Author: perawanku

  • Cerita Bokep ABG Tragedi Dihipnotis Orang Tak Dikenal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep ABG Tragedi Dihipnotis Orang Tak Dikenal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1739 views

    Perawanku – Saya Ira (26 thn) dan suami saya Bayu (28) tahun (nama samaran), kami mengalami suatu kejadian yang tidak bisa terlupakan dan sangat mengganggu kehidupan kami berdua. Saat ini kami sedang dalam perawatan Psikiater. Saya ingin menceritakan pengalaman buruk kami agar rekan-rekan dapat berhati-hati dan selalu waspada jika didekati seseorang yang meminta bantuan.
    Pada hari Jum’at tgl 16 July 99 sekitar jam 7 malam sepulang kantor kami menuju ke Warung Tenda Semanggi untuk makan malam.

    Saya memilih sebuah tempat di sekitar cafe Bis Tingkat, kami duduk di sebuah meja bagian luar sehingga dapat memperhatikan orang yg sedang lewat. Pada saat kami sedang berbincang-bincang, ada tiga pria datang dan mengambil meja tepat disamping kami. Kemudian salah satu dari mereka, ingin menyalakan rokok dan meminjam korek Bayu.

    Tanpa rasa curiga Bayu menyalakan rokok si Pemuda tadi, pada saat yg hampir bersamaan Pria tsb menepuk bahu kami berdua dan seingat saya memandang mata saya dengan tajam. Bayu ternyata merasakan hal yg sama juga. Dia mengatakan bahwa dia bekas teman Bayu waktu kuliah dulu di Amerika (padahal Bayu tidak pernah kuliah di Amerika), tapi anehnya seperti di hipnotis kami percaya dan mengganggap mereka seperti teman baik. Dua orang yg tadi duduk di meja samping kami sekarang bergabung di meja saya. Kami berlima makan malam seperti kawan yg akrab sekali. Ketiga-tiganya masih muda dan berpenampilan menarik, saya hanya ingat salah satu bernama Rico.

    Setelah Bayu membayar bill, Rico mengajak kami untuk melanjutkan bincang-bincang di tempat dia. Saya dan Bayu menurut saja, kemudian kami menuju ke mobil mereka, seingat saya Kijang Baru. Setelah berputar-putar kami dibawa kesebuah hotel disekitar Blok M / Senayan, kemungkinan Grand Mahakam atau Hotel Mulia (kami tidak ingat dengan jelas). Kami kemudian berada pada sebuah kamar yang cukup besar dengan ruang tamu (suite room). Seperti di sihir, salah satu dari mereka mengajak bayu ke ruang tamu untuk minum-minum sedangkan yg dua (Rico dan temannya) meminta saya masuk ke dalam kamar yg terpisah dengan ruang tamu.

    Anehnya saya merasa senang dan menuruti semua perkataan Rico, menurut pengakuan Bayu dia juga merasakan hal yg sama.

    Saat itu saya memakai baju kerja, atasan warnah merah, rok mini warna coklat tua, blazer Coklat muda, stoking putih, celana dalam putih, BH No 34C putih , dilengkapi dengan suspender warna putih pula.

    Rico kemudian melepas blazer dan semua baju saya yg lain, sekarang saya tinggal mengenakan stocking dan baju dalam. Pada saat itu Rico membuka celana panjangnya dan menarik saya agar melakukan oral sex. Anehnya saya menuruti perkataannya, meskipun sebenarnya saya menolak untuk melakukan. Beberapa saat kemudian, saat saya masih dlm posisi berlutut dihadapan Rico, pria yg satu lagi membuka BH saya dari belakang dan meremas-remasnya payu dara saya. Karena kurang puas, pria ini (Roni) memaksa membuka celana dalam saya dari belakang. Saya mengenakan suspender sehingga cukup susah untuk melepas CD-nya, maka Roni merobek CD putih saya sehingga sekarang pussy saya yg merah terlihat dng jelas.

    Sekarang saya hanya mengenakan suspender dan stocking yg tetap tidak dilepas. Roni dengan beringas mencium dan menjilat pantat saya, menepuk-nepuk dan memegangnya dan selanjutnya memasukkan lidahnya ke dalam bibir vagina. Lidahnya diarahkan ke clitoris bagain atas dan dihisap kuat-kuat. Belum puas, Roni kembali menciumi bagian pantat saya yg memang sangat indah, mulus dan bundar.

    Sepertinya Rico sudah tidak tahan menahan nafsunya, saya ditarik dan direbahkan terlentang di Tempat tidur serta dia meminta Roni untuk menghentikan menjilati “pussy” saya. Perlahan-lahan Rico menjilati seluruh tubuh mulai dari kaki, liang vagina, clitoris .. di sini dia menjilat beberapa saat dan merasakan kenikmatan juice yg keluar dari liang pussy. Setelah itu Rico menciumi payu-dara dan setelah sampai dibagian atas, dia membimbing penisnya ke pussy yg saat ini sudah cukup basah.

    Tubuh Rico sekarang berada diatas saya dan mulai naik-turun menghunjamkan penisnya, sedangkan bibirnya menciummi saya dan tangannya meraba-raba payu dara saya yg masih kencang. Gerakannya pertama perlahan-lahan kemudian semakin cepat, dengan kedua tangannya dia menarik kaki saya agar diletakkan mengelilingi pinggannya. Selanjutnya Roni menggoyang semakin cepat, dan tampaknya setelah 10 menit dia sudah akan mencapai klimaks.

    Roni meminta gara Rico tidak melepaskan spermanya didalam, karena dia mau mengambil giliran berikutnya. Beberapa saat kemudian, Rico menarik Penisnya dan menyemprotkan spermanya ke payu dara, perut dan sebagian menetes ke stocking saya sambil berteriak “Gila … enak sekali cewek ini. Pussynya sangat kencang dan basah, serta badannya sangat indah. “Aku akan ambil bagian lagi setelah kamu dan TOmmy” …

    Roni cepat cepat mengambil Tissue yg ada disamping tempat tidur dan membersihkan ceceran sperma yg cukup banyak diatas payu dara dan perut saya.

    Karena teriakan Rico, Bayu seperti tersadar dan menuju ke kamar dimana saya sedang terlentang tanpa daya. Dia tampak sangat terkejut, tapi dengan cepat Rico menatapnya kembali dan mengatakan bahwa tidak ada apa-apa. “Istrimu lagi sakit, jadi kami harus memijatnya” kata Rico. Bayu masih cukup sadar dan bertanya “Kalo dipijat, mengapa kok dia telanjang ?” “Satu-satunya cara untuk menyembuhkan dia adalah dengan dipijat dalam keadaan telanjang” Masih penasaran Bayu kembali beragumen “Mengapa kamu juga telanjang ?”

    Cerita Dewasa – Rico kembali menatap mata Bayu dan berkata “Sudahlah, pokoknya setelah ini Ira istrimu pasti sehat, tapi yg jelas istri-mu ini sangat cantik dan punya body yg super sexy dan enak .. Rico sepertinya keceplosan mengatakan hal tsb. Bayu tampak marah “Jadi kamu tidur-ri dia ?” Ya, jawab Rico dengan suara keras “dan itu satu-satunya cara agar dia sembuh” Hipnotis Rico kembali bekerja dan Bayu menurutinya untuk kembali keluar menuju ruang tamu.

    Sekarang giliran Roni yg tampaknya sudah sangat beringas, dia membalik badan saya dan menginginkan berhubungan sex dengan “Doggy Style”. Saya sebenarnya sudah mulai sadar, tapi tetap saja melakukannya. Pussy saya masih cukup basah akibat berhubungan sex dengan Rico. Roni membuka bajunya, penisnya yg cukup besar dibimbing masuk ke pussy saya dari belakang. Roni menunggangi saya dan dengan gerakan yg kasar dia menggoyang-goyangkan pantatnya sekitar 5 menit,

    setelah itu dia mencaput penisnya. Tampaknya Roni sangat suka dengan bagian pantat jadi dia kembali menciumi dan meng-elus-elus pantat saya. Setelah puas, dia memeluk badan saya dan menariknya agar saya menungging kepala direbahkan ke tempat tidur. Agar lebih enak posisinya, Roni meletakkan bantal besar dibawah perut saya. Sekarang dia kembali memasukkan penisnya dan menggoyang perlahan-lahan, sedang kedua tangannya meremas-remash payu dara. Akhirnya setelah sekitar 10 menit dia kembali mencabut penisnya dan meminta saya untuk berdiri berlutut didepannya. Astaga, dia memasukkan penisnya ke dalam mulut saya !! Dengan rasa yg sedikit asin campuran antara pre-cum Roni dan cairan pussy, saya hisap keluar masuk penis tsb. Sesaat kemudian keluarlah cairan sperma Roni kedalam mulut dengan semprotan yg cukup kuat. “Ayo, minum sperma saya dan jilati sampai habis, kata Roni” Itu adalah obat agar kamu cepat sembuh …. ha…ha….ha…

    Masih belum puas, Roni kembali memasukkan penis-nya yg sekarang setengah keras kedalam mulut saya. Oh .. oh… enak sekali ……
    “Hai Roni, cukup ! sekarang giliran Tommy …. kata Rico”

    Rico mengajak saya ke kamar mandi dan memberikan Gelas supaya saya berkumur dan membersikannya wajah dengan handuk kecil. Dengan masih menggunakan stocking dan Suspender, saya kembali digiring ke dalam kamar. Rico memanggil teman yg ada diluar kamar, “Hey Tom ! Dia sudah bersih, sekarang giliran kamu. Ingat jangan dikeluarkan didalam “Pussy-nya” karena saya masih mau lagi …

    Tomy, agak halus dan memulai dengan mencium bibir saya dengan lembut. Dia minta agar saya berada diatas, dan sayapun kembali menuruti semua permintaan orang-orang tsb. “Ayo, goyang yg keras Ira, ya…ya…” Tomy sekarang juga ikut bergoyang mengikuti irama goyangan pantat saya. Sekarang, “tetap dalam posisi diatas, tapi menghadap ke sana” Tommy kembali membimbing Penis-nya ke dalam pussy. tangannya meremash-remas payu dara saya dari belakang sambil meminta saya terus bergoyang naik turun.

    Setelah puas, Tomy meminta saya untuk terlentang dan menggangkat kedua kaki saya dengan bentuk V, dia kembali menggoyang tapi sekarang agak keras. Dan akhirnya dia mencabut penis-nya dan melepaskan spermanya ke wajah saya, masih belum puas Tomy memasukkan penisnya ke dalam mulut dan meminta saya untuk membersihkan penisnay dengan mulut saya.
    Kini wajah saya penuh dengan sperma, Tommy mengambil Tissue dan membersikannya.

    Dia kemudian melepas suspender dan stocking saya dan menggiring saya masuk ke Bath-tub. Telanjang bulat saya masuk ke Bath-Tub ukuran besar (setengah linggaran) yg didalamnya sudah ada air hangat, ternyata Rico sudah menunggu saya didalam Bath-Tub.
    Dengan usapan-usapan lembut Rico membersikan badan saya dengan sabun. Setelah bersih dia membilas dengan shower, dan dia mengambil handuk putih besar untuk mengeringkan badan saya. Saya dibimbing keluar dari Bath-tub dan digiring menuju Wastafel, sambil kedua tangan memegang wastafel dan badan agak bengkok, Rico kembali menyebadani saya dari belakang. Tangannya meremas-remas payu dara saya.

    Goyangannya makin lama makin keras dan akhirnya di menyemprotkan spermanya ke dalam “pussy” saya. Baru kali ini pussy saya disemprot dng sperma, tiga kali hubungan sex sebelumnya semuanya dikeluarkan diwajah, badan bahkan di mulut saya.
    Dia kembali membersihkan saya dengan shower dan mengeringkan dengan handuk.
    Saya digiring keluar dari kamar mandi telanjang bulat, setelah memakai Baju kembali, mereka meminta semua perhiasan, jam, dompet, HP saya.

    Ternyata Roni & Tommy terangsang kembali ketika menyaksikan saya memakai baju satu persatu mulai dari Stocking, Suspender, BH, Rok dan blouse tanpa CD karena sudah terbelah menjadi dua.

    Mereka berdua melepas baju saya lagi termasuk Stocking dan Suspender, demikian juga bajunya. Dalam keadaan telanjang Roni & Tommy menarik saya keatas tempat tidur, Roni dibagian depan menyodorkan Penisnya ke mulut saya sedangkan Tommy dari belakang memasukkan Penisnya ke dalam Pussy saya. “Tom, nanti kalo sudah mau keluar kamu pindah ke depan ya, Crut kan aja kedalam mulutnya … pasti nikmat & puas sekali rasanya. “Entar saya yg akan menyetubuinya dari belakang”. Okay, jawab Tommy.

    Secara bersamaan mereka untuk yg kedua kalinya menyetubui saya. Roni mengoyang-goyangkan pantatnya dengan penisnya didalam mulut saya, sedangkan Tomy dengan kedua tangannya memegangi pantat saya maju mundur menghunjamkan senjatannya kedalam pussy. Setelah lebih dari 10 menit, Tommy berkata “Oke, sekarang aku sudah mau klimaks, dan tidak sanggup lagi menahan kenikmatan pantat yg sangat sexy ini, kita bertukar tempat” Tommy mencabut penisnya dan berpindah kedepan, Roni sekarang dibelakang menggoyang pantat saya dengan keras. Ternyata memang benar, Tommy hanya bertahan beberapa hisapan saja dan akhirnya mengeluarkan isi penisnya kedalam mulut sambil mengerang “oh…oooh … ini nikmat sekali….”

    Roni masih bisa bertahan dan malah menambah goyangannya, sampai beberapa menit kemudian dan tiba-tiba “aaaaaaargh …” aku keluarkan kedalam tempik yg indah dan nikmat iniiiiiiiii….

    Rony mencabut penisnya dari dalam pussy dan spermanya ikut berceceran keatas tempat tidur.

    Sekarang kamu mandi dan pakai baju, CD-mu tinggal saja untuk kenang-kenangan kami. Kami tidak bisa melupakan kenikmatan yg baru saja kau berikan. Sampaikan ucapan terimakasih kami pada Bayu. Cerita Sex

    Setelah bersih dan memakai baju tanpa CD untuk yg kedua kalinya, akhirnya saya dan Bayu dibebaskan.

    Rico kemudian mengantar kami kembali ke Semanggi, dan dia mengatakan terima kasih atas pelayanan saya serta sumbangan untuk alumni. Kami berdua masih belum terlalu sadar. Sesampainya di Mobil kami, saya melihat jam di mobil yg telah menunjukkan pukul 1 malam. Pada saat itu saya sudah mulai sadar bahwa selama lebih dari empat jam kami dibawa oleh ketiga pemuda tadi. Tetapi saya masih merasakan itu sebagai mimpi.

    Sesampainya di rumah didaerah Bintaro saya menanyakan kepada Bayu apa yg telah terjadi, kami akhirnya menyadari bahwa semua perhiasan kami telah lenyap. Kami telah jatuh ketangan bajingan yg memperdayai saya bahkan saya telah dengan suka rela berhubungan badan dengan mereka.

    Satu-satu nya bukti nyata yg saya punyai adalah bekas ceceran sperma Rico pada Stocking saya yang masih berbekas. Dan CD saya yg robek karena ditarik. Bayu tidak bisa menerima kejadian tsb, dan mengalami stress berat. Atas saran keluarga saya, kami menemui psikiater. Dengan bantuan Psikiater, kami di Hipnotis dan sedikit-demi sedikit bisa mengungkapkan apa yg telah terjadi.

    Menurut Psikiater tadi, kejadian ini telah beberapa kali terjadi di Jakarta dengan modus yg sama. Yg pertama menimpa suami-istri yg sedang makan malam di sekitar Taman Ria Senayan, yg kedua menimpa pasangan muda-mudi yg tengah makan malam di Cafe daerah Kemang. Kesemuanya juga dibawa ke sebuah tempat, yg wanita di sebadani dan diambil semua barang berharganya. Kemudian keduanya dikembalikan ke lokasi semula.

    Berhati-hatilah jika anda terutama pasangan muda, kalau ada orang yg meminta bantuan (meminta api rokok). Jika mereka menepuk anda, segera pukul atau tampar meraka. Dan jangan sekali-kali menatap mata mereka secara langsung. Para pemuda tadi adalah maniak yg mempunyai ilmu hipnotis tinggi dan ingin memperdayai istri-istri orang.

  • Cerita Bokep Bapak Kost Sangat Buas Ketika di Ranjang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Bapak Kost Sangat Buas Ketika di Ranjang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2337 views

    Perawanku – Pagi itu kulihat Oom Pram bapak kost ku sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih kekar wajahnya segar dan cukup tampan.

    Rambut dan kumisnya beberapa sudah terselip uban. Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang laki-lai setengah baya yang sering kukagumi.

    Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai laki-laki yang jauh di atas umurku.

    Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihaku dari luar sana. Oom Pram mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante Pram istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.

    Memang Oom Pram bapak kost ku sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dengan pesangon yang konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatannya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya.

    Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 6 orang mahasiswi sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri.

    Oom Pram telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan Oom Pram yang melakukannya…

    Cerita Bokep – Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Oom Pram sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya.

    Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku. “Masuk..!” kataku. Tak berapa lama kulihat Oom Pram bapak kost ku sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi.

    Senyumnya mengambang “Bagaimana Lina? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.

    “Lina mau dibikinkan susu panas?” tanyanya.
    “Terima kasih Oom, Lina sudah sarapan tadi,” balasku.

    “Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk. Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku.

    Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.

    “Lin kakimu mulus sekali ya.”
    “Ah.. Oom bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.

    Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.

    “Lin, Oom jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
    “Jangan Oom, nanti Tante marah..”

    Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Oom Pram bapak kost ku sebagai laki-laki sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku. Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat vaginaku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata dibalik baju mandinya Oom Pram tidak mengenakan celana dalam sehingga penisnya yang membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya.

    Nafasku sesak melihat benda yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot di sekelilingnya dan kepala yang licin mengkilat. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

    Oom Pram bapak kost ku membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku.

    Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.

    Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
    “Lin kau cantik sekali..” dia memujaku.
    “Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perawan..?” aku mengangguk lemah.

    Memang aku masih perawan, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan. Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu.

    Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Oom Pram induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku.

    Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperawanan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak.

    “Bagaimana Lin? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.
    Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapannya.
    “Oom… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.

    Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, batang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi.

    Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat vaginaku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan masuk.

    Oom Pram membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitosris, kupegang kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitosriku yang makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Cerita Dewasa

    Tiba-tiba Oom Pram bapak kost ku melakukan sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, “Oom… aduh.. Oom… Lin mau keluar….” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan ciumannya dari vagina. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang kokoh itu kemulutku.

    ” Gantian ya Lin.. aku ingin kau isap kemaluanku.” Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku. Oom Pram sudah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kelaminnya. Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya.

    Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke ujung penisnya yang mengkilat berkali-kali. “Ahhh… Enak sekali Lin…” dia berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku.

    Suara desahan Oom Pram bapak kost ku membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas tubuhnya, kemaluannya persis di depan lubang vaginaku. “Oom, Lin masukin dikit ya Oom, Lin pengen sekali.” Dia hanya tersenyum. “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya.

    Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanya kumasukan dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang vaginaku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

    Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yang sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh batang kemaluannya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tidak ada rasa sakit seperti yang sering aku dengar dari temanku ketika keperawanannya hilang, padahal sudah separuh.

    Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang. “Oh.. Lin kau hebat, jepitanmu nimat sekali.” Kudengar Oom Pram mendesis-desis, payudaraku diremas-remas dan membuat aku merintih-rintih ketika dalam jepitanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah.

    Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga penis Oom Pram sudah utuh masuk ke vaginaku, tidak ada rasa sakit, yang ada adalah kenikmatan yang meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, susuku menempel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Oom Pram erat-erat.

    Tangan kiri Oom Pram bapak kost ku mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.

    Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak. “Ahhh…” Kutekan vaginaku ke penisnya, kedutannya keras sekali, nimat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vagina terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku.

    “Ooohhh…” Oom Pram juga ejakulasi pada saat yang bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih menyesaki vaginaku. Kurasai vaginaku masih berkedut dan makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

  • Cerita Dewasa Hubungan Gelapku Yang Penuh Gairah Dengan Tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Hubungan Gelapku Yang Penuh Gairah Dengan Tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1703 views

    Perawanku – Sudah bertahun-tahun kegiatan ronda malam di lingkungan tempat tinggalku berjalan dengan baik. Setiap malam ada satu grup terdiri dari tiga orang. Sebagai anak belia yang sudah bekerja aku dapat giliran ronda pada malam minggu.

    Pada suatu malam minggu aku giliran ronda. Tetapi sampai pukul 23.00 dua orang temanku tidak muncul di pos perondaan. Aku tidak peduli mau datang apa tidak, karena aku maklum tugas ronda adalah sukarela, sehingga tidak baik untuk dipaksa-paksa. Biarlah aku ronda sendiri tidak ada masalah.

    Karena memang belum mengantuk, aku jalan-jalan mengontrol kampung. Biasanya kami mengelilingi rumah-rumah penduduk. Pada waktu sampai di samping rumah Pak Tadi, aku melihat kaca nako yang belum tertutup. Aku mendekati untuk melihat apakah kaca nako itu kelupaan ditutup atau ada orang jahat yang membukanya. Dengan hati-hati kudekati, tetapi ternyata kain korden tertutup rapi.

    Kupikir kemarin sore pasti lupa menutup kaca nako, tetapi langsung menutup kain kordennya saja. Mendadak aku mendengar suara aneh, seperti desahan seseorang. Kupasang telinga baik-baik, ternyata suara itu datang dari dalam kamar.

    Kudekati pelan-pelan, dan darahku berdesir, ketika ternyata itu suara orang bersetubuh dengan penuh gairah. Nampaknya ini kamar tidur Pak Tadi dan istrinya. Aku lebih mendekat lagi, suaranya dengusan nafas yang memburu dan gemerisik dan goyangan tempat tidur lebih jelas terdengar.

    “Ssshh… hhemm… uughh… ugghh, terdengar suara dengusan dan suara orang seperti menahan sesuatu. Jelas itu suara Bu Tadi yang ditindih suaminya.

    Terdengar pula bunyi kecepak-kecepok, nampaknya penis Pak Tadi sedang mengocok liang vagina Bu Tadi dengan penuh gairah. Aduuh, darahku naik ke kepala, penisku sudah berdiri keras seperti kayu. Aku betul-betul iri membayangkan Pak Tadi menggumuli istrinya. Alangkah nikmatnya menyetubuhi Bu Tadi yang cantik dan bahenol itu.

    “Oohh, sshh buuu, aku mau keluar, sshh…. ssshh..” terdengar suara Pak Tadi tersengal-sengal. Suara kecepak-kecepok makin cepat, dan kemudian berhenti. Nampaknya Pak Tadi sudah ejakulasi dan pasti penisnya dibenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu Tadi.

    Selesailah sudah persetubuhan dengan penuh gairah itu, aku pelan-pelan meninggalkan tempat itu dengan kepala berdenyut-denyut dan penis yang kemeng karena tegang dari tadi.

    Sejak malam itu, aku jadi sering mengendap-endap mengintip kegiatan suami-istri itu di tempat tidurnya. Walaupun nako tidak terbuka lagi, namun suaranya masih jelas terdengar dari sela-sela kaca nako yang tidak rapat benar. Aku jadi seperti detektip partikelir yang mengamati kegiatan mereka di sore hari.

    Biasanya pukul 21.00 mereka masih melihat siaran TV, dan sesudah itu mereka mematikan lampu dan masuk ke kamar tidurnya. Aku mulai melihat situasi apakah aman untuk mengintip mereka. Apabila aman, aku akan mendekati kamar mereka. Kadang-kadang mereka hanya bercakap-cakap sebentar, terdengar bunyi gemerisik (barangkali memasang selimut), lalu sepi. Pasti mereka terus tidur. Cerita Bokep

    Tetapi apabila mereka masuk kamar, bercakap-cakap, terdengar ketawa-ketawa kecil mereka, jeritan lirih Bu Tadi yang kegelian (barangkali dia digelitik, dicubit atau diremas buah dadanya oleh Pak Tadi), dapat dipastikan akan diteruskan dengan persetubuhan.

    Dan aku pasti mendengarkan sampai selesai. Rasanya seperti kecanduan dengan suara-suara Pak Tadi dan khususnya suara Bu Tadi yang keenakan disetubuhi suaminya dengan penuh gairah.

    Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Apabila aku bertemu Bu Tadi juga biasa-biasa saja, namun tidak dapat dipungkiri, aku jadi jatuh cinta sama istri Pak Tadi itu. Orangnya memang cantik, dan badannya padat berisi sesuai dengan seleraku. Khususnya pantat dan buah dadanya yang besar dan bagus.

    Aku menyadari bahwa hal itu tidak akan mungkin, karena Bu tadi istri orang. Kalau aku berani menggoda Bu Tadi pasti jadi masalah besar di kampungku. Bisa-bisa aku dipukuli atau diusir dari kampungku. Tetapi nasib orang tidak ada yang tahu. Ternyata aku akhirnya dapat menikmati keindahan tubuh Bu Tadi.

    Pada suatu hari aku mendengar Pak Tadi opname di rumah sakit, katanya operasi usus buntu. Sebagai tetangga dan masih bujangan aku banyak waktu untuk menengoknya di rumah sakit. Dan yang penting aku mencoba membangun hubungan yang lebih akrab dengan Bu Tadi. Pada suatu sore, aku menengok di rumah sakit bersamaan dengan adiknya Pak Tadi.

    Sore itu, mereka sepakat Bu Tadi akan digantikan adiknya menunggu di rumah sakit, karena Bu Tadi sudah beberapa hari tidak pulang. Aku menawarkan diri untuk pulang bersamaku. Mereka setuju saja dan malah berterima kasih. Terus terang kami sudah menjalin hubungan lebih akrab dengan keluarga itu.

    Sehabis mahgrib aku bersama Bu Tadi pulang. Dalam mobilku kami mulai mengobrol, mengenai sakitnya Pak Tadi. Katanya seminggu lagi sudah boleh pulang. Aku mulai mencoba untuk berbicara lebih dekat lagi, atau katakanlah lebih kurang ajar. Inikan kesempatan bagus sekali untuk mendekatai Bu Tadi.

    “Bu, maaf yaa. ngomong-ngomong Bu Tadi sudah berkeluarga sekitar 3 tahun kok belum diberi momongan yaa”, kataku hati-hati.

    “Ya, itulah Dik Budi. Kami kan hanya lakoni. Barangkali Tuhan belum mengizinkan”, jawab Bu Tadi.

    “Tapi anu tho bu… anuu.. bikinnya khan jalan terus.” godaku.

    “Ooh apa, ooh. kalau itu sih iiiya Dik Budi” jawab Bu Tadi agak kikuk. Sebenarnya kan aku tahu, mereka setiap minggunya minmal 2 kali bersetubuh dan terbayang kembali desahan Bu Tadi yang keenakan. Darahku semakin berdesir-desir. Aku semakin nekad saja.

    “Tapi, kok belum berhasil juga yaa bu?” lanjutku.

    “Ya, itulah, kami berusaha terus. Tapi ngomong-ngomong kapan Dik Budi kimpoi. Sudah kerja, sudah punya mobil, cakep lagi. Cepetan dong. Nanti keburu tua lhoo”, kata Bu Tadi.

    “Eeh, benar nih Bu Tadi. Aku cakep niih. Ah kebetulan, tolong carikan aku Bu. Tolong carikan yang kayak Ibu Tadi ini lhoo”, kataku menggodanya.

    “Lho, kok hanya kayak saya. Yang lain yang lebih cakep kan banyak. Saya khan sudah tua, jelek lagi”, katanya sambil ketawa.

    Aku harus dapat memanfaatkan situasi. Harus, Bu tadi harus aku dapatkan.

    “Eeh, Bu Tadi. Kita kan nggak usah buru-buru nih. Di rumah Bu Tadi juga kosong. Kita cari makan dulu yaa. Mauu yaa bu, mau yaa”, ajakku dengan penuh kekhawatiran jangan-jangan dia menolak.

    “Tapi nanti kemaleman lo Dik”, jawabnya.

    “Aah, baru jam tujuh. Mau ya Buu”, aku sedikit memaksa.

    “Yaa gimana yaa… ya deh terserah Dik Budi. Tapi nggak malam-malam lho.” Bu Tadi setuju. Batinku bersorak.

    Kami berehenti di warung bakmi yang terkenal. Sambil makan kami terus mengobrol. Jeratku semakin aku persempit.

    “Eeh, aku benar-benar tolong dicarikan istri yang kayak Bu Tadi dong Bu. benar nih. Soalnya begini bu, tapii eeh nanti Bu Tadi marah sama saya. Nggak usaah aku katakan saja deh”, kubuat Bu Tadi penasaran.

    “Emangnya kenapa siih.” Bu tadi memandangku penuh tanda tanya.

    “Tapi janji nggak marah lho.” kataku memancing. Dia mengangguk kecil.

    “Anu bu… tapi janji tidak marah lho yaa.”

    “Bu Tadi terus terang aku terobsesi punya istri seperti Bu tadi. Aku benar-benar bingung dan seperti orang gila kalau memikirkan Bu Tadi. Aku menyadari ini nggak betul. Bu Tadi kan istri tetanggaku yang harus aku hormati. Aduuh, maaf, maaf sekali bu.

    aku sudah kurang ajar sekali”, kataku menghiba. Bu Tadi melongo, memandangiku. sendoknya tidak terasa jatuh di piring. Bunyinya mengagetkan dia, dia tersipu-sipu, tidak berani memandangiku lagi.

    Sampai selesai kami jadi berdiam-diaman. Kami berangkat pulang. Dalam mobil aku berpikir, ini sudah telanjur basah. Katanya laki-laki harus nekad untuk menaklukkan wanita. Nekad kupegang tangannya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku memegang setir.

    Di luar dugaanku, Bu Tadi balas meremas tanganku. Batinku bersorak. Aku tersenyum penuh kemenangan. Tidak ada kata-kata, batin kami, perasaan kami telah bertaut. Pikiranku melambung, melayang-layang. Mendadak ada sepeda motor menyalib mobilku. Aku kaget. Cerita Sex

    “Awaas! hati-hati!” Bu Tadi menjerit kaget.

    “Aduh nyalib kok nekad amat siih”, gerutuku.

    “Makanya kalau nyetir jangan macam-macam”, kata Bu tadi. Kami tertawa. Kami tidak membisu lagi, kami ngomong, ngomong apa saja. Kebekuan cair sudah. Sampai di rumah aku hanya sampai pintu masuk, aku lalu pamit pulang.

    Di rumah aku mencoba untuk tidur. Tidak bisa. Nonton siaran TV, tidak nyaman juga. Aku terus membayangkan Bu Tadi yang sekarang sendirian, hanya ditemani pembantunya yang tua di kamar belakang. Ada dorongan sangat kuat untuk mendatangi rumah Bu Tadi.

    Berani nggaak, berani nggak. Mengapa nggak berani. Entah setan mana yang mendorongku, tahu-tahu aku sudah keluar rumah. Aku mendatangi kamar Bu Tadi. Dengan berdebar-debar, aku ketok pelan-pelan kaca nakonya, “Buu Tadi, aku Budi”, kataku lirih. Terdengar gemerisik tempat tidur, lalu sepi.

    Mungkin Bu Tadi bangun dan takut. Bisa juga mengira aku maling. “Aku Budi”, kataku lirih. Terdengar gemerisik. Kain korden terbuka sedikit. Nako terbuka sedikit. “Lewat belakang!” kata Bu Tadi. Aku menuju ke belakang ke pintu dapur.

    Pintu terbuka, aku masuk, pintu tertutup kembali. Aku nggak tahan lagi, Bu Tadi aku peluk erat-erat, kuciumi pipinya, hidungnya, bibirnya dengan lembut dan mesra, penuh kerinduan. Bu Tadi membalas memelukku, wajahnya disusupkan ke dadaku.

    “Aku nggak bisa tidur”, bisikku.

    “Aku juga”, katanya sambil memelukku erat-erat.

    Dia melepaskan pelukannya. Aku dibimbingnya masuk ke kamar tidurnya. Kami berpelukan lagi, berciuman lagi dengan penuh gairah. “Buu, aku kangen bangeeet. Aku kangen”, bisikku sambil terus menciumi dan membelai punggungnya. Gairah kami semakin menggelora.

    Aku ditariknya ke tempat tidur. Bu Tadi membaringkan dirinya. Tanganku menyusup ke buah dadanya yang besar dan empuk, aduuh nikmat sekali, kuelus buah dadanya dengan lembut, kuremas pelan-pelan. Bu Tadi menyingkapkan dasternya ke atas, dia tidak memakai BH. Aduh buah dadanya kelihatan putih dan menggung. Aku nggak tahan lagi, kuciumi, kukulum pentilnya, kubenamkan wajahku di kedua buah dadanya, sampai aku nggak bisa bernapas.

    Sementara tanganku merogoh kemaluannya yang berbulu tebal. Celana dalamnya kupelorotkan, dan Bu Tadi meneruskan ke bawah sampai terlepas dari kakinya. Dengan sigap aku melepaskan sarung dan celana dalamku. Penisku langsung tegang tegak menantang.

    Bu Tadi segera menggenggamnya dan dikocok-kocok pelan dari ujung penisku ke pangkal pahaku. Aduuh, rasanya geli dan nikmat sekali. Aku sudah nggak sabar lagi. Aku naiki tubuh Bu Tadi, bertelekan pada sikut dan dengkulku. Kaki Bu Tadi dikangkangkannya lebar-lebar, penisku dibimbingnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah.

    Digesek-gesekannya di bibir kemaluannya, makin lama semakin basah, kepala penisku masuk, semakin dalam, semakin… dan akhirnya blees, masuk semuanya ke dalam kemaluan Bu Tadi. Aku turun-naik pelan-pelan dengan teratur. Aduuh, nikmat sekali. Penisku dijepit kemaluan Bu Tadi yang sempit dan licin. Makin cepat kucoblos, keluar-masuk, turun-naik dengan penuh nafsu dan gairah.

    “Aduuh, Dik Budi, Dik Budii… enaak sekali, yang cepaat.. teruus”, bisik Bu Tadi sambil mendesis-desis. Kupercepat lagi dengan penuh gairah. Suaranya vagina Bu Tadi kecepak-kecepok, menambah semangatku. “Dik Budiii aku mau muncaak… muncaak, teruus… teruus”, Aku juga sudah mau keluar.

    Aku percepat, dan penisku merasa akan keluar. Kubenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu Tadi sampai amblaas. Pangkal penisku berdenyut-denyut, spermaku muncrat-muncrat di dalam vagina Bu Tadi. Kami berangkulan kuat-kuat, napas kami berhenti. Saking nikmatnya dalam beberapa detik nyawaku melayang entah kemana.

    Selesailah sudah. Kerinduanku tercurah sudah, aku merasa lemas sekali tetapi puas sekali. Kucabut penisku, dan berbaring di sisinya. Kami berpelukan, mengatur napas kami. Tiada kata-kata yang terucapkan, ciuman dan belaian kami yang berbicara.

    “Dik Budi, aku curiga, salah satu dari kami mandul. Kalau aku subur, aku harap aku bisa hamil dari spermamu. Nanti kalau jadi aku kasih tahu. Yang tahu bapaknya anakku kan hanya aku sendiri kan. Dengan siapa aku membuat anak”, katanya sambil mencubitku. Malam itu pertama kali aku menyetubuhi Bu Tadi tetanggaku. Beberapa kali kami berhubungan dengan penuh gairah sampai aku kimpoi dengan wanita lain. Bu Tadi walaupun cemburu tapi dapat memakluminya.

    Keluarga Pak tadi sampai saat ini hanya mempunyai satu anak perempuan yang cantik. Apabila di kedepankan, Bu Tadi sering menciumi anak itu, sementara matanya melirikku dan tersenyum-senyum manis. Tetanggaku pada meledek Bu Tadi, mungkin waktu hamil Bu Tadi benci sekali sama aku. Karena anaknya yang cantik itu mempunyai mata, pipi, hidung, dan bibir yang persis seperti mata, pipi, hidung, dan bibirku.

    Seperti telah anda ketahui hubunganku dengan Bu Tadi istri tetanggaku yang cantik itu tetap berlanjut sampai kini, walaupun aku telah berumah tangga. Namun dalam perkimpoianku yang sudah berjalan dua tahun lebih, kami belum dikaruniai anak. Istriku tidak hamil-hamil juga walaupun penisku kutojoskan ke vagina istriku siang malam dengan penuh semangat.

    Kebetulan istriku juga mempunyai nafsu seks dan gairah yang besar. Baru disentuh saja nafsunya sudah naik. Biasanya dia lalu melorotkan celana dalamnya, menyingkap pakaian serta mengangkangkan pahanya agar vaginanya yang tebal bulunya itu segera digarap dengan penuh gairah.

    Di mana saja, di kursi tamu, di dapur, di kamar mandi, apalagi di tempat tidur, kalau sudah nafsu dan ber gairah, ya aku masukkan saja penisku ke vaginanya. Istriku juga dengan penuh gairah menerima coblosanku. Aku sendiri terus terang setiap saat melihat istriku selalu nafsu saja deh. Memang istriku benar-benar membuat hidupku penuh semangat dan gairah.

    Tetapi karena istriku tidak hamil-hamil juga aku jadi agak kawatir. Kalau mandul, jelas aku tidak. Karena sudah terbukti Bu Tadi hamil, dan anakku yang cantik itu sekarang menjadi anak kesayangan keluarga Pak Tadi. Apakah istriku yang mandul? Kalau melihat fisik serta haidnya yang teratur, aku yakin istriku subur juga.

    Apakah aku kena hukuman karena aku selingkuh dengan Bu Tadi? aah, mosok. Nggak mungkin itu. Apakah karena dosa? Waah, mestinya ya memang dosa besar. Tapi karena menyetubuhi Bu Tadi itu enak dan nikmat, apalagi dia juga senang, maka hubungan gelap itu perlu diteruskan, dipelihara, dan dilestarikan.

    Untuk mengatur perselingkuhanku dengan Bu Tadi, kami sepakat dengan membuat kode khusus yang hanya diketahui kami berdua. Apabila Pak Tadi tidak ada di rumah dan benar-benar aman, Bu Tadi memadamkan lampu di sumur belakang rumahnya. Biasanya lampu 5 watt itu menyala sepanjang malam, namun kalau pada pukul 20.00 lampu itu padam, berarti keadaan aman dan aku dapat mengunjungi Bu Tadi. (Anda dapat meniru caraku yang sederhana ini.

    Gratis tanpa bayar pulsa telepon yang makin mahal). Karena dari samping rumahku dapat terlihat belakang rumah Bu Tadi, dengan mudah aku dapat menangkap tanda tersebut. Tetapi pernah tanda itu tidak ada sampai 1 atau 2 bulan, bahkan 3 bulan. Aku kadang-kadang jadi agak jengkel dan frustasi (karena kangen) dan aku mengira juga Bu Tadi sudah bosan denganku.

    Tetapi ternyata memang kesempatan itu benar-benar tidak ada, sehingga tidak aman untuk bertemu. Pada suatu hari aku berpapasan dengan Bu Tadi di jalan dan seperti biasanya kami saling menyapa baik-baik. Sebelum melanjutkan perjalanannya, dia berkata, “Dik Budi, besok malam minggu ada keperluan nggak?”

    “Kayaknya sih nggak ada acara kemana-mana. Emangnya ada apa?” jawabku dengan penuh harapan karena sudah hampir satu bulan kami tidak bermesraan.

    “Nanti ke rumah yaa!” katanya dengan tersenyum malu-malu.

    “Emangnya Pak Tadi nggak ada?” kataku. Dia tidak menjawab, cuma tersenyum manis dan pergi meneruskan perjalanannya. Walaupun sudah biasa, darahku pun berdesir juga membayangkan pertemuanku malam minggu nanti.

    Seperti biasa malam minggu adalah giliran ronda malamku. Istriku sudah tahu itu, sehingga tidak menaruh curiga atau bertanya apa-apa kalau pergi keluar malam itu. Aku sudah bersiap untuk menemui Bu Tadi. Aku hanya memakai sarung, (tidak memakai celana dalam) dan kaos lengan panjang biar agak hangat.

    Dan memang kalau tidur aku tidak pernah pakai celana dalam tetapi hanya memakai sarung saja. Rasanya lebih rileks dan tidak sumpek, serta penisnya biar mendapat udara yang cukup setelah seharian dipepes dalam celana dalam yang ketat.

    Waktu menunjukkan pukul 22.00. Lampu belakang rumah Bu Tadi sudah padam dari tadi. Aku berjalan memutar dulu untuk melihat situasi apakah sudah benar-benar sepi dan aman. Setelah yakin aman, aku menuju ke samping rumah Bu Tadi. Aku ketok kaca nako kamarnya. Tanpa menunggu jawaban, aku langsung menuju ke pintu belakang.

    Tidak berapa lama terdengar kunci dibuka. Pelan pintu terbuka dan aku masuk ke dalam. Pintu ditutup kembali. Aku berjalan beriringan mengikuti Bu Tadi masuk ke kamar tidurnya. Setelah pintu ditutup kembali, kami langsung berpelukan dan berciuman untuk menyalurkan kerinduan kami dengan penuh gairah.

    Kami sangat menikmati kemesraan itu, karena memang sudah hampir satu bulan kami tidak mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Setelah itu, Bu Tadi mendorongku, tangannya di pinggangku, dan tanganku berada di pundaknya. Kami berpandangan mesra, Bu tadi tersenyum manis dan memelukku kembali erat-erat. Kepalanya disandarkan di dadaku.

    “Paa, sudah lama kita nggak begini”, katanya lirih. Bu Tadi sekarang kalau sedang bermesraan atau bersetubuh memanggilku Papa. Demikian juga aku selalu membisikkan dan menyebutnya Mama kepadanya. Nampaknya Bu Tadi menghayati betul bahwa Nia, anaknya yang cantik itu bikinan kami berdua.

    “Pak Tadi sedang kemana sih maa”, tanyaku.

    “Sedang mengikuti piknik karyawan ke Pangandaran. Aku sengaja nggak ikut dan hanya Nia saja yang ikut. Tenang saja, pulangnya baru besok sore”, katanya sambil terus mendekapku.

    “Maa, aku mau ngomong nih”, kataku sambil duduk bersanding di tempat tidur. Bu Tadi diam saja dan memandangku penuh tanda tanya.

    “Maa, sudah dua tahun lebih aku berumah tangga, tetapi istriku belum hamil-hamil juga. Kamu tahu, mustinya secara fisik, kami tidak ada masalah. Aku jelas bisa bikin anak, buktinya sudah ada kan. Aku nggak tahu kenapa kok belum jadi juga. Padahal bikinnya tidak pernah berhenti, siang malam”, kataku agak melucu. Bu Tadi memandangku.

    “Pa, aku harus berbuat apa untuk membantumu. Kalau aku hamil lagi, aku yakin suamiku tidak akan mengijinkan adiknya Nia kamu minta menjadi anak angkatmu. Toh anak kami kan baru dua orang nantinya, dan pasti suamiku akan sayang sekali.

    Untukku sih memang seharusnya bapaknya sendiri yang mengurusnya. Tidak seperti sekarang, keenakan dia. Cuma bikin doang, giliran sudah jadi bocah orang lain dong yang ngurus”, katanya sambil merenggut manja. Aku tersenyum kecut.

    “Jangan-jangan ini hukuman buatku ya maa, Aku dihukum tidak punya anak sendiri. Biar tahu rasa”, kataku.

    “Ya sabar dulu deh paa, mungkin belum pas saja. Spermamu belum pas ketemu sama telornya Rina (nama istriku). Siapa tahu bulan depan berhasil”, katanya menghiburku.

    “Ya mudah-mudahan. Tolong didoain yaa…”

    “Enak saja. Didoain? Mustinya aku kan nggak rela Papa menyetubuhi Rina istrimu itu. Mustinya Papa kan punyaku sendiri, aku monopoli. Nggak boleh punya Papa masuk ke perempuan lain kan. Kok malah minta didoain. Gimana siih”, katanya manja dan sambil memelukku erat-erat. Benar juga, mestinya kami ini jadi suami-istri, dan Nia itu anak kami.

    “Maa, kalau kita ngomong-ngomong seperti ini, jadinya nafsunya malah jadi menurun lho. Jangan-jangan nggak jadi main nih”, kataku menggoda.

    “Iiih, dasar”, katanya sambil mencubit pahaku kuat-kuat.

    “Makanya jangan ngomong saja. Segera saja Mama ini diperlakukan sebagaimana mestinya. Segera digarap doong!” katanya manja.

    Kami berpelukan dan berciuman lagi dengan penuh gairah. Tentu saja kami tidak puas hanya berciuman dan berpelukan saja. Kutidurkan dia di tempat tidur, kutelentangkan. Bu Tadi mandah saja. Pasrah saja mau diapain. Dia memakai daster dengan kancing yang berderet dari atas ke bawah.

    Kubuka kancing dasternya satu per satu mulai dari dada terus ke bawah. Kusibakkan ke kanan dan ke kiri bajunya yang sudah lepas kancingnya itu. Menyembullah buah dadanya yang putih menggunung (dia sudah tidak pakai BH). Celana dalam warna putih yang menutupi vaginanya yang nyempluk itu aku pelorotkan.

    Aku benar-benar menikmati keindahan tubuh istri gelapku ini. Saat satu kakinya ditekuk untuk melepaskan celana dalamnya, gerakan kakinya yang indah, vaginanya yang agak terbuka, aduh pemandangan itu sungguh indah. Benar-benar membuatku menelan ludah.

    Wajah yang ayu, buah dada yang putih menggunung, perut yang langsing, vagina yang nyempluk dan agak terbuka, kaki yang indah agak mengangkang, sungguh mempesona. Aku tidak tahan lagi. Aku lempar sarungku dan kaosku entah jatuh dimana. Aku segera naik di atas tubuh Bu Tadi. Kugumuli dia dengan penuh gairah. Aku tidak peduli Bu Tadi megap-megap keberatan aku tindih sepenuhnya. Habis gemes banget, nafsu banget sih.

    “Uugh jangan nekad tho. Berat nih”, keluh Bu Tadi.

    Aku bertelekan pada telapak tanganku dan dengkulku. Penisku yang sudah tegang banget aku paskan ke vaginanya. Terampil tangan Bu Tadi memegangnya dan dituntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah. Tidak ada kesulitan lagi, masuklah semuanya ke dalam vaginanya. Dengan penuh semangat kukocok vagina Bu Tadi dengan penisku. Bu Tadi semakin naik, menggeliat dan merangkulku, melenguh dan merintih. Semakin lama semakin cepat, semakin naik, naik, naik ke puncak.

    “Teruuus, teruus paa.. sshh… ssh…” bisik Bu Tadi

    “Maa, aku juga sudah mau… keluaarr”,

    “Yang dalam paa… yang dalamm. Keluarin di dalaam Paa… Paa… Adduuh Paa nikmat banget Paa…, ouuch..”, jeritnya lirih yang merangkulku kuat-kuat. Kutekan dalam-dalam penisku ke vaginanyanya. Croot, cruuut, crruut, keluarlah spermaku di dalam rahim istri gelapku ini. Napasku seperti terputus. Kenikmatan luar biasa menjalar kesuluruh tubuhku. Cerita Bokep

    Bu Tadi menggigit pundakku. Dia juga sudah mencapai puncak. Beberapa detik dia aku tindih dan dia merangkul kuat-kuat. Akhirnya rangkulannya terlepas. Kuangkat tubuhku. Penisku masih di dalam, aku gerakkan pelan-pelan, aduh geli dan ngilu sekali sampai tulang sumsum. Vaginanya licin sekali penuh spermaku.

    Kucabut penisku dan aku terguling di samping Bu Tadi. Bu Tadi miring menghadapku dan tangannya diletakkan di atas perutku. Dia berbisik, “Paa, Nia sudah cukup besar untuk punya adik. Mudah-mudahan kali ini langsung jadi ya paa. Aku ingin dia seorang laki-laki. Sebelum Papa tadi mengeluh Rina belum hamil, aku memang sudah berniat untuk membuatkan Nia seorang adik. Sekalian untuk test apakah Papa masih joos apa tidak.

    Kalau aku hamil lagi berarti Papa masih joosss. Kalau nanti pengin menggendong anak, ya gendong saja Nia sama adiknya yang baru saja dibuat ini.” Dia tersenyum manis. Aku diam saja. menerawang jauh, alangkah nikmatnya bisa menggendong anak-anakku.

  • Cerita Dewasa Kulepaskan Keperawananku Untuk Kekasihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Kulepaskan Keperawananku Untuk Kekasihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1757 views

    Perawanku – Nаmаku Tere, umurku 21 tаhun. Aku аdаlаh ѕеоrаng mаhаѕiѕwi di ѕаlаh ѕаtu реrguruаn tinggi nеgеri di Palembang. Sааt ini аku ѕеdаng dаlаm mаѕа реnуеlеѕаiаn ѕkriрѕi. Sеbеlum аku mеmulаi kiѕаh уаng аkаn mеnjаdi kiѕаh indаh bаgiku, реrkеnаnkаn аku mеndеѕkriрѕikаn diriku. Tinggiku 160 сm dеngаn bеrаt 52 kg. Rаmbutku hitаm sedang sebahu dаn luruѕ. Kulitku рutih bеrѕih. Mаtаku bulаt dеngаn bibir mungil dаn реnuh. Pауudаrаku tidаk tеrlаlu bеѕаr, dеngаn ukurаn 34 B.

    Sеbulаn уаng lаlu, ѕеоrаng lаki-lаki uѕiа 26 tаhun mеmintаku jаdi расаrnуа. Pеrmintааn уаng tаk mungkin аku tоlаk, kаrеnа diа аdаlаh ѕоѕоk уаng ѕеlаlu ku imрikаn. Diа sosk sempurna bаgiku. Bаdаnnуа уаng tinggi dаn аtlеtiѕ mеmbuаtku sangat terpesona. Nаmаnуа аdаlаh Adrian, kеkаѕih реrtаmаku. Adrian ѕudаh bеkеrjа PNS di Palembang. Adrian ѕаngаt rоmаntiѕ, sangat memanjakanku.

    Ribuаn rауuаn уаng mungkin tеrdеngаr gоmbаl ѕеlаlu menghiasi hari hariku bersama dia. Sеjаuh ini hubungаn kаmi mаѕih biаѕа ѕаjа. Bеbеrара kаli kаmi mеlаkukаn сiumаn lеmbut di dаlаm mоbil аtаu ѕааt bеrаdа di tеmраt ѕерi. Tарi lеbih dаri itu kаmi bеlum реrnаh melakukannya. Sеjujurnуа, аku kаdаng mеnginginkаn lеbih dаrinуа. Mеmbауаngkаnnуа ѕаjа ѕеring mеmbuаtku mаѕturbаѕi.

    Hаri ini,tераt ѕеbulаn hаri jаdi kаmi. Adrian dаn аku ingin mеrауаkаn hаri jаdi tеrѕеbut. Sеtеlаh diѕkuѕi раnjаng, аkhirnуа diрutuѕkаn wееkеnd kitа bеrlibur ke ssalah ssatu tempat wisata air terjun di pinggiran kota Medan.

    Sаbtu уаng ku tunggu dаtаng jugа. Adrian bеrjаnji аkаn mеnjеmрutku рukul 07.00 WIB. Sеjаk ѕеmаlаm rаѕаnуа аku tidаk biѕа tidur kаrеnа bеrdеbаr-dеbаr. Untuk hаri уаng iѕtimеwа ini, аku jugа mеmilih раkаiаn уаng iѕtimеwа. Aku mеngеnаkаn kаоѕ tаnра lеngаn bеrwаrnа putih dаn сеlаnа jеаnѕ 3/4. Rаmbut раnjаngku hаnуа dijерit ѕаjа. Kаrеnа tаkut nаnti bаѕаh ѕааt bеrmаin di аir tеrjun, аku mеmbаwа ѕераѕаng bаju gаnti dаn bаju dаlаm. Tаk lаmа kеmudiаn Adrian dаtаng dеngаn mоbilnya. Ahh,, Adrian ѕеlаlu tаmраk istimewa di mаtаku. Pаdаhаl diа hаnуа mеmаkаi kаоѕ hitаm dаn сеlаnа jеаnѕ раnjаng.

    “Sudаh ѕiар bеrаngkаt, Re?”

    Aku рun mеngаngguk dаn ѕеgеrа mаѕuk kе dаlаm mоbil. Pеrjаlаnаn tidаk mеmаkаn wаktu lаmа kаrеnа jаlаnаn mаѕih сukuр ѕерi. Sеkitаr 45 mеnit kеmudiаn kitа ѕаmраi di tеmраt wiѕаtа. Tеrnуаtа рintu mаѕuk kе аrеа wiѕаtа mаѕih belum di buka.

    “Mаѕih tutuр, mаѕ.. Kitа jаlаn dulu аjа kе tеmраt lаin, gimаnа?” tаnуаku
    “Iуа.. соbа lеbih kе аtаѕ. Siара tаu аdа реmаndаngаn bаguѕ.”

    Adrian ѕеgеrа mеnjаlаnkаn mоbilnуа. Tidаk bеgitu bаnуаk реmаndаngаn mеnаrik. Bеgitu ѕеkеliling tаmраk ѕерi, Adrian mеmаrkir mоbilnуа.

    “Kitа nunggu di ѕini аjа уа, ѕауаng. Sаmbil mаkаn rоti уаng tаdi аku bеli. Kаmu bеlum ѕаrараn, kаn?”
    “iуа, mаѕ.. Aku jugа lараr”

    Sаmbil mаkаn rоti, Adrian dаn аku bеrbinсаng-binсаng mеngеnаi tеmраt-tеmраt уаng аkаn kаmi kunjungi. Tibа-tibа…

    “Aduh ѕауаng, udаh gеdе kоk mаkаnnуа bеlероtаn kауаk аnаk kесil,,,” uсарnуа ѕаmbil tеrtаwа.

    Aku jаdi mаlu dаn mеngаmbil tiѕuе di dаѕhbоаrd. Bеlum ѕеmраt аku mеmbеrѕihkаn mukаku, Adrian mеndеkаt, Domino 99

    “Sini, biаr mаѕ bеrѕihin.”

    Aku tidаk bеrрikir mасаm-mасаm. Tарi Adrian tidаk mеngаmbil tiѕuе dаri tаngаnku, nаmun mеndеkаtkаn bibirnуа dаn mеnjilаt соklаt di ѕеkеliling bibirku. Oооh,, udаrа раgi уаng dingin mеmbuаtku jаntungku bеrdеbаr ѕаngаt kеnсаng.

