Author: perawanku

  • Kisah Sex Nikmatnya Tubuh Yuni Mahasiswi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Nikmatnya Tubuh Yuni Mahasiswi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1275 views

    Perawanku – Seperti biasa aku menunggu di sela sela lorong kampus untuk menunggu giliran KRS di kampusku. Giliran terlihat lama sekali dan antrian mengular panjang hingga ke lorong pintu depan. Jurusanku ini memang terkenal dengan mahasiswanya yang super banyak dan kebanyakan wanita. Ya namun sayangnya aku masih tetap saja jomblo. Miris memang, mengingat kampus aku ini kebanyakan adalah cewek. Tapi ya bagaimana lagi, cuma bisa pasrah liatin cewek yang seliweran di kampus ini. Mana cantik-cantik pula. Tapi untungnya aku berpapasan sama si Yuni. Ratutogel

    Oya kenalin nama aku Yuda, aku adalah mahasiswa akuntansi semester empat, kuliah di kampus terkenal di bilangan Jakarta.

    Oya aku punya teman baik, namanya Yuni. Dia cewek berjilbab yang modis, setiap hari mengenakan terusan panjang yang memperlihatkan lekuk badannya. Termasuk dadanya yang indah itu, kebetulan kita sekelas. Karena sering mengerjakan tugas bareng jadi kita ga canggung. Walau setiap hari aku tahan nafsu liatin toketnya yang menyembul indah setiap kali dia kuliah. Enggak peduli apa kata orang, masa bodo pikirnya.
    Dia adalah cewek yang seru diajak ngobrol namun cerdas. Tapi desas desus dengarnya kata orang dia pernah berhubungan seks di kampus sama kakak tingkat kata temanku, dia ngentotin kakak kelas pake woman on top sambil remes toket sama buka bra-nya, sambil mendesah memeknya dientotin sama kakak tingkat sambil sesekali benerin kerudung biru favoritnya, dia nikmat banget menghayati setiap penetrasi sambil toketnya sesekali menggelantung ke atas ke bawah mengikuti ritme permainan.

    Pada suatu hari Yuni baru pulang brevet sama aku. Nah kebetulan Yuni ini walau cewek berjilbab tapi kelakuannya itu lho nakal banget. Dia waktu les brevet pakai terusan ketat warna kuning pake kerudung biru dan rok biru. Samar-samar bra polos yang terilhat ga bisa nampung gede toketnya gak kelihatan.

    Pulang brevet dia ngajak jalan aku ke Moi, ngajakin nonton film katanya mumpung bosen. Kita have fun lama dan lama berbincang. Setelah nonton dia pengen pulang, aku tunggu dia di parkiran di dalam mobilku. Setelah nunggu lama lalu dia masuk ke mobil. Kita lalu berbincang sebentar:
    “Yud, kayaknya nonton doang enggak seru deh!” Kata yuni
    “Emangnya kenapa Yun? Kan tadi filmnya rame” aku nimpalin
    “Ah rame apanya, Cuma gitu gitu aja..”
    “Tapi kan tapi kaan..”
    “Ah yaudah”
    “Oke”
    “Eh yud…..” Si yuni bilang sesuatu ama aku
    “Kenapa emangnya yun?”
    “Aaaku.. Akuu…”
    “Kenapa yun?”
    “Yud jalanin mobilnya aja deh, nanti ada yang mau aku kasih tahu ke kamu”

    Saat itu aku jalanin mobil pacu ke rumah dia yang di daerah tebet, belum sampe tebet kira-kira di daerah Perumahan Pluit yuni spontan arahin tangannya ke celana aku dan remes-remes penis. Lalu dia nyerocos: “Yud, aku suka banget sama kamu” kata dia. “Eeeh kenapa emangnya yun?” aku nimpalin. “Kamu seksi sama ganteng, aku selalu sange liatin kamu. Pas lagi di kelas atau kerjain tugas, kamu itu nggemesin. Apalagi kalau aku liat intipin kamu pas lagi mandi atau coli. Uuuhh punya kamu besar banget ya. Kayaknya enak banget deh main sama punya kamu?”

    Aku nimpalin “Yun.. Errr.. Yun… Sebenernya aku juga mau jujur sama kamu aku juga suka sama kamu, suka liatin kamu. Tiap liat kamu aku jadi pengen banget megangin dada kamu. Tiap kamu ke kampus atau di kelas pikiran aku tertuju sama kamu. Dada kamu besar banget ya, apalagi pas kemarin kamu waktu pelajarannya Pak Sunarji. Bra kamu keliatan nyemplak rasanya aku pengen ngeremes kamu dari belakang terus entotin kamu” Spontan aku bilang gitu.

    “Yud…”
    “Ya yun?” Dia bilang.. “Aku boleh isepin punya kamu enggak? Kamu jalan aja liatin sambil nyetirnya. Sambil cariin di sini motel yang paling enak buat kita. Besok kita libur, aku udah bilang ke mama aku besok ada kerja kelompok” Aku nimpalin “Boleh…”
    Saat itu aku nyetir dengan penuh ketidakkaruan. Jalanin mobil sambil merintih keenakan ketika penis aku dikulum sama Yuni. Aku pikir yuni ini emang ahli banget, kayaknya dia pengalaman.

    Kuluman demi kuluman ke penis aku sangat enak aku rasain. Kepala penisku dijilat dengan lembut tapi lumayan brutal. Enggak sampai 10 menit aku mulai enggak tahan aku bilang “Sayang, aku mau ke luar nih” Lalu yuni bilang “Ya gapapa keluarin di mulut aja sayang. Aku pengen ngerasain mani kamu”. Dan seketika itu… Crottt… Mani aku keluar di mulutnya yuni yang manis dan seksi.

    Rasanya nikmat banget. Terus aku tanya: “Gimana rasanya sayang?” “Uhh enak banget sayang, sperma kamu manis. Kamu sering makan buah buahan ya?” “Iya sayang, hehe”.
    Dan saat itu kita udah nyampe. Booking kamar no 773. Kamarnya lumayan mewah, ada TV, AC, Chandelier sama WC yang berbak mandi. Berhubung kita di sini memang gak lama jadi kita minta ke resepsionisnya Cuma cek in 1 malam. Setelah membuka kamar aku langsung seketika menyergap yuni dan melumat bibirnya dengan buas, dia balas kuluman bibirnya dengan lumayan buas. Aku pillin pilin putingnya dibalik terusan kuning yang dia pake, gila toketnya gede banget. Tanganku kayaknya kurang cukup buat nampung toketnya yuni. Foreplay lumayan lama, ada 10 menit aku remes sama kulum bibirnya yuni aja. Lalu kurebahin dia di ranjang.

    “Sayang buka bajunya ya” kataku “Iya sayang”. Terbukalah toket yuni yang besar masih mengenakan bra berenda warna putih. Aku ciumin dadanya lalu ia geli keenakan, terus aku suruh dia lagi “Buka lagi roknya sayang” lalu dia membuka rok panjang ketat biru yang dia pakai tadi. Dan aku pun semakin bernafsu buat ciumin memek dia yang masih ketutupin CD warna putih. Kalau kerudungnya buka jangan yang?” “Eh jangan ga usah, aku nafsunya kalau liatin kamu pakai kerudung hehe”.

    Dan seketika itu aku lepasin semua pakaian, dengan sigapnya yuni blowjob penis aku lagi buat foreplay. Saking keenakannya ga sepuluh menit aku keluar lagi.
    Lalu aku coba buat titfuck yuni, tapi pertama aku bilang. “Yang kayaknya enak deh kalau titit aku dijepitin toket kamu. Soalnya toket kamu itu gede banget aku suka” “Boleh kok sayaang aku pelorotin bra dulu ya” Dengan sigap aku langsung arahin penis aku ke toketnya yang besarnya 34D itu. Pertama pelan pelan aku genjot penis aku di toketnya dia. Ternyata dia juga keenakan, gesekan penisku dengan toket besarnya membuat aku semakin bernafsu buat menggenjot penisku.

    Lalu aku bilang: “Yaaang, aku mau ke luar nih” dia balas “Iya sayaaang keluarin ajaaa” ketika itu sperma aku nyembur di kerudungnya dia dan berhamburan sampai hidung. Enggak ada rasa jijik, yuni langsung jilat spermaku, lalu bilang “Makasih ya sayang” Enak banget.

    Setelah itu akupun mencoba merangsang klitoris yuni, namun dia melorotin CD-nya dulu. Aku cobain buat fingering. Dari luar memeknya sampai nemu g-spotnya. Aku colok colok sampai dia mendesah keenakan. Enggak sampai 10 menit dia bilang: “Sayaang aku mau keluaaarr” dengan seketika cairan dari klitorisnya keluar hingga membuat sprei di hotel itu basah karena saat itu yuni ngeluarin banyak banget cairan dari klitorisnya.

    Setelah 30 menit lebih kita foreplay. Aku coba-cobain buat ngentotin yuni, aku cobain buat pelan pelan masukin penisku ke lobang vaginanya yuni. Dia bilang “Pelan pelan aja ya sayang” dan dengan pelan aku masih menggosok gosokan penisku ke klitorisnya. Setelah perlahan menggosok lalu aku memasukkan penisku ke liang surgawinya yuni. Ga sampai setengah jalan aku masukin penis aku yuni dengan merintih keenakan bilang: “Yaang punyamu gede banget, aku enggak kuat aahh.. aaahh..” Lalu dengan cara memaksa aku masukin semua penis aku ke dalam vaginanya dan mbles! Semua penisku masuk ke vaginanya.

    Ah rasanya nikmat sekali, dengan perlahan aku memaju mundurkan penisku yang berada di liang surgawinya. Yuni terlihat kesakitan dia bilang “Ampun yudi sayaaaaanngggg… Titit kamu enak bangeeetttt.. Terus dong genjot aku sayaaanggg” Lalu aku menggenjot vaginya yuni dengan perlahan namun nikmat. Terlihat setelah 15 menit bersenggama yuni ingin keluar. “Sayaaangg aku ingin keluaarrr”. Dengan seketika yuni menikmati orgasme keduanya sedangkan aku masih belum tetap menemui orgasme.

    Sontak setelah itu aku punya ide, bagaimana kalau dia di atas buat posisi ngentotnya. Aku usul: “Yang kamu di atas aja ya, aku pengen liatin toket kamu yang indah itu naik turun waktu ngentot ama aku” yuni bales “Oke sayaang”. Setelah percakapan tadi dia terus cium bibir aku lalu kita berganti posisi jadi dia yang di atas.

    Bongkahan dada yuni begitu menantang aku liat waktu nyobain gaya di atas dengan sedikit jilbab yang menutupi dada bagian tengahnya. Dengan pelan yuni memasukkan memeknya ke penisku yang sudah berdiri namun masih tetap belum keluar. Dengan pelan dia menggenjot penisku sampai saat itu aku bersemangat dan memegang dua bongkahan toketnya sambil tetap menggenjot.

    Tempo semakin lama dan semakin cepat, ekspresi yuni pun berubah dengan drastis dan terlihat dia sangat menikmati permainan. Akupun sama, apalagi dengan melihat perempuan berjilbab dengan bertoket besar dadanya naik turun saat menggenjot penisku.

    Lalu saat itu tiba, mani yang telah ada ini ga bisa aku tahan lagi. Begitu pula dengan yuni. Terus aku bilang “Sayaaang, aku mau ke luaaaarrr. Aku keluarin di dalem aja yaaa” “Iyaaaa boleh kok sayaaaaanggg emhhh ahhh.. Aku lagi ga masa subur kok iniii mmmmaaaghhhhhh” “pakai aba aba yaaa” “oke sayaaaangggg” “satuuuu…duaaaa..ttiiiiiggggggggggggggggggaaaaaa hhhhhhhhhhh” crot crot crot. Mani dan cairan kami bersatu kala itu dan ahh rasanya nikmat sekali. Klimaks banget.

    Setelah itu aku cium kening yuni dan bibirnya, setelah itu kami mandi dan bersiap buat pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 7 Pagi.

    Hari itu hingga saat ini aku dan yuni masih melakukan hubungan tersebut di manapun kami ingin, saat di WC atau pojok perpustakaan.

  • Cerita Hot Ngicipin Baby Sitter Tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Ngicipin Baby Sitter Tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1287 views

    Perawanku – Aku tinggal di komplex perumahan, disitu banyak pasangan muda yang mempercayakan anak balitanya ke para babay sitter. Kalo pagi banyak baby sitter yang ngumpul depan rumahku, memang rumahku rada tusuk sate, sehingga kayanya strategis buat ngerumpi, palagi praktis gak da mobil yang lalu lalang. Kalo lagi dirumah aku suka memperhatikan para baby sitter itu. Umumnya si tampang pembokat yang dipakein seragam baby sitter yang umumnya kalo gak putih, pink atau birumuda warnanya.

    Tapi ada satu yang laen dari yang laen. Kalo yang laen kulitnya pada sawomatang, yang satu ini putih, manis lagi, gak da tampang pembokat deh. Bodi sih gak kliatan kemontokannya, maklum kan seragam baby sitter pink yang dipakenya rada kebesaran kayanya, sehingga menyamarkan lika liku bodinya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. lumayan buat cuci mata. Togel Singapore

    Lama2 dia tau juga kalo aku sering memperhatikan dia kalo lagi didepan rumah. Dia senyum2 ke aku, ya buat pantesnya aku juga senyum ma dia juga. Suatu saat kebetulan dia cuma sendiri di depan rumahku, kesempatan aku untuk kenalan. “Kok sendirian, yang laen pada kemana?” “Gak tau ni om, saya kesiangan si keluarnya”. “Ngapain dulu”. “ada yang dikerjain dirumah”. “Majikan kamu dua2nya kerja ya”. “Iya om, om ndiri kok gini ari masi dirumah, gak kerja mangnya”. “Aku si bebas kok kerjanya, sering kerjanya ya dari rumah aja. Kalo keluar paling ke tempat klien”. “Klien, paan tu om”. “Klien tu langganan”. “Mangnya om jualan apa”. “aku kerja jadi konsultan”. “apa lagi tu konsiltan, maap ya om, jadi nanya terus, bis gak ngarti si”.

    “Mangnya kamu gak skola ya”, aku bales bertanya. “Cuma sampe SMU om, gak ada biaya buat nerusin, ya mesti cari kerja lah, bantu2 orang tua juga”. “Mangnya ortu dimana, tau kan ortu, orang tua”. “Di kampung om, didaerah banten”. “Pantes kamu putih ya, yang laen pasti dari jawa ya, kulitnya item2?. “Nama kamu sapa si”. “Ayu om, kalo om?” “Aku edo”. “Om gak punya istri ya, kayaknya gak perna kliatan prempuan dirumah ini”. “Aku duda kok, kamu mau jadi prempuan dirumah ini”. “Ah si om, aku balik dulu ya om, dah siang ni, mataharinya dah tinggi, anaknya kepanasan”. “Ya udah”. Sejak itu aku belon dapet kesempatan ngobrol ma Ayu berdua aja karena selalu rame ma baby sitter yang laennya.

    Sampe pada suatu sore ketika ku lanja di hypermarket deket rumahku, aku melihat seorang abg, bodinya asik banget, togepasarlah, dia pake tshirt ketat dan jins yang ketat juga, kalo aura kasi aja sih lewat lah. Setelah aku perhattin ternyat Ayu. “Yu,” panggilku. Ayu noleh, “Eh si om, blanja ya om”. “La iyalah, ke hipermarket masak mo nonton bioskop. Kamu blanja juga”. “Cuma beli pemalut aja kok om, siap2 kalo dapet”. “Mangnya dah mo dapet ya”. “Kalo itung kalender si dah ampir om, persisnya si gak tau”. “Kamu seksi banget kalo pake jins ma tshirt Yu, kalo jagain anak mestinya kaya gini pakeannya”. “Kalo nungguin anak kudu pake seragam si om”.

    “Kamu kok bisa kluyuran kemari”. “Iya om, majikan dua2nya pergi kluar kota, kerumah ortunya katanya, jadi anaknya dibawa. Bete ni om dirumah aja, mana tu nenek2 crewet lagi”. “Nenek2?”. “Iya om, pembantunya, dah tua, crewet banget deh, suka mrintah2, palagi gak ada majikan. Aku tinggal klayapan aja”. “Kmu antuin aku blanja ya, ntar pembalut kamu aku bayarin deh, kamu ada keperluan yang laen gak, skalian aja. Hap kamu tu dah bikinan cina, jadul banget. Aku beliin yang sama merknya dan ada kameranya ya”. “Hp kan mahal om, mending beliian aku pakean dan spatu aja”. “Dua2nya juga bole kok”. “Bener nih om, wah om baek bener deh, pasti ada maunya ni ye”. Aku tersenyum aja, Ayu langsung ke konter hp, dia mencari hp yang sama dengan merk hp lamanya tapi yang ada kameranya. Kebetulan lagi ada program tuker tambah.

    “Cuma dihargai 50 ribu om”. “Ya udah gak apa, minta tolong mbaknya mindahin isi hp lama kamu ke yang baru aja”. Cukup lama, [proses pembelian dan transfer data dari hp lamanya Ayu ke yang baru. Setelah itu selesai, Ayu menuju ke konter pakean, dia milih jins dan t shirt. “Beli dalemannya bole ya om”. “Buat kamu apa sih yang gak boleh”. Ketkia milih bra, aku jadi tau ukuran toketnya, 34C, pantes kliatan gede banget. Selesainya beli pakean, Ayu milih sendal yang bagusan, abis itu baru kita blanja. Dia beli pembalut dan makanan kecil, aku membeli keperluan rumah untuk sebulan sehingga kereta blanjaan penuh. “Wah balnjanya banyak banget om, sampe sekreta penuh”. kita blanja sambil ngobrol dan becanda.

    Ayu orangnya enak buat diajak becanda, dia slalu terpingkel2 kalo aku guyonin, sampe pelanggan yang laen pada nengok. “Yu, kalo ketawa jangan keras2, diliat orang tuh”. “Biar aja diliatin, om si bikin lucu2, mana aku tahan gak ketawa”. “Ya udah lucu2 nya terusin dirumahku ya”. Ayu diem aja, aku dah slesai blanjang dan ngantri di kasir. Hari ini rame juga yang blanja jadi ngantri cukup lama sampe slesai bayar. selama ngantre aku terus aja becandain Ayu, dan dia ketawa ketiwi karenanya. Dia membantu memsukkan blanjaanku dan blanjaannya ke mobil dan duduk diseblah aku. “Cari makan dulu ya YU, dah siang nih. Kamu suka makan apa?” “Makan apa juga aku suka”. “Pecel lele doyan gak”. “Doyan om”. Mobil meluncur ke warung pecel lele, aku pesen makanan dan minuman. Kami makan sambil nerusin becanda. Selesai makan dan minum, “Kita mo kemana lagi Yu”. “Ya pulang lah om, dah kenyang gini aku suka ngantuk”. “Kerumahku aja ya, katanya kamu gak mo ketemu sinenek”. “Oke om”. Mobil meluncur pulang.

    Sampe dirumah, Ayu membantu mengeluarkan belanjaan dari mobil, diapun membantu menyimpan belanjaanku ditempatnya. Belanjaanya ditumpik aja dideket sofa. Kemudian dia mengeluarkan hp barunya, sambil membaca buku manualnya dia berkenalan dengan hp barunya. Karena aku kringetean, aku tinggalkan dia mandi. Selesai mandi aku hanya mengenakan celana pendek dan kaos buntung aja. “Om santai amat, gak pergi kerja”. “Kan ada kamu, masak aku tinggal”. “ayu tinggal disini sampe sore boleh ya om, om kalo mo pergi kerja pergi aja. aku mo blajar hp baru, makasi ya om, om baek banget deh. Pasti abis ini minta upah ya om”. “Mangnya kamu mo ngasi upahnya apaan”. “apa yang om minta, pasti aku kasi, kalo aku bisa’.
    Wah nantangin ni anak, pikirku. “Kamu mo nuker baju Yu, aku punya kaos yang gede banget, pasti kalo kamu pake jadi kaya daster”. “Bole deh om, aku mandi aja ya om, gerah nih”. Aku mengambilkan baju kaos gombrongku dan memberikan ke Ayu, “Pake aja anduk aku ya, dikamar mandi ada sabun, mo kramas juga ada sampo”. “Mangnya mandi junub om, pake kramas segala”. “Mangnya gak boleh kalo gak junub kamu kramas”. “Bole juga si om”. Dia menghilang ke kamar mandi. Aku mengambil 2 botol soft drink dari lemari es, kemudian aku menyiapkan video bokep yang aku belon liat. Aku mo macing napsunya Ayu pake video bokep.

    Selesai mandi Ayu hanya mengenakan baju kaosku, cukup si buat dia, cuma jadi kaya make rok min saja. 15cm di atas lutut. Paha dan betis yang tidak ditutupi kaosku itu tampak amat mulus. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar. Pinggangnya kelihatan ramping. Walaupun kaos iru gombrong, tapi kelihatan sekali bentuk toketnya yang besar kenceng itu, sangat menggairahkan, palagi pentilnya tercetak di kaos itu. Rupanya Ayu tidak mengenakan bra. Lehernya jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai.

    Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya. sebagai laki-laki normal, kon tolku berdiri melihat tubuhnya. Dari samping kulihat toketnya begitu menonjol dari balik kaos itu. Melihat Ayu sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh tersebut digeluti dari arah belakang. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kon tolku di gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan.

    Aku duduk di sofa. Ayu menuangkan soft drink ke gelas, “Kok softdrinknya 2 botol om”. “Yang satunua buat kamu”. Dia menunagkan soft drink satunya ke gelas dan membawa ke 2 gelas itu ke sofa. “Om gak ada pembantu ya”. “Ada kok Yu, cuma datengnya 2 kali seminggu, buat bebersih rumah dan nyetrika, aku nyucinya seminggu juga 2 kali, pake mesin cuci, jadi tinggal ngejemur aja kan. Kamu mo nemenin dan bantu aku disini. aku gak tersinggung lo kalo kamu mau”. “Kerjaannya dikit om, ntar aku gak ada kerjaannya”. “Kalo gak ada kerjaan, aku mau kok ngejain kamu tiap ari”, godaku sambil tersenyum. “Ih si om, genit ah”. “Dah ngerti blon hp barunya”. “Dah om, prinsipnya sama dengan hp lama, merknya kan sama, cuma lebi canggih aja. kalo dah dipake ntar juga lancar diri”.

    Kembali kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. kesempatan bagiku untuk menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Yu, kamu perna maen”. “Maen apaan om”. “Maen ma lelaki”. “Pernah om, ma majikan yang sebelon ini. Aku diprawanin ma dia. Napsunya gede banget deh, kalo maen, pembantunya yang umurnya lebih muda dari aku diembat juga. Cuma kali maen ma pembantu cuma sekali, ma aku bisa ampe 3 kali”. “Ya teranglah, kamu merangsang gini. Pasti pembantunya item kan kaya babysitter laennya”. “Iya sih om”. “Terus napa kok brenti?” “Kepergok ibu om, ketika itu aku lagi man ma majikan, gak taunya ibu pulang mendadak. Langsung deh aku dikluarin. Baiknya ada temen yang ngasi tau ada lowongan di tempat yang skarang”. “Ma majikan yang skarang maen juga?” “Enggak bisa om, kan ada si nenek, bisa dilaporin ibu kalo si bapak macem2 ma aku”.
    “Kamu dah sering maen terus gak maen2, pa gak kepengen?” “Pengen si om, tapi ma siapa, aku suka gesek2 ndiri kalo lagi mandi”. “Mangnya enak”. “Enak om, ngikutin cara si bapak yang dulu ngegesek”. “Ngegesek apaan Yu”. “Ih om nanya mulu, malu kan aku”. “Kita nonton film ya, asik kok filmnya”. “FIlm apaan om”. “Ya udah kamu liat aja”. Aku memutar video bokep, kayanya orang thai ceweknya sehingga mirip banget ma orang kita, cowoknya bule. “Ih om gedebanget ya punya si bule”. “Ma punya majikan kamu yang duluan gede mana”. “Gede ini om, ampe gak muat tu diemutnya”. “Kamu suka disuru ngemut Yu”. “Iya om, majikan seneng banget kalo diemut”. Ayu terpaku melihat adegan seru di layar kaca, suara ah uh merupakan serenade wajib film bokep terdengar jelas. “Keenakan ya om prempuannya, sampe mengerang2 gitu”. “Mangnya kamu enggak”. “Iya juga sih”.

    Setelah melihat Ayu mulai gelisah duduknya, sebentar kaki kiri ditopang kaki kanan, terus sebaliknya, aku tau Ayu dah mulai terangsang. “Napa kok gelisah Yu, kamu napsu ya”, kataku to the point. Ayu diem saja. Kon tolku dah ngaceng dengan kerasnya. Apalagi ketika paha yang putih terbuka karena kaosnya yang tersingkap. Kuelus betisnya. Dia diam saja. elusanku mermabat makin keatas. Ayu menggeliat, geli katanya. Kusingkapkan bagian bawah dasternya sampai sebatas perut. Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari CD yang minim berbentuk segitiga. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih. Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Ayu. Kueluskan perlahan ibu jariku di belahan bibir no noknya. Aku membungkuk diatas pahanya, kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar.
    Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis nya. Nafsuku semakin tinggi. Aku semakin nekad. Kulepaskan kaos Ayu, “Om, Aku mau diapain”, katanya lirih. Aku menghentikan aksiku. Aku memandangi tubuh mulus Ayu tanpa daster menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilnya berdiri tegak. Kupandangi Ayu. Alangkah cantiknya wajahnya. Lehernya jenjang. Toketnya yang montok bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafasnya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar.

    “Yu, aku mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak”, kataku perlahan sambil mencium toket nya yang montok. Ayu diam saja, matanya terpejam. Hidungku mengendus-endus kedua toket yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku.pentil toket kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika pentil itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. “Om…”, rintihnya, rupanya tindakanku membangkitkan napsunya juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dien tot, Ayu diam saja membiarkan aku menjelajahi tubuhnya. kusedot-sedot pentil toketnya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku. Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajah Ayu tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toket harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama.

    kon tolku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli toket dengan bibir, lidah, dan wajahnya, aku terus menggesek-gesekkan kon tol di kulit pahanya yang halus dan licin. Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Ayu. perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian. Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Ayu. Sementara gesekan-gesekan kepala kon tolku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari CDnya. Lalu kuendus dan kujilat CD pink itu di bagian belahan bibir no noknya. Ayu makin terengah menahan napsunya, sesekali terdengar lenguhannya menahan kenikmatan yang dirasakannya.

    Aku bangkit dan melepaskan semua yang menempek ditubuhku. “Punya om gede banget, kayanya segede punya si bule deh”. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuhnya. kon tolku yang tegang kutempelkan di kulit toket Ayu. Kepala kon tol kugesek-gesekkan di toket yang montok itu. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala kon tol terus kugesekkan di toketnya, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu. Kuraih kedua belah gumpalan toket Ayu yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Ayu dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kon tolku kujepit dengan kedua gumpalan toketnya. Kini rasa hangat toket Ayu terasa mengalir ke seluruh batang kon tolku. Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kon tolku di cekikan kedua toket Ayu. Kekenyalan daging toket tersebut serasa memijit-mijit batang kon tolku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kon tolku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kon tolku tersembunyi di jepitan toketnya.

    Lama-lama gerak maju-mundur kon tolku bertambah cepat, dan kedua toket nya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan di batang kon tolku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketnya. Ayu pun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…”

    kon tolku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toket Ayu. Oleh gerakan maju-mundur kon tolku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua toketnya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kon tolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kon tolku di dalam jepitan toketnya. Dengan adanya sedikit cairan dari kon tolku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kon tolku dengan toketnya. “Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafas Ayu menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya , yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahan Ayu semakin membuat nafsuku makin memuncak. Gesekan-gesekan maju-mundurnya kon tolku di jepitan toketnya semakin cepat.

    kon tolku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kon tolku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. “Enak sekali, Yu”, erangku tak tertahankan. Aku menggerakkan maju-mundur kon tolku di jepitan toket Ayu dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari kon tol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Ayu. Alis matanya bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketnya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketnya itu.

    Toket sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing kon tol dan menggesek-gesekkan kepala kon tol dengan gerakan memutar di kulit toketnya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas toket kiri Ayu, kon tolku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kon tolku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya. kucopot CD minimnya. Pinggul yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang no noknya. Kedua paha mulus Ayu kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan no noknya. Aku pun mengambil posisi agar kon tolku dapat mencapai no nok Ayu dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kon tol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Ayu. Rasa geli menggelitik kepala kon tolku. kepala kon tolku bergerak menyusuri jembut menuju ke no noknya. Kugesek-gesekkan kepala kon tol ke sekeliling bibir no noknya.
    Terasa geli dan nikmat. kepala kon tol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang no nok itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kon tolku sambil terus memasuki lobang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut no nok Ayu. Jepitan mulut no nok itu terasa hangat dan enak sekali. Kembali dari mulut Ayu keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. kon tolku semakin tegang. Sementara dinding mulut no nok Ayu terasa semakin basah. Perlahan-lahan kon tolku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan kumasukkan kon tolku ke dalam no nok. Terbenam sudah seluruh batang kon tolku di dalam no nok Ayu. Sekujur batang kon tol sekarang dijepit oleh no nok Ayu dengan sangat enaknya. secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kon tolku ke dalam no noknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam no nok hanya kepala kon tol saja. Sewaktu masuk seluruh kon tol terbenam di dalam no nok sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kon tolku.

    Aku terus memasuk-keluarkan kon tolku ke lobang no noknya. Alis matanya terangkat naik setiap kali kon tolku menusuk masuk no noknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya erkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Aku terus mengocok perlahan-lahan no noknya. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali kukocok secara perlahan no noknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot no nok pada kon tolku. Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kon tolku dari no nok Ayu. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kon tol masih kubiarkan tertanam dalam mulut no noknya. Sementara batang kon tol kukocok dengan jari-jari tangan kananku dengan cepatnya.

    Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Ayu. Ayu mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kon tolku pada dinding mulut no noknya, “Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…” Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kon tolku ke dalam no nok Ayu. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada no noknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kon tolku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Yu… no nokmu luar biasa… nikmatnya…” Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kon tolku.

    Berarti beberapa saat lagi aku akan ngecret. Kucopot kon tolku dari no nok Ayu.
    Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kon tolku mudah mencapai toketnya. Kembali kuraih kedua belah toket montok itu untuk menjepit kon tolku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kon tolku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. kon tol kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketnya. Cairan no nok Ayu yang membasahi kon tolku kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kon tolku dan kulit toketnya. “Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih keenakan. Ayu juga mendesis-desis keenakan, “Sssh.. sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah. Aku mempercepat maju-mundurnya kon tolku. Aku memperkuat tekananku pada toketnya agar kon tolku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kon tolku. Rasa hangat menyusup di seluruh kon tolku. Karena basah oleh cairan no nok, kepala kon tolku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toket Ayu.

    Leher kon tol yang berwarna coklat tua dan helm kon tol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketnya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kon tolku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kon tolku pada toket Ayu. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kon tolku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kon tolku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan kon tol di kempitan toket indah Ayu dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku. “Ayu…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak. Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kon tolku saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

    Pejuku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang Ayu. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leher Ayu. Peju yang tersisa di dalam kon tolku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal lehernya, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketnya.

    Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan. “Luar biasa… Yu, nikmat sekali tubuhmu…,” aku bergumam. “Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kata Ayu lirih. “Gak apa kalo om ngecret didalem Yu”, jawabku. “Gak apa om, Ayu pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Ayu ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Ayu ngerasain kenikmatan seperti ini”, katanya lagi. “Ini baru ronde pertama Yu, mau lagi kan ronde kedua”, kataku. “Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabnya. “Kok tadi kamu diem aja Yu”, kataku lagi. “Bingung om, tapi nikmat”, jawabnya sambil tersenyum. “Engh…” Ayu menggeliatkan badannya. Aku segera mengelap kon tol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap pejuku yang berleleran di rahang, leher, dan toket Ayu. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan pejuku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya. “Mo kemana om”, tanyanya. “Mo ambil minum dulu”, jawabku. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”, katanya. Rupanya Ayu sudah pengen aku menggelutinya sekali lagi.

    Aku kembali membawa gelas berisi air putih, kuberikan kepada Ayu yang langsung menenggaknya sampe habis. Aku keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas aku memandangi toket indah yang terhampar di depan mataku tersebut. mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke no noknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Betapa enaknya ngen totin Ayu. Aku ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya. Mengocok no noknya dengan kon tolku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan pejuku di dalam no noknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

    “Ayu…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Sementara Ayu pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku. Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuhnya sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Ayu pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketnya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Ayu mulai meremas-remas kulit punggungku. Ayu mencopot celanaku.Ayu pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Ayu sambil melumat kembali bibirnya. Aku terus mendekap tubuhnya sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketnya yang montok menekan ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilnya seolah-olah menggelitiki dadaku. kon tolku terasa hangat dan mengeras.

    Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Ayu, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. kon tolku tergencet perut bawahku dan perut bawah Ayu dengan enaknya. Sementara bibirku bergerak ke arah lehernya.kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku. “Ah… geli… geli…,” desah Ayu sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya. Ayu pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas toket tersebut dengan perasaan gemas.

    Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Kugeluti belahan toket Ayu, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah toketnya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan toket itu. bibirku bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Kuciumi bukit toket nya, dan kumasukkan pentil toket di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot pentil toket kiri Ayu. Kumainkan pentil di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. “Ah… ah… om…geli…,” Ayu mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan.

    Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada pentilnya. “Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu…ngilu…” Aku semakin gemas. toket Ayu itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya pentilnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. “Ah…om… terus… hzzz…ngilu… ngilu…” Ayu mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.
    Sampai akhirnya Ayu tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Jari-jari tangan kanan Ayu yang mulus dan lembut menangkap kon tolku yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. Batang kon tolnya besar ya”, ucapnya. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketnya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kon tolku secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kon tolku. kurengkuh tubuhnyadengan gemasnya. Kukecup kembali daerah antara telinga dan lehernya. Kadang daun telinga sebelah bawahnya kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah toketnya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah.

    Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit toket kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kon tolku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke perutnya. Ayu pun menggelinjang ke kiri-kanan. “Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli…geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” Ayu merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di toketnya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kon tolku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan perutnya merasa semakin keenakan.

    “Ayu… enak sekali Ayu… sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan. “Om keenakan ya? Batang kon tol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Ayu. Wow… kon tol om terasa hangat di kulit perut Ayu. tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintih Ayu. “Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Ayu semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku. Dia sudah makin liar saja desahannya, rupanya dia sangat menikmati gelutannya. “om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali…Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kon tol om … besar sekali… kuat sekali…”

    Ayu menarik wajahku mendekat ke wajahnya. bibirnya melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau kalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya. Kemudian aku menindihi tubuh Ayu. kon tolku terjepit di antara pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kon tolku yang tegang dan keras. Akhirnya aku tidak sabar lagi. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kon tolku untuk mencari liang no noknya.

    Kuputar-putarkan dulu kepala kon tolku di kelebatan jembut disekitar bibir no nok Ayu. Ayu meraih batang kon tolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kon tolnya besar dan keras sekali” katanya sambil mengarahkan kepala kon tolku ke lobang no noknya. kepala kon tolku menyentuh bibir no noknya yang sudah basah. dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kon tol kutekankan masuk ke liang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku pun terbenam di dalam no noknya. Aku menghentikan gerak masuk kon tolku.

    “Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ayu protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kon tolku hanya masuk ke lobang no noknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kon tolku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ayu menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Sssh… sssh…enak… enak… geli… geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku.

    Dan… satu… dua… tiga! kon tolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam no nok Ayu dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kon tolku bagaikan diplirid oleh bibir no noknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! “Auwww!” pekik Ayu. Aku diam sesaat, membiarkan kon tolku tertanam seluruhnya di dalam no nok Ayu tanpa bergerak sedikit pun. “Sakit om… ” kata Ayu sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya. Aku pun mulai menggerakkan kon tolku keluar-masuk no nok Ayu. Aku tidak tahu, apakah kon tolku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang no nok Ayu yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kon tolku yang masuk no noknya serasa dipijit-pijit dinding lobang no noknya dengan agak kuatnya.

    “Bagaimana Yu, sakit?” tanyaku. “Sssh… enak sekali… enak sekali… kon tol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang no nok Ayu..,” jawabnya. Aku terus memompa no nok Ayu dengan kon tolku perlahan-lahan. toketnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku. kon tolku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot no noknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kon tolku menyentuh suatu daging hangat di dalam no nok Ayu. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kon tol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

    aku mengambil kedua kakinya dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kon tolku tidak tercabut dari lobang no noknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ayu kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok no noknya perlahan dengan kon tolku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil
    mempertahankan gerakan kon tolku maju-mundur perlahan di no nok Ayu. Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah toketnya.

    Masih dengan kocokan kon tol perlahan di no noknya, tanganku meremas-remas toket montok Ayu. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. pentil itu semakin mengeras, dan bukit toket itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ayu pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. “Ah… om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kon tol om membuat no nok aku merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar no nok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kon tolku di no nok Ayu. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat. Terus om, terus… ” Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ayu. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kon tolku di no nok Ayu. Terus dan terus. Seluruh bagian kon tolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh no nok Ayu. Mata Ayu menjadi merem-melek. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

    “Sssh… sssh… Ayu… enak sekali… enak sekali no nokmu… enak sekali no nokmu…” “Ya om, Ayu juga merasa enak sekali… terusss…terus om, terusss…” Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. “Om… sssh… sssh… Terus… terus… aku hampir nyampe…sedikit lagi… sama-sama ya om…,” Ayu jadi mengoceh tanpa kendali. Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau ngecret. Namun aku harus membuatnya nyampe duluan. Sementara kon tolku merasakan no nok Ayu bagaikan berdenyut dengan hebatnya. “Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba kurasakan kon tolku dijepit oleh dinding no nok Ayu dengan sangat kuatnya. Di dalam no nok, kon tolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari no nok Ayu dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ayu meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Ayu pun berteriak tanpa kendali: “…keluarrr…!” Mata Ayu membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ayu kurasakan mengejang.

    Aku pun menghentikan genjotanku. kon tolku yang tegang luar biasa kubiarkan tertanam dalam no nok Ayu. kon tolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan no nok Ayu. Kulihat mata Ayu memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding no noknya pada kon tolku berangsur-angsur melemah, walaupun kon tolku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ayu lalu kuletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ayu dengan mempertahankan agar kon tolku yang tertanam di dalam no noknya tidak tercabut.

    “Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kata Ayu dengan mimik wajah penuh kepuasan. kon tolku masih tegang di dalam no noknya. kon tolku masih besar dan keras. Aku kembali mendekap tubuh Ayu. kon tolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di no nok Ayu, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding no nok Ayu secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kon tolku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kon tolku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh no nok Ayu beberapa saat yang lalu.”Ahhh.. om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di no nok aku.. Sssh…,” Ayu mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai memagut bibir Ayu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas toket Ayu serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kon tolku di no noknya. “Sssh… sssh… sssh… enak om, enak… Terus…teruss… terusss…,” desis Ayu. Sambil kembali melumat bibir Ayu dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kon tolku di no noknya.

    Pengaruh adanya cairan di dalam no nok Ayu, keluar-masuknya kon tol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Ayu tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, “Om… ah… ” kon tolku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari toketnya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ayu menyusup ke bawah dan memeluk punggungnya. Tangan Ayu pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kon tolku ke dalam no nok Ayu sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kon tol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk no nok Ayu sedalam-dalamnya. kon tolku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding no nok Ayu.

    Sampai di langkah terdalam, mata Ayu membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar no nok, kon tol kujaga agar kepalanya tetap tertanam di lobang no nok. Remasan dinding no nok pada batang kon tolku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir no nok yang mengulum batang kon tolku pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini Ayu mendesah, “Hhh…” Aku terus menggenjot no nok Ayu dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak.

    Tangan Ayu meremas punggungku kuat-kuat di saat kon tolku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang no noknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kon tolku dan no nok Ayu menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil Ayu: “Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…” kon tolku terasa empot-empotan luar biasa. “Yu… Enak sekali Yu… no nokmu enak sekali… no nokmu hangat sekali… jepitan no nokmu enak sekali…” “Om… terus om…,” rintih Ayu, “enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kon tolku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kon tolku ke no noknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kon tolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kon tol pun semakin menghebat. “Ayu… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu. “Om, aku… mau nyampe lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…”

    Tiba-tiba kon tolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding no nok Ayu mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kon tolku terasa disemprot cairan no nok Ayu, bersamaan dengan pekikan Ayu, “…nyampee…!” Tubuh Ayu mengejang dengan mata membeliak-beliak. “Ayu…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ayu sekuat-kuatnya. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Pejuku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejuku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding no nok Ayu yang terdalam. kon tolku yang terbenam semua di dalam no nok Ayu terasa berdenyut-denyut.

    Beberapa saat lamanya aku dan Ayu terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Aku menghabiskan sisa-sisa peju dalam kon tolku. Cret! Cret! Cret! kon tolku menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam no nok Ayu. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuh Ayu maupun tubuhku tidak mengejang lagi. Aku menciumi leher mulus Ayu dengan lembutnya, sementara tangan Ayu mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil ngen totin Ayu.

  • Cerita Ngentot Waitress Bule – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Waitress Bule – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1334 views

    Perawanku – Ini merupakan pengalaman sekali seumur hidupku. Sekarang aku sekolah di Australia. Di sini banyak sekali disco party yang diadakan juga oleh anak-anak Indonesia. Nah kebetulan last weekend kemarin ada party di satu pub di Downtown. Aku pergi ke sana bersama teman-temanku. Pembaca semua kan tahu kalau kebiasaan di party tambah malam tambah ramai. Ratutogel

    Party ini baru dimulai jam 10 malam, tapi aku pergi sekitar jam 11. Ternyata yang datang sudah lumayan banyak. Kira-kira jam 12 malam, sudah banyak sekali orang yang disco, minum-minum, merokok di smoking area. Sekarang baru dikeluarkan peraturan bahwa setiap bar atau pub di Perth tidak boleh merokok di dalam, jadi di party ini disediakan tempat merokok. Pokoknya suasananya enak sekali deh. Terus aku minum-minum bersama temanku di dekat barnya.

    Bar ini dekat sekali dengan tempat disco-nya, jadi sambil minum-minum dan ngobrol kita bisa mengecengin orang yang sedang disco. Temanku mengajakku minum, kuladeni tapi dia menyuruhku yang memesan minumannya. Kebetulan ada waitress yang lewat, kupanggil lalu kupesan minuman beer. Waitress-nya orang Amerika. Wajahnya oke, terus body oke, buah dadanya kira-kira 36B, pokoknya oke. Temanku terus mengajakku taruhan $500 kalau aku bisa bersenggama dengan waitress itu. Aku sanggupi taruhannya.

    Waktu waitress-nya datang membawa minuman, kuberi tipnya agak besar (di sini kalau pesan apa-apa mesti bayar tip).

    “Oh, thank you. My name is Stephanie. Do you need anything else? Call me if you want to order again.” Waitress-nya terlihat senang sekali.

    Kubilang bahwa aku nanti pesan lagi ke dia. Terus dia pergi lagi meladeni orang lain yang mau pesan minum.

    Sesudah beer-nya habis, kupanggil lagi si waitress itu, pesan minuman lagi. Waktu datang, kubayar sambil aku menggodanya. Ternyata dia suka. Habis menggoda sambil ngobrol sebentar, kutanya jam berapa dia selesai kerja. Aku bilang aku mau mengajaknya jalan-jalan. Dia bilang beres jam 2 pagi. Aku bilang nanti kutunggu di tempat yang kutunjuk. Dia bilang oke. Beres langkah pertamaku.

    Akhirnya kini sudah jam 2 pagi. Teman-temanku sudah tidak sabar mendengar kabar baiknya, tapi mereka pergi lagi ke tempat lain. Terus aku langsung ketemu waitress itu yang sudah siap pergi, tidak lagi memakai pakaian kerja. Lagian party kan agak gelap jadi tidak begitu jelas melihatnya. Waktu aku ketemu dia, wow man, bodinya dan buah dadanya membuatku terangsang. Terus kubawa saja dia ke restoran Thailand (restorannya buka sampai pagi), ngobrol-ngobrol tentangnya sambil minum. Ternyata ngobrol dengannya enak sekali sepertinya aku sudah mengenalnya sejak dulu. Akhirnya omongannya merembet ke arah gituan. Aku sudah bernafsu sekali.

    Pelan-pelan kudekati dia terus kucium pipi, ke leher sampai akhirnya ke bibirnya. Kebetulan kita duduknya agak mojok jadi tidak begitu kelihatan orang lain, sudah begitu aku sempat melihat jam menunjukkan jam 4 pagi, jadi sudah sepi sekali. Ternyata aku menerima responnya. Kutanyakan kepadanya apakah mau gituan denganku. Tahu-tahunya dia mau. Akhirnya kita setuju mau ke tempatku soalnya tidak begitu jauh. Langsung saja kami pergi ke tempatku.

    Di mobil, tanganku sudah mulai gatal. Satu tangan pegang setir, satu lagi berkelana. Pelan-pelan tanganku menyelusup ke paha terus ke daerah selangkangannya. Kebetulan dia memakai rok, jadi tanganku tidak ada kesulitan masuk ke sela-sela pahanya. Dia menikmati benar elusanku.

    “Mmmh.. mmh.. oohh.. ohh..” Setelah kira-kira 10 menit aku merasa CD-nya mulai agak basah, aku berhenti mengelus-elus lagi soalnya sudah sampai.

    Setelah sampai di apartemenku, kugendong dia sambil ciuman. Lidahku pun beraksi. Dia agresif sekali. Kedua tangannya memeluk leherku, terus kakinya ke pinggangku. Sampai di kamarku, kita masih ciuman. Tanganku mulai meraba buah dadanya yang aduhai besarnya.

    Baru kali ini aku merasakan buah dada orang bule, mimpi apa aku semalam. Kuremas-remas buah dadanya, dia semakin nafsu saja. Aku sudah tidak tahan ingin bersetubuh dengannya, kubuka baju serta roknya. Dia juga membuka baju dan celanaku. Sekarang dia tinggal memakai BH dan CD hitam, sedangkan aku tinggal memakai CD, aku melihatnya jadi tambah nafsu. Sepertinya warna hitam itu simbol warna seks. Kupeluk dia dari belakang sambil mengelus-elus buah dadanya sambil mencium lehernya.

    Terus kubuka BH-nya. Ini moment yang menggairahkan. Kuelus-elus buah dadanya yang mulus itu. Dia juga kelihatannya terangsang sekali. Kubuka CD-nya pelan-pelan terus giliran dia membuka CD-ku. Kemaluanku sudah tegang sekali. Dia melihat kemaluanku lalu mengelus-elus batang kemaluanku.

    “Oh.. oh.. mmhh..” tidak berapa lama otomatis dia menghisap batang kemaluanku
    “Oh.. yes.. oh..” Mainan lidah dan mulutnya yang sudah prof itu membuat kemaluanku tegang sempurna.

    Sudah 10 menit kira-kira dia menghisap batang kemaluanku. Aku sudah hampir keluar tapi kutahan dan kusuruh dia berhenti. Terus kurebahkan dia di ranjang. Kubuka pahanya lebar-lebar, kelihatan bulu kemaluannya rapi berwarna coklat dan liang kemaluannya yang merah merekah.

    Kujilati buah dada dan puting susunya. Dia meringis kenikmatan. Kira-kira kujilati sekitar 5 menit buah dadanya secara bergiliran kanan dan kiri. Terus kujilati dan kumainkan klitorisnya, tanganku yang satu mengelus-elus pahanya, satu lagi mengelus-elus buah dadanya. Dia menikmati nikmatnya jilatanku,

    “Mmmhh.. ooh.. yes.. baby.. uuhh.. faster.. uhh..” Setelah hampir 10 menit dia mulai orgasme.

    Dia sudah seperti kemasukan setan, kupercepat gerakan lidahku. Akhirnya dari liang kemaluannya mengeluarkan banyak cairan. Kujilati cairannya sampai bersih meski agak bau dan asam. Tapi aku suka. Aku memulai aksiku tapi sebelumnya aku memakai kondom dulu takut resiko penyakit. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya yang sudah terangsang sekali, terus kumasukkan pelan-pelan,

    “Bless..” masuklah batang kemaluanku ke lubang kemaluannya,
    “Oh.. mmhh..” aku tidak ada masalah memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, soalnya dia sudah tidak perawan lagi dan kemaluannya sudah agak basah. Pelan-pelan kugenjot dia sambil berciuman.

    Beberapa saat kemudian, tempo permainanku kupercepat. Dia meringis kenikmatan, kupercepat lagi, dia semakin agresif. Kira-kira 15 menit permainan kami berlangsung, dia mengeluarkan cairan lagi. Aku bisa merasakan karena gerakanku makin licin.

    Setelah mengambil nafas sebentar, aku bilang mau ganti posisi doggy style. Terus dia menungging di dekat pinggir ranjang. Kuelus-elus pantatnya yang montok, kemudian kuarahkan kemaluanku dan memasukkan pelan-pelan. Tanganku mengelus-elus buah dadanya,

    “Ohh.. uuh.. uhh..” dia kenikmatan.

    Terus kugenjot lagi semakin cepat, dia mulai klimaks sekarang,

    “Ohh.. ahh.. aahh.. mmhh..” dia mau keluar, tapi aku masih bisa menahan punyaku. Akhirnya liang kemaluannya berlepotan cairan kewanitaannya. Kucabut kemaluanku sambil membalikkan badannya dan menyuruhnya rebahan di tepi ranjang. Kujilati bibir kemaluannya sampai bersih lalu kusuruh dia main di atas. Aku rebahan, lalu dia dengan posisi jongkok di atas badanku mencoba memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya.

    “Bless..” dia menggoyangkan pinggulnya dan pantatnya. Dia percepat goyangannya
    “Aahh.. aahh.. ahh..” aku bilang bahwa aku sudah mau keluar.

    Dia menggenjot sebentar kemudian berdiri melepaskan kondomku, terus dia mengisap batang kemaluanku dengan ganas.

    “Oh.. nikmat sekali..” akhirnya spermaku muncrat di dalam mulutnya, enak sekali rasanya. Dia menjilati spermaku sampai bersih.

    Sesudah permainan ini selesai, kita tidur dalam keadaan bugil. Kita baru bangun jam 3 sore, lalu kuantarkan dia pulang. Sampai di rumahnya, aku sudah janjian mau ketemu lagi dan menanyakan nomor teleponnya. Akhirnya aku telepon temanku dan akhirnya dapat $500 dari temanku itu. Lumayan $500 buat menutupi bayar apartemenku dan dapat kenikmatan tiada tara lagi

  • Kumpulan Foto Ngentot Maya Kawamura – Foto Ngentot Jepang Terbaru Seksi Banget

    Kumpulan Foto Ngentot Maya Kawamura – Foto Ngentot Jepang Terbaru Seksi Banget


    2181 views

    PerawankuGaleri ini hadir bagi para penggemar foto Maya Kawamura,  Bagi anda yang  suka dengan beliau dan yang sudah  tidak sabar ingin melihat bentuk tubuhnya yang indah dengan parasnya yang cantik, Disini kami akan menunjukkan Maya Kawamura lagi beradegan ngentot dengan salah satu bintang laki laki JAV yang sangat hot. Langsung saja dehh buat para bos ku  : Agen Togel Terpercaya

  • Foto Entot Gadis Jepang Bening Yang Polos – Ekpresinya Bikin Ngiler Bikin Ngocok

    Foto Entot Gadis Jepang Bening Yang Polos – Ekpresinya Bikin Ngiler Bikin Ngocok


    1770 views

    PerawankuCewek biasanya sangat pasif dalam urusan ranjang. Tapi beruntunglah kalian jika mendapatkan pasangan yang doyan ngentot secara agresif dan membabi buta seperti cewek berikut ini, Tidak tanggung” dengan kepolosan wajahnya ternyata bintang porno JAV ini sangat maniak sex hingga berani beradegan Ngentot dengan banyak laki- laki. Indogol

    Sudah tak sabaran? Mari kita simak bersama-sama Kepolosan Gadis yang doyang ngentot ini  :

  • Cerita Dewasa Aku Terlibat Skandal Seks Dalam Keluarga Kakek Dan Ayah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Aku Terlibat Skandal Seks Dalam Keluarga Kakek Dan Ayah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2370 views

    Perawanku – Namaku Virni, saat ini usiaku 22 tahun. Aku merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adikku laki-laki, usianya 2 tahun di bawahku. Kata orang aku orangnya cantik, kulitku putih bersih dengan bulu halus di seluruh tubuhku dan payudaraku berukuran 36B sedangkan tinggiku 165 cm. Kalau laki-laki lihat tubuhku, jakunnya naik-turun. Ini karena aku sering merawat tubuhku atas anjuran ibuku sendiri yang juga sangat cantik dan seksi. Karena kecantikankulah aku bermain nafsu seks dengan ayah dan kakekku sendiri. Situs Judi Online

    Awal kejadiannya di saat ibuku sakit kira-kira satu tahun yang lalu. Ibuku harus masuk rumah sakit karena kanker rahim yang dideritanya sejak melahirkan adikku. Sudah 2 bulan, ibuku di rumah sakit, karena kami hanya bertiga maka untuk menjaga ibu kami bergantian. Ayah, aku dan adikku. Malam itu aku sehabis makan malam, bersiap mau tidur, adikku berangkat ke rumah sakit untuk menggantikan ayahku menjaga ibu. Setelah adikku berangkat karena belum terlalu mengantuk, iseng aku ke kamar adikku, kutemukan buku-buku gambar porno punya adikku dan kubawa ke kamarku, setelah iseng melihat gambarnya aku mulai terangsang.

    Sekitar jam 10.00 malam, ayahku datang dari rumah sakit. Selesai makan, ayah mengunjungi kamarku.
    “Vir.. kamu sudah tidur..?” kata ayahku sambil mengetuk pintu kamarku.
    “Masuk.. Yah.. Vir belum tidur,” teriakku dari dalam kamar sementara aku sudah berbaring di tempat tidur.
    Pintu kamar terbuka, kulihat ayahku menatapku di depan pintu dari raut mukanya seakan mau menanggis.
    “Ayah.. kenapa.. Mama.. baik-baik aja khan? kataku sambil berusaha duduk di tempat tidur.
    Ayahku masuk ke kamarku lalu duduk di sampingku, dia memelukku sambil meneteskan air mata.
    “Ibumu makin parah saja sayang, rasanya Ibu tidak akan bertahan lama lagi kalau melihat kondisi ibumu,” tangis ayahku yang mambasahi dasterku.
    Aku pun mulai terisak.
    “Ayah.. kalau ada apa-apa sama Ibu, Ayah nggak perlu merasa kehilangan, Ayah harus pasrah, lagi khan ada kami berdua yang akan menemani Ayah.”
    Ayah menatapku lalu diciumnya keningku dan berkata,
    “Iya.. Ayah harus tegar yach.. Ayah sayang sama kamu berdua.”

    Lalu ayah mencium kedua pipiku, tetapi ketika akan berpaling secara tidak sengaja bibir ayahmenyentuh bibirku. Aku tiba-tiba ada perasaan aneh pada diriku, aku merasa terangsang lebih-lebih aku terbayang buku porno adikku yang tadi aku lihat. Kubalas kecupan ayahku, kukecup bibirnya dengan dalam dan lidahku kucoba masukkan ke mulut ayahku, ayahku yang agak gelagapan dan mulai terangsang, mengikuti dengan balasan lidahnya sehingga lidah kami bertautan. Rupanya ayahku makin terangsang, disibaknya selimut yang masih menutup tubuhku sehingga aku yangmemakai daster mulai digerayangi ayahku. Lidah kami masih bertautan membuat makin bergelora nafsu seks kami. Aku biarkan saja ketika tangan ayahku mulai merayap di paha putihku yang semakin naik sehingga menyentuh celana dalamku. Jari tengahnya mulai menggaruk vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Aku mulai mengelinjang.

    Ayahku mulai menurunkan tali daster dari bahuku sehingga payudaraku yang mancung dengan puting berwarna kecoklatan kini terpampang di depan muka ayah. Aku terbiasa tidur hanya menggunakan daster dan CD saja, aku tidak pernah pakai BH. Ayahku mulai menelusuri leher jenjangku sampai ke payudara dengan mulutnya. Ketika putingku mulai digigitnya, aku semakin menggelinjang, “Ah.. ah.. sshh.. ah..” Karena aku sudah makin terangsang yang disebabkan oleh buku porno itu, aku menganggap ayahku adalah seorang lelaki yang harus memuaskan nafsu birahiku.

    Tanganku mulai ikut berkerja dengan memegangi batang ayahku yang masih bersembunyi di balik celana panjang. Kugosokkan tanganku pada celananya yang membuat ayahku semakin ganas menggigit putingku dan dasterku disibaknya sehingga CD-ku dengan satu tarik telah merosot yang membuat vaginaku yang setiap hari kurawat dengan baik terpampang jelas serta mengeluarkan bau yang sangat harum menyerbak di ruang tidurku.

    “Bau.. apa.. ini.. Vir? harum sekali,” tanya ayahku.
    “Bau dari vagina Virni, Ayah,” kataku.
    “Vir.. baunya harum sekali, Ayah suka baunya.”
    “Ayah, vagina Virni boleh kok kalau mau dijilatin, dimasukkin punya Ayah juga boleh,” kataku lagi.
    “Bener nih, Vir?” tanya ayahku.
    “Iya,” kataku.

    Dengan nafsunya dimana ayah yang sedang mengemut dan menggigit payudaraku langsung menurunkan tubuhnya sehingga sekarang vaginaku sudah tepat di depan muka ayahku. Lidahnya yang halus menyapu vaginaku. Dijilatnya vaginaku bagian luar. Aku mulai belingsatan. Aku makin bergelinjang ketika lidah ayahku menemukan biji klitorisku. “Ah.. ah.. ssh.. argh.. argh..” kataku sambil menggelengkan kepalaku. Rupanya ayahku senang memainkan klitorisku dengan lidahnya yang hampir 15 menit lamanya. Aku pun makin memuncak nafsuku dan meminta pada ayahku,
    “Ayah, bo.. boleh nggak kalau Virni nyoba.. batang kemaluan Ayah?”
    “Oh.. kamu mau?” tanya ayahku.
    “Iya Yah..” kataku lagi.
    Sementara lidah ayah masih di klitorisku, ayah melepas semua yang melekat di tubuhnya dan langsung menindihku sehingga batang kemaluan ayahku persis di depan hidungku, posisikami seperti angka 69. Batang kemaluan ayahku panjang, besar dan hitam, kira-kira 25 cm. Aku langsung berpikir ayah harus memuaskan diriku.

    Batang ayah yang besar, hitam dan panjang kucoba kumasukkan dalam mulutku, tetapi karena bibirku yang mungil batang itu hanya masuk kepalanya saja dan lidahku mulai menjilatinya. Ayahku mulai belingsatan. Hampir 15 menit aku jilat dan kuhisap batang kemaluan ayahku, ada sesuatu yang mendesak dari dalam vaginaku yang langsung keluar yaitu berupa cairan kental yangmembasahi vaginaku dan muka ayahku, tetapi ayah lebih dulu menangkap cairanku ke dalam lidahnya lalu ditelan ke mulut ayah. “Ah.. argh.. argh.. ssh.. Ayahh..” kataku sambil tubuhku ambruk, terlepaslah batang ayah dari mulutku. Ayahku berdiri dan berkata,
    “Vir.. boleh vaginamu Ayah tusuk sekarang?”
    “Iya.. Yah..” kataku lirih.
    Ayah lalu menindihku, batang kemaluan ayahku ditempelkan tepat di depan vaginaku. Jari ayahku mengorek vaginaku yang masih rapat sehingga aku jadi menggelinjang. “Ah.. ah.. ssh..”

    Setelah vaginaku agak lebar dan besar, batang kemaluan ayahku dicobanya untuk memasuki vaginamilikku. Karena masih agak sempit lubangnya maka baru kepala batang kemaluan ayah yang bisa masuk, ayah lalu memberi tekanan yang membuatku merem melek. “Vir.. sakit ya,” kata ayahku. “Ah.. nggak apa-apa koq.. Yah, nanti juga nggak sakit kalau batang kemaluan ayah sudah masuk semua.” Ayah pun kembali menekan batang kemaluannya ke vaginaku. Tapi karena batang kemaluan ayah yang memang besar sekali, pada tekanan yang ke-10 kalinya keluar-masuk, hanya bisa masuk setengahnya saja batang kemaluan ayah ke vaginaku. Aku pun menjerit,
    “Aaawww..”
    “Sakit yach.. Vir..” kata ayah.
    “Ah.. nggak Yah, terus.. Yah.. nekennya, biar vagina Vir.. jadi lebar!” kataku.
    Ayahku pun lalu menekan lagi batang kemaluannya keluar-masuk vaginaku.

    Ayah agak membungkuk sehingga payudaraku kembali jadi bulan-bulanan mulut dan lidah ayahku. Aku mengusap kepala ayahku yang menetek pada payudaraku dan menghujamkan batang kemaluannya di vaginaku, seperti mengelus anak kecil. Hampir satu jam aku mengikuti permainan nafsu buas ayahku yang membuatku orgasme. Cairan putih kental bercampur darah mendesak keluar dari vaginaku yang masih dihujam batang kemaluan ayah sehingga membasahi pahaku dan kakiku serta keringat yang mengucur deras dari pori-pori tubuhku. “Agh.. agh.. arg.. awww.. agh.. Vir.. keluar.. nih.. Yah.. agh.. ssh,” kataku dengan tubuh menggelepar seperti cacing kepanasandan lemaslah tubuhku. Sementara ayahku masih kuat berpacu dengan semakin cepat memasuk-keluarkan batang kemaluannya dari vaginaku yang sudah becek. Batang kemaluan ayah dicabutdari vaginaku.

    Badanku yang loyo diputar oleh ayahku dari terlentang sekarang tengkurap, posisi pantatku diangkat sehingga vaginaku kembali menantang lalu ditempelkan batang kemaluan ayahku pada vaginaku, lalu ditekannya supaya masuk kembali. Vaginaku yang masih becek dibersihkan oleh dasterku lalu jari ayah menusuk lagi ke vaginaku untuk melebarkan vaginaku agar memudahkan batang kemaluan ayah masuk. Kali ini batang kemaluan ayah bisa masuk ke dalam vagina semuanya sampai berasa di rahimku. Satu jam lamanya vaginaku disodok batang kemaluan ayah dari belakang yang membuatku orgasme kedua kalinya. “Argh.. argh.. aahh.. sshh.. agh.. Ayah.. nikmat sekali.. argh..” Basahlah batang kemaluan ayah oleh cairanku, tetapi 5 menit kemudian ayah sampai juga mencapai titik orgasmenya. “Vir.. Ayah.. juga.. mau.. keluar.. nih.. argh.. argh..” kata ayahku tersengal-sengal. “Yah.. keluarin aja di dalam rahim.. Vir..” pintaku pada ayah, dimana sebenarnya aku sudah setengah sadar karena kecapaian. “Crot.. crot.. ser.. ser.. argh.. argh..” suara cairan ayah yang menyembur deras ke vagianku disertai suaralenguhan ayah yang langsung ambruk di atas tubuhku. Aku merasakan kehangatan yang sangat di dalam vaginaku di saat cairan batang kemaluan ayah menyembur yang membuatku pun langsung tertidur.

    Jam 05.00 pagi aku terbangun dalam keadaan bugil yang sedang dipeluk ayahku yang masih tertidur. Aku lalu bangkit ketika melihat batang kemaluan ayahku yang loyo, aku mencoba menjilat sisa-sisa cairan yang rasanya agak manis asin, kujilat sampai habis dan ayahku terbangun. “Virni.. maafin Ayah yach, Ayah nggak sadar berbuat ini kepadamu, Ayah khilaf karena 5 bulan ayah tidak menyentuh Ibumu, maafin Ayah yach,” kata ayah. “Tidak apa-apa kok Yah.. Vir senang dapat memuaskan Ayah yang sudah 5 bulan tidak menyentuh Mama, Virnijuga senang sudah merasakan kehangatan Ayah, Vir juga senang dan menikmati saat batang kemaluan Ayah yang gede itu menyemburkan isinya di dalam vagina Vir, Vir jadi mau lagi kapan-kapan,” kataku dengan perasaan senang. Ayah sebenarnya agak bingung melihat Aku yang senang, tapi setelah itu ayah tersenyum dan memelukku dan menciumku. “Ya.. kapan-kapan lagi,” gumam ayahku.

    Dan memang setelah kejadian malam yang indah itu, setiap adikku ke rumah sakit untuk jaga mama, aku dan ayah pasti melakukan perbuatan berburu nafsu lagi. Hal itu terjadi hingga 3 bulan kemudian dan terhenti disaat mama meninggal dunia, sampai hari ke-7. Sejak kematian mamaku, kakekku, ayah dari mamaku yang tinggal di luar kota menginap di rumah kami, usia kakekku 63 tahun, dia seorang duda yang sudah 7 tahun ditinggal mati nenekku. Hari ini adalah hari ke-7 meninggalnya mama, saudara mama sedang sibuk untuk mengurus acara malam nanti, waktu itu jam 10.00 pagi, aku ada di kamarku, karena sudah 7 hari ayah tidak menyentuh nafsu birahiku, aku mencoba orgasme sendiri. Kuangkat rokku, vaginaku yang terbuka bebas karena aku tidak pakai CD sedang kumainkan dengan jariku, saking asyiknya mataku pun ikut kupejamkan, aku tidak tahu kalau kakekku sudah di dalam kamarku.

    “Vir.. kamu lagi ngapain? Kakek pinjam sarung yach, adikmu lagi pergi sih, jadi Kakek kesini.”
    Aku tersentak kaget, kubelalakan mataku dan buru-buru rokku kuturunkan menutupi vaginaku.
    “Ah.. Kakek ngagetin Vir aja nih, kenapa nggak ketuk pintu dulu.”
    “Kakek sudah ketuk pintu, tapi kamu lagi asyik, kayaknya jadi Kakek masuk aja, nggak taunya kakek melihat pemandangan yang indah,” kata kakek seakan menyangkal kataku.
    “Ah Kakek bisa aja,” kataku pucat pasi.
    “Vir.. boleh.. kakekmu melihatnya lagi punyamu.. sudah 8 tahun kakek tidah pernah melihatnya lagi.”

    Sebenarnya aku agak malu untuk memperlihatkannya pada kakekku, tapi karena sudah 7 hari ayah tidak menyentuhku dan aku lagi onani maka kuijinkan.
    “Boleh Kek!”
    Kuangkat rokku dan terpampanglah dengan jelas vagina milikku di depan kakekku yang langsung berkomentar.
    “Virni.. luar biasa sekali vaginamu, bagus banget bentuknya lagi mengeluarkan bau yang harum, wah.. wah.. wah, boleh Kakek memegangnya?” pinta kakekku.
    “Boleh.. Kek, malah tidak hanya memegang, kalau Kakek mau coba jilat juga boleh,” kataku yang mulai naik nafsuku.

    Dengan cepatnya kakek menundukkan badannya, saat itu juga vaginaku sudah tepat di depan muka kakekku, lidah kakekku langsung menjulur untuk menjilat vaginaku sementara pahaku sudah diraba dengan lembutnya oleh tangan kakek yang mulai keriput. Seperti anak muda, kakekku dengan cepat mengusap pahaku dan kedua jempol sudah ditempelkan ke vaginaku, bulu halus yang menutup vaginaku disibak dengan jempolnya dan dimasukkan ke dalam lubang vaginaku agar lebih lebar, kemudian lidah kakekku mulai menyapu bibir vaginaku yang membuatku panas dingin. “Aaahh.. aahh.. sshh.. aargh..” aku pun mulai berceracau ketika biji klitorisku tersentuhlidah dengan lembutnya. Klitorisku sudah mulai dijilat, dihisap dan digigit oleh kakekku, yang membuatku makin menggelinjang. “Aaawwhggh..” Pantatku kuangkat menahan rasa nikmat itu, mataku merem melek, sementara tanganku mengelus kepala kakekku yang sudah membotak, yang membuat kakekku makin rakus menjilat dan menggigit klitorisku. Kedua tangannya mulai merambah ke dalam kaos yang menutupi tubuhku. Ketika BH-ku terpegang langsung disobeknya sehingga payudaraku dan putingnya menjadi bulan-bulanan tangan kakekku. Tangannya meremas payudara sedangkan jarinya memelintirkan putingku.

