Author: perawanku

  • Cerita Sex Bergambar Budak Majikanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Bergambar Budak Majikanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1827 views

    Perawanku – Sebelumnya perkenalkan, aku adalah seorang pria yang sebut saja Reno dengan umur 28 tahun. Aku merupakan pria yang memiliki wajah lumayan ganteng dan tubuh yang kekar dengan tinggi 185 cm dan berat 81 kg. Tetapi pengalaman ini telah terjadi 3 tahun yang lalu saat aku masih berusia 25 tahun. Pengalaman yang aku alami sangat menyakitkan karena aku diperbudak oleh tiga orang nyonya yang haus sex sekaligus. Bukan hanya satu hari, dua hari atau tiga hari saja, tetapi dalam wakti satu minggu atau tujuh hari.

    Cerita bermula ketika aku baru datang dari daerahku di daerah Sulawesi. Waktu aku datang, aku tidak memiliki pekerjaan yang pasti dan uang yang aku bawa hanya pas-pasan. Paling-paling uang tersebut hanya bisa untuk makan tiga hari saja. Aku memberanikan diri datang ke Jakarta karena kata temanku mendapat pekerjaan di Jakarta mudah asal mau melakukan apa saja semua bisa diatur.

    Ketika hari sudah malam dan sepi, mungkin sekitar pukul 9 malam. Aku sudah tidak tahu mau kemana lagi. Tiba-tiba saja ada seorang wanita naik mobil Mercy menghampiri aku. Menanyakan keadaan aku, siapa namaku, dan asal aku. Dari penampilannya dia terlihat baik, anggun, cantik, sopan, dan sekitar berumur 36 tahun. Dia adalah Nyonya Lenny. Setelah sedikit kenal aku tahu bahwa dia seorang janda tanpa anak. Dia tinggal di daerah Pondok Indah. Dia adalah seorang Direktris dari sebuah Perusahaan Swasta terkenal di Jakarta.

    Aku diperbolehkan tinggal di rumahnya. Dan aku bekerja sebagai supir pribadinya. Tanpa test apapun aku diterimanya bekerja. Untunglah kataku, karena aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi termasuk uang. Di rumah Nyonya Lenny aku diberi makan dan pakaian yang layak. Sedangkan barang-barang yang aku bawa sudah dibuang seluruhnya atas perintah Nyonya Lenny. Karena ia suka pada kebersihan rumah dan seseorang. Ya aku tidak memikirkannya, karena semua sudah diberikan oleh Nyonya Lenny. Barang-barangku tidak penting, hanya sebuah baju, celana, dan celana dalam yang kupakai. Sedangkan yang kubawa tertinggal di Stasiun Kereta waktu aku datang. Aku merasa beruntung karena bertemu dengan Nyonya Lenny.

    Aku sudah bekerja dengan Nyonya Hanna selama 2 bulan berjalan. Hari ini aku disuruhnya menjemput dua orang temannya di Bandara. Mereka datang dari daerah Bandung dan akan menginap kurang lebih selama satu mingguan di rumah Nyonya Lenny. Setelah aku mengantar Nyonya Lenny ke kantor, aku langsung menuju ke Bandara untuk menjemput kedua temannya. Aku tidak kesulitan menemukan mereka, karena aku sudah memiliki foto-foto mereka. Dari foto terlihat mereka seorang Nyonya-nyonya yang cantik dan muda. Yang satu bernama Lola dan yang satu bernama Lina.

    Lalu mereka aku antar langsung ke tempat Nyonya Lenny di kantornya. Mereka banyak mengobrol dan melepas kangen mereka. Setelah diberitahu oleh Nyonya Lenny ternyata yang bernama Lina berumur 34 tahun dan bekerja sebagai Kapten pada sebuah kantor kepolisian. Lola adalah seorang waria yang bekerja pada sebuah salon kecantikan dan berumur 30 tahun tanpa operasi, jadi masih memiliki penis tetapi Nyonya Lola memiliki payudara, makanya dia disebut waria. Nyonya Lenny juga berpesan agar aku juga menuruti perintah kedua nyonya temannya itu, seperti aku mematuhi perintah Nyonya Lenny. Aku hanya bisa patuh dan tentunya mengiyakan.

    Hari ini aku diberitahukan bahwa Nyonya Lenny harus dijemput pukul lima tepat. Sedangkan para karyawan lain pada hari ini dipulangkan lebih cepat pada pukul 3 sore. Mungkin sekitar pukul 4 sore sudah tidak ada karyawan lagi selain Nyonya Lenny dan kedua temannya, yaitu Nyonya Lina dan Nyonya Lola. Selama dua jam mereka berbincang-bincang serius dan sepertinya akan merencanakan sesuatu dalam jangka panjang. Tapi apa rencana mereka aku sendiri tidak tahu. Karena aku pikir itu bukanlah urusan aku. Itukan urusan para Bos-bos besar. Sedangkan aku hanya seorang supir.

    Setelah pukul lima tepat aku sudah sampai di kantor Nyonya Lenny. Dari luar terlihat sepi, karena tidak ada satu mobil pun di luar. Hanya lampu di ruang kerja Nyonya Lenny saja yang masih menyala, sedangkan yang lainnya sudah dipadamkan. Lalu aku menuju ruang kerja Nyonya Lenny dan mengetuk pintu.

    Lalu terdengar suara “Silakan Masuk!!” kata Nyonya Lenny.
    “Selamat Sore, Bu,” kataku menyapa Nyonya Lenny.
    “Apa yang harus saya lakukan, Bu?” tanya aku kepadanya.
    “Hari ini kamu harus patuh kepada kami” dengan nada suara yang sedikit membentak.
    “Baik, Bu saya akan patuh kepada ibu”

    Mendengar kataku mereka bertiga malah tertawa terbahak-bahak. Lalu Nyonya Hanna menyuruhku untuk menandatangani sebuah kertas yang aku sendiri tidak tahu apa isinya. Karena aku sedikit takut, aku langsung saja menandatangani surat tersebut secara langsung.

    “Bagus sekali!!” katanya sambil mereka tertawa senang Ha.. Ha.. Ha..!!

    Setelah aku menadatangani surat yang sah karena diatas materai, mereka menyuruhku untuk membaca surat yang baru saja aku tanda tangani tadi. Betapa terkejut dan kagetnya aku. Didalam surat tersebut menuliskan aku harus sanggup dan tanpa paksaan harus melayani keinginan dan kepuasan sex mereka berdua tanpa batas. Surat ini dibuat tanpa paksaan karena aku masih memiliki setumpuk hutang-hutang yang harus aku lunasi. Dalam surat itu juga menuliskan kalau aku seorang budak mereka yang harus patuh. Hatiku jadi menjerit tapi pasrah atas tindakan dan sikap mereka. Memang aku dalam bekerja dua bulan ini sudah meminjam beberapa kali kepada Nyonya Lenny untuk memeberikan uang kepada orangtuaku yang sakit dan untuk membiayai sekolah dua orang adikku.

    “Nah, Sekarang kamu buka siapa-siapa lagi. Kamu adalah budak sex kami. Karena kamu punya banyak hutang,” kata Nyonya Lenny kepadaku.
    “Iya, Bu” kataku pelan dan pasrah.
    “Kau memang penurut. Lagi pula kalaupun kau tidak mau, apa yang bisa kau perbuat. Semua yang kau miliki sekarang adalah milikku. Kau tidak punya apa-apa lagi, termasuk baju dan celana kamu, bahkan celana dalam kamu pun milikku. Ha.. Ha.. Ha..!!” Mereka tertawa penuh kemenangan.
    “Ya, Bu saya akan patuh pada perintah ibu.”
    “BUKAN IBU!!” bentak Nyonya Lenny, “Sekarang kamu harus memanggil kami dengan sebutan NYONYA”
    “Kamu mengerti!!” bentak Nyonya Lenny Lagi.
    “Baik, nyonya,” kataku pelan.

    Permainan akan segera dimulai. Aku hanya pasrah. Walaupun aku memiliki tubuh yang kekar dan atletis aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka. Karena aku takut dan harus patuh kepada mereka. Walaupun aku mau lapor ke polisi juga susah karena Nyonya Lina adalah Seorang Kapten Polisi yang terkenal Killer.

    Permainan segera dimulai. Baik sekarang, “Buka baju kemejamu!!” bentak Nyonya Lenny.

    Aku segera membuka kancing kemeja yang aku kenakan. Mereka sangat menyukai tubuhku. Karena tubuhku atletis dan kekar. Dada dan perutku terawat dengan baik, apalagi aku juga dibiayai untuk fitness oleh Nyonya Lenny agar aku sehat dan bugar dalam menyetir. Setelah aku telanjang dada, lalu Nyonya Lenny menyuruhku untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang aku kenakan dan jam tanganku juga aku lepaskan. Lalu Nyonya Lola yang waria menyuruhku untuk membuka celanaku. Tapi aku hanya diam saja dan tidak menghiraukannya. Tapi aku malah mendapat marah dari Nyonya Lenny dan dia melempar aku dengan sebuah spidol yang ada diatas mejanya.

    “Kamu harus patuh pada temanku, Nyonya Lola,” bentak Nyonya Lenny.
    “Sekarang lepas celana panjangmu!!”
    “CEPAT!!” bentak Nyonya Lenny.

    Melihat aku melepas celana panjangku, Nyonya Lola tertawa bahagia penuh kemenangan. Sekarang aku hanya mengenakan celana dalam saja yang berwarna putih. Mata mereka tertuju kearah tubuh dan penisku yang masih terbungkus dengan celana dalam yang masih kukenakan.

    Lalu Nyonya Lina menghampiriku dan memelintir tanganku ke belakang. Lalu Nyonya Lina mengeluarkan borgolnya dan memborgol kedua tanganku ke belakang. Sedangkan Nyonya Lola mengambil gunting dan mengunting celana dalam yang aku kenakan. Sekarang aku sudah dalam keadaan polos tidak ada sehelai pun yang ada di tubuhku. Mereka puas dan tertawa melihat aku dalam keadaan bugil. Semua pakaianku disita oleh Nyonya Lenny dan dimasukkan dalam lemari besi pada ruangannya.

    Lalu aku di dudukkan di kursi dalam keadaan tangan di borgol dan mata ditutup dengan sehelai kain. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kepadaku. Tiba-tiba ada yang memegang penisku. Rupanya salah satu dari mereka sedang mencukur bulu kemaluanku. Kini bulu kemaluanku pun sudah bersih, kini aku tidak memiliki bulu lagi disekitar penis. Lalu penisku juga dicengkram dan dikocok-kocok dengan kuat.

    Hampir saja aku keluar, tapi semua itu dapat kutahan sementara. Penisku kini sudah tegak, tegang, dan memerah. Lalu mereka mengikat penisku dimulai dari bola pelir. Mereka ikat secara terpisah dan diikat keduanya secara bersama dengan disatukan. Begitu juga dengan kepala penisku, mereka ikat dengan pengunakan bahan dari karet sehingga kepala penisku benar-benar terikat dengan kuat. Sehingga penisku tidak mau melemas. Selain itu mereka juga memberikan aku obat kuat berupa tiga butir yang harus aku minum. Mungkin hal itu yang membuat penis aku dapat tegang lama. Dan mereka mengatakan bahwa aku harus minum obat ini sehari dua kali sebanyak tiga butir.

    Lalu mereka menjepit kedua puting susuku dan dihubungkan pada tali di kepala penisku. Aku benar-benar tidak berdaya dan pasrah karena tanganku masih diborgol dan mataku masih tertutup kain. Seketika mereka membuka tutup mataku dan juga borgolku. Lalu mereka menyuruhku bergaya dengan beberapa gaya. Aku pun menurut. Lalu kilatan lampu blitz memancar kearah aku. Mereka memotret aku dalam keadaan seperti itu. Mereka memotretku dengan kamere digital dan juga merekam dengan handycam.

    Akupun diancam tidak boleh macam-macam, karena foto-foto bugil aku akan disebar jika aku bertindak macam-macam. Termasuk mereka juga akan menyerahkan fotoku kepada keluaragaku di kampung. Mendengar itu, aku semakin menuruti semua keinginan mereka. Kini aku duduk sambil berlutut, karena hanya seperti itu hak dan tempatku sekarang.

    Sekarang aku dipakaikan kalung anjing lengkap dengan rantai pengiringnya. Selain itu mereka juga membungkam dan menutup mulutku alat penutup yang menyerupai bola, sehingga mulutku terbuka. Lalu aku disuruh merangkak layaknya seekor anjing. Setiap gerak-gerikku sudah terekam baik dalam foto maupun kamera.

    Sekarang mereka membawa aku keluar kantor dengan menarik rantai pada leher aku. Aku berjalan di depan mereka, sesekali mereka menendang dan mencambuk pantatku dan pnggungku sewaktu aku berjalan lambat ataupun terlalu cepat. Kami berjalan menuju mobil yang sudah kuparkir. Keadaan kantor sudah sepi dan aman termasuk ruang parkir hanya ada mobil Nyonya Lenny saja. Karena satpam juga sudah diperbolehkan pulang sejak jam tiga tadi.
    Sekarang jam menunjukkan pukul tujuh malam. Aku masuk kedalam mobil dan duduk dibelakang tapi tidak di kursi melainkan dilantai mobil. Mereka juga kembali memborgol dan menutup mataku. Nyonya Lina membuka penutup mulutku. Dalam keadaan itu aku disuruh untuk menjilati vagina Nyonya Lina. Aku menuruti kemauannya, aku jilati vaginanya dan Nyonya Lina memegangi kepalaku agar terus menjilati vaginanya. Aku terus-menerus menjilatinya vaginanya termasuk klitorusnya menjadi santapan aku waktu itu.

    Semua itu terjadi sampai kira-kira lima belas menit dan Nyonya Lina terus menerus mendesah dan mengerang keenakan. Mobil Nyonya Lenny sudah dilengkapi dengan alat peredam suara sehingga suaranya tidak akan terdengar keluar. Tak lama kemuadian aku merasa ada cairan yang keluar dari vaginanya. Lalu Nyonya Lina Semakin Menekan kepalaku dan menuruhku untuk buka mulut dan meminum cairan yang keluar dari vaginanya. Terdengara suara decap-depap anatara vagina dan mulutku. Aku menjilati dan menelan semua cairan yang keluar dari vaginanya. Memang rasanya aneh dan asing bagiku. Ada rasa asin dan bercampur dengan rasa aneh bagiku. Tapi aku meminum dan menalan semuanya sampai habis. Nafas Nyonya Lina semakin memburu dan terlihat dia senang dan puas.

    Sesudah Nyonya Lina, lalu rantai yang aku kenakan ada yang menariknya. Rupanya yang menariknya adalah Nyonya Lola yang seorang Waria. Aku disuruh untuk menjilati penisnya dan meminum sperma yang nantinya akan keluar. Aku masukkan penisnya kedalam mulutku. Sesekali Nyonya Lola Mendesah penuh nikmat terhadap hisapanku terhadap penisnya. Sesekali Nyonya Lola juga menyryhku untuk menjilati lubang anusnya.

    Semula aku tidak mau, tapi kepalaku ditekan ke lubang anus dan aku mendapat cambukan dan tamparan karena tidak menurut. Nyonya Lola semakin keenakan mendapat jilatan di anus dan hisapan pada penisnya. Gerakan hisapan semakin aku percepat saja. Dan tidak lama kemudian Nyonya Lola menekan kepalaku, rupanya ia mencapai klimaks. Cairan spermanya kental dan masuk kedalam mulutku dan aku terpaksa menelannya. Hampir sama rasanya, memiliki rasa manis-manis asin.

    “Rupanya kamu pintar ya, ha.. Ha.. Ha.. Dan enak kan rasa cairannhya ha.. Ha.. Ha..” kata mereka kepadaku.

    Sesudah itu aku terdiam saja dan suasana menjadi hening. Mungkin Nyonya Lina dan Nyonya Lola tertidur. Karena perjalanan yang jauh menuju puncak di Villa milik Nyonya Lenny. Aku sendiri tidak tahu ada dimana dan tidak berdaya dalam ikatan borgol, tetapi penisku masih tegak berdiri karena adanya ikatan yang kuat dan pengaruh obat kuat yang diberikan oleh Nyonya Lenny.

    Tak lama kemudian terdengar mesin mobil dimatikan. Berarti sudah sampai di villa Nyonya Lenny. Udara sangat dingin waktu itu. Penutup mataku dibuka dan aku disuruh berjalan merangkak layaknya seekor anjing. Tapi lain untuk kali ini. Karena mereka menunggangi aku seperti kuda. Jadi aku harus mengantarkan mereka satu persatu dari mobil menuju villa tersebut Sambil sesekali aku dicambuk dan punggungku ditetesi lilin. Setelah mengantarkan mereka bertiga aku sungguh kelelahan. Sesudah sampai disana terlihat mereka bertiga kelelahan, karena dua dari mereka baru saja mencapai klimaks dan Nyonya Lenny sudah kecapaian karena menyetir.

    Lalu mereka membawa aku ke ruang belakang dan memasukkan aku kedalam kandang yang sempit, mungkin hanya sebesar 2,5cm x 2 cm saja. Tapi sebelumnya aku sudah diberi semangkuk susu dan sepiring roti yang dihancurkan kecil-kecil. Tentu saja aku hanya bisa makan dan minum menggunakan mulut dan lidahku saja. Lalu mereka meninggalkanku sendiri sambil makan. Nyonya Lenny mengatakan bahwa makanan itu harus habis bila ia lihat besok.

    Tanganku tetap diborgol kebelakang, jadi aku tidak bisa berbuat banyak, tapi tetap aku berusaha menghabiskan roti dan susu tersebut. Setelah habis separuh makanan tersebut, Nyonya Lenny menghampiri aku dan memasukkan tiga butir obat kuat kemulutku. Dan aku menelannya dengan segelas susu pemberian Nyonya Lenny. Lalu mereka meninggalkan aku sampai besok pagi. Aku pun berusaha untuk tidur. Tapi sulit tetapi aku tetap berusaha untuk memejamkan mata.

    Keesokkan paginya aku di bangunkan oleh Nyonya Lenny dengan kasar. Nyonya Lenny mengedor pintu kandang yang terbuat dari besi dengan mengunakan kayu sehingga mengeluarkan bunyi suara besi yang nyaring. Hal itulah yang membuat aku bangun. Melihat masih ada sisa sedikit makanan tadi malam, Nyonya Lenny marah dan mencambuk aku serta menendang pantat aku. Aku jadi sedikit terjatuh.

    Dan Nyonya Lenny memakiku, “Dasar Anjing Kau!!” kata Nyonya Lenny.
    “Hari ini kamu makan Cuma sekali dan hanya setengah porsi dari kemaren!!” katanya lagi.
    “Itu semua karena ulah perbuatanmu sendiri, Anjing,” kata Nyonya Lenny.

    Lalu Nyonya Lenny menarik rantai kekang leherku menuju ke kamar mandi. Dia melepaskan pengikat leher, rantai kekangku dan juga taili yang mengikat penisku, tapi dia tidak membuka borgol tanganku. Lalu datang Nyonya Lina dan Nyonya Lola. Mereka menyuruhku untuk buka mulut dan meminum air kencing mereka. Aku terpaksa harus menuruti kemauan mereka. Aku dibaringkan di lantai kamar mandi. Mereka mengencingi wajahku, sebagian besar dari air kencing mereka masuk ke dalam hidung dan mulutku dan terpaksa aku menelannya. Rasanya sangat berbau pesing dan asin.

    Setelah itu mereka bertiga memandikan aku dengan banyak sabun dan busa, sambil sesekali mereka mengocok penisku tapi tidak sampai klimaks. Mereka beriga sangat kompak dalam membagi tugas dalam memandikan aku. Pertama Nyonya Lina Menyabuni Badanku dan memainkan puting susuku. Nyonya Lenny Menyabuni penis dan kakiku kebawah sambil sesekali mengocok. Sedangkan Nyonya Lola menyabuni punggungku dan kadang-kadang memainkan anusku. Mereka melakukan itu semua sambil berganti-ganti tugas. Sedangkan aku hanya diam dan sesekali mendesah keenakan.

    “Ah.. Akh.. Akh..” Melihat aku hampir klimaks mereka berhenti dan menguyur tubuhku air dingin dari shower. Sangat dingin sekali, karena udara pagi dan air daerah puncak yang terkenal sangat dingin.

    Setelah bersih dari busa mereka secara bergantian menjilati penisku dari mulai pelir dan penisnya termasuk kepala penis. Nyonya Lola menjilati lubang anusku. Sedangkan Nyonya Lenny asik dengan penisku. Aku sungguh sangat menikmati perlakuan itu. Sebagi lelaki sungguh aku sangat senang dan menikmatinya, sangat nikmat.

    “Akh.. Akh.. Oh.. Uu.. Ahh..”

    Akhirnya tidak lama aku keluar didalam mulut Nyonya Lenny, Crot.. Crot.. Crot..

    Aku merasa muncrat banyak sekali ke dalam mulut Nyonya Lenny. Lalu Nyonya Lenny membagi spermaku kepada Nyonya Lola dan Nyonya Lina. Tidak hanya itu Nyonya Lenny juga membagi spermaku sedikit denganku. Dia memasukkan ludahnya yang bercampur sperma kedalam mulutku. Nyonya Lenny membekap mulutku sehingga aku tidak bisa membuangnya dan aku menelannya.

    Lalu Nyonya Lola menghisap penisku dan membersihkan sisa-sisa sperma yang ada. Setelah itu mereka kembali membersihkan tubuh dan pensiku. Lalu Mereka mandi secara bersama-sama. Sedangkan aku hanya berdiri di pojok kamar mandi sambil memperhatikan kegiatan mereka. Mereka kadang-kadang melakukan adengan lesbian. Ada yang menjilat, menghisap, dan berciuman satu dengan yang lainnya.

    Setelah bersih mereka berganti pakaian serba hitam dan ketat. Lalu mereka menjemput aku dari kamar mandi. Lalu dipasangkan kembali rantai kekang di leherku. Mereka mengiring aku menuju kamar tidur mereka. Kamar tidurnya sangat luas dan besar. Juga ada kamar mandi didalamnya. Ada ranjang yang sangat besar dan dipinggir-pinggir di keempat sisi ranjang ada borgol masing-masingnya. Jadi jumlahnya ada empat borgol. Lalu mereka melepaskan borgol tanganku dan melepaskan rantai kekang leherku.

    Mereka merebahkan aku di ranjang besar tersebut. Ranjangnya sedikit besar, jadi tangan dan kakiku sedikit tertarik dengan borgo tersebut. Sekarang tubuhku sudah berbentuk huruf X dan aku kembali tidak berdaya kali ini. Tangan dan kakiku sulit untuk digerakkan karena keempat borgol sudah mengunci erat-erat tangan dan kakiku. Setelah memborgol aku, mereka menutup mataku dengan kain berwarna hitam. Sekarang aku sudah tidak berdaya lagi dalam keadaan yang gelap gulita. Mereka memasangkan sebuah penjepit pada kedua ujung puting susuku, lalu menjepitkan tiga buah penjepit disekitarnya. Mereka juga menjepit kulit penisku yang masih dalam keadaan terikat dan masih tegak berdiri. Mungkin kira-kira ada lima atau enam penjepit di daerah penisku.

    Aku hanya bisa merintih kesakitan dan melenguh panjang untuk menahan sakit.

    “Akh.. Akh.. Akh.. Uh.. Sakit..,” kataku kepada mereka.

    Tapi mereka malah membentak, memarahi, dan mentertawakan aku. Mereka puas melihat aku seperti itu tidak berdaya. Lalu mereka mengambil dan meneteskan lilin panas yang besar ke arah puting susuku, dada, perut, ketiak, dan pahaku. Semua tubuhku terasa terbakar dan aku sangat kepanasan. Tapi itu belum berakhir, lalu lilin-lilin panas tersebut diarahkan ke selangkanganku dan yang paling utamanya adalah bola pelir dan penisku. Mereka meneteskan beberapa tetes cairan lilin panas ke arah bola pelirku kira-kira tiga puluh tetes. Selain itu, mereka juga meneteskan kepala penisku dengan cairan lilin panas. Aku keperihan dan keskitan sekali sambil berteriak dan mengerakkan pinggulku tidak karuan.

    Setelah puas dengan lilin dan tubuhku, mereka menarik semua penjepit yang ada ditubuhku dengan kasar. Tentu saja aku berteriak sejadi-jadinya waktu itu. Sejenak kira-kira lima belas menit mereka meninggalkan aku. Karena waktu itu jam sudah menunjukkan jam tiga sore. Mereka sudah menyiksaku kira-kira lima jam sedari pagi.

    Semua kejadian itu secara terus menerus terjadi kepadaku. Selama satu minggu aku disiksa secara sadis. Selama satu minggu pula aku tidak pernah berpakaian dan diberi makanan layaknya seekor anjing. Pada hari terakhir aku diajak untuk berkeliling tapi masih dalam keadaan telanjang. Lalu aku disuruh turun dijalan raya yang sedikit ramai. Lalu aku disuruh mereka menyeberang dalam keadaan telanjang. Aku sungguh malu waktu itu. Tapi apa boleh buat, semua aku lakukan dengan pasrah. Lalu setelah naik ke mobil aku dibawa pulang ke jakarta kembali karena kedua teman Nyonya Lenny sudah akan kembali ke kotanya masing-masing. Aku ikut mengantar tapi hanya di mobil karena aku masih belum berpakaian alias masih telanjang bulat.

    Setelah mengantar kedua temannya, Nyonya Lenny kembali ke mobil. Dan Nyonya Lenny menyuruhku untuk menyetir mobilnya dalam keadaan masih telanjang. Aku menurut dan langsung mengemudikan mobil. Di dalam mobil, Nyonya Lenny mengocok dan mengoral penisku. Selama perjalanan yang memakan waktu kurang lebih dua jam, Nyonya Lenny mengoral dan mengocok penisku dengan kasar. Selama perjalanan aku sudah mencapai klimaks tiga kali. Aku sungguh lelah waktu itu.

    Kejadian itu sampai sekarang masih teringat dalam ingatan aku. Sampai sekarang aku masih menjadi sopir Nyonya Lenny sekaligus menjadi budak sex Nyonya Lenny. Nyonya Lenny sering menyuruhku untuk menari telanjang, memuaskan Nyonya Lenny maupun Nyonya-Nyonya lain teman Nyonya Lenny. Selain itu aku juga harus memuaskan Nyonya Lenny baik dalam BDSM maupun dalam sex normal saja. Karena aku tidak diperbolehkan untuk pulang kampung ataupun berhenti bekerja. Karena Nyonya Lenny memiliki foto dan video telanjang aku. Selain itu juga, aku masih memiliki pinjaman yang belum aku lunasi. Setiap melakukan hubungan sex pasti Nyonya Lenny merekam dan memotretku. Selain itu, setiap mencapai klimaks aku harus meminum cairan Nyonya Lenny. Tetapi Nyonya Lenny juga menyukai cairan spermaku, yang katanya bisa buat obat awet muda.

    Terima kasih telah membaca ceritaku. Mohon kasih tanggapan yang positif dan negatif atas cerita aku ini.

  • Cerita Sex Begitu Nikmatnya Badan Pak RW

    Cerita Sex Begitu Nikmatnya Badan Pak RW


    3722 views

    Perawanku – Cerita Sex Begitu Nikmatnya Badan Pak RW, Cerita saya menceritakan sebuah pengalaman nyata yang pernah saya miliki ketika saya tinggal di Banyuwangi beberapa bulan yang lalu. Ketika saya berkenalan dengan seorang tukang pijat yang hidup sendiri tanpa keluarga di rumah kontrakan. Jika Anda ingin tahu cerita selanjutnya silahkan baca kisah berikut.

    Sekitar tempat tinggal saya ada seorang tukang pijat yang sangat banyak sekali pelanggan. Setiap hari rumahnya tidak pernah sepi pengunjung. Saya sendiri belajar dari tetangga lainnya, ia juga pandai mengobati berbagai macam penyakit dan pandai meramal nasib orang. “Oh pantas banyak pelanggan ..” kataku. Mendengar bahwa tukang pijat ayah memiliki juga clairvoyance nasib, saya akan memiliki keinginan juga datang ke rumahnya. “Siapa yang tahu prediksi benar ..” pikir saya.

    Ketika kesempatan nama saya dipanggil oleh asistennya untuk masuk ke dalam penelitian, tidak memikirkan hal itu sebelum saya bahwa tukang pijat ayahnya sangat ramah. Melihat kekar hitam tubuh, kumis tebal dan kepala botak dan mata yang tajam, saya berpikir bahwa ia adalah orang yang pendiam dan mungkin angkuh.

    “Maaf .. nama Mbak Siapa ini?” dia bertanya.
    “Nama saya Linda Pak .. jika nama Bapa siapa?” Saya bertanya kembali.
    “Hasan ..” jawabnya singkat.
    Kemudian setelah sedikit kecil bicara dan bertanya tentang makna kedatangan saya, Pak Hasan menyatakan bahwa ia sangat senang mendapatkan tetangga baru seperti saya. Kebetulan saya melakukan ini hanya beberapa hari untuk mendapatkan rumah kontrakan di daerah. “Mbak Linda yang dimiliki salon ya ..” katanya, matanya tertuju pada belahan dada saya agak bengkak. Dan memang, saya akui bahwa saya termasuk waria yang paling suka berpakaian seksi dan lebih bahagia jika tidak ada yang melihat. “Ya Pak .. jadi apa Pak?” Saya mengatakan mengoreksi kancing teratas kemejanya saya sebelumnya dibuka.

    “Ingin aku peramal ya ass ..?” ia menggoda sambil mengisap rokoknya dalam.
    “Ya Pak .. setiap usaha bisnis, atau masa depan atau jodohnya sehingga Anda tahu Mr. Hasan ..”
    “Ya .. ya .. saya tahu itu .. tapi Ms Linda juga tahu bahwa ada prasyarat yang diprediksi menjadi ..” dia nakal karena matanya sudah berani dikerdipkan ke wajahku dan tangan yang besar dan lembut berani payudara menyenggol saya,
    “Ah .. tidak begitu ah .. Mr. Pak untuk mengisi apa pun pasti akan cinta saya, yang prediksi penting memang Pak ..” jawab saya.
    “Tapi ya .. ya Linda benar-benar tidak akan marah jika kondisi saya sebutkan ..?” dia meyakinkan.
    “Ya Pak, aku bersumpah .. aku tidak akan kok gila .. lha wong kok kebutuhan saya ..” Saya menjawab tidak kurang meyakinkan.

    Kemudian terus terang dia mengatakan kepada saya bahwa ia sangat menyukai waria. Apalagi waria cantik dan montok seperti saya. Mengenakan sangat mini dan bagian atas bahu terbuka sehingga lebih menonjolkan kedua payudara saya, ditambah dengan make up saya sangat sensual membuat Pak Hasan ingin mencicipi kemolekan tubuh saya berkata. Waktu tanpa menyadari aku menggosok rambut yang digantung di bahu dengan kedua tangan, ia melihat kedua ketiakku.
    “Yah Mbak Linda lebat rambut ketiak juga jadi pingin menjilat ya .. ya ..” tambahnya nafsu.
    “Ah .. Pak Hasan bisa saja,” kataku canggung.

    Dan yang membuat saya lebih bersemangat adalah pidato yang menyatakan bahwa ia paling suka bercinta waria dengan terlebih dahulu memainkan seluruh tubuh waria di tempat tidur. Sementara waria harus tidur telentang di tempat tidur dalam keadaan terikat tangannya. Meskipun belum mengalami dan melakukan seks seperti itu, saya menjadi “terangsang” ketika Mr Hasan juga tanpa malu-malu menanggalkan celana panjang dan celana untuk menunjukkan bahwa ayam hitam panjang dan berurat. “Di sini kalau mau .. kemudian Linda Saya suka semut kontol besar saya adalah ..” Dan akhirnya karena tidak tahan melihat kemaluan perkasa seperti itu, saya juga tidak bisa menahan nafsu keinginan yang telah berlangsung dalam diri saya untuk menjadi mampu merasakan segagah sukacita kacau oleh Bapak Hasan.

    The “ritual” yang Pak Hasan rencana mulai membiarkan saya berbaring di tempat tidur satu-satunya di ruang dikenakan oleh Bapak Hasan memijat pasien. Kemudian kedua tangan saya diborgol di borgol sebagai milik polisi yang tampaknya sudah milik Mr. Hasan sebelumnya. Saat itu jam menunjukkan pukul 21:30. “Wah kebetulan Ibu Linda adalah yang terakhir dari tamu saya, jadi kami bisa bermain sampai pagi ..” dia senang. Ketika semuanya baik-baik saja, yang pertama kali dilakukan pada saya adalah mencium bibir saya yang sedikit tebal. Mr Hasan melakukannya dengan semangat dan gairah terbakar. Dia menggigit lidah saya dan saya membalasnya dengan antusias. Mencium keadaan terikat adalah pengalaman pertama tapi anehnya aku merasa senang luar biasa ketika diperlakukan seperti itu. “Ah .. ah .. bagus Pak Pak Hasan .. .. bagus Pak,” kataku dengan sedikit kasar ketika ia mulai membuka bra saya memakainya dengan semangat lebih dan mulai mencium dan mengisap dan menggigit saya nakal kedua payudara di belok. “Yah Mbak Linda payudara besar juga ya .. Saya akan memperkosa ya ya ya ..” ia mulai ngelantur.

    Sambil terus meremas payudara saya, Pak Hasan tidak lupa untuk mencium ketiak saya yang berbulu. “Wah bau merangsang ketiak deh ini ..” katanya sambil terus mencium ketiak saya. Setelah puas meniciumi ketiak, perhatian Pak Hasan beralih kembali ke kedua payudara saya dan mencium dan menggigitnya dengan lebih jengkel lagi. Aku hanya bisa pantang beredar pada waktu itu apalagi sekarang ditambah dengan jari tengah tangan kanannya Pak Hasan mulai dicukur-grit dan kadang-kadang menempatkan lubang pantat saya. “Ah .. ah .. ah .. tidak enak sekali .. Pak .. menjilat pantat saya dong Pak Pak ..” kataku mulai lupa daratan. Namun sebelum permintaan saya itu dilakukan, dia paksa mulai naik di dada saya dan menempatkan kemaluannya di mulut saya. “Ayo isep saya kontol ini lezat .. awas jika tidak baik ya .. kemudian aku tidak akan menyerahkan obligasi dalam .. menyedot ya licin!” dia berkata. Ketika saya semut dan menghisap kemaluannya jauh ke kepala Mr Hasan tertengadah ke langit-langit sambil tak henti-hentinya berkata, “Untuk .. terus .. terus .. terus sedot sedot enaak Mbak .. .. wah .. benar-benar lezat sih ya mulut Anda .. ”

    Sementara keringat mulai menetes di seluruh tubuhnya. Segera sebelum mencapai puncak orgasme, Mr. Hasan lurus ke bawah dari atas tubuh saya dan sekarang perhatiannya dialihkan ke lubang pantat saya. Dia membuka paha saya lebar sehingga lubang pantat saya terlihat jelas di matanya. “Wow .. tampaknya Ms Linda perawan sempit ya ya .. silitnya, sebelum saya entot, pertama menjilat saya ya Silit Mbak .. .. merangsang emhh sekali pula”. Tubuhku tampaknya terbang di awan ketika lidah Pak Hasan terampil menyisir seluruh permukaan lubang pantat saya. “Aaahh .. buruk .. Pak .. aahh masukkan kontolnya dong dong .. Pak .. Cepat lakukan belum terus ya ..” kataku tidak sabar.

    Akhirnya saat tiba aku menunggu. Pak Hasan dengan sabar membimbing kemaluannya untuk dapat menempatkan lubang pantat saya. “Perlahan-lahan, ya pak .. biar tidak sakit ..” aku memohon. “Tenang aja Mbak, saya memiliki pengalaman kok ..” jawab Pak Hasan. Setelah-topikal diolesi dengan krim dan sedikit air liur Pak Hasan kemudian lubang pantat saya jadi terasa agak licin. Kemudian “Bles .. bleess .. memberkati ..” perlahan kemaluan Pak Hasan dimasukkan oleh solid. Ketika tiba di lubang pantat, kesemutan luar biasa di seluruh tubuh saya. Terutama ketika Mr Hasan melakukan biasa kocokan-kocokan saat berciuman payudara dan ketiak saya dan kadang-kadang dimasukkan jarinya ke dalam mulut saya yang menyebabkan kenikmatan yang melengkung biasanya.

    “Untuk terus Pak Pak .. .. ahh .. enakk .. Pak .. lezat dicambuk di .. Pak ..” kata semakin aku lupa diri. “Oh ya .. Silit Anda tetap mempersempit .. kontol saya jadi pingin cepet muntah .. Aduh enaak ya ya ya ..” kata Mr Hasan tidak kalah gila. Akhirnya sekitar 15 menit dan kemudian tiba-tiba tubuh Pak Hasan menegang, keringat lebih deras dan dari mulutnya keluar kata-kata tidak jelas, “Mmmaahhf mmaahhff .. Aduh .. saya tidak mau keluaar kuat ya .. ..” dan tak lama kemudian setelah terakhir shuffle yang sangat kuat “Cret .. cret .. cret .. cret ..” terasa cairan hangat di lubang pantat saya dan Pak Hasan akhirnya merasakan orgasme dan kemudian jatuh lemas di atas tubuh saya dan berkata, “Ini bagus ya Mbak ..!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kisah Pemerkosaan Yang Ngeri

    Cerita Sex Kisah Pemerkosaan Yang Ngeri


    940 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Pemerkosaan Yang Ngeri, Ide cerita ini diambil dari teman teman saya , dan salah satu teman saya adalah penggila cerita hot, dari situ saya mencari fakta fakta kisah ini benar benar terjadi, dari warga setempat atau teman dekatnya, mau tau kisah lanjutnya gimana mari kita simak bersama :

    ” Teng..Teng..Teng !!! ” Suara bel bergema ke segala penjuru sekolah

    Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore… dari dalam kelas kuamati sahabat mulai berhamburan keluar dari kelas mereka menuju ke arah tempat parkir motor sekolah.

    ” Ahh.. ! ” Saya mendesah melanjutkan lamunanku sambil mengusap lebam diwajahku, mengusir kegalauan dari dalam hati ini.

    Teringat kejadian sewaktu istirahat, Duta berkelahi denganku.

    ” Freddy, jangan kamu ganggu Claudia ! ” Duta berteriak sambil berjalan ke arahku yang sedang merokok di belakang bangunan sekolah dekat kamar mandi.

    ” Kenapa kamu, Duta ? ” Saya keheranan melihat tingkah Duta, karna kami berteman sedari kecil dan tidak pernah perangainya berubah sekasar ini.

    ” Ah, jangan banyak bacot kamu ! Anggap aza gua ga punya teman seperti kamu !! ” Duta berkata sambil sekonyong-konyong melayangkan tinjunya ke arah wajahku.

    ” Duhk” Kerasnya tinju Duta menghantam wajahku, saya terkejut dan terdiam hanya memandangi wajah sahabatku yang tampak sungguh beringas.. ” Duhk! ” sekali lagi tinjunya melayang memukul pelipisku hingga berdarah…

    Saya berteriak sambil berbalik mendekap tangannya dari belakang

    ” Duta, apa gua ada buat kesalahan ke Claudia ? ”

    Tiba-tiba Claudia muncul entah darimana, dan tangannya memegang lenganku mencoba melepaskan Duta dari dekapanku yang kuat.

    ” Freddy lepaskan Duta, dia baik ! ” Saya tetap bertahan pada posisiku dan kutinju wajah Duta dari belakang karna saya cemas Duta akan mengamuk kembali.

    ” Plak!! ” Claudia menamparku !!!

    Perlahan tapi pasti kulepas dekapanku, kulihat Duta tersimpuh ke tanah. Matanya memerah, dan kudengar ia berkata dengan suara tersendat ” Fred..lebih baik kamu pergi..tinggalin gua dan Claudia disini..

    Saya pun melangkah pelan meninggalkan mereka berdua, karna saya tahu sifat keras sahabatku ini yang bila telah emosi tidak dapat didinginkan.

    ” Fred, sampeyan ora mulih ? Nanti saya kemalaman loh! ” Yati menyapaku, sambil mencoba mencubit kumis tipisku

    akhirnya buyarlah lamunanku tentang tadi siang..

    Saya hanya tersenyum, lalu kugandeng kekasihku menuju ke tempat parkiran motor kuacuhkan pertanyaannya tentang lebam di wajahku dan tentang perkelahianku dengan sahabatku..
    Kunyalakan motor NSR-ku, dan saya pun membawa kami berdua melesat dalam kecepatan yang tinggi ke arah desa kami..

    Malamnya, saya tidak dapat tidur walaupun telah berusaha… semua adalah karna perbuatan Claudia yang membela Duta dan ia telah tidur nyenyak di kamarnya di lantai bawah..

    Claudia adalah Anak Adopsi ibuku yang rindu akan kehadiran anak perempuan…

    Ia diambil dari sebuah panti asuhan di jakarta ( ketika itu kami sekeluarga masih tinggal di jakarta )..
    Ibuku tertarik mengadopsinya karna kasihan melihat nasib anak bayi ini, claudia lahir dari seorang perempuan yang diperkosa oleh orang asing dan kemudian bunuh diri tak lama setelah anaknya lahir.

    Yach benar… kuakui Claudia yang baru berumur 16 tahun yang lebih muda 2 tahun daripadsaya ini cantik.. berkulit putih, wajahnya tirus, berbadan langsing dan tinggi, berhidung mancung ( tipikal arab, mungkin ayahnya orang Arab ).

    Saya tidak terlalu mengenalnya karna sedari 3 tahun sampai kelas 6 SD saya dititipkan ke pamanku yang ada di Bandung, selepas SMP baru saya dan pamanku pindah ke Jakarta tetapi keluargsaya justru pindah ke Cilacap. Jadi kami tak pernah tinggal bersama2, www.bukasex.com , dan jika orangtusaya mengunjungiku kami tidak pernah bertemu karna saya sering keluar untuk bermain dan orang tusaya tidak pernah menginap di rumah pamanku.

    Kembali Anganku melayang….

    1 bulan yang lalu, ibuku menjemputku ke Jakarta karna ia ingin agar saya menyelesaikan kelas 3 SMU ku di kampung.

    Maksudnya adalah menemani ayahku yang telah tua renta, sekaligus menjaga Claudia dari pergaulan yang buruk karna ia telah mulai remaja..

    Ketika saya pulang, saya terkejut karna bisa smelihat kehadiran seorang adik wanita yang cantik lagi dirumah orangtuaku.

    Ia memanggilku dengan sebutan ” Mas ! ”

    Saya merasa lucu, karna perempuan dengan wajah indo ini fasih sekali dengan bahasa jawa dibandingkan dengan saya yang hanya bisa bahasa sunda ( karna tinggal di Bandung )…lama kelamaan Saya juga merasa jatuh cinta terhadap Claudia, sering pakaian dalamnya saya sembunyikan dan saya cium2i sambil bermasturbasi untuk memuaskan nafsuku, dan kadang2 saya bercanda peluk2 dia sambil menjamah2 bagian tubuhnya waktu ayah dan ibuku sedang tidak ada di rumah walau terkadang kutahu itu salah.seharusnya saya telah menganggap dia adalah adikku.

    Dan juga ketika masuk sekolah saya gembira karna Duta, temanku yang dari Bandung ternyata juga pindah satu sekolah denganku..

    Suara rintik hujan..membangunkanku dari mimpi tentang masa laluku..

    saya turun berjalan ke arah dapur untuk menyeduh kopi..

    Sebelum sampai dapur, kulihat Pintu Kamar Claudia terbuka, dan ranjangnya kosong…

    Marah, khawatir akan keselamatan adik kecilku yang cantik segera kuurungkan niatku menyeduh kopi dan kucari ia ke bagian depan di teras halaman rumah. Ternyata ia tidak ada,

    Lalu Saya kembali ke dapur.

    Kutemukan surat kubaca isinya Ya…Tuhanku !

    ” Claudia, ini peringatan terakhir ! telah cukup penolakanmu! Layani ayah kalau tidak akan ayah usir kamu dari rumah!

    Dasar anak pungut! Ayah Tunggu di Kebun Belakang!!! ”

    Kutemukan Claudia meringkuk di depan kamar mandi, tubuhnya gemetaran dan wajahnya pucat pasi..

    Kudekati dia, kupeluk tubuhnya yang gemetaran itu.

    Tiba-tiba Claudia menangis dalam pelukanku,ia merebahkan kepalanya sesenggukan didadaku..
    Saya merasakan ada perasaan nyaman saat memeluknya.

    ” Mas, atur nuwun! ”

    ” Saya ra iso balas budi ke Bapak, karna Bapak wis saya anggap dadi Bapakku dewe! Saya durhaka,mas! ”
    Ia kemudian meraung-raung, dan saya membekap mulutnya karna takut kedengaran tetangga terlebih ibuku.

    ” Kamu mau nama bapak tercemar? ” tanysaya pelan.

    Dia menggeleng lemah, saya gandeng dia ke arah kamarnya. Kuselimuti dia yang masih gemetaran, tampak kulitnya yang telah putih semakin putih karna pucat..

    Claudia pun mencoba tidur kembali karna waktu baru menunjukkan pukul 2.

    Saya menjaganya dengan duduk di samping tempat tidur, cemas akan ayah yang tiba-tiba mendobrak masuk..
    Entah jam berapa, saya terbangun dari tidurku kulihat Claudia masih tertidur dengan lelapnya..
    Desah nafasnya yang lembut membangkitkan gairahku yang selama ini belum pernah kusalurkan ke wanita manapun. Karna selama ini wanita-wanita yang kupacari adalah sebagai gengsi belaka jarang sekali kusentuh, paling jauh hanya berciuman bibir dan memegang payudaranya karna mereka kuanggap sebagai pelengkap dan penjaga gengsi dari hubungan sosial dengan kelompok motorku.

    Masa seorang lelaki tampan tidak mempunyai pacar? Tetapi Claudia ini berbeda…saya mempunyai perasaan yang sama sekali berbeda..

    Saya membungkuk dan kudekatkan wajahku ke arah wajahnya sampai hampir menempel, cantik sekali…
    Tiba-tiba matanya terbuka, mulut Claudia tiba-tiba terbuka seperti orang yang akan menjerit. Kubekap mulutnya dengan tanganku dan saya berbisik kepadanya ” Kulepaskan tanganku, tapi kamu jangan menjerit ! ”

    Tetapi Claudia adikku ini terus saja meronta-ronta, karna kesal dan takut ketahuan akhirnya telah kepalang basah. Saya melepaskan tanganku dan langsung menyumpal bibirnya dengan bibirku, tetapi apa yang kupikirkan tidak berjalan dia menggigit bibirku hingga berdarah. Sambil berusaha melepaskan bibirku dari gigitannya, saya menutup kembali mulutnya dengan tanganku..

    ” Ya Allah ! Tolonglah hambamu ini ! Ya Allah ! Hik…hik ! ” ketika berhasil melepaskan bibirku dar gigitannya sempat kudengar suaranya yang cepat diiringi sesenggukan sambil berlinang air mata. Setan telah menguasai alam pikiranku, tangan kananku bergerak memiting kedua tangannya.. dan kakiku mencoba naik ke perutnya mencopot celana panjang karet yang ia kenakan.

    Dengan susah payah akhirnya berhasil, kini Claudia hanya mengenakan Kaos oblong dengan celana dalam saja.

    Kulihat pahanya yang jenjang dan putih, kemaluannya masih tertutupi celana dalam berwarna krem.

    Dengan cepat, kulepaskan pitinganku di tangannya dan mencoba meraih celana dalam krem itu untuk melepaskannya..

    Claudia histeris ia meronta-ronta meraung-raung tangannya mencakar-cakar dan menampar wajahku. Saya berhasil melepaskan celana dalamnya dengan mudah karna ia hanya fokus berontak ke arah wajahku. Emosi karna kesakitan akibat cakaran dan tamparannya, kutampar wajahnya..

    Claudia langsung terdiam dan sesenggukan, rontaannya melemah. Mungkin ia terkejut dengan kekasaranku, atau ia shock telah kutampar. saya melepaskan bajunya dengan mudah.. kulucuti pula BH berukuran 34B itu..tampak toket Claudia yang putih dan menggunung dengan indah Kubisiki dia ” Kalau kamu tidak mampu membalas budi kepada bapak, balas kepadsaya saja ! ”

    Kuremas payudaranya dan kucium beberapa kali dengan lembut, namun ketika putingnya kuhisap. Ia kembali meronta dan berteriak ” Tolobbbh ! ” Teriakannya berhenti karna kusumpal mulutnya dengan Selimut.

    Tangan kananku bergerak memiting kedua tangan Claudia ke atas kepalanya, tangan kiriku bergerak ke bawah mencoba menemukan lubang kelaminnya.

    Saya sulit bergerak karna rontaannya, kutampar dua kali wajahnya dan Claudia akhirnya terdiam. Kulepas pakaianku, lalu kupeluk dengan erat tubuhnya yang gemetar karna rasa takut yang hebat.

    Kuarahkan kelaminku ke dalam lubang kelaminnya, ” Jlebh!”

    sulit sekali memasukkan kelaminku kedalam lubang kelaminnya karna ini adalah saat pertamaku. setelah 10 menit, usahsaya mulai membuahkan hasil. Ujung Kelaminku mulai masuk ke dalam lubangnya, kulihat kepala Claudia menoleh ke kiri dan kekanan rontaannya semakin hebat.

    Kupaksakan masuk ke liang kelaminnya, meskipun kurasakan perih di ujung kelaminku. Kurasakan ujung kelaminku sulit untuk masuk lebih dalam karna terganjal oleh sesuatu didalam liang kelamin Claudia.
    Kuacuhkan rasa perihku dan kudorong masuk dengan sekuat usaha, ” Sleepp ! ”

    Kelaminku telah masuk semua ke dalam, kurasakan badan Claudia terdorong ke atas sampai mengangkat badanku ia berteriak dengan keras tetapi suara yang keluar tidak terlalu jelas karna tersumpal dengan selimut..

    Kudiamkan kelaminku beberapa saat karna rasa sakit pada kelaminku, mungkin kelaminku lecet akibat perbuatanku sendiri yang kasar.

    Kugoyangkan pinggulku kebelakang dan ke depan, kupompa kelaminku nikmat terasa meskipun masih ada terasa perih sedikit karna terjepit di dalam dinding liang kelamin Claudia. Tidak kurasakan basah sedikitpun, hanya ada rasa hangat yang menyelimuti.

    Detak jantungku berdetak dengan keras seperti sedang lomba lari marathon.

    ” Ooh, Claudia. Akhirnya kau kumiliki ! ”

    Dengan kaku, kucabut kelaminku dari lubang kelamin Claudia lalu kubalikkan tubuhnya membelakangi tubuhku.

    Kumasukkan kembali kelaminku ke dalam liangnya, Claudia telah tidak meronta lagi bahkan matanya terpejam karna sakit, frustasi dan shock akibat pemerkosaan ini.

    Tidak beberapa lama kemudian, saya merasakan ada sensasi aneh ? Ada perasaan yang mendorong, memakssaya untuk mengeluarkan raga ini dari tubuh. Seperti ingin buang air kecil tetapi ini jauh lebih nikmat.

    Apakah ini..? Kudorong dan Kupompa pinggangku lebih kencang dan lebih kuat..Claudia berteriak kembali kesakitan..Dan, nikmatnya kurasakan ketika sesuatu menyembur dari kelaminku menyemprot kedalam liang kelamin Claudia..

    Setelah selesai, saya meminta maaf kepadanya. Ia memukul, mencakar, menamparku sembari menangis dengan histeris. Pintu kamar tiba-tiba terbuka, kulihat sesosok tubuh yang kukenal berdiri dan bertolak pinggang di depan pintu. Ia adalah ayahku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex SPG Pengoda Om-Om

    Cerita Sex SPG Pengoda Om-Om


    1739 views

    Perawanku – Entah dari mana asalanya, tiba-tiba suatu siang saat aku sedang santai aku mendapatkan telpon dari seorang laki-laki yang aku gak kenal. Nmaun dari pembicaraanya dia seperti sudah mengetahui semua tentangku. Terlihat dari cara dia menanyakan apa saja sepertinya dia sudah mengetahui siapa aku, namun dia berlagak begok. Tapi aku cuek saja dan aku pun menanggapi telponnya dengan baik. Karena terdengar dari suaranya seperti laki-laki yang mapan dan kaya, soalnya pas ngobrol ditelpon dia mengajakku ketemuan disebuah restoran elit, jadi gak mungkin jika dia tidak orang kaya.

    Namaku Morin, umurku 21 tahun, aku mempunyai badan yang bagus. Tubuhku langsing, tinggiku lumayan, bentuk lekuk tubuhku juga oke, jadi setiap laki-laki pasti melirikku karena aku selalu berpakaian super seksi. Selain itu aku juga bekerja menjadi sebuah SPG suatu produk. Selain sebagai SPG, untuk memenuhi gaya hidupku yang mewah aku juga menjajakan tubuhku kepada om-om mata keranjang yang banyak duitnya. Aky mengenal pekerjaan sampingaku sejak beberapa tahun yang lalu saat aku terdesak kebutuhan dan temanku yang mengajarinya. Dan sampailah sekarang pekerjaan sampingan itu masih aku jalani demi mencukupi kebutuhanku yang mewah.
    Setelah laki-laki yang menelponku tadi mengajakku ketemu, aku pun mengiyakannya dan kami pun berjanjian untuk ketemu di resto malam ini. Aku pun berdandan sangat seksi sekali dengan Omaianku untuk menarik perhatian om-om. Dengan gaun pendek warna merah super ketat, dan belahan dada yang cukup lebar sehingga membuat payudaraku sangat kelihatan sekali, pastinya om-om yang akan kutemui akan langsung bergairah melihatku. Akhirnya kita pun ketemu direst yang ditentukan, aku melihat sosok laki-laki yang belum tua banget sekitar 43 tahunan, dengan pakaian yang sangat rapi, wajahnya juga sangat cooll abis, membuatku pun seketika senang melihatnya.
    Akhirnya kita dudu berdua, ngobrol kesana kemari. Namun diobrolan kita om-om itu selalu memandangi bagian dadaku yang terbuka, aku sudah mengetahui kalau om itu sudah terpikat denganku. aku pun melanjutkan obrolan kita dengan nada yang lebih mesra dan tentunya lebih intim. Hingga akhirnya om itu mengajakku pergi kesuatu took tempat penjualan HP mewah. Disana sambil terus memuji kecantikanku, om ganteng itu membelikanku sebuah Hp keluaran terbaru.    Agen Judi Bola
    Makasih ya Om, Om baik amat sih mau beliin Aku hp baru, triji lagi. Dia hanya tersenyum dan mengajak aku makan, tentunya bukan makanan yang dijual di resto ku. Sambil makan dia terus mengajakku guyon, orangnya menyenangkan. Kamu besok kerja jam berapa Morin, tanyanya. Besok Aku off Om. emangnya kenapa. Aku mau ngajak kamu jalan, kalo besok kamu off kan gak usah buru-buru pulang. Jalan kemana Om, aku sudah menduga apa jawabannya.
    Pastinya akan ngajakin aku ngentot, apa lagi kalo gak itu. Wow.., mobilnya keren banget Om. Sama kaya orangnya kata ku setelah kami sampai di mobilnya. Aku duduk di depan disebelahnya. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal. Dia mulai mengelus-ngelus paha ku yang masih tertutup celana jeans. Tentunya elusannya tidak terlalu terasa karena masih terhalangi kain jeans celanaku. Dia membawaku ke apartemennya. Tak lama kami sudah sampai di apartemen.
    Kita turun ke basement, parkir mobil dan menuju lift. Dia langsung memijit lantai apartmentnya dan lift meluncur ke atas. Apartmentnya type studio sehingga hanya ada satu ruang yang multi fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur. Dia merebahkan diri di ranjang. Sementara aku pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali, aku hanya berbalut handuk kemudian ikut rebahan diranjang bersamanya. Dia melingkarkan tangannya pada pundak ku dan mengelus-elus nya.
    Tak lama dia mulai menciumi bibir ku sambil meraba-raba toket ku. Dia membuka belitan handuk sehingga aku langsung bertelanjang bulat. Dia melotot melihat jembutku yang lebat. Langsung diciumi dan dijilati toket ku dengan rakus. Dihisap hisapnya pentil ku. Jarinya meraba bibir Vagina ku yang dipenuhi dengan jembut yang lebat. Akupun melenguh nikmat ketika jarinya menemukan itilku. Sementara itu, toket ku masih terus dijilati dan diemut pentilnya.
    Aku yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhnya. Dengan cepat aku melucuti kancing kemejanya. Kuhisap pentilnya, sementara tanganku melucuti celananya. Morin buka dulu ya Om kataku sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaiannya. Dia tinggal bercelana dalam, dan tampak Penisnya mencuat keluar tak mampu tertampung didalam celana dalam. Penis Om gede banget, panjang lagi kataku sambil mengelus-elus Penisnya dari balik celana dalam. Akupun kemudian membuka celana dalamnya, dan Penisnya yang sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak dihadapannya.
    Gila.. Gede banget.. Bikin Morin nafsu.. kataku sambil menundukkan kepala mulai menjilati dan kemudian mengulum Penisnya. Dia mengelus- elus rambutku yang panjang. Kadang tangannya berpindah ke toketku yang sekal dan mempermainkan pentilnya. Morin.. Enak banget Morin.. desahnya, aku terus menjilati Penisnya. Ih.. Om, gede banget… Memang kamu belum pernah liat yang besar begini? Belum Om.. Punya cowok Morin nggak sebesar ini. jawabku. Arghh.. Enak Morin. erangnya lagi. Kujilatinya lubang kencingnya dan kemudian kukulum Penisnya dengan bernafsu.

    Sementara itu batang Penisnya kukocok sambil sesekali kuremas perlahan biji pelernya. Dia keenakan ketika aku mengeluar masukkan Penisnya dengan mulutku. Dia mengusap-usap rambutku dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangannya. Saat aku menghisap Penisnya, kepalaku maju mundur, toketku pun bergoyang. Dengan gemas diremasnya toketku. Morin.., jepit Omai toketmu pintanya. Aku langsung meletakkan Penisnya di belahan toketku, dan kemudian dia mengenjot Penisnya diantara toketku.

    Enak banget sshh.. Dia seperti tak kuasa menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, dia menyodorkan kembali Penisnya ke mulutku. Aku menyambutnya dengan penuh nafsu. Setelah beberapa lama, aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan Penisnya ke Vaginaku. Aku menurunkan tubuhku dan Penisnya mulai menerobos Vaginaku yang sempit. Ooh.. besar banget nih Penisnya Om.. Ahh.. desahku ketika Penisnya telah berhasil memasuki Vaginaku. Tapi enak khan.. tanyanya menggoda Iya sih..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah.. erangku lagi ketika dia mulai menggenjot Vaginaku dari bawah.

    Cerita Sex SPG Pengoda Om-Om

    Cerita Sex SPG Pengoda Om-Om

    Dia memegang pinggangku sambil terus mengenjot Vaginaku. Sementara aku menyodorkan toketku ke mulutnya. Dia segera menjilati toket ku. Om.. Gimana Om.. Enak khan ngentotin Morin? tanya ku menggoda. Aku masih meliuk-liukan tubuhku. Dia pun terus mengenjot Vaginaku dari bawah, sambil sesekali tangannya meremas toketku yang berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, dia membalikkan tubuhku sehingga dia berada diatas. Segera dia menggenjot Penisnya keluar masuk Vaginaku sambil menciumi wajahku.

    Ehmm.. Sstt.. Om.. Enak.. Ohh. Penis Om gede banget, Vagina Morin sampe sesek rasanya Om, gesekan Penis Om terasa banget di Vagina Morin. Mau deh Morin dientot Om tiap malam, Aku melenguh keenakkan. Ayo isap pentil Morin Om perintahku. Diapun kemudian menghisap pentilku sambil terus menggenjot Vaginaku. Tak lama tubuhku mengejang, dan aku mengerang dan menggelinjang ketika nyampe. Terasa Vaginaku berkedut2.

    Morin, enak banget, Penisku seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan Vagina kamu. Dia mengeluarkan Penisnya dari Vaginaku dan aku kusuruh menungging membelakanginya. Dengan gaya doggy style dia mengentoti ku dari belakang. Aduh.. Om.. kuat banget.. Ohh.. erang ku ketika dia mengenjot Vaginaku. Gila.. Vaginamu enak banget Morin.. katanya. Dia memegang pinggul ku, terkadang meremas pantatku yang membulat.

    Aku pun menjerit nikmat. Toketkupun tampak bergoyang-goyang menggemaskan. Bosan dengan posisi ini, dia kemudian duduk di kursi. Aku lalu duduk membelakanginya dan mengarahkan Penisnya ke dalam Vaginaku. Dia menyibakkan rambutku yang panjang dan menciumi leher ku. Sementara itu aku bergerak naik turun. Tangannya sibuk meremas toketku. Ahh.. Ahh.. Ahh.. erangku seirama dengan goyangan badanku diatas tubuhnya.

    Terkadang erangan itu terhenti saat disodorkannya jemarinya untuk kuhisap. Beberapa saat kemudian, dihentikannya goyangan badannya dan dicondongkannya tubuhku agak ke belakang, sehingga dapat menghisap toketku. Dengan gemas dilahapnya bukit kembarku dan sesekali pentilku dijilatinya. Eranganku semakin keras terdengar, membuat dia menjadi kembali bernapsu. Setelah dia selesai menikmati toket ranumku, kembali aku mengenjot tubuhku naik turun dengan liar.
    Binal banget kelihatannya. Cukup lama dia menikmati perngentotan dengan aku di atas kursi. Lalu dia berdiri, dan kembali berciuman dengan aku sambil dengan gemas meremas dan menghisap toketku. Dia ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu aku direbahkan di atas ranjang. Dia kemudian mengarahkan Penisnya kembali ke dalam Vaginaku. Ahh.. erangku kembali ketika Penisnya kembali menyesaki Vaginaku.

    Langsung dia mengenjot dengan ganas. Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Aku menggelengkan kepala ke kanan kekiri menahan nikmat. Tanganku meremas-remas sprei ranjang. Om.. Morin hampir sampai Om.. Terus.. Ahh.. Ahh jeritku sambil tubuhku mengejang dalam dekapannya. Aku telah nyampe. Dia menghentikan enjotannya sebentar, dan aku pun kemudian lunglai di atas ranjang.

    Butir keringat mengalir diwajahku. Toketku naik turun seirama dengan helaan nafasku. Dia kembali menggemasi toketku dengan bernafsu. Dia mulai lagi mengenjot Vaginaku sambil sesekali meremas toketku yang bergoyang seirama enjotannya. Dia terus mengenjotkan Penisnya keluar masuk Vaginaku sampai akhirnya ngecretlah pejunya di dalam Vaginaku. Aku terkapar karena kenikmatan dan lemas. Beberapa saat kemudian dia mulai menciumiku sambil mengusap-usap pahaku, dan kemudian mengilik Vaginaku dengan jemarinya. Ehmm.. erangku saat itil diusap-usap dengan gemas. Eranganku terhenti karena dia menciumku dengan penuh napsu. Tangannya meremas2 toketku yang besar menantang. Om kuat banget sih , baru ngecret sudah mau ngentot lagi ucapku lirih.  Agen Judi Bola

    Iya habis pengen diempot Vagina kamu lagi, nikmat banget rasanya bisiknya. Desahanku kembali terdengar ketika lidahnya mulai menari di atas pentilku yang sudah menonjol keras. Dihisapnya dengan gemas gunung kembarku hingga membuat tubuhku menggelinjang nikmat. Gantian dong Morin bisiknya setelah puas menikmati toketku yang ranum. Kami pun kembali berciuman sementara aku meremas Penisnya yang mulai membengkak. Aku pun kemudian mendekatkan wajahku ke Penisnya, dan mulai mengulum Penisnya.

    Sambil menghisap Penisnya, aku mengocok perlahan batangnya. Dia mengelus-elus kepalaku ketika aku sedang mengemut Penisnya. Dia sudah ingin ngentot lagi dengan aku. Aku disuruh duduk membelakanginya di pangkuannya. Dia mengarahkan Penisnya kedalam Vaginaku. Ah.. desahku ketika Penisnya kembali menyesaki Vaginaku. Aku kemudian menaik-turunkan tubuhku di atas pangkuannya. Dia pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika aku sedang mengenjot Penisnya dalam jepitan Vaginaku.

    Sambil menciumi aku, tangannya memainkan itilku. Ah.. Terus Om.. Morin mau nyampe.. desahku. Semakin cepat dia mengusap itilku, sedangkan tubuhku pun semakin cepat menggenjot Penisnya. Ahh.. erangku nikmat saat aku nyampe. Tubuhku mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas pangkuannya. Kembali terasa Vaginakua berkedut2 dengan keras. Setelah reda kedutan Vaginaku, Penisnya dicabut dari Vaginaku, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan Vaginaku.

    Aku ditelentangkan dan segera dia menaiki tubuhku. Pahaku sudah mengangkang lebar. Dia tidak langsung memasukkan Penisnya kedalam Vaginaku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir Vaginaku hingga menyentuh itilku. “Om.. Aduuhh.. Aduuhh Om! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo Om.. Masukin aja.. Nggak tahann.. aku menjerit-jerit tanpa malu”. Udah nggak tahan ya.. Morin, cepat banget sudah napsu lagi.. jawabnya. Tiba-tiba dia langsung menekan sekuat tenaga.

    Aku sama sekali tak menyangka akan hal itu, sehingga Penisnya langsung melesak ke dalam Vaginaku. Penisnya kembali menyesakiVaginaku yang sempit itu. Dia mulai mengenjotkan Penisnya naik turun dengan teratur sehingga menggesek seluruh lubang Vaginaku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah- patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan Vaginaku kembali terasa. Morin, nikmat banget deh empotan Vagina kamu, katanya terengah.

    Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot Vaginaku. Akkhh.. Morin.. Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh.. erangnya berulang-ulang. Dia semakin kuat meremas2 dan memilin2 pentilku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke leher, sambil semakin mempercepat irama enjotannya. Aku berusaha mengimbangi keluar masuknya Penisnya didalam Vaginaku dengan goyangan pantatku. Sepertinya dia berusaha keras untuk bertahan, agar tidak ngecret sebelum aku nyampe lagi.

    Penisnya terus mengaduk2 Vaginaku semakin cepat lagi. Vaginaku terasa makin berkedut, kedua ujung pentilku semakin keras, mencuat berdiri tegak. Langsung pentilku disedot kuat2 kemudian dijilati dengan penuh nafsu. Om..! Lebih cepat lagi doonng..! teriakku sambil menekan pantatnya kuat2 agar Penisnya lebih masuk ke Vaginaku. Beberapa detik kemudian tubuhku bergetar hebat, diiringi dengan cairan hangat menyembur dari Vaginaku. Bersamaan dengan itu, tubuhnya pun bergetar keras yang diiringi semprotan pejunya ke dalam Vaginaku. Aku pun mengerang tertahan. Dia langsung memeluk tubuhku erat-erat, dengan penuh perasaan.

    Aku membalas pelukannya sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kakiku melingkar di sekitar pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan leherku dengan ciuman. Aku masih bisa merasakan kedutan Vaginaku. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan di kamar mandi. Aku belum pernah merasakan sedemikian nikmatnya dientot lelaki.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya

    Cerita Sex Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya


    866 views

    Perawanku – Cerita Sex Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya, Dari mana lo? ? tanyaku.
    ?Dari jalan dong. Memang seperti kakak, ngedekem mulu dirumah, ? jawabnya sembari manyun.
    ?Aku juga seringkali jalan tau, memang elo doang. Hanya saat ini sekali lagi males, ? kataku.
    ?Oh iya, Kak. Kenalin nih temanku, namanya Anti, teman sekelasku, ? tuturnya.
    Pada akhirnya saya kenalan sama itu anak. Mendadak si Dina bertanya, ?lihat VCD Boyzone saya tidak? ?

    ?Tau, mencari saja di laci, ? kataku.
    Eh, dia buka tempat saya menyimpan VCD BF. Saya segera gelagapan.
    ?Eh, bukanlah di situ.. ? kataku cemas.
    ?Kali saja ada, ? tuturnya.

    Telat. Belum juga pernah kutahan dia telah lihat VCD XX yang covernya lumayan hot itu, bila yang X2 sich tidak gunakan gambar.
    ?Idih.. Kak. Kok nonton film seperti begini? ? tuturnya sembari melihat jijik ke VCD itu.
    Rekannya sich senyam-senyum saja.

    ?Enggak kok, saya barusan dititipin sama rekanku, ? jawabku bohong.
    ?Bohong banget. Ngapain juga jika dititipin nyasar sampai di laci ini, ? tuturnya.
    ?Kak, ini film jorok kan? Nnngg.. seperti apa sich? ? tanyanya sekali lagi.

    Saya tertawa saja dalam hati. Barusan jijik, kok saat ini jadi penasaran.
    ?Elo mao nonton juga? ? tanyaku.
    ?Mmm.. jijik sich.. tapi.. penasaran Kak.. ? tuturnya sembari malu-malu.
    ?Anti, elo mao nonton juga tidak? ? tanyanya ke rekannya.
    ?Aku mah asik saja. Lagian saya telah sempat kok nonton film seperti demikian, ? jawab rekannya.

    ?Gimana.. jadi tidak? keburu ibu sama ayah pulang nih, ? desakku.
    ?Ayo deh. Tapi jika saya jijik, dimatiin ya? ? tuturnya.
    ?Enak saja lo, elo kabur saja ke kamar, ? jawabku.

    Lantas VCD itu saya nyalakan. Jreng.. dimulailah film itu. Saya nontonnya sembari kadang-kadang memandangi adikku serta rekannya. Si Anti sich nampaknya tenang nontonnya, telah ?expert? kali ya? Bila adikku terlihat demikian baru pertama kalinya nonton film seperti demikian. Dia terlihat takut-takut. Terlebih cocok adegan rudalnya cowok dihisap. Mana itu rudal besarnya minta ampun. ?Ih, jijik banget.. ? kata Dina. Cocok adegan ML kelihatannya si Dina telah tidak tahan. Dia segera kabur ke kamar.

    ?Yee, jadi kabur, ? kata Anti.
    ?Elo masih tetap mao nonton tidak? ? tanyaku ke si Anti.
    ?Ya, selalu saja, ? jawabnya.

    Cerita Bokep ? Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya ??Wah, bisa juga nih anak. Kelihatannya, dapat nih saya main sama dia. Tapi bila dia geram bagaimana? fikirku dalam hati. Ah, tidak apa-apa kok, tidaklah sampai ML ini. Sembari nonton, saya duduknya mendekat sama dia. Dia masih tetap selalu serius nonton. Lantas kucoba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia tidak berupaya melepas tangannya dari tanganku. Peluang besar, fikirku. Kuelus saja lehernya. Dia jadi pejamkan matanya. Kelihatannya dia nikmati demikian. Wow, tampangnya itu lho, manis! Saya jadi menginginkan nekat. Saat dia masih tetap merem, kudekati bibirku ke bibir dia.

    Pada akhirnya bersentuhanlah bibir kami. Karna mungkin saja memanglah telah jago, si Anti jadi mengajak French Kiss. Lidah dia masuk ke mulutku serta bermain-main didalam mulut. Sial, jagoan dia dari pada saya. Masa saya dikalahin sama anak SMP sich. Sembari kami ber-French Kiss, saya berupaya masukan tanganku ke balik pakaiannya. Mencari sebongkah buah dada imut. Ukuran dadanya tidak demikian besar, tapi kelihatannya sich seksi. Soalnya tubuh si Anti itu tidak besar tapi tidak kurus, serta badannya itu putih.

    Demikian ketemu buah dadanya, segera kupegang serta kuraba-raba. Tapi masih tetap terbungkus sama bra-nya. ?Baju elo gue buka ya? ? tanyaku. Dia ngangguk saja sembari mengangkat tangannya ke atas. Kubuka pakaiannya. Saat ini dia tinggal gunakan bra warna pink serta celana panjang yang masih tetap digunakan. Shit! kataku dalam hati. Mulus sekali! Kubuka saja bra-nya. Payudaranya bagus, runcing serta putingnya berwarna pink. Segera kujilati payudaranya, dia mendesah, saya jadi semakin terangsang. Saya jadi pingin menyetubuhi dia. Tapi saya belum juga sempat ML, jadi saya tidak berani.

    Cerita Sex Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya

    Cerita Sex Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya

    Cerita Bokep ? Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya ??Tapi bila sekitaran dada saja sich saya lumayan tahu. Bagaimana ya? Mendadak cocok saya sekali lagi menjilati payudara si Anti, adikku keluar dari kamar. Kami keduanya sama kaget. Dia kaget lihat apa yang kakak serta rekannya perbuat. Saya serta Anti kaget cocok lihat Dina keluar dari kamar. Si Anti cepat-cepat gunakan bra serta pakaiannya sekali lagi. Si Dina segera masuk ke kamarnya sekali lagi. Kelihatannya dia shock lihat apa yang kami berdua kerjakan. Si Anti segera pamit ingin pulang. ?Bilang sama Dina ya.. sorry, ? kata Anti. ?Tidak apa-apa kok, ? jawabku. Pada akhirnya dia pulang.

    Saya ketuk kamarnya Dina. Saya menginginkan menerangkan. Eh, dirinya diam saja. Masih tetap kaget kali ya, fikirku. Saya tidur saja, serta nyatanya saya ketiduran hingga malam. Cocok kebangun, saya tidak dapat tidur sekali lagi, saya keluar kamar. Nonton TV ah, fikirku. Cocok hingga dimuka TV nyatanya adikku sekali lagi tidur di kursi depan TV. Tentu ketiduran sekali lagi nih anak, kataku dalam hati. Dikarenakan lihat dia tidur dengan agak ?terbuka? mendadak saya jadi keingat sama film X2 yang belum juga usai kutonton, yang ceritanya mengenai hubungan sex pada adik serta kakak, ditambah keinginan saya yg tidak kesampaian cocok sama Anti barusan. Saat adikku menggerakan kakinya buat roknya terungkap, serta terlihatlah CD-nya. Demikian lihat CD-nya saya jadi makin nafsu. Tapi saya takut. Ini kan adikku sendiri masa saya setubuhi sich. Tapi dorongan nafsu makin menggila.

    Ah, saya peloroti saja CD-nya. Eh, kelak bila dia bangun bagaimana? Ah, cuek saja. Demikian CD-nya turun semuanya, wow, belahan kemaluannya tampak masih tetap sangat rapat serta dihiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Kucoba sentuh, hmm.. halus sekali. Kusentuh garis kemaluannya. Mendadak dia menggumam, saya jadi kaget. Saya terasa di ruangan TV sangat terbuka. Kurapikan sekali lagi baju adikku, selalu kugendong ke kamarnya.

    Hingga di kamar dia, it?s show time, fikirku. Kutiduri dia di kasurnya. Kubukakan pakaiannya. Nyatanya dia tidak gunakan bra. Wah, payah juga nih adikku. Kelak bila payudaranya jadi turun bagaimana. Demikian pakaiannya terbuka, buah dada mungilnya menyembul. Ih, lucu memiliki bentuk. Masih tetap kecil buah dadanya tapi lumayan ada. Kucoba hisap putingnya, hmm.. nikmat! Buah dada serta putingnya demikian lembut. Eh, mendadak dia bangun! ?Kak.. ngapain lo! ? teriaknya sembari mendorongku. Saya kaget sekali, ?Ngg.. ngg.. tidak kok, saya hanya ingin meneruskan barusan cocok sama si Anti, tidak ayah kan? ? jawabku ketakutan. Saya mengharapkan orang-tua saya tidak mendengar teriakan adikku yang agak keras barusan. Dia menangis.

