadi aku kalau kemana mana pakai pakaian tebal supaya tidak kedinginanan.

    Saat itu adalah hari ke 2 saya berada di Beijing dan saya sudah mengetahui tempat makan, tempat jalan dan saya sudah mencoba naik bis di kota Beijing.

    Saya sempat tergiur melihat cewek-cewek Beijing yang berlalu lalang di dalam sekolah tempat saya belajar bahasa Mandarin. Seandainya bahasa Mandarin saya sudah bagus, tentunya saya bisa berkenalan dengan mereka.

    Saat itu saya belum mengenal siapa-siapa selain agen perjalanan yang mengatur di mana saya tinggal dan di mana saya akan mendapatkan pendidikan bahasa Mandarin. Karena tidak ada kerjaan, saya berjalan-jalan di aula sekolah tersebut dan saya melihat sepucuk kertas kecil berisikan nama dan nomor telepon yang menempel di sebuah papan pengumuman.

    Kertas itu bertuliskan dalam bahasa Inggris sehingga saya dapat membacanya dengan jelas. Pemilik kertas itu bernama Zhang Jing Jing atau Miruko (ini adalah nama asli dia, tetapi tidak usah diedit supaya lebih asyik dan menarik).

    Setelah hari berganti senja, saya memberanikan mencoba menelpon Zhang Jing Jing atau Miruko. Dengan bermodalkan bahasa mandarin saya yang pas-pasan dan bahasa Inggris, saya mengutarakan maksud saya untuk belajar bahasa Mandarin dan saya akan membayar dia untuk menjadi guru private saya.

    Dia menawarkan diri untuk mengajar saya bahasa mandarin dengan biaya 10 RMB (Rp 8,000) per 1 jam. Setelah saya setuju dengan harga, dia menawarkan supaya saya datang ke rumah dia keesokan harinya karena kebetulan dia tidak ada kelas dan saya juga belum mulai sekolahnya.

    Tibalah saat waktu les dengan Miruko, saya mandi, makan dan merapikan diri. Setelah semuanya selesai, saya membawa buku tulis dan buku cetak beserta alat tulis ke tempat Miruko. Untuk menemukan tempat Miruko karena saya masih baru sekali di Beijing, saya bertanya letak tempat dia kepada orang-orang sekitar dengan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Mandarin jika mereka tidak mengerti bahasa Inggris.

    Akhirnya setelah berapa lama, saya dapat menemukannya. Setibanya di depan pintu kamar Zhang Jing Jing, saya mengetuk pintu kamar dia dan tak lama, seorang gadis bermata sipit yang memiliki tubuh yang bahenol dan berambut panjang membukakan pintu.

    Wajahnya cantik sekali karena terlihat tidak ada noda atau jerawat di wajahnya. Dengan gugup, saya memperkenalkan diri dengan bahasa Mandarin yang belepotan karena bahasa Inggris dia juga tidak terlalu bagus walaupun saya mengerti maksud dia kalau dia bicara bahasa Inggris.

    Akhirnya masuklah saya ke dalam kamarnya yang sangat kecil itu. Saya sempat terperanjat ketika saya masuk dan melihat dia sedang asyik menonton sebuah VCD Cina porno.

    Terlihat di layar televisinya sepasang laki-laki dan cewek chinese yang sedang asyik berpelukan tanpa busana. Sempat terlintas di pikiran saya bahwa guru privat les saya ini sedang “horny”.

    Setelah Miruko melihat saya memperhatikan layar televisi, dia buru-buru mematikan pesawat televisi dan mengajak saya duduk di ranjang sambil menanyakan apa yang saya ingin pelajari.Setelah itu, saya mencoba bicara kepada dia.

    “Wo Yao Wen Ni (aku mau tanya nih)”, tetapi karena saya melafalkan dengan nada yang salah, dia tersenyum kepada saya sambil mengecup bibir saya dengan bibirnya. Saya kaget bercampur senang dan menanyakan kenapa.

    Dia menjelaskan bahwa saya barusan ngomong kalau saya mau cium dia, makanya dia suka saja karena dia bilang saya tampan seperti bekas pacarnya yang sudah meninggal karena kecelakaan di pesawat terbang.Melihat gelagatnya yang menguntungkan buat saya, saya membalas ciuman bibirnya sambil tangan saya mengelus-elus payudara dia yang ternyata sudah mengeras dan mungkin saja akibat pengaruh VCD yang dia tonton di TV.

    Sambil terus memainkan tangan saya di dada Miruko, saya mengulum bibirnya dan saya sempat surprise karena dia mahir sekali memainkan lidahnya.Beberapa menit kemudian, dia melepaskan ciumannya dan dia memberitahu arti kata “ciuman” di dalam bahasa Mandarin.

    Dia juga mengenalkan bagian tubuhnya dan tubuh saya dalam bahasa Mandarin. Saya hanya mengangguk sambil berusaha bertanya pada Miruko dengan menggunakan bahasa Mandarin. Setelah itu, saya menyuruhnya untuk berbaring dan saya mendekatkan mulut ke dalam vaginanya dan sebelum saya mencium vaginanya, saya menyuruh dia untuk ngomong kotor dalam bahasa Mandarin seandainya dia merasa nikmat walaupun saya cuma tahu sedikit kata kata kotor dalam bahasa Mandarin.

    Kemudian, saya mencium klitorisnya dan memainkan lidah saya di klitoris cewek Beijing ini. Miruko merintih-rintih dengan penuh kenikmatan dan dia mulai mendesah-desah dan mengeluarkan bahasa “dewa”nya dan saya tahu bahwa dia sedang berbicara kotor karena merasakan kenikmatan yang maha dahsyat ini.

    “Slurpp”, lidah saya terus merajalela menjelajahi lubang kenikmatan Miruko dan 15 menit kemudian, kepala saya dijepit dengan kuat oleh Miruko sehingga saya menjadi susah bernafas dan pada saat yang bersamaan, dia berteriak dan mengeluarkan bahasa Mandarin yang artinya,

    “Gue klimakss.., sayy..” dan tubuh dia bergetar secara hebat.Saya tidak puas dengan permainan ini walaupun saya tahu dia sudah puas, saya mulai mengeluarkan “burung” saya dari dalam CD dan saya mulai memasukkan penis saya di dalam vaginanya tanpa memberitahukan dia yang masih menikmati momen-momen kenikmatan itu.

    Saat saat memasukkan penis ke dalam vaginanya, dia kaget dan berteriak lirih dalam bahasa Mandarin yang artinya, “Joee.., sakitt..”, tapi aku diam saja dan terus memasukkan penis saya sampai kira-kira menyentuh rahimnya.

    Setelah sampai di ujung liang kenikmatannya, saya mencium bibirnya dan dia membalas ciuman saya dengan panas dan agresif dan tangan saya bermain-main dengan liarnya di payudaranya.

    “Hmm.., Ahh.., inii pertama kali saya main dengan orang Indonesia”, katanya dalam bahasa Mandarin yang kadang-kadang bercampur dengan bahasa Inggris. Saya memainkan penis saya di dalam liang surgawinya, cukup lama sekitar 1 jam, tapi saya tahu bahwa dia sudah mencapai puncak surgawi sekitar 4 kali.

    Tetapi saya belum merasa puas (terus terang saya termasuk Hiperseks apalagi ini adalah kesempatan pertama kali bisa merasakan liang surgawi seorang gadis cina asli), saya meminta dia untuk membelakangi saya dan saya mulai memasukkan penis saya ke anusnya.

    Tiba-tiba dia berteriak dengan penuh sensasi dan berkata, “Joe.., kamu adalah pria terhebat.., bahkan eks saya tidak bisa memuaskan saya begini banyak.., arghh.., ohh..”, sambil menggoyang-goyangkan pantatnya yang membuat saya menjadi semakin nikmat.

    Setelah beberapa lama, saya merasa tidak kuat lagi menahan kenikmatan ini dan saya mengeluarkan “senjata” saya dari anusnya dan menyuruh dia untuk menghisap penis saya. Saya sungguh kaget karena dia menyambut tawaran saya dengan senang hati dan saya tiduran sementara penis saya dihisap oleh Miruko dengan nafsunya.

    Dia menghisap hisap penis saya seperti anak kecil yang sedang mengemut permen loli atau ice cream. Makin lama dia menghisap, makin cepat hisapan dia yang membuat saya merasakan sensasi yang luar biasa dan di suatu waktu, saya mempercepat gerakan saya sehingga Miruko juga mempercepat hisapannya dan,

    “Arghh.., guee keluarr.., Mirukol”, teriak saya dalam bahasa Mandarin dan di saat saya sedang bergetar hebat, saya bisa melihat sperma saya sedang memenuhi mulut Miruko dan setelah dia melepaskan penis saya dari mulutnya, saya melihat dia menelan sperma saya semuanya dan perasaan saya sungguh puas sekali dengan perlakuannya.

    Akhirnya saya tidak jadi les privat karena sudah terlalu lama bercinta dengannya. Saya kecapaian dan tertidur sambil memeluk dia di atas dada saya. Sekali-kali saya mencium kening dan mulutnya dan dia membalasnya dengan mesra dan dia hanya berkata “Xie Xie.., Ni Hen Li Hai (Terima kasih, kamu hebat sekali)”.

    Sesudah kejadian ini, saya dan Miruko menjadi sangat akrab seperti orang pacaran walaupun kami tidak pacaran dan hubungan ini terputus karena dia akan pindah sekolah ke Guang Zhou untuk menemani nenek dan adiknya.

    Sewaktu dia akan pergi meninggalkan Beijing, saya menemani dia ke Airport dan kami berciuman dengan mesranya sebelum dia masuk ke pesawat untuk terbang ke Guang Zhow. Wo Zhen De Hen Xiang Ta (Aku benar benar merindukan dia.., terutama liang surganya yang asyik)

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Ereksi Yang Luar Biasa

    Cerita Sex Ereksi Yang Luar Biasa


    1716 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Ereksi Yang Luar BiasaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Panggil saja Dehlan umurnya 18 tahun wajahnya lumayan cakep untuk ukurang orang jawa, setelah dia lulus dari SMK dia bertekat untuk mengadu nasib di Ibu kota, dengan uang secukupnya dan alamat rumah yang ingin ditujunya, Mbak Desilah yang menampung Dehlan nantinya dimana berjalan untuk mencari pekerjaan yang cocok buat dia.

    Desi, wanita yang di panggil mbak oleh Dehlan ini adalah wanita berumur 25 tahun.

    Wajahnya tidak jelek tapi juga tidak cantik, biasa biasa saja tapi manis khas perempuan jawa.

    ” Jatinegara jatinegara…. ” suara pedagang asongan yang membuyarkan lamunan Dehlan.

    ” wahh…. akhirnya nyampe juga ” batin Dehlan sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 08:20, yang berarti sudah hampir jam stengah sembilan.

    Dehlan pun lalu turut berdesak desakan dengan penumpang kereta yang laen untuk keluar dari kereta MATARMAJA yang membawanya dari kampung halamannya ke kota Jakarta.

    Sesampainya Dehlan di jakarta, dia langsung mencari taksi untuk mengantarnya menuju alamat mbak Desi.

    inilah pengalaman pertama Dehlan jauh dari rumah, dan pengalaman pertama dia juga naik taksi.

    Dehlan memang pemuda yang cerdas dan supel, jadi walaupun ini pengalaman pertamanya di kota besar tapi dia tidak kelihatan kampungan ataupun kiku.

    di stopnyalah taksi kosti jaya yang sedang melintas di depat stasiun Jatinegara.

    ” mau kemana mas? ” tanya sang sopir taksi yang di berhentikan Dehlan.

    ” bisa antar saya ke alamat ini pak? ” jawab Dehlan dengan logat jawanya sambil menyerahkan secarik kertas alamat mbak Desi.

    ” oh, iya mas bisa. silahkan masuk. ” jawab sang sopir taksi sambil menyerahkan kebali kertas yang di berikan Dehlan.

    lalu Dehlan pun masuk ke dalam taksi, tapi dia memilih untuk duduk di kursi depan samping pengemudi.
    Taksipun mulai jalan sesaat setelah Dehlan masuk.

    Setelah mobil berjalan sekitar setengah jam di padatnya jalan ibu kota, akhirnya sampai juga Dehlan di alamat yang di tuju.

    ” sudah sampai mas. alamat yang mas cari masuk ke gang itu. ” kata sang sopir taksi sambil menunjuk ke arah sebuah gang di seberang jalan.

    ” oh iya mas, terima kasih.” ” taksinya berapa mas?” jawab Dehlan sambil merogoh dompet di kantongnya.

    ” 25 ribu mas.” kata sang sopir sambil menunjukkan angka argo yang tertera.

    Setelah membayar dan keluar dari taksi lalu Dehlan pun menyebrang dan berjalan masuk ke gang yang tadi di tunjukkan sang sopir taksi.
    sambil berjalan menyusuri gang sempit yang hanya muat untuk 2 motor itu, Dehlan mengeluarkan lagi secarik kertas yang berisi alamat mbak Desi.

    ” Rt 5, Rw 3, kontrakan bercat hijau punya Pak Said.” baca si Dehlan.

    setelah berjalan dan bertanya sana sini akhirnya Dehlan menemukan Kontrakan yang di carinya.

    ” tapi kok sepi ya, mbak Desi kemana?” batin Dehlan sambil melangkah masuk ke halaman kontakan yang berderet ada 8 pintu itu.

    ” kontrakan mbak Desi pintu yang mana ya.” batin Dehlan karena di kertas alamat tidak tertulis pintu berapanya.

    Saat Dehlan sedang melamun karena bingung tiba tiba saja dia di kejutkan oleh sebuah suara yang menegurnya.

    ” nyari siapa ya dik?” suara yang menegur Dehlan.

    Dehlan pun berbalik kearas suara itu dan dilihatnya seorang ibu2 memakai daster biru sambil menggendon bayi.

    ” nyari kontrakan mbak Desi buk, yang sebelah mana ya?” jawab Dehlan.

    ” mbak Desinya lg nggak ada mas, lg kepasar. td katanya mau ada sodaranya yang datang dari kampung. klo boleh tau mas ini siapa ya?” jawab sang ibu berdaster biru.

    ” saya sodaranya mbak Desi dari kampung buk.” jawab Dehlan masih dengan logat medoknya.

    ” oooo….. nah itu dia mbak Desi.” jawab si ibu berdaster biru lagi sambil menunjuk ke arah perempuan yang sedang menenteng belanjaan.

    Dehlan lalu melihat ke arah yang di tunjuk sang ibu itu tadi.

    ” DEHLAN…. dah lama ko?” tanya si mbak yang menenteng belanjaan yang ternyata mbak Desi itu.

    ” b.b.b.baru saja mbak.” jawab Dehlan terbata bata karena setengah nggak percaya klo wanita itu mbakDesi yang sedang di carinya.

    Dehlan tertegun nenatap sosok Desi yang sekarang beda dengan yang dia ingat dulu di kampung.

    Desi sekarang yang dilihat Dehlan adalah wanita yang manis dan sexy dengan balutan kaos ketat warna putih yang menonjolkan payudaranya yang montok walau tidak terlalu besar di padu dengan rok jeans span selutut makin menambah manis wanita ini.

    ” oh iya buk, kenalin ini Dehlan sodara saya dari kampung.” kata Desi kepada wanita berdaster biru mengenalkan si Dehlan.

    lalu Dehlan dan si ibu berjabat tangan sambil tersenyum sopan.

    ” ayo masuk ko, mari bu.” kata Desi mengajak Dehlan masuk sambil berpamitan kepada ibu berdaster biru.

    lalu Desi membuka kunci pintu dan masuk ke kontrakan yang ternyata berada di paling ujung deretan kontrakan itu di ikuti Dehlan.

    ” ya beginilah kontrakan mbak ko, alakadarnya.” si Desi menunjukkan keadaan kontrakannya.

    kotrakan Desi adalah kontrakan satu ruangan, lumayan luas dengan kamar mandi di dalam.

    di dalamnya lumayan lengkap ada tivi, kulkas, springbed ukuran jumbo dan peralatan2 laennya.

    ” trus ntar aku tidur dimana.” batin Dehlan setelah melihat2 ruangan kontrakan Desi.

    saat Dehlan melamun tiba2 dia di kagetkan suara Desi yang menyuruhnya mandi trus istirahat.

    mendengar perintah Desi, Dehlan pun lalu meletakkan tas ranselnya di depan rak tivi mengambil handuk peralatan mandi lalu menuju kamar mandi.

    sesampainya di kamar mandi Dehlan pun kembali bingung, karena kamar mandinya nggak ada pintunya.

    “ah bodo amat” batin Dehlan karena dia pengen buru2 mandi trus langsung tidur karena capek habis perjalanan jauh.

    selesai mandi dan berganti pakaian lalu Dehlan pun pamit buat istirahat tidur.

    “tidurnya di ranjang aja ko.” kata Desi.

    “iya mbak.” jawab Dehlan sambil merebahkan diri ke springbed embuk bercover biru muda.

    tak terasa Dehlan sudah tertidur hampir 6 jam. Dehlan terbangun karena mendengar suara orang sedang mandi.

    sampai di sini Dehlan belum punya pikiran macam macam.

    setelah selesai mandi dengan menggunakan daster warna ungu, lalu Desi mengajak Dehlan untuk makan.

    ” ayo makan ko. td mbak gk tega mo ngbangunin kamu. kamunya nyenyak banget tidurnya.”

    ” iya mbak.” jawab Dehlan.

    merekapun lalu makan masakan Desi yang di masak tadi waktu Dehlan sedang tidur.

    sambil makan merekapun bercakap2 mengakrabkan diri, sambil Desi Menanyakan keadaan di kampung.

    maklum, Desi sudah hampir 4 tahun nggak pulang kampung.

    nggak terasa merekapun sudah semakin akrab dan waktupun tak terasa sudah larut malam.

    ” aku tidur di mana mbak?”

    ” di mana aja ko, klo mau di kasur bareng mbak juga boleh.”

    DEG….. Dehlan terkejut dengan jawaban Desi.

    ” aku tidur di bawah aja lah mbak, di depan tivi.”

    ” ok lah terserah kamu.” jawab Desi.

    hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tak terasa Dehlan sudah 4 bulan numpang di kontrakan Desi.

    selama 4 bulan itu juga Dehlan sudah mondar mandir kesana kemari melamar kerja bermodalkan ijasah SMK, tapi sayang belum juga mendapatkan pekerjaan.
    dan selama 4 bulan itu jugalah si Dehlan lama2 mempunyai hasrat terpendam dengan mbak Desi.

    bagaimana tidak, selama 4 bulan mereka tinggal berdua dengan kamar mandi yang gak ada pintunya dan kadang merekapun tidur seranjang berdua.
    di tambah lagi dengan gaya berpakaian Desi yang terbilang berani kalo di dalam kontrakan.

    kadang Desi suka memakai hot pants yang super pendek dan ketat, baju tidur yang tipis merangsang, bahkan sering juga Desi hanya memakai kaos oblong yang kebesaran tanpa memakai bawahan, hingga kadan2 CD nya terexpost mata elang Dehlan.

    di tambah lagi kamar mandi yang tak berpintu itu kadang membuat Dehlan tambah blingsatan menahan konak.

    karena pernah beberapa kali Dehlan tanpa sengaja memergoki Desi lagi telanjang di kamar mandi begitu pula sebaliknya.

    kalau sudah nggak tahan Dehlan terpaksa onani diam2 di tengah malam sambil membayangkan Desi.
    tanpa Dehlan sadari sebenarnya Desi pun juga sama. diam2 Desi pun juga sering di landa birahi karena pernah beberapa kali memergoki Dehlan yang sedang mandi.

    Desi selalu terbayang kontol Dehlan yang lumayan besar dan panjang itu walaupun sedang tidak ereksi.

    setelah selama 4 bulan itu mereka hanya memendam nafsu masing2 tanpa ada yang berani mengungkapkan.

    akhirnya pada suatu hari kejadian itu di mulai dan terjadi juga.

    waktu itu di suatu pagi.

    jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, Desi bangun dari tempat tidur langsung bergegas ke kamar mandi karena mau berangkat kerja.
    sesampainya di kamar mandi Desi langsung melepas baju tidurnya yang berupa daster tipis itu skalian BH dan CD nya.

    sejenak Desi mematut dirinya di cermin mengagumi tubuhnya yang montok.

    “ah… sudah terlalu panjang.” batin Desi melihat bulu memeknya yang sudah mulai panjang.

    Desi memang tipe wanita yang nggak mau atau risih kalo bulu memeknya panjang. dia lebih suka dengan memeknya yang gundul tanpa sehelapuni bulu jembut.

    dengan begitu daging memeknya yang tebal tembem semakin kelihatan dengan belahan memek yang masih rapat dan clitarisnya ya besar itu semakin menantang.
    segera Desi mengambil silet cukur, sambil duduk mengangkang di bak mandi Desi mulai mencukur habis bulu jembutnya.

    selesai mencukur bulu jembut lalu Desi membasuh memeknya untuk membersihkan bulu jembut yg menempel sehabis di cukur.

    waktu menyiram dan membersihkan bulu jembut yang habis di cukur tiba2 saja birahi melandanya.

    di letakkannya gayung yg di pegangnya sambil makin mengangkangkan kakinya Desi mulai meraba2 memeknya sendiri.

    di putar2kannya jempol tangan kirinya di clitaorisnya yang semakin keras dan membesar, sambil tangan kanannya meremas2 payudaranya sebelah kiri.
    seiring rangsangan di clitoris memek Desi mulah basah dengan cairan kawinnya sendiri.
    ” uuuuuh…… hhhhmmmmm………”

    ” ooh….sssstttt….. oh… yeah….. ennmakkk…..”

    pelan2 mulai keluar desahan Desi tangan kirinya yang tadi bermain di clitorisnya kini sudah berpindah ke lubang memeknya. di usap2 memeknya sambil sesekali jari tengahnya menyusup mengorek2 belahan memeknya.

    makin lama makin basah dan makin cepat pula tangan kirinya mengusap2 memeknya sendiri, sambil tangannya yang kanan berpegangan pada kran air takut terjatuh.

    ” ooooohhhgmmm…… iyyyyy….. eeennakkk……”
    tapi tiba2 Desi menghentikan aktifitasnya. dia ingin merasakan yang lebih enak dengan posisi yang lebih nyaman.

    Desi mengintip ke ruangan kontrakannya memastikan kalau Dehlan masih tidur. lalu dia berjalan telanjang bulat berjingkat lalu lansung naik ke tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi ketelanjangannya.

    sebelum melanjutkan masturbasinya Desi mengambil sesuatu dari laci yang ada di samping tempat tidur. dan ternyata yang di ambilnya adalah sebuah dildo berukuran sedang dengan vibrator.

    pelan2 di arahkannya dildo itu ke lubang memeknya, di usap2 kannya di situ sampai memeknya kembali basah kuyup dg cairan kawinnya.
    pelan tapi pasti sambil terpejam dildo itupun mulai masuk ke lubang memeknya. di diamkan di nikmati keberadaannya sebentar di dlm memeknya sebelum mulai di gerakkan keluar masuk.

    Desi mulai mendesah lagi seiring dildo mengobok2 lobang memeknya.

    “ssssstttttt……mnmmmmm…….oh oooogh….. yesss……..
    aaaaagrhg…… ooh…. enak…. nikmat banget…. hhhhuuuug……..
    memmmek…. enaaaak mmmmeem….ekku…… hiiiiaaaaa……
    ggggatttteell…..”

    desah Desi yang makin lama makin keras tak terkontrol. tubuhnya mengelijang2 seperti cacing kepanasan. masih kuran puas lalu Desi menghidupkan fibrator dildonya.

    “ngngngngngng…….”

    bunyi vibrator dildo yang bergetar mengobok2 lubang memeknya. desahan Desi sekarang makin keras, malah bisa di sebut jeritan2 kecil.
    tubuhnya mengelijang2, matanya terpejam menikmati deraan knikmatan di selangkangannya. karena gerakannya tanpa dia sadari bahwa selimut yang tadi di pakai buat menutupi tubuhnya sekarang hilang entak kemana.

    sengga tubuh telanjang, kakinya yang terkangkang dengan dildo ya dia pegang keluar masuk dan bergetar di memeknya tak lagi tertutupi.

    “oooooohhhh………aaaaaiiiiihhi…….
    mmmmmm……
    yyyyeeess….

    enak bbbanggget mmmmemeeekkkkuuuuhh…..

    desah Desi yang makin dan semakin keras.

    tanpa Desi sadari bahwa desahannya telah membangunkan Dehlan dari tidurnya.

    terbangun dari tidurnya karena desahan Desi yang makin keras lalu Dehlan bangun dan melihat ke arah ranjang tempat asalnya suara itu.
    betapa terkejutnya Dehlan nenjumpai sesosok wanita mengangkan di tempat tidur mendesah2 birahi sambil mencucukan dildo keluar masuk ke memeknya.
    tertegun Dehlan melihat pemandangan seperti itu, sehingga pelan tapi pasti birahi mulai menguasainya.

    karena sudah gk kuat menahan birahi lalu Dehlan dengan cepat mengeluarkan kontolnya dari celananya dan mulai mengocok pelan sambil menikmati siaran langsung Desi.

    pelan tapi pasti kontol Dehlan mulai ereksi sempurna. karena kurang nyaman lalu Dehlan skalian lepas celana dan bajunya telanjang bulat juga, sambil terus mengurut2 kontolnya mencari kenikmatannya sendiri.

    bersamaan dg itu tiba2 saja Desi membuka matanya. melotot seakan mau keluar bola matanya. mulutnya meracau tidak karuan.

    “oooogghhh….. aaaaaaaaa…… aku utt…. ennnakk…… yeeeeaaa……
    eeekkk…koo….. huhhuhhuh……. nggggapppaii…..mmmmmm…….
    kammmmuuu….. a aaa….. akku keeee…..llu……
    ooooooh…… iiiiyyyyyaaaaaaa…….
    ekkkkooooo………

    tubuh Desi mengelijang2 tanda dia mau orgasme yang dahsyat. dan……
    crot…. crot…. crot…. crot…..
    aaaaaaaaaaaahhhhh…….

    Desipun orgasme dengan dahsyatnya tanpa sanggup dia hentikan walapun dia tahu Dehlan sedang melihatnya orgasme sambil telanjang bulat mengocok2 kontolnya.

    hhhhhhg….. dengus nafas Desi menikmati sisa2 orgasmenya sambil mengeluarkan dildo yang mengentot memeknya sambil tepejam dan masih mengangkang.
    entah setan mana yang menghinggapi Dehlan sehingga dia pelan2 naek ke atas ranjang, memposisikan tubuhnya di tengah2 kangkangan Desi lalu memegang kotolnya dan dengan satu dorongan langsung membenampan ke memek Desi yang baru saja orgasme dengan dahsyat.

    tersentak Desi merasakan ada sesuatu yang menerobos masuk lobang memeknya. Desi merasakan perih di memeknya karena kontol Dehlan di masukkan dengan paksa dan cepat. lg pula kontol Dehlan lebih besar dah panjan dari pada dildo yang baru di pakai Desi.

    sehingga Desi bisa merasakan kalau kontol Dehlan masuk terlalu dalam sampai tembus pintu rahimnya.

    mata Desi melotot, mencoba meronta tapi apa daya. tubuhnya lemah tanpa daya karena baru mendapat orgasme yang sangat dahsyat.
    setelah memasukkan kontolnya ke memek Desi, Dehlan tidak langsung mengocoknya melaindah didiamkan terbenam sambil menikmati kedutan memek Desi yang baru orgasme.

    ” DEHLAN..!!! apa yang kamu lakuin???. cabut.!!….” Desi mencoba menghardik Dehlan.

    ” gila kamuu u… ko….. cabut ko… please… mbak hhhhmmmmm……

    tanpa memperdulikan perintah Desi pelan2 Dehlan mulai menggenjot Desi. pertama pelan lalu makin lama makin kencang makin lama makin beringas.
    ” ooooohhh….. kontolku enak mbak…… huuuhhh…… enaaaakkk….. mbaaakkk……
    memmmee…… uhhh….sssrrt……” Dehlan mendesah meracau.

    ” stooopppssphhh….. aaaaahhh… hhhhhiih……” kata Desi sambil terus meronta melawan tapi juga mendesah.

    “uddddaaaa….aaaaahhhh……. aaaammmpun ko…… kontolmu tembus rahhhimku kooo…….

    plok plok plok plok……
    clep clep clep clep clep…….
    suara selangkangan meraka beradu bertumbukan.

    Desi meronta tapi sebenarnya dia juga merasakan nikmat yang teramat sangat sehingga Desipun merasa hampir mendapatkan orgasme lagi.
    “ooh…. memekmu dahsyaaaatttt mmmmmm……. mbbaaak……

    ayooooo…… aku mau keluar….. aaaaarrrsgggtttthg…….” desah Dehlan.

    seketika juga Desi terkejut.
    “..jjjjjaaaa…..nggaaaan……….. aaaaaahhhh…….. ssssrr……”

    tiba2 tubuh Desi mengejang, tangan dan kakinya memeluk Dehlan dengan erat, pinggulnya bergetar hebat tanda Desi sedang orgasme.

    ” aaakkuuu…. kelluaaa…… oooorrgghh…….” dan… crot crot crot crot crot……….

    Dehlan orgasme juga hampir bermaan dengan Desi. menyemprotkan banyak sperma langsung ke rahim Desi.

    ” hhhhii…..uuuuh…… nikmat mbak……” guman Dehlan.

    ” aaaaah…hhh…… jaangan di dalam…. nanti aku hamil…..” kata Desi pelan, melarang Dehlan tapi sudah terlambat, Dehlan telah menanamkan benihnya di rahim Desi.

    mereka masih bepelukan dengan kontol Dehlan masih menancap di memek Desi.

    ” kamu kok tega2 nya ko ama mbak?” kata Desi pelan sambil menahan marah.

    Dehlan hanya diam menjawab.

    pelan2 tetes bening air mata keluar dari sudut bening mata Desi.

    akhirnya setelah lelah bergulat mereka berdua tertidur berpelukan, dan Desipun nggak jadi berangkat kerja.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Puncak Kenikmatan Tante

    Cerita Sex Puncak Kenikmatan Tante


    1514 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Puncak Kenikmatan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku mempunyai tante dimana dia sering ditinggal pergi oleh suaminya, kadang samapai seminggu kadang juga bisa lebih, karena kebutuhannya tanteku mendirikan warung di depan rumahnya dia mempunyai anak 3 yang masih kecil kecil, tubuh tanteku menarik dengan postur yang tingginya 170 cm umurnya masih muda 28 tahun.

    Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

    Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

    Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.

    Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

    Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.

    “Tante, Didik mau ambil rokok, nanti Didik bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku.

    “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.

    Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.

    “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya.

    Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja.

    Begini aja deh Tan, Didik ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

    Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja.

    “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya.

    Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

    Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku.

    “Didik! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

    “Ohh.. oohh..” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.

    “Jangan.. Didik.. jang..” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya.

    Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.

    Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, Didikcok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang.

    Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

    “Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus.. terus..” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang.

    Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

    Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

    “Ah.. ahh.. Didik, Tante mau keluuaarr..” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crett.. crett.. cret..” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku.

    Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Didik!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

    Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Didik.. akh..” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.

    Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak.

    “Tan.. aku.. aku mauu.. keluar..” bisikku sambil mempercepat gerakanku.

    “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan.. aku.. keluarr..” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.

    “Cret.. cret.. cret..” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret.. cret.. cret.. ahh..” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

    Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Didik! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.

    Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

    Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

    Untuk saudara-saudara sekalian yang mau membutuhkan jasaku bisa anda hubungiku lewat e-mail yang ada di sini asalkan anda adalah wanita tulen, kalau bisa seperti tanteku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bella diserbu oleh Rodal

    Cerita Sex Bella diserbu oleh Rodal


    1559 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Bella diserbu oleh RodalCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Saat liburan didesan musimnya saat itu musim hujan, Bella berteduh di sebuah rumah yang ada terasnya, Bella pun melihat kejadian yang mana ada seorang pria yang dipukuli oleh beberapa orang, Tiba tiba pintu rumahnya terbuka dan menyentak Bella untuk segera masuk kedalam rumah, seorang pria yang berbadan kekar menyeret tubuh Bella memaksa untuk masuk kedalam.

    Pria berambut kucir itu segera membekap mulut gadis itu dan meminting tangannya ke belakang agar tidak berteriak lagi.

    “Siapa nih!?” tanya Munir pada pria itu.

    “Dia ada di halaman samping Bos, waktu saya panggil dia lari…dia pasti udah liat semuanya” jawab pria itu.

    “Ngapain lu disini hah!?” bentak Munir.

    “Mmhh…saya…saya cuma lewat mau pulang ke vila, tapi hujan tambah besar jadi saya kepaksa berteduh dulu…tolong lepasin saya, bener saya ga liat apa-apa!” jawab gadis itu ketakutan, matanya yang indah mulai berkaca-kaca.

    “Bohong Bos, dia pasti udah denger dan liat semuanya!” potong si rambut kuncir, “untung tadi saya sigap”

    “Gimana nih Bos sekarang?” tanya Irsyad menunggu perintah.

    Munir mengelus-elus dagunya yang berjenggot kambing itu sambil memandangi gadis itu. Usianya masih muda sekitar awal 20an, dari penampilannya sepertinya ia seorang mahasiswi.

    Parasnya sungguh cantik dengan rambut hitam yang lurus dan panjang, tubuhnya yang langsing dibungkus oleh kaos hitam tanpa lengan dilapisi cardigan pink untuk melindungi dari udara malam serta bawahan berupa celana pendek longgar yang menggantung sejengkal di atas lutut sehingga memperlihatkan pahanya yang jenjang dan mulus. Pakaian dan rambutnya agak basah terkena hujan, nampaknya ia memang bermaksud berteduh.

    “Siapa namalu manis?” tanya Munir mendekati dan mengelus pipi gadis itu.

    “Kalau ditanya jawab hah! Siapa nama lo!?” bentaknya melihat gadis itu terdiam ketakutan.

    “Saya…Bella, tolong lepaskan saya, saya gak akan bilang siapa-siapa” ibanya tanpa bisa menahan air matanya yang menetes membasahi pipi.

    “Bella heh, nama yang indah, seindah rupanya hahaha!” Munir mengangkat dagu gadis itu, menatapi wajah cantik itu sambil tertawa disambut tawa kedua anak buahnya.

    Rabaan Munir dari pipinya merambat turun ke leher, bahu, hingga akhirnya payudara kiri Bella.

    “Jangan…jang…eemmhphp!” jeritan Bella langsung terhambat karena si pria berkucir kembali membekap mulutnya.

    “Buka mulutnya Di, biar aja dia teriak…ayo teriak, ga akan ada yang denger suara lu, daerah ini sepi dan lagi hujan!” kata Munir sambil tangannya mulai meremasi payudara gadis itu.

    “Ayo kita nikmatin dulu cewek cantik ini, sayang kan yang bening gini lepas gitu aja…

    “Siap Bos…kita juga kebagian kan, capek nih dari tadi mukulin melulu hehehe!” Irsyad nampak antusias dan tersenyum mesum, demikian pula Muchdi, temannya yang rambutnya dikucir itu.

    “Hehe…emang Bos dingin-dingin gini paling enak ya ngentot!” sahut Muchdi yang tangannya mulai ikut menggerayangi tubuh Bella.

    “Hentikan! Jangan lakukan itu!” jerit Bella sambil meronta berusaha melepaskan diri, namun tenaganya bukanlah tandingan kedua pria itu yang telah menghimpit tubuhnya.

    Ia menggeleng-gelengkan kepalanya menghindari Munir yang hendak melumat bibirnya, sementara tangan-tangan kasar mereka sudah bergerilya di tubuhnya. Dalam satu kesempatan ketika kuncian Muchdi mengendur karena sibuk menggerayangi tubuhnya

    Bella berhasil menendang perut Munir dengan lututnya sehingga pria itu terhuyung ke belakang sambil mengaduh memegangi perutnya. Gadis itu buru-buru lari ke arah pintu, namun baru saja beberapa langkah sebuah tangan menariknya ke belakang.

    Irsyad yang baru saja mengencangkan ikatan Robby dan mengikat mulutnya, rupanya bertindak cukup sigap. Ia berhasil menggapai cardigan gadis itu, menariknya hingga lepas dari tubuhnya. Sesaat kemudian gadis itu sudah berada dalam dekapannya.

    “Bajingan! Lepaskan saya!” jerit Bella memakinya.

    “Huehehe…mau kemana Bell…emmhh…uuh!” Irsyad memperkuat dekapannya sambil berusaha menciumi leher dan tenguk gadis itu.

    “Plak! Aawww!” rintih Bella ketika telapak tangan Munir yang marah mendarat di pipinya.

    “Diam perek!” bentaknya.

    Air mata gadis itu makin mengucur membasahi pipinya ketika tangan Munir membetot keras kaosnya hingga robek. Mata ketiga pria bejat itu melotot melihat buah dada gadis itu yang masih terlindung di balik bra kremnya. Tubuh Bella bergetar saat Irsyad menyusupkan tangannya ke balik branya dan mulai meremas payudaranya dengan kasar, jarinya sesekali menjepit dan memelintir Putingnya.

    “Wuih…ini bener-bener mantep Bos, montok bener!” celoteh Irsad.

    Bella semakin menangis mengiba dan menjerit ketika Munir menarik lepas branya. Terlihat dua buah payudara Bella yang bulat dan masih kencang.

    “Wow…kenceng bener tetek lo Bell! Enak tuh klo kita remes dan isep-isep. Hahahaha……”. “Liat Putingnya juga masih kecil. Nanti gw bikin keras dan mancung biar lebih seksi” celoteh Munir.

    “Jangan nangis sayang, kita kan mau bersenang-senang. Hahaha….!” kata Munir sambil meremas payudaranya, “yang gini nih yang gua suka, bener-bener seger!”

    “Ayo Bell, abang bisa kok bikin Non Bella kejang-kejang keenakan huehehehe!” Muchdi mendekatinya dan mulai menggerayangi tubuh atasnya yang sudah topless.

    Desahan gadis itu di sela-sela tangisannya membuat ketiga pria bejat yang mengerubunginya semakin bernafsu. Tangan Muchdi kini merambat turun ke bawah, menyusup masuk ke pinggang celana pendek yang dikenakan gadis itu.

    Bella merasakan tangan kasar pria itu menyentuh permukaan vaginanya, jari-jarinya mengelusi bibir vaginanya. Tubuhnya menggelinjang ketika jari-jari itu menyusup ke vaginanya dan mulai bergerak keluar masuk menggeseki dinding vaginanya. Pada saat yang sama, Munir menundukkan badannya dan melumat payudara Bella dengan gemas.

    “Mmhhh…lepaskan…aaahhh-aahh….jangan!” ia mulai mendesah tak tertahankan.

    Irsyad menyibakkan rambut panjang gadis itu ke kanan agar bisa menjilati dan mencupang leher sebelah kirinya. Lidah Irsyad yang kasar dan basah itu menyapu telak kulit lehernya membuat bulu kuduk gadis itu merinding.

    Mereka lalu menyeret tubuh Bella dan membaringkannya di atas sebuah meja kayu di ruangan itu. Munir yang mengambil posisi di antara paha gadis itu menarik lepas celana pendek berikut dalamannya. Kini vagina Bella yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat terekpos sudah membuat mata ketiga pria bejat itu nanar menatapinya.

    “Wah…gua suka yang kaya gini, jembut lebat, bibirnya rapet!” sahut Munir sambil meraba kemaluan gadis itu yang sudah agak basah karena dipermainkan Muchdi tadi.

    Ia lalu menusukkan jari tengahnya ke liang vagina Bella sehingga tubuh gadis itu mengejang dan jeritan kecil keluar dari mulutnya. Dengan gemas Munir memutar-mutar jarinya mengobok-obok vagina gadis itu. Tanpa bisa tertahankan Bella menggelinjang, ia memohon agar mereka tidak meneruskan perbuatannya sambil diiringi desahan-desahan yang justru membuat mereka semakin nafsu.

    Sementara Muchdi dan Irsyad juga tidak tinggal diam, mereka ikut menggerayangi tubuh mulus Bella yang sudah terbaring tak berdaya. Irsyad mencaplok payudara kiri gadis itu dan mengemut-emutnya, dihisap dan digigitinya Puting susu itu hingga pemiliknya semakin menggelinjang dan mendesah tak karuan.

    Bella menggeleng-gelengkan kepalanya ketika Muchdi hendak menciumnya, tapi reaksinya malah membuat pria itu tertawa-tawa lalu menjenggut rambut panjangnya, lidahnya langsung menyapu pipinya yang halus lalu menempel pada bibir tipis gadis itu. ‘eeemmhhh….eemmm!’ Bella mengatupkan mulutnya menolak diciumi Muchdi, namun rangsangan pada sekujur tubuhnya membuatnya tak tahan untuk tidak mendesah, Muchdi sendiri saat itu juga aktif menggerayangi lekuk-lekuk tubuh gadis itu.

    Mulut Bella yang tertutup pun kian mengendur hingga akhirnya Muchdi berhasil memasukkan lidahnya ke mulut gadis itu dan mencumbuinya dengan liar. Lidah Muchdi mengais-ngais mulut Bella dan menyapu rongga mulutnya, ludah mereka saling bertukar dan tanpa sadar Bella pun mulai ikut memainkan lidahnya beradu dengan lidah pria itu karena libidonya semakin naik tanpa dapat ia kendalikan.

    ‘Eeenngghhh!’ lenguh gadis itu di tengah percumbuannya karena merasakan ada benda hangat basah menyentuh bibir vaginanya. Ia menggerakkan bola matanya melirik ke bawah sana dimana Munir tengah membenamkan wajahnya agar dapat melumat vaginanya.

    Sensasi geli segera timbul dari bawah sana menjalar ke syaraf-syaraf kenikmatan di tubuhnya dan membuat birahinya semakin naik tanpa dapat ia kendalikan. Lidah Munir menyapu telak bibir vaginanya lalu menyusup masuk menggelitik dinding bagian dalamnya.

    “Uuuummhh…gurih, bener-bener hoki kita hari ini bisa nikmatin yang sedap gini hahaha!” celoteh Munir di tengah lumatannya terhadap kewanitaan Bella.

    Dengan dua jari ia membuka bibir vagina gadis itu semakin lebar sehingga menampakkan warna merah merekah. Sementara Irsyad terus menjilati kedua payudaranya secara bergantian, sebentar saja kedua gunung kembar itu sudah basah oleh ludahnya, bekas gigitan memerah juga tampak pada beberapa bagian.

    Setelah hampir lima menit bercumbu, Muchdi melepaskan mulutnya dari Bella. Gadis itu bernafas terengah-engah sambil terisak dan mendesah. Belum terlalu lama ia mengambil udara segar Muchdi sudah menarik rambutnya sehingga kepalanya kini terjuntai ke bawah di tepi meja dan pandangannya terbalik.

    “Aaah…jangg….eeemmphhh…mm mm!” kata-katanya terBellus karena Muchdi menjejalkan penisnya ke mulut gadis itu.

    Pria itu memaju-mundurkan penisnya pada mulut Bella seperti menyetubuhinya, kedua kantung pelirnya menampar-nampar hidung gadis itu, aroma tak sedap segera menyergap hidungnya. Namun Bella tidak punya pilihan lain selain beradaptasi mengisap penis di mulutnya. Tubuhnya menggelinjang-gelinjang di atas meja kayu itu tanpa dapat ditahannya.

    Tangan-tangan kasar dan lidah-lidah para pria bejat itu terus merangsang tubuhnya. Di bawah sana, lidah Munir menjelajah semakin dalam ke dalam vagina Bella dan menemukan klitorisnya. Daging kecil yang sensitif itu digigitnya pelan dan dihisap-hisap, kontan Bella pun semakin menggelinjang dan mendesah tak karuan dibuatnya.

    “Eemmhhh….eemmmm!” dari mulutnya yang dijejali penis Muchdi terdengar desahan tertahan.

    Sebentar saja Bella merasakan vaginanya makin berdenyut-denyut hendak mengeluarkan cairan klimaksnya. Akhirnya…ssrrrr…cairan bening dan hangat itu meleleh dengan derasnya dibarengi dengan mengejangnya tubuh gadis itu. Dengan rakus, Munir menyeruBell cairan itu seperti orang kehausan.

    “Ssshhrrppp…ssllluurrpp…i ni baru sip, hhmmm udah ga sabar gua jejelin ****** gua kesini!” kata Munir setelah puas menyeruBell cairan kewanitaan Bella.

    Setelah itu ia buru-buru membuka celana dan mengeluarkan penisnya yang sudah mengeras lalu mengarahkan kepalanya ke belahan bibir vagina gadis itu yang sudah becek siap melakukan penetrasi. Saat itu Bella yang masih mengulum penis Muchdi membelakkan mata merasakan sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke vaginanya.

    Munir melenguh keenakan merasakan himpitan dinding vagina Bella yang begitu sempit dan bergerinjal-gerinjal. Tak lama kemudian ia mulai mengocok penisnya keluar masuk, mula-mula pelan hingga frekuensi genjotannya main naik dan menimbulkan bunyi kecipak dari gesekan alat kelamin mereka dan cairan dari vagina gadis itu.

    Tubuh Bella tergoncang-goncang, demikian pula sepasang payudaranya sehingga nampak makin menggemaskan, sepasang gunung kembar itu tidak pernah lepas dari tangan dan mulut mereka.

    “Hhuuuhh…seret banget…uuhh…ini baru top!” sahut Munir sambil menyetubuhi Bella semakin liar.

    “Sepongannya juga sip Bos…edan kaya diisep-isep nih!” timpal Muchdi yang penisnya sedang dioral oleh gadis itu.

    “Gantian dong Di, gua juga pengen nyicipin, kayanya enak tuh ya!”

    Muchdi mempersilakan Irsyad mengambil posisinya karena ia sendiri tidak ingin buru-buru keluar sebelum menikmati hidangan utamanya yaitu mencoblos vagina gadis itu. Pria berambut cepak itu segera meraih kepala Bella, gadis itu sempat mengambil udara segar sebentar dan sedikit terbatuk-batuk sebelum akhirnya mulutnya kembali dijejali penis, kali ini oleh Irsyad, pria itu memegangi kepalanya sehingga kini kepala gadis itu tidak lagi terjuntai terbalik yang membuatnya tidak nyaman.

    “Sudah…saya mo…hhhmmmhh!” Irsyad memasukkan penisnya dengan paksa ke mulut gadis itu dan memotong kata-katanya.

    Irsyad mendesah nikmat merasakan mulut gadis itu memanjakan penisnya dengan ludahnya yang hangat dan lidahnya. Bella nampak kewalahan karena penis Irsyad diameternya lebih lebar daripada milik Muchdi. Dengan susah payah Bella mencoba menggerakkan lidahnya menyapu kepala penis itu.

    “Uuuhh…mantap Bell, yah…jilatin terus…emuthh!” desah pria itu sambil meremasi rambut Bella.

    Muchdi menarik kursi ke dekat meja itu lalu duduk di atasnya, ia mengamat-amati tubuh mulus Bella yang sudah mulai berkeringat dan mengelusinya dengan kagum. Lidahnya terjulur keluar menjilati wilayah Puting gadis itu sementara tangannya yang satu meremasi payudaranya yang sebelah.

    Di sisi lain, Munir semakin cepat menggoyangkan pinggulnya menyodok-nyodok vagina Bella dengan penisnya. Mulut pria itu menceracau tak karuan hingga akhirnya melenguh panjang, ia menekankan penisnya dalam-dalam ketika mencapai klimaks.

    Akhirnya setelah dua puluh menitan menggarap Bella, Munir tidak bisa lagi menahan keluarnya spermanya yang mengisi vagina gadis itu. Pada saat hampir bersamaan, Bella pun kembali berorgasme, nafasnya mendengus-dengus, erangan tertahan terdengar dari mulutnya yang tengah dijejali penis, tubuh telanjangnya hanya bisa menggelinjang-gelinjang menyebabkan dadanya makin membusung dan membuat Muchdi yang sedang menyusu semakin bernafsu dibuatnya.

    Terdengar suara ‘plok’ saat Munir menarik lepas penisnya dari vagina Bella, liang vagina gadis itu ternganga selama beberapa saat sebelum menutup kembali, cairan orgasmenya meleleh keluar dari liang itu bercampur dengan cairan kental berwarna Bellih susu membasahi selangkangan dan meja di bawahnya.

