Author: perawanku

  • Cerita Bokep Tante Endang Bikin Merangsang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Tante Endang Bikin Merangsang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1592 views

    Perawanku – Itu hanya terjadi hari bbrp lalu, ketika suaminya kembali bertugas Mbak Endang luar kota selama empat hari. Cuman sayangnya, saya hanya bisa exe dengan Suster Endang hanya sehari, karena hari-hari lainnya meskipun tanpa suami, tapi tidak ada ibu mertua Ibu Endang dirmhnya.

    Sebagai hasilnya, kami hanya punya waktu untuk “bergulat” Dari pagi sampai sore, dan bahkan kemudian berada dihotel. (Mending daripada tidak sama sekali) Tidak sengaja, hari itu saya bertemu Suster Endang diwarung dekat rumah. Akhirnya kami mengobrol sebentar, dan Ms. Endang mengatakan bahwa jika suaminya berada di luar kota, tapi di rumah ada ibu mertua. Saya mengerti maksud dari Endang Mbak ini. Tentunya ia ingin merasakan kenikmatan dari saya.

    Kecurangan cerita sex | Akhirnya kami menyusun rencana, yang besok Ibu Endang mengatakan selamat tinggal kepada ibu mertua saya untuk pergi mengurus katering pesanan, dan semua pelanggan rumah untuk mengajar memasak. Keesokan harinya, setelah menunggu berita dr Endang Bu, akhirnya jawaban itu datang bantuan.

    Ibu Endang mendapat izin keluar sehari untuk mengurus pekerjaannya.

    “Mas, pulang sekarang ya .. Sudah dapet izin dari Mama mertua. Tapi aku alasannya, Mas nganterin. Jadi biarkan dia senjata yang mencurigakan.”, Kata Ibu Endang saat dia menelepon saya.
    “Oh … sekarang ya …? Oke, saya di sana. Sampai apa?”, Tanya saya.
    “Ambil aja mobil saya, Mas.”, Katanya.

    Aku menutup telepon, saya langsung bersiap2 dan berjalan menuju rumah yang tidak jauh Mbak Endang dr saya. Dsna sudah menunggu tamu iruang, Ms. Endang dan ibu mertua. Sejak itu dikenal juga dengan ibu mertua Ibu Endang, tidak sulit mennjawab semua pertanyaan yang saya bertanya. Dan beruntung, ibu mertua percaya bahwa dengan smua mengatakan.

    Setelah mendapat ijin, kami segera meluncur. tengah jalan kita ingin membahas kmn dan di mana hotel. Karena, Ms. Endang masih takut ketika masuk ke hotel2 disekitaran kota ini. Akhirnya Setuju kita ke sebuah hotel yang terletak sekitar 20km dr kota kami, menuju dataran tinggi. (Bagi mereka yang PNH ke Bany * wangi, pasti tahu Alas Kumitir, dan di daerah yang disebut Kalib * ru ada dsna pondok.) Kami segera melaju ketmpt TSB, dan CI segera pukul 7 pagi. Kami hanya memesan untuk sewa 12 jam. Karena rencana kami kembali sekitar 5-6 pm.

    Setelah CI, kami cepat datang ke ruang bahwa mereka akan menyelesaikan fasilitas. Segera kami pesan BF (Breakfast ya, BKN Blue Film …) melalui telepon, dan ruang sarapan ini. Setelah sarapan, kami ngobrol2 saat. Setelah pembicaraan, Ms. Endang duduk di tempat tidur menonton acara musik di TV, sementara aku masih berbaring di sampingnya. Aku menatapnya yang mengenakan T-shirt dan celana jeans ketat. Bercanda, saya mengetuk pantat sesekali, gemuk itu.

    Mngkn karena sudah terangsang atau apa pun, Mbak Endang ikutan berbaring di sampingku. Kami berbaring berdampingan. Dia menatapku, dan aku menatapnya. Akhirnya, kami berciuman lembut. Semakin lama, Ibu Endang melumat bibirku liar. Kadang-kadang mengisap lidahnya. Saat berciuman, kemeja kusingkap dia kenakan, dan meremas payudara montoknya. Dia masih mengenakan bra. Perlahan-lahan aku melepas bra kait dr blkng, dan terlepaslah … gunung yang besar akhirnya bernafas lega.

    Masih mengenakan kemeja tanpa bra, kuremas2 payudara Mbak Endang. Lalu aku berbaring di punggungnya, dan aku melepas kausnya. Benar-benar indah … .. Payudara besar, putih, kenyal, dengan puting coklat muda. Segera, saya merokok puting menggoda. Saya bermain dengan lidah saya sampai Suster Endang mendesah pelan. Bbrp menit aku netek, akhirnya aku berhenti tergantung proses minum susu. Aku membiarkan Ms. Endang off celananya bawah CD-nya. Sementara saya sendiri jg melepas semua pakaian saya, dan melemparkannya sembarangan.

    Kami berdua telanjang. Kembali Mbak Endang aku mencium payudara dan puting saya merokok sesekali. lidahku menjilati lagi merayap ke bawah. Kujilati daerah selangkangan Mbak Endang membersihkannya. Kemudian, aku memotong tepat bibir vagina jilatanku. Hmmm … .wangi sekali …. Memang, Ms. Endang bau vagina harum, seperti tidak ada kebnykn vagina lainnya. Mngkn untuk perawatan yang dilakukan Mbak Endang sangat rutin. Jembinya bulu dicukur, mereka tampak vaginanya indah jelas Ms. Endang. Aku membuka bibir vaginanya dengan jari saya, dan menaruh lidahku perlahan2 dalamnya.

    Ibu Endang terdengar mendesah, saat lidah saya ke dalam lubang. Lalu, saya bermain Suster Endang klitoris dengan lidah, dan itu membuat Kujilat2 kecil Mbak Endang menggelinjang geli.

    “Ugghh … ..mazz … ..ahh ….”, Dia mendesah setiap kali aku menyentuh klitorisnya dengan lidah saya.

    Aku cukup untuk menikmati Mbak Endang vaginanya lama, karena vagina adalah khusus bagi saya. Bbrp menit kemudian, adegan kusudahi jilmek tsb. Krn Mbak Endang memiliki Vagina basah. Ibu Endang msh dlm posisi terlentang. Segera setengah kududuki dada, dan saya ayam kujepitkan sudah tegang di tengah2 belahan dada montok mulut Ibu Endang ini. Ibu Endang segera dijepit penisku, dan aku bergerak maju mundur perlahan.

    Segera, ayam kusodorkan menghadapi Ms. Endang, tepatnya ke arah mulutnya. Ibu Endang hanya menyedot kepala penisku. Kemudian, dikulumnya penisku sampai penisku hampir masuk ke mulut Ibu Endang semua. Setelah itu, kembali kujepitkan penisku, dan aku bergerak maju mundur. Setelah menit bbrp, Mbak Endang meminta saya kembali. Saya menurut saja.

    Dan kemudian, Ibu Endang kembali menghisap penisku liar. Tidak cukup lama Mbak Endang menikmati penisku, dia langsung disematkan saya. Dia mengambil penisku dan diarahkan bibir vaginanya. Digesek-grit saat dan dimasukkannya kepala penisku. Ibu Endang mendesah ketika penisku perlahan mulai memasuki vaginanya. Dia menekan ke bawah sampai benar-benar tenggelam dalam ayam dalam vagina Suster Endang hangat dan lembut.

    Setelah itu, Ibu Endang bergoyang naik dan turun seperti kuda. Semakin lama goyangan lebih cepat Ms. Endang, kadang-kadang ia bergerak pinggulnya memutar jg.

    “Agghhh … ..agghhh ……… Mas … Ugghh ……”, etak ihnya sambil terus kocok penisku.
    “Ohhh … ..maz … .enak … sekali … mass … ..agghh … …”, dia mengerang tak henti-hentinya.

    Aku hanya pasrah mengikuti menerima kematian goyangan Ms. Endang sementara kuremas meremas payudaranya.
    Tak lama kemudian, Ibu Endang smakin gerakan cepat.

    “Aggh … .mas … ..aku … keluarrr … ..agghh …… ..m ppphhhh ….”, Dia mengerang dengan gerakan teratur.

    Tak lama kemudian, Ibu Endang menekan dirinya terhadap saya, dan goyang melemah.

    “Aahh …… agghh ……”, desahnya.

    Rupanya Ibu Endang merasakan orgasme.

    Sekarang, aku bergoyang naik dan turun mencoba menusuk2 Vagina Mbak Endang yang sedang menikmati orgasme pada tubuh saya.

    Selain itu, dengan penis masih bersarang di vaginanya, aku berbaring telentang dan aku di atas. Lembut mencium bibirnya, lau pelan2 panisku aku mendorong kembali ke dalam vaginanya. Mbak endang tampak memejamkan mata dan mendesah sambil menikmati gesekan penisku di rongga vaginanya. Kemudian, aku pindah lebih cepat. Ibu Endang menatap mataku dengan keenakan wajah mupeng. Aku lebih bersemangat. Mbak Endang terus tubuh kugoyang.

    “Ugghh …… teruss … massss … ..agghhh … ..”, Rinti hnya.

    Tak lama kemudian, aku menarik penisku.

    “Mbak, mencoba anal ya … ok?” Saya bertanya.
    “… Asal He’em perlahan sebelum ya …”, katanya.

    Segera saya membuka kaki saya lebar Mbak Endang, dan di bawah kuganjal pantatnya dengan bantal sehingga penetrasiku di dalam lubang anusnya akan lebih parah. Karena penisku sudah licin dan basah dengan orgasme cairan Endang Mbak, coba saja lubang pantat menmbus. Sempit ….
    Perlahan tapi pasti, kepala penisku sudah masuk ke dalam lubang. Kemudian, kidiring perlahan menjadi setengah.

    “Uhhhh …… sakit … mas ….”, Dia mengerang.
    “Ya … Aku perlahan tapi bekas luka …” jawabku.

    Perlahan, aku mendorong penisku masuk hmpr seluruh batangku. Aku bergerak maju dan mulai mundur perlahan.
    Sementara itu, Ibu Endang mulai eksplorasi sibuk mengklik klitorisnya dengan jari.

    “Agghhh …… ..Mass ..ohhh …… …… ..”, desah nya.

    Dia tampak menikmati. Tak lama kemudian, aku menarik kembali penisku.
    Lalu, saya bertanya Suster Endang untuk nungging. Dia juga mengundurkan diri.

    Aku meletakkan penisku kembali ke dl vaginanya, dan saya mendorong-dorong ke pelumas vagina dr cairan mengolesi penisku. Kelubang ditarik keluar dan menempatkan pantatnya. kali ini lebih lancar DRPD yang sebelumnya. penisku masuk dan keluar dengan lancar. Kepala Mbak Endang membungkuk, tangan kirinya untuk merangsang klitoris itu sendiri.

    “Ahh …… ..Agghhh ………”, keluhnya.

    Ibu Endang tampak menikmati sekali. Hanya sekali dia punya anal, tp sudah bs menikmatinya. Setelah bbrp lama, mengeluarkan penisku. Lalu aku berbaring dia dalam posisi menyamping menoleh padaku. Aku mengangkat kaki kiri saya, dan saya menaruh penisku kembali ke dalam lubang pantatnya.

    “Mppphh … mpphh .uhhhh …… ……”, desahnya manja.

    Ibu Endang tampak masih menjajaki klitorisnya dengan jari-jari Anda.

    Bbrp menit kemudian …

    “Mass … .aku … keluar … ..massss aggghhh … .. …… ..”, dia mengerang lagi.

    Segera aku meletakkan penis saya ke dalam vagina, untuk merasakan kehangatan dari Suster cair Endang dioleskan di seluruh penisku.
    Matanya tertutup, dan dia mengerang panjang dan keras. Tanda dia mencapai orgasme keduanya.

    Setelah orgasme, kami berdoggy-ria kembali.
    Aku mengubur penisku ke dalam vaginanya. Kusudahi anal saat ini.
    Saya mendorong penisku bolak-balik dalam vaginanya dengan cepat. Pp sampai satu menit, Ms. Endang ingin mengisap penisku katanya.

    “Mas … di sini saya semut digunakan ….”, Katanya.

    Segera aku menarik penisku, dan kemulutnya kusodorkan. Ia kembali mengisap penisku. Tidak cukup lama memang. Lalu, kembali kali ini terlentang kutidurkan. Mot lagi. Krn Mbak Endang tidak benar-benar seperti gaya aneh2. MOT begitu pilihan akhir.
    Aku membuka kakinya, dan menempatkan penis saya ke vaginanya yang terlihat kemerahan dan lembab.
    Segera aku bergerak cepat, untuk keluar lahar panas saya.

    “Dikeluarin mana, Mbak …?” Saya bertanya.
    “Tulis didalem, massa … ..cepetan …”, katanya.

    GILAA … ..nie binor dimuncratin mencintai vagina sperma … !!!
    Akhirnya, saya bergerak cepat untuk otot-otot saya tampak bergerak-gerak.
    Dan….
    CROOTT … CROOTTT … CRROOOTTT … .cRROTTT … !!!!

    Sperma memenuhi rongga vagina Mbak Endang. Kemudian, aku menarik, dan kemulutnya kusodorkan. Ibu Endang segera menjilat. Dan menghisap kepala penisku. Pastikan tidak ada sisa dr lelehan sperma menulis sebuah lubang kecil di ambang kepala penisku.
    Sangat menyenangkan………!!!!

    Aku melihat setelah itu, sperma sebagian meleleh keluar dari vagina Mbak Endang.

    Kemudian, aku akan merosot di sampingnya. Mbak Endang memeluk, dan ia menyandarkan kepalanya di dadaku. Spt layaknya suami istri …

    Meskipun suaminya sedang pergi bertugas … Saya penerus …

    “Keluarnya begitu banyak yang …”, katanya.
    “Hehehehe … .Ohh..ya, gmn adalah analnya?”, Tanya saya.
    “Sebuah sih..tapi sakit sedikit koq enak …”, dia menjawab dengan tenang.
    “Pertama kalinya Anda?” Saya bertanya.
    “Tidak ada jg. Suami saya juga kadang2 seperti itu. Hanya ga lama.”, Katanya.
    “Ohh …. PLG ya nanti sore. 5 jam yang tepat sesuai rencana?” Saya bertanya.
    “He’em … mas.” Jawbnya.

    Setelah itu, kami beristirahat untuk sementara waktu, dan ketika ia bangun kami kembali mengulang adegan. Dosa telah tidur dengan istri orang lain. Tapi itu adalah istri yang meminta, jadi ya cerita lain.

    nikmat penting menulis. Dimana Ibu Endang cukup lg. Sapa jg ga inginkan.
    Setelah 3 ML, kami juga kembali ke rumah pada 5:00.
    Entah kpn lagi saya akan memiliki kesempatan untuk menikmati tubuh Mbak Endang, binor

  • Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan

    Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan


    902 views

    Perawanku – Cerita Seks ngentot Pembantu muda masih perawan, Aku adalah seorang ayah dari 2 orang anak lelaki yang berusia 9 dan 4 tahun, Isteriku bekerja sebagai Direktur di suatu prusahaan swasta. Kehidupan rumah tanggaku harmonis dan bahagia, kehidupan seks-ku dengan isteriku tidak ada hambatan sama sekali.

    Kami memiliki seorang pembantu, Sumiah namanya, berumur kurang lebih 23 tahun, belum kawin dan masih lugu karena kami dapatkan langsung dari desanya di Jawa Timur.

    Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bersih dan putih terawat, badannya kecil, tinggi kira-kira 155 cm, tidak gemuk tapi sangat ideal dengan postur tubuhnya, buah dadanya juga tidak besar, hanya sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken.

    Cerita ini terjadi pada tahun 2015 bulan November, berawal ketika aku pulang kantor kurang lebih pukul 14:00, jauh lebih cepat dari biasanya yang pukul 19:00. Anakku biasanya pulang dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya.

    Seperti biasanya, aku langsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tapi adem, tanpa celana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Sumiah sedang menyiapkan minuman untukku, segelas besar es teh manis.

    Pada saat dia akan memberikan padaku, tiba-tiba dia tersandung karpet di depan sofa di mana aku duduk sambil membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluan ku yang hanya bersarung tipis.

    Spontan aku meringis kesakitan dengan badan yang sudah basah kuyup tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil memohon maaf yang tidak henti-hentinya.

    Semula aku akan marah, namun melihat wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, sambil aku memegangi kemaluan ku aku berkata, “Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi pegel”, sambil menunjuk kemaluan ku.
    “Sum harus gimana Pak?” tanyanya lugu.
    Aku berdiri sambil berganti kaos oblong, menyahut sambil iseng, “Ini musti diurut nih!”
    “Ya, Pak nanti saya urut, tapi Sum bersihin ini dulu Pak!” jawabnya.

    Aku langsung masuk kamar, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, karena mendengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka. Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu, “Pak, Mana Pak yang harus Sum urut..” Aku langsung rebah dan membuka sarung tipisku, dengan kemaluan ku yang masih lemas menggelantung. Sum menghampiri pinggir tempat tidur dan duduk.

    “Pake, rhemason apa balsem Pak?” tanyanya.
    “Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas!” jawabku.

    Lalu dia meraih batang kemaluan ku perlahan-lahan, sekonyong-konyong kemaluan ku bergerak tegang, ketika dia menggenggamnya.
    “Pak, kok jadi besar?” tanyanya kaget.
    “Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret”, kataku sedikit tegang.
    Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluan ku, diludahinya ujung kemaluan ku.
    “Ah.. kurang banyak”, bisikku bernafsu.
    Kemudian kuangkat pantatku, sampai ujung kemaluan ku menyentuh bibirnya, “Dimasukin aja ke mulutmu, biar nggak cape ngurut, dan cepet keluar yang bikin bengkak!” perintahku seenaknya.

    Perlahan dia memasukkan kemaluan ku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemaluan ku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan tusukanku. Aku merasa nikmat sekali. “Akh.. uh.. uh.. hah..” Kulumannya semakin nikmat, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, “Sum nanti kalau aku keluar, jangan dimuntahin ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu”, bisikku. “Hepp.. ehm.. HPp”, jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turun.

    Akhirnya kumuncratkan semua air maniku. “Akh.. akh.. akh.. Sum.. Sum.. enakhh..” Pada saat aku menyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, hanya aku saja yang membimbing kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.

    Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya, “Udah Pak?, apa masih sakit Pak?” tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku tertegun memandang Sum yang begitu menggairahkan saat itu, aku duduk menghampirinya, “Sum kamu capek ya, apa kamu mau tahu kalau kamu diurut juga kamu bisa seger kayak Bapak sekarang!”

    “Nggak Pak, saya nggak capek, apa bener sih Pak kalo diurut kayak tadi, bisa bikin seger? tanyanya semakin penasaran. Aku hanya menjawab dengan anggukan dan sambil meraih pundaknya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah, dia tidak meronta juga tidak membalas.

    Aku merasakan keringat dinginnya mulai keluar, ketika aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia tidak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.

    Tiba-tiba dia berkata, “Pak, Sum malu Pak, nanti kalo Ibu dateng gimana Pak?” tanyanya takut.
    “Lho Ibu kan baru nanti jam enam, sekarang baru jam tiga, jadi kita masih bisa bikin seger badan”, jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuka tanpa penutup, begitu juga aku, kemaluan ku sudah mulai berdiri lagi.

    Dia kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat, “Buka pelan-pelan ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu”, kataku meyakinkan, lalu dia mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengitari liang kewanitaannya, cenderung botak.
    Dengan ketidaksabaranku, aku langsung menjilat bibir luar kewanitaannya, tanpa ampun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, “Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh..” Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Aku hisap, hanya kira-kira 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lalu dia berteriak sambil menggeliat dan menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. “Akh.. akh.. uahh..” teriakan panjang disertai mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang langsung kujilati sampai bersih.

    “Gimana Sum, enak?” tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih takut. “Nah sekarang, kalau kamu sudah ngerti enak, kita coba lagi ya, kamu nggak usah takut!”. Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting susunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga dia merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluan ku sudah tegang.

    Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluan ku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, “Aauu.. sakit Pak!”. Lalu dengan perlahan kutusukkan lagi, sempit memang, “Akhh.. uuf sakit Pak..”.

    Melihat wajahnya yang hanya meringis dengan bibir basah, kuteruskan tusukanku sambil berkata, “Ini nggak akan lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain..” tanpa menunggu reaksinya kutancapkan kemaluan ku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluan ku terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku mulai mengayunkan semua nafsuku untuk si Sum.

    Hanya sekitar 7 menit dia tidak memberikan reaksi, namun setelah itu aku merasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai klimaks, ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluan ku memompa tubuhnya.

    Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pantatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambil mengerang, “Pak.. Pak terus.. Pak.. Sum.. Summ..Sum.. daapet enaakhh Pak.. ahh..” mendengar erangan seperti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. “Sum.. akh.. akh.. akh..” kusemprotkan semua maniku dalam liang kewanitaannya, sambil kupandangi wajahnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.

    “Sum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya!”, suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
    “Ya Pak”, jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.

    Ketika dia mau keluar kamar untuk mandi dia berbalik dan bertanya, “Pak.. kalo pulang siang kayak gini telpon dulu ya Pak, biar Sum bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin Bapak lagi”, lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omongannya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Sum.

    Saat ini Sum masih bekerja di rumahku, setiap 2 hari menjelang menstruasi (datang bulannya sangat teratur), aku pulang lebih awal untuk berhubungan dengan pembantuku, namun hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5, kemaluan ku selalu dikulumnya saat dia mencuci di ruang cuci, pada saat itu isteriku dan anak-anakku belum bangun.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Foto Ngentot Anal Wanita Jepang Hot Banget – Foto Ngentot Terbaru 2018

    Foto Ngentot Anal Wanita Jepang Hot Banget – Foto Ngentot Terbaru 2018


    1894 views

    Perawanku – Merasakan Memek sudah banyak orang awam mengenalnya , namun apakah seks anal berikut nikmat di bandingkan dengan memek. Disini 139.99.33.211 menunjukkan Foto sex anal yang hot  banget bos, bagi bos yang penasaran bagaimana rasanya langsung saja scroll kebawah bos, jika sudah pengen jangan tunda lagi langsung telpon si Doi ya bos ku  :

     

  • Cerita Dewasa Vagina Reni Yang Masih Sempit Membuat Penis Ku Sakit – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Vagina Reni Yang Masih Sempit Membuat Penis Ku Sakit – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1202 views

    Perawanku – Sebenarnya aku masih kelas 1 SMA tapi di sini aku mempunyai cerita dewasa yang ingin aku bagi. Namaku Putra di usia yag masih 16 tahun aku sudah menjalin hubungan dengan seorang gadis teman sekolahku juga, meskipun sejak di SMP aku sudah berhubungan dengan cewek juga. Tapi kali ini adalah pertama kali aku merasakan memek sempit seorang cewek yang tidak lain adalah pacarku sendiri.

    Dia bernama Reni dan yang dan yang menarik, dia mempunyai saudara kembar yang bernama Leni. Mereka berdua satu sekolah denganku tapi Reni beda kelas denganku sedangkan saudara kembarnya Leni yang bukan pacarku malah sekelas denganku. Hampir 5 bulan lamanya kami berpacaran, selama itu juga kami hanya berciuman layaknya orang berpacarn atau yang lagi kasmaran.

    Hampir setiap malam minggu aku ngapel kerumah Reni, Sedangkan tiap harinya terkadang kami jalan-jalan dengan menggunakan motorku. Itupun kalau ada les atau pelajaran tambahan maka kami akan gunakan itu sebagai alasan pada orang tua kami, padahal kami gunakan untuk jalan bareng. Reni anaknya begitu supel tapi seperti gadis lain dia manja banget dan sering minta perhatian lebih.

    Sedangkan Leni saudara kembarnya yang satu kelas denganku sifatnya kebalikan dari Reni, dia begitu lembut malah jarang ngobrol. Bahkan denganku saja dia tidak begitu akrab padahal kami satu kelas. Di dalam kelas kadang ada teman yang menceritakan tentang cerita dewasa jika ada waktu senggang, dan hal itu menjadi topik pembicaraan yang seru bahkan satu kelas fokus mendengarkan cerita itu.

    Pernah suatu hari Dedi temanku bercerita kalau dia sudah tidak perjaka lagi, sejak dia melakukan hubungan badan seperti dalam cerita dewasa. Dengan seorang cewek bispak, semua teman-temanku mendengarkan pengalaman Dedi itu. Bahkan saat itu juga aku sempat melirik Leni yang tengah asyik melihat-lihat buku yang ada di depannya tapi aku yakin dia juga mendengar cerita Dedi.

    Karena sering mendengar bahkan aku membaca sendiri cerita dewasa, maka ada keinginan dalam hatiku untuk mencicipi hal menarik itu. Hingga ketika aku berciuman dengan Reni tidak lagi hanya sebatas berciuman tapi aku sering meremas teteknya dan benar saja ketika mendengar Reni mendesah aku malah semakin bergairah saja mungkin ini yang dinamakan gairah memuncak dalam cerita dewasa.

    Hingga pada suatu hari bagai mendapat mimpi durian runtuh, aku mendapatkan apa yang menjadi anganku itu. Sore itu aku sudah bersiap mau pergi ngapel kerumah Reni karena malam ini malam minggu, seperti janjiku tadi sama Reni. Aku menyanggupinya untuk pergi lebih sore dan jangan sampai telat, ketika sudah beres semuanya akhirtnya akupun berangkat menuju rumahnya.

    Ternyata di rumah Reni tidak ada orang tuanya katanya mereka pergi ke pesta pernikahan saudaranya di luar kota. Di sana hanya ada mereka berdua, tapi seperti biasa Leni di dalam kamarnya jika aku datang berkunjung kesana. Aku dengan Renipun duduk di ruang tamunya sambil mengobrol dan saling bercanda mesra, hingga akhirnya setelah cukup lama aku bermesraan dengannya.

    Reni mungkin sudag sange dari tadi , karena dia berani membuka bajuku dan dengan cepat mencium dadaku bahkan tangannya menggerayangi tubuhku. membuatku terangsang juga akhirnya, Dengan membalas ciumannya aku mainkan lidahku di dalam mulut Reni, diapun menggelinjang pasrah menerima lumatan bibir dan permaianan lidahku. Saat aku melihat teteknya menyembul dari dalam miniset yang di pakai Reni.

    Akupun langsung pindah menjilat tetek yang baru sebesar buah mangga itu, dengan mulutku aku hisap putingnya kemudia aku jilat-jilat hingga menimbulkan rasa geli yang amat sangat ” Oouuugghhh…. ooouuuuggghh… Putra… aaaaggghhh… aaaagghhh… terus… aaaagghhh.. ” Suara Reni parau mungkin karena dia begitu menikmati permainan ini, apalagi ketika aku membuka celana pendek yang dia pakai.

    Setelah melorot akhirnya dapat aku lihat di pangkal paha Reni sudah banyak di tumbuhi oleh bulu lebat. Aku yakin dia jarang sekali membesihkan bulu lebatnya, tapi hal itu bukan membuatku jijik atau gimana tapi malah semakin membuatku ingin segera menyentuhnya dengan bibirku. Seperti dalam cerita dewasa yang sering aku baca, karena aku hanya tahu teori dari cerita tersebut.

    Pertama membenamkan mulutku pada memeknya, Reni menggelinjang dan terasa begitu kaget. ” OOuuugghh… Putra… aaaagghhh… ooouuugghh.. ” Saat mulutku melakukan hal itu, kontol di selangkanganku berdiru tegak. Akhirnya aku semakin menggila memainkan memek Reni, Aku jilat kemudian aku hisap klitoris yang ada di tengah-tengah memeknya itu. Sehingga menegang juga klitoris yang sebesar kacang itu.

    Akupun merangkak menindih tubuh Reni, pertama memasukkan kontolku aku mengalami kesulitan. Tapi setelah beberapa kali aku mencoba akhirnya menembus juga kontolku pada memeknya yanmg begitu sempit. Malah aku mendengar Reni menjerit kecil rupanya dia sama denganku baru pertama kali melakukan cerita dewasa ini, saat itu juga aku gerakkan pantatku di atas tubuhnya.

    Awalnya pelan-pelan aku tapi setelah itu akupun menggoyangnya dengan semakin tak beraturan lagi. karena nikmatnya juga bikin aku blingsatan menerima permainan ini, Aku tekan kontolku jika sudah agak lelah ” OOuugghh…. aaagghhh… aaaaggghhh… Putra.. aku..nggak…kuat… yaaaachh… ” Begitu desahan Reni yang bikin aku malah tambah bergairah.

    Semakin cepat pula aku menggerakkan kontolku yang dari tadi menyelinap dalam memeknya. Mungkin karena kerasnya akhirnya aku percepat goyanganku dan akupun mengerang secara tidak sengaja ” AAaaagghhh… aaaagghhh…. aaagghh…aku…. ke..luar… Ren… ooouuugggghhhhhh… ” Saat itulah tumpah sperma kental dari dalam kontolku. Benar-benar nikamt rasanya.

    Kemudian aku menciumi Reni beberpa kali karena aku sudah merasa puas dengan memeknya, diapun memeluk tubuhku yang masih bugil. Di sofa itu kami saling berdekapan dalam keadaan telanjang bulat. Tiba-tiba aku melihat kalau Leni mengintip dari balik pintu kamarnya, diapun memandang dengan tatapan nafsu yang begitu memuncak padaku, akupun mengangguk padanya.

    Leni tersenyum sepertinya dia mengerti maksudku. Aku harus mencari cara agar aku dapat memuaskan Leni juga dengan kontolku, hingga lebih puas aku melakukan cerita dewasa ini. Reni menciumku bertubi-tubi bahkan sampai-sampai dia kembali menindih tubuhku yang sedari tadi tanpa di tutup oleh apapun begitu juga tubuh bugil Reni, kalau saja malam itu ada orang tuanya. Habislan aku.

  • Ngentot Dengan Calon Skretaris – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Ngentot Dengan Calon Skretaris – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1377 views

    Perawanku – Cerita ini tentang pria berkluarga dan WL nya , aku sudah berkluarga,Tapi aku punya WIL yang juga sangat kucintai. Aku sudah menganggap ia sebagai istriku saja. Karena itu aku akan memanggilnya dalam cerita ini sebagai istriku. Dari obrolan selama ini ia mengatakan bahwa ia ingin melihatku ‘bercinta’ dengan wanita lain. Akhirnya tibalah pengalaman kami ini. Siang di hari Sabtu itu terasa panas sekali, tiupan AC mobil yang menerpa langsung ke arahku dan ‘istriku’ kalah dengan radiasi matahari yang tembus melalui kaca-kaca jendela. Aku sedang melaju kencang di jalan tol menuju arah Bogor untuk suatu keperluan bisnis. Seperti telah direncanakan, kubelokkan mobil ke arah pom bensin di Sentul. setelah tadi tak sempat aku mengisinya. Dalam setiap antrian mobil yang cukup panjang terlihat ada gadis-gadis penjaja minuman berenergi. Sekilas cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna sekelilingnya.

    Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik, putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya. Ia terlalu manis untuk bekerja diterik matahari seperti ini walaupun menggunakan topi. Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi kalau di sini bukanlah tempat yang pantas baginya untuk bekerja. Aku sempat khawatir kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk, tersenyum dan menawarkan produknya. Akhirnya dengan wajah memohon ia berkata, “Buka dong kacanya..” Segera aku sadar dengan keadaan dan refleks membuka kaca jendelaku. Istriku hanya memperhatikan, tidak ada komentar.

    Meluncurlah kata-kata standar yang ia ucapkan setiap kali bertemu calon pembeli. Suaranya enak didengar, tapi aku tak menyimaknya. Aku malah balik bertanya, “Kamu ngapain kerja di sini?”
    “Mom, kita kan masih perlu sekretaris, kenapa tidak dia aja kita coba.”
    “Ya, boleh aja”, jawab istriku.
    “Gimana mau?” tanyaku kepada gadis itu.
    “Mau.. mau Mas”, katanya.
    Setelah kenalan sebentar dan saling tukar nomor telepon, kulanjutkan perjalananku setelah mengisi bensin sampai penuh. Istriku akhirnya tahu kalau maksudku yang utama hanyalah ingin ‘berkenalan’ dengannya. Ia sangat setuju dan antusias.

    Malam sekitar jam 20:00 HP istriku berdering, sesuai pembicaraan ia akan datang menemui kami. Setelah diberi tahu alamat hotel kami, beberapa saat kemudian ia muncul dengan penampilan yang cukup rapi. Ia cepat sekali akrab dengan istriku karena ternyata berasal dari daerah yang sama yaitu **** (edited), Jawa Barat. Tidak sampai setengah jam kami sudah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab. Ia sudah berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap bersama. Ia sempat pamit sebentar untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya untuk pulang saja, dan telepon ke saudaranya bahwa malam itu ia tidak pulang.

    Setelah cerita kesana-kemari akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah seks. Setelah agak kaku sebentar kemudian suasana mencair kembali. Kini dia mulai menimpali walau agak malu-malu. Singkat cerita dia masih perawan, sudah dijodohkan oleh keluarganya yang ia belum begitu puas. Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi, tapi pacarnya itu sangat pemalu, termasuk agak dingin dan agak kampungan walau berpendidikan cukup. Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami selalu terbuka, punya banyak koleksi photo pribadi, bahkan kali ini kami ingin membuat photo ketika ‘bercinta’.

    “Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya”, ajak istriku.

    “Nih kamu pakai kimono satunya”, kata istriku sambil memberikan baju inventaris hotel. Sedangkan aku yang tidak ada persiapan untuk menginap akhirnya hanya menggunakan kaos dan celana dalam. Ia dan istriku sudah merebahkan badannya di tempat tidur, kemudian aku menghampiri istriku langsung memeluknya dari atas. Kucumbu istriku dari mulai bibir, pipi, leher, dan buah dadanya. Istriku mengerang menikmatinya. Aku menghentikan cumbuanku sejenak kemudian meminta tamu istimewaku untuk mengambil photo dengan kamera digital yang selalu kami bawa. Tampak ia agak kikuk, kurang menguasai keadaan ketika aku menolehnya.
    Setelah aku mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang kuberikan itu, kemudian kuteruskan mencumbu istriku. Dengan telaten kucumbu istriku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kini tamuku tampaknya sudah menguasai keadaan, ia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera dari segala sudut. Akhirnya istriku mencapai klimaksnya setelah liang senggamanya kumainkan dengan lidah, dengan jari, dan terakhir dengan batang istimewaku. Sedangkan aku belum apa-apa.

    “Sekarang gantian Rin, kamu yang maen aku yang ngambil photonya”, kata istriku.

    “Ah Mbak ini ada-ada aja”, kata Rini malu-malu.

    Sebagai laki-laki, aku sangat paham dari bahasa tubuhnya bahwa dia tidak menolak. Dalam keadaan telanjang bulat aku berdiri dan langsung memeluk Rini yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan memegang pinggangku, tapi telapaknya hanya dikepal seolah ragu atau malu. Kuraih kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan kepada istriku.

    Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan pantatnya. Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian. Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Kemudian aku memangkunya dan merebahkannya di tempat tidur. Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi lehernya punuh sabar dan telaten. Ia hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang.

    Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang cukup segar terbungkus rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Sejenak aku menoleh ke bawah, tampak pahanya cukup menawan. Sementara itu onggokan kecil di selangkangan pahanya yang terbungkus CD menambah panorama keindahan.
    Ia tidak menolak ketika aku membuka BH-nya, demikian juga ketika aku melepaskan kimononya melewati kedua tangannya. Kuteruskan permainanku dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Seluruh titik di bagian atasnya telah kutelusuri tidak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti itu kuremas perlahan.

    Ia mendesah, “Eeehhh..” Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar. Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian kuciumi lagi bukit-bukit indah itu, dan kemudian kupermainkan kedua puting susunya dengan lidahku. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi desahannya yang terasa merdu sekali. Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Ia mencegah ketika aku akan membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa.

    “Ya nggak usah dibuka” ujarku, “Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai punyaku”, bujukku.

    Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja menyingsingkan CD-nya ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah cintanya dihiasi bulu-bulu tipis. Kupegang burungku sambil duduk mengangkang di atas kedua pahanya, kemudian kuelus-eluskan burung itu ke ujung lembah yang sebagian masih tertutup CD. Agak lama dengan permainan itu, akhirnya mungkin karena ia juga penasaran, maka ia tidak menolak ketika kulepaskan CD-nya. Kini kami sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang tersisa. Kuteruskan permainan burungku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya. Burungku pun lebih lancar menjelajah. Tapi karena lembahnya masih perawan agak susah juga untuk menembusnya.

    Ketika kucoba untuk memasukkan burungku ke dalam lembah sorganya, tampak bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala burungku. Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, aku cukup sabar untuk melakukan permainan sampai lembah kenikmatannya betul-betul menerimanya secara alami. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih percaya diri untuk tidak segera ejakulasi. Ia sudah tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Akhirnya kepala burungku berhasil menembus lubang kenikmatan itu.

    Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan dan memasukkan lagi kepala burungku. Ia merintih kenikmatan, ia pasrah saja dengan keadaan yang terjadi, karena itu aku yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan kesakitan, kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang diperolehnya. Selanjutnya kulihat burung yang beruntung itu lebih mendesak ke dalam. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh burungku ke tempatnya yang terindah.

    Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya sambil pantatku kugerakkan naik turun. Sementara burungku lebih jauh menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Akhirnya seluruh berat badanku kuhempaskan ke tubuh mungil itu. Dan.., “Blesss….” seluruh burungku masuk ke dalam surga dunia yang indah. Ia mengerang, gerakan burungku pun segera kuhentikan sampai liang kewanitaannya menyesuaikan dengan situasi yang baru.

    Setelah agak lama aku pun mulai lagi memainkan gerakan-gerakanku dengan gentle. Kini ia mulai mengikuti iramaku dengan menggerak-gerakkan pinggulnya. Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan panjang diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya. “Eeehhh…” desahnya. Aku pun sudah tidak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh kenikmatan, segera kucabut burungku kemudian kumuntahkan di luar dengan menekan ke selangkangannya. “Eeehhh…” erangku juga. Kami berdua menarik nafas panjang.

    Setelah agak lama kemudian aku duduk, kuraih kaos dalamku kemudian aku mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku. Tampak tempat tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur bercak-bercak merah. Ia pun segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak keraguan terhadap situasi yang telah dialaminya. Aku dan istriku memberi keyakinan untuk tidak menyesali apa yang pernah terjadi.
    Besok paginya aku sempat bermain lagi dengannya sebelum check out. Betul-betul suatu akhir pekan yang susah dilupakan. Akhirnya ia kutitipkan bekerja di perusahaan temanku.

  • Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Ayam Kampus

    Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Ayam Kampus


    1157 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Ayam Kampus, Saya mahasiswa di Yogya tingkat nyaris akhir. Saya ingin bercerita mengenai pengalamanku ngesex di satu kost-kostan mahasiswa. Kost-kostan itu untuk campur, untuk cowok serta cewek. Satu bulan pertama sich normal-normal saja bagiku yang dari luar pulau, tapi sekian hari sesudah bln. ke-2 kost-kostan itu ketahuan belangnya (atau asiknya, bergantung dari tempat mana memandangnya).

    Narasi Sex Paling baru 2018 Hari itu saya sekali lagi ingin pergi kuliah siang saat kulihat dari seberang kamar Nina, si cewek dengan payudara sebesar buah melon yang umumnya pupuk, muncul dari kamarnya ke kamar mandi tidak gunakan apa pun terkecuali sandal jepit. Handuk saja hanya ditenteng sama tangan kirinya, tengah tangan kanannya menenteng perlengkapan mandinya. Kulitnya yang sawo masak makin membuatnya terlihat seksi. Bodinya yang agak pendek makin memperlihatkan bongkahan pantatnya wuuihh!!

    Saya yang masih tetap normal jelas saja terangsang. Saya segera terkena komplikasi mata-jantung-kemaluan. Mata melotot lihat bodinya Nina, jantung segera berdegup kencang, penis segera menegang. Sesudah masuk ke kamar mandi Nina sedikit tutup pintu untuk menggantungkan handuk serta pandangan matanya berjumpa dengan pelototan mataku. Ia tidak tampak kaget, jadi tersenyum menggoda serta sedikit meremas payudaranya sendiri. Ia nyatanya, serta untungnya bagiku, tidak tutup pintu kamar mandi serta mulai mengguyur tubuh semoknya dengan beberapa enjoy saja seolah saya yang melihat dia mandi yaitu hal yang normal.

    Sebagian waktu sesudah mengguyur badannya untuk bersihkan sabun di tubuhnya ia melihat ke belakang serta cengengesan lihat saya bengong saja dimuka pintu kamarku. Kuliah segera terlupakan demikian dia memakai jemari telunjuk kanannya untuk mengajakku ke kamar mandi. Segera saja saya melemparkan diktat kuliahku ke kamar serta melepas semua bajuku, termasuk juga CD-ku, hingga batang kemaluanku yang telah menegang dari barusan segera seperti terlepas dari kungkungannya. Lantas saya jalan dengan agak perlahan ke kamar mandi dengan itu. Nina nyatanya memunggungiku, tidak paham sekali lagi apa. Waktu saya masuk ke kamar mandi ia hanya melihat sedikit serta tersenyum.

    “Eh Rico belum juga sempat mandi bareng cewek ya? ”
    “Belum, terlebih seseksi anda, ” jawabku sembari kagum pada pantat serta pinggulnya yang menggairahkan terlebih dalam kondisi basah demikian.
    Sembari tetaplah memunggungiku ia mencapai ke-2 tanganku serta menggiring keduanya ke payudaranya yang “bujuk buset” itu. Saya lantas meremas puting payudaranya sembari sedikit mengusap-usap dengan pergerakan melingkar yang lembut.

    Bibirnya yang tidak tipis itu keluarkan desahan yang menerbangkan birahiku. “Aaahh.. eemmhh.. eemmhh.. ” Waktu ia sedikit melihat ke samping, segera saja kulumat bibir sensualnya itu. Desahannya sedikit tertahan tapi bercampur dengan desahanku sendiri. Lantas tangan kiriku mulai mencari klitorisnya serta mulai mengerjai klitorisnya dengan lembut. Desahannya makin menggema didalam mulutku serta dipantulkan oleh dinding kamar mandi.

    Saya mulai kepingin penetrasi ke vaginanya. Jadi saya mulai membalik badannya agar menghadap ke arahku. Tapi ia menampik sembari melepas pagutanku. Sembari sedikit mendesah ia katakan, “Sodomi yuk.. ingin.. ” Oke deh, fikirku sembari mendorong punggungnya agar ia menunduk. Serta ia menuruti hasratku. Ia menunduk serta segera saja pantatnya saya masuki batang kemaluanku yang telah tegang tidak keruan. Penisku masuk ke lubang pantatnya dengan perlahan-lahan. Mendadak ia memekik keras sekali,
    “Aaarrgghh..!! ”
    “Kenapa Nin? ” tanyaku kaget, batang kemaluanku terjepit ketat sekali hingga merasa sangat nikmat.
    “Nikmat.. sekalii.. uuhh.. aargghh.. ”
    Lagi Nina memekik keras saat saya mulai mendorong pinggulku maju mundur. Nina menyempitkan lubang pantatnya seperti bila sekali lagi menahan kentut.

    Sensasi yang di terima batang kemaluanku rasa-rasanya mengagumkan sekali. saya juga mulai mendesah-desah keenakan. Saya memegangi pinggul seksinya serta kadang-kadang menampar pantatnya yang montok sekali. Lantas kutempelkan dadaku ke punggungnya serta mulai meremas-remas payudara melonnya yang menggantung berat dengan gemas. Tentu beberapa rekanku tidak yakin bila saya berhasil menyetubuhi Nina, the most wanted girl in campus to seks with! “Uuuhh.. aahh.. ” desahku ditimpali pekikannya Nina. This girl is really hot!

    Mendadak saya terasa ada cairan hangat mulai menyebar ke ujung kepala batang kemaluanku. Tanpa ada pernah kutahan, air maniku keluar beberapa didalam pantatnya Nina, sedang beberapa meloncat keluar mendarat di punggungnya Nina. Semprotan ke-2 Nina pernah berputar-putar secara cepat serta terima air maniku di pipi kirinya. Semprotan ke-4 mendarat ke semua berwajah. Kemudian ia mulai menjilati semua mani di berwajah serta mengusap-usap pantatnya untuk memperoleh maniku yang berada di punggung serta pantatnya kemudian ditelannya hingga habis.

    Saya terasa agak lemas tapi senang. Serta parahnya saya kepingin sekali lagi. (Pasti donk!). Serta Nina tahu itu. Dia katakan,
    “Dilanjutin saja di kamar. ”
    “Kamarku atau kamarmu? ”
    “Kamarku saja. Kamarmu berantakan sich! ”

    Saya nyengir malu. Lantas mendadak saya mencapai badannya serta kugendong dia ke kamarnya. Air yang menetes dari badannya makin membuatnya terlihat menggairahkan karna memantulkan cahaya matahari. Sesampainya di kamarnya saya rebahkan di kasurnya serta saya mulai menjilati semuanya air yang melekat di badannya. Dia mulai mendesah-desah sekali lagi waktu kujilati putingnya yang telah keras sekali lagi. Ia lantas dengan mendadak mencapai kepalaku serta menekannya keras hingga saya tenggelam dalam-dalam ke payudaranya. Saya mulai menggerigiti putingnya serta lagi (jadinya terus menerus), Nina memperdengarkan pekikan enaknya.

    Lantas sesudah terasa senang mencicipi payudaranya, saya mulai mengarahkan batang kemaluanku kedalam vaginanya. Dia memekik kaget waktu penetrasi serta segera kugenjot habis-habisan. Jepitan dinding vaginanya betul-betul yahud deh! Saya mengerang-erang sangat nikmat serta Nina menjerit-jerit keenakan. Lantas saya melumat bibir sensualnya serta dia membalas dengan bergairah. Dada kami bergesekan serta sensasi yang diakibatkan betul-betul aduhai. Lantas selang sebagian menit lalu saya keluar sekali lagi tanpa ada pernah kutahan.

    “Niinn.. eemmhh.. keeluuaar.. dii.. daaleemm.. nniihh.. ” kata-kataku terputus-putus oleh erang nikmat serta sensasi orgasme.
    “Nnggakk.. ayah.. kooqq.. ” rupanya dia juga alami sensasi yang sama.
    Lantas saya ambruk di sebelahnya untuk istirahat. Nina juga capek nampaknya.
    “Rico.. ”
    “Ya? ”
    “Welcome to the club! ” tuturnya membuatku heran.
    “What club? ”
    “The Orgy Club! Gini lho disini, di kost-kostan ini, seks is totally free. Sama cewek manapun di kost ini, anda bisa main seenakmu. Serta bila ceweknya tidak ingin, anda bisa perkosa dia.

    Disini ceweknya yaitu budak sex. Saya, Wiwik, Rieka, Sabrina yang indo bule itu yaitu budak-budak sex cowok disini. Alex, Leo, Anton, Joko, Mario, Indra, bahkan juga Mas Deddy yang miliki kos, lantas Pak Kasimun satpam sini, serta saat ini anda memiliki hak merkosa kita berempat. Tapi kami juga bisa minta main bila kepingin. Serta tiap-tiap weekend kita ada orgy di tempat tinggalnya Mas Deddy. Istrinya, Mbak Eva, juga anggota club lho. Pokoknya totally free deh! ”

    Saya agak kaget serta pusing mendengarnya.
    “Semua orang? ” tanyaku.
    “Pokoknya prasyaratnya yaitu anda orang kost disini. Benernya anda di ajak Indra kost kesini karna dia denger anda miliki kekuatan main begitu dasyat. Dia denger dari mantanmu. Eh sori lho bila nyinggung perasaanmu mengenai mantanmu. ”
    Saya kaget. Nyatanya Indra miliki maksud beda mengajakku kost disini. Buat melupakan Sarah yang selingkuh serta memperkenalkan dunia seks yang lebih bebas. Wahn thank’s Ndra!
    “Jadi saya memiliki hak main dengan kalian cewek berempat meskipun kalian tidak ingin? ”
    “Iya! ” jawab Nina dengan tersenyum.
    “Emm.. weekend itu entar besok. Saya diundang nih? ”
    “Like i Juicet said to you, anda yaitu anggota club ini saat ini. Jadi anda memiliki hak kesana. ”
    “Jadi itu argumen kalian setiap weekend keluar berbarengan selalu? ”
    “Iya, ” terdengar jawaban dari arah pintu.

    Kami melihat ke arah pintu yang lupa kututup. Nyatanya si Wiwik, yang bodinya paling seimbang dari mereka. Kubilang dengan dada montok, meskipun tidak semontok Nina. Dia berdiri dimuka pintu dengan telanjang bulat. Pinggangnya yang mengundang selera serta kulitnya yang seperti pualam memantulkan cahaya geramari. Rupanya ia gunakan baby oil sebelumnya kesini.

    “Eh Wiwik, darimana kamu paham.kamu mengerti saya setelah main sama Rico? ”
    “Teriakan khasmu bila sekali lagi ngentot serta kalian sekalipun tidak tutup pintu kamar mandi serta kamar tidur. Juga dari TV. ”
    “TV? ”
    “Iya setiap kamar ada hidden cameranya, termasuk juga kamar mandi serta kamar tidur. Kami semua paham bila anda setiap ingin tidur senantiasa masturbasi serta beberapa cowok ngiri simak ukuran batang kemaluanmu, ” jawab Nina geli.
    “Kalau yang cewek? ” tanyaku jahil, kepalang tanggung.
    “Kita senantiasa kepengen dientoti sama penis besar seperti punyamu, meskipun tidak panjang. Nina telah duluan tuch! ”
    “Ooo serta anda kepengen? ”
    “Iya sich! ” jawab Wiwiek sembari berwajah memerah menahan nafsunya.
    “Tapi staminaku setelah. ”
    “Nih Irex! ” kata Nina ketawa.

    Segera saja kusambar Irex itu serta kuminum dengan semangat. Selang sebagian menit lalu saya mulai terasa fit sekali lagi serta ready for fight. Wiwik yang disamping itu mengusap-usap puting serta klitorisnya sendiri dan mendesah-desah. Telah mulai terangsang rupanya. Saya lantas berdiri serta mendekatinya. Kudorong ia ke dinding serta mulai kujilati bibirnya yang tidak tebal itu. Tapi dia menampik serta segera jongkok. Tanpa ada basa-basi dia mencaplok batang kemaluanku. Sesudah mengusap-usap batang penisku yang didalam mulutnya dengan lidahnya, dia mulai mengocok-ngocokku dengan memaju-mundurkan kepalanya. Terkadang lidahnya menyusuri sisi bawah batang kemaluanku serta mengemut buah zakarku. “Aahh.. yaahh.. teruss.. selalu.. Wik.. ” saya mendesah-desah, tidak kuat menahan birahi. Serta kesibukan itu berjalan agak lama.

    Lantas saya tidak sabar serta menarik bodinya Wiwik serta merebahkannya di lantai. Lantas kuangkat ke-2 kakinya yang panjang serta indah ke bahuku serta mulai kugenjot habis-habisan, tak ada lembut-lembutnya. Nyatanya lain dengan Nina, Wiwik cuma mendesah-desah. “Emmhh.. uuhh.. aahh.. ” Sesudah sebagian menit pada akhirnya saya keluar juga. “Croott.. croot.. ” semprotan silih bertukar masuk kedalam liang vaginanya. “Aaahh.. ” desahku. “aahh.. ” desahnya juga. ”Aaahh.. ” ada desah beda. Nyatanya Nina masturbasi hingga orgasme. Waktu itu Rieka lewat depan kamarnya Nina. Dia berhenti sesaat lantas akan melanjutkan langkahnya ke kamarnya. Kepalang tanggung saya segera melepas diri dari Wiwik serta kuterjang Rieka.

    Rieka yaitu cewek yang miliki bodi agak pendek, tapi lebih tinggi dari Nina sedikit. Payudaranya tidak seberapa besar, semakin besar sedikit dari punyanya Wiwik, tapi seringkali gunakan BH yang agak kekecilan, hingga terlihat begitu menantang. Bila mengambil langkah payudaranya seringkali bergetar naik-turun menghidupkan birahi. Rieka yg tidak siap terima terjanganku kaget serta semuanya buku yang didekapnya terjatuh. Dia menjerit kaget hingga menaikkan nafsuku. Kuseret dia ke kamarku yang di seberang kamarnya Nina, lantas kudorong dia ke dinding kamar. Nafasnya naik-turun buat payudaranya juga naik-turun menantang untuk di nikmati.

    “Ngapain anda, saya tidak ingin dientot sama anda! ” serunya judes.
    Dia mendekap payudaranya dengan ke-2 tangannya.
    “Aturan The Orgy Club : Tiap-tiap cewek jadi budak sex. Bila tidak ingin bisa diperkosa. Benar Nin? ” tanyaku ke Nina tanpa ada melihat.
    “Yoi man! Rape her as the way you like it! ” Nina memberiku semangat.
    “Haah.. anda sudah mengetahui? ”
    “Iya. Now enjoy my cock, wether you like it or not! ”
    “Ahh.. ” belum juga pernah Rieka menjawab, tanganku telah mencapai kaus ketatnya serta merobeknya hingga terlihatlah daging payudaranya yang berwarna putih susu.

    Lantas kusingkirkan tangannya serta kurenggut BH-nya hingga robek jadi dua. Rieka terlihat cemas.
    “Kenapa cemas, anda kan anggota Orgy Club. Budak sex donk?! ” kataku menggodanya.
    “Ehh.. saya.. ” belum juga pernah kalimatnya usai kulumat bibir sensualnya.

    Dia berupaya melepas bibirku dari bibirnya serta menghindari tanganku dari bodinya. Gagal karna saya lebih kuat. Kudesak dia ke dinding sembari selalu menciumi bibir serta mulutnya. Dia memberontak serta dengan mendadak dia berhasil cocok dari cengkeramanku. Dia lari keluar kamarku, tapi berhasil kukejar dia serta kudesak sekali lagi ke tiang dinding. Kesempatan ini kujangkau roknya serta kurobek segera bersama CD-nya. Saat itu juga kuangkat kaki kirinya serta batang kemaluanku segera kuarahkan masuk ke vaginanya. Awal mula agak seret tapi lama-lama enak juga.

    Kugenjot dengan agak cepat. Dia teriak-teriak, “Enggakk.. mmaauu.. ” atau suatu hal sesuai sama itu deh! tidak terang soalnya. Serta saya cuek saja beibeh! Surga dunia pantang disia-siakan. Terlebih dia ikhlas diperkosa. Sesudah sebagian genjotan, Rieka teriakannya dari “Enggakk.. mmaauu.. ” beralih jadi “Doonn’t.. ssttoopp.. uugghh.. ffeellss.. goodd! ” Kuperhatikan roman berwajah yang manis itu jadi makin menggairahkan bila sekali lagi horny demikian.