    ?Sorry ya Din, gue salah, habis elo juga sich ngapain tidur di ruangan TV dengan kondisi sesuai sama itu, tidak pakai bra sekali lagi, ? kataku.
    ?Jangan katakan sama ibu serta ayah ya, please.. ? kataku.
    Dia masih tetap nangis. Pada akhirnya kutinggali dia. Aduh, saya takut kelak dia ngadu.

    Mulai sejak waktu itu saya bila ketemu dia sukai canggung. Bila ngomong paling seadanya saja. Tapi saya masih tetap penasaran. Saya masih tetap menginginkan coba sekali lagi untuk ?ngegituin? Dina. Hingga disuatu hari, adikku tengah sendiri di kamar. Saya cobalah masuk,
    ?Din, sekali lagi ngapain elo, ? saya berusaha untuk beramah-tamah.
    ?Lagi dengarkan kaset, ? jawabnya.
    ?Yang saat itu, elo masih tetap geram ya.. ? tanyaku.
    ?.. ? dia diam saja.

    ?Sebenernya gue.. gue.. ingin nyoba sekali lagi.. ? hilang ingatan ya saya nekat sekali.
    Dia kaget serta cocok dia ingin ngomong suatu hal segera saya dekati mukanya serta segera kucium bibirnya.

    ?MmhHPp.. Kakk.. mmHPh.. ? dia seperti ingin ngomong suatu hal.
    Tapi pada akhirnya dia diam serta ikuti permainanku untuk ciuman. Sembari ciuman itu tanganku coba meraba-raba dadanya dari luar. Pertama rasakan payudaranya diraba, dia menepis tanganku. Tapi saya selalu berupaya sembari tetaplah berciuman. Sesudah sebagian menit berciuman sembari meraba-raba payudaranya, saya coba buka pakaiannya. Eh, kok dia segera ingin saja di buka ya? Mungkin saja dia sekali lagi rasakan kesenangan yang sangat begitu serta pertama kalinya dirasakannya. Demikian di buka, segera kubuka bra-nya. Kujilati

    putingnya serta sembari menyeka serta mneremas-remas buah dada yang satunya. Meskipun payudara adikku itu masih tetap agak kecil, tapi bisa memberi sensasi yang tidak kalah dengan payudara yang besar. Saat tengah dihisap-hisap, dia mendesah, ?Sshh.. sshh.. ahh, enak, Kak.. ? Sesudah kuhisap, putingnya jadi tegang serta agak keras. Selalu kubuka celanaku serta saya mengeluarkan ?adik?-ku yang telah lumayan tegang. Cocok dia lihat, dia agak kaget. Soalnya dahulu kami sempat mandi bareng cocok ?punya?-ku masih tetap kecil. Saat ini kan telah besar dong.

    Saya bertanya sama dia, ?Berani untuk ngisep miliki gue tidak? Entar miliki elo juga gue isepin deh, kita pakai tempat 69. ?
    ?69.. apa?an tuch? ? tanyanya.
    ?Posisi di mana kita sama-sama menghisap serta ngejilatin punyanya mitra kita ketika terkait, ? jelasku.
    ?Ooo.. ?

    Cerita Bokep ? Setelah Nonton Video Porno Aku Mempraktekkanya ??Segera saya buka celana dia serta CD-nya. Kami segera ambil tempat 69. Saya buka belahan kemaluannya serta terlihatlah klitorisnya seperti bentuk kacang didalam kemaluannya itu. Saat kusentuh gunakan lidah, dia mengerang,
    ?Ahh.. Kakak nyentuh apanya sich kok enak banget.. ? tanyanya.
    ?Elo harusnya ngejilatin serta ngisep miliki gue dong. Masa elo doang yang enak, ? kataku.
    ?Iya Kak, habis takut serta geli sich.. ? jawabnya.

    ?Jangan bayangin yang bebrapa bukanlah dong. Bayangin saja keenakan elo, ? kataku sekali lagi.
    Waktu itu juga dia segera menjilat punyaku. Dia menjilati kepala anu-ku dengan perlahan-lahan. Uuhh, enak benar. Selalu dia mulai menjilati semua dari batanganku. Lantas dia masukan punyaku ke mulutnya serta mulai mengisapnya. Oohh.. hilang ingatan benar. Dia nyatanya memiliki bakat. Hisapannya membuatku jadi nyaris keluar.

    ?Stop.. eh, Din, stop dahulu, ? kataku.
    ?Lho mengapa? ? tanyanya.
    ?Tahan dahulu entar saya keluar, ? jawabku.
    ?Lho memang mengapa bila keluar? ? tanyanya sekali lagi.
    ?Entar game over, ? kataku.
    Nyatanya adikku memanglah belum juga tahu problem sex. Betul-betul polos. Pada akhirnya kujelaskan mengapa bila cowok telah keluar tidak dapat selalu pemainannya. Pada akhirnya dia mulai tahu. Tempat kami telah tidak 69 sekali lagi, jadi saya saja yang bekerja. Lalu saya lanjutkan mengisapi kemaluannya serta klitorisnya. Dia terus-terusan mendesah serta mengerang.

    ?Kak Iwan.. selalu Kak.. di situ.. iya di situ.. oohh.. sshh.. ?

    Saya selalu mengisap serta menjilatinya. Dia menjambak rambutku. Sembari matanya merem-melek. Pada akhirnya saya telah dalam keadaan fit sekali lagi (barusan kan keadaannya telah ingin keluar). Kutanya sama adikku,
    ?Elo berani ML tidak? ?
    ?.. ? dia diam.

    ?Gue ingin ML, tapi terserah elo.. gue tidak maksa, ? kataku.
    ?Sebenerya gue takut. Tapi telah kepalang tanggung nih.. gue sekali lagi ?on air?, ? kata dia.
    ?OK.. jadi elo ingin ya? ? tanyaku sekali lagi.
    ?.. ? dia diam sekali lagi.

    ?Ya telah deh, kayanya elo ingin, ? kataku.
    ?Tapi tahan sedikit. Kelak agak sakit awalannya. Soalnya elo baru pertama kalinya, ? kataku.
    ?.. ? dia diam saja sembari memandang kosong ke langit-langit.

    Kubuka ke-2 belah pahanya lebar-lebar. Terlihat bibir kemaluannya yang masih tetap sempit itu. Kuarahkan ke lubang kemaluannya. Demikian saya sentuhkan kepala ?anu?-ku ke liang kemaluannya, Dina menarik nafas panjang, serta terlihat sedikit keluarkan air mata. ?Tahan ya Din.. ? Segera kudorong anu-ku masuk kedalam lubang kemaluannya. Tapi masih tetap sulit, soalnya masih tetap sempit sekali.

    Saya selalu coba mendorong anu-ku, serta.. ?Bleess.. ? masuk juga kepala kemaluanku. Dina agak berteriak,
    ?Akhh sakit Kak.. ?
    ?Tahan ya Din.. ? kataku.

    Saya selalu mendorong supaya masuk semuanya. Pada akhirnya masuk semuanya kemaluanku kedalam selangkangan adikku sendiri.
    ?Ahh.. Kak.. sakit Kak.. ahh.. ?
    Sesudah masuk, segera kugoyang maju-mundur, keluar masuk liang kemaluannya.
    ?Ssshh.. sakitt Kak.. ahh.. enak.. Kak, teruss.. goyang Kak.. ?

    Dia jadi mengerang tidak karuan. Sesudah sebagian menit dengan tempat itu, kami ganti dengan tempat ?dog model?. Dina kusuruh menungging serta saya masukan ke lubang kemaluannya lewat belakang. Sesudah masuk, selalu kugenjot. Tapi dengan kondisi ?dog model? itu nyatanya Dina segera alami orgasme. Merasa sekali otot-otot didalam kemaluannya itu seperti menarik batang kemaluanku untuk lebih masuk.

    ?Ahh.. ahha.. saya lemess banget.. Kak, ? rintihnya serta dia jatuh telungkup. Tapi saya belum juga orgasme. Jadi kuteruskan saja. Kubalikkan tubuhnya untuk tidur terlentang. Selalu kubuka sekali lagi belahan pahanya. Kumasukkan kemaluanku kedalam lubang kemaluannya. Walau sebenarnya dia telah kecapaian.

    ?Kak, telah dong! Gue telah lemes.. ? pintanya.
    ?Sebentar sekali lagi ya.. ? jawabku.
    Tapi sesudah sebagian menit kugenjot, eh, dirinya fresh sekali lagi.
    ?Kak, yang agak cepet sekali lagi dong.. ? tuturnya.
    Kupercepat dorongan serta genjotanku.
    ?Ya.. seperti gitu dong.. sshh.. ahh.. uhuuh, ? desahannya semakin maut saja.
    Sembari menggenjot, tanganku meraba-raba serta meremas payudaranya yang mungil itu. Mendadak saya seolah ingin meledak, nyatanya saya ingin orgasme. ?Ahh, Din saya ingin keluar.. ahh.. ? Nyatanya waktu yang berbarengan dia orgasme juga. Kemaluanku seperti dipijat didalam. Karna masih tetap enak, kukeluarkan didalam kemaluannya. Kelak kusuruh minum pil KB saja agar tidak hamil, fikirku dalam hati.

    Sesudah orgasme bareng itu kucium bibirnya sebentar. Kemudian saya serta dia pada akhirnya ketiduran serta tetap dalam kondisi bugil serta berkeringat di kamar dikarenakan kecapaian. Saat bangun, saya dengsr dia sekali lagi merintih sembari menangis.
    ?Kak, bagaimana nih. Punyaku berdarah banyak, ? tangisnya.

    Kulihat nyatanya di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Serta kemaluannya agak sedikit melebar. Saya kaget memandangnya. Bagaimana nih jadinya?
    ?Kak, saya telah tidak perawan sekali lagi ya? ? tanyanya.
    ?.. ? saya diam saja.

    Habis ingin jawab apa. Hilang ingatan! saya telah merenggut keperawanan adikku sendiri.
    ?Kak, punyaku tidak apa-apakan? ? tanyanya sekali lagi.
    ?Berdarah begini lumrah untuk pertama kalinya, ? kataku.
    Mendadak, dikarenakan lihat dia tidak gunakan CD serta memerlihatkan kemaluannya yang agak melebar itu ke saya,

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Sentuhan Pada Vaginaku – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Sentuhan Pada Vaginaku – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1276 views

    Perawanku – Aku baru saja mulai kenikmatan seksual tapi apa daya suamiku malah sudah ejakulasi dahulu, padahal batu muali antara 1 – 2 menit, mungkin ini pengalaman baru buat suamiku karena kami baru melangsungkan pernikahan kami, sedangkan aku kira kira 3 tahun sudah mengenal seks dan berhubungan badan dengan pria yang aku sukai sebelum aku menikah.

    Sehingga dengan tanpa sadar tadi pun aku membantu suamiku memasukkan penisnya ke dalam liang vaginaku. Tentu saja suamiku bahkan keluargaku sendiri tidak pernah tahu mengenai pengalaman seksku selama ini karena dari penampilan dan aktivitasku sehari-hari terlihat biasa-biasa saja.

    Hal itu dimungkinkan karena aku hanya berhubungan badan dengan orang yang sama terus. Walaupun demikian aku sudah siapkan alasan kalau suamiku nanti mempermasalahkan tidak adanya pendarahan saat malam pertama.

    Namaku Asti, aku bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan pelayaran kapal barang. Umurku waktu menikah adalah 28 tahun, tapi aku kehilangan keperawananku pada umur 23 tahun saat aku berkerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan telekomunikasi. Di bawah ini adalah ceritaku mengenai pengalaman seksku yang pertama.

    Hari ini adalah hari terakhir bossku ada di kantor cabang Bandung ini, karena mulai besok beliau akan digantikan oleh orang baru yang dipilih oleh kantor pusat. Bossku memang mendapat promosi dari kepala cabang di Bandung menjadi direktur di Jakarta.

    Padahal aku belum sampai dua bulan bekerja sebagai sekretaris di sini, sehingga selain harus beradaptasi dengan tempat kerja yang baru aku juga harus beradaptasi dengan boss baru. Di tempat kerjaku ini, aku adalah karyawan yang paling muda karena karyawan lainnya rata-rata 10 tahun lebih tua.

    Calon boss yang baru juga sudah datang karena hari ini akan menjadi hari serah terima de facto kantor cabang Bandung dari boss lama ke boss yang baru. Ternyata boss baru ini masih muda, umurnya masih sekitar 26-27 tahun dengan badan yang tinggi besar dan cukup tampan dengan kumisnya yang tebal.

    Pak Rendi adalah nama boss baruku itu, beliau sudah berkeluarga dengan dua anak ; seorang putri dan seorang putra. Pak Rendi ternyata membawa gaya kepemimpinan yang sama sekali berbeda dan membawa moderenisasi dalam bekerja.

    Karyawan-karyawan yang asalnya terbiasa dengan kerja individual sekarang dipaksa kerja secara kolektif dalam suatu team work. Semua karyawan tanpa kecuali harus melek teknologi dan untuk itu boss baru tidak segan-segan turun sendiri mengajari.

    Sebagai sekretaris akupun banyak belajar dari beliau tetang berbagai hal dan karena aku adalah karyawan yang paling sering berinteraksi dengan beliau tentunya aku punya paling banyak kesempatan untuk belajar . Hokibet

    Pelahan-lahan mulai muncul rasa kagumku pada pak Rendi dan mulai mengidamkan mendapatkan jodoh seperti beliau atau mendekati kemampuan beliau. Berbeda dengan karyawan pria lain yang suka memandang rendah bahkan melecehkan sesama karyawan wanita, pak Rendi sangat santun kepada wanita baik itu karyawannya maupun bukan.

    Hal ini membuat muncul rasa sayangku pada pak Rendi karena aku merasa bisa berlindung kepada beliau. Kombinasi rasa hormat, kagum dan sayang membuat aku merasa selalu ingin dekat dengan beliau, sehingga saat kami sedang berdua aku kadang-kadang bersikap agak manja dan kelihatannya beliau tidak keberatan.

    Lambat laun aku mulai melihat bahwa pak Rendi pun mulai merasa nyaman kalau dekat dengan aku. Walaupun demikian kesempatan kami bisa berdua hanya saat berada di kantor saja sehingga semua urusan adalah berkaitan dengan pekerjaan dan pak Rendi tidak pernah mencoba mengajakku keluar berdua selain karena urusan kantor.

    Hingga pada suatu waktu kantor Bandung harus bertindak sebagai tuan rumah pelatihan produk baru dari perusahaan dan pada akhir acara semua peserta ingin berwisata ke Ciater Subang. Walaupun aku bukan peserta training, tapi sebagai wakil panitia aku harus menemani mereka berwisata ke sana.

    Seperti yang aku khawatirkan sebelumnya, sebagai wanita satu-satunya dimana peserta lainnya adalah pria, aku menjadi bulan-bulanan yang cenderung melecehkan. Untung saja pak Rendi segera melihatnya sehingga bisa menarikku dan mengajakku pulang lebih awal karena teman-teman kantor Bandung yang lain pun tidak bisa diandalkan untuk melindungi aku.

    Akhirnya aku pulang berduaan saja dengan pak Rendi dan pada kesempatan sepanjang perjalanan kembali ke Bandung kami manfaatkan untuk mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan bahkan ke hal-hal yang agak pribadi.

    “Udah hampir sampai Bandung nih …” kata pak Rendi “Enaknya ke mana dulu ya ?”

    “Lho … kenapa ga langsung pulang ? ” Kataku keheranan

    “Bukankah bapak biasa ada acara bersama keluarga kalau malam minggu seperti sekarang ?”

    “Saya sudah tanggung nih ijin pulang malam ke istriku untuk nemenin orang-orang tadi” jelas pak Rendi .

    “Kalau begitu terserah bapa saja deh …” kataku dengan perasaan campur aduk antara senang bisa bersama beliau di malam minggu dengan rasa takut bepergian dengan suami orang.

    “Okay … Jadi malam ini kita akan malam mingguan berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum. Malam itu kami seperti orang yang baru jadian pacaran, walaupun masih serba canggung tapi penuh dengan gairah yang menggebu.

    Apalagi beliau juga langsung bergerak cepat dengan tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk dan menciumi pipiku setiap ada kesempatan. Menjelang tengah malam pak Rendi mengantarkanku pulang dan untuk pertama kalinya aku merasakan ciuman bibir dari laki-laki di dalam mobil sesaat sebelum masuk ke rumah.

    Semalaman aku hampir tidak bisa tidur karena semua kejadian beberapa jam bersama bossku itu seperti diputar berulang-ulang dikepalaku. Perasaanku sangat bahagia karena langsung dimabuk cinta walaupun itu cinta terlarang.

    Selama ini aku tidak pernah benar-benar pacaran dengan beberapa pria yang bergantian mencoba mendekatiku, mereka hanya aku jadikan teman dekat sampai mereka menjauh sendiri. Sejak hari itu pak Rendi selalu mengajakku keluar setiap hari Sabtu, kebanyakan hanya dari pagi sampai sore, jarang sekali bermalam mingguan lagi.

    Kadang-kadang kami juga keluar malam sepulangnya dari kantor untuk nonton filem di bioskop atau makan malam bareng. Walaupun demikian aku menganggap kami sudah “jadian”, apalagi pak Rendi sudah mengajari aku berciuman bibir dengan permainan lidahnya.

    Tidak sampai sebulan payudaraku sudah mulai di remas-remasnya ketika kami berciuman. Waktu pertama kali dilakukan hanya dari luar baju tapi untuk yang selanjutnya sudah merogoh langsung ke balik BHku setelah melepas kancing baju dan mengangkat cup BHku.

    Terus terang aku sama sekali tidak memberikan penolakan atas aksi bossku yang ini karena aku sendiri sangat menikmatinya, apalagi kalau remasannya diselingi permainan jari-jarinya pada putingku. Tidak puas dengan meremas payudaraku, beliau juga mulai mengusap-usap vaginaku kalau aku kebetulan sedang memakai rok.

    Untuk aksi beliau ini aku sempat menolak karena aku masih perawan dan itu yang kusampaikan kepadanya, tapi bossku bilang bahwa dia hanya akan mengusapnya dari luar celana dalam saja tidak sampai menyentuh langsung vaginaku.

    Walaupun awalnya ragu-ragu tapi akhirnya aku “mengijinkannya” apalagi ternyata sentuhan beliau pada vagina membuat aku mulai mengenal apa yang namanya orgasme.

    “Bapaaaa… Asti sudah ga tahaaannnn” itulah teriakan khasku pada saat mencapai orgasme yang terasa seperti sangat ingin pipis tetapi penuh kenikmatan. Kata bossku aku mempunyai libido yang tinggi karena cukup dengan ciuman panjang dengan remasan di payudara dan permainan jari diluar vagina, aku bisa mencapai orgasme berkali-kali sampai celana dalamku basah kuyup seperti ngompol tapi cairannya lebih kental dan sangat lengket.

    Sebenarnya aku sangat risi karena kami selalu melakukannya di dalam mobil yang diparkir di tempat umum atau di ruangan beliau di kantor. Apalagi biasanya dalam sekejap pak Rendi bisa membuat bajuku berantakan.

    Tapi dengan hubungan cinta terlarang seperti kami hampir tidak mungkin melakukannya di rumah sampai akhirnya tiba hari itu … Pada suatu hari aku beri tahu pak Rendi bahwa pada minggu ini aku hanya hanya sendirian di rumah sampai hari Minggu karena orang-orang rumah sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah) kampung halamanku.

    Jadi aku menawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian menemani aku menjaga rumah. Saat itu hubungan kami sudah berjalan hampir tiga bulan dan aku sama sekali tidak memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi kalau hanya berduaan dengan bossku di rumah yang kosong.

    Hari Sabtu pagi aku sudah tak sabar menunggu pak Rendi di rumahku, ada perasaan senang di hatiku karena akan bisa berkencan dengan beliau tanpa ada rasa khawatir seperti yang biasa kami lakukan. Rasa senang ini menimbulkan rasa kangen yang amat sangat kepada pak Rendi, padahal baru kemarin kami bercumbu di mobil saat diantarnya pulang.

    Akhirnya beliau datang juga dengan menenteng satu kantung kecil warna gelap (yang belakangan kuketahui berisi kondom dan pelumas). Sesuai permintaanku sebelumnya beliau memarkir mobilnya agak jauh dari rumahku supaya tetap memberi kesan rumahku kosong sehingga kencan kami tidak terganggu oleh saudara atau teman yang tiba-tiba datang berkunjung.

    Setelah mengunci pagar dari arah luar dan mengunci pintu masuk, aku langsung menubruk dan memeluk pak Rendi yang saat itu sedang meletakkan kunci mobil dan tas kecilnya di atas meja makan. Beliau langsung membalasnya dengan menciumku penuh kehangatan seolah-olah juga baru bertemu kembali denganku.

    Dengan tanpa melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian bergerak untuk duduk di karpet depan pesawat TV. Pak Rendi sengaja mendudukkan aku di atas bantal-bantal yang ada supaya tinggi kami menjadi seimbang.

    Setelah puas melepas kangen dengan berciuman, pak Rendi kemudian melepas bajuku kemudian BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu karena selama ini belum pernah bercumbu sampai benar-benar melepaskan baju.

    Setelah aku tunggu beberapa saat aku mulai merasa heran karena pak Rendi tidak juga segera beraksi setelah menelanjangi bagian atas tubuhku. Aku coba memberanikan diri mengangkat mukaku untuk melihat ke arah beliau, ternyata pak Rendi sedang mengamati dengan seksama payudaraku dengan ekspresi kagum.

    Bossku ini rupanya juga sudah melepas baju atasnya sehingga kami sama-sama bertelanjang dada sekarang. “Asti, aku baru sadar ternyata besar sekali payudara kamu !” akhirnya beliau berkomentar

    “Bukan sekedar besar tetapi benar-benar hampir bulat sempurna dengan letak putting di tengah-tengah”

    “Ba .. bapa gak suka ?” kataku agak khawatir karena aku tahu ukuran payudara istrinya tergolong normal sedangkan semua perempuan di keluargaku payudaranya memang besar-besar, bahkan ukuran payudaraku masih tergolong kecil kalau dibandingkan mereka.


    “Saya suka sekali, terutama karena bentuknya yang benar-benar membulat” Jawabnya “Hanya saja saya kaget karena tidak menyangka sebesar ini terutama kalau dilihat dari ukuran tubuh kamu yang kecil”

    “Tapi yang jelas payudara kamu sangat kenyal” lanjutnya sambil tersenyum nakal “Sehingga terlihat selalu membusung walaupun sudah tidak menggunakan BH lagi” Sambil bicara pak Rendi mulai memegang-megang kedua payudaraku dengan kedua tangannya kemudian langsung memangut bibirku.

    Ciuman beliau kali ini tidak hanya ke bibir saja, tapi juga pada kupingku leherku, dadaku dan juga putting payudaraku yang berwarna coklat kehitaman. Remasan pada satu payudara bersamaan dengan isapan-isapan yang disertai gigitan kecil pada putting payudara yang lainnya membuat aku dengan cepat merasa melayang.

    “Ahhhh… ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku dengan mulut yang menganga dan mata yang susah fokus karena mendapat kenikmatan yang datang tiba-tiba. Posisi tubuhku kemudian dirubah menjadi setengah berbaring sehingga bossku bisa lebih leluasa mencumbuku.

    Nafsu berahiku meningkat dengan cepat, aku mulai merasakan celana dalamku menjadi lebih lembab oleh cairan yang keluar di sana. “Bapaaaaa …. Asti sudah ga tahaaaan ….” Teriakku seperti biasa kalau sudah mencapai orgasmeku.

    Saat itu aku ingin pak Rendi mengelus-elus vaginaku yang basah dari luar celana dalamku, tapi sekarang beliau tidak melakukannya mungkin kah karena aku masih pakai celana jeans ? Tapi karena berahiku sudah sampai ke ubun-ubun maka aku tarik tangan kanan pak Rendi ke arah selangkanganku sebagai isyarat keinginanku.

    Beliau rupanya bisa menangkap maksudku, tapi karena terhalang oleh celana jeans maka beliau berinisiatif membuka kancing celanaku dan resletingnya dengan satu tangannya supaya bisa menjangkau celana dalamku.Pinggang celana jeansku yang tinggi (sampai pusar) rupanya masih menyulitkan beliau sehingga membuatnya jadi tidak sabar. Beliau lalu berhenti mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau menarik celana jeans dan celana dalamku sekaligus sampai terlepas.

    Tidak berhenti di sana, pak Rendi pun kemudian melepaskan celana dan celana dalamnya sendiri dengan masih dalam posisi duduk di karpet sehingga kami berdua sekarang dalam kondisi telanjang bulat. Tubuhku yang telanjang berada dalam posisi badan setengah terbaring di karpet bersandar pada bantal dengan kedua kaki yang mengangkang.

    Saat itu aku sudah tidak begitu peduli dengan keadaanku karena yang aku inginkan adalah pak Rendi segera mengelus-elus vaginaku seperti biasanya. Tanpa menunggu lama-lama pak Rendi langsung menindih kemudian menciumi bibirku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus vaginaku tanpa terhalang celana dalam lagi.

    Sentuhan langsung tangan bossku pada vagina ternyata terasa jauh lebih nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku mulai meninggi lagi setelah orgasme pertama tadi. Apalagi saat pak Rendi menggunakan jari-jarinya mempermainkan kelentitku sambil menggesek-gesek liang vaginaku yang sudah semakin basah.


    “Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..” jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Rendi. Beliau kemudian beralih menciumi dan menjilati kedua putting payudaraku secara bergantian membuat tubuhku bergelinjang dengan hebat karena diserang rasa geli yang menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Jari-jarinya yang ada di vagina juga terus beraksi dengar berputar-putar di sekitar liangnya sehingga vaginaku terasa mulai merekah dan semakin basah.

    “Ahhhh….bapa …ahhhh …. Ahhhhh … enaakkk … ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai ekspresi kenikmatan. Pak Rendi adalah laki-laki pertama yang aku anggap sebagai pacar dan juga yang pertama menyentuh tubuhku.

    Cara beliau memperlakukanku membuat aku tidak bisa menolak permintaannya, bahkan membuatku selalu ketagihan dan merindukan beliau melakukannya lagi, lagi dan lagi. Walaupun selama tiga bulan perpacaran keperawananku masih belum terusik, tapi kali ini jadi lain ceritanya … “Ga tahan pa … Asti sudah ga tahan Bapa …. ooohhhhh” Teriakku saat merasakan orgasme lagi.

    Setelah mengejang beberapa kali karena kenikmatan luar biasa yang kurasakan, tubuhku menjadi lemah lunglai. Aku mengangkat kedua tanganku ke arah beliau sebagai tanda ingin dipeluk, tapi pak Rendi malah bangun dan berlutut diantara kedua kakiku sambil menarik kakiku sedikit untuk membuat posisiku badanku berbaring secara sempurna.

    Kedua kakiku dipentangkannya lebar-lebar dan tanpa ragu-ragu beliau langsung memangut vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga sekarang kepala bossku itu ada diselangkanganku.

    “Bapa apa yang ….Uuuuhhhhhh …..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” aku sempat kaget dan ingin bertanya apa yang dilakukannya itu tapi sebelum kalimatku lengkap aku sudah disergap lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan bibir beliau di vaginaku. Bibirnya mulai menciumi kelentitku sedangkan lidahnya menari-nari menjelajahi sisi dalam vaginaku yang sudah mulai merekah.

    Kadang-kadang ujung lidahnya terasa bergerak keluar masuk kedalam liang vaginaku yang walaupun tidak masuk terlalu dalam tapi mendatangkan sensasi yang luar biasa. Aku mulai menggerak-gerakkan pinggul dan pantatku mengikuti tarian lidahnya sedangkan kedua tanganku meremas-remas rambut bossku dengan gemas.

    Pak Rendi seperti tidak memperdulikan cairan vaginaku yang semakin membanjir dan bibir vaginaku semakin membengkak . Beliau bahkan mulai menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan lidahnya yang kasar mengelilingi kulit kelentik yang sensitif membuat tubuhku mulai bergetar dengan hebat menahan rasa nikmat yang dahsyat.

    “Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga tahan… bapa …Asti ga tahan lagi …….akkkkkkhhhhh” Aku mengerang dengan badan hampir melenting karena nikmatnya. Pada saat nafasku masih memburu dan tersengal-sengal karena dihantam kenikmatan, aku lihat pak Rendi kembali pada posisi berlutut dan masih berada diantara kedua kakiku.

    Kemudian beliau maju lebih mendekat ke selangkanganku sambil tangan kanannya seperti menggenggam sesuatu yang kemudian diarahkannya pada vaginaku. Aku belum pernah melihat kemaluan atau penis orang dewasa, aku hanya pernah melihat penis anak kecil keponakanku saat aku diminta memandikan mereka.

    Walaupun bentuk dan ukurannya jauh berbeda, tapi aku yakin “benda” yang dipegang beliau itu adalah penisnya sendiri. Pengetahuan seksku memang sangat minim kalau tidak bisa dibilang nol, tapi naluriku mengatakan bahwa pak Rendi sekarang sedang berniat menyetubuhi aku.

    Seketika timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal karena telah mengundang pak Rendi ke rumahku yang sedang kosong supaya kami bisa bercumbu lebih bebas. Tapi badanku sudah sangat lemas karena tiga kali orgasme dan rasa takut membuatku malah semakin lemas saja sehingga akhirnya hanya bisa merasa pasrah kepada keadaan ini.

    Aku hanya mencoba memejamkan mata supaya pikiranku tidak merekam memori visual dari peristiwa yang mungkin kuanggap akan kusesali seumur hidup. Kurasakan pak Rendi sudah berada di atas tubuhku dengan bertopang pada tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kepala penisnya bergesekan dengan kelentitku.

    Rasa nikmat yang ditimbulkannya sedikit banyak mulai mengurangi rasa gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Rendi juga kadang-kadang membawa penisnya ke muka liang vaginaku dan melakukan gerakan berputar seolah-olah ingin membesarkan ukuran liangnya yang setahuku sangat sempit.

    “Shhhhhhh…shhhhh…shhh…” Tanpa bisa kucegah mulutku mengeluarkan suara desisan nikmat yang seirama dengan gerakan tangan kanan beliau. Tiba-tiba aku merasakan kepala penis pak Rendi tidak lagi berputar-putar dimulut liang vaginaku, tetapi aku merasakan penis pak Rendi tersebut mulai terasa dijejalkan masuk ke dalam liang vaginaku.

    Daging penis beliau yang padat terasa menyakitkan saat memasuki liang vaginaku yang sudah merekah basah dan licin.

    “Aduuuuuhh….sakiiit …aduuuhhh…bapa…sakit sekali …aduuhhhh” Aku hanya bisa mengaduh pelan-pelan sambil mengangkat kedua tanganku untuk berpegangan pada pinggiran bantal yang menyangga kepalaku sehingga bisa meremas-remasnya saat merasa sakit.

    BLESSSSS …. Seluruh batang penisnya akhirnya masuk dengan sempurna dengan tidak terlalu sulit karena sudah “siap” akibat cumbuan-cumbuan luar biasa yang dilakukan tadi.

    “Sakit ya sayang ?” Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa merubah posisi penisnya dalam liang vaginaku. Aku hanya mengangguk perlahan dan tanpa terasa ada butir-butir air mata muncul di ujung mataku yang terpejam.

    Pak Rendi dengan lembut mencium air mata pada ujung mataku dan mengelus-elus rambutku yang panjang dan tebal.

    “Uuuuhhhhhh ….” Aku kembali mengeluh pelan saat pak Rendi mulai melakukan gerakan maju mundur pada penisnya dengan perlahan. Beliau lalu memelukku dengan erat sehingga kedua tanganku pun sekarang dalam posisi melingkari punggungnya.

    Rasa sakit itu lama-lama makin berkurang dan berganti menjadi rasa nikmat jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.

    “ Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….” aku mengeluarkan erangan yang terdengar aneh saat pak Rendi mulai mempercepat gerakannya sambil tetap dalam posisi memelukku.

    “Bapaaaa … aduuuhhh…. bapaaa …Asti udah gak tahaaaannn” Hanya dalam beberapa menit saja aku sudah meneriakan kata-kata orgasmeku yang khas. Pak Rendi membalasnya dengan gerakan yang makin cepat dan diakhiri dengan hujaman yang dalam dan dilanjutkan dengan gerakan penis berputar-putar seolah-olah mau membuka lobang rahimku.

    Aku sampai mengejang-ngejang kenikmatan sambil mengangkat-angkat pantatku untuk mengimbangi gerakannya, sedangkan kedua tanganku sekarang beralih meremas-remas pantatnya beliau.

    “Ooohhhhhhhhh…….” Akhirnya aku kembali tergolek lemas karena kenikmatan, pak Rendi pun menghentikan gerakannya setelah melihat reaksiku. Aku buka mataku dan memberikan senyumanku yang paling manis kepada bossku yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib menghapus sama sekali rasa menyesal yang sebelumnya kurasakan.

    Lalu kami berciuman cukup lama sambil saling membelai muka dan rambut masing-masing. Setelah puas berciuman pak Rendi kemudian melepas pelukannya dan duduk tegak tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku.

    “Asti, coba kamu lihat darah perawan kamu” Ajak pak Rendi Aku coba mengangkat badanku sedikit dengan ditopang kedua tanganku sambil melihat ke arah selangkanganku. Penis pak Rendi hanya terlihat pangkalnya saja karena sisanya masih berada di dalam liang vaginaku.

    Selain penuh dengan urat-urat yang menonjol, pada penisnya juga terlihat sedikit cairan berwarna merah pada beberapa bagiannya. Noda merah yang sama aku lihat juga pada bulu kemaluanku, perutku, paha sebelah dalam dan perutnya pak Rendi.

    Rupanya itulah yang disebut darah perawan atau darah malam pertama oleh orang-orang selama ini. Sebagai perempuan suku Jawa, warna kulitku lebih gelap dari wanita suku Sunda, demikian juga dengan kulit kemaluanku yang berwarna merah gelap sampai kebagian dalamnya sehingga bercak-dercak darah itu tidak terlalu terlihat kalau tidak diperhatikan dengan seksama.

    Belum sempat aku membuka mulut untuk memberikan komentar, beliau sudah mulai mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang membuatku terpaksa berbaring kembali. Kedua kakiku satu persatu beliau naikkan ke atas bahunya sehingga badanku menjadi hampir terlipat dalam tindihan pak Rendi.

    Dalam posisi seperti itu pak Rendi memompa penisnya makin lama makin cepat sehingga membuat tubuhku terguncang-guncang. “Oooowww ….ahhhh…aawww” aku menjerit kenikmatan

    “Bapaaa..aa..aa..aa … nii… iii..kk…mmmaa…aaa..aatttt…sssee …eee…kkkaa…aaa…llliiiii…” suaraku jadi terputus putus karena kerasnya goncangan badanku. CROK … CROK …CROK …CROK … aku mulai mendengar bunyi seperti air becek yang ditepuk-tepuk dengan keras.

    Belakangan aku ketahui itu adalah bunyi dari cairan yang telah membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh penisnya pak Rendi sampai berbuih-buih. Badan kami kurasakan mulai berkeringat sehingga terlihat mengkilat, setetes dua tetes keringat pak Rendi mulai jatuh ke tubuhku.

    Tak berapa lama kemudian keringat pak Rendi semakin membanjir dan mengalir deras ke perutku bercampur dengan keringatku sendiri .

    CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu semakin keras Rasanya aku hampir tak sadarkan diri karena gelombang demi gelombang nikmat yang makin lama makin besar seolah-olah tidak aka nada batasnya.

    Tapi tiba-tiba aku merasakan tubuh pak Rendi mulai bergetar, pompaan penisnya makin tidak teratur iramanya.

    “Asti …. Saya mau keluarrrrr …” teriak pak Rendi yang saat itu aku tidak tahu artinya. Kurasakan pak Rendi menekan kuat-kuat penisnya di dalam vaginaku, tak berapa lama kemudian penisnya terasa berdenyut denyut dengan kuat lalu seperti memuntahkan sesuatu yang hangat berkali kali di dalam tubuhku.

    Denyutan pada penis beliau yang disertai semburan cairan hangat tersebut melipatgandakan kenikmatan yang tengah kurasakan.

    “Bapppaaaaa … Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ……” akupun menyusul mengeluarkan lenguhan kenikmatan yang panjang sampai semburan dari penis pak Rendi berhenti. Tubuh pak Rendi lalu ambruk kelelahan menimpa tubuhku setelah sebelumnya menurunkan kedua kakiku dari bahunya.


    Untuk beberapa saat pak Rendi tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku coba peluk beliau erat-erat sambil mengelus-elus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa saat kemudian beliau mulai bergerak bangun dan langsung mencium bibirku.

    “Asti, kamu bisa merasakan kenikmatannya sayang ?” Tanya beliau dengan setengah berbisik ditelingaku. AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada beliau.

    “Sekarang bapa sudah mencicipi milik Asti yang paling berharga dan hanya ada satu-satunya” Kataku secara spontan yang dijawab dengan senyuman dan ciuman dari pak Rendi.

    “Tapi sebagai gantinya tadi Asti sudah merasakan kenikmatan yang luar biasa” lanjutku “Jadi Asti sebenarnya tidak tahu apakah harus meyesal atau berterima kasih” Sekali lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum sambil memandangku dengan mesra sehingga aku menjadi jengah sendiri hingga tertunduk malu.

    Kembali aku dihujani dengan kecupan-kecupan kecil dan ciuman-ciuman pendek yang sangat berarti bagiku.

    “Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan ketika tiba-tiba pak Rendi menarik penisnya keluar. Pak Rendi kemudian berdiri dan berjalan ke halaman belakang untuk mengambil selembar handuk yang sedang dijemur di sana, kemudian dengan halus beliau menyeka keringatku dan keringatnya sendiri dan terakhir menyeka vaginaku dan penisnya.

    Hari itu kami bertelanjang bulat seharian selama di dalam rumah, baik itu waktu memasak di dapur, makan siang , nonton TV ataupun saat sekedar mengobrol berdua. Kondisi kami yang bertelanjang bulat membuat kami selalu mudah terangsang lagi untuk bersetubuh, sehingga antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya kami selingi dengan bersetubuh.

    Dalam persetubuhan-persetubuhan lanjutannya itu, beliau selalu menggunakan kondom yang dibawanya. Waktu itu aku dengan polosnya memprotes penggunaan kondom karena mengurangi kenikmatan bersetubuh padahal waktu persetubuhan yang pertama beliau tidak menggunakan kondom tersebut.

    Sambil nyengir beliau menjelaskan bahwa yang pertamapun seharusnya beliau memakai kondom, tapi beliau khawatir aku keburu sadar dan menolak meneruskan saat beliau sedang memasang kondomnya. Menjelang malam pak Rendi akhirnya pamit pulang setelah total empat kali menyetubuhiku sepanjang hari tadi.

    Hubungan kami selanjutnya semakin “panas” karena untuk dua tahun pertama aku benar-benar ketagihan untuk bersetubuh dan untuk itu aku bersedia disetubuhi dimanapun dan dalam segala kondisi, tentu saja hanya dengan pak Rendi saja.

    Seringkali aku di kantor minta di setubuhi sambil berdiri atau dalam posisi menungging di meja dengan berpakaian lengkap. Kalau aku sedang menemani pak Rendi ke luar kantor atau saat diantar pulang sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir ke hotel melati atau motel untuk memuaskan berahiku.

    Tidak terhitung pula persetubuhan yang kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami parkir areal parkir umum yang luas tapi gelap. Pak Rendi tidak pernah menolak permintaanku, tapi beliau mewajibkan aku untuk selalu membawa kondom di dalam tasku karena beliau tidak bisa membawa persediaan kondom yang memadai tanpa ketahuan istrinya.

    Tapi nafsu berahiku yang terlalu tinggi ini akhirnya membawa akibat fatal ketika aku memaksa untuk tetap disetubuhi pada saat persediaan kondom telah habis. Saat itu aku meminta bersetubuh dengan posisiku di atas dan pada saat pak Rendi akan ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak Rendi untuk mencabut vaginaku dari penisnya karena aku belum mencapai orgasmeku yang ketiga sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di dalam tubuhku.

    Akibatnya dua bulan kemudian aku dipastikan hamil ! Rasa bersalah membuatku tidak berani langsung membicarakannya kepada pak Rendi sehingga janinku semakin membesar. Pak Rendi akhirnya mengetahui juga setelah beliau merasa heran karena aku bersedia disetubuhi pada tanggal-tanggal biasanya aku mendapat haid dan juga merasakan payudaraku semakin membesar.

    Karena kandunganku yang mulai besar, pak Rendi membawaku ke dokter kandungan untuk digugurkan dengan cara yang aman. Dokter tersebut mau melakukan tindakan aborsi karena aku diakui sebagai istri muda beliau yang tidak diijinkan punya anak oleh istri tuanya.

    Sangat ironis memang … Kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi yang aku lakukan membuat Pak Rendi memintaku untuk memasang IUD sehingga kami berdua tidak lagi perlu khawatir akan kebobolan. Sehingga kini aktivitas seks kami berdua terasa makin intensif dan tanpa disadari mulai terlalu demonstratif yang membuat orang-orang kantor mulai bertanya-tanya adanya hubungan istimewa diantara kami.Akhirnya untuk mencegah kecurigaan orang-orang kantor yang sering melihatku keluar dengan nafas memburu dan lipstik memudar dari ruangan bossnya hampir dua kali sehari, pak Rendi merekomendasikan aku ke perusahaan lain yang dikelola pelanggan perusahaan kami.

    Kemudian aku dikontrakkan kamar kos yang memungkinkan beliau datang kapan saja. Hampir setiap sore sepulang dari kantor beliau datang menyetubuhiku sebelum pulang ke rumahnya dan kadang-kadang pagi-pagi juga datang mengantarku ke kantor setelah bersetubuh dulu tentunya.

    Setelah hampir empat tahun berhubungan dengan pak Rendi tanpa status yang jelas, akhirnya aku menerima lamaran dari teman SMAku yang inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran.

    Mulanya pak Rendi keberatan dengan keputusanku, tapi akhirnya beliau mau menerimanya setelah aku berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta. Hal itu memang bisa aku buktikan, bahkan saat aku sedang hamil anak pertamaku, aku tetap bersedia bersetubuh dengan beliau.

  • Tergoda Body Semok Mbak Nurul

    Tergoda Body Semok Mbak Nurul


    1461 views

    Cerita Sex Terbaru ini berjudul ” Tergoda Body Semok Mbak Nurul ” Cerita Panas ini Akan Menghibur Kalian Pecinta Cerita Dewasa.

    Perawanku – Sejak kepindahan kostku ke daerah Depok,aku bertetangga dengan
    Keluarga Pak Rusdi.Pegawai Pemda DKI ini tinggal bersama istrinya dan
    menantunya yang biasa dipanggil Mbak Nurul oleh para tetangga
    lainnya.

    Cerita Dewasa Ngentot Mabak Nurul Karena Tak Tahan Bodynya

    Mbak Nurul yang telah mempunyai anak dua itu tinggal bersama mertuanya, karena suaminya mencari nafkah ke Kuwait hampir setahun yang lalu. Usia Mbak Nurul aku taksir sekitar 30 tahunan,atau tepatnya 31 tahun ketika aku tak sengaja mendengar salah seorang ibu tetangga menanyakan usia menantu Pak Rusdi ini.

    Satu hal yang menarik dari menantu Pak Rusdi ini,adalah pakaian yang dikenakannya sehari hari.Ibu muda ini selalu berpakaian menutup rapat sekujur tubuhnya kecuali wajahnya dan telapak tangannya. Ibu Muda beranak dua ini selalu kulihat memakai jilbab yang lebar dan pakaian yang panjang longgar hingga mata kaki,bahkan sepasang kakinya selalu kulihat memakai kaos kaki kadangkala berwarna krem atau putih.Sebenarnya aku tidak terlalu memperdulikan menantu Pak Rusdi yang kelihatan alim itu,namun kalau aku berangkat kuliah,aku sering ketemu Mbak Nurul pulang dari belanja di pasar.Setiap kali bertemu,Mbak Nurul selalu menyapaku ramah dan melempar senyum manisnya yang membuat aku menyadari Mbak Nurul mempunyai paras wajah yang cantik.Wajah wanita tetanggaku yang selalu terbalut jilbab lebar ini mirip sekali dengan aktris Marissa Haque.

    Satu setengah bulan sudah aku kost di Depok,dan kadang kala aku berpikiran tentang Mbak Nurul yang cantik itu.Apakah Mbak Nurul tidak merasa kesepian ditinggal begitu lama oleh suaminya,namun melihat Mbak Nurul yang alim itu aku nggak berani berpikir kotor kepada wanita ini.”Keindahan yang tersembunyi”gumamku kalau mengingat Mbak Nurul yang berwajah mirip aktris Marissa Haque,namun tubuhnya selalu tersembunyi dalam pakaian dan jilbab panjangnya yang rapat.

    Tubuh Mbak Nurul pun kulihat cukup tingi untuk ukuran wanita,aku pernah melihat ibu muda ini sama tinggi dengan Pak Rusdi ketika dia berjalan bersama Pak Rusdi,dan aku tahu tinggi mertua Mbak Nurul ini 165 cm,berarti tinggi Mbak Nurul juga 165 cm.

    Cerita Dewasa – Senja itu aku baru pulang dari praktikum kimia.Hari sudah mulai gelap,termasuk daerah di sekitar kostku.Waktu aku lewat di samping rumah Pak Rusdi,aku melewati salah satu jendela di rumah Pak Rusdi yang memang sedang diperbaiki.Mungkin karena sedang diperbaiki,jendela itu tidak tertutup sempurna.Aku melihat ada beberapa lubang kecil pada jendela yang tengah diperbaiki itu dari sinar lampu dalam rumah yang keluar lewat lubang-lubang kecil itu.Melihat lubang-lubang kecil itu timbul rasa isengku untuk mengintip ke dalam.

    Dengan hati-hati aku segera menempelkan mataku pada lubang-lubang kecil tersebut,beberapa saat kemudian aku menemukan lubang yang cukup besar untuk mengintip.Ternyata jendela tersebut adalah jendela sebuah kamar,entah kamar siapa.Beberapa saat aku mengintip melalui lubang tersebut,namun keadaan kamar yang terang benderang itu terlihat sepi.Ketika aku hendak mengakhiri aktivitas mengintipku,tiba- tiba aku melihat pintu kamar itu terbuka dan aku lihat seorang masuk ke dalam kamar.Aku belum begitu jelas siapa orang itu,namun setelah orang itu sampai ke tempat yang lebih terang aku baru melihat ternyata orang tersebut adalah seorang wanita muda.Agaknya wanita itu baru selesai mandi ketika aku melihat rambut panjang ikalnya yang basah serta handuk yang melilit tubuhnya.Sesaat aku heran, karena aku tak mengenal dan tak pernah melihat perempuan berkulit putih ini sebelumnya Namun sekejap kemudian darahku terkesiap ketika aku mengamati wajah perempuan ini lebih seksama.

    “Mbak Nurul!!”desisku tertahan.Wajah cantik Mbak Nurul yang mirip Marissa Haque teramat mudah dikenali.Tubuhku sesaat menggigil menyadari perempuan yang tengah kuintip ini adalah Mbak Nurul yang alim berjilbab itu.Aku tak pernah melihat tubuhnya kecuali hanya wajahnya yang terbalut jilbab lebar serta telapak tangannya yang putih terlihat halus.Namun saat ini perempuan berjilbab itu aku lihat hanya berlilitkan handuk pada tubuhnya.Mendadak timbul keinginanku untuk mengintip Mbak Nurul yang agaknya hendak berganti pakaian setelah dia mandi.Dengan berdebar-debar aku berusaha lebih jelas melihat melalui lubang kecil tersebut,namun aku harus kecewa karena dari lubang pengintip itu,aku hanya mampu melihat tubuh Mbak Nurul sampai dari kepala sampai ke pinggangnya karena pandangan dari sebagian lubang pengintip itu memang tertutup sebuah lemari buku. Walaupun hanya sebagian tubuh Mbak Nurul yang terlihat,tubuhku sudah menggigil menahan birahi.Mataku membuka lebar-lebar ketika aku lihat Mbak Nurul melepas handuk putih yang melilit tubuhnya.Aku yakin tubuh menantu Pak Rusdi saat ini telanjang bulat.Sayangnya aku hanya mampu melihat dari kepalanya hingga ke pinggangnya.

    Aku menelan ludah berkali-kali melihat keindahan tubuh Mbak Nurul yang terlihat lewat lubang pengintip.Mataku lekat menatap leher jenjang ibu muda ini yang terlihat mulus menggiurkan,lantas mataku menyusuri ke bawah hingga kulihat sepasang buah dada Mbak Nurul yang telanjang. Nafasku mulai terengah dan kemaluanku pun mulai tegang ketika mataku lekat di dada Mbak Nurul .Sepasang payudara ibu muda yang cukup montok ini masih terlihat kencang,walaupun tidak sekencang payudara seorang perawan.Kulitnya yang putih mulus dengan puting susu yang kecoklatan membuat buah dada Mbak Nurul terlihat menggiurkan dan membangkitkan birahiku Namun aku hanya mampu menikmati keindahan payudara Mbak Nurul saja,karena ketika mataku menyusuri ke bawah payudaranya,lemari buku sialan itu menghalangi pandanganku,padahal aku tahu Mbak Nurul tengah telanjang bulat saat ini.Nafasku terengah-engah melihat Mbak Nurul yang kemudian mengenakan BH untuk menutupi sepasang buah dadanya yang sedang menjadi santapan mataku. Aku mengakhiri keasyikanku ketika Mbak Nurul telah mengenakan pakaian,sebuah jubah panjang berbunga-bunga. Akhirnya aku kembali ke tempat kostku yang terletak di samping rumah Pak Rusdi dengan birahi yang memuncak.

    Rasa seganku kepada Mbak Nurul yang berjilbab itu berganti rasa birahi yang membakar.Ketika aku di kamar, aku mengocok kemaluanku sembari membayangkan kedua buah dada Mbak Nurul kulihat telanjang tadi.Aku membayangkan yang sedang mengocok-ngocok kemaluanku adalah tangan Mbak Nurul dengan dada montoknya yang telanjang…mmm..aku cuma bisa mendesah-desah dan menggigit bibirku menahan nikmat.,sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatanku ketika tubuhku bergetar hebat disertai muncratnya air mani kental dari ujung penisku dan eranganku menyebut nama wanita tetanggaku itu ,membayangkan keindahan yang kuintip tadi. “Ohhhh..mmm..ahhhh…sshhh h.. Mbaak Nuruuullll…ahhhhh..enaaaaakk kk..ahhhhhhh!!!” desahku di di ujung kenikmatanku sebelum aku tergeletak lemas. . Sejak saat itu rasa seganku kepada wanita berjilbab ini lenyap justru aku selalu membayangkan tubuh Mbak Nurul dalam onaniku.Aku mengkhayalkan keindahan tubuh di balik pakaian jubah panjang dan jilbab lebar yang selalu dikenakan ibu beranak dua ini.Setiap kali aku ketemu Mbak Nurul dalam jilbab lebar dan jubah panjangnya,mataku lekat menatap sekujur tubuhnya sementara benakku membayangkan tubuh di balik pakaian yang menutup rapat tubuhnya itu.

    Beberapa kali aku menelan ludah melihat cetakan garis BH dan sekan-akan kulihat belahan buah dada yang montok itu di dada yang tertutup jilbab lebar itu.Akupun sekarang senang mengamati Mbak Nurul ketika dia menyapu halaman rumahnya saat sore hari .Melalaui sela- sela jendela kamar kostku,aku melihat Mbak Nurul tengah membungkuk menyapu.Pinggulnya yang terbungkus jubah pakaiannya nampak menggiurkan .Aku berulangkali menelan ludah ketikat melihat celana dalam yang dipakai Mbak Nurul tercetak jelas pada jubahnya saat dia membungkuk untuk menyapu.Belahan pantatnya pun samar terlihat membuatku jakunku naik turun menahan getaran birahi .Rasa-rasanya aku ingin menyingkap jubah yang dipakai Mbak Nurul ke atas,sehingga aku dapat melihat pantatnya yang montok itu. Namun aku hanya mampu membayangkan saja yang kemudian diakhiri dengan onani.

    Hampir seminggu sejak aku pertama kali aku mengintip Mbak Nurul yang membuatku akhirnya menyimpan birahi kepada wanita berjilbab tetanggaku itu. Rasa penasaranku bercampur birahi untuk melihat tubuh Mbak Nurul di balik pakaiannya yang rapat kian menggebu.Aku selalu mencari celah untuk mengintipnya seperti seminggu lalu,namun ternyata tak ada sebuah lubang apapun di rumahnya untukku dapat mengintipnya dalam keadaan tak berjilbab dan berjubah itu.Ternyata aku hanya punya kesempatan mengintip sekali itu,karena jendela itu selesai selesai diperbaiki sehari setelah aku mengintip melalui lubang-lubang pada jendela yang rusak itu dan aku tak melihat ada celah untuk mengintip Mbak Nurul lagi.

    Sampai siang itu.Faiz,anak pertama Mbak Nurul yang sering bermain ke tempat kostku,tertidur di kamar kostku setelah dia lelah bermain.Aku biarkan bocah laki-laki yang baru berusia 4 tahun ini lelap dalam tidurnya,sementara aku mengutak-atik komputer yang kebetulan rusak di kamarku.Setelah mengutak atik komputerku beberapa saat,aku harus membeli beberapa kabel baru.Ketika aku melangkah ke arah pintu berniat membeli kabel-kabel itu,aku mendengar ketukan dan suara salam seorang wanita di pintu.Akupun membuka pintu seraya menjawab salam,dan aku tertegun ketika ternyata Mbak Nurul yang ada di depan pintu kostku dengan wajah pucat dan terlihat lelah.Siang ini dia mengenakan jilbab putih lebar dengan jubah biru bermotif bunga serta kaus kaki krem yang membungkus kedua kakinya. “Maaf dik..lihat Faiz anak saya ,nggak?..saya sudah kemana-mana mencarinya namun nggak ada.”tanya Mbak Nurul terdengar cemas Aku tersenyum mendengar kecemasannya “Ada kok mbak,lagi tidur di kamar saya” Mbak Nurul menarik nafas dalam-dalam “Syukurlah…biar saya ambil sekarang ” “Terserah ,Mbak Nurul,”kataku seraya melangkah masuk dikuti wanita berjilbab ini,mataku sempat melirik ke dada Mbak Nurul yang montok,membuat kembali terbayang kemulusan buah dada montok yang telanjang di dada ibu muda ini saat kuintip seminggu lalu.Aku menelan ludah melihat dada Mbak Nurul yang tertutup jilbab putih lebar itu,terlihat begitu montok menggiurkan. “Tuh..masih tidur”kataku sambil menunjuk Faiz yang tengah lelap di
    atas tempat tidurku.. Sesaat wajah cantik Mbak Nurul tampak bimbang melihat anak pertamanya itu lelap dalam tidurnya. “Mungkin saya nitip anak saya dulu.. kasian kayaknya dia lelap sekali tidurnya,nanti sore aku ambil..”desisnya lirih

    Aku tersenyum mengangguk,tapi sedetik kemudian aku ingat aku harus membeli kabel buat komputerku.
    “Nggak papa mbak,tapi sebentar aku mau pergi beli kabel, boleh aku minta mbak disini dulu sebentar ?” tanyaku”sampai aku kembali”
    Mbak Nurul tersenyum lantas mengangguk, namun wajah cantiknya tampak kuyu letih.
    “Mm..Mbak Nurul kayaknya letih yah..Biar aku buatkan minum buat Mbak Nurul sebentar,Mbak khan tamu di rumah ini,apalagi baru pertamakali berkunjung,” kataku spontan.
    Wajah yang terbalut jilbab putih lebar itu tersenyum “Terserah adik..mbak memang haus”
    Tak berapa lama kemudian,aku mengambil sebuah gelas yang aku tuangi dengan syrup ABC jeruk serta air dingin dari kulkas.

    Ketika aku tengah mengaduk minuman untuk Mbak Nurul,mataku menangkap beberapa bahan kimiawi praktikum di mejaku.Aku tahu beberapa bahan kimia itu mempunyai efek sebagai obat tidur. Sesaat aku merasa bimbang ketika timbul keinginanku untuk mencampur minuman untuk Mbak Nurul dengan bahan kimiawi tersebut.Aku berhenti mengaduk,mataku melirik Mbak Nurul yang tengah duduk di karpet ruang tamu sambil membaca sebuah majalah komputer milikku.Wajah cantik yang terbalut jilbab itu begitu mempesona,apalagi ketika kulihat ternyata ujung pakaian jubahnya agak tertarik ke atas tanpa di sadarinya ,membuat salah satu betisnya terlihat nyaris separuhnya.

    Walaupun betis Mbak Nurul saat ini terbalut kaus kaki krem,namun betis yang terlihat nyaris separuh itu terlihat begitu indah..dan keindahan apalagikah ketika ujung jubah itu kian tertarik ke atas..tanpa sadar aku menelan ludah membayangkannya,apalagi ketika teringat keindahan buah dada Mbak Nurul yang pernah kulihat telanjang,membuat otakku kian dipenuhi birahi terhadap wanita berjilbab yang kini duduk di karpet ruang tamu kost Akhirnya tanpa ragu aku mencampurkan bahan kimia itu ke dalam minuman dingin untuk Mbak Nurul,cukup untuk membuat wanita ini terlelap.

    “Silakan diminum Mbak..aku pergi beli kabel sebentar..”kataku dengan dada berdebar-debar. Mbak Nurul tersenyum sambil mengucapkan terima kasih,namun dia terlihat agak gugup ketika tahu mataku tengah memperhatikan betisnya yang tersingkap nyaris separuh itu.
    “Terima kasih dik..ngrepotin aja”kata Mbak Nurul sembari membenahi ujung jubahnya yg tertarik ke atas dengan sedikit tergesa,sehingga betis itu kembali tertutup.Aku tersenyum penuh arti ketika tangan Mbak Nurul membenahi ujung jubahnya dengan sedikit gugup dan wajah yang bersemu merah.

    Cerita Dewasa – Beberapa saat kemudian Honda GL ku meluncur meninggalkan tempat kostku.Tak sampai 15 menit kemudian aku pun kembali.Jantungku berdegup kencang ketika aku memarkirkan sepeda motorku di teras,lantas aku membuka pintu dengan tergesa-gesa.Aku nyaris terlonjak dengan jantung berdegup kian kencang ketika mataku menatap ke ruang tamu kostku yang hanya berlapis karpet biru itu.Mataku terbelalak melihat Mbak Nurul ternyata telah tergeletak pulas di atas karpet ruang tamu.
    “He he he he..ternyata bahan kimia itu bekerja baik”kataku sambil mendekati tubuh Mbak Nurul yang tergeletak pulas,sementara gelas minuman yang kuberikan untuknya terlihat kosong,tanpa setitik air di dalamnya.

    Aku tersenyum penuh nafsu,memandang wanita berjilbab tetanggaku yang terlihat pulas terlentang di atas karpet ruang tamu kostku.Dengan jantung berdegup kian kencang aku menghampiri Mbak Nurul,lantas berlutut di sampingnya.Mataku lekat menatap wajah Mbak Nurul yang mirip artis Marissa Haque ini.Wajah cantik berbalut jilbab putih lebar itu kian terlihat cantik saat pulas tertidur membuatku kian bernafsu.Kemudian mataku menatap dadanya yang naik turun dengan teratur seiring nafasnya.Sepasang buah dada montok yang tertutup jilbab putih lebar itu membuatku menelan ludah,sehingga sesaat kemudian tanganku terulur menjamahnya. Aku merasa bermimpi ketika tanganku dengan sedikit gemetar meraba-raba bukit montok di dada Mbak Nurul yg masih tertutup jilbab lebar itu.

    “Ohh..montoknya”desisku dengan nafas mulai tersengal,lantas sedetik kemudian tanganku mulai meremas buah dada Mbak Nurul yang masih tertutup jilbab putih yang lebar itu.Aku nyaris tak percaya kalau siang ini aku dapat meremas dada montok wanita berjilbab tetanggaku yang terlihat alim itu “Ohh..Mbak Nurul…….!!”desahku ketika kemudian tanganku meremas remas sepasang payudara kenyal di dada ibu muda beranak dua ini.Semakin lama tanganku kian liar meremas buah dada Mbak Nurul membuat jilbab putih yang dikenakannya kusut tak karuan. Tanganku kemudian menyingkapkan jilbab putih yang menutupi dada montok itu ke atas. Aku tersenyum ketika aku melihat tiga kancing pada bagian atas jubah yang dipakai ibu muda ini. Tanganku terasa gemetar ketika jemariku meraih tiga buah kancing yang rapat itu,lantas mulai membukanya satu persatu. Perlahan-lahan kulit mulus di dada Mbak Nurul yang putih mulai terlihat merangsang birahiku. Jakunku naik turun dengan dada yang berdegup kian kencang.

    Birahiku kian liar bergolak,ketika tanganku semakin lebar menyingkap bagian atas jubah Mbak Nurul yang terbuka itu. Belahan payudara Mbak Nurul yang montok itu membuatku kemaluanku kian mengeras dan mataku seakan tak berkedip melihat keindahan di dada wanita berjilbab ini. Mataku pun mulai melihat,BH warna krem yang membungkus sepasang payudara Mbak Nurul,saat aku menyingkapkan semakin lebar bagian dada jubah yang dipakai wanita berjilbab ini.

    Kemudian jubah yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah sehingga bagian atasnya tertarik kebawah melewati pundaknya,maka tersembulah sepasang buah dada Mbak Nurul yang montok dan mulus menggiurkan.Buah dada Mbak Nurul itu masih ketat terbungkus Bh wrana krem yang dikenakan wanita berjilbab ini.

    “Ooohh.. Mbak Nurul…montoknya”desisku sambil menahan birahi yangkian menggelegak.Mataku liar melihat gundukan buah dada Mbak Nurul yang masih tertutup BH warna krem.Kemudian dengan nafsu yang kian menggelegak,tanganku menarik cup BH itu ke atas yang membuat buah dada ibu muda ini tak tertutup lagi.
    “Glek..ohh..Mbak Nurul….”desahku menahan birahi melihat payudara Mbak Nurul yang kini telanjang didepannya. Payudara telanjang di dada wanita berjilbab ini begitu indah bentuknya. Walaupun Mbak Nurul telah beranak dua ,namun sepasang buah dadanya masih terlihat kencang. Kulit Mbak Nurul yang putih mulus dan puting susu kecoklatan yang terlihat mulai tegak membuat buah dada wanita berjilbab ini kian menggiurkan nafsuku.

    Dengan gemetar tanganku mencoba menjamah buah dada ibu muda berjilbabvini.Aku seakan tak percaya mampu menjamah payudara seorang wanita alim seperti Mbak Nurul ,yang sehari-hari kulihat selalu menutup rapat sekujur tubuhnya dengan jilbab yang lebar dan jubah panjang yang longgar.Namun ketika tanganku merasakan kehangatan dan kekenyalan payudara Mbak Nurul yang montok,tubuhku mengigil menahan birahi kian menggelegak. Kemudian dengan penuh nafsu tanganku mulai meremas-remas payudara montok yang telanjang itu. Sepasang payudara yang selama ini tersembunyi di balik jubah dan jilbab lebar yang selalu dikenakan Mbak Nurul kali ini ada dalam remasanku yang kian liar, “Mmm..Mbaak Nuruulll…mmmm…”desisku sembari mempermainkan puting susu kecoklatan di dada Mbak Nurul dengan jari-jariku. Aku merasakan puting susu ibu muda yang aku pelintir ini kian terasa tegak dan mengerasi. Nafasku memburu jalang,tubuhku menggigil menahan birahi menggelegak ketika tanganku bermain di dada telanjang wanita berjilbab ini. Beberapa lama aku meremas-remas buah dada Mbak Nurul yang telanjang itu dengan tanganku ,sebelum aku mulai menjilati payudara wanita berjilbab itu dengan lidahku dan menciuminya penuh nafsu.

    Aku merasakan sepasang buah dada Mbak Nurul yang telanjang itu kian kencang mengeras ketika aku menciuminya dan menjilatinya,bahkan ketika aku mengulum puting susu yang kecoklatan itu aku sempat terkejut oleh rintihan dari mulut Mbak Nurul.Aku menatap wajah Mbak Nurul yang masih terbalut jilbab putihnya itu,namun aku lihat wajahnya masih lelap dalam tidurnya hanya bibirnya memang mulai mendesah dan mengerang.

    “ohhh..Mbak Nurul mulai terangsang…”desisku melihat keadaan wanita berjilbab ini.
    Desahan yang keluar dari bibir Mbak Nurul membuatku nafsu birahiku kian liar. Mulutku kian liar menciumi dan menjilati payudara telanjang didada wanita berjilbab ini. Puting susu yang kecoklatan itu aku kulum dan aku hisap dengan bibir dan mulutku,membuat desahan Mbak Nurul kian sering terdengar.Birahiku semakin terasa menggelegak jalang mendengar rintihan dan desahan wanita berjilbab ini. Sempat terbayang beberapa hari lalu,Mbak Nurul terlihat begitu anggun dengan jubah dan jilbab lebarnya. Waktu itu aku hanya menelan ludah melihat tonjolan montok di dada yang tertutup jilbab lebar itu. Namun saat ini,payudara wanita berjilbab itu dapat aku nikmati sepuas birahiku.

    Cukup lama aku memuaskan nafsuku pada kedua payudara montok Mbak Nurul yang telanjang tanpa penutup itu.Aku melihat Mbak Aan semakin jalang mendesah dan merintih dalam tidurnya tiap kali aku menghisap dan menjilati dan menciumi kedua buah dadanya yang montok mengiurkan itu. Gila..baru pertama kali ini aku melihat seorang wanita berjilbab merintih begitu jalang dan liar,oleh birahi yang mencengkeramnya.
    Setelah aku puas dengan payudara Mbak Nurul,mataku beralih menatap bagian bawah tubuh ibu muda berjilbab ini.Aku melihat walapun beberapa kali,Mbak Nurul menggeliat dan mengejang menahan rangsangan birahi dariku,namun ujung jubah yang dikenakan Mbak Nurul tidak sampai tersingkap,Bagian bawah Mbak Nurul masih rapi tertutup oleh jubah panjang yang dipakainya sehingga hanya terlihat kakinya yang terbungkus kaus kaki warna krem. Sesaat terbayang dalam benakku,rasa
    penasaranku selama ini yang membuatku ingin menyingkap jubah yang dipakai Mbak Nurul.Perlahan kemudian aku mendekati kaki Mbak Nurul yang masih tertutup jubah yang dipakainya. Dengan sedikit gemetar,tanagnku terulur menyingkap jubah biru kembang yang dipakai Mbak Nurul dengan.Jantungku berdegup kencang ketika jubah itu mulai aku singkap ke atas,mataku mulai melihat sepasang betis Mbak Nurul yang indah bentuknya.Sepasang betis yang indah ini masih terbungkus kaus kaki warna krem yang agak tipis. Tanganku semakin gemetar ketika ujung jubah biru itu aku singkap semakin ke atas menyusuri kaki Mbak Nurul.Mataku kian membesar melihat ujung jubah yang tengah aku tarik ke atas itu mulai melewati lutut waniat berjilbab ini. Aku baru tahu,ternyata kaos kaki katun yang dipakai Mbak Nurul cukup panjang, hampir seluruh betisnya tertutup oleh kaus kaki krem yang dipakainya. Nafasku kian mendengus kasar menahan nafsu birahiku saat ujung jubah itu aku singkap ke atas melewati kedua lututnya,dan mataku nyaris tak berkedip melihat keindahan yang terpampang dibalik jubah yang aku singkap semakin ke atas.Akhirnya ujung jubah biru yang semula rapat menutup tubuh ibu muda ini tersingkap hingga ke pinggangnya.Sepasang kaki wanita berjilbab itu kini tidak lagi tertutup jubah panjang itu.

    “Ohh..Mbak Nurul..”desisku dengan mata nyaris tak berkedip melihat pemandangan di depanku.Sepasang paha putih Mbak Nurul yang telanjang itu tampak mulus menggiurkan.Paha putih mulus itu masih terlihat kencang dan bulat padat. Tetapi yang membuat tubuhku menggigil hebat menahan birahi,ketika mataku menatap pangkal paha Mbak Nurul yang telanjang.mataku melotot melihat kemontokan bukit kemaluan wanita berjilbab yang masih tertutup celana dalam itu.Celana dalam biru yang dipakai Mbak Nurul termasuk tipis untuk menyembunyikan gundukan kemaluan ibu muda ini sehingga mataku secara samar, mampu melihat bayangan bulu-bulu kemaluan dan belahan bibir kemaluan ibu muda berjilbab ini. Tubuhku gemetar melihat keindahan yang luar biasa ini dan batang kemaluanku terasa kian keras.

    “Ohh..mbak Aaan..Ohhh”desisku gemetar dengan mulut ternganga melihat keindahan di depan mataku. Terbayang kembali beberapa hari lalu,aku selalu melihat Mbak Nurul adalah seorang wanita berjilbab lebar dan berjubah panjang membuatnya terlihat begitu alim. Beberapa menit yang lalu sebelum pulas terpengaruh oleh minuman dariku,Mbak Nurul masih gugup dan terlihat malu ketika ujung jubahnya tersingkap yang hanya memperlihatkan separuh betisnya.Namun saat ini hampir tak kupercaya kalau aku telah melihat keindahan yang selama ini tersembunyi di balik jilbab lebar dan jubah panjang Mbak Nurul itu. Aku menelan ludah berkali-kali dengan birahi kian menggelegak melihat pemandangan di depanku. Seorang perempuan berparas cantik dengan jilbabnya yang lebar serta jubah biru bermotif bunga
    tergolek dengan sepasang buah dada yang menyembul telanjang dan bagian bawah jubahnya tersingkap hingga ke perut memperlihatkan kemulusan sepasang pahanya dan celana dalam yang dikenakannya. Tubuhku menggigil penuh birahi yang menggelegak melihat keindahan yang langka ini.

    Mbak Nurul masih terlihat pulas dalam pengaruh obat tidur yang kucampurkan dalam minuman untuknya. Kedua mata di wajah cantiknya yang terbalut jilbab lebar putih masih tertutup dengan rapat,walaupun wanita berjilbab ini sempat merintih dan mengerang saat kurangsang sepasang payudara di dadanya. Berulang kali aku menelan ludah sementara penisku sudah mengeras oleh desakan birahi melihat keadaan Mbak Nurul saat ini. Ibu muda tetanggaku yang selama ini tak pernah kulihat kecuali wajah cantiknya dan telapak tangannya, saat ini kulihat setengah telanjang tergeletak di depanku. Jilbab putih lebar yang beberapa menit lalu masih rapi menyembunyikan kemontokan dadanya,saat ini tersingkap ke atas dengan jubah yang terbuka pada bagian dadanya dan BH yang tersingkap,sehingga sepasang buah dada wanita berjilbab beranak dua yang selama ini tersembunyi,terpampang menggiurkan tanpa penutup,.

    Dengan birahi yang menggelegak,aku bergeser mendekati kaki Mbak Nurul yang terbuka itu.Aku melihat sepasang betis yang indah itu masih terbungkus kaus kaki warna krem yang cukup panjang hampir menutupi betisnya. Dengan sedikit gemetar,aku mengulurkan tanganku melepas sepasang kaus kaki warna krem itu dari kaki Mbak Nurul.Aku kembali menelan ludah melihat kemulusan betis Mbak Nurul yang kini telanjang di depanku. Aku sempat tersenyum teringat beberapa menit lalu,ketika Mbak Nurul gugup terlihat separuh betisnya olehku karena jubah yang dipakainya tersingkap.Namun setelah wanita berjilbab ini pulas dalam pengaruh obat tidurku,aku bukan hanya mampu melihat betisnya namun juga menjamahnya bahkan lebih. Telapak kaki Mbak Nurul terlihat putih kemerahan,ketika tanganku meraihnya terasa halus di tanganku.

    Beberapa saat aku mengelusnya sebelum kemudian bibirku mulai menciumi telapak kaki yang bersih dan halus itu. Nafasku memburu kian cepat ketika dengan bernafsu aku menciumi dan menjilati telapak kaki wanita ini. Telapak kaki wanita berjilbab yang telanjang itupun terlihat berkilat oleh bekas jilatanku yang liar.Kemudian dengan penuh birahi,bibirku menyusuri kaki Mbak Nurul semakin ke atas.Aku menciumi dan menjilati sepasang betis wanita berjilbab ini yang tak pernah kulihat sebelumnya karena selalu tertutup oleh pakaian panjangnya. Betis putih mulus yang indah dan ditumbuhi rambut-rambut halus itu terasa hangat di bibirku dan lidahku yang menjilatinya. Libidoku kian menggelegak saat bibir dan lidahku menciumi serta menjilati betis indah Mbak Nurul yang tak pernah kulihat sebelumnya ini. Nafasku terengah-engah oleh desakan birahiku yang kian liar.

    Saat bibir dan lidahku menciumi dan menjilati kemulusan betis Mbak Nurul,tanganku menyusuri kaki wanita berjilbab ini kian ke atas. Tanganku mengelus-elus paha mulus Mbak Nurul yang telanjang dan bulat padat ini.Begitu halus, lembut dan hangat kulit Mbak Nurul aku rasakan. Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya.Kemaluanku menjadi kian menegang keras dan membuat celanaku terasa sesak dan ketat. Jantungku makin berdegup kencang ketika aku meneruskan belaian tanganku makin jauh ke arah pangkal kaki wanita berjilbab yang mulus. Kulit tanganku merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tanganku makin jauh menggerayangi pangkal kaki Mbak Nurul yang bak belalang itu. Gerakan tanganku terhenti ketika tanganku mulai menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan hangat,namun terasa masih terbungkus kain celana dalam. Beberapa saat aku meraba-raba gundukan daging lunak hangat itu mengelus-elusnya,yang ternyata kembali membuat Mbak Nurul merintih dan mengerang oleh rabaanku pada gundukan di selangkangannya. Bahkan semakin lama aku semakin gemas,sehingga kemaluan montok wanita berjilbab yang masih terbungkus celana dalam itu bukan hanya aku elus-elus,namun tanganku lantas meremas-remasnya penuh nafsu.

    Aku sempat melirik wajah Mbak Nurul yang masih terbalut jilbabnya,ketika wanita cantik ini merintih bahkan tubuhnya menggeliat.Aku hanya menyeringai ketika aku melihat wanita berjilbab ini tidak menunjukkan tanda-tanda sadar dari pengaruh obat tidurku.Akupun kembali menciumi dan menjilati kaki telanjang ibu muda
    berjilbab yang tak pernah kulihat mulusnya saat sebelumnya.Tanganku masih meremas-remas kemaluan montok di selangkangan Mbak Nurul ketika aku menciumi dan menjilati sepasang paha mulusnya.Sepasang paha putih ibu muda berjilbab yang mulus itu terasa hangat di bibir dan lidahku membuatku semakin terangsang oleh birahi. Paha yang bulat indah dan ditumbuhi bulu-bulu halus itupun terlihat mengkilat oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Aku melihat Mbak Nurul masih merintih-rintih dan tubuhnya menggeliat-geliat,bahkan kian lama rintihan wanita berjilbab itu kian terdengar jalang membuatku kian bernafsu. Akhirnya ciuman dan jilatanku terhenti ketika bibirku telah merasakan lembab dan hangatnya pangkal paha Mbak Nurul. Aku menghentikan remasanku pada gundukan kemaluan Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam biru. Celana dalam yang dipakai ibu muda ini terlihat kusut karena remasan jari-jariku yang liar dan bernafsu.