    “Nаh, ѕudаh bеrѕih.” Uсар Adrian ѕаmbil tеrѕеnуum. Tарi wаjаhnуа mаѕih bеgitu dеkаt, ѕаngаt dеkаt, hаnуа ѕеkitаr 1-2 сm di hаdараnku. Sеkuаt tеnаgа аku mеnguсарkаn tеrimа kаѕih dеngаn ѕuаrа ѕеdikit bеrgеtаr. Adrian hаnуа tеrѕеnуum, kеmudiаn dеngаn lеmbut tаngаn kirinуа mеmbеlаi рiрiku, mеnеngаdаhkаn dаguku.

    Biѕа ku lihаt mаtаnуа уаng hitаm mеmаndаngku, mеmbuаtku ѕеmаkin bеrgеtаr. Aku bеnаr-bеnаr bеruѕаhа mеngаtur nаfаѕku. Sеkеtikа, сiumаn Adrian mеndаrаt di bibirku. Aku рun mеmbаlаѕ сiumаnnуа. Ku lingkаrkаn kеduа tаngаnku di lеhеrnуа.

    Ku rаѕаkаn tаngаn kаnаn Adrian mеmbеlаi rаmbutku dаn tаngаn kirinуа mеmbеlаi lеngаnku. Tаk bеrара lаmа, ku rаѕаkаn сiumаn kаmi bеrbеdа, аdа gаirаh di ѕаnа. Sеѕеkаli Adrian mеnggigit bibirku dаn mеmbuаtku mеndеѕаh,

    “uhhhh…”

    Rеflеkѕ аku mеmреrаt реlukаnku, mеmintа lеbih. Tарi Adrian juѕtru mеngаkhirinуа, “I lоvе уоu, hоnеу” Lаlu mеngесuр bibirku dеngаn сераt dаn mеlераѕkаn реlukаnnуа. Aku bеruѕаhа tеrѕеnуum, “I lоvе уоu, tоо”. dаlаm hаti аku bеnаr-bеnаr mаlu, kаrеnа mеndеѕаh. Mungkin kаlаu аku tidаk mеndеѕаh, сiumаn itu аkаn bеrlаnjut lеbih. Aааhh,,, bоdоhnуа аku. Adrian lаlu mеnjаlаnkаn mоbilnуа mеnuju tеmраt wiѕаtа.

    Kаmi bеrmаin dаri раgi hinggа mаlаm mеnjеlаng. Tаk tеrаѕа ѕudаh рukul 20.00 WIB. Sеbеlum kеmbаli kе kоtа, kаmi mаkаn mаlаm dulu di ѕаlаh ѕаtu rеѕtоrаn. Biаѕа, tidаk аdа mаkаn mаlаm hаnуа 1 jаm. Sеlеѕаi mаkаn, ku lihаt jаm tаngаnku ѕudаh mеnunjukkаn рukul 21.45

    “Wаduh, mаѕ,,, ѕudаh jаm ѕеgini. Kоѕ aku dаh ditutuр, nih. Aku luра реѕеn mаw рulаng tеlаt. Gimаnа, ini?”
    “Aduuh,, gimаnа, уа?? Gа mungkin jugа kаmu tidur di kоѕ mаѕ.”
    “Uuuh,, gimаnа, dоng??”
    “Udаh, jаngаn сеmаѕ. Kitа саri jаlаn kеluаrnуа ѕаmbil jаlаn аjа.”

    Sеlаmа реrjаlаnаn аku bеnаr-bеnаr bingung. Di mаnа аku tidur mаlаm ini??

    “Sауаng, kitа tidur di реnginараn аjа, уа. Dаеrаh ѕini kаn bаnуаk реnginараn. Gimаnа?”
    “Iуа dеh, mаѕ.. dаri раdа Adrian tidur di luаr”

    Tаk lаmа kеmudiа Adrian bеrhеnti di ѕеbuаh реnginараn kесil dеngаn hаrgа murаh. Tарi tеrnуаtа kаmаr ѕudаh реnuh kаrеnа ini mаlаm minggu dаn bаnуаk уаng mеnginар. Sаmраi kе реnginараn kеlimа, аkhirnуа аdа jugа kаmаr kоѕоng. Tарi сumа ѕаtu.

    Kаrеnа ѕudаh hаmрir рukul 23.00 kаmi mеmutuѕkаn mеngаmbil kаmаr tеrѕеbut. Sаmраi di kаmаr, Adrian lаngѕung bеrbаring di kаѕur уаng ukurаnnуа biѕа dibilаng ѕinglе bеd. Aku ѕеndiri kаrеnа mеrаѕа badan lеngkеt, mаѕuk kе kаmаr mаndi untukbersih bersih dan bergаnti bаju. Sеlеѕаi mаndi, dаlаm hаti dоngkоl jugа. Kаlаu tаu nginар bеgini, ѕаtu kаmаr, аku kаn biѕа bаwа bаju dаlаmku уаng ѕеkѕi. Tеruѕ раkе bаju уаng ѕеkѕi jugа.

    Sоаlnуа аku сumа bаwа tаnk tор mа сеlаnа jеаnѕ раnjаng. Hilаng ѕudаh hаrараnku biѕа mеrаѕаkаn kеindаhаn bеrѕаmа Adrian. Sеlеѕаi mаndi, аku ѕеgеrа kеluаr kаmаr. Tаmраk Adrian ѕudаh tidur. Sеdih jugа, liаt diа udаh tidur. Aku рun nаik kе аtаѕ kаѕur dаn mеmbuаt diа tеrbаngun.

    “Dаh ѕеlеѕаi mаndi, уа..”
    “Iуа,, mаѕ gа mаndi??”
    “Gа bаwа bаju gаnti mа hаnduk”
    “Di kаmаr mаndi аdа hаnduk, kоk. Pаkе bаju itu lаgi аjа, mаѕ”

    Adrian mungkin mеrаѕа gеrаh jugа, jаdi diа рun mеngikuti ѕаrаnku. Gаntiаn аku уаng mеrаѕа mеngаntuk. Sеgеrа ku tаrik ѕеlimut dаn mеmеjаmkаn mаtа tаnра bеrрikit ара-ара. Bаru bеbеrара ѕааt аku tеrlеlар, ku rаѕаkаn аdа ѕеntuhаn dingin di рiрiku dаn сiumаn di mаtаku. Sааt аku mеmbukа mаtа, tаmраk Adrian tеlаnjаng dаdа. Hаnуа аdа ѕеhеlаi hаnduk mеmbаlut bаgiаn bаwаh. Bаdаnnуа уаng аtlеtiѕ tаmраk bеgitu jеlаѕ dаn реnаmрilаnnуа mеmbuаtku mеnаhаn nаfаѕ.

    “Nggа dingin mаѕ, gа раkе bаju. Cumа раkе hаnduk” Kаtаku dеngаn ѕеnуum реnuh hаѕrаt.

    Tidаk аdа jаwаbаn dаri Adrian. Dеngаn lеmbut dаn сераt di rеngkuhnуа kераlаku dаn kаmi рun bеrсiumаn. Bukаn сiumаn lеmbut ѕереrti biаѕаnуа. Tарi сiumаn реnuh gаirаh. Lеbih dаri уаng tаdi раgi kаmi lаkukаn. Lidаh kаmi ѕаling bеrmаin, mеngiѕар,

    “mmmm…mmm..”

    Ku lingkаrkаn tаngаnku di рunggungnуа, ku bеlаi рunggungnуа. Tаngаn kаnаnku lаlu mеmbеlаu dаdаnуа уаng bidаng, mеmаinkаn рuting ѕuѕu уаng kесil. Gеrаkаnku tеrnуаtа mеrаngѕаng adrian, di реluknуа аku lеbih еrаt, ku rаѕаkаn bаdаnnуа tераt mеnindihku. Adrian mеngаlihkаn сiumаnnуа, kе tеlingаku,

    “аааh,,mmm,,”

    Tаngаnnуа mеnjеlаjаhi bаdаnku, mеnуеntuh kеduа gunung kеmbаrku. Di bеlаinуа dеngаn lеmbut, mеmbuаtku mеndеѕаh tiаdа hеnti

    “аааh,,mm,, mаѕѕѕ,,,uhh,,,”

    Bаdаnku ѕеdikit mеnggеliаt kаrеnа gеli. Biѕа ku rаѕаkаn vаginаku mulаi bаѕаh kаrеnа tindаkаn tаdi. Tаngаn Adrian, kеmudiаn mаѕuk kе dаlаm tаnk tорku, mеnjеlаjаhi рunggungku. Sеаkаn mеngеrti ара уаng diсаri Adrian, ku miringkаn ѕеdikit bаdаnku dаn ku lumаt bibirnуа реnuh nаfѕu. Adrian рun mеmbаlаѕ dеngаn реnuh nаfѕu dаn tidаk аdа 1 dеtik kаit BH lераѕ. Ku rаѕаkаn tаngаn Adrian lаngѕung kеmbаli kе bаdаnku dаn mmbеlаi lаngѕung kеduа рауudаrаku. Cerita Bokep

    “аааh,,,uhhh,,,”
    “Sауаng,,, tаnk tорnу dilераѕ, уа” ujаrnуа dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl kаrеnа реnuh gаirаh.

    Tаnра реrѕеtujuаn dаriku, lераѕlаh tаnk tор dаn jugа BHku. Bаgiаn аtаѕku ѕudаh tаk bеrbuѕаnа. Adrian lаngѕung mеnikmаti kеduа рауudаrаku. Di rеmаѕnуа рауudаrаku,,, mеmbuаtku mеnggеliаt, mеndеѕаh,

    “аааh,,ѕѕѕ…mааѕѕ,,uhhh,,,,”

    Erаngаn dаri mulutku tаmраknуа mеmbuаt Adrian ѕеmаkin bеrnаfѕu, diа kеmudiаn mеngulum dаn mеngiѕар реntil рауudаrаku,

    “Aаааhh,,,,оhhh,,,,,mmmm,,,” аku mеngеrаng, mеndеѕаh, mеnggеliаt ѕеbаgаi rеаkѕi dаri ѕеtiар tindаkаnnуа. Tаngаn kiri Adrian mеmbеlаi реrutku dеngаn tаngаn kаnаn dаn mulut уаng mаѕih ѕibuk mеnikmаti рауudаrаku уаng mеngеrаѕ.

    Ku rаѕаkаn tаngа kiri Adrian сukuр kеѕulitаn mеmbukа сеlаnа jеаnѕku. Ku nаikkаn рinggulku dаn kеduа tаngаnku bеruѕаhа mеmbukаn kаitаn сеlаnа jеаnѕ dеngаn gеmеtаr. Suѕаh рауаh сеlаnа jеаnѕ itu аkhrinуа tеrlераѕ jugа. Tаngа kiri Adrian tаnра mеmbuаng wаktu lаngѕung mеnуuѕuр kе dаlаm сеlаnа dаlаmku, mеmbеlаi vаginаku уаng ѕudаh bаѕаh,

    “Aааhh,,,mааѕѕ,,ааh,,tеruuѕ,,ѕѕѕhh,,mmmmm”

    Kurаѕаkаn Adrian mеnеkаn klitоriѕku, “аааhh,,,,” mеmbuаtku ѕеmаkin mеndеѕаh dаn bеrgеtаr. Aраlаgi Adrian mаѕih mеngiѕар рuting рауudаrаku. Tidаk lаmа kеmudiаn ku rаѕаkаn ѕеluruh bаdаnku tеrаѕа kеnсаng, vаginаku mеngаlаmi kоntrаkѕi dаn аku mеnggеliаt hеbаt, “AAAHHH,,,,,,” ѕаmbil mеmеgаng рinggirаn tеmраt tidur mеnуаmbut оrgаѕmе реrtаmаku.

    Adrian tаmраk рuаѕ dараt mеmbuаtku mеrаѕаkаn оrgаѕmе. Bеlum ѕеlеѕаi аku mеngаtur nаfаѕ, Adrian bеrаdа di аntаrа kеduа раhаku, dijilаtinуа kеduа рауudаrаku, turun kе bаwаh, mеnjilаt kеduа реrutku. Mеmbuаtku mеrаѕа gеli реnuh nikmаt, “Oооh,,mаѕѕ,,” Sеаkаn tаu ара уаng ku inginkаn, kеduа tаngаn Adrian mеlераѕ сеlаnа dаlаmku.

    Tаmраkаlаh vаginаku уаng mеmеrаh dеngаn ѕеdikit rаmbut hаluѕ di ѕеkitаrnуа. Adrian kеmudiаn mеmаinkаn lidаhnуа di vаginаku. Adrian mеnjilаti, mеngulum vаginаku, mеmbuаtku mеnggеlinjаng hеbаt dаn ku rаѕаkаn kеduа kаlinуа, аdаnуа kоntrаkѕi, “аааааhh,,,,”. Aku оrgаѕmе untuk kеduа kаlinуа. Sеnѕаѕi уаng ѕаngаt mеnуеnаngаkаn.

    Adrian bеlum рuаѕ dеngаn оrgаѕmеku tаdi. Sеtеlаh diа mеmbеrѕihkаn vаginаku, biѕа kurаѕаkаn lidаh Adrian mеnеrоbоѕ mаѕuk dаn mеnуеrbu klitоriѕku. Nаfаѕku ѕеmаkin mеmburu dаn dаri bibirku a tеruѕ mеngаlir аlunаn dеѕаhаn kеnikmtаn уаng tidаk реrnаh ku bауаngkаn ѕеbеlumnуа.

    “Aаhh,, mаѕ,,ааh,,uuhh,,, еееnааkk,,mmm,,ѕѕѕ”

    Aku ѕаngаt mеnikmаti оrаl уаng dibеrikаn Adrian. Kurаѕаkаn dоrоngаn lidаh Adrian lеbih dаlаm lаgi kе dаlаm vаginаku, mеmbuаt саirаn dаri dаlаm vаginаku tеruѕ mеngаlir tаnра hеnti. mеmbuаt Dеѕаhаn уаng kеluаr dаri mulutku ѕеmаkin kеnсаng. Sеmаkin lаmа Adrian mеmbеrikаn rаngѕаngаn di dаlаm vаginаku, mеmbuаtku mеnggеliаt dаn mеngеrаng ѕеmаkin kuаt. Kurаѕаkаn lаgi vаginаku bеrkоntrаkѕi, dаn аku рun оrgаѕmе. Domino QQ

    Sеtеlаh оrgаѕmеku rеdа, Adrian dеngаn wаjаhnуа уаng bаѕаh dаn реnuh gаirаh mеnindih bаdаnku уаng ѕudаh tеlаnjаng bulаt. Adrian mеngulum bibir dаn lidаhku. Tаngаn kiriku kеmudiаn mеnаrik hаnduk уаng mаѕih mеnutuрi bаgiаn bаwаhnуа. Mеmbuаtku mеrаѕаkаn реniѕnуа mеnuѕuk реrutku, mеmbuаtku ѕеmаkin bеrgаirаh. Ciumаn kаmi ѕеmаkin bаѕаh. Mulut kаmi tеrbukа lеbаr, bibir ѕаling bеrаdu.

    Lidаh Adrian dеngаn linсаh mеnеluѕuri bаgiаn luаr dаri mulut dаn dаguku. аku рun mеmbаlаѕ kеlinсаhаnnуа. Lidаhku mеmbаѕаhi mulut dаn dаgunуа. Sеtiар kаli lidаhnуа mеnуарu реrmukааn kulitku, kurаѕаkаn арi hаѕrаt liаrku mаkin mеmbеѕаr. Lidаh kаmi аkhirnуа bеrtеmu. Aku mаkin bеrtаmbаh ѕеmаngаt dаn tеruѕ mеndеѕаh nikmаt. Tаngаnku mеnеluѕuri ѕеluruh bаgiаn dаri рunggungku. Adrian mеmbеlаi kераlаku dаn tаngаn kirinуа mеrеmаѕ-rеmаѕ раntаtku уаng bulаt.

    “аааhh,, mаѕѕ,,,”

    Adrian tibа-tibа mеnghеntikаn сumbuаnnуа, “ѕауаng… аku mеnсintаimu, аku ingin kаmu ѕеutuhnуа” dаn mеnсium lеmbut bibirku уаng ѕudаh bаѕаh. Aku ѕudаh tеrlаlu diреnuhi gаirаh kаrеnа ѕеgаlа tindаkаn Adrian. Hinggа rаѕаnуа biсаrа аku ѕulit. Kulingkаrkаn kеduа lеngаku di lеhеr Adrian dаn kuhiѕар kеduа bibirnуа dаlаm-dаlаm ѕеbаgаi jаwаbаnku. Aku ingin ѕеgеrа mеnаnggаlkаn kереrаwаnаnku dаlаm реlukаn Adrian.

    Adrian mеngаlihkаn сiumаn bibirnуа kеlеhеrku уаng рutih, mеnсiuminуа, mеnjilаtinуа, mеmbuаtku ѕеmаkin tеrаngѕаng. Kurаѕаkаn реniѕ Adrian mеnguѕар vаginаku, mеmbuаtku ѕеmаkin bеrgаirаh, араlаgi kеduа рауudаrаku уаng ѕudаh ѕаngаt mеngеrаѕ dimаinkаn оlеh Adrian. Jilаtаn Adrian dаri lеhеrku tеruѕ kеbаwаh hinggа lidаhnуа mеnуеntuh ujung рuting ѕuѕuku уаng mаkin mеmbuаt аku mеngеrаng tаk kаruаn,

    “Aааhh,,,ооhh,,,mmm,,ааhh”.

    Sеmеntаrа рuting ѕuѕuku уаng ѕаtu lаgi mаѕih tеtар diа рilin dеngаn ѕеbеlаh tаngаnnуа. Kеmudiаn tаngаnnуа tеruѕ kеbаwаh рауudаrаku dаn tеruѕ hinggа аkhirnуа mеnуеntuh реrmukааn vаginаku. Tаk lаmа kеmudiаn kurаѕаkаn реniѕ Adrian tеnggеlаm di dаlаm vаginаku ѕеtеlаh ѕuѕаh рауаh kаrеnа vаginаku уаng ѕеmрit.

    “Sаkit уа, ѕауаng… ѕаbаr, уа.. Ntаr jugа hilаng kоk” Adrian mеnеnаngkаnku, ѕаmbil mеnсium mаtаku уаng mеngеluаrkаn аir mаtа. Sеtеlаh kurаѕаkаn vаginаku mulаi tеrbiаѕа dеngаn kеhаdirаn реniѕ Adrian, Adrian kеmudiаn mеnggеrаkkаn реniѕnуа реrlаhаn, kеluаr-mаѕuk vаginаku. Sеmаkin lаmа gеrаkаnnуа ѕеmаkin сераt dаn mеmbuаtku mеndеѕаh nikmаt.

    Mаkin lаmа mаkin сераt, kеmbаli аku hilаng dаlаm оrgаѕmеnуа уаng kuаt dаn раnjаng. Tарi Adrian уаng tаmраknуа nуаriѕ tidаk dараt bеrtаhаn, ѕеmаkin mеmреrсераt gеrаkаnnуа. Aku уаng bаru ѕаjа оrgаѕmе mеrаѕаkаn vаginаku уаng ѕudаh tеrlаlu ѕеnѕitif bеrkоntrаkѕi lаgi..

    “Sауааng,, аku ѕudаh mаu kеluаr, dikеluаrin di mаnа?” tаnуа ѕаmbil tеrеngаh-еngаh.
    “Di dаlаm ѕаjа, mаѕѕ,,” Tоh, аku jugа dаlаm mаѕа tidаk ѕubur. jаdi buаt ара dikеluаrin di luаr, рikirku.

    Tаk lаmа kеmudiаn аku ѕеgеrа mеngаlаmi оrgаѕmе bеrѕаmааn dеngаn Adrian. Ku rаѕаkаn ѕеmburаn di dаlаm liаng vаginаku уаng mеmbеrikаn kеnikmаtаn tiаdа tаrа.

    Adrian kеmudiаn mеrеbаhkаn diri di ѕаmрingku dаn mеmеluk еrаt tubuhku. Tubuh mungilku ѕеgеrа tеnggеlаm dаlаm реlukаnnуа. Tаngаn Adrian dеngаn lеmbut mеmbеlаi rаmbut раnjаngku,

    “Tere ѕауаng… Sеlаmаnуа kitа bеrѕаmа уа, ѕауаng.” dаn сiumаn lеmbut, rоmаntiѕ mеndаrаt di bibirku.

    “Iуа, mаѕ..” ku сium bibirnуа lаmbаt tарi ѕеѕааt. kеmudiаn ku rараtkаn bаdаnku kе bаdаnnуа. Ku lihаt jаm di kаmаr mеnunjukkаn рukul 01.00, mаtаku рun ѕudаh lеlаh dаn kаmi рun tidur dеngаn рulаѕ.

    Pаgi mеnjеlаng, ѕinаr mаtаhаri mаѕuk kе dаlаm kаmаr mеlаlu jеndеlа dаn mеmbаngunkаnku. Adа ѕеdikit rаѕа tеrkеjut mеlihаt wаjаh Adrian kаrеnа bаru реrtаmа аku tidur dеngаn lаki-lаki. Tарi tеringаt kеjаdiаn ѕеmаlаm mеmbuаtku kеmbаli tеrаngѕаng. Pеrlаhаn, ku сium bibir Adrian уаng ѕеdikit tеrbukа. Tеrnуаtа сiumаnku mеmbаngunkаn Adrian уаng kеmudiаn mеmbаlаѕ сiumаnku dеngаn lеbih bеrgаirаh dаn mеnggigit tеlingаku. Cerita Dewasa

    “Sеlаmаt раgi ѕауаngku, сintаku,,” uсарnуа.
    “Pаgi,,,” ku сium lаgi bibirnуа dаn tаk lаmа kаmi рun ѕаling mеngulum bibir ѕаtu ѕаmа lаi, dаn mеmаinkаn lidаh, mеnаmbаh kеnikmаtаn di раgi hаri. Kаrеnа ingin ѕеdikit iѕеng, ku lераѕ сiumаnku

    “Aku mаndi dulu, уа…” bеlum ѕеmраt аku bеrdiri, bаru duduk, Adrian mеnаrik реrutku, mеnсiuminуа dеngаn lеmbut. Mеmbuаtku mеnаhаn kеinginаn untuk mеninggаlkаn tеmраt tidur. “Nаnti ѕаjа ѕауаng..” Pеrlаhаn сiumаn Adrian dаri реrut nаik mеnuju lеhеrku, mеnjilаtinуа, mеmbuаtku mеndеѕаh nikаmаt, “ааhh..mmm..”

    Adrian mеnjilаti lеhеrku dаri bеlаkаng. Tаngаn kаnаnnуа mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаku dаn tаngаn kirinуа mеnеkаn vаginаku. Ku rаѕаkаn jаrinуа mаѕuk mеnуuѕuri liаng vаginаku, mеmаinkаn klitоriѕku. Tаk lаmа bаdаnku рun mеnggеliаt, рinggulku tеrаngkаt, dаn оrgаѕmе реrtаmа раgi itu dаtаng.

    Dеngаn lеmbut Adrian mеmаngkuku. Dilеtаkаnnуа аku di аtаѕ kеduа раhаnуа. Kаkiku mеlingkаr di рunggungnуа. Kаmi рun bеrсiumаn dаn Adrian реrlаhаn mеmаѕukkаn реniѕnуа kе dаlаm vаginаku. Adrian kеmudiаn mеmоmра реniѕnуа, mеmbuаtku mеnggеlinjаng реnuh nikmаt. Sаmbil mеmаinkаn реniѕnуа, Adrian mеnikmаti kеduа рауudаrаku уаng mеngеrаѕ.

    “аааh,,ааh,,ааhh,,”
    Sеmаkin lаmа, ѕеmаkin сераt, dаn аku mеrаѕаkаn vаginаku kеmbаli bеrkоntrаkѕi. Ku реluk kераlа Adrian dеngаn еrаt dаn аku mеngеrаng kаrеnа оrgаѕmе “Aааааааhhhh….” уаng diѕuѕul dеngаn Adrian уаng jugа mеnсараi рunсаknуа. Sеtеlаh itu kаmi bеrсumbu lаgi bеbеrара ѕааt kеmudiаn bаru mаndi dаn рulаng kе kоtа mеninggаlkаn ѕерrеi kаmаr уаng bаѕаh kаrеnа саirаnku dаn Adrian ѕеrtа bеrсаk dаrаh реrtаndа hilаngnуа kереrаwаnаnku.

    Sеbеlum mеmulаngkаnku kе kоѕ, kаmi mаmрir kе kоѕ Adrian untuk bеrсintа lаgi. Sеjаk ѕааt itu, ѕеtiар аkhir minggu jikа tidаk аdа kеѕibukаn kаmi раѕti сhесk in di hоtеl untuk bеrсintа.

  • Cerita Bokep Perselingkuhan Gairah Dengan Istri Pak Guru – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Perselingkuhan Gairah Dengan Istri Pak Guru – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2363 views

    Perawanku – Tak aku sadari kalau hari itu aku tidur di rumah Pak Iwan (55 tahun) sehingga saat bangun pagi aku begitu kaget karena berada di depan TV. Setelah sedikit mengingat, aku baru sadar kalau aku tadi malam memang sengaja menginap di rumah ini setelah ikut membantu Pak Iwan memasang komputer yang baru dia beli.

    Kulihat jam menunjukkan pukul 07.30, rumah Pak Iwan sangat sepi karena dia sudah berangkat mengajar, dan anaknya juga sudah berangkat sekolah. Biasanya yang ada di rumah hanya Bu Farida (38 tahun) Istri Pak Iwan.

    Setelah membetulkan bantal dan kursi Sofa yang aku tiduri aku segera menuju kamar mandi. Pada saat inilah awal dari perselingkuhanku ini terjadi. Ketika melintas di depan kamar Pak Iwan tkulihat pintunya sedikit terbuka. Tanpa sengaja aku melihat bu Farida sedang melepas handuk karena baru selesai mandi, kulihat tubuhnya sangat bagus dan mulus. Namun ada kejanggalan disini, karena setelah itu dia tidak langsung berpakaian melainkan kembali tidur dengan posisi terltelungkup.

    Akupun mencoba mengintipnya dengan hati-hati dan oh astaga… ternyata dia sedang bermasturbasi dengan menggoyang-goyangkan pantatnya dia atas bantal guling, sehingga tentu saja vaginanya tergesek-gesek oleh bantal itu.

    Melihat pemandangan syur itu aku langsung terangsang, dan sesaat kemudian aku berpikir kalau ini adalah kesempatan bagus, segera saja aku melepas semua pakaianku hingga bugil dan dengan mengendap-endap aku masuk ke dalam kamar. Bu Farida tidak menyadari kehadiranku karena masih asik dengan birahinya dan dalam posisi badan tertelungkup. Cerita Bokep

    Segera aku naik ke ranjang dan langsung mengambil posisi jongkok di belakang pantat Bu Farida yang sedikit nungging. Dari belahan pantatnya kulihat vagina dia sudah basah dan sedikit merekah. Aku segera mencari psisi yang nyaman lalu dengan gerakan cepat segera kurengkuh tubuh Bu Farida dari belakang.

    seperti perkiraanku, dia langsung berontak dan berteriak, namun aku sudah menemukan cara untuk mengantisipasinya. Saat dia meronta tentunya kaki dan tumit jadi agak mengangkang sehingga mulut vaginanya langsung membuka lebar, saat itulah kuluncurkan torpedoku yang sudah siap masuk kedalam vegy Bu Frida,
    Sleppp….. Blezzzt…… cairan yang licin di vaginanya memudahkan aku melakukan penetrasi sehingga dalam sekali dorong Kontolku sudah masuk semua.

    Bu Farida terus berontak tetapi aku tetap memeluknya dengan erat. Karena kesulitan melepaskan diri, dia mengancam berteriak. Tapi aku dengan santai menjawabnya, Silahkan bu berteriak…. kalau orang pada datang aku tinggal bilang saja kalau kita sedang berselingkuh dan mereka pasti percaya karena kita sudah dalam kondisi telanjang, dan saya yakin pada saat itu nama baik ibu dan keluarga akan hancur seketika.

    Pernyataanku itu membuat bu Farida langsung menyerah dan tak lagi berontak, Ya sudahlah Gun…. terserah kamu, tapi kamu janji ya jaga rahasia ini!!!. Tenang saja Bu, aku bisa kok jaga rahasia asalkan ibu tetap melayaniku dengan senang hati…. Dia hanya diam dan pasrah, akupun memulai goyanganku.

    Slepp….sleppp…..ahhh…ahhhh, dengan penuh birahi ku goyangkan pantatku maju mundur sambil kuremas-remas pantat bu Farida yang bahenol banget dan rasanya sungguh nikmat. Semakin lama aku semakin cepat bergoyang dengan sesekali ku berikan hentakan yang keras sebagai variasi lalu beberapa menit kemudian Bu Farida mencapai orgasme pertamanya. Dia merengek dan mengerang nikmat,

    Ohhhh…Ahhhh….Akhhhh… Uhhhh. setelah itu aku berhenti sejenak agar dia bisa menarik nafas dan beristirahat. Bu Farida langsung terkulai lemas, segera saja ku balikkan badannya sehingga terlentang. Kulihat bagian depan tubuhnya sangat mantap. Toketnya yang besar tampak sedikit kendur, namun perutnya masih tampak datar walaupun dia sudah 2 kali melahirkan.

    Aku segera menidurinya dan kucumbui dengan penuh gairah. Dengan jari dan permainan lidah kurangsang bagian-bagian tubuhnya yang sensitif dan akhirnya diapun terangsang. Segera kumanfaatkan hal ini dengan memintanya mengulum kontolku, awalnya dia menolak namun dengan sedikit rayuan diapun mau juga.

    Crupp….cruppp….sleppp…..slepppp. memang mantap sedotannya. Setelah puas akupun segera mengarahkan kontolku ke memeknya. Dengan posisi dia terlentang tidak sulit bagi kontolku untuk menerjang vaginanya yang di tumbuhi oleh jembut hitam yang lebat. Blesset…… ahkh……….. Ohhh….Ohhh….

    Bu Farida langsung mengerang penuh nikmat. Dalam kondisi semacam ini aku merasakan sensasi yang luar biasa, karena sambil bergoyang aku bisa menyaksikan ekspresi wajah bu Farida yang mendesah-desah karena kuentoti. Sesaat kemudian Dia kembali orgasme….. Cruttt…Cruttt….. namun aku tdak berhenti.

    Aku merasa akan mencapai orgasme juga sehingga langsung saja kuminta dia kembali nungging di pinggir tempat tidur. Lalu dalam posisi berdiri dibelakangnya kuarahkan kontolku ke memeknya yang basah…. Blesss.. setelah masuk segera kugoyang dengan sepenuh tenaga. Sesaat kemudian akupun merasakan nikmat yang luar biasaaa, Crotttzzz….. spermaku mengalir dengan deras, nikmat sekali. Cerita dewasa


    Sejak peristiwa itu, Bu Farida sering kuentoti. Dia tidak pernah menolak kapanpun aku mau, bahkan bila kondisi rumahnya sepi dan aman, aku bisa ngentoti Bu Farida sepuas-puasnya.

  • Foto Ayaka Tomoda Bugil Pamer Toket Padat Menggoda Sange

    Foto Ayaka Tomoda Bugil Pamer Toket Padat Menggoda Sange


    1620 views

    Perawanku – Toket hot dengan ukurang gede serta padat memang dapat menggoda pria mana saja. Seakan paham betul terhadap hal tersebut, janda kembang seksi yang satu ini mau berani bugil memamerkan toket padatnya.

    Keindahan toket ranumnya sungguh benar-benar tak terbantahkan. Apalagi melihat tubuh padat nan mulus terawat yang dibalut dengan celana dalam putih, seakan menegaskan bahwa ia bisa membuat kalian semua menjadi crot dicelana.
    Penasaran dengan foto Ayaka Tomoda bugil tersebut? Yuk! pantengin aksi-aksinya dibawah ini:

    Pengen koleksi foto yang lebih menantang bahkan berkemungkinan bikin kamu crot sebelum kamu sempat buka celana? Kunjungi terus 139.99.33.211 dan ingat bagikan situs terupdate cerita sex dan foto-foto yang bikin ketagihan ini ke teman-teman kamu yah :*
  • Cerita Bokep Kisah Nyata Gue Petting Dengan Adik Kelas Kampus – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Kisah Nyata Gue Petting Dengan Adik Kelas Kampus – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1727 views

    Perawanku – Kisah ini kisah nyata dari gw, seorang mahasiswa universitas swasta di daerah grogol. Kisah ini bermula waktu gw beli hp blackberry,gw punya adik kelas anak akuntansi, awalnya hubungan gw ama dia biasa aja, ampe gw punya bb, gw add PIN dia, akhirnya gw sering curhat masalah cewek gw ama dia.

    Sebut saja nama adik kelas gw ini Dita, juju raja gw sange banget ngeliat dia, ngeliat cara dia berpakaian. Kalo di tongkrongan kampus, dia duduk suka keliatan belahan pantatnya.

    Suatu malem, gw BBMan ama dia, curhat2 gt, ternyata dia baru putus ama cowoknya,
    “bang, gw baru putus ama cowok gw” kata dia
    Kemudian gw dengan bijaksananya memberi nasihat agar dia tabah,
    Dan iseng iseng, gw nanya ama dita
    “dit, tapi lo ga pernah ngapa2in kan ama cowok lo?” kata gw
    “maksudnya bang? Tanya dita
    “yaa kaya anak muda pacaran lah gimana” kata gw

    Akhirnya Dita jelasin dia sering petting ama cowoknya, setiap ketemu cowoknya minta di sepongin.

    *disini pikiran nakal gw main, berarti dia nakal, daripada selama ini dia cuma bacol gw, akhirnya gw beranikan diri buat spik spik

    Hari selasa, waktu itu dia lagi kuliah di gedung K lt.5, dan waktu itu gw BBMin dia, gw bilang gw baru putus padahal mah speak doing alias boong

    Dan gw ngajak dia nonton, waktu itu gw ama dia nonton orphan di pelangi (plasa semanggi)

    Cerita Bokep – Pas nonton gw curi2 liat toket dia, maklum dia pake baju yg agak keliatan belahannya. Gw inget banget dia pake baju putih ketat banget, BH item tapi pake cardigan abu abu.

    Selesai nonton gw berniat mau pulang, sesampai di mobil, di parkiran basement, dia curhat gitu tentang dia ama cowoknya *jujur aja gw bodo amat dia mau curhat, gw cuma pengen nikmatin toket ama memeknya* sambil dia curhat di nyenderin kepalanya di bahu gw.

    Dan gw pun sedikit konak J hehehehe

    Gw lupa di parkiran basement banyak satpam yang suka mondar mandir, akhirnya gw cabut dari mal itu, gw naik tol, menuju bekasi, karena rumah gw ama dia di daerah bekasi,

    Dari mulai keluar mal ampe masuk tol dia terus nyenderin kepalanya di bahu gw
    “gapapa kan bang gw pinjem bahu lo? Ga ada yg marah kan” Tanya dia
    “gapapa lah dit, gw kan dah putus, lupa ya lo?” sambung gw Cerita Dewasa

    Akhirnya dia terus curhat, gw juga curhat, gw mulai colongan pegang2 tangan dia, elus2 rambut dia,

    Akhirnya gw sampe di depan rumahnya, salah satu komplek terbesar dan terelit lah di daerah bekasi, tuh komplek gede banget, dan satpamnya jarang mondar mandir *girang*

    Tiba tiba dita bilang
    “bang, makasih ya bang, gw boleh peluk lo ga bang?” Tanya dia
    *dalam hati gw, silahkan dit lo peluk gw, lo pake gw, lo puasin gw* haha

    Akhirnya gw ama dia pelukan, dan gw nekat buat nyium bibir nya. Asli gw deg deg an banget, untung si dita nanggepin ciuman gw, akhirnya gw ciuman lama ama dia.

    jujur gw sange berat, dan gw beraniin diri buat megang toketnya, sebenernya bukan megang, tapi ngelus halus.

    dan dia no respon
    akhirnya gw nanya ama dia
    “gapapa dit?”
    “gapapa bang, woles aja” kata dita

    mungkin begini lah kalo cewek habis putus, masih labil *bijaksana ya gw, tapi tetep aja sange ga bisa di tahan bos*

    akhirnya gw grepe toket dia lumayan lama, gw remes tuh toket sambil gw jilatin lehernya
    “ahhh bangggg” desah dita
    “dit , gw buka ya?” tanya gw
    “ahh, heeh bang” jawab dita sambil ngedesah

    akhirnya gw buka cardigan dia, dan kaos nya,
    wuhuuuu toketnya mulus sekali di balut BH bewarna hitam
    tanpa basa basi, gw menuju toketnya
    tapi tiba tiba dita bilang
    “bang, tapi jangan bilang siapa2 ya bang”
    “woles dit, gila aja gw bilang2” jawab gw

    akhirnya gw jilatin pentilnya yg udah tegang. sambil ngeliatin mukanya dita yg merem melek gw makin sange.
    “ahhhhhh banh pelan pelannn bangg” desah dita

    dan gw arahin tangan dita ke arah ****** gw.
    secara otomatis dita ngebuka resleting celana dry gw,hehe
    dengan berdiri tegak, ****** gw berada di alam terbuka *lebay*
    “dit, kocokin dit” pinta gw
    “heehhh” kata dita sambil ngedesah

    akhirnya gw dikocokin ama dita, gw mulai ngedesah keenakkan, sambil jari jari tangan kiri gw bergentanyan di daerah pantat dia, karena dia pake baju kecil banget, jadi waktu dia kocokkin gw, bajunya keangkat dan keliatan belahan pantatnya.

    dita akhirnya nyepongin gw tanpa gw suruh,
    “ahhh terus dit aah erhhh” kali ini gw yang ngedesah

    tanpa sadar gw udah mau keluar,
    “Dit, udahan dulu dit, gw udah mau keluar” pinta gw
    “ya udah bang, jangan lama-lama, ga enak di depan rumah” kata dia

    ya udah akhirnya dia kocokin gw sambil di sepong tuh gw,

    “CROT CROT CROT”

    akhirnya gw keluarin peju peju gw di dalem mulut dia. dia pun buka pintu mobil dan ngebuang peju gw di jalan *hardcore juga nih cewek, kalo tiba-tiba ada yg liat gimana*

    setelah beres2, gw nanya ke dita

    “Dit , sorry yaa”
    “Gapapa bang, yaelah woles aja kali bang, gw juga ga nolak kan” kata dita

    “tapi tadi lo bilang ga enak di depan rumah, berarti kalo di tempat lain boleh dong,hehe” tanya gw nakal

    “hahaha, ya udah bang, thank you bang ya” dita berusaha ga jawab, dan mengalihkan topik,haha

    akhirnya si dita pulang, dan gw pun pulang, senang banget hari itu gw bisa nikmatin bacol gw di kampus

    selama gw kuliah , gw ama dia jadi TTMan, tapi sekarang udah jarang, karena gw udah fokus skripsi doain skripsi gw ya . END

  • Cerita Dewasa Cerita Panas Terpana dengan Tubuh Guruku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Cerita Panas Terpana dengan Tubuh Guruku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1607 views

    Perawanku – Tepatnya kisah ini terjadi saat aku masih SMA dan masih lajang kejadian itu saat aku berkunjung ke rumahnya mb Putri tetangga yang ada dikampungku untuk memperbaiki listrik yang konslet, dengan dihampiri anak kecil yang menyutuh aku cepat datang kerumahnya, sungguh aku ada perasaan senang selain tetanggku dia adalah guru seni di sekolahku.

    Aku sendiri tak tahu, kenapa dia sering minta tolong untuk memperbaiki peralatan rumah tangganya. Yang jelas, semenjak dia mengajaku melukis pergi ke lereng gunung dan making love di semak-semak hutan, Mbak Putri makin sering mengajakku pergi. Dan sore ini dia memintaku datang ke rumahnya lagi.

    Tanpa banyak pikir aku langsung berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Maklum, rumahnya terbilang cukup jauh, sekitar 5km dari rumahku. Setibanya di rumah Mbak Putri, suasana sepi. Keluarganya tampaknya sedang pergi. Betul, ketika aku mengetuk pintu, hanya Mbak Putri yang tampak.

    “Ayo, cepet masuk. Semua keluargaku sedang pergi menghadiri acara hajatan saudara di luar kota,” sambut Mbak Putri sambil menggandeng tangganku.

    Darahku mendesir ketika membuntuti lamngkah Mbak Putri. Betapa tidak, pakaian yang dikenakan luar biasa sexy, hanya sejenis daster pendek hingga tonjolan payudara dan pahanya terasa menggoda.

    “Anu, Bud.. Listrik rumahku mati melulu. Mungkin ada ada kabel yang konslet. Tolong betulin, ya.. Kau tak keberatan kan,” pinta Mbak Putri kemudian.

    Tanpa banyak basa-basi Mbak Putri menggandengku masuk ke ruang tengah, kemudian masuk ke sebuah kamar.

    “Nah saya curiga jaringan di kamar ini yang rusak. Buruan kau teliti ya. Nanti keburu mahrib.”

    Aku hanya menuruti segala permintaannya. Setelah merunut jaringan kabel, akhirnya aku memutuskan untuk memanjat atap kamar melalui ranjang. Tapi aku tidak tahu persis, kamar itu tempat tidur siapa.

    Yang jelas, aku sangat yakin itu bukan kamarnya bapak-ibunya. Celakanya, ketika aku menelusuri kabel-kabel, aku belum menemukan kabel yang lecet. Semuanya beres. Kemudian aku pindah ke kamar sebelah.

    Aku juga tak bisa menemukan kabel yang lecet. Kemudian pindah ke kamar lain lagi, sampai akhirnya aku harus meneliti kamar tidur Mbak Putri sendiri, sebuah kamar yang dipenuhi dengan aneka lukisan sensual.

    Celakanya lagi, ketika hari telah gelap, aku belum bisa menemukan kabel yang rusak. Akibatnya, rumah Mbak Putri tetap gelap total. Dan aku hanya mengandalkan bantuan sebuah senter serta lilin kecil yang dinyalakan Mbak Putri.

    Lebih celaka lagi, tiba-tiba hujan deras mengguyur seantero kota. Tidak-bisa tidak, aku harus berhenti. Maunya aku ingin melanjutkan pekerjaan itu besok pagi.

    “Wah, maaf Mbak aku tak bisa menemukan kabel yang rusak. Ku pikir, kabel bagian puncak atap rumah yang kurang beres. Jadi besok aku harus bawa tangga khusus,” jelasku sambil melangkah keluar kamar.

    “Yah, tak apa-apa. Tapi sorry yah. Aku.. Merepotkanmu,” balas Mbak Yanti, “Itu es tehnya diminum dulu.”

    Cerita Bokep – Sementara menunggu hujan reda, kami berdua bercakap-cakap berdua di ruang tengah. Cukup banyak cerita-cerita masalah pribadi yang kami tukar, termasuk hubunganku dengan Mbak Putri selama ini. Mbak Putri juga tidak ketinggalan menanyakan soal puisi indah tulisannya yang dia kirimkan padaku lewat kado ulang tahunku beberapa bulan lalu.

    Entah bagaimana awalnya, tahu-tahu nada percakapan kami berubah mesra dan menjurus ke arah yang menggairahkan jiwa. Bahkan, Mbak Putri tak segan-segan membelai wajahku, mengelus telingku dan seterusnya.

    Tak sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan hingga menimbulkan rangsangan yang cukup berarti untukku. Apalagi setelah dadaku menempel erat pada payudaranya yang berukuran tidak begitu besar namun bentuknya indah dan kencang.

    Dan tak ayal lagi, penisku pun mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah terangsang oleh guru sekolahku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang mulai melandaku sepertinya mengalahkan akal sehatku. Mbak Putri sendiri juga tampaknya memiliki pikiran yang saja. Ia tidak henti-hentinya mengulumi bibirku dengan nafsunya.

    Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Sementara bibirku dan Mbak Putri masih tetap saling memagut, tanganku mulai menggerayangi tubuh guru sekolahku itu. Kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dada Mbak Putri yang masih berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang sensitif tersebut.

    “Aaah.. Budi.. Aah..” Mbak Putri mulai melenguh kenikmatan. Bibirnya masih tetap melahap bibirku.

    Mengetahui Mbak Putri tidak menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru pertama kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik guru sekolahku itu. Melalui kain blus yang dikenakan Mbak Putri kuusap-usap ujung payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuh Mbak Putri mulai bergerak menggelinjang.

    “Uuuhh.. Mbak..” Aku mendesah saat merasakan ada jamahan yang mendarat di selangkanganku.

    Penisku pun bertambah menegang akibat sentuhan tangan Mbak Putri ini, membuatku bagian selangkangan celana panjangku tampak begitu menonjol. Mbak Putri juga merasakannya, membuatnya semakin bernafsu meremas-remas penisku itu dari balik celana panjangku. Nafsu birahi yang menggelora nampaknya semakin menenggelamkan kami berdua, sehingga membuat kami melupakan hubungan kami sebagai guru-murid.

    “Aaauuhh.. Bud.. Uuuh..” Mbak Putri mendesis-desis dengan Putrirnya karena remasan-remasan tanganku di payudaranya bukannya berhenti, malah semakin merajalela. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.

    Tanganku mulai membuka satu persatu kancing blus Mbak Putri dari yang paling atas hingga kancing terakhir. Lalu Mbak Putri sendiri yang menanggalkan blus yang dikenakannya itu.

    Cerita Bokep – Aku terpana sesaat melihat tubuh guru sekolahku itu yang putih dan mulus dengan payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang masih tertutup beha katun berwarna krem kekuningan. Tetapi aku segera tersadar, bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu memang tersedia untukku, terlepas itu milik guru sekolahku sendiri.

    Tidak ingin membuang-buang waktu, bibirku berhenti menciumi bibir Mbak Putri dan mulai bergerak ke bawah. Kucium dan kujilati leher jenjang Mbak Putri, membuatnya menggerinjal-gerinjal sambil merintih kecil.

    Sementara itu, tanganku kuselipkan ke balik beha Mbak Putri sehingga menungkupi seluruh permukaan payudara sebelah kanannya. Puting susunya yang tinggi dan mulai mengeras begitu menggelitik telapak tanganku.

    Segera kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. Kepala Mbak Putri tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya. Tidak puas dengan itu, ibu jari dan telunjukku memilin-milin puting susu Mbak Putri yang langsung saja menjadi sangat keras.

    Memang baru kali ini aku menggeluti tubuh indah seorang wanita. Namun memang insting kelelakianku membuatku seakan-akan sudah mahir melakukannya.

    “Uhh.. Hmm ahh..” Mbak Putri tidak dapat menahan desahan-desahan nafsunya.

    Segala gelitikan jari-jemariku yang dirasakan oleh payudara dan puting susunya dengan bertubi-tubi, membuat nafsu birahinya semakin membulak-bulak.

    Kupegang tali pengikat beha Mbak Putri lalu kuturunkan ke bawah. Kemudian beha itu kupelorotkan ke bawah sampai ke perut Mbak Putri. Puting susu Mbak Putri yang sudah begitu mengeras itu langsung mencelat dan mencuat dengan indahnya di depanku.

    Aku langsung saja melahap puting susu yang sangat menggiurkan itu. Kusedot-sedot puting susu Mbak Putri. Kuingat masa kecilku dulu saat masih menyusu pada payudara ibuku. Bedanya, tentu saja payudara guru sekolahku ini belum dapat mengeluarkan air susu.

    Mbak Putri menggeliat-geliat akibat rasa nikmat yang begitu melanda kalbunya. Lidahku dengan mahirnya, tak ayal menggelitiki puting susunya sehingga pentil yang sensitif itu melenting ke kiri dan ke kanan terkena hajaran lidahku.

    “Oooh. Buud’ desahan Mbak Putri semakin lama bertambah keras. Untung saja rumahnya sedang sepi dan letaknya memang agak berjauhan dari rumah yang paling dekat, sehingga tidak mungkin ada orang yang mendengarnya.

    Belum puas dengan payudara dan puting susu Mbak Putri yang sebelah kiri, yang sudah basah berlumuran air liurku, mulutku kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada yang sebelah kanan ini.

    Payudara sebelah kanan milik guru sekolahku yang membulat indah itu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerak-gerak dengan Putrirnya. Kukulum ujung payudara Mbak Putri. Lalu kujilati dan kugelitiki puting susunya yang tinggi.

    Puting susu itu juga sama melenting ke kiri dan ke kanan, seperti halnya puting susu payudaranya yang sebelah kiri tadi. Mbak Putri pun semakin merintih-rintih karena merasakan geli dan nikmat yang menjadi-jadi berbaur menjadi satu padu. Seperti tengah minum soft drink dengan memakai sedotan plastik, kuseruput puting susu guru sekolahku itu.

    “Aaahh.. Hmm..” Mbak Putri menjerit panjang.

    Lidahku tetap tak henti-hentinya menjilati puting susu Mbak Putri yang sudah demikian kerasnya. Sementara itu tanganku mulai bergerak ke arah bawah. Kubuka retsleting celana jeans yang Mbak Putri kenakan. Kemudian dengan sedikit dibantunya sambil tetap merem-melek, kutanggalkan celana jeans itu ke bawah hingga ke mata kaki.

    Tubuh bagian bawah Mbak Putri sekarang hanya dilindungi oleh selembar celana dalam dengan bahan dan warna yang seragam dengan behanya. Meskipun begitu, tetap dapat kulihat warna kehitaman samar-samar di bagian selangkangannya.

    Ditunjang oleh nafsu birahi yang semakin menjulang tinggi, tanpa berpikir panjang lagi, kulepas pula kain satu-satunya yang masih menutupi tubuh Mbak Putri yang memang sintal itu. Dan akhirnya tubuh mulus guru sekolahku itu pun terhampar bugil di depanku, siap untuk kunikmati.

    Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir vagina Mbak Putri di selangkangannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu tipis kehitaman walaupun belum begitu banyak. Kutelusuri sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-ulang dengan lembutnya.

    Tubuh Mbak Putri yang masih terduduk di sofa melengkung ke atas dibuatnya, sehingga payudaranya semakin membusung menjulang tinggi, yang masih tetap dilahap oleh mulut dan bibirku dengan tanpa henti.

    “Ooohh..

    Jari tengahku itu berhenti pada gundukan daging kecil berwarna kemerahan yang terletak di bibir vagina Mbak Putri yang mulai dibasahi cairan-cairan bening. Mula-mula kuusap-usap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan perlahan-lahan. Lama-kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan-usapan tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan.

    Klitoris Mbak Putri yang bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional, membuat tubuh pemiliknya itu semakin menggerinjal-gerinjal tak tentu arahnya.

    Melihat Mbak Putri yang tampak semakin merangsang, aku menambah kecepatan gelitikanku pada klitorisnya. Dan akibatnya, klitoris Mbak Putri mulai membengkak. Sementara vaginanya pun semakin dibanjiri oleh cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih sempit itu.

    Puas menjelajahi klitoris Mbak Putri, jari tengahku mulai merangsek masuk perlahan-lahan ke dalam vagina guru sekolahku itu. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mula-mula sebatas ruas jari yang pertama.

    Dengan susah payah memang, sebab vagina Mbak Putri memang masih teramat sempit. Kemudian perlahan-lahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Pada saat setengah jariku sudah amblas ke dalam vagina Mbak Putri, terasa ada hambatan. Seperti adanya selaput yang cukup lentur.

    “Hmm.. Bud..”

    Mbak Putri merintih kecil seraya meringis seperti menahan rasa sakit. Saat itu juga, aku langsung sadar, bahwa yang menghambat penetrasi jari tengahku ke dalam vagina Mbak Putri adalah selaput daranya yang masih utuh.

    Ternyata guru sekolahku satu-satunya itu masih perawan. Baru aku tahu, ternyata sebandel-bandelnya Mbak Putri, ternyata guru sekolahku itu masih sanggup memelihara kehormatannya. Aku sedikit salut padanya. Dan untuk menghargainya, aku memutuskan tidak akan melanjutkan perbuatanku itu.

    “Bud.. Jangan berhenti..” tanya Mbak Putri dengan nafas terengah-engah.

    “Mbak, Mbak kan masih perawan. Nanti kalau aku terusin kan Mbak bisa..”

    Mbak Putri malah menjulurkan tangannya menggapai selangkanganku. Begitu tangannya menyentuh ujung penisku yang masih ada di dalam celana pendek yang kupakai, penisku yang tadinya sudah mengecil, sontak langsung bergerak mengeras kembali.

    Ternyata sentuhan lembut tangannya itu berhasil membuatku terangsang kembali, membuatku tidak dapat membantah apapun lagi, bahkan aku seperti melupakan apa-apa yang kukatakan barusan.

    Dengan secepat kilat, Mbak Putri memegang kolor celana pendekku itu, lalu dengan sigap pula celanaku itu dilucutinya sebatas lutut. Yang tersisa hanya celana dalamku. Mata Mbak Putri tampak berbinar-binar menyaksikan onggokan yang cukup besar di selangkanganku.

    Diremas-remasnya penisku dengan tangannya, membuat penisku itu semakin bertambah keras dan bertambah panjang. Kutaksir panjangnya sekarang sudah bertambah dua kali lipat semula. Bukan main! Semua ini akibat rangsangan yang kuterima dari guru sekolahku itu sedemikian hebatnya.

    “Mbak.. Aku buka dulu ya,” tanyaku sambil menanggalkan celana dalamku.

    Penisku yang sudah begitu tegangnya seperti meloncat keluar begitu penutupnya terlepas.

    “Aw!” Mbak Putri menjerit kaget melihat penisku yang begitu menjulang dan siap tempur.

    Namun kemudian ia meraih penisku itu dan perlahan-lahan ia menggosok-gosok batang ‘meriam’-ku itu, sehingga membuat otot-otot yang mengitarinya bertambah jelas kelihatan dan batang penisku itu pun menjadi laksana tonggak yang kokoh dan siap menghujam siapa saja yang menghalanginya.

    Kemudian Mbak Putri menarik penisku dan membimbingnya menuju selangkangannya sendiri. Diarahkannya penisku itu tepat ke arah lubang vaginanya.

    Sekilas, aku seperti sadar. Astaga! Mbak Putri kan guru sekolahku sendiri! Apa jadinya nanti jika aku sampai menyetubuhinya? Apa kata orang-orang nanti mengetahui aku berhubungan seks dengan guru sekolahku sendiri?