    “Ayo siapa mau coba nih!” sahut Munir seusai melampiaskan nafsunya.

    “Gua Boss…gua dah konak nih daritadi!” Muchdi buru-buru mengambil posisi di antara kedua paha Bella, “eh, Syad…turunin dulu dong, gua mau gaya doggy nih, biar lebih enak!”

    Irsyad yang sedang asyik menikmati penisnya dikulum membantunya menurunkan tubuh gadis itu ke lantai. Bella berusaha beringsut untuk menjauh dari mereka, namun ia harus pasrah mendapati kenyataan bahwa tubuhnya sudah terlalu lemas untuk itu, belum lagi ditambah rasa nyeri pada vaginanya yang baru saja dibombardir penis Munir.

    Muchdi mengatur tubuh Bella menungging di lantai kayu itu dengan bertumpu pada kedua lutut dan siku tangannya. Tak lama kemudian kepala penisnya sudah membelah vagina gadis itu.
    “Ooohh…sakit!” Bella mendesah lirih, “Aahhkk!!” Muchdi menyentakkan pinggulnya kuat-kuat setelah penisnya menancap setengahnya hingga benda itu melesak masuk dan gadis itu menjerit.

    Tanpa memberi kesempatan pada gadis itu untuk beradaptasi, Muchdi menyodok-nyodokkan penisnya dengan buas. Nampak sepasang payudara Bella terayun-ayun seirama goncangan tubuhnya menciptakan suasana yang semakin erotis.

    Tangan kiri Muchdi meraih payudara itu dan meremasinya sambil terus menyodoknya dari belakang. Erangan Bella semakin keras, matanya merem-melek, secara refleks ia juga turut menggerakkan pinggulnya mencari kenikmatan. Munir dan Irsyad tertawa-tawa melihat reaksi gadis itu.
    “Hahaha…tuh kan jadi ketagihan, tadi nangis-nangis minta dilepasin sekarang malah pengen dientot!” ejek Munir.

    “Biasa Bos…belum tau enaknya dia hahaha!” timpal Irsyad.

    Sodokan Muchdi semakin cepat, lenguhannya bercampur dengan erangan Bella memenuhi ruangan itu, ditambah lagi dengan bunyi tumbukan alat kelamin mereka, ‘plok…plok…plok!’. Sementara itu, Robby yang terikat tak berdaya hanya bisa menyaksikan gadis itu diperkosa tanpa bisa berbuat apa-apa.

    Sebenarnya ia merasa sangat kasihan dan ingin menolongnya, namun apa yang dapat diperbuatnya? bahkan nasibnya sendiri sedang di ujung tanduk. Secara naluriah, ia sendiri terangsang melihat gadis secantik Bella diperkosa massal oleh ketiga bajingan itu, tanpa dapat ditahan penisnya pun mengeras karenanya.

    “Uuuhh…uhhh…enak kan Bell…seretnya!” ceracau Muchdi yang terus menggenjoti gadis itu dan meremas-remas payudaranya.

    “Ditanya jawab yah!! Enak gak Bell!!” Muchdi menjambak rambut panjang gadis itu hingga kepalanya menengadah.

    “Aduuhh….ahhh…iyah enak…sakit, jangan ditarik gitu….aahh!” rintih Bella yang wajahnya semakin berlinang air mata.

    Ketiga pria bejat itu tertawa-tawa, ejekan-ejekan yang melecehkannya terus keluar dari mulut mereka.

    “Ayo Di…bikin non Bella kelepek-kelepek hahaha!” kata Irsyad.

    Merasa tertantang Muchdi semakin mempercepat sodokannya pada vagina gadis itu. Hingga akhirnya tak lama kemudian pria itu semakin melenguh-lenguh, frekuensi genjotannya semakin cepat dan remasannya pada payudara gadis itu semakin keras.

    Desahan Bella bercampur dengan rintihan kesakitan. Dengan satu lenguhan panjang, preman berkuncir itu menancapkan penisnya dalam-dalam dan melepas orgasme. Untuk kedua kalinya vagina Bella terisi dengan sperma, ia dapat merasakan kedutan-kedutan penis pria itu dan cairan Bellihnya yang hangat memenuhi rahimnya. Ketika Muchdi mencabut penisnya nampak cairan spermanya bercampur cairan kewanitaan gadis itu membentuk untaian sepanjang lima centian.

    “Nih…bersihin!” perintah Muchdi menarik rambut Bella dan mendekatkan penisnya yang belepotan ke bibir gadis itu.

    Bella pun melakukan yang diperintahkannya, penis itu ia jilati dan kulum, cairan-cairan yang berlumuran disana dijilatinya hingga bersih sampai sisa-sisa sperma pun dihisapinya.

    “Hhhssshhh…ngisepnya jago juga lu Bell, dah pengalaman ya!?” komentar Muchdi

    “Lu pecun yang suka beroperasi di puncak ya Bell, hahaha!” ejek Irsyad membuat kupingnya memerah.
    “Hus…yang bener aja lu Syad pecun disini mana ada yang bening gini, biasanya item-item kaya babu gitu hehehe” sahut Munir.

    Bella merasakan tubuhnya luluh lantak sehingga ia harus bersandar pada kaki meja menopang tubuhnya, namun ia masih merasakan kurang karena bersama Muchdi tadi ia hampir mencapai klimaks namun pria itu sudah lebih dulu klimaks dan menarik lepas penisnya.

    Sekarang giliran Irsyad mencicipi tubuhnya, pria cepak bertubuh besar itu mendekapnya, lalu duduk di kursi dan menaikkan gadis itu ke pangkuannya dalam posisi memunggungi.

    “Angkat badan lu dikit manis!” perintah Irsyad di dekat telinga Bella, “buka memek lu terus masukin nih ****** gua”

    Orgasme yang tidak kesampaian membuat Bella menikmati persetubuhan itu. Ia mengangkat tubuhnya sedikit, tangan kanannya membuka lebar-lebar bibir vaginanya dan yang kiri menggenggam penis Irsyad yang berurat, mengarahkannya memasuki liang senggamanya.

    Ia mulai menurunkan tubuhnya pelan-pelan setelah dirasanya kepala penis itu menyentuh bagian tengah vaginanya. Desahannya mengiringi proses penetrasi penis itu. Berkat cairan kewanitaan yang telah membanjiri vaginanya, penis besar Irsyad lebih mudah memasuki vaginanya, namun tetap saja rasa ngilu mengiringinya karena vaginanya sudah sejak tadi digempur.

    Irsyad lalu memutar wajah Bella dan melumat bibirnya. Bella membalas permainan lidah pria itu sambil beradaptasi dengan penis yang menyesaki vaginanya itu. Tanpa disuruh, Bella mulai menggerakkan tubuhnya naik turun tanpa melepas percumbuannya dengan preman itu.

    Kedua tangan kasar Irsyad terus bercokol pada payudara gadis itu, meremasi, memilin atau mencubiti Putingnya. Goyangan tubuh Bella kian cepat, mulutnya juga semakin menceracau menahan nikmat. Munir yang mulai bernafsu lagi mendekati mereka, ia meraih kepala Bella dan menjejali mulut gadis itu dengan penisnya.

    Muchdi juga tidak membiarkan tangan gadis itu yang nganggur, ia menggenggamkan penisnya pada tangan gadis itu dan memintanya untuk mengocok. Sambil menikmati vagina Bella, Irsyad mencium dan menjilati leher jenjangnya, sementara tangannya bergerilya menggerayangi lekuk-lekuk tubuh yang mulus itu. Tanpa dapat ditahan Robby yang terikat di kursi juga terangsang melihat adegan itu, tak terasa penisnya juga mulai basah karenanya.

    “Eeemm…mmmm…uuhhm!” suara desahan Bella yang tertahan oleh penis Munir.

    Ia merasakan penis itu semakin bertambah keras di mulutnya. Munir tidak lagi memegangi kepalanya, Bella menggenggam sendiri penis itu sambil memaju-mundurkan kepalanya dan mengulum-ngulum benda itu.

    Sementara tangannya yang satu sedang mengocok penis Muchdi dengan kecepatan sedang disertai pijatan membuat pria itu melenguh menahan nikmat. Tak lama kemudian mengeluarkan penis Munir dari mulutnya dan ganti mengoral penis Muchdi.

    “Bagus…sekarang udah nurut ya! Udah ketagihan ****** rupanya” kata Muchdi.

    Tanpa mempedulikan komentar-komentar yang merendahkannya itu, Bella terus mengulum dan mengocoki penis Munir dan Muchdi sambil menaik-turunkan tubuhnya. Lidahnya menyapu kepala penis Muchdi dan menggelitik lubang kencingnya membuat pria itu semakin tak tahan hingga tak lama kemudian…croot…ccroot…diiringi lenguhan panjang Muchdi mengeluarkan spermanya di mulut gadis itu.

    “Uuhh…enakhh!” lenguhnya sambil memegangi kepala gadis itu, “isep Bell…isep kuat…minum peju gua!

    Bella gelagapan namun mau tidak mau ia harus menghabiskan cairan Bellih yang tertumpah di mulutnya itu, baunya sungguh tajam dan kental, sebagian cairan itu meleleh di sudut bibirnya karena yang keluar cukup banyak.

    Ia terpaksa menelan cairan Bellih kental itu agar tidak terlalu terasa di mulutnya, selain itu juga dihisapinya penis Muchdi yang semakin menyusut itu dan dihisapi sisa-sisa spermanya hingga pria itu akhirnya mencabut penisnya dengan puas.

    Baru sebentar penis Muchdi lepas dari mulutnya, Munir yang penisnya sedang sedang dikocok olehnya juga mencapai klimaks. Penisnya berkedut-kedut dan menyemprotkan isinya ke wajah cantik gadis itu. Pria itu tersenyum puas setelah berejakulasi di wajah gadis itu. Sperma di wajah Bella turun hingga mengenai payudaranya yang bulat padat.

    “Mulutnya dibuka!” perintahnya, ia lalu mengarahkan penisnya ke mulut Bella sehingga cipratan spermanya masuk ke mulut gadis itu.

    Kembali mulut Bella dijejali penis, kali ini oleh Munir yang memintanya mengisap dan membersihkan miliknya itu dari sisa-sisa sperma. Mereka tertawa-tawa melihat keadaan Bella dengan wajah telah belepotan sperma.

    “Hehehe…gitu lebih cantik Non, lumayan tuh buat krim wajah, jadi tambah cantik!” ejek Muchdi.

    Terlihat sekali Bella menikmati perkosaan atas dirinya itu, tubuhnya sudah dikuasai dorongan seksual tanpa menghiraukan cemoohan ketiga pemerkosanya itu. Ia meliuk-liukkan tubuhnya sehingga penis besar Irsyad semakin mengaduk-aduk vaginanya.

    “Uuuhh…ngehek…mau keluar nih…eerrrhh!!” geram Iryad sambil menurunkan tubuh Bella dan bangkit dari kursi tanpa melepas penisnya yang tertancap.

    Bella segera menumpukan kedua tangannya pada tepi meja di dekatnya, persetubuhan itu berlanjut dengan posisi si pria menyodoki dari belakang sambil berdiri dan si wanita berdiri nungging dengan bertumpu pada bibir meja di depannya.

    Dengan posisi demikian Bella merasakan penis Irsyad menyodok semakin dalam dan semakin kencang. Desahan Bella semakin menjadi-jadi, mulut gadis itu membuka bulat dan mengeluarkan desahan yang susul menyusul dengan lenguhan pria itu.

    “Aaahh…aakkhh…ooooohh!” Bella mengerang sekuat tenaga seiring dengan ledakan orgasme yang seakan meledakkan tubuhnya dari dalam.

    Tubuhnya mengejang dengan dahsyat, vaginanya semakin becek dan semakin kuat mencengkram penis Iryad yang juga sudah mau meledak. Pria berambut cepak itu pun akhirnya tak tahan lagi, dengan satu dorongan keras dilesakkannya penisnya dalam-dalam pada vagina Bella.

    “Uugghh!” Irsyad mendesah nikmat sambil menumpahkan spermanya mengisi vagina gadis itu.

    Pria itu meresapi orgasme itu dengan memeluk tubuh mulus itu merasakan kehangatan tubuh gadis itu menyatu dengan tubuhnya. Tangannya meremasi payudara gadis itu dan mulutnya menciumi tenguk dan pundaknya.

    “Wah…gua konak lagi nih, sini Non sama abang lagi!” Muchdi yang penisnya mulai mengeras lagi meraih lengan Bella begitu Irsyad melepaskan dekapannya.

    Tubuh Bella saat itu demikian lemah lunglai setelah mengalami orgasme panjang bersama Irsyad, namun Muchdi sepertinya tidak terlalu mempedulikannya. Pria itu duduk selonjoran di lantai dan mendudukkan gadis itu di selangkangannya.

    “Aaahhh!!” desah Bella merasakan vaginanya kembali dimasuki penis.

    “Yah Non…turun terus, masuk nih…uuhhh gitu!” Muchdi merasakan nikmat penisnya terjepit himpitan vagina gadis itu.

    Pria itu menyentakkan pinggulnya ke atas setelah lebih dari setengah batang penisnya melesak ke vagina Bella, akibatnya tubuh gadis itu pun ikut tersentak dan jeritan kecil keluar dari mulutnya tanpa tertahankan.

    “Goyang Non!” perintah pria berkuncir itu.

    Bella pun mulai menaik-turunkan tubuhnya. Muchdi menikmati goyangan gadis itu sambil mengenyoti dadanya yang kanan. Tangannya menjelajahi kemulusan tubuh gadis itu. Lima menit kemudian Munir mendekati mereka dan mendorong punggung gadis itu ke depan sehingga pinggulnya lebih menungging.

    “Lubangnya masih ada kan, gua sekarang mau nyoba lubang yang ini nih!” kata Munir sambil mencucukkan jarinya ke dubur Bella.

    “Aaahh…jangan, jangan disitu!” Bella mengiba ketika pria itu mulai mengarahkan penisnya ke lubang belakangnya.

    Muchdi memegangi lengan Bella yang meronta-ronta sementara Munir terus menekan penisnya memasuki anus gadis itu. Bella merintih menahan sakit merasakan lubang belakangnya dimasuki paksa oleh penis pria itu. Jari-jari pria itu sudah lebih dulu memasuki lubang itu untuk membuka jalan bagi penisnya.

    “Aaaaww….sakkiitt…aarrhh! ” mata Bella membelakak dan mulutnya menjerit merasakan nyerinya anal seks secara paksa itu.

    “Uuuggh…sempitnya!” lenguh Munir mengomentari lubang dubur Bella yang jauh lebih sempit dari vaginanya.

    Penis kedua pria itu menyodok-nyodok kedua lubang Bella seperti mesin saja. Robby yang terikat di kursi sempat bertatap mata dengan gadis malang yang sedang diperkosa itu. Ia melihat beban penderitaan yang sangat berat pada mata gadis itu, dari tatapan matanya seolah ia ingin meminta tolong pada dirinya.

    Simpati, kasihan, marah, dan terangsang bercampur-baur dalam hatinya. Ia benar-benar muak dengan kebiadaban para begundal itu, mereka seolah tidak cukup menyiksa dirinya, tapi juga menzalimi orang lain yang tidak tahu apa-apa mengenai masalah ini.

    Giginya gemertak dan tangannya mengepal keras, seandainya saja ia mampu melepaskan ikatan, ingin rasanya menghajar ketiga pria amoral itu dan membebaskan gadis itu. Tidak tahan terus menyasikan, ia hanya dapat memalingkan wajah atau memejamkan mata tidak tahan melihat kebiadaban itu.

    Kini Irsyad juga maju, ia mengangkat wajah gadis itu dan menyuruhnya mengoral penisnya yang mulai bangkit lagi. Pria itu dengan paksa menjejali mulutnya dengan penis sehingga membuat Bella tersiksa karena gelagapan.

    Sambil menahan nyeri pada duburnya yang sedang dibombardir Munir, vagina yang sedang dipompa, ia mulai menjilati penis Irsyad yang dimasukkan ke mulut Bella. Muchdi yang sedang memompa vagina Bella memegang kedua lengan Bella dan merapatkannya.

    Munir yang sedang menggenjot anus Bella dengan kasarnya dia memilin dan meremas2 kedua payudara Bella yang bulat dan padat tersebut. Sementara Irsyad yang asik dioral oleh Bella menelusupkan 2 jari kedua tangannya ke lipatan ketiak Bella dari belakang dan mengocok2 didalamnya

    “Eemmm…eengghhh..mmmhh!” desah gadis itu tertahan.

    Dengan diserangnya seluruh bagian sensitif tubuhnya, Bella merasakan darahnya semaking berdesir, gelombang klimaks akan segera menerpanya kembali. Namun sebelumnya, Munir sudah terlebih dulu orgasme karena sempitnya lubang belakang gadis itu. Ia melenguh panjang, menarik penisnya dan menyemprotkan spermanya membasahi punggung dan bongkahan pantat gadis itu.

    Baru setelahnya, sekitar tiga menit kemudian Bella mencapai puncak kenikmatannya, tubuh mulusnya menggelinjang hebat di atas tubuh Muchdi, mulutnya mengeluarkan erangan panjang, tangannya mengocoki penis Irsyad semakin cepat.

    Kedua bawahan Munir itu menurunkan tubuh Bella dan menelentangkannya di lantai. Muchdi terus menggenjotnya sampai lima menit ke depan hingga akhirnya ia mencabut penisnya dan menumpahkan spermanya membasahi perut gadis itu. Tubuh Bella semakin blepotan cairan Bellih itu setelah Irsyad menuntaskan hajatnya dengan menyemburkan spermanya di wajah gadis itu.

    Ketiga pria tak bermoral itu pun meninggalkan tubuh telanjang gadis itu terbaring lemas bersimbah keringat dan sperma. Mereka tertawa puas berhasil menikmati kehangatan tubuh Bella. Mereka mulai memakai kembali pakaiannya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Lapar Akan Ngentot

    Cerita Sex Lapar Akan Ngentot


    1856 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Lapar Akan NgentotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku dikenalkan pada seks dari umur 13 tahunoleh Nita, yaitu tetanggaku yang umurnya lebih tua dariku, pada umur segitu aku belum mempunyai kesempatan untuk melihat tubuh wanita yang bugil, ketika aku diberi kesempatan secara nyata untuk melihat tubuh bugil wanita seperti Nita, tanpa memperdulikan dia umurnya lebih tua.

    Dengan hanya memandang tubuh Nita yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya.

    Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya.

    Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya

    Llalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir.

    Setelah kesempatan saya dan Nita untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Nita dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul.

    Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya. Saya biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus.

    Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Nita sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

    Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Nita selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya

    Dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Nita bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia.

    Nita juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum. Saya tidak disunat dan Nita sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya, dan setelah beberapa minggu Nita kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya.

    Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.

    Kadang-kadang Nita juga minta “main” walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan.

    Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Nita, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang-kadang saya merasa jijik melihatnya.

    Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Nita sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap-isap payudaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya.

    Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru.

    Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efi ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang)

    Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Nita diam saja terlentang diatas tubuh saya. Saya melirik dan melihat Efi datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot.

    “Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi.

    Lalu pelan-pelan Nita menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .

    “Efi, Efi. Kamu ngapain sih disini?” kata Nita lemas.

    “Efi pulang sekolah agak pagi dan Efi cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Nita tenang-tenang saja.

    “Efi juga mau kancitan,” kata Efi tiba-tiba.

    “E-eh, Efi masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.

    “Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah.”

    “Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Nita membujuk.

    “Efi mau kancitan,” Efi membandel. “Kalo nggak nanti Efi bilangin Abah..”

    “Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efi.” Nita berkata.

    Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efi bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala?

    Nita mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus-ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali.

    “Sini, biar Efi lihat.” Nita mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Efi. Efi datang mendekat dan tangannya ikut meremas-remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.

    Cerita Panas – Tempat tidur saya cukup besar dan Nita kemudian menyutuh Efi untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Efi yang masih begitu remaja.

    Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Nita kemudian merosot celana dalam Efi dan saya melihat kemaluan Efi yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya.

    Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efi merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

    Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Efi menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi.

    “Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.

    “Ayo, Efi mau kancitan, ndak?” kata Nita.

    Saya mengendus kemaluan Efi dan baunya sangat tajam.

    “Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Efi.

    “Tunggu sebentar,” kata Nita yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi mulai membuka pahanya makin lebar.

    Sebentar kemudian Nita datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok Nita dengan handuk tadi.

    Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Efi yang hanya berbau amis sedikit saja. Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Efi-pun merenggangkan pahanya semakin lebar.

    Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Efi kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari-jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

    Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggeliat-geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..”

    Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan-pelan.

    “Aduh, sakit bu..,” Efi hampir menjerit.

    “Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Nita sambil mengelus-elus bukit Efi.

    Saya coba lagi mendorong, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan.

    “Sakit, ibu.”

    Nita bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.

    Saya tidak tahu kemana Nita perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Efi dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong.

    Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit. Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Nita yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah.

    Tetapi liang vagina Efi yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Efi mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi masih tetap kesakitan.

    Sebentar lagi Nita datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Efi. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Efi.

    Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

    Saya melihat Efi menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan.

    “Cabut dulu,” kata Nita tiba-tiba.

    Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Efi. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Nita kembali melumasi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Efi yang sedang menunggu.

    Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efi. Aduh nikmatnya, karena lobang Efi betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efi.

    Efi yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Nita, ibunya sendiri.

    Efi belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Efi yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efi yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

    Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Efi. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Nita sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya.

    Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

    Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Nita sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun.

    Saya sudah mengenal kebiasaan Nita dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Nita kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Nita. “Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati.

    “Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Nita hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

    Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Efi. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu.

    Tetapi saya dan Nita terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Nita.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Telanjang Terikat di Ranjang

    Cerita Sex Telanjang Terikat di Ranjang


    1655 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Telanjang Terikat di RanjangCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Mimpi apa semalam dapat beginian yang membuat asik, cepetan aja gak usah kebanyakan ngobrol kamu, mendingan buka jaket wanita itu, “siap boss, dimana salah satu preman itu menurunkan resleting jaketnya April dan preman yang lainnya memegang kaki April supaya tidak menendang, preman yang menurunkan resletingnya kaget karena saat membuka jaketnya April tidak memakai baju dan hanya berpakain jaket saja.

    “ah,,yang bener lo Jo,,”, si bos preman itu pun menutupi mulut April dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket April dan langsung meremas kencang payudara kiri April.

    Ekspresi wajah April menunjukkan kalau April kesakitan akibat remasan kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki April tidak tahan hanya melihat kaki & paha April yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, preman itu mengelus-elus paha April dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak hingga ke pangkal paha April.

    “die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,”.

    “yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni cewek telanjang sekalian,,”.

    “oke bos,,”. Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak April langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu. April mendorong kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman.
    “aarrgghh,,”, bos preman itu langsung menjauh dari April sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala April. 1 preman sudah lepas, 2 more to go.

    April mengangkat kaki kanannya sehingga lutut April langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. April langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket April.

    Meski tinju April lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. April pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong.

    Ada orang keluar dari warung, April berlari ke arah orang itu, sambil berlari, April menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket.

    “tolong pak,,saya mau diperkosa,,”, kata April sambil berlindung di belakang orang itu.

    “mana Dek,,yang mau merkosa,,”, ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. April merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu.

    Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap April.

    “pak,,tolong saya,,”, pinta April dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang.

    “ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,”, kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat April seperti tersamber petir.

    “gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.

    “kok bisa kabur?”.

    “noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,”.

    “bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,”.

    “enak aje,,lo,,bos Hari juga salah,,”.

    “udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang kayak bidadari ini,,”.

    “bener juge ape kate lo,,Yo,,”. Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama Taryo, preman yang tadi memegangi kaki April bernama Bagus, dan preman yang terakhir bernama Narjo.

    “ngapain lo kabur tadi,,hah?!”, sebuah tamparan mendarat di pipi kanan April.

    “udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die kapok,,”. Dalam waktu sekejap, jaket April sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.

    “buset,,bodynye bohay banget,,”, ujar Narjo.

    “liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.

    “berarti gue yang merawanin,,”, kata Udin.

    “enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,”, balas Hari.

    “tapi,,ini kan warung gue,,”, balas Udin tak mau kalah.

    “yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,”, kata Hari.

    “sip dah,,nyang penting bisa merawanin cewek,,”.

    “jangan perkosa saya,,”, pinta April, air matanya pun mengalir keluar.

    “diem lo !! ntar lo juga enak,,”, ejek Bagus.

    “kite taro aje di bangku biar lebih enak,,”, usul Narjo.

    “bener juga lo Jo,,”. Narjo & Bagus mengangkat tubuh April dan menaruh April di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki April ke atas sehingga vagina April yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.

    Hari duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi kedua tangan April sambil menikmati kelembutan dari bibir April yang tipis dan lembut. April tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali ini dia benar-benar tidak berdaya. April tidak tau apa yang akan terjadi pada vaginanya karena pandangannya tertutupi leher Hari.

    “gue jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,”, ujar Udin. Udin berjongkok di depan vagina April dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti.

    “gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,”, kata Udin.

    “udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,”, kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir April lagi.

    “sabar nape lo,,”. Udin mengelus-elus kedua paha mulus April hingga menyentuh pangkal paha April. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina April. Udin semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina April yang masih sempurna serta wangi alami dari vagina April yang dirawat dengan baik oleh April.

    Udin menyapu belahan bibir vagina April dari bawah ke atas dengan sekali sapuan saja. April menggelinjang karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian, Udin menggelitik klitoris April dengan lidahnya.

    “mmmffhh,,”, desah April tertahan bibir Hari. Bagus & Narjo tidak hanya memegangi kaki April saja, tapi masing-masing dari mereka juga ‘memegangi’ dan meremasi payudara April. Udin membuka bibir vagina April sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina April yang terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah.

    Lidah Udin sudah terselip di dalam lubang vagina April. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan April agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina April. April memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati menerima serangan lidah Udin.

    “nnggffhh,,,”, suara lenguhan April yang masih tertahan bibir Hari. Tubuh April menjadi tegang karena dia sedang mengalami orgasme.

    “ssuurpp,,slluurrp,,”, Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina April tak bersisa.

    “gimane Din?”, tanya Bagus.

    “maknyus,,enak banget,,manis ‘n gurih,,”, jawab Udin.

    “namanye juga memek perawan,,”, ujar Narjo.

    “gantian lo Din,,”, kata Hari.

    “okeh,,”. Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina April hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina April. April sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina April lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya.

    “akhirnye,,****** gue bisa ngerasain memek perawan juga,,”, ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina April.

    “hoi !!”, teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.

    “siape lo?!”, tanya Udin.

    “jangan ganggu dia !!”, teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi.

    “mao jadi jagoan lo?”. Bagus & Narjo melepaskan kaki April dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan April dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin.

    “lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!”, kata orang itu.

    “oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,”, kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo.

    “nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,”.

    “Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,”, perintah Hari.

    “oke bos,,”, jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat.

    Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan.

    Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo sehingga Narjo langsung terlempar ke samping.

    “sialan lo !!”, Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.

    “awas lo ye,,!!”, ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang. Orang itu mendekati April yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.

    “lo gak apa-apa?”, kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan April.

    “terima kasih,,”, jawab April masih lemah.

    “nih,,pake jaket gue,,”, orang itu memakaikan jaketnya ke April setelah April duduk di bangku.

    “terima kasih Mas,,”.

    “kenalin nama gue Eno,,”.

    “nama saya April,,”.

    Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno tidak mendekati kata ganteng sedikit pun.

    “ngapain lo malem-malem ada di luar?”.

    “saya baru dateng dari desa Mas,,”.

    “oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,”.

    “gak tau Mas,,”.

    “yaudah,,lo pake celana training gue aja,,”, kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya.

    “makasih Mas,,”.

    “lo mau kemana sekarang?”.

    “mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,”, April berbohong.

    “mau gue anter?”.

    “ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,”, April menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki.

    “yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?”.

    “apa gak ngerepotin?”.

    “gak apa-apa,,yuk,,”. Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung. April memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina April tertutup juga.

    Eno datang mendekati April dengan mengendarai motornya.

    “ayo,,naik,,”.

    “iya Mas,,”. April naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.

    “makasih ya Mas,,”, April turun dari motor.

    “lo gak pake alas kaki ya dari tadi?”.

    “iya,,Mas,,ilang,,”.

    “oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,”.

    “ntar Mas gimana?”.

    “udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?”.

    “iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,”.

    “yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,”. Eno pun pergi meninggalkan April karena dia ada urusan penting. April berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya.

    Tenaga April tinggal seperempat saja sehingga April hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa April ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.

    Cerita Dewasa : April masuk ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia sudah sangat lemas. Battery empty, please recharge. Tenaga April sudah benar-benar tidak tersisa lagi kali ini sehingga April jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar.

    Dengan mata yang samar-samar, April melihat ada seseorang yang mengangkat tubuhnya. Setelah itu, April sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, April sudah berada di atas ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya alias ngulet.

    Battery full. Badan April sudah benar-benar segar sehabis tidur sehingga April memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar, luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. April tidak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah.

    April berjalan menuju ke pintu kamar yang sangat besar. April membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar dari kamar. April menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si pemilik rumah yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah.

    Tapi, meski dicari kemana-mana, April tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu. Jadi, April hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba April mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu.

    “eh,,kamu udah bangun?”.

    “bapak siapa?”, tanya April ketakutan.

    “nama bapak,,Dirman,,kamu?”.

    “nama saya April,,kenapa saya ada disini?”.

    “tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,”.

    “maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.

    “kenapa nak April bisa pingsan?”.

    “saya kesasar,,”.

    “oh,,kalo gitu,,nak April tinggal disini aja dulu,,”.

    “aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,”.

    “gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak April tinggal disini dulu,,”.

    “tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?”.

    “oh,,nak April tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,”.

    “oh,,maap Pak,,saya gak bermaksud,,”.

    “ah,,gak apa-apa,,ayo nak April,,kita makan,,”.

    “gak usah Pak,,”.

    “kruukk,,,~~”, bunyi dari perut April yang keroncongan membuat April tersipu malu.

    “tuh kan,,udah ayo kita makan,,”, Pak Dirman menarik tangan kanan April dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang makan, pikiran April bercabang menjadi 2. Yang satu, April deg-degan dan khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena April teringat kejadian bersama ayah angkatnya.

    Sedangkan, pikiran April yang lain mengatakan kalau dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi, April telah memilih untuk tinggal di rumah itu untuk semalam.

    “gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,”, pikir April. Pak Dirman memang terlihat seperti bapak yang baik, tapi who knows?.

    “makanan sudah siap Pak,,”, sapa orang yang ada di dekat meja makan.

    “oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?”.

    “saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,”.

    Parto berjalan keluar dari dapur.

    “ayo,,nak April,,mari makan,,”.

    “gak apa-apa nih Pak Dirman?”.

    “gak apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,”. Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul April yang masih agak malu-malu duduk di meja makan.

    “ayo April,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,”.

    “iya Pak,,”. Pak Dirman mulai mengambil makanan sedangkan April hanya sedikit mengambil makanan karena April masih agak malu-malu.

    “mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?”.

    “oh boleh,,nak April terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,”.

    “makasih Pak,,saya permisi dulu,,”.

    “oh ya,,ya,,silakan,,”. April mengikuti arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil, April mencuci tangannya di wastafel sambil menatap kaca yang ada di depannya.

    April melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.

    Damn, my beautiful face. April berpikir kalau saja wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik tidak mungkin April lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias boke’. April kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.

    “ayo nak April,,makan lagi,,”.

    “aduh,,saya udah kenyang Pak,,”, kata April sambil meminum sisa air minumnya.

    “bener nak April udah kenyang? gak mau nambah?”.

    “makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,”, April merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.

    “padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?”, tanya April dalam hati. April mengucek-ngucek matanya.

    “kenapa? nak April ngantuk?”.

    “iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,”.

    “ya sudah,,Parto !!”, Pak Dirman memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang.

    “ada apa Pak?”.

    “tolong antarkan April ke kamarnya,,”.

    “baik, Pak,,”.

    “mari,,nona April,,saya tunjukkan kamarnya,,”.

    “terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,”.

    “oh,,ya,,gak apa-apa,,nak April emang harus istirahat,,”.

    “saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,”.

    “udah,,nak April istirahat sana,,”. April berjalan di belakang Parto menuju ke kamarnya.

    “disini,,kamarnya nona,,”, Parto membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah.

    “terima kasih,,Mas Parto,,”. April masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan April.

    “akhirnya,,”, baru saja April mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman April. Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja.

    April terbangun dan menyadari kalau dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan April terikat ke tiang ranjang dan kaki April terikat ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, April dalam posisi X.

    “tolong,,!!”, teriak April kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar April.

    “tolong saya,,Pak Dirman”, pinta April dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah April yang telanjang dan terikat ke ranjang.

    “tolo,,”, April berhenti meminta tolong ke Pak Dirman karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.

    “tol,,mmffhh,,”, mulut April langsung dibukam oleh Pak Dirman.

    “gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,”. Pak Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan April yang terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh April lalu Pak Dirman melepaskan bungkaman di mulut April.

    Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut April lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah April. Lalu Pak Dirman melumat bibir April habis-habisan sambil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut April. April sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga April sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya.

    Pak Dirman benar-benar mencumbu April sepuas-puasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir April dengan sangat bernafsu. Setelah puas menikmati bibir April, Pak Dirman bangkit dari atas tubuh April.

    “badan kamu bagus banget,,”.

    “tolonngg !!”.

    “percuma kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,”. Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara April yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah payudara April sambil sesekali mencubit payudara April. Lalu Pak Dirman mendekatkan wajahnya ke payudara April, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara April beserta putingnya.

    “oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar dari mulut April. Wajah April merah seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena April tidak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.

    Pak Dirman menurunkan ciumannya ke perut April. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar April. Lalu Pak Dirman menciumi perut April terus ke bawah hingga akhirnya sampai juga di lembah kenikmatan milik April.

    “wangi,,wangi sekali,,”, komentar Pak Dirman setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di daerah selangkangan April. Pak Dirman turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri April lalu Pak Dirman mengikat kaki kiri April lebih tinggi lagi kemudian Pak Dirman juga melakukan hal yang sama ke kaki kanan April sehingga sekarang kaki April menjulang ke atas bagai huruf V.

    “nah,,kalo gini kan lebih gampang,,”. Pak Dirman naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha putih nan mulus April. Pak Dirman memulai dengan mengecup klitoris April berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh April menggelinjang.

    “sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,”, ejek Pak Dirman.

    April merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati lidah Pak Dirman yang sekarang sudah menjelajahi sekitar vaginanya.

    “mmmhhh,,”, desah April pelan. Pak Dirman melebarkan kedua bibir vagina April sehingga Pak Dirman bisa melihat bagian dalam dari vagina April yang masih terlihat merah menggoda.

    “jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,”. Lidah Pak Dirman sudah mengaduk-aduk liang vagina April.

    “ooohhhh,,!!”, erang April mendapatkan orgasmenya. Pak Dirman tidak percaya dengan rasa cairan vagina April. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Dirman mengais-ngais sisa cairan vagina April hingga tak ada sisa setetes pun.

    Tonjolan di celana Pak Dirman sudah sangat besar yang menandakan kalau Pak Dirman sudah horny berat. Pak Dirman langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh April. April sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah perut Pak Dirman.

    Penis pertama yang April lihat adalah penis ayah angkatnya, dan penis Pak Dirman lebih besar.

    “jangan,,”, lirih April pelan. Pak Dirman tidak mengindahkan April, Pak Dirman malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina April. Kepala penis Pak Dirman sudah berada di depan lubang vagina April.

    “tidaakk,,!!”, teriak April dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata April mengalir dari kedua matanya karena April tau kalau keperawanannya sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan. Pak Dirman mendorong penisnya ke dalam vagina April. Perlahan tapi pasti, penis Pak Dirman menyusup masuk ke dalam vagina April.

    “uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Dirman sambil menekan penisnya ke dalam vagina April yang sangat kuat menjepit penis Pak Dirman karena vagina April masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise. April merasakan ada yang robek di dalam vaginanya.

    “nngghh,,,”, April terus menangis sambil meringis kesakitan yang luar biasa karena April merasakan vaginanya seperti terbakar dan melebar hingga semaksimal mungkin. Penis Pak Dirman sudah sepenuhnya berada di dalam vagina April, Pak Dirman merasakan liang vagina April memijit & menjepit penisnya dengan sangat kuat.
    “oohh,,enak banget,,”, desah Pak Dirman. Lalu Pak Dirman melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah yang menyelip keluar dari vagina April.

    “ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nyangka,,saya beruntung banget malam ini,,”. April hanya menangis saja.

    “kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,”. Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan.

    “heenngghh,,”, April masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak Dirman keluar masuk vagina April lebih cepat dari sebelumnya dan terus bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Sambil mengaduk-aduk vagina April yang luar biasa sempit itu, Pak Dirman membelai kedua buah payudara April dengan lidahnya.

    “uummmhhh,,”, April mendesah karena rasa pedih yang dia rasakan sudah hilang sehingga hanya tinggal rasa nikmat saja yang April rasakan. Air mata April pun sudah tidak keluar lagi karena mata April sudah kering.

    “nah,,mulai enak ya?”, ejek Pak Dirman melihat April yang mulai keenakan. Rasa malu dan hina menyerang April sehingga April menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, tapi April tidak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Dirman menciumi leher April membuat April merinding karena geli.

    “aaahhh,,”, aliran listrik menjalar di sekujur tubuh April yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya.

    “ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara penis Pak Dirman yang keluar masuk vagina April yang kini sudah becek gara-gara cairan vagina April sendiri. Jepitan vagina April dan rasa hangat dari cairan vagina April membuat Pak Dirman betah membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina April sehingga Pak Dirman menggenjot vagina April dengan tempo yang lambat.

    “ooohh,,yeesshh,,”, erang Pak Dirman karena dia sedang menembaki rahim April dengan spermanya. Pak Dirman benar-benar puas menikmati permainannya dengan April yang baru saja selesai. Meskipun berkeringat, tapi tubuh April tetap mengeluarkan aroma wangi yang enak untuk dihirup.

    “ploop,,”, Pak Dirman mencabut penisnya dari vagina April. Cairan merah muda langsung meleleh keluar dari vagina April. Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran darah keperawanan April, cairan vagina April, dan sperma Pak Dirman yang tercampur dengan rata di dalam vagina April.

    “wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita lanjutin besok ya,,hehe”, kata Pak Dirman sambil mencubit pipi April yang halus itu. Lalu Pak Dirman meninggalkan April yang masih terikat ke ranjang. April menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak Dirman, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau ganteng, wajah Pak Dirman sama sekali tidak ada sisi bagusnya.

    Pak Dirman kembali lagi ke kamar April.

    “saya lupa,,”. Pak Dirman memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Dirman mendekat ke April, lalu Pak Dirman menancapkan dildo ke vagina April.

    “nnghh,,”, April menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu sudah tertanam di dalam vagina April, lalu Pak Dirman menekan tombol on yang ada di pangkal dildo.

    “mmmhhh,,”, April mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya. Pak Dirman menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal & vertical sehingga membentuk tanda ‘+’.

    “selamat tidur ya,,bidadari cantik,,hehe,,”, Pak Dirman meninggalkan April yang terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina April. Orgasme demi orgasme April dapatkan dari dildo yang terus mengobok-obok vaginanya semalaman sampai-sampai tenaga April habis sehingga April pun pingsan.

    Lakban membuat dildo itu tidak bisa bergerak kemana-mana sehingga dildo itu tertancap di vagina April sampai keesokan pagi. Tiba-tiba pintu kamar April terbuka, dan masuklah seseorang yang sudah tidak asing lagi ke dalam kamar April.

    “hehehe,,”, orang itu tersenyum licik melihat tubuh putih mulus April yang terbaring lemah & tidak berdaya di atas ranjang.

    “bakalan puas nih,,hehe,,”.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Dengan Dosen Ketika nafsu Libido Ku Tinggi

    Dengan Dosen Ketika nafsu Libido Ku Tinggi


    1202 views

    Cerita Sex ini berjudulDengan Dosen Ketika nafsu Libido Ku TinggiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Bermula pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir Di jurusanku sebelum masuk ke skripsi, seorang mahasiswa harus mengambil tugas akhir mengerjakan sebuah desain Bu Via adalah pembimbingku untuk tugas tersebut.

    Bimbingan berlangsung singkat saja, karena Bu Via ada tugas lain di luar kampus saat itu Ketika selesai, Bu Via bilang padaku agar datang ke rumahnya saja pada malam harinya untuk melanjutkan bimbingan Malamnya aku datang

    Rumahnya ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang Bu Via sudah bercerai dari suaminya Ia berumur sekitar 37 tahun, dengan seorang anak yang masih bersekolah TK Meskipun sudah berumur 37 tahun, namun Bu Via masih kelihatan seperti baru lepas ABG saja Kulitnya putih, bersih dan segar

    Bodinya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebat, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu Saat itu merupakan liburan TK-SD dan anaknya sedang berlibur di rumah sepupunya yang seumur dengan dia

    Aku dan Bu Via sebenarnya memang sudah cukup akrab Dia pernah menjadi dosen waliku dan beberapa kali aku pernah datang ke rumahnya, sehingga aku tidak canggung lagi Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera musik Setelah bimbingan selesai, kami hanya mengobrol ringan saja Kemudian Bu Via minta tolong padaku

    “Rud, slot lemari pakaian di kamarku rusak, bisa minta tolong diperbaiki?”, begitu katanya malam itu

    Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua, ke kamarnya Kamarnya wangi Penataan interiornya juga indah Kurasa wajar saja, sejak semula aku tahu ia punya selera yang bagus Itu pula yang membuat kami akrab, kami juga sering memperbincangkan soal-soal seperti itu, selain soal-soal yang berkaitan dengan kampus Aku tersenyum ketika melihat sebagian isi lemari pakaiannya

    Lingerie-nya didominasi warna hitam Aku juga menyukai warna seperti itu Warna seperti itu sering pula kusarankan pada Kiki cewekku untuk dipakainya, karena dengan pakaian dalam seperti itu membuatku lebih bergairah Bu Via hanya tersenyum melihatku “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie-nya

    Dengan serius kuperbaiki slot pintu lemarinya yang rusak Ia keluar meninggalkanku sendirian di kamarnya Sesaat kemudian pekerjaanku selesai Saat itu Bu Via masuk Tiba-tiba tanpa kusangka, ia melap peluh di dahiku dengan lembut. AC di kamarnya memang dimatikan, sehingga udara gerah

    “Panas Rud? Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC

    Saat kekagetanku belum hilang, ia kembali melap keringat di dahiku Dan kali ini bahkan dengan lembut ia mendekatkan wajahnya ke wajahku Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya

    Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan lembut telah melumat bibirku Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah

    Ia terus melumat bibirku Lalu tangannya pelan-pelan membuka satu persatu kancing kemejaku Saat itu aku mulai mampu menguasai diriku Maka dengan pelan-pelan pula kubuka kancing blusnya Setelah kemejaku lepas, ia menarik resliting jeansku Begitu pula yang kulakukan dnegan roknya, kutarik resliting yang mengunci rokya Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya

    Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata Payudaranya sedang-sedang saja, tapi indah dan terlihat kencang dibungkus bra hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu tampak semakin indah

    Payudaranya seolah “hanging wall” yang mengundang seorang climber untuk menaklukkannya dengan hasrat yang paling liar Dan menengok ke bawah, aku semakin dibuat terkesan serta jantungku juga semakin berdetak kencang

    Di balik celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan Di tepi renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada

    Kulihat Bu Via juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik celana dalamku Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus bukit venusnya Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu

    Ia kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut Bibirnya yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan Ia rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru dengan libido nya untuk segera menuju ke puncak kenikmatan

    Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia menyelusuri leherku dengan bibirnya Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas Ia tahu bahwa aku punya pacar, karena belum lama, Kiki kuperkenalkan padanya saat kami bertemu di sebuah toko buku

    Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam

    Sesaat ia mempermainkannya dari luar Ia kemudian dengan lembut menarik celana dalamku Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya

    Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku Maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur Bu Via terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang

    Caranya mempermainkan barang kejantananku itu sangat berbeda dengan Kiki cewekku Kiki melakukannya dengan ganas dan panas, sedangkan Bu Via sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ Cukup lama Bu Via melakukan itu

    Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke awang awang Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku

    Di depanku bediri dengan tegak bukit kembar yang indah sekaligus menggairahkan Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus Menambah keindahan buah dadnya Tapi aku tidak memulainya dari situ Aku hanya mengelus putingnya sebentar Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir indahnya

    Kumulai dari lehernya Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan wangi kususuri dengan bibirku yang hangat Ia mendesah terpatah-patah Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur Jari-jariku memijit lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang-kadang kupelintir pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya itu

    Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang Setelah puas menyusuri lehernya, aku turun ke dadanya Dan segera kulahap puting yang menonjol merah coklat itu Ia menjerit pelan Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti

    Kusedot puting itu dengan lembut Ya, dengan libido yg lembut karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti Bu Via Mulutku seperti lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya Tapi tak kubirakan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak tergarap Maka tangankulah yang melakukannya Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain

    Setelah puas aku turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari barang pribadi seorang perempuan Aroma dari vaginanya Semakin besarlah gairah libido yang mengalir ke otakku Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran

    Cara Bu Via membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang Maka dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jemariku Kusedot dengan nikmat bau khas libido yang keluar dari sumur yang ada di situ

    Setelah cukup puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat Bukit venus yang indah itu ditumbuhi rambut yang lebat Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah mengikuti kontur bukit venus itu Walaupun aku pernah membayangkan apa yang tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira seindah itu

    Ya, aku dan teman-temanku sering bergurau begini saat melihat Bu Via: jika rambut di tempat yang terbuka saja subur, apalagi rambut di tempat yang tersembunyi Dan ternyata aku bisa membuktikan gurauan itu Ternyata rambut di tempat itu memang luar biasa

    Bahkan aku yang semula berpikir rambut yang menghiasai vagina Kiki luar biasa karena subur dan indah, kemudian menerima kenyataan bahwa ada yang lebih indah, yaitu milik Bu Via ini Dari samping keadaan itu seperti taman gantung yang terawat saja.

    Segera berkelebat pikiran dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu Maka aku segera menenggelamkan diri di tempat itu, di hutan itu Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya Maka Bu Via menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu

    Di lubang vaginanya Bau khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan gairah libido ku Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah libido yang membakarnya

    Aku menikmati jeritan libido itu sebagai sensasi lain yang membuatku semakin bergairah pula menguras kenikmatan di lubang sumur vaginanya Lendir hangat khas yang keluar dari dinding vaginanya terasa hangat pula di lidahku Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di tonjolan kecil di atas lubang vaginanya Di klitorisnya Maka semakin santerlah erangan-erangan libido Bu Via yang mengikuti gerakan-gerakan menggelinjang Demikian kulakukan hal itu sekian lama

    Kemudian pada suatu saat ia berusaha membebaskan vaginanya dari sergapan mulutku Ia menarik sebuah bangku rias kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang Aku dimintanya duduk di bangku itu Begitu aku duduk, ia kembali memagut penisku dengan mulutnya secara lembut Tapi itu tidak lama, karena ia kemudian memegang penisku yang sudah tidak sabar mencari pasangannya itu

    Bu Via membimbing daging kenyal yang melonjor tegang dan keras itu masuk ke dalam vaginanya dan ia duduk di atas pangkuanku Maka begitu penisku amblas ke dalam vaginanya, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan

    Aku juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung penisku dan mengalir ke setiap aliran darah Ia memegangi pundakku dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga

    Suara gesekan pemukaan penisku dengan selaput lendir vaginanya menimbulkan suara kerenyit-kerenyit yang indah sehingga menimbukan sensasi tambahan ke otakku Demikian juga dengan gesekan rambut kemaluannya yang lebat dengan rambut kemaluanku yang juga lebat

    Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan penis dan selaput lendir vaginanya serta suara gesekan rambut kemaluan kami berbaur dengan suara lagu mistis Sarah Brightman dari CD yang diputarnya

    Barangkali ia memang sengaja ingin mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu seperti itu Ia tahu aku menyukai musik demikian Dan memang terasa luar biasa indah, pada suasana seperti itu Apalagi lampu di kamar itu juga remang-remang setelah Bu Via tadi mematikan lampu yang terang

    Dengan suasana seperti itu, rasanya aku tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan kenikmatan menjadi sia-sia Maka aku tidak membiarkan payudaranya yang ikut bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja Kulahap buah dadanya itu Semakin lengkaplah jeritannya

    Matanya yang terpejam kadang-kadang terbuka dan tampak sorot mata yang aku hapal seperti sorot yang keluar dari mata Kiki saat bercinta denganku Sorot matanya seperti itu Sorot mata nikmat yang membungkus perasaan libido nya. Sekian lama kemudian ia menjerit panjang sambil meracau

    “Ah Aku Aku orgasme, Rud!”