    Dengan birahi yang menggelagak tanganku kini menarik celana dalam krem yang menutupi bagian tubuh Mbak Nurul yang paling pribadi ini. Mataku seakan tak berkedip,ketika celana dalam yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah.Bermula dari tersembulnya rambut kemaluan yang cukup lebat dan hitam itu,aku terus menarik turun celana dalam itu. Dan aku seakan terpakau ketika aku menraik celana dalam itu kian ke bawah,belahan kemaluan ibu muda yang kemerahan itu pun tersembul begitu menggiurkan. Akhirnya sesaat kemudian bagian tubuh wanita berjilbab yang paling tersembunyi inipun terpampang tanpa penutup di depanku. Tubuhku mengigil oleh birahi melihat kemaluan telanjang Mbak Nurul di depanku ini.Terbayang kembali di benakku ,akan sebuah hasrat yang menjadi angan-nganku selama ini untuk menyingkap jubah Mbak Nurul dan melihat keindahan di baliknya.Aku tak mengira bahwa keinginanku akan terwujud siang ini tanpa kesulitan sedikitpun.

    Mataku lekat menatap kemaluan Mbak Nurul yang ditumbuhi rambut cukup lebat namun terlihat rapi. Dengan libido semakin menggelagak,aku membuka kedua paha wanita berjilbab ini lantas aku membenamkan kepalaku diantara kedua paha putih mulus itu. Bibirku segera menciumi kemaluan wanita berjilbab yang ditumbuhi rambut cukup lebat itu. Nafasku terengah-engah diantara kedua paha mulus Mbak Nurul. Bibirku dengan bernafsu menciumi permukaan kemaluan ibu muda ini dengan liar. Mbak Nurul makin jalang merintih dan mengerang,tubuhnya menggeliat menahan rangsangan birahi di bagian tubuhnya yang paling rahasia itu. Lidahkupun bergantian menjilati permukaan kemaluan wanita berjilbab ini sehingga rambut kemaluan Mbak Nurul terlihat basah.

    Cerita Dewasa – Sambil membelai-belai rambut dan menjilati yang mengitari kemaluan Mbak Nurul , Aku menghirup-hirup aroma harum khas kemaluan yang menyengat dari kemaluan wanita berjilbab ini,lantas aku pun meneruskan dengan jilatan ke seluruh sudut selangkangan Mbak Nurul . Sehingga kini kemaluan wanita berjilbab di depanku basah oleh air liurku. Tangankupun membuka bibir kemaluan Mbak Nurul lantas aku julurkan lidahku ke arah klitoris dan menggelitik bagian itu dengan
    ujung lidahku. Mbak Nurul yang masih belum tersadar dari pengaruh obat tidurku makin jalang merintih dan tubuhnya makin kerap menggelinjang,ketika bagian kewanitaan yang paling sensitif ini aku jilati. Aku merasakan ada pijitan-pijitan lembut dari lubang vagina Mbak Nurul yang membuat lidahku seperti dijepit-jepit. Makin lama lubang itu makin basah oleh cairan bening yang agak lengket yang terasa asin di lidahku. Mbak Nurul kini makin keras mengerang dan terengah-engah dalam tidurnya. Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam mimpi, ketika kemaluannya aku ciumi dan aku jilati. Pinggulnya mulai menggelinjang dan kakinya ikut menggeliat.

    Melihat tingkah Mbak Nurul yang begitu merangsang menggairahkan,aku tak mampu menahan gelegak birahiku. Aku segera menurunkan celana training beserta celana dalamku,sehingga mencuatlah batang penisku yang besar dan panjang serta tegak mengeras kemerahan. Perlahan-lahan kedua kaki Mbak Nurul kutarik melebar,sehingga kedua pahanya terpentang. Kedua lututku melebar di samping pinggul wanita berjilbab ini lantas tangan kananku menekan pada karpet, tepat disamping tangan Mbak Nurul , sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas wanita ini. Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan Mbak Nurul yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan wanita berjilbab tetanggaku ini. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Mbak Nurul dan badannya agak mengeliat, tapi matanya masih tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan ibu muda berjilbab yang cantik ini.

    Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan Mbak Nurul . Dari mulut wanita berjilbab ini tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah,agaknya Mbak Nurul mulai sadar. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum Mbak Nurul sadar, aku sudah harus memasukkan penisku ke dalam kemaluan ibu muda tetanggaku ini. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan wanita berjilbab ini. Kelihatan sejenak kedua paha Mbak Nurul bergerak melebar, seakan-akan tak mampu menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluannya.
    Badannya tiba-tiba mulai bergetar menggeliat dan lantas kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan dia siap untuk berteriak. Dengan cepat aku memagut bibir Mbak Nurul untuk mendekap mulutnya agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi,akibatnya seluruh berat pinggulku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat  icegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Mbak Nurul dengan cepat.

    Badan Mbak Nurul tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan,sedangkan kedua tangannya terlihat refleks mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan bibirku yang melumat mulutnya.
    “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas. Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat dan meronta-ronta, kelihatan
    Mbak Nurul sangat kaget luar biasa melihatku tengah menindihnya. Meskipun Mbak Nurul meronta-ronta hebat, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan wanita berjilbab ini dengan kedua kakinya yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina Mbak Nurul terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina ibu muda ini. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

    Cukup lama wanita berjilbab ini meronta-ronta hebat sebelum akhirnya rontaan Mbak Nurul ini mulai melemah. Nafasnya memburu dengan mata yang menyorot tajam ke arahku penuh kemarahan dan kebencian. Wajah yang masih terbalut jilbab putih lebarnya itu kini merah padam,namun kemudian mata yang menyorot tajam itu terpejam,bahkan air matapun mengalir deras dari kedua matanya membasahi jilbab putih yang masih membalut wajahnya.Aku tidak memperdulikan semua itu bahkan aku justru mulai menggerakan penisku yang terjepit dalam kemaluan Mbak Nurul .Aku terus menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam liang kemaluan ibu muda yang hangat itu. Liang itu berdenyut-denyut, seperti mau melumat kemaluanku. Rasanya nikmat luar biasa. Sembari terus menggerakan penisku naik turun,tanganku kembali menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Tanganku meremas perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian puting susu yang sudah mencuat ke atas. Beberapa menit kemudian aku melihat kian lama air mata dari mata Mbak Nurul yang terpejam mulai menyusut bahkan kembali aku merasakan, wanita berjilbab ini mulai kembali terengah seperti sebelum tersadar dari pengaruh obat tidurku.

    Dengan dada berdebaran melihat perubahan pada Mbak Nurul ,aku melepaskan lumatan bibirku pada mulutnya dan aku nyaris terpekik,ketika aku melepaskan bibirku dari mulut Mbak Nurul. Ternyata mulut Mbak Nurul tengah merintih dan mengerang,membuatku kian liar menggerakan penisku naik turun pada kemaluan ibu muda ini. Seakan aku baru menyadari kalau wanita cukup lama ditinggal suaminya mencari nafkah ke luar negeri,sehingga walapun mungkin hatinya menolak perlakuanku,namun tubuhnya tidak bisa menyembunyikan kenikmatan yang didapatnya. Bahkan semakin lama aku merasakan pinggul Mbak Nurul ikut bergoyang mengikuti gerakan penisku yang naik turun dalam jepitan kemaluannya. Semakin lama rintihan Mbak Nurul kian jalang dan tubuhnyapun menggelinjang merasakan nikmat yang lama tak didapatinya walaupun matanya masih terpejam. Dan akupun merasakan semakin nikmat luar biasa yang memelintir penisku dalam vagina ibu muda berjilbab ini.

    Cukup lama tubuhku naik turun menyetubuhi ibu muda berjilbab tetanggaku ini. Nafasku terengah disertai desahan kenikmatan di atas tubuh Mbak Nurul yang juga merintih dan menggelinjang dengan jalang. Semakin lama aku semakin merasakan nikmat pada penisku sehingga beberapa menit kemudian aku merasakan hendak sampai ke puncak kenikmatanku.Dengan sepenuh tenaga aku menekan pinggulku kuat-kuat sehingga ujung penisku menyentuh dasar kemaluan Mbak Nurul lalu dengan geram yang cukup keras aku menuntaskan kenikmatan luar biasa yang kurasakan saat penisku memuntahkan cairan hangat cukup banyak dalam liang kemaluan Mbak Nurul.

    Aku menggeram penuh kenikmatan “Ahhhhh..Mbak Nuruuullll..Ahhhhhh..Enaaakk.”
    desahku sambil memeluk Mbak Nurul erat-erat. Beberapa saat aku menikmati orgasmeku sebelum akhirnya aku lunglai di atas tubuh wanita berjilbab ini. Nafasku
    terengah-engah letih namun aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang sulit terlukiskan.

    Baru sekejap aku lunglai,aku tersentak ketika aku merasakan tubuh Mbak Nurul bergetar hebat,lantas tanpa aku duga tangannya memelukku kuat-kuat dan kedua pahanya melingkar memeluk pinggangku dengan ketat. Wanita berjilbab ini memiawik kenikmatan ketika kurasakan penisku yang masih terjepit dalam kemaluannya terasa tersedot-sedot sebelum akhirnya terguyur cairan hangat yang membasahi batang penisku. . “Ahhh..sssahhhh…enaaaaak…a hhhhhhh”pekik Mbak Nurul yang masih berbalut jilbab putih sambil memelukku tubuhku kuat-kuat. Rupanya wanita berjilbab ini telah sampai pada puncak kenikmatannya. Beberapa saat aku merasakan ibu muda berjilbab ini dalam orgasme hingga akhirnya kedua tangannya yang semula memelukku terkulai lemas dan kedua kakinya yang semula menjepit pinggangku kembali tergolek lemas. Aku pun segera mencabut kemaluanku dan terlentang di sebelah Mbak Nurul yang terpejam kenikmatan.

    Beberapa saat suasana sunyi,hanya terdengar nafasku dan nafas Mbak Nurul yang berangsur normal.Namun beberapa saat kemudian aku dikagetkan oleh Mbak Nurul yang tiba-tiba menjerit histeris.Aku tergagap bangun dan kulihat wanita berjilbab ini duduk dengan menatapku penuh kebencian dan kemarahan, bibirnya terlihat gemetar dengan wajah yang merah padam. Tubuhnya pun terlihat menggigil hebat dengan nafas yang memburu.

    “Kenapa Mbak?..bukankah Mbak Nurul juga ikut menikmati??”ujarku sambil tersenyum penuh arti kepada wanita tetanggaku ini

    “Tidaaaaaaaaaaaak..!!!!!!!!”pe kik Mbak Nurul membuatku kaget.

    Tapi belum sempat aku berkata kembali, tiba-tiba Mbak Nurul telah bangkit lantas membenahi jilbab dan pakaiannya dengan tergesa-gesa. Aku hanya mampu memandangnya ketika wanita berjilbab ini kemudian berlari keluar dari rumahku. Wajah cantiknya terlihat merah padam,dan aku lihat air mata mengalir menyusuri pipinya.

    Beberapa saat aku termangu-mangu memandang kibaran jilbab putih yang lebar yang dipakai Mbak Nurul, saat ibu muda ini berlari keluar dari rumahku menuju rumahnya.Setelah wanita berjilbab itu hilang dari pandanganku aku menyeringai puas..

    “Ternyata aku tak hanya mampu melihat keindahan tubuh yang selalu tertutup jilbab dan pakaian panjang itu,bahkan aku juga mampu menikmatinya..hehehehe..”bisik ku sambil terkekeh.

    Aku masih tenggelam dalam lamunanku ketika akhirnya aku dikagetkan suara Faiz yang rupanya bangun dari tidurnya di kamarku.

    “Oom Faiz mau pulang ” katanya .

    Aku tersenyum memandang anak sulung Mbak Nurul ini. .

    “Ya hati-hati yah..salam buat ibumu..ibumu memang cantik,mulus,sintal,dan hebat luar biasa,cah bagus …..hehehehehehe!!”kataku sambil terkekeh membuat bocah cilik ini terheran-heran.

  • Kumpulan Foto Ngentot Istri Teman Yang Super Montok Tembak Dalam

    Kumpulan Foto Ngentot Istri Teman Yang Super Montok Tembak Dalam


    2223 views

    Perawanku – Maksud hati Main main kerumah teman mau bertemu ajak keluar settt dah ketemu istrinya yang bahenol super montok lagi.

    Pikiran jail pun timbul untuk ngerjain istrinya yang ternyata lagi sange juga dan akhirnya di akhiri dengan persetubuhan Ngentot Istri Teman Yang Super Montok Tembak Dalam di bawah ini  :

  • Cerita Bokep – Ngentot Dengan Pacar

    Cerita Bokep – Ngentot Dengan Pacar


    1229 views

    Perawanku – wаnitа bеrnаmа Deby iа аdаlаh mаhаѕiѕwi di salah satu Univеrѕitаs swasta terkemuka di Jakarta. Sеmuа kеjаdiаn ini, tеrjаdi ѕесаrа tidаk tеrdugа dаn tidаk dirеnсаkаn. Sааt ini аku bеrumur 25 tаhun, kuliаh dаn ѕаmbil kеrjа di bidаng biѕniѕ рrоduk

     

    kоѕmеtik. аku рunуа kеunikаn уаng tеrtаrik jikа mеlihаt mаhаѕiѕwi.

    Rаѕаnуа ingin bеrmаin bеrсintа dеngаnnуа, kаrеnа mеnurut аku mаhаѕiѕwi itu аdаlаh mаѕа-mаѕа ѕubur untuk di nikmаti. Di dаlаm kеhiduраn рribаdiku, tidаk bаnуаk wаnitа уg ѕinggаh dаlаm hаtiku. mungkin dikаrеnаkаn kаrаktеrku уаng реmаlu .Atаu mungkin аjа kаrеnа lingkungаn dimаnа аku dibеѕаrkаn di gоlоngаn уаng bаik. Youbetcash

    Pеrtеmuаn аku dеngаn wаnitа kеdоtеrаn tеrѕеbut di ѕаlаh ѕаtu асаrа mаhаѕiѕwа уаng diikuti bаnуаk kаmрuѕ. Nаmаnуа Deby, ѕikар аku biаѕа аjа kаrеnа mеnurutku diа tidаk bеgitu аnggun. tеtарi рunуа kеlеbihаn bоdуnуа ѕuреr ѕеkѕi dаn mоntоk.

    Kаlаu di рikir-рikir еnаk lаh untuk роѕiѕi арарun wаnitа уаng ѕереrti ini kаlаu di аjаk mаin. bеrbоdi lаngѕing dаn rаmbut раnjаng аdаlаh tiреku. аku dаn diа di kеnаlkаn оlеh bеbеrара tеmаnku ѕааt mаkаn ѕiаng.

    Deby” kаtаnуа ѕаmbil mеngulurkаn tаngаn

    Anjas” kuѕаmbut tаngаnnуа уаng lеmbut. аkhirnуа аku tаu jugа nаmаnуа. рikirku dаlаm hаti.

    Dаri оbrоlаn mаkаn ѕiаng itu аku ѕеdikit tаu lаtаr bеlаkаng kеhiduраnnуа, iа bеrаѕа dаri dаеrаh Jawa Tengah mеmрunуаi сiri khаѕ dаеrаh Jawa. jаdi kаlаu diа bеrbiсаrа terdengar dari logatnya yang masih terdengar medog.

    1 mаlаm ѕаjа асаrа tеrѕеbut bеrlаngѕung, tidаk bаnуаk аku bеrkоmunikаѕi dеngаnnуа. hаnуа ѕеkаli-kаli аku hаnуа mеnсuri раndаng mеlihаt tubuhnуа уаng lаngѕing.

    Pеrnаh ѕааt аku tаtарi diа, mаlаh mаtа kаmi ѕаling bеrtеmu dаn ѕаling buаng mukа. luсu ѕеkаli kаlаu mеngingаt hаl kоnуоl tеrѕеbut

    Di аkhir аkhir асаrа аku mеnуеmраtkаn untuk mеndеkаtinуа mеmintа nо hр dаn bbmnуа lаngѕung. Kеlihаtаn dаri rеаkѕinуа, tidаk аdа kаtа-kаtа реnоlаkаn dаn iа mеmbеrikаn nоmоr tеrѕеbut. Pulаnglаh kаmi mаlаm itu kе rumаh mаѕing-mаѕing.

    hinggа 1 minggu аku tidаk реrnаh mеnghubunginуа ѕааt bеrhаѕil mеndараtkаn bbmnуа tеrѕеbut. Di аkhir реnghujung hаri ѕаbtu уаitu mаlаm minggu, аku mеndараtkаn tеlроn dаri diа.

    Hаllо… ” tеrdеngаn ѕuаrаnуа Deby уаng khаѕ ѕundа

    Hаllо jugа ” ѕаhutku

    Aра kаbаr Anjas, ѕibuk уа ? uсарnуа

    Tidаk kоk, lаgi ѕаntаi аjа nih mаlаm minggu ini ” bаlаѕku

    Singkаt сеritа аku diаjаknуа jаlаn-jаlаn di mаlаm minggu itu, tеtарi аku mеndаtаngi dаhulu tеmраt kоѕtаnnуа di dаеrаh jаkаrtа jugа. Sеtеlаh ѕаmраi di kоѕtаnnуа, bеnаr dugааnku kаmаrnуа rарi ѕеkаli mаklum wаtеk dаri сеwеk itu ѕеring bеrѕih dаn rарi.

    Dеngаn bеrjаlаnnуа wаktu hubungаn kаmi ѕеmаkin аkrаb. mеmаng tidаk аdа hаdiаh аtаu ѕurрiѕе mаlаm itu. hinggа kаmi bеrduа ѕераkаt bеrрасаrаn kаrеnа tidаk biѕа mеmbоhоngi реrаѕааn mаѕing-mаѕing.

    Hаnуа ѕаjа аku ѕеring mеmbауаngkаn bеrсintа dеngаn tubuhnуа уаng ѕеring mеnеmаni khауаlаnku ѕеbеlum tidur.

    Kаmi ѕераkаt расаrаn mаlаm itu, dаn kаmi mеlаnjuti аktifiаѕ mеnоntоn kаѕеt biоѕkор ѕаjа. Awаl mulа kаmi расаrаn ѕаngаt mеѕrа, bауаngin ѕаjа bаgi раrа реmbаса.

    Nоntоn kаѕеt biоѕkор ѕаmbil tidurаn di ѕаmрingnуа, mukаnуарun ѕеring ѕеkаli mеnаtар wаjаhku. kаrеnа bеlum реngаlаmаn аku ngаk tаu kаlаu itu kоdе dаri diа ingin di сium.

    Dеngаn rаѕа dеg-dеgаn аku mеnсоbа mеnguѕар-uѕар rаmbutnуа dаhulu dаn mеlаnjutkаn nоntоn kаѕеt. Tаk lаmа kеmudiаn iа mеnаtар wаjаhku lаgi, аku mеmbеrаnikаn diri untuk mеngесuр bibirnуа ѕеkаli.

    Cuррр.. Cuрррр.. Cuрр… ” ѕuаrа сiumаn kаmi

    Sеtеlаh mеnсiuminуа diа bеrаkѕi mеmbаlаѕ ѕеrаngаn сiumаnku. аku jаdi gеmеtаѕаn реngеn реgаng tokednуа. Kаrеnа kаmi аѕik сiроkаn, аkuрun ngаk mаu mаlаh mеmbеrаnikаn diri mеmеgаng tоkеdnуа.

    Hhhmmmm… Sѕѕѕhh… ” nаdаnуа уаng mеnggеmаѕkаn.

    Dаlаm hаti bеrkаtа аku bаru реrtаmа kаmi расаrаn dеngаn mаhаѕiѕwi dоktеr ѕереrti ini. dаn ѕереrtinуа аku bеrhаѕil mеmbuаt diа mаbuk kерауаng. Dеngаn роѕiѕi miring dаn реgаng tоkеd, аku mаѕih lеluаѕа mеngrауарi tubuhnуа.

    Kеtikа реgаng tоkеdnуа, аlаmаkkk… ! uсарku dаlаm hаti tеrnуаtа tоkеdnуа mаѕih kеnсаng dаn kеnуаl. Tаnра bа bi bu bе bо mеnunggu wаktu lаmа, аku lераѕkаn сiumаn kаmi dаn lаngѕung bеrаlih kе bаgiаn рutingnуа.

    Ouuuhhhhh…. Aаааааhhh… ” lаgi-lаgi dеѕаhnуа уаng mеrdu tеrdеngаr di tеlingаku

    Sеkitаr 5 mеnitаn rеmаѕаn dаn сiроkаn itu bеrlаngѕung. Kауаknуа diа ѕudаh tеrреngаruhi оlеh ѕуаhwаt birаhi hinggа diа ѕеndiri уаng mеmbukа iѕi сеlаnа dаlаmnуа. Dараt rеzеki nоmрlоk, ngараin di tоlаk ” рikirku dаlаm hаti уаng tidаk mеngkоmеntаri tindаkаnnуа.

    Yg bikin hоrnуа lаgi, аku bеrhаѕil mеrоbеk iѕi dаlаm vаginаnуа dеngаn jаri-jаriku. Aраlаgi ѕааt аku mеmреrmаinkаn bаgiаn klitоriѕnуа.. Ahhh… Ahh… ” diа ѕереrti mеlауаng. Pаkаiаn kаmiрun ѕаtu реr ѕаtu ѕudаh tеrlераѕ ѕеmuа. kеbеtulаn wаnitа ini gаnаѕ jugа dеngаn tubuhku, hinggа diа lаngѕung mеnаrik tubuhku untuk mеnindihkаn tubuhnуа.

    Aуо lаh jаgоаnku, tеmаni аku mаlаm minggu ini donk ” uсарnуа mеrауuku. Akuрun hаnуа tеrѕеnуum mаniѕ mеlihаt аkѕinуа уаng bringаѕ. Kаmi ѕереrti bеrlоmbа untuk ѕаling mеmuаѕkаn hаѕrаt.

    Mulаi уuk ѕауаng ” kоmеntаrinуа lаgi. Wаlаu роѕiѕinуа di bаwаh bаdаnku tарi diа gаk mаu bеrdiаm diri ѕаjа. iа mеnjilаti tubuhku dаn mеrаbа-rаbа jugа ѕеluruh tubuhku.

    Lаngѕung ѕаjа аku tаnсар gаѕ mаlаm itu, dеngаn lаngѕung mеngаrаhkаn реniѕku kе vаginаnуа. Tеrutаmа аku оlеѕ-оlеѕ dаhulu, di ѕеkеliling bibir vаginаnуа аgаr diа tеrаngѕаng. Sааt аku оlеѕ-оlеhkаn, tubuhnуарun mеnggеlinjаng kееnаkаn.

    Aуо dong Anjas сераtаn mаѕukin Iihhh.. ” рintаnуа

    Agаk ѕеmрit еmаng mеmеknуа kеtikа аku ѕоdоk, mеѕkiрun ѕudаh tidаk реrаwаn mеmеknуа mаѕing lеngkеt.

    Aku mаѕukin lаgi реrlаhаn-lаhаn… HHmmmm… ” dеѕirnуа уаng lеmbut ѕаmbil mеmеjаmkаn mаtа.

    Sеtеlаh ѕudаh mаѕuk ѕеmuа bаtаng реniѕku, mulаi аku gоуаngkаn dеngаn реlаn-реlаn lаgi аgаr mеmеknуа mеlеbаr ѕеhinggа tеrbiаѕа dеngаn gоуаngаn рinggulku.

    Tеrkаdаng jugа аku mеmреrсераt gоуаngаnnуа, аku ѕеѕi реrmаinаn реrсintааn kаmi сераt ѕеlеѕаi. Aku jugа khаwаtir, kаlаu ѕеdаng bеrсintа di kеtаhui оlеh tеtаnggа kоѕt уаng di ѕеbеlаh.

    Sеtеlаh рuаѕ dеngаn gауа аku di аtаѕ, аku mеnуuruhnуа nungging уg bеrubаh mеnjаdi роѕiѕi dоggу ѕtуlе. Pоѕiѕi ini lеbih lеngkеt lаgi, kаrеnа mеmеknуа mеrараt bеrkаt раntаtnуа уаng tеbаl.

    Aааhhh… Ahhh… Tеruѕѕ Anggа ” uсарnуа mеmаnggil nаmаku ѕingkаt.

    Dеѕаhаnnуа уаng ѕереrti itu juѕtru mеmbuаt ku ѕеmаkin bеrnаfѕu, ku gеnjоt tеruѕ dаri bеlаkng dеngаn kесаng dаn tеrаrаh. Sеmаkin kеnсаng gеnjоtаn, ѕеmаkin сераt jugа kаmi di ujung оrgаѕmе. ini ѕudаh mеnjаdi kоdе аlаm bеrhubungаn intim.Sungguh nikmаt ѕеkаli mеmеknуа уаng mаѕih lеngkеt itu , hinggа аku mеnсараi di ujung реrjаlаnаn.

    Kеluаrin dimаnа nih Deby… ” uсарku

    Kеluаrin di luаr аjа Anjas ” ѕаhutnуа

    Crrооооt… Crооооt… Crооооtt… ” lеndirnуа munсаt di bаgiаn раntаt dаn аku mеngеluаrkаn ѕuаrа ” аааhhhhhh…. Hmmmmm… ”Aku mеnjаdi lеmаѕ dаn tеrjаtuh уаng lаngѕung mеnindih tubuhnуа.

    Akhir сеritа kаmi bеrduа jаdiаn dеngаn wаktu уаng ѕаngаt ѕingkаt, tеrkаdаng jugа kаmi ѕеring mеlаkukаn hubungаn ѕеkѕuаl di hоtеl-hоtеl kаlаu di kоѕtаn ѕеdаng bаnуаk tеtаnggа уаng bеlum tidur.

  • Kado Istimewa Dari Kakakku

    Kado Istimewa Dari Kakakku


    1335 views

    Perawanku.com – Sebelum aku memulai kisah ini, aku akan menyamarkan semua nama termasuk namaku sendiri karena aku tidak mau nantinya aku menerima malapetaka dikemudian hari. So, cerita kumulai sekarang ya?

    Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulang Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku anaknya pemalas banget soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah, berbeda dengan kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan kalau disuruh belajar (padahal pintar juga sekolahnya loh, sampai lulus SMU dia tidak pernah lolos dari urutan 10 besar dalam ranking sekolahnya).

    Dasar kakak cewekkku ini badung, dia tidak ada selama sore hari saat berlangsungnya pesta, kemana ya, aku juga jadinya agak sedih sedikit. Bukan mengharapkan kado darinya, tapi dengan kehadirannya saja aku tentu akan sangat senang sekali, karena minimal aku bisa memperlihatkan pada teman-teman cewekku di sekolah (yang kuundang ke pestaku) bahwa dikeluargaku juga ada cewek kecenya yang tidak kalah kece dari semua teman paling kece di sekolahku).

    Pas acara sudah mau berakhir, yaitu acara disco bebas, aku lagi bengong-bengong melihat teman-temanku ajojing, nah kakak cewekku satu-satunya pulang juga. Wah happy banget aku, maklum saja kami memang cuma 2 bersaudara, tidak punya saudara kandung lain. Dia sih sudah kuliah tahun ke-2, sedangkan aku masih SMU kelas 2.

    “Jon.. selamat Ulang Tahun yah.. sorry aku kagak bawa kado..” kata Fifi sambil mengajukan tangannya untuk bersalaman setelah melihat tumpukan kado di atas meja. Wah dia pulang saat temanku belum bubar saja aku sudah happy banget, boro-boro mikirin kado deh, habis salaman kupeluk kakakku dengan kegirangan (kami memang akrab sekali sebenarnya, jadi biasa saja pelukan). Kakakku tidak lupa memberikan sesuatu yang membuatku kaget juga, yaitu ciuman di pipi kiri-kanan di depan teman-temanku. Gile bener.. akrab sih akrab sama kakak, tapi untuk ciuman baru kali ini kuterima sejak beranjak dewasa. Di belakang sih terdengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Mungkin bagi yang belum kenal dipikirnya pacarku datang kali, tapi bagi yang sudah tahu yah entah apa pikirannya deh. Habis biarpun kakakku tingginya 170 cm, tetap saja kalah tinggi denganku yang 175 cm saat itu.

    Kadang-kadang, aku memang suka membayangkan bentuk tubuh Fifi. Soalnya memang dia kece sih. Terlebih sejak aku mengalami mimpi basah pertama kali waktu SMP 1 dulu. Lah yang kuimpikan saja kakakku kok, si Fifi ini. Wajahnya seperti artis Hongkong deh, putih cantik dan benar-benar kece berat pokoknya. Paling hebat saat aku melihat dia cuma berbikini saat berenang, selebihnya wah cuma dalam mimpi. Sedangkan untuk pacaran. Wah aku belum berani, soalnya cita-citaku ranking satu terus, dan idolaku yah si Fifi yang sudah muncul sejak mimpi basah pertama kali dulu. Heran yah?

    Waktu mau bubaran pestanya, temanku yang jadi DJ iseng banget, dia muterin lagu buat slow dance, dan aku disuruh mengajak cewek pilihanku (biasanya sih kalau saat-saat begini, yang ultah ngajak orang yang di taksirnya untuk berdansa) turun dan memperkenalkan pada seluruh tamu, wah brengsek. Memang gosipnya ada beberapa cewek yang naksir padaku di sekolah, tapi aku cuek bebek, kurang begitu peduli sama mereka semua, padahal mereka-mereka itu kece dan cantik-cantik juga loh, dan rebutan cowok-cowok di sekolahku. Bukan apa-apa, kalau aku naksir yang satu kan yang lain bakalan hilang, mundur teratur, nah mendingan aku tidak memilih satu orangpun? jadinya bisa nempel sama semua cewek kece.

    Nah teman brengsek ini menyuruhku untuk mengajak satu cewek untuk slow dance, seolah mengumumkan siapa cewek pilihanku. Yah sulit dong.. Gile juga.. Tapi akalku jalan cepat sekali, si Fifi kudatangi walaupun lagi mojok di dekat orang tuaku (tapi tidak ngobrol, jadi bagi yang belum kenal Fifi, tetap saja menganggap Fifi cuma temanku). Fifi agak terkejut sedikit waktu tahu dan sadar dia yang kuajak slow dance, tapi belum berkomentar apa-apa. Begitu kami masuk ke tengah-tengah arena slow dance, di tengah kerumunan pasangan lain baru Fifi berbisik, “Jon… kok ngajak aku slow dance-nya sih?”
    “Iya Fi.. aku belum punya cewek sih..”
    “Kan banyak teman elu yang kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.
    “Yang kece sih banyak Fi.. tapi yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.
    “Gelo loh.. cewek kece banyak begitu disia-siakan..”
    “Beneran Fi.. nggak ada yang cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”
    Fifi tidak menjawab lagi, tapi menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang tadi sore keramas bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu merangsangnya. Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin jelas aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru loh, suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma berhubung bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau campuran parfum dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.

    Begitu Fifi sadar, aku membaui sekitar belakang telinganya, dia memelukku lebih erat lagi. Alamak.. Cukup terasa juga payudaranya menekan dadaku. Wow.. empuk-empuk nikmat (memang nikmat?!) Pokoknya menimbulkan sensasi tersendiri. Mungkin yang merasakan nikmat si cewek kali kalau bersentuhan dada begitu. Aku sebagai lelaki sih rasanya enak-enak saja.

    Sepanjang lagu yang satu itu, tanganku yang tidak memegang tangan Fifi kusuruh menjelajahi punggungnya. Dari dekat lehernya sampai ke pinggangnya. Berhubung Fifi memakai gaun malam mini, yah dia tidak perlu pakai rok-rok segala dong, kan jadi satu sama atasan, eh baju terusan itu. Mini tuh maksudku masih setinggi pertengahan paha. Nah saat aku mengusap-usap pinggang Fifi, aku tidak begitu merasakan adanya garis celana dalamnya.

    Timbul niat isengku pada kakak sendiri, sekalian mau tahu juga.
    “Fi.. kamu nggak pakai celana dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.
    “Eh.. enak saja.. aku pakai tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.
    “Kok nggak berasa dipegang Fi.. batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.
    “Coba elu rabanya turun lagi dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.

    Lalu kuraba mengikuti petunjuknya, kali ini buah pantatnya terpaksa harus kuraba-raba. Dan merabanya makin turun saja. Benar juga, akhirnya ketemu dan kutelusuri garis batas celana dalamnya. Dilihatin orang nih dansanya. Nekat kali aku meraba makin ke bawah. Ha! Gile apa.. ini kakak sendiri friends. Rabaanku berjalan ke samping saja, menelusuri pelan-pelan garis celana dalam Fifi yang memang sepertinya cuma segaris itu. Oh.. aku tahu sekarang, celana dalamnya model tali saja dan dipakainya berbentuk V.

    “Fi.. celana dalam elu modelnya aneh banget sih.. makanya kukirain tadi kagak pake celana,” kataku masih berbisik.
    “Makanya elu cari pacar dan pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.
    “Kalo pacarku seperti kamu sih boleh saja Fi..” balasku mesra.
    Wah pembaca, jangan heran kami bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.

    Dalam kepalaku timbul juga perasaan cemburu sedikit saat itu. Wah.. sialan siapa saja nih yang sudah pegang-pegang si Fifi sampai dia perlu pakai celana dalam sexy seperti itu. Sialan… mau kuhajar saja rasanya. Belum tahu kali tuh cowok, adiknya Fifi jagoan taekwondo, karate sekaligus Merpati Putih.

    Eh lagi enak-enak memeluk Fifi sambil goyang-goyang lagunya habis.. sialan, temanku mengganti jadi disco lagi. Yah sudah bubaran deh slow dance-ku dan Fifi. Aku masih melihat-lihat teman yang lain, si Fifi menghilang entah kemana. Karena acara terakhir pesta rumahan adalah disco, yah tidak lama setelah itu bubar deh pestanya, masak anak SMU pesta di rumahan sampai lewat jam 12 malam sih? nggak sopan dong (anak ranking 1 nih yang bilang, aku!).

    Persis jam 12 lewat 5 menit, teman terakhir sudah tidak kelihatan mobilnya. Aku yang capek banget rasanya mau tidur saja deh, sambil mikirin Fifi. Kemana yah dia? Urusan kado besok saja lah. Tidak mungkin ada yang ngambil ini. Aku naik ke atas dan langsung masuk ke kamarku. Melepaskan pakaian dulu lalu masuk kamar mandi pribadi dan bersih-bersih. Masih bugil aku balik ke ruangan ranjang. Ah biasanya tidur pakai CD, kali ini mau nyobain bugil ah, sudah gede ini, kan 17 tahun. Yah badanku yang gede dan anuku juga cukup gede kok. Panjangnya sih cuma 15 cm saja.

    Karena AC kamarku cukup dingin, aku biasa tidur memakai selimut (Tidak lucu sebenarnya, kalau memahami kesehatan, saat tidur itu bagusnya tubuh kita tidak dalam keadaan ‘terikat’ dan udara yang kita hirup sebaiknya memang sekitar 18-24 derajat celsius. Jangan lebih panas dan jangan lebih dingin. Itu baru tidur sehat. Eh ini kata dokter Joni loh hehehe coba saja iseng tanya dokter beneran.) Kan bule-bule dalam film banyak yang tidur bugil toh?

    Masih berbaring, pikiranku melamun pada peristiwa slow dance bersama Fifi, kakak tercintaku. Saat dance tadi aku sih lupa apakah ngaceng atau nggak, tapi saat mikirin aku inget. Ngaceng kenceng! Gile kupegang si Junior, malah makin bikin tenda di selimutku jadinya. Yah kuusap-usap sayang deh juniorku. Tentu saja sambil membayangkan bagaimana bentuk tubuh si Fifi yang polos dalam keadaan bugil sepertiku, apalagi sambil menari bareng. Wow.. asyik loh.

    Aku berhayal.. Tubuh si Fifi mulus tanpa cacat (sepertinya memang belum pernah luka sih, paling bekas suntikan cacar di pahanya) payudaranya yang lumayan mantap kalau dipegang, dengan puting cukup besar sehingga enak dikulum. Lalu perutnya yang datar dan rata karena hobbynya aerobic dan fitness, dan pantatnya yang aduhai montoknya, tadi saja saat kupegang waktu slow dance mantap banget rasanya.

    Eh lagi enak-enak berhayal begitu, tiba-tiba pintu kamarku diketok. Tok.. tok.. tok.. cuma tiga kali dan tidak kencang. Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami, sebelum masuk harus ketok pintu dulu, aku sih tidak pernah mengunci pintu.

    “Siapa?” tanyaku.
    “Aku Jon..” jawab suara yang tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.
    Wharakadah! gadis yang sedang kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam bingung.
    “Jon.. elu belum pulas kan?” tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku. Wah gimana nih.. aku sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.
    “Boleh masuk Jon?” tanya Fifi lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.
    “Iya, masuk saja Fi..” kataku cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.

    Si Fifipun masuk juga, setelah menutup pintu kamar, dia berbalik dan, “Jon lampunya dinyalain yah?” tanya Fifi. Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya kumatikan, cuma sisa lampu kecil saja, jadi remang-remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa melihat jelas tubuh Fifi, sepertinya cuma memakai baju tidur waktu bayangannya terlihat saat memasuki kamarku.
    “Iya deh..” jawabku, lalu sadar, wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!
    “Eh…” belum sempat aku ngomong lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.

    Aku memperhatikan Fifi. Dia memakai baju tidur favoritku, karena model baby doll, terusan cuma melewati pantatnya dikit, warna kuning muda dan agak transparan. Biasanya kalau dia berdiri membelakangi lampu sih kelihatan bentuk tubuhnya, dan pakaian dalamnya. Kali ini belum kelihatan, kan lampunya di tengah ruangan, sedang dia masih dekat pintu.

    “Ada apa Fi?” tanyaku bingung juga dan heran, ada apa malam-malam waktunya tidur begini dia datang yah? Kalau masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau nanya soal komputer atau soal mobilnya.
    “Eh sebelumnya sorry loh Jon..”
    “Kenapa?” langsung kupotong saja.
    “Aku kan belum ngasih kado buat elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi mencoba senyum menghiburku kali. Wah bener juga.

    Aku memang tidak sempat memikirkan Fifi ngasih kado atau tidak, dia mau slow dance denganku saja rasanya aku happy banget. Lalu sekarang mau apa lagi nih? “Ah nggak apa-apa Fi.. nggak masalah soal kadonya.. aku punya kakak sebaik elu saja sudah merupakan kado yang indah setiap hari..” kataku. Lalu si Fifi berjalan menghampiri ranjang sambil melihat mataku terus. Wah untung tidak melihat ke arah juniorku. Masih ngaceng man! banyangkan sendiri deh cewek kece, seksi sedang berada di dekat kamu, di ranjang yang sedang bugil. Dan sambil tersenyum manis sekali pada kamu.

    Sewaktu dia makin mendekatiku, aku menggeser ke tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di tepi ranjang kalau memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat itulah lampu kamar dibelakangi olehnya. Wow.. bayangan mulus tubuhnya yang sempurna sekali (nggak kayak gitar kok, tapi melengkung dan meliuk indah) makin jelas saja terlihat. Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah pinggang dan juniorku yang ngaceng berat. Selimutku yang bergeser membuat si junior mengangguk-angguk kegelian karena gesekan itu. Tangan kiriku yang masih dalam selimut terpaksa harus memegangi si Junior nih. Fifi berlagak tidak melihat dan tetap senyum manis sekali.

    “Jon.. aku mau ngasih kado spesial buat elu, tapi.. elu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?” Langsung saja aku mengangguk, walaupun bingung menduga-duga kado spesial apaan, apakah Blow Job? Belum tentu, terusin saja baca ceritanya.
    “Janji yah Jon..”
    “Saya berjanji, Fifi kakakku tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.
    “Jon, Fifi mau tahu.. kamu beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan ama cewek?” tanya dia.
    “Bener Fi.. kan tiap malam minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok surfing di internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.
    “Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.
    “Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?”
    “Oh yah? dimana?” tanya Fifi kaget sedikit.
    “Di internet..” jawabku cepat, memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin lama melihat Fifi tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin senang dan happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.
    “Jadi yang real dan asli belum pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.

    “Fifi mau kasih hadiah khusus, tapi kamu harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo kagak disuruh. Mau nggak?” tanya Fifi, kakak tersayangku ini. Aku mengangguk.
    “Eh janji dulu..”
    “Iya deh Joni janji Fifi sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.
    “Siap menerima hadiah?” tanyanya lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk santai.
    Aku mengangguk lalu berkata, “Siap boss..”

    Fifi kemudian menaiki ranjang, sambil tangannya mendorong perlahan tubuhku untuk bergeser sedikit. Ranjangku sih ukuran 160 lebarnya, jadi muat saja kalau mau tidur berduaan. Lalu Fifi berlutut tegak di sampingku, memandang mataku lekat-lekat masih dengan senyum manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil ujung bawah baju tidurnya. Ops.. Fifi terlupa sesuatu.. buru-buru dia turun ranjang dulu, menuju ke lemariku yang ada componya, dia pilih buru-buru salah satu CD lalu diputarnya. Nah muncul lagu romantis, dipasangnya cukup keras tapi tidak mengganggu keluar ruangan. Mungkin sekedar supaya pembicaraan kami tidak terdengar saja kali. Lalu dia berjalan ke pintu dan mengunci pintu.

    Aku merasa sedikit heran, mau ngapain nih. Si Fifi balik lagi ke sampingku, berlutut di atas ranjang sambil melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik lagi memegang ujung bawah baju tidurnya dan mulai memilin sedikit-sedikit, lalu menarik perlahan ke atas. Wah ini sih striptease. Kutungguin saja deh. Begitu bawah bajunya mulai naik setinggi bawah selangkangannya, aku makin deg-degan! Cepat sekali naik lagi perasaanku. Lalu muncul celana dalamnya yang transparan dan seperti tadi waktu dansa berbentuk V dan sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada merahnya sedikit persis ditengah dekat bawah pusarnya, eh tuh merah bunga kecil, cuma satu.

    Gila friends.. bulu kemaluannya terlihat. Belahan kewanitaannya sih terbayang dalam bungkusan CD halus itu yang mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Wow.. sialan aku janji tidak boleh ngapa-ngapain. Wah pingin sekali untuk menjamahnya. Tangan kiriku terpaksa memegangi juniorku deh. Makin keras saja ngacengnya nih.

    Makin tinggi Fifi menarik bajunya, semakin jelas tubuh putihnya terlihat. Begitu bagian bawah payudaranya muncul. Wow.. aku sampai menelan ludah. deg-degan makin keras. Ops.. sial ada BH-nya! Eit tunggu dulu, BH-nya seru banget.. juga hitam transparan dan puting susunya yang kuduga besar, benar saja muncul dan terlihat jelas, kali ini aku tidak perlu menebak-nebak lagi, ternyata warnanya merah sedang, nggak pink sih, lebih tua sedikit tapi tidak coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya, aku ingin sekali memegang payudaranya. Tapi ingat janji.. wah brengsek.. padahal si Fifi kan tidak melihat.

    Dan saat bajunya sudah lolos melewati kepala, Fifi langsung membuangnya ke atas karpet kamarku. Tangannya kembali turun lagi yang membuat payudaranya terlihat dan berbentuk semakin menonjol saja. Gile bener.. sss.. alamak nggak tahan nih.. Kemudian Fifi menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku. Wow.. sepertinya aku semakin tidak tahan deh. Mana tangan kiriku sudah tidak lagi memegang si Junior lagi dan dengan posisi baru ini otomatis Fifi menindih perutku. Dia masih bergerak meliuk dan menari. Mungkin tidak nyaman menari di atas selimut, dia menggeser dulu lalu mendadak menyingkapkan selimut untuk membuangnya.

    “Eit.. sorry Jon.. aku nggak tahu elu kalo tidur juga bugil!” kontan kedua tanganku menutupi juniorku. Tapi mana bisa.. lah lagi siaga satu gitu kok. Lagi pula dia ngomong dengan kalimat ..juga bugil! Wah dia kalau tidur bugil dong?! kenapa tidak dari dulu aku masuk kamarnya kalau dia sedang tidur.

    Karena aku diam saja tidak berkata apa-apa, Fifi balik lagi berlutut di atas perutku menghadap wajahku dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk melepaskan pegangan yang menutupi si Junior. Terpaksa tanganku posisinya seperti orang menyerah kalau berdiri, kutaruh di samping kepala. Sepertinya Fifi sedang bergerak menari sambil membuka BH-nya deh.. tapi susah atau sengaja susah membukanya?

    “Fi.. boleh aku bantuin membuka BH kamu?”
    “Memang kupikir tadinya mau nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata begitu dia rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus nafasnya dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku mulai memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti ini.

    “Ayo Jon.. jangan nakal, hadiahnya masih banyak..” kata Fifi lalu menggeser tubuhnya yang berada di atasku sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan dengan wajahku. Alamak.. dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku konak lagi dan semakin bernafsu. Tidak tahu siapa yang memulainya, tahu-tahu bibir kami nempel dan lidah Fifi menyapu bibirku. Sepertinya sih Fifi juga nafsu sekali mau menciumku kali, habis wajahku tetap lurus, tapi wajahnya miring-miring kok. Nah kan dia yang berusaha lebih keras buat menciumku toh?

    “Blp.. buka mulutnya Jon.. aku ajarin ciuman..” kata Fifi. Lalu kuikuti membuka mulut, membiarkan lidah Fifi masuk ke dalam mulutku. Dia menyapu gigi depanku, lalu lidahku didorong-dorong dan dibolak-balik segala, dan malah lidahku dikitik-kitik dengan lidahnya juga. Wah seru juga loh, tukar-tukaran ludah.

    Aku lupa bahwa tanganku sudah melepas BH-nya apa belum yang jelas tanganku mengusap punggungnya dengan bebas tanpa ganjalan BH segala. Kuusap-usap terus punggungnya yang mulus dan hangat. Dada kami sih masih terpisah oleh BH-nya. Ops.. baru aku bilang masih terpisah, Fifi menarik BH-nya untuk disingkirkan. Sambil ciuman begitu, otakku mikirin bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek sama celana dalam mini si Fifi nih, sakit dikit sih, lecet nggak yah?

    “Fi.. boleh aku lepasin celana dalam elu nggak? kontol gue sakit kegesek-gesek.” kataku melepaskan ciuman sekejab. Akibatnya malah lepas terus-terusan tuh.
    “Eit.. jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin?”
    “Iya boss..” jawabku.
    “Elu diam saja yah..” kata Fifi. Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku. Wow.. sampai kupegang kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu kemaluanku, makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena mata tunggal di kepala si Junior tuh.. geli banget sih.

    Gila friends.. kali ini kuduga bakal dapat pengalaman dikaraokein deh, aku mau menikmati rasanya di karaokein kakak tersayang ini. Dimulai dengan jepitan erat bibirnya pada kepala kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah geli-geli enak deh. Apalagi waktu bibir itu masih dalam jepitan erat bergerak turun menyentuh lingkaran helm senjataku. Wah rasanya mau ngecret saat itu. Gile bener.. untung juniorku tahan juga.

    Apalagi sensasi yang timbul saat bibir Fifi makin turun menjalari batang juniorku yang keras dan penuh urat-urat. Waduh, gesekannya sukar dilukiskan (namanya juga pertama kali) apalagi saat itu juga helm di kepala kemaluanku dijilati oleh lidah hangat Fifi. Wow.. mana tahan, beneran mau ngecret rasanya.

    Dan saat jepitan erat bibir Fifi, kakak tersayangku ini semakin turun kearah bulu-bulu kemaluanku yang mulai memenuhi pangkal senjataku, ujung kepala helm si junior juga menyentuh daging halus dan lembut langit-langit tenggorokan Fifi. Weleh.. weleh.. gila man.. nikmat sekali! dan, “Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..” beberapa kali aku ngecret. Kulirik ke sana, si Fifi melirikku juga, gile pandangannya itu.. wow.. sexy sekali.. (sering aku membanyangkan dan terbayang-bayang terus wajah Fifi saat dia sedang mengkaraoke barangku) Gile deh, masih muda gini si Fifi sudah jago mengisap senjataku. Dia suka lagi.. tidak setetespun cairan maniku yang meleleh dari mulutnya. Wah di Bohongin film tuh, paling yang sampai meleleh gitu yah karena si ceweknya tidak mau menelan protein yang kita keluarkan, atau mungkin di film tuh sperma meleleh karena memang asyik melihat dan menonton cairan yang meleleh.

    “Fiii… aduh.. enak sekaliii…” kataku merintih perlahan. Kencang-kencang takut orang tuaku mendengar lagi. Gile loh.. ini taboo, pamali.. incest.
    “Jon.. hadiahnya belum selesai.. ini baru foreplay-nya buat elu…”
    Hah..! Gile bener.. apalagi nih?

    “Elu basahin memekku dengan ciuman yang tadi aku ajarin yah? sementara aku bikin burung elu tegang lagi.” kata Fifi lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.
    Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet yang kulihat kalau ada pasangan yang saling mengisap.

    Begitu Fifi dalam posisi mengangkang dengan pahanya terbuka lebar, harum liang kewanitaannya langsung tercium olehku. Gile bener.. nikmat sekali.. enak loh mencium bau khas liang kewanitaan cewek, wah pantesan banyak gambar orang lagi ismek dan jimek yah? Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan si Fifi yang terlihat sudah mulai basah, lalu setelah beberapa kali dijilat dengan ujung lidah sampai badan lidahku juga, gelambir bibir luar si Fifi yang warnanya kemerahan dikit itu mulai membuka dan melebar. Nah habis itu jangan lupa pasti sasaran kita bibir dalam mungil yang warnanya pink. Sebelumnya pastikan lagi deh, jilati terus dari batas liang kewanitaan luar paling bawah dekat perbatasan anus sampai arah klitorisnya, tentu dengan jilatan panjang tanpa terputus, dijamin kegelian tuh cewek yang kita jilati. Nah begitu diulang beberapa kali.. asyik.. terasa kan sari buah segar dari tubuh cewek seperti yang kulakukan pada Fifiku ini, kalau terasa juice-nya mulai berkurang kan kurang asyik, ganti lagi dengan mengulum seluruh bibir luarnya yang melambai-lambai, yah mengulum dan menghisap lah, terus sambil sedikit jilat dan sedot terus, sehingga sisa juice dari tubuhnya dan sedikit sisa pada lidah kita tetap saja bisa kita nikmati terus. Biasanya cewek kegelian dan memproduksi lagi juice alami ini dari dalam tubuhnya. Wow.. asyik pasti deh kalau normal sama-sama menikmati kita dapat bonus lagi banyak juice.

    “Aaahh.. enak Jon.. terus.. terus..” kata Fifi.
    “Iya Fi.. blp.. aku juga keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.
    “Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali hadiahnya berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar adil.
    Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru, gara-gara melihat gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang yah?). Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil tempat keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget. Jelas terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah lidah dong. Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan kakak sexy-ku ini, sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi kursus kilat cara ciuman dan kulum-kuluman.

    Sukar dilukiskan kenikmatan yang kudapatkan deh, bayangkan saja, kakakku yang sexy sedang mengkaraoke senjataku, sambil liang kewanitaannya kujilati.

    “Jon.. kayaknya elu sudah siap menerima hadiah lanjutannya nih,” kata si Fifi yang buru-buru bangun dan ganti posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Hehehe.. dia yang tidak tahan tuh. Asyik.. pasti aku akan bersenggama dengan kakak cantikku ini. Yang jelas sih memang batang kejantananku tidak ciut-ciut tuh. Alasan si Fifi saja untuk membuat liang kewanitaannya lebih basah dulu supaya kami bersetubuhnya lebih gampang, daripada alasan membuat juniorku ngaceng lagi

    Dengan satu tangan memegang juniorku dan satu tangan lagi membuka celah liang kewanitaannya, Fifi menunduk melihat jelas-jelas supaya tidak meleset adegan persetubuhan kami yang pertama ini. Aku juga sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal tinggi. Gila kelihatan banget bibir kemaluan Fifi yang membuka dan siap disusupi oleh batang kejantananku yang ngaceng berat. Si Fifi perlahan-lahan menurunkan pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa menyentuh belahan hangat basah liang kewanitaan Fifi. Makin si Fifi menurunkan pinggulnya, helm si Junior semakin tidak terlihat dengan perasaanku yang semakin keenakan.

    Si Fifi yang tidak sabar begitu helm si Junior hilang dari pandangannya langsung menduduki pinggulku, yah sudah amblaslah seluruh batang tubuh si Junior dan batang kejantananku itupun lenyap dari pandangan.
    “Aow… sakit Fi..” maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu loh.
    “Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut batang kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi menggoyang-goyang dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan kakak tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan rahimnya kali!

    “Oohhh.. Joni sayang..” si Fifi kakakku ini diam tidak bergerak lagi punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih dadaku, dan wajahnya dekat sekali di depan wajahku.
    “Fi.. gue boleh mengusap-usap badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.

    Aku tersadar akan ujung si junior yang menyentuh sesuatu di dalam sana.
    “Fi.. elu bisa hamil nggak nih?” tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili kakak sendiri, bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi sampai hamil.
    “Tenang Jon.. baru saja gue selesai mens kok tadi pagi baru bersih..”
    Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya.
    “Fi.. elu nggak perawan sejak kapan nih?” tanyaku.
    “Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..” kata si Fifi, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas halusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.

    “Fifi kakakku sayang, ngapain lagi nih sekarang..” tanyaku bingung. Nah tanpa menjawab dia bangkit dari menindih badanku. Kali ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow buah dadanya yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat semakin indah saja. Putingnya juga ngaceng banget lagi, mancung.
    “Nikmati yah Jon, jangan bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.
    “Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang ditimbulkan luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan yakin, lubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam sana.

    “Oohhh Jon..”
    “Ya.. Fi..”
    “Oohhh Jon.. Sayang..”
    “Ya.. Fifi sayang..”
    “Jon.. aaahh..”
    “Ya Fifi kakakku tercinta.. eugh..”
    “Oohhh Jon.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?”
    “Ya Fifi sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Fi..”
    “Pegang dan remas-remas tetekku dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.
    “Wah tetek kamu mantap banget Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar deh.
    “Oohhh Jon… terus Jon.. lebih kuat remasnya..”
    “Ya Fi.. lebih enak?”
    “Ooohh Jon.. terus Jon.. putingnya juga..”
    “Oohhh.. aahhh Joniii..”
    “Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..” kataku khawatir juga, habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.

    Kali ini Fifi menunduk deh jadinya, mulutnya mencium mulutku lagi, nah suaranya kan cuma nafas doang tuh. Wah ada yang seru lagi. Kali ini Fifi mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Gila, rasanya gesekan batang kejantananku pada dinding liang kewanitaan Fifi yang menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih enak dari Frozz deh. Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku, buktinya waktu melewati leher dan mulut nafasku semakin menderu-deru. Terbukti dong semakin enak.. asyik loh.

    Cukup lama juga Fifi melakukan olahraga turun naik di atas pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC kamarku dingin punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai basah telapaknya waktu mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Fifi menggerakkan pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah batang kejantananku, makin mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot kuat-kuat dan dia roboh lemas setelah tegang-tegang dikit sebelumnya. Wah…. ini orgasme kali yah? Kok aku kaga ngecret sih kata siapa orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?

    Aku iseng ah, walau tidak disuruh kugoyang pinggulku menyodok naik dikit. Habis si Fifi diam sih, padahal tadi lagi asyik menggoyangkan pinggulnya.

    “Oohhh Joni.. sayang.. nakal yah.. tapi enak Jon.. enak sekali.. iya terus Jon.. kamu enak Yang?”
    “Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Fi.. enak sekali..”
    “Iya Jon.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu salah-salah aku jadi si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.

    “Jon.. biar elu lebih menikmati hadiahnya, ganti posisi yah?” tawar si Fifi padaku. Asyik.. doggy style boleh aku praktikkan nih.
    “Gaya nungging yah Fi?”
    “Elu mau gaya begitu?”
    “Iya Fi.. kayak di foto dalam internet.”
    “Hayo deh berhubung ini hadiah..”

    Kamipun berganti gaya jadi doggy style. Cuma sebentar saja, walaupun seru aku melihat Fifi dari belakangnya, dengan kulit punggung mulus walau berkeringat, pinggangnya yang ramping dan buah pantatnya yang besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi.. ada yang bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang kejantananku semakin ke dalam rongga liang kewanitaan si Fifi, dia seperti tersendak kesakitan.

    “Kamu nggak enak yah Fi?” tanyaku pelan-pelan takut menyakiti kakak tersayangku.
    “Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi. Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang sih?

    “Fi.. ganti gaya lagi deh.. gaya apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan menyenangkan Joni?”
    “Oh.. Joni sayang.. aku bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.

    Wah.. ini posisi surga bagiku. Gile bener.. melihatnya saja si Junior terkejut. Bibir luar liang kewanitaan Fifi otomatis merekah (karena indahnya bentuk bibir itu kadang-kadang ada yang mengumpamakan sebagai bunga yang merekah) bibir dalamnya yang berwarna pink dan tidak kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga, membuka gerbang surganya yang berupa lubang hitam menantang untuk ditutupi oleh batang kejantananku.

    Aku dengan masih berlutut bergerak mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit berlutut itulah kutempelkan juniorku di pintu surga yang gelap itu. Kugesek sedikit seperti dalam BF lalu karena memang masih becek-becek dikit yah lancar saja kucelupin si junior dan batang kejantananku itu semuanya. Waw.. gesekan dinding liang kewanitaan kakakku ini masih saja mantap dan kesat, seret juga malah.

    “Aahhh..” si Fifi malah yang bersuara.
    “Enak Fi?”
    “Iya gerakin keluar masuk dong Jon..”
    Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap. Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker high class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan teknikku ini, maklum si Joni pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam, biasanya malah lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan pikiran kita).

    Memang tidak lama berlangsung, si Fifi kakak tersayangku ini buru-buru melebarkan kakinya lagi dan tangannya buru-buru meraih leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali, cepat dan srobotan terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali. Tiba-tiba saja aku yang tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam persetubuhan kami terkaget lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini karena aku tahu bahwa si Fifi mungkin mencapai orgasme. Aku siaga, sengaja mulutku makin merapat, menjaga giginya kalau-kalau menggigit. Berhasil.. tidak kena gigit.

    “Oohhh Jon.. sayang.. enak sekali.. ooohh Jonii.. sss.. kamu enak Yang?”
    “Ya.. Fifi sayang.. aahhh.. nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”
    “Gila Jon.. elu belum mau keluar lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.
    “Adik siapa dulu dong?” wah sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh pompa deh.
    “Enak nggak Jon hadiahku?”
    “Bukan enak lagi Fi.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah seperti ini..” jawabku.
    “Ah Joni.. Joni.. adikku sayang.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu Jon..”
    “Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?”
    Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit.

    Aku tidak menyinggung soal keperawanan dan pacarnya sekarang. Dia cuma cerita batang kejantananku adalah yang terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan, padahal dia baru mencoba 2 batang kejantanan selain punyaku.

    “Fi.. gara-gara cerita ngesek dan soal batang kejantananku yang super menurut elu, kayaknya aku mau keluar lagi nih..”
    “Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja keluarkan di dalam rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil mengusap-usap perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku melihat wajah manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.

    “Oohhh.. oh.. ah.. ahhh.. heh.. heh.. eh.. eh..” begitulah suara kami berdua akhirnya gara-gara aku mempercepat irama persetubuhan kami. “Jonn.. aku keluar lagi nih.. aaahh Joniii…” Wah tampang sexy si Fifi saat mencapai Orgasmenya yang ketiga kali ini tidak bisa kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah berusaha tetap tersenyum senang dan tidak memejamkan matanya tapi melihat ke dalam mataku. Wah.. sudah nyobain belum bersetubuh sampai ceweknya mencapai orgasme tapi tidak merem tuh cewek, nah tampangnya cewek begitu menurutku adalah tercantik darinya. Dan biasanya nikmat melihat wajah cewek saat mencapai orgasme, sepertinya lebih enak dari orgasme itu sendiri bagiku. Makanya hobiku bikin orgasme cewek, bukannya aku orgasme duluan, tidak sedikit kok aku malah tidak orgasme saat bersatu dengan cewek. Sweer.. mula-mula kupikir aku impoten, tetapi ternyata sebagian cewek bilang malah aku terlalu perkasa urusan ranjang dan senggama begitu, Well nggak tahu deh, walaupun hobby bercinta, kupikir tidak perlu setiap bersenggama kita mengeluarkan sperma dong?

    “Cret.. cret.. cret..” entah berapa kali saat ini aku ngecretnya. Yang jelas cairan hangatku menembak bola dodol dalam medan tempur kami berdua. Wah saat terkejut, begitu kenikmatannya sukar dilukiskan juga loh. Aku sampai roboh kecapaian dalam pelukan si Fifi yang masih ngangkang terus.

    “Oohhh Fifi sayang..”
    “Yah.. Joni adikku sayang..”
    “Hadiah kamu tak ternilai Fi..”

    Malam itu kami tidur seranjang. Bohong besar kalau aku cerita senggama sampai pagi. Aku kecapaian kok. Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum tidur, karena kami sama-sama capek untuk matiin lampu, aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.

    Dalam ngobrol-ngobrol sebelum pulas, sepertinya si Fifi cerita, perawannya hilang waktu SMA kelas 2, saat pergi ke luar kota barengan kakak kelas lalu sekarang ini sehabis menikmati dan tahu si Fifi tidak perawan lagi, pacarnya yang di kampus mulai menjauhinya, jadi dia kosong tuh saat ini, belum ketemu cowok yang sreg.

    Dan sebelum pulas kami juga berandai-andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap malam minggu pergi barengan saja. Soal tidur malam sih, sepertinya pintu penghubung antar kamar kami mesti dicari kuncinya tuh, maklum sudah lama tidak pernah dibuka.

  • SIMPANAN SEKALIGUS SEORANG PEJABAT CANTIK

    SIMPANAN SEKALIGUS SEORANG PEJABAT CANTIK


    882 views

    Cerita Sex ini berjudulSIMPANAN SEKALIGUS SEORANG PEJABAT CANTIKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Siang itu hpku berdering dari nomer yang tidak aku kenal dan ketika kuangkat terdengar suara seorang wanita.

    Halo mas Adhie, apa kabar? kok lama gak ada kontakkontak aku sih?, karena tidak mengenali suaranya, akupun menanyakan Aku baikbaik saja, sorry dengan siapa ini?

    Ini Rita mas, wah udah lupa ya sama Rita? jawabnya Aku jadi ingat Rita, dia seorang janda cantik berusia 35 tahun dengan 2 anak

    Aku mengenalnya ketika ia masih menjadi istri simpanan kenalanku seorang pejabat, pada saat itu usianya baru sekitar 20 tahun Barubaru ini aku bertemu dengan Rita kembali pada saat aku dan istriku hendak mengambil raport anak kami yang kebetulan sekelas dengan anak Rita yang sudah besar

    Untuk menghindari kecurigaan istriku, pada saat bertemu aku hanya mengangguk tersenyum sambil mengedipkan mata Untungnya Ritapun memahami dengan tidak mengajakku berbicara sehingga istriku tidak menaruh curiga

    Hei kok mas Adhie diam aja?, hayo sedang mikir apa jorok ya? sapanya lagi ditelepon yang mengagetkan aku
    Gak kok Rit, cuma sedang ngebayangin kamu aja, kok kamu tambah oke sekarang candaku yang disambut derai tawanya yang renyah
    Mas kantornya masih disana khan?, mampir kerumah kapan2 mas katanya sambil menyebutkan alamat rumahnya yang memang sering aku lalui apabila hendak kekantor. Rita udah dicerai 2 tahun yang lalu lho mas katanya lagi

    sebetulnya aku sudah mengetahui itu karena keluarga kenalanku bekas suaminya sempat heboh ketika mengetahui sisuami/bapak mempunyai istri simpanan. Kamipun ngobrol ditelepon panjang lebar diselingi humor2 sedikit berbau sex yang kadang ditanggapi Rita sambil berkata Wah kalo ngobrolnya begini, yang repot Rita mas, gak ada pelampiasan,kalo mas Adhie sih enak, aku tertawa mendengar itu dan berjanji akan mampir rumahnya

    Keesokan harinya karena kebetulan supirku tidak masuk karena ijin menengok orang tuanya yang sakit dikampung, pada perjalanan menuju kantor aku membelokkan mobilku kealamat rumah Rita aku berpikir tidak ada salahnya mampir sebentar dirumah Rita

    Setibanya didepan alamat rumah yang diberikan Rita, aku melihat Rita sedang berbelanja sayur didepan pintu pagar rumahnya Akupun memarkir mobilku dan dari dalam mobil memperhatikan Rita sambil menunggu dia selesai berbelanja sayur

    Rita mengenakan daster yang longgar dan terlihat rambutnya dibungkus handuk sehingga aku tau dia baru saja selesai mandi Setelah selesai berbelanja dan tukang sayur sudah menjauh, akupun memajukan mobilku dan memarkir didepan pagar rumahnya Ketika aku turun dari mobil dan menghampiri pintu pagar, Rita terhenyak kaget melihatku

    Eh mas Adhie, kirain siapa Wah sorry mas Rita sedang berantakan habis mandi dan belanja nih, maklum kedua pembantu sedang pulang kampung katanya sambil mempersilahkan aku masuk Akupun masuk dan duduk diruang tamunya yang meskipun tidak terlalu besar tetapi tertata apik dan berseni

    Rita permisi meninggalkan aku untuk meletakkan belanjaannya didapur Sambil menunggu aku melihatlihat koleksi foto yang terpampang didinding ruang tamu yang kebanyakan adalah foto2 Rita yang memang dulu pernah menjadi seorang foto model

    Membandingkan Rita sekarang dengan foto2 yang terpampang, tidak banyak berubah, aku rasa karena Rita yang ada darah Aceh dan Betawi rajin merawat tubuh dan senam Rita kembali keruang tamu dengan membawa 2 minuman hangat, ketika melihatku sedang memperhatikan koleksi fotonya, dia berkata

    Itu hanya sebagian foto2 Rita mas, yang keren2 Rita pasang dikamar,
    Keren gimana Rit?, ini saja menurutku sudah oke2 tuh sahutku
    Wah kalo liat yang dikamar bisa bengong nanti mas Adhie katanya lagi sambil tertawa dan duduk disofa didepanku

    Rita sudah melepas lilitan handuk dikepalanya tapi tetap menggunakan daster, terus terang Rita terlihat sangat cantik dengan rambut terurai basah Belum lagi daster tipisnya yang kadang menerawang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang aduhai, apalagi ketika meletakkan minuman yang otomatis dia menundukkan tubuhnya aku dapat melihat belahan dada nya dengan jelas karena Rita tidak mengenakan BH dibalik dasternya, pemandangan sensual itu langsung membuatku horny dan kontolku langsung mengeras

    Belanja sayur tadi murah ya Rit? tanyaku bercanda,
    Abis yang belanja cantik dan sexy sih,
    Ah mas Adhie bisa aja katanya tersipu dan mukanya merona merah menambah cantik wajahnya

    kemudian Ritapun bercerita tentang kasusnya, dimana istri pertama suaminya pernah mendatangi rumahnya yang menyebabkan keributan Karena kasus itu suaminya mendapat tegoran keras dan harus menceraikan Rita Aku melihat airmatanya menggenang dipelupuk matanya ketika menceritakan itu, dan Rita menghapusnya dengan tissue Untuk mengalihkan pembicaraan yang membuatnya sedih berpikir, aku bertanya padanya

    Emang foto2 kamu yang dikamar sesensual apa sih Rit?
    Mau liat mas?, tapi janji ya jangan diketawain jawabnya yang aku iyakan, kemudian dia mengajakku menuju kamar tidurnya untuk memperlihatkan koleksi fotonya

    Berjalan dibelakang Rita dalam jarak yang dekat, aku dapat mencium bau harum sabun dari tubuhnya dan juga dengan jelas aku dapat melihat bongkahan pantatnya yang bergoyang ketika melangkah Hampir saja aku tidak dapat menahan diri untuk memeluk tubuhnya dari belakang, untung aku masih menjaga image dengan menahan diri Setibanya dikamar tidurnya, aku sempat terhenyak melihat sekitar sepuluh koleksi foto Rita berukuran setengah poster yang keseluruhannya artistik hitam putih

    Istimewanya lagi keseluruhan foto tersebut memperlihatkan tubuh telanjangnya !!!

    Apa komentar mas Adhie? katanya mengagetkanku yang bengong melihat koleksi foto2 tersebut
    Wah istimewa foto2 kamu Rit, gimana aslinya ya, sambil mencubit pinggangku Rita berkata
    Ih mas Adhie genit, masa mau liat aslinya Rita, udah tua nih aku mas

    Karena dia tidak melepaskan cubitan dipinggangku, maka aku tangkap tangannya dengan sedikit menarik sehingga tubuh Rita tidak seimbang dan agak sempoyongan tubuhnya merapat ketubuhku yang secara refleks aku peluk Memeluk ubuh Rita yang hanya dibalut daster tipis terasa sangat sensual, apalagi ketika dia menengadahkan wajahnya yang cantik berjarak sangat dekat dengan wajahku

    Eh mas, mau apa? lepasin Rita mas katanya dengan agak meronta dipelukanku Karena sudah dipenuhi nafsu otakku, aku tidak melepaskan pelukanku, malah kemudian aku cium bibir indahnya dan kukulum Mmmmffff jangggaaanmass inget sss hhh katanya sambil tetap meronta hendak melepaskan pelukan dan ciumanku Dengan tinggi sekitar 163 dan berat sepandan, rontaan Rita tidak berarti bagiku yang tinggi 170/76

    Sambil tetap mengulum bibirnya, aku mulai meremas bongkahan pantat sexynya dan agak sedikit kuangkat keatas dan merapat ketubuhku

    Mmmmmm masss ssshhhh gumamnya yang kini sudah tidak meronta lagi malahan membalas ciumanku

    Kumasukkan lidahku kemulutnya yang langsung disambut dengan hisapan pada lidahku, kemudian dia berusaha memasukkan lidahnya kemulutku yang juga langsung kuhisap kuat2 Tanganku yang tadinya mermas pantatnya, kini sudah mulai meraba pahanya yang mulus sambil menyingkapkan dasternya,

    ketika tanganku sampai diselangkangan yang dibungkus celana dalam tipis, kuusap2 belahan memeknya yang membuatnya menggelinjang dan makin bernafsu menciumku Aku selipkan jariku melalui pinggir celana dalamnya untuk menyentuh memeknya dan dengan lembut aku kork dan raba, sementara ciumanku aku turunkan kelehernya kemudian turun kedadanya

    Dari bali daster yang dikenakan, kuciumi teteknya yang berukuran 36 dan woowwmasih kencang, lalu aku hisap putingnya dari balik daster yang dikenakannya Sensasi rasa puting yang kuhisap dengan kain dasternya dimulutku membuatku makin bernafsu, sementara terasa memeknya mulai basah oleh rabaan jariku

    Oooooooohhhhh maasssenaaaakkk trusss ss sayaaaang katanya sambil meremas rambutku Geli gesekan kain daster diputing teteknya berbaur dengan hisapan dan gigitanku membuatnya makin menggelinjang tidak karuan Dengan cepat aku buka daster yang dikenakannya, begitu juga celana dalamnya sehingga kini Rita berdiri dalam keadaan bugil Kuraih teteknya, kuremas remas dengan sedikit kasar sambil memilin putingnya yang membuat Rita menjadi liar

    Lalu kuciumi kedua teteknya bergantian sebelum turun dan mulai menciumi selangkangannya Dengan posisi jongkok diselangkangannya aku mulai menjilati memeknya Rita dengan berdiri dan sebelah kakinya ditopangkan dipahaku agak sedikit mengangkang hingga memperlihatkan memeknya yang indah dan dicukur bersih

    Ketika mulutku menemui klitorisnya, kujepit klitorisnya yang sebesar kacang kedelai dan sudah mengeras dengan bibirku dan aku hisap sambil menjilat klitorisnya sementara tanganku bermain dilubang anusnya Kulihat Rita memejamkan matanya sambil meremas remas kedua teteknya sendiri sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi jilatanku dimemeknya

    Sssssssshhhhhhhpuaaaassssiiin nn Ritaaaamasssssaggghhhh ohhhh mauuuu u kluarrrr dan sambil tubuhnya meregang, Rita menjepitkan kedua pahanya dikepalaku yang membuatku agak sulit bernafas dan kemudian terasa cairan memeknya dilidahku bertambah banyak, Rita sudah kliamaks

    Setelah terdiam sejenak, Rita sambil tersenyum menarik tubuhku, melepas pakaian yang kukenakan sambil menciumi wajahku kemudian setelah aku telanjang bulat membimbingku rebah ditempat tidur Sekarang giliran Rita ngerjain mas Adhie katanya sambil mengecup kepala kontolku yang tegak gagah bediri pada posisiku yang telentang

    Perlahan Rita menjilati batang kontolku naik dan turun sambil sesekali mengecup kepala kontolku Rasa geli dan nikmat tak terhingga ketika Rita dengan lidahnya menelusuri urat yang menonjol dikontolku Apalagi ketika dia membuka lubang kencingku denganlidahnya kemudian menghisap kuat2

    Aggggghhhhh seddddaaaapayooooo isap kuatttttanjiiiingggggg , seperti biasa pada aku mengeluarkan kata2 kotor dan kasar Sluuuurp sluuurp suara mulut Rita mengulum kontolku karena dengan sengaja dia mengeluarkan banyak ludah pada saat mengulum kontolku, aku merasa sensasi yang hebat

    Jilatiiiinkontollllkuuu sebeluuum akuuuentotinmemekkkkmuuuuubangsaaaat teriakku liar sambil menarik tubuhnya dan meposisikan kami 69 lalu aku kembali menjilati memeknya selagi Rita asyik mengerjai kontolku dengan nikmat

    Lidahku kusapukan keseluruh permukaan memeknya kemudian mengitari lubang anusnya sebelum kembali kememeknya dan menghisap kuat2 klitorisnya Saking nikmatnya Rita sempat menghentikan kulumannya dikontolku sambil mendesis

    SSsssshhhhoooohhhh ketika klitorisnya aku gigit2 kecil

    Aku sudah gak tahan mas katanya sambil bangkit dan berjongkok dengan membelakangiku kemudian sambil memegang batang kontolku perlahanlahan dia menurunkan pinggulnya memasukkan kontolku keliang senggamanya yang terasa sangat sempit karena cukuplama tidak dijamah kontol lelaki

    Saking semptnya beberapa kali Rita si bekas istri simpanan berhenti sebelum melanjutkan memasukkan kontolku Kudengar dia agak merintih mungkin terasa perih dinding memeknya dimasuki kontolku setelah semua kontolku masuk Heeekoooohhh penuh memekku massss rintihnya Lalu Rita mulai menunggangikontolku, menaik turunkan, memutar pinggulnya dengan liar

    Aggghhhhh enaaaakkkkbangetttttttmasssss sssssshhhhh
    desisnya sambil menggoyangkan pinggulnya dengan liar

    karena posisi duduknya membelakangi aku ketika menunggangi kontolku, kadang aku bangkit mencium punggung dan leher belakangnya sambil meremas teteknya dari belakang dengan gemas Kedengaran Rita si bekas istri simpanan agak kesakitan ketika kuremas kasar teteknya

    Addduuuhhhhhhh terusss sakitinnnnn akuuuumassss teriaknya yang rupanya Rita suka sex kasar Teruuussssss entottttiiiin kontollllkuuu bangsaaaattttt gumamku sambil kadang menaikkan pantaku untuk menemui goyangan pinggulnya Dan

    Adddddduuuuhhhhh akuuuukeluuuuaaaarrrr sayaaaaang teriaknya sambil mempercepat goyangan kemudian terasa dinding memeknya makin keras menjepit batang kontolku dan serasa batang kontolku disiram cairan didalam memeknya

    Setelah klimaks yang kedua, Rita si bekas istri simpanan terdiam sambil menghela nafas panjang menikmati klimaksnya pada posisi menduduki kontolku yang masih keras didalam memeknya Tanpa melepas kontolku didalam memeknya, aku dorong tubuhnya sehingga Rita pada posisi menungging, lalu dengan ganas dan liar kugenjot Rita pada posisi doggie style Sambil kuciumi punggung, leher dan belakang telinganya aku terus melanjutkan genjotan kontolku dimemeknya

    Aaaaagggghhhterussssss mas ssss genjooootttyanggggg dalaaaamentotinnnnn akuuu masss teriaknya ketika ia kembali terngsang birahinya oleh genjotan dan ciumanku Kadang rambut indahnya aku tarik kasar sambil menepuk kedua pantatnya

    Yeeeeahhhh rasaaaaiiinkontollllkuu pela cuuuurrrrkuuu bentakku dengan semakin memperkuat genjotanku Rupanya Rita sangat suka dengan perlakuan dan kata2 kasarku
    Yaaaaaaa akuuuu pelacuuuurmuuuent oooot akuuu dalammmm dalaaaam ujarnya sambil memaju mundurkan pantatnya mengimbangi entotanku

    Puas dengan posisi doggie style, aku balikkan tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya kepundakku kemudian kembali memompa memeknya sambil meremas kasar teteknya Putingnya kupilinpilin dan tarik yang membuat Rita si bekas istri simpanan agak kesakitan tapi nikmat Yeeeeeaaahhhhaggghhhh ssshhhhh desisnya

    Masssss Ritaaaa gakkkktahaaaannn mauu uu kluaaaarrrrr lagiiiiiiii, Iyaaaaaa babiiiii ayyyyoooo bareeengggg g akuuu jugaaaaa kataku ketika kurasa aku akan mengeluarkan spermaku Pompaanku makin cepat dan dalam, sementara dinding memeknya kembali menjepit keras kontolkudancroooooot crooooot akupun mengeluarkan spermaku didalam memeknya sementara Rita secara bersamaanpun kembali klimaks

    Setelah klimaks kami terdiam berpelukan sambil mencoba mengatur nafas kami yang tidak beraturan Maaf ya Rit, aku khilaf Abis kamu sih sexy dan cantik kataku kemudian sambil mengecup lembut bibirnya, Ooh gak apa2 mass, terimakasih mas sudah menolong Rita dengan memuaskan Rita Lagian baru sekali ini Rita merasa betul2 puas, suami Rita dulu gak bisa muasin Rita mas jawabnya sambil membalas kecupanku

    Setelah membersihkan diri dikamar mandi, aku berpakaian dan pamit kekantor Sebelum keluar dari rumahnya aku sempat mencium wajah cantiknya, dan kami berjanji untuk mengulangi lagi bila ada kesempatan

    Demikian kisahku dengan seorang janda cantik bekas istri simpanan. Sampai kini aku paling suka dengan wanita matang setengah baya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari

    Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari


    3199 views

    Perawanku – Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari, Cerita Dewasa Oom Henry! Oom harus tanggung jawab dong.. Masa hasilnya jadi kacau begini?! teriak Sarah dengan keras ke arah Henry Yosodiningrat, pengacaranya yang sedang berusaha keras untuk menenangkan Sarah Azhari yang sedang kesetanan.

