Author: perawanku

  • Cerita Sex Pemerkosaan Memperkosa Lia Gadis Yang Malang

    Cerita Sex Pemerkosaan Memperkosa Lia Gadis Yang Malang


    3128 views

    Perawanku – lia adalah seorang siswi disebuah smp di kota “K”,kini dia duduk dibangku kelas 2.diusianya yang masih sangat belia,telah menampakan kecantikan yang membuat teman-temannya mengaguminya.tubuhnya yang langsing nan tinggi,serta rambutnya yang panjang dan lurus,juga matanya yang begitu syahdu menggoda dengan kulit tubuh kuning langsat.tak hanya membuat teman-temannya tergila-gila,tapi juga para guru yang brengsek dan juga penjaga sekolah serta satpam sekolah tersebut.

    Suatu hari,muncul ide busuk dari mereka.mereka ingin mendapatkan tubuh lia dengan berbagai cara.akhirnya disusunlah sebuah rencana untuk menjebak lia.

    Sabtu siang akhirnya rencana itu dijalankan,pak paimin si penjaga sekolah bertugas menggiring lia keruang guru untuk menemui pak yono.

    “mba..mba lia..”.panggil paimin.
    ”ada apa pak?”. Balas lia.
    “mba lia ditunggu pak yono diruangannya”. Terang paimin.
    “ada apa yah?”tanya lia agak curiga.

    Akhirnya lia menurut,ia menuju ruangan pak yono dengan paimin dibelakangnya.
    Paimin terus menatap tubuh lia dari belakang,terutama dibagian pantat yang masih tertutup rok biru itu.sungguh indah bentuknya.
    Akhirnya lia sampai diruangan pak yono.

    “selamat siang pak!”sapa lia.
    “selamat siang,oh kamu silahkan masuk.” jawab pak yono.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Baru saja lia duduk,tiba-tiba dari belakang ada yang membekap mulutnya ternyata itu adalah pak asep seorang satpam disekolah tersebut.seketika itu pula kepala lia terasa pusing,matanya mulai terasa berat hingga akhirnya dia tak sadarkan diri.

    “akhirnya kita dapet juga”.seru paimin.
    “ayo cepat bawa dia”.sambung pak yono.

    Setelah beberapa saat tak sadarkan diri,akhirnya kesadaran lia mulai kembali,dia merasa berbaring ditempat yang empuk,tubuhnya masih lemas,serasa ada bau yang menyengat dari tubuhnya serta ada rasa lengket disana sini.hingga akhirnya dia sadar disekelilingnya ada pak yono,pak asep dan pak paimin yang sedang memainkan penis mereka,dan rasa lengket dan aroma menyengat itu adalah sperma dari ketiga lelaki tersebut.

    Cerita Sex Pemerkosaan Memperkosa Lia Gadis Yang Malang

    Cerita Sex Pemerkosaan Memperkosa Lia Gadis Yang Malang

    Liapun segera bangkit dan mencoba untuk lari,namun terlambat pak paimin segera menangkapnya dan menariknya kembali kematras.akibat tarikan pak paimin yang kuat,membuat beberapa kancing baju seragam lia terlepas.kontan saja langsung membuat lelaki yang melihatnya bernafsu.begitupun mereka bertiga,mereka langsung berebut untuk meremas payudara lia yang baru saja tumbuh.mereka tak memperdulikan jeritan dan erangan lia yang merasa kesakitan karna payudaranya diremas begitu kuat.

    “wah,empuk banget nih susu..enak..bikin gemes aja deh”. Celoteh paimin.
    “iya,pentilnya juga bagus,warnanya coklat muda”. Sambung pak asep.

    Kemudian pak yono menarik bra lia yang sudah melorot itu untuk melepaskannya.

    Kini payudara mungil yang baru tumbuh itu benar-benar terlihat jelas.sepasang payudara itu bergerak naik turun mengikuti tarikan nafas lia yang semakin berat.nampak baju seragam yang masih melekat kini basah oleh keringat lia dan juga bekas sperma ketiga pria tersebut.diwajahnya yang imut juga ada noda sperma yang bercampur dengan airmatanya.

    Melihat payudara yang begitu menggoda,pak asep dan pak paimin berebut untuk menghisapnya,kini kedua payudara lia menjadi santapan dta lelaki bejad yang tak berperasaan.sementara pak yono sudah menyikap rok biru milik lia dan menurunkan celana dalamnya,dia begitu terperangah menyaksikan vagina muridnya yang masih berupa garis lurus dan ditumbuhi sedikit rambut.pak asep dan pak paiminpun menghentikan aktiviasnya dan mencopot seragam smp milik lia.kini yang melekat ditubuh lia hanya rok biru yang kini melingkar dipinggulnya.

    Kemudian pak asep dan pak paimin mengangkat kaki lia dan menariknya hingga menyentuh payudara lia dan membuat pantatnya terangkat.hal itu memudahkan pak yono untuk menggarap vagina lia.

    Pertama pak yono menjilati vagina lia dan mulai menyentuh vagina lia,jari-jari pak yono berusaha membuka bibir vagina lia.namun,tak nampak lubang disana ini membuktikan bahwa vagina itu masih sempit dan perawan.perlahan pak yono memasukan kedua jempol tangannya dan kembali membuka vagina lia,kini lubang kecil mulai nampak kemudian pak yono menyentuh klitoris lia dan lubang itu mulai membuka sedikit demi sedikit.pak yono melanjutkan aksinya kini dia meludahi lubang vagina lia yang mulai terbuka,air liur pak yono langsung memenuhi lubang tersebut dan meleleh kebawah.

    “sekarang waktunya sayang!”. Kata pak yono sambil mengarahkan penisnya kevagina lia.
    “jangan pak,tolong saya masih perawan,jangan pak…”. Pinta lia.

    Namun itu tak menyurutkan niat ketiga bajingan itu.asep dan paimin tak henti-hentinya meremas dan menyedot payudara lia.

    “min,susunya enak banget yah..kenyal banget!”. Komentar asep.
    “iya,tapi sayang belum keluar air susunya”. Balas paimin.

    Pak yono mulai menempelkan penisnya dan bersiap untuk memperkosa lia.

    “jangan pak…jangaaaann….!”. Jerit lia yang mulai merasakan penis pak yono masuk kevaginanya.

    Namun,pak yono tak memperdulikan itu.bahkan dia terus berusaha menanamkan penisnya divagina lia.

    “gila nih memek,sempit banget…enaak..”. Erang pak yono.

    Lia hanya bisa pasrah dan meneteskan air matanya.tiba-tiba lia menjerit keras.

    “aaaahhh……sakiiiiit!!!”. Jerit lia.

    Rupanya penis pak yono sudah masuk seutuhnya ke vagina lia.sementara dia menghentikan gerakannya untuk memberi waktu kepada vagina lia dan merasakan kehangatan vagina muridnya.
    Sementara pak paimin dan pak asep masih asik memainkan payudara mungil milik lia,puting lia yang baru tumbuh menjadi mainan yang tak membosankan.sementara tangan lia mereka gunakan untuk mengocok penis mereka sambil sesekali memaksa lia untuk mengoral penis mereka.

    Lia mulai merasakan pegal ditubuhnya apalagi dengan posisi kaki yang diangkat dan direntangkan lebar oleh pak yono semakin membuat terasa pegal.

    Sebelum pak yono menggenjot vagina lia,rupanya pak asep dan pak paimin yang sedari tadi penisnya dikocok oleh tangan lembut lia dan sesekali dihisap juga oleh mulut mungil lia,mulai merasakan orgasme.merekapun segera menumpahkan sperma mereka kewajah dan payudara lia crot…crot…crot,bahkan pak asep memaksa lia membuka mulut dan menumpahkan sebagian spermanya disana.

    “gila kocokannya enak banget,tangannya lembut!”. Komentar paimin.
    “iya,mulutnya juga enak buat nyepong”. Sambung pak asep.

    Akhirnya mereka menjauh dan memberi kesempatan kepada pak yono untuk menggenjot vagina lia.

    Pak yono mulai menggerakan penisnya perlahan,tentu saja ini membuat lia kesakitan dan merasa panas pada vaginanya.

    “ah,,,,sakiiittt…t!”rintih lia.

    Namun pak yono tak memperdulikannya,dia malah terus menambah kecepatan penisnya hingga menimbulkan suara diantara alat kelamin mereka.payudara lia berguncang tak tentu karena genjotan pak yono.hal itu membuat pak yono gemas kemudian mengambil seragam putih milik lia untuk mengelap payudara lia yang penuh dengan sperma asep dan paimin.setelah bersih pak yono meremas payudara kanan lia dan menghisap puting payudara kiri lia.lama kelamaan pak yono merasa penisnya basah,rupanya lia sudah mencapai orgasme.

    wah,muridku keenakan ampe ngeluarin peju”. Celoteh pak yono.

    Mendengar itu lia langsung malu,wajahnya yang penuh sperma semakin membuat nafsu pak yono meninggi.hingga akhirnya pak yono merasa akan klimaks dan mempercepat gerakannya.

    “aah…ahh…ahh…enaaak”. Lengkuh pak yono.

    Hingga beberapa detik kemudian pak yono mencapai puncak dan menyemburkan banyak sekali sperma divagina lia.sambil menuntaskan orgasmenya,pak yono meremas payudara lia dengan sekuat tenaga.hal ini membuat lia menjerit sejadi-jadinya.

    “aaaahhh….sakit pak..udah..udah.. Cukup pak”jerit lia.
    “diam kamu,telen aja semua peju bapak dimemekmu!”. Bentak pak yono.

    Akhirnya pak yono terkulai lemas diatas tubuh lia.kaki lia yang sedari tadi diangkatpun kini sudah diturunkan.

    Pak yono benar-benar menggilai muridnya ini.penisnya masih tertancap dalam vagina lia dan mulai mengecil hingga akhirnya terlepas.
    Nampak sperma bercampur darah mengalir dari vagina siswi smp tersebut.kemudian pak yono bangkit dan memaksa lia untuk mengoral penisnya.

    “ayo manis,bersihin kontolku yah..!perintah pak yono.

    Liapun dengan terpaksa membuka mulutnya dan mengemut penis pak yono.setelah itu,pak yono mengambil rambut panjang lia yang juga basah oleh sperma untuk mengelus penisnya.setelah puas,pak yono mundur.namun penderitaan lia belum selesai,karena masih ada asep dan paimin yang menunggu giliran mereka.

    Paimin segera merebahkan diri disebelah tubuh lia,kemudian asep membopong lia dan menaruhnya diatas penis paimin.kemudian mereka bekerja sama untuk memasukan penis paimin ke vagina lia.

    “cepet sep,bantuin gue masukin kontol kememeknya lia”. Perintah paimin.

    Akhirnya perlahan penis itu menembus vagina lia.lia yang sudah lemas pasrah saja mendapat perlakuan tersebut,sementara tubuhnya masih ditopang oleh asep sambil asep meremas payudara lia.

    Paimin terus menyodok vagina lia dari bawah,kemudian asep yang sudah tidak sabar langsung mendorong tubuh lia hingga menempel ke dada paimin.yang terjadi selanjutnya adalah asep berusaha menyodomi lia.pertama-tama dia membuka kaki lia lebar-lebar kemudian pantat lia yang bulat juga dibuka kemudian dijilatinya.setelah itu,asep mulai memasukan jari telunjuknya keanus lia.tentu saja itu membuat lia kesakitan,apalagi masih ada penis divaginanya.

    Setelah dirasa cukup,asep mulai mengarahkan penisnya kelubang anus lia yang sedang berada diatas tubuh paimin.merasa ada benda aneh yang masuk keanusnya kontan membuat lia kaget dan kesakitan.

    “aduuuhh…sudaah..jangaaaann…!!!”. Jerit lia.

    Tangispun kembali pecah,namun tak mengurangi nafsu kedua orang tersebut.kini tubuh gadis smp itu berada diantara dua tubuh lelaki yang sedang mengejar kenikmatan masing-masing.
    Rambut lia yang panjang menjadi mainan baru untuk asep.rambut yang basah oleh keringat itu dielus-elusnya.sementara tangan paimin terus meremas payudara lia yang menempel didadanya.

    mereka terus menggenjot tubuh lia yang sudah semakin lemah,hingga akhirnya mereka orgasme dan menumpahkan sperma dikedua lubang milik lia.

    “ah,gue nyampeee..gila nih memek enak bangeett..!”. Jerit paimin.
    “iya pantatnya juga semog legit!”. Sambung asep.

    Lia hanya menangis dan berharap semua cepat berakhir.penis asep dan paimin masih betah ditempatnya merasakan kehangatan lubang milik lia.hingga akhirnya asep bangkit dan mengangkat tubuh lia.

    “sekarang giliranku!”. Ucap asep seakan tak kenal lelah.

    Tanpa basa-basi dia mengangkangi kaki lia dan segera menggenjot vaginanya.tangannya tak henti-hentinya meremas payudara lia sambil terkadang melumatnya.dia juga beberapa kali mencium bibir lia yang sensual dan juga leher jenjang milik lia.hingga akhirnya datanglah orgasmenya dan lagi-lagi vagina lia menjadi tempat pembuangan sperma.

    Kini mereka semua sudah lemas,nampak jelas terdengar hembusan nafas dari mereka.sudah lebih dari 3 jam mereka menggarap tubuh lia yang sudah tak berdaya.mereka juga memperkosa lia dengan posisi berdiri dan tubuh lia diapit ditengah.mereka juga menggantung tubuh lia secara terbalik dan memisahkan kaki kiri dan kanan sehingga memperlihatkan vaginanya,mereka bergantian memasukan jari dan meludahi kedua lubang milik lia.tak hanya itu,mereka juga menyuruh lia push-up,sit-up dan kayang dalam keadaan bugil dan ada beberapa pensil menancap divagina dan anusnya.setelah puas mereka memanggil anak buahnya yang tak lain adalah murid kelas 2 dan 3 yang terkenal bengal dan nakal.jumlah mereka ada 20 orang.

    “wah,akhirnya kesampean juga ngentotin lia”ujar salah satu dari mereka.
    “iya neh udah lama gue napsu ama nih anak apalagi kalo gue liat toketnya..rasanya pengen gue remes ampe pecah!”. Sambung yang lain.

    Tubuh lia yang berdiri terikat tak bisa berbuat banyak

    Dan akhirnya mereka bergantian menggenjot vagina lia dan yang belum kebagian mengocok penis mereka dan menyemburkan ditubuh lia.

    Lutut lia terasa lemas.mungkin jika tangannya tak terikat dia sudah jatuh,kini vagina lia sudah merah dan dipenuhi sperma.

    Mereka melepas ikatan lia dan menelentangkannya dimatras dan kembali menggarapnya.
    Sungguh,ini pengalaman yang sangat pahit bagi lia.gadis smp itu harus mengalami tindak kekerasan seksual dari guru dan teman-temannya.