    Sesaat ia terdiam sambil menengadahkan wajahnya ke atas, tapi matanya masih terpejam Kemudian ia melanjutkan gerakannya Barangkali ia ingin mengulanginya dan aku tidak keberatan karena aku sama sekali belum merasakan akan sampai ke puncak kenikmatan itu

    Sebisa mungkin aku juga menggoyangkan pinggulku agar dia merasakan kenikmatan yang maksimal Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kususupkan di selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang dipenuhi oleh penisku

    Meskipun Bu via seorang janda dan sudah punya anak, aku merasa lubang vaginanya, seperti seorang ABG saja Tetap rapat dan singset Otot vaginanya seakan mencengkeram dengan kuat otot penisku Maka gerakan pinggulnya untuk menaik turunkan bukit venus vaginanya menimbulkan kenikmatan libido yang luar biasa Dan sejauh ini aku tidak merasakan tanda-tanda lahar panasku akan meledak

    Bu Via memang luar biasa, ia seperti tahu menjaga tempo permainannya agar aku bisa mengikuti caranya bermain Ia seperti tahu menjaga tempo agar aku tidak cepat-cepat meledak Memang sama sekali tidak ada gerakan liar

    Yang dilakukannya adalah gerakan-gerakan lembut, tapi justru menimbulkan kenikmatan yang luar biasa, terutama karena aku jarang bercinta dengan perempuan lembut seperti itu Sekian lama kemudian aku mendengar lagi ia meracau

    “Ah Ah Ini yang kedua Rud, aku orgasme Uhh!” Di susul jeritan panjang melepas kenikmatan itu

    Tapi kemudian ia memintaku mengangkatnya ke ranjang, tanpa melepaskan penisku yang masih menancap di lubang vaginanya Ia memintaku menidurkannya di ranjang tapi tak ingin melepaskan vaginanya dari penisku, yang sejauh ini seperti mendekap sangat erat Kulakukan pemintaannya itu Maka begitu ia telentang di ranjang, aku masih ada di atasnya Penisku pun masih masuk penuh di dalam vaginanya

    Kami melanjutkan permainan cinta yang lembut tapi panas dengan libido itu. Kini aku berada di atas, maka aku lebih bebas bermanuver Maka dengan gerakan seperti yang sering kulakukan jika aku berhubungan seks dengan Kiki, cepat dan bertenaga, kulakukan juga hal itu pada Bu Via Tapi sesaat kemudian ia berbisik dengan mata yang masih terpejam

    “Pelan-pelan saja, Rud Aku masih ingin orgasme”

    Aku tersadar apa yang telah kulakukan Maka kini gerakanku pelan dan lembut seperti permintaan Bu Via Kini erangan dan desahan patah-patahnya kembali terdengar Ia menarik punggungku agar aku lebih dekat ke badannya Aku maklum Tentu ia ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal dari gesekan-gesekan bagian tubuh kami yang lain

    Dan Bu Via memang benar, begitu dadaku bergesekan dengan buah dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat Kurasa demikian juga dengannya, karena jeritannya berubah semakin santer Apalagi saat aku juga melumat bibir merahnya yang menganga, seperti bibir vaginanya sebelum aku menusukkan penisku di situ

    Meskipun jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama mulutku, tapi aku semakin sering mendengar ia mengerang dan terengah-engah kenikmatan Hingga beberapa saat kemudian aku mendengar ia meracau seperti sebelumnya

    “Aku Ah Aku Uh Yang ketiga Aku orgasme, Rud Ahh”

    Setelah jeritan panjang itu, matanya terbuka Tampak sorot matanya puas dan gembira Kemudian ia berbisik terengah-engah

    “Aku Aku Sudah cukup, Rud Saatnya untuk kamu”

    Aku tahu yang dia maksudkan, maka kemudian pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku dengan libido dan semakin bertenaga pula Ia kini membiarkanku melakukan itu Kurasa Bu Via memang sudah puas mendapatkan orgasme sampai tiga kali Sekian lama kemudian kurasakan lahar panasku ingin meledak

    Penisku berdenyut-denyut enak, menandai bahwa sebentar lagi akan ada ledakan dahsyat libido yang akan melambungkanku ke awang-awang Maka aku berusaha menarik penisku dari lubang vaginanya yang nikmat itu Tapi Bu Via menahan penisku dengan tangan lembutnya

    “Biarkan. Biarkan Saja di vaginaku, Rud Aku ingin merasakan sensasi cairan hangat itu Di vaginaku Uhh Uhh”

    Maka ketika lahar panas dari penisku benar-benar meledak, kubiarkan ia mengendap di sumur vagina milik Bu Via, dengan diiringi teriakan nikmat libido ku. Setelah itu, Bu Via memintaku untuk tetap berada di atas tubuhnya barang sesaat

    Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku Aku juga melakukan hal yang sama dengan mengusap-usap buah dadanya yang saat itu basah karena keringat Dan memang sensasi libido yang kurasakan luar biasa

    Cooling down yang diinginkan Bu Via itu membuatku merasa seakan-akan aku sudah sangat dekat dengan Bu Via Aku merasa ia seperti kekasihku yang sudah sering dan sangat lama bermain cinta bersama Aku merasa sangat dekat Maka begitu aku merasa sudah cukup, aku menarik penisku yang sebenarnya masih sedikit tegang dari lubang vaginanya

    Tampak air muka Bu Via sedikit kacau Wajahnya berkeringat dan anak rambutnya satu dua menempel di dahinya Kami kemudian pergi ke kamar mandi pribadinya di kamar itu Kamar mandinya juga wangi Sambil bergurau, aku menggodanya

    “Ibu Justru kelihatan cantik setelah bercinta” Ia hanya tertawa mendengar gurauanku
    “Memang setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka Aku sedikit capai tapi merasa segar”, jawabnya dengan berbinar-binar

    Ia tampaknya memang puas dengan permainan cinta kami Di bawah shower, kami membersihkan diri dengan mandi bersama-sama Kadang-kadang kami saling membersihkan satu sama lain Ia membersihkan penisku dengan sabun dan aku membersihkan sekitar vaginanya juga Ia tertawa geli saat aku dengan halus mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu

    Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV Kami menonton TV, sambil mengobrol dan menikmati kopi panas yang ia buat Tapi ia masih membiarkan pemutar CD-nya hidup Kali ini suara Deep Forest yang juga mistis mengisi suasana ruangan itu

    “Kamu tadi luar biasa, Rud ” katanya memujiku
    “Meskipun masih muda, kamu bisa bercinta dengan sabar Aku sampai mendapat orgasme tiga kali” Ia tersenyum Matanya berbinar-binar
    “Ah, itu juga karena Ibu. Gerakan Ibu yang sabar dan lembut membuat saya juga terpengaruh ”

    Kami mengobrol sampai malam

    Ia kemudian berkata, “Menginap di sini saja, Rud Ini sudah malam Besok pagi-pagi sekali kamu bisa pulang ” Setelah berpikir sejenak aku mengiyakan sarannya

    “Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil memberikan kunci garasi

    Maka aku turun untuk memasukkan motor ku ke garasi seperti yang di sarankan Bu Via Ketika aku naik kembali ke atas, ia sudah berganti pakaian dengan gaun tidur terusan yang tipis dan halus, sehingga potongan tubuhnya tampak

    “Kopinya tambah lagi, Rud?” tanyanya

    Aku mengiyakan saja Saat ia meraih cangkir kopi di meja, aku menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat Ia tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi kunikmati, tampak dengan jelas

    Mulus dan indah Pemandangan itu membuat aliran darahku berdesir kembali Apalagi saat aku mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan Beda dengan aroma yang dia pakai sebelum kami berhubungan seks tadi

    Sesaat kemudian ia telah kembali sambil membawa dua cangkir kopi Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin tampak Apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus Serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan Kami kembali mengobrol

    Ia kemudian menatapku lama, sambil bertanya,

    “Kau tidak capek, Rud?”
    “Tidak”, jawabku

    Sekali lagi ia menatapku lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia telah melumat bibirku kembali dengan lembut Kali ini tanganku segera meraba buah dada di balik pakaiannya yang longgar yang sejak tadi sudah menggodaku Ia masih melumat bibirku saat tangannya pelan-pelan membuka kancing kemejaku dan kemudian melanjutkannya dengan menarik resliting celanaku

    Begitu aku tinggal mengenakan celana dalam, ia juga melepas gaun tidurnya Tinggallah kami berdua hanya memakai celana dalam Kemudian aku menyambar buah dadanya Maka semakin lama, seiring dengan jeritan kecilnya yang terpatah-patah, buah dadanya semakin kenyal dan mengeras Ia menarik payudaranya dari mulutku Kemudian tangannya menarik celana dalamku Sejenak kemudian ia telah mengulum penisku yang sejak tadi juga sudah tegang dan keras Tapi yang dilakukannya tidak lama

    Ia memintaku untuk tidur telentang di sofa Lalu ia melepas celana dalamnya dan telungkup di atasku Ia membelakangiku Vaginanya yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah didekatkannya di atas mulutku Sedangkan ia segera menangkap penisku yang berdiri tegak dan mengulumnya

    Maka kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling menyedot Kadang-kadang ia berhenti melakukan aksinya Barangkali karena ia lebih dikuasai oleh perasaan nikmat karena lubang vaginanya yang merah segar serta klitorisnya kupermainkan dengan mulut dan lidahku Ia mendesah mengerang terpatah-patah

    Setelah ia puas dan ingin segera memulai aksi puncak, ia menggeser pinggulnya menjauh dari mulutku, menuju penisku yang semakin lama kurasakan semakin keras Tangannya menangkap penisku dan membimbingnya memasuki vaginanya Dengan masih membelakangiku, ia menggoyang pinggulnya dengan lembut Tapi sesaat kemudian, ia berbalik menghadapku

    Gerakannya saat ia berbalik menimbukan gesekan pada penisku yang luar biasa Membuat sensasi yang semakin nikmat Maka dengan menghadapku ia melanjutkan gerakan spiral pinggulnya tetap dengan halus Naik turun, maju mundur dan memutar Aku juga berusaha menggerakkan pinggulku agar menimbulkan sensasi yang lebih nikmat Maka semakin santerlah erangan dan desahan dari mulutnya yang terbuka, sambil matanya terpejam

    Suara-suara itu beriringan dengan lagu Deep Forest dari CD yang terus mengalun mistis Tanganku yang semula memegangi pinggulnya di bawanya naik ke atas agar mempermainkan buah dadanya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya Maka kemudian tanganku mempermainkan buah dadanya itu Kuelus dan kupelintir kedua putingnya yang coklat kemerahan Sekian lama kemudian ia menjerit sambil meracau

    “Uhh Uhh Aku orgasme Aku orgasme, Rud Ah Ahh ”

    Setelah ia menjerit panjang menandai orgasmenya, ia membuka mata Kemudian ia tidur menelungkup dengan beralaskan bantal sofa, dengan kedua kaki mengangkang terbuka, sehingga belahan vaginanya yang indah, merah dan basah berlendir tampak sangat menggairahkan Ia memintaku juga untuk menelungkup di atasnya

    Dengan kedua tanganku yang memegangi kedua buah dadanya sekaligus sebagai penahan berat badanku, aku menelungkup di atasnya Dan kusodokkan dengan lembut penisku yang masih tegang dan keras ke lubang vaginanya dari arah belakang Kini aku yang harus lebih aktif, maka kugerakkan pinggulku maju mundur, naik turun

    Bu Via masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam Tanganku juga tetap aktif mempermainkan buah dada dan puting susunya Sedangkan mulutku kupakai untuk menelusuri lehernya yang jenjang dan halus Sekian lama kemudian terasa lahar panasku akan meledak

    “Uhh Ahh sebentar lagi Sebentar lagi hampir !”, kataku terbata-bata
    “Uhh Uhh Aku juga, Rud Jangan kau cabut penismu Kita sama-sama Ahh Ahh”

    Sesaat kemudian kami sama-sama menjerit kecil, menandai puncak kenikmatan yang kami capai bersamaan Seperti sebelumnya, Bu Via memintaku tidak segera mencabut penisku Matanya masih terpejam, tapi wajahnya tersenyum Aku juga masih mempermainkan buah dadanya dengan lembut Ia dengan lembut berkata

    “Aku bahagia sekali malam ini, Rud ”, yang kemudian kujawab dengan kalimat yang sama

    Ia kemudian memintaku mencabut penisku dari lubang vaginanya Lalu ia telentang dan mencium bibirku dengan lembut Ia seterusnya meneguk kopi yang sudah mulai dingin Tampak bahwa ia kehausan setelah permainan seks yang indah itu

    Dengan masih bertelanjang bulat, ia berjalan ke luar ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk membersihkan spermaku dan lendir vaginanya yang tumpah di atas sofa Aku membantunya membersihkan noda itu

    Setelah itu, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, ia menuntunku menuju kamar mandi pribadinya untuk bersama-sama membersihkan diri Karena kecapaian dan memang sudah cukup malam, kami kemudian memutuskan untuk tidur Saat aku kebingungan karena aku memakai jeans dan kemeja yang tentu saja tidak nyaman, Bu Via menyarankanku untuk tidur dengan celana dalam saja

    “Sudah, pakai celana dalam saja, biar suhu AC-nya kuminimalkan”, demikian katanya

    Aku menyetujuinya Ia memintaku tidur di ranjangnya Kulihat Bu Via juga hanya memakai gaun tidur halus dan tipis saja serta celana dalam tanpa mengenakan bra

    “Aku memang biasa begini, Rud Rasanya lebih nyaman dan bebas bernapas”, katanya

    Di balik selimut, Bu Via memelukku dan menyandarkan wajahnya di dadaku Maka aku tersenyum saja saat buah dadanya yang hangat dan lembut, yang menyembul keluar dari gaun tidurnya yang tidak ditalikan dengan erat, sering terasa bergesekan dengan dadaku Demikian juga dengan Bu Via

    Esoknya, pagi-pagi sekali HP-ku sudah berbunyi Kiki menghubungiku Memang begitu kebiasaannya, yang membuatku sering jengkel Tapi jika kutegur, ia hanya akan tertawa-tawa saja Kangen katanya Begitu aku selesai bicara, Bu Via bertanya

    “Siapa, Rud? Pacarmu, ya?”

    Ia hanya tersenyum ketika aku mengiyakan pertanyaannya Kemudian ia bangkit dari ranjang Tali gaun tidurnya yang terlepas memperlihatkan payudaranya yang mulus putih, serta bukit venusnya yang menonjol indah mengundang gairah Ia membenahinya dengan tenang, sambil tersenyum melihatku terpana melihat pemandangan itu

    Kemudian ia ke kamar mandi Segera terdengar suara yang mendesis, mengalahkan suara kran yang mengalir lambat Bu Via sedang pipis rupanya Mendengar suara seperti itu timbul gairahku Sesaat kemudian ia keluar dari kamar mandi Kemudian ia berbisik kepadaku

    “Kau tidak ingin mengulang kenikmatan libido semalam, Rud?” Aku tersenyum memahami yang ia maksudkan
    “Sebentar, Bu ”, jawabku sambil menuju ke kamar mandi, karena ingin kencing

    Setelah itu kami mengulangi percintaan kami semalam Badanku yang segar karena tidur yang nyenyak semalam, membuatku bersemangat melayani gairah libido Bu Via yang juga tampak segar Aku merasakan vaginanya lebih hangat dan justru beraroma lebih menggairahkan pada pagi setelah bangun tidur seperti itu Dan bau badannya juga lebih natural

    Kami bercinta sampai Bu Via mendapat orgasme tiga kali Jadi selama bercinta denganku, Bu Via menikmati orgasme sebanyak delapan kali Maka siangnya, ketika aku bertemu dengannya di kampus ia tampak sangat gembira Wajahnya berbinar dan kelihatan sangat bergairah menjalani aktivitasnya hari itu

    Begitulah, kini hampir setiap akhir pekan aku selalu mendapat SMS dari Bu Via yang bunyinya begini: “Kau tidak sibuk malam nanti kan, Rud? Bisa datang ke rumah?” Maka setiap mendapat SMS seperti itu segera selalu terbayang sesuatu yang menyenangkan yang akan kami lakukan bersama

    Setiap akhir pekan anaknya selalu bermalam di rumah sepupunya di luar kota sehingga Bu Via sendirian di rumah Dan pembantunya juga pulang karena hanya datang pada siang hari saja Setiap aku mendapat SMS itu, aku juga segera menghapusnya agar tidak terbaca oleh Kiki Di kampus aku juga berusaha bersikap biasa saja dengan Bu Via

    Ia dosen yang baik dan dihormati oleh semua orang di kampus Aku sedikitpun tidak ingin merusak citranya Dan ia pun seorang yang professional, meskipun di luar kami sering bercinta dengan libido, ia tetap menghargaiku sebagai mahasiswanya dan ia tetap membimbing tugasku dengan serius Sesuatu yang sangat aku sukai

    Bercinta dengannya bukan sekedar mendapat kepuasan libido, aku merasakan sesuatu yang lain. Entah apa itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Ngentot Hot Dengan Kasir

    Ngentot Hot Dengan Kasir


    1381 views

    Cerita Sex ini berjudulNgentot Hot Dengan KasirCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir disebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi.

    Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti.

    Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

    “Keluarin uangnya!” perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu.

    Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat, Desy berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut.

    Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.

    “Masa cuma segini?!” bentak si Gondrong.

    “Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

    “Cepat!” bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya.

    “Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!” Desy di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.

    “Beres! Ayo cabut!”

    “Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.

    “Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.

    “Gue pengen liat bentar aja!”.

    Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.

    “Wow, oke banget!” si Gondrong berseru kagum.

    “Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.

    Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

    “Jangan!” teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.

    “Diem! Jangan berisik!” si Gondrong menampar Desy, hingga berkunang-kunang. Desy hanya bisa menangis.

    “Gue bilang diem!”, sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy. Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna merah.

    “Ayo, cepetan cing!”, si Kumis menarik tangan si Gondrong.

    “Kita musti cepet minggat dari sini!” Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.

    “Hey, Roy! Tokonya kosong!”.

    “Masa, cepetan ambil permen!”.

    “Goblok lo, ambil bir tolol!”.

    Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong.

    “sstt! Lo denger nggak?!”.

    “Cepet kembaliin semua!”.

    “Lari, lari! Kita ketauan!”.

    Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.

    “Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.

    “Hei, liat nih! Ada kejutan!”

    Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

    “Gila! Cewek nih!”.

    “Dia telanjang!”.

    “Tu liat susunya! susu!”.

    “Mana, mana gue pengen liat!”.

    “Gue pengen pegang!”.

    “Pasti alus tuh!”.

    “Bawahnya kayak apa ya?!”.

    Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan meraih tubuh Desy. Desy tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy.

    “Ayo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko. Desy meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya.

    Mereka menarik-narik jeans Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

    “Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Desy.

    “Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”

    Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar.

    Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja. Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

    “Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

    “Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas.

    Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas. Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Desy.

    Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.

    Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks.

    Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy.

    Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang.

    Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.

    “Wah, wah, wah!” terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.

    “Tolong saya!” ratap Desy.

    “Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!”

    “Nama lu Desy kan?” tanya laki-laki tadi.

    “Bagaimana bapak tahu nama saya?” Desy bingung dan takut.

    “Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!”.

    “Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!”.

    “Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo”.

    Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.

    “Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?”

    “Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko”.

    Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.

    Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.

    “Lo keliatan kedinginan!” ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku.

    “Gue musti kasih lo sesuatu yang anget.”

    Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. “Jangaann!” Desy berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi.

    Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.

    “Keliatannya nikmat!” Roy tertawa.

    “Tapi gue lebih suka dengan mustard!” Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.

    Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh.”

    “Hei! Kalo kerja jangan tidur!” bentak Roy sambil menampar pipi Desy.

    “Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”

    Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di pipi.

    Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

    “Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”

    “Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!”


    Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Desy berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil.

    Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung.

    Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.

    Desy berusaha menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

    Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang.

    Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Desy merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.

    “Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”

    “Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon.” gelandangan itu berkata tidak jelas.

    “Jangan!” Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy.

    Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar.

    Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir.

    Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin.

    Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy.

    “Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy. Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

    Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Birahi Tinggi Bertemu Janda Kembang Hot

    Birahi Tinggi Bertemu Janda Kembang Hot


    1501 views

    Cerita Sex ini berjudulBirahi Tinggi Bertemu Janda Kembang HotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati.

    Kehadiran anak2 jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Sinta kini berusia 10 tahun dan jeremy adiknya berusia enam tahun. Anak-anak yang lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama teman-temannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari telah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

    Sejalan dengan itu, nafsu birahi ku yang tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa teman mengajakku mencari wanita panggilan tetapi aku tidak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aku bermasturbasi. Sesaat aku merasa lega, tetapi sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang wanita selalu muncul di kepalaku.

    Tidak terasa 3 bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain. Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan sendirinya.

    Senja itu di hari Jumat, aku pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aku tidak terburu-buru. Di depan hotel Mirama kulihat seorang wanita kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tidak ada orang yang peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Rupanya mencari bantuan. Aku mendekat.

    “Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanyaku sopan.

    Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Saya memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

    “Tak usah takut, Mbak”, kataku.”Namaku Sony. Boleh saya lihat mesinnya?”

    Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar tetapi aku menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja. Tidak kuduga hari berikutnya aku bertemu lagi dengannya di Tunjungan Plaza. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

    “Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaku Linda. Maaf, kemarin tidak sempat berkenalan lebih lanjut.”

    “Aku Sony”, sahutku sopan.

    Harus kuakui, mataku mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Wanita itu jelas turunan Cina. Kontras dengan pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dan leher rendah. Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yang ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dengan jujurnya, dipadu oleh pinggang yang ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan pantat yang besar.

    “Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

    Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Kami duduk di meja terdekat sambil memperhatikan orang-orang yang lewat.

    “Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

    Aku tidak menjawab. Aku melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

    “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.

    “Isteriku sudah meninggal”, kataku. Hening sejenak.

    “Maaf”, katanya,”Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah.

    Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aku tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yang mengelola beberapa toko pakaian. Aku juga akhirnya tahu kalau ia berusia 32 tahun dan telah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

    Selama pembicaraan itu sulit mataku terlepas dari bongkahan dadanya yang menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan badannya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aku menelan air liur membayangkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

    “Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaku.

    “Rasanya nggak ada yang mau sama aku”, sahutnya.

    “Ah, Masak!” sahutku,”Aku mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.” Cerita Seks99 Birahi Tinggi Bertemu Janda Kembang Hot

    “Ah, Sony bisa aja”, katanya tersipu-sipu sambil menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dengan ucapanku.

    Tidak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Linda, wanita Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

    “Saya menunggu Sony di rumah.”

    Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yang mau menolak kesempatan berada bersama wanita semanis dan seseksi Linda. Aku mengangguk sambil mengedipkan mata. Ia membalasnya dengan kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

    “OK. Malam nanti aku main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aku sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

    Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aku membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sambil mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Linda tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yang bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu. Apalagi aku sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang wanita Cina.

    Tapi apakah ia mau menerimaku? Apalagi aku bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dengan rambut yang ikal. Tapi.. Peduli amat. Toh ia yang mengundangku. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak akan kusia-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaku kemarin, yah tak apalah. Aku tersenyum sendiri.

    Jam tujuh lewat lima menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yang indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang wanita separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

    “Pak Sony?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Linda menunggu di dalam”, lanjutnya lagi.

    Aku mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalam. Selang semenit, Linda keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aku berdiri menyambutnya.

    “Selamat datang ke rumahku”, katanya.

    Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

    “Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aku juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Linda.

    “Makan sudah siap, Bu. Saya datang lagi besok jam sepuluh.”

    “Biar masuk sore aja, Bu”, kata Linda, “Aku di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

    Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

    “Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

    Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

    “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

    Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Linda membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

    Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahi ku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

    “Aku tahu, Sony suka”, katanya sambil duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aku lihat mata Sony tak pernah lepas dari buah dadaku. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

    Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tangaku mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yang montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dengan lidahnya.

    Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yang kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

    Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir memeknya. Ia mengaduh pendek tetapi segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yang semakin meningkat.

    Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yang pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aku yakin senjataku ini akan menjadi kesukaan Linda. Ia pasti akan ketagihan.

    “Au.. Besarnya”, kata Linda sambil mengelus lembut kemaluanku.

    Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu melepaskan bajuku. Segera setelah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaku dan menggenggam kemaluanku yang semakin berdenyut-denyut. Aku pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang wanita Cina yang cantik dan seksi duduk di pahaku hanya dengan celana dalam dan BH.

    “Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

    Aku bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalam pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat. Buah dadanya yang sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaku. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.

    Ia membiarkan aku melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya.

    Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.

    “Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.

    “Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.

    “Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

    Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aku ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaku. Tangannya lincah melepaskan celanaku. Celana dalamku segera dipelorotnya. Kemaluanku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yang luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

    Puas mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aku menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

    “Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yang mulus padat itu membuka, menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu. Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras.

    Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu. Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahi nya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

    Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

    “Cepat.. Cepat.. Aku sudah nggak tahan!” jeritnya.

    Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

    Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang surgawi miliknya.

    Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Sejenak aku diam menikmati sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

    Dinding-dinding lubang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat.

    Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

    “OH..”, erangnya, “Lebih keras sayang, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dengan gerakan pantatku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aku akan orgasme.

    “Aku mau keluar, Linda”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

    “Aku juga”, sahutnya, “Di dalam sayang. Keluarkan di dalam. Aku ingin kamu di dalam.”

    Kupercepat gerakan pantatku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan pantatku dan kemaluanku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.

    Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya. Inilah orgasmeku yang pertama di dalam kemaluan seorang wanita sejak kematian isteriku. Dan ternyata wanita itu adalah Linda yang cantik bahenol dan seksi.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahi nya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

    “Sony, kamu hebat sekali, sayang”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aku tidak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”

    “Linda juga luar biasa”, sahutku, “Aku sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yang menawan ini. Linda tidak menyesal bersetubuh denganku?”

    “Tidak”, katanya, “Aku malah berbangga bisa menjadi wanita pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aku lagi nanti?”

    “Tentu saja mau”, kataku, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.

    “Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”

    “Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.

    “Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

    Hatiku bersorak ria. Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan.

    Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi .

    Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dengan aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel tetapi terbanyak di rumahnya. Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dengan permainan birahi yang panas dan menggairahkan.

    Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya.

    “Linda”, kataku, “Betapa beruntungnya aku yang berkulit gelap ini bisa menikmati tubuhmu bahenol, seksi, putih dan mulus seorang wanita Cina.” kataku, disambut dengan tawa cerianya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mulusnya Ibuku Nikmatnya Kakakku

    Mulusnya Ibuku Nikmatnya Kakakku


    1607 views

    Cerita Sex ini berjudulMulusnya Ibuku Nikmatnya KakakkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita ini adalah cerita yang benar-benar terjadi. Tapi nama-nama dalam cerita ini terpaksa kusamarka untuk kepentingan privasiku. Sebelumnya akan Saya ceritakan sedikit tentang latar belakang keluargaku. Aku (Anto), usiaku kini 23 tahun anak bungsu dari dua bersaudara.

    Kakakku Atik lima tahun lebih tua dari aku. Aku berasal dari keluarga sederhana ayahku sebagai mantri dan ibuku sebagai bidan di puskesmas yang sama. Kami tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur.

    Cerita ini bermula sekitar sepuluh tahun yang lalu dan berlangsung terus sampai saat ini. Malam itu karena hawa panas sekali aku tiba tiba terbangun aku lihat jam dinding di kamarku waktu menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Aku tidur sekamar dengan kakakku (satu kamar dua ranjang).

    Kamarku berada tepat disamping kamar ayahku, di dinding antara kamarku dan kamar ayahku ada sebuah jendela yang tak pernah dibuka lagi, kebetulan ranjang yang aku tempati ada di bawah jendela kayu tersebut. Entah kenapa pada saat itu aku iseng mengintip ke kamar Ayah.

    Ternyata malam itu Ayah dan ibuku sedang melakukan hubungan seks (aku tahu itu karena walaupun usiaku masih 13 tahun aku waktu itu sudah sering nonton BF bareng teman-teman dan sering pula onani). Untung lampu kamar Ibu tidak pernah dimatikan, jadi aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh ibuku dengan jelas.

    Aku sangat terangsang melihat tubuh ibuku yang sedang telanjang, padahal sebelumnya aku tidak pernah terpikir untuk melihat lekuk tubuh ibuku walaupun sering ibuku berganti baju tanpa menutup pintu. Atau beraktifitas di dapur dengan rok yang minim, keluar dari kamar mandi hanya berlilit handuk. Entah setan apa yang ada dipikiranku malam itu sehingga aku sangat terangsang sekali menyaksikan Ayah dan ibuku sedang telanjang.

    Kulihat Ibu sedang menggenggam kontol ayahku dan jari-jari ayahku sedang masuk ke dalam vagina ibuku. Ibuku terlihat seksi di usianya yang ke 42 tahun kulit Ibu tampak mulus sekali walaupun agak sedikit gemuk, vaginanya tembem sekali susunya agak sedikit turun dengan pahanya yang gempal dan lipatan lemak di perut Ibu.

    Tak lama kemudian aku lihat Ayah berusaha memasukkan kontolnya ke vagina Ibu (aku maklum Ayah orang yang kolot jadi tak ada acara oral seks setiap kali melakukan hubungan seks). Ibuku menggoyang pantatnya seiring dengan ayahku menaik turunkan pantatnya.

    “Bu, enak sekali Bu ah.. ah..” kata ayahku sambil nafasnya ngos-ngosan.

    “Iya Pak sampai mentok rasanya..” jawab ibuku gaya yang dipakai Ayah Ibu-ku cuma gaya konvensional, tak lama berselang pantat ayahku terlihat berkejat kejat tanda orgasme. Lalu Ayah turun dari tubuh ibuku dan pergi kekamar mandi sekarang tinggallah tubuh ibuku yang telentang melepas lelah dan tampak pejuh ayahku keluar lagi dari vagina Ibuku.

    Aku makin tak tahan maka aku mulai mengeluarkan kontolku yang sudah siap dikocok. Sedang asyik mengocok tiba tiba aku dikagetkan kakakku yang menggeliat berubah posisi tidurnya. Otak isengku kembali muncul karena melihat selimut dan daster kakakku tersingkap. Aku segera berdiri dan pelan-pelan naik keranjang Atik.

    Aku mengambil posisi dibelakangnya, lalu aku singkap celana pendekku kukeluarkan kontolku lalu pelan pelan aku tempelkan ke pantatnya dan aku sodok sodokkan ke pantatnya yang masih tertutup celan dalamnya. Tanganku aku taruh ke susunya, ternyata ia tidak pakai BH lalu kuremas pelan pelan.

    Tiba tiba ia terbangun aku segera diam dan pura-pura masih tidur. Perasaanku waktu itu sangat kacau antara takut dan terangsang campur jadi satu. Setelah ia menoleh ke arah ku dan menepis tanganku ia kembali tidur lagi.

    Aku berpikir keras apakah ia tahu apa yang sedang aku lakukan sebab aku tidak sempat menutup celanaku. Pelan pelan kembali aku mencoba goyang-goyangkan pantatku lagi dan Atik tak bereaksi aku rasa ia pura pura tidur, tangankupun kembali aktif membelai belai susunya.

    Susu kakakku agak kecil dibanding susu ibuku tapi punya kakakku lebih keras dan putingnya sangat kecil. Aku makin yakin ia pura-pura tidur karena nafasnya makin memburu. Tidak puas hanya bermain susu maka tanganku berusaha masuk celana dalamnya tanganku bergerak gerak diluarnya, terasa agak lembab dan licin rupanya ia terangsang juga. Saat aku berusaha memasukkan jariku ke dalam lubang dimemeknya tiba tiba ia berbisik.

    “Jangan Tok..” Aku kaget setengah mampus..

    “Aku masih perawan Tok..” katanya lagi.

    “Aku kepingin sekali Mbak” kuberanikan diri untuk menjawabnya.

    “Sebenarnya aku juga pingin, tapi jangan dimasukin nanti aku tidak perawan lagi”

    “Terus gimana dong?” kataku.

    “Pakai ini..” katanya sambil menunjuk bibirnya lalu ia segera memegang kontolku dan segera memasukkan kontolku dalam mulut nya.

    Dari gerakannya sepertinya ia ahli dalam melakukan ini mungkin sudah terbiasa sama pacarnya. Aku tak mau kalah aku meraih selangkangannya dan menciumi memeknya. Tak lama kemudian tiba tiba laharku seakan mau meledak dan aku tumpahkan semuanya dalam mulut kakakku. Tak lama setelah itu di susul dengan erangan halus kakakku tanda ia orgasme juga.

    “Kamu nakal..” kata kakakku setelah memuntahkan seluruh pejuhku ke selembar tissu.

    “Mbak cantik sih..” kataku merayu.

    “Sudah tidur sana.”

    “Lain kali lagi ya” kataku lagi.

    “Idih maunya?” jawabnya.

    Aku segera tertidur dengan senyum kepuasan. Keesokan harinya kulihat kakakku bersikap biasa seperti tak pernah terjadi apa apa. Tapi yang berubah justru aku, aku kini jadi semakin binal sebab aku jadi suka sekali memperhatikan lekuk tubuh ibuku dan kakakku. Hampir setiap malam aku mengintip kegiatan Ayah dan Ibu.

    Rupanya mereka doyan juga hampir tiap malam aku saksikan mereka melakukan itu. Pantas tiap hari ibuku pasti mandi basah. Sedangkan aku sendiri makin sering curi-curi kesempatan untuk melihat keseksian tubuh ibuku dari dekat.

    Pernah suatu saat aku memperhatikan ibuku yang sedang ganti pakaian. Dan pada saat itu aku menyadari kenapa aku sangat tergila gila pada tubuh ibuku. Tubuh ibuku sangat ideal walaupun sedikit gemuk. Ia sangat rajin merawat tubuh, ia sering luluran sehingga kulitnya putih bersih. Yang aku suka dari tubuh ibuku adalah kulitnya yang putih dan pahanya yang gempal.

    Ibuku memang suka teledor dan sembarangan sehingga hari-hariku selalu aku manfaatkan untuk memperhatikan kemulusan tubuh ibuku. Kalau malam aku selalu melampiaskannya pada kakakku hampir tiap malam aku melakukan dengan kakakku, walaupun kami melakukannya sampai bugil kami saling menjaga agar tidak sampai memasukkannya ke dalam memeknya.

    Pernah suatu saat kami mencoba memasukkan ke lubang pantatnya tapi tidak jadi karena sangat sakit katanya sehingga aku tidak tega meneruskan. Kakakku sangat cantik dan mulus sekali sehingga ketika melihat ia telanjang saja aku sudah sangat terangsang. Jadi hampir setiap malam aku dipuaskan oleh kakakku dengan cara oral.

    Sampai pada tahun lalu saat persiapan pernikahan kakakku. Kakakku meminta pengertian dari aku untuk segera menghentikan hubungan terlarang ini, aku setuju saja. Tapi ini cuma bertahan dua bulan. Waktu itu suami Kakak Saya ke luar kota untuk suatu urusan kakakku menginap dirumah kami. Saat itu sebenarnya aku cukup kikuk dalam bersikap dengan kakakku (mengingat kami sudah berjanji). Lalu pada malam itu kami kembali tidur dalam sekamar. Kami sama-sama kikuk. Aku sangat gelisah dan tidak bisa tidur, aku perhatikan begitu juga kakakku.

    “Belum tidur Tok..??” kata kakakku.

    “Iya nih susah banget tidurnya..” jawabku.

    Lalu tiba tiba kakakku pindah keranjangku sambil berbisik.

    “Pingin.. Ya..”

    “Tapi kan sudah janji..”

    “Nggak apa deh Mbak juga lagi pingin nih” katanya sambil meraih kontolku.

    Akupun tak ingin kalah segera kulucuti bajunya segera pula kuraih susunya dan aku jilati putingnya. Kini ia merosot sampai bawah perutku dan segera memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Segera aku menggenjotnya lalu ia menahan pinggulku sehingga menghentikan genjotanku.

    Lalu ia berkata, “Masukin sini aja tok..” katanya sambil menunjuk memeknya.

    Wah asyik nih.. Ini yang aku tunggu tunggu pikirku. Maka segera saja aku mengambil posisi siap tembak. Lalu pelan-pelan Mbak Atik mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku dapat merasakan betapa sempit dan hangatnya vagina kakakku ini.

    “Pelan pelan Tok.. Agak sakit..”

    “Soalnya punya kamu lebih gede dari punya Mas Ari..”

    Memang sih aku dapat merasakan sempit sekali dan masih berasa seperti kretek.. kretek.. Lama-lama aku goyang terus dan aku kembali bertanya.. “Enak nggak Mbak?”
    Lalu ia menjawab, “Iya Tok sudah mulai enak lebih terasa dari punya Mas Ari..”

    Aku genjot terus sampai kira kira lima belas menit saat mau keluar tiba tiba ia berbisik.

    “Jangan di keluarin di dalem tok nanti aku hamil anakmu..”

    Maka ketika aku ingin orgasme cepat-cepat aku cabut dan aku kocok di atas perutnya sehingga pejuhku menyembur ke perut dan susunya.

    Hari itu kakakku menginap di rumahku selama seminggu jadi setiap malam aku puaskan birahiku bersama kakakku sampai pagi. Akhirnya aku bisa benar benar menikmati vagina kakakku tanpa takut perawannya rusak. Untuk menjaga supaya tidak hamil aku selalu tumpahkan pejuhku di luar dan kadang kadang dimulutnya.

    Berbagai macam gaya dan variasi aku praktekkan bersama kakakku tapi dengan pelan pelan taku didengar Ayah Ibu. Kakakku ini nafsunya sangat besar seperti ibuku ia maunya tiap malam pasti mengajakku untuk mengulanginya lagi.

    Sekembalinya kakakku ke rumahnya aku kembali kesepian. Sekarang hari hariku kuisi dengan mengintip ibuku yang masih tampak seksi di usianya yang kepala lima sambil onani, tapi kegiatan ini kuanggap mengasyikkan juga aku makin betah tinggal di rumah, kadang kalau siang aku melihat Ibu tidur siang dengan rok yang menyingkap ingin sekali aku meraba pahanya yang mulus tapi aku tidak berani melakukan itu. Sesudah itu aku melakukan onani di kamarku sepuas puasnya.

    Pernah suatu saat aku kepergok ibuku saat onani dan aku lupa mengunci pintu kamarku. Ibu nyelonong masuk aku cepat-cepat menutupi kontolku dengan bantal. Ibu pura pura tidak tahu dan berkata, “Ibu kira kamu keluar.. Tok”

    Sejak saat itu aku selalu mengunci kamarku bila ingin onani. Kini aku selalu menunggu saat saat kakakku bisa menginap di rumah kami (biasanya satu bulan sekali).

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Perawanku Direngut Ayah

    Perawanku Direngut Ayah


    1283 views

    Cerita Sex ini berjudulPerawanku Direngut AyahCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sebelumnya saya perkenalkan nama saya Nadya (bukan nama sebenarnya). Saya sebelumnya wanita baik-baik yang belum pernah mengenal sex sebelumnya. Saya mengalamai pengalaman sex pertama saya dengan seorang laki-laki yang sebelumnya saya sangat respek padanya, laki-laki itu adalah papa saya sendiri.

    Papa mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu senang sekali bermabuk-mabukan dan membawa wanita jalanan ke rumah ketika mama sedang mengurusi bisnisnya ke luar negeri. Papa dulunya seorang businessman yang sangat sukses yang bergerak di bidang jasa perbaikan kendaraan, bahkan bengkel papa sebelumnya sangat terkenal di negeri ini karena kekhususannya mengurusi mobil-mobil mewah.

    Dulu papa sangat perhatian dan sangat sayang kepada kami, sampai akhirnya ketika krismon melanda negeri ini, kelakuan papa berubah 180 derajat, mulai dari bermabuk-mabukan sampai bercinta dengan wanita jalanan di rumah kami sendiri. Dua tahun telah berlalu setelah krismon, bisnis papa semakin terpuruk, sehingga kami terpaksa mengadu nasib di negeri kangguru.

    Kami tidak tahu kelakuan papa selanjutnya, karena papa tinggal sendirian di rumah di Jakarta dengan seorang pembantu laki-laki. Sampai akhirnya ketika saya dan adik saya Dania (bukan nama sebenarnya) pulang liburan ke Jakarta pada tahun 2002.

    Ketika itu, papa memintaku untuk magang di bengkelnya. Seperti kondisi sebelumnya, memang sedikit sekali pelanggan yang datang ke bengkel papa, sehingga terlihat sangat sepi. Pada suatu hari saya mendapati papa sedang mabuk di ruangan kerjanya. Ketika itu aku menghampiri papa untuk menegurnya. Entah kenapa tiba-tiba papa menarikku dan mencumbuiku dengan paksa.

    Dia memaksakan memasukkan lidahnya ke mulutku sambil tangan kanannya meremas pantatku dan tangan kirinya meremas payudaraku. Aku sudah berusaha untuk mengelak darinya, tapi ternyata tenaga papa lebih besar dari tenagaku. Entah kenapa tiba-tiba ada suatu rasa yang nikmat yang menjalar di sekujur tubuhku, dan payudaraku terasa mulai mengeras. Papa mulai memainkan lidahnya di dalam mulutku, dan secara reflect lidahku membalasnya.

    Aku merasakan celana dalamku mulai basah, dan aku sepertinya mulai terangsang oleh cumbuan papa. Peristiwa itu berlangsung selama 8 menit. Tiba-tiba papa melepas pagutan bibirnya dari bibirku, dan sepertinya dia mulai tersadar dari mabuknya. Papa mendorong tubuhku dan meminta maaf sambil menitikkan matanya penuh penyesalan.

    Setelah itu saya segera pulang dengan mobilku sendiri, sedangkan papa masih harus melanjutkan pekerjaannya. Selama dalam perjalanan pulang, saya menangis karena masih terbayang dengan perbuatan papa tadi. Perasaan benci, kecewa, tapi bercampur dengan rasa nikmat yang sebelumnya tidak pernah saya rasakan.

    Ketika sampai di rumah, saya mendapati celana dalam saya masih basah, dan saya langsung masuk ke kamar mandi untuk menghilangkan rasa jijik saya. Ketika saya mandi, saya masih membayangkan perbuatan papa tadi, sampai secara tidak sadar, saya meremas payudara saya.

    Saya mulai merasakan nikmat yang luar biasa, bercampur dengan guyuran shower yang mengalir di sekujur tubuhku. Siraman air shower terasa nikmat sekali di memek saya, dan secara tidak sadar, saya mulai mengelus memek saya.

    Perasaan nikmat semakin menjadi-jadi sampai akhirnya seluruh tubuhku mulai mengejang dengan hebatnya, dan cairan hangat keluar dari memek saya. Setelah itu tubuh saya terasa lemas, dan akhirnya saya tertidur pulas setelah selesai mandi.

    Keesokan paginya waktu saya sedang sarapan, papa kembali meminta maaf kepadaku, tetapi aku bingung menyikapinya, karena di lain sisi aku menginginkan kejadian kemarin terulang kembali. Setelah itu papa berangkat ke kantor dan saya mengantarkan adik saya ke rumah temannya.

    Selama di kantor, segala sesuatu berjalan seperti biasa, sampai ketika saya hendak pulang, mobil saya tidak bisa dihidupkan, dan mekanik anak buah papa tidak sanggup menyelesaikannya hari itu juga. Akhirnya saya ke ruangan papa untuk mengajak pulang bareng. Ternyata seperti biasa papa sedang mabuk-mabukan lagi.

    Walaupun sedang mabuk, papa masih tetap sadar dan mengajak saya untuk pulang saat itu juga. Segalanya berjalan dengan normal selama dalam perjalanan pulang, sampai di dekat rumahku, papa menghentikan mobilnya dan tiba-tiba dia membuka celananya dan memerintahkanku untuk memegangnya.

    Tiba-tiba papa memanggilku dengan nama mamaku. “Nancy, tolong elus kontol gua dong, gua udah lama gak elu isepin!” Tentu saja aku kaget, ternyata selama mabuk, papa menganggapku sebagai mama, karena kemiripan mukaku dengan muka mama.

    Karena ada dorongan setan, aku mulai memegang dan mengulum kontol papa yang ternyata besar sekali sampai-sampai tidak cukup masuk ke dalam mulutku. Secara reflek saya mulai memaju-mundurkan kepala saya dan mulai menjilati biji peler papa.

    Pada saat itu, papa mulai mengelus paha saya, dan akhirnya tangannya melepas celana dalamku. Kemudian jari-jarinya bermain di bibir memekku. Selama lima menit, papa memainkan memekku, hingga akhirnya cairan hangat mengalir dari memekku, aku merasakan nikmat yang luar biasa.

    Setelah beberapa menit kemudian, aku sudah hampir sampai untuk kedua kalinya, tiba-tiba cairan putih keluar dari kontol papa, dan tertelan olehku, dan rasanya gurih sekali. Setelah itu, papa menjadi lemas dan mengeluarkan jarinya dari dalam memekku, sehingga aku merasa nanggung. Saat itu juga, papa langsung tertidur di dalam mobil, dan karena merasa kesal, aku pulang jalan kaki, yang jaraknya tidak jauh dari rumahku.

    Sampai di persimpangan jalan rumahku, aku bertemu dengan kakak kelasku di SMA yang sudah 2 tahun tidak ketemu, namanya Bang Jhonny (bukan nama sebenarnya) yang terkenal playboy waktu di SMA dulu.

    Tampang Bang Jhonny sebenarnya biasa-biasa saja, entah kenapa dia bisa menjadi playboy. Kami bersalaman dan dia berusaha memelukku dengan erat, aku berusaha menolaknya, karena tidak ingin Bang Jhonny tahu kalau celana dalamku basah. Aku berlari ke rumahku, dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan memekku.

    Sambil mandi, aku mulai masturbasi kembali, karena perasaan nanggung tadi masih ada. Setelah selesai mandi, aku mengenakan daster tanpa celana dalam dan bra karena kebiasaanku setiap tidur. Setelah itu aku tidur tanpa sempat makan malam. Pada saat aku sedang tidur nyenyak, aku merasakan ada yang sedang berusaha melepaskan tali dasterku. Karena masih capek akibat orgasme yang berulang kali tadi, aku tidak bisa terbangun.

    Tangan itu menjalar sampai ke payudaraku dan aku merasakan lidah sedang bermain di pentilku. Tanpa sadar aku mengerang nikmat, dan membayangkan papaku sedang melakukannya. Kemudian bibir itu terus bergerak menuju leherku sampai akhirnya berhenti di bibirku. Aku membalas pagutan bibirnya dan tiba-tiba aku tersadar dan terbangun.

    Aku mendorong tubuh itu yang ternyata adalah papaku. Dengan sekuat tenaga papa tetap memaksaku dan semakin liar perlakuannya kepadaku, sehingga dasterku robek, sehingga tubuh indahku terlihat di depan matanya. Dengan paksa dia mengangkangkan kedua kakiku dan mulai menjilati memekku.

    Aku berusaha menjauhkan kepala papa dari memekku sehingga papa terjengkang dari tempat tidur. Papa segera bangkit dan menarik tubuhku sambil menampar pipiku dengan keras. Dilucutinya semua pakaiannya sehingga hanya tubuh polosnya yang terlihat. Tanpa basa-basi aku didorongnya kembali ke tempat tidur dan sekarang mencoba untuk memasukkan kontolnya ke lobang kenikmatanku.

    Dengan pasrah aku menuruti kemauannya karena menurutku sudah percuma untuk menolak lagi. Dia mulai menggenjot memekku kedepan dan belakang. Karena aku berusaha melawan memekku terasa sangat perih, lagi pula saat itu aku masih perawan dan lubangnya sangat sempit.