    Mereka berdua sedang sewot menyusul hasil persidangan Sarah Azhari yang berakhir buruk, dan Sarah sebagai terdakwa dinyatakan bersalah oleh hakim dalam dakwaannya melakukan perbuatan tidak menyenangkan terhadap Navis Qustubi, seorang wartawan infotainment.

    Saya ngerti Sar.. kamu lagi kalut. Kamu harus tenang dulu, karena saya jamin semuanya akan beres kalo kamu bisa tenang terlebih dahulu. ujar Henry sabar sambil berusaha menenangkan Sarah yang dari 2 jam yang lalu tak kuasa menahan tangisnya.

    Sekarang saya musti ngapain lagi , oom! Coba jawab?! Semua permintaan oom udah saya penuhin. Duit berpuluhpuluh juta buat bungkem si hakim brengsek itu udah saya kasih.. Tapi masa hasilnya jadi kaya gini.., Sarah mulai bernada pasrah, namun masih belum juga merendahkan nada suaranya.
    Sudah dari siang ia bersembunyi di apartemen Henry Yosodiningat dan menghilang dari kejaran wartawan infotainment yang bagai lalat ketiban sampah, tak hentihentinya mengelilinginya dan mengurung rumahnya mengharap sepatah duapatah kata berharga penuh makna keluar dari bibirnya.

    Ia kini duduk lemas sambil menahan tangisnya, disampingnya Henry Yosodiningrat duduk sambil melingkarkan tangannya ke pundak Sarah, tetap berusaha menenangkan kliennya yang nampak makin histeris.
    Oom tahu, hasilnya agak mengecewakan. Tapi itu semua diluar kuasa Oom. Percaya deh, oom juga tidak mengira kita bisa ditipu dengan lihay oleh si bangsat itu. Henry masih dengan suara beratnya memberi penghiburan bagi Sarah, layaknya seorang bapak kepada anaknya.

    Cersex Artis Indo Pemerkosaan Tapi Oom.. saya ga boleh masuk penjara! Saya ga mau masuk penjara busuk itu! Sarah mulai histeris lagi.
    Oke, oke.. gini aja. Oom masih punya satu peluru lagi. Kamu jangan nangis terus dong.. Henry pun akhirnya tampak mulai kehilangan kesabarannya menghadapi ulah Sarah yang ngga bisa tenang.
    Mendengar jawaban Henry, Sarah pun mulai melunak, maksud Oom, masih punya peluru?
    Udah. Kamu tenang aja. Oom akan atur semuanya. Oom akan telpon beberapa orang dulu, tapi oom mau kamu mandi dulu.. Supaya kamu segeran dan ga keliatan kumel kaya gini. Emangnya kamu ga cape dari tadi nangis abis 2 ember?! ujar Henry kembali ke sifat kebapakannya.
    Sarah pun mulai tersenyum menanggapi candaan Henry. Aah, oom jahat. Gue lagi pusing, masih diledekin juga..

    Udaah! Mandi dulu gih sana! Make up kamu udah luntur gitu, kalo oom potret bisa seneng tuh wartawan2 temen kamu itu, ujar Henry sambil mendorong pantat Sarah yang montok untuk segera berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.
    Iih.. pokoknya Sarah ga mau tau. Abis Sarah mandi, oom udah harus bisa bikin Sarah ga bakal nangis lagi, janji? dengan genit Sarah merajuk namun ia mulai bisa melupakan kesedihannya untuk sementara.
    Kamu itu selaluuuu maen ngancem! Ga kapok apa udah ngancem si Navis?! dengan gemas Henry membalas ancaman Sarah dengan mengelus dagunya lembut sambil berdiri dan melangkah ke arah ruang tamu untuk segera mengambil telepon.

    Sarah keluar dari kamar mandi sambil berbalut kimono sutra berwarna hijau pupus. Persis seperti penampilannya di dalam iklan obat multivitamin untuk pria yang masih dengan gencar ditayangkan di tivi nasional. Sesudah 30 menit ia berendam dan kemudian merasakan hangatnya air shower menyiram tubuh seksinya, akhirnya ia bisa sedikit melepaskan kepenatan dan kegalauan hatinya yang tak kunjung usai, selepas hakim keparat itu mengumumkan vonis bahwa ia harus menjalani hukuman penjara selama 4 bulan.
    4 bulan penjara?! Hhhh enak aja! Mendingan gue entot aja si hakim gebleg itu sekalian daripada gue nginep 4 bulan di penjara sial itu. pikir Sarah sambil merengutkan mukanya pertanda kesal yang muncul masih sambil mengingat muka sang hakim ketika membacakan vonis untuknya.
    Sambil mengibaskan rambutnya yang masih basah, ia berjalan keluar dengan kimono yang tak menyembunyikan keindahan paha mulusnya. Di ruang tamu, ia tak menjumpai Oom Henry yang tadi menemaninya duduk di sofa tengah.

    Oom? Oom Henry?, ia pun melangkah ke ruang kerja Oom Henry sambil meneriakan namanya. Ia sudah tak asing lagi dengan semua ruangan di apartemen ini, karena ia sering meminjamnya untuk sekedar bersembunyi dan menginap dua tiga hari untuk menenangkan diri dari kejaran wartawan. Maka dari itu, ia pun tak canggung untuk hanya berjalan mengelilingi apartemen ini dengan hanya mengenakan kimono tidurnya yang mini, toh Oom Henry sudah dianggap ayah olehnya, dan perilakunya selama ini juga tak pernah menjurus ke arah hal yang bukanbukan.
    Henry Yosodiningrat dalam bayangannya adalah seorang pengacara yang profesional dan juga seorang yang sangat sabar dalam menghadapi semua keluhankeluhannya.

    Setelah semua ruangan Sarah kelilingi, jejak Henry Yosodiningrat masih belum muncul juga ke hadapannya. Ia pun mencari tas tangannya untuk mencari handphonenya untuk sekedar mencari tahu perginya Henry. mungkin Oom Henry turun sebentar ke bawah buat beli makanan, pikir Sarah tanpa curiga.

    Tepat ketika Sarah menemukan handphonenya, suara bel apartemen terdengar menandakan seseorang datang. Aah, itu dia! Pasti dia kelupaan kunci lagi, Sarah pun meletakkan handphonenya lalu berbalik melangkah ke arah pintu apartemen untuk segera membukakan pintu.

    Dasar kakekkakek pelup. belum habis Sarah menyelesaikan kalimatnya, pintu pun terbuka dengan keras dan ia pun terdorong kebelakang karena kaget tak menyangka akan sambutan yang akan diterimanya dari balik pintu yang ia buka.
    Ketika ia sudah melihat dengan jelas orang yang masuk dengan paksa ke dalam apartemen itu, dan menutup kembali pintu di belakangnya sambil menguncinya, ia pun berteriak histeris, Heh! Anjing lo ya?! Masih punya nyali lo dateng ke tempat ini?!

    Di hadapannya berdiri Navis, sang wartawan yang menuntutnya dan juga sekaligus orang yang paling Sarah benci dan ngga pengen ia liat untuk seumur hidupnya, sekarang berdiri tegak sambil tersenyum di hadapannya.

    Masih pake senyumsenyum segala?! Belum puas lo senyumsenyum di depan tementemen wartawan lo yang bangsat itu, hah? Sarah pun mulai meracau tak keruan sambil mulai maju ke arah Navis ingin melabraknya kembali seperti yang ia lakukan sebelumnya, yang kemudian menjadi awal perkara Sarah Azhari yang terkenal itu.

    Namun Navis dengan tenang tanpa kesulitan berarti menangkap tangan Sarah yang kali ini berusaha menamparnya dengan kencang.
    Tenang dulu neng. Gue ga akan kesini kalo gue ga diundang. Navis berujar pelan sambil melangkah maju perlahan ke arah ruang tamu.
    Eh, sialan lo! Yang mau ngundang lo kemari cuma setan kuburan yang ga bisa tenang kalo belum ngeliat muka lo ketawa di balik penjara! teriak Sarah masih histeris sambil ia pun melayangkan tangan yang satu lagi ke arah muka Navis.

    *** Cerita Dewasa ***

    Tanpa repot, Navis pun menangkap tangan Sarah yang satu lagi sehingga kini kedua tangannya memegang tangan Sarah yang menggeliatgeliat penuh tenaga dengan mata melotot penuh amarah.
    Ck ck ck.. mulut lo itu beneran kotor ya?! Gue ga bisa ngebayangin apa teriakan lo pas si Oom Henry ngerasain memek lo. balas Navis yang mulai nakal melihat Sarah Azhari di hadapannya hanya berbalut kimono sutra yang dalam geliatan tubuhnya malah semakin membuat lekuk seksi tubuhnya semakin tampak jelas di mata Navis.

    Eh, tai kucing lo! Berani ngatain Oom Henry kaya gitu?! Tunggu aja sampe dia datang kemari. Lo bakal dituntut masuk penjara sampe mampus karena berani nganiaya gue kaya begini. Sarah mulai sedikit menyadari bahwa keadaan agak tidak menguntungkan baginya, karena ia hanya sendirian di ruangan apartemen ini. Dan matanya menangkap kilatan nakal mata Navis yang menatap belahan dada montoknya yang terbuka lebar karena kimono yang ia kenakan memang tak cukup tinggi untuk menyembunyikan keindahan belahan dadanya.

    Udah deh! Ga usah ngarepin si Oom. Sama gue sekarang aja, gue jamin lo bisa kelejotan ngerasain kontol gue ngerobek memek Arab lo! Navis seperti makin terbuai dengan katakata kotor Sarah yang seakan mengundangnya untuk semakin berani.
    Masih berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Navis, Sarah pun semakin terdorong mundur ke arah sofa tengah dimana tadi ia duduk. Ia kini semakin yakin bahwa Navis sudah mulai tak terkendali. Ia faham betul arti tatapan mata lelaki yang melotot penuh nafsu ke arahnya sekarang ini, yang disebabkan kimono sutranya tak kuasa menutupi tubuh seksi dan montok yang telah membuai jutaan pria di layar kaca. Di benak lelaki seperti ini, hanya ada nafsu liar penuh birahi yang ia tahu betul kemana arahnya.

    Navis pun melepaskan genggaman tangannya sambil mendorong Sarah dengan keras ke arah sofa di belakangnya. Mata wartawannya yang terlatih sekilas melihat bayangan gelap di selangkangan Sarah Azhari yang tersingkap sedikit ketika duduk terjatuh di atas sofa itu. Benaknya langsung menarimenari kegirangan mengetahui Sarah tak mengenakan celana dalam di balik kimono mininya itu.
    Aauw! Okeoke.. Ga usah maen kasar begini dong.. Sarah mulai melunak menyadari bahwa ia berada di ujung tanduk dan ia tak bisa mengharapkan bantuan orang lain untuk menyelamatkannya saat ini. Ia harus berpikir keras bagaimana caranya meredam nafsu liar binatang yang berdiri di depannya agar ia bisa mengendalikan situasi.

    Melihat Sarah yang mulai melunak, Navis pun berdiri tenang di hadapan Sarah yang duduk mencoba merapikan kimononya yang tersingkap kemanamana. Ga usah dirapiin lah Sar. Bentar lagi tu baju juga udah ga nempel lagi di badan lo! ujarnya sambil tersenyum penuh arti.
    Nngg. Gini deh. Gue tau persis apa yang lo mau. Tapi lo ga bisa dapetin itu dengan gratis dong. Gue mau lo urus sesuatu di pengadilan, baru deh lo bisa puaspuasin nikmatin badan gue.. ujar Sarah pelan sambil tersenyum dipaksakan.. Ia berusaha membujuk Navis agar bisa lebih tenang, dan dengan demikian ia berharap bisa mengendalikan suasana. Toh, sebagai seorang wanita cantik berbodi super seksi yang biasa berakting di sinetron, hal seperti ini adalah hal biasa baginya.

    Navis hanya tertawa terbahak mendengar tawaran Sarah Azhari yang kini nampak semakin menggoda dengan senyumnya yang seakan malah mengundang Navis untuk semakin berani melakukan apa saja terhadapnya.
    Sar.. sar, Lo bukan dalam posisi ngasi tawaran sama gue. Kalo pun gue mau jebol lobang pantat lo sekarang, lo ga bisa apaapa juga kan? Navis pun mulai berani nakal, dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh toket Sarah yang benarbenar menantang dibalik kimono tipisnya. Udara AC yang dingin, membuat kedua puting toket Sarah mengeras dan membuatnya nampak terjiplak jelas dari luar kimononya, Navis pun semakin geregetan dibuatnya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Sarah Azhari kini sadar bahwa lelaki di hadapannya ga bisa dikuasai dengan mudah. Ia baru ingat bahwa Navis yang mulai menggerayangi toketnya adalah seorang wartawan. Jadi memang bukan hal sulit bagi wartawan untuk bersilat lidah dengan seorang artis.
    Otak Sarah berputar keras mencari akal bagaimana caranya ia bisa lepas dari tangan Navis, sementara tanpa ia sadari Navis yang sudah semakin bernapsu kini malah sudah berhasil melonggarkan tali kimono Sarah, sehingga tangannya semakin bebas bermainmain dan meremasremas toket Sarah yang membusung indah.

    Eeh.. jangan kasar begini dooong.. ujar Sarah berusaha memainkan suaranya dengan lihai hingga bernada merayu, walaupun sebenarnya ia benci setengah mati dengan setan busuk yang sekarang malah mulai menjulurkan lidahnya untuk menikmati toketnya dengan ganasnya.
    Sini aku bukain baju lo dulu deh.. biar lo lebih enak, Sarah mulai menjalankan strateginya dan mulai mendorong Navis perlahan untuk duduk di sofa, dan ia mencoba untuk berdiri mengambil posisi yang lebih menguntungkan baginya untuk mencoba melarikan diri.

    Namun tanpa disangkasangka, Navis malah melayangkan tangannya dan menampar muka Sarah dengan kencangnya. Kontan Sarah Azhari sang artis seksi itu pun terjatuh kembali ke sofa empuk di belakangnya, sehingga ia kini dalam posisi tertidur. Sarah yang kaget bukan main karena Navis malah menyerangnya tibatiba, tanpa bisa berkatakata ia meraba bibirnya yang terasa sedikit berdarah karena tamparan Navis yang sangat kencang barusan.

    Navis yang nampaknya belum puas dengan tamparannya barusan, langsung menarik dan merobek kimono yang diapakai Sarah, sehingga kini kedua toket Sarah yang membusung tampak terlihat jelas keindahannya.
    Navis pun berada di atas angin, dengan kasar ia pun memaki Sarah, Lo pikir lo bisa gampang ngibulin gue hah? Perek sialan! Cewe kaya lo cuma pantes buat diperkosa pake cara kasar.. Lo belum pernah kan diperkosa ama orang jalanan kaya gue. Biar lo rasain bedanya lakilaki sejati ama lakilaki bencong yang selama ini ngerasain memek lo!! sambil menyelesaikan makiannya, Navis pun merangsek dan mengarahkan mukanya ke arah selangkangan Sarah.

    *** Cerita Dewasa ***

    Sarah Azhari yang masih syok dengan serangan Navis yang bertubitubi tak menyangka bahwa ia sudah nekat dan sekarang sedang mengancam memeknya. Kedua tangannya berusaha menahan muka Navis yang sudah demikian dekat dengan memeknya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk melawan kuasa nafsu binatang Navis yang sudah demikian liar.
    Namun Navis memiliki tenaga yang luar biasa besar. Walaupun Sarah menahan kepala Navis dengan kedua tangannya, ia tetap saja mampu maju menjulurkan kepalanya hingga akhirnya mulutnya berhasil memagut bibir memek Sarah yang masih terlipat rapi. Dengan buas dan penuh nafsu, ia melalap memek Sarah dan memainkan klitoris Sarah yang masih menguncup dengan lidahnya melalui gerakan naik turun yang lihay.

    Sarah yang kalah tenaga, hanya bisa mengerang murka, Aaaaahhh anjiiinnng. Goblok lo! Bangsat bajingan.. Gue ga rela diperkosa ama bangsat kaya elo..!
    Dalam hatinya kini berkecamuk perasaan jijik dan terhina karena dirinya yang artis kelas atas Indonesia bisa dipermainkan oleh pria hina dan tak bermoral seperti Navis. Baru kali ini ia merasa dipermalukan seperti ini. Biasanya ia bisa mentolerir orangorang seperti Navis yang hanya bisa berkomentar nakal dan menggodanya ketika ia harus berhadapan dengan mereka. Namun ketika kali ini memeknya dilumatlumat oleh salah seorang dari golongan wartawan yang menurutnya adalah golongan rendah, harga dirinya terkoyak dan ia merasa murka luar biasa.

    Kedua tangan Navis kini bekerja dengan giat membuka kedua kaki jenjang Sarah lebarlebar, sehingga ia bisa dengan lebih leluasa menikmati harumnya memek Sarah.
    Ia begitu bernafsu menjilat dan mengulum kelentit Sarah yang cukup besar untuk ukuran wanita Indonesia. Mungkin karena Sarah Azhari memiliki darah keturunan bangsa Arab, sehingga semua organ vitalnya juga mengikuti leluhurnya. Yang pasti wangi dan harum memek Sarah Azhari yang baru saja selesai mandi seperti ini, membuat Navis lupa daratan dan menyapu semua sudut memek Sarah dengan lidahnya dan mulai menusuknusuk ke bagian liang dalam dari memek Sarah.

    *** Cerita Dewasa ***

    Dan hasilnya memang langsung kelihatan. Walaupun Sarah Azhari merontaronta dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan memeknya dari serbuan mulut Navis, namun hati kecilnya dan alam bawah sadarnya mengatakan bahwa jilatan dan kuluman Navis di memeknya mulai membawa rangsangan yang dengan cepat naik ke otaknya.
    Mulutnya masih mengeluarkan makianmakian kotor, Lepasin gue, Bangsat!!! Gue ga rela! Namun jauh di dalam hatinya, ia mengakui bahwa memeknya menikmati semua perlakuan kasar dari lidah Navis di semua area selangkangannya yang sudah lembab dan basah dijelajahi oleh Navis.
    Tanpa sadar, Sarah malah mengeluarkan erangan nikmat tak sengaja, Hhhhhhh sshhhsss!

    Tangannya berusaha mendorong kepala Navis agar melepaskan lidahnya dari penyiksaan nikmat terhadap memeknya. Namun mulutnya berkata lain, nggggghhhh..
    Navis pun sadar betul akan hasil emutannya terhadap memek Sarah. Mendengar erangan dan lenguhan Sarah akan aksinya di selangkangannya, Navis pun semakin pede lalu dengan kedua tangannya, seketika ia mengangkat kedua kaki Sarah, sehingga terangkat ke arah mukanya sendiri. Ia menekan lutut Sarah hingga kini menempel ke bahunya sendiri, membuat posisi memeknya menjadi terbuka lebar sementara Navis yang berada di depannya, kini mulai membuka celananya dan begitu ia terbebas dari belenggu celana dalamnya, tampaklah kontolnya yang sudah tegak berdiri pertanda ia pun sudah terangsang sempurna.

    Cersex Artis Indo Pemerkosaan Sarah hanya bisa melongo melihat kontol Navis yang tak disangkanya ternyata berukuran lebih besar dari kebanyakan pria yang sudah pernah menidurinya. Sesaat ia pun lupa bahwa Navis yang berkontol besar dihadapannya ini adalah bajingan yang sesaat lagi hendak memperkosanya.
    Melihat Sarah yang dalam kondisi terpana, Navis pun tersenyum, Jangan takut Sar.. selama ini belum pernah ada yang kecewa kok ama kontol gue. Gue jamin, lo pasti teriakteriak minta dikocok lagi!

    Mendengar perkataan Navis, Sarah pun tersadar bahwa ia sudah di ujung tanduk. Sesaat lagi ia akan diperkosa oleh Navis, wartawan pinggiran yang sama sekali tak sepadan dengan status dirinya yang artis papan atas. Ia pun mengerahkan segala tenaganya untuk melepaskan diri dari Navis. Dengan sisasisa tenaga yang ia miliki, ia berusaha bangkit dari kurungan Navis, Anjiing! Lo ga akan bisa perkosa gue! Bangsaaat..

    *** Cerita Dewasa ***

    Suara Sarah yang histeris hanya membuat Navis semakin nafsu untuk segera memasukkan kontolnya ke memek Sarah. Ia pun menindih tubuh Sarah yang gagal untuk melepaskan dirinya. Dengan tangannya yang memegangi kedua betis Sarah, sekaligus mengunci tubuhnya hingga ia tak bisa bergerak bebas, Navis pun mengarahkan ujung kontolnya yang 18 cm panjangnya, tepat diatas lubang memek Sarah Azhari yang sudah basah berkilatkilat.

    AAAAAaaaahhhhh HHHgggghhh! Taaaiiiii!!! Gobbloook! Sarah hanya bisa meracau tak keruan, kesal dan murka karena dirinya tak kuasa untuk menahan Navis yang kini perlahanlahan sudah memasukkan kontolnya hingga ujungnya kini malah sudah menyentuh dinding dalam memek Sarah.
    Navis pun membiarkan kontol panjangnya untuk beradaptasi sejenak dengan sempitnya memek Sarah.. Lumayan Sar.. memek lo masih bagus. Gue kirain lo punya udah dower karena keseringan dikocokkocok ama orang laen sambil kemudian Navis pun menggetarkan pantatnya sehingga kontolnya yang berada dalam memek Sarah ikut bergoyang dan hasilnya Sarah pun berteriak antara murka, kegelian atau keenakan, Eehhh, Anjiiing ngggghhhhh ! Lo ngapain?!

    Navis pun tertawa senang melihat reaksi Sarah yang tidak menyangka akan getaran kontolnya yang seringkali memang menjadi senjata andalannya dalam memulai ritual permainan seksnya. Ia sangat senang, karena biasanya ia hanya bisa mainin kontolnya di memek cewecewe panti pijat murahan, namun sekarang ia seakan mendapat rejeki nomplok. Memek Sarah Azhari artis sinetron yang jadi pujaan banyak pria hidung belang, kini berada dalam kuasa kontolnya, dan ia berniat untuk menikmati perkosaan ini selama mungkin.

    Kini ia pun mulai mengocok kontol panjangnya, masuk keluar memek Sarah secara perlahan, sambil ia memejamkan matanya dan menikmati betapa sempit dan nikmatnya memek Sarah yang seakanakan merespon gerakan kocokan kontolnya dengan begitu pas. Memek Sarah mengedutngedut dan memijat pelan setiap kali kontol Navis bergerak memasuki lorongnya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Pijatan memek Sarah terhadap kontol Navis yang sedang mengocoknya, seakanakan sudah berjalan otomatis, menandakan bahwa memeknya juga menikmati perkosaan ini. Sarah yang kini mulai terpengaruh oleh kenikmatan yang dirasakan memeknya, mulai bingung akan reaksi yang harus ia berikan.

    Ia sadar, memeknya sudah menyatakan bahwa kontol Navis memang diatas ratarata. Pijatan memeknya yang juga menjadi kebanggaannya, hanya muncul secara otomatis bila ia memang juga menikmati permainan seks yang menggebugebu seperti sekarang ini. Bedanya kali ini, ia bukan bermain dengan pacarpacarnya yang biasanya merupakan lakilaki tampan dan wangi. Di hadapannya sekarang ini, adalah Navis, seorang wartawan yang berpakaian kemeja flanel kumal, dan bau. Namun, kondisi Navis sekarang ini malah membuat Sarah mulai kehilangan konsentrasi. Mungkinkah kekontrasan Navis dibanding pacarpacarnya selama ini malah membuat ia terangsang hebat dengan cepatnya?

    Ia akui, biasanya nafsu seksnya ga pernah naik secepat ini. Apalagi semua lakilaki yang biasanya mengemisngemis untuk bisa tidur dengannya, pasti memperlakukannya secara lembut seperti seorang putri. Semua lelaki akan takluk dan dengan sopan seperti kucing akan bersedia menuruti segala kemauannya.

    Namun perlakuan kasar yang ia terima sekarang dari Navis, sama sekali belum pernah ia rasakan dari lelaki manapun. Kontrol akan lelaki yang biasanya dengan mudah ia kendalikan kini seakan tak berlaku lagi. Hal inilah yang membuatnya beringas sekaligus terangsang dengan hebat. Ia sadar, memeknya sudah takluk akan kocokan kontol Navis yang bergerak bukan saja maju mundur namun sekaligus membor memeknya dengan gerakan berputar yang memberikan kenikmatan sempurna bagi memeknya.
    Sekarang tinggal Sarah yang berjuang keras untuk tetap bisa mengontrol dirinya dan tidak melepaskan kendali atas nafsu liar yang sudah demikian meletupletup didalam dirinya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Nnnnggggghhhhhpp! Ia berusaha mengendalikan lenguhannya yang seakan memberontak atas kemauan dirinya untuk tidak menikmati pemerkosaan ini.
    Njjing! Lo boleh berhasil perkosa gue.. tapi gue sama sekali ngga.. sebelum Sarah berhasil menyelesaikan kalimatnya, Navis malah membungkam bibir seksinya dengan bibirnya sendiri. Ia pun melumat gencar bibir Sarah Azhari yang tak menyangka Navis berani meluncurkan serangan ke mulutnya.

    Dalam usahanya menghindar dari pagutan Navis, ia malah seakan memberikan kesempatan bagi Navis untuk menikmati bukan saja mulut seksinya, namun juga leher jenjangnya. Hal ini malah membuat Navis semakin senang dan bersemangat menghisap, menjilat dan menciumi sekujur muka dan leher Sarah Azhari. Aroma Sarah Azhari yang begitu harum ia nikmati bukan saja dari mulutnya yang wangi, namun juga dari lekukan leher Sarah yang aromanya begitu bikin ia mabuk dengan birahinya sendiri.

    Aaaahhh hhheeeuuuhhh.. Sarah kini mulai kehilangan konsentrasinya.
    Ia mulai tak tahan akan rangsangan dan ciuman bertubitubi Navis di lehernya. Ia harus mengakui, seluruh titik rangsangannya sudah dilalap sempurna oleh Navis. Mulai dari memeknya yang biasanya tak merespon sembarangan kontol dengan pijatanpijatan khasnya, hingga lehernya yang menjadi titik lemah dari kontrol birahi Sarah.

    Pagutan Navis yang membuahkan bekasbekas merah di lehernya membuatnya mendesah keras, dan mulai menggerakkan tubuhnya seakan ia memang berada dalam permainan seks yang nikmat, dan bukan pemerkosaan yang brutal.
    Nngggghhh.. gue.. ga taaaahhh aaann! Sarah pun mengeluarkan tanda menyerahnya sambil terengahengah. Ia akhirnya harus mengakui bahwa ia juga sepenuhnya menikmati kocokan kontol Navis di memeknya yang sekarang sepertinya sudah sangat dekat akan ledakan orgasme pertamanya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Navis pun sadar, bahwa Sarah sudah berada dalam genggaman birahi dan permainan seksnya. Ia percaya, sekarang Sarah tak akan memberontak lagi, sehingga ia pun berani melepaskan kunciannya.
    AAAAAAaaaahhhh aaaaannnnjjjiiiinnnnggg! teriak Sarah dengan histeris menandakan bahwa orgasme pertamanya begitu dahsyat, sehingga ia meracau dengan tak terkendali. Navis pun merasakan kedutan dan semburan cairan orgasme dari memek Sarah yang membuatnya tersenyum lebar, Hehehe enak kan Sar?

    Ia kini menarik tubuh Sarah untuk berdiri. Navis sendiri duduk di sofa empuk yang tadi ia jadikan tempat pemerkosaannya. Sarah yang masih lemas dan tak menyangka orgasme pertamanya begitu dahsyat.. mengikuti dengan pasrah perintah Navis yang mengarahkannya untuk duduk mengangkangi kontolnya. Posisi Sarah yang kini menduduki Navis yang duduk di sofa, membuatnya bebas untuk melarikan diri. Namun hal ini tak ia lakukan. Ia kini tak bisa berpikir dengan jernih lagi. Yang ia ingin rasakan adalah kenikmatan bertubitubi dari kontol Navis yang kini sedang berada di bawah memeknya yang masih mengedutngedut ringan akibat pengaruh permainan kontol Navis barusan.

    Sambil memegang bahu Navis sebagai pegangan, Sarah pun mulai menurunkan lubang memeknya hingga pas berada di ujung kontol Navis yang masih berdiri tegak dan keras.
    Punya lo kok masih keras gini, hah? Lo pake obat ya? ujar Sarah yang walaupun sudah tak berontak namun tetap bernada galak.
    Aahh.. udah lah. Lo entot aja kontol gue.. Ga usah banyak tanya! jawab Navis sambil tangannya memegang panggul Sarah dan menekannya ke bawah sehingga kontolnya mulai memasuki memek Sarah kembali yang hangat.

    HHmmmppphh! Aaahhhhssss Sarah hanya bisa memejamkan matanya, merasakan betapa nikmatnya kontol Navis yang begitu besar mengisi lorong memeknya dengan sempurna.
    Sebagai jawabannya, ia kini mulai menggenjot kontol Navis dengan gerakan yang begitu liar. Naik turun dan putaran pinggulnya membuat pantatnya beradu keras dengan kedua paha Navis, hingga berbunyi Plak.. plaks ceplaks! dengan kencangnya.

    Hmmmmhh.. Ternyata jago juga lo ngebor kontol ya, perek? Navis berbicara kotor pada Sarah, sambil merem melek keenakan merasakan kocokan memek Sarah atas kontolnya.
    Perkataan kotor Navis, malah membuat Sarah semakin bergelora. Ia meraih salah satu toketnya, lalu menyodorkannya ke mulut Navis yang langsung merespon dengan sigap.

    *** Cerita Dewasa ***

    Puting Sarah yang memang sudah mengeras karena udara dingin dan juga karena gelora nafsu birahi yang menguasainya, dilumat oleh bibir Navis dengan penuh nafsu. Ia sedot dan jelajahi dengan lidahnya semua area puting toket Sarah yang begitu kenyal dan besar.
    Aahhhhss Enaaaak terruusss bangsaaat! Sarah pun menjawab dengan perkataan yang tak kalah kotornya. Ia melemparkan kepalanya kekiri dan kekanan, membuat rambut panjangnya berlenggak lenggok dengan indah seperti gadis di iklan shampoo, sebagai pertanda ia begitu menikmati permainan seks yang sudah lama tak ia rasakan dengan begitu liarnya.

    Kini Navis praktis hanya duduk manis dan membiarkan Sarah menguasai permainan dengan dahsyatnya lenggak lenggok pinggulnya mengocok kontol yang masih dengan kuat bertahan. Ia setengah mati menahan gejolak kontolnya agar jangan meledak terlebih dahulu. Ia masih ingin merasakan semua kenikmatan yang bisa ia raih dari tubuh Sarah Azhari.
    Shhhiiiit! Kontoooolll Elo enaaaaaakkk bangeeeeett! Entooooooootttt guaaaaaaa! Sarah berteriak histeris dan ambruk merebahkan dadanya ke tubuh Navis di depannya, bersamaan dengan ledakan orgasme kedua yang dirasakan sangat nikmat oleh Sarah mengisi sekujur tubuhnya.

    Memeknya berkedutkedut kencang sekali, sekaligus memijat kontol Navis dengan remasanremasan mesra. Seluruh tubuhnya kini basah berkeringat dan menempel lengket dengan tubuh Navis yang juga tak kalah basah.
    Masih dalam posisi Sarah menduduki kontolnya, Navis pun memeluk Sarah dan mulai mengeluselus punggung Sarah, lalu bagaikan kekasih yang baik ia mengecup bahu Sarah dengan lembut.
    Sarah yang masih terpejam merasakan nikmatnya orgasme keduanya, sejenak melupakan siapa orang yang sedang mengecupnya saat ini. Yang ia tahu, seisi relung tubuhnya sedang bergejolak merayakan perayaan besar yang sudah lama tidak ia rasakan.

    Navis pun beranjak dari atas sofa lalu berdiri sambil memegangi Sarah yang masih lunglai lemas sambil terpejam. Ia berdiri di depan Sarah lalu kemudian memutar tubuhnya, sehingga kini ia berada di belakang Sarah. Kedua tangannya mengelus toket Sarah dengan lembut dari belakang, lalu ia pun mengecup leher dan bahu Sarah dengan perlahan dan penuh kemesraan.
    Sarah yang masih terlena, pun tersenyum dan melirik sebentar ke arah Navis yang sedang sibuk memberi kenikmatan di titik terlemah di lehernya.
    Kontol Navis yang masih juga tegang dan keras terasa menekan belahan pantatnya dari belakang dengan perlahan.

    *** Cerita Dewasa ***

    Lo gelo juga ya? Gue udah kelejotan kaya gini, kontol lo masih belum keluar juga! Sarah hanya berkata lembut mengomentari gerakan kontol Navis yang bergerak ringan menggoda belahan pantatnya.
    Hmmmm.. Navis hanya menggumam ringan, sambil memandu tubuh Sarah, sehingga kini kedua tangannya berpegangan ke sandaran sofa. Dengan posisi yang agak menungging seperti ini, Sarah pun segera faham bahwa Navis ingin mengocok memeknya dalam posisi doggie style sambil berdiri, Hehe.. anjing lo ya, tau aja kalo gue paling suka kalo dientot dari belakang. Sarah sudah lupa daratan. Yang ia tahu sekarang, ia adalah budak dari Navis. Dan untuk semua kenikmatan yang sudah ia peroleh, ia pasrah akan semua perlakuan Navis kepada tubuh montoknya. Yang ia inginkan adalah kenikmatan demi kenikmatan datang dan meledak di dalam tubuhnya.

    Hehe.. artis perek, lo udah siap buat gue jebol dari belakang? Navis pun buka suara seakan menandai serbuan kontolnya yang sebentar lagi akan beraksi.
    Ah, rese lo! Buruan masukin kontol gede lo Memek gue udah dingin lagi nih.. Sarah pun menjawab ancaman Navis dengan nada gurauan.

    Cersex Artis Indo Pemerkosaan Siapa bilang memek lo? Gue mau jebol lobang pantat lo yang seksi ini.. Gue yakin pasti belom ada yang merawanin lobang pantat lo kan, Sar.. hehehe. Navis pun mulai menggerakan kontolnya ke permukaan dubur Sarah.
    EEEHHHH! Apaan tuh! Gue ga mau dianal!! Anjiiiiiiiing Lo!! Seketika Sarah pun panik ketika menyadari bahwa Navis telah menjebaknya. Namun posisinya yang terkunci seperti ini membuatnya tak berdaya untuk melepaskan dirinya.
    Navis pun semakin beringas mendengar erangan Sarah yang panik. Birahinya semakin naik, dan dengan cepat ia menusukkan kontolnya yang besar ke lubang dubur Sarah yang masih sempit..

    *** Cerita Dewasa ***

    AAAAAAAAAGGGGHHHHHH!! Sakiiit Bangsaaat!! Sarah melotot kesakitan akibat tekanan paksa kontol Navis di lubang duburnya yang masih kering.
    Ia tak kuasa menahan air matanya yang keluar karena rasa sakit yang teramat sangat. Sementara Navis yang baru berhasil memasukkan 2/3 kontol panjangnya, mendiamkannya sebentar, agar lubang dubur Sarah beradaptasi sejenak dengan batang besar di dalamnya.

    Bang.. gue mohooon, gue jangan dianal bang.. Sakit bangeeet.. dengan memelas Sarah berusaha memohon kepada Navis, yang sekarang malah sudah dipanggilnya abang. Harga dirinya benarbenar runtuh sekarang.
    Mendengar hal ini, Navis malah tertawa terbahakbahak.. Alaah, udah lah. Bentar lagi juga udah ga sakit. Ntar palingan lo minta nambah. Dasar perek binal! Sambil kemudian ia memasukkan sisa ujung kontolnya ke dalam dubur Sarah.

    HHHggggghhhhhaaaaaaaaaaanjiii iiing! Sarah pun roboh tak bertenaga di atas sofa empuk itu karena rasa sakit yang tak terperi menderanya. Namun Navis dengan sigap segera memegangi tubuhnya yang lunglai, kedua tangannya langsung mendekap dan menopang toket Sarah yang tergantung indah di balik punggungnya.
    Sambil meremasremas toket Sarah yang kenyal dan montok, Navis pun mulai menggenjot kontolnya maju dan mundur, masuk keluar lubang dubur Sarah yang kali ini sudah menganga lebar karena desakan paksa kontol Navis yang sangat besar di lubang dubur Sarah yang sempit.

    Sambil menggigit bibirnya, Sarah merasakan betapa ngilunya lubang pantatnya akibat gesekan kontol Navis yang menggenjotnya tanpa belas kasihan. Semakin dalam Navis memasukkan kontolnya, terasa semakin luar biasa rasa sakit yang dirasakan Sarah hingga akhirnya ia meneteskan air mata, tak tahan dengan rasa sakit yang menderanya.

    Gesekan Navis mulai melukai lubang dubur Sarah hingga lecet dan mulai mengeluarkan darah. Namun hal ini malah membuat Navis semakin panas dan bernapsu untuk menggenjot dengan lebih cepat.
    Hmmmmmhhhhh, gila enak bangeeeet! Pereeek, rapet bangeet! Navis mulai meracau dan merasakan gelombang birahi erotis di dalam tubuhnya mulai bertalutalu naik dengan cepat dan segera mencapai klimaksnya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Sarah sudah tak bisa lagi merasakan lubang duburnya. Rasa sakit yang teramat sangat membuatnya kebal dan hanya bisa merasakan betapa besarnya kontol Navis yang masih terus menggenjotnya dengan bernapsu. Rasa sakit akibat lecet di duburnya yang mulai menghilang kini berganti dengan rasa birahi yang perlahan mulai menguasai dirinya. Terlebih remasan tangan Navis di kedua toketnya mulai dirasakannya sebagai pijatan lembut yang menenangkan hatinya.
    Hhhh baaaaangg ampuuuun baaaang, gue ga tahan niih Sarah pun mulai bingung antara harus minta ampun atau minta Navis memberikannya klimaks berikutnya. Ia merasakan bahwa gelombang orgasme di dalam tubuhnya mulai datang dan bagai ombak yang berdebur perlahan, semakin membuatnya terbuai.

    Tanpa ia sadari, salah satu tangannya mulai meraba klitorisnya sendiri. Lalu seirama dengan genjotan kontol Navis di lubang duburnya, ia pun menggelitik klentitnya yang sudah menegang dan membesar akibat rangsangan dari tangannya sendiri, Nggghhh.. anjiiiing, enaaaak! Sarah pun meringis keenakan sambil terpejam dan tersenyum, karena ia tahu, sebentar lagi orgasme yang maha dahsyat akan segera melanda dirinya.

    Anjjis Saaar. bool elo kenceng banget! Pereeeeeek!!! Rasain peju guaaaaa!, Navis pun berteriak kencang ketika akhirnya ia meledakkan spermanya bersamaan dengan ditariknya kontolnya dari lubang dubur Sarah Azhari. Hasilnya, muncratan demi muncratan sperma hangat berhamburan di punggung Sarah yang mulus.
    Hhggghh.. nnnngggghhhh nnnggggaaaaaaaahhhhh!!!!! muncratan sperma Navis dipunggungnya seakan memicu ledakan orgasme maha dahsyat yang sudah ditunggutunggu oleh Sarah. Memeknya seakan meledak dan berkedutkedut dengan liarnya, sembari tangannya masih menggesek klentitnya secara perlahan, seakan berusaha memperpanjang dan menikmati orgasme yang sedang membuai dan menenggelamkan dirinya.

    Melihat Sarah yang sedang dimabuk orgasme, Navis pun membalikkan tubuh Sarah dan mendudukannya di sofa. Lalu ia dekatkan kontolnya yang masih berkedutkedut ringan memuncratkan sisasisa spermanya ke muka Sarah yang masih terpejam.
    Seakan mengerti akan cipratancipratan hangat di mukanya, sambil masih terpejam, Sarah pun menjulurkan lidahnya mencari sumber cipratan yang tak lain adalah kontol Navis yang masih setengah tegang. Lidahnya dengan telaten menjilati dan membersihkan kontol Navis dari sisasisa sperma yang berlelehan di batang kontolnya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Pemandangan yang indah ini, segera saja dimanfaatkan oleh Navis untuk dijadikan dokumentasi melalui kamera handphonenya.
    Sarah yang masih keenakan merasakan orgasmenya sendiri, sembari menjilati dan membersihkan kontol Navis dengan telaten, tak sadar akan kamera hp Navis yang menjeprat jepret dengan jelas wajahnya yang sedang merem melek mengulum kontol Navis.

    Setelah kontolnya bersih dan mengkilat setelah dijilati lidah Sarah Azhari yang hangat, Navis pun segera bangkit dan beranjak berdiri mengambil pakaiannya yang berserakan.
    Sarah yang masih telanjang bulat dan diceceri sperma Navis di sekujur muka dan punggungnya kini berselonjor tiduran di sofa, sambil membuka matanya dengan lemah, ia mulai merasakan redanya gelombang orgasme di dalam tubuhnya, Heeii.. bangsat, gue ga nyangka kontol lo sedahsyat ini. Anjing lo ya! ujarnya ringan sambil tersenyum simpul, mengakui kehebatan kontol Navis dengan candaan bahasa kotor yang biasa ia lakukan dengan temanteman prianya.

    Navis pun balik tersenyum lalu berkata, Hehe.. sama lah Sar. Memek lo juga enak. Apalagi gue bisa ngejebol bool lo untuk pertama kalinya. Gue ga nyangka bool lo masih perawan.

    Emang bajingan lo! Sakit banget tauu.. ujar Sarah manja, namun seakan diingatkan, kini Sarah mulai merasakan perlahan lubang duburnya sudah hilang rasa kebalnya dan rasa ngilu dan perih perlahan muncul akibat luka hebat yang masih menganga di bibir duburnya.
    Melihat Navis yang melangkah pergi dan menuju pintu apartemen, Sarah pun memanggilnya, Heh.. bangsat, maen pergi aja. Kalo gue mau dapet orgasme dahsyat kaya gini lagi.. Gue bisa panggil elo dimana?, dengan nada centil dan binal yang khas dirinya. Seperti sudah melupakan apa yang dilakukan Navis dengan paksa terhadap dirinya, kini Sarah sudah menganggap Navis sebagai salah satu teman pria yang baru saja bermain seks dengannya.

    *** Cerita Dewasa ***

    Cersex Artis Indo Pemerkosaan Namun jawaban Navis betulbetul di luar dugaan, Haha.. sorry perek cakep. Lo ga mungkin gue puasin lagi.. Soalnya kontrak gue cuma sekali ini doang. Tapi gue ga nyesel kok, memek ama bool elo emang kualitas perek kelas satu! sambil mulai membuka pintu apartemen dan melangkah perlahan keluar.
    Sarah yang kebingungan mendengar jawaban Navis pun bangkit duduk dan berteriak, Eh, kontrak? Kontrak apaan bangsat?!

    Tanya aja ama Oom Henry kesayangan elo itu. Jawab Navis sambil berlalu dan menutup pintu apartemen yang kemudian mengunci dengan otomatis.
    Jawaban pendek Navis yang terakhir ini seakan menjadi gledek yang menggetarkan tubuh Sarah Azhari yang sekarang duduk terbengong tak percaya. Kedua matanya yang bulat dan nyalang terbuka tampak kosong, sepolos tubuhnya yang mulus yang terduduk di atas lembutnya sofa.
    Perlahan ia berusaha memahami apa yang bakal terjadi pada dirinya setelah perkosaan yang dilakukan dengan terencana oleh Navis Qurtubi dan Oom Henry Yosodiningrat yang sangat dipercayainya itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Pengalaman Sex Nafsu Yang Tidak Tertahankan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Sex Nafsu Yang Tidak Tertahankan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1272 views

    Perawanku – Intan merupakan seorang mahasiswi kedokteran dari sebuah universitas swasta di Yogyakarta yang terkenal
    memiliki banyak mahasiswi cantik-cantik serta seksi. Tidak hanya itu saja, disana juga banyak mahasiswi
    yang katanya bisa di-booking, walaupun dengan harga mahal tentunya. Intan sendiri merupakan mahasiswi
    kedokteran yang sebentar lagi akan melakukan praktek di daerah terpencil di daerah Purwokerto, Jawa
    Tengah.

    Intan mempunyai seorang pacar yang bernama Rangga, dia hanyalah seorang buruh pabrik, walaupun begitu
    tekad kerja keras untuk menjadi tulang punggung keluarganya-lah yang membuat Intan jatuh hati dan
    akhirnya bersedia menjadi pacarnya. Intan sendiri memakai hijab modern ketika keluar rumah, tapi tidak
    ketika bersama Rangga, seperti sore itu di kontrakan Rangga. MarkasJudi

    “Aaaaaahhhhh.. uuhh.. Ranggaaa.. nikmatnya, sayangg!” teriakan dan desahan nikmat berasal dari bibir
    seorang calon dokter yang sehari-harinya berhijab, Intan.

    Dia sedang mendaki bukit kenikmatan bersama kekasihnya, Rangga. Seperti biasa, sore itu ketika semua
    teman Rangga pulang ke kampung halamannya masing-masing, dia mengayuh perahu birahi bersama Intan.

    “Uuuccchh.. memek kamu enak banget ngejepit kontol aku, sayangg.. uuchh!” Rangga hampir tidak tahan
    untuk menyemprotkan isi testisnya ketika Intan berkata,
    “Iya, kontol kamu juga nusuk banget ke dalem memek aku, bebbb!” Intan yang saat itu hanya tinggal
    memakai bra, masih menggoyang pantatnya di atas pangkuan Rangga.
    “Uuuhh.. kamu kuat banget sih, sayangg? Udah 15 menit belum keluar juga! Uuuhh!” Rambutnya yang tergerai
    panjang membuat kesan menggairahkan bagi Rangga.
    “Aku udah mau keluar, Yang! Uuuhh.. aku harus keluar dimana nih?” Rangga sudah sangat ingin mengeluarkan
    spermanya dari tadi pagi ketika melihat foto-foto selfie telanjang Intan yang dikirim via Line.
    “Di luar, Sayangg! Uhh.. aku masih masa subur soalnya nih. Uuhh.. bareng-bareng ya, sayangg!” Intan
    mengingatkan.

    Crott! Crott! Hampir lima kali semprotan sperma dari penis Rangga akhirnya jatuh ke atas perutnya
    sendiri ketika penisnya dikeluarkan dari vagina sempit Intan.

    Intan pun membantu dengan mengocok npenis Rangga agar semua isinya keluar, serta sesekali mengulumnya
    juga.

    “Uuuhh.. sayangku Intan, makasih ya buat ngentot sore ini. Uuuhh.. aku keluar banyak banget nih!” Rangga
    tidak sadar bahwa Intan hampir klimaks tapi belum mencapai puncak orgasme.

    Oleh karena itu, dia seolah tidak peduli ketika jatuh tertidur dan Intan mengocok vaginanya sendiri
    dengan dua jari tangannya sendiri.

    “Uuuhh.. uuhh.. Rangga, kontol kamu enak banget. Uuhh.. memekku bakal selalu kangen kontol kamu kalo aku
    udah di Purwokerto! Uuuhh.. kontol kamu boleh aku bawa gak? Uuuhh!” Itulah kebiasaan Intan untuk
    menaikkan birahinya, bicara kotor. Dan akhirnya,

    Crott! Crott Croootttt! Intan mencapai puncak orgasmenya dan ikut tidur di sebelah Rangga yang sudah
    terlelap lebih dulu. Intan tidak tersenyum.

    Keesokan harinya.. Intan terbangun dan memakai sebuah kemeja putih polos yang terlalu besar ukurannya
    karena itu punya Rangga, dan di dalamnya ia tidak memakai daleman. Dia menuju dapur dan mengambil minum
    ketika ada suara pintu diketuk.

    Tok! Tok! Tok! itu ternyata adalah Pak Jarwo, ketua RT disini. Intan mengenakan hotpants dan
    mengancingkan kemejanya sampai atas, dia lalu membuka pintu.

    “Iya, Pak Jarwo kan? Ada apa ya, Pak?”
    “Eh, ada mbak Intan. Begini, mbak, ada sesuatu yang harus dibicarakan. Boleh saya masuk? Mas Rangga-nya
    ada? Atau teman-temannya yang lain?”Bingunglah Intan untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalau dibilang
    ada maka teman-teman Rangga akan dipanggil.

    Tapi kalau dijawab tidak ada, maka Intan dan Rangga akan langsung diarak keliling desa karena dituduh
    berbuat asusila. Mata Pak Jarwo pun tak pernah lepas dari paha putih milik Intan, wanita yang selama ini
    tertutup dan memakai hijab ternyata bisa menjadi binal juga, begitulah pikir Pak Jarwo.

    “Tidak ada, Pak.” akhirnya Intan menjawab dengan jujur. Pak Jarwo tersenyum licik.
    “Ah, begini… tadi malam ada laporan dari warga bahwa mbak Intan menginap berdua disini dengan mas
    Rangga.

    Sudah menjadi etika moral disini bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan, bisa jadi fitnah bahkan bisa
    kita arak keliling desa.” Pak Jarwo menjelaskan duduk permasalahan dengan santai.

    “Iya, Pak, saya minta maaf. Lain kali tidak akan saya ulangi lagi.” Intan berusaha memilih kata-kata
    dengan hati-hati agar tidak salah ucap dan supaya kejadian kali ini tidak menjadi buah bibir masyarakat
    desa.
    “Oh ya, bapak mau minum apa? Saya bikinkan kopi ya,” Intan berusaha mengalihkan bahan pembicaraan.
    “Tapi ada beberapa syarat ketika mbak Intan ingin kejadian ini tidak menjadi besar, mungkin mbak Intan
    bisa buatkan saya kopi terlebih dahulu.” ujar ketua RT ini dengan begitu santainya.

    Intan pun berjalan menuju dapur diikuti ekor mata Pak Jarwo yang sudah sangat lapar untuk menyantap
    belahan pantat montok kepunyaannya. Diam-diam Pak Jarwo mengikuti Intan ke dapur, dan seketika itu pula
    mendekap Intan dari belakang dan menutup mulutnya.

    “Ini syarat pertama, saya mau kopi susu dan… susunya langsung dari sini.” Pak Jarwo mengelus pelan
    payudara Intan yang tidak ditutupi bra dan hanya dilapisi oleh kemeja tipis.

    Seketika Intan berusaha berontak, tapi apalah daya Intan melawan kekuatan Pak Jarwo. Intan juga takut
    Rangga terbangun dan memergoki mereka.

    “Hmm.. kamu memang binal, pagi-pagi sudah menggoda saya dengan tidak memakai bra dan celana pendek.”
    ujar Pak Jarwo.
    “Intan baru bangun tidur, Pak Jarwo.” Intan sudah memahami maksud dari Pak Jarwo yang mendekapnya saat
    ini dan mencoba santai.
    “Pak Jarwo mau pakai susu? Yang kanan apa yang kiri? Aahh..” kata Intan manja. Seketika itu juga Intan
    berubah menjadi sangat binal dengan harapan permainan ini cepat selesai.

    Mendengar Intan yang dipikirnya susah ditaklukan lalu menjadi seperti pelacur, tak ayal penis Pak Jarwo
    pun menegang kuat bahkan hampir keluar dari celana bahannya karena saking panjangnya.

    “Intan, Intan… kamu luarnya saja berhijab, mahasiswi kedokteran, tapi dalamnya tidak beda dengan para
    perek yang saya temui di jalanan. Kalau begitu langsung masuk ke syarat kedua, kamu harus menjadi budak
    seks saya.” kata Pak Jarwo sambil tangannya terus menerus meremas payudara besar milik Intan.

    “A-apa, Pak? Budak seks? Intan siap memberikan semuanya buat Pak Jarwo kok, Pak Jarwo bisa entot Intan
    dimanapun dan kapanpun. Uuuhh.. remas terus tetek Intan dong, Pak. Intan yakin kontol Pak Jarwo lebih
    bisa muasin memek Intan daripada kontol Rangga.. uuhh.. uuhh..” Intan semakin tidak bisa mengontrol
    kata-katanya ketika dia merasakan kerasnya penis Pak Jarwo yang sengaja digesekkan ke belahan pantatnya.

    “Oke, bawa kopi dan susunya ke ruang tamu. Kamu harus telanjang, hanya pakai handuk dan temui saya.
    Bisa?”

    Pak Jarwo dengan sangat jumawa memerintah Intan. Intan pun berbalik dan mengemuti jari-jari tangan Pak
    Jarwo sambil berkata dengan suara manja,

    “Apa pun yang Pak Jarwo mau dengan tubuh Intan, Intan akan berusaha muasin Pak Jarwo dan membuat Pak
    Jarwo setia sama memek Intan. Uuuhh.. Pak Jarwo tunggu aja di ruang tamu, yaa..” Usai berkata begitu,
    Pak Jarwo pun akhirnya meninggalkan Intan di dapur dan menuju ruang tamu.

    Intan sendiri masih merenung di dapur, dia bingung kenapa dia mau mengiyakan permintaan Pak Jarwo untuk
    melayaninya pagi ini padahal Rangga, kekasihnya yang tampan, masih tidur nyenyak di kamarnya. Tapi Intan
    tak ingin dia dan Rangga pada akhirnya dituduh berbuat asusila dan diarak keliling desa, mau ditaruh
    dimana harga diri dan nama baik keluarganya? Padahal sehari-harinya Intan memakai hijab.

    Banyak pertanyaan muncul di kepalanya saat itu. Satu hal yang membuat Intan akhirnya mantap menjadi
    budak seks Pak Jarwo mulai pagi ini adalah ukuran penis Pak Jarwo yang tadi digesekkan ke pantatnya,
    seakan membelai vagina dan lubang pantatnya. Intan seketika itu juga tersenyum dan membawa kopi panas ke
    ruang tamu.

    “Ini, Pak, kopinya. Intan mau siap-siap dulu, Pak Jarwo tunggu ya..” Sambil mengelus pantat Intan, Pak
    Jarwo berkata,
    “Iya, pelacur, jangan lama-lama ya.. saya tidak punya waktu banyak.” Pak Jarwo tersenyum menjijikkan.

    Intan pun berjalan menuju kamar tidur bsambil menggoyangkan pantat, mempertontonkan kemontokan tubuhnya
    pada Pak Jarwo. Sampai di depan pintu, ia menengok ke belakang dan dengan kerlingan mata nakal, Intan
    menjilat bibirnya sendiri. Uuuh! Penis milik Pak Jarwo sudah tidak tahan ingin segera mencoblos vagina
    Intan saat itu juga, tapi Pak Jarwo masih bersabar. Tak berapa lama kemudian, Intan keluar hanya dengan
    memakai handuk. Ia berjalan menuju ruang tamu dan duduk menyamping di pangkuan Pak Jarwo.

    “Pejantannya Intan, nih maunya udah diturutin. Sekarang Pak RT cabul ini mau apalagi?” Intan berusaha
    menjadi pelacur yang baik walau dalam hatinya masih ada sedikit keraguan.

    Pak Jarwo yang ditanya seperti itu malah semakin memuncak birahinya, tapi memang beliau adalah pria yang
    sudah sangat matang, tidak mau terburu-buru.

    Maka sambil mengelus lengan Intan yang terbuka, ia berkata,

    “Sekarang berdiri di hadapan saya, buka handuknya, terus rentangkan sambil kamu duduk di pangkuan saya
    sekarang. Ayo lakukan!!” Intan segera berdiri, membuka lipatan handuknya dan memperlihatkan vaginanya
    yang tercukur rapi serta payudaranya yang montok dengan putingnya yang berwarna pink mencuat ke atas,
    tanda dia sendiri pun sebenarnya dalam kondisi terangsang.

    Perlahan-lahan dengan menyunggingkan senyum nakal, Intan duduk di pangkuan Pak Jarwo.

    “Hmm.. bapak ini banyak maunya deh, aku juga paham kok caranya muasin tua bandot mesum kayak bapak.
    Bapak tenang aja ya..” Sehabis berkata begitu, Intan perlahan mendekatkan bibirnya yang ranum ke telinga
    Pak Jarwo,
    “Jangan selesai terlalu cepat ya, suamiku sayang.” Intan berbisik dengan begitu mesra dan itu membuat
    jantung Pak Jarwo semakin berdetak kencang.

    Intan mengulum telinga Pak Jarwo dengan pelan dan mesra, dengan tangan masih memegang handuk dan memeluk
    leher Pak Jarwo, seakan-akan mereka tak ingin terlihat orang lain. Pak Jarwo pun tersenyum licik,
    menyadari ketidakpercayaannya bagaimana begitu mudah ia menaklukkan mahasiswi kedokteran yang sehari-
    harinya berjilbab ini. Dengan tangannya yang kasar, Pak Jarwo mengelusi buah dada Intan yang hanya bisa
    dibayangkannya selama ini.

    “Uuuhh.. Pak Jarwo nakal ya tangannya. Kok cuma dielus sih, Pak? Diremes juga dong, ini kan punya bapak
    sekarang. Hihi,” Intan pun mulai terbawa arus birahi ketika bibirnya menyentuh bibir Pak Jarwo yang
    kental dengan bau tembakau,

    tapi itu malah menambah gairahnya untuk mengulum bibir pejantan tuanya.

    “Uuhh.. hmm.. mmhh.. hmm.. uuhh.. Pak Jarwo lebih aktif dong! Uuuhh.. hmm.. mmhh..” Lidah mereka berdua
    saling bertautan, beradu seakan saling mendorong keluar.

    Kecipak suara mereka juga sangat keras karena Pak Jarwo sangat menyukai seks yang sedikit kasar dan
    berisik, maka dia coba meludahi mulut Intan dan Intan dengan sangat setia menelan semua air liur Pak
    Jarwo.

    Pak Jarwo meremas payudara Intan dengan sedikit kasar, membuat Intan melenguh nikmat. Jari-jari tua itu
    mulai
    memilin puting mahasiswi kedokteran tersebut, pegangan tangan Intan pada handuk pun lepas karena Intan
    tidak
    tahan dengan sentuhan-sentuhan tangan Pak RT tersebut. Tangan Intan mengelus rambut Pak Jarwo yang
    sudah memutih dengan penuh rasa sayang.

    “Uuuhh.. Pak Jarwooo.. bapak pasti udah lama gak ngerasain tubuh montok kayak Intan ya? Intan pagi ini
    jadi istri bapak deh, Intan akan bikin bapak ngerasain surga dunia ya.. uuhh..” Intan menarik kepala Pak
    Jarwo menuju payudaranya, berharap putingnya diemut bibir tua namun menggairahkan tersebut.

    “Hmm.. umm.. mmm.. puting kamu memang manis, sama seperti orangnya. Hihi..” Pak Jarwo mencolek dagu
    Intan sehingga pipi Intan pun semakin memerah mendengar pujian tersebut.

    Pak Jarwo terus mengemuti puting Intan dan akhirnya.. mencupang payudara Intan dengan keras dan berisik.

    “Auuuww!! Pak Jarwo, pelan-pelan dong ah. Intan gak mau Rangga sampe bangun, nanti Intan gak ngerasain
    kontol Pak Jarwo pagi ini..” PakJarwo melempar handuk yang tadi dipakai Intan, meremas pantat gadis itu
    dan menciumi lehernya.

    Pak Jarwo berubah menjadi beringas karena ia sebenernya sudah tidak tahan dengan segala kata-kata yang
    keluar dari mulut Intan saat ini.

    Intan melenguh menahan desahannya yang sebenarnya sudah tidak tertahankan, ia baru ingat bahwa ia lupa
    mengunci pintu kamarnya dan Rangga bisa keluar sewaktu-waktu. Tapi rasa takut ketahuan malah membuat
    birahinya makin meningkat. Intan berusaha melepaskan kancing-kancing kemeja Pak Jarwo saat lidah laki-
    laki itu semakin ganas melumuri lehernya dengan air liur. Intan melempar kemeja Pak Jarwo entah kemana,
    ia begitu kagum melihat dada bidang Pak Jarwo yang sedikit berbulu.

    “Aaaahh.. Pak Jarwo, biarkan saya yang bekerja melayani bapak ya..” Intan tersenyum manja dan turun dari
    pangkuan Pak Jarwo secara perlahan sambil menciumi leher lelaki tua itu.
    “Aaahh.. Intan, kamu memang pintar sekali memainkan lidahmu di kulit bapak, uuhh!” Pak Jarwo baru kali
    ini dimanjakan oleh lidah seorang perempuan, apalagi ketika ciuman Intan turun menuju putingnya. Gadis
    itu mencium, menjilat dan sedikit menggigit puting Pak Jarwo.

    Birahi Intan sudah tak tertahankan lagi, ia sudah bertransformasi menjadi layaknya pelacur jalanan yang
    menghamba pada kenikmatan seksual. Ciumannya kembali turun menuju perut Pak Jarwo yang sudah sedikit
    membuncit, walau begitu sisa-sisa hasil fitness zaman dulu masih terlihat samar. Hmm.. dengan sedikit
    tergesa-gesa, Intan mencoba melepas ikat pinggang dan celana panjang milik Pak Jarwo, ia sendiri tidak
    sabar untuk memanjakan kontol yang tadi digesekkan ke belahan pantatnya.

    “Pak Jarwo..” Intan memanggil nama ketua RT tersebut sambil mendesah dan mengerlingkan matanya dengan
    nakal, tangannya meremas penis Pak Jarwo sambil menciuminya dari luar celana dalam.

    Ah, bagai mimpi jadi kenyataan bagi Pak Jarwo sendiri, ia bisa mengelusi rambut seorang Intan yang
    sedang membuka celana dalamnya dan akhirnya mengelus penisnya. Kulit bertemu kulit. Bagaikan adegan film
    slow motion, Intan mengecup pelan kepala penis Pak Jarwo.

    Cup! Lalu ia mulai menjilati pinggiran penis Pak Jarwo, masih dengan gerakan yang lambat karena Intan
    ingin meresapi rasa penis yang mungkin akan menjadi penis favoritnya untuk selamanya. Intan menjilat
    penis Pak Jarwo senti demi senti, sambil menutup matanya bagaikan mencoba pertama kali es krim coklat
    kesukaannya saat SD.

    “Hmm.. mmhh.. umm.. Intan suka rasa Pak Jarwo, mulut ini bakal selalu kangen disentuh kontol Pak Jarwo,
    hmm.. mmm..” Penis Pak Jarwo makin tegang mendengar Intan berkata kotor seperti itu.

    Mulailah Intan memasukkan semua bagian penis Pak Jarwo setelah dirasa cukup basah oleh liurnya.
    Perlahan, sangat pelan, Intan memasukkan semua ke dalam mulutnya, ia ingin penis tersebut menyentuh
    ujung tenggorokannya. Lalu juga dengan pelan sekali, Intan melepaskan penis tersebut.

    Cup! Penis tersebut sudah begitu tegang ketika pada akhirnya Intan menghisapnya, dari pelan perlahan
    menjadi semakin cepat, cepat dan semakin cepat.

    “Uhh.. hmm.. mmhh.. hmm.. Pak Jarwo.. hmm.. mmhh!!”
    “Iya, mbak Intan? Kontol saya sepertinya jodoh sama mulut mbak, hehe..”

    Tapi Pak Jarwo tetaplah seorang pria tua, ia tak akan tahan kalau begini terus. Maka dari itu sebelum
    spermanya keluar, segera ia membangunkan Intan dan menyuruh gadis itu kembali dipangku olehnya untuk
    mulai memasukkan penis ke dalam liang vagina Intan yang sudah begitu basah. Intan juga berpikir kalau
    lama-lama, Rangga bisa bangun dan memergokinya bergumul mesra dengan Pak Jarwo. Maka Intan pun naik dan
    duduk di pangkuan Pak Jarwo, tangannya yang lembut memegang dan mengarahkan penis Pak Jarwo ke dekat
    bibir vaginanya.

    “Uuuhh.. Pak Jarwo.. puaskan saya ya, Pak.. cup!” Intan mencium pipi keriput Pak Jarwo dan menurunkan
    tubuhnya perlahan-lahan supaya penis Pak Jarwo bisa masuk secara sempurna ke dalam lorong vaginanya.
    “Hhhh… saya tidak menyangka bisa ngentot sama mbak Intan. Tenang aja, bukan Jarwo namanya kalau gak bisa
    muasin memek perempuan, hehe..” Pak Jarwo membantu dengan menaikkan pinggulnya guna menyambut pantat
    Intan yang semakin turun menyelimuti penisnya dengan kehangatan liang vaginanya.
    “Uuhh.. hhh.. mmhh.. uuhh!!” Intan mulai mendesah ketika ia mulai memompa penis Pak Jarwo dengan vagina
    sempitnya yang bak perawan. Sambil menggenjot, ia meremas rambut Pak Jarwo dan menciumi pipinya.
    “Aahh.. mbak Intan! Uuhh.. uuhh.. memek mbak enak banget, belum pernah saya menikmati memek seperti ini,
    uuhh!”

    Darah tua Pak Jarwo mulai berganti menjadi darah muda kembali, tangannya mengelus punggung dan pantat
    Intan yang sedikit demi sedikit mulai berkeringat. Kecipak pertemuan penis dan vagina perempuan dan
    lelaki berbeda usia ini begitu berisik, untung saja Rangga memang terbiasa bangun siang karena ini hari
    Minggu. Intan yang mengetahui hal itu menerima saja tumbukan penis di vagina yang sehari-harinya hanya
    diisi oleh penis kekasihnya.

    “Uuuhh.. teruusshh, Pak Jarwoo.. kontol bapak memang tidak ada duanyaaa!!” Selesai berkata seperti itu,
    bibir Intan mencium, mengulum bahkan seperti akan memakan bibir Pak Jarwo, begitu ganas, liar dan
    beringas.

    Intan terbiasa menerima perlakuan seksual yang lembut dari Rangga, tapi sekarang ia menjadi liar karena
    kenikmatan yang kelewat batas.

    “Uuuhh.. uuuhh.. mbak Intan! Ayo ganti gaya, saya mau mbak nungging, saya mau doggy style! Uuhh.. hhhh!”
    Pak Jarwo merasa bahwa ia harus mengeluarkan spermanya di vagina Intan, kalau bisa menghamilinya. Intan
    akhirnya turun dari pangkuan Pak Jarwo dan dengan berpegangan pada sofa, ia menunggingkan pantatnya yang
    montok ke arah Pak Jarwo.

    Pak Jarwo berdiri dan mencoba memasukkannya ke vagina Intan saat tiba-tiba ia berkata,

    “Mbak Intan yang binal, rayu kontol saya biar mau masuk ke memek mbak dong, hehe..” Dia tersenyum
    menjijikkan.
    “Uuhh.. Pak Jarwo.” Intan mendesah sambil menggoyangkan pantatnya seakan menyambut penis Pak Jarwo yang
    semakin mendekat ke liang vaginanya.
    “Ayo dong kontolku sayang, masuk ke memek aku. Aku udah gak tahan banget pengen disodok sama kamu, terus
    disemprot pake peju, uuhh!” Intan berkata dengan manja sambil memperlihatkan muka sayu,

    menggigit jarinya sendiri dan itu cukup membuat Pak Jarwo kembali menusukkan penisnya ke vagina Intan
    dengan ganas!

    “Uuuhh.. uuhh.. dasar perek nakal! Mahasiswi emang semuanya bisa dipake! Uuhh.. uuhh! Ini bapak entot!
    Uuuhh!” Pak Jarwo menggenjot vagina Intan dengan ganas,

    sambil menampar pantat gadis itu sampai memerah.

    ”Uhh! Uhh! Uuhh! Uuhh!” desahan mereka bsaling bersahutan tetapi tetap berusaha untuk tidak terlalu
    keras.

    Intan juga ikut menggoyangkan pantatnya dan mencari kenikmatan dengan menggosok kelentitnya sendiri
    menggunakan jari-jarinya.

    “Uuuhh.. uuuhh.. terus, Pak Jarwooo!! bSudah hampir setengah jam berlalu, bapak belum keluar juga!
    Uuhhh!” Intan
    terus mendesah,

    sebentar lagi ia akan mencapai klimaksnya!

    “Aaahhh.. Pak Jarwoo!! Saya keluaarrrrr!! Aaahhhhh!!” Intan mendorong pantatnya ke belakang dengan
    keras, ia ingin penis Pak Jarwo menyentuh ujung rahimnya.
    “Aaaahhhhh.. nikmatnya, Pak Jarwo.. aahhh.. bapak belum keluar ya? Yuk keluarin aja, Pak, di dalem juga
    gak papa. Hehe..” Kata-kata Intan yang menggoda membuat Pak Jarwo tidak sabar menyirami vagina mahasiswi
    kedokteran ini dengan spermanya.
    “Aaahh.. aahhh!” Pak Jarwo semakin ganas menusuk vagina Intan sampai suara tumbukan antara pantat Intan
    dan pinggul Pak Jarwo semakin berisik, untung saja tidak berapa lama kemudian Pak Jarwo merasa bahwa
    spermanya telah berada di ujung penis dan siap buntuk ditembakkan.
    “Aaahh.. aaahhh! Memek mbak enak banget! Sumpah saya ndak bohong! Aaahhh.. uuuhh.. saya keluar yaaa..
    aaaaaaaaahhhhhhhhh!!!” Dengan satu lolongan kuat dan dorongan yang kuat akhirnya sperma Pak Jarwo
    meluncur masuk ke dalam rahim Intan.
    “Aaaahhh.. akhirnya saya bisa puas ngentot sama memek perempuan kayak kamu, uuhh..” Jatuhlah tubuh tua
    namun masih bertenaga milik Pak Jarwo ke sofa, ia masih menutup mata dan terengah- engah.

    Belum benar-benar bangun dari kenikmatan surgawi yang baru ia rasakan. Intan sendiri juga ikut menyusul
    merebahkan dirinya di atas tubuh Pak Jarwo, ia bersandar pada dada bidang laki-laki itu sambil memainkan
    penis Pak Jarwo yang masih sedikit tegang namun
    sangat basah.

    “Hmm.. saya puas banget bisa main sama Pak Jarwo.. hmm, kontol bapak sekarang bebas keluar masuk memek
    saya deh.. oke pejantanku sayang?” Intan sekarang benar-benar manja dan terlihat tidak mau melepas penis
    milik Pak Jarwo,

    ia sudah takluk dan menghamba pada kenikmatan seksual yang diberikan oleh Pak Jarwo.

    “Iya, mbak, saya juga puas banget. Hhmm.. ya sudah, pokoknya mbak harus janji selalu sedia memek setiap
    kali saya sange ya, mbak.. hehe, cup!” Pak Jarwo mengecup kening Intan, membuat perempuan itu semakin
    terbang melayang.

    Akhirnya Pak Jarwo memakai kembali pakaiannya dan pergi dari kontrakan Rangga sebelum hari makin siang
    dan Rangga kembali terbangun. Sebelumnya, Pak Jarwo dan Intan sempat bertukar liur sebelum mereka
    berpisah. Ah, hari yang indah! Intan akhirnya mandi dan pulang meninggalkan Rangga yang sebenarnya..
    berpura-pura tidur!!

  • Cerita Sex Teriakan Seks Birahi Vivi

    Cerita Sex Teriakan Seks Birahi Vivi


    578 views

    Perawanku – Cerita Sex Teriakan Seks Birahi Vivi, Aku pergi ke sana naik kereta eksekutif. Ah enaknya udara AC di kereta, begitu duduk aku langsung ngantuk. Tapi tidak disangka di sampingku ternyata duduk seorang cewek yang bukan main cantiknya.

    “Selamat siang Mbak?” kataku basa-basi.
    “Siang Mas,” jawab si cewek.Setelah meletakkan tas di rak atas kepala, aku pun duduk di samping si cantik itu. Biar lebih detail aku perinci penampilan si cewek ini. Wajah mirip Tia Ivanka dan bodinya mirip Nafa Urbach, kulit putih hidung mancung, alis mata tebal (bukan buatan lho), bibir sensual, dagu indah, leher jenjang. Terus ukuran dadanya, aku belum kelihatan karena dia memakai blazer warna hitam.

    Eh rupanya majalahku ini pembawa keberuntungan, karena si cewek cantik itu ternyata tertarik dengan bacaanku ini.

    “Mas, seneng bola ya?” tanya si cantik.
    “Iya Mbak, kok tanyanya gitu, apa Mbak juga seneng olahraga bola,” tanyaku juga.

    Dan ternyata memang dia senang bola jadi kami ngobrol banyak tentang bola.

    “Mas kerja apa di Jakarta?” tanya si cantik.
    “Saya kerja di kantor pengacara,” kataku.

    Malam itu ternyata kereta yang kunaiki baru sekitar jam 7:00 malam kurang tiba di Jakarta.

    “Mas pulangnya naik apa, kalo nggak dijemput ikut saya aja,” kata si cantik itu.
    “Saya belum tau deh naik apa, ya naik taksi aja kan banyak,” kataku.
    “Udah ikut aja saya, nanti biar diantar supir saya,” desak si cantik lagi.

    Akhirnya aku dari Gambir naik mobil si cantik. Setelah sampai di ujung gang aku minta turun di situ.

    “Oke ya sampai ketemu, besok saya akan telepon kamu,” kataku pada si cantik.
    “Malam Mas, sampai besok ya,” balasnya.