    Sejak saat itu,murid-murid yang sudah merasakan vagina lia terus meminta “jatah” dari lia.bahkan seseorang dari mereka pernah memainkan vagina lia disaat sedang pelajaran.tentu saja sang guru tak curiga karna dia adalah pak yono.lia juga sering disuruh mengoral atau mengocok penis mereka.kini,entah bagaimana nasib
    lia.

    karna tak kuat dengan semua itu,perlakuan mereka yang terakhir sungguh tak manusiawi.mereka menelanjangi lia ditengah lapangan setelah bubar sekolah,mereka juga memaksa lia bermain basket tanpa sehelai benangpun.disela-sela ia main basket ada saja pria yang menggerayangi tubuhnya bahkan memperkosa lia dalam posisi berdiri.setelah itu,mereka membaringkan tubuh bugil lia ditengah lapangan dibawah terik matahari dan tongkat satpam divaginanya.para pria mengocok penis mereka dan memuntahkan sperma ditubuh lia,bahkan ada yang mengencingi dia.sekarang lia pergi entah kemana.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny

    Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny


    1322 views

    Perawanku – Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny, Sebut saja namaku Rio. Disekolah gue tergolong cowok yang ganteng dan digemari para cewek.. Mengapa tidak, gue yang tingginya 175cm, hidung mancung, kulit putih,trus pandai bermain Basket.

    Pada waktu itu gue sangat dekat dengan teman gue sebut saja namanya Hendra. Kami berteman sangat dekat sekali. Karena kami berteman dari kami masih SMP sampai SMA pun kami bersama-sama. Suatu hari gue bermain kerumahnya angga.

    Sesampai di rumah angga gue di kejutkan oleh sesosok cewek cantik yang tidak lain adalah adik temanku Hendra. Sebut saja namanya Sella. pada saat itu Sella terlihat sangat manis sekali. karena pakaian yang di kenakannya terlalu minim,dan kebetulan sekali Sella pada saat itu sedang membersihkan halaman rumah.

    Kuperhatikan mukanya yang manis,putih, tinggi mungkin 160cm. bisa di katakan Sella adalah cewek tercantik di sekolahnya. Sejenak kuperhatikan buah dadanya yang montok dan bodynya yang aduhai montok itu yang membuat nafasku tak beraturan.

    aku sangat kaget melihat Sella. karena setiap kali gue bermain ke rumahnya Hendra, jarang sekali gue melihat Sella. Pada saat itu Sella berumur 14 tahun. pada saat gue masuk rumah Hendra, Sella menegurku.”eh kakak Rio” sejenak gue terdiam, dan berfikir dalam hati

    “tumben – tumbennya Sella menegurku” gue pun membalasnya “eh Sella, Hendra nya ada nga…?” “oh kakak, ada tuh di dalam sedang mandi mungkin. bentar ya Sella panggilin. Kakak Rio duduk aja dulu di teras.” gue pun langsung duduk diteras. Tiba-tiba Sella keluar “Kakak Rio bentar ya, kakakku lagi mandi tuh.”

    Katanya gue temenin kakak Rio dulu.” gue pun sangat senang, mengapa tidak, gue bisa mengobrol dengan adik teman gue yang cantik. gue pun mulai memperhatikan Sella dari ujung kakinya sampai kepalanya. Memang cantik benar adik temanku ini gumamku. kulitnya yang mulus dan putih, trus gue pun melihat pahanya yang putih semakin membuat nafasku tak beraturan.

    Tiba-tiba Sella tersenyum dan menegurku “kakak Rio kok lihatin Sella trus..?” gue pun kaget lalu kujawab saja dengan nada yang kecil “oh itu soalnya Sella cantik sih…. trus Sella sekarang udah kelas berapa…?” Sella pun menjawabnya ” kelas 3 SMP ka.” “oh kelas 3 SMP ya….!” kami berdua pun mengobrol sampai akhirnya Hendra pun keluar.

    “Oi Rio, maap yah lama soalnya air kerannya macet jadi harus ngambil air di tetangga ni.” dengan sedikit kesal sih,aku pun menjawab ” nga apa-apa soalnya kan ada adik kamu tuh yang temanin gue ngobrol.” Kami berdua pun berangkat karena kami harus menghadiri acara ulang tahunnya temen sekelas kami. Tapi gue sangat sedikit menyesal. Karena kapan lagi gue bisa mengobrol sama adik temanku ini.

    Pada suatu hari akhirnya gue bisa mengobrol sama adik temanku dan dimulai dari situlah kejadiannya..

    Pada saat itu gue berencana pergi ke rumah Hendra mau bikin tugas, Karena sudah kelas 3 jadi tugas yang diberikan sangatlah banyak. Jadi gue berencana untuk membuat tugas dirumahnya Hendra. Sesampainya di rumah Hendra, Gue pun mengetuk pintu rumahnya. Yang keluar ternyata adiknya angga yaitu Sella. Nonton Film Semi

    Kulihat Sella yang sedang memakai celana pendek dan baju yang hanya se utas tali. ketika kutanya tentang Hendra dan tujuanku kerumahnya, Hendra nya nga ada, kebetulan sekali, pada saat itu orang tua Hendra sering keluar kota untuk urusan bisnis, sedangkan Hendra sedang keluar sama pacarnya.

    Akupun langsung menghubungi Hendra. Dan ternyata hendra pulangnya sedikit kemalaman. sedangkan pada waktu itu jam masi menunjukkan pukul 15:30. Hendra menyuruh adiknya untuk menemani gue sampai angga pulang dari kencannya. Adiknya hanya setuju-setuju saja.

    Akupun disuruh masuk sama Sella, Karena berhubung Sella lagi sedang menonton Film Korea. gue pun menemani Sella menonton Film Korea. Tiba-tiba dalam film tersebut ada adegan saling berciuman. Serentak Sella pun malu. Trus waktu gue melihat mukanya yang merah, gue pun langsung mengajak ngobrol.

    “Sella pernah ciuman nga seperti di film itu….?” kulihat wajahnya tambah merah, bisa dikatakan seperti kepiting rebus. Sella pun hanya menggelengkan kepala. gue pun senang mengetahuinya. Kulihat bibirnya yang berwarna merah muda, yang keliatan sekali masih belum di sentuh oleh laki-laki. gue pun coba memancing untuk mengetahui apakah Sella mau ciuman denganku atau tidak, jika tidak gue akan pasrah dengan keaadan ini.

    “Sella mau ga coba ciuman kek di film…?” Wajah Sella memerah, dan hanya berkata “Malu kak, soalnya Sella nga pernah Ciuman.” gue pun kebingungan, gue pun mencoba mendekati Sella perlahan-lahan. Kemudian gue membisikkan ketelinganya ” Ga usah malu kan cuman kita berdua. kakak kamu sedang pergi, sedangkan orang tua kamu sedang keluar kota.”

    Kemudian kudekapkan bibirku kebibir Sella. kupikir Sella bakalan menjauhin bibirnya, ternyata tidak malahan Sella membalas ciuman saya.tak disangka bibirnya Sella halus trus lembut juga. kami berduapun saling berciuman selama 10menit.

    Tiba-tiba nga di sengaja Sella menyentuh anuku yang sedang lagi dalam keadaan tegak lurus ke atas. Sontak Sella kaget karena menyentuh kontolku. Gimana kontolku ga mo tegap melihat Sella yang begitu seksi dan bibirnya yang lembut. “maap kak, Sella nga sengaja beneran kok” gue pun menjawab dengan nada yang sopan ”oh nga apa-apa kok”

    Akupun berpikir bagaimana caranya agar Sella bisa menyentuh lagi dan memainkan kontolku ini. gue pun memberanikan diri ” Sella mau coba pegang anuku ga….?” wah tidak disangka Sella tidak menolaknya… gue pun langsung membuka celanaku. kulihat Sella sedikit malu dan kaget dengan menutup setengah wajahnya karena melihat kontolku yang berukuran 15 Cm dan berdiameter 4 cm.

    Kemudian gue pun mengambil tangannya dan menyentuhnya ke kontolku. Wah serasa di surga. mengapa Tidak, ternyata bukan cuma bibirnya saja yang lembut dan halus, tapi tangannya juga. kulihat Sella sedikit keasikan memainkan kontolku. Kemudian sambil Sella memainkan kontolku, gue mencium bibirnya kembali. Cerita Dewasa

    Aku pun sedikit-sedikit coba menyentuh dadanya yang menonjol. Kemudian gue pun coba memasukkan tanganku kedalam bajunya dan ternyata Sella tidak memakai Bra. Waktu kuremas buah dadanya udah mengeras yang tandanya Sella pun menikmatinya. Tak dihitung lagi gue langsung memainkan buah dadanya yg berukuran sekitar 34 A. Dan juga tak Lupa gue memainkan putingnya yang masih mekar itu.

    “Ah… Ah… Ah.. Ah…. enak ka… Ah… Ah…” Kulihat Sella semakin keenakan.. gue pun langsung membuka bajunya. kali ini gue melihat sesuatu yang sangat di luar pikiran saya. yaitu putingnya yang masih berwarna merah muda yang pengen sekali gue melumatnya.

    Akupun tak menyianyiakan kesempatan yang begitu beruntung ini.
    “Coba donk masukkan ke mulut Sella“
    “ takut kak”…
    ” takut kenapa..?.. Nga apa-apa, dah to dicoba dulu …” pintaku
    “ Rasanya gimana kak… ?” tanyanya
    “ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”

    Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung kontolku ke mulutnya, mula-mula bibirnya yang lembut itu menempel di ujung kontolku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala kontolku sudah masuk ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan berkata

    “Kok asin ya kak“ tanyanya, “ Iya nga apa-apa memang rasanya begitu. Selanjutnya dimasukkannya lagi kontolku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan gue membantu mendorong agar kontolku bisa masuk semua di mulutnya.

    Lalu ku gerak-gerakkan sehingga kontolku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulau mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya. “ Sel… enak sekali Sel …” gue merasa keenakan kontolku di emut Sella… ketika ujung kontolku berada di bibirnya; “ Sel, disedot dong alonya “ …. gue meminta dia untuk menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali …

    Pada saat itu gue pun pengen ngerasain vaginanya.. karena gue belom pernah melihat yang real.. biasanya gue melihat yang begituan lewat internet atau nga lewat DVD or Hp teman. gue pun coba memasukkan tanganku ke celana mininya.

    Dan tak disangka ternyata waktu gue menyentuh Vaginanya telah basah. Itu pertanda Sella menikmati nya selama ini.. gue pun langsung membuka Celananya.. setelah gue membuka celananya, terlihat jelas Cd nya yg sudah basah. Tak kusiasiakan kesempatan ini.. gue langsung membuka Cdnya..

    Yang tampak disana adalah vagina yang halus dan basah. gue pun coba memasukkan jari telunjukku ke vaginanya. tak disangka, ternyata Sella masih perawan tulen, takkan kubiarkan keperawanannya di ambil orang lain. kemudian gue coba memainkan jari telunjukku ke lobang vaginannya.

    “Ah…. sakit ka.. ah.. ah… sakit.. ka..”

    Akupun makin bersemangat memainkan jari telunjukku. gue hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh. mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Sella mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas, yang tandanya Sella mau Orgasme. gue pun dengan cepatnya menggoyangkan tanganku… Tiba-tiba Sella Orgasme.

    Itu kurasakan karena ada sesuatu cairan yang panas. “Sel, kamu orgasme ya…?” Sella pun menjawab dengan wajah yang malu ” ia kak gue orgasme,makasih ya kak….!!”kulihat Sella mulai lemas. ketika gue melihat Sella orgasme gue pun ingin orgasme juga tapi gue ingin merasakan vaginanya..

    “Sel, kamu kan udah orgasme, kakak belum ni. Sella maukan bantu kakak orgasme…? ” ia kak nnti Sella bantu..trus Sella musti ngapain..?” mendengar itu gue pun gembira… nafasku lebih tak beraturan… “Aku pengen rasain kontolku di masukin ke vagina Sella…!!! bisa nga…?” “takut kak sakit”  “tenang aja kakak nanti akan pelan-pelan kok.”

    Akupun langsung menyuruh Sella gaya belakang. Pelan-pelan kumasukkan.. sedikit sulit untuk memasukkannya, karena Sella masi perawan jadi vaginanya masih tertutup lobang yang kecil.. Tapi karena vaginanya sudah basah, gue pun coba-coba memasukkannya dengan perlahan-lahan sampai masuk 1/3 kontolku.

    Pada saat kontolku masuk sepenuhnya, Kumulai mengenjot-enjot vaginanya sampai vaginanya mengeluarkan darah bercampur maninya… “ah.. ah.. ah.. sakit.. ah… sakit.. kha.. “sakit… cuman kata-kata itu yang kudengar keluar dari mulutnya.

    Mendengar suaranya yang lembut gue lebih cepat mengenjot vaginanya… kemudian gue membaringkannya dengan kedua kakinya di dadaku.. gue pun mulai mengenjotnya dengan cepat.. Tiba-tiba Sella menyempitkan kakinya yang pertanda Sella mau orgasme untuk yang kedua kali… “khaa,,, khaa.. Sella mau pipisss… ahh… enak kha,,, tapi Sella mau pipis nhi…. udah ga tahan kha…” Mendengar kata itu gue semakin bergairah dan mempercepat enjotan ku..

    “Sabar Sel… kita keluarin sama-sama…kha juga udah mau keluar nhi.. sabar yah..” mendengar itu Sella pun berusaha untuk menahan nya… gue pun langsung mengenjotnya dengan cepat. “Sel, kakak udah mau keluar ni.. Sel gimana..?” “Sella juga udah mau keluar…” “crott… crottt… crottt… crottt…” kamipun orgasme bersamaan, Tapi gue menumpahkannya di atas perut Sella..

    Kemudian gue memeluk Sella sambil mencium keningnya. “Sel, gue sayang sama kamu” “Aku juga sayang sama kakak. sebenarnya gue sudah meyukai kakak waktu Sella kelas 1 SMP..” kami jadian pada saat itu.

    Setelah itu kami membersihkan diri kami masing-masing.. Tak berapa lama kakaknya Sella datang. Tapi kami berdua hanya diam-diam saja seperti tidak terjadi apapun. Karena berhubung orang tua Hendra ngga ada, Hendra meminta gue untuk menemaninya tidur dengan nya malam ini..

    Tanpa banyak basa basi gue langsung menerimanya.. Kulihat wajah Sella juga senang. Pada malam harinya waktu Hendra tidur, gue menggunakan kesempatan dalam kesempitan.. Kami berdua pun melakukan kejadian yang serupa waktu sore tadi..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sedarah Sosok Ibu Penuhi Hasrat Sex  – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sedarah Sosok Ibu Penuhi Hasrat Sex – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2264 views

    PerawankuSebenarnya aku teramat malu untuk menceritakan kejadian tragis ini, bagaimanapun ini rahasia keluarga, aku dan mama. Waktu itu hari Minggu pagi, pertengahan bulan Desember 2017, ketika liburan sekolah semester ganjil, semester pertama setelah di SMU.