    Hampir 15 menit berlalu yang tiba-tiba badanku mengejang dan sampailah aku pada puncak orgasme. Kutekan kepala kakekku di selangkanganku lalu keluarlah cairan kental yang membasahi vaginaku. “Argh.. argh.. sshh.. Kek.. Virni.. keluuarr niih.. argh.. sshh..” Tapi kakekku dengan cepat dan tangkas menangkap cairan kental yang keluar dengan derasnya dengan lidahnya yanglangsung menelannya. “Virni.. luar biasa.. klitorismu rasanya manis, tapi cairan kentalmu lebih manis lagi.. wahh.. Kakek jadi lebih segar sekarang ini,” kata kakekku sementara aku sudah terbaring lemas. “Vir.. boleh nggak.. kalau vaginamu dimasukkin oleh batang kemaluan Kakek?” tanya kakekku. Dengan setengah sadar kukatakan, “Boleh.. Kek..”

    Kakek dengan sigap melepaskan semua yang dipakainya hingga bugil lalu baju kaosku juga ditanggalkannya. Kulirik kakekku yang sudah agak membungkuk, naik ke tempat tidur. Direnggangkannya kakiku dan diangkatnya sedikit. Kakek menindihku, dipegangnya batang kemaluannya lalu ditempelkan pada bibir vaginaku yang masih agak becek, setelah itu dengan sekali hentakan batang itu masuk ke dalam vaginaku. “Bleess.. jeb.. jeb..” batang kemaluan kakekku langsung menusuk sampai ke dalam vaginaku yang sudah lebar sejak dimainkan ayahkutetapi batang kemaluan kakekku rasanya lebih besar dan lebih panjang dari punya ayahku.

    “Heehhkk,” aku menahan nafasku karena sembulan batang kemaluan kakekku ke dalam vaginaku yang berasa sampai ke dalam dadaku.
    “Kenapa Vir.. sakit.. yah?” tanya kakekku.
    “Ah.. nggak Kek.. nggak apa-apa, punya kakek gede banget sih, berapa sih.. Kek panjangnya?” tanyaku dengan tersengal.
    “Kamu.. pasti puas.. deh.. ini panjangnya 30 cm, nenekmu aja puas.. makanya ibumu punya enambersaudara,” kata kakekku membanggakan batang kemaluannya sendiri.
    “Tapi.. Vir.. memekmu.. luar biasa uueennaak buuangeett.. punya nenekmu.. mah kalah.”Dalam hatiku membenarkan bahwa batang kemaluan kakekku lebih enak dari punya ayahku. Dan benar juga perkiraanku rupanya selain lebih enak, lebih panjang, kakekku tenaganya tenaga kuda, hampir 4 jam lamanya aku menjadi bulan-bulanan kakekku.

    Setelah satu jam cara pertama, kami merubah posisi kami yaitu aku menungging, kakek menyodokkudari belakang, setelah satu jam posisi kami pun berubah lagi, kakek terlentang, aku naik di atasnya seperti naik kuda, posisi ini kami lakukan selama 2 jam. Setiap berubah posisi, aku pasti sampai orgasme, hingga aku 3 kali orgasme, kakekku hanya 1 kali itu pun pada posisiterakhir. Tubuhku sudah lemas sekali ketika posisi kami, aku di atas, kakek terlentang di bawah dimana aku sudah 3 kali dan kakekku akhirnya sampai juga puncak orgasmenya. “Vir.. argh.. argh.. Kakek.. nggak kuat lagi.. nigh.. Kakek mau keluar nih..” kata kakekku. Cepat-cepatkulepaskan vaginaku dari batang kemaluan kakekku yang langsung menyemburkan cairan kentalnya deras sekali, tapi batang itu sempat kutangkap dan kubimbing ke mulutku sehingga sebagian cairan kakekku sempat kutelan dan sebagian lagi membasahi mukaku oleh lendir kakekku.

    Kami pun langsung ambruk ketika kulihat jam menunjukkan pukul 14.00 siang. Ketika kami terbangun waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 sore, kakekku langsung membersihkan sisa-sisa lendir di batangnya dan meninggalkanku yang masih tergeletak di tempat tidur. Sebelum kakekkupergi dia sempat mengatakan bahwa dia senang bisa memerawaniku dan ingin sekali bisa mengulanginya. Memang sejak saat itu, aku selalu melayani ayahku di saat adikku tidak di rumah dan melayani kakekku jika setiap akhir bulan kakekku mengunjungiku atau aku yang mengunjunginya.

  • Foto Asisten Ngentot Teman Kantor – Foto Ngentot Terbaru Bikin Sange

    Foto Asisten Ngentot Teman Kantor – Foto Ngentot Terbaru Bikin Sange


    1675 views

    PerawankuBanyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Apalagi pagi pagi tiba di kantor ketemu cewek bening begini . Indogol

    Apa yang akan kamu lakukan bos ku ketika kamu sange pengen ngentot ?
    Apa kamu bakalan lakukan seperti  kumpulan Foto dibawah ini  :

  • Cerita Seks Nyonya Muda Jatuh Kedalam Pelukan Markus – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Nyonya Muda Jatuh Kedalam Pelukan Markus – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1664 views

    Perawanku – Rini adalah seorang nyonya muda berumur 27 tahun dan belum memiliki anak. Dalam kehidupan perkawinannya dengan Herman selalu berjalan mulus dan penuh kebahagian.

    Rini dikarunia postur tubuh yang cukup tinggi 161cm dan berkulit putih mulus dan ditambah tonjolan buah dada yang sedang. Pasangan ini dalam kesehariannya selalu sibuk dalam mengejar kariernya.
    Hendra adalah eksekutif pada sebuah bank swasta terkenal dikota solo dan Rini juga bekerja pada sebuah bank pemerintah dikota yang sama.

    Hendra dikantornya menduduki posisi yang amat menentukan dan tidak heran ia slalu di tugaskan keluar daerah untuk melakukan ekspansi bank tersebut. Situs Judi Online
    Hari itu malam minggu , seperti biasanya Hendra dan Rini malam itu keluar rumah untuk menghilangkan kepenatan selama dalam pekerjaannya.Malam itu tujuan mereka adalah sebuah Restoran ternama yang terletak pada sebuah hotel dikota itu.. Dengan kebahagiaan yang dalam pasangan ini menikmati suasana malam di restoran itu sambil makan malam. Setelah merasa kenyang dan menyelesaikan pembayaran, Pasangan ini lalu beranjak pulang . Hendra menyetir BMWnya keluar dari pelataran parkir hotel itu menuju kejalan raya.

    Suasana jalan malam itu amat ramai dan dipenuhi oleh pasangan2 muda yang bermalam minggu. Namun dalam keramaian itu tanpa disengaja Hendra mobilnya menyenggol mobil di sebelahnya. Lalu Hendra menepikan mobilnya dan mobil yang terserempet olehnya tadi juga menepi. Hendra keluar dari mobilnya dan melihat keadaan mobilnya, oo,, nggak apa apa cuma lecet dikit ! kata Hendra kepada Rini. Namun tidak demikian dengan pengemudi mobil Kijang itu. Sopirnya yang berbadan kekar dan ditaksir berumur 53 tahun itu marah marah disertai kata kata kasar kepada Hendra. Heyyyy… kemana aja mata kamu haaaaaa…. hardik sopir itu. maaf pak saya yang salah , jawab Hendra sabar. Coba kau lihat bumper mobilku.. kata sopir itu lagi, hancur kan? Nah kamu harus menggantinya kalau tidak malam ini kau ku tahan kata sopir itu lagi.Hendra melihat mobil bapak itu, dan memang penyok dan ia bersedia menggantinya.

    Sopir kijang itu lalu meminta SIM Hendra , Lho apa hak bapak minta SIM saya kata Hendra, asal kau tahu ya anak muda, aku polisi sini, kau bisa ku bawa kekantor bagaimana? Haaa… dengan arogan Bapak berkata pada Hendra. Lalu Hendra menyerahkan SIMnya pada oknum polisi itu.Karena hari saat itu malam, Hendra minta pada oknum itu untuk menyelesaikan masalah itu esok harinya, sambil memberikan alamat rumahnya. Oknum itupun menyanggupi setelah sempat memandang kedalam mobil Hendra dan melihat Rini yang malam itu sangat cantik dan anggun dengan blus ungu ketat.

    Rini yang berada dalam mobil saat itu melihat kejadian itu dengan cemas dan mengkhawatirkan Hendra dengan melihat kesombongan oknum itu.Setelah oknum itu dan Hendra sepakat menyelesaikan masalah itu esok harinya di rumah Hendra. Lalu masing2 masuk kemobilnya dan bergerak untuk pulang.

    Minggu pagi itu seperti yang di sepakati, oknum itu datang kerumah Hendra dan diterima Hendra dengan baik. Dengan sedikit basa basi oknum itu memperkenalkan diri dan namanya adalah Markus dan bertugas di kepolisian kota itu dengan pangkat iptu.Pagi minggu itu disepakati untuk kebengkel bersama Hendra untuk menanyakan perbaikan mobil Iptu Markus itu.Sebelum berangkat Rini dengan ramah menyilahkan tamu itu untuk minum pagi dulu setelah berjabat tangan dengan oknum polisi itu. Oknum polisi yang bernama Markus itu amat terpesona akan kecantikan Rini yang pagi itu amat segar bugar dengan kaos ketat dan celana 3/4 sampai betis.

    Lalu Hendra dan Markus berangkat kebengkel dengan mobil Markus. Setelah di ketahui yang rusak dan yang harus diganti maka Hendra menyetujui anggaran perbaikan mobil Markus itu dan karena Hendra tidak membawa mobil maka Dijanjikan esok hari Senin mobil Pak Markus masuk bengkel. Siang harinya Markus menagntar Hendra kerumahnya yang terbilang asri dikota itu. Setelah pamit pada Hendra dan Rini maka Markus pulang.

    Senin itu mobil Pak markus di perbaiki dibengkel dan baru selesai esok harinya. Setelah mobilnya selesai dan kembali seperti sedia kala maka Markus mendatangi rumah Hendra malam selasa itu untuk minta tambahan biaya perbaikan.

    Setiba dirumah Hendra malam selasa,ia mengetuk pintu rumah itu.Pak Markus memencet bel dan tidak lama kemudian pintu dibuka oleh Rini. Oo… pak Markus apa kabar pak? tanya Rini sambil menyilahkan markus masuk kedalam ruang tamu saat itu. Mengenai yang kemaren Buk.. kan pak Hendra berjanji akan menambah kekurangan biayanya. jawab pak markus. Oo ya… saya ngerti jawab Rini… Tapi Mas Hendra sedang ke Medan untu seminggu ini dan ia titip pesan bahwa masalah itu biar saya saja yang handel , terang Rini. baiklah bu… saya ngerti koq jawab Pak Markus. Wah…. mau minum apa pak? tanya Rini .. saya teh saja bu… jawab Markus.. bentar ya pak… saya bikinkan…kata Rini sambil beranjak kedapurnya. saat itu Timbul pikiran kotor di otak Markus karena Rini hanya sendiri dan suaminya tidak dirumah ditambah oranglain tidak ada.Maka ia berencana untuk menaklukan Rini karena sejak ia lihat malam itu di mobil ia slalu membayangkan sosok Rini.

    Beberapa saat kemudian Rini keluar dari dapur dan membawa minuman dan sedikit makanan kecil. Nih pak tidak seberapa dicicipi ya pak? Rini menyilahkan tamunya minum sambil jongkok . Saat itu Markus melihat belahan dada rini yang putih mulus itu ditutupi bra putih.Lalu Rini duduk didepan pak Markus.sambil berbincang bincang kesana kemari dan hari beranjak malam saat itu, namun pak Markus belum juga mau pulang. Sedang Rini sudah salah tingkah malam itu. Sebab ia merasa tidak enak hati jika menyuruh tamunya pulang.

    Markus adalah Oknum polisi yang sudah berpengalaman dengan wanita . Sebagai polisi ia amat pintar memanipulasi keadaan dan memancing informasi dari seseorang. Dengan keahliannya ia pancing Rini untuk memberitahukan ttg kehidupannya ttg pekerjaan dan kehidupan ranjangnya. Tanpa disadarinya Rini terjebak dalam alur manipulasi markus yang seumur dengan ayahnya itu.

    Rini yang biasanya amat membanggakan Hendra dalam berbagai hal ,saat itu tak berkutik dengan kata2 Markus yang menerangkan bahwa sebagai laki2 Hendra itu tidak bisa dibanggakan karena tidak bisa melindungi istrinya ditambah sampai saat ke tahun 3 perkawinan mereka belum di karunia anak. Rini merasa di telanjangi dan merasa pikirannya kosong dengan kemampuan Markus membawa emosi Rini kearah pemberontakan diri.

    Dengan sedikit menggeser duduknya kesamping Rini, Markus dengan leluasa memegang jari Rini yang saat itu terpaku. Sambil berkata, Dek Rini nggak usah khawatir, serahkan masalah adek itu pada saya , bujuk Markus,sambil merangkul bahu Rini kedadanya.Rini menurut seakan ia mendapat tempat perlindungan saat itu.sambil membelai rambut dan balik telinga Rini Pak Markus terus memberikan sugesti dan manipulasi keadaan pada Rini.Rini terhanyut karena nya.

    Markus yang penuh dengan pengalaman bisa mengusai Rini dan seperti terhipnotis, Rini menurut saja dan memejamkan matanya saat Markus mencium bibirnya yang merah jambu itu. Lalu tangan kekar yang ditumbuhi bulu itu meraih pinggiran buah dada Rini dan memilinnya.Rini hanya terdiam dan hanyut terbawa alunan permainan tangan Markus. Lalu markus menghentikan tindakannya dan minta diri untuk pulang karena malam sudah larut. Ia tahu saat itu Rini telah pasrah akan perbuatannya namun ia untur karena ia tidak mau terburu nafsu. Bu… saya pulang ya? Besok saya kesini lagi.. ooo ya bagaimana jika saya jemput dari kantor besok? tanya Markus… ooo nggak usah pak. Dirumah saja jawab Rini seakan memberi peluang pada Markus untuk datang esok malam.

    Malam yang dijanjikan itu dengan menumpang taksi Markus sampai dirumah Rini. malam Bu… sapa markus.. ooo masuk pak… duduk dulu ya? kata Rini. malam itu Rini berdandan seperti menanti seorang yang istimewa. Dengan bincang2 sebentar lalu pak Markus pindah duduk disamping Rini dan memulai tindakan yang tertunda malam kemaren. Rini yang saat itu memang telah dikuasai markus membiarkan setiap tindakan tangan dan mulut Markus yang berani membelai dada dan meremasnya.

    Karena malam itu Markus ingin menjalankan aksinya maka ia berdiri dan mengunci pintu rumah itu dari dalam. Lalu ia kembali kesamping Rini dan dengan leluasa memegang apa saja yang ia sukai di tubuh Rini. Markus merasa tidak nyaman di ruang tamu itu lalu membimbing Rini kekamarnya. Dikamar yang asri dan ber AC itu markus lalu melepaskan satu persatu busana Rini hingga yang tertinggal hanya bra dan cdnya saja. Dengan keahlian dan lihainya ia giring Rini untuk menurut. Markuspun lalu membuka busananya dan lalu kedua makluk berbeda usia itu sama2 bugil dan membelai. Markus dengan sosok yang keakr diusianya yang mulai tua itu tapi penisnya tidak demikian penisnya tegak berdiri dan siap disarangkan ke kemaluan Rini.

    Markus lalu memberikan kesempatan pada Rini untuk mengulum penisnya… Rini dengan malu lalu mengulumnya dalam bibirnya dan menjilatnya hingga penuh semua rongga mulutnya. Sedang Markus pun terus memasukan jari tangannya kekemaluan Rini dan memainkan klitoris Rini. Tidak lama kemudian Rini orgasme dan lobang vaginanya basah oleh cairan cintanya. pak Markus belum juga klimak namun pada waktu ke2 ia keluarkan maninya dimulut Rini dan tertelan oleh Rini, saat itu Rini mau muntah karena ia tidak biasa begitu dengan suaminya.

    Rini berlari kekamar mandi dengan bertelanjang, dalam kamar mandi ia muntah dan berusaha mengeluarkan mani Markus.namun tetap ada yang tertelan olehnya. Kemudian ia kembali kekamar dan melihat Pak Markus Tiduran dan memandang kearahnya. Bagaimana Rin? Kita lanjutkan? Tanya markus sabar. Rini diam. Kediaman Rini memberi sinyal bahwa Markus harus merangsangnya lagi.

    Markus lalu kembali membaringkan Rini di ranjang yang biasa ditiduri Rini Degan Hendra itu. lalu markus menjilati permukaan kulit Rini yang penuh keringat itu hingga Rini kembali bergairah dan siap untu babak kedua.Setelah beberapa saat di ransang maka Markus bersiap untuk menjalankan babak terakhir. Ia angkat kedua kaki Rini yang putihmulus itu, lalu ia buka dan letakan di bahunya yang kekar itu.Penisnya tegak terarah kemulut lobang Rini. Sekali dorong masuklah kepala penisnya dan memang agak sempit karena belum pernah melahirkan. Rini merasa ngilu di lubangnnya.. pakk… aduhhh sakit pak… sambil tangannya mencengkram bahu Markus. Tenang Rin…. bentar lagi ya… Markus berhenti dan kembali ia hujamkan penisnya hingga mentok Rini menjerit aduhhhhh… pakkkkk… dan dari sudut matanya keluar air mata karena menahan sakit di hantam penis Markus yang luar biasa besar dan panjangnya itu.

    Saat penisnya telah masuk semua markus mendorong keluar masuk lambat lambat dan mempercepat gerakan maju mundur. Sementara Rini memegang erat lengan Markus dan keringatnya mengucur deras dari kulitnya yang pitih mulus itu. Sesekali payudaranya di remas Markus denag tangannya dan mulutya mengulum bibir Rini. Karena kerasnya goyangan dan gerakan Markus hingga membuat payudara Rini turun naik mengikuti irama gerakan Markus itu.

    Dengan takluknya Rini pada Markus maka ia dengan penuh semangat terus memompa hingga Rini orgasme berulang ulang. 5 Menit kemudian Rini telah lemas dan tak bertenaga barulah Markus memuntahkan air maninya didalam vagina Rini. Penisnya ia biarkan didalam lubang itu hingga mengecil. Rini merasa setiap sendi tulangnya lemas dan lunglai saat itu diam saja. pak markus masih tetap diatas tubuh Rini dan tertidur. Tubuhnya yang hitam kekar itu masih terus menutupi tubuh Rini yang penuh campuran keringat kedua manusia itu.

    Malam itu merupakan malam kemenangan Markus karena telah dapat menguasai Rini. paginya saat bangun Rini merasa capai dan ia minta izin untuk tidak kekantor. Selama siangnya dirumah Rini Markus mengulangi persenggamaaan itu, hingga sorenya baru ia pulang. Rini setelah kejadian itu mendapatkan kepuasan sex yang belum pernah ia rasakan selama perkawinannya . Sejak saat itu secara sembunyi2 Rini dan Markus melakukan hub terlarang itu baik di rumahnya atau hotel.

    Rini telah menjadi wanita yang butuh kehangatan , iapun terus menjaga ritme hubungan dengan suaminya Hendra. bagaimanapun ia tidak ingin rumah tangganya terganggu oleh affairnya dengan markus yang notabene seusia ayahnya dan oknum polisi itu.

  • Cerita Dewasa Bercinta Dengan Lima Wanita Dalam Satu Malam – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Bercinta Dengan Lima Wanita Dalam Satu Malam – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1220 views

    Perawanku – Kisah dibawah ini terjadi saat temanku ada yang sedang siding di kampusnya aku disuruh untuk datang dan mensupport , dan setelah temanku sidang dia rasanya plong sekali wajahnya cukup puas dan senang sekali karena sudah selesai sidang tinggal nunggu revisi dari dosen , saat itu aku di temani oleh Lya, secara singkat tentang lya dia berwajah cantik dengan tinggi 160 cm berat badan kira kira 54 kg, dan ukuran dadanya aku taksir 34B , dia merupakan kakak tingkatku aku bisa kenal dia karena waktu itu dia sempat mengulang perkuliahan yang sama denganku dan sejak itu kami jadi akrab.

    Lya anak dari keluarga yang kaya , dia tidak asli Jakarta taoi dia berasal dari Bali, maka dari itu Lya di Jakarta ngekost di salah satu komplek yang dekat dengan kampus, Lya kenapa tak berkuliah di bali saja karena memang dia ingin sekali sekolah di bidang ilmu computer yang sudah terakredasi A, setelah mengahadiri sidang tadi aku disuruh untuk maen ke kostnya , dia dulu pernah bilang kalau tempat kostnya itu bagus, karena bulanannya saja 700 ribu. Indogol

    Aku masuk dalam kostnya , memang betul sungguh besar dan megah sempat aku melongo melihat lihat benda benda di sekitarnya, saat aku sedang asyk mengamati benda benda di sekitar aku di kagetkan dengan suara wanita lainnya yang berada di dalam kost, dan itu adalah teman lya di kost, aku dikenalkan dengan tiga teman wanitanya namanya masing masing Nisa, Friska dan Velin, yang paling cantik diantara ketiga cewek ini menurutku adalah velin karena dia terlihat dewasa dan matang sedangkan Nisa dan Frsika seumuran denganku mereka berdua juga cantik tapi yang lebih montok adalah friska dia mempunyai pantat yang sekal dan payudara yang lumayan besar.

    Langsung saja ke cerita karena lya juga sudah selesai sidangnya kami pun melakukan pesta kecil kecilan , katanya di kost ini hanya ada 5 cewek , tapi yang satunya katanya sedang pulang kampung dan aku Tanya yang punya rumah dimana lya?? Dia menjawab yang punya rumah ada di luar negeri dan rumah ini di pasrahkan oleh salah satu pembantu yang ada disini juga, berarti pikirku yang ada di rumah ini ada 6 wanita, saat aku mengobrol dengan teman lya ada slah wanita juga yang sedang keluar dari kamarnya, apa mungkin ini teman kost lya juga, dia berperawakan natural dan apa adanya, tapi sangat cantik.

    Aku terpukau dengan dia, dan saat aku pandangi dia aku disapa oleh lya “ehh kenapa kamu memandangi seperti itu?? Jangan segitunya dong lihatin Maya seperti itu,

    “oh namanya maya to lya, dia juga kost sini juga ya, tanyaku.

    “enggak lah dick , dia itu pembantu di rumah ini , kan aku sudah bilang yang di rumah sini hanya ada 5 orang saja yang ngekost dan 1 pembantu yang jaga rumah ini,”

    “berarti maya adalah pembantu di rumah ini”

    Mereka pun menjawab dengan kompak “betul sekali dick”

    Rupanya mereka mengira kalau aku suka sama maya dan aku di ejek ejek oleh mereka semua.

    Dan setelah kami bicara kesana kemari menceritakan tentang maya, teman teman lya mengajak untuk taruhan yang mana , apakah bisa kamu mengajak maya yang belum pernah tersentuh oleh laki laki bisa ngentot denganmu, “wehhh kalian pada gila apa yah, masak iya sih aku disuruh untuk ML dengannya?tapi karena aku selalu di ejek dikira ayam atau apa, aku mengiyakann permintaan dan taruhan tersbut tapi dengan sayarat jika aku minta bantuannya pada kalian untuk melancarkan rencanakau.

    Mereka bilang oke saja, dan kalau aku berhasil nanti imbalannya apa hadiahnya, mereka menjawab lagi terserah kamu mau minta apa , kami turuti, “wehh hebat banget nih, berarti kita setuju ya deal,”

    OK

    Dengan aku berfikir gimana rencanya , aku mendapat ide gini gimana kalau aku berpura pura sakit kemudian lya menyuruh maya untuk ngerokin tubuhku , dan mereka setuju dengan aku menuju ke kamar lya bersama nisa, friska , velin, setelah maya masuk nantinya kamu langsung tinggalin aja aku maya dikamar dan aku minta untuk di setelkan film bokep di DVD, setelah nanti maya masuk dan mengerokin tubuhku nanti aku setel tu film , gimana rencaku oke kan,

    Setelah itu maya di suruh lya untuk di minta bantuannya untuk mengerokin tubuhku , aku sudah memakai balsam dan biar dikira kalau aku sakit beneran “mba maya boleh minta tolong gak, kerokin aku, soalnya badanku agak meriang nih?? Iya mas bentar ya aku ambil minyak kayu putih dan uang logam di kamarku, “yesss rencan pertama berhasil untuk maya ngerokin tubuhku”

    Tak lama kemudaian maya datang menyuruhku untuk buka baju, dan mulai di kerokin pundakku, setelah rencana awal berhasil aku minta tolong pada maya untuk mengambilkan remote dan aku nyalakan film tersebut, setelah menyala terlihat adegan yang begitu hot dimana sang wanita sedang setengah telanjang, “maya kamu gak papa kan aku setel film begianian, karena besok sudah jadwalnya untuk mengembalikan “

    “iya mas gak papa kok” sebelumnya kamu pernah nonton begian gak maya, tanyaku

    “belum pernah mas” saat dia menjawab dia terlihat gugup dan koin yang di pegangnya jatuh kebawah, dia mengambil lagi koin yang jatuh tadi dan mengerokiku lagi, dengan tontonan yang hot , makin lama gerakan maya semakin lemas dan tak seperti awal nafasnya juga aku dengar tidak teratur, wah mungkin ini waktunya untuk melanjutkan aksiku, aku beranikan untuk tanganku memegang pahanya dia tidak ada respon sama sekali mulai aku arahkan tanganku ke payudaranya, dan dia juga diam tak ambil lama aku langsung mengganti posisi ku dengan membalikan badan.

    Aku rangkul dia dan aku peluk dia aku ciumi dia , tapi karena memang dia masih kaku, dia lama membalas ciumanku, tapi dia sudah terlena dengan ciumanku setelah itu aku mulai membuka bajunya aku angkat dan aku copot sekarang maya hanya memakai BH aku remas remas kedua toketnya, dia merasa meringis kenikmatan, matanya juga merem melek, setelah aku remas remas kedua toketnya tanganku aku taruh ke bawah di roknya dia juga diam saja tanpa menolak, lalu aku copot roknya dan terlihat celana dalam yang sudah menggunduk karena memeknya sudah basah aku mulai menggesek gesekan jariku perlahan lahan, tubuh dia menggelinjang setelah semakin basah aku suruh dia untuk mencopot celana dalamnya dan aku mulai berada di selakangannya dengan cara aku jilati memeknya dan mencari itilnya.

    Saat aku sedang asyk menjilati memeknya kira kira 20 menitan aku berada di memeknya dia semakin tak terkenadali badanya dengan dia menggelinjang ke sana ke sini aku pegang toketnya dan aku remas remas semakin membuat dia bergairah, dengan begitu aku langsung membuka celana jeansku aku berdiri dan mencopot ku lihat tubuh maya sudah telanjang dengan ditutupi oleh tangan bagian memeknya, saat aku copot celana dalamku , maya berteriak hhaahh , aku kaget , kenapa maya , ???kamu gak papa kan?

    “iya mas gak papa Cuma kaget saja baru pertama ini aku lihat barang laki laki bentuknya kayak gini, “

    Aku mencoba menenangkan maya dengan membuat dia percaya kalau taka apa apa, aku tuntun tangannya untuk memegang penisku yang sudah berdiri gak usah malu maya kamu pegang aja dan kocok secara perlahan , setelah itu dia menuruti dan dalam batinku anak ini pintar sekali baru pertama lihat film bokep dia sudah mahir, kemudian aku suruh dia untuk menghisap penisku awalnya dia jijik dan gak mau karena aku paksa terus dia mau untuk melakukannnya.

    Karena dia baru pertama ini menghisap penis, jadi gak terlalu hebat tapi okelah kalau menurutku, setelah di kulum dengan mulutnnya aku merasa puas, rasanya ingin aku masukkan penisku ke dalam memeknya maya, aku suruh untuk dia bangun dan berbaring di ranjang, saat aku arahkan penisku ke depan memeknya dia berkata”mas jangan donk aku kan masih virgin”

    Ni cewek rewel banget yah , dalam batinku aku gak mau kehilangan akal, dengan cara membohongi dia “dah gak papa maya, lagian aku gak akan sampai ke dalam hanya kepala penisku saja yang menempel memekmu dang akan merobek selaput darahmu, dengan rayuan ini itu akhrinya aku bisa membuat maya percaya, secara perlahan aku mulai memasukkan penisku dan sudah kuduga memeknya memang sempit, agak susah untuk memasukinya.

    Hingga akhirnya penisku sudah masuk bagian kepala, dan seperti aku duga dia ke enakan “mask ok enak gini yahh , masukin lebih dalam lagi dong” pintanya, “eh kamu tadi yang minta hanya masuk kepala saja maya” aku pura pura untuk menolaknya,

    “iya gak papa mas masukin aja semuanya , cepat mas , kemudian aku langsung mencopot penisku dan langsung menekan lebih dalam, setelah semuanya masuk kedalam aku goyang goyangkan, kira kira 5 menitan berada di dalam aku menyuruh dia untuk berganti dengan posisi menungging aku genjot dari belakang selama 15 menitan dari itu dia merakan hal yang enak “eh mas ini kok aku mau pipis ya ??

    “itu bukan pipis sayang itu tandanya kamu mau orgasme” may tahan bentar dulu ya barengan saja keluarnya aku juga mau keluar nih, dengan aku percepat gerakan maju mundur kemudian kami lepaskan bersama di dalam crottt crott crott.kita berdua kemudian lemas dan berbaring di atas ranjang aku lihat sperma dan darah perawannya jatuh di sprei setelah kami puas maya aku suurh untuk keluar dari kamar sedangkan aku membersihkan diri dengan mandi di dalam kamar mandi.

    Sehabis mandi aku keluar dari kamar dan mencari lya dengan teman temannya, aku mencari cari dimana dia kesana kesini gak ada, tiba tiba ada yang memanggil namanku Dick , Dick aku toleh sana sini mendengar dari celah kamar , eh Dick aku juga mau dong merasakan sama dengan maya, mendengar perkataan dari Nisa sontak burungku yang awalnya turun kemudian tegak lagi, langsung saja aku hampiri Nisa di dalam kamar, rupanya Nisa sudah menunggu dengan Lya, Friska dan Velin di dalam,

    Gimana lya , tuh maya dah aku perawanin, selaput darahnya dah pecah” gimana percaya gak sama aku hehe

    “iya percaya dick percaya deh , dan sesuai janji aku akan tagih permintaanku. Kamu minta hadiah apa dari kita dick kata Nisa. Karena memang aku masih ada tenaga aku minta untuk bisa ngentot dengan kalian bertiga sekaligus, mereka pun tidak menolak atau menawar malah “mengiyakan dengan nada semangat” eh tau gak kata nisa , aku memang sengaja untuk bugil bagian atas agar kamu bisa terangsang dan meminta hadiah seperti itu, dan saat kamu lagi ngentot bersama maya tadi aku sempat mengintip, “hahhh aku berpura pura kaget , padahal aku sudah tau kalau diantara kalian itu mengintip dalam batinku”

    Dan kemudian mereka berempat aku suruh untuk menari sambil membuka bajunya satu persatu sampai mereka telanjang, membuat penisku semakin tegak berdiri, setelah mereka semua telanjang langsung mereka mendekatiku dan menvopot baju serta celanaku secara giras, penuh gairah cewek cewek ini kulihat toketnya juga oke oke punya, saat CDku di lepas oleh lya, diantara mereka tercengang karena melihat ukuran penisku yang besar , langsung lya dengan segera mengulum penisku menjilati dari pangkal sampai kepala penis, sedangkan friska menempelkan memeknya di hadapanku menyuruhku untuk menjilati, tanganku juga tak mau diam aku langsugn meremas remas toketnya velin.

    Setelah puas aku di kulum oleh mulut lya aku meminta untuk lya mempersiapkan memeknya segera aku tusuk dan memasukkan penisku ke memeknya, saat aku masukkan agak sedikit kesulitan karena memang sempit dan ukuran penisku yang besar, memang sungguh sulit untuk pertama menusukan ke memeknya , tapi dengan aku menekan agak keras aku berhasil masuk, si lya agak merintih kesakitan rupanya dia sudah mencapai orgasme dengan cepat aku cabut penisku dan aku lihat memeknya yang ada darahnya.

    Aku bertanya “Lya kamu perawan ya?? Kataku

    “iya kami semua memang masih perawan”

    Ealah beruntung sekali aku mendapatkan 5 cewek yang perawan , dalam hatiku.

    Setelah dengan memeknya lya aku berganti dengan memeknya Nisa aku pun santai menikmatinya dengan perlahan aku masukan walau memang nisa kesakitan dan sulit tapi tak sesulit punyanya lya, apa mungkin memek dari nisa sudah basah jadi bisa bless masuk, aku maju mundurkan penisku kira kira 15 menitan aku genjot aku rasakan bahwa spermaku mau keluar aku pelankan tempo genjotannya dan bermain main ke payudaranya, aku jilati toketnya dan kembali menusukan penisku secara cepat karena aku tau wajah Nisa sudah tak tahan lagi ingin cepat orgasme, dengan cepat aku genjot”dick aku mau keluar nih, cepetan dong “ “ya bentar keluarnya bareng saja ya, keluarin dalam atau luar nih??

    “dalam saja “ jawab Nisa dan tak lama aku mengeluarkan sperman crott crot dibarengi dengan cairan dari Nisa sangat hangat sekali.

    Aku pun lemas kemudian berbaring di ranjang dengan melihat wanita wanita yang masih haus akan nafsu, aku meminta untuk istirahat sejenak kira kira 15 menitan aku sempat tidur dan aku rasakan ada yang menjilati penisku ku lihat itu wajah dari friska , yahh friska belum aku sentuh memeknya mungkin dia juga horny melihat lya dan nisa aku entot, awalnya penisku yang sudah loyo kena jilatan dan lidah dari friska kembali penisku berdiri, setelah kurasa penisku berdiri dengan tegak aku langsung mencopot dari mulutnya dan aku segera masukkan penisku ke lubang kenikmatan friska, langsung aku tancap sekitar 10 menitan aku genjot dengan memek friska dia merasakan ingin langsung orgasme”, aku pun tancap dengan cepat dan akhirnya kami pun keluar secara bersamaan.

    Membuat aku lemas dan baringan di ranjang, saat aku menoleh ke kanan ku lihat velin sedang mengelus ngelus payudaranya dan memeknya sendiri, “dick giliran aku kapan nih?? Tanyannya, aku jawab”aku kok lelah gini ya velin, besok aja gimana??” tapi dia langsung mendekat dan mengocok penisku lama kelamaan penisku berdiri lagi, setalah kurasa penisku berdiri dengan tegak velin mengambil gerakan dia berdiri dan duduk diatas pangkuanku dengan membuka memeknya, dengan kasar dia langsung memaksa penisku untuk masuk, sungguh sakit dan perih karena paksaan dia, kemudian dia menggoyang goyangkan depan belakang, ahh sungguh nikmat sekali goyangan velin tak lama kemudian aku merasakan ingin mengeluarkan sperma , “vel aku mau keluar nih” dia pun langsung mencabut penisku dan mengocoknya sambil mengulum semua batang penisku sampai muncrat di dalam mulutnya crot crot crot, semuanya di telan oleh velin , slep slep katanya ini adalah obat awat muda, aku pun tersenyum saja mendengar perkataan dia.

    Kemudian kami pun tidur bersama dengan keadaan bugil kira kira pagi pukul jam 7 nan aku bangun sendiri melihat cewek cewek di sampingku masih tidur aku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan karena badanku lengket semua, aku mandi dan menggosok gosok badanku dan penisku juga, mungkin terdengar suara air lya bangun dan menghampiriku ke kamar mandi yan mana pada saat itu aku sedang memegang penisku , dikira aku mau onani, “eh dick ngapain kamu, mau onani ya, belum selesai aku menjawab dia nyrocos saja, sayang kalau kamu buang di kamar mandi mending buang di mulutku saja, si Lya langsung jongkok dan mengulum penisku kira kira 20 menitan dia mengulum penisku dan keluar lagi spermaku di dalam mulutnya.

    Tapi karena dia juga masih horny dia malah meminta untuk memasukan juga penisku di dalam memeknya , dia mengambil posisi nungging alias dogy style awalnya aku menolak untuk bermain dengannya karena paksaan dia dan melihat pantatnya yang menggoda aku menjadi nafsu dan memasukan penisku ke memeknya, kali ini sungguh mudah dan tak sulit seperti tadi malam, plok plok plok aku tusukan penisku karena gaya kurang juga oke, dia meminta untuk menggendongku dan menghadapnnya sambil dia entot, aku nurut saja permintaan dia, tapi tak lama aku langsung mau mengeluarkan sperma lagi, “lya aku mau keluar” “yaudah keluarin di dalam aja , lagian aku juga pengen merasakan spermamu lagi” crot crott crott aku pun mengeluarkan sebanyak 3 x dan setelah itu kami mandi bersama aku bergegas untuk pulang rumah untuk melanjutkan istirahatku sampai malam.demikianlah ceritaku dengan wanita perawan dalam satu kontrakan, semoga kalian kalian yang membaca juga ikut horny. Terimakasih.

  • Cerita Dewasa Janda Muda Gadis Penjual Pecel – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Janda Muda Gadis Penjual Pecel – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1077 views

    Perawanku – Hujan dari tadi fajar masih menguyur Jakarta, jam sudah menujukkan pukul 10 , dengan malas aku melongok keluar jendela, kulihat didepan pekaranganku ada seorang wanita sepertinya berjualan makanan yang berteduh.

    Kuperhatikan mbak penjual pecel , kasian kulihat sambil menggigil dia bediri menepi dari hujan, kubukan pintu , dia kaget sambil tersenyum dia menyapaku.

    “ Permisi mas numpang neduh “ kulihat paras wanita ini cukup manis , walaupun basah kehujanan.
    “ gak papa mbak , jual apa mbak “ aku memastikan. Bandar Judi Online
    “ Pecel mas “
    ”Oh ayo masuk mbak , saya mau nyoba pecelnya kebeneran blom sarapan “
    Diapun berjalan masuk kerumahku
    “ Diluar aja ya mas , abis basah nih baju saya , nanti rumahnya jadi kotor “
    “ ngak papa mbak , ayo masuk aja , masak saya makan pecel campur air hujan , kalau mules mbak tanggung loh “ aku tertawa.
    Akhirnya dia mau masuk juga kerumahku.
    “ maaf ya mas , jadi ngotorin , mau pecelnya komplit ya mas ? “
    “Iya mbak , udah laku banyak mbak ? “ aku basa basi
    “ Ah blom mas, boro boro , pagi pagi udah ujan begini mana ada orang mau keluar jajan “

    Sambil menyiapkan pecel saya memperhatikan mbak ini , orangnya hitam manis , badannyaagak kecil tapi susunya keliatan cukup besar malah kebesaran untuk porsi tubuhnya dan bokongnya juga nonggeng.
    Aduh pagi pagi bikin Penis saya bediri dan pikiran jadi ngeres liatin bodinya.

    “ Monggo mas, pecelnya “ aku agak kaget, dia tertawa karena melihat aku lagi memperhatikan susunya.
    Sambil makan kulihat dia celingukan melihat kedalam rumah , Kulihat dia seperti orang kebingungan.
    “ Ada apa mbak kok kaya bingung ?”
    “ Ini mas boleh gak saya ikut ke wc mas, saya kebelet banget dari tadi “ sambil mukanya merah menahan malu. “ maaf loh mas merepotkan “
    “ Oh ayo masuk aja tuh diujung kiri mbak “
    Dia segera buruburu lari ke wc , setelah bbrp lama dia keluar dan mukanya telah ceria.
    “ Aduh makasih ya mas . udah lega “
    “ Mas tinggal dengan siapa mas, kok sepi banget , emang gak ada pembantunya mas?”
    Dia nyerocos bertanya , aduh tipikal anak yang ceria sedikit bawel hehehe.
    “ Saya masih sendiri mbak dan belom ada pembantu, abis gak tau mau cari dimana “
    Oh ya aku masih bujangan , kerja di perusahaan alat kedokteran , aku memang baru pindah kesini kurang lebih 1 bulan, jadi belom sempet mikir cari pembantu. Makanya rumahku berantakan .
    “ Emangnya mau cari yang gimana mas “ Tanya mbak ini.

    “ Yah yang penting bisa kerja dan bisa masak sedikit lah , sekalian untuk beresin rumah “
    “ Emang mau digaji berapa mas ?”
    Aku jadi bingung , aku tidak tau pasaran berapa.
    “ Wah saya juga gak tau mbak , mungkin kira kira 750 ribu untuk awalnya dah, semua saya tanggung”
    “Memang mbak ada kenalan yang mau kerja . boleh tuh nanti saya kasih persen ke mbak dah “
    “Gimana kalau saya aja mas, saya capek jualan pecel , keliling tiap hari , penghasilan juga pas makan saja, gak cukup ngirim ibu di kampung , jadi pengen kerja rumahan aja, makan tidur terjamin “
    “ Saya aja ya mas, tapi gajinya tambahin ya mas, genepin dah sejuta , hehehe , ntar saya sekalian semua kerjaan saya beresin , mas juga saya pijitin dah kalo cape , iya ya mas “
    “Bener nih mbak mau kerja , bisa mbak kerja rumahan , tapi musti rajin loh , saya sih oke aja gaji mbak sejuta tapi jangan kecewain saya ya“

    “ Aduh mas pasti mas , saya kerja rajin , janji mas , makasih ya mas, “ dia senang sekali.
    “ Eh saya belom tau nama kamu sapa mbak “
    “Oh ya saya rohana mas, panggil aja nana juga boleh , mas siapa namanya “
    “ Saya Rony , kamu umur berapa na , sudah bekeluarga belom “
    “Saya umur 20 mas, saya sudah cerai mas, saya menikah setahun terus suami saya kerja jadi tki , eh gak pulang, udah 2 tahun denger kabar kawin lagi disana “ kulihat muka sedih diwajahnya.
    “ Sudah jangan disedihin , kamu cari uang yang banyak nanti juga cowo ngantri , punya anak ngak “
    “ Ngantri kaya beli karcis aja mas hehehe , belom mas saya gak punya anak , dulu saya kawin muda jadi gak mau punya anak dulu , makanya saya kb pake iud mas”
    Aduh bener bawel nih anak hahaha..

    “ ya udah kamu mau mulai kapan kerjanya “
    “ Hari ini juga ya mas, abis ujan saya pulang langsung ambil pakaian kemari ya mas , saya udah bosen tinggal dikontrakan sengsara banget mas”
    Sore kudengar ada yang mengetuk pintu rumahku , kuliat nana dengan kantong plastic berisi pakaian berdiri didepan pintu.
    “ Ayo masuk , kebeneran hari sabtu saya libur kantor . ayo saya tunjukin kamar mu “
    “ Aduh kamarnya enak ya mas, ada kasurnya , kalo di kontrakan cuma ditiker dan sering bocor lagi”
    Besok pagi2 aku bangun kulihat meja makan sudah ada kopi dan sarapan mie instan. Wah inilah enaknya ada pembantu.
    Kulihat nana sedang mengepel . waduh dia hanya memakai legging pendek yang tipis dan kaos oblong.
    Pantatnya bulat dan tercetak ketat karena celana legingnya yg hitam tipis.
    Dia terseyum sambil menyapaku
    “ Pagi mas, sarapan dulu , udah nana sediain “
    “ Ya makasih ya na, kamu sudah sarapan ?”
    “Sudah mas “

    Aku duduk di sofa sambil melihat tv, tapi aku tidak konsen, matanya tertuju bongkahan pantatnya yang besar dan bergerak gerak ketika dia ngepel , dan ketika dia menghadap kedepanku, aku melihat susunya yg besar walau dibungkus bh warna hitamnya yang seakan tidak cukup menampung susunya, kulihat belahan susunya ,aduh pusing kepalaku. Penisku langsung bediri, karena aku hanya memakai celana pendek dari bahan katun tanpa celana dalam , maka tonjolan Penisku ketara sekali. Kulihat dia melirik melihat tonjolan Penisku sambil tersenyum malu, tapi sesekali tetap melirik.

    Semakin dekat dia mengepel ke tempat dudukku , semakin jelas kulihat belahan pantatnya dan belahan susunya. Aku sedang menebak kok kayanya dia tidak pakai celana dalem karena tidak keliataan batas celananya. Pantatnya bulat sempurna dan masih kenceng banget , aku agak menunduk mengintip celah belahan pantatnya , kelihatan tumpukan dua daging seperti apem yang menggunduk, wah Vaginanya tembem banget , belahan Vaginanya tercetak jelas , makin membuat aku pusing, Penisku langsung keras.

    Benar benar aku pusing , dan tersiksa Penisku rasanya mau keluar.
    Ingin kuelus pantatnya, kuremas pantatnya yang bahenol itu ,untung aku masih sadar, kalau dia teriak kan gawat. Tapi belahan Vaginanya bener bener menggoda, aduh janda ini memiliki Vagina yang menggiurkan. Rasanya pengen kujilat bibir Vaginanya yang bengkak , pasti enak banget. Glek glek tak terasa aku menelan ludah.
    Kehidupan ku dirumah lebih rame setelah ada nana, dia orangnya ceria dan sedikit bawel.
    Biasanya sehabis makan malem saya sering menemaninya ngobrol, karena kasian kalo sendirian nanti kesepian , kalau gak betah aku repot juga.
    Tak terasa sudah 2 mingu dia bekerja, sehabis makan malam saya bertanya dengan dia.

    “ Na kamu udah 2 minggu kerja, gimana betah gak , ada apa yang kurang gak”
    “ Wah betah banget mas, mas baek saya udah kaya dirumah sendiri , makasih ya mas, “
    “ Ya sama sama, baguslah , takut kamu ngak betah masih sedih mikirin bekas suamimu “ saya menggodanya.
    “ Ih amit2 mas, nana mah udah lupa sama dia , mau enak aja , sorry ya “
    “ Bener nih ? ntar kangen sudah lama gak dikelonin ama suami ?” saya tersenyum
    “ Ah mas nakal ya godain nana . gak mas, nana gak pengen sama dia, “
    “ gak pengen sama dia , kalo sama yg laen mau gak ? “
    “ Ya tergantung mas siapa orangnya “ sambil dia melirik dan tersenyum padaku.
    “ Kan kamu udah janda , kalo udah lama gak rasa dikelonin kan pasti rasanya gimana gitu“
    “ mas ini kaya pengalaman aja , ih mas genit ah “
    “ tapi bener kan na, ayo jujur dah sama mas, pasti pengen , orang bilang kalo udah pernah rasain pasti nagih “
    Dia terseyum malu , kucolek pinggangnya dia terkejut, dia bales mencubit pinggang ku.

    “ Ih mas genit ya , tapi emang sih mas, kalau lagi pengen sampe pusing kepala kalau gak kesampean ,tapi saya mah gak kepengenan ama suami saya, dia mah loyo mas, kalo maen sebentar aja udahan , malah bikin nana pusing “
    “ eh kelepasan jadi malu mas nyeritain”
    “ gak papa , kan Cuma saya yang denger gak ada orang lain , ajarin dong na gimana caranya , mas kan belom pernah” hehehe belagak jejaka, padahal mah gak pernah absen.
    “ Ih malu mas, makanya mas kawin dong “
    “ Kalo kawin mah mau na, nikahnya ogah , hahahaha “
    “ Ih mas mah mau enaknya aja “
    “ Ayo dong gimana kamu kalo maen sama lakimu “
    “ Ya gitu dah mas, suami saya maunya minta di emut dulu itunya mas “
    “ Apanya itunya na “ aku berlagak bego.

    “ Ya itu mas, Penisnya , eh maaf mas jadi ngomongnya jorok “
    “ Gak papa na, kan Cuma kita bedua, emang enak na diemut Penisnya ?”
    “ Iyalah mas, sampe dia kelojotan kadang malah muncrat dulu mas , sebel dah “
    “ Terus suami mu senengnya ngapain kamu ?””
    “ dia paling seneng nyedotin susu saya mas, pentil saya dipelintir sambil disedotin , ih merinding mas banyanginnya “
    “ Kamu suka kan , enak gak “
    “ Iya enak banget mas, tapi suami saya mah mau enak sendiri, buru buru maunya masukin Penisnya ke Vagina nana , abis gitu baru goyang bbrp kali udah muncrat dah, kan nana jadi nanggung mas”
    Wah aku mendengar cerita nana jadi makin napsu , jadi kaya baca cerita porno hahhaha.

    “ Sekarang udah jadi janda kamu kalo lagi kepengen gimana na ?”
    “Ihhh mas malu ah , gak gimana lah ditahan aja , paling kalo gak tahan ya sendiri usaha mas, hehe “
    Pura pura kucolek pinggangnya tapi sengaja agak keatas sehingga kena susunya , terasa keras sekali susunya padahal keliatannya dia pakai bh yang tipis.
    “ Es sori salah colek na”
    “gak papa mas, awas lo nanti tuh adeknya bediri “ sambil dia menunjuk Penisku yang memang sudah bediri.
    “ Ih nakutin mas, adeknya bediri gede banget “
    Dia tertawa menggodaku.

    “Biarin nanti dia ludahin kamu loh “
    “ Auuuu takut jangan mas” nana pura pura ketakutan,
    Hari ini lewat dengan aman, adikku yang cape rasanya tegang terus.
    Keseokan harinya minggu siang , aku santai saja dirumah , kuliat nana sedang menggosok baju dibelkang, dia tetap seperti biasa memakai legging pendek hitam dan kaos oblong. Belahan pantatnya jelas sekali tercetak dan dari bagian depannya juga terlihat Vaginanya tercetak tembem banget Vaginanya , aduh bikin Penisku rasanya mau meledak. Belahan Vaginanya jelas sekali karena keliatannya nana sengaja memakainya dengan menarik keatas sehingga belahan Vagina dan pantatnya jelas tercetak.

    Otak ngeres saya sudah panas sekali , rasanya pengen sekali meremas pantatnya.
    Tiba tiba aku ada akal, diatas meja gosoknya ada lemari yang berisi alat pertukangan ku. Aku pura pura mau mencari obeng , akupun kebelakang,
    “ Na , ada liat obang gak”
    “Ngak mas, nana gak tahu tuh”
    “Oh iya kayanya ada dilemari atas kamu tuh, sebentar saya liat ya “
    Saya menghampiri dia, saya berdiri dibelakangnya pura pura membuka lemari diatasnya, pelan kumajukan badanku sampai kurasa Penisku menyentuh pantatnya , pertama dia agak kaget, tapi dia diam saja.
    “Aduh dimana ya , mas lupa ,sebentar mas bongkar dulu “
    Aku berpura pura mencari sambil pelan Penisku kutempelkan disela pantatnya , pelan kugesek gesek Penisku sambil mencari barang.

    Kulihat nana gelisah , tapi dia diam saja, terus kutempel dan kugosok Penisku kebelahan pantatnya, aduh enak banget rasanya digesek kebelahan pantatnya, gosokan sudah ditarohnya disamping, nana hanya bediri diam sambil tangannya memegang meja gosok dengan tegang.

    Sengaja kutekan makin kuat Penisku kebelahan pantatnya, nana tetap diam dan keliatannya menikmatinya. Oh enak sekali rasanya Penisku bergesekan dengan pantat nana.

    Sengaja aku bergeser Penisku kekanan , eh pantat nana mengikuti kemana Penis aku bergerak, hehe rupanya janda muda ini sdh napsu juga. Pelan nana sedikit mengangkat pantatnya , oh rupanya dia berusaha menggesekkan Penisku ke bagian Vaginanya. Sekarang posisi nana sdh sedikit nungging sehingga kurasakan Penisku emang nyelip kebagian bawah Vaginanya , sekarang malah dia yg aktif menggesek Penisku ke belakang Vaginanya. Dalam posisi nungging nana makin aktif pantatnya ditekan kuat sekali kebelakang, sampai aku harus menahan jangan sampai terdorong.

    Tercium aroma tubuhnya , mungkin ini yang namanya hormon wanita ketika birahi , baunya sangat menggairahkan , sulit untuk dideskripsikan tapi benar membuat aku sangat napsu . oh enak sekali baunya.
    “ehmmm” kudengar lirih dengusan nana, kurasakan dia memegang meja dengan sangat kuat dan kurasakan celanaku bagian Penisnya agak basah. Wah dia sudah banjir kayanya.

    Kurasa Penisku dijepit oleh sela pahanya dengan sangat kuat, kaki nana kurasakan gemetar mungkin merasakan kenikmatan yg sudah lama tidak dirasakannya. Ingin rasanya aku memeluk susunya dan lsg menelanjanginya.
    Aku segera pura pura sdh selesai mencari obengnya , aku sengaja mau buat dia nanggung biar dia ketagihan.
    “ Oh gak ada na, kayanya di mobil “ sambil aku bergeser menutup lemari atas.
    Keliatan dia kaget dan agak kecewa.

    “ gak ada ya mas “ tapi matanya keliatan sudah redup banget, keliatannya dia kecewa aku menyudahi gesekan Penisku.
    Hehehe rasain lu dalam hatiku, biar dia ketagihan dalam hatiku.
    Kutinggal nana , aku kedepan pura pura mencari di mobilku, tak lama aku masuk kulihat nana gak ada , oh rupanya dia ke kamar mandi, nah loh ngapain ya , aku cepat cepat mendekati kamar mandinya,
    Kudengar pelan ada suara desahan nana.

    “ohhh mas , ooohh masssss “ suaranya lirih sekali
    Kuintip melalui lubang kunci , oh kulihat nana sedang membungkuk menghadap kedinding, sayang saya hanya bisa melihat punggung dan sedikit pantatnya yang besar , kulihat dia menunduk dan tangannya memegang Vaginanya.
    Hahaha dia sedang masturbasi rupanya, dia udah ngak tahan.

    “ Ooooooooo massssss “ akhirnya kulihat dia menegang, udah keluar rupanya, oh dia memanggil aku, keliatannya sudah keluar. Kudengar dia mencuci Vaginanya, segera aku pergi takut dipergoki olehnya.
    Aku duduk disofa sambil melihat tv , ketika nana keluar kamar mandi sengaja ku Tanya
    “ kenapa na , sakit perut ? kok kaya kesakitan tadi saya dengar”
    “ eh iya mas “ sambil kemaluan dia menjawabku
    “ ah masa kok suaranya begitu “
    “ Ah mas bikin saya malu , mas sih yang mulai “
    “loh mas salah apa na ?” Tanya ku pura pura gak ngerti
    “ gara gara mas sih , itunya digesekin ama punya nana “ sambil tertunduk malu nana tersenyum.
    “Tapi enak kan, kan udah lama gak ngerasain “
    “ abis kamu juga sih pake celana gitu jadi kecetak semua tuh pantatmu”
    “hihi mas suka ya mas liatnya “
    “ Kalo sampai mas lupa diri bahaya lo na”
    “ Ah biarin aja kalo mas mah nana gak takut’
    Wah gawat kayanya dia memberi lampu hijau nih.
    Kulihat dia meneruskan gosokannya yang tertinggal gara gara gesekan hahaha
    Malam sehabis makan malam aku duduk didepan tv , biasanya nana sudah duduk dulu didepan menungguku, kok tumben gak keliatan ?

    “Na na, kamu dimana na , lagi ngapain “
    Tidak ada sahutan , aku bangun mendekat kekamarny
    “Na kenapa na “
    Kulihat nana terbaring diranjang kayanya sedang sakit, nana terbaring telentang, dia memakai legging warna cream , aku lsg meyasar belahan Vaginanya yg jadi lebih menggungung karena posisinya tidur. Aduh napsuin sekali posisinya sudah tinggal nembak aja hahaha.
    “ maaf mas, nana pusing ?”
    “loh kenapa , sini mas periksa “
    Kupegang keningnya , ngak panas , aku curiga jangan jangan dia pura pura memang memancing aku.
    Wah kebeneran dah , otak jorok pun bekerja. Aku ingat aku punya stok stetoskop dikamarku, barang sample dari dealer.

    “ Sebentar mas periksa ya , mas ambil alat dulu kekamar “
    “ ia mas , makasih ya mas repotin “
    Akupun bergegas kekamar, kubuka celanaku, aku sengaja ganti dengan celana yang longgar banget dan tanpa cd sampai Penisku saja dsering keluar dari samping. Segera kuraih stetoskop .

    “ Sini na, ayo mas periksa “
    Stetoskop kutempelkan kedadanya bawah leher terus berpindah , turun pelan kebawah.
    “ Na kaosnya buka ya , susah gak bisa denger ketutup kaen “
    “Iya mas “ sambil dia bangun mencopot kaosnya melalui kepalanya
    .
    Gilaaaa itu susu kayanya mau meletus dari bh warna merah tua nya. Aku baru pertama kali melihat susu yang penuh banget dibungkus bh begini.
    Aku segera pura pura mulai memeriksa lagi , masih seputar susunya aku tempelkan stetoskop ku.
    Aku pura pura kerepotan karena ada bh nya ,

    “ Na ini bh nya ganggu saya gak bisa periksa, dibuka ya bh nya “
    Ia mengangguk “ iya mas, terserah mas aja “ sambil tersenyum malu , dia mencoba membuka bhnya
    Saya membantu membuka kaitan belakangnya, aku berdebar debar menunggu apa yg akan muncul dari balik bh itu.
    Wahhh segunduk daging warna coklat padat dan keras dengan ujung pentilnya hitam sebesar ujung jari kelingking ku.
    Dalam posisi duduk susunya tetap tegak tidak turun ,oh sempurna sekali susu ini, bulat dan bentuknya bagus sekali dengan bulatan hitam yg tidak terlalu besar , ujung pentilnya sudah mengeras.
    Aku membaringkannya . lalu mulai memeriksa , stetoskopku atau tepatnya telapakku mulai bergerilya , menyenggol ujung pentilnya yg kanan, nana keliatan agak kaget ketika kusentuh pentilnya, dia memejamkan matanya , sambil menggigit bibir bawahnya.

    Kuputar tanganku menjelajahi gunung susunya dari yang kanan terus turun kekiri, ketika menemui pentilnya kusenggol senggol ujung pentilnya .
    “ Ehmm “ kudengar nana keliatannya menahan napsu yang sudah menggelora.
    Kuelus terus susunya berpindah dari pentil kiri terus ke kanan, sambil sedikit kupijit, muka nana sudah merah menahan napsu, bibirnya digigit kencang sambil kepalanya sedikit bergoyang.
    Pelan tanganku menuntun stetoskop turun keperutnya, perutnya bagus rata , dan mulus , kuputar sekitar pusarnya, dia tambah belingsatan. Pelan tanganku mengelus dari luar celana leggingnya , kuelus permukaan Vaginanya , aduh tercapaim juga keinginan mengelus Vaginanya.

    Vaginanya benar benar gemuk, dan keliatannya belahan Vaginanya ketara sekali, pasti tebal nih bibir Vaginanya.
    Pelan kugesek bibir Vaginanya , nana makin gak karuan, pelan pelan dia makin merentangkan pahanya sehingga aku makin gampang menggesek Vaginanya, pelan kedua jariku menjepit bibir Vaginanya , kuurut pelan , terus jariku menelusuri belahan Vaginanya.

    “Mas massssss “ nana sudah gak tahan kayanya rupanya.ku elus atas daging Vaginanya , legging sudah basah sekali, pelan tanganku turun nmenyentuh Vaginanya, benar, Vaginanya bengkak besar kaya hamburger.
    “ Dibuka ya na, susah ni ada celananya “
    Dia mengangguk sambil membantu mengangkat pantatnya , kutarik leggingnya.
    Terpampanglah Vagina yg hitam mengkilap karena sudah basah dengan cairan dari Vaginanya, Vaginanya seperti setanggkup daging yang dibelah dua, ya persisi kaya hamburger big mac hahaha.

    Aku duduk menghadap ke nana, sengaja celana kukuatur sehingga Penisku mengintip dari samping, Penisku sudah tegang sekali sehingga kepalanya muncul dari samping celana ku.
    Kulihat nana sudah membuka matanya , matanya tertuju ke Penisku yang mengintip dari samping celana.
    Kuelus bibir Vaginanya dan tanganku menyusuri belahan Vaginanya yang sudah basah sekali. Nana sudah mendesar terus , kakinya sudah dibuka lebar.

    “ Masssssss aduh massssss “
    Kubelah Vaginanya kulihat dalam Vaginanya merah tua dan basah mengkilap sekali, aku sebenarnya sudah gak nahan pengen segera menjilati Vagina ini. Kukorek pelahan Vaginanya , kucari dibagian atas ada sepotong kecil daging itil yang mengkilat basah dank keras.
    Besarnya kira kira kaya kacang tanah, ketika kuelus, nana sdh kaya orang kemasukan.
    “ massss aduh massss diapainnn nana mas “
    Vaginanya gundul habis dicukur rupanya, aku suka yang begini jadi enak dijilatnya gak rebut ama jembut. Kalo yg gondrong sering jembutnya nyelip di gigi hahahaha.
    Kuelus terus itilnya , nana sdh gak bisa diam, terus goyang, tanganku sudah basah semua.

    “ na kamu tau kamu sakitnya apa “
    “ Apaaa mas, “
    “ Kamu sdh lama gak disuntik sama ini “ kataku sambil kukeluarkan Penisku , dan segera nana memegangnya.
    “ Mauuuu mau mas , ayo mas suntik nana mas pake Penis mas yang gede banget kepalanya ini mas “
    “ Aduh mas Penisnya kepalanya kok gede banget mas, nana ngeri bayangin masuk ke Vagina nana “
    Penisku panjang biasa aja Cuma memang kepalanya yg kaya jamur gede banget, banyak wanita yang ampun waktu diterobos sama kepala Penis ini semua bilang sakit tapi enak banget awalnya
    “ mas nana emut ya Penisnya “
    Belum kujawab nana sudah bangun langsung memasukkan Penisku kemulutnya.
    Terasa panas Penisku, pelan mulutnya keluar masuk Penisku.
    “ oughhh bessall angettt mas , maremmm muass “.

    Oh enak sekali emutan mulutnya, Penisku ditelusurinya dr atas terus kebawahm terus memutar kepala Penisku, digenggamnya Penisku, lalu dibelahnya lobang kencingku dengan lidahnya, aduh ampun rasanya bukan maen, terus diisapnya lubang kencingku. Rasanya mau meledak.

    Nana kemudian turun diemutnya biji ku, satu persatu dijilati lalu disedotnya masuk kemulutnya bergantian. Rasanya sudah mau keluar , kemudian kedua biji sekaligus disedotnya masuk kemulutnya dan didalam mulutnya biji ku diputar oleh lidahnya.
    Belom pernah aku disepong seenak ini, janda ini memang jago permainan mulutnya. Lalu dia berpindah menjilati Penisku sementara tangannya meremas remas bijiku.
    Segera kusudahi aku takut keluar duluan.
    Aku segera jongkok didepan Vaginanya,

    “ mas mau ngapain mas , jangan mas, kotor mas “
    “ oh kamu belom pernah diginiin ya na, wah kamu bisa ketagihan “
    Segera kubuka pahanya, kujilati mulai dr bibir Vaginanya, pelan kujilati bibir Vaginanya , licin karena sudah banyak cairan lendir yang keluar, lalu ujung lidahku masuk menusuk kedalam belahan Vaginanya.
    Lidahku menari nari dibelahan Vaginanya , lalu kusedot semua bibir Vaginanya kucoba masukan kedalam mulutku dan kusedot, terasa cairan agak gurih terhisap,
    “ Aduh mas ampun mas enak banget mas, itu diapain mas Vagina nana , ooooooo mas “
    Lidahku terus mengorek belahan Vagina nana yang tembem, aku jadi gemes sekali membayangkan betapa enaknya dijepit oleh Vagina yg tembem ini.
    Lidahku naek keatas kusentuh itilnya , kujilati , nana sudah gak karuan.

    “ masssss ampunn mas , enak banget masssss, massss auhhhhh “
    Kuisap isap itilnya, terasa enak seperti mengulum kacang, kuisap isap pentilnya
    “ Auuuuuu masssss nana keluar massssss “.
    Kepalaku terasa dijepit oleh kakinya dan tangannya menekan kepalaku keVaginanya, aku merasa ada cairan hangat masuk terhisap olehku dan itilnya terasa berdenyut , cairannya gurih dan tidak berbau.
    Oh rupanya dia type yg gampang orgasme.
    “ Massss enak banget mas, nana blom pernah rasain kaya gitu “
    Aku tidak memberi kesempatan istirahat, kujilati lagi itil nana, dia pertama kegelian , tapi tidak berapa lama dia mulai terangsang.

    “ Mas aduh mas kok kayanya mau enak lagi mas, ampun mas, masukin aja mas Penisnya mas , nana gak tahan pengen ngerasain Penis mas, ayo masssss “
    Aku takut nana orgasme lagi maka aku segera bangun dan mulai menindihnya, kuarahkan Penisku ke Vaginanya, sulit selalu terpeleset, untung nana segera membantu dipegangnya Penisku lalu diarahkan ujung nya kelubang Vaginanya.
    “ Pelan ya mas, nana udah lama nggak ngentot “
    Memang sulit sekali ujung Penisku mau masuk bibir Vaginanya yang tebal itu
    “ Yah mas udah pas , tekan mas pelahan mas “
    “ Oufhhh mas, sakit mas, auhhh auhhhh pelan mas “
    Memang Penisku seperti menemui jalan buntu. Untung Vaginanya sudah basah dan licin.
    Akhirnya Penisku setelah tekan tarik tekan tarik berhasil juga masuk
    “blesssss, auuuhh massssss “
    Aku diam kan sebentar Penisku, terasa Penisku dijepit keras sekali oleh Vaginanya.
    Ketika Penisku masuk , kulihat mata nana terbelalak , melotot sedkit seperti orang bingung, baru kemudian dia bernapas.

    “ Sakit na ? mau dicabut na ? “
    “ Jangan mas. Biarin mas, terus mas, aduh belom pernah nana ngerasa Vaginanya dimasukin Penis yang keras dan gede banget , enak banget mas , sakit dikit tapi enak mas “
    “ ayo mas goyang biar tambah enak “
    Pelan kutarik dan kutekan masuk lagi Penisku, setiap kutekan mata nana mendelik, oh sexy sekali ,
    “oh mas enak mas, enak banget masssss “
    Rupanya dia tidak mau kalah, pantatnya mulai memutar, aduh Penisku seperti diblender, makin lama makin kencang putarannya. Kutekan Vaginanya sambil aku mengulum pentilnya, kugigit gigit pentilnya.

    “ massss gila maassss aughhhhh aughhhhh aughhh mas enak “
    Mulutku tidak lepas dari pentilnya, Penisku terus bekerja naek turun menembus Vagina nana, aduh rasanya enak banget Penisku dijepit keras sekali oleh bibir Vaginanya yang tebal.
    Kata orang Vagina tebal memang paling enak di entot benar ya.
    “ Ayoooayoo massss ayoo nana mau keluar masss ayoo “
    Nana memutar pantatnya seperti baling baling , kakinya menjepit menggantung dibadanku, terasa sekali Vaginanya empot ayam mengisap Penisku. Aku juga merasa sudah hampir keluar.
    Segera kusetop,

    “ Masss kok berenti , ayo massss nana mau keluar ‘
    “ sebentar na kamu diatas ya “
    Segera kubalik nana, dengan buruburu nana mencari Penisku lsg dimasukkannya ke Vaginanya Blessss, suara Vaginanya dimasuki oleh Penisku
    “ auuuuu mas sedap massss, ayo masss “

    Nana langsung menggoyangkan pinggulnya, aku telentang melihat susunya yang besar bergoyang, aduh susu janda ini bener bagus, tidak turun sedikitpun.
    Kupegang susunya , kuremas remas susunya, nana seperti orang naek kuda binal, dia menaik turunkan Vaginanya , sambil sekekali diputarnya Vaginanya.
    Penisku benar2 kali ini disiksa abis oleh nana, siksaan nikmat,
    “masss aduh mass nana enak banget mas , nana mau tiap hari mas”
    Aku rasakan seperti mau meledak Penisku, tanganku terus meremas susunya.