    “Hallo, bisa bicara dengan Vivi,” kataku.
    “Dari siapa ini,” tanya sebuah suara wanita.
    “Ini dari Sony, teman Vivi dari Malang,” kata aku supaya si Vivi tidak lupa.
    “Hi Mas, apa kabar, dan gimana acara kita malam ini,” jawab Vivi.
    “Saya sih udah siap jemput kamu sekarang,” kataku.
    “Ya langsung aja Mas kalau gitu.”

    Aku langsung meluncur ke rumah Vivi. Gila benar, ternyata rumah si Vivi ini besar dan mobilnya selusin.

    “Wah kamu malam ini beda sekali ya, kelihatan lebih sederhana tapi tetep wah..” kataku sambil jelalatan melihat badannya yang ternyata wah wah wah.
    “Ah Mas Sony bisa saja, saya kan emang begini ini,” kata Vivi merendah.
    “Gini-gini juga bikin pusing saya nih,” kataku menggoda.

    Eh ternyata si cantik itu mencubit lenganku.

    “Mas Sony juga paling bisa deh, kemarin katanya karyawan biasa, kok mobilnya Mercy yang baru.”
    “Oh itu, itu mobil dinas kok?” kataku.
    “Ah Mas ini bisa aja, masak mobil dinas Mercy baru sih..” katanya sambil mencubitku.

    Malam itu kami ke restoran mewah. Selesai makan kami ke pub.

    “Mas, kalo Vivi minum banyak, nggak pa-pa kan?” tanya si cantik.
    “Untuk kesehatan sih jangan, tapi kalau sekali-sekali terserah kamu, masak saya melarang, nanti kamu bilang emangnya elu siapa.”
    “Nggak maksudnya Mas Sony nggak pa-pa ngeliat Vivi minum banyak.”
    “Oh itu sih oke, saya ini nggak banyak ngatur dan ‘possesive’ ke cewek, yang penting jangan reseh ya!” kataku ke Vivi sambil kupegang dan belai kepalanya.
    “Kalo gitu kita minum aja Tequila,” teriak Vivi.
    “Aduh ampun deh, kalo minum itu, nanti kalau saya juga teler siapa yang anter,” tanyaku.
    “Ya kita nggak usah pulang, kita nginep aja di hotel sebelah.”
    “Hah, kamu serius nih..”
    “Iya bener, kenapa sih, kok kamu belum ngerti juga kalo saya dari kemarin di kereta udah memperhatikan kamu,” kata Vivi sambil menggalayut ke badanku.

    Uh mati deh aku, disosor sama cewek cantik yang umurnya cukup jauh di bawahku.

    “Ya kalo kamu bilang gitu saya ikut aja, tapi kamu nggak nyesel dan emang sadar kan ambil keputusan ini,” kataku sekali lagi untuk meyakinkan diriku sendiri.
    “Yes darling, I’ve decided and never regret,” kata Vivi sambil memelukku dengan sebelah tangannya.

    “Vi, pulang aja ya, mumpung saya masih bisa nyetir.”
    “Iya deh pulang aja, biar bisa lamaan berduaan sama Mas Sony,” jawab Vivi manja.

    Di mobil Vivi sudah tidak bisa menahan diri lagi.

    “Mas, Vivi nggak tahan nih.”
    “Kamu mau muntah ya,” tanyaku.
    “Bukan.. bukan itu, tapi itu tuh, nggak tahan itu,” tangannya dengan jahil menunjuk-nujuk ke pangkal pahaku.
    “Vivi buka ya,” katanya dan tanpa menunggu aba-aba, tangannya segera menggerayangi reitsleting celanaku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang masih setengah tidur.

    “Vi, aduh gimana nih sekarang, kamu tanggung jawab lho,” kataku menggodanya.
    “Ya udah deh cari aja hotel,” kata Vivi sambil terus mengocok batangku, dan dengan tangan satunya dia meremas-remas payudaranya sendiri.

    Hotel pun pilihannya jatuh di Hotel ****(edited) Menteng Prapatan. Kami berdua naik ke kamar sudah agak sempoyongan tapi ditegak-tegakkan supaya kelihatannya sehat.

    Setibanya di kamar Vivi menyempatkan menelepon ke adiknya.

    “Vin, ini aku nginep di Hyatt ****(edited) kamar 900, bilangin bokap ya!”

    Aku begitu datang dari kamar mandi mengenakan handuk saja, langsung ditubruk dan handuknya ditarik si cantik yang ganas itu. Sambil mencium dada, perut dan sekujur tubuhku, Vivi dengan tergesa-gesa melepas bajunya dan melemparkannya ke penjuru kamar. Begitu terlepas BH yang menutupi dadanya yang padat itu, terlihat payudaranya yang putih padat dengan putingnya yang terlihat kecil mencuat karena terangsang.

    Disambarnya batanganku yang sudah tegang karena melihat keganasan dan tubuh Vivi yang indah itu. Sambil menaik-turunkan mulutnya mengikutipanjangnya batangku, tangan kanan Vivi mengusap dan mempermainkan klitoris dan sekitar bulu kemaluannya sendiri, serta sesekali terdengar erangan dari mulutnya yang terus menghisap batangku.

    Capek dengan kegiatannya, si cantik itu menjatuhkan badannya ke tempat tidur sambil mengangkat kedua kakinya ke atas. Tangan kirinya membelai rambut kemaluannya sendiri, dan tangan kanannya mempermainkan lipatan-lipatan kulit klitoris di kemaluannya. Aku melihat Vivi seperti itu, langsung ikut membelai bulu kemaluannya yang halus.

    Kujilat putingnya yang menonjol kecil tapi keras, kujelajahi perutnya yang kencang, kumainkan ujung lidahku di sekitar pusarnya. Dan terdengar erangan Vivi,

    “Egghh, uhh..” Langsung kuhujamkan ujung lidahku ke lubang kemaluannya yang sudah basah, dengan kedua jempolku, kudorong ke atas lipatan klitorisnya, kupermainkan ujung lidahku di sekitar klitoris itu,
    “Uuhh, egghh, ahh..” teriak Vivi.

    Karena tidak tahan lagi, langsung saja kumasukan batang kemaluanku yang dari tadi sudah sangat keras. Dan ternyata basahnya kemaluan Vivi tidak mengakibatkan rasa licin sama sekali, karena lubangnya masih terasa sempit dan sulit ditembusnya. Begitu terasa seluruh batang kemaluanku masuk di dalam jepitan lubang kemaluan Vivi, perlahan-lahan kupompa keluar dan masuk lubang nikmat itu. Belum terlalu lama aku memompa kemaluan Vivi, tiba-tiba,

    “Aaahh, uugghh..” teriak Vivi, rupanya dia sudah orgasme. Aku mempercepat gerakan dan teriakan Vivi semakin menjadi-jadi, lalu kuhentikan tiba-tiba sambil menekan dan memasukkan batang kemaluanku sedalam-dalamnya kelubang kemaluannya.

    “Oh.. Oh.. Oh.. that was so nice darling, let’s make another,” katanya.

    Kubalikkan badannya telungkup ke tempat tidur, dan dari belakang kupompa lagi keluar masuk lubang kemaluannya yang ketat itu, kurebahkan badanku menempel ke punggung Vivi dan kugerakkan pinggulku secepatnya.

    “Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh Mas enak sekali.. aahh..” teriak Vivi lagi karena orgasme yang kedua.

    Tapi kali ini aku tidak stop, karena aku juga sudah merasakan denyutan yang memuncak di sepanjang batangku. Dan dengan kecepatan penuh kupompa keluar masuk lubang kemaluan ketat itu. Diiringi erangan yang semakin menjadi-jadi dari Vivi, akhirnya aku juga mencapai klimaksnya.

    Paginya karena hari Minggu, aku tidak terlalu resah untuk bangun pagi. Apalagi aku sekarang sedang menginap di ****(edited) bersama Vivi. Waktu aku bangun kulihat jam di meja samping tempat tidur, eh baru jam 8:00 pagi. Kepala masih nyut-nyutan, dan kamar masih gelap sekali, tapi aku tetap bangun dan ke kamar mandi. Setelah sikat gigi dan “nyetor saham”, aku langsung ke tempat tidur lagi dan masuk ke balik selimut.

    “Emm, Mas kok pagi-pagi sudah bangun sih. Uuhh.. tangan kamu tuh dingin, jangan nempel-nempel dong!” kata Vivi protes.

    Tapi tanpa menghiraukan protes Vivi, aku tetap menempelkan badanku ke badan Vivi yang juga telanjang bulat. Dari belakang kupeluk badannya yang padat berisi, dengan tangan kananku, kuraba buah dadanya yang menonjol. Aku memainkan jari-jariku di sekitar putingnya yang terasa menonjol kecil. Kurasakan badan Vivi menggeliat sedikit tapi kemudian diam kembali. Kulanjutkan lagi rabaanku ke daerah perut menuju rambut-rambut halus di sekitar kemaluannya.

    “Emm, ehh, Mas, uhh, Mas, ya itu di situ enak, terus ya,” kata Vivi tiba-tiba.

    Tanpa terasa, batangku mulai mengeras lagi. Tidak pikir lama-lama langsung kutempelkan pinggulku ke pantat Vivi.

    Terasa batang kemaluanku tepat di belahan pantat Vivi. Tanganku tetap kumainkan di daerah kemaluannya, dan aku bisa merasakan kemaluannya mulai basah. Segera kuarahkan ujung batangku ke lubang kemaluan Vivi.

    “Aghh..” erang Vivi saat ujung batangku agak dengan paksa menusuk ke liang kemaluannya.

    Kugenjot batang kemaluanku sampai akhirnya..

    “Akhh..” erang Vivi rupanya dia sudah sampai.

    Vivi melepas batang kemaluanku dari lubang kemaluannya, dan memintaku untuk tidur terlentang. Lalu dengan perlahan lagi, dia naik ke atas badanku dan mulai memasukkan batang kemaluanku yang tadinya sudah hampir mencapai puncaknya. Vivi menghadap ke arahku, sehingga terlihat wajahnyayang cantik serta buah dadanya yang menonjol besar. Pinggul Vivi meliuk-liuk menimbulkan rasa enak dan ngilu di sepanjang dan ujung batang kemaluanku yang terjepit erat di antara kemaluan Vivi. Kuraih buah dada Vivi dan kuremas-remas.

    “Ohh, yes, yes, yah terus Mas, oouhh enaknya, ya..” teriak Vivi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya secara membabi buta.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Membeli Perawan Gadis ABG SMA

    Cerita Sex Membeli Perawan Gadis ABG SMA


    740 views

    Perawanku – Cerita Sex Membeli Perawan Gadis ABG SMA, Ini dia Cerita Dewasa yang bercerita tentang Gadis SMA bernama Amalia yang kocokan bikin aku merem melek, waktu itu adalah hari ulang tahun sekolah tempat gue belajar 2,5 tahun belakangan ini. hari jadi sekolah merupakan hari yang sangat bahagia bagi kami siswa siswi yang sekolah disana kerana kami semua ga dapet belajar tentunya dan udah dari 3 hari sebelumnya melakukan berbagai persiapan untuk acara hari itu!

    pada hari jadinya sekolah kami mengadakan berbagai acara yang sangat heboh dan ga kalah seru pastinya sob! mulai dari pentas musik aneka band, aneka lomba2 seperti lomba antar kelas sampai lomba modern dance. Namun lomba modern dance ini tidak diadakan antarkelas, tetapi antarangkatan yang membuat acara ini seru adalah suporter dari masing2 kelas dan angkatan yang saling adu mulut sampai adu jotos untuk team yang mereka jagokan!biasalah anak muda seperti kami egonya lagi tinggi-tingginya

    Ok kembali ke acara ulang tahun sekolah gue ini dimulai dari pukul 9 pagi. Namun gue datang pukul 11 siang!hehe.. maklum lah anak bandel yang suka nyari sensasi dan sengaja gue datangnya telat hanya untuk nonton band2 ibu kota dan menyaksikan lomba modern dance saja. Dan akhirnya saat yang dinanti datang juga.

    Modern dance angkatan kelas 3 yaitu angkatan gue sendiri yang beranggotakan 5 orang. Namun yang gue kenal dekat hanya melia yang memiliki nama lengkap Putri Amelia Candra. ohhh ya gw kok sudah mengenalin orang lain padahal gue aja belom kenalan!he..nama gw ryo sob nama panjangnya ga usah deh ya jelek soalnya

    Acara pun dimulai dari penampilan kelas 1 lalu iikuti kelas 2 dan yang menjadi penutup adalah kelas 3. Mereka mulai masuk ke tengah lapangan. Pakaian yang mereka kenakan cukup seksi. Walaupun di bagian perutnya tidak terbuka. Pakaian yang mereka kenakan cukup ketat pastinya, menonjolkan payudara payudara mereka yang baru ‘tumbuh’.

    Cukup membuat mata murid murid lelaki melotot. Dengan diiringi lagu-lagu techno mereka semua yang muda belia seumuran gue meliak-liukan badannya dengan seksi. Seiring lompatan atau gerakan seksi mereka payudara mereka bergoyang-goyang indah dan bergetar-getar!indahnya serasa dunia saat itu

    Mata saya hanya tertuju pada melia. Selain karena wajahnya yang cantik, ia juga memiliki payudara yang cukup seksi tentunya. Rambutnya yang tergerai panjang menambah seksi tubuh indahnya. Walaupun ada pula teman 1 tim dancernya yang saya pikir cukup bohai juga.

    Mulai dari payudara yang lebih besar dari melia, ia juga memiliki paha yang gempal. Namun perhatian gue tetap tertuju pada melia. Wajar aja gue merhatiin terus, menurut gue dia cewek paling seksi secara fisik maupun non.Setelah mereka bermodern dance ria & membangkitkan gairah pada laki-laki, dengan keringat bercucuran di kening, leher & bagian-bagian lainnya, mereka segera berganti baju.

    melia segera menuju kelas untuk kembali mengenakn seragamnya. Seiring langkahnya berjalan, payudaranya yang baru tumbuh bergoyang-goyang. Kemudian setelah ia mengambil pakaian ganti dari tasnya, ia pun menuju ke wc untuk berganti baju.

    Lalu gue ikutin dia dr belakang. Terlihat, tali branya nyeplak karena keringat yg basah ke tubuhnya. wowww sedapnyo. Setelah masuk itu, ia masuk ke kamar mandi. Tanpa ia sadari bra dan celana dalemnya yg berwarna hitam jatuh di depan pintu kamar mandi.

    Gue pun langsung saja mengambil bra an cdnya yang jatuh tersebut dan langsung gue pegang. Gue pun masuk ke kamar mandi cowo dengan tujuan mau kencing tanpa maksud untuk menyembunyikan ke dua barang tersebut. Di dalam pikiran gue, gue akan berikan setelah gue kencing.

    Setelah gue kencing, gue liat amelia mondar-mandir di sekitar kamar mandi. Langsung aja gue tegor,
    “Nyari apa melia?”
    “Eh lo ryo, ini nih gue nyari bh sm cd gue, lo lyat gak?”
    “Ohhh, ini mksd lo?” Langsung gue tunjukin bra dan cdnya.
    “Iya, ni dia yg gue cari. Ni lo nemu dimana?”
    “Ni tdi jatoh. Lo ga tau…”
    “Oh yawdh, thanks ya ryo.
    “Iya sm2 melia.”
    “Ywdh deh, gue mo ganti baju dulu yah. Gerah banget nih.”
    “Ngapain melia?”
    “Ganti baaajuuu… knp?? Mo ikuuut??” Tanya amelia nakal.
    “Hhhee. Emg boleh melia??”
    “Hmmm…” dia ngeliat ke sekitar. Setelah itu dia langsung nyruh masuk gue untuk 1 kamar mandi dengannya.
    “Ywdh yuk masuk.”
    “melia, gue mo kencing dulu yah. Lo jangan ngintip.” Langsung gue buka clana gue sambil ngebelakangin amelia. Trus kencing. dan Tiba-tiba melia berkata
    “Oh my god. Gede banget ryo barang (Kontol gue) lo” Gue pun kaget.

    “melia, dibilang jangan ngintip. Ko ngintip sih?”
    “Hhehe. Sori ryo, abis gak sengaja… hehee boong ding, gue penasaran aja pengen liat…”
    “Ah, dsar lo melia. Ywdh, ganti baju tadi katanya mo ganti baju?”
    “Ywdah”Gue pun memakai clana gue lagi.
    Amelia pun sibuk membuka baju dancenya. Trus celananya. Trus branya. Lalu cdnya.
    Gue pun merhatiin semuanya.
    “Eh ryo, jgn ngeliatin ke sini dong.” Sambil ia menutupi toketnya yg sekel dengan tangan kirinya. Trus memiawnya juga ditutupin sama cdnya yang baru dibuka.
    “Hehehe. gue penasaran juga melia…”
    “Penasaran??”
    “Iya”
    “Lo juga tadi penasaran sama barang gue kan?”
    “Iya sih” sambil ia senyum-senyum.
    “melia, gue mo remes2 toket lo dong. Boleh ga?”
    “Ha? Tai lo ryo. Emang lo siapa gue!!”
    “Bentar aja melia”
    “Tapi gue juga pegang2 barang lo ya ryo? Biar adil.”
    “Oh yawdah”dan gw pun ngebuka resleting gue. Nyingkap CD gue. Trus ngeluarin Kontol gue.
    Gue dengan semangat ngeremes2 toket amelia yg sekel. Tapi dia agak takut2 buat megang Kontol gue.
    “Knp melia? Pegang dong… gue aja udah megang toket lo nih. Sekel banget sih melia toket lo?”
    “Ihh, gue baru pertama nih megang barang cowo. Hahaha.”
    “Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…”

    dan gue mencoba membawa tangannya buat megang Kontol gue secara pelan2 dan sedikit paksaan akhirnya, Kontol gue pun tersentuh oleh tangan amelia.

    “Oowwhhh… kocok2 dong melia…” Pinta gue.

    Dia pun agak malu2 pas mau ngocok Kontol gue.
    Akhirnya pelan2 dia kocok Kontol gue. gue pun sambil ngeremes2 toket dia.

    “Owwhhh… enak melia… agak kenceng dong megangnya…”
    “Iya… ohh gede bgt sih ryo?? Lo dah ngaceng ya nih??”
    “Iya udah lah. Secara gue ngeremes2 toket lo udah nafsu gini. Pasti dah ngaceng.”
    “melia… gue isep yah toket lo??”
    “Ihh, gila lo ah.”
    “Bentar…”
    “Ywdah… nih…” ia pun menyodorkan toketnya ke mulut gue. Tapi ia ngelepasin kocokannya dari Kontol gue.
    “melia, sambil kocokin Kontol gue juga dong. Jangan berenti…”
    “Uwhh… iya iya… cerewet lo ahh…” Dia pun ngocok Kontol gue agak cepet.
    “Aahhhh… ohhhh… enak meliaa…” suara gue mendesah. Trus gue kenyot2 toketny.
    “Ahhh… yg cepet lagi melia… oohh… uuhhh… ssshhh…” sambil gue kulum lehernya, trus ke bibirnya.
    “melia, sepongin dong sebentar…”
    “Ha?”
    “Sepongiiin… masukin Kontol gue ke mulut lo… trus kocokin pake mulut lo…”
    “Aaahhh!! Gak ahh!! Pake tangan aja yah ryo? Nnti kpn2 deh.” Amelia nolak.
    “Bentar meliaa… pengen nihh…” gue memohon.
    “Ah lo ryo. Ywdah, tp bentar aja ya”
    “iya, sampe keluar…”
    “Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut gue!!”
    “Iya, gak… nnti kalo gue dah mau muncrat gue cabut Kontol gue dari mulut lo…”
    “Yaudah, maen cepet yaa. Takut dicurigain nih gue ntr sama anak2 yang laen.”
    “iya” jwab gue.

    Amelia pun jongkok di depan gue. Mulutnya pas banget udah berhadepan sama Kontol gue.
    Gue pun menyodorkan Kontol gue ke mulutnya. Amelia pun tanpa ragu lagi membuka mulutnya lebar2. gue terus dorong semua Kontol gue masuk ke mulutnya amelia. Setelah itu dia rapetin mulutnya dan mulai menggerakan mulutnya maju mundur sambil skali2 mainin lidah dan bibirnya buat mijet2 Kontol gue.

    Kontol gue kerasa agak2 anget. Trus juga ada rasa2 lembek2 enak yg berasal dari lidahnya.
    Itu semua gue imbangin dengan ikut gerak2in Kontol gue maju mundur.

    “Ooohh… meliaaa… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh… ooohhh… sshhhh…” sambil gue belai2 rambutny yg ga terlalu panjang.
    “Mmmhhhhh… mmmmhh… mhhhh…” amelia pun mendesah smbil terus nyepongin Kontol gue.
    “Ooohhhhhhhhh… teeruusss meliaaaa… ooohhh… eeennnaaakkk… terus melia…”
    “Mmhh… mmhhhh…”
    “Cepetin lagii meliaaa…” pint ague.
    “Mmmhhh… mhhhh… mmmhhhhhhmmhhhh…” amelia pun sedkit agak kewalahan nyepongin Kontol gue.
    “Aaahhhh… ooouhhhcchhh… enak meliaaa… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh”

    Amelia pun semakin mempercepat kocokan mulutnya di mulut gue. Gue pun mengimbangin dengan memajumundurkan Kontol gue di mulutnya.
    Saking terasa cepatnya. Akhirnya gue udah ngerasain kalo peju gue mau keluar.

    “Aaohhh… meliaa… gue mau keluar nihhhh…”

    Dengan cepat dia ngelepasin mulutnya dari Kontol gue. Trus dia berdiri dari yg sebelumnya pas nyepongin gue dalam posisi jongkok. Gue pun meraih tangan kanannya. Trus gue tuntun buat megang Kontol gue yang udah ngaceng banget krn mau keluar.

    “Kocokin yang cepet melia…”

    Amelia pun mengocok Kontol gue cepet. Pas dia lagi ngocokin Kontol gue, gue kissing bibirnya yang imut2, sambil kadang2 gue remes2 toketnya yang sekel gak terlalu gede.

    Akhirnya setelah kira2 3 menit dikocokin pake tangannya.
    “Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… gue mauuu keluarrrrr nihh…”
    “Uwwhh, ywdah keluarin aja ryo…” dia pun ngarahin Kontol gue ke wc biar peju gue nnti langsung ke buang ke lubang wc tanpa berceceran di lantai.
    “Aaarghhh… oooooooooouhhhhhhhh… sssssssshhhhhhhhhhh… aaaaah… gue keluar meliaaa…” akhirnya peju gue pun keluar. Peju gue muncrat 7x. dari mulai banyak sampe keluar setetes setetes.

    “Oouhwwww… gila ryo, banyak banget peju lo… duuhh kena tangan gue lagi nih…” amelia pun ngelepasin tangannya dari Kontol gue. Trus dia ngebersihin tangannya yang kena peju gue sedikit pake aer di gayung.
    “Uuffhh… iya nih melia, udah lama sih gue gak colai… tapi akhirnya sekarang gue malah dicoliin sama lo… capek nih melia… melia bersihin dong peju gue nih dikit lagi pake mulut lo…” pinta gue kea ca.
    “Apa?” amelia kaget.

    “Jilatin dikit nih ujung Kontol gue, kan masih ad sisa2 pejunya…”
    “Ih males. Gak ah. Jijik gue.”
    “Yah, tanggung nih melia… dikit lagi”
    “Gak. Nnti aja yah kapan2 ryo…” amelia memberi harapan.
    “Huh. Dsar lo melia. Tanggung juga nih. Ywdah deh.”
    “Nih gue bersihin peju lo yang di sini aja nih.” Kata Amelia sambil nyiramin aer ke dalem wc yang sebelumnya banyak peju gue.

    Setelah nyiramin peju gue yang berceceran di wc, amelia pun kembali berganti baju. Begitu juga gue. Gue pun memakai celana dalem gue lagi kemudian resleting celana panjang gue.
    Gue perhatiin amelia. Ia kleiatan seksi banget. Satu persatu ia kenakan pakaiannya. Mulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang juga berwarna hitam. Namun ia agak kesulitan saat akan mengaitkan branya. Lalu ia pun meminta tolong gue.

    “ryo tolong pakein dong.” Ia pun membelakangi gue meminta mengaitkan pengait branya.
    “Tapi ada syaratnya yaa…” ucap gue ngeledek.
    “Syarat apaan?”
    “Tebak dong”
    “Hmmm apa ya. Ga tau ah! Udah cepetan pakein!!” ia pun agak sedikit ngotot.
    “Itu tuh.” Gue pun menunjuk ke arah memiawnya.
    “Ohh ini… lo mau ngewe sama gue?” amelia pun bertanya dengan nada agak sedikit kaget.
    “Iaa, gue pengen ngewe sm lo melia… blh ga?”
    “Anjjrriitt lo ryo, apa masih kurang yg skrg?”
    “Kurang laaaah… gue mau nyicipin tubuh lo pake Kontol gue…”
    “Aaaaaaaahhh!”
    “Sssstt, jgn kenceng2 melia… Ayoo dong meliaaaa… kpn2 yaaahh?? Ga sekarang kok…” ucap gue memohon lagi.
    “Gue masih virgin laaahh ryoo.”
    “Ahh yakinnn lo??”
    “IYA!”
    “Kalo dari toket lo yg gue pegang tadi sih kayanya lo udah ga virgin deh…”
    “Hah? Tau dari mana lo???”
    “Ya tau laaahh, kalo toket cewe yang udah ga virgin tuh udah agak kendor sedikit, ga terlalu sekel banget…”
    “Hahhha gila ya lo, kayanya udah ahli banget nih soal beginian”. Sambil dia sibuk merapikan bajunya.
    “Iya dong, makanya kapan2 mau nyoba ngewe sama gue ga?”
    “Hmmm gimana yaaaaa, yaa liat nanti aja deehhh”. Sambil berkaca di cermin kecil sambil merapikan rambut dan poninya.
    “Yawdahhh nnti kpn2 kita coba yaa??” Ucap gue memastikan.
    “Iya ahh, ywdah, gue mau balik ke anak2 dulu nih. Ntr gue dicurigain lagi ganti baju doang kok lama banget.” Dia pun membuka pintu dan keluar dari kamar mandi.
    “Sipp, ati2 lo. Thankss meliaa atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”“Haahh, bakalan enak nih kalo seandainya nanti gue ML sama dia” Pikir gue.

    dan setelah berapa menit gue keluar dari toilet tersebut perasaan menyesal pun datang menghampiri! biasalah penyesalan selalu datangnya belakangan dan ga pernah duluan! menyesal kenapa ryo? he…menyesal kenapa ya ga gue paksa melia untuk langsung aja ngajakin ngentot!hahahaha…

    sambil ngebayangin seandainya pas didalam toilet cewek tersebut gw ngentot sama melia, tapi gw punya obsesi untuk ngedapetin perawan si melia bagaimapun caranya gw harus yang pertama meniduri dia kalau masih perawan!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Mertua ku Pacar Gelap ku

    Mertua ku Pacar Gelap ku


    1411 views

    Perawanku – Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.

    Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.

    Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.

    Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku. Bandar Judi Poker

    Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.

    Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku.. Agen Idn Poker Terpercaya

    Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.

    Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.

    Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.
    Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.

    Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.

    Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.

    Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.
    Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .

    Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.

    Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya. Poker Online Deposit Pulsa

    Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.

    Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.

    Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.

    Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepipengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.

    “Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
    “Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
    Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
    “Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
    “Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
    “Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
    “Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
    “Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.

    Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.

    Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
    “Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
    “Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
    Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.

    Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dimemeknya, kusodorkan kontolku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.

    Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
    “Enak Bu?”
    “He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
    “Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
    “Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan kontolku makin kedalam memeknya sampai kepangkalnya, kutekan kontolku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.

    Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok kontolku makin cepat.
    “Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh kontolmu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”

    Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
    Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya memekknya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.

    Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama.

  • Hadiah Istimewa Dari Mama

    Hadiah Istimewa Dari Mama


    838 views

    Cerita Sex ini berjudulHadiah Istimewa Dari MamaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Halo namaku Alex. Well, langsung saja kali ya. Ceritaku ini bermula kira-kira 5 tahun yang lalu. Saat itu umurku masih 16 tahun, yaah mendekati 17 tahun. Aku ingat betul karena ceritaku ini terjadi berdekatan dengan ulang tahunku, dan mungkin sedikit berhubungan dengan ulang tahunku itu.

    Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari ulang tahunku yang ke 17. Saat itu aku dan Mamaku sedang makan malam berdua sambil nonton video bokep. Oh iya ada yang hampir kulupakan. Sejak umur 15 tahun aku tinggal berdua dengan Mamaku.

    Orangtuaku bercerai ketika aku berumur 15 tahun Dan aku memilih untuk ikut Mama. Entah kenapa tapi sejak kecil aku memang lebih dekat ke Mama. Mungkin karena Mama sangat sayang kepadaku.

    Aku dan Mama tinggal di sebuah rumah yang lumayan besar. Maklumlah, Kakekku (dari pihak Mama) adalah pengusaha yang sangat sukses. Dan Mama adalah penerusnya. Oh iya sebagai gambaran, saat itu Mamaku masih berusia 33 tahun. Hari ulang tahun Mama terpaut dua minggu dari hari ulang tahunku.

    Mama mempunyai wajah yang sangat cantik. Berkulit kuning langsat yang menambah kecantikannya. Dengan tinggi dan berat sekitar 165 cm dan 45 kg membuat Mama terlihat sangat ideal. Sedangkan buah dada Mama kuperkirakan berukuran 36 yang nantinya ternyata terbukti perkiraanku salah.

    Kembali ke cerita awal. Pada saat asyik-asyiknya aku melahap makan malamku, Mama tiba-tiba berkata, “Ton, besok kamu kan ulang tahun.” Aku yang lagi enak-enaknya makan sih hanya mengangguk saja. Melihat aku yang tidak begitu menanggapinya, Mama berkata lagi, “Kalo Mama nggak salah umurmu udah 17 tahun kan?” Dan seperti tadi, aku pun hanya mengangguk-angguk saja sambil tetap melahap makanan di depanku.

    “Lex, Mama ingin ulang tahunmu besok menjadi ulang tahun yang berkesan buatmu. Jadi kamu boleh meminta kado apa saja yang kamu mau.” Aku yang mulai tertarik dengan ucapan Mama pun bertanya. Agen Sbobet Resmi

    “Apa saja Ma..?”

    “Iya, apa saja yang kamu mau,” jawab Mama.

    Dengan hati-hati aku bertanya lagi, “Ma, Toni kan udah gede.”

    “Betul, Mama tau itu. Lalu..?” tanya Mama penuh selidik.

    “Alex rasa udah waktunya Alex tau yang namanya.. seks,” kataku dengan hati-hati.

    Kulihat Mama agak terkejut dengan perkataanku barusan. Tapi setelah dapat menguasai keadaan, Mama pun tersenyum sambil bertanya, “Apa nggak ada kado lain yang lebih kau inginkan dari pada itu, Lex..?”

    “Tadi Mama bilang boleh minta apa saja, kok sekarang jadi menolaknya. Kalo Mama nggak mau ya udah. Beri aja Alex kado sweater atau baju seperti ulang tahun Alex yang udah-udah.” kataku dengan wajah agak muram.

    “Wow, tunggu dulu donk Sayang. Kan Mama belon bilang mau apa nggak. Jadi jangan ngambek dulu donk.” kata Mama dengan wajah sabar.

    “Jadi.. boleh nggak, Ma..?” tanyaku dengan tidak sabar.

    “Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta sih apa saja boleh kok Sayang..” jawab Mama.

    “Terima kasih Ma. Alex sayang banget sama Mama.” jawabku dengan antusias.

    Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti malam kemarin, aku dan Mama lagi makan malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik sekali. Mama tiba-tiba berkata.

    “Alex, kamu udah siap menerima kado istimewamu..?” tanya Mama dengan tersenyum manis. Aku yang memang sudah tidak sabar langsung saja menjawab,

    “Ya jelas siap donk, Ma.”

    Setelah selesai makan Mama menggandengku ke ruang televisi. “Duduk di sini Sayang. Tunggu sebentar ya..!” kata Mama sambil menyuruhku duduk di permadani. Mama lalu masuk ke kamarnya. Tidak lama kemudian Mama keluar dari kamar.

    Aku terkejut, karena sekarang Mama hanya memakai baju tidur yang sangat seksi dan menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Di tangannya, Mama memegang beberapa buah CD. Mama lalu menuju ke VCD player lalu memasang CD yang dibawanya.

    Setelah diputar, ternyata itu adalah VCD XX, VCD yang pertama kuingat berjudul ‘ChowDown’. Setelah duduk di sebelahku, Mama memandangiku sambil berkata, “Kamu udah siap Lex..?” tanya Mama. “Udah dari tadi Ma.” jawabku.

    Mama pun mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu sedetik kemudian Mama mulai mencium bibirku. Dengan refleks aku pun membalas ciumannya. Dan tidak lama kedua lidah kami pun bertautan. “Mmmh.. mmhh.. mm..” hanya desahan saja yang terdengar kini dengan diiringi desahan-desahan dari film yang diputar di TV. Aku memeluk Mama erat-erat sambil tetap berciuman. Mama pun terlihat sudah sangat terangsang.

    Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Mama dari luar baju tidurnya. Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Mama. “Ahh..!” teriak Mama ketika tanganku menyentuh vaginanya.

    Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling meraba, Mama melepaskan pelukan dan ciumannya. Lalu Mama menuntun tanganku untuk membuka bajunya. Tanpa diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi melepas baju tidur Mama dari tubuhnya.

    Sekarang Mama hanya memakai BH dan celana dalam saja. Mama tersenyum padaku lalu mendekatiku. Dan tidak lama, tangan Mama mulai berusaha melepas pakaian yang kukenakan. Aku hanya menurut saja diperlakukan begitu. Dan kini pun hanya tinggal CD saja yang melekat di tubuhku.

    Dengan tubuh yang sama-sama setengah telanjang, aku dan Mama kembali berpelukan sambil berciuman. Hanya desahan saja yang terdengar di ruangan. Lalu perlahan tanganku membuka kaitan BH Mama. Melihat aku yang kesulitan membuka BH-nya, Mama tersenyum, lalu tangannya membantuku membuka BH-nya. Sekarang buah dada Mama yang indah itu pun terpampang jelas di depanku.

    “Tetek Mama gede banget sih. Toni suka deh,” kataku sambil meraba payudara Mama.

    “Jangan diliatin aja donk Sayang..! Dijilat dan disedot donk Sayang..!” pinta Mama.

    Tanpa dikomando dua kali, aku langsung saja menjilati payudara Mama yang sebelah kanan. Sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara Mama yang sebelah kiri. “Aahh.. Ohh.. *****..!” teriak Mama ketika buah dadanya kujilat dan kusedot-sedot.

    Secara bergantian payudara Mama kusedot dan kujilati, sedangkan tangan kanan Mama meremas-remas batang penisku dari luar CD-ku. Dan tanpa sadar, Mama berusaha melepaskan CD-ku. Aku pun tidak mau kalah. Setelah puas menggarap payudara Mama yang besar itu, aku pun berusaha melepaskan CD Mama.

    Melihat kelakuanku yang tidak mau kalah, Mama hanya tersenyum saja. Sesaat kemudian kami berdua sudah telanjang bulat. Aku hanya dapat menelan ludah melihat tubuh indah Mama. Di selangkangan Mama, terlihat bulu-bulu yang tertata rapi membentuk segitiga.

    “Lex, kont*l kamu gede bauanget,” kata Mama takjub melihat batang penisku yang sudah menegang.

    “Masa sih Mam..?” tanyaku seakan tidak percaya,

    “Tapi tetek Mama juga gede kok. Emang tetek Mama itu ukuran berapa..?” tanyaku lagi.

    “Ukuran 38B, emang kenapa si Lex. Kamu suka kan..?” tanya Mama.

    “Ya jelas donk Mama sayang, mana mungkin Toni nggak suka.” jawabku, dan tanganku kembali meremas payudara Mama sambil menggigitnya.

    “Aauwww..!” teriak Mama,

    “Kamu nakal Sayang, masa tetek Mama digigit..?” kata Mama manja.

    “Ma’af, Ma. Alex nggak sengaja.” jawabku sekenanya.

    “Nggak apa-apa kok Sayang, Mama suka kok. Kamu boleh memperlakukan Mama sesukamu.” kata Mama sambil tangan kanannya masih meremas-remas kemaluanku.

    Dan tidak lama Mama pun berjongkok, lalu tersenyum. Mama mendekatkan wajahnya ke kemaluanku, lalu mulai mengeluarkan lidahnya.

    “Uuhh.. aahh.. enak Mam..!” aku berteriak ketika lidah Mama mulai menyentuh kepala penisku. Mama masih menjilati penisku, mulai dari pangkal sampai ujung kepala penisku. Dan kedua bijiku pun tidak terlewatkan oleh lidah Mama. Aku hanya memejamkan mata sambil mendesah-desah memperoleh perlakuan seperti itu.

    Setelah sekitar sepuluh menit, aku merasa kemaluanku berada di sebuah lubang yang hangat. Aku pun membuka mataku dan melihat ke bawah. Ternyata sekarang separuh penisku sudah masuk ke mulut Mama.

    “Aahh.. oohh.. yeeahh.. enaakk ba..nget Maa..!” teriakku lagi. Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Mama tanpa mengenai giginya sedikit pun. Lidah Mama bergerak-gerak dengan lincah seperti ular.

    Dan sekarang kulihat Mama menyedot-nyedot bulu kemaluaku seperti mau dikeramasi. “Maa.. enak Maa..!” aku hanya dapat berteriak. Aku merasa ada yang mau keluar dari penisku, aku tidak tahan lagi, dan seerr..

    Aku kaget juga, kupikir yang keluar tadi adalah sperma, tapi tidak tahunya adalah air kencingku yang menyembur sedikit. “Wah, ma’af Ma. Toni nggak sengaja.” kataku buru-buru dengan napas yang masih terengah-engah.

    Tapi apa yang terjadi, Mama malah menjilati air kencingku yang berleleran. Gila.., sensasi yang kurasakan sangat luar biasa. Dan tiba-tiba Mama menarik tanganku dan mengajakku ke kamar mandi. Kamar mandi kami dapat dibilang sangat besar dan mewah. Sudah itu wangi lagi.

    Mama menuntunku menuju jacuzi, lalu Mama pun berlutut lagi. Batang penisku dikocok-kocok di depan wajahnya, terus disedot-sedot seperti makan es krim.

    “Ayo Sayang..! Sekarang kencingi Mamamu ini..!” kata Mama.

    Aku kaget juga. Tapi aku memang sudah tidak tahan lagi ingin kencing. Aku pun mengerahkan semua tenaga untuk kencing. Kulihat mulut Mama menganga dan lidah Mama seperti ular menelusuri kepala penisku. Dan ketika kulihat mulut Mama tepat di depan batang penisku,

    “Maa.., Alex mo pipiis..!” teriakku. Kulihat air kencingku menyembur kencang sekali dan seerr.., masuk ke dalam mulut Mama.

    Kuperhatikan mata Mama merem sambil mulutnya terus menganga menerima siraman air kencingku. Kepalang tanggung, akhirnya kumasukkan juga penisku ke mulut Mama sehingga air kencingku memancar dan muncrat keluar lagi berleleran di tubuh telanjang Mama.

    “Enak nggak Ma..?” tanyaku setelah aku selesai kencing. Mama memandangku dengan manja, sedangkan mulutnya masih mengulum batang kemaluanku.

    Setelah itu kedua bijiku pun dijilatinya. “Kamu mau tau rasanya, Lex..?” tanya Mamaku setelah melepaskan kulumannya dari penisku.

    “Boleh aja, Ma.” jawabku penuh semangat. Mama lalu menyuruhku tidur telentang di lantai kamar mandi. Aku mengikuti saja perintah Mama.

    Mama lalu berdiri dengan kedua kakinya berada di kiri kanan kepalaku. Dan sesekali kakinya digosok-gosokkan ke wajahku. Dan meskipun ada air kencingku yang berleleran di kaki Mama, aku tidak merasa jijik untuk menjilati kaki Mama. Setelah itu Mama perlahan-lahan mulai jongkok.

    Kuperhatikan pantat seksi Mama mulai mendekati wajahku. Aku menunggu dengan sabar sampai sesaat vagina Mama benar-benar berada tepat di atas mulutku.

    Lubang kemaluan Mama terlihat sudah berlendir bertanda Mama sudah terangsang. Kujilati lubang kemaluan dan lubang anusnya secara bergantian. Mama menguakkan bibir vaginanya secara perlahan sampai-sampai aku dapat melihat lubang kemaluannya mengembang.

    “Mama mau kencing nih. Minuumm.. Sayang..!” Mama merintih dengan sangat keras. Seerr.., dari lubang kencing Mama memancar cairan yang bening dan panas sekali, masuk ke mulutku dengan deras.

    Entah karena sudah nafsu atau karena apa, kutelan saja cairan yang rasanya asin dan agak pahit yang keluar dari kemaluan Mama. Suara erangan kepuasan menggema di dalam kamar mandi itu.

    “Bagaimana rasanya Sayang, enak bukan..?” tanya Mama sambil matanya terpejam menahan nikmat karena vaginanya kujilat-jilat.

    “Enak banget, Ma.” jawabku singkat.

    Setelah itu Mama berdiri lalu duduk di sebelahku. Kedua kakinya dikangkangkan sehingga aku dapat melihat vaginanya dengan jelas. “Sayang, sekarang kamu jilatin mem*k Mama ini..!” kata Mama sambil menunjuk ke arah vaginanya.

    Setelah itu Mama tidur telentang di lantai kamar mandi. Aku langsung saja menuju bagian bawah pusar Mama. Kudekatkan wajahku ke vagina Mama, lalu kukeluarkan lidahku dan mulai menjilati vaginanya.

    “Ahh.. fuuckk.. yeaahh.. shiitt.. hisapnya itilnya Sayang..!” Mama hanya dapat meracau saat kujilati vagina dan klitorisnya kuhisap-hisap. “Ohh.. Aahh.. fuuck.. mee.. yeaahh.. masukin kont*lmu sekarang Sayang..! Mama udah nggak tahan..!” pinta Mama memohon.

    Aku pun perlahan bangun dan mensejajarkan tubuhku dengan Mama. Kugenggam batang penisku, lalu perlahan-lahan kudorong pantatku menuju vagina Mama.

    Ketika memasuki liang senggamanya, Mama berteriak-teriak, apalagi ketika separuh penisku mulai menelusuri dinding vaginanya. Baru pertama kali aku merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti ini. Rasanya seperti diurut-urut, enak seperti dielus-elus daging basah dan kenyal.

    “Aahhkk enak se..kali.. Sayang..! Fuuck.. me.. hardeer.. honey..!” jeritan Mama memenuhi kamar mandi.

    Setelah sekitar 10 menitan, aku mencabut batang kemaluanku dari lubang vagina Mama. Mama terlihat sangat kecewa ketika aku melakukan itu. Dan tidak lama kemudian aku meminta Mama untuk berganti posisi. Kuminta Mama untuk menungging.

    Lalu dari belakang kuremas-remas pantat Mama yang semok itu. Lalu kuarahkan batang penisku ke bibir vagina Mama. Setelah kurasa tepat, lalu kusetubuhi Mama dari belakang dengan doggie style.

    “Aduhh.. enak.. sekali Sayang..! Kamu.. pin..tarr.. Sayang..!” jerit Mama ketika kusetubuhi dari belakang.

    Sedangkan aku pun tidak kalah hebohnya dalam berteriak, “Maa.. mem*k.. nya.. e..naak..!” Rupanya gaya itu membuat Mama sudah tidak tahan lagi, sehingga sesaat kemudian, “Sayang Mama mau sam..paai.. Aahh..!” Mama berteriak keras sekali, dan aku yakin kalau kami tidak berada di rumah itu, orang lain pasti mendengar teriakan Mama.

    Aku merasakan penisku seperti disiram cairan hangat. Walau kusadari Mama sudah mencapai puncaknya, aku tetap saja memompa batang penisku di dalam vagina Mama. Malah semakin giat karena sekarang liang Mama sudah licin oleh cairan Mama.

    Dan tidak lama, “Maa.. Alex.. mau sampaaii nih..!” kataku ketika aku merasa mau orgasme. “Cabut kont*lmu Sayaang..!” perintah Mama. Segera saja batang kemaluanku kucabut dari liang Mama yang masih menungging.

    Mama lalu berbalik kepadaku dan memegang batang penisku. Lalu dibukanya mulutnya dan Mama pun mulai mengulum kemaluanku. “Aahh.. oohh..!” hanya desahan itu yang keluar dari mulutku. Dan, creet.. croott.. crot..! air maniku menyemprot sebanyak sepuluh kali ke dalam mulut Mama.

    Mama tidak langsung menelan spermaku, melainkan memainkan spermaku di dalam mulutnya seperti orang yang sedang berkumur. Dan sebelum ditelan, Mama membuka mulutnya dan menunjukkan spermaku yang ada di dalam mulutnya itu. Baru setelah itu pejuku ditelan sampai habis.

    Belum selesai sampai di situ, Mama menjilat-jilat batang penisku dan membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kemaluaku. Rasanya ngilu, nyeri plus gimana gitu. Setelah itu kami berdua menuju ke ruang TV. Aku dan Mama duduk bersebelahan dalam keadaan telanjang bulat.

    “Bagaimana kadonya, Lex..?” tanya Mama ketika sudah agak tenang.

    “Luar biasa, Ma. Nggak ada kado yang sehebat tadi. Terima kasih, Ma.” sahutku.

    “Mama bahagia kalo kamu puas. Sebenarnya Mama juga menginginkannya kok.” jawab Mama.

    “Lalu kenapa Mama nggak minta ke Alex..?” tanyaku lagi.

    “Iya ya, kalo tau kamu punya kont*l segitu gedenya Mama pasti udah minta sejak dulu. Tapi nggak apa-apa kok, kan belon terlambat. Betul kan..?” sahut Mama sambil tersenyum manis padaku.

    “Iya Ma. Tapi Ma, setelah ini masih ada ronde selanjutnya kan..?” tanyaku.

    “Kalo kamu masih kuat, ya pasti donk Sayang..!” jawab Mama manja.

    “Alex sayang banget sama Mama,” kataku.

    “Mama juga sayang banget sama Alex.” jawab Mama.

    Setelah berisrirahat secukupnya, kami berdua melanjutkan persetubuhan kami sampai jam dua pagi. Setelah itu kami berdua tidur dalam keadaan telanjang bulat. Dan keesokan harinya aku dan Mama, yang kebetulan lagi tidak masuk kerja, berada di rumah dalam keadaan telanjang bulat selama sehari penuh. Dan tidak terhitung berapa kali kami bersetubuh. Sampai sekarang aku masih tinggal dengan Mama dan masih setia menyetubuhi Mama setiap hari, selama Mama tidak haid.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex University Party

    Cerita Sex University Party


    1514 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex University PartyCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ceritaku tahun kemarin, bulan dan tanggalnya lupa. ‘Introducemy self’, panggil saja aku Iyan, waktu itu umurku 19 tahun, 179 cm / 68kg, Sunda-Jepang, aku anak band (yang hobby pergi ke cafe / nite clubpasti tahu bandku deh..) di kota ‘S’ (SUPERMAN) Nama dan tempat pakaiinisial saja yah, jaga privacy. Tapi kalau nama panggilan tetap tidakdirubah kok. “Let’s Taste Another Sensation!

    “Gubrak..! {{{STEREO}}}”

    “Auuuwww..!”

    “Ooopss..!Sorry.. sorry nggak sengaja, kamu nggak pa-pa kan..?” kuambil tas danbuku yang tercecer di pelataran kantor administrasi ST**** (tiiitt..!Top Secret laahh), kampusku.Setelah kulihat ke atas, “Buju buneekk..!”di depanku ada cewek cakep banget (kaya ‘Allien’ deh pokoknya, terlalubanget cakepnya).
    Matanya bulat, kecil, sipit (lucu deh pokoknya tuh mata), kulit kuning halus dan body-nya… woosshh..!

    “Kamu nggak pa-pa kan? Sorry nggak sengaja. Iyan,” langsung kusebut nama sambil kasih tangan ke dia.
    “Irene…” jawab dia singkat tapi cuekin tanganku.

    “Kekantin yuk, waktu makan nih udah siang, pleasee..!””Apa..! Kamu kenapahah..? Udah nubruk, nyerocos sana-sini, terus ngajakin ke kantin? Emangaku mau makan sama kamu?” Astaga, marah nih doi.

    “Aku kan cuma mautebus salahku, tapi kalo kamunya nggak mau, nggak pa-pa, jangan marahgitu dong.. tahu nggak? Suara kamu tuh bikin jebol telinga!”

    Akulangsung pergi dari hadapannya sambil komat-kamit nyumpahin tuh cewek.Sebenarnya sayang juga sih ninggalin cewek ‘Allien’ seperti dia.

    Lagienak-enaknya melumat sendok sama garpu, wee… sebelah ramai sekali,biasa deh cewek kalau ketemu gank-nya kan gosip terus. Aku lirik kegank cewek sebelah.

    Wuiihh..,waktu dia melihatku, langsung kujulurkan lidah ke arahnya. Dia’manyun’, terus balas melet ke aku. Sialan tuh mata sampai’kiyer-kiyer’ (baru kali ini melet penuh penghayatan sampai segitunya,mana temannya ikutan ketawa lagi). Aku rada cuekin dia sih.., habistadi disemprot suara geledeknya.

    Jam 13.30 aku pergi darikampus, harus check sound di ‘C’, salah satu cafe yang terletak dipinggir rawa-rawa, atau apalah (tahu nggak yang ada di kota ‘S’ cafeapaan tuh..?). Sempat senyum-senyum juga sih kalau ingat kejadianbarusan, tapi kalau suara geledeknya yang cempreng itu jadi sewot jugamengingatnya.

    Jam 18.00 (kaya kronologi saja, dari tadi pakaijam terus) aku sudah ‘tongkrongin’ salah satu bangku kampusku.”Gilabener malem gini sempet-sempetnya dosen kasih kuliah tambahan, manasampe jam 20.00 lagi.. huuii males banget, kegiatanku hari ini padetbanget.” kataku dalam hati mengerutu.

    Bel selesai kuliah agak terlambat 5 menit, buru-buru aku lari ke parkiran habis gerah, ingin segera mandi.
    “Gubrak..!{{{STEREO}}}” another shit just happen on me today.”Ya ampuuunn..! kamutuh lari-lari mulu sih dari tadi pagi kaya maling, sekarang mo alesanapa lagi hah..?

    Bisa keropos aku kamu tubrukin seharian, tahu nggakkamu..? Emang nggak ada kerjaan laen lagi apa selaen nubrukin aku..?”

    Gila..,suara geledek yang sempat kukenal tadi siang kedengaran lagi malam ini.Aku tidak merasa kangen sama suara itu, tapi kenapa kedengaran lagimalam ini. Kutubruk dia sekali lagi.. bukan nubruk sih, meluk kayanya(sudah niat kok).

    “Sorry sekali lagi. Oh yah kalo kamutereak-tereak terus, bakalan aku tubrukin terus kamu malem ini, dengernggak kamu?” abis bisikin telinganya, cuek aku langsung pergi.

    Dia diam saja meskipun di situ banyak teman-temannya, tapi semua pada diam waktu kupeluk dia tadi.

    Dansialnya (kena karma kali..), setelah sampai di pelataran parkir,ternyata Estilo-ku ngadat habis nih mesinnya. Ugh..! Turun, lalukutendang ban Estilo sablengku itu. Kulihat keadaan kampus sudahlumayan sepi. Di pelataran parkir hanya ada 7 mobil saja yang parkir.

    “Sukuurrr..!” kudengar suara cekikikan di belakang yang ternyata si suara geledek.

    Laludia masuk ke Charade-CX dua baris sebelah kanan Estilo sablengku. Akulari ke pintu cockpit-nya, jendelanya terbuka (belakangan aku tahunanti kalau dia jalan bakalan ngeledekin aku lagi). Aku ambil cepatkunci mobilnya sambil kubawa pergi ke mobilku. Sambil lari, si ‘Allien’menyusul di belakang, aku tunggu dia sambil duduk di kap mesin mobilku.

    Huuiiihh.., kelihatan tambah sangar wajahnya.

    “Kamutuh jahat banget sama cewek, aku punya salah apa sama kamu..? Kamupikir dong, seharian aku yang kamu rugiin..!” kaya dalang nih cewektidak berhenti nyerocosnya.

    “Balikin kunciku..!” bentak si ‘Allien’ sambil berusaha merebut kuncinya dari genggamanku.
    Reflek aku berkelit dan beruntun membuat kepala si ‘Allien’ jatuh ke dadaku. Waduuhh.., tambah bertumpuk dosaku ke dia.

    “Irene..?”sambil kupegang bahu si ‘Allien’ yang cakep ini, “Maafin aku yah, hariini aku bener-bener nggak sengaja tubruk kamu sampe dua kali, tapi kamujuga marah-marahnya keterlaluan banget.. Oke aku terima aku salah, tapijangan terus-terusan marah dong, apalagi di depan anak kampus gitu, akukan juga punya malu.. But it’s true, aku ngaku kalo hari ini dosakunumpuk ke kamu.. aku bener-bener minta maaf ke kamu.” katakumenjelaskan.

    Kuangkat wajah Irene ke atas, walah.. dia tetap saja pasang wajah sewot.

    Kugandeng tangannya ke arah pintu Estilo-ku, kududukkan dia di jok kulit mobilku, lalu aku jongkok di bawahnya.

    “Irene, maafin aku yah..” sambil tetap tidak merperhatikan aku, dia buang mukanya.

    “Irene,aku nggak bermaksud jahat, aku cuman… (tidak dapat meneruskan yangmau kuomongkan ke Irene nih). Kamu dari tadi marah mulu yah.. pengendeh liat kamu senyum. Now give me your best smile, pleasee..!”

    Kugenggam tangan Irene sambil menyerahkan kunci mobilnya.

    Setelah kunci berpindah tangan ke Irene, “Plaaakk..! {{{STEREO}}}” gila.., pipiku ditampar si ‘Allien’.

    “Iyan…! nama kamu Iyan kan..? Irene juga minta maap yah sama kamu..”

    “Trus kok tampar aku?”

    “Kan tadi minta aku supaya senyum? Nah itu tadi yang bisa bikin aku senyum ke kamu.”

    Irenetersenyum ke arahku, meskipun di pelataran parkir itu gelap, dapatkulihat kok cakepnya nambah pas lagi senyum, apalagi dengan nakalnyadia malah memencet hidungku.

    “Gotcha..!” sambil pencet hidungku dia berdiri.

    “Maafin Irene juga yah Yan..” sambil dia meninggalkanku yang hanya terbengong.

    Udah aahh.., pokoknya malam itu tidak ada apa-apa (nothing special, lha aku sama dia hanya saling maaf-maafan saja).

    Paginya waktu parkir mobil di kampus, Charade-CX-nya ‘Allien’ tidak ada.

    “Waduuh.., nggak kuliah nih hari tuh anak,” pikirku.

    “Hey..! Nggak nubruk lagi, ngelamun aja..!”

    Kaget kudengar suara yang sekarang bikin aku kangen keras kedengaran di belakangku.

    Setelahkulihat ke belakang, “Ya ampuunn..!” tuh ‘Allien’ dengan lucunya sambilmengangkat kayu papan yang gedenya lumayan, “Hihihi…”

    “Itu papan buat apaan..?”

    “Ya kali aja penyakit nubruk kamu kambuh lagi, buat jaga-jaga nih…”

    “Hahaha.. bisa aja kamu. Udah doong papannya ditaruh.., ntar dikira lagi ngomong ama tukang kayu..”

    “Wee.., tukang kayu nggak ada yang cakep kaya gini nih..!” katanya sambil meletakkan papan, si ‘Allien’ mendekatiku.

    “Hayooo..! Sapa kemaren malem yang miss call?” si ‘Allien’ pukul lenganku.

    “Auuuhh..! Sakit Ren..!”

    “Ehtahu yah? Belom tidur? Kamu nggak telephone balik sih? Aku miss callkamu gara-gara nggak enak kan kalo telephone malem, ntar kamunya udahtidur..”

    “Iya juga sih.. tapi emang ada apa sih Yan mo telephone Irene..?”

    “Mau tubruk kamu kali..”

    “Huuu.., Maunya..!” Bibir si ‘Allien’ manyun tuh.

    “Eh yah CX-nya kok nggak ada?”

    “Iya, tadi pagi dipake ama Chie-chie keluar kota, aku cuman numpang berangkat, napa..? Emang mau nganterin apa?”

    “Enak aja..! Emang taksi apa nganterin kamu, mo bayar berapa sih sekali anter?”

    “Neh bayar.. bayar pake ini nih..!” katanya sambil si ‘Allien’ ngepalkan tinjunya ke arah aku.

    “Aku mau masuk dulu yah, yuk Yan..!”

    “Iya ati-ati yah Ren..”

    “Hah..? Ati-ati..? Emang ada apaan..? Kelasku kan nggak di luar kota..”

    “Yah.., biar deket tapi ntar kalo-kalo ada yang tubruk kamu selaen aku..?”

    “Hahaha..bisa aja kamu Yan, di kampus nih yang punya predikat tukang tubruk tuhcuman kamu tahu..!” katan si ‘Allien’ sambil meninggalkanku yang masihsaja ketawa-ketawa.

    Ngobrol sama dia enak juga, dari situ aku mengetahui kalau si ‘Allien’ tuh ternyata satu angkatan di atasku.

    “Huaaa..”tidak terasa ngantuk juga aku pagi ini mendengar dosen lagi ‘in thehoy’ sama spidol dan white board-nya sambil menerangkan Bab VStatistika.

    Karena merasa ngantuk, aku ijin ke belakang mau cucimuka sekalian cari teh hangat di kantin. Waktu sampai depan kelas si’Allien’ (kalau mau ke toilet pasti melewati kelas si ‘Allien’ yang adadi depan toilet) dan lagi enak-enaknya melamun, tidak sadar pintu kelas(di sebelah kanan) terbuka. Dengan setengah kaget aku meloncat ke kiri.

    “Yaampun Iyaaann..! Bener-bener deh kamu tuh tukang tubruk berijazah,belom abis bekas tubrukan kemaren, sekarang mo tubruk aku lagi..!”

    “Huuaaa..!” si ‘Allien’ yang kulamuni sekarang ada di depanku sambil mulai lagi cerewetnya.

    “Ngantuk yah Yan..?” si ‘Allien’ menjewer telingaku.

    “Adududuuhhh… sakit tahu..! Iya nih ngantuk banget, kemaren pulang jam dua pagi Ren, ke kantin yuk..!”

    “Iya yuk, aku juga lagi males di kelas..” sambil kami berjalan ke kantin.

    “Kamu sih ngeluyur sampe jam segitu, rugi kan ama kesehatan kamu..”

    “Enak aja dikatain ngeluyur, aku mah kalo jam segitu bukan ngeluyur, tapi kerja.”

    “Hah..! Jadi kamu… Ich Yan, kamu kok bisa sih jadi gituan..?” sambil dia minum soda dinginnya.

    “Jadi apaan..? Enak aja ngatain gigo..”

    “Nah trus kalo tiap malem kerja..? Apa coba namanya..?”

    “Akukalo malem kudu ngeband di cafe Ren.. Iyan pengen mandiri doong bayarkuliah sendiri trus kalo ntar rada siangan kudu kerja di salah satuProduction House di sini (kota ‘S’), makanya tiap hari bawaannyangantuk mulu. Kemaren contohnya tuh tubrukin kamu..”

    “Ooohh jadi kamu ngeband di cafe, Yan..?” tanyanya.

    Ich.., kurang ‘dugem’ juga nih anak sampai tidak tahu lawan bicaranya calon selebritis (huehehe.. maunya sih).

    “Kamuhebat yah Yan, kuliah bisa bayar sendiri, umur segini juga udah kerja,Irene ngiri deh sama kamu. Hihihi kayanya bangga juga ditubruk amaorang hebat kaya kamu..”

    “Hebat nubruknya..! Huahaha… bisa aja kamu, ntar aku nggak tanggung jawab kalo tiap hari tubrukin kamu..”

    “Coba kalo berani..? Hayoo sekarang juga!” tantang si ‘Allien’.

    “Waduhdi sini mah lagi rame banyak yang ngeliat, kalo berani ke toilet ajasekarang hayoo..!” kujawab tantangan si ‘Allien’ yang bikin kupingpanas.

    “Hah..! Emang kamu mau tubruk apa gebleek..?” jawab si ‘Allien’ sambil ngucek-ucek rambutku.

    “Tubruk ini..” sambil kuletakkan jari telunjukku di bibir Irene.

    “Kamu ini kenapa sih Yan..? Berani-beraninya..!” si ‘Allien’ menghindar waktu jariku menyentuh bibirnya.

    “Tangan kamu kan kotor Yaaaann..!”

    “Emang kalo udah cuci tangan aku boleh cium kamu yah..?”

    “Huuueeekk..! Sapa juga yang mau cium kamu gebleeekk..! Kalo ntar bibirku jadi memble gimana..?”

    “Kita kimpoi aja sekalian, biar memble kamu nggak perlu kuatir lagi kalo ntar nggak laku.. kan udah punya Iyan, yah kan..?”

    “Weee.., sapa juga yang mo kimpoi ama kamu.. udah aah Yan.. yuk..!”

    Tidak ngomong apa-apa lagi, Irene langsung berjalan meninggalkanku yang hanya tersenyum saja melihat dia sewot gitu.

    Sambilmembuang keringatnya si ‘kecil’ (baca: pipis) di toilet karena merasatenggorokanku agak gatal, aku sampai tersedak batuk kencang sekali.

    Huuiii..! Lega deh habis pipis jadi enteng banget deh.

    Sesampainya di luar toilet, “Yan..! Hihihi, aku tahu kalo kamu batuk kamu kenceng banget, sakit yah..?”
    Yiihhaa..! si ‘Allien’ ada di depan toilet cewek sebelah. Senang sekali deh dapat melihat dia lagi.

    “Kamu belom masuk kelas juga Ren..?” tanyaku sambil kudekati dia lagi.

    “Kan tadi udah bilang kalo aku lagi males banget Yan…”

    “Eh yah Ren, gimana jadi nggak?”

    “Jadi apanya?”

    “Tangan Iyan udah dicuci nih..”

    “Trus..?”

    “Aku mo cium kamu,” kataku sambil kucoba mendekati bibir Irene.

    “Iyan… hhmmppff..!”

    “Hhuuaaa..! At last..! Aku bisa cium si ‘Allien’.” kataku dalam hati.

    SebenarnyaIrene kelihatan agak menolak ciumanku, dia pukul-pukul lenganku tapidia tidak berteriak-teriak atau melepaskan ciumanku.

    Tidakberapa lama, dia mulai menjawab ciumanku. Lidah kami saling melumat.Lidahku mengusap rongga mulut atasnya yang bikin kepala si ‘Allien’sampai mendongak ke atas (ciuman khas Iyan) sampai megap-megap. Kutarikdia masuk ke dalem toilet cewek yang ada di belakangnya. Irene sempatmenarik tangannya. Agak memaksa, dapat juga kubawa ‘Allien’ masuk kedalam toilet cewek (maklum lah, tenaga cowok kan lebih kuat).

    “Iyaaann..?”

    Akutidak kasih komentar waktu dia panggil namaku, langsung kulumat lagibibirnya (eh yah kelupaan di dalam toilet cewek nih baunya kan tidakterlalu pesing seperti toilet cowok, semua juga tahu kan kalau toiletcowok sekolahan pasti gitu deh, mulai SMP, betul nggak..?).

    Setelahambil napas sebentar, kutunjuk satu kamar kecil di dalam toilet, Irenegeleng-geleng kepala. Hehehe.. bukan nafsu dong kalau aku tidaklangsung menarik Irene ke salah satu kamar kecil itu.

    Di dalamaku sempat lihat Irene yang hanya melihatku dengan mata kecil sayunyaitu. Aku tersenyum ke dia sambil tanganku mengusap pipinya lembut, dandia malah merem sambil gerakin wajahnya seperti kucing kalau dielus.Kupeluk dan kucium rambut dia kuat-kuat, hmm.. wangi deh.

    Dengansedikit menunduk (tubuhnya 159 cm dan 36B, proporsial dan sexy habis,montok gitu kalau orang yang lagi horny bilang) kembali kuciumbibirnya, sekarang dia malah memelukku sambil ngusap-usap rambutku,hhmm.. good tasted. Aku paling suka kalau pas ciuman rambutkudielus-elus, asal jangan dijambak saja.

    Setelah puas kerjainbibir ‘Allien’, aku turun ke leher jenjangnya itu. Kukecup dan hisaplembut. Sambil tetap mengusap rambutku, Irene mulai respon nihsepertinya, nafasnya mulai agak kedodoran juga waktu kucium lembutmerata leher samping terus ke depan.

    Tanganku yang dari tadi melingkardi pinggangnya mulai pelan naik melewati semua lekuk pinggang, perutdan berhenti di pangkal lingkar buah dadanya yang masih tertutup kaoskerah ketat warna birunya. Kumainkan ibu jariku memutari pangkallingkar bawah payudaranya.

    Kurapatkan pelukan tangan kirikudengan menarik lebih dalam tubuhnya, dan dia merespon sedikit menjauhsaat bagian tubuh bawahnya yang tertutup rok hitam sedikit di ataslutut dengan belahan di pinggir kanan kirinya bersentuhan dengan si’kecil’ yang mulai menggeliat lembut dari tidur panjangnya. Cepatkudorong tubuhnya dengan sedikit agak nafsu (emang nafsu kok) sampaimenyentuh tembok kamar toilet yang ada di belakangnya.

    “Ooohh..!”Yah, hanya satu desahan itu saja yang Irene keluarkan saat tangankananku mulai menyentuh lingkar indah di dadanya itu.

    “So big to lick..!” kataku pelan.

    (Huehehe..,pembaca mau nggak licking payudaranya Irene..? Langkahin dulu mayatdosen Statistikaku, baru kubayar pakai ‘toket’-nya Irene.)

    “WhatThe…!! Apa-apaan nih?” tangan si ‘Allien’ tidak tahu bagaimanamulanya sudah ada di depan celanaku menangkap si ‘kecil’ yang karenapegangannya berubah jadi si ‘bandot’.

    “Irene..?”

    “Hmm..? Kenapa? Surpriseee..! Kamu kudu tanggung jawab Yan..!”

    Hualaaahh..tidak disangka kalimat itu keluar dari bibir Irene sambil dia mulaimembuka zipper celanaku. Setelah si ‘kecil’ lolos dari dalamku, Irenemelorot ke bawah sejajar dengan si ‘bandot’-ku.

    “Huaaa..! Kaya Power Rangers yah Yan..? Hihihi.. lucu, gagah…”

    AstagaIrene, si ‘bandot’ bonggolku disamakan dengan Power Rangers, what agirl.. untung saja tidak dikatakan Tele Tubbies bersaudara, bisa-bisaditaruh di lemari hiasnya dong.

    “Hallo.. nama Chie-chie Irene, kamu namanya sapa..?” baru kali ini kemaluan diajak bercanda seperti Pokemon.

    Belummenjawab candaan si Irene, si ‘Power Rangers’-ku sudah hilang dimakansama salah satu monsternya si ‘Astronema’ (musuh Power Rangers), yah siIrene ini.

    “Huuggghh..! Irenee..!” kaget aku berteriak kecil merasakan sentuhan lidah Irene.
    Lidahnyatidak mau diam, terus menjilati kemaluanku, dan sekali-kali dihisapnyalembut, maju-mundur sambil tangannya mengurut sisa bonggol si ‘bandot’.

    Huaaa.. pokoknya ampuun deh, lembut sekali. Dengan lembut lidahnyamembatasi geliat dari si ‘bandot’. Dengan lembut pula dia mulaimenurunkan celanaku lebih ke bawah (gila celana di bawah lantai toiletkan kotor, nyuci deh nanti) sambil mulai mengelus testisnya.

    KepalaIrene miring sedikit ke kanan dengan mata melihat ke atas ke arahkuyang lagi menunjukkan senyum yang paling horny (pernah tahu nggaksenyuman model gini?). Terasa ngilu di seluruh kemaluanku.

    Aahh..,apalagi waktu lidah Irene mengusap ujung bawah si ‘kecil’-ku, sepertijutaan sengatan listrik lemah mulai merayapi seluruh persendianurat-urat nadi di tubuhku, berpusat di daerah bertuliskan ‘Awas AnjingGalak!’ (baca : kejantananku).

    Meski tidak sepenuhnya masuk, tapi Ireneterus saja memasukkan semua dan berusaha untuk menelannya lambat-lambatsambil lidahnya tidak pernah berhenti menjilati seluruh bagiankejantananku, ditambah lagi pijatan lembut tangannya di bawah testisku.

    Waktuitu wajah Irene sangat bernafsu, matanya dipejamkan, sedikit peluhkeluar dari dahi menuju ke pipinya. Bibirnya yang tipis berusaha selalumeresapi pelan-pelan tiap kali penisku masuk lebih dalam, dan dia akanmenghisap kuat saat dia mengeluarkannya lagi, seperti tidak maumelepaskan si ‘kecil,’ benar-benar bikin cowok gila nih cewek.

    “AaagghhIreneee..! Udah Irene! Udah! Iyan mo sampe Reenn!” ampun deh, akupaling tidak kuat menahan kalau kemaluanku diserang terus-terusan samablow job seorang cewek.

    “Irene! Udah Reeen! Lepasin! Jijik Ren! Udah! Aaahhh..!”

    Denyutdengan kejutan-kejutan statis terasa mulai menerpa semua jalan darahku,mulai dari urat saraf kemaluanku menuju seluruh cabang otak di dalamsetiap tubuhku (aku cocok tidak jadi guru Biologi? Hihihi). Bersamaandengan itu tubuhku pun menegang.

    “Aagghhh..! Ireneee..! Aku dapat Reeen… Aaahhhgg..!”

    Sekitar6-7 kali kedutan diikuti cairan segar kejantananku membanjiri mulutkecil si Irene ini tanpa dapat kulepas dari jepitan mulut dan tangannakal si Irene. Dia tidak mau melepaskan si ‘kecil’ dan testisku dariserbuan bibir sexy-nya, seperti dibetot oleh vacum cleaner dehhisapannya tidak habis-habis, dan lucunya sempat juga terdengar gelegaktenggorokan Irene. “Waduuhh.. bener-bener nih cewek.. ditelen abis..!”kataku dalam hati.

    “Haahh… Hhh…” nafasku waktu itu benar-benar tidak karuan deh.

    Si Irene malah senyum-senyum nih ke arahku sambil berdiri, “Gimana Iyan sayang..? Good tasted..?”
    “God bless my little brother,” sambil kuangkat kepala Irene yang senyum setelah ucapanku tadi.
    “Yourturn my little fella…” setelah cium bibirnya, (huueekk sisa sperma)aku melorot ke bawah masuk ke dalam rok hitam Irene (hih kaya Barongsaiyah?).

    Aku mulai mencium dari betis indah Irene dan menjilatinyabergantian kanan dan kiri. Tanganku? Tanganku tentu tidak hanya diamsaja, melainkan meraba paha Irene. Ciuman dan jilatan itu mulai naik kepaha dalam, terus sampai ke pangkal paha. Kusentuh lembut celanadalamnya yang berwarna maroon (walaah tidak matching banget sama kaosbirunya), kuusap dan gosok pelan bagian bawah lembah indah itu.

    Terangkat-angkat pinggang Irene diikuti rintih dan desis manjanya.Terasa basah dan lengket vaginanya meski hanya dari luar. Pangkalpahanya kuraba dan kuusap sambil lidahku mulai menjilat dan menciumkain penutup pusatnya itu. Nafas yang tersedak dan gelinjang badanIrene tidak dapat membendungku untuk berhenti memperlakukankewanitaanya seperti itu.

    “Hggh..! Haahhh.. Ssshh..!”

    Kupegangcelana dalamnya dan pelan kuloloskan ke bawah, kutarik tubuhnya danlepas sudah penutup terakhir yang ada pada kewanitaan Irene.

    “WhatThe..? Ireene..?” Benar-benar tidak dapat disangka deh kelakuan Irene,bagaimana tidak heran campur tertawa kalau kalian semua punyakesempatan melihat sosok kewanitaan Irene. Bayangkan saja, di sebelahkanan agak ke atas tepat sederetan dangan bulu-bulu pubic-nya yangtipis teratur terjaga rapih itu ada tatto yang benar-benar dapatmembuat kita tertawa deh.

    Tatto-nya itu sebuah rambu larangan seperti’No Smoking’, tapi gambar cigarette-nya tuh diganti dengan tulisan’BOYS.’ Hueheheh.. terserah percaya apa tidak? Ini benar-benar surprisesekali buatku.

    “Surprise is surprise like I said, right my fella..?”

    Akuhanya tersenyum saja melihat gaya si Irene yang goyang dangdut sambiltolak pinggang mengarahkan kemaluannya lebih dalam ke mulutku.

    Kubelaibulu-bulu tipis dan halus yang menutupi daerah paling terjagakepribadiannya itu. Kewanitaan itu keliatan sudah sangat basah danterasa berdenyut-denyut. Saat kucoba sentuh, tubuh Irene langsungterangkat tertahan. Kusentuh lagi dan kugesekkan jariku pelan melewatibelahan kemaluan indah itu. Erangan kecil mengiringi gerak tubuh Irene.

    Kubukalebar-lebar paha Irene, kuberikan bahuku sebagai tumpuan kakinya agardapat lebih leluasa aku menatap liang kewanitaannya. Kudekatkankepalaku ke liang senggamanya. Tidak ada bau yang tidak enak samasekali.

    Kujulurkan lidahku mengusap pelan dan lembut dari atas pubichairnya menuju ke bawah. Kumasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalamlubang kenikmatannya. Bau kewanitaannya semakin kuat tercium. Vaginanyabenar-benar cepat sekali basah.

    Tiba-tiba Irene menjambakrambutku dengan kuat, dan menggerakkan kepalaku naik turun di permukaanliang senggamanya dengan cepat dan agak sedikit kasar (nafsu kali diayah?). Lalu dia menegang.

    Dengan jariku, secara terus menerusklitorisnya kusentuh, pelintir, lalu kugosok. Mulutku pun langsungmenghisap liang kewanitaannya, sehingga suara yang dikeluarkan kali iniagak kuat diiringi dengan badannya yang terangkat kejang. Basah dehjariku waktu itu, aku belum sadar juga kalau si Irene ini mau’nge-blow’ (istilah orgasme Iyan).

    “Iyaaannn..! Ouuggfffhh..! Irene dapet Yan.. Irene dapeeettt… Hgggffhh..!”

    Tidak tahu kenapa, aku sangat bernafsu ingin merasakan lendir kewanitaan Irene.

    “Hmm sedap juga..” kuhisap vaginanya.

    Irenehanya merintih manja sambil meliukkan tubuhnya. Aku tidak dapatberpikir, cepat sekali cewek ini jadi basah seperti ini. Irene malahmakin merapatkan kepalaku ke arah vagina basahnya yang lagi berdenyutdan berkontraksi hebat sekali.

    Sambil terus memberikan kecupandemi kecupan, hisapan demi hisapan yang lembut, aku tidak mau momentyang dia dapat hilang cepat begitu saja. Bibir kemaluannya kujilat,kujulurkan lidah dan menusuk ke dalam lubangnya, mengusap habis labiaminoranya.

    Mulutku basah oleh lendir kenikmatan dari dalam liangkewanitaannya. Aku berhenti, dan dengan kain roknya, kuusap mulutkuyang basah karena cairan kewanitaannya (hihi… rasain kamu biar impas,nyuci.. nyuci juga deh kamu Ren).

    Beberapa saat dia kembalimenekan kepalaku di antara pangkal pahanya yang tegang disertai sedikitpinggulnya yang terangkat.

    Kemudian terasa mengendur pegangan tangannyadi kepalaku. Diangkatnya wajahku, walalah… senyuman.., dia melassekali. Kewanitaan nikmat itu kubelai, kucium labianya sambilmenyibakkan lebih lebar lagi dan klitorisnya, kukulum dengan lidahku,kugigit-gigit kecil dengan lembut. Lidahku masuk lagi ke dalam liangnikmatnya yang basah itu. Irene tersentak lemah saat lidahku masuk kedalam liang nikmatnya itu.