    Pada hari itu aku diminta mama untuk mengantar ke Solo, katanya ada acara reuni dengan teman-temannya di kota Solo. Dengan sepeda motor pemberian mama sebagai hadiah ulang tahun ke-17 juga sebagai hadiah aku diterima di salah satu SMA negeri bonafid di kabupaten, aku antar mama ke Solo, tepatnya di kota Palur.

    Sesampainya di tujuan, sudah banyak teman mama yang hadir. Mereka datang berpasangan (mama sudah menjanda ketika aku duduk di kelas II SMP, papa tertangkap menghamili gadis tetangga). Semula aku kira mereka pasangan suami istri atau ibu dengan puteranya sepertiku, namun lama-lama aku menjadi sangsi. Bagaimana tidak, meskipun selisih usianya cukup jauh tapi mereka tampak begitu mesra.

    Bahkan ketika mama memperkenalkan aku kepada teman-temannya sebagai anaknya, mereka semua tidak percaya, malah-malah mereka bilang mama hebat dalam memilih pasangan. Beberapa lelaki, yang semula aku anggap suami-suami mereka, banyak yang memberi semangat kepadaku.

    Menurut mereka, aku merupakan lelaki yang beruntung bisa mendapatkan cewe seperti mama, selain cantik, muda dan tidak pelit namun yang lebih penting duitnya banyak. Sebenarnya aku malu, marah dan kesal. Bagaimana tidak marah, mereka tetap tidak percaya kalau aku anak mama yang sebenarnya. Namun demi melihat mama hanya tersenyum saja, aku tak menampakkan kesemuanya itu.

    Dalam perjalanan pulang mama baru cerita semuanya kalau sebenarnya mereka bukan suami istri atau ibu dengan anak-anaknya, mereka merupakan pasangan idaman lain (PIL). Mama juga cerita mengapa tadi hanya tersenyum waktu mereka bilang aku pasangan mama dan hanya sedikit membela diri bahwa aku anaknya yang sebenarnya.

    Menurut mama susah menjelaskan kepada mereka kalau aku anak mama yang sebenarnya, karena dihati mereka sudah lain. Mama juga cerita kenapa mengajak aku untuk mengantar ke acara tersebut, selain aku libur juga mama akan susah menolak seandainya nanti lelaki (gigolo) yang mereka tawarkan kepada mama jadi datang. Selama ini sudah sering mama diolok-olok oleh mereka. Mama dikata sebagai janda muda yang cantik dan punya uang tapi kuper. Dan jadwal selanjutnya, tahun baru (siang) di yogyakarta, di rumah Tante Ina.

    Dua minggu sejak pertemuan di Solo, Tahun Baru pun datang, 1 Januari 2018. Dengan sepeda motor yang sama aku antar mama ke rumah Tante Ina di yogyakarta. Sengaja untuk acara ini aku minta mama untuk membeli beberapa pakaian, aku tidak terlalu kalah gengsi dengan cowok-cowok mereka. Sesampainya kami di di rumah Tante Ina, teman-teman mama sudah banyak yang datang lengkap dengan centheng-centhengnya. Ketika datang kami disambut dengan peluk dan cium mesra.

    Rumah Tante Ina cukup besar dan luas, cukup untuk menampung lebih dari 30 orang. Acara dibuka dengan sambutan selamat datang dan selamat tahun baru dari tuan rumah, dilanjutkan dengan makan bersama dan seterusnya acara biasa “ngerumpi”. Entah usul dari siapa, diruangan tengah menyetel VCD porno. Kata mereka biasa untuk menghangatkan suasana yang dingin karena musin hujan.

    Bisa dibayangkan bagaimana perasaanku, diusia ke-17 dikala tingkat birahi sedang tumbuh menyaksikan kesemuanya ini. Mamapun juga tampak kikuk terhadapku, terlebih ketika Tante Astuti dan pacarnya tampak asyik bercium mesra disampingku dengan tangannya yang gencar menjelajah dan suaranya yang cukup berisik. Dan diantara kegelisahan itu, Tante Ina membisikkan kepada kami kalau mau boleh menggunakan kamar diatas.

    Sambil menyerahkan kunci dia ngeloyor pergi sama pacarnya. Aku dan mama hanya tersenyum, tapi ketika aku toleh di sekeliling sudah kosong, yang ada tinggal Tante Melani dan Tante Yayuk beserta pasangan mereka masing-masing, dimana pakaian yang mereka kenakan juga sudah kedodoran dan tidak lengkap lagi. Dengan rasa jengah mama mengajakku ke lantai atas.

    Di lantai atas, di kamar yang disediakan untuk kami, tidak banyak yang dapat dilakukan. Kasur yang luas dan kain sprei yang berwarna putih polos hanya menambah gairah mudaku yang tak tersalurkan. Mama minta maaf, kata mama kegiatan semacam ini tidak biasanya diadakan waktu siang hari, dan baru kali ini mama ikut didalamnya (biasanya mama tidak hadir kalau acara malam hari). Sewaktu akan keluar kamar mama sengaja membuat rambutnya tampak awut-awutan (biar enggak ada yang curiga, katanya).

    Waktu menunjukkan pukul 15.30 wib acara selesai. Pertemuan selanjutnya dikediaman Tante Astuti di Solo, bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti yang ke-42. Sejak acara mendadak di rumah Tante Ina, selama dalam perjalanan pulang, mama tak banyak bicara. Kebekuan ini akhirnya cair waktu kami istirahat isi bensin.

    Satu hal yang tak dapat kulupa dari mama, ketika akan keluar kamar atas tidak tampak penolakan mama waktu aku sekilas mencium pipi dan bibirnya serta waktu akan pamitan pulang mama juga tampak santai ketika tanganku sekilas meremas buah dadanya. Ketika aku tanyakan semua ini, mama hanya tersenyum dan mengatakan kalau aku mulai nakal.

    Sehari menjelang pertemuan di rumah Tante Astuti mama tanya sama aku, mau datang apa enggak karena malam hari dan takut hal-hal seperti dirumah Tante Ina yang lalu akan terulang. Karena bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti aku sarankan hadir, masalah yang lalu kalau memang harus terjadi yach itung-itung rejeki, kataku sambil berkelakar.

    5 Februari 2018 di rumah Tante Astuti suasana hingar-bingar. Maklum Tante Astuti seorang janda sukses dengan seorang putera yang masih kecil. Dalam acara hari ini Tante Astuti sengaja mendekorasi rumahnya dengan suasana diskotik. Dentuman musik keras, asap rokok dan bau minuman beralkohol menyemarakkan hari ulang tahunnya.

    Setelah memberikan ucapan selamat dan mencicipi makan malam acara dilanjutkan dengan ajang melantai. Sebenarnya mama sudah berusaha untuk tidak beranjak dari tempat duduknya, namun permintaan Tante Susan agar mama bersedia berdansa dengan relasi Tante Susan jualah yang membuat mama bersedia bangkit. Tak tega aku melihat kekikukan mama apalagi relasi Tante Susan tampak berusaha untuk mencium mama, serta merta akupun berdiri dan permisi kepada relasi Tante Susan agar mama berdansa denganku.

    Kujauhkan rasa sungkan, malu dan grogi. Kurengkuh pinggang mama sambil terus berdansa kuajak ke arah taman untuk istirahat minggir dari keramaian pesta. Dibangku taman bukan ketenangan yang kudapat, justru yang ada Tante Vita dan Tante Mitha dengan pasangannya asyik bercumbu mesra. Kepalang tanggung mau kembali ke pesta kasihan mama yang sudah cukup lelah selain tak enak sama mereka karena kalaupun kembali ke dalam harus melewati Tante Vitadan Tante Mitha.

    Akhirnya mama memutuskan kami tetap dibangku taman sambil menunggu pesta usai. Supaya Tante Vitadan Tante Mitha tidak merasa jengah, mama memintaku untuk menciumnya. Awalnya hanya sekedar pipi dan sekilas bibir namun demi mendengar dengus nafsu Tante Yani, nafsu mudaku pun tak dapat kutahan. Tak hanya kecupan, justru pagutan yang lebih dominan dan tanpa sadar entah kapan mulainya, tangan ini sudah bergerilya di dalam baju mama, memeras, memilin dan ….. hingga teriakan nafsu Tante Mitha menyadarkan perbuatanku atas mama.

    Bercampurlah rasa malu, bersalah dan entah …. pada diri ini, aku mengajak mama untuk segera pamit kepada tuan rumah meskipun Tante Astuti menyarankan kami menginap dirumahnya.

    Sesampainya dirumah kutumpahkan rasa sesalku atas perbuatan tak senonohku pada mama. Lagi-lagi mama hanya tersenyum dan mengatakan tak apa-apa, wajar orang lupa dan khilaf apalagi suasana seperti di rumah Tante Vita yang serba bebas. Sambil iseng aku bertanya mengapa waktu itu mama tidak menolak. Kata mama supaya Tante Vitadan Tante Mitha tak terganggu apalagi waktu itu aku tampak bernafsu sekali. Oleh mama aku tak perlu memikirkan yang sudah-sudah dan sambil beranjak tidur mama masih sempat mencium pipiku.

    Namun bagaimana aku bisa tak perlu memikirkan yang sudah-sudah sementara nafsu sudah bersimaharajalela. Karena tetap tak bisa tidur, dengan terpaksa tengah malam (+ 02.00 wib) kubangunkan mama. Dikamar tengah kucumbu mama, kucium, kupagut dan tangan ini tak terhalang bergentayangan disekujur tubuh mama. Namun tangan ini akhirnya berhenti sebelum sampai pada tujuan akhir, tempat yang teramat khusus.

    Pagi harinya tak tampak kemarahan pada wajah mama, sambil sarapan pagi mama malah berkata kalau aku mewarisi sifat-sifat papa yang nakal tanpa menegur kelakuanku tadi malam. Bahkan mama geleng-geleng kepala ketika aku pamit berangkat sekolah kucium bibirnya didepan pintu, Kumpulan Cerita Dewasa.

    4 April 2018 genap sudah 18 tahun usiaku, hari itu terasa lama sekali menunggu sore. Hari itu aku menunggu-nunggu hadiah ulang tahun spesial yang telah dijanjikan mama. Dua hari yang lalu, aku ditanya mama ingin hadiah apa untuk merayakan hari ulang tahunku. Sudah cukup banyak hadiah ulang tahun yang aku punya seperti : motor atau komputer. Akhirnya aku katakan pada mama, kalau mama tidak keberatan aku mau mama. Sekilas mama terdiam, ada perasaan tidak percaya atau tidak dapat menerima permintaanku. Aku dikira bercanda lagi dan mama bertanya sebenarnya aku mau hadiah apa, aku bilang pada mama kalau aku tidak bercanda kalau aku mau mama.

    Dua hari mama terdiam, dua hari kami tidak bertegur sapa. Aku kira mama marah atas permintaanku terdahulu. Pagi hari tadi setelah sarapan aku minta maaf pada mama atas permintaanku dua hari yang lalu dan sekaligus aku bermaksud menarik permintaanku.

    Namun mama berkata lain, bahwa permintaanku dua hari yang lalu akan mama penuhi. Aku nanti malam diminta tidak mengundang teman-temanku dan aku juga diminta untuk mempersiapkan diri. Timbul dihatiku rasa senang, cemas, grogi, bahagia dan entah…. Spontan kucium mama, kucium pipinya, kucium bibirnya dan kucium matanya serta kupeluk erat.

    Selepas pulang kerja tadi sore mama tidak keluar dari kamarnya. Baru tepat pukul 21.30 wib bersamaan dengan selesainya acara Dunia Dalam Berita di TVRI mama memanggilku untuk ke kamarnya. Dengan gemuruh hati yang berdetak keras kuhampiri kamarnya dan kudapati mama di depan pintu dengan tubuhnya terbalut kain sprei. Sambil tersenyum manis mama mencium bibirku dan mulai melepas satu-persatu pakaian yang kukenakan. Tak kudapati wajah keterpaksaan pada mama, bahkan dengan serta merta tangan mama meraba dan mengelus dengan lembut ketika pakaian yang kukenakan tinggal celana dalam saja.

    Dengan nafsu dan gairah yang menggelegak kuserang mama. Kucium, kupeluk, kucumbu dan dengan kekuatan prima kuakhiri perjakaku yang disambut mama dengan belitan yang memabukkan, yang menuntuk terus dan selalu terus, entah berapa kali malam itu birahi kutuntaskan.

    Ada terbersit rasa bangga, puas dan plong ketika kutemukan mama tertidur pulas dengan bertelanjang dalam pelukanku. Kucium keningnya, namun ketika aku akan bangun mama menahanku dan dengan kelihaiannya mampu membangkitkan lagi gairah birahiku. Dan pagi hari itupun menjadi pagi yang teramat indah. Sebelum aku meninggalkan kamarnya mama mencium pipi dan bibirku sekilas sambil mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.

    Entah mengapa dengan mama aku bisa begitu bergairah, semenjak kejadian di rumah Tante Vitadi Yogyakarta yang lalu setiap memandang mama selalu timbul birahiku. Di sekolah tak kurang gadis sebaya yang lebih cantik yang tak menolak aku pacari, namun justru dengan mama birahiku timbul. Tapi harus diakui meskipun mama sudah cukup umur namun memang masih cantik, putih, tinggi, sintal, supel, luwes, berisi dan semenjak itu, hampir tiada batas penghalang antara aku dan mama.

    Dimana tempat dan dimana waktu, kalau aku mau mama selalu memenuhi. Dengan mama birahiku tak padam-padam. Setiap acara teman-teman mama selalu menjadi acara luar kota yang sangat mengasyikan dan menjadi acara favorit yang selalu aku tunggu-tunggu.

    Sungguh permainan ranjang mama menjadi suatu candu hidupku, sore hari, sebelum tidur, sebelum belajar bahkan sebelum berangkat sekolah pun mama selalu siap. Dengan lemah-lembut, keayuan, kepasrahan, dan naluri keibuannya mama memenuhi hasratku sebagai lelaki.

    Hingga kini, ketika istriku tengah mengandung anakku yang ketiga, dimana istri sedang tidak laik pakai, kembali mama sebagai penyelamat saluran nafsuku dan entah sampai kapan lagi kami masih harus begini.

  • Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur

    Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur


    903 views

    Perawanku – Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur, Liburan semester tiba,seperti tahun sebelumnya aku memutuskan untuk berlibur dikota Malang,kebetulan disana sanak saudaraku tinggal. Aku sering,bahkan hampir setiap tahun liburan kesana dgn menggunakan Bus,kereta atau Pesawat.Tapi aku lebih sering memilih bus dan kereta karena lbh bsa menikmati perjalanan.

    Suasana sangat ramai disalah satu terminal dijakarta timur,aku langsung naik kedalam bus Pa** Ke** yg telah siap menanti calon penumpangnya..Duduk dikursi deret ke enam dari depan..”hah..Cape juga..”keluhku..