    Tetapi setelah lama kelamaan ternyata aku mulai menikmati permainannya dan mulai menggerakkan pantatku naik turun. Beberapa lama setelah itu kurasa cairanku mendesak memek dan terasa akan keluar. Dengan segera kupercepat gerakan pantatku dan akhirnya aku berteriak nikmat karena aku mencapai puncak kenikmatan.

    Beberapa saat kemudian papa membalikkan tubuhku dan mulai mengelus lubang pantatku serta menjilatinya. Aku yang sudah sangat lemas sebenarnya sangat jijik dengan perlakuannya, tetapi seperti sebelumnya aku hanya bisa pasrah. Papa yang sudah sangat bernafsu segera menghujamkan kontol besarnya ke dalam lubang pantatku. Tanpa sadar ternyata meneteslah darah dari memek dan pantatku bercampur dengan cairan vaginaku.

    Aku berteriak dengan kerasnya karena rasa sakit luar bisa dari lubang pantatku. Mendengar teriakanku papa semakin nafsu menghujamkan kontolnya berkali-kali sambil menjambak rambutku dengan kerasnya. Papa semakin mempercepat gerankan kasarnya, dan seketika dia mengejang dan berteriak keras, aku merasa cairan sperma papa terus menerus mengalir masuk ke pantatku.

    Setelah puas dengan semua prilakunya papa tergeletak lemas disampingku dan aku hanya bisa merenungi nasibku. Hilang sudah keperawananku yang selama ini kujaga dan ternyata harus kurelakan direnggut oleh orang yang sangat ku hormati dan sejak saat itu aku merasa telah berkhianat pada mamaku.

    Walaupun setelah perawanku direnggutnya aku semakin sering melakukan hubungan sex dengan papa selama berada di Jakarta. Selain dengan papa, aku juga sering melakukan sex dengan Bang jhonny yang akhirnya menjadi pacarku. Tapi kini Bang jhonny telah meninggalkanku untuk selama-lamanya karena dia overdosis narkoba. Karena telah sering melakukan hubungan sex, aku menjadi seorang maniak yang selalu butuh sentuhan lelaki.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Pergaulan Kerja Di Pabrik

    Pergaulan Kerja Di Pabrik


    1412 views

    Cerita Sex ini berjudulPergaulan Kerja Di PabrikCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sudah menjadi rahasia umum bahwa pergaulan pabrik dalam hal sex lebih berani daripada ‘anak gaul’ di perkotaan. Aku sebagai pengawas kadang-kadang ingin juga menikmati keringat anak buahku yang tidak kenal parfum. Hanya saja aku kuatir tidak dapat bertindak adil kepada seluruh karyawan/ti, kalau saja perhatian dan penilaianku bukan berdasarkan pekerjaan malah berdasarkan bisa atau tidaknya ‘dipakai’.

    Lagian aku tidak mau dimanfaatkan oleh bawahanku hanya karena mencicipi kenikmatan sesaat. Jadi aku hanya dapat melihat pergaulan anak buahku yang rata-rata berani. Di depan umum saja seenaknya main tepuk pantat karyawati yang bahenol, bagaimana kalau di tempat tersembunyi? Entah, sudah beberapa pasang anak buahku yang menikah karena ‘kecelakaan’, dan entah sudah berapa pasang yang disidang oleh security karena tertangkap ‘mojok’.

    Tapi dari sekian ratus karyawati ada seorang yang menjadi primadona, namanya sebut saja Linda (nama samaran). Belum lama jadi karyawati, pernah berkerja sebagai kasir di NAGA swalayan, pendidikannya termasuk lumayan untuk ukuran buruh yaitu SMEA, wajahnya sepintas mirip Iis Dahlia penyanyi dangdut kenamaan (Kenal nggak..?).

    Pokoknya cantik, hidungnya mancung, bibirnya sensual dan berkumis halus. Alis matanya tebal rapih tanpa cukuran, rambutnya hitam sebahu, kulitnya putih mulus, dadanya perkiraanku 36B.

    Cuma sayangnya pantatnya kurang bahenol, meskipun pinggangnya ramping, tapi justru berdasarkan pengalamanku pantat yang model begini yang dapat memberikan kepuasan maksimal dalam persetubuhan. Biasanya yang pantatnya bahenol cuma enak dipandang tapi kurang sip untuk dinikmati.

    Linda orangnya tidak sombong dan mudah bergaul dengan siapa saja, murah senyum, dan kelihatannya ‘jinak’. Gaya bicaranya seperti menggoda. Aku sendiri setelah berpikir panjang akhirnya mengambil keputusan untuk mendekatinya. Pendekatan pertama waktu jam istirahat.

    Kebetulan dia sedang makan di kantin, dan hanya ada beberapa orang saja yang makan di situ (mungkin harganya mahal, sehingga sebagian besar karyawan/ti makannya di luar pabrik).

    “Mari makan, Pak..!” Linda langsung berbasa-basi ketika aku datang.

    “Terima kasih..,” aku menjawab tawarannya dan langsung memesan makanan dan minuman.

    Kami terlibat dalam obrolan yang mengasyikan sampai tak terasa jam istirahat berakhir. Aku membayarkan semua makanan termasuk teman-teman Linda (yang begini aku sudah biasa, jadi teman-teman Linda tak curiga sedikitpun bahwa aku ada maksud tertentu).

    Ternyata makan siang itu adalah awal dari segalanya. Aku jadi sering ‘sengaja’ makan siang di kantin supaya dapat memandang wajahnya yang cantik. Dan pada pertemuan yang kesekian kalinya aku mencoba mengajaknya makan di luar.

    Ternyata dia ok saja, bahkan waktu aku tawarkan untuk menjemput di rumahnya, dia malah tidak mau, dan minta dijemput di tempat yang dia tentukan. Wah, aku sih tambah senang jadi tidak ‘terikat’.

    Sore itu sepulang jam kerja, aku menemuinya di tempat yang telah dijanjikan. Ternyata dia sudah ada di sana. Penampilannya kali ini jauh berbeda dengan penampilannya saat kerja. Jeans dan kaos ketat yang dipakainya membuat jakunku naik-turun. Bagaimana tidak? Buah dadanya yang memang besar seperti mau loncat dari dadanya. Sepanjang perjalanan aku tak dapat berkonsentrasi menyetir.

    Pikiranku dipenuhi dengan ‘permainan’ seks yang akan kami lakukan, serta kenikmatan yang sebentar lagi kurasakan. Tapi aku juga agak takut bila dia menolak. Akhirnya aku belokkan mobilku ke arah rumah makan Kalasan untuk pendekatan lebih dalam.

    Kami mengobrol tak tentu arah bagai sepasang kekasih. Juga tentang ekonomi keluarganya yang morat-marit sejak ditinggal pergi ayahnya. Bahkan selesai makan dan aku membayar Rp 80.000,- dia agak terkejut.

    “Wah, sayang banget, Pak..! Makan begitu saja 80.000…”

    “Memangnya kenapa..?” aku balik bertanya.

    “Ah, nggak sih. Saya jadi ingat adik saya yang belum bayar SPP 3 bulan.”

    Aku baru mengerti bahwa meskipun dia tidak kentara seperti orang susah, tapi sesungguhnya dia amat tersiksa dengan jerat kemiskinan yang dialaminya. Aku jadi tergugah mendengarnya.

    “Memang berapa SPP adik kamu sebulan..?”

    “40.000” jawabnya pendek.

    Aku keluarkan dompetku dan memberikan Rp 200.000,-

    “Nih, untuk bayar SPP adik kamu.”

    “Nggak usah, Pak..!” dia bersikeras menolak.

    Aku sedikit memaksanya dan akhirnya dia menerima.

    “Tapi, Bapak Ikhlas dan tanpa pamrih..?”

    “Iya..,” meskipun ada sedikit pamrih, kan tidak mungkin aku ungkapkan, batinku dalam hati.

    Setelah makan, Aku mengajaknya ke pantai dan duduk berdua ditemani riak gelombang dan semilir angin yang menerpa wajah kami.

    “Lin, kalau sedang berdua begini, kamu jangan panggil ‘Bapak’. Panggil aja ‘Kakak’, ok..?”

    “Eh, ya Pak. Eh.. ya Kak.”

    Aku melingkari tanganku di pundaknya, dia tampak sedikit grogi.

    “Jangan Kak, Linda malu..,” tangannya berusaha menepis tanganku.

    “Tidak mengapa, kan nggak ada orang.”

    “Tidak! Linda tidak mau.”

    Aku mengalah dan hanya mengobrol saja.

    “Memangnya kamu belum pernah pacaran..?” tanyaku.

    “Sudah, tapi belum pernah sedikitpun Linda bersentuhan dengan pacar Linda.”

    Aku menangguk mengerti. Berarti gadis ini masih suci, otak iblisku langsung berfikir keras.

    “Sebentar ya, Lin. Kakak mau cari minuman dulu.”

    Aku beranjak, dan membeli 2 kaleng sprite di counter-counter yang banyak bertebaran di pinggir pantai. Kukeluarkan serbuk perangsang yang kusiapkan dari rumah, dan kutaburkan di minumannya.

    “Lin, ini minumannya..,” aku menawarkan.

    Tanpa curiga sedikitpun Linda langsung meminumnya. Aku tersenyum dalam hati. Tak lama reaksinya mulai kelihatan. Aku lihat tubuhnya berkeringat.

    “Kak, kepala Linda agak pusing. Pulang yuk..!”

    “Baru jam 07:00, ntar aja yah..?”

    Linda semakin banyak meminum sprite yang sudah kutaburkan serbuk, dan mungkin akibat terlalu banyak Linda tak sadarkan diri. Aku sedikit panik. Aku segera memapahnya ke Cottage terdekat. Aku diam sejenak memikirkan apa yang harus kulakukan. Mumpung dia tak sadar, aku segera melepaskan kaos ketat yang dipakainya.

    Tampak branya sudah tak cukup menampung buah dadanya yang besar dan putih. Bulu ketiaknya sangat lebat dan hitam, kontras dengan kulitnya yang putih. Nafasku semakin memburu terbawa nafsu. Kulumat bibirnya yang sensual, kuciumi lehernya, kupingnya dan seluruh tubuhnya hingga Linda bugil tanpa sehelai benang pun melekat pada tubuhnya. Sambil melepas pakaianku sendiri, aku memandangi keindahan tubuhnya, terutama buah dadanya dan kemaluannya yang amat rimbun.

    Setelah sama-sama bugil, aku kembali mencumbunya, meskipun dia belum siuman dan seperti orang mati tapi aku tak perduli. Kugunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Putingnya yang kemerahan kulumat dengan rakusnya, kuhisap dalam-dalam. Lidahku menari-nari menelusuri keindahan lekuk-lekuk tubuhnya.

    Aroma ketiaknya yang khas tanpa parfum pun tak luput dari ciumanku, sampai pada lipatan pahanya yang penuh dengan hutan rimbun. Lidahku menyibak rerumputannya, dan tampak segaris kemaluannya yang kelihatannya masih rapat. Lidahku terus mencar-cari klitorisnya.

    Setelah ketemu, lidahku mengitarinya dan kadang menghisap lembut, sampai aku sendiri sudah tak tahan dan dengan kuat kuhisap klitorisnya. Aku terkejut. Ternyata rambutku tiba-tiba ada yang meremas kuat.

    “Ahhh.., terus Kak..!” Linda ternyata sudah siuman dan mulai merasa keenakan.

    Aku semakin semangat. Jari-jariku langsung bergerak ke arah buah dadanya dan kupilin-pilin kedua putingnya, sementara lidahku semakin asyik mendorong untuk masuk ke liang kemaluannya. Tapi sungguh sulit sekali rasanya. Kemaluannya sama sekali tidak ada lubang.

    Linda semakin merintih tidak karuan. Secara reflek tangannya mencari pegangan. Kuarahkan senjataku yang sudah meregang kaku ke jarinya, dan Linda dengan kuatnya menarik senjataku. Aku merasakan kenikmatan. Percumbuan kami kian panas. Lumatan bibirku di bibirnya disambut dengan rakusnya.

    Sepertinya Linda benar-benar terpengaruh kuat oleh obat yang kuberikan. Bahkan dia sudah mengangkangkan pahanya dan membimbing senjataku untuk memasuki lembahnya, dan menarik pinggulku agar senjataku terdorong. Tapi aku mencoba menahannya karena aku yakin Linda masih dalam pengaruh obat. Aku menarik nafas panjang dan menenangkan debar jantungku.

    Linda terus memaksa… Aku semakin bimbang. Bagaimanapun juga aku masih punya nurani. Aku tak mau merusak kegadisan orang, apalagi sampai merusak masa depannya. Aku kuatkan hati dan bangkit dari lingkaran nafsu yang telah membelenggu kami berdua.

    Aku ambil air segayung dan menyiram kepalaku dan kepala Linda. Nafsuku yang sudah memuncak langsung drop, dan Linda sendiri kelihatannya mulai sadar, dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

    “Oh, apa yang terjadi..?” Linda panik, bangkit dan memukul dadaku. Aku mencoba bersabar.

    “Kakak jahat..” Linda semakin kencang memukulku, aku merangkul tubuhnya.

    “Sabar sayang, semua belum terjadi.”

    “Tapi tubuh Linda sudah kotor. Kakak kejam menjebak Linda.”

    “Siapa yang menjebak Linda?”

    Setelah suasana agak reda, aku baru menjelaskan kepadanya (tentunya berbohong) bahwa semua yang terjadi adalah kehendak dia sendiri yang memancing gairahku. Bahkan aku malah yang menolaknya, dan memang Linda dalam keadaan setengah sadar dan seperti bermimpi juga mengiyakan bahwa aku yang menolaknya.

    Sejak kejadian itu Linda semakin akrab denganku. Meskipun akhirnya dia tahu bahwa aku sudah mempunyai pacar yang sudah seperti istri, tapi dia tidak dapat melupakanku karena aku yang pertama menjamah tubuhnya.

    Ternyata aku orangnya gampang jatuh cinta, tapi gampang juga bosan. Hubungan yang semakin erat dengan Linda dan hanya sebatas (maksimal) oral, membuatku jenuh, sementara untuk bertindak lebih dari oral aku tidak berani karena terbentur virginitas yang kuanggap masih perlu dijunjung meskipun hanya sekedar untuk membuktikan kepada suaminya bahwa dia dapat menjaga diri.

    Sebenarnya aku lebih suka dengan Linda dari pada pacarku yang sebentar lagi akan married denganku, tapi kan tidak mungkin aku memalingkan seluruh hidupku kepada Linda, sedangkan pacarku sudah jalan hampir 5 tahun denganku.

    Kesetiaan serta pengorbanannya sudah benar-benar teruji selama kurun waktu tersebut dan hubungan kami sudah seperti suami istri. Untunglah Linda pun mengerti dan menyadari konsep pemikiranku, hingga secara perlahan Linda mulai menjauh dan mendapatkan penggantiku. Meskipun hatiku sempat panas juga melihat dia mesra dengan lelaki lain tapi aku harus iklas (Selamat berbahagia Linda).

    Kembali aku menjalani rutinitas kehidupanku sehari-hari yang sangat menjemukan, hingga akhirnya aku menemukan sesuatu yang baru dan benar-benar baru dalam kehidupanku. Waktu itu aku sedang santai membaca iklan di harian Poskota untuk menukar mobilku. Tak sengaja aku melihat iklan panti pijat dan dari sekian puluh iklan, ada beberapa yang menyediakan pijat khusus untuk wanita dengan tenaga pria.

    Aku berpikir pasti ini iklan gigolo terselubung. Aku langsung mendapatkan ide untuk mengiklankan diri. Uang dapat, seks dapat. Wah, pasti asyik. Hari itu juga aku langsung pasang iklan dengan nomor pager dan HP untuk terbit besok.

    Semalaman aku tak dapat tidur memikirkan pengalaman baru apa yang akan kualami besok, hingga tanpa sadar aku jatuh tertidur.

    “Kring…” Suara weker di kamarku mengagetkanku.

    Buru-buru aku mematikan dering weker yang selalu setia mengingatkanku untuk disiplin dalam kerja. Aku duduk sejenak untuk menyesuaikan tubuh dan jiwaku ke alam pagi yang cerah. Aku teringat bahwa hari ini aku pasang iklan. Cepat-cepat kuaktifkan HP dan pagerku. Sekian menit kutunggu tak ada yang masuk.

    “Ah, mungkin masih terlalu pagi,” pikirku.

    Memang sih saat ini baru pukul 06:00 pagi. Tidak mungkin ada orang yang butuh di ‘pijat’. Aku tersenyum sendiri dan langsung menuju kamar mandi untuk siap-siap ke kantor.

    Waktu yang berjalan di kantor terasa lama sekali. Mungkin akibat aku terlalu mengharap order masuk. Sekitar pukul 10:00, melodi JIKA-nya Melly berkumandang di HP-ku. Aku lihat sepintas nomor si penelpon tidak kukenal.

    “Hallo..,” sapaku seramah mungkin.

    “La..! Gimana sih pesanan gua belum dikirim.”

    Aku kaget setengah mati. Ternyata yang ngebel adalah Pak Daniel teman bisnisku yang paling akrab dan menanyakan sikat gigi hotel pesanannya.

    “Lho, Pak Daniel dimana..?”

    “Gua lagi di rumah saudara nih. Gimana, udah ada kabar belum..?”

    “Eh ya, besok kayanya baru bisa kirim. Itupun sore..!” jawabku.

    “Yah wis, gua tunggu yah. Jangan sampai gagal lagi..!”

    “Iya! Beres boss!”

    “Iya wis, thank’s yah..!”

    Aku jadi geli sendiri. Aku pikir ada ‘order’, tidak tahunya order juga sih, tapi bukan yang lagi kutunggu. Tak lama gantian pagerku bergetar. Aku segera membaca pesan yang tertera.

    “Hubungi saya di 546xxxx. Saya tertarik dengan Anda.” pengirimnya Ibu Ella.

    Aku bersorak gembira dan tak buang waktu lagi, kuhubungi juga saat itu dari ruangan kantorku.

    “Hallo..,” terdengar suara wanita di gagang telponku.

    “Selamat siang. Bisa bicara dengan Ibu Ella..?”

    “Dari mana yah..?”

    “Dari Rudy, Bu..!” (Oh ya aku iklan pakai nama Rudy)

    “Oh ya. Kamu masih kuliah atau kerja..?”

    “Saya sudah kerja, Bu..!” jawabku sopan.

    “Eh, jangan panggil saya Ibu. Panggil aja Tante, ok..?”

    “Iya, Tante.”

    “Kamu udah lama jadi pemijat..?”

    “Baru ini kali, Tante..” jawabku jujur.

    “Usia kamu berapa..?”

    “26, Tante.”

    Obrolan kami semakin ngalor ngidul, bahkan Tante Ella menanyakan size aku segala. Pokoknya semua data tentang aku dikorek habis-habisan. Dan sepertinya dia puas dengan data diriku. Bahkan dia mulai membuka data dirinya, bahwa dia adalah istri seorang pria kaya raya yang mempunyai banyak perusahaan. Akhirnya kami sepakat untuk bertemu di apartemennya (sewa atau beli aku tidak tahu) di daerah Ancol, Jakarta utara.

    Tepat jam 11:00 siang aku keluar kantor. Dengan alasan dinas luar aku memacu mobilku. Sampai di lobi apartemennya, aku mencari-cari Tante Ella yang katanya memakai jeans, dan kaos biru.Sampai mataku lelah memandang, aku belum dapat menemukan sosok yang kucari. Aku mulai putus asa. Satu jam sudah aku menunggu, namun baru saja aku beranjak dari bangku dan ingin pulang, pundakku ditepuk seseorang.

    “Rudy, yah..?”

    Aku berbalik, dan ternyata sosok yang kucari sudah di depan mata. Celana jeans dan kaos ketat biru. Tapi alamakkkk. Wajahnya sudah banyak keriput, kutaksir usianya 50-an. Kaos ketatnya banyak tonjolan-tonjolan lemak di pinggang dan perutnya, dan yang bikin aku shock orangnya pendek dan gemuk.

    “Kenapa, nggak suka..?” suara Tante Ella menyadarkanku dari keterkejutanku.

    “Ach, nggak. Tante cantik,” ujarku melawan kata batinku.

    Tante Ella mengajakku minum di pinggir kolam renang yang tersedia di apartemen situ. Obrolan kami ngalor ngidul, sementara aku berusaha tidak membuatnya kecewa dengan segala kebohonganku.Akhirnya acara puncak pun tiba. Tante Ella menggiringku memasuki apartemennya yang luas.

    Aku masih bingung dan seperti orang bodoh, sementara Tante Ella sudah membuka seluruh pakaiannya hingga bugil, dan tengkurap di ranjang. Dengan tangan gemetar aku mulai melakukan pijatan-pijatan lembut di pundaknya. Tapi rupanya Tante Ella memang niatnya ‘main’ dari awalnya.

    Makanya baru 2 menit aku melakukan pijatan, tante Ella langsung mengerjai tubuhku. Kemeja dan celanaku sudah melayang ke lantai, dan sebagai wanita cukup umur Tante Ella paham sekali mana daerah sensitif lelaki.

    Kini aku yang berbalik dipijatnya. Sapuan lidah Tante Ella yang basah di sekujur tubuhku membuatku lupa. Nafsuku yang tadinya drop perlahan mulai bangkit. Senjataku yang sudah tegang dilumatnya dan tanpa permisi lagi Tante Ella langsung menaiki tubuhku dan menduduki senjataku yang sudah mengacung.

    “Sleeep..,” senjataku memasuki liang kewanitaan Tante Ella.

    Lumayan seret. Kupejamkan mataku membayangkan bahwa yang berada di atasku adalah Nafa Urbach, sementara Tante Ella semakin ganas bergerak liar dan menggoyangkan pinggulnya sambil menjilati dadaku.

    “Ufh..,” nikmatnya luar biasa.

    Aku mencoba bertahan. Dan tak lebih dari 10 menit seluruh tubuh Tante Ella seperti bergetar dan mengejang melepaskan orgasmenya yang pertama.

    “Accchh, Rud..,”

    Tante Ella merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku yang ingin segera menuntaskan hasratku memeluk tubuhnya. Namun nafsuku mendadak drop kembali saat kenyataan yang aku rasakan di tanganku tidaklah kencang dan kenyal, tapi lembek dan penuh lemak. Nafsuku drop. Senjataku secara perlahan mengecil kembali. Aku rebah di samping tubuh Tante Ella dan memandang langit-langit sambil merenungi yang baru saja terjadi.

    “Tit…” pagerku yang berada di kantong celanaku yang berhamburan di lantai berbunyi sekali, pertanda ada pesan yang belum terbaca.

    Aku segera melompat dari ranjang dan membaca pesan yang masuk.

    “Saya tertarik dengan anda, harap hubungi saya di 424xxxx dari Yenny.”

    “Kenapa, Rud..? Ada order lagi yah..?” rupanya Tante Ella sudah bangkit dari kelelahannya.

    “Ah nggak, Tante. Kebetulan saja ada saudara saya yang lagi perlu dengan saya,” aku mencoba berbohong.

    “Kenapa dia nggak hubungi HP kamu..?”

    Aku agak gugup juga. Untunglah aku dapat menguasai keadaan.


    “Mungkin nggak dapat signal, Tante.”

    “Maaf Tante, saya mungkin nggak bisa lama-lama. Saya harus kembali ke kantor.”

    Tanpa meminta persetujuannya aku segera mandi dan langsung merapihkan diri.
    Selesai merapihkan diri, kulihat Tante Ella masih dalam keadaan bugil. Tampak sekali bentuk tubuhnya yang… apa lagi saat dia berjalan dan mengambil sesuatu di tasnya.

    “Nih untuk kamu Rud..!” Tante Ella rupanya mengambil uang di Tasnya untukku.

    “Nggak usah Tante…” aku mencoba menolak.

    “Tidak apa-apa, Tante puas dengan permainan kamu, Rud.”

    Tante Ella memaksa dan memasukkan uang tersebut di kantong celanaku. Setelah berbasa-basi akan menghubungi kembali dan mengucapkan terima kasih, aku segera pergi dan langsung menuju parkiran, “Bebas sudah aku,” pikirku.

    Baru saja pantatku duduk di belakang setir, pagerku berbunyi kembali.

    “Saya janda usia 35 tahun, bersih, putih dan sexy, harap hubungi saya di 08169xxxxx.”

    Wah, ramai juga nih order, namun mengingat aku banyak kerjaan di kantor dan aku takut ketemu yang seperti Tante Ella, aku cuekin pesan itu sementara dan kembali ke kantor.Terus… (Kalau tidak salah waktu itu aku dapat 6 orang tante dan 4 di antaranya seperti Tante Ella, yang 2-nya agak bagus. Ada satu yang berdua dengan suaminya. Pokoknya benar-benar pengalaman baru.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Bu Siska Ibu Angkatku

    Bu Siska Ibu Angkatku


    1750 views

    Cerita Sex ini berjudulBu Siska Ibu AngkatkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Jumat pagi itu, aku hanya setengah hari ke kampus. Siang dan sore itu memang terasa agak berbeda hari ini. Mungkin karena akan ada kejadian istimewa yang akan kualami sebagai pengalaman baru makanya gairah jadi lebih dari hari-hari biasanya.

    aat itu, Umurku baru 19 tahun. Umur yang tak sebanding dengan pengalaman hidup yang kualami. Bayangkan, di umur sedini ini, aku sudah pernah bersetubuh dengan 3 wanita cantik. Satu orang kuanggap ..istriku.., satunya lagi bahkan ibu angkatku, dan yang terakhir dan paling seru adalah dosenku yang sekaligus sahabat terdekat Bu Siska, ibu angkatku.

    Kukatakan paling seru hot karena Bu Hesti (atau Tante Hesti), dosenku itu ternyata punya libido yang lebih tinggih lagi dibanding ibu angkatku. Sejak pertama kali berhubungan badan denganku ia sudah tak malu-malu memintaku untuk melayaninya hampir tiga kali sehari.

    Tak mengenal tempat, Bu Hesti malah pernah dua kali memintaku menyetubuhinya di ruang dosen yang saat itu kebetulan sedang sepi. Lalu di toilet kampus ketika aku baru saja hendak menuju tempat parkir. Dan yang seingatku paling seru adalah sehari sebelum kami melakukan ..pesta bertiga…

    Sesuai kesepakatan kami (lebih tepat ultimatumku pada Bu Hesti), dia hari ini akan mengatakan ide gilanya (main bertiga) pada ibu angkatku itu. Aku dimintanya menunggu di suatu tempat (hotel) di kawasan menteng dekat rumah untuk bertemu dan melihat bagaimana hasil ..loby.. Bu Hesti terhadap Bu Siska. Dengan bersemangat, aku yang sedari pagi memang terus memikirkan hal itu jadi tegang seharian.

    Tak sabar rasanya ingin segera mengetahui apakah ibu angkatku itu akan setuju atau tidak dengan ide Bu Hesti. Meski tak seratus persen yakin, aku sangat berharap ibu menyetujuinya. Bayangan-bayangan vulgar dua tubuh perempuan paruhbaya yang keduanya montok dan bahenol itu tergambar jelas di benakku, bagaimana jika dua tubuh bugil itu ..tersaji.. dan menggoda gelora api birahiku.

    Ah! Aku benar-benar menginginkannya segera! Ya, segera! Aku ingin memakan keduanya mentah mentah! Memasukkan kontolku di kedua memek yang sama-sama nikmat itu bergiliran, memompa keras kelaminku pada kewanitaaan mereka, mengantarkan gelora api seksual mereka ke puncak dengan teriakan sejadi-jadinya, hempasan sekeras-kerasnya, genjotan secepat-cepatnya dan hujaman sedalam-dalamnya, aaah!!!

    Aku memasuki kamar hotel yang telah di booking sebelumnya oleh Bu Hesti, siang jam 12.30pm. Badanku menghempas dan telentang di kasur empuk itu. Telanjang sudah, tanpa CD dan tanpa selimut. Kubiarkan dinginnya aircon menerpa seluruh pori-pori kulitku, karena sebentar lagi, seorang perempuan -yang kurang dari empat hari ini mulai mengisi ..jadwal ngentotku..

    di sela-sela aktivitas seksual keseharian dengan Bu Siska- akan datang dan kuyakin membawa berita baik tentang rencana ..2v1 Fuck.. yang kuimpikan sejak Bu Hesti mengatakannya.

    ….ting tong..,.. bel pintu berbunyi, aku melompat ke arah pintu dan langsung mengintip melalui lubang kecil disana. Oy oy! Perempuan paruhbaya bertubuh sintal dan bersusu montok ini datang juga rupanya. Berpakaian terusan biru motif bunga tanpa lengan, mempertontonkan ..sisa.. putihnya kulit dan kemontokan buah dada nya tak mampu sembunyi dibalik baju feminim itu.

    Uuuhhhh, ia sangat tahu seleraku rupanya, terusan berkancing depan dengan dada rendah dan pinggiran berenda itu seperti memacu adrenalin kelelakianku untuk tak sabar menunggu tanganku yang membuka pintu. Dan begitu ia masuk, aku cepat menutup pintu dan dengan gerakan yang ia tak sangka-sangka, kudekap dari belakang. Langsung menyingkap gaunnya yang begitu menggoda.

    Tangan kananku mendekap erat pinggangnya dari belakang, yang kiri menyingkap bawahan gaun itu dan langsung menyambar tepian celana dalamnya, kucopot dengan paksa hingga pemiliknya gelagapan seperti tak siap. Tapi begitu wajah manis mirip artis Camelia Malik itu sedikit menoleh kebelakang, aku langsung menerkam bibir sensualnya. Keciplak-nya pun jadi memicu birahi untuk segera ..memperkosa.. ibu dosen binal nan nikmat pepeknya ini!

    Bu Hesti memang tak lagi sempat berkata-kata, ini kali pertama sejak affair kami, aku ..memperkosanya… Dan akhirnya, meski kelihatan sedikit meronta-ronta seakan menolak, ia pasrah juga saat kubaringkan tellentang dengan pakaian yang masih melekat tapi awut-awutan itu.

    Kakinya mengangkang dan menjuntai di pinggiran tempat tidur, setengah dari kancing depan dada gaun terusan itu terlepas dengan cup BH yang kutarik kebawah, menunjukkan eksistensi kemolekan buah dadanya, di pinggiran puting kiri susu itu bahkan masih tampak sisa kenyotan mulutku saat pertama ngentotin ibu dosen ini.

    Kuangkat keatas kakinya tinggi-tinggi, kukangkangi kiri kanan lebar, menunjukkan jelas rekahan vagina yang lebih senang aku sebut PEPEK merah itu, menggoda sekali. Dan buah zakar, pelir atau kontolku mengacung keras dan bersiap masuk menerobos pintu lunak yang rupanya telah basah itu.

    ….sudah basah ya, tante.. Cepat banget basahnya…. itu kata-kataku yang baru pertama keluar sejak ia memasuki pintu kamar, aku memang memanggilnya TANTE, in stead of Bu Hesti. Ia yang minta begitu utk membedakan panggilannya dengan ibu angkatku.

    Aku juga senang, karena menurutku, kata TANTE mengandung konotasi BINAL yang tak kalah heboh dengan NGENTOTIN IBU ! dan bukannya mengeluh atas perlakuanku, ia malah semakin gila menggesek-gesekkan kepala penisku di pintu vaginanya yang sudah ..siap coblos.. itu.

    ….hhhhhhhh..saaay..dari tadi juga tante basaaaaah mikirin kamu, ayyooohh aahhh, vaginaku minta dimasukin segeraa aaahh..!!!!.. jeritnya sambil mendesah-desah mengiringi tarian kepala penisku yang masih saja hanya sekedar menggelitik clitoris diatas bibir memeknya.

    ….kontol! Setan! Monyet! Cepat setubuhi aku! Kalau tidak, awas ya. Akan kudekap pinggangmu dengan kedua kakiku yang melingkar ini. Setan! Anak kurang ajar, kalau kau terus mengucel itilku begini, aku bisa keluar duluan…

    Lengkap sudah pemandangan penuh sensasi ini, Bu Hesti -dosen akuntansi paruhbaya itu- kini seperti gadis perawan yang binal, mengemis untuk segera kusetubuhi, tak peduli terusan biru berbunga, panjang dan berenda itu masih melekat di badannya, bahkan sepatu putih berhak tinggi itu belum terlepas dari kedua kakinya.

    Kedua betisnya terpegang tanganku kiri kanan, pahanya otomatis membuka lebar celah pangkal dimana barang nikmat berbulu lebat itu merekah dan betul-betul siap menerima sang tamu besar nan panjang yang hampir setiap hari selama minggu ini mengunjunginya dengan teratur.

    Segera saja aku menyudahi permainan kepala penisku yang menggesek dan menggelitik bibir memeknya, kupasang tepat menempel di mulut liangnya dan dengan penuh tenaga, sekali dorong kuhabiskan membenamkannya amblas hingga tak tersisa.

    ….Oooooouuuuuhhhhhhh!!!! Yessssss!!!! Aaaaahhhh!!!!.. jerit perempuan seusia ibuku itu dengan keras pula, seolah melepas ketidaksabarannya menanti. Penisku mentok membentur dasar liang vagina yang telah pernah empat kali dilalui jabang bayi itu. Tetap nikmat dan menjepit, senut-senut di dalam sana, aku menarik hingga kira-kira setengah…

    ….Uuuffff….nnggg..,.. bibir sensual Bu Hesti mengepit keras, seiring denyut vaginanya yang seakan menyedot kembali batang penisku yang hendak lanjut keluar.

    ….masukkan lagi saaaayyyaaangg..aaaahhhhh,.. desahnya saat aku menunggu sejenak sambil memandangi tubuh bongsor dosen akuntansi ini. Tanganku meraih buah dada yang sedari tadi ..menganggur.. di sela belahan depan gaunnya yang terkoyak.

    ….remeeesss..susu tanteeee…Buuudddiiihhh ooohhhh,..

    ….tante belum cerita bagaimana hasil ngomong dengan ibu..,.. aku berkata sambil menghentikan gerakan turun naik di atas pangkal pahanya, membuat Bu Hesti cukup senewen.

    ….ayo goy ang dulu saay..nanti tante ceritaiiinn..uuufff tanggungg niiiihh,.. ia mencoba menggoyang pinggulnya kesamping. Mungkin berharap aku akan terpengaruh dan lanjut menggenjot atas bawah. Tapi kudiamkan saja, sengaja kupermainkan kenikmatan yang dialaminya.

    ….ooouuhhh, jahaaatt kamuuuhhh,.. ia menampar dadaku pelan, menunjukkan kekesalannya karena tak mampu menaikkan pinggulnya untuk memasukkan penisku yang hanya menancap sampai kepala. Tentu Bu Hesti tak mampu, tubuhnya terlalu berat untuk mengangkat dengan posisi begitu.

    ….OK, sayang! Huuuh..Tante mau cerita, tapi please, goyang dooong, Tante ngga tahan kalau kamu diam begitu,..

    ….deal! Akan saya goyang perlahan dan tante cerita…, hmmmm..sssshh,..

    ….ibumu mauuu saaayyy….hhhhhh yesss..ooouuuhhhhh,..

    ….ooohh yaaahhh.. Apaaah katanyaaah….

    ….diaa bilaaangg kamuuuhh pastiiihh sangguuupp…,..

    ….ngga risiih…. aku bertanya

    ….ooouuhhh..ssshhh risiiih jugaaahhh..,..

    ….nah trus…. aku berhenti sejenak sampai ia merengek minta diteruskan.

    ….hhhhh…makanyaaahhh bertahaaapp..ooouuhh goyang saaayyy ooouuff,..

    ….bertahap gimana…. aku diam lagi

    ….hhhh..jangan berhenti ddoooong, ssshhh maksuudnyaahh kalian main duluan, nantiih tante bergabung setelah kalian main setengah ronde,

    biar ngga cangguuungg…hhhhh yaaah ooh yaaahhh ooohhh yaaahhh,..

    ….maksudnya hhhh tante gabung belakangan gituuuhhh …. aaahhh……

    ….iyaaahh saayyy..tunggu kalian setengah ronde permainan dan tante datang langsung gabuuungg…sssshhhh,..

    ….kenaaapaaah..nggaa seekaaaliiiaan ajaahh langsuuung gituuhh….

    kupercepat genjotan akibat membayangkan bagaimana nanti aku bermain dengan dua wanita paruhbaya yang jelita ini.

    ….tantee siiih mauuhh ajaaahh..taaapiii kaan iiibumuu yang mintaa, oouuhhh genjoot lebih keras lagiiihhh buuudd…ooohhh..yesss..tante ntarrr

    lagiiihh niihhh,.. ujar Bu Hesti terengah-engah mencoba mengimbangi hempasan di pangkal pahanya.
    Sebentar lagi ia rupanya akan orgasme. Aku sudah hapal benar ..tingkah.. dan ..kebiasaan.. perempuan paruhbaya dan kelaminnya saat mereka menjelang orgasme. Kucoba mengatur permainanku agar ia lebih lama lagi. Aku memperlambat gerakan dan menjulurkan lenganku kebalik punggungnya, langsung memeluk dan mencium, dengan mesra.

    ….jangan keluar dulu tante, Budi mau tante lebih lama karena hari ini tante kelihatan cantik sekali,.. aku mencoba merayu untuk mengalihkan perhatiannya.

    ….ouuuufff….ooohhh..kamuuhh bilang..tantee cantiiikk.. Hhhh…aaaauuuhhh..cantik mana sama oouuhhh ibuu kamuuu uuuuhhhh.. Hooohhhh..ssshhhhh,..

    ….sama-sama cantik, tante sayang…., saya suka sekali penampilan dan tingkah genit tante seperti ini,..

    ….bisaa ajaaah kamuuuhh saaayy..oouuhhh nikmatnyaah goyangan kamuuuuhhh..tante bisa gilaa kalau nggak main sehari aja sama kamu..oooouuhhh..yesss..yesss..yesss,..

    Aku berhasil juga membuatnya bertahan lebih lama, dengan gaya yang romantis itu tadi, yang tentu saja mengalihkan perhatian dan membuat ia GR dengan pujian-pujianku. Saat ini aku memang ingin kami mencapai klimaks bersama-sama, oleh sebab itulah saat penisku merasakan gejala klimaks di dinding vagina Bu Hesti, aku langsung berhenti bergoyang. Hasilnya, sudah 30 menit permainan, ia belum keluar juga, aku pun berusaha untuk mencapai klimaks yang segera. Setiap gesekan dinding penisku dan vaginanya, sangat kuresapi sehingga beberapa saat setelah kira-kira 45 menit persetubuhan itu berjalan aku mulai merasakannya.

    ….oooouuuhhh..tanteeeeehhh…keluar sama-sama yuuukk say…,..

    ….uuuuhhh..yesss..ayo sayaaaangg..tanteeeh juga sudaaah nggaaaa sangguuup lagiiiiihh oouuuhhhh…ooohhh..yessss..yesss..yesss..yesss…aaaa u uuhhh….nikmaaatnyaaaahhh oou uuhhhh….hhhhh….budiiiihhhh..buuuuudiii..budiiii..b udiii..yesss!!! yes!!! Tekan sayang, tekan sayaaaang..,..

    desahannya berubah jeritan, aku juga semakin mempercepat naik turun, kini menghempas keras pinggang kami.

    ….Yes tante! Tante! Tante! Tante! Ooouuuhhhh…..goyang sayang oouuhh!!!..

    ….Peeeluukkk tanteeehhh aaaoouuuhhh..sayaaang peluk tante, peluk tante oouuhhhh!!..

    Akhirnya ia melepas juga, menyembur didalam sana, dari lubuk rahimnya keluar cairan hangat menerpa kepala penisku.

    ….oooouuuhhh..yeeess..tante, tanteeeeeee oooooohhhhhhh!!!!.. aku melepas juga beberapa detik setelah Bu Hesti orgasme.

    1,2,3,4,6,7,9,12,,15kali semburan spermaku di dalam liang vaginanya. Penuh! Sampai menyembur beberapa tetes keluar dari kemaluan Bu Hesti.

    Lama kami saling mendekap erat sekali, aku menindih sambil memeluk kuat tubuh bagian atasnya, benar-benar lezat tubuh dosenku ini, kedua payudaranya tergencet dadaku. Bibirnya kubekap dengan bibirku, kusedot lidah Bu Hesti, kutelan liurnya hampir tak bersisa. Bu Hesti juga dengan antusias menyedot lidahku. Luar biasa permainan ini!

    ….mmmmhhhh….nikmatnya saaay….tante puas sekali..,..

    ….saya juga tante, tante tadi hebat!.. pujiku

    ….hebat gimana say….

    ….bisa lama begitu, saya puas sekali,..

    ….Ah, itu karena kamu yang ngajari tante. Mulanya sejak tadi tante sudah hampir sampai tapi karena kamu ajak ngobrol jadi tante bisa bertahan lama,..

    ….pokoknya tante luar biasa, nanti kalau main bertiga tante juga harus mengatur biar bisa lama seperti tadi,..

    ….akan tante coba, tapi biasanya tante ngga bisa kontrol, kalau sudah terasa geli sedikit aja, pasti tante langsung genjot trus keluar deh..,.. akunya polos.

    Kucium pipinya dengan mesra, tante membalas sampai beberapa menit setelah itu ia minta istirahat dulu karena seharian tadi ia sudah ..kerja keras.. merayu Bu Siska supaya mau main bertiga.

    Kubiarkan ia tertidur disamping aku yang melamun membayangkan bagaimana rasanya besok kami (aku, Bu Siska dan Bu Hesti) akan menikmati dua hari di Villa puncak, main bertiga untuk yang pertama kalinya. Kubayangkan bagaimana aku akan melayani dan dilayani dua perempuan cantik paruhbaya bertubuh montok ini. Satu adalah ibu angkatku yang selama ini menjadi partner seks tetap dan satunya lagi adalah dosen akuntansiku di kampus.

    Bu Siska punya buah dada besar, bisa untuk menjepit penisku. Memeknya berbulu lebat sekali, aku hobi menjilatnya, mainnya kreatif dan punya banyak ide untuk membuat aku selalu merasa berbeda dari waktu ke waktu. Bu Hesti punya wajah menggairahkan, membuat setiap orang yang memandangnya jadi nafsuan, susunya tak sebesar milik ibu, tapi aku suka bentuknya yang agak panjang seperti pepaya, walaupun sudah sedikit turun karena usia dan empat orang anak yang menetekinya dulu.

    Yang paling kusuka dari Bu Hesti adalah memeknya yang masih terasa sempit, walaupun tidak se-..empot-empot.. memek ibu angkatku, memek Bu Hesti terasa lebih mencengkeram. Mungkin karena aku baru memakainya beberapa kali saja dibanding memek Bu Siska yang hampir tiap hari dan tiap jam aku jejali dengan penis perkasa ini.

    Gara-gara keasikan melamunkan bayangan vulgar itu, aku jadi tegang lagi. Sejam saja sejak orgasme tadi, aku kembali meminta jatah dari Bu Hesti. Malah kali ini kubiarkan ia terlelap dan dengan hati-hati kumiringkan badannya dan menekuk satu kakinya kedepan.

    Dengan hati-hati setelah menempatkan diri berjongkok di belakang pantatnya yang semok itu, aku menempelkan kemaluanku tepat dibibir vaginanya yang masih saja basah akibat tumpahan cairan kelamin kami tadi. Blesss!!! Sekali dorong, langsung tertembus. Pemiliknya kaget dan terbangun, menemukan dirinya sedang dientot lagi.

    ….oooouuhhh….saaayyy…kamu jahaaaaatttt..aaaaaaaaahhhh..,.. meski begitu ia menikmati juga.

    Akhirnya permainan itu berlangsung juga, kubawa ia terbang melayang berkali-kali sampai setelah itu aku melepas untuk yang keduakali hari ini dalam vaginanya. Ah..Bu Hesti, Bu Hesti…Nikmatnya memekmu!!!

    Sampai di rumah malam itu, aku langsung masuk kamar. Dan betapa aku terkejut melihat pemandangan di dalam sana. Di tempat tidurku sudah berbaring seorang perempuan paruh baya, mengenakan daster tipis, baju tidur transparan dari bahan sutra putih lembut yang cukup memberikan gambaran bentuk tubuh sintal nan aduhai.

    Wajahnya menyunggingkan senyum yang lebih berarti ajakan bagiku untuk segera ..menyantap.. hidangan itu mentah-mentah! Huh, ibu rupanya juga menginginkan itu, sehingga tanpa permisi padaku, begitu aku duduk di pinggiran tempat tidur dan akan menciumnya ia menyambut dengan antusias. Tangannya langsung dengan cekatan mencomot satu-persatu pelapis tubuhku.

    ….kamu jahat membiarkan ibu menunggu dari sore tadi…., besok kita akan ke puncak. Bu Hesti tentu sudah memberitahukan itu,.. lembut dan datar sekali suaranya, menunjukkan betapa ia seorang ibu yang matang fisik dan mental.

    ….apa itu Bu….

    ….nakal kamu, pura-pura tidak tahu,.. lanjutnya setelah berhasil melepas semua pakaianku

    ….Baru saja kamu pasti sudah melayani Bu Hesti, sekarang apa masih ada sisa untuk ibu….

    ….haaah…. aku terkejut ternyata ibu tahu itu. Tapi belum lagi aku habis berpikir bagaimana ia sampai mengetahuinya, ibu sudah menindih,

    dengan sedikit mengangkat gaun tipis itu ia langsung menempatkan diri diatas pinggangku yang kini terbaring dengan penis yang secepat itu pula tegang mengeras.

    ….ayoooh say, ibu sudah basaah dari tadi, ngga tahan mbayangin kamu terus, oouuh,..

    ….ssshhhh..oouuhh ibuuuuuhhh enaaaakhhhh,.. desahku meluncur begitu ia menurunkan pantatnya dan membalut penis tegangku kedalam celah liang vaginanya. Langsung menggoyang naik turun, pelan, pelan, dipercepat, agak cepat dan semakin cepat sehingga kini keciplaknya

    mulai terdengar keras.

    Plak! Plak! Plak! Bunyi kemaluan kami yang bertaut dan mulai becek disekitarnya akibat cairan ibu yang ternyata memang sudah banyak sekali. Nafsunya sudah sangat tak tertahan rupanya, sehingga sekejap saja ia sudah ..basah.. seperti itu.

    ….Oooohhhhh!!! Ooohhh..ooooohhhh..ooohhh..aaahhh..oooohhh,.. jeritnya keras sambil menjambak-jambak sendiri rambutnya yang lepas tergerai. Kubelai buah dada besar ibu yang sudah lama menjadi ..hak-ku.. itu.

    ….oooohhh yyeeeeessshhhh yaaang kerassshhh remeeeeshhh susu ibuuu!!!.. teriaknya lagi.

    Tak tahan dengan sensasi nikmat ibu angkatku ini, aku jadi ikut-ikutan bernafsu. Kubanting tubuhnya, giliran aku yang diatas memompa naik turun. Padahal gaun tidur sutra itu masih melekat dan kini melingkari pinggangnya. Bagian dadanya melorot kebawah dan roknya terangkat keatas pinggang.

    Sebuah pemandangan yang justru membuat nafsu semakin terpanggang birahi. Aku menghempas sejadi-jadinya, menggenjot sekeras-kerasnya dan menusuk sedalam-dalamnya. Mulutku seringkali menunduk dan langsung meraih puting buah dadanya, menyedot menarik-nariknya dengan gemas.

    Ibu tak mau pasif saja, sejurus kemudian ia membalikkan posisi. Aku kembali berada dibawah, ia berputar menghadap ke arah kakiku, sambil terus saja mengocok vaginanya dengan penisku turun naik. Bongkahan pantatnya yang semok besar kuremas-remas, ketika terangkat ke atas ia menunjukkan betapa kemaluanku yang tegak dan keras itu menyangga celah bibir vaginanya. Saat turun menghempas keras, ia menimbulkan keciplak seperti suara tepuk tangan. Benar-benar pemandangan yang sensasional dan memabukkan.

    ….Say, hhhooooohhhhh ibuuuhh nggggaaaa taaaahaaannnn..mooo keeeluar aaauhhh!!!..

    ….yyaaahhh buuuhhh ayoooohhh keluarin…hhhh, tapiiii hhhheehhh baliikk duluh.. pintaku sambil terengah-engah.