    “Yaaann.. udah Yaan, Irene nggak kuat lagii Yaaan..!” desahnya.

    Akuterus mencium kemaluannya dengan lembut. Terangkat punggungnya meskidengan lemah menahan kenikmatan. Dia mendesis pelan sambil menggeliatmanja. Hal ini malah membuat Irene semakin mengerang. Aku mulaimempercepat jilatanku, klitorisnya kuhisap, kujilat semauku.

    Kurasa adacairan yang keluar dari kemaluannya lagi. Karena ingin memuaskan Ireneyang mulai panas lagi, lidahku kembali menuju kewanitaannya. Kuhisapseluruh cairan tersebut dan menelannya.

    Kusibakkan vaginanyayang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memilin clitorisnya.Irene hanya mendesah. Liang kewanitaan Irene semakin memerah. Aku jadisemakin terangsang ketika kembali merasakan cairan berwarna putihkeluar lagi dari lubang vaginanya.

    “Irene is back..!” pikirku.

    Denganmata sayu terpejam, mulut setengah menganga, tangan mengangkat rokhitamnya dan satunya memegangi kepalaku, sambil paha terkangkang lebardi bahuku memberikan kemaluannya yang terkuak bebas untukku.

    “Yaaan..?” Irene merunduk langsung menyambar bibirku.

    Walalah..tidak romantis banget, kalian dapat bayangkan tidak, melakukan FrenchKiss sambil jongkok (huahahaha). Tanganku dipegang lembut oleh Irenedan, “Huuaaa..!” mulai kapan Irene jadi telanjang dada.

    Kuangkattubuh Irene berdiri sejajar denganku. Kulumat lidah dan bibirnya.Ciuman kali ini terasa lain, lebih panas dari yang kami lakukansebelumnya, karena tanganku mulai mengusap lembut payudara indah,mulus, besar dan mantap cengkramannya secara intens dan lembut daribawah ke atas menuju putingnya yang tegak menantang kemerahan itu yangberakhir dalam pilinan ibu jari dan jari telunjukku.

    Desah nafas yangsama-sama lagi kedodoran mulai saling bersahutan. Mulai kucium turunmengusap dagu ke leher. Kukecup mesra dada atasnya sambil meninggalkannoda merah di sekitar dada bagian atasnya.

    “Sluuurrppp..!” kutelusuri puting indah sebelah kiri menantang milik Irene.

    “Hhhmmm..,” rintih Irene yang manja mulai ada saat ku-explore putingnya sambil menjambak rambutku agak kasar.

    Akuberusaha menelan puting Irene, tapi anehnya puting itu sepertinyalemah, tapi kok tidak bisa lepas yak? (Huehehe), nah habis gemes bangetsama lancip putingnya nih. Kuhisap mulai dari hisapan lemah dan condongagak kencang juga.

    Mulut yang sexy sekali itu hanya megap-megap sajatuh. Cium lagi deh bibir Irene yang lagi nganggur, dan ini membuat diakaget juga atas serangan dadakanku ini. Dan belum sempat dia meresapiciumanku langsung kuganti lehernya sebagai sasaran jilatanku, tidaklama juga langsung kuhisap kembali payudaranya terutama puting sebelahkanannya yang tadi sempat kucuekin.

    “Gila kamu… gila kamu Yaaann..!” Irene mengejekku gara-gara serangan beruntunku yang tidak dapat dia duga kemana arahnya.

    Setelahpuas dengan puting kanannya yang semakin merah dan basah akibat Tumis(jilaT, kulUM, ISep), aku turun menjilati perut mulus Irene danberhenti untuk menggelitik pusar Irene yang membuat dia semakin tidakdapat mengontrol liukan perutnya.

    Huaaa… nih anak sempat-sempatnyamelakukan striptease. Tanganku menggapai-gapai buah dadanya denganlincah, kuremas dan kupilin putingnya. Irene membelai rambutku dandipegangnya erat pundakku. Menjilat, mengigigit-gigit kecil, menghisapserta memutar-mutarkan lidah dan berusaha memasukkan ke liang pusarIrene (hihi aneh juga nih cewek, sensitive area kok di pusar).

    Sambilagak miring berdiri bersandarkan bak mandi toilet, mulai kembalikutelusuri silhoutte tubuhnya menuju ke daerah kewanitaannya lagi.

    “Hai kangen nggak sama Abang..?” kubalas candaan Irene di kemaluannya, Irene pun hanya tersenyum kecut.

    Denganberpegangan di bak mandi, tubuhnya bergemetar dan tersentak-sentaksetiap lidahku kembali merangsang bagian paling peka di vaginanya.Dengan kasar vaginanya disorongkan ke depan untuk memaksa lidahku masuklebih dalam ke dalam liangnya.

    Mendadak dia melintir, bergeliat-geliatoleh jilatanku di klitorisnya yang begitu menggelitik seluruh sendiurat kenikmatan yang begitu membuatnya penasaran. Sekitar 3 menit,tiba-tiba cewek ini mulai bergerak gelisah.

    Pahanya mengangkang semakinlebar dan dinaikkan ke bahuku lagi sebagai tumpuannya. Tanganku cepatmenangkap buah dadanya, lalu memeras lebih keras serta menghisapklitorisnya dengan gerakan cepat.

    Tiba-tiba saja, ada suaralangkah kaki menyelonong masuk ke dalam ruang toilet. Refleks Irenelangsung membetot kepalaku jauh dari kemaluannya. Cepat kukulum lagiliang vaginanya sambil tanganku kembali meremas agak kasar payudaranya.Kulihat ke atas kepala Irene geleng ke kanan ke kiri sambil keduatangannya berusaha menolak kepalaku.

    Kedengaran tuh manusiamasuk ke kamar toilet sebelah, dan sepertinya kedengaran juga suarakain yang dibuka, dan tidak seberapa lama, “Sialaaann..!” umpatku dalamhati.

    “Sssrrr… sshh..! {{{STEREO}}}”

    “Nih orang pipis nggaktanggung-tanggung, kaya bendungan ambrol.. kenceng banget walalahhmulai kemaren ga pipis apa? Tuh suara ampe segitunya.” umpatku lagi.

    Sialnya, bersamaan dengan itu tubuh Irene mengejang.

    “Aaaggghhh..!”

    “Waduh nih anak pas ‘nge-blow’..” batinku.

    Segeraaku cepat berpikir bagaimana caranya manusia di sebelah tidak bikingeger kalau tahu ada orang yang lagi ‘ngejen’ juga di sebelahnya. Cepatkuhisap keras kewanitaan Irene, kuhirup semua cairan kewanitaannya yanglagi berdenyut ambrol juga. Setelah kuhirup dan hisap sejenak kutahanhisapanku, dan kusembur dan tiup kencang-kencang.

    “Brrrttt..! Ddrrrgghhh..! {{{STEREO}}}” begitu sepertinya suara akibat semburan hisapanku pada kemaluan Irene.

    Berulangkalikuulang style itu pada vaginanya. Hehehe… kedengaran kompak sekalidengan rintihan dan erangan Irene yang dilanda badai kenikmatan untukkesekian kalinya.

    “Hggghhh… Pppff.. Puuuff.. Aagghh..!” desahnya.

    “Brrrttt..! Ddrrrgghhh.. Jjjrrggg..!” bunyi dari hasil rekayasaku di kemaluan Irene.

    Nada kontras itu terdengar bersahutan selama puluhan hitungan dalam detik.

    Pembacabisa tahu tidak maksudku membuat moment seperti itu tadi? Yah benar,kubuat sedemikian mungkin agar manusia di sebelah mengira kalau kamardi sebelahnya lagi ada orang buang hajat. Lima menit kemudian, setelahsaling berpelukan dengan Irene, akhirnya pergi juga orang itu daritoilet sebelah.

    Kupeluk Irene yang sedikit gontai, kukecup lembut keningnya.

    “Welcome to my sensation world.” kataku.

    Irenehanya tersenyum kecil sambil menyandarkan kepalanya ke dadaku dantangannya memegan si ‘bandot’ yang masih saja menuntut apa yang belumdia dapat.

    “Sabar yah kecil, ntar jatahnya bakalan dapet deh..” katanya lucu.

    Dengan tangan kirinya Irene mendekap leherku erat sekali sambil mengecup dadaku manja, kadang juga dia meraih rambutku.

    “Nakaaall..! Tapi Irene suka ama kamu.. bikin ati tegang aja kamu Yan sampe dapet double (multiple orgasm) barusan.”

    “Irene jadi suka kamu Yaan…” dikecup lembut bibirku.

    “Kamu ntar yah jatahnya, chie-chie capek banget nih..” sempat-sempatnya si ‘kecil’ dibecandain lagi.
    Kubuatrespon otot kemaluan si ‘kecil’ mengangguk-angguk untuk jawab candaandan pegangan Irene,

    “Ok.. Ok..!” teriak si ‘kecil’ sama Boss-nya.

    Cerita Dewasa : Habis memakai baju, sempat kami kissing sebentar sambil bilang sayang. Irenekeluar dari kamar dan toilet.. wee.. kaya security dia kasih kode keaku kalau keadaan aman buat keluar dari ‘losmen neraka’ (baca : toiletcewek) ini.

    “Yan.. aku entar sore ada kuliah tambahan, tungguin yah..!”

    “Iyaaa tuan putriiii..,” sambil kupeluk dan kecup kening Irene.

    “Hhhuuu..! {{{STEREO}}}” walalah.. ada teman yang meledek waktu aku peluk dan cium mesra ke Irene.
    Soalnyadekat dari toilet itu ada markas anak-anak HIMAPALA. Weee sialan,untung saja mereka tidak sempat merekam kejadian di toilet tadi pakaihandycam kebangaan mereka (gimana teman-teman HIMAPALA ST*** yang punyaHandycam? Tahu siapa aku..? Hehehe..).

    Menunggu Irene lumayanlama juga, apalagi sudah jam setengah lima. Akhirnya pintu kelasnyaterbuka juga. Walalah.. dasar dosen. Pergi duluan meninggalkanmahasiswanya. Anehnya, waktu semua pada keluar, aku tidak melihathidung Irene keluar dari kelas, apalagi ‘toket’ indahnya.

    “Yaan..!Nama kamu Iyan kan? Irene sakit tuh, dia masih di dalem kelas, pusingkatanya. Emang abis kamu apain sih tadi? Kamu tubrukin lagi kayakemaren?” ada teman Irene yang ngomong sambil gebukin aku pakai bukutebelnya dia.

    “Weee.. enak aja.. lagian tuh buku kalo udah nggak kepake, jual kiloan aja daripada buat gebukin orang..”

    “Emang bener Irene sakit yah?” sambungku.

    “Iyatuh.. eh yah kamu udah kenalan sama dia yah.. waah cepet banget kamu..Irene tadi pesen ama aku kalo dia minta kamu nemuin dia sekarang. Gilakamu Yan cepet banget. Eh yah namaku Lisbeth..”

    “Cepet apaan?Apa yang cepet banget?” heran juga aku dengan omongannya, tapi nihcewek boleh juga, lebih tinggi dari Irene, langsing, putih, mulus juga,wajahnya manis sekali, rambut sedikit ikal, hmmm.. payudara 34 (tidaktahu cup-nya).

    “Lis, kamu mau juga nggak?”

    “Mau apaan sih?” Lisbeth mencoba mengejar maksud pertanyaanku.

    “Ditubruk ama Iyan..”

    “Sapiii.. dasar tukang tubruk..!” sambil pukulin buku tebelnya lebih kencang ke pantatku.
    “Heee.. pukulnya kok belakang sih?”

    “Emang kamu mau aku pukul yang depan.. hihi..?” gila nih cewek agak bikin aku terangsang juga.

    “Udahah.. aku ke Irene dulu deh.. kamu pulang sana udah malem tuh, diperkosaorang tahu rasa entar..!” jawabku sambil pergi masuk kelas.

    “Ooo arek nggak genah (anak tidak waras: dalam basa Jawa), Nggapleki (salah satu dirty words di kotaku)..!” maki Lisbeth.

    Di dalam kelas, Irene kelihatan pucat sekali wajahnya.

    “Kenapa..?” tanyaku sambil mengelus rambut Irene.

    “Ngak pa-pa, cape aja. Kamu sih bikin aku kaya gini.. nggak bisa jalan jadinya..”

    “Pulang yuk..? Kalo capek kugendong yah sampe parkiran..”

    “Hihi.. kamu gilanya bener-bener deh. Malu dong Yan..?”

    “Nggak pa-pa, biar semua tahu kalo kamu tuh punyaku..”

    “Emang kalo kamu gendong aku mereka semua bisa tahu kalo aku sayang sama kamu..?” tanya Irene.

    “Iya kali. Kita ke HIMAPALA yah..? Kamu istirahat bentaran di sana, trus entar pulang..”

    “Maluuu Yaan.. Irene malu.. Aaahh Iyaaann..!” langsung kuangkat badannya.

    “Ssstt.., nggak usah teriak dong.. deket kuping lagi..” sambil ku bawa badan Irene.

    “Yaan..?”

    “Hmm…? Hmmppfgfgf…” astaga, nih anak walau digendong bisa sambil ciuman juga.

    Akuudukin Irene ke meja dosen (sorry pak dosen..) sambil tetep ngelakuinFrench Kiss. Lidah dia udah langsung nyelonong masuk ke mulutku. Hmmm..feel so good, Irene cium aku lembut banget ga ada napsu cuman sayangaja dari dia.

    Braaaaaakk!!!{{{{{STEREO}}}}”Ya ampuuuuuuuunn!!!..kalian.. kkhh.. kkkaalliiaan???”Huaaaaa pintu kelas kebukaaa.. aku amaIrene jelalatan deh kaget banget tapi weee.. pelukan Irene tetepnangkring di leher. Abiiis.. dia tahu sapa yang di pintu, dia malahnyandarin kepalanya ke dadaku.”Lisbeeth!!.. ngapain masuukk euuyy??”sewot juga liatin si Lisbeth cengar-cengir di pintu.

    “Udah diem kamu!stooop doong ketawanya!” sambil aku gendong Irene ke markas anakHIMAPALA (lumayan deket kok markasnya cuman di belakang kelasaja).Habis melihat Irene yang langsung ketiduran dalam pelukanku dilantai markas anak HIMA, aku merebahkan tubuhnya, kupakai tasku buatbantalan kepalanya. Setelah pesan titip jagain Irene ke anak yangpiket, aku pamit mau beli soft drink. Untung saja yang piket kebetulancewek.

    “Ida aku titip cewekku yah.. aku ada di kantin, laper nih..”

    “Enak aja emang di sini tempat parkir motor apa heh..?”

    “Iyaaku tahu kok, sorrie deh.. dia sakit tuh tidurin sejam aja, ntar akubangunin kalo pulang.. kasian kan..? Eh yah kalo ada cowok mo masuklarang aja yah.. pleaseee?””Iya.. iya udah sana!” usir Ida sambilterusin baca comicnya.Aku lari balik ke kelas untuk ngambil tas danbuku Irene yang ketinggalan.

    “Wee.. kamu masih di sini..? Belom pulang juga..?”

    “Males Yan..” jawab Lisbeth, agak kaget juga kumasuk lagi ke kelas.

    “Nih.. mo ambil tas Irene. Apaan sih liat-liat..?”

    “Nggakkok.. cuman.. eh.. nggak jadi deh Yan..” what’s wrong with her? siLisbeth neh napa juga jadi gagu kaya gini?”Yah udah deh Lis.. akunungguin Irene di HIMA yah.. yuk””Yan…” duuhh neh anak ngerepotin ajabikin brenti pas mo keluar pintu.Lisbeth bangun dari meja dosen yangdia duduki.

    “Ada apa sih..?”

    “Aku.. aakkku.. udah tahu semua Yan..”

    “Tahu apaan..?”

    “Itu.. Yan..”

    “Itu-itu apaan sih..?” duh bikin bingung juga nih cewek.

    “Yan,aku ama Irene udah temenan mulai SMA. Kita berdua selalu cerita yangkami rasain. Irene tadi di kelas nggak konsentrasi Yan.. dia cerita keaku kalo.. kalo.. hhmmm.. kalo.. kalo dia kebayang terus ama.. ama…duuhh jadi nggak enak nih ngomongnya ke kamu..”

    “Apaan sih?” sedikit kubentak Lisbeth yang tidak jelas maunya.

    “PowerRangers.. iya Power Rangers kamu tuh Yan yang dibayangin ama Ireneterus.. dia bilang kalo nggak bisa ngelupain Power Rangers kamu..”

    “JGEEERRR..! {{{STEREO}}}” seperti disambar truck container muatan sapi mendengar si Lisbeth bicara barusan.

    “Hah..? Jadiii.. jadi Irene cerita ke kamu..?”

    “Kanudah dibilangin tadi, kalo kita tuh temenan dekat banget Yan.. Kitabedua nggak ada rahasia-rahasiaan lagi Yan. Iya, yang di toilet tadidia juga cerita ke aku waktu ada kelas tadi,” jelasnya.

    “Waduuh.. si sapi (Lisbeth) nih ngejelasin sampe sedetail-detailnya.” batinku.

    “Yaann.. terus terang tadi waktu Irene cerita sempet bikin aku keringetan juga Yan..”

    “Yaann.. Lis.. Lisbeth juga pengen dapet dari kamu Yaann..!” Lisbeth lari mendekatiku, dan langsung memelukku.

    “Lisbeth.. Lisbeth juga suka sama Iyan.. Aku juga pengen dapetin dari kamu.. Lisbeth juga pengen… Power Rangers kamu..!”

    “Hgghh..! Damn..!” habis ngomong Lisbeth langsung menangkap si ‘kecil’.

    “Lis…. hhpppghgghg..!” tidak tahu kenapa, aku jadi merespon bibirnya yang mulai melumat mulutku.

    Kuladenimulai bibir kami bersentuhan sampai akhirnya si Lisbeth melumat lidahkudengan lidahnya di dalam mulutku. Tidak hanya berhenti di situ saja,tangannya dengan aktif malah mengusap lembut si ‘kecil’ yang langsungmenggeliat berubah jadi monster ‘bandot’.

    Dorongan Lisbeth yang semakinagresif membuatku sampai menyentuh ke white board, didorongnya akusambil mulai menurunkan zipper-ku ke bawah, dan mengeluarkan si’bandot’ dari celana dalamku.

    Tidak tahu kenapa, kelakuannyayang agresif ini membuatku menjadi cepat terangsang, dan gilanyaciumannya kini turun ke leherku, lidahnya menyapu semua bagian lehersamping dan depanku. Tangan kirinya lembut mengusap dadaku, dan tidakberapa lama bajuku sudah tidak terkait kancing lagi. Dengan cepatjilatan lidahnya beralih membasahi putingku.

    “Gggffgh..! Kamu sangar Lis.. terusin Lis.. Iyan punya kamu.. ambil semua Lis..!” desahku lucu juga yah..?

    “Weee.. apaan nih..?” Lisbeth memegang tanganku langsung ditujukan ke dalam roknya.

    “Vaginanya… walalahh..”

    “CD kamu mana..?”

    Gila, aku langsung dapat merasakan vaginanya di tanganku. Kuusap pelan klitorisnya, desahannya membuatku sangat nafsu.

    “Iya..iya di situ Yan.. kencengin lagi Yan.. aaah..! CD-ku buat kamu Yan..aaagghh.. vaginaku buat kamu.. aahhh.. perkosa aku Yan.. hhhggg..!”desahnya tidak karuan.

    “Duh, nih anak ribut banget..!” batinku.

    Kusambarbibir Lisbeth, kukulum sambil kuputar badan kami berdua. Kurebahkan diadi meja dosen (benar-benar dosa nih sama dosen), kusingkap roknya, danternyata…

    “Kalian nih bener-bener kompakan yah..? Tatto kalian berdua bikin aku nafsu..”

    Kelakuannya kompak sekali, sampai ke tatto-tatto-nya. Mereka berdua nih memang benar-benar deh.

    Lidahkulangsung menyapu ke dalam kewanitaan Lisbeth sambil kusibakkan melebarlabianya (dosa deh buat semua cowok yang hobbynya bikin kendor labiacewek, merusak vagina saja.. bikin tambah ‘melar’. Hehehe). Kujilativaginanya habis-habisan, ku-explore dengan menghisap klitotisnya.

    “Yaaann.. aku dapet.. Lis dapet Yaaann, terus iseepp kenceng lagi Yan..!”

    “Aaahh.. hhmmppp.. hhhgg..” vaginanya bergetar, berdenyut, dan keluar juga cairan kenikmatanya.
    Jebolpertahanan tubuh Lisbeth oleh orgasme pertamanya. Kuhisap habis semualendir yang keluar dari vaginanya yang terus berdenyut, dan jugakelakuannya lebih over daripada Irene cewekku.

    Tangan dia sampai memukul-mukul meja.

    “Waduh nih kalo ada orang di luar curiga gimana juga..”? batinku.

    Waktukulihat ke atas, duhh.. ternyata itu baju sudah kesingkap kelihatanpayudara yang sudah menjulang tinggi putingnya. Kutangkap tangannya,kuletakkan ke rambutku, dan langsung kuciumi payudara dan puting merahjambunya. Tangan kiriku merambat naik ke arah payudaranya, kutambahkenikmatan Lisbeth dengan remasan dan jilatanku secara merata dipayudaranya.

    Aku juga tidak hanya membiarkan vaginanyamenganggur. Kugesekkan kejantananku mengikuti belahan vaginanya yangmasih berdenyut-denyut seperti menghisap penisku biar cepat memasukkanvaginanya. Nafas Lisbeth tidak karuan lagi waktu kumulai memasukkanpelan kepala penisku ke dalam kewanitaannya.

    “Iyan masukin yah..?” sambil mulai kuturunkan pinggulnya mengikuti meja dosen yang innocent banget.

    “Deeper please Yaan.. aku udah pengen Yan.. ghhh..!”

    Waktumulai kumasukkan kepala ‘bandot’-ku lebih dalam lagi, tiba-tiba sajasebuah tangan kecil halus menahan si ‘bandot’ masuk lebih dalam lagi,dan saat kubangun dari kuluman puting dan payudara Lisbeth,”Ireneee..!” terkejut sekali aku melihat mata Irene yang persis premanterminal yang mau ‘palakin’ duit anak-anak bau kencur (hehe.. abis itumata sangar banget).

    “Ini sekarang udah jadi punya Irene.. nggak adayang boleh ngerasain sebelom Irene.. itu juga termasuk kamu Chie (Irenepanggil Lisbeth.. Chie-chie)..!”

    Aku bingung juga, nih anak mau ‘ngelabrak’ apa mau ikutan sih, habis omongannya meragukan sekali.

    “Iyan ini yang buat kamu tinggalin aku sendiri di HIMA yah..? Udah dapet yang lain..?”

    “PLAAkkk..! {{{STEREO}}}” Waduh nih pipi jadi sasaran tamparan Xena ‘The Princess Warrior’.

    “Chie tega kamu Chie..!”

    Pikirankuwaktu itu harus berputar cepat untuk mengatasi masalah ini. Langsungkudorong Irene duduk di kursi dosen, kusingkapkan rok hitamnya.

    “Hah..? Apa-apaan nih..?” batinku heran juga.

    Vagina Irene juga sudah tidak ada celana dalamnya, dan juga sudah basah sekali.

    “Irene..?” sempat heran juga ketika kutanya soal vaginanya.

    “Itupunya kamu sayang.. udah aku siapin, dari tadi aku udah di dalem kelasngeliat kalian bedua. Hihihi, aku ama Chie udah janjian kerjain kamu,kita bedua dari dulu udah punya commit sayaaang.. satu kudu buatbedua..”

    Heboh juga aku kalau tahu mereka berdua seperti ini. Aneh sekali perjanjian seperti itu.

    “Daritadi aku udah masturbasi di belakang kamu Yan, Chie aja udah tahu aku,kamu aja yang keastikkan dapet barang baru sampe cuekkin keadaan…”kata Irene sambil tersenyum mengejek.

    Mereka berdua hanya tersenyumsaja melihatku yang lagi tertegun tidak tahu mau marah, senang, excitedatau apalah namanya melihat dua cewek yang sama sifatnya, samatatto-nya (hehehe), dan mereka juga sama-sama jadi fans-nya ‘PowerRangers’-ku.

    “Iyan sayang, kamu ambil aja yang jadi punya kamusayang..” kata Irene sambil meraih tanganku dan mengusap-usap vaginanyayang sudah becek sekali.

    Tangannya meraih penisku dan disiapkannya untuk penetrasi di kewanitaannya.

    Kuraihtubuh Irene dalam gendonganku, kusandarkan dia di white board. TanganIrene memeluk leherku sambil aktif mengulum mulut dan lidahku di dalam.Setelah kusingkapkan semua kaos ketat biru lepas dari tubuhnya, sambilmenyangga pantat Irene dengan tangan kiriku mulai kuurut pelan bentuk’cute’ penisku. Kuselipkan di antara pangkal paha Irene, setelah tepat,mulai kudorong pelan masuk ke dalam vaginanya yang tidak tahu kenapaterus-terusan berdenyut-denyut gitu yah?

    “Honneeeyyy..! Aaahhh..!” desahnya.

    “Is this the real of my girl..?” batinku.

    Walalahh..ternyata dia juga tidak kalah agresif dengan temannya Lisbeth. Kukulumbibir dia, kuhisap agak brutal juga sih, nah habis teriakannya jugabahaya sekali kalau tidak diredam. Dia mengerang meregang saat secarapelan meresapi proses penetrasi yang sengaja kubuat lambat. Setelahkepala ‘bandot’-ku masuk, kugesekkan pelan keluar masuk. Kumasukkansedikit lagi, kugesekkan lagi. Sengaja memang kubuat dia makinpenasaran dengan memperlambat seluruh proses penetrasiku.

    “Feel the art, feel the beauty, feel it slowly my dear…”

    “Iyaann,pleasee.. jangan siksa akuu.. aagh.. jahaaatt kamu.. masukkin semuasayang.. hhgg..!” katanya jengkel sambil tangannya menggapai pantatkumemaksa untuk lebih dalam lagi penisku menjelajah vaginanya.

    “Chiiiee.. bantuiiinn agghh..!”

    Weheheh.. kalian pernah tahu tidak, penetrasi minta antuan sama temannya (si Irene nih ada-ada saja deh).

    Dan, “Jjjlleebb..!”

    “Hhhgghh.. aaahhh.. Yaaan..!”

    “Setaaan..!” si Lisbeth benar-benar bantuin temannya, dia langsung dorong pantatku menghantam keras pangkal paha Irene.

    “Aku dapet.. aku.. aaghhh.. Iyaaann..!”

    Meskipunaku lagi terdiam meresapi ‘the beauty of penetration’ yang dirusak olehLisbeth, tapi kok bisa-bisanya si Irene dapat orgasm pertamanya yah.

    Bergerak memutar kumainkan vagina Irene dengan penisku di dalam sambilkutambah sensasi orgasmnya dengan menjilat, menghisap puting danseluruh dadanya diikuti keringat yang membuat tubuhnya licin merangsang.

    “I think this is the coolest sillhoute of Girl’s breast.” batinku.

    “Kamu bikin aku kelabakan terus mulai pertama kenal..?” sambil Irene cium hidungku dan sedikit mengatur nafasnya.

    “Chie kita kerjain nyoo..!” kedip mata Irene dibalas mata sapi si Lisbeth, sepertinya aku akan dikerjai mereka nih.

    “Ready to go honey..?”

    “Mo kemana..?” tanya Irene.

    “Mo ini neh..,” langsung cepat kutekan dalam-dalam kejantananku ke vagina Irene.

    “Yaaann.. aahhh.. ngiluuu Yaann.. stop Yan.. stoop..!”

    “Katanya mo kerjain Iyan? Mana? Kok gantian dikerjain..?” Jelek juga yah.., aku balas dendam seperti ini.

    “Iyahhgg.. abis kamu cepet banget nggak permisi dulu ama yang punya…Aaaagghhh..! Iyaaann..!” selesai ngomong seperti iyu kuhujamkan cepatlagi penisku menerobos vagina Irene.

    “Iyaann.. aah.. sshh.. hhmm.. Iya.. iyaa di situ Yan.. yang kenceng lagi.. nakal.. nakal kamu Yan..!”

    Astaga,aku tidak menyangka si Lisbeth, dia turunkan celanaku sampai habis. Diajongkok di bawah pantat Irene sambil menghisap gantian buah testiskudan vagina Irene bergantian. Sempet senyum juga sih waktu Lis bilang,”Aaduuhh!!.. aduuhh!!”

    Salah sendiri, siapa suruh di bawah kayagitu. Kepala dia sering terbentur pangkal paha Irene yang bergerak liarmerespon gerak intens-ku merojoh dari mulai pelan setengah masuk sampaikuamblaskan semua penisku dengan sekuat tenaga. Huaaa..! mulutku tidakdapat diam mengerjakan dada berkeringat Irene sambil sesekali kubuattanda merah di sekitar puting lancipnya.

    “Honeeyy.. honeeyy..honeeyy..!” bayangkan saja seirama keluar masuknya si ‘bandot’, Ireneteriak dengan suara cemprengnya seperti itu, dan di bawah cuek saja Lisdengan kerjaan barunya.

    Kontras sekali nih suara. Suara cemprengIrene, bunyi kecipak kemaluanku di vagina Irene, dan lucunya ditambahdengan suara aduh-aduh dan kecapan lidah si Lis di testisku.

    Sekitar5 menit aku terus menggempur semua isi vagina Irene dengan kemaluanku,dan sekitar itu pula Lisbeth tidak bosan-bosannya mengulum, menjilatsambil sesekali memijat buah testisku. Hmm.. capek juga ternyata denganmodel berdiri seperti ini. Kurengkuh tubuh Irene tanpa melepas kemaluankami berdua, lalu kurebahkan kembali tubuh mulus berkeringat itu dimeja dosen yang langsung protes dengan jeritnya. “KRRRIIEETTT..!{{{STEREO}}}”

    Kulumat kembali bibir Irene, kukecup juga leherjenjang tak berdosanya, dan langsung turun merambat ke arah payudaraseiring keluar masuknya penisku.

    “Cuu.. rrrang..!” teriak Lisbeth.

    Huahahadengan pindah posisi seperti ini ternyata dia tidak dapat memuaskannafsunya ke testisku. Nah memang ngilu sekali kalau testis dipijatterus seperti itu kan?

    Habis ngomong seperti itu, segera si Lismerapatkan tubuhnya ke punggungku yang agak sedikit condong ke bawahmenjilati puting basah si Irene. Tidak kurang akal Lis menjilati leher,sampai punggungku. Lumayan susah juga dia melakukan itu gara-gara tubuhyang terus tidak berhenti menggoyang tubuh mulus di bawah.

    Gilaaku merasa seluruh kemaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginaIrene. Aku mempercepat tempo goyangan pinggulku, karena aku merasatidak lama lagi Irene akan mendapatkan orgasmenya sekali lagi, dan akuakan mendapatkan menu yang lainnya lagi di atas punggungku hehe…

    Tidakberapa lama kemudian, nafas Irene sepertinya sudah mulai ngos-ngosan.Dia peluk aku erat sekali. Aku semakin bersemangat menaik-turunkan si’bandot’ dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dan putingkirinya kuhisap dengan kuat. Dia mulai ribut merintih sambilmenggeleng-gelengkan kepalanya, sesekali dia juga mencium bibirku.Kakinya sudah melingkari pinggangku, si Lis sampai hampir ketendang.

    “Ohhh.. Yan terus.. iya.. ohhh.. lebih dalam.. cepetan lage Yaann.. aarrgghh…!” desah Irene.

    Makinlama makin kupercepat gerakanku, membuat gerakan Irene semakin liarmenghajar meja dosen kucel itu. Akhirnya kurasakan dia mulai mengejang,kedua kakinya tambah kencang menjepit pinggangku, tangannya memelukkuerat-erat, bahkan aku merasa kuku Irene mulai menggores punggungku,waduuhh dapat tatto gratis nih aku.

    “Yan.. sedikit lagi..akhhh.. aku dapet Yaann.. kencengan lagi.. tahan dikit lagi.. OooohhIyaaann…” akhirnya cairan hangat kurasakan membasahi batangkemaluanku disertai teriakkan panjang Irene.

    Tubuh Irenekejang-kejang seperti orang kesetanan, matanya tertutup rapat danmulutnya terlihat setengah terbuka hanya mengeluarkan desisan panjang.Terasa olehku lelehan bahkan pancaran lendir yang keluar dari liangkemaluan Irene menerobos melewati celah-celah sempit di antara dekapandinding dan bibir kemaluannya yang menjepit batanganku, terus menetesdan mengalir sampai jauh. Aku terus menggenjot vagina becek itu denganmulut selalu menghisap puting Irene.

    “Ampuunn Yaann.. ampuunn.. ngilu.. ngilu, udaahh oohh..!” desahnya.

    “Chietolong chie.. chieee..!” belum habis rintihan Irene, sebuah tangankecil menjambak rambutku sehingga aku terdongak bangun dari kulumanputing Irene dan juga sebuah bibir lembut dan basah segera mengulumganas bibirku.

    “You’re mine now.. It’s my turn..!” kata Lisbeth tiba-tiba.

    Tubuhku langsung didorong Lisbeth menduduki kursi dosen yang sudah disiapkan di belakangku.

    Setelah duduk, “Lis.. bentar Liss… aahhh..!” kataku.

    Dipegangnya batangan ‘bandot’-ku dan dihempaskan langsung tubuhnya tanpa kenal ampun melahap semua gagahnya kemaluanku.

    “Aaahhh..Yaann gilaa.. nggak bisa masuk semua.. aahh.. penuh banget Yaann…ngeganjeell.. aadduhh sakit banget Yaann, I like your dick, so big.It’s mine.. it’s mine..!”

    Tiba-tiba saja si Lis langsung mengeluarkan ‘bandot’-ku dari terkaman vaginanya. Sambil jongkok dia kulum penisku.

    “Kamu di atas yah Yan.. sakit kalo aku di atas..”

    Lisbethsegera mengambil celanaku, dan merebahkan tubuhnya (enak saja nih anak,celanaku dikotorin terus sama mereka, tadi di toilet, sekarang dilantai buat alas tidur si Lis). Tapi karena nafsu, aku sudah tidakperduli dengan celanaku lagi. Kulumat bibir Lisbeth, sementarasenjataku kugesek-gesekkan mengikuti alur labia mayoranya.

    Akhirnya,dengan kesabaran yang sudah mulai hilang, tangan Lisbeth meraihpenisku, dimainkan kepala bajanya di area klitorisnya sebentar, dansetelah sampai di pintu kemaluannya, langsung kutekan kuat.
    Denganbelum siapnya Lisbeth menerima cepatnya penisku masuk ke vagianya,langsung dia menggeram sambil teriak-teriak, “Sialan.. bangsat kamu…aahhh… terus-terus.. iyaa.. aduuhhh.. nakal bangeett sih.. oohhhYaaannn..!”

    Celah Lisbeth berbeda dengan Irene, lebih hangat danmenggigit (tentunya aku tidak akan ngomong ke Irene dong, huehee..jahat nih vagina bisa kaya gini menghajar penisku). Kutahan pantatku,aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku.

    Perlahan kutekanpantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya. Gigi Lisbeth tertancap dilenganku saat aku mulai menaik-turunkan pantatku dengan gerakanteratur. Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batangankuterasa sangat nikmat. Kubalikkan tubuhnya ke samping. Senjatakumenghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya dan kutahan denganlututku. Batang senjataku amblas sampai menyentuh di mulut rahimnya.

    Puasdari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat pantat Lisbeth. Dengangerakan elastis, kini aku menghajarnya dari belakang. Tanganku meremasbongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuksemakin cepat. Erangan dan rintihan yang tidak jelas terdengar lirih.Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabutsenjataku.

    “Pllop..!” terdengar suara saat kucabut si ‘bandot’, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Lisbeth yang mencengkram penisku.

    “Achh, kenapa? Kenapa..? Aku sedikit lagi..” protes Lisbeth.

    Dialangsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah. Dengan liarLis meraih penisku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambilberjongkok.

    “Yeeaaahh..!” kini dengan buasnya Lis menggoyang dan menaik-turunkan pinggulnya.

    Sementaraaku di bawah sudah tak sanggup menahan nikmat yang aku dapat dariempotan vagina si Lisbeth, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turundigoyangkan juga diputar-putar, dan sesekali memijat penisku sepertimenahan pipis (nih cewek lebih pengalaman dari Ireneku nih).

    Aku bertahan sekuat mungkin.

    “Aaahh… Lis..!” penisku di dalam kewanitaan Lisbeth berdenyut-denyut tertahan mengeluarkan muatannya.

    “Yaann.. aaahhh.. penis kamu.. penis kamu… aahhh Yaann aku dapeettt..!”

    Selesairintihan Lisbeth, mengalirlah cairan kenikmatannya dan disusul spermakuyang memancarkan air kehidupan, membasahi semua liang yang sempit itu.Ambruk tubuh Lis menimpa dadaku.

    Dengan tenaga yang ada, aku masih aktif memutar pantat Lisbeth sambil meremas lemah.

    “Iyan sayaaang.. You are the doctor.. aahh.. udah Yaann ampun deh kamu.. geli Yaann aahhh..!”

    “Chie-chie..!Chie nggak boleh panggil sayang.. yang boleh panggil sayang cuman akuChie..!” lemah Irene langsung bangkit dari meja dosen sambil tangandiletakkan di pinggangnya seperti orang mau melabrak, tapi aneh,walaupun seperti mau melabrak tapi sambil tersenyum. Lucu kan tuhgayanya.

    Kami saling gantian berciuman, menjilati keringattubuh, bergiliran dan bersamaan. Dan mereka berdua dengan kompaknyasaling giliran menjilati penisku yang meskipun enak banget dihisap dandijilat sama mereka berdua, tapi tetap saja sudah loyo. Lemas sekali,capek kali tuh ‘anak kecil’ huehe…

    Setelah kami mengenakan pakaian, Lisbeth mengeluarkan setumpuk tissue dari tasnya.

    “Lis..please.. jangan Lis, jangan dibersihin.. biar.. jadi kenangan ruanganini.. kalo masih ada bekasnya bakalan seru kan yang ada di ruangan inibesok, tul nggak..?” cegahku ke Lisbeth yang mau melap bekas air cintakami bertiga yang berceceran di meja dosen dan di lantai depan kelasmereka.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Biduan Dangdut

    Cerita Sex Ngentot Dengan Biduan Dangdut


    1389 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Biduan Dangdut, Erika adalah nama dari seorang biduan yang banyak di kenal di daerahku, wajahnya tidak begitu cantik namun tubuhnya yang seksi membuat semua orang terpana melihat aksi panggungnya. Dan lagi Erika begitu pintar mengambil hati para penontonnya apalagi bagi para laki-laki hidung belang, dengan mudahnya Erika dapat saweran yang lumayan tebal dari mereka.

    Usianya baru 21 tahun karena itu dia merupakan biduan dangdut yang masih ranum-ranumnya, awalnya aku tidak pernah menduga dapat sedekat ini dengan Erika. Karena aku laki-laki yang jauh di atas umurnya, namaku Fikri dan aku seorang pedagang yang bergerak di bidang perikanan. Kini aku sudah banyak menampung pekerja hingga 500 pekerja yang semuanya berasal dari lingkunganku sendiri.

    Karena itu aku cukup di kenal sebagai saudagar kaya, namun belum juga menikah diusiaku yang sudah menginjak 38 tahun. Dan bukan hanya itu saja tapi aku juga tidak pernah sekalipun melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot meskipun tidak sedikit wanita yang mencoba mendekati aku bahkan banyak dari mereka yang mempertontonkan lekuk tubuhnya dan memang mengundang syahwatku.

    Tapi aku bisa menepis semua godaan itu, hingga akhirnya aku mengenal sosok Erika. Awalnya aku mengira tidak akan pernah tertarik pada gadis seusianya, saat itu aku sedang berada di ruang karaoke salah satu tempat hiburan di kotaku, dan kebetulan temanku mengundang Erika untuk menemani kami. Karena sudah biasa bagi kami jika berkumpul di tempat seperti ini.

    Selalu membawa biduan untuk menemani, kebanyakan dari teman-temanku sudah banyak menenggak minuman keras begitu juga denganku. Tapi sebelum mabuk akupun menghentikan minuman yang memabukkan itu, hingga malampun telah larut dan banyak sebagian temanku yang sudah pulang hingga akhirnya tinggal aku bersama dengan Erika yang aku lihat sudah mabuk juga.

    Akupun membawanya ke dalam mobilku berniat mengantarnya pulang, tapi sampai di dalam mobil akupun jadi ingat kalau aku tidak tahu alamatnya. Mau menelpon dengan menggunakan ponselnya, akupun takut salah pencet pada orang yang salah. Akhirnya aku membawa Erika pulang ke rumahku, dan aku memberikan sebuah kamar untuk di tempati diapun hanya mengikuti karena memang sudah mabuk.

    Keesokan harinya aku terbangun dan teringat pada Erika yang tidur di kamar sebelah kamarku. Akupun hendak pergi ke kamarnya tapi aku masuk ke dalam kamar mandi dulu untuk membersihkan muka serta tubuhku, saat aku kembali ke dalam kamar dengan memakai handuk aku lihat Erika sudah berada di sana. Aku sempat kaget ketika dia duduk di samping tempat tidurku.

    Ketika melihatku keluar dari dalam kamar mandi diapun berkata “Makasih ya Om.. semalam sudah mengajak Erika pulang..” Aku hanya tersenyum dan berkata “Sudah kamu mandi biar segeran badannya trus kita sarapan dulu…” Erika bangun dan hendak ke kamar mandi, tapi begitu tubuh kami berdekatan bukannya langsung ke kamar mandi tapi Erika menatap mataku dengan tajamnya.

    Akupun membalasnya sampai akhirnya diapun mendekat lalu memeluk tubuhku, sontak saja handuk yang aku pakai langsung terjatuh melorot. Tiba-tiba tubuh Erika menggerayangi tubuhku hingga akhirnya wajahnya kini berada di depan kontolku yang menyeruak keluar “OOooouughh… oom… Erika pingiiin…” Dan langsung saja dia mengulum kontolku dalam mulutnya.

    Tanpa ada rasa segan dia terus saja melumat kontolku bahkan hingga aku bergelinjangan “OOooggggghh… aaagggghhhh… Eriiiikaa… pelaaan… sayaaang….” Namun dia terus melumatnya bahkan Erika menjilat kontolku dengan lahapnya layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot, dan aku memejamkan mataku menikmati setiap sentuhan yang di berikan Erika.

    Dia sepertinya begitu sange melihat kontolku yang berdiri tegak, berkali-kali Erika mendenguskan hidungnya mencium kontolku dari pangkal hingga ujungnya “Aaaggggghh…. saaaayaaaang…. nikmaaat…. saaayaaang… aaaaggggghh… aaaaggghhhh…” Desahku pada saat aku rasakan kenikmatan yang tidak terkira dan tetap saja aku tutup mataku.

    Hingga akupun merasa Erika kembali bangun sambil terus menggerayangi tubuhku dngan bibirnya, seperti pemain dalam adegan cerita ngentot diapun melepas pakaiannya sendiri. Hingga nampak dihadapanku tubuh mulusnya yang membuatku mataku terbelalak, aku tidak menduga kalau Erika akan melakukan hal itu di depanku. Kini dia dorong tubuhku hingga akupun terbaring di atas tempat tidur.

    Dengan binalnya dia menindih tubuhku sambil berusaha memasukkan kontolku pada memeknya yang berada di atas tubuhku. Setelah sedikit mengalami kesulitan akhirnya kontolkupun menyelinap masuk dalam lubang memeknya “OOOuuggggghh… aaaaaaaggggghhhh… ooouuuggghhh…. teruuuus… saaayng…. aaaaaagggggghhhhh… aaaggggghh” Genjotan pinggul Erika sungguh nikmat rasanya.

    Apalagi terkadang dia memutar-mutar pantatnya di atas kontolku “OOoooouuggghh…. oooouuuuggghhh….. ooouugghh… saaa… yang… aaaagggghhh… aaaagggghh..” Aku merasa tidak dapat menahannya, tapi bisikan ERika membuatku berusaha menahan larva hangatku “OOOuugggghh… ooomm… jaaaangaaan sekaaaaraang… aaaaggggghhh… aaagghh.. ntar lagi… ” Katanya.

    Namun ketika Erika kembali memutar pantatnya sambil terus bergoyang di atas tubuhku. Tiba-tiba rasa nikmat mengalir pada setiap tubuhku lalu dengan segera tumpah saat itu juga “OOOOuuugggggghhh… aaaagggggghhh.. ooouugghhh… aaaagggggggghhh… aaaagggghhh..” Aku tekankan kontolku pada memeknya dengan cara memegang pantatanya hingga tidak lagi bergerak.

    Erika sepertinya megetahui kalau aku sudah mencapai puncak klimaks dari adegan cerita ngentot kali ini “Maaf saaayaang.. Om.. suudaah nggak kuaat… aaaaaggghhh..” Erika tersenyum kini tangannya sudah melingkar memeluk tubuhku yang basah oleh keringat, diapun memberikan ciuman mesra padaku dan aku membalasnya layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot.

    Akupun memeluk tubuh Erika kemudian aku membopong tubuhnya dan memasukkannya dalam kamar mandi. Dan kamipun mandi bersama setelah itu kami nikmati sarapan yang agak telat karena masih melakukan adegan seperti dalam cerita gentot tadi. Sejak saat itu aku merasa kalau aku memiliki rasa yang beda pada ERika, biduan dangdut yang selama ini hanya menemaniku di tempat karaoke.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Penyanyi Cafe

    Cerita Sex Penyanyi Cafe


    643 views

    Perawanku – Cerita Sex Penyanyi Cafe, Malam itu aku dinner dengan clientku di sebuah cafe, Sebuah band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz, Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. Aku memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berusia kira-kira 26 tahun. Suaranya memang sangat jazzy.

    Gadis ini wajahnya tidak terlalu cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. Tubuhnya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Senyumnya manis dan matanya berbinar indah. Cukup seksi. Apalagi suaranya. Membuat telingaku fresh.

    “Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang ingin bernyanyi bersama saya, mari.. saya persilakan. Atau jika ingin request lagu.. silakan”.

    Penyanyi yang ternyata bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai kemudian telingaku menangkap perubahan cara bermain dari sang keyboardist. Aku melihat ke arah band tersebut dan melihat Felicia ternyata bermain keyboard juga.

    Felicia bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan berusaha mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’. Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya. Felicia ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Felicia. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.

    “The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Aku melanjutkan percakapan dengan clientku dan tak lama kemudian aku mendengar suara Felicia.

    “The Boy From Ipanema.. Untuk Mr. Boy..?”

    Bahasa tubuh Felicia menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia bisa melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya. Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Aku kembali berbicara dengan clientku. Tak lama kudengar suara Felicia menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Kulihat sekilas Felicia tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.

    “Felicia.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Felicia meresponsku. Segera kutelepon dia.

    “Hai.. Aku Boy. Kau dimana, Felicia?”

    “Hi Boy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”

    “Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Felicia.

    “Rayuan ala Boy, nih?”

    “Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”

    “Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”

    “Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”

    “Okay.. Aku tunggu ya.”

    “Okay.. See you soon, sexy..”

    Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30. Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.

    Dalam perjalanan mengantarkan Felicia pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil.

    “Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.

    “Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.

    Aku memang ingin membuat Felicia kedinginan. Kulihat Felicia bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.

    “Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.

    “Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”

    “Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”

    “Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”

    “Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.

    “What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Felicia tampak terkejut. Mukanya terlihat penasaran.

    “Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.

    “Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.

    “Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”

    Felicia masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Atau Felicia memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos. Kukira Felicia akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.

    “Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.

    “Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”

    Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Felicia.

    “Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi.

    “Ajarin dong..” kataku.

    Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.

    “Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.

    “Oh ya..” aku berdiri.

    Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!

    “Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Aku tertawa saja.

    Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja. Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Felicia malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!

    Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.

    “Agh..” kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.

    “Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.

    Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Felicia kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Felicia duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Felicia tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!

    Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.

    Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.

    Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku. Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.

    “Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Felicia mengerang.

    Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku. Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.

    “Payudaramu seksi sekali, Felicia.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Felicia memainkan bola matanya dengan genit.

    “Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.

    “Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.

    “Ergh..” desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.

    Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Felicia kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.

    “Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi.

    Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.

    “Agh.. Agh..” Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.

    “Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.

    Rupanya Felicia adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami. Felicia menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.

    “Hey.. Perih tau!” teriak Felicia. Aku tertawa.

    “Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.

    Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.

    “Aku mau nyampe, Felicia..”

    “Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.

    “Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak makin keras.

    “Yes.. Aku juga hampir sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”

    Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..

    “Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Felicia makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.

    “Aarrgghh.. Yeeaahh..” Felicia menyusulku orgasme.

    Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia. Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.

    “Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”

    Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.

    Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.

    “Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Felicia. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa.

    “Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.

    “Hi Gladys..” sapaku.

    Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Felicia dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Dewasa Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot Di Kamar -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot Di Kamar -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1359 views

    Perawanku – Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.Cerita Bokep

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.


    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.
    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

  • Cerita Sex Pelacur Fitri Cantik Pemuas Nafsu Para Lelaki Hidung Belang

    Cerita Sex Pelacur Fitri Cantik Pemuas Nafsu Para Lelaki Hidung Belang


    903 views

    Perawanku – Cerita Sex Pelacur Fitri Cantik Pemuas Nafsu Para Lelaki Hidung Belang, Sebut saja nama saya (murni) aku seorang pelacur di Jakarta selatan. “… Hari saya hanya di perusahaan dari lelaki hidung belang yang hanya mendistribusikan saat knikmatan, wlwn saya tidak menerima nasib saya begitu baik apa yang bisa saya katakan nasi sudah menjadi bubur.

    “… Saya pikir vaginanya sudah rusak, ntah brapa puluh kontol yang mendarat dan keluar memekku, sebaliknya ada seorang pria yang kur ang puas sampai-sampai pantat saya juga digunakan alias di bandara sodomi TPI kdang jrang jika saya ass gay lwat alya ngerasain bnget sakit kaya irisan pisau cukur.

    “… Kadang-kadang pelanggan saya banyak usia 30-40an, tetapi ada juga usia 15-20 kali tarif belum tentu seseorang di atas tarif normal, beberapa di bwah normal, satu kdang gratis, biasanya berusia 15-20 yang tuch tas kya gtu iseng alya kdang saya suka byar jg gk begitu kepincut saya bahagia.

    “…. Suatu hari aku berada di tinju pria pengusaha nama suXes (Ronal) dia tinju saya smpe 5 mlam untuk merayakan keberhasilan dan bntar lagi menghapus lajangnya.

    Di malam hari MPE 5-puasin dia puas aku kewalahan melayani lima hari di fasilitas kamar hotel lengkap dengan tidak ada alasan untuk pergi atau keluar hotel, makan, minum, semuanya dijamin.
    Pas malam untuk 1.

    “..Eh Lupakan kami tidak dilakukan smpet knalan” .. katanya.
    “Owh ya maaf pak” .. jwbku bentak.
    “Jangan pnggl donk bpk, ja Ronal ..” jwbnya.
    “Pak ..iya, eh ronal.sya murni” AGK jwbku pendiam.
    “..owh Fitri ya, sudah brapa lma trjun ke dunia ini ?? tanyanya.
    “..hmmm, Sekitar 7thn’an ..” jwbku.
    “..Wakh Sudah bnyak pengalaman donk” .. katanya.
    “..hmm, Ya gtu” AGK .jwbku malu.
    “… Ronal kemudian mengangkat minuman pesan tlpn lalu ..
    “.km Mwu minum apa ?? tanyanya.
    “Apa boleh..jwbku ja.
    .. “Kemudian Ronal memesan minuman yang terkandung ntah alkohol apa yang anonim, memiliki minuman psti orng-barat orng GTU.
    “..Tok..tok..tok..pintu Hotel kamar di ketuk seorng pelayan hotel, kemudian Ronal menggabungkan semua minum dan menuangkan ke dalam cangkir (kaca kcil).
    “Dah ..kmu pernah minum kaya gni p ?? tanyanya.
    “..hmm Blm prnh, kaya pling biasa bir ja !! jwbku.
    “..owh, Km gk perlu bnyak-banyak mencoba dkit dlu ja .. !! katanya.
    . “.. Jadi saya minum, rsanya AGK manis, Phit pas di mulas.
    Setelah itu kita ngobrol panjang lebar sampai larut malam.
    Kemudian Ronal mendekati saya dan berbisik di telinga saya mengatakan.
    “..Kmu’m Siap beby ?? bisiknya.

    “..iiiiya! Jwbku ggup, bru alya x saya di tinju kaya gini, biasanya hanya doang mock sudah lngsung slese, hal ini karena tarif yang menggoda jd saya tergoda.
    “..Ronal Apakah membelai bahu saya, memijat lembut, kemudian mencium keningku, pipi, leher, belakang leher dan kemudian mendarat di bibir, ya ampun aku lngsung dug.dug ser trasa darah saya mengalir.

    Kami bertukar berpagutan n bibir bibir sesekali ia menyodok lidahnya di obat hisap, seperti yang dilakukan lidahku dia hisap dan gigitan lmbut musim.

    Segera ia mulai menanggalkan pakaian dan membungkus payudara dan mulut BH meremas-remas dan mulut mengisap puting pyudaraku mulai membiru karena nafsu bkar.

    Mencium dan membuat jiwa saya smakin jilatannya gemuruh, berkeluh kesah keluar dri mlutku Ronal cepat menghisap dan meremas pyudraku.

    Mendapatkan ke perut dan kemudian mendarat di memekku bgian yang masih terbungkus rok dan CD.
    Dia pertama kali stripping rok dan CD ku, mencium paha saya, setelah semua dia mulai menjilati mulut terbuka lebar mulai debit memeku.

    “.sssaah..sssoh … Mendesah lebih keras ketika Ronal bermain klirotisku.
    Lalu masukkan kontolnya Ronal, sleeeb..sleeb kontolnya masuk bagian, saya akan medesah “.aaaachhh.” Aku mendesah.
    Ronal kemudian menggenjot produksinya bolak-balik lebih cepat gerakan semakin mendesah kuat.
    Kemudian Ronal mencabut kontolnya posisi perubahan jd terbalik, menghadap kontolnya mulut saya dan mulut Ronal menghadap memekku.

    “Aku terkejut melihat kontolnya ..WOWW lama sudah besar lagi, sebelum gk MSUK layak segalanya.
    Lalu aku kulum kontolnya, di mulutpun hanya setengah MSUK menulis, Ronal menjilat lebih keren memekku.

    Setelah itu kami mengubah posisi di bawah Ronal sekarang saya miliki.
    “..Goyang Ya, saya ingin ngerasain goyanganmu ..” godanya.
    “..iya Siap untuk berkemas.” jwbku.

    Kemudian saya dan titik kontolnya genggam saya menuju lubang memekku sampai, sleeeb … sleeb Saya kemudian memukul sampai kontolnya menelan memekku, aku menjerit kecil karena kontolnya Ronal terasa masuk ke dalam perut saya.

    “.aaaaachhh..aaaaachhh … Aaaaa chhh …” Aku mulai bergerak goyanganku.
    Ronal kemudian mengangkat dirinya menghadapi pyudaraku dan di hsapnya.
    Kemudian Ronal datar pada tubuh saya dan di tindihnya, lagi merasa napas yang keluar karena Ronal kontolnya.

    “Aaaaachhh … aaaaachhh..aaaaac hhh.aaaaachhh.aaaaachhh.aaaaac hhh.” Ronal mepercepat genjotannya, aku mulai merasa ada sesuatu yang keluar dari memekku, lebih cepat dan aaaaachhh.aaaaachhh.desahan Ronal.
    “Crot..crot..crot ..” ronalpun ejakulasi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Gairah Ngentot Sama PRT Janda Montok

    Cerita Sex Gairah Ngentot Sama PRT Janda Montok


    8391 views
    Perawanku –  Cerita Sex Gairah Ngentot Satu cerita sex atau narasi dewasa seseorang majikan bersetubuh atau ngentot dengan pembantu tempat tinggal tangganya. Umurku baru 28 th. saat diangkat jadi manager ruang satu perusahaan consumer goods. Saya diletakkan di Semarang serta di beri sarana tempat tinggal kontrakan type 45.
    Sesudah 2-3 minggu tinggal sendirian dirumah itu lama-lama saya terasa raih juga karna mesti lakukan pekerjaan rumah tangga seperti nyapu, ngepel, bersihkan baju, bersihkan perlengkapan, bersih-bersih tempat tinggal setiap hari. Pada akhirnya kuputuskan mencari pembantu rumah tangga yang kugaji sendiri dari pada saya sakit. Lewat satu biro tenaga kerja, sore itu datanglah seseorang wanita sekitaran 35 tahunan, Sumiyati namanya, datang dari Wonogiri serta telah miliki dua anak yang tinggal dengan ortunya di desa.
    “Anaknya ditinggal dengan neneknya tidak apa-apa, Mbak? ” tanyaku.
    “Tidak, pak. Mereka kan telah besar-besar, telah SMP serta SD kelas 6, ” jawabnya.
    “Lalu suami Mbak Sum di mana? ”
    “Sudah wafat tiga th. lantas karna tbc, pak. ”
    “Ooo.. sempat kerja dimana saja, Mbak? ”  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Ikut rumah tangga, tapi berhenti karna saya tidak kuat mesti kerja selalu dari pagi hingga malam, maklum keluarga itu anaknya banyak serta masih tetap kecil-kecil.. Bila disini kan tuturnya cuma ayah sendiri yang tinggal, jadi pekerjaannya tidak berat sekali. ”
    Dengan janji juga akan kucoba dahulu sepanjang satu bulan, jadilah Mbak Sum mulai kerja hari itu juga serta tinggal bersamaku. Dia kuberi satu kamar, karna memanglah rumahku cuma miliki dua kamar. Pekerjaan rutinnya, bila pagi sebelumnya saya ke kantor bersihkan kamarku serta mempersiapkan sarapanku. Sesudah saya ke kantor baru ruang beda, nyuci, berbelanja, masak dst. Dia kubuatkan kunci duplikat untuk keluar masuk tempat tinggal serta pagar depan.
    Cerita Sex Gairah Ngentot Sesudah satu minggu tinggal dengan, kami jadi bertambah akrab. Bila dirumah serta tak ada tamu dia kusuruh menyebutku “Mas” bukanlah “bapak” karna usianya tua dia. Mujur dia jujur serta pandai masak hingga tiap-tiap pagi serta malam hari saya bisa makan dirumah, tidak seperti dahulu senantiasa jajan ke luar. Saat makan malam Mbak Sum umumnya juga kuajak makan semeja denganku. Umumnya, usai bersihkan piring dia nonton TV. Duduk di permadani yang kugelar dimuka pesawat. Bila tak ada kerjaan yang perlu dilembur saya juga turut nonton TV. Saya sukai nonton TV sembari tiduran di permadani, beberapa hingga ketiduran serta sering dibangunkan Mbak Sum agar geser ke kamar.
    Suhu udara Semarang yang tinggi seringkali buat libidoku jadi cepat tinggi juga. Lebih sekali lagi cuma tinggal berdua dengan Mbak Sum serta sehari-hari memandang liku-liku badan semoknya, terlebih bila dia gunakan daster diatas paha. (Bila digambarkan bodynya sich bebrapa serupa Yenny Farida saat jadi artis dahulu). Jadi lantas kupikir-pikir gagasan paling baik untuk dapat mendekap badannya. Mungkin sich saya tembak segera memperkosanya toh dia tidak akan melawan majikan, tapi saya bukanlah orang type itu. Menikmatinya perlahan pasti lebih berikan kenikmatan dari pada segera tembak serta hanya bisa nikmat sebentar.
    “Mbak Sum dapat mijit tidak? ” tanyaku saat satu malam kami nonton TV bareng.
    Dia duduk serta saya tiduran di permadani.
    Cerita Sex Gairah Ngentot Sama PRT Janda Montok

    Cerita Sex Gairah Ngentot Sama PRT Janda Montok

    “Kalau sembarangan sich dapat, Mas, ” jawabnya lugu.
    Cerita Sex Gairah Ngentot “Nggak apa-apa, Mbak. Ini lho, punggungku kaku banget.. Sepanjang hari duduk selalu hingga tidak pernah makan siang. “Tolong dipijat ya, Mbak.. ” sembari saya tengkurap.
    Mbak Sum juga bersimpuh di sebelahku. Tangannya mulai memijat punggungku tapi matanya tetaplah ikuti sinetron di TV. Uuhh.. enaknya disentuh wanita ini. Mata kupejamkan, nikmati. Waktu itu saya berniat tidak gunakan CD (celana dalam) serta cuma gunakan celana berolahraga longgar.
    “Mijatnya hingga kaki ya, Mbak, ” pintaku saat monitor TV menayangkan iklan.
    “Ya, Mas, ” lantas pijatan Mbak Sum mulai menuruni pinggangku, selalu ke pantat.
    “Tekan lebih keras, Mbak, ” pintaku sekali lagi serta Mbak Sum juga menghimpit pantatku lebih keras.
    Penisku jadi tergencet ke permadani, nikmat, greng serta makin.. berkembang. Saya tidak tahu apakah Mbak Sum rasakan bila saya tidak gunakan CD atau tidak. Tangannya selalu meluncur ke pahaku, betis sampai telapak kaki. Cukup lama juga, nyaris 30 menit.
    “Sudah raih belum juga, Mbak? ”
    “Belum, Mas. ”
    “Kalau raih, sini ubahan, Mbak kupijitin, ” usulku sembari bangkit duduk.
    “Nggak usah, Mas. ”
    “Nggak apa-apa, Mbak. Saat ini ubahan Mbak Sum tengkurap, ” 1/2 paksa serta merajuk seperti anak-anak kutarik tangannya serta mendorong tubuhnya agar telungkup.
    “Ah, Mas ini, saya jadi malu.. ”
    “Malu sama siapa, Mbak? Kan tidak ada orang yang lain? ”
    Cerita Sex Gairah Ngentot Agak canggung dia telungkup serta segera kutekan serta kupijit punggungnya agar lebih tiarap sekali lagi. Kuremas-remas serta kupijit-pijit punggung serta pinggangnya.
    “Kurang keras tidak, Mbak? ”
    “Cukup, Mas.. ” Sesaat matanya saat ini telah tak akan sangat konsentrasi ke monitor kaca. Terkadang merem melek. Tanganku menjangkau pantatnya yang tertutup daster. Kuremas, kutekan, terkadang tanganku kusisipkan diantara pahanya sampai dasternya cetak pantat gempal itu. Kusengaja terlalu lama membuat pantatnya, toh dia diam saja.
    “Pantat Mbak empuk lo.. ” godaku sembari sedikit kucubit.
    Cerita Sex Gairah Ngentot “Ah, Mas ini mungkin.. Mbak jadi malu ah, masak pembantu dipijitin juragannya.. Telah ah, Mas.. ” pintanya.
    Sembari berupaya berdiri.
    “Sabar, Mbak, belum juga hingga ke bawah, ” kataku sembari mendorongnya balik ke permadani.
    “Aku masih tetap kuat kok. ”
    Tanganku bergerak ke arah pahanya. Meremas-remas mulai diatas lutut yg tidak tertutup daster, lantas semakin naik serta naik merambat ke balik dasternya. Mbak Sum awal mula diam tetapi saat tanganku semakin tinggi masuk dasternya ia jadi gelisah.
    “Sudah, Mas.. ”
    “Tenang saja, Mbak.. Agar capainya hilang, ” sahutku sembari tempelkan sisi depan celanaku yang menonjol ke samping pahanya yang kanan sesaat tanganku memijat bagian kiri pahanya. Berniat kutekankan “tonjolan”ku. Serta seakan tanpa ada berniat terkadang kulingkarkan jari tangan ke satu diantara pahanya lantas kudorong ke atas sampai menyentuh bawah vaginanya. Sudah pasti pergerakanku masih tetap diluar dasternya agar ia tidak menampik. Menginginkan kulihat reaksinya. Serta yang terdengar cuma eh.. eh.. eh.. setiap kali tanganku mendorong ke atas.
    “Sekarang balik, Mbak, agar depannya kupijat sekalian.. ”
    “Cukup, Mas, kelak raih.. ”
    “Nggak apa-apa, Mbak, kelak ubahan Mbak Sum mijit saya sekali lagi.. ”
    Kudorong balik badannya hingga kemampuanng. Daster dibagian pahanya agak terangkat naik. Awal mula betisnya kupijat sekali lagi lantas tanganku merayap ke arah pahanya. Naik serta selalu naik serta dasternya kusibak sedikit sedikit hingga terlihat CD-nya.
    “Mbak Sum gunakan celana item ya? ” gurauku hingga dia malu-malu.
    “Saya jadi malu, Mas, terlihat celananya.. ” sembari tangannya berupaya turunkan dasternya sekali lagi.
    “Alaa.. yang perlu kan tidak terlihat berisi to, Mbak.. ” godaku sekali lagi sembari menahan tangannya serta mengelus gundukan CD-nya serta buat Mbak Sum menggelinjang.
    Tangannya berupaya menepis tanganku. Lihat reaksinya yang tidaklah terlalu menampik, saya lebih berani. Dasternya semakin kusingkap hingga ke-2 pahanya yang besar mengkal terpampang di depanku. Tetapi saya tidak terburu nafsu. Kusibakkan ke-2 belah paha itu ke kiri-kanan lantas saya duduk di sela-selanya. Kupijat-pijat pangkal paha sekitaran selangkangannya sembari kadang-kadang jariku nakal menelusupi CD-nya.
    “Egh.. egh.. telah Mas, kelak keterusan.. ” tolaknya lemah.
    Tangannya berupaya menahan tanganku, tapi badannya tidak tunjukkan reaksi menampik jadi tergial-gial setiap saat menyikapi pijitanku.
    “Keterusan bagaimana, Mbak? ” tanyaku pura-pura bodoh sembari memajukan tempat dudukku hingga penisku nyaris menyentuh CD-nya. Dia diam saja sembari tetaplah memegangi tanganku agar tidak keterusan.
    “Ya deh, saat ini perutnya ya, Mbak.. ”
    Tanganku meluncur ke arah perutnya sembari membungkuk diantara pahanya. Sembari memijat serta mengelus-elus perutnya, automatis zakarku (yang masih tetap terbungkus celana) menghimpit CD-nya. Terasa ada desakan di CD-nya Mbak Sum selekasnya bangun.
    “Jangan Mas.. kelak keterusan.. Tidak baik.. ” lantas memegang tanganku serta 1/2 menariknya.
    Kontan badanku jadi tertarik maju serta menimpanya. Tempat zakarku tetaplah menghimpit selangkangannya tengah muka kami berhadap-hadapan hingga hembusan nafasnya merasa.
    “Jangan, Mas.. janganlah.. ” pintanya lemah.
    “Cuma begini saja, tidak apa-apa kan Mbak? ” ujarku sembari mengecup pipinya.
    “Aku janji, Mbak, kita cuma juga akan begini saja serta tidaklah sampai copot celana, ” sembari kupandang matanya serta perlahan kugeser bibirku menuju ke bibirnya.
    Dia melengos tapi saat kepalanya kupegangi dengan dua tangan jadi terdiam. Demikian halnya saat lidahku menelusuri relung-relung mulutnya serta bibir kami berciuman. Tidak lama kemudian dia juga mulai merespons dengan hisapan-hisapannya pada lidah serta bibirku.
    Targetku hari itu memanglah belum juga juga akan menyetubuhi Mbak Sum hingga telanjang. Oleh karena itu kami setelah itu cuma berciuman serta berpelukan erat-erat, kutekan-tekankan pantatku. Bergulingan liar diatas permadani. Kuremas-remas payudaranya yang montok mengkal dibalik daster. Tak tahu berapakah jam kami begituan selalu hingga pada akhirnya kantuk menyerang serta kami tertidur di permadani hingga pagi. Serta saat bangun Mbak Sum jadi tersipu-sipu.
    “Maaf ya, Mas, ” bisiknya sembari memberesi diri.
    Tapi tangannya kutarik hingga ia jatuh ke pelukanku sekali lagi.
    “Nggak apa-apa, Mbak. Saya sukai kok tidur sembari pelukan seperti barusan. Setiap malam juga bisa kok.. ” candaku.
    Mbak Sum melengos saat lihat benjolan besar di celanaku.
    Mulai sejak waktu itu hubunganku dengan Mbak Sum makin hangat saja. Saya bebas memeluk serta menciumnya setiap saat. Seperti istri sendiri. Serta terlebih saat tidur, kami jadi lebih sukai tidur berdua. Tak tahu di kamarku, di kamarnya atau diatas permadani. Berniat sampai kini saya menahan diri tidak untuk memaksanya telanjang keseluruhan serta terkait kelamin. Dengan terlalu lama menahan diri ini lebih indah serta nikmat rasa-rasanya, sama dengan bila kita menaruh makanan terenak untuk disantap terakhir.
    Sampai satu malam di ranjangku yang besar kami sama-sama berpelukan. Saya bertelanjang dada serta Mbak Sum gunakan daster. Masih tetap sekitaran jam 9 saat itu serta kami selalu asik berciuman, berpagutan, berpelukan erat-erat sama-sama raba, pijat, remas. Kuselusupkan tanganku dibawah dasternya lantas menariknya ke atas. Selalu ke atas sampai pahanya menganga, perutnya terbuka serta pada akhirnya beha putihnya terlihat menantang. Tanpa ada bicara dasternya selalu kulepas lewat kepalanya.
    “Jangan, Mas.. ” Mbak Sum menampik.
    “Nggak apa-apa, Mbak, hanya dasternya kan.. ” rayuku.
    Dia jadi melepas tanganku. Juga diam saja saat saya terang-terangan buka celana luarku sampai kami saat ini tinggal kenakan pakaian dalam. Kembali badan gempal janda montok itu kugeluti, kuhisap-hisap puncak branya yang terlihat kekecilan menyimpan teteknya. Mbak Sum mendesis-desis sembari meremasi rambut kepalaku serta menggapitkan pahanya kuat-kuat ke pahaku.
    “Mbak Sum pingin kita telanjang? ” tanyaku.
    “Jangan, Mas. ingin sich pingin.. tapi.. bagaimana ya.. ”
    “Sudah berapakah lama Mbak Sum tidak ngeseks? ”
    “Ya mulai sejak suami Mbak wafat.. kurang lebih tiga th… ”
    “Pasti Mbak jadi seringkali masturbasi ya? ”
    “Kadang-kadang bila telah tidak tahan, Mas.. ”
    “Kalau main dengan pria beda? ”
    “Belum sempat, Mas.. ”
    “Masak sich, Mbak? masak tidak ada yang ingin? ”
    “Bukan demikian, tapi saya yang tidak mau, Mas.. ”
    “Kalau sama saya kok ingin sich, Mbak? ” godaku sekali lagi.
    “Ah, kan Mas yang mulai.. serta sekali lagi, kita kan tidak hingga anu.. ”
    “Anu apa, Mbak? ”
    “Ya itu.. telanjang gitu.. ”
    “Sekarang kita telanjang ya, Mbak.. ”
    “Eee.. bila hamil bagaimana, Mas? ”
    “Aku gunakan kondom deh.. ”
    “Ng.. tapi itu kan dosa, Mas? ”
    “Kalau yang saat ini dosa tidak, Mbak? ” tanyaku mentesnya.
    “Eee.. sedikit, Mas, ” jawabnya bingung.
    Saya tersenyum mendengar jawaban mengambang itu serta kembali memeluk erat-erat badan sekalnya yang menggemaskan. Kuremas serta kucium-cium pembungkus teteknya. Ia memeluk punggungku lebih erat. Kuraba-raba belakang punggungnya mencari lantas melepas kaitan branya.
    “Ja.. janganlah, Mas.. ” Bisiknya tanpa ada reaksi menampik serta kulanjutkan pergerakanku.
    Mbak Sum cuma melenguh kecil saat branya kutarik serta kulemparkan tak tahu kemana. Dua buah semangka fresh itu segera kukemut-kemut putingnya. Kuhisap, kumasukkan mulut sebesar-besarnya, kugelegak, sembari kulepas CD-ku. Mbak Sum selalu mendesis-desis serta bergetar-getar badannya. Kami bergumul berguling-guling. Kutekan-tekan selangkangannya dengan zakarku.
    “Gimana, Mbak.. telah siap kuperawani? ” tanganku mencapai CD-nya serta akan melepasnya.
    “Jangan, Mas. Bila hamil bagaimana? ”
    “Ya dinanti saja hingga lahir to, Mbak.. ” gurauku sembari berupaya menarik terlepas CD-nya.
    Mbak Sum berupaya memegangi CD-nya tapi seranganku dibagian atas badannya membuatnya geli serta tangannya jadi lengah. Cd-nya juga turun melalui pantatnya.
    “Kalau hamil, siapa yang mengurus bayinya? ”
    “Ya, Mbak lah, kan itu anakmu.. tugasku kan hanya buat anak, bukanlah mengurusi anak.. ” godaku selalu.
    “Dasar, ingin nikmatnya sendiri.. ” Mbak Sum memukulku perlahan, tangannya berupaya mencapai CD dari bawah pahanya tapi kalah cepat dengan pergerakanku melepas CD itu dari kakinya. Cepat-cepat kukangkangkan pahanya lantas kubenamkan lidahku ke situ. Slep.. slep.. slep.. Mbak Sum melenguh serta menggeliat sekali lagi sembari meremasi kepalaku. Terlihat dia ada dalam kesenangan. Sebagian menit lalu, saya memutar tempat badanku hingga batang zakarku pas di mulutnya sesaat lidahku tetaplah beroperasi di vulvanya. Dengan agak canggung-canggung dia mulai menjilati, mengulum serta mengisapnya. Vulvanya mulai basah, zakarku menegang panjang. Eksplorasi dengan lidah kuteruskan sesaat tanganku memijit-mijit sekitaran selangkangan sampai anusnya.
    “Agh.. agh.. Maas.. ak.. saya.. ”
    Mbak Sum tidak dapat bertemura sekali lagi, cuma pantatnya merasa kejang berkejat-kejat serta mengalirlah cairan maninya mengaliri mulutku. Kugelegak hingga habis cairan bening itu.
    “Isap anuku lebih keras, Mbak! ” perintahku saat kurasakan maniku juga telah di ujung zakar.
    Serta benar saja, demikian diisap lebih keras sebentar lalu spermaku menyembur masuk ke kerongkongan Mbak Sum yang cepat-cepat melepasnya hingga mulutnya tersedak berlepotan sperma. Kami juga terjelepak kelelahan. Kuputar badanku sekali lagi serta malam itu kami tidur telanjang berpelukan untuk pertama kalinya. Tapi zakarku tetaplah tidak memerawani vaginanya. Saya masih tetap menginginkan menaruh “makanan terenak” itu terlalu lama.
    Setelah itu aktivitas oral sex jadi kesukaan kami sehari-hari. Tak tahu pagi, siang ataupun malam apabila satu diantara kami (umumnya saya yang berinisiatif) menginginkan bersetubuh ya segera saja tancap. Tak tahu itu di kamar, sembari mandi dengan atau bergulingan di permadani. Setiap hari kami mandi keramas serta tak tahu berapakah banyak bercak mani di permadani. Sepanjang itu saya masih tetap bertahan serta paling banter cuma memasukkan kepala zakarku ke vaginanya lantas kutarik sekali lagi. Batangnya tidaklah sampai masuk walau terkadang Mbak Sum telah menginginkan sekali serta menekan-nekan pantatku. “Kok tidak jadi masuk, Mas? ” tanyanya satu hari.
    “Apa Mbak siap hamil? ” balikku.
    “Kan saya dapat minum pil kabe to Mas.. ”
    “Bener nih Mbak ikhlas? ” jawabku menggodanya sembari memasukkan sekali lagi kepala zakarku ke memeknya yang telah basah kuyup.
    “Heeh, Mas, ” dia mengangguk.
    “Mbak tidak terasa bersalah sama suami? ”
    “Kan telah wafat, Mas. ”
    “Sama anak-anak? ”
    Ia terdiam sebentar, lantas jawabnya lirih, “A. a.. saya kan juga masih tetap perlu sex, Mas.. ”
    “Mana yang Mbak perlukan, sex atau suami? ” tanyaku selalu menginginkan tahu isi hatinya.
    Kuangkat sekali lagi kepala zakarku dari mulut memeknya lantas kusisipkan saja di sela-sela pahanya.
    “Pinginnya sich suami, Mas.. tapi jika Mas jadi suamiku kan tidak mungkin saja to.. Saya ini kan hanya orang desa serta pembantu.. ” jawabnya jujur.
    “Jadi, bila sama saya hanya perlu seksnya saja ya Mbak? Mbak hanya perlu enaknya kan? Mbak Sum pingin dapat orgasme setiap hari kan? ”
    Mbak Sum tersipu. Tidak menjawab jadi memegang kepalaku serta menyosor bibirku dengan bibirnya. Kami kembali berpagutan serta bergulingan. Zakar besar tegangku terjepit di sela pahanya lantas cepat-cepat saya berbalik badan serta memasukkan ke mulutnya. Automatis Mbak Sum mengisap kuat-kuat zakarku sama dengan saya yang selekasnya mengobok-obok vaginanya dengan tiga jari serta lidahku. Sesaat lalu kembali kami orgasme serta ejakulasi nyaris berbarengan. Yah, dapatkah pembaca bersetubuh seperti kami? Sama-sama memuasi tanpa ada memasukkan zakar ke vagina.
    Jalinan nikmat ini selalu berjalan sampai satu sore sepulangku kerja Mbak Sum memberiku sekaplet pil kabe serta sekotak kondom kepadaku.
    “Sekarang terserah Mas, ingin gunakan yang mana? Mbak telah siap.. ” tantangnya.
    Saya jadi memikirkan penisku memompa vaginanya yang menggunduk itu.
    “Mbak betul-betul ikhlas? ” tanyaku.
    “Lha memanglah sampai kini apa Mas? Saya kan telah pasrah diapakan saja sama Mas. ”
    “Mbak tidak cemas walau saya tidak bakalan jadi suami Mbak? ” lanjutku sembari berjaga-jaga untuk hindari kemungkinan apabila berlangsung suatu hal di belakang hari.
    “Saya telah ikhlas lega lila, ingin dikawini saja setiap hari atau dinikahi sekalian terserah Mas saja. Saya betul-betul tak ada pamrih apa-apa di belakang kelak.. Saya cuma menginginkan kita terkait sex dengan maksimum.. tidak bebrapa 1/2 seperti saat ini.. ”
    Haah, nyatanya Mbak Sum juga jadi berkobar nafsu syahwatnya sesudah terkait sex denganku dengan spesial sampai kini. Nyatanya wanita ini memendam keinginan seksual yang besar juga. Hingga ikhlas mengorbankan harga dianya. Saya jadi tidak tega, tapi sekalian suka karna tidak akan memikul kemungkinan apa pun dalam terkait sex dengan dia. Saya sampai kini kan memanglah cuma menguber nafsu serta kelihatannya Mbak Sum juga terikut iramaku itu. Ya, sex cuma untuk kesenangan nafsu serta badan. Tanpa ada rasa cinta. Tidaklah perlu ada ketakutan pada kemungkinan mesti menikah dengan, miliki anak dll. Kapan sekali lagi saya bisa prt sekalian pemuas nafsu dengan tarif semurah ini (upahnya satu bulan 150 ribu rupiah terkadang kutambah 50 atau 100 ribu bila ada rezeki lebih). Banding biayanya apabila saya mesti mencari wanita penghibur sehari-hari. Serta sepertinya yang seperti berikut yang disenangi beberapa pria pengobral zakar serta mungkin saja beberapa besar pembaca 17Tahun inipun termasuk juga di dalamnya. Ingin enaknya, tidak mau pahitnya. Demikian, kan? Ngaku ajalah, tidak usah cengar-cengir seperti monyet gitu. Masalah sex kita sama serta sebangun kok. He he he..
    “Sekarang saya ingin mandi dahulu, Mbak. Masalah itu fikirin kelak saja, ” jawabku sembari melepas baju serta jalan ke kamar mandi bertelanjang.
    Kutarik tangan Mbak Sum untuk temaniku mandi. Bajunya juga telah kulepasi sebelumnya kami hingga ke pintu kamar mandi. Hal begini telah umum kami kerjakan. Sama-sama menggosok-gosok serta memandikan sembari menghidupkan nafsu-nafsu erotis kami. Serta acara mandi dengan senantiasa selesai dengan tumpahnya sperma serta mani kami bersama karna sama-sama isep.
    Serta godaan untuk bermain sex dengan selesai makin besar sesudah ada pil kabe serta kondom yang dibeli Mbak Sum. Besok malamnya uji coba itu juga akan kami mulai dengan kondom lebih dahulu. Soalnya saya takut bila ada resikonya apabila Mbak Sum minum pil kabe. Kata orang bila tidak pas jadi buat kering rahim. Kan kasihan bila orang semontok Mbak Sum rahimnya kering. Malam itu selesai makan malam serta nonton TV hingga jam sembilan, kami mulai bergulingan di permadani. Satu persatu penutup badan kami bertebaran di lantai. Putingya kupelintir serta samping sekali lagi kukemut serta kugigit-gigit kecil sesaat tangan kananku menggosoki pintu memek Mbak Sum hingga dia mengerang-erang ingin orgasme.
    “Sekarang gunakan ya, Mas, ” bisiknya sembari menggenggam kencang zakarku yang tegang memanjang.
    “Heeh, ” jawabku lantas dia mencapai sebungkus kondom yang telah anda siapkan di samping TV.
    Disobeknya lantas karet tipis berminyak itu bebrapa perlahan disarungkannya ke penisku. Mbak Sum terlihat hati-hati sekali.
    “Wah, jadi tidak dapat diisep Mbak nih, ” kataku.
    “Kan yang ngisep ubah mulut bawah, Mas.. ” Guraunya membuatku tersenyum sembari selalu meremas-remas teteknya.
    Sleeb.. lantas karet tipis itupun digulungnya turun hingga menutupi semua batangku.
    “Sudah, Mas, ” tuturnya sembari menelentangkan badan serta mengangkan pahanya lebar-lebar.
    Perlahan-lahan saya mengangkanginya.
    “Sekarang ya, Mbak, ” bisikku sembari memeluknya mesra.
    Mbak Sum pejamkan mata. Perlahan-lahan zakarku dipegang, diarahkan ke lobang enaknya. Kuoser-oser sebentar dimuka pintunya baru kudesakkan masuk. Masuk separuh. Mbak Sum melenguh..
    “Sakit Mbak? ”
    “Sedikit.. ”
    Kuhentikan sebentar lantas kudorong sekali lagi bebrapa perlahan serta dia mulai melepasnya. Bless.. slep.. kugerakkan pantatku maju-mundur naik-turun. Matanya merem melek, tangan kami berpelukan, tetek tergencet dadaku, bibir kami sama-sama kulum. Kugenjot selalu, kupompa, kubajak, kucangkul, kumasuki, kubenamkan, dalam serta makin dalam, gencar, cepat serta kencang. Hingga pada akhirnya gerakkanku terhalang saat mendadak Mbak Sum memelukkan pahanya erat-erat ke pahaku.
    “Akk.. saya hingga Mas.. egh.. egh.. ”
    Serta seerr.. merasa cairan hangat menimpa zakarku. Kuhentikan pergerakanku, serta cuma membenamkannya dalam-dalam. Menghimpit serta menghimpit masuk. Rasa-rasanya agak kurang enak karna batangku terbungkus karet tipis itu.
    Kubiarkan Mbak Sum istirahat sesaat sebelumnya saya mulai memompanya sekali lagi bertubi-tubi sembari kueksplorasi sisi peka badannya sampai dia kembali terangsang.
    “Mbak pingin keluar sekali lagi? ” tanyaku.
    “Kk.. bila dapat, Mas.. keluar keduanya sama.. ” ajaknya sembari mulai menggoyang serta memutar-mutar bokongnya.
    Saya rasakan nikmat yang belum juga sempat kurasakan. Soalnya kan baru pertama kesempatan ini zakarku menancapi lubangnya. Nyatanya hebat juga goyangannya. Goyang ngebornya Inul, ngecornya Denada atau ngedennya Camelia Malik kalah jauh deh.. soalnya tidak mungkin saya ngrasain vagina mereka kan? Serta kesenangan itu makin merasa diujung batangku. Pergerakan pompaku makin cepat serta cepat.
    “Mbak.. hh.. hh.. hh.. ” dengus nafasku selalu meningkatkan gerak maju mundur pantatku.
    Sesaat dengan tidak kalah brutalnya Mbak Sum lakukan yang sama dari bawah.
    “Ak.. saya telah ingin Mbak.. ” pelukku ketat ke badannya.
    Kutindih, kuhunjamkan dalam-dalam, kuhentakkan saat sperma keluar dari ujung batangku. Yang tentu Mbak Sum tidak bakalan rasakan semprotannya karna toh telah tertampung di ujung kondom. Sesaat lalu Mbak Sum juga meregang serta berkejat-kejat sekian kali sembari membeliak-beliak matanya. Dia orgasme sekali lagi. Badannya tetaplah kutelungkupi. Nafas kami memburu. Mata kami terpejam kecapaian. “Puas, Mbak? ” bisikku sembari mengulum telinganya. Dia mengangguk kecil. Kami kembali tidur berpelukan. Mungkin saja dia tengah memikirkan tidur dengan suaminya. (Sesaat saya tidak memikirkan apa pun terkecuali sesosok daging mentah kenyal yang siap kugenjot setiap waktu). Hehehe.. kasihan Mbak Sum bila dia paham otak mesumku. Tapi mengapa harus dikasihani bila dia juga nikmati? Ya kan? Ya kan? Saya seringkali bertanya-tanya : Apabila seseorang wanita orgasme saat dia diperkosa, apakah itu dapat dimaksud perkosaan? Siapa dapat jawab?
    Sembari menanti jawab Anda, saya serta Mbak Sum selalu mereguk kenikmatan dengan gunakan kondom. Sayangnya satu kondom cuma dapat digunakan 1x main. Bila lebih dikhawatirkan bocor. Maka dari itu cuma dalam satu hari itu kondom satu dus habislah telah. Anda dapat kalkulasi sendiri berapakah kali saya ejakulasi.
    Esoknya, “Mbak, kondomnya habis, ingin gunakan pil? ” tanyaku.
    “Boleh, ” jawabnya enjoy.
    Serta malam itu awalilah ia minum pil sesuai sama jadwal serta akhirnya.. nyatanya kami lebih senang karna tak ada sekali lagi selaput karet tipis yang menahan semprotan spermaku masuk gua garba Mbak Sum.
    “Mas.. Mas.. semprot selalu Mas, enak banget.. ” serunya saat saya ejakulasi sembari berkejat-kejat di atas pahanya belasan kali menghunjamkan zakar yang menyemprot beberapa puluh kali.
    Dari cret, crit, crut, crat hingga crot crot crot lantas cret cret cret sekali lagi!! Masalah rahim kering telah tidak kupikir sekali lagi. Agar saja ingin kering ingin basah wong yang lakukan manggut-manggut saja tuch. Yah, dalam semalam minimum kami tentu hingga 3x orgasme serta ejakulasi. Sedang pagi atau siang tidak selamanya kami kerjakan. Kami seperti sepasang maniak sex. Ditambah vCD-vCD triple-x yang kutontonkan kepadanya, Mbak Sum jadi makin pakar membuat persetubuhan kami jadi kesenangan tidak ada tara.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Jilat Memek yang Dilakukan Oleh Pasien yang Kurawat di RS – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Jilat Memek yang Dilakukan Oleh Pasien yang Kurawat di RS – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1652 views