    Sesudah sebagian menit saya terasa akan keluar. Tanpa ada early warning ataupun pertanyaan ingin dikeluarin di mana, kusemburkan saja semuanya sisa sperma yang ada kedalam rahim Rieka. ”Aaahh.. ” Rieka nyatanya juga orgasme.

    Desahannya berbarengan dengan desahanku. Air mani bersama spermaku berleleran di selama pahanya yang panjang serta indah. Kemudian dia dengan gontai pergi ke kamarku untuk ambil baju serta BH-nya yang robek. Lantas dia menggeletakkan diri di kasurku. Saya susul dengan juga langkah gontai.

    Nyatanya dia tidur, ngorok sekali lagi meskipun tidak keras. Pada akhirnya saya merebahkan diri di sebelahnya. 4 kali senggama dalam dua jam, wuuihh! It’s my first time dude! jadi bisa dong istirahat saat ini. Saya lantas memeluk dia serta tanganku meremas payudaranya yang aduhai itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Ngentot Mbak Lala Menahan Perih Kenikmatan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Mbak Lala Menahan Perih Kenikmatan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1398 views

    Perawanku – Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan.

    Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra. Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend. Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di ‘Manhattan’, kadang di ‘White House’, dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan “beban”. Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana.

    Tapi lama kelamaan semua itu membuatku bosan. Ya..di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya banyak saudara dan karena kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka. Akhirnya kuputuskan untuk menelepon Mas Adit, sepupuku. Kami pun bercanda ria, karena lama sekali kami tidak kontak. Mas Adit bekerja di salah satu perusahaan minyak asing, dan saat itu dia kasih tau kalau minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus membantu perbaikan salah satu peralatan rig yang rusak. Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya kalau aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, karena rumah Mas Adit cukup jauh dari tempat kostku Aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Adit di Bekasi. Tapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, karena kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

    Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Adit untuk memastikan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Adit istrinya, Mbak Lala, senang kalau aku mau datang. Hitung-hitung buat teman ngobrol dan teman main anak-anaknya. Mereka berdua sudah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD. Usia Mas Adit 40 tahun dan Mbak Lala 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak beda jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Lala, aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. Terutama semenjak aku bekerja di Jakarta ini Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling cuma lewat telepon.

    Setelah makan siang, aku telepon Mbak Lala, janjian pulang bareng Kami janjian di stasiun, karena Mbak Lala biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan Mbak Lala. Dan jam 17.00 aku bertemu Mbak Lala di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang. Cukup penuh, tapi aku dan Mbak masih bisa berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah tidak mempedulikan kiri kanan.

    Tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak mau posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Lala. Inilah yang kutakutkan..! Beberapa kali, karena goyangan kereta, dada montok Mbak Lala menyentuh dadaku. Ahh..darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias. Rupanya Mbak Lala melihat perubahanku dan ?ini konyolnya- dia mengubah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun. Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi ditambah gesekan-gesekan yang ritmis, mau tidak mau bangun juga “itong”-ku. Makin lama makin keras, dan aku yakin Mbak Lala bisa merasakannya di balik rok mininya itu.

    Pikiran ngeresku pun muncul, seandainya aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh.. betapa nikmatnya. Akhirnya sampai juga kami di Bekasi, dan aku bersyukur karena siksaanku berakhir. Kami kemudian naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Lala diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku pun pamit tidur.

    “Ndrew, Mbak mau bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.
    “Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, karena yakin bahwa Mbak akan memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.
    “Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta. Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada tertahan seperti menahan rasa jengkel.
    “Mbak tidak suka kalau ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”
    “MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.
    “Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. aku tidak tahan”
    “Terserah apa kata kamu, yang jelas jangan sampai terulang lagi. Banyak cara untuk mengalihkan pikiran ngeres kamu itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.
    “Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”
    “Ya sudah. Sana, kalau kamu mau main PS. Mbak mau tidur-tiduran dulu. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.

    Akhirnya aku main PS di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Lala sedang baca novel sambil tiduran. Dia memakai daster panjang. Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Lala betul-betul terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel VCD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Lala asyik dengan novelnya.

    Entah karena lelah atau sejuknya ruangan, atau karena apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film telah selesai, Mbak Lala juga sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia capek banget, pikirku.

    Saat aku beranjak dari tiduranku, hendak pindah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Lala yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kanan terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, karena dasternya sedikti tersingkap. Mbak Lala berkulit putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku pun timbul..

    Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH.. “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Lala ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan.. Aku hanya menelan ludah melihat pantatnya yang tampak menggunung, dan CD itu nyaris seperti G-String. Aku bener-bener terangsang melihat pemandangan indah itu, tapi aku sendiri merasa tidak enak hati, karena Mbak Lala istri sepupuku sendiri, yang mana sebetulnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.

    Namun godaan syahwat memang mengalahkan segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. harus kuapakan.. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan.. tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Lala bangun. Sllrrpp.. mmffhh.. sllrrpp.. ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Lala yang sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.

    Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Lala. Agak susah juga, karena posisinya itu. Dan aku hasrus ekstra hati-hati supaya dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku berhasil masuk. HH.. hangat rasanya.. sempit.. tapi licin.. seperti piston di dalam silinder. Entah licin karena Mbak Lala mulai horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. tapi ternyata nggak sampai lima menit. Aku begitu terpukau dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott.. ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Lala. Aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. Setelah habis maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.

    “Mmmhh.. kok dicabut tititnya..” suara Mbak Lala parau karena masih ngantuk.
    “Gantian dong..aku juga pengen..”
    Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.
    “Wah.. celaka..”, pikirku.
    “Ketahuan, nich..” Benar saja! Mbak Lala mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Adit, melainkan aku, sepupunya.
    “Kurang ajar kamu, Ndrew”, makinya.
    “KELUAR KAMU..!”

    Aku segera keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. apalagi kalau Mbak Lala sampai lapor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser.. malunya aku.

    Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yang bisa membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku pun akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku seperti lagi keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..

    “Mbak Lala..jangan”, pintaku sambil aku menarik tubuhku.
    “Ndrew..” sahut Mbak Lala, setengah terkejut.
    “Maaf ya, kalau tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”
    “Terus, Mbak maunya apa?” taku bertanya kepadaku. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. jadi begini..
    “Terus terang, Ndrew.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma kamu dan disiram air dingin supaya Mbak tidak ikutan horny. Tapi.. Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.

    Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya. Mbak Lala begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku merasakan penisku mentok sampai ke kerongkongannya. Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Lala sudah melepas CD nya. Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..

    “SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Lala merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya.
    “Itilnya.. dong.. Ndrew.. mm.. IYAA.. AAHH.. KENA AKU.. AMPUUNN NDREEWW..”
    Mbak Lala makin keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. Memeknya makin memerah dan makin becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Lala. Buktinya aku merasa ada yang mendesak penisku, seolah mau menyembur.

    “Mbak.. mau keluar nih..” kataku.
    Tapi Mbak Lala tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Aku makin tidak tahan dan.. crrootts.. srssrreett.. ssrett.. spermaku muncrat di muutu Mbak Lala. Dengan rakusnya Mbak Lala mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.

    “Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih..” pintanya.
    Aku hanya bisa mmeringis menahan geli, karena Mbak Lala melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku seperti menuruti kemauan Mbak Lala. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin karena pengaruh lendir memek Mbak Lala sebab pada saat yang sama aku sibuk menikmati itil dan cairan memeknya, aku jadi mudah terangsang lagi.

    Tiba-tiba Mbak Lala bangun dan melepaskan dasternya.
    “Copot bajumu semua, Ndrew” perintahnya.
    Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat pemandangan indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. Segera Mbak Lala berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless.. sshh..
    “Aduhh.. Ndrew.. tititmu keras banget yah..” rintihnya.
    “kok bisa kayak kayu sih..?”
    Mbak Lala dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis kedua putingnya yang menantang, rakus. Mbak Lala makin keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya makin panas, nafasnya makin memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Lala makin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.

    “MMFF.. SSHSHH.. AAIIHH.. OUUGGHH.. NDREEWW.. MBAK KELUAARR.. AAHHSSHH..”
    Mbak Lala menjerit dan mengerang seiring dengan puncak kenikmatan yang telah diraihnya. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir. Dan akhirnya Mbak Lala roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan. Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan..

    Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Lala berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya.
    “Ndrew, ayo cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.
    Apa boleh buat, kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Lala mulai memerah lagi, itilnya langsung menegang, dan lendirnya tampak mambasahi dinding memeknya.
    “SShh.. mm.. Ndrew.. kamu jail banget siicchh.. oohh..” rintihnya.
    “Masukin aja, yang.. jangan siksa aku, pleeaassee..” rengeknya.

    Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bertafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata sangat becek dan terasa panas akibat masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali dengan gerakan mencangkul dan memutar. Mbak Lala mulai gelisah, nafasnya makin memburu, tubuhnya makin gemetaran. Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, dan tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali..

    Gerakan jariku di itilnya makin kupercepat, Mbak Lala makin tidak karuan gerakannya. Kakinya mulai kejang dan gemetaran, demikian pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek itu makin becek, terlihat lendirnya meleleh dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. Tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Lala, terasa dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.

    Kupandangi memek itu lagi, dan aku melihat ada seperti daging kemerahan yang mencuat keluar, bergerinjal berwarna merah seolah-olah hendak keluar dari memeknya. Dan nafas Mbak Lala tiba-tiba tertahan diiringi pekikan kecil.. dan ssrr.. ceerr.. aku merasakan ada cairan hangat muncrat dari memeknya.

    “Mbak.. udah keluar?”, tanyaku.
    “Beluumm.., Ndreew.. ayo sayang.. masukin kontol kamu.. aku hampir sampaaii..” erangnya.
    Rupanya Mbak Lala sampai terkencing-kencing menahan nikmat.

    Akibat pemandangan itu aku merasa ada yang mendesak ingin keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Lala sekuat tenaga dan secepat aku mampu, sampai akhirnya..

    “NDREEWW.. AKU KELUAARR.. OOHH.. SAYANG.. MMHH.. AAGGHH.. UUFF..”, Mbak Lala menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.
    Bola matanya tampak memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Akhirnya bobol juga pertahananku..

    “Mbak.. aku mau muncrat nich..” kataku.
    “Keluarin sayang.. ayo sayang, keluarin di dalem.. aku pengen kehangatan spermamu sekali lagi..” pintanya sambil menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.
    Seketika itu juga.. Jrruuoott.. jrroott.. srroott..
    “Mbaakk.. MBAAKK.. OOGGHH.. AKU MUNCRAT MBAAKK..” aku berteriak.
    “Hmm.. ayo sayang.. keluarkan semua.. habiskan semua.. nikmati, sayang.. ayo.. oohh.. hangat.. hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh..” desah Mbak Lala manja menggairahkan.
    Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. Benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.

    “Ndrew, makasih ya.. kamu bisa melepaskan hasratku..” Mbak Lala tersenyum puas sekali..
    “He-eh.. Mbak.. aku juga..” balasku.
    “Aku juga makasih boleh menikmati tubuh Mbak. Terus terang, sejak ngeliat Mbak, aku pengen bersetubuh dengan Mbak. Tapi aku sadar itu tak mungkin terjadi. Gimana dengan keluarga kita kalau sampai tahu.”
    “Waahh.. kurang ajar juga kau ya..” kata Mbak Lala sambil memencet hidungku.
    “Aku tidak nyangka kalau adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. Tapi, sekarang impian kamu jadi kenyataan kan?”
    “Iya, Mbak. Makasih banget.. aku boleh menikmati semua bagian tubuh Mbak.” Jawabku.
    “Kamu pengalaman pertamaku, Ndrew. Maksud Mbak, ini pertama kali Mbak bersetubuh dengan laki-laki selain Mas Adit. tidak ada yang aneh kok. Titit Mas Adit jauh lebih besar dari punya kamu. Mas Adit juga perkasa, soalnya Mbak berkali-kali keluar kalau lagi join sama masmu itu” sahutnya.
    “Terus, kok keliatan puas banget? Cari variasi ya?” aku bertanya.
    “Ini pertama kalinya aku sampai terkencing-kencing menahan nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak sampai pipisin kamu segala. Kamu nggak jijik?”
    “Ooohh.. itu toh..? Kenapa harus jijik? Justru aku makin horny..” aku tersenyum.

    Kami berpelukan dan akhirnya terlelap. Kulihat senyum tersungging di bibir Mbak Lalaku tersayang..

  • Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML

    Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML


    717 views

    Perawanku – Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML, kenalin gue nando .. gue mau ceritain pengalaman gue yang terjadi 3 tahun yang lalu. waktu itu gue baru lulus SMA .. ciri” gue badan cukup berisi , tampang gak jelek” amat .. kata orang gue cool , dan gue orang nya asik .. ukuran penis gue 12 cm dan diameter 4 cm .. lumayan lah ..

    waktu itu sih masih booming nya sama jejaring sosial Fb .. jadi suatu malam gue ngerasa suntuk banget di rumah .. jadi gue mutusin buka laptop , cuci mata sambil download bokep baru ..

    Iseng , gue coba ngajak cwe chating di Fb , doi namanya Ria .. cwe baik , cantik , tembem , imut banget dah ..
    si doi kayaknya alim banget , soalnya hampir semua fotonya di Fb pake jilbab ..

    asik chating , alhasil gue dapat nomor hp si doi .. setelah kontak beberapa hari deal deh kami berencana ketemuan di salah satu cafe di kota gue itu ..

    sumpah deh doi emang imut banget , pas lah untuk cwe berumur 16 tahun kyak dia ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab Si doi emang alim banget .. dia datang ke cafe make jilbab dan dengan pakaian yg tertutup dari bayangan gue ukuran toket si doi skitar 34 .. cukup gede untuk ABG 16 tahun .

    Belum ada pikiran gue ke hal yg negatif .. setelah seharian jalan , pas gue nganterin si doi pulang gue mutusin buat nembak dia .. ternyata dia juga punya perasaan yang sama ma gue .. dan gue di terima , pas doi mau turun mobil gue pipi gue di cium .. itu bikin gue jadi tambah sayang sama dia ..

    Selang beberapa hari , si doi ngebet banget ngajak ketemuan .. kebetulan mobil lagi di service .. gue mutusin aja jemput dia pake motor ..

    Nyampe di rumah si doi nyambut gue dengan senyuman manisnya .. Gue di kenalin sama ortunya sebagai teman sekelas , mklum lah si doi belum boleh pacaran .. Trus gue minta izin deh sama nyokap nya buat ngajak doi keluar bentar ..

    Nasib sial menimpa kami di persimpangan , hujan turun .. berhubungan persimpangan itu gak jauh dari rumah gue , gue ajak aja si doi ke rumah ..

    “emang gpp kita kerumah yank? “katanya . “gpp , aku cuma tinggal sendiri” jawab gue meyakinkan .

    “oke deh” kata doi mengiyakan ajakan gue . mendengar persetujuan dari si doi , langsung aja deh gue terobos tu lampu merah , daripada kehujan ..

    Nyampe di rumah , gue suruh aj doi ngeringin badan dengan handuk yang gue ambil dari kamar ..

    Trus doi juga minta izin mau shalat bentar , untung kamar nyokap gue gak di kunci , jadi gue bisa ngambilin mukena dan sajadah buat dia ..

    Selesai shalat si doi manggil gue .. “yank, ada baju ganti gak? basah banget nih” teriak si doi dari kamar gue ..
    Gue masuk kamar dan bongkar lemari , gue kasih satu baju kaos dan 1 celana pendek buat dia .. “buka aja semuanya dulu, pake ini aja” kata gue .

    Dengan senyuman manis si doi mengangguk tanda menyetujui kata2 gue . Langsung deh gue keluar kamar “aku tunggu di meja makan ya, udah aku bikin teh panas buat kamu” kata gue sebelum nutup pintu ..

    Selang beberapa menit , si doi ngagetin gue yang lagi asik main game di laptop , gue kaget dan ngelirik ke belakang . gue makin kaget lagi ngeliat si doi yang udah make baju dan celana gue .. dia keliatan sexy dan cantik banget , ternyata rambut doi lurus dan panjang sepunggu .. baju gue kebesaran buat dia tapi menghadirkan sensasi yang lain yang bikin birahi gue naik .. konak deh penis gue ..

    “dooorr!!” kata nya ngagetin gue yang lagi asik dengan lamunan gue .. “aku sexy yah? ” tanya si doi sambil ngedipin mata ..

    merasa di pancing gue berdiri dan ngasih kecupan di kening nya .. “iya kamu cantik banget sayang, makin sayang deh” kata gue ngerayu .

    si doi membalas ciuman gue , dan mendaratkan bibir manis nya di pipi gue ..

    Setelah mendapatkan ciuman dari si doi , gue ambil laptop dan ngajak si doi duduk di sofa .. Asik2 cerita sama dia , si doi ngajak gue foto2 pake laptop gue .. abis foto2 dia buka2 folder di laptop gue , dengan usaha mencari dimana hasil foto kami berdua tadi .. sedangkan gue minta izin sama si doi untuk ke kamar mandi ..

    Pas gue balik mau duduk di sofa , gue heran ngeliat si doi bengong plototin layar laptop gue .. Ternyata si doi nonton video bokep hasil gue download .. Gue kaget campur malu sama si doi . “kamu suka nonton ini ya yank? ” tanya doi .. salting , gue jawab aja dan nanya balik “lumayan yank, kenapa emangnya?

    “Gpp sih, aku juga pernah nonton dirumah, hehe” kata nya sambil nyengir . Bahagia banget gue, gue pikir si doi mau marah .. Gue beraniin diri buat ngajak dia nonton bareng “nonton bareng yuk yank” ajak gue . “yuk sini” kata nya sambil senyum ..

    Langsung deh gue ambil posisi duduk merapat dengan dia.. beberapa menit nonton, si doi keliatan gelisah banget pas adegan cwo lagi jilat vagina cwe artis video itu .. Gue elus2 kepalanya , dan merapatkan di bahu gue.. “udah horny ya yank?” tanya gue . Doi cuma senyum dan langsung mendaratkan ciuman nya di bibir gue . Gue balas ciumannya dengan kuluman kecil dan lidah gue yang berusaha mencari lidahnya .. Sampai akhir lidah kami berpagutan yang bikin penis gue langsung berdiri .

    Tangan gue udah mulai liar menjalar ke dadanya , dengan sekali ayunan gue berhasil memegang bongkahan gunung yang berukuran 34 itu .. ternyata si doi gak make bra lagi , mungkin di buka karna basah tadi pikir gue . Merasakan sensai indah di dadanya , si doi makin liar berciuman dengan gue ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab Dengan sedikit usaha , gue berhasil mengingkap baju kaos gue yang di pake si doi , dan gue buka sampe si doi bertelanjang dada .

    pandangan indah melihat gunung kembar si doi yang gak ada penutup satupun , putingnya berwarna pink menandakan belum ada yang menjamah dada indahnya itu .

    Si doi tersandar di sofa , dan gue langsung mendaratkan ciuman di dada kirinya , sedangkan tangan kiri gue sibuk meremas dada kanannya ..

    “AAhh .. heeemm .eeehh aaah …eeeenaaakkk yaaankk…..teruuuuusss yyaaank ” hanya itu yang keluar dari mulut doi .

    Puas memberi cupangan di dada kiri si doi, gue ngambil posisi cipokan lagi sama dia dan tangan kiri gue yang belum berhenti meremas dada kanannya .. Tangan si doi juga ikut liar , dengan sedikit usaha tangan kanannya sudah sampai di celana gue .. Dia meremas2 kecil penis gue yang masih terbungkus celana pendek gue itu .. “boleh aku buka yank” katanya si sela2 proses ciuman gue dengannya .

    “boleeh sayaang, itu emang punya kamu kok … aaah” kata gue .. Si doi beranjak dari posisi dan menurunkan celana pendek gue beserta CD gue .. terpampanglah penis besar gue yang udah konak banget dari tadi .. Tanpa pikir panjang si doi mengocok2 penis gue itu .. “aaaahhh…kocok teerruus sayaang … eeennnaak bangeet kocokaan kmuu ” erang gue . Si doi mulai berani mencium2 kepala penis gue di sela2 kocokannya .. di jilatnya dan penis gue akhirnya di kulum nya .

    Mungkin udah cukup belajar dari video yang kami tonton tadi , si doi memberikan sepongan yang yahuuut banget .

    Gue mutusin untuk ngajak si doi pindah tempat “kita kekamar aja yuk yaank” ajak aku sama si doi .

    Dia mengangguk dan tidak lupa senyum sama gue . Langsung deh gue gendong dia dan berjalan ke kamar gue yang berjarak sekitar 3 meter dari sofa tadi .. Sesampai di kamar gue menidurkan si doi di spring bed gue dengan penuh cinta ..

    Gue langsung memberikan ciuman dari kening pipi , bibir , leher hingga ke dadanya .. “geliii saayaang… tapiii eennaakk … teruuuuss yaank” kata si doi . Tidak menghiraukan ceracaunya .. gue memberikan kuluman di puting dada kanannya .. Tangan gue udah mulai menjalar dari paha sampai ke selangkangan si doi , gue elus2 vaginanya yang masih terbungkus celana pendek gue yang di pakainya itu . berusaha gue menurunkan celana itu , dengan sekali gerakan gue berhasil melorotkan celana itu sampai ke pahanya .. vagina indah dengan bulu2 halus khas ABG perawan 16 tahun terpampang di hadapan gue .. gue meneruskan ciuman gue di vaginanya dan terus menurunkan celananya sampai akhirnya si doi bertenjang bulat di depan gue ..

    Tanpa pikir panjang gue buka selangkangan dia sampai akhirnya dia mengangkang .. gue merubah posisi untuk menjilat vaginanya dan membuka baju kaos yg gue pake .. ciuman dan jilatan kecil gue daratkan di klitoris si doi .. “aarrrgghh .. geliii sayaaanggg ” katanya . tidak menghiraukan erangannya , gue terus menjilat vagina yang wangi itu .. 5 menit gue menjilat vaginanya , tubuh si doi mengejang dan mengeluarkan cairan dari vaginanya tanda dia telah orgasme untuk yang pertama kalinya . gue jilat sampai habis tak bersisa cairan itu .. si doi terkulai lemas dan gue merubah posisi berbaring di sebelah kirinya .. dia memeluk gue dan mencium bibir gue . “makasiih sayang.. aku ciinta kamuu” bisiknya di telingaku .

    Setelah beberapa menit istrahat dan merasa tenaganya terkumpul kembali si doi mencium bibir gue , sambil tangannya mengelus2 kenjantanan gue .. Tidak mau kalah gue meremas lagi bongkahan dada montok nya , selang beberapa menit tangan gue menjalar lagi ke vaginanya .. gue elus bagian sensitif itu hingga akhiirnya lenguhan dan erangan kembali keluar dari mulult si doi ..

    Gue kembali berusaha membuka pahanya , dan membuat dia mengangkang lagi . gue merubah posisi bersimpuh di antara pahanya itu .. gue cium bibirnya .. dan gue memposisikan penis gue untuk menyodok vagina indah itu . “jangaaan yank… sakiiittt..” pintanya sama gue . “cuma sakit dikit sayang, nanti pasti enak, janji deh” kata gue meyakinkan . “pelan2 ya yank, ini yang pertama buat aku” balasnya . ternyata si doi belum pernah merasakan penis menerobos masuk vaginanya ..

    Gue elus2in kepala penis gue di bibir vaginanya , dan mencoba memasukan ujung penis gue itu .. sedikit usaha kepala penis gue udah masuk ke liang kenikmatan itu ..

    “aaakkkhhhh yaaankk” pekiknya . aku kembali mencium bibirnya , sambil lidah kami saling bertarung . aku tusuk vaginanya itu sampai semua bagian penis gue tertanam di dalam liang kenikmatan wanita yg gue cintai itu ..”aaaakkhhhh yyaankk sakiiit bangeeett” teriaknya dan airmatanya mulai keluar dari matanya .. gue memaju mundurkan pinggang gue dan gue melihat bercak merah keluar keluar dari vaginanya di sela2 goyangan penis gue di vaginanya .. teriakan si doi akhirnya menjadi lenguhan indah “aaahh uuuhhh eeehhhmm” begitulah yang keluar dari mulutnya 15 menit gue menggenjot si doi , gue mencabut pusaka gue tersebut dan meminta si doi untuk nungging dan mengambil posisi doggystyle .. lalu gue mengarahkan penis gue ke bibir vaginanya .. setelah masuk semua nya .. gue menggenjot lagi seperti menunggangi kuda ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab 10 menit gue genjot, si doi teriak “akuuu mauuu keluuaar sayaaanggg aaahhhh” .. “akuu jugaa sayang.. kitaa barengan yaah” kata gue ..

    tak lama tubuh si doi mengejang dan gue merasakan cairannya mengalir keluar dari vagina .. dan crrooott croott crrooott .. gue menumpahkan lahar panas gue di dalam vagina si doi .. si doi jatuh ambrok di spring bed gue , gue pun terkulai di samping nya .. kami tertidur sambil berpelukan ..

    Beberapa lama , sebuah ciuman di bibir gue membangunkan gue dari tidur .. “makasiih sayang… jangan tinggalin aku yaa,, aku cinta banget sama kamu” katanya . “aku juga cinta kamu sayaang” kata gue membalas kata2nya .

    “kita mandi yuk” ajak nya . aku mengangguk dan kami bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi , di kamar mandi kami cuma berciuman di bawah shower .. setelah merasa bersih , gue mengambil handuk dan mengeringkan badan si doi .. dan si doi juga melakukan hal yang sama terhadap gue .. lalu kami keluar kamar mandi dan berpakaian kembali ..

    Setelah kami berpakaian rapi , si doi meminta untuk di antar pulang , jam dinding ketika itu menunjukan pukul 17.15 .. aku mengiyakan sambil memberikan ciuman di bibirnya , kami berciuman beberapa menit .. lalu menggandeng nya keluar rumah dan gue mengantarkan si doi pulang .. sekitar pukul setengah 6 , kami sampai di rumah si doi .. dan mengantarkan dia sampai ke depan rumah .. kedatangan kami di sambut nyokapnya ..

    “asik jalan2 nya hari ini Ndo?” tanya nyokap si doi . “asik tante, Ria nya gak bandel kok” kata aku nyengir sambil nyubit kecil pipi si doi .

    Gue pamit lalu pulang untuk istirahat ..

    Setelah kejadian itu si doi mulai melepas jilbabnya dan sering berpakaian sexy ketika pergi main sama gue .. dan selama setahun lebih kami pacaran sampai si doi lulus dan kuliah di kota gue itu , kami selalu ML di rumah gue .. 2 kali seminggu bahkan 3 kali seminggu kami melakukan hubungan badan ..

    Gue terpaksa ninggalin dia karna gue mau ngelanjutin kuliah di luar pulau .. dan tidak pernah lagi berhubungan dengan si doi . Kabar terakhir yg gue dengar setelah 2 bulan gue pisah dari si doi , ternyata dia mau nikah karena hamil di luar nikah . Mungkinkah itu anak gue atau anak pacar baru nya . Ah entahlah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Aku Tertipu Rayuan Pacar

    Cerita Sex Aku Tertipu Rayuan Pacar


    585 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Tertipu Rayuan Pacar, Baru pertengahan bulan, tapi habis sudah gajiku bulan ini, hanya tersisa untuk makan dan beli rokok sampai gajian bulan depan yang masih 2 minggu lagi. Haduuuh.., semua karena intensitas chek in di hotel dengan Ita pacar baruku yang baru berjalan 3 bulan..

    Dengan pacar2 sebelumnya pernah tau yang namanya check in.. tapi dengan Ita, baru pacaran seminggu sudah dikasih ML..

    Namaku Mario, aku dan Ita sama-sama berdomisili di pesisir utara Jakarta..
    Jika tanggal tua kami selalu jalan-jalan ke mall, karaoke, atau check in di hotel melati.. Tapi saat sedang tanggal tua, aku ngapel ke rumah Ita dan tentunya  jalan kemana-mana…
    Pemirsa tau kan alasannya ? Hehehehe…

    Kami hanya di rumah saja.. Ngobrol ngalor ngidul tanpa aktifitas sex sama sekali,, maklum ada orang tuanya..
    Tapi malam minggu ini sedikit berbeda, rumahnya sepi…
    “Papa, mama & adik mu pada kemana sayang ? Kok sepi banget ?” Ku tanya Ita untuk memastikan keadaan.
    “Papa & mama lagi ke rumah sodara yang baru melahirkan.. Nengokin bayi.. Kalau 2 adikku lagi main di luar rumah..” Jawabnya singkat.
    “Wah asik dong.., malam ini kita Ъќ perlu sewa hotel…” Kataku sambil mengangkat kedua alisku..
    “Iyaa.., aku sengaja Ъќ ikut papa mama,, dengan alasan jagain rumah dan adik-adikku..”Timpalnya

    Setelah itu kami pun mulai bermesraan di sofa ruang tamu yang berbatasan langsung dengan kamar orang tua dan kamar adikya,, kepala Ita bersandar di pundakku, sedang tangannya mengelus-elus pahaku yg terbungkus celana jeans.. Tanganku membelai-belai rambutnya yang panjang sebahu.. Tak lama kemudian kami saling berciuman., tanganku sudah merambah ke balik bra..

    Gundukan daging di dadanya terasa hangat.. Lama kami berciuman,, Ita yang ternyata sudah horny berat melepaskan ciuman lalu membuka kaus putih dan bra hitam yang dia kenakan.. Toketnya yang tidak terlalu besar kini bebas untuk dijamah.. Bibirku langsung tertuju ke toketnya yg berputing hitam.. Ku isap bagian pinggir puting Ita sambil meremas-remasnya dengan lembut…

    Cerita Sex Aku Tertipu Rayuan Pacar

    Cerita Sex Aku Tertipu Rayuan Pacar

    Lalu dilanjutkan memilin putingnya dengan bibirku., Ita tak tinggal diam, dia menekan kepalaku seakan tak ingin isapanku terhenti. Aku dan Ita yang sudah kesetanan oleh nafsu birahi menghentikan sejenak aktifitas untuk melucuti semua pakaian kami. Kini kami berdua telah bugil di ruang tamu, Ita mengarahkan mulutnya ke penisku yang berkepala besar dan sudah tegang dari tadi.. Dimainkan kepala penisku dengan bibir dan lidahnya..

    Lalu dimasukkan batang penisku ke mulutnya, sementara tangannya meraba-raba bijiku. Maju mundur gerakan yang Ita lakukan membuat penis ini makin tegang, dia melepaskan emutan di penis ini lalu meminta aku menjilat memeknya yang sudah basah.. Ita benar-benar sudah horny.. Dia merangkak naik ke badanku yg sedang terlentang di sofa,, dia mengarahkan memeknya ke mulut dan mukaku..

    “Oh My God… Cairan memeknya sudah membasahi jembutnya yang lebat..” Fikirku dalam hati..
    Ku jilati dan ku gesek memeknya dengan kumis tipisku.. Dia mengerang hebat disertai getaran ditubuhnya dan juga cairan memek yang makin banyak menumpahi mulutku… Terasa sedikit asin… Sepertinya dia sudah orgasme..

    Ita merubah posisi, kini dia turun berjongkok dan mengarahkan lubang memeknya ke penisku.. Aku masih terlentang,, Ita melakukan beberapa kali gerakan berjongkok naik turun.. Lalu tengkurep diatas tubuhku.. Kami berciuman,, Ita mengggoyang pantatnya naik turun.. Sungguh lihai permainan pinggul yang dilakukan Ita..

    “Sayaaaang,,, aku Ъќ tahaaaann… ” erang ku menahan nikmat yg luar biasa.. Ita malah bangkit dan lututnya diletakkan ke sofa,, dia menggenjot makin kencang… dan makin kencang…
    Ku pegang pinggulnya untuk memberhentikan gerakannya yang sangat cepat…
    “Stoop dulu.. Aku mau keluar..”Pintaku..
    Dia menghentikan gerakan lalu disambut dengan semprotan air mani dari penisku.. Dan juga cairan dari memeknya…

    Creeet… Creeeet… Creeet…. Seeer…seeeerr… “Aaaaarrrrgghhh….” Kami orgasme bersama…
    Setelah denyutan terakhir dari penisku, memek Ita seperti memeras penisku beberapa kali.. Lalu dia kembali menggoyang pinggulnya… Linu yang terasa dikepala penis ini sungguh tak karuan… Aku coba menahan… Sampai akhirnya Ita berhenti berbarengan dengan cairan orgasme yang keluar dari memeknya. Kami berdua lemas didera kenikmatan..

    Setelah istirahat beberapa saat, kami merapikan pakian dan melanjutkan obrolan sambil bermesraan.. Ita merebahkan kepalanya di pahaku, aku berbincang dan bercanda sambil mengelus-elus rambutnya..kecupan-kecupan kecil pun menghiasi canda kami..
    Saat Ita sedang ke dapur untuk mengambilkan air minum, betapa kagetnya diriku melihat papanya Ita keluar dari kamar yang pintunya langsung bersinggungan dengan ruang tamu tempat dimana kami barusan melampiaskan nafsu…

    “Ooohhh Shiiitt…. Ternyata Ita berbohong,, bagaimana jadinya kalau papanya keluar kamar saat kami berdua sedang asik ML ????” Aku bengong takaruan..
    Ita kembali dari dapur,, aku bertanya rada ngotot..

    “Sayang.. Kamu gila.. Kamu nekat… Tadi bilang papa sedang keluar rumah,, ternyata dia di kamar… Kalau tadi dia keluar saat kita sedang ML, urusan bisa berabe…”Tanyaku sedikit marah dengan suara pelan tertahan..

    “Tenang sayang.. Toh Ъќ terjadi kan ???, kalau aku beritahu kamu papa ada di kamar, kita Ъќ bakal ML… Makanya aku berbohong.. Lagian papa tadi baru pulang kerja.. Dia pasti tidur pulas…aku sudah memperhitungkannya..”Jawabnya sambil tersenyum manis…
    Aku Ъќ tau harus berkata apa lagi,, tapi kejadian ini sungguh menjadi pengalaman ML yang sangat hebat dan tak akan terlupakan…

    Sofa di ruang tamu yang berdekatan dengan kamar papanya Ita menjadi saksi bisu pernah terjadi pergulatan seru dua insan yang sedang dibakar gelora cinta…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Skandal Sex Garuk Punggung Spg Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Garuk Punggung Spg Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1544 views

    Perawanku – Panggil saja nama saya Biben (nama disamarkan), saya adalah seorang asisten sales di sebuah Swalayan yang cukup besar di kota Bandung. Disini saya akan menceritakan cerita sex saya dengan salah satu Spg yang kebetulan bekerja di swalayan tempay saya bekerja. Dimana peristiwa ini berawal dari seorang Spg cantik yang bernama Rina meminta bantuan saya untuk menggaruk-kan punggung-nya karena gatal.

    Sebagai seorang rekan kerja, dan karena yang meminta bantuan adalah seorang Spg yang sexy, dan mempunyai buah dada yang montok, saya-pun mau seklai untuk menggaruk-nya, hhe. Maklum naluri lelaki. Dari situlah cerita sex ini berawal. Pada tempat kerja saya, ada seorang wanita bernama Rina. Rina ini adalah salah satu rekan kerja wanita yang paling akrab dengan Saya.

    Rina mempunyai kebiasaan berbagi masalah, curhat, ataupun meminta pertolongan kepada saya. Kalau berbicara tentang usia, jelas sekali Rina ini masih muda, karena usia-nya masih 19 tahun. Selain sexy, Rina juga mempunyai wajah cantik khas sunda. Sebagai wanita sunda, dia memiliki kulit putih, mata indah, dan mempunyai buah dada yang tidak terlalu besar tapi tapi sangat menggemaskan.

    Pokoknya kalau para pembaca bisa melihat langsung Rina ini, dijamin para pembaca bakal nafsu sama yang nama-nya Rina ini. Dijamin, Pria mana-pun yang melihat tubuh Rina pasti bakal bergairah deh. Ditambah lagi Rina mempunyai Pantat yang kencang dan bohay. Singkat cerita, sampai pada suatu hari Rina-pun meminta tolong kepada saya,

    “ Ben tolongin aku dong, punggung aku gatal nih, tolong garukin dong Ben ”, Ucap Rina meminta pertolongan saya.Karena kami sudah akrab sekali, tanpa berfikir panjang saya-pun mengiyakan permintaan-nya,

    “ Yaudah sini aku garukin Rin ”, ucap saya.

    “ Jangan didepan umum dong Ben, kamu kesini aja, kamu garukin di dalam gudang aja yah biar nggk dilihatin sama orang-orang ”, ucap Rina mengajak saya kedalam gudang.

    “ Iya deh Rin, aku mah ngikut kamu aj ”, jawab saya.

    Mungkin karena Rina sudah tidak tahan lagi karena punggungnya yang gatal, Rina-pun,

    “ Ayo Buruan Ben !!! ”, ucap Rina sembari menarik tangan saya menuju ke dalam gudang yang tak jauh dari tempat kami berdiri tadi.

    Kemudian Rina mengunci pintu gudang itu, serta mengambil bedak antiseptik di rak yang berdekatan, lalu mengulurkannya kekepada saya. Saat itu saya-pun tanpa sungkan-sungkan lalu menaburkan bedak itu di atas telapak tangan saya. Rina menarik baju yang dipakainya ke atas hingga sebatas tengkuk. Saya menelan ludah melihat ke belakang badan Rina, yang selama ini tak pernah saya lihat tanpa busana.

    Saya menepuk bedak yang ada di tangan saya ke atas badan Rina. Hangat badannya. Saya mulai menggosok. Sesekali Rina kegelian, ketika saya mengurutkan jariku pada alur di tengah belakang badan Rina. Saya menggosok rata. Rina meraba-raba kancing Bra-nya, lalu dilepaskannya, maka terurailah tali Bra-nya itu di belakang badannya itu.

    Saat itu terasa sekali darahku mengalir cepat, saya menelan air liur, melihat aksi Rina yang berani itu tadi. Saya terus menggosok, dengan hati yang berdebar-debar. Saya merasa batang torpedo saya sudah mulai mengeras. Saya merasa tak tahan. Tengah menggosok belakang badan Rina, tangan saya secara perlahan-lahan merayap ke arah buah dada Rina.

    “ Woy, Apa-apaan nih Ben, jangan kurang ajar yah !!! ”, tegur Rina sembari menepuk tangan saya.

    “ Ma… Ma… Maaf Rin, sorry nggk sengaja ”, ucap saya.

    Kemudian tangan saya-pun kembali ke bekakang. Bra yang Rina pakai masih melekat di buah dada-nya, menutupi buah dadanya yang mungil itu. Saya terus menggosok, kali ini turun sampai ke batas pinggang. Saya memberanikan diri mengurut ke dalam rok Rina, tetapi Rina menepuk lagi tangan saya,

    “ Ben !!! Jangan !!!”, tegur Rina lagi.

    “ Sudah hilang belum gatalnya Rin ??? ”, ucap saya pada Rina.

    “ Belum! ”, jawab Rina pendek.

    Saya merasa semakin terangsang, batang torpedoku semakin mengeras dan mula tegang! Saya coba lagi untuk meraba ke dada Rina, kini saya telah dapat memegang buah dada Rina yang lembut itu, yang tertutup dengan Bra berwarna putih. Rina tidak lagi menepuk tangan saya tetapi dia memegang tangan saya yang letakan pada buah dadanya itu. Saya mulai meremas buah dada Rina.

    Saat itu Rina menggeliat geli sambil tangannya memegang pergelangan tangan saya. Rina nampak sudah mula merasa terangsang, dan memang ini adalah salah satu cara untuk membuat wanita terangsang. Saya mencium tengkuk Rina. Dia masih menggeliat-geliat akibat remasan serta ciumanku. Buah dadanya saya rasa sudah semakin menegang.

    Kini jari-jari saya-pun mulai memainkan peranan memilin-milin puting buah dada Rina pula! Saya sadari tadi memeluk Rina dari belakang. Batang torpedoku yang beberapa waktu lalu telah saya gunakan obat memperbesar kejantanan tambah semakin keras menonjol itu saya gesek-gesekkan pada alur pantat Rina. Saat itu Rina ketawa kecil, merangsang sekali.

    Tidak lama kemudian Rina-pun mulai membuka kancing bajunya lalu melepaskan Bra-nya dan mencampakkannya di atas lantai. Kini buah dada Rina tak tertutup apa-apa lagi. Saya terus meremas-remas dan membalikkan badan Rina supaya berhadapan denganku. Rina menciumku liar sekali, sambil mengulum-ngulum lidahku. Saya-pun begitu juga membalas dengan liar serangan Rina.

    Saya menanggalkan bajuku. Rina mencium dada saya, perutku. Saya tetap mengecup-ngecup buah dada nya yang sudah mengeras tegang. Tangan saya menekan-nekan pantatnya. Batang torpedoku semakin menegang. Tiba-tiba Rina berlutut, lalu membuka retsleting celana saya. Dia menarik keluar batang torpedoku yang tegak keras.

    Rina merasa kagum melihat batang torpedoku yang menegang secara maksimal itu. Rina menguak rambutnya ke belakang dan mulai mengkulum batang kemaluan saya. Dia menggengam dengan rapi. Sambil mengulum secepat-cepatnya, tapi untung saja sebelumnya saya sudah memakai obat kuat lelaki hingga tidak cepat ejakulasi saat di kulum oleh Rina.

    Rina mengarahkan batang torpedo ke matanya, hidungnya, ke pipinya. Rina mencium sekitar batang torpedoku. Saya merasa nikmat sekali. Rina terus mengulum torpedoku hingga ke pangkal makin lama semakin cepat. Saya merasa kepala torpedoku terkena anak tekak Rina. Ngilu rasanya. Saat itu saya juga membantu Rina dengan mendorong dan menarik kepalanya.

    Rina yang saat itu sengaja berlagak tidak tahu, ketika saya katakan sperma saya sudah hendak keluar. Rina masih mengulum. Air sperma saya tersemprot memenuhi rongga mulut Rina. Dia lantas mencabut keluar torpedoku lalu menjilat-jilat air sperma saya. Dia nampaknya menikmati sekali. Torpedoku jadi lembek kembali. Rina mengulum lagi torpedoku.

    Torpedoku jadi tegang lagi. Rina tersenyum memandangnya. Saya membuka celana. Rina duduk di atas meja. Saya berlutut menarik rok dan celana dalamnya. Rina sudah bugil di depanku. Bulu yang tipis warna pirang menutupi Memek-nya. Saya mencium sekitarnya. Rina meletakkan kedua kakinya di atas bahu saya, kemudia saya-pun mengangkangkan paha Rina.

    Bibir kewanitaan-nya saat itu sedikit terbuka, saat itu lalu saya menjilatinya. Saya buka sedikit dengan jari lalu mengoreknya sedikit demi sedikit jariku menyodok Memek Rina,

    “ Oughhh… Ssss… Aghhhh… ”, desah Rina.

    Saat itu Memek Rina sudah terlihat becek sekali. Saya meletakkan kepala torpedoku ke pintu Memek-nya. Saya sodok sedikit,

    “ Ughhhh… Sssss… Aghhhhh… ”, desag Rina lagi.

    Saat itu saya-pun mulai menekan lagi torpedo saya kedalam Memek Rina,

    “ Oughhh… Ssss… Yeahhhh… ”, desah Rina perlahan.

    Kemudian saya menyodok lagi dalam, secara kontstan dan terus ke pangkal. Saya mendorong dan menarik berulang kali. Rina makin terlihat lemas dan nikmat. Saya merasa kehangatan Liang Memek Rina. Rina mencabut torpedoku keluar. Dia turun dari atas meja dan mendorongku telentang lalu duduk di atas badanku dan memasukkan lagi torpedoku ke dalam Liang Memek-nya itu.

    Dia mengayun ke atas dan ke bawah. Tak lama dia tarik keluar lagi torpedoku. Rina kini agresif. Saya mendorongnya telentang lagi. Rina merapatkan buah dadanya dengan kedua belah tangannya,

    “ Ben Peler (Penis) masukin di celah susuku aku dong !!! Sssssss… Aghhhhh… !!! ”, ucap Rina berkomando kepada saya.

    Saat itu saya-pun tidak sungkan-sungkan untuk terus melakukan-nya tapi sebentar saja. Saya duduk dan Rina masih telentang, paha saya di bawah paha Rina, saya sodok lagi torpedoku ke dalam Memek-nya. Saya mengayun dengan perlahan. Licin dan sedap rasanya Rina bangun dan bertiarap di atas meja, kakinya lurus ke lantai menungging! Saya-pun berdiri dengan posisi doggy style.

    Saya pegang kiri dan kanan pantat Rina dan mengayun lagi. Saya kemudian menyangkutkan sebelah kaki Rina di atas bahuku dalam posisi telentang. Saya sodok lagi tarik dan keluar dorong dan masuk ke dalam Memek-nya,

    “ Aow… Sssss… Ben… Aghhhh… Enak Ben, terus Ben… Aghhhh… ”, desah Rina mulai tak terkndali.

    Tanpa menjawab saya-pun terus menggenjot torpedoku dengan kuat dan penuh nafsu. Kira-kira sekitar 10 menit aku menggenjot Memek Rina dengan Posisi Doggy style, tiba-tiba terasa ada denyutan di batangvkejantanan saya. Tidak lama setelah itu,

    “ Crottt… Crottt… Crottt… ”,

    Tersemburlah sperma saya kedalam Memek Rina yang sudah sagat becek karena terbanjiri oleh sperma saya dan lendir kawin Rina. Singkat cerita setelah hubungan sex didalam gudang swalayan itu, kami-pun bergegas merapikan dan membersihkan diri dengan tisu basah kebetulan ada didalam gudang barang swalayan itu.
    Sungguh pengalaman sex yang sangat mengesankan bagi saya.

    Semenjak kejadian itu kami-pun akhirnya berpacaran, bahkan sampai hari ini-pun kami masih berpacaran. Dan perlu diketahui nih para pembaca, jalinan asmara kamipun selalu dipenuhi dengan hubungan sex yang sangat hot dan menggairahkan. Mungkin cukup sekian cerita saya.

  • Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot

    Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot


    983 views

    Perawanku – Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot, Saya seoarang karyawan swasta usia saya 28 tahun nama saya Dante, aku yang keluar mudah bergaul dengan siapa saja, pekerjaan dilingkunganku saya mendapatkan perhatian karena tubuh saya yang atletis dengan tinggi postur badan 171 cm 69 kg masih single, tidak sulit untuk menemukan teman-teman apalagi hehe date.

    Ada satu wanita yang tertangkap mata saya ketika akau kerja yang namanya Nisa, dengan sifat yang fleksibel dan ketika diundang untuk berbicara dengan baik, dia ditempatkan oleh para pemimpin sebagai marketing, ia duklu satu bagian dgnku.

    Awal tahun lalu pernikahan Nisa dengan teman kuliah. Meskipun sekarang sudah menikah, Nisa tetap seperti itu sebelumnya, lentur dan anggun. Meskipun postur tidak tubunya jenis yang tinggi dan langsing, tapi dia memiliki kharisma tersendiri.
    dengan kulit putih, payudara dan betis 35b sekitar yang indah, senyum menawan, tidak mengherankan bahwa perhatian pria. Kedekatan diri dengan Nisa dimulai sejak ia bekerja di dgnku yang sama 3 tahun yang lalu.

    Sejak dia pindah bagian (meskipun lantai yang berbeda di sebuah gedung) dan menikah, aku jadi jarang bertemu. Kebanyakan hanya berbicara satu sama lain melalui telepon atau mengirim e-mail. Kita sering berbicara tentang kDanter dan kadang-kadang menyebabkan hal pribadi.
    Karena Nisa terkadang mengerang tentang masalah kantor, yang sering membuat pikirannya cemas. Dan itu membawa keluarga. Nisa kecemasan kadang-kadang dibesar-besarkan, yang membuat awal tahun 2005 belum ada tanda-tanda bahwa dia hamil.
    Setiap anggota keluarga atau teman yang bertanya kepada mereka tentang hal itu, menambah kesal. Semua upaya termasuk konsultasi ke dokter dilakukan, tetapi hasilnya nihil. Kecemasan dan rasa bersalah timbul dalam Nisa, karena selalu soal pertanyaan, terutama dari keluarga.

    Agen Togel Saya sering mendorong dan mendukung dia untuk selalu belajar menerima apa yang dalam situasi apapun. Jika ada sesuatu yang membuat marah pikir Nisa, aku selalu bisa membuatnya lupa dengan masalah.

    Saya selalu bisa membuatnya tertawa, dan tertawa. Sekali waktu, Nisa tertawa untuk berlutut di lantai, memegang perutnya dari tertawa menangis dan sakit perut !! Suatu hari (aku lupa persis) dua minggu di Februari 2016 lalu, Nisa memanggil saya melalui HP. Saat itu saya baru saja sampai di rumah setelah seharian bekerja. Haloo Nitaa .. Sekali lagi mana Tumben lu nih Malem Malem nelpon, hehehehe .. kataku kemudian. Lagi di rumaah.
    Sekali lagi tertegun menatap, lapar dan cuapek buanget ya, saya tidak punya pertemuan di Kuningan (brass jalan-Jakarta) dari siang, lu sendiri masih dikDanter Nisa mengatakan kemudian. Laah tidak baru, baru pulang. Eh, lu rumah terbuka lebar tertegun di rumah kerjakan Emang lu umm, tidak ada beras, sampai kelaperan gituh candaku kemudian. Ada Nisa mendengar cekikikan sekali, Hehehehe ..
    Emang benar ya anak !! gw lelah karena pekerjaan! Sempet terus untuk tidak makan dari kantor rumah !! Ooo, jadi. saya kira lu lelah berjalan dari rumah ke kuningan! Aku mengatakan itu. Eee, lezat aja !! Ntar betis gw besar berikutnya bagaimana Lhaa kan, saya diberitahu untuk berjalan dan tidak mengangkat kaki terus melompat Mengapa bisa lu betis besar sebelah Nisa Ada hanya bisa tertawa, mendengar apa yang saya katakan. Sudah lu Nit istirahat, jangan lupa untuk makan, biarkan mandi beraroma.

    Semua hari sudah bekerja, lelah, ntar kalau dikerjain ama lu lu laki-laki bagaimana, sementara sekarang aja lu masih lelah saya berbicara begitu saja, menghirup favorit minuman jus gemerlap nya. Jika itu laeen mah .. aku enjoy aja !! Mari kita tidak mengambil laki-laki pertama mandi saya juga tetep terjebak.
    Pokoknya sekarang manusia saya tidak ada, benar-benar. Lagi ke Australia .. Nisa mengatakan kemudian. Untuk Autralia Wah, sangat lezat! hari gini jalan-jalan kesono sendirian, lu kok kaga berpartisipasi Ngapain Nit, beli kangguru ya saya bertanya santai. Er, anak ni dodol begitu pula !! Urusan kantor lah !! Nisa mengatakan sengit, sementara saya hanya tertawa mendengar Nisa mengatakan sengit kepada saya. Jadi, seperti gw pertanyaan sebelumnya, lu tumben Nit, malem malem gini telepon. Ini pertama kalinya aku bertanya. Ya, saya ingin chatting ama lu aja.

    Abis tenang di sini .. tidak ada yg bisa diundang untuk berbicara dan Nisa menceritakan apa-apa saja yang bicara dalam pertemuan terakhir. Seperti biasa, saya diminta pendapat di masalah kDanter yang sedang ditangani, sudut pandang aku pasti.
    Tak terasa, kami berbicara sudah satu setengah jam kemudian kami berniat untuk mengakhiri, dan berjanji untuk melanjutkan hari berikutnya di kantor. Sebelum saya menutup telepon, tiba-tiba Nisa menanyakan sesuatu, Eh, saya ingin meminta dong sedikit, tidak seharusnya lu Tapi jika Anda tidak ingin menjawab, tidak apa-apa .. Apa yang saya katakan itu. Nto Maaf, jika saya mungkin bertanya, Hmm ..
    Lu tidak pernah ML kicker. Mendengar pertanyaan seperti itu saya sedikit terkejut, karena meskipun pembicaraan saya dan Nisa selalu apa itu dan kadang-kadang pribadi, tetapi tidak pernah seperti ini. Er, tidak pernah .. Mengapa Dintanyaku penasaran. Tidak, hanya bertanya-tanya .. Lu doang pertama ML saat, tentu ama lu yah gadis bertanya Nisa.

    ML gw pertama kali di SMA, di teman bukan ama gw gadis, lu sendiri ketika mendengar jawaban saya adalah langsung Nisa mengatakan, aku masih, di perguruan tinggi. Itu juga setelah TA, sebagai Randy (suaminya). Nto bagaimana rasanya, ML pertama kali diminta Nisa.
    Lhaah, lu sendiri ML pertama kalinya bagaimana. Awalnya itu sakit. Tapi enak juga .. Hehehe. Abis itu Randy buru-buru begitu. Maklum bahwa waktu kami berada ketauan takut … Emang lu ML di mana, di kantor RW Hahaha, tidak lah !! gw lakuin di rumah ruang tamu saya sendiri. Waktu itu lagi tidak ada orang lain. Pembantu saya juga meninggalkan rumah lagi Nah, ternyata rumah lu waktu gw kemarin, saya nggak berpikir duduk di sofa yang pernah digunain untuk perang antara kedua jenis kelamin.
    Nisa celotehanku hanya tertawa pada saat itu. Lalu kami saling bercerita tentang pengalaman kami masing-masing, sampai masalah dengan posisi yang paling disukai dan yang tidak disukai dalam hubungan seksual.

    Kami juga sama-sama mengatakan bahwa kadang-kadang masturbasi ketika keinginan telah bergairah dan tak tertahankan. Nah, jika lu Nto .. Abis mastur, jangan dibuang sembarangan dong, kasiankan, anak lu berteriak di selokan.

    Mending paket lu terus kirim ke gw aja, banyak kali membantu Emang mau sperma lu gw, dilakukan kepadanya bagaimana Dibungkus Kaya membawa beras rendang! Kirim via apa, kemudian segera tuang ke lu Mending langsung. Praktis dan nyaman, hehehehe. Minggu, berharap begitu! mulut Lu nyaman, tapi saya yang tidak aman !! Tidak, saya hanya ingin aja sperma lu Nisa menyindir sinis. Sudah ah, saya ingin mandi terus tidur, besok kita masih bekerja .. Nisa mengatakan kemudian.
    Setelah itu kami berdua mengucapkan selamat tinggal untuk menutup telepon. TGF (Thanks God adalah Jumat), hari yang saya lakukan seperti biasa. Meskipun aku merasa mengantuk, tapi aku senang dan bekerja dengan semangat semua untuk besok dan hari setelah liburan.