    Sejenak kemudian ia melepas pertautan vagina dan penis itu. Lalu berbaring telentang disampingku. Kakinya diangkat tinggi keatas dengan paha yang membuka lebar, menunjukkan belahan bibir vagina yang merah merekah dengan bulu lebat itu. Benar-benar sensasional! Vagina itu kini menganga lebar menunggu penisku untuk ..menuntaskannya.. dengan segera.

    ….ah..ibu…,.. aku sampai berguman mengagumi pemandangan yang terhidang begitu sempurna dihadapanku sekarang.

    ….kenapa saaaay…. rajuknya manja.

    ….vagina ibu bagus sekali…,.. dengan jujur kukatakan.

    ….ah kamu bisa aja, ayo say..ibu ngga tahan niih..,.. pintanya sekali lagi. Aku yang kemudian tak tahan juga. Secepatnya kutempatkan

    pinggangku diantara pahanya, menempelkan penisku di bibir merah vaginanya, meraih kedua susu besar ibu dengan kedua tanganku dan langsung menggenjot keras dan cepat sekali.

    ….Ooooooouuuuuhhhhh…aaaaaahhhh..ahhhh..ahhh..ahhhh ..ah hh..yesss!!!!.. jeritan khas Bu Siska setiap kali ia akan menjelang orgasme.
    Aku bergerak tanpa jeda, terus menggenjot naik turun sambil meremas dan berpegang pada buah dada besar itu.

    ….mmmmmmm……mmmmm..mmmmhhhhhhhh..oooooohhhh..iiibuu uuh h keluaar rrrrrrrrr….ooooooooooooouuuuhhhhhhhhhh yesss yesss yesss…haaaaaaaaahhhhh,.. jerit panjang itu mengantarnya sampai di ujung kenikmatan.

    ….Yaaahhhh..buuuuhhh ayooohhh keluariiinnn semuaaahhh ooohhh meeemeeek ibuuuuhh enakkkk ooouuhhh..sshhhh…jepiitttt buuuuhhh ooouuhhhhh,.. aku ikut berteriak merasakan jepitan vagina ibu yang semakin keras saat-saaat ia terasa melepas di dalam sana. Duh, nikmatnya memek ibu angkatku ini.

    Beberapa saat tubuhnya mengeras, pahanya mengapit tubuhku dengan kuat. Ia melepas dengan begitu nikmat. Aku menunduk memberikan ciuman mesra setelah ia sedikit melemas menuntaskan puncak orgasmenya.

    ….jangan lupa, bu. Saya belum….,.. bisikku pelan sambil mengecup belakang telinganya, berusaha membuat ibu bangkit lagi.

    ….yaaa..sayang, goyang aja yang pelan..ibu masih sanggup, tapi yang pelan aja ya….

    ….baik bu,.. aku mulai menggoyang lagi. Dengan pelan seperti permintaannya. Dengan mesra seperti yang lebih aku suka.

    ….I love you, Bu..,.. bisikku sambil terus menggoyang naik turun diatas tubuhnya. Matanya yang sedari orgasme tadi terpejam, membuka dan menatapku seperti tak percaya.

    ….ibu juga sayang kamu….oouuuhhhh…nikmatnyaaahhhh,.. ibu langsung memelukku erat. Membelai lembut punggungku. Aku meneruskan goyangan pinggul naik turun diatas pangkal pahanya dengan pelan dan mesra.

    Bibir kami bertaut, saling melumat didalam sana, lidahku dan lidah ibu seperti berebut membelai dinding-dinding dalam rongga mulut kami.
    Pahanya mulai menjepit, mengapit pinggangku yang terus bergoyang. Bu Siska rupanya telah bangkit lagi dengan permainan lidahku di permukaan buah dadanya. Bibirnyapun mulai menggumam lagi, nafasnya turun naik.

    Kupercepat goyangan dari atas, ..ooooouuhhh…sayaaang..,.. desahnya,

    Ibu mulai berusaha mengimbangi goyanganku, pinggulnya dibuat meliuk seperti menuntun alur kemaluanku dalam liang vaginanya.

    ….ssshhhhh….ibuuuu diatas say..,..

    Kami berbalik posisi. Ibu sekarang menindih, berat juga karena ukuran tubuhnya yang montok besar itu. Tapi kenikmatan liang vaginanya yang terus membalut lembut penisku membuat aku tak merasakan beban tubuhnya. Ia kini asik bergoyang, pelan awalnya dan bertahap dipercepat.

    Kali ini aku tak mau berlama-lama lagi, bersamaan saat ibu menyodorkan buah dadanya ke mulutku, pahanya seperti mengepit memberikan tanda bahwa ia sudah menjelang orgasme lagi. Memang sudah tigapuluh menit sejak orgasmenya yang pertama tadi.

    ….ibuuuhhh mau keluar….

    ….iyaahhh saaayaaangg..hhhh seeebenntaaar lagiiiihhh rasanyaaahhh..,..

    ….samaaahh—samaaahhh buuuhhhh..saya jugaaah,..

    ….ayoooohh saaayyy sekaraaanggg..hhh..hhhh..hhhh..ooouuhhhh…,..

    ibu mempercepat genjotannya. Aku mempererat pelukanku, kami berciuman mesra, dengan kuat dan sepenuh hati. Sampai kemudian..

    ….aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhhh..ssshhhh..ooo ooo hhhhhhhhh..ibuuuu keeelu aaaarrrrrr…buuuuddiiiiihhh…iiiyeeesss…ooouuhhhh h yeeeeessss..ooohhh yeessss,.. jeritnya panjang sembari menjepit keras.

    Beberapa detik kemudian aku menyusul..
    ….Ooooooooooohhhhhh..buuuuuuuhhhh….aaahhhhhhhh..ye sss yess yesss yesss oouh yess ouh yesss ouhhh yesssss….!!!!.. aku melepas puas.

    Untuk kesekian kalinya pada hari ini kutumpahkan spermaku dalam liang vagina perempuan paruh baya ini. Puas sudah rasanya menikmati sari tubuh Bu Siska yang kini terkapar disebelahku.

    ….Bu…,.. aku memanggilnya setengah berbisik.

    ….iya sayang.. sahut bu Siska mesra sambil mengecup.

    ….ibu ingat nggak kalo besok pagi kita ngapain di puncak…,.. aku ragu melanjutkannya.

    ….ingat dong, say…emang kenapa.. Ada perubahan….

    ….engga sih, Cuma Budi koq canggung ngomongnya…,..

    ….malu.. Masa sih kamu malu say….

    ….ibu sendiri gimana….

    ….eeemmmm…gimana yaaah..asik juga, malah ibu nggak sabaran rasanya…hehehe jadi malu…,.. ibu menutup wajahnya dengan bantal. Aku

    geli juga membayangkan kejadian besok. Benar juga kata ibu. Pastilah sangat mengasikkkan. Ah aku tak sabar lagi !!!

    ….Sudah ah, sekarang cuci dulu gih…belepotan tuh!.. kata BU Siska sambil menarik tanganku ke arah kamar mandi. Selesai bersih-bersih, aku mengajak ibu tidur di kamarnya, lebih luas dan harum.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Mesum Dengan Bu Erni

    Cerita Mesum Dengan Bu Erni


    1610 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Mesum Dengan Bu ErniCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nah nama-nama dalam cerita ini semua asli tanpa saya ganti sama sekali dan saya sudah siap menanggung resikonya apabila keluarga atau suami yang bersangkutan akan MARAH BESAR tentunya kalau tahu cerita ini.

    Pengalaman yang saya alami ini adalah cerita nyata yang benar-benar saya alami, kejadian ini saya alami barusaja 2 minggu yang lalu jadi saya masih ingat betul apa yang saya alami dengan bude narti tetangga saya.

    Nama saya Nanang (nama asli) umur 21 tahun, tinggi badan 172 cm, berat badan 65kg, kulit saya sawo matang sebagaimana orang indonesia, sedangkan bude narti berusia 47 tahun dengan wajah sangat keibuan dan penampilan yang sangat sederhana seperti ibu-ibu yang lain yang tinggal disekitar rumahku, dia memiliki 3 orang anak yaitu hasan teman seumuran saya, ibnu kelas 2 sma, dandi masih kelas 5 sd.

    Walaupun sudah punya 3 orang anak tapi body bude narti masih montok sekali , dengan buahdada kira-kira 38 B (wow bisa anda bayangkan betapa besarnya payudara itu) dan pinggul yang ramping serta pantatnya sangat bulat menonjol ke belakang, jadi kalau bude narti sedang jalan seolah pantatnya sangat menantang untuk dipegang dan diremas.

    Hari selasa sore rumah saya akan di jadikan arisan oleh teman-teman ibu saya di lingkungan rumah, nah saya sebagai seorang anak maka saya membantu ibu saya menyiapkan keperluan untuk arisan nanti sore karena dirumah kedua kakak perempuan saya belum pulang kerja. Dan bude narti pun membantu saya dan ibu dirumah, ketika saya sedang sibuk dengan pekerjaan saya, dari dapur ibu saya berteriak.

    “jeng, sampean masih punya gula nggak dirumah soalnya gulaku habis jeng.” kata ibu saya ke bude narti. “ee alah aku nggak punya jeng,

    yaudah sini aku beliin dipasar depan situ.” kata bude narti.

    Lalu ibu saya memberikan uang kepada bude narti.

    “maaf ya jeng jadi ngerepotin nih ,biar Nanang yang nganter pake motor jeng.” kata ibuku .

    “ayo Nanang anterin bude kepasar depan.” kata bude narti menyuruhku.

    uhhh saya sangat kesal sekali waktu itu, tapi ini karena perintah ibu saya maka saya tidak berani membantah. Kemudian saya dan bude narti kepasar depan lalu bude narti membeli gula, setelah itu bude narti menghampiri saya kembali yang menunggudi motor.

    “Nang kita ke rumahku dulu ya, saya mau mandi sekalian ganti baju supaya pas acaranya mulai saya tidak bolak-balik kerumah.” kata bude narti.

    “iya bude.” jawabku.
    lalu saya membawa motor saya kerumah bude narti yang tidak jauh dari rumah saya.

    “dedy kamu tunggu sebentar ya, bude bareng kamu aja kesananya yah lumayan ngirit tenaga supaya nggak cape jalan,,hahahaha..” canda bude narti.

    “oh tenang saja bude, saya akan nunggu bude disini kok.” kataku Lalu bude narti masuk ke dalam rumah dan berlalu ke arah kamar mandi, bude narti berteriak dari dalam kamar mandi.

    “Nang kamu kalau mau minum ambil saja dikulkas ya.” teriaknya

    “iya bude.” jawab ku singkat Lama-lama bete juga saya nungguin bude narti mandi karena sudah hampir setengah jam, saya pun menonton tv untuk mengusir kejenuhan saya.

    Tak lama bude narti keluar hanya dengan berbelit handukdan menurut saya handuk nya terlalu kecil untuk menutup tubuh montoknya, wow payudaranya sampai naik ke atas sehingga membentuk belahan yang sangat menggoda. Bude narti pun langsung beranjak kekamar dan menutup kain yang dijadikan sebagai penutup kamar, wah pikiran saya mulai kacau dan saya betul-betul terangsang berat dengan apa yang saya lihat tadi.

    Saya pun nekad untuk mengintip bude narti, pelan-pelan kain penutup kamar itu saya buka dan saya betul-betul kaget melihat kemolekan bude narti ini, oh ternyata kulitnya putih juga.

    Saya akhirnya pergi ke pintu depan dan dengan cepat saya kunci pintu depan serta saya langsung menuju ke kamar bude narti.

    “Nang NGAPAIN KAMU MASUK KAMARKU.” teriak bude narti yang kaget melihat saya didalam kamarnya.

    “ssst…bude jangan berisik,kalau bude berisik nanti tetangga pada datang dan melihat kita dalam keadaan seperti ini pasti nanti keluarga bude malu.” kataku.

    “KURANG AJAR SEKALI KAMU MASUK KESINI, KELUARRR….” teriaknya.

    Tanpa mendengarkan omongannya saya pun langsung membuka seluruh pakaian saya dan bugil didepan bude narti.

    “silahkan bude teriak, agar tetangga kesini dan mengusir kita dari lingkungan sini.” kataku dengan tegas.
    nampaknya caraku berhasil dan bude narti sudah tidak berteriak lagi, tapi dia masih menutup badanya dengan handuk yang ia pakai kembali saat saya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

    “Nang mau apa kamu.” tanyanya mulai pelan.

    “bude, saya betul-betul kepingin nih bude. Saya sudah nggak tahan bude, ayolah mumpung sepi bude.” kataku

    “nang nanti kalau ada yang masuk gimana dan sebentar lagi suami serta anak-anakku pasti pulang karena sudah sore.” katanya.

    Kemudian saya berjalan mendekatinya dan tongkol saya tepat di depan muka bude narti. Saya sempat melihat mata bude narti tertegun melihat ukuran tongkol saya yang lumayan besar, saya dengan tenang berkata ke bude narti. tenang“ saja bude, pintu depan sudah saya kunci. Ayo bude kocok tongkol saya jangan cuma diliatin kaya gitu.” kataku Tangan bude narti pun akhirnya dengan agak ragu memegang tongkol saya.

    “ahhhh…” desahku ketika tanganya mulai meremas dan mengocok pelan tongkol saya.

    “bude, isepin dong tongkolku ini.” kata saya

    “ihh jijik ahh,, udah kaya gini aja.” katanya Lalu saya tarik belitan handuknya dan dia pun bugil di hadapanku, tangannya yang kanan asik

    mengocok tongkolku sementara tangan yang kiri berusaha menutup payudaranya yang besar. “ayo bude kita selesaikan, nanti keburu keluarga bude pada pulang.” kataku Dan saya pun mengangkat kaki bude narti lalu saya lebarkan kaki bude narti dan saya lihat memiaw bude narti sangat banyak ditumbuhi bulu-bulu halus lubang memiawnya pun juga sudah lebar.

    Tapi bude narti tidak melawan dengan atas apa yang saya lakukkan kepadanya.

    “nang, jangan dimasuk kan nang . Nanti bisa kacau kalau ada tetangga lihat, nang hentikan sayang .” katanya Saya pun tidak perdulikan kata-katanya lagi, dengan agak memaksa maka saya arahkan tongkol saya kememiaw bude narti.

    slooppp(kepala tongkol saya sudah masuk), slebbb ,blleeesss… masuklah semua tongkol saya kememiaw bude narti.

    “aduh sudah nang jangan diteruskan nang,,ahh,ahh,,uhh..” perlawanannya berubah menjadi desahan.
    Lalu saya mulai menggoyang tongkol saya maju mundur.

    “ohh..ohhh nanaaaa ahhhh…,,mmmphhh..”desah bude narti sambil menggit bibir bawahnya.

    “arggghh …arghhh,, bude sangat nikmat,,ahh,ahh..”desahku Bude narti perlahan mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangi permainanku, saya pun makin bersemangat menyetubuhi bude narti.

    “ohh,,bude,,terrrusss,,goyyangg bude..ahh..” desah saya.

    “ohhh,,ohh tongkolmu enak banged nang ..ahhh..” racau bude narti.

    Wah ternyata bude narti kalau sedang bersetubuh suka mengeluarkan kata-kata kotor, saya pun semakin ber semangat mendengar jeritan vulgar bude narti. Keringat sudah mulai terlihat dari wajah bude narti, lalu bude narti meminta berganti posisi.

    “ahh,,ahhh,,berhenti dulu nang ,,ahh,ahhh..” perintahnya Saya pun segera menghentikan goyangan saya.

    “kenapa sayang.” tanyaku dengan memanggil dia sayang..hehehe

    “kita ganti gaya ah jangan kaya gini terus, aku bosen nang .” katanya Wow sekarang dia yang kelihatannya agressif ,memang wanita awalnya menolak akan tetapi kalau sudah masuk maka merekalah yang lebih agressif.

    Kamipun berguling ke samping tanpa mencabut tongkol saya, dan bude narti pun mulai bergoyang dengan maju mundur.

    “ahhh,,ahh,,ah,, enak tenan nang tongkolmu nusuk tempikku ,,ohhh..”kata bude narti

    “terus budee…ahh” sahutku.

    Lama-lama goyangan bude narti menjadi semakin liar, dia bukan hanya melakukkan goyangan maju mundur tapi dia juga melakukkan goyangan atas bawah dan yang paling nikmat adalah goyangan memutarnya. Sayapun bangkit dan memeluk bude narti sambil mulutku menyedot payudaranya , maka dia semakin tak karuan saja goyangannya. ohh“,ohhhhh,,,,aku mauu keeluuar

    “nang ..katanya yang sudah mau orgasme

    “tahan sayang,,ohhh..” kataku.

    “akuu,,akuu,nggak, kkuu, kkuuattt,, arggghhhh….” desahnya ketika orgasmenya datang.

    serrr..srrrrrrrr……..keluarlah cairan hangat dari dalam kemaluannya.

    Dia memeluk saya dengan sangat erat, saya yang belum mau ejakulasi memberikan dia kesempatan untuk menikmati orgasmenya.

    “duuhhh….nikmat tempikku nang ..tongkolmu gede banged sih, sampe mentok aku rasanya.” kata bude narti.

    “emang punya pakde yatno (suaminya yang sudah berumur 54th) nggak gede bude.” tanyaku.

    “alah boro-boro gede, kalo main samaku paling baru 5 menit tak goyang wis metu.” kata bude narti dengan nada ketus.

    oh ternyata selama ini pakde yatno tidak bisa memuaskan bude narti, tenang pakde yatno saya akan membantu tugas anda dalam memuaskan istri anda. kataku dalam hati

    “terus kalo bude kurang puas, melampiaskannya kemana bude.” tanyaku.

    “jangan panggil aku bude dong nang klo lagi berdua kaya gini, panggil nama saja ya.” kata bude narti.

    “iya, mulai sekarang aku akan manggilkamu sayang kalo lagi berdua kaya gini, oya pertanyaanaku belum kamu jawab sayang. Kamu melampiaskan kemana kalo kurang puas.” tanyaku lagi

    “yah aku paling pake tangan pas dia tidur.” katanya

    “tenang sayang, mulai sekarang kalo kamu kurang puas dengan suami kamu yang tolol itu kamu panggil aku saja yah.” kataku.

    “iyah,pasti sayang, oya kamu belum keluar ya. Ayo cepat selesaikan karena acara arisan dirumah kamu sudah mau mulai dan anak-anak ku juga sudah mau pulang.” kata bude narti

    “kita nungging ya sayang.”kata ku

    “ya sudah, ayo cepat sayang.” lalu saya mencabut tongkol saya yang dari tadi belum saya keluarkan dari memiawnya. “ayo sayang aku wis siap nih.” kata bude narti yang sudah mengambil posisi nungging.

    “iyah.” kataku sambil mendekat kearahnya.
    blessssss……begitu lancar tongkolku masuk kememiaw bude narti.

    “ohhhhhhhhhhhh….” desah kami bersamaan Saya pun dengan gerakan cepat langsung mengocok memiaw bude narti ini.

    PLAKKK,,PLAKKK,,PLOKKKK,, begitu keras terdengar bunyi itu karena saya dengan gerakan yang cepat menyetubuhinya. Bunyi derit ranjang pun sangat kencang.. KRITTT,KRITTT,KRITTTT.

    “aduhh,aduuuhh,aduuhhh,,pelan-pelan sayang,,ahh,ahh….” jerit bude narti.

    “nanti keburu suami dan anakmu pulang ,sudah tahan saja sayang.” kataku bude narti hanya menggengam kain sprei dan menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit bercampur nikmat yang ia rasakan sekarang.

    Setelah 15 menit bergoyang dengan kasar, maka saya merasakan akan ejakulasi.

    “ohhh,ohh aku mau keluar sayang,,ahhh,,di dalam apa diluar.” tanyaku.

    “ahhh,ahhh,ahhh,,,terseraaahhhhh …”kata bude narti Dan akhirnya , crottttt, crottttt,crootttt, sekitar 7x semprottan peju saya yang saya keluarkan didalam.

    “argggghhhhhhhhhhh….”desahku dan saya tekan kuat-kuat tongkol saya ke dalam memiawnya Setelah mengatur nafas maka saya pun cepat-cepat mencabut tongkol saya dari dalam dan membersihkan dengan kain sprei bude narti, dan bude narti pun mencabut kain sprei itu dan langsung merendamnya agar tak terlihat oleh suaminya.

    “ayo cepat kita harus keluar sekarang, nanti tetangga curiga kamu lama-lama didalam rumahku.” kata bude narti sambil memakai baju serta celana untuk arisan dirumahku.

    Saat saya dan bude nart ikeluar rumah, kami melihat hasan anak bude narti yang juga teman saya baru pulang main futsal dengan teman kerjanya.

    “tuh kanapa aku bilang, untung kita udah selesai. Ayo cepat kita kerumah kamu dan kayaknya arisan sudah dimulai.” pada saat saya sampai rumah, ternyata benar arisan telah dimulai.

    “haduh maaf jeng tadi ban motornya nanang bocor jadi kita kebengkel dulu, nah ini gulanya jeng.” kata bude narti berbohong kepada ibu saya.

    “oh iya nggak apa-apa kok jeng, ya sudah silahkan ngobrol-ngobrol dulu ya aku mau bikin teh ibu-ibu.” kata ibu saya “iya.” jawab para ibu-ibu.

    Sejak saat itulah sampai saat cerita ini diterbitkan kami masih sering melakkukannya dirumah bude narti saat rumahnya sepi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Tanpa Sadar Aku Diperkosa

    Tanpa Sadar Aku Diperkosa


    1456 views

    Cerita Sex ini berjudulTanpa Sadar Aku DiperkosaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Gilak dalam keadaan yang tidak sadar dan kepala masih terasa pusing, aku sungguh lupa ingatan sedang apa dan dimana ternyata saat aku jalan sendirian di jalan yang sangat sepi aku di culik dan posisiku saat ini dengan tangan rasanya nyeri aku lihat ternyata tanganku terikat tambang dengan kuat, lebih kagetnya lagi pakaianku berada di sampingku ternyata tubuhku dalam keadaan telanjang bulat.

    kudengar erangan dan rintihan wanita, yang rasa-rasanya aku mengenali suara itu, saat pandanganku mulai jernih, aku melihat ternyata aku tidak sendiri di ruangan itu, di tengah ruangan ada meja kecil, dan di atas meja tersebut tampak sesosok tubuh gadis berkulit putih dalam keadaan tubuh nyaris telanjang bulat, hanya tersisa BH yang menutup payudaranya yang membukit indah, tali kutangnya telah terlepas sehingga semrawut dan menampakkan sebagian besar kulit putih mulus yang menggunung itu.

    Tangan gadis itu terikat di belakang punggung, meja kecil itu hanya dapat menampung punggung gadis itu, sehingga kepala gadis itu jatuh menengadah.

    Di depan gadis itu tampak seorang pemuda bugil sedang memeluk kedua paha gadis itu yang tersandar di pundak kiri kanannya, sambil membuat gerakan maju mundur. Suara rintihan yang kudengar berasal dari gadis itu, samar-samar masih dapat kudengar, “Ooohh… amppunnnn… akkhh… ooohhh… jangann… jangannn… oh.. sakit..” Darahku tersirap menyadari bahwa suara itu sangat mirip Lani, atau memangkah gadis yang sedang diperkosa itu Lani? Aku tidak pernah melihat Lani telanjang, tapi tubuh indah di atas meja itu memang seperti postur tubuh Lani.

    Setelah beberapa saat pandanganku semakin jelas, tampaklah bahwa gadis itu memang Lani! Sweater, kaos dalam, celana jeans, dan celana dalam Lani tampak berserakan di lantai.

    Aku melihat perkosaan itu dengan marah, namun aku tak berdaya menolong karena menolong diri sendiri saja aku tidak mampu, dan entah mengapa, setelah beberapa saat melihat Lani yang tak berdaya dalam keadaan nyaris bugil, tak dapat ditahan batang kemaluanku pelan-pelan menegang keras.

    Pria yang sedang memperkosa Lani terus memompa batang kemaluannya masuk ke dalam liang kemaluan Lani. Tampak Lani berusaha mengatupkan pahanya namun pria itu melebarkan kaki Lani sehingga berbentuk huruf V, dan terus memompa masuk dengan buas.

    Kemudian tangannya menyentakkan BH Lani dengan kasar dan tampaklah bukit kembar Lani terpentang bebas, membusung menantang dan sangat menggairahkan, bahkan dalam posisi dada yang agak tertarik karena kepala Lani yang menengadah ke bawah.

    Payudara itu masih tampak montok dan padat, pemerkosa itu terus memompa sambil tangannya meremas-remas payudara Lani itu. Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncul sekitar 3 pemuda yang berpakaian lengkap, mereka tertawa-tawa melihat temannya sedang memperkosa Lani.

    Salah satu melihat padaku dan berkata, “Eh, lihat.. pacarnya sudah bangun!” semua mata pemuda itu tertuju padaku, “Eh… liat tuh! dia ngaceng juga… mau pacarnya… tapi keduluan, si Doel sudah duluan jebolin keperawanan pacarnya, hahaha…!” Pemuda bugil yang sedang memperkosa Lani, yang dipanggil Doel itu, menyeringai. Lalu ketiga pemuda yang baru datang itu mendekatiku.

    “Hei Itu pacar kamu kan!” Aku diam saja, lalu satu tinju mendarat di perutku hingga perutku perih rasanya, “Kamu bisu ya? cewek itu pacar kamu bukan?” Terpaksa aku menjawab lirih dan menjelaskan kami saudara sepupu. “Oh.. kakak kamu toh… Hm.. kepengen nggak kamu kakak sendiri? Di liat dari elo sih.. elo pingin.. hahaha…” Aku marah sekali, saat itu kemaluanku telah lemas kembali karena birahiku yang tak sengaja muncul tadi telah hilang.

    Doel rupanya telah selesai memperkosa Lani, ia lalu menuntun Lani yang tampak sudah lemah ke tempat kami, “Ini nih… gue mau liat kakak adik ngent*tan!” katanya tertawa, kemudian Lani ditampar dengan kuat.

    Hingga Lani menangis, “Elo harus kulum tuh peler adik elo, cepat! Kalo nggak gua potong peler adik elo dan pentil susu elo!” Doel lalu melepaskan ikatan tangan Lani dan mendorong Lani ke arahku, dengan terpaksa Lani mendekatiku yang masih tergantung, kemudian dengan ragu-ragu mulutnya menyentuh ujung batang kemaluanku, walau hanya tersentuh sedikit, aku tak dapat menahan dan batang kemaluanku perlahan-lahan menegang, “Ayo makan tuh peler! cepat!”

    Seorang pemuda mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dengan sikap mengancam, terpaksa Lani mulai mengulum kemaluanku dan menggerakkannya maju mundur, sehingga batang kemaluanku mengacung dengan keras sepanjang 12 cm. “Ayo masukin batangnya ke dalam mulut sampai habis! jangan keluarin dari mulut kamu sampai gua perintahin!”

    Dengan ketakutan Lani mengulum batang kemaluanku dalam-dalam dan menggerakkannya maju mundur, sehingga mulutnya yang mungil tampak penuh dan sesekali pipinya menggembung oleh kepala kemaluanku, tak berapa lama aku tak tahan lagi dan orgasme, Lani tampak kaget merasakan cairan kental dan hangat berkali-kali menyemprot kerongkongannya, namun ia tidak berani melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, ia berusaha membuang spermaku walau telah banyak tertelan olehnya, beberapa tetes spermaku keluar mengalir dari bibirnya.

    “Wah, adik elo payah banget! sudah tongkolnya kecil, cepat keluar lagi!” pemuda-pemuda itu mengejekku lalu mereka mendekat dan menjambak rambut Lani, “Elo harus liat gimana caranya!” kata salah seorang pemuda sambil menyeringai padaku.

    Mereka lalu membuka baju hingga bugil, keempat pemuda yang telah telanjang bulat itu lalu menelungkupkan Lani di atas meja, sehingga payudara Lani menempel di atas meja dan Lani dalam posisi menungging, kemudian dengan buas mereka mulai memperkosa Lani secara bergantian, sehingga Lani menjerit-jerit dan melolong histeris,

    batang kemaluan mereka rata-rata besar dan panjang, sekitar 16 cm lebih, dan secara bergantian kemaluan-kemaluan itu mengaduk-aduk liang kemaluan Lani yang semakin lama semakin lemas. Lani disenggamai bergantian oleh mereka berempat dengan posisi gaya tersebut, kemudian mereka juga menyetubuhi Lani di atas kursi.

    Sambil memperkosa Lani, mereka sesekali mengejekku. “Hei.. elo tau nggak kakak elo ini sebenarnya keenakan dient*t sama kita-kita, buktinya memiaw dia basah banget nih! ” kata pemuda yang dipanggil dengan nama Anto, ia berkemaluan paling besar dan panjang di antara mereka berempat, saat itu ia sedang mengerjai Lani.

    Tangan Lani kembali diikat di belakang punggung, Anto duduk di atas kursi sementara Lani di atas pangkuannya dengan paha mengangkang dan posisi berhadapan.

    Dengan posisi duduk, buah dada Lani tampak sangat menggairahkan, apalagi dengan tubuhnya yang ramping, tampak buah dadanya tergantung indah, padat dan berisi dengan putting susunya yang masih mungil dan berwarna kemerahan.

    Lelaki yang memperkosa Lani itu meremas-remas kedua belah payudara Lani dengan bernafsu, kadang ia mendempetkan kedua buah dada itu lekat-lekat sehingga belahan payudara Lani terbentuk indah di hadapannya.

    Pemuda itu terus memperkosa Lani dengan brutal sehingga tubuh Lani tergoyang-goyang. Lani hanya dapat merintih-rintih dalam keadaan antara sadar dan tidak. Sambil terus memompa Lani, ia tertawa-tawa disaksikan teman-temannya yang tidak sabar menanti giliran, “Elo mau bukti kakak elo ini keenakan? perhatikan baik-baik nih!” ejeknya lagi padaku.

    Lalu tiba-tiba pemuda itu berhenti memompa Lani, secara refleks Lani melenguh dan mulai menggerak-gerakan pantatnya sendiri agar tetap dikocok oleh kemaluan pemuda itu, “Hahaha… elo liat kan? Kakak elo ini yang minta dient*t tuh!” Pemuda itu tertawa sambil memeluk tubuh Lani, tangannya mengelus-ngelus punggung putih mulus Lani sementara buah dada Lani yang kenyal terjepit di dadanya yang berbulu.

    Rupanya Lani mendengar perkataan itu, wajah Lani tampak memerah karena malu dan marah, lalu tubuhnya diam tak bereaksi, pemuda itu menjadi marah dan menarik kuat-kuat kedua buah dada Lani. Satu ditarik ke atas dan satu ditarik ke bawah bergantian dengan keras sehingga Lani menjerit-jerit kesakitan, “Dasar cewek munafik…! keenakan aja sok menderita!

    Gua bikin elo orgasme dan elo nggak bisa bohong bahwa elo keenakan minta diperkosa!” Dengan bernafsu kembali pemuda itu memperkosa Lani, sesekali ia kembali menghentikan pompaannya, dan secara refleks kembali Lani ganti menggoyangkan pantatnya maju mundur, selama beberapa saat hingga Lani sadar dan dapat mengendalikan tubuhnya.

    Hal itu terjadi berkali-kali, bahkan saat pemuda itu mendorong tubuh Lani hingga batang kemaluannya keluar dari liang kemaluan Lani. Secara refleks diluar kemauan Lani sendiri. Tubuh Lani kembali merapat sehingga batang kemaluan itu kembali terbenam ke dalam liang senggamanya sambil kaki Lani melipat erat seolah-olah takut lepas.

    Pemuda itu semakin lama tampak semakin ganas memperkosa Lani, hingga selang beberapa saat tampak tubuh Lani berkelonjotan dan menegang, kedua kakinya mengacung lurus dengan otot paha dan betisnya mengejang, jari-jari kakinya menutup, dan nafas Lani tak teratur sambil terus merintih keras dan panjang, “Ohhh… Akkkhhh… Ooohhh…!” pemuda itu semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya membuat Lani merintih panjang.

    “Ohhh… ” seluruh tubuh Lani menegang dan menggelinjang selama beberapa detik dan aku sadar bahwa Lani sedang mengalami orgasme dahsyat dan kenikmatan luar biasa. Setelah berkelonjotan sesaat, tubuh Lani tumbang dengan lemas di pelukan pemerkosanya. Pemuda itu masih terus memompa Lani yang telah lemas sambil nyengir senang dan berkata, “Hehe.. elo liat kakak elo ini… dia demen ngent*tan juga kok… hahahaha…!”

    Tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan alangkah kagetnya aku melihat begitu banyak pemuda yang masuk, sekitar 10 orang lebih, termasuk salah seorangnya adalah pria besar tegap yang menghajarku. Tanpa banyak bicara mereka ikut menikmati tubuh Lani, masing-masing pemuda itu memperkosa Lani dengan posisi yang bervariasi.

    Rasanya semua posisi yang pernah kulihat di film biru telah mereka praktekkan semua pada Lani. Khusus giliran pemuda berbadan besar yang dipanggil Hary itu memperkosa, Lani tampak sangat menderita karena batang kemaluan Hary benar-benar besar dan panjang, kutaksir lebih dari 20 cm. Dalam waktu singkat tubuh telanjang bulat Lani telah mengkilap basah oleh keringat dan sperma.

    Entah berapa lama Lani diperkosa hingga pingsan berkali-kali, namun mereka selalu menyadarkan Lani lagi dengan menampar dan menyiramnya dengan air, lalu kembali memperkosa dengan brutal. Aku menutup mata tak ingin melihat penderitaan Lani.

    Lani yang menangis dengan air mata yang telah habis, tampak Lani sedang disodomi, di sebelahku Lani juga tengah diperkosa, payudara Lani yang padat dan ranum tampak bergoyang-goyang keras, pria di belakang Lani tanpa bosan-bosannya meremas-remas dan menarik-narik buah dada Lani dengan brutal, bagaikan memerah susu sapi.

    Kini Lani diletakkan di atas lantai beralas tikar, pemuda yang sedang menggilir Lani melebarkan kaki Lani sehingga membentuk seperti kaki kodok, dengan posisi itu ia menghujamkan batang kemaluannya yang panjang dan besar keluar masuk dengan cepat dan keras ke dalam liang kemaluan Lani.

    Sementara salah satu pria memaksa Lani mengulum batang kemaluannya, sehingga mulut Lani yang mungil penuh dengan batang kemaluan besar itu, kemudian pemuda yang memperkosa Lani berganti posisi, ia menduduki tubuh Lani lalu meletakkan batang kemaluannya yang panjang di antara dua bukit kembar Lani.

    Tangannya mendempetkan buah dada Lani hingga menjepit batang kemaluannya yang kemudian dimaju-mundurkan. Selang beberapa saat dari batang kemaluannya menyembur sperma yang menyemprot wajah dan leher Lani, kemudian sisa-sisa spermanya dioleskan pada kedua buah susu Lani.

    Aku menutup mataku agar tidak melihat penderitaan Lani, tapi masih saja kudengar rintihan Lani yang semakin lama semakin lemah, gerombolan pemuda itu tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata kotor. Tiba-tiba pimpinan mereka Hary mendekat.

    “Sekarang giliran elo menikmati kakak elo ini… elo kan sudah banyak belajar dari tadi! Hahaha…” lalu tubuh Lani yang telah lemah lunglai dicampakkan ke atas tubuhku, aku memeluk tubuh Lani yang telanjang bulat, sambil membelai rambutnya aku berbisik, “Tabah ya.. Ci…” walaupun aku sendiri sangat ketakutan, Lani hanya dapat mengangguk lemah sambil menangis sesunggukan.

    “Hei! kalian tunggu apa? ayo ngent*tan! kita pingin liat nih… yang cewek di atas!” seru Hary sambil mengacungkan parang yang membuat kami ketakutan, Lani lalu menurut dan memasukkan liang kewanitaannya ke dalam batang kemaluanku yang memang telah menegang keras saat aku memeluk Lani dan buah dada Lani yang walaupun lengket oleh sperma, tapi terasa kenyal dan hangat menekan dadaku.

    Aku serasa berada di awang-awang saat batang kemaluanku menembus kemaluan Lani yang beberapa jam lalu masih perawan, seluruh batang kemaluanku terbenam ke liang kemaluan yang sempit itu dan aku merasa batang kemaluanku dijepit dengan kenikmatan yang tiada taranya.

    “Ayo kamu goyang adik elo selama dua menit! Setelah itu angkat memiaw kamu, adik elo harus masih ngaceng tongkolnya, kalo cepat keluar, mending kita potong dan masak tongkolnya buat makanan ayam!” Lani lalu mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, aku tak dapat menahan sensasi yang tak pernah kurasakan itu, dan baru beberapa detik Lani memompa, aku telah mengalami ejakulasi dan spermaku menyemprot keluar, tidak terlalu banyak karena aku telah mengalami orgasme tadi.

    Lani juga merasakan aku ejakulasi, ia kini menggoyangkan pinggulnya maju mundur agar tidak ketahuan aku telah orgasme. Lani menggunakan rambut kemaluannya yang lebat membantu untuk mengelap cairan spermaku yang meleleh keluar dari liang kewanitaannya.

    Sementara batang kemaluanku yang masih berada di dalam kemaluan Lani perlahan mulai mengecil. Selang dua menit, Hary berkata keras, “Eh.. Non, angkat memiaw elo! Kita mau liat adik elo masih ngaceng nggak.. jangan-jangan elo pura-pura doang, ngaduk-ngaduk yang sudah loyo!”.

    Lani menggeleng sambil menangis, “Nggakk… dia masih tegang, benar… sumpah…” Lani berusaha melindungiku. “Angkat memiaw elo gua bilang!” bentak Hary menggelegar. Lani tetap membuat gerakan maju-mundur sambil berkata, “Jangan… saya tidak bohong… ini masih tegang…” Si Hary dengan kasar lalu mendorong tubuh Lani hingga jatuh, ia tertawa melihat batang kemaluanku telah jatuh lemas.

    “Hahaha.. dasar banci! Kamu masih suka berlindung di bawah ketiak kakak cewek elo ya? Tapi elo masih harus muasin kakak elo… ayo kocok dan cuci memiaw dia sama tangan elo!” Aku dipaksa merangkak mendekati Lani, Lani diperintahkan terlentang dan mengangkangkan kedua pahanya, lalu aku dipaksa memasukkan jariku ke dalam lubang kemaluan Lani dan mengocoknya.

    “Hei.. kalo cuma satu jari mana puas kakak elo!” Aku lalu memasukkan dua jariku ke dalam liang kemaluan Lani, lalu atas perintah mereka kukocok-kocok liang kemaluan Lani itu dengan kuat dan cepat, sehingga Lani merintih-rintih dan kedua pahanya tampak bergetar menahan sensasi yang kutimbulkan.

    Memandang Lani yang tidak berdaya itu. Perlahan kembali batang kemaluanku mengacung. “Nah.. elo ngaceng lagi akhirnya… ayo sekarang dua-duanya ngent*tan yang panas!” Aku lalu memeluk Lani sambil sesekali meremas perlahan buah dadanya, lalu aku kembali berbisik.

    “Maaf ya Ci…” Lani hanya menatap kosong sambil mengangguk pelan. “Heh! Ini bukan acara gaya kura-kura! elo berdua… ayo bercinta yang panas, kalo tidak gua bikin bakpao pantat-pantat elo!” Dengan ketakutan akhirnya aku dan Lani menurut, kami lalu bergumul dengan panas di atas lantai papan itu dalam keadaan sama-sama telanjang bulat, saling merangkul dan berciuman, tanganku sesekali meremas buah dada Lani.


    Sementara tangan Lani melingkari batang kemaluanku dan mengocoknya, tak pernah kubayangkan aku akan melakukan hal ini pada kakak sepupuku sendiri. Kawanan itu tertawa senang melihat kami kakak beradik bergulat dalam keadaan telanjang bulat di atas lantai.

    “Hei..! ini bukan film bisu! Kalian ucapin kata-kata merangsang! Cepat..!” Terpaksa kami menurutinya, “Ohh.. saya jilat susu kakak ya? Hmmpphh… saya remas-remas ya?” kataku sambil mengulum puting susu Lani dan meremas-remasnya. elo maen sinetron ya? ngent*tan aja kata-katanya sok sopan! Dasar tolol… dan yang cewek, kalo elo diam aja nanti toket elo gua cabut dari tempatnya dan pentil susu elo gue goreng!”

    Dengan ketakutan kami menurutinya, sambil terus bergumul dan saling memompa, kami terus mengucapkan serentetan kata-kata tanpa berpikir lagi, karena ngeri melihat parang Hary yang mengacung ke arah kami jika kami tidak bersuara. “Oh… gue ent*t elo, susu elo enak.. mantap… gue ent*t seharian ya, Ci?” Tanpa berpikir kukeluarkan kata-kata itu, sementara Lani juga menimpali tanpa berpikir.

    “Ahh… anu elo… panjang… masukkin yang dalam… lebih cepat… ohh…” Mereka semua tertawa-tawa, Hary rupanya telah sangat terangsang melihat Lani, ia mendekat dan menjambak rambut Lani dan menarik Lani ke dalam pelukannya, “Elo liat baik-baik gimana caranya cewek!” katanya padaku.

    Tubuh Lani lalu diangkatnya dengan mudah, dengan posisi berdiri ia menggendong Lani dengan mengangkat pantat Lani, terpaksa Lani memeluk leher Hary yang tinggi kekar agar ia tidak terjatuh ke belakang, lalu dengan buas Hary memompa batang kemaluannya yang luar biasa panjang dan besar masuk ke dalam liang kemaluan Lani.

    Hary yang besar setinggi 180 cm lebih itu memompa Lani yang setinggi 157 cm dengan posisi itu dengan mudah. Batang kemaluannya dengan deras amblas keluar masuk ke dalam kemaluan Lani sehingga tubuh Lani terguncang hebat, buah dadanya terhentak-hentak naik turun.

    Tak berapa lama tubuh Lani kembali menggelinjang dan ototnya menegang, diringi dengan rintihan panjang Lani kembali mengalami orgasme hebat. Hary tidak berhenti dan belum mengalami ejakulasi, pompaannya semakin bertambah kuat. Lani semakin lama tampak semakin lelah dan lemah, sementara batang kemaluan Hary semakin hebat saja mengaduk liang kemaluannya dalam posisi berdiri.

    Akhirnya tanpa dapat dicegah tubuh Lani jatuh lunglai ke belakang, pelukannya pada leher Hary lepas, Hary membiarkan tubuh Lani jatuh tetapi ia tetap memegang kokoh pinggul Lani yang sedang digoyang habis-habisan, sehingga Lani terjuntai tak berdaya.

    Tangan dan rambutnya menyentuh lantai sementara tubuhnya masih tetap digendong dan liang kemaluannya disodok-sodok dengan kejam dan buas. Hary melakukannya sambil berjalan dan tertawa-tawa, sehingga Lani ikut terseret kemana ia melangkah. Setelah puas mengocok Lani dengan posisi itu, Hary lalu mengangkat pinggul Lani naik hingga ke dada. Tubuh Lani kembali terangkat dengan kepala di bawah, sehingga batang kemaluan Hary membentur-bentur punggung mulus Lani.

    Hary yang mempunyai tenaga besar itu kembali menaikkan pinggul Lani hingga kemaluan Lani terhidang di depan mulutnya, dengan rakus ia melumat habis kemaluan Lani dengan mulutnya. Kemudian ia memutar tubuh Lani sehingga kini wajah Lani ditampar-tampar oleh batang kemaluannya yang besar dan sangat keras.

    Hary kembali melumat kemaluan Lani dengan penuh nafsu, jari-jari tangannya juga menyodok-nyodok anus Lani yang masih terjuntai pingsan, dengan posisi ini akhirnya Hary berejakulasi, spermanya dengan deras membanjiri wajah Lani hingga ke rambut, dan menetes-netes ke lantai papan. Setelah itu kembali Lani digilir oleh teman-teman Hary yang lain, tidak perduli Lani telah pingsan dan tidak dapat bangun lagi walaupun ditampar dengan kuat dan disiram dengan air.

    Setelah puas, mereka lalu mencampakkan kami ke lantai, menunggu Lani sadar kembali, lalu mereka beramai-ramai mengelilingi kami dan mengencingi tubuh kami, bahkan aku dipaksa minum air kencing mereka, sementara Hary memaksa Lani mengulum batang kemaluannya, lalu ia mengencingi Lani dengan cara seperti itu dan memerintahkan Lani menelan semua air kencingnya.

    Akhirnya setelah puas lalu mereka menyekap kami, memberi sedikit makan dan minum dan baru melepas kami pada saat tengah malam tanpa memberi kami pakaian, terpaksa kami berjalan kaki tertatih-tatih pulang ke rumah kontrakanku yang berjarak sekitar 200 meter dari situ dengan keadaan telanjang bulat.

    Kami mengendap-ngendap hingga akhirnya sampai, kami merasa lega, rahasia ini tetap kami pendam, selain mereka mengancam jika melapor polisi maka kami akan dibunuh, kami juga malu menceritakan pengalaman pahit ini.

    Yang penting kami telah lepas dari mimpi buruk itu, sehari setelah kejadian itu aku langsung pindah rumah kontrakan ke tempat yang lebih jauh dan kami merasa bebas dari bajingan-bajingan itu.

    Namun ternyata kami salah mengira, kejadian malam itu barulah awalnya, karena kejadian yang akan menimpa Lani kemudian jauh lebih brutal lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Memberikan Kenikmatan

    Cerita Sex Memberikan Kenikmatan


    1297 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Memberikan KenikmatanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Wajah imutnya dia masih kelas 3 SMP dengan rambut panjang tonjolan dadanya juga sudah montok kira kira berukuran 34 B aku berkenalan dengan Vina saat aku baru putus denga pacarku, aku berkenalan dengan Vina melalui medsos dengan betukar no. handphone dan kita berjanjian untuk bertemu.

    Akhirnya kami berencana ke pantai dengan dalih pertemuan, namun dibalik itu untuk melampiaskan nafsu yang telah tertahan sejak putus dengan pacarku serta aku ingin memberikan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

    Begitu sampai di sana, aku menghubungi hpnya dan beberapa saat kemudian Vina muncul dengan menggunakan baju kaos ketat berwarna putih yang memperlihatkan padatnya buah dadanya dan celana mini yang memperlihatkan kehalusan pahanya.

    Segera kami berangkat menggunakan kereta yang dengan sengaja ku laju dengan cepat. Hingga akhirnya vina kusuruh untuk memeluk ku dengan erat. terasa tonjolan dadanya serasa menyesakkan dada ku dan adik kecilku pun memberontak dari balik celanaku. Setelah dia memelukku dengan erat, barulah kulambatkan laju keretaku.

    pada saat itu pantai sepi dan kami menyewa sebuah pondok yang agak jauh, setelah urusan administrasi selesai langsung ku suruh vina untuk duduk disampingku. segera ku keluarkan hp yang telah kusiapkan dengan BF di dalamnya. kuputar dan kusuruh vina untuk melihatnya dimana ada adegan pasangan jepang beraksi.

    Aku sendiri memeluk vina sambil mengelus2 rambutnya karena sudah tak tahan ingin segera ku lahap bibir sexy dan bukit montoknya. setelah beberapa saat ku liat mimik wajahnya berubah dan mulai mencium pipinya, namun vina tetap masih terpaku pada hp. hingga akhirnya ku remas bukit kembarnya dan menciumi bibirnya dengan nafsu.

    Hingga lidah kami pun saling berpangutan. dan tanganku mulai masuk kedalam menyusup bra yang dikenakan hingga merasakan daging empuk dan menyentuh pentilnya yang sudah mengeras. sambil berciuman tanganku yang satunya berusaha membuka kaitan branya.

    Setelah berhasil terbuka segera ku lepaskan ciuman ku pada bibirnya dan mulai mengangkat kaos hingga menjilati gunung kebar dengan puncak yang menantang. ku remas kedua daging empuk itu hingga mencuatkan pentilnya yang tegang. ku sedot dan menjilati pentilnya bergantian.

    Si vina hanya bisa mendesah ringan. dan memeluk kepalaku dengan erat. segera ku sisipkan tangan ku yang satunya untuk mencari gua kenikmatan yang belum pernah dijamah lelaki bahkan dirinya sendiri ( masturbasi).

    Usaha itu ternyata gagal karena celana yang digunakan cukup ketat. kegiatanku berhenti dan ku suruh vina untuk membuka celananya. ia menurutinya bagai terhipnotis tanpa banyak bertanya. ku sisipkan tangan ku untuk mencari lubangnya.