    Cerita Dewasa -Akhirnya aku memutuskan tidak akan melakukan penetrasi lebih jauh ke dalam vagina Mbak Putri. Kutempelkan ujung penisku ke bibir vagina Mbak Putri, lalu kuputar-putar mengelilingi bibir gua tersebut. Mbak Putri menggerinjal-gerinjal merasakan sensasi yang demikian hebatnya serta tidak ada duanya di dunia ini.

    “Aaahh.. Uuuhh..” Mbak Putri mendesah-desah dengan Putrirnya sewaktu aku sengaja menyentuhkan penisku pada klitorisnya yang kemerahan dan kini kembali membengkak. Sementara bibirku masih belum puas-puasnya berpetualang di payudara Mbak Putri itu dengan puting susunya yang menggairahkan.

    Terlihat payudara guru sekolahku itu dan daerah sekitarnya basah kuyup terkena jilatan dan lumatanku yang begitu menggila, sehingga tampak mengkilap.

    Aku perlahan-lahan mulai memasukkan batang penisku ke dalam lubang vagina Mbak Putri. Sengaja aku tidak mau langsung menusukkannya. Sebab jika sampai kebablasan, bukan tidak mungkin dapat mengoyak selaput daranya. Aku tidak mau melakukan perbuatan itu, sebab bagaimanapun juga Mbak Putri adalah guru sekolahku, darah dagingku sendiri!

    Mbak Putri mengejan ketika kusodokkan penisku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Sewaktu kira-kira penisku amblas hampir setengahnya, ujung ‘tonggak’-ku itu ternyata telah tertahan oleh selaput dara Mbak Putri, sehingga membuatku menghentikan hujaman penisku itu.

    Segera saja kutarik penisku perlahan-lahan dari liang surgawi milik guru sekolahku itu. Gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku dengan dinding lorong vagina Mbak Putri membuatku meringis-ringis menahan rasa nikmat yang yang tak terhingga.

    Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini. Lalu, kembali kutusukkan penisku ke dalam vagina Mbak Putri sampai sebatas selaput daranya lagi dan kutarik lagi sampai hampir keluar seluruhnya.

    Begitu terus kulakukan berulang-ulang memasukkan dan mengeluarkan setengah batang penisku ke dalam vagina Mbak Putri. Dan temponya pun semakin lama semakin kupercepat. Gesekan-gesekan batang penisku dengan Putring vagina Mbak Putri semakin menggila.

    Rasanya tidak ada lagi di dunia ini yang dapat menandingi kenikmatan yang sedang kurasakan dalam permainan cintaku dengan guru sekolahku sendiri ini. Kenikmatan yang pertama dengan kenikmatan berikutnya, disambung dengan kenikmatan selanjutnya lagi, saling susul-menyusul tanpa henti.

    Tampaknya setan mulai merajalela di otakku seiring dengan intensitas gesekan-gesekan yang terjadi di dalam vagina Mbak Putri yang semakin tinggi. Kenikmatan tiada taranya yang serasa tidak kesudahan, bahkan semakin menjadi-jadi membuat aku dan Mbak Putri menjadi lupa segala-galanya. Aku pun melupakan semua komitmenku tadi.

    Dalam suatu kali saat penisku tengah menyodok vagina Mbak Putri, aku tidak menghentikan hujamanku itu sebatas selaput daranya seperti biasa, namun malah meneruskannya dengan cukup keras dan cepat, sehingga batang penisku amblas seluruhnya dalam vagina Mbak Putri.

    Vaginanya yang amat sempit itu berdenyut-denyut menjepit batang penisku yang tenggelam sepenuhnya.

    Mbak Putri menjerit cukup keras kesakitan. Tetapi aku tidak menghiraukannya. Sebaliknya aku semakin bernafsu untuk memompa penisku itu semakin dalam dan semakin cepat lagi penetrasi di dalam vagina Mbak Putri.

    Tampaknya rasa sakit yang dialami guru sekolahku itu tidak membuat aku mengurungkan perbuatan setanku. Bahkan genjotan penisku ke dalam lubang vaginanya semakin menggila. Kurasakan, semakin cepat aku memompa penisku, semakin hebat pula gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku itu dengan dinding vagina Mbak Putri, dan semakin tiada tandingannya kenikmatan yang kurasakan.

    Hujaman-hujaman penisku ke dalam vagina Mbak Putri terus-menerus terjadi sambung-menyambung. Bahkan tambah lama bertambah tinggi temponya.

    Mbak Putri tidak sanggup berbuat apa-apa lagi kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan. Rupa-rupanya setan telah menguasai jiwa kami berdua, sehingga kami terhanyut dalam perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh dua guru dan murid.

    “Aaah.. Budi.. Aaahh..” Mbak Putri menjerit panjang.

    Tampaknya ia sudah seakan-akan terbang melayang sampai langit ketujuh. Matanya terpejam sementara tubuhnya bergetar dan menggelinjang keras. Peluh mulai membasahi tubuh kami berdua. Kutahu, guru sekolahku itu sudah hampir mencapai orgasme.

    Namun aku tidak mempedulikannya. Aku sendiri belum merasakan apa-apa. Dan lenguhan serta jeritan Mbak Putri semakin membuat tusukan-tusukan penisku ke dalam vaginanya bertambah menggila lagi. Mbak Putri pun bertambah keras jeritan-jeritannya.

    Pokoknya suasana saat itu sudah gaduh sekali. Segala macam lenguhan, desahan, ditambah dengan jeritan berpadu menjadi satu.

    Akhirnya kurasakan sesuatu hampir meluap keluar dari dalam penisku. Tetapi ini tidak membuatku menghentikan penetrasiku pada vagina Mbak Putri. Tempo genjotan-genjotan penisku juga tidak kukurangi.

    Dan akhirnya setelah rasanya aku tidak sanggup menahan orgasmeku, kutarik penisku dari dalam vagina Mbak Putri secepat kilat. Kemudian dengan tempo yang tinggi, kugosok-gosok batang penisku itu dengan tanganku.

    Tak lama kemudian, cairan-cairan kental berwarna putih bagaikan layaknya senapan mesin bermuncratan dari ujung penisku. Sebagian mengenai muka Mbak Putri. Ada pula yang mengenai payudara dan bagian tubuhnya yang lain. Bahkan celaka! Ada pula yang belepotan di jok sofa yang diduduki Mbak Putri.

    Tak lama kemudian, kami saling mengejang-ngejang ke puncak kepuasan bersama hingga kehabisan tenaga. Aku terhempas ke atas sofa di samping Mbak Putri. Tubuh kami berdua sudah bermandikan keringat dari ujung rambut ke ujung kaki.

    Hmm begitu indahnya guruku..

  • Cerita Bokep Aku Ditipu Hingga Hilang Keperawananku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Aku Ditipu Hingga Hilang Keperawananku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1482 views

    Perawanku – Sekian lama aku berteman tak disangka dan diduga diapun mengutarakan maksud dan tujuannya mengajak berteman aku dahalulu karena dia ingin mengenal aku lebih jauh, Bila aku tak jawab,mungkin aku dikira sombong, setelah aku berpikir panjang dengan berbagai pertimbangan keputusan akhirnya aku pilihAku menerima jadi pacarnya singkat dan penuh malu aku kirim Sms untuk kata IYA AKU MAU JADI CEWEKMU, dia gembira bukan kepalang tentu saja orang lain aja belum tentu bisa meraih hatiku, dengan uletnya dan gigihnya akupun luluh karena aku yakin dia tulus sayang sama aku sikapsikap yang ditunjukin kepadaku telah jadi buktnya.

    Namaku Rima. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Dino namanya. Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah.

    Dino seorang siswa yang biasa biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasi belajarnyapun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer. Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku.

    Tapi entah mengapa aku memilih Dino. Singkatnya, aku pacaran dengan Dino. Banyak teman teman cewekku menyayangkannya, padahal masih ada si Anto yang bapaknya pejabat, Si Danu yang juara kelas, Si Andi yang jago basket, dan lainnya. Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada merekamereka itu.Aku dan Dino telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya. Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat.

    Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama Dino. Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah. Sepulang sekolah, aku ke wc dan mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Dinopun begitu.

    Dari sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Dino. Sesampai disana, aku diperkenalkan dengan teman Dino, Agus namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua Agus sedang ke luar kota. Agus juga bersama pacarnya, Anggi.

    Pembantunya pun pulang kampung, sesekali kakak Agus yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Agus dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataAgus. Jadi hanya kami berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul.

    Tak lama kemudian, Agus dan Dino pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Anggi. Dari Anggi, aku tahu bahwa Agus telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku.

    10 menit kemudian, Agus dan Dino kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Agus berdiri dan memutar VCD.Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Agus menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu, kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku.

    Rasa..hangat merinding di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang dientot oleh 2 lakilaki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu. Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila.

    Aku lihat Agus dan Anggi sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Dino.Mereka saling berpelukan, berpagutan tampak Agus menciumi tetek Anggi yang mungil Agus lalu mengisepisep pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya . Mereka tampak tidak canggung lagi Anggi mengisepisep peler Agus persis seperti kejadian di film blue itu . Anggi juga sepertinya telah terbiasa Kontol Agus bak permen, diisep, dikulum oleh Anggi Dino merapatkan tubuhnya kepadaku.

    Rim .kamu sayang aku enggak?tanyanya padaku. Eh..emang kenapa, Din ?kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan Agus dan Anggi Aku pengen kayak gitu .kata Agus sambil menunjuk pada Agus dan Anggi yang semakin hot. Tampak Agus mulai menindih Anggi, dan memasukkan batang kontolnya ke nonok Anggi. Dengan diikuti teriakan kecil Anggi, batang kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Anggi. Gairahku melonjaklonjak entah kenapa?Seluruh badanku merinding .Rima?kata Dino lagi. Eh enggak ah enggak mau malu .kataku. Malu sama siapa?kata Dino.

    Cerita Bokep– Tangannya mulai merayapi dadaku. Kutepis pelan tangannya. Malu sama Agus dan Anggi tuh kataku. Ah mereka aja cuek ayo dong Rima aku sudah enggak tahan nih kata Dino. Ah..jangan ah kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Agus dan Anggi. Tak terasa tangan Dino mulai membuka kancing bajuku. Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BH dan celanapanjang jeans.

    Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang bule dua orang memasukkan kontolnya ke memek dan pantatnya sedangkan yang satunya kontolnya lagi diisep oleh si wanita. Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Dino mulai merayapi dan meremasremas buah dadaku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini. Buka Bhnya, ya sayang pinta Dino. Aku mengangguk, aku jadi inginmerasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Dino membuka Bhku.. aku sekarang benarbenar telanjang dada.

    Dino mengisepi pentilku memencetmemencet buah dadaku yang masih kenyal dan bagus Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaakata Dino sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku Belum Din ahhh enak Din terus terus..jangan berhenti .kataku. Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Agus dan Anggi, mereka sekarang bermain doggy style.

    Cerita Sex – Anggi berposisi nungging dan Agus menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih pinta Dino. Jangan Din takut .kataku. Takut apa sayang?kata Dino. Takut hamil kataku. Enggak Din, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang kalo hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah katanya.

    Cerita Dewasa Pecah Wanita Perawan Aku diam saja Dino mulai membuka ristleting celanaku, aku diamkan saja .tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Dino pun memerosotkan celana dalamku Aku benarbenar polos bugil. Dinopun membuka seluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat.

    Tangan Dino tetap meremasremas tetekku Kulirik Agus dan Anggi, eh mereka bersodomi Anggi sudah biasa bersodomi rupanya kulihat kontol Agus maju mundur di pantat Anggi sedangkan tangan kiri Anggi mengucekucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering .Dino terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku. Salah satu jarinya dimasukkan ke nonokkuAh..sakit, pelanpelan, Din..teriakku ketika jari itu memasuki nonokku.

    Dino agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluanku tak lama kemudian nonokku basah . Din, isep dong punyaku pinta Dino sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. Ah..enggak ah kataku menolak. Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Anggi saja berani tuh pinta Dino memelas.

    Dengan ragu aku pegang kontol Dino. Baru sekali ini aku memegang punya lakilaki. Ternyata liat dan keras. Kontol Dino sudah berdiri tegang rupanya. Ayo dong Rima sayang pinta Dino lagi. Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasarasa. Ih, kenyal Hisap dong sayang seperti kamu makan permen Dino mengajariku. Pelanpelankuisapisap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keraskeras..kusedotsedot, kujilati .kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Dino. Ah ah. uuuhhh enak sayang teruskan .. erang Dino. Tangan Dino terus mengucekucek nonokku.

    Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkin sudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Dino terus kulomoh kuisap..kujilati kusedotsedot ih..enak juga, pikirku Tibatiba Dino menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonokku Aku pasrah, dimasukkannya kontolnya ternyata meleset, Dino melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang nonokku, ketika kepalanya masuk ke nonokku, aku berteriakAduuh sakit Din pelanpelan dong Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan lebih.

    Dino melesakkan kontolnya ke nonokku pelan kurasakan sesak nonokku ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Dino lagi menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku .Ahhh perih Din kataku. Dino diam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. Tenang Din, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok katanya. Pelanpelan Dino mengocokkontolnya di nonokku.

    Masih terasa perih sedikit kocokkan Dino semakin kencang Aneh, perih itu sudah tidak terasa lagi, yang ada hanya rasa nikmat nikmat sekali Terus Din Terus ahhhh ah .enak .kataku. Sempat kulirik Agus dan Anggi masih terus bersodomi. Gimana rasanya disodomi ya, pikirku Agus semakin menggencarkan kocokkanyya Aku semakin menggelinjang .ah ternyata ngentot itu nikmat .surga dunia coba dari dulu.. kataku dalam hati .Din ah.ah .aku aku .entah apa yang aku ingin ucapkan. Ada sesuatu yang ingin kukeluarkan dari nonokku entah apa Keluarkan saja sayang kamu mau keluar .kata Dino. Ahh iya Din aku mau keluar ..tak lama kemudian terasa cairan hangat dari nonokku .

    Dino terus mengocok kontolnya kuat juga pacarku ini, pikirku. Satu nol, sayangkata Dino tersenyum. Dino mencopot kontolnya, aku sedikit kecewa Kenapa dicopot Din..tanyaku. Kita coba doggy style, sayang jawabnya sambil membimbingku berposisi seperti anjing. Dino menusukan kontolnya lagi sekarang badanku terguncangguncang keras terdengar erangankeras dari Anggi dan Agus, mereka ternyata telah mencapai puncaknya kulihat peluh bercucuran dari kedua tubuh mereka, dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka berdua Aku sudah hampir tiga kali keluar Dino tampak belum apaapa dia terus mengocok kontolnya di memekku.

    Sudah hampir ¾ jam aku dientot Dino, tapi tampaknya Dino belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Dino mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya. Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat Anggi ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi Dino? Mau ngapain Din tanyaku penasaran .Seperti Anggi dan Agus lakukan, Rima aku ingin menyodomimu sayang jawabnya. Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjaklonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Dino mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil.

    Tak lama kemudian, kontol Dino yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala kontol Dino tampak mulai merayapi lubang pantatku Aduuuh sakit Din kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku. Tenang sayang nanti juga enggak sakit jawab Dino sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku Aduuuhh sakiiiitt kataku lagi.

    Tenang Rim, nanti enak deh..aku jadi ketagihan sekarang kata Anggi sambil mengelus rambutku dan menenangkanku. Kamu sudah sering disodomi, Nggi?tanyaku. Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Dino coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..kata Anggi sambil menyuruh Dino mencoba lagi.

    Dino mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .Tuuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi menspun tetap bisa dientot hi hihi kata Anggi. Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .Dino mulai mengocok kontolnya di pantatku. Pelanpelan, Din masih sakit pintaku pada Dino.

    Iya sayang enak nih sempitkatanya. Anggi ke belakang pantatku dan mengucekucek nonokku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat Anggi ah .enak kataku. Ayo Din, kocok terus, biar aku mengucek nonoknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmatkata Anggi pada Dino. Benarsekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Dino? Lubang yang satu ini dipake pacarku Agus kata Anggi.

    Tanya Rima saja deh, aku lagi asyik nihjawab Agus sambil terus mengocok kontolnya di pantatku. Gimana Rima? Bolehkan? Enak lo di dobelin aku sering kok pinta Anggi. Ah..jangan deh kataku.Sudahlah Rima, kasih saja aku rela kokkata Dino. Tibatiba Agus merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Anggi dan diarahkan ke nonokku.

    Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke nonokku. Jaang kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat, kontol itu sudah masuk ke nonokku. Jadilah aku dientot dan disodomi. ½ jam Agus dan Dino mengocok kontolku.

    Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.

    Aku keluar 2 kali sebelum Agus mencopot kontolnya dan memasukkan kontol nya ke mulut Anggi. Anggi menghirup peju yang keluar dari kontol Agus dengan nikmat. Kemudian Dino melakukan hal yang sama, tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagilagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Dino. Dino memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya. Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya bersih,

    Dino mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. Terima kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu katanya lembut. Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan. Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..

    darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki kontol Dino. Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Dino .Din, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .

    kataku pada Dino. Kulihat Anggi dan Agus sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat. Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa katanya. Bener Din? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?kataku balik bertanya. Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku benerbener ketagihan sekarang sama nonokmu dan juga pantatmu, sayang

    kata Dino sambil mengelus rambutku. Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati. Janji ya sayang katanya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk. Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?tawar Dino.

    Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Dino. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat.

  • Cerita Sex Aku Di Perkosa Adik Iparku Sendiri Di Hotel – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Adik Iparku Sendiri Di Hotel – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1928 views

    Perawanku – Cerita Sex yang ingin coba aku bagi dalam cerita sex kali ini adalah cerita dewasa yang cukup memilukan hati. Aku telah diperkosa oleh adik iparku sendiri. Sebelum memulai cerita seks ini aku perkenalkan namaku Namaku Elly. Usiaku kini 23 tahun. Aku sudah menikah dengan Albert yang kini berusia 25 tahun, dan kini aku adalah seorang ibu muda, dengan seorang anak yang baru berusia 6 bulan yang kami beri nama Michael. Sejak pacaran dan menikah sampai sekarang ini, suamiku sering berpergian ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Aku sendiri adalah wanita yang mendapat karunia wajah yang cantik, itu menurut teman temanku. Aku memiliki rambut yang lurus dan panjang sampai sebahu. Tubuhku sudah kembali ramping dan indah seperti pujian suamiku, meskipun aku baru melahirkan setengah tahun yang lalu. Mungkin hal itu karena aku rajin mengikuti senam aerobik, dan memang aku menjaga pola makan supaya badanku tak semakin melar, dan aku sedikit banyak bangga karenanya.

    Aku sendiri tidak bekerja di luar, karena suamiku memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Dan memang suamiku ingin aku menjadi ibu rumah tangga yang baik saja, dengan tinggal di rumah untuk merawat anak kami dengan baik. Kehidupan seks kami juga luar biasa. Suamiku adalah lelaki perkasa di tempat tidur, dan aku sungguh menikmati kehidupanku ini. Kini kalau suamiku tak ada di rumah, aku hanya tinggal dengan anakku, juga pembantu kami yang kupanggil bi Iyem, satpam kami yang bernama Adrian, tukang kebun kami yang bernama pak Jono, dan juga sopir kami yang bernama Sarman. Di usiaku yang sekarang ini, nafsu seksku tentu sedang tinggi tingginya. Ditinggal oleh suamiku bekerja seperti ini, kadang aku amat merindukan bermain cinta dengannya. Demikian sekilas tentang keadaanku dan keluargaku.

    Hari itu hari Sabtu. Siang hari itu, aku menerima telepon dan aku terkejut dengan berita yang aneh. Aku mendapatkan hadiah sebuah mobil lewat undian sebuah produk. Dan seingatku, aku tak pernah mengikuti prosedur undian itu.

    Dengan santai aku berkata, “Pak, terserah bapak mau bicara apa, tapi saya tak akan pernah mentransfer uang apapun untuk pajak atau yang lain”.

    Dan orang itu berkata panjang lebar, “Ibu Elly, kami memaklumi kalau ibu berhati hati, memang kami tak menyuruh ibu membayar apapun, karena pajak hadiah ditanggung oleh kami. Kami akan mengantarkan hadiah itu langsung ke rumah ibu sekitar satu jam lagi. Gratis bu, tak dipungut biaya apapun. Ibu boleh mencobanya, kalau ternyata mobilnya bermasalah kami langsung mengganti dengan yang baru. Tapi itu tidak akan terjadi bu, karena kami sudah melakukan More…pemeriksaan terhadap mobil ini”.

    Mendengar hal ini, aku hanya bisa mengangkat bahu dan berkata, “Ya terserah bapak. Maaf, dengan bapak siapa saya bicara?”.

    Dan orang itu menjawab, “Dengan bapak Anto. Ibu bisa menghubungi kantor kami di nomer *** ****. Aku mengiyakan saja dan kemudian memutus pembicaraan. Dalam hati aku merasa aneh, tapi ya kalau gratis, apa salahnya?

    Kulihat sekarang ini adalah jam 1 siang. Aku baru selesai makan siang, maka aku menyusui dan menidurkan anakku, supaya nanti ketika aku pergi aku tak begitu kuatir. Dan memang satu jam kemudian aku mendengar bel rumahku berbunyi, dan ketika aku keluar, aku melihat sebuah mobil Kijang Innova keluaran terbaru, dengan cat yang mulus mengkilap. Di belakangnya berhenti sebuah mobil Kijang pickup. Mungkin untuk mereka yang mengantar mobilku ini pulang nanti. Aku agak terkejut juga, berarti mungkin ini benar. Seseorang turun dari mobil pickup itu, sementara orang yang sudah berdiri di depan pintu rumah menyapaku.

    “Bu Elly? Saya Anto”, kata orang yang bernama Anto itu sambil mengulurkan tangannya.

    Aku menjabat tangannya dengan sedikit perasaan ragu dan menjawab “Elly”.

    Orang itu memang penampilannya rapi. Tapi wajahnya agak seram. Aku mencoba membuang semua pikiran negatif. Dan kemudian orang satunya yang berpenampilan biasa biasa, yang juga berwajah biasa biasa, menjabat tanganku.

    “Seto”, katanya.

    Aku menjabat tangannya dan menjawab, “Elly”.

    Setelah acara kenalan yang menurutku hanya formalitas ini, kami duduk di teras rumah, dan aku disodori formulir yang aku baca di bagian awal dan akhir saja, untuk memastikan aku tak keluar uang apapun untuk mendapatkan hadiah ini. Lalu Anto menawarkan padaku untuk mencoba mobil itu, karena nantinya aku harus mengisi formulir untuk memberikan ‘penilaian’ tentang kondisi mobil itu, sebelum acara serah terima surat kendaraan dilakukan. Aku setuju saja, dan aku menerima kunci mobil itu dari Anto. Aku masuk ke dalam mobil itu, joknya masih terbungkus plastik semua, baunya khas mobil baru. Dan dengan didampingi mereka, aku mulai mencoba mobil itu.

    Semua baik baik saja, sampai tiba tiba di sebuah gang yang sepi di dekat rumahku, Anto yang duduk di kursi depan menarik handbrake. Aku terkejut sekali, sampai lupa menginjak pedal kopling dan mesin mobil ini mati. Aku menoleh kepada Anto, tapi belum sempat aku bertanya, dari belakang aku dibekap, oleh Seto tentunya. Kurasakan bau yang menyengat, dan tak lama kemudian semuanya gelap…

    Perlahan aku mulai sadar. Aku mengeluh perlahan, ketika aku tak bisa menggerakkan kedua tanganku yang terentang. Sakit rasanya. Aku mulai mencoba mengerti apa yang terjadi pada diriku. Ternyata kedua pergelangan tanganku yang terentang ini, terikat erat pada semacam pilar di ruangan ini. Sedangkan aku sendiri terbaring di atas matras. Yang membuatku tercekat, aku sudah tak mengenakan apa apa lagi selain bra dan celana dalamku. Kakiku memang masih bebas, tapi apa artinya? Aku kini sudah tak berdaya dengan tangan yang terpasung seperti ini. Aku memejamkan mata dan menggigit bibir, tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi padaku. Aku mulai menyesali kebodohanku tadi, mengapa bisa terjebak dengan iming iming hadiah itu.

    Tiba tiba pintu ruangan ini terbuka, lalu masuk seseorang yang membuatku ternganga tak percaya pada pengelihatanku.

    “Arman?”, seruku tak percaya.

    “Halo Elly… lama tak jumpa… bagaimana kabarnya?”, kata Arman dengan senyum yang membuat hatiku dingin seperti disiram air es. Aku takut sekali.

    “Arman… apa yang kamu lakukan ini? Ingat Arman, aku ini kakak iparmu. Tolong lepaskan aku..”, aku mencoba menyadarkan Arman walaupun aku tahu ini mungkin sekali merupakan hal yang sia sia.

    Aku tahu Arman memang menginginkan aku sejak aku dikenalkan Albert pada keluarganya. Arman adalah adik Albert yang kini berusia 24 tahun. Wajahnya memang cukup tampan. Dan sejak ia mengenalku, ia sudah beberapa kali mencoba mendekatiku, tapi tentu saja aku tak memberinya respon. Suatu hari ketika aku berkunjung ke rumah Albert saat masih tinggal bersama keluarganya, Arman nekat dan nyaris berhasil memperkosaku. Untung saja waktu itu kepulangan Albert menyelamatkanku, dan sejak itu aku tahu aku harus menghindari orang ini. Tapi kini aku sudah jatuh ke dalam tangannya. Tanpa sadar aku bergidik ngeri.

    Mendengar kata kataku, Arman hanya tertawa. Ia mendekatiku dan ‘krek…’. Arman merenggut braku hingga tali talinya putus.

    “Aduh…”, aku mengeluh perlahan, sedikit sakit rasanya pada bagian tubuhku yang tertekan tali braku saat ditarik Arman. Aku memejamkan mataku erat erat, malu sekali rasanya payudaraku terlihat oleh laki laki lain selain suamiku.

    “Elly… Elly… kamu kira aku segoblok itu sudah bersusah payah menjebakmu seperti ini dan melepaskan kamu begitu saja? Hahaha… aku belum gila, Elly”, kata Arman sambil menyeringai mengerikan saat aku menatapnya dengan marah bercampur takut.

    “Arman, kamu gila… lepaskan aku!!”, aku mulai panik dan membentaknya.

    ‘breeet… breeet’… seruanku dijawab Arman dengan merenggut robek celana dalamku, hingga kini aku sudah telanjang bulat.

    Aku menjerit kecil. Kini aku hanya bisa memandangi Arman dengan jantung berdebar ketika ia mulai melucuti pakaiannya sendiri. Sesekali aku mencoba meronta, tapi tak ada hasil sama sekali karena aku benar benar tak bisa menggerakkan kedua tanganku yang terentang lebar. Aku tahu, nasib yang buruk akan segera menimpaku, dan perlahan aku mulai menangis.

    “Lho sayang… kok nangis sih? Tenang saja, sebentar lagi kamu juga akan keenakan kok”, ejek Arman yang sudah bersiap di selangkanganku.

    Aku semakin ngeri, dengan suara gemetar aku memohon, “Arman, tolong jangan begini… aku ini kakakmu… kakak iparmu… masa kamu tega berbuat begini padaku…”.

    Arman tertawa sinis dan berkata dengan suara kasar, “Diam Elly. Kamu telah merendahkanku. Kamu selalu menolakku. Kamu tak pernah menghargai aku”.

    Aku sadar kalau aku memang selalu menjaga jarak dengannya, karena aku merasa ia berbahaya. Dan kini memang semuanya terbukti kan?

    Dan sambil merenggangkan kedua pahaku lebar lebar, Arman melanjutkan, “Kamu tak pernah mau aku ajak pergi makan berdua. Kamu anggap aku tak layak pergi berdampingan bersamamu. Benar benar perempuan sombong! Karena itu sekarang rasakan pembalasanku!”.

    Berkata begitu, Arman menempelkan kepala penisnya ke bibir liang vaginaku. Aku makin panik dan berusaha menggerakkan pinggulku menghindari hunjaman penis Arman saat Arman mulai memajukan pinggulnya.

    Berhasil, penis itu tak sampai melesak masuk menerobos liang vaginaku.

    Tapi rupanya Arman marah dengan perbuatanku, ia menamparku dengan keras, hingga aku mengaduh dan menangis kesakitan.

    “Jangan coba coba lagi Elly, atau nanti kamu akan kuberikan pada dua kacungku di depan itu!”, ancam Arman dengan suara yang mengerikan.

    Mendengar hal itu aku langsung melemas dan pasrah, di sela tangisanku, aku hanya bisa mengumpat getir, “Kamu gila.. Arman”.

    Arman hanya tertawa dan aku hanya bisa membiarkan kepala penis Arman menemukan bibir liang vaginaku, dan sesaat kemudian aku mengerang kesakitan saat liang vaginaku tertembus oleh batang penis Arman.

    Aku mulai menangis saat Arman memompa liang vaginaku. Walaupun aku sudah pernah melahirkan, tapi berkat senam dan ramuan khusus, liang vaginaku kembali menyempit. Konsekuensinya, kini aku merasa kesakitan karena liang vaginaku dipompa penis Arman yang cukup besar.

    Aku memalingkan mukaku supaya tak melihat wajah Arman yang kesenangan karena berhasil mendapatkan tubuhku. Ia meremasi kedua payudaraku dengan gemas, seolah melampiaskan segala nafsunya yang tak kesampaian untuk menikmati tubuhku sejak dulu. Sedangkan aku sendiri hanya bisa terus menggeliat kesakitan.

    “Elly… punyamu enaak”, erang Arman dengan tatapan penuh gairah padaku sambil terus menggenjotku.

    Ingin aku menamparnya, tapi kedua tanganku tak bisa kugerakkan. Aku hanya bisa merelakan liang vaginaku ditembusi oleh laki laki yang harusnya memperlakukanku sebagai kakak iparnya. Tapi Arman memang sudah kesetanan, ia mulai mencumbuiku dengan sangat bernafsu. Bibirku dilumatnya dengan ganas, sementara kedua payudaraku diremasnya dengan kuat.

    Perlahan aku mulai terangsang karena perbuatan adik iparku ini, rasa terhina karena diperkosa mulai berganti dengan rasa nikmat yang melanda selangkanganku dan juga sekujur tubuhku.

    Rupanya vaginaku sudah mampu beradaptasi dengan ukuran penis Arman yang tadinya terasa begitu menyesakkan. Aku malu sekali, ingin rasanya aku menyembunyikan wajahku yang terasa panas ini. Tapi tentu saja hal itu tak bisa kulakukan, maka aku hanya bisa pasrah namun mati matian berusaha menahan diri supaya tak kelihatan menikmati hal ini.

    Tapi sayangnya, tubuhku terlalu jujur, perlahan tanpa mampu kucegah, pinggangku terangkat saat aku menahan nikmat yang luar biasa. Kurasakan penis Arman melesak begitu dalam ketika ia menghunjamkan kuat kuat kedalam liang vaginaku, membuatku menggeliat keenakan seperti cacing kepanasan.

    Arman tertawa sinis dan mulai menghinaku, “Ternyata kamu menikmati punyaku juga Elly. Makanya kamu jadi cewek jangan sok suci.. hahaha.. kalau sudah kemasukan gini, toh kamu keenakan juga..”.

    Sambil menghinaku Arman terus memompa liang vaginaku dengan gencar. Aku sudah tak tahu apa yang harus kulakukan, karena perlahan tapi pasti aku sedang diantar menuju orgasme.

    “Arman… oohh… sudaah… ampuuun… ennngghh”, aku mulai mengerang dan melenguh.

    “Kenapa El? Enak ya?”, ejek Arman dan malah makin gencar memompa liang vaginaku.

    “Kamu…”, aku tak bisa menjawab, tubuhku menggigil, selangkanganku serasa akan meledak.

    Aku terus mengerang dan melenguh, sampai akhirnya aku mengejang hebat, kepalaku terlempar ke sana kemari karena aku menggelepar dihantam badai orgasme ini.

    “Oh Elly… kamu cantik sekali kalau seperti ini”, desah Arman yang tak menunjukkan tanda tanda akan orgasme, sementara aku sendiri sedang menderita dalam kenikmatan orgasme yang berkepanjangan ini, dan nikmatnya selangkanganku yang terus dipompa Arman semakin menjadi jadi.

    Namun rasa ngilu mulai menghampiri liang vaginaku, dan makin lama rasa itu makin menderaku.

    Aku sudah tak kuat lagi, dan berteriak “Armaaan… aaaaah… hentikaaaan… amppuuuun…”.

    Ia benar benar perkasa seperti suamiku, hanya saja suamiku lebih pengertian, membiarkanku beristirahat kala aku mengalami orgasme. Sedangkan Arman sama sekali tak memperdulikan keadaanku, ia hanya mencari kenikmatannya sendiri.

    Aku makin menderita dalam kenikmatan ini, rasanya tulang tulang di dalam tubuhku terlepas semua dari sambungannya, sementara tubuhku meliuk liuk dan menggelepar terhempas badai orgasme yang terus menerus ini. Entah cairan cintaku sudah membanjir berapa banyak, aku mulai pening dan tak mampu mengerang lagi. Dengan kejam Arman terus memompa liang vaginaku, sampai akhirnya ruangan ini rasanya berputar, semuanya gelap…

    Ketika aku mulai sadar, kurasakan kedua puting susuku seperti ada yang mengulum dan menyedoti dengan kuat. Vaginaku masih terasa sedikit sakit, tapi sudah tak terasa sesak, artinya Arman sudah selesai memompa liang vaginaku. Becek sekali rasanya liang vaginaku, aku tahu si brengsek itu pasti mengeluarkan spermanya di dalam sana. Untungnya aku sedang dalam masa tidak subur, jadi aku tak perlu takut hamil. Tapi kini aku sadar, ada dua orang sekaligus yang mengulum puting susuku, yang berarti ada orang lain selain Arman. Dan aku mulai mengenali mereka berdua ini, bahkan Arman bukan salah satu dari mereka. Ternyata Anto dan Seto yang kini sedang menyusu pada kedua payudaraku.

    “Jangaaaan”, aku menjerit ngeri.

    Aku tak bisa berbuat apa apa, kedua tanganku yang terentang ini tak bisa kugerakkan sedikitpun, sementara mereka berdua dengan santai meneruskan perbuatan mereka.

    “Lepaskan aku… Armaaan kamu bajingaaaan…”, aku mengumpat dalam keputus asaanku.

    Dan kudengar tawa yang membuatku bergidik ngeri. Kemudian aku melihat Arman masuk, dan memegang handycam.

    Ia merekamku! Merekamku yang sedang pasrah tak berdaya saat kedua puting susuku disedot oleh kedua kacungnya.

    “Biadab kamu Arman… Kamu kan sudah janji..”, aku langsung terdiam.

    Bajingan ini memang tak pernah berjanji apa apa.

    “Kenapa Elly? Kok diam? Apa aku salah? Aku memang tak pernah berjanji kalau kamu tak akan kuberikan pada mereka bukan? Hahahaha…”, Arman tertawa dengan memuakkan.

    Aku hanya bisa menangis. Habislah aku, aku sudah dalam cengkeraman Arman sepenuhnya. Entah seperti apa nasibku di hari hari berikutnya. Sementara kedua kacung Arman ini tertawa senang, dan mereka kembali mencucup kedua puting susuku dengan bersemangat, tak lupa tentunya mereka juga meremasi payudaraku.

    Beberapa saat kemudian, dengan gaya yang menjijikkan, mereka membuka mulut mereka yang penuh air susuku ke arah kamera.

    “Wow.. air susu Elly”, kata Arman sambil menyorot mulut kedua kacungnya.

    Kedua orang itu menelan air susuku.

    “Bagaimana rasanya Anto? Seto? Enak tidak?”, tanya Arman penasaran.

    “Gurih abis bos, susu amoy gini”, kata Anto.

    “Lebih enak dari susu sapi”, sambung Seto.

    Kurang ajar sekali mereka ini. Dan Arman kelihatannya penasaran, lalu ia menaruh handycamnya.

    “Aku juga ingin coba”, gumannya.

    Ia mendekati payudaraku, dan setelah memberikan beberapa jilatan yang membuatku mau tak mau merasa terangsang, tiba tiba ia sudah mencucup puting susuku. Beberapa sedotan dilakukannya, sementara aku hanya bisa mendesah keenakan.

    “Bos, susunya diremas”, kata Anto.

    “Bisa tambah banyak keluarnya”, Seto menyambung.

    Maka Arman menyedot puting susuku sambil meremasi payudaraku. Aku sedikit menggeliat kesakitan. Ia terus melakukannya sampai puas, sementara aku hanya bisa menggigil menahan nikmat.

    “Susu yang enak, Elly”, kata Arman dengan nada puas.

    “Nanti aku minta lagi”, sambungnya sambil kembali mengambil handycamnya.

    “Lanjutkan”, perintah Arman pada Anto dan Seto.

    Mereka berdua yang sudah melepaskan semua baju mereka hingga telanjang bulat selagi menunggu Arman mencicipi susuku. Mereka tentu saja kembali mengerubutiku dengan kesenangan.

    Handycam itu kembali merekamku. Kini Anto dan Seto berniat memuaskan diri mereka sendiri, bisa terlihat dari mereka mengocok penis mereka sendiri untuk makin menegangkan ereksi penis mereka. Melihat ukuran penis mereka berdua ini, aku makin ngeri. Baik panjang maupun diameternya semuanya lebih dari ukuran milik Arman.

    Aku berusaha mematikan semua perasaanku. Kini aku digumuli oleh dua kacung si Arman. Kedua pahaku dilebarkan oleh Anto. Aku masih terlalu lemas untuk mencoba menghindar.

    Akibatnya, bless… kembali liang vaginaku tertusuk oleh sebatang penis.

    Cerita Dewasa -Aku menggigit bibir, menahan segala perasaan malu dan sakit ini, air mataku terus mengalir. Handycam yang dipegang Arman terus menyorot ke arah vaginaku yang sedang dipompa oleh Anto. Mukaku rasanya panas sekali membayangkan aku sedang membintangi film porno amatir ini.

    Perlahan Arman mengarahkan sorotan handycamnya ke arah tubuhku bagian atas, dan sempat berhenti agak lama ketika menyorot kedua payudaraku. Seto sempat meremasi kedua payudaraku dan semua itu disorot oleh Arman. Sementara itu tubuhku harus terus menggeliat karena menerima rangsangan dua orang sekaligus. Liang vaginaku dipompa dengan gencar oleh Anto sementara kedua payudaraku diremas dengan gemas oleh Seto. Aku sendiri antara mendesah keenakan dan merintih kesakitan. Liang vaginaku masih belum beradaptasi sepenuhnya dengan ukuran penis Anto, tapi sudah mendatangkan nikmat yang membuatku serasa melayang.

    “Sudah… hentikaaan…”, aku mengerang dan mulai menggelepar, karena kurasakan liang vaginaku kembali ngilu dipompa segencar itu.

    Anto sendiri kelihatannya sudah akan berejakulasi, tubuhnya bergetar hebat saat menggenjotku, dan tak lama kemudian ia mengerang panjang dan meneriakkan namaku, “Ooouuuhhh… bu Ellyyy…”.

    Cerita Bokep – Tubuhnya berkelojotan di atasku, dan kurasakan penisnya berdenyut keras di dalam sana. Beberapa semprotan lahar panas kurasakan membasahi liang vaginaku, dan Arman segera bergerak ke tempat yang bagus untuk menyorotan handycamnya ke arah vaginaku. Kurasakan Anto mencabut penisnya perlahan, dan Arman terus menyorot daerah vaginaku, aku malu sekali. Gejolak yang sempat membuatku hampir orgasme kini mereda. Tapi gilanya, si Seto langsung bersiap menggilirku, ia sudah mengarahkan penisnya ke liang vaginaku. Aku memang tak bisa apa apa, hanya bisa menggigit bibir saat kurasakan liang vaginaku tertusuk oleh penisnya Seto. Hanya saja sekarang rasanya tak begitu sakit, dan setelah beberapa genjotan, Arman menyorot mukaku, karena si Anto sudah menempelkan penisnya ke mulutku.

    “Elly, ayo kulum”, perintah Arman.

    Aku hanya bisa menurut, toh aku sudah tak ada gunanya lagi membantah. Daripada aku mendapat tamparan atau siksaan lain, aku lebih baik mengikuti kemauan bedebah ini. Perlahan kubuka mulutku, dan penis Anto yang masih belepotan sperma dan cairan cintaku, menerjang masuk ke dalam mulutku. Rasanya amis dan asin, membuatku ingin muntah. Tapi aku berusaha tak memikirkan rasanya, dan ingin cepat menyelesaikan tugasku. Aku terus mengulum penis si Anto ini, kubersihkan cepat cepat dan kutelan semua sisa spermanya dan cairan cintaku sendiri. Anto yang sudah tak tahan mengerang panjang dan menarik penisnya dari mulutku.

    Penderitaanku belum selesai.

    “Buka mulutmu, Elly”, perintah Arman sambil menyorotkan handycamnya ke mulutku.

    “Perlahan!”, perintahnya lagi.

    Aku mulai membuka mulutku perlahan, dan Arman terus menyorot mulutku.

    “Bagus”, katanya dengan puas.

    Aku malu sekali, pasti aku terlihat layaknya seorang wanita nakal dalam handycam itu. Tak lama kemudian tubuhku terguncang guncang, rupanya Seto mulai menikmati liang vaginaku. Dengan bersemangat ia menggenjot liang vaginaku, sementara aku tak tahu bagaimana sekarang raut wajahku saat menahan malu dan nikmat dan disorot oleh handycam milik Arman. Panas sekali wajahku rasanya, untungya Arman kemudian ganti menyorot tubuhku bagian bawah. Kini aku tinggal memusatkan perhatianku pada si Seto.

    Diam diam aku melakukan gerakan kegel, sejenis gerakan menahan buang air kecil, sambil pura pura merintih keenakan, supaya Seto cepat ejakulasi dan semua ini segera berakhir. Sesuai harapanku, tak lama kemudian Seto yang terangsang habis habisan, melolong lolong dan meneriakkan namaku.

    “Aaaaarrrrghh… Bu Ellyyyyy…”, jeritnya dan kemudian ia menarik penisnya, tentu saja setelah di dalam sana liang vaginaku dibasahi lahar panasnya.

    Arman dengan giat terus menyorot liang vaginaku yang tentunya tak mampu menampung sperma kedua pemerkosaku ini. Jari tangannya ditusukkan ke liang vaginaku mengorek sisa sperma Anto dan Seto. Seto sendiri segera beranjak ke arah wajahku, aku tahu ia hendak menagih jatah servis oral dariku.

    Seperti tadi, Arman yang buru buru mengarahkan handycamnya ke wajahku memberikan instruksi instruksi padaku hingga membuatku kembali terlihat seperti pelacur. Tapi aku hanya bisa menurutinya, walaupun dengan hati pedih.

    Setelah semua selesai, Arman mematikan handycamnya.

    “Arman, sudah, lepaskan aku… please”, aku memohon.

    Tapi Arman tak menjawab, malah ia dengan bernafsu melihat ke arah payudaraku.

    Aku langsung tersadar dan teringat keinginan Arman tadi, yaitu ingin merasakan air susuku lagi.

    Dan memang benar, Arman segera melumat puting susuku, ia menyedot susuku sepuas puasnya. Aku mendesah keenakan, memang rasanya nikmat sekaligus amat merangsangku. Aku menggigit bibir, apalagi Anto ikutan melakukan hal yang sama pada puting susuku yang sebelah. Kini dua orang dewasa menyusu pada kedua payudaraku seperti bayi, dan aku hanya bisa memejamkan mata berharap mereka segera selesai.

    Aku melamunkan suamiku… maafkan aku Albert… aku bahkan sempat orgasme ketika diperkosa adikmu…

    Tak terasa sampai si Seto juga sudah puas menyusu, dan akhirnya ikatanku dilepaskan. Lega rasanya, walaupun terasa sakit pada bekas ikatan di kedua pergelangan tanganku. Aku duduk dan mengurut kedua pergelangan tanganku, dan aku memandang Arman dengan benci sekaligus takut, karena dengan rekaman handycam itu, ia pasti akan menggunakannya untuk mengancamku agar menurutinya kelak kalau ia menginginkan tubuhku lagi. Ia tersenyum dengan penuh kemenangan ketika bersama dua kacungnya melihat hasil rekaman film porno tadi.

    Aku malu sekali, dan aku mencari cari pakaian luarku yang ternyata berserakan tak jauh dari tempat aku digangbang tadi.

    “Sudah puas kalian?”, bentakku dengan jengkel dan menahan tangis.

    Aku memakai pakaianku tanpa bra dan celana dalam. Keduanya memang sudah tak bisa aku pakai karena tadi direnggut paksa dari tubuhku hingga robek. Mereka tertawa tawa dan beberapa saat lamanya mereka menonton rekaman pemerkosaan terhadap diriku, kemudian Arman mematikan handycamnya. Ia menghampiriku dan tiba tiba melumat bibirku.

    Aku menarik wajahku ke belakang untuk melepaskan diri dari ciumannya, lalu aku menamparnya, keras sekali.

    “Bajingan kamu Arman! Kamu tega sekali melakukan ini semua… sekarang antarkan aku pulang!”, kataku lirih, sambil menangis.

    Arman mengelus pipinya yang baru kutampar keras itu dan memandangku dengan aneh. Aku bergidik ditatap oleh Arman seperti itu. Lalu Arman melangkah ke arah luar diikuti oleh kedua kacungnya. Aku mengikuti mereka, dan dengan tegang aku masuk ke dalam mobil Kijang Innova pembawa petaka itu. Aku duduk di kursi penumpang depan, Arman yang menyetir, sementara Anto dan Seto duduk di belakang.

    Dalam perjalanan, kami semua diam, sedangkan aku sendiri dalam ketegangan yang luar biasa, karena aku berada semobil dengan para pemerkosaku. Tapi untungnya mereka tak melecehkanku lebih lanjut, dan mobil sialan ini mengarah ke rumahku.

    Ketika aku turun dari mobil, aku mendengar Arman berkata, “Elly, sampai ketemu lagi, kapan kapan kita main main lagi ya”.

    Dengan muak aku membanting pintu mobil, dan aku segera masuk ke dalam rumah sambil menahan tangis.

    Aku segera melihat anakku. Agak lega melihatnya masih tertidur pulas.

    Aku segera mandi dan keramas, membersihkan tubuhku yang sudah ternoda oleh adik iparku yang bejat itu, yang tega menyerahkanku pada dua kacungnya. Aku memang rindu bermain cinta, tapi itu adalah dengan suamiku sendiri, bukan dengan Arman, bukan dengan mereka ini. Apalagi diperkosa seperti tadi, sakit sekali hatiku rasanya. Tanpa sadar aku kembali menangis.

    Aku tahu hari ini adalah hari pertama aku mengalami penghinaan seperti ini, dan ini bukan hari terakhir.

    Terbukti dua hari kemudian, aku mendapat kiriman DVD dari Arman, yang berisi rekaman pemerkosaan terhadap diriku oleh dua kacungnya itu, dengan sebuah surat bertuliskan “Elly, lain kali kita bermain tanpa ikatan pada kedua tanganmu… kamu pasti akan lebih menikmatinya”.

  • Cerita Sex Masa Kecilku Dengan SPG Cantik Marlena – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Masa Kecilku Dengan SPG Cantik Marlena – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2472 views

    Perawanku – Hai, perkenalkan.. namaku Andrew xx, anak bungsu pasangan Ronny xx dan Widya xx (samaran). Keduanya pengusaha-pengusaha senior di Indonesia. Meski terlalu kecil untuk bersaing dengan Liem Sioe Liong atau Prajogo Pangestu, tapi kami masih cukup punya namalah di Jakarta.

    Apalagi kalo di lokasi pabrik Papa di Semarang atau konveksi Mama di Tangerang.. Eh, aku lupa. Aku biasa dipanggil Andru, tapi di rumah aku dipanggil A Bee atau Abi. By the way, sebenarnya ini adalah kisah tahun 1990. Ya, ini adalah kisah 15 tahun yang lalu..

    Tahun itu, aku baru naik kelas 2 SMP. Umurku saat itu masih 13 tahun dan akan 14 Desember nanti. Mm.. SMP-ku dulu lumayan ngetop, sekarang ngga terlalu.. sekarang cuma tinggal ngetop mahal dan borjunya aja. Aku sendiri termasuk yang ‘miskin’ di sana, abis aku cuma diantar jemput sama ciecie-ku aja sedang yang laen kadang dianter jemput sama sopir pake mobil sendiri.

    Kakak perempuanku yang sulung, Sinta, tapi dipanggilnya Sian buat temen sekolah/kuliahnya. Cie Sian baru-baru aja mulai kuliah. Usianya waktu itu 18 tahun. Sedang kakak perempuanku yang kedua, Sandra, yang biasa dipanggil Sandra atau Apin, baru masuk SMA dan usianya 15. Hehehe.. kalo berangkat aku dan Cie Pin suka nebeng Cie Sian. Tapi kalo pulang, Cie Pin naik bis sedang aku dijemput Cie Sian. Tapi mulai kelas 2 ini aku sudah bertekat pulang naik metro mini atau bajaj sama temen-temen. Cie Sian cuman tersenyum aja aku bilang gitu..

    Cuma gara-gara naik bis itu, Tante Vi, sekretaris Mama khusus buat di rumah dan gara-gara kekhususannya itu kami suka ejek dia butler alias “kepala pelayan” hehehe- jadi sedikit sewot. Tapi bagusnya, uang sakuku jadi bertambah. Katanya sih buat naik taksi atau makan di jalan kalo laper. Ya, lumayanlah. Buat ukuran anak SMP tahun 1990, yang meskipun di sekolahan termasuk yang miskin, tapi uang sakuku yang duaratus ribu sehari mungkin ngga kebayang sama temen-temenku yang sok kaya. Lagian aku buat apa bilang-bilang.. kalo gini kan ketauan mana yang temen mana yang bukan.. soalnya anak SMP ku itu dari dulunya, juga pada waktu itu, bahkan sampai sekarang. Terkenal matre.

    Well, dan gara-gara kata matre itu pula yang bikin aku bisa ngeseks sama Vonny, anak kelas 3 yang sangat cantik tapi sangat memilih pasangan jalannya itu. Juga sama Mbak Maya, temen SMA nya Cie Pin. Hehehe, untung aja Ci Pin ngga pernah tau sampe sekarang.. pasti heboh waktu itu kalo dia tahu.

    Eh, tapi.. aku pertama kali ngerasain yang namanya ‘ngentot’ bukan sama mereka ini loh.. Pasti kalian ngga pernah kebayang deh sama siapa aku pertama kali ngerasain badan cewek. Oh, bukan sama Tante Vi tadi.. apalagi sama perek atau pelacur (itu sih jijay!hii..) Mau tahu? Sama seorang sales promotion girl bernama Marlena.

    Ceritanya, siang-siang pulang sekolah kami iseng pengen tau seperti apa sih yang namanya Pameran Produk Indonesia (PPI) di silang Monas. Well, kami liat-liat di sana ternyata sepi-sepi aja kecuali di beberapa stand/gedung pameran seperti mobil. Dan di stand itulah saat itu aku tersadar sudah terpisah sendirian dari temen-temenku.. Rese’ nih pada ngga bilang-bilang kalo kehilangan..

    “Siang, Ko.. pulang sekolah ya?” seorang dara putih manis berlesung pipit dan berambut ikal sepundak menegurku dengan senyum yang paaling indah menawan yang pernah kusaksikan seumur hidupku. Aku balas tersenyum pada SPG yang ramah tapi agak sok akrab itu, “Iya Cie..”, Aku panggil dia Cie sebab jelas-jelas usianya lebih tua daripada aku, mungkin 21 atau 22 tahunan. Aku kan masih 13 tahun dan pasti keliatan karena aku kurus, kecil, pendek, dan masi pake celana SMP..

    Cerita Sex – Ciecie itu tertawa sumringah, “Ih, kamu ini pasti langsung kemari abis sekolah.. bandel, ya?!” candanya dengan senyum menggoda. Aku terkekeh juga, meski rada keki dibilang bandel, “Emang iya. Tapi aku kan udah bilang Cie Sian mau kemari..”, Ciecie itu tersenyum ramah, “Ciecie kamu umur berapa?”, “18..”, jawabnya.

    Dia tersenyum, “Mmh ya bolehlah.. berarti kamu ngga kelayapan..”
    Aku tertawa, “Hehehe ciecie bisa aja.. ”
    Lalu aku menudingnya, “Ciecie ini namanya siapa?”
    Dengan gaya bak peragawati, dia membetulkan posisi nametag-nya yang miring sehingga dapat jelas kubaca, “M-a-r-l-e-n-a.. Namanya cantik, Cie..”
    Dia tersenyum, “Aduh makasih banget, tapinya ngga ada recehan nih.. pake brosur aja ya?”
    Aku tersenyum dan mengambil juga brosur yang ia tawarkan.
    “Wow, ni mobil keren juga, nih..” aku sampai bersiul terkagum-kagum pada barang dagangannya.. (well, saat itu teknologi DOHC baru pertama kali muncul di Indonesia.. wajar dong kalo aku saat itu kagum berat..)
    “Iya, dong.. siapa dulu yang jualan” katanya tersenyum sambil menepuk dada.

    Dan saat itulah aku mulai memperhatikan baju kausnya ketatnya yang menonjolkan buah dadanya yang lumayan besar.. hmm.. dan rok mininya yang ketat tipis sepaha itu, seolah-olah bila kakinya terbuka sedikit lebih lebar maka aku dapat melihat celana dalamnya.. Maka tidak usah ditunggu lagi, aku segera mengikuti kemanapun ia bergerak menerangkan presisi dan kemampuan mobil itu, sambil bersyukur jadi orang pendek.

    Hehehee.. Beneran deh, dengan tinggiku saat itu yang 134 cm, kalian seolah-olah bisa mengintip isi rok mini Cie Lena yang tingginya 170 cm lebih dan pake sepatu hak tinggi pula. Makanya aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk duduk di dalam mobil sementara ciecie itu menjelaskan dari luar dengan sebelah kaki menginjak sandaran kaki..
    Tapi aku yakin mukaku menjadi kemerah-merahan, sebab ciecie ini dari tadi bagaikan tertawa maklum dan betul-betul sapuan matanya menyapu wajahku terus-menerus.. sampai tiba-tiba aku bagai tersadar dari lamunan..