    “ Suka ya sama susu nana ya mas”
    Tiba tiba nana bangun dicabutnya Penisku,
    “ Loh kenapa na, lagi enak nih na “
    “sebentar mas , nana urut ya Penis mas pake Vagina nana “
    Lalu diletakkannya Penisku dihadapkan keatas menempel ke badanku, pelan dia menempatkan bibir Vaginanya diatas Penisku.
    Nana mulai memaju mundurkan Vaginanya aduh bibir Vaginanya menggosok Penisku dr ujung pelir sampai ujung kepala Penisku , dia terus maju mundur, benar seperti Penisku diurut oleh bibir Vaginanya yang tebal.

    Penisku juga sudah licin makanya enak sekali rasanya Penis diurut dengan Vaginanya, baru kali ini aku merasakan model ngentot begini. Enak benar , ketika ujung Penisku sudah sampai dibibir Vaginaku aku mengira dia akan memasukkannya tapi dia sengaja mundur lagi , aduh rasanya gak tahan.

    “ Aduh na kamu kok jago sekali ngentotnya “
    “ hehehe sering liat film mas “
    Aku sudah gak tahan, kubalik nana dan langsung kurebahkan, segera Penisku kuarahkan keVaginanya, dengan kecepatan penuh kugenjot Vaginanya.

    “ Aduh aduh aduh massss enak mas, ouhhhh ouhhh “
    Kakinya menjepit menggantung dibadanku. Kugenjot abis Vaginanya ,
    “ Naaaaa mas mau keluar, dimana, “
    “ dalam aja mass, ouhhh ouh massss ayo mas nana juga “
    “ Auuuuuu massss, auuuuuuu, “
    Kurasakan Penisku disiram sama air hangat, dan akupun akhirnya menyemprotkan isi Penisku
    “ auuuuauuuu na,,,,naa “.

    “Mas aduh mas enak banget anget banget mani mas “
    Penis ku berdenyut denyut ditambah nana sengaja memeras Penisku dengan Vaginanya.
    Aduh Vagina yang sempurna , bego banget lakinya dulu.

    Aku terkapar menindih nana, kami basah semua, dia tersenyum lalu mencium ku,“ makasih ya mas , nana sudah lama gak pernah rasa enak begini , malah dari awal belom pernah mas mau lagi ya mas “Aku tersenyum , wah siapa nolak.

  • Pengalaman Bercinta Dengan Tante Lela Dan Anak nya Wina – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Bercinta Dengan Tante Lela Dan Anak nya Wina – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1220 views

    Perawanku – Cerita ini bermula ketika tetangga di dekat kostku, Tante Lela, yg berstatus janda beranak satu, memintaku untuk memberikan private Matematika kepada Wina, anak perempuannya yang waktu itu duduk di kelas 3 SMP, karena katanya, anaknya memiliki kelemahan di dalam mata pelajaran Matematika, ditambah lagi dengan kekhawatiran akan tidak lulus dalam ujian nasional.

    Permintaan tersebut aku tanggapi dengan baik, dan lebih pada keinginan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari sebagai seorang mahasiswa yang hidup jauh dari keluarga. Apalagi pelajaran yang diminta juga memang sesuai dengan jurusan yang kuambil di kampus, jadi tidak jadi masalah bagiku.
    Sesuai dengan jadwal private yang telah disepakati, yaitu jam 08.00 malam, dua kali seminggu, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut. Karena jaraknya yang hanya terhalang oleh beberapa rumah saja dari kostku, maka aku hanya mendatanginya dengan jalan kaki, itung-itung ngirit bensin… Lumayan lah! dengan gaji 50ribu – per pertemuan, aku bisa menghitung berapa penghasilanku per bulan. IndoLiveAsia

    Pada awalnya semua berjalan lancar, seperti layaknya private pada umumnya. Sekitar pukul 09.30 atau kadang molor sampai jam 10.00 malam, barulah aku minta izin pulang. Sampai pada suatu malam, sesuai dengan jadwal, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut, dengan maksud memberikan private pada anaknya, tetapi ternyata yang ada hanya Tante Lela. Katanya sih si Wina keluar dengan temannya karena suatu keperluan. Kata tante Lela, mungkin sebentar lagi juga pulang. Sementara menunggu, Tante Lela menyuguhkan secangkir teh hangat dan sedikit makanan kering kepadaku. Dalam selang waktu itu terjadi percakapan kecil antara aku dan tante Lela.

    “Silahkan diminum airnya, nak Rey!” kata tante Lela.
    “Iya, Tante!” jawabku sambil mengambil gelas berisi teh hangat yang ada di depanku.
    “Sudah semester berapa sekarang?” tanya Tante Lela memulai percakapan.
    “Sudah semester akhir sih, Tante! cuman… Skripsi saya belum selesai.” jawabku agak malu-malu sambil meletakkan kembali gelas teh ke atas meja.
    “Wah… hampir selesai dong! Kalau sudah lulus, nggak ada lagi dong ngasih private buat Wina…” kata Tante Lela
    “Ah, masih lama juga sih, Tante! Mungkin duluan Wina lulus ketimbang saya…” jawabku merendah
    “Hahaha… kerasan kuliah ya? nggak kepingin merit?” Tanya Tante Lela yg lumayan mengagetkanku.
    “Hehehe… pingin sih, Tante! Tapi kerja aja belum, masa dah mikir merit…!?” Jawabku.
    “Kamu itu gimana sih? ntar nyesel nunda-nunda kawin…” kata Tante Lela menggodaku. “nyesel kenapa, Tante?” tanyaku.
    “Dasar anak muda! Kawin itu enak lho…!!” kata tante Lela.
    “Hahaha… kalau mikir gitu2nya aja sih memang enak, Tante! tapi tanggung jawabnya kan besar kan, Tante!?” Jawabku.

    Tiba-tiba Tante bangkit dari tempat duduknya, lalu ia duduk di sampingku. Aku terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Tante Lela, tetapi tiba-tiba ia berbisik di telingaku…

    “kalau kamu mau, kamu nggak perlu mikir masalah tanggung jawab, nak Rey!” begitu bisik Tante Lela di telingaku.

    Seketika itu juga, tiba-tiba tangannya menyentuh kemaluanku yang tidur di balik celana jeans yang ku kenakan.

    “Tante! kalau Wina datang gimana?” tanyaku akan gugup dengan aksi Tante Lela terhadapku. Mendengar pertanyaanku itu, Tante Lela mendorong tubuhku hingga terbaring di Sofa, dan menindih tubuhku lalu kembali berbisik.
    “Tenang saja! Semua sudah tante rencanakan. Wina tidak akan pulang ke rumah malam ini, karena ia sedang ada kegiatan Camping di sekolahnya. Tadi sore, Wina pesan sama tante, minta tolong menyampaikan ke kamu bahwa private malam ini ditiadakan dulu…” Penjelasan tante itu cukup mengagetkanku. Dalam perasaan gugup bercampur birahi yang menggoda, tiba-tiba tante Lela yang duduk di atas tubuhku yang terbaring di sofa ruang tamu itu, tante melepaskan bajunya sehingga payudara putih besar yang tertampung dalam Bra putih menjadi pemandangan langka di hadapanku. Seterusnya tante Lela melepaskan rok panjang yang ia kenakan, sehingga sesosok tubuh wanita yang hanya tertutup oleh BH dan CD menjadi pemandangan nyata di depan mata.

    Sejujurnya, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, tapi rasa gugup dan terkejut masih menyelimuti hatiku. Di saat itulah, tiba-tiba tante Lela berusaha membuka kancing celanaku dan menurunkan reslitingku. Dia tersenyum padaku, lalu berkata: “Burungmu pasti sulit bernafas kalau tidak dikeluarkan….” katanya. Mendengar kata-kata itu, akupun berusaha melempar senyumku dan seketika itu juga ku turunkan celana jeansku dan ku biarkan tante Lela yang mengeluarkan penis dari celana dalamku.

    Batang penisku yang sudah tegang, langsung menyembul keluar setelah tante Lela menurunkan CDku. Beberapa saat tante memandangi dan meremas batang penisku, lalu ia menunduk dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya. sebuah kenikmatan yang tak tertahan saat lidah tante Lela membelai kepala penisku. Sepertinya, aku tidak mampu menahan punjak birahi yang sudah berada di ubun-ubun. Akibatnya, spermaku pun keluar dengan kencang mengisi mulut tante yang sedang asyik memainkan lidahnya di kepala penisku.

    Melihat cepatnya aku mencapai puncak, tante Lela bukannya kecewa. Ia malah tersenyum dengan lelehan sperma di bibirnya. Tante Lela mengeluarkan sisa sperma yang masih berada di mulutnya dan meludahkannya ke batang penisku. Kemudian ia kembali mengulum penisku yang mulai melemah selama beberapa saat.

    Dengan bibir yang masih berlumuran sperma, tante Lela kembali menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, lalu mencium bibirku. ku coba untuk membalas reaksinya dengan menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku. Ku rasakan sebuah sensasi yang luar biasa ketika tante Lela seakan mengajak berbagi sperma di mulutku. Aku tidak perduli dengan bau sperma yang kecut harus masuk ke tenggorokanku, yang ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar penisku bisa kembali bangkit dari kematiannya.

    Ku coba meremas-remas payudara besar yang masih terbungkus BH, sebuah hal yang luar biasa yang tidak pernah ku mimpikan sebelumnya. Ternyata menjadi guru private anak tetangga merupakan awal hilangnya keperjakaanku. Tante Lela telah merencanakan ini secara sempurna tanpa ku ketahui sebelumnya. Mungkin sebagai seorang janda, ia juga merindukan nikmatnya saat melakukan hubungan dengan suaminya yang telah meninggal dunia sekitar setahun yang lalu.

    Setelah puas berciuman mesra di sofa, Tante Lela bangkit dari tubuhku. Ia kemudian menarik celana Jeans dan CDku sampai terlepas dan memintaku untuk melepaskan baju juga. ku turuti saja keinginannya, hingga aku menjadi sesosok laki-laki bugil dengan penis yang mati tergantung.

    Tante Lela memegang tanganku dan menarikku menuju sebuah kamar yang bisa dipastikan adalah kamar tidurnya. Setelah berada di dalam kamar, tante Lela melepaskan BH dan CD putih yang ia kenakan. Kemudian ia berdiri di hadapanku dengan tubuh bugil. Dalam posisi berdiri, kami kembali berciuman. Lalu ia berkata padaku:
    “Rey! jika kamu sudah siap, lakukan saja yang ingin kau lakukan dengan tante…. Tante akan menunggu…” demikian perkataannya yang dipenuhi dengan birahi indah. Ia kemudian berjalan meninggalkanku dan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur empuk yang ada di kamarnya itu. Ajakan itu tak ingin ku sia-siakan dan hilang begitu saja. Sesosok tubuh wanita yang siap untuk dinikmati, kenapa tidak ku manfaatkan…!?

    Tanpa pikir panjang, ku dekati tubuh tante Lela yang telah terhidang siap saji untuk disantap. Lalu ku mulai aksiku dari menaiki tubuh tante Lela dan mencium bibirnya. Bibir dan lidah kami saling beradu dalam suasana yang penuh birahi. Sambil terus berciuman, ku remas salah satu payudara Tante Lela yang lumayan besar dan lembek, dengan salah satu tangan menopang berat tubuhku agar tidak menindih sempurna tubuh tante Lela.

    Aktivitas itu terus ku lakukan, hingga akhirnya batang penisku kembali terjaga dari tidurnya. Dalam suasana penuh nafsu yang tak tertahan, ku sentuh selangkangan tante Lela yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat. Ku coba untuk merayap dan memasukkan jariku ke belahan di pangkal paha tante Lela. Tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya, hingga dalam beberapa detik, aku telah berhasil menenggelamkan jari tengahku di lobang vagina tante Lela. Sesaat kemudian, ku mainkan jariku di lobang yang basah itu, sehingga membuat tante Lela mendesah. Sepertinya dia mulai merasakan kenikmatan bercinta denganku.

    Sebagai seorang yang tidak pernah melakukan hubungan seks layaknya suami istri, aku tidak begitu mengerti apa yang harus ku lakukan pada tubuh bugil yang saat itu telah siap untuk ku nikmati. Yang ada dalam pikiranku hanyalah menikmati, dan bukan memberi kenikmatan.

    Tanpa terlalu lama bermain dengan benda yang juga baru pertama kali ku sentuh, aku mulai berpikir untuk memasukkan penisku yang sudah cukup keras ke dalam lobang vagina tante Lela yang kenyal dan dikelilingi oleh bulu yang lebat. Aku merubah posisi ku, lalu mengarahkan kepala penisku ke belahan di sela paha tante dengan tanganku. Mungkin karena statusnya yang janda beranak satu, alias sudah bukan perawan, batang penisku tidak terlalu sulit untuk menerobos masuk ke vagina tante Lela.

    Rasa yang ku dapatkan saat menggenjot lobang vagina tante Lela yang lembat sungguh tidak bisa ku lukiskan dengan kata-kata. Batang penisku yang terjepit oleh dinding vagina yang kenyal benar-benar memaksaku untuk menuju puncak birahi. Tidak seberapa lama aku melakukan hal tersebut, dapat ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul di pangkal penisku. Saat itulah, aku semakin meningkatkan tempo permainanku, hingga akhirnya aku tidak tahan lagi. Ku hentakkan pantatku sekeras mungkin, sehingga penisku tenggelam sempurna di dalam lobang vagina tante Lela dan ku rasakan spermaku keluar dan mengisi lobang vagina tante Lela.

    Aku sama sekali tidak berpikir akan akibat yang mungkin terjadi dengan tertanamnya sperma di rahim tante Lela, kecuali setelah batang penisku kembali melemah dan ku jatuhkan tubuhku di samping tubuh tante Lela yang basah bermandikan keringat. Tante Lela tersenyum padaku, lalu berkata:

    “Nggak perlu belajar lama, ya?” kata tante sambil bangkit dari posisinya. Entah apa yang akan dia lakukan, ia berdiri di atas tempat tidur lalu ia duduk di atas dadaku sambil mengarahkan vaginanya yang masih basah tersebut ke daerah wajahku.
    “Mainkan lidahmu, Rey!” Kata tante kemudian.

    Tanpa pikir panjang dan banyak tanya, ku turuti saja keinginannya, ku jilati belahan vagina tante Lela yang duduk di atas wajahku. Dengan bantuan jariku, ku buka belahan vagina tante yang kenyal itu lalu ku masukkan lidahku sedalam-dalamnya ke lobang vagina tante Lela. Tiba-tiba ku rasakan cairan putih kental yang tidak lain adalah spermaku keluar dari lobang vagina tante Lela dan masuk ke mulutku. Meskipun agak jijik, tapi aku tidak berani memuntahkannya dari mulutku. Aku hanya menahannya di mulutku sambil terus memainkan lidahku di lobang vagina yang terbuka lebar itu.

    Beberapa saat setelah aktivitas menjilat itu ku lakukan untuk tante Lela, ku coba untuk kembali menjatuhkan tubuh tante Lela ke tempat tidur. Saat itulah, kembali ku cium bibir tante Lela sambil mengeluarkan sperma yang ada di mulutku dan memasukkannya ke mulut tante Lela. Tante Lela bukannya menolak, ia malah menerima dan bahkan menelat sperma yang ku keluarkan di mulutnya.

    Malam itu, aku tidak pulang ke kostku. Aku tidak bisa meninggalkan indahnya bercinta dengan tante Lela, Ibu dari siswa privateku, karena ia adalah wanita yang telah merampas keperjakaanku, sekaligus orang yang pertama memberiku kenikmatan bercinta. Malam itu, aku tidak dapat tertidur. Meskipun aku tahu tante begitu lelah dan mengantuk, tetapi aku terus mengulangi hubungan seks dengan tante. Beberapa kali ku paksakan untuk memasukkan penisku ke vagina tante Lela saat ia tertidur, tetapi gesekan batang penisku di dinding vaginanya selalu membuatnya terbangun dan kembali memberikan respon untuk aksi ajakanku.

    Seingatku, malam itu aku melakukan hubungan seks dengan tante Lela lebih dari 10 kali. Karena setiap kali penisku bangun, aku langsung memasukkan ke lobang vagina tante. Dari pelajaran malam itu, yang ada di pikiranku hanyalah keinginan untuk terus bisa merasakan vagina, hingga akhirnya aku berhasil merenggut keperawanan Wina, putri tante Lela sendiri.

    Karena seringnya bercinta dengan Tante Lela, Ibu dari siswa privateku, Wina, hubungan gelap tanpa komitmen yang selama ini terjalin antara kami, tercium oleh Wina. Hal ini terjadi ketika suatu malam, setelah aku memberikan private di rumah Wina, hujan turun dengan lebatnya. Tante Lela menyarankan, agar aku tidak usah pulang dulu sebelum hujan reda. Tetapi ternyata hujan tidak berhenti hingga lewat jam 11 malam. Tante Lela menyarankan untuk bermalam saja.

    Meskipun dengan sedikit basa-basi penolakan, tetapi tawaran itu ku terima dengan senang hati, dan memang itu harapanku, berharap dinginnya malam dengan suasana hujan lebat, akan menambah indah nuansa pencapaian puncak birahi dalam bercinta dengan janda beranak satu itu.

    Malam itu, aku hanya tidur di sofa ruang tamu, karena memang hanya ada 2 kamar di rumah tante Lela. Mungkin hanya sekedar mengelabui Wina yang belum tahu hubungan gelap yang ku jalin dengan Ibunya. Di sofa itu, aku terus memainkan jariku di HPku yang hanya bergetar jika ada SMS atau panggilan masuk, karena memang aku sedang SMSan dengan tante Lela yang ada di kamarnya. Saling merayu di udara dengan bahasa yang mengoda birahi.

    Setelah memastikan Wina tertidur di kamarnya, sekitar pukul 12.30 malam, tante Lela mengirinkan SMS yang berbunyi:

    “Rey! kKmr Tante dong skrg, Tante dah pngin bgt nch!”

    Menerima SMS itu, dengan penuh semangat, aku keluar dari selimutku dan bangkit dari sofa lalu melangkah perlahan ke kamar tante Lela. Suasana hujan yang masih sangat lebat memberikan keleluasaan bagiku, karena suara langkahku tidak akan memecah heningnya malam.

    Saat aku membuka pintu kamar tante Lela, tiba-tiba Wina keluar dari kamarnya. Hal tersebut tentu saja sangat mengejutkanku. Apalagi melihat ekspresi keterkejutan Wina melihat gelagatku.

    “Kaka! itu kamar Mama! Kaka mau apa?” begitulah kata yang terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, utri tunggal tante Wina. Aku yang terkejut karena nyaris tertangkap basah dengan dorongan birahiku, langsung berusaha mencari alasan yang tepat untuk jawaban untuk pertanyaannya tersebut.
    “Eeee….” jawabku seraya tanganku melepas gagang pintu kamar tante Lela yang kebetulan telah terlanjur terbuka, sambil terus berpikir keras untuk mencari alasan.
    “Begini Win! tadi Kaka kira ini kamar kamu… Kata Mama kamu, Kaka disuruh membangunkan kamu. Kamu disuruh Mama kamu tidur dengan Mama, Kaka di suruh tidur di kamar kamu… Gitu, Win! Jawabku dengan bahasa yang agar berbelit-belit. Wina mengerutkan keningnya beberapa saat, lalu kemudian melempar senyumnya.
    “Oo Iya, Kak! Kamar Wina di sini… Kakak tidur aja di sini…. biar Wina tidur di kamar Mama” begitu jawab Wina sambil masuk kembali ke kamarnya dengan maksud mungkin mengambil keperluan tidurnya.

    Ku tutup kembali pintu kamar tante Lela dengan segudang kekecewaan, karena hasrat yang memuncak tidak bisa terlampiaskan di malam yang begitu mendukung ini. Dengan langkah lemas, ku beranjak ke kamar Wina, dan ku lihat Wina telah siap meninggalkan kamarnya menuju kamar Mamanya.

    “Silahkan, Ka!” sapa Wina mempersilahkan aku untuk tidur di kamarnya.
    “Makasih, ya Win!” sapaku saat ia ke luar dari kamarnya. Wina hanya melempar senyum saat berlalu dari hadapanku. Ku lihat dengan selimut di tangannya, ia membuka kamar Mamanya, kemudian masuk dan menutup pintu kamar Mamanya tersebut. Dengan tertutupnya pintu kamar tante Lela, maka pupuslah harapan untuk bisa kembali bercinta dengan tante Lela.

    Malam terus berlalu, tetapi aku tetap tidak bisa tertidur karena gagalnya mencuri kesempatan indah untuk bercinta. jam 1 malam, hujan telah berhenti, tiba-tiba HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS masuk. ku buka dan ku baca, ternyata tante Lela yg mengirimnya.

    “Rey! kmu psti blm tdur kn?” itulah bunyi SMSnya. dengan masuknya SMS itu, aku merasa ada secercah harapan baru untuk kembali bisa melepas hasrat yang tertunda. langsung ku balas SMS tante Lela:
    “blm, tnte? gimana nih? sy udah gak tahan mo nancepin lgi.” jawabku via SMS. tak seberapa lama, masuk lagi balasan dari tante Lela. “iya, tnte jg nch” begitu jawab tante Lela singkat. Dengan gesit ku mainkan jariku merangkai SMS balasan, dengan maksud menyusun strategi untuk bisa memadu hasrat tanpa diketahui Wina, anak perempuannya. “Wina dah bobo ya tante?” bgitu isi SMSku. “Iya!” jawab tante Lela dengan singkat.

    “Tante, kontolku dah bngun nch, tnte! udh ga thn mo ngntot memek tnte!” bgitu rayuanku dalam SMS berusaha mengajak tante Lela untuk kembali melakukan hubungan seks denganku. “Rey! kmu tljg dlu, ya! nnti tnte ksana” bgitulah balasan tante. dengan girang ku balas SMS tante Lela dengan dua kata “OK!” Dengan semangat menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan tubuhku di atas tempat tidur di kamar Wina, putri semata wayangnya. Dengan rasa tidak sabar, kembali ku berniat untuk mengirim SMS ke tante Lela, tetapi tiba-tiba ku dengar pintu kamar di buka dengan hati-hati, dan ku dengan suara pintu itu kembali di tutup dengan hati-hati. Dalam senyapnya malam yang di hiasi suara titik-titik air sisa hujan lebat, tak ku dengar adanya langkah yang datang menuju kamar dimana aku terbaring menunggu saat-saat indah menikmati vagina tante Lela yang lembek dan basah.

    Tiba-tiba gagang pintu kamar mulai bergerak dan pintupun mulai terbuka perlahan. Tetapi aku sangat terkejut, karena yang datang bukan tante Lela, melainkan Wina, putrinya yang baru kelas 3 SMP. Wina meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai isyarat agar aku tidak bicara. Aku yang sudah terlanjur telanjang, tidak mampu berbuat apa-apa kecuali menutupi batang penisku yang sudah keras dengan guling yang ada di sampingku.

    Setelah kembali menutup pintu kamar dengan hati-hati, Wina melangkah ke arahku, dan duduk di sampingku lalu menarik guling yang menutup kemaluanku. Ia kemudian menggenggam batang penisku dengan kencang, sehingga hampir membuatku berteriak. Wina mendekatkan wajahnya ke hadapanku dan dengan nada berbisik, Wina berkata:

    “Jadi selama ini, Kaka dibayar bukan hanya untuk ngasih private aku ya?”“Maaf, Win! Kaka… bukan begitu! kamu tidak mengerti…” “Kaka nggak usah bohong! Wina sudah baca semua SMS Kaka di HP Mama…”
    “Apa? jadi yang…..”
    “Iya! yang balas SMS Kaka itu Wina, Ka!”
    “Maafkan Kaka, Win! Kaka nggak ada maksud begitu…”
    “Udah deh! Kaka nggak usah bohong… Kenapa Kaka melakukan ini dengan
    Mamaku!?”
    “Win! bukan kemauan Kaka, Win! Kaka juga nggak tahu kenapa ini sampai terjadi…!!” “Kak! Mulai hri ini, Wina nggak mau private lagi sama Kaka… Wina kecewa sama Kaka!”

    Mendengar kekecewaan Wina itu, ku peluk tubuh Wina dan ku ciumi bibirnya, tetapi Wina tidak bereaksi melawan, apalagi berteriak. Ku jatuhkan tubuhnya ke tempat tidur sambil terus ku ciumi bibirnya. Ku tahan gerakan kedua tangannya dengan kedua tanganku, dan ku tindih tubuhnya agar dia tidak lagi mampu bergerak.

    Merasakan Wina yang tidak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan cenderung pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Wina. Tetapi yang terlihat dari wajahnya bukan kekecewaan. Wina justru melemparkan senyumannya kepadaku. “Ada apa ini?” pikirku dalam hati…

    “Perawani Wina, Ka! tapi jangan hamili Wina!” itulah kalimat yang terucap dibalik senyumnya. Aku pun senang mendengar kalimat itu. Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yang menutup tubuhnya, mulai dari babydol yang dikenakannya, hingga BH dan CDnya. Tampak dihadapanku sesosok tubuh kecil yang lumayan langsung dengan buah dada kecil yang montok. Selangkangan Wina yang cembung dengan rambut ikal tipis yang tumbuh dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yang sangat indah bagiku.

    Aku tidak mau melewatkan kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya vagina seorang perawan berusia 15 tahun. Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua kakinya, sehingga selangkangannya terbuka lebar. Terlihat jelas belahan vagina Wina yang hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus. Tidak terlihat disana ada lobang untuk masuknya penisku yang sudah siap tempur.

    Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala penisku ke belahan yang masih sangat rapat itu. Dengan kedua tangannya, Wina memegang kakinya yang terbuka lebar ke atas. Dengan bantuannya itu, aku bisa menggunakan jariku untuk membuka belahan vagina Wina. Bisa ku lihat di dalamnya daging yang agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala penisku di sela belahan yang terbuka itu. Dengan sedikit memaksa, kepala penisku berhasil menerobos lobang vaginanya yang terasa sangat sempit.

    Aku terus menekan agar penisku bisa masuk sempurna ke dalam vagina Wina, namun usaha itu harus ku lakukan dengan perlahan. Aku harus tarik ulur agar cairan vaginanya membasahi seluruh batang penisku. Tanpa cara itu, Penisku tidak bisa dipaksa masuk.

    Sedikit demi sedikit, batang penisku semakin dalam masuk ke lobang vagina Wina yang sangat sempit, sampai akhirnya setengah batang penisku telah berhasil masuk. Dalam posisi penis yang setengah menancap di selangkangannya, ku jatuhkan tubuhku di dadanya. Ku raih bibirnya dan mencoba menciuminya, ku remas payudara montok yang masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke payudaranya.
    Wina terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati sentuhan yang lidahku di leher dan payudaranya.

    Bahkan mungkin ia melupakan bahwa penisku baru setengah masuk ke lobang vaginanya. Melihat keadaan itu, ku tumpukan tubuhku di atas siku yang berada di kedua sisi tubuhnya dan ku pegang erat bahunya. Dengan terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, kembali ku genjot lobang vaginanya yang sangat rapat dan kesat. Terus ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya telah ku pegang erat, tetapi tetap saja genjotan yang ku lakukan untuk menerobos lobang vaginanya hanya bisa masuk dengan perlahan.

    Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada usaha untuk memasukkan penis ke lobang vaginanya. Aku turun dari tempat tidur, dan menarik tubuh Wina ke sisi tempat tidur itu. Dengan posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali ku arahkan penisku yang sedikit ku basahi dengan air liurku ke lobang vaginanya. Penisku kembali hanya bisa masuk setengah ke dalam lobang vagina Wina, namun dengan posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar tubuhnya tidak bergerak mengikuti tiap genjotanku. Usahaku akhirnya tidak sia-sia, karena dengan posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos lobang vagina Wina dengan sempurna.

    Dalam posisi tenggelam sempurna, aku mjatuhkan tubuhku ke dada Wina dan berguling agar posisi Wina di atas. Ku peluk tubuh Wina dan ku coba menarik keluar penisku dari lobang sempit yang basah itu, lalu mendorongnya masuk kembali. Beberapa kali ku lakukan itu, aku mebali berguling, sehingga posisiku mebali di atas. Saat itulah permainan sesungguhnya di mulai. Vagina Wina sepertinya telah mampu beradaptasi dengan benda tumpul yang menerobos lobang vaginanya.

    Rapatnya lobang vagina Wina memberikan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah ku rasakan saat bercinta dengan tante Lela. dinding vagina Wina seakan mencengkram erat batang penisku, persis seperti saat pertama Wina mencengkar penisku dengan tangannya.

    Kenikmatan itu pulalah yang mungkin membuatku tidak bertahan lebih lama untuk menahan muncratnya sperma. Karena pertimbangan tidak untuk menghamili, tetapi hanya memerawai, maka penisku ku cabut dan spermaku pun hanya membuahi bulu-bulu lembut yang tumbuh di atas permukaan vagina Wina.

  • Cerita Sex Aku Dipuaskan Oleh Om Sampai Lemas – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Aku Dipuaskan Oleh Om Sampai Lemas – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2337 views

    Perawanku – Setelah menyelesaikan SMU, aku tinggal ma kerabat jauh ortuku di ibukota. Hubungan keluarga jauh itu terjadi karena ikatan pernikahan. Aku gak bisa meneruskan sekolahku karena ortuku gak punya biaya. Makanya aku ikut dengan om ku agar lebih mudah untuk mencari pekerjaan.

    Lagian omku itu punya koneksi yang luas. Karena aku belon punya pengalaman kerja, aku dikursusin si om mengenail IT karena biasanya kerjaan IT lebih sering tersedia di industri apapun juga sekarang ini. Untuk mengisi waktu luangku, aku membantu pekerjaan dirumah, karena tanteku juga kerja. PRT di rumah itu hanya dateng 2 hari sekali mengingat gak banyak pekerjaan
    yang harus dilakukan. Makanya aku membantu melakukan pekerjaan dirumah pada saat PRT tidak dateng.

    Omku itu dah 40an, sebenarnya tanteku itu istri keduanya. Si om dah cere dengan istri pertamanya dan anaknya semata wayang dibawa oleh istrinya. Aku suka melihat omku itu, orangnya keren, atletis lagi badannya karena dia rajin berfitness ria bersama si tante seminggu sekali. Aku diajak juga untuk fitness. Judi Bola Online
    ya aku ikut aja, namanya juga dibayarin kan. Si om selalu berbinar2 melihat aku ketika memakai pakean olah raga yang minim dan terbuka. Tanteku itu jauh lebih muda dari omku, katanya sih beda umurnya ada 15 tahun, rupanya si om seneng dengan daun muda ya. Aku mo manggilnya teteh gak enak, takut dibilangin kurang ajar. Mereka juga belon punya anak, kayanya si om gak mo cepet2 punya anak dari istri barunya itu.

    Yang bikin aku kaget, rupanya si om doyan banget ngesex, kayanya ampir tiap malem dai melakukannya dengan tanteku. Memang si karena tanteku muda, seksi, cantik, bodinya pastinya merangsang si om untuk ngen totin dia tiap malem. Aku taunya hal itu ketika aku terbangun malem2. Karena pengen kencing, makanya aku keluar kamar ke wc. Kembalinya dari wc, dengan mata yang masih mengantuk, aku melewati kamar mereka. Terdengar erangan dan lenguhan si tante, “Maas, terus mas, yang keras mas, ngenjotnya, enak maas”, dan erangan dan lenguhan berahi semacam inilah. Aku jadi hilang ngantuknya, dan nguping erangan erotis si tante.

    Dampaknya sangat fatal bagiku, aku jadi bertanduk (horn kan tanduk, jadi horny kan artinya bertanduk dong). Cukup lama aku nguping erangan si tante, kayanya si om kuat juga karena erangan si tante gak reda2 tapi malah menjadi2. Aku gak tahan lagi dengan tanduk yang timbul, aku balik ke kamar. Segera aku melepas semua yang melekat dibadanku, dengan ngangkang di ranjang aku nulai meremas2 toketku, pentil kuplintir2 dan tangan satunya menggosok2 memekku, it il kusentil2 sendiri.

    Aku jadi mengerang saking nikmatnya, cukup lama aku mengerang2 ketika ngilik2 badanku sendiri, sampai akhirnya aku berteriak karena nyampe. Masa bodo lah si om denger gak aku mengerang dan berteriak karena kenikmatan. Memang sih, dikota asalku, aku dah sering dien tot ma cowokku, aku selalu mendapat kenikmatan dari cowokku. Sejak tinggal bersama si om, tentunya aku gak bisa merasakan kenikmatan dari cowokku, sehingga dengan adanya rangsangan suara erotis, napsuku langsung aja meningkat drastis. Setelah aku mencapai klimaxku, aku
    tertidur dalam keadaan telanjang bulet.

    Besoknya aku bangun jadi kesiangan, kebetulan PRT gak dateng hari itu. Ketika aku keluar kamar, rumah dah spi, Kayanya om dan tante dah pergi kerja. Aku balik lagi ke kamar, aku pengen ngilik bodiku lagi. Karena merasa sendirian di rumah, pintu kamar kubiarkan saja terbuka. Aku melepaskan semua pakeanku dan ritual semalem kuulangi lagi sembari membayangkan si om lagi ngen totin aku. Napsuku lebih berkobar dengan fantasi erotis yang sedang aku lakukan, erangan dan lenguhan gak kutahan lagi, toh gak ada yang akan denger, pikirku. Ditengah aku sedang menikmati kilikan ku sendiri dan sambil melenguh ria dangan mata terpejam, aku kaget karena ketika aku membuka mata, kulihat si om dengan tersenyum sedang berdiri memandangiku disebelah ranjangku. Tanganku reflex menutupi toket dan memekku, tapi si om rupanya dah lama juga memandangi aku telanjang gitu. Dia duduk disebelahku.

    “Napa Din, kamu lagi horny ya. Bodi kamu merangsang sekali Din. Sejak kamu dateng pertama kali, aku dah napsu liat bodi kamu. Kalo liat kamu pake pakean fitness palagi. Hari ini baru aku bisa liat langsung bodi mulus kamu telanjang”. Aku terdiam saja. Si om menarik tanganku dari toketku dan mulai menyentuh2 pentilku.”Din, kamu pengen ya, Aku juga pengen kok ngelakuin ma kamu”. Padahal semalem dia baru menggarap si tante abis2an. “Mangnya om gak kerja ya, tante kemana?” “Aku off hari ini, tadi keluar bentar nganter tante kerja.

    Mau ya Din ngen tot ma aku”, katanya to the point. “Mangnya kamu dah sering dien tot ya dikota asalmu”. “Dah om”. “Ma siapa, ma om2 juga?”. “enggak om, ma cowok Dina”. “Sekarang kamu horni berat ya karena dah lama gak dien tot”. “Iya om, palagi semalem Dina denger tante nelengiuh keenakan dien tot ma om, jadi pengen dah”. “Mangnya semalem belon ngilik ndiri”. “Udah sih om, tapi karena Dina pikir om dan tante pergi, jadi pengen ngelakuin lagi”. “Ya udah ngelakuinnya ma aku aja ya”.

    Dia berbaring disebelahku, masih memakai pakeannya. dia kemudian menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. tangannya mengusap2 pahaku. “Kamu cantik sekali, Din”, katanya. Tangannya pidah ke bukit no nokku mempermainkan jembutku yang lebat. Dia bisa melakukan itu karena aku mengangkangkan pahaku. Tangannya terus menjalar ke atas ke pinggangku. “Geli om”, kataku ketika tangannya menggelitiki pinggangku. Aku menggeliat2 jadinya. Segera tangannya meremes2 toketku.”Toket kamu besar ya Din, kenceng lagi”, katanya. “Om suka kan”, jawabku.

    “Ya Din, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabnya sambil terus meremes2 toketku. DIa kemudian mencium bibirku. Keadaan menjadi tambah parah buatku karena yang dia cium kemudian adalah kuping dan leherku. berlama-lama lagi. Padahal itu termasuk daerah sensitif. Hal itu membuat aku mulai ser-seran. tangannya mulai turun ke dada dari bahuku. Tangannya lihai banget, putaran-putaran jarinya mampu membuat aku sesak karena toketku segera mengeras.

    Tangannya terus aktif, sehingga akhirnya pentilku menjadi keras banget. Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, tapi dia nggak langsung mencaplok pentil aku yang keras, disengol-sengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja sudah berhasil membuat pentilku makin keras. Terus dia ciumin pelan pelan toketku, mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian toketku dicium lembut olehnya.

    Belum puas menggoda aku, lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas toketku. Aku tak tahan dan mulai mendesah. Akhirnya lidahnya mulai menyapu sekitar pentilku dan akhirnya pentilku tersapu lidahnya. perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya pentilku dikulumnya. Ketika aku merasa nikmat dia melepaskannya. dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi, perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya pentilku. Kali ini pentilku digigit perlahan sementara lidahnya berputar putar menyapu pentil itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi. Melihat aku mendesah dia makin seru.

    Selain menggigit-gigit kecil pentilku sembari lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku dan pahaku. aku makin merinding menahan nikmat. Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada diselangkanganku. Dengan lembut dia mengusap-usap pangkal pahaku di kerimbunan jembutku. “Ni jembut lebat banget Din, gak heran napsu kamu besar gitu. Pasti kamu gak puas kalo dien tot cuma seronde ya Din”. “He eh”, hanya itu yang keluar dari mulutku. Usapannya menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami.

    Jarinya yang besar itu akhirnya menyelinap dikerimbunan jembutku dan langsung menemukan it ilku. Dengan gemulai dia memainkan jarinya sehingga aku melenguh kenikmatan. Jarinya lembut menyentuh it ilku dan gerakannya memutar membuat tubuhkupun serasa berputar-putar. Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di no nokku. dan dia tahu persis sehingga dia mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap mengelus it ilku, membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti. Lubang no nokku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya.

    Sementara jari jempolnya tetap memainkan it ilku, jari tengahnya mengorek-ngorek no nokku mensimulasi apa yang dapat dilakukan laki-laki terhadap perempuan. Aku megap-megap dibuatnya. Entah berapa lama dia membuatku seperti itu dan sudah beberapa kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada tanda-tanda bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini.

    Akhirnya aku yang memulai, tanganku meraba-raba selangkangannya. disana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi mengeras. Diapun segera melepaskan semua yang melekat dibadannya. Aku terkejut melihat kon tolnya, sungguh perkasa, besar, panjang dan bengkung keatas karena sudah ngaceng dengan kerasnya. Segera dia berbaring lagi disebelahku. Entah mengapa aku jadi senang menggodanya, jariku terus membelai turun naik sepanjang kon tolnya yang luar biasa ukurannya.

    Secara perlahan kon tolnya bertambah panjang dan besar menimbulkan getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja meremas-remas bola-bolanya sehingga dia pun terangsang. Sambil mengecup daun telingaku dia berbisik, “maen yuk Din”. Aku tak tau harus bagaimana dan menurutinya saja ketika dia mencium bibirku dengan lembut, ini membuat tubuhku bertambah lunglai. Kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam.

    Dia mengecup ngecup bibir bawah dan atasku bergantian. Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk pinggangku dan menarik tubuhku makin merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat diantara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain diantara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku untuk keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat, sehingga perlahan lidahku mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi. Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahku diantara lidah dan langit-langit. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul.Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama berhenti pada toketku yang membusung.

    Tatapan matanya cukup membuat tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Dia kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ketubuhnya. Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku dia mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikan pujian-pujian akan kecantikan bagian-bagian tubuhku. Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku. Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Dia telah menyerang salah satu daerah sensitifku, dan dia tau itu sehingga hal itu dilakukannya berkali-kali.

    Dengan sangat mempesona dia berbisik bahwa dia ingin menghabiskan hari ini dengan bercinta denganku, kemudian bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya.

    Kemudian dia membungkuk sehingga tanganku terlepas dari lehernya. Dia mulai menciumi ujung-ujung jari kakiku. Aku menjerit kegelian dan berusaha mencegah, namun dia memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan. akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari-jari kakiku. Aku merasa geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu.

    Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pasti bibirnya makin bergerak keatas menyusuri paha bagian dalam ku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuat aku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. Dia dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku. Pertahananku benar-benar runtuh ketika dia menyapu-nyapukan lidahnya dipangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika dia mendaratkan bibirnya diatas gundukan no nokku. dia terus melumat gundukan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang menciumku.

    Aku berkali-kali menjerit nikmat, dan getaran-getaran orgasme mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-remas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut dia, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara reflek dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala dia. Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi.

    Dengan perlahan lidah dia menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan no nokku, puncak orgasme tak tertahankan. Tanganku memegang dan meremas rambutnya, tubuhku bergetar-getar dan melonjak-lonjak. dia tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik it ilku, ketika puncak itu datang. Aku merasa dinding-dinding no nokku mulai lembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai terasa. lorong no nokku secara refleks akan membuat gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa membuat cowokku tak bisa bertahan lebih lama lagi. dia nampaknya dapat melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu. Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme. Jauh lebih nikmat dari semalem dimana aku ngilik2 diriku sendiri.


    Dia kemudian bangkit, beberapa saat kemudian aku merasa kon tol hangat yang sangat besar mulai menyentuh-nyentuh selangkanganku yang basah. dia membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kon tolnya ke bibir no nokku. Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya kon tolnya. Dia mempermainkan kepala kon tolnya di bibir no nokku di gerakan keatas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya. Kemudian gerakan itu berhenti. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang no nokku yang sempit. Tetapi karena no nokku sudah cukup basah, kepala kon tol itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lama-makin dalam. Aku merintih panjang ketika dia membenamkan seluruh batang kon tolnya.

    Aku merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah sensistif dalam no nokku tersentuh. Batang kon tolnya yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding no nokku. Cairan-cairan pelumas mengalir dari dinding-dindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuat dia membiarkan kon tolnya terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan no nokku. Kemudian dia mulai menariknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat. Sodokan-sodokan yang demikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding no nokku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membuat batang kon tolnya seolah-olah diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh dia, gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat menetes dari dahinya.

    Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat. Pinggulku kuangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala dia melakukan gerak menusuk. dia nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kon tolnya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut. Akhirnya pertahanannya bobol, kon tolnya menghujam keras dalam no nokku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika pejunya menyemprot keluar dalam no nokku berkali-kali.

    Akupun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai. Sesaat dia membiarkan kon tolnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa. Kami kemudian terlelap kecapean setelah mereguk nikmat.

    Ketika aku terbangun hari udah tengah hari, dia sedang tersenyum memandangiku. “Kamu cantik sekali deh Din, mana seksi lagi. aku pengen lagi Din. Mau ya”.”Tante kan juga cantik, seksi lagi. Om kan tiap malem ngen totin tante”, “Ya bedalah ma kamu, kamu kan masih abege”. Kemudian dia menciumku, aku menyambut ciumannya dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakiku ngelingker di pinggulnya supaya lebih mepet lagi. Tangannya mulai main, menjalari pahaku. Tangannya terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahaku. no nokku
    digelitik-gelitik. Aku menggelepar merasakan jari-jarinya yang nakal.

    Bibir kulepas dari bibirnya. “Hmmhhh…enak, gila.” jeritku. jari-jarinya tambah nakal, menusuk lubang no nokku yang sudah berlendir dan mengocoknya. Dia kembali menciumku. Aku ladenin ciumannya. Dia menindih badanku sambil menciumku. Lidah ketemu lidah, membelit, dan saling menjilat. Aku menggumam gumam kenikmatan, sambil berciuman dia menggoyang-goyang pinggulnya sampai kon tolnya yang telah ngaceng lagi terasa kena di no nokku. Bosen ciuman, bibir dan lidahnya menjalar ke kuping leher bahu, ketiak, terus ke toketku.

    Dia gemes banget ngeliat pentilku yang kecoklatan dan mencuat ke atas itu. Dia menjilat pentilku dengan rakus sampai Aku ngerasa geli. Pentil sebelah kanan digigitnya dengan lembut, lidahnya menggelitik pentilku di sela-sela gigi depannya, sementara toket sebelah kiriku di remas-remas. Tubuhku menggelinjang karena geli dan nikmat. Setelah beberapa saat di permainkan, toketku terasa mengeras dan pentilnya tegak. Lendir no nokku mengalir dan terasa basah di perutku. “Om, gantian Dina yang ngemut kon tol om ya”, kataku sambilmenelentangkan badannya diranjang.

    Aku mulai beraksi. Kupegang kon tolnya dengan kelima jariku. Kukocok-kocok batangnya perlahan. Dia menggumam pelan, “Enak Din, terus..” Lidahku mulai merambat ke kepala kon tolnya, kujilati cairan yang mulai muncul di lubang kencingnya. Lalu lidahku menggeser ke batangnya, menjelajahi tiap jenjang kon tolnya.

    Tangan kiriku mengelu-mengelus biji pelernya. “Din…” gumamnya pelan. “enak banget, geli-geli nikmat”. Aku hanya tersenyum ngeliat dia merem-melek kayak gitu. Terus aku membuka mulutku dan menjejalkan kon tolnya masuk ke dalam mulutku. kon tolnya kuisep kenceng-kenceng, lalu dengan mulut kukocok kon tolnya turun naik, “uuuuggggghhhh…sedap.enak…mmmmhhhh…”, erangnya.

    Aku lalu merubah posisiku untuk melakukan 69. aku di atasnya dan menyorongkan pantatku ke mukanya. Dia nggak nunggu dua kali, langsung aja dia menjilati no nokku yang berlendir dan merekah merah itu. Bibirnya menyedot lubang no nokku, menghisap lendirnya. Lidahnya dimasukin ke dalam lubang no nokku, menjilati dinding-dinding basah,sementara jari nya mempermainkan it ilku. Aku mengerang-ngerang dengan kon tolnya di mulutku, menyuarakan kenikmatan. Lendir dari no nokku membajir membasahi mukanya.

    Aku melepaskan kon tolnya dari mulutku dan meminta dia menyodok aku dari belakang. Waktu kon tolnya masuk, aku hanya merintih pelan. kon tolnya dienjotkan keluar masuk dengan kencang, aku hanya bisa mengejang menahan nikmat. Tangannya ikut nimbrung merangsang it ilku. Kocokan kon tol di no nokku dan kilikan jarinya di it ilku membuat aku mengerang dan menjerit-jerit kenikmatan. Sudah dua kali no nokku berkontraksi karena aku nyampe, tapi dia terus mengocok kon tolnya
    keluar masuk sampai aku lemes. Cairan no nokku membecek, meleleh turun ke paha.

    Setelah aku nyampe yang ke empat kali di ronde ke dua itu, dia akhirnya ngecret lagi.”Om, nikmat banget deh, lebih nikmat dari yang tadi, Dina sampe berkali2 nyampe baru om ngecret”, lenguhku lemes. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia mengikuti dari belakang. Dikamar mandi Dia memelukku, “Terima kasih ya Din, kamu asik banget dien totnya, empotan memek kamu luar biasa deh.

    Aku sangat menantikan kesempatan seperti ini lagi agar kita bisa mengulangi kenikmatan ini”. Sejak saat itu, dia selalu mencari kesempatan untuk bisa mengen toti aku, istrinya ya tetep aja dien totin juga. Kayanya aku dijadikan istri brikutnya deh, tapi yang gak resmi. Gak apa, yang penting kan aku selalu terpenuhi kebutuhan sexku, berlebihan lagi dia memenuhinya.

  • Pengalaman Ngewek Bercinta Dengan Wanita Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngewek Bercinta Dengan Wanita Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1390 views

    Perawanku – Aku sangat senang di dalam kantorku aku diangkat menjadi manajer di perusahaan swasta, namaku Satria
    umurku 28 tahun tinggiku 171 cm kata orang aku mirip dengan salah satu atlet basket indonesia Deny
    Sumargo, kisah sexku ini terjadi satu tahun yang lalu, saat ini aku sudah mempunyai istri dan 2 anak
    yang masih kecil kecil. IndoLiveAsia

    Saat pulang dari kerja pukul 11 malam karena hal lembur penutupan bulan, dengan mobilku aku menyusuri
    kawasan perumahan elit kebetulan malam itu gerimis, dengan pelan pelan aku mengendarainya ditengah
    perjalanan kau melihat perempuan yang sedang berdiri dibawah pohon aku merasa kasihan kemudian aku
    hampiri dia dan bertanya.

    “Ibu sedang menunggu apa?”

    Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini
    walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye
    Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.

    “Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”

    “Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?”

    Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?”

    “Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”

    Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari
    suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya
    ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di
    rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya
    tidak ada nomer teleponnya.

    Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu
    ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu
    profesi.

    “Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang.
    Kebetulan kami satu PO.”

    Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali.

    “Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.

    “Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan
    tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.

    “Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu
    sedang hamil, berapa bulan?”

    “Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”

    “Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari
    ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”

    “Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.”

    “Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”

    “Panggil saja aku Mbak Dina, dan sekarang aku 35 tahun.”

    Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau
    menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang
    untuk anakku yang pertama.

    Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja
    jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu,
    kutangguhkan kepergianku minggu depan.

    Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta
    beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu
    aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing. Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa
    yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Dina sedang telanjang dan
    berendam di dalamnya.

    Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan
    sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Dina, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat
    mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B.

    Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh
    bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan
    celana.

    Dan Mbak Dina sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi
    kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Dina sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta
    mengapitkan kakinya. Aku baru sadar lalu buru-buru keluar.

    Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Dina. Andai saja aku bisa Menikmati tubuh itu…
    aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah
    lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua.

    Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke
    kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping,
    kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan.

    Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Dina sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di
    ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang
    kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas
    buah dadanya bergantian.

    Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya
    kelihatan memerah dengan mata terpejam.

    “Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya
    pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang
    merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar dia menyebut namaku,

    “Ouhhh Satriaii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali
    rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera Menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak
    membuncit, justru menambah nafsuku.

    Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah
    sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Dina, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah
    dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

    “Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup.

    “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan
    bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar.

    “Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba.

    “Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona
    oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu..
    Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka
    sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”

    “Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus.

    Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan
    aku.. jujur saja.” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan
    di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus
    meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku.

    Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang
    mulai nakal.

    “Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.

    Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku
    akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah.

    Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh
    dengan cairan mani.

    “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan.

    Nafasnya mulai tersengal-sengal.

    “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Dina semakin liar, dia mulai
    membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai Menikmati
    permainan ini.

    Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya
    dan mengocoknya.

    Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih
    kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya.

    “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang.

    Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang
    kewanitaannya yang merah mengkilat.

    Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Dina.

    “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan
    habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini
    kelihatan rapi seperti habis disisir.

    Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya.

    “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Dina.

    Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka.
    Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin
    karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.

    “Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang
    kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-
    lama kupompa semakin cepat.

    “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Dina mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei,
    tampaknya dia Menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu,
    dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri
    istri orang apalagi dia sedang hamil.

    “Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku.
    Kurasakan,

    “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam
    kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama.

    Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian
    aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan.

    Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga
    seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Dina menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan
    batang kejantananku.

    “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku.

    “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin
    bergoyang liar seperti orang kesurupan.

    Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang
    membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks,
    dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi.

    “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang
    keluar lagi.
    Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Dina dengan wajah
    penuh keringat tersenyum puas kepadaku.

    “Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya.

    “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.

    “Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”

    Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, Menikmati tubuh montok Mbak Dina yang
    sedang hamil 4 bulan.

    Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan
    sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli
    dia sepuasnya.

    Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Dina
    bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia
    bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi
    suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.

    Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia
    uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku
    balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal.

    Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau
    malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum
    memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan.

  • Kisah Cinta Bersama Pak RT Yang Nakal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Cinta Bersama Pak RT Yang Nakal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1016 views

    Perawanku – Pak Vito adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya ketika di rumahku kalau aku lewat di depannya, seringkali matanya jelalatan menatap padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku. Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau lewat di depannya. Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok tentangku.

    Pada suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fitness untuk menjaga bentuk dan stamina tubuhku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fitness. Aku memakai pakaian yang enak dipakai dan menyerap keringat berupa sebuah kaus hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah sehingga buah dadaku yang montok itu agak tersembul keluar terutama kalau sedang menunduk apalagi aku tidak memakai BH, juga sebuah celana pendek ketat merk ‘Nike’ yang mencetak pantatku yang padat berisi. Waktu aku sedang melatih pahaku dengan sepeda fitness, tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Vito yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan ayah padaku tadi pagi. Situs Judi Terbesar

    Kubukakan pagar dan kupersilakan dia masuk.
    “Silakan Pak duduk dulu ya, sambil nunggu saya ambil uangnya” senyumku dengan ramah sambil mempersilakannya duduk di ruang tengah.
    “Kok sepi sekali Dik, kemana yang lain?”
    “Papa hari ini pulangnya malam, tapi uangnya udah dititip ke saya kok, Mama juga lagi arisan sama teman-temannya”.
    Seperti biasa matanya selalu saja menatapi tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu. Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh untuknya.

    “Minum Pak”, tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu makin terlihat.
    Nuansa mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu. Dia menanyaiku sekitar masalah anak muda, seperti kuliah, hoby, keluarga, dan lain-lain, tapi matanya terus menelanjangiku.

    “Dik Citra lagi olah raga yah, soalnya badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi” katanya.
    “Iya nih Pak, biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen dipijat rasanya, Bapak bisa bantu pijitin nggak?” godaku sambil mengurut-ngurut pahaku.
    Tanpa diminta lagi dia segera bangkit berdiri dan pindah ke sebelahku, waktu berdiri kuperhatikan ia melihat putingku yang menonjol dari balik kausku, juga kulihat penisnya ngaceng berat membuatku tidak sabar mengenggam benda itu.

    “Mari Dik, kesinikan kakinya biar Bapak pijat”
    Aku lalu mengubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke arahnya. Dia mulai mengurut paha hingga betisku. Uuuhh.. pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya yang kasar itu membelai pahaku yang putih mulus hingga membangkitkan birahiku. Akupun mendesah-desah sambil menggigit bibir bawahku.
    “Pijatan Bapak enak ya Dik?” tanyanya.
    “Iya Pak, terus dong.. enak nih.. emmhh!” aku terus mendesah membangkitkan nafsu Pak Vito, desahanku kadang kusertai dengan geliat tubuh.
    Dia semakin berani mengelus paha dalamku, bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya.
    “Enngghh.. Pak!” desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-jarinya mengelusi bagian itu.

    Tubuhku makin menggelinjang sehingga nafsu Pak Vito pun semakin naik dan tidak terbendung lagi. Celana sportku diperosotkannya beserta celana dalamku.
    “Aawww..!” aku berlagak kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak tanganku.

    Melihat reaksiku yang malu-malu kucing ini dia makin gemas saja, ditariknya celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke belakang, tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya sehingga kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya, klitorisku yang merah merekah dan sudah becek siap dimasuki. Pak Vito tertegun beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawahnya itu.

    “Kamu memang sempurna Dik Citra, dari dulu Bapak sering membayangkan ngentotin kamu, akhirnya hari ini kesampaian juga”, rayunya.

    Dia mulai melepas kemejanya sehingga aku dapat melihat perutnya yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu. Lalu dia membuka sabuk dan celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya. Pak Vito begitu membuka pahaku lalu membenamkan kepalanya di situ sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya.

    “Hhmm.. wangi, pasti Adik rajin merawat diri yah” godanya waktu menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih wanita.
    Sesaat kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik vaginaku, oohh.. lidahnya menjilati klitorisku, terkadang menyeruak ke dalam menjilati dinding kemaluanku. Lidah tebal dan kumisnya itu terasa menggelitik bagiku, aku benar-benar merasa geli di sana sehingga mendesah tak tertahan sambil meremasi rambutnya. Kedua tangannya menyusup ke bawah bajuku dan mulai meremas buah dadaku, jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras.

    “Pak.. oohh.. saya juga mau.. Pak!” desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu.
    “Kalau begitu Bapak di bawah saja ya Dik” katanya sambil mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69.
    Aku naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya. Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar persis seperti tubuh pemiliknya, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya.

    Aku mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Pak Vito mendesah-desah enak menikmati permainanku, sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitoris dan bibir vaginaku, bukan itu saja, lidahnya juga turut menjilati baik anus maupun vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya. Selama 10 menitan kami menikmatinya sampai ada sedikit terganggu oleh berbunyinya HP Pak Vito. Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan menatap padanya.

    Pak Vito menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata, “Ayo Dik, terusin dong karaokenya, biar Bapak ngomong dulu di telepon”.
    Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya. Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku, tidak tau deh bicara dengan siapa, emang gua pikirin, yang pasti aku harus berusaha tidak mengeluarkan suara-suara aneh. Tangan satunya yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkanganku, kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina dan anusku, kadang meremas bongkahan pantatku. Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk pantatku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan. Akhirnya muncratlah cairan putih itu di mulutku yang langsung saya minum seperti kehausan, cairan yang menempel di penisnya juga saya jilati sampai tak bersisa.

    “Nggak kok.. tidak apa-apa.. cuma tenggorokkan saya ada masalah dikit” katanya di HP.
    Tak lama kemudian dia pun menutup HP nya, lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya, tangan kirinya dipakai menopang tubuhku.
    “Wah.. Dik Citra ini bandel juga ya, tadi kan Bapak udah suruh stop dulu, ee.. malah dibikin keluar lagi, untung nggak curiga tuh orang” katanya sambil mencubit putingku.
    “Hehehe.. sori deh Pak, kan tadi tanggung makannya saya terusin aja, tapi Bapak seneng kan” kataku dengan tersenyum nakal.

    “Hmm.. kalo gitu awas ya sekarang Bapak balas bikin kamu keluar nih” seringainya.
    Lalu dengan sigap tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku.

    Pak Vito menurunkan kaos tanpa lenganku dari bahu dan meloloskannya lewat lengan kananku, sehingga kini payudara kananku yang putih montok itu tersembul keluar. Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu dengan mulutnya. Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya kuat-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya, di dalam mulutnya payudaraku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya seperti mau dimakan saja milikku itu. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku terasa sudah di puncak, mengucurlah cairan cintaku dengan deras. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku sehingga tangannya terhimpit diantara kedua paha mulusku.

    Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya. Telapak tangannya yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku.
    “Sayang kalo dibuang, kan mubazir” ucapnya.
    Kembali lidahnya menjilati payudaraku yang sudah basah itu, sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya yang disodorkan padaku. Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan meraih penisnya, terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi, siap memulai aksi berikutnya.

    “Enggh.. masukin aja Pak, udah kepingin nih”.
    Dia membalik tubuhku, tepat berhadapan dengannya, tangan kananya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Aku membukakan kedua bibir vaginaku menyambut masuknya benda itu. Setelah kurasakan pas aku mulai menurunkan tubuhku, secara perlahan tapi pasti penis itu mulai terbenam dalam kemaluanku. Goyanganku yang liar membuat Pak Vito mendesah-desah keenakan, untung dia tidak ada penyakit jantung, kalau iya pasti sudah kumat. Kaosku yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya sehingga kaos itu menggantung di perutku dan payudara kiriku tersingkap. Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih dengan bagian kanan yang daritadi menjadi bulan-bulanannya sehingga sudah basah dan memerah bekas cupangan.

    Kedua tangannya meremas-remas kedua payudaraku, ketika melumatnya terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi geli yang nikmat. Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya sementara tangannya tetap memainkan payudaraku. Birahiku sudah benar-benar tinggi, nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta, kurasa bukan pertama kalinya dia berselingkuh seperti ini. Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui aku sudah mau keluar, dia menekan-nekan bahuku ke bawah sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak. Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar dari mulutku, perasaan itu berlangsung selama beberapa saat sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam pelukannya.

    Dia menurunkanku dari pangkuannya, penisnya terlihat berkilauan karena basah oleh cairan cinta. Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas itu di sofa, lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku. Setelah minum beberapa teguk, aku merasa sedikit lebih segar, paling tidak pada tenggorokanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit. Kaosku yang masih menggantung di perut dia lepaskan, sehingga kini aku bugil total. Sebelum tenagaku benar-benar pulih, Pak Vito sudah menindih tubuhku, aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya. Dengan lembut dia mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, Pak Vito menempelkan penisnya pada vaginaku, lalu mendorongnya perlahan, dan aahh.. mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menusuk lebih dalam.

    Kenikmatan ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding vaginaku. Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu, kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh.. ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli.

    “Uuuhh.. Pak.. aakkhh..!” aku kembali mencapai orgasme.
    Vaginaku terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme. Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan penisnya, cairanku sudah meleleh kemana-mana sampai membasahi sofa, untung sofanya dari bahan kulit, jadi mudah untuk membersihkan dan menghilangkan bekasnya. Tanpa melepas penisnya, Pak Vito bangkit berlutut di antara kedua pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku, aku sudah tidak kuat lagi mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap seperti ikan di luar air.

    “Bapak udah mau.. Dik.. Citra..!” desahnya dengan mempercepat kocokkannya.
    “Di luar.. Pak.. aku ahh.. uuhh.. lagi subur” aku berusaha ngomong walau suaraku sudah putus-putus.
    Tak lama kemudian dia cabut penisnya dan menurunkan kakiku. Dia naik ke wajahku, lalu dia tempelkan penisnya yang masih tegak dan basah di bibirku. Akupun memulai tugasku, kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku. Maninya menyemprot deras membasahi wajahku, aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya seolah tidak membiarkan setetespun tersisa. Batang itu kujilati hingga bersih, benda itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku. Kami berpelukan dengan tubuh lemas merenungi apa yang baru saja terjadi.

    Sofa tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat dan cairan cintaku yang menetes disana. Masih dalam keadaan bugil, aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih. Waktu aku kembali ke ruang tamu, Pak Vito sedang mengancingkan lagi bajunya, lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya.
    “Wah Dik Citra ini benar-benar hebat ya, istri-istri Bapak sekarang udah nggak sekuat Adik lagi padahal mereka sering melayani Bapak berdua sekaligus” pujinya yang hanya kutanggapi dengan senyum manis.

    Setelah berpakaian lagi, aku mengantarnya lagi ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat kiri kanan dulu, setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk pantatku dan berpamitan.
    “Lain kali kalo ada kesempatan kita main lagi yah Dik”
    “Dasar bandot, belum cukup punya istri dua, masih ngembat anak orang” kataku dalam hati.

    Akhirnya aku pun mandi membersihkan tubuhku dari sperma, keringat, dan liur. Siraman air menyegarkan kembali tubuhku setelah seharian penuh berolahraga dan berolahsyahwat. Beberapa menit sesudah aku selesai mandi, ibuku pun pulang. Beliau bilang wangi ruang tamunya enak sehingga kepenatannya agak berkurang, aku senyum-senyum saja karena ruang itu terutama sekitar ‘medan laga’ kami tadi telah kusemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi.

  • Pengalaman Sex Penjaga Rental DVD Yang Menggoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Sex Penjaga Rental DVD Yang Menggoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1207 views

    Perawanku – Aku saat ini duduk disemester 7 panggil saja aku Ari aku kuliah di kota pelajar Yogyakarta, aku
    dikarunia wajah yang lumayan ganteng dengan tinggi badanku 173 cm, serta ukuran penisku yang besar dan
    panjang membuat kaum hawa yang gila sex membuat dia puas, jujur saja aku orang penggila sex juga. Langitpoker

    Hobby-ku menonton BF sambil ngelus-elus penis yang sudah tidak sabaran mengeluarkan sperma. Setiap
    hari penisku harus kulatih dengan mengelus-elus dan mengocok-ngocok pelan dan halus (tidak sampai
    keluar) agar tetap pada kondisi ready stock.

    Aku mengeluarkan sperma biasanya pada saat nonton BF, aku telanjang sambil tiduran, lama-lama penisku
    menjadi tegang dan kuimbangi dengan kocokan lembut di batang penisku, biasanya kuletakan penisku di
    antara dua telapak tangan dan kumaju-mundurkan tangan kanan dan kiri berlainan arah.

    Wah.. nikmat sekali, dan kalau aku sudah sampai orgasme, aku lalu mencari adegan waktu ceweknya di
    atas cowok di bawah, dan ceweknya bergerak liar memutarkan vaginanya di kemaluan cowoknya. Lalu aku
    semakin puncak dan kupercepat kocokan dan sampailah,

    “Croott.. ah.. ccrroot..”

    Muncratlah spermaku sampai 4–5 kali, dan wah.., badanku lemas, dan aku tertidur dengan bugil, dan
    sperma dimana-mana (di dada, paha, karpet, tangan dan bantal).

    Kejadian seks yang mengesankan buatku, saat kupinjam CD BF ke salah satu rental VCD di daerah Yogya.
    Pinjam CD BF ini aku rutin satu minggu sekali, dan pinjam paling tidak 5 VCD (puas nek..). Saat aku
    masuk rental itu, terlihat yang jaga rental seorang cowok dan cewek, lalu kudatangi yang cowok (maklum
    kalau sama si cewek agak malu kucing).

    “Mas.., full..” kataku sambil melepas helm dan duduk di kursi yang disiapkan.

    “Oh.. ya..,”

    Tidak lama cowok itu mengambil map warna merah yang di dalamnya berisi pilihan gambar CD BF dengan
    nomor pemesanan.

    Sesaat kupilih-pilih BF yang ada dari halaman pertama, sambil mencuri-curi pandang ke arah cewek yang
    sedang baca novel, maklum saat itu sedang sepi, jadi mereka bisa santai, kuperhatikan cewek disitu
    yang masih muda.

    Ya sekitar sama denganku, mungkin tingginya tidak begitu tinggi, sekitar 158 cm, dan berat badan yang
    montok sekitar 54 kg.

    Yang membuatku tidak kuat melepas pandangan dari dia adalah ukuran payudaranya yang cukup besar dan
    menggantung bebas di balik kaos ketat. Wah.., ini pepaya yang besar dan kenyal serta empuk kalau
    dihisap putingnya, maklum saja ukuran 36B, mana tahan kalau penis ini tidak naik.

    Penisku saat itu lagi pemanasan, ya.. tegang-tegang sedikit selain akibat pilih-pilih CD dengan gambar
    yang bugil ditambah lagi suguhan susu yang montok itu.

    Tiba-tiba si cowok bilang,

    “Yang mana Mas..?”

    Aku menjadi kaget, terganggu perhatianku terhadap susu montok itu,

    “Oh.., Ya.. ini nomer 27, Mas..”

    “O.., Tin.. nomer 27..”

    Segera si cewek itu berdiri dan berbalik mencari CD BF no. 27.

    Wow.., ternyata dia memiliki pinggul yang oke, tidak kalah lagi pantat yang super menonjol dan semok.
    Aku terus tidak henti-hentinya mengamati belahan pantat cewek itu yang kutahu namanya Tina. Belahan
    pantat Tina terpampang jelas, karena dia pakai celana kain ketat.

    “Oh.. tidak ada, keluar..” kata Tina sambil kembali duduk.

    Terus aku tidak malu-malu pindah duduk ke dekat Tina biar jelas nomor berapa yang mau kupinjam.

    “Sebentar Mbak.., ini nomer 13 ada nggak..?”

    “Sebentar saya cariin..”

    Tina lalu berdiri lagi dan membelakangiku. Dia mencari dari atas sampai bawah, setelah lama mengurut,
    dia menemukan nomor 13 tersebut.

    “Ah.. ini Mas ada kok..”

    “Oh ya..,”

    Aku lalu memeriksa CD itu, kucuri pandang ke susu yang montok itu. Memang kalau makin dekat makin
    jelas tonjolan susu Tina ini, putingnya nampak tonjolannya di tengah-tengah gundukan payudaranya. Tina
    mengerti gelagatku yang terus mengamati susunya itu.