    Lumayan cape juga memang menggendong tas pundak yg berisikan pakaian dan keperluanku lainnya didalam tas.Sekitar 10menit aku duduk,kebetulan kursi bus tsb 1-2,sebelah kanan satu,sdgkan sebelah kiri untuk 2 orang(super eksekutif)!!

    Aku duduk dibangku yg diperuntukan 2 orang..Tiba2 datang seorang ibu beserta 1 anaknya yg aku perkirakan berumur 15 tahunan,namun tubuhnya tinggi dan berisi,terutama dibagian pantatdan dadanya..Anak itu manis,putih dan memakai soft lens dimatanya.

    “dik,titip anak saya ya??”ujar sang ibu..”oh iya bu!”ucapku kaget..Anak abg itupun duduk disebelahku.

    10 menit berselang,bus akan segera berangkat,sekali lagi sang ibu berkata “adik,turun dimana?”..”diMa**ng bu.”ujarku..”oh sama,anak saya juga mw turun diMa** ,kalo gitu tolong dijagain ya anak saya?Maklum ini pertama kali dia pergi jauh sendirian..”lanjut sang ibu.

    “beres bu,tenang aja..!”balasku dgn senyum.Ibu itupun segera turun dari bus setelah sblmnya mencium pipi kanan kiri anaknya,sambil memberikan wejangan2 buat anaknya.. Bus berangkat pukul 16.00 tepat meninggalkan terminal..Anak itu melambaikan tangan kepada ibunya yg berada diluar bus.

    Setelah agak jauh dari terminal akupun membuka obrolan dgn abg itu..”nama kamu siapa?”…”mia..”jawabnya singkat..Terlihat senyum manis keluar dari wajahnya yg putih dan bersih,apalagi tatapnnya yg sedikit menggoda,aku yakin dia terbiasa berhadapn dgn laki2.

    “knp nyokap lo ga ikut?”tanyaku.“ga,nyokap kerja..Gua lagi liburan sekolah,dari pd dijakarta terus..Sumpek..”jawab dia.“emang ga takut pergi sendirian?”tanyaku dgn sedikit meledeknya..”ah,cuek aja..Emg takut knapa?”ucap dia dgn santainya.
    “eh,nama lo sapa?”tanya mia padaku..”gw boy..”jwbku.

    Hampir 2 jam perjalanan,ngobrol ngalor ngidul sambil bercanda ga jelas,akupun mulai terbiasa dgn mia..Sampai pada akhirnya bus berhenti untuk istirahat disalah satu restauran di daerah jawabarat..

    “mia,bawa dompet sama hape lo,jangan ditinggal di dalam tas..” “okey..”jwb mia sambil bergegas berdiri dari tempat duduknya.

    Aku beranikan diri memegang tangannya sambil berjalan turun dari bus.Direstauran,kami kembali duduk disatu meja sambil makan bersama..Selesai makan,mia ijin mw kekamar kecil,begitu juga aku yg dari tadi nahan kencing..(sbnrnya ada toilet juga dibus,tp sempit dan takut ga da airny pkrku..).

    Setelah kurang lebih 30menit,bus kembali melanjutkn perjalanan..Sedang aku dan mia makin akrab saja..Bahkan dia sudah berani bersandar dan memelukku dari samping!Waktu semakin malam,semakin gelap keadaan didalam bus,walau ada lampu kecil diatas tempat duduk,tapi aku lbh memilh tdk memanfaatkannya.

    Semakin malam semakin dingin,ditambah udara AC yg menambah dingin didalam bus..
    “lo kedinginan ga mia?”tanyaku..”iya dingin banget..”jwbnya.

    “pake aja selimutnya..”aku mulai memasang selimut ditubuhnya,tanpa persetujuan dari dia..Setelah itu aku jg memakai selimut yg memang telah disediakan didalam bus.
    Mia,menyandarkan kepalanya dipundaku,sambil tangannya yg ada dibalik selimut dilingkarkan dipinggangku..

    “wah,ni anak kayanya manja..”pkrku dalam hati.

    Tanpa berkatakata,akupun juga memeluk dia dari samping..Tubuh kami terasa hangat,walau udara didalam bus benar2 terasa dingin sblm kami berpelukan. Mia memejamkan matanya..

    Rupanya dia tertidur,akupun coba memejamkan mataku walau dlm keadaan menggebu2 didlm hati,apalagi ‘adik kecilku’ mulai resah dibalik celana ketika dada mia yg lumayan gede menempel disamping tubuhku..Dgn goyangn bus saat berbelok kekanan atau kekiri,makin rapat saja dadanya ditubuhku. Tapi aku tahan,dan mencoba tidur..

    Sekitar 30menitan aku coba tidur,akhrnya kebangun juga..Ga tenang bgt tidur dgn godaan yg membuat hasrat naik turun.Aku palingkan pandangan ke jalan,sambil menahan gejolak..Tiba2,”boy..”mia memanggil pelan..

    “udah bangun??”jwbku.Tanpa menjawab pertanyaanku mia lsng mengencangkan dekapannya..“dingin bgt boy” kata mia..”lha kan udah pake selimut??”jwbku
    “iya,tp masih kerasa dingin..Apalagi tanganku,dingin bgt..Aku masukin tangan aku kedalam baju kamu ya?” kaget mendengar permintaan mia yg diluar dugaanku itu..
    “iya..Yaudah..”jwbku gugup..

    Jujur aku ga kpkrn mcm2 malam itu,tp stlh mendengar kata2 mia itu aku lsg tambah bergejolak,malahan mulai berfikiran kotor deh. Mia memasukkan tanganku kedalam kausku,msh dalam keadaan berselimut..Seluruh tubuh kami tertutup selimut,hanya muka kami yg tdk tertutup.

    Perlahan tangan mia bergerilya menyusup ke dalam kausku..Ketika berhasil masuk,perlahan lahan pula dia mulai membelai lembut seluruh tubuhku,mulai dari dada sampai perut..Kadang memainkan puting dadaku lembut..Wah,makin memuncak saja hasrat nafsuku mlm itu. Aku terdiam tanpa bcara apapa,sambil menikmati kelakuan nakal mia itu.. Mia tersenyum kecil memandang aku yg sedang ga karuan karna perbuatannya..

    ”kamu knapa boy?”
    “ah.Anu,gapapa..”jwbku

    aku menatap wajah mia,,hmm manis juga nih cewe,apalagi lesung pipinya tampak menambah manisnya wajah mia saat tersenyum. Tiba2..Makin gila ku dibuatnya ketika tangan mia yg tanpa komando masuk kedalam celana jinsku..(Waktu itu aku memakai jins sedengkul)..

    Makin terbakar saja kepalaku,seakan ingin menerkam tubuh mia dan langsung ku perkosa..Tapi ga mungkin,keadaan bus yg tidak mungkin sulit untuk aku melakukan apa yg aku mau..Sebagian penumpang msh ada yg terjaga,mereka sedang menonton vcd yg diputar dibus.

    “boy..Kamu ga pernah deket sama cewe ya?”tanya mia memecah kebisuan.
    “pernh..”jwbku
    “pernah ML?”tanya mia lagi..
    “pernah sekali,tapi ga sampe slesai..Knp tnya itu?”jwbku heran.
    “gapapa..Tanya aja!”kata mia.

    Aku mulai berfikir,kalo mia adalah ABG yg punya pengalaman dalam sex,mgkin dia pernah ngesex dgn pcrnya..Apalagi,belaian tangan mia yg lembut benar2 seperti ahlinya dlm memberikan rangsangan2 kepada laki2..Ga disangka tangan mia sampai didalam celanaku,bermain main diatas ‘adik kecilku’ yg masih tertutup celana dalam..Makin terasa membesar saja kontolku dipermainkan tangannya.

    Tanpa basa basi,mia lsg melepaskan tangannya dari dalam celana,dan membuka ikat pinggangku serta resleting celanaku..Lalu sekonyong konyong tangannya masuk lg kedalam celana,kali ini tidak terpisahkan celana dalamku lagi..Benar benar menyentuh kontolku.

    “mia,msh rame..Blum pada tidur..”aku kebingungan dgn kelakuan mia,makin gila aja kelakuan abg ini..
    “gapapa,cuek..Kan ketutup selimut..!”jwb mia enteng membelai dan mengocok halus kontolku..

    Aku diam,sambil menikmati permainan tangan mia yg lihai seperti sudah terbiasa melakukannya. Sekitar 30 menitan,aku mulai mencoba membiasakan diri dgn apa yg dilakukan tangan mia thd kontolku. Sambil ngobrol ga karuan,aku benar2 terhanyut dalam suasana yg penuh hasrat tsb..

    Ternyata didalam pembicaraanku dgn mia,mia mengaku,kalau dia sudah ga perawan lagi..Pacarnya yg mengambil kesuciannya,dan sudah melakukan hubungan sex berulang kali sampai sekarang.. Mlm terus bertambah larut,ketika itu para penumpang lain satu persatu mulai terlelap!Hanya aku dan mia yg msh terjaga seakan akan ga kepengen sedetikpun melewatkan kebersamaan ini.

    “boy,gw nyaman deket lo!”ujar mia melirih..”gw juga,lo dewasa,walaupun umur lo msh 15 tahun.”jwbku

    lalu tanpa sadar kita sudah saling memandang,aku nekat mendekatkan wajahku ke wajahnya..Kucium bibir lembutnya sambil memejamkan mataku,begitupun juga mia yg pelan pelan memainkan lidahnya didalam mulutku..Sungguh sebuah saat yg indah buat aku,walau umurku 22 tahun waktu itu,serta mia yg 15 tahun tapi sikap serta perlakuannya mirip wanita dewasa yg lihai dalam membuai seorang laki2..

    Sekitar 5 menit kami berciuman mesra,tanganku mulai nekat masuk kedalam kaus merah jambu mia,kubelai halus naik hingga ke BH yg berisikan bukit indah nan besar itu..Kuusap lembut,dan kusingkap BH keatas agar payudara indah mia dapat kusentuh dgn tanganku..

    Oh,besar,lembut dan kenyal payudaranya..Apalagi putingnya yg berukuran lumayan besar untk ukuran gadis seumurnya..”hmm..!”mia mendesah lembut..”sshh..Terus boy..”semakin kecang dan keras aku rasakan payudara milik mia..

    Sementara,tangannya mia masih setia mendekap dan mengocok lembut kontolku sejak tadi.. Semua itu kami lakukan dgn bebas karna tubuh kami msh tertutup selimut! “boy..Turunkan kebwah tangan lo..”pinta mia. Aku mengerti maksudnya,aku turunkan tangan kananku ke resleting clana jinsnya..Aku buka dan..Aku kaget,ternyata mia udah ga pakai Celana dalam lagi..

    Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur

    Cerita Sex Mesum Di Bus Waktu Penumpang Lain Sedang Tertidur

    “lo ga pake celana dalam??”bisikku.
    “hihi..Engga,gw copot waktu direstauran tadi!!”..Jwbnya cuek.
    “niat banget lo..”kataku heran..
    “bodo,gw udah nafsu waktu pertama kali ngliat lo boy,lo ganteng bgt!”..Jwbnya lagi.
    Rupanya mia adlh tipe cewe yg agresif,bahkan bsa dibilang hyper jg dalam urusan sex..
    “boy,copot celana lo ya,gw susah megangnya..”pinta mia..
    “ntr ketauan orang2 ah..”jwbku ragu..
    “engga deh,kan ketutup selimut..”

    aku msh ragu,tapi bener juga sih orang2 ga bakal liat,krn emang tubuh kita ketutup rapat selimut..Lgpula orang2 juga pada tidur dan kita duduk dideret paling blakang,jd ga ada yg merhatiin kita. Aku turunkan celanaku sedengkul,kuperhatikan mia pun menurunkan celana jinsnya kebawah..

    Lalu dia melepaskan tangannya dari kontolku,dan memutar tubuhnya membelakangiku.. Posisinya aku menghadap mia,dan mia membelakangiku..Badan dia agak condong kedepan,serta pinggulnya didekatkn ke aku.. “masukin boy..”pinta mia. Kaget dan bingung aku mendengar tantangan mia..”masukin apanya?”jwbku dgn bodohnya..”kontol kamu boy,cepet!”jwbnya santai..

    Gila,nekat bener ni cewe pikir ku dalam hati..Tp kapan lagi punya pengalaman yg kaya gini..Pelan pelan aku arahkan juniorku ke dalam vaginanya,aku nyodok dia dari belakang.. Agak susah juga,karna bus yg terus goyang kekanan kadang kekiri.

    Akhrnya..Ujung kontolku sampai juga dilubang vaginanya..Dan,masuk perlahan2 amblas ditelan vagina mia..Agak,sempit rasanya..”mmhh,aaahh..”desah mia yg agak tertahan karna takut kedengaran penumpang lain..

    “boy,enak..Punya kmu lumayan gede,panjang pula,punya cowoku ga kaya bgini..”

    mendengar kata2 mia itu aku makin bersemangat..Aku senderkan punggungku kejendela bus (aku duduk samping jendela)..Sambil diam menikmati vagina mia yg membuat kontolku berdenyut denyut..Sengaja kontolku ga dikeluar masukan,karna goyangn bus sudah membuat nikmat dan membantu permainan kita berdua.

    Lama juga kita hanyut dalam goyangan bus,gelapnya suasana bus yg diselingi cahaya2 lampu mobil dari kaca jendela bus,benar2 suasana yg penuh kehangatan dan romantis wkt itu..(aku yakin penumpang lain lagi merasakan dinginnya AC menusuk tulang mereka!!)..

    Tp tidak dgn kami,justru yg terasa hangat,damai dan nikmat..Sekitar setengah jam kita mengikuti irama goyangan bus,lalu tanpa melepaskan kontolku didalam vagina mia,aku mencoba menarik tubuhnya ke belakang,dan bersandar ditubuh aku..Kini posisi mia berada diatas tubuhku,tp tetap membelakangiku..

    Aku mulai memainkan kontolku,aku keluar dan masukan kontolku didalam vaginanya..
    “mmh..Boy..Uh..Goyang terus boy..Enak!” erang mia lirih..
    “ssh..Iya,enak..Memek kamu enak mia..”kataku sambil terus menggoyangkan pinggulku..
    Aku bener2 ga lagi memikirkan sekitar,aku yakin penumpang lain ga akan sadar apa yg kita lakukan dibelakang!!
    “oh..Boy,terus!”..

    Sambil aku goyangkan pinggulku,tangan kananku memainkan klitoris mia,serta tangan kiriku memainkan puting payudaranya yg telah mengencang dan mengacung keatas.. Makin mia ga tertahankan,dia terus bergeliat karna rangsangan yg aku berikan..Tp tetp kita mengatur dan berhati2 menjaga agar gerakan2 kita tidak membuat curiga penumpang lainnya!!

    “boy,aku mw keluar..”erang mia lirih,bahkan sedikit membisik..”ssh..Ah,boy goyang terus..Ak..Aku keluar”..Mia akhrnya merasakan orgasmenya yg pertama..