    Seperti yang dijanjikan tadi malam, saya makan siang dengan Nisa untuk melanjutkan pembicaraan masalah kDanter bahwa ia hadapi. Saya dan Nisapun meninggalkan bersama-sama, menuju sebuah restoran yang menyajikan masakan Thailand di Jakarta Selatan.

    Sepanjang perjalanan dan di tempat tujuan kita berbicara hanya tentang isu-isu kerja serius, sesekali bercanda dan tertawa. Tak satu pun dari topik yang dibesarkan pembicaraan akhir di telepon tadi malam. Sampai saat perjalanan kita kembali, kita hanya diam.

    Mungkin karena Nisa masih ingat percakapan yang telah dibahas. Jika aku benar-benar, mencoba mengingat apa yang rencana akan membuat liburan. Aku ingin tahu apa yang ada di benak Nisa, mungkin pusing liat kemacetan lalu lintas yang sedang dihadapi, ia menyarankan bahwa sebagai sopir. Sementara aku bersantai-ria di sampingnya sambil mendengarkan memperlambat R & B lagu.
    Mengapa yang membuat gw kok ngelirik aku tiba-tiba berkata, karena saya melihat dari sudut mata saya, Nisa sering melirik saya. Ge-Er gw aja lu hanya liatin jalan dan tidak lu liat! Jalan-jalan macet, jadi saya bingung tentang arah mana celetuk Nisa Download. Weleh, menghadapi jalan yang sulit, benar-benar bola mata ke arah lu gw Emang, terlihat kaya penyanyi yah gw. Nisa tertawa obrolan saya dengar sebelumnya.
    Lalu ia berkata, Nto, lu benar-benar ingin Dedikasikan ke gw. Mendedikasikan apa sih. Hal-tu, .. diskusi semalem kami .. kata Nisa. Tentang mastur .. Aku segera memalingkan wajahku ke Nisa, bingung Mastur Ooo, itu.

    Emang kenapa sih DinLu gw emang ingin benih. Sebenarnya bukan itu, saya hanya ingin punya anak doang. Aku hanya bingung apa yang harus dilakukan Mungkin sekarang bukan rezeki lu, kali Nit. Lu tidak harus menyerah begitu donk! Suatu hari, jika ketentuan tersebut sudah lu dateng, tentu juga saat ini kok.
    Kesabaran ajah, ya Dinkataku. Jadi rata-rata, lu tidak ingin Anda untuk kesempatan untuk aku minta maaf, aku sudah kehilangan Nto Alih-alih akal sehat, saya hanya ingin menguji saja. lu gw kenal orang itu bisa dipercaya. Apapun yang terjadi nanti, saya percaya lu gw melihat diri mereka tidak berubah. Tetep bisa menjadi teman gw. Jadi saya perlu lu. Wah Nita, jika nanti hamil beneran bagaimana Serem menulis bahwa sampai ketauan.
    gw benar, jadi tidak baik ama lu keluarga. Biarin aja, itung-itung sebagai bukti jika saya hamil!. Setelah Nisa mengatakan sebelumnya saya pikir, Nisa ya gila, pikirku. Aku tahu, kita berdua dekat, tapi hanya teman biasa.
    Aku hanya takut, nanti setelah kejadian, salah satu dari kami dapat muncul perasaan yang berbeda. Meskipun Nisa percaya aku tidak seperti itu, aku masih ragu-ragu. Memang, aku tidak menyangkal, ingin tidur dgnnya.

    Tapi perasaan yang saya pegang, karena dapat merusak hubungan kita akan. Setidaknya ketika itu tidak terbendung, berakhir hanya masturbasi. Aku ketagihan pernah menulis namanya dengan seks. Tapi aku tidak ingin cinta obral demi seks saja. Oleh karena itu, permintaan Nisa ini bisa mengubah suasana.

    Tapi setelah aku memikirkannya, apa yang salah dengan saya mencoba. Setelah semua, saya selalu ingin melihat bagaimana lekuknya .. Untuk, tidak bisa mengatakan bahwa Nisa tiba-tiba menyela pikiranku. Bisaa .. Ya pasti bisa gw aja dong! Wong lezat pula, bermain berperang.
    Heh, hanya mengerikan! Sapa lu mengatakan, kami hanya mengatakan ML gw lu bertanya sperma tidak berarti kami bermain seks! Dan saya meminta kita untuk bersikap objektif, baik, mengingat saya punya keluarga. Jadi kita tidak nge-seks Bagaimana saya ingin minum sperma Emang lu gw, yang masih ada hanya kenyg lu, bukannya bunting! Aku berkata, mulai bingung. Hush, jijik ah, bicara lu.

    Cara melakukan keluarin sperma lu lu nanti, terus langsung masuk ke dalam memiliki gw. Whoa, proyek yang sangat sulit! Tapi OK, kami hanya mencoba akupun menyggupi baik, karena saya pikir, akan mencoba untuk setidaknya bisa melihat bentuk tubuhnya yang membuat rasa ingin tahu selama bertahun-tahun.
    Kemudian dalam percakapan berikutnya, kami juga sepakat untuk bertemu pada hari berikutnya di salah satu hotel bintang 3 di arah yang berbeda dengan daerah rumah kami di Jakarta selatan. Sabtu tiba. Setelah istirahat siku, pagi ini saya sudah siap untuk tujuan berikutnya.

    Setelah saya tiba di hotel, saya langsung check-in. Kemudian menunggu di kamar hotel setelah saya mengatakan Nisa bahwa saya telah tiba. Nisa tidak muncul untuk waktu yang lama, hampir 3 jam aku menunggu sambil menonton acara di ruang musik TV.
    pukul 12 sore, ketika tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar saya baik-baik saja. dengan berdebar akupun mengintip bergegas dari pintu, ternyata Nisa! Ketika aku membuka pintu, Nisa segera bergegas untuk meninggalkan saya di depan pintu sambil tertegun.
    Nisa Hari ini menggunakan kemeja hitam murah berkerah Bleser dilapisi dengan coklat gelap, dengan rok yang terbuat dari kulot bermotif coklat gelap. Begitu ia berada di dalam Nisa blesernya langsung membuka lengan baju yang ternyata menunjukkan tunggul.
    Menambahkan kontras dengan warna putih kulitnya yang bersih. Sementara aku hanya menggunakan T-shirt dan celana pendek. Lalu ia duduk di tepi tempat tidur, menghadap TV. Mengapa lu, menatap begitu liatin gw kata Nisa.

    Tidak, hanya terkejut aja lu sama, masuk ke dalam tanpa berbicara, bletser terbuka terus duduk menonton TV yang akan menonton, aku hanya dateng baru. Maaf, baik, saya tidak lu halo pertama. Bahkan tongkang di. Terus terang saya bingung, hati-degkan deg gw nih kata Nisa.
    Saya juga menyadari suasana seperti itu, dan kemudian saya ditawari minum untuk Nisa untuk melonggarkan suasana yg kaku. Setelah saya membuat teh yang diminta Nisa, saya akan duduk bersandar tempat tidur. Nisa yang tinggal di sekitar untuk minum teh suguhanku saat masih duduk di tepi tempat tidur.
    Posisi ini membuat saya bisa dengan mudah melihat bahwa lekuk kakinya yang bagus, yang saya selalu mengagumi, karena tepat di sebelah wajahku. Putih bersih. Setelah waktu saya membuka pembicaraan dengan topik yang umum saja. Maksud saya hanya untuk bersantai suasana, dan ternyata saya lakukan.

    Saya dapat melihat bahwa Nisa mampu susasana rilex dengan ini karena bisa dilawan dengan percakapan cepat dan kadang-kadang tertawa di celotehanku. Setelah Nisa minum teh, dia berdiri dan meletakkan gelasnya di atas meja di samping TV, kemudian duduk di bawah, di samping kanan saya dengan bersandar di tempat tidur.
    Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk bahunya dari samping, dan tangan kiri saya memegang tangan kirinya. Sambil terus bicara kita, saya mencoba untuk merasakan kehalusan kulitnya dengan sentuhan halus jari-jari saya yang saya lakukan.
    Aku menyentuh bahu sampai ke telapak tangannya, satu demi satu. sentuhan lembut bahwa saya tidak menyangkal membuat Nisa terpengaruh, meskipun ia terus berbicara. Terbukti bulu pada tengkuknya yang terlihat berdiri, karena saya melakukannya.
    Ditambah sekali lagi saya mencium bahunya. Tadi menyentuh tangan kanan saya dengan tangan kiri saya menyentuh tanganganya, sekarang bergerak ke perut, sementara tangan kiri masih sentuhan di tangan kirinya.

    Sentuhan pada perutnya terus meningkat, sampai aku menyentuh payudaranya saat masih di balut dengan bra dan T-shirt. Lama saya lakukan aksi ini sambil memberikan sentuhan dari luar. Kemudian tangan ke bawah untuk kembali turun dan yang meyusupkan ke kaus Nisa. Aku menyentuh pada perutnya segera memberikan tanpa hambatan dari kemejanya.
    Terus naik sampai aku menemukan payudaranya yang masih terbungkus payudara. Jadi kenyal dan lezat sekali mencicipi, meremas-remas payudaranya dengan lembut, kemudian saya mencoba untuk menemukan putingnya sambil terus meremas lembut dan memberikan ciuman di bahu.
    Nisa yang sudah merasa dicapai bahwa dia menutup matanya, telah diam sejak terakhir tiba-tiba diberhentikan saya melakukannya, menarik tanganku dari bawah kemejanya, sudah, baik .. kemudian dia menciumku di bibir, mulut bertanggung jawab dengan lumatanku sementara terus memberikan sentuhan. Kali ini tujuan saya adalah bahwa melebar kakinya, karena posisi Nisa miring ke arahku. Sedikit dengan tangan sedikit menyentuh, dan menyentuh kakinya sampai aku menyelinap di belakang roknya.
    Di tanganku roknya mulai mencari pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam. Rangsangan yang saya berikan dapat dinaikkan suhu, karena Nisa menyambut lumatanku rajin.

    Lalu tangannya mulai meraba-raba di balik gundukan di celana pendek yang telah diperketat sejak fab, yang kemudian menuntun tangannya untuk memasukkan ke dalam celana. Lalu aku melanjutkan aksiku di dalam roknya. Tindakan yang nikmat memijat penisku di celana, membuat saya terengah-engah.

    Aku akan menyelesaikan lumatanku dan kecupanku di lehernya, dan langsung menurunkan kepalaku ke bawah, untuk memberikan sedikit ciuman dan jilatan pada kedua kaki. Dari bawah, terus ke arah dasar kaki, sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, ciuman dan menjilati pada kedua kaki.
    Sampai akhirnya di dasar kaki, dengan roknya mendorong sedikit demi sedikit, akhirnya saya bisa melihat celana dalamnya yang berwarna coklat sangat muda. Saya akan bersemangat untuk memberikan menjilat di sekitar pangkal pahanya. Jadi saya berniat untuk menurunkan celana dalamnya, Nisa tiba-tiba berdiri dan duduk di pinggir kursi.
    Saya posisi yang sudah memegang CD karet, bahkan membuat turun sedikit turun karena Nisa berdiri. Nisa yang tahu segera menurunkan roknya dan duduk di samping tempat tidur. Kami tidak membiarkan ML, baik kata Nisa.

    Dan mengapa Tuang sperma bagaimana Gini aja, akan merangsang lu gw sampai pintu keluar, setelah itu masukkan gw gw dan gw didalem menumpahkan sperma, bagaimana Karena jika numpain doang mah, beberapa baik gw aja dong memohon nanti. ML donk kita hanya menulis. Tidak lama pula, setidaknya ketika saya memiliki nafsu benar-benar kaya gini, menit terpanjang! Aku tersentak. Jadi lu gw klimaks buat pertama, maka saya masukkan.

    Tapi .. Saya tidak punya waktu untuk terus Nisa sudah miliknya seksi mulut, sementara tangan kiri saya meraba-raba selangkangannya dari belakang roknya. Itu basah di sana. Karena mereka lumatanku bibirnya dan rangsanganku dari bawah, Nisa melemparkan dirinya di kasur dengan posisi kaki yang menjuntai ke bawah tempat tidur.

    Aku masih akan terus gerilya, atas dan bawah. Lalu aku menurunkan arah seranganku ke bawah. Dari leher, bahu, saya meremas payudaranya dan ke perutnya, sampai aku mendorong kembali dengan roknya.
    Ada, saya melihat posisi celana dalamnya yang sudah meluncur turun, meskipun masih di atas lutut, tetapi telah menunjukkan bahwa bulu hitam dan halus dan rapi dipertahankan. Untuk sementara saya masih kagum dan takjub dengan pemandangan.
    Dari posisi di samping Nisa, saya akhirnya memberikan sentuhan halus melalui bibir kecupanku dan sekitar pangkal pahanya. Sedikit demi sedikit memberikan ciuman dan sentuhan, dan terus turun ke kakinya, sampai aku jatuh dari tempat tidur memberi ciuman di kakinya menjuntai ke bawah dari mulut.

    Kemudian mereka terus mencium kakinya di bagian bawah terus ke atas lagi, dan sedikit demi sedikit saya ditarik celana dalamnya sambil memberikan ciuman kecil dan jilatan pada kaki indah tubuh yang saya kagumi.

    Setelah saya lepas celana, duduk di bagian bawah dan menghadap ke arah selangkangan Nisa, aku membuka kakinya lebar dan kemudian dengan menempatkan kakinya di bahu saya, dan saya langsung melahap mulut vagina sangat rapi dipertahankan semua.
    dengan kulit bersih, bulu mulut halus, vagina dimiliki Nisa sangat bagus. yang membuat saya begitu cemas dan bersemangat menyutubuhinya sekali. Aku hancur vaginanya dengan sangat celana, sampai Anda mendengar erangan melarikan diri Nisa yang sudah tak tertahankan sambil menggeliat ke kiri dan kanan.
    Nisa erangan membuat saya lupa, dan terus melumat dan vagina indah menjilat itu, saat memberikan membelai pahanya dengan kedua tangan. Elusanku kemudian beralih.
    Dari balik kemeja saya berikan sentuhan ke perutnya, sampai aku meremas payudaranya yang halus yang sebelumnya saya mengambil dari cangkir yang hanya menutupi setengah dari payudaranya.

    Meremas nuansa halus yang saya berikan memberi saya kesenangan dalam dirinya sendiri. Karena selain kulit yang sangat halus, ukuran dan elastisitas membuat saya lebih bersemangat untuk bercinta. Meskipun saya belum melihat payudaranya secara langsung, karena masih tertutup di bawah jersey.
    Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nisa mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan kakinya menjepit kepalaku ke arah selangkangan saya. Sementara setengah berteriak bahwa terkendali Nisa mengatakan, Nnnto, .. saya ingin keluarr .. Aduhh !! Nisa kemudian menegang sesaat. Aku masih terus melahap mulut vaginanya, merasakan cairan yang keluar dari vaginanya.
    Setelah menabrak Nisa lemas, aku masih suka bahwa cairan pembersih dari vaginanya. Setelah itu aku merangkak saat ia melemparkan kemejanya untuk melihat payudaranya, setelah dilihat, saya menjilat rakus.

    Agen Bandar Togel Nisa yang masih kelelahan setelah orgasme pertama balasan, hanya tampak pasrah saja. Karena aku sudah sangat cemas sekali, aku segera melepas celana saya. Rotanku yang telah sangat keras indeed’d telah sudah membuat saya tidak nyaman. Dalam keadaan seperti Nisa yang mengundurkan diri, aku segera menempatkan penisku di lubang cinta milik Nisa.

    Drag, tapi lezat. Aduh! Ahh .. mendesah Nisa sambil menutup matanya. Sedikit demi sedikit saya masukkan, maka saya tarik sedikit, aku masukkan lagi bahwa lebih dalam, yang akhirnya aku menusuk mendalam terjebak dengan dasar penisku.
    Kami juga menyatu, dan keinginan aku harus menyutubuhinya sudah terpenuhi. Karena desahan-desahan Nisa yang membuat saya sangat cemas sekali, memeluk tubuh Nisa yang masih berpakaian lengkap dengan dia aku langsung menggenjot cepat.

    Akhirnya, dengan penghitungan cepat pula, saya tidak akan berdiri untuk menyemburkan lahar panas saya. Nisa saya langsung memeluk erat sambil menekan penisku ke dalam vaginanya. Ahh, aku akan keluar .. Saya suka menyemburkan cairan di dalam rahim Nisa.
    Perasaan senang menyebar melalui saya. Untuk sementara saya masih mencengkeram tubuh Nisa karena tidak ingin membiarkan nikmat rasa untuk itu. Beberapa saat kemudian saya akan bergulir punggung di samping Nisa. Memegang tangannya, aku akan mengatakan, Enak benar-benar memiliki lu, Nit. Untungnya istri gw lu gantinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Skandal Ibu Mertua Super Toge

    Skandal Ibu Mertua Super Toge


    1593 views

    Cerita Sex Mertua ini Berjudul ” Skandal Ibu Mertua Super Toge ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,.Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2017.

    Perawanku – ini menceritakan perselingkuhan antara seorang suami dengan ibu mertuanya ketika isterinya sedang pergi ke luar kota. Mereka berdua menikmati hubungan seks terlarang ini. Seakan melepaskan nafsu birahinya, anak menantu dan ibu mertua ini mencapai kenikmatan seks yang mereka dambakan dan pendam selama ini. Selengkapnya, simak ceritanya berikut ini!

    Cerita Sex Skandal Ibu Mertua Super Toge

    Bapak mertuaku (Pak Tom, samaran) yang berusia sekitar 60 tahun baru saja pensiun dari pekerjaannya di salah satu perusahaan di Jakarta. Sebetulnya beliau sudah pensiun dari anggota ABRI ketika berumur 55 tahun, tetapi karena dianggap masih mampu maka beliau terus dikaryakan. Karena beliau masih ingin terus berkarya, maka beliau memutuskan untuk kembali ke kampungnya didaerah Malang, Jawa Timur selain untuk menghabiskan hari tuanya, juga beliau ingin mengurusi kebun Apelnya yang cukup luas.

    Ibu mertuaku (Bu Mar, samaran) walaupun sudah berumur sekitar 45 tahun, tetapi penampilannya jauh lebih muda dari umurnya. Badannya saja tidak gemuk gombyor seperti biasanya ibu-ibu yang sudah berumur, walau tidak cantik tetapi berwajah ayu dan menyenangkan untuk dipandang. Penampilan ibu mertuaku seperti itu mungkin karena selama di Jakarta kehidupannya selalu berkecukupan dan telaten mengikuti senam secara berkala dengan kelompoknya.

    Beberapa bulan yang lalu, aku mengambil cuti panjang dan mengunjunginya bersama Istriku (anak tunggal mertuaku) dan anakku yang baru berusia 2 tahun. Kedatangan kami disambut dengan gembira oleh kedua orang mertuaku, apalagi sudah setahun lebih tidak bertemu sejak mertuaku kembali ke kampungnya. Pertama-tama, aku di peluk oleh Pak Tom mertuaku dan istriku dipeluk serta diciumi oleh ibunya dan setelah itu istriku segera mendatangi ayahnya serta memeluknya dan Bu Mar mendekapku dengan erat sehingga terasa payudaranya mengganjal empuk di dadaku dan tidak terasa penisku menjadi tegang karenanya.

    Dalam pelukannya, Bu Mar sempat membisikkan Sur…(namaku).., Ibu kangen sekali denganmu”, sambil menggosok-gosokkan tangannya di punggungku, dan untuk tidak mengecewakannya kubisiki juga, “Buuu…, Saya juga kangen sekali dengan Ibu”, dan aku menjadi sangat kaget ketika ibu mertuaku sambil tetap masih mendekapku membisikiku dengan kata-kata, “Suuur…, Ibu merasakan ada yang mengganjal di perut Ibu”, dan karena kaget dengan kata-kata itu, aku menjadi tertegun dan terus saling melepaskan pelukan dan kuperhatikan ibu mertuaku tersenyum penuh arti.

    Setelah dua hari berada di rumah mertua, aku dan istriku merasakan ada keanehan dalam rumah tangga mertuaku, terutama pada diri ibu mertuaku. Ibu mertuaku selalu saja marah-marah kepada suaminya apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, sedangkan ayah mertuaku menjadi lebih pendiam serta tidak meladeni ibu mertuaku ketika beliau sedang marah-marah dan ayah mertuaku kelihatannya lebih senang menghabiskan waktunya di kebun Apelnya, walaupun di situ hanya duduk-duduk seperti sedang merenung atau melamun. Istriku sebagai anaknya tidak bisa berbuat apa-apa dengan tingkah laku orang tuanya terutama dengan ibunya, yang sudah sangat jauh berlainan dibanding sewaktu mereka masih berada di Jakarta, kami berdua hanya bisa menduga-duga saja dan kemungkinannya beliau itu terkena post power syndrome. Karena istriku takut untuk menanyakannya kepada kedua orang tuanya, lalu Istriku memintaku untuk mengorek keterangan dari ibunya dan supaya ibunya mau bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya, maka istriku memintaku untuk menanyakannya sewaktu dia tidak sedang di rumah dan sewaktu ayahnya sedang ke kebun Apelnya.

    Di pagi hari ke 3 setelah selesai sarapan pagi, istriku sambil membawa anakku, pamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi mengunjungi Budenya di kota Kediri, yang tidak terlalu jauh dari Malang dan kalau bisa akan pulang sore nanti.
    “Lho…, Mur (nama istriku), kok Mas mu nggak diajak..?”, tanya ibunya.
    “Laah.., nggak usahlah Buuu…, biar Mas Sur nemenin Bapak dan Ibu, wong nggak lama saja kok”, sahut istriku sambil mengedipkan matanya ke arahku dan aku tahu apa maksud kedipan matanya itu, sedangkan ayahnya hanya berpesan pendek supaya hati-hati di jalan karena hanya pergi dengan cucunya saja.

    Tidak lama setelah istriku pergi, Pak Tompun pamitan dengan istrinya dan aku, untuk pergi ke kebun apelnya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya sambil menambahkan kata-katanya, “Nak Suuur…, kalau nanti mau lihat-lihat kebun, susul bapak saja ke sana”. Sekarang yang di rumah hanya tinggal aku dan ibu mertuaku yang sedang sibuk membersihkan meja makan. Untuk mengisi waktu sambil menunggu waktu yang tepat untuk menjalankan tugas yang diminta oleh istriku, kugunakan untuk membaca koran lokal di ruang tamu.

    Entah sudah berapa lama aku membaca koran, yang pasti seluruh halaman sudah kubaca semua dan tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara sesuatu yang jatuh dan diikuti dengan suara mengaduh dari belakang, dengan gerakan reflek aku segera berlari menuju belakang sambil berteriak, “Buuu…, ada apa buuu?”. Dan dari dalam kamar tidurnya kudengar suara ibu mertuaku seperti merintih, “Nak Suuur…, tolooong Ibuuu”, dan ketika kujenguk ternyata ibu mertuaku terduduk di lantai dan sepertinya habis terjatuh dari bangku kecil di dekat lemari pakaian sambil meringis dan mengaduh serta mengurut pangkal pahanya. Serta merta kuangkat ibu mertuaku ke atas tempat tidurnya yang cukup lebar dan kutidurkan sambil kutanya, “Bagian mana yang sakit Buuu”, dan ibu mertuaku menjawab dengan wajah meringis seperti menahan rasa sakit, “Di sini.., sambil mengurut pangkal paha kanannya dari luar rok yang dipakainya”.

    Tanpa permisi lalu kubantu mengurut paha ibu mertuaku sambil kembali kutanya, “Buuu…, apa ada bagian lain yang sakit..?
    “Nggak ada kok Suuur…, cuman di sepanjang paha kanan ini ada rasa sakit sedikit..”, jawabnya.
    “Ooh…, iya nak Suuur…, tolong ambilkan minyak kayu putih di kamar ibu, biar paha ibu terasa panas dan hilang sakitnya”.
    Aku segera mencari minyak yang dimaksud di meja rias dan alangkah kagetku ketika aku kembali dari mengambil minyak kayu putih, kulihat ibu mertuaku telah menyingkap roknya ke atas sehingga kedua pahanya terlihat jelas, putih dan mulus. Aku tertegun sejenak di dekat tempat tidur karena melihat pemandangan ini dan mungkin karena melihat keragu-raguanku ini dan tertegun dengan mataku tertuju ke arah paha beliau, ibu mertuaku langsung saja berkata, “Ayooo..lah nak Suuur…, nggak usah ragu-ragu, kaki ibu terasa sakit sekali ini lho, lagi pula dengan ibu mertua sendiri saja kok pake sungkan sungkan…, tolong di urutkan paha ibu tapi nggak usah pakai minyak kayu putih itu…, ibu takut nanti malah paha ibu jadi kepanasan.

    Dengan perasaan penuh keraguan, kuurut pelan-pelan paha kanannya yang terlihat ada tanda agak merah memanjang yang mungkin sewaktu terjatuh tadi terkena bangku yang dinaikinya seraya kutanya, “Bagaimana Buuu…, apa bagian ini yang sakit..?
    “Betul Nak Suuur…, yaa yang ituuu…, tolong urutkan yang agak keras sedikit dari atas ke bawah”, dan dengan patuh segera saja kuikuti permintaan ibu mertuaku. Setelah beberapa saat kuurut pahanya yang katanya sakit itu dari bawah ke atas, sambil memejamkan matanya, ibu mertuaku berkata kembali, “Nak Suuur…, tolong agak ke atas sedikit ngurutnya”, sambil menarik roknya lebih ke atas sehingga sebagian celana dalamnya yang berwarna merah muda dan tipis itu terlihat jelas dan membuatku menjadi tertegun dan gemetar entah kenapa, apalagi vagina ibu mertuaku itu terlihat mengembung dari luar CD-nya dan ada beberapa helai bulu vaginanya yang keluar dari samping CD-nya.

    “Ayoo…,doong…, Nak Sur, kok ngurutnya jadi berhenti”, kata ibu mertuaku sehingga membuatku tersadar.
    “Iii…, yaa…, Buuu maaf, tapi…, Buuu”, jawabku agak terbata-bata dan tanpa menyelesaikan perkataanku karena agak ragu.
    “aah… kenapa sih Nak Suuur..?, kata ibu mertuaku kembali sambil tangan kanannya memegang tangan kiriku serta menggoncangnya pelan.
    “Buuu…, Saa…, yaa…, saayaa”, sahutku tanpa sadar dan tidak tahu apa yang harus kukatakan, tetapi yang pasti penisku menjadi semakin tegang karena melihat bagian CD ibu mertuaku yang menggelembung di bagian tengahnya.

    “Nak Suuur..”, katanya lirih sambil menarik tangan kiriku dan kuikuti saja tarikan tangannya tanpa prasangka yang bukan-bukan, dan setelah tanganku diciumnya serta digeser geserkan di bibirnya, lalu secara tidak kuduga tanganku diletakkan tepat di atas vaginanya yang masih tertutup CD dan tetap dipegangnya sambil dipijat-pijatkannya secara perlahan ke vaginanya diikuti dengan desis suara ibu mertuaku, “ssshh…, ssshh”. Kejadian yang tidak kuduga sama sekali ini begitu mengagetkanku dan secara tidak sadar aku berguman agak keras.
    “Buuu…, Saa…yaa”, dan belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, dari mulut ibu mertuaku terdengar, “Nak Suuur…, koook seperti anak kecil saja.., siiih?”.
    “Buu…, Saa…, yaa…, takuuut kalau nanti bapak datang”, sahutku gemetar karena memang saat itu aku takut benar, sambil mencoba menarik tanganku tetapi tangan ibu mertuaku yang masih tetap memegang tanganku, menahannya dan bahkan semakin menekan tanganku ke vaginanya serta berkata pelan, “Nak Suuur…, Bapak pulang untuk makan siang selalu jam 1 siang nanti…, tolong Ibuuu…, naak”,terdengar seperti mengiba.

    Sebetulnya siapa sih yang tidak mau kalau sudah seperti ini, aku juga tidak munafik dan pasti para pembaca Situs “17 Tahun.Com” pun juga tidak bisa menahan diri kalau dalam situasi seperti ini, tetapi karena ini baru pertama kualami dan apalagi dengan ibu mertuaku sendiri, tentunya perasaan takutpun pasti akan ada.
    “Ayooo…lah Nak Suuur…, tolongin Ibuuu…, Naak”, kudengar ibu mertuaku mengiba kembali sehingga membuatku tersadar dan tahu-tahu ibu mertuaku telah memelukku.
    “Buuu…, biar saya kunci pintunya dulu, yaa..?”, pintaku karena aku was-was kalau nanti ada orang masuk, tetapi ibu mertuaku malah menjawab, “Nggak usah naak…, selama ini nggak pernah ada orang pagi-pagi ke rumah Ibu”, serta terus mencium bibirku dengan bernafsu sampai aku sedikit kewalahan untuk bernafas. Semakin lama ibu mertuaku semakin tambah agresif saja, sambil tetap menciumiku, tangannya berusaha melepaskan kaos oblong yang kukenakan dan setelah berhasil melepaskan kaosku dengan mudah disertai dengan bunyi nafasnya yang terdengar berat dan cepat, ibu mertuaku terus mencium wajah serta bibirku dan perlahan-lahan ciumannya bergerak ke arah leher serta kemudian ke arah dadaku.

    Ciuman demi ciuman ibu mertuaku ini tentu saja membuatku menjadi semakin bernafsu dan ketakutanku yang tadipun sudah tidak teringat lagi.
    “Buuu…, boleh saya bukaa…, rok Ibu..? tanyaku minta izin.
    “Suuur…, bol…, eh…, boleh…, Nak, Nak Suur…, boleh lakukan apa saja..”, katanya dengan suara terputus-putus dan terus kembali menciumi dadaku dengan nafasnya yang cepat dan sekarang malah berusaha melepas kancing celana pendek yang ada di badanku. Setelah rok ibu mertuaku terlepas, lalu kulepaskan juga kaitan BH-nya dan tersembulah payudaranya yang tidak begitu besar dan sudah agak menggelantung ke bawah dengan puting susunya yang besar kecoklatan. Sambil kuusapkan kedua tanganku ke bagian bawah payudaranya lalu kutanyakan, “Buuu…, boleh saya pegang dan ciumi tetek…, Ibuu..?
    “Bool…, eh…, boleh…, sayang.., lakukan apa saja yang Nak Sur mau.., Ibu sudah lama sekali tidak mendapatkan ini lagi dari bapakmu…, ayoo.., sayaang”, sahut ibu mertuaku dengan suara terbata-bata sambil mengangkat dadanya dan perlahan-lahan kupegang kedua payudara ibu mertuaku dan salah satu puting susunya langsung kujilati dan kuhisap-hisap, serta pelan-pelan kudorong tubuh ibu mertuaku sehingga jatuh tertidur di kasur dan dari mulut ibu mertuaku terdengar, “ssshh…, aahh.., sayaang…, ooohh…, teruuus…, yaang…, tolong puasiiin Ibuu…, Naak”, dan suara ibu mertuaku yang terdengar menghiba itu menjadikanku semakin terangsang dan aku sudah lupa kalau yang kugeluti ini adalah ibu mertuaku sendiri dan ibu dari istriku.

    “Naak Suuur”, kudengar suara ibu mertuaku yang sedang meremas-remas rambut di kepalaku serta menciuminya, “Ibuu…, ingin melihat punyamu…, Naak”, seraya tangannya berusaha memegang penisku yang masih tertutup celana pendekku.
    “Iyaa…, Buu…, saya buka celana dulu Buuu”, sahutku setelah kuhentikan hisapanku pada payudaranya serta segera saja aku bangkit dan duduk di dekat muka ibu mertuaku. Segera saja ibu mertuaku memegang penisku yang sedang berdiri tegang dari luar celana dan berkomentar, “Nak Suur…, besar betuuul…, dan keras lagi, ayooo…, dong cepaat.., dibuka celananya…, agar Ibu bisa melihatnya lebih jelas”, katanya seperti sudah tidak sabar lagi, dan tanpa disuruh ibu untuk kedua kalinya, langsung saja kulepas celana pendek yang kukenakan.

    Cerita Dewasa : Ketika aku membuka CD-ku serta melihat penisku berdiri tegang ke atas, langsung saja ibu mertuaku berteriak kecil, “Aduuuh…, Suuur…, besaar sekali”, padahal menurut anggapanku ukuran penisku sepertinya wajar saja menurut ukuran orang Indonesia tapi mungkin saja lebih besar dari punya suaminya dan ibu mertuaku langsung saja memegangnya serta mengocoknya pelan-pelan sehingga tanpa kusadari aku mengeluarkan desahan kecil, “ssshh…, aahh”, sambil kedua tanganku kuusap-usapkan di wajah dan rambutnya.

    “Aduuuh…, Buuu…, sakiiit”, teriakku pelan ketika ibu mertuaku berusaha menarik penisku ke arah wajahnya, dan mendengar keluhanku itu segera saja ibu mertuaku melepas tarikannya dan memiringkan badannya serta mengangkat separuh badannya yang ditahan oleh tangan kanannya dan kemudian mendekati penisku. Setelah mulutnya dekat dengan penisku, langsung saja ibu mertuaku mengeluarkan lidahnya serta menjilati kepala penisku sedangkan tangan kirinya meremas-remas pelan kedua bolaku, sedangkan tangan kiriku kugunakan untuk meremas-remas rambutnya serta sekaligus untuk menahan kepala ibu mertuaku. Tangan kananku kuremas-remaskan pada payudaranya yang tergantung ke samping.

    Setelah beberapa kali kepala penisku dijilatinya, pelan-pelan kutarik kepala ibu mertuaku agar bisa lebih dekat lagi ke arah penisku dan rupanya ibu mertuaku cepat mengerti apa yang kumaksud dan walaupun tanpa kata-kata langsung saja kepalanya didekatkan mengikuti tarikan kedua tanganku dan sambil memegangi batang penisku serta dengan hanya membuka mulutnya sedikit, ibu mertuaku secara pelan-pelan memasukkan penisku yang sudah basah oleh air liurnya sampai setengah batang penisku masuk ke dalam mulutnya. Kurasakan lidah ibu mertuaku dipermainkannya dan digesek-gesekannya pada kepala penisku, setelah itu kepala ibu ditariknya mundur pelan-pelan dan kembali dimajukan sehingga penisku terasa sangat nikmat. Karena tidak tahan menahan kenikmatan yang di berikan ibu mertuaku, aku jadi mendesis, “ssshh…, aacccrrr…, ooohh”, mengikuti irama maju mundurnya kepala ibu. Makin lama gerakan kepala ibu mertuaku maju mundur semakin cepat dan ini menambah nikmat bagiku.

    Beberapa menit kemudian, ibu mertuaku secara tiba-tiba melepaskan penisku dari mulutnya, padahal aku masih ingin hal ini terus berlangsung dan sambil kembali menaruh kepalanya di tempat tidur, dia menarik bahuku untuk mengikutinya. Ibu langsung mencium wajahku dan ketika ciumannya mengarah ke telingaku, kudengar ibu berkata dengan agak berbisik, “Naak Suuur…, Ibu juga kepingin punya ibu dijilati”, dan sambil kunaiki tubuh ibu mertuaku lalu kutanyakan, “Buuu…, apa boleh…, saya lakukan?”, dan segera saja ibu menjawabnya, “Nak Suuur…, tolong pegang dan jilati kepunyaan ibu…, naak…, ibu sudah lama kepingin di gituin”.

    Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, aku menurunkan badanku secara perlahan-lahan dan ketika melewati dadanya kembali kuciumi serta kujilati payudara ibu mertuaku yang sudah tidak terlalu keras lagi, setelah beberapa saat kuciumi payudara ibu, aku segera menurunkan badanku lagi secara perlahan sedangkan ibu mertuaku meremas-remas rambutku, juga terasa seperti berusaha mendorong kepalaku agar cepat-cepat sampai ke bawah. Kuciumi dan kujilati perut dan pusar ibu sambil salah satu tanganku kugunakan untuk menurunkan CD-nya. Kemudian dengan cekatan ku lepas CD-nya dan kulemparkan ke atas lantai. Kulihat vagina ibu mertuaku begitu lebat ditumbuhi bulu-bulu yang hitam mengitari liang vaginanya. Mungkin karena terlalu lama aku menjilati perut dan sekitarnya, kembali kurasakan tangan ibu yang ada di kepalaku menekan ke bawah dan kali ini kuikuti dengan menurunkan badanku pelan-pelan ke bawah dan sesampainya di dekat vaginanya, kuciumi daerah di sekitarnya dan apa yang kulakukan ini mungkin menyebabkan ibu tidak sabaran lagi, sehingga kudengar suara ibu mertuaku, “Nak Suuur…, tolooong…, cepaat…, saa.., yaang…, ayooo…, Suuur”.

    Tanpa kujawab permintaannya, aku mulai melebarkan kakinya dan kuletakkan badanku di antara kedua pahanya, lalu kusibak bulu vaginanya yang lebat itu untuk melihat belahan vagina ibu dan setelah bibir vagina ibu terlihat jelas lalu kubuka bibir kemaluannya dengan kedua jari tanganku, ternyata vagina ibu mertuaku telah basah sekali. Ketika ujung lidahku kujilatkan ke dalam vaginanya, kurasakan tubuh ibu menggelinjang agak keras sambil berkata, “Cepaat…, Suuur…, ibu sudah nggak tahaan”.

    Dengan cepat kumasukkan mulut dan lidahku ke dalam vaginanya sambil kujilati dan kusedot-sedot dan ini menyebabkan ibu mulai menaik-turunkan pantatnya serta bersuara, “ssshh…, aahh…, Suuur…, teruuus…, adduuuhh…, enaak…, Suuur”, Lalu kukecup clitorisnya berulang kali hingga mengeras, hal ini membuat ibu mertuaku menggelinjang hebat, “Aahh…, ooohh…, Suuur…, betuuul…, yang itu…, Suuur…, enaak…, aduuuh…, Suuur…, teruskaan…, aahh”, sambil kedua tangannya menjambak rambutku serta menekan kepalaku lebih dalam masuk ke vaginanya. Kecupan demi kecupan di vagina ibu ini kuteruskan sehingga gerakan badan ibu mertuaku semakin menggila dan tiba-tiba kudengar suara ibu setengah mengerang, “aahh…, oooh…, duuuh…, Suuur…, ibuu…, mau.., mauuu…, sampaiii…, Naak…, oooh”, disertai dengan gerakan pantatnya naik turun secara cepat.

    Gerakan badannya terhenti dan yang kudengar adalah nafasnya yang menjadi terengah-engah dengan begitu cepatnya dan tangannyapun sudah tidak meremas-remas rambutku lagi, sementara itu jilatan lidahku di vagina ibu hanya kulakukan sekedarnya di bagian bibirnya saja. Dengan nafasnya yang masih memburu itu, tiba-tiba ibu mertuaku bangun dan duduk serta berusaha menarik kepalaku seraya berkata, “Naak Suuur…, ke siniii…, saayaang”, dan tanpa menolak kuikuti saja tarikan tangan ibu, ketika kepalaku sudah di dekat kepalanya, ibu mertuaku langsung saja memelukku seraya berkata dengan suara terputus-putus karena nafasnya yang masih memburu, “Suuur…, Ibu puas dengan apa yang Nak Suuur…, lakukan tadi, terima kasiih…, Naak”. Ibu mertuaku bertubi-tubi mencium wajahku dan kubalas juga ciumannya dengan menciumi wajahnya sambil kukatakan untuk menyenangkan hatinya, “Buuu…, saya sayang Ibuuu…, saya ingin ibu menjadi…, puu..aas”.

    Setelah nafas ibu sudah kembali normal dan tetap saja masih menciumi seluruh wajahku dan sesekali bibirku, dia berkata, “Naak Suuur…, Ibu masih belum puas sekali…, Suuur…, tolooong puasin ibu sampai benar-benar puaas…, Naak”, seraya kurasakan ibu merenggangkan kedua kakinya. Karena aku masih belum memberikan reaksi atas ucapannya itu, karena tiba-tiba aku terpikir akan istriku dan yang kugeluti ini adalah ibu kandungnya, aku menjadi tersadar ketika ibu bersuara kembali, “Sayaang…, ayooo…, tolooong Ibu dipuasin lagi Suuur, tolong masukkan punyamu yang besar itu ke punya ibu”.
    “Buuu…, seharusnya saya tidak boleh melakukan ini…, apalagi kepada Ibuu”,sahutku di dekat telinganya.
    “Suuur…, nggak apa-apa…, Naak…, Ibu yang kepingin, lakukanlah Naak…, lakukan sampai Ibu benar-benar puas Suuur”, katanya dengan suara setengah mengiba.

    “aahh…, biarlah, kenapa kutolak”, pikirku dan tanpa membuang waktu lagi aku lalu mengambil ancang-ancang dan kupegang penisku serta kuusap-usapkan di belahan bibir vagina ibu mertuaku yang sudah sedikit terbuka. Sambil kucium telinga ibu lalu kubisikkan, “Buuu…, maaf yaa…., saya mau masukkan sekarang, boleh?”.
    “Suur…, cepat masukkan, Ibu sudah kepingin sekali Naak”, sahutnya seperti tidak sabar lagi dan tanpa menunggu ibu menyelesaikan kalimatnya aku tusukkan penisku ke dalam vaginanya, mungkin entah tusukan penisku terlalu cepat atau karena ibu katanya sudah lama tidak pernah digauli oleh suaminya langsung saja beliau berteriak kecil, “Aduuuh…, Suuur…, pelan-pelan saayaang…, ibu agak sakit niiih”, katanya dengan wajah yang agak meringis mungkin menahan rasa kesakitan. Kuhentikan tusukan penisku di vaginanya, “Maaf Buu…, saya sudah menyakiti Ibu…, maaf ya Bu”. Ibu mertuaku kembali menciumku, “Tidak apa-apa Suuur…, Ibu cuma sakit sedikit saja kok, coba lagi Suur..”, sambil merangkulkan kedua tangannya di pungungku.

    “Buuu…, saya mau masukkan lagi yaa dan tolong Ibu bilang yaa…, kalau ibu merasa sakit”, sahutku. Tanpa menunggu jawaban ibu segera saja kutusukkan kembali penisku tetapi sekarang kulakukan dengan lebih pelan. Ketika kepala penisku sudah menancap di lubang vaginanya, kulihat ibu sedikit meringis tetapi tidak mengeluarkan keluhan, “Buuu…, sakit.., yaa?”. Ibu hanya menggelengkan kepalanya serta menjawab, “Suuur…, masukkan saja sayaang”, sambil kurasakan kedua tangan ibu menekan punggungku. Aku segera kembali menekan penisku di lubang vaginanya dan sedikit terasa kepala penisku sudah bisa membuka lubang vaginanya, tetapi kembali kulihat wajah ibu meringis menahan sakit. Karena ibu tidak mengeluh maka aku teruskan saja tusukan penisku dan, “Bleess”, penisku mulai membongkar masuk ke liang vaginanya diikuti dengan teriakan kecil, “Aduuuh…, Suuur”, sambil menengkeramkan kedua tangannya di punggungku dan tentu saja gerakan penisku masuk ke dalam vaginanya segera kutahan agar tidak menambah sakit bagi ibu.
    “Buuu…, sakit yaa..? maaf ya Buuu”. Ibu mertuaku hanya menggelengkan kepalanya.
    “Enggak kok sayaang…, ibu hanya kaget sedikit saja”, lalu mencium wajahku sambil berucap kembali, “Suuur…, besar betul punyamu itu”.

    Pelan-pelan kunaik-turunkan pantatku sehingga penisku yang terjepit di dalam vaginanya keluar masuk dan ibupun mulai menggoyang-goyangkan pantatnya pelan-pelan sambil berdesah, “ssshh…, oooh…, aahh…, sayaang…, nikmat…, teruuuskan…, Naak”, katanya seraya mempercepat goyangan pantatnya. Akupun sudah mulai merasakan enaknya vaginan ibu dan kusahut desahannya, “Buuu…, aahh…, punyaa Ibu juga nikmat, buuu”, sambil kuciumi pipinya.

    Makin lama gerakanku dan ibu semakin cepat dan ibupun semakin sering mendesah, “Aah…, Suuurr…, ooh…, teruus…, Suur”. Ketika sedang nikmat-enaknya menggerakkan penisku keluar masuk vaginanya, ibu menghentikan goyangan pantatnya. Aku tersentak kaget, “Buuu…, kenapa? apa ibu capeeek?”, Ibu hanya menggelengkan kepalanya saja, sambil mencium leherku ibu berucap, “Suuur…, coba hentikan gerakanmu itu sebentar”.
    “Ada apa Buuu”, sahutku sambil menghentikan goyangan pantatku naik turun.
    “Suuur…, kamu diam saja dan coba rasakan ini”, kata ibu tanpa menjelaskan apa maksudnya dan tidak kuduga tiba-tiba terasa penisku seperti tersedot dan terhisap di dalam vagina ibu mertuaku, sehingga tanpa sadar aku mengatakan, “Buuu…, aduuuh…, enaak…, Buu…, teruus Bu, oooh…, nikmat Buu”, dan tanpa sadar, aku kembali menggerakkan penisku keluar masuk dengan cepat dan ibupun mulai kembali menggoyangkan pantatnya.
    “oooh…, aah…, Suuur…, enaak Suuur”, dan nafasnya dan nafaskupun semakin cepat dan tidak terkontrol lagi.

    Mengetahui nafas Ibu serta goyangan pantat Ibu sudah tidak terkontrol lagi, aku tidak ingin ibu cepat-cepat mencapai orgasmenya, lalu segera saja kuhentikan gerakan pantatku dan kucabut penisku dari dalam vaginanya yang menyebabkan ibu mertuaku protes, “Kenapa…, Suuur…, kok berhenti?”, tapi protes ibu tidak kutanggapi dan aku segera melepaskan diri dari pelukannya lalu bangun.

    Tanpa bertanya, lalu badan ibu mertuaku kumiringkan ke hadapanku dan kaki kirinya kuangkat serta kuletakkan di pundakku, sedangkan ibu mertuaku hanya mengikuti saja apa yang kulakukan itu. Dengan posisi seperti ini, segera saja kutusukkan kembali penisku masuk ke dalam vagina ibu mertuaku yang sudah sangat basah itu tanpa kesulitan. Ketika seluruh batang penisku sudak masuk semua ke dalam vaginanya, segera saja kutekan badanku kuat-kuat ke badan ibu sehingga ibu mulai berteriak kecil, “Suuur…, aduuuh…, punyamu masuk dalam sekali…, naak…, aduuuh…, teruuus sayaang…, aah”, dan aku meneruskan gerakan keluar masuk penisku dengan kuat. Setiap kali penisku kutekan dengan kuat ke dalam vagina ibu mertuaku, ibu terus saja berdesah, “Ooohh…, aahh…, Suuur…, enaak…, terus, tekan yang kuaat sayaang”.

    Aku tidak berlama-lama dengan posisi seperti ini. Kembali kehentikan gerakanku dan kucabut penisku dari dalam vaginanya. Kulihat ibu hanya diam saja tanpa protes lagi dan lalu kukatakan pada ibu, “Buuu…, coba ibu tengkurap dan nungging”, kataku sambil kubantu membalikkan badan dan mengatur kaki ibu sewaktu nungging, “Aduuh…, Suuur…, kamu kok macem-macem sih”, komentar Ibu mertuaku. Aku tidak menanggapi komentarnya dan tanpa kuberi aba-aba penisku kutusukkan langsung masuk ke dalam vagina ibu serta kutekan kuat-kuat dengan memegang pinggangnya sehingga ibu berteriak, “Aduuuh Suuur, oooh”, dan tanpa kupedulikan teriakan ibu, langsung saja kukocok penisku keluar masuk vaginanya dengan cepat dan kuat hingga membuat badan ibu tergetar ketika sodokanku menyentuh tubuhnya dan setiap kali kudengar ibu berteriak, “oooh…, oooh…, Suuur”, dan tidak lama kemudian ibu mengeluh lagi, “Suuur…, Ibu capek Naak…, sudaah Suuur…, Ibuu capeeek”, dan tanpa kuduga ibu lalu menjatuhkan dirinya tertidur tengkurap dengan nafasnya yang terengah-engah, sehingga mau tak mau penisku jadi keluar dari vaginanya.

    Tanpa mempedulikan kata-katanya, segera saja kubalik badan ibu yang jatuh tengkurap. Sekarang sudah tidur telentang lagi, kuangkat kedua kakinya lalu kuletakkan di atas kedua bahuku. Ibu yang kulihat sudah tidak bertenaga itu hanya mengikuti saja apa yang kuperbuat. Segera saja kumasukkan penisku dengan mudah ke dalam vagina ibu mertuaku yang memang sudah semakin basah itu, kutekan dan kutarik kuat sehingga payudaranya yang memang sudah aggak lembek itu terguncang-guncang. Ibu mertuaku nafasnya terdengar sangat cepat, “Suuur…, jangaan…, kuat-kuat Naak…, badan ibu sakit semua”, sambil memegang kedua tanganku yang kuletakkan di samping badannya untuk menahan badanku.

    Mendengar kata-kata ibu mertuaku, aku menjadi tersadar dan teringat kalau yang ada di hadapanku ini adalah ibu mertuaku sendiri dan segera saja kehentikan gerakan penisku keluar masuk vaginanya serta kuturunkan kedua kaki ibu dari bahuku dan langsung saja kupeluk badan ibu serta kuucapkan, “Maaf…, Buu…, kalau saya menyakiti Ibu, saya akan mencoba untuk pelan-pelan”, segera saja ibu berucap, “Suuur nggak apa-apa Nak, tapi Ibu lebih suka dengan posisi seperti ini saja, ayoo…, Suuur mainkan lagi punyamu agar ibu cepat puaas”.
    “Iyaa…, Buuu…, saya akan coba lagi”, sahutku sambil kembali kunaik-turunkan pantatku sehingga penisku keluar masuk vagina ibu dan kali ini aku lakukan dengan hati-hati agar tidak menyakiti badan ibu, dan ibu mertuakupun sekarang sudah mulai menggoyangkan pantatnya serta sesekali mempermainkan otot-otot di vaginanya, sehingga kadang-kadang terasa penisku terasa tertahan sewaktu memasuki liang vaginanya.

    Ketika salah satu payudara ibu kuhisap-hisap puting susunya yang sudah mengeras itu, ibu mertuaku semakin mempercepat goyangan pinggulnya dan terdengar desahannya yang agak keras diantara nafasnya yang sudah mulai memburu, “ooohh…, aahh…, Suuur…, teruuus…, oooh”, seraya meremas-remas rambutku lebih keras. Akupun ikut mempercepat keluar masuknya penisku di dalam vaginanya.

    Goyangan pinggul ibu mertuakupun semakin cepat dan sepertinya sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Disertai nafasnya yang semakin terengah-engah dan kedua tangannya dirangkulkan ke punggungku kuat-kuat, ibu mengatakan dengan terbata-bata, “Nak Suuur…, aduuuh…, Ibuuu…, sudaah…, oooh…, mauuu kelluaar”. Aku sulit bernafas karena punggungku dipeluk dan dicengkeramnya dengan kuat dan kemudian ibu mertuaku menjadi terdiam, hanya nafasnya saja yang kudengar terengah-engah dengan keras dan genjotan penisku keluar masuk vaginanya. Untuk sementara aku hentikan untuk memberikan kesempatan pada ibu menikmati orgasmenya sambil kuciumi wajahnya, “Bagaimana…, Buuu?, mudah-mudahan ibu cukup puas.

    Ibu mertuaku tetap masih menutup matanya dan tidak segera menjawab pertanyaanku, yang pasti nafas ibu masih memburu tetapi sudah mulai berkurang dibanding sebelumnya. Karena ibu masih diam, aku menjadi sangat kasihan dan kusambung pertanyaanku tadi di dekat telinganya, “Buu…, saya tahu ibu pasti capek sekali, lebih baik ibu istirahat dulu saja.., yaa?”, seraya aku mulai mengangkat pantatku agar penisku bisa keluar dari vagina ibu yang sudah sangat basah itu. Tetapi baru saja pantatku ingin kuangkat, ternyata ibu mertuaku cepat-cepat mencengkeram pinggulku dengan kedua tangannya dan sambil membuka matanya, memandang ke wajahku, “Jangaan…, Suuur…, jangan dilepas punyamu itu, ibu diam saja karena ingin melepaskan lelah sambil menikmati punyamu yang besar itu mengganjal di tempat ibuuu, jangaan dicabut dulu…, yaa…, sayaang”, terus kembali menutup matanya.

    Mendengar permintaan ibu itu, aku tidak jadi mencabut penisku dari dalam vagina ibu dan kembali kujatuhkan badanku pelan-pelan di atas badan ibu yang nafasnya sekarang sudah kelihatan mulai agak teratur, sambil kukatakan, “Tidaak…, Buuu…, saya tidak akan mencabutnya, saya juga masih kepingin terus seperti ini”, sambil kurangkul leher ibu dengan tangan kananku. Ibu hanya diam saja dengan pernyataanku itu, tetapi tiba-tiba penisku yang sejak tadi kudiamkan di dalam vaginanya terasa seperti dijepit dan tersedot vagina ibu mertuaku, dan tanpa sadar aku mengaduh, “Aduuuh…, oooh…, Buuu”.
    “Kenapa…, sayaang…, enaak yaa?”, sahut ibu sambil mencium bibirku dengan lembut dan sambil kucium hidungnya kukatakan, “Buuu…, enaak sekaliii”, dan seperti tadi, sewaktu ibu mertuaku mula-mula menjepit dan menyedot penisku dengan vaginanya, secara tidak sengaja aku mulai menggerakkan lagi penisku keluar masuk vaginanya dan ibu mertuakupun kembali mendesah, “oooh…, aah…, Suuur…, teruuus…, naak…, aduuuh…, enaak sekali”.

    Semakin lama gerakan pinggul ibu semakin cepat dan kembali kudengar nafasnya semakin lama semakin memburu. Gerakan pinggul ibu kuimbangi dengan mempercepat kocokan penisku keluar masuk vaginanya. Makin lama aku sepertinya sudah tidak kuat untuk menahan agar air maniku tetap tidak keluar, “Buuu…, sebentar lagi…, sayaa…, sudaah…, mau keluaar”, sambil kupercepat penisku keluar masuk vaginanya dan mungkin karena mendengar aku sudah mendekati klimaks, ibu mertuakupun semakin mempercepat gerakan pinggulnya serta mempererat cengkeraman tangannya di punggungku seraya berkata, “Suuur…, teruuuss…, Naak…, Ibuuu…, jugaa…, sudah dekat, ooohh…, ayooo Suuur…, semprooot Ibuu dengan airmuu…, sekaraang”.

    “Iyaa…, Buuu…, tahaan”, sambil kutekan pantatku kuat-kuat dan kami akhiri teriakan itu dengan berpelukan sangat kuat serta tetap kutekan penisku dalam-dalam ke vagina ibu mertuaku. Dalam klimaksnya terasa vagina ibu memijat penisku dengan kuat dan kami terus terdiam dengan nafas terengah-engah.