    “Mas.., mana lagi..? Kok jadi bengong..!”

    “O.. ini Mbak.., nomer 40,” aku kaget sekali tiba-tiba dipeTingatkan seperti itu.

    Aku sengaja memesan nomor yang baling bawah, sehingga Tina nanti bisa menunging membelakangiku. Tina
    berdiri, dan ternyata dia langsung mencari dari deret yang paling tengah, otomatis dia sedikit
    menungging.

    Wow.., ini baru pemandangan yang tidak kalah serunya deh.. Pantat dan belahan pantat Tina benar-benar
    asli dan oke sekali, kelihatan di selakangannya agak menjorok ke dalam gundukan tempat vaginanya
    singgah. Wah.. penisku tidak sadar sudah setengan tegak pengaruh dari pantat montok Tina itu.

    “Ini Mas.., nomer 40..”

    “Oh.. ya.. Mbak sekalian 45, 50, 49 deh..”

    Biar dia agak lama menungging, dan aku dapat menikmati belahan pantat Tina yang montok itu, dan
    sekilas gundukkan vagina yang tertutup celana ketat Tina.

    “Ini Mas.., 45, 50, 49 ada lagi.”

    “Udah cukup Mbak..”

    Aku periksa, mungkin CD-nya tergores atau tidak.

    “Masnya seTing pinjem BF di sini ya..?”

    “Ya.. lumayan sih.., Kalo nggak seminggu sekali baru kemari..”

    “Emmhmm.. rutin ya.. suka nonton BF ya.. Mas..?”

    “Ya.., kalo lagi perlu nganggur aja, lagi bete nih..!”

    “Kok bete.. kenapa..?”

    Aku mulai akrab dengan Tina, dan kalau ngomong sudah tidak nanggung-nanggung lagi, aku yakin dia sudah
    mengerti masalah sex.
    “Ya.. kalo nggak dikeluaTin bisa pusing nih..!”

    “Ha.. ha.. ya.. keluaTin aja..!” kata cowok yang ada di sebelah Tina, ternyata cowok itu mendengar
    percakapanku dengan Tina.

    “Lah.. ya.., makannya aku pinjem BF ini, alat perangsang..”

    Setelah itu aku pulang dan menyalakan komputer dan nonton BF itu, tidak lupa aku telanjang dan
    menyiapkan handuk kecil untuk spermaku nanti muncrat dan body lotion sebagai pelicin.

    (Khayalan batang kemaluanku di dalam vagina cewek) Dan pada hari itu aku menghabiskan waktu dengan
    onani party di kamarku, nikmat dan puas.

    Lalu esoknya aku kembalikan CD BF itu. Sesampainya di depan rental X ini, kelihatan sepi-sepi saja,
    lalu aku masuk dan ternyata aku hanya melihat cowok saja yang jaga.

    “Mas, kembaliin CD nih..!”

    “I.. ya. Se.. bentar ya.., tang.. gung..” sambil nafas yang terengah-engah.

    Aku curiga cowok ini kenapa, dia duduk dan kedua tangannya menggenggam kursi dengan erat dan dia kok
    melihat ke bawah terus.

    “Ya.., tung.. gu ya.. Mas.. Ah.. ye.. ter.. us..” tidak lama cowok itu mengejang, dan,

    “Aku.. ke.. luar.., ah.. ah.. ah..”

    Setelah itu tidak lama kemudian keluarlah seorang cewek dari bawah tempat duduk cowok itu, wah..
    ternyata Tina. Kelihatan sperma cowok itu ada di mulut Tina dan sebagaian di rambutnya.
    “Halo Mas.., kembaliin CD ya..?” Tina menyapa dengan santainya.

    “E.. i.. ya.”

    Tina lalu menuju ke kamar mandi yang letaknya di belakang rental X ini. Tina masih berpakaian lengkap,
    oo.. ternyata dia baru mengkaraoke batang kemaluan cowok ini.

    “Ya Mas, ada yang bisa saya bantu..?” sapa cowok yang baru dipuaskan oleh Tina lewat mulut binalnya,
    sambil berdiri dan memasukkan penisnya yang masih basah karena sperma yang keluar terlalu banyak.

    “Iya.. ini CD-nya.”

    “Oh.., sebentar ya, Mas..”

    Cowok ini memeriksa CD apa ada yang tergores atau tidak.

    Lalu kucoba untuk memberanikan diri bertanya sesuatu pada Mas ini, aku menjadi yakin kalau rental ini
    benar-benar xx.

    “Mas maaf ya.., mau tanya.”

    “Ya.., kenapa..?”

    “Tadi itu..” sebelum aku selesai ngomong, “Oh.., tadi itu Tina minta oral sama kont0l ini, biasa kok
    Mas, disini nyantai aja.”

    “O.., jadi siapa saja bisa ya..?”

    “Bisa aja, kalo sekedar oral, kocok kont0l, emut kont0l dan elus-elus aja.”

    “Kalo.., sorry ya Mas.., kalo nge-sex sungguhan gimana..?”

    “Ya, tanya aja ama Tina, temennya banyak kok. Dia seneng banget kalo nge-sex. Ya.. kan enak sih.”

    “Jadi kalo onani disini bisa ya..?”

    “Kalo itu sih para pelanggan BF seTing Mas. Si Tina tuh yang seTing ngocokin kont0l cowok. Ya.., kalo
    Tina nggak capek aja dan lagi ‘MUT’.”

    Dan tidak lama kemudian Tina kembali dari kamar mandi, kelihatannya dia baru keramas rambutnya, maklum
    terkena muncratan sperma cowok penjaga rental.

    “Halo Mas. Pinjem BF lagi..?”

    “Oh.., nggak kok.”

    “Tin.., ini Mas mo kenalan ama kamu lebih dalam..” kata cowok rental X itu.

    Aku kaget sekali cowok itu bilang seperti itu,

    “Ya Mbak.., boleh nggak..?”

    “Itu Tin.., Mas ini mo kocokan binal kamu, kamu mau nggak..?”

    “Bisa..” kata Tina sambil mengeTingkan rambutnya dengan handuk.

    “Ya.. udah sana ajak ke atas aja Tin.., biar rentalnya kutunggu.”

    Wah.., ini waktunya menguji perkasaanku, sudah lama penisku tidak ketemu sama sahabat karib si vagina.

    Lalu aku dan Tina naik tangga menuju lantai dua, dan Tina membawa satu CD BF dari rental itu. Sesampai
    di sebuah kamar, Tina mempersilakanku untuk duduk di ranjang yang cukup besar juga.

    Tina lalu mengunci pintu, dia meletakkan handuknya di kursi dan menyalakan TV dan CD player, dan
    memutar CD BF itu dengan volume yang cukup keras. Tidak lama kemudian terdengarlah erangan nafsu, dan
    terlihat adegan bugil-bugil dari CD tersebut, ini membuat batangku yang tidak sabar lagi melihat
    kemolekkan tubuh Tina. Tina lalu membuka jendela selebar-lebarnya, agar suasananya lebih natural.

    “Gimana Mas, e.. nama kamu siapa sih..?”

    “Aku Ari, kamu pasti Tina to..?”

    “Kok tau..?”

    “Ya.. tau dong..,”

    Tidak lama kemudian Tina mendekatiku, dan duduk di sampingku, dan tidak segan-segan lagi tangan kanan
    Tina memegang batang kemaluanku yang masih terbungkus celana pantangku, dielus-elus dan kadang-kadang
    diremas-remas.

    “Ari suka sex ya..?”

    “Ya. Ah.., kamu pinter deh nge-sex..!”

    “Ah.., kata siapa..?” sambil tetap mengocok-ngocok kemaluanku, dan aku masih pasif merasakan gesekan
    tangan Tina.

    “Ya, ah.., hemm.., kata Mas di bawah tadi.”

    “Ooo, Mas Ucok toh..,”

    Sekarang Tina duduk di hadapanku, dan menjongkok sambil tangannya tetap mengocok habis batang
    kejantananku yang sudah setengah tegang itu.

    “Ar.., udah dibuka ya..? Biar kont0l kamu nggak tersiksa ama CD kamu, biar ngacengnya sempurna.”

    “Ya.., udah.. buka aja..”

    Tina pelan-pelan membuka celanaku dari sabuk sampai membuka resleting-nya, setelah celanaku terbuka,
    aku sedikit mengangkat pantatku untuk memudahkan Tina melepas celana, dan sekarang aku tinggal
    menggunakan CD biru-ku, dan pakaianku masih terpakai.

    Lemparkan celanaku di kursi dan Tina mulai duduk kembali di selakanganku, dan aku masih dalam keadaan
    duduk di pinggir ranjang rental X.

    “Hemm.., ah.. kont0l kamu kelihatanya besar juga Ar..,” puji Tina sambil mengelus-elus naik turun
    penisku yang masih terbungkus CD.

    “Ah.. ya.. hem.. oughg.. ye..” erangan yang tidak dapat kutahan lagi, ditambah erangan dari CD BF yang
    dinyalakan oleh Tina tadi menambah hot suasana di kamar rental X.

    Tina sedikit demi sedikit membuka CD-ku, dan terlihatlah batang kemaluanku yang sudah mengacung keras
    seperti rudal siap lepas kendali.

    “Wow.., Ar.. kont0lmu lumayan juga nih..” sambil tetap mengocok naik turun kejantananku,

    “Kamu rawat ya..? Kok tegaknya sempurna banget sih..? Keras lagi..,”

    “Ah.., te.. rus.. Tin.. don.. stop..!”

    Tina mulai mengocok keras, cepat, dan tiba-tiba pelan, keras lagi, pelan lagi. Wah.. ini membuat aku
    menjadi kelabakan, ternyata Tina ahli juga membuat cowok melayang, hampir saja aku keluar tapi aku
    tetap bertahan.

    Kemudian Tina mulai mengocok batang kemaluanku dengan tangan kiri dan tangan kanannya mengelus-elus
    telur. Wa.., ini nikmat sekali, geli-geli gimana ya..! Kadang-kadang dia menusuk-nusuk anusku dengan
    telunjuk kanannya.

    “Ah.. ya.. te.. rus.. Tin.. kamu.. ahli deh..!”

    Sekarang Tina mulai dengan mulutnya, perlahan-lahan dimasukkan penisku ke mulut binalnya.
    Saat masuk mulutnya,

    “Ah.., hemm.. ye.. ah..”

    Aku sedikit mengangkat pantatku, terasa dingin geli dan enak sekali, lain dengan onani.

    Perlahan-lahan Tina mengkocok penisku dengan mulutnya dan lidahnya yang lincah.

    “Ha.., ough.., ehmm.., ye.. te.. rus..” kupegangi rambutnya, aku tarik turunkan kepalanya untuk
    mengatur kocokan mulutnya di penisku.

    “Ehhmm.., Eh.. em..,” suara mulut Tina yang penuh dengan batangku.

    Tidak lama dia menarik nafas, dan mengeluarkan penisku dari mulutnya.

    “Ah.., hemm.., kamu kuat sekali Ar.. Biasanya cowok-cowok kalo dioral dikit udah keluar..”
    Lalu dia melanjutkan dengan menyedot telurku, dan dilepaskan sampai bersuara,

    “Ploks.. ploks..”

    Tarian lidah Tina di ujung kepala penisku dan sampai anusku juga tidak ketinggalan dari nafsu seksnya
    itu.

    Dan setelah beberapa menit lamanya aku bertahan dari tarian lidah Tina di penisku, aku mulai merasa
    tidak kuat menahan spermaku yang mau keluar.

    “Ah., Tin.., aku.. mo.. ah.. ye.. keluaarr..!”

    Dan Tina mulai memasukkan semua penisku di mulutnya, dan dikocoknya dengan cepat dan keras.
    Tidak lama kemudian,

    “Ahh.. crroot.. crroott.. ah.. ye.. yes..!”

    Tina menutup mulutnya rapat-rapat supaya spermanya tidak keluar dari mulutnya. Dan selama 30 detik
    lamanya dia menekan mulutnya tetap di penisku, dan meyakinkanku tidak keluar lagi. Lalu dia melepaskan
    mulutnya dari penisku, dan menelan semua spermaku walaupun ada yang keluar sedikit dari mulutnya.

    Aku lemas dan telentang di atas ranjang dengan telanjang bawah saja, dan aku merasa panas dan aku
    melepas semua pakaianku. Sekarang aku bugil, telanjang tanpa sehelai benang di hadapan Tina yang
    menikmati spermaku.

    “Kamu lumayan juga Ar..! Bisa bertahan beberapa menit lamanya.”

    “Ah.. biasa aja tuh..!”

    “Kamu pake obat ya..? Irex kali..?”

    “Ah.. nggak juga.”

    “Udah.., kamu istirahat dulu. Aku mo bersihkan mulutku nih.. Eh, makasih spermanya lho.. gurih..!”
    katanya sambil terseyum.

    Dia menuju kamar mandi yang ada di kamar itu. Ternyata dia sikat gigi, biar tidak bau kali.

    Aku beristirahat sambil telanjang menunggu Tina keluar dari kamar mandi. Dengan ditemani CD BF yang
    dari tadi tidak usai-usai, menambah batang kejantananku tidak mau tidur, penisku masih tegak walaupun
    tidak sekeras tadi.

    Tidak lama kemudian Tina keluar dari kamar mandi, dia tetap berpakaian lengkap, kaos ketat dan celana
    kain ketat. Tina mendekatiku yang lagi telentang telanjang di ranjang, dia duduk di sampingku.

    “Lho.., kont0l kamu kok nggak turun-turun sih..?”

    “Ya.., itu lihat BF mana bisa turun, apalagi susu kamu yang montok itu menggoda kont0lku.”

    “Ah.., kamu bisa saja.” candanya sambil langsung tangan kanannya mengocok-ngocok pelan batangku yang
    sudah setengah tegak.

    Perlahan-lahan dia menunduk dan mencium bibirku dengan bibir tebalnya itu. Aku langsung melumat habis
    bibirnya, permainan lidah Tina memang mahir, dan aku imbangi saja dengan permainan lidah yang tidak
    kalah mahirnya.

    Sekitar beberapa menit kami bermain kiss dan kiss, dan Tina tetap mengocok penisku, aku mulai
    menjelajahi susunya yang montok itu, kuremas dengan tanganku yang dari tadi gatal sekali.

    Terasa kenyal dan empuk sekali susu Tina, kuelus-elus dan kugesek-gesek halus putingnya dari luar
    kaos. Sekarang Tina melepaskan lumatan bibirnya, dan mengerang merasakan tarian tanganku di susunya
    itu.

    “Ah.., ye.. em.. enak.. Ar.. te.. rus.. ya.. itu.. ough..” tangan Tina tetap mengocok-ngocokku dan aku
    berusaha melepaskan kaos Tina dan dia langsung membantunya dengan melepaskan sendiri kaos ketatnya
    itu.

    Nah.., sekarang terpampang susu Tina yang tertutup BH 36 itu.

    “Tin.. aku buka ya.. biar terlihat bebas..”

    “Buka aja..”

    Tina lalu mengangkat kedua tangannya memudahkanku melepas kaitan BH yang ada di belakang, susu Tina
    yang montok itu terpampang bebas di depan wajahku, dan aku langsung saja melahap habis susu Tina yang
    besar sekali. Kusedot, kuremas dan pelintir putingnya.

    “Ah.. ye.. oug.. hem.. te.. rus.. Ar..!” mulai tidak jelas ucapan Tina.

    Kami mulai duduk berhadap-hadapan, dan selakangan Tina mulai dibuka lebar, dan aku duduk di antaranya,
    sehingga aku puas mempermainkan susu montok Tina.

    Kupegang kedua puting Tina yang cukup menonjol itu, dan kupelintir bebarengan.

    “Ah.. ye.. ah.. aow.. yes.. no.. ough..”

    Kepala Tina bergerak tidak karuan, ke kanan ke kiri. Kurebahkan Tina dan kududuk di perutnya, aku
    mengarahkan penisku di belahan susu Tina, dan kurapatkan susu Tina yang besar itu untuk menjepit
    penisku dan aku maju-mundurkan penisku.

    “Ah.. Tin.. su.. su.. ah.. ye.. em.. puk enak..” aku mulai kocok susu Tina sampai susu Tina berwarna
    merah.

    Ternyata Tina menikmati ini, dan aku tidak sabaran lagi ingin menikmati vagina cewek ini.

    Aku mulai turun dan mengelus-elus vagina Tina dari luar celana ketatnya, terasa sekali vaginanya sudah
    becek sekali akibat permaian panas kami. Kusuruh Tina berbalik telungkup, dan terlihat resleting
    celananya masih tertutup rapat.

    Kumulai menurunkan resleting itu, Tina sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkanku untuk melepas
    celananya, dengan posisi menungging ini pantat Tina kelihatan makin montok dan bahenol.

    Tidak lama kulepas celana ketat Tina. Wah.., ternyata Tina benar-benar terangsang sekali. CD kuning
    tipisnya bawah total, dengan posisi menungging ini bongkahan vagina makin terlihat, apalagi Tina
    merenggangkan selakangannya.

    Aku mengelus-elus bongkahan itu dengan tangan telunjukku, Tina sedikit mengangkat pantatku akibat
    rangsangan tanganku, dan biasanya pantat Tina otomatis maju mundur dengan sendiTinya.

    Lalu aku melepas CD kuning tipis mulik Tina itu dengan pelan-pelan, dan Tina memberi sensasi dengan
    memutar-mutarkan pantatnya, wowo.. woo.., ini bari sex dan super model sex, dia pintar sekali
    meningkatkan nasfu sex lawannya.

    Terlepas sudah CD Tina, terlihat bebas pantat yang putih mulus tanpa cacat dan vagina yang memerah
    basah dan berambut rapih. Aku mulai mengelus-elus permukaan pantat Tina.

    “Ah.. Ar.. ehmm.. ouhghh.. ah.. ye.. langsung aja Ar.., aku.. nggak.. tahan.. oh.. ye..” sambil merem
    melek Tina menahan nafsunya.

    Langsung aku mendekatkan wajahku di belahan pantat Tina, dan langsung melumat habis vagina Tina dalam
    posisi menungging.

    “Ah.. ye.. dalam.. Ar.. ough.. ye.. oh.. ye..” sambil meliuk-liukkan tubuh semok-nya itu Tina
    mengerang tidak karuan, karena kupermainkan klit-nya Tina dengan lidahku.

    Kunaik-turunkan lidahku di penjolan daging itu. Belahan vagina Tina lumayan tebal, dan merah warna
    dalan vaginanya dan becex sekali. Beberapa saat kemudian aku memasukkan dua jariku, yang satu
    kumasukkan di vagina Tina dan yang satu lagi kumasukkan di anusnya.

    Pelan-pelan kumasukkan,

    “Hemmah.. pelan.. pelan.. Ar.. ya.. te.. rus di.. kit..lagi.. ough..” Tina mengangkat pantatnya
    sebagai reaksi jari masuk di vagina dan anusnya. Pelan-pelan kukocok anus dan vagina Tina dengan
    jariku.

    “Yac.. ah.. le.. bih.. cepat.. Ar, oh.. ye.. oh.. no.. ye.. ya.. oug.. hemmh.. cepet..!”

    Aku mulai mempercepat kocokanku di kedua lubang kenikmatan Tina. Sementara itu aku tidak menyia-
    nyiakan susu yang menggelantung bebas. Dalam posisi nunggi ini aku dapat melihat dengan bebas gerakkan
    tubuh Tina yang bahenol dan montok. Kuremas dan pelintir putingnya.

    “Ah.. Ar.. aku.. kee.. ke.. lu.. ar.. nggaa.. kuu.. at..”

    Aku merasa Tina mulai dalam kondisi orgasme yang memuncak, kupercepat kocokan tanganku di vagina dan
    anus Tina. Tidak lama kemudian Tina mengejang dan mengangkat badannya dengan gemetaran, dan terasa
    cairan hangat dari dalam vagina Tina.

    “Serr.. serr..” lumayan banyak sampai keluar dari permukaan vagina Tina.

    Tina lelah dan terkulai lemas di ranjang dengan posisi telungkup telanjang. Lalu tanganku kucabut dari
    vagina dan anus Tina, terlihat cairan yang lumayan kental dan putih di jariku, lalu kuusapkan ke
    kejantananku sebagai pelicin. Kukocok-kocok pelan dan lembut penisku agar tetap tegang dan tegak
    berdiri.

    Sementara itu Tina telanjang dan membelakangiku, aku lalu membalikkan dia.

    “Tin, orgasme kamu hebat banget deh..”

    “Oh.. ah.. kocokan jari kamu hebat sekali, kamu belajar dimana sih..? Kok tau kelemahanku..?” sambil
    terus mengocok penisku.

    “Ya.. nonton BF aja kan udah pengalaman.”

    “Ah.. kamu bisa aja.” katanya sambil menggantikan tanganku untuk mengocok batangku yang mau keluar
    lagi.

    “Tin, boleh aku coba vagina kamu ini..?” sambil kuelus-elus vaginanya.

    “Boleh..”

    Lalu kulebarkan selakangan Tina, dan kurangsang dulu dengan oral di vaginanya. Lidahku menyusuri
    vaginanya dari atas ke bawah dan ke atas lagi dan seterusnya. Tina mulai mendesah keenakan.

    “Ehhmm.. ah.. ye.. Ar.. sekarang aja kont0lmu masukin deh..!”

    Lalu kupegang kedua paha Tina, lalu kuangkat ke atas, terlihat jelas vagina Tina yang sudah membuka
    lebar dan becek. Pelan-pelan kumasukkan batang kemaluanku ke vagina Tina.

    “Ouhg.. hemm.. ah.. ye..” erangan Tina menerima sodokan pertama penisku.

    Aku mulai memaju-mundurkan penisku dengan pelan-pelan.

    “Oh.. ye.. shiit.. ah.. ye..” erangku.

    Enak benar vagina Tina, dindingnya berdenyut-denyut. Aku mulai percepat kocokanku, dan semakin cepat.

    “Ah.. Ar.. yes.. oh.. no.. ough.. hemm.. ya.. ya.. te.. rus.. Ar.. dalam..” kepala Tina yang tidak
    karuan ke kanan dan ke kiri.

    Kuvariasi kocokanku dengan pelan-pelan, lalu tiba-tiba cepat sekali, pelan lagi cepat lagi dan
    seterusnya, biasanya kuputar pantatku agar penisku memutar di vagina Tina.

    “Ya.. ini.. oke.. Ar.. te.. rus.. ough.. ye.. hem..” Tina menyukai gerakan memutar dari pantatku.
    Sekitar 3 menit gerakan ini berlangsung, kubalikkan Tina dengan posisi menungging, dan kutancapkan
    lagi penisku di vagina Tina dari belakang. Dengan pegangan pinggul Tina yang semok itu aku langsung
    percepat.

    “Oh.. ye.. Tin.. vaginamu oke..”

    “Kont0l kamu.. ouhg.. hemm.., hebat.. Ar.. te.. rus.. da.. lam..!”

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba,

    “Ah.. Ar.. aku akan, aku.. ke.. luar..!”

    “Ta.. han.., nanggung nih! Ah.. ye.. hemm..!”

    Terasa aku sudah sampai, kusuruh Tina untuk duduk di atasku, dan dia memegang penisku, dan
    dimasukkannya ke vaginanya.

    “Ouh.. ya.. Tin.. kamu.. hebat..!”

    “Ya.. Ar.., cepet ya..! Aku, keluar.. ah.. hemm..!”

    Lalu Tina mempercepat gerakannya dengan sangat liar, dia merangkulku dan menggerakkan pantatnya untuk
    mengocok batang kejantananku dengan cepat.

    “Oh.. Ar.. aa.. ku.. ngga.. k.. tahan.. keluar.. hem..!”

    “Ki.. ta.. samaan.. aku.. keluar.. juga..”

    Dalam hitungan tiga detik,

    “Crroot.., crroott.. ah.. ah.. ye..”

    “Seerr.., sreerr..” kumuncratkan spermaku ke dalam rahim Tina, dan terasa sekali semburan cairan
    hangat Tina di kepala penisku.

    Tina lemas di dadaku, dan kami tertidur di ranjang itu dengan bertelanjang ria.

    Setelah istirahat beberapa jam, aku terbangun, ternyata Tina sudah tidak ada di sampingku. Lalu
    kukenakan bajuku dan turun ke tempat rental, dan ternyata Tina ada disana.

    “Mas Ari udah bangun ya..? Nggak mandi dulu Mas..?”

    “Oh.., nggak Tin, makasih.”

    “Nggak pinjem BF lagi..?”

    “Ah.. tidak dulu. Lagi pembuangan besar-besaran tadi di atas.”

    Tina tersenyum, lalu aku pulang ke kostku dan aku langsung mandi. Besok-besoknya aku ke rental X itu
    untuk kocokan penis saja sama Tina.

    Setelah beberapa bulan aku tidak kesana, kuketahui Tina tidak di situ lagi. Kutanya sama Mas yang jaga
    di rental X itu dimana Tina berada, ternyata Tina ke Jakarta. Wah.., nyesal sekali nih.. mulai nih..
    tidak ada pemuasan sex selain onani deh.

  • Cerita Ngentot Sudah Lama Menahan Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Sudah Lama Menahan Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1209 views

    Perawanku – Nama saya Teddy, umur 22 tahun, 175 sentimeter, 17cm ayam panjang. Saya ingin menceritakan kisah yang menurut peristiwa ini saya menjalankan linkage seks adalah saudara dari kasih sayang saya yang bernama. Desi 23 thn, Bra 36, ??tinggi 170 sentimeter, dan berat 60 Kg atau dewi pacar saya yang bernama memiliki usia 21 thn, tinggi 168 Senti meter, berat badan 55 Kg & Bra ukuran 34 C.

    Kejadian yang saya alami diadakan untuk tanggal akhir pekan HRI 20 April 2003 yang pertama. Melawan saat itu saya berniat untuk pergi ke tempat penampungan pacar (mengapeli) semua meminta saya jatah kepadanya dan juga karena tengah malam minggu aku ada di sana dengan program keluarga. Agen Pokerqq

    Ketika aku bangun untuk rumah pacar saya dibilangan Ps.Pekan ternyata pacar saya kembali ke rumah dengan orang tua mereka dan adik-adik ke Palembang ketika 16 HRI dunia karena kakeknya meninggal dan yang di rumah hanya Desi (kakak perempuan).

    Setelah saya tahu bahwasannya sayang saya tidak memiliki hasil rumah aku minta izin dari kakaknya. Tapi kakaknya yang mencela saya begitu au penurunan rumah pertama dan menemaninya untuk sementara dan main-main PS di rumah.

    Kebetulan pada waktu itu ada di ruang Psnya Desi. Karena aku sibuk main-main saya melihat ada sebuah kotak sepatu kotak secon, saya terkejut ketika saya pergi untuk menonton mengisi dalam yang ada ternyata mengisi alat bantu seks yang berbentu Penis terlalu banyak VCD porno keluaran VIVID USA.
    Suster Saya diberitahu pada waktu itu saya tidak tahu bahwasannya terhubung ketika kotak mainannya dan aku akan mengambil pula aku bertanya kepadanya “Apakah saudara ini?” Cepat saya menonton ekspresi wajahnya yang memerah secara bersamaan.

    Tetap dirinya menjawab “Mau tahu saja anak kecil Anda”. Suster ini ketika tidak ada pelampiasan yach ketika Kak Budi (Pacarnya = kru) ada di laut.
    “Achhhh bisa Anda” adalah jawabannya.,
    “Suster saya ingin membantu tidak” kataku.,

    Tidak Dengan menunggu jawabannya tentu saja kusergap bibir seksi yang saya bermain payudara sampingan. Setelah itu perlahan-lahan menyebar tangan saya masuk ke bajunya, lembut kuraba perut menjadi Bhnya juga saya masukkan jari telunjuk saya ke roknya dan menyentuh permukaan CD.

    “Ted biarkan Ted, adikku Dewi”
    “Kak Desi, aku ingin semua adik ML sama, tidak ingin ML saudara saya,” saya bertanya.
    “Bukannya aku tidak mau, tapi aku malu Anda,” jawabnya
    “Apa yang saudara maulu dengan saya, dan bahkan di rumah ini tidak ada orang lain yang tahu tidak hanya kita”, jawab saya
    Perlahan-lahan aku mengundangnya untuk tidur dan cepat hanya untuk mendapatkan lebih dekat dan meremas payudaranya.

    “Kesabaran Dong … Buka baju Anda pertama”
    Aku membuka baju saya benar-benar, memeluk dan mencium bibirnya.
    “Ayam Wowww mulia sekali dan lagi, lebih mantap daripada miliknya Mas Budi.”
    Saya tangan meremas-remas bahwa payudara montok. “Sip doooong … pintanya”.
    Saya sejak mulai menghisap. “Achhh … .terus … ted nikmat … oh, ayolah ….” Aku lebih bersemangat untuk mendengar napas, sekitar 5 menit aku menikmati payudaranya.

    Oh … .sstt … .jilat Vegiku Ted … dia bertanya gemetar. Bibirku menjilati selangkangannya cepat. lidah vegi menjilati mulutnya bully berlumpur. Dikala lubang vagina menyentuh ujung lidah saya, saya agak terkejut karena lubang Vegi-nya yang tidak hanya keluar aroma mawar rasa sedikit legit terlalu manis, tergantung Vegi dengan pacar saya & & rekan yang telah saya menjilati wanita saya, saya ingin menikmatinya.
    “Ardgg … arghh … mengerikan ted, saya menjadi merinding terasa dan tampak nich keluar5 bersemangat, saya ingin benar-benar nich, dan lidah lezat bangeeeet elo ted”.

    “Ya Suster, Teddy dan avid rasa, manis adik Vegi benar-benar hebat”.
    “Auuu … .auuuu … ted … dddd”.
    Ujung lidah saya terasa sedikit cairan disemprotkan dengan secara simultan bersama tinggi pantatnya memiringkan tongkat seluruhnya Vegi kemukaku.
    “Teddd … teddd … .Kakak keluar tedddd”. Vegi bibirnya ditarik perlahan dengan mulut sebelahku, sementara aku menggigit bersama-sama lembut. Memang ia menikmati. “Aduh-aduh mengerikan teddd”. Lidahkupun mengaduk-aduk lubang Vegi-nya yang telah basah sekali.

    “Tedd ..kini teddd …” Aku segera naik tubuhnya, ia siap sekali dengan mengangkang lebar menunggu kedatangan Teddy Junior. Perlahan-lahan kugesek dibibir Vegi-gesek saudaranya, sengaja tidak lubang Vegi cepat aku memasukinya, aku hanya menggosok. Dia tumbuh nafsu, “Ted, biarkan ted, masukkan ted, kakak perlu ted, biarkan ted”. tangannya dan segera memegang batang lurus dibimbingnya junior saya dan masuk ke dalam lubang Vegi-nya.

    “Au … ted, tip benar-benar besar ted” dia dikala dirinya memegang ujung junior saya. “Inikan beberapa kak baik, kadi adik tidak ingin nich, ya tidak ingin memiliki ketika tidak perlu dimasukkin”.
    “Apakah ted, ingin ted, ingin ted … cuman takut hanya karena sayang kakak miliknya kecil dan pendek”.
    “Auchhh … auuuuu …” teriaknya dari waktu ketika adikku mulai masuk ke vagina, terasa lamban sekali “.” Aduh … ted … sakit … yummy … sakitt. .. en akkkkk “.

    “Apa yang baik kak?” “Kau tahu ted, ada sedikit rasa sakit dan enaknya tidak main-main rasanya, rasanya mulut rahim saya Valentine ted”.
    Perlahan junior saya kuajun Vegi luar tanda nya baru, banyak dari tembakan ia berteriak, “Tedd … teddd … kakak keluar … teddd … auuuu … auuuu …”
    “Yach, telah demikian hanya keluar” jawabku,
    Pernah menjadi kepala adikku merokok dan dipelintir oleh Vegi mulutnya lezat, mencicipi semua sayuran-nyamasih kencang otot, sementara kutusuk konsisten vegi nya, mulut saya masih mengisap susu dot begitu indah. “Slrupp … slrupp ..” Ada setiap saya tarik & menekan Vegi-nya.

    “Rotasi kak Kak, kakak atas yach”
    “Yach ted, tapi mengajarkan yach”.
    Ketika posisi ini berada di bawah, dia langsung naik perut saya dan bersama secara langsung diadakan junior saya sementara diarahkan ke Vegi-nya. Aku melihatnya Vegi seklai bulu-bulu pendek yang indah yang membuat rasa gatal dan waktu yang buruk dengan Vegi bergesekkan nya. “Auuuuu … kak mengerikan Vegi saudara”.

    “Sekarang ternyata teddy adik yang membuat yach lezat” katanya, bergulir mulut bahenol pantatnya, itu batang memutar junior saya ingin istirahat waktu junior saya di Vegi dg berputar nya semakin serempak.
    “Auuu … bangettt kak kak … buruk ….”
    Saya juga bangun mulutku mencari susu puting, langsung kukemut & kuhisap.
    “Ted..ted … mampu membuat kakak ke luar lagi nich … itu terjebak sekali ted ted” Posisi ini adalah salah satu dengan ujung junior saya pernah menyentuh rahimnya.

    “Ech..ech ….” Suaranya setiap kali aku menyodok vegi nya. “Ted..ayo ted, kakak mau keluar lagi nich” “Tahan kak saya dan ingin keluar nich”.
    Bersamaan kugenjot vagina pagi-pagi. Dirinya karena ia keserupan setiap naik dan turun di atas junior saya yang jepit oleh Vegi nya.

    “Kak … aku ingin keluar kak …” “Ayo ted adik juga ingin nich” “Auuuu … .kakkkk”
    “Yach teddd …. Suster ingin keluar nich … ..achhhh … .achhhh”
    Aku memeluknya erat-erat saat menyemprot seluruh cum ke Vegi-nya.
    “Ted … aduhhhh mengerikan ted … teddy punya mengerikan”
    “Anda juga harus kak lezat, menipu saudara meninggalkan sayang kakak demi pekerjaannya di laut, pasti 1 thn dia bisa pulang.”

    Dia juga simultan jatuh di atas tubuh saya, kami berdua lemas, saat tidur di atas tubuh saya, dari kepala sampai kuelus konsisten dengan kepantatnya lembut.

    “Terima kasih yach Ted, adik memiliki pantangan panjang”.
    “Saya kak”.
    “Janji yach Tedd, adik ingin pula jika Anda meminta dia untuk kakak”.
    “Siiip dech kak, tapi yach hati menjaga rahasia kami dari Dewi yach kak”.
    “OK, Ted.”

    Sementara 16 HRI kami bebas melaksanakan hubungan seks dengan kakak pacarku di rumahnya dan kemudian kami akan melakukannya di waktu luang dan luar / dihotel. & Dan saya tidak lupa dan mereka bertanya tentang pacar saya setelah kembali dari Palembang.

  • Cerita Pengalaman Seks Di Halaman Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Pengalaman Seks Di Halaman Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1147 views

    Perawanku – Suatu pagi, ulangan umum dah lewat tinggal nunggu kenaikn kelas aja. Gak ada kerjaan di kos, aku iseng aja maen ke sekolah. Di halaman sekolah sepi, maklum dah mulai libur, nunggu pengumuman. Aku liat ada sebuah mobil parkir di halaman sekolah, dibawah pohon aku liat ada seorang lelaki ganteng yang duduk di bangku.

    Wah ada om om tu, kegemaranku. Aku samperin aja. Hari itu karena gak sekolah, aku pake jins ketat dan tanktop yang ketat juga, sehingga toketku yang lumayan besar untuk abege seumuranku ngintip keluar dari balik belahan dada tanktopku. “Om sendirian?”, sapaku, wah ganteng banget orangnya, atletis lagi badannya. Langitpoker

    “Eh ada bidadari seksi turun dari kayangan”, godanya, aku jadi tersipu dibiling kaya bidadari.
    “Ah om bisa aja”. “Iya betul kok, kamu cantik banget kaya bidadari dari kayangan, montok banget lagi”.
    “Suka kan liatnya”. “Suka banget, palagi…” sengaja dia tidak menyelesaikan kalimatnya, aku jadi terpancing melanjutkannya. “Apalagi apa om”. “Apalagi kalo gak pake baju”.
    “Ih si om, pagi2 gini dah piktor”.
    “abis kamu montok banget si, toket kamu besar gitu, ngintip dari balik tanktop lagi. sering diremes ya, eh nama kamu siapa”. “Dina om, om ngomongnya to the point banget si”.
    “Kamu lagi nunggu pengumuman ujian ya”. “Enggak om, Dina baru kelas 1 kok,
    nunggu kenaikan kelas”.
    “Kalo gak naek, om mau kok naikin kamu”.
    “Hi hi, pagi2 gini si om dah napsu. Om ngapain bengong dibawah pohon, ntar kesambet lo”.
    “Nunggu kamu”. “Boong, kenal aja belon”. Dia menjulurkan tangannya dan kujabat, sambil dia memperkenalkan diri. Sembari salaman, jari telunjuknya mengilik2 telapak tanganku.

    “Om geli”. Dia melepaskan jabatannya.
    “OM ngapain kok duduk sendirian disini”.
    “Dah dibilangin kan nungguin kamu. Enggak kok, om nunggu temen om lagi daftarin anaknya sekolah. Tu dia temen om keluar. Om anter temen om pulang dulu ya, kamu nunggu om dimana”. “Mangnya om mo bawa Dina kemana”.
    “Ya udah kasi no hp om deh, kamu nunggu didalem sekolah aja, ntar kalo om balik om call kamu deh”.

    Aku memberikan no hpnya yang dicatat langsung di hp nya, aku langsung meninggalkannya. Kulihat si om mengajak temennya masuk ke mobil dan mobilnya meluncur meninggalkan halaman sekolah. Aku senyum2 saja dan masuk ke dalem sekolah. aku melihat pengumuman, belon ada apa2nya. Aku menuju ke kantin sekolah aja, sepi gak ada temen barang seorangpun. “Tumben Dina kesekolah”, sapa penjaga kantin. “Iya pak, iseng aja, minta air jeruk panas pak”.

    Aku duduk aja dipojokan sambil menikmati air jeruk panas yang disajikan si bapak. Karena panas, aku minumnya sedikit2, anget2 seger banget rasanya.Sampe abis segelas, si om belon nongol juga. Aku berinisiatif ngirim sms duluan ke si om. Balesannya bikin aku lemes, si om bilang dia mesti nyelesaiin kerjaannya dulu, Dia minta aku ngasi tau dimana bisa ketemuan lewat magrib. Ya aku kai tau aja kalo kosku deket dengan mal, jadi ketemu disana ja lewat magrib. Dengan lesu aku balik ke kos, karena sampe siang gini gak ada seorang temenpun nongol disekolah, namanya juga libur si dan aku kan gak janjian mo ketemuan. Dengan lesu aku balik ke kos, karena gak da kerjaan laen akupun tiduran dikamar sampe akhirnya pules juga, biar aku belon makan siang. Aku memang mudah sekali tidur, peltu kata orang jawa. Ini bukan peltu untuk lelaki tapi peltu untuk penidur seperti aku, nempel (bantal, terus) turu.

    Aku tidur lelap sekali dan terbangun karena ayam jago didalem perutku dah berkokok biar bukan subuh juga. Aku teringat, aku kan cuma ngisi perut pake segelas jeruk panas tadi, pantes laper banget. Aku liat jam, wah dah jam 5 lewat, aku tidur kaya orang mati ya ampe ber jam2 gitu. Baiknya aku masi punya biskuit, sehingga lumayanlah untuk ngeganjel perut, ntar minta dijajanin ma si om, kalo dia nepati janji. Aku penasaran aja makanya aku ngirim sms lagi, nanya jadi gak ketemuan sore ini. Balesan si om nyenengin sih, dia bilang dia dah di mal, dia nunggu di konter makanan siap saji (fast food bahasa sundanya). Aku mo bales gantian ngerjain si om, biar aja dia nunggu.

    Aku sms bahwa aku dah siap mo brangkat. Dia pesen pake baju yang seksi lagi. Padahal aku belon apa2. Dengan santai aku mandi berlama2, pake keramas segala, emamng sih dah waktunya keramas. Cuma kalo abis keramas aku mesti nunggu rambutku kering baru bisa ditata sendiri.

    Gak apa kan mo bales dendem, aku tersenyum ngebayangin si om blingsatan nunggu aku gak nongol2, tapi aku kecele karena si om gak sms, padahal aku dah nungguin smsnya dari tadi. Akhirnya aku dah siap juga, aku pake aja pakeanku yang tadi siang. Sesampai di tempat yang dijanjikan aku celingukan nyari si om. karena gak ketemu, aku sms dia lagi. Jawabannya ngeselin deh, dia bilang dia nunggu di warung kopi (coffe shop bahasa maduranya), “Kok cemberut say”, sapanya melihat aku cemberut, “Om kan katanya tadi nunggu disana, kok jadinya disini. Dina kan nyariin kesana kemari”. “Kamu janjinya dateng jam brapa, sekarang jam brapa, sama2 kan. Udah jangan cemberut, ntar seksinya berkurang”, katanya bercanda sembari menatap toketku.

    “Din toket kamu nantangin diremes deh”. “Mangnya om dah mo ngeremes ya”. “Iya Din, mau ya aku remes2”. “Ya gak disinilah om”. “Ya pastinyalah, kita makan aja dulu ya, aku dah laper”. “Apalagi Dina om, tadi siang gak makan, cuma minum jeruk pana segelas”. “Kok gitu”. “abis om katanya mo jemput lagi, trus gak jadi. Ya aku balik ke kos aja, ketiduran deh gak pake makan dulu”. “Ya udah kamu mo makan apa, dimal ato ditempat laen”.

    “Disini aja om, dah kelaperan banget ni Dina”. Dia mengajakku duduk di food court dan membelikan aku makanan. “Doyan kan sate kambing dan sop kaki”. “Doyan om, kok sate kambing sih, biar hot ya”. “La iya lah, kan mo berasik ria ma kamu malem ini”. “Mangnya asik ria apaan si om”. “Alah pura2 gak ngarti, dah biasa juga aik ria ma om om”. “Om tinggal dimana?” aku mengalihkan pembicaraannya yang dah mulai menjurus itu. “Aku dari luar kota, aku kesini untuk urusan kerjaan, makanya tadi aku kebut biar selesai semua, jadi bisa asik ria ma kamu tanpa terganggu kerjaan. Gitu say”. “Terus om nginep dirumah temen tadi itu ya”. “Iya”. “wah jadi asik rianya ntar di rumah temen om itu, gak mau ah”. “Ya enggaklah, aku dah pamit ma dia, aku bilang mo pulang malem ini. Aku dah cek in ke hotel kok. Gak apa kan asik ria di hotel, dah biasa kan”.

    “Gak pernah kok om”. “Masak sih, kayaknya kamu dah pengalaman ma om om. “Masak sih om, Dina kan ramah aja ma siapa aja, jadi om salah artikan deh”. “Jadi gak mau nemenin aku di hotel?” “Gimana ya om”, sengaja aku mempermainkan dia. “Yah, kalo tau aku pulang aja malem ini, percuma aja nginep semalem disini”. “Jangan cemberut gitu atuh om, Dina becanda kok”. “Kamu dah biasa ma om om ya Din, padahal kamu masi muda gini”. “Jarang kok om, skali2 aja”. “Terus dibawa ke hotel juga”. “Iyalah, dimana lagi”. “Kalo ma om om maennya brapa ronde”. “Sukanya si 3 ronde om”. “Wah nikmat dong”. “Iya om, palagi ronde terakhir, si om suka lama brau kluar, Dina bisa berkali2 nyampe sebelum si om ngecret”. “Didalem?” “Iya om,nikmat kan kalo nyampe trus kesemprot peju anget”.

    “Kamu gak takut hamil?” “Dina dikasi obat ma salah satu om, jadi kalo dah pulang Dina minum satu kalo lagi subur”. “Skarang lagi gak subur?” “Lagi subur om”. “Wah bahaya tuh”. “Ya enggaklah om, kan ada obat, justru kalo lagi subur napsu Dina suka besar banbget, dikilik bentar aja dah napsu, kalo dikilik terus bentar aja dah nyampe, nikmat banget om”. “Wah untung aku ketemu kamu, pasti kamu ngelayanin nya asik banget ya Din”. “Ah biasa aja kok om”. Tanpa terasa makanan dan minuman yang dibeli dah pindah ke perut, aku kenyang sekali. “Om, blanjain Dina ya”. “Boleh, aku juga dah mikir mo beliin kamu sesuatu. Kamu mo beli apa, pakean?” “Bole om”. Aku digandengnya menuju ke toko yang menjual pakean. Aku mengajaknya menuju ke konter pakean prempuan. Aku milih jins dan t shirt. “Cuma satu Din, kalo ada yang laen beli aja”. Aku milih lagi jins dan tank top. “Om Dina mo beli daleman sekalian ya”. “Ya beli aja, g string ya Din”. Aku senyum2 aja, gak tau dia kalo sekarang aku dah pake g string. Aku beli daleman yang seksi2, bra tipis dan g string tipis, serta model bikini minim. “Om makasi ya diblanjain, om baek deh”. Selesai blanja, aku digandengnya menuju ke basement mal, masuk ke mobil dan mluncurlah mobil menuju hotel tempat dia nginep.

    Aku diajaknya ke kamar, standard aja, ada ranjang besar, tv besar, lemari es, sofa, meja rias dan lemari pakaian yang terbenam ke tembok didepan kamar mandi. Dikamar mandi ada shower, wc dan wastafel. “Mo mandi dulu ya Din”. “Tadi Dina udah mandi om, om belon ya”. “Mandiin dong Din”. “Dah gede gini kok minta dimandiin, mandi ndiri dong”. Dia menghilang di kamar mandi, sementara itu aku duduk di sofa, aku menyetel tv dan mencari channel hbo. Gak lama dia dah muncul dari kama mandi hanya bersarungkan handuk. “Seger deh, kamu gak mo mandi dulu Dina, biar seger juga”. “Kan Dina sebelon brangkat ke mal dah mandi”. Dia duduk disebelahku. “Din kamu cantik ya, Sherina tu mirip kamu deh”. “Sherina sapa om”. “Penyanyi abege yang omnya narkoba itu, cuma kamu jauh lebi seksi”. Memang si, potongan rambutku pendek biar praktis aja, gak usah nyisir lama2, cuma kalo abis kramas kudu dikeringin dulu supaya gak awut2an kalo disisir.

    “Om suka gak”. “Suka banget Din, bukan cuma suka tapi napsu banget”. Segera aku dipeluknya, mukaku dihadapkan ke mukanya dan dengan lembut dia mencium bibirku, lembut sekali. Aku terpejam menikmati kuluman lembut di bibirku. Tangannya mulai ramah (rajin menjamah), mengelus rambutku, kemudian meraba hidung dan bibirku, kembali mengecup bibirku lembut. Dia mesra sekali mencium dahiku, pipiku dan kembali ke bibirku, gak grasa grusu langsung to the point aja. Aku terhanyut jadinya karena ulahnya. “Om mesra banget si nyiumnya”, “Ya lah Din, kita kan mo mesra2an”. Kembali kamu berciuman, lidahnya mulai menrebos mulutku dan segera aku belit dengan bibirku.

    “Din, jinsnya dilepas ya”. “Bukain dong om”. Dia membuka ikat pinggangku, kemudian kancing jinsku dan menurunkan ritsluitingnya. Aku berdiri untuk mempermudah dia menurunkan jinsku dan akhirnya terlepaslah jins itu dari badanku. saat itu aku cuma mengenakan cd bentuk g string sehingga jembutku ngintip dari samping g string mini itu. Aku duduk kembali di sofa, dan dia mulai meraba2 dengkulku. Sesekali kulihat dia melirik kearah selangkanganku, dia sengaja menarik dengkulku keluar sehingga pahaku agak merenggang. Dengan mudah dia dapat memandangi jembutku yang bertaburan keluar dari samping g stringku. Elusan lembut bermain di dengkulku dan pelan2 sekali menggeser ke atas, mengelus2 pahaku dengan pelan. elusan itu memberikan rangsangan buat aku, pelan2 napsuku naik juga karena elusannya yang makin lama makin keatas itu.matanya tambah jelalatan ke selangkanganku. kelihatannya dia dah horny melihat jembutku yang nongol itu. Kubiarkan dia mengelus2 pahaku. “Mulus ya Din”, katanya, sambil makin merenggangkan pahaku. “Ini bonus ya om”. “Kok bonus?” “Iya dah diblanjain sekarang dielus, kan bonus namanya”.

    Pahaku makin dikangkangkannya sehingga akhirnya dia berhasil mengelus samping g stringku. “jembut kamu lebat ya Din, sampe keluar semua gini, apalagi kamu cuma pake g string lagi. emangnya suka ya Din pake g string”. “Iya om, kan praktis kalo pake g string”. “Praktis apanya Din, gampang ngelepasnya gitu?”. “Ih om nakal lagi deh, aaah”, erangku ketika jarinya mulai mengelus bagian tengah g stringku yang dah mulai basah, tepat menggosok me mek dan it ilku. aku mulai mendesah,
    Tangannya tetap diselangkanganku mengelus2 me mek dan it ilku dari luar g stringku, tangan satunya memeluk pundakku.

    Kembali dipagutnya bibirku dengan penuh napsu. Aku menyambut ciuman ganasnya dengan menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. Segera lidahku diemut2nya, jarinya sekarang nyelip kedalam g stringku dan mengelus2 langsung it ilku. Aku makin
    terangsang jadinya dan melenguh makin keras, hanya gumaman yang terdengar karena bibirku lagi dipagut bibirnya dengan ganasnya. “Om”, erangku ketika dia melepaskan bibirku. “Dah basah banget Din, kamu dah napsu ya. Lepasin ya tanktop kamu”.
    Dia segera melepaskan tanktopku, tinggallah aku berbalut bra tipis model ikatan dan g string yang tipis dan sudah basah. Kulihat kon tolnya menggembung dibalik handuk yang disarungkan dipinggangnya. Dia membelalak melihat pemandangan indah yang ada didekatnya. “Din kamu napsuin banget”, katanya. Aku duduk disebelahnya diranjang, segera aku ditariknya hingga terbaring disebelahnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibirnya yang langsung mencium bibirku dan melumat.

    Aku tergagap sesaat sebelum aku membalas lumatannya. Aku merasakan lidahnya menyusup ke dalam mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari dimulutku. Napsuku makin naik. Sambil melumat, tangannya juga merambah tubuhku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada toketku yang masih terbungkus bra tipis. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku terangkat naik dari matras karena rasa nikmat yang luar biasa.

    Bibirnya melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh napsu. Dirangkulnya tubuhku, bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku, sekaligus juga ludahku. Kemudian tangannya kembali meremasi kedua toketku, dan dilepaskannya ikatan braku. Ganti bibirnyalah yang menjilati dan mengemut toket dan pentilku. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini, rintihan keluar dari mulutku. Tangannya turun untuk meraih g stringku. Aku makin tak mampu menahan napsu saat jari-jarnya kembali merabai bibir me mekku dari luar g string dan kemudian mengilik it ilku. aku langsung merasa melayang karena kenikmatan itu. Jarinya meraih me mekku melalui samping g stringku. Aku rasakan ujung jari nya bermain di bibir me mekku.

    Cairan me mekku yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya ke me mekku. Dia terus menggumuli tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia menikmati rintihan yang keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Sementara jari-jarinya terus mengilik me mekku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan me mekku mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Dia tahu persis titik-titik kelemahanku. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di me mekku, dia berhasil membuatku nyampe. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya.Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku terangkat agar jarinya lebih melesek ke me mekku. Aku berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan kedutan me mekku yang memuntahkan cairan bening. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku.

    Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. “Din, kamu liar banget deh padahal masi muda banget. Istirahat dulu yaa. Aku ambilkan minum dulu”, dia mengambilkan minuman dari lemari es.

    Aku dibawakan kaleng coca cola, dibukakan dan diberikannya kepadaku. Segera kuminum coca cola itu sampe habis. Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah nyampe tadi, dia terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku.

    “Masih capek Din”, bisiknya. “Nggak kok om. Lagi narik napas saja. Tadi nikmat banget yaa padahal belum apa-apa. Baru di utik-utik saja Dina sudah kelabakkan”, jawabku. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin lilitan handuknya. aku sangat tergetar menyaksikan tubuhnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan. Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua pentil besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan. Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku terpesona adalah kon tolnya yang besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kon tol itu mengundang untuk diremes, dikocok dan diemut. Sesudah telanjang dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita berdua sudah bertelanjang bulat. “Din, jembut kamu lebat banget, pantes kamu tadi jadi liar”, katanya sambil mengelus2 jembutku. “Bukannya liar om, itu namanya menikmati”, jawabku.

    Aku mendorong tubuhnya hingga terbaring di matras. kon tolnya yang keras kugelitik dengan rambutku. Kemudian kepala kon tolnya kubasahi dengan ludahku. Kuratakan ludah dengan jariku. Dia menggeliat kegelian. Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala kon tolnya yang besar, dia melenguh karena nikmatnya. Kugenggam pangkal kon tolnya dan kepalanya yang basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada setitik cairan bening. Sambil menjilati cairan bening itu, kon tolnya kukocok turun naik. Terasa agak asin. Dengan lidah kujilati kepala dan leher kon tolnya, semua daerah sensitif kujelajahi dengan lidah. Akhirnya kepalanya kuemut dan kukeluar masukkan ke dalam mulutku. Perutnya kuelus2, dia meremas2 rambutku. Aku terus saja mengisap kon tolnya. kon tol yang Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. kepalaku dielus-elusnya. Dan dia menyibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. dengan penuh semangat aku terus mengulum kon tolnya. “Din, nikmat banget emutanmu”, erangnya. “Kamu pinter banget siihh”.

    Aku terus memompa dengan lembut. Berkali2 aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku. Aku menjilati tepi-tepinya. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya kujilati habis-habisan. “Din, nikmatnya aah”, kembali dia mengerang.

    Rupanya dia tak tahan dengan rangsanganku, aku ditariknya dari kon tolnya, dibaringkannya dan kembali mulutnya mengarah ke me mekku. Dengan lembut dia menjilati daerah sekeliling me mekku, pahaku dikangkangkan supaya dia mudah mengakses me mekku. “Om..”, ganti aku yang melenguh keenakan. Lidahnya makin liar menjelajahi me mekku. Bibir me mekku dikuakkan dengan jarinya dan kembali it ilku yang menjadi sasaran lidahnya.

    Aku makin menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak teratur, “Om .., Dina dien tot dong”, erangku. Dari me mekku kembali membanjir cairan bening. Dia menjilati cairan itu.
    Badannya kutarik, dia segera menempatkan kon tol besarnya di bibir me mekku. Pelan2 dimasukkannya sedikit demi sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan kon tol yang gede banget. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, mula2 pelan dan makin lama makin cepat sehingga dengan satu hentakan keras, kon tolnya sudah ambles semuanya di me mekku, “Aah, om”, erangku lagi. Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya dengan keras dan cepat, sehingga akhirnya me mekku makin berdenyut mencengkeram kon tolnya dengan keras.

    “Om, terus yang cepat om,Dina mau nyampe, aah”, erangku dengan liar. Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya sampe akhirnya, “Aah 0m, Dina nyampe…”, kembali aku berteriak. Dia menghentikan enjotannya. Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya dengan mesra. “Om nikmat banget dien tot ama om, baru sebentar dienjot, Dina dah nyampe,” kataku.

    Dia mencabut kon tolnya dan minta aku nungging. Segera ditancapkannya kembali kon tolnya di me mekku dari belakang. Pinggulku dipeganginya sambil mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat, rasanya kon tol panjangnya masuk lebih dalam lagi ke me mekku, nikmat banget rasanya. Dia rupanya ingin merasakan macem2 gaya ngen tot, segera dia telentang dan minta aku yang diatas. Aku menancapkan kon tolnya dime mekku dan kuturunkan tubuhku sehingga kon tolnya kembali ambles dime mekku.

    Aku menggerakkan pinggulku turun naik dan juga dengan gerakan memutar. Dia meremas2 toketku dan memlintir pentilku. Aku membungkukkan badanku sehingga dia bisa mengemut pentilku, sesekali digigitnya pelan, aku menjerit2 karena nikmatnya. “Din, aku dah mau ngecret, didalem ya”, katanya sambil terus meremes toketku. “Ngecretin didalem aja om, biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus menaik turunkan pinggulku mengocok kon tolnya yang ambles di me mekku. Aku kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia memegangi pinggangku. Gerakan pinggulku makin cepat, aku juga merasa akan nyampe lagi. me mekku terasa berdenyut2, “Om, Dina mau nyampe juga, bareng ya om”, kataku terengah. Terus kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat sampe akhirnya pejunya muncrat menyembur2 didalam me mekku. Bersamaan dengan ngecretnya dia, akupun nyampe kembali’ “Om nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup lemas dibadannya, dia memelukku dan mengecup bibirku, sementara kon tolnya masih nancap di me mekku. “Om lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, kataku. “ini baru ronde pertama lo Din”, jawabnya. “Dina mau kok om en tot lagi”, kataku.

    Aku berbaring kelelahan diranjang. DIa berbaring disebelahku, kayaknya dia belum puas karena dia kembali meremas toketku. “Kamu seksi banget ya Din, toket kamu besar dan kenceng, kaya toketnya Farah Quinn. Kamu tau gak Farah Quinn siapa. Jembut kamu lebat banget, aku suka ngen tot ama yang jembutnya lebat. Mana me mek kamu kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Din”, katanya dan dia kembali mencium bibirku. Dia bangun dan segera mengarah ke me mekku, dia tau titik lemahku ada dime mekku.

    Lidahnya kembali menjilati me mekku. Ujung lidahnya kembali menelusup masuk ke me mekku. Rambutnya segera kuremas2 dan kutekankan kepalanya supaya lidahnya lebih masuk lagi ke me mekku. Pantatku menggelinjang naik keatas. Dia terus saja menggarap me mekku, pahaku dipeganginya erat2 sehingga aku sulit untuk bergerak2, aku hanya bisa mendesah2 kenikmatan. Rupanya desahanku merangsang napsunya sehingga segera dia melepaskan me mekku dan menaiki tubuhku. “Om, kuat banget sih. Baru aja ngecret udah pengen masuk lagi”, keluhku. Dia tidak menjawab.

    Digenggamnya kon tolnya, diarahkan ke me mekku. Aku menggelinjang saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir me mekku. Kepala kon tolnya menguak gerbang me mekku. me mekku langsung menyedotnya, agar seluruh kon tol gede itu bisa dilahapnya. Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan kon tol yang hangat panas memasuki me mekku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. kon tol panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. kon tol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Kemudian dia mulai melakukan pemompaan.

    Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekuensi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Saat dia menarik kon tolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat dia menusukkan kon tolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya. Demikian secara beruntun, semakin lama makin cepat.Toketku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku bercampur keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan matanya sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya.

    Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. “Din, nikmat banget deh me mek kamu”, dia melenguh. “Iya om, kon tol om enak banget, Panjangg .. Uhh gede banget.” Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Kulihat tubuh kekar nya tampak berkilatan karena keringatnya. keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas kumainkan pentilnya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Tambah buas gerakannya. Sodokan kon tolnya tambah kencang di me mekku dan tangannya meremes2 toketku.

    Pada akhirnya, setelah sekian lama dia mengenjot me mekku dan aku nyampe 2 kali secara berturut2, kon tolnya terasa berdenyut keras dan kuat sekali. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan me mekku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejunya kembali berkali-kali ngcret di dalam me mekku. Uhh .. Aku jadi lemes banget. “Om, Dina lemes, tapi nikmat banget. Istirahat dulu ya om”, kataku. Aku langsung terkapar di ranjang dan tak lama kemudian aku tertidur.

    Pagi hari aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar udah terang. Dia sedang mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya, kayanya sarapan pagiku ya dien tot lagi. wajah kami sama-sama maju saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan dia saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.

    Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan nya mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Kembali dia melepas bibirnya dari bibirku. satu tangannya masih terus membelai pahaku, akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku. Dia mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai me mekku. “Mmhh.. om” desahku disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirku, lidahnya mulai berpindah ke telinga dan leherku, dan kembali lagi ke bibir dan lidahku.

    Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bernapsu, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba2 toketku, pentilku yang saat itu sudah tegak mengacung digesek2nya. Diciuminya toketku, kemudian mulai menjilati pentilku. “Ooohh..sshh.. aachh.. om..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek pentilku yang terasa sangat peka. Dia menjilati dan menghisap toket dan pentilku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangannya.

    Dia melepas pentilku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku, dan mulai menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas bibir me mekku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak napsu. Dia mengalihkan jilatannya kejembutku yang telah begitu basah penuh lendir me mekku. “Om…ohh..” lenguhku. Lidahnya melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh it ilku. Dia menghentikan jilatannya dan berlutut di depanku. me mekku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat kon tolnya yang tegang besar kekar berotot.

    Dia membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu di turunkannya pantatnya dan menuntun kon tolnya ke bibir me mekku. Terasa sekali kepala kon tolnya menembus me mekku.”Hngk! Besaar..sekalii..om,” erangku. Tanpa terburu-buru, dia kembali menjilati dan menghisap pentilku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada pentilku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap pentilku, nikmat banget rasanya, sementara setengah kon tolnya bergerak perlahan dan lembut menembus me mekku.

    Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, membuat lendir me mekku semakin banyak meleleh di me mekku, melicinkan jalan masuk kon tol berototnya ini ke dalam me mekku tahap demi tahap. Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain. “Ouuch.. sshh.. aachh..teruuss.. om. masukin kon tol om yang dalaam..! oouch..niikmaatnya!” erangku. Seluruh rongga me mekku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding me mekku digesek kon tolnya yang keras dan besaar..!

    Akhirnya seluruh kon tolnya yang kekar besar itu tertelan kedalam me mekku. Terasa bibir me mekku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas pentilku, dia mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch. niikmaat..om..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan. “hh..sshh..hh.. om.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahnya kembali menari di pentilku.

    Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. kon tolnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot me mekku dan menggesek dinding me mekku yang mencengkeram erat. Hisapan dan jilatannya pada pentilku pun semakin cepat dan bernapsu. Seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan. Desahanku sudah berganti dengan erangan liar, “Ahh.. Ouchh..entootin Dina terus om, .. genjoott.. habis me mek Dina..!! genjoott.. kon tol om sampe mentok..!!” Ooohh.. om..bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot dengan om..!!” mendengar celotehanku, dia berubah menjadi semakin beringas, kon tolnya makin cepat dienjotkan keluar masuk me mekku.

    Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku ”Ngghh.. nghh .. nghh..om, Dina mau nyampe..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, dia mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan kon tolnya dalam2 dengan memutar mutar keras sekalii.. it ilku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh..om.. niikmaat.. tekeen..teruuss.. it il Dina..!!”

    Akhirnya aku nyampe, kupeluk tubuhnya erat sekali. wajahnya kuciumi sambil mengerang2 dikupingnya sementara dia terus menggerakkan sambil menekan kon tolnya secara sangat perlahan. tubuhku yang terkulai lemas dengan kon tolnya masih di dalam me mekku yang masih berdenyut-denyut. Tanpa tergesa-gesa, dia mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat. Ia sama sekali tidak menggerakkan kon tolnya yang masih besar dan keras di dalam me mekku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah. Setelah aku kembali “sadar” , aku pun mulai membalas ciumannya, sehingga dia kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar.

    Napsuku kembali terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan kon tolnya pada dinding me mekku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar. Genjotan kon tolnya pada me mekku mulai cepat, kasar dan liar. Lalu dia memintaku untuk berbalik, sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas “Om..masukin kon tol gede om dari belakang kelobang me mek Dina..” Dia pun menatap bokongku. Sambil memegang kon tolnya disodokannya ketempat yang dituju ”Bleess..” ..Ooohh. om.. teruss.. yang.. dalaam..!”! terasa besar dan panjang kon tolnya menyodok me mekku, terasa sekali gesekannya di me mekku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini. Dia menggarapku dengan penuh napsu, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga kon tol yang besar dan panjang itu lenyap tertelan me mekku. “Hngk.. ngghh..om..Dina mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang, aku nyampe lagi. Kudorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan kon tolnya yang besar sedalam-dalam2nya di dalam me mekku, terasa me mekku berdenyut2 mengempot kon tol besarnya. Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukannya yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun dia menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan.

    Dia memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. “Din aku belum ngecret..! tolong isepin kon tolku dong..!” tanpa sungkan lagi kuemut kon tolnya, kujilati biji pelernya, bahkan selangkangannya ketika kulihat dia menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh Din.. nikmat sekalii.. teruss ..lumat kon tolku iseep yang daleemm.. ohh..” dia mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja mengemut kon tolnya yang besar. untuk makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan kon tolnya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak2 kebelakang. benar saja melihat gerakan erotisku dia makin mendengus2.

    Emutanku makin beringas, kon tol yang besar itu yang menyumpal mulutku, kepalaku naik turun cepat sekali, dia menggelinjang hebat. akhirnya kurasakan me mekku ingin melahap kembali kon tolnya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas kon tolnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih kon tolnya lalu kududuki sembari ku tuju ke me mekku. Bleess.. “..Ooohh..Din..masuukin kon tolku semuanya..!!” dia mengerang. kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan keras sehingga kon tol yang besar itu melesak dalaam sekali.. “..aachh.. Din..putaar..habiisiin kontoolku..eennakk.. sekaallii..!!” gilirannya merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya. Kugenjot bahkan sambil menekan keras sekali pantatku. kon tolnya kugenjot dan kupelintir habis, bahkan kukontraksikan otot2 me mekku sehingga kon tol yang besar itu terhisap dan terkenyot didalam me mekku.

    Dia menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, kutekan lagi pantatku lebih keras, kon tolnya melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu dengan jembutku, it ilku tergencet kon tolnya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, biji pelernya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.Din”, dia membelalakan matanya. lalu dia bangkit, dengan posisi duduk ia mengemut toketku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua toketku. “..Emut pentil Dina.. dua. duanya.. ..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! erangku. “..Ooohh.. Din.. nikmatnya bukan main posisi ini..! kon tolku melesak dalam sekali menembus me mekmu..!” dia mendengus2.

    Kurasakan kon tolnya mengembung pertanda pejunya setiap saat akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh.. om ..keluaar..bareeng..”, erangku lagi. “..iya..Din..aku…udah mau ngecret”. tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam me mekku, “..aachh. jepiit kontoolku..yeess.. sshh.. oohh..nikmaatnya.. me mekmu Din..!!” dia mengecretkan pejunya di dalam me mekku, terasa kental dan banyak sekali.

    Akupun menggelinjang hebat, “..Nggkkh..sshh.. uugghh.. om.. teekeen kontool mas.. sampe mentookkhh..aarrgghh..!! Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai kon tolnya, pantatnya, pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali. Seluruh pejunya kuperas dari kon tolnya yang sedang terjepit didalam me mekku.

    Nikmatnya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, tubuhku terasa lemas sekali. “Om, sarapan ini lebih nikmat dari semalem, Dina mau lagi dong”, kataku. Demikianlah hari itu si om menggarap tubuhku dengan penuh napsu sampe aku terkapar saking lemesnya, tapi nikmat buanget deh.

  • Cerita Panas Birahi Sepupu Istriku Yang HOT – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Panas Birahi Sepupu Istriku Yang HOT – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1090 views

    Perawanku – Pertama kali aku mengenal dirinya, aku kagum dengan budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat, dia sudah duduk di bangku akhir SLTP dan usianya menginjak 15 tahun. Waktu itu aku sudah bertunangan dengan kakak sepupunya yang sekarang telah menjadi istri tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang imut. Daftar Poker

    Sebut saja namanya Fitri, seorang istri 23 tahun, ibu dari balita berusia satu tahun yg berwajah teduh dengan sorot mata tajam yg membuat libidoku bergejolak setiap kali bertemu pandang dengannya. Senyum dari bibirnya yg tipis, dipadu dengan lekukan bra 34B yg selalu tercetak dengan jelas di balik setiap pakaian ketat yg dikenakannya, plus, legging yg menjadi kesukaannya selalu membuat penisku menggeliat liar. Suaminya berprofesi sebagai supir distributor F&B yg diproduksi dari daerah ini, untuk didistribusikan ke berbagai hotel di Jakarta; yg pulang setiap seminggu sekali.