    Aku cuek dan terus kugoyang kontolku,sementara mia mengejang merasakan nikmat orgasmenya!! Aku hentikan goyanganku,melihat mia yg sedang mengatur nafasnya akupun tersenyum memandang tingkahnya yg bener2 sedang merasakan puncak kenikmatan..

    Ga lama kemudian,setelah selesai menikmati orgasmenya,aku menyuruh mia untuk tidur telentang menghadap keatas,kepalanya bersantar ke tangan kursi,serta Kedua Kakinya ditekuk..Aku mengatur posisi selimut yg sudah berantakan,dan kututup lagi tubuh mia dgn selimut hingga kekakinya yg mengangkang..Aku mengatur posisi dudukku,pinggul aku mengarah ke selangkangan mia..Dan kembali kumasukan kontolku ke dalam vaginanya.

    “blezz..”..Uh,kembali kontolku ditelan vagina mia..Aku goyangkan pelan pinggulku..
    “aahh..Mm..Enak!”..Miapun tampak kembali larut dlm kenikmatan setelah tadi dya merasakan orgasme. “oh..Mm..”..

    Kali ini,goyangan ku terasa lebih mantap,dan ****** terasa lebih basah,karna vagina mia sudah bener2 becek akibat orgasmenya tadi..Creek..Crek..! Tangan kiriku membelai dan memainkan klitorisnya..Terlihat mia menggigit bibir bawahnya,terkadang memainkan lidahny kebibirnya!!

    Sekitar 15 menit,mia pun mulai tampak gusar,kelihatannya dia akan orgasme lagi..Bgtu juga aku yang mulai merasakan desiran nikmat mengalir didalam tubuhku,mengalir dari atas hingga kebawah..”boy,a..a..aku mw keluar lagi..”mulutnya bicara tp matanya terpejam..”aku juga mia..”jwbku berbisik.

    “boy..Ga tahan..Mw keluar..!!”

    aku mempercepat goyangan kontolku keluar masuk vagina mia,dan tanganku jg makin cepat mempermainkan klitorisnya walau tidak beraturan iramanya!!

    “..Mia,aku mw keluar..”..Lirihku.
    “sama..Aku juga..Keluarin bareng boy!!”

    tiba2 tubuh mia kembali mengejang..Dan..”oouuhh..Aghh. .Enaak..”erang mia,ternyata orgasme keduanya telah sampai..

    Kini giliranku..Sambil terus ku goyang kontolku terasa mulai berdenyut2 kontolku..
    “keluarin dimana??”tanyaku lirih..”diluar boy!”jwb mia..

    Dan seketika terasa ada yg mengalir menuju lubang kontolku,buru2 kukeluarkan dari dalam vagina mia,dan..Croot..Croot..,air maniku keluar menumpahi perut mia dan sebagian mengenai selimut..

    “..Oouh..Mantap,enak bgt mia..”ujarku penuh kenikmatan..
    Terasa kontolku masih berdenyut pelan dan basah karena tersiram muncratan cairan orgasme didalam vagina mia tadi.. Diam,lemas..Dan tanpa suara yg terjadi sekitar 5 menit.

    Kemudian aku ambil tisu dari kantong jaketku untuk mengelap air maniku yg membasahi perut mia..Bayangkan,kita bermandi keringat diantara dinginnya udara AC didalam bus!! Mia bergegas duduk dan membetulkan pakaian dan celananya,begitu jga aku!! Kita kembali duduk dan berdekapan,lalu tdk terasa tertidur pulas karna kecapean.

    Jam 5 pagi bus kembali istrht dan berhenti direstauran didaerah jawa timur..Seluruh penumpang turun,begitu jg aku dan mia..Kita lsg sarapan pagi dan minum kopi panas untk menghangatkan tubuh kita..Hehe,baru kita merasakan dinginnya udara pagi dikota Tuban yg letaknya dipinggr pantai tsb,padhal td mlm kita bermandikan keringat hanyut dlm kenikmatan!!

    Lumayan pegel2 jg badan rasanya..Mgkn karna posisi waktu ngentot td mlm kurang nyaman jdnya rontok jg rasanya badan ini.Mia bergegas ketoilet untuk memakai celana dalam..Kemudian kembali bus berangkat menyelesaikan sisa perjalanannya.

    Disisa perjalanan,kami habiskan untk bercanda dan bercerita..Terkadang diselingi gerakan nakal dari tangan mia yg menggoda kontolku. 3 setengah jam kemudian,bus hampir tiba di Kota Ma**ng..Aku sempatkan untk bertukar nomor hape.

    Bus akhrnya sampai diterminal kota Ma**ng,tampak sepupu mia sudah menanti untk menjemputnya..Kita turun,dan saling berpisah,krn aku kembali melanjutkn perjalanan kerumah budeku..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a

    Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a


    1234 views

    Cerita Sex Panas ABG ini Berjudul ” Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a ” Yang Akan Membuat Birahi Seks anda Naik Bikin Sange Gan / Sis.

    Perawanku – Suatu hari telepon di kantorku berbunyi. Saat kuucapkan “halo”, terdengar suara merdu dari seberang sana. “Siang, bisa bicara dengan Pak Vito?” “Ya, saya sendiri, dengan siapa saya bicara?” “Oh, ini Pak Vito? Pak, ini Herlin dari toko *** ” Aku hanya mengiyakan, aku tahu itu adalah sebuah toko handphone di mall ini.

    Cerita Sex Ngentot ABG berpayudara Kecil


    Aku mengira dia pasti akan membicarakan masalah operasional, atau komplain tentang pengelolaan gedung ini. Ternyata dugaanku meleset. “Ada yang bisa saya bantu Bu Herlin?” Aku biasa memanggil semua orang dengan sebutan Bu, baik masih muda ataupun sudah berumur, sekedar untuk formalitas. “Saya dengar-dengar cerita tentang Bapak, saya ingin bertemu dengan Bapak, kapan Bapak ada waktu?” “Saya selalu ada waktu Bu, silakan datang kapan saja Anda suka.”

    10 menit kemudian, gadis muda berusia 22 tahun ini telah ada didepanku dan menceritakan segala keluhannya. Dia merasa tidak PD dan minder dengan penampilannya, padahal menurutku dia sudah dalam segala hal, dari wajahnya yang cantik, ukuran tubuhnya sangat proporsional, kulitnya yang kuning langsat tanpa noda, hanya saja dadanya kecil, tapi paling tidak nilai totalnya 8 (menurutku). “Apa yang membuat Ibu berpikir demikian? Saya rasa Ibu sudah memiliki segalanya. Saya yang gemuk gini aja PD kok” Dia tersipu sambil berbisik, “Maaf Pak, tolong jangan panggil saya Ibu, saya masih single, panggil saya Herlin.” Aku mengangguk.”Dan jangan panggil aku Pak, panggil aja Vito.” Dia mengangguk. “Dan.., kamu bisa menyimpan rahasia ngga Vito?” Aku memastikan hal itu kepadanya. Kemudian dia menceritakan, bahwa dia minder dengan dadanya yang berukuran hanya 34A.

    Aku cukup kaget, karena sebelumnya aku tidak pernah menjumpai “pasien” yang mempunyai keluhan seperti ini. “Herlin, jujur saja aku baru pertama kali menghadapi keluhan seperti ini. Kamu pasti tahu kan, kalau selama ini aku hanya menangani pasien pasien dengan keluhan yang ‘lumrah’, Aku ngga tau bisa berhasil atau tidak. Lagipula aku punya istri, gimana aku harus menjelaskan ke istriku?” Herlin mengangguk dan tersenyum, “Aku tidak akan menceritakannya kepada siapapun, aku juga malu kalau sampai orang tahu. Dan aku harap kamu mau mencobanya dulu, kita ngga tau hasilnya kalau belum mencoba dulu kan?” Aku berpikir keras sebelum aku menyanggupinya. Herlin tersenyum dan memberikan kartunamanya kepadaku. “Aku tunggu kamu di rumahku malam ini jam delapan.”

    Jam delapan lewat lima menit aku sudah berada di rumah Herlin. Rumahnya tidak begitu besar tapi terasa nyaman dan sejuk.
    “Kamu tinggal sendiri di sini?” tanyaku. “Ngga, sama temen-temen, tapi pada punya acara sendiri-sendiri ama pacarnya. Makanya aku nyuruh kamu datangnya hari ini, biar dirumah ngga ada orang. Yuk cepetan, nanti keburu temen-temen pulang” Aku mengangguk dan mengikuti Herlin yang melangkah ke kamarnya.

    Kamarnya didominasi warna pink muda, dingin hembusan angin dari AC terasa di kulitku, membuatku merinding. Dengan malu-malu Herlin membuka kaos dan branya, dan aku menyuruhnya tidur terlentang. Sejenak aku agak grogi karena baru pertama kali melihat tubuh wanita selain istiku setengah telanjang, tapi bagaimanapun aku harus melaksanakan kewajibanku. Aku mulai terapi dengan memijit titik-titik darah yang berada di pundak dan dada atasnya. Setelah kurasa darahnya telah mengalir lancar, aku mulai memijit payudaranya dengan pijitan yang lembut.

    Payudaranya kecil tetapi terasa kencang. Herlin memejamkan matanya dan sesekali mengeluarkan lenguhan dan erangan saat tanganku menyentuh putingnya yang berwarna coklat muda itu. Tak kusadari, adikku mulai berdiri. Bagaimanapun juga, aku sebagai manusia normal tetap bisa terangsang, apalagi berada dalam satu ruangan dengan wanita muda yang cantik setengah telanjang dan aku sedang memijit payudaranya. “Vito.., jangan disitu terus dong mijitnya, geli..” Aku terkejut, tanpa kusadari pijitanku lebih sering berada di daerah sekitar putingnya. “Ha? ehm.. iya.. maaf.” Herlin mungkin melihat wajahku yang memerah, dia tertawa dan berkata, “hi..hi..hi.., kenapa? Kamu terangsang ya..? Ngga pa pa deh, aku juga suka kok.. Cuma agak geli aja..” kata-katanya membuatku semakin gugup. “eh.. kayaknya hari ini cukup dulu deh Lin, mungkin besok bisa diterusin..” jawabku. Herlin semakin ngakak, “Vito.. kamu kok lugu banget sih? Nggak pa pa.. terusin aja.. Kenapa? takut ketahuan istri kamu ya?”

    Herlin merengkuhku dalam pelukannya dan mencium bibirku dengan lembut. Aku terhenyak, tapi dia kembali menarikku dan memagut bibirku dengan penuh nafsu. Dalam kebingunganku dia berbisik, “Vito.., sudah lama aku menantikan hal ini.., begitu lama aku memendamnya.., aku sayang kamu Vito.. Bercintalah denganku Vito..” Aku cuma bisa duduk diam kayak orang bego. “Aku pikir kamu salah orang Lin.. Kalau kamu pikir aku bisa membuat kamu bahagia, kamu bener-bener salah.. Aku gemuk, eemm.. barangku kecil.. terus.. ekonomiku pas-pasan, dan yang terutama, aku sudah punya istri dan anak.. Kamu becanda.. Kamu pasti becanda kan?” tanyaku tak percaya. Herlin tersenyum manis dan berkata, “Vit, biar kujelaskan dulu.., dari dulu aku memang suka dengan pria yang bertubuh gemuk. Aku ngga peduli barangmu kecil atau apa.. kamu lihat juga dong, susuku kan kecil juga. Aku rela jadi istrimu yang kedua, dan lagian aku kan kerja juga, jadi kamu ngga usah bingung masalah perekonomian..” Jelasnya panjang lebar. Herlin menatap mataku dalam-dalam, seakan ingin menunjukkan ketulusan hatinya. Kupeluk dia erat-erat, Herlin menciumi seluruh wajahku, dan kubalas ciumannya dengan tak kalah bernafsu.

    Herlin membuka satu persatu kancing kemejaku lalu tangannya membelai dada dan perutku dengan lembut. Kurasakan bulu ?bulu halus di sekujur tubuhku berdiri. Sentuhan tangannya begitu lembut. Herlin tidak berhenti, dia memelorotkan celana panjang dan celana dalamku, lalu dengan sigap dia memegang adikku yang sudah berdiri tegak. Barangku memang tidak panjang, bahkan bisa dikatakan ukuran mini. Herlin mulai mengelus-elus adikku dan mengocoknya dengan lembut. Jari-jarinya yang lentik terasa dingin saat menyentuh batang kemaluanku. Aku tak mau kalah, kulepaskan celana pendek yang dia kenakan, dan terlihat dia memakai CD semi transparant sehingga terbayang rerimbunan bulu-bulu yang tidak begitu lebat. Kuelus bukit kemaluannya dari luar CD yang ia kenakan, Herlin melenguh, “oouuhh.. Vito.., aku milikmu..” Aku hisap puting susunya yang telah mengeras, lalu aku mainkan dengan lidahku, kupuntir-puntir dengan bibirku sementara tangan kiriku meremas-remas payudaranya yang satu lagi, dan tangan kananku menyelusup masuk di balik CDnya dan membelai bukit kemaluannya. Perlahan kubuka belahan vaginanya, terasa sekali vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar terus menerus dari vaginanya.

    Kumainkan kelentitnya dengan jari tengahku, Herlin mengerang dengan sangat keras, merasakan kenikmatan yang dia terima saat ini. “aauuhh..aahh.. oohh teruuss Viit, teruuss.. Aaahh..” Aku terus memainkan kelentitnya sambil terus menyusu padanya, sementara tangannya masih terus mengocok-ngocok kemaluanku dengan lembut, dan sesekali pegangannya agak mengencang, apabila dia merasakan kenikmatan. Aku tak sabar lagi, jari tengahku aku masukkan sedikit demi sedikit ke dalam lubang vaginanya, spontan dia berteriak dan menarik tubuhnya, “jangan..”

    Aku memandangnya dengan perasaan heran, kemudian dia berbisik di telingaku, “I’m still virgin.., aku ngga mau perawanku hilang oleh jari, aku ingin dengan ini,” katanya sambil mengelus kemaluanku.” Lagi-lagi aku terkejut. Aku tidak menyangka masih ada gadis sekarang yang bisa menjaga keperawanannya sampai usia yang cukup matang. Dan lagi-lagi kebimbangan hadir dalam pikiranku, masa aku harus memerawaninya? “Lin, kamu masih perawan?” tanyaku tak percaya. Dia mengangguk. “Aku ingin memberikan mahkotaku ini kepada orang yang ku cintai. Aku sudah bilang, aku rela menjadi istri kedua. Toh nanti pada akhirnya aku akan memberikannya padamu juga, jadi untuk apa kita tunggu lama-lama?” Herlin mengatakan hal ini dengan mantap.