    Namun, aku terkejut karena tidak menemukan hutan bulu saat menyentuh vaginanya. segera ku buka CD nya dan ku lihat bahwa tidak ada sehelai bulu pun yang tumbuh pada selangkangannya. aku paling menyukai vagina tanpa bulu dan tanpa menunggu lama langsung ku buka dan ku jilati daging gurih yang sudah basah itu.

    vina hanya bisa menahan nafasnya ketika kumainkan lidahku di vaginanya. Kujilati seluruh bagian daging nya dan vina hanya bisa mengelus kepalaku. Semakin lama semakin keras dan cepat desahan yang keluar dari mulutnya serta ia mulai mengusap putingnya dari luar kaos nya.

    Hingga akhirnya kurasakan cairan madu yang telah lama tidak kurasakan keluar dari gua kenikmatannya dan vina mulai terduduk lemas. Segera vina merapikan pakaiannya. dan memeluk ku dengan manja sambil ku elus rambutnya.

    “ko, nikmat sekali rasanya.” ungkapnya kepadaku, vina selalu memanggil ku dengan sebutan koko. ” Baru pertama x aku merasakan yang seperti ini.” Tambahnya.

    “Itukan enak di kamu, sekarang gantian dunk!!” Pinta ku. Segera ku keluarkan senjataku yang telah tegak dan basah akibat kegiatan tadi. Vina kemudian melihat dengan heran, sebab itu pertama x nya dia melihat senjata cowok.

    Segera ku tarik tangan nya ku pegangkan pada batangku. dan ku kocok naik turun. Hingga akhirnya ku lepas dan menyuruhnya untuk meneruskan kocokannya sambil ku remas tokednya. Setelah beberapa saat ku suruh vina untuk mencium batang ku.

    Dia pun menurutinya dan ku suruh untuk menjilatinya. Awalnya dia menolak tapi kurayu hingga akhirnya menjilati dan mengulum kepala batangku. setelah beberapa saat kurasakan aku akan keluar. ku suruh vina untuk mengocok batangku dengan cepat dan tangan yang satunya ku arahkan untuk menampung air mani yang akan ku keluarkan ,hingga akhirnya. Crot…Crot… spermaku mengenai tangan nya.

    ” Nah itu lah sperma yang apabila masuk kedalam tubuh mu akan menghasilkan bayi” kata ku.. sedangkan vina masih melihat dan mencium bau sperma pertamanya atas jerih payahnya. dan segera dibersihkan dengan tisu yang telah kupersiapkan.

    “batang koko besar juga ya, en rasanya asin2 gitu waktu di mulut.” kata vina. aku beristirahat sebentar dan vina melanjutkan menonton BF yang belum sempat habis ditonton disebelahku. Setelah itu dia memegang batangku kembali, dan membangkitkan adikku yang sedang tidur.

    Kami pun mulai berciuman kembali dan tanganku mulai menjamahi gunung kembarnya dari belakang.. kuremas dua2 hingga vina mendesah keenakan. ku sisipkan kembali tangan ku ke selangkangannya, namun x ini dia berusaha mengelus batangku dari luar.

    Segera ku keluarkan dan dia mulai mengocok sedangkan tangan kiriku menjamahi buah dadanya dan tangan kananku menyusup dibalik CDnya. lidah kami saling beradu dengan nafsu yang tinggi. lalu ku balikkan vina dan ku suruh dia mendudukkan vaginanya di batangku.

    Lalu vina mulai bergerak naik turun menggesekkan guanya dan batangku dengan Cd yang masih menempel. Sebab karena aku tidak ingin rusak masa depannya. Gesekan dipusat kenikmatan itu memberikan sensasi yang luar biasa bagi kami berdua. vina kemudian menyuruhku untuk menyedot susunya dan dia memeluk ku dengan erat. Dia mempercepat gerakaannya dan aku berusaha mengimbanginya.

    ” ko, kayaknya wa mau pipis negh.” kata vina. “tahan sebentar lagi sayang, wa juga udah mau kluar negh” kataku berusaha mengimbanginya.. Namun vina sudah tidak mampu menahannya. ” ko, wa dah keluar” katanya dengan lemas dan gerakannya pun di perlambat.

    Aku yang belum mencapai puncak terus menggesekkan batang ku pada vaginanya. lalu ku suruh vina untuk menyedot batangku sedangkan aku berusaha membersihkan vaginanya dengan gaya 69..baru beberapa detik batang ku berada di dalam mulutnya, sudah menembakkan sperma dan tertelan oleh vina.

    “ko, wa makan sperma koko negh.” ucapnya sambil ketakutan dan hampir menangis “ntar wa pasti bakalan hamil”.. Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya. Segera ku peluk vina dan kuusap rambut panjangnya.Memang siswi SMP ini masih polos akan hal beginian.

    “Tenang aja vina cayang , soalnya sperma akan menjadi anak kalo dimasukin melalui pussy kamu, kalo ditelan ngak bakalan jadi anak. Kalo ntar jadi anak biar koko yang tanggung jawab degh rela punya istri yang jago sperti kamu.” kataku sambil menatap matanya yang berkaca-kaca karena ketakutan dan ku kecup keningnya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Menggelinjang Kegelian

    Cerita Sex Menggelinjang Kegelian


    1543 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Menggelinjang KegelianCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sekali ini memegang punya kemaluan laki laki, tak aku sangka ternyata bisa mengeras dan berdiri tegak, rodalnya Deny sudah membengkak rupanya waktu aku pegang, “terusin Hesty sayang enak” pinta Deny , tanpa ragu lagi kontolnya Deny dimasukkan ke mulutku, setelah masuk dalam mulutku aku diamkan dan aku rasakan kehangatan berdenyut “”Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Deny mengajariku.

    Aku seorang pelajar SMP kelas II, namaku Hesty. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Deny namanya.

    Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah. Deny seorang siswa yang biasa-biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasibelajarnyapun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer.

    Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku. Tapi entah mengapa aku memilih Deny. Singkatnya, aku pacaran dengan Deny. Banyak teman-teman cewekku menyayangkannya, padahal masih ada si Anto yang bapaknya pejabat, Si Danu yang juara kelas, Si Andi yang jago basket, dan lainnya.

    Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.Aku dan Deny telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya. Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat.

    Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama Deny. Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah.

    Sepulang sekolah, aku ke wc dan mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Denypun begitu. Dari sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Deny.

    Sesampai disana, aku diperkenalkan dengan teman Deny, Agus namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua Agus sedang ke luar kota. Agus juga bersama pacarnya, Anggi. Pembantunyapun pulang kampung, sesekali kakak Agus yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Agus dan membawakannya makanan.

    Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataAgus. Jadi hanya kami berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul.

    Cerita Dewasa – Tak lama kemudian, Agus dan Deny pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Anggi. Dari Anggi, aku tahu bahwa Agus telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun.

    Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku. 10 menit kemudian, Agus dan Deny kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Agus berdiri dan memutar VCD.

    Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Agus menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu, kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku.

    Rasa..hangat merinDenyg di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang dientot oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu.

    Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila .Aku lihat Agus dan Anggi sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Deny.

    Mereka saling berpelukan, berpagutan tampak Agus menciumi tetek Anggi yang mungil Agus lalu mengisep-isep pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya . Mereka tampak tidak canggung lagi Anggi mengisep-isep peler Agus persis seperti kejadian di film blue itu .

    Anggi juga sepertinya telah terbiasa Kontol Agus bak permen, diisep, dikulum oleh Anggi Deny merapatkan tubuhnya kepadaku.

    “Rim .kamu sayang aku enggak?”tanyanya padaku.

    “Eh..emang kenapa, Deny ?”kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan Agus dan Anggi “Aku pengen kayak gitu .

    “kata Agus sambil menunjuk pada Agus dan Anggi yang semakin hot. Tampak Agus mulai menindih Anggi, dan memasukkan batang kontolnya ke nonok Anggi. Dengan diikuti teriakan kecil Anggi, batang kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Anggi.

    Gairahku melonjak-lonjak entah kenapa?Seluruh badanku merinding .”Hesty?”kata Deny lagi. “Eh enggak ah enggak mau malu .”kataku.

    “Malu sama siapa?”kata Deny. Tangannya mulai merayapi dadaku. Kutepis pelan tangannya.

    “Malu sama Agus dan Anggi tuh “kataku.

    “Ah mereka aja cuek ayo dong Hesty aku sudah enggak tahan nih “kata Deny. “Ah..jangan ah “kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Agus dan Anggi. Tak terasa tangan Deny mulai membuka kancing bajuku.

    Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BH dan celanapanjang jeans. Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang bule dua orang memasukkan kontolnya ke memek dan pantatnya sedangkan yang satunya kontolnya lagi diisep oleh si wanita.

    Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Deny mulai merayapi dan meremas-remas buah dadaku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini .

    “Buka Bhnya, ya sayang “pinta Deny. Aku mengangguk, aku jadi inginmerasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Deny membuka Bhku.. aku sekarang benar-benar telanjang dada.

    Deny mengisepi pentilku memencet-memencet buah dadaku yang masih kenyal dan bagus “Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaa”kata Deny sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku “Belum Den ahhh enak Den terus terus..jangan berhenti .”kataku.

    Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Agus dan Anggi, merekasekarang bermain doggy style. Anggi berposisi nungging dan Agus menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila “Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih “pinta Deny.

    “Jangan Den takut .”kataku. “Takut apa sayang?”kata Deny. “Takut hamil “kataku. “Enggak Den, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang kalo hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah “katanya.

    Aku diam saja Deny mulai membuka ristleting celanaku, aku diamkan saja .tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Deny pun memerosotkan celana dalamku Aku benar-benar polos bugil.

    Denypun membukaseluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat .Tangan Deny tetap meremas-remas tetekku Kulirik Agus dan Anggi, eh mereka bersodomi Anggi sudah biasa bersodomi rupanya kulihat kontol Agus maju mundur di pantat Anggi sedangkan tangan kiri Anggi mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering .

    Deny terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku. Salah satu jarinya dimasukkan ke nonokku”Ah..sakit, pelan-pelan, Den..”teriakku ketika jari itu memasuki nonokku. Deny agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluanku tak lama kemudian nonokku basah .

    “Den, isep dong punyaku “pinta Deny sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. “Ah..enggak ah “kataku menolak. “Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Anggi saja berani tuh “pinta Deny memelas.

    Dengan ragu aku pegang kontol Deny. Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Kontol Deny sudah berdiri tegang rupanya. “Ayo dong Hesty sayang “pinta Deny lagi. Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa.

    Ih, kenyal “Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Deny mengajariku. Pelan-pelankuisap-isap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras..kusedot-sedot, kujilati .

    Kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Deny. “Ah ah .uuuhhh enak sayang teruskan ..” erang Deny. Tangan Deny terus mengucek-ucek nonokku. Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkinsudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Deny terus kulomoh kuisap..kujilati kusedot-sedot ih..enak juga, pikirku Tiba-tiba Deny menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonokku Aku pasrah

    Dimasukkannya kontolnya ternyata meleset, Deny melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang nonokku, ketika kepalanya masuk ke nonokku, aku berteriak”Aduuh sakit Deny pelan-pelan dong ” Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan lebih .

    Deny melesakkan kontolnya ke nonokku pelan kurasakan sesak nonokku ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Deny lagi menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku .”Ahhh perih Deny “kataku.

    Deny diam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. “Tenang Deny, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok “katanya. Pelan-pelan Deny mengocokkontolnya di nonokku. Masih terasa perih sedikit kocokkan Deny semakin kencang Aneh, perih itu sudah tidak terasa lagi, yang ada hanya rasa nikmat nikmat sekali “Terus Deny Terus ahhhh ah .enak .”kataku. Sempat kulirik Agus dan Anggi masih terus bersodomi.

    Gimana rasanya disodomi ya, pikirku Agus semakin menggencarkan kocokkanyya Aku semakin menggelinjang .ah ternyata ngentot itu nikmat .surga dunia coba dari dulu.. kataku dalam hati .”Deny ah.ah .aku aku .”entah apa yang aku ingin ucapkan.

    Ada sesuatu yang ingin kukeluarkan dari nonokku entah apa “Keluarkan saja sayang kamu mau keluar .”kata Deny. “Ahh iya Deny aku mau keluar ..”tak lama kemudian terasa cairan hangat dari nonokku .

    Deny terus mengocok kontolnya kuat juga pacarku ini, pikirku. “Satu nol, sayang”kata Deny tersenyum. Deny mencopot kontolnya, aku sedikit kecewa “Kenapa dicopot Deny..”tanyaku. “Kita coba doggy style, sayang “jawabnya sambil membimbingku berposisi seperti anjing.

    Deny menusukan kontolnya lagi sekarang badanku terguncang-guncang keras terdengar erangankeras dari Anggi dan Agus, mereka ternyata telah mencapai puncaknya kulihat peluh bercucuran dari kedua tubuh mereka, dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka berdua Aku sudah hampir tiga kali keluar Deny tampak belum apa-apa dia terus mengocok kontolnya di memekku.

    Sudah hampir ¾ jam aku dientot Deny, tapi tampaknya Deny belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Deny mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya. Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat Anggi ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi Deny? “Mau ngapain Deny “tanyaku penasaran .

    “Seperti Anggi dan Agus lakukan, Hesty aku ingin menyodomimu sayang “jawabnya. Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Deny mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil.

    Tak lama kemudian, kontol Deny yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala kontol Deny tampak mulai merayapi lubang pantatku “Aduuuh sakit Deny “kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku.

    “Tenang sayang nanti juga enggak sakit “jawab Deny sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku “Aduuuhh sakiiiitt “kataku lagi. “Tenang Rim, nanti enak deh..aku jadi ketagihan sekarang “kata Anggi sambil mengelus rambutku dan menenangkanku.

    “Kamu sudah sering disodomi, Nggi?”tanyaku. “Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Deny coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..”kata Anggi sambil menyuruh Deny mencoba lagi.

    Deny mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .”Tuuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi hihi “kata Anggi.

    Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .Deny mulai mengocok kontolnya di pantatku. “Pelan-pelan, Deny masih sakit “pintaku pada Deny. “Iya sayang enak nih sempit”katanya.

    Anggi ke belakang pantatku dan mengucek-ucek nonokku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat “Anggi ah .enak “kataku.

    “Ayo Deny, kocok terus, biar aku mengucek nonoknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmat”kata Anggi pada Deny. Benarsekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .

    “Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Deny? Lubang yang satu ini dipake pacarku Agus “kata Anggi.

    “Tanya Hesty saja deh, aku lagi asyik nih”jawab Agus sambil terus mengocok kontolnya di pantatku.

    “Gimana Hesty? Bolehkan? Enak lo di dobelin aku sering kok “pinta Anggi. “Ah..jangan deh

    “kataku.”Sudahlah Hesty, kasih saja aku rela kok”kata Deny.

    Tiba-tiba Agus merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Anggi dan diarahkan ke nonokku. Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke nonokku. “Jaang “kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat, kontol itu sudah masuk ke nonokku.

    Jadilah aku dientot dan disodomi . ½ jam Agus dan Deny mengocok kontolku. Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.

    Aku keluar 2 kali sebelum Agus mencopot kontolnya dan memasukkan kontolnya ke mulut Anggi. Anggi menghirup peju yang keluar dari kontol Agus dengan nikmat. Kemudian Deny melakukan hal yang sama, tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Deny.

    Deny memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya. Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya bersih, Deny mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. “TeHesty kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu “katanya lembut. Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan.

    Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki kontol Deny.

    Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Deny .”Deny, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .”kataku pada Deny. Kulihat Anggi dan Agus sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat.

    “Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa “katanya. “Bener Deny? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?”kataku balik bertanya.

    “Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama nonokmu dan juga pantatmu, sayang “kata Deny sambil mengelus rambutku.Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati.

    “Janji ya sayang “katanya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk. “Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?”tawar Deny. Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Deny. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kususuri Tubuh Indahmu

    Cerita Sex Kususuri Tubuh Indahmu


    1322 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kususuri Tubuh IndahmuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Awal kisah ini berawal dari ketika aku pindah dari mess kantor dan mencari rumah kontrakan di daerah sekitar rumahnya Om saya, dari iklan baris aku mendapat info ada rumah yang ingin dikontrakan dekat Tol, daerah yang mana masih kampung dan memasyarakt penduduknya sering kumpul dan kenal sama dengan lainnya.

    Jadi antara pendatang dan penduduk asli sangat akrab, suasananya jauh beda dengan suasana di pedesaan di daerah asal saya, beruntung sekali saya dapat rumah kontrakan di Jakarta dengan suasana seperti ini. Begitu mulai tinggal disana ( pada waktu itu saya masih bujangan ), saya mulai berkunjung memperkenalkan diri ke tetangga-tetangga rumah saya , sebelumnya lapor bapak ketua RT terlebih dahulu yang kebetulan pas di depan rumah kontrakan saya.

    Tetangga kiri saya, tinggal keluarga yang lumayan besar, terdiri dari 2 anak laki2 dan 3 anak perempuan ( sebenarnya perempuan ada 2 lagi tapi sudah berumah tangga dan ikut suami mereka), Pak Edi saya menyebutnya, seorang pesiunan PNS asli warga kampung sini, beristrikan dengan bu Esty asli Kalimantan masih ada keturunan d****k yang terkenal putih, dan cantik.

    Begitu pula dengan tiga anak perempuannya yang tersisa mewarisi kecantikan dari ibu mereka. Tiga cewek tetanggaku ini pada usia yang mulai mekar dan segar yaitu , pertama Rika, sangat cantik, paling cantik diantara adik2nya, tubuhnya kecil langsing 160/42 , putih , 17 tahun jalan Kelas 3 SMA,

    Kedua Emi , kelas 1 SMA , wajahnya manis menyenangkan, 160/45, lebih berisi, putih, agak tomboy, rambut pendek,dan agak cuek, ketiga Mella baru kelas 2 SMP , 160/42 Body paling bagus diantara kakaknya, putih rambut panjang ikal, sangat murah senyum.

    Kisah ini saya fokuskan ke Rika, yang tertua dari 3 gadis ABG tetangga kiri rumahku itu, dirumah Rika berpakaian apa adanya, pakaian rumahanlah, kadang kaos , tank top , daster, celana pendek , seperti ABG jaman sekarang, sehingga kadang memperlihatkan putih mulus kulitnya

    Dari kaki sampai paha yang kecil , putih mulus, dengan sedikit bulu-bulu halus di setiap jengkal kulit kakinya dan tangannya, bulu2 ini yang membuat saya selalu mengkhayal dan penasaran ingin tahu lebih dalam isi dibalik bajunya, klo berangkat sekolah pagi selalu lewat depan rumah dan sengaja aku tunggu sambil pura2 bersihin motor atau nyapu

    Atau lain-lain ( namanya bujangan semua dilakukan sendiri ), dan Rika selalu tersenyum menyapa, hanya sebatas itu saja karena kami belum pernah resmi berkenalan. Pada suatu waktu, seperti biasa ketika berangkat sekolah lewat depan rumahku, tiba-tiba Rika datang menghampiriku, suatu kejadian yang diluar kebiasaan, hatiku mulai dag dig dug ada apa gerangan ini

    Sepertinya Rika juga berjalan ke arahku dengan agak ragu-ragu, “hai mas lagi ngapain ?” tanyanya ,

    “ lagi manasin motor” jawabku, aduh wajah cantik ini sekarang bener-bener bisa kunikmati dari dekat “ maaf mas, boleh Rika mintolong mas Andri “ katanya masih dengan nada ragu-ragu,

    “ mas Andri ada computer dirumah” lanjutnya , “ada” , jawabku,

    “I saya dapat tugas dari sekolah mas, boleh pinjam Komputer , untuk ngetik laporan, klo ke rental waktunya sedikit, dan ga boleh bapak klo pulang malam” celotehnya, weesss kesempatan nih, naluri buayaku mulai terusik,

    “ Ooo gitu boleh dik Rika , ntar malam ya, tunggu saya dari kantor ya paling abis magrib aku sudah datang” jawabku , “klo mo pake internet juga boleh” lanjutku, “bener mas!! Kebetulan saya juga harus cari data di internet mas” katanya,

    “ya udah ntar malam , ya , klo saya dah pulang maen aja kesini “ kemudian setelah pamit dia kembali jalan membelakangiku, oooo .. memang Rika gadis cantik, terus kuperhatikan , keliahatan lehernya kecil putih dan jenjang dan rambut halus, seharian di kantor aku membayangkan wajah cantik Rika, dan apa yang ntar malam terjadi, sambil menyusun rencana busuk.

    Akhirnya jam 18.30 saya sampai dirumah dan langsung mandi, sekitar jam 19.00 bel rumah berbunyi, hehehe ini saat yang ditunggu-tunggu, saya lansung keluar membuka pagar, anjriiiiiiiit ternyata betul si Rika , cantik banget, pakai span jean mini , dan baju merah muda dengan lengan pendek,

    Kulitnya yang putih mulus dihiasi dengan rambut haluss, suatu pemandangan yang luar biasa mempesona. “ malam mas” sapanya ,

    “malam dik Rika” balasku,

    “ sendirian aja, emi ma mella kemana ?” tanyaku,

    “ ada mas dirumah lagi belajar juga” jawabnya, “ oo gitu, ayo masuk, jangan sungkan-sungkan, laptopnya sudah mas nyalahin kok” kataku mempersilahkan. Kemudian Rika langsung menuju laptopku yang sudah aku nyalain.

    Aku segera ke dalem ambil minuman dan makanan kecil yang sudah aku siapin kebetulan aku tadi sempat mampir di mini market, tidak lupa aku tuangkan sebungkus bubuk perangsang yang beberapa hari kemarin aku pesen lewat toko sex online dr Surabaya 75 rb.

    4 bungkus, “ kok repot2 mas”katanya, “ga kebetulan ada kok” jawabku , “ dilanjut ya dik, saya nonton TV “ kataku , aku langsung nyalahin TV dan nonton ga jauh dari dia, sambil nonton sekali-sekali aku lirik dia, sambil kepalaku geleng2, “ hm, emang cantik cewek ini, pahanya mulus bener, dalemannya gimana ya” kata bathinku, aku terus nonton TV dan sempat kuliat dia minum jus jambu yang telah kusediakan, ntar lagi kena nih.

    Sekitar 10 menit kemudian “mas!” “ ya Rika ada apa?” jawabku, “ boleh buka internet?” tanyanya, “ silakan aja , tau caranya kan” jawabku , “ya mas” jawabnya. Kebetulan komputerku sudah aku set , begitu masuk internet explorer langsung masuk web site xxx ( forum tetangga) yang isinya foto2 bugil dan cerita seru juga, aku lirik dia ternyata dia masih buka situ situ ga browsing yang lain

    Kulihat mukanya sudah bersemu merah, mungkin obat perangsang yang aku berikan juga sudah mulai bekerja. “mas “ tiba2 dia memanggil, “ ada apa Rika “ aku lansung berdiri dan mendekatinya.” Cara buka ini gimana?” katanya, rupanya dia mo buka cerita seru yang judulnya” bercinta dengan ABG “ , padahal klo mo niat buka tinggal klik ..aja ga usah panggil aku, hmmm.

    Pasti dah horny nih anak, kemudian aku langsung pegang mouse sementara tangannya masih diatasnya, sambil kugenggam tangannya, dia diam aja, tercium wangi rambutnya, dan paha atasnya terlihat putih mulus karena aku sambil jongkok dibelakangnya, tinggal klik aja dik kataku sambil mengarahkan kursor, “rambutmu wangi sekali dik “ kataku ga sadar “ ah mas bisa aja “ jawabnya.

    “ mas sering liat gambar dan cerita seperti ini ya” tanya , “ iya dik, mas kan masih sendiri, kesepian tiap malam, jadi ya buat hiburan aja” , “ memang mas belum pernah melakukan” tanyanya, waaah anak ini tanyanya sudah mulai menjurus K***lku kurasa tambah besar.

    “ ya pernah sih dulu ma pacar, tapi sekarang dah putus” jawabku,

    “ mang sampai ngapain aja, ML juga kah”tanyanya.

    “ iyalah “ jawabku, “

    dik Rika sudah punya pacar?” tanyaku,

    “sudah mas, teman satu sekolah ” jawabnya,

    “ dah ngapain aja” tanyaku, “ cium-cium biasa aja mas, trus pacarku meremas tetekku, itu aja “ jawabnya ,

    “ enak ga? “ tanyaku “

    enak juga mas” jawanya,

    “belum pernah lebih, kayak pegang k****l atau punyamu diisep “ tanyaku ,

    “belum mas, emang enak gitu”katanya,

    “ ya enaklah mo coba?” tanyaku iseng, dia tersenyum dan kemudian diam aja, wah aku bingung nih apa maksud senyumnya mau apa tidak ya, kulihat nafasnya aga memburu, dan duduknya gelisah sambil matanya tetap menatap laptopku

    Setelah diam sejenak aku yang masih berada dibelakangnya memberanikan diri , menciumi rambutnya, dia diam saja, truss kea rah tengkuknya , Rika tetep diam aja, nafasnya tambah memburu dan k*****lku sudah semakin besar, aku coba tempelkan burungku di punngungnya sambil terus mencium rambut dan tengkuknya.

    “dik” kamu cantik sekali, bolehkah mas menciumu, mas dah ga tahan” bisikku di deket telinganya, dia diam aja terus tanganku segera turun meraba pahanya yang putih mulus dan berbulu, kuraba-raba terus , akhirnya dia ga tahan dan membalikkan badan segera mencium bibirku,

    “ mas aku juga pingin” katanya, terus kami berciuman bibir sampai lidah…lama sekali sambil tanganku meraba pahanya dan punggungnya, teteknya yang kecil terasa menempel di di dadaku begitu pula K*****lku menempel di perutnya.

    “ dik pindah ke sofa yuk” bisikku , tanpa menunggu jawaban kutuntun dia ke sofa sambil terus berciuman, gila… enak sekali ABG ini, ciumannya sudah professional banget, dudukkan di sofa dan kemudian kubaringkan, tanganku sudah mulai bergerilya dia atas dadanya yang masih tertutup bajunya,

    “ sayang dibuka dikit ya bajunya” bisikku, dia diam saja, berarti ya nih, sambil terus berciuman, tanganku membuka baju atasnya sekaligus kait bh, kumasukkan tanganku ke teteknya dan kuremas pelan-pelan , dia menggelinjang menahan kenikmatan

    Kubuka sedikit lagi, dan terlihat bukit kecil yang sangat indah, tetek putih, dengan punting yang merah jambu , masih sangat kenyal sekali, tanpa kusadari tangannya telah mengelus-elus K*****lku , aku semakin semangat mengulum bibir daan lidahnya terus aku geser ke lehernya, leher jenjang yang putih, kukecup berkali-kali, dia mulai bersuara

    “ oooh…oooh..geli mas…enakk” aku tak perduli langsung aku pindah ke dadanya , kukulum putingnya dan kupijat-pijat sekitar putingnya dengan lidahku , nafasnya semakin memburu, dan tangannya mulai membuka kancing celanaku.

    Akhirnya tersembulah batang torpedoku yang besar, dia terus mengelus-elus dengan tangannya yang kecil mungil, kubuka seluruh baju atasnya sehingga dia Topless, badannya bagus sekali, putih kecil , tangannya yang kecil panjang ditumbuhi rambut halus

    Terus ku kulum dan kupijat teteknya kanan dan kiri bergantian, kepalanya semakin mendongak menahan nikmat, dan tangannya melepas torpedoku dan menjambak rambutku dan semakin menekan kepalaku kedadanya.

    “ dik mo isap Burungku ga” bisikku , “ ga tau caranya mas” jawabnya,

    “ biasa aja, anggap saja makan eskrim jilat dan kulum, tapi jangan sampai kena gigi” kataku,

    “ kucoba yam as” jawabnya kemudian segera dia melorot, tanganya yang mungil memegang pangkal torpedoku sambil dipijat, lidahnya mulai menjilat-jilat kepala torpedoku,

    “ ooouuuch dik enak sekali” aku mulai meracau, “ kulum dik “ pintaku dia mulai memasukkan torpedoku ke mulutnya yang kecil dan merah., hampir tidak muat torpedoku, dan mulai mengocok, memaju mundurkan kepalanya” enaaaaak dik ..terus…” aku semakin meracau, tangannya masih memijit buah pelirku, sementara tanganku mencari teteknya dan kuremas pelan-pelan.

    Setelah sekitar 10 menit terasa cairan didalam torpedoku sudah mendesak pingin keluar, dengan kenikmatan yang luar biasa kusemprotkan cairan sperma itu dimulutnya. “ Uaaaaaaaah …uaaaaaaah.enaaaak dik !!!” Beberapa kali kusemprot mulutnya, kemudian aku duduk di sofa dengan lemas, dia memutahkan kembali sperma yang kusemprotkan tadi di asbak ,

    “ enak sekali dik sedotannmu , kamu cepat belajar” ,

    “iya mas aku juga enaak”,

    “ terimah kasih ya dik, mas puas banget hari ini”

    “ sama-sama mas” jawabnya , sambil memakai BH dan baju atasnya kembali.

    “ dik mas boleh minta lagi kapan2 , mas janji mas akan puaskan adik “ kataku,

    “ boleh mas, besok malam saya kesini lagi, tugas jg belum selesai, ya udah mas dah malem, met ketemu besok” pamitnya.

    Semalaman saya tidak bisa tidur, gambaran kejadian tadi terus menari-nari diatas pembaringanku, berutung sekali aku kontrak rumah disini, bisa mendapatkan gadis ABG secantik dia, besok malam janji datang lagi

    Tak sabar aku menantikan malam berikutnya, pagi menjelang sang surya mulai menampakkan kekuasaannya terhadap dunia, seperti biasa aku bersiap ke kantor, sambil menunggu Rika lewat, tidak lama berselang Rika sudah kelihatan berjalan

    Dengan baju seragam sekolahnya putih abu-abu, seragam putih atas agak ketat sedangkan rok abu-abu bawahnya panjang, masih keliahatan sangat cantik dan segar.

    “pagi mas “ sapanya ,

    “ pagi dik, eh bisa tidur ga semalem” tanyaku, dia tersenyum “ jam 12.00 baru bisa tidur” jawabnya, “

    ntar malem jadi kesini lagi” tanyaku,

    “ yam as ngelanjutan tugas kemarin yang belum kelar” katanya, “ tugas apa tugas.” Candaku, dia tersenyum dan berlalu dari hadapanku.

    Kemudian pak edi bapak Rika lewat “ dik andri terima kasih lo , Rika sudah dibantu ngerjain tugas” katanya,

    “ iya, pak sama –sama, tidak masalah kapan aja nanti saya bantu, mo kemana pak” jawabku sekaligus bertanya, “ ini mo bayar tagihan listrik” katanya, “ooo hati2 pak” kataku, kemudian pak edi segera berlalu.

    Hari itu dikantor aku sudah tidak kosentrasi bekerja, membayangkan apa yang terjadi nanti malam, setelah merapikan meja jam 16.30 aku segera pulang perjalanan dari kantor kerumah 1 jam, 17.30 dah nyampe rumah dan segera mandi, terus aku nyalahin laptop, dan nonton TV.

    Sekitar jam 19.00 bel berbunyi” inilah saat2 yang ditunggu-tunggu “ kata bathinku, segera ku buka pintu pagar dan kembali aku terpaku., Rika ternyata berpakaian yang lebih sexy lagi malam ini, dia pake kaos ketat tanpa lengan merah, dan celana pendek merah pula, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus, tiap ketemu kayaknya tambah cantik aja hehehe,

    “ oee.. kenapa diam mas, aku ga disuruh masuk” katanya menyadarkan lamunanku, “ ooo iya-iya silahkan masuk, sorry kamu cantik sekali sih maam ini” kataku setelah melewati aku , kulirik dadanya, wah kelihatannya dia ga pake BH, sudah persiapan nih, aku juga hanya berpakaian kaos oblong, dan celana pendek kolor aja.

    “ langsung aja dik tugasnya dikerjain, bentar aku ambilin minum” kataku, kali ini udah ga pake obat perangsang lagi.kulihat dia sudah mulai ngerjain tugasnya, tidak lama kemudian dia sudah buka internet, aku diam saja sambil sekali-sekali melirik pahanya yang mulus sambil nonton TV

    Setelah beberapa lama sudah ga tahan rasanya segera aku dekati dia, dan kuserbu bibirnya dengan agak kasar, tapi ternyata responnya sangat positif, dia juga membalas serbuanku dengan semangat 45 , ternyata dari tadi Rika juga sudah horny

    Tanpa piker panjang kulepas kaosnya dan memang benar Rika memang tidak memakai BH, aku ga peduli kulepas juga kaosku, dan langsung aku kulum, teteknya, kupijat-pijat dengan lidahku bergantian “mmmas ouhhh..ouhhh “ dia mulai meracau, tanganku mulai kuselipkan ke celana pendeknya , dan ku setuh memeknya,

    Ternyata sudah basah dengan cairan kewanitaannya, terus kumainkan jari tanganku di sekitar memeknya tanpa membuka celananya, dan dia sendiri melakukan hal yang sama terhadap torpedoku, di remas-remas torpedoku yang telah membesar , yang besarnya hampir sama dengan pergelangan tangannya,

    “ mas besar sekali punya mas” katanya , “ iya dik , itu yang akan muasin adik nanti” kataku, sambil terus mengulum putingnya yang sudah sangat mengeras dan kenyal. Kunikmati keindahan ini sepenuh hatiku, kemudian aku bopong dia ke sofa, dan kulorot celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, wauwww benar-benar pemandangan yang sangat indah,

    Memeknya kecil, ditumbuhi rambut yang jarang, anehnya biarpun dig a begitu gemuk , tapi memeknya menggunung sangat bagus, terlihat hanya belahan dua daging yang ditempelkan, klitorisnya masih tersembunyi di dalam,

    Paha sampai kakinya sangat mulus putih, ramping dan bulunya yang bikin aku ga tahan, suatu keindahan yang alami, langsung aja kukulum kembali teteknya kuputer-puter dengan lidahku, segera kususuri tubuhnya dengan lidahku, kujilatin semua dari mulai kening, wajahnya, lehernya, tangannya, kembali kedada,

    Pelan-pelan turun ke perut kemudian ke pangkal pahanya, dia mulai meracau “ mmmmas enakk…masss enak..” kuteruskan aktivitasku pangkal pahanya kujilatin dan kuputer-puter, kemudian kesisi berikutnya terus turun perlahan sampai ujung kakinya ,

    Pindah ke jari kaki satunya teruss naik lagi ke arah pangkal pahanya, dia semakin meracau, kubuka liang Vaginanya dan dominasi warna merah muda terlihat didepanku, segera kujilat dan kusedot belahan vaginanya,

    Rika semakin menggelinjang sambil mengangkat-angkat pahanya , kusapu terus lidahku di sekitar vaginanya, kemudian ku sedot dan kucucup klitorisnya, dia mengangkat pinggulnya lama dan kedua tangannya menekan kepalaku semakin dalam, kutusuk-tusuk bagian tengahnya dengan lidah ,

    Dia semakin meracau dan cairan kenikmatan semakin mengalir dari sela-selanya, hmmmmm… nikmati sekali cairan perawan….” Ouhhhhh ahhhhhh. Ouuuuuh aaahhhh “ hanya itu yang terdengar dari bibir mungilnya, setelah sekitar 15 menit aku sudah tidak tahan,

    Kuposisikan badannya di sofa, punggungnya aku ganjal dengan bantal sofa yang ada, kemudian kuarahkan kepala torpedoku, dia segera meraih torpedoku dan digesek-gesekkan ke bagian tengah vaginanya., ouuuuh nikmat mas…. Massukkkkkan mas, kembali dia meracau, shhettttt aku ga perduli keperawananku mas….yang penting enaaaakkkkk ouch.

    Tangannya segera mencengkram pinggiran kursi, dan torpedoku mulai kutekan perlahan –lahan tarik ulur, agar lubang yang siap ditembus agak membesar , mengingat memeknya yang kecil dan imut, terus dengan perlahan-lahan kutarik ulur torpedoku,

    Cairan kewanitaan semakin deras dan permukaan semakin licin, ini saatnya kulesatkan torpedoku, kutekan keras torpedoku dengan sekali hentakan, “ ouuuuuuuch..mas sakit” teriaknya ketika torpedoku sudah masuk di liangnya, sengaja aku lakukan sekali hentakan biar sakitnya tidak terlalu,

    “ sabar sayang…. Nanti juga ga sakit..tahan ya” bisikku, kudiamkan torpedoku beberapa saat, kemudian perlahan kutarik dan kutekan lagi.. masih sangat peret, torpedoku terasa diremes-remes , apalagi ketika ku tekan ,

    Pinggul Rika juga ikut menegang dan terangkat, sehingga jepitannya semakin terasa di torpedoku, terus ku genjot dia.semakin lama semakin cepat “ dia semakin merintih kenikmatan sekaligus sakit jadi satu, tapi lama-lama yang bunyi hanya rintihan kenikmatan..

    ” uahhh— ssssssshhhh ……aaaaahhh ssssshh enak massssssss” itu yang terdengar berkali-kali, kemudian aku atur dia posisi doggie style …… ouuuuh Rika semakin meracau karena panetrasi torpedoku semakin dalam sampai mentok… masssss……masssss……. ga kuat enakkknya mas, setelah doggie 10 menit, kuajak dia main WOT agar dia bisa mengatur sendiri ritmenya , masih belum mahir tapi rasanya sangat nikmatttt….

    Dia mulai mengenjot….kepalanya terlempar kekanan kekiri-depan belakang…….” Massss aku dah ga tahannnn jeritnya…. Rupanya dia akan orgasme duluan sementara aku masih belummm….. “ lepaskan …dik… ga papa…lepaskan… “ kataku,

    Rika bener-bener sudah ga bisa nahan dengan jeritan panjang “ massssssssssssssssssss ahhhhhhhhh” akhirnya dia orgasme dan ambruk tubuhnya didadaku, karena aku belum orgasme maka kubalik tubunya kembali aku melakukan dengan posisi konvensional, karena hanya dengan posisi ini aku bisa orgasme,..

    aku genjot kembali torpedoku tanpa ada perlawanan lagi dari dia, kupuaskan sendiri nafsuku dan dia hanya passsrah baru 5 menit , aku sudah ga bisa menahan cairan magmaku dan”

    ahhhhhhhhhhhhh….ahhhhhhhhhhhhh hh….ahhhhhhhhh “ seiring teriakanku kusemprotkan maniku di dalam vaginanya, setelah itu segera kusuruh dia bangun dan mencuci vaginanya dengan air dingin, semua yang terjadi sangat nikmat sekali, ga bisa terlukiskan dengan kata-kata, setelah berpakaian , “ dik maafkan mas andri

    Telah mengambil keperawanannmu” kataku, “ ga papa mas, sama-sama enakkkk kok, aku ga menyesal kok” katanya tanpa penyesalan, kasihan juga aku sama Rika, gadis secantik dia..sudah jadi korban nafsu bejat, tapi dia suka. Setelah bersih –bersih Rika pamit pulang.

    Sejak kejadian, itu hampir 2 kali seminggu aku bercinta dengan Rika , sampai sekitar setahun, aku menikah, Rika sendiri melanjutkan petualangan bercintanya, sambil sesekali aku nminta jatah darinya klo istriku sedang kerja, 2 tahun kemudian saya pindah rumah, karena sekarang saya sudah memiliki rumah sendiri di jaktim, sejak itu kontak dengan Rika terputus, dan kabar terakhir dia sudah menjadi ayam kampus dengan tarif yang tinggi , tentu tanpa sepengetahuan Orang tuanya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kamu Jadi Pemuasku

    Cerita Sex Kamu Jadi Pemuasku


    1386 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kamu Jadi PemuaskuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku seorang wanita yang berumur 40 tahun dan telah bersuami banyak orang bilang aku orangnya cantik, kulit putih postur tubuhku terawat karena aku sering nggym, dengan tinggi badanku 168 cm sepasang payudara yang berukuran lumayan 34 nampak padat dan bulat serta bokongku yang montok dan kencang, kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4.

    Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Tiyo pertama kali terjadi.

    Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami. Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku.

    Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan.

    Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Tiyo.

    Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Tiyo berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya.

    Pada awalnya hubungan kami biasa-biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Tiyo selalu bersikap baik padaku. Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab.

    Bahkan aku sering meminta Tiyo membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Tiyo sangat pandai memancing.

    Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Tiyo datang menghampiriku.

    ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Tiyo sopan.

    ” Ya ada apa Tiyo? ” Jawabku.

    ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Tiyo bertanya lagi.

    ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa.

    Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya.

    ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba.

    ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau.

    ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi.

    ” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata.

    ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Tiyo lagi.

    Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus.

    Aku langsung tahu, Tiyo tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Tiyo sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar.

    Untuk beberapa lama, Tiyo masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Tiyo. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Tiyo hingga ia terjengkang kebelakang.

    ” Tiyo seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku.

    ” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku.

    Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Tiyo konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu.

    Tentu itu dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Tiyo itu.

    Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Tiyo, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Tiyo.

    Hingga pada hari terakhir prakteknya, Tiyo mengajakku jalan-jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Tiyo terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.

    Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Tiyo akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Tiyo bersama pacarnya.

    Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Tiyo. Berempat kami jalan-jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku.

    Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Tiyo dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Tiyo tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja.

    Tiyo menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi Tiyo melarangku.

    ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed-nya ada dua ” Ujarnya.

    Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Tiyo. Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati.

    Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Tiyo dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Tiyo dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg-degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu.

    Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Tiyo diam terpaku.

    Tiba-tiba Tiyo menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Tiyo yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Tiyo menempel kebibirku hingga beberapa saat.

    Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Tiyo melumat mulutku. Lidah Tiyo menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding.

    Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada Tiyo supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku.

    ” Tiyo, jangan Tiyo, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata.

    Tiyo memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya.

    ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Tiyo yang terdengar seperti desahan.

    Setelah itu Tiyo kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku.


    Harus kuakui, Tiyo sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini.

    Tiyo sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.

    Setelah itu tiba-tiba tangan Tiyo yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Tiyo. Secara refleks aku masih coba berontak.

    ” Cukup Tiyo! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya.

    ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Tiyo Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Tiyo dengan napas memburu.

    Seperti tidak perduli dengan protesku, Tiyo yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH-ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh Tiyo yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat.

    Kini, dipelukan Tiyo, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Tiyo memegangi lenganku dan merentangkannya.

    Setelah itu Tiyo mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Tiyo melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini.

    Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Tiyo menjilat dan melumat puting susuku.

    ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Tiyo terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak.

    Kemudian Tiyo juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Tiyo melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Tiyo, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku.

    Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Tiyo. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Tiyo berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya.

    ” Tiyo, untuk yang satu ini jangan Tiyo. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup.

    ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Tiyo masih dengan terbata-bata dan wajah yang memelas.

    Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Tiyo kembali menggarap tubuhku. Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku.

    Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah.

    Tiba-tiba Tiyo beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh.

    Aku melihat tubuh Tiyo yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja.

    Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Tiyo. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung.

    Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Tiyo memiliki penis sebesar dan sepanjang ini. Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran.

    Kini tubuh telanjang Tiyo mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Tiyo menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku.

    Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini.

    Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Tiyo nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku

    Sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya.

    ” Tiyo, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku.

    Tetapi lagi-lagi Tiyo tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Tiyo yang masih terengah-engah di selangkanganku. Kini aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi.

    Ketika kenikmatan birahi benar-benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Tiyo melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok-ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut.

    ” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Tiyo denagn manja.

    ” Ibu nggak bisa Tiyo, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu.

    ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku.

    Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Tiyo. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku.

    ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Tiyo.

    Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Tiyo jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Tiyo jauh lebih muda.

    ” Diapakan nih Tiyo..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Tiyo.

    ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Tiyo dengan lembut.

    Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Tiyo. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Tiyo yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya.

    Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Tiyo cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Tiyo yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.

    Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat. Tiba-tiba ia memutar tubuhnya

    Sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Tiyo kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Tiyo dengan tanganku.

    Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Tiyo beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Tiyo yang tinggi besar mulai menindihku.

    Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku.

    Tiyo kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Tiyo. Tiyo terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

    Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Tiyo. Dalam posisi itu tiba-tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku.

    Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Tiyo. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Tiyo nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku. Tentu saja aku tersentak.

    ” Tiyo.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.

    Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku.

    ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Tiyo juga dengan napas yang terengah-engah.

    Kemudian Tiyo kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Tiyo memang berukuran super besar, Tiyo sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku.

    Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Tiyo berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walaupun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara.

    Seperti janji Tiyo, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Tiyo itu luar biasa nikmatnya.

    Tiyo terus menerus mamaju-mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan.

    ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Tiyo tersengal-sengal.

    ” Oohh.. teeruuss.. Tiyoa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal.

    Entah bagaimana awal mulanya, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Tiyo yang sangat-sangat besar itu.

    “Lohh..? Tiyoa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku.

    ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan.

    Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Tiyo, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit.

    Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Tiyo semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.

    Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Tiyo dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Tiyo. Semakin lama, genjotan Tiyo semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Tiyo yang terus memompa selangkanganku.

    ” Teerruss NTiyoa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang.

    Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini.

    Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Tiyo benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini.

    Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Tiyo. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Tiyo dan kupeluk erat-erat.

    ” NTiyoa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Tiyo semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku.

    Saat itu tubuhku semakin meronta-ronta dibawah dekapan Tiyo yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.

    ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ”
    Desah Tiyo.

    ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. NTiyoa..! ” Jawabku.

    Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Tiyo, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Tiyo dapat menancap sedalam-dalamnya.

    Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Tiyo juga menghentikan genjotannya.

    ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku.

    Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Tiyo yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku.

    Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Tiyo jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan.

    Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Tiyo memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Tiyo terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Tiyo.

    Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Tiyo. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira.

    Tiyo semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.

    Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Tiyo. Maka aku balik membalas ciuman Tiyo, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Tiyo yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku.

    ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Tiyo.

    ” Eehh..” Hanya itu jawabku.

    Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama.

    Tiba-tiba Tiyo bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Tiyo dibawah.

    ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Tiyo.

    Dengan posisi tubuh diatas Tiyo, pantatku kuputar-putar, maju-mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Tiyo yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Tiyo. Tiyo yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan.

    ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Tiyo sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku.

    Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Tiyo, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam-hunjamkan vaginaku kebatang penis Tiyo. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Tiyo. Aku juga semakin liart membalas ciuman Tiyo.

    ” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah.

    Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Tiyo langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Tiyo yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku.

    Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku. Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Tiyo kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu.

    ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah Tiyo.

    Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras.

    ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Tiyoa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar-gelepar dalam tindihan tubuh Tiyo.

    Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Tiyo mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat.

    ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi.

    Melihat Tiyo yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Tiyo terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Tiyo memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Tiyo.

    Gila, sperma Tiyo luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Tiyo belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

    Untuk beberapa saat Tiyo masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Tiyo. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku.

    ” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Tiyo denagn lirih.

    Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.

    ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Tiyo disertai ketoak pada pintu.

    Denagn masih tetap diam, aku dan Tiyo segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar. Tanpa kata-kata pula Tiyo mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka.

    ” Hayo Tiyo, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Tiyo.

    ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Tiyo cuma tersenyum.

    Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Tiyo. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan Tiyo.

    Aku selalu terbayang keperkasaan Tiyo diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih.

    Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Tiyo. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Tiyo yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya. Saat menulis cerita ini pun beberapa kali harus terhenti karena Tiyo dan aku sudah sangat terangsang.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Melampiaskan Birahi Nafsunya

    Cerita Sex Melampiaskan Birahi Nafsunya


    1295 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Melampiaskan Birahi NafsunyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Tubuh yang idel dan seksinya itu sering menjadi pelecehan seks karena tak kuat oleh kemolekan tubuhnya, tubuh tanteku ini selalu mengundang mata untuk melihatnya dan ingin merasakan kenikmatan tubuh mulusnya, dan cerita kali ini dimana tubuh tante ini menjadi korban pemerkosaan oleh pemuda yang ingin melampiaskan birahi nafsunya.

    Kejadian ini terjadi sekitar sebulan yang lalu. Saya berumur 23 tahun baru lulus dari salah satu universitas ternama di Jakarta. Dan saya berasal dari keluarga baikbaik. Kejadian ini dimulai ketika saya menginap di rumah om saya di daerah Bogor.