    Kembali pada pokok cerita, mudik kali ini aku kembali bertemu dengannya saat keluarganya termasuk sepupu istriku mengunjungi keluarga istriku untuk bertamu; selepas mengetahui bahwa aku dan istriku sudah sampai di kampung halaman. Posisi dudukku berada di ruang tengah, dan istriku berada di dapur. Setelah bersalaman, Fitri segera mencari istriku di dapur. Sensor tinggi dari telingaku menangkap komunikasi mereka dalam bahasa daerah, yg jika diartikan kurang lebih seperti ini:

    I: Istriku
    F: Fitri
    A: Akuf
    F: “Teteeeh! Apa kabaaar??? Udah lama ga ketemu! Makin molegh (padet) aja teh!”

    I: “iiih Si Fitri bisa ajjaaah… yg ada kamuh yg makin seksi ajah! Tuh liat, kemejanya aja udah meletet begitu! Jadi keliatan atuh dalemnya kalo kancingnya ketat begituh”!

    F: “Ah, gapapa teh… sedekah buat cowo!”

    Kebetulan memang aku duduk di sofa panjang yg memungkinkanku untuk melihat jelas ke arah dapur. Fitri dan istriku mengobrol dalam posisi berdiri, dan Fitri mengenakan kemeja putih agak transparan dgn tanktop hitam sebagai daleman, dipadu dgn legging berwarna hitam yg membentuk dengan jelas bagian pinggul ke bawah. Fantasiku semakin liar ketika kuperhatikan dari jauh, tidak ada ceplakan celana dalam di legging si Fitri… which means dia menggunakan g-string -atau jangan2- tidak menggunakan underwear sama sekali!

    Lamunanku buyar tatkala keponakanku memanggilku minta THR, maka untuk sejenak aku mengalihkan perhatian sejenak ke para ponakanku untuk memberikan THR yg memang telah kusiapkan dlm amplop angpau warna pink. Tidak disangka, si Fitri tiba2 sudah persis di sampingku.. duduk dgn gaya manja di dudukan untuk tangan di sofaku.

    F: “Ooommm… buat Pitri maannaaahh?”

    A: “Kamu udah nini nini begitu masa masih mau THR?”

    F: “Namanya juga ibu rumah tangga yg kesepian ditinggal suami kerja, oom… jadi wajar atuh dapet THR dari siOm! Bener kan teh? … (Keluarga tertawa mendengar celetukan Fitri)”

    I: “iyah yang, gapapa… kasih dua amploplah sekalian buat si kecil..”

    A: “Yasudaah kalau begituuuu…”

    Sesaat kukeluarkan dua buah amplop angpau dari tas kecil berwarna hitam yg selalu kubawa kemana-mana dan kuberikan keduanya ke jemari lembut bersih si Fitri.

    F: “Aduuuh… Siom mah baik banget! Andaikan AAnya Pitri kaya siOm…”

    Kuanggap kalimat itu sebagai sebuah kalimat “basa basi” karena keinginannya telah terpenuhi.

    Sekian lama kami bercengkerama dgn anggota keluarga lainnya di ruang tengah, dan Fitri masih tidak beranjak dari tempatnya semula. Bahkan beberapa kali, entah dilakukan dgn sengaja atau tidak, ia melingkarkan tangannya ke belakangku. Karena posisinya berada di pinggir sofa (dudukan tangan), maka saat ia melingkarkan tangannya, otomatis payudaranya beberapa kali menyentuh daun telingaku.

    Lagi2 kubuang otak mesumku dengan berpikir bahwa ini adalah sepupu istriku yg SUDAH BERSUAMI.. maka kuanggap ini sebagai “kebetulan” belaka walaupun aku berusaha keras untuk menahan pikiran liarku yg seolah menggedor setiap pintu di dalam otakku, meminta paksa untuk dibebaskan dgn segera!

    —Skip—

    Hampir memasuki waktu malam, keluarga Fitri pamit, namun tanpa dirinya. Dia bilang mau nginep beberapa hari mau ngobrol2 sama tetehnya (istriku). Jadi, keluarganya pulang tanpa Fitri dan anaknya.

    Seperti biasa, aku mengambil posisi di ruang tengah karena aku perokok berat, sementara istriku dan sepupunya ngobrol di ruang TV sambil Fitri menidurkan anaknya yg masih berusia 1,5 tahun itu. Karena suasana santai, maka Fitri telah berganti kostum menggunakan tanktop dan hotpants warna pink saat ngobrol dgn istriku. Penisku semakin berdenyut melihat pemandangan seperti itu di depanku.
    Spoiler for Kurang lebih penampakan seperti ini:
    Tak lama kemudian, aku ingin buang air kecil, dan kebetulan di kamar mandi ada Abah, orang tua laki-laki istriku. Jadi, aku bilang ke istriku bahwa aku mau ke pincuran (pancuran yg difungsikan untuk tempat mandi/mencuci pakaian/buang air kecil).

    A: “Aku pipis di pincuran aja deh… di kamar mandi penuh”

    I: “Ya udah sanah, hati2 gelap! Jalannya licin loh…”

    A: “Iya gapapa, pelan2 aja”

    F: “Pitri ikut, Om… Udah nahan juga dari tadi…mana si Abah lama banget lagih..”

    Deg! Apakah ini waktunya? Tuhan, kok ya cepat sekali Kau beri aku ujian yg berat ini

    A: “oh gitu? Hayuk atuh…”

    Dan aku mengambil hpku untuk difungsikan sebagai senter. Aku berjalan di belakang Fitri yg sedang memakai jaket sembari mencari sendalnya di depan rumah. Saat ia merunduk, dengan jelas aku bisa melihat bongkahan pantat kenyalnya yg dibalut shortpant karet warna pink -dan lagi2- tanpa ceplakan celana dalam!

    A: “… … …”

    F: “Om, kok ngelamun gitu??”

    A: “Ah, nggak… Itu lagi ngeliatin jalan ke pincuran, ternyata gelap juga ya? (Ngeles)”

    F: “Di sini emang gitu, Om… Ga ada lampu buat ke pincuran… Hayuk atuh!”

    Maka kami berjalan beriringan, dan para suhu pasti bisa menebak bahwa aku kembali memposisikan diri berjalan di belakang Fitri untuk memperhatikan ayunan pinggul, pantat, dan paha mulusnya haha. Tidak berapa lama kemudian di tengah jalan berembun yg licin, dia terpeleset. Karena aku persis berada di belakangnya, maka aku dgn sigap menangkap tubuhnya… Dan dengan jelas aku bisa melihat payudaranya yg terbalut tanktop pink di balik jaketnya yg hanya diritsleting setengahnya. Yg lebih membuatku kaget, dari selipan tanktop pink itu aku tidak melihat adanya bra atau kemben atau apapun itu untuk menutupi putingnya! God damned! I think this situation is well prepared!

    F: “Aduh! Maaf Om… Licin banget jalannya!”

    A: “Iya, udah mulai ngembun soalnya! Pelanpelan aja, Fit! Yuk sini…”

    F: “Iya Om, pelan2 yah…”

    Entah kenapa, tanganku secara otomatis meraih pinggulnya untuk berjalan berdampingan denganku, namun posisi Fitri berada agak ke depan, dengan tanganku tetap melingkar di pinggulnya; sehingga dengan bebas penis tegangku yg masih terbungkus celana pendek warna hitam ini bisa kugesekkan ke hotpants karetnya yg berwarna pink.

    Langkah demi langkah kami berjalan pelan sekali, dan setiap langkah terhenti, penisku kugesekkan ke bongkahan pantat sebelah kanannya sambil tangan kiriku menahan pinggulnya, terlihat seolah berhati hati tetap menahan agar Fitri tidak terpeleset lagi. Entah disengaja tau tidak, kok ya di setiap langkah itu dia seperti mengerti maksudku. Setiap kugesekkan penisku ke pantatnya, dia seperti menekan pantatnya ke batangku… Setiap kali pasti begitu! Jarak antara rumah ke pincuran yg hanya 20 meter-an sepertinya terasa lama sekali karena kami melangkah “sangat hati2” … Atau lebih tepatnya, “saling menikmati” kali ya!

    Sesampainya di depan pincuran, aku segera menurukan celanaku dan penisku yg tegang sedari tadi langsung terbebas dari sangkarnya. Tapi aku baru sadar, bahwa tanganku masih pegang telepon yg kufungsikan sebagai senter. Tanpa pikir panjang, kupanggil Fitri untuk pegang teleponku, jd aku bisa buang air kecil dgn leluasa.

    A: “Fit, tolong pegang teleponku doong… Tadi lupa main masuk aja”

    F: “Iyaah Om, kadieukeun atuh hapenyaah…”

    Agar para suhu bisa membayangkan, pincuran ini berada di bawah jalan setapak; terdiri dari beberapa buah bilik yg saling bersebelahan. Kebetulan pincuran ini tdk memiliki tempat BAB, tapi memang dikhususkan untuk pipis atau mencuci baju. Sebuah bilik pincuran berukuran kurang lebih 2×3 meter, dengan air yg selalu mengalir selama 24 jam dari sebuah pipa PVC.

    Kembali ke jalan cerita, karena memang posisi badan jalan ke pincuran licin karena embun, maka bisa ditebak… Fitri, perempuan dengan dada 34B itu kembali terpeleset saat ingin meraih teleponku, dan aku reflek membalikkan badanku untuk menangkapnya.

    BRUKKK!!!

    Aku menangkapnya untuk kedua kalinya. Bedanya, kali ini posisi tubuhku agak membungkuk (masih dlm posisi berdiri) dan tubuh kami saling berhadapan, dan lebih parahnya lagi, penisku berada dalam posisi bebas dengan kepala Fitri berada di dadaku. Yg membuatku heran, kali ini tidak ada reaksi dari si Fitri.

    A: “Fit, kamu gapapa?”

    F: “… … …”

    A: “Fit, kamu kenapa? (Sambil kuletakkan tanganku di wajahnya)”

    F: “(posisi wajah masih menghadap bawah)Iya, Pitri ga apah2…
    (Mengubah posisi wajah menatapku)…
    Kontol qamuh gede juga yah?”

    OMG!!! Bagai disambar petir rasanya! SHIT!!! Ternyata posisi tangannya sudah memegang penisku dengan lembut. Perasaanku campur aduk antara khawatir dgn kondisinya, tapi juga sekarang shock karena posisi tangannya sudah berada di penisku yg tegang sedari tadi.

    F: “Masih mau pipis ga, Om kalo diginiin? (Sambil mengocok penisku maju mundur dgn perlahan)…”

    A: “Ouw… nakal banget kamu, Fit! Kalo aku bilang udah ga mau pipis lagi, gimana?”

    F: “Hihihi… Mmm… Kalo kamu ga mau pipis, nih, matiin lampu flashnya dong, om… Soalnya Pitri mau pipis sebentar…”

    Tangan Fitri tetap memegang penisku sambil berjalan perlahan ke tempat pipis di pincuran. Kemudian, dia menurunkan hotpants karet pinknya sampai batas lutut, dan berjongkok untuk pipis… Jadi posisi wajahya persis berada di depan penisku yg semakin tegang.

    F: “Deketan atuh, Om… Biar bisa sekalian…”

    A: “… … …”

    Dengan sigap aku mematikan flashku sambil melangkah maju ke depan sehingga posisi testisku menempel ke pipi si Fitri. Tangannya tetap mengocok penisku dengan perlahan, namun dilakukan dgn genggaman yg kuat.

    F: “Si Teteh pasti seneng banget dapetin qamuuh… Udah baik, gak pelit, pasti pinter ngewe kalo kontolnya gede begini”

    Aku tidak menduga bahasa seliar itu bisa keluar dari mulut kecil nan menggairahkan yg selama di depan keluarga istriku selalu mengeluarkan kalimat yg santun. Aku tidak mengira di balik sosok sepupu istriku ini tersimpan figur iblis wanita yg ganas dan bisa keluar di saat2 tertentu… seperti yg terjadi padaku saat ini.

    A: “Haha… kok kamu bisa bilang gitu, Fit? Ukuranku bukannya ukuran standar laki2 Asia?”

    F: “(Sambil menempelkan bibirnya ke penisku)… Mmmh Pitri mah teu ngarti … Mmmhh… urusan Asia Asia-an… Yg penting sekarang Pitri tau kalo kontol kamu gede! Lebih gede dari suami aquh…mmmhh”

    Fitri yg masih dlm posisi jongkok dengan hotpants pink yg turun setengah, telah menempelkan bibirnya di penisku dan mulai menjilati ujung penisku dengan jilatan-jilatan kecil persis seperti yg aku inginkan! Jilatan jilatan kecil dekat lubang penis yg menimbulkan sensasi ngilu nikmat yg akan membangkitkan libido tinggi yg selama ini bersembunyi di dalam tubuhku.

    Kemudian, dia mulai mengulum kepala penisku… bibirnya berusaha menyesuaikan dengan penisku dengan ukuran mulutnya yg mungil, dan kembali memainkan lidahnya di sekitar lubang dan lingkaran kepala penisku. Perlahan, dia mulai menjelajahi penisku lebih dalam; lebih turun lagi dan semakin ke bawah.

    Aku merasa ujung penisku telah menyentuh sesuatu, yg menurutku adalah ujung kerongkongannya. Sepertinya dia berusaha menjangkau pangkal penisku, namun tak kuasa, sehingga ia tersedak dan mengeluarkan penisku dari mulutnya… Diikuti dengan air liur yg melimpah ruah dan masih tersambung antara penisku dan bibir mungilnya.

    A: “Ouw… kamu seksi banget sih, Fit! Aku suka banget sama gaya blowjob kamu!”

    F: “Ssshh.. Haaah… Pitri ga kuat kalo semua, Om! Sluurpp… Kontol kamu kok lain yah? Jadi penasaran.. sshhh.. masa aku ga bisa fellatio-in qamuuh…”

    DAMN… Man! She knows about Fellatio! Suatu hal yg hanya berada dalam imajinasiku bahwa istriku suatu saat tahu banyak mengenai sex seperti apa yg kuharapkan… Namun ternyata harus kudapatkan dalam sosok sepupunya!

    Akupun mulai memberanikan diri untuk lebih membungkuk. Sambil memegang hp, jemari tangan kiri kufungsikan untuk membelai rambutnya, sementara jari tangan kananku yg bebas mulai menurunkan sedikit retsleting bagian atas jaketnya, untuk kemudian masuk ke balik tanktop bagian atas… Dan ternyata benar: Fitri tidak pakai BRA!

    Jemari kananku semakin leluasa membelai dan meremas-remas dada kirinya, sementara penisku masih berada dalam kuluman bibir mungil Fitri. Dengan perlahan kuapit putingnya dengan telunjuk dan jari tengahku, dan kupilin dengan sangat hati hati.

    F: “uuhh… auw.. Kamu pinter banget sih sayaaang… Mmhhh… sayang pinter mainin pentil Pitri.. Eemmhhh.. (Sambil terus maju mundur perlahan memainkan penisku dlm mulutnya)”

    A: “(berbisik) Sssttt… Jgn kenceng2, Fit! Nanti kedengeran orang ga enak akh! Terusin, Fit… Kamu suka yah blowjob-in aku?”

    F: “Iya… MmpPhhrrr.. Pitri suka kontol kamu sayang! Cup..plup… Pitri suka nyepongin kontol kamu”

    A: “Jangan lama2 atuh, Fit.. Gantian dong!”

    F: “(matanya melihat ke mataku penuh tanda tanya dan melepas penisku dari bibir mungilnya) … Gantian gimana maksudnyah, Om? Emang biss… Mmffff…”

    Sebelum Fitri menyelesaikan kalimatnya, tanpa banyak cingcong langsung kukulum bibir nya sambil kumainkan spesialisasiku: French Kiss! Sambil melakukan itu, kuarahkan tubuh seksi dengan hotpants pink yg turun selutut itu untuk berdiri, sambil perlahan kuarahkan mundur sampai dia bersandar di betonan dinding bilik pincuran.

    Alih2 berpikir untuk merekam peristiwa laknat nan nikmat tersebut, aku malah memasukkan smartphoneku ke dalam jaket sambil mencumbu sepupu istriku itu. Penisku kugesekkan sejajar dengan mulut vaginanya, sementara tangan kiriku membelai perlahan leher bagian belakang si Fitri. Bibir dan lidahku teleh berpindah ke leher sampingnya, sementara jemari kananku masih membelai puting sebelah kirinya yg sudah benar2 keras di balik tanktop pink yg dikenakannya.

    F: “Gantian kumaha sih, Om? Aaahh… SiOm meni pinter pisan jilatin kuping Pitri… Mmmhh.. Uugghh.. Mmphh..”

    A: “sluurpp.. mmhhh.. Ini belum, Fit! Maksudku gantian itu yg iniii…”

    Seketika aku langsung berjongkok ke depan vaginanya, dan mengarahkan dia untuk sedikit mengangkang. Fitri pun menekuk kedua tangan di samping telinganya, dan merendahkan tubuhnya sedikit agar bisa mengangkangi wajahku. Melihat pubis tanpa bulu dan vagina yg sudah dlm posisi terangsang merekah persis di depanku, mataku gelap! Langsung kuserang vaginanya bertubi tubi dengan lidahku, mulai dari klitoris, sisi2 lubang vagina, dan kuusahakan untuk memasukkan lidahku sedalam2nya ke liang vaginanya. Tangan kanan Fitri mulai berubah posisi untuk menjambak rambutku seolah mengarahkanku ke bagian vagina yg diinginkannya untuk bersentuhan langsung dgn lidahku.

    F: “..ooUhh.. Eeemmhh.. Aah.. Sshhhh.. Enak sayaang.. Aahhhh.. Eemhh.. Pitri baru sekali inih diginiin sama Om.. OUh.. Gatel, sayaang.. Ahhh..sshhh…”

    A: “… … …”

    Ia sudah tidak mempedulikan kata panggilan untuku yg terus menerus berubah: antara “om” dan “sayang”. Namun begitu, aku tidak mempedulikannya. Tidak sepatah katapun keluar dari mulutku dan terus kujilati dan kuhisap vagina Fitri tanpa berhenti.

    Untuk menambah sensasi, sambil menjilatinya, kubasuh jemari kananku dengan air yg mengalir di pincuran, dan setelah kulirik dan kuyakin bersih, segera kurapatkan telunjuk dan jari tengahku, untuk kemudian kumasukkan dengan sangat perlahan ke dalam vagina si Fitri. Semakin lama semakin dalam sampai jariku tenggelam sepenuhnya.. Dan kukocok vaginanya dengan perlahan dan speed yg semakin meningkat.

    Saat kulirik ekspresinya seperti sedang menahan sesuatu, bibirku pindah menyusuri leher dan kemudian kukulum dan kujilati kupingnya -sementara tangan kananku tetap mengocok vaginanya-

    A: “Gimana rasanya Fit?”

    F: “mmmh.. mmhh.. Enak banget! Kamu pinter banget entotin Pitri pake tangan! Pitri belon pernah diginiin, Om.. Aah.. Terusin sayang.. Sshhh.. Aaah.. Mmh, Pitri sayang sama Om.. Aahh..”

    Semakin kukenali mimik wajahnya seperti sudah ndak kuat menahan sesuatu yg sudah sedari tadi ditahannya. Semakin kupercepat kocokanku pada vaginanya, dan makin kuperdalam lidahku menyentuh telinganya. Sejenak dia berucap:

    F: “mmh.. Oom, takutnya Pitri pipis inniiihhh.. Mmhpphh.. Mmpphh….”

    A: “Ga apa2 Fit.. Pipisin aja tanganku jangan ditahan2 ya, geulis! Hayuk atuh aku mau lihat..”

    Tetiba desahan Fitri semakin meninggi, pinggulnya bergoyang semakin hebat dan tangan kanannya mencengkeram tanganku dengan kuat. Khawatir berteriak, segera kuarahkan tangan kiriku menutup bibir mungilnya yg terbuka setengah itu.

    F: “mmpphh.. Aah.. Aah.. Aaauuuw.. Aah.. Pitri pipis omm.. Pitri pipiiimmmpppfff… ”

    A: “Ssstt..(Tanganku membekap mulutnya)”

    Benar saja, dalam sekejap aku merasa telunjuk dan jari tengahku seperti dijepit sekuat tenaga, dan seperti ada sesuatu yg mendorong keluar! Secepatnya kulepas jemariku dari vaginanya, dan…

    SOOORRR… SRRRT.. SRRT..

    Semburan pertama sangat kuat dan kencang..

    Semburan kedua semakin berkurang..

    Dan semburan terhenti setelah yg ketiga!

    Ini adalah pertama kalinya kumelihat seorang perempuan squirt dengan mata kepalaku sendiri! Selain itu, ini juga kali pertama aku membuat serang perempuan squirt dalam hidupku!

    Nafas fitri tersengal sengal.. memburu layaknya seseorang yg terpuaskan! Ekspresi yg sungguh berbeda dgn ekspresi buatan yg banyak kulihat di film biru yg banyak tersimpan di hardisk notebook-ku. Kakinya bergetar hebat, hingga tangan kananku yg basah karena lendir kenikmatan dari vaginanya harus menopangnya agar ia tidak terjatuh; dan dengan perlahan kulepaskan dekapan tangan kiriku yg menutup bibir mungilnya yg masih mengeluarkan desahan lemah. Keringat membasahi wajah dan lehernya, membuat penisku yg masih berada di luar celana semakin keras dan berkedut semakin kencang!

    F: “(dengan suara tersengal sengal).. hhhh… hhh… Pitri pipis yah, Om? Maap yah, Om.. hhh.. hhhh..”

    A: “(dgn suara berbisik di telinga Fitri)… Gapapa Fitri sayaaang… Ekspresi kamu bener2 nafsuin banget tadi.. Puas banget aku liatnya”

    F: “hhh.. Pitri lemes banget.. Tapi kamu kan belomaaan..”

    A: “(berbisik dgn nada menenangkan).. Gapapa, Fit.. Kan aku masih 4 hari lagi di sini. Nanti2 juga gapapa..”

    F: “..hhhh..hhhh..tapi nanti belum tentu nemuin waktu kaya gini lagi, sayaaang!”

    A: “Sssttt..jgn teriak, Fit! ga enak sama orang orang”

    F: “tenang aja,sayang.. Mulai jam 7 malem jarang ada orang yg ke sini…soalnya banyak yg bilang di sini angker, dan pada males juga ke sini soalnya gelap, ga keliatan jalannya… Kaya kita tadi.. Tapi kalo kita kan makin ga keliatan makin nempel.. Makin nempel jadi makin enak, ya kan sayang??”

    Kemudian dia kembali menciumku, dan lidah kami kembali berpagutan satu sama lain. Sejenak Fitri melepaskan pagutannya, menengadahkan tangan kiri ke dekat bibirnya yg merekah, dan meludah. Setelah itu, dia meraih batangku yg masih tegak berdiri, mengusap batang penisku dengan ludahnya dan menggerakkan tangannya maju mundur dgn perlahan, sementara bibirnya kembali memagut bibirku dengan rakusnya!

  • Cerita Sex Sungguh Nikmatnya Tubuh Sepupu Istriku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Sungguh Nikmatnya Tubuh Sepupu Istriku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1093 views

    Perawanku – Baru pulang dari luar kota tadi malam Saya agak malas untuk siap-siap ke kantor, nanti agak siang saja Saya masuknya. Istri saya sudah berangkat, anak semata wayang saya sudah ke sekolah. Selesai sarapan yang disiapkan oleh Yuni Saya belum juga mandi tapi menikmati 3 hari koran yang belum sempat saya baca selama keluar kota di sofa ruang tamu. Santai… Hari menjelang siang.

    Yuni baru saja selesai mengepel lantai lalu ke belakang. Rasanya ada yang aneh pada Yuni. Tiap hari dia memang mengepel lantai dan itu biasa. Entah apanya yang berbeda pada dia pagi ini Saya tak memperhatikan dan memang tak ingin tahu. Hanya saya rasakan agak aneh saja. Kembali Saya membaca koran. Ketika terdengar suara guyuran air di kamar mandi belakang, juga masih biasa, Yuni selesai bersih-bersih rumah lalu mandi. Langitpoker

    Lalu setengah jam kemudian dia tampak sliweran antara dapur dan ruang makan juga biasa. Juga ketika masuk ke kamar anak saya. Sekilas Saya sempat melihatnya lewat dari balik bentangan koran saya. Mungkin ini yang tak biasa, dia tampak lebih rapi dari biasanya. Daster yang dia kenakan tampaknya baru. Mungkin dia mau keluar belanja, pikirku.

    Dalam kesibukan dia di ruang makan kadang dia membuat suara-suara benturan piring dan alat lainnya. Dengan sendirinya Saya sedikit mengangkat kepala mengalihkan pandangan dari koran ke arahnya. Itu gerakan refleks yang biasa. Yang tak biasa adalah dia beberapa kali ‘tertangkap’ sedang memandang ke arah saya tapi tatapan matanya agak ke bawah. Ketika dia sedang ke belakang Saya coba meneliti adakah yang aneh pada diri saya ? Kebiasaan di rumah Saya selalu mengenakan celana pendek. Itu sudah sering dan Yuni juga sudah tahu. Jadi apanya yang aneh? Ah, memang Saya peduli! Saya terus saja membaca.

    Sampai tak lama kemudian, saat sedang asyiknya Saya membaca tanpa saya sadari Yuni sudah berdiri di depan saya. Koran saya letakkan, belum sempat Saya membuka mulut untuk bertanya, tiba-tiba Yuni menghambur ke arah saya, duduk di pangkuan saya dan memeluk tubuh saya. Lalu kepalanya yang tersembunyi di dada saya terlihat sedikit berguncang. Yuni menangis. Ada angin apa nih?

    “Maafkan aku Kang…” katanya di sela-sela isakan tangisnya.

    Yuni memang bukan pembantu. Dia adalah sepupu istri saya, sama-sama dari Kuningan, asal istri saya. Dia cukup cerdas walau SMK saja tak tamat, karena keburu disuruh menikah oleh ibunya. Teman-temannya di kampung pada umumnya hanya tamatan SMP atau bahkan SD. Dia sebenarnya ingin sekolah sampai tingkat sarjana, hanya kebiasaan di kampung mengharuskan anak perempuan sudah berrumah-tangga ketika mencapai umur 16 atau 17 tahun. Malang baginya, ketika usia pernikahan menjelang setahun suaminya tertangkap basah berselingkuh. Dia minta cerai dan ingin ikut istri saya ke Jakarta sambil siapa tahu bisa meneruskan sekolahnya dan menggapai cita-citanya menjadi sarjana pertanian. Di kampung dulu dia memang amat dekat dengan istri saya.

    Setelah bicara dengan saya, istri saya setuju menyekolahkan dia sampai tamat. Yuni bersedia kerja apa saja, jadi pembantu sekalipun, untuk mengejar cita-citanya. Kami, saya, istri dan anak saya tak pernah menganggap dia sebagai pembantu. Kami perlakukan dia sebagai salah satu kerabat dekat. Sudah hampir dua bulan dia ikut dengan keluarga kami. Dia sudah terdaftar di SMK kelas tiga, hanya belum mulai sekolah karena menunggu tahun ajaran baru, bulan depan. Umurnya kini 18 tahun. Memang sedikit terlambat. Anak seusia dia umumnya sudah tamat SMU.

    “Kenapa Yun?”

    “Maafkan aku Kang…”

    “Kamu salah apa?”

    Dia tak menjawab, masih terisak. Saya coba menduga-duga, mungkin dia tak betah karena mengerjakan urusan rumah tangga mirip pembantu.

    “Kamu pengen pulang?”

    Yuni menggeleng. Sebenarnya tidak juga sebagai pembantu karena istri saya kalau sedang di rumah juga ikut terjun kerja bersama dia. Anak saya pun begitu. Kami memang sudah biasa tak punya pembantu.

    “Atau kamu gak betah di sini?”

    “Bukan Kang bukan… Saya senang tinggal sama Teteh…” yang dia sebut teteh adalah istri saya.

    “Jadi kenapa?”

    Hening sejenak, lalu

    “Sayanya Kang, aku yang tak beres…”

    “Tak beres apanya? Ayo cerita, jangan sungkan-sungkan. Kamu kan sudah aku anggap adikku sendiri”

    “Bukan masalah itu Kang… Akang sekeluarga disini baik-baik semua… aku betah…”

    “Lalu ?”

    Yuni masih diam, tangisnya mereda. Tapi masih belum mau bicara. Tak sadar Saya mengelus-elus rambutnya yang lurus dan panjang sepunggung, seperti rambut istri saya. Memang Yuni banyak kemiripan dengan istri saya. Wajah mirip, hanya istri saya langsat dia sawo matang. Bentuk tubuhnya sama langsing, hanya dada Yuni sedikit lebih besar. Jangan berpikiran macam-macam. Dari ‘tampak luar’ saja sudah terlihat, tak harus ‘memeriksa’ ke dalam.

    Memangnya saya sekurang ajar itu berani memeriksa dada sepupu istri saya. Dada? Ah… gumpalan daging kembarnya itu melekat erat di dada saya sekarang. Baru sekarang juga Saya menyadari bahwa bongkahan itu menempel di tubuh saya nyaris tak ada penghalang. Tak ada ‘kain keras’ di antara kami. Masa sih ? Untuk memenuhi rasa penasaran saya, tangan saya yang sedang membelai rambut Yuni ‘mampir’ sebentar ke punggungnya.

    Hanya kain daster saja yang ada dipunggungnya. Benar, Yuni tak mengenakan bra! Saya lebih banyak berpikiran positif. Mungkin saja tadi dia sehabis mandi belum sempat memakainya. Tapi menyadari ‘keadaan’ begini, sebagai lelaki normal tak urung ada yang menggeliat di balik celana pendek saya.

    Lalu, saya biarkan pikiran saya mengelana, saya bayangkan bentuk bongkahan yang menekan dada saya, tentunya masih kencang sebab dia belum punya anak dan belum setahun ‘dipakai’, dengan putingnya yang kecil dan kecoklatan. Imagi begini jelas saja membuat perangkat bawah saya semakin mengencang. Tiba-tiba Yuni mengangkat kepalanya yang dari tadi ngumpet di dada saya. Ditatapnya mata saya sejenak, lalu pandangan beralih ke tubuh saya bagian bawah dan kemudian menatap saya lagi. Saya yakin pantatnya telah merasakan perubahan yang terjadi di celana saya.

    “Kang…” bisiknya serak.

    Pantatnya bergerak menggoyang, melumati kelamin saya. Mendadak mulut saya dipagutnya. Saya masih shock atas tindakannya ini sehingga bibir saya pasif saja menerima sapuan bibirnya. Tapi itu tak lama, hanya beberapa saat kemudian bibir saya malah merespon lumatan bibirnya. Kami berciuman. Celakanya, entah bagaimana Saya jadi membayangkan bahwa yang sedang saya ciumi ini adalah istri saya sehingga ciuman kami makin seru.

    Saya sempat melayang-layang sampai suatu saat kesadaran saya mendarat kembali ke bumi, rasio mengalahkan emosi. Saya dorong kepala Yuni menjauh, ciuman terlepas.

    “Yun…?”

    Saya lihat ekspresi wajahnya yang kaget sekejap.

    “Kang… maafkan aku… tapi aku butuh banget… butuh Kang… udah lama banget menahan…”

    “Kamu sadar Yun?”

    “Iya Kang, sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu Kang…”

    “Kenapa aku?” tanya saya lagi.

    “Gak tahu Kang. Tubuhku ini udah lama membara… Udah lama aku coba menahannya tapi aku gak mampu Kang… tolong Akang mengerti…”

    Tanpa menunggu reaksi saya Yuni kembali menciumi saya. Kami berpagutan lagi. Saya mulai menikmati. Kesadaran saya berangsur menghilang.

    Kemudian, ini gerakan refleks yang wajar dan biasa ketika sambil berciuman telapak tangan kanan saya mulai meremas-remas buah dada kirinya yang hanya tertutup daster. Daging yang sekal sesuai bayangan saya tadi. Yuni melepas ciuman lalu mengerang sambil kepalanya mendongak menikmati remasan saya. Bahkan erangannya mirip rintihan istri saya. Cuma sebentar, kembali dia mengejutkan saya, dengan sigapnya dia melepas kancing-kancing dasternya lalu menyodorkan dadanya ke muka saya. Dua bulatan kembar itu kini terhidang di depan hidung saya. Putingnya kecil tapi telah mengacung ke depan. Saya ciumi buah dadanya, bergantian kanan dan kiri. Puting kecil itu memang keras.

    Juga gerakan wajar jika tangan saya kemudian mulai membelai-belai pahanya, menyusup ke balik dasternya, merambat sampai pangkalnya. Lagi-lagi Saya dibikin kaget. Hanya daster itulah satu-satunya pakaian yang melekat di tubuh sintal Yuni. Saya tadi tak memperhatikannya. Selangkangan berbulu halus itu telah membasah dan lembab. Yuni makin menggila.

    “Ayo Kang. Sekarang… Aku mohon…”

    Rangsangan saya sudah tinggi, tak ada lagi pikiran jernih, gelap mata. Saya bopong Yuni menuju kamar saya, saya rebahkan tubuhnya ke kasur. Secepat kilat Yuni melepas dasternya melalui kepalanya.

    Tubuh coklat langsing sekal itu kini telanjang bulat tergolek di kasur saya. Kedua belah dadanya memang bulat dan menonjol dihiasi puting dan lingkaran aerola yang kecil menambah keindahannya. Bulu-bulu halus di bawah perutnya terlihat rapi tanda terawat. Tubuh itu kini gelisah, bergerak-gerak tak tentu. Pahanya sudah membuka lebar. Tunggu apa lagi?

    “Ayo Kang…”

    Secepat kilat Saya memelorotkan celana pendek saya sekaligus dalemannya. Saya naik ke tempat tidur dan mengarahkan penis saya ke selangkangannya. Kebiasaan saya kalau awal penetrasi lebih suka posisi misionaris, sebab Saya bisa melihat ekspresi wajah lawan main saya ketika penis saya mulai menusuk. Wajah dengan mata terpejam dan kepala sedikit mendongak adalah pemandangan paling eksotis. Saya rebahkan tubuh saya menindihnya. Lalu dengan gerakan agak kasar Saya menekan. Muka Yuni berkerut, dia menggigit bibirnya sendiri, ekspresi seperti orang yang sedang kesakitan. Benar saja…

    “Aaaww… pelan-pelan Kang, aku udah lama banget engga …”

    Memang, kepala penis saya serasa membentur tembok walaupun Saya yakin dia telah lembab.

    “Oh… maaf Yun…”

    Lalu dengan sabarnya Saya perlahan membuat gerakan-gerakan pendek maju-mundur untuk membuka ‘pintu’ yang sudah lama tak pernah dimasuki. Memang agak susah, harus perlahan dan bertahap. Akhirnya seluruh batang saya tertelan oleh vaginanya. Mulailah Saya ‘memompa’, masih perlahan agar bisa lebih merasakan gesekan batang saya dengan dinding-dinding liang vaginanya. Milik Yuni begitu eratnya menjepit batang saya, persis seperti milik istri saya pada awal-awal kami menikah. Saya jadi teringat sewaktu berbulan madu dengan istri saya beberapa tahun lalu. Cerocohan ribut yang keluar dari mulut Yuni pun sama. Beginilah rasanya. Hanya satu kata: nikmat!

    Lalu Yuni? Sulit saya gambarkan. Gerakan tubuhnya begitu liar, ekspresi wajahnya begitu ekstasi manjadikan dia tampak lebih cantik dibanding biasanya. Itu tanda bagi wanita yang sedang merasakan nikmatnya bersenggama. Rasanya Saya bisa lebih lama bertahan memompa, mungkin karena tadi malam Saya sudah mengeluarkan dua kali ‘tabungan’ ke tubuh istri saya setelah tersimpan selama 3 hari di luar kota.

    Hingga beberapa saat kemudian…

    Kedua tangannya mengunci amat erat di tubuh saya dan tubuhnya saya rasakan berguncang-guncang teratur beberapa kali. Saya lalu menghentikan pompaan, memberi kesempatan dia menikmati orgasmenya. Guncangan lalu melemah seiring melemahnya kuncian tangannya. Lalu tangannya rebah ke samping. Yuni terkapar.

    “Terima kasih Kang… terima kasih…” katanya sambil menciumi wajah saya.

    “Gimana Yun…”

    “Enak banget…”

    Tubuh saya masih telungkup menindih tubuhnya, batang saya yang masih tegang masih ‘tersimpan’ di dalam tubuhnya. Saya masih tak bergerak walaupun Saya belum mencapai puncak. Sengaja untuk memberi waktu kepada Yuni untuk menyelesaikan puncak hubungan seks, orgasme. Karena Saya tahu berdasarkan pengalaman, wanita tak mau ‘diganggu’ bila sedang dalam masa puncak dan beberapa waktu setelahnya. Syaraf-syaraf pada alat kelaminnya menjadi amat sensitif ketika masa orgasme.

    Tapi ketegangan penis saya mulai mengendur karena masa pause begini. Saya harus mulai memompa lagi untuk meningkatkan ketegangan batang saya. Lalu Saya mulai gerakan dengan memundurkan penis saya sedikit dan menusuk lagi.

    “Aaaahhh… Kang…” erangnya.

    Saya terus saja memompa.

    Mulutnya mulai berkicau.

    Makin cepat.

    Gerakannya makin gila.

    Saya melambung.

    Melayang.

    Beberapa detik kemudian…

    Saya sampai.

    Saya tumpahkan semuanya ke dalam tubuhnya.

    Ya. Saya ejakulasi didalam tubuhnya. Tak terpikirkan lagi untuk mencabutnya. Karena kedua kaki Yuni keburu menjepit erat pinggul saya, dan lalu tubuhnya berguncang teratur seperti tadi.

    Beberapa saat berlalu, baru Saya menyadari akan akibat penumpahan ke dalam liangnya.

    “Yun… Aku keluar didalam…”

    “Engga apa-apa Kang… jangan khawatir”

    “Maksudmu?”

    “Aku masih menyimpan spiral di dalam…”

    Saya lega walaupun di kepala ini menumpuk banyak pertanyaan seperti mengapa dia nekat begini.

  • Pengalaman Sex Nikmatnya Dapat Penumpang Malam Hari – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Sex Nikmatnya Dapat Penumpang Malam Hari – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1156 views

    Perawanku – Dia membuka pintu kiri belakang dengan wajahnya yang datar. Aku melirik spion saat dia duduk. Kuperkirakan usianya belum 30, tingginya sekitar 165 cm dengan berat 50 kg, terlihat sintal banget. Pakaiannya biasa saja, bukan mencerminkan seorang wanita karir yang baru pulang lembur.

    Dia cuma memakai celana jeans ketat dengan blus tipis yang membuat buah dadanya yang cukup besar membayang indah. Ah, lagipula ini kan Kemang. Tak banyak kantor di daerah ini kecuali kalau itu berupa rumah makan atau tempat hiburan. Bandar Ceme

    “Selamat malam. Mau kemana, bu?” sapaan standar. “Hotel Muria ya, pak.” jawabnya datar.
    Pandangannya menerawang ke luar jendela. Kebetulan saat itu sedang gerimis, mungkin membuat hatinya galau.

    “Darimana tadi, bu? Kok jam segini belum pulang?” tanyaku basa basi sekaligus ingin memuaskan rasa penasaran yang tadi kupendam. “…” dia diam saja sambil tetap memandang ke luar jendela.
    Aku memutuskan untuk berhenti bicara. Mungkin dia sedang tak ingin diganggu. Tak lama kemudian, sampai juga di hotel Muria.

    Dia membayar dengan memberikan uang tip empat ribu rupiah. “Terima kasih, bu.” jawabku sambil menerima uang itu.
    Tapi dia masih tetap diam, hanya mengangguk pelan sambil meninggalkan taksiku. Tanda tanya masih tetap bergelayut di pikiranku. *** Dua hari setelah itu, di tempat yang sama, perempuan yang sama. ”

    Selamat malam, bu.” senyumku mengembang, berusaha menyapanya ramah. Pikiranku merasa bahwa dia meminta diantar ke tujuan yang sama. “Hotel Muria ya, pak.” ujarnya sambil kembali memandang ke luar jendela. Kucoba menganalisis sendiri karena pikiranku semakin penasaran dengannya. Dari logatnya, sepertinya dia bukan orang Jakarta.

    Ditambah fakta bahwa dia minta diantar ke Hotel Muria, semakin menguatkan hal tersebut. Cuma yang masih menjadi tanda tanya, mau apa dia di Kemang pada dini hari? Kutengok sekilas tempat dia menunggu taksi, tak ada tanda-tanda klub malam atau tempat hiburan. Hanya ada beberapa cafe yang sudah tutup dan sebuah rumah makan 24 jam, serta dua buah mini market. “Dari mana tadi, bu?” tanyaku dengan suara keras sehingga dia tak ada alasan untuk tidak menjawab.

    Demi memuaskan rasa penasaran. “Oh, tadi… dari ketemu teman.” jawabnya singkat, masih menatap ke luar jendela meski kali ini tak gerimis. “Sepertinya saya tak melihat ada cafe yang masih buka, bu.” “Di restoran fast food, pak.” “Oh begitu. Lalu temannya tadi sudah pulang?” “Pulang duluan, pak, sudah ditunggu istrinya.” jawabnya datar, kali ini diakhiri dengan embusan napas berat dan pandangannya beralih ke layar ponsel. Aku jadi tak enak sering melirik ke spion. Konsentrasi lalu kukerahkan pada kemudi saja. *** Esok harinya, bagaikan deja vu, kembali taksiku dihentikan olehnya, masih di tempat dan jam yang sama.

    Sebenarnya aku sengaja lewat tempat itu di jam yang sama, ingin bertemu dengannya lagi. Masih ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padanya. “Malam, mbak. Hotel Muria?” aku beranikan diri memanggilnya ’mbak’. Tampaknya dia tidak keberatan. “Iya, pak.” jawabnya, kali ini dengan senyum. “Mbaknya bukan orang sini ya? Darimana, mbak?” “Semarang, pak.” “Mbaknya ke Jakarta dalam rangka apa? Cuma ketemu teman atau ada urusan lain, mbak?” tanyaku hati-hati.

    Tak ingin terkesan ingin tahu urusan orang, meskipun kenyataannya memang begitu. “Iya, cuma ingin bertemu teman saya itu. Eh, sebetulnya pacar sih, pak, bukan teman.” Aku mencoba menggali ingatanku. Kalau tak salah kemarin dia bilang bahwa ‘temannya’ itu sudah ditunggu istrinya. Apakah… “Temannya, eh pacarnya itu, sudah punya istri ya, mbak?” Oke, ini sudah keterlaluan dan aku tak tersinggung jika dia minta turun. Tapi nyatanya tidak, dia masih tetap tenang di jok belakang taksiku. “Iya, pak. Kami sudah berhubungan dari lama.

    Rumah tangga mereka bermasalah dan katanya mereka akan segera bercerai. Tapi entah, sampai sekarang masih seperti ini. Pertemuan-pertemuan kami tak diketahui istrinya, pak.” “Mbak bahagia dengan hubungan itu?” Entah kenapa aku malah bertanya hal seperti ini. Rasanya ingin menampar mukaku sendiri. “Sebenarnya sih enggak, pak. Saya sudah menyakiti banyak orang, termasuk diri saya sendiri.

    Namun rupanya ada satu sisi saya yang bahagia karena bisa bersama dengan orang yang saya cintai, meski tak bisa memilikinya dengan utuh.” Sampai di lobby Hotel Muria, dia menyerahkan sejumlah uang. “Pak, ini malam terakhir saya di Jakarta. Besok saya pulang. Terima kasih sudah menjadi teman mengobrol saya dua hari ini.

    Saya sangat menghargainya, pak.” dengan mata berkaca-kaca. ”Iya, sama-sama, mbak.” kukira dia akan langsung turun seperti biasanya, tapi ternyata… ”Pak,” dia memanggil. ”Iya, mbak.” kupandangi wajahnya yang cantik, juga tubuhnya yang sintal. ”Emm, boleh saya minta tolong?” tanyanya. ”Silahkan, mbak. Kalau memang bisa, pasti saya bantu.” ”Bapak nggak keburu pulang ’kan?” Kulirik jam di dashboard, jam 2 lewat 5 menit.
    Sudah larut, istriku pasti sudah menunggu di rumah. ”Nggak, mbak. Memangnya kenapa?” tapi demi wanita ini, aku rela menundanya. ”Bapak mau menemani saya?” tanyanya lirih, campuran antara rasa marah dan takut. Aku tak langsung menjawab, kucoba untuk mencerna perkataannya. ”

    Menemani gimana. Mbak?” kutanya balik. Aku butuh kepastian. Apa ini sesuai dengan bayanganku? Tidak menjawab, wanita itu malah menyeberangkan tangannya melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat aku duduk.

    Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir basah wanita itu yang langsung mencium mulutku dan melumatnya rakus. Uh.. uh.. uh.. Aku tergagap sesaat, sebelum akhirnya aku membalas lumatannya. Kami saling memagut melepas birahi. Bisa kurasakan lidahnya yang runcing menyeruak masuk ke rongga mulutku.

    Dan reflekku adalah segera menghisap dan mencucupnya. Nikmat sekali rasanya saat lidah itu menari-nari di mulutku. Bau harum perempuan itu juga menyergap hidungku. Beginikah rasanya bau tubuh wanita macam ini? Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai istriku. Bau seorang wanita muda yang selama 3 hari ini sanggup membuatku penasaran.

    Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini. Sambil melumat, jari-jari lentik perempuan itu juga merambah tubuhku. Dengan lincah dia melepasi kancing-kancing kemejaku. Kemudian kurasakan remasan jari halus pada tonjolan penisku. Uuiihh.. tak tertahankan rasanya. Aku menggelinjang.

    Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-turun di jok yang sedang aku duduki. Sekali lagi aku merasa edan. Aku digeluti seorang wanita muda cantik yang bahkan namanya saja aku tak tahu! Bibir manis perempuan itu terus melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku.

    Tangan gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kepalaku membuat wajahku seakan bengap. Dan semakin kesini, semakin aku tidak bisa mencabut persetujuan atas ajakan ‘temani saya dulu ini’. ”Kita turun yuk, pak. Kita masuk dulu.” wanita itu menghentikan lumatannya dan mengajakku memasuki hotel. Mobil segera kuputar ke palataran parkir dan kutinggalkan disana.

    Setengah berlari, kubuntuti wanita itu masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk, kudengar telpon berdering, rupanya dari front office hotel. ”Bapak mau minum apa,” tanya wanita itu, telepon berada dalam genggamannya. ”Tidak usah,” aku sudah tak sabar ingin merasakan tubuh sintalnya, tidak ada waktu untuk minum-minum. ”Atau makan mungkin?” dia kembali bertanya. ”Tidak usah repot-repot.” aku kembali menolak. Ayo cepat, kita main, setelah itu aku segera pulang biar istriku tidak curiga.

    Tapi tampaknya keinginanku itu memang harus ditunda dulu. ”Sebentar ya, pak. Saya ke kamar mandi dulu. Sudah kebelet dari tadi.” pamit wanita itu sambil buru-buru masuk ke kamar kecil yang tersedia di dalam kamar. Mengangguk mengiyakan, aku segera mencopoti seluruh bajuku saat wanita itu sibuk di dalam. Tak menunggu lama, aku sudah telanjang bulat. Tubuh tuaku yang berlemak tampak menyedihkan, tapi tidak dengan burungku.

    Meski sudah lebih 50 tahun, tapi penisku itu masih bisa berdiri tegak. Begitu besar dan panjang. Dengan benda inilah aku dulu menaklukkan puluhan wanita sebelum akhirnya aku takluk pada istriku yang sekarang. Wanita itu terlihat malu-malu saat melihatku sudah telentang telanjang di atas ranjang. Padahal tadi dia yang mengajak, dan dia juga yang paling agresif saat di mobil.

    Dia menatapku dengan ekor matanya, kemudian tersenyum. ”Sudah nggak sabar ya, pak?” tanyanya. ”Untuk orang secantik, mbak. Siapapun pasti tak sabar.” jawabku diplomatis sambil memamerkan penisku yang sudah tegang penuh. Dengan ujungnya, kupanggil dia untuk mendekat. ”Ayo, mbak, sini.” Wanita itu mengangguk dan berjalan menghampiri.

    Aku bisa merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, laki-laki tua gendut yang sudah lama tidak main dengan perempuan lain selain istrku, hari ini dengan edannya berada di kamar hotel dengan seorang wanita muda cantik yang bertubuh padat sentosa, yang umurnya bahkan belum setengah dari umurku. Sungguh sangat beruntung sekali. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, tepat di sisiku. Serta merta aku langsung menyambutnya dengan dekapan dan rengkuhan hangat. Kulingkarkan tanganku yang keriput di buah dadanya yang besar.

    Dia cuma tertawa saat aku meremas dan mengelus-elusnya pelan dari luar baju. Aku sudah tidak ingat lagi akan keberadaan anak istriku di rumah, bayangan mereka seakan lenyap. Yang ada sekarang adalah aku benar- benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya penyelewengan singkat, yang pasti akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjangan dahsyat.

    Apalagi mengingat lawan mainku yang sangat cantik dan seksi. ”Pak, bantu saya melupakan sakit hati saya ya?” bisik wanita itu mesra. ”Saya yakin, meski bapak sudah berumur, bapak bisa muasin saya.” dia memegang penisku dan mulai mengocoknya pelan. ”Gede banget, pak. Nggak salah saya milih bapak.” ujarnya. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan, berbunga- bunga mendengar pujian macam itu. Aku bagai dilempar ke masa 25 tahun yang lalu, saat aku masih muda dan gagah.

    Semua wanita yang kutiduri pasti akan bilang begitu. ”Sesuai permintaan, mbak, akan kupuaskan mbak malam ini.” sahutku sambil membalik dan menindih tubuhnya. Langsung kulahap mulutnya yang tipis kemerahan dan kulumat dengan penuh nafsu hingga membuat dia gelagapan kesulitan bernafas. Kumasukkan tanganku ke blusnya. Saat kuremas payudaranya, wanita itu mendesah lirih sambil mencakari tubuhku, dia menekan bibirnya agar lebih kulumat lagi. Segera kusedot lidahnya.

    Sekaligus juga air liurnya. Semakin basah, aku jadi semakin bergairah. Mulutnya seperti kujadikan tempat minumku. Sungguh, aku sangat menikmati kegilaan ini. Setelah seperempat abad berlalu, akhirnya aku merasakannya kembali. Tanganku tidak kualihkan, sambil terus melumat bibirnya, aku juga tak henti meremasi kedua susunya yang kurasa sangat padat dan kencang. Seperti milik perawan saja layaknya. Atau kalaupun tidak perawan, minimal dia masih belum pernah punya anak.

    Aku bisa membedakannya. Tak puas cuma dengan tangan, segera aku singkap blus yang dipakainya ke atas. Juga BH merah kekecilan yang membungkusnya. Saat benda itu sudah terburai keluar, aku memandanginya sejenak, mengagumi betapa kencang payudara itu meski ukurannya begitu besar. Kulit permukaannya terlihat mulus dan licin, tampak bersinar di kamar yang tidak begitu terang ini, bagai dua bulatan semangka yang ditempeli puting merah keras. Melihatnya membuatku tak tahan.

    Aku segera menunduk dan mengganti usapan tanganku dengan bibir. Kujemput payudara bulat itu penuh nafsu. Kujilat dan kusedot putingnya habis-habisan. Di permukaannya yang halus dan licin, kutinggalkan banyak cupang kemerahan. Sementara remasan tanganku yang masih menyertai, membuat benda yang aslinya berwarna putih itu, berubah menjadi kemerahan.

    Tapi bagiku, jadi tampak makin indah. “Aaghhhhh.. Ssshhhhh.. Oughhhhh..” pemiliknya yang tidak mampu melawan cuma bisa menggelinjang sambil merintih-rintih saat saraf-saraf erotisnya yang sensitif terus kurangsang. “Auw, ampun, pak… geli! Argghhhh…” desahnya penuh nikmat. Tanganku yang tidak bisa diam kini turun untuk meraih celana jeansnya. Kulepas kancingnya dengan cepat dan kubuka resluitingnya tidak sabar. Dengan jari-jariku yang besar dan kasar, kudorong benda itu hingga merosot ke bawah, sampai ke mata kaki.

    Setelah mengusap-usap sebentar pahanya yang putih mulus, merasakan betapa halus dan licinnya benda itu, aku kemudian merogoh celana dalamnya. Aiihh… tak terperikan kenikmatan yang kurasakan saat bisa meraba kemaluannya yang licin tanpa rambut. Bisa kupastikan kalau benda itu masih begitu sempit. Membayangkannya saja sudah membuatku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku, apalagi pas merasakannya nanti, bisa- bisa aku kejang duluan.

    Dengan jari- jari kasarku, terus kuraba permukaannya yang makin lama terasa semakin basah. Sasaranku adalah kelentitnya, saat sudah kutemukan bulatan mungil kaku itu, langsung aku menjepit dan menyerangnya bertubi-tubi. “Auuoogghhhsss..” wanita itu memekik panjang saat menerimanya. Tubuhnya langsung melengkung dengan cengkeraman jarinya di kemaluanku terasa semakin erat.

    Aku sampai kesakitan. Segera kubalas dengan menusukkan jari-jariku ke lubang vaginanya dan mengocok cepat disana. Ayo, sekarang siapa yang nggak tahan! Menggelinjang keenakan, tubuh wanita itu terbanting keras ke ranjang, lepas dari pelukanku. Menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, dia merintih-rintih merasakan ujung-ujung jariku yang terus bermain di lubang kemaluannya.

    Cairan birahinya yang keluar semakin banyak, kuusapkan-usapkan ke permukaaanya, kuratakan sebagai pelumas untuk memudahkan kocokan jari-jariku. Sementara bibir dan tanganku yang nganggur, kugunakan untuk kembali menyerang puting susunya dengan menghisap dan melumatnya rakus. ”Ooghhhhh.. ampun, pak.. geli banget! Aku nggak tahan.. ampun.. aahhhhh.. hentikan..” dia menghiba, tapi tidak kupedulikan. Terus kuserang dan kugumuli tubuh sintalnya.

    Aku sudah terlanjur bergairah, nanggung kalau harus berhenti sekarang. Blusnya yang sudah berantakan memudahkanku untuk merangsek ke ketiaknya. Kujilat dan kusedoti kulit mulus yang bersih tanpa bulu itu. Dia nampak sekali menikmatinya, terlihat dari rintihannya yang semakin keras dan bertubi-tubi. Sementara jari-jariku terus menusuki lubang vaginanya, menggelitik dinding-dindingnya yang penuh saraf birahi dengan tanpa henti. Membuat wanita berkulit putih itu serasa kelenger penuh kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahinya mengalir semakin deras.

    Yang semula satu jari, kini disusul lagi jari lainnya. Dua jari kini masuk, dan mengocok semakin cepat. Kenikmatan yang kuberikan pada wanita itu semakin bertambah. Dengan pengalamanku, aku tahu persis dimana titik-titik kelemahan seorang wanita. Jari-jariku kuarahkan ke G-spotnya. Dan tak ayal lagi, dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vaginanya, aku bisa menggiring wanita cantik itu sampai titik dimana dia tidak mampu lagi membendung orgasmenya. Saat rasa itu datang, perempuan itu merangsek balik kepadaku. Dengan terkejang-kejang, dia menjatuhkan tubuhnya yang sintal ke atas tubuhku.

    Segera kuraih kepalanya dan kuremasi rambutnya yang panjang. Dengan sayang kupeluk tubuhnya yang montok itu erat-erat dan kuhunjamkan jariku dalam-dalam ke lubang vaginanya, seperti ingin menyumbat celah sempit itu agar cairannya tidak sampai tumpah keluar membasahi sprei. ”Aarrgghhhhhhh…” menjerit keenakan, wanita itu menarik apa saja yang bisa ia raih. Bantalan ranjang teraduk, selimut tempat tidur terangkat lepas dan terlempar ke lantai.

    Sementara kakinya menghentak-hentak menahan kedutan vaginanya saat memuntahkan sperma. ’Sperma’ seorang perempuan yang berupa cairan bening yang memancar keluar dari dalam kemaluannya. Pahanya yang putih mulus menjepit tanganku, sementara pantatnya yang bulat terangkat-angkat menjemput kocokan tanganku yang mulai memelan. Dia tampak sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Kuusap keringat yang mengucur deras di mata, pipi dan bibirnya, lalu kukecup dia sekali lagi, panjang dan mesra.
    Kusibakkan rambutnya yang tergerai basah untuk mengurangi gerahnya di kamar yang ber AC ini. Kuelus bulatan payudaranya, sambil kusisir rambutnya yang awut-awutan dengan jari-jariku. Sementara di bawah, kuperhatikan cairan cintanya merembes keluar dari celah-celah bibir vaginanya. Melenguh puas, wanita itu menyandarkan tubuhnya dengan mesra di dadaku.

    Hawa dingin AC dengan cepat meredakan orgasmenya, membuatnya kembali bisa bernafas normal dan berpikir jernih. ”Ahh, bapak hebat banget, bisa ngantar saya cuma dengan tangan. Sepertinya malam ini saya bakal puas sekali.” bisiknya lirih. Kukecup bibirnya yang mungil sebagai jawaban. Dia menyambut ciumanku dan sekali lagi kami berpagutan mesra. ”Saya ambilkan minum dulu ya.” kataku sambil beranjak dari tempat tidur. Dia sempat menggenggam sebentar batang penisku yang masih ngaceng berat sebelum menepikan tubuhnya, memberi jalan bagiku.

    Dengan tubuh telanjang, aku melangkah menuju kulkas kecil di sudut kamar. ”Air putih atau soft drink?” tawarku. ”Air putih aja,” dia menjawab dengan nafas masih sedikit ngos-ngosan. Payudaranya yang putih terlihat semakin mengkilap karena keringat yang menempel di permukaannya. Kuberikan air putih dingin di tanganku kepadanya. Dia meminumnya sedikit sebelum menyerahkannya kembali kepadaku. Kuhabiskan sisanya dan kutaruh gelas yang sudah kosong di meja. Lalu kembali aku naik ke tempat tidur. Wanita itu diam saja saat aku mulai menciumi dan mengusel-uselkan hidung ke tubuhnya. Kuciumi perut, pinggul dan payudaranya.

    Dia tidak merespon, hanya nafas panjangnya saja yang terdengar. Mungkin dia masih kelelahan akibat orgasmenya barusan, dan sekarang masih berusaha untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Tidak apa, aku bisa mengerti. Aku terus menciumi payudaranya yang bulat sempurna itu, kuhisap dan kujilati keringat yang mengalir di permukaannya sampai benda itu menjadi bersih. Sementara putingnya yang merah mencuat, kugelitik dan kucucup berkali-kali dengan lidahku.

    Wanita itu mulai sedikit mendesah, tapi masih terlihat pasrah. Bahkan saat tanganku mulai merabai paha dan selangkangannya, dia tetap tidak melawan. ”Mbak capek ya, bagaimana kalau kita berhenti dulu?” tanyaku. Tidak enak juga menggumuli perempuan yang diam seperti ini. Kayak main sama gedebok pisang aja. ”Eh, nggak. Nggak, pak. Terusin aja. Saya sudah lewat kok capeknya.

    Ini juga sudah mulai terangsang.” wanita itu tersenyum kepadaku. ”Beneran?” kuelus rambutnya yang panjang sepinggang. ”Saya cuma mikir, tadi kok bisa nikmat banget ya, apa sensasi selingkuh memang seperti ini? Bapak belum ngapa-apain, cuma pake tangan, tapi saya sudah kelabakan seperti ini.” dia mengulurkan tangannya dan menggenggam penisku. ”Yang ini, pasti bakal lebih hebat dong.” gumamnya sambil meremas-remasnya pelan. ”Pastinya,” aku tertawa menggoda. Dia ikut tertawa. ”Jadi tak sabar saya, pak. Ayo, pak, cepat setubuhi saya.” wanita itu meminta.

    Aku mengangguk, ”Saya juga sudah tak sabar mbak pengen ngerasaain tubuh mbak yang montok ini.” sambil kujawil puting susunya. ”Ahh, montok apanya, pak. Buktinya, pacar saya ninggalin saya.” katanya, wajahnya tiba-tiba terlihat sendu. Mungkin teringat peristiwa yang baru dialaminya. ”Ah, maaf, mbak.” aku buru-buru minta maaf. Aku tidak ingin merusak suasana mesra ini. Jangan sampai gara-gara teringat sama pacarnya, dia jadi mengurungkan perselingkuhan ini.

    Aku sudah telanjur bergairah, bisa gila aku kalau diputus sekarang. ”Tidak apa-apa, bukan salah bapak kok. Malah saya terima kasih banget karena bapak sudah mau nemani saya. Siapa tahu dengan kenikmatan yang bapak berikan, saya jadi bisa melupakan bajingan itu!” dia mengepalkan tangannya erat-erat, tampak geregetan.

    Tapi didalamnya masih ada penisku. ”Auw!” tentu saja aku langsung menjerit keras-keras. ”P-pelan-pelan, mbak. Sakit!” rintihku. Wanita itu langsung melepaskan genggaman tangannya, ”Ah, m-maaf, pak. Saya nggak sengaja.” dia memandangi dan membolak-balik batang penisku, memeriksanya kalau- kalau ada yang terluka.
    Setelah tahu tidak apa-apa, kami saling berpandangan dan tertawa berbarengan. ”Ayo, pak.

    Katanya mau ngentotin saya,” wanita itu berkata genit. ”Eh, i-iya, mbak.” mengangguk senang, aku segera menelanjangi wanita cantik itu. Celana jeansnya yang sedari tadi masih separoh di kaki, kutarik hingga lepas. Juga blus serta kutang mungilnya, hingga kami sama-sama bugil. Aku lalu rebah diantara pahanya dan menelusupkan kepala ke celah selangkangannya.

    Dengan cepat lidah kasarku kembali menjilati lubang kemaluannya. ”Auw, pak… Ampunn…” wanita itu langsung merintih dan menggelinjang. Pelan-pelan nafsunya kembali terpancing. Lidahku yang terus menusuk-nusuk lubang vaginanya membuat dia merasakan kegatalan yang amat sangat. ”S-sudah, pak. Cepat setubuhi saya. Jangan siksa saya seperti ini!” pintanya memelas.

    Tanpa dia sadari, tangannya telah menyambar kepalaku dan jari-jarinya meremasi kembali rambutku yang sudah acak- acakan sambil mengerang dan mendesah-desah menikmati rangsanganku yang terus mengalir. Dia juga menekan-nekan kepalaku agar tenggelam lebih dalam ke lubang selangkangannya. Pantatnya juga ikut naik menjemput lidah dan bibirku. Karena kasihan, dan juga karena tidak tahan, aku menghentikan hisapanku.
    Kuganti dengan memindahkan dan mengangkat kaki wanita itu untuk kutumpangkan ke bahuku.

    Perutku yang buncit hanya memungkinkan posisi seperti itu saat menikmati tubuh sintalnya. Itulah posisi yang paling mudah. ”Siap ya, mbak. Saya masukkan sekarang.” kutuntun kontolku dan kuarahkan secara tepat ke lubang kemaluannya yang masih tampak sempit dan indah.

    Hanya karena jilatanku lah, benda itu jadi agak terbuka sedikit. ”Jarang dipake ya, mbak?” aku mengomentari kemaluannya. ”Nggak juga sih. Tiap ketemu, kita pasti main. Memang itu yang dicari pacar saya dari hubungan kami. Dia cuma mau tubuhku. Ah, saya memang ******. Kenapa tidak menyadari itu dari dulu.” dia melenguh, antara menyesali nasib dan gesekan ujung penisku pada bibir kemaluannya. ”Nggak semua laki-laki seperti itu, mbak.

    Saya yakin, mbak pasti bisa menemukan yang lebih baik dari dia. Mbak cantik dan menarik, kalau saja saya masih muda, mbak pasti akan kunikahi.” Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana kontolku untuk pertama kalinya merambah dan menembusi memeknya. ”Terima kasih, pak. Ditemani seperti sekarang aja, saya sudah senang kok.” sahutnya dengan tubuh kembali bergetar, saat aku mulai mendorong batang penisku.

    ”Ughhh,” aku melengufh, tubuhku seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar. Nikmat sekali rasa perempuan itu. Campuran antara panas, lengket, sempit, dan menggigit. ”Auw!” wanita itu menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede milikku menyentuh dan menguak bibir vaginanya. Rasa kejut saraf-saraf di bibir kemaluannya langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubangnya menjadi menyempit. Seakan tidak mengijinkan kontolku untuk menembusnya lenih jauh.

    Itu membuatku jadi penasaran. ”Santai aja, mbak. Jangan tegang,” bisikku di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala. ”Ahhh… h-habisnya, ****** bapak gede banget sih. Jauh sama punya pacar saya. Saya jadi takut.” Sahutnya terus terang. Aku tersenyum. “Kok takut, harusnya malah seneng dong?” terus kugesek- gesekkan penisku. Kalau dia memang belum siap, aku tidak akan memaksa. “Istri bapak pasti puas banget ya?” dia bertanya, dan menjerit kecil saat kugigit kembali puting susunya. “Itulah kenapa dia tidak menolak kukasih anak 7 orang.” aku menjawab bangga, dan tertawa. “Hamili saya juga, pak.

    Keluarin sperma bapak di dalam. Nggak apa- apa, kalau pacar saya tidak mau ngasih anak, biar saya dapat dari bapak saja.” wanita itu meminta. “Beneran, mbak?” bisa kurasakan, setelah berkata begitu, dia menjadi lebih rileks. Kepala penisku yang tadi tertahan, tiba-tiba bisa meluncur masuk meski masih agak sulit. ”Iya, pak.” dan dengan kata-kata itu, ia pun menyerahkan sepenuhnya tubuhnya kepadaku. Bibir vaginanya menyerah dan merekah, menyilahkan kontolku untuk menembusnya. Bahkan kini vaginanya lah yang aktif menyedot agar seluruh batang kontolku bisa dilahapnya. Tanpa perlu usaha yang berarti, ’helm tentara’ itu pun berhasil masuk menguak ’gerbangnya’. ”Uugghhhh…” aku merasakan geli yang amat sangat saat batangku yang kaku dan keras memasuki lubang kemaluannya.

    Terasa sesak, penuh, hingga tak ada ruang dan celah yang tersisa, terasa begitu nikmat. Aku terus mendesaknya masuk hingga mentok di mulut rahimnya. ”Ughhh, pak. Terus terang, seumur- umur belum pernah rahimku ngrasain disentuh ****** seperti sekarang. ****** pacar saya paling-paling menembus sampai tengahnya saja, masih banyak sisa ruang yang longgar.” rintihnya mesum. Tanpa diberitahu pun, aku sudah tahu. Vagina wanita itu memang sangat sempit, seperti perawan saja layaknya.

    Benar-benar beruntung aku bisa mendapatkannya. ”Saat dia tarik maupun dorong pun, saya tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya ****** bapak mengisi rongga vaginaku saat ini.” katanya saat aku mulai melakukan pompaan. ”Nikmati aja, mbak. Akan kupuaskan mbak malam ini.” dengan pelan dan berirama, aku terus menarik pelan pinggulku kemudian mendorongnya lagi. Begitu berulang-ulang dengan frekuensi yang makin sering dan semakin cepat. ”Ahhhh.. iya, pak. Enak banget! Terus…” dan wanita itu mengimbanginya dengan pintar.

    Secara reflek, pantatnya bergerak ke atas ke bawah, mengejar dorongan dan tusukanku. Sesekali dia juga bergerak memutar, sedikit ngebor apabila aku bergoyang pelan. Tak lupa juga ia menggoyangkan kegelnya untuk makin memanjakanku. ”Ughhh… enak banget, mbak.” aku mendengus. Untuk membalasnya, secara beruntun kukocok vaginanya dengan sangat cepat dan dalam. Ia langsung berteriak keenakan. ”Aahhhh.. pak, aarghhhh…” payudaranya bergoncang-goncang, rambutnya terburai, keringatku dan keringatnya mengalir berjatuhan di sprei.