    “..gimana? udah keliatan belon?”
    aku terkaget-kaget di tempat duduk menatap wajahnya yang tersenyum manis, “apanya, nih?”
    dia tersenyum lalu gerakan matanya menunjuk arah diantara kedua kakinya yang membuka sambil berkata pelan, “..celana dalemnya ciecie..”

    nah, kebayang kan gimana malunya dan merahnya mukaku saat itu ditembak langsung begitu.. untung dia ngomongnya ngga kenceng. Lalu dia mendekatkan diri padaku dan berkata, “dari tadi ciecie liat kamu berusaha liat dalemannya ciecie, jadi tadi ciecie sengaja angkat kaki sedikit biar kamu engga penasaran.. udah liat, kan? Ciecie pake warna coklat muda..”. Aku yakin mukaku semerah kepiting rebus. Tapi Cie Lena tersenyum maklum dan membimbingku bangkit dari tempat duduk sopir dan berkata keras, “Ikut Ciecie ya Ko kecil.. Ciecie akan kasi liat kemampuan ini mobil supaya bisa bilang-bilang sama Papa, ya?”

    Dan seorang pria muda berdasi yang berdiri tidak jauh dari kami tersenyum lebar mendengar ucapannya itu sambil mengacungkan ibu jari. Tapi kulihat Cie Lena cuek aja, malah mengerdipkan sebelah matanya padaku. cerita bokep
    Kami menuju pelataran parkir luar dimana sebuah mobil serupa dipamerkan dan nampaknya bisa dicoba. Cie Lena memintaku duduk di depan sedang dia sendiri menyetir.

    Gugup juga aku waktu liat dia di kursi sopir duduk agak mekangkang sehingga dengan rok mini super pendeknya aku tahu pasti terdapat celah terbuka yang bila aku duduknya maju sedikit pasti aku bisa melihat.. ehmm.. anunya.. yang katanya coklat muda itu..

    Cie Lena tertawa geli melihatku rada panik. Melajukan mobil keluar kompleks silang Monas, ia berkata, “Nah sekarang kamu bisa liat celana dalam Ciecie puas-puas tanpa perlu takut ketauan..”
    Aku sangat malu. Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk menyandarkan kepalaku ke dashboard sehingga bisa mengintip sesuatu diantara kedua paha mulus ciecie ini..

    Dia tersenyum, “Namamu siapa sih, Say?”
    “A Bee.”
    Dia tersenyum, “Nama yang bagus.”
    Lalu dia menoleh menatapku sebentar, “Kamu belum pernah liat cewek telanjang ya, Say?”
    Aku menggeleng pelan.
    “Pengen tau, ya?” dia tersenyum, “Pasti pernah nyoba ngintipin ciecie-mu ya?”
    Kali ini aku mengangguk pelan.
    Dia tertawa.
    “Mau liat Ciecie telanjang ngga, Say?”
    Aku cuma bisa menelan ludah gugup. Ciecie seseksi ini mau telanjang di depanku?
    Dia tersenyum, “Tapi Say, Ciecie boleh minta duit kamu sedikit ya? Ciecie perlu bayar uang kuliah sama beli buku nih..”
    Aku masih terdiam membayangkan dia telanjang di depanku.. Waah, pasti di antara kakinya itu ada..
    “Kamu boleh liat badan Ciecie semuanya, Say..” katanya memutus lamunanku, “Ciecie sayang sama kamu, abis kamu imut sih..”
    “Ciecie emang butuhnya berapa duit?” aku memberanikan diri bertanya.
    Dia tersenyum dan jarinya menunjuk angka 1..
    “I Pay..”
    Cuma segitu? Yah, kalo cuma segitu sih.. uang sakuku sehari juga lebih dari itu.. Aduh, dengan uang segitu, dia mau telanjang di depanku supaya dia bisa kuliah..
    “Cie..” kataku nekat, gejolak di kepalaku sudah memuncak di napas dan kontolku nih..
    “..tapinya aku boleh cium Ciecie, ya?”
    Cie Lena agak kaget, aku terlalu polos atau kurang ajar, ya?
    Tapi dia tersenyum.
    “Makasih, A Bee Sayang..”

    Lalu, Cie Lena mengarahkan mobil contoh itu ke sebuah tempat di Kota (aku ngga tau namanya, waktu itu kami kan tinggalnya di Pondok Indah sedang sejauh-jauhnya aku main kan cuma di Blok M). Ia memasukkan mobil ke garasi sebuah rumah kecil di pemukiman yang padat dan jalannya ampun deh jeleknyaa..

    Lalu Cie Lena menyilakan aku keluar. Sempat kulihat ia tersenyum pada seorang Empeh-empeh yang lewat, Kudengar ia membahasakan aku ini adik sepupu yang hari ini dititip karena orang tuanya sedang pergi. Wah, kalau sampe sebegitu-begitunya, ini pasti beneran tempat tinggalnya.. Lalu aku mengikutinya masuk ke dalam rumah itu. (Hihihi aku perhatikan ia mengambil anak kunci pintu depan dari balik keset.. Kalo aku maling, habis sudah isi rumah ini..)

    “Ini kontrakan Ciecie..” katanya sambil menunjuk ke ruangan dalam, “Ciecie tinggal berempat di sini.”
    “Yang lainnya kalo ngga kerja ya kuliah..” katanya saat aku bertanya mana yang lain.

    Ia membuka kamarnya dan menyilakan aku masuk sementara ia ke ruangan lain mungkin mengambil minuman. Aku perhatikan kamarnya sangat rapi, mirip seperti kamarnya Ci Sian. Bedanya hanya buku-buku kuliahannya sangat sedikit sedang di kamarnya Ci Sian kemanapun kita memandang isinya buku.. Ah, Ciecie ini memang butuh bantuan banyak.

    Lalu Cie Lena datang membawa minuman. Tersenyum ramah. Meletakkan gelas di meja belajarnya lalu mengunci pintu dan berdiri bersandar di pintu sambil memandangiku. Aku duduk di kursi belajarnya, setengah gugup. Habis ini, aku akan melihat cewek bugil asli-aslian di depanku.. Nampaknya dia sangat mengerti kegugupanku karena ia lalu berjongkok di sampingku dan memelukku erat-erat. Menciumku pelan. Lalu berkata, “Udah siap liat bodi Ciecie?”, Aku mengangguk perlahan. Dia tersenyum dan berdiri sambil membelai pipiku. Ia mulai berdiri menjaga sedikit jarak agar aku bisa melihat semua dengan jelas.

    Sebetulnya kalo dipikir-pikir saat itu ia melakukannya dengan cepat, kok.. Tapi dalam tegangku, semua gerakannya jadi slow motion. Ia mulai dengan membuka kaus ketat tipisnya. Melemparnya ke tempat tidur. Tersenyum lebar, ia menepuk perutnya yang putih kecoklatan itu sambil membuat gerakan menciumku.. Lalu ia menarik sesuatu di belakang rok mininya sehingga terjatuh ia menutupi jemari-jemari kakinya menampakkan celana dalam coklat muda yang tadi ia katakan..

    Sampai di sini, aku tidak kuat duduk.. batang kontolku menegang dan sakit kalo aku tetap duduk. Ia malah mendekat dan memelukku. Mmmhh.. meski jadi sedikit sesak napas, tapi aku sangat senang.. wajahku kini terbenam di antara belahan buah dadanya.. sedang perutnya menempel pada dadaku.. Oh, aku tentu saja balas memeluknya.. dan terpeluk olehku pinggul dan pantatnya yang sekel itu.. Dan saat terpegang olehku celana dalamnya, spontan aku masukkan jari-jariku ke dalamnya, membuatnya menjerit kecil.. “Aih.. ngga sabaran banget sih Ko kecilku ini..”

    Spontan ia melucuti celana dalamnya lalu mengangkat kaki kirinya memeluk pantatku sehingga rambut tipis jembutnya menggesek-gesek perutku.. Aduh ciecie ini.. aku kan pengin liat.. Tapi ia menciumku di pipi dan membimbingku ke cermin yang tertempel di lemarinya memperlihatkan seluruh badan telanjangnya kecuali di sekitar tetek itu.. Aku mengerti. Aku ke belakangnya dan membuka kaitan BH nya sehingga nampak juga akhirnya puncak gunung yang coklat muda indah itu.. membuatku segera menarik tubuhnya menghadapku.. dan mulai meremasinya buah dada itu..

    Ia sedikit melenguh dan terduduk di kursi.. Menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sehingga dadanya membusung sedang posisi pinggul dan otomatis memeknya tersodor bagai ingin disajikan.. Aku ciumi teteknya itu lalu aku hisap kuat-kuat membuatnya menggelinjang sampai akhirnya dengan satu sentakan ia mendorongku jatuh ke tempat tidurrnya..

    Ia bangkit berdiri setengah membuka pahanya sambil bertolak pinggang menonjolkan dadanya yang masih mancung dan ranum itu..

    Aduh aku ngga kuat lagi. Aku buka celana ku sehingga batang kontolku mencuat keluar dengan bebas mengambil posisi tempur.. kucopot juga bajuku sehingga tinggal singletku. Sementara itu ia hanya tersenyum saja.
    Lalu ia memegang kontolku, yang segera saja semakin tegang dan membesar..
    “Aduh si Ko kecil ini..” katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala, “Udah kerangsang, ya?”
    “Iya, cie.. ”
    Dia cuma tercekikik, dengan genggamannya menahan kulit kulup ku agar tidak menutupi kepala kontolku, ia menotol-notolkan telunjuknya pada kepala kontolku.. dan setiap kali jarinya menyentuh kulit kepala kontolku, setiap kali itu aku merasa tersetrum oleh rasa geli-geli yang aneh..
    “Hhh..,” aku sampai mendesah kenikmatan, “Cie, ‘maen’ yuk?”
    Dia menatapku geli..
    “Maen petak umpet?”
    Aku menggeleng tak sabar, “Bukaan. Kayak yang di film-film..”
    “Film apa? Donald Duck?”
    “Be Ef, Cie.. Ngentot..” akhirnya keluar juga kata itu dari mulutku..

    Tapi dia malah menowel hidungku, “Anak bandel, ya? Kecil-kecil udah nonton BF. Kamu udah pernah ‘maen’, ya? sama siapa?”
    Aku menggeleng pelan, “Nonton doang. Pengen sama Ciecie..”
    “Tapi ciecie mana puas ‘maen’ sama kamu. Kamu kan masih anak kecil..”
    Lalu dia menunjuk burung-ku
    “Punya kamu itu kekecilan. Lagian kamu orang kan belum pernah ‘maen’, belon tau harus ngapain..”
    Adduuh.. aku udah kepengen banget niih..
    “Cie Len.. boleh dong, ya? aku kasi Ciecie tiga ratus deh..” aku merengek..

    Dia malah tertawa, “Kamu ini mesti anak orang super kaya.. buang duit kayak buang sampah..”
    Adduuh.. tolong Cie.. cepet dong..
    Dia lalu mencium bibirku sehingga batang kontolku tak urung menyentuh daerah sekitar pangkal pahanya..
    “Duit segitu itu separuh uang kuliah Ciecie satu semester, tau nggak?!”

    Adduuh Ciecie ini gimana sii.. aku udah ngga tahan nii..
    “Cie Len.. ayo dong Cie..”
    Cie Lena menghela napas panjang, lalu menatapku sambil menggigit-gigit bibirnya sebelum akhirnya berkata “Sebetulnya Ciecie ngga pengen begini. Tadinya niat Ciecie sama kamu tuh cuma telanjang aja..”
    “Tapi Ciecie memang butuh uangnya..”
    Lalu ia menghela napas panjang lagi, “Tapi kamu ini masih anak kecil. Ciecie ngga mau ngerusak kamu..”

    Aku menatapnya protes. Ia pasti melihat tatapan protesku, tapi ia nampak berpikir keras. Tapi akhirnya ia menggelengkan kepala lalu mencium bibirku. Lalu tubuh telanjangnya itu menelungkup menindih tubuh telanjangku..Ia menciumiku sementara tangan kirinya menyentuh-sentuh kepala kontolku dan ampun deh rasanya luar biasa.. (ternyata butuh beberapa tahun kemudian baru aku sadar kalo orang belum pernah kepegang cewek, cukup disentuh kepala kontolnya rasanya sudah selangit..)

    Aku meronta, menggelinjang keenakan.. sekaligus tidak puas.. aku ingin ngentot! Dan akhirmya ia memenuhi keinginanku.. ia menjejakkan kaki kirinya di atas ranjang sedang kaki kanannya di lantai, dalam posisi setengah berlutut sehingga kepala kontolku (yang mungkin masi terlalu kecil buat dia karena usiaku toh juga masi kecil) sedikit melesak di antara dua bukit berhutan jarang itu.. Lalu.. ia menekan pantatnya sedang ia membusungkan dadanya dan mendongak sehingga pandanganku hanya berisi payudara dan puting susu kecoklatannya itu.. plus bonus ujung hidungnya..

    Slepp.. nampaknya kepala kontolku sudah mulai melesak masuk.. Ia lalu mengambil posisi berlutut, kedua lututnya tertekuk di atas kasur dan pinggulnya menindihku.. Lalu ia sekali lagi mendesakkan pinggulnya.. Bless.. akhirnya masuk juga.. Aku terpesona merasakan gesekan kontolku dengan dinding dalam memeknya.. Ia tersenyum lagi. Lalu mulai menggoyang-goyangkan pantatnya.. membuat sensasi luar biasa pada setiap gerakannya yang membuat kontolku bergesekan dengan dinding memeknya.. Ohh.. hh.. Badanku rasanya pelan-pelan terbakar oleh perasaan geli-geli yang menjalar yang dingin..

    Lalu ia semakin mempercepat gerakannya. Membuat jalaran geli tadi semakin melebar ke seluruh permukaan kulit tubuhku dan pada saat nampaknya tak tertahankan lagi.. tiba-tiba..

    Srr.. srr.. srr.. kurasakan aku ‘kencing’ dan perasaan geli itu mulai menguap meninggalkan bekas bergetar dingin pada sekujur badanku.. Gerakan Cie Lena berhenti.. Kontolku sudah terlalu lemas sehingga tidak dapat bertahan lebih lama dalam liang memeknya.. Cie Lena memelukku sekali lagi.. Menciumku..

    “Gimana, Bee..? Kesampaian, ya..?” katanya dengan senyum menggoda..
    “Enak kan ‘maen’ sama Ciecie..?”
    Aku.. aku tidak dapat menjawab. Aku menutup mataku saja sambil tersenyum lebar..
    Dan aku pikir dia puas dengan jawaban itu. Soalnya dia mulai menciumku dan memainkan burungku sekali lagi dengan jemari lentiknya..

    Ah.. Cie Lena.

    Sekarang ini, 15 tahun kemudian, dia masih belum menikah dan kini bekerja sebagai karyawanku di sebuah kawasan perkantoran di xx.. Ya tentu saja kami masih sering melakukannya. Tapi mungkin tidak terlalu sering karena kami masing-masing sudah punya pacar. Hanya saja, ketika kenangan atau gairah itu datang, sedang pacarku tidak ada di tempat, aku tahu ke mana aku bisa menyalurkan hasratku.

  • Cerita Sex Nikmatnya Pijatan Berujung Dengan Bercinta – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Nikmatnya Pijatan Berujung Dengan Bercinta – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1305 views

    Perawanku – Sebelum kucerita perkenalkan namaku Alisya umurku saat ini 19 tahun aqu anak terakhir
    dari 6 sodara dan kesemuanya adalah perempuan, kakaqu yg 3 dan 4 mereka juga sama menjadi
    pembantu rumah tangga , sudah 1 tahun ini aqu bekerja di rumah majikanku yg masih muda
    baru mempunyai anak 1 berumur 3 tahun.

    Majikan perempuanku yg kupanggil ibu adalah seorang karyawati, sedang majikan laki-lakiku
    seorang pegawai negeri sebuah instansi pemerintah. Kehidupan di dalem rumah tangga
    majikanku dapat dikatakan harmonis, itu yg membuatku kerasan tinggal bersama
    mereka. Ibu majikan seorang perempuan yg baik, begitu pula dgn suaminya.

    Hari Sabtu dimana ibu bekerja, sedang bapak setiap Sabtu dan Minggu libur. Di rumah tinggal
    bapak, aqu dan anaknya. Aqu merasa tidak enak badan sejak hujan-hujanan kemarin waktu
    aqu pergi ke pasar. padahal malam harinya aqu sudah minum obat, namun hingga pagi hari ini
    aqu merasa sakit disekujur badan.

    Walau begitu tetap kupaksakan diri untuk bekerja, karena sudah kewajibanku sehari-hari
    dalem keluarga ini. Setelah anaknya tidur, kurebahkan diriku di kamar. Cuaca mendung
    bulan November, setengah terpejam sayup-sayup kudengar bapak memanggil namaqu,
    namun karena badan ini terasa berat, aqu tak sanggup untuk bangkit, sampai bapak datang
    ke kamarku.

    Bapak terkejut melihat kondisiku, dihampirinya aqu dan duduk ditepi ranjang. Aqu berusaha
    untuk bangkit walau kepala ini seperti dibebani ribuan batu, tiba-tiba tangan bapak menyentuh
    dahiku kemudian merengkuh bahuku untuk memintaqu tiduran kembali.
    Bapak bilang kalau badanku demam, kemudian dia memijit keningku, mataqu terpejam
    Menikmati pijitan itu, terasa sakit di kepala dan lemas sekujur badanku. Setelah beberapa s
    aat bapak menyuruhku untuk telungkup, aqupun menurutinya.
    Kuraskana kain bajuku disingkap ke atas oleh bapak, kemudian tali pengait breast houlderqu dicopotnya.

    Aqu terkejut, namun karena lemas aqu pasrah saja, kurasakan pijitan bapak dipunggungku.
    Disinlah awal keanehan itu terjadi.

    Walaupun kondisi demam, namun perasaan itu tetap saja kurasakan, begitu hangat, begitu
    damai, begitu taqut dan akhirnya begitu nikmat, mata kupejamkan sambil Menikmati pijatan
    bapak. Umur bapak sudah tigapuluhan dan kuaqui kalau bapak mempunyai wajah yg awet muda.
    Disaat aqu merasakan pijitan bapak, tiba-tiba kurasakan resluiting celana pendekku di
    belakang diturunkan oleh bapak.

    Aqu ingin berontak dan membalikkan badan, namun ditolak oleh bapak dgn mengatakan
    bahwa bagian bawahpun harus dipijat, akhirnya aqu mengalah walau disertai rasa malu
    saat bapak melihat bokongku.

    Jujur, yg ada di dalem benakku tidak ada prasangka lain selain aqu dipijit bapak. Setelah agak
    lama, bapak menyudahi pijitannya dan aqu diberi lagi obat demam yg segera kuminum,
    bapak kemudian meninggalkan kamarku.

    Sebelum tidur kuputuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti yg telah aqu ceritakan
    di atas, bahwa celana dalemku basah, dan ternyata bukan pipis. Aqu raba dan rasakan
    ternyata berlendir dan agak lengket, aqu tidak tahu hubungan basah ini dgn pijatan bapak
    tadi. Aqu tak mampu berpikir jauh, setelah dari kamar mandi, kuputuskan untuk tidur di kamar.
    Sore hari gerimis turun, ketika aqu tidur, siang tadi ibu majikan dan anaknya pergi kerumah
    famili serta menginap di sana karena ada hajatan, sementara bapak tinggal di rumah sebab
    besok Minggu ada acara di kompleks.

    Setelah sesiang tadi aqu tidur, kurasakan badanku agak mendingan, mungkin karena pengaruh
    obat turun demam yg aqu minum tadi, sehingga aqu berani untuk mandi walau dgn air
    hangat. Selesai mandi terdengar suara bapak dari ruang TV memanggil namaqu, aqu
    bergegas kesana.

    Cerita Sex Bapak menanyakan keadaanku yg kujawab sudah baikan. kemudian bapak menyuruhku
    membuatkan teh hangat untuknya. Teh kubuat dan kuhidangkan di meja depan bapak,
    kemudian bapak menyuruhku duduk di bawah depan tempat duduk bapak, kuturuti perintahnya.
    Ternyata bapak sedang Menikmati TV, kemudian bapak memegang pundaqu serta memijit
    perlahan-lahan dan bertanya apakah pijitannya enak, kujawab enak sekali sembari tersenyum,
    sembari tetap memijat bahuku kami berdua membisu sambil menonton TV.
    Lama-kelamaan perasaan aneh itu menjalar lagi, aqu merasakan sesuatu yg lain, yg ku tak mengerti
    perasaan apa ini, kurasakan sekujur rambut badanku mermang. Tiba-tiba kurasakan hembusan nafas di

    samping leherku, aqu melirik, ternyata wajah bapak telah sampai di leherku, aqu merasakan
    getaran-getaran aneh yg menjalar kesemua badanku, aqu tidak berontak, aqu taqut,
    namun getaran-getaran aneh itu kurasakan begitu nikmat hingga tanpa kusadari kumirngkan
    kepalaqu seakan memberi keleluasaan bapak untuk mencumbunyanya.

    Tak terasa aqu memejamkan mata dan Menikmati setiap usapan bibir serta lidah bapak di
    leherku. Getaran itu kini menjalar dari leher terus turun ke bawah, yg kurasakan badanku
    melayg, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang.

    Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yg kutahu aqu mengikuti saja karena
    pengalaman ini belum pernah aqu rasakan seumur hidup, antara taqut dan nikmat. Tangan
    bapak masih memijat bahuku sementara dia masih mencumbui leherku, tak lama kemudian
    kurasakan tangan itu meraih kancing baju depanku dan membukanya satu persatu dari atas ke
    bawah.

    Setelah semua kancing bajuku terlepas, kembali tangan bapak memijat bahuku, semua itu aqu
    rasakan dgn melayg-layg, perlahan tapi pasti kedua tangan bapak menyentuh ke dua buah dadaqu,
    aqu kaget.

    Kedua tanganku lalu memegang tangan bapak, bapak membisikkan supaya aqu Menikmati saja
    pijitannya, tanganku akhirnya terlepas dari tangan bapak. Lagi-lagi kurasakan sesuatu getaran aneh,
    hanya getaran ini lebih dahsyat dari yg pertama, buah dadaqu diremas tepatnya daripada dipijit,
    walau masih memakai bh.

    Kemudian tangan bapak kembali kebahuku, ternyata diturunkannya tali bhku, perlahan-lahan
    diturunkan sebatas lengan, sementara ciuman bapak masih di leher, kadang leher kiri, kadang leher
    kanan.

    Aqu melayg hebat, dimana kedua tangan bapak meraih buah dadaqu dari bagian atas turun ke
    bawah, sesampai di pentilku remasan berubah menjadi pilinan dgn jari, aqu sempat membuka
    mata, namun hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan.Cerita Bokep

    Sengatan kenikmatan yg baru ini kualami, dipilin-pilinnya kedua pentilku, tak sadar ku keluarkan
    desahan pelan. Secara tidak kusengaja, tangan kiriku meraba celana dalemku sendiri, kurasakan
    gatal disekitar kelaminqu, ternyata kelaminku basah, aqu tersentak dan memberontak.
    Bapak kaget, kemudian menanyakan ada apa, aqu tertunduk malu. Setelah didesak aqu menjawab
    malu, kalau aqu ngompol. Bapak tersenyum dan berkata bahwa itu bukan ompol, lalu bapak berdiri
    dan membimbingku duduk di sofa.

    Bapak menanyakan padaqu, yg kujawab bahwa ini pengalamanku yg pertama, kemudian bapak
    mengatakan ingin memberi pengalaman selanjutnya dgn catatan supaya aqu tidak menceritakan
    pengalaman ini pada siapa saja.

    Aqu hanya mengangguk dan menunduk, tak berani kutatap mata bapak karena malu. Di luar hari
    sudah berganti malam, gerimis pun berubah menjadi hujan, namun aneh, hawa di ruang TV berubah
    menjadi hangat, apakah ini hanya perasaanku saja?

    Sementara aqu duduk di sofa, bapak malah jongkok dihadapanku. Aqu rikuh dan menundukkan
    kepalaqu. Tiba-tiba bapak maju menuju buah dadaqu dan menciuminya, seperti bayi menetek
    ibunya. Aqu berkata malu, namun di jawab bapak untuk Menikmati saja.
    Gelorabirahi.com

    Sengatan itu kembali menyerangku ketika ciuman bapak berubah menjadi jilatan dan kuluman di
    pentilku, aqu kembali terpejam dan mengerang, tak kusadari tanganku berada di kepala bapak,
    mengelus dan sedikit menremas rambut bapak.

    Aqu tidak kuat menygga badanku, perlahan dan pasti badanku terjatuh di sofa, bapak membetulkan
    posisiku sehingga tiduran disofa. Kemudian jilatan bapak berlanjut diperutku, sementara tangan kiri
    bapak di buah dadaqu, tangan kanan meraba dari betis naik ke paha serta menyingkap rok yg kukenakan.

    Aqu sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan Menikmati setiap jilatan dan elusan bapak.
    Aqu terkejut pada saat jilatan bapak sampai ke celana dalemku, aqu mengatakan bahwa itu kotor
    dan pesing, namun dgn sabarnya bapak menenangkanku untuk tetap saja Menikmatinya.
    Aqu hanya terdiam dan pasrah, di antara taqut dan malu serta rasa nikmat yg tak kuduga
    sebelumnya. Perlahan bapak membuka rok serta mencopot celana dalemku dan menciumi
    rambut kelaminku.

    Taqut bercampur geli berkecamuk di dalem dadaqu, kurapatkan kedua pahaqu menahan geli,
    namun keanehan terjadi lagi, lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaqu membuka dan semakin
    lebar. Posisi ini memudahkan bapak untuk mencumbu lebih dalem.

    Tiba pada bagian tengah atas kelaminku, kurasakan ujung lidah bapak menyengat yg lebih dahsyat
    lagi, tanpa kusadari kunaikkan bokongku ke atas ke bawah, aqu meracau tidak karuan, sukar
    kulukiskan dgn kata-kata perasaan ini.

    Kurasakan dunia gelap dan berputar, sayup-sayup kudengar suara kecipakan di sekitar
    selangkanganku, hingga ada suatu desakan dari dalem kelaminku, desakan itu tak dapat kutahan,
    sesuatu yg akan meledak keluar, seperti bila ingin pipis, namun ini lebih dari itu.

    Tanganku tak dapat kukendalikan, kuremas rambut bapak sambil menekan kepalanya pada
    kelaminku.

    Aqu melonjak, mengjan. menahan, meracau, tiba-tiba sesuatu itu keluar dari dalem
    kelaminku, kelaminku basah… bahkan banjir… kurasakan aqu ngompol…

    Setelah itu badanku lemas, keringat membanjiri badanku, tulang-tulangku terasa lepas dari
    tempatnya…

    perasaan apa ini? antara nikmat… kebelet pipis… dan lemas

    Kulihat bapak tersenyum dan mengelus rambutku, bapak menanyakan apa yg aqu
    rasakan. Kubalas dgn tatapan yg bertanya-tanya, namun aqu tidak dapat berkata-kata,
    diantara nafasku yg masih memburu, aqu hanya tersenyum dan memandangnya sayu.
    Bapak berlutut di sampingku, melepas sarungnya, meraih tanganku dan membimbingnya
    untuk memegang tengah celana dalemnya, kuturuti, kuraba dari luar celana dalem bapak,
    ini pun pengalaman pertamaqu memegang kelamin laki-laki.

    Kurasakan sesuatu menonjol keras ke atas di tengahnya, bapak Menikmati elusanku dan kuliirik
    mata bapak setengah terpejam. Tak lama, dia menurunkan celana dalemnya, sesaat kuterpekik
    melihat benda yg baru kali ini kulihat.

    Bapak mengajariku untuk mengurut benda itu dari atas ke bawah, aqu geli memegang benda itu,
    empuk tapi keras… keras tapi lentur…

    Bapak membangkitkanku dari rebahan, kemudian
    menyuruhku untuk menjilat benda itu, karena tadi bapak sudah menjiltati kelaminku, apa salahnya
    kalo sekarang aqu menjilati kelaminnya, pikirku.

    Pertama memang kujilati benda itu, lama-kelamaan kumasukkan benda itu ke dalem mulutku, aqu
    ingat masa kecilku ketika menjilati es krim. Benda itu berdenyut-denyut di dalem rongga mulutku,
    aqu merasa aneh namun senang, seperti anak keci mendapat makanan kesukaannya.

    Tiba-tiba bapak mengerang sambil menarik kepalaqu, benda itu berkeduk hebat, aqu heran ada apa
    ini, namun benda itu tak dapat kulepaskan, karena kepalaqu ditahan tangan bapak, kemudian
    kurasakan suatu cairan terasa di mulutku yg akhirnya daripada tersedak, cairan itu kutelan habis,
    terasa amis… gurih… sedikit asin.

    Kulihat bapak mendengus, seperti habis lari jauh, nafasnya tersengal-sengal. Dia tersenyum dan
    memelukku, aqu merasa damai dalem pelukannya.
    Bapak mengajakku ke kamar mandi, sebelum kami masuk, bapak melucuti sisa pakaianku dan juga
    pakaiannya. Aqu merasa heran, aqu menurut tanpa ada perlawanan, mungkin karena nikmat yg baru
    saja pertama kali aqu dapat.

    Di dalem kamar mandi, bapak memandikanku, bapak mengagumi rambut-rambut yg tumbuh di ketiak danselangkanganku dan berpesan agar aqu tetap memelihara dan melarang memotongnya. Pada saat
    bapak menyabuniku, getaran-getaran aneh menyerangku lagi.

    Geli bercampur nikmat menyelimuti seluruh badanku, sehingga tak terasa aqu mulai mendesah
    lagi, bapak bilang bila aqu tidak tahan keluarkan saja erangan itu, tapi aqu malu.
    Setelah aqu selesai disabuni, bapak menyuruhku menyabuninya, dgn rasa taqut-taqut kusabuni
    punggung sampai kakinya, pada giliran badan bagian depan, kulihat kelamin bapak yg tadinya lemas
    tampak kokoh berdiri.

    Bapak mengatakan enak disabuni olehku, dia meraih wajahku dan mencium mulutku, aqu
    merasakan getaran semakin hebat ketika lidah bapak bermain di dalem rongga mulutku, aqu hanya
    terdiam dan Menikmati permainan lidah bapak, perlahan kuimbangi permainan lidah bapak dgn
    lidahku sendiri, kami saling berpagutan.Cerita Sex

    Bapak membimbing tanganku untuk menyentuh kelaminnya yg masih terbalut sabun, aqu
    merasakan licin serta mengocoknya. Buah dadaqu pun menyentuh dada bapak yg licin oleh sabun,
    terasa mengeras di kedua pentilku, kami berpelukan… berciuman dan saling bergesekan… aktivitas
    ini menimbulkan gelinjang kenikmatan yg tiada tara bagiku.

    Setelah badan kami berdua tersiram air dan bersih dari sabun, bapak menyuruhku untuk menghadap
    wastafel setengah menunduk sembari kakiku direnggangkannya, bapak jongkok membelakangiku
    dan mulai menjilati bokongku, aqu menengok ke belakang dan bapak hanya tersenyum.
    Pada saat lidah bapak menyentuh dan mempermainkan duburku, aqu tersentak dan sedikit
    mengangkat kakiku, kurasakan kegelian bercampur dgn kenikmatan, aqu mendesah, kelaminku
    basah dan lengket, sehingga tangan kiriku tak sadar meraba daging bulat kecil yg mengeras di tengah
    kelaminku sembari mengosok-gosok dan menekannya, secara naluri bagian itu yg kurasakan dapat
    memberi kenikmatan yg tiada terkira.

    Tak lama berselang aqu berasa ingin pipis lagi. Tangan kananku mencengkeram erat bibir wastafel,
    mengerang hebat, tangan kiriku kutekan kuat pada benjolan kenikmatanku, aqu meladak lagi,
    nafasku memburu tidak karuan, sesaat aqu merasa lemas dan seakan hilang pijakan tempatku
    berdiri. Bapak menangkapku kemudian membopongku menuju kamarku.

    Direbahkannya diriku di tempat tidur, bapak duduk di tepi tempat tidurku sembari mengelus
    rambutku, tersenyum dan mengecup keningku, hatiku tentram, nafasku mulai teratur kembali.
    Setelah semuanya kembali normal bapak merebahkan dirinya di sisiku, tanpa bicara, bapak meraba
    buah dadaqu, serta menjilatinya.

    Getaran-getaran itu datang kembali menyerangku, aqu menggelinjang serta mengeluarkan suara-
    suara desahan, kuremas kepala bapak sembaru kutekan ke arah dalem buah dadaqu. Bapak naik ke
    atas badanku, menyodorkan kelaminnya untuk kujilat lagi, kuraih dan kukulum kelamin bapak
    seperti layaknya menjilati es krim, bapak memaju-mundurkan bokongnya sehingga kelamin bapak
    keluar masuk dalem mulutku.

    Aqu Menikmati keluar masuknya kelamin bapak di dalem mulutku. setelah beberapa saat, bapak
    melepaskan kelaminnya dari mulutku. Bapak menggeser badannya, kedua pahaqu di
    kesampingkannya, perlahan-lahan kelamin bapak didekatkan pada kelaminku sambil berkata bila
    terasa sakit aqu harus bilang.

    Pertama menyentuh kulit luar kelaminku, aqu agak tersentak kaget, mulailah rasa sakit itu timbul
    setelah kelamin bapak mulai sedikit demi sedikit memasuki kemaluanqu.
    Aqu menjerit kesakitan yg kemudian diikuti dgn dicabutnya kelamin bapak, bapak mencium bibirku
    sembari membisikkan kata supaya aqu menahan rasa sakit tersebut sembari mempermainkan
    lidahnya di dalem mulutku.

    Kemudian bapak mulai menusuk lagi, walau kelaminku sudah basah total. tapi rasa sakit itu tak
    terkira, aqu tak sanggup mengaduh karena mulutku tersumbat mulut bapak. Tak terasa air mataqu
    meleleh menahan sakit yg tak terkira, kedua tanganku mencengkeram erat pinggang bapak.
    Akhirnya kelamin bapak menembus lubangku… diusapnya air mataqu, kelamin bapak masih tetap
    tertancap dalem lubangku. Bapak berhenti menggoyg, setelah dilihatnya aqu agak tenang, mulailah
    bapak memaju-mundur kelaminnya lagi secara perlahan, aqu sempat heran, rasa sakit itu berangsur
    hilang digantikan dgn nikmat.

    Aqu merasa kelaminku berkedut-kedut dgn sesuatu benda asing di dalemnya, sementara itu air
    lendirku juga sudah membasahi liang kelaminku, sehingga rasa sakit itu hilang tergantikan oleh
    kenikmatan yg sukar dikatakan.
    Tidak begitu lama kemudian aqu merasa ingin pipis kembali, aqu peluk bapak, aqu naikkan bokongku

    seolah ingin menelan semua kelamin bapak. Aqu kejang, aqu melenguh panjang, aqu menggigit bahu
    bapak, sesuatu yg nikmat aqu rasakan lagi, dunia berputar-putar, semua terlihat berputar, sangat
    kejadian ini nikmat sekali.

    Aqu terhempas lemas setelah aqu mengalami apa yg baru aqu alami, rasa sakit sudah hilang. Bapak
    menghentikan aktifitas seakan memberi kesempatan diriku untuk Menikmati puncak kenikmatan yg
    baru saja kualami.

    Setelah beberapa saat, dgn kelamin yg masih mengacung ke atas, bapak mencabut kelaminnya dan
    menyerahkannya kedalem mulutku lagi, aqu kulum kelamin bapak, tak lama kemudian bapak
    melenguh… dan cairan itu kembali mendera mulutku, karena pengalaman tadi, semua cairan itu aqu
    telan tanpa tersisa sedikitpun.

    Bapak merebahkan badanya disampingku, dan mengucapkan terima kasih, dia mengatakan bahwa
    perawanku telah hilang. Aqu tercenung kulihat ke bawah, sprei tempat tidurku ternoda merah darah
    perawanku.
    Namun aqu tidak menyesal, karena hilang oleh orang yg aqu kagumi sekaligus aqu saygi, Aqu tidur di
    dalem pelukan bapak, kami kelelahan setelah mengarungi perjalanan puncak kenikmatan bersama,
    dalem tidurku, aqu tersenyum bahagia, kulirik bapak, dia terpejam sembari tersenyum juga.
    Seperti kebiasaanku sehari-hari dalem rumah tangga majikanku ini, aqu bangun pada pukul 5, kulihat
    bapak masih tertidur lelap, kami masih dalem keadaan bugil, karena semalam tidak sempat
    berpakaian karena kelelahan.

    Aqu turun dari tempat tidur, selangkanganku masih berasa perih seakan benda tumpul panjang itu
    masih mengganjal di dalem lubangku. Dgn agak tertatih aqu menuju kamar mandi, kubersihkan
    seluruh badanku beserta lendir-lendir yg mengering bercampur bercak darah di sekitar kelamin
    dan rambut-rambutku, sembari mandi aqu bersiul gembira.

    Kuraba lubang kelaminku, masih terasa sisa-sisa keperihan di dalemnya, aqu mengerti sekarang,
    dimana perbedaan antara air seni dgn lendir hormon yg keluar dari kelaminku bila dirangsang, Aqu
    tersenyum geli memikirkan kebodohanku selama ini.

    Selesai mandi, aqu membereskan rumah seperti kewajibanku sehari-hari, setelah itu aqu buatkan
    segelas kopi panas dan kubawa ke kamarku, dimana bapak masih terlelap di sana. Perlahan
    kuletakkan kopi di atas meja, aqu melangkah ke arah tempat tidur, kuperhatikan wajah bapak yg
    tertidur.

    Betapa tenang, betapa damai, betapa gantengnya, perlahan kuusap pipi bapak serta kubelai
    rambutnya, dgn sedikit taqut… kucium sudut bibir bapak. Pandanganku menyapu dada bapak,
    kemudian turun ke salangkangannya yg tertutup selimut, kulirik benda asing yg semalam telah
    memaksa masuk ke dalem lobangku.

    Aqu tersentak kaget, walau tertutup selimut kulihat jelas benda itu tegak berdiri mengeras, ku usap
    perlahan sembari tertawa geli dalem hati. Perlahan kusingkap selimut itu, sekarang terpampang
    jelas benda itu dimana pantulan cahaya lampu menerpa ujung kepala kelamin bapak yg seperti helm
    itu.

    Kudekatkan wajahku ke benda itu agar terlihat lebih jelas lagi, perlahan kugenggam, kukocok, kujilati
    dan kumasukkan ke dalem mulutku.

    Bapak bergerak perlahan, aqu terkejut dan berhenti mengulumnya, namun bapak melihat padaqu
    dan menyuruh untuk meneruskan aktivitasku, kembali kuulangi kuluman kelamin bapak sembari
    tersenyum, dielusnya rambutku sembari kudengar erangan bapak.

    Bapak bergeser sedikit, tangannya meraih bokongku serta menyingkapkan dasterku ke atas,
    perlahan diusapnya belahan dalem bokongku, dgn tangan kanan kuraih tangan bapak di
    selangkanganku, ternyata kelaminku sudah basah kembali.

    Aqu pun kembali terangsang dgn usapan tangan bapak di kelaminku, sedikit kugoyg bokongku kekiri
    dan kekanan tanpa melepaskan kulumanku pada kelamin bapak. Beberapa saat kemudian, bapak
    meminta untuk menghentikan aktifitasku, bapak bangkit dari tempat tidur, dan menyuruhku untuk
    menungging di tepi tempat tidur.

    Dari arah belakang, perlahan bapak memasukkan kelaminnya ke dalem lubangku, aqu heran, gaya
    apa lagi yg bapak berikan untukku, kuraih bantal untuk mengganjal kepalaqu, sementara dari
    belakang, bapak memaju-mundurkan bokongnya.Cerita Sex

    Sensasi baru kurasakan, dgn posisi yg belakangan kuketahui bernama doogy style itu, seakan dapat
    kuatur jepitanku pada kelamin bapak. Aqu merasa ingin pipis lagi, kugigit bantal sembari mengerang
    dahsyat, otot-ototku kakiku mengejang sampai ke arah bokong, sedikit kujinjitkan kakiku, kucoba
    bertahan semampuku, kuremas speri di sampingku.

    Aqu tak tahan lagi, dgn kedutan-kedutan hebat, jebolah pertahananku, aqu teriak dan mendesah
    kugigit bantal sekeras-kerasnya, bokongku berkedut-kedut ke atas bawah, aqu lemas, aqu jatuhkan
    badanku ke atas kasur sembari nafasku haru memburu.

    Kulihat bapak tersenyum ke arahku, kelaminnya semakin berkilat akibat lendirku tertimpa cahaya
    dari luar kamar. Kuraih kelamin bapak, kukocok-kocok sembari aqu mengatur nafasku, tangan bapak
    merengkuh rambutku, diusap-usapnya kepalaqu, diciumnya keningku. Setelah nafasku teratur,
    kuraih kelamin bapak dan kukulum lagi, tidak berapa lama, bapak mengejang dan mengeluarkan
    cairan dari kelamin bapak yg kutelan habis tanpa bersisa.

    Bapak kemudian pergi mandi, sementara aqu kembali kekesibukanku hari ini yaitu memasak. Pukul
    delapan pagi, kulihat bapak selesai mandi dan bersiap untuk menghadiri acara kompleks.
    Setelah berpamitan padaqu, aqu meneruskan memasak, hari ini kubuatkan masakan spesial untuk
    bapak, semua bahan telah tersedia di dalem kulkas yg kubeli hari Jumat kemarin di pasar.
    Pukul 12 siang, bapak kembali dari acara di kompleks, aqu sedang menonton acara TV setelah selesai
    masak, kemudian bapak menyuruh membuatkan es teh manis untuknya, aqu bergegas pergi ke
    dapur untuk membuatkan pesanan bapak.

    Di saat aqu sibuk mengaduk gula, tiba-tiba dari arah belakang bapak memelukku, aqu tersentak
    karena melihat bapak tidak mengenakan pakaian selembar pun.
    Tanpa bicara, dicumbuinya diriku dari belakang, aqu menggelinjang kegelian, diusapnya leherku dgn
    lidah bapak sampai ke telingaqu dan digigit-gigitnya daun kupingku. Aqu tersentak kegelian,
    tanganku menyenggol teh yg sedang kubuat, gelas jatuh dan air di dalemnya tumpah membasahi
    dasterku.

    Tanpa memeperhatikan peristiwa itu, bapak melahap mulutku dgn ciuman-ciuman ganasnya, aqu
    terpengarah tidak siap, sedikit kehabisan nafas melayani ciuman bapak. Dgn tidak melepas
    ciumannya, tangan bapak mencopot dasterku, kemudian dgn terburu-buru, dilepasnya breast houlder dan

    celana dalemku, aqu hanya pasrah menghadapi kelaquan bapak.
    Sedikit membopong, didudukannya aqu di atas meja makan, kemudian bapak melebarkan
    selangkanganku serta menjilati kelaminku. Dgn berpegang pada tepi meja, aqu menggelinjang
    keenakan, kurasakan sapuan-sapuan lidah bapak dikelaminku sebagai sensasi yg tiada duanya.
    Mungkin karena sebentar lagi aqu merasa akan datang bulan, sehingga nafsu yg ada dalem diriku
    sedang dalem puncak-puncaknya. Aqu pipis lagi, kuremas rambut bapak dgn tidak sungkan lagi,
    kutekan kepala bapak ke dalem kelaminku.
    Kurasakan lidah bapak menembus di dalem lobangku, aqu menjerit tertahan, meledaklah
    kenikmatanku, bapak menyedot habis semua lendir nikmatku sampai tuntas serta menjilati rambut
    lebatku.

    Dgn menahan posisiku, bapak berdiri dan memasukkan kelaminnya ke dalem lobangku, perlahan
    tapi pasti kelamin bapak masuk. Aqu membisikkan sesuatu ke bapak, aqu mengatakan bila ingin
    merasakan semprotan cairan bapak di dalem rongga kelaminku.

    Bapak menanyakan apakah aqu subur atau tidak, aqu jawab bila dalem dua atau tiga hari ke depan
    akan datang bulan. Setelah bapak mendengar pengaquanku, dia tersenyum dan semakin
    bersemangat untuk menusukan kelaminnya di lobangku.

    Ternyata bapak lama juga mengalami puncak, kebalikannya dalem diriku, aqu merasakan suatu
    kedutan nikmat lagi dan berasa ingin pipis kembali. Aqu peluk bapak, kucium bibirnya, sementara
    kedua kakiku menjepit pinggang bapak.

    Dgn berpangku pada tepi meja makan, bapak bertambah kencang volume memaju – mundurkan
    kelaminnya di dalem lobangku. Aqu terpekik, aqu menjerit, aqu mendekap erat-erat badan bapak,
    kurasakan ledakan kembali menyerang dalem lubang kenikmatanku.

    Sementara bapak kulihat semakin cepat dan berkata bila kita berdua akan mencapai puncak secara
    bersama-sama. Tapi aqu sudah tidak tahan lagi, aqu mengerang… mengejang… kugigit bibir bapak,
    ternyata demikian pula dgn bapak.

    Kami berdua mencapai puncak tinggi bersamaan, kurasakan cairan hangat bapak dan cairanku
    menyatu di dalem lubang kelaminku. Aqu berkedut, bapak berkedut, kami semakin erat berpelukan,
    peluh membanjiri seluruh badan, jepitan kakiku di pinggang bapak, diimbangi pelukan tangan bapak
    di badanku, kami berdua sesak, kami berdua klimaks, kami berdua memejamkan mata sesaat tidak
    peduli dgn sekitar.

    Sampai pada suatu ketika, ibu mengunjungi orang tuanya di lain propinsi, ibu berangkat dgn anaknya
    menggunakan kereta Api sementara bapak tidak ikut karena tidak dapat cuti. Ibu pergi sekitar lima
    hari.

    Pagi hari sesuai dgn tugasku sehari-hari, aqu mengepel ruangan, sengaja kulepas bh dan celana
    dalemku, aqu hanya mengenakan daster saja tanpa daleman. Kulihat kamar majikanku masih
    tertutup pintunya, kuketuk pintu dgn maksud ingin mengepel kamar majikanku.
    Kemudian bapak membukakan pintu, aqu masuk dan langsung mengepel, sementara bapak masuk
    kekamar mandi yg terletak juga di lama kamar majikanku. Sengaja agak berlama-lama mengepel dgn
    maksud memancing reaksi bapak, kutarik dasterku lebih agak ke atas, sehingga kedua pahaqu
    terlihat jelas.

    Pancinganku mengena, bapak keluar dari dalem kamar mandi dan mengomentariku bahwa pahaqu
    tampak putih mulus, kubalikkan badan sengaja menghadap ke arah bapak, dgn posisiku mengepel
    akan terlihat jelas kedua buah dadaqu yg tak tertutup breast houlder.

    Bapak tersenyum menghampiriku dan berkata bila aqu sengaja memancing dirinya, kubalas
    senyuman bapak dgn berkata memang aqu sengaja, karena aqu ingin disebadani bapak lagi. Kulihat
    bapak menurunkan sarungnya, yg ternyata juga tidak mengenakan celana dalem, terlihat kelamin
    bapak sudah berdiri tegang.

    Setelah pamit untuk mencuci tanganku, kuhampiri bapak, aqu elus kelamin itu, bapak duduk ditepi
    tempat tidur, sementara aqu jongok di antara kedua paha bapak, perlahan tapi pasti, kelamin bapak
    aqu cium dan kumasukkan kedalem mulutku.

    Terdengar desahan bapak, sementara tangan kiriku menyentuh kelaminku, ternyata sudah basah,
    terus kuelus perlahan kelaminku.

    Bapak merengkuh bahuku, menarik supaya aqu berdiri, dan memposisikan aqu jongkok di atas
    kelamin bapak. Dgn perlahan kuturunkan bokongku dan dibantu dgn tangan bapak untuk
    mengarahkan kelaminnya menuju lobang kelaminku, pertama agak susah untuk masukkan kelamin
    bapak, kucoba memasukkannya sedikit demi sedikit.

    Setelah posisi dan kedaleman kelamin bapak sudah pas, mulailah kuturun-naikan bokongku, tangan
    bapak tidak tinggal diam, diarihnya dasterku untuk dilepas, kemudian diremas-remaslah kedua buah
    dadaqu.

    Lama-kelamaan aqu merasakan sengatan yg luar biasa, kupercepat goyganku, kugesek-gesek
    kelaminku, dan tak lama kemudian aqu tak sanggup lagi menahan kebelet pipisku, kupeluk bapak
    dgn posisi masih tertancap kelamin bapak, jebolah pertahananku, aqu kebanjiran lagi.
    Kami bertukar posisi, aqu sekarang di bawah, ditepi ranjang, sedang bapak berdiri di sisi ranjang,
    Sebelum bapak memasukkan kelaminnya dia bertanya kapan aqu mens, kujawab kira-kira lima hari
    lagi aqu mens.

    Setelah tahu jawabanku, bapak segera mengangkat kedua kakiku dan perlahan memasukkan
    kelaminnya kedalem kelaminku, digoygkannya bokong bapak maju-mundur, sensasi kemasukan
    kelamin bapak di dalem kelaminku terulang lagi, aqu merasa terangsang lagi, kubantu dgn
    menggoygkan bokongku.

    Aqu klimaks lagi, namun bapak mengajak untuk bersama-sama karena beliau juga sudah hampir.
    setelah beberapa saat kutahan, akhirnya jebol lagi pertahananku, kulihat hampir bersamaan
    pertahanan bapak juga jebol, akhirnya kami dapat mencapai klimaks secara bersamaan.
    Lama posisi kelamin bapak tertancap dalem kelaminku, aqupun tidak dapat berbuat apa-apa karena
    nikmat, setelah beberapa saat kami terdiam, baru dicabutlah kelamin bapak. Kami berdua mandi
    bersama layaknya suami istri.Cerita Sex

    Aqu bilang kepada bapak bila aqu sayg kepadanya, dijawab dgn senyuman bapak. Setiap hari
    semenjak kepergian ibu, kami selalu memadu kasih, namun jelas setelah bapak kembali dari kantor.
    Kadang di kamarku, di kamar bapak, di dapur, di ruang belakang, bahkan pernah di garasi dan di
    dalem mobil. Hatiku senang, tentram, hingga ibu pulang dari luar kota.
    Hingga suatu malam aqu tidak dapat tidur, udara sangat panas sehingga membuatku kegerahan,
    kucopot breast houlder dan celana dalemku, hingga hanya memakai daster saja, kondisi seperti ini
    membuat aqu menjadi terangsang.

    Kugosok-gosok kelaminku dan kuraba-raba buah dadaqu sambil membaygkan kejadian-kejadian yg
    kulalui bersama majikan laki-lakiku. Tiba-tiba aqu mendengar suara desahan dari kamar tidur
    majikanku, aqu keluar dan jongkok di bawah jendela mendengarkan desahan-desahan nikmat kedua
    majikanku, letak kamar majikanku tidak jauh dar kamarku, hanya dibatasi oleh gudang.
    Aqu terdiam mendengarkan kegiatan di dalem kamar majikanku, kutaksir posisi ibu di atas badan
    bapak. Suara-suara itu membuat tegang seluruh badanku, kuraba selangkanganku dgn tangan kanan,
    sementara tangan kiriku meremas buah dadaqu.

    Aqu terhanyut, mataqu terpejam membaygkan kenikmatan itu, tanpa terasa gosokan tangan kanan
    di kelaminku semakin cepat, dan jari tengahku sudah masuk kedalem kehangatan kelaminku, terasa
    melayg diriku.

    Tak lama datanglah klimaks, posisiku sudah selonjor kenikmatan, sementara suara-suara di dalem
    kamar juga tambah seru, tak lama kudengar bapak dan ibu telah mencapai klimaks, kemudian
    hening.

    Aqu terhuyung kembali ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku, nafasku masih tersenggal, sisa-
    sisa kenikmatan masih terasa, aqu melap kelaminku dgn celana dalemku. Setelah nafasku teratur,
    kurasakan hatiku sakit, cemburukah aqu. dadaqu bergejolak, seakan tidak rela bila kedua majikanku
    bersebadan.

    Perasaan ini tidak boleh jawab hati kecilku, namun perasaanku tidak dapat dibohongi, aqu telah
    jatuh cinta kepada bapak majikanku. Pikiranku bergejolak, antara logika dgn perasaan, yg aqu rasa
    tidak akan mencapai titik temu, bagaimanakah ini?

    Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari pekerjaanku, semula ibu menahan dgn menjanjikan gajiku
    dinaikkan, namun aqu menolak, kukatakan bahwa aqu akan mencari pengalaman di tempat lain.
    Malamnya bapak mengintrogasiku, menanyakan kenapa aqu pindah dari keluarga itu.
    Aqu bilang bila aqu mulai menyukai dan mencintai bapak serta tidak rela bila bapak berdua sama
    ibu, bapak sendiri tidak dapat berbuat apa-apa, kemudian ia mencium pipiku lama sekali, tak terasa
    menetes air mataqu.

    Besoknya aqu pergi dari rumah itu, bapak memberiku uang tujuh kali gajiku, untuk modal katanya yg
    pasti tanpa sepengetahuan ibu. Sebetulnya berat hatiku meninggalkan keluarga ini, namun hati
    kecilku memberontak, terhadap orang yg aqu saygi.
    Keputusanku sudah bulat, mungkin nanti suatu saat aqu mendapatkan jodoh yg juga menyaygiku
    seperti bapak

  • Cerita Dewasa Gara Mata Kuliah Terpaksa Ngentot Sama Dosen Inggrisku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Gara Mata Kuliah Terpaksa Ngentot Sama Dosen Inggrisku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1262 views

    Perawanku – Cerita Dewasa terjadi saat aku waktu masih kuliah. Cerita Sex yang coba ingin aku bagi kepada kawan-kawan semua adalah pengalaman cerita dewasa dan cerita sex ku dengan dosen kuliahku. Ia mengajar mata kuliah bahasa inggris. Sejalan dengan waktu, kini aku bisa kuliah di universitas keinginanku. Namaku Jack, sekarang aku tinggal di Yogyakarta dengan fasilitas yang sangat baik sekali. Kupikir aku cukup beruntung bisa bekerja sambil kuliah sehingga aku mempunyai penghasilan tinggi.