    Om saya telah menikah dan memiliki 2 anak lelaki yang lucu (umur 3 dan 5 tahun), serta memiliki istri yang cukup cantik (menurut saya) umurnya sekitar 27 tahun. Awal kejadiannya adalah pada hari sabtu malam saya mendengar pertengkaran di rumah tersebut, yang tidak lain adalah om saya dengan tante saya.

    Ternyata penyakit gatel om saya kambuh lagi yaitu sering pergi ke diskotik bersama temannya. Hal tersebut sangat menyakitkan tante saya, karena di sana om saya akan mabukmabukan dan terkadang pulangnya bisa pada hari Minggu malam. Entahlah apa yang dilakukan di sana bersama temantemannya.

    Dan pada saat itu hanya aku bertiga saja di rumah: saya, Om Pram dan Tante Sis. Brak…… suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget, dan om saya dengan marahmarah berjalan keluar kamar.

    Dari dalam kamar terdengar tante saya berteriak, “Nggak usah pulang sekalian, cepet ceraikan aku.” Dalam hatiku berkata, “… Wah ribut lagi….” Om Pram langsung berjalan keluar rumah, menstarter mobil BMWnya dan pergi entah ke mana.

    Di dalam kamar, aku mendengar Tante Sis menangis. Aku mau masuk ke dalam tapi takut kena damprat olehnya (kesalahan Om Pram dilimpahkan kepadaku). Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apaapa terhadap Tante Sis. Maksudku akibat kecewa sama Om Pram dia langsung bunuh diri.

    Pelanpelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelanpelan sambil menghindari pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Sis. Kuhampiri dia dan dengan pelan.

    Aku bertanya, “Kenapa Tan? Om kambuh lagi?” Dia tidak menjawab, hanya diam saja dan sesekali terdengar isak tangisnya. Cukup lama aku berdiri dibelakangnya. Pada waktu itu aku hanya memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Sis mengenakan baju tidur yang cukup menggiurkan. Pada saat itu aku belum berpikiran macammacam.

    Aku hanya berkesimpulan mungkin Tante Sis mengajak Om Pram, berdua saja di rumah, karena anakanak mereka sedang pergi menginap di rumah adik Tante Sis. Dan mungkin juga Tante Sis mengajak Om bercinta (karena baju yang dikenakan cukup menggiurkan, daster tipis, dengan warna pink dan panjang sekitar 15 cm di atas lutut).

    Tetapi Om Pram tidak mau, dia lebih mementingkan temantemannya dari pada Tante Sis. Tibatiba Tante Sis berkata, “..To, Om kamu kayaknya udah nggak sayang lagi sama Tante. Sekarang dia pergi bersama temantemannya ke Stardust di Jakarta, ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi.”

    Ketika Tante Sis berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kirakira berukuran 34). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster yang dikenakannya.

    Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku itu. Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Sis menanyakan sesuatu, aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya lebih dekat lagi). “Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!”

    “Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabukmabukan lagi dan main perempuan di sana.” Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan berkata, “Tenang aja Tan, Om nggak bakal macemmacem kok.” (tapi pikiranku sudah mulai macammacam).

    “Tapi Tante denger dia punya pacar di Jakarta, malahan Tante kemarin pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Sella.”

    “Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok.

    ”Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku sudah diatas paha Tante Sis karena tangan kiriku masih memegang tangannya.

    Perlahanlahan pahanya kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki.

    Tibatiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan berdiri dari duduknya, “ To, saya tantemu saya harap kamu jangan kurang ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante sekarang juga!” Dengan nada marah Tante Sis mengusirku.

    Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri dan meminta maaf, kepada Tante Sis karena kekurangajaranku. Aku berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku. Sambil berjalan aku berpikir, aku benarbenar terangsang dan tidak ingin menyianyiakan kesempatan ini.

    Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan biologisku kusalurkan lewat tanganku. Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Sis lagi. Dia hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggalsenggal (mungkin marah bercampur sedih menjadi satu).

    Aku membalikkan badan lagi dan di pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bodoh aku menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik menatap tanteku. Tante Sis cukup kaget melihat apa yang aku perbuat.

    Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang. “Mau apa kamu To?” tanyanya dengan gugup bercampur kaget. “Tante mungkin sekarang Om sedang bersenangsenang bersama pacar barunya, lebih baik kita juga bersenangsenang di sini, saya akan memuaskan Tante”.

    Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia merontaronta, tetapi karena postur tubuhku lebih besar (tinggiku 182 cm dan beratku 75 kg, sedangkan Tante Sis memiliki tinggi tubuh sekitar 165 cm dan berat kurang lebih 50 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang, lalu menindihnya.

    “Lepasin Tante, Dito,” suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas. Ternyata Tante Sis tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian atas hingga payudaranya terpampang di depanku.

    Dengan bernafsu aku langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih merontaronta, dengan tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati seluruh tubuhnya terutama payudaranya, cukup harum tubuh tanteku.

    Akibat rontaannya aku mengalami kesulitan untuk membuka pakaianku, tapi pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Sis sudah mulai terangsang walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).

    Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang kewanitaannya. “To, jangan To, aku Tantemu tolong lepasin To, ampun, Tante minta ampun ..”.

    Aku sudah tidak peduli lagi rengekannya. Ketika lubang senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.

    “Auuhhh, sakit To, aduh.. Tante minta ampun, .. tolong To jangan.. lepasin Tante To..” Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan, tetapi senjataku sudah di dalam,

    “Maaf Tante, saya sudah tidak tahan dan punyaku sudah masuk ke dalam, saya akan berusaha membuat Tante menikmatinya, tolong Tante sekali ini saja, biarkan saya menyelesaikannya,” bisikku ke telinganya. Tante Sis hanya diam saja.

    Dan tidak berkata apaapa. Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun, dan Tante Sis sudah tidak meronta lagi. Dia hanya diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar.

    Kucium keningnya dan bibirnya, sambil membisikkan, “Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi, biar Dito yang menyayangi Tante.

    ” Tante Sis hanya diam saja, dan kurasakan pinggulnya pun ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.

    Kirakira 10 menit aku merasakan liang kewanitaan tanteku semakin basah dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuatkuat (mungkin dia sudah orgasme), dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan spermaku di dalam liang senggamanya.

    Setelah pemerkosaan itu kami hanya diam saja. Tidak berkata apa, hanya diam. Aku sendiri harus ngapain. Tanteku kembali menitikkan air matanya. Dan aku pamit kepadanya, untuk keluar kamarnya, aku terus merenung, mengapa bisa begini. Itulah kisahku.

    Sejak kejadian itu hubunganku dengan tanteku menjadi renggang. Aku bingung dengan apa yang harus kulakukan. Sudah sebulan aku tidak lagi ke Bogor, karena ada perasaan malu. Tetapi Tante Sis tidak menceritakan kepada siapapun kejadian ini, dan kadang jika malam aku tidur, selalu terbayang kejadian waktu itu. Ingin rasanya aku melakukan kembali tetapi aku takut. Maaf aku tidak menceritakannya secara vulgar, karena hal ini terjadi begitu saja.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Akang Cinta Kamu

    Cerita Sex Akang Cinta Kamu


    1215 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Akang Cinta KamuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku berstatus mahasiswasekarang berumur 21 tahun saat kemrin libur semesteran aku pulang ke kampung halamanku di garut, karena boring gak tau acaranya apa di rumah untuk mengatasi kejenuhan aku putuskan untuk jalan jalan ke kota kecil ini dan masuk ke mall tak sengaja setelah berputar putar aku melihat gadis yang cantik yang alami.

    Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ani, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih.

    Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran.

    Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras.

    Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ani dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada sesuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.

    “Lho, ada apa Kang?”, tanya Ani.

    “Ah, nggak ada apa-apa!”, jawabku.

    “Kok melihat Ani terus?”, tanyanya lagi.

    “Ngak kok!”, jawabku.

    “Kamu cantik, An”.

    “Ah Akang!”, katanya lagi dengan tersipu.

    Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai.

    Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.

    “Kang, bener Akang cinta ama saya?”, tanyanya lagi.

    “Bener, Akang cinta ama kamu!”, jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.

    Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.

    Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ani mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur.

    Mata Ani merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu.

    Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, “Cret…, cret…, cret”. Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan erat dan kamipun terbaring kelelahan.

    Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mesum Tidur Bareng Pacar Cantik Di Kost

    Mesum Tidur Bareng Pacar Cantik Di Kost


    1777 views

    Cerita Sex ini berjudulMesum Tidur Bareng Pacar Cantik Di KostCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perkenalkan namaku Ryan dan usiaku 22 tahun, tercatat sebagai mahasiswa sebuah PTS di Bandung. Cerita nakal yang akan kuceritakan ini terjadi tiga tahun yang lalu. Sudah lama memang, tapi aku selalu teringat-ingat pengalaman seks tersebut dan tak akan pernah aku melupakan satu nama seorang mahasiswi bernama Cindy.

    Walau hingga sekarang pun akan selalu kukenang saat-saat indah bersamanya. Pertemanan akrabku dengan Cindy karena ia adalah cucu dari ibu kostku. Cindy lebih tua 2 tahun dan dia anak Surabaya, sedang kuliah di Bandung hanya beda kampus denganku. Yang aku tahu, kedua orangtuanya sudah pisah ranjang selama dua tahun (tapi tidak bercerai) dan Cindy ikut tinggal bersama neneknya (ibu kostku) ketika ia masuk kuliah.

    Mungkin terlalu panjang kalo kuceritakan bagaimana prosesnya hingga kami berpacaran. Aku beruntung punya cewek seperti dia yang wajahnya sangat cantik (pernah dia ditawarin untuk menjadi model), segala yang diidamkan pria melekat pada dia.

    Kulitnya yang putih, hidung bangir, matanya yang indah dan bening, rambut ikal serta tubuhnya yang sexy padat.. Aku juga nggak tahu kenapa ibu kost menerimaku untuk nge-kost dirumahnya padahal yang kost di rumahnya adalah cewek semua. Mungkin karena ngeliat tampangku seperti orang baik-baik kali ya (hehehe)…

    Pada awal kami berpacaran, Cindy termasuk pelit untuk urusan mesra-mesraan. Jangankan untuk berciuman, minta pegang tangannya saja susahnya minta ampun, ga terbayang deh untuk bisa ngentot dia hehehe… ! Padahal aku termasuk orang yang hypersex, dan aku sering kali melakukan onani untuk melampiaskan nafsu seksku, hingga sekarang. Aku bisa melakukan onani sampai tiga kali sehari.

    Setiap kali fantasi dan gairah seksku datang, pasti kulakukan kebiasaan jelekku itu. Entah dikamar mandi menggunakan sabun, sambil nonton VCD porno dan seringnya sambil tiduran telungkup di atas kasur sambil kugesek-gesekkan penisku.

    Aku merasakan nikmat setiap orgasme onani. Back to story, sejak aku dan Cindy resmi jadian, baru dua minggu kemudian dia mau kucium pipinya. Itu pun setelah melalui perdebatan yang panjang, akhirnya ia mau juga kucium pipinya yang mulus itu, dan aku selalu ingin merasakan dan mengecup lagi sejak saat itu.

    Hingga pada suatu malam, ketika waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh, aku, Cindy dan Desi (anak kost yang lain) masih asyik menonton TV di ruang tengah. Sementara ibu kostku serta 3 anak kost yang lain sudah pergi tidur. Kami bertiga duduk diatas permadani yang terhampar di ruang tengah.

    Desi duduk di depan sementara aku dan Cindy duduk agak jauh dibelakangnya. Lampu neon yang menyinari ruangan selalu kami matikan kalau sedang menonton TV. Biar tidak silau kena mata maksudnya. Atau mungkin juga demi menghemat listrik.

    Yang jelas, cahaya dari TV agak begitu samar dan remang-remang. Desi masih asyik menonton dan Cindy yang disampingku saat itu hanya mengenakan kaos ketat dan rok mini matanya masih konsen menonton film tersebut. Sesekali saat pandangan Desi tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Cindy.

    Entah Cindy terlalu memperhatikan film hingga tangannya tidak menepis saat tanganku memeluk tubuhnya yang padat. Dia malah memegang rambutku, dan membiarkan kepalaku bersandar di pundaknya. Terkadang kalo pas iklan, Cindy pura-pura menepiskan tanganku agar perbuatanku tidak dilihat Desi. Dan saat film diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali. “I love you, honey….” Bisikku di telinganya.

    Cindy menoleh ke arahku dan tanpa sepengetahuan Desi, ia mendaratkan ciumannya ke pipiku. Oh my God, baru pertama kali aku dicium seorang cewek, tanpa aku minta pula. Situasi seperti ini tiba-tiba membuat pikiranku jadi ngeres apalagi saat Cindy meremas tanganku yang saat itu masih melingkar di pinggangnya, dan matanya yang sayu sekilas menoleh ke arah Desi yang masih nongkrong di depan TV. Aman, pikirku.

    Apalagi ditambah ruangan yang hanya mengandalkan dari cahaya Tv, maka sesekali tanganku meremas payudara Cindy. Cindy menggelinjang, sesekali menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, hingga saat tangan kiriku masuk ke dalam daster bagian bawah yang agak terbuka dari tadi, sama sekali tidak diketahui Desi. cerita nakal.

    Mungkin ia konsen dengan film, atau mungkin juga ia sudah ngantuk karena kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti orang ketiduran. Ciumanku kini sedikit menggelora, menelusuri leher Cindy yang putih mulus sementara tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan vagina Cindy yang masih terbungkus celana dalam. Ia mendesah dan mukanya mendongak ke atas saat kurasakan celana dalamnya mulai basah dan hangat.

    Mungkin ia merasakan kenikmatan, pikirku.Tanganku yang mulai basah oleh cairan vagina Cindy buru-buru kutarik dari dalam roknya, ketika tiba-tiba Desi bangkit dan melihat ke arah kami berdua. Kami bersikap seolah sedang konsen nonton juga.

    “Aku ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya!” ujar Desi sambil menyerahkan remote TV pada Cindy. Desi kemudian masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Aku yang tadi agak gugup, bersorak girang ketika Desi hanya pamitan mau tidur. Aku pikir dia setidaknya mengetahui perbuatanku dengan Cindy. Bisa mati aku. Cindy yang sejak tadi diam (mungkin karena gugup juga) matanya kini tertuju pada TV. cerita nakal.

    Aku tahu dia juga pura-pura nonton, maka saat tubuhnya kupeluk dan bibirnya kucium dia malah membalas ciumanku. “Kita jangan disini Say, nanti ketahuan….” Bisiknya diantara ciuman yang menggelora. Segera kubimbing tangan Cindy bangkit, setelah mematikan TV dan mengunci kamar

    Cindy, kuajak dia ke kamar sebelah yang kosong. Disini tempatnya aman karena setiap yang akan masuk ke kamar ini harus lewat pintu belakang atau depan. Jalan kami berjingkat supaya orang lain yang telah tertidur tidak mendengar langkah-langkah kami atau ketika kami membuka dan menutup kunci dan pintu kamar tengah dengan perlahan.

    Setelah kukunci dari dalam dan kunyalakan lampu kamar kuhampiri Cindy yang telah duduk di tepi ranjang. “Aku cinta kamu, Cindy…..” ujarku ketika aku telah duduk disampingnya. Mata Cindy menatapku lekat.. Sejenak kulumat bibirnya perlahan dan Cindy pun membalas membuat lidah kami saling beradu. cerita nakal.

    Nafas kami kembali makin memburu menahan rangsangan yang kian menggelora. Desahan bibirnya yang tipis makin mengundang birahi dan nafsuku. Kuturunkan ciumanku ke lehernya dan tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah. Aku tahu dia sudah terangsang, lalu kulepaskan kaosnya.

    Payudaranya yang padat berisi ditutupi BH berwarna merah tua. Betapa putih kulitnya, mulus tak ada cacat. Kemudian bibir kami pun berciuman kembali sementara tanganku sibuk melepaskan tali pengikat BH, dan sesaat kemudian kedua payudaranya yang telah mengeras itu kini tanpa ditutupi kain sehelai pun. Kuusap kedua putingnya, dan Cindy pun tersenyum manja. “Ayo Yan, lakukanlah….” Ujarnya.

    Tak kusia-siakan kesempatan ini, dan mulai kujilati payudaranya bergantian. Sementara tangan Cindy membantu tanganku melepaskan kemeja yang masih kukenakan. Kukecup putingnya hingga dadanya basah mengkilap. Betapa beruntungnya aku bisa menikmati semua yang ada ditubuhnya. Tangan kananku yang nakal mulai merambah turun masuk ke dalam roknya, dan kugesek-gesekkan pelan di bibir vaginanya. cerita nakal.

    Cindy menggelinjang menahan nikmat, sesekali tangannya juga ikut digesek-gesekkan kesekitar vaginanya sendiri. Bibirnya mendesah menahan kenikmatan. Matanya terpejam, Sebentar kemudian vaginanya mulai sedit basah. Dan kami pun mulai melepaskan celana kami masing-masing hingga tubuh kami benar-benar polos. Betapa indahnya tubuh Cindy,

    Apalagi ketika kulihat vaginanya yang terselip diantara kedua selangkangannya yang putih mulus. “Wah.. punyamu oke Cindy, Ok’s banget…” ujarku terpana Begitu mulus memang,ditambah dengan bulu-bulu lebat disekitar bagian sensitifnya. “Burungmu juga besar dan bertenaga. Aku suka Yan….” Balasnya sambil tangannya mencubit pelan kemaluanku yang sudah tegak dari tadi.

    “Come on Honey….” Pintanya menggoda. Aku tahu Cindy sudah begitu terangsang maka kemudian kusuruh Cindy berbaring di atas kasur. Dan aku baringkan tubuhku terbalik, kepalaku berada di kakinya dan sebaliknya(posisi 69). Kucium ujung kakinya pelan dan kemudian ciumanku menuju hutan lebat yang ada diantara kedua selangkangannya.

    Kukecup pelan bibir vaginanya yang sudah basah, kujilat klitorisnya sementara mulut Cindy sibuk mengocok-ngocok kemaluanku. Bibir vaginanya yang merah itu kulumat habis tak tersisa. Ehm, betapa nikmatnya punyamu Cindy, pikirku. cerita nakal.

    Ciumanku terus menikmati klitoris Cindy, hingga sekitar vaginanya makin basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. Kedua jari tanganku aku coba masukkan lubang vaginanya dan kurasakan nafas Cindy mendesah pelan ketika jariku kutekan keluar masuk. “Ahh… nikmat Yannn…ahhhh…” erangnya.

    Kugesek-gesekkan kedua jariku diantara bibir klitorisnya dan Cindy makin menahan nikmat. Selang 5 menit kemudian kuhentikan gesekkan tanganku, dan kulihat Cindy sedikit kecewa ketika aku menghentikan permainan jariku. “Jangan sedih Say, aku masih punya permainan yang menarik, okay?” “Oke. Sekarang aku yang mengatur permainan ya?” ujarnya.

    Aku mengangguk.Jujur saja, aku lebih suka kalau cewek yang agresif Cindy pun bangkit, dan sementara tubuhku masih terbaring di atas kasur. “Aku di atas, kamu dibawah, okay? Tapi kamu jangan nusuk dulu ya Say?”

    Tanpa menunggu jawabanku tubuh Cindy menindih tubuhku dan tangan kanannnya membimbing penisku yang telah berdiri tegak sejak tadi dan blessss…….ah,Cindy merasa bahagia saat seluruh penisku menembus vaginanya dan terus masuk dan masuk menuju lubang kenikmatan yang paling dalam. cerita nakal.

    Dia mengoyang-goyangkan pantatnya dan sesekali gerakannya memutar, bergerak mundur maju membuat penisku yang tertanam bergerak bebas menikmati ruang dalam “gua”-nya. Cindy mendesah setiap kali pantatnya turun naik, merasakan peraduan dua senjata yang telah terbenam di dalam surga.

    Tanganku meremas kedua payudara Cindy yang tadi terus menggelayut manja. Rambutnya dibiarkan tergerai diterpa angin dingin yang terselip diantara kehangatan malam yang kami rasakan saat ini. Kubiarkan Cindy terus menikmati permainan ini. Saat dia asyik dengan permainannya kulingkarkan tanganku dipinggangnya dan kuangkat badanku yang terbaring sejak tadi kemudian lidah kami pun beradu kembali.

    “Andainya kita terus bersama seperti ini, betapa bahagianya hidupku ini Cindy ” bisikku pelan “Aku juga, dan ku berharap kita selalu bersama selamanya..” Sepuluh menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Cindy mulai lemah. Aku tahu kalau dia mulai kecapekan dan aku yang mengambil inisiatif serangan. cerita nakal.


    Kutekan naik turun pinggangku, sementara Cindy tetap bertahan diam. Dan suara cep-clep-clep… setiap kali penisku keluar masuk vaginanya. “Ahh terusss Yannnnn….terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh….” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Cindy, dan aku pun makin menggencarkan seranganku. Ingin kulibas habis semua yang ada dalam vaginanya.

    Suara ranjang berderit, menambah hot permainan yang sedang kami lakukan. Kutarik tubuh Cindy tanpa melepaskan penisku yang sedang berlabuh dalam vaginanya dan kusuruh dia berdiri agar kami melakukan gerakan sex sambil berdiri.

    “Kamu punya banyak style ya say?” katanya menggoda. “Iya dong, demi kepuasan kamu juga” jawabku sambil mulai menggesek-gesekan penisku kembali. “Ahh teruss…terusss……” desah Cindy ketika penisku berulang kali menerobos vaginanya. cerita nakal.

    Kupeluk tubuh Cindy erat sementara jari tangan kirinya membelai lembut bulu-bulu vaginanya, dan sesekali membantu penisku masuk kembali setiap kali terlepas. Keringat membasahi tubuh kami. Lehernya yang mulus kucium pelan, sementara nafas kami mulai berdegup kencang. “Yan, keteteran nih, mau klimaks. Jangan curang dong….” “Oke, tahan dulu Cindy” dan kucabut batang penisku yang telah basah sejak tadi.

    Kusuruh Cindy nungging di ranjang, sementara tanganku mengarahkan penisku yang telah siap masuk kembali. Dan kumasukkan sedikit demi sedikit hingga penisku ambles semua ke dalam surga yang nikmat. “Ah…tekan Yan…enaaaakkkkk…terusssss Yannn….” Erangnya manja setiap kali penisku menari-nari di dalam vaginanya.

    Tanganku memegang pinggangnya agar gerakanku teratur dan penisku tidak terlepas,. “Ohh…nikmat sekali Yan….teruss….terusss……” desahnya. Betapa nikmatnya saat-saat seperti ini…dan terus kuulang sementara mulut kami mendesah merasakan kenikmatan yang teramat sangat setiap kali penisku mempermaikan vaginanya. “Yan….aku mo keluar nih…..udah ngga tahan….ahhh….ahhhh….” ujar Cindy tiba-tiba. cerita nakal.

    “Tahan Cin, aku juga hampir sampai….” aku menekan-nekan penisku kian cepat,sehingga suara ranjang ikut berderit cepat. Dan kurasakan otot-otot penisku mengejang keras dan cairan spermaku berkumpul dalam satu titik. “Aku keluar sekarang Cin….” penisku kucabut dari lubang vaginanya dan Cindypun seketika membalikkan badan dan menjulurkan lidahnya .

    Sambil mengocok-ngocok batang penisku yang kemerahan dan saat kurasakan aku tak mampu menahan lagi kutaruh penisku diantara kedua belah payudaranya dan kedua tangan Cindy pun menggesek-gesekkan payudaranya yang menjepit batang kemaluanku dan….croott…crooottt… spermaku jatuh disekitar dada dan lehernya Sebagian tumpah diatas sprei. cerita nakal.

    Cindy menjilati penisku membersihkan sisa-sisa spermaku yang masih ada. “Kamu ternyata kuat juga Say, aku hampir tak berdaya dihadapanmu” kubelai rambut Cindy yang sudak acak-acakan tak karuan. “Aku juga ngga nyangka kamu sehebat ini Yan….”desahnya manja . Waktu sudah menunjukkan setengah satu malam.

    Dan setelah kami istirahat sekitar lima belas menit, kami memakai pakaian kami kembali dan membereskan tempat tidur yang sudah berantakan. Dan tak lama kemudian kami pun pergi tidur dikamar masing-masing melepaskan rasa lelah setelah kami ‘bermain” tadi.

    Begitulah kisahku dengan Cindy, setiap hari kami selalu melakukan ML. Dan setiap kali kami ingin dan ada kesempatan. Kami melakukannya di kamar sebelah kalau malam hari, kamar kostku, atau bahkan dikamar mandi (sambil mandi bareng disaat rumah kost kosong hanya ada kami berdua).

    Hingga pada suatu hari Cindy harus pindah ke luar kota ikut kedua orang tuanya yang telah berbaikan lagi. Aku benar-benar kehilangan dia, dan ingin kuterus bersamanya. Pernah beberapa kali kususul ke tempatnya yang baru dan kami melakukannya berkali-kali di hotel tempat kami menginap. cerita nakal.

    Pada itu, tiba-tiba kuterima surat dari Cindy yang mengabarkan bahwa ia akan menikah dengan orang yang dipilihkan orang tuanya dan aku benar-benar kehilangan dia, aku sungguh sangat mencintai dia….. Sekarang, setiap kali aku melakukan masturbasi,

    fantasiku selalu melayang mengingat saat-saat terindah kami melakukan hubungan seks pertama kali dikamar sebelah itu. Ingin rasanya aku ulangi saat-saat indah itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Ngentot Di Pagi Buta Di Kost Tante Dewi

    Ngentot Di Pagi Buta Di Kost Tante Dewi


    2115 views

    Cerita Sex ini berjudulNgentot Di Pagi Buta Di Kost Tante DewiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Rendi Aku bisa dibilang sukses sebagai perantau di Jakarta, umurku 28 tahun, aku punya pekerjaan dan income yang stabil, cicilan mobilku sudah lunas dan aku tinggal di apartemen di kawasan. Kalibata (yeee ketebak kali ya) sendirian, lumayan kesepian

    Dulu-dulu mungkin cewe-cewe pacarku sering tinggal di apartemenku Namun kali ini aku lagi gak punya pacar Aku punya tetangga sebelah kamar, dia seorang wanita dewasa mungkin usianya 35 tahunan Namanya Dewi, namun aku sering panggil dia Tante saja

    Yang aku takjub dari wanita-wanita usia segini selain si Tante juga adalah mereka dalam masa dewasa-dewasanya Mature dalam hal, berpakaian simple namun masih memancarkan aura keseksian tanpa berprilaku norak untuk memancing perhatian kayak ABG Atau ini kelainanku yang lebih suka wanita dewasa

    Aku dan Tante sebenarnya sudah cukup akrab Setiap pagi aku sering satu lift bareng Tante Dewi menuju lobby Yang kutau, Tante ini punya toko DVD di ambasador hasil patungan dia dengan keponakannya Aku pun sering bertemu dengan Tante setiap kali berenang rutin hari Sabtu pagi Namun begitu-begitu saja

    Tidak ada yang istimewa dari pertemuan-pertemuan kami itu Saat aku lagi fresh-freshnya putus dengan pacar, tiba-tiba pertemuanku dengan Tante Dewi lebih sering, terlalu sering seperti bukan kebetulan seperti tiba-tiba ketemu di minimarket dibawah lalu aku naik ke atas bareng, atau tiba-tiba parkirannya sebelahan

    Ge-erku merasa Tante ini ngikutin aku Dari kedekatan kami ini, aku ambil kesempatan saja dengan meminta pin bbm Tante Tante dengan senang hati memberikannya “Kupikir kamu gak bakalan minta Ren, hampir aku yang minta duluan” ujar Tante menggodaku

    Semenjak itu kami mulai bbm-an dari yang hanya pura2 saling bertanya apakah berenang atau tidak hari sabtu, atau aku tanya DvD film apa saja yang sudah ori Lama kelamaan chat kami semakin intim Tante Dewi menanyakan kemana pacarku

    “Aku kok gak pernah liat pacar kamu ya? biasanya kalian berenang bareng?” “Sudah putus dari kapan tau Tante…” “Oooo… ceritain dong ke Tante” “Tante nih kepo aja, hahahaha” tante membalasku dengan emoticon *not interested* dan icon *:P*

    “Hehehehe, iya Tan, makin ke sini makin gak sreg sama dia, kerjanya marah maraaaah mulu, cemburu ini itu, dianya kelewat manja, minta jemput sana sini, dikira saya gak kerja kali ya, sekali-kali okelah, lha ini hampir tiap hari minta dijemput Egoislah, masih ABG sih maklum” “Lah emang dia umurnya berapa Ren?”

    “berapa ya, baru semester 2 tuh Tan” “oooo dasar om-om nyarinya ABG-ABG”

    Monyet nih si Tante ngatain gw, “Daripada Tante,…” aku hentikan ketikanku, aku gak tau latar belakang si Tante Dewi ini apakah sudah punya pacar, kalo nggak kenapa sendiri dll “Eh btw Tante tinggal sendirian aja?” “Iya, kenapa? Rendi mau temenin” wah? agresif juga nih, dipancing dikit kesamber

    “Lah kan udah ditemenin terus Tan, tapi cuma kepisah tembok aja” dari chat2an kami, aku jadi tau Tante ini gak mau pacaran karena dulu pernah dikecewakan Yah standar lah cewe kecewa sama cowo Akhirnya sekarang Tante lebih memilih hidup liberal, menerima siapa aja yang datang kehatinya tanpa ikatan

    Hari demi hari, chatting kami semakin intim, kami jadi sering berenang bareng Dan saat berenang ini kesempatanku untuk memanjakan mataku dengan memandangi tubuh tante di balut pakaian renang Pakaian renang yang Tante pakai gak seberapa seksi, malah aku pikir sangat sopan karena model baju senam yang menutupi hingga paha

    Hingga suatu saat “Ren, cerita dong kamu udah ngapain aja sama pacar kamu” “Ah gak ngapa2in kok tante, kami saling menjaga” “Heuuuu boong amat, dikira gak kedengeran tiap malam kalian berdua kayak gimana?” Wah aku gak memperhatikan kalo ternyata permainan ku dengan mantanku sampai terdengar ke kamar Tante Dewi

    “Hah?” belom selesai ku ketik Tante membalas “Kamu putus kan udah lama Ren, bukannya udah hampir 2 bulan Emang tahan gak begituan?” “Begituan gimana nih Tan, aku gak ngerti” “Rendi nih ya, aku delete pin bbmnya nih sekali lagi ngeles”

    “ehhh, iya iya Ya gimana Tante kepengen sih, cuma mau sama siapa? mau pake pelacur takut kena penyakit Minta jatah2 mantan gak mungkin banget gengsi lah hahahaha ” Aku tekan enter dan menambahkan ketikanku “Tante mau bantu brangkali?” Chat bbm berubah dari centang menjadi *d* menjadi *r* artinya bbmku sudah kebaca sama Tante

    Tapi lama kumenunggu, Tante gak bales2 Duh, bego banget, tersinggung deh si Tante 15 menit berasa 5 jam nungguin balesan Tante Apa ku samperin aja ya ke kamar Tante Dewi minta maaf “TINUNG” bunyi tanda bbm masuk menyalak dari BBku

    AH! Tante membalas “Saling bantu lah Ren, aku gini-gini juga butuh, kita sama-sama manusia” begitu bunyi bbm si Tante diikuti dengan emoticon kiss “Beneran Tante?” aku setengah tidak percaya, tidak menyangka sebentar lagi akan bercinta dengan sang Tante

    “Enak nih mumpung masih terang, kamu ke kamarku ya Ren 15 menit lagi, aku mau rapi2 dulu ” “Oke tan, btw aku request boleh?” “Apa say?” “Tante gak usah make up ya” “Sure beb” “Haiiiii… ” begitulah Tante menyambutku sambil membuka pintu setelah ku mengetuk 2x Tante hanya memunculkan kepalanya dari balik pintu

    Sore itu sang tante terlihat fresh karena baru saja selesai mandi, tidak ada make up yang menempel di wajahnya sesuai permintaanku Sang tante menggunakan lingerie warna hijau transparan Dari pandangan mata elang ini, terlihat tante gak make daleman Makanya pas buka pintu dia ngumpet di belakang pintu terus Tanganku ditarik masuk lalu cipika-cipiki, aku sosor saja karena gak tahan dengan wangi nafas tante, sepertinya baru saja sikat gigi

    “Eiittttsss… sabar doooong” “Maaf tan, habis tante Dewi nafsuin banget”

    Aku meletakkan BB dan kunci kamarku di meja dapur kamar tante “Maaf Tan, aku gak sopan, dateng cuma begini aja” Aku menunjuk ke pakaianku Karena kupikir hanya sebelah kamar jadi aku gak ganti baju, lagian ke kamar Tante mau ngentot, ngapain rapi2 Pakaian kebangsaan yang kupakai tiap ML, kaos oblong dan celana gombrong tanpa CD

    “Gakpapa, ntar Tante bongkar juga kan?” Tante sepikiran sama aku ternyata Sang tante mengajakku ngobrol dulu di sofanya sambil nonton CNBC Ha? CNBC? iya, saat itu beritanya lagi tentang Bom Boston yang baru-baru aja terjadi

    Sang tante nanya-nanya soal ini itu, teori konspirasi, doktrin agama, sampe CIA/FBI Sepertinya ini macam icebreaking sekalian mungkin ngetes intelektual sang tamu (ane sendiri) ini sejauh mana hahahaha aneh…

    Ngobrol lumayan lama kami pun mulai bergumul, kali ini nggak ada *entah siapa yang memulai* karena waktu itu aku duluan yang nyosor Tante Kami ciuman hebat, tante Dewi selalu french kiss hot sekali, tapi sebenarnya aku gak suka, aku tenangkan tante untuk berciuman romantis

    “Tangan kamu sopan ya” tante mengkomentari tanganku yang masih melingkar di belakang punggung tante, mendekap erat jangan sampe tumpah eh lepas “kenapa tan? udah mau di grepe2 emangnya?” “Euh kamu… bahasanya plis deh, di-sti-mu-la-si!” sambil tersenyum

    Aku rebahkan badan tante membelakangiku sambil aku tetap menciumi pundak, tengkuk dan kuping tante, tanpa basahan tentunya Aku baru saja tau kalau wanita tetap saja mau diperlakukan halus, mau bagaimanapun latar belakang dia

    “SSaaaaayyyyy… ” tanganku mulai mengelus2 perutnya Perutnya tante Dewi ini gak buncit tapi gak kenceng Pas lah

    Sesekali aku menyenggol toket tante yang ukurannya besar sekali Benar2 besar!!! mungkin ini 38C, meskipun putingnya tidak pink lagi namun tidak lebar Sungguh seksi sekali Puting tante sudah mengeras, aku main-mainkan seperti tombol switch on/off gitar lembek Tante mulai mengerang dan badannya mulai belingsatan Kedua tanganku menjamah kedua semangka lembek raksasa

    Sambil menikmati kecupan demi kecupan di pundak punggung dan tengkuk, tante mulai terlihat tidak tahan, tangan kirikupun mulai turun ke bawah, Aku pernah lihat video di youtube, cara terbaik merangsang vagina wanita bukanlah langung dicolok tapi dibuat geli area sekitarnya dahulu (entahlah suhu suhu lebih tau nih hehehe)

    Woooooow… begitu tanganku sampai di memeknya, ternyata liang surganya lagi banjir, oh Jokowi harus turun tangan nih, mencari tau banjirnya dari mana ahahahahaha… setelah merangsang2 sebentar, kumasukkan satu jariku kedalam memek si Tante Terasa sentakan* di tubuh tante Dewi saat jari telunjukku masuk ke dalam

    “HHhhhhhhhhhh………kkkkkammmmmuuuuuu iiiiihhhhh… ” “Beeeeeebbb…… ” lah dia manggil aku beb?? aku merasa di atas angin setiap kali bisa membuat seorang wanita gak berdaya kita rangsangi tersange-sange (bukankah kita semua begitu ya?) “BBBbbbeeeeebbbbb…… jari kamu pinter amaaaat… ”

    “Hhhhhhhhhhh… kamuuuuuu, aku lupaa nama kamua” Yalah!!! sempet2nya nanya nama AKu lanjutkan lagi sodokan dengan jari telunjuk ini Terasa badan tante mulai meronta-ronta Perlu diketahui, sang tante ini ukurannya gak kurus loh, tinggi tante ini hampir sedagu ku, dan beratnya mungkin 69-75kg jika ditelaah dari beban yang diterima badanku ini

    Tubuh tante makin menggelinjang hebat, dia berteriak “ML-in aku… ML-in akuuuuuu… ” aku makin semangat meremas buah dadanya dan mengobel memeknye Terasa tante Dewi mau beranjak merubah posisi, aku dengan sigap memindahkan tanganku dari toket kanan tante ke toket kiri tante (ingat aku posisinya di belakangi tante dan kami pangkuan di sofa) Dengan posisi begitu, otomatis tanganku menahan badan tante dan tante makin mengerang mencoba keluar dari kuncianku

    Tiba-tiba tangan tante mencakar tanganku yang sedang meremas toket ini SSSSssssoooooooooooooorrrrrr…… si tante squirt, cairan hangat merembes dari lingerie tante, turun perlahan membasahai paha tante dan juga tanganku, untungnya sofa tante dari bahan kulit sintetis jadinya gak merembes lantai kayu apartemen tante langsung becek Nafas tante yang tadinya memburu mulai mereda tenang namun mukanya merah padam

    Lalu berselang beberapa menit, tante merebut tangan kananku dan tante menarik badanku Aku terjatuh diatas becekan squirtan tante, punggung kaos dalamku becek tante menyusul menjatuhkan badannya ke atas badanku Sepintas kami bergulat untuk mendapatkan posisi diatas satu sama lainnya

    Namun aku seperti naluriah membiarkan tante Dewi menguasai badanku Kami bergumul dan berguling2 menjauhi becekan dan melanjutkan aksi kami di karpet bulu di lantai tidak jauh dari sofa, menghindari cairan squirt-an tante,* tante masih menyerangku dengan meniban badanku, menciumiku dengan brutal

    “Taaaannn… mmmm… mmmmmmpppelan-pelan ajaaa…mmmm” french kiss super sange Aku baru sekali ini bercinta, bahkan belum sampe ML sudah begini sangenya Sepertinya tante tidak mau mendengarkan permintaanku

    Kami berciuman hebat, kontolku sudah mengeras sekali dan menggesek2an ke celana lingerie tante Tante makin menggila, dia rebut kontolku dengan tangan kanannya dan dikocok2 sambil masih menciumi bibirku Aku pun tak kalah sigap, kucoblos memek Tante dengan jari telunjuk “AAAkkkkkkhhhhh… Bangsaaat!!!” PLAKKKK!!!!! OMG kenapa nih gw digampar tante “Lakuin lagi! Lakuin lagiii!!!” wah ada potensi BDSM sepertinya

    Lalu sambil masih menindih badanku seperti tidak mau melepaskan badanku, Tante memutarbalikkan badannya, dan slubb!!! tiba2 mulutnya sudah ada di kontolku… dan sebagai balasannya, saya dihidangkan lembah gelap yang indah, aku jilat2in saja sampe Tante Dewi mulai mengerang2 kurang lebih dari sejak perciuman kamu di sofa hingga posisi 69 ini sudah hampir lebih dari setengah jam

    Tante mungkin mulai heran (dan takjub I don’t know) kenapa aku belum crot juga “Kammmuuuu… beloom mau keluarrr???” “Belom taaant…” belom sempat aku menyelesaikan kalimatku, tante squirt untuk yang kedua kalinya, menyemprot tepat di mukaku Aku gak tau squirt ini cairan apa, katanya yang pasti bukan cairan kencing Lagipula aku lagi sange di ubun2 gini gak nolak lah

    “HHhhhhhhhhhh… gilllllaaa… permainan kamu hhhh hhhh hebat yah hhh hhhhhh aku mau kontol kamu sayyyyyy mmmm mmmmm” ujar sang tante sambil lanjut menyepong kontolku “Aku udah boleh masukin ya tan, tapi gak enak nih masa di lantai?” tante beranjak dari tubuhku sambil tetap menyepong kontolku Aku dengan susah payah berdiri dan tantepun berlutut melanjutkan emutannya

    “Taaaannn… katanya mau dimasukin?” aku yang tak tahan di sepong mulai blingsatan seperti mau crot Tante mungkin melihat aku seperti mau crot, akhirnya melepaskan sepongannya dan secepat kilat menyambar bibirku, kami berdua bercumbu kembali Cumbuan ini hebat sekali, seperti si tante Dewi ini benar2 lagi mengeluarkan pusing2 di kepalanya

    Kami berciuman sambil berdiri, tante berujar “Ke kamar mmmm aja mmmm sayymmmm” sambil menarik badanku yang erat menempel dengannya DIbukakan pintu kamar dia dengan posisi kami berjalan sambil berciuman

    Terbukalah kamar tidur tante Tempat tidur size 200 yang besar dan dengan bedcover yang masih tertata rapi Aku angkat tubuh tante dengan memegang kedua paha tante, kedua kaki tante pun refleks melingkarin tubuhku, kontolku yang tegang masih tertutup celana mulai memaksa masuk ke memek tante yang juga masih tertutup lingerie

    Kemudian aku lemparkan sang tante ke kasur Buuuuukkkkkk…… setelah itu aku membuka celana dan kaosku segera Tante juga bermaksud untuk membuka lingerienya namun aku hadang “Jangan tan, nanti aku bantuin…” Ku serang tante, mencumbunya dengan ganas, kami bergumul hebat dalam waktu singkat tempat tidur tante yang rapi sudah gak karuan

    Aku yang sudah blingsatan mencoba membuka lingerie tante Dewi Tapi akunya tidak sabaran hingga lingerie tante robek “Maaf tante… nanti kuganti” “Udah gakpapa ayo ngentot aja” And here is the moment of truth Kepala si Otong sudah nangkring ke mulut goa si tante

    Perlahan-lahan kumasukkan Blessssss… “AaaaAAAAaaAAkkkkhhhh… ennnnaaak beeeeb…… uuuuughhhh perrrasaaannnn tadi kontol kammmmmmu kecil deh, kok kalo udah masuk berasa tebel enaaaaak” WATDE??? sialan nih tante, sebagai hukuman, kuhentakkan keras2 hujamanku sekali, cukup sekali itu Tante langsung banjir dan mulai menggoyang2kan pantatnya sebagai reaksi genjotanku

    kulanjutkan genjotanku bervariasi, posisi kami masih misionaris rpm rendah berganti2 cepat-pelan-cepat-pelan, biar gak terlalu capek Terasa tante mesinnya udah mulai panas, kami bercinta dengan posisi ini lama sekali, aku sangat menikmati setiap jengkal tubuh kenyal tante

    Mungkin tante sudah mulai bosan, tante pun mengambil kendali agar kami berubah posisi Kami berguling kesamping, kontolku terlepas sebentar namun tante dengan sigap langsung memasukkan kembali kelubang memeknya “Oooooouuuhhhhhh… mmmm… reeeeennn…… ” tante Dewi menggenjot si Joni perlahan2 hingga akhirnya dengan ritme konstan Sesekali tante menciumi bibirku dengan begitu basahnya

    Tante juga sesekali menggigiti putingku, selama posisi ini tanganku tidak pernah lepas dari kedua belah dadanya, bergantian aku menjilati puting ranum tante Seperti kubilang, puting tante sudah tidak pink lagi, namun aku tak peduli aku sangat menikmati menggoda tante dengan jilatan-jilatan ini Terasa genjotan tante semakin menjadi, moaning tante semakin keras

    “Aaaaaakhhhhh… teruuuuus terusssssss… beeeebbbbbbbaaaaaakkkhhhhhh”

    Kemudian dia menarik kedua tanganku dari toketnya dan dengan satu tangan meletakkannya jauh di atas kepalaku sedangkan tangannya yang lain dengan erat menjambak rambutku, aku seperti tawanan yang disekap agar tidak kabur Lalu masih dalam posisi woman on top kedua kaki tante Dewi mencoba melingkari badanku sampai2 aku harus mengangkat pantatku agar kaki tante ini bisa masuk ke bawah

    Aku serasa dililit ular anakonda Seperti sedang bergulat akupun berusaha keluar dari kuncian tante, kakinya memiting tubuhku sambil tetap menggenjot kontolku Saat erangan tante semakin keras dan genjotannya semakin kencang, akhirnyaa… SRRRRrrrtttt aku merasakan dinding vagina tante berdenyut2 hebar memijat batang kontolkua Tante sedang orgasme

    “Oooouuuuhhhhhhh……hhhhhhhhhhhhhh… hhhhhhhhhh h… hhhhhmmmmmhhhhh hhhhh hhh” Nafas tante yang tadinya gak karuan, perlahan seperti terbuang lega semua

    “Nikmat sekali bercinta dengan kamu Ren” “Enak sih enak, aku belum keluar nih Tan!” ujarku protes “Iyaaa deh… cowo itu makin lama makin bagus? Istirahat sebentar ya, Tante Dewi janji pasti bikin kamu crot kok, kalo nggak juga berarti kamu ini hebat sekali, dan tante gak akan ngasi kamu pulang sebelum kamu crot ” Aku emang ada “kelainan” Aku ini lama sekali crotnya, aku bisa 3 jam bercinta dan tidak crot juga

    Apalagi kalau menggunakan kondom Aku setengah bangga, kebanyakan wanita-wanita yang kuentotin malahan protes karena aku terlalu lama Dan dikala si Joni otong lagi cape, bukannya cepet crot, yang ada malah ngambek total Ah geblek

    GGggrrrrkkkkkkkkggrkkgrrrkkk…

    “Eh bunyi apa tuh?” tanya Tante “Perut kamu ya? hahahaha, udah gembul, lagi tengah2 ML kok ya bisa2nya laper?” “Yah si tante, kepalaku, perutku sama tititku itu yang ngatur departemennya beda2, jadi bisa aja laper ” “Yaudah kita break dulu deh ya Ren, aku pesenin bakmi, abis makan kita lanjut gulat lagi, Tante Dewi mau ber-ronde-ronde sama kamu ”

    Wek! Kulihat jamku udah jam 7 malam Bisa balik jam berapa nih?

    Akhirnya setelah makan dan istirahat sebentar dengan ngobrol2, kami melanjutkan pertarungan kami Malam itu hingga pagi, kami bercinta 4 ronde, aku ngecrot 2 kali jadi total dengan yang sore/siang 5 ronde dengan skor 2-5 Itu diluar squirt-an Tante “Tante, makasih ya hari ini aku puas sekali”

    “Aku yang terima kasih Ren, kamu hebat sekali, kayaknya ini dendam 2 bulan gak ML ya? kapan-kapan kita lakuin lagi ya” “Pasti Tan, aku siap ngelayanin Tante Dewi kapanpun Tante mau ” “Aku juga Ren sebaliknya, kalo kamu yang perlu bilang aku aja ” Aku tersenyum dan kubilang

    “Aku balik ya Tan” jam di posisi 3 pagi

    “Tanggung beb, nginep aja sampe besok, eh ini udah besok ya? Kalo pulangnya besok aku janji aku mandiin deh” Kata Tante Dewi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Menyetubuhi Gadis Pingsan Yang Masih Perawan

    Menyetubuhi Gadis Pingsan Yang Masih Perawan


    1489 views

    Cerita Sex ini berjudulMenyetubuhi Gadis Pingsan Yang Masih PerawanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Bastian, aku adalah seorang ABG yang berusia 17 tahun. Aku mempunyai tinggi badan sekitar 170 cm, berat badan 58 kg, cukup ideallah postur tubuhku.

    Disini aku akan berbagi cerita sex yang hot dari pengalaman saya dengan seorang wanita. Bisa dibilang pengalaman Sexs-ku ini sangat jarang dialami oleh orang lain, dan saya yakin para pembaca-pun mengatakan seperti itu setelah membaca cerita sexs-ku ini.

    Tian nama panggilanku, selain berpostur tubuh ideal, aku juga memiliki wajah yang sedikit ganteng,hhe. Saya kira cukup pembukaan ceritanya, sekarang menuju pada cerita sex mesum pribadi Mas Bastian yang paling Ganteng. Pada suatu hari pihak sekolahku mengadakan Study Tour di sebuah pantai di daerah Jabar ( jawa barat). Kami semua sampai di lokasi sekitar pukul 03.00 dini hari.