    Goyangan itu juga membuat ranjang kokoh yang kami pakai sampai berderak-derak tak karuan. Segera kuremas-remas payudaranya sebagai pelampiasan rasa nikmat yang semakin dominan. Kami sudah hilang kontrol. Aku terus bergerak cepat, sementara wanita itu sudah tidak mengeluh sakit lagi. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya. Posisi nikmat ini berlangsung kurang dari lima menit. Kulihat tubuh montok wanita cantik itu sudah berkilatan oleh keringatnya, makin menambah keseksiannya.

    Dengan gemas terus kupermainkan puting susunya yang mencuat mungil. Kugigit, kujilat dan kupilin-pilin penuh nafsu. Sodokan kontolku makin lama juga makin kencang. Pada akhirnya, setelah hampir sepuluh menit bercinta, bisa kuhantarkan wanita itu ke orgasmenya yang ke dua. ”Ohhhh… bapak memang hebat. Hanya dari Bapak, saya bisa meraih orgasme seperti ini.

    Terima kasih, pak. Terima kasih!” ucapnya disertai semprotan keras di vaginanya. Kuhentikan goyanganku. Kuberikan dia kesempatan untuk menikmati puncak kenikmatan itu. ”Saya juga puas, bisa bercinta dengan orang secantik mbak.” aku berkata. ”Puas apa? Bapak kan masih belum keluar?” terengah-engah, wanita itu kelihatan makin cantik. ”Sekarang giliran saya untuk memuaskan bapak.” Sehabis berkata begitu, kurasakan vagina wanita cantik itu berdenyut begitu keras, meremas dan mencekik penisku begitu rupa. Aku kelojotan. Denyutan satu disusul dengan denyutan lain yang lebih nikmat. Aku jadi tak tahan.

    Apalagi dalam tiap denyutan selalu diiringi empotan keras di ujung penisku. Tanpa perlu digoyang pun, aku menyerah. Spermaku muntah tak lama kemudian. Crott.. crott.. crott.. ”Ah, banyak sekali, pak.” wanita itu menggelinjang geli saat vaginanya kusembur dengan kawah panasku berkali-kali. ”Uhh..” aku jadi lemes sekali. Lemas tapi puas. ”Sudah lama ya nggak dikeluarin?” wanita itu bertanya. Aku mengangguk. ”Istri saya sudah manopause, mbak.

    Cuma cinta kasih yang menyatukan rumah tangga kami, nafsunya sudah lama hilang.” ”Bapak seneng dong sekarang?” dia membelai rambutku. ”Seneng banget. Sekali-kalinya ngentot, sama orang secantik mbak.” kucium bibirnya ringan. Di bawah sana, kurasakan penisku mulai mengkerut dan mengecil dan akhirnya lepas dengan sendirinya. Sementara vagina wanita itu masih terus bergetar dan berkedut-kedut. ”Mau sampai kapan, mbak, begini terus?” kutusuk lubang sempit itu dengan jari telunjukku, kucolek air mani dan air cintanya yang terbenam di dalam, lalu kuoleskan ke ujung putingnya. ”Sampai besok juga bisa.” wanita itu menjawab santai dan meratakan cairan pemberianku ke seluruh permukaan payudaranya.

    Benda itu jadi kelihatan makin mengkilap karenanya. Tersenyum penuh kepuasan, kami berbaring telentang di ranjang hotel yang kini sudah acak-acakan. Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat penuh birahi ini, siapa juga yang rela meninggalkan wanita secantik dan semolek dia yang rela tubuhnya kutiduri sepanjang malam, namun jarum jam di dinding yang menunjuk angka 2 menyuruhku untuk pulang.

    Istriku yang sedang menunggu di rumah pasti resah, aku pulang terlambat tanpa memberi kabar apapun. ”Bapak mau pulang ya?” wanita itu bertanya, seperti mengetahui apa yang kupikirkan. ”Iya, istri saya pasti sudah menunggu.” begitu jawabku. Setelah meremas payudaranya sebentar, aku bangkit dan mulai mengenakan kembali bajuku. ”Terima kasih, mbak, sudah mengajak saya melakukan ini. Jarang-jarang saya nemuin orang seperti mbak.” kataku. ”Sama-sama, pak.

    Saya juga terima kasih. Bapak rela pulang telat demi saya.” jawabnya sambil ikut memunguti pakaiannya yang berserakan. ”Siapapun orangnya, pasti tidak akan menolak, mbak. Mbak begitu cantik dan seksi.” kupandang wajah tirusnya yang pucat, dan kembali kulumat bibir tipisnya. ”Bapak puas nggak tadi?” dia bertanya. ”Bukan main, mbak. Saya sungguh sangat puas”, begitu jawabku. Suatu jawaban jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam. ”Tapi ini kok masih melendung?” wanita itu meraba gundukan di balik celanaku yang masih menggunung. ”Iya, mbak. Kontolku memang masih ngaceng.
    Tapi bener, saya sangat puas kok.” tapi tidak kutepi tangannya,

    kubiarkan dia terus meraba selangkanganku. Enak sih rasanya. ”Masih pengin ya, pak?” tanyanya dengan tangan terus memijiti gundukanku, membuatnya semakin membesar dan mengeras tak terkendali. ”bapak masih mau lagi ya?” dia menaruh kembali celana dalam yang ia kenakan dan menggiringku naik ke atas ranjang. ”Tapi, mbak…” aku ingin menolak, tapi remasan tangannya yang nikmat mustahil untuk kuabaikan begitu saja. ”Sebentar saja, pak.

    Sebagai salam perpisahan kita.” sahutnya nakal sambil melempar senyum serta melirikkan matanya kepadaku, seperti menanti reaksiku. Sementara tangannya terus meremasi dan mengurut-urut batang penisku. Aku terdiam, bingung antara mau menolak atau pengen nambah lagi. ”Ehm, mbak…” Tapi kalimatku sudah dia potong. ”Aku buka lagi ya, pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan bapak.” dan tanpa menunggu persetujuanku, wanita itu dengan sigap mengendorkan ikat pinggangku dan membuka kancing utamanya. Selanjutnya ia meraih resluitingnya dan memelorotkannya ke bawah, menampakkan nampak celana dalamku yang hitam kebiruan.

    Di balik celana dalam itu, membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kananmilikku. ”Oouu.. ini kali ya, pak, yang namanya stir kanan. Kalau stir kiri, mengarahnya ke kiri, hehehe…” wanita itu menatapnya kagum sambil membelainya dnegan sayang. Sudah kepalang tanggung, aku pun menyuruhnya untuk meneruskan. ”Buka, mbak. Kita lakukan sekali lagi.” ”Nah, gitu dong, pak. Itu namanya bapak benar-benar muasin saya.” dengan tidak sabar, wanita itu segera membetot kontolku dari sarangnya.

    Melalui pinggiran kanan celana dalamku, batang itu mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan penuh nafsu. Pada ujungnya ada secercah titik bening. Rupanya cairan precumku telah terbit akibat remasan tangannya tadi. ”Hisap, mbak.” kuminta dia untuk mengulumnya karena kulihat dia begitu mengagumi benda itu. Tanpa menjawab, wanita itu segera merunduk dan mendekatkan wajahnya. Bibirnya yang tipis terasa hangat saat menempel di ujung kontolku. Dia menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milikku. ”Ughhh.. mbak, telan.

    Masukkan dalam mulutmu.” aku meminta. Dia mengangguk, dan melakukannya. Wanita itu menghisap dan mengulum dengan begitu sempurna. Batangku ia sapu dengan lidah, ujungnya ia jilat pelan-pelan, buah zakarnya ia remas- remas sambil sesekali diciumi juga, sementara jembutnya yang lebat ia sibak agar tidak mengganggu.

    ”Mbak… Uhhh, enak banget sih…” kuelus-elus kepalanya. ”Tahu gini, aku minta emut dari tadi. Mbak pinter banget. Uuhhhh…” kugerakkan kepalanya maju mundur, kupompa dengan lembut agar dia makin lancar mengulumnya. Saat aku sudah tak tahan, segera kurebahkan tubuh montoknya dan kutindih kembali. Tanpa membuang waktu, kami pun mendayung untuk mengarungi ronde yang ke dua yang sempat tertunda.

  • Cerita Dewasa Ibu Mertua Yang Selalu Mengajakku Bersetubuh – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Ibu Mertua Yang Selalu Mengajakku Bersetubuh – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1151 views

    Perawanku – Menjelang kelahiran anak pertama saya, ayah mertua meninggal. Keluarga besar istri saya sangat terpukul. Terutama ibu mertua dan Rosi. Kedua perempuan ini memang yang paling dekat dengan almarhum. Rumah ini terasa murung berhari-hari lamanya. Tetapi segalanya berangsur pulih setelah selamatan 40 hari dilaksanakan. Semuanya sudah bisa menerima kenyataan, bahwa semua pada akhirnya harus kembali. Apalagi semenjak anak saya lahir, tiga bulan setelah kematian almarhum.

    Rumah ini kembali menemukan kehangatannya. Seisi rumah dipersatukan dalam kegembiraan. Bayi lucu itu menjadi pusat pelampiaskan kasih sayang. Saya juga semakin mencintai istri saya. Tapi dalam urusan tempat tidur tidak ada yang berubah. Seringkali saya tergoda untuk mencari pelampiasan dengan wanita PSK terutama jika teman-teman sekantor mengajak. Namun saya tak pernah bisa. Sekali waktu saya diajak kawan ke sebuah salon esek-esek. Saya pikir tidak ada salahnya untuk sekedar tahu. Salon itu terletak di sebuah kompleks pasar. Kapsternya sekitar 15 orang. Masih muda-muda, cantik, dan seksi dengan celana pendek dan tank top di tubuhnya. Para pengunjung seluruhnya laki-laki, walaupun di papan nama tertulis salon itu melayani pria dan wanita. Autobet88

    Di salon itu para pria minta layanan lulur, dan konon, di dalam ruang lulur itulah percintaan dilakukan. Sungguh aneh, saya tidak birahi. Benak saya dipenuhi pikiran bahwa perempuan-perempuan itu telah dirajam oleh puluhan penis laki-laki. Mungkin ketika seorang pria menyetubuhinya, saat itu masih ada sisa-sisa sperma milik pria-pria lain. Inilah yang membuat saya tak pernah bisa menerima diri saya bersetubuh dengan perempuan PSK. Jadi bukan alasan moral. Saya lebih suka onani sambil membayangkan perempuan-perempuan lain.

    Ketika anak saya berumur tiga bulan, istri saya sudah mulai masuk kerja dan kegiatan luar kota tetap dijalankan seperti biasa. Dia sudah dipromosikan dalam jabatan supervisor. Istri saya tampak senang dengan jabatan barunya, dan makin giat bekerja.

    Tioap kali ke luar kota anak saya diasuh tante-tantenya. Rosi atau Mayang atau kadang-kadang Mak Jah. Hanya jika makan (bubur bayi) saja tante-tantenya tidak sabaran. Mereka tak sanggup menyuapi bayi. Saya sendiri geli melihat bayi makan. Bubur itu sepertinya tidak pernah mau masuk ke dalam perut. Hanya keluar masuk dari bibirnya. Ibu mertua saya yang paling telaten. Kadang-kadang satu mangkuk kecil masih nambah jika ibu yang menyuapi.

    Jika siang saya sering tidur dengan anak saya. Saya senang sekali menatap wajah mungilnya, Saya juga mulai pintar mengganti popok dan memberinya susu. Hanya kalau malam anak saya tidur dengan ibu mertua. Soalnya kalau tidur malam, saya susah bangun. Biar anak menangis keras-keras saya sulit bangun.

    Siang itu, sepulang dari kantor, seperti biasa saya cuci muka dan tangan lalu rebahan di kamar. Badan saya agak meriang. Mungkin saya akan terkena radang tenggorokan. Kerongkongan saya agak sakit buat menelan.
    Ketika ibu hendak menaruh anak saya untuk tidur (kalau siang anak saya biasa tidur dua-tiga kali), dengan terbata-bata saya bilang, “Bu, boleh Nisa tidur sama Ibu?”
    Nisa anak saya terlanjur ditaruh di sebelah saya.
    “Ya boleh tho. Memangnya kenapa?” tanya ibu melepas selendang gendongan.
    “Badan saya agak meriang, saya ingin istirahat,” kata saya.
    “Rosi dan Niken sudah pulang Bu?”
    Ibu tidak menjawab. Punggung tangannya ditempelkan ke dahi saya.
    “Wah, badan kamu panas. Ya sudah Nisa biar tidur di kamar Ibu. Kamu istirahat saja. Ayuk cucu, bobo sama eyang ya?”
    Ibu pelan-pela mengangkat Nisa. Lega rasanya saya. Saya benar-benar ingin istirahat tanpa diganggu tangisan anak.

    Setelah Ibu keluar dari kamar, saya segera tidur mendekap guling. Benar-benar sakit semua badan saya. Kepala juga mulai berat. Saya mencoba mengurangi rasa sakit dengan memijit-mijit dahi dan kening.
    “Nak Andy sudah minum obat?” tanya Ibu di ambang pintu.
    “Belum, Bu. Nggak usah. Nanti saja.”

    Dengan badan seperti ini rasanya saya pengin dikerik. Dulu waktu masih bujang saya sealu minta kerik ibu saya. Jika sudah dikerik badan terasa ringan dan bugar. Tapi mau minta kerik sama ibu mertua sungkan. Dulu memang pernah sih dikerik ibu mertua. Tapi itu karena setelah ibu melihat saya dan istri saya bersitegang soal kerik-mengerik. Istri saya tidak mau mengerik saya. Bukan apa-apa, dia tidak suka cara itu. Katanya itu berakibat buruk bagi tubuh. Istri saya memang doctor minded. Maklum dia dealer obat-obatan, Dia lebih mempercayai dokter dan obat daripada cara-cara penyembuhan tradisional.

    Melihat kami bersitegang ayah mertua saya membela saya, dan menyuruh ibu mengerik saya.
    Kini saya sebenarnya sangat ingin dikerik. Seolah tahu pikiran saya, ibu menawarinya.
    “Mau ibu kerik?”
    “Mm terserah ibu saja,” kata saya.
    Dalam hati saya bersorak. Ibu memanggil Mak Jah minta diambilkan minyak bayi (baby oil) dan ulang logam. Sejurus kemudian Mak Jah datang.
    “Kamu lagi ngapain?” tanya mertua saya.
    “Setrika baju, Bu”
    “Ya sudah..” Ibu duduk di tepi ranjang.
    “Lepaskan bajunya,” kata ibu.

    Saya melepas baju dan celana panjang saya. Saya bungkus bagian bawah tubuh saya dengan kain sarung, lalu tengkurap. Ibu mulai mengerik bagian punggung. Nikmat rasanya. Kadang-kadang saja terasa sakit. Mungkin itu karena di daerah situ ada penyumbatan aliran darah. Entahlah.
    “Merah semua nih Nak Andy,” komentar ibu mertua. Saya hanya bergumam.

    Ibu mertua memang pandai mengerik. Bahkan lebih pandai dibanding ibu saya. Secara keseluruhan tidak menimbulkan rasa pedih. Bahkan seperti dipijat utur. Saya benar-benar rileks dibuatnya, Apalagi kalau ngerik ibu ini sangat sabar. Hampir tiap jengkal badan saya dikerik. Ibu menarik kain sarung, dan sedikit menurunkan CD saya, lalu mengerik bagian pantat. Sudah itu bagian paha. Selesai paha aku diminta membalikkan badan. Dikeriknya dada saya. Yang ini agak berat. Saya banyak gelinya. Alalagi kalau arah kerikan menuju bagian ketiak. Uhh seperti digelitik. Saya berkali-kali merapatkan tangan saya menahan geli. Ibu tersenyum melihatnya. Setelah beberapa saat badan saya mulai beradaptasi. Rasa geli berkurang. Saya mulai membuka mata yang tadi ikut terpicing menahan geli. Saya liat wajah ibu mertua saya.

    Mungkin kalau tua nanti istri saya akan seperti ini ya. Umur ibu sekitar 50 tahun. Masih ada sisa-sisa kecantikan. Bagian wajahnya masih terlihat kencang. Hanya bagian leher dan lengan yang tampak memperlihatkan usianya. Kasihan sebenarnya, usia segitu sudah ditinggal suami.

    Tiba-tiba badan saya tergelinjang. Refleks saya mencengkeram lengan ibu. Rupanya ibu mulai mengerik bagian perut. Ini yang membuat saya geli. Bahkan sangat geli. Bulu kuduk saya ikut berdiri. Ibu terus mengerik perut saya, dan saya terus mencengkeram lengan ibu. Sesekali saya mengangkat bagian perut dan pinggul saya hingga menyentuh tubuh ibu. Gesekan-gesekan itu ternyata mnimbulkan rangsangan pada penis saya. Sedikit demi sedikit penis saya mengembang. Tegang. Gila. Nafsu saya juga muncul perlahan-lahan. Saya bahkan dengan sengaja menempelkan bagian penis saya ke pinggang ibu. Sedikit menekannya dengan berpura-pura geli oleh kerikannya. Padahal tidak. Saya sudah mulai beradap tasi lagi. Tangan saya masih mencengkeram lengan ibu.

    Jantung saya berdebar-debar ketika ibu menurunkan sarung. Di hadapannya tubuh bawah saya terbungkus CD dengan isi yang menegang dengan sempurna. Maksimal. Sesekali saya lihat ibu melirik ke arah penis saya. Diturunkannya bagian atas CD saya. Hanya sedikit. Ahh padahal saya berharap seluruhnya ditanggalkan. Saya rasakan ujung penis saya tersembul keluar. Mustahil ibu tak meihatnya. Saya tatap wajahnya. Wajahnya tak menampakkan reaksi apa-apa. Mungkinkah perempuan ini sudah tawar terhadap seks? Ataukah dia menganggap saya tak lebih dari anaknya sendiri? Apakah dia pernah melihat penis lain selain milik suaminya?

    Kerikan di bagian bawah perut menimbulkan sensasi yang luar biasa. Sesekali secara tak sengaja tangan ibu menyentuh ujung penis saya. Seperti dikocok dengan lembut. Saya telah benar-benar terangsang. Birahi saya membakar kepala saya. Saya beranikan diri mengelus lengan ibu.
    “Ibu makasih sudah mau mengerik badan saya,” kata saya gemetar.
    Ibu cuma tersenyum. Saya tak tahu artinya. Ia terus mengerik. Saya memberanikan diri menurunkan sedikit lagi CD saya, sehingga separuh penis saya keluar.
    “Bagian sini juga kan Bu?” kata saya menunjuk selangkangan.
    “Iya,” suara ibu bergetar.

    Sentuhan tangannya ke arah penis saya makin sering. Makin nikmat rasanya. Saya makin tak tahan. Saya turunkan sedikit lagi CD saya, dan kini terbukalah seluruhnya. Saya rasakan kerikan ibu sudah mulai kacau. Saya tahu ibu mulai terpengaruh oleh pemandangan di depannya. Ya. Mustahil kalau tidak. Bagaimana pu dia perempauan biasa, dan saya laki-laki asing.

    Saya pegang tangan ibu, saya bimbing dengan pelan dan cemas menuju penis saya. Saya taruh tangan itu di sana. Tak ada reaksi. Tangan itu hanya diam. Saya berusaha menggerak-gerakan penis saya. Sekali waktu saya sentakkan.
    “Bu..” saya mendesis dan menggerak-gerakkan pinggul saya.

    Ibu sudah tak konsentrasi lagi di kerikan. Gerakannya sudah bukan lagi gerakan mengerik, tapi lebih menyerupai garukan. Saya usap punggung ibu. Saya telusuri lekuk badannya. Dia mengenakan daster. Saya rasakan tali BH di punggungnya. Saya jadi penasaran seperti apa rupa payudara perempuan 50 tahun. Ibu meremas-remas penis saya, mengocoknya perlahan. Saya buka resluiting dasternya. Saya buka kancing BH-nya. Saya remas kulit punggung. Memang tidak sekenyal istri saya atau Rosi. Tapi putihnya tetap membuat saya makin terangsang. Saya rebahkan tubuh ibu, saya cium pipinya, telinga, leher dan bibirnya. Kami berciuman penuh nnafsu. Saya lepaskan dasternya di bagian atas. Hmm, payudara yang kendur. Tapi apa peduli saya. Saya telah dikuasai oleh nafsu. Saya ciumi payudara itu, saya hisap, saya remas. Ibu menggeliat-geliat dan mengocok penis saya. Saya turukan CD-nya. Ahh seperti apakah rupa memek perempuan 50 tahun? Seperti apakah rasanya?

    Memek itu dibalut rambut yang amat lebat. Sepintas tak ada bedanya dengan milik istri saya. Sama-sama kenyalnya. Perbedaan baru saya ketahu setelah penis saya menyentuh lubang vaginanya. Terasa kendurnya. Tetapi gerakan-gerakan yang dilakukan ibu memberikan efek yang fantastis bagi saya. Saya belum pernah merasakan yang seperti itu. Istri saya seperti telah saya ceritakan, tidak enjoy dengan seks. Tampaknya seks adalah bagian dari kewajiban rumah tangga, sehingga persetubuhan kami pun lebih mirip formalitas. Orgasme yang dia dapatkan tampakya tak pernah mengubah sikapnya terhadap seks.

    Kini di bawah saya, ibu mertua seperti mengajarkan kepada saya, bagaimana seorang perempuan sejati di atas ranjang. Penis saya seperti diputar-putar, diremas-remas oleh memeknya. Luar biasa. Saya lebih banyak diam. Hanya bibir dan tangan saya yang bergerak ke sana-kemari, sedangkan bagian pinggul hanya diam menerima semua perlakukan ibu.
    Ibu merintih-rintih, mengerang, lalu mendekap saya. Gerakannya makin hebat, membuat saya tak tahan lagi. Saya menggenjot pinggul sekuat tenaga, dengan kecepatan penuh. Kedua kaki ibu menekan betis saya, bibirnya mencium dan mengisap leher saya. Lalu diciumnya bibir saya dengan rakus. Hampir digigitnya. Dan srrt srtt srtt sperma saya memancar di dalam vaginanya. Saya tahu ini akan aman bagi rahim ibu. Senyap di dalam kamar. Tubuh saya lemas, tapi pikiran jadi jernih. Ibu bergegas membetulkan letak dasternya, mengenakan CD, dan menghilang dari hadapan saya. Saya tertidur. Malas mau ke kamar mandi.

    Peristiwa itu membuat hubungan saya dengan ibu menjadi kaku. Ibu berusaha menghindari berdua dengan saya. Beliau juga hanya bicara seperlunya. Tampaknya beliau amat terpukul atau malu. Saya sendiri berusaha bersikap wajar. Apa yang telah terjadi antara saya dengan Mbak Maya dan Rosi telah mengajarkan saya bagaimana bersikap wajar setelah terjadinya skandal. Beda dengan ibu dan Mbak Maya yang berubah drastis. Mereka cenderung murung.

  • Cerita Sex Malam Minggu Pertama, Denis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Malam Minggu Pertama, Denis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1367 views

    Perawanku – Awal kisah ini pada 5 tahun yang lalu, saat aku semester 2 dan kala itu aku berpacaran dengan seorang gadis bernama Denis. Baru 2 minggu yang lalu aku nyatakan cinta pada Denis, saat itu di kantin kampus dan aku sedang asik-asiknya ngobrol dengannya..sampai pada satu saat yang kurasa tepat aku bilang. Agen Judi Bola

    ” Nis,,aku sayang sama kamu..aku mau mulai sekarang kamu jadi pacarku…” lalu dengan tertunduk malu disertai semburat merah dikedua pipinya dia tersenyum manis sekali lalu berkata..
    ” aku juga sayang sama kamu, tapi aku gak mau kecewa…” sore hari di kantin kampus saat itu terasa begitu indaahnya hingga aku malu sendiri dihadapannya karena kegiranganku…

    Denis adalah seorang gadis yang periang..dengan postur tubuh yang sangat ideal untuk gadis-gadis dikampusku..tingginya sekitar 165cm, dengan rambutnya yang hitam panjang sepundak, kulitnya putih mulus tanpa cela, ukuran bra nya 36B, ku tau pada saat aku tanyakan padanya di malam minggu pertama waktu aku datang ngapel kerumahnya…tubuhnya yang tegak kala berjalan dengan dagunya yang sedikit diangkat menambah keanggunan seorang gadis..

    Raut wajahnya yang elok cantik dengan bibir yang selalu tersenyum dan matanya yang indah..yang selalu mencerminkan segala emosi yang di rasakannya..sungguh sebuah karya terindah dari seorang gadis yang pernah aku miliki saat itu.

    Malam minggu pertama, aku datang dan kami mengobrol di halaman samping rumahnya…dia begitu cantik dengan mengenakan rok terusan bunga-bunga dengan seutas tali mengait pundaknya yang memperlihatkan keelokan bahu dan kulit tangannya…

    Papa mama baru aja pergi, katany mau kondangan tuh” jawabnya saat aku tanyakan kedua orang tuanya.
    “Waah kita bisa bebas dong sayang…??” godaku yang disambut rebahan tubuhnya dipangkuanku..
    Lalu setelah ngobrol-ngobrol disertai canda ringan aku coba untuk mencium bibirnya yang merah menggoda…lalu kamipun berciuman, begitu lembut bibirnya dan sedikit basah..setelah sekitar 15 menit berciuman aku beranikan tanganku untuk meraba dadanya…sempat dia tepiskan tanganku..tapi aku coba lagi…dan selalu dia tepiskan tanganku…dan akhirnya dia biarkan tanganku menyentuh pangkal payudaranya..

    Ternyata aku terhalang dengan bra nya..dengan tanpa menyerah aku coba untuk mencari letak puting payudaranya..hingga kutemukan dan kuraba-raba dengan jari-jariku…nafasnya kamipun terrasa mulai memburu…lalu dia melepaskan ciuman panjang ku lalu menatap tanganku yang masih sibuk mencari pentil nya…

    “susah yaa…??? aku kedalem dulu yaah..aku mau buka bra biar kamu gak susah..” bisiknya sambil menatap sayu padaku dan tersenyum…aku iya kan, sambil dia berlalu aku yang kegirangan segera meluruskan posisi penisku yang terangsang hebat dari apa yang baru saja aku alami..

    Tak lama kemudian dia datang lalu langsung duduk dipangkuanku kami berhadapan dan tangannya melingkar di leherku..tatapanya tajam kearahku lalu dia berbisik
    “tangan kamu nakal sayang…” aku balas tersenyum “kamu suka…???” kataku, “tersenyum malu sambil menunduk lalu dia kembali menciumku…

    Kami berpagutan kembali…dan tanganku langsung pada sasaran sebelumnya yaitu kedua payudaranya…Darahku terasa semakin kerasa berpacu karena kurasakan begitu halus dan kencangnya kulit payudaranya..dan saat kusentuh putingnya, ada nafas tertahan dari Denis dalam keasyikannya melumat lidah dan bibirku…

    Nafasnya semakin terengah-engah lalu kurasakan dia menggodaku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya..kini aku yang merasa dipermainkan..dia melepas ciumannya dan menatapku tersenyum nakal dan dengan tetap menggoyang-goyangkan pinggulnya..dengan maksud menggodaku…

    “Aduuhhhh sayaaaaaang…kamu nakal amaat siiiiccchh…” kataku,
    “abis kamu duluaan…” jawabnya.
    “punya kamu keras amat sayang…??? kasian aku ma kamu…mau aku keluarin…???” tanyanya,
    lalu aku mengangguk tanda mengiyakan…

    Lalu dia beranjak dari pangkuanku dan beringsut sujud dibawahku…dengan sabar dia menurunkan resleting jeans ku melepas tali pinggang ku dan menurunkan celana dalamku…sesaat dia tersenyum menatapku dan kembali menatap penisku…

    ”Punya kamu gede banget sih sayang…” sebenarnya aku masih terasa malu saat itu karena baru 3 hari kita jadian..tapi penisku sudah berhadapan dengan wajahnya yang cantik itu…
    Dan selanjutnya dia mulai perlahan menunduk..menyentuh ujung penisku dengan hati-hati…lalu mengecupnya sekali sekali…Ohhh,,,sungguh pemandangan yang luar biasa indah…

    “Sayang…aku keluarin yaaa…tapi nanti kalo udah mau keluar bilangin aku yaah…kamu juga liat-liat kedalem yaa..aku takut bi inah pembantuku nanti keluar..bisa diaduin aku sama mama papa…” “Iyaaa….” jawabku
    Lalu dia mengulum lembut kepala penisku dengan sekali mempermainkan lidahnya dalam kulumannya…aku nikmati setiap sentuhan bibir dan lidahnya dipermukaan penisku…

    ”ohh sayang….” saat dia melepas kulumannya dia menatapku dengan tatapan manja dan senyum yang menggoda…lalu kembali dia mengulum penisku sambil tangannya mengocok perlahan….
    Tak beberapa lama aku rasakan dorongan yang begitu kuat terasa di kedua biji pelirku…lalu rasa itu semakin kuat terasa…dan
    “Sayaaang aku mau keluaaaaaarrrrrr……………..!!!!” bisikku tertahan.

    Lalu dia lepaskan kulumannya dan mengocok semakin cepat pada batang penisku sambil tatapannya tak lepas melihat raut mukaku..seakan menikmati setiap hentakan tangannya…sambil sesekali lidahnya menjilat-jilat ujung penisku…dan akhirnya
    “Aaaaaaccchhhhh….sayaaaaang” aku keluar menyemburkan cairan putih kentalku berkali-kali dan kulihat dia tak beranjak dari posisinya bahkan dia membuka mulutnya seakan menampung setiap semprotan-semprotan spermaku didalam mulutnya….Ohh, benar-benar pemandangan yang sangat menggairahkan…

    ”Ohhh…sayaaang enak bangeeeeeet….!!!!”
    “bentar ya sayaang…aku ambil tisue dulu di kamar…” aku hanya bisa mengangguk perlahan dengan mata terpejam…sekilas kulihat dia berlalu dengan senyum simpul tersungging disudut bibirnya…
    Tak lama dia kembali dengan tisue itangan dan kembali bersujud dibawah menghadap kearahku…

    Dengan lembut dan sabar dia membersihkan sisa-sisa kenikmatanku barusan…selagi aku memperhatikan kesibukannya tampak olehku buah dadanya dibalik pakaiannya. Dua bukit kembar yang putih dan begitu mulus tanpa cela berpadu dalam suatu kesempurnaan sepasang payudara… Ku tarik tali pada pundaknya hingga turun ke lengannya dan dia mengangkat dagunya sambil tersenyum padaku…

    “kepingin yaah kamu…???”
    “nanti aku kasih kalo udah waktunya yaa…”
    “kenapa..???” tanyaku
    “katanya sayang…???”
    “minggu depan aku Prita, sama cindy mo jalan-jalan ke Bali…kamu ikut yaah…???” tanyanya,mengalihkan pembicaraanku barusan..
    “aku dah pesenin tiket buat kamu…lagian cindy juga bawa cowoknya, jadi kamu ada temennya sayang…”
    Aku hanya bisa mengiyakan…

    Bali….sama pacar baru…yang punya segudang misteri dan kecantikan juga kemolekan tubuh yang sempurna…. bayanganku menerawang jauh mereka-reka apa yang akan kualami minggu depan bersama Denis di Bali…
    “Trus kita nginep di hotel rame-rame gitu…??? tanyaku memancing
    “Iya sayang…tapi Prita pesen cottage bukan hotel, ada dua kamar tidur..nanti kita sekamar, trus Cindy ma cowoknya dikamar lainnya..”
    “Prita gimana..???” tanyaku…

    “Dia nginep di hotel lain sama cowoknya yang disana…gitu” jawabnya sambil masih mempermaikan penisku yang sudah lemes…
    “asik dong kita…” dia balas komentarku lagi-lagi dengan tersenyum
    Setelah dinaikan kembali retsluiting celanaku, dia kembali duduk dipangkuanku…lalu bibir kami kembali saling bertemu…lidahnya kembali ku kulum-kulum didalam mulutnya…hingga dia terasa nafasnya kembali terengah…
    “aku puasin kamu yaa sekarang…???” tanyaku berharap.

    “Jangan ahh.nanti ketauan…aku gak mau macem-macem dirumah…nanti aja ya sayang kalo kita di bali.
    Matanya sedikit mengerling kepadaku…seakan menjanjikan suatu yang indah dalam benakku…ini membuatku begitu gemas dengan tingkahnya…
    Tiba-tiba terdengar suara mobil didepan gerbang rumahnya…ternyata orangtuanya pulang…
    “Aduh sayang, papa mama dah pulang tuuh…kamu sekarang pulang yaah sekalian pamit ma mereka yaah…udah malem niih.

    Sejenak kemudian orangtuanya turun dari mobil lalu berjalan kearah pintu samping sambil melihat kearah kami berdua…aku agak sedikit kikuk juga mengingat apa yang telah kami lakukan tadi…semoga celanaku gak ada yang keliatan aneh…
    “malam om..tante..” sapaku
    “mah..pah ini aryo sekalian mo pamit pulang…” katanya
    “iya om, tante sudah malam saya permisi pulang…”

    “Oya…nak Aryo…makasih dah nemenin Denis yaa…hati-hati dijalan ya..” jawab sang calon mertua perempuan dengan singkatnya…sementara si Om cuma sedikit tersenyum menatapku..
    Singkat cerita Denis mengantarku sampai ke mobilku yang ku parkir tepat didepan rumahnya…lalu kami kembali berciuman dengan hangatnya seakan tidak sadar dengan keadaan sekitar…lalu aku teringat pada situasi seperti ini tak boleh kusia-siakan…kuraba-raba punggungnya dengan lembut lalu sedikit demi sedikit turun kebawah sambil bibirku masih sibuk mengulum bibirnya dan lidahnya yang menggairahkan itu…

    Dan ketika tanganku sampai pada belahan pantatnya mulailah jari-jariku mengangkat sedikit ujung bawah roknya keatas hingga tanganku bisa berada di balik pakaiannya…lagi tanpa pikir panjang aku selipkan tanganku menerobos celana dalamnya yang langsung mengarah ke bagian tubuhnya yang paling sensitif yaitu bibir vaginanya…terdengar jeritan lirih dari mulutnya…

    “Ughh….Aryo, jangan nakal lagi dong tanganmu…” tapi tetap kulakukan aksiku mengelus-elus daging kecil yang mulai mengeras diujung atas bibir vagina yang telah basah oleh cairan lendir karena begitu banyak rangsangan yang dirasakan Denis malam ini…kadang ku tekan sedikit jari tengahku ke dalam vaginanya…terlihat matanya terpejam dan bibir kami masih berpagutan disamping mobilku berdiri dan berpelukan….

    Begitu terasa berdegup kencang jantungku merasakan itu semua…rangsangan dan kekwatiran kalau-kalau ada orang yang liat…Rumah Denis didalam lingkungan sebuah komplek, jadi suasana malam itu sangat sepi…seakan hanya nafas nafsu kami yang terdengar.

    “Ohh…sayang, aku gak tahaaaan…..kita masuk kedalam yuuuk…?” ajaknya dan aku langsung membuka pintu mobilku yang belakang dan mendudukkannya di jok belakang lalu aku menyusulnya…setelah didalam mobil, masih dengan nafas yang terengah…Denis menatapku penuh harap, seakan matanya berbicara “Puaskanlah aku sayaang…” seakan mengerti aku tarik celana dalamnya yang sudah basah bagian bawahnya itu hingga lepas…dan aku mulai melepaskan celana jeansku…lalu.

    “Aryo…aku masih virgin…aku gak mau kita ML disini…nanti aja kalo kita di Bali, aku kasih kamu semuanya….aku mau melepas keperewananku dengan suasana yang romantis dan dengan orang yang tepat..supaya aku bisa ingat seumur hidupku” tatapannya penuh arti…seakan mengerti apa yang dimaksudnya, aku langsung beringsut ke bagian bawah tubuhnya yang terlentang di jok belakang mobilku lalu dengan sedikit tenaga ku lebarkan pahanya yang putih bersih itu…

    Kulihat pemandangan yang sanagt indah…vaginanya sudah basah dengan warna merah muda dan dihiasi bulu-bulu jembut yang halus…sedikit jarang dan terlihat tercukur rapih…kudekatkan wajahku kelubang surga itu…kuhirup aroma harum yang begitu soft..menggoda birahiku yang membuat batang penisku kembali mengeras…lalu kusapu dengan lembut bibir vaginanya dari bawah hingga bertemu dengan kelentit dengan lembut…kumainkan lidahku disekitar klitorisnya..kukulum-kulum daging kecil itu sesekali kujilat dan kumasukkan lidahku jauh lebih dalam kedalam lubang perawannya…

    “Ooh sayang…jangan dalem-dalem yaaah…aku ngilu” lirih kudengar dia memohon…
    kembali kuberikan jilatan-jilatan lembut…gigitan kecil yang membuat dia menggelinjaang-gelinjang menahan nikmat dari klitoris yang tak pernah lepas dari kuluman bibirku…dan akhirnya….apa yang kutunggu-tunggu hampir tiba…
    raut wajah Denis seakan menahan sesuatu dgn mata terpejam dia membuka sedikit bibirnya sambil kedua tangan
    nya menekan rambutku seakan ingin menekan mulutku jauh lebih dalam dan lebih rapat dengan vagina dan kelentitnya…sampai pada akhirnya….

    “Ooooooohhhhhh…..aaaacchhhhh……sayaaaaaaaaaaang……….!!!!!!!”
    “aku gak kuaaaaaaaaaaatttt……” aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh…………!!!!!!!”
    “sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang…………………” eegghhhhh………..”
    kujilati cairan kenikmatannya dengan penuh hasrat….hingga dia mengangkat wajahku lalu berkata
    “kamu…nakal….bangeeeet” masih terengah-engah dia mencium bibirku dan kami terlena dalam pelukan sayaang

  • Cerita Hot Dapat Bonus Mengikuti Rapat Kerja Di Kantor – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Dapat Bonus Mengikuti Rapat Kerja Di Kantor – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1300 views

    Perawanku – Sebenarnya Rapat Kerja hanya diadakan selama 2 hari, namun atas usul para peserta minta untuk diperpanjang 1 hari lagi guna memberi waktu bagi peserta berwisata menikmati pemandangan alam Tawangmangu, suatu tempat rekreasi yang sejuk di kaki Gunung Lawu.

    Rapat Kerja ini diikuti para manajer yang ada di Kantor Pusat maupun kantor perwakilan. Selain para manajer dan pimpinan,
    masing-masing kantor perwakilan boleh menyertakan seorang staf administrasi sebagai penghubung peserta dengan panitia dan juga sekaligus membantu panitia menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan peserta Raker. Autobet88

    Untuk berangkat menuju ke Tawangmangu, perusahaan menyediakan sarana tranportasi berupa bus full AC, full musik, namun banyak diantara para peserta yang membawa kendaraan pribadi, termasuk saya. Tujuan adalah dengan membawa mobil pribadi maka mobilitasnya lebih tinggi.

    Sebagai panitia, saya datang lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan Raker serta mengurus akomodasi bagi para peserta. Sengaja saya memilih kamar yang agak mojok, dan hanya single bed. Karena hari Jum’at para peserta diharapkan sudah check in sebelum Jum’atan, sedang Raker-nya sendiri baru akan dimulai setelah Jum’atan.

    Rombongan bus telah datang, nampak Wiwik dengan pakaian kantor yang cukup serasi kelihatan lebih seksi dan cantik daripada waktu dulu pertama ketemu. Payudaranya nampak lebih montok dan menantang. Hatiku jadi berdebar juga, dag dig dug rasanya. Membayangkan seandainya punya kesempatan untul ML dengan Wiwik.
    “Siang Wuk” sapaku sambil mengulurkan tangan ketika Wiwik memasuki lobby.
    “Oh.., siang Om” jawabnya agak terkejut.
    “Om disini, sudah lama ya” lanjutnya.
    “Ya.., cukup lama juga, kan aku ikut panitia, jadinya datang lebih awal” jawabku agak sombong.

    Setelah mendaftar ulang, kuberi tahu nomor kamar Wiwik ada beseberangan dengan kamarku. Kebetulan pula bahwa peserta wanitanya ganjil, sehingga satu kamar yang mestinya untuk 2 orang, maka kamar untuk Wiwik hanya satu orang saja. Ini memang sudah kuatur agar aku dapat mengulang berkencan dengan Wiwik lagi.
    “Dasar buaya darat” aku bergumam sendiri.

    Waktu menunjukkan pukul 11.45. Semua peserta yang akan ber-Jum’atan sudah meninggalkan penginapan menuju tempat ibadah. Hanya beberapa peserta yang tidak Jum’atan, termasuk aku dan Wiwik.
    “Tok, tok, tok”, kuketuk pintu kamar Wiwik.
    “Masuk, nggak dikunci kok” terdengar jawaban dari dalam.
    Aku perlahan-lahan membuka pintu dan ternyata Wiwik sedang santai saja menata barang bawaannya. Wiwik sudah melepas blazernya dan hanya memakai atasan you can see serta nampak kalau tak memakai bra.
    “Wuk, aku kangen padamu lho” kataku.
    “Ngrayu nih ye, siang saja sudah merayu, gimana entar malam ya?” Wiwik menggodaku.
    “Kalau malam ya nggak perlu ngerayu, kamu kan udah tanggap sendiri, iya kan?”
    “Idiih.., Om kok semakin nakal kelihatannya” lanjutnya.
    “Habis.., susu kamu itu lho, yang bikin aku..” kataku lagi.
    “Udahlah Om, kalau hanya itu ambil sendiri aja, tapi jangan lama-lama lho” katanya lagi.

    Jam di dinding kamar menunjukkan puul 12.00, berarti ada waktu kurang lebih 45 menit untuk berkencan dengan Wiwik siang itu. Ini waktu yang lumayan lama untuk satu permaninan panas. Tanpa banyak cakap lagi mulai kukecup keningnya, lalu kucium matanya, hidungnya, pipinya, dan mulutnya. Wiwik membalas dengan semangat pula. Makin lama makin intensif aku meraba-raba seluruh tubuhnya, meremas-remas susunya, dan Wiwik kelihatan semakin menikmati permainan ini.

    Akhirnya mulai kulepas pakaian atasnya sehingga tampak dua bukit kembar yang montok menantang. Segera kuemut-emut kedua bukit itu, kupermainkan lidahku di putingnya, kugigit-gigit, dan kutarik-tarik dengan gigiku, nampak Wiwik merintih-rintih menahan rasa antara sakit dan enak.
    “Oh.. Om.. oh.. ” desahnya pelan.
    “Oh.. Wuk, kau semakin cantik dan menggairahkan” rayuku pula.
    “Oh.. Om, terus-terusin Om.., Om.. teruus” Wiwik terus merengek.

    Kami berdua saling berpelukan, saling berciuman, melumat bibir, saling meremas, entah berapa lama. Permainan terus berlanjut, Wiwik pun segera mengarahkan tangannya ke daerah selangkanganku, mengelus dari luar celanaku. Tahu bahwa “Adik”Ku telah bangun, Wiwik pun segera melepaskan sabuk dan selanjutnya memelorotkan celanaku. Segera dikeluarkannya batang kemaluanku yang telah tegak dan selanjutnya Wiwik mengemot-emot, memainkan lidahnya dikepala kemaluanku dengan semangat. Hal ini untuk sementara membuatku lupa dengan istri dirumah yang setia menungguku.
    “Oh.. Wuk, terus Wuk, teruuss.. enak Wuk, teruuss.. aku akan keluar Wuk!”
    Dan crot, crot, crot.., muncratlah spermaku dalam mulutnya dan sebagian lagi mengenai wajahnya yang cantik. Aku hanya memejamkan mata keenakan.
    “Enak Om?” tanyanya.
    Aku hanya mengangguk, mulutku rasanya sulit berkata.
    “Aku bersihkan ya Om” dan tanpa berkata lagi Wiwik mengulum-ulum batang kemaluanku, menjilat-jilat membersihkan sisa-sisa sperma yang masih menempel sampai bersih, sih.
    “Ouch.. ouch.., Wuk” aku mendesah keenakan.
    Setelah merapikan pakaian aku segera meninggalkan kamar Wiwik dan menuju kamarku. Kami telah dua kali melakukan oral seks namun tidak berlanjut dengan ML. Dan keinginan untuk meniduri cewek itu tetap terpatri dalam benakku.

    Dua hari sudah (lebih tepat hanya satu setengah hari) para peserta Raker berdiskusi, membahas berbagai macam persoalan yang ada serta menyusun strategi untuk tahun mendatang. Untuk melepas lelah pada hari Minggunya para peserta diberi kesempatan untuk rekrasi atau belanja oleh-oleh khas tawangmangu. Aku dan Wiwik pun juga turut jalan bersama teman-teman lain. Sampai di pasar para peserta Raker pun menyebar mencari apa yang dibutuhkan. Aku dan Wiwik pun berjalan berdua untuk belanja.
    “Wuk, belanjanya nanti saja, ya!” kataku.
    “Kenapa Om?” Wiwik pun bertanya.
    “Kita naik ke Hutan Wisata dulu yuk!” aku mengajaknya.
    “Dimana Om lokasinya?” Wiwik bertanya lagi.
    “Kesana itu lho, dari sini menjuju Grojogan Sewu, selanjutnya terus kita naik, disana ada pemandangan yang sangat indah, kita bisa naik ke menara pengawas” lanjutku lagi.
    “Tapi ada syaratnya lho Om” Wiwik pun berkata lagi.
    “Apa syaratnya?” aku balik bertanya.
    “Nanti kalau aku kedinginan, Om tanggungjawab lho!” pintanya.
    “Oke, kalau itu syaratnya, saya akan cari korek api dulu” sahutku.
    “Untuk apa Om? Wiwik pun bertanya lagi.
    “Ya untuk menghangatkan, kalau kamu kedinginan” jawabku.
    “Om mulai nakal ya!” Wiwik pun berkata sambil mencubit lenganku.
    Belum sampai lepas cubitannya, tangannya kupegang, dan kugandeng melanjutkan perjalanan.

    Kami berdua kadang bergandeng tangan dan tidak berjalan menyelusuri jalan setapak menuju hutan wisata di atas grojogan sewu. Setelah sampai di menara pengawas, aku mengajak Wiwik naik ke puncak menara melalui tangga yang cukup tinggi.
    “Hati-hati lho Wuk, tangganya licin, karena kena embun” perintahku kepadanya.

    Walaupun hari itu Hari Minggu, namun kelihatannya tidak banyak pengunjung yang sampai ke hutan wisata, sehingga suasana cukup sepi. Hanya terlihat beberapa pasang muda-mudi yang agak jauh dari lokasi kami berada. Terlebih lagi pada saat itu mulai turun hujan rintik-rintik. Untuk waktu itu kami sudah ada di puncak menara, sehingga tidak kehujanan. Dari puncak menara ini kami bisa menikmati pemandangan sekitar hutan. Disamping tidak kehujanan, juga kecil kemungkinannya bertemu dengan binatang buas maupun yang lain. Yang kami sangat senang pada waktu itu belum ada yang naik ke menara, sehingga kami hanya bedua saja di menara pengawas itu.

    “Gimana Wuk, indah kan?” aku mulai membuka pembicaraan.
    “Iya, sungguh indah, menakjubkan sekali pemandangan alam dari sini ya Om” sahutnya.
    “Iya, sungguh indah terlebih ada kamu disini, hal Ini mengingatkan aku waktu pacaran dulu, di sini di tempat ini juga aku melakukan kissing, necking, dan etting untuk pertama kali” sambungku pula.
    “Hayo Om mulai nakal ya, kalu sekarang ada aku apa Om mau melakukan hal yang sama?” Wiwik bertanya.
    “Siapa takut!” sahutku.
    Aku segera memegang kedua tangan Wiwik, lalu mendekapnya, selanjutnya kesentuh dengan jari bibirnya yang mungil.
    “Aku ingin mengulangnya, Wuk? Mau kan kamu?” bisikku di telinganya.
    Wiwik pun menganggukkan kepalanya.
    Aku segera mengecup keningnya, kemudian mencium bibirnya, serta sekitar leher. Cukup lama kami berciuman. Kuremas-remas kedua payudaranya yang mulai menegang. Selanjutnya kutanggalkan jaketnya, terlihatlah pemandangan yang indah karena Wiwik ternyata hanya memakai kaos singlet, sehingga kedua bukitnya sedikit mulai, kuning langsat, bersih, sangat menggairahkan.

    “Dingin Wuk?” tanyaku.
    “Ya dingin, mana ada tempat yang panas di Tawangmangu” katanya ketus.
    “Oke, tempat ini akan segera kubuat menjadi lebih panas” kataku lagi.
    Wiwik pun tak berkata lagi. Mulutku segera kuarahkan ke belahan dadanya. Kucium, kukecup, dan kucupang hingga nampak merah dibeberapa tempat sekitar payudaranya.
    “Berapa umurmu, Wuk?” aku coba bertanya.
    “Ngapain tanya umur segala?” Wiwik balik bertanya.
    “Ketika pacaran dulu, cupangku di sekitar payudara dan pusar sebanyak umurnya” sahutku.
    “Tebak, ayo berapa, kalau benar nanti selain boleh menyupang sejumlah umurku juga akan kuberi bonus!” perintahnya.
    “Bonusnya apa?”
    “Tebak dulu dong!”

    Aku sebenarnya tahu umurnya, karena waktu mendaftar kulihat biodatanya. Umurnya 25 tahun, belum kawin. Mungkin Wiwik sengaja bertanya atau memang tidak memperhatikan ketika pendaftaran ulang kulihat biodatanya. Aku justru bertanya-tanya dalam hati. Ah, persetan dengan itu.
    “Dua puluh lima!” jawabku mantap.
    “Kok Om tahu, hayo dari mana? Kalau ketahuan curang, nanti akan kutuntut!”
    “Lho katanya suruh menebak, ya aku tebak saja, betulkan jawabanku, mana bonusnya?”
    “Bonusnya terserah Om, pilih mana bagian tubuhku!”
    “Oke, aku minta ini, tapi nanti malam” jawabku sambil memegang selangkangannya.
    “Nanti malam Om?” tanya Wiwik bengong.
    “Terus gimana, nanti sore kan sudah selesai acaranya dan rombongan bus akan pulang?”
    “Begini aja, kamu telpon do’i, malam ini tidak pulang, karena menyelesaikan tugas merangkum hasil-hasil Raker, dan jangan kuatir aku bawa mobil sendiri kok, besuk saya antar, oke!” kataku.
    “Oke deh, sudah terlanjur kalah taruhan sama Om” lanjutnya.

    Perlahan-lahan kupelorotkan kaos singletnya, kucopot kait BH-nya. Kini Wiwik sudah tidak memakai pakaian atas. Pemandangan yang lebih indah kini terlihat nyata. Dua bukit kembar, kuning langsat, sangat menarik untuk segera kukecup dan kucupang sebagai tanda kemenanganku. Tak berlama-lama aku memandangi kedua bukit itu, segera kuemut-emut, kugigit-gigit, kutarik-tarik putingnya dengan gigiku.

    “Oh.. Om.. jangan kuat-kuat gigitnya, sakit, Ouh.. trus Om.. teruuss Om”
    Wiwik mulai merengek-rengek. Kuremas, kukecup, kuemut dan terus kuemut bagai bayi yang kehausan dan menetek ibunya. Untuk beberapa lama kegiatan ini kulakukan. Selanjutnya aku berdiri, bersandar pada salah satu tiang penyangga dan Wiwik pun jongkok di depanku terus melepas sabukku, melepas kancing celanaku, serta menarik ritsluitingnya, segera memelorotkan celanaku. Batang kemaluanku sudah berdiri menantang bagai tongkat komando. Wiwik pun tanpa banyak bicara segera mengocok-ngocok dan mengemut-emut batang kontolku. Menjilat-jilat mulai dari kedua buah pelir sampai pucuk kontol. Mengemut-emut lagi dan lagi.

    “Oh.. Wuk, terus Wuk, teruuss..” aku meronta-ronta geli keenakan.
    Segera kujambak rambutnya dan kumaju-mundurkan kepalanya.
    “Oh.. Wuk, terus Wuk, teruuss.. aku akan keluar Wuk”
    Dan crot, crot, crot.., muncratlah spermaku dalam mulutnya lagi.
    “Enak Om?” tanyanya.

    Aku hanya mengangguk. Kali ini aku bercumbu di tengah hutan, di atas menara, didiringi rintik hujan yang sudah mulai mereda. Dari arah tenggara sesekali terdengar deru mobil. Hari semakin siang, hujan suah reda, beberapa pasang muda-mudi mulai berdatangan di hutan wisata dan sekitar menara. Aku dan Wiwik segera membetulkan dan merapikan pakaian masing-masing dan segera turun kembali ke penginapan. Sepanjang perjalanan menuju penginapan Wiwik kugandeng, kadang kupeluk dengan mesra. Sampai di penginapan hampir semua peserta telah berkemas-kemas bahkan ada yang sudah meninggalkan penginapan menuju rumah masing-masing.

    Kulihat Wiwik berjalan menuju Wartel dekat penginapan. Aku boleh merasa gembira, karena akan dapat bonus dari Wiwik. Aku segera bergegas menuju kantor penginapan, menginformasikan kepada penjaga bahwa aku dan seorang peserta lagi pulangnya besok siang. Pemilik penginapan pun mengijinkan aku tetap bermalam di penginapannya sampai esok hari. Bahkan masih disediakan makan malam dan sarapan pagi.

    Kulihat Wiwik telah selesai telpon di Wartel, namun tidak segera menuju penginapan, tetapi mampir ke toko di seberang jalan. Kiranya Wiwik membeli beberapa makanan kecil dan beberapa botol minuman suplemen. Wiwik pun berjalan menuju tempat di lobby penginapan, setelah dekat kuminta dia untuk memindah barang-barangnya ke kamarku.

    Udara sore itu cukup dingin, aku tidak berani mandi, karena pemanas air di penginapan rusak. Aku hanya membasuh muka, tangan dan kaki saja. Wiwik pun demikian juga. Jam ditanganku menunjukkan pukul 19.00. Jatah makan malam yang biasanya di restoran kali ini kuminta pada petugas untuk diantar ke kamar saja, karena akan kumakan setelah berita TV jam 21.00, sebab sore ini aku telah makan bakso di seberang jalan.

    Kini di kamarku hanya aku dan Wiwik.
    “Wuk, mana bonusnya?” tanyaku membuka percakapan.
    “Nih, ambil sendiri!” perintahnya.
    Aku segera memeluknya, menciumnya, dan mulai melepaskan pakaiannya satu bersatu. Kini Wiwik telah telanjang bulat. memeknya kelihatan kayak apem, bulat, empuk. Payudaranya yang cukup besar, kenyal segera kuemut-emut, kesedot-sedot. Wiwik pun mulai mengerang-erang. Kuhitung cupang yang ada disekitar payudaranya, ternyata baru 24.
    “Wuk, cupangannya baru 24, belum genap 25 lho” kataku.
    “Mau genepin atau tidak terserah Om” katanya pula.
    “Nih. tak tambahi satu tempat lagi, biar genap 25” kataku.
    Segera kecupannya kuarahan ke memeknya. Kukecup-kecup memeknya, kusedot-sedot lubang kewanitaanya. Wiwik pun menjerit-kerit dan tak lama kemudian mengalir lendir dari vaginanya. Wiwik telah orgasme. Selanjutnya kupermainkan lidahku dibibir vaginanya, menjilat-jilat klitorisnya dan lidahku terus mengobok-obok vaginanya.

    Aku mengambil napas sebentar. Kutinggalkan dia yang telanjang bulat ditempat tidurku.
    “Mau kemana Om?” tanyanya.
    “Mau minum dulu, kulihat tadi kamu beli minuman suplemen?” aku balik bertanya.
    “Oh, iya, tuh ambil di tas kresek hitam!” perintahnya”jangan lama-lama lho Om, dingin nih” katanya lagi.
    Aku segera mengambil sebotol dan meminum habis. Aku mulai menanggalkan pakaianku. Kini aku dan Wiwik telah sama-sama telanjang bulat. Segera kudekati Dia dari arah kepala kucium mulai keningnya, matanya, bibirnya, susunya, terus turun ke pusar dan akhirnya tepat di vaginanya kuobok-obok lagi dengan lidahku. Wiwik pun segera menangkap kontolku yang sudah tegang di atas mulutnya. Lidahku kumainkan di lubang kewanitaanya, wiwik pun mengerang-erang namun kurang jelas katanya karena kini sudah tersumbat oleh batang kontolku. Aku terus menjilat-jilat bibir vaginanya, dan kontolku pun dikemot-kemot, disedot-sedot.
    “Ouh Wuk.. Oh.. Wuk, terus Wuk, teruuss.. aku akan keluar Wuk”
    Dan tumpahlah spermaku dalam mulutnya untuk kesekian kalinya dan semua cairannya ditelan habis.

    Setelah istirahat dan minum suplemen, tak berapa lama aku segera berbalik dan melanjutkan mengambil bonus. Perlahan-lahan kubuka pahanya yang putih mulus dengan selangkangan yang sangat menantang. Perlahan-lahan kumasukkan batang kontolku ke liang senggamanya. Sedikit demi sedikit masuklah kumasukkan batang kontolku dan akhir semua batang kontolku masuk ke dalam memeknya. Kuangkat sedikit lalu kusodokkan lagi, terus dan terus. Kuremas-remas susunya, kuremas semakin lama semakin cepat.
    “Om, perih om, berhenti dulu Om” rintihnya.
    Namun aku tak mempedulikannya. Kuremas-remas susunya, kuremas semakin lama semakin cepat.
    Segera kugenjot lagi kontolku dalam vaginanya, terus dan terus..
    “Ouh.. Ouh.. Omm.. Omm.. terus, teruss Om.. aku akan keluar lagi Om..”
    “Ouh Wuk.. Oh.. Wuk, aku juga akan keluar Wuk, kita bareng-bareng Wuk”.
    Akhirnya aku dan Wiwik mncapai puncak bersama-sama.

    Malam itu kami bermain sepuas-puasnya, dengan berbagai gaya dan posisi. Kemudian kami tidur dengan satu selimut tebal masih dalam keadaan telanjang bulat sampai pagi, lupa makan malamnya. Setelah kami berdua mandi dan sarapan pagi, segera berkemas meninggalkan penginapan. Tak lupa kuberi tips pada petugas jaga pagi itu. Kemudian kami menuju mobil dan segera melesat kembali ke kota. Aku antar dulu Wiwik ke terminal bus. Sesampai di terminal bus, kami segera berpisah. Kujabattangannya dengan erat.
    “Terimakasih ya Wuk atas bonusnya” kataku.
    “Terimakasih kembali, Om, sampai jumpa di lain kesempatan” katanya sambil melambaikan tangannya.

  • Cerita Ngentot Nakalnya Mama Andre Yang Kuat Nafsu Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Nakalnya Mama Andre Yang Kuat Nafsu Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1316 views

    Perawanku – Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan Mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di hari minggu pagi.

    Papanya yang seorang direktur jenderal di Departeman Dalam Negeri selalu padat dengan kegiatan kantor. Sedangkan sang Mama yang aktivis kegiatan sosial selalu sibuk dengan urusan arisan, urusan anak-anak panti asuhan, anak-anak jalanan, anak-anak pengungsi Aceh, Maluku dan segala macam anak-anak lainnya. Akhirnya Andre, sang anak semata wayang, malah kurang diperhatikan. Bandar Bola Terpercaya

    Pagi itu, sang papa tidak bisa ikut sarapan bersama karena sedang melakukan kunjungan ke daerah. Katanya sih meninjau pelaksanaan otonomi daerah di tiga propinsi. Paling cepat baru kembali minggu depan. Meskipun kadangkala Andre merasa sedih karena sering ditinggal sendirian di rumah, namun Andre sesungguhnya menikmati kesibukan kedua orang tuanya itu. Rumah yang selalu sepi membuatnya lebih punya banyak kesempatan untuk memuas-muaskan nafsunya di rumah. Ia bisa melakukannya dengan Cindy, sang pacar, atau dengan Calvin teman sekaligus yang mengajarinya menjelang ujian akhir dan SPMB, atau juga rame-rame dengan teman-temannya dari Tim Basket SMU Dwi Warna.

    “Hari ini Mama pergi lagi Ma?” tanya Andre berbasa-basi pada Mamanya. Ia tahu pasti, sesudah sarapan nanti Mamanya pasti ngeluyur dari rumah dan baru pulang hampir tengah malam.
    “Iyalah sayang. Kamu kan tahu, Aceh sedang bergolak nih. Jadinya Mama makin sibuk mengurusi pengiriman stock makanan untuk saudara-saudara kita disana sayang,” jawab Mamanya dengan senyum penuh kebijakan.
    “Harus itu Ma, Andre juga mau pergi nih abis sarapan,” kata Andre.
    “Belajar bersama Calvin lagi?” tanya Mama, sambil memasukkan sepotong roti bakar melalui bibirnya yang tipis.

    Diusia yang hampir empat puluh tahun, Mama Andre masih kelihatan sangat cantik. Tubuhnya padat seperti gadis usia dua puluh tahunan saja. Gimana enggak, sang Mama kan rajin fitness dan makan makanan suplemen plus minum jamu untuk menjaga stamina dan kekencangan otot serta kulitnya.

    “Enggak Mah, Maen basket sama anak-anak,”
    “Lho, kamu kan sudah dekat ujian akhirnya sayang. Kok bukannya belajar bareng Calvin, malah maen basket?”
    “Ini juga main basketnya bareng Calvin kok Mah,”
    “Hmm,”
    “Iya. Kata Calvin, sekali-kali perlu refresing juga agar pikiran tidak butek karena belajar terus-menerus. Selain itu kesegaran tubuh kan harus dijaga ma,”
    “Gitu ya. Kalau gitu ya terserah. Yang penting kamu belajarnya yang bagus ya sayang, supaya bisa lulus dengan nilai baik di ujian akhir nanti. kalau nilai kamu kurang bagus, cita-cita kamu untuk masuk Akademi Angkatan Udara kan bisa gagal sayang”
    “Beres Mah, Yang penting Mama doain Andre selalu ya,”
    “Pasti sayang,” jawab Mamanya dengan senyum sayang.

    Andre melahap potongan roti bakarnya yang terakhir. Kemudian berpamitan pada Mamanya,

    “Andre pergi duluan ya Mah Mama kapan berangkatnya?” tanya Andre sambil mencium pipi Mamanya.
    “Setelah Mama beres-beres dulu sayang,”
    “Pergi sama Mas Dharma, Ma?”
    “Iya dong sayang. Abis sama siapa lagi. Kan supir Mama cuman dia satu-satunya,”
    “Oke deh Mah Andre berangkat kalau gitu,” kata Andre, disandangkannya ransel olah raganya ke bahunya.
    “Hati-hati ya sayang,”

    Andre menuju garasi di samping rumah untuk mengambil sepeda motornya. Ia bertemu dengan Mas Dharma disana. Supir Mamanya itu sedang asyik berbasah-basah ria, mencuci sedan milik Mamanya.

    “Selamat pagi Mas Andre,” sapa Mas Dharma ramah pada Andre sambil tersenyum manis memamerkan barisan giginya yang rapi dan putih.
    “Pagi Mas Dharma. Masih nyuci mobil Mas? Mama sudah mau berangkat tuh,”
    “Waduh, Mas harus buru-buru kalau gitu,” jawabnya.

    Kemudian ia sibuk mengelap mobil sedan itu dengan kain yang masih kering. Andre memandangi cowok itu dengan serius. Gimana enggak serius, Mas Dharma ini orangnya ganteng. Bodynya putih bersih dan kekar. Saat ini ia hanya menggenakan celana pendek tanpa atasan, memamerkan dada bidangnya yang dihiasi bulu-bulu halus nan lebat.

    Dengan cueknya di depan Andre, Mas Dharma mengangkat-angkat tangannya yang berotot itu saat mengelap atap mobil. Bulu-bulu lebat di lipatan ketiaknya yang putih itu terpampang jelas di mata Andre. Membuat jakun remaja ganteng itu naik turun menahan nafsu. Rencana Andre untuk segera meluncur menuju rumah Calvin akhirnya tertunda. Andre merasa sayang kehilangan kesempatan menikmati pemandangan bagus di depan matanya ini. Pelan-pelan ransel yang tadi sudah disandangnya diletakkannya di lantai. Ia mendekati Mas Dharma, pura-pura mengamati kegiatan mencuci mobil supir ganteng itu.

    “Mas, bagian atas ini masih basah nih,” komentarnya, ia tak mau menimbulkan kecurigaan Mas Dharma.

    Mas Dharma ini sebenarnya adalah salah satu dari dua orang ajudan papanya Andre yang bertugas di rumah mereka. Usianya masih muda, baru 24 tahun. Asli Manado. Dia lulusan STPDN. Demikian juga Mas Fadly ajudan papa Andre yang satu lagi, yang saat ini mendampingi sang papa melaksanakan tugas ke daerah. Mereka berdua bertugas sejak sang papa diangkat menjadi dirjen.

    Kedua ajudan ini sama-sama kekar. Maklum aja ketika pendidikan dulu mereka kan dididik semi militer. Kebetulan juga keduanya memiliki paras yang ganteng. Saat sang papa memperkenalkan kedua ajudan itu kepadanya, Andre blingsatan. Waktu itu keduanya datang dengan menggenakan seragam semi ketat. Andre dapat melihat dengan jelas otot-otot terlatih dibalik seragam mereka itu. Tonjolan besar di selangkangan mereka membuat kontol Andre ngaceng berat. Akhirnya untuk menuntaskan birahinya yang memuncak Andre melakukan onani di kamarnya, ia belum berani untuk ngajak mereka berhubungan sex. Andre selalu berharap suatu saat dia bisa ngerjain kedua ajudan itu. Namun sampai saat ini harapannya itu tak pernah kesampaian.

    Berdiri dekat-dekat Mas Dharma membuat birahi Andre semakin meningkat. Batang kontolnya sudah berdenyut-denyut. Ia tak mau ngecret sambil berdiri karena horny ngelihatin Mas Dharma. Segera ia meninggalkan ajudan jantan itu. Dalam pikirannya kemudian, lebih baik dia segera menuju rumah Calvin. Disana ia bisa menuntaskan hasratnya pada temannya itu sebelum mereka berangkat ke sekolah untuk main basket.

    Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Calvin, bayangan lekuk-lekuk tubuh Mas Dharma sang ajudan ganteng, menari-nari di benak Andre. Apalagi ketika tadi Mas Dharma asyik nungging mengelap mobil, bongkahan buah pantat sang ajudan yang montok itu benar-benar membuatnya ngiler.

    Andre hampir tiba di rumah Calvin. Tiba-tiba disadarinya ransel olah raganya tak tersandang dipunggungnya. Gara-gara mengamati sang ajudan ia terlupa mengambilnya lagi saat pergi. Segera Andre memutar laju sepeda motornya kembali ke rumahnya. Gimana dia mau main basket kalau pakaian basket tak dibawanya.

    Tak sampai lima belas menit, Andre sudah kembali ke rumah. Dilihatnya mobil sedan sang Mama yang mengkilap masih terparkir dengan rapi di garasi.

    “Dasar Mama, beres-beres aja lama banget,” pikirnya.

    Dicarinya ranselnya di garasi, namun tak ditemukannya disana. Kemana ya? Ia segera menuju dapur mencari Mbak Minah, pembantu rumahnya. Barangkali pembantunya itu menyimpan tasnya.