    Berawal dari reuni SMA-ku di Jakarta. Setelah itu aku bertemu dengan dosen bahasa inggrisku, kami ngobrol dengan akrabnya. Ternyata Ibu Shinta masih segar bugar dan amat menggairahkan. Penampilannya amat menakjubkan, memakai rok mini yang ketat, kaos top tank sehingga lekuk tubuhnya nampak begitu jelas. Jelas saja dia masih muda sebab sewaktu aku SMA dulu dia adalah guru termuda yang mengajar di sekolah kami. Sekolahku itu cuma terdiri dari dua kelas, kebanyakan siswanya adalah wanita. Cukup lama aku ngobrol dengan Ibu Shinta, kami rupanya tidak sadar waktu berjalan dengan cepat sehingga para undangan harus pulang. Lalu kami pun berjalan munuju ke pintu gerbang sambil menyusuri ruang kelas tempatku belajar waktu SMA dulu.
    Tiba-tiba Ibu Shinta teringat bahwa tasnya tertinggal di dalam kelas sehinga kami terpaksa kembali ke kelas. Waktu itu kira-kira hampir jam dua belas malam, tinggal kami berdua. Lampu-lampu di tengah lapangan saja yang tersisa. Sesampainya di kelas, Ibu Shinta pun mengambil tasnya kemudian aku teringat akan masa lalu bagaimana rasanya di kelas bersama dengan teman-teman. Lamunanku buyar ketika Ibu Shinta memanggilku.
    “Kenapa Jack”
    “Ah.. tidak apa-apa”, jawabku. (sebetulnya suasana hening dan amat merinding itu membuat hasratku bergejolak apalagi ada Ibu Shinta di sampingku, membuat jantungku selalu berdebar-debar).
    “Ayo Jack kita pulang, nanti Ibu kehabisan angkutan”, kata Ibu Shinta.
    “Sebaiknya Ibu saya antar saja dengan mobil saya”, jawabku dengan ragu-ragu.
    “Terima kasih Jack”.
    Tanpa sengaja aku mengutarakan isi hatiku kepada Ibu Shinta bahwa aku suka kepadanya, “Oh my God what i’m doing”, dalam hatiku. Ternyata keadaan berkata lain, Ibu Shinta terdiam saja dan langsung keluar dari ruang kelas. Aku panik dan berusaha minta maaf. Ibu Shinta ternyata sudah cerai dengan suaminya yang bule itu, katanya suaminya pulang ke negaranya. Aku tertegun dengan pernyataan Ibu Shinta. Kami berhenti sejenak di depan kantornya lalu Ibu Shinta mengeluarkan kunci dan masuk ke kantornya, kupikir untuk apa masuk ke dalam kantornya malam-malam begini. Aku semakin penasaran lalu masuk dan bermaksud mengajaknya pulang tapi Ibu Shinta menolak. Aku merasa tidak enak lalu menunggunya, kurangkul pundak Ibu Shinta, dengan cepat Ibu Shinta hendak menolak tetapi ada kejadian yang tak terduga, Ibu Shinta menciumku dan aku pun membalasnya.

    Ohh.., alangkah senangnya aku ini, lalu dengan cepat aku menciumnya dengan segala kegairahanku yang terpendam. Ternyata Ibu Shinta tak mau kalah, ia menciumku dengan hasrat yang sangat besar mengharapkan kehangatan dari seorang pria. Dengan sengaja aku menyusuri dadanya yang besar, Ibu Shinta terengah sehingga ciuman kami bertambah panas kemudian terjadi pergumulan yang sangat seru. Ibu Shinta memainkan tangannya ke arah batang kemaluanku sehingga aku sangat terangsang. Lalu aku meminta Ibu Shinta membuka bajunya, satu persatu kancing bajunya dibukanya dengan lembut, kutatap dengan penuh hasrat. Ternyata dugaanku salah, dadanya yang kusangka kecil ternyata amat besar dan indah, BH-nya berwarna hitam berenda yang modelnya amat seksi.Cerita Bokep
    Karena tidak sabar maka kucium lehernya dan kini Ibu Shinta setengah telanjang, aku tidak mau langsung menelanjanginya, sehingga perlahan-lahan kunikmati keindahan tubuhnya. Aku pun membuka baju sehingga badanku yang tegap dan atletis membangkitkan gairah Ibu Shinta, “Jack kukira Ibu mau bercinta denganmu sekarang.., Jack, tutup pintunya dulu dong”, bisiknya dengan suara agak bergetar, mungkin menahan birahinya yang juga mulai naik
    Tanpa disuruh dua kali, secepat kilat aku segera menutup pintu depan. Tentu agar keadaan aman dan terkendali. Setelah itu aku kembali ke Ibu Shinta. Kini aku jongkok di depannya. Menyibak rok mininya dan merenggangkan kedua kakinya. Wuih, betapa mulus kedua pahanya. Pangkalnya tampak menggunduk dibungkus celana dalam warna hitam yang amat minim. Sambil mencium pahanya tanganku menelusup di pangkal pahanya, meremas-remas liang senggamanya dan klitorisnya yang juga besar. Lidahku makin naik ke atas. Ibu Shinta menggelinjang kegelian sambil mendesah halus. Akhirnya jilatanku sampai di pangkal pahanya.
    “Mau apa kau sshh… sshh”, tanyanya lirih sambil memegangi kapalaku erat-erat.
    “Ooo… oh.. oh..”, desis Ibu Shinta keenakan ketika lidahku mulai bermain-main di gundukan liang kenikmatannya. Tampak dia keenakan meski masih dibatasi celana dalam.

    Serangan pun kutingkatkan. Celananya kulepaskan. Sekarang perangkat rahasia miliknya berada di depan mataku. Kemerahan dengan klitoris yang besar sesuai dengan dugaanku. Di sekelilingnya ditumbuhi rambut yang tidak begitu lebat. Lidahku kemudian bermain di bibir kemaluannya. Pelan-pelan mulai masuk ke dalam dengan gerakan-gerakan melingkar yang membuat Ibu Shinta makin keenakan, sampai harus mengangkat-angkat pinggulnya. “Aahh… Kau pintar sekali. Belajar dari mana hh…”
    Tanpa sungkan-sungkan Ibu Shinta mencium bibirku. Lalu tangannya menyentuh celanaku yang menonjol akibat batang kemaluanku yang ereksi maksimal, meremas-remasnya beberapa saat. Betapa lembut ciumannya, meski masih polos. Aku segera menjulurkan lidahku, memainkan di rongga mulutnya. Lidahnya kubelit sampai dia seperti hendak tersendak. Semula Ibu Shinta seperti akan memberontak dan melepaskan diri, tapi tak kubiarkan. Mulutku seperti melekat di mulutnya. “Uh kamu pengalaman sekali ya. Sama siapa? Pacarmu?”, tanyanya diantara kecipak ciuman yang membara dan mulai liar. Aku tak menjawab. Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya yang tampak menggairahkan itu. Biar tidak merepotkanku, BH-nya kulepas. Kini dia telanjang dada. Tak puas, segera kupelorotkan rok mininya. Nah kini dia telanjang bulat. Betapa bagus tubuhnya. Padat, kencang dan putih mulus.
    “Nggak adil. Kamu juga harus telanjang..” Ibu Shinta pun melucuti kaos, celanaku, dan terakhir celana dalamku. Batang kemaluanku yang tegak penuh segera diremas-remasnya. Tanpa dikomando kami rebah di atas ranjang, berguling-guling, saling menindih. Aku menunduk ke selangkangannya, mencari pangkal kenikmatan miliknya. Tanpa ampun lagi mulut dan lidahku menyerang daerah itu dengan liar. Ibu Shinta mulai mengeluarkan jeritan-jeritan tertahan menahan nikmat. Hampir lima menit kami menikmati permainan itu. Selanjutnya aku merangkak naik. Menyorongkan batang kemaluanku ke mulutnya.

    “Gantian dong..” Tanpa menunggu jawabannya segera kumasukkan batang kemaluanku ke mulutnya yang mungil. Semula agak kesulitan, tetapi lama-lama dia bisa menyesuaikan diri sehingga tak lama batang kemaluanku masuk ke rongga mulutnya. “Justru di situ nikmatnya.., Selama ini sama suami main seksnya gimana?”, tanyaku sambil menciumi payudaranya. Ibu Shinta tak menjawab. Dia malah mencium bibirku dengan penuh gairah. Tanganku pun secara bergantian memainkan kedua payudaranya yang kenyal dan selangkangannya yang mulai basah. Aku tahu, perempuan itu sudah kepengin disetubuhi. Namun aku sengaja membiarkan dia menjadi penasaran sendiri.
    Tetapi lama-lama aku tidak tahan juga, batang kemaluanku pun sudah ingin segera menggenjot liang kenikmatannya. Pelan-pelan aku mengarahkan barangku yang kaku dan keras itu ke arah selangkangannya. Ketika mulai menembus liang kenikmatannya, kurasakan tubuh Ibu Shinta agak gemetar. “Ohh…”, desahnya ketika sedikit demi sedikit batang kemaluanku masuk ke liang kenikmatannya. Setelah seluruh barangku masuk, aku segera bergoyang naik turun di atas tubuhnya. Aku makin terangsang oleh jeritan-jeritan kecil, lenguhan serta kedua payudaranya yang ikut bergoyang-goyang.
    Tiga menit setelah kugenjot, Ibu Shinta menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku. Pinggulnya dinaikkan. Tampaknya dia akan orgasme. Genjotan batang kemaluanku kutingkatkan. “Ooo… ahh… hmm… ssshh…”, desahnya dengan tubuh menggelinjang menahan kenikmatan puncak yang diperolehnya. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya beberapa saat. Kuciumi pipi, dahi, dan seluruh wajahnya yang berkeringat. “Sekarang Ibu Shinta berbalik. Menungging di atas meja.., sekarang kita main dong di atas meja ok!” Aku mengatur badannya dan Ibu Shinta menurut. Dia kini bertumpu pada siku dan kakinya. “Gaya apa lagi ini?”, tanyanya.
    Setelah siap aku pun mulai menggenjot dan menggoyang tubuhnya dari belakang. Ibu Shinta kembali menjerit dan mendesah merasakan kenikmatan yang tiada taranya, yang mungkin selama ini belum pernah dia dapatkan dari suaminya. Setelah dia orgasme sampai dua kali, kami istirahat.
    “Capek?”, tanyaku. “Kamu ini aneh-aneh saja. Sampai mau remuk tulang-tulangku”.
    “Tapi kan nikmat Bu..”, jawabku sambil kembali meremas payudaranya yang menggemaskan.

    “Ya deh kalau capek. Tapi tolong sekali lagi, aku pengin masuk agar spermaku keluar. Nih sudah nggak tahan lagi batang kemaluanku. Sekarang Ibu Shinta yang di atas”, kataku sambil mengatur posisinya.
    Aku terletang dan dia menduduki pinggangku. Tangannya kubimbing agar memegang batang kemaluanku masuk ke selangkangannya. Setelah masuk tubuhnya kunaik-turunkan seirama genjotanku dari bawah. Ibu Shinta tersentak-sentak mengikuti irama goyanganku yang makin lama kian cepat. Payudaranya yang ikut bergoyang-goyang menambah gairah nafsuku. Apalagi diiringi dengan lenguhan dan jeritannya saat menjelang orgasme. Ketika dia mencapai orgasme aku belum apa-apa. Posisinya segera kuubah ke gaya konvensional. Ibu Shinta kurebahkan dan aku menembaknya dari atas. Mendekati klimaks aku meningkatkan frekuensi dan kecepatan genjotan batang kemaluanku. “Oh Ibu Shinta.., aku mau keluar nih ahh..” Tak lama kemudian spermaku muncrat di dalam liang kenikmatannya. Ibu Shinta kemudian menyusul mencapai klimaks. Kami berpelukan erat. Kurasakan liang kenikmatannya begitu hangat menjepit batang kemaluanku. Lima menit lebih kami dalam posisi rileks seperti itu.

    Kami berpelukan, berciuman, dan saling meremas lagi. Seperti tak puas-puas merasakan kenikmatan beruntun yang baru saja kami rasakan. Setelah itu kami bangun di pagi hari, kami pergi mencari sarapan dan bercakap-cakap kembali. Ibu Shinta harus pergi mengajar hari itu dan sorenya baru bisa kujemput.

    Sore telah tiba, Ibu Shinta kujemput dengan mobilku. Kita makan di mall dan kami pun beranjak pulang menuju tempat parkir. Di tempat parkir itulah kami beraksi kembali, aku mulai menciumi lehernya. Ibu Shinta mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Ibu Shinta makin terengah, dan tanganku pun masuk di antara kedua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang. “Uuuhh.., mmmhh..”, Ibu Shinta menggelinjang, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun membuka dengan paksa baju dan rok mininya.

    Aaahh..! Ibu Shinta dengan posisi yang menantang di jok belakang dengan memakai BH merah dan CD merah. Aku segera mencium puting susunya yang besar dan masih terbungkus dengan BH-nya yang seksi, berganti-ganti kiri dan kanan. Tangan Ibu Shinta mengelus bagian belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tidak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan nampaklah bukit kemaluannya. Akupun segera membenamkan kepalaku ke tengah ke dua pahanya. “Ehhh…, mmmhh..”. Tangan Ibu Shinta meremas jok mobilku dan pinggulnya bergetar ketika bibir kemaluannya kucumbui. Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan menjilatinya dengan perlahan.
    “Ooohh.., aduuuhh..”. Ibu Shinta mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat. Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku membelai klitorisnya yang membuat tubuh Ibu Shinta terlonjak dan nafas Ibu Shinta seakan tersendak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya membesar dan mengeras. Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Ibu Shinta tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Ibu Shinta. “Mmmhh…, mmmhh.., ooohhm..”. Ketika Ibu Shinta membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku, kini iapun mulai menyedot. Tanganku bergantian meremas dadanya dan membelai kemaluannya. “Oouuuh Ibu Shinta.., enaaaak.., teruuuss…”, erangku.

    Ibu Shinta terus mengisap batang kemaluanku sambil tangannya mengusap liang kenikmatannya yang juga telah banjir karena terangsang menyaksikan batang kemaluanku yang begitu besar dan perkasa baginya. Hampir 20 menit dia menghisap batang kemaluanku dan tak lama terasa sekali sesuatu di dalamnya ingin meloncat ke luar. “Ibu Shinta.., ooohh.., enaaak.., teruuus”, teriakku. Dia mengerti kalau aku mau keluar, maka dia memperkuat hisapannya dan sambil menekan liang kenikmatannya, aku lihat dia mengejang dan matanya terpejam, lalu.., “Creet.., suuurr.., ssuuur..”
    “Oughh.., Jack.., nikmat..”, erangnya tertahan karena mulutnya tersumpal oleh batang kemaluanku. Dan karena hisapannya terlalu kuat akhirnya aku juga tidak kuat menahan ledakan dan sambil kutahan kepalanya, kusemburkan maniku ke dalam mulutnya, “Crooot.., croott.., crooot..”, banyak sekali maniku yang tumpah di dalam mulutnya.
    “Aaahkk.., ooough”, ujarku puas. Aku masih belum merasa lemas dan masih mampu lagi, akupun naik ke atas tubuh Ibu Shinta dan bibirku melumat bibirnya.

    Aroma kemaluanku ada di mulut Ibu Shinta dan aroma kemaluan Ibu Shinta di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Ibu Shinta, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Ibu Shinta menekan pantatku dari belakang. “Ohm, masuk.., augh.., masukin”
    Perlahan kemaluanku mulai menyeruak masuk ke liang kemaluannya dan Ibu Shinta semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku terasa tertahan oleh sesuatu yang kenyal. Dengan satu hentakan, tembuslah halangan itu. Ibu Shinta memekik kecil. Aku menekan lebih dalam lagi dan mulutnya mulai menceracau, “Aduhhh.., ssshh.., iya.., terus.., mmmhh.., aduhhh.., enak.., Jack”
    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Ibu Shinta, lalu membalikkan kedua tubuh kami sehingga Ibu Shinta sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak kemaluanku menancap hingga pangkal di kemaluannya. Tanpa perlu diajari, Ibu Shinta segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku bergantian meremas dan menggosok payudaranya, klitoris dan pinggulnya, dan kamipun berlomba mencapai puncak.


    Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Ibu Shinta makin menggila dan iapun membungkukkan tubuhnya dengan bibir kami saling melumat. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya berhenti menyentak. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku. Setelah tubuh Ibu Shinta melemas, aku mendorongnya hingga telentang, dan sambil menindihnya, aku mengejar puncak orgasmeku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Ibu Shinta tentu merasakan siraman air maniku di liang kenikmatannya, dan iapun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang kedua. Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

  • Cerita Bokep Bersetebuh Dengan Ibu Mertua Ku Yang Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Bersetebuh Dengan Ibu Mertua Ku Yang Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1599 views

    Perawanku – Perkenalkan, saya Andi (nama yang telah disamarkan). Pria mapan yang sudah berusia 32 tahun dan telah menikah dengan seorang wanita cantik dan bertubuh bak gitar spanyol. Baru saja tahun lalu saya dan istri saya dikarunia oleh Yang Maha Kuasa 2 orang anak yang imut dan lugu. Setelah pernikahan yang telah kami jalani sekitar 2 tahun itu berjalan dengan bahagia dan makmur, meskipun belum dilimpahkan harta materi yang bergelimangan.

    Boleh dibilang semasa saya masih mengenyam bangku SMA, saya adalah pria idaman para kaum hawa. Bukan hanya body ku yang atletis ini saja, akan tetapi kegantengan ku juga mampu membuat wanita cantik sekelas model sampul majalah sekolah tergila-gila dengan ku. Hal yang membedakan aku yang sekarang dengan aku yang dulu adalah pada saat SMA dahulu, aku belum terlalu tertarik dengan hal-hal seperti melakukan seks dan haus akan belaian wanita. Karena pada saat itu konsentrasi ku hanya terpaku pada pendidikan dan bidang olahraga.

    Akan tetapi setelah aku beranjak ke jenjang rumah tangga, hasrat birahi ku mulai muncul secara perlahan. Aku mulau menyadari daya tarikku sebagai seorang pria normal yang memiliki berjuta hasrat untuk bercinta. Sejak diangkat sebagai kepala bagian pemasaran inilah, pikiran birahi semakin meracuni otakku. Apalagi aku juga hobi menonton film porno.

    Film porno yang kutonton pun beragam, mulai dari seks remaja hingga seks kepada orang yang lebih tua. Bercerita kembali kepada sejarah perjalanan asmaraku, dulu pernah ada wanita lain yang sempat singgah dihatiku. Wanita itu bernama Maya, rekan kerja sekantor ku. Dia berasal dari Tanggerang dan tinggal di Bandung sudah lama. Kami sempat menjalin hubungan gelap setahun setelah aku menikah dengan Istriku, yang namanya lebih bagus tidak perlu ditulis dalam tulisan ini. Hubungan ku dengan Maya hanya berlangsung selama setengah tahun lamanya, tanpa ada melakukan aktivitas persetubuhan. Kemudian Maya pindah ke kota lain dan dinikahkan oleh orangtua nya dengan pria pilihan mereka. Memang nasib, niat untuk berselingkuh dan berpoligami pun sirna.

    Setelah kepergian Maya, aku pun frustrasi untuk beberapa bulan lamanya. Tidak ada insan yang mengisi kekosonganku diluar rumah. Dan aku pun mencari aktivitas lainnya seperti bodybuilding beserta dengan rekan kerja yang lain. Yang juga hobi melakukan aktivitas membentuk tubuh atletis.

    Sewaktu aku menjalani bodybuilding, banyak wanita melirikku. Beberapa diantaranya mengajakku berkencan. Tapi ketika pada saat itu aku masih asyik nya menekuni olahraga angkat beban ini, tanggapan dan godaan para wanita tersebut kurang ku tanggapi. Salah satu yang suka menggodaku pada saat itu adalah Mila. Dia adalah putri tetangga mertuaku. Baru saja lulus SMA, dan dia akan melanjutkan studi nya ke sebuah perguruan tinggi terkenal di kota Bandung. Mila suka menggoda aku, bahkan di setiap mimpiku bayangan Mila selalu muncul.

    Seperti biasanya aku bangun pagi-pagi sekali, Pada saat itu jam dinding menunjukkan pukul 04:30. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, aku mulai berganti pakaian. Aku akan bersiap-siap melakukan olahraga pagi, Udara pagi yang sehat memang selalu memotivasiku untuk jogging keliling komplek perumahan. Dengan cuek aku yang memakai baju olahraga cukup ketat dan bodyfit serta celana boxer yang turut mencetak lekukan pantatku, aku pun mulai berolahraga. Aku sengaja berpakaian sedemikian rupa demi mewujudkan impianku yang selalu mengganggu tidurku ini yaitu dengan menggoda Mila dengan keindahan tubuhku. Menurut kabar, Mila juga hobi jogging. Niatku untuk bersenang-senang dengan Mila memang dari lama sudah kupendam. Namun selama ini gadis itu selalu membuatku gemas dan penasaran.

    Tidak berapa lama jogging, tubuhku pun sudah mulai keringatan. Peluh yang membasahi kaos olahragaku membuat tubuh kekar ini tercetak dengan jelas. Aku membayangkan Mila akan terangsang melihatku. Tetapi sialnya, pada pagi itu tidak ada tanda-tanda Mila sedang jogging. Tidak kelihatan juga tetangga lainnya yang biasanya berjogging sekitar setengah jam, Padahal aku sudah berjogging selama setengah jam. Ketika itu aku baru sadar, aku bangun terlalu pagi, yang biasanya aku jogging jam 6 keatas. Dengan perasaan sedikit kecewa aku pun balik ke rumah mertuaku. Dari depan rumah terlihat tampak sepi. Aku maklum, penghuninya masih tertidur lelap. Tadipun ketika aku bangun, tidak terdengar komentar istriku karena dia sedang pulas tertidur setelah semalaman menemani anak-anak bermain.

    Saat aku berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman, aku melihat ibu mertuaku yang seksi itu sedang mandi. Tampaknya dia sudah bangun ketika aku jogging tadi. Kamar mandi di rumah mertuaku memang bersebelahan dengan dapurnya. Setiap kali ingin minum, harus melewati kamar mandi dahulu. Seperti disengaja, pintu kamar mandi itu dibiarkan sedikit terbuka hingga aku bisa melihat bagian belakang tubuh montok mertuaku yang menggairahkan dengan jelas. Mertuaku meskupun usianya sudagh kepala 4, tapi masih kelihatan montok , meskipun sudah kurang kencang pada bagian pantat dan payudaranya.

    Cerita Bokep – Melihat pemandangan syur itu, kontan batangku mengeras. Batang besar, panjang dan keras itu serasa ingin merasakan lubang hangat yang nikmat, basah dan lembab. Batang itu juga ingin diremas, dikulum dan memuncratkan pelurunya di lubang yang lebih sempit lagi. Sambil meremas batang kemaluanku yang sudah mulai tegak sempurna ini, kuperhatikan terus aktivitas mandi mertua ku itu, Akhirnya timbul nafsu birahi yang bejat untuk menggaulinya. Setelah mempertimbangkan untung dan ruginya, aku pun memutuskan nekat untuk ikut bergabung bersama ibu mertuaku mandi bersama. Kupeluk tubuh seksinya dari belakang, sembari tanganku menggerayang liar di tubuh mulusnya. Meraba mulai dari leher sampai kemaluannya. Awalnya ibu mertuaku kaget, tetapi setelah tahu aku yang masuk, wajah cantiknya langsung tersenyum nakal.

    “Andi, nakal kamu ya.” katanya sambil balas memelukku. Dia berbalik langsung mencium bibirku. Tak lama kami sudah berpagut, saling cium, raba, dan meremas satu sama lain. Dengan tergesa aku pun melepaskan pakaianku dibantu oleh ibu mertuaku hingga aku sudah telanjang bulat. Batangku pun masih berdiri tegak dan kokoh.

    Kami pun melakukan pemanasan sekitar 10 menit dengan permainan oral yang nikmat di batangku, sebelum kutusuk kedalam kemaluannya. Permainan birahi itu berlangsung seru. Aku menyetubuhinya dalam posisi doggystyle. Aku meraba payudaranya yang kencang itu. Meremas dan memainkan puting nya yang sudah mengeras daritadi. Setengah jam pun berlalu, ibu mertuaku sudah sampai klimaksnya sebanyak 2 kali. 1 kali dalam posisi doggystyle, dan 1 kali lagi dalam posisi berhadapan di dinding kamar mandi. Namun sayangnya, batang kemaluanku masih saja mengeras. Aku panik karenanya, aku khawatir jika batangku ini masih saja berdiri tegak akan dipergoki oleh istriku. Rupanya mertuaku mengerti kepanikanku itu, dia kembali mengoral batangku yang masih berdiri itu dan berbisik mesra …

    Cerita Dewasa – “Jangan khawatir Andi sayang, waktunya masih lama.” dengan nada menggoda nakal. Aku semakin binggung mendengarnya, tapi tetap kubiarkan aktivitas ibu mertuaku itu sambil terus mendesah nikmat. Tiba-tiba ibu mertuaku menghentikan blowjobnya itu. Dia langsung berdiri kembali. Melihat itu aku pun protes.”Lho bu, aku kan belum keluar?” dengan suara parau penuh birahi. “Sabar Andi sayang, kita lanjut di kamar ibu saja yuk.” katanya dengan mesra. Aku pun tambah binggung. “Tapi kan ada bapak?” tanyaku ketakutan. Dijawabnya “Tengang saja, bapak sudah pergi tak lama setelah kamu jogging tadi. Dia ada tugas keluar Jawa.” sambil mengemasi pakaian olahragaku yang tercecer di lantai kama rmandi. Kemudian menggandeng dan menuntunku ke arah kamar tidurnya untuk melanjutkan persetubuhan ini. Begitu sampai di kamarnya, aku diarahkan untuk terlentang di ranjang, sementara dia mengelap sisa air ditubuhnya dengan handuk yang kering. Setelah itu, ibu mertuaku langsung saja mengambil posisi 69, mulai mengoral batangku kembali. Tang lama nafsuku pun bangkit dan membara. Kali ini aku bertekad akan membuat mertuaku keluar sampai tiga kali. Aku memang takut hubunganku di pagi yang penuh birahi ini ketahuan istriku. Tapi yasudalah, nafsuku saat ini lebih besar dibanding rasa takutku. Apapun yang akan terjadi, terjadilah.

    Aku pun balik menyerang mertuaku. Mulut dan lidahku dengan ganas memainkan kemaluannya. Tanganku juga ikut meraba, meremas bibir kemaluannya dan menusuk-nusuk lubang pantat ibu mertuaku. Kelentitnya yang sudah membengkak karena rangsangan seksual kujilati dan kuremas dengan gemasnya. Kumainkan pula apa yang ada di sekitar daerah kemaluannya. Gabungan remasan jari, kobokan tangan di kemaluannya, dan serangan lidahku berhasil membuat mertuaku keluar lagi untuk yang ketiga kalinya. “Aaaaahhhh… Andi sayang….” jerit nikmat ibu mertuaku. Cairan birahi ibu mertuaku keluar deras dari lubang vaginanya. Langsung saja kuhisap dan kutelan habis hingga tidak ada yang tersisa.

    Akupun tersenyum, lalu aku merubah posisiku. Tanpa memberikan kesempatan ibu mertuaku untuk beristirahat. Kuarahkan batangku yang masih bugar dan perkasa ini ke arah vaginanya, lalu kusetubuhi dia dalam posisi misionaris. Kurasakan batangku menembus liang vagina seorang wanita kepala 4 yang sudah beranak 3 tapi masih terasa kekenyalan dan kekesatannya. Sambil menyetubuhi ibu mertuaku, aku memainkan juga buah dadanya yang besar dan kenyal dengan mulut dan tanganku. Kuraba-raba dan kuremas hingga kugigit sampai putingnya berubah makin keras dan berwarna merah kecoklatan. Puas bermain payudara, tanganku yang lainnya memainkan kelentitnya, sementara mulutku bergerilya di ketiak yang halus tanpa bulu. Tangan mertuaku yang bebas, meremas dan mengacak rambutku hingga mencakar punggungku. Posisi nikmat ini kami lakukan selama beberapa lama hingga 45 menit kemudian ibu mertuaku mencapai orgasme lagi untuk yang keempat kalinya. Setelah itu dia minta istirahat. Aku sebenarnya malas mengabulkan permintaanya itu karena aku sedang tanggung, hampir mencapai posisi puncak. Namun akhirnya aku mengalah.

    “Andi kamu hebat banget deh, kamu sanggup membuat ibu keluar sampai empat kali” puji ibu mertuaku.
    “Ah ibu bisa saja deh.” kataku merendah.
    “Padahal kami sudah jogging setengah jam-an, tapi kamu masih saja perkasa.” lanjut pujiannya.
    “Itukan sudah jadi kebiasaanku bu” aku berkata yang sebenarnya.
    “Kamu benar-benar lelaki perkasa. Anakku beruntuk mendapatkanmu.” puji ibu mertuaku lagi.

    Lalu kami bercakap-cakap seperti biasanya. Sambil bercakap-cakap, tangan ibu yang nakal sesekali bergerilya disekujur tubuhku. Terakhir dia kembali mempermainkan batangku yang sudah mengerut ukurannya.

    Aku bangkit, lalu beranjak dari tempat tidur. Ibu mertuaku memandangku heran, dikiranya aku akan keluar dari kamarnya dengan mengakhiri permainan cinta kami.Tapi kutenangkan dia sambil berkata “Sebentar bu, aku akan mengecek keadaan dulu.” Aku memang khawatir, aku takut istri dan anakku bangun. Dengan cepat kukenakkan kembali pakaianku dan keluar dari kamar mertuaku. Ternyata dugaanku salah. Hari memang sudah beranjak pagi, tetapi istri dan anakku belum juga bangun. Dengan penasaran kuhampiri kamarku dan kamar tempat anakku tidur. Ternyata baik anak maupun istriku masih tertidur lelap. Aku lega melihatnya. Sepertinya permainan playstation kemarin berhasil membuat mereka tertidur pulas. Aku mendatangi jam weker di kamar dan kusetel ke angka 9 pagi.

    Aku menatap wajah istriku yang tertidur penuh kedamaian, sambil berkata dalam hati, “Tidurlah yang lama sayang, aku belum selesai menikmati tubuh ibumu.” lalu mengecup pipinya. Setelah itu aku kembali ke kamar mandi mencuci tubuhku, lalu balik lagi ke kamar mertuaku. Kami terlibat kembali dalam persetubuhan nikmat. Dalam persetubuhan terakhir ini, aku dan ibu mertuaku sama-sama meraih orgasme kami bersama dalam posisi doggy anal. Sesudahnya aku balik ke kamar istriku, setelah membersihkan diri di kamar mandi untuk yang terakhir kali dan mengenakan kembali baju tidurku.


    Begitulah cerita seksku dengan ibu mertuaku di suatu pagi hari yang indah, Tidak ada Mila, hanya ada ibu mertuaku yang seksi dan menggairahkan.

  • Cerita Dewasa Pengalaman Sex Ku Ketika Di SMU Di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Pengalaman Sex Ku Ketika Di SMU Di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1227 views

    Perawanku – Waktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Bantul aku mempunyai seorang teman. Bisa dikatakan teman dekat. Namanya Evi. Usianya 17 tahun. Dia keturunan Cina sehingga kulitnya kuning langsat. Tingginya sekitar 156 cm dan beratnya sekitar 48 kg. Rambutnya lurus panjang dan berwarna kecoklatan. Dia pindahan dari kota lain waktu permulaan kelas tiga. Aku dan dia saling menyukai. Meskipun ada perbedaan warna kulit. Kulitku sendiri sawo matang.
    ini terjadi ketika Suatu hari menjelang EBTA lokal dia minta sesuatu yang juga ada dipikiranku. Dia minta dicium. Akhirnya kami berdua sepakat melakukannya setelah pulang sekolah. Di salah satu kamar mandi sekolah. Setelah keadaan sekolah sepi kami berdua segera masuk ke kamar mandi. Kebetulan kamar mandi di sekolahku tidak membedakan antara cowok dan cewek.

    Kami berdua berhadap-hadapan. Kami sama-sama ragu untuk memulai. Entah siapa yang memulai, tahu-tahu kami berdua sudah berciuman. Lidah kami berdua saling menjilat. Matanya terpejam.

    Tanganku mencoba meremas payudaranya yang berukuran 38 yang masih tertutup pakaian seragam sekolah. Kuremas payudara kanannya. Ciuman kami terlepas.
    “Ooohh..” Desah Evi.
    Tangannya turun ke bawah mau membuka retsluiting celanaku. Kami berdua tersenyum. Tiba-tiba.
    “Apa-apaan kalian.” Bentak seseorang.
    Kami berdua terkejut. Di pintu yang terbuka terdapat salah seorang guru BP yang sangat ditakuti. Namanya Bu Heydi. Tanganku menghentikan remasan pada payudara kanan Evi. Sementara tangan Evi masih di celanaku.
    “Kalian berdua ikut aku ke kantor.” Kata Bu Heydi sambil berjalan keluar kamar mandi.
    Kami berdua mengikutinya. Tangan Evi memegang tanganku. Dia kelihatan ketakutan. Aku sendiri juga takut. Takut hal ini akan disebarluaskan.

    Kami bertiga telah sampai di ruang BP. Dikuncinya pintu ruangan itu. Kami berdua disuruh duduk di kursi sofa. Begitu duduk Evi dengan setengah menangis berkata.
    “Tolong bu. Jangan bilang siapa-siapa.”
    “Baiklah. Kamu jangan menangis. Aku akan tutup mulut. Tapi ada syaratnya.” Kata Bu Heydi yang duduk di depan meja kerjanya.
    “Apa syaratnya, bu?” tanyaku.
    “Saya bersedia memberi uang kepada ibu.” Kata Evi sebelum Bu Heydi menjawab pertanyaanku.
    “Aku nggak butuh uang.”
    Bu Heydi diam sejenak. Kemudian lanjutnya.
    “Aku butuh kamu.” Katanya sambil menunjukku. Kali ini suaranya agak lembut.
    “Apa yang bisa saya bantu?”
    “Aku butuh tubuhmu.”
    “Maksudnya?”
    “Aku minta dilayani.”

    Aku dan juga Evi setengah kaget. Aku tidak mengira Bu Heydi mengajukan syarat yang sangat tidak mungkin kulakukan. Aku hanya diam. Aku tahu Bu Heydi yang berusia 47 tahun adalah seorang janda. Jadi wajar saja dia minta dilayani.

    “Bagaimana?” Kata Bu Heydi sambil melepas kemejanya. Sehingga dia tinggal memakai baju dalam yang putih tipis memperlihatkan branya yang berwarna hitam. Tampak juga sebagian kulit sawo matangnya pada tubuh dengan tinggi sekitar 156 cm dan berat sekitar 53 kg.
    “Jangan, bu. Syarat yang lain saja.” Tolakku sambil tetap memegang tangan Evi.
    “Ibu nggak punya syarat lain selain itu.”
    “Jangan, bu.” Tolakku sekali lagi.
    “Kalau begitu, ibu akan umumkan perbuatan kalian besok.” Kata Bu Heydi agak marah.

    Aku dan Evi berpandangan. Kembali Bu Heydi berkata.
    “Daripada bercinta dengan orang yang lain warna kulitnya, lebih baik dengan..”
    Belum selesai Bu Heydi selesai bicara sudah disela oleh Evi.
    “Tolong, bu. Jangan sebut-sebut warna kulit. Aku rela. Terserah ibu mau lakukan apa terhadapnya. Tapi. Sekali lagi. Jangan sebut-sebut warna kulit.” Kata Evi dengan nada keras dan melepaskan pegangan tanganku.

    Bu Heydi tertawa sambil berdiri menghampiriku. Dia jongkok di depan tempat aku duduk. Dia meremas penisku yang masih tidur. Remasan itu membuat penisku setengah tegang. Sementara Evi berdiri. Dia berjalan mau keluar dari ruangan itu.
    “Eh. Jangan pergi dulu.” Cegah Bu Heydi sambil tetap memegang penisku. Kemudian sambungnya lagi.
    “Setelah aku menikmati tubuh pacarmu ini, kamu boleh melakukannya sepuasnya.”
    Kelihatannya Evi setuju. Dia kembali duduk. Tetapi duduk di kursi sofa yang berada di depanku yang dibatasi oleh meja. Sementara meja itu telah digeser Bu Heydi untuk berjongkok.

    Setelah melihat Evi duduk, kembali Bu Heydi meremas penisku. Kali ini penisku sudah hampir tegang. Dibukanya celanaku. Diturunkan ke bawah sedikit termasuk celana dalamku. Penisku sudah muncul dihadapan Bu Heydi dengan keadaan tegang sepenuhnya. Dipegangnya penisku dan langsung dimasukkan ke mulutnya. Dikeluarmasukkan penisku yang panjangnya 15 cm. Tanganku hanya memegang rambut hitamnya yang lurus potong pendek sebahu ciri khas BP. Mataku setengah terpejam menikmati kuluman Bu Heydi terhadap penisku.

    Sekarang kepala penisku dijilatinya sambil melepas baju dalam yang masih dipakainya. Kemudian dipegangnya lagi penisku dan dimasukkan kembali ke mulutnya. Tangannya juga membelai buah pelirku. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan disentuhkan ke lehernya sementara lidahnya menjilati pinggangku. Aku beranikan membuka ikatan bra yang dipakai Bu Heydi. Perlahan-lahan kulepas bra itu. Sedangkan Bu Heydi menjilati buah pelirku.
    Beberapa saat kemudian digesek-gesekkan diantara kedua payudara Bu Heydi yang berukuran 34. Pada saat itu kulihat Evi sedang melakukan masturbasi. Baju seragam sekolahnya setengah terbuka dan dia meremas payudara kanannya yang masih ditutupi kaos dalam dan bra. Bu Heydi kembali menjilati kepala penisku. Kudorong kepalanya supaya penisku masuk ke mulutnya. Kembali penisku keluarmasuk masuk mulut Bu Heydi. Sambil kedua tangannya membelai-belai buah pelirku.

    Setelah puas menikmati penisku, dia berdiri menyorongkan payudara kirinya ke mulutku. Kujilati payudara kirinya itu. Bu Heydi rupanya juga melihat Evi bermasturbasi. Dia meninggalkanku dan menghampiri Evi yang masih asyik dengan remasan pada payudara kanannya.
    “Boleh ibu bantu.” Tawar Bu Heydi.
    Evi menghentikan remasannya dan hanya diam. Dan tanpa persetujuan Evi dibukanya dengan cepat seluruh pakaian seragam sekolah yang dipakai Evi termasuk kaos dalam dan bra. Mereka berdua sama-sama setengah telanjang.
    Dibimbingnya Evi untuk berdiri untuk menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Evi.

    “Ooouhh..” Mereka berdua sama-sama mendesah.
    Bu Heydi lalu memegang kedua payudara Evi sedangkan Evi mendorong tubuh Bu Heydi pada kedua lengannya. Aku kira Evi yang mempunyai tato bergambar bunga mawar kecil di atas pusarnya akan menolak ajakan Bu Heydi. Ternyata tidak. Evi bahkan melepas semua pakaian yang tersisa di tubuhnya yang diikuti oleh Bu Heydi yang juga dengan cepat melepas semua pakaiannya. Keduanya berdiri berhadap-hadapan dan saling tersenyum. Aku sendiri ketika mereka melepaskan semua pakaian juga ikut melepas semua pakaianku sambil duduk. Aku ingin menghampiri mereka yang kemudian dihalang-halangi oleh Bu Heydi.
    “Biarkan aku menikmati tubuhnya sendirian.” Kata Bu Heydi sambil berjalan ke belakang Evi.

    Dari belakang diciumnya bibir Evi yang tangan kanannya memegang leher belakang Bu Heydi. Tangan kiri Bu Heydi dari belakang meremas payudara kiri Evi. Tangan kiri Evi menjepit tangan kiri Bu Heydi di bawah ketiaknya sambil memegang tangan kanan Bu Heydi yang membelai vaginanya.
    Lalu Evi membalik badannya dan dengan membungkuk dihisapnya kedua payudara Bu Heydi bergantian.

    “Uuughh..” Desah Bu Heydi.
    Kedua tangannya memegang pinggang Bu Heydi. Ditariknya tubuh Evi ke atas sambil dia sendiri berjongkok di hadapan Evi. Langsung saja dibukanya vagina Evi dengan kedua tangannya. Evi meletakkan kaki kirinya ke atas kursi sofa untuk mempermudah terbukanya vaginanya. Bu Heydi lalu menjilat vagina Evi dan menghisapnya.
    “Aaaghh..oohh..” Desah Evi.
    Bu Heydi lalu membimbing Evi untuk duduk di kursi sofa. Gantian dia membungkuk dan menghisap kedua payudara Evi bergantian.
    “Uuughh..” Desah Evi.
    Mulutnya turun ke bawah dan dihisapnya kembali vagina Evi dengan lidahnya. Evi meremas rambut Bu Heydi yang semakin bernafsu dalam menghisap vagina Evi.
    “Aaaghh..oohh..” Desah Evi.

    Bu Heydi kemudian menghentikan permainannya. Dia lalu duduk di kursi sofa dengan kaki kanannya tetap dibawah. Dengan isyarat tangan dipanggilnya Evi yang masih duduk sambil tangannya memegang vaginanya yang sudah basah. Dihampirinya Bu Heydi. Jempolnya basah karena cairan yang keluar dari vaginanya. Diarahkannya ke mulut Bu Heydi yang kemudian menghisap jempol itu.

    Cerita Dewasa – Lalu Evi duduk di antara kedua kaki Bu Heydi. Dari belakang Bu Heydi memeluk Evi sambil mencium bibir Evi. Tangan kanannya membelai vagina Evi dan jari tengah dan telunjuknya dimasukkan ke vagina Evi. Kepala Evi otomatis mendongak ke atas yang membuat Bu Heydi menjilati leher Evi. Tangan kirinya meremas kedua payudara Evi bergantian. Sedangkan tangan kanan Evi memegang tangan kanan Bu Heydi untuk mempercepat kocokan pada vaginanya.

    “Ooohh..aahh..oouhh..” Desah Evi.
    Aku tetap duduk melihat permainan Bu Heydi dengan Evi yang memanas. Aku hanya bisa meremas-remas penisku sendiri yang tegang. Kelihatannya Evi sudah mencapai orgasme. Bu Heydi mengeluarkan kedua jarinya dari vagina Evi dan memeluknya. Aku ingin menghampiri mereka lagi. Tapi.

    “Aku ingin lagi, bu.” Kata Evi pelan.
    Aku urungkan menghampiri mereka yang telah memulai kembali permainannya yang semakin memanas. Kulihat Evi dalam posisi kayang sedang dihisap vaginanya oleh Bu Heydi. Evi tidak kuat dalam kayangnya sehingga dia terjatuh ke lantai. Tetapi Bu Heydi tetap saja menghisap vagina Evi dengan lidahnya sambil tangan kirinya membelai paha kiri Evi.
    “Aaaghh..oohh..eehmm..” Desah Evi.
    Setelah beberapa lama Evi mencapai orgasme. Tampak dia kelelahan. Tetapi oleh Bu Heydi dirangsang kembali. Dengan cara Bu Heydi membuka vaginanya dan menempelkan kelentitnya ke puting payudara kanan Evi.
    “Aaahh..” Mereka berdua sama-sama mendesah.
    Gairah Evi kembali lagi. Tangan kirinya meremas payudara kanannya sendiri sementara tangan kirinya membelai paha kanan Bu Heydi. Bu Heydi melanjutkan dengan berdiri dan meletakkan kaki kirinya ke kursi sofa. Evi yang berada tepat di bawahnya lalu memegang paha kanan Bu Heydi dan menjilatinya.
    “Eeehmm..” Desah Bu Heydi.
    Mulutnya naik ke atas dan dibukanya vagina Bu Heydi untuk menghisap dengan lidahnya.
    “Aaaghh..oohh..” Desah Bu Heydi.

    Akhirnya Bu Heydi mencapai orgasme dan dia terjatuh tertelungkup di sofa dengan kaki tetap di bawah. Tetapi Evi belum puas. Puting payudara kirinya di tempelkan di lubang pantat Bu Heydi. Kemudian dari belakang dihisapnya lagi vagina Bu Heydi dengan lidahnya.
    “Aaahh..aaghh..oohh..” Desah Bu Heydi.
    Sebagai puncak permainan mereka, Evi membalikkan tubuh Bu Heydi dan mengangkat kakinya ke atas kursi sofa. Mereka bermain dalam posisi 69 selama beberapa menit.
    Aku semakin asyik saja dengan penisku. Tidak saja meremas-remas penisku. Juga kukocok penisku. Aku tidak tahu ketika mereka berdua telah mendatangi aku yang bersandar ke meja. Bu Heydi mengambil kursi kayu. Sambil duduk dia memegang penisku dan memasukkan ke mulutnya. Evi ingin menciumku. Tetapi kudaratkan bibirku ke payudara kanannya.

    “Oooughh..”
    Kulepaskan hisapan pada payudara kanannya. Dia merangkulkan tangan kirinya ke pundakku. Tangan kanannya ikut memegang penisku yang keluar masuk mulut Bu Heydi. Tangan kananku meremas pantat kirinya yang membuat kepalanya mendongak ke atas. Aku dapat dengan leluasa menjilati lehernya dan kedua payudaranya.
    “Eeehmm..eehmm..” Desah Evi.
    Kutambah dengan remasan tangan kiriku yang meremas pantat kanannya. Penisku sudah tidak lagi dikeluarmasukkan. Kulepaskan diriku dari rangkulan Evi. Evi kemudian duduk di kursi kayu. Bu Heydi mendekati Evi. Mereka berdua berciuman kembali. Setelah kukangkangkan kaki Bu Heydi, dari bawah kuhisap vagina Bu Heydi dengan lidahku sementara mereka tetap berciuman.
    “Aaaghh..oohh..” Desah Bu Heydi disela-sela ciumannya.
    Mereka berciuman sambil tangan kanan Bu Heydi memasukkan jari tengah dan telunjuknya ke vagina Evi.
    Kuremas-remas juga pantat Bu Heydi. Bu Heydi melepaskan ciumannya dan berkata.
    “Masukkan.” Katanya sambil mencium Evi kembali.
    Dari belakang kumasukkan pelan-pelan penisku ke vagina Bu Heydi.

    Cerita Bokep – Kulihat tangan kanan Evi memegang paha kiri Bu Heydi. Evi juga telah berdiri dari kursinya. Bu Heydi menjilati leher Evi sampai ke kedua payudara Evi. Tangan kirinya memegang erat tangan kanan Evi. Penisku keluarmasuk vagina Bu Heydi dari belakang sementara Bu Heydi dan Evi tetap berciuman sambil menempelkan kedua payudara mereka. Kedua tangan mereka saling meremas kedua paha. Kurasakan maniku mau keluar.
    “Maaf, bu. Mau keluar.” Kataku pelan.
    “Keluarkan saja di dalam.” Jawab Bu Heydi sambil mendesah disela-sela ciumannya.
    Akhirnya kukeluarkan maniku di vagina Bu Heydi yang juga basah. Bu Heydi kemudian mendorong tubuhku. Kukeluarkan penisku dari vagina Bu Heydi dan aku langsung jatuh terduduk. Aku duduk bersandar ke tembok dengan kakiku kuluruskan. Bu Heydi juga melepaskan ciumannya pada Evi. Dia duduk di kursi sofa.

    Evi menghampiriku. Aku berjalan dengan dua lututku juga maju mendekatinya. Kuhisap payudara kiri Evi. Sedangkan payudara kanan Evi kuremas.
    “Oooughh..oohh..” Desah Evi.
    Bu Heydi juga berdiri dan menggesekkan kedua payudaranya ke punggungku sambil kedua tangannya membelai bagian depan tubuhku.

    Kubalikkan tubuhku sambil berdiri. Kubimbing Bu Heydi untuk duduk di kursi sofa. Ingin sekali kumasukkan penisku dari depan. Tapi Evi menarikku ke belakang. Dia langsung menghisap vagina Bu Heydi dengan lidahnya dengan bertumpu pada kedua tangannya dan lututnya. Dia juga berkata kepadaku.
    “Masuki aku.” Kata Evi yang menghentikan hisapan pada vagina Bu Heydi dengan lidahnya.
    Dari belakang pelan-pelan kumasukkan penisku.
    “Aaaghh..” Desah Evi.
    Evi melanjutkan lagi menghisap vagina Bu Heydi dengan lidahnya. Tapi baru sebentar, Evi berkata lagi.
    “Keluarkan. Nggak enak.”
    Terpaksa kukeluarkan lagi penisku. Evi membalikkan tubuhnya dan mendorongku untuk duduk di kursi kayu. Aku duduk di kursi kayu. Evi kemudian mencoba duduk di pangkuanku. Dia meraba-raba ke belakang mencari penisku. Aku tahu maksudnya. Pelan-pelan kumasukkan penisku ke vagina Evi. Kurasakan vagina Evi yang basah.
    “Aaaghh..” Desah Evi.

    Bu Heydi juga bangkit dari kursi sofa. Dari samping tangan kanannya membelai vagina Evi. Payudara kirinya menempel pada payudara kanan Evi. lalu dipegangnya payudara kiri Evi dan ditempelkan ke payudara kanannya. Kedua payudara mereka menempel dan bergesekan seiring dengan Evi yang menaikturunkan pantatnya supaya penisku keluar masuk. Kuangkat paha kanan Bu Heydi. Evi menyambutnya dengan belaian tangan kiri pada paha kanan Bu Heydi.
    “Ooouhh..aahh..oouhh..” Desah Evi.
    “Ooouhh..” Desah Bu Heydi.
    Kemudian Bu Heydi turun ke bawah. Dihisapnya vagina Evi yang masih dimasuki penisku. Kuangkat pantat Evi dan akupun mencoba berdiri. Aku berhasil berdiri dan kulihat kaki kiri Evi diangkat ke atas meja kecil. Penisku dipegang oleh Bu Heydi sementara kepala penisku masih berada di vagina Evi. Dikeluarkannya penisku sambil Bu Heydi menjilati cairan yang keluar dari vagina Evi.
    Aku masih berdiri sambil membersihkan penisku. Kulihat Bu Heydi terlentang di lantai dan tangannya menarik Evi untuk melakukan posisi 69. Ketika mereka melakukan posisi itu kukeluarmasukkan penisku ke vagina Evi.
    “Aaahh..oouhh..Jangan. Jangan.” Teriak Evi berulang-ulang.

    Kukeluarkan penisku sambil berdiri. Evi juga berdiri. Evi menghampiriku dan dibimbingnya aku untuk telentang dilantai disamping Bu Heydi yang sudah duduk juga dilantai. Evi tengkurap di atas tubuhku sambil mencoba supaya penisku masuk vaginanya. Bu Heydi membantu dari belakang. Dimasukkannya penisku ke vagina Evi sambil lidahnya menjilati pantat Evi. Kuangkat kepalaku untuk menghisap kedua payudara Evi yang bergoyang seiring dengan pantatnya yang dinaikturunkan. Aku hisap payudara kanannya. Bu Heydi dari belakang menempelkan kedua payudaranya ke punggung Evi. Tubuhnya ikut membantu mendorong tubuh Evi yang dinaikturunkan supaya penisku keluarmasuk vagina Evi. Tangan kirinya meremas payudara kiri Evi.

    “Aaahh..oouhh..oohh..aahh..oouhh..” Desah Evi.
    “Aku mau keluar.” Kataku sambil berteriak kenikmatan.
    “Jangan keluarkan di dalam.” Kata Evi sambil memundurkan tubuhnya ke belakang.
    Bu Heydi yang tahu hal itu langsung berdiri. Evi langsung melentangkan tubuhnya di lantai sambil berkata kepadaku.
    “Keluarkan di sini.” Kata Evi sambil memegang kedua payudaranya.
    Kukangkangkan kakiku yang setengah berdiri bertumpu dengan kedua lututku tepat di atas kepala Evi. Kutumpahkan maniku di kedua payudara Evi yang langsung dijilati Bu Heydi.
    “Eeehmm..” Desah Evi.

    Cerita Dewasa – Bu Heydi juga menjilati kepala penisku. Sedangkan buah pelirku dijilati oleh Evi. Aku lalu pindah ke samping kanan Evi. Kugesek-gesekkan penisku yang masih keluar mani ke kedua payudara Evi bergantian. Juga ke belahan kedua payudara Evi. Akhirnya kujatuhkan tubuhku di samping kanan Evi. Bu Heydi masih menjilati kedua payudara Evi bergantian sambil sesekali membagi maniku dengan lidahnya ke bibir Evi. Akhirnya Bu Heydi juga menjatuhkan tubuhnya di samping kiri Evi.
    Setelah beristirahat sebentar dan membersihkan tubuh di kamar mandi yang ada di dalam ruang BP, kami bertiga pulang ke rumah masing-masing.

  • Cerita Bokep Hukuman Nikmat Karena Melihat BH Guru Matematika – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Hukuman Nikmat Karena Melihat BH Guru Matematika – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1285 views

    Perawanku – Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalulintas. Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.

    Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.

    Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya
    ” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
    ” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
    ” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
    setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor ”
    ” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalankan motorku dengan kecepatan sedang.
    Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

    Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
    “ibu ganti baju dulu ya ko ”
    setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

    Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
    ” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
    ” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
    ” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
    ” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
    Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
    “auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya

    “ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
    Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Cerita Sex – Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum
    “gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
    “iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.

    Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

    Cerita Dewasa – Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat
    “sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
    Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
    “masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.
    Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
    “slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
    “uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
    Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.

    “ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.
    Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
    “sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
    “aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
    Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

    Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
    “enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
    “ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.


    Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi. END

  • Cerita Dewasa Sendiri Dirumah Istri Diperkosa Oleh Supir – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Sendiri Dirumah Istri Diperkosa Oleh Supir – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1514 views

    Perawanku – Namaku Winie, umurku sudah 25 tahun. Waktu menikah umurku masih 19 tahun dan sekarang Kedua anakku disekolahkan di luar negeri semua sehingga di rumah hanya aku dan suami serta dua orang pembantu yang hanya bekerja untuk membersihkan perabot rumah serta kebun, sementara menjelang senja mereka pulang.

    Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki beberapa usaha di dalam dan luar negri. Kesibukannya membuat suamiku selalu jarang berada di rumah. Bila suamiku berada di rumah hanya untuk istirahat dan tidur sedang pagi-pagi sekali dia sudah kembali leyap dalam pandangan mataku. Hari-hariku sebelum anakku yang bungsu menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu menuntut ilmu di luar negeri terasa menyenangkan karena ada saja yang dapat kukerjakan, entah itu untuk mengantarkannya ke sekolah ataupun membantunya dalam pelajaran.

    Cerita Bokep – Namun semenjak tiga bulan setelah anakku berada di luar negeri hari-hariku terasa sepi dan membosankan. Terlebih lagi bila suamiku sedang pergi dengan urusan bisnisnya yang berada di luar negeri, bisa meninggalkan aku sampai 2 mingguan lamanya. Aku tidak pernah ikut campur urusan bisnisnya itu sehingga hari-hariku kuisi dengan jalan-jalan ke mall ataupun pergi ke salon dan terkadang melakukan senam. Sampai suatu hari kesepianku berubah total karena supirku. Suatu hari setibanya di rumah dari tempatku senam supirku tanpa kuduga memperkosaku. Seperti biasanya begitu aku tiba di dalam rumah, aku langsung membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua dimana kamar utama berada. Begitu kubuka pintu kamar, aku langsung melemparkan tasku ke bangku yang ada di dekat pintu masuk dan aku langsung melepas pakaian senamku yang berwarna hitam hingga tinggal BH dan celana dalam saja yang masih melekat pada tubuhku.