    Karena kami sampai di lokasi wisata pada Pukul 03.00 dini hari, teman satu sekolahku dan semua guru-pun lelah dan langsung tidur di penginapan yang sebelumnya sudah dibooking. Namul hal itu tidak terasa olehku, karena ketika perjalanan ke objek wisata aku sempat tidur. Maka dari itu sesampianya disana akupun bisa tertidur 1 jam kemudian tepatnya pada pukul 05.00 dini hari.

    Tidak terasa waktupun berlalu, sampai pada akhirnya aku terbangun sekitar Pukul 08.45 pagi. Namun ketika aku terbangun aku merasa bingung, karena pada saat itu teman-teman sekamarku sudah tidak ada di kamar. Wah nampaknya aku ketinggalan deh ini, ucapku. Saat itu aku-pun segera keluar kamar dan melihat bus sudah tidak ada, hal itu menandakan bahwa mereka sudah pergi ketempat wisata.

    Karena merasa kurang yakin aku-pun sempat menanyakan kepada staff hotel, setelah bertanya ternyata benar rombongan sekolahku telah berangkat ke lokasi wisata. Sekitar jam 07.00 pagi mereka sudah berangkat. Saat itu merasa sangat kesal akan hal itu. Aku kesal sekali tidak bisa ikut dan yang paling membuat aku jengkel adalah, mengapa teman sekamarku tidak membangunkan aku. Benar-benar keterlaluan mereka.

    Untuk menghilangkan rasa kesalku, akupun langsung keluar dan bejalan-jalan di pantai. Kebetulan sekali hotel tempat kami menginap berdekatan dengan sebuah pantai. Sesampainya di pantai, aku merasa aneh saat itu, karena pantai ini suasana-nya sangat sepi, bahkan tak ada seorangpun kecuali aku. Lalu aku berfikir, mungkin pantai ini sepi karena pantai ini bukanlah tempat wisata.

    Saat itu terlihat banyak sampah dan tanaman bakau yang cukup lebat di tepi pantai ini. Mungkin saja hal itu yang menyebabkan orang tidak suka berkunjung di pantai ini. Dengan bertelanjang kaki saat itu mulai menelusuri pantai, tak jarang sepanjang pantai aku banyak menemukan berbagai jenis sampah. Tanpa aku duga ditengah perjalanku dikagetkan dengan adanya sesosok orang yang terkapar di tepi pantai.

    Karena aku penasaran, maka aku-pun segera menghampirinya, dan segera menepikanya di bawah pohon tepi pantai yang cukup rindang. Setelah kuperhatikan secara seksama, ternyata dia adalah seorang gadis yang usianya sebaya denganku. Saat itu aku coba memeriksa denyut nadinya, ternyata setelah aku periksa denyut nadinya masih berdenyut dan tubuhnya-pun masih hangat.

    Karena dia masih hidup aku-pun mengamati lagi gadis itu. Sungguh sebuah rejeki aku bisa menemukan gadis yang berparas cantik, berkulit putih, bertubuh sintal dan berambut panjang. Pada saat itu Gadis itu memakai hanya mengenakan pakaian renang yang cukup indah dan mahal nampaknya. Dalam hening aku merasa bingung karena memikirkan darimana datangnya gadis ini.

    Saat itu aku mencoba memeriksa memeriksa sekujur tubuhnya, dengan maksud siapa tahu ada identitas yang terselip di baju renangnya. Namun ketika aku aku memeriksa tubuhnya, spontan terlintas ide ngeres di otakku. Saat itu sesekali aku menyentuh buah dada-nya yang lumayan kenyal dan besar bagi gadis seumurannya. Saat itu aku juga memperhatikan area kewanitaan-nya yang nampak menyembul indah.

    Karena aku laki-laki normal, saat itu tidak terasa kejantananku sudah ereksi hebat, dan seketika timbullah niat buruk untuk menyetubuhi gadis itu. Karena saat itu hanya ada aku dan gadis pingsan yang aku temukan tadi, tanpa buang waktu niat cabulku-pun kulancarkan. Mulailah aku melucuti celana renangnya yang menutupi tubuh dan kewanitaan-nya yang menyembul indah.

    Stelah terlepas, maka terlihatlah kewanitaan dengan bulu kewanitaan yang sangat terawat dihadapanku. Tanpa berfikir panjang akupun mulai menyentuh bibir kewanitaan-nya, berhubung aku si otong (penis) sudah tidak tahan lagi, maka aku-pun bergegas melepas celana pendek, celana dalamku. Sembari memandangi indahnya tubuh gadis itu, kejantanankukupun aku gesek-gesekkan pada kewanitaan gadis itu.

    “ Beuhhh, nikmat sekali ternyata rasanya… ”

    Sembari masih menggesek-gesekan kejantananku pada kewanitaann gadis itu, tak lupa tanganku meraih buah dada-nya yang kenyal lalu aku remas-remas dengan penuh gairah. Sesekali aku juga memainkan puting susu-nya yang berwarna kemerah-merahan itu. sembari tangan kiriku memegang buah dada-nya, tangan kanan-kupun sekarang bergerak menuju liang senggamanya. Saat itu aku mencoba menusuk-nusukkan jemariku kedalam liang senggama yang masih sempit itu.

    Secara perlahan aku menusukan jariku kedalam liang senggama gadis itu, setelah beberapa saat pada akhirnya jemariku berhasil masuk ke dalam liang senggama-nya.

    Tidak kusangka ternyata dia masih Virgin, dan keluarlah sebercak darah yang mengalir dari liang senggamanya. Saat itu aku sempat terkejut karena tiba-tiba gadis itu bergerak, mungkin saja dia merasakan sakit ketika jariku menembus selaput daranya.

    Seketika aku-pun langsung menghentikan perbuatanku, karena aku takut dia sadarkan diri dan akan berteriak jika melihat aku sedang melakukan hal cabul ketika dia tersadar. Setelah beberapa saat aku hentikan, ternyata dia masih tidak sadarkan diri. Saat itu aku masih sempat menunggu sekitar 10 menit untuk memastikan jika dia benar-benar masih tidak sadarkan diri.

    Lalu setelah benar-benar yakin dia masih pingsan, aku-pun kembali melanjutkan bermain di arena kewanitaan-nya dengan jemariku. Setelah itu aku-pun mencoba bermain dengan gaya lain, ketika itu aku mendekatkan wajahku ke depan bibir kewanitaan-nya gadis itu. Kulihat bibir kewanitaan-nya berlumur sedikit bercak darah akibat sodokan jariku yang menembus selaput daranya tadi.

    Karena aku sudah terlanjur nafsu dan khilaf akupn tidak perduli dengan bercak darah itu, dan aku-pun langsung melahap kewanitaan gadis itu sembari kedua tanganku membuka lebar dinding bibir kewanitaan-nya. Setelah beberapa saat aku menciumi kewanitaan-nya, aku mulai lidahku menjulurkan lidahku untuk memainkan clitoris-nya. Masih dengan keadaan pingsan, aku mendengar nafas gadis itu memburu.

    Seketika itu hembusan nafasnya menjadi lebih cepat dan tidak beraturan. Ketika nafasnya makin tidak beraturan, tiba-tiba dari lubang itu keluar cairan putih bening yang hangat membasahi lidahku. Sungguh hebat sekali gadis itu, dalam keadaan yang tidak sadarkan diri dia bisa orgasme, hha… mantap.

    Berhubung gadis itu sudah orgasmen dan masih tidak sadarkan diri, aku-pun langsung mempersiapkan kejantananku yang sudah mencapai ukuran maksimal itu, untuk memcoba memasuki liang senggama-nya. Aku langsung mencoba memasukkan kejantananku ke dalam kewanitaan itu dengan menggesek-gesekan kejantananku terlebih dahulu, tapi ketika aku akan memasukan kejantananku ke dalam liang senggama-nya ternyata liang senggama-nya masih sangat sempit.

    Saat itu terasa sangat sulit sekali memasukan kejantananku kedalam Vagina Gadis itu, sampai-samapi kejantananku yang sudah ereksi maksimal tidak kuat untuk menembus kewanitaan gadis itu. Huffttt, sunguh susah menembus memek perawan. Namun aku tidak menyerah begitu saja, secara perlahan aku terus mencoba menusukan kejantananku. Setelah susah payah akhirnya,

    “ Zlebbbbbbbbbb ”,

    Terbenamlah seluruh kejantananku didalam vagina itu. Setelah berhasil masuk kedalam lubang kewanitaan itu, kurasakan seakan kejantananku seperti dipijat-pijat oleh dinding Vagina gadis itu,

    “ Ouhhhhhhhhh…. Nikmatnya surga dunia ini… ”, ucapku puas.

    Setelah terbenam seluruhnya kurasakan hangatnya lubang kewanitaan membuat kejantananku semakin keras saja. Lalu aku langsung mengangkat pinggul gadis itu sejajar dengan kejantananku. Dengan perlahan aku gerakan kejantananku keluar masuk dari liang senggamanya,

    “ Eughhhhh… Nikmat sekali… Sssss… Aghhhhh… ”, desahku merasa nikmat.

    Setelah sekitar 15 aku menggenjot kewanitaan gadis itu dengan tempo pelan, kini aku mempercepat genjotanku dengan liar dan penuh nafsu,

    “ Ouhhh… Sssss… Aghhh… Plak… Plak… Plak… ”, desahku bercampur suara hentakan kulit kami yang menempel ketika aku menggoyangkan pinggulku.

    Tidak lama kemudian kurasakan ada sesuatu yang mendesak pada pembulu darah pada kejantananku, dan,

    “ Aghhhhh… Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,

    Pada akhirnya tersemburlah semua spermaku di dalam liang senggama gadis itu, aku merasa nikmat dan melayang-layang. Sungguh luar biasa orgasme yang kurasakan saat itu. seketika itu aku-un langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Sejenak aku membaringkan tubuhku di samping gadis itu. Aku barbaring sambil memandang ke atas dan sesekali aku memandang wajah gadis itu yang terlelap dengan wajahnya yang lugu. Dan sesekali aku memegang buah dada-nya yang sangat menggoda.

    Tidak terasa haripun sudah sore, saat itu aku terus memainkan tubuhnya karena aku tak mau melewatkan kesempatan ini. Beberapa saat aku berpikir untuk menemani dia hingga sadar. Tapi kadang aku merasa takut akan apa yang telah aku lakukan tadi. Tapi setelah berpikir beberapa kali, akhirnya aku memutuskan untuk menemani gadis itu hingga siuman.

    Ditemani api unggun dan debur ombak, sambil bersandar di pohon aku memeluk gadis itu dari belakang. Dan walaupun begitu pikiran kotorku tak pernah hilang. Sambil aku memeluknya, mencoba untuk menghangatkannya, tanganku tak henti-hentinya memegangi buah dada-nya yang waktu itu dia masih telanjang karena aku tidak ingat untuk memakaikan pakaian renangnya

    Pada waktu itu aku melihat jam tanganku menunjukan tepat pukul 19.00 malam. Beberapa saat kemudian akhirnya gadis itupun siuman, dia terkejut ketika dia melihat aku disampingnya dan sadar bahwa dirinya telah telanjang bulat,

    “ Hah… Kamu siapa, kenapa kamu disini dan mengapa aku telanjang ??? kamu melakukan apa padaku ?? ”, ucapnya kaget bercampur kemarahan.

    “ Sudah-sudah tenang dulu, tolong diam sebentar dandengarkan aku !!! tenanglah, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu ”, ucapku dengan santainya.

    Kemudian akupun menjelaskan semuanya, dari mulai aku menemukan dia sampai dia siuman. Mendengar ceritaku dia sempat meneteskan air mata. Dengan air mata bercucuran, dia menceritakan semuanya kepada aku. Dari ceritanya aku mengetahui ternyata dia adalah putri dari seorang jutawan dari kota B dan tak lupa kamipun berkenalan. Gadis itu ternyata bernama Dila.

    Saat itu dia mengatakan kepadaku mengapa dia tidak sadarkan diri, ternyata dia terseret ombak ketika dia sedang berenang di pantai hingga tidak sadarkan diri. Kemudian kamipun mulai akrab dan Dila-pun berkata,

    “ Tian, kamu bisa tolongin aku nggak… ”, ucap-nya.

    “ Apa saja pasti akan akau lakukan Dil ”, jawabku.

    “ Terima kasih sebelumnya ya Tian, aku kedinginan sekali nih tian, dan aku tidak bawa pakaian, hanya baju renang ini saja yang aku bawa ”, ucapnya memelas kepadaku.

    “ Yasudah sini aku peluk kamu biar kamu hangat ”, ucapku menawarkan kehangatan.

    Kemudian dia mulai mendekat dan dan aku mulai memeluk nya di dalam pelukanku,

    “ Dil, kalau kamu cuma begini saja, kamu pasti masih akan kedinginan ”, ucapku penuh dengan pikiran cabul lagi.

    “ Lalu aku harus bagaimana Tian biar aku nggak kedinginan ? ”, tanyanya padaku polos.

    “ Agar kamu tidak kedinginan kamu harus menggerakan tubuh kamu ”, ucapku.

    Lalu Dila-pun mulai menggerakan tubuhnya, sesekali dia melompat lompat agar dia merasa hangat. Namun hal itu percuma saja, karena selain dia telah lama terendam air laut, dan juga suasana dipantai dingin sekali karena angin diapun berkata padaku,

    “ Tian… Kenapa aku masih dingin ya ”, ucapnya padaku.

    Lalu aku memberanika diri untuk menawarkan hal lain kepadanya,

    “ Masih dingin ya Dil, Eummmm… gimana yah… Eeeeee… gmana kalau kita itu aja… Eummmm… ML maksudky ”, ucapku agak ragu.

    “ Hah, Apa ?!!! ”, ucapnya kaget.

    “ Gimana Dil kamu mau nggak, aku yakin kalau kita ML pasti tubuh kamu nanti terasa hangat? ”, ucapku penuh trik dan pikiran cabul .

    “ Eummm… giman ya Tian… aku takut kalau begituan… tapi… ”, ucapnya bingung.

    “ Sudah nggak udah takut, kita coba lakukan saja… ”, kataku sambil memeluk dan menciumnya dengan lembut.

    Beberapa saat kamu berciuman dengan tubuh tanpa busana. Sesekali tanpa disengaja kejantananku yang sedang berdiri menyentuh-nyentuh perutnya. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku langsung menarik mulutku dari mulutnya. Aku langsung menyuruhnya untuk mengulum kejantananku yang dari tadi Ereksi,

    “ Sekarang kamu coba sepongin kontol aku yah !!! ”, pintaku.

    Tanpa banyak bicara dia langsung menuruti semua apa yang saya katakan. Dia langsung mengulum kejantananku. Pertama dia masih ragu, tetapi setelah beberapa saat dia mengulum kejantananku akhirnya dia menikmatinya dan nafas-nyapun mulai tidak beraturan,

    “ Ya gitu… terus Dil… Ssss… bagus sekali… Oughhh… ”, desahku.

    Setelah beberapa menit dia mengulum kejantananku, serasa aku akan menyemburkan lahar panasku, namun aku tidak rela jika harus orgasme dengan sebuah kuluman. Lalu aku-pun mengeluarkan kejantanku dari dalam mulutnya dan,

    “ Dil, sekarang aku jilatin memek kamu yah !!! ”, ucapku.

    Tanpa banyak bicara Dila-pun kemudian dia langsung merebah di pasir dan membuka selangkangannya lebar-lebar. Kemudian aku memulai dengan menciumi pahanya lalu berpindah ke dadanya lalu ke perutnya lalu aku manciumi bibir kewanitaan-nya. Setelah seluruh permukaan bibir kewanitaan-nya aku jilati, aku mencoba membuka kewanitaan-nya lebar lebar dan langsung menghisap clitoris-nya yang sudah mengeras,

    “ Oughhhh… geli sekali tian… Ssss… Aghhhh…. ”, ucapnya geli-geli nikmat.

    Saat itu aku memainkan clitoris-nya yang tersasa hangat dimulutku. Diapun mengeluarkan desahan-desahan kecil yang membuatku semakin ingin melumat seluruh kewanitaan-nya. Setelah beberapa saat aku melumat kewanitaan-nya itu, aku langsung menghentikan permainanku itu,

    “ Ihhhh… kenapa berhenti sih Tian, Lagi enak-enaknya tau… huhhh… ”, ucapnya sedikit kecewa.

    “ Udah jangan cemberut gitu dong, aku bakal kasih kamu yang lebih nikmat… ”, ucapku.

    Tanpa banyak bicara lagi, aku langsung meraih kejantananku yang sudah berdiri lagi. Aku langsung mengarahkan kejantananku kearah kewanitaan-nya yang sudah terlihat basah sekali. Dan ketika aku memasukannya ternyata kali ini lebih mudah dari sebelumnya. Diiringi desahan yang sedikit keras, aku tanamkan kejantananku dalam-dalam,

    “ Aowww… aduh, Sakit Tian… ”, ucapnya kesakitan.

    Lalu dengan perlahan aku mulai manggenjot pinggulku. Secara perlahan desahan sakit yang keluar dari mulut Dila-pun berubah menjadi desahan nikmat,

    “ Sssss… Oughhh… enak Tian… ayo terus… Aghhhh… ”, desahnya mulai menikmati hubungan sex kami.

    Ditengah aku sedang menggenjot kewanitaan-nya, aku langsung menyuruhnya untuk bangkit,

    “ Dila… kita coba dogy style Yuk !!! ”, pintaku.

    “ Apa tuh Tian… ? ”, ucapnya polos.

    “ Sekarang kamu nungging seperti anjing kencing yah ”, ucapku mengarahkannya.

    “ Oh itu ya Tian, baiklah… ”, ucapnya menggiyakan permintaanku.

    Kemudian dia menungging dan aku langsung menyambut kewanitaan-nya dari
    belakang. Lalu akupun langsung menggenjot kembali pinggulku ini,

    “ Aghhhhh… Aghhhhh… enak, Oughhh… Eummmm… ”, desah Dila.

    Setelah hampir mencapai puncak, aku langsung mempercepat genjotanku yang membuat timbulnya suara benturan pinggulku dengan pantatnya,

    “ Sssss… Aghhh… Plakkk… Plakkk… Plakkk… Oughhhh yeah… ”,

    Diiringi desahan panjang dari mulut Dila,aku merasakan cairan hangat membasahi kejantananku yang masih berada dalam liang senggama Dila. Hal itu menandakan Dila telah Orgasme. Saat itu aku-pun makin mampercepat genjotanku dan tidak lama kemudian,

    “ Crottttttttt… Crottttttttt… Crottttttttt… ”,

    Pada akhirnya aku pun kembali memuntahkan lahar panasku didalam didalam liang senggama-nya Dila. Sungguh orgasme yang luar biasa kali ini. Karena orgasmemu kali ini aku lakukan dengan keadaan Dila yang sudah sadarkan diri. Kemudian kamipun langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Lalu kamipun barbaring sambil saling berpelukan.

    Saat itu kamipun tertidur lelap di tepi pantai disaksikan oleh cahaya bulan dan deburan ombak. Pagi-pagi sekali kami terbangun dan dia segera memakai pakaian renangnya kembali sedangkan aku langsung mengantarnya pulang ke villanya yang letaknya ternyata tidak jauh dari hotel tempat aku menginap.

    Sesampainya Di Vila Dila, sebelum kami berpisah kami sempat bertukaran no. Handphone. Setelah sampai di hotel, aku melihat rombongan sekolahku telah kembali ke hotel dan bersiap untuk pulang. Setelah kami semua selesai berkemas, kemudian kamipun pulang. Sesampainya di rumah aku langsung menelefon Dila. Saat itu ternyata dia juga sedang ada di kotaku.

    Saat itu kamipun segera menentukan tempat untuk ketemuan. Dan yang pasti setelah kami ketemuan, kami melakukannya hubunngan sex lagi. Setelah kejadian itu kami-pun akhirnya berpacaran hingga sekarang. Untuk menjaga agar hubungan kami tidak rusak karena hamilnya Dila, aku memintanya agar Dila meminum pil KB sebelum dan sesudah berhubunga Sex.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Sempitnya Memek Bidan Muda

    Sempitnya Memek Bidan Muda


    1374 views

    Cerita Sex ini berjudulSempitnya Memek Bidan MudaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Lia adalah seorang gadis dengan usia 23 tahun,sebenarnya dia asli bandung, namun kedua orang tuanya di tugaskan bekerja di malang sebagai pegawai negeri. Lia memiliki perawakan yang cukup sempurna bagi seorang laki2, dengan tinggi 164cm,kulitnya putih,mulus,ramping,rambutnya hitam panjang dan lurus,wajahnya sedikit mirip dengan syahrini seorang penyanyi.

    Dia sangat menjaga kecantikan dan kesehatan kulitnya,mungkin karena dia seorang bidan.Saat masih kuliah,banyak teman2nya yang iri dengannya,karena kalau jalan2 dengannya,setiap laki2 yang berpapasan dengannya selalu tak berkedip melihat kecantikannya.Namun hanya Deny yang dapat menaklukkan hatinya.Deny adalah pacarnya,bekerja di salah satu perusahaan yang ada di kota malang.

    Mereka merencanakan untuk menikah setelah Lia memberikan keperawanannya kepada deny,tapi mereka hanya 1 kali melakukannya,mereka berjanji tidak akan melakukannya lagi sampai mereka menikah 1 tahun lagi.

    Hari pertama Lia di desa itu, cukup jauh perjalanan yang dia tempuh dari kota malang,angkutan umum pun jarang sekali ada d desa ini,Lia diantar oleh deny menuju puskesmas untuk berkenalan dengan pegawai yang lain dan kemudian menuju ke rumah dinasnya yang berada cukup jauh dari puskesmas.

    Lia di temani oleh Dewi dan Erna yang juga seorang bidan PTT. Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda Lia juga dikenalkan dengan tetangganya Pak Iwan ketua RT di desa itu,Pak Iwan sangat di segani oleh warga nya,sebenarnya dia mau di calonkan sebagai kepela desa,tapi dia menolaknya,dengan alasan sudah banyak memiliki urusan,Pak Iwan berusia 54 tahun,dia mempunyai 2 orang istri yang keduanya lebih muda kira2 10 tahun darinya,maklum Pak Iwan mempunyai banyak lahan perkebunan dan pertanian.

    Pak Iwan di tugaskan oleh kepala desa untuk membantu Lia dan temannya yang lain apabila memerlukan bantuan,dengan alasan rumah Pak Iwan lebih dekat dengan rumah dinas mereka. Bersama Dewi dan Erna, Lia sering bergantian ke rumah2 warga untuk membantu ibu2 yg mau partus normal ataupun mengobati bayi yang sakit.

    Untuk bertugas ke desa yang jauh,Pak Iwan lah yg sering mengantarkan Lia atau temannya yg lain,karena mereka tidak mempunyai motor.tapi dengan senang hatinya pak iwan selalu siap sedia mengantarkan bidan2 tersebut.

    Suatu ketika Lia bertugas mau ke rumah warga yang hendak partus,karena larut malam,Lia takut sendirian berangkat,teman2nya pun sudah tidur,beruntung saat Lia keluar rumah,dia melihat Pak iwan duduk di teras sambil merokok dan minum kopi,

    Lia pun meminta bantuan kepada pak Iwan.Sejak saat itu Lia dan Pak iwan lebih akrab,Lia selalu mengandalkan pak iwan untuk menemaninya bertugas,mungkin karena pak iwan memiliki kewibaan dan badan yg kekar sehingga Lia merasa lebih terlindungi.

    Karena seringnya Lia berboncengan dengan pak iwan dan jalanan yg rusak,Lia sering berpegangan ke pinggang pak iwan,dan dada Lia terus menerus bergeskan dengan punggung pak iwan, walaupun Lia tidak menyadarinya,sebenarnya pak iwan mulai menyukai lia dan nafsunya semakin menggebu2 setiap kali membonceng lia. Agen Casino

    selain lia cantik, pak iwan pun selalu merasakan kekenyalan dada lia. Namun Lia mempunyai perasaan yg berbeda,dia hanya menganggap pak iwan adalh sosok yg diseganinya dan selalu di hormatinya. Saat malam minggu,Lia baru saja pulang dari tugasnya,setelah selesai mandi dengan handuk putih yang melilit tubuhnya,

    Lia mendengar ketukan dari pintu,dengan santai Lia membuka pintu,ternyata adalah pak iwan. “Oo..pak Iwan,,silahkan masuk pak..”. Setelah masuk pak iwan duduk di kursi. “Ada apa ya pak?,,”Lia bertanya sambil menutupi belahan dadanya yg sedikit terbuka. “Nda’ apa2,,cuma mau mampir saja,sambil bawakan nasi goreng ini,,kok kelihatn sepi,,?mba dewi sama mba erna kemana,,?”.

    Pak iwan bertanya sambil matanya jelalatan seperti mencari sesuatu. “Wah bapak kok repot2 begini,makasih ya pak.. mmm,,dewi sama erna pulang ke kota,katanya kangen sama orangtua,,kalau begitu,saya mau ganti baju dulu,bapak mau minum apa?”..kata Lia sambil berjalan menuju kamarnya yang dekat dengan ruang tamu.

    Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda “Begitu ya,tidak usah repot2 mba,cukup air putih saja,,apa mba Lia nda’ kangen juga sama ibunya,,?” pak iwan berkata sambil menyalakan sebatang rokok sampoerna.

    “sebenarnya kangen sii,,tapi ortu saya lagi ada di bandung,terpaksa deh saya tinggal sendirian disini,,”Lia pun keluar dari kamarnya dengan membawa air aqua gelas dan makanan kecil. Mata pak iwan tercengang saat melihat lia keluar dengan pakaian serba minimnya,lia memakai gaun tidur warna putih tanpa lengan dan celana yang pendek sepaha.

    Lalu lia berbincang2 dengan pak iwan sambil makan nasi goreng yang di beli pak iwan, tiba2 saja hujan dengan lebatnya,lia pun menutup pintu karena takut dengan kilat2 yang menyambar.

    Karena sudah akrab,mereka berbincang2 kesana kemari dari masalah pekerjaan sampai masalah seks. bagi Lia,seks adalh hal yang biasa dan pak iwan bukan orang lain baginya. Lalu perlahan2 pak iwan pun menggeser duduknya mendekati Lia, lia pun membiarkannya,karena dia tidak curiga sama sekali.

    “Mba lia,saya rasa mba sudah cukup umur untuk menikah, apa pacar mba belum merencakannya..?”. “Iya pak,sebenarnya saya sudah kepingin menikah,tapi mas deny masih terlalu sibuk sama pekerjaannya,mungkin karena dia baru beberapa bulan di terima bekerja di perusahaan..yaa,,saya tunggu saja..”.

    “Wah,kalau begitu mba sabar saja dulu,,ngomong2 baju tidur mba bagus sekali,boleh saya pegang kainnya,,?barang kali nanti mau belikan istri2 saya yang kaya gini..”. “Boleh,ini,,”kata lia sambil memajukan badannya ke hadapan pak iwan. Tapi,bukannya memegang kain baju lia, pak iwan malah mengelus2 perut lia dari luar. Sontak Lia pun terkejut dan sedikit menjauh, “Yee,,bapak kok elus2 perut saya,,?saya kan tidak hamil pak”..

    Kemudian pak iwan kembali mendekati lia,,”Bapak minta maaf,bapak kira lia sudah hamil,,hehe” pak iwan tersenyum bercanda sambil memegang tangan lia. “Enak aja bapak bilang gitu,saya kan belum menikah,,”Lia berkata sambil melepas genggaman tangan pak iwan secara perlahan. “Jangan begitu,malu saya pak,,masa bapak begitu..?” lia menambahkan. “Mba sih terlalu cantik, badan mba membuat saya nafsu, bapak kan jadi gemes sama mba,,mba lia mirip sama syahrini,yg d tv2 itu lo,,”.

    Pak iwan mulai mengeluarkan rayuan2nya. “Masa sih pak? Saya rasa, bapak berlebihan deh,,”. lia pun merasa tersanjung karena di puji2 oleh seseorang yg di hormatinya. Pak iwan semakin mendekati dan melingkarkan tangannya ke bahu lia. ”Jangan begini pak, nanti ketahuan istri2 bapak, lagian saya mengannggap bapak sudah seperti bapak saya sendiri.,,”.

    ”Mba tenang saja,istri saya kalaupun tahu nda’ akan berani marah,,bapak sangat menyukai mba lia lebih dari apapun,,”. Lia hanya tersenyum sambil memandangi pak iwan. ”maafkan saya pak,,saya bukan istri bapak,dan saya tidak mau jadi istri bapak,,kan bapak sudah punya 2 istri”. Lia berkata dengan sopan.

    Lia melepaskan tangan iwan dari tubuhnya,Tapi iwan tidak menyerah,dia kemudian meniupkan nafasnya ke tengkuk lia yg di tumbuhi rambut halus,dan telinga sampai dada lia. Lia bergidik merasa geli, lalu iwan membelai2 rambut lia yg panjang dengan lembut.

    Karena suasana mendukung,hawa dingin karena hujan, dan bubuk perangsang yg di masukkan iwan ke dalam nasi goreng lia, maka lia pun terbawa hanyut dalam pelukan pria yg hampir seusia ayahnya itu. Lia terbawa arus gairah laki2 itu,badannya panas dingin karena sentuhan2 iwan..

    Dengan liarnya tangan iwan, dia memasukkan jari2nya ke dalam baju lia dan meremas2 bongkahan dada yg tidak terlalu besar namun sangat menggairahkan dan juga kenyal. Sementara mulut iwan menempel di bibir lia yg kemerah2an,lidahnya menyusup mencari2 lidah lia, cukup lama mereka berciuman dengan penuh nafsu, lia pun hanya bisa mendesis,

    ”Sssshh,,Paak,,”. Walaupun hujan deras di luar sana, lia mengeluarkan keringat, terlihat wajah Lia memerah menahan nafsu. ”Sssshh,,Apa yg mau bapak lakukan ke saya,,,? Kenapa badan saya begini pak,,?”.

    Iwan pun tersenyum mendengar perkataan lia,,menandakan bahwa lia sudah pasti takluk di pelukannya. Kemudian iwan menggendong lia ke kamar, dan membaringkannya d ranjang. ”Apa mba lia bersedia untuk saya cumbui malam ini,,?” iwan berkata sambil melepas kaosnya dan celana panjangnya. ”Jangan paak,,! saya masih perawan..”.

    Lia masih sempat berpikir dengan akal sehatnya, dia berbohong kepada iwan agar iwan merasa kasian dan menghentikan kelakuannya. Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda ”Tenang sayang,,saya akan pelan2..”.

    Bukannya kasihan tapi iwan semakin antusias ingin cepat meniduri lia. Dan lia semakin tidak berdaya saat iwan mulai menindihnya. Kembali iwan mengulum bibir lia yg merekah pasrah. Iwan membuka baju lia, terpampang lah tubuh bagian atas lia yg indah. Lia hanya mendesis dan memejamkan matanya saat celananya di tarik iwan.

    Lia terlihat malu karena dia tinggal mengenakan BH dan CD berwarna putih saja. Iwan kemudian bergerak menciumi pipi, leher, telinga, dan dada lia berulang ulang kali,,lia tak kuasa di perlakukan seperti itu, kedua tangannya mulai memeluk tubuh iwan. ”Aaahh..Paak, Jangan begini,,Lia geli..”.

    Iwan berhenti sebentar untuk melepas kaitan BH lia,dan saat terlepas, iwan kagum melihat puting payudara lia yg sudah membesar mencuat ke atas berwarna merah muda,, langsung di hisapnya puting sebelah kanan, sedangkan puting yg sebelah kiri di main2kan dengan jari iwan.

    Lia mengeluh saat iwan menjilat2 putingnya, ”Uuuuh.,,Mmm,,.. Sudah pak, lia ngga’ tahan, Ssshh,,”. Tangan iwan menarik keluar CD lia yg sudah cukup basah, kembali iwan mengagumi kemolekan tubuh bidan ini, vagina nya memerah merekah, mungkin karena kulitnya yg puting. di daerah sekitarnya tumbuh bulu2 halus,tapi tidak lebat.

    Langsung saja mulutnya menciumi bibir vagina dengan buasnya,, ‘Ssllurp ssllurp,,’ terdengar bunyi mulut iwan sedang beradu kenikmatan dengan vagina lia,, ”Aahhh,,aahh,, Ssshh,,”. Lia memegangi kepala iwan dengan erat,sedangkan kepalanya sendiri bergerak ke kiri dan ke kanan menahan nafsu.

    Dengan jari telunjuknya, iwan mulai mengucek2 liang vagina lia,sontak lia pun semakin meracau ”Aaaghh,,apa itu paak yg ada d vagina Liaa,,Uuuhh..”. Iwan malah menjawab pertanyaan lia dengan cara memasukkan lidahnya ke lobang Lia.. ”Uuuu,,,Lia pengin pipiiis,,Aaaghhh,,”.

    Akhirnya lia pun mengalami orgasme yg cukup deras hanya karena cumbuan iwan di vagina nya.. Iwan terus menerus mengisap2 cairan lia sambil melepas celananya,mencuatlah penis iwan yg sudah tegang.

    ”Sekarang,tolong isapin penis bapak ya sayang”. Lia terkejut melihat penis iwan yg terlalu besar baginya, karena penis deny pacarnya tidak sebesar dan sepanjang itu. ”Kenapa kontol bapak besar banget pak?,,saya takut..”. Lia berkata sambil mengocok2 penis iwan, sesekali memasukkannya ke dalam mulutnya dan di isap2nya.

    ”Mba tenang saja,bapak akan memberikan kenikmatan yg besar juga”. Iwan menenangkan Lia dan merasakan nikmatnya hisapan lia yg cantik ini. Puas dengan mulut lia, iwan pun merubah posisi kembali menindihnya sambil membuka kedua paha lia. ”Pelan ya pak”, lia khawatir.

    Sedikit demi sedikit kepala penis iwan memasuki lobang lia, ”Sshhh,,paak, Aduuh..”, lia merasakan vaginanya mulai terisi oleh penis iwan. ”Aaaaaghh,,perih paak”, Dengan sekali sentakan penis iwan masuk semuanya ke dalam vagina lia yg terus berdenyut2.

    Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda cukup lama iwan mendiamkan penisnya d dalam vagina lia,setelah lia mulai menggeliat2 barulah iwan melakukan penetrasi,mengeluar masukkan dan memutar2 mencari2 titik kenikmatan lia. ”Ouh,,Sssh,,Enak sekali kontol bapak,, teruus, masukkan lebih dalam, Aahhhhh..”.


    Lia begitu menikmati genjotan2 iwan yg mulanya dia tolak. ”Vagina kamu juga enak, lebih enak daripada punya istri2 saya, jarang ada vagina seperti punya kamu yg bisa menyedot penis bapak terus2an begini, Ouhh..”. Iwan kemudian membalik badan lia agar posisi menungging, kembali di sodok iwan lobang kenikmatan itu dari belakang. Susu lia menggantung dengan indahnya sambil diremas2 oleh iwan. ”vagina saya rasanya penuh paakk,,Aaaahh,,Aaaaah,,”.

    Tak berapa lama kemudian lia memuncratkan Cairan maninya saat orgasmenya yg kedua, menyusul iwan juga tidak dapat menahan kenikmatan karena pijatan2 vagina lia.

    Banyak sekali sperma yg di muntahkan iwan kedalam rahim lia, rasa hangat yg lia rasakan. Merekapun roboh,diam tanpa suara sambil berpelukan. Akhirnya iwan dapat menaklukkan dan memuaskan lia gadis impiannya walaupun dia curiga bahwa lia tidak perawan lagi. Lia terus menerus disetubuhi oleh iwan sampai menjelang pagi, 4 ronde percintaan yg mereka lakukan.

    Vagina lia dipenuhi dan diisi terus menerus oleh iwan. Lia pun sadar dia akan segera hamil, karena waktu itu adalah masa suburnya. Besok paginya lia terbangun tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya, pak iwan sudah tidak ada lagi di sampingnya, mungkin sudah pulang pikirnya.

    Jam menunjukkan pukul 11 pagi, terdengar ada ketukan pintu, lia mengira itu adalah pak iwan, ternyata saat dia bukakan pintu, betapa kagetnya lia yg datang adalah Deny,pacarnya. Deny menjemput Lia untuk pulang ke kota, dan melamar Lia untuk menjadi istrinya, Lia pun menerimanya. Akhirnya selang 3 minggu Lia sudah menikah dengan Deny tapi Lia tidak akan bisa melupakan kenangan nikmat yg telah diberikan oleh Pak Iwan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • ML Pertamaku Dengan Pacar Kedua

    ML Pertamaku Dengan Pacar Kedua


    1289 views

    Cerita Sex ini berjudulML Pertamaku Dengan Pacar KeduaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pengalaman pengalaman berkesanku dalam hidup sangat banyak, dan mereka menghiasi duniaku seindah pelangi setelah hujan turun. Salah satu pengalamanku yang tak dapat kulupakan adalah malam pertamaku bersama Cecilia (Nama samaran).

    Aku bertemu dengannya di Kamasutra Bali, tepatnya bulan Oktober 2004 ketika Glenn Fredly pentas di panggung. Karena begitu penuh sesaknya hall Kamasutra, maka saya bersama 2 orang teman bule saya yang “nakal” ingin mencari angin segar diluar hall…

    Sembari mata ini melihat sekeliling, terlihatlah seorang putri cantik berbaju mini sedang ribet ber-sms ria dan memojok di sebuah pilar, terlihat sekali badannya proporsi banget, dadanya yang ranum dan pahanya yang bersinar putih menyilaukan mataku… Hatikupun berdegup dan muncullah perasaan ingin berkenalan dan tau lebih lanjut mengenai dirinya…. Billy, temanku sangat cepat menangkap perasaanku…

    langsung ia pun spontan berkata, “Hey, that girl over there is cute man… suites you well!… want me to be your smooth operator?…. hell yeah ofcourse right”… dan langsung si Billy dengan luesnya menghampiri wanita cantik nan jelita di pojok tersebut…

    Billy dengan spontan mendekat dengan lagak humor dan sambil memegang HP nya… dia berkata “ Hey I got your SMS,… but, I don’t know what you’re talking about, hehehehe” … spontan kaget si putri cantikpun melihatku yang jelas jelas orang lokal, dan bertanya… “apa’an sih temennya”… si Billy pun langsung mengatakan bahwa ia hanya bercanda… dan sang putri pun akhirnya tersenyum… ahh cantik sekali.

    Nilai 10 dari 10 aku berikan secara sukarela kepadanya. Dari humor tadi percakapan kami mulai berkembang… kami berkenalan dan akhirnya kutau namanya Cecilia, dan iseng iseng terucapkan berbagai pertanyaan seperti “tinggal dimana, ngapain di Bali, pergi ama siapa”…

    Cecil ternyata ada di Bali untuk kerja praktek di hotel megah di Jimbaran, ia ternyata kuliah dari universitas terkenal di Jakarta. Akupun memperkenalkan diriku dan mengapa ada di Bali, pekerjaanku di bidang apa, dan sebagainya…

    Setelah bercakap cakap cukup lama, aku pun mulai melontarkan pertanyaan “besok ngapain”… mengingat besok hari Minggu. Dia pun menjawab dengan ragu, bahwa besok belum pasti mau kemana… dan akupun mengambil kesempatan untuk mengajaknya pergi jalan jalan, namun sebelumnya kontak dia dulu… akhirnya kudapatlah nomor teleponnya… dan aku berjanji akan mencarinya esok.

    Tak lama setelah itu 2 orang bule temanku Mike & Billy datang menghampiri dan menggodaku, mereka mengatakan kepada Cecilia “You guys suites each other… You should go out some time…, and Jason… yeah belief me Jason is a good guy”… Kita berdua Cuma bisa tertawa kecil…

    saat itu juga Mike membisik kepadaku untuk meninggalkan Kamasutra dan pergi ke klub lain… Dengan berat hati aku melambai dan mengucapkan kata “see you tomorrow”… kita pun berangkat ke EMBARGO, dan Mike pun berkata… (terjemahan Indonesia)… kalau udah dapet cewe, jangan terlalu berlama lamaan menggoda… coba untuk jadi “cool” dan ditinggal aja, ntar dia pasti penasaran dan pengen ketemu lagi… dan setelah itu akupun kembali ke hotel dan tidur…

    Malam itu seolah jam berjalan lama sekali, dan hatiku tak tenang… akhirnya kuraih HP dan ku SMS Cecilia dengan perkataan singkat “Hello, thanks yah udah mau kenalan ama gw tadi… besok kita jalan beneran yah”… selang 2 menit tiba tiba hatiku dikagetkan dengan SMS balasan dari Cecil yang isinya “Justru aku yang say thanks, udah diajak kenalan… cu 2morrow”… duhh hati ini dingin rasanya, segeralah diriku terlelap.

    Keesokan harinya langsung kutelepon mobil charteran langganan beserta sopir, dan kusewa AVANZA yg waktu itu sedang baru barunya… dan kuhampiri Cecil di kost nya daerah Jimbaran. Sesampainya di kost, Cecil ternyata bersama teman dekatnya, seorang cewe Bali… batinku merasa kurang enak, kok ada obat nyamuknya.. Rfbet99

    tapi cuek dah, karena saat itu aku terhibur dengan Cecil yang mengenakan tank top putih, ketat sekali dan sebatas pusar, dengan hot pants warna khakis.. uhm terlihat bangat body indah bak foto model ada bersamaku, lalu kita jalan jalan dan menyusuri pantai Tanjung Benoa.

    Eh ternyata teman teman kampus Cecil yang lain sudah menunggu di sana, dan tampak sekali Cecil agak malu malu bersamaku, godaan godaan kecil yang dibisikkan ke telinga Cecil jelas sekali kurasakan adalah tentang ia bersama dengan seorang pria baru kemaren yang bertemu di Kamasutra… hehehe pikir pikir, saat itu diriku juga malu malu kucing…

    sementara teman temannya bermain air, kami berdua saling berbicara santai dan saling kenali diri satu sama lain… hati ini senang sekali merasakan bahwa ada perasaan kasih yang berbalas dari Cecil, dan diri ini merasa PD bahwa Cecil merasakan getar getar cinta pada diriku.

    Sorenya kami kembali ke kost dan teman Cecil pun berpamitan pulang… Cecil dengan agak malu mengajak ke kamar kostnya… dan kita berdua melanjutkan obrolan santai dengan duduk di atas ranjang… tidak lama kemudian, tangannya kugenggam dan kukatakan maksud hatiku untuk ingin mencoba jalan bersamanya menjadi kekasih…

    Cecilpun dengan malu mengatakan bahwa ia mau, tapi ia susah long distance karena ia masih di Bali, sedangkan saya harus balik ke Surabaya…. Karena takut tertolak, apapun alasan kubatalkan dengan kata dan janji manisku kepadanya… setelah itupun kita bergenggaman tangan dgn lebih erat.

    Ketika sudah sampai saatnya malam tiba dan Cecil harus ke hotel tempat ia bekerja praktek,sedangkan aku harus pulang ke hotel untuk menemani 2 orang bule yang gila clubbing kemarin, tiba tiba setitik air mata menetes dan baru kusadari bahwa Cecil menangis…

    kutanyakan alasannya ternyata ia menangis karena besok akan berpisah denganku… oh hatikupun remuk… otomatis tangan ini meraihnya dan memeluknya dari belakang… dan sedikit kurasakan empuknya buah dadanya yang ranum itu…. Akhirnya aku harus meninggalkannya dengan hati yang berat pula…

    Malam itu walaupun diriku bersama 2 orang temanku clubbing ke berbagai tempat, namun kepala ini hanya memikirkan dirinya terus… hingga akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang dan tidur…

    Ke esokan harinya… sama seperti hari sebelumnya, akupun bergegas menjenguk Cecil, namun kali ini aku tidak memanggil mobil charteran lagi,.. melainkan sebuah TAXI, karena jadwal pulang ke Surabaya adalah hari Senin pukul 17.00, dikutip Situs Bokep Terkini.

    Dengan taxi aku meluncur ke kost, dan langsung kutuju kamarnya… Cecil walau dengan mata agak sembab menyambutku dengan senang hati… jelas sekali bahwa ia berusaha senang walaupun hatinya sedih… tak kuat melihat itu, maka akupun langsung membisikinya … “Cil, tau nggak… pesawatku aku delay sampai besok malem”…

    Spontan setelah mendengar itu Cecil berubah expresinya 180 derajat dan melompat kegirangan, dan memelukku… kemudian ia mencium pipiku… akupun kaget dan merasakan kehangatan yg sangat… tak ingin kehangatan itu pergi, maka langsung kupeluk dan akhirnya kucium bibir manisnya… (sopan)… dan kita berciuman cukup lama sampai Cecil makin bergairah…dan akupun mulai memperganas ciumanku… 1 jam lebih kami berciuman dan akhirnya kami pun berciuman dalam posisi tidur…

    Tangan inipun makin lama makin jahil… dan Cecilpun aku angkat tepat diatasku agar ciuman lebih enak… dari sana buah dadanya mulai kuremas remas, dan pantatnya pun ku massage terus menerus…. Melihat ia makin turn on, maka kulepaslah bajunya satu persatu… helai demi helai… dan kusaksikan oh indahnya ciptaan Tuhan… buah dadanya yang kencang, ranum dan kenyal itupun segera kulahap dan kusedot… pakaiankupun mulai ku tanggalkan satu per satu…

    Akhirnya kami telanjang bulat… dan secara tidak sengaja lututku menyentuh daerah kemaluannya, dan ahhh… terasa sedikit licin dan hangat terkena pelumas yang mulai keluar dari kemaluannya… langsun kutarik badannya ke arahku dan kutancapkan barang pusakaku ke kemaluannya… saat itu kurasakan nikmatnya penetrasi tanpa kondom… aahhhh begitu nikmat….

    Kemaluannya, ohhh rasanya seperti perawan… Walau jelas sekali aku tau bahwa ia tidak mungkin seorang perawan… berbagai pujian kulontarkan sambil kami berdua terus bergerak dan mendesah…

    Ketika ia bergerak naik dan turun, kusaksikan buah dada yang bergetar indah, serasa memanggil tanganku untuk bermain… tanpa diperintah tangan ini pun langsung bereaksi dan memassagenya terus… sedang tangan kiriku terus memegang pantatnya yang sangat bulat itu… ototnya terasa padat dan kenyal sekali, seolah ia berlatih keras untuk mendapat tubuh seindah itu…

    wajahnya yang cantik sesekali tersibak rambutnya yang menyelimpang ke depan… berbagai posisi kucoba dan Cecilpun terus mengerang tanpa mempedulikan kamar sebelahnya…

    Akupun pada akhirnya merasa sudah mendekati klimaks, dan akupun berinisiatif untuk mengganti gaya… dari tadi kuperhatikan terdapat sebuah cermin di dekat meja sebelah ranjangnya… ku ajak Cecil menghadap ke cermin dan meja tersebut, dan kutusuk dia dari belakang sambil dia agak menunduk…

    ahh serasa barang pusaka makin terjepit lagi ketika dari posisi agak menunduk tersebut dirinya kupeluk dari belakang dan perlahan kutegakkan badannya… aku menusuk terus dari bawah ke atas dan sambil melihat tubuh indah di cermin itu aku terus meremas buah dadanya… uhh… enak sekali…

    akhirnya akupun klimaks dan tanpa kusangka, saat itupun kurasakan getaran dr tubuh Cecil bak seorang yang kedinginan di kutub utara sedang menggigil… kutanyakan kenapa… ternyata Cecil bilang… “aku sampe ko…. Aku sampe… “ …. Ahhh betapa leganya diriku bisa memuaskan putriku hingga orgasme…

    Setelah itupun kami berdua tergeletak di ranjang dan beristirahat… Semenjak saat itu kami tak henti hentinya bermain cinta di kamar hingga malam ke-esokan harinya …

    Kami berhenti hanya untuk mandi, makan dan minum saja… Berbagai variasi bercinta kami lakukan semua…

    Mulai dari saat itu, tiap 2 minggu sekali selalu kusempatkan diriku ke Bali untuk mengunjungi putriku Cecil… tiap hari Jumat selepas kerja aku berangkat, dan aku kembali ke Surabaya di hari Minggu penerbangan termalam…

    Berbagai petualangan cinta di alam bebas pun kami lakukan di Bali bersama, mulai dari kamar mandi Hotel Hard Rock, di atas bukit Dreamland, sampai di tepi pantai Kuta,

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.