    “Eh, Mas Andre. enggak jadi perginya Mas?” tanya Mbak Minah.
    “Tadi sudah pergi. Tapi ransel saya ketinggalan. Mbak ada lihat enggak?”
    “Enggak ada Mas. Memangnya tadi Mas Andre tinggalin dimana?”
    “Di garasi, waktu Mas Dharma nyuci mobil tadi,”
    “Mungkin dibawa sama Mas Dharma kalau gitu,”
    “Mas Dharma kemana Mbak?”
    “Mungkin di kamarnya Mas, kan mau pergi dengan ibu,”

    Andre segera menuju kamar tidur Mas Dharma. Tapi tak ada orang disana. Ia hanya menemukan dua tempat tidur yang kosong, milik Mas Dharma dan Mas Fadly. Kamar mandi didalam ruangan kamar itu juga kosong. Ia kembali ke dapur menemui Mbak Minah.

    “Enggak ada Mbak, kemana ya?”
    “Coba liat di ruang kerja Bapak Mas. Tadi ibu menyuruh saya memanggil Mas Dharma ke ruang kerja Bapak. Tapi apa masih disana ya? Coba liat dulu Mas,”

    Andre segera menuju ruang kerja papanya yang terletak disamping kamar tidur kedua orang tuanya itu. Sesampainya disana dilihatnya pintu kamar kerja sang papa tertutup. Ia memutar gerendel pintu itu, ternyata terkunci. Andre segera menuju kamar kedua orang tuanya. Barangkali Mamanya masih di kamar itu beres-beres. Ia bisa bertanya tentang keberadaan Mas Dharma pada Mamanya. Diputarnya gerendel pintu kamar itu, ternyata tidak terkunci. Andre segera memasuki kamar besar itu. Mamanya tidak terlihat duduk di meja riasnya. Matanya menelusuri seluruh isi kamar. Kosong. Pintu kamar mandi Mamanya terbuka, tak ada orang disana.

    Matanya kemudian tertumbuk pada pintu penghubung antara ruang kerja papanya dengan kamar tidur kedua orang tuanya itu. Pintu itu dilihatnya buka sedikit. Andre mendekati pintu itu. Barangkali Mamanya ada disana, pikirnya. Ketika langkahnya semakin dekat dengan pintu kamar itu, telinganya tiba-tiba menangkap suara-suara dari ruang kerja papanya. Ia menghentikan langkahnya, mencoba berkonsentrasi mendengarkan suara itu. Tiba-tiba jantung Andre berdegup dengan keras. Perasaannya mulai tidak enak. Suara yang didengarnya itu adalah suara-suara erangan-erangan tertahan, milik laki-laki dan perempuan.

    Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asyik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah Mamanya dan Mas Dharma sang ajudan! Kaki Andre terasa lemas, jantungnya seperti mau copot.

    Dari tempatnya berdiri saat ini ia dapat melihat sang Mama sedang ditindih oleh Mas Dharma. Mama Andre telentang dengan kaki mengangkang lebar diatas meja, sedangkan diatasnya Mas Dharma melakukan genjotan pantat dengan gerakan yang cepat dan keras sambil bibirnya melumat bibir sang Mama dengan buas. Meskipun ia tak bisa melihat batang kontol Mas Dharma, karena terhalang oleh paha Mamanya, namun ia yakin seyakin-yakinnya, batang kontol milik ajudan ganteng itu sedang mengebor lobang vagina Mamanya tanpa ampun. Baik Mamanya maupun Mas Dharma sama-sama mengerang-erang keenakan.

    Andre tak pernah menyangka akan menyaksikan peristiwa ini. Ia tak pernah menyangka Mamanya akan melakukan zinah dengan ajudan papanya sendirinya. Mamanya yang selama ini dikenalnya sebagai aktivis kegiatan sosial dan selalu berbicara soal norma-norma moral, ternyata melakukan perselingkuhan di ruang kerja milik suaminya sendiri!

    Andre tidak tahu harus melakukan apa. Ia sangat marah. Mukanya merah, tangannya mengepal-ngepal menahan amarah yang membara. Ia menarik kepalanya dari celah kamar. Dengan kesal dihempaskannya tubuhnya ke atas tempat tidur orang tuanya. Dari ruang kerja papanya terdengar racauan-racauan mesum dari mulut Mamanya dan sang ajudan.

    “Ohh.. Ohh.. Enakkhh.. Terusshh..,” racau Mamanya.
    “Hihh.. Hihh.. Apahh.. Yang enakhh.. Hihh.. Buh..,”
    “Konthollsshh.. Kamuhh.. Dahrmahh.. Ouhh..,”
    “Ibuh sukahh.. Hihh.. Ouhh.. Ouhh.. Sukahh??,”
    “Sukahh.. Besar.. Bangethh.. Ouh.. Dharmahh..,”
    “Hihh.. Mememkhh.. Ibuhh.. Jugahh.. Enakk.. Buhh.. Ohh..,”
    “Enakhh?? Benar.. Enakhh.. Darmahh..??”
    “Yahh.. Iyahh.. Buhh..,”

    Meskipun sangat marah, racauan yang didengarnya itu sungguh-sungguh sangat merangsang. Birahinya mulai bangkit. Akhirnya meskipun dilanda kemarahan, remaja ganteng itu kembali mendekati pintu penghubung kamar itu. Ia kembali mengintip persenggamaan mesum Mamanya dan Mas Dharma itu. Persenggamaan mereka sangat bersemangat dan kasar, racauan mereka benar-benar sangat merangsang, akibatnya Andre tak mampu menahan kontolnya yang mulai mengeras. Tangannya kemudian menyusup ke balik celananya, meremas-remas batang kontolnya sendiri.

    “Enakhh.. Manah.. Samah.. Ohh.. Memmek.. Bu.. Menterihh.. Ohh..,” racau Mamanya lagi.
    “Enakkhh.. Mememkhh.. Ibuhh..,”
    “Mmmasakhh sihh.. Dharamahh.. Oohh.. Yesshh.. Disituhh.. Ahh..,”
    “Iyahh.. Buhh.. Masih.. Serethh.. Ohh.. Njepithh..,”

    Andre kaget mendengar racauan itu. Tak disangkanya ternyata Mas Dharma ini pernah ngentot sama istri menteri juga rupanya.

    “Kalauhh.. Samahh.. vagina.. Fenihh.. Pacarhh.. Kamuhh..?”
    “Ohh.. Samah.. Samahh.. Enaknyahh, .. Buh.. Ohh..,”
    “Dasarhh.. Sshh.. Gombalhh.. Ouhh..,”
    “Ohh.. Ohh.. Ohh.. Yahh.. Ohh., ..,”
    “Kerashh.. Oohh.. Besarhh bangethh.. Ohh..,”
    “Besar manahh buhh.. Sama kontolhhsshh.. Fadlyhh.. Ohh..,”
    “Samahh.. Samahh.. Sayanghh.. Ohh.. Yesshh..,”

    Mas Fadly??!! Andre benar-benar tak menyangka. Ternyata Mamanya pernah juga ngerasain batang kontol ajudan papanya yang satu lagi itu.

    Beberapa saat kemudian sang Mama dan Mas Dharma berganti posisi. Mas Dharma tidur telentang diatas meja kerja dengan kedua pahanya yang kokoh dan berbulu itu menjuntai ke bawah. Sang Mama kemudian duduk diatas selangkangan Mas Dharma. Saat Mas Dharma mengatur posisi, Andre sempat melihat barang perkasa Mas Dharma dengan jelas. Benar-benar besar, gemuk dan panjang dihiasi dengan bulu jembut yang lebat. Panjangnya sekitar dua puluh centimeter. Pantes aja Mamanya keenakan banget.

    Andre membayangkan bagaimana bila kontol besar milik Mas Dharma itu membetot lobang pantatnya. Pasti gesekannya terasa banget. Lebih terasa dari punya si Wisnu, teman basketnya yang putra bali itu. Tiba-tiba muncul pikiran nakal di benak Andre. Ia ingin ngerjain Mamanya dan sang ajudan. Dikeluarkannya ponsel mungilnya yang memiliki fasilitas video phone itu dari saku celananya. Sambil terus meremas-remas kontolnya sendiri, Andre merekam persenggamaan mesum Mamanya dan Mas Dharma itu.

    Sang Mama menggenjotkan pantatnya naik turun dengan keras. Mas Dharma membalas dengan genjotan pantat yang tak kalah keras. Suara tepokan terdengar keras,

    “Plokk.. Plokk.. Plokk.. Plokk..,”

    Kamar kerja papa Andre diramaikan dengan suara-suara erangan, jeritan, desahan dari mulut Mamanya dan Mas Dharma.

    “Hahh.. Hahh.. Hahh.. Ohh.. Tekan lebihh.. Dalamhh,” erangan Mas Dharma kedua tangannya meremas-remas payudara Mama Andre.
    “Hihh.. Beginihh.. Hihh..,”
    “Lagihh.. Ohohh.. Ahh.. Ahh..,”
    “Hihh.. Beginihh.. Ohh..,”
    “Yeshh.. Yeshh.. Terusshh.. Ohh.. Ohh..,”

    Tiba-tiba tubuh Mas Dharma yang tadi berbaring bangkit. Dalam posisi tubuh menekuk, kepalanya bersarang di payudara sang Mama yang besar dan bergoyang-goyang akibat genjotan yang mereka lakukan. Dengan buas Mas Dharma mengisap pentil payudara sang Mama yang kemerahan.

    “Ohh.. Dharmahh.. Nakalhh kamuhh.. Ohh.. Enakhh..,” Mama meracau semakin menggila.

    Kepalanya bergoyang ke kiri ke kanan. Rambut yang sebahunya yang basah oleh keringat berkibar-kibar. Mama Andre benar-benar keenakan. Kedua tangan sang Mama memeluk punggul lebar Mas Dharma dengan kuat. Tak sampai lima menit dalam posisi seperti itu. Tiba-tiba genjotan Mama berhenti. Mulutnya meraung keras. Pantatnya bergetar menekan keras menggencet selangkangan Mas Dharma. Tubuhnya yang basah oleh keringat berkelojotan.

    “Ahh.. Akuhh sampaihh.. Ouhh..,” erangnya.

    Mas Dharma terus menyelomoti payudara sang Mama. Semenit kemudian kepala sang Mama terlihat bertumpu ke bahu Mas Dharma. Ia lemas karena orgasmenya.

    “Saya lanjuthh yah buhh..,” kata Mas Dharma minta ijin melanjutkan. Soalnya orgasmenya belum datang.
    “Silakan Dharmahh.. Ohh..,” suara sang Mama terdengar lemas.

    Mas Dharma kemudian turun dari meja kerja itu. Tanpa melepaskan kontolnya dari lobang vagina sang Mama, Mas Dharma membopong tubuh sang Mama kemudian membaringkannya telentang diatas lantai yang berkarpet. Kemudian ia kembali melanjutkan pekerjaannya menyetubuhi sang Mama. Andre bisa melihat tubuh Mamanya yang lemas itu dikentot Mas Dharma dengan penuh keperkasaan.

    “Sakit buhh.. Ahh..?”
    “Terus sayanghh.. Saya istirahat sebentar ahh.. Kamuhh terusshh ajahh.. Ohh..”

    Tak sampai lima menit sang Mama kembali bergairah. Pantatnya kembali bergerak-gerak dengan luwes membalas gerakan Mas Dharma. Rupanya sang Mama tak mau hanya menjadi objek. Tiba-tiba ia membalikkan posisi, untuk kemudian menindih tubuh atletis sang ajudan ganteng yang bersimbah keringat. Dengan penuh semangat sang Mama kemudian menggenjot pantatnya naik turun mengocok batang kontol Mas Dharma dengan memeknya yang basah dengan cairan lendirnya sendiri, sambil menciumi bibir ajudan muda ganteng itu dengan binal. Dari mulutnya keluar erangan-erangan,

    “Urghh.. Urghh.. Yahh.. Yahh,”
    “Ohh.. Ibuhh.. Ohh.. Buashh.. Banget.. Ohh..,” racau Mas Dharma.
    “Kamuhh.. Sukahh.. Kanhh..,”

    Begitulah. Permainan cabul antara Mamanya Andre dan Mas Dharma yang memakan waktu tak kurang dari dua jam itu akhirnya usai dengan skor 5-2 untuk kemenangan Mas Dharma. Maksudnya, sang Mama ngecret tiga kali, sedangkan Mas Dharma ngecret dua kali saja didalam vagina sang Mama.

    Andre sendiri ngecret dua kali. Sperma kentalnya melumuri daun pintu kamar penghubung. Ia sangat terangsang menyaksikan live show sang Mama dan Mas Dharma. Ia tak sabar untuk segera dapat mengerjai sang ajudan yang gila ngentot itu. Dengan tubuh yang masih terasa lemas akibat orgasme, perlahan-lahan Andre meninggalkan kamar orang tuanya. Spermanya yang menempel di daun pintu kamar dibersihkannya terlebih dahulu. Saat meninggalkan kamar, Andre, masih sempat melirik Mamanya dan Mas Dharma yang berbaring saling berpelukan di lantai. Keduanya terlihat sangat lelah.

    Andre segera melaju kembali dengan sepeda motornya menuju rumah Calvin. Sepanjang perjalanan ia menyusun rencana untuk mengerjai Mamanya dan Mas Dharma nanti. Ia tersenyum-senyum cabul membayangkan rencananya itu.

    Setiba di rumah Calvin, teman sekolahnya itu sudah menunggu di teras sambil duduk santai membaca majalah remaja. Calvin menggenakan t-shirt putih polos dan celana jeans biru plus topi pet hitam. Wajah gantengnya tersenyum senang menyambut kedatangan Andre.

    “Kok telat Ndre?” tanyanya.
    “Sorry Vin. Ada urusan sama Mama tadi,” jawab Andre nyengir, “Kita langsung cabut aja yuk. Sudah hampir jam sepuluh nih,”

    Calvin mengiyakan, segera ia duduk di boncengan, rapat di belakang tubuh Andre. Tangannya diletakkannya di paha Andre. Kemudian kedua remaja SMU itu melaju menuju sekolah mereka.

    “Kok enggak bawa baju olah raga Vin?” tanya Andre di tengah perjalanan.
    “Enggak usahlah. Gue kan bukan anak basket. Kesana juga cuman mau liat permainan basket doang,” jawabnya.
    “Liat permainannya, atau liat pemainnya nih?” tanya Andre menggoda.
    “Dua-duanya. Hehehe,”
    “Vin, ini perasaan gue aja tahu emang benar sih?”
    “Maksud lo?”
    “Elo ngaceng ya? Kok rasanya ngeganjal nih di bokong gue,”
    “Enak aja!”

    Andre tertawa ngakak. Sementara Calvin tersenyum malu di boncengan. Kontolnya memang sudah ngaceng sejak nungguin Andre dari tadi. Ia tak sabar menantikan apa yang akan terjadi nanti di sekolah.

  • Kisah Sex Aku Jadi Pelampiasan Birahi Pamanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Aku Jadi Pelampiasan Birahi Pamanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1466 views

    Perawanku – Aku sudah mulai dapat melupakan kejadian yang kulihat antara Mbak Ningsih dengan Pakdheku karena kesibukanku mempersiapkan EBTA. Begitu EBTA selesai aku mendapatkan liburan sambil menunggu pengumuman. Saat itu waktuku lebih banyak kuluangkan di rumah membersihkan rumah dan menyetrika serta membantu Mbak Ningsih memasak. Autobet88
    Suatu hari, aku harus berada sendirian di rumah dengan Pakdhe.

    Mbak Ningsih mengikuti acara darma wisata ke Selecta yang diadakan
    sekolahnya sebagai acara perpisahan. Mbak Ningsih sudah berangkat saat pagi-pagi buta. Aku yang sedang libur harus menggantikan Mbak Ningsih menyiapkan sarapan buat Pakdhe. Setelah membuat minuman teh untukku dan satu cangkir khusus untuk Pakdhe aku segera menyapu halaman.
    Aku menyempatkan diri meminum tehku sebelum pergi ke kamar mandi. Teh yang kuminum rasanya agak lain, tapi aku tidak begitu curiga. Saat mandi itulah aku merasa ada yang agak aneh dengan tubuhku. Tubuhku terasa panas dan jantungku berdebar-debar. Rasa aneh menyergapku. Vaginaku terasa berdenyut-denyut dan ada rasa aneh menyerbu diriku. Tubuhku terasa gerah sekali.

    Kusiram seluruh tubuhku dengan air dingin agar rasa gerahku hilang. Apa yang kulakukan ternyata cukup menolong. Tubuhku merasa segar sekali. Lalu kigosok seluruh tubuhku dengan sabun. Rasa aneh itu kembali menyerang diriku, apalagi saat aku menyabuni daerah selangkanganku yang baru mulai ditumbuhi rambut satu-satu. Aku merasa ada dorongan birahi yang begitu kencang. Aku tidak tahu mengapa ini terjadi. Tiba-tiba anganku melayang pada apa yang kulihat beberapa hari yang lalu saat Mbak Ningsih dan Pakdhe Marto bergumul di kamarku.

    Cepat-cepat kubuang pikiran itu jauh-jauh dan segera menyelesaikan acara mandi pagiku. Hanya dengan tubuh terbalut handuk, aku lari masuk kamarku. Aku selalu berganti pakaian di kamarku sambil mematut-matut diriku di depan cermin sambil mengamati seluruh tubuhku yang mulai berubah. Bulu-bulu kemaluan sudah mulai tumbuh di gundukan bukit kemaluanku. Dadaku yang dulu rata kini mulai tumbuh dengan puting yang sebesar kacang kedelai dengan warna merah muda. Pinggulku mulai tumbuh membesar. Kata orang aku seksi dan menarik. Apalagi tinggi badanku sudah mencapai 160 cm.

    Aku sendiri selalu betah berlama-lama di depan cermin dengan melenggak-lenggokkan tubuhku memandang dari segala sisi dan mengagumi tubuhku. Aku sangat bangga dengan tubuhku. Baru saja aku mengunci pintu kamarku aku dikejutkan dengan pelukan tangan yang kokoh menyergapku. Aku tidak sempat menjerit karena tiba-tiba sosok yang memelukku langsung membekap mulutku dengan tangannya yang kokoh. Belum hilang terkejutku, handuk yang melilit tubuhku ditarik seseorang dan jatuh teronggok ke lantai. Aku benar-benar bugil tanpa sehelai kainpun menutupi tubuhku.

    Kembali rasa aneh yang menyerangku semakin menggelora. Ada dorongan hasrat yang menggebu-gebu dalam diriku. Aku tak mampu meronta dan menjerit! Tangan yang kokoh dan berbulu tetap membekap mulutku sementara tangan satu lagi memeluk tubuh telanjangku. Mataku semakin nanar menerima perlakuan seperti itu. Apalagi kurasakan sentuhan kulit tubuh telanjang menempel hangat di punggungku. Pantatku yang telanjang terasa menekan suatu benda panjang melingkar dan keras di balik kain tipis. Aku semakin tak mampu menahan gejolak liar yang mulai bangkit dalam diriku saat sapuan-sapuan lidah panas mulai menyerbu tengkukku. Aku menggelinjang kegelian dan melenguh. Lidah itu semakin liar bergerak menyusuri leherku..

    pundakku.. Lalu turun ke bawah ke sepanjang tulang punggungku. Aku semakin menggelinjang. Lidah itu terus merayap ke bawah dan pinggangku mulai dijilati. Kakiku serasa lemah tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat tubuhku didorong ke tempat tidurku dan dijatuhkan hingga aku tengkurap di tempat tidurku. Tubuhku lalu ditindih oleh sesosok tubuh yang sangat berat. Kakiku mulai memberontak liar karena geli. Apalagi lidah itu dengan rakus mulai menjilati pinggulku. Pantatku terangkat saat mulut berkumis itu mulai menggigiti buah pantatku dengan gemas. Pantatku terangkat-angkat liar saat lidah panas itu mulai menyusup ke dalam celah-celah bongkahan pantatku dan mulai menjilati lubang anusku.

    Aku benar-benar seperti terbang mengawang. Aku belum tahu siapa yang memelukku dari belakang dan menggerayangi seluruh tubuhku. Aku hanya bisa merasakan dengusan napas panas yang menghembus di bongkahan pantatku saat lidah itu mulai menjilati lubang anusku. Aku tercekik kaget saat tubuhku dibalik hingga telentang telanjang bulat di kasurku. Ternyata orang yang sedari tadi menggumuliku adalah Pakdhe Mitro, orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti orang tuaku. Aku tak tak mampu berteriak karena mulutku langsung dibekap dengan bibirnya. Lidahku didorong dorong dan digelitik.

    Aku terangsang hebat. Apalagi sejak minum teh tadi tubuhku terasa agak aneh. Seolah-olah ada dorongan menghentak-hentak yang menuntut pemenuhan. Tubuhku menggelinjang saat tangan kekar dan agak kasar mulai meraba dan meremas kedua payudaraku yang baru mulai tumbuh. Lalu kedua kakiku dipentangkan oleh Pakdhe Mitro lebar-lebar, lalu Pakdhe menindih tubuhku yang sudah telanjang bulat di antara kedua pahaku yang terkangkang. Aku merasa ada benda keras seperti tongkat yang menekan ketat ke bukit kemaluanku di balik kain sarung yang dikenakan Pakdhe. Mulut dan lidah Pakdhe tak henti-hentinya menjilat dan melumat setiap jengkal bagian tubuhku. Dari mulutku, bibir Pakdhe bergeser menjilati seluruh batang leherku, kemudian turun ke dua belah payudaraku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah dan mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku yang baru sebesar kacang kedelai. Disedotnya payudaraku hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulut Pakdhe Mitro. Aku sangat terangsang dan sudah tidak mampu berpikir jernih. Ada sesuatu yang mulai menggelora dan mendesak-desak di perut bagian bawahku. Lidah Pakdhe terus merayap semakin ke bawah. Perutku menjadi sasaran jilatan lidahnya. Tubuhku semakin menggelinjang hebat. Akal sehatku sudah benar-benar hilang. Kobaran napsu sudah menjeratku. Pantatku terangkat tanpa dapat kucegah saat lidah Pakdhe terus merayap dan menjliati gundukan bukit kemaluan di selangkanganku yang mulai ditumbuhi rambut-rambut halus. Aku merasa kegelian yang amat sangat menggelitik selangkanganku. Tubuhku serasa mengawang di antara tempat kosong saat lidah Pakdhe mulai menyelusup ke dalam bukit kemaluanku dan menggelitik kelentitku. Lubang kemaluanku semakin berdenyut-denyut tergesek gesek lidahnya yang panas. Aku hanya mampu menggigit bibirku sendiri menahan rasa geli yang menggelitik selangkanganku.

    Tubuhku semakin melayang dan seperti terkena aliran listrik yang maha dahsyat. Aku tak mampu lagi menahan gelora napsu yang semakin mendesak di dalam perutku. Pantatku terangkat seperti menyongsong wajah Pakdhe yang menekan bukit kemaluanku. Lalu tubuhku seperti terhempas ke tempat kosong. Aku merasakan ada sesuatu yang meledak di dalam perut bagian bawahku. Tubuhku menggelepar dan tanpa sadar kujepit kepala Pakdhe dengan kedua kakiku untuk menekannya lebih ketat menempel selangkanganku. Belum sempat aku mengatur napas tiba-tiba mulutku sudah disodori batang kemaluan Pakdhe Mitro yang tanpa kutahu sejak kapan sudah melepas sarungnya dan sudah telanjang bulat mengangkangi wajahku. Batang kemaluannya yang besar, hitam panjang dan tampak mengkilat mengacung di depan wajahku seperti hendak menggebukku kalau aku menolak menciuminya. Dengan rasa jijik aku terpaksa menjulurkan lidahku dan mulai menjilati ujung topi bajanya yang mengkilat. Aku hampir muntah saat lidahku menyentuh cairan lendir yang sedikit keluar dari lubang kemaluan Pakdhe. Namun jepitan kedua paha Pakdhe di sisi wajahku tidak memberiku kesempatan lain. Aku hanya mampu pasrah dengan tetap menjilati batang kemaluan Pakdhe. Lalu dengan paksa Pakdhe membuka mulutku dan menjejalkan batang kemaluannya ke dalam mulutku. Aku menjadi gelagapan karena susah bernapas. Batang kemaluannya yang besar memenuhi mulutku yang masih kecil. Kudengar Pakdhe menggumam tanpa jelas apa yang diucapkannya. Pantatnya digerak-gerakannya hingga batang kemaluannya yang masuk ke dalam mulutku mulai bergerak keluar masuk di dalam mulutku.

    Aku hampir tersedak saat ujung kemaluan Pakdhe menyentuh-nyentuh kerongkonganku. Aku hanya mampu melotot karena hampir tersedak. Tanpa sadar kedua tanganku mencengkeram pantat Pakdhe Mitro. Setelah puas “mengerjai” mulutku dengan batang kemaluannya, Pakdhe menggeser tubuhnya dan menindihku lagi dengan posisi sejajar. Kedua pahaku dikuaknya dan dengan tangannya, dicucukannya batang kemaluannya ke arah bukit kemaluanku. Aku merasa geli saat ujung kemaluan Pakdhe mulai menggesek-gesek pintu lubang kemaluanku yang sudah basah. Dari rasa geli dan nikmat, tiba-tiba aku merasa perih di selangkanganku saat Pakdhe mulai menurunkan pantatnya sehingga batang kemaluannya mulai menerobos ke dalam lubang kemaluanku yang masih perawan. Aku merintih kesakitan dan air mataku mulai mengalir. Aku tersadar akan bahaya! Namun terlambat. Pakdhe yang sudah sangat bernafsu sudah tidak mungkin mau berhenti. Ia hanya sejenak menghentikan gerakannya. Ia merayuku dan mengatakan kalau sakitku hanya sebentar dan berganti rasa nikmat yang tidak terkira. Pakdhe menarik pantatnya ke atas hingga batang kemaluannya yang terjepit di dalam lubang kemaluanku tertarik keluar. Gesekan batang kemaluannya yang besar di dalam dinding lubang kemaluanku menimbulkan rasa nikmat seperti apa yang dikatakannya. Aku mulai dapat menikmati rasa nikmat itu. Ini mungkin karena pengaruh teh yang kuminum sehingga aku benar-benar belum sadar akan bahaya yang kuhadapi. Yang kuinginkan hanya satu yaitu menuntaskan gejolak yang meledak-ledak dalam diriku. Aku kembali merintih kesakitan saat Pakdhe mulai menekan pantatnya lagi yang membuat batang kemaluannya menerobos lebih dalam ke dalam lubang kemaluanku. Lagi-lagi Pakdhe membisikiku kalau rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Ia menarik lagi pantatnya. Benar.. Rasa sakit itu berganti nikmat saat batang kemaluannya ditarik keluar hingga hanya ujung kepalanya saja yang masih terjepit dalam lubang kemaluanku. Lubang kemaluanku yang sudah sangat licin sangat membantu pergerakan batang kemaluan Pakdhe dalam jepitan lubang kemaluanku. Detik-detik berlalu dan sedikit-demi sedikit batang kemaluan Pakdhe meneronos semakin dalam ke dalam lubang kemaluanku. Pakdhe terus menarik dan mendorong pantatnya dengan pelan dan teratur. Hingga suatu saat aku menggigit bibirku keras-keras saat selangkanganku terasa perih sekali. Selangkanganku terasa robek saat Pakdhe menekan pantatnya hingga batang kemaluannya hampir masuk separuh ke dalam lubang kemaluanku. Aku sempat menjerit menahan sakit yang amat sangat di selangkanganku. Pakdhe segera menghentikan gerakannya dan memberiku kesempatan untuk bernapas. Aku merasa lega saat Pakdhe menghentikan gerakannya. Kini aku dapat merasakan lubang kemaluanku seperti terganjal benda keras dan hangat.

    Benda itu berdenyut-denyut dalam jepitan lubang kemaluanku. Kembali rasa sakit yang tadi menyentakku berangsur mulai hilang tergantikan rasa nikmat saat batang kemaluan Pakdhe yang semakin lancar mulai bergerak lagi keluar masuk dalam jepitan lubang kemaluanku. Rasa nikmat terus meningkat sehingga tanpa sadar aku menggoyangkan pantatku untuk segera meraih kenikmatan yang lebih banyak lagi. Aku seperti gila. Rasa sakit itu sudah benar-benar hilang tergantikan rasa nikmat yang benar-benar memabukkan. Pakdhe semakin bersemangat mengayunkan pantatnya menghunjamkan batang kemaluannya. Empat kali mendorong lalu didiamkan dan diputar kemudian ditarik lagi. Tanpa sadar pantatku terangkat saat Pakdhe menarik pantatnya. Berkali-kali Pakdhe mengulang gerakannya hingga perutku terasa kejang. Tubuhku mulai melayang. Tanganku semakin kuat mencengkeram punggung Pakdhe untuk mencoba menahan kenikmatan yang mulai menerjangku. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya diiringi geramannya yang kudengar bergemuruh di telingaku.

    Mataku semakin membeliak menahan desakan yang kian dahsyat di perut bagian bawahku. Aku hampir menjerit saat ada sesuatu yang kurasa pecah di dalam sana. Namun bibir Pakdhe yang tiba-tiba melumat bibirku menghentikan teriakanku. Pakdhe melumat dengan rakus kedua belah bibirku. Aku merasa tubuhku seolah-olah terhempas di awan. Tubuhku mengejat-ngejat saat aku mencapai puncak pendakian yang melelahkan. Pakdhe yang bibirnya masih melumat bibirku pun mulai berkelojotan di atas perutku. Lalu ia menggeram dengan dahsyat.. Dan akhirnya kurasakan ada semburan cairan hangat yang memancar dari batang kemaluan Pakdhe yang terjepit dalam lubang kemaluanku. Batang kemaluannya berkedut-kedut dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe masih bergerak dengan liar selama beberapa saat lalu ambruk menindihku. Napas ku hanya tinggal satu-satu. Napas Pakdhe pun kudengar menggemuruh di telingaku. Air mataku mengalir saat kusadari segalanya telah terlambat bagiku. Kegadisanku telah terenggut oleh Pakdhe. Orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti ayahku. Lalu dengan lembut Pakdhe mengusap air mataku dan berjanji akan menyayangiku sepanjang sisa hidupnya. Aku menjadi agak terhibur dengan perkataannya.

    Sejak kegadisanku hilang, aku menjadi pendiam. Keceriaan yang selama ini menjadi ciri khasku seolah-olah hilang sirna. Aku menjadi sangat berubah. Selangkanganku masih terasa sakit hingga beberapa hari setelah kejadian itu. Mbak Ningsih yang selama ini sangat memperhatikanku sangat heran melihat perubahan yang terjadi pada diriku. Akhirnya aku mengaku terus terang kepada Mbak Ningsih tentang kejadian yang menimpaku. Ia hanya menghela napas merasa prihatin akan musibah yang kualami. Kira-kira satu bulan sejak aku dinodai Pakdheku, Mbak Ningsih minta pamit kepadaku dan juga Pakdheku. Mbak Ningsih setelah lulus SMK diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah Malang dan pindah ke Malang. Sehingga sejak saat itu aku yang baru masuk SMU harus tinggal berdua saja dengan Pakdhe.

    Suatu hari, kira-kira seminggu sejak kepergian Mbak Ningsih, saat itu aku sedang mencuci pakaianku dan pakaian Pakdhe. Hari itu sekolahku libur karena tanggal merah jadi aku bersih-bersih rumah. Pakdhe seperti biasanya merapikan tanaman di halaman depan yang sudah mulai tumbuh tidak teratur. Setelah kuselesaikan cucianku dan kujemur, aku berniat mandi. Baru saja mau menutup pintu kamar mandi, tiba-tiba tangan Pakdhe mengganjal pintu kamar mandi dan menyerobot masuk.

    Aku tidak sempat berteriak karena tiba-tiba Pakdhe sudah memelukku. Tubuhnya yang hanya tertutup celana kolor dan sudah basah penuh keringat memelukku erat-erat. Aku tidak berani berteriak karena diancam kalau tidak mau melayani nafsunya aku akan diusir dari rumah itu dan tidak dibiayai sekolahku. Aku merasa takut sekali dengan ancamannya hingga dengan air mata yang kutahan aku pasrah akan apa yang dilakukan Pakdhe padaku.

    Tangan Pakdhe dengan cekatan melucuti dasterku, bra-ku lalu celana dalamku hingga aku benar-benar bugil. Tanpa membuang waktu Pakdhe segera melepas kolornya dan telanjang bulat. Batang kemaluannya yang berwarna hitam kecoklatan masih mengkerut dan menggantung lunglai. Kemudian Pakdhe duduk di tepi bak mandi keramik dengan kaki yang terbuka. Ditariknya tubuh telanjangku ke dalam pelukannya dan dilumatnya bibirku dengan rakusnya.

    Mulutku masih tertutup saat lidah Pakdhe mulai mencoba menerobos masuk ke dalam mulutku. Karena tidak tahan dengan sapuan-sapuan lidahnya yang mendesak-desak bibirku, akhirnya bibirku pun terbuka. Pakdhe segera menyusupkan lidahnya ke dalam mulutku dan mendorong-dorong lidahku. Mula-mula aku diam saja, namun lama-kelamaan aku jadi terangsang juga. Apalagi batang kemaluan Pakdhe yang tadinya mengkerut perlahan-lahan mulai mengembang dan mengganjal perutku. Aku mulai bereaksi. Lidahku tanpa sadar membalas dorongan lidah Pakdhe. Tubuhku mulai menggerinjal dalam pelukan Pakdhe saat tangan Pakdhe mulai menggerayangi buah pantatku. Tangan Pakdhe dengan gemas meremas dan memijat buah pantatku lalu ditariknya tubuhku hingga semakin ketat lengket dalam pelukannya. Setelah puas memainkan lidahnya dalam mulutku, tangan Pakdhe menekan kepalaku hingga aku disuruhnya berlutut di depan selangkangannya. Batang kemaluannya yang sudah keras nampak mengacung tegak di depan wajahku. Ditariknya wajahku ke selangkangannya dan disuruhnya mulutku menciumi batang kemaluannya itu. Dengan agak risi aku terpaksa membuka mulutku dan mulai menciumi batang kemaluannya yang sudah mengeluarkan sedikit cairan. Kepalaku didorong maju mundur oleh tangan Pakdhe yang mencengkeram rambutku hingga batang kemaluannya mulai bergeser keluar masuk dalam mulutku. Kerongkonganku tersodok-sodok ujung kepala kemaluan Pakdhe yang keluar masuk dalam mulutku. Kudengar napas Pakdhe mulai menggebu. Batang kemaluannya semakin mengeras dalam kuluman mulutku. Mungkin karena tak tahan, Pakdhe segera menarik tubuhku agar berdiri lalu mendudukanku di sisi bak mandi. Mulutnya segera mencecar payudaraku kanan dan kiri silih berganti.

    Aku menggelinjang hebat manakala mulut Pakdhe dengan rakusnya mempermainkan kedua puting payudaraku. Tangan Pakdhe pun tak tinggal diam. Tangannya mulai merayap ke selangkanganku yang terbuka lebar dan mulai meremas gundukan bukit kemaluanku. Aku sampai megap-megap mendapat rangsangan seperti itu. Aku semakin tersiksa oleh gejolak nafsu. Mulut Pakdhe lalu merayap menyusuri perutku dan mulai menjilati gundukan bukit kemaluanku. Dikuakkanya kedua bibir kemaluanku dengan jari-jarinya lalu disusupkannya lidahnya ke dalam lubang kemaluanku. Tubuhku yang duduk di sisi bak mandi hampir saja terjatuh karena menggelinjang saat lidah Pakdhe mulai menggesek-gesek dinding lubang kemaluanku. Tanpa sadar tanganku mencengkeram rambut Pakdhe dan menekankan kepalanya agar lebih ketat menekan bukit kemaluanku. Aku semakin blingsatan menahan rangsangan yang diberikan Pakdhe di selangkanganku.

    Tanpa sadar mulutku mendesis-desis dan dudukku bergeser tak karuan. Perutku mulai mengejang menahan desakan gejolak yang meledak-ledak. Tubuhku terasa mulai mengawang dan pandangan mataku nanar. Akhirnya dengan diiringi rintihan panjang aku mencapai orgasmeku. Belum sempat aku mengatur napas tiba-tiba Pakdhe sudah berdiri di hadapanku. Batang kemaluannya yang keras dicocokkan ke bibir kemaluanku dan digesek-gesekkannya ujung kepala kemaluannya ke bibir kemaluanku yang sudah basah dan licin. Aku menggelinjang lagi saat benda hangat itu mulai menerobos masuk ke dalam bibir kemaluanku. Bibir Pakdhe Mitro dengan rakusnya mulai melumat bibirku sambil mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya semakin melesak ke dalam jepitan bibir kemaluanku. Aku masih duduk di bibir bak mandi sementara Pakdhe Mitro menggenjot lubang kemaluanku sambil berdiri. Mungkin karena kesulitan bergerak, dicabutnya batang kemaluannya dari jepitan bibir kemaluanku. Tubuhku lalu diturunkan dari bibir bak mandi dan dibaliknya hingga aku berdiri dengan tangan bertumpu bak mandi. Lalu Pakdhe menempatkan diri di belakangku dan mulai mencoba memasukan batang kemaluannya ke dalam bibir kemaluanku dari celah bongkahan pantatku.

    Punggungku didorong Pakdhe agar sedikit membungkuk hingga setengah menungging. Dipentangkanya kedua kakiku lebar-lebar lalu dicucukannya batang kemaluannya ke gundukan bukit kemaluanku. Setelah arahnya tepat, Pakdhe mulai mendorong pantatnya hingga kembali batang kemaluannya menerobos masuk dalam jepitan bibir kemaluanku. Kembali aku mulai merasa ada suatu benda hangat menyeruak ke dalam lubang kemaluanku. Dinding-dinding lubang kemaluanka serasa dikilik-kilik. Batang kemaluan Pakdhe yang terjepit ketat dalam lubang kemaluanku berdenyut-denyut.

    Pakdhe yang napasnya mulai memburu semakin kuat mengayunkan pantatnya maju mundur hingga gesekan batang kemaluannya pada dinding lubang kemaluanku semakin cepat. Pinggulku yang dipegang Pakdhe terasa agak sakit karena jari-jari Pakdhe mulai mencengkeram. Pinggulku ditarik dan didorong oleh tangan kuat Pakdhe seiring dengan ayunan pantatnya. Tubuhku mulai terhentak dan aku mulai limbung. Kembali aku merasa melayang karena desakan gejolak yang meledak-ledak. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya dan napasnya semakin menderu.

    Pantatku yang ditarik dan didorong Pakdhe maju mundur semakin cepat bergerak. Cengkeraman jari-jari Pakdhe semakin terasa di pinggulku. Gerakan ayunan pantat Pakdhe semakin tak terkendali. Tak lama kemudian aku kembali mencapai orgasmeku. Pakdhe pun kukira mencapai puncak kenikmatannya karena aku merasa ada semburan cairan hangat yang menyemprot dari batang kemaluan Pakdhe ke dalam lubang kemaluanku dengan diiringi geraman yang keluar dari mulut Pakdhe. Pakdhe tetap membiarkan batang kemaluannya terjepit dalam lubang kemaluanku selama beberapa saat. Napasnya yang mulai teratur terasa hangat menerpa kulit pipiku. Tulang kemaluannya menekan kuat di bukit buah pantatku.

    Aku merasa sedikit geli karena rambut kemaluan Pakdhe menempel ketat dan menggesek buah pantatku. Batang kemaluan Pakdhe yang masih keras terasa berdenyut-denyut dalam jepitan lubang kemaluanku. Setelah menyemprotkan sisa-sisa air maninya batang itu mulai mengendur dan terlepas dengan sendirinya. Tubuhku sudah terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya memejamkan mata karena lemas dan malu karena untuk kedua kalinya aku berhasil digagahi Pakdheku sendiri. Aku membiarkan saja saat Pakdhe memandikanku seperti bayi. Tangannya yang kokoh menyabuni seluruh lekuk tubuhku. Tubuhku kembali menggerinjal saat tangannya yang kokoh mulai menyabuni payudaraku yang baru mulai tumbuh. Putingku yang mencuat dipermainkannya dengan gemas. Tubuhku semakin menggelinjang saat tangannya mulai menyentuh perutku lalu meluncur turun dan mulai menyabuni gundukan bukit kemaluanku yang baru mulai ditumbuhi rambut satu-satu. Jari-jarinya menyisir celah sempit di tengah gundukan bukit kemaluanku dan berlama-lama menyabuni daerah itu. Aku tak berani memandang Pakdhe saat ia mengangsurkan sabun ke tanganku dan menyuruhku menyabuninya. Dengan agak kaku tanganku mulai menyabuni punggung Pakdhe yang kekar. Tanganku bergerak hingga seluruh punggung Pakdhe kugosok merata dengan sabun. Lalu Pakdhe membalikkan tubuhnya menghadapku. Tangannya mengelus-elus kedua payudaraku sementara aku disuruhnya menyabuni tubuh bagian depannya. Tanganku bergerak dari dada terus turun ke arah perut.

    Napas Pakdhe mulai memburu saat tanganku yang dilumuri busa sabun mulai menggosok bagian bawah perutnya. Batang kemaluannya yang tadi kendur sudah mulai mengembang. Tanganku yang agak ragu dipegang Pakdhe dan diarahkan untuk menyabuni daerah kemaluan Pakdhe. Rambut kemaluannya sangat lebat tumbuh di pangkal batang kemaluannya yang mulai berdiri setengah tegak dan mengeras. Lucu sekali kelihatannya seperti pistol namun “gombyok”. Ya!! Kelihatannya seperti pistol gombyok!! Seperti pistol tapi lebat ditumbuhi rambut atau gombyok!!

    Pakdhe yang sudah mulai terangsang segera menyuruhku menyelesaikan acara saling memandikan. Hanya dengan berbalut handuk, tubuhku yang masih agak basah ditariknya dari kamar mandi dan diseret masuk ke kamar Pakdhe. Pakdhe pun hanya mengenakan kolornya yang tadi dipakainya hingga batang kemaluannya yang sudah setengah keras tampak membusung di balik kolor seragamnya. Baru saja pintu ditutup, tubuhku sudah langsung disergapnya. Diloloskannya handuk yang melilit tubuhku hingga aku telanjang bulat. Pakdhe segera melepas kolornya dan bugil dihadapanku. Mulut Pakdhe segera menyergap bibirku dan melumatnya dengan rakus. Kedua payudaraku segera menjadi bulan-bulanan remasan tangannya hingga tubuhku menggelinjang dalam dekapannya. Tanganku segera dibimbing Pakdhe dan dipegangkannya ke batang kemaluannya yang sudah semakin mengembang. Bibir Pakdhe yang rakus meulai bergeser turun dari bibirku ke dagu, lidahnya menjilat-jilat daguku terus turun ke leherku hingga aku semakin menggelinjang karena kumisnya yang pendek dan kasar menggaruk-garuk batang leherku. Aku semakin mendesis karena kini bibir Pakdhe sudah mulai melumat kedua puting payudaraku kanan dan kiri secara bergantian. Tanganku secara tak sadar bergerak mengurut dan meremas “pistol gombyok” Pakdhe.

    Napas Pakdhe pun semakin menderu dan semakin keras menghembus di kedua payudaraku. Jilatannya semakin liar di seluruh bukit payudaraku tanpa terlewatkan sejengkalpun. Batang kemaluan Pakdhe yang semakin keras mulai berdenyut-denyut dalam genggaman tanganku. Sementara tangan Pakdhe mulai bergerak liar menyusuri penggungku dan turun ke bawah lalu berhenti di kedua pantatku dan meremas-remas kedua buah pantatku dengan gemasnya. Aku sangat terangsang. Ya.. Mungkin daerah kelemahanku adalah pada buah pantatku dan pada kedua puting payudaraku. Tubuhku sudah mulai mengawang dan sudah pasrah bersandar dalam pelukan Pakdhe. Mengetahui kalau tubuhku sudah tersandar sepenuhnya dalam pelukannya, Pakdhe segera mendorong tubuhku ke kasurnya hingga aku berbaring telentang. Ditindihnya tubuh telanjangku oleh tubuh kekar Pakdhe. Dibentangkannya kedua kakiku lebar-lebar dan aku kembali digumuli Pakdheku.

    Lidah Pakdhe kembali menyerbu bibirku lalu bergeser ke leherku. “Pistol gombyok” Pakdhe yang sudah sangat keras mengganjal di perut bagian bawahku. Rambut kemaluannya yang gombyok sangat terasa menggesek-gesek perutku menimbulkan rasa geli. Lidah Pakdhe menjilat-jilat seluruh batang leherku hingga aku mendesis-desis kegelian. Tubuhku semakin menggelinjang menahan geli saat lidahnya mulai bergeser turun dan menyapu-nyapu sekeliling bukit payudaraku di sekitar putingku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah Pakdhe yang panas mulai menyapu-nyapu puting payudaraku. Tubuhku serasa semakin melayang. Lidah Pakdhe terus bergeser ke bawah. Pusarku dijilatnya dengan rakus lalu lidahnya mulai bergerak turun ke perut bagian bawahku. Otot-otot perutku terasa seperti ditarik-tarik saat bibir Pakdhe menyedot-nyedot daerah sekitar perut bagian bawahku di atas pangkal pahaku. Geli sekali rasanya, apalagi kumisnya yang pendek dan kasar menyeruduk-nyeruduk kulit perutku yang halus. Pakdhe lalu membalik tubuhnya.

    Wajahnya menghadap selangkanganku sementara “pistol gombyok”nya dihadapkan ke wajahku. Diturunkannya pantatnya hingga batang kemaluannya menempel bibirku. Dibimbingnya “pistol gombyok”nya ke mulutku. Aku tahu aku harus membuka mulutku menyambut “pistol gombyok” Pakdhe yang dijejalkan ke dalam mulutku. Dengan terpaksa aku mulai mengulum “pistol gombyok” Pakdhe dan menjilati seluruh ujung topi bajanya yang mengkilat. Tubuhku terhentak saat mulut Pakdhe mulai melumat bibir kemaluanku. Kedua tangannya menarik kedua bibir lubang kemaluanku dan membukanya lebar-lebar lalu lidahnya yang panas didorong keluar masuk kedalam lubang kemaluanku. Aku semakin mendesis-desis menahan nikmat. Napas Pakdhe yang semakin menggebu sangat terasa meniup-niup lubang kemaluanku yang terbuka lebar. Tanpa sadar pantatku terangkat ke atas seolah menyambut dorongan lidah Pakdhe yang menggesek-gesek kelentitku. Gerakan lidahnya yang liar seolah membuatku semakin gila. Tanpa dapat kucegah lagi, mulutku merintih dan mendesis menahan gejolak kenikmatan yang meledak-ledak. Batang kemaluan Pakdhe yang menyumpal mulutku tak mampu menahan desisan yang keluar dari mulutku. Mataku kembali nanar. Perutku terasa kejang.. Dorongan gejolak liar yang mendesak di perut bagian bawahku sudah hampir tak dapat kutahan lagi. Lalu dengan diiringi rintihan panjang tubuhku menggelepar dan berkelojotan seperti ayam disembelih. Tubuhku lalu melayang dan terhempas di tempat kosong. Akhirnya tubuhku terdiam beberapa saat. Aku telah mencapai orgasme yang ke sekian di pagi itu. Tubuhku terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat Pakdhe yang telah mencabut batang kemaluannya dari kuluman mulutku bangkit dan duduk di sisi pembaringan mengangkat tubuhku dan mendudukanku di pangkuannya. Tubuhku dihadapkannya ke dirinya dan kakiku dipentangkannya hingga aku terduduk mengangkang dipangkuannya dengan saling berhadapan. Kemudian tangan Pakdhe mengarahkan batang kemaluannya ke celah bukit kemaluan di selangkanganku. Bless!! Aku terhenyak saat pantatku diturunkan dan ada suatu benda keras dan hangat mengganjal di lubang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Seluruh dinding lubang kemaluanku terasa berdenyut-denyut. Kelentitiku yang sudah membengkak tergesek nikmat pada pangkal batang kemaluan Pakdhe. Lain sekali rasanya bersetubuh dengan posisi begini. Aku merasa sangat terangsang! Kelentitku serasa tergesek penuh pada batang kemaluan Pakdhe.

    Dengan dibantu kedua tangan Pakdhe yang menyangga kedua buah pantatku tubuhku bergerak naik turun di pangkuan Pakdhe. Payudaraku yang baru tumbuh bergetar bergoyang-goyang seiring dengan naik turunnya tubuhku di pangkuan Pakdhe. Batang kemaluan Pakdhe yang menancap ketat dalam jepitan lubang kemaluanku terasa menggesek nikmat seluruh dinding lubang kemaluanku yang terus berdenyut-denyut meremas apa saja yang menyumpalnya. Tubuhku terasa menggigil bergetar saat mulut Pakdhe tak tinggal diam. Mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku bergantian. Mulutnya menyedot buah dadaku sepenuhnya. Gerakanku menjadi kian liar. Desakan gejolak birahi semakin mendesak. Aku mempercepat gerakanku naik turun dengan diselingi sedikit memutar saat seluruh batang kemaluan Pakdhe masuk hingga ke pangkalnya ke dalam jepitan lubang kemaluanku. Karena tak tahan lagi tanpa sadar kudorong tubuh Pakdhe hingga terbaring telentang di kasur dengan kedua kaki menjuntai ke lantai. Tubuhku yang tadi di pangku Pakdhe menjadi duduk seperti seorang joki yang sedang naik kuda balap berpacu dalam birahi dengan menduduki Pakdhe yang berbaring telentang.

    Gerakanku kian bebas. Dengan tangan bertumpu pada dada Pakdhe yang bidang aku terus menggerakan pantatku memutar dan maju mundur. Kelentitiku kian ketat tergesek batang kemaluan Pakdhe. Tanga Pakdhe yang memegang kedua pantatku semakin ketat mencengkeram dan membantu mempercepat gerakanku. Aku merasa tubuhku kembali mulai mengawang. Gerakanku kian tak terkendali. Mataku mulai membeliak dan mulutku menceracau tak karuan. Puncak pendakian kian dekat.. Kian dekat.. Dan akhirnya dengan merintih panjang tubuhku berkejat-kejat seperti sedang terkena aliran listrik. Lubang kemaluanku berdenyut-denyut saat ada sesuatu yang pecah di dalam sana.. Tubuhku berkejat-kejat beberapa saat lalu ambruk di atas perut Pakdhe. Aku benar-benar tak bertenaga. Ya akibat pistol gombyok Pakdhe aku mencapai orgasme yang kesekian kalinya. Luar biasa Pakdhe ku ini. Walaupun sudah tua namun mampu membuat aku yang masih ABG begini bertekuk lutut. Pakdhe yang rupanya belum mencapai orgasme segera membalikkan tubuhku dengan tanpa melepaskan batang kemaluannya yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluanku. Sekarang tubuhku yang telentang gantian digenjot Pakdhe.

    Aku yang sudah tak bertenaga hanya pasrah. Pakdhe dengan semangat juang terus menggenjot selangkanganku dengan tusukan-tusukan batang kemaluannya. Pistol gombyoknya tanpa ampun menghajar lubang kemaluanku. Perlahan-lahan napsuku mulai bangkit lagi menerima tusukan-tusukan pistol gombyok Pakdhe. Dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada aku berusaha menyambut setiap tusukan pistol gombyok dengan menggoyangkan pantatku ke kanan dan kiri. Napas Pakdhe semakin memburu dan terdengar menggemuruh menghembus ke payudaraku yang dilumat bibir rakus Pakdhe. Genjotan Pakdhe semakin kuat dan bertubi-tubi. Desakan gejolak yang mendesak dalam tubuhku semakin menguat. Aku sudah hampir tak kuat lagi menahan desakan itu. Tubuhku kembali mengejang. Pantatku terangkat dan dengan merintih panjang aku mencapai puncak pendakian yang sangat melelahkan. Tubuhku terhempas di tempat kosong dan pandangan mataku makin nanar. Aku merasa betapa di saat-saat itu tubuh Pakdhe yang menindih perutku mulai bergetar.

    Mulutnya menggeram dahsyat dan pantatnya menekan kuat-kuat menghunjamkan pistol gombyoknya ke dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe berkejat-kejat lalu aku merasa ada semprotan cairan hangat menyiram di dalam lubang kemaluanku. Ada rasa berdesir menyergapku saat semprotan itu menyembur ke liang rahimku. Tubuh Pakdhe tersentak-sentak lalu ambruk di atas perutku. Sungguh melelahkan pergumulan di pagi itu. Akhirnya aku tertidur karena terlalu lelah. Pagi itu Pakdhe benar-benar melampiaskan seluruh hasratnya pada tubuhku. Dari pagi hingga malam aku tidak dibiarkannya mengenakan pakaian utuh. Aku disetubuhi berkali-kali hari itu hingga selangkanganku terasa ngilu karena digenjot Pakdhe. Sejak kepergian Mbak Ningsih aku menjadi pelampiasan napsu Pakdhe.

    Minimal satu kali dalam satu minggu Pakdhe pasti minta jatah dariku. Selama tiga tahun aku menjadi budak napsu pistol gombyok Pakdhe hingga aku lulus SMU. Tiga tahun aku harus menjalani kehidupan sebagai sasaran tembak “pistol gombyok” Pakdhe. Ternyata hal seperti itu dialami juga oleh Mbak Ningsih. Dia bercerita kalau dulu pertama kali diperawani Pakdhe dirinya tidak sadar. Untuk selanjutnya ia juga diancam tidak akan dibiayai sekolah dan diusir kalau tidak mau memenuhi keinginan Pakdhe. Lalu setelah aku lulus, atas kebaikan Mbak Ningsih aku kuliah di salah satu PTS di kota Solo. Untuk menambah biaya karena tidak ingin terlalu memberatkan Mbak Ningsih aku terjun ke dunia pelacuran. Ya.. Akhirnya aku menjadi pelacur untuk membiayai kuliahku. Aku berjanji akan berhenti dari dunia ini setelah aku mempunyai cukup bekal.

  • Cerita Dewasa Malam Yang Indah Bersama Adik Sepupu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Malam Yang Indah Bersama Adik Sepupu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1263 views

    Perawanku – Kedua barbel kecil masing-masing seberat 5 kilogram terasa telah kian berat saja kuayun-ayunkan bergantian. Keringatku telah sejak tadi berseleweran membasahi seluruh tubuhku yang kuperhatikan lewat cermin sebesar pintu di depanku itu telah tambah mekar dan kekar. Kalau dibandingkan dengan atlet binaraga, aku tak kalah indahnya. Bandar Bola Online

    Aku hanya tersenyum sambil kemudian menaruh kedua barbelku dan menyeka keringat di dahi. Kuperhatikan jam telah menunjukan pukul 22:39 tepat. Ya, memang pada jam-jam seperti ini aku biasa olahraga berat untuk membentuk otot-otot di tubuhku. Suasana sepi dan udara
    sejuk sangat aku sukai. Kamar kost-ku di pinggirn utara kota Jogja memang menawarkan hawa dinginnya. Itulah sebabnya aku sangat betah kost di sini sejak resmi jadi mahasiswa hingga hampir ujian akhirku yang memasuki semester delapan ini.

    Sudah jadi kebiasaanku, aku selalu berolahraga dengan telanjang bulat, sehingga dapat kuperhatikan tubuhku sendiri lewat cermin itu yang kian hari kian tumbuh kekar dan indah. berkulit sawo matang gelap. Rambut kasar memenuhi hampir di seluruh kedua lengan tangan dan kaki serta dadaku yang membidang ke bawah, lebih-lebih pada daerah kemaluanku. Rambutnya tumbuh subur dengan batang zakarnya yang selalu terhangati olehnya. Kuraba-raba batang kemaluanku yang mulai beranjak tegang ereksi ini. Hmm, ouh, mengasyikan sekali. Air keringatku turut membasahi batang zakar dan buah pelirku. Dengan sambil duduk di kursi plastik aku berfantasi seandainya ini dilakukan oleh seorang wanita. Mengelus-elus zakarku yang pernah kuukur memiliki panjang 20 centimeter dengan garis lingkar yang 18 centimeter! Mataku hanya merem melek saja menikmati sensasi yang indah ini. Perlahan-lahan aku mulai melumuri batang zakarku dengan air liurku sendiri. Kini sambil menggenggam batang zakar, aku terus menerus melakukan mengocok-ngocok secara lembut yang berangsur-angsur ke tempo cepat.

    Aku tengah menikmati itu semua dengan sensasiku yang luar biasa ketika tiba-tiba pintu kamar kost-ku diketok pelan-pelan. Sial, aku sejenak terperangah, lebih-lebih saat kudengar suara cewek yang cukup lama sekali tak pernah kudengar.
    “Mas, Mas Wid? Ini aku, Irma!”
    Irma? Adik sepupuku dari Pekalongan? Ngapain malam-malam begini ini datang ke Jogja? Gila! Buru-buru aku melilitkan kain handuk kecilku sambil memburu ke arah pintu untuk membukakannya. “Irma?” ucapku sambil menggeser posisiku berdiri untuk memberi jalan masuk buat adik sepupuku yang terkenal tomboy ini. Irma terus saja masuk ke dalam sambil melempar tas ranselnya dan lari ke kamar mandi yang memang tersedia di setiap kamar kost ini. Sejenak aku melongok keluar, sepi, hanya gelap di halaman samping yang menawarkan kesunyian. Pintu kembali kututup dan kukunci. Aku hanya menghela nafasku dalam-dalam sambil memperhatikan tas ransel Irma.

    Tak berapa lama Irma keluar dengan wajah basah dan kusut. Rambutnya yang lebat sebahu acak-acakan. Aku agak terkejut saat menyadari bahwa kini Irma hanya memakai kaos oblong khas Jogja. Rupanya ia telah melepas celana jeans biru ketatnya di kamar mandi. Kulit pahanya yang kuning langsat dan ketat itu terlihat jelas. “Ada masalah apa lagi, hmm? Dapat nilai jelek lagi di sekolahan lalu dimarahi Bapak Ibumu?” tanyaku sambil mendekat dan mengelus rambutnya, Irma hanya terdiam saja. Anak SMU kelas dua ini memang bandel. Mungkin sifat tomboynya yang membuat dirinya begitu. Tak mudah diatur dan maunya sendiri saja. Jadinya, aku ini yang sering kewalahan jika ia datang mendadak minta perlindunganku. Aku memang punya pengaruh di lingkungan keluarganya.

    Irma hanya berdiri termangu di depan cermin olah ragaku. Walau wajahnya merunduk, aku dapat melihat bahwa dia sedang memandangi tubuhku yang setengah telanjang ini.
    “Lama ya Mas, Irma nggak ke sini.”
    “Hampir lima tahun,” jawabku lebih mendekat lagi lalu kusadari bahwa lengan dan tangannya luka lecet kecil.
    “Berantem lagi, ya? Gila!” seruku kaget menyadari memar-memar di leher, wajah, kaki, dan entah dimana lagi.
    “Irma kalah, Mas. Dikeroyok sepuluh cowok jalanan. Sakit semua, ouih. Mas, jangan bilang sama Bapak Ibu ya, kalau Irma kesini. Aduh..!” teriak tertahan Irma mengaduh pada dadanya.
    “Apa yang kamu rasakan Ir? Dimana sakitnya, dimana?” tanyaku menahan tubuhnya yang mau roboh.
    Tapi dengan kuat Irma dapat berdiri kembali secara gontai sambil memegangi lenganku.
    “Seluruh tubuhku rasanya sakit dan pegal semua, Mas, ouh!”
    “Biar Mas lihat, ya? Nggak apa-apa khan? Nggak malu, to?” desakku yang terus terang aku sudah mulai tergoda dengan postur tubuh Irma yang bongsor ketat. Irma hanya mengangguk kalem.
    “Ah, Mas Wid. Irma malah pengin seperti dulu lagi, kita mandi bareng.. Irma kangen sama pijitan Mas Wid!” ujar Irma tersenyum malu.


    Edan! Aku kian merasakan batang kemaluanku mengeras ketat. Dan itu jelas sekali terlihat pada bentuk handuk kecil yang menutupinya, ada semacam benda keras yang hendak menyodok keluar. Dan Irma dapat pula melihatnya! Perlahan kulepas kaos oblong Irma. Sebentar dirinya seperti malu-malu, tapi kemudian membiarkan tanganku kemudian melepas BH ukuran 36B serta CD krem berenda ketatnya. Aku terkejut dan sekaligus terangsang hebat. Di tubuh mulusnya yang indah itu, banyak memar menghiasinya. Aku berjalan memutari tubuh telanjangnya. Dengan gemetaran, jemariku menggerayangi wajahnya, bibirnya, lalu leher dan terus ke bawahnya. Cukup lama aku meraba-raba dan mengelus serta meremas lembut buah dadanya yang ranum ini. “Mas Wid.. enak sekali Mas, teruskan yaa.. ouh, ouh..!” pinta mulut Irma sambil merem-melek. Mulutku kini maju ke dada Irma. Perlahan kuhisap dan kukulum nikmat puting susunya yang coklat kehitaman itu secara bergantian kiri dan kanannya. Sementara kedua jemari tanganku tetap meremas-remas kalem dan meningkat keras. Mulut Irma makin merintih-rintih memintaku untuk berbuat lebih nekat dan berani. Irma menantangku, sedotan pada puting susunya makin kukeraskan sambil kuselingi dengan memilin-milin puting-puting susu tersebut secara gemas.

    “Auuh, aduh Mas Wid, lebih keras.. lebih kencang, ouh!” menggelinjang tubuh Irma sambil berpegangan pada kedua pundakku. Puting Irma memang kenyal dan mengasyikan. Kurasakan bahwa kedua puting susu Irma telah mengeras total. Aku merendahkan tubuhku ke bawah, mulutku menyusuri kulit tubuh bugil Irma, menyapu perutnya dan terus ke bawah lagi. Rambut kemaluan Irma rupanya dicukur habis, sehingga yang tampak kini adalah gundukan daging lembut yang terbelah celah sempitnya yang rapat. Karuan lagi saja, mulutku langsung menerkam bibir kemaluan Irma dengan penuh nafsu. Aku terus mendesakkan mulutku ke dalam liang kemaluannya yang sempit sambil menjulurkan lidahku untuk menjilati klitorisnya di dalam sana. Irma benar-benar sangat menggairahkan. Dalam masalah seks, aku memang memliki jadwal rutin dengan pacarku yang dokter gigi itu. Dan kalau dibandingkan, Irma lebih unggul dari Sinta, pacarku. Mulutku tidak hanya melumat-lumat bibir kemaluan Irma, tapi juga menyedot-nyedotnya dengan ganas, menggigit kecil serta menjilat-jilat.

    Tanpa kusadari kain handukku terlepas sendiri. Aku sudah merasakan batang kemaluanku yang minta untuk menerjang liang kemaluan lawan. Karuan lagi, aku cepat berdiri dan meminta Irma untuk jongkok di depanku. Gadis itu menurut saja. “Buka mulutmu, Dik. Buka!” pintaku sambil membimbing batang kemaluanku ke dalam mulut Irma. Gadis itu semula menolak keras, tapi aku terus memaksanya bahwa ini tidak berbahaya. Akhirnya Irma menurut saja. Irma mulai menyedot-nyedot keras batang kemaluanku sembari meremas-remas buah zakarku. Ahk, sungguh indah dan menggairahkan. Perbuatan Irma ini rupanya lebih binal dari Sinta. Jemari Irma kadangkala menyelingi dengan mengocok-ngocok batang kemaluanku, lalu menelannya dan melumat-lumat dengan girang.

    “Teruskan Dik, teruskan, yeeahh, ouh.. ouh.. auh!” teriakku kegelian. Keringat kembali berceceran deras. Aku turut serta menusuk-nusukan batang kemaluanku ke dalam mulut Irma, sehingga gadis cantik ini jadi tersendak-sendak. Tapi justru aku kian senang. Kini aku tak dapat menahan desakan titik puncak orgasmeku. Dengan cepat aku muntahkan spermaku di dalam mulut Irma yang masih mengulum ujung batang kemlauanku.
    “Croot.. creet.. crret..!”
    “Ditelan Dik, ayo ditelan habis, dan bersihkan lepotannya!” pintaku yang dituruti saja oleh Irma yang semula hendak memuntahkannya. Aku sedikit dapat bernafas lega. Irma telah menjilati dan membersihkan lepotan air maniku di sekujur ujung zakar.

    “Maass, ouh, rasanya aneh..!” ujar Irma sambil kuminta berdiri. Sesaat lamanya kami saling pandang. Kami kemudian hanya saling berpelukan dengan hangat dan mesra. Kurasakan desakan buah dadanya yang kencang itu menggelitik birahiku kembali.
    “Ayo Dik, menungging di depan cermin itu!” pintaku sambil mengarahkan tubuh Irma untuk menungging. Irma manut. Dengan cepat aku terus membenamkan batang kemaluanku ke liang kemaluan Irma lewat belakang dan melakukan gerakan maju mundur dengan kencang sekali. “Aduuh, auuh.. ouh.. ouh.. aah.. ouh, sakit, sakit Mas!” teriak-teriak mulut Irma merem-melek. Tapi aku tak peduli, adik sepupuku itu terus saja kuperkosa dengan hebat. Sambil berpegangan pada kedua pinggulnya, aku menari-narikan batang kemaluanku pada liang kemaluan Irma.


    “Sakiit.. ouhh..!”
    “Blesep.. slep.. sleep..” suara tusukan persetubuhan itu begitu indah.
    Irma terus saja menggelinjang hebat.

    Aku segera mencabut batang kemaluanku, membalikkan posisi tubuh Irma yang kini telentang dengan kedua kakinya kuminta untuk melipat sejajar badannya. sementara kedua tangannya memegangi lipatan kedua kakinya. Kini aku bekerja lagi untuk menyetubuhi Irma.
    “Ouuh.. aahhk.. ouh.. ouh..!”
    Dengan menopang tubuhku berpegangan pada buah dadanya, aku terus kian ganas tanpa ampun lagi menikam-nikam kemaluan Irma dengan batang kemaluanku.
    “Crroot.. cret.. creet..!”
    Menyemprot air mani zakarku di dalam liang kemaluan Irma. “Maas.. ouuh.. aduh.. aahk!” teriak Irma yang langsung agak lunglai lemas, sementara aku berbaring menindih tubuh bugilnya dengan batang kemaluanku yang masih tetap menancap di dalam kemaluanya.

    “Dik Irma, bagaimana kalau adik pindah sekolah di Jogja saja. Kita kontrak satu rumah.. hmm?” tanyaku sambil menciumi mulut tebal sensual Irma yang juga membalasku. “Irma sudi-sudi saja, Mas. Ouh..” Entah, karena kelelehan kami, akhirnya tidur adalah pilihannya. Aku benar-benar terlelap.

  • Kisah Cinta Bercinta Dengan Maniak Oral Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Cinta Bercinta Dengan Maniak Oral Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1155 views

    Perawanku – Aku tergerak juga untuk mengirim tulisan setelah aku membaca salah satu artikel di Surga Dunia tentang oral seks yang dikenal juga dengan nama cunnilingus. Aku jadi teringat bahwa apa yang tertulis di situ ternyata kasusnya sama dengan diriku.

    Terus terang aku lebih menyukai oral sex daripada persetubuhan yang sesungguhnya (dengan penetrasi), terutama jika si lelaki aktif mengoral si wanita. Kecenderungan ini baru kusadari ketika waktu aku di sekolah menengah beberapa tahun lalu untuk pertama kalinya aku menyaksikan
    film bokep. Aku sangat terangsang melihat adegan si lelaki menciumi dan menjilati kelamin si wanita.

    Aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu tertarik pada adegan itu. Baru ketika aku kuliah aku kemudian punya pacar. Pacaranku yang pertama biasa-biasa saja. Kegiatan seksual kami hanya terbatas pada ciuman. Demikian pula dengan pacaranku yang kedua, meskipun berlangsung lebih lama tetapi tidak ada letupan seksual yang berat. Kepada kedua-duanya pernah kusampaikan keinginanku untuk meniru apa yang pernah kulihat di film bokep tetapi mereka menolak. Mungkin karena mereka merasa risih. Setelah aku lulus dan bekerja keinginanku itu nyaris terlupakan.

    Baru beberapa bulan bekerja aku punya seorang kenalan. Dia mengaku belum lama putus dengan pacarnya. Kami sangat dekat sehingga akhirnya dia tahu keinginan seksualku. Waktu aku mampir ke tempat kostnya, kami bercumbu. Dalam kesempatan itu dia mengajak aku melakukan apa yang selama ini menjadi keinginanku.