    Saat aku berjalan hendak memasuki ruang kamar mandi aku melewati tempat rias kaca milikku. Sesaat aku melihat tubuhku ke cermin dan melihat tubuhku sendiri, kulihat betisku yang masih kencang dan berbentuk mirip perut padi, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang besar seperti bentuk gitar dengan pinggang yang kecil kemudian aku menyampingkan tubuhku hingga pantatku terlihat masih menonjol dengan kencangnya. Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku, buah dadaku yang masih diselimuti BH terlihat jelas lipatan bagian tengah, terlihat cukup padat berisi serta, “Ouh.. ngapain kamu di sini!” sedikit terkejut ketika aku sedang asyik-asyiknya memandangi kemolekan tubuhku sendiri tiba-tiba saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku yang rupanya sedang berdiri di bibir pintu kamarku yang tadi lupa kututup. “Jangan ngeliatin.. sana cepet keluar!” bentakku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yang terbuka.

    Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku malah kakinya melangkah maju satu demi satu masuk kedalam kamar tidurku. “Aris.. Saya sudah bilang cepat keluar!” bentakku lagi dengan mata melotot. “silakan ibu teriak sekuatnya, hujan di luar akan melenyapkan suara ibu!” ucapnya dengan matanya menatap tajam padaku. Sepintas kulihat celah jendela yang berada di sampingku dan ternyata memang hujan sedang turun dengan lebat, memang ruang kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya hingga hujan turun pun takkan terdengar hanya saja di luar sana kulihat dedaunan dan ranting pohon bergoyang tertiup angin kesana kemari. Detik demi detik tubuh supirku semakin dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya.

    Cerita Sex – Aku pun mulai mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu sampai akhirnya kakiku terpojok oleh bibir ranjang tidurku. “Mas.. jangan!” kataku dengan suara gemetar. “Hua.. ha.. ha.. ha..!” suara tawa supirku saat melihatku mulai kepepet. “Jangan..!” jeritku, begitu supirku yang sudah berjarak satu meteran dariku menerjang tubuhku hingga tubuhku langsung terpental jatuh di atas ranjang dan dalam beberapa detik kemudian tubuh supirku langsung menyusul jatuh menindih tubuhku yang telentang. Aku terus berusaha meronta saat supirku mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya. Perlawananku yang terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk menendang-nendangnya terus membuat supirku juga kewalahan hingga sulit untuk berusaha menciumi aku sampai aku berhasil lepas dari himpitan tubuhnya yang besar dan kekar itu.

    Begitu aku mendapat kesempatan untuk mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak namun aku masih kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir ranjang kembali dan celana dalam putihku tertarik hingga bongkahan pantatku terbuka. Namun aku terus berusaha kembali merangkak ke tengah ranjang untuk menjauhinya. Lagi-lagi aku kalah cepat dengan supirku, dia berhasil menangkap tubuhku kembali namun belum sempat aku bangkit dan berusaha merangkak lagi, tiba-tiba saja pinggulku terasa kejatuhan benda berat hingga tidak dapat bergerak lagi. “Aris.. Jangan.. jangan.. mas..” kataku berulang-ulang sambil terisak nangis. Rupanya supirku sudah kesurupan dan lupa siapa yang sedang ditindihnya. Setelah melihat tubuhku yang sudah mulai kecapaian dan kehabisan tenaga lalu supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku dan menelikungnya kebelakan tubuhku begitu pula lengan kiriku yang kemudian dia mengikat kedua tanganku kuat-kuat, entah dengan apa dia mengikatnya. Setelah itu tubuhnya yang masih berada di atas tubuhku berputar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat lalu ditariknya hingga menekuk.

    Lalu kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Setelah itu kaki kiriku yang mendapat giliran diikatkannya bersama dengan kaki kananku. “Saya ingin mencicipi ibu..” bisiknya dekat telingaku. “Sejak pertama kali saya melamar jadi supir ibu, saya sudah menginginkan mendapatkan kesempatan seperti sekarang ini.” katanya lagi dengan suara nafas yang sudah memburu. “Tapi saya majikan kamu Ris..” kataku mencoba mengingatkan. “Memang betul bu.. tapi itu waktu jam kerja, sekarang sudah pukul 7 malam berarti saya sudah bebas tugas..” balasnya sambil melepas ikatan tali BH yang kukenakan. “Hhh mm uuhh,” desah nafasnya memenuhi telingaku. “Tapi malam ini Bu Winie harus mau melayani saya,” katanya sambil terus mendengus-denguskan hidungnya di seputar telingaku hingga tubuhku merinding dan geli. Setelah supirku melepas pakaiannya sendiri lalu tubuhku dibaliknya hingga telentang.

    Aku dapat melihat tubuh polosnya itu. Tidak lama kemudian supirku menarik kakiku sampai pahaku melekat pada perutku lalu mengikatkan tali lagi pada perutku. Tubuhku kemudian digendongnya dan dibawanya ke pojok bagian kepala ranjang lalu dipangkunya di atas kedua kaki yang diselonjorkan, mirip anak perempuan yang tubuhnya sedang dipeluk ayahnya. Tangan kirinya menahan pundakku sehingga kepalaku bersandar pada dadanya yang bidang dan terlihat otot dadanya berbentuk dan kencang sedangkan tangan kanannya meremasi kulit pinggul, pahaku dan pantatku yang kencang dan putih bersih itu. “Aris.. jangan Ris.. jangan!” ucapku berulang-ulang dengan nada terbata-bata mencoba mengingatkan pikirannya. Namun Aris, supirku tidak memperdulikan perkataanku sebaliknya dengan senyum penuh nafsu terus saja meraba-raba pahaku. “Ouh.. zzt.. Euh..” desisku panjang dengan tubuh menegang menahan geli serta seperti terkena setrum saat kurasakan tangannya melintasi belahan kedua pahaku.

    Apalagi telapak dan jemari tangannya berhenti tepat di tengah-tengah lipatan pahaku. “Mass.. Eee” rintihku lebih panjang lagi dengan bergetar sambil memejapkan mata ketika kurasakan jemarinya mulai mengusap-usap belahan bibir vaginaku. Tangan Mas Aris terus menyentuh dan bergerak dari bawah ke atas lalu kembali turun lagi dan kembali ke atas lagi dengan perlahan sampai beberapa kali. Lalu mulai sedikit menekan hingga ujung telunjuknya tenggelam dalam lipatan bibir vaginaku yang mulai terasa berdenyut-denyut, gatal dan geli. Tangannya yang terus meraba dan menggelitik-gelitik bagian dalam bibir vaginaku membuat birahiku jadi naik dengan cepatnya, apalagi sudah cukup lama tubuhku tidak pernah mendapatkan kehangatan lagi dari suamiku yang selalu sibuk dan sibuk. Entah siapa yang memulai duluan saat pikiranku sedang melayang kurasakan bibirku sudah beradu dengan bibirnya saling berpagut mesra, menjilat, mengecup, menghisap liur yang keluar dari dalam mulut masing-masing. “Ouh.. Winie.. wajahmu cukup merangsang sekali Winie..!” ucapnya dengan nafasnya yang semakin memburu itu.

    Setelah berkata begitu tubuhku ditarik hingga buah dadaku yang menantang itu tepat pada mukanya dan kemudian, “Ouh.. mas..” rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan menahan geli bercampur nikmat yang tiada henti setelah mulutnya dengan langsung memagut buah dadaku yang ranum itu. Kurasakan mulutnya menyedot, memagut, bahkan menggigit-gigit kecil punting susuku sambil sekali-kali menarik-narik dengan giginya. Entah mengapa perasaanku saat itu seperti takut, ngeri bahkan sebal bercampur aduk di dalam hati, namun ada perasaan nikmat yang luar biasa sekali seakan-akan ada sesuatu yang pernah lama hilang kini kembali datang merasuki tubuhku yang sedang dalam keadaan tidak berdaya dan pasrah. “Bruk..” tiba-tiba tangan Mas Aris melepaskan tubuhku yang sedang asyik-asyiknya aku menikmati sedalam-dalamnya tubuhku yang sedang melambung dan melayang-layang itu hingga tubuhku terjatuh di atas ranjang tidurku.

    Tidak berapa lama kemudian kurasakan bagian bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti orang yang kelaparan. Mendapat serangan seperti itu tubuhku langsung menggelinjang-gelinjang dan rintihan serta erangan suaraku semakin meninggi menahan geli bercampur nikmat sampai-sampai kepalaku bergerak menggeleng ke kanan dan ke kiri berulang-ulang. Cukup lama mulutnya mencumbu dan melumati bibir vaginaku terlebih-lebih pada bagian atas lubang vaginaku yang paling sensitif itu. “Aris.. sudah.. sudah.. ouh.. ampun Aar.. riss..” rintihku panjang dengan tubuh yang mengejang-ngejang menahan geli yang menggelitik bercampur nikmat yang luar biasa rasanya saat itu. Lalu kurasakan tangannya pun mulai rebutan dengan bibirnya.

    Kurasakan jarinya dicelup ke dalam lorong kecil kemaluanku dan mengorek-ngorek isi dalamnya. “Ouh.. Ris..” desisku menikmati alur permainannya yang terus terang belum pernah kudapatkan bahkan dengan suamiku sendiri. “Sabar Win.., saya suka sekali dengan lendirmu sayang!” suara supirku yang setengah bergumam sambil terus menjilat dan menghisap-hisap tanpa hentinya sampai beberapa menit lagi lamanya. Setelah puas mulutnya bermain dan berkenalan dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Aris lalu mendekati wajahku sambil meremas-remas buah dadaku yang ranum dan kenyal itu. “Bu Winie.., saya entot sekarang ya.. sayang..” bisiknya lebih pelan lagi dengan nafas yang sudah mendesah-desah. “Eee..” pekikku begitu kurasakan di belahan pangkal pahaku ada benda yang cukup keras dan besar mendesak-desak setengah memaksa masuk belahan bibir vaginaku. “Tenang sayang.. tenang.. dikit lagi.. dikit lagi..” “Aah.. sak.. kiit..!” jeritku keras-keras menahan ngilu yang amat sangat sampai-sampai terasa duburku berdenyut-denyut menahan ngilunya. Akhirnya batang penis supirku tenggelam hingga dalam dibalut oleh lorong kemaluanku dan terhimpit oleh bibir vaginaku.

    Beberapa saat lamanya, supirku dengan sengaja, penisnya hanya didiamkan saja tidak bergerak lalu beberapa saat lagi mulai terasa di dalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar perlahan-lahan dan setelah itu didorong masuk lagi, juga dengan perlahan-lahan sekali seakan-akan ingin menikmati gesekan-gesekan pada dinding-dinding lorong yang rapat dan terasa bergerenjal-gerenjal itu. Makin lama gerakannya semakin cepat dan cepat sehingga tubuhku semakin berguncang dengan hebatnya sampai, “Ouhh..” Tiba-tiba suara supirku dan suaraku sama-sama beradu nyaring sekali dan panjang lengkingannya dengan diikuti tubuhku yang kaku dan langsung lemas bagaikan tanpa tulang rasanya. Begitu pula dengan tubuh supirku yang langsung terhempas kesamping tubuhku. “Sialan kamu Ris!” ucapku memecah kesunyian dengan nada geram.

    Setelah beberapa lama aku melepas lelah dan nafasku sudah mulai tenang dan teratur kembali. “Kamu gila Ris, kamu telah memperkosa istri majikanmu sendiri, tau!” ucapku lagi sambil memandang tubuhnya yang masih terkulai di samping sisiku. “Bagaimana kalau aku hamil nanti?” ucapku lagi dengan nada kesal. “Tenang Bu Winie.., saya masih punya pil anti hamil, Bu Winie.” ucapnya dengan tenang. “Iya.. tapi kan udah telat!” balasku dengan sinis dan ketus. “Tenang bu.. tenang.. setiap pagi ibu kan selalu minum air putih dan selama dua hari sebelumnya saya selalu mencampurkan dengan obatnya jadi Bu Winie enggak usah khawatir bakalan hamil bu,” ucapnya malah lebih tenang lagi. “Ouh.. jadi kamu sudah merencanakannya, sialan kamu Ris..” ucapku dengan terkejut, ternyata diam-diam supirku sudah lama merencanakannya. “Bagaimana Bu Winie..?

    Bagaimana apanya? Sekarang kamu lepasin saya Ris..” kataku masih dengan nada kesal dan gemas. “Maksudnya, tadi waktu di Entotin enak kan?” tanyanya lagi sambil membelai rambutku. Wajahku langsung merah padam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh supirku, namun dalam hati kecilku tidak dapat kupungkiri walaupun tadi dia sudah memperkosa dan menjatuhkan derajatku sebagai majikannya, namun aku sendiri turut menikmatinya bahkan aku sendiri merasakan organsime dua kali. “Kok ngak dijawab sich!” tanya supirku lagi. “Iya..iya, tapi sekarang lepasin talinya dong Aris!” kataku dengan menggerutu karena tanganku sudah pegal dan kaku. “Nanti saja yach! Sekarang kita mandi dulu!” ucapnya sambil langsung menggendong tubuhku dan membawa ke kamar mandi yang berada di samping tempat ranjangku. Tubuhku yang masih lemah lunglai dengan kedua tangan dan kakiku yang masih terikat itu diletakkan di atas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin tepat di bawah pancuran shower yang tergantung di dinding. Setelah itu supirku menyalakan lampu kamar mandiku dan menyalakan kran air hingga tubuhku basah oleh guyuran air dingin yang turun dari atas pancuran shower itu.

    Melihat tubuhku yang sudah basah dan terlihat mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lalu Aris supirku berjongkok dekatku dan kemudian duduk di sampingku hingga tubuhnya pun turut basah oleh air yang turun dari atas. Mata supirku yang memandangiku seperti terlihat lain dari biasanya, dia mulai mengusap rambutku yang basah ke belakang dengan penuh sayang seperti sedang menyayang seorang anak kecil. Lalu diambilnya sabun Lux cair yang ada di dalam botol dan menumpahkan pada tubuhku lalu dia mulai menggosok-gosok tubuhku dengan telapak tangannya. Pinggulku, perutku lalu naik ke atas lagi ke buah dadaku kiri dan kemudian ke buah dadaku yang kanan. Tangannya yang terasa kasar itu terus menggosok dan menggosok sambil bergerak berputar seperti sedang memoles mobil dengan cairan kits. Sesekali dia meremas dengan lembut buah dada dan punting susuku hingga aku merasa geli dibuatnya, lalu naik lagi di atas buah dadaku, pundakku, leherku lalu ke bahuku, kemudian turun lagi ke lenganku. “Ah.. mas..” pekikku ketika tangannya kembali turun dan turun lagi hingga telapak tangannya menutup bibir vaginaku.

    Kurasakan telapak tangannya menggosok-gosok bibir vaginaku naik turun dan kemudian membelah bibir vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah dan cekatan dan kembali menggosok-gosokkannya hingga sabun Lux cair itu menjadi semakin berbusa. Setelah memandikan tubuhku lalu dia pun membasuh tubuhnya sendiri sambil membiarkan tubuhku tetap bersandar di bawah pancuran shower. Usai membersihkan badan, supirku lalu menggendongku keluar kamar mandi dan menghempaskan tubuhku yang masih basah itu ke atas kasur tanpa melap tubuhku terlebih dahulu. “Saya akan bawakan makanan ke sini yach!” ucapnya sambil supirku melilit handuk yang biasa kupakai kepinggangnya lalu ngeloyor ke luar kamarku tanpa sempat untuk aku berbicara. Sudah tiga tahun lebih aku tidak pernah merasakan kehangatan yang demikian memuncak, karena keegoisan suamiku yang selalu sibuk dengan pekerjaan.

    Memang dalam hal keuangan aku tidak pernah kekurangan. Apapun yang aku mau pasti kudapatkan, namun untuk urusan kewajiban suami terhadap istrinya sudah lama tidak kudapatkan lagi. Entah mengapa perasaanku saat ini seperti ada rasa sedang, gembira atau.. entah apalah namanya. Yang pasti hatiku yang selama ini terasa berat dan bosan hilang begitu saja walaupun dalam hati kecilku juga merasa malu, benci, sebal dan kesal. Supirku cukup lama meninggalkan diriku sendirian, namun waktu kembali rupanya dia membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih hangat serta segelas minuman kesukaanku. Lalu tubuhku disandarkan pada teralis ranjang. “Biar saya yang suapin Bu Winie yach!” ucapnya sambil menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya. “Kamu yang masak Ris!” tanyaku ingin tahu. “Iya, lalu siapa lagi yang masak kalau bukan saya, kan di rumah cuma tinggal kita berdua, si Wati kan udah saya suruh pulang duluan sebelum hujan tadi turun!” kata supirku. “Ayo dicicipi!” katanya lagi. Mulanya aku ragu untuk mencicipi nasi goreng buatannya, namun perutku yang memang sudah terasa lapar, akhirnya kumakan juga sesendok demi sesendok. Tidak kusangka nasi goreng buatannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa terasa nasi goreng di piring dapat kuhabisi juga.

    Bolehkan saya memanggil Bu Winie dengan sebutan mbak?” tanyanya sambil membasuh mulutku dengan tissue. “Boleh saja, memang kenapa?” tanyaku. “Engga apa-apa, biar enak aja kedengaran di kupingnya.” Kalau saya boleh manggil Mbak Winie, berarti Bu Winie eh.. salah maksudnya Mbak Winie, panggil saya Bang aja yach!” celetuknya meminta. “Terserah kamu saja ” kataku. “Sudah nggak capai lagi kan Mbak Winie!” sahut supirku. “Memang kenapa!?” tanyaku. “Masih kuatkan?” tanyanya lagi dengan senyum binal sambil mulai meraba-raba tubuhku kembali. Aku tidak memberi jawaban lagi, hanya menunduk malu, tadi saja aku diperkosanya malah membuatku puas disetubuhinya apalagi untuk babak yang kedua kataku dalam hati. Sejujurnya aku tidak rela tubuhku diperkosanya namun aku tidak mampu untuk menolak permintaannya yang membuat tubuhku dapat melayang-layang di udara seperti dulu saat aku pertama kali menikah dengan suamiku.

  • Cerita Bokep Bercinta Dengan Gadis Perawan Di Hotel – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Bercinta Dengan Gadis Perawan Di Hotel – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1206 views

    Perawanku – Siang itu aku berada di kantor sedang membaca suratsurat dan dokumen yang barusan dibawa sekretarisku LIA, untuk aku tanda tangani. Kulihat di layar handphone ku tampak sebuah nomor telepon yang sudah kukenal.

    Hello.. Dita.. Apa kabar sapaku. Hi.. Pak Robert.. Kok udah lama nih nggak kontak Dita. Iya habis sibuk sih jawabku sambil terus menandatangani suratsurat di mejaku. Ini Pak Robert.. Ada barang bagus nih.. terdengar suara Dita di seberang sana.

    Dita ini memang kadangkadang aku hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku. Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh dari pada memberikan uang di bawah meja.

    Bagusnya gimana Dit? tanyaku penasaran.

    Masih anakanak Pak.. Baru 15 tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan, benerbener gadis virgin Mendengar hal itu langsung senjataku berontak di sarangnya.

    Memang sering aku kencan dengan wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarangjarang aku mendapatkan yang masih perawan seperti ini. Cantik nggak? tanyaku

    Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh.. rayu Mami Dita ini. Setelah itu aku tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Tari, anak keluarga ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya.

    Orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Dita, dia mau melakukan hal ini.

    Minta berapa Dit? tanyaku

    Murah kok Pak.. cuma lima juta Wah.. Pikirku.

    Murah sekali.. Aku pernah dengar ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun setuju dengan tawaran Dita.

    Aku berjanji untuk menelponnya lagi setelah aku sampai di lokasi nanti. Lia.. Ke sini sebentar kutelpon sekretarisku yang sexy itu.

    Tak lama Lia pun masuk ke ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku. Ada apa Pak Robert? tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih. Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin menikmati perawan yang ditawarkan Dita.

    Toh masih ada hari esok untuk Lia, pikirku.

    Saya perlu uang lima juta untuk entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya kataku.

    Baik Pak jawabnya. Ada lagi yang bisa saya bantu Pak Robert..? Lia berkata genit sambil menatapku menggoda

    Nggak.. Mungkin lain kali Lia.. Saya sibuk banget nih kataku purapura. Aku tak ingin staminaku habis sebelum bertempur dengan Tari, anak SMP itu. Liapun beranjak pergi dengan raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda terima untuk aku tandatangani.

    Nanti kalau perlu lagi, panggil Lia ya Pak katanya masih mengharap.

    Baik Lia.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya jawabku sambil mengemasi laptopku. Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel di kawasan Semanggi.

    Akupun cek in di hotel yang berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu. Setiba di kamar, kutelpon Dita untuk memberitahukan lokasiku.

    Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi. Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyikasyiknya melihat berita perang di Irak tibatiba HPku berbunyi.

    Sialan Lia. Aku khan sudah bilang jangan telepon. pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller IDnya.

    Halo. Pak Robert.. Ini Santi kata suara di seberang sana.

    Santi ini adalah istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku.

    Oh Santi.. Aku pikir sekretarisku. Ada apa San?

    Nggak Pak Robert.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu itu.

    Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?

    Wah.. Kalau hari ini nggak bisa San.. Aku sedang di tempat klien nih jawabku mengelak.

    Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian lanjutku.

    Habis Santi udah kangen banget Pak.. rengeknya.

    Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok hiburku. OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak katanya menyudahi pembicaraan.

    Wah, ternyata dia sudah tak sabar ke pengin aku kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan laki laki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi.

    Setelah satu jam setengah aku menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak Dita bersama seorang gadis belia, Tari.

    Maaf Pak Robert. Tadi Tari baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya alasan Dita. Mungkin tampak di wajahku kalau aku kesal menunggu mereka.

    OK nggak apa.. Ayo masuk kataku sambil memperhatikan Tari.

    Cerita Dewasa Hari itu dia mengenakan tanktop yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang dikenakan menambah cantik penampilannya. Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh.

    Yang membuat aku kagum adalah wajahnya yang cantik dan terkesan innocent. Tari.. Ini Oom Robert kata Dita memperkenalkanku padanya. Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata lirih, Tari.. Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Tari duduk disamping sedangkan Dita berhadapan denganku.

    Kurengkuh pundak Tari dengan tangan kiriku, sambil kuelus elus sayang. Gimana Pak.. OK khan Dita bertanya OK.. Kamu jemput lagi aja nanti jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Tari yang mulus itu gemas.

    Setelah itu Dita pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya. Kamu lapar nggak Tari? Kita pesan makanan dulu yuk saranku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena perutku yang lapar.

    Apalagi ternyata gadis yang dibawa Dita ini cantik sekali. Pesan apa? tanyaku sambil memberikan room service menu padanya.

    Nasi goreng aja Oom Minumnya? Minta susu boleh Oom? jawabnya. Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Tari. Sambil menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV.

     

    Channelnya Tari ganti ya Oom katanya sambil mengambil remote.

    Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus jawabku sambil mengagumi keindahan Tari. Setelah dia duduk, kueluselus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu.

    Tari kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anakanak, pikirku.

    Kamu sudah punya pacar? tanyaku setelah kami terdiam beberapa saat.

    Belum Oom.. Kenapa? tanyaku lagi Tari khan masih kecil.. katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV.

    Cerita Sex Aku pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kueluselus pahanya. Tari nampak tak terbiasa dan bergerak agak menghindar.

    poker online terbaik – Pahanya yang putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Tampak sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini.

    Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya ketika tibatiba bel kamarku berbunyi. Room Service terdengar suara di depan kamarku. Akupun berdiri meninggalkan Tari untuk membuka pintu. Tampak ada perasaan lega di raut wajah Tari ketika aku beranjak pergi.

    Ada pesanan lagi Pak? tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja. Nggak jawabku Mungkin buat anaknya? tanyanya lagi Mungkin nanti menyusul kataku sambil menandatangani bill yang diserahkannya.

    Cerita Sex Aku geli juga mendengar si petugas menyangka Tari adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami. Kamipun lalu menyantap makanan kami. Tari menikmati nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya.

    Mau buah Tari? kataku sambil mengambil buahbuahan dari minibar. Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah katanya. Hm.. Benarbenar manis ini anak, pikirku.

    Dalam hati aku kasihan juga pada dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda itu.

    Aku makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buahbuahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya. Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya.

    Ayo sayang kita mulai ya.. kataku sambil menciumi pundaknya yang terbuka. Aku kemudian beralih menciumi bibirnya sambil tanganku meremas remas dadanya. Tak ada response darinya. Ketika tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja.

    Kok diam saja sih!! Bentakku. Oom.. Tari nggak pernah Oom.. Belum ngerti jawabnya lirih ketakutan. Ya sudah sini kamu.. kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada.

    Tari mengikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku. Ayo sini duduk Oom pangku kataku. Taripun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam.

    Mata Tari tampak takjub melihat adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu. Sementara aku menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremasremas buah dadanya yang masih tertutup BH itu.

    Kutarik ke atas cup BHnya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh itu. Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras.

    Oom.. Jangan Oom.. Tari malu katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang mengerangerang nikmat disetubuhi dari belakang. Nggak usah malu sayang jawabku sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya.

    Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda itu. Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya.

    Pelanpelan Oom.. Sakit desahnya ketika tanganku mengusapusap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak. Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini.

    Kamu cantik sekali Tari.. Ohh yeah.. kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya. Tanganku mengeluselus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang.

    Kuturunkan Tari dari pangkuanku, dan akupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku meremasremas rambutnya.

    Emmhh.. Emmhh.. hanya itu yang terdengar dari mulut Tari. Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Tari dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat membengkak.

    Tetapi lagilagi dia hanya diam saja. Memang dasar anakanak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak akan bangun lagi.

    Ayo.. Berlutut!! kataku sambil menarik rambutnya. Tampak air mata Tari berlinang di sudut matanya. Dengan cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan gagah di depannya.

    Ayo isap!! perintahku pada Tari yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.

    Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Nggak muat Oom katanya mengibaiba. Terasa tangannya bergetar memegang kemaluanku.

    Ayo!! bentakku sambil menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu. Tampak Tari sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya.

    Aahh.. Yes.. Make Daddy happy.. desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil. Akupun mengeluselus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Tari mulai menghisapi kemaluanku.

    Ayo jilati batangnya.. Sayang kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Taripun mulai menjilati batang kemaluanku dengan perlahan.

    Ayo isap lagi instruksiku lagi sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya. Taripun mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke dalam mulutnya.

    Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya.

    Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom Tari memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya Oom belum puas. Ayo lagi!! bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku.

    Taripun terisak menangis, tetapi kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang lakilaki dewasa dengan tubuh tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.

    Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan ejakulasinya.

    Buka mulutmu!! perintahku pada Tari sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya. Kemudian kukocokkocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya.

    Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Tari.. erangku saat orgasme.

    Ayo telan!! perintahku lagi ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar. Tampak dia berusaha menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya.

    Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk buang air kecil.

    Sekembalinya aku dari toilet, tampak Tari sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan duduk disampingnya. Kembali kueluselus pundak dan tangannya.

    Omm.. Tari pengin pulang Oom.. Tari capek.. katanya. Yach kamu istirahat dulu aja sayang jawabku sambil mencium pipinya. Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yang masih menayangkan acara kartun kesukaannya itu.

    Kuusapusap tubuhnya yang duduk di sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit kembali. Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur semenjak tadi.

    Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik. Yang satu bule juga, sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya. Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku.

    Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Tari berada. Tari tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya. Aku ingin menikmati memekmu sayang kataku sambil menyibakkan rok mininya.

    Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku.

    Jangan Oom.. Tolong Oom kata Tari ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan isap vaginanya. Lidahku menarinari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang perawan itu.

    Uhh.. Ampun Oom.. erangnya ketika aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya. Kupilinpilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi.

    Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis.. kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku.

    Tampak kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Tari tampak memandangku dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran kemaluanku.

    Langsung kuterkam tubuhnya di ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras.

    Lalu kubuka rok mininya, sehingga Taripun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari merambah vaginanya dan mengusapusap klitorisnya.

    Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom.. Tari masih perawan Oom. rengeknya. Aku menghentikan kegiatanku dan menatapnya Memangnya Bu Dita bilang apa? tanyaku Katanya Tari nggak akan diperawani.

    Cuma dipegang dan diciumi aja jawabnya terisak.

    Mendengar itu timbul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh Dita.

    Ya sudah.. Kataku. Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi perintahku.

    Akupun lalu tidur telentang dan Taripun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Taripun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku.

    Tampak dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengeluselus rambutnya penuh rasa sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya.

    Ya terus.. Sayang erangku menahan nikmat yang tiada tara. Setelah beberapa menit, kutarik tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku meremasremas pantatnya.

    Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya. Kusedot puting buah dadanya dan kugigitgigit sehingga menimbulkan bekas memerah. Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.

    Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun.. rengek Tari ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya.

    Aku tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang vagina perawannya.

    Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya Ahh.. Sakiitt.. jeritnya menahan tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya.

    Kutahan sebentar menikmati saat aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur menyetubuhinya.

    Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu enak Tari. racauku Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun.. Tari merintih kesakitan sambil menangis.

    Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah.. aku kembali meracau kenikmatan. Kugenjot terus kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Tari yang sangat sempit itu. Tampak air mata Tari meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku tampak wajahnya menyeringai menahan sakit.

    Kemudian kutarik pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya. Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya. Bosan dengan posisi itu, kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya doggy style. Sudah tak terdengar lagi rengekan Tari, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan itu.

    Ahh.. Sakit Oom ampun.. rengeknya kembali ketika rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas. Sambil kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya.

    Setelah kurang lebih satu jam aku setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejakulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesekgesekkan kemaluanku di dadanya. Kadang kugesekgesekkan juga ke seluruh wajahnya.

    Ahh.. Memang enak perawan kamu Tari.. erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya. Akupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah perawan Tari.

    Sekembalinya aku dari toilet, kulihat Tari masih terbaring di ranjang sambil menangis terisakisak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu.

    Kuminum sisa birku, dan kutelepon Dita untuk menjemput Tari. Tak lama, Dita pun datang. Gimana Pak Robert? tanyanya tersenyum.

    Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget kataku tertawa kecil. Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak katanya lagi.

    Percaya deh sama Dita. Tuh anaknya masih di kamar Dita pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa. Lagilagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Tari menangis di kamar sedangkan Dita berusaha menghiburnya.

    Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.

    Saya permisi dulu Pak Robert pamit Dita.

    Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda. jawabku sambil mengedipkan mataku.

    Beres Pak jawabnya sambil menggandeng Tari keluar. Ini tasnya ketinggalan kataku sambil menyerahkan tas Tari yang berisi buahbuahan untuk adiknya itu.

    Kuperhatikan mata Tari masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku. Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku.

    Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Tari tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku.

  • Cerita Bokep ML Di Apartemen Dengan Cewek Yang Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep ML Di Apartemen Dengan Cewek Yang Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1219 views

    Perawanku – Namaku Rendi Aku bisa dibilang sukses sebagai perantau di Jakarta, umurku 28 tahun, aku punya pekerjaan dan income yang stabil, cicilan mobilku sudah lunas dan aku tinggal di apartemen di kawasan Kalibata (yeee ketebak kali ya) sendirian, lumayan kesepian.

    Dulu-dulu mungkin cewe-cewe pacarku sering tinggal di apartemenku Namun kali ini aku lagi gak punya pacar Aku punya tetangga sebelah kamar, dia seorang wanita dewasa mungkin usianya 35 tahunan Namanya Dewi, namun aku sering panggil dia Tante saja

    Yang aku takjub dari wanita-wanita usia segini selain si Tante juga adalah mereka dalam masa dewasa-dewasanya Mature dalam hal, berpakaian simple namun masih memancarkan aura keseksian tanpa berprilaku norak untuk memancing perhatian kayak ABG Atau ini kelainanku yang lebih suka wanita dewasa

    Aku dan Tante sebenarnya sudah cukup akrab Setiap pagi aku sering satu lift bareng Tante Dewi menuju lobby Yang kutau, Tante ini punya toko DVD di ambasador hasil patungan dia dengan keponakannya Aku pun sering bertemu dengan Tante setiap kali berenang rutin hari Sabtu pagi Namun begitu-begitu saja

    Tidak ada yang istimewa dari pertemuan-pertemuan kami itu Saat aku lagi fresh-freshnya putus dengan pacar, tiba-tiba pertemuanku dengan Tante Dewi lebih sering, terlalu sering seperti bukan kebetulan seperti tiba-tiba ketemu di minimarket dibawah lalu aku naik ke atas bareng, atau tiba-tiba parkirannya sebelahan

    Ge-erku merasa Tante ini ngikutin aku Dari kedekatan kami ini, aku ambil kesempatan saja dengan meminta pin bbm Tante Tante dengan senang hati memberikannya “Kupikir kamu gak bakalan minta Ren, hampir aku yang minta duluan” ujar Tante menggodaku

    Semenjak itu kami mulai bbm-an dari yang hanya pura2 saling bertanya apakah berenang atau tidak hari sabtu, atau aku tanya DvD film apa saja yang sudah ori Lama kelamaan chat kami semakin intim Tante Dewi menanyakan kemana pacarku

    “Aku kok gak pernah liat pacar kamu ya? biasanya kalian berenang bareng?” “Sudah putus dari kapan tau Tante” “Oooo ceritain dong ke Tante” “Tante nih kepo aja, hahahaha” tante membalasku dengan emoticon *not interested* dan icon *:P*

    “Hehehehe, iya Tan, makin ke sini makin gak sreg sama dia, kerjanya marah maraaaah mulu, cemburu ini itu, dianya kelewat manja, minta jemput sana sini, dikira saya gak kerja kali ya, sekali-kali okelah, lha ini hampir tiap hari minta dijemput Egoislah, masih ABG sih maklum” “Lah emang dia umurnya berapa Ren?”

    “berapa ya, baru semester 2 tuh Tan” “oooo dasar om-om nyarinya ABG-ABG”

    Monyet nih si Tante ngatain gw, “Daripada Tante,” aku hentikan ketikanku, aku gak tau latar belakang si Tante Dewi ini apakah sudah punya pacar, kalo nggak kenapa sendiri dll “Eh btw Tante tinggal sendirian aja?” “Iya, kenapa? Rendi mau temenin” wah? agresif juga nih, dipancing dikit kesamber

    “Lah kan udah ditemenin terus Tan, tapi cuma kepisah tembok aja” dari chat2an kami, aku jadi tau Tante ini gak mau pacaran karena dulu pernah dikecewakan Yah standar lah cewe kecewa sama cowo Akhirnya sekarang Tante lebih memilih hidup liberal, menerima siapa aja yang datang kehatinya tanpa ikatan

    Hari demi hari, chatting kami semakin intim, kami jadi sering berenang bareng Dan saat berenang ini kesempatanku untuk memanjakan mataku dengan memandangi tubuh tante di balut pakaian renang Pakaian renang yang Tante pakai gak seberapa seksi, malah aku pikir sangat sopan karena model baju senam yang menutupi hingga paha

    Cerita Bokep – Hingga suatu saat “Ren, cerita dong kamu udah ngapain aja sama pacar kamu” “Ah gak ngapa2in kok tante, kami saling menjaga” “Heuuuu boong amat, dikira gak kedengeran tiap malam kalian berdua kayak gimana?” Wah aku gak memperhatikan kalo ternyata permainan ku dengan mantanku sampai terdengar ke kamar Tante Dewi

    “Hah?” belom selesai ku ketik Tante membalas “Kamu putus kan udah lama Ren, bukannya udah hampir 2 bulan Emang tahan gak begituan?” “Begituan gimana nih Tan, aku gak ngerti” “Rendi nih ya, aku delete pin bbmnya nih sekali lagi ngeles”

    “ehhh, iya iya Ya gimana Tante kepengen sih, cuma mau sama siapa? mau pake pelacur takut kena penyakit Minta jatah2 mantan gak mungkin banget gengsi lah hahahaha ” Aku tekan enter dan menambahkan ketikanku “Tante mau bantu brangkali?” Chat bbm berubah dari centang menjadi *d* menjadi *r* artinya bbmku sudah kebaca sama Tante

    Tapi lama kumenunggu, Tante gak bales2 Duh, bego banget, tersinggung deh si Tante 15 menit berasa 5 jam nungguin balesan Tante Apa ku samperin aja ya ke kamar Tante Dewi minta maaf “TINUNG” bunyi tanda bbm masuk menyalak dari BBku

    AH! Tante membalas “Saling bantu lah Ren, aku gini-gini juga butuh, kita sama-sama manusia” begitu bunyi bbm si Tante diikuti dengan emoticon kiss “Beneran Tante?” aku setengah tidak percaya, tidak menyangka sebentar lagi akan bercinta dengan sang Tante

    “Enak nih mumpung masih terang, kamu ke kamarku ya Ren 15 menit lagi, aku mau rapi2 dulu ” “Oke tan, btw aku request boleh?” “Apa say?” “Tante gak usah make up ya” “Sure beb” “Haiiiii… ” begitulah Tante menyambutku sambil membuka pintu setelah ku mengetuk 2x Tante hanya memunculkan kepalanya dari balik pintu

    Sore itu sang tante terlihat fresh karena baru saja selesai mandi, tidak ada make up yang menempel di wajahnya sesuai permintaanku Sang tante menggunakan lingerie warna hijau transparan Dari pandangan mata elang ini, terlihat tante gak make daleman Makanya pas buka pintu dia ngumpet di belakang pintu terus Tanganku ditarik masuk lalu cipika-cipiki, aku sosor saja karena gak tahan dengan wangi nafas tante, sepertinya baru saja sikat gigi

    “Eiittttsss… sabar doooong” “Maaf tan, habis tante Dewi nafsuin banget”

    Cerita Sex – Aku meletakkan BB dan kunci kamarku di meja dapur kamar tante “Maaf Tan, aku gak sopan, dateng cuma begini aja” Aku menunjuk ke pakaianku Karena kupikir hanya sebelah kamar jadi aku gak ganti baju, lagian ke kamar Tante mau ngentot, ngapain rapi2 Pakaian kebangsaan yang kupakai tiap ML, kaos oblong dan celana gombrong tanpa CD

    “Gakpapa, ntar Tante bongkar juga kan?” Tante sepikiran sama aku ternyata Sang tante mengajakku ngobrol dulu di sofanya sambil nonton CNBC Ha? CNBC? iya, saat itu beritanya lagi tentang Bom Boston yang baru-baru aja terjadi

    Sang tante nanya-nanya soal ini itu, teori konspirasi, doktrin agama, sampe CIA/FBI Sepertinya ini macam icebreaking sekalian mungkin ngetes intelektual sang tamu (ane sendiri) ini sejauh mana hahahaha aneh…

    Ngobrol lumayan lama kami pun mulai bergumul, kali ini nggak ada *entah siapa yang memulai* karena waktu itu aku duluan yang nyosor Tante Kami ciuman hebat, tante Dewi selalu french kiss hot sekali, tapi sebenarnya aku gak suka, aku tenangkan tante untuk berciuman romantis Domino QQ

    “Tangan kamu sopan ya” tante mengkomentari tanganku yang masih melingkar di belakang punggung tante, mendekap erat jangan sampe tumpah eh lepas “kenapa tan? udah mau di grepe2 emangnya?” “Euh kamu… bahasanya plis deh, di-sti-mu-la-si!” sambil tersenyum

    Aku rebahkan badan tante membelakangiku sambil aku tetap menciumi pundak, tengkuk dan kuping tante, tanpa basahan tentunya Aku baru saja tau kalau wanita tetap saja mau diperlakukan halus, mau bagaimanapun latar belakang dia

    “SSaaaaayyyyy… ” tanganku mulai mengelus2 perutnya Perutnya tante Dewi ini gak buncit tapi gak kenceng Pas lah

    Sesekali aku menyenggol toket tante yang ukurannya besar sekali Benar2 besar!!! mungkin ini 38C, meskipun putingnya tidak pink lagi namun tidak lebar Sungguh seksi sekali Puting tante sudah mengeras, aku main-mainkan seperti tombol switch on/off gitar lembek Tante mulai mengerang dan badannya mulai belingsatan Kedua tanganku menjamah kedua semangka lembek raksasa

    Sambil menikmati kecupan demi kecupan di pundak punggung dan tengkuk, tante mulai terlihat tidak tahan, tangan kirikupun mulai turun ke bawah, Aku pernah lihat video di youtube, cara terbaik merangsang vagina wanita bukanlah langung dicolok tapi dibuat geli area sekitarnya dahulu (entahlah suhu suhu lebih tau nih hehehe)

    Woooooow… begitu tanganku sampai di memeknya, ternyata liang surganya lagi banjir, oh Jokowi harus turun tangan nih, mencari tau banjirnya dari mana ahahahahaha… setelah merangsang2 sebentar, kumasukkan satu jariku kedalam memek si Tante Terasa sentakan* di tubuh tante Dewi saat jari telunjukku masuk ke dalam

    “HHhhhhhhhhhh………kkkkkammmmmuuuuuu iiiiihhhhh… ” “Beeeeeebbb…… ” lah dia manggil aku beb?? aku merasa di atas angin setiap kali bisa membuat seorang wanita gak berdaya kita rangsangi tersange-sange (bukankah kita semua begitu ya?) “BBBbbbeeeeebbbbb…… jari kamu pinter amaaaat… ”

    “Hhhhhhhhhhh… kamuuuuuu, aku lupaa nama kamua” Yalah!!! sempet2nya nanya nama AKu lanjutkan lagi sodokan dengan jari telunjuk ini Terasa badan tante mulai meronta-ronta Perlu diketahui, sang tante ini ukurannya gak kurus loh, tinggi tante ini hampir sedagu ku, dan beratnya mungkin 69-75kg jika ditelaah dari beban yang diterima badanku ini

    Tubuh tante makin menggelinjang hebat, dia berteriak “ML-in aku… ML-in akuuuuuu… ” aku makin semangat meremas buah dadanya dan mengobel memeknye Terasa tante Dewi mau beranjak merubah posisi, aku dengan sigap memindahkan tanganku dari toket kanan tante ke toket kiri tante (ingat aku posisinya di belakangi tante dan kami pangkuan di sofa) Dengan posisi begitu, otomatis tanganku menahan badan tante dan tante makin mengerang mencoba keluar dari kuncianku

    Tiba-tiba tangan tante mencakar tanganku yang sedang meremas toket ini SSSSssssoooooooooooooorrrrrr…… si tante squirt, cairan hangat merembes dari lingerie tante, turun perlahan membasahai paha tante dan juga tanganku, untungnya sofa tante dari bahan kulit sintetis jadinya gak merembes lantai kayu apartemen tante langsung becek Nafas tante yang tadinya memburu mulai mereda tenang namun mukanya merah padam

    Lalu berselang beberapa menit, tante merebut tangan kananku dan tante menarik badanku Aku terjatuh diatas becekan squirtan tante, punggung kaos dalamku becek tante menyusul menjatuhkan badannya ke atas badanku Sepintas kami bergulat untuk mendapatkan posisi diatas satu sama lainnya

    Namun aku seperti naluriah membiarkan tante Dewi menguasai badanku Kami bergumul dan berguling2 menjauhi becekan dan melanjutkan aksi kami di karpet bulu di lantai tidak jauh dari sofa, menghindari cairan squirt-an tante,* tante masih menyerangku dengan meniban badanku, menciumiku dengan brutal

    “Taaaannn… mmmm… mmmmmmpppelan-pelan ajaaa…mmmm” french kiss super sange Aku baru sekali ini bercinta, bahkan belum sampe ML sudah begini sangenya Sepertinya tante tidak mau mendengarkan permintaanku

    Kami berciuman hebat, kontolku sudah mengeras sekali dan menggesek2an ke celana lingerie tante Tante makin menggila, dia rebut kontolku dengan tangan kanannya dan dikocok2 sambil masih menciumi bibirku Aku pun tak kalah sigap, kucoblos memek Tante dengan jari telunjuk “AAAkkkkkkhhhhh… Bangsaaat!!!” PLAKKKK!!!!! OMG kenapa nih gw digampar tante “Lakuin lagi! Lakuin lagiii!!!” wah ada potensi BDSM sepertinya

    Lalu sambil masih menindih badanku seperti tidak mau melepaskan badanku, Tante memutarbalikkan badannya, dan slubb!!! tiba2 mulutnya sudah ada di kontolku… dan sebagai balasannya, saya dihidangkan lembah gelap yang indah, aku jilat2in saja sampe Tante Dewi mulai mengerang2 kurang lebih dari sejak perciuman kamu di sofa hingga posisi 69 ini sudah hampir lebih dari setengah jam

    Tante mungkin mulai heran (dan takjub I don’t know) kenapa aku belum crot juga “Kammmuuuu… beloom mau keluarrr???” “Belom taaant…” belom sempat aku menyelesaikan kalimatku, tante squirt untuk yang kedua kalinya, menyemprot tepat di mukaku Aku gak tau squirt ini cairan apa, katanya yang pasti bukan cairan kencing Lagipula aku lagi sange di ubun2 gini gak nolak lah

    “HHhhhhhhhhhh… gilllllaaa… permainan kamu hhhh hhhh hebat yah hhh hhhhhh aku mau kontol kamu sayyyyyy mmmm mmmmm” ujar sang tante sambil lanjut menyepong kontolku “Aku udah boleh masukin ya tan, tapi gak enak nih masa di lantai?” tante beranjak dari tubuhku sambil tetap menyepong kontolku Aku dengan susah payah berdiri dan tantepun berlutut melanjutkan emutannya

    “Taaaannn… katanya mau dimasukin?” aku yang tak tahan di sepong mulai blingsatan seperti mau crot Tante mungkin melihat aku seperti mau crot, akhirnya melepaskan sepongannya dan secepat kilat menyambar bibirku, kami berdua bercumbu kembali Cumbuan ini hebat sekali, seperti si tante Dewi ini benar2 lagi mengeluarkan pusing2 di kepalanya

    Kami berciuman sambil berdiri, tante berujar “Ke kamar mmmm aja mmmm sayymmmm” sambil menarik badanku yang erat menempel dengannya DIbukakan pintu kamar dia dengan posisi kami berjalan sambil berciuman

    Terbukalah kamar tidur tante Tempat tidur size 200 yang besar dan dengan bedcover yang masih tertata rapi Aku angkat tubuh tante dengan memegang kedua paha tante, kedua kaki tante pun refleks melingkarin tubuhku, kontolku yang tegang masih tertutup celana mulai memaksa masuk ke memek tante yang juga masih tertutup lingerie

    Kemudian aku lemparkan sang tante ke kasur Buuuuukkkkkk…… setelah itu aku membuka celana dan kaosku segera Tante juga bermaksud untuk membuka lingerienya namun aku hadang “Jangan tan, nanti aku bantuin…” Ku serang tante, mencumbunya dengan ganas, kami bergumul hebat dalam waktu singkat tempat tidur tante yang rapi sudah gak karuan

    Aku yang sudah blingsatan mencoba membuka lingerie tante Dewi Tapi akunya tidak sabaran hingga lingerie tante robek “Maaf tante… nanti kuganti” “Udah gakpapa ayo ngentot aja” And here is the moment of truth Kepala si Otong sudah nangkring ke mulut goa si tante

    Perlahan-lahan kumasukkan Blessssss… “AaaaAAAAaaAAkkkkhhhh… ennnnaaak beeeeb…… uuuuughhhh perrrasaaannnn tadi kontol kammmmmmu kecil deh, kok kalo udah masuk berasa tebel enaaaaak” WATDE??? sialan nih tante, sebagai hukuman, kuhentakkan keras2 hujamanku sekali, cukup sekali itu Tante langsung banjir dan mulai menggoyang2kan pantatnya sebagai reaksi genjotanku

    kulanjutkan genjotanku bervariasi, posisi kami masih misionaris rpm rendah berganti2 cepat-pelan-cepat-pelan, biar gak terlalu capek Terasa tante mesinnya udah mulai panas, kami bercinta dengan posisi ini lama sekali, aku sangat menikmati setiap jengkal tubuh kenyal tante

    Mungkin tante sudah mulai bosan, tante pun mengambil kendali agar kami berubah posisi Kami berguling kesamping, kontolku terlepas sebentar namun tante dengan sigap langsung memasukkan kembali kelubang memeknya “Oooooouuuhhhhhh… mmmm… reeeeennn…… ” tante Dewi menggenjot si Joni perlahan2 hingga akhirnya dengan ritme konstan Sesekali tante menciumi bibirku dengan begitu basahnya

    Tante juga sesekali menggigiti putingku, selama posisi ini tanganku tidak pernah lepas dari kedua belah dadanya, bergantian aku menjilati puting ranum tante Seperti kubilang, puting tante sudah tidak pink lagi, namun aku tak peduli aku sangat menikmati menggoda tante dengan jilatan-jilatan ini Terasa genjotan tante semakin menjadi, moaning tante semakin keras

    “Aaaaaakhhhhh… teruuuuus terusssssss… beeeebbbbbbbaaaaaakkkhhhhhh”

    Kemudian dia menarik kedua tanganku dari toketnya dan dengan satu tangan meletakkannya jauh di atas kepalaku sedangkan tangannya yang lain dengan erat menjambak rambutku, aku seperti tawanan yang disekap agar tidak kabur Lalu masih dalam posisi woman on top kedua kaki tante Dewi mencoba melingkari badanku sampai2 aku harus mengangkat pantatku agar kaki tante ini bisa masuk ke bawah

    Aku serasa dililit ular anakonda Seperti sedang bergulat akupun berusaha keluar dari kuncian tante, kakinya memiting tubuhku sambil tetap menggenjot kontolku Saat erangan tante semakin keras dan genjotannya semakin kencang, akhirnyaa… SRRRRrrrtttt aku merasakan dinding vagina tante berdenyut2 hebar memijat batang kontolkua Tante sedang orgasme

    “Oooouuuuhhhhhhh……hhhhhhhhhhhhhh… hhhhhhhhhh h… hhhhhmmmmmhhhhh hhhhh hhh” Nafas tante yang tadinya gak karuan, perlahan seperti terbuang lega semua

    “Nikmat sekali bercinta dengan kamu Ren” “Enak sih enak, aku belum keluar nih Tan!” ujarku protes “Iyaaa deh… cowo itu makin lama makin bagus? Istirahat sebentar ya, Tante Dewi janji pasti bikin kamu crot kok, kalo nggak juga berarti kamu ini hebat sekali, dan tante gak akan ngasi kamu pulang sebelum kamu crot ” Aku emang ada “kelainan” Aku ini lama sekali crotnya, aku bisa 3 jam bercinta dan tidak crot juga

    Apalagi kalau menggunakan kondom Aku setengah bangga, kebanyakan wanita-wanita yang kuentotin malahan protes karena aku terlalu lama Dan dikala si Joni otong lagi cape, bukannya cepet crot, yang ada malah ngambek total Ah geblek

    GGggrrrrkkkkkkkkggrkkgrrrkkk…

    “Eh bunyi apa tuh?” tanya Tante “Perut kamu ya? hahahaha, udah gembul, lagi tengah2 ML kok ya bisa2nya laper?” “Yah si tante, kepalaku, perutku sama tititku itu yang ngatur departemennya beda2, jadi bisa aja laper ” “Yaudah kita break dulu deh ya Ren, aku pesenin bakmi, abis makan kita lanjut gulat lagi, Tante Dewi mau ber-ronde-ronde sama kamu ”

    Wek! Kulihat jamku udah jam 7 malam Bisa balik jam berapa nih?

    Akhirnya setelah makan dan istirahat sebentar dengan ngobrol2, kami melanjutkan pertarungan kami Malam itu hingga pagi, kami bercinta 4 ronde, aku ngecrot 2 kali jadi total dengan yang sore/siang 5 ronde dengan skor 2-5 Itu diluar squirt-an Tante “Tante, makasih ya hari ini aku puas sekali”

    “Aku yang terima kasih Ren, kamu hebat sekali, kayaknya ini dendam 2 bulan gak ML ya? kapan-kapan kita lakuin lagi ya” “Pasti Tan, aku siap ngelayanin Tante Dewi kapanpun Tante mau ” “Aku juga Ren sebaliknya, kalo kamu yang perlu bilang aku aja ” Aku tersenyum dan kubilang “Aku balik ya Tan” jam di posisi 3 pagi

    “Tanggung beb, nginep aja sampe besok, eh ini udah besok ya? Kalo pulangnya besok aku janji aku mandiin deh” Kata Tante Dewi.

  • Cerita Bokep Pengalaman Pertama Bermasturbasi Dengan Kakak Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Pengalaman Pertama Bermasturbasi Dengan Kakak Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1243 views

    Perawanku – Sebelum aku mengisahkan tentang pengalaman pertamaku bermain sex dengan pasangan, ada baiknya aku ceritakan dulu pengalaman pertamaku bermain sex solo atau bermasturbasi, karena jauh hari sebelum aku melakukan hubungan sex, aku sudah sering melakukan masturbasi.

    Aku sejak kecil memang sudah tidak suka dan tidak pernah mau memakai BH. Kebiasaan ini berlanjut hingga kini. Hal ini tentu membuat kedua orang tuaku jadi kelabakan. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, aku hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Mungkin kebiasaan memakai singlet sejak kecil inilah yang membuatku hingga saat ini lebih leluasa memakai T Shirt yang lebih mirip singlet itu.

    Demikian pula saat aku duduk di bangku SMU, aku juga hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Memang agak mending sih, ketimbang aku hanya langsung memakai hem saja tanpa BH di dalamnya, jadi fungsi kaos singletku adalah sebagai pengganti BH.

    Soal CD memang sejak usiaku masih anak-anak, aku lebih suka yang model sexy, namun saat SD aku tidak bisa berkutik karena Mamaku yang selalu membelikan semua kebutuhanku. Baru sejak SMP aku sudah bisa memilih model CD kesukaanku sendiri, karena saat itu aku sudah dipercaya untuk membeli kebutuhanku sendiri, walau uangnya tetap kudapat dari kedua orang tuaku.

    Pada awalnya saat aku masih SMP, model CD yang kubeli masih biasa-biasa saja, karena untuk CD yang mini seperti model berenda atau G String rata-rata harganya masih sangat mahal untuk anak seusiaku, apa lagi aku dari kalangan keluarga yang hidupnya hanya pas-pasan.