    Sejenak kemudian dia merebahkan dirinya diatas kasur sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar. “Aku siap untuk menerimamu sayang..” Setelah ia mengatakan ini, aku langsung berlutut di depannya dan kupeluk dia erat-erat. Dia menciumi wajahku dan aku memulai mneggesek-gesekkan batang kemaluanku di lipatan vaginanya. Terasa sekali banyaknya cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

    Perlahan-lahan kutusukkan penisku ke vaginanya, Herlin memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Sedikit-sedikit kudorong penisku, dan kurasakan ada yang sedikit mengganjal, lalu kudorong sekuat tenaga, bleess.. “hheegghh..aauuhh..” Herlin menjerit tertahan, dan terasa ada cairan hangat yang membasahi penisku, mengalir keluar ke pangkal pahaku. Lalu aku perlahan mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan terasa jepitan vagina Herlin di penisku. Herlin mulai merasakan nikmat, terlihat dari nafasnya yang memburu dan desahan-desahannya yang membuat suasana bertambah merangsang. “mmhh..mmhh..aauuhh..oohh.. Vitoo.. teruuss.. auuhh..
    Aduh.. Pelan dikit Vito.. ”
    “Herlin.. oohh.. enak banget sayang.. oouuh.. goyangin pantatnya Lin..”
    “Ooouuhh.. aku ngga tahan Vito.. enak banget.. terus.. aahh.. uuhh.. aku.. aku.. ngga tahan lagi.. aahh..Vito..”
    “Jangan ditahan Lin.., keluarin aja.. ”
    “Vitoo.. Auuhh.. aku sayang kamu Vitoo..”
    seerr..seerr..serr.. terasa hangat di penisku saat Herlin mengalami orgasme.
    Aku tetap menggoyangkan pantatku maju mundur semakin cepat sehingga mengeluarkan bunyi-bunyian akibat gesekan penisku dengan vagina Herlin.
    Creep..creep..creek..clopp.. creek..
    Herlin terkulai lamas merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan, aku pun merasa akan mencapai klimaks, “Lin, aku.. mau.. keluaarr..”
    “iyaa.. Keluarin aja.. di daleem..” beberapa detik kemudian, aku memuncratkan seluruh energiku di dalam vaginanya
    creett..creett.. cruutt.. creett.. Beberapa kali spermaku menyemprot di dalam vagina Herlin.

    Aku merebahkan diri di samping Herlin, dan selintas kulihat spermaku bercampur darah perawan Herlin mengalir keluar dari vagina Herlin. Kulihat wajah Herlin begitu damai dengan nafas yang masih agak memburu. Beberapa saat kemudian Herlin membuka matanya dan tersenyum kepadaku, sambil memelukku ia berkata, “Vito, jangan tinggalkan aku yah.. Aku sayang banget sama kamu..” Aku hanya mengangguk pelan, walau di hatiku masih terdapat kebimbangan. Sampai aku menulis cerita ini hubunganku dengan Herlin masih tetap berjalan tanpa ada orang yang mengetahuinya.

    Istriku sempat curiga denganku, tetapi setelah kujelaskan bahwa Herlin adalah rekan kerja, dia percaya dan tidak pernah lagi menanyakan hal ini lagi. Untuk para netters yang ingin berbagi pengalaman dengan saya, silakan kirim imel. Begitu juga bagi para netters yang ingin berkonsultasi mengenai pengobatan alternatif, juga dapat menghubungi saya via imel atau telepon langsung. Terima kasih.

  • Cerita Sex Menikmati Tubuh Pembantu Rumah Tangga Di Rumahku

    Cerita Sex Menikmati Tubuh Pembantu Rumah Tangga Di Rumahku


    953 views

    Perawanku – Cerita Sex Menikmati Tubuh Pembantu Rumah Tangga Di Rumahku, Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

    Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.

    Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

    Agen Togel Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.

    Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.

    Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.

    Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.

    Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.

    Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.

    Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.

    Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama

    Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.

    Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.

    Agen Bandar Togel Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.

    Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.

    Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Asiknya Saat Kamping Di Gunung

    Cerita Sex Asiknya Saat Kamping Di Gunung


    2051 views

    Perawanku – Cerita Sex Asiknya Saat Kamping Di Gunung, Pada waktu kemping di pegunungan, tersedia 2 kemah untuk tidur kami di malam hari, Satu tenda kemah untuk cowok yang berjumlah 4 orang dan satu lagi kemah untuk cewek yang berjumlah 4 orang pula.

    Pada suatu malam, kemah tempat cewek kebanjiran karena hujan yg besar dan angin yang kencang. Tentu saja mereka kalang kabut ditengah tidur lelap kami. Maka kami jadi ikutan terbangun dengan kegaduhan suara cewek-cewek itu.

    Bagi para cewek, tentunya mereka menuju ke tempat tenda kami, sebab tenda kami masih keadaan bagus. Lalu kami sebagai para cowok sepakat untuk tidur masal. Walaupun cukup sempit tetapi masih cukuplah tidur berhimpit-himpitan.

    Setelah diatur, maka muatlah ketujuh orang itu dengan posisi tidur normal, dengan catatan tidak boleh ada yang berpindah posisi di saat tidur ataupun lasak. Ada cewek bernama Anjani, ia memilih tidur di dekatku.

    Anjani membisikkan sesuatu kepadaku…!!!

    “Kamu jangan macem-macem ya…” Tetapi hal ini justru kutafsirkan biasa-biasa saja.

    Setelah lampu padam, yg ada hanya kegelapan. Teman-teman yg lain tampaknya sudah tertidur. Tetapi Anjani memiringkan badannya menghadapku, sedangkan kakinya menindih pahaku.

    Keluarlah nafas ringannya di pundakku. Mataku jadi melotot di dalam kegelapan itu, lalu timbul niat isengku. Maka pelan-pelan aku telakkan tanganku di bagian payudaranya yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

    Petama aku sentuh sekali, lalu aku hentikan…!

    Kedua aku sentuh lagi, lalu aku hentikan…!

    Yang ketiga tangan Anjani menarik tangannku dan meletakkanya sendiri di bagian payudaranya. Dalam keadaan yg gelap gulita aku memang merasa bimbang, apakah ini betul tangan Anjani atau tangan kawanku yang sengaja menjahiliku supaya aku nanti kena tampar oleh nya.

    Penisku yang sejak tadi kedinginan mulai bangun. Sebelum benar-benar besar, kubetulkan posisi kemaluanku agar bisa mengembang dengan sempurna tanpa ada bulu yg tertarik oleh tegangnya kemaluanku.

    Gerakanku agaknya membuat Anjani semakin mendekapkan tanganku ke dalam pelukannya, entah secara refleks atau apa itu. Sebelah kakinya sengaja menindih batang kemaluanku.

    Setelah itu tidak ada respon apapun dari Anjani dan aku, sepertinya kami berdua saling menunggu respon selanjutnya. Tetapi aku lah yang memulai duluan dengan mencoba gerakan tanganku lagi ke bagian tokednya Anjani.

    Aku berusaha memegang apa saja yg ada di tubuhnya, lalu Anjani yang kakinya menindih penisku dia gesek-gesekkan sehingga batang penisku semakin mengembang di buatnya.

    Aduh…. Enak sekali. Burungku di gesek-gesek seperti ini” ucapku dalam hati.

    Nah, di sinilah aku baru merasa bahwa Anjani belum benar-benar tertidur dan semua gerakannya masih dilakukan dalam keadaan sadar.

    Tanganku yang masih bebas, mencoba memasukkan ke dalam baju Anjani untuk memegang puting susunya. Dengan agak memaksakan diri akhirnya sampailah telapak tanganku bersandar puting susunya.

    Cerita Sex Asiknya Saat Kamping Di Gunung

    Cerita Sex Asiknya Saat Kamping Di Gunung

    Setiba di daerah puting itu, tanganku justru dijepit oleh kedua tangannya, sebagai kode bahwa dia ingin di permainkan malam itu. Tetapi aku agak kesulitan memainkan putingnya, sebab masih kehalangan baju dan BH.

    Aku remas-remas kekenyalan payudaranya, kupencet-pencet putingnya, justru begitu menjadikan nafas Anjani semakin memburu. Akhirnya untuk lebih memberikan ruang gerakku, dia mengambil posisi terlentang.

    Tetapi masih dalam selimut tebalnya. Sekali-kali ada muncul kilat, dan kulihat wajah Anjani yang polos kelihatan lagi merem melek menikmati permainan itu.

    Sementara teman-teman lain masih tertidur. Aku tindih dia, lalu kuarahkan kemaluanku ke lubang vaginanya sambil di betulkannya posisi ke lubang tersebut.

    “Bless…” batang penisku menerobos masuk dalam vaginanya yang sangat disembunyikan itu.

    Kupompa beberapa kali kemaluanku ke dalam vaginanya yg masih sempit, terasa dinding vaginanya berlendir berkat rangsanganku tadi di tokednya. Karena aku merasakan khawatir takut teman-temanku bangun, maka aku percepat gerakanku untuk mencapai klimaks.

    Sampai akhirnya perasaan penisku yang sulit dirasakan, tubuhku menegang dan setengah ngilu di ujung penis ini yang akan menjalarkan air dengan beberapa semprotan.

    Sepersekian detik menjelang keluar spermaku. Maka aku cabut penis itu dari lubang rahimnya dan menyemprotkannya di bagian perut Anjani.

    Croot… Crooot.. Crooot.. !!!

    Ada beberapa kali semprotan sebelum habis semua. Sisanya aku gesek-gesekkan di bibir vaginanya Anjani.

    Tapi, aku mendengar suara batuk di tengah-tengah kegelapan. Aku agak terkejut dan segera berpura-pura tidur di sebelah Anjani dengan Santai. Setelah temanku tertidur lagi, aku mendengar bisikan Anjani.

    Kamu jangan bilang ke siapa-siapa ya… takutnya orang lain jadi pada tau ! ucapnya singkat, Lalu Ia pegang kemaluanku yang udah mulai loyo dan mencium pipiku sebagai kiss bye di malam itu.

    Paginya sesuai rencana kami bersiap-siap untuk pulang, Anjani bersikap seperti biasa terhadapku. Seperti tidak ada apa-apa tadi malam. Aku juga demikian.

    Sejak kejadian itu, aku dan Anjani menjalin hubungan yang sangat erat. Kadang-kadang kami melakukan hubungan intim lagi di hotel yang dekat wilayah tempat tinggal kami. Namun demikian kami belum menyatakan sebagai pacaran.

    Mengenai kegemaran Anjani dibidang seks. Ia sangat agresif, terkadang meskipun aku udah keluar dan dia belum mencapai orgasme, maka ia dengan sangat agresif melakukan segala sesuatu untuk membuat barangku berdiri lagi.

    Dalam melakukan hubungan intim, kami udah sangat bervariasi, dari mulai Blowjob sebagai pemanasan, Dogystyle, Gaya 69 dan lain-lain. Pokoknya semuanya pernah dicoba. Segala lubang pun sudah kumasuki.

    Agak susah juga merayu untuk berhubungan intim kalau dia sedang marah padaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tak Berdaya Bersama Ayah

    Cerita Sex Tak Berdaya Bersama Ayah


    2923 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Tak Berdaya Bersama AyahCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Setelah ibuku meninggal Nasya yang masih umur 15 tahun dengan gigihnya mengambil alih ugas ibunya untuk menjaga adik adiknya yang berjumlah 3 orang, setiap pagi dia bangun pagi dan menyiapkan bekal untuk adik adiknya untuk berangkat sekolah.

    Setiap pagi jugalah adiknya Sarimah 12 tahun membantu Haiqal dan Haizam yang belajar di tahun 3 dan Tahun 1 menyediakan pakaian dan membantu adik-adiknya memakai pakaian sementara menunggu kakaknya Nasya menyediakan sarapan dan memasakkan sedikit makanan untuk ayahnya bila pulang dari kerja nanti. Pak Abbas sudah menjadi rutinnya, awal-awal pagi telah turun dari rumah untuk pergi menoreh getah.

    “Imah, Haiqal.. Haizam, cepat nanti terlambat pula kita ke sekolah”

    jerit Nasya yang sudah bersiap untuk sama-sama dengan adiknya mengorak langkah sejauh 1km setiap pagi untuk sampai ke sekolah. Setelah pulang dari sekolah ia terpaksa melupakan hasratnya untuk berehat kerana terpaksa mencuci pinggan mangkuk, membasuh pakaian dan mengemas rumah.

    Hari demi hari yang dilaluinya membuatkan ia mula merasa letih untuk melengkapkan rutin hariannya yang kian menyukarkannya. Namun untuk menyuarakan kepada ayahnya untuk tidak bersekolah lagi, terasa begitu sukar untuk ia melafazkannya kerana sikap ayahnya yang cepat naik angin membuatkannya ia melupakan sementara hasratnya untuk memberitahu ayahnya.

    Suatu hari, Nasya datang kerumahku dengan membawa kain bajunya. Aku sedikit teperanjat bila malam-malam begini Nasya boleh berada di hadapan rumahku. Nasya merupakan adik angkatku sewaktu aku mengikuti program anak angkat yang telah diadakan di kampungnya.

    Nasya tidak berkata apa-apa tetapi dari kejernihan air matanya yang turun membasahi pipinya, aku dapat merasakan yang Nasya sedang menghadapi masalah. Aku menjemput Nasya masuk dan menyuruh Kak Asmah menyediakan minuman untuk Nasya.

    Aku bertanya dengan Nasya kenapa datang malam-malam begini. Melihatkan wajahnya yang tertunduk sayu, aku dapat merasakan yang dirinya mempunyai masalah yang besar. Nasya tidak menjawap ia melihat mukaku dan linangan air mata kembali bercucuran membasahi pipinya yang gebu itu.

    Aku memegang tangannya dan mengharapkannya dapat menenangkan keadaan. Aku menyuruhnya menceritakan apakah yang telah berlaku. Setelah selesai makan, adik-adikku semuanya sibuk mengemas buku dan menyiapkan kerja sekolah.

    Aku pula mengemas pinggan untuk dicuci kerana esok tidak kelam-kabut kerana segala telah akuselesaikan pada malam ini. Setelah siap mengemas aku naik ke atas, aku lihat adik-adikku telah masuk ke bilik untuk tidur.

    Aku masuk ke bilik untuk mengambil buku sekolahku. Melihat adik-adikku yang bergelimpangan tidur, aku merasa sebak kerana di usia yang kecil mereka telah kehilangan kasih sayang dari seorang ibu. Baru sahaja aku hendak membuka buku latihanku, terdengar jeritan suara ayah dari dalam bilik.

    “Nasya.. Nasya ambil minyak angin atas almari tu bawak sini” suaranya ayah nyaring kedengaran memecahkan suasana malam. “Ni minyaknya ayah,” aku menghulurkan kepada ayahku namun ia tidak mengambilnya.

    “Kau tolong urutkan badan ayah ni, sengal-sengal pulak rasanya” terus ia meniarap di atas tilam dan menarik sedikit kain pelikat yang dipakainya ke bawah sedikit agar memudahkan untuk aku engurutnya.

    Aku tanpa banyak membantah, terus menuangkan minyak di atas badannya dan menyapu seluruh badannya dengan minyak panas tadi.