    Setelah nafas kami berdua agak teratur, lalu kucabut penisku dari dalam vagina ibu dan kujatuhkan badanku serta kutarik kepala ibu mertuaku dan kuletakkan di dadaku.Setelah nafasku mulai teratur kembali dan kuperhatikan nafas ibupun begitu, aku jadi ingat akan tugas yang diberikan oleh istriku.
    “Buuu…, apa ini yang menyebabkan ibu selalu marah-marah pada Bapak..?”, tanyaku.
    “Mungkin saja Suuur…, kenapa Suuur?”, Sahutnya sambil tersenyum dan mencium pipiku.
    “Buuu…, kalau benar, tolong ibu kurangi marah-marahnya kepada Bapak, kasihan dia”, ibu hanya diam dan seperti berfikir.
    Setelah diam sebentar lalu kukatakan, “Buuu…, sudah siang lho, seraya kubangunkan tubuh ibu serta kubimbing ke kamar mandi.

    Setelah peristiwa ini terjadi, ibu seringkali mengunjungi rumah kami dengan alasan kangen cucu dan anaknya Mur, tetapi kenyataannya ibu mertuaku selalu mengontakku melalui telepon di kantor dan meminta jatahnya di suatu motel, sebelum menuju ke rumahku. Untungnya sampai sekarang Istriku tidak curiga, hanya saja dia merasa aneh, karena setiap bulannya ibunya selalu mengunjung rumah kami.

    Cerita Sex Mertua,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Panas,Cerita Bokep Seks,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Kisah Seks,Cerita Panas,Cerita Mesum

  • Kebejatan Ayah Tiriku

    Kebejatan Ayah Tiriku


    1114 views

    Cerita Sex ini berjudulKebejatan Ayah TirikuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sang ayah tiri meneguk air liur setiapmenyaksikan pinggang, pinggul dan pantat Marina yang indah dan seksi,apalagi bila Marina sedang berjongkok mengepel lantai dengan pakaianseadanya, wah, Daud melotot matanya. Timbullah hasratnya untukmenyaksikan tubuh sang anak tiri yang indah polos tanpa pakaian.

    Daudmendapat akal, suatu hari ketika Marina dan ibunya sedang keluar rumah,Daud bekerja keras membuat lubang di dinding kamar mandi yang hanyaterbuat dari papan. Fortunebet99

    Suatu hari ketika Marina hendak pergi mandi Daud bersiap menunggusambil mengintip dari lubang kamar mandi yang telah dibuatnya, Marinamemasuki kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk melilit ditubuhnya, setelah mengunci pintu kamar mandi dengan tanpa ragu Marinamelepaskan handuknya, Daud menelan liurnya menyaksikan pemandanganindah yang terpampang di depan matanya.

    pemandangan indah yang berasaldari tubuh indah anak tirinya, tubuh yang begitu sekal padat, rampingdan mulus itu membuat gairah Daud bergejolak, apalagi sepasang payudarayang begitu mulus dengan sepasang puting susu berwarna merah jambumenghias indah di puncak payudara yang sekal itu, mata Daud melirik kearah selangkangan gadis itu tampak bulu-bulu halus indah menghias disekitar belahan kemaluan perawan itu yang membukit rapat.

    Semua itumembuat dada Daud bergetar menahan nafsu, membuatnya semakin penasaraningin menikmati keindahan yang sedang terpampang di depan matanya. Daudtahu Marina sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk pipis.

    Pada malam berikutnya, Daud dengan sabar menunggu. Begitu Marinamemasuki kamar mandi, Daud membarenginya dengan memasuki kamar Marina.Daud menunggu dengan jantung berdebar keras, begitu Marina masukkembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu Daud muncul dari baliklemari, Marina terbelalak, mulutnya menganga, buru-buru Daud meletakkantelunjuk ke mulutnya, isyarat agar Marina jangan berteriak, Marinamundur beberapa langkah dengan ketakutan.

    Daud maju dan tiba-tibamenyergapnya Marina siap menjerit, tetapi Daud dengan cepat menutupmulutnya. “Jangan menjerit!”, Daud mengancam. Marina semakin ketakutan,badannya gemetar. Daud memeluk gadis yang masih murni itu,

    menciumibibirnya bertubi-tubi. Marina terengah-engah. “Jangan takut, nantikuberi uang”, kata Daud dengan nafas menggebu-gebu. Bibir Marina terusdiciumi, gadis itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dengan mulutterbuka. Tanpa sadar, rontaan Marina mulai melemah, bahkan kedualengannya memanggut bahu Daud. Sekilas terbayang adegan di buku pornoyang pernah dilihatnya.

    Alangkah gembiranya Daud ketika Marina mulai membalasciuman-ciumanya dengan tak kalah gencarnya. “Pak, Pak jangan…!”,Walaupun mulutnya berkata jangan, tetapi Marina tidak mengadakanperlawanan ketika gaunnya di lepas. Dalam sekejap, Marina hanyamengenakan beha dan celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama.

    Daudmencopoti bajunya sendiri. Marina menghambur ke tempat tidur danmenutupi tubuhnya dengan selimut, Marina menghadap tembok, menunggudengan dada bergetar, di hatinya terjadi pertentangan antara nafsu dankeinginan untuk mempertahankan kehormatannya, namun nafsulah yangmenang.

    Selimut yang menutupi tubuh ditarik, Marina dipeluk daribelakang dan dirasakannya hangatnya pisang ambon Daud mengganjal danmenggesek-gesek di belahan pantatnya, Marina menggigil.

    Dengan bernafsu Daud menciumi kuduk Marina, gadis itumenggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Daudmembalikkan tubuh Marina hingga telentang, gadis itu meronta hendakmelepaskan diri, Daud menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buahdada Marina.

    Dada yang ranum dan sehat, yang selama beberapa hari inimengisi khayalan Daud. Kembali rontaan-rontaan Marina melemah,dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya, yang diciumi Daud denganberganti-gantian. Dada yang kenyal dan masih segar itu bergetar-getar,Daud membuka mulutnya dan melahap putingnya yang merah jambu.

    Marinamenjerit lirih, tetapi segera tenggelam dalam erangan kenikmatan. “Pak,mm.., mm.., ja..ngan ssshh mmphh…, sshh..”.

    Akhirnya Marina tidak lagi memberontak, dibiarkannya payudara kiridan kanannya dijilati dan dihisap oleh Daud. Aroma harum yang terpancardari tubuh perawan itu benar-benar menyegarkan, membuat rangsanganbirahi Daud semakin naik. Kedua bukit indah Marina semakin mengeras danmembesar, puting yang belum pernah dihisap mulut bayi itu kian indahmenawan, Daud terus mengulum dan mengulumnya terus.

    “Pak, Saya.., takuut”, Suara Marina mendesah lembut.

    “Jangan takut, tidak apa-apa nanti kuberi uang..”, dengan napas memburu.

    “Ibu, pak. Nanti ibu bangun.., sshh.., aah..”.

    “aakh.., ibumu tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah kuberi obat tidur”.

    Marina mulai mendesah lebih bergairah ketika tangan Daud mulaibermain di bukit kemaluannya yang membengkak. Daud menekan-nekan bukitindah itu. “Kue apemmu hebat sekali”, bisik Daud sambil berkali-kalimeneguk air liurnya, tangan Daud menguak belahan kue apem itu.

    Marinayang semula mengatupkan pahanya rapat-rapat kini mulai mengendurkannya,bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Daud yang romantismendatangkan rasa nikmat bukan kepalang apalagi batang kemaluan lelakiyang tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Marina danberdenyut-denyut. Sebenarnya Marina ingin sekali menggenggam batangkemaluan yang besarnya luar biasa itu.

    Sementara itu Daud menggosok-gosokkan tangannya ke bukit kemaluanyang ditumbuhi rambut halus yang baru merintis indah menghiasi bukititu.

    “Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh..”, Mata Marina membeliak-beliak danpahanyapun membuka.

    Daud menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibirvagina Marina yang masih rapat walau sudah dikangkangkan. Secaranaluriah Marina menggenggam batang penis Daud, ia merasa jengah,keduanya saling berpandangan, Marina malu sekali dan akan menarikkembali tangannya tetapi dicegah oleh Daud, sambil tersenyum, lelakiyang cukup ganteng itu berkata,

    “Tidak apa-apa, Marina! Genggamlahsayang, berbuatlah sesuka hatimu!”.

    Dan dengan dada berdegup Marinatetap menggenggam batang penis yang keras itu. Daud merem-melekmenikmati belaian dan remasan lembut pada batang penisnya.

    Sementaraitu tangan Daud mulai menjelajahi bagian dalam kemaluan Marina, gadisitu menjerit kecil berkali-kali. Bagian dalam kemaluannya telah basahdan licin, ujung jari Daud menyentuh-nyentuh clitoris Marina. Marinamenggelinjang-gelinjang.

    “Bagaimana Mar?”, tanya Daud.

    “Enaakh…, Paak!”, Jawab Marina.

    Daud semangkin gencar menggempur vagina Marina dengan jaritangannya. Lalu Daud menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Marina.Dipandanginya belahan vagina yang begitu indahnya, menampakkan bagiandalamnya yang kemerahan dan licin. Daud menguakkan bibir-bibir kemaluanitu, maka kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibirkemaluan Marina, Daud tidak dapat menahan dirinya lagi, diciumnyaclitoris Marina dengan penuh nafsu. Marina menjerit kecil.

    “Kenapa Marina? Sakit?”, tanya Daud di sela kesibukannya.

    Mariana menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kakinya. Denganbernafsu Daud menjilati vagina Marina dan lidahnya menerobos menjilatibagian dalam dari kemaluan Marina, melilit dan membelai clitorisnya.Marina semakin tidak tahan menerima gempuran lidah Daud, tiba-tibadirasakannya dinding bagian dalam kemaluannya berdenyut-denyut sertaseluruh tubuhnya terasa menegang dan bersamaan dengan itu ia merasakansesuatu seperti akan menyembur dari bagian kemaluannya yang palingdalam.

    “aakh…, uuggh…, Paakk..”, Marina mendesah seiring menyemburnya airmani dari dasar lubuk kemaluannya. Sementara Daud tetap menjilatikemaluan Marina bahkan Daud menghisap cairan yang licin dan kental yangmenyembur dari kemaluan Marina yang masih suci itu, dan menelannya.

    “Sungguh nikmat air manimu Mar”, bisik Daud mesra di telinga Marina.Sementara Marina memandang memelas ke arah Daud, dan Daud mengerti apayang diingini gadis itu, karena iapun sudah tidak tahan seperti Marina.Batang kemaluan Daud sudah keras sekali. Besar dan sangat panjang.

    Sedangkan bukit kemaluan Marina sudah berdenyut-denyut ingin sekalidimasuki penis Daud yang besar. Maka Daudpun mengatur posisinya di atastubuh Marina. Mata Marina terpejam, menantikan saat-saat mendebarkanitu. Batang penis Daud mulai menggesek dari sudut ke sudut, menyentuhclitoris Marina.

    Marina memeluk dan membalas mencium bibir ayah tirinyabertubi-tubi. Dan akhirnya topi baja Daud mulai mencapai mulut lubangkemaluan Marina yang masih liat dan sempit. Dan Daudpun menekanpantatnya. Marina menjerit. Bagaikan kesetanan ia memeluk dengan kuat.Tubuhnya menggigil.

    “Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak..”, Marinamerintih-rintih, pecahlah sudah selaput daranya.

    Sedangkan Daud tidakmenghiraukanya ia terus saja menyodokkan seluruh batang kemaluannyadengan perlahan dan menariknya dengan perlahan pula, ini dilakukannyaberulang kali. Sementara Marina mulai merasakan kenikmatan yang tiadaduanya yang pernah dirasakannya.

    “Goyangkan pinggulmu ke kanan dan ke kiri sayang!”, bisik Daud sambil tetap menurun-naikkan pantatnya.

    “Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough..”, jawab Marina dengan mendesah. KiniMarina menggoyangkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya.

    Dirasakannyakenikmatan yang luar biasa pada dinding-dinding kemaluannya ketikabatang penis Daud mengaduk-aduk lubang vaginanya.

    “Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..!”, erang Marina.

    Daudsemakin gencar menyodok-nyodok vagina Marina, semakin cepat pulagoyangan pinggul Marina mengimbanginya hingga, “Ouuuughh…, sa.., saya…,mmaau…, keluar.., Paak..”.

    “Tahan…, sebentar…, sayang…, ooouggh..”.

    Daud mulai mengejang, diapun hampir mencapai klimaksmya. “aaGhh…”,jerit Marina sambil menekan pantat Daud dengan kedua kakinya ketika iamencapai puncak kenikmatannya. Bersamaan dengan tekanan kaki MarinaDaud menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan,“Eeegghh…, Ooouugh..”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet..”.

    Mengalirlahair mani Daud membasahi lubang kemaluan Marina yang sudah dibanjirioleh air mani Marina. Merekapun mencapai puncak kenikmatannya. Keduanyaterkulai lemas tak berdaya dalam kenikmatan yang luar biasa denganposisi tubuh Daud masih menindih Marina dan batang penisnya masihmenancap dalam lubang kemaluan Marina.

    Enam bulan kemudian, Marina dan Ria meninggalkan kota kecilnya. Merekaikut Om Jalil ke Jakarta. Om Jalil belum lama mereka kenal, tetapimereka tidak peduli, mereka menginginkan hidup lebih baik ketimbang dikota kecilnya sendiri.

    Mereka tahu nasib apa yang bakal mereka terimadi Jakarta nanti, diserahkan pada seorang germo yang namanya TanteYeyet. Mereka pergi ikut Om Jalil tanpa sepengetahuan orang tua merekamasing-masing. Om Jalil menunggu mereka di stasion kereta api. Darisanalah baru mereka bersama-sama menuju Jakarta.

    Ria berani ikut denganOm Jalil ke Jakarta karena dia juga sudah tidak perawan lagi. Bukitkemaluannya sudah ditoblos oleh Pandy. Pandy adalah pria yang sangatberpengalaman dengan wanita. Pandy pandai merayu. Dan Marinapuntergelincir dalam rayuannya dan berhasil digagahi Pandy, ia merupakanorang kedua yang pernah merasakan nikmatnya vagina Marina selain ayahtiri Marina.

    Sementara kereta berjalan dengan pesatnya. Dalam perjalanan merekadi malam hari yang selama delapan jam dalam kereta api, Om Jalil tidakdapat menahan hawa nafsunya berjalan dengan dua orang gadis cantik yangmenggoda. Dengan sedikit memaksa Om Jalil mencoba untuk menggaulimereka.

    Pada waktu itu keadaan kereta yang mereka tumpangi tidakterlalu banyak penumpangnya sehingga banyaklah kursi yang kosong.Kebetulan deretan bangku di depan mereka kosong. Waktu itu lampupenerang gerbong sudah dipadamkan tinggal lampu remang-remang saja yangmasih menyala menerangi keadaan gerbong yang mereka tumpangi.

    “Kalian tentunya sudah berpengalaman dengan laki-laki?”, tanya Om Jalil memulai pembicaraan.

    “Belum Om”, jawab Ria dengan malu-malu.

    “Sudah berapa kali kamu merasakannya, Ria?”, tanyanya sambil memegangpaha Ria yang hanya mengenakan rok mini dari bahan yang tipis.

    “Merasakan apa, Om?”, tanya Ria berpura-pura tak mengerti.

    “Merasakan hangatnya batang peler pria memasuki lubang kemaluanmu”, jawab Om Jalil dengan terus terang.

    “Saya, saya baru merasakannya sekali Om”, jawab Ria sambil menunduk.

    “Tidak usah malu, apakah kamu menikmatinya?”, Om Jalil mulai menebar jaringnya. Ria hanya mengangguk tanpa berkata apapun.

    “Sedangkan kamu sudah berapakali kecoblos Mar?”, mengalihkan pertanyaanya pada Marina.

    “Dua kali, Om”, jawabnya singkat.

    “Syukurlah, jadi kalian sudah punya pengalaman”. Dia berhenti untuk menghisap rokoknya lalu mematikan rokok itu.

    “Tapi aku perlu untuk mengetahui sampai di mana kemampuan kalian”, sambungnya sambil menghadap ke arah Ria.

    “Bagaimana caranya Om?”.

    “Dengan mencobanya langsung”, jawabnya tegas.

    “Mencoba langsung, di mana Om?”.

    “Di sini saja, toh semua penumpang sudah tidur”.

    “Tetapi..”.

    “Tenang saja biar Om yang mengaturnya”, potong Om Jalil sambilmerangkul tubuh Ria yang ada di sebelah kanannya, lalu ia mulaimenciumi bibir Ria.

    Ria terpaksa melayaninya demi lancarnya perjalananmereka ke Jakarta. Setelah beberapa saat lidah mereka saling berpilin,tangan Om Jalil mulai beraksi menyelinap, meremas payudara Ria melaluibagian bawah kaos ketat yang dikenakan Ria. Ria menggelinjang menikmatisentuhan tangan Om Jalil yang sangat lincah meremas payudaranya,apalagi bibir Om Jalil yang menggerayangi lehernya.

    Semakin ganas Om Jalil menikmati bukit indah milik Ria yang putihmulus itu setelah mengangkat kaos, dan melepas beha Ria. SedangkanMarina hanya menatap mereka dengan kosong. Tiba-tiba tangan Om Jalilyang satu meraih tangan Marina. Tanpa perlawanan tangan itu ditaruh diatas batang penisnya yang masih dalam celana.

    Marina mengerti maksud OmJalil, dengan segan-segan dibukanya ikat pinggang Om Jalil laluditurunkan ritsluitingnya, dikeluarkannya kemaluan yang sudahdigenggamnya dari celana dalamnya. “mmhh…”, desah Om Jalil menikmatiremasan tangan halus Marina pada batang penisnya. Sementara tangankanan yang bebas menjelajah ke dalam rok mini Ria, jari tangan kanannyadengan lincahnya mencoba melepaskan celana dalam yang dikenakan Ria.

    Ria mengangkat pantatnya untuk memudahkan Om Jalil melepaskanpenutup belahan vaginanya, Ria mengangkat satu kakinya untuk melepaskancelana dalamnya yang melorot sampai di mata kaki, bersamaan dengan ituitu jari-jari Om Jalil menerobos bibir vaginanya, lalu mempermainkanclitoris yang ada di dalamnya.

    Ria gelagapan menahan nikmat yangdirasakannya pada clitorisnya yang dipilin jari-jari Om Jalil, sertagigitan-gigitan lembut pada puting susu kanannya serta belaian-belaianyang diselingi remasan nikmat pada buah dadanya yang kiri. SementaraMarina tidak lagi meremas batang penis Om Jalil, tetapi dia menggocokbatang penis itu dengan lembut. Pergumulan segitiga itu berjalan cukuplama hingga Om Jalil tak dapat lagi menahan nafsunya.

    “Pindahlah kamuke bangku itu!” perintahnya pada Ria sambil menunjuk tempat duduk diseberang tempat duduk mereka.

    Ria mengikuti perintah Om Jalil, dia duduk menyadar di tempat yangditunjuk Om Jalil. Lalu Om Jalil berdiri menghadap Ria dengan batangpenisnya yang panjang besar dan hitam menunjuk ke arah Ria, ditariknyakaki Ria hingga posisi gadis itu setengah rebah menyandar, laludikangkangkannya paha Ria hingga tampak olehnya belahan indah yangdihiasi bulu-bulu lebat dengan bagian dalam yang merah merona, laludiarahkannya kepala penisnya yang merah mengkilap memasuki lubangvagina Ria.

    “Ssssshh…, aahh..”, desah gadis itu ketika dengan agaksusah kepala penis itu memasuki lubang kemaluannya. Om Jalil sendirimerasakan nikmat luar biasa ketika kepala kemaluannya terjepit olehbibir-bibir vagina Ria yang sempit, hingga ia tak melanjutkan gerakanmendorongnya untuk menikmati pijitan bibir vagina itu di kepalapenisnya. Sedangkan Marina hanya menyaksikan adegan itu dengan dadabergetar menghayalkan hal itu terjadi pada dirinya.

    Setelah terhenti beberapa kejap, dengan pasti Om Jalil melanjutkandorongan pantatnya hingga, “Blueess…”. Seluruh batang kemaluannyaamblas memasuki vagina Ria. Sedangkan Ria mengerang tertahan merasakanbetapa batang kemaluan Om Jalil yang besar menyumpal di dalam lorongkemaluannya, membuat nafasnya terburu nafsu. Kenikmatan itu bertambahketika Om Jalil menarik keluar batang kemaluannya hingga menimbulkangesekan yang mengguncang seluruh tubuh Ria

    Om Jalil memepercepatgerakan pantatnya mengeluar-masukkan penisnya hingga tubuh Riaterhentak-hentak kenikmatan, merasakan betapa dahsyatnya penis Om Jalilyang besar itu mengobrak-abrik lubang kemaluannya hingga membuatnyamelenguh-lenguh nikmat.

    “Ouuugh…, eeeghh…, te..ruuus.., ooom…, jaa..ngan…, berhenti.”, desahRia tertahan menikmati tarian penis Om Jalil dalam lubang vaginanyayang semakin basah dan licin hingga mengelurkan suara decak pelan.Semakin lama gerakan Om Jalil semakin gencar, dan remasannya padapayudara Ria semakin gemas,

    ditambah dengan gerakan pinggul Ria yangmembuat batang penis Om Jalil seret keluar masuk, membuat keduanya takdapat bertahan lebih lama lagi, hingga.., “Aah…, ahh…, essst…,esssst..”, desah Om Jalil sambil menggerakkan pantatnya dengan cepat.

    “Ouuugh…, eessstt…, eeengh…, aakh…, aakuu.., ti.., tidak.., taahaan..,laagi…, om..”, erang Ria hampir mencapai puncak orgasmenya.

    “Tung..guu.., sayang…, aakku…, juuggaa…, mmau.., ngecret..!”, ucap OmJalil terputus-putus sambil menancapkan batang penisnyasedalam-dalamnya ke dalam vagina Ria.

    “aakuuu…, kee..keeluar.., Ooom..”.

    “Akuuu…, juuggaa…, aaghh..”, dan, “Creeet.., creeet.., crettt.”,tersemburlah cairan nikmat dari batang penis Om Jalil ke dalam vaginaRia.

    Keduanya saling berangkulan mencapai puncak kenikmatan bersama-sama,cairan kental membanjiri vagina Ria dan membasahi penis Om Jalil.Sementara ketika Om Jalil dan Ria bertarung, Marina begitu terangsangmelihat permainan mereka hingga tanpa sadar tangannya meremas buahdadanya dan mengelus-elus bibir kemaluannya dan mendesah-desah seorangdiri, karena dibakar hawa nafsunya sendiri.

    Om Jalil dan Ria sama-samaterkulai setelah keduanya mencapai puncak kenikmatan, sedangkan Marinamerasakan denyutan-denyutan dalam liang vaginanya merindukan sentuhankemaluan lelaki di dinding-dindingnya, semakin ia menahan gejolak nafsuitu semakin menggejolak nafsu itu dalam dadanya.

    akhirnya ia tak kuasamenahan diri, Marina bangkit dari duduknya lalu berlutut di hadapanselangkangan Om Jalil yang bersandar memejamkan mata di bangkusebelahnya, ditatapnya kemaluan Om Jalil yang menggantung lunglai,dibelainya kemaluan yang besar itu, walaupun belum tegak berdiri.Semakin lama belaiannya semakin menggebu lalu diremasnya penis yangmulai bangun perlahan-lahan karena remasan-remasan jemari lentik Marina.

    Om Jalil membuka matanya karena merasakan kegelian yang nikmat padabatang penisnya, dibiarkannya beberapa saat Marina yang belum tahubahwa Om Jalil sudah terjaga, membelai dan meremas batang kemaluannya,Om Jalil berkata perlahan.

    “Kau menginginkannya?”.

    “I.., iya Om aa.., aku menginginkan burungmu”, jawab Marina dikuasaioleh nafsunya.

    Lalu Om Jali memegang bahu Marina lalu mengangkatnyaberdiri, ia menatap gadis di hadapannya, ia tahu bahwa Marina telahdikuasai oleh nafsunya, mulailah Om Jalil membelai tubuh Marina yangmengenakan gaun terusan tanpa lengan yang begitu minim.

    Tangannyameraba mulai dari bagian paha yang tak tertutup oleh terusan yangpendek itu, terus merambat menuju pada sepasang paha yang mulus itusambil terus berdiri hingga pakaian Marina tertarik mengikuti gerakanberdiri Om Jalil, hingga Om Jalil berhasil melepaskan pakaian itu daritubuh yang kini hanya mengenakan beha dan celana dalam. Kembali OmJalil membelai tubuh itu dari atas ke bawah sambil bergerak duduk.

    Setelah posisinya duduk berhadapan dengan selangkangan Marina yanghanya mengenakan celana dalam, tangannya bergerak melepas celana dalamitu hingga terpampanglah gumpalan bulu-bulu halus terhampar menghiasisekitar bibir kemaluan yang begitu ranum dan menebarkan aroma yangmenggairahkan hingga membuat darah Om Jalil menggelegar dan nafsunyamulai menanjak.

    Dengan kedua tangannya Om Jalil merengkuh bungkahanpantat Marina yang padat ke arah wajahnya, lalu dengan rakusnya OmJalil melumat bibir kemaluan Marina dengan penuh nafsu. Marina mendesahkenikmatan sambil membelai rambut Om Jalil yang tengah melumatvaginanya.

    “Ooouugh…, Ooomm…, lakukanlah.., Oom.., aa.., aku…, dah ti..daak.., taahhan…, lagi..!”.

    Om Jalil hanya tersenyum dan menjawab dengan perlahan, “Baiklah.Sekarang naiklah ke pangkuanku”, suruh Om Jalil pada Marina.

    Marinamengikuti perintah Om Jalil, dengan cepat ia duduk di pangkuan OmJalil. Penis Om Jalil yang tegak menghadap ke atas meleset miringdiduduki oleh Marina. Om Jalil berkata, “Bukan begitu caranya, sekarangberdirilah dengan lutut di atas bangku mengangkangi burungku!”, ajar OmJalil pada Marina.

    Kini Marina mengangkangi Om Jalil yang dudukbersandar dengan penis tegak ke atas mengarah tepat pada bibir kemaluanMarina. Kembali Om Jalil memberikan instruksi kepada Marina, “Kinigenggamlah burungku!”. Marina menggenggam penis Om Jalil. “Arahkan kelubang memekmu!”, Kembali Marina menuruti perintah Om Jalil tanpaberkata apapun. “Turunkan pantatmu lalu masukkan burungku dalam lubangmemekmu perlahan-lahan!”.

    Marina mengerjakan semua perintah Om Jalil hingga…, “Sleeep….”,Kepala kemaluan Om Jalil yang besar itu menyelinap di antara dua bibirvagina Marina yang langsung menjepit kepala penis itu dengan ketat.Marina mendesah kenikmatan, “Oough…”. Dipegangnya bahu Om Jalil yangsedang merem-melek menikmati jepitan sepasang bibir vagina Marina yangkenyal dan sempit. Dengan suara terputus-putus kenikmatan Om Jalilberkata,

    “Yaakh…, begitu, sekarang turunkan pantatmu agar burungkudapat masuk lebih dalam!”, Marina menghempaskan tubuhnya ke bawah,dirasakannya betapa penis Om Jalil yang besar dan panjang itu meneroboske dalam liang vaginanya yang terdalam, yang belum pernah tersentuholeh benda apapun karena penis Om Jalil adalah penis paling besar danpanjang yang pernah menerobos lubang vaginanya, dan itu memberikankenikmatan yang belum pernah dirasakan Marina sebelumnya.

    Om Jalilsendiri mengejang menikmati gesekan seret dari dinding vagina Marinayang seakan mengurut penisnya dengan kenikmatan yang luar biasa.

    Dirangkulnya tubuh Marina untuk melampiaskan getaran kenikmatan yangdirasakannya. Sejenak keduanya terdiam tidak melakukan gerakan apapunkarena tenggelam dalam kenikmatan yang tiada taranya. Hanyagetaran-getaran kereta api yang bergelombang membuat mereka melayangdalam arus kenikmatan bercinta.

    Akhirnya kesunyian itu dipecahkan oleh suara Om Jalil yang lebih mirip desahan.

    “Sekarang bergeraklah hurun naik agar lebih nikmat sayang!”.

    “Eest.., baikh.., Om..”, jawab Marina sambil mulai mengangkat tubuhnya,terasa olehnya betap hangatnya gesekan kulit penis Om Jalil di dalamliang vaginanya, lalu dihempaskan lagi tubuhnya ke bawah membenamkanpenis Om Jalil kembali dalam pelukan dinding kemaluannya yang berdenyutkenikmatan.

    Hal itu dilakukan Marina berulang kali seiring dengangetaran kereta yang menambah nikmatnya persetubuhan mereka, kian lamagerakan Marina semakin gencar menurun-naikan pantatnya. Sedang Om Jaliltidak hanya diam saja, ia mengiringi gerakan pantat Marina denganmenaikkan pantatnya bila Marina menghentakkan pantatnya membenamkanpenis Om Jalil. Marina mendesah-desah menikmati permainanan yang hebatitu.

    “Eeeghh…, niikhmat…, sekhali…, Om..”

    “Yaakh…, memang.., nikhmat memekmu ini Mar…, oouggh..”.

    “Ooomm…, hisaplah susuku ini agar lebikh nikhmat Om..” pinta Marina,sambil menarik kepala Om Jalil ke arah dadanya yang dibusungkanmenantang itu.

    Segera saja Om Jalil melepaskan satu-satunya pakaianyang masih melekat di tubuh Marina, menggelembunglah payudara yangkenyal menegang setelah Om Jalil menarik lepas penutup benda indah itu.Mulailah Om Jalil menjilati puting susu Marina yang merah menantangitu, tidak hanya sampai di situ saja, Om Jalil menghisap rakus buahdada yang benar-benar ranum itu kiri dan kanan sedangkan keduatangannya meremas buah pantat Marina yang padat berisi dan membantunyaturun naik menenggelamkan penisnya. Semakin lama gerakan keduanyasamakin menggila desahan-desahan tak henti-hentinya keluar darisepasang insan itu.

    “Oooooogh…, oough…, akhh…, ahh…”, desahan Marina menikmati tarianpenis Om Jalil yang perkasa di dalam lubang vaginanya yang semakinlicin dan basah.

    Cukup lama mereka berpacu dalam mengejar kenikmatansehingga, “Eeeeest…, Ooough…, lebihh…, ceepat lagi…, Sayaang.., akumaau keeeluaar..!”.

    “Yaakhh…, aku…, juga..,. sudahh…, tidak.., taahaan.., laagi…, Ooooomm”.

    Hentakan pantat mereka semakin cepat terbawa nafsu yang seakanmeledakkan dada mereka hingga, “Ooough…, Akuu…, keluaar…, sayang..”

    “Akhuu.., aakhh…”.

    “Creeet.., creet.., creettt..”,

    Keduanya saling berangkulan dengan eratmenikmati puncak permainan mereka yang sungguh hebat. Marina berdirimengeluarkan penis yang besar itu dari lubang vaginanya lalu berpakaiandan kembali lunglai di bangkunya menyusul Ria yang sudah terlelap.Sedang Om Jalil menatap kedua gadis bergantian lalu dia berpakaian dankembali memejamkan matanya. Semuanya sunyi dan tenang. Tak ada lagierangan-erangan atau desahan, mereka tertidur dengan penuh kepuasan,tanpa memikirkan apa yang menanti mereka di Jakarta nanti.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Skandal Perselingkuhan Lewat SMS

    Cerita Sex Skandal Perselingkuhan Lewat SMS


    595 views

    Perawanku – Cerita Sex Skandal Perselingkuhan Lewat SMS, Hari itu aku seperti biasa mencuci motor , ku basahi motor ku dengan sabun lalu ku gosok gosok sampai berbusa,setelah berbusa aku bilas dengan air sampai bersih , belum aku keringkan dengan kanebo, eh tiba2 ada suara sms dari hp ku, ku lihat hpku lalu kubaca pesan singkat yang terkirim dari nomor yang tak ada di memori di hp ku, kupikir ini nomer siapa ? lalu kubaca isi sms nya yaitu “Hai ,Apa kabar sayang ?” Aku pikir salah sambung ,aku diamkan saja.

    Malam dingin dan sedikit rintik2 hujan tapi aku tetap saja membawa motor ku ke jalan untuk menjemput istriku pulang kerja,maklum malam itu dia lembur jadi dia pulang tak seperti biasa. Segera ku tarik gas tuk melaju kan motor ku.

    Tiba di tempat kerja istriku aku tunggu dulu sampai keluar dari tempat kerja istriku itu, aku tunggu sambil memainkan hp ku lalu aku di kejutkan kembali oleh sms yang muncul di layar hpku, ku buka kembali sms itu dan ku baca “Say,kok gak di balas sms aku sich ,kenapa dah lupa ya ma aku? “
    aku pun membalas sms itu karena aku pikir dia salah sambung sampai dua kali aku jawab “Maaf mungkin anda salah sambung ! “
    “Aku shinta bekas pacar mu dulu !”
    Aku sangat terkejut dengan balesan sms tadi ,rupanya dari shinta bekas pacarku dulu,tapi dia ada perlu apa kok sekarang dia sempat2nya sms aku setelah selama 2 tahun lost contact

    Setelah dia meninggalkan diriku 2 tahun yang lalu karena married dengan cowo yang lain,hatiku sempat broken, tapi aku tetap menerima keputusan nya karena shinta menuruti apa yang di perintah kan oleh orang tuanya karena mereka menjodohkan dengan pria pilihan mereka(ortu).

    Aku langsung telepon aja dia, “Shinta,gimana kabar kamu ?” Shinta: “aku baik saja ?” .segera kuhentikan telepon ku “Shinta,nanti lagi yah aku telepon” karena aku melihat istriku sudah keluar dari kerjaannya dan mulai berjalan mendekati aku.
    “Telepon dari siapa a ? ” ujar istriku ” Oh ,itu dari teman lama ” tapi aku gak bilang dari shinta karena istriku pasti marah kalo itu telp dari Shinta bekas pacarku dulu.

    Lihat Juga:  Kisah Hot Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus

    Pagi hari nya aku pun pergi ke tempat pekerjaan ku seperti biasa, setelah sampai di tempat kerja aku pun langsung melakukan pekerjaan ku seperti biasanya.
    Jam menunjukan angka 12 itu artinya aku mulai beristirahat setelah pergi makan keluar aku berdiam diri sekaligus memikirkan mengenai kejadian kemarin malam ketika aku di sms ma Shinta, aku berpikir kenapa dia menghubungiku lagi padahal dia sudah berkeluarga dan punya momongan.

    Hp ku pun kembali berbunyi dan ketika ku angkat ada seorang wanita berkata “Halo,selamat siang sayang ?” dan aku pun menjawab “Siang” oh rupanya si shinta lagi .Kami pun mengobrol ngalor ngidul mengenai hubungan kita di masa lalu,aku pun kembali mengenang masa2 indah aku dulu sama dia ,Tapi ah sudah lah itu hanya masa lalu saja.gak akan terulang kembali lagi pula kita berdua sudah memiliki kehidupan masing2.

    “Deni,Kamu masih sayang gak sama aku?” kata shinta .Aku pun terkejut kenapa dia bisa sampai bisa berbicara seperti itu. “Aku masih sayang banget ma kamu ,tapi kita kan sudah berbeda saat ini” aku jawab. lalu dia berkata “Den,kalo kamu masih sayang ma aku ,aku ingin bertemu ma kamu lagi tapi tanpa sepengetahuan istri kamu,aku hanya ingin curhat saja ma kamu mengenai rumah tangga aku” Aku tidak bisa menolak karena dia memohon kepadaku dan berjanji hanya satu kali ini saja.
    Aku pun mengiyakannya dan bersedia untuk bertemu lagi dengan nya.

    Singkat cerita aku pun menunggu di tempat yang telah di sepakati yaitu di tempat biasa restoran tempat langganan kami dahulu , lalu aku melihat seorang wanita yang mulai mendekati tempat aku.Aku lihat dari dekat dan ternyata Shinta.Aku perhatikan wajah dia semakin cantik aja gumamku dan kulihat tubuhnya begitu sintal dengan payudara yang menurut aku sich besar jika di banding dengan kepunyaan istriku.
    Aku bergumam lagi andai kami dulu jadi menikah pasti aku sangat senang.

    “Hai,melamun aja,!” Shinta berkata kepadaku memecah keheningan aku.
    “Shin,kamu semakin cakep aja semenjak aku di tinggal ma kamu” aku menggodanya dan dia pun terlihat senang.

    “Oh ya da apa kamu mau mau ketemu ma aku lagi?”
    “Kenapa gak boleh yah,ya udah aku pulang lagi nich”
    “Tidak aku bercanda aja kok” ujar ku
    “Aku gak bahagia Den”
    “kenapa kamu gak bahagia terus bilang ma aku?””Sambil aku menyantap makanan
    “Aku gak bahagia dengan suami aku sekarang aku mau mendapatkan kebahagian lagi ma kamu den”. Katanya dari dulu juga Shinta masih sayang sama aku

    Lihat Juga:  Rino sakuragi

    Aku mendengarkan semua uneg2 di pikiran dia selama dia menjalani kehidupan rumah tangga dia. Aku turut sedih aja mendengar nya .Selama ini dia menderita karena suami nya selingkuh dengan teman sepekerjaan nya.shinta bercerita ma aku.
    Shinta mengetahui nya karena membaca sms2 hp suaminya.Puncak nya yaitu ketika ada sms dari selingkuhan suami dia yang isi nya yaitu “Yang,malam ini kita ketemu di hotel Preanger aja yah aku tunggu di loby jam 20.00 wib.”

    Lalu shinta pun pergi ke tempat tersebut dan melihat dengan mata kepala sendiri,melihat suami nya bertemu dengan teman ceweknya itu,lalu mereka berdua masuk kedalam kamar.”Seperti itu lah Say kelakuan suami aku” shinta berkata sambil menitikan air mata. Aku bilang kok punya istri cantik (shinta) masih bisa2 nya selingkuh. Aku langsung mengusap air matanya dengan sapu tangan.

    Rupanya pembicaraan kami berdua tak terasa dan aku lihat sekarang sudah jam 22.00 wib.
    “Shin,aku antar kamu pulang yah”
    “Jangan ,aku gak mau pulang?”
    “terus gimana anak kamu ,kan kasihan dia di tinggal ma kamu”
    “anak ku sudah aku titipin sama neneknya,aku pokoknya gak mau pulang ?”
    “trus kamu mau kemana malam ini?”
    “kemana aja yang penting gak pulang kerumah suami aku”
    Aku pun bingung karena kalo di bawa kerumah ku pastinya istriku marah.

    “malam ini aku titipin kamu di tempat teman ku aja yah,kebetulan rumah nya saat ini lagi di kosong karena teman ku sedang keluar kota?”
    “Ok”

    Akhirnya kami sampai di rumah teman ku itu, aku menelpon dulu ma teman ku mau pinjam rumah nya selama dia di luar kota untuk di tinggali sama shinta.rupanya teman ku akan pulang satu bulan lagi.

    Aku pun masuk kedalam rumah kulihat agak sedikit berantakan dan aku membersihkan nya maklum rumah orang bujangan seperti ini aku bilang.

    Setelah semua rapi aku duduk di sofa dan shinta pun mendekati aku dan bilang lagi

    Lihat Juga:  Sex Party Bersama Tante dan Anaknya

    “Den,aku sangat sayang sama kamu”
    “aku pun sayang ma kamu ” ujarku.
    Mungkin karena situasi dan kondisi kami saat itu sangat mendukung maka terjadilah peristiwa yang seharusnya tak boleh terjadi.

    Aku menatap kedua bola mata nya agak lama lalu aku berkata aku sayang kamu.
    Aku pun mulai memeluk nya erat dan mulai ku ciumi bibirnya yang merah itu,hatiku saat itu sangat berdebar dan sensasi nya sangat nikmat sekali mungkin karena aku sudah lama tidak berciuman ma dia.

    Sambil berciuman aku meraba2 payudaranya dan aku perlahan membuka kancing bajunya satu persatu akhirnya shinta hanya berbalutkan bra dan cd.aku lihat warna nya pink dan ada renda2 disisi2nya.aku semakin melotot aja ketika shita melepas cd dan bra nya.

    kuciumi bibirnya lalu keleher nya “oh..oh..oh..uh..uh..”ujar shinta karena ku masukan jari tengah ku ke liang nikmat miliknya.

    setelah agak basah liang nikmatnya aku pun meminta shinta untuk membuka semua baju ku dan mengulum burungku.
    dia pun mau.
    “Ooooh..oh…..uhhhh….ohh terus shin..sepongan kamu sangat nikmat”
    kami pun melakukan posisi 69 dan kita saling menjilat kenikmatan2 kami.

    “oh..oh..oh….oh..ohh..uh..uh..haaaah….ouh. …” hanya suara itu saja yang kudengar dari mulut shinta dan aku.
    “Shin,sudah yah aku masukin aja sekarang”
    “Iya sayang masukin aja”
    Aku pun merubah posisi dan sekarang kita berhadapap2an aku mulai memasukan burungku ke liang nikmat shinta. “Sleb..sleb..sleb..”agak sedikit susah memasukan nya,tapi berkat perjuangan aku pun bisa menembus ke dalam liang nikmat shinta.

    kurasakan nikmat yang tiada tara ketika burung ku bergesekan dengan dinding2 liang nikmat shinta.”Ohhhhhhh…..ohh..ohh..ohh”
    Aku melihat shinta pun sangat menikmati gesekan2 itu.

    Lama2 aku mempercepat tempo masuk keluarnya burungku itu dan aku berkata ma shinta”Sayang aku mau keluar sekarang nich”
    “iya sayang aku juga mau keluas bentar lagi” ujarnya

    “oh….oh….oh….ohhhohhh..ohh”
    Shinta pun semakin erat saja dan aku pun semakin cepat penetrasinya”
    Hingga aku mengeluarkan semua tenaga ku yang tersisa dan kami pun mendapat orgasme berbarengan
    “oh..oh..oh..oh..oh..uh..uh..uh.uhh.ooooooh……. ……ooohhhhh”
    aku pun terkulai di atas tubuh shinta dan shinta pun sama sama relaksasi.

    “Sayang nikmat sekali bercinta denganmu sandai kamu adalah suami aku”
    “sayang aku juga merasakan nikmat yang susah untuk aku ungkapkan”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Karena Foto Bugil Ku Dapat Menikmati 2 tante

    Karena Foto Bugil Ku Dapat Menikmati 2 tante


    1398 views

    cerita hot Yang Berjudul ” Karena Foto Bugil Ku Dapat Menikmati 2 tante ” Yang Seru Dan Akan Buat Birahi Seks Anda Naik Atau Sange Berat !!

    Perawanku – Ketika Pada suatu hari ketika aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Yani, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Endang dan Tante Rani tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain.

    Cerita Sex Menikmati 2 Tante Sekaligus

    Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Endang (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).

    Aku telepon rumah Tante Endang dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Endang dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.
    “Ada apa sih Anto?” tanya Tante Endang yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
    “Duduk dulu Tante,” jawabku.
    “Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.
    “Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Endang lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.
    “Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Endang panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.
    “Anto.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.
    “Hhhmm.. begini Tante Endang, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

    “Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.
    “Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.
    “Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Endang dengan ketus.
    “Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.
    “Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.
    “Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Endang dan Tante Rina dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.
    “Bagaimana Tante?”
    “Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.
    “Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Endang menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.
    “Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.

    Kulihat kananku Tante Endang tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,
    “Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Endang lemas.
    “Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.
    “Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”
    “Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.
    “Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.
    “Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Endang.”
    “Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Endang sambil merengut marah.

    Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Endang walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat.

    Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.
    “Ssudah Anto?” tanya Tante Endang sambil mulai memakai bajunya kembali.
    “Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.
    “Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.
    “Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.
    “Baiklah,” balas Tante Endang ketus,
    “Apalagi yang mesti kami lakukan?”
    “Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.
    “Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.
    “Begini Anto, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.
    Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.
    “Tante Endang juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

    “Beginikan,” jawab Tante Endang yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.
    “Anto pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Endang sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina.
    “Sudah belum, Anto.. Ess..,” kata Tante Endang sedikit mendesah.
    “Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.
    “Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina yang mulai membasah.
    “Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

    “Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Endang menahan geli.
    “Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.
    “Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Endang dan Tante Rina.
    “Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.
    “Boleh dimasukin jari nggak Tante?”
    Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Endang yang makin mendesah-desah tidak karuan,
    “Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.
    “Jangan lho Anto.. sshh..,” desah Tante Endang sambil tangannya meremasi sofa.
    “Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.
    “Aaahh.., Anto..,” desah Tante Endang dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.
    “Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Endang dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

    “Bagaimana Tante Endang,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.
    “Saya cium ya vagina Tante Endang ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya. “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.
    “Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Endang sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.
    “Gimana Tante Endang, geli tidak..,” tanya Anto.
    “Ssshh.. Anto.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.
    “Teruss.. Anto,” desis Tante Endang tak kuat lagi menahan nafsunya.

    Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Endang kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan
    “Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Endang merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.
    “Tante Endang keluar Anto..,” desah lemas Tante Endang dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Endang sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Endang Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.
    “Aah ss.., Antoo,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

    Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,
    “Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Endang dan Tante Rina.
    “Gantian dong Tante, punyaku sudah tegangnih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Endang dan Bullik Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.
    “Kamu nakal Anto, ngerjain kami,” kata Tante Endang sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.
    “Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.

    “Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Anto sambil menekan kepala Tante Rina yang naik turun di penisnya. Tante Endang terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.
    “Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.
    “Tunggu dulu ya Tante Endang, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Endang yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.
    “Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.
    “Cepatss.. Anto,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Endang yang jongkok diatas mulutnya.

    “Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Endang setiap kali lidah Tante Rina memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Endang. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya. “Ahhss.. Anto Tante keluar.. ”
    “Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Bu Endang ya,” kataku sambil menarik Tante Endang untuk naik kepangkuanku.

    Tante Endang hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Endang Lalu Aaahh.. desah Tante Endang merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Endang sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.
    “Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.


    “Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Endang sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.
    “Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Endang untuk menungging.

    Kusetubuhi Tante Endang dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Endang mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Endang, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.
    “Ssshh.. Anto, Tante mau keluar..” rintih Tante Endang.
    “Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.
    “Aaahh ss.., Tante Endang keluar..,” melenguh panjang.
    “Saya belum, Tante,” kataku kecewa.
    “Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Endang jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.
    “Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

    Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Endang dan Tante Rina.
    “Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

  • Cerita Sex Pemerkosaan Sadis Brutal ABG Siswi SMK

    Cerita Sex Pemerkosaan Sadis Brutal ABG Siswi SMK


    2058 views

    Perawanku – Rio (Nama Disamarkan) duduk di kelas XI SMK. Hidupnya penuh dengan kegalauan karena tugas yang menumpuk di berbagai guru. Setelah beberapa hari Rio melihat seorang wanita yang sama sekolah di sini, hanya beda kelas. Dia bernama Vanny (Nama Disamarkan). Dia merupakan cewek yang laki-laki idam-idamkan. Dia memiliki postur yang sempurna, kulitnya putih, bibirnya merah tipis eksklusif dan dia memiliki payudara yang besar dan membuat cowok pada menggilainya.

    Sabtu sore Rio melihatnya sendirian di bengkel sedangkan guru-guru sudah tidak ada satupun yang ada di sekolah. Rio menghampiri dia dan mencoba mengobrol dengannya.

    Rio : Hai Vanny! sedang apa di sini sendiri?
    Vanny : Hai.. tadinya aku mau pulang tapi sudah tidak ada kendaraan jadi aku milih nginep aja di sini.
    Rio : Oh.. Emang kamu mau tidur dimana? (basa-basi sambil bertanya tempat tidur)
    Vanny : Aku mau tidur di kantor bengkel saja.
    Rio : Oh ya udah, aku pulang dulu yah.
    Vanny : Iya.

    Ternyata Rio pun tidak jadi pulang dan diam di luar ruangan tempat dimana Vanny Tidur. Kira-kira jam 23.00 Rio mencoba masuk ke dalam ruangan Vanny tidur. Dan ternyata Vanny telah tertidur pulas mengenakan seragam sekolahnya. Rio mendekatinya dan Rio coba mencium dan memeluk dirinya. Sambil Rio memeluknya, dia membuka kemeja dan BH yang Vanny kenakan dan Rio mencoba meremasnya pelan-pelan. Beberapa menit Rio meremas payudaranya, Rio mencoba untuk membuka rok dan celana dalamnya karena dia masih tertidur dengan nyenyak.

    Setelah Vanny telanjang bulat, Rio pun mulai memainkan vaginanya yang masih perawan. Vaginanya pun basah dan dia orgasme sambil tertidur. Rio pilin puting payudaranya dan tiba-tiba dia bangun.

    “Ahhh… Heyy Rio sedang apa kamu?” kata Vanny sambil menjauh dari Rio.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Tolonggg Tolonggg…” Vanny minta tolong.
    “Percuma di sekolah ini cuma ada kita berdua, kau mau teriak sekeras apapun tak akan ada orang yang mendengar.. orang sekolah kita 4 hektare,” ujar Rio.
    “Ayo ke sini kita bercinta di malam yang begitu indah ini,” kata Rio.
    “Aku tak mau, aku mohon aku masih perawan dan aku belum siap,” ujar Vanny.

    Tapi Rio tak menghiraukannya. Dia langsung menyeret Vanny ke gudang tempat alat-alat bengkel disimpan. Rio membuka pakaiannya dan langsung menyergap vagina Vanny dengan penisnya yang besar dan panjang.

    “Pelan-pelan please aku masih perawan,” hasut Vanny. Rio mulai menancapkan penisnya yang memakai kondom ke dalam vagina Vanny. Ternyata benar Vanny masih perawan. Rio memulainya dengan posisi doggy style. Darah dan cairan vagina Vanny bercucuran di lantai dan Rio pun terus menancapkan penisnya ke dalam vagina Vanny dengan sangat kencang. Sambil menangis Vanny menahan rasa sakit dan nikmatnya sex. Riopun berhenti dan kembali menancapkan penisnya ke dalam pantat Vanny. Vanny menjerit, “aaaaaaaah.”

    “Tenang aku nggak bakal terlalu dalam kok,” kata Rio. Setelah beberapa menit, Rio mengeluarkan penisnya dan menyuruh Vanny mengulumnya di dalam mulutnya. Rio pun orgasme dan memancarkan spermanya di wajah Vanny. “Hmmm aaah…” Vanny menangis sambil menikmatinya.

    Vanny dibiarkan tergeletak di gudang bengkel dan Rio keluar dari bengkel.

    Cerita Sex Pemerkosaan Sadis Brutal ABG Siswi SMK

    Cerita Sex Pemerkosaan Sadis Brutal ABG Siswi SMK

    ‘Hah.. cari apa yah yang bisa aku masukan ke dalam vagina si Vanny, biar jebol sekalian..’ pikir Rio. Rio mulai mencari alat-alat yang biasa dipakai di bengkel. Rio mengambil palu besi, linggis, dildo penis (besar), tabung besi, dan cairan oli yang baru dan yang lama. Ternyata Vanny sudah sadar dan sehat saat Rio kembali. Rio mulai mengikat Vanny membentuk huruf X agar tubuh Vanny terlentang. Setelah diikat, Vanny pun dilumuri dengan cairan oli yang masih baru. Oli pun dilumuri ke seluruh tubuhnya sampai rambutnya. Vanny pun menjadi licin. Tiba-tiba Rio mengambil palu yang ujungnya menyerupai Penis dan pelan-pelan memasukannya ke dalam vagina Vanny.

    “Aaaaaaaaawwhh,” Vanny menjerit. Setelah palu tersebut masuk dengan tongkatnya, vagina Vannypun mengeluarkan darah yang sangat banyak dan Riopun melepas palunya. Setelah dilepas, Vanny mengira akan selesai, ternyata Rio malah memasukannya lagi ke pantat Vanny yang bohay. Vanny kembali menjerit. Sewaktu Vanny menjerit dibukakannya mulut Vanny dan diguyurkan oli yang baru ke mulut Vanny hingga berceceran dan tidak bisa bicara. Palu menancap di pantat Vanny dan Rio mengambil linggis yang telah dia siapkan. Dia memasukan linggis tadi ke dalam vagina Vanny dengan tidak hati-hati. Darah terus mengalir keluar dari vagina Vanny sampai Vanny pun pingsan.

    Beberapa jam kira-kira jam 02.20 Vanny tersadar dan dia sudah ada di atas mesin bubut yang sudah dijepitnya tubuh Vanny di atas mesin bubut dengan selotip-selotip bening. Di cakram mesinpun terlihat Dildo yang sangat besar dijepit oleh cakram. Tubuh Vanny pun mulai di majukan dan otomatis memasukan Dildo ke dalam vagina Vanny. Setelah dildonya masuk dengan susah, mesin bubutpun dinyalakan dan tiba-tiba dildo tersebur berputar di dalam vagina vanny. Dengan kecepatan 250 rpm Vanny menahan sakit karena dildo tersebut sangat besar dan sempitnya vagina Vanny membuatnya kesakitan dan panas dari mesin menyalur ke vagina Vanny.

    Rio pun mematikan mesin setelah 10 menit, lalu apa yang Rio lakukan ternyata dia menambah kecepatannya menjadi 725 rpm. Kembali mesinnya dijalankan dan sedikit demi sedikit Rio kembali menekankan dildo dengan menggeser tubuh Vanny. Beberapa saat kemudian kecepatan pun ditambahkan hingga max yaitu 1000 rpm. Dildo masuk sangat dalam dan kecepatan putar yang sangat tinggi membuat vagina Vanny hancur dan mengeluarkan darah yang sangat dahsyat. Vanny yang dalam keadaan sadar menangis sambil menjerit histeris, “aaaaaaawww aaaaaawhhh” Keluarnya darah dari dalam vagina Vanny malah Rio mengguyurkan cairan oli yang lama dicampur yang baru di atas tubuh Vanny sehingga kulit Vanny terlihat licin dan hitam.

    Jam 03.30 mesin dimatikan dan Vanny dilepaskan dari ikatannya. Setelah Vanny terlepas, dia tidak bisa berdiri karena kelelahan. Rio coba mengistirahatkan Vanny di dalam kamar mandi agar setelah tersadar nanti dia sudaha bersih karena mandi. Jam 04.50 Rio pun melihat sambil memberikan baju ke kamar mandi Vanny. Dia pun tampak bersih tetapi Rio melihat lubang vaginanya robek sekitar 3.7 cm ke arah atas dan ke arah pantat sehingga lubang vaginanya menjadi satu dengan lubang pantatnya. Dan robek ke atas. Retapi Rio biarkan dan Vanny pun Rio pakaikan baju.