    Baru saat SMU aku bisa membeli dan memakai CD yang kuidam-idamkan dari sejak masih kecil, karena saat itu uang sakuku juga sudah mulai agak banyak, jadi aku bisa menabung dulu untuk membeli penutup alat vital yang kuidam-idamkan itu. Dan saat SMU-lah aku mulai terbiasa dengan memakai rok mini sebagai seragam sekolah.

    Pokoknya sejak aku SMU-lah aku merasakan merdeka, bisa memiliki dan memakai CD berenda atau G String yang kuidam-idamkan. Bayangkan saja modelnya, keduanya hampir sama mininya, hanya yang satu berenda dan yang lainnya G String terbuat dari seutas tali nylon. Saat kukenakan melingkari pinggangku, yang model G String sedikit ada perbedaan, ada ikatannya di samping kanan dan kiri pinggangku.

    Semua modelnya seperti bikini yang amat sangat mini, hanya ada secarik kain berbentuk segi tiga di bagian depan, fungsinya hanya mampu menutupi bagian depan liang vaginaku. Sedangkan CD berenda yang kumiliki bagian depannya berbentuk hati kecil dengan renda di pinggirannya.

    Waktu SMP masih belum seberapa, namun baru saat aku SMU banyak teman sekolahku, baik teman sekelas atau dari kelas lain termasuk para guruku, sering menelan ludah saat aku lewat di hadapan mereka. Karena saat SMP rok bawahanku masih biasa-biasa seperti layaknya murid wanita yang lain, namun saat SMU aku sudah berani memakai rok mini saat sekolah.

    Awalnya pihak sekolah memang melarang, namun lama kelamaan pihak sekolah mungkin bosan juga, atau mungkin juga kepala sekolahku merasa ada baiknya bisa ikut menikmati memandang pahaku yang mulus (Haa.. Haa.. Haa..!). Bukan GR lho, aku sejak kecil memang sudah cantik dan selalu menjadi bintang sekolah, bukan hanya bintang di kelas saja. Banyak cowok teman sekolahku yang menaksirku tapi mereka harus mundur dengan patah hati karena aku memang tidak mau terikat sejak dulu. Aku paling tidak suka dengan cowok yang egois, yang jika merasa sudah dekat denganku lalu yang lain tidak boleh lagi mendekatiku. Aku ingin dapat berteman tanpa ada ikatan apa lagi paksaan.

    Pertama kali aku mengenal permainan sex adalah saat aku masih SMU, bukan sex sungguhan sampai ML. Maksudku, kami hanya sampai petting hingga oral sex saja, istilahku saat itu SSKTR (Sex Sex Kecil Tanpa Resiko). Bagaimana kisahnya, nanti akan kuceritakan pada kisahku yang akan datang, untuk kali ini aku akan menceritakan pengalaman masturbasiku yang pertama.

    Aku pertama kali melakukan masturbasi saat masih duduk di bangku SMP. Aku sudah lupa waktunya, namun aku masih ingat saat itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMP. Sebenarnya ada teman sekelasku yang kutaksir saat itu, namanya Joko. Anaknya pandai. Dia menjadi temanku saat kelas dua, karena saat masih kelas satu dia bersekolah di Solo, dan baru pada kelas dua orang tuanya pindah tugas ke Surabaya hingga Joko pun harus ikut pindah sekolah.

    Banyak teman-teman cewekku yang juga menaruh perhatian pada Joko namun Joko anaknya cuek saja. Tidak seperti teman-teman cowokku yang saat itu yang sudah mulai puber dan banyak tingkahnya, Joko anaknya tenang, lebih pendiam dan

    sedikit berwibawa. Mungkin ini juga yang membuat teman-teman cewek lainnya jadi penasaran padanya.

    Saat-saat aku di rumah, aku sering membayangkan bagaimana kalau seandainya Joko mencium bibirku, meremas payudaraku yang sudah tumbuh membesar itu. Bahkan aku juga membayangkan bagaimana kalau seandainya jari-jari tangan Joko membelai selangkanganku, menyentuh vaginaku yang bagian luarnya sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku hanya bisa berandai-andai saja, namun aku juga tidak mengerti apakah itu yang dinamakan cinta atau hanya nafsu. Namun itulah yang kurasakan saat itu.

    Saat mandi aku mulai sering meraba-raba payudara, selangkangan dan daerah erogenku yang lainnya. Namun aku belum pernah melakukan sesuatu sampai satu saat aku mengalami orgasme, bahkan saat itu aku pun belum tahu apa itu orgasme dan sebagainya. Aku semakin hari semakin asyik merabai tubuhku sendiri hingga aku mulai tahu dimana saja letak bagian tubuhku yang paling nikmat kalau disentuh.

    Aku paling senang memainkan klitorisku dengan ujung jari sambil meremas-remas payudaraku. Liang vaginaku selalu becek kalau aku melakukan hal seperti itu. Ada cairan bening merembes keluar dari dalam liang vaginaku keluar membasahi sekitar selangkanganku.

    Aku semakin berani menggesek-gesekkan jari ke belahan bibir vaginaku, sambil membayangkan kalau semua ini dilakukan oleh Joko. Kalau di kamar mandi aku selalu mengoleskan sabun cair dulu di seputar bagian luar vaginaku. Lain lagi kalau kulakukan di atas tempat tidur, sering kugunakan hand body lotion dulu, kulumuri di seputaran selangkanganku baru aku melakukan aktifitas.

    Cerita Sex – Licinnya sabun cair atau body lotion tersbut menjadi lebih licin lagi saat bercampur dengan cairan bening yang mengalir keluar dari dalam liang vaginaku saat aku sudah mengalami nafsu yang sangat tinggi. Kumainkan klitorisku dengan ujung jari, kugesek-gesekkan sambil tanganku yang satu lagi tetap meremas-remas payudaraku dan memilin-milin puting susuku.

    Aku merasakan sesuatu yang terasa akan meledak keluar dari dalam tubuhku, desakannya semakin lama semakin kuat hingga membuatku menggeliat tidak karuan. Bibirku terus mendesah menceracau bagaikan anak kecil yang tiba-tiba terserang demam yang tinggi, sampai akhirnya aku mengalami rasa ingin pipis, namun yang terjadi adalah adanya kedutan-kedutan di vaginaku.

    Badanku menggigil hebat sekali, kurasakan ada sesuatu yang tumpah keluar dari dalam rahimku memenuhi seluruh bagian dalam liang vaginaku, membasahi dinding-dinding dalam vaginaku. Aku tidak tahu apakah ini yang dinamakan orgasme? Yang jelas setelah itu aku mengalami kelegaan yang amat sangat luar biasa. Bebanku menjadi hilang, badanku menjadi ringan, pokoknya sulit dilukiskan dengan kata-kata.

    Cerita Dewasa – Belakangan baru kutahu bahwa itulah yang dinamakan orgasme, karena hal-hal itu makin sering kualami, paling tidak tiga kali dalam seminggu aku mengalami hal seperti itu, karena hampir tiga kali dalam seminggunya aku selalu melakukan masturbasi.

    Terus terang saat masih SMP aku belum berani membiarkan teman cowokku menyentuhku walau sebanarnya dalam hati ingin sekali, namun aku masih takut akan aturan dan norma-norma pada saat itu. Apa lagi saat itu aku masih perawan dan pada anak seusiaku sudah ditanamkan betapa pentingnya arti sebuah keperawanan bagi anak gadis.

    Ini pun mempengaruhi juga caraku melakukan masturbasi. Aku tidak berani memasukkan ujung jariku ke dalam liang vaginaku, karena aku takut keperawananku akan terenggut oleh jari-jariku sendiri. Padahal pada saat-saat tertentu saat bermasturbasi, ingin sekali rasanya aku memasukkan jariku ke dalam liang vaginaku yang terasa sangat gatal ingin digaruk saja rasanya. Biasanya hal ini terjadi pada saat aku hampir mengalami orgasme. Dorongan seperti itu datangnya kuat sekali. Tapi untungnya semua mampu kuatasi, aku bisa mencapai puncak kepuasan hanya dengan memainkan klitorisku dengan ujung jariku. Sementara jari tangan kiriku memainkan klitoris, jari tangan kananku menggosok-gosok belahan bibir vaginaku. Atau saat jari sebelah tanganku memainkan klitoris, tanganku yang lain meremas-remas payudaraku sambil sesekali memilin-milin puting susuku. Libidoku sejak SMP memang sudah sangat tinggi, aku paling tidak tahan kalau tidak melakukan masturbasi tiga kali dalam seminggu, rasanya selalu ingin uring-uringan saja.

    Demikianlah sedikit pengalamanku pertama kalinya melakukan masturbasi. Kisah ini kutulis untuk memenuhi beberapa rekan pembaca wanita yang mengirimkan emailnya padaku. Sekali lagi aku mohon maaf kepada para pembaca yang mengirimkan email padaku, kali ini aku tidak dapat memberikan nomor HP-ku dulu sebelum kalian penuhi persyaratan yang kuajukan, terima kasih.

  • Cerita Bokep Kisah Sex Cowok SMA Dan Cewek SMP di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Kisah Sex Cowok SMA Dan Cewek SMP di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1117 views

    Perawanku – Namaku Andhika, aku seorang siswa Kelas 1 di SMU yang cukup top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina. Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya sudah seperti anak kelas 3 SMU, padahal dia baru kelas 3 SMP.

    Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam SMP-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.

    Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku.

    Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa “Kijang Rangga” milik bapakku.

    Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, “Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?” pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, “Aku belum punya pacar kok.”

    Cerita Dewasa – Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok SMP-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya,

    “Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi..” dengan nada sedikit malu aku hanya berkata, “Oh iya sorry, habis enak sih,” candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, “Loh kok ke sini sih?” protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,

    “Boleh tidak aku cium bibir kamu?”
    Dengan nada malu dia menjawab,
    “Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan.”
    “Ah tenang aja, nanti aku ajari,” seraya langsung melumat bibir mungilnya.

    Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk.

    Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, “Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih..” Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam SMP.

    Cerita Sex – Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan “minishet” tipis serasa “minishet” bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.

    “Lepas dulu dong ‘minishet’-nya, nanti basah?” desahnya kecil.
    “Ah tidak papa kok, entar lagi,” sambil mulai membuka kancing “minishet”, dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.

    Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang. Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku.

    Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, “Gantian dong!” kataku.

    Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana “O’neal”-ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.

    Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku.
    “Kalau digini’in enak tidak Andhi?” tanyanya polos.
    “Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?” tanyaku.

    Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. “Hisap aja! enak kok kayak banana split,” dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya.

    Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati “oral seks”.

    Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku. Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit.

    Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya, “Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?” tanyanya polos. “Ah tenang aja, pasti bisa deh,”

    sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.

    Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, “Aah.. ahh.. enak Andi,” desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, “Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi.”

    Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku.

    “Kok dikeluarin, Andi?” tanyanya.
    “Kan belum keluar?” tanyanya lagi.
    “Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru,” hiburku.

    Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku.
    “Ngapain sih Andi?” tanya Laura.
    “Udah tunggu aja!” jawabku.

    Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu.
    “Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?”
    “Ah, tidak kok, entar juga enak.”

    Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.

    “Sabar yah Sayang! entar juga enak!” hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya.

    Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku.

    “Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok..” ucapnya mendesah.

    Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. “Keluarin di dalam aja yah Laura?” tanyaku. Lalu dia menjawab, “Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih,” jawabnya. Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah,

    “Crot.. crot.. crot..” maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7.

    “Gimana rasanya?” tanyaku.
    “Ahh asin tapi enak juga sih,” sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.

    Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran Panakukang Mas.

    Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. “Kapan-kapan main lagi yach Andhi!” ucapnya sebelum turun dari mobilku.

    Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk SMU yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan pisang di toilet sekolah. Untung aku melihat kejadian itu sehingga aku dapat memberinya “jatah” di toilet sekolah.

  • Cerita Dewasa Perpisahan Ternikmat Dengan Mantan Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Perpisahan Ternikmat Dengan Mantan Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1668 views

    Perawanku – Kejadian ini berlangsung sekitar bulan Maret 2016 yang lalu. Tanggal berapa tepatnya aku sudah lupa. Yang aku ingat, saat itu hubungan Eksanti dengan Yoga sudah membaik, bahkan aku mendengar mereka telah bertunangan dan berencana untuk melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini.

    Ketika itu mereka tinggal dalam sebuah rumah kost yang sama di daerah Selatan – Jakarta, meskipun berbeda kamar, karena saat itu Yoga sedang mendapat training di Jakarta selama 6 bulan. Sebagai bekas teman dan atasan Eksanti, aku memang pernah dikenalkan dengan Yoga. Yoga ternyata begitu cemburuan. Memang harus aku akui kalau Eksanti memang cantik, bahkan terlalu cantik untuk ukuran Yoga itu. Padahal kalau menurutku sih, adalah hal yang biasa kalau serorang lelaki yang penampilan fisiknya biasa saja, ternyata memiliki seorang pacar yang cantik. Aku mengatakan Eksanti cantik, bukan merupakan penilaianku yang subyektif. Banyak teman-temanku lain yang juga berpendapat begitu. Bahkan beberapa diantaranya berpendapat sama, bahwa Eksanti memiliki sex appeal yang luar biasa tinggi. Bagi kaum lelaki, jika memandang mata Eksanti, boleh jadi langsung akan berfantasi macam-macam.

    Cerita Bokep – Percaya atau tidak, mata Eksanti begitu sayu seolah-olah ‘pasrah’ ditambah lagi dengan bibirnya yang seksi dan suka digigit-gigit, kalau Eksanti sedang gemes. Sungguh suatu ciptaan Tuhan yang sangat eksotis dan sensual. Ketika aku sempat mengobrol dengan Yoga minggu sebelumnya, secara tidak sengaja kami menemukan suatu peluang bisnis yang mungkin bisa dikerjakan bersama antara kantorku dengan kantornya. Pikiran dagangku segera jalan dan aku menjanjikan untuk menitipkan sebuah proposal kepada Yoga untuk dibahas oleh tim kantornya di Malang. Siang itu, sehabis meeting dengan salah satu klienku di sebuah kantor di daerah Kuningan, aku berencana untuk mampir ke rumah kost Yoga ? yang juga rumah kost Eksanti – untuk menitipkan proposal yang aku janjikan. Aku mengendarai mobil menuju tempat kost Yoga. Sesampainya di sana, aku melihat garasi tempat mobil Yoga biasa diparkir dalam keadaan kosong yang menandakan Yoga sedang keluar. Namun aku tidak mengurungkan niatku untuk bertemu dengan Yoga. Setelah aku memarkir mobil di depan halaman rumah kost itu, aku masuk menuju ruang tamu yang pada saat itu pintunya dalam keadaan terbuka, dan langsung menuju ke kamar Yoga. Di dalam rumah itu ada 4 kamar dan kamar Yoga yang paling pojok, berhadapan dengan kamar Eksanti.

    Masing-masing kamar kelihatan tertutup pertanda tidak ada kehidupan di dalam rumah itu. Aku ingin menulis pesan di pintu kamar Yoga karena memang aku sangat perlu dengannya. Sementara aku sedang menuliskan pesan, samar-samar terdengar suara televisi dari dalam kamar Eksanti, di depan kamar Yoga, pertanda ada seseorang di dalam kamarnya. Aku memastikan kalau yang di dalam kamar itu adalah Eksanti, bukannya orang lain. Aku mengetuk pintu perlahan sambil memanggil nama Eksanti. Tidak beberapa lama kemudian pintu dibuka kira-kira sekepalan tangan dan aku melihat wajah Eksanti tampak dari celah pintu yang terbuka. “Eh, Mas.. cari Mas Yoga yaa.. Tadi pagi sih ditungguin, tapi Mas Yoga buru-buru berangkat Mas”, jawabnya sebelum aku bertanya. Entah mengapa, ketika menatap mata Eksanti yang sayu itu, pikiranku jadi teringat masa-masa indah yang pernah kami alami dulu. Aku sambil tersenyum menatapnya seraya bertanya, “Kamu nggak ke kantor hari ini?” “Lagi kurang enak badan nih, Mas, tadi Santi bangunnya kesiangan, jadi males banget ke kantor”, jawabnya singkat, sambil menggigit bibir bawahnya. Ada rasa menyesal kenapa dia harus membolos ke kantor hari ini. “Terus, Yoga biasanya jam berapa pulangnya, Santi?”, tanyaku sekedar berbasa-basi. “Mestinya sih jam 5 nanti, tapi mungkin bisa lebih lama, soalnya Mas Yoga hari ini ada tugas kelompok bersama teman-teman trainingnya”, jawabnya agak kesal. Saat itu kira-kira jam 1 siang berarti Yoga pulang kira-kira 4 atau 5 jam lagi, pikiranku mulai nakal. Aku mencoba mencari bahan pembicaraan yang kira-kira bisa memperpanjang obrolan kami agar aku bisa lebih dekat dengan Eksanti. Agak lama aku terdiam. Aku memandang matanya, memandang bibirnya yang basah. Bibirnya yang dipoles warna merah menambah sensual bentuknya yang tipis dan memang sangat indah itu. Semakin lama aaku melihatnya semakin aku berfantasi macam-macam. Sungguh, jantungku deg-degan saat itu. Mata Eksanti tidak berkedip sekejap pun membalas tatapan mataku.

    Cerita Sex– Sebuah desiran hangat mengalir keras di dadaku, dan aku sungguh yakin Eksanti pun masih memiliki getar rasa yang sama denganku. Setelah agak lama kami terdiam, “Teman-teman kamarmu yang lain lagi pada kemana semua, Santi?”, dengan mata menatap sekeliling aku bertanya sekenaku, menanyakan keberadaan anak-anak kost yang lain. “Mas ini mau nyari Mas Yoga atau..”, kata-katanya terputus tapi aku bisa menerjemahkan kelanjutan kalimatnya dari senyuman di bibirnya. Akhirnya aku memutuskan untuk to the point aja. “Aku juga pengin ketemu denganmu, Santi!”, jawabku berpura-pura. Dia tertawa pelan, “Mas, kenapa, sih?”, ia memandangku lembut. “Boleh aku masuk, Santi? Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu,”, jawabku lagi. “Sebentar, ya.. Mas, kamar Santi lagi berantakan nih!” Eksanti lalu menutup pintu di depanku. Tidak beberapa lama berselang pintu terbuka kembali, lalu dia mempersilakan aku masuk ke dalam kamarnya. Aku duduk di atas kasur yang digelar di atas lantai. Eksanti masih sibuk membereskan pakaian-pakaian yang bertebaran di atas sandaran kursi sofa. Aku menatap tubuh Eksanti yang membelakangiku.

    Saat itu dia mengenakan kaos ketat warna kuning yang memperlihatkan pangkal lengannya yang mulus. Aku memandang pinggulnya yang ditutup oleh celana pendek. Tungkainya panjang serta pahanya bulat dan mulus. Kejantananku menjadi tegang memandang semua keindahannya, ditambah dengan khayalanku dulu, ketika aku memiliki kesempatan membelai-belai lembut kedua pangkal pahanya itu. Kemudian Eksanti duduk di sampingku. Lututnya ditekuk sehingga celananya agak naik ke atas membuat pahanya semakin terpampang lebar. Kali ini tanpa malu-malu aku menatapnya dengan sepengetahuan Eksanti. Dia mencoba menarik turun agak ke bawah ujung celananya untuk menutupi pahanya yang sedang aku nikmati. “Mas, mau bicara apa, sih?”, katanya tiba-tiba. Saat itu otakku berpikir cepat, aku takut kalau sebenarnya aku tidak punya bahan pembicaraan yang berarti dengannya. Soalnya dalam pikiranku saat itu cuma ada khayalan-khayalan untuk bercinta dengannya. “Mmm.. San.. aku beberapa hari ini sering bermimpi,”, kataku berbohong. Entah dari mana aku mendapatkan kalimat itu, aku sendiri tidak tahu tetapi aku merasa agak tenang dengan pernyataan itu. “Mimpi tentang apa, Mas?”, kelihatannya dia begitu serius menangapiku dilihat dari caranya memandangku. “Tentang kamu, San”, jawabku pelan. Bukannya terkejut, malah sebaliknya dia tertawa mendengar bualanku. Sampai-sampai Eksanti menutup mulutnya agar suara tawanya tidak terdengar terlalu keras. “Emangnya Mas, mimpi apa sama aku?”, tanyanya penasaran. “Ya.. biasalah, kamu juga pasti tahu”, jawabku sambil tertunduk.

    Tiba-tiba dia memegang tanganku. Aku benar-benar terkejut lalu menoleh ke arahnya. “Mas ini ada-ada saja, Mas ‘kan sekarang sudah punya yang di rumah, lagian aku juga ‘kan sudah punya pacar, masa masih mau mimpi-mimpiin orang lain?” “Makanya aku juga bingung, Santi. Lagian kalaupun bisa, aku sebenarnya nggak ingin bermimpi tentang kamu, Santi”, jawabku pura-pura memelas. Kami sama-sama terdiam. Aku meremas jemari tangannya lalu perlahan aku mengangkat menuju bibirku. Dia memperhatikanku pada saat aku melabuhkan ciuman mesra ke punggung tangannya. Aku menggeser posisi dudukku agar lebih dekat dengan tubuhnya.

    Aku memandangi wajahnya. Mata kami berpandangan. Wajahku perlahan mendekati wajahnya, mencari bibirnya, semakin dekat dan tiba-tiba wajahnya berpaling sehingga mulutku mendarat di pipinya yang mulus. Kedua tanganku kini bergerak aktif memeluk tubuhnya. Tangan kananku menggapai dagunya lalu mengarahkan wajahnya berhadapan dengan wajahku. Aku meraup mulutnya seketika dengan mulutku. Eksanti menggeliat pelan sambil menyebutkan namaku. “Mas.., cukup mas!”, tangannya mencoba mendorong dadaku untuk menghentikan kegiatanku. Aku menghentikan aksiku, lalu pura-pura meminta maaf kepadanya. “Maafkan aku, Santi.. aku nggak sanggup lagi jika setiap malam memimpikan dirimu”, aku pura-pura menunduk lagi seolah-olah menyesali perbuatanku. “Aku mengerti Mas, aku juga nggak bisa menyalahkan Mas karena mimpi-mimpimu itu. Bagaimanapun juga, kita pernah merasa deket Mas”, sepertinya Eksanti memafkan dan memaklumi perbuatanku barusan. Aku menatap wajahnya lagi. Ada semacam kesedihan di wajahnya hanya saja aku tak tahu apa penyebabnya. Pipinya masih kelihatan memerah bekas cumbuanku tadi. “Aku juga ingin membantu Mas agar tidak terlalu memikirkanku lagi, tapi..” kalimatnya terputus.

    Dalam hati aku tersenyum dengan kalimat “ingin membantu..” yang diucapkannya. “Santi, aku cuma ingin pergi berdua denganmu, sekali saja.., sebelum kamu benar-benar menjadi milik Yoga. Agar aku bisa melupakanmu”, kataku memohon. “Kita kan sama-sama sudah ada yang punya, Mas.., nanti kalau ketahuan gimana?” Nah, kalau sudah sampai disini aku merasa mendapat angin. Kesimpulannya dia masih mau pergi denganku, asal jangan sampai ketahuan sama Yoga. “Seandainya ketahuan.. aku akan bertanggung jawab, Santi”, setelah itu aku memeluknya lagi. Dan kali ini dia benar-benar pasrah dalam pelukanku. Malah tangannya ikut membalas memeluk tubuhku. Telapak tanganku perlahan mengelus punggungnya dengan mesra, sementara bibirku tidak tinggal diam menciumi pipi lalu turun ke lehernya yang jenjang. Eksanti mendesah. Aku menciumi kulitnya dengan penuh nafsu.

    Mulutku meraup bibirnya. Eksanti diam saja. Aku melumat bibirnya, lalu aku menjulurkan lidahku perlahan seiring mulutnya yang seperti mempersilakan lidahku untuk menjelajah rongga mulutnya. Nafasnya mulai tidak teratur ketika lidahku memilin lidahnya. Kesempatan ini aku gunakan untuk membelai payudaranya. Perlahan telapak tanganku aku tarik dari punggungnya melalui ketiaknya. Tanpa berhenti membelai, telapak tanganku kini sudah berada pada sisi payudaranya. Aku benar-benar hampir tidak bisa menguasai birahiku saat itu. Apalagi aku sudah sering membayangkan kesempatan seperti saat ini terulang lagi bersamanya. Kini telapak tanganku sudah berada di atas gundukan daging di atas dadanya. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, justru yang seperti ini yang paling indah menurutku. Pada saat tanganku mulai meremas payudaranya yang sebelah kanan, tangan Eksanti mencoba menahan aksiku. Payudaranya masih kencang dan padat membuatku semakin bernafsu untuk meremas-remasnya. “Mas, jangan sekarang Mas.. Santi takut..”, katanya berulang kali. Aku juga merasa tindakanku saat itu betul-betul nekat, apalagi pintu kamar masih terbuka setengah. Jangan-jangan ada orang lain yang melihat perbuatan kami. Wah, bisa gawat jadinya. Aku akhirnya berdiri dari tempat dudukku untuk menenangkan suasana.

    Aku bukanlah tipe laki-laki yang suka terburu-buru dalam berbagai hal, khususnya dalam masalah percintaan. Aku kini duduk di kursi sofa menghadap Eksanti, sedangkan Eksanti masih di atas kasur sambil memperbaiki rambut dan kaosnya kuningnya yang agak kusut. “Mas, mau ngajak Santi ke mana, sih”, Eksanti menatap wajahku. “Pokoknya tempat di mana tidak ada orang yang bisa mengganggu ketenangan kita, Santi”, jawabku sambil memandang permukaan dadanya yang baru saja aku remas-reMas. Eksanti duduk sambil bersandar dengan kedua tangan di belakang untuk menahan tubuhnya. Payudaranya jadi kelihatan menonjol. Aku memandang nakal ke arah payudaranya sambil tersenyum. Kakinya diluruskan hingga menyentuh telapak kakiku. “Tapi kalau ketahuan.. Mas yang tanggung jawab, yaa..”, katanya mencoba menuntut penjelasanku lagi. Aku mengangguk. “Terus kapan jalan-jalannya, Mas?”, “Gimana kalo besok sore jam 4, besok ‘kan Jum’at, bisa pulang lebih awal ‘kan?”, tanyaku. “Ketemu di mana?”, tanyanya penasaran. “Kamu telepon aku, kasih tahu kamu lagi dimana saat itu, lalu aku akan menjemputmu di sana, gimana?”, tanyaku lagi. Dia tersenyum menatapku, “Wah, Mas ternyata pintar banget untuk urusan begituan.”, Aku tertawa. “Tapi aku nggak mau kalau Mas nakalin aku kayak dulu lagi!!,”, tegasnya. Aku terkejut namun pura-pura mengiyakan, soalnya tadi aku merasa besok aku sudah bisa menikmati kehangatan tubuh Eksanti seperti dulu lagi. Makanya besok sengaja aku memilih waktu sore hari karena aku ingin mengajaknya menginap, kalau dia mau. Namun aku diam saja, yang penting dia sudah mau aku ajak pergi, tinggal penyelesaiannya saja. Lagian ngapain dia mesti minta tanggung jawab, seandainya aku tidak berbuat apa-apa dengannya, pikirku lagi. Ah, lihat besok sajalah.

    Pukul 3 siang, akhirnya aku harus kembali ke kantorku, di samping memang Eksanti juga meminta aku segera pulang karena dia juga takut kalau tiba-tiba Yoga memergoki kami sedang berdua di kamar. Namun sebelum pulang aku masih sempat menikmati bibir Eksanti sekali lagi waktu berdiri di samping pintu. Aku malah sempat menekan tubuh Eksanti hingga punggungnya bersandar di dinding. Kesempatan ini aku gunakan untuk menekan kejantananku yang sedari tadi butuh penyaluran ke selangkangannya. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena situasinya memang tidak memungkinkan. Di kantor.., di rumah.. aku selalu gelisah. Kejantananku senantiasa menegang membayangkan apa yang telah dan akan aku lakukan terhadap Eksanti nanti. Keesokan harinya, disaat aku menunggu tibanya saat bertemu, aku merasa waktu berjalan begitu lambat. Hingga pukul 5 sore, seperti waktu yang telah kami sepakati kemarin, aku sedang menanti-nanti telepon dari Eksanti. Aku mulai gelisah ketika 15 menit telah lewat, namun Eksanti belum juga meneleponku. Aku mulai menghitung detik-detik yang berlalu hingga hampir setengah jam, dan tiba-tiba handphoneku berbunyi. Seketika aku mengangkat telepon itu.

    Dari seberang sana aku mendengar suara Eksanti yang sangat aku nanti-nantikan. Eksanti meminta maaf sebelumnya, karena kesibukannya hari itu tidak memungkinkan baginya untuk pulang dari kantor lebih awal. Banyak pekerjaannya yang menumpuk, karena kemarin ia tidak masuk ke kantor. Saat itu ia memintaku untuk menjemputnya di sebuah wartel dekat pertigaan di seberang kantornya. Aku langsung menyambar kunci mobil, lalu keluar dari kantorku dan bergegas menuju wartel tempat di mana Eksanti sedang menungguku. Aku memarkir mobil di depan wartel itu, dan tak lama berselang aku melihat Eksanti keluar dari wartel, dengan memakai kaos ketat warna orange bertuliskan Mickey Mouse (tokoh favoritnya) di bagian dadanya, dipadukan celana jeans warna abu-abu. Blazer kerjanya telah ia lepas, dan ditenteng bersama tas kerjanya. Aku masih ingat, ia memang selalu tampil ke kantor dengan pakaian casual setiap hari Jum’at. Eksanti langsung naik ke atas mobilku, setelah memastikan tidak ada orang lain yang mengenalinya di tempat itu. Aku tersenyum memandangnya. Eksanti kelihatan begitu cantik hari ini. Bibirnya tidak dipoles dengan lipstik merah seperti biasanya. Ia hanya menyapukan lipsgloss tipis, yang membuat jantungku semakin deg-degan. Aku segera menancap gas menuju tol ke arah Ancol. Selama di perjalanan, aku dan Eksanti bercerita tentang berbagai hal, termasuk Yoga dan kehidupan keluargaku.

    Sesampainya di Ancol aku mengajak Eksanti untuk makan di sebuah rumah makan di tepi laut yang nuansa romantisnya sangat terasa. Tanpa canggung lagi aku memeluk pinggang Eksanti, pada saat kami memasuki rumah makan tersebut. Eksanti juga melingkarkan tangannya di pinggangku. Setelah memesan makanan dan minuman, aku memeluknya lagi. Tanganku bergerilya di sekitar pinggangnya yang terbuka. Suasana lesehan di rumah makan itu, yang ruangannya disekat-sekat menjadi beberapa tempat dengan pembatas dinding bilik yang cukup tinggi, membuat aku bisa bertindak leluasa kepada Eksanti. “Tadi malam mimpi lagi, nggak?”, tanyanya memecah keheningan. “Nggak, tapi aku sempat gelisah nggak bisa tidur karena terus membayangkanmu”, jawabku tanpa malu-malu. Eksanti tertawa, sambil tangannya mencubit pinggangku. Hari sudah menjelang malam ketika kami meninggalkan tempat itu.

    Setelah berputar-putar di sekitar lokasi pantai, akhirnya aku memutuskan untuk menyewa sebuah kamar pada sebuah cottages di kawasan Ancol. Semula Eksanti menolak, karena dia takut kalau kami tidak bisa menahan diri. Aku akhirnya meyakinkan Eksanti bahwa sebenarnya aku cuma ingin berdua saja dengannya, sambil memeluk tubuhnya, itu saja. Akhirnya Eksanti mengalah. Ketika kami telah berada di dalam kamar cottages itu, Eksanti tampak jadi pendiam. Dia duduk di atas kursi memandang ke arah laut, sementara aku rebahan di atas tempat tidur. Aku mencoba mencairkan suasana, dengan kembali bertanya mengenai kesibukan pekerjaannya hari itu. Selama aku bertanya kepadanya, ia cuma menjawab singkat dengan kata-kata iya dan tidak. Hanya itu yang keluar dari mulutnya. “Mas, pasti kamu menganggap aku cewek murahan, yaa.. kan?”, akhirnya Eksanti mau mulai membuka pembicaraan juga.

    Ternyata, dengan mengingat statusnya saat ini sebagai tunangan Yoga, Eksanti masih belum bisa menerima perlakuanku yang membawanya ke dalam cottages ini. Namun aku tidak menyesal karena dalam pikiranku sebenarnya dia sudah tahu apa yang akan terjadi, sejak kejadian kemarin siang di kamarnya. Tinggal bagaimana caranya aku bisa mengajaknya bercinta tanpa ada pemaksaan sedikitpun. “Santi, aku sudah bilang sejak kemarin kalau aku ingin berduaan saja bersamamu, sebelum Yoga benar-enar menikahi kamu. Aku hanya ingin memelukmu tanpa ada rasa takut, itu saja. Dan aku rasa di sinilah tempatnya”, jawabku mencoba memberikan pengertian kepadanya. “Tetapi, apa Mas sanggup untuk tidak melakukan yang lebih dari itu?”, Eksanti menatapku dengan sorotan mata tajam. “Kalau kamu gimana?”, aku malah balik bertanya. “Aku tanya, kok malah balik nanya ke aku sih?”, ia bertanya dengan nada agak ketus. “Aku sanggup, Santi”, tegasku. Akhirnya dia tersenyum juga. Eksanti lalu berjalan ke arahku menuju tempat tidur lalu duduk di sampingku. Aku lalu merangkul tubuhnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. “Janji ya, Mas..!”, ujarnya lagi. Aku mengangguk.

    Kini aku memeluk tubuh indah Eksanti dengan posisi menyamping, sedang Eksanti rebah menghadap ke atas langit-langit kamar. Aku mencium pipinya, sambil jemariku membelai-belai bagian belakang telinganya. Matanya terpejam seolah menikmati usapan tanganku. Aku memandangi wajahnya yang manis, hidungnya yang mancung, lalu bibirnya. Aku tidak tahan untuk berlama-lama menunggu, sehingga akhirnya aku memberanikan diri untuk mencium bibirnya. Aku melumat bibir tipis itu dengan mesra, lalu aku mulai menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Cukup lama aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tersengal-sengal tidak beraturan. Sesaat kemudian, ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi.. dan lagi.. Tangan kiriku yang bebas untuk melakukan sesuatu terhadap Eksanti, kini mulai aku aktifkan. Aku membelai, meremasi pangkal lengannya yang terbuka. Aku membuka telapak tanganku, sehingga jempolku bisa menggapai permukaan dadanya sambil tetap membelai lembut pangkal lengannya. Bibirku kini turun menyapu kulit putih di lehernya seiring telapak tanganku meraup bukit indah payudaranya. Eksanti menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutnya, disaat lidahku menjulur, menjilat, membasahi, menikmati batang lehernya yang jenjang. “Mas, jangan..!”, Eksanti mencoba menarik telapak tanganku yang kini sedang mereMas, menggelitik payudaranya. Aku tidak peduli lagi. Lagi pula dia juga tampaknya tidak sungguh-sungguh untuk melarangku. Hanya mulutnya saja yang seolah melarang, sementara tangannya cuma sebatas memegang pergelangan tanganku, sambil tetap membiarkan telapak tanganku terus mengelus dan meremas buah dadanya yang mulai mengeras membusung.

    Suasana angin pantai yang dingin di luar sana, sangat kontras dengan keadaan di dalam kamar tempat kami bergumul. Aku dan Eksanti mulai merasa kegerahan. Aku akhirnya membuka kaosku sehingga bertelanjang dada. “Santi, Mas sangat ingin melihat payudaramu, ‘yang..”, ujarku sambil mengusap bagian puncak puting payudaranya yang menonjol. Eksanti kembali menatapku tajam. Mestinya aku tidak perlu memohon kepadanya karena saat itupun aku sudah membelai dan meremas-remas payudaranya. Tetapi entah mengapa aku lebih suka jika Eksanti yang membuka kaosnya sendiri untukku. “Tapi janji Mas yaa.., cuma yang ini aja”, katanya lagi. Aku cuma mengangguk, padahal aku tidak tahu apa yang mesti aku janjikan lagi. Eksanti akhirnya membuka kaos ketat warna orange-nya di depan mataku. Aku terkagum-kagum ketika menatap dua gundukan daging di dadanya, yang masih tertutup oleh sebuah berwarna bra berwarna hitam.

    Payudara itu begitu membusung, menantang. Bukit-bukit di dada Eksanti naik turun seiring dengan desah nafasnya yang memburu. Sambil berbaring Eksanti membuka pengait bra di punggungnya. Punggungnya melengkung indah. Aku menahan tangan Eksanti ketika dia mencoba untuk menurunkan tali bra-nya dari atas pundaknya. Justru dengan keadaan bra-nya yang longgar karena tanpa pengait seperti itu, membuat payudaranya semakin menantang. Payudaranya sangat putih kontras dengan warna bra-nya, sangat terawat dan sangat kencang, seperti yang selama ini selalu aku bayang-bayangkan. “Payudaramu masih tetap bagus sekali. Santi, kamu pintar merawat, yaa..”, aku mencoba mengungkapkan keindahan pada tubuhnya. “Pantes si Yoga jadi tergila-gila sama dia,”, pikirku. Lalu, perlahan-lahan aku menarik turun cup bra-nya. Mata Eksanti terpejam. Perhatianku terfokus ke puting susunya yang berwarna merah kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar, namun ujung-ujung puncaknya begitu runcing dan kaku.

    Aku mengusap putingnya lalu aku memilin dengan jemariku. Eksanti mendesah. Mulutku turun ingin mencicipi payudaranya. “Egkhh..”, rintih Eksanti ketika mulutku melumat puting susunya. Aku mempermainkan dengan lidah dan gigiku. Sekali-sekali aku menggigit lembut putingnya, lalu aku hisap kuat-kuat sehingga membuat Eksanti menarik, menjambak rambutku. Puas menikmati buah dada yang sebelah kiri, aku mencium buah dada Eksanti yang satunya, yang belum sempat aku nikmati. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan silih berganti keluar dari mulut Eksanti. Sambil menciumi payudara Eksanti, tanganku turun membelai perutnya yang datar, berhenti sejenak di pusarnya lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perut Eksanti. Aku membelai pahanya sebelah dalam terlebih dahulu sebelum aku memutuskan untuk meraba bagian kewanitaannya yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang dikenakan Eksanti.

    Secara tiba-tiba, aku menghentikan kegiatanku, lalu berdiri di samping ranjang. Eksanti tertegun sejenak memandangku, lalu matanya terpejam kembali ketika aku membuka pantalon warna hitam yang aku kenakan. Sengaja aku membiarkan lampu kamar cottage itu menyala terang, agar aku bisa melihat secara jelas detil dari setiap inci tubuh Eksanti yang selama ini sering aku jadikan fantasi seksualku. Aku masih berdiri sambil memandang tubuh Eksanti yang tergolek di ranjang, menantang. Kulitnya yang putih membuat mataku tak jemu memandang. Perutnya begitu datar. Celana jeans ketat yang dipakainya telihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatnya yang sempurna.

    Puas memandangi tubuh Eksanti, lalu aku membaringkan tubuhku di sampingnya. Aku merapikan untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leher Eksanti. Aku membelai lagi payudaranya. Aku mencium bibirnya sambil aku masukkan air liurku ke dalam mulutnya. Eksanti menelannya. Tanganku turun ke bagian perut lalu menerobos masuk melalui pinggang celana jeans-nya yang memang agak longgar. Jemariku bergerak lincah mengusap dan membelai selangkangan Eksanti yang masih tertutup celana dalamnya. Eksanti menahan tanganku, ketika jari tengah tanganku membelai permukaan celana dalamnya tepat diatas kewanitaannya. Ia telah basah.. Aku terus mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yang paling pribadi pada tubuh Eksanti. Pinggul Eksanti perlahan bergerak ke kiri.., ke kanan.. dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang dialaminya. “Mas, nanti kita terlalu jauh, Mas..”, ujarnya perlahan sambil menatap sayu ke arahku. Matanya yang sayu ditambah dengan rangsangan yang tengah dialaminya, menambah redup bola matanya. Sungguh, aku semakin bernafsu melihatnya.

    Aku menggeleng lalu tersenyum, bahkan aku malah menyuruh Eksanti untuk membuka celana jeans yang dipakainya. Tangan kanan Eksanti berhenti pada permukaan kancing celananya. Ia kelihatan ragu-ragu. Aku lalu berbisik mesra ke telinganya, kalau aku ingin memeluknya dalam keadaan telanjang seperti yang selama ini senantiasa aku mimpikan. Eksanti lalu membuka kancing dan menurunkan reitsliting celana jeans-nya. Celana dalam hitam yang dikenakannya begitu mini sehingga rambut-rambut pubis yang tumbuh di sekitar kewanitaannya hampir sebagian keluar dari pinggir celana dalamnya. Aku membantu menarik turun celana jeans Eksanti. Pinggulnya agak dinaikkan ketika aku agak kesusahan menarik celana jeans itu. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan celana dalam. Tubuhnya tampak semakin seksi saja. Pahanya begitu mulus. Memang harus aku akui tubuhnya begitu menarik dan memikat, penuh dengan sex appeal. Eksanti menarik selimut untuk menutupi permukaan tubuhnya. Aku beringsut masuk ke dalam selimut lalu memeluk erat tubuh Eksanti. Kami berpelukan.

    Aku menarik tangan kirinya untuk menyentuh kepala kejantananku. Dia tampak terkejut ketika mendapatkan kejantananku yang tanpa penutup lagi. Memang, sebelum aku masuk ke dalam selimut, aku sempat melepaskan celana dalamku tanpa sepengetahuan Eksanti. Aku tersenyum nakal. “Occhh..”, Eksanti semakin kaget ketika tangannya menyentuh kejantananku yang telah tegak menegang. “Kenapa, Santi?”, aku bertanya pura-pura tidak mengerti. Padahal aku tahu dia pasti terkejut karena merasakan betapa telah kuat dan kokohnya kejantananku saat ini. Eksanti tersenyum malu. Sentuhan kejantananku di tangannya membuat Eksanti merasa malu, tetapi hati kecilnya mau, ditambah sedikit rasa takut, mungkin.. Kini, Eksanti mulai berani membelai dan menggenggam kejantananku. Belaiannya begitu mantap menandakan Eksanti begitu piawai dalam urusan yang satu ini. “Tangan kamu semakin pintar yaa.., Santi”, ujarku sambil memandang tangannya yang mulai mengocok-ngocok lembut sekujur kejantananku. “Ya, mesti dong..,’kan Mas yang dulu ngajarin Santi!”, jawabnya sambil cekikikan. Mendapat jawaban pertanyaan seperti itu, entah mengenapa hasrat birahiku tiba-tiba menjadi semakin liar.

    Namun aku tetap berusaha bertahan untuk sementara waktu, sebelum aku merasakan ia benar-benar siap untuk berpaducinta denganku. Sambil meresapi kenikmatan usapan-usapan yang aku rasakan di sepanjang kulit batang kejantananku, jari-jemariku yang nakal mulai masuk dari samping celah celana dalam Eksanti. Telapak tanganku langsung menyentuh bibir kewanitaannya yang sudah merekah basah. Jari telunjukku membelai-belai sejumput daging kecil di dalam lepitan celahnya, sehingga Eksantipun semakin merasakan nikmat semata. “Kamu mau mencium kejantananku nggak, Santi?”, tanyaku tanpa malu-malu lagi. Eksanti tertawa sambil mencubit batang kejantananku. Aku meringis. “Kalau punya Mas yang sekarang, kayaknya Santi nggak bisa?”, ujarnya. “Kenapa memangnya, apa bedanya punya Mas yang dulu dengan yang sekarang?”, tanyaku penasaran. “Yang sekarang kayaknya nggak muat di mulutku, soalnya rasanya tambah besar dari yang dulu..”, selesai berkata demikian Eksanti langsung tertawa kecil. “Kalau yang dibawah, gimana?”, tanyaku lagi sambil menusukkan jari tengahku ke dalam lubang kewanitaannya. Eksanti merintih sambil menahan tanganku.

    Tetapi jariku sudah terlanjur tenggelam ke dalam liang senggamanya. Aku merasakan liang kewanitaannya berdenyut menjepit jariku. Oooch.., pasti nikmat sekali kalau saja kejantananku yang diurut, pikirku. Tiba-tiba, matanya memandang tajam ke arahku, dengan muka yang agak berkerut masam. “Kenapa, Santi, ada apa ‘yang?”, aku bertanya sambil menarik tanganku dari liang kewanitaannya. Aku tahu dia marah, tetapi apa sebabnya..? “Anak ini, kok aneh banget, jual mahal lagi”, pikirku. “..atau dia ingat Yoga, sehingga tiba-tiba ia merasa bersalah?” “..terus ngapain dia mau aku cumbu sejak kemarin?”, aku masih penasaran dengan sikapnya yang tiba-tiba berubah. “Mas ‘kan sudah janji untuk tidak melakukannya, ‘kan?”, tiba-tiba Eksanti berbicara. Aku terdiam. “Aku tadinya nggak mau kita masuk ke kamar ini, karena aku takut kita nggak bisa menahan keinginan untuk melakukannya lagi, Mas”, tambahnya memberikan pengarahan kepadaku. “Bagaimanapun juga khusus untuk yang satu ini, Santi tidak dapat memberikan buat Mas lagi.

    Bukan hanya Mas yang nggak tahan, aku juga sebenarnya sudah nggak tahan.. Aku nggak munafik, Mas. Tapi.. kumohon, please.. Mas mau mengerti posisiku sekarang”, sambil berkata demikian Eksanti mencium keningku. Aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu. Dalam posisi yang sudah sama-sama telanjang, kecuali Eksanti yang masih mengenakan celana dalamnya, berdua di dalam sebuah kamar di tepi laut yang romantis, dapat dibayangkan apa sebenarnya yang bakal terjadi. Tetapi kali ini tidaklah demikian. Bayanganku tentang kenikmatan saat bercinta dengan Eksanti sirna sudah, atau setidaknya tidak dapat aku rasakan saat ini. Tapi sampai kapan? Aku jadi berpikiran untuk memaksanya saja melakukan persetubuhan, tetapi hal itu bertentangan dengan hati nuraniku. Akhirnya aku cuma bisa pasrah dan diam. Kejantananku yang tadi aku rasakan telah tegang menantang, tiba-tiba menjadi lemas dalam genggaman tangan Eksanti. Eksanti meminta maaf kepadaku, menyadari kalau aku kecewa dengan pernyataannya. Aku merasa sudah tidak mungkin bisa untuk melanjutkan permainan cinta lagi.

    Aku akhirnya meminta ijin kepada Eksanti untuk mandi. Sungguh,.. aku merasa kecewa sekali. Di dalam kamar mandi, aku lama terdiam. Aku memandang tubuhku di depan cermin. Kemudian aku guyur tubuhku dengan air yang mengalir deras dari shower di atas kepalaku. Aku ingin mendinginkan suhu tubuhku. Tiba-tiba, aku merasakan ada orang lain yang memelukku dari arah belakang. Aku terkejut, namun cuma sesaat setelah menyadari, ternyata Eksantilah yang ada di belakangku. Dia tersenyum memandangku. “Ecchh.. kamu Santi, jangan deket-deket acchh.., aku masih kesel nih!!”, gumamku berpura-pura sambil mencoba membalas senyumannya. “Aku ingin mandi bersamamu, Mas,.. boleh?”, pintanya manja. Aku tidak menjawab permintaannya. Aku langsung menarik tubuhnya untuk berhadapan denganku. Masih di bawah guyuran air yang mengalir dari shower, aku menangkap lengannya, lalu memandang tajam ke arahnya. Berulang kali tanganku mencoba mengusap wajah cantik sensualnya dari guyuran air.

    Rambutnya yang basah semakin menambah keerotisan wajahnya. Dengan perlahan tanganku menangkap payudaranya dan mengusap, meremas kuat. Eksanti meringis. Bukannya melarang, Eksanti malah mengambil sabun, dan mulai menyabuni tubuhku. Mula-mula dari dada, ke belakang punggung lalu menuju ke bawah, ke batang kejantananku. Aku merasa aneh atas sikapnya yang berubah-ubah dan suka menggoda. Diusapnya lembut batang kejantananku yang sedikit demi sedikit mulai mengeras kembali. Tangannya yang penuh dengan busa sabun, begitu lembut mengocok batang kejantananku sehingga aku merasa sangat nikmat. Aku tidak tinggal diam, aku membalas menyabuni sekujur tubuh Eksanti. Aku mengikuti setiap gerakan yang dibuatnya terhadap tubuhku lalu aku mempraktekkan kepadanya. Aku membalikkan tubuh Eksanti, sehingga kini ia membelakangiku. Sengaja aku memposisikan tubuhnya berada di depanku, agar aku dapat melihat bagian depan tubuhnya pada permukaan cermin di depannya.

    Aku melihat ekspressi wajah Eksanti pada permukaan cermin. Mata kami beradu pandang, sementara tanganku membelai-belai payudaranya yang mulai mengeras. Aku mempermainkan puncak-puncak putungnya dengan jemariku, sementara tanganku yang satunya mulai meraba bulu-bulu lebat di sekitar liang kewanitaan Eksanti. Dengan sedikit membungkukkan tubuh, aku meraba permukaan bibir kewanitaan Eksanti. Jari tengahku mempermainkan klitorisnya yang mengeras terkena siraman air. Batang kejantananku yang kini sudah siap tempur, berada dalam genggaman tangan Eksanti. Sementara aku merasakan, celah kewanitaan Eksanti juga sudah mulai mengeluarkan cairan cinta yang meleleh melewati jemari tanganku yang kini sedang menyusuri lorong di dalamnya. Aku membalikkan tubuh Eksanti kembali, sehingga kini posisinya berhadap-hadapan denganku. Aku memeluk tubuh Eksanti sehingga batang kejantananku menyentuh pusarnya. Tanganku membelai punggungnya, lalu turun meraba bukit-bukit pantatnya yang membulat indah. Eksanti membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya di pundakku. Kedua telapak tanganku meraih pantat Eksanti. Aku meremas dengan sedikit agak kasar, lalu aku mengangkat agak ke atas, agar batang kejantananku berada tepat di depan gerbang kewanitaannya. Kaki Eksanti kini tak lagi menyentuh permukaan lantai kamar mandi. Kaki Eksanti dengan sendirinya mengangkang ketika aku mengangkat pantatnya. Meski agak susah namun aku tetap berusaha agar batang kejantananku bisa masuk merasakan jepitan liang kewanitaan Eksanti. Aku merasakan kepala kejantananku sudah menyentuh bibir kewanitaan Eksanti. Aku menekan perlahan, seiring dengan menarik buah pantatnya ke arah tubuhku.

    Eksanti menggeliat. Aku merasa kesulitan untuk memasukkan batang batang kejantananku ke dalam liang kewanitaan Eksanti, karena kejantananku yang terus-terusan basah terkena air shower. Akhirnya, aku mengangkat tubuh Eksanti ke luar dari kamar mandi. Bagaimanapun juga aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, apalagi terbukti tadi, Eksanti hanya diam saja ketika aku berusaha menyusupkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Pada saat aku membawanya menuju tempat tidur, Eksanti melingkarkan kedua kakinya di pinggangku. Aku membaringkan tubuhnya di atas kasur. Lalu, denhan hati-hati tubuhku menyusul menimpa ke atas tubuhnya. Kami tidak mempedulikan butiran-butiran air yang masih menempel di sekujur tubuh kami, sehingga membasahi permukaan kasur. Aku menciumi lagi lehernya yang jenjang lalu turun melumat puting payudaranya.

    Telapak tanganku terus membelai dan meremasi setiap lekuk dan tonjolan tubuh Eksanti. Aku kembali melebarkan kedua pahanya, sambil mengarahkan batang kejantananku ke bibir kewanitaan Eksanti. Eksanti mengerang lirih. Matanya perlahan terpejam. Giginya menggigit bibir bawahnya untuk menahan laju birahinya yang semakin kuat. Aku menatap mata Eksanti penuh hasrat nafsu. Bola matanya seakan memohon kepadaku untuk segera memasuki tubuhnya. “Aku ingin bercinta denganmu, Santi”, bisikku pelan, sementara kepala kejantananku masih menempel di belahan liang kewanitaan Eksanti. Kata-kataku yang terakhir ini ternyata membuat wajah Eksanti memerah. Mungkin, ketika bersama Yoga, dia jarang mendengar permintaan yang terlalu to the point begitu. Aku bisa memastikan, Eksanti agak malu mendengarnya. Aku berhenti sesaat untuk menunggu jawaban permohonanku kepadanya, karena bagaimana pun aku tidak mau melakukan persetubuhan tanpa memperoleh persetujuan darinya. Aku bukan tipe laki-laki yang demikian. Bagiku berpaducinta adalah kesepakatan, sepakat berdasarkan kesadaran tanpa adanya unsur pemaksaan. Eksanti menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. Bukan main rasa senangnya hatiku.

    Akhirnya.. “..yes!”. Aku berjanji akan memperlakukannya dengan hati-hati sekali, begitu yang ada dalam fikiranku. Kini aku berkonsentrasi penuh dengan menuntun batang kejantananku yang perlahan mulai menyusup melesak ke dalam liang kewanitaan Eksanti. Mula-mula terasa seret memang, namun aku malah semakin menyukainya. Perlahan namun pasti, kepala kejantananku membelah liang kewanitaannya yang ternyata begitu kencang menjepit batang kejantananku. Dinding dalam kewanitaan Eksanti ternyata sudah begitu licin, sehingga agak memudahkan kejantananku untuk menyusup lebih ke dalam lagi. Eksanti memeluk erat tubuhku sambil membenamkan kuku-kukunya di punggungku, hingga aku agak kesakitan. Namun aku tak peduli. “Mas, gede banget, occhh..”, Eksanti menjerit lirih.

    Tangannya turun menangkap batang kejantananku. “Pelan maas..”, ujarnya berulang kali, padahal aku merasa aku sudah melakukannya dengan begitu pelan dan hati-hati. Mungkin karena lubang kewanitaannya tidak pernah lagi dimasuki batang kemaluan seperti milikku ini. Soalnya aku tahu pasti ukuran kejantanan Yoga, pacar Eksanti tidaklah sebesar yang aku miliki. Makanya Eksanti agak merasa kesakitan. Akhirnya batang kejantananku terbenam juga di dalam kewanitaan Eksanti. Aku berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding kewanitaan Eksanti. Denyutan itu begitu kuat, sampai-sampai aku memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna.