    Perawanku – Pengalaman sex saya sebenarnya biasa saja. Sebelum menikah dengan suamiku Satya, aku pernah melakukan hubungan sex dengan pacar pertamaku. Karena aku seorang perawat RS, maka aku mempunyai pengalaman melihat dan memegang berbagai macam kemaluan lelaki, sebab saat aku memandikan pasien, maka mau tak mau dan suka tak suka aku membersihkannya.

    Dan kuakui sebenarnya aku mempunyai libido yang di atas rata rata, sebab kalau aku memandikan pasien, sering aku jadi terangsang sendiri. Setelah menikah aku hanya berhubungan dengan Satya, namun kuakui, aku pernah melakukan beberapa kali bercumbu sampai dengan oral sex dengan 2 orang dokter yang baik dan kami saling bersimpati.

    Ada keinginan untuk sampai dengan hubungan sex sesungguhnya tapi sungguh aku dan kedua dokter itu hanya sampai dengan oral saja. Dengan oral kami sama-sama mencapai orgasme walaupun bukan orgasme genital, tapi cukup memberikan kepuasan bagi kami masing masing.

    Keadaan berubah, saat aku bertugas di VIP dan mendapatkan seorang pasien yang sangat simpatik, walaupun sebenarnya awalnya aku kurang suka karena dia adalah seorang pria hitam asal Nigeria yang mondar mandir antara Jakarta dan Lagos.

    Orangnya pendiam tidak banyak bicara, mungkin karena banyak menahan sakitnya. Tubuhnya timggi besar, kulitnya hitam, tapi kelihatan terawat tubuhnya. Dia dirawat disebabkan terserang sakit radang usus yang cukup akut, sehingga selama lebih dari 2 minggu tidak diperkenankan dokter untuk turun dari bed dan dua minggu berikutnya setelah dioperasi baru dinyatakan sembuh total.

    Selama 5 minggu lebih, hampir sepenuhnya aku yang merawat. Aku ditunjuk oleh dokter kepala untuk merawatnya karena dari semua perawat senior hanya aku yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Aku dibebaskan dari tugas-tugas lain dan berkonsentrasi sepenuhnya pada pasien VIP ini.

    Pada awalnya tidak ada yang aneh, hubungan kami hanya sebatas antara perawat dan pasien. Pasien yang bernama Jack ini hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan dialek Afrika. Pada awalnya agak sulit juga aku menangkap maksudnya.

    Singkat cerita aku merawatnya dengan tulus sebagai perawat. Selama minggu pertama tugasku tidak begitu banyak, hanya mencek selang infus, mengamati suhu tubuhnya, denyut dan tekanan jantungnya serta menyibin dengan pispot untuk buang air.

    Pada minggu kedua selang mulai dilepas, tugasku bertambah menyuapinya bubur sumsum cair dan membersihkan tubuhnya dengan memandikannya. Dia mulai agak banyak berbicara, bercerita tentang negerinya, bisnisnya dan keluarganya.

    Ternyata dia mempunyai seorang anak dan seorang istri. Dia pun menanyakan tentang aku. Tingkah lakunya benar benar kalem dan sopan, tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya bahwa orang Negro bertemperamen keras atau urakan.

    Kejadian diawali ketika aku jaga malam saat Jack sudah dalam masa penyembuhan setelah operasi pemotongan usus. Aku diminta datang lebih awal seperti biasa untuk memandikan si Negro itu. Tidak seperti biasanya, kali ini penisnya sedikit ereksi saat aku bersihkan.

    Sebenarnya sudah terlalu sering aku melihat berbagai penis, tapi yang hitam legam baru kali ini. Apalagi ukurannya, saat tidak ereksi saja besarnya sudah melebihi punya Satya, malah sedikit lebih panjang. Saat aku perhatikan wajah Jack, dia tenang saja, tapi matanya terpejam seperti menikmati saat penisnya aku bersihkan.

    “Thank’s a lot Rin” katanya berterima kasih setelah selesai. Dan aku cuma tersenyum, senang karena pekerjaanku dihargai. Malamnya setelah tugasku menyuapinya makan malam dan tugas lain selesai, seperti biasa aku menemaninya kalau sedang tidak ingin menonton TV. Saat aku masuk ke kamarnya, Jack sedang membaca pocket book.

    Buku itu langsung diletakkan sambil tersenyum, dan seperti biasa aku duduk di sofa, tapi kali itu Jack meminta aku duduk di kursi sebelahnya. Aku pindah dan kutanyakan keadaannya seperti biasa. (Percakapan kami untuk seterusnya langsung aku terjemahkan dalam bahasa Indonesia).

    “Saya merasa segar, tapi kadang-kadang masih sakit”. ujarnya sambil berusaha mendekatkan tubuhnya ke arahku, tapi aku larang untuk bergerak. Akhirnya kami mengobrol kesana kemari dan dia bertanya, mengapa aku baik sekali terhadapnya, sebab kalau di negaranya perawat tidak sebaik aku, menurutnya. Tentu saja itu adalah tugasku sebagai perawat, karena dengan merawatnya sebaik mungkin, pasien akan lebih tenang dan diharapkan akan cepat pulih.

    “Terima kasih, kamu telah membuat aku cepat sembuh” katanya tanpa ekspresi.
    “Bukan aku, tapi obat dan semangatmu yang membuat kamu cepat baik” sahutku.
    “Setelah aku sembuh nanti, bisa kita berteman?”.

    “Apa mau kamu, orang kaya berteman dengan seorang perawat?”. Kulihat dia terkejut dengan ucapanku yang sekenanya.

    “Berteman tidak ada kata kaya atau miskin, atau dibatasi dengan suku atau bangsa” katanya lirih, sambil meraih tanganku. Kubiarkan tanganku dielus tangan besar dan hitam itu. Kontras sekali kulihat dengan tanganku yang termasuk putih.

    “Boleh aku cium tangan yang telah merawatku selama ini?”. Jack melirikku meminta persetujuan. Kubalas senyumannya dan mengangguk. Jack tersenyum dan mencium tanganku sambil memejamkan matanya. Seterusnya kami teruskan mengobrol dan tanganku terus dibelainya. Jam 10.00 malam, kuanjurkan Jack tidur, dan dia mengerti.

    Tapi aku terkejut saat aku berdiri, ditariknya tanganku dan menarik wajahku. Aku terkejut dan jantungku serasa copot, tapi ternyata Jack tidak mengarah mencium bibirku, Jack mencium keningku sambil mengatakan terima kasih dan selamat malam. Kuucapkan selamat malam juga dan kubalas kutepuk-tepuk pipinya.

    Dua hari setelah itu, ketika aku memandikan Jack pagi-pagi, saat aku masuk kamarnya ternyata Jack masih teridur. Sambil mempersiapkan peralatan mandinya, dia terbangun sambil mengucapkan selamat pagi. Dia bertanya, mengapa tadi malam tidak datang? Aku minta maaf, karena harus membuat laporan para pasien.

    Seperti biasa kami mengobrol sambil aku memandikan raksasa ini. Tapi aku kembali terkejut, ternyata kali ini penisnya dapat ereksi penuh. Aku tercengang dengan ukurannya, dan saat aku bersihkan lipatan di ‘kepala’ (Jack tak disunat), terasa semakin keras, rupanya Jack menikmatinya. Kuperhatikan nafasnya semakin memburu karena terangsang, dan lirih kudengar tarikan panjang nafasnya sambil mendesah.

    Setelah selesai dan aku akan keluar ruangan, diraih dan diciumnya tanganku serta sekali lagi aku ditarik dan kali ini selain keningku, pipiku juga diciumnya. Aku tersenyum dan kubalas ciuman di pipinya. Setelah kejadian itu kami semakin dekat rasanya.

    Hari berikutnya sama seperti sebelumnya, tapi pada hari ketiga setelah kejadian itu, aku sengaja membawa penggaris, aku ingin mengukur panjangnya, penasaran rasanya. Penggaris aku siapkan dan aku masukkan pada buku status pasien.

    Seperti biasa, pagi pagi jam 5.00 aku siap memandikan Jack. Dan kali ini dia sudah bangun dan sudah semakin sehat. Kembali saat aku bersihkan di balik kulit kepala penis yang tidak disunat itu, terasa semakin keras, sengaja aku kocok perlahan supaya lebih maksimal.

    Dan saat saat dia memejamkan matanya, diam-diam aku ambil penggaris yang sudah aku siapkan. Tapi rupanya Jack memperhatikan tingkahku, dia tersenyum lebar hingga aku sedikit malu dibuatnya. “Berapa senti Rin..?” katanya masih tersenyum. “23 senti” jawabku malu, aku benar benar malu.

    Sambil meletakkan penggaris, tangan kananku tanpa sadar terus mengocok pelan- pelan, dan diremasnya lenganku sambil berdesis-desis menikmatinya. Ada rasa kasihan juga, setelah kurangsang ternyata dia terangsang berat.

    Maka tanpa pikir panjang, aku teruskan membelai dan mengocok dengan busa sabun yang semakin banyak. Dan hanya dalam beberapa detik, lenganku dicengkeram kuat dan menyemburlah sperma Jack sambil berdesis tertahan panjang menahan kenikmatan.

    Banyak dan sangat kental sperma yang keluar. Melihat pemandangan itu aku jadi horny juga rasanya, dan aku merasakan celanaku basah. Cepat-cepat aku bersihkan semua, karena aku takut ada orang masuk ke kamar ini. Sebelum aku keluar, Jack sempat mengucapkan terima kasih. “Terima kasih Rin, kamu baik sekali” ujarnya sambil membelai-belai tanganku. Aku balas dengan anggukan dan senyuman.

    Diraihnya wajahku dan diciumnya pipiku dan kali ini bibirku dikecupnya, walaupun hanya ujung bibirku dan hanya sesaat. Sempat dua kali lagi aku mengeluarkan pejunya sebelum akhirnya dia sudah dapat mandi sendiri.

    Namun kejadian berikutnya adalah dua hari sebelum Jack keluar rumah sakit. Pada malam itu seperti biasa dan saat itu tidak banyak laporan yang kubuat saat aku jaga malam dan aku menemaninya sebelum tidur. Saat aku masuk kamarnya dia membaca buku di sofa panjang.

    Kami mengobrol banyak, tentang waktu dia kuliah di Inggris, tentang anaknya dan akhirnya obrolan sampai di momen saat aku mengeluarkan spermanya. Aku katakan bahwa aku kasihan dengannya saat terangsang berat saat itu dan sekali lagi dia mengucapkan terima kasih.

    Setelah waktunya tidur, aku bimbing dia untuk ke tempat tidur. Namun dia tidak langsung ke tempat tidur, tapi malah hanya pindah duduk di sofa tunggal. Aku berdiri dihadapannya. Jack menengadah memandangku sayu. Dengan nada bergetar, dia memintaku untuk mencium, sambil menunjuk kemaluanku.

    Aku bingung untuk menolaknya, takut tersinggung, kalap dan marah. Belum aku menjawabnya, tangannya sudah menyusup ke dalam bajuku mengusap paha luarku. Dan makin ke atas akhirnya menurunkan CDku.

    Tersentak aku, tapi aku tanpa berpikir panjang malah membuka kancing baju seragamku bagian bawah, aku pikir dia hanya akan mencium sesaat saja. Terlepaslah CDku dan disibakkannya bajuku. Aku terdiam mematung. Tapi aku pasrah saja dan saat bibir kemaluanku tersentuh, semakin bergetar tubuhku. Akhirnya aku malah merapatkan kemaluanku ke bibir Jack dan kuangkat satu kakiku di sandaran tangan sofa.

    Dan tanpa sadar aku mulai menggoyangkan pinggulku, supaya Jack lebih leluasa menciumi memekku dan akhirnya aku pun malah dapat menikmati jilat memek ini. Semakin kuat kurasakan lidahnya menari dan menjelajahi seluruh lekuk memekku.

    Aku merasakan cairan epirtelku semakin deras seiring dengan rangsangan yang semakin kuat, semakin nikmat lidah yang sesekali menyelinap ke dalam. Kuelus elus kepala Jack dan akhirnya tubuhku mengejang dan kurapatkan kepala Jack. Dan rupanya Jack tanggap bahwa aku akan mencapai puncak. Orgasme.

    Maka dihisapnya klit-ku kuat-kuat serta ujung lidahnya cepat sekali menggelitik itilku. Nikmat sekali rasanya jilat memek. “Uuhh.” lenguhanku tertahan. Kurapatkan kakiku dengan tubuh mengejang. Setelah Jack selesai melakukan jilat memek, aku lemas dan kurebahkan tubuhku sesaat di bed pasien.

    Aku minta supaya penisnya jangan dimasukkan, Jack memaklumi dan seluruh sisa cairan lendir birahi yang masih ada di sekitar memekku dibersihkan dengan lidahnya. Oh enak sekali jilat memek ini. Namun aku buru buru mengancingkan baju dan CD-ku kukantongi lalu aku segera meninggalkan ruangan inap Jack dengan lari-lari kecil.

    Esoknya aku sulit melupakan peristiwa jilat memek tersebut, tapi nikmat juga untuk dikenang. Paginya seperti biasa aku kontrol. Dan dia sudah kelihatan segar, walaupun tubuhnya masih agak lemah. Terus terang aku ada keinginan dalam hatiku untuk menikmati jilat memek lagi.

    Tapi tidak tahu bagaimana mesti memulainya, malu juga untuk meminta jilat memek lagi.

  • Di Entot Penis Besar Keponakan Bapak Kos

    Di Entot Penis Besar Keponakan Bapak Kos


    1642 views

    Perawanku – Sebelum bercerita, aku pengen ngenalin diri terlebih dahulu. Nama ku Rina,campuran ambon manado. Aku ingin menceritakan kisahku ketika aku masih berumur 15 thn dan belum terjamah oleh lelaki manapun.

    Tinggi 161 cm,berat 50 kg, Buah dada ukuran 34 b, rambut panjang kulit sawo matang. Tampang sih biasa2 aja,cm yang menonjol adalah buah dada n bodyku yang bisa menggiurkan agan2 para pembaca ceritaseks15 sekalian. Penilaian ini aku ambil dr pendapat teman2ku yg sering memuji akan ukuran buah dadaku maupun bodyku (krn udah berbentuk ketika aku masih berumur 15 thn). Ok,masuk ke cerita ku yah…

    Aku yg ingin mendapatkan pendidikan lebih baik terpaksa harus melanjutkan sekolah di luar daerah setelah aku lulus SMP. Akhirnya suatu kota pun menjadi pilihanku,dan ortuku setuju agar aku bersekolah di daerah itu.

    Setelah segala urusan utk masuk sekolah selesai,mamiku yg mengantar kembali ke daerah asalnya,tinggalah aku sendiri di tempat kostku.

    Hari-hari aku lewati dengan penuh perkenalan,baik di sekolah maupun tempat aku tinggal. Salah satunya aku berkenalan dgn badri,keponakan pemilik kost. Kostku semi permanen dan 2 tingkat,kamarkupun terletak di lantai 2. Tempat favoritku di teras atas,krn kalau udah duduk di situ..pasti mata ini jadi sayup terkena hembusan angin sepoi2… ketika aku duduk2 diatas,aku sering dapatin mata si badri melototin aku klo pas dia juga lagi nyantai disitu. Sebagai cewek,naluriku mengatakan aku harus waspada terhadap badri,

    krn tatapannya itu bagaikan singa yg ingin menerkam mangsanya. Aku hanya pura2 gk tau aja klo sering di lihat napsu ma si badri,klo dia ajak cerita aku ladenin aja,daripada gk ada kerjaan di kost n takut di anggap sombong ma si badri. Klo lagi ngobrol2 gitu ma badri,matanya sering curi2 pandang ke arah buah dadaku yang membusung. Walaupun umurku baru 15thn,aku udah punya susu yang besar dan aku gk malu2 utk membusungkan dadaku,gk seperti kebanyakan cewek2 lain yg sering gk PeDe n membungkuk utk menutupi buah dada mereka yg besar.

    Suatu malam…. ketika aku pulang dr acara HUT temenku,krn gerah aku pun memutuskan utk mandi walaupun sebenarnya pada saat itu waktu sudah menunjukan pukul 9. Satu persatu kain yg menutupi badan aku lepaskan… perlahan kupegang pengait tali BH ku utk melepaskannya,ketika BH terlepas dan susuku langsung mekar indah tanpa ada penghalang lagi..,tiba2 ada bunyi mencurigakan di atas loteng…sejenak aku lihat keatas kemudian akhirnya aku berjalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan lagi bunyi tersebut.

    Segera handuk kulepas dan juga celana dalamku yg belum sempat ku buka td. Aku mulai menyirami tubuhku dengan air yg dingin… terlebih dahulu bagian kepala yg aku siram,katanya sih supaya tubuh dapat menyesuaikan suhu air dan bisa mencegah flu akibat mandi malam. Setelah itu barulah ku guyur seluruh badanku dgn air. Kurasakan setiap alur air yg merambat mengikuti lekuk2 tubuhku,menuruni leher sampai ke sela2 susuku… turun lagi sampai vaginaku yg sudah di tumbuhi bulu2 halus. Aku mulai menggosok badan dengan sabun hingga ke ujung2 kaki…tidak lupa tanganku singgah sebentar di vaginaku utk membersihkannya… ku gosok2 belahan vaginaku sampai terkadang rasa geli menghampiriku…

    Setelah mandi aku pun kembali ke kamar. Malam ini kurasakan hawa nya berbeda,panas… dan seperti biasanya klo begini,aku tidur hanya menggunakan CD dan BH. BH yang aku ambil dan pakai kali ini udah agak kekecilan atau mungkin susuku yang udah bertambah besar sehingga pengait BH ini sudah susah utk aku kaitkan… akhirnnya karena kesal aku pun melepaskan BH itu. Akhirnya aku pun tidur hanya menggunakan CD aja.

    Dalam asiknya2 tidur… aku merasakan seperti ada yang sedang menggoyang-goyang tubuhku… namun krn rasa ngantuk yg sangat… maka aku gk langsung bangun,hanya membuka mata perlahan-lahan…

    Samar2 gk ada yg terlihat krn gelapnya kamarku… namun ketika mata mulai menyesuaikan dengan keadaan gelapnya kamar,di bantu dengan cahaya yg berpancar lewat fentilasi,kudapati ada sesosok tubuh di ujung tempat tidurku… krn kaget aku langsung bangun sambil menutup badan dengan selimut…

    Lelaki yang berada dalam kamar itupun sudah tidak mengenakan apa2 lagi… serasa aku ingin teriak sekencang-kencangnya namun tdk ada tenaga seakan di terhipnotis oleh keadaan ini. Mataku mulai melihat sesuatu yang nampak menonjol dr pria itu… tonjolan yang selama ini belum pernah aku lihat secara langsung…

    Terdiam seakan dihipnotis,aku hanya melihat lelaki itu mengitari tempat tidurku…. perlahan mulai naik dan skrg dia dekat skali dgn ku sehingga aku dapat mengenalinya…. dia menutupi mulutku dan mengatakan bahwa klo aku sampai teriak maka kita akan sama-sama tanggung malunya. Aku hanya terdiam tidak menyangka akan terjadi seperti ini… air matakupun mulai menetes satu demi satu…
    Badri melihatku yang hanya diam saja mulai melepaskan tangannya dari mulutku… dan mulai menurunkan selimut yang menutupi leher hingga ujung kakiku… aku hanya pasrah ketika tangannya mulai menyentuh susuku… di remas susuku secara perlahan,di usap2 hingga ke ujung pentil… kemudian tanggannya mulai turun ke perut sampai ke celana dalamku. Di usap2nya vagina ku dari luar celana dalam,dari celahnya dia mulai memasukan tangannya utk menyentuh langsung vaginaku… bagaikan tersengat listrik ketika ujung jarinya mulai menyentuh bibir vaginaku…

    Tiba2 ada keinginanku utk melepaskan diri,mempertahankan kehormatan yang aku punya… aku dorong badri sekuat tenaga… badri yg badannya besar dan tinggi itupun terjatuh dr tempat tidur… secepatnya aku menutup badanku dengan selimut dan lari menuju pintu,namun badri sudah menangkap dan memelukku dr belakang kemudian membantingku kembali ke tempat tidur….

    Aku tergeletak tak berdaya… selimut yang menutupi tubuhku sudah di pindahkan,aku terlentang… susuku kini mengacung tinggi ke atas menunggu hisapan dari badri… celana dalamku kini sudah di lepas… dan aku siap utk di setubuhi oleh badri…

    Namun ternyata badri bukanlah orang yang ingin cepat2 menghabiskan hidangannya… dia perlahan mulai menjilati kakiku sampai ke pahaku. Badri terdiam sejenak memandangi vaginaku yang sudah ada di depan matanya…. tiba2 bagaikan singa yang lapar,mulutnya langsung menerkam vaginaku… dijilatinya dengan rakus,sela2 vaginaku di hisap dan di tarik-tarik menggunakan mulutnya… kelentitku di hisap… aku mulai merasakan suatu kenikmatan yg belum pernah aku rasakan… ini adalah kejadian pertama dalam hidupku…. aku mulai menutup mata merasakan setiap jilatan liar di vaginaku…

    tiba2 badri berdiri kemudian menyuruhku utk menghisap penisnya.

    Perlahan aku bangun dari posisi tidurku… Badri menyodorkan tonjolan yang pertama aku lihat td… sambil tutup mata,kubuka mulut dan menerima penis badri yang besar dan panjang itu di dalam mulutku.. mulutku terasa sesak oleh penisnya,di dorong-dorong penisnya di dalam mulutku sampai terasa kena di dinding tenggorokanku… di maju mundurkannya secara perlahan kepala ku hingga susuku pun ikut bergoyang…

    Setelah badri puas,dia mulai menindih ku… ujung penisnya kini diarahkan di depan vaginaku.. krn vaginaku sudah licin akibat hisapan badri di tambah dengan cairan dr vaginaku sendiri,badri menggosok-gosokan kepala penisnya yg sudah di sunat itu di vaginaku…kemudian perlahan di memasukan penisnya yang besar dann panjang itu… aku hanya bisa menggigit bibirku dan menutup mata… aku rasakan penisnya mulai merobek setiap inci dlm vaginaku,masuk secara perlahan-lahan hingga akhirnya tembuslah perawanku… aku merasakan perih yg luar biasa di dalam vaginaku…. darah mulai menetes keluar dr dalam vaginaku… badri terlihat senyum penuh kemenangan krn sudah berhasil menjebol pertahananku…

    badri mulai menggenjot perlahan penisnya,,sedangkan aku masih bertahan dengan rasa perih yg kurasakan… terasa vaginaku akan sobek utk kedua kalinya ketika badri menusukan sepenuhnya penisnya didalam vaginaku… terasa ujung penisnya menyentuh rahimku…. mataku membelalak ke atas hingga hanya putihnya yg kentara sambil tanganku meremas bahu badri….

    perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan sodokan badri,aku mulai merasakan kenikmatan ketika penisnya masuk penuh ke dalam vagina ku….
    ohhhh… terus sayangggg…. enak banget…. ucapku perlahan di tepi telinganya…
    kedua kakiku kini mulai menekan pantatnya agar bisa menusukan lebih dalam lagi penisnya…
    aaaahhhhh….. sayanggggg…. suaraku mulai agak serak menandakan aku udah mendekati klimaks.
    Iya sayaaaannnggg… bentar lagi kita keluarin bareng2 yaaaaggghhh…balas badri tanpa mengurangi tempo goyangan penisnya….

    Mendadak sodokan penis badri menjadi cepat… aku yg sudah sangat kenikmatan sontak langsung meremas rambut badri,,dan badri kembali mencumbuiku dengan ganasnya,telinga dan leherku dijilatinya dengan buas….. tempat tidur berderak derik bagaikan sedang di pacu… tiba-tiba aku merasakan kenikmatan tiada taranya dan seperti ada yg akan meledak dr dalam tubuhku…. penis badripun kurasakan bertambah besar dan panjang menambah kenikmatan klimaksku…

    Hingga akhirnya keluarlah air kenikmatanku dan kedutan2 vaginaku,aku hanya bisa melenguh kenikmatan…. ooooohhhhh oooooohhhh oooooohhhhh dengan mata tertutup sambil meremas-remas rambut,bahu dan bagian belakang tubuh badri…. sungguh kenikmatan tiada tara yang kurasakan…
    Tak lama kemudian badripun mencapai klimaksnya di dalam vaginaku sambil meremas susuku yang udah kenceng banget… kurasakan semburan yg hangat keluar dr ujung penis badri sambil dia menciumku liar…. tanpa kusadari pantatku ikut bergoyang menerima klimaksnya badri…

    Kami berdua terdiam sejenak sambil menikmati sisa-sisa klimaks kami… hingga akhirnya penis badri terasa mengecil di dlm vaginaku. badripun bangun dan menyalakan lampu kamar….

    Krn malu aku hanya bisa menutup muka dengan kedua tanganku seakan tak percaya dengan kejadian ini…

    Seakan mengetahui kegalauanku,badri menghampiriku dan berbisik bahwa dia mencintaiku dan akan bertanggung jawab atas perbuatannya.

  • Cerita Sex Puas Bermain Perek Kampus

    Cerita Sex Puas Bermain Perek Kampus


    1317 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Puas Bermain Perek KampusCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Beruntung aku bisa bekerja di perusahaan Persero di derah Surabaya, aku punya hobi dimana suka merasakan memek wanita terutama gadis gadis SMA atau cewek Kuliahan Bispak yang masaih imut dan seksi, aku juga pernah bercinta dengan cewek SMP dan dia baru lulus dari sekolahnya.

    Tinggiku diatas 160 cm dengan rambut cepak klimis aku juga sempat gondrong saat masih di perkuliahan kulitku tidak putih tapi juga tidak hitam, kali ini dalam kisahku aku akan bercerita sedikit pengalaman seksku namanya Endah dia tetanggaku mahasiswi Kampus Airlangga jurusan Ekonomi biasanya aku memanggil dengan kata Mbak Endah.

    Tinggi badannya sekitar 168 cm rambutnya panjang terurai ukuran buah dadanya 34 B dia sangat seksi dari atas sampai kebawah di kalau dirumah suka pakai hotpant celana gemes kayak anak abg abg sekarang dan tangtop yang ketat.

    Ceritanya terjadi ketika aku masih semester 4 akhir kira-kira taun 2014. sewaktu itu hari minggu, diriku baru saja pulang dari rumah pacarku. 😀 sampai di rumah malam. pas adzan magrib. naah kok rumahku lagi kosongan. semua orang mulai dari ortu pembantu, dan adikku gak ada semua,. bete banget kan . :-(. aku telpon eeh ternyata mereka sedang asik2nya makan di KFC. huft.

    aku nuggu deeh di depan pagar. gak lama kemudian mbak Endah lewat di depanku , “assalamualaikum. dik wen, kok duduk di depan pagar?”

    “kekuncian ta ?”

    aku bales. “iya mbak lagi kosongan niih rumah, belum sholat magrib lagi. mbak baru pulang dari mana mbak ?”

    “ooh ini aku baru pulang dari kerja kelompok. mampir rumah ta, ntar sholat di rumahku ajah?”

    “malu mbak, ntar ada ibu sama dik ade, dikirain kita ngapain kok jalan bareng 😀 “

    “walah gak papa, di rumah gak ada orang kok. dik ade ma ibu lagi ke blitar baru pulang besok senin malam “

    waah pikiran aku langsung mikir yang aneh2 niih , batinku ” yeesss, muga-muga BIsa ML ama mbak Endah :D” habis aku liat orang ini kadang juga keganjenan banget siih 😀 hahhaa

    sesampainya aku di rumahnya, aku duduk diruang tamunya. di bilang suruh nunggu mau ganti baju dulu. setelah itu dia teriak dari kamar.

    “dek wen, ambil wudhu ajah, di kamar mandi , paling ujung belakang. !”

    “oke mbak!” naah pas aku selesai ambil air wudhu. eehh lahdalah . lah kok. dia masuk kamar mandi langsung buka pintu. gak pake permisi.

    “permisi ya dik. aku mau pipis udash gak tahan” palagi dia cuma pake handuk warna pink doank. jadi kelitan banget tuh susunya yang ukuran 34 B nongol.

    “eiits. bentar mbak aku mau keluar dulu ” aku langsung keluar kamarmandi. buju buset, dia berani langsung buka handuknya dan bugil didepan aku” walah2 aku cuma bisa senyam-senyum liatin dia, “walah mbak, mbok ya ditutup dulu pintu nya baru buka handuknya “

    “bodo ah, udah sholat sana. gak usah ngeliatin, ! cuma ada kamu aja kok di rumah yang liat. hehehe dulu kita aja pernah mandi bareng geto loh waktu kecil. xixixixixi udah sana!!”

    Aku terus masuk kamarnya. wiiikkk kamarnya serba pink.masbroo. mulai dari kordennya temboknya, karpetnya. dan aku liat di kasur ada baju dan daleman cd dan bh yang tadi dia pake dia lepas ditaruh di atas kasur.

    Hmmm aku iseng deeh aku ciumin itu cd nya 😀 whooaaa. wangi khas tempik jawa:D hhhahhaha , benar2 mahasiswi KAMPUS AIRLANGGA yang perek nii kayanya. aku harus bisa ML ama dia malam ini juga.

    Ohhh ya perlu diketahui teman2 rumahku ada di dalam kompleks perumahan elit di daerah Darmo Indah, dan rata-rata sekarang banyak warga tionghoa yang tinggal dibanding warga jawanya :D. jadi warga di sini cuek dan tidak saling kenal. cuma yang lama-lama ajah saling kenal.

    Setelah beberapa saat aku sholat. aku sengaja nggk keluar dari kamar, jadi aku tunggu dia dari kamar mandi 😀 bebereapa saat kemudian, dia buka pintu kamar,. aku lagi duduk bersila pura2 berdoa. “ehm, permisi ya diikk. aku mau ambil baju. kamu keluar dulu ya 😀 xixixixi”

    “ooh mbak Endah dah selesai mandi tooh ?”

    bujubuseettt. badannya basah kena guyuran air, tambah seksi aja bookkk. aku tertegun ngeliatin leherny yang jenjang, tulang belikatnya keliatan wiihhh tambah turun ajah aku jadi bengong ama belahan susunya itu . nongol kaya pepaya 😀 “heh, kok bengong. ayoo ndang keluar, aku mau ganti “

    “nah kan mbak sendiri tadi yang bilang gak perlu malu. tooh cuma ada aku yang ngeliat, tooh kita dulu juga sama2 mandi bareng kan? hehhee y udah ganti aja. mbak , sekalian laah pengen liat bedanya ama yang dulu 😀 “

    “hmm, maunya, y udah aku ganti tapi jangan bilang sapa-sapa ya! “

    “iya mbak. “

    Tapi tampak keraakun di dia. malu-malu gimana geto . 😀 kami saling berpandang mata. aku beranikan memegang pundaknya, wajah kami mendekat eeehhh tiba-tiba saja kami saling berpelukan dan berciuman, “mmmmhhhh, ck ck ck” kami saling beradu lidah.

    Aku plorotkan handuknya. aku raba-raba punggungnya. aku remas susunya. sambil aku cubit2 kecil punting susunya, aku emut2 tuuh papaya yang lagi menggantung indahnya 😀 .
    “sssllllluurrrrrpppp,,,,,,ssssshhhh aaahh sssss aaahh”

    “sssshhhhh aaah ah uuhh, enak banget diikk. kamu kok pinter banget? dah pernah ML ya?”

    “iya mbak seminggu 2 kali ama pacarku , :D”

    “aku dah lama gak ML dik ama cowok. aku dah putus 3 bulan ini,. puasin aku ya ???? pliiissss puasin aku , aku dah lama banget sebenarnya naksir ama kamu dikk. dari kecil aku dah naksir kamu , “

    “iya mbak. tapi ibu ma adik pulangnya besok kan ??”

    “iya. puasin aku !!” langsung dia ndorong aku ke kasur, dan bruk dia langsung lompat. menindihi aku , dengan liarnya dia ciumi bibirku dan kita saling menghisap lidah bergntian. saling meremas susu dan kontolku di gesek2kan sama tempiknya dari balik celana jeansku .

    dengan liarnya aku di raba-reba dadaku ,. dan dengn kasarnya dia tarik2 bajuku untuk dilpas. aku lepas bajuku dan celanaku . dia ikut membantu. memelorotkan cdku . dan nongollah si SONI (sodokan Nikmat) hehehehe itu nama kontol aku 😀

    “panjang banget dik??”,,,, “aku emutin ya?”

    langsung dia emut-emut itu batang KONTOL AKU.

    busyet dah . gak kena gigi brooo. aku jadi mbatin ini mahasiswi KAMPUS AIRLANGGA yang memang benar-benar BISPAK, PEREK, brooo, aku dapet gratisan lagi . hahahhaa

    sambil dia emut-emut Batang KONTOL aku susunya begoyang-goyang dengan indahnya aku elus2 tubuhnya, aku angkat balik badasn , agantian aku emutin lagi susunya, dan tanganku yang lain mencubit, dan memelintir susunya. dan tangan ku yang lain mulai menggesek2 tempik.

    Klitorisnya dia meracau gak karuan “sssssshhh eeehhmmm hmmmm eeehmm eeennnaaak diikk wen. kamu pinter banget. terus diik ya di situ diiikkk sambil menekan kepalaku ke susunya untuk aku hisap lebih kuat.

    Dan “aaaaahhhhh! diik geli dik geli ahahahahaha. hahaa aaahh, sshhh emmmhh enak banget dik wen. ” sambil aku gesek2 ama jari aku klitorisnya. dean dengan liarnya dia gantian membalikkan badank.

    Jadi posisinya aku di bawah. hmm tampaknya dia ingin memulai sex dengan posisi ‘woman on top’. eeeh tiba-tiba ada suara terdengar dari luar rumah. “assalamualaikum !!!! Endahyy…. bukain pintunya donk sayank…!!!”

    Busyet daaah Mamanya pulang. ama adiknya . spontan aja kami langsung kebut pake baju dan keluar dari kamar. dan aku pura-pura lagi duduk di ruang tamu 😀 hehehhee

    saat Endah bukain pintu ibunya itu aja lagi pake daster tanpa bh dan cd. untung ibunya gak curiga, dan ngeliat aku , sambil senyum “ooohaaalaaah kamu tooh weenn udah lama ta? “

    “enggak tante, ini mampir sholat soalnya pintu rumah dikunci sekeluarga lagi pergi semua, :”

    “oohhh. iya wis gak papa. tapi tadi aku liat rumahmu dahh dibuka kok. udah datang tuuh mama papa kamu 😀 “

    “oohh ya uda tante, kalo geto saya mau pulang dulu “

    ” iya wiis, ati2 sering-sering mampir sini ya.” salam buat mamamu “

    “iya te, assalamualaikum “

    “waalaikumussalam :D”

    hhehehehee. ternyata aku gak jadi ML ama Endah si cewek mahasiswi KAMPUS AIRLANGGA yang PEREk, ENDAH AYAM KAMPUS KAMPUS AIRLANGGA.

    Sewaktu aku pulang tampak kekecewaannya karena malam itu ternya ta mamanya pulang dan kami tidak jadi bisa ML. aku tau pasti lagi gatel tuuh tempik nya .

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Menyetubuhi Mertuaku Yang Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Menyetubuhi Mertuaku Yang Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    3086 views

    Perawanku – Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. Anak pertama Cheny, 24 tahun, bekerja pada salah satu toko swalayan di Bandung, kedua Venny yang menjadi istriku, 22 tahun, seorang karyawati di perusahaan swasta dan ketiga Nony masih 20 tahun, baru lulus SMU dan masih menganggur. Ketiga wanita inilah yang pernah menjadi santapan seksualku.

    Mertuaku yang biasa kupanggil Mama ini pindah ke Bandung setelah suaminya meninggal dan tinggal di rumah anak dari istri pertama suaminya. Sebenarnya suaminya memiliki cukup banyak harta tetapi karena mertuaku kawin di bawah tangan, jadi dia tidak mendapatkan harta warisan apa-apa selain perhiasan-perhiasan dari suaminya itu. Karena ada perselisihan, mertuaku dan ketiga anaknya pindah dari rumah itu dan memulai usaha menjadi penjual jamu gendong untuk menafkahi ketiga anaknya. Namun karena sekarang ini dia merasa sudah tidak mempunyai tanggungan apa-apa lagi dan juga telah mempunyai rumah di pinggiran kota Bandung, dia sudah berhenti dari kegiatannya itu. Aku dan istri setiap akhir bulan selalu menyempatkan diri ke rumah mertuaku sekaligus membawa uang ala kadarnya sekedar untuk menambah biaya hidup sehari-hari.

    Namun pada hari itu, Sabtu, entah kenapa istriku tidak enak badan dan menyuruhku pergi sendiri saja. Kubawa motorku ke arah selatan kota Bandung hingga satu jam kemudian aku sampai di rumah yang sederhana tapi kokoh itu. Rumah itu sepi namun pintunya terbuka lebar-lebar. Seperti biasanya kurebahkan tubuhku di bangku bale-bale bambu yang ada di ruang tamu untuk melepas lelah. Tak lama kemudian mertuaku datang.

    “Eh, Dik Willy, sudah lama Dik?”
    Dia menyapaku memang kesannya basa-basi tetapi sebenarnya tidak.
    “Enggak, barusan kok”, jawabku menyambut sapaannya.
    “Mana Ida?”, tanyanya.
    “Lagi sakit, Ma. Katanya demam tuh, kusuruh istirahat saja” jawabku.
    “Oh, wah, wah, wah, jangan-jangan tanda-tanda mau punya anak tuh”, ujar mertuaku senang.
    Memang dia ini sangat mendambakan cucu dari pernikahan kami.
    “Mudah-mudahan, Ma”
    “Ya sudah, sudah makan belum. Mama punya sayur asem sama ikan asin pake sambel terasi, kamu mau nggak?”, mertuaku menawariku makan.
    “Iya, aku mau banget tuh”
    Bergegas aku ke ruang makan dan melihat hidangan yang ditawarkannya itu masih belum disentuh siapapun. Sambil makan kami mengobrol lagi.
    “Nony ke mana Ma?” tanyaku.
    “Katanya piknik sama temen-temennya ke luar kota, kemarin sore berangkatnya”
    “Oh”, jawabnya.

    Memang mertuaku hanya tinggal berdua dengan Nony karena Cheny lebih memilih kost di dekat tempatnya bekerja. Kami mengobrol tentang macam-macam sampai obrolan yang nyerempet-nyerempet.
    “Kamu ini sudah hampir dua tahun kok belum punya anak juga?”
    “Ya enggak tahu tuh, Ma”
    “Apa kamunya yang nggak bisa? Kalo nggak bisa sini Mama ajarin”
    “Ajarin apa, Ma?”
    “Mama buatin jamu biar subur”
    “Ah bisa aja Mama nih”
    Obrolan sengaja kupancing dan kuarahkan ke masalah seksual.
    “Ma saya boleh nanya nggak?”
    “Apa?”
    “Dulu Pa’e sering dibuatin jamu nggak?”
    “Ya kalo lagi sakit aja”
    “Untuk yang lain?”
    “Yang lain tuh apa?”
    “Jamu kuat lelaki misalnya?”
    “Ha, ha, ha, kamu ini ada-ada saja. Nggak usah pake begituan juga mertua lakimu itu sudah kuat, kok. Malah sebelum mati dia nambah lagi satu”
    “Jadi nggak pernah sama sekali, Ma?”
    “Pernah sich sekali-kali. Itu juga dia yang minta”
    “Terus Mamanya gimana?”
    “Ya tokcer lah, ha, ha, ha, eh, kamu kok tanya itu sih?”
    “Terus sekarang ini Mama kalo lagi pengen gimana?”

    Wajahnya sedikit memerah tetapi dijawabnya juga, “Ya, banyak-banyakin aja kerjaan, ya masak, nyuci piring, nyapu pekarangan, entar juga lupa, terus sudahnya, capek, ya tidur”
    “Oh”, jawabku.
    “Kamu ini nanyanya ngawur, aja”
    “He, he, he..”
    “Sudah sore sana mandi”
    “Iya Ma”

    Sementara aku mandi, kurasakan penisku yang sudah berdiri tegak. Kukocok penisku sambil membayangkan tubuh mertuaku. Mertuaku ini masih lumayan kencang walau sudah memiliki anak tiga. Menurut istriku, dia rajin luluran kulit sawo matang disertai dengan minum jamu rutin. Perutnya masih cukup ramping walaupun sudah ada sedikit lipatan-lipatan lemak. Buah dadanya yang berukuran 36B itu tetap kencang karena ramuan dari luar disertai jamu-jamuan demikian juga dengan bongkahan pantatnya. Satu hal lagi, dia ini tidak pernah memakai daster, atau baju apapun. Pakaian sehari-harinya adalah kain kebaya dengan kemben yang dililit hingga dadanya.
    “Dik Yanto, nanti kalau sudah airnya diisi lagi ya?”
    “Iya, Ma”.

    Setelah mandi kupompa air di luar kamar mandi sementara itu mertuaku berjongkok mencuci piring di bawah pancuran pompa tangan. Ember yang telah terisi kubawa ke kamar mandi untuk diisikan ke bak, begitu seterusnya hingga penuh. Sambil memompa kuperhatikan belahan buah dada mertuaku hingga membuat penisku berdiri lagi hingga tak sadar handukku terlepas.
    “Wah, semalem belum dikasih ‘makan’ ya?”, begitu sindir mertuaku.
    “Iya nih, Ma”
    “Kenapa sih kamu kok cuma liat nenek-nenek aja langsung berdiri?”
    “Abis Mama montok sih”, jawabku asal saja.
    “Hus, apanya yang montok”
    “Itu belahan teteknya, makanya saya jadi begini”
    “Oh ini, mau lihat?”
    “Iya, mau, mau Ma”
    Sejenak dia berbalik terus membuka kembennya hingga perutnya yang cukup ramping itu terbuka.
    “Nih, liat aja”, katanya sambil kupegang buah dadanya.
    “Eh katanya cuma liat?”
    “Ya liat sama pegang, Ma”
    Kuremas-remas buah dadanya hingga nafasnya tersengal.
    “Sudah To, sudah”
    Tapi aku terus saja meremasnya dengan bersemangat.
    “Sudah To, Mama mau mandi dulu”
    “Bener mau mandi apa mau yang lain?”
    “Bener Mama mau mandi”
    “Nanti lagi ya?”

    Mertuaku tidak menjawab, hanya berlalu ke kamar mandi.
    Aku tunggu di kamar tidurnya hingga beberapa menit kemudian mertuaku sudah masuk ke kamarnya lagi. Tubuhnya hanya berbalut kain saja. Yang membuatku kaget adalah mertuaku membuka begitu saja kainnya di hadapanku yang masih berbaring. Kulihat buah dada yang cukup sekal tadi disertai dengan perut yang ramping dan pantat yang montok. Yang membuatku tak tahan adalah belahan vaginanya yang berbulu sangat lebat berbentuk segitiga. Pelan-pelan kudekati dia dengan pelukan yang cukup hangat dan ciuman yang kuat di bibirnya, mertuaku hanya pasrah saja. Kuteruskan tindakan yang tadi kulakukan di luar. Kali ini aku berjongkok lalu kumainkan vaginanya dengan mulutku sementara tanganku naik turun bergantian. Kuremas-remas bongkahan pantatnya yang padat itu dengan tangan kanan dan tangan kiriku memelintir-melintir puting susunya dengan sesekali menjumput dan meremas buah dadanya itu. Begitu terus bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Pada saat yang bersamaan kuhisap-hisap dengan gemas bibir vaginanya.
    “Aghh, aghh, aghh”, suara itu keluar dari mulut mertuaku di iringi dengan suara dari mulutku yang terus menghisap vaginanya yang banjir itu.
    Begitu seterusnya hingga, “Udahh, aghh, masukin aja punya kamu, To”.

    Aku rebahkan mertuaku ranjang dengan pantat dan pinggulnya berada di pinggir ranjang, kedua kakinya kuangkat ke bahuku. Aku berlutut di lantai dengan penisku berada tepat di pintu liang vagina itu. Kumain-mainkan dulu kepala penisku di kelentitnya dengan berputar-putar lalu baru kuturunkan ke vaginanya. Perlahan tapi pasti kumasukkan penisku ke liang vaginanya.
    “Eghh.., sstt, pelan-pelan, To”
    “Mama kayak perawan aja”
    Setiap dorongan sepertinya ada yang mengganjal penisku di dalam vaginanya.
    “Eghh, aduh sakit, To”
    “Hah, sakit?”

    Sambil mendorong kugoyang-goyangkan juga pinggulku ke kiri dan ke kanan supaya lorong vaginanya agak melebar. Setiap dorongan juga kutarik sedikit penisku keluar lalu kudorong lagi supaya bagian yang sulit ditembus itu agak terbuka. Lalu, sleb, sleb, sleb, dengan tiga kali dorongan penisku sudah masuk semua ke dalam rongga vagina mertuaku. Aku berdiam sesaat hingga kurasakan denyutan kecil seperti hisapan-hisapan lembut. Ternyata mertuaku mempunyai vagina yang bisa menghisap-hisap penis. Mungkin karena jamu-jamuan yang rutin diminumnya sehingga dia bisa seperti ini.
    “Ayo To, nunggu apa lagi?”

    Kutarik dengan diiringi helaan nafasku, lalu ku dorong lagi hingga bless, bless, bless, penisku tertancap hingga pangkalnya. Keluar juga suara kecipak dari vagina mertuaku. Dari mulut kami juga keluar suara-suara desahan dan lenguhan nafas kami mewarnai suasana yang erotis.
    “Aghh, aghh, aghh, shh, ohh, aghh”, begitu suara deru nafas mertuaku.

    Aku tetap berkonsentrasi supaya penisku tidak menembak lebih dahulu dan orgasme namun karena nikmatnya vagina mertuaku ini membuatku tak tahan. Namun dengan mengatur nafas aku bisa mengimbangi permainannya. Sudah hampir satu jam kami saling asyik masyuk sampai tanda-tanda akan orgasme terasa pada kami.

    Kulihat gerakan mengejang dari perut mertuaku dan juga wajahnya yang semakin terlihat gelisah disertai keringat dan matanya yang turun seperti fly, kepalanya yang bergeser ke kiri dan ke kanan, tangannya juga berusaha menggapai apa yang bisa diremas. Itu biasanya gejala wanita yang akan orgasme.
    Tak lama kemudian, “Aghh, cepetan To, aku mau nyampe nih”
    “Aku juga, aghh”
    “Iiihh, aghh, ehmm, aghh”
    Begitu jeritan kecil dari mulut mertuaku disertai deru nafasnya menandakan bahwa dia telah orgasme.
    “Ughh, ughh, ughh”, begitu sisa nafasnya menikmati sensasi orgasme yang tiada tara.

    Aku juga merasakan hal yang sama dengan mengejangnya seluruh tubuhku dan menyemprotnya spermaku, entah berapa kali kusemprotkan cairan penuh kenikmatan ini ke dalam rahim mertuaku.
    Tubuh kami langsung lunglai. Aku langsung berbaring telungkup diatas mertuaku dengan kondisi penis yang masih menancap di vaginanya. Tak lama kemudian peniskupun layu dan terlepas dengan sendirinya dari liang vagina yang nikmat itu.
    “Kamu hebat juga, To”
    “Iya dong, Ma”
    “Jangan panggil Mama lagi”
    “Siapa dong?”
    “Heny aja”
    “Iya Hen, ughh gimana enak nggak?”
    “Enak tenan, lho”

    Mata mertuaku langsung sayu dan terpejam lalu tertidur. Aku turun dari tubuhnya dan juga merasa mengantuk sekali hingga aku juga tertidur. Tak terasa kami tertidur hingga aku terbangun dan mertuaku masih di sisiku sambil memeluk tubuhku. Tubuh kami masih telanjang bulat ketika itu.
    Tiba-tiba, “Ehmm, he, he, gimana kamu puas nggak?”
    “Iya Hen, aku puas banget. Aku sudah pengen begini sama kamu sejak lama tapi nggak tahu harus gimana dan takut kamunya marah”
    “Hhh”, mertuaku menghela nafas lega.
    “Yah, kan sekarang sudah”, kataku.
    “Tapi To, aku masih serr-serran lho”, begitu katanya sambil menggenggam penisku yang sedari tadi agak lunglai terasa seperti ingin bangun lagi.
    Sepertinya mertuaku ini tahu bagaimana cara membangunkan kembali penis melalui tekanan-tekanan pada urat-urat di tempat lain. Aku langsung menciumi buah dadanya dan tanganku mengobok-obok vaginanya. Mertuaku mulai terangsang kembali dan dengan cepat aku berada di posisi siap di atas tubuhnya. Dengan sekali dorongan, penisku sudah menancap di dalam vagina yang sudah becek itu.
    Mertuaku berkata, “To, aku yang di atas yah?”
    “Emangnya bisa?”
    “Bisa dong, kan udah nontonn filmnya Cheny”, rupanya mertuaku sering menonton VCD blue film dengan anaknya, Cheny.

    Jadi tidak heran kalau dia faham posisi-posisi dalam bercinta. Dengan berguling kini posisi tubuhnya berbalik berada di atasku. Mertuaku mencoba duduk dengan melipat kakinya lalu dia mulai bergoyang maju-mundur dan memutar ditingkahi dengan suara dari vaginanya hingga menambah gairahnya untuk memacu goyangannya. Aku dari bawah hanya memegangi buah pantatnya dan tanganku yang satu memainkan kelentitnya yang berada tepat berada di perutku. Hanya sekitar setengah jam mertuaku mulai menampakkan gejala ingin orgasme. Dalam hitungan detik dia sudah orgasme. Tubuhnya kembali lunglai dan berbaring di atas dadaku. Namun aku belum, hingga secepat kilat aku berbalik dan berada di atasnya dan langsung bergoyang untuk mengejar orgasmeku.
    “Aduhh udahh To, aughh, gelii, To..”, hingga beberapa detik kemudian aku merasakan orgasmeku yang kedua begitu nikmat dengan tembakan spermaku yang masih cukup kuat.

    Kami kemudian mengobrol hal-hal yang berbau pornografi dan erotis hingga terangsang kembali dan kami bersenggama lagi, begitu seterusnya hingga subuh. Entah sudah berapa kali kami melakukan hal yang sebenarnya merupakan aib bagi keluarga kami sendiri. Sekarang ini mertuaku sudah mempunyai cucu dan lebih menjaga jarak denganku. Dia merasa hal yang sudah kami lakukan itu adalah aib dan tidak sepantasnya dilakukan, dan jika kusinggung soal hal itu dia nampaknya agak marah dan tidak suka. Dia telah menjadi nenek yang baik bagi anakku.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Pacar Kakakku

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Pacar Kakakku


    751 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Dengan Pacar Kakakku, Hidup berumah tangga itu penuh dgn kejutan, Kadang ada aja yg bikin kita surprise contohnya seperti kisah sex berikut ini. Sebut saja Karina, adek perempuan istriku. Karina memiliki perawakan yg sangat aduhai, tingginya sekitar 160an cm dgn badan langsing serta bentuk lekuk badannya begitu indah tentu menggoda sekali.

    Umurnya juga masih muda sekitar 30 tahunan. Karina juga sudah berswami tetapi didalam pernikahannya Karina belom dikaruniai anak. Hubungan keluarga antara keluargaqu dgn keluarga Karina sangat dekat, sering kali kita berlibur bersama. Karina bekerja diperusahaan yg bergerak dibidang yg sama dgn tempatku bekerja tetapi berbeda perusahaan. Sehingga kami sering bertukar pikiran yg membuat akhirnya kita menjadi lebih akrab.

    Suatu hari Karina mengajaqu untuk bertemu, dia mengatakan ingin berbicara sesuatu kepadaqu. aqu pun mengiyakanya karena aqu penasaran apa yg akan dikatakan oleh Karina. Akhirnya setelah kita berjanjian disuatu café setelah pulang kerja, akhirnya aqu menemui Karina. Setelah aqu sampai dicafe, Karina sudah menunggu disitu.
    “Maaf telat Karin, udah nunggu lama ya??” tanyaqu sembari cipika cipiki.

    “Enggak kok mas, baru sebentar terus mas Datang” jawabnya.
    “Ooowh,,, yaudah pesen makanan dulu Karin” ucapku.
    Sembari menunggu makanan yg kita pesan datang, kita ngobrol kemana-mana, sampai akhirnya Karina membuka pembicaraan
    “Mas kalo sama kakak Rini (istriku) biasanya sehari melaqukan hubungan ranjang berapa kali mas??” tanya Karina.

    “Lhoh lhah…kamu kok tiba-tiba tanya begitu Karin??” tanyaqu balik.
    “Gak papa mas, Cuma pingin tau aja kok, berapa kali mas??” tanya Karina.
    “Sehari sekali aja cukup kok Karin, tapi sebisa mungkin aqu membuat puas kakakmu dgn beberapa kali dia mencapai klimaks” jawabku.

    “Aaahhh enak ya jadi kakak Rini” ucap Karina dgn wajah termenung.
    “Kok enak, emangnya beda ya?? Kalo kamu sendiri berapa kali dalam sehari??” tanyaqu.
    “Swamiku sehari bisa sampai 4 kali mas minta dilayanin, tetapi aqu gak pernah bisa merasakan yg namanya klimaks mas” balas Karina.

    “Waaah swami kamu kurang teknik itu Karin, makanya gak bisa buat kamu puas” jawabku sembari tertawa menggoda Karina.
    “Mas kapan ke Bali lagi” tanya Karina.
    “Belom tau Karin, emangnya kenapa Karin??” tanyaqu.
    “Aqu besok lusa ditugaskan kantor untuk ke Bali mas, mas bisa nemenin Karina?? Tanya Karina.
    “Eeemmmm….oke deeh mas temenin” jawabku.
    “Makasiiih mas” ucap Karina dgn wajah senang terpancar diraut mukanya. Sampai akhirnya jam sudah menunjukkan 9 malam, akhirnya aqu dan Karina memutuskan untuk pulang.

    Pada hari yg ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta jam 10.00, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini bernuansa alam dan sangat romantis Lingkungannya, pada saat menuju reception desk aqu langsung menanyakan reservasi atas nama aqu dan petugas langsung memberikan aqu 2 kunci bungalow, pada saat itu Karina bertanya kepadaqu, oh dua ya kuncinya, aqu bilang iya, esexeseks.com soalnya aqu taqut lupa kalo berdekatan dgn perempuan apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti tak akan terjadi apa-apa kok, lalu akhirnya aqu membatalkan kunci yg satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.

    sewaktu menuju bungalow kami diantar dgn buggy car mengingat jarak antara reception dgn bungalow agak jauh, di dalam kendaraan ini aqu melihat wajah Karina, ya ampun cantik sekali dan membuat hatiku mulai bergejolak, sesekali dia melemparkan senyumnya kepada aqu, pikiran aqu, dasar swaminya tak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan. Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami aqu menyiapkan bahan meeting untuk besok, sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi. Pada saat aqu ingin menggantungkan jas aqu tanpa sengaja tangan aqu menyentuh toketnya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, aqu langsung bilang
    “sorry ya Karin betul aqu tak sengaja,” dia bilang sudah tak apa-apa anggap saja kamu dapat rejeki. Wow, wajahnya memerah tambah cantik dia.

    Lalu kita nonton TV bersama filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang aqu bilang sama Karina wah kalo begini terus aqu bisa tak tahan nih, lalu aqu berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar, dia langsung bilang mau kemana sini saja, tak usah taqut deh sembari menarik tangan aqu lembut sekali seakan memohon agar tetap di Sisinya, selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalo dulu kita sudah saLing ketemu dan kalo kita berdua menikah dan sebagainya Aqu memberanikan diri bicara, Karin kamu kok cantik dan anggun sih, Karina menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh kok sih aqu tak bohong, aqu pegang tangannya sembari mengelusnya, oww geli banget, come on nanti aqu bisa lupa nih kalo kamu adalah swami kakak aqu. Biarin saja kata aqu.

    Perlahan tapi pasti tangan aqu mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk aqu sembari membelai kepala dan rambut aqu. Akhirnya aqu kecup keningnya dia bilang kamu sungguh gentle sekali. Oh, indahnya kalo dulu kita bisa menikah aqu bilang, Abis kamunya sih sudah punya pacar.
    Lalu aqu kecup juga bibirnya yg sensual, dia juga membalas kecupan aqu dgn agresif sekali dan aqu memakluminya karena aqu yakin dia tak pernah diperlaqukan sehalus ini. Kami berciuman cukup lama dan aqu dengar nada nafasnya mulai tak beraturan, tangan aqu mulai merambat ke daerah sekitar toketnya. Dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saLing berciuman.

    Kali ini aqu masukkan tangan aqu langsung ke balik BH-nya, dia menggelinjang. Aqu mainkan pentilnya yg sudah mulai mengeras dan perlahan aqu buka kancing bajunya dgn tangan aqu yg kanan, setelah terbuka aqu lepas BH-nya. Woww, betapa indah toketnya, ukurannya kurang lebih mirip dgn istri aqu tetapi pentilnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tak pernah menyusui putranya, Karina terhenyak sesaat sembari ngomong, kok jadi begini.
    “Karin aqu suka ama kamu,” terus dia menarik diri.

    Aqu tak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini, langsung aqu sambar lagi toketnya kali ini dgn menggunakan lidah aqu sapu bersih toket beserta pentilnya. Karina hanya mendesah-desah sembari tangannya mengusap-ngusap kepala aqu dan aqu rasakan badannya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yg harum dan putih halus.

    Aqu masih bermain dipentilnya sembari menyedot-nyedot halus. Dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju aqu pada saat itu aqu juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yg putih mulus nan merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal celana dalam saja, tangannya mulai membelai pundak dan badan aqu, sementara itu lidah aqu mulai turun ke arah pangkah paha.

    Dia semakin menggelinjang, Oww desir nikmat dan geli sekali. Perlahan aqu turunkan celana dalamnya, dia bilang jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak. bilang emang aqu gila kali, pakai bilang-bilang kalo kita berbuat macem2. setelah celana dalamnya aqu turunkan aqu berusaha untuk menjilat clitorisnya yg berwarna merah menantang. Pada awalnya dia tak mau, katanya dia belom pernah begituan, nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba.

    Lidah aqu langsung menari-nari di clitorisnya, dia meraung keras, Ohh,, enaakk sekali, aqu, aqu tak pernah merasakan ini sebelomnya kamu pintar sekali sih,. Kemudian aqu jilat clitoris dan lubang Kemaluannya, tak berapa lama kemudian dia menjerit, Auuww aqu keluar Oohh nikmat sekali, dia bangkit lalu menarik dgn keras celana dalamku.Langsung dia sambar kemaluanku dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali. Terus terang istri aqu tak perah mau melaqukan oral seks dgn aqu, dia terus memainkan lidahnya dgn Karincah sementara tangan aqu memainkan pentil dan kelentitnya. Tiba-tiba ia mengisap kemaluan aqu keras sekali ternyata dia klimaks lagi, dia lepaskan kemaluan aqu, ayo dong masukin ke sini, sembari menunjuk lubangnya.

    Perlahan aqu tuntun kemaluan aqu masuk ke Kemaluannya, dia terpejam saat kemaluan aqu masuk ke dalam Kemaluannya sembari dia tiduran dan mendesah-desah. Ohh biasanya swami aqu sudah selesai dan aqu belom merasakan apa-apa, tapi kini aqu sudah dua kali keluar, kamu baru saja mulai. Waktu itu kami bercinta sudah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu.

    Sekarang aqu angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sembari aqu sodok keluar masuk Kemaluannya. Dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar. Aqu tak pernah menygka orang seperti Karina yg lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang. Dia menggelinjang terus tak karuan.
    Ohh aqu keluar lagi. Aqu angkat perlahan kemaluan aqu dan kita berganti poKarini duduk, terus dia yg kini mengontrol jalannya permainan, dia mendesah sembari terus menyebut, Ohh ,ohh . Dia naik turun makin lama makin kencang sembari sekali-kali menggoygkan pantatnya, tangannya memegang pundak aqu keras sekali.

    Iihh, uuhh aqu keluar lagi, kamu kok kuat sekali,come on keluarin dong aqu sudah tak tahan nih.Biar saja, kata aqu, Aqu mau bikin kamu keluar terus, kan kamu bilang sama aqu, bahwa kamu tak pernah klimaks sama swami kamu sekarang aqu bikin kamu klimaks terus.Iya sih tapi ini betul-betul luar biasa , ohh betapa bahagianya aqu kalo bisa setiap hari begini sama kamu.Ayo jangan ngaco ah, mana mungkin lagi, kata aqu.

    Aqu bilang, Sekarang aqu mau mencoba doggy style.Apa tuh, katanya.Ya ampun kamu tak tau.Tak tuh, katanya. Lalu aqu pandu dia untuk menungging dan perlahan aqu masukkan kemaluan aqu ke Kemaluannya yg sudah banjir karena keluar terus, pada saat kemaluan aqu sudah masuk sempurna mulailah aqu tusuk keluar masuk dan goygin makin lama makin kencang.

    Dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan badannya. , ampuun deh aqu keluar lagi nih. Waktu itu aqu juga sudah mau keluar.Aqu bilang,Nanti kalo aqu keluar maunya di mulut Karina.Ah jangan Karina belom pernah dan kayaknya jijik deh.Cobain dulu ya, akhirnya dia mengangguk.

    Tiba saatnya aqu sudah mau klimaks aqu cabut kemaluan aqu dan sembari dia jongkok aqu arahkan kepala kemaluan aqu ke mulutnya sembari tangan dia mengocok-ngocok kemaluan aqu dgn sangat bernafsu. Karin, Ketika mau keluar langsung kemaluan aqu dimasukkan ke dalam mulutnya tak lama lagi.

    “Crooott, crooott, croooott, croooott,” penuhlah mulut dia dgn sperma aqu sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan toketnya. Dia terus menjilati kemaluan aqu sampai semua sperma aqu kering aqu tanya dia, Gimana Karin nikmat tak rasanya.Dia bilang, Not bad. Kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 11 malam.
    Karina mengecup halus bibir aqu, , thanks a lot, aqu benar-benar puas sama apa yg kamu berikan kepada aqu, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidup aqu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tergoda Lekuk Tubuh Indah Istri Temanku

    Cerita Sex Tergoda Lekuk Tubuh Indah Istri Temanku


    611 views

    Perawanku – Cerita Sex Tergoda Lekuk Tubuh Indah Istri Temanku, Kisah ini bermula bisa dibilang kebetulan, temanku punya istri yang sangat cantik dan seksi badanya semok dan payudaranya besar sekali.. penasaran ? mari kita simak kisah ini..Di keluagaku memang diajarkan hidup sederhana, karena aku mempunyai saudara 4 & kesemuanya wanita & aku memiliki sebuah cerita aku terinpirasi dari majalah porn yg ada di internet, suatu ketika aku sudah dijodohkan dgn orangtuaku & menikah aku hidup secara mandiri jujur aku juga belum merasakan apa itu pacaran , maka dari ini aku berusaha untuk mendalamai rasa cintaku terhadap istriku.

    Kami coba mengadu nasib di kota Kabupatenku dgn mengontrak rumah yg sangat sederhana. Beberapa bi&g usaha saya coba tekuni agar dapat menanggulangi keperluan hidup kami sehari-hari, namun hingga kami mempunyai 3 orang anak, nasib kami tetap belum banyak berubah.

    Kami masih hidup pas-pasan & bahkan harapanku semula untuk mempertebal kecintaanku terhadap istriku malah justru semakin merosot saja. Untung saja, saya orangnya pemalu & sedikit mampu bersabar serta terbiasa dalam penderitaan, sehingga perasaanku itu tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk kedua orangtua & saudara-saudaraku.

    Entah pengaruh setan dari mana, suatu waktu tepatnya Bulan Oktober aku sempatkan diri berkunjung ke rumah teman lamaku sewaktu kami sama-sama di SMA dulu. Sebut saja namanya Andik.

    Dia baru saja pulang dari Kalimantan bersama dgn istrinya, yg belakangan saya ketahui kalau istrinya itu adalah anak majikannya sewaktu dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di sana. Mereka juga melangsungkan perkawinan bukan atas dasar saling mencintai, melainkan atas dasar jasa & balas budi.