    Setelah pagi, Rio mengantar Vanny pulang dan saat Rio bangunkan Vanny ternyata Vanny tetap tidak bisa bediri dan berjalan. Karena terlalu beresiko kalau Vanny pulang, Rio membawanya ke kost-kostan Rio menggunakan motor. Kebetulan di depan sekolah belum ada satpam karena masih pagi.

    Setelah di kostan Rio, Rio menidurkannya di ranjangnya. Vanny tersadar pada jam 19.00 dan Vanny marah padanya karena telah menyiksanya, tapi Rio pun mengancamnya jika Vanny berani mengadukan perlakuannya, Rio akan membunuhnya, dan diapun berjanji. Setelah itu Rio pun kembali menikmati tubuhnya hingga menjelang subuh dan diantarkan pulang dia di pagi harinya karena Vanny sudah sehat kembali.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Ngentot Dengan Dokter – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Ngentot Dengan Dokter – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1381 views

    Perawanku – Ditanganku saat itu ada hasil pemeriksaan USG yang menunjukkan gambar janin berumur 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebenarnya bukan untuk melihat janin ini tetapi untuk memeriksa perutku karena beberapa minggu ini aku merasa sering mual-mual dan tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan biasa.

    Aku tidak menyangka hubungan badanku dengan Ferry akan membuatku hamil dengan cepat, padahal hubungan badan pertamaku dengan Ferry baru menginjak bulan ke-3. Namaku Yunita, seorang dokter di Bandung yang sedang mengambil spesialisasi mata saat cerita ini terjadi. Umurku saat itu sekitar 36 tahun dan berstatus janda cerai dengan satu anak perempuan ABG.

    Mantan suamiku juga dokter ahli penyakit dalam yang belakangan aku ketahui punya kelainan sex, yaitu bisex (suka perempuan dan laki-laki). Sehingga karena tidak tahan akhirnya aku minta cerai setelah ayahku meninggal. Perceraian dan kehilangan ayah membuat aku menjadi gamang, apalagi bagiku ayahku adalah segala-galanya.

    Kegamanganku itu rupanya terbaca dan dimanfaatkan oleh dokter NL, seorang dokter senior yang sangat dihormati di kotaku yang juga sekaligus menjadi dosen pembimbing program spesialisku. Dengan pendekatan kebapakannya dia akhirnya bisa membawaku ke ranjangnya tanpa banyak kesulitan. Affair kami awalnya berlangsung cukup panas karena kami punya banyak kesempatan bersama untuk melakukannya di manapun kami ingin, seperti di tempat praktek, di rumah sakit, di rumah dokter NL (saat ada istrinya) bahkan di dalam pesawat kecil (dokter NL ini adalah juga seorang pilot).

    Karena alasanku berhubungan dengannya adalah untuk mengisi kekosongan sosok seorang ayah, maka aku pada awalnya tidak begitu peduli dengan kualitas hubungan seks yang aku dapat yaitu jarangnya aku mendapat orgasme. Hubungan kami inipun tidak pernah membuatku sampai hamil walaupun kami sering melakukannya pada periode suburku tanpa pengaman.

    Karena perbedaan umur yang cukup jauh, pelan-pelan aku mulai ada rasa bosan setiap kali berhubungan badan dengan pembimbingku ini. Apalagi kedekatanku dengan dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh teman-teman kuliahku yang secara tidak langsung mulai menghambat program spesialisasiku. Akhirnya pada suatu acara reuni kecil-kecilan SMAku, aku bertemu lagi dengan sahabat-sahabat lamaku, termasuk Ferry.
    Aku dan Ferry sebenarnya sewaktu di SMA bersahabat sangat dekat sehingga beberapa teman menganggap kami pacaran. Tapi setelah lulus SMA, Ferry memilih untuk berpacaran dengan sahabatku yang lain yang kemudian menjadi istrinya. Kalau sebelumnya aku lebih sering berhubungan dengan istrinya Ferry, bahkan kedua anak kami juga bersahabat.

    Tapi setelah acara reuni itu, aku juga menjadi sering bekomunikasi kembali dengan Ferry, baik lewat telepon maupun SMS. Akhirnya Ferry menjadi teman curhatku, termasuk masalah affairku dengan dokter NL dan entah kenapa aku menceritakannya dengan detail sampai ke setiap kejadian. Ferry adalah pendengar yang baik dan dia sama sekali tidak pernah langsung menghakimi apa yang telah kulakukan, terutama karena tahu persis latar belakangku.

    Komunikasiku dengan Ferry sebagian besar sepengetahuan istrinya, walaupun detailnya hanya menjadi rahasia kami berdua. Kalau aku sudah suntuk teleponan, kadang-kadang dia mengajakku jalan-jalan untuk ngobrol langsung sehingga pelan-pelan aku mulai bisa melupakan afairku dengan dokter NL dan mencoba membina hubungan yang baru dengan beberapa laki-laki yang dikenalkan oleh teman-temanku.

    Sayangnya aku sering kurang merasa sreg dengan mereka, terutama karena mereka tidak bisa mengerti mengenai jam kerja seorang dokter yang sedang mengambil kualiah spesialisnya. Lagi-lagi kalau ada masalah dengan teman-teman priaku ini aku curhat kepada Ferry yang sebagai anak seorang dokter Ferry memang juga bisa memahami kesulitanku dalam mengatur waktu dengan mereka.
    Hingga pada suatu siang aku mengajak Ferry untuk menemaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang akan dipakai sebagai tempat reuni akbar SMAku. Aku ingin minta saran Ferry tentang bagaimana pengaturan acaranya nanti disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di sana. Seperti biasa sepanjang jalan kita banyak ngobrol dan bercanda, tapi entah kenapa obrolan dan canda kita berdua kali ini sering menyinggung seputar pengalaman dan fantasi dalam hubungan seks masing-masing.

    Sekali-sekali kita juga bercanda mengenai “perabot” kita masing-masing dan apa saja yang suka dilakukan dengan
    “perabot” itu saat bersetubuh. Entah kenapa dari obrolan yang sebenarnya lebih banyak bercandanya ini membuat aku mulai sedikit terangsang, putingku kadang-kadang mengeras dan vaginaku mulai terasa sedikit berlendir. Waktu aku lirik celananya Ferry juga terlihat lebih menonjol yang mungkin karena penisnya juga berereksi.
    Dalam pikiranku mulai terbayangkan kembali beberapa hubungan badan di masa lalu yang paling berkesan kenikmatannya. Tanpa terasa akhirnya kami sampai di rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku jadi teralihkan untuk memberi pesan-pesan kepada mamang penjaga rumah dan tukang kebun yang ada di sana untuk mempersiapkan rumah tersebut sebelum akhirnya membawa Ferry berkeliling rumah.

    Seperti waktu SMA dulu, obrolan kami kadang-kadang diselingi dengan saling bergandengan tangan, saling peluk dan rangkul atau sekedar mengelus-elus kepala dan pipi. Setelah selesai berkeliling kami kembali ke ruang tengah yang mempunyai perapian yang biasa dipakai menghangatkan ruangan dari udara malam Lembang yang cukup dingin.
    Di sana Ferry kembali memeluk pinggangku dengan kedua tangannya dari depan sehingga kami dalam posisi berhadapan. Pelukannya itu aku balas dengan memeluk leher dan bahunya sehingga kami terlihat seperti pasangan yang sedang berdansa.
    “Mmmmpppphhhh ……” Ferry tiba-tiba memangut bibirku lalu mengulumnya dengan hangat dan lembut.
    Walaupun saat itu aku benar-benar kaget, tapi entah kenapa aku merasa senang karena dicium oleh orang yang aku anggap sangat dekat denganku.
    Dengan jantungku berdebar aku kemudian memberanikan diri untuk membalas ciumannya sehingga kami berciuman cukup lama dengan diselingi permainan lidah ringan.
    “Ahhh…….” Tanpa sadar aku mendesah saat ciuman perdana kami itu akhirnya berakhir. Sesaat setelah bibir kami lepas, aku masih memejamkan mata dengan muka sedikit menengadah dan bibir yang setengah terbuka untuk menikmati sisa-sisa ciuman tadi yang masih begitu terasa olehku. Aku baru tersadar setelah Ferry menaruh telunjuknya dibibirku yang sedang terbuka dan memandangku dengan lembut sambil tersenyum.

    Kemudian dia menarik kepalaku ke dadanya sehingga sekarang kami saling berpelukan dengan eratnya. Jantungku semakin berdebar dan nafasku mulai tidak teratur, ciuman tadi telah membangkitkan “kebutuhanku” akan kehangatan belaian laki-laki. Tanpa menunggu lama, aku mengambil inisiatif untuk melanjutkan ciuman kami dengan memangut bibir Ferry lebih dulu setelah melakukan beberapa kecupan kecil pada lehernya.

    Kali ini aku menginginkan ciuman yang lebih “panas” sehingga tanpa sadar aku memangut bibirnya lebih agresif. Ferry langsung membalasnya dengan lebih ganas dan agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku dan bibirnya melumat bibirku. Ciuman yang bertubi-tubi dan berbalasan membuat tubuh kami berdua akhirnya kehilangan keseimbangan hingga jatuh terduduk di atas sofa.

    Tangan Ferry mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, mula-mulai masih dari luar baju kaosku tapi tak lama kemudian tangannya sudah masuk ke dalam kaosku. Kedua cup-BHku sudah dibuatnya terangkat ke atas sehingga kedua buah dadaku dengan mudah dijangkaunya langsung. Jari-jarinya juga dengan sangat lihai dalam mempermainkan putting buah dadaku.
    Bibir Ferry juga mulai menciumi leher dan kedua kupingku sehingga menimbulkan rasa geli yang amat sangat. Terus terang dengan aksi Ferry itu aku menjadi sangat terangsang dan membankitkan keinginanku untuk bersetubuh. Maklum sejak putus dengan dosen pembimbingku praktis aku tidak pernah lagi tidur dengan laki-laki lain.

    Aku saat itu sudah sangat berharap Ferry segera memintaku untuk bersetubuh dengannya atau meningkatkan agresifitasnya ke arah persetubuhan. Aku rasakan vaginaku sudah sangat basah dan aku mulai sulit berpikir jernih lagi karena dikendalikan oleh berahi yang semakin memuncak. Sebaliknya Ferry kelihatan masih merasa cukup dengan mencium meremas buah dadaku saja yang membuat aku semakin tersiksa karena semakin terbakar oleh nafsu berahiku sendiri.

    “To, kamu mau ga ML sama aku sekarang ?” Kata-kata itu meluncur begitu saja dengan ringan dari mulutku di mana dalam kondisi biasa sangat tidak mungkin aku berani memulainya. Hanya dengan melihat Ferry menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum, aku langsung meloncat dari sofa dan berdiri di hadapan Ferry sambil melepas kaos atas dan BHku dengan terburu-buru. Melihat itu, Ferry membantuku dengan melepas kancing dan risleting celana jeansku sehingga memudahkanku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah.

    Ferry sekali lagi membantuku dengan menarik celana dalamku sampai terlepas hingga membuat tubuhku benar-benar telanjang bulat tanpa ada lagi yang menutupi. Tanpa malu-malu, aku kemudian menubruk Ferry di sofa untuk kemudian duduk dipangkuannya dengan posisi kedua kakiku mengangkangi kakinya. Kami lalu berciuman lagi dengan ganasnya sambil kedua tangan Ferry mulai meraba-raba dan meremas-remas tubuh telanjangku sebelah bawah..
    “Akkhhhhhh ….” Aku menjerit pendek saat Ferry memasukkan jari tangannya ke dalam liang senggama dari vaginaku yang sudah mengangkang di pangkuannya. Tanpa menunggu lama mulut Ferry juga langsung menyambar putting payudaraku membuat badanku melenting-lenting kenikmatan yang sudah lama tidak kunikmati. Ferry semakin agresif dengan memasukkan dua jarinya untuk mengocok-ngocok liang senggamaku yang membuat gerakan badanku semakin liar.
    Gerakanku yang sudah makin tidak terkendali rupanya membuat Ferry kewalahan, lalu dengan perlahan dia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terhampar di bawah sofa. Kemudian dengan tenang Ferry mulai membuka bajunya satu persatu sambil mengamati tubuh telanjangku dihadapannya yang menggelepar gelisah oleh berahiku yang sudah sangat memuncak.
    Melihat Ferry memandangiku seperti itu, apalagi dengan masih berpakaian lengkap, tiba-tiba aku menjadi sangat malu sehingga aku raih bantal terdekat untuk menutupi muka dan dadaku sedangkan pahaku aku rapatkan supaya kemaluanku tidak terlihat Ferry lagi. Sesaat kemudian aku merasakan Ferry membuka pahaku lebar-lebar dan tanpa menunggu lama-lama kurasakan penisnya mulai melakukan penetrasi.

    BLESSSSSS ……kurasakan penis Ferry meluncur dengan mulus memasuki liang senggamaku yang sudah becek sampai hampir menyentuh leher rahimku.

    “Uhhhhhhmmmm ….” Aku mengeluarkan suara lenguhan dari balik bantal menikmati penetrasi pertama dari penis sahabatku yang sudah aku kenal lebih dari 20 tahun.
    “Katanya tadi mau ngajak ML ….” Kata Ferry sambil mengambil bantal yang kupakai menutupi mukaku sambil tersenyum menggoda.
    “Sok atuh dimulai saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memerah karena masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Ferry langsung menimbulkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku.

    Ferry mengait kedua kakiku dengan tanganya sehingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuatnya lebih leluasa menggerakkan pinggulnya dalam melakukan penetrasi selanjutnya.
    “Ferryoo…..ohhhh…ahhhhh….. nikmat sekali …Ferryoo….” Aku mulai meracau kenikmatan. Kedua kakiku kemudian dipindah ke atas bahu Ferry sehingga pinggulku lebih terangkat, sedangkan Ferry sendiri badannya sekarang menjadi setengah berlutut.
    Posisi ini membuat sodokan penis Ferry lebih banyak mengenai bagian atas dinding liang senggamaku yang ternyata mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah aku dapat dari laki-laki yang pernah meniduriku sebelumnya.
    “Adduuhhh …. enak sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu enak sekaliii …” aku mulai meracau dengan pilihan bahasa yang sudah tidak terkontrol lagi. Aku lihat posisi Ferry kemudian berubah lagi dari berlutut menjadi berjongkok sehingga dia bisa mengayun penisnya lebih panjang dan lebih bertenaga. Badanku mulai terguncang-guncang dengan cukup keras oleh ayunan pinggul Ferry.

    Ayunan penisnya yang panjang dan dalam seolah-olah menembus sampai ke dalam rahimku secara terus menerus sampai akhirnya aku mulai mencapai orgasmeku.
    “Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku jadi terputus-putus karena guncangan badanku. Ferry merespon dengan mengurangi kecepatan ayunan penisnya sambil menurunkan kakiku dari bahunya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Akhirnya gelombang orgasmeku datang bergulung-gulung, bola mataku terangkat sesaat ke arah atas sehingga tinggal putih matanya saja dan kedua tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri.
    Ferry memberikan kecupan-kecupan kecil saat nafasku masih terengah-engah sambil tetap memaju mundurkan dengan pelan penisnya yang masih keras menunggu aku siap kembali karena dia sendiri belum sampai ejakulasi. Setelah nafasku mulai teratur, aku peluk Ferry lalu kami berciuman dengan penuh gairah dan kepuasan untuk babak ke satu ini.

    “Yunita, aku boleh minta masuk dari belakang ?” Bisiknya ditelingaku
    “Tentu saja sayang, kamu boleh minta apa saja dari aku …” Aku menjawab sambil tersenyum manis padanya. Ferry dengan hati-hati bangun dari atas tubuhku sampai berlutut, kemudian dengan pelan-pelan dia cabut penisnya dari vaginaku.
    “Uhhhhhhhh ….” Aku medesah karena merasa geli bercampur nikmat saat penisnya dicabut.
    Aku lihat penis Ferry masih mengacung keras dan sedikit melengkung ke atas, batang penisnya yang penuh dililit urat-urat terlihat sangat basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang tepat di bawah selangkanganku juga sangat basah oleh cairanku yang langsung mengalir ke karpet tanpa terhalang bulu-bulu kemaluanku.

    Vaginaku memang hanya berbulu sedikit seperti anak-anak gadis yang baru mau puber, itupun hanya ada di bagian atas dekat perutku, sehingga aku tidak perlu repot-repot lagi mencukurnya.
    “Ayo Lan, balikkan tubuh kamu” Pinta Ferry padaku Setelah berhasil mengankat tubuhku sediri, aku lalu membalikkan badan untuk mengambil posisi menungging sebagai persiapan melakukan persetubuhan doggy style sesuai permintaannya tadi.
    Aku rasakan Ferry medekat karena penisnya sudah terasa menempel di belahan pantatku dekat liang anus. Posisi kedua kakiku dia betulkan sedikit untuk mempermudahnya melakukan penetrasi. BLESSSSS ………………… untuk kali kedua penisnya masuk ke dalam liang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Aku melenguh dengan kerasnya mengikuti masuknya penis tersebut.
    Kurasakan penis Ferry mulai bergerak maju mundur, bukan hanya karena gerakan pinggulnya saja tapi juga karena dengan tangannya Ferry juga menarik dan mendorong pinggulku sesuai dengan arah gerakan penisnya dia sehingga aku seperti “ditabrak-tabrak” oleh penisnya.

    “Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh “ Aku terus-terusan mengerang kenikmatan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … terdengar suara pantatku yang beradu dengan pahanya Ferry. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Aku mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … tiba-tiba kudengar suara pintu yang dibuka.

    “Neng Yunita … ada apa Neng ?” Aku mendengar suara penjaga rumahku bertanya dengan suara gugup. Rupanya dia dikagetkan saat mendengar lolonganku tadi yang membawanya datang kemari, tapi akhirnya menjadi lebih kaget lagi setelah melihat majikannya sedang disetubuhi oleh tamunya.
    Lagi pula siapa yang menyangka kami akan nekat bersetubuh siang hari bolong di ruang keluarga yang terbuka dan masih ada penghuni rumah lainnya.

    “Ga ada apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Yunita nih …” Kudengar Ferry menjawab dengan tenang tanpa ada nada kaget atau gugup seolah-olah tidak terjadi apa-apa, bahkan tanpa menghentikan pompaan penisnya. Hanya kecepatannya saja dikurangi sehingga tidak terdengar lagi bunyi-bunyian heboh yang berasal dari beradunya kemaluan-kemaluan kami
    “Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Aku tetap tidak mampu menahan erangan nikmatku walaupun aku sangat kaget kepergok sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang sudah megenalku sejak kecil
    “Aa..aduh punten Neng Yunita … punten Agan … Mamang tidak tahu Agan-agan sedang sibuk begini, Mamang tadi takut ada apa-apa denger suara Neng Yunita seperti menjerit” Lanjutnya dengan muka pucat setelah sadar apa yang dilihatnya.
    “Ya sudah pak, Neng Yunita juga ga apa-apa kok” Kudengar jawaban Ferry “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apa-apa ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh “ Aku coba bantu menjawab tanpa melihat ke arahnya tapi malah jadi bercampur desahan karena aku benar-benar sedang dalam kendali kenikmatan dari gerakan penis Ferry.

    “Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah mau ke belakang lagi” kata Mamang sebelum kemudian berlalu menghilang di balik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Ferry kembali menggenjot penisnya dengan kecepatan penuh
    “Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh “ Aku kembali menjerit-jerit dan bahkan mungkin lebih keras lagi dari sebelumnya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir lagi, sebagian ada mengalir turun lewat kedua pahaku sebagian lagi ada yang naik melalui belahan pantatku karena terpompa oleh penis Ferry.
    Kepergok oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang menegangkan, tapi sekaligus membuat aku semakin terangsang setelah melihat sendiri Ferry bisa mengatasinya dengan tenang.
    “Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Ferryo….geliii …“ Teriakku saat jari-jari Ferry mulai mempermainkan liang duburku yang telah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh ….

    Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku ketika Ferry malah memasukkan jari tangannya ke dalam liang duburku setelah dilumasi cairan vaginaku terlebih dahulu. Saking sakitnya aku sampai mencoba mengulurkan tangan kananku ke arah duburku untuk menepis tangannya tapi tidak berhasil.
    Tapi seperti waktu pertama kali vaginaku diperawani oleh mantan suamiku dulu, rasa sakit itu lama-lama hilang dan berganti menjadi rasa nikmat yang sangat berbeda. Walaupun tidak senikmat penis Ferry yang ada di liang senggamaku, tapi tambahan gerakan jarinya di liang duburku mulai membuatku semakin bergairah. Tiba-tiba kurasakan gerakan Ferry menjadi tidak teratur lagi, penisnya seperti berdenyut-denyut di dalam liang senggamaku sedangkan nafasnya seperti ditahan-tahan.
    Mungkin Ferry akan ejakulasi ? Memikirkan hal itu, aku menjadi tambah bergairah menuju orgasmeku yang kedua.
    “Lan… Yunita…sepertinya aku sudah akan keluarrrr ….

    “ Kata Ferry dengan sedikit tertahan
    “T…ttung…ggguu sebentar lagi To …. Yunita juga sss … sudah …hhhaampir dapppatt lagi” Aku berharap bisa orgasme barengan pada saat Ferry ejakulasi, saat itu tangan kananku sudah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri.
    “Ahhhhh …” aku menjerit tertahan saat Ferry mencabut tangannya dari liang duburku Ferry sekarang memakai kedua tangannya itu untuk menahan pinggulku sambil menekan-nekankan penisnya yang berdenyut makin kencang.
    “Yunitaaaa …ga bisa aku tahan lagi …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Ferry mengerang tertahan saat ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt… aku merasakan ada tiga kali semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil.
    Semburan air mani yang hangat akhirnya membuat aku juga segera mendapatkan orgasmeku yang kedua.

    “Ferryoo…. Nikmat sekali ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. benar benar kamu nikmat” aku mulai meracau dengan suara pelan karena sudah sangat lemas. Walaupun penis Ferry masih terasa keras setelah ejakulasi, badanku sudah terlalu lemas untuk bisa menahan tubuhku sendiri dalam posisi menungging. Aku pasrah saja ketika Ferry membalikkan badanku tanpa melepaskan penisnya dari tubuhku.
    Walaupun kami bersetubuh cukup lama, tapi tidak banyak keringat yang keluar dikarenakan udara Lembang yang cukup sejuk, tapi aku lihat tubuh Ferry tetap agak berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami kemudian berciuman dan berpelukan lagi dengan mesra, tidak pernah terlintas dalam pikiranku sampai pagi tadi sebelum berangkat ke sini bahwa aku akan bersetubuh dengan sahabat dekatku sendiri.
    Tapi aku hampir tidak ada rasa menyesal telah melakukannya, padahal waktu aku pertama kali disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Yunita, kamu bisa menikmatinya sayang ?” Ferry berbisik di telingaku
    “Enak sekali To, baru kali ini aku merasakan nikmat yang luar biasa ” Jawabku dengan lembut
    “ Terima kasih ya To” Ferry membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di sisi lain aku merasakan Ferry mulai menggerakkan penisnya maju mundur lagi walaupun masih dengan perlahan.

    Saat itu aku sudah sangat kelelahan dengan persetubuhan dua babak tadi sehingga tidak siap untuk melanjutkan ke babak berikutnya.
    “To, aku udah kecapean sekarang … kalau kamu masih mau lagi, kita lanjutkan setelah aku istirahat sebentar. Boleh kan ya sayang ?” Aku coba menolak Ferry melanjutkan niatnya dengan sehalus mungkin.
    Ferry rupanya bisa mengerti dan menghentikan gerakan penisnya, sebagai gantinya aku melakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Ferry yang masih keras saja sampai sekarang walaupun sudah berejakulasi. Dia kelihatannya sangat menikmatinya sampai akhirnya berejakulasi lagi walaupun semprotannya jauh lebih lemah dan lebih sedikit dari yang pertama.
    “Uuuuuuuuhhhhhh ….” Aku kembali melenguh saat Ferry menarik penisnya yang mulai melunak. Kami kemudian melanjutkan obrolan kami tanpa mengenakan pakaian dulu, tapi aku tetap menutup badanku dengan selimut yang disediakan dekat perapian karena walau bagaimanapun aku masih ada sedikit perasaan risi bertelanjang bulat di depan sahabat laki-lakiku.

    Ferry ternyata sangat kaget waktu mengetahui aku tidak memakai kontrasepsi dan sangat menyesal sudah mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku. Aku coba tenangkan dirinya bahwa akulah yang menginginkan dia berejakulasi di dalam tubuhku, lagi pula selama ini baik mantan suamiku maupun dosen pembimbingku selalu mengeluarkannya di dalam dan aku hanya bisa hamil di tahun pertama pernikahan kami. Aku juga ceritakan bahwa baru dengan Ferry aku bisa dua kali mengalami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai aku merasa kepayahan, padahal sebelumnya hanya kadang-kadang saja bisa sampai orgasme.

    Ferry bilang bahwa dia selalu berusaha mendahulukan pasangan-pasangannya mendapat orgasme duluan, minimal sekali, sebelum dia berejakulasi. Waktu aku balik tanya memangnya sudah pernah meniduri berapa wanita, dia hanya nyengir saja. Sekejap ada perasaan cemburu mengetahui bahwa aku bukan perempuan satu-satunya selain istrinya yang dia tiduri, tapi aku berusaha redam perasaan itu karena tujuan hubungan kami bukan seperti itu. Ferry kemudian memintaku untuk bersedia melakukan variasi hubungan anal dengannya, aku sempat kaget dan menolak permintaannya.
    Apalagi bila mengingat sakitnya liang duburku waktu dia memasukkan jari tangannya, apalagi kalau penisnya yang besar dan keras itu ? Tapi waktu aku melihat pandangan memohonnya, hatiku menjadi luluh dan bilang ke dia bahwa aku tidak mau sering-sering melakukannya karena takut bentuk anusku berubah drastis. Kami kemudian sempat tertawa-tawa waktu membahas tentang peristiwa tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh secara langsung akibat lolongan dan jeritan erotisku.

    Aku i memang dikenal oleh orang lain sebagai orang yang kalem sehingga kalau sampai menjeri-jerit tentu saja akan mengagetkan mereka. Aku yakinkan Ferry bahwa akan bisa mengatasi Mamang penjaga rumah supaya tidak menceritakan kejadian ini kepada keluargaku atau orang lain. Aku cuma menyesal Mamang itu sudah melihat tubuh telanjangku dalam posisi dan ekspresi yang sangat merangsang pikiran laki-laki. Setelah hampir dua jam beristirahat, aku berkata kepada Ferry bahwa aku belum melihat bentuk persisnya penis dia saat ereksi karena ketika tadi sedang ereksi hampir selalu berada dalam vaginaku.

    Ferry balas menjawab bahwa dia juga tidak sempat memperhatikan dengan teliti bentuk vaginaku, oleh karena itu dia mengajak aku untuk langsung melakukan foreplay saja dengan posisi 69. Dengansedikit tersipu aku sempat balik bertanya tentang apa yang dimaksud posisi 69 karena soal teknik seks aku sangat awam. Akhirnya kami mulai melakukan posisi 69 itu dengan aku berada di atas karena benar-benar ingin melihat biangnya rasa nikmatku tadi.


    Ternyata memang diameter penisnya Ferry sangat besar saat ereksi walaupun biasa saja panjangnya. Tetapi yang istimewa adalah tonjolan urat-urat pembuluh darah yang mengelilinginya sepeti ulir sekrup yang membuat gesekan pada dinding vaginaku lebih terasa nikmat. Tak lama kemudian kami mulai bergumul lagi dengan berahi yang lebih panas karena melakukannya dengan kesadaran penuh bukan lagi karena reaksi spontan seperti sebelumnya. Aku mengambil posisi di atas dia sehingga bisa mengendalikan bagian mana saja dari liang senggamaku yang ingin di sentuh penisnya.
    Sedangkan Ferry sendiri selain meremas buah dadaku dan menghisap putingnya, juga mempermainkan kelentitku dengan jari-jarinya. Akhirnya aku mencapai orgasme pertama yang sangat nikmat sekaligus lelahkan untuk babak ke dua ini. Ferry kemudian menagih janjiku untuk berhubungan secara anal sesaat setelah orgasme pertamaku, sehingga aku kembali dalam posisi menungging. Sekarang penis Ferry langsung masuk ke liang duburku setelah dibasahi dulu dengan cairan vaginaku yang menetes.
    Aku benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa saat penisnya masuk ke dalam lubang duburku yang ototnya masih kaku. Bahkan aku sempat menjerit jerit kesakitan sebelum akhirnya mulai merasakan nikmatnya hubungan anal bahkan bisa sampai mendapat orgasme walaupun tidak hebat penetrasi di vagina. Setelah orgasme keduaku pada anal, Ferry kembali menyetubuhiku secara konvensional sampai aku mencapai orgasme ketiga padahal Ferry belum juga mendapat ejakulasinya .
    Saat itu aku benar-benar sudah kepayahan menerima serbuanny sehingga akhirnya aku terpaksa memohon untuk berhenti karena vaginaku sudah seperti hampir mati rasa. Dengan penuh pengertian Ferry menghentikan aktivitasnya walaupun terlihat ada rasa kecewa di matanya. Karena hari sudah menjelang malam, setelah beristirahat sebentar sambil berciuman, kami bersiap-siap untuk kembali ke Bandung. Sebelum pulang aku berwanti-wanti kepada Mamang penjaga rumah supaya tidak perlu bercerita tentang apa yang dilihatnya karena kami melakukannya sebagai orang dewasa yang saling membutuhkan dan saling suka satu sama lainnya.

    Si Mamang bilang dia mengerti sebagai janda tentunya aku butuh laki-laki yang menemani saat kesepian. Dalam perjalanan pulang aku menawarkan ke Ferry untuk melakukan seks oral di mobil sambil berjalan sampai dia bisa ejakulasi. Aku menawarkan itu karena merasa bersalah telah menyia-nyiakan sahabatku yang telah memberikan kenikmatan yang bertubi-tubi ditambah beberapa petualangan seks yang sangat baru buatku termasuk juga petualangan kepergok Mamang yang mendebarkan.
    Ferry tentu saja menyambutnya dengan antusias dan dia memintaku untuk melepas BHku supaya sambil di oral dia bisa membalas dengan permainan tangannya pada buah dadaku. Dengan nekat aku lalu mencopot BHku saat mobil berjalan yang artinya aku harus melepas kaosku dahulu sebelum melepaskan BHnya itu. Sebuah mobil sempat memberi lampu jauh saat aku bertelanjang dada, aku tidak tahu apakah pengemudinya sempat melihat kondisiku saat itu.
    Dengan sabar aku mulai melakukan seks oral sedangkan Ferry mengemudikam mobil Audi A4 Triptroniknya hanya dengan satu tangan saja karena tangan kirinya dipakai untuk memainkan buah dadaku. Aku sempat bergurau bahwa penisnya dia sangat “yummie” sehingga tidak membosankan untuk dikulum dimulut atau digesek-gesek di vagina.
    Sekarang aku mengerti kenapa Ferry mau bersusah-susah memainkan buah dadaku sambil mengemudi karena ternyata rangsangannya pada buah dadaku itu membuatku banyak melakukan gerakan spontan pada mulutku saat mengulum penisnya yang membuatnya merasa lebih nikmat. Walaupun aku sudah berusaha maksimal, tapi Ferry belum saja berejakulasi padahal sudah dekat rumahku.

    Tepat ketika mobilnya sudah berhenti di depan pintu pagar rumahku, Ferry tiba tiba menekan kepalaku dengan kedua tangannya sampai batang penisnya amblas menyodok masuk ke kerongkonganku dan ….
    CRUT…CRUT…CRUT …CRUT … penisnya memuntahkan air mani yang sangat banyak yang terpaksa aku telan langsung ke perutku “Aaaaahhhh ….” Kudengar suara Ferry mengerang nikmat Aku coba berontak karena hampir tidak bisa bernafas, tapi Ferry hanya melonggarkan sedikit tekanan tangannya Crut …crut …crut …crut … masih ada beberapa semprotan lagi yang keluar dari penisnya berceceran di dalam rongga mulutku, malah ada beberapa yang menempel di bibir, pipi dan hidungku.

    Ketika aku bangun dari pangkuan Ferry, aku lihat si Bibi sedang membuka pintu pagar dan anakku menunggu di pintu garasi. Dengan terburu-buru aku menyambar tisu yang disodorkan oleh Ferry yang sedang tersenyum nakal. Aku hanya sempat menghapus mukaku sekenanya karena takut anakku datang mendekat dan melihat penisnya Ferry yang tetap mengacung setelah ejakulasi. Saat aku turun dari mobil malah aku lupa membawa BHku yang ada di jok belakang.

    Waktu aku mencium anakku, dia sempat berkomentar kenapa mamanya lengket-lengket dan mulutnya rada ada bau amis. Ferry memang memberiku banyak petualangan seks yang tidak pernah aku bayangkan sampai umurku yang bisa dibilang matang ini walaupun frekuensi pertemuan kami tidak terlalu sering.

    Aku hanya berhubungan badan dengan dia saat aku benar-benar membutuhkannya atau karena Ferry memang memintanya. Aku ingin tetap hubungan kami hanya sebagai sahabat karena hubungan persahabatanku dengan Ferry jauh lebih berharga dari pada kebutuhanku mencari pasangan hidup.
    Setiap kali berhubungan badan aku selalu memaksanya untuk ejakulasi di dalam, aku tidak mau ejakulasinya di luar ataupun memakai kondom walaupun dia sangat khawatir karena merasa spermanya sangat subur. Akhirnya kekhawatiran Ferry terbukti karena kemudian aku hamil, bahkan sampai mencapai usia 10 minggu janin yang aku kandung. Asalnya aku tidak percaya sampai diperiksa oleh temanku sesama dokter dengan menggunakan alat USG. Karena hubunganku dengan Ferry belum mencapai 3 bulan, berarti janin itu berasal dari hubungan seks kami yang awal-awal.

    Dengan umur kandungan yang sudah besar, akhirnya aku minta tolong temanku untuk merekomendasikan dokter koleganya di luar kota untuk membantu menggugurkannya. Aku tidak mau di kuret di kotaku karena dapat menimbulkan kehebohan besar. Dengan pengalaman ini akhirnya aku berinisiatif pasang IUD sehingga Ferry tetap bisa leluasa berejakulasi di dalam tubuhku seperti keinginanku. Petualanganku denga Ferry akhirnya terhenti setelah dua tahun ketika ada dokter yang melamarku dan memboyongku ke luar kota.

    Bukannya aku tidak ingin setia pada suamiku yang baru, tapi sebenarnya aku sering merindukan belaian keintiman khas Ferry mengingat dasar hubungan seks kami yang istimewa. Walaupun dia selalu menjawab komunikasi dariku, tapi dia tidak pernah lagi memintaku untuk melayaninya seperti yang dulu dia lakukan kalau dia sedang membutuhkan seks.

    Padahal tinggal dia minta, aku pasti pergi ke kotanya dengan cara apapun hanya untuk melayani kebutuhannya. Tapi kalau kebetulan aku tahu dia sedang ada di kotaku, Ferry tidak pernah menolak kunjunganku ke hotelnya untuk melepas rindu akan siraman air maninya.

  • Galeri Foto 2 Sejoli Jepang Lagi Ngentot Hot Banget – Foto Ngentot Jepang Terbaru  2018

    Galeri Foto 2 Sejoli Jepang Lagi Ngentot Hot Banget – Foto Ngentot Jepang Terbaru 2018


    1746 views

    Perawanku – Mungkin suasana seperti itulah yang dirasakan oleh kedua sejoli dalam galeri foto ini. Merangsang, Merasakan nikmat dan gemetar seluruh tubuh.

    Dan bagi bos ku yang lagi pengen siapkan saja lotion nya atau Alatkontrasepsi nya atau yang sudah ada pasangan atau sudah punya pacar bisa langsung telfon pacarnya janjian dimana di hotel mana? Tapi sebelum itu kita lihat dulu bos ku 2 sejoli ini yang lagi asik bercinta Hot banget buat nambah gaya imajinasi bos nanti waktu sama pasangan bos ku  :

     

  • Tanpa Sadar Aku Diperkosa

    Tanpa Sadar Aku Diperkosa


    1456 views

    Cerita Sex ini berjudulTanpa Sadar Aku DiperkosaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Gilak dalam keadaan yang tidak sadar dan kepala masih terasa pusing, aku sungguh lupa ingatan sedang apa dan dimana ternyata saat aku jalan sendirian di jalan yang sangat sepi aku di culik dan posisiku saat ini dengan tangan rasanya nyeri aku lihat ternyata tanganku terikat tambang dengan kuat, lebih kagetnya lagi pakaianku berada di sampingku ternyata tubuhku dalam keadaan telanjang bulat.

    kudengar erangan dan rintihan wanita, yang rasa-rasanya aku mengenali suara itu, saat pandanganku mulai jernih, aku melihat ternyata aku tidak sendiri di ruangan itu, di tengah ruangan ada meja kecil, dan di atas meja tersebut tampak sesosok tubuh gadis berkulit putih dalam keadaan tubuh nyaris telanjang bulat, hanya tersisa BH yang menutup payudaranya yang membukit indah, tali kutangnya telah terlepas sehingga semrawut dan menampakkan sebagian besar kulit putih mulus yang menggunung itu.

    Tangan gadis itu terikat di belakang punggung, meja kecil itu hanya dapat menampung punggung gadis itu, sehingga kepala gadis itu jatuh menengadah.

    Di depan gadis itu tampak seorang pemuda bugil sedang memeluk kedua paha gadis itu yang tersandar di pundak kiri kanannya, sambil membuat gerakan maju mundur. Suara rintihan yang kudengar berasal dari gadis itu, samar-samar masih dapat kudengar, “Ooohh… amppunnnn… akkhh… ooohhh… jangann… jangannn… oh.. sakit..” Darahku tersirap menyadari bahwa suara itu sangat mirip Lani, atau memangkah gadis yang sedang diperkosa itu Lani? Aku tidak pernah melihat Lani telanjang, tapi tubuh indah di atas meja itu memang seperti postur tubuh Lani.

    Setelah beberapa saat pandanganku semakin jelas, tampaklah bahwa gadis itu memang Lani! Sweater, kaos dalam, celana jeans, dan celana dalam Lani tampak berserakan di lantai.

    Aku melihat perkosaan itu dengan marah, namun aku tak berdaya menolong karena menolong diri sendiri saja aku tidak mampu, dan entah mengapa, setelah beberapa saat melihat Lani yang tak berdaya dalam keadaan nyaris bugil, tak dapat ditahan batang kemaluanku pelan-pelan menegang keras.

    Pria yang sedang memperkosa Lani terus memompa batang kemaluannya masuk ke dalam liang kemaluan Lani. Tampak Lani berusaha mengatupkan pahanya namun pria itu melebarkan kaki Lani sehingga berbentuk huruf V, dan terus memompa masuk dengan buas.

    Kemudian tangannya menyentakkan BH Lani dengan kasar dan tampaklah bukit kembar Lani terpentang bebas, membusung menantang dan sangat menggairahkan, bahkan dalam posisi dada yang agak tertarik karena kepala Lani yang menengadah ke bawah.

    Payudara itu masih tampak montok dan padat, pemerkosa itu terus memompa sambil tangannya meremas-remas payudara Lani itu. Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncul sekitar 3 pemuda yang berpakaian lengkap, mereka tertawa-tawa melihat temannya sedang memperkosa Lani.

    Salah satu melihat padaku dan berkata, “Eh, lihat.. pacarnya sudah bangun!” semua mata pemuda itu tertuju padaku, “Eh… liat tuh! dia ngaceng juga… mau pacarnya… tapi keduluan, si Doel sudah duluan jebolin keperawanan pacarnya, hahaha…!” Pemuda bugil yang sedang memperkosa Lani, yang dipanggil Doel itu, menyeringai. Lalu ketiga pemuda yang baru datang itu mendekatiku.

    “Hei Itu pacar kamu kan!” Aku diam saja, lalu satu tinju mendarat di perutku hingga perutku perih rasanya, “Kamu bisu ya? cewek itu pacar kamu bukan?” Terpaksa aku menjawab lirih dan menjelaskan kami saudara sepupu. “Oh.. kakak kamu toh… Hm.. kepengen nggak kamu kakak sendiri? Di liat dari elo sih.. elo pingin.. hahaha…” Aku marah sekali, saat itu kemaluanku telah lemas kembali karena birahiku yang tak sengaja muncul tadi telah hilang.

    Doel rupanya telah selesai memperkosa Lani, ia lalu menuntun Lani yang tampak sudah lemah ke tempat kami, “Ini nih… gue mau liat kakak adik ngent*tan!” katanya tertawa, kemudian Lani ditampar dengan kuat.

    Hingga Lani menangis, “Elo harus kulum tuh peler adik elo, cepat! Kalo nggak gua potong peler adik elo dan pentil susu elo!” Doel lalu melepaskan ikatan tangan Lani dan mendorong Lani ke arahku, dengan terpaksa Lani mendekatiku yang masih tergantung, kemudian dengan ragu-ragu mulutnya menyentuh ujung batang kemaluanku, walau hanya tersentuh sedikit, aku tak dapat menahan dan batang kemaluanku perlahan-lahan menegang, “Ayo makan tuh peler! cepat!”

    Seorang pemuda mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dengan sikap mengancam, terpaksa Lani mulai mengulum kemaluanku dan menggerakkannya maju mundur, sehingga batang kemaluanku mengacung dengan keras sepanjang 12 cm. “Ayo masukin batangnya ke dalam mulut sampai habis! jangan keluarin dari mulut kamu sampai gua perintahin!”

    Dengan ketakutan Lani mengulum batang kemaluanku dalam-dalam dan menggerakkannya maju mundur, sehingga mulutnya yang mungil tampak penuh dan sesekali pipinya menggembung oleh kepala kemaluanku, tak berapa lama aku tak tahan lagi dan orgasme, Lani tampak kaget merasakan cairan kental dan hangat berkali-kali menyemprot kerongkongannya, namun ia tidak berani melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, ia berusaha membuang spermaku walau telah banyak tertelan olehnya, beberapa tetes spermaku keluar mengalir dari bibirnya.

    “Wah, adik elo payah banget! sudah tongkolnya kecil, cepat keluar lagi!” pemuda-pemuda itu mengejekku lalu mereka mendekat dan menjambak rambut Lani, “Elo harus liat gimana caranya!” kata salah seorang pemuda sambil menyeringai padaku.

    Mereka lalu membuka baju hingga bugil, keempat pemuda yang telah telanjang bulat itu lalu menelungkupkan Lani di atas meja, sehingga payudara Lani menempel di atas meja dan Lani dalam posisi menungging, kemudian dengan buas mereka mulai memperkosa Lani secara bergantian, sehingga Lani menjerit-jerit dan melolong histeris,

    batang kemaluan mereka rata-rata besar dan panjang, sekitar 16 cm lebih, dan secara bergantian kemaluan-kemaluan itu mengaduk-aduk liang kemaluan Lani yang semakin lama semakin lemas. Lani disenggamai bergantian oleh mereka berempat dengan posisi gaya tersebut, kemudian mereka juga menyetubuhi Lani di atas kursi.

    Sambil memperkosa Lani, mereka sesekali mengejekku. “Hei.. elo tau nggak kakak elo ini sebenarnya keenakan dient*t sama kita-kita, buktinya memiaw dia basah banget nih! ” kata pemuda yang dipanggil dengan nama Anto, ia berkemaluan paling besar dan panjang di antara mereka berempat, saat itu ia sedang mengerjai Lani.

    Tangan Lani kembali diikat di belakang punggung, Anto duduk di atas kursi sementara Lani di atas pangkuannya dengan paha mengangkang dan posisi berhadapan.

    Dengan posisi duduk, buah dada Lani tampak sangat menggairahkan, apalagi dengan tubuhnya yang ramping, tampak buah dadanya tergantung indah, padat dan berisi dengan putting susunya yang masih mungil dan berwarna kemerahan.

    Lelaki yang memperkosa Lani itu meremas-remas kedua belah payudara Lani dengan bernafsu, kadang ia mendempetkan kedua buah dada itu lekat-lekat sehingga belahan payudara Lani terbentuk indah di hadapannya.

    Pemuda itu terus memperkosa Lani dengan brutal sehingga tubuh Lani tergoyang-goyang. Lani hanya dapat merintih-rintih dalam keadaan antara sadar dan tidak. Sambil terus memompa Lani, ia tertawa-tawa disaksikan teman-temannya yang tidak sabar menanti giliran, “Elo mau bukti kakak elo ini keenakan? perhatikan baik-baik nih!” ejeknya lagi padaku.

    Lalu tiba-tiba pemuda itu berhenti memompa Lani, secara refleks Lani melenguh dan mulai menggerak-gerakan pantatnya sendiri agar tetap dikocok oleh kemaluan pemuda itu, “Hahaha… elo liat kan? Kakak elo ini yang minta dient*t tuh!” Pemuda itu tertawa sambil memeluk tubuh Lani, tangannya mengelus-ngelus punggung putih mulus Lani sementara buah dada Lani yang kenyal terjepit di dadanya yang berbulu.

    Rupanya Lani mendengar perkataan itu, wajah Lani tampak memerah karena malu dan marah, lalu tubuhnya diam tak bereaksi, pemuda itu menjadi marah dan menarik kuat-kuat kedua buah dada Lani. Satu ditarik ke atas dan satu ditarik ke bawah bergantian dengan keras sehingga Lani menjerit-jerit kesakitan, “Dasar cewek munafik…! keenakan aja sok menderita!

    Gua bikin elo orgasme dan elo nggak bisa bohong bahwa elo keenakan minta diperkosa!” Dengan bernafsu kembali pemuda itu memperkosa Lani, sesekali ia kembali menghentikan pompaannya, dan secara refleks kembali Lani ganti menggoyangkan pantatnya maju mundur, selama beberapa saat hingga Lani sadar dan dapat mengendalikan tubuhnya.

    Hal itu terjadi berkali-kali, bahkan saat pemuda itu mendorong tubuh Lani hingga batang kemaluannya keluar dari liang kemaluan Lani. Secara refleks diluar kemauan Lani sendiri. Tubuh Lani kembali merapat sehingga batang kemaluan itu kembali terbenam ke dalam liang senggamanya sambil kaki Lani melipat erat seolah-olah takut lepas.

    Pemuda itu semakin lama tampak semakin ganas memperkosa Lani, hingga selang beberapa saat tampak tubuh Lani berkelonjotan dan menegang, kedua kakinya mengacung lurus dengan otot paha dan betisnya mengejang, jari-jari kakinya menutup, dan nafas Lani tak teratur sambil terus merintih keras dan panjang, “Ohhh… Akkkhhh… Ooohhh…!” pemuda itu semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya membuat Lani merintih panjang.

    “Ohhh… ” seluruh tubuh Lani menegang dan menggelinjang selama beberapa detik dan aku sadar bahwa Lani sedang mengalami orgasme dahsyat dan kenikmatan luar biasa. Setelah berkelonjotan sesaat, tubuh Lani tumbang dengan lemas di pelukan pemerkosanya. Pemuda itu masih terus memompa Lani yang telah lemas sambil nyengir senang dan berkata, “Hehe.. elo liat kakak elo ini… dia demen ngent*tan juga kok… hahahaha…!”

    Tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan alangkah kagetnya aku melihat begitu banyak pemuda yang masuk, sekitar 10 orang lebih, termasuk salah seorangnya adalah pria besar tegap yang menghajarku. Tanpa banyak bicara mereka ikut menikmati tubuh Lani, masing-masing pemuda itu memperkosa Lani dengan posisi yang bervariasi.

    Rasanya semua posisi yang pernah kulihat di film biru telah mereka praktekkan semua pada Lani. Khusus giliran pemuda berbadan besar yang dipanggil Hary itu memperkosa, Lani tampak sangat menderita karena batang kemaluan Hary benar-benar besar dan panjang, kutaksir lebih dari 20 cm. Dalam waktu singkat tubuh telanjang bulat Lani telah mengkilap basah oleh keringat dan sperma.

    Entah berapa lama Lani diperkosa hingga pingsan berkali-kali, namun mereka selalu menyadarkan Lani lagi dengan menampar dan menyiramnya dengan air, lalu kembali memperkosa dengan brutal. Aku menutup mata tak ingin melihat penderitaan Lani.

    Lani yang menangis dengan air mata yang telah habis, tampak Lani sedang disodomi, di sebelahku Lani juga tengah diperkosa, payudara Lani yang padat dan ranum tampak bergoyang-goyang keras, pria di belakang Lani tanpa bosan-bosannya meremas-remas dan menarik-narik buah dada Lani dengan brutal, bagaikan memerah susu sapi.

    Kini Lani diletakkan di atas lantai beralas tikar, pemuda yang sedang menggilir Lani melebarkan kaki Lani sehingga membentuk seperti kaki kodok, dengan posisi itu ia menghujamkan batang kemaluannya yang panjang dan besar keluar masuk dengan cepat dan keras ke dalam liang kemaluan Lani.

    Sementara salah satu pria memaksa Lani mengulum batang kemaluannya, sehingga mulut Lani yang mungil penuh dengan batang kemaluan besar itu, kemudian pemuda yang memperkosa Lani berganti posisi, ia menduduki tubuh Lani lalu meletakkan batang kemaluannya yang panjang di antara dua bukit kembar Lani.

    Tangannya mendempetkan buah dada Lani hingga menjepit batang kemaluannya yang kemudian dimaju-mundurkan. Selang beberapa saat dari batang kemaluannya menyembur sperma yang menyemprot wajah dan leher Lani, kemudian sisa-sisa spermanya dioleskan pada kedua buah susu Lani.

    Aku menutup mataku agar tidak melihat penderitaan Lani, tapi masih saja kudengar rintihan Lani yang semakin lama semakin lemah, gerombolan pemuda itu tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata kotor. Tiba-tiba pimpinan mereka Hary mendekat.

    “Sekarang giliran elo menikmati kakak elo ini… elo kan sudah banyak belajar dari tadi! Hahaha…” lalu tubuh Lani yang telah lemah lunglai dicampakkan ke atas tubuhku, aku memeluk tubuh Lani yang telanjang bulat, sambil membelai rambutnya aku berbisik, “Tabah ya.. Ci…” walaupun aku sendiri sangat ketakutan, Lani hanya dapat mengangguk lemah sambil menangis sesunggukan.

    “Hei! kalian tunggu apa? ayo ngent*tan! kita pingin liat nih… yang cewek di atas!” seru Hary sambil mengacungkan parang yang membuat kami ketakutan, Lani lalu menurut dan memasukkan liang kewanitaannya ke dalam batang kemaluanku yang memang telah menegang keras saat aku memeluk Lani dan buah dada Lani yang walaupun lengket oleh sperma, tapi terasa kenyal dan hangat menekan dadaku.

    Aku serasa berada di awang-awang saat batang kemaluanku menembus kemaluan Lani yang beberapa jam lalu masih perawan, seluruh batang kemaluanku terbenam ke liang kemaluan yang sempit itu dan aku merasa batang kemaluanku dijepit dengan kenikmatan yang tiada taranya.

    “Ayo kamu goyang adik elo selama dua menit! Setelah itu angkat memiaw kamu, adik elo harus masih ngaceng tongkolnya, kalo cepat keluar, mending kita potong dan masak tongkolnya buat makanan ayam!” Lani lalu mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, aku tak dapat menahan sensasi yang tak pernah kurasakan itu, dan baru beberapa detik Lani memompa, aku telah mengalami ejakulasi dan spermaku menyemprot keluar, tidak terlalu banyak karena aku telah mengalami orgasme tadi.

    Lani juga merasakan aku ejakulasi, ia kini menggoyangkan pinggulnya maju mundur agar tidak ketahuan aku telah orgasme. Lani menggunakan rambut kemaluannya yang lebat membantu untuk mengelap cairan spermaku yang meleleh keluar dari liang kewanitaannya.

    Sementara batang kemaluanku yang masih berada di dalam kemaluan Lani perlahan mulai mengecil. Selang dua menit, Hary berkata keras, “Eh.. Non, angkat memiaw elo! Kita mau liat adik elo masih ngaceng nggak.. jangan-jangan elo pura-pura doang, ngaduk-ngaduk yang sudah loyo!”.

    Lani menggeleng sambil menangis, “Nggakk… dia masih tegang, benar… sumpah…” Lani berusaha melindungiku. “Angkat memiaw elo gua bilang!” bentak Hary menggelegar. Lani tetap membuat gerakan maju-mundur sambil berkata, “Jangan… saya tidak bohong… ini masih tegang…” Si Hary dengan kasar lalu mendorong tubuh Lani hingga jatuh, ia tertawa melihat batang kemaluanku telah jatuh lemas.

    “Hahaha.. dasar banci! Kamu masih suka berlindung di bawah ketiak kakak cewek elo ya? Tapi elo masih harus muasin kakak elo… ayo kocok dan cuci memiaw dia sama tangan elo!” Aku dipaksa merangkak mendekati Lani, Lani diperintahkan terlentang dan mengangkangkan kedua pahanya, lalu aku dipaksa memasukkan jariku ke dalam lubang kemaluan Lani dan mengocoknya.

    “Hei.. kalo cuma satu jari mana puas kakak elo!” Aku lalu memasukkan dua jariku ke dalam liang kemaluan Lani, lalu atas perintah mereka kukocok-kocok liang kemaluan Lani itu dengan kuat dan cepat, sehingga Lani merintih-rintih dan kedua pahanya tampak bergetar menahan sensasi yang kutimbulkan.

    Memandang Lani yang tidak berdaya itu. Perlahan kembali batang kemaluanku mengacung. “Nah.. elo ngaceng lagi akhirnya… ayo sekarang dua-duanya ngent*tan yang panas!” Aku lalu memeluk Lani sambil sesekali meremas perlahan buah dadanya, lalu aku kembali berbisik.

    “Maaf ya Ci…” Lani hanya menatap kosong sambil mengangguk pelan. “Heh! Ini bukan acara gaya kura-kura! elo berdua… ayo bercinta yang panas, kalo tidak gua bikin bakpao pantat-pantat elo!” Dengan ketakutan akhirnya aku dan Lani menurut, kami lalu bergumul dengan panas di atas lantai papan itu dalam keadaan sama-sama telanjang bulat, saling merangkul dan berciuman, tanganku sesekali meremas buah dada Lani.


    Sementara tangan Lani melingkari batang kemaluanku dan mengocoknya, tak pernah kubayangkan aku akan melakukan hal ini pada kakak sepupuku sendiri. Kawanan itu tertawa senang melihat kami kakak beradik bergulat dalam keadaan telanjang bulat di atas lantai.