    Disitulah untuk pertama kalinya aku merasakan apa yang kulihat di film biru beberapa tahun lalu. Aku menciumi seluruh tubuhnya hingga berakhir di vagina dia. Hanya saja kami kurang menikmatinya saat itu, mungkin karena aku kelihatan panik dan grogi, sementara diapun tampaknya ada hambatan psikologis karena aku adalah teman dekatnya. Setelah itu hubungan kami biasa-biasa saja.

    Kesempatan kedua datang waktu aku berkenalan dengan seorang gadis di kolam renang. Usianya beberapa tahun di bawahku. Anehnya aku tidak menjadi akrab dengan gadis itu hingga akhirnya aku mendapat kesempatan berkenalan dengan kakaknya yang usianya sebaya denganku. Aku mengenal kakaknya itu melalui telepon ketika aku menelepon ke rumahnya.

    Kami kemudian janjian untuk ketemu dan nonton. Cewek ini tinggi dan seksi, kulitnya agak hitam. Ternyata dia pun baru selesai kuliah dan sekarang bekerja sebagai guru senam (dia belum mendapat kesempatan pekerjaan lain). Waktu di dalam bioskop kami berbincang-bincang. Dia makan coklat silver queen. Aku bilang ama dia, bagi dong coklatnya. Ternyata dia tidak memotong coklat yang baru malah langsung memagut bibirku dan dengan gerakan lidah yang mempesona, memindahkan coklat yang baru dia kunyah sedikit demi sedikit ke kerongkonganku.

    Persis seperti induk burung yang memberi makan anaknya. Aku kaget bukan main. Sepanjang pemutaran film itu kami sibuk saling memagut. Dia aktif sekali, bahkan waktu aku minta minum pun dia segera menenggak buavita, menciumku, kemudian mengalirkan sari jeruk itu dari mulutnya langsung ke mulutku. Dalam pertemuan kedua kami sepakat ketemu di hotel sederhana. Waktu ngobrol-ngobrol akhirnya kami menemukan titik temu, bahwa kami sama-sama menghindari hubungan seks dalam arti penetrasi, ternyata dia hanya mau dijilat dan akupun memang cuma ingin menjilat. Jadi klop.

    Kami berciuman sambil berdiri, pelan-pelan aku melucuti pakaiannya hingga dia telanjang bulat. Masih sambil berdiri, aku menyusuri tubuhnya dengan lidahku hingga lidahku berhenti di klitorisnya. Aku sudah jauh lebih tenang dan rileks. Dia berdiri sambil mulai membuka kakinya. Aku berlutut. Dengan satu sapuan yang menghentak dan seketika, aku menyapu permukaan vaginanya dengan seluruh telapak lidahku. Dia menjerit di atas sana. Kemudian ujung lidahku bermain di klitorisnya.

    Selain dengan lidah, bibirku memagut, mengulum dan mengisap klitorisnya. Pelan-pelan aku melakukan gigitan-gigitan kecil di sekitar situ sehingga membuat gerakan pahanya semakin menggila. Kedua tanganku memegangi pahanya atau memeluk pantatnya. Dari klitoris, ujung lidahku menemukan lubang vagina dan segera menembusnya kemudian melakukan gerakan memutar dan menyapu, juga gerakan lidah maju mundur.

    Karena lubangnya cukup besar, atau mungkin karena mulutku yang kecil, aku bisa meletakkan bibirku agak ke dalam sehingga lidahku bisa masuk cukup panjang dan leluasa. Lidahku menemukan lapisan-lapisan lunak, ada juga seperti lekukan, benjolan atau suatu permukaan seperti handuk. Setelah puas sambil berdiri, dia berjalan dan duduk di kursi. Disuruhnya aku berlutut sementara dia duduk dan membuka pahanya. Begitu dibuka, aku langsung

    “makan” dan dia tak henti-hentinya mengeluarkan suara …

    ..erangan atau keluhan. Tangannya meremas-remas kepalaku atau menekan-nekan kalau dia merasa lidahku kurang dalam. Semakin lama lubangnya semakin basah sehingga gerakan lidahku mengelurakan suara kecipak-kecipak. Tidak ada bagian yang terlewat oleh lidahku. Akhirnya dia bangun dan berjalan ke tempat tidur. Dia berbaring dan membuka pahanya. Aku mengulangi lagi gerakan-gerakan tadi. Aku melihat dia masih tangguh dan belum ada tanda-tanda orgasme padahal aku ingin membuat dia orgasme dengan lidahku.

    Dia membalikkan badannya kemudian nungging di depanku sehingga di hadapanku kini terpampang sepasang pantat yang sehat dengan tumpukan kelamin yang menantang. Aku menusukkan lidahku ke lubang kelaminnya dari belakang. Sekarang rasanya lebih longgar dibandingkan tadi.

    Setelah bermain cukup lama, masih dari belakang, aku membuat sapuan dengan seluruh lidahku perlahan-lahan menyusuri belahan kelaminnya terus ditarik ke atas hingga melewati belahan pantatnya dan berakhir di tengah garis pinggul. Telingaku sudah penuh terisi oleh teriakan dan erangan dia.

    Akhirnya aku berbaring menatap langit-langit kamar sementara dia masih tetap nungging. Lantas aku punya inisiatif, dari belakang dia kepalaku masuk ke “kolong” selangkangannya. Kini leherku berada di antara kedua pahanya dan di atas wajahku terbentang kelaminnya yang menganga.

    Dengan gerakan yang lebih lembut aku melakukan sapuan dan cemilan-cemilan kecil sehingga dia kelihatan lebih tenang dan irama permainan menjadi slow. Dengan setengah mendesah aku bilang,

    “bekap aku….. ” Dan …..perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kini wajahku benar-benar “terbenam”.

    Lidahku segera menyusuri lubang kelaminnya, kujulurkan, kemudian lidahku terkunci di dalam. Tanganku memeluk kedua pantatnya. Seperti tahu maksudku, dia melakukan gerakan menggoyang. Pantatnya bergerak memutar, kemudian maju mundur tak ubahnya seperti orang fucking. Dia melakukan gerakan genjotan demi genjotan.

    Lidahku kutahan agar tidak melesat dari lubang kemaluannya (sebetulnya aku mau bilang “memeknya” tapi rasanya buatku terlalu vulgar). Aku tidak tahu ekspresi wajah dia, yang jelas dia begitu enjoy dengan gerakan-gerakannya. Selain suara erangan, aku masih bisa mendengar suara kain seprai diremas-remas. Gerakannya makin kencang dan menggila. Kalau saja tidak karena dia orgasme, mungkin aku tidak sanggup bertahan lebih lama lagi karena kehabisan nafas.

    Akhirnya dia meregang, ada sentakan kecil, selama beberapa detik tidak ada suara atau gerakan apa-apa, hening, cuma sedutan-sedutan di sepanjang lorong kelamin dia. Akhirnya dia terkulai, aku segera mengangkat pinggul dia dan keluar dari jepitan pahanya. Aku mengambil nafas dan berbaring di sebelahnya, sementara dia masih tetap telungkup.

    Setelah berdiam diri cukup lama, dia bangun, mengambil tisu dan membersihkan mukaku yang basah dan lengket. Aku sendiri tidak sampai “keluar” (ejakulasi) tetapi aku merasakan “sejenis orgasme” yang aneh, tidak keluar tapi puas, mungkin karena aku bisa menikmati orgasme cewek dengan lidahku.

    Setelah peristiwa itu kami masih sempat satu kali mengulanginya lagi, di tempat yang berbeda dan waktu yang lain tetapi dengan urut-urutan yang sama. Kemudian suatu hari dia bilang bahwa dia lebih baik menikah dengan lelaki pilihannya. Yang jelas lelaki itu bukan aku, karena selama kami kencan tidak sekalipun kami bicara soal pacaran atau pernikahan.

    Aku memang ada rasa sedih mengingat aku sangat menikmati permainan ini, tetapi ya sudahlah. Sampai sekarang aku masih mencoba bertahan dengan komitmenku yaitu tidak melakukan seks dalam arti sampai penetrasi kelamin (memasukkan kelamin). Bukan apa-apa, aku sangat takut pada penyakit kelamin. Aku seorang yang well-informed sehingga segala informasi yang berkaitan dengan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS sudah ada di kepalaku.

    Memang dengan oral pun kemungkinan terkena penyakit masih tetap ada tapi risikonya lebih kecil. Lagi pula aku selalu menjaga kesehatanku, makanan yang baik, berolahraga, dan menjaga kebersihan termasuk kebersihan mulut dan lidah dengan antiseptik kumur.

    Karena kesibukanku (dan karena sebetulnya aku tidak ingin dikuasai oleh keinginan itu terus menerus), aku hampir lupa dengan kecenderunganku untuk menikmati oral (cunnilingus) sampai akhirnya aku membaca salah satu tulisan di Surga Dunia dan aku teringat kembali pada kecenderunganku dan pengalamanku.

  • Cerita Seks Aku Diajari Ngentot Oleh Tante Yosi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Aku Diajari Ngentot Oleh Tante Yosi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1491 views

    Perawanku – Seperti biasa kali ini admin Perawanku akan membagikan cerita tentang Cerita Seks Aku Diajari Ngentot Oleh Tante Yosi. Yuk mari saja langsung kita simak cerita dewasa ini.

    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
    “Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.

    Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.

    “Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
    “Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
    “Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.

    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

    “Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.
    Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
    “Don.. mandi yuk?” mintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
    “Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
    “Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.

    Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.

  • Gambar Kana Momonogi Telanjang Bugil Tunjukin Memem Tembem – Foto Bugil Telanjang Jepang Terbaru  2018

    Gambar Kana Momonogi Telanjang Bugil Tunjukin Memem Tembem – Foto Bugil Telanjang Jepang Terbaru 2018


    1679 views

    Perawanku – Setiap kaum Adam bakal terpanah dan konak melihat tubuh langsing yang sudah tanpa sehelai benang pun itu. terutama bagi anda jomblo kesepian yang ingin menyalurkan hasrat birahi. salah satu bagian tubuh yang bisa bikin kontol cowok menjadi tegang maksimal adalah pepek. Apalagi jika  pepek cewek tersebut berwarna merah dan sudah basah karena terangsang. Tentu cowok akan ikutan terangsang saking pengen ngentot.

    Jika kalian sudah bersiap kalau kontol kalian tegang, maka langsung saja disimak foto-foto berikut ini yang pastinya bakalan bikin kamu semua pada crot  :

  • Cerita Dewasa Diajari Threesome Dengan Teman Suamiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Diajari Threesome Dengan Teman Suamiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1449 views

    Perawanku – Aku menikah cukup lama, 5 tahun. Banyak orang bilang umur pernikahan 5 tahun adalah masa masa genting. Akupun merasa hambar terutama setahun terakhir, dalam urusan sex. Suamiku kurang suka mengekploitasi teknik teknik dalam bercinta, terlalu monoton. Terkadang aku berpikir, mengapa suamiku tidak ingin menyeleweng. Dia terlalu baik, padahal aku perlu merasa cemburu .Cemburu adalah rasa memiliki. Pernah aku berpikir untuk menyeleweng. Sebenarnya aku nggak suka tetapi aku ingin suamiku cemburu.


    Kemarin suamiku pulang membawa film bokep, hmmm tumben..”Ayo ma nonton..lama kita gak nonton bareng…refreshing….OK ?” Ajak suamiku sambil tiduran.
    Filmnya cukup heboh, karena penuh adegan satu cewek yang disetubuhi 2 cowok. AKu selama ini Cuma sekali dua kali nonton tapi tidak pernah melihat adegan bercinta model begitu. “ Bercinta model apaan itu pa ? kok kelihatannya enak banget” Tanyaku, terus terang aku menyukai gaya bercinta seperti itu.

    “Itu threesome namanya ma, kenapa ? kelihatan enak ya…memang kamu suka ? “ Tanya suamiku, wajahnya agak cemberut.
    Hmmm kesempatan untuk melihat seberapa besar cemburunya. “ Kelihatannya asyik tuh pa…gimana ya rasanya disetubuhi 2 cowok ganteng begitu. Kepengen nehhh…” Kataku santai.
    “Hmmm..gitu ya..bener kepengen nehh ? aku bilangin ma…kalo kamu nyeleweng main dengan 2 cowok gitu, aku cerai kamu, bener nih…!!” Katanya emosi.

    “Haduh papa…ya deh..kalo gitu ngapain bawa film kayak begini…mestinya jangan dibawa dong..mending bawain yang ceweknya dua gitu..papa sendiri yang kepingin kan ?”Gerutuku.
    “Ya deh…ya deeehhh…Sebenarnya aku memang penasaran aja, kata temen bercinta model threesome gitu asyik, tapi yang melibatkan istri…wah aku keberatan lah…masak kamu dinikmati cowok lain. Tapi memang aku terangsang banget sih membayangkannya. “ Kata suamiku bingung.


    “ Sedari tadi aku coba bayangin kamu yang ada di adegan itu. Antara marah , cemburu, dan terangsang berat. Coba ma kamu lihat, coba kamu bayangin kamu yang disetubuhi berdua gitu, gimana menurut kamu…haduhhhh gila …”Mata suamiku tidak lepas dari televisi.

    “Hmmm…kalo aku bilang enak,…papa marah…susah kan ? Kalo aku bilang gak pengen kenyataannya aku jadi kepikiran…bohong lagi.” Kataku pelan.
    Mata Robert suamiku memandangku tajam : “ Sebenarnya kamu kepengen coba gak sih ma…?”

    “Gak mau jawab !!! pikir aja sendiri…udah ah…aku mau bobo…” Kataku menghindar.
    Sejak kejadian itu suamiku hampir setiap hari sebelum tidur selalu nonton bokep threesome tersebut. Sementara fantasiku kini malah melebar sambil terus membayangkan kalo disetubuhi lebih dari 2 cowok…hhhh tambah repot kan ? Sementara percintaan kami juga masih monoton. Rupanya suamiku juga merasa.


    Sekarang setiap malam minggu, kegiatan suamiku bertambah dengan menonton bokep bersama 3 sahabatnya, Edo, Donny dan Rudi. Terus terang aku agak keberatan karena mereka terkadang suka menginap, atau tepatnya tertidur di sofa ruang tengah karena mabuk semalaman, dan yang paling parah adalah suamiku. Edo, Donny dan Rudi sebenarnya juga temanku kuliah juga, jadi kami sudah saling mengenal lama, bahkan Edo pernah pacaran denganku 3 bulan ketika belum mengenal suamiku sekarang.
    Minggu pagi, Edo sudah nongol di dapur menemaniku. Sementara suamiku masih tertidur di bath up !!! kebangeten nggak ?
    “Nggak mabuk semalem Do ? “Tanyaku.

    “Gak ah…bosan, masa setiap malem minggu abis nonton bokep terus mabuk. “Edo nyengir.
    3 sahabat suamiku ini masih bujang, Aku yakin kalo dulu gak kebobolan, Robert juga gak bakalan menikah.
    Kami ngobrol tentang macam macam sampai akhirnya Edo nyeletuk tentang obsesi threesome suamiku. “ Suamimu memang aneh, masa dia pernah bilang kalo pengen lihat kamu bercinta dengan cowok lain. Aku pikir dia serius, tapi setelah aku tanya beneran eh dia mundur lagi, rupanya Robert kebingungan Rin…kenapa sih dia jadi aneh begitu dan lagi kamu kan bukan tipe suka sex bebas..” Tanya Edo pelan.


    “Ah Robert memang gak jelas, aku kapan itu juga sengaja menggoda dia, eh dia marah marah…”Jelas ku.
    “Tapi sebenarnya kamu ingin mencoba gak sih Rin…ummm sorry terlalu to the point ya…hehehe” Edo meralat omongannya.
    “Menurut kamu enak gak sih Do ? Kalo nonton sempat juga sih terlewat pengen coba, ah tapi aku kuatir nyesel setelahnya…dan lagi Robert kalo tahu bisa kacau semuanya…”Jawabku perlahan, aku nggak merasa jengah bicara dengan Edo, karena dia juga dulu eks pacar, selain itu ketika kuliah di teknik kami memang terbiasa bicara ceplas ceplos.

    “Mengenai enaknya,hmmm laki laki pasti bilang enak, tapi aku belum pernah nyoba, Cuma yakin kalo enak aja hehehe, kalo dari sudut pandang si cewek wah aku nggak tahu, kamu sendiri yang bisa jawab Rin.. Jawabnya pelan.
    Dalam hati sebenarnya aku pengen mencoba tapi gak mau dengan sembarangan orang. Kalo dengan Edo sih…hmmm boleh juga, dia kan bekas cowok ku.

    “Hmmm, gini aja, kita coba dulu tapi kalo tiba tiba moodku ilang,kita harus berhenti. Bagaimana menurutmu ? sekarang aja mumpung suamiku masih tidur, kalo mabuk begitu paling 3 jam lagi baru bangun” Usulku ke Edo.

    “Maksudmu “kita” itu siapa ? Kamu dan aku Rin ? “Tanya Edo gak yakin.
    “Ya iyalah…kita coba dulu berdua, nanti kalau aku sudah merasa nyaman, ajak si Donny gabung…sementara Rudi jaga jaga kalo kalo suamiku bangun. selain itu aku gak mau suami ku mengajak threesome dengan cowok sembarangan. Kalo dengan kamu aku kan nggak malu dan kaku. Anggap aja ini belajar dulu“ Aku jadi teringat ketika bermesraan dengan Edo ketika pacaran dulu, kami tidak pernah melewati batas, maksimal petting.

    Edo terlihat terkejut, dengan cepat aku tarik ke kamar tamu di lantai atas. Masih didepan pintu, Edo sudah menciumi leherku. “Do..kali ini kamu bisa masuk, nggak petting lagi….tapi pelan pelan ya.” Bisikku
    Edo meciumi bibirku perlahan. Terus terang aku agak nervous, malu juga dengan Edo kenapa aku kelihatan begitu bernafsu ingin bercinta dengan orang lain, bagaimana penilaian dia terhadapku, hhhh..ah biarlah…terlanjur basah..semoga saja suamiku gak nongol tiba tiba.

    Gaya bercinta Edo masih seperti dulu…lembut dan menghanyutkan, tiba tiba saja dia sudah mengulum payudaraku…hah kapan dia melepas bra-ku ? “ Do…pelan pelan ya…shhhh..”
    Makin turun makin turun, mulutnya kini sibuk menyedot vaginaku…lidahnya menari nari di klit-ku ahhh bikin malu saja….”Do..jangan Do…aduhh..shhh”


    Kemudian dia melepas celana dalamnya…batang Edo masih kalah dengan Robert suamiku, jauh malah. Mungkin kalau masuk tidak terasa, tapi bukankah sesuatu yang baru tetap bikin deg degan ?
    Edo mendekatkan batangnya ke mulutku. Rupanya dia ingin aku mengoralnya.
    “Do…sorry do, aku belum siap mengoral batang lain selain suamiku..maaf ya…” Aku kocok lembut batangnya.

    Edo tampak mengerti dan tidak memaksa, perlahan batangnya mengarah ke vaginaku. Tiba tiba vaginaku terasa hangat…
    Ahhhh…aku disetubuhi cowok lain !…aku disetubuhi cowok lain !!….ahhhhh aneh rasanya.
    Benar milik Edo tidak terlalu terasa di vaginaku…tapi tetap saja membuatku gemetar. Tenyata begini rasanya bersetubuh dengan laki laki lain, nikmat juga, sensasinya yang tidak bisa aku jelaskan..

    Aku lingkarkan kakiku ke pinggangnya, batangnya terasa mentok tapi tanpa gesekan. Edo tampaknya juga merasa. “ Sepertinya punya Robert lebih besar dari milikku”Bisiknya perlahan sambil menggigit lembut telingaku.
    Aku tersenyum “ Hanya beda dikit kok…” Kataku menghibur, padahal jauuuuuhh….!
    “Rin gimana kalo aku panggil Donny, kita coba threesome….”


    Aku menganggu lemah sambil berpikir, apa nanti yang akan dilakukan oleh Donny karena aku nggak mau oral, nggak mau anal.
    Rupanya Donny sudah berdiri dipintu sambil senyum senyum, sialan jadi dia sedari tadi sudah menonton pertunjukan gratis, dan aku tidak merasa sama sekali, aduhh kuatir juga kalo tiba tiba suamiku ikutan nongol. Ahhh biarlah..toh Robert juga ingin threesome tapi nggak berani mulai.

    Dalam waktu singkat Donny sudah bugil, hmmm tubuhnya masih atletis tapi batangnya malah lebih kecil dari punya Edo…sial.
    Donny mulai menciumi buah dadaku…hmmm enak juga, Satu laki laki memasukkan batangnya dan laki laki lain menciumi dadaku, sementara jemariku mngocok lembut batangnya. Ahhhh beginilah rasanya threesome…hehe enak juga.
    Sebelum batangnya mendekat ke mulutku, Edo sudah memberi kode larangan ke Donny. Hmmm good…

    Aku berpikir lagi harus mencoba variasi bagaimana lagi ya…ini cowok cowok kurang pinter eksplorasi. Payah….
    Aku teringat di salah satu film bokep milik Robert ada adegan dua batang masuk barengan ke vagina…hmm kira kira sakit gak ya….mungkin nggak lah karena batang mereka cukup kecil, di dobel pun hanya sedikit lebih besar dari punya Robert, nggak ada salahnya dicoba.


    Ide itu membuat mereka terkejut…ah bikin ilfil saja melihat tampang mereka.
    “Wow !! beneran nih ? “ Tanya Donny
    Gimana coba menurut kalian, nyebelin kan komentarnya…dasar laki laki.

    Donny segera memposisikan tubuhnya di bawahku, WOT. Perlahan batangnya menyelusup di vaginaku. Edo memandangku dengan khawatir, perlahan batangnya diarahkan ke vaginaku tapi dari sisi atas.
    Perlahan dia gesekkan ke klitorisku, pelan pelan mulai menyelusup diatas batang Donny.

    Ahhhhh ternyata bisa masuk !! bisa masuk !! Vaginaku terasa penuh dan yang terpenting ternyata nikmat sekali !
    “Pelan ngocoknya Do…pelan ya..takut sobek.. Don… jangan cepat cepat please…ahhhh”

    Dua batang itu bergantian keluar masuk, terkadang bersama sama, gila !! nikmat sekali…apalagi Donny menciumi leherku dari belakang sementara Edo mengulum putting merah mudaku.
    Semakin lama semakin cepat…tempat tidur berderit lebih keras. Hentakan pinggul Edo tambah mnghunjam, kocokan batang Donny lebih terasa.


    “Rin…nikmat Rin…aaaahhh nikmat sekali” Wajah Edo memerah, sementara hembusan nafas memburu Donny menerpa telingaku.
    Ahhhhh aku bisa orgasme nih…bisa orgasme nih…pahaku terasa menegang…

    Tiba tiba Edo berteriak keras, terasa semburan spermanya ke rahimku, aduh enak banget…Donny ikutan melenguh…rupanya dia ikut memuncratkan spermanya.

    Dua semburan sperma tersebut membuat tubuhku kaku sampai pada puncak orgasme, nafasku tercekat, Jantungku rasanya berhenti…ahhhhh aku sampai..aku sampai!!
    “Do !! aku …aku …!! Ahhhh” Tubuhku melemas mengikuti dua tubuh laki laki di atas dan bawahku.
    Sambil memejamkan mata aku mencoba menenangkan deburan jantungku, menarik nafasku yang tersengal sengal.

    Tiba tiba aku teringat suamiku, ahh jangan jangan dia sudah bangun.
    Pelan kubuka mataku dan melirik ke arah pintu…Dieeeggg !!! dadaku serasa dihantam palu godam.

    Robert suamiku berdiri lemas di berpegangan handle pintu. Wajahnya merah padam. Nafasnya ngos ngosan…mulutnya terbuka..tiba tiba brrruuukk suamiku terkulai pingsan.
    Mataku tiba tiba kabur..gelap…

  • Skandal Ngentot Dipaksa Melayani Nafsu Birahi Istri Tetangga Binal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Ngentot Dipaksa Melayani Nafsu Birahi Istri Tetangga Binal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1926 views

    Perawanku – Kami baru 1 tahun menikah, tinggal di satu komplek real estate yang di pinggir Jakarta. Kompleksnya tidak terlalu besar, Rumah ku juga tidak terlalu besar yah ukuran 140 dan bangunan 100, karena sudah dikembangkan. Kami memang belum menginginkan anak karena diusia kami yang baru 24 dan istri 22 masih ingin menikmati masa muda. Hubungan kami tidak ada masalah.

    Istriku adalah yang kupacari sejak dia kelas 3 SMP dan perawannya ku jebol 6 bulan setelah pacaran.
    Hubungan kami baik-baik saja dan dalam masalah sex kami sudah saling terbuka, jadi istri tidak malu-malu kalau dia lagi pengin.

    Istriku cukup cantik dengan kulit putih dan penampilannya masih seperti gadis ABG. Sejak dia lulus S-1 dia belum pernah bekerja. Awalnya dia ingin juga kerja namun karena tempat tinggal kita jauh dari pusat kota, jadi dia akhirnya malas menempuh kemacetan setiap hari.

    Kita hidup di sebelah pasangan, ia memiliki lebih dari kita. Baldi Pak menghancurkan sekitar 35 tahun, istrinya, Ibu Lina tua mungkin sekitar 28 tahun. Ibu Lina pandai memasak. Istri saya akrab dengan Ibu Lina, Ms. Lina karena dia sering belajar memasak.

    Menurut pengamatan saya, dikombinasikan dengan ketidaksetaraan tetangga pasangan. Taman Baldi tubuh sangat kurus, tidak tinggi. Meskipun Ibu Lina adalah sosok wanita montok, tetapi tidak termasuk lemak. Kadang-kadang saya berpikir bahwa jika Mr Baldi memukuli istrinya Lina, yang tampaknya karena penampilan positif, berbicara banyak, jika ngesek dan panas juga. Meskipun Mr Batty perawakan pendek, terlihat sedikit bersemangat.

    Lain waktu, aku bertanya istri saya apakah Ms Yue Lina memiliki sebuah cerita tentang kehidupan seks mereka. Saya hanya ingin tahu, menulis ketidaksetaraan menggabungkan dilihat. Dalam hati saya benar-benar saya ingin punya suami yang Ms Lina tidak terlihat kuat, tetapi model kaya dia Vina Panduwinata.

    “Ayah IH menulis: Tidak, tidak, ketika malu, cerita gituan, mengatakan:” Istri saya.
    Meskipun kita mendapatkan pasangan yang lebih tua Mr Batty tidak terlalu terpaut jauh, namun penampilan lebih tua dari dorongan nya saya Matruh pantas untuk memanggil mereka Mr dan Mrs .. Mereka juga m emangil MAS dan SIS kami. Hal ini dimengerti bahwa kami juga melakukan sebagai benih Jawa.

    Suatu hari, istri saya masuk ke ruang yang menarik, dia mengatakan dia berharap cerita ini sangat penting. Awalnya, dia mengatakan hasil Ms Lina ngrumpi. Menurut pembicaraan Pak asli mereka ngrumpi Baldi berusia hampir 2 tahun tidak bisa ereksi akibat diabetes. Tidak heran dia terlihat sedikit kesepian dan memudar, saya pikir.

    Meskipun pasangan dan keturunan mereka ingin memiliki pernikahan yang baru tiga tahun.
    Saya dan istri saya seperti saudara, Ms Lina, setelah mereka kompak, sering berkumpul untuk pergi berbelanja, atau berjalan ke mal.

    Saya juga sangat akrab dengan Mr ElBaradei, karena kita adalah hobi yang sama adalah catur. Juga, ketika kita bersama-sama di bawah sinar bulan, tanah, menjual rumah, atau setiap saat. Akibatnya, itu masih oke sedan mewah Gaga.

    Istri saya begitu sering berbicara tentang keluarga, kehidupan seks Mr. Baldi ini. Ibu Lina mengatakan bahwa paling senang mendengar bahwa petualangan seksual kita. Istri saya adalah sedikit bodoh, ah, ia senang untuk memberitahu Anda hal-hal yang membuat Ibu Lina rasa ingin tahu dan kegembiraan. Mungkin istri saya sangat senang melihat Ibu Lina penyiksaan tidak bisa boot dorongan sexnya. Kebahagiaan yang aneh. Kita sering dipraktekkan fantasi seksual kita. Bahkan, kita sering hanya telanjang di rumah. Rumah kami pagar tinggi, sehingga tidak bisa dilihat orang luar.

    Seseorang bahkan mengatakan kepada istri saya, Ms. Lina. Istri saya mengatakan Ibu Lina kadang-kadang karena sexnya keinginan air mata boot. Istri saya adalah keterlaluan, dan dia mengatakan kepada saya, dan kemudian Ibu Lina mendengar sampai penyebab berat badan, ia akhirnya menangis.

    Saya menyarankan istri saya untuk tidak disiksa Ms. Lina jadi kasihan padanya. “Abis Antarmuka selalu dia yang meminta saya untuk memberitahu jenis kelamin masalah, saya diberitahu saya akan harus membuat ibu sulit tahu, tapi masih dipaksa Ms. Lina, ya, jadi saya menulis cerita,” kata istri saya naif .
    Saya telah diminta Lina, ia mengajar secara lisan, meskipun Mr Batty tidak bisa menembus, tapi masih bisa menjadi istri dan oral. ” Sudah panggang, tapi Baldi kata cepet jubah, sehingga sampai Ibu Lina nyampe, Mr. ElBaradei telah mengatakan Anda tidak bisa nerusi lelah. “Kata istri saya.

    Taman Baldi telah mengundurkan diri transaksional dengan istrinya, ia bahkan mengatakan bahwa ia membiarkan istrinya menemukan kepuasan seksual dengan orang lain hanya tidak membawa penyakit. Tapi Ibu Lina pemalu, baik hati wanita yang mencintai suaminya, dia tidak bisa terus memberikan kebebasan Mr. ElBaradei.

    Ibu Lina dari keluarga miskin di desa, mengangkat Baldi menjadi istrinya, dan hidupnya. Bahkan orang tuanya mendukung biaya kampung. Taman Baldi mencari tipe orang yang terobsesi dengan uang, sehingga meskipun hidup di perumahan tipe tepi Gini Jakarta, tapi mobil mencolok. Ibu Lina Honda Jazz adalah kontraknya. Mobil, sering dengan istri saya perjalanan ke mal untuk menggunakan.

    Saya hanya memiliki AVANZA, dan bahkan kemudian nyicil angsuran mendesak saya mencoba untuk tidak terlambat.
    “Saya selalu ingin berbicara ayah Pa, tapi sulit untuk berhenti, mengatakan:” Istri saya satu hari.
    “Melalui neraka, kau benar, biasanya berbicara terus terang, mengapa begitu gugup,” kataku.
    “Pa Baseball sensitif karena masalahnya adalah geografi, mengatakan:” Istri saya.
    “Apa,” kataku sedikit penasaran.

    “Gini tahu PA, tapi dijamin tidak marah, ya, ayah saya harus memiliki harapan yang benar, Anda tahu, mengatakan:” Istri saya.
    “Nah, di akhir penasaran,” kataku.
    “Ah tidak begitu DEH, ngomongnya sulit sekarang, mengatakan:” Istri saya tiba-tiba.
    Saya tahu karakter yang suka orang menderita karena rasa ingin tahu.
    “Nah, jika tidak, saya ingin bermain catur ke rumah Pak ElBaradei,” kataku.
    “Eh ada paket, Iya deh aku cerita,” katanya.
    “Gini tahu PA, saya kasihan liat rumah panjang Lina, ia merasa lebih dan lebih menyedihkan, meskipun miliknya, suaminya telah sangat baik baginya.”
    “Nah,” kataku.

    “Saya ingin membantu Ibu Lina, ayah saya tidak setuju,” katanya.
    Saya belum bisa menangkap percakapan istri saya, apa yang dia akan lakukan untuk saya masih gelap.
    “Jika kita dapat nolong lebih besar, mereka sering nolong kita juga,” kataku tegas.
    “Bener Ba Ya, Ayah juga ingin membantu mereka,” kata istri saya serius.
    “Ya, ya,” kata saya.

    Kemudian sementara mememeluk lenganku, istri saya mengatakan kepada saya bahwa dia berharap saya membantu Ibu Lina. Meskipun kata-kata komuter, Komuter, tapi singkatnya, saya diminta untuk melakukan hubungan antara Ibu Lina. Dia mengatakan bahwa Ms Jolie telah bersedia dan Mr ElBaradei juga memungkinkan bahkan sangat mendukung.

    Rencana mereka tampaknya telah disusun selama tiga bulan, kata dia, saya telah berpikir tentang setiap hari, strategi apa yang akan dilaksanakan. Masalah yang paling serius adalah istri saya, tersedia untuk saya.
    Saya tidak manusia munafik, Ibu Lina adalah mimpi saya, karena selain menu menu mengubah istri saya. Namun, saya bisa menggodanya karena dia seorang teman istri saya. Uh Sekarang bahkan istri saya yang meminta saya ngembat Ms. Lina.

    “The real ibu tidak keberatan berbagi dengan Ibu Lina,” aku meyakinkan.
    “Tidak ada yang sangat sulit ibu wanita Lina menderita maaf, kita setidaknya bisa menghemat rumah mereka integritas Tanga, dan orang-orang yang tidak jelas istrinya Lina bermain, mengatakan:” Istri saya.
    “Yah, itu lebih bagaimana script,” saya bertanya.

    Istri saya membingungkan, karena terhindar mereka adegan berikutnya ditumpangkan. Sejauh ini, mereka mencoba untuk berpikir bagaimana menyampaikan kepada saya.
    “Tidak ada kasus di bawah tindak lanjut, untuk memberitahu Ibu Lina ntar DEH ibu, mengatakan:” Istri saya.
    Akhirnya, saya memutuskan untuk langsung menjawab alasan Mr ElBaradei untuk bermain catur.

    Ketika saya bertemu Pak ElBaradei, ia langsung sosis saya dan saya berkata, saya siap untuk membantu. Taman Baldi tidak punya waktu untuk berpikir dan mengatur, dia langsung memeluk kata-kata. “Terima Asia MAS, kami telah seperti saudara,” katanya, mata sedikit berkaca-kaca.

    “Ayo, Pak, kami sekali lagi permainan papan,
    Kami juga terlibat dalam permainan catur yang serius. Kali ini, Mr. Baldi selalu pertahanan lemah. “Putih Ayah koq tidak sama seperti biasa,” kataku.
    “Saya tidak tahu saudara, saya sangat sulit untuk berkonsentrasi,” katanya.

    Saya langsung berpikir, Mr. Baldi tentu berpikir tentang bagaimana untuk memulai hubungan baru kami.
    “Sir, ini adalah malam minggu, di rumah saya jika kitapesta barberque, saat merayakan hubungan baru kami,” aku menawarkan solusi.
    “Wah, wah tuh MAS, saya mencoba untuk mempersiapkan semua bahan, kemudian membiarkan bunga ibu” Mr. ElBaradei mengatakan, memasuki istrinya.

    Kemudian, saya meninggalkan rumah, saya ingin beristirahat untuk tidur, daya tahan siap, siapa tahu malam ini dibuka hubungan antara saya dan istrinya Lina.
    Istri saya perpisahan, dan pergi pertokoan Bu kata Lina.
    Pukul 20.00, kami mulai barberque menggelar pesta di halaman belakang. Kami sangat penuh dan puas.

    Saya sarankan, menunjukkan pesta dansa untuk dua pasangan. Aku segera memilih musik yang tenang. Pertama-tama, kami dan mitra kami menari. Aku meletakkan lampu redup. Tapi setelah jangka waktu yang panjang, tampaknya bahwa cahaya masih terlalu terang. Akhirnya, aku mematikan semua lampu, bola lampu hanya mengandalkan dari luar. Pada awalnya rasanya sangat gelap, namun secara bertahap mulai menyesuaikan mata kita, meskipun pemandangan tidak begitu jelas.

    Istri saya menyarankan kita bertukar ide acara dua orang. Istri saya meraih lenganku, menariknya lebih dekat dengan Ibu Lina tubuh saya. Ibu Lina sedikit canggung pada awalnya. Mungkin dia sangat malu, karena keinginannya untuk bermain dengan. Saya mencoba untuk memecahkan kebuntuan pelukan lurus Ibu Lina. Ibu Lina bersantai tubuh dekat dengan tubuh saya. Pada saat yang sama istri saya mengambil tangan saya dan tas Baldi juga berbicara.

    Mendukung lagu sekali, sangat tenang. Aku langsung serangan di leher Bo Lina. Tunduk untuk mencium leher dan telinganya. Ibu Lina terkejut, karena tidak mengharapkan serangan begitu cepat. Tapi sesaat kemudian, ia mengundurkan diri. Sampai kita hanya berdiri di sana. Saya pikir keinginan untuk Ibu Lina sudah mulai meningkat, saya mencium bibirnya kampanye setan. Saya memperlakukan Ms. Lina di ruangan yang tidak ada orang lain dianggap. Ibu Lina Kanan = kanan dengan jarak pukul saya.

    Ketika lagu berakhir, istri saya bertepuk sedikit. Ibu Lina terkejut dan malu. Kami duduk di sofa. Pasangan saya, istri Lina dan istri saya untuk berkemas Baldi. Kami istriahat dengan minum bir dingin.
    “Sekarang, kami telah menambahkan partai partai pakaian, ia berkata:” Istri saya, yang segera melepas semua pakaian luar. Putih Batty ragu-ragu, tapi dia pergi bersama juga melepas pakaian luar, tinggal pakaian koloran dan kaos. Saya baru saja membuka pakaian saya semua.

    Ibu Lina sedikit pemalu, sehingga membantu istri saya yang telah dipaksa untuk memakai bra dan celana dalam saja
    Tiga lagu, kami memiliki Partai pakaian. Istri saya tiba-tiba terbuka dan ia mendekati Ms. Lina BHnya terbuka BHnya. Ibu Lina mulai sedikit perlawanan, namun ia taat. Payudara Ibu Lina tidak di dada saya menggenggam payudara istri saya yang lebih besar. Ass tebal Aku gosok. Kami dibuat dari berat dan posisi tarian kita tidak lagi saling berhadapan, tapi aku terus Ms. Lina dari belakang, sedangkan susu meremasi gemuk benar.

    Jari saya perlahan-lahan meluncur di bawah celana wanita Lina, mengerayangi rambut kemaluan adalah celah tebal dan basah. Ibu Lina beristirahat kepalanya di bahu saya.
    Siapa yang tahu berapa banyak lagu telah dimainkan, dan bahkan tanpa lagu apapun, kita masih menerima anak tengah di rumah. Istri saya tiba-tiba mendekati pemerintah segera menarik ke bawah celana Ms. Lina Lina. Ibu Lina terkejut, tapi ia tidak menolak. Celana Dipelorotkan babak berikutnya. Istri saya telah benar-benar telanjang.

    “Ayo, jangan malu paket istri saya berkata ketika ia melihat Pak Bhatti pasti akan harus melepas celananya. Dia sangat malu, karena ia berumur masih mengenakan celana, dan akhirnya dibuka.
    Aku dan Ibu Lina meningkatkan pacaran. Kami kembali pelukan tatap muka. Gao Shunbian Lina tidak jauh berbeda dari saya, sehingga kita dapat langsung bertatap muka pubis. Ibu Lina Kujepitkan ayam antara paha, kami menari keadaan terjepit ayam paha Ms. Lina.

    Saya memiliki lebih terangsang, jadi saya ingin memasukkan penis saya ke dalam vaginanya mulai beberapa kesulitan, tetapi karena desakan saya akhirnya ambles semuanya. Ibu Lina melenguh. Tapi dancenya posisi yang tidak nyaman, karena saya dipaksa untuk dengkulku sedikit menekuk.

    Pegel dengkulku lama, jadi saya diundang Ibu Lina karpet tergeletak di lantai. Kutelentangkan dia, di karpet yang cukup tebal saya. Saya mengtur posisi misionaris dan gerakan lambat saya menghunjam-hunjamkan ayam yang mendalam Ibu Lina menyenangkan. Ms Jolie secara aktif bermain pantatnya, sampai aku merasa sulit untuk mengikuti irama. Aku mencoba untuk bertahan selama mungkin untuk mengalahkan Bo Lina.

    Hampir 15 menit, saya genjot istri Lina, tapi dia masih tanda klimaks. Tubuh saya lelah, saya melihat istri saya meremas-remas penis Pak Baldi masih terlihat kuyu. Mr Baldi seperti skema istri saya untuk bergabung dengan saya, Mr. Baldi duduk di sofa menonton istrinya yang aku melawan. Istri saya duduk di sebelah kami dalam memerangi bersila.

    Istri saya mendorong Ms. Lina terkonsentrasi. Ibu Lina memejamkan mata, dan segera dia melenguh, dan mencoba untuk menahan saya lagi. Aku mulai merasa berdenyut vaginanya. Saya tidak membiarkan dia menyelesaikan orgasme, sebaliknya saya olahraga cepat kasar. Ibu Lina melolong, karena tidak sampai lima menit kemudian, ia berteriak, dan kesadaran diri dari mulutnya ditutup setelah ditemukan. Meskipun mulutnya ditutup, tapi dia terus berteriak penangkaran sendiri.

    Tampaknya Ibu Lina orgasme kualitas tinggi. Saya ketika itu hampir persis sama, tapi karena saya percaya bahwa ini juga bisa sangat panjang.
    Ibu Lina jatuh, dengan keringat tubuh tergeletak di atas karpet. Meskipun ruangan mulai dingin, karena ada AC. Aku segera meraih istri saya, dia meminta saya, memukul saya. Terus terang, jika saya, saya bisa istirahat pertama. Istri saya melayang di atas saya, sampai dia mencapai orgasme, saya juga mengikuti.

    Kami berbaring pertiga dilapisi dengan saya di tengah. Saya meninggalkan aku pelukan.
    Mr ElBaradei di sofa hanya duduk menonton kami, dia tersenyum. Mungkin dia pikir istrinya senang akhirnya memiliki jiwa yang hidup.
    Baldi Putih datang kepada saya untuk menyapa. “Terima Asia MAS,” katanya.
    Taman Baldi dan kemudian menyarankan dia untuk menginap malam dengan saya dan istri saya, dan dia meninggalkan rumah.

    Taman Baldi tas, ia segera meninggalkan kami.
    Istri saya Ibu Lina memandu ke kamar mandi, saya juga mengambil. Mandi air hangat kami.
    Keringkan dengan handuk setelah telanjang bertiga tidur bersama di tempat tidur king size itu. Saya diapit oleh Lina istri dan istrinya.

    Istri saya mulai babak baru. Dia berdiri dan mulai ayam mengulumi. Segera tangan Mrs. Baldi ditarik, dan memerintahkan dia untuk menghisap penisku. Mrs Baldi tidak lagi merasa malu. Dia mengisap ayam dan tarik yang kuat. Rasanya seperti bermain air ditarik keluar secara paksa. Perlahan-lahan penisku mulai membengkak setengah ukuran hard disk.

    Ibu Lina mengatakan kepada saya untuk berbaring, dan sekarang aku mengoral memey. Dia mendesah dan mendesah, meremas-remas susunya sendiri. Pertahanan runtuh, karena dia segera mencapai orgasme.
    Aku bertanya istri giliran saya pada lampu, sehingga kamar tidur begitu cerah. Ibu Lina segera menarik selimut, karena mereka merasa malu. Istri saya melarangnya, sehingga ia akhirnya mengundurkan diri, ia kembali telanjang.

    Saya mengajarkan bagaimana membuat Ibu Lina mencapai orgasme sempurna tanpa lisan, tidak ada hubungan seksual. Aku memasuki jari manis dan jari tengah ke dalam vagina, setelah Ms. Lina …… semua masuk matahari terbenam, maka saya melakukan latihan, seperti lubang vagina, Ms. Lina mengangkat dua jari berstumpu benda. Dia awalnya terkejut, tapi segera merasa dia menyebarkan menyenangkan. Ibu Lina dan mengerang, mengerang seperti seorang pria namun memiliki begitu sampai lima menit ia menangis karena orgasme. Ibu Lina berteriak minta ampun, belas kasihan, biarkan aku berhenti kegembiraan, tapi setelah jeda, aku mulai gerakan terakhir, ia kembali mencapai orgasme dan jeritan dari segala usia, dan mengambil tangan saya, biarkan aku menyudahinya. “Lemes benar MAS, tapi menakutkan,” katanya.

    Tak lama, ia tertidur. Berikutnya, giliran saya dan istri saya untuk bermain. Istri saya bahkan tampak bersemangat. Aku tahu, bahkan jika ia mengatakan rela, tetapi ada juga cemburu Mesara melihat suaminya dengan wanita lain. Yang mengatasi istri ini besar, saya merasa baik, karena ia adalah gairah takut.
    Kami akhirnya tertidur sampai 07:00 di pagi hari. Ketika aku bangun, aku melihat masih tertidur pulas di samping dua wania. Aku mulai mencium pipi sebelum Ibu Lina menyedoti susu membengkak. Akhirnya, meskipun saya menggenjotnya Ibu Lina belum sepenuhnya dihidupkan kembali tidur, tapi vaginanya cukup basah.

    Sesak di pagi hari adalah ayam keras yang sempurna vaginanya BU Lina. “Maas benar-benar merasa benar-benar penuh dan lezat MAS,” kata Bu Lina. Istri saya mendengar suara terbangun, ia melihat sebelum pertandingan kami sambil menjaga toilet tanpa alas kaki. Dia tidak kembali, tapi keluar dari ruangan. Saya melanjutkan tugas saya memuaskan Bo Lina mendesis seperti pedas.

    “Bahkan, saya sekarat Maas taburi urin, tetapi telah menyebabkan kebingungan jab di muka sehingga rasanya begitu MAS,” kata Bu Lina.
    Aku berdiri, BU Lina memandu ke kamar mandi. Aku akan duduk di dalam lemari, dan meminta Ibu Lina duduk hal dipangkuanku, ia jatuh ke dalam vagina. “Mengapa kirain seseorang mengatakan padaku kencing, mengapa kemudian aduk.” Ibu Lina protes, katanya adalah hasrat sejati untuk buang air kecil.
    Aku tidak mendengarkan itu, saya meminta Ibu Jolie bermain pinggul berputar. “Oh, MAS MAS menakutkan,” katanya.

    Ibu Lina sangat frustasi sekarat untuk buang air kecil, ia menggenjotku sebenarnya bersemangat. Saya ingin mengubah lokasi. Ibu Lina, saya pikir berbaring di lantai kamar mandi tetap kering. Aku berlutut kaki kutekuk mengangkat tangannya sambil menekan dan memutar klitorisnya. Ibu Lina mencapai orgasme. Sessat kemudian mengambil penisku, sekarang saya melihat itu dimasukkan ke dalam vagina untuk menemukan G spot spotnya. Dengan gerakan halus aku menyentuh bagian sensitif di lubang vagina, sampai Ms. Lina menggelinjang-gelinjang. Dia mulai mengerang kenyamanan dan tidak ada entri, maka ada cairan kental, perlahan dikeluarkan lubang kencing, ketika ia klimaks ejakulasi, tapi kemudian dikeluarkan urin dari lubang dengan semprotan keras di wajah saya. Aku memejamkan mata, berusaha untuk menghindari. Ibu Lina bingung, karena dia tidak bisa menghentikan air seni. Meskipun saya percaya bahwa posisi tidak berubah. Dia mengencingiku sesempurna mungkin.

    “Eh Masi Ya maaf, saya tidak bisa berdiri, ABIS MAS mengikat saya, jadi saya tidak bisa ngalih,” katanya.
    “Tidak apa -. Apa yang wanita, saya sudah tahu, jadi saya berbicara ke kamar mandi” kataku.
    Istri saya dan masuk kamar mandi kami untuk bergabung tiga.
    Mandi larangan setelah istrinya, gaun Ms. Lina. Kami akan melakukan sarapan telanjang. Ibu Lina dipanggil untuk meminta suaminya sarapan Bareng. Segera, Pa Baldi mengetuk, ia tampaknya baru saja selesai pagi hari, mereka masih memakai sepatu bot dan celana pendek.

    Dia terkejut melihat kami bertiga telanjang. Aku menghentikannya baju terbuka, karena saya pikir dia adalah ruang ganti lebih nyaman. Sarapan terakhir kami bersama. Sepanjang hari, kami bernudis memiliki paket di direktori home Anda Baldi masih memakainya, tapi kemudian ia berganti pakaian dengan kaus dan sarung tangan.
    Sepanjang hari, kami bermain berkali-kali untuk berhenti dan bermain lagi. Sehari sebelum aku sudah diolah obat kuat, sehingga fisik dan jiwa saya masih beredar.

    Kami berakhir di keluarga akrab Pak Bhatti, dan memutuskan untuk menghubungkan di pintu belakang rumah kami. Ibu Lina atau canggung, jatah Permintaan memalukan lagi, sering langsung masuk ke kamar kami. Kadang-kadang kita sibuk berjuang item nya. Ibu Lina lebih sering tidur di rumah saya, dan tidak tidur dengan suaminya.

    Aku bertanya cara untuk berlatih, dan tidak oral seks dan penetrasi dengan Mr ElBaradei, kira-kira mantap Bu Lina mengatakan bahwa suaminya melakukan.
    Hampir setahun, kami menghubungi mereka, Mrs Baldi akhirnya hamil, anak lahir laki-laki. Untungnya, ia tampak seperti Miss Lina, sehingga tidak ada keraguan ini bibitku. Kami juga mengakhiri periode retensi tidak memiliki anak, hamil dengan istri saya kemudian melahirkan anak laki-laki, juga.

  • Skandal Perselingkuhan Dengan Manda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Perselingkuhan Dengan Manda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1152 views

    Perawanku – Kisah ini begitu sensasional. Pengalaman pertama kali diriku melakukan selingkuh. Kisah Sex perselingkuhan tak sengaja yang begitu membekas dihatiku. Ternyata ada sensasi tersendiri ketika kita melakukan sex secara sembunyi-sembunyi alias selingkuh, begitu mendebarkan dan penuh gereget. Ingin rasanya mengulang selingkuh untuk yang kedua kalinya..

    Kisah ini berawal saat diriku berangkat kerja naik bis kota, biasanya sih bawa mobil pribadi. Seperti hari Senin pada umumnya bis kota terasa sulit. Entah karena armada bis yang berkurang, atau karena setiap Senin orang jarang membolos dan berangkat serentak pagi-pagi. Setelah hampir satu jam berlari ke sana ke mari, akhirnya diriku mendapatkan bis.

    Dengan nafas ngos-ngosan dan mata kesana kemari, akhirnya aku mendapatkan tempat duduk di bangku 2 yang sudah terisi seorang cewek. Kuhempaskan pantat dan kubuang nafas pertanda kelegaanku mendapatkan tempat duduk, setelah sebelumnya diriku menganggukkan kepala pada teman dudukku. Karena lalu lintas macet dan diriku lupa tidak membawa bacaan, untuk mengisi waktu dari pada bengong, diriku ingin menegur cewek di sebelahku, tapi keberanianku tidak cukup dan kesempatan belum ada, karena dia lebih banyak melihat ke luar jendela atau sesekali menunduk.

    Tiba-tiba ia menoleh ke arahku sambil melirik jam tangannya.
    “Macet sekali ya?” katanya yang tentu ditujukan kepaddiriku.
    “Biasa Mbak, setiap hari Senin begini. Mau kemana?” sambutku sekaligus membuka percakapan.
    “Oh ya. Saya dari Cikampek, habis bermalam di rumah orang tua dan mau pulang ke Pondok Indah,” jawabnya.
    Belum sempat diriku buka mulut, ia sudah melanjutkan pembicaraan,

    “Kerja dimana Mas?”
    “Daerah Sudirman,” jawabku.
    Obrolan terus berlanjut sambil sesekali diriku perhatikan wajahnya. Bibirnya tipis, pipinya halus, dan rambutnya berombak. Sedikit ke bawah, dadanya tampak menonjol, kenyal menantang. diriku menelan ludah. Kuperhatikan jarinya yang sedang memegang tempat duduk di depan kami, lentik, bersih terawat dan tidak ada yang dibiarkan tumbuh panjang. Dari obrolannya keketahui ia (sebut saja Manda) seorang cewek yang kawin muda dengan seorang duda beranak tiga dimana anak pertamanya usianya hanya dua tahun lebih muda darinya. Masa remajanya tidak sempat pacaran. Karena waktu masih sekolah tidak boleh pacaran, dan setelah lulus dipaksa kawin dengan seorang duda oleh orang tuanya.

    Sambil bercerita, kadang berbisik ke telingdiriku yang otomatis dadanya yang keras meneyentuh lengan kiriku dan di daddiriku terasa seer! Sesekali ia memegangi lenganku sambil terus cerita tentang dirinya dan keluarganya.

    “Pacaran asyik ya Mas?” tanyanya sambil memandangiku dan mempererat genggaman ke lenganku.
    Lalu, karena genggaman dan gesekan gunung kembar di lengan kiriku, otakku mulai berpikiran jorok.
    “Kepingin ya?” jawabku berbisik sambil mendekatkan mulutku ke telinganya. Ia tidak menjawab, tapi mencubit pahdiriku.

    Tanpa terasa bis sudah memasuki terminal Blok M, berarti kantorku sudah terlewatkan. Kami turun. diriku bawakan tasnya yang berisi pakaian menuju kafetaria untuk minum dan meneruskan obrolan yang terputus. Kami memesan teh botol dan nasi goreng. Kebetulan diriku belum sarapan dan lapar. Sambil menikmati nasi goreng hangat dan telor matasapi, akhirnya kami sepakat mencari hotel. Setelah menelepon kantor untuk minta cuti sehari, kami berangkat.

    Sesampai di kamar hotel, diriku langsung mengunci pintu dan menutup rapat kain horden jendela. Kupastikan tak terlihat siapapun. Lalu kulepas sepatu dan menghempaskan badan di kasur yang empuk. Kulihat si Manda tak tampak, ia di kamar mandi. Kupandangi langit-langit kamar, daddiriku berdetak lebih kencang, pikiranku melayang jauh tak karuan. Senang, tdirikut (kalau-kalau ada yang lihat) terus berganti.
    Tiba-tiba terdengar suara tanda kamar mandi dibuka. Manda keluar, sudah tanpa blaser dan sepatunya. Kini tampak di hadapanku pemandangan yang menggetarkan jiwdiriku. Hanya memakai baju putih tipis tanpa lengan. Tampak jelas di dalamnya BH hitam yang tak mampu menampung isinya, sehingga dua gundukan besar dan kenyal itu membentuk lipatan di tengahnya. diriku hanya bisa memandangi, menarik nafas serta menelan ludah.

    Mungkin ia tahu kalau diriku terpesona dengan gunung gemburnya. Ia lalu mendekat ke ranjang, melatakkan kedua tangannya ke kasur, mendekatkan mukanya ke mukdiriku,
    “Mas..” katanya tanpa melanjutkan kata-katanya, ia merebahkan badan di bantal yang sudah kusiapkan. diriku yang sudah menahan nafsu sejak tadi, langsung mendekatkan bibirku ke bibirnya.
    Kami larut dalam lumat-lumatan bibir dan lidah tanpa henti. Kadang berguling, sehingga posisi kami bergantian atas-bawah. Kudekap erat dan kuelus punggungnya terasa halus dan harum. Posisi ini kami hentikan atas inisiatifku, karena diriku tidak terbiasa ciuman lama seperti ini tanpa dilepas sekalipun. Tampak ia nafsu sekali. diriku melepas bajuku, tdirikut kusut atau terkena lipstik. Kini diriku hanya memakai CD.
    Ia tampak bengong memandangi CD-ku yang menonjol.
    “Lepas aja bajumu, nanti kusut,” kataku.
    “Malu ah..” katanya.

    “Kan nggak ada yang lihat. Cuma kita berdua,” katdiriku sambil meraih kancing paling atas di punggungnya.
    Dia menutup dada dengan kedua tangannya tapi membiarkan diriku membuka semua kancing. Kulempar bajunya ke atas meja di dekat ranjang. Kini tinggal BH dan celana panjang yang dia kenakan. Karena malu, akhirnya dia mendekapku erat-erat.
    Dan diriku terasa penuh dan empuk oleh payudaranya, nafsuku naik lagi satu tingkat, “burung”-ku tambah mengencang.
    Dalam posisi begini, diriku cium dan jilati leher dan bagian kuping yang tepat di depan bibirku.
    “Ach.. uh..” hanya itu yang keluar dari mulutnya.
    Mulai terangsang, pikirku.

    Setelah puas dengan leher dan kuping kanannya, kepalanya kuangkat dan kupindahkan ke dada kiriku. Kuulangi gerakan jilat leher dan pangkal kuping kirinya, persis yang kuldirikukan tadi. Kini erangannya semakin sering dan keras.
    “Mas.. Mas.. geli Mas, enak Mas..” Sambil membelai rambutnya yang sebahu dan harum, kuteruskan elusanku ke bawah, ke tali BH hingga ke pantatnya yang bahenol, naik-turun.

    Selanjutnya gerilydiriku pindah ke leher depan. Kupandangi lipatan dua gunung yang menggumpal di dadanya. Sengaja diriku belum melepas BH, karena diriku sangat menikmati cewek yang ber-BH hitam, apalagi payudaranya besar dan keras seperti ini. Jilatanku kini sampai di lipatan payudara itu dan lidahku menguas-nguas di situ sambil sesekali diriku gigit lembut.
    Kudengar ia terus melenguh keenakan. Kini tanganku meraih tali BH, saatnya kulepas, ia mengeluh,

    “Mas.. jangan, diriku malu, soalnya payudaraku kegedean,” sambil kedua tangannya menahan BH yang talinya sudah kelepas.
    “Coba diriku lihat sayang..” Katdiriku memindahkan kedua tangannya sehingga BH jatuh, dan matdiriku terpana melihat payudara yang kencang dan besar. “Manda.. payudaramu bagus sekali, diriku sukaa banget,” pujiku sambil mengelus payudara besar menantang itu. Putingnya hitam-kemerahan, sudah keras.

    Kini diriku bisa memainkan gunung kembar sesukdiriku. Kujilat, kupilin putingnya, kugigit, lalu kugesek-gesek dengan kumisku, Mandakelojotan, merem melek,
    “Uh.. uh.. ahh..” Setelah puas di daerah dada, kini tanganku kuturunkan di daerah selangkangan, sementara mulut masih agresif di sana.

    Kuusap perlahan dari dengkul lalu naik. Kuulangani beberapa kali, Manda terus mengaduh sambil membuka tutup pahanya. Kadang menjepit tangan nakalku. Semua ini kuldirikukan tahap demi tahap dengan perlahan. Pertimbanganku, diriku akan kasih servis yang tidak terburu-buru, benar-benar kunikmati dengan tujuan agar Manda punya kesan berbeda dengan yang pernah dialaminya. Kuplorotkan celananya. Manda sudah telanjang bulat, kedua pahanya dirapatkan. Ekspresi spontan karena malu.

    Kupikir dia sama saja denganku, pengalaman pertama dengan orang lain. diriku semakin bernafsu. Berarti di hadapanku bukan perempuan nakal apalagi profesional. Kini jari tengahku mulai mengelus perlahan, turun-naik di bibir vaginanya. Perlahan dan mengambang. Kurasakan di sana sudah mulai basah meski belum becek sekali.
    Ketika jari tengahku mulai masuk, Manda mengaduh,
    “Mas.. Mas.. geli.. enak.. terus..!” Kuraih tangan Manda ke arah selangkanganku (ini kuldirikukan karena dia agak pasif. Mungkin terbiasa dengan suami hanya meldirikukan apa yang diperintahkan saja).

    “Mas.. keras amat.. Gede amat?” katanya dengan nada manja setelah meraba burungku.
    “Mas.. Manda udah nggak tahan nikh, masukin ya..?” pintanya setengah memaksa, karena kini batangku sudah dalam genggamannya dan dia menariknya ke arah vagina. diriku bangkit berdiri dengan dengkul di kasur, sementara Manda sudah dalam posisi siap tembak, terlentang dan mengangkang. Kupandangi payudaranya keras tegak menantang.
    Ketika kurapatkan “senjatdiriku” ke vaginanya, reflek tangan kirinya menangkap dan kedua kakinya diangkat.
    “Mas.. pelan-pelan ya..” Sambil memejamkan mata, dibimbingnya burungku masuk ke sarang kenikmatan yang baru saja dikenal.
    Meski sudah basah, tidak juga langsung bisa amblas masuk. Terasa sempit. Perlahan kumasukkan ujungnya, lalu kutarik lagi. Ini kuulangi hingga empat kali baru bisa masuk ujungnya.
    “Sret.. sret..” Manda mengaduh,

    “Uh.. pelan Mas.. sakit..” Kutarik mundur sedikit lagi, kumasukkan lebih dalam, akhirnya..
    “Bles.. bles..” barangku masuk semua. Manda langsung mendekapku erat-erat sambil berbisik,
    “Mas.. enak, Mas enak.. enak sekali.. kamu sekarang suamiku..” Begitu berulang-ulang sambil menggoyangkan pinggul, tanpa kumengerti apa maksud kata “suami”.
    Manda tiba-tiba badannya mengejang, kulihat matanya putih,
    “Aduuh.. Mas.. diriku.. enak.. keluaar..” tangannya mencengkeram rambutku. diriku hentikan sementara tarik-tusukku dan kurasakan pijatan otot vaginanya mengurut ujung burungku, sementara kuperhatikan Manda merasakan hal yang sama, bahkan tampak seperti orang menggigil.
    Setelah nafasnya tampak tenang, kucabut burungku dari vaginanya, kuambil celana dalamnya yang ada di sisi ranjang, kulap burungku, juga bibir vaginanya. Lantas kutancapkan lagi. Kembali kuulangi kenikmatan tusuk-tarik, kadang diriku agak meninggikan posisiku sehingga burungku menggesek-gesek dinding atas vaginanya. Gesekan seperti ini membuat sensasi tersendiri buat Manda, mungkin senggamanya selama ini tak menyentuh bagian ini.
    Setiap kali gerakan ini kuldirikukan, dia langsung teriak,

    “Enak.. terus, enak terus.. terus..” begitu sambil tangannya mencengkeram bantal dan memejamkan mata.
    “Aduuhm Mas.. Manda keluar lagi niikh..” teriaknya yang kusambut dengan mempercepat kocokanku.
    Tampak dia sangat puas dan diriku merasa perkasa. Memang begitu adanya. Karena kalau di rumah, dengan istri diriku tidak seperkasa ini, padahal diriku tidak pakai obat atau jamu kuat. Kurasakan ada sesuatu yang luar biasa. Kulirik jam tanganku, hampir satu jam diriku ldirikukan adegan ranjang ini. Akhirnya diriku putuskan untuk terus mempercepat kocokanku agar ronde satu ini segera berakhir.

    Tekan, tarik, posisi pantatku kadang naik kadang turun dengan tujuan agar semua dinding vaginanya tersentung barangku yang masih keras. Kepala penisku terasa senut-senut,
    “Manda.. diriku mau keluar nikh..” katdiriku.
    “He.. eeh.. terus.. Mas, aduuh.. gila.. Manda juga.. Mas.. terus.. terus..”
    “Crot.. crot..” maniku menyemprot beberapa kali, terasa penuh vaginanya dengan maniku dan cairannya.
    Kami akhiri ronde pertama ini dengan klimaks bareng dan kenikmatan yang belum pernah kurasakan. Satu untukku dan tiga untuk Manda.
    Setelah bersih-bersih badan, istirahat sebentar, minum kopi, dan makan makanan ringan sambil ngobrol tentang keluarganya lebih jauh. Manda semakin manja dan tampak lebih rileks. Merebahkan kepalanya di pundakku, dan tentu saja gunung kembarnya menyentuh badanku dan tangannya mengusap-usap pahdiriku akhirnya burungku bangun lagi.
    Kesempatan ini dipergunakan dengan Manda. Dia menurunkan kepalanya, dari daddiriku, perut, dan akhirnya burungku yang sudah tegang dijilatinya dengan rdirikus.
    “Enak Mas.. asin gimana gitu. diriku baru sekali ini ngrasain begini,” katanya terus terang.
    Tampak jelas ia sangat bernafsu, karena nafasnya sudah tidak beraturan.

    “Ah..” lenguhnya sambil melepas isapannya. Lalu menegakkan badan, berdiri dengan dengkul sebagai tumpuan.
    Tiba-tiba kepaldiriku yang sedang menyandar di sisi ranjang direbahkan hingga melitang, lalu Mandamengangkangiku.

    Posisi menjadi dia persis di atas badanku. diriku terlentang dan dia jongkok di atas perutku. Burungku tegak berdiri tepat di bawah selangkangannya. Dengan memejamkan mata,
    “Mas.. Manda gak tahaan..” Digenggamnya burungku dengan tangan kirinya, lalu dia menurunkan pantatnya.
    Kini ujung kemaluanku sudah menyentuh bibir vaginanya. Perlahan dan akhirnya masuk. Dengan posisi ini kurasakan, benar-benar kurasakan kalau barang Manda masih sempit. Vagina terasa penuh dan terasa gesekan dindingnya.
    Mungkin karena lendir vaginanya tidak terlalu banyak, diriku makin menikmati ronde kedua ini.
    “Aduuh.. Mas, enak sekali Mas. diriku nggak pernah sepuas ini. Aduuh.. kita suami istri kan?” lalu..
    “Aduuh.. Manda enak Mas.. mau keluar nikh.. aduuh..” katanya sambil meraih tanganku diarahkan ke payudaranya.

    Kuelus, lalu kuremas dan kuremas lagi semakin cepat mengikuti, gerakan naik turun pantatnya yang semakin cepat pula menuju orgasme.
    Akhirnya Manda menjerit lagi pertanda klimaks telah dicapai. Dengan posisi diriku di bawah, diriku lebih santai, jadi tidak terpancing untuk cepat klimaks. Sedangkan Manda sebaliknya, dia leluasa menggerakkan pantat sesuai keinginannya. Adegan diriku di bawah ini berlangsung kurang lebih 30 menit. Dan dalam waktu itu Manda sempat klimaks dua kali. Sebagai penutup, setelah klimaks dua kali dan tampak kelelahan dengan keringat sekujur tubuhnya, lalu diriku rebahkan dia dengan mencopot burungku. Setelah kami masing-masing melap “barang”, kumasukkan senjatdiriku ke liang kenikmatannya. Posisinya diriku berdiri di samping ranjang. Pantatnya persis di bibir ranjang dan kedua kakinya di pundakku. diriku sudah siap memulai acara penutupan ronde kedua.

    Kumulai dengan memasukkan burungku secara perlahan.
    “Uuh..” hanya itu suara yang kudengar.
    Kumaju-mundurkan, cabut-tekan, burungku. Makin lama makin cepat, lalu perlahan lagi sambil diriku ambil nafas, lalu cepat lagi. Begitu naik-turun, diikuti suara Manda,
    “Hgh.. hgh.. ” seirama dengan pompaanku.
    Setiap kali diriku tekan mulutnya berbunyi,
    “Uhgh..” Lama-lama kepala batanganku terasa berdenyut.
    “Manda.. diriku mau keluar nikh..”
    “Yah.. pompa lagi.. cepat lagi.. Manda juga Mas.. Kita bareng ya.. ya.. terus..” Dan akhirnya jeritan..
    “Aaauh..” menandai klimaksnya, dan kubalas dengan genjotan penutup yang lebih kuat merapat di bibir vagina,
    “Crot.. crott..” diriku rebah di atas badannya. Adegan ronde ketiga ini kuulangi sekali lagi. Persis seperti ronde kedua tadi.

    Pembaca, ini adalah pengalaman yang luar biasa buat saya. Luar biasa karena sebelumnya diriku tak pernah merasakan sensasi se-luar biasa dan senikmat ini. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi, meski diriku tahu alamatnya. Kejadian ini membuktikan, seperti yang pernah kubaca, bahwa selingkuh yang paling nikmat dan akan membawa kesan mendalam adalah yang dildirikukan sekali saja dengan orang yang sama. Jangan ulangi lagi (dengan orang yang sama), sensasinya atau g.