    Aku terus menekan-nekan belakangnya mengikut apa sahaja gerakan tanganku kerana aku bukannya reti sangat nak mengurut tetapi mengenangkan ayah yang suruh terpaksa juga aku menurutinya. Aku lihat mata ayahku sesekali terpejam rapat, aku pun tak pasti samada ia sakit ataupun sedap sebab diurut oleh aku. “Urut bawah sikit, ni ha.. Kat pinggang ayah ni,” tangannya dihalakan ke belakang inggangnya.
    “Ayah.. Dah lama dah ni, Nasya penatlah..” aku terus memperlahankan urutan tanganku.

    “Ni.. Sikit aje lagi.. Bahagian dada ayah ni..” badannya di terbalikkan menghadap aku.

    “Ayah urutlah sendiri, dada ayah tu ” aku menghulurkan minyak kepadanya. “Kau ni kenapa malas sangat.. Aku suruh sedikit aje dah malas, kalau aku larat takan aku suruh engkau” wajahnya mula merah, mungkin marah dengan kata-kataku tadi.

    “Saya bukan malas ayah tapi saya pun penat jugak, besok dah kena bangun awal pagi lagi” aku memberikan penjelasan agar ia tidak memarahiku.

    “Haa.. Asyik mengeluh penat aje, dah tak payah sekolah lagi duduk aje dekat rumah” ia bingkas bangun dan menolak aku ke bawah. Terjelepuk aku jatuh, terperanjat dengan tindakan ayah yang tiba-tiba berangin. Kain yang aku pakai terselak menampakkan pangkal pehaku.

    Aku lihat mata ayah tak berkelip melihat pehaku. Aku segera menutupnya dan cuba untuk bangun. Namun syaitan mana yang telah merasuk ayah, ia sentap tanganku dan menghumban aku ke atas tilam. Aku menjadi takut dengan tindakannya seperti orang yang telah dirasuk.

    “Ayahh.. Jangan ayah.. Ni Nasya anak ayahh, sedarlah ayah..” air mataku mula mengalir mengenangkan musibah yang akan melanda. “Kau tahu tak, aku ni lagi penat.. Siapa yang peduli?” mukanya semakin merah bagai harimau nak menerkam mangsa.

    “Ayahh.. Ayahh.. Cakap sahaja apa yang perlu saya bantu.., makan-minum, pakaian, apa lagi yang saya boleh buat untuk tidak menyusahkan ayah?” badanku terasa mengigil melihat ayah yang sedemikian rupa.

    Ayah sememang sudah dirasuk, apa yang aku lakukan tidak memberi makna kepadanya. Tangan yang kasar itu terus menekan tanganku kiri dan kanan. Aku cuba menolak tangannya dari terus menindih tanganku, namun siapalah aku untuk melawan tenaga yang sudak dirasuk syaitan itu.

    Nafsunya telah menguasai diri, mulutnya terus mencium leherku dan menjilat-jilat telingaku. Segala tenagaku yang kukeluarkan untuk menepis asakan ayah nampaknya tidak bermakna langsung. Apa yang boleh aku lakukan hanya menangis mengenang nasib yang gelap yang bakal aku lalui. “Ayah.. Tolonglah ayah.. Ayahh jangan buat Nasya macam ini..” tolakanku semakin tak terdaya.
    “Kau ikut sahaja apa kemahuanku” suaranya lembut disebalik telingaku. “Ayah sedarlah.. Apa yang ayah lakukan ini.. Ini anak ayah..” titisan air mataku terus membasahi pipi. Kata-kataku terhenti bila mulutnya terus bersatu dengan mulutku,

    Aku cuba mengelak ke kiri dan kekanan tetapi satu tamparan yang hebat hinggap di pipiku. Kini aku sudah tidak berdaya lagi, melawan pun tiada guna pasti ia akan melakukan jua. Aku hanya membiarkan ia terus memuaskan nafsunya terhadap aku.

    Tanpa belas kasihan, bajuku direntap kuat olehnya. Berbekalkan suasana malam dan terangan cahaya bulan, aku terus diasak oleh ayahku. Aku pun tidak tahu samada adik-adikku yang lain sedar atau tidak. Bra yang ku pakai mula terlepas dari menyaluti gunungku dari dicorobohi oleh pandangan mata yang selama ini sering mencuri-curi pandang kerana payudaraku agak besar juga pada peringkat umur sepertiku ini.

    Bagaikan seorang yang kehausan, habis putingku yang baru sahaja hendak membesar disedut-sedutnya dengan lahapnya. Terasa juga kesedapan bila ia meramas-ramas dan menjilat-jilat putingku yang berwarna kemerah-merahan itu. Sudahlah aku dipaksa melayan nafsunya, malah tubuh aku juga turut menjadi mangsa keganasan mulutnya.

    Kesedapan yang baru hendak kurasai hilang bila ia mula mengigit-gigit putingku dan badanku sambil meramas terus payudaraku. Kini tangan pula terus meliar mencari simpulan kain batik yang ku pakai. Aku cuba melarangnya dari terus melakukannya namun sekali lagi tangannya hingap di mukaku.

    Hanya air mata sahaja yang dapat menemani keperitan yang kurasai kini. Melihat diriku yang tidak melawan lagi, ayah terus melucutkan kainku. Aku yang sememang di sebelah malam tidak pernah memakai seluar dalam maka terus terselah cipapku yang baru nak menembam di hadapan muka ayahku dengan jelas tanpa diselindungi oleh bulu-bulu halus kerana aku baru lepas mencukurnya.

    Ayahh.. Tolonglah jangan mengapa-ngapakan Nasya, Nasya ni anak ayahh” aku masih lagi cupa untuk melembutkan hatinya. “Kau boleh diam tak, nanti aku lempang lagi muka kau tu” suara ayah cukup mengerunkan aku.

    Ayah tidak menunggu lama, habis segala sudut cipapku dijilatnya. Jarinya terus mengentel-gentel biji kelentitku yang sememangnya tersenti disebalik cipapku. Manakala lidahnya terus dijelir-jelirkan menembusi tasik maduku yang pertama kali disentuhi oleh lelaki bila ku dewasa kini.

    Aku rasa dah tidak tahan bila terus diperlakukan sedemikian rupa. Aku tekan kepala ayahku ke atas cipapku agar ia dapat terus menyelami ke dalam lubuk madu di dalam tasikku. Akhirnya saat yang tidak pernah ku lalui, buat pertama kali, mencurah-curah air pejal keluar dari dalam vaginaku.

    Naik terangkat punggungku menahan seribu kenikmatan yang diberikan oleh ayahku walaupun secara paksa. Daripada menanggung sakit, baik rasanya aku melayan terus nafsu buas ayahku.

    “Arghh.. Urghh.. Ehmm” hanya itu sahaja yang dapat aku suarakan. Melihatkan aku yang terkulai kelemasan, ayah sudah mula membuka kain sarung yang dipakainya, kini kami sama-sama berada diatas katil ayahku tanpa seurat benang pun menutupi kami berdua.

    Ayah membuka pehaku seluas-luasnya. Apa yang boleh aku buat hanya pasrah sahaja kerana malam ini pasti mahkota suciku yang kujaga selama 14 tahun ini akan hilang disantap oleh ayahku sendiri. Aku hanya menunggu dengan seribu debaran.

    Tidak sanggup rasanya hendak melihat batang kepunyaan ayahku. Dalam suasana yang samar itu ayah mula mengaturkan permainannya. Nafsunya yang memberontak menghilangkan kawalan akalnya. Ia mula mengesel-geselkan kepala cendawannya ke atas cipap aku,

    Aku yang baru sahaja kejang dalam kenikmatan yang diberikan oleh ayahku mula terasa kembali kegelian bila ia memain-mainkan kembali biji kelentitku dengan batangnya. Perlahan-lahan ayah menghalakan batangnya kelubang cipapku. Ia mula menekan batangnya ke dalam cipapku.

    Namun terlalu sukar baginya untuk memasukkan batangnya untuk memecah masuk lubuk maduku. Ia menyapu sedikit lendiran minyak urut yang kuberikan kepadanya ke hujung batangnya bagi melicinkan perjalanannya.

    “Aduhh.. Ayahh.. Sakit, aduh sakit ayahh” begitu pedih rasa cipapku bila kurasakan ada seketul daging pejal mula menerokai lurang di dalam cipapku. Ayah menarik kembali, batangnya, ia masukkan masukkan dua jarinya ke dalam cipapku dan memain-mainkan di dalamnya.

    Aku terasa ngilu dan sakit bila ia terus memainkan jarinya mungkin untuk membesarkan sedikit lubang vaginaku. Bila ia merasakan air dalam cipapku cukup untuk melicinkan kemasukkan batangnya, ia mula memasukan lagi batangnya. Sekali tekan, seinci masuk ditarik lagi.. dua kali tekan tiga inci masuk.. Ditarik lagi tiga kali tekan, “Urghh.. Sakitnya..” lelehan air jernih membasahi pipiku.

    Siapa sangka, cadar ini jugalah yang dipakai oleh ibuku sewaktu melihat gambar pengantin yang ibu simpan. “Ayah.. Cuckuplah tu ayahh.. Nasya sakit sangat ni” lelehan air turun mengalir di cipapku membasahi cadar peninggalan ibuku.

    Ayah tidak mempedulikan esakkanku, Aku lihat batangnya keluar dan masuk di dalam cipapku. Pelayarannya harus diteruskan bagi menerokai lubuk yang baru dijumpainya. Setelah agak lama dengan posisi melentang, ia memusingkan pula punggungku menghadapnya. Tanganku meramas cadar yang terus berselerak di atas katilnya.

    Dengan gaya “Doggie Style” habis punggungku di asak oleh badannya yang sasa itu. Aku mula merasa sedap dan ngilu bila tolakan batang terus menerjah masuk mencecah dasar dalam vaginaku, tangan yang berurat-urat itu terus meramas-ramas puting kecilku yang mula mengeras naik akibat tidak tahan dengan kenikmatan yang baru bermula ini.

    Namun baru sahaja aku hendak merasai kenikmatan pertama ini. Ayah telah dulu mensasarkan meriamnya di atas belakang badanku. Crott.. Crott.. Arghh… Ulelehan-lelehan air hangat mengalir penuh di atas belakang badanku.

    Aku yang belum sempat mencapai kemuncak merasa sedikit hampa atas keranaayah telah sampai ke garisan penamatnya, namun aku tetap bersyukurkerana penderitaan aku malam ini telah berakhir. Ayah terus merebahkanbadannya di sebelahku. Namun ia sempat berberi amaran kepadaku agar jangan menceritakan perkara ini kepada sesiapa jika tidak mahu melihat adik-adikku teruk dipukulnya. Aku segera memakai kembali pakaianku dan segera meninggalkannya.

    Akhirnya terlena juga aku malam itu bersama linangan air mani ayahku. Pagi itu aku terlewat bangun kerana terlalu letih dan penat melayan nafsu buas ayahku malam tadi, mujurlah adikku mengejutkan aku. Aku cuba bangun untuk ke dapur menyiapkan sarapan dan bekalan adik-adikku untuk ke sekolah tetapi aku rasakan kepalaku cukup berat untuk bangun.

    Aku memanggil adikku Imah agar membantuku memanaskan nasi dan lauk semalam untuk dibawa bekal ke sekolah dan memakan biskut yang ada untuk sarapan. Aku cuba bangun juga ke bilik air dan terasa begitu perit lubang vaginaku terkena air, aku segera mencuci dan kembali ke bilik kerana kurasakan badanku melayang-layang.

    Adik-adikku semuanya telah pergi ke sekolah. Aku melelapkan mata kembali kerana badanku terasa begitu lemah untuk bangun pagi itu. Baru sahaja aku hendak melelapkan mata, aku merasakan seperti ada orang yang menyelak kainku.

    Aku cuba membuka mata dan dalam samar-samar aku dapat merasakan tubuh ayahku mula menindih aku kembali. Aku sudah tidak larat lagi untuk melawan kerana tubuhku begitu lemah. Aku hanya membiarkan sahaja baju dan kainku dibukanya, lagi pun adik-adikku telah pergi ke sekolah.

    Kini aku mula merasa kenikmatan bila payudaraku diramas dan dijilatnya, namun ia tidak menunggu lama kali ini. Mungkin kerana sudah tidak tahan melihat aku yang terdampar tanpa rela terus menerima asakan dari batangnya menembusi lubang cipapku.

    Hentakan-hentakan yang dilakukan olehnya kini sudah berkurangan kesakitannya, malah kini sorongan-sorongan yang dilakukan olehnya menaikkan nafsuku pula. Aku terus menerima dan memberi kerana pagi ini aku mahu sama-sama mencapai kumuncaknya bersama-sama ayahku.

    Pagi ini aku dapat lihat batangnya yang sederhana besar dan panjangnya itu menerjah masuk ke dalam lubang vaginaku. Perjalanan yang dilaluinya disertakan dengan gentelan-gentelan terus ke aats biji kelentitku. Aku sudah tidak dapat menahan lagi.

    “Urghh.. Arghh.. Ehmm” terangkat punggungku dalam kekejangan mengakhiri klimakku yang pertama kali sampai dalam perjuangan ini. Baru kutahu betapa nikmatnya bila mencapai kenikmatan bersama dengan tolakan dan tarikan batang dari seorang lelaki.

    Aku tidak menunggu lama, tidak sampai lima minit kini ayahku pula mencapai kenikmatan buat kali kedua bersama dengan aku. Air-air pejalnya menembak tepat ke arah mukaku. Aku sedikit peranjat kerana mataku yang terpejam rapat, tiba-tiba dibasahi dengan air hangat dari ayahku.

    Ayahku sempat mencium bibirku sebelum meninggalkan aku keseorangan di dalam bilik dan aku terus terlelap dengan tubuh badanku hanya ditutupi oleh selimut yang melindungi tubuhku tanpa seurat benang ini.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Buasnya Cumbuan Tante Linda

    Cerita Sex Buasnya Cumbuan Tante Linda


    746 views

    Perawanku – Cerita Sex Buasnya Cumbuan Tante Linda, Ade Nama saya, usia saya sekitar 19 tahun waktu, saya sekarang kuliah di OSU, Amerika Serikat. Kebetulan saya naik di salah satu kenalan ada Oom aku menelepon Bibi Linda. Wuih, dia orang baik benar untuk saya. Kebetulan dia adalah nyonya bule kaya tetapi lansia. Jadilah saya naik di rumah yang agak tenang, itu dikenal ada jarang memakai pembantu pula. Bibi Linda tidak orang ini berpikir seksi. payudara bulat besar seperti melon dengan 36C ukuran.

    Ketinggian sekitar 175 cm dengan kaki ramping seperti manekin. Sementara perut rata karena dia tidak punya anak, baik itu dikenal suaminya sudah tua, sehingga mungkin telah loyo. Dia sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih. Itu membuat saya nyaman untuk berlama-lama di rumah jika bisnis tidak lebih penting, aku enggan untuk keluar rumah. Pokoknya saya juga bingung mau meninggalkan rumah tetapi tidak tahu jalan.