    “Hei..! ini bukan film bisu! Kalian ucapin kata-kata merangsang! Cepat..!” Terpaksa kami menurutinya, “Ohh.. saya jilat susu kakak ya? Hmmpphh… saya remas-remas ya?” kataku sambil mengulum puting susu Lani dan meremas-remasnya. elo maen sinetron ya? ngent*tan aja kata-katanya sok sopan! Dasar tolol… dan yang cewek, kalo elo diam aja nanti toket elo gua cabut dari tempatnya dan pentil susu elo gue goreng!”

    Dengan ketakutan kami menurutinya, sambil terus bergumul dan saling memompa, kami terus mengucapkan serentetan kata-kata tanpa berpikir lagi, karena ngeri melihat parang Hary yang mengacung ke arah kami jika kami tidak bersuara. “Oh… gue ent*t elo, susu elo enak.. mantap… gue ent*t seharian ya, Ci?” Tanpa berpikir kukeluarkan kata-kata itu, sementara Lani juga menimpali tanpa berpikir.

    “Ahh… anu elo… panjang… masukkin yang dalam… lebih cepat… ohh…” Mereka semua tertawa-tawa, Hary rupanya telah sangat terangsang melihat Lani, ia mendekat dan menjambak rambut Lani dan menarik Lani ke dalam pelukannya, “Elo liat baik-baik gimana caranya cewek!” katanya padaku.

    Tubuh Lani lalu diangkatnya dengan mudah, dengan posisi berdiri ia menggendong Lani dengan mengangkat pantat Lani, terpaksa Lani memeluk leher Hary yang tinggi kekar agar ia tidak terjatuh ke belakang, lalu dengan buas Hary memompa batang kemaluannya yang luar biasa panjang dan besar masuk ke dalam liang kemaluan Lani.

    Hary yang besar setinggi 180 cm lebih itu memompa Lani yang setinggi 157 cm dengan posisi itu dengan mudah. Batang kemaluannya dengan deras amblas keluar masuk ke dalam kemaluan Lani sehingga tubuh Lani terguncang hebat, buah dadanya terhentak-hentak naik turun.

    Tak berapa lama tubuh Lani kembali menggelinjang dan ototnya menegang, diringi dengan rintihan panjang Lani kembali mengalami orgasme hebat. Hary tidak berhenti dan belum mengalami ejakulasi, pompaannya semakin bertambah kuat. Lani semakin lama tampak semakin lelah dan lemah, sementara batang kemaluan Hary semakin hebat saja mengaduk liang kemaluannya dalam posisi berdiri.

    Akhirnya tanpa dapat dicegah tubuh Lani jatuh lunglai ke belakang, pelukannya pada leher Hary lepas, Hary membiarkan tubuh Lani jatuh tetapi ia tetap memegang kokoh pinggul Lani yang sedang digoyang habis-habisan, sehingga Lani terjuntai tak berdaya.

    Tangan dan rambutnya menyentuh lantai sementara tubuhnya masih tetap digendong dan liang kemaluannya disodok-sodok dengan kejam dan buas. Hary melakukannya sambil berjalan dan tertawa-tawa, sehingga Lani ikut terseret kemana ia melangkah. Setelah puas mengocok Lani dengan posisi itu, Hary lalu mengangkat pinggul Lani naik hingga ke dada. Tubuh Lani kembali terangkat dengan kepala di bawah, sehingga batang kemaluan Hary membentur-bentur punggung mulus Lani.

    Hary yang mempunyai tenaga besar itu kembali menaikkan pinggul Lani hingga kemaluan Lani terhidang di depan mulutnya, dengan rakus ia melumat habis kemaluan Lani dengan mulutnya. Kemudian ia memutar tubuh Lani sehingga kini wajah Lani ditampar-tampar oleh batang kemaluannya yang besar dan sangat keras.

    Hary kembali melumat kemaluan Lani dengan penuh nafsu, jari-jari tangannya juga menyodok-nyodok anus Lani yang masih terjuntai pingsan, dengan posisi ini akhirnya Hary berejakulasi, spermanya dengan deras membanjiri wajah Lani hingga ke rambut, dan menetes-netes ke lantai papan. Setelah itu kembali Lani digilir oleh teman-teman Hary yang lain, tidak perduli Lani telah pingsan dan tidak dapat bangun lagi walaupun ditampar dengan kuat dan disiram dengan air.

    Setelah puas, mereka lalu mencampakkan kami ke lantai, menunggu Lani sadar kembali, lalu mereka beramai-ramai mengelilingi kami dan mengencingi tubuh kami, bahkan aku dipaksa minum air kencing mereka, sementara Hary memaksa Lani mengulum batang kemaluannya, lalu ia mengencingi Lani dengan cara seperti itu dan memerintahkan Lani menelan semua air kencingnya.

    Akhirnya setelah puas lalu mereka menyekap kami, memberi sedikit makan dan minum dan baru melepas kami pada saat tengah malam tanpa memberi kami pakaian, terpaksa kami berjalan kaki tertatih-tatih pulang ke rumah kontrakanku yang berjarak sekitar 200 meter dari situ dengan keadaan telanjang bulat.

    Kami mengendap-ngendap hingga akhirnya sampai, kami merasa lega, rahasia ini tetap kami pendam, selain mereka mengancam jika melapor polisi maka kami akan dibunuh, kami juga malu menceritakan pengalaman pahit ini.

    Yang penting kami telah lepas dari mimpi buruk itu, sehari setelah kejadian itu aku langsung pindah rumah kontrakan ke tempat yang lebih jauh dan kami merasa bebas dari bajingan-bajingan itu.

    Namun ternyata kami salah mengira, kejadian malam itu barulah awalnya, karena kejadian yang akan menimpa Lani kemudian jauh lebih brutal lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Pengalaman Ngentot Bercinta Dengan Sahabatku Yussi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Bercinta Dengan Sahabatku Yussi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1409 views


    Perawanku – Berawal Dari Perkenalanku dengan Yussi bermula dari chatroom. Waktu itu tahun 2001 dan aku masih duduk di tingkat 3 sebuah PTS di Medan dan usiaku masih 20 tahun. Sedangkan Yussi sudah berumur 22 tahun dan duduk di bangku kuliah tingkat akhir universitas swasta Jakarta Jurusan Teknik. Kala itu Yussi masih bekerja di perusahaan telekomunikasi swasta sebagai seorang programer.

    Perkenalanku dengan Yussi semakin akrab walaupun kami tidak pernah ketemuan atau copy darat (maklumlah dia di Jakarta sedangkan aku di Medan). Setelah persahabatan kami berjalan 2 tahun akhirnya kami mempunyai kesempatan untuk ber-copy darat. Waktu itu bulan Desember 2003 aku memperoleh kesempatan untuk berlibur di Jakarta.

    Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tgl 26 Desember 2003 dan dengan berbekal beberapa lembar foto kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek untuk menemuinya.

    Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku, Yussi lebih cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh penampilannya yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini sebagai programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel. Hal ini membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara perlahan-lahan.

    Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga malam dan dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan Duri Kepa Jakarta Barat.

    Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh sebab itu aku kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang bertepatan dengan malam minggu.

    Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput Yussi setelah itu kami pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga jam 10 malam. Sebenarnya aku masih sangat ingin bersamanya hingga larut malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke Bogor menghadiri kondangan familinya.

    Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu itu langsung mengajakku untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak berani tidur sendirian. Akupun tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku berpikir beberapa menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Yussi dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya pukul 10 lewat 30 malam.


    Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya. Seketika itu pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan sedang menyetubuhinya. Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku sedang naked dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun tahu semuanya itu.

    Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan aku pun mengiyakannya. Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke arah kamar mandi di ruang makan hingga aku melihat Yussi masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya.

    Akupun segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi. Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Yussi keluar dari kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Yussi keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di dadanya. Sungguh indah sekali buah dada Yussi yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna kecoklatan. Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya itu. Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung bangkit dan berdiri tegak. Waktu itu yang hanya ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Yussi dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut mereka itu. Yussi tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku.

    “Ah..” dia mendesah.

    Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras. Sementara itu ia juga mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa kesulitan dia berhasil menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta melemparnya ke lantai kamar mandi. Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku yang masih dilapisi oleh celdamku.

    “Oh.. Very big buanget kontolmu, Dave”

    Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan terus turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya. Di sini aku permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak. Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan penisku karena Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan kemudian tanpa halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan celdamku.


    “Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau kita maen di kamar kamu Yos?”
    “Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita bisa ngentot sampe puas”.

    Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang alga yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah semakin mengeras lagi.

    “Ah.. Dave,” pekiknya.
    “Yos.. Toket loe indah buanget. Gue suka buanget sama toket loe,” celetekku dengan penuh nafsu.
    “Terus Dave.. Oh.. Geli..” desahnya.

    Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu. Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru,

    “Oh.. My god.. Is very great.. Oh.. God..”

    Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku, Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,

    “Dave.. aku.. ke.. lu.. aarr..” dan seketika itu tubuh Yussi mengejang dan matanya terpejam.

    Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan hangat. Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas menyusui putingnya itu.


    Tak lama kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan mendesah-desah. Ia tampak terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.

    “Ayo.. Dave.. Masukkan kontolmu ke memekku. Gue sudah enggak tahan lagi,” pintanya.

    Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam lubang vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Yussi masih virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.

    “Aduh.. Pelan-pelan ya, please,” erangnya sedikit tertahan.

    Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.

    “Oh.. Nikmat buanget..” katanya yang disertai dengan desahan halus.

    Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.

    “Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu.. kke.. luarr.. rr.. laggii..”
    “Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau.. ke.. luuaarr, keluarkan di.. mana.. Yos?” tanyaku.
    “Di.. Da..”
    Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya,
    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..!
    Beberapa kali penisku menembakkan maniku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat Yussi beserta aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku yang masih tegak di dalam vaginanya.
    “Terima kasih Yos.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini..” ujarku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar penisku.
    “Aku juga ingin terima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.
    “Ayo.. Kita mandi berdua,” ajaknya sambil menarik tanganku.

    Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi dan menyuruhnya menungging ke arahku. Aku pun secara perlahan lahan memasukkan penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.

    “Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii..” erangnya dengan lembut.
    “A.. k.. u.. juu.. ggaa..” kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang vaginanya kembali.

    Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi, sebelum tidur, aku mengentotnya sekali lagi. Keesokan paginya pada saat aku bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali ber-ML ria..
    Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi atas virginmu.

  • Cerita Sex Genitnya Tante Sari Si Janda Muda

    Cerita Sex Genitnya Tante Sari Si Janda Muda


    622 views

    Perawanku – Cerita Sex Genitnya Tante Sari Si Janda Muda, Pada saat itu saya pulang dari universitas sekitaran jam 20 : 00 karna ada kuliah malam. Sesampainya ditempat kost, perutku minta di isi. Saya segera saja pergi ke warung tempat langgananku dimuka tempat tinggal. Warung itu punya Ibu Sari, umurnya 30 th.. Dia seseorang janda ditinggal mati suaminya serta belum juga miliki anak. Orangnya cantik serta bodynya bagus.

    Narasi Sex Paling baru 2018 Saya lihat warungnya masih tetap buka tapi kok nampaknya telah sepi. Wah, bebrapa janganlah makanannya telah habis, aduh dapat mati kelaparan saya kelak. Lantas saya segera masuk kedalam warungnya.

    “Tante..? ”
    “Eee.. Dik Sony, ingin makan ya? ”
    “Eee.. ayam gorengnya masih tetap ada, Tante? ”
    “Aduhh.. telah habis tuh, ini tinggal kepalanya doang. ”
    “Waduhh.. dapat makan nasi tok nich.. ” kataku memelas.
    “Kalau Dik Sony ingin, mari ke tempat tinggal tante. Dirumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Sony ingin tidak? ”

    “Terserah Tante saja dech.. ”
    “Tunggu sebentar ya, agar Tante tutup dahulu warungnya? ”
    “Mari saya bantu Tante. ”
    Lantas sesudah tutup warung itu, saya turut dengannya pergi ke tempat tinggalnya yg tidak jauh dari warung itu. Sesampai di tempat tinggalnya..
    “Dik Sony, tunggulah sebentar ya. Oh ya, bila ingin nonton TV nyalakan saja.. ya janganlah malu-malu. Tante ingin ganti baju dahulu.. ”
    “Ya Tante.. ” jawabku.

    Lantas Tante Sari masuk ke kamarnya, selalu sebagian waktu lalu dia keluar dari kamar dengan cuma kenakan kaos serta celana pendek warna putih. Wow bagus, bodynya yang sexy terpampang di mataku, puting susunya yang menyembul dari balik kaosnya itu, begitu besar serta menantang susunya itu. Kakinya yang panjang serta tahap, putih serta mulus dan ditumbuhi bulu-bulu halus.
    Dia menuju ke dapur, lantas saya melanjutkan nonton TV-nya. Sesudah sebagian waktu.
    “Dik.. Dik Sony.. cobalah kemari sebentar? ”
    “Ya Tante.. sebentar.. ” kataku sembari lari menuju dapur.
    Setelah tiba di pintu dapur.

    “Ada apa Tante? ” tanyaku.
    “E.. Tante hanya ingin bertanya, Dik Sony sukai sisi mana.. dada, sayap atau paha? ”
    “Eee.. sisi paha saja, Tante. ” kataku sembari melihat badan Tante Sari yg tidak dapat disibakkan oleh kalimat. Badannya demikian indah.
    “Dik Sony sukai paha ya.. eehhmm.. ” tuturnya sembari menggoreng ayam.
    “Ya Tante, soalnya sisi paha begitu enak serta gurih. ” kataku.
    “Aduhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhh.. mungkin saja ada semut nakal.. aduhh.. ”
    Saya kaget

    “Masak sich, cobalah anda gosok-gosok gunakan tangan agar gatelnya hilang. ” pintanya.
    “Baik Tante.. ” lantas kugosok-gosok pahanya dengan tanganku. Wow, demikian halus, selembut kain sutera dari China.
    “Bagaimana Tante, telah hilang gatelnya? ”
    “Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Sony pandai dech.. ” tuturnya membuatku jadi tersanjung.
    “Sama-sama Tante.. ” kataku.

    “Oke, ayamnya telah siap.. saat ini Dik Sony makan dahulu. Sesaat Tante ingin mandi dahulu ya. ” tuturnya.
    “Baik Tante, terima kasih? ” kataku sembari menelan ayam goreng yang lezat itu.
    Sewaktu makan, terlintas di fikiranku badan Tante Sari yang telanjang. Oh, begitu bahagianya mandi berdua dengannya. Saya tidak dapat konsentrasi dengan makanku. Fikiran kotor itu menyergap sekali lagi, serta tidak kuasa saya menampiknya. Tante Sari tidak mengerti bila mataku selalu ikuti langkahnya menuju kamar mandi. Saat pintu kamar mandi sudah tertutup, saya memikirkan bagaimana tangan Tante Sari menyeka lembut semua badannya dengan sabun yang wangi, dari mulai berwajah yang cantik, lantas pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang tahap, susunya yang montok, perut serta pusarnya, selalu vaginanya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih serta mulus itu. Saya lantas segera saja ambil satu kursi supaya dapat mengintip lewat kaca diatas pintu itu. Di situ terlihat terang sekali.

    Tante Sari terlihat mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas sampai melampaui kepalanya. Badannya tinggal terbalut celana pendek serta BH, itu juga tidak berjalan lama, karna selekasnya dia melucutinya. Dia melepas celana pendek yang dipakainya, serta dia tidak menggunakan CD. Lalu dia melepas BH-nya serta meloncatlah susunya yang besar itu. Lantas, dengan diguyur air dia mengolesi semua badannya dengan sabun LUX, lantas tangannya meremas ke-2 susunya serta berputar di ujungnya. Kejantananku seolah ikut rasakan pijitannya menjadi membesar sekitaran 50%. Dengan tempat berdiri sembari bertumpu tembok, Tante Sari melanjutkan gosokannya di daerah selangkangan, sesaat matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging.
    Sebagian waktu lalu..

    “Ayo, Dik Sony.. masuk saja tidak butuh mengintip demikian, kan tidak baik, pintunya tidak dikunci kok! ” mendadak terdengar nada dari Tante Sari dari dalam. Seruan itu nyaris saja membuatku pingsan serta sangat begitu mengagetkan.
    “Maaf yah Tante. Sony tidak berniat lho, ” sembari bebrapa perlahan buka pintu kamar mandi yang memanglah tidak terkunci. Namun sesudah pintu terbuka, saya seperti patung melihat panorama yg tidak sempat terbayangkan. Tante Sari tersenyum manis sekali serta..
    “Ayo sini dong rekani Tante mandi ya, janganlah seperti patung gicu? ”
    “Baik Tante.. ” kataku sembari tutup pintu.

    “Dik Sony.. burungnya bangun ya? ”
    “Iya Tante.. ah jadi malu saya.. setelah Sony simak Tante telanjang gini mana harum sekali lagi, jadi nafsu saya, Tante.. ”
    “Ah tidak pa-pa kok Dik Sony, itu lumrah.. ”
    “Dik Sony sempat ngesex belum juga? ”
    “Eee.. belum juga Tante.. ”
    “Jadi, Dik Sony masih tetap perjaka ya, wow ngetop dong.. ”
    “Akhh.. Tante jadi malu, Sony. ”
    Saat itu bentuk celanaku telah beralih 70%, agak kembung, rupanya Tante Sari juga memerhatikan.
    “Dik Sony, burungnya masih tetap bangun ya? ”
    Saya hanya mengangguk saja, serta di luar sangkaanku mendadak Tante Sari mendekat dengan badan telanjangnya meraba penisku.

    “Wow besar juga burungmu, Dik Sony.. ” sembari selalu diraba turun naik, saya mulai rasakan kesenangan yang belum juga sempat kurasakan.
    “Dik Sony.. bisa dong Tante simak burungnya? ” belum juga pernah saya menjawab, Tante Sari telah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal CD-ku yang ketinggalan plus kaos T-shirtku.
    “Oh.. besar sekali serta sampai keluar gini, Dik Sony. ” kata Tante sembari mengocok penisku, sangat nikmat dikocok Tante Sari dengan tangannya yang halus mulus serta putih itu. Saya tanpa ada sadar selalu mendesah nikmat, tanpa ada saya tahu, penisku nyatanya telah digosok-gosokan di antara buah dadanya yang montok serta besar itu. “Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough.. ” desahku sembari bertumpu pada dinding.
    Kemudian, Tante Sari memasukkan penisku ke bibirnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan penisku di mulutnya sembari sekali-kali menyedot, terkadang juga dia menjilat serta menyedot habis 2 telur kembarku. Saya kaget, mendadak Tante Sari hentikan aktivitasnya. Dia pegangi penisku sembari jalan ke arah bak mandi, lantas Tante Sari nungging membelakangiku, sebongkah pantat terpampang terang di depanku.

    “Dik Sony.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?! ”
    Saya lihat panorama yang demikian indah, vagina dengan bulu halus yang tidaklah terlalu lebat. Lantas segera saja kusosor vaginanya yang harum serta ada lendir asin yang demikian banyak keluar dari vaginanya. Kulahap dengan rakus vagina Tante Sari, saya mainkan lidahku di klitorisnya, kadang-kadang kumasukkan lidahku ke lubang vaginanya.
    “Ough Sonn.. ough.. ” desah Tante Sari sembari meremas-remas susunya.
    “Terus Son.. Sonn.. ” saya makin keranjingan, ditambah lagi saat kumasukkan lidahku kedalam vaginanya ada rasa hangat serta denyut-denyut kecil makin membuatku hilang ingatan.

    Lalu Tante Sari tidur terlentang di lantai dengan ke-2 paha ditekuk ke atas.
    “Ayo Dik Sony.. Tante telah tidak tahan.. mana burungmu Son? ”
    “Tante telah tidak tahan ya? ” kataku sembari lihat panorama sekian menantang, vaginanya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin sekian tampak mengkilat, saya segera menancapkan penisku di bibir vaginanya.
    “Aoghh.. ” teriak Tante Sari.

    “Kenapa Tante..? ” tanyaku kaget.
    “Nggak.. Tidak apa-apa kok Son.. lanjutkan.. lanjutkan.. ”
    Saya masukan kepala penisku di vaginanya.
    “Sempit sekali Tante.. sempit sekali Tante? ”
    ” Tidak pa-pa Son.. selalu saja.. soalnya telah lama sih Tante tidak ginian.. nanti juga enak kok.. ”
    Yah, saya paksa sedikit untuk sedikit, baru 1/2 dari penisku amblas. Tante Sari telah seperti cacing kepanasan menggelepar ke sana kemari.

    “Ough.. Son.. ouh.. Son.. enak Son.. selalu Son.. oughh.. ” desah Tante Sari, demikian halnya saya meskipun penisku masuk ke vaginanya hanya 1/2 tapi kempotannya benar-benar mengagumkan, sangat nikmat. Makin lama pergerakanku makin cepat, kesempatan ini penisku telah amblas dikonsumsi vagina Tante Sari. Keringat mulai membasahi tubuhku serta tubuh Tante Sari.

    Mendadak Tante Sari terduduk sembari memelukku serta mencakarku.
    “Oughh Son.. ough.. mengagumkan.. oughh.. Sonn.. ” tuturnya sembari merem melek.
    “Kayaknya saya ingin orgasme.. ough.. ” penisku tetaplah menancap di vagina Tante Sari.
    “Dik Sony telah ingin keluar ya? ”

    Saya menggeleng, lalu Tante Sari terlentang kembali. Saya seperti kesetanan menggerakkan tubuhku maju mundur, saya melirik susunya yang bergelantungan karna pergerakanku, saya menunduk, kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Sari makin mendesah, “Ough.. Sonn.. ” mendadak Tante Sari memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

    “Oughh.. Sonn.. saya keluar sekali lagi.. ”
    Vaginanya kurasakan makin licin serta makin besar, tapi denyutannya makin kerasa. Saya di buat terbang rasa-rasanya. Ah, rasa-rasanya saya telah ingin keluar. Sembari selalu goyang, kutanya Tante Sari.
    “Tante.. saya keluarin dimana Tante..? Didalam bisa tidak..? ”
    “Terseraahh.. Soonn.. ” desah Tante Sari.

    Kupercepat pergerakanku, burungku berdenyut keras, ada suatu hal yang juga akan dimuntahkan oleh penisku. Pada akhirnya semuanya merasa mudah, tubuhku terasanya terbang, ada kesenangan yang begitu mengagumkan. Pada akhirnya kumuntahkan laharku dalam vagina Tante Sari, masih tetap kugerakkan tubuhku serta rupanya Tante Sari orgasme kembali lantas dia gigit dadaku, “Oughh.. ”
    “Dik Sony.. Sonn.. anda memanglah hebat.. ”
    Saya kembali mangenakann CD-ku dan celana pendekku. Sesaat Tante Sari tetap masih telanjang, terlentang di lantai.

    “Dik Sony.. jika ingin beli makan malam sekali lagi yah.. jam-jam demikian saja ya.. ” kata Tante Sari menggodaku sembari memainkan puting serta klitorisnya yang masih tetap terlihat bengkak.
    “Tante menginginkan Dik Sony seringkali makan dirumah Tante ya.. ” kata Tante Sari sembari tersenyum genit.
    Lalu saya pulang, saya jadi tertawa sendiri karna peristiwa barusan. Ya bagaimana tidak ketawa hanya dikarenakan “Ayam Goreng” saya dapat nikmati indahnya bercinta dengan Tante Sari. Dunia ini memanglah indah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Kisah Tita , Mantan Pacar Adikku

    Kisah Tita , Mantan Pacar Adikku


    799 views

    Cerita Sex ini berjudulKisah Tita , Mantan Pacar AdikkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku kembali menceritakan pengalamanku yang tentunya tetap seru dan membuat jantung kalian berdebardebar. Kali ini aku kembali menceritakan kisah nyataku yang terjadi sekitar 1 tahun lalu.

    Siang itu aku sendirian di rumah. Ayah, Ibu dan adikadikku sedang ada acara masingmasing. Aku yang memang sedang tidak ada acara, bertugas untuk menjaga rumah. Daripada tidak ada kerjaan dan melamun sendirian, aku berniat untuk membersihkan rumah.

    Aku mau memberikan kejutan yang baik kepada orangtuaku pikirku waktu itu.

    Ketika aku sedang membersihkan kamarku (waktu itu aku masih tidur berdua dengan Dewi, adikku yang bungsu), aku menemukan foto Dewi dengan mantan pacarnya waktu SMU yang bernama Herland. Keluargaku dan Herland sudah cukup dekat, bahkan dia sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri. Tapi sejak Dewi putus darinya dan sudah memiliki pacar baru, Herland mulai jarang main ke rumah.

    Tibatiba aku yang kangen dengan Herland karena sudah jarang bertemu, sempat berpikir kenapa tidak aku undang saja dia main ke rumah. Kemudian aku mengirim SMS ke nomer Herland yang masih aku simpan di Handphoneku. Aku sengaja tidak memberitahukan kalau keluargaku sedang tidak ada di rumah semuanya, termasuk Dewi.

    Takut saja kalau Herland nanti merasa segan untuk main ke rumah. Aku sebenarnya berencana mau menjodohkan lagi Dewi dengan Herland agar dapat berpacaran kembali. Siapa tau dengan mengundang Herland ke rumah semuanya akan sesuai dengan rencana.

    Sesaat setelah mengirimkan SMS, aku melanjutkan membersihkan kamarku yang sempat terhenti sesaat, sambil menunggu balasan darinya. Sesekali aku melihat Handphoneku apakah sudah ada balasan dari Herland atau belum, namun cukup lama menunggu aku belum juga mendapatkan balasan darinya. Sampai akhirnya aku lupa sendiri dan larut dalam pekerjaanku.

    Ketika membereskan lemari baju di kamar adikku yang cowok, aku menemukan sekeping DVD tanpa cover. Karena penasaran aku mencoba menyetel DVD tersebut di ruang tengah.

    Di layar TV sekarang terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Badanku gemetar dan jantungku berdegup kencang karena ternyata DVD tersebut adalah Blue Film.

    Aku yang tadinya berniat menghentikan film tersebut dan mengembalikan ke tempatnya, memutuskan untuk melanjutkan saja. Di tengahtengah film, pikiranku menerawang mengingat saat terakhir aku dan temanteman kampus Dewi menonton DVD seperti itu yang dilanjutkan bersetubuh dengan mereka.

    Birahiku tibatiba saja semakin tinggi. Aku memang sudah seminggu ini tidak melakukan masturbasi. Sehingga selama menonton, tanpa sadar bajuku sudah tidak karuan. Kaos berwarna hitam yang aku pakai, sudah terangkat sampai di atas payudara. Kemudian Braku sudah dalam keadaan terlepas. Kueluselus sendiri payudaraku sambil sesekali kuremas. Sungguh enak sekali rasanya, apalagi kalau sampai terkena putingnya.

    Celana pendekku sudah aku turunkan sampai sebatas mata kaki, lalu tanganku aku masukan ke balik celana dalam dan langsung menggosokgosok klitorisku. Sensasinya sungguh luar biasa! Semakin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tangan kananku semakin cepat menggosok klitoris, sementara yang satunya sibuk meremasremas toketku sendiri.

    Oohh.. Ooohh.. desahku yang sudah merasa hampir mencapai orgasme.

    Tibatiba, pintu depan diketok. Tentu saja aku gelagapan memakai pakaianku yang terbuka disanasini. Setelah itu aku mematikan DVD player tanpa sempat mengeluarkan Discnya.

    Aduh gawat!! pikirku panik.

    Siapa ya? Apa janganjangan Ayah dan Ibu? Tapi kan baru sebentar aku mulai kuatir.

    Dengan terburuburu aku membukakan pintu. Ternyata di depan pintu berdiri sosok yang sudah aku kenal, yaitu Herland mantan pacar adikku.

    Halo Teteh! Tadi SMS Herland ya? Maaf ya udah lama gak main nih katanya dengan ceria.

    Kirain Herland gak bisa datang? Kok nggak jawab SMS Teteh dulu sih? tanyaku.

    Emang sengaja Teh. Kan Herland mau ngasih surprise sama keluarga mantan pacar nih jawabnya sambil tersenyum cuek.

    Oh gitu? Teteh kirain Herland udah nggak mau lagi main ke rumah candaku sambil mempersilakan duduk di ruang tamu.

    Herland tersenyum mendengar candaku, mungkin dia juga sudah sangat kangen dengan sikap akrab yang diberikan oleh keluargaku.

    Kok sepi banget sih Teh? Yang lain lagi pada kemana? tanyanya bingung melihat suasana rumahku yang lengang.

    Sedang ada acara masingmasing tuh. Dewi juga lagi pergi sama temannya, jadi di rumah cuma ada Teteh doang. Maaf ya Teteh gak kasih tau Herland sebelumnya. Abisnya Teteh juga udah lama gak ngobrol sama Herland sih aku mencoba menerangkan dan berharap Herland dapat maklum.

    Terus terang saja, aku sudah sangat kangen dengan Herland. Ternyata Herland pun mau mengerti maksudku. Apalagi dia juga sudah menganggap keluargaku seperti keluarga sendiri, dia saja memanggil namaku dengan Teteh berbeda dengan kebanyakan temanteman Dewi yang memanggilku dengan Kakak. Maklum saja keluarga Herland termasuk Broken Home, tapi tidak berarti dia nakal seperti layaknya anak yang tumbuh tanpa pengawasan orangtua.

    Karena sudah lama aku tidak mengrobrol dengan Herland, kami berbicara banyak mengenai berbagai hal. Aku juga sempat memperhatikan di usianya yang menginjak 17 tahun, ia mulai tumbuh sebagai seorang pria dewasa. Walaupun secara fisik wajahnya yang terbilang biasa saja belum banyak berubah, tinggi badannya juga masih tidak berbeda denganku, hanya sekitar 160 cm. Tapi sikapnya yang sekarang sudah jauh lebih dewasa.

    Setelah cukup lama mengobrol, aku baru sadar kalau tubuhku dalam keadaan kotor setelah berberes rumah. Aku kemudian pamit dengan Herland untuk mandi. Setelah aku selesai mandi dan berpakaian, aku mengajaknya untuk makan siang bersama. Di saat makan, aku merasa Herland terus memperhatikan tubuhku yang saat itu memakai kaos putih ketat dan hotpants warna kulit.

    Huh, dasar cowok! Dimanamana sama aja! omelku dalam hati.

    Namun aku bisa memaklumi dia, karena pasti tubuh mungilku saat itu terlihat sangat sexy dan menggiurkan.

    Ada apa Land? Kok ngelamun sih? Lagi mikirin Dewi ya? aku berpurapura menanyakan hal lain untuk menyadarkan lamunannya.

    Ah, enggak kok Teh. Dewi kan sekarang udah punya pacar baru ujar Herland sekenanya.

    Herland jangan pulang buruburu yah. Tadi Teteh udah kasih tau ke Dewi kalau Herland sedang ada di rumah kataku berharap supaya Herland dapat lebih lama di sini.

    Iya deh Teh. Herland juga mau di sini dulu sampe semuanya pulang jawabnya.

    Ya udah, Herland nonton TV dulu aja. Teteh mau masuk ke kamar dulu. Mau istirahat sebentar lanjutku.

    Ya udah Teh, nggak apaapa kok. Teteh istirahat aja dulu kata Herland.

    Setelah pamit ke Herland, aku beranjak masuk ke kamar tidur. Setelah menutup pintu kamar, aku bercermin. Wajahku terbilang manis, kulit kuningku juga bersih dan mulus karena sering luluran. Walaupun badanku mungil, tapi terbilang proporsional. Bajuku kemudian aku lepas dan mencopot Braku, karena aku terbiasa tidur tanpa menggunakan Bra.

    Kemudian aku memperhatikan payudara milikku yang berukuran kecil namun kencang, dan tentu saja semakin membuat tubuhku tampak indah, karena sesuai dengan postur mungilku.

    Aku tersenyum sendiri melihat hotpantsku yang memang membuat aku tampak sexy. Pantas saja Herland sampai memperhatikan tubuhku seperti itu. Aku yang dalam keadaan cukup lelah, merebahkan diriku sebentar di atas kasur tanpa memakai kaos dan mencoba beristirahat sejenak. Belum lama beristirahat, aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah yang tepat berada di depan kamarku. Astaga! Aku baru ingat, itu pasti suara dari DVD porno yang lupa aku keluarkan tadi.

    Apa Herland sedang menyetelnya? Penasaran, aku pun bangkit dari tempat tidurku, dengan terburuburu aku memakai kaos tanpa sempat memakai Bra terlebih dahulu, kemudian dengan perlahanlahan aku keluar dari kamarku.

    Begitu aku membuka pintu kamar, aku melihat pemandangan yang mendebarkan. Herland sedang berada di karpet depan TV sambil mengeluarkan penisnya dan mengocokngocoknya sendiri. Ternyata penisnya cukup besar juga untuk anak seusia dia, kurang lebih sekitar 14 cm dan sudah tampak tegang sekali.

    Aku berpurapura batuk, kemudian dengan tampang seolaholah mengantuk aku mendekati Herland dan ikut duduk disampingnya. Dia tampak kaget menyadari aku sudah berada di sampingnya. Lalu dengan terburuburu dia memasukkan penisnya ke dalam celananya lagi.

    Eh, Teteh gaak jadi istirahat ya? kata Herland salah tingkah.

    Kemudian dengan wajah panik dia mengambil remote DVD dan hendak mematikan filmnya.

    Iya nih Land, gerah banget di dalam. Eh, filmnya nggak usah dimatiin. Kita nonton berdua aja yuk! Kayaknya seru tuh ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan payudaraku yang hanya terbungkus oleh kaos putih ketatku saja.

    Hah? Teteh mau iikut nonton? Jangan Teh Herland malu katanya gugup.

    Kok Herland masih malu? Kayak sama siapa saja. Herland kan sudah seperti keluarga sendiri, masa masih malu sama Teteh? kataku meyakinkannya.

    Iiya deh jawab Herland dan tidak jadi mematikan DVDnya.

    Dengan santai aku duduk di samping Herland sambil ikut menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga hotpantsku semakin tertarik dan memperlihatkan paha mulusku. Adeganadegan erotis yang diperlihatkan bintang porno itu memang sungguh menakjubkan, mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap.

    Aku melirik ke arah Herland yang sejak tadi bergantian antara memandangi adegan panas tersebut dan terkadang juga melihat ke arah paha dan payudaraku. Terlihat ia berkalikali menelan ludahnya. Nafasku juga mulai memburu karena terangsang melihat Film tersebut.

    Land, kamu udah pernah bersetubuh? tanyaku tibatiba.

    Eh, kok Teteh tautau nanya kayak gitu sih? jawab Herland bingung.

    Herland agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah puting payudaraku yang tercetak pada kaos putihku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga sekarang cetakan vagina pada Hotpantsku terlihat jelas.

    Gak usah malu Land. Teteh bisa jaga rahasia kok! tanyaku semakin penasaran.

    Belum pernah kok Teh Beneran deh! jawab Herland tersipu.

    Tapi kamu udah sering nonton Film kayak gini kan? pancingku.

    Lumayan sering sih Teh. Tapi paling Herland nontonnya ramerame, atau kalo lagi nonton sendirian sambil ngocok deh jawabnya mulai santai.

    Land, menurut kamu Teteh cantik gak sih? lanjutku terus menggoda Herland.

    Iya Teh! Sebenernya dari dulu Herland udah merhatiin kalo Teteh tuh cantik timpal Herland.

    Merasa dipancing seperti itu Herland mulai memberanikan diri untuk memegang tanganku. Aku sedikit kaget, namun membiarkan tanganku dibelai oleh telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Herland basah oleh keringat karena gugup. Karena aku biarkan, dia terus membelaibelai bagian tangan seraya perlahanlahan mulai naik untuk mengusap pergelangan tanganku.

    Aku pasrah saja ketika Herland memberanikan diri melingkarkan tangannya pada bahuku. Namun tampaknya ia belum berani untuk menatap mataku. Sambil terus memeluk bahuku, tangan kanannya mulai berani memegangmegang payudaraku.

    Enak ya Teh diginiin? tanya Herland disela permainan tangannya.

    Emph Emph aku hanya merintih menikmati remasan Herland pada payudaraku.

    Sambil memegang payudaraku, dengan ganas Herland mulai menciumi bibir dan leherku. Akupun dengan tak kalah ganasnya membalas ciumanciumannya. Keganasan kami berdua membuat suasana ruangan ini menjadi riuh oleh suarasuara kecupan dan rintihanrintihan erotis. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku yang sudah terangsang berat berniat untuk melanjutkan ke bagian yang lebih jauh lagi.

    Land Sebentar deh. Teteh buka kaos dulu ya kataku menghentikan pegangannya.

    Herland hanya mengangguk mendengar katakataku. Tentu saja dia pasti sudah tidak sabar untuk melihat payudaraku yang tanpa terbungkus apaapa.

    Land, payudara Teteh bagus gak? ketika aku sudah mencopot kaos ketatku sehingga payudaraku sudah terpampang jelas di hadapannya.

    Babagus Teh! jawabnya dengan terbatabata.

    Herland tampak melotot menyaksikan bagian atas tubuhku yang menggoda. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang dan melanjutkan perbuatanku. Merasa terus dipancing seperti itu, Herland tampaknya tidak tahan lagi. Ia langsung melumat bibirku sambil merabaraba payudaraku yang sudah tidak tertutup apaapa lagi.

    Aku memejamkan mata meresapinya, Herland semakin ganas menciumiku ditambah lagi tangannya berusaha memainkan vaginaku dari luar. Sambil melumat, lidahnya mencaricari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku sehingga lidahku pun ikut bermain.

    Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk mengikuti arus permainan. Dengan kuluman lidah Herland yang agresif, ditambah remasanremasan telapak tangannya pada kedua payudaraku, birahiku pun dengan cepat naik. Sementara di bawah sana kurasakan tangan Herland sudah mulai meraba pahaku yang mulus.

    Aaaaahh Herlaaand. Aaaahhhhhhh. aku mendesah panjang merasakan nikmat yang melanda diriku.

    Mulus banget paha Teteh! Bikin gemes Herland aja nih! sahut Herland sambil tangannya merayap naik lagi ke selangkanganku.

    Sekarang giliran Teteh yang liat badan Herland! pintaku kepada Herland.

    Herland yang tadinya malumalu semakin salah tingkah mendengar permintaanku. Karena sudah sangat bernafsu aku memaksa Herland untuk mencopot seluruh pakaiannya hingga dia bugil. Aku semakin terangsang melihat tubuh bugil Herland dari dekat. Badannya walaupun agak kurus tapi cukup berotot.

    Penisnya sudah mengacung tegak dan membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalau waktu dulu ngebayangin bentuk penis cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

    Wah penis kamu udah tegang banget Land! Bentuknya bagus Teteh boleh isep ya!? tanyaku tidak sabar.

    Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya dengan semangat.

    Slurp Slurp Slurp Mmmh! Slurp Slurp Slurp Mmmh penis Herland terasa nikmat sekali di mulutku.

    Teh Aaaah Enaaakk! Dari dulu emang Herland pengen banget ngerasain mulut Teteh ngisep kontol Herland. Akhirnya kesampaian juga! katanya sambil terus menikmati hisapanku pada penisnya.

    Aku semakin bernafsu menghisap penisnya, terkadang aku juga menjilat buah zakarnya sehingga Herland mulai mendesah.

    Hmm nikmat banget penis kamu Land! kataku memuji kenikmatan penisnya.

    Aaaaahh.. Eeennakk banget! Teteh udah pengalaman yah? ceracau Herland menikmati hisapanku.

    Aku hanya melanjutkan hisapanku tanpa menghiraukan pertanyaan Herland. Setelah beberapa menit merasakan hisapanku pada penisnya, Herland akhirnya tak kuat lagi menahan nafsu. Didorongnya tubuhku hingga terlentang di karpet, lalu diterkamnya aku dengan ciumanciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam dan ikut bekerja meremasremas payudaraku.

    Ahh Mmmh.. Uuuh.. Eenak Land desahku keenakan.

    Aku benarbenar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

    Auwh Nikmaaaat bangeett Aaah! desahanku semakin kencang.

    Aku menggelinjang, tapi tanganku justru semakin menekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke arah vaginaku. Tangannya menarik Hotpants dan celana dalamku. Mata Herland seperti mau copot melihat vaginaku yang sudah tidak tertutup apaapa lagi.

    Vagina Teteh bagus gak Land bentuknya..? tanyaku penasaran.

    Bagus banget Teh! Herland suka banget memek yang nggak ada bulunya kayak gini. Mana masih rapet banget lagi jawabnya.

    Sekarang tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Lalu dengan lembut Herland membelai permukaan vaginaku. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya meremasremas dadaku.

    Sshhhh desahku dengan agak gemetar ketika jarinya mulai menekan bagian tengah kemaluanku.

    Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorekngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jarijari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jarijari itu menusuk makin cepat dan dalam saja.

    Hingga suatu saat birahiku sudah mulai naik, mengucurlah cairan praorgasmeku. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli sekaligus nikmat di bawahku sehingga tangan Herland terhimpit diantara kedua paha mulusku.

    Eemmhh Enaaaakk bangeettt! aku terus mendesah membangkitkan nafsu Herland.

    Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jarijarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelusngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya.

    Setelah puas memainkan jarijarinya di vaginaku, kurasakan Herland mulai menjilati pahaku yang mulus, jilatannya perlahanlahan mulai menjalar menuju ke tengah. Kemudian Herland membuka vaginaku lebarlebar sehingga klitorisku menonjol keluar, aku hanya dapat bergetar saat kurasakan lidahnya menyusup ke pangkal pahaku lalu menyentuh bibir vaginaku.

    Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya sungguh nikmat, geligeli enak seperti mau pipis. Herland terus menjilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil klitorisku atau terkadang dihisapnya dengan kuat. Tangannya juga terus mengelus paha dan pantatku yang mempercepat naiknya libidoku.

    Aaahh Herlaaannnd!! Uuuhh.. Eenak Terus! jeritku.

    Slurp Slurp memek Teteh gurih banget Mmmh Slurrrppp katanya diselasela menjilati vaginaku yang sudah mulai basah.

    Herland terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. Tidak sampai lima menit, tubuhku mulai mengejang, rasa nikmat itu menjalar dari vagina ke seluruh tubuhku.

    Aaaaaaaaaahh aku menjerit panjang merasakan nikmat pada seluruh tubuhku.

    Tampaknya aku mencapai orgasme yang pertama akibat permainan jari ditambah dengan jilatanjilatan lidah Herland pada vaginaku.
    Aliran orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku terus dihisapinya selama kurang lebih lima menitan.

    Sensasi itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah kemudian Herland melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

    Emang enak banget deh cairan memeknya Teteh!! puji Herland kepadaku.

    Herland jago banget sih bisa bikin keluar Teteh aku juga ikut memuji Herland.

    Teteh udah keluar kan? Sekarang giliran Herland yah pintanya.

    Herland mau Teteh apain? tanyaku yang masih dalam keadaan lemas karena baru mencapai orgasme.

    Sepongin kontol Herland lagi dong! Abisnya bikin ketagihan sih! jawab Herland.

    Lalu Herland duduk di sofa sambil kembali memamerkan penis miliknya yang sudah sangat tegang. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis itu, pertama kukocok dengan lembut kemudian semakin cepat dan pelan lagi. Hal itu tentunya semakin memainkan birahi Herland.

    Aaaah Teteeeeh! Enaak bangeeet Herland semakin mendesah kencang.

    Setelah puas mengocokngocok penisnya, aku mulai menjilati batangnya dengan pelan. Mungkin karena Herland sudah dikuasai hawa nafsu, dengan setengah memaksa dia mengarahkan batang penisnya ke mulutku yang dan kemudian menjejali penisnya ke mulutku. Aku yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu ke mulutku.

    Kusambut batangnya dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma khas pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya. Lalu kupakai ujung lidahku untuk menyeruput lubang kencingnya. Hal itu membuat Herland blingsatan sambil meremasremas rambutku.

    Sluurpp Sluuuurp Mmmmmh.. desahku sambil menikmati setiap jengkal penisnya.

    Enak ya Land? Hmm? tanyaku sambil mengangkat kepala dari penis Herland dan menatapnya dengan senyum manisku

    Enaaak banget Teh Herland mendesahdesah keenakan.

    Herland mulai mengerangerang keenakan, tangannya meremasremas rambutku dan kedua payudaraku. Aku semakin bernafsu mengulum, menjilati dan mengocok penisnya.

    Kusedot dengan keras penis hitam itu. Kubuat pemiliknya medesahdesah, aku juga memakai lidahku untuk menyapu batangnya. Aku dapat melihat ekspresi kenikmatan pada wajah Herland akibat teknik oralku.

    Oooh Terus Teehh Herland hampir keluar! Herland semakin mendesah.

    Karena Herland sudah hampir keluar, aku melepaskan hisapanku pada penisnya dan mulai mengocoknya. Aku semakin bersemangat memainkan penis miliknya yang kepalanya sekarang berwarna lebih kehitaman. Semakin lama aku semakin cepat mengocoknya.

    Aaahh Herland keluaaaarrr Teeeh..!! desahan Herland semakin kencang.

    Croot.. Croot.. tak lama kemudian penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut mulut, wajah, payudara dan hampir seluruh tubuhku. Dengan sigap aku menelan dan menjilati sperma Herland seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. Aku benarbenar menikmati permainan ini.

    Eeehhmmm Sluuurp aku terus menikmati menghisap penisnya.

    Kemudian aku meneruskan untuk mengusap dan aku jilati semua spermanya yang berceceran di tubuhku sampai tak tersisa. Lalu aku hisap penisnya dengan kuat supaya sisa spermanya dapat kurasakan dan kutelan. Setelah aku yakin spermanya sudah benarbenar habis, aku melepaskan hisapan pada penisnya, kemudian benda itu mulai menyusut pelanpelan.

    Nikmatnya sperma kamu Land bisiknya mesra seraya menjilat sisasisa spermanya yang masih menempel pada bibirku.

    Obat awet muda ya Teh kata Herland bercanda.

    Yaa begitulah Makanya Teteh tetep awet muda kan? aku ikut membalas candanya.

    Walaupun sudah sempat mencapai orgasme, namun birahiku belum juga padam. Aku berpikiran untuk melanjutkan permainan kami ke tahap selanjutnya.

    Land.. Ayo sekarang masukin penis Herland ke vagina Teteh! Udah nggak tahan nih perintahku yang masih dikuasai hawa nafsu.

    Tanpa pikir panjang lagi, Herland lalu mengambil posisi duduk, kemudian diacungkan penisnya dengan ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebarlebar siap menerima serangan penisnya. Pelanpelan dimasukkannya batang penisnya itu ke dalam vaginaku.

    Uuhh Nnggghhh! desisku saat penis yang sudah sangat keras itu membelah bibir kemaluanku.

    Teteh mau tau apa yang pengen Herland lakuin ke Teteh dari dulu? Herland pengen ngentot Teteh sampai ketagihan!! katanya sambil tersenyum nakal.

    Aaaauw Pelanpelan dong Land Aaakh desahku sedikit kesakitan.

    Walaupun sudah tidak perawan lagi, tapi vaginaku masih sempit. Mungkin juga karena penis Herland termasuk besar ukurannya.

    Auuhh.. Enaaak Land desahku yang semakin merasakan nikmat.

    Herland tampak meremmelek menahan nikmat. Tentu saja karena Herland baru pertama kali melakukan ini. Lalu dengan satu sentakan kuat penisnya berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

    Aaaahh Nikmaat bangeett Laaand. teriakku.

    Aku melonjakkan pantatku karena merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kurasakan cairan hangat vaginaku mengalir di pahaku. Masa bodoh dengan status Herland yang adalah mantan pacar adikku! Sudah kepalang tanggung pikirku, aku ingin merasakan nikmatnya bersetubuh hingga orgasme dengan Herland. Sesaat kemudian Herland memompa pantatnya maju mundur.

    Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb! suara penisnya sedang keluar masuk di vaginaku.

    Aakh! Aaaakh! Nikmaaat banget Laand aku meneriakkan nama Herland.

    Aku menjeritjerit karena merasakan nikmat yang luar biasa saat itu. Vaginaku yang sudah basah sekarang dimasuki dengan lancar oleh penis Herland yang sangat tegang itu.

    Ooh Lebih keras lagiii Laand Lebih cepaaat jeritku kenikmatan.

    Keringat kami yang bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Herland malah mencabut penisnya, mungkin ia lelah dengan posisi ini.

    Dasar ABG! umpatku dalam hati.

    Aku jadi tidak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kuarahkan batang penis Herland untuk masuk ke dalam liang vaginaku.

    Ooooooh.. Herlaannddd!! aku menjerit keenakan.

    Lalu dengan semangat aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.

    Ouuh.. Memek Teteh enak bangeeet! Penis Herland serasa dipijat desahnya.

    Uggh.. Uuuh.. Penis Herlaaand Juga nikmaat aku juga memuji keperkasaan penisnya.

    Kedua tubuh kami sudah sangat basah oleh keringat. Karpet di ruangan ini pun sudah basah oleh cairan sperma Herland maupun lendir yang meleleh dari vaginaku. Namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang.

    Aku menghujamkan vaginaku berkalikali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjeritjerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh tubuhku bergetar hebat.

    Teeeh Herland bentar lagi keluar nih! erangnya panjang sambil meringis.

    Hal yang sama pula dirasakan olehku, aku tidak sanggup lagi menahan gelombang orgasme yang menerpaku demikian dahsyat.

    Aaaaaah Teteeeh juga udah mau keluar Land!! Kita keluar samasama Land!! aku berteriak kencang karena sudah hampir mencapai orgasme.

    Oooohh Teeehhh Aaaaaahh!! Herland berteriak panjang.

    Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat. Cret.. Cret.. kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang bersamaan. Aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, sedangkan vaginaku juga mengeluarkan cairan yang sangat banyak, tanda aku sudah mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya.

    Dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan kami. Aku memeluk eraterat tubuh Herland sampai dia merasa sesak karena aku memeluknya dengan sangat kencang. Kami seakan sudah tidak peduli bila tetangga sebelah rumahku akan mendengarkan jeritanjeritan kami.

    Herland mencabut penisnya vaginaku dan akhirnya kami berdua hanya bisa tergeletak lemas di atas karpet dengan tubuh bugil bermandikan keringat.

    Aaahh Land kamu hebaaat banget Land pujiku sambil mengistirahatkan tubuh yang sudah lemas ini.

    Herland ju ga Teh Haaah. Haaaah Terima kasih untuk kenik matan ini Belum pernah Herland merasakan nikmat yang luar biasa seperti ini jawab Herland sambil terengahengah seraya mengecup keningku dengan mesra.

    Setelah merasa kuat untuk bangun, kami berdua beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari sperma, keringat dan liur. Tapi di kamar mandi kami tidak melakukan persetubuhan lagi, melainkan hanya berciuman dengan mesra saja, karena kami takut tibatiba Dewi atau keluargaku yang lain akan segera pulang. Siraman air pada tubuhku benarbenar menyegarkan kembali pikiran dan tenagaku setelah seharian penuh bermain dengan Herland.

    Kami berdua pun membersihkan ruang di sekitar medan laga tadi dengan menyemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi. Setelah beres, kami pun sedikit berbincang mengenai kejadian tadi. Aku yang sempat ragu apa benar Herland belum pernah bersetubuh, karena dia sudah terlihat ahli, bertanya lagi kepadanya.

    Ternyata dari pengakuannya, memang Herland belum pernah melakukan persetubuhan dengan siapapun, termasuk Dewi. Herland mengaku melakukan ini hanya berdasarkan yang dia lihat dari DVD ataupun internet saja.

    Di dalam pikiranku, aku juga merasa bersalah sekaligus kasihan kepada Dewi yang belum sempat merasakan nikmatnya penis Herland. Tentu saja kehilangan keperjakaan dengan kakak mantan pacarnya adalah pengalaman yang sangat mengesankan bagi Herland. Dia berharap kami dapat melakukannya lagi kapankapan. Aku pun juga berharap dapat menikmati penis Herland lebih sering lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Aku Dihamili Anak Tetangga (II)

    Aku Dihamili Anak Tetangga (II)


    2024 views

    Cerita Erotis Terbaru – Aku Dihamili Anak Tetangga (II)

     

    Perawan – Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah.

    Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak.

    Cerita Erotis Terbaru | Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala.

    Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku.

    Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan.

    Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.

    Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit.

    Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.

    Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
    “Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
    “Belum, Bu”
    Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
    Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
    Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
    “Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
    Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu.

    Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil.

    Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.

    “Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
    “Gak papa, kok”
    Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
    Indun malu-malu melihat perutku.
    “Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
    “Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
    Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
    “Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
    Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku.

    Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
    Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
    Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.

    “Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
    Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
    “Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
    “Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
    “Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
    “Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
    “Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
    “Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku.

    Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu.

    Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
    “Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
    “Kamu suka punya anak?” tanyaku.
    “Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.

    Cerita Erotis Terbaru 2018 | Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.

    “Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
    “Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
    “Kenapa?”
    “Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
    “Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
    Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
    “Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
    “Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
    “Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.

    Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
    “Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
    Indun belingsatan.
    “Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
    “Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
    Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
    “Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
    Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
    “Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
    “Iya bu.. Mau banget”
    Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
    Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.

    “Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.

    Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
    “Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
    “Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
    “Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
    Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
    “Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
    Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.

    Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
    “Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
    Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.

    “Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.

    Koleksi Cerita Erotis Terbaru | Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
    “Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
    “Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
    Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
    “Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.

    Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
    “Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
    “Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
    Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
    Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
    Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.

    “Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
    “Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
    “Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
    “Hmmm…. ” aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
    “Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
    “Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
    “Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
    “Mana aja deh”
    “Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
    “Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
    Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
    “Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
    Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
    Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
    Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
    “Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”

    Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
    “Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
    “Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
    Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan.

    Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan.

    Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan.

    Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya.

    Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.

    “Ohhh”, lenguhnya kecewa.
    Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu.

    Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.

    “Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
    Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
    “Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
    Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
    “Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
    genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
    “ohhhhh…”
    Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.

    #################

    Cerita Erotis Terbaru | Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
    “Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
    Indun nampak kaget dan segera duduk.

    “Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
    “Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
    Kami berpandangan.
    “Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
    “Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
    Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
    “Ndun, kamu punya pacar?”
    “Belum, bu”
    “Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
    “Iya bu, gak mungkinlah”
    “Aku takut kamu rusak karena aku”
    “Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
    “Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
    “Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
    Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
    “Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
    Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.

    Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
    “Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
    Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
    “Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
    Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.

    “Ayo, Ndun, sodok yang kuat”

    “Iyyyaaa.. Bu”

    “Terusss… Cepat”

    Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
    “Ohhh…”
    Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.

    “Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
    Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang.

    Cerita Erotis Terbaru | Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.

    ######################
    Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.

    “Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
    “Biasa aja Bu”
    “Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
    “Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
    “Aku takut menganggu sekolahmu”
    “Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
    “Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
    “Iya Bu”
    “Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
    “Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
    “Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
    “Aku mau jadi pacar Ibu”
    “Lho aku khan sudah bersuami?”
    “Ya gak papa, jadi apa saja deh”
    “Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
    “Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
    “Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
    Kami tidur berpelukan sampai pagi.