    Sekitar pukul 16.00 sore, saya sudah tiba di rumah Andik dgn naik ojek yg jaraknya sekitar 1 km dari rumah kontrakan kami. Merekapun masih tinggal di rumah kontrakan, namun agak besar dibanding rumah yg kami kontrak.

    Maklum mereka sedikit membawa modal dgn harapan membuka usaha baru di kota Kabupaten kami. Setelah mengamati tanda-tanda yg telah diberitahukan Andik ketika kami ketemu di pasar sentral kota kami, saya yakin tidak salah lagi, lalu saya masuk mendekati pintu rumah itu, ternyata dalam keadaan tertutup.

    “Dog.. Dog.. Dog.. Permisi ada orang di rumah” kalimat penghormatan yg saya ucapkan selama 3 kali berturut-turut sambil mengetuk-ngetuk pintunya, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Saya lalu mencoba mendorong dari luar, ternyata pintunya terkunci dari dalam, sehingga saya yakin pasti ada orang di dalam rumah itu.

    Hanya saja saya masih ragu apakah rumah yg saya ketuk pintunya itu betul adalah rumah Andik atau bukan. Saya tetap berusaha untuk memastikannya. Setelah duduk sejenak di atas kursi yg ada di depan pintu, saya coba lagi ketuk-ketuk pintunya, namun tetap tidak ada tanda-tanda jawaban dari dalam.

    Akhirnya saya putuskan untuk mencoba mengintip dari samping rumah. Melalui sela-sela jendela di samping rumahnya itu, saya sekilas melihat ada kilatan cahaya dalam ruangan tamu, tapi saya belum mengetahui dari mana sumber kilatan cahaya itu.

    Saya lalu bergeser ke jendela yg satunya & ternyata saya sempat menyaksikan sepotong tubuh tergeletak tanpa busana dari sebatas pinggul sampai ujung kaki. Entah potongan tubuh laki-laki atau wanita, tapi tampak putih mulus seperti kulit wanita.

    Dalam keadaan biji mataku tetap kujepitkan pada sela jendela itu untuk melihat lebih jelas lagi keadaan dalam rumah itu, dibenak saya muncul tanda tanya apa itu tubuh istrinya Andik atau Andik sendiri atau orang lain.

    Apa orang itu tertidur pula sehingga tersingkap busananya atau memang sengaja telanjang bulat. Apa ia se&g menyaksikan acara TV atau se&g memutar VCD porno, sebab sedikit terdengar ada suara TV seolah film yg diputar.

    Pertanyaan-pertanyaan itulah yg selalu mengganggu pikiranku sampai akhirnya aku kembali ke depan pintu semula & mencoba mengetuknya kembali. Namun baru saja sekali saya ketuk, pintunya tiba-tiba terbuka lebar, sehingga aku sedikit kaget & lebih kaget lagi setelah menyaksikan bahwa yg berdiri di depan pintu adalah seorang wanita muda & cantik dgn pakaian sedikit terbuka karena tubuhnya hanya ditutupi kain sarung. Itupun hanya bagian bawahnya saja.

    “Selamat siang,” kembali saya ulangi kalimat penghormatan itu.

    “Ya, siang,” jawabnya sambil menatap wajah saya seolah malu, takut & kaget.

    “Dari mana Pak & cari siapa,” tanya wanita itu.

    “Maaf dik, numpang tanya, apa betul ini rumah Andik,” tanya saya.

    “Betul sekali pak, dari mana yah?” tanya wanita itu lemah lembut.

    “Saya tinggal tidak jauh dari sini dik, saya ingin ketemu Andik. Beliau adalah teman lama saya sewaktu kami sama-sama duduk di SMA dulu,” lanjut saya sambil menyodorkan tangan saya untuk menyalaminya. Wanita itu mebalasnya & tangannya terasa lembut sekali namun sedikit hangat.

    “Oh, yah, syukur kalau begitu. Ternyata ia punya teman lama di sini & ia tak pernah ceritakan padaku,” ucapannya sambil mempersilahkanku masuk. Sayapun langsung duduk di atas kursi plastik yg ada di ruang tamunya sambil memperhatikan keadaan dalam rumah itu, termasuk letak tempat tidur & TVnya guna mencocokkan dugaanku sewaktu mengintip tadi

    Setelah saya duduk, saya berniat menanyakan hubungannya dgn Andik, tapi ia nampak buru-buru masuk ke dalam, entah ia mau berpakaian atau mengambil suatu hi&gan.

    Hanya berselang beberapa saat, wanita itu sudah keluar kembali dalam keadaan berpakaian setelah tadinya tidak memakai baju, bahkan ia membawa secangkir kopi & kue lalu diletakkan di atas meja lalu mempersilahkanku mencicipinya sambil tersenyum.

    “Maaf dik, kalau boleh saya tanya, apa adik ini saudara dgn Andik?” tanyaku penuh kekhawatiran kalau-kalau ia tersinggung, meskipun saya sejak tadi menduga kalau wanita itu adalah istri Andik.

    “Saya kebetulan istrinya pak. Sejak 3 tahun lalu saya melangsungkan pernikahan di Kalimantan, namun Tuhan belum mengaruniai seorang anak,” jawabnya dgn jujur, bahkan sempat ia cerita panjang lebar mengenai latar belakang perkawinannya, asal usulnya & tujuannya ke Kota ini.

    Setelah saya menyimak ulasannya mengenai dirinya & kehidupannya bersama Andik, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wanita itu adalah suku di Kalimantan yg asal usul keturunannya juga berasal dari suku di Sulawesi.

    Ia kawin dgn Andik atas dasar jasa-jasa & budi baik mereka tanpa didasari rasa cinta & kasih sayg yg mendalam, seperti halnya yg menimpa keluarga saya. Ia tetap berusaha & berjuang untuk menggali nilai-nilai cinta yg ada pada mereka berdua siapa tahu kelak bisa dibangun.

    Anehnya, meskipun kami baru ketemu, namun ia seolah ingin membeberkan segala keadaan hidup yg dialaminya bersama suami selama ini, bahkan terkesan kami akrab sekali, saling menukar pengalaman rahasia rumah tangga tanpa ada yg kami tutup-tupi.

     

    Lebih heran lagi, selaku orang pendiam & kurang pergaulan, saya justru seolah menemukan diriku yg sebenarnya di rumah itu. Karena senang, bahagia & asyiknya perbincangan kami berdua, sampai-sampai saya hampir lupa menanyakan ke mana suaminya saat ini. Setelah kami saling memahami kepribadian, maka akhirnya sayapun menanyakan Andik (suaminya itu).

    “Oh yah, hampir lupa, ke mana Andik sekarang ini, kok dari tadi tidak kelihatan?” tanyaku sambil menyelidiki semua sudut rumah itu.

    “Kebetulan ia pulang kampung untuk mengambil beras dari hasil panen orangtuanya tadi pagi, tapi katanya ia tidak bermalam kok, mungkin sebentar lagi ia datang. Tunggu saja sebentar,” jawabnya seolah tidak menghendaki saya pulang dgn cepat hanya karena Andik tidak di rumah.

    “Kalau ke kampung biasanya jam berapa tiba di sini,” tanyaku lebih lanjut.

    “Sekitar jam 8.00 atau 9.00 malam,” jawabnya sambil menoleh ke jam dinding yg tergantung dalam ruangan itu. Padahal saat ini tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 7.00 malam.

    Tak lama setelah itu, ia nampaknya buru-buru masuk ke ruang dapur, mungkin ia mau menyiapkan makan malam, tapi saya teriak dari luar kalau saya baru saja makan di rumah & melarangnya ia repot-repot menyiapkan makan malam.

    Tapi ia tetap menyalakan kompornya lalu memasak seolah tak menginginkan aku kembali dgn cepat. Tak lama sesudah itu, iapun kembali duduk di depan saya melanjutkan perbincangannya. Sayapun tak kehabisan bahan untuk menemaninya. Mulai dari soal-soal pengalaman kami di kampung sewaktu kecil hingga soal rumah tangga kami masing-masing.

    Karena nampaknya kami saling terbuka, maka sayapun berani menanyakan tentang apa yg dikerjakannya tadi, sampai lama sekali baru dibukakan pintu tanpa saya beritahu kalau saya mengintipnya tadi dari selah jendela. Ka&g ia menatapku lalu tersenyum seolah ada sesuatu berita gembira yg ingin disampaikan padaku.

    “Jadi bapak ini lama mengetuk pintu & menunggu di luar tadi?” tanyanya sambil tertawa.

    “Sekitar 30 menit barangkali, bahkan hampir saya pulang, tapi untung saya coba kembali mengetuk pintunya dgn keras,” jawabku terus terang.

    “Ha.. Ha.. Ha.. Saya ketiduran sewaktu nonton acara TV tadi,” katanya dgn jujur sambil tertawa terbahak-bahak.

    “Tapi bapak tidak sampai mengintip di samping rumah kan? Maklum kalau saya tertidur biasanya terbuka pakaianku tanpa terasa,” tanyanya seolah mencurigaiku tadi. Dalam hati saya jangan-jangan ia sempat melihat & merasa diintip tadi, tapi saya tidak boleh bertingkah yg mencurigakan.

    “Ti.. Ti.. Dak mungkin saya lakukan itu dik, tapi emangnya kalau saya ngintip kenapa?” kataku terbata-bata, maklum saya tidak biasa bohong.

    “Tidak masalah, cuma itu tadi, saya kalau tidur jarang pakai busana, terasa panas. Tapi perasaan saya mengatakan kalau ada orang tadi yg mengintipku lewat jendela sewaktu aku tidur. Makanya saya terbangun bersamaan dgn ketukan pintu bapak tadi,” ulasnya curiga namun tetap ia ketawa-ketawa sambil meman&giku.

    “M.. Mmaaf dik, sejujurnya saya sempat mengintip lewat sela jendela tadi berhubung saya terlalu lama mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Jadi saya mengintip hanya untuk memastikan apa ada atau tidak ada orang di dalam tadi. Saya tidak punya maksud apa-apa,” kataku dgn jujur, siapa tahu ia betul melihatku tadi, aku bisa dikatakan pembohong.

    “Jadi apa yg bapak lihat tadi sewaktu mengintip ke dalam? Apa bapak sempat melihatku di atas tempat tidur dgn telanjang bulat?” tanyanya penuh selidik, meskipun ia masih tetap senyum-senyum.

    “Saya tidak sempat melihat apa-apa di dalam kecuali hanya kilatan cahaya TV & sepotong kaki,” tegasku sekali lagi dgn terus terang.

    “Tidak apa-apa, saya percaya ucapan bapak saja. Lagi pula sekiranya bapak melihatku dalam keadaan tanpa busana, bapak pasti tidak heran, & bukan soal baru bagi bapak, karena apa yg ada dalam tubuh saya tentu sama dgn milik istri bapak, yah khan?” ulasnya penuh canda. Lalu ia berlari kecil masuk ke ruang dapur untuk memastikan apa nasi yg dimasaknya sudah matang atau belum.

    Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Andik belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Andik mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dgn istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dgn alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Andik berteriak melarangku & katanya,

    “Tunggu dulu pak, nasi yg saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Andik datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu & mau makan malam bersama di rumahnya.

    Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hi&gan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yg santai & penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyg & baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.

    “Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyg sekali.

    Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yg baru saja kulihat sepotong tubuhnya yg mulus & putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yg mulai miring. Siapa tahu ada setan yg memanfaatkannya.

    “Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.

    “Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan & keterbukaannya” balasnya.

    Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil meman&gi sudut-sudut ruangannya & aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi.

    Ternyata betul, wanita itulah tadi yg berbaring di atas tempat tidur itu, yg di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membaygkan kalau wanita yg baru saja saya temani bicara & makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yg saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.

    Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yg main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dgn puncak keinginanku, tiba-tiba,

    “Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.

    “Wah, itu film kesukaanku, tapi saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn cepat & suara agak lantang.

    “Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara & sudah saling terbuka” katanya penuh harap.

    Lalu saya bangkit & masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dgnnya. Aku agak malu & takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.

    Awalnya kami biasa-biasa saja, hening & serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yg katanya lebih bagus & lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya & ingin juga menyaksikannya. Aku cemas & khawatir kalau-kalau VCD yg ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yg kuharapkan.

    Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur & kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul & terjadi perbincangan yg serius antara seorang pria & seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.

    Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dgn film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan & berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi & meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dgn tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yg membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang & membesar, sekujur tubuhku gemetar & berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku.

    Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pan&gannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut & malu mengutarakan isi hatiku.

    “Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.

    “Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau & suka sekali.

    “Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.

    “Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dgn tenang & jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton & praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.

    “Tapi kakak suka nonton & permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.

    “Suka sekali & kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.

    “Jika istri kakak tidak suka & tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas & berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.

    Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi & bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri & ke kanan, akupun membalasnya dgn lahap sekali.

    Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya & sudah sering memegangnya.

    Tapi kali ini, rasanya lain daripada yg lain, sedikit lebih mulus & lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yg membuka baju yg dikenakannya, tiba-tiba terbuka dgn lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dgn menantang.

    Akupun memperaktekkan apa yg barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat & mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Ka&g kugigit sedikit & kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda a&ya rasa sakit.

    Selama hidupku, baru kali ini aku melihat peman&gan yg indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yg dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri & sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu.

    Putih, mulus & tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat & merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dgn kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dgn warna agak kemerahan.

    Ingin rasanya aku telan & makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dgn lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit & terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.

    “Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yg kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama memandangnya.

    Ia langsung serobot saja & menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dgn memasukkan penisku ke mulutnya & menggocoknya dgn cepat & berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat.

    Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dgn kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, & menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu & perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri & ke kanan maju & mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.

    “Dik, model yg bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yg ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.

    “Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yg kakak anggap lebih nikmat & lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yg agak menambah gairah sexku.

    “Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah & berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.

    “Dik, gimana kalau saya berbaring & adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goygannya,” pintaku pa&ya.

    “Aku ini sudah hampir memuncak & sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.

    Tanpa kami rasakan & pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.40 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya & betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dgn istri teman lamaku itu.

    Namun saygnya, karena keasyikan & keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dgn posisi saya di bawah & dia di atas memompa serta menggoyg kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya & diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh & tidur terlentang hingga pagi.

    Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yg mengecam & pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yg harus saya perbuat.

    Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dgn wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali & kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu & langsung pamit & sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan.

    Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yg melihatku sehingga saya yakin tidak ada yg mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu & bermalam bersama dgn sahabat lamaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sedarah Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sedarah Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1582 views

    Perawanku – Nama saya adalah Tohir, seorang anak smu yang doyan banget nge-seks dan jilatin memek seorang cewek. Aq punya adik cewek yang namanya Fina angelina. Aku dan adikku adalah anak orang kaya. Jika aku kelas 3 Smu, fina adikku saat ini duduk di kelas 3 smp mau lulus.

    Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.

    Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya.

    Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.

    Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.

    Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.

    Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.

    Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.

    Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.

    Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku

    Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.

    Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.

    Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa.

    Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.

    Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.

    Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur

    Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

    Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”

    Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.

    Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya.

    Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah.

    Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih nakal.

  • Birahi Segitiga Dengan Terapis Cabul

    Birahi Segitiga Dengan Terapis Cabul


    2062 views

    Catatan:

    1. Cerita Birahi 2017 ini adalah khayalan belaka , tak ada kaitan dengan tokoh manapun dalam kehidupan sebenarnya
    2. Nikmatilah cerita birahi 2017 ini dengan rileks , buanglah kepenatan setelah berjuang seharian mencari sesuap nasi
    3. Cerita birahi 2017 ini boleh dinikmati sekali , dua kali atau tiga kali sehari – tak ada keharusan pemakaian dengan resep dokter

    Cerita Birahi 2017 – Birahi Segitiga Dengan Terapis Cabul

     

    Perawan – Wanita itu selalu datang dengan kaos kasual dan celana jins ketatnya. Ibu itu walau sudah berusia sekitar 37 tahun masih nampak sehat dan kencang. Bodynya yang tidak lagi langsing tetap tidak dapat menyembunyikan jejak kecantikannya di masa remaja.

    Bahkan dengan body yang semakin berisi tersebut, justru semakin menonjolkan lekuk tubuh yang montok dan menggemaskan. Pak Totok, lelaki berusia 60an tahun itu selalu menyembunyikan kekaguman seksualnya di hadapan ibu setengah muda itu. Posisi dia sebagai seorang yang dipercaya sebagai ahli terapi dituntut untuk menjaga keprofesionalannya di hadapan pasien-pasiennya.

    Apalagi bu Susan ini adalah salah seorang pasien yang direkomendasikan oleh ponakannya, sesama ahli terapi yang dulu belajar ilmu dari dirinya.

    Cerita Birahi 2017 | Ibu yang cantik itu adalah kawan istri dari ponakannya itu. Dengan hubungan-hubungan itu, Pak Totok jelas tidak mungkin mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tercela terhadap pasiennya tersebut. Jejak rekam Pak Totok sebagai seorang ahli terapi spiritual termasuk berjalan mulus. Tidak pernah sepanjang kariernya, dia melakukan tindakan tidak terpuji.

    Walaupun sebenarnya, Pak Totok pun tidak mengingkari bahwa beberapa kali dia tergoda oleh beberapa pasien wanitanya. Pak Totok sendiri bukan pria yang berkelakuan baik di sepanjang hidupnya. Di masa muda, dia pun terkenal jago dalam menaklukan perempuan.

    Namun karena usianya yang tidak lagi muda, dan kehidupannya yang sempurna bersama istri dan anak-anaknya, lelaki tua itu kini lebih cenderung menjadi family man. Walau demikian, setelah dia mulai dikenal sebagai ahli terapi spiritual, dia banyak memiliki pasien dari berbagai kalangan, termasuk ibu-ibu muda yang mendapat masalah keluarga.

    Dengan pasien-pasien semacam itulah, Pak Totok kerap tergoda untuk melakukan tindakan terpuji. Namun sejauh ini dia berhasil menghindari godaan-godaan tersebut. Apalagi istrinya adalah seorang yang setia dan sangat mempercayainya.

    Hampir tidak pernah sang istri mencampuri kegiatannya dalam melakukan terapi. Walau terapi yang dilakukannya menggunakan bentuk-bentuk pijatan dan totok urat, tetapi bagi wanita setia itu hanyalah bagian dari resiko pekerjaan yang harus dilakukan suaminya. Demikian pula Pak Totok pun tidak pernah kedapatan melakukan penyimpangan dari proses terapinya.

    Tapi entah kenapa, di usia profesinya sebagai ahli terapi setelah hampir sepuluh tahun, tiba-tiba Pak Totok merasakan hal yang berbeda pada pasien yang bernama Bu Susan ini. Seperti yang diceritakan di awal, body Bu Susan memang tidak seistimewa para artist sinetron, tetapi untuk ibu seusia dia, tubuh Bu Susan termasuk istimewa. Tidak lagi langsing tetapi justru bagi pria berpengalaman seperti Pak Totok, tubuh itu ideal sebagai sebuah simbol sensualitas yang sebenarnya.

    Cerita Birahi Terbaru 2017 | Pak Totok bahkan merasakan ada potensi sensual yang besar dari wanita terhormat itu. Walau Bu Susan selalu berpakaian biasa, dengan kaos kasualnya, tetapi kaos yang tidak begitu ketat itu tetap tidak dapat menyembunyikan bungkahan besar kedua dadanya. Bungkahan yang walau tidak lagi kencang membusung dan mulai sedikit menggantung, tetapi justru mengundang decak kagum para pria karena montoknya. Payudara yang wajar untuk ibu ibu dengan dua anaknya yang sudah beranjak remaja.

    Satu hal lain yang menonjol dari ibu itu adalah bungkahan pantatnya yang membulat dan kencang. Semua pria yang berpengalaman pasti tahu akan potensi seksual dari ibu seperti Bu Susan ini. Pantat itulah yang selalu membuat Pak Totok menelan ludah.

    Bu Susan memang cenderung menggunakan pakaian yang tidak terlalu ketat untuk menyembunyikan dadanya, tetapi untuk bagian bawah, Bu Susan menyukai celana yang ketat yang menampilkan lekukan pantat dan pahanya yang menggiurkan. Paha yang langsing itu sangat serasi dengan pantatnya yang menggumpal ketat.

    Point lain yang menggoda Pak Totok adalah kulit mulus putih Bu Susan yang terawat. Mungkin juga karena biasanya pasiennya adalah wanita-wanita di sekitar kampungnya yang biasanya tidak semulus dan seputih Bu Susan, maka setiap kali menyentuh kulit ibu itu, Pak Totok tidak dapat menahan gejolak birahinya. Memang Bu Susan adalah istri seorang pegawai pemerintahan berpangkat lumayan. Sehingga dia selalu dapat merawat tubuhnya dengan luluran dan makanan yang sehat.

    Pak Totok masih ingat ketika pertama kali berjumpa dengan wanita itu. Mulanya Bu Susan terlihat ragu untuk menjalani terapi. Dia pergi ke Pak Totok atas rekomendasi suami temannya, yaitu keponakan Pak Totok tadi. Keluhan utama dari ibu itu adalah masalah perutnya dan masalah kegelisahan hatinya terhadap suaminya.

    Pak Totok tahu bahwa masalah sakit perut wanita itu bisa jadi akibat dari stress pikirannya karena kecurigaannya selalu pada suaminya. Tetapi sepanjang terapi, Bu Susan tidak bisa terus terang mengenai masalah dengan suaminya, walau dia menyinggung tentang ketidaknyamanannya pada aktivitas suaminya.

    Secara ringkas, Pak Totok tahu bahwa Bu Susan curiga pada kesetiaan suaminya. Bagi Pak Totok, informasi itu sudah cukup untuk mengurai persoalan Bu Susan. Metode yang dipakainya adalah relaksasi pada pasien baik secara mental maupun secara fisik.

    Secara mental, Pak Totok akan membimbing pasien-pasiennya dengan bacaan doa dan secara fisik, dia akan menerapinya dengan pijatan dan minuman herbal ramuannya sendiri. Dengan sabar Pak Totok mencoba untuk membuat Bu Susan nyaman dan mempercayainya, karena point penting dari terapi spiritualnya adalah kepercayaan pasiennya pada dirinya. Pelan-pelan Bu Susan semakin mempercayai pria tua itu dan menjadi pasien favorit Pak Totok. Pak Totok bahkan terang-terangan memperlakukan Bu Susan sebagai pasien istimewanya, karena khusus untuk wanita itu, Pak Totok selalu menyempatkan diri menyediakan waktunya.

    Biasanya Pak Totok tidak terlalu ngoyo untuk menggarap pasiennya, karena pekerjaannya sebagai ahli terapi hanyalah pekerjaan sambilan karena diberkati bakat istimewa saja. Dia sendiri masih sering bekerja sebagai seorang makelar barang antik yang sudah mulai jarang dilakukannya. Karena Pak Totok sudah cukup berumur dan kelima anaknya pun sudah semuanya bekerja dan mandiri. Pak Totok ingat, pertama kali Bu Susan datang ke rumahnya dengan berbaju biru lengan panjang yang agak longgar.

    Baju itu berbahan halus dan lembut sehingga lekukan kainnya menempel lembut pada badan wanita itu. Pak Totok ingat sekali, walau pakaian itu adalah pakaian yang wajar dan sopan, namun tepat di bagian dada, kain yang lembut itu membentuk lekukan yang indah.

    Kedua tonjolannya nampak membusung dan di bagian tengahnya, kain itu meliuk ke bawah mengikuti belahan dada montoknya. Pemandangan itulah yang selalu diingatnya. Apalagi sepertinya, wanita itu menggunakan bh yang bagus sehingga dadanya yang besar terlihat membusung menyedot perhatiannya. Kala itu Bu Susan diantar oleh ponakannya yang pernah menerapinya sebentar, hanya pada pijatan-pijatan di leher dan lengan. Ponakannya menyerahkan Bu Susan sebagai pasien Pak Totok karena melihat permasalahannya cukup berat untuk dikerjakannya sendiri.

    Satu hal yang kurang dari Bu Susan adalah sikap tubuhnya yang cenderung agak membungkuk. Pak Totok tahu sikap itu adalah karena ketidak pedean Bu Susan pada dadanya yang besar. Sikap itu wajar dan umum pada beberapa wanita dengan dada besar, mungkin karena malu atau tidak percaya diri. Itulah yang justru akan diubah oleh Pak Totok.

    Waktu itu dengan pelan dan pandangan sedikit tidak percaya, Bu Susan menceritakan masalah sakit perutnya yang sering kambuh dan emosinya yang tidak stabil, terutama saat-saat sebelum dan semasa menstruasi. Bagi Pak Totok, masalah itu adalah problem yang sering dihadapinya terutama pada ibu-ibu dengan hubungan yang tidak terlalu baik dengan suaminya. Bu Susan masih tidak membuka diri pada semua persoalannya, walau Pak Totok sendiri sudah dapat mendiagnosanya melalui kemampuannya membaca perasaan orang.

    “Iya bu, saya mengerti. Terapinya nanti ada dua jenis bu. Pertama terapi fisik, yang akan membantu ibu untuk rileks, dan yang kedua adalah terapi spiritual” papar Pak Totok pada Bu Susan waktu itu.

    Bu Susan nampak masih bimbang terutama pada terapi spiritual. Jelas hal tersebut karena latar belakang dan lingkungan wanita itu, karena berasal dari kalangan terdidik yang cenderung lebih percaya pada bentuk-bentuk pengobatan medis.

    “Yang spiritual itu gimana, Om?” Bu Susan memanggilnya om karena mengikuti ponakannya yang mengantarnya.

    “Nanti biar Yitno (ponakan Pak Totok) ikut menjelaskan. Intinya terapinya akan melalui bentuk bentuk spiritual, seperti doa, minum air yang sudah saya kasih jampi-jampi, dan yang penting ibu yakin dengan proses yang dijalani” jelas Pak Totok.

    Bu Susan masih nampak gelisah.

    “Yang penting lainnya, adalah sikap pasrah bu. Pasrah itu akan membantu mengendalikan emosi ibu”.

    Penjelasan itu nampak masuk akal bagi Bu Susan. Dalam nalar terdidiknya, sugesti dan sikap percaya akan membantu menyelesaikan masalah psikologis. Apalagi dulu dia juga pernah kuliah psikologi sebelum menikah dengan suaminya.

    Bu Susan lalu memutuskan untuk mencoba dulu terapinya. Pak Totok menyembunyikan perasaan girangnya, karena wanita cantik itu bersedia menjalani terapi. Untung dia tidak memperlihatkannya dengan jelas, karena waktu itu Bu Susan masih diantar oleh ponakannya dan dia tidak mau kelihatan begitu bernafsu pada wanita itu.

    Pada saat terapi itulah awal dari godaan Pak Totok yang sesungguhnya. Seperti biasa, dia menyilahkan pasiennya untuk berbaring di dipan ruang terapinya. Bu Susan pun menurutinya. Bukan main pemandangan yang dilihat Pak Totok. Wanita itu berbaring di depannya dengan lurus, dan tepat di dadanya, gundukan itu semakin terlihat jelas. Gundukan yang menonjol jelas karena ukurannya, dan tidak mampu tertutupi oleh kain bajunya yang lembut dan tipis.

    Tanpa sengaja Pak Totok menelan air liurnya. Pada awalnya dia memijat lembut kedua tangan Bu Susan. Pak Totok kembali tercekat, merasakan lembutnya kulit putih itu. Belum pernah dia merasakan sensasi kulit yang sangat lembut dari sekian banyak pasiennya selama ini.

    “Oh dasar aku ini ahli terapi kampung, biasanya punya pasien mbok mbok bakul pasar”, pikirnya.

    Bu Susan hanya diam saja. Sesekali dia menjawab pertanyaan Pak Totok di seputar keluhan kesehatannya.

    “Hmm, memang bu, biasanya masalah emosi akan berpengaruh ke masalah lambung”, jelas Pak Totok.

    Bu Susan mengangguk mengiyakan. “Iya pak, setiap emosi saya naik, perut saya pasti bermasalah”.

    Pak Totok yang duduk di samping dipan sambil mengurut tangan Bu Susan kembali menjelaskan hal-hal masalah pengendalian emosi,

    “yang penting ibu rileks dulu, terapi fisik ini untuk membantu ibu rileks. Makanya ibu kalau bisa jangan terlalu tegang. Santai saja bu, gak usah takut sama saya”.

    “Lho siapa yang takut Om?”

    “Ya siapa tahu ibu gak percaya sama saya. Padahal untuk dapat menerima energi saya, kita harus saling percaya bu” jelas Pak Totok.

    “Saya percaya kok Om. Yitno juga sudah cerita tentang Om. Cuma mungkin masih perlu adaptasi dengan terapi ini”.

    “Baguslah bu, gimana pijatan saya, terlalu keras?”

    “Gak Om. Enak kok”, jawab Bu Susan nampak mulai lebih santai.

    Pak Totok lalu berpindah ke tangan yang lain. Dia mengurut wanita itu dari telapak tangan hingga ke lengannya. Semua inci dari kulit wanita itu begitu lembutnya. Tak henti-henti Pak Totok memuji dalam hati kepandaian wanita itu dalam merawat diri. Setelah beberapa saat, Pak Totok mulai mengurut bagian kaki. Sayangnya Bu Susan mengenakan celana jins ketat sehingga Pak Totok tidak dapat mengurutnya dengan keras.

    “Bu, maaf, besok lagi kalau ke sini bawa celana pendek atau celana agak lemas kainnya. Kalau diurut dengan celana jins yang keras justru tidak baik untuk kesehatan”, jelasnya.

    “Iya Om, tadi soalnya belum bersiap untuk terapi”.

    Di bagian ini, Pak Totok tidak lama melakukan pijatan. Tetapi dia sempat mengagumi bagian lain yang indah dari wanita itu. Gundukan pantat montoknya sangat mengundang hasrat lelaki itu. Kala itu Bu Susan terbaring telungkup, sehingga Pak Totok leluasa mengagumi bungkahan pantat itu.

    Sensasi itu luar biasa bagi Pak Totok, karena selama puluhan tahun dia sudah tidak merasakan perasaan seperti ini. Selama ini dia paling hanya sedikit tergoda, dan pikirannya pun tidak pernah semesum ini. Dalam hati dia menyalahkan pikiran nakalnya karena dia adalah orang tua yang dihormati di kampung karena kemampuan spiritualnya.

    Baru kali inilah dirinya seperti remaja kembali yang dengan malu-malu menyentuh dan mengagumi cewek idamannya. Selanjutnya Pak Totok menyilahkan Bu Susan untuk duduk bersila. Dia lalu ikut naik ke dipan dan duduk di belakang wanita itu.

    “Sekarang saya hendak menyalurkan energi ke punggung Ibu”, katanya. Bu Susan hanya mengangguk.

    “Tolong ibu jangan membungkuk. Usahakan rileks dan konsentrasi pada getaran yang saya transfer”.

    Bu Susan menurut. Dibusungkannya dadanya, sesuatu yang jarang dilakukannya. Di belakangnya, lelaki tua itu menempelkan kedua telapak tangannya ke punggungnya. Tangan itu terasa hangat. Perlahan tapi pasti, Bu Susan merasakan seuatu serupa getaran melewati punggungnya. Hangat dan menenangkan. Tetapi Pak Totok merasakan sesuatu yang lain.

    Di tengah konsentrasinya menyalurkan energi, Pak Totok dapat melihat gundukan dada wanita itu semakin menonjol karena posisinya yang membusung. Apalagi tepat di mukanya, leher bagian belakang wanita itu nampak sangat halus dan harum. Mati-matian Pak Totok berusaha menepis perasaan mesumnya mengingat posisinya sebagai ahli terapi.

    “Gimana Bu? Apakah terasa nyaman?”

    “Hm, iya Om. Kok bisa Om?” tanya Bu Susan heran.

    “Ini namanya terapi energi. Sekarang kosongkan pikiran, saya hendak menyalurkannya sampai selesai”

    Terapi seperti itu menyita energi dalam Pak Totok. Beberapa saat kemudian, dia sudah kelelahan dan menyudahi terapinya. Bu Susan nampak senang dan mengalami sedikit kemajuan.

    “Sudah bu. Kalau mau, kita lanjutkan minggu depan, Bu”, kata Pak Totok setelah merapalkan doanya.

    “Makasih sekali, Om”. Sore itu terapi berjalan lancar dan setelah ponakannya dan Bu Susan pergi Pak Totok menghela nafas dan memikirkan kembali apa yang baru saja terjadi. Baginya peristiwa siang itu membuatnya kembali seperti remaja. Wanita itu membuatnya mabuk kepayang seperti remaja kembali. Bahkan malamnya, dia tidak dapat berhenti memikirkan lembutnya kulit wanita itu. Wajah cantiknya, dan tubuh montoknya.

    ####################

    Pagi esoknya, Pak Totok mendapati kembali apa yang sudah lama tidak dirasakannya, yaitu ereksi pagi hari yang amat sangat. Ketika dia bangun, istrinya sudah beranjak ke pasar, sementara dirinya terbaring dengan perasaan aneh. Sudah lama dia tidak merasakan ketegangan yang sangat seperti pagi itu. Dibiarkannya sebentar batangnya sambil duduk di kasur, menunggu sampai batang itu mereda, namun sekian lama, tidak juga birahinya mereda.

    Dia lalu menuju kamar mandi. Di kamar mandipun, setelah diguyur dengan air dingin, penisnya tetap tegang luar biasa. Pak Totok merasa heran, darimana perasaan itu muncul kembali. Hanya karena seorang pasien yang menarik hatinya, dia kembali seperti remaja yang dilanda puber. Setelah beberapa saat penisnya tidak ada perubahan, Pak Totok memutuskan membiarkan batang itu tegang. Dipakainya kembali kolornya walau terasa aneh karena mengganjal di selangkangannya. Sengaja dia tidak mengenakan cd, karena berharap ketegangannya dapat turun sendiri.

    Dia lalu menuju ke meja makan. Di situ sudah tersedia kopi panas seperti biasa, dan beberapa cemilan jajan pasar kesukaannya. Biasanya istrinya atau menantunya yang menyediakan segala jamuan itu. Tiba-tiba dia ingat menantunya, seorang wanita muda berusia 26 tahun yang tinggal bersama dia dan istrinya. Menantunya itu seorang wanita yang setia pada keluarga dan merelakan tinggal bersama mereka karena istri Pak Totok tidak rela ditinggal oleh semua anaknya.

    Anak bungsunya sendiri, yaitu suami menantu mereka itu, setiap hari pergi ke kantornya, sedang sang menantu tinggal di rumah mengurusi urusan rumah tangga. Darmi, nama menantunya itu ternyata sedang menjemur pakaian di belakang rumah.

    Pak Totok tiba-tiba berpikiran aneh. Di tengah posisi penisnya yang masih tegang, tiba-tiba dia ingin melihat bagaimana menantunya sekarang. Seperti apa pakaiannya. Dalam ingatannya selama ini, menantunya itu memiliki tubuh yang seksi walaupun sudah beranak satu. Selama ini, Pak Totok tidak pernah berpikir mengenai sang menantu itu sebagai objek seksual.

    Saat ini Darmi juga sedang mengandung anaknya yang kedua, setelah berjarak 5 tahun dengan anak yang pertama. Anak mereka yang pertama sudah sekolah di tk tidak jauh dari rumah Pak Totok. Setelah menghirup kopi dan menyantap beberapa jajanan, Pak Totok menyeret tubuhnya ke belakang. Benar saja, di sana, Darmi sang menantu sedang menjemur pakaian.

    Seperti yang selama ini biasa dilihatnya, Darmi mengenakan daster lengan pendek dengan bawahan hingga ke lututnya. Tidak seperti biasanya, di tengah birahinya di pagi hari, Pak Totok tiba-tiba berubah melihat perempuan muda yang sudah biasa dilihatnya itu. Pemandangan yang biasa itu sekarang menjadi pemandangan yang menggoda di matanya. Di halaman belakang, Darmi mengenakan daster lengan pendek, di mana payudaranya menonjol besar, pantat menggelembung dan perut yang mulai membusung karena kehamilan di atas 7 bulan.

    Di teras belakang diam-diam Pak Totok mengagumi tubuh menantunya, walau tidak sesingset body Susan. Jelas tubuh wanita itu semakin membengkak karena kehamilannya, termasuk bagian pantat dan dadanya, namun sex appealnya tetap ada dan hampir pasti tubuh Darmi akan kembali ke bentuk semula yang indah itu setelah melahirkan nanti.

    Ia memang pandai merawat tubuh dan rutin berolah raga sehingga dulu seusai melahirkan yang pertama pun bentuk tubuhnya pulih dengan relatif cepat. Sial bagi Pak Totok, penisnya semakin menegang tanpa kompromi. Ujung penisnya berdenyut-denyut.

    Tanpa sadar dia meraba kolornya dan mengurut penisnya dari luar celananya. Darmi masih tidak sadar diawasi oleh tatapan binal mertuanya, karena posisinya sedang membelakangi Pak Totok. Sial bagi Pak Totok, karena terlalu sibuk memandangi menantunya, tanpa sadar kakinya menabrak kaleng bekas biskuit yang sering dijadikan mainan anaknya.

    Klontang! Bunyi yang keras itu mengagetkan kedua insan itu. Pak Totok gugup dan memegang selangkangannya takut menantunya melihatnya.

    Darmi menoleh kaget, dan bertanya kawatir, “ada apa, Pak?”

    “Eh, gak papa Mi”, katanya dan secara spontan dia membalikkan badan hendak masuk kembali ke rumah. Sialnya dia tidak melihat batang kain pel yang disandarkan di dekat pintu. Kakinya terantuk batang itu dan karena gugup dia terjembab ke belakang. “Aduh!”

    “Awas Pak!”, teriak Darmi ambil lari mengejar mertuanya.

    Darmi sangat kawatir melihat mertuanya jatuh terkapar. Segera dihampirinya dan dipegangnya punggung mertuanya itu.

    Pak Totok meringis kesakitan. “Gimana Pak? Sakit sekali?”, tanya Darmi panik.

    “Gak papa, Mi. Cuma kaget saja..” kata Pak Totok menenangkan. Hanya pantatnya yang sedikit sakit. “Sini Pak, saya bantu berdiri, hati hatii…” kata Darmi sambil menopang punggung lelaki itu.

    Pak Totok berdiri dengan dibantu Darmi. “Gak papa kok, Mi”, katanya.

    “Sini, saya bantuin masuk ke dalam, Pak”.

    Waktu berdiri itulah Pak Totok kembali didera malu yang sangat. Dari balik kolornya tonjolan batang itu nampak sangat jelas dan tepat di depan menantunya yang montok. Jelas Darmi melihat tonjolan itu. Darmi pun jelas kaget. Mertuanya yang sangat dihormatinya itu entah kenapa sedang didera birahi. Tapi Darmi pura-pura tidak memperhatikan tonjolan itu. Dia dengan telaten menopang punggung Pak Totok dan membimbingnya masuk ke rumah. Sambil berjalan tertatih Pak Totok menyembunyikan mukanya dari pandangan Darmi. Jelas menantunya melihat ereksinya. Tapi berdekatan dengan perempuan montok itu, Pak Totok kembali tidak dapat menahan birahinya. Pak Totok dapat merasakan tekanan payudara Darmi di punggungnya. Payudara itu sepertinya tidak mengenakan bh, mungkin karena faktor kehamilan dan bengkaknya kelenjar susunya.

    Penisnya saat ini malah semakin tegang, walau pantatnya agak ngilu karena jatuh tadi. Tanpa sengaja tangannya meraih pinggang Darmi sekalgus sebagai penopang tubuhnya yang limbung. Darmi membiarkan tangan itu karena kondisi mertuanya yang baru saja terjatuh. Perjalanan dari teras belakang ke sofa di ruang tengah seperti perjalanan yang tiada akhir bagi Pak Totok. Sampai di sofa ruang tengah, Darmi membantu mertuanya duduk.

    “Pak, kakinya diluruskan dulu. Yang sakit mana Pak?” tanyanya dengan berusaha tenang.

    “Ya pantatnya ini, Mi. Tapi gak begitu kok. Tolong ambilkan saja minyak urut di kamar depan Mi”.

    Darmi berlari ke kamar mertuanya. Kesempatan itu digunakan oleh Pak Totok untuk membetulkan letak penisnya. Batang yang tegang itu susah untuk disembunyikan dibalik kolor tanpa cd nya. Di tengah sibuknya menyembunyikan ketegangannya, Darmi kembali dengan membawa minyak urut. Pak Totok segera memindahkan tangannya, walau sekilas Darmi sempat melihat aktivitas itu.

    “Sini, Pak. Mana yang sakit?” tanyanya sambil bersimpuh di depan Pak Totok.

    “Udah Mi, biar Pak sendiri”.

    “Gak usah, Pak, sini, biar Mimi”. kata Darmi memaksa.

    Pak Totok menurut dan dia menunjuk bagian belakang pantatnya. Darmi menarik pantat itu sehingga Pak Totok sekarang duduk miring di sofa dengan bagian kanan pantatnya ke atas. Dengan tenang Darmi melorotkan kolor mertuanya sedikit. Pak Totok tercekat.

    Jelas dia kawatir penisnya terlihat dari belakang. Dengan tenang Darmi membubuhkan minyak ke pantatnya bagian atas, dan menggosok-gosoknya. Tangan wanita itu seperti mengandung listrik bagi Pak Totok yang sedang dilanda birahi. Nafasnya terengah, tapi dia membiarkan wanita itu mengurut pantatnya. Posisi itu tidak membuat Darmi leluasa mengurut pantat mertuanya.

    “Pak, bisa tengkurap gak?”

    “Hmm, wah, gak usah Mi”, kata Pak Totok gelagepan. Darmi pun tahu masalahnya.

    “Gini aja Pak, nungging aja, biar saya urut dari belakang”

    Pak Totok menurut. Darmi menurunkan kembali kolornya hingga semua pantat mertuanya terekspos keluar. Karena ditarik dengan keras, penis Pak Totok ikut terurai keluar dari kolornya. Pak Totok sudah tidak dapat lagi menahan sensasi yang dirasakannya. Dibiarkannya penis itu keluar dan menggantung kaku di selangkangannya. Sementara menantunya mengurut pantatnya dari belakang. Darmi mengurut mertuanya dari pinggang hingga pantat bagian bawah. Dalam posisinya itu, dia dapat melihat testis mertuanya yang menggantung. Tetapi dia belum bisa melihat penis lelaki itu. Entah kenapa, dia penasaran untuk melihat seperti apa penis mertuanya itu. Dengan seolah-olah tidak sengaja, sambil memijit Darmi melongokkan kepalanya sedikit ke samping melihat ke bagian depan selangkangan mertuanya.

    “Gimana, Pak? Masih sakit?” tanyanya sambil mengurut.

    “Udah mendingan, Mi”, dalam pikiran Pak Totok justru tangan wanita itu yang menjadi masalahnya. Tangan yang seperti menyetrumnya dan mengalirkan sensasi luar biasa. Penisnya semakin menegang.

    Darmi bergetar hebat ketika sekilas dia dapat melihat batang penis mertuanya yang menggantung di selangkangannya. Penis itu panjang dan berurat, beda dengan milik suaminya yang agak pendek dan bulet mulus. Penis mertuanya nampak keras dan berurat-urat mengerikan.

    Itulah pertama kali Darmi melihat penis lain selain milik suaminya. Debaran jantung Darmi semakin mengeras. Penis itu begitu besar dan panjang di matanya. Berbentuk kasar dan kuat. Seperti belalai yang sedang kaku mengantung di depan selangkangan mertuanya. Tangan Darmi menjadi gemetar. Tanpa sadar cairan kewanitaannya mengucur dari liang rahimnya.

    Pak Totok sangat tahu, bahwa perempuan hamil pada usia-usia akhir cenderung untuk selalu horny. Dia berpikir, mungkinkah Darmi menantunya itu juga horny melihat penisnya? Penasaran dengan reaksinya menantunya, Pak Totok nekat membalikkan tubuhnya. Pikir Darmi, mungkin mertuanya capek dalam posisi nungging begitu, maka dia membiarkan Pak Totok merubah posisinya.

    Alangkah kagetnya Darmi, ketika mertuanya itu dengan tenang duduk dengan tetap membiarkan kolornya terbuka. Sebatang penis kaku dan panjang menjulur dari selangkangannya dan mencuat ke atas menyentuh perut lelaki tua itu. Darmi membelalak diam, bingung untuk bersikap. Di depannya mertuanya sendiri duduk dengan penis mencuat ke atas sambil menatapnya.

    “Ppppakk…” katanya akhirnya.

    “Kenapa, Mi?” tanya Pak Totok.

    “Mmm….” Darmi semakin bingung.

    Sementara sedari tadi lubang kewanitaannya sudah membasah. Memang sejak kehamilannya semakin menua, Darmi semakin sering horny. Hampir setiap malam dia menagih suaminya untuk disenggamai, namun karena suaminya sibuk, dia hanya bisa memberi setidaknya seminggu tiga kali. Kali ini di depannya sebatang penis tersedia, sayangnya penis itu milik mertua yang dihormatinya.

    “Bapak kenapa itunya…?” tanya Darmi tanpa sadar.

    “Gak tahu kenapa ini, Mi. Sejak melihatmu dari tadi tiba-tiba kok jadi seperti ini”, kata Pak Totok gemetar sambil membiarkan penisnya melonjak-lonjak dari selangkangannya.

    Selagi Darmi merasa kikuk berhadapan dengan mertuanya, tiba-tiba terdengar suara motor menderu di halaman rumah. Cepat cepat Pak Totok menaikkan celana kolornya, sedang Darmi langsung berdiri dan bergegas ke belakang.

    Ibu mertuanya perlahan mendekat masuk ke rumah, sedang Darmi sudah berada di dapur meneruskan pekerjaannya. Dari belakang didengarnya kedua mertuanya bercakap tentang cedera pinggang bapak mertuanya.

    Darmi belum mampu meredakan debar jantungnya, dan masih grogi untuk bergabung dengan kedua orang tua itu. Sementara itu celana dalam perempuan itu sudah sangat basah. Darmi bergegas ke kamar mandi untuk melepas cdnya. Sebentar lagi dia harus menjemput anaknya dari sekolah.

    Nampaknya kamar mandi menjadi ruang yang tepat untuk menghindari perjumpaan dengan kedua mertuanya. Sialnya Darmi lupa membawa cd ganti. Berhubung buru-buru untuk menjemput anaknya, maka Darmi meninggalkan kamar mandi tanpa mengenakan cd dan segera keluar lewat pintu belakang menuju sekolah anaknya yang tidak jauh dari rumah itu.

    Setelah menantunya pergi menjemput anaknya, Pak Totok menggunakan kamar mandi. Semenjak kaget dengan kehadiran istrinya, penisnya sudah bersikap normal dan berada dalam ukuran sewajarnya. Tetapi di kamar mandi tiba-tiba Pak Totok melihat onggokan pakaian kotor bekas dipakai menantunya dalam ember. Penisnya yang belum sempat terpuaskan langsung kembali mencuat ke atas. Dengan gemetar, Pak Totok mengambil cd menantunya itu.

    Nampak jelas di bekas bagian selangkangan cd itu basah kuyup bekas cairan kewanitaan Darmi. Pak Totok menciumi cd itu dengan penuh birahi. Gairahnya harus dituntaskan. Maka dengan cepat, dia membungkus penisnya dengan cd wanita itu. Dikocoknya batang kerasnya dengan cd itu. Beberapa saat kemudian tumpahlah cairan kenikmatannya memenuhi cd mungil itu.

    Pak Totok mengerang lalu meredakan deru nafasnya menikmati orgasmenya bersama cd menantunya. Setelah nafasnya reda, cepat cepat Pak Totok menaruh kembali cd itu ke dalam ember dan membasuh badannya. Perasaan bersalah tiba-tiba mendera dirinya karena menjadikan birahi pada menantunya sendiri.

    ####################

    Siangnya, di kamar mandi Darmi terpana mendapati cdnya penuh cairan kental. Jantungnya berdebar keras membayangkan apa yang dilakukan oleh Bapak mertuanya. Jelas lelaki itu menjadikan dirinya sebagai objek fantasi seksual, sesuatu yang tidak pernah diduga sebelumnya. Bagi Darmi, selama ini mertuanya itu lelaki terhormat yang sudah dianggap seperti bapak kandungnya sendiri.

    Sejauh yang dia ingat, lelaki itu tidak pernah melihatnya dengan nakal. Baginya, lelaki itu sudah tua dan tidak mungkin berpikir yang bukan bukan padanya. Itulah yang membuat selama ini Darmi tidak terlalu memikirkan pakaian yang dikenakannya selama berada di rumah. Dia terbiasa memakai pakaian asal nyaman, seperti daster tipis pendek, atau bahkan celana ketat dari bahan kaos semacam legging pendek. Untuk bagian atas, sudah agak beberapa lama Darmi melepas bh nya karena kehamilannya yang membuat susunya membengkak dan tidak nyaman mengenakan bh. Semua bh nya menjadi sempit dan dia hanya mempunyai satu buah bh menyusui yang besar. Sejak kejadian itu Darmi berusaha menghindari bapak mertuanya itu.

    Demikian juga Pak Totok, dia pun canggung untuk berduaan dengan Darmi. Perasaan bersalah karena menjadikan menantunya sebagai objek seksual membuatnya salah tingkah berhadapan dengan wanita itu. Mereka menjadi jarang bertatap muka, apalagi Darmi yang selalu berusaha menghindari tatapan mata lelaki tua itu. Walau canggung dan agak kesal dirinya dijadikan objek seksual oleh mertua yang dianggapnya seperti ayah sendiri itu, Darmi pada akhirnya selalu bertanya-tanya ada apa dengan tubuhnya.

    Kenapa tiba-tiba mertuanya bernafsu pada dirinya. Darmi menjadi sering menatap tubuhnya dalam cermin. Di muka cermin, dia mendapati tubuhnya biasa saja. Paling-paling hanya tambah berisi karena kehamilannya. Memang payudara semakin membengkak, tapi itu khan hal yang biasa bagi ibu hamil. Peristiwa itu membuatnya lama-lama mengagumi tubuhnya sendiri.

    Dia mendapati pantatnya yang sekal dan montok menggelembung. Pinggangnya yang masih membentuk lekuk walau perutnya mulai membusung. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak bisa terjawab oleh Darmi.

    Hanya saja, dia merasa lega, setelah kejadian itu, dia tidak pernah mengalami lagi kejadian sejenis. Walau kadang-kadang dengan sengaja dia meninggalkan cd nya sebelum bapak mertuanya itu mandi. Tapi selama seminggu itu, dirinya tidak pernah mendapati kembali bercak sperma mertuanya di pakaian dalamnya itu. Darmi lalu berpikir bahwa mungkin saat itu kebetulan saja mertuanya sedang birahi dan kebetulan hanya ada cdnya yang dapat digunakan untuk membantu menuntaskan hasratnya. Diam-diam Darmi merasa lega dengan kesimpulannya sendiri itu.

    Pak Totok memang merasa menyesal atas tindakannya pada menantunya sendiri. Dia merasa malu bukan main, justru setelah hasratnya tertuntaskan lewat cd milik Darmi. Setelah itu pikiran Pak Totok cukup kacau. Dia bingung dengan apa yang telah dilakukannya sendiri.

    ############################

    Beberapa hari kemudian, Yitno, keponakan sekaligus muridnya itu datang bersama istrinya. Pak Totok memang sangat dekat dengan keponakannya itu, walau keduanya pernah punya masalah. Pak Totok tidak terlalu suka dengan watak ponakannya itu. Walaupun berbakat dalam meneruskan ilmu terapinya, namun Yitno cenderung tidak bisa dipercaya terutama pada nafsunya terhadap perempuan.

    Pak Totok pernah memarahi Yitno karena berselingkuh dengan salah satu pasiennya. Untung saja istri Yitno tidak sampai tahu persitiwa itu, tetapi sejak itu Pak Totok selalu berhati-hati mengontrol ponakannya itu. Untung dia tidak menggarap Bu Susan, pikir Pak Totok, mungkin juga Yitno tidak enak karena Bu Susan itu teman dekat istrinya sendiri. Seperti biasa mereka bercakap-cakap di ruang tamu. Walau kurang senang dengan wataknya, tetapi Pak Totok selalu membutuhkan ponakannya itu, karena pengetahuan dan pengalamannya yang luas. Yitno memang seorang pekerja yang rajin, pemborong bangunan yang mempunyai banyak relasi. Selalu saja Yitno mempunyai bahan pembicaraan dan kemungkinan-kemungkinan pekerjaan baru. Banyak pasien Pak Totok berasal dari relasi Yitno. Mereka lalu membicarakan tentang Bu Susan, walau cuma sekilas. Istri Yitnolah yang menanyakan perihal Bu Susan.

    “Om, gimana terapinya jeng Susan?”

    Pak Totok berusaha bersikap biasa, walau dirinya berdebar karena mempunyai pikiran yang nakal terhadap Bu Susan.

    “Ya kondisinya masih harus pelan-pelan mengurainya. Aku tertarik untuk mengerjakan masalah Bu Susan ini dengan serius. Hanya saja sepertinya dia harus dilatih untuk yakin dengan terapi ini”.

    “Gimana maksudnya, Om?”, tanya istri Yitno lagi.

    “Gini, kemarin khan dia diantar oleh Yitno. Coba terapi besok usahakan dia datang sendiri. Itu penting untuk meneguhkan niatnya dalam melakukan terapi ini. Masalahnya menurutku cukup berat, Nin”, jawab Pak Totok pada istri Yitno. Nama istri Yitno itu adalah Anin. Umurnya sedikit dibawah Bu Susi.

    “Oh gitu Om. Oke deh, nanti saya sampaikan sama dia”, jawab Anin.

    ###########################

    Sore itu Susan sedang bersantai dengan suaminya di ruang tengah, ketika Anin mengirim sms ke hpnya.

    ‘jeng, besok jadi terapi ke Om Pak Totok? beliau menganjurkan untuk jeng datang sendiri karena niatnya penting’

    Susan baru menyadari janjinya dengan lelaki tua itu. Segera dijawabnya sms Anin: ‘ok bu. makasih banget’.

    Lalu dia berkata pada suaminya, “Mas, besok aku terapi di tempat omnya Anin”.

    Suaminya hanya melihat sebentar lalu kembali menonton tivi, sambil bertanya, “terapi apa Sus?”

    “Lambungku. Aku ke sana sendiri kok, siang”

    “O ya sudah,soalnya aku juga besok ada rapat sampai sore hari”

    #######################

    Hanya dengan memikirkan kedatangan Susan nanti sore membuat hati Pak Totok berbunga-bunga. Hari itu Darmi menantunya melihatnya begitu riang. Sejak pagi lelaki tua itu sudah mandi dan bersiul-siul riang. Bahkan seharian Pak Totok mertuanya itu bermain dengan cucunya dengan gembira. Darmi juga diam-diam memperhatikan mertuanya itu berdandan agak berlebihan siang itu. Dia melihat mertuanya itu bercermin cukup lama, sambil bersenandung. Sorenya, Pak Totok bagai mendapat durian runtuh. Susan yang dirindukannya datang sendiri dengan mengenakan kaos kasual biasa dan celana ketat untuk senam. Kedatangan wanita itu merubah semua suasana hati Pak Totok. Dengan antusias lelaki itu menyilakan Susan ke ruang terapinya, dan menggarapnya secara serius. Kali ini dia dapat memijat kaki Susan lebih lama dan nyaman karena tidak mengenakan celana jins. Bahkan Pak Totok sedikit agak terlalu lama mengerjakan bagian pantat. Percakapan mereka mulai lebih cair.

    Dengan kesabaran dan pengalamannya, Pak Totok mampu membuat Susan lebih terbuka dan rileks dengan percakapan mereka. Nampaknya Susan mulai lebih mempercayai lelaki itu. Susan merasakan dampak yang positif dari terapi yang dijalaninya seminggu lalu. Selama satu jam kemudian, terapi selesai dan Pak Totok memberikan dua botol air yang sudah diberi doa pada Susan.

    Satu botol untuk diminum, dan sebotol yang lain untuk dibuang ke halaman belakang rumah Susan. Susan menerima air bermantra itu dengan yakin. Keyakinannya didasari oleh reaksi tubuhnya yang semakin nyaman setelah menjalani dua kali terapi. Bahkan mereka akhirnya bertukar nomer hp untuk komunikasi lebih lanjut.

    #########################

    Darmi akhirnya tahu apa penyebab berubahnya sikap mertuanya. Setelah kunjungan pasien wanita kota yang cantik itu, mertuanya kembali blingsatan dan matanya selalu mengikuti ke mana tubuh Darmi melangkah. Darmi tiba tiba sadar, bahwa sang mertua sepertinya birahi pada pasiennya itu dan membutuhkan pelampiasan pada tubuhnya, tubuh menantunya sendiri. Keyakinannya itu semakin kuat setelah didapatinya kembali cdnya berlumuran sperma di sore hari tepat setelah kedatangan pasien istimewanya itu.

    Fakta itu membuatnya kesal, karena ternyata dirinya hanyalah pelampiasan dari gairah lelaki itu pada perempuan lain. Kekesalan yang dipendamnya karena hanya dirinyalah yang mengerti kejadian itu. Darmi semakin kesal pada mertuanya, ketika akhirnya sang mertua merubah jadwal pertemuan dengan ibu cantik itu. Susan diminta untuk datang lebih sering ke rumah Pak Totok karena terapinya membutuhkan perlakuan khusus, yang menurut Pak Totok sendiri karena masalahnya yang unik dan berat. Darmi kesal, karena dia menyadari hasrat lain dari keputusan mertuanya itu. Sejak saat itu, Susan diterapi oleh Pak Totok setiap minggu dua kali.

    Susan sendiri menerima keputusan itu, karena dia juga merasa semakin percaya dengan kapasitas Pak Totok. Darmi selalu mencoba mencuri-curi pandangan ketika mertuanya sedang menggarap Susan. Sejauh ini dia melihat apa yang dilakukan mertuanya masih wajar seperti biasanya dia melakukan terapi. Hanya saja, Darmi merasa perhatian mertuanya itu pada Susan sangat berlebihan.

    Darmi semakin sering melihat mertuanya berkirim sms ke seseorang, yang dia curigai bu Susan itu. Suatu saat Darmi menemukan hp mertuanya tergeletak di meja. Darmi cepat cepat melihat-lihat catatan SMS dari hp Pak Totok. Di situ terlihat begitu banyak kiriman sms pada wanita kota itu.

    Bahkan beberapa kalimat mencerminkan kemesraan lebih pada wanita itu walau tidak nampak menonjol. Misalnya Pak Totok menyelipkan kata-kata “pinter”, “cantik”, bahkan “sayang” pada smsnya. Walaupun demikian, pembicaraan mereka masih sebatas proses terapi seperti nasehat Pak Totok pada apa yang perlu dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan. Yang menarik perhatiannya adalah sms Pak Totok yang menganjurkan Susan untuk ‘menegakkan punggung’nya, untuk menambah percaya dirinya. Darmi tahu arah pembicaraan mertuanya itu.

    Dia tahu bahwa Susan, wanita kota itu mempunyai dada yang montok dan sintal serta mengkal dan kencang padat. Dengan menegakkan punggung, maka dadanya akan semakin mencuat ke atas dan membentuk pemandangan yang membuat liur laki laki banjir.

    ####################

    Tiba tiba Darmi sering menjadi sasaran ‘salah sentuh’ mertuanya. Pada saat Pak Totok meminta cucunya untuk digendong, dia akan dengan tanpa sengaja menggesek payudara Darmi. Pada saat Darmi mencuci piring di wastafel, tiba-tiba Pak Totok seolah mencari-cari benda di bufet atas sambil menyenggolkan selangkangannya di pantat Darmi.

    Pada saat mereka bertemu di koridor rumah, Pak Totok akan ‘tanpa sengaja’ menyenggol lengan dan bahkan dada Darmi. Mulanya Darmi membiarkan saja tingkah mertuanya. Lama-lama karena kesal dia memutuskan untuk menggoda mertuanya itu. Herannya meskipun kesal, Darmi justru merasakan birahi ketika bersentuhan dengan mertuanya. Mungkin karena dampak dari kehamilannya dan mudah basahnya lubang kewanitaannya.

    Pada akhirnya Darmi justru ingin memanfaatkan birahi mertuanya pada Bu Susan untuk menuntaskan hasratnya sendiri pada penis mertuanya itu yang panjang dan keras. Darmi semakin penasaran dengan tingkah laku mertuanya itu. Dia bertanya-tanya seberapa berani laki laki tua itu menggarap pasiennya. Beberapa kali dengan pura-pura sibuk di dapur, Darmi diam-diam berbalik menunggu di balik jendela ruang terapi mertuanya. Beberapa pertemuan hanya terapi-terapi biasa. Diam-diam Darmi justru berharap mertuanya itu melakukan sesuatu yang nakal pada Bu Susan. Hingga pada suatu siang, Darmi menemukan pemandangan ‘yang diharapkannya’.

    Di dipan terapi Susan nampak berbaring telungkup biasa. Tapi di sampingnya, mertuanya mengurut kaki dengan meletakkan betis Bu Susan di pahanya. Dengan cara itu kaki Bu Susan tepat berada di selangkangan Pak Totok. Yang membuat mata Darmi terbelalak adalah penis mertuanya itu dibiarkan mencuat keluar dari lobang kolornya dan menyentuh tepat pada telapak kaki lembut pasiennya. Pemandangan itu membuat Darmi merasa birahi dan membasahkan lobang vaginanya. Hingga pada suatu saat, Darmi sempat mencuri lihat sms mertuanya pada Bu Susan.

    “Pinter sayang. Besok jangan lupa ya. Gak usah bawa apa apa. Pake minyak wangi yang kemarin. Sama celana senam itu, kalau bisa kaosnya yang warna kuning itu”.

    #######################

    Besok siangnya, Darmi semakin penasaran dan bernafsu melihat tingkah mertuanya. Saat itu mertuanya ikut duduk di dipan terapi di samping kepala Bu Susan. Dengan lagak wajar, Pak Totok mengurut lengan Bu Susan. Yang tidak wajar adalah, Pak Totok membiarkan penisnya keluar dari kolor kumalnya dan tepat berada di depan muka Bu Susan.

    Pemandangan itu bagi Darmi sangat seksi karena walau posisi muka bu Susan tepat di depan penis mertuanya, tetapi ibu cantik itu diam saja dan hanya menatap lekat-lekat pada batang yang mencuat tegang itu. Sampai akhir terapi tidak terjadi kejadian yang lebih. Tetapi justru kejadian itu membuat Darmi sangat terangsang. Tepat setelah Bu Susan berpamitan, Darmi mengambil pose di depan wastafel sambil sedikit menungging. Pak Totok nampak tertegun menatap posenya. Darmi membiarkan pantatnya membungkah terbuka sementara daster pendeknya terangkat ke atas. Lebih gila lagi, Darmi membiarkan selangkangannya tanpa celana dalam. Pak Totok melongo menatap celah memeknya yang sudah basah kuyup. Dengan pandangan dingin Darmi menunjuk ke arah bokongnya, sambil berkata,

    “Pak, cepat masukkan. Mumpung ibu sedang ke pasar”.

    Dengan gugup bercampur birahi memuncak, Pak Totok memposisikan dirinya di belakang Darmi. Diplorotkannya celana kolornya, dihunusnya penisnya dan segera disodokkannya ke dalam vagina menantunya itu. Darmi terpekik kaget karena kasarnya sodokan pertama itu. Tapi karena kesal bercampur birahi, Darmi membalas menyodokkan pantatnya ke belakang.

    “Ayo Pak, sodok memekku seperti kamu pengen nyodok memek Bu Susan!” goda Darmi sambil menggoyang pantatnya. Pak Totok tertegun, menantunya itu tahu apa yang dirasakannya.

    “Ayo Pak, kamu khan sangat ingin menyodok memek Bu Susan. Sini kubantuin, Pak. Punyaku juga enak lhooo, gak kalah sama Bu Susssaannnnnn….”, goda Darmi lagi sambil meremas penis itu dengan vaginanya.

    Pak Totok juga merasakan nikmat akibat penisnya dijepit vagina menantunya yang masih terasa seret. Ia pun mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Darmi. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.Pak Totok mendengus, kesal campur birahi.

    “Baiklah, dasar memek gatel”, katanya kasar sambil menyodok kuat-kuat.

    “Kontolmu itu yang gatel pak tua mesum!” balas Darmi yang makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan.

    Pak Totok mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang penisnya mentok ke dalam vagina menantunya itu

    “Oh…Bapak !”jerit Darmi penuh nikmat setiap kali mertuanya itu menyodokkan penisnya, terasa batang itu menghantam dasar lubang vaginanya yang terdalam.

    Semakin sering Pak Totok melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Darmi. Darmi tertawa sambil menggoyang pantatnya tak kalah liar. Jadinya mereka bersenggama dengan kasar seperti dua anjing kampung yang mengejar kenikmatan hewani.

    Koleksi Cerita Birahi 2017 | Darmi merintih-rintih kenikmatan, sementara di belakangnya, lelaki tua kurus itu mendengus-dengus memacu nafasnya. Kejadian buru-buru itu memberikan sensasi yang luar biasa bagi dua insan berlainan jenis beda usia itu. Mereka memacu gairahnya sambil berdiri, Darmi memegang bibir wastafel, sementara mertuanya berkacak pinggang menyodok-nyodok dari belakang. Tak lama kemudian, pada hentakan yang sekian kali, wanita hamil itu merasakan otot di seluruh tubuhnya meregang, juga terasa ada yang berdenyut-denyut di dalam lubang vaginanya.

    “Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali dari persetubuhan terlarangnya dengan sang mertua

    Sangat nikmat dirasakan Darmi, seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Sementara Pak Totok yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan birahi Darmi mulai naik lagi dan namun ia menarik tubuhnya hingga penis mertuanya itu terlepas.

    Darmi kemudian duduk bersimpuh di depan mertuanya. Batang penis mertuanya itu mengacung tepat di wajah manisnya. Ia langsung meraih batang yang masih tegang dan basah itu

    “Bapak belum pernah ngerasain mulutku kan?” ia tersenyum nakal menantang mertuanya.

    “Hehehehe…ternyata kamu nakal banget ya kalau lagi ngentot, ayo…Bapak juga pengen ngerasain disepong sama kamu” ia meraih kepala menantunya.

    Tanpa babibu lagi, Darmi pun memasukkan penis itu ke mulutnya dan mengulumnya dengan nikmat. Sungguh pemandangan yang erotis, seorang wanita hamil melakukan oral seks dengan mertuanya sendiri yang berusia terpaut jauh darinya. Pak Totok merem-melek, gairahnya seakan semakin terbakar melihat dan merasakan bibir menantunya yang cantik ini melahap dan mengulum batang penisnya yang sedang ngaceng dan ia sangat menikmati sentuhan lidah dan bibir wanita itu, dibiarkan sang menantu memanjakan penisnya dengan mulutnya sambil meremas-remas rambutnya.

    Darmi dengan penuh nafsu mengulum dan menjilati batangan itu. Teknik oralnya semakin terampil hingga nikmat yang dirasakan mertuanya pun semakin tinggi. Bahkan istri yang telah puluhan tahun mendampinginya itu pun tidak mau mengulum penisnya apalagi menelan air maninya. Tapi kini menantunya sendiri, seorang istri yang sedang hamil itu dengan rakus melakukannya. Pak Totok pun merasa beruntung memiliki menantu seperti Darmi.

    Tidak terpikirkan apa reaksi istri dan putranya bila tahu perbuatan gila mereka. Pria setengah baya itu merasa batang penisnya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Darmi. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan rakus oleh Darmi. Penis itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk ke dalam mulutnya sehingga sperma yang tercurah langsung masuk ke tenggorokannya dan tertelan. Darmi merasakan nikmat aroma dan rasa cairan khas berwarna putih kental itu memenuhi mulutnya.

    Demikian pula Pak Totok, tubuh tuanya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan menantunya. Darmi bahkan juga menjilati cairan yang meleleh dibatang kontol hingga tuntas. Mereka melakukannya agak buru-buru karena khawatir sang nyonya segera datang. Tengah asyik-asyinya menikmati cleaning service dari menantunya, Pak Tokok mendengar suara motor istrinya datang. Mereka pun segera memisahkan diri.

    Pak Totok terengah-engah sambil membetulkan celananya, sementara dengan dingin Darmi menurunkan dasternya dan kembali mencuci piring sambil mengatur kembali nafasnya yang naik turun. Pak Totok terbirit-birit menuju kamar mandi sementara istrinya masuk membawa belanjaan dengan tanpa kecurigaan apa pun.

    “Wuiihh…puas deh!” kata Pak Totok dalam hati sambil kencing.

    Petualangan gilanya dengan menantu cantiknya barulah awal, masih banyak kesempatan untuk melakukannya lagi, belum lagi pasiennya yang seksi dan menggiurkan itu, akan seperti apakah kelanjutan kisah ini?

    To be continued

  • Kisah Sex Sedarah Kakak ML Sama Adiknya

    Kisah Sex Sedarah Kakak ML Sama Adiknya


    1123 views

    Cerita Sex ini berjudulKisah Sex Sedarah Kakak ML Sama AdiknyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Saya adalah cewek yang lumayan cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek berumur 14 tahun saat itu. Saya tidak mempunyai pacar karena saya ingin belajar giat supaya saya bisa bersekolah di Philadelphia, United States setelah saya lulus SMA nanti. Saya memiliki kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas saya.

    Namanya adalah Herry Susanto (Nama belakangnya bukan nama keluarga saya karena nama belakangnya adalah karangan saya saja). Dia satu sekolah dengan saya sehingga tiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir kenapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat itu terhadap saya apalagi saya adalah adik perempuannya satu-satunya.

    Saat itu kami berdua sedang libur setelah 2 minggu menjalankan ujian kenaikan kelas. Saya masih ingat sekali bahwa hari kejadian itu adalah hari senin. Saat itu saya sedang nonton VCD Donald Duck dan Mickey Mouse.

    Ketika saya sedang menonton film tersebut, tiba-tiba saya mau pipis sehingga saya meninggalkan TV untuk cepat-cepat pergi ke kamar mandi karena saya tidak mau ngompol di sofa di mana saya sedang tiduran karena saya bisa dimarahi mama nantinya. Situs Judi Online Terpercaya

    Saya lari ke kamar mandi dan langsung pipis. Itulah kesalahan saya yang fatal karena saya lupa menutup pintu. Sewaktu saya sedang pipis, kakak saya Herry datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali bahwa Herry pasti habis memakai putaw atau jenis drugs yang lain karena saya sering melihat dia teler kalau habis pakai obat.

    Herry melihat saya sedang pipis dan saya membiarkan saja ketika dia masuk ke kamar mandi karena saya tidak ada perasaan curiga pada dia. Ketika dia masuk, tiba-tiba dia mengunci pintu kamar mandi dan tiba-tiba dia menyerang tubuh saya yang saat itu sedang pipis.

    Saya kaget dan hendak berteriak tetapi dengan cepat Herry menutup mulut saya dan mengancam mau membunuh saya kalau saya berteriak. Saya langsung menangis karena saya tidak mengerti kenapa kakak saya tega melakukan perbuatan bejad kepada saya.

    Saya cuma menangis saja menyaksikan Herry membuka pakaian dan celana dalam yang saya kenakan. Setelah saya tidak memakai busana apa-apa lagi, Herry langsung menciumi puting susu saya dengan ganasnya sementara jari-jarinya memainkan klitoris saya.

    Saya masih menangis karena saya masih tidak mengerti tetapi di lain pihak, saya mulai menikmati permainan kakak saya karena saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, apalagi saya sempat merasakan pipis beberapa kali ketika Herry mulai menjilati liang kemaluan saya dan memainkan lidahnya di dalam lubang kemaluan saya.

    Saya yakin dia menelan semua cairan kewanitaan saya. Perasaan saya saat itu tidak karuan karena saya mulai menyenangi permainannya dan sekaligus benci dengan sikapnya yang telah memperkosa saya.

    Herry terus menjilati kemaluan saya dan saya sudah 2 kali merasakan ingin pipis tetapi saya tidak mengerti kenapa saya ingin pipis ketika dia menjilati kemaluan saya, saya merasakan kenikmatan yang maha dasyat. Tiba-tiba saya melihat Herry mulai membuka pakaiannya dan mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang sudah mengacung sempurna.

    Herry langsung menciumi saya dan saya cuma bisa berkata, “Jangan.. jangan..”, tetapi Herry diam saja dan mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatan saya. Saya tahu saya masih perawan makanya saya meronta-ronta ketika dia mau memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya tetapi dia malah membalas tamparan saya sehingga saya menjadi sangat takut waktu itu.

    Akhirnya saya cuma diam saja sambil menangis sementara Herry mulai mengarahkan batang kenikmatannya ke dalam liang kemaluan saya.

    Ketika batang kemaluan Herry mulai masuk ke dalam kemaluan saya, saya merasakan sakit yang amat sangat tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya sangat ketakutan apalagi saya tahu dia dalam pengaruh obat, jadinya dia tidak menyadari bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri.

    Di saat Herry mulai memainkan batangannya di dalam lubang kenikmatan saya, saya merasakan ada cairan darah perawan yang keluar dari liang senggama saya yang sudah dirobek oleh kakak saya sendiri.

    Saya tiba-tiba menjadi tidak mengerti karena saya mulai menyukai goyangan batang kemaluannya di dalam liang kenikmatan saya karena secara otomatis saya mulai bergoyang-goyang mengikuti irama batang kemaluan Herry di dalam liang senggama saya walaupun saat itu saya masih menangis. Herry memeluk tubuh saya sambil terus menggenjot tubuh saya.

    Selama 20 menit Herry tetap menggenjot tubuh saya dengan tubuhnya dan batang kenikmatannya yang tertanam di dalam liang kemaluan saya. Saya mulai merasakan bahwa saya ingin pipis tetapi kali ini saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.

    tetapi rasanya enak sekali dan saya sama sekali tidak mengerti apa itu tetapi ketika saya mengeluarkan cairan nikmat saya, saya berteriak dan memeluk kakak saya erat-erat dan ketika saya memeluknya erat-erat, rupanya batang kemaluan kakakku sepertinya tertanam lebih dalam lagi di liang kenikmatan saya.

    sehingga mengeluarkan cairan dari dalam batang kelaminnya dan membasahi lapisan kemaluan saya. Setelah itu, herry melepaskan pelukan saya serta mencabut batang kemaluannya dari dalam liang kenikmatan saya dan kemudian meninggalkan saya seorang diri.

    Saya masih sempat melihat ada cairan bekas Herry yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya hanya diam dan tiba-tiba saya menangis sedih karena harga diri saya telah dirusak oleh kakak saya sendiri.

    Sejak saat itu saya mulai membenci laki-laki, tetapi saya mulai mengenal seks karena ketika saya ingin sekali merasakan pipis nikmat, saya selalu melakukan masturbasi di kamar mandi atau bahkan di kamar tidur saya.

    Tapi tentunya saya selalu melakukannya kalau tidak ada orang di rumah. Sejak saat itu saya membenci kakak saya dan setiap kali ada lelaki yang mencoba mendekati saya, saya selalu mengolok-oloknya dengan kata-kata yang kasar sehingga satu persatu dari mereka menjauhi saya.

    Sekarang saya berada di Philadelphia dan banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya ini termasuk cewek bodoh karena saya selalu menolak cowok baik-baik yang cakap dan pandai dan itu tidak terjadi sekali. Saya memang membenci laki-laki tetapi saya bukan lesbi karena ketika saya menghindari semua laki-laki di dalam hidup saya, ada seorang lesbi yang mendekati saya dan saya juga menghindarinya.

    Akibatnya persahabatan kami menjadi renggang dan dia mulai meninggalkan saya. Saya hanya dapat mencapai orgasme ketika saya melakukan masturbasi ketika saya sedang mandi atau sebelum tidur. Jadinya itu membuat saya berpikir, kenapa saya perlu laki-laki kalau saya bisa memuaskan nafsu saya dengan swalayan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.