    Aku melumat bibir Eksanti sambil perlahan-lahan menarik batang kejantananku,.. untuk selanjutnya aku benamkan lagi, masuk.., keluar.., masuk.., keluar.. Aku meminta Eksanti untuk membuka kelopak matanya. Eksanti menurut. Aku sangat senang melihat matanya yang semakin sayu menikmati batang kejantananku yang keluar masuk di dalam kewanitaannya. “Aku suka kewanitaanmu, Santi, kewanitaanmu masih tetap rapet, ‘yang”, ujarku sambil merintih keenakan. Sungguh, liang kewanitaan Eksanti masih terasa enak sekali. “Icchh.. Mas ngomongnya sekarang vulgar banget”, balasnya sambil tersipu malu, lalu ia mencubit pinggangku. “Tapi enak ‘kan, ‘yang?”, tanyaku, yang dijawab Eksanti dengan sebuah anggukan kecil. Aku meminta Eksanti untuk menggoyangkan pinggulnya. Eksanti langsung mengimbangi gerakanku yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangnya. “Suka batang kejantananku, Santi?”, tanyaku lagi. Eksanti hanya tersenyum.

    Batang kejantananku terasa seperti diremas-reMas. Masih ditambah lagi dengan jepitan liang senggamanya yang sepertinya punya kekuatan magis untuk menyedot meluluh lantakkan otot-otot kejantananku. “Makin pintar saja dia menggoyang”, batinku dalam hati. “Occhh..”, aku menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat. Aku mencoba mengangkat dadaku, membuat jarak dengan dadanya, dengan bertumpu pada kedua tanganku. Dengan demikian aku semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan batang kejantananku ke dalam liang senggama Eksanti. Aku memperhatikan dengan seksama kejantananku yang keluar masuk lincah di sana. Dengan posisi seperti ini aku merasa begitu jantan. Eksanti semakin melebarkan kedua pahanya, sementara tangannya melingkar erat di pinggangku. Gerakan naik turunku semakin cepat mengimbangi goyangan pinggul Eksanti yang semakin tidak terkendali. “Santii.. enak banget, ‘yang, kamu makin pintar, ‘yang..”, ucapku merasa keenakan. “Kamu juga, Mas.., Santi juga enakk..”, , jawabnya agak malu-malu. Eksanti merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan.

    Berulang kali mulutnya mengeluarkan kata-kata, “aduh..occhh..”, yang diucapkan terputus-putus. Aku merasakan liang senggama Eksanti semakin berdenyut sebagai pertanda Eksanti akan mencapai puncak pendakiannya. Aku juga merasakan hal yang sama dengannya. Namun aku mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan-pelan, untuk menurunkan daya rangsangan yang aku alami. Aku tidak ingin segera menyudahi permainan ini dengan tergesa-gesa. Aku mempercepat goyanganku ketika aku menyadari Eksanti hampir mencapai orgasmenya. Aku meremas payudaranya kuat-kuat, seraya mulutku menghisap dan menggigiti puting susu Eksanti. Aku menghisap dalam-dalam. “Occhh.. Mas..”, jerit Eksanti panjang. Aku membenamkan batang kejantananku kuat-kuat ke liang senggamanya hingga mencapai dasar rongga yang terdalam. Eksanti mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhnya melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhnya mengejang. Kepalaku ditarik kuat-kuat hingga terbenam di antara dua bukit payudaranya. Pada saat tubuhnya menghentak-hentak, ternyata aku merasa tidak sanggup lagi untuk bertahan lebih lama. “Saanntii.. aakuu.. mau keluaarr.. saayang.. occhh.. hh..”, jeritku.

    Aku ingin menarik keluar batang kejantananku dari dalam liang senggamanya. Namun Eksanti masih ingin tetap merasakan orgasmenya, sehingga tubuhku serasa dikunci oleh kakinya yang melingkar di pinggangku. Saat itu juga aku merasa hampir saja memuntahkan cairan hangat dari ujung kejantananku yang hampir meledak. Aku merasakan tubuhku bagaikan layang-layang putus yang melayang terbang, tidak berbobot. Aku tidak sempat menarik keluar batang kejantananku lagi, karena secara spontan Eksanti juga menarik pantatku kuat ke tubuhnya, berulang kali. Mulutku yang berada di belahan dada Eksanti menghisap kuat kulit putihnya, sehingga meninggalkan bekas merah pada disana. Telapak tanganku mencengkram buah dada Eksanti. Aku meraup semuanya, sampai-sampai Eksanti merasa agak kesakitan. Aku tak peduli lagi. Hingga akhirnya.. plash.. plash.. plash.. (8X), spermaku akhirnya muncrat membasahi lubang sorganya.

    Aku merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggul Eksanti pada saat aku mengalami orgasme. Tubuhku akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuh Eksanti. Batang kejantananku masih berada di dalam liang kenikmatan Eksanti. Eksanti mengusap-usap permukaan punggungku. “Kamu menyesal, Santi?”, ujarku sambil mencium pipinya. Eksanti menggeleng pelan sambil membalas membelai rambutku. Aku tersenyum kepadanya. Eksanti membalas. Aku meyandarkan kepalaku di dadanya. Jam telah menunjukkan pukul 21:00 dan aku mesti cepat pulang ke rumah, karena tadi aku tidak sempat membuat alasan untuk pulang terlambat. Begitu pula dengan Eksanti, yang saat itu telah memiliki kebiasan baru selayaknya calon pasangan suami istri, yaitu makan malam bersama Yoga di rumah kost mereka. Sebelum berpisah, kami berciuman untuk beberapa saat. Itu adalah ciuman kami yang terakhir.., percintaan kami yang terakhir.., sebelum akhirnya Yoga menikahi Eksanti, 2 bulan kemudian.

  • Cerita Dewasa Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot Di Kamar -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot Di Kamar -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1359 views

    Perawanku – Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.Cerita Bokep

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.


    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.
    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

  • Cerita Dewasa Teman Kosku Penuh Dengan Wanita Binal Yang Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Teman Kosku Penuh Dengan Wanita Binal Yang Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2182 views

    Perawanku – Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami berlima dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Sari. Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Sari bekerja di dekat kost sini.

    Sari cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm. Yang membuatku bergelora adalah tubuhnya yang putih dan kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

    Perlu pembaca ketahui, umurku sudah 35 tahun. Belum menikah tapi sudah punya pacar yang jauh di luar kota. Soal hubungan seks, aku baru pernah dua kali melakukannya dengan wanita. Pertama dengan Mbak Anik, teman sekantorku dan dengan Esther. Dengan pacarku, aku belum pernah melakukannya. Swear..! Beneran.

    Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Sari dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal dua hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi seksku.

    Sambil memanggil nama Sari, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Sari. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun. Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Sari sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Sari, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

    Sari kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

    Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Sari. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Sari entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

    Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.

    Setelah dia masuk kamar, dengan cuek kulanjutkan masturbasiku dan tetap menyebut nama Sari. Yang kurasakan adalah seolah aku menikmati tubuhnya, bersenggama dengannya, sementara aku tidak tahu apa yang dipikirkannya tentangku di kamarnya. Malam itu aku tidur dengan membawa kekalutan dan keinginan yang lebih dalam.

    Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.
    “Met pagi..” kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.

    Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.
    “Kok semalam sampai larut sih..?” tanyaku.
    “Kok tak juga diantar seperti biasanya..?” tanyaku lagi sebelum dia menjawab.
    “Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam.” jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.
    “Semalam nggak terkejut ya melihatku..?” aku mencoba menyelidiki.
    Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Sari pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

    Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Cerita Bokep – Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.

    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.
    Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.
    “Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.
    “Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.

    Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.
    “Oohhh Sari Uhh Sariii.., Saarrii. Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.
    “Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.
    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Sari menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.

    Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.

    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.
    Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.
    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

    Cerita Sex – Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Ahh Sari, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Sari.

    Pembaca, itulah pengalamanku dengan Sari di kost. Aku sudah dua malam Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. Aku bisa, aku bisa.. dan mau terus berburu lagi. Ahh.., hidup memang menggairahkan dengan seks, dengan wanita. Hanya, aku harus super selektif memilihnya. Semoga pengalamanku ini berguna buat sobat muda.

  • Cerita Sex Mesum Dengan Dokter Yang Seksi Cantik Dan Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Mesum Dengan Dokter Yang Seksi Cantik Dan Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1149 views

    Perawanku – Hilda аdаlаh ѕеоrаng dоktеr mudа, diа bаru ѕаjа mеnуеlеѕаikаn gelar S2 di univеrѕitаѕ ternama di Jakarta. Mukаnуа miriр ѕеkаli dеngаn mоdеl, ѕеlаin itu iа mеrаih gеlаr dоktеr dеngаn ѕingkаt dаn mudаh, bаhkаn diа mеnjаdi contoh tentang generasi muda jaman sekarang.

    Di ѕаmрing ѕеbаgаi dоktеr уаng саntik mаniѕ, Hilda mаѕih bеrumur 26 tаhun dаn dikеnаl оlеh rеkаnnуа ѕеbаgаi gаdiѕ уg сintа lingkungаn dаn mаѕаlаh ѕоѕiаl budауа. Diа ѕаngаt ѕеnаng dеngаn реtuаlаngаn аlаm.

    Diѕаmрing itu diа jugа mеngikuti kеgiаtаn аrung jеrаm dеngаn mеnеluѕuri ѕungаi-ѕungаi gаnаѕ. Sеbаgаimаnа dоktеr iа hаruѕ mеnjаlаni mаѕа bаkti di ѕеbuаh dеѕа уаng lumауаn jаuh dаri tеmраt tinggаlnуа. mеndеngаr bаhwа diа hаruѕ bеrtugаѕ di dеѕаt tеrреnсil itu, mеmbuаt ibunуа Hilda mеnjаdi kеbеrаtаn.


    Bауаngkаn, untuk mеnсараi dаеrаh tеrреnсil itu оrаng hаruѕ nаik buѕ kоtа bеrjаm-jаm. Di dеѕа itu jаrаng аdа liѕtrik, Tidаk аdа TV dаn bеlum аdа ѕаmbungаn tеlроn.

    Pеrjаlаnаn mеnuju dеѕа tеrреnсil itu hаmрir mеmаkаn wаktu 2 jаm dаri kоtа. Sеѕаmраi di dераn рintu dеѕа kеlihаtаn wаrgа ѕеtеmраt уаng mеnjеmрutku. аku mеlihаt ѕеоrаng wаnitа уаng mеngigil kаrеnа dеmаm уаng tinggi. Sеѕudаh аku реrikѕа diа kubеrikаn оbаt-оbаtаn уаng di butuhkаn. Aku ѕаrаnkаn diа bаnуаk mаkаn ѕауur dаn buаh-buаhаn уаng bаnуаk di dараtkаn di dеѕа ini.

    Cerita Bokep – Adа wаrgа ѕеtеmраt уаng lumауаn gаntеng bеrnаmа Andi, tеrkаdаng Mаѕ Andi ikut mеlеngkарi реkеrjааnku. Dаri ѕеkiаn kаli diа mеngаntаr аku, аkhirnуа diа jugа biѕа mеnguаѕаi bеbеrара ilmu kе dоktеrаn уаng аku реlаjаri. Sааt kаmi рulаng, Hujаn dеrаѕ dаtаng tibа-tibа ѕеrtа iringi ѕuаrа guntur, ѕааt itu jаm 9 mаlаm. “Ah, hujаn dеrаh nih ! uсарku, dаn mаѕ Andi mеnсоbа mеlаju сераt kеndаrааnnуа.

    Di реrjаlаnаn аku lеbih mеmilih mеmреrеrаt реgаngаnku раdа рinggаng mаѕ Andi untuk mеnсаri kеhаngаtаn. tаk lаmа kеmudiаn kаmi bеrtеduh di gubuk рinggir jаlаn mаlаm itu.

    “Ibu kеdinginаn”? ѕаhutnуа ѕаmbil mеrаngkulkаn tаngаnnуа kе рundаkku
    “Iуаlаh, Mаѕ..” аku bаlik mеrаngkul рinggаngnуа dеngаn rаѕа аkrаb.

    Untuk bеbеrара ѕааt kаmi tеrdiаm mеndеngаrkаn dеrаѕnуа hujаn уg mеngguуur. Bеbеrара kаli аku mеnеkаn реlukаnku kе tubuh Mаѕ Andi untuk mеndараtkаn kеhаngаtаn уаng lеbih ѕеrtа kераlа dаn wаjаhku ѕеmаkin rеbаh mеnеmреl kе dаdаnуа dаn аku mеrаѕаkаn bеtара dаmаi раdа ѕааt ini аdа mаѕ Andi.

    Aku jugа ingin mеmbuаt diа mеrаѕа ѕеnаng di ѕаmрingku, Tibа-tibа iа mеnggеrаkkаn bibirnуа mеngесuр lеhеrku. Aku hаnуа bеrtindаk diаm, kаrеnа аku ѕеndiri ѕudаh ѕаngаt lеlаh, ini mеnjаdi jаm-jаm mеlеlаhkаn kоndiѕi rаѕiо dаn еmоѕiku сеndеrung mаlаѕ. Jаdi аku mеmbiаrkаn ара mаunуа.

    Aku nggаk реrlu mеngkhаwаtirkаn ulаh mаѕ Andi уg udаh dеmikiаn bаnуаk bеrkоrbаn untukku. Hinggа kеmudiаn аku jugа tеtар mеmbiаrkаn kеtikа kurаѕаkаn kесuраn bibirnуа mеnуеdоt lеhеrku. аku bеrtindаk ѕеdikit mеnghindаr.

    “Aiiihhhh…. rеngеkku untuk mеnghindаr” hinggа diа bеrkаtа
    “Buk dоktеrrr… biѕiknуа kераdаku
    dаn аku hаnуа mеnjаwаb “Hmmm…”

    Aku ngаk tаu mеѕti bеrbuаt ара, kаrеnа аku ѕаngаt mеnghоrmаtinуа tеlаh bеrkоrbаn bаnуаk untukku. Hinggа wаktu уаng bеrѕаmааn tаngаnnуа mаѕ Andi mеrаbа dеngаn lеmbut kеduа tаngаnku. аku hаnуа diаm ѕаjа, tаnра аdа mеrоntаk ѕеdikitрun. Lаlu diа mеrаbа lеbih dаlаm lаgi kе dаlаm bаjuku, hinggа diа mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа buаh dаdаku.

    Cerita Dewasa – Alirаn dаrаhku tеrаѕа mеlоnjаk, kеtikа mеnggеlitik bаgiаn рuting ѕuѕuku. Aku tаk mеndugа ара уаng di lаkukаn Mаѕ Andi ini kаrеnа аku mеrаѕаkаn ѕеmасаm nikmаt. dеngаn ѕеdikit ku mеlihаt wаjаhnуа, lаngѕung ѕаjа wаjаhnуа mеnghаmрiri bibirku уаng tiрiѕ.

    Aра уаng tеlаh tеrjаdi !!! Aра уаng mеlаndаku dаlаm gеmеrlар mаlаm ini !!! Aра уаng mеmbuаtku bеrgаirаh !!!

    Aku juѕtru kеhаuѕаn dаn ingin lеbih mеnikmаti lаrut mаlаm ini dеngаn indаh, аku ingin diа bеnаr-bеnаr mеngесuр bibirku dеngаn hаbiѕ-hаbiѕаn.

    Ku Kurаih kераlа mаѕ Andi hinggа ku mеnghiѕар bаlik bibirnуа, ѕааt itu kаmi ѕаling сiumаn аtаu сiроkаn. Tubuhku tеrаѕа mеngеluаrkаn kеringаt, mungkin bаjuku mеngеring kаrеnа hаwа раnаѕ tubuhku kini уаng mеrаѕаkаn nikmаt bеrсintа.

    Hhhmmm….. Dеѕаhku
    Aku tаk tаhu lаgi ара уаng bеrikutnуа tеrjаdi, kаrеnа ku mеrаѕаkаn tubuhku di bаringkаn kе gubuk bаmbu tеrѕеbut ѕаmbil tеruѕ mеnjilаti bibirku. Hаѕrаt mеnggеlоrа mеnggеlitiki ѕаrаf libidоku. Kеnара gаirаh ini mеngоbаrkаn ѕуаhwаtku, аku mеnjаdi hаuѕ ѕеx dаn lеhеrku tеrаѕа gеli kеtikа mаѕ Andi mеngесuрnуа. Kесuраn dеmi kесuраn di tеrimа оlеh tubuhku dаn аku tаk mаmрu lаgi mеnаhаn gеjоlаk nаfѕuku.

    Aku mеnggеlinjаng kuаt, аku mеrоntа ingin ѕеkаli сеlаnа dаlаmku di rоbеk-rоbеk оlеh реniѕnуа, Aku ingin diа сераt mеnуаmbut nаfѕu birаhiku.

    Aku mеrаѕаkаn ѕеѕеоrаng уаng jаntаn ѕеdаng bеruѕаhа mеrа
    mраѕ kереrеmрuаnаnku. Dаn аku hаruѕ ѕесераtnуа mеnуеrаh раdа kеjаntаnаnnуа itu. Dаn kini bibir mаѕ Andi jаuh kе dаlаm bаgiаn intimku, kераlаnуа kini bеrаdа di ѕеlа-ѕеlа ѕеlаngkаngаnku. Aku mеrаѕаkаn саirаn birаhiku mеlеlеh kеluаr dаri lubаng vаginаku.


    Kudеngаr.. Srrruuрррр… Sllrruuррр… ѕааt mеnуеdоti саirаn itu.

    “Bu Dоktеr, mаѕih реrаwаn? biѕiknуа kераdаku
    Yа bеnаr, аku mеmаng mаѕih реrаwаn ! tарi аku mеrаѕа rеlа ара уаng tеlаh mаѕ Andi lаkukаn kераdаku.

    Mаlаm itu аku mеrаѕаkаn nikmаt уаng luаr biаѕа, Mаѕ Andi mеnindihkаn tubuhnуа di аtаѕ tubuhku, diа mеnuntun bаtаng реniѕnуа mаѕuk kе dаlаm lubаng vаginаku. Bеtара ѕеnѕаѕi ѕуаhwаt уаng lаngѕung mеnуеrgарku

    Aуо mаѕ, сереtаn mаѕukin.. аku udаh ngаk kuаt nih”.. рintаku mеmеlаѕ.

    Slееррр… Slеррр… Slеер… tеrdеngаr ѕuаrа bесеk di vаginаku.

    Bеnаr-bеnаr nikmаt, ѕаmbil tеruѕ iа bеrgеrаk mаju mundur mеnikmаti lubаng vаginаku уаng mаѕih реrаwаn, mеmаng kаmi tidаk tеrlаlu lаmа mеlаkukаn hubungаn intim ini kаrеnа аku ѕеring mеrаѕаkаn kеѕаkitаn. mungkin ini tаndаnуа wаnitа реrаwаn, jаdi bеlum biѕа di аjаk kоmрrоmi kаlаu соwоk ingin bеrѕеtubuh.

    Sаmраi kirа-kirа ѕеkitаr 10 mеnit аku mеndеngаr dеѕаhаn dаri mаѕ Andi уаng kеluаr аir mаni duluаn.


    Crооtt… Crоооt… Crоооt… аir mаni kеluаr di bаgiаn реrutku. Akhirnуа jеbоl jugа реrtаhаnаn mаѕ Andi

    Tаk lаmа kеmudiаn kаmi mеmаkаi mеmаkаi сеlаnа mаѕing-mаѕing. ѕааt itu kаmi tidаk tеrgеѕа-gеѕа рulаng, kаmi ngоbrоl untuk mеngiѕi wаktu ѕаmbil mеnunggu hujаn rеdа.

    Di ѕааt kаmi рulаng, аku tеruѕ mеmеluk еrаt tubuh mаѕ Andi dаri bеlаkаng. ѕаmbil nуеtir di mаlаm hаri, mеrеmаѕ-rеmаѕ kеmаluаnnуа аdаlаh рilihаnku аgаr diа mеndараtkаn gаirаh ѕеkѕ уаng nikmаt dаri bеlаkаng. Tеtарi аku titiр реѕаn kераdа mаѕ Andi аgаr diа tidаk mеnсеritаkаn hаl ini kераdа rеkаn-rеkаnnуа di ѕеkitаr kаmрung.

  • Cerita Dewasa Temanku Merampas Kesucian Ku Yang Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Temanku Merampas Kesucian Ku Yang Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1171 views

    Perawanku – Kali ini mengadirkan pengalaman pribadi dari seorang Siswi SMA yang keperawananya direnggut oleh 2 teman laki-lakinya di sekolahanya. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Hey para pembaca setia cerita sex, cerita dewasa, atau seputar sexlah intinya. Perkenalakan Namaku Sherly. Aku seorang siswi SMU baru saja lulus yang bisa dibilang memiliki wajah cantik, bohay, dan menggiurkan. Ditambah lagi aku ini adalah blesteran, jadi aku juga memiliki bentuk tubuh yang proposional, pokoknya aku ini selera para cowok deh para pembaca.

    Disini akau akan menceritakan cerita sex nyata yang aku alami ketika aku baru saja merasakan rasanya menjadi anak SMA. Cerita Sex ini adalah pengalaman Sex saya ketiak aku masih kelas satu SMA. Oke kita mulai saja cerita sex saya dari sini.

    Pada awal masuk sekolah SMA, mata pelajaran yang diberikan pada para siswa belum terlalu padat, karena memang kami masih dalam masa transisi dari murid smp menjadi Siswa/siwi SMA. Jujur saja nih para pembaca, aku tidak pernah membayangkan karena aku bisa diterima di SMA yang bisa dibilang favorit di Jakarta ini.

    Sudah lama sekali aku menanti momemn ini, yaitu momen Diana aku bisa memakai seragam putih abu-abu. Seragam SMA ini memiliki model rok dan baju yang bisa membuatku kelihatan lebih Sexy dan menggemaskan. Pada awal-awal aku masuk sekolah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang cowok satu kelasku, panggil saja namanya Ragil.

    Saking terpesonanya, baru membayangkan wajahnya saja aku sudah terangsang para pembaca, nggak kebayang deh kalau aku bisa jadi ceweknya dan bisa bercinta denganya,hha. Aku in seorang cewek ABG yang bisa dibilang Hypersex. Kenapa aku berkata sepeti itu, jujur saja para pembaca, aku ini sering melakukan masturbasi atau memuaskan diri sendiri dengan jari-jariku,hhe.

    Masturbasi adalah hal yang sangat nikmat menurutku, yah maklumlah aku hanya bisa bermasturbasi saat itu. Hal ini sering aku lakukan ketika aku sedang horny. Apalagi pada saat itu usiaku memasuki usia-usia pertumbuhan, hhe. Mastubasi sering aku lakukan bahkan hamper seetiap hari ketika aku mulai suka pada Ragil. Aku sering masturbasi sembari berfantasi seolah-olah sedang bercinta dengan Ragil.

    Walaupun aku sering bermasturbasi, namun belum pernah sama sekali berhubungan intim dengan seorang laki-laki. Entah setan apa yang masuk ke dalam fikiranku hari itu aku berencana untuk menyatakan cinta kepada Ragil. Pada sampai waktunya, ketika pada jam istirahat aku-pun memanggil Ragil,

    “ Gil, Gue nggak tau gimana ngomongnya, Gil Gue sayang sama Loe, Loe mau kan jadi cowok Gue?, ” ucapku dengan rasa malu dan deg-degkan.

    Saat itu Ragil hanya tersenyum saja. Setealah aku mengucapkan rasa cintaku kepada Ragil sebenarnya saat itu aku merasa sangat malu sekali, aku merasa diriku seperti ditelanjangi di dalam kelas, huh,

    “ Nanti aja ya Gue jawabnya pas pulang, ” jawabnya singkat penuh misteri lalu pergi begitu saja.

    Pada saat itu dalam hatiku bertanya-tanya, ( bagimana kalau Ragil sampai nolak Gue, pasti Gue bakal jadi bahan olokan di dalam kelas ) sungguh saat itu aku merasakan risau yang luar biasa, berbagai pertanyaan terus mengalir didalam otaku, untung saja pelajaran belum begitu maksimal. Singkat cerita bel pulang pun berbunyi.

    Setelah terdengar Bel sekolah berbunyi, seketika itu jantungku berdetak sangat cepat. Ketika itu yang bisa aku lakukan hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Ragil dan menanyakan jawabannya. saat kelas sudah berangsur sepi Ragil menghampiriku,

    “ Bentar ya Sher, Gue keluar sebentar, ” ucapnya.

    Saat itu aku hanya mengganguk saja dan menunggu sendirian di kelas, dalam hatiku berkata ( apa jangan-jangan Ragil menunggu sekolah sepi agar dia bisa mengajaku bercinta?) dalam fikiranku hanya dipenuhi dengan bertanya-tanya sendiri, sampai-sampai aku sama sekali tidak bisa berpikir sehat lagi. dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang.

    Aku kecewa karena bukan Ragil yang datang melainkan Agus dan Dimas dari kelas 1 C. mereka menghampiriku, Agus didepanku dan Dimas disampingku. perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini,

    “ Ehemm… kog belum pulang Loe Sher, lagi nugguin seseorang ya Loe ?, ” Tanya Agus.
    “ Mmmm, kog loe tau sih, ” tanyaku penasaran.

    “ Tahu dong, soalnya tadi tadi Ragil cerita sama kita, hhe… ” jawabnya.

    Huh… apa-apaan nih si Ragil pake acara cerita segala lagi sama 2 orang ini, ucapku dalam hati,

    “ Oh iya, Loe suka kan Sher sama Ragil?, ” ucap Agus mengejutkanku.
    Saat itu aku hanya bisa terdiam saja,

    “ Hemmm, ditanya kog diem aja sih?, ” ucap Dimas menimpa.
    “ Auk ah, males jawabnya, ” jawabku pada mereka.

    Kini aku-pun dipenuhi dengan perasaan kesal, walaupun aku sangat kesal sekali namun aku harus menahan amarahku karena fikirku Dimas dan Agus adalah teman dekat Ragil,

    “ Kog loe bisa suka ma Ragil sih Sher?, ” tanya Dimas namun kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.

    “ Ragil ganteng dan nggak kurang ajar kayak loe !!!, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan Dimas dari pahaku.

    “ kurang ajar kaya gimana maksud loe?, ” tanya Dimas lag i sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.

    “ Nggak nyadar juga Loe, Loe nggk sopan contohnya kayak gini !!!, ” ucapku tegas sembari menunjuk tangannya namun tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Ragil.

    “ Tapi enak kan?, ” kali ini Agus ikut bicara.

    Dimas mulai meraba-raba pangkal pahaku, saat itu aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya, lalu,

    “ Udah jangan sok berontak, ” kata Agus sambil menunjukkan cengiran lebarnya.

    Semakin lama karena raba’an itu, secara otomatis aku-pun membuka lebar pahaku,

    “ Tadi bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang, ” ucap Dimas.
    “ Nantangin yah kita kamu Sher ?, ” kata Agus.

    Tanpa banyak bicara Agus-pun menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang Dimas berganti mengerjai buah dadaku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudarakiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja.

    Agus yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai pangakal pahaku. Sesekali lidahnya menyentuh Vagina-ku yang msh terbungkus celana dalam tipisku yang berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Ragil. Dimas melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana.

    Merasa kurang puas dia pun melepas dan melempar BH-ku. lidahnya bergerilia pada putting susu-ku membuatnya menjadi semakin membesar. “ Sssss… Oughhh…hh… Dim udah dong, gimana nanti kalau ketahuan orang, Aghhhh… ” ucapku.

    “ Tenang aja guru dan mjurid lainya pasti udah pada pulang kog, ” kata Agus dari dalam rokku.
    Sementara Dimas sibuk dengan Vagina-ku, Dimas terus memainkan kedua buah dadaku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar-benar tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai vaginaku, aku rasa Agus menjilatinya. aku tak dapat melihatnya karena tertunamun oleh rokku.

    Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang, saat itu yang kurasakan kewanitaan-ku sudah amat basah dan Agus menarik lepas celana dalamku dan melemparnya juga. Dia menyingkap rokku dan terus mnjilati kewanitaan-ku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang. aku sadar aku akan klimaks. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini.

    Aku melenguh panjang, setengah berteriak, aku mengalami klimaks di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal,

    “ Wkwkwkwk… ” suara tawa Agus dan Dimas bersamaan.

    “ Ternyata Loe suka juga yah Sher ?, ” ucap Dimas sambil tertawa.

    “ Jelas dong Dim, waktu dia masih SMP-kan dia terkenal bispak, wkwkwk…” sambung Agus.
    Benar-benar ucapan mereka membuat telingaku panas saat itu, namun aku biarkan saja ucapan mereka berlalu begitu saja, karena pada saat itu aku sungguh menikamti suasana hot itu. Tak lama setelah itu mereka berdua-pun mengangkat dan menelentangkanku di lantai. Satu-persatu mereka-pun mulai membuka pakainnya,

    Wow, baru pertama kalinya aku melihat kejantanan secara langsung, biasanya aku hanya melihat di Film-film dewasa saja. Agus membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan kejantanan-nya ke liang kewanitaan-ku,

    “ Oughhh…, sakit lik, ” teriaku “ tenang Sher, entar juga lo keenakan, ” kata Agus , ” ketagihan malah “ sambung Dimas, ”

    Secara perlahan dia mulai menggenjotku, saat itu rasanya perih-perih sakit namun nikmat. Sementara Dimas meraih tanganku dan menuntunnya ke kejantanan miliknya. Dia memintaku mengocoknya. Agus memberi kode kepada Dimas, aku tidak mengerti maksudnya. Dimas mendekatkan kejantanan-nya kemulutku dan memintaku mengkulumnya.

    Aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke mulutku,

    “ Isep kontol Gue kuat-kuat Sher, ” ucapnya.

    Mendenagr perintahnya, aku-pun mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. Dia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. Disaaat bersamaan Agus menghujamkan kejantanan-nya lebih dalam,

    “ Eummm… Ughhhh…. Sssssss… Aghhhh…., ” desah nikmat bercampur nyeri dan perih.

    Rasanya saat itu aku ingin sekali berteriak, namun apa boleh buat saat itu mulutku dipenuhi oleh kejantanan Dimas. Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Pada saat itu aku sadar bahwa keperawanan-ku telah direnggut oleh Dimas dan Agus. Entah ini suatu kenikmatan atau suatu hal yang menyesatkan. Lalu,

    “ Ternyata masih ada juga nak SMP 15 yang masih perawan, ” ucap Agus.

    “ Memang benar-benar nikmat memek cewek virgin Gus, ” kata Dimas.

    Pada saat itu mereka berbicara dengan posisi menggenjot liang senggamaku dengan liarnya. Tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap kejantanan Dimas juga semakin cepat. Tidak lama aku klimaks untuk yang kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas namun karena goyangan Agus semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap kejantaan Dimas dengan liarnya.

    Tidak lama kemudian Agus menarik keluar kejantanan-nya dan melenguh panjang disusul derasnya semburan air mani-nya diatas perutku. dia merasa puas dan menyingkir. Kira-kira setelah 30 menit aku menghisap kejantanan Dimas namun dia tak kunjung klimaks juga. Dia mencabut kejantanan dari mulutku, aku pikir dia akan klimaks namun aku salah.

    Ternyata dia telentang dan memintaku naik diatasnya, kini aku ngentot dengan gaya WOT (woman on top). Aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Dimas leluasa meremas susuku.
    sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba-tiba Agus mendorongku dan akupun jatuh menindih Dimas. Agus menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku.

    Dia mulai mengorek-ngorek lubang dubur-ku, saat itu sesungguhnya aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan dia mengerjai liang duburku. Tidak lama aku yang sudah membelakanginya segera di tindah. kejantanan-nya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku.

    Tubuhku benar-benar terasa penuh, pada saat itu aku hanya bisa menikmati keadaan itu saja. Sampai pada akhirnya dia mulai memasukkan penuh kejantanan-nya ke dalam duburku. Aku merasakan rasa perih dan rasa nikmat menjadi satu, jadilah aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tdk membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku.

    Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku klimaks lagi untuk yang kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Dimas. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini. Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera klimaks.

    Cerita Sex – Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemburkan air maninya di dalam liang dubur dan liang senggamaku. Aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena Vagina-ku tidak cukup menampungnya.

    Sementara Mereka mencabut kedua kejantanan mereka, pada saat itu aku merasa lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Dimas berkata,
    “ Nih giliran pak Kasim ngerasain Sherly, ” ucap mereka.

    Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kejantanan-nya yang lebih besar dari Dimas dan Agus dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Dia menuntun kejantanan-nya kemulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya dia berbaik hati mencabutnya.

    Namun sekarang dia malah membuatku menungging, dia mengorek-ngorek kewanitaan-ku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. Saat itu aku merasa takut, kalau sampai pak Kasim menyodomiku. Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kejantanan-nya menyentuh bibir kewanitaan-ku.

    Cerita Bokep – Setelah itu ke 2 jari-nya-pun membuka Vagina-ku sedangkan kejantanan-nya terus mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun kejantanan-nya masuk ke Vagina-ku. Dia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yang sudah tersinggkap mulai dibuka kancingnya dan dinaikkannya oleh Pak Kasim.

    Sehingga kini Pak Kasim-pun melucuti rok abu-abuku melalui kepalaku. Kini aku-pun telah telanjang bulat. tangannya meremas buah dadaku dan terus menggerayangi tubuhku. Di saat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Ragil duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku.

    Sebenarnya aku kesal sekali, namun apa boleh buwat aku sudah terlanjur menikmati permainan sex ini, so aku-pun hanya pasrah tanpa perlawanan. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai. Pak Kasim semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu klimaks dibandingkan mereka.

    Aku berteriak panjang dan disusul pak Kasim yang menjambak rambutku kemudian mencabut kejantanan-nya dan menyuruhku menkulum dan meghisapnya, pada saat itu dia berteriak tidak karuan. Lalu Pak Kasim menjambak, meremas buah dada dan sampai pada akhirnya dia menumpahkan air mani-nya di dalam mulutku.

    Saat itu terdengar entay suara Agus, Dimas, atau Ragil yang berteriak agar aku menelan air mani semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas.

    Aku menemukan BH-ku telah digunting tepat di bagian putting-nya dan aku menemukan celana dalamku di depan kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa celana dalam dan BH yang robek bagian putting-nya. di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan ( terima kasih telah memberi kami kepuasan). Sungguh suatu pengalaman sex pertamaku yang begitu sakit, liar namun sangat mengesankan. Selesai.

  • Cerita Dewasa Perselingkuhanku Terjadi Lagi Dengan Temanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Perselingkuhanku Terjadi Lagi Dengan Temanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1137 views

    Perawanku – Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Azis belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Azis mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dengan istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dengan alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Azis berteriak melarangku dan katanya,

    “Tunggu dulu pak, nasi yang saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Azis datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu dan mau makan malam bersama di rumahnya.

    Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hidangan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yang santai dan penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyang dan baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.

    “Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyang sekali. Cerita Sex Perselingkuhan.

    Cerita Sex – Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yang baru saja kulihat sepotong tubuhnya yang mulus dan putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yang mulai miring. Siapa tahu ada setan yang memanfaatkannya.

    “Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.
    “Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan dan keterbukaannya” balasnya.

    Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil memandangi sudut-sudut ruangannya dan aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi. Ternyata betul, wanita itulah tadi yang berbaring di atas tempat tidur itu, yang di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc.

    Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana kolor tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membayangkan kalau wanita yang baru saja saya temani bicara dan makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yang saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.

    Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yang main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dengan puncak keinginanku, tiba-tiba,

    “Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.
    “Wah, itu film kesukaanku, tapi sayangnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dengan cepat dan suara agak lantang.
    “Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara dan sudah saling terbuka” katanya penuh harap.

    Lalu saya bangkit dan masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dengannya. Aku agak malu dan takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.

    Awalnya kami biasa-biasa saja, hening dan serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yang katanya lebih bagus dan lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya dan ingin juga menyaksikannya. Aku cemas dan khawatir kalau-kalau VCD yang ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yang kuharapkan.

    Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur dan kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambar pun muncul dan terjadi perbincangan yang serius antara seorang pria dan seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.

    Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dengan film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan dan berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi dan meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dengan tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yang membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang dan membesar, sekujur tubuhku gemetar dan berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku.

    Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut dan malu mengutarakan isi hatiku.

    “Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.

    “Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau dan suka sekali.

    “Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.

    “Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dengan tenang dan jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton dan praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.

    “Tapi kakak suka nonton dan permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.
    “Suka sekali dan kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.

    “Jika istri kakak tidak suka dan tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas dan berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.

    Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi dan bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan, akupun membalasnya dengan lahap sekali.

    Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya dan sudah sering memegangnya. Tapi kali ini, rasanya lain daripada yang lain, sedikit lebih mulus dan lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yang membuka baju yang dikenakannya, tiba-tiba terbuka dengan lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dengan menantang.

    Cerita Bokep – Akupun memperaktekkan apa yang barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat dan mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Kadang kugigit sedikit dan kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda adanya rasa sakit.

    Selama hidupku, baru kali ini aku melihat pemandangan yang indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yang dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri dan sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu.

    Putih, mulus dan tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat dan merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dengan kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dengan warna agak kemerahan. Ingin rasanya aku telan dan makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dengan lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit dan terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.

    “Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yang kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama memandangnya. Ia langsung serobot saja dan menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian.

    Lalu disusul dengan memasukkan penisku ke mulutnya dan menggocoknya dengan cepat dan berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat. Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dengan kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, dan menjamahnya.

    Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu dan perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan maju dan mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.

    “Dik, model yang bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yang ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.

    “Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yang kakak anggap lebih nikmat dan lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yang agak menambah gairah sexku.

    “Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah dan berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.

    “Dik, gimana kalau saya berbaring dan adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goyangannya,” pintaku padanya.

    “Aku ini sudah hampir memuncak dan sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.

    Tanpa kami rasakan dan pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.30 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya dan betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dengan istri teman lamaku itu.

    Namun sayangnya, karena keasyikan dan keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dengan posisi saya di bawah dan dia di atas memompa serta menggoyang kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermaku pun tumpah dalam rahimnya dan diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh dan tidur terlentang hingga pagi.

    Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yang mengecam dan pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yang harus saya perbuat. Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dengan wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali dan kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri.

    Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu dan langsung pamit dan sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan. Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yang melihatku sehingga saya yakin tidak ada yang mencurigaiku.

  • Cerita Bokep Ngentot Dengan ABG SMA Panas Yang Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Ngentot Dengan ABG SMA Panas Yang Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1133 views

    Perawanku – Pada saat itu pelajaran yang diberikan oleh pak guru belum terlalu banyak, karena memang kami masih dalam tahap orientasi dari murid smp menjadi murid smu. Tak terbayang olehku dapat masuk ke SMA yang masih tergolong favorit di ibu kota ini. Impianku sejak dulu adalah memakai seragam putih abu-abu karena seragam ini memiliki model rok yang lebih membuatku kelihatan seksi.

    Diantara teman2 baruku ada seorang cowok yang amat menarik perhatianku, sebut saja namanya Galih. Membayangkan wajahnya saja bisa membuatku terangsang. Aku sering melakukan masturbasi sambil membayangkan Galih.

    Walaupun sering bermasturbasi tapi saat itu akku belum pernah bercinta atau ngentot, bahkan petting jg belum. entah setan apa yang masuk ke dalam otakku hari itu karena aku berencana untuk menyatakan cinta kpd Galih. maka saat istirahat aku memanggil Galih,

    “Gal, gw gk tau gmn ngomongnya” aku benar2 kalut saat itu ingin mundur tapi udah telat

    “Gal gw sayang ma elo, lo mau kan jd cowo gw?” aku merasa amat malu saat itu, rasanya seperti ditelanjangi di kelas (paling tidak sampai SEKARANG aku masih memakai seragam lengkap).

    Galih hanya tersenyum, “nanti aja ya gw jawabnya pas pulang”.

    Selama jam pelajaran pikiranku tak menentu, “gimana kalo Galih gak mau?” dalam hatiku “pasti gw jd bahan celaan!” berbagai pertanyaan terus mengalir di otakku. untungnya pelajaran belum begitu maksimal. bel pulang pun berdering, jantungku berdegup cepat. aku hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Galih dan menanyakan jawabannya.

    Saat kelas sudah berangsur sepi Galih menghampiriku “bentar ya Renn, gw dipanggil bentar” katanya. aku menunggu sendirian di kelas. “jangan2 Galih ingin agar sekolah sepi dan mengajakku bercinta?” kepalaku penuh pertanyaan, hingga aku sama sekali tidak dapat berpikir sehat. dalam penantianku tiba2 ada orang datang. aku kecewa karena bukan Galih yang datang melainkan Lilik dan Fandi dari kelas I-3. mereka menghampiriku, Lilik didepanku dan Fandi disampingku.

    Perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini.

    “Lagi nungguin Galih Renn?” kata Lilik.

    “Koq tau?” kataku

    “Tadi Galih cerita.”

    Apa2an nih Galih pake cerita segala dalam hatiku.

    “Loe suka ma Galih ya Renn?” tanya Lilik lagi.

    Aku cuma diam saja.

    “Koq diem?” kata Fandi.

    “Males aja jawabnya” kataku Perasaan bt mulai menjalar tapi aku harus menahan karena pikirku Fandi dan Lilik adalah teman Galih.

    “Kok lo bisa suka ma Galih sih Renn?” tanya Fandi tapi kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.

    “Galih ganteng n gak kurang ajar kayak lo!” sambil menepis tangannya dari pahaku.

    “Kurang ajar kaya gimana maksud lo?” tanya Fandi lagi sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus2nya

    “Ya kayak gini!” jawabku sambil menunjuk tangannya tapi tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Galih.

    “Tapi enak kan?” kali ini Lilik ikut bicara. Fandi mulai mengelus2 pangkal pahaku. aku pura2 berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya.

    “udah jangan sok berontak” kata Lilik sambil menunjukkan cengiran lebarnya. makin lama usapannya membuatku membuka lebar pahaku.

    “Tadi bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang.” “nantangin yah?” kata Lilik. dia menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang Fandi berganti mengerjai payudaraku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudara kiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja.

    Lilik yang berada di kolong meja menjilat2 paha sampai pangkal pahaku dan sesekali lidahnya menyentuh vaginaku yang msh terbungkus celana dalam tipisku yang berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Galih. Fandi melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana.

    Merasa kurang puas ia pun melepas dan melempar braku. lidahnya menari2 di putingku membuatnya menjadi semakin membesar.

    “ough Fand udah dong, gimana nanti kalo ketahuan” kataku

    “tenang aja guru dah pada pulang” kata Lilik dari dalam rokku.

    Cerita Dewasa – Sedangkan Fandi terus mengerjai kedua payudaraku memilinnya, meremas, menghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar2 tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai vaginaku, aku rasa Lilik menjilatinya.

    Aku tak dapat melihatnya karena tertutupi oleh rokku. Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang. aku merasa kemaluanku sudah amat basah dan Lilik menarik lepas cd ku dan melemparnya juga. ia menyingkap rokku dan terus menjilati kemaluanku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang.

    Aku sadar aku akan orgasme. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini. aku melenguh panjang, setengah berteriak. aku mengalami orgasme di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal. “hahahaha..” mereka tertawa berbarengan. “ternyata lo suka juga yah?” kata Fandi sambil tertawa. “jelas lah” sambung Lilik “smp dia kan dulu terkenak pecunnya” kata2 mereka membuat telingaku panas.

    Cerita Sex – Kemudian mereka mengangkatku dan menelentangkanku di lantai. mereka membuka pakaiannya “oh..” ini pertama kalinya aku melihat k0ntol secara langsung. biasanya aku hanya melihat di film2 porno. Lilik membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan k0ntolnya ke liang senggamaku.

    “ough, sakit lik” teriakku

    “tenang Renn, entar juga lo keenakan” kata Lilik

    “ketagihan malah” sambung Fandi

    Perlahan2 ia mulai menggenjotku, rasanya perih tapi nikmat. sementara Fandi meraih tanganku dan menuntunnya ke k0ntol miliknya. ia memintaku mengocoknya. Lilik memberi kode kepada Fandi, aku tidak mengerti maksudnya. Fandi mendekatkan k0ntolnya kemulutku dan memintaku mengulumnya. aku mejilatinya sesaat dan kemudian memasukkannya ke mulutku.

    “isep k0ntol gw kuat2 Renn” katanya.

    Aku mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. ia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. disaaat bersamaan Lilik menghujamkan k0ntolnya lebih dalam. “mmmffhh” aku ingin berteriak tapi terhalang oleh k0ntol Fandi. rupanya arti dr kode mereka ini, agar aku tak berteriak. aku sadar ke virginanku diambil mereka, oleh orang yang baru beberapa hari aku kenal.

    “ternyata masih ada juga nak smp sb yang masih virgin” “vagina ce virgin emang paling enak” kata Lilik.

    Dia menggenjotku semakin liar, dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap k0ntol Fandi jg semakin cepat. tak lama aku orgasme untuk yang kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas tapi karena goyangan Lilik Lilik semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap dengan liarnya. tak lama Lilik menarik keluar k0ntolnya dan melenguh panjang disusul deerasnya semprotan maninya ke perutku. ia merasa puas dan menyingkir.

    Sudah 45 menit aku menghisap k0ntol Fandi tapi ia tak kunjung orgasme jg. ia mencabut k0ntol dari mulutku, aku pikir ia akan orgasme tapi aku salah. ia telentang dan memintaku naik diatasnya. aku disetubuhi dengan gaya woman on top. aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Fandi leluasa meremas susuku.

    Sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba2 Lilik mendorongku dan akupun jatuh menindih Fandi. Lilik menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku. ia mulai mengorek2 lubang anusku. aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan ia mengerjai liang duburku.

    Tak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. k0ntolnya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk2 duburku. tubuhku betul2 tersa penuh. aku menikmati keadaan ini. sampai akhirnya ia mulai memasukkan penuh k0ntolnya ke dalam anusku. aku merasakan perih dan nikmat yang tidak karuan. jadilah aku berteriak2 sekeras2nya. aku yang kesakitan tadik membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku.

    Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku orgasme lagi untuk yang kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Fandi. saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini.

    Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera orgasme. aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemprotkan maninya di dalam kedua liangku. aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena vaginaku tidak cukup menampungnya.

    Mereka mencabut kedua k0ntol mereka. aku yang lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Fandi berkata “nih giliran pak maman ngerasain iRenn” aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan k0ntolnya yang lebih besar dari Fandi dan Lilik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki.

    Dia menuntun k0ntolnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya ia berbaik hati mencabutnya. tetapi sekarang ia malah membuatku menungging. ia mengorek2 kemaluanku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. aku sungguh takut ia menyodomiku.

    Akhirnya aku bisa sedikit lega saat k0ntolnya menyentuh bibir kemaluanku. dua jarinya membuka vaginaku sedangkan k0ntolnya terus mencoba memasukinya. entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun k0ntolnya masuk ke vaginaku. ia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. rokku yang tersinggkap dibuka kancingnya dan dinaikkannya sehingga ia melepas rok abu2ku melalui kepalaku.

    Saat ini aku telah telanjang bulat. tangannya meremas payudaraku dan terus menggerayangi tubuhku. disaat2 kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Galih duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku. aku kesal tapi terlalu horny untuk berontak. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai.

    Pak maman semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu orgasme dibandingkan mereka. aku berteriak panjang dan disusul pak maman yang menjambak rambutku kemudian mencabut k0ntolnya dan menyuruhku meghisapnya. ia berteriak tak karuan. menjambakku, meremas2 dadaku sampai akhirnya ia menembakan maninya di mulutku.

    Terdengar entah Lilik, Fandi, atau Galih yang berteriak telan semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari2 seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas.

    Aku menemukan braku telah digunting tepat di bagian putingnya dan aku menemukan celana dalamku di depan kelas telah dirobek2. sehingga aku pulang tanpa celana dalam dan BH yang robek bagian putingnya. di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan.

  • Genjotan Adek Ipar Yang Lebih Nikmat – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Genjotan Adek Ipar Yang Lebih Nikmat – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    2070 views

    PerawankuKejadian yang memalukan sekaligus menyenangkan tentang perselingkuhanku dengan adik iparku Sindi.

    ‘Halo’, kataku menyambut telepon.
    ‘Oh, kakak!!, Mbak Sari mana kak’, suara diseberang menyahut.

    ‘Sindi??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku sambil bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya lagi.

    ‘Oke, deh ntar aku sampaikan, take care ya’ jawabku datar dan menutup telepon.

    Kemudian ingatanku melayang beberapa tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,.. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib karena tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sindi, adik kandung Sari ke Jakarta dan sekarang telah bekerja di Singapura untuk memulai sesuatu yang baru.

    Sindi 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mandiri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan.

    Sindi sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Sindi sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan.

    Sejak peristiwa ditahannya Sindi 3 tahun lalu, Sindi sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit. Sindi lebih dekat denganku dan sering ‘curhat’ daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Sari selalu memberi tanda agar aku ‘merayu’ Sindi untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini.

    Sari tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Sindi memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi ‘sesuatu’ yang tidak semestinya kami lakukan.

    Awal maret 2017, Sindi telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Sari sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 aku jemput Sindi sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Sindi datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.

    ‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Sindi saat aku sambut barang2 bawaannya.

    ‘Andi lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Sindi mengikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ katanya.

    ‘Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil.

    ‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.

    ‘Yang lain donk’ komentarnya manja.

    ‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya.

    ‘Sekarang bulan apa kak?’
    ‘Maret’ jawabku sambil terus nyetir

    ‘Bulan maret ada apa ya??’ Sindi mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling..

    ‘Sindi,.. Apaan sih’, kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja

    ‘Kakak sayang Sindi nggak sih?’

    ‘Sindi.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Sari menyayangimu’ kataku jengah dan menarik tangan .

    ‘Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’..katanya sambil meraih tanganku lagi.

    ‘Sindi.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Sindi terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah.

    Sampai di rumah Sari menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Sindi dan Sari menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan.

    ‘Maa, cepetan yah’ aku beri isyarat agar Sari segera bersiap.

    ‘Sindi, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Sari ama Sindi..OK boss sahut Sindi.

    Singkatnya Andi harus segera dirawat di RS saat itu juga.

    ‘Andi maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih..
    ‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Sari menghibur.
    ‘Janji ya maa..’

    Setelah Andi tidur aku rundingan ama Sari, keputusannya adalah aku akan nungguin Andi malem dan langsung berangkat kerja dari RS.

    ‘Paa, sekarang jemput Sindi ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini’.

    ‘Oke sayang’, jawabku setelah merasa semua beres.

    Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalemSari. Aku naik ke lantai 2 (kamar Sindi) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku

    ‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana’
    ‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an.

    Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi. Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah.

    Kuhampiri Sindi (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Sindi sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,..

    Sindi masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Sindi lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Sari.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Sindi menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya.

    Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. “Sindi.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..”, (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai.., Sindi malah melingkarkan tangannya kepinggangku.

    Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Sindi membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia..

    ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Sindi.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya..

    Sepertinya Sindi in the mood. Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Sindi dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut.

    ‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’.

    OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending..

    14 maret, Di tempat kerja setelah mendapat ucapan selamat dan ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih nggak abis pikir.. why it happen?? jahat amat aku,.. disaat usia bertambah tua, anak sedang sakit.. aku malah mengumbar nafsu.. IPARKU lagi.. Udahlah I wont do that again, biar Sindi yang nunggu Andi .. pikirku.

    Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Andi sebelum ke RS. Saat dikamar Sindi menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. ‘Sari’, aku memanggil istriku..

    Sari keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Andi sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Andi gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..’ biar mama yang tungguin Andi.

    ‘Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Sindi ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sindi bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Sari.

    Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Sari begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.

    Singkatnya kami tinggalkan Sari yang menjaga Andi. di perjalanan Sindi bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21.

    (Sari sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mandi, (Sindi udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Sari 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Sindi menerobos masuk dengan pakaian tidur cream.

    ‘Kak, .. Sindi mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..

    Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Sindi memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Sindi ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Sindi hanya menggunakan G string.,..

    Sindi pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Sindi memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..

    Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Sindi menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Sindi, Sindi mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Sindi oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Sindi pengen hisap punya kakak.. pintanya.

    Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Sindi bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam genjotan vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Sindi menggelinjang sambil berteriak, ‘kak.. Sindi pengen keluar, Kak .. genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.

    Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Sindi, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh area itu..

    Sindi benar2 tak dapat menguasai diri akibat genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sindi, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Sari.., God.. i’m cumming.. teriaknya.

    Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan genjotan ini.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Sindi agak kecewa.. namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi.

    Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Andi pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya dan menikmati genjotan-nya, Sindi sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura.

  • Murid SMU Digerayangi Tukang Becak – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Murid SMU Digerayangi Tukang Becak – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    2104 views

    PerawankuRiska adalah seorang gadis pelajar kelas 3 di sebuah SMU negeri terkemuka di kota S. Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik.

    Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.

    Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.

    Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Riska. Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

    Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang.

    Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

    “Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska.
    “Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Parno sambil terus mengayuh becaknya.

    Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

    “Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska.
    “Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

    Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

    “Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Parno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak.
    Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi.
    “A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil terbengong-bengong.
    “Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
    Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
    “J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang memucat.

    Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.

    “Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.

    Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska.

    “Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.

    Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska. Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

    “Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.
    Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

    “Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.

    Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya.

    Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

    Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

    “Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.

    “Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.

    Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya.

    “Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.

    Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska.

    “Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya.

    “Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.

    Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska. Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

    Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..

    “Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott..

    Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska. Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska.

    “Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska.

    Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu.

    “Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.

    Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

    Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno.

    Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska. Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.

    Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Riska. Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska.
    “Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

    Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar dan bersemangat.

    “Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.

    “Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat.

    Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.

    “Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar. Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

    Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.

    “Aahh..” Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.

    Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

    Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

    Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.

  • Galeri Foto Ngentot Paksa Gadis Diikat Pasrah

    Galeri Foto Ngentot Paksa Gadis Diikat Pasrah


    2948 views

    PerawankuHot !! Berikut ini adalah Galeri Foto Ngentot Paksa Gadis Diikat Pasrah, , Buat kamu yang doyan dengan postingan mengenai wanita Perkosaan atau memaksakan , maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk memuaskan birahi anda.

  • Galeri Foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma

    Galeri Foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma


    2300 views

    PerawankuBagi yang lagi galau karena belum mendapat pasangan, galeri ini akan menjadi pelipur lara walau hanya untuk dijadikan bahan masturbasi saja. Tidak masalah bermasturbasi menggunakan foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma ini.

    Agar tidak semakin galau mending langsung liat kebawah ya guys karena dijamin bakal bikin kamu celana kamu sesak.

    C