    #######################
    Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
    Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.

    ####################

    Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun.

    Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
    “Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
    “Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
    “Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
    “Ada Bu, sebentar ya Bu”
    Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
    “Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
    “Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
    “Terus kamu pakai kondom kamu…”
    Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku.

    Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.

    “Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
    “Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
    “Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
    Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
    “Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
    “Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.

    Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
    Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”

    Cerita Erotis Terbaru | Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.

    Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami. (Bersambung)

  • Perawani Anak Kost Di Rumahku Sampai Lemas

    Perawani Anak Kost Di Rumahku Sampai Lemas


    1318 views


    Perawan – kali ini akan mencoba menghadirkan sebuah kisah seksku memerawani anak kos . Simak aja cerita seks berikut ini. Mungkin bisa jadi inspirasi anda.

    Perawani Anak Kost Di Rumahku Sampai Lemas

    Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.

    Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta,

    dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.

    Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.

    Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

    Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

    “ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
    “ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku

    Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .
    “ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
    “ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
    “ Iya ,tapi sakit “ katanya
    “ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

    Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
    “ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah

    Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.

    “Ukh,…teruskan yang “ kataku
    “ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
    “ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

    “Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .

    “Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .

    Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.

    “Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
    “Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.

    “Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
    “Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

    “Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 28 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

    “Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

  • Skandal Janda Kaya Pemuas Nafsu Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Janda Kaya Pemuas Nafsu Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1610 views

    Perawanku – Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.

    Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.

    Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.

    Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.

    Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.

    Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.

    Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.

    Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.

    Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.

    ‘‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang!” Kata Tante Rima

    “iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.

    ‘‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante!” Tegasnya.

    “iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku

    Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.

    Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!

    ‘‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima.

    “belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu.

    ‘‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP.

    “iya… jawabku singkat.

    Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.

    ‘‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya.

    “iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku.<br> ‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.

    Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaannya dan merahasiakannya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkannya asal jangan sering-sering.

    ‘‘tapi, aku takut… jawabnya

    “udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku.

    ‘‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya.

    “susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku.

    ‘‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku.

    “belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku.’‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa.

    Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!

    Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.

    ‘‘barang impor memang beda! Pujinya.

    “ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.

    ‘‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya.

    “selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya.

    Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kont*lku.

    ‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya

    “bukanya itu yang Tante cari… jawabku

    ‘‘kok Tanteee… protesnya!

    “sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya.

    Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.

    Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.

    Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku.

    aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.

    Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.

    Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.

    ‘‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!.

    Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme.

    “enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya.

    ‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.

    Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.

    Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.

    BLEEEEEESss….Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya.

    “ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.

    Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.

    ‘‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya.

    “bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku.

    ‘‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.

    Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.

    ‘‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima.

    PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.

    ‘‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya

    “uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.

    Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.

    Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.

    Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.

    Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.

    Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.

    Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehee….ujung-ujungnya pamanku lah yang merasa bersalah dan meminta maaf pada tante karena jarang pulang.

  • Cerita Sex Nikmatnya Perawan Anak SMA

    Cerita Sex Nikmatnya Perawan Anak SMA


    680 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Perawan Anak SMA, Tidak pernah terbayang olehku, suatu ketika aku akan memperawani anak kost yang begitu cantik dengan bibir berwarna merah muda, Kisahnya terjadi dengan cepat sampai – sampai, aku sulit sekali melupakan kenangan indah itu.

    Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.
    Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.
    Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura – pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.
    Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.
    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah, sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.
    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.
    “ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
    “ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku
    Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.
    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya.
    “ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
    “ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
    “ Iya ,tapi sakit “ katanya
    “ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.
    Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
    “ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah
    Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.
    “Ukh,…teruskan yang “ kataku
    “ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
    “ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.
    “Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .
    “Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .
    Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.
    “Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
    “Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.
    “Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
    “Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.
    “Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 28 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.
    “Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bertemu Cewek Super Sexy Di Tempat Fitnes

    Cerita Sex Bertemu Cewek Super Sexy Di Tempat Fitnes


    911 views

    Perawanku – Cerita Sex Bertemu Cewek Super Sexy Di Tempat Fitnes, Nama saya Mike ini cerita nyata gue, badan saya atletis ya karena sering fitnes, disini saya akan menceritakan kisah gue sama pacar saya Nelly umur lebih muda dari gue, kesamaan dari kita suka suka fitnes, Nelly dengan badan yang ramping , tinggi, pasti semua cowo yang melihat pacar gue waktu dia fitnes matanya pasti tidak kedip, ya dikarenakan supersexi lah,,

    Disuatu ketika waktu mau fitnes kita berdua mau join ke salah satu klub fitness di sebuah hotel berbintang. Tapi pada saat pendaftaran, kita registrasinya masing-masing sehingga tidak ada yang tau kalo sebenarnya kita itu adalah pasangan. Pada hari pertama kita mulai fitness, gue datang 20 menit lebih awal dibanding Nelly. Gue ganti baju, langsung mulai pemanasan. Saat selesai pemanasan, datanglah Nelly, dia langsung ke kamar ganti untuk bersiap-siap. Gue sudah duduk di sepeda dan memulai latihan. Tampak dari cermin di depan gue, Nelly keluar dari kamar ganti. Sexy banget… dia pakai baju senam model bh yang tipis berwarna biru tua dan hotpants berwana biru muda.

    Samar-samar terlihat putingnya yang menapak dan garis thong di pantatnya. Semua orang yang berada di tempat fitness itu, baik cowo maupun cewe, semua terbengong sesaat. Pasti di pikiran mereka yang cowo, buset nih cewe dari mana, koq ga pernah keliatan, berani banget pake bajunya… Kalo yang cewe pasti berpikiran sirik melihat Nelly. Memang perut Nelly yang rata membuat para cewe lainnya pasti iri.

    30 menit sudah berlalu, baju Nelly sudah mulai basah, putingnya terlihat jelas, garis thong nya sudah mulai jelas menapak. Hampir semua cowo yang lagi fitness di situ melihat ke arah Nelly. Walaupun sambil angkat beban, treadmill dan minum, mereka semua curi-curi melihat Nelly. Ada beberapa cowo berusaha menarik perhatian Nelly, ada juga yang nekat langsung mengajak kenalan. Nelly menanggapinya dengan santai, bahkan berkesan memberi angin kepada cowo-cowo itu. Gue ngelihat dari jauh sambil ketawa dalam hati dan bangga… memang cewe gue itu sexy banget, terbukti dengan kelakuan cowo-cowo itu terhadap Nelly.

    Nelly sedang bersiap untuk sit up, ada instruktur cowo yang membantu memegangi kakinya Nelly. 20x sit up rupanya sudah membuat Nelly tambah berkeringat, tambah kelihatan putingnya, instruktur itu sambil menghitung juga melihat ke arah dada Nelly. Dari jauh gue bisa melihat tonjolan di selangkangan instruktur itu mulai membesar. Pada saat Nelly bangun setelah sit up, thongnya ketarik ke atas, jadi dari belakang jelas terlihat thong hitamnya diatas celana. Pemandangan ini membuat semua cowo yang ada di situ, termasuk gue langsung ngaceng. Nelly selesai fitness lebih dulu dari gue, sambil berjalan meninggalkan ruang fitness, Nelly memandangan sekilas semua cowo dan cewe yang ada di situ dengan senyuman binalnya, dan setelah dia keluar ruangan fitness, cowo-cowo pada ngebahas tentang Nelly.

    Gue papasan ma Nelly pas mau masuk ruang ganti
    ” Sexy banget kamu say… ” kata gue.
    ” Makasih say… kamu ga jealous kan liat aku td diserbu ma mata cowo-cowo di bawah ? ” kata Nelly sambil ngedipin satu matanya.
    ” Ngga dong say, kan aku seneng ngeliatinnya hehehe… btw, td itu baju tersexy kamu ” tanya gue sambil meremas pantat dia.
    ” Mau yang lebih ? kamu kuat ga nahannya ? ” bisik Nelly sembari mengelus kontol gue.
    ” Nahan apanya nih ? ”
    ” Ga jealous dan kontol kamu ga ngaceng mulu, kan malu ma yang fitness lainnya hehehe… ”
    ” let’s see say… ” tantang aku sambil aku penasaran dalam hati…
    ” Gue ke mobil dulu ya say, kamu mandi dulu sampai wangi, terutama kontol kamu itu harus wangi hehehe… ” kata Nelly sambil meninggalkan gue.
    Secepat kilat gue mandi dan beberes karena kontol gue udah ga bisa nahan… udah napsu banget…
    Sampai di parkiran, Nelly sudah menunggu di mobil sambil mendengarkan house musik.
    ” Say, weekend sekarang kita dugem yuk, dah lama nih kita ga dugem ” ajak Nelly.
    ” Hayu aja Nel, mau dugem di mana ? ”
    ” Mana aja, yang penting house musik dan jangan di room, males say kalo Cuma ber 2 trus di room… ”
    ” Sip… Tar diaturin semuanya, yang penting harus tampil sexy ok ” kataku ambil menjalankan mobil keluar dari parkiran.

    Sampai di apartemen, gue langsung menerkam Nelly… kita kissing dengan hot nya di ruang tamu. Gue tinggal sendirian di apartemen ini, jadi kita bebas ngapa-ngapain juga tanpa ada rasa takut kalo ada yang melihat.

    Sambil kissing, tank top Nelly gue buka, rupanya dia udah ga pakai bh. Sekeliling tokednya gue jilatin, kecuali putingnya. Gue hisap pinggiran toked… yang kiri trus yang kanan…
    ” Ahhh ahhh…. say jilat putingnya juga dong… ahh… sshhshshssss…. ayo dong say, emut putingnya… ” kata Nelly
    Gue ga tanggepin desahannya sampai sekitar 5 menit lidah gue bermain di sekitar toked, baru gue jilat putingnya…
    ” Ahhhhhhhhhh….. ssshshsshsss…. enak banget say…. ”

    Rupanya Nelly juga sudah horny banget, gue jilat toked yang kiri, toked kanannya diremes-remes sama tangan dia sendiri.
    Puas dengan toked, lidah gue mulai turun ke bawah. Gue buka rok mininya, gue lempar entah kemana, tinggal g-string ungu dengan bagian depan transparan. Bulu memeknya ga ada, jadi terlihat jelas garis memeknya yang begitu indah…
    Gue jilat pahanya… paha bagian dalam… gue nunggingin Nelly jadi gue bisa jilatin pantatnya…

    Bagian memek gue jilat sesekali…
    ” Say, memeknya dong, masa ga di jilat ” protes Nelly sambil nungging.
    Gue jilatin tali g-stringnya dr belakang sampai ke memek…
    ” Ugh… enak say… memeknya dong…. “
    Gue buka g-stringnya, terlihat bagian memeknya basah banget.. itilnya udah membesar…
    Masih dalam posisi Nelly nungging, gue jilatin belahan pantatnya… dari anus sampai ke memek…
    “ Ahhhhh…. ssshshhshsssssss…. “

    Memeknya gue tusuk-tusuk pakai lidah, memeknya jadi tambah basah… Nelly ganti posisi terlentang sambil mekangkang, supaya gue lebih leluasa ngejilatin memeknya.
    Tangan Nelly bermain di tokednya sendiri… ngeremes-remes sambil mainin putingnya. Kadang-kadang putingnya di cubit-cubit kecil…
    5 menit gue jilatin itilnya, bibir memek sambil nusuk memek pake lidah, kadang lidah gue turun ke anus… Tiba-tiba….

    Cerita Sex Bertemu Cewek Super Sexy Di Tempat Fitnes

    Cerita Sex Bertemu Cewek Super Sexy Di Tempat Fitnes

    “ Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………. say, nyammmmmpppeeeeeeeeee…. “ teriak Nelly sambil ngeremes kuat-kuat tokednya.
    Gue jilatin semuanya…
    Gue kasih kesempatan Nelly menikmati orgasmenya yang pertama… Mukanya itu lho kl lagi orgasme, sexy banget…
    Nelly mulai lagi dengan membuka semua baju dan celana gue sampai gue bugil…
    Dia mulai cium gue, turun ke leher, dada, trus ke paha gue…
    “ Nel, koq kontolnya di lewatin ? “ protes gue.
    “ Biarin… tadi juga memek gue dilewatin… “ kata Nelly sambil menjilatin biji gue…
    Beberapa menit Nelly ngejilatin biji gue sambil sesekali turun ke anus gue…
    “ Enak banget say… kontolnya di jilat dong…. ”
    Mulai dikit demi dikit lidah Nelly menyentuh pangkal kontol gue…
    Sambil ngejilatin kontol gue, Nelly merubah posisi badannya sambil menungging… Tangan kirinya megang kontol gue, tangan kanannya maenin memeknya sendiri…
    Wah… pemandangan yang napsuin…
    Ada kali 10 menit Nelly ngejilatin kontol gue sambil masukin jari dia ke memeknya sendiri…
    Tiba-tiba Nelly bangun dan duduk diatas kontol gue…
    “ Shhhhsssss……. Ahhhh……… gede banget kontolnya say… Shhhshsssssss…. “ teriak Nelly sambil meringis.
    “ Sempit banget memek kamu… koq bisa gini sih ? “ seru gue.
    “ Ada deh sayyyyyyy…. Ssshhhhsssss…. kan memek ini buat kamu, yang penting kamu suka… Ahhhhh Ahhhh Ahhh… “ kata Nelly sambil menggoyangkan pantatnya…
    Nelly terus menggoyangkan pantatnya… naik turun…. diputer ke kiri… diputer ke kanan… sambil kedua tangannya meremas tokednya…
    ” Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhh…….. gue keluarrrrr ahhhh…. ahhhh…. ahhh….. ” teriak Nelly dengan kepala menghadap ke atas…

    Ini yang gue suka dari Nelly kalo ngentot, dia pasti mendesah dengan suara keras, membuat gue makin bernapsu…
    Kita ganti posisi, skg Nelly di bawah, kakinya dalam posisi mekangkang…
    Gue pegang kaki kiri dan kaki kanannya… gue goyang pelan-pelan… Tangan kanan Kelly ngeremes tokednya n tangan kirinya ngelus-ngelus itilnya… Goyangan gue makin lama makin cepet.

    ” Ahhhh… Ahhhh…. Ahhhh……. Ahhhhhhhhhhhhh….. ”
    ” Enak Nel ? ” tanya gue.
    Nelly diem aja, dia lagi menikmati orgasmenya yang ke 3…
    Goyangan gue mulai lagi… makin lama makin cepat…
    ” Nel, gue mau keluar, keluarin dimana say ? “
    “ Siniin kontol kamu say, gue mau emut sampe peju kamu abis…. “
    “ Nel, gue mau keluaaaarrrr ahhhhhhh……. “
    Gue cabut kontol gue dari memek Nelly, langsung gue arahin ke mulut dia. Disambutnya kontol gue dengan hisapan yang tiada henti… sampe mulut Nelly penuh dengan peju gue…
    “ Enak banget Nel, gue sayang ma elo… “
    “ Gue juga sayang ma elo Mike… “
    Akhirnya selesai juga pertempuran kita, tidak terlalu lama, paling hanya sekitar 30 menit. Tapi buat kita lebih penting kualitas daripada lamanya ngentot… Toh hasil yang dicapai maksimal, peju Nelly sudah habis dan kontol gue butuh waktu buat isi tenaga lagi.

    Hari jumat sore adalah jadwal kita fitness… ini adalah waktu yang gue tunggu-tunggu. Pengen tau aja, hari ini Nelly mau pake baju apa buat fitness…
    Nelly sampai di tempat fitness duluan, adalah selisih 1 jam ma gue, soalnya ada gawean yang musti gue kerjain dulu…

    Begitu masuk ke ruangan fitness, gue lihat Nelly lagi ngobrol ma 2 cowo yang biasa latihan di situ. Dari jauh terlihat Nelly menggunakan kaos singlet yang agak kebesaran tapi pendek, udelnya sampe kelihatan, dan pakai hot pants putih. Apa istimewanya ya pikir gue… gue langsung ke kamar ganti dan bersiap untuk fitness. Sampainya di ruang fitness, gue lihat Nelly lagi treadmill… Dari belakang gue bisa ngelihat…

    Hmm, ga pake bh… koq ga ada garis g-string ya ? masa dia ga pake daleman lagi, pikir gue. Gue ambil alat treadmill di sebelah Nelly… Busettt…. Itu toket kemana-mana, dari sampingnya Nelly gue bisa melihat puting dan toked dia dengan jelas. Langsung bereaksi adik gue, untung gue hari ini pake kaos yang agak kebesaran, jadi bagian Kontol gue ga kelihatan, kan malu kalo keliatan ngaceng ma yang lain…

    Nelly selesai treadmill lebih dulu dari gue, dia langsung mau latihan untuk mengencangkan selangkangan. Posisi alat itu berhadapan dengan alat yang untuk latihan bisep. Langsung aja gue berhenti treadmill dan menggunakan alat itu, jangan sampai keduluan ma yang lain. Alat yang buat latihan selangkangan itu cara pakainya adalah, Nelly duduk dng posisi tegak, disebelah luar paha ada beban dan Nelly harus mendorong beban itu dengan cara membuka paha sampai mekangkang, trus di tutup lagi pahanya. Pada saat Nelly membuka pahanya, terlihat dengan jelas garis memeknya di balik hotpants putihnya…
    Edaaaannnnnnnn, nih anak berani bener…, Kontol gue udah kenceng, udah ga kepikiran buat ngencengin otot bisep gue… mata gue terus melihat kearah selangkangan Nelly. Kayanya Nelly juga mulai terangsang, ada noda lendir disekitar garis memeknya… Rupanya Nelly kalo dilihatin bodynya yang sexy, dia ikut terangsang…

    Selesai latihan otot selangkangan, Nelly mulai siap-siap untuk sit up. Dan hari ini yang membantu Nelly sit up adalah Lina, instruktur aerobik di tempat fitness itu. Tinggi Lina sepantaran ma Nelly, perut sama-sama rata, tokednya lebih besah dari pada Nelly. Menurut pengamatan gue, 34b sih ada hehehe… Kulitnya lebih hitam sedikit dibanding Nelly. Sambil megangin kaki Nelly, gue lihat, koq matanya Lina melihat ke arah selangkangannya Nelly, trus kadang-kadang melihat ke arah dada nya Nelly. Mustinya instruktur lihatnya ke muka orang yang di bimbingnya ya…

    Selesai latihan fitness, gue lihat Nelly lagi ngobrol ma Lina, mereka ketawa-ketiwi, entah apa yang diomongin. Gue langsung masuk kamar ganti n segera beberes, gue bbm ( BlackBerryMsg ) in Nelly, gue kasih tau kalo gue nunggu di mobil.Begitu Nelly sampai di mobil, gue langsung nanya ma dia

    ” Tadi ngobrol apa ma Lina ? koq keliatannya seru banget ? “ selidik gue.
    “ Gue ngajak Lina dugem bareng, kan biar seru say “ kata Nelly
    “ Lho, dia tar sama siapa ? ma cowonya ? “ tanya gue sambil penasaran.
    “ Ngga say, cowonya lagi ada kerjaan di singapore, jadi besok dia sendirian aja katanya “
    “ Jadi kita jalannya ber 3 nih ? okeh deh… berangkat… ”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ibu Mertua Sange Ketika Melihat Kontolku

    Cerita Sex Ibu Mertua Sange Ketika Melihat Kontolku


    899 views

    Perawanku – Cerita Sex Ibu Mertua Sange Ketika Melihat Kontolku, Aku seorang laki-laki biasa, hobiku berolah raga, tinggi tubuhku 178 cm dengan bobot tubuh 78 kg. Aku mempunyai fisik yang ideal untuk seorang pria, tinggi, tegap, padat dan atletis. Tidak heran kalau banyak wanita yang menggoda dan mengajakku tidur karena sex appeal-ku ini. Empat tahun yang lalu saya menikah dan menetap di rumah mertuaku. Hari-hari berlalu kami lewati tanpa adanya halangan walaupun sampai saat ini kami memang belum dianugerahi seorang anak pendamping hidup kita berdua. Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya materi maupun kehidupan seks kami. Tetapi memang nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seorang momongan.

    Di rumah itu kami tinggal bertiga, aku dengan istriku dan Ibu dari istriku. Sering aku pulang lebih dulu dari istriku, karena aku pulang naik kereta sedangkan istriku pulang naik kendaraan umum. Jadi sering pula aku berdua di rumah dengan mertuaku sampai dengan istriku pulang. Mertuaku berumur sekitar kurang lebih 45 tahun, tetapi dia mampu merawat tubuhnya dengan baik, aktif dengan kegiatan sosial dan rutin berolahraga bersama teman-temannya yang lain. Sering kulihat Ibu mertuaku pakai baju tidur tipis dan tanpa BH. Melihat bentuk tubuhnya yang masih lumayan dengan kulitnya yang putih, sering membuatku seperti kehilangan akal sehat.

    Cerita Ibu Mertua Sange Pernah suatu hari selesai Ibu mertua mandi, telepon berdering. Lalu dia pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan sehelai handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku yang sedang berolahraga angkat beban di luar, juga bermaksud mengangkatnya. Sesampainya aku di dekat telepon, ternyata kulihat Ibu mertuaku sudah mengangkatnya. Saat itulah aku melihat pemandangan yang menggiurkan. Dari belakang kulihat bentuk pangkal pahanya sampai ke bawah kakinya yang begitu bersih tanpa ada bekas goresan sedikitpun. Aku tertegun dan menelan ludah, terangsang melihat kaki Ibu mertuaku. Dalam hati berpikir “Kok, sudah tua begini masih mulus aja ya..?”

    Aku terhentak dari lamunanku begitu Ibu mertuaku menaruh gagang telepon. Lalu aku bergegas kembali ke luar, meneruskan olahragaku yang tertunda. Beberapa menit setelahnya aku hentikan olahragaku, masuk ke kamar, ambil handuk dan mandi. Saat aku hendak ke kamar mandi, kembali aku melihat pemandangan yang menggairahkan. Melalui celah pintu kamarnya yang tak tertutup, kuintip ke dalam, kulihat bagian belakang Ibu mertuaku yang bugil karena handuknya sudah dilepas dari tubuhnya. Serta merta Kontol ku mulai bangkit, dan gairahku memuncak. Segera kutenangkan pikiranku yang mulai kotor karena pemandangan itu.

    Selesai mandi aku membuat kopi dan langsung duduk di depan TV nonton acara yang lumayan untuk ditonton. Tidak lama Ibu mertuaku menyusul ikutan nonton sambil mengobrol denganku.

    “Bagaimana kerjaanmu, baik-baik saja?” tanya Ibu mertuaku.

    “Baik, Bu. Lho Ibu sendiri gimana?” tanyaku kembali. Kami mengobrol sampai istriku datang dan ikut bergabung mengobrol dengan kami berdua.
    Besok malamnya, sekitar jam 11.30 malam aku keluar kamar untuk minum. Kulihat TV di ruang keluarga masih menyala. Saat itu terlihat Ibu mertuaku ternyata sudah tertidur di depan TV. Ketika aku hendak mematikan televisi, tidak sengaja aku melihat ke arah rok Ibu mertuaku. Rok Ibu mertuaku tersibak sampai celana dalamnya kelihatan sedikit. Kulihat kakinya masih begitu mulus, iseng kuintip roknya dan terlihatlah gumpalan daging kemaluan yang ditutupi celana dalamnya. Ingin sekali rasanya kupegang dan kuremas gumpalan daging memek Ibu mertuaku itu, tetapi buru-buru aku ke dapur ambil minum lalu membawa ke kamar. Sebelum masuk kamar sambil berjalan pelan kulirik Ibu mertuaku sekali lagi dan Kontol ku langsung ikut bereaksi pelan

    Aku masuk kamar dan coba mengusir pikiranku yang mulai kerasukan ini. Esoknya aku telat bangun, dan kulihat istriku sudah tidak ada. Langsung aku bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi sambil mengeringkan rambut yang basah, aku berjalan pelan dan tanpa sengaja kulihat Ibu mertuaku berganti baju di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. Aku kembali tertegun dan terangsang menatap keseluruhan bentuk tubuh Ibu mertuaku. Cuma sebentar aku masuk kamar, berganti pakaian kerja dan segera berangkat.

    Hari ini aku pulang cepat, di kantorpun tidak ada lagi kerjaan yang aku harus kerjakan. Saat pulang aku tidak melihat Ibu mertuaku, tampaknya dia berada di kamarnya karena pintunya tertutup. Sampai di rumah aku langsung berganti pakaian dengan kaus olahraga, dan mulai melakukan olahraga rutin yang biasa aku lakukan tiap pulang kerja. Sedang asyik-asyiknya aku melatih otot-otot dada dan lenganku, tiba-tiba kudengar suara teriakan. Itu adalah suara teriakan Ibu mertuaku. Kusudahi latihanku, dan aku segera bergegas menuju suara teriakan yang berasal dari kamar Ibu mertuaku. Langsung tanpa pikir panjang kubuka pintu kamar. Kulihat Ibu mertuaku berdiri di atas kasur sambil teriak

    “Awas tikusnya keluar..!” tandas Ibu mertuaku.
    “Tikus? Ada tikus di sini Bu?” tanyaku menegaskan.
    “Iya…ada tikus, tolong carikan!” katanya panik.

    Aku pun mulai mencari tikus itu.

    “Lho.. kok pintunya di buka terus? Nanti tikusnya susah ditangkap!” tandas Ibu mertuaku.

    Sambil kututup pintu kamar, kubilang “Mana.. mana tikusnya..?”

    “Coba kamu lihat di bawah kasur atau di sudut sana..” kata Ibu mertuaku sambil menunjuk meja riasnya. Kuangkat seprei kasur dekat meja rias. Memang ada seekor tikus kecil di situ yang tiba-tiba mencuit dan melompat ke arahku. Aku kaget dan spontan lompat ke atas kasur.

    Ibu mertuaku tertawa kecil melihat tingkahku dan mengatakan “Kamu takut juga ya?” Sambil menggerutu pelan kembali kucari tikus kecil itu, sesekali mataku nakal melirik ke arah kaki Ibu mertuaku yang roknya terangkat itu.

    Saat sedang mencari tikus itu, tiba-tiba Ibu mertuaku kembali teriak dan melompat ke arahku, ternyata tikusnya ada di atas kasur. Ibu mertuaku mendekapku dari belakang, entah disengaja atau tidak, namun kurasakan payudara nya menempel di punggungku, terasa hangat dan kenyal-kenyal. Kuambil kertas dan kutangkap tikus yang sudah mulai kecapaian itu terus kubuang keluar.

    “Udah dibuang keluar belum?” jelas Ibu mertuaku.

    “Udah, Bu.” Jawabku dari luar kamar.

    “Kamu periksa lagi, mungkin masih ada yang lain… soalnya Ibu dengar suara tikusnya ada dua” tegas Ibu mertuaku.

    “Walah, tikus maen pake ajak temen segala!” gumamku.

    Aku kembali masuk ke kamar dan mengendus-endus di mana temennya itu tikus seperti yang dibilang Ibu mertuaku. Ibu mertuaku duduk di atas kasur sedangkan aku sibuk mencari. Begitu aku mencari di bawah kasur sepertinya tanganku ada yang meraba-raba di atas kasur. Aku kaget dan kusentakkan tanganku, ternyata tangan Ibu mertuaku yang merabanya. Aku pikir temennya tikus tadi. Ibu mertuaku tersenyum penuh misteri dan kembali meraba tanganku. Aku memandang aneh kejadian itu, tetapi kubiarkan dia merabanya terus.

    “Gak ada tikus lagi, Bu..!” kataku setelah berkali-kali mencari. Tidak ada sahutan. Lalu tanpa berkata apa pun Ibu mertuaku beranjak dari kasur dan langsung memelukku. Aku kaget dan mulai panas dingin. Dalam hati aku berkata “Kenapa nih orang?”

    Rambutku dibelai, diusap seperti usapan seorang ibu pada anaknya. Dipeluknya aku erat-erat seperti takut kehilangan.

    “Ibu kenapa?” tanyaku.

    “Ah.. nggak! Ibu cuma mau membelai kamu” jawabnya sambil tersenyum genit.

    “Udah ya.. Bu, belai-belainya..!” kataku.

    “Kenapa, kamu nggak suka dibelai sama Ibu” rajuk Ibu mertuaku.

    “Bukan nggak suka, Bu. Cumakan…” alasanku lagi.

    “Cuma apa… ayo.. cuma apa..!?” potong Ibu mertuaku. Aku diam saja, dalam hati biar sajalah tidak ada ruginya kok dibelai sama dia. Siapa juga lelaki yang tidak mau diraba dan diusap-usap sama wanita seksi seperti dia?

    Sambil membelaiku, kulihat pancaran birahi tersiar dari matanya. Aku merasa maklum, dengan kaos olahraga tipis yang melekat di tubuhku, tampilan otot-otot kekar di baliknya pasti terlihat dengan jelas. Hal itu ditopang dengan keringatku yang membekas di kaos itu. Pasti terlihat sangat menggairahkan bagi wanita mana saja yang melihatnya. Kuperhatikan Ibu mertuaku masih terus membelaiku. Belaiannya lalu berpindah, dari rambut terus turun ke leher sambil diciumnya perlahan. Aku merinding menahan geli, sementara tangan halusnya bergerilya menyusuri tubuhku. Kaos olahragaku diangkat dan dibukanya, bukit dadaku diusap dengan sesekali digigiti. Pentil dadaku dipegang, diusap dan dicium. Kudengar nafas Ibu mertuaku semakin tidak beraturan. Dituntunnya aku ke atas ranjang, mulailah pikiranku melanglang buana. Dalam hati aku berpikir “Jangan-jangan Ibu mertuaku lagi kesepian dan minta disayang-sayang ama laki-laki”.

    Aku bersikap pasif, tidak membalas tindakan mesra Ibu mertuaku itu. Aku berbaring di atas ranjang dengan posisi terlentang. Ibu mertuaku masih terus mengusap-usap dadaku yang lalu turun ke bagian perutku. Dicium, dijilati, dan terus dielusnya dada dan perutku. Aku menggelinjang geli dan berkata pelan berkata “Bu, sudah ya…”

    Dia diam saja, sementara tangan kanannya mulai masuk ke dalam celanaku. Aku mengeluh pelan. Kurasakan tangan kanannya meraba-raba dan sedikit meremas-remas Kontol ku dari luar celana dalamku. Merasakan hal itu, Kontol ku pun mulai mengeras dan membesar. Sambil terus meremas dan meraba Kontol ku yang sudah tegang, tangan kirinya berusaha untuk menurunkan celana pendekku. Aku pun beringsut membantunya untuk menurunkan celana pendekku. Tidak lama celanaku sudah lepas berikut celana dalamku.

    Kontol ku pun sudah berdiri kencang, terus memanjang dan membesar seiring dengan rabaan dan remasan tangan Ibu mertuaku di batangnya.

    “Besar sekali burungmu, Do, panjang pula…!” puji Ibu mertuaku sambil menoleh kepadaku dan tersenyum mesum. Mulut Ibu mertuaku pun mulai beraksi di Kontol ku. Kepala Kontol ku diciumnya, sambil tangan kirinya memijit bijiku. Aku mengeluh, mengerang, dan mendesis nikmat, merasakan gerakan erotis yang dibuat Ibu mertuaku.

    “Ah, ah.. hhmmh… teruss..” itu saja yang keluar dari mulutku. Ibu mertuaku terus melanjutkan permainan birahinya dengan mengulum Kontol ku. Aku benar-benar terbuai dengan kelembutan yang diberikan Ibu mertuaku kepadaku. Kupegang kepala Ibu mertuaku yang bergerak naik turun. Bibirnya benar-benar lembut, gerakan kulumannya begitu pelan dan teratur. Aku merasa seperti disayang, dicintai dengan gerakan mesra Ibu mertuaku.

    Cerita Ibu Mertua Sange Setelah dikulum sekitar 15 menit lebih, aku mulai tidak tahan. “Ah, Bu.. aku nggak tahan lagi Bu..” erang nikmatku.

    “Hhmm.. mmh, heh..” suara Ibu mertuaku menjawabku. Gerakan kepala Ibu mertuaku masih pelan dan teratur. Aku semakin menggelinjang dibuatnya. Tubuhku menekuk, meliuk dan bergetar-getar menahan gejolak yang tak tahan kurasakan. Tak lama tubuhku mengejang keras. Kurasakan nikmat yang luar biasa, seiring dengan menyemburnya spermaku ke mulut Ibu mertuaku.

    “Aggghhh…oohhh…akkuuu keeluuaarrr…Buu…”
    “Crroootttt… cccrrrroootttt… ccrrrooottttt…”

    Kulihat Ibu mertuaku masih bergerak pelan, bibirnya masih menelan kepala kontol ku dengan kedua tangannya yang berlepotan sperma, memegang batang Kontol ku. Dia melihatku dengan tatapan sayunya dan kemudian kembali menciumi Kontol ku, geli yang kurasakan sampai ke ubun-ubun kepala.

    “Banyak banget kamu keluarnya, Do..!” tandas Ibu mertuaku sambil menatap mataku.

    Aku terdiam lemas sambil melihat Ibu mertuaku datang menghampiriku dan memelukku dengan mesra. Aku balas pelukannya dan kucium dahinya. Kubantu dia membersihkan mulutnya yang masih penuh spremaku dengan menggunakan kaos olahragaku tadi. Aku duduk di ranjang, telanjang bulat dan berkeringat, menghirup minuman yang entah kapan sudah tersedia di meja riasnya. Sedang Ibu mertuaku, tiduran dekat dengan Kontol ku.

    “Kenapa jadi begini, Bu..?” tanyaku sambil tersenyum.

    “Ibu cuma pengen aja kok..” balas Ibu mertuaku genit. Diusap-usapnya dengan mesra batang Kontol ku, sambil tersenyum khas wanita nakal.

    Aku belai rambutnya dan kuelus-elus pahanya sambil berkata “Ibu mau juga?” godaku sambil tersenyum. Dia menggangguk pelan, kusudahi minumku dan lalu kucium bibir Ibu mertuaku.
    Dia balas ciumanku dengan mesra, aku melihat tipe Ibu mertuaku bukanlah tipe wanita yang haus akan seks, melainkan dia haus akan kasih sayang. Berhubungan intim pun sepertinya senang yang pelan-pelan bukannya seperti seekor serigala di musim kawin. Aku ikut pola permainan Ibu mertuaku, pelan-pelan kucium dia mulai dari bibirnya terus ke bagian leher dan belakang kupingnya, dari situ aku ciumi terus ke arah dadanya. Kubantu dia membukakan pakaiannya, kulepas semua pakaiannya. Kali ini aku benar-benar melihat semuanya. Kulitnya masih mulus, tak seperti kulit wanita seumurannya. Payudaranya masih kencang dan kenyal, perutnya rata dan singset, pinggang dan pinggulnya tampak montok, paha, betis dan kakinya kencang karena sering aerobik dan jogging dengan teman-teman arisannya.

    Kuraba dan kuusap semua tubuhnya dari pangkal paha sampai ke toket nya. Aku kembali ciumi dia dengan pelan dan beraturan. Kunikmati dengan pelan seluruh bentuk tubuhnya dengan mencium, menjilat, dan membelai setiap senti bagian tubuhnya. Payudaranya kupegang, kuremas pelan dan lembut, kucium dan kugigiti putingnya. Kudengar desahan nikmat dan nafasnya yang tidak beraturan. Puas beraksi di dada aku terus menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya yang indah itu, serta memainkan ujung lidahku di atasnya dengan putaran lembut yang membuat dia sedikit berkejang-kejang. Tangannya terus meremas dan menjambak rambutku, sementara lidahku melata pelan ke arah memeknya.

    Sampai akhirnya bibirku mencium daerah berbulu miliknya, tercium aroma memeknya yang harum lalu kujilati bibir memeknya. “Oucchh.. terus sayang, kamu lembut sekali.. tee.. teruss..” kudengar suara erotisnya pelan.
    Kumainkan ujung lidahku menyusuri dinding memeknya, kadang masuk kadang menjilat membuat dia seperti berada di awang-awang. Kujilati klitorisnya dan semua yang ada di daerah kemaluannya. Kusedoti cairan yang membanjir dari memeknya. Kulakukan ini terus menerus, dan kudengar desahan erotiknya yang semakin keras. Beberapa menit kemudian, ketika dia mulai di ambang orgasmenya tiba-tiba dengan tak sabar ditariknya kepalaku dan dia kembali melumat bibirku dengan panas. Dia membalikkan tubuhku dan mulai bergerak merayap ke atas tubuhku. Dipegangnya kembali Kontol ku yang sudah kembali siap menyerang. Lalu diarahkannya Kontol ku yang sudah siap tempur itu ke lobang memeknya…

    Setelah beberapa kali dicoba, ”Blesshhh…” masuk sudah seluruh batang Kontol kuku tertelan memek ibu mertuaku. Diangkat dan digoyang pantatnya. Dia memutar-mutar pinggulnya, berusaha untuk mendapatkan kenikmatan dari batangku seperti yang dia mau.

    “Ah.. uh, nikmat banget ya..!” kata Ibu mertuaku. Dengan gerakan seperti itu tak lepas kuremas payudaranya dengan mesra.

    “Aahhh…uuhh…bessarr…banggett…punnyaa…muuhh…Do ohh!” gerakan naik turunnya makin cepat.

    “Ohh…nikmaattt…ahhh…uhhh…dahsyaaatt…” desah Ibu mertuaku terus naik turun menikmati pompaan Kontol ku. Dicakarnya dengan gemas otot-otot kekar di dada dan di perutku….
    “Ohhh…aahhh…miiliikk…Ibu…juggaa…ennakk” erangku penuh nikmat sambil tak lepas kuremas-remas payudaranya.
    “Sempiitt…ohhhh…terusshh…jepiitt buruuunggkuu…ohhh…Buuhhh…” erangku berlanjut merasakan hisapan memeknya pada Kontol ku. Memek Ibu mertuaku memang masih nikmat kurasakan. Walau sudah berumur, rasanya tidak kalah dengan memek para perempuan lain yang pernah kutiduri sebelumnya. Tampaknya Ibu mertuaku sangat pintar menjaga kemaluannya itu.

    Setelah cukup lama naik-turun keluar-masuk, Ibu mertuaku mulai menunjukkan tanda-tanda.

    “Aduh, Ibu nggak tahan lagi sayang…” kata Ibu mertuaku. Aku mencoba membantunya mendapatkan kepuasan yang mungkin belum pernah dia alami sebelumnya. Gerakannya semakin cepat dari sebelumnya, dan tak lama dia berhenti sambil menarik tanganku agar aku bangkit. Diarahkannya wajahku ke arah payudaranya sambil berujar;
    “Ayyooo Ddoohhh… hisap dan susui toketku…” Kupenuhi permintaannya dengan senang hati. Kuhisap, kujilat dan kugigit gemas payudaranya yang bagus itu. Ibu mertuaku mengerang-erang merasakan nikmatnya perbuatanku itu….

    “Aaaahhh… aahhh… aaahhh… pintaarrsss kamuuhhh Sayanngghhh…”

    Kurangkul tubuhnya lembut dan terus

    menggoyangkan batang Kontol ku yang masih di dalam dengan keras dan bertenaga. Hingga akhirnya…
    “Ahh.. ah.. ahhss..” desah nikmat Ibu mertuaku. Keluarlah cairan kewanitaannya membasahi Kontol ku yang masih terbenam di liang memeknya.

    “Ahhss…ohhhh…nikmaattnya burungmu…Ddoohh!” desahnya lagi sambil tubuhnya yang mengkilat karena keringatnya itu berkejat-kejat, menerima gelombang kenikmatan yang datang menderanya. Kami sama ambruk ke ranjang. Kupeluk dia sambil kuciumi bibirnya dan kuelus-elus punggung mulusnya. Dia terdiam dalam dekapanku. Kubiarkan dia menikmati sisa-sisa orgasmenya.
    Setelah kurasa dia sudah cukup beristirahat, kugoda dia lagi

    “Enak ya.. Bu… Mau lagi..?” Dia menoleh dan tersenyum sambil telunjuknya mencoel ujung hidungku.

    “Kenapa? Kamu juga mau lagi?” canda Ibu mertuaku.

    Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan-gerakan panas, kuangkat Ibu mertuaku dan aku menidurkannya sambil mencium bibirnya kembali. Untuk sesaat kami saling berciuman dengan panas, saling tukar lidah dan ludah. Tangan-tanganku dan Ibu mertuaku bergerak nakal, tetapi tetap dengan gerakan yang lembut menggerayangi tubuh pasangannya. Kami juga tak lepas berciuman dalam posisi ini. Kemudian kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Hanya sebentar aku bermain dalam posisi itu, lalu kutuntun dia untuk bermain di posisi yang lain.
    Kuajak dia berdiri di samping ranjangnya. Awalnya dia bingung dengan posisi baru ini. Tetapi untuk menutupi kebingungannya kuciumi tengkuk lehernya dan kujilati kupingnya. Kuputar tubuhnya untuk membelakangiku, kurangkul dia dari belakang. Tangan kanannya memegang batang Kontol ku sambil mengocoknya pelan, sementara kedua tanganku memainkan payudaranya. Kemudian kuangkat kaki kanannya dan kupegangi kakinya. Sepertinya dia mulai mengerti bagaimana aku akan bermain. Tangan kanannya menuntun Kontol ku ke arah memeknya, pelan dan pasti kumasukkan batang Kontol ku dan masuk dengan lembut… ”Bleeeppp…” Ibu mertuaku melenguh dan mendesah nikmat, kutarik dan kudorong pelan Kontol ku, sambil mengikuti gerakan pantat yang diputar-putar Ibu mertuaku.
    Luar biasa nikmat kurasakan pengaruhnya pada Kontol ku. Kutambah kecepatan gerakanku pelan-pelan, masuk-keluar, masuk-keluar, semakin lama semakin cepat. Kupegang erat-erat kaki kanannya agar tidak jatuh, kudekap Ibu mertuaku dengan tangan kiriku, sambil kumainkan payudara kirinya. Sesekali kuciumi tengkuk lehernya.

    “Ah.. ah.. Dod.. Dodo, kammuu..!” desahan erotis Ibu mertuaku mulai keras terdengar.

    Cerita Ibu Mertua Sange Cukup lama kupompa memeknya, kurasakan tubuh Ibu mertuaku bergetar.

    “Ibu mau keluar lagi.. Do…” jeritnya. Mendengar kata-katanya, semakin kutambah kecepatan sodokan batangku dan…

    “Acchh…aaahhh…ooochhh” keluarlah cairan ejakulasi dari memek Ibu mertuaku, turun membasahi tangan dan pahaku. Ibu mertuaku berteriak-teriak erotis dalam pelukanku. Tubuhnya berkejat-kejat liar, bergetar lemas dan langsung jatuh ke kasur.
    Sesampainya di kasur kubalik tubuhnya dan kucium balik bibirnya. Kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Dia balas memelukku dan menjepit pinggang rampingku dengan kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun tambah cepat membuat Ibu mertuaku semakin meringkih kegelian.

    “Ayo Do, kamu lama banget sih.. Ibu geli banget nih..” kata Ibu mertuaku.

    “Dikit lagi, Bu..!” sahutku. Ibu mertuaku membantuku keluar dengan menambah gerakan erotisnya. Pantatnya berputar-putar mengimbangi pompaanku. Bermenit-menit kukocok kemaluannya, aku mulai merasakan tanda-tanda. Kurasakan kenikmatan itu datang tak lama lagi. Tubuhku bergetar dan menegang, sementara Ibu mertuaku memutar-mutar pantatnya dengan cepat. Akhirnya…

    “Crrootttt… cccrrrrooottttt… ccrrroootttttt….”

    Kuhamburkan seluruh spermaku dalam-dalam ke memeknya. Ada sekitar 7 kali semburan pejuhku ke dalam memeknya.

    “Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. nikmatnya” kataku. Ibu mertuaku meresponnya dengan memelukku dengan erat.

    “Waduh banyak juga kayaknya kamu keluarkan pejuhmu untuk Ibu…” kata Ibu mertuaku sambil tersenyum.

    Kucabut Kontol ku yang sudah kembali ciut ukurannya dari jepitan memeknya, lalu berbaring di sampingnya. Aku terkulai lemas di sisi ibu mertuaku. Kemudian Ibu mertuaku mendekatiku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Tangan halusnya membelai-belai perut sixpackku lalu bergerak turun untuk meremasi batang Kontol ku. Dia mainkan sisa cairan di ujung batangku. Aku sedikit kegelian begitu tangan Ibu mertuaku mengusap-usap kepala Kontol ku yang sudah kembali menciut.Sesaat kami saling bercanda sambil berciuman mesra. Setelah puas, kucium bibir Ibu mertuaku lembut, kemudian pamit keluar kamar untuk mandi. Tak lama ibu mertuaku ikut menyusulku mandi.

    Begitu istriku pulang, kami bersikap seolah-olah tak ada yang terjadi. Kami bertiga asyik mengobrol dan bercanda-canda. Namun saat kami berpandangan, dapat kulihat sorot matanya menatapku yang seakan-akan ingin mengulanginya kembali bersamaku.
    Semenjak hari itu aku sering mengingat kejadian itu. Bayangan Ibu mertuaku yang mendesah-desah nikmat merasakan pompaan Kontol ku ini sering menghiasi mimpi-mimpiku. Saat aku sedang menyetubuhi istrikupun, tetap saja ingatanku melayang ke situ. Kadang kalau aku tak sengaja menatap cermin meja rias istriku, terbayang peristiwa nikmat di hari yang indah itu. Bayangan aku dan Ibu mertuaku yang sedang asyik bergelut menimba gairah birahi.

    Kami saling mencabik, bergelut liar, dan mengerang-erang penuh kenikmatan. Kalau sudah begitu, Kontol ku akan bangun-tegak membesar memanjang-menuntut untuk dipuaskan kesenangan biologisnya. Akhirnya terpaksalah aku beronani untuk meredam kehausan seksual burung kesayanganku ini.
    Sudah empat hari ini Ibu mertuaku pergi dengan teman-temannya dalam acara koperasi Ibu-Ibu di daerah itu. Otomatis aku hanya bisa bertemu dengannya malam saja. Hingga sampai suatu hari. Saat itu Kamis jam 05.00 sore aku sudah ada di rumah, kulihat rumah sepi seperti biasanya.

    Sesampainya di rumah aku bergegas untuk mandi, karena aku sudah mampir dulu di sebuah gym tadi. Sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat di kamar mandi ada orang yang mandi. Aku bertanya “Siapa di dalam?”

    “Ibu! Kamu sudah pulang Do..” balas Ibu mertuaku.

    “O, iya. Kapan sampainya Bu?” tanyaku lagi sambil masuk kamar.
    “Baru setengah jam sampai!” jawab Ibu mertuaku.
    Kuganti pakaianku dengan pakaian rumah, celana pendek dan kaos oblong. Aku berjalan ke dapur hendak mengambil handukku untuk mandi. Begitu handuk sudah kuambil aku bermaksud kembali lagi ke kamar, mau ambil pakaian kotor sekaligus ingin mengecek HPku sebelum mandi. Saat lewat kamar mandi, kulihat Ibu mertuaku keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku menunduk mencoba untuk tidak melihatnya, tetapi dia tampak sengaja menubrukku.

    “Kamu mau mandi ya?” tanya Ibu mertuaku kepadaku.

    “Iya, emang kenapa Bu”? tanyaku. Mataku langsung saja tertumbuk pada payudaranya yang putih dan montok itu. Ingin rasanya kujilati dan kususui sepuasnya sampai dia keluar… aku menelan ludahku membayangkan itu.
    Dia langsung peluk aku dan cium pipi kananku, sambil berbisik dia berkata genit “Mau Ibu mandiin nggak?!”

    “Eh, Ibu. Emang bayi pake dimandiin segala” candaku.

    “Ayo sini.. biar bersih mandinya..” jawab Ibu mertuaku sambil mengerling nakal dan menarikku masuk ke kamar mandi.

    Sampai di kamar mandi aku taruh handukku sedangkan Ibu mertuaku membantu melepaskan kausku. Sekarang aku telanjang bulat, dan langsung mengguyur tubuhku dengan air. Ibu mertuaku melepaskan handuknya dan kitapun telanjang bulat bersama. Matanya bersinar-sinar memandangi tubuh telanjangku, seakan-akan dia ingin menelan habis diriku.

    Melihat tubuhnya yang telanjang, aku spontan menelan ludahku. Kontol ku mulai naik pelan-pelan melihat suasana merangsang seperti itu. “Eh, belum diapa-apain sudah berdiri?” kata Ibu mertua menggodaku dengan mencubit pelan batang Kontol ku. Aku mengisut malu-malu diperlakukan seperti itu. Kuambil sabun dan kugosok tubuhku dengan sabun mandi.
    Kita bercerita-cerita tentang hal-hal yang kita lakukan beberapa hari ini. Si Ibu bercerita tentang teman-temannya, sedangkan aku bercerita tentang pekerjaan, aktivitas olahraga, dan lingkungan kantorku. Ibu mertuaku terus menyabuni aku dengan lembut, sepertinya dia ingin membuat pengalaman mandiku kali ini istimewa.

    Sambil terus bercerita, Ibu mertuaku tetap menyabuniku sampai ke pelosok-pelosok tubuhku. Kadang sambil menyabuni, tangannya nakal bergerilya di tubuhku. Dicakarinya bukit dadaku. Kontol ku yang sudah tegang, dipegangnya dan disabuninya dengan lembut.
    Selesai disabun aku guyur kembali tubuhku dan sesudah itu mengeringkannya dengan handuk. Begitu mau pakai celana, Ibu mertuaku melarang dengan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum nakal. Kami lilitkan handuk di tubuh masing-masing. Setelah itu ditariknya diriku ke kamarnya.

    Sesampainya di sana, didorongnya dadaku ke atas kasurnya. Dia sendiri langsung mengunci pintu kamarnya. Aku tersenyum melihatnya seperti itu. Dia dekati aku, lalu dia lepaskan handuk di tubuhku dan tubuhnya. Kontol ku memang sudah hampir total berdiri. Dia langsung bergerak ke arah Kontol ku dan mulai mengulum Kontol ku. Pelan tapi pasti kurasakan batang Kontol ku yang sudah berdiri, tambah mengeras, memanjang, dan membesar seiring kulumannya di Kontol ku. Gairahku pun turut memuncak. Kupegangi kepalanya yang naik turun sambil mendesah-desah nikmat. Mataku merem melek merasakan kulumannya itu.
    Cuma sebentar dia ciumi Kontol ku, sekitar 10 menitan, langsung dia menaikiku kembali. Dia arahkan Kontol ku ke memeknya. ”Sleeppp…slleepp…sslleepp…” tiga kali tusukan, masuk sudah seluruh Kontol ku terbenam dalam memeknya. Dalam hati aku berpikir kalau Ibu mertuaku memang sudah rindu sekali ingin melakukannya lagi denganku. Dia angkat dan dia turunkan pantatnya dengan gerakan yang stabil. Aku pegang dan remas-remas payudaranya membuat dia seperti terbang ke awang-awang kenikmatan.
    Tak lama kuubah posisi bercintaku. Aku bangkit, kudekap dia sambil terus memompa Kontol ku dalam-dalam ke memeknya, bibir dan tanganku bermain-main di payudaranya. Desahan nikmatnya tambah keras dan goyangan pantatnya tambah liar merasakan rambahan mulut dan tanganku di payudaranya. Dan efeknya, putaran pantatnya membuatku seperti gila, matanya merem melek keenakan, dan aku jadi tambah bersemangat untuk menyodok memeknya.
    Menit-menit berlalu, gerakannya semakin cepat dan dia bersuara pelan “Oh… oh… ahcch…” tibalah dia ke puncak kenikmatannya. Dan tak lama kemudian tubuhnya menegang kencang dan dia jatuhkan diri ke pelukanku yang sudah kembali berbaring. Kupeluk dia erat-erat sambil mengatakan

    “Waduh.. enak banget ya?”

    “He-eh, enak” balasnya.

    “Emang ngeliat siapa di sana sampai begini?” godaku.

    “Ah, nggak ngeliat siapa-siapa, cuma kangen aja…” bisik mesranya ke telingaku. Kali ini aku kembali bergerak, kuciumi dia terlebih dahulu sambil kuremasi payudaranya. Kubuat dia mendesah geli dengan rabaan tanganku di punggung dan pinggulnya, dan kubangkitkan gairahnya kembali.

    Kutidurkan dia, lalu kunikmati kembali sekujur tubuhnya senti demi senti, mulai dari payudara hingga ke pangkal pahanya. Sampai di daerah memeknya, kujilati dinding memeknya sambil memainkan lobang memeknya dengan tanganku. Kujilati klitorisnya, kusedoti cairan memeknya yang mulai membanjir, dan kutusukkan memeknya dengan jari-jariku.

    Ibu mertuaku mendesis-desis seperti kepedasan dan mengeluh nikmat karena gerakanku itu. Terkadang dia membuka dan merapatkan pahanya yang indah untuk mendekap wajahku, seakan-akan dia ingin agar kepalaku masuk ke lobang memeknya. Sekitar 10 menit kumainkan kemaluannya, Ibu mertuaku mulai tidak sabar.

    “Ayo ah.. kamu ngebuat Ibu gila nanti…” kata Ibu mertuaku.

    Aku beranjak bangun dan menindihnya sambil mengarahkan Kontol ku masuk ke dalam memeknya. Kugesek-gesekkan dahulu kepala Kontol ku di kelentitnya, lalu pelan mulai kumasukkan Kontol ku ke lobang memeknya.

    Sleppp…sleppp… Pelan-pelan aku goyangkan Kontol ku, kadang kutekan pelan dengan irama-irama lembut. Tak lama masuk sudah Kontol ku ke dalam dan Ibu mertuaku mendesis seperti ular cobra. Kugoyang pantatku, kunaikkan dan kutekan kembali Kontol ku masuk ke dalam memeknya.

    Aku terus bergerak monoton dengan ciuman-ciuman mesra ke arah bibir Ibu mertuaku. Sambil kuciumi mulutnya, kumainkan kembali payudaranya. Kuraba dan kuremas payudaranya dengan lembut. Sesekali kumainkan juga kelentitnya. Ibu mertuaku hanya mengeluarkan desahan-desahan nikmat dengan matanya yang merem melek.

    Kulihat dia begitu nikmat merasakan pompaan Kontol ku di dalam memeknya. Dia jepit pinggangku erat dengan kedua kakinya untuk membantuku menekan batang Kontol ku, yang sejak tadi masih aktif mengocok lobang memeknya. Kedua tangannya memainkan rambut dan puting dadaku, sementara aku asyik menjilati lehernya. Cukup lama kami bermain, gerakan Ibu mertuaku bertambah liar.

    “Aku nggak kuat, Do..” desah ibu mertuaku. Tak lama kemudiannya, tubuhnya mulai kejang-kejang. Rupanya dia sudah mendekati puncaknya.

    “Ahhh…ohhh…Dohh…aku keluarrrr…” erang nikmat Ibu mertuaku.

    Cerita Ibu Mertua Sange Pelukannya mengetat, dijambaknya rambutku yang membasah karena keringatku dengan tangan kanannya, dan dicakarnya punggungku dengan tangan kirinya. Dibenamkan wajahnya di dada bidangku. Digigitinya putingku, dan dihisapnya lembut. Lalu kurasakan batangku tersiram cairan memeknya yang meleleh karena orgasmenya yang kedua. Aku hentikan pompaanku di memeknya, kuberikan kesempatan dia untuk istirahat sejenak setelah keluar tadi.

    Setelahnya kuminta dia berganti posisi. Kali ini aku memintanya untuk menungging. Aku ingin menggaulinya dengan gaya doggie style. Ibu mertuaku tersenyum mendengar permintaanku.

    “Ohh…Puasin Ibu Doh…!”

    “Iya buh!” jawabku parau. Begitu dia menungging, kusaksikan pemandangan yang luar biasa dari posisi ini. Pantat Ibu mertuaku yang begitu bulat dan montok, begitu terawat berkat ketekunannya berolahraga dan minum vitamin, lobang kemaluannya yang begitu menggoda, dengan rambut kemaluannya yang terpotong rapi. Glekk… kutelan ludahku melihat pemandangan indah itu.

    Kujilati sebentar daerah kemaluan dan lobang anusnya itu. Kujilat dan kusedot-sedot memeknya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan lidah dan jari-jari tanganku secara bergantian. Ibu mertuaku mendesah-desah nikmat merasakan kenakalan tangan dan mulutku itu.

    “Ayyyoohhh…Ddohhh…Cepetannn masukiiinnn burungmuhh ituhhh…” Ibu mertuaku memohon dengan nada memelas. Sebenarnya aku masih ingin bermain di daerah miliknya, tapi khawatir istriku akan pulang sebelum perbuatan mesum kami ini selesai. Kuposisikan Kontol ku ke arah memeknya. Kumasukkan perlahan demi perlahan Kontol ku ke dalam miliknya. Sleeppp…sleep…bleeppp…masuk sudah seluruh Kontol ku tertelan memeknya, dan mulai kupompa dia.

    Tak lama kurasakan memeknya mulai membasah, seiring dengan semakin cepatnya pompaan Kontol ku di memeknya. Desah dan rintih penuh kenikmatan mulai terdengar kembali dari mulut kami berdua, seiring dengan meningkatnya intensitas persetubuhan itu. Keringat deras mulai bercucuran di sekujur tubuhku, dan beberapa di antaranya berjatuhan di tubuh Ibu mertuaku, yang juga sudah licin oleh keringatnya sendiri.

    “Dohh…ohhh…ahhh….ennaakkk…terusss…” desah nikmat Ibu mertuaku merasakan pompaan Kontol ku yang semakin cepat dan liar di memeknya. Kuremas-remas payudaranya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan jari tengahku.

    “Ohhh…aahhh…asshh…beginihh…Buhhh…?” tanyaku sambil terus memompa, sesekali menghujam-hujamkan Kontol ku hingga melesak jauh ke dalam memeknya.

    “Oohh…ahhh…Iyaahhhh…kaya…gituuhhh…” balas Ibu mertuaku, penuh kenikmatan. Aku semakin menambah kecepatan gerakanku apalagi setelah Ibu mertuaku memintaku untuk keluar berbarengan, aku menggeliat menambah erotis gerakanku. Hampir sejam sudah kami bergelut, bermandi keringat, lalu…

    “Acchh.. sshh.. ahhh.. ohhh” desah Ibu mertuaku sambil menjepit erat-erat Kontol ku dalam memeknya. Keluar sudah cairannya membanjiri Kontol ku. Semenit kemudian ketika aku hampir keluar, kutekan dalam-dalam Kontol ku ke dalam memeknya. Dengan jeritan yang keras, kuhamburkan spermaku keluar dan masuk ke dalam memek Ibu mertuaku.

    “Crrroooottttt… ccrrrrooottttt…. Cccrrrrrooottttt….”

    “Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. oohh…nikmatnya” desahku. Aku benar-benar puas dibuat Ibu mertuaku, sepertinya spermaku benar-benar banyak keluar, membasahi lobang dan dinding memek Ibu mertuaku. Untuk sesaat kami masih mempertahankan posisi seperti ini, sambil merasakan sisa-sisa nikmatnya orgasme. Aku terus memegang erat pinggulnya erat-erat sambil sesekali menekan Kontol ku dalam-dalam, memastikan tak ada spermaku yang tersisa di kepala Kontol ku. Lalu kutarik Kontol ku dari dalam memeknya.

    Kuperhatikan spermaku dan cairan birahinya, meluap keluar dari lobang memeknya saat kutarik Kontol ku dari sana.

    “Mungkin nggak ketampung makanya tumpah” komenku dalam hati.

    Ibu mertuaku langsung berbalik posisi dan berbaring disusul aku kemudian. Dia langsung merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk diriku mesra. Tangannya membelai-belai dadaku dan puting-putingnya. Sesaat kami masih saling bercanda, sambil berciuman mesra, dan meremas anggota seksual pasangannya. Sesudahnya aku beranjak bangkit, pamit ke kamar mandi lalu mandi lagi.Kubersihkan sekujur tubuhku dari sisa-sisa keringat dan sperma di Kontol ku. Ibu mertuaku pun menyusul mandi tak lama kemudian.

    Setelah peristiwa nikmat yang kedua di hari itu, hubunganku dengan Ibu mertuaku menjadi tambah mesra saja. ‘Kuhajar’ dia di mana saja, di kamar mandi, kamarnya, kamarku, dapur, dan di ruang tamu kalau suasananya mendukung. Kadang kalau lagi nafsu-nafsunya dia sering mengajakku bercinta secara kilat di mana saja dia mau. Sebenarnya aku berusaha menghindar untuk berkencan lagi dengannya, tetapi kita hanyalah manusia biasa yang terlalu mudah tergoda dengan hal itu.

    Aku selalu terangsang dengan kemolekan tubuh, kemampuan oral, dan jepitan memeknya. Sebaliknya dia tergila-gila dengan tubuh atletis, ukuran burung, dan keperkasaanku di atas ranjang. Hubungan mesum kami terus berlanjut selama enam bulan ke depan, hingga akhirnya dia memutuskan pindah dari rumahku. Ibu mertuaku pindah ke rumah anaknya yang sulung, aku tahu maksudnya. Tetapi istriku tidak menerimanya dan berperasangka negatif bahwa dia tidak mampu menjaga ibunya yang satu itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Threesome Dengan Pacarku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Threesome Dengan Pacarku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1290 views

    Perawanku – Ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks.

    Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.

    Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku.

    Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.
    Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera.

    Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

    Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang.

    Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

    “Gile, jembut Dinda lebat banget”

    Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

    “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki.

    “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku.

    “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera.

    Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

    “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera.

    “Nggak berani, takut lecet” jawabku.

    “Sini gue bantuin” kata Vera.

    Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku

    Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

    “Bagus kan?” kata Vera.

    Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

    “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera.

    “Iya, kok tau?”

    “Vagina elo rapat banget” kata Vera.

    Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

    “Ooh, Vera, geli ah”

    Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.
    “memek kamu wangi”

    “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

    Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya.

    Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

    “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?”

    Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

    “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia.

    “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky.

    “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum.

    “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

    Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

    “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?”

    “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya.

    “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera.

    “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya.

    “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran.

    “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu”

    “Ah gila loe Vera” jawab saya.

    “Mau enggak?” desak Vera.

    “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran.

    “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera.

    “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan.

    “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera.

    “Boleh”

    Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar.

    Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

    “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum.

    Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

    “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo.

    Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C.

    Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur.

    Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.

    Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

    Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

    Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ******* dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

    Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku.

    Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

    “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya.

    Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.
    “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak.

    “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.
    Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

    Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex.

    Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak.

    Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas?

    Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

    Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

    Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku.

    Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

    Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku.
    Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex.

    Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku.

    Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ******* dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

    Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

    Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

  • Pesta Seks Bersama Tante Girang Dan Mahasiswi Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pesta Seks Bersama Tante Girang Dan Mahasiswi Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1379 views

    Perawanku – Kejadian cerita seks ini berawal pada pertengahan bulan Mei tahun 2010, pesta seks yang aku lakukan dengan beberapa wanita abg ini sungguh mengesankan dan tidak pernah aku lupakan pengalamanku ini. Sungguh cerita panas dan cerita dewasa yang aku rasakan kali ini membuat gairah dan gelora jiwa mudaku bergejolak. Diawali dengan phone seks, masturbasi dan terjadilah kenikmatan ngentot memek dan pepek-pepek wanita abg yang yahud ini.

    Pada bulan Mei tersebut aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,

    “Hey.. kok.. melamun?” katanya.
    Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.
    “Eee.. Ditanya kko masih diam sih?” wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
    “Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?”
    “Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?”
    “Kemana Tante?” tanyaku.
    “Gimana kalau ke rumah Tante aja yah?” karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.

    Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.

    Walaupun aku baru pertama kenal, tapi aku sama bidadari-bidadari yang pada cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak-anaknya. Tiba-tiba Tante berkata,

    “Hanny, Sherly, Poppy cepat tidur sudah malam?” yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.
    “Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai”, kata Mbak Hanny.

    Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamarnya masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian kurang lebih tiga bulan yang lalu terulang lagi dan sungguh diluar dugaan aku.

    “Nah dewa sekarang tinggal kita berdua”, katanya.
    “Mrmangnya ada apa tuh Tante?” kataku heran.
    “Dewa sayang, Tante enggak bisa berbuat bebas terhadap kamu karena Tante malu sama anak-anak,” begitu timbalnya.
    “Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, please.. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki”, sambil memeluk aku dan memohon,
    “Yah sayang? Mau kan?” katanya lagi
    “Ii.. Yaa, mau.. Tante?” jawabku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.

    Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah. Hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante sempat menari-nari di depanku untuk membangkitkan gairahku supaya semakin nafsu. “Wahh..!! Gile benar nih Tante, kok kayak masih umur 23 tahun saja yah?” gumamku dalam hati. Itu tuh.. Kayak Mbak Hanny anaknya yang pertama. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.

    Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. “Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh..” desahku.
    “Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta,” kata Tante Mey.
    Lalu kami berdua tanpa ba.. bi.. bu.. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.

    “Ooohh.. Eennaakk.. Dewaa.. sayang.. terus.. makan vagina Tante yahh..?”
    Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.
    “Ooohh.. yahh.. eenaakk terus.. Tante.. yang cepet kocokkannya..?”
    Cclluup.. Ccluupp.. Suara penisku didalam mulutnya.
    “Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta?” Tante Mey meringis memohon.

    Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka pahanya lebar lalu aku angkat ke atas dan aku mulai memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless.. Bleess.. Bblleess..
    “Awww.. Yeeahh.. Ssaakiitt.. De.. Waa?”
    “Kenapa Tante?”
    “Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?”
    “Ooohh..?” jawabku.
    “Tahan sebentar yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis,” katanya.
    Selang beberapa menit,
    “Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?”
    “Ssiipp.. Siap..!! Tante Mey?”

    Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, terbukti aku sampai 3 kali hentakan. Bleess.. Bless.. Bblleess.. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali juga tente Mey menjerit.
    “Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang?” lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.
    “Ooohh.. ahh.. enak.. sekalii.. penis kamu Dewaa.., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis.. terus.. Entot vagina Taann.. tee.. Dewaa.. Sayaanngg..?” ceracaunya.

    “Uuuhh.. Oohh.. Aaahh.. Yeess.. Ennaakk.. vagina Tante seret sekalii.. Kaya vaginanya perawan?” timbalku.
    Tiba-tiba, “Dewaa.. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt..?”
    “Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih..?”
    Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott.. Ccroott.. Crroott.. Banyak sekali cairan yang ada dalam vaginanya, rasanya penisku hangat sekali.
    “Tante aku mau keluar nih..?” kataku, “Dimana nih keluarinnya..?”
    “Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?”
    Ccrett.. Ccroott.. Ccrroott..
    “Aaarrgghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Mmhh.. Nikmat vagina Tantee..?” erangku.

    Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,
    “Ada apa Mbak?” tanyaku.
    Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,
    “Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah.. please..”
    Dia mempertegas, “Dewa tolong Mbak yah sayang, vagina Mbak juga sudah kangen enggak ngentot lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vagina Mbak,” sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.
    “Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku,” jawabku vulgar.
    “Kita entotannya dilantai karpet aja yah?” kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, “Aku takut mengganggu Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngentotnya diranjang,” dia mempertegas.

    Mbak Hanny langsung telanjang bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngentotin Maminya. Maka aku langsung aja, masukkan penisku. Bleess.. Bless.. Bleess..
    “Aw.. Oohh.. Aahh.. Yyeess..?” erangnya.
    “Sakit Mbak?” tanyaku.
    “Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?”
    Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..?
    “Vagina Mbak enaakk.. Sekali sih..?” sambil aku menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar tenggelam seluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.
    “Oohh.. ennak.. Dee.. waa.. terus.. entot.. mee.. meekk.. Mmbaakk.. sayyaanngg..?”

    Akhirnya akupun ngentot lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun bangun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuhnya dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngentotin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba terdengar suara.
    “Iiihh.. Kakak lagi ngapain?” mendengar suara tersebut, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngentot sama kakaknya.

    Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,
    “Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?”
    “Ii.. ittuu.. ada..?”
    “Ada apa?” katanya lagi penasaran. Pas dia menggerakkan wajahnya kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,
    “Eehh.. adik-adikku ini bandel sekali yah..!!”
    Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. “Heyy.. kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?” kata Mbak Hanny.
    “Kak aku ingin ngerasain dientot yah?” tanya Shelly sama kakaknya.
    “Iyah nih Kakak kok pelit sih.. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa,” timbal poppy.
    “Iyah kan Kak?” tanya poppy pada Shelly.
    “Iyah nih.. Gimana sih..?” timbal Shelly.
    “Please dong Kak? Rengek kedua anak tersebut?” terus mungkin sudah terlanjur mereka berdua melihat kakaknya ngentot dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.
    “Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?”
    “Sini jangan ribut..” kata Kakaknya lagi, “Tunggu kakak keluar, yah.. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis” Tanya kakaknya.
    “Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi.. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah.. tuhh..”

    Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngentotnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan akhirnya orgasme secara bersamaan.
    “Aaarrgh.. Oohh.. Mmhh.. Aarrgghh.. Enak.. Sekalii.. cintaa? Aku sudah keluar Dewa..?” erangan Mbak Hanny.
    “Aku juga sama Mbakk.. Rasanya penisku hangat sekali”

    Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak abg ini mulai membangkitkan lagi gairahku, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang sexy sedangkan Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya seperti buah yang baru matang.

    Akhirnya kembali lagi aku ngentotin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.
    “Benar nih, vagina kamu mau aku masukin?” tanyaku dengan penuh kelembutan, perhatian dan kasih sayang.
    “Mau sekali Kak..?” jawabnya.
    “Aku dari tadi sudah kepengen banget, ingin ngerasain gimana sih kalau vagina aku dimasukin penis Mas dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngentotin dia?” jawab polosnya.

    Lalu aku suruh dia diatas aku dibawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles.. Bless.. Bbleess..
    “Aw.. Aahh.. Ohh.. Kak.. sudah.. Masuk belumm..?” sambil dia mengedangah ke atas, bibir bawahnya digigit lalu kedua payudaranya dia remas-remas sendiri sambil dia menekan pantatnya kebawah.
    “Tekan lagi cinta masih kepalanya yang masuk?”
    Akhirnya dengan dibantu aku memegang pantatnya kebawah, akhirnya masuklah semuanya.
    “Aahh.. oohh.. yeeahh.. masuk semuanya yah kak?” katanya.
    “Iyah Shelly sayang, gimana enak kan?” tanyaku sambil aku mencoba menggenjotnya.
    “Enak.. sekali.. Kak Dewa..”
    “Ini belum seberapa Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi?” lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett.. Creett.. Ccroott..
    “Aakk.. saayyaanngg.. aa.. kuu.. mau.. keluar nihh..” eranganya.

    Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya ditahan ke belakang karena dia ada diatas, lalu aku pun sama menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan supaya dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya. Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.
    “Sudah dong kak..?” kataku pada Mbak Hanny.
    “Kasihan tuhh.. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini?” kataku lagi

    “Iyah Kak Hanny, sudah dong kak?” kata Poppy.
    “Aku sudah enggak tahan sekali dari tadi lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, sepertinya nikmat dan enak sekali?” katanya memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.
    Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.
    “Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.”
    “Bleess.. Bless.. Bleess..”

    “Awww.. Awww.. Ooohh.. Ooohh..” Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.
    “Sakit yah?” tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.
    “Ii.. Iyah.. kak.., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa.. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan rasanya hangat dan berdenyut-denyut,” katanya.
    Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.
    “Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah..” ceracaunya.
    Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.
    “Tenang cinta.. aku.. akan.. berusaha.. muasin vaginanya dik.. Poppy.. Yah..”

    Dan akhirnya aku ngentot vagina keempatnya. Lalu aku dengar dia berkata,
    “Aku mau keluar nih?”
    “Sabar taahann.. duu.. Luu.. Yah..”
    Namun baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan..
    Crott.. Croott..
    “Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..?” eranganya.
    “Makasih.. Yah kak..?” sambil dia tersenyum.
    “Aku.. pipisnya kok.. enggak biasanya, tapi enak banget sih.”
    “Aku mau keluar nih, dimana sayang?” tanyaku.
    “Aakkh.. didalam vaginaku aja yah.. Aku ingin ngerasain.. Gimana di siram air mani penis..”
    Ccrroott.. Crroott.. Crott..
    Akhirnya aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.

    Gile.. Benerr.. sekali ngentot dapat empat vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante.

  • Selingkuh Dengan Tetangga Nikmat

    Selingkuh Dengan Tetangga Nikmat


    1497 views

    Perawanku – Aku sudah mempunyai 2 anak yang masih lucu lucu umurku saat ini 40 tahun, setelah aku membaca di situs ini, aku teringat bahwa aku juga mempunyai pengalaman sendiri dengan tetangga rumahku, jadi begini awal ceritanya setiap malam minggu aku suka bermain catur di rumah tetanggaku.

    Catur adalah salah satu dari sekian banyak hobiku selain olahraga, membaca, otak-atik elektronik dan bercocok tanam. Aku biasanya main catur dengan tetanggaku, seorang bujangan yang rumahnya tak jauh dari rumahku.

    Tetanggaku itu tinggal hanya dengan ibunya saja. Kakak perempuannya sudah menikah, dan tinggal dengan suaminya di lain kota. Hubunganku dengan sahabatku terjalin sangat akrab, juga dengan ibunya.

    Kami saling menghormati satu sama lain, meskipun beda usiaku dengan sang ibu hanya 5 tahun, dia 5 tahun lebih tua dariku saat itu. Hingga terjadilah peristiwa itu, yang tak pernah kusangka-sangka sebelumnya. Peristiwa yang akhirnya mengubah diriku 180 derajat.

    Seperti pada sabtu sebelumnya, aku bermaksud main ke rumahnya buat caturan. Kupamit pada istriku dan segera bergegas ke rumahnya. Udara malam itu memang dingin sekali akibat hujan lebat selama 2 jam yang terjadi sore tadi. Singkat kata aku sudah berada di pintu rumahnya. Kuketuk pintunya, dan tak lama pintu itu terbuka. Ternyata si ibu yang membukanya.

    “Oh Ibu, ada Barinya bu?” tanyaku ramah.

    “Nak Surya? oh Barinya lagi pergi tuh…” jawab si ibu sama ramahnya.

    “Ke mana, Bu?”

    “Ke pesta pernikahan teman SMUnya. Baru aja dia jalan…”

    “Oh gitu ya?” sahutku. “Kalau gitu, saya pamit aja deh…”

    “Oh, kenapa buru-buru, kan Nak Surya baru sampai?”

    “Ah, nggak. Kalau Bari nggak ada, saya pamit aja deh…”

    “Ah, jangan terburu-buru begitu. Temani Ibu ya?”

    Walau agak heran dengan permintaannya, aku akhirnya menurut juga. Kuikuti dia masuk. Kamipun tak lama asyik berbincang-bincang di ruang tamunya. Hingga akhirnya si ibu menawariku kopi.

    “Oh iya, Nak. Keasyikan ngobrol jadi lupa nawari minum. Sebentar saya siapkan dulu ya…”

    “Ah, Ibu. Nggak usah repot-repot…”

    “Ah, nggak kok. Masa repot?” kata si ibu sambil tersenyum ramah. Setelah itu, dia segera beranjak ke dapur.

    Sambil menunggu, kuambil koran terbitan hari ini yang tergeletak di meja tamu lalu kubaca-baca. Sedang asyik kubaca koran itu, tiba-tiba si ibu memanggil dari dapur.

    “Nak… Nak, bisa saya minta tolong?”

    “Oh, ada apa, Bu?”

    Spontan aku segera beranjak dari sofa itu dan langsung menghampirinya. Ternyata kompor gas si ibu agak macet dan dia memintaku membetulkannya. Pas sedang membetulkannya, tak sengaja aku melihat ke arah gundukan payudara si ibu.

    Saat itu si ibu sedang membungkuk memperhatikanku yang sedang sibuk mengutak-atik kompor gasnya yang macet. Apalagi si ibu hanya mengenakan daster yang belahan dadanya agak rendah. Aku langsung terpana melihatnya.

    Selain besar, payudaranya juga tampak ranum dan kenyal. Tak kusangka perempuan ini masih memiliki payudara seindah itu di usianya yang tak muda lagi. Pemandangan indah itu membuat Kontolku mulai tegak membesar dari balik celana jeans yang kukenakan tanpa kusadari. Aku begitu terangsang melihat keindahan payudara si ibu.

    Si ibu yang semula perhatiannya ke pekerjaanku, tak urung kaget juga melihat perubahan ukuran Kontolku. Tapi anehnya, dia tak juga merubah posisinya. Sepertinya dia sih tahu aku terangsang dengan kemolekan payudaranya tapi dia tampak cuek saja, pura-pura tak tahu.

    Akhirnya setelah berusaha sekuat tenaga mengendalikan malu sekaligus mengendalikan Kontolku supaya tak semakin membesar ukurannya, selesai juga masalah kompor itu.

    “Wah, Nak Surya hebat!” pujinya di sampingku.

    “Ah, nggak masalah… cuma masalah kecil kok Bu” sahutku.

    “Kalau gitu ibu bisa minta tolong lagi?” katanya sambil menatapku nakal dan tersenyum genit.

    Walau aku sudah menduga apa yang akan dia minta itu, tak urung hatiku berdebar-debar juga menanti pertanyaannya. Apalagi kulihat dia semakin mendekatkan dirinya ke tubuhku.

    “A.. aa… pa Bu?” lidahku mendadak kelu, menyadari betapa dekat wajahnya denganku saat ini.

    Sambil mendesah, si ibu berkata parau, “Ibu mau kamu cium ibu…”

    Belum sempat menyahut, dia langsung berjinjit, memeluk leherku lalu mencium bibirku. Sejenak aku terkesiap, namun tak lama kemudian kami sudah asyik berciuman di dapur itu. Hilang sudah akal sehatku setelah bibirku bersentuhan dengan bibirnya yang tipis dan indah itu.

    Sambil asyik berciuman, diraihnya tangan kananku untuk meremasi payudaranya di sebelah kanan, sedangkan diarahkannya tangan kiriku ke pantatnya. Tangankupun langsung bergerak terampil. Keduanya langsung bergerak nakal menjalari payudara dan pantatnya yang ranum dan montok itu.

    Si ibu tampak melenguh-lenguh merasakan nakalnya tanganku meremasi payudara dan jari-jariku menyusuri belahan pantatnya. Di lain pihak, tangan si ibu aktif meremasi Kontolku dari luar celanaku, membuat juniorku itu semakin meradang saja ukurannya.

    Satu tangannya dia julurkan ke dadaku untuk meremasi puting susuku yang tercetak jelas dari balik kemeja kaus ketat yang kukenakan ini. Ketika nafsu kami semakin memuncak, dituntunnya aku ke ruang keluarganya. Di sana dengan serempak, kami saling melucuti pakaian masing-masing, sehingga tak lama kamipun sudah bugil.

    Kupandangi dengan sepenuh nafsu tubuhnya yang bugil itu. Luar biasa! Usia boleh kepala 4, tapi bodinya tak kalah dengan bodi para perempuan yang lebih muda. Tanda-tanda ketuaan memang tak bisa ditutupi, tapi secara garis besar, dia masih sangat menggiurkan bagi para lelaki mana saja yang menatapnya.

    Apalagi kalau sudah bugil begini. Bahunya lebar, payudaranya besar, ranum dan mengkal. Tak tampak tanda-tanda melorot seperti payudara para wanita seusianya. Perutnya rata, nyaris tak ada lemaknya. Pinggangnya bundar, pinggulnya montok. Kaki dan betisnya tampak mulus dan kencang. Mungkin si ibu suka olahraga juga nih, makanya bodinya begitu terawat dan indah.

    Di lain pihak, si ibu tampak tak kalah kagumnya melihatku telanjang. Maklumlah, hobi olahragaku yang sudah kutekuni sejak SD, membuat fisikku menjadi sangat bugar. Otot-otot kekar nan liat tampak bersembulan di sekujur tubuhku. Membuat banyak wanita sering kelimpungan kalau melihatku telanjang.

    “Tubuh Nak Surya keren banget deh… Ibu suka sama lelaki macho kayak Nak Surya ini…” kata si ibu smabil menatapku penuh nafsu. Dia mendekatiku lalu memelukku lagi. Kedua tangannya bergerak liar, meraba-raba bukit dada dan perut simetrisku, lalu bergerak turun ke arah Kontolku. Sesaat kemudian, kami kembali asyik berciuman liar dan saling meremas apa yang bisa kami remas.

    Hanya sebentar kami melakukan itu. Berikutnya, kami saling membaringkan diri di atas karpet tebal di ruangan itu. Kami seakan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

    Kami membentuk posisi 69 dan tak lama kami sudah asyik saling menjilati kemaluan lawan mainnya. Si ibu tampak bersemangat mengulum kemaluanku sambil asyik mengocoknya. Sesekali dia ikut menjilat dan meremasi kantung spermaku.

    Rasanya sangat dahsyat kulumannya. Bahkan kuluman istriku tidak sedahsyat kulumannya. Tampaknya si ibu ini benar-benar sudah lama tidak disentuh lelaki, hingga kulumannya tampak begitu ganas.

    Di bawah sana, lidah dan jari-jariku tak kalah aktifnya dengan tangan si ibu. Lidahku bergerak naik-turun sambil menjilati bibir kemaluannya, labia mayoranya dan semua yang ada di sekitarnya. Tangan kiriku asyik meremasi bokongnya, sedangkan jari-jari tangan kananku asyik menusuki lubang memeknya.

    Kami terus saling merangsang sambil mendesis-desis penuh kenikmatan. Kami saling mencium, menjilat, meremas, dan menggigit dengan rakusnya. Sampai akhirnya kami sendiripun merasa tidak tahan. Tanpa ada aba-aba sebelumnya, serentak kami berubah posisi.

    Si ibu ambil posisi di bawah, sedangkan aku bergerak menindih di atas tubuh moleknya. Sambil tersenyum mesum, dia buka selangkangannya lebar-lebar. Memamerkan liang surganya yang sangat indah nan menggiurkan itu. Membuat jakunku naik-turun berulang kali. Tak sabar segera kutuntun Kontolku ke lubang memeknya.

    Kugesek-gesekkan sejenak kepala Kontolku di bibir memeknya, sebelum akhirnya kudorong pelan.

    “Ssleebb… ssleebbb… bblessshhh…” sedikit demi sedikit Kontolku tertelan liang surganya, menimbulkan sensasi nikmat yang susah digambarkan rasanya. Si ibu sendiri tampak meringis-ringis nikmat merasakan sodokan kemaluanku yang hangat dan keras ini memasuki liang surganya.

    Memek si ibu kurasakan masih sempit dan legit. Tidak kalah dengan memek para gadis. Tampaknya si ibu sangat pintar dalam menjaga kemaluannya itu. Membuat batang Kontolku yang ukurannya king size itu tampak agak kesulitan menembusnya.

    Namun dengan rangsangan terus menerus dariku di titik-titik erotisnya, akhirnya memek si ibu menyerah juga. Lorong yang hangat itu terasa semakin basah seiring meluapnya cairan pelumasnya, akibat rangsangan lidah dan tanganku di payudaranya.

    Kontolku terus melaju hingga sampai di bagian terdalam liang surganya. Lalu mulai kupompa dia. Aku bergerak dalam posisi push-up di atasnya. Sementara pantatku bergerak maju-mundur mengebor memeknya. Semakin lama gerak pantatku semakin kupercepat. Membuat jeritan erotis si ibu semakin keras terdengar. Membuatku semakin bersemangat dalam menjajah lubang kemaluannya.

    Keringat mulai mengalir deras membasahi tubuh bugil kami. Si ibu tampak menjerit-jerit keenakan dipompa senjataku. Sepasang tangannya meremasi rambutku. Tak jarang tangan-tangan itu aktif mencakari punggungku yang liat ini, membuat sedikit pedih di kulitnya karena kukunya yang agak panjang itu.

    Aku sendiri tak mau kalah. Sambil terus memompa Kontolku dalam-dalam, aku asyik mencumbui bibirnya yang seksi. Aku juga gigit-gigit pelan lehernya yang mulus kulitnya itu. Sesekali aku menyusui sepasang payudaranya yang menggiurkan itu secara bergantian.

    Pantat dan pinggul si ibu tampak bergoyang-goyang liar menyambut sodokan Kontolku, membuatku nyaris gila karena begitu nikmat pengaruhnya di batang Kontolku.

    Sekitar 15 menit kemudian si ibu keluar. Dia semakin erat memeluk tubuh atletisku yang basah kuyup oleh keringat kami berdua. Kubiarkan dia beristirahat sejenak setelah orgasmenya itu. Kemudian kembali kuserang dia.

    Kucoba bangkitkan gairahnya lagi dengan meremasi setiap jengkal titik erotisnya. Tak lama kami sudah asyik berciuman dengan liarnya sambil saling meremas dan meraba. Tak butuh lama untuk membangkitkan gairahnya. Ciuman kami yang liar berhasil membuatnya panas kembali. Ketika aku hendak menggaulinya lagi dengan posisi serupa, dia menggeleng.

    Dia berdiri lalu memintaku untuk bercinta lagi di posisi lain. Aku tersenyum mendengar permintaannya itu. Lalu segera kubopong dia ke atas sofa di ruang keluarganya. Di sana kami masih sempat bergelut sebentar sebelum dia bergerak lagi.

    Dia naik ke atas pangkuanku membelakangiku. Dipegangnya batang Kontolku yang masih perkasa ini ke arah memeknya yang sudah mulai basah kembali, lalu… “blesshhhh….” masuk sudah seluruh batang Kontolku ditelan memeknya.

    Pada posisi yang kedua ini, rasa nikmat yang kami rasakan terasa luar biasa. Kemaluanku yang king size ini begitu menikmati pijatan otot-otot memeknya si ibu. Di lain pihak si ibu tak henti-hentinya mendesis kenikmatan.

    Kepalanya tampak bergoyang-goyang liar merasakan pompaan Kontolku. Kepala kemaluanku yang besar ini rupanya berhasil sampai di mulut rahimnya, dan memberikan kenikmatan tak terhingga baginya.

    Turun-naik, keluar-masuk, memompa dan dipompa, menggoyang dan digoyang. Semakin lama semakin liar dan cepat. Sambil memompa, tak henti-hentinya kuremasi payudaranya yang montok itu dari belakang. Seperti tadi, sekitar 15 menit kupompa memeknya, dia keluar lagi untuk yang kedua kalinya.

    Sebelum aku keluar, kami sempat bercinta dalam 2 posisi lagi. Kami melakukannya dalam gaya berhadapan dan gaya anjing di sofa itu. Aku berhasil membuatnya keluar sebanyak 2 kali. Masing-masing dalam setiap gaya persetubuhan yang kami lakukan.

    10 menit kemudian, setelah lebih dari sejam kami bercinta, jebol juga pertahananku. Kutarik Kontolku keluar dari jepitan memeknya semenit sebelum aku sampai di puncak. Lalu kusemburkan spermaku berkali-kali ke wajah dan payudara si ibu.

    Spermaku yang kental dan banyak itu membasahi wajah, leher, payudara dan rambutnya. Dikocoknya batangku, seolah-olah dia tak puas dengan seluruh sperma yang kutumpahkan tadi. Setelahnya, dia raih sperma-sperma itu untuk ditelannya hingga habis. Sisanya dia balurkan ke dada dan kedua puting susuku, untuk dia jilati seperti seorang anak menjilati sisa-sisa es krimnya. Membuatku meringis-ringis kegelian.

    Puas bercinta, kami sama terkapar di atas sofa. Kami bercanda sambil sesekali berciuman dan saling meremas. Sesudahnya aku mandi di rumahnya untuk membersihkan tubuhku dari sisa-sisa pergumulan dahsyat tadi, agar tidak ketahuan istriku. Selesai mandi, si ibu membuatkanku teh manis hangat dengan cemilan ringan. Kamipun berbincang-bincang sejenak seperti tidak ada terjadi apa-apa di antara kami.

    Begitu kudapannya habis dan aku hendak pamit, si ibu buru-buru mencekal lenganku. Sambil menatapku genit, dia berpesan aku lebih sering-sering mampir ke rumahnya. Aku hanya tersenyum saja mendengar permintaannya itu. Dia lalu mencium bibirku dengan sepenuh perasaan. Dia juga sempat meremas kemaluanku dari balik celana, sebelum dia melepasku di teras rumahnya.

    Dalam perjalanan ke rumah, aku berkali-kali menghembuskan nafas panjang. Aku tak pernah menyangka akhirnya aku berselingkuh juga. Dengan wanita yang tak kusangka-sangka pula. Tetangga sekaligus ibu sahabat baikku selama ini.

    Sebelumnya tak pernah sekalipun aku mengkhianati istriku selama 15 tahun pernikahan kami. Banyak wanita di luar sana yang begitu menarik, namun tak sedetikpun aku tertarik untuk berselingkuh dengan mereka. Apalagi istriku juga termasuk wanita yang pandai memuaskanku di atas ranjang.

    Kali ini semuanya terasa berbeda. Walaupun aku sangat menyesal telah mengkhianati istriku, aku tak bisa membohongi diriku sendiri kalau perselingkuhan itu ternyata nikmat juga. Sangat nikmat malah. Ibarat kalau selama ini kita hanya makan ‘opor’ di rumah tangga kita, selingkuh berarti kita makan ‘opor’ di luar sana, tetapi dengan variasi, rasa dan sensasi yang berbeda.

    Begitu aku sampai di depan pagar rumahku sendiri, sesungging senyum tiba-tiba muncul di sudut bibirku. Aku merasa yakin, bahwa perselingkuhan ini bukanlah yang pertama dan terakhir kalinya terjadi dalam hidupku…

  • Perawanku Hilang Saat Masih SMP

    Perawanku Hilang Saat Masih SMP


    1497 views

    Cerita Sex ini berjudulPerawanku Hilang Saat Masih SMPCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ini adalah cerita nyata pengalamanku beberapa tahun yang lalu. Pengalaman sex pertama yang tak kuduga yang terjadi ketika aq masih duduk di bangku sekolah SMP.

    Sex pertamaku itu kualami bersama teman ayahku yang bernama Om Ajie. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan om Ajie, om ajie sudah di anggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Ajie orangnya ganteng dan usianya ketika itu sekitar 27 thn. Selain ganteng om Ajie memiliki tubuh tinggi tegap, dengan bentuk dada yang bidang.

    Awal mula kejadian ini ketika liburan semester, waktu itu ayah dan ibuku harus pergi ke jombang karena ada sodara yang menikah. Karena kami dan om Ajie sudah cukup dekat, maka aq minta kepada ayah dan ibuku untuk menginap saja di rumah om Ajie yang tidak jauh dari rumahku selama empat hari itu.

    Om ajie sudah beristri, tapi belum punya anak. Istri om Aji seorang karyawan di perusahaan swasta, sedangkan om Ajie belum punya pekerjaan tetap. Om Ajie adalah seorang makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda ria, setelah istri om Ajie pergi ke kantor.

    Om Ajie sendiri karena katanya belum ada orderan untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain permainan seperti monopoli, atau main kartu, karena om Ajie orangnya sangat pandai bergaul dengan siapa saja.

    Pada suatu siang, setelah kami makan siang, tiba-tiba om Ajie berkata kepadaku

    “Ma.. kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Salma, om periksa beneran, mumpung gratis”
    Memang kata ayah dulu om Ajie Pernah kuliah di kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.

    “Ayuukk..” sambutku polos tanpa curiga.

    Kemudian om Ajie mengajakku ke kamarnya, lalu om ajie mengambil sesuatu dari dalam lemarinya, rupanya om Ajie mengambi stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya waktu kuliah di kedokteran dulu.

    “Nah sekarang kamu buka baju deh, terus tiduran di tempat tidur.”
    Mulanya aq agak ragu-ragu. Tapi melihat wajahnya yang bersungguh-sungguh akhirnya aq menurutinya.

    “Iya om” kataku, lalu kubuka bajuku, dan mulai hendak berbaring.
    Namun om Ajie bilang,

    “Lho.. BH nya sekalian dilepas dong.., bia om gampang periksanya
    Aq yang waktu masih polus, dengan lugunya aq melepas BH ku, sehingga kini terlihat toketku yang masih mengkel.

    “Wah.., kamu bener-bener canti Ma..” kata om Ajie.

    Kulihat mata om Ajie tak berkedip melihat toketku, dan aq hanya tertunduk malu. Setelah aq tidur terlentang di tempat tidur, dengan hanya mengenakan rok mini saja, om Ajie mulai memeriksaku.

    Ditempelkannya stetoskop itu didadaku, terasa dingin, lalu om Ajie menyuruhku bernafas beberapa kali, setelah itu om Ajie melepas stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tengan om Ajie menyentuh lenganku, lalu mengelus-elus dengan halus.

    “Wahh.. kulit kamu bener-bener halus ya, Ma.. kamu pasti rajin perawatan” katanya. Aq diam aja, aq hanya merasakan sentuhan dan elusan halus om Ajie.

    Kemudian elusan itu itu bergeser ke pundakku. Setelah itu tangan om Ajie bergeser ke bawah mengelus perutku. Aq hanya diam aja merasakan perutku di elus-elusnya, sentuhan om Ajie bener-bener terasa halus, dan lama kelamaan terus terang aq mulai jadi agak terangsang oleh sentuhan tangan om Ajie, sampai bulu-bulu tanganku merinding di buatnya.

    Lalu om ajie menaikkan elusanya ke pangkal bawah toketku yang masih mengkel itu, mengelus memutarinya, lalu mengelus toketku. Ihh.., baru pertama ini aq merasakan yang seperti itu, rasanya lembut, halus, dan geli, bercampur menjadi satu.

    Namun tak lama kemudian, om Ajie menghentikan elusannya. Dan aq kira… yah, hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian om Ajie bergerak ke arah kakiku.

    “Nah.. sekarang om Ajie mau periksa bagian bawah ya…” katanya.

    Setelah dielus-elus seperti tadi yang terus terang membuat aq agak terangsang, aq hanya bisa menangguk pelan saja. Saat itu aq masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba om Ajie melorotkan CD ku. Tentu saja aq sangat terkejut.

    “Lho.., om kok CD Salma dilepas..?” kataku dengan gugup.

    “Khan mau diperiksa.., pokoknya Salma tenang aja… dijamin aman” katanya dengan lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum om Ajie penuh maksud tersembunyi. Tapi waktu itu aq sudah tak bisa berbuat apa-apa.

    Stelah CD ku dilepas oleh om Ajie, om Ajie duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkdedip melihat memekku yang mungil, dengan bulu-bulu lembut dan tipis.

    Lalu keduaku diangkat dinaikkan ke pahanya, sehinnga pahaku meumpang di atas paha om Ajie. Lalu om Ajie mulai mengelus betisku, lembut dan halus sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan meraba bagian paha atasku, lalu ke paha bagian dalam. Hiii…, aq jadi merinding berat rasanya

    “Ooommhh..” suaraku lirih.

    “Tenang Salma sayang.., pokonya nanti kamu akan merasa nikmat..” katanya sambil tersenyum.
    Om Ajie mengelus halus selangkanganku, perasaanku makin tak karuan rasanya.

    Lalu, dengan jari telunjuknya, om Ajie menggesekkan ke bibir memekku dari bawah ke atas.
    “Aaghhh..Oommm..” jeritku lirih.

    “Ssstt..hmm.. enak.. kan…?” katanya.

    Mana mampu aq menjawab, malahan om Ajie mulai meneruskan gesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu aja ini membuatku bertambah tak karuan, aq menggeliat-geliat kesana kemari.

    “Ssshhhh… oohhh.. Oomm.. ohhhh..” erangku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku melayang entah kemana. Memekku rasanya sudah basah sekali karena aq memang bener-bener sudah sangat terangsang.

    Setelah om Ajie merasa puas memainkan memekku dengan jari-jarinya, om Ajie menghentikan sejenak permainan itu, tapi kemudian wajah om ajie di dekatkan ke wajahku, aq yang belum sama sekali, dengan pikiran antara sadar dan tak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenrnya sedang terjadi.

    Wajah om Ajie semakin dekat dengan wajahku, kemudian bibir om ajie mendekati bibirku, lalu om Ajie menciumku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah. Namun om Ajie bukan hanya mencium, om Ajie lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya, hiii.., saranya semakin geli..,

    apalagi ketika lidah om Ajie memancing lidahku, sehingga aq tak tau kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah om Ajie saling membelit, tentu saja aq tambah semakin nikmat kegelian.

    Tak lama kemudian om Ajie mengangkat wajahnya dan memundurkan tubuhnya, Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aq toh sudah pasrah. Dan eh.., gilak.., tiba-tiba tubuh om Ajie dimundurkan ke bawah dan om Ajie tengkurap di antara kedua kakiku yang otomatis mengangkang, kepala om Ajie tepat di atas memekku dan om Ajie dengan jepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku dipegangnya diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala om Ajie.

    Aq benar-benar terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua tangan om Ajie memegang pahaku denga kencang, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi om Ajie mulai menjilati bibir memekku.

    “Auwhh..Ooommmm..!” jeritku, walaupun lidah om Ajie terasa lembut, namun jilatan om Ajie terasa menyengat memekku dan menjalar ke sekujur tubuhku, namun om Ajie yang sudah pengalaman itu, justri menjilati habis-habissan bibir memekku, lalu lidah om Ajie masuk ke dalam memekku, dan menari-nari di dalam memekku.

    Lidah om Ajie menjilat-jilat seleuruh dinding memekku. Tentu aja aq makin menajdi-jadi, tubuhku mengelinjang-gelinjang dan terhentak-hentak. sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepala om Ajie dari memekku, Akan tetapi usahaku itu sia-sia aja, om ajie terus melakukan aksinya dengan liar. Aq hanya bisa merintih menjerit tak karuan.

    “Ogghhhh.. oommm… jangann.. teerruusskannn oomm..,.. ituu.. aaa..aaku..nggaakk.. maauuu… geliii.. sudahh…. oohhh!!!”

    Aku menggleinjang-gelinjang tak karuan, menggeliat kesana kemari antara mau dan tidak biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli, bercampur dengan kenikmatan yang luar biasa sangat mendominasi seleuruh sekjuru tubuhku.

    Om Ajie dengan kencang memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga walaupun aq menggeliat kesana kemari, namun om Ajie tetap mendapatkan yang om Ajie inginkan.

    Jilatan lidah om Ajie bener-bener membuatku bagaikan orang lupa daratan, memekku sudah bener-bener becek dibuatnya, hal ini membuat om Ajie menjadi semakin liar, om Ajie bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menydot menghispa memekku dengan kuat, membuatku jadi semakin kelojotan.

    Kemudian om Ajie menghentikan sejenak jilatannya. Dengan jarinya om Ajie membelah bibir memekku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aq saat itu tidak tau apa maksud om Ajie, rupanya om Ajie mengicar klitorisku. Lalu dijilatinya klitorisku.

    “Eemmhhh..” tentu aja aq menjerit kencang sekali, aq merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aq merasakannya, aq sampai mengangkat pantatku. Om Ajie malah menekan phakau ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati klitorisku sambil di sedot-sedotnya.

    “Aauwh… Oomm.. oohhhh… oohhh!” jeritanku semakin liar. Tiba-tiba aq merasa sesuatu yang terama sangat, yang ingin keluar dari dalam memekku, rasanya seperti mau pipis, dan aq tak kuat menahannya, namun om Ajie yang sepertinya sudah tau, malahan menyedot klitorisku dengan kencangnya.

    “Ooommmmm…., aaaaahh!” tubuhku terasa tersengat listrik bertegangan tinggi, sekujur tubuhku mengejang, tak sadar kujepit dengan kuat kepala om Ajie dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar kuat bersamaan dengan keluarnya lendir kenikmatanku, dan tampaknya om Ajie tidak menyia-nyiakan dihispanya memekku, dihisapnya seleruh lendir kenikmatanku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lunglai. Aq tergolek lemas.

    Om ajie kemudian bangkit dan mulai melucuti pakaianya. Aq, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan tubuhku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan om Ajie.

    Mula-mula om Ajie melepas bajunya yang dilemparkan ke lantai, kemudian dengan cepat dia melepas celananya, sehingga kini sekarang dia hanya mengenakan celana dalam aja.

    Aq agak ngeri melihat tubuh om Ajie yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tidak sengaja melihat ke bawah, aq sangat kaget melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh celana dalamnya, mencuat ke depan. Om Ajie mulai melorotkan celana dalamnya ke bawah perlahan-lahan, sambil matanya terus menatapku.

    Pada waktu om Ajie membungkuk untuk melepas celana dalamnya dari kedua kakinya, aq belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu om Ajie kembali berdiri tegak, jantungku langsung berdgup kencang dan mukaku menjadi pucat kerena terkejut melihat benda yang berada di antara paha atas om Ajie. Benda tersebut besar dan panjang dengan bagian ujungnya membesar bulat berbentuk topi baja tentara.

    Benda tersebut berdiri tegak menantang kearahku, yang panjangnya sekitar 19cm dengan lingkaran 6cm, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna kehitam-hitamman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut penis laki-laki, tampak menyeramkan. Aq menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan om Ajie terhadapku dengan penis itu.

    Melihat ekspresi wajahku itu, om Ajie hanya tersenyum-senyu aja dan tangan kirinya memegang batang penisnya, sedangkan tangan kanannya mengelus bagian kepala penisnya yang keliatan makin mengkilap saja. Om Ajie kemudian melangkah mendekat ke arahku yang masih tidur terlentang lemas di atas ranjang.

    Kemudian om Ajie menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di pinggir ranjang. Kedua kakiku dikangkangkannya, sehingga kedua pahaku terbuka lebar. Aq tak bisa berbuat apa-apa, karena tubuhku masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan om Ajie.

    Kemudian om Ajie mendekat dan berdiri di tengah-tengah kedua pahaku yang sudah terbuka lebar. Dengan berlutu di lantai di tengah-tengah pahaku, penisnya tepat berhadapan dengan memekku yang sudah terkangkang itu. Tangan kiri om Ajie memegang pinggulku dan tangan kananya memegang batang penisnya.

    Kemudian om Ajie menempelkan kepala penisnya pada bibir memekku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala penisnya yang besar itu mulai di gesek-gesekkannya sepanjang bibir memekku, sambil ditekannya pelan-pelan.

    Suatu perasaan aneh mulai menjalar ke sekujur tubuh, tubuhku terasa panas dan memekku terasa mulai mengembung, aq agak menggelinjang-gelinjang kegelian atas perbuatan om Ajie itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat om Ajie makin terangsang. Dengan mesra om Ajie memelukku, lalu mencium bibirku.

    “Gimana Ma.., enak kan..? bisik om Ajie ditelingaku, namun aq sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-satu, aq hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aq sudah tak berdaya diperlakukan begini oleh om Ajie dan tak pernah kusangka, karena sehari-hari om Ajie sangat sopan dan ramah.

    Selanjutnya om Ajie merangkulkan tanganya ke pundakku dan yang satunya memegang batang penisnya sambil digesek-gesekkan ke bibir memekku, hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan penis besar itu menyentuh bibir memekku, aq merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan om Ajie, di samping pula ada perasaan bingug yang melanda pikiranku.

    Batang penis om Ajie yang besar itu sudah keras sekali dan kakiku makin direnggangkan oleh om Ajie sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku bener-bener setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala penis om Ajie mulai ditekan masuk ke dalam lubang memekku dan dengan sisa tenaga yang ada aq mencoba mendorong tubuh om Ajie untuk menahan masuknya batang penis itu, tapi om Ajie berkata tidak akan dimasukkan semua cuma di tempelkan saja. Aq membiarkan penisnya itu ditempelkan di bibir memekku.

    Tapi tak lama kemudian dengan perlahan penisnya itu ditekan-tekan ke dalam lubang memekku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir memekku. Memekku menjadi sangat becek, dengan sekali dorongan kepala penis om Ajie ini masuk kedalam lubang memekku, gerakan ini membuatku kaget karena tak menyangka om Ajie akan memasukkan penianya ke dalam memekku seperti apa yang dikatakan olehnya.

    Tusukkan penis omAjie ini membuat memekku terasa mengembang dan sedikit perih, seluruh kepala kemaluan om Ajie sudah berada di dalam lubang memekku dan selanjutnya om Ajie mulai menggerakan kepala kemaluannya keluar masuk dan selang sesaat aq mulai menjadi biasa lagi, perasaan nikmat mulai menjalar ke sekujur tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat memekku serasa penuh, tanpa sadar dari mulutku keluar suara,

    “Emmhhhh… sshhhh.. oohh.. ohh.. oommm… nikmaattt… ommm.. nikmaattt!”

    Aq mulai terlena oleh kenikmatan dan pada saat itu, tiba-tiba om Ajie menusuk batang kemaluannya dengan cepat dan kuat, sehingga batang kemaluannya menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput darahku dan aq pun menjerit kencang karena terasa sakit pada bagian dalam memekku oleh batang kemaluan om Ajie yang terasa membelah memekku

    “Aauuwwwhhhh… sakit banget oommmm… sudahh ommm sudahhhh… jangannnn.. diterussiinn”

    aq meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong tubuh om Ajie, tapi sia-sia saja. Om Ajie mencium bibirku dan tangannya yan lain mengelus-elus toketku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku.

    Tangan yang lain menahan kuat bahuku sehingga aq tak dapat berkutik. Tubuhku cuma bisa mengeliat dan pantatku kucoba menarik keatas tempat tidur untuk menghindari tekanan batang kemaluan om Ajie ke dalam lubang memekku, tapi karena tangan om Ajie menahan pundakku, maka aq tak bisa menghindari msauknya batang kemaluan om Ajie lebih dalam ke lubang memekku.

    Rasa sakit masih terasa olehku dan om Ajie membiarkan batang kemaluannya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat memekku terbiasa dengan batang kemaluannya yang besar panjang itu.

    “Om Ajie.., kenapa dimasukkin semua, kan.., janjinya cuma digesek-gesek aja?” kataku melas, tapi om Ajie diam hanya senyum-senyum saja.

    Aq merasakan batang penis om Ajie itu, terasa besar dan mengganjal saranya memenuhi selurung lubang memekku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya batang kemaluan om Ajie tersebut. Saat aq sudah mulai tenang, om Ajie kemudian mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur batang kemaluannya mengocok memekku.

    Tubuhku terhentak-hentak dan mengglepar-glepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar,”Ssshhh… mmhhhh… aghh.. aaghhh” dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda kesekujur tubuhku, bayangan hitam mentupi seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar dimataku. Sensasi itu sudah tak dapat dikendalikan lagi oleh pikiran normalku, sekujur tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak.

    Toketku terasa mengeras dan outingku mengang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku menglepar-glepar di atas ranjang. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari jariku menggenggam erat sprei ranjang, tubuhku mengejang, meronta dibawah tekanan tubuh om Ajie ketika aq mengalami orgasme yang sangat dahsyat.

    Aq merasakan kenikmatan berdesir dari memekku, menghantarkan rasa nikmat ke sekujur tubuhku selama beberapa detik terasa tubuhku melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak berdaya, tergeletak lemas di atas ranjang.

    Melihat kondisiku om Ajie makin terangsang, sehingga dengan buasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga seluruh batang kemaluan om Ajie terbenam di lubang memekku. Aq hanya bisa menggelinjang lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa klitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang kemaluan om Ajie yang besar dan panjang itu.

    Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampi 60 menit lamanya om Ajie mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat itu pula aq beberapa kali maraih orgasme dan setiap terjadi, selama satu menit aq merasakan memekku berdenyut-denyut dan mencengkram kuat batang kemaluan om Ajie, sampai akhirnya pada suatu saat om Ajie berbisik dengan sedikit tertahan”

    “Aaghh.. Salma.. Salmaa.. aakkuuu.. mauu.. keluaarrrr!! Aagghhh… Oghhhh…Ouuugghhhh!”.
    Tiba-tiba om Ajie bangkit dan menarik keluar batang kemaluannya dar lubang memekku. Sedetik kemudian,

    “Croott.. crott.. crott” pejuhnya menyembur di atas perutku. Tanganya dengan gerakan cepat mengocok-ngocok batang kemaluannya seolah ingin mengeluarkan semua pejuhnya tanpa sisa.

    “Ooohhhhh…” om Ajie mendesis panjang dan kemudian menarik nafas dengan lega.

    Dibersihkannya pejuh yang berceceran diperutku. Setelah itu kami berdua tergeletak lemah sambil mengatur nafas kami yang masih terengah-engah sewaktu mancapai puncak kenikmatan tadi. Dipandangi wajahku yang masih penuh dengan peluh untuk kemudia disekanya. Dikecupnya bibirku dan tersenyum.

    “Makasih Salma sayang..” bisik mesra om Ajie. Dan akhirnya aq yang sudah benar-benar lemas terlelap di pelukan om Ajie.

    Setelah kejadian itu, pada mulanya aq benar-benar terasa gamang, perasaan-perasaan aneh menyelimuti diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aq bangun dari tidurku om Ajie berupaya menenangkan dengan halus.

    Namun entah mengapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aq jadi kepengen lagi, memang kalau diingat-ingat sebenranya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aq mampir ke eumah om Ajie, tentu saja aq malu untuk mengatakannya, aq hanya pura-pura ngobrol sana sini, sampai akhirnya om Ajie menawarkan lagu untuk berhubungan intim, barulah aq menjawabnya dengan mengangguk malu.

    Begitulah akhir cerita seks nyataku ini, cerita pengalaman pertama kali aq merasakan kenikmatan surga dunia.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.