    Dan setiap hari aku hanya berbicara dengan seksi Bibi Linda. Ternyata dia benar tidak orangnnya supel cerita canggung dengan saya bahwa jauh lebih muda. Dari kisah Bibi Linda bisa saya kira dia nya sangat kesepian karena suaminya jarang pulang, tahu orang-orang sibuk. Jadi aku mencoba untuk menjadi teman dekat sementara suaminya lagi pergi. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Bibi Linda semakin tentu saja lebih kuat, selain bibi juga memberi lampu hijau kepada saya. Terbukti dia sering memancing gairah dengan tubuh seksi. Kadang-kadang kupergok Tante Linda lagi pas dimandikan, ia hanya meletakkan handuk hanya, wow lihat itu begitu gembira hati saya tampaknya, ingin segera membuka handuk dan melahap tubuh seksi. Kadang-kadang juga dia sering menelepon saya ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Bahkan, pada waktu itu aku mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pula ia tahu bagaimana memancing gairahku.Cerita Sex Tante

    Sampai hari itu persis Jumat malam, ketika gerimis hujan, jadi aku enggan untuk keluar rumah, aku di kamar lagi main internet, melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar aku mengambil pangkal paha yang sudah tegang sementara melihat gambar wanita telanjang, Kemudian kuelus membujuk batang pangkal paha hingga sekitar 15 cm tegang, kelelahan saya sudah terangsang benar-benar. Tanpa disadari tiba-tiba Bibi Linda masuk menyelonong tanpa mengetuk pintu, begitu terkejut aku tidak punya waktu untuk menutup batang kemaluanku menjadi tegang. Bibi Linda telah menatap batang kemaluanku sedang tegang, langsung dia bertanya dengan senyum manis.Cerita Sex Tante Linda

    “Apa yang kau lakukan De Hayyoo lagi?”
    “Aah, tidak bermain komputer Tante lagi”, jawabku singkat.
    Tapi Bibi Linda tampaknya menyadari bahwa saya kemudian membelai batang kemaluanku.
    “Apa Tante?” Saya bertanya.
    “Aah tidak, Tante hanya ingin mengajak Anda temenin Tante menonton di ruang depan.”
    “Ohh ya sudah, aku akan menyusul yah Tan”, jawab saya.
    “Tapi jangan lama-lama juga”, kata Ms Linda lagi.
    Setelah itu saya berusaha untuk meredakan ketegangan batang kemaluanku, lalu aku keluar kamar tidur dan menemani Bibi Linda film semi-porno yang banyak mengumbar adegan syuuurr.

    Melihat film itu hanya saya sangat tidak nyaman, karena batang kemaluanku hanya bangun lagi tidak sembrono. Bahkan, malam itu Bibi Linda berpakaian seksi, dia memakai pakaian ketat dan gila dia tidak memakai bra, karena aku bisa melihat putingnya agak Muncung ke depan. Tentu saja tidak menentu, gairah memuncak melihat sesuatu seperti itu, tapi, juga jadi itu saya tidak bisa apa saja. Sementara batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba untuk bergerak sedikit dalam rangka untuk memperbaiki lokasi miring. Melihat gerakan Bibi Linda direalisasikan tersenyum arahku.Cerita Sex Tante 2016

    “Apa yang kamu lakukan pula Anda De?”
    “Ah tidak Tante ..”
    Sementara Bibi Linda mendekati saya sehingga menjauhkan kita lebih dekat ke sofa panjang.
    “Kamu terangsang yah De, lihat film ini?”
    “Tulis Ah Tante tidak biasa,” Jawabku mencoba mengendalikan diri. Aku bisa melihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, aku merasa seperti aku merokok-mengisap sementara aku menggigit puting saya keras. Namun ternyata hal ini tidak dirasakan oleh saya sendiri, Bibi Linda tampaknya juga telah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.

    “Menurut pendapat Anda seksi Tante De tidak?” Dia bertanya.
    “Wow seksi Tante”, kataku.
    “Di mana bagian yang sama dalam film?” Dia bertanya lagi, mengisap payudara yang terlihat semakin membesar.
    “Wow seksi Tante dong, abis bodynya Tante baik meskipun.” Saya bilang.
    “Waktu Ah sih?” Dia bertanya.
    “Iya bener Tante, aku bersumpah …” kataku.

    Jarak duduk kita semakin rapat karena Bibi Linda terus membawa dia kepada saya, dan kemudian dia bertanya,
    “Anda tidak akan diundang jika begituan sama Tante?”
    “Tante Mmaaauu …” Ah rejeki nomplok seperti dapat kesempatan ini saya tidak sia-siakan, hanya aku memberanikan diri untuk mencoba untuk mendapatkan lebih dekat dengan bibi Linda.
    “Wahhhh Anda besar barang-barang ya De …” katanya.
    “Ah … Tante bisa aja kok Tante tampaknya semakin sexy aja .. sampai aku gemes ngeliatnya deh …” kataku.
    “Kamu nakal Ah yah De”, jawab Ms Linda sambil meletakkan tangannya di pangkal paha saya, dan saya mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya.
    “Wah lakukan dipegangin terus Tante, akan ditambahkan tablet besar”, kataku.
    “Ah Bener ya?” Dia bertanya.
    “Ya Tante .. ehhh, aku harus menahannya eehhh Tante tidak?” Saya bilang.
    “Ambil apa?” Dia bertanya.
    “Tunggu tuh ..” kataku menunujukkan ke arah Tante payudara besar itu.
    “Ah mungkin aja yang Anda inginkan.”

    Wah nih kesempatan besar, tapi aku sedikit takut untuk memegang payudaranya, takut dia marah tapi tangan Tante sekarang bahkan telah membelai selangkangan saya sehingga saya memberanikan diri untuk membelai payudaranya.
    “Ahhh .. Arghhh lezat De .. Anda nakal dengan baik”, kata Tante sambil tersenyum manis padaku, aku melepas spontan saya.
    “Loh kok De dilepas sih?”
    “Ah, takut Tante marah”, kataku.
    “Ooohh tidak peduli tentang … di sini deh.”

    Bibi Linda mencengkeram tangan saya, kemudian dimasukkan kembali payudaranya jadi aku lebih berani meremas-remas payudaranya. “Aaarrhh … sshh”, rintihan Tante semakin menggelitik saya, dan saya mencoba untuk mencium Bibi Linda, berada di luar kejutan, Bibi Linda disambut dengan ciuman kekerasan, dan kemudian kami berciuman penuh gairah sekali sementara di tangan gerilya di payudaranya sekal sekali adalah. “Ahhh kau begitu besar De .. terusin sayang .. malam ini Anda harus memberikan kepuasan yang sama Tante yah .. ahhh .. arhhh.”
    “Bibi, aku mungkin membuka baju Tante tidak?” Saya bertanya.
    “Oohhhh silakan sayang”, lalu dengan cepat membuka bajunya payudara jadi besar dengan puting coklat berada di depan mata saya, saya hanya menjilat payudaranya, memang saya kagumi itu. “Aahhh … Arghhh …” lagi Tante mengerang keenakan. “Teruss .. terusss sayang … ahhh begitu baik …” Aku menjilat payudara bibi tua Linda, dibutuhkan waktu sekitar 10 menitan sehingga tanpa sadar batang kemaluanku juga mulai mengeluarkan jelas pelumas cair lebih dari seks kepalanya.Cerita Tante

    Lalu aku menangkap tangan sekilas Tante Linda sedang mengelus clitorisnya sehingga bagian saya kuarahkan ke arah celana untuk kupelororti. “Aahhh buka saja sayang … jangan malu-malu … ahhhh …” Bibi Linda napas terengah-engah menahan nafsu, seperti orang gila Aku segera membuka celananya dan aku mencium CD nya. Whoa, dia hanya lagsung keenakan menggelinjang, kemudian celana kupelorotkan jadi sekarang Tante Linda sudah telanjang Total. Aku melihat lubang kemaluannya dipenuhi bulu ditata rapi sehingga terlihat seperti lembah penuh rambut. Lalu perlahan-lahan kumasukan jari tengah untuk menembus lubang sudah ayam basah. “Aahrrrh … sshh … lezat De .. lezat”, teriaknya. Lalu aku meletakkan wajahku ke liang kemaluannya untuk ayam bibir menjilati halus mengkilap, maka dengan nafsu kujilati lubang bibi kemaluan dengan lidah saya naik dan turun kasus cat saja. Bibi Linda semakin kewalahan, ia menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sementara meremas payudaranya sendiri. “Aahhh … sshhh datang pada bayi .. memberi saya lebih banyak, memberi saya lebih banyak … ohhhh”, dengan clit kujilati lebih cepat dengan jari-jari saya dan ayam pit kucoblos yang semakin basah.

    Beberapa saat kemudian tubuhnya dipindahkan ke alam liar sepertinya dia seperti orgasme. Lalu kupercepat tusukan jari-jari saya bahwa dia merasa keenakan sekali dan kemudian sekali ia menangis, “Oohh aaahh … Tante sudah keluar sayang … ahhh”, berteriak sedikit pantat goyang untuk menemukan lidah saya yang masih menjilati bibir kemaluannya sehingga orgasme cairan kujilati sampai habis. Kemudian dia tenang seperti lemas sekali, dan kemudian dia menarikku ke sofa. “Nah ternyata kau begitu besar sama sekali, Tante belum puas karena loh …” dia mencium bibirku sehingga cairan ke bibir diolesi ayam liang Bibi Linda. Sementara batang kemaluanku masih tegang di belaian oleh Bibi Linda dan aku masih memutar putingnya semakin keras Tante itu. “Aahh ..” dia mendesah sambil terus membelai bibirku. “Sekarang giliran Tante Tante sayang … akan membuat Anda merasa sukacita tubuh Tante ini.

    Tangan Tante Linda segera meraih selangkangan batang erat mencengkeram batang kemaluanku jadi sedikit sakit, tapi hanya kehilangan kudiamkan lezat juga uleni dengan tangan Bibi Linda. Lalu aku juga tidak mau kalah, tangan saya juga terus meremas-remas payudara yang indah. Terus terang saya paling suka dengan payudara Bibi Linda karena bentuknya yang indah, besar juga mengandung alias gemuk. “Aahhh … ssst,” jelas Bibi Linda mulai terangsang kembali ketika tangan mulai meremas payudaranya dengan kujilati sesekali dengan puting lidah yang sudah tegang, seolah-olah seperti orang kelaparan kuemut-semut disimpan puting jadi Bibi Linda menjadi semakin panik,
    “Ahh Anda cinta sama yah dada De Tante?”
    “Ya bibi, Tante abis bentuk payudara sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep ketat …”
    “Aahhh Anda emang baik di memuji De ..”

    Sementara itu tangannya masih membelai batang kemaluanku yang kepalanya kemerahan tetapi tidak terguncang hanya membelai. Kemudian Bibi Linda mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkangan sehingga aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Bibi Linda jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku. “Wahh batang besar kontol De … tidak salah Anda tidak kehilangan besarnya sama memiliki bule”, Ms Linda memuji batang pangkal paha.

    Sesaat kemudian ia mulai mencium kepala batang kemaluanku mengeluarkan jelas pelumas cair dan merata ke seluruh selangkangan kepala batang dengan lidahnya. Uaah, saya tidak bisa membantu merintih merasakan sukacita dari layanan yang disediakan Tante Linda malam itu. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-mengisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah dengan air liurnya. Saya juga tidak ingin kehilangan, membelai rambutnya sesekali meremas erat payudaranya, montok sehingga Bibi Linda bergidik terus kenikmatan. Beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desir-desir kenikmatan menyebar ke seluruh batang kemaluanku dan kemudian saya mengambil Bibi Linda kemudian mendorongnya perlahan-lahan sehingga ia berbaring di karpet. Semangat aku mengangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depan saya.
    “Ahh De ayolah masukkan batang kemaluan Anda ke Tante yah .. Tante’ve tidak menunggu ingin ngerasain vagina menusuk saling Tante besar bar yang sama Anda itu.”
    “Iiiya Tante”, kataku.

    Lalu aku mulai membimbing batang ke arah lubang kemaluan selangkangan Tante Linda tapi aku tidak segera dimasukkan tapi saya menggesek-gesek ke bibir kelamin sehingga Tante Tante Linda Linda lagi berteriak keenakan, “Aahhh .. ya .. ya .. oh baik .. Ayo jangan tanggung-tanggung sayang masukinnya … “dan kemudian aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang vagina Bibi Linda jadi agak sulit untuk masuk ke batang kemaluanku sudah besar. “Aahh .. ssst .. .. oohhh Aoh perlahan-sayangi .. terus … ahhh”, saya mulai mendorong batang kepala ke dalam lubang kemaluan pangkal paha Tante Linda sehingga Ms Linda merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang pangkal paha ‘ pernah masuk semuanya .Seks Tante

    Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Bibi Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. “Aahhh argghhh .. enak sekali karena ass goyangan Bibi Linda membuat batang kemaluanku seperti memutar knot dengan dinding ayam liang dan tarik rasanya seperti empotan ayam.” Uuaahhh .. “sementara aku terus menjilati puting Bibi Linda dan menjilat lehernya basah karena keringat. Sementara Bibi Linda tangan menggenggam saya keras sehingga saya memberikan lebih cepat mengocok lagi. “ooohh ssst sayang … lezat ooohhh yess … ooohh good … ooh ya …” mendenganr mengerang saya lebih bersemangat untuk menyelesaikan permainan, “Aahh … cepat bibi sayang keluar ahh”, tubuh Ms Linda pindah kembali liar yang ass ikutan Rupanya ia naik kembali orgasme, aku bisa merasakan cairan hangat menyiram kepala batang pangkal paha lagi merojok-rojok lubang vagina Bibi Linda. “Aahh … shhsss .. yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.Cerita Linda Sex Tante Toge

    “Wahh kau benar-benar hebat De … Tante sampai keok dua kali saat Anda masih kuat.”
    “… Dalam satu menit Tante Iiya juga Ade keluar ya …” lanjutnya Aku menyodok-poke lubang Tante Linda yang sempit kemaluan dan berdenyut itu.
    “Ahh enak Tante .. ahhh …”
    “Terusin sayang .. terus … ahhh .. ssst”, erangan Bibi Linda membuat saya lebih kuat merojok-rojok batang kemaluanku ke dalam kesenangan tanah.
    “Aauwh ahhh perlahan sayang .. ya .. ahh baik.”
    “Oh Bibi, keluar ya sebentar …” kataku.
    “Aahh Ade sayang … keluarin di aja yah sayang .. ahhh .. Tante mau ngerasin .. ahhh … ssst ingin percikan rasain hangat dari air mani kamu sayang …”
    “Iiiyyaa … Tante ..” lalu aku mengangkat kaki kanan saya sehingga posisi ayam lubang Tante lebih menjepit batang kemaluanku yang keluar dari lubang kemaluannya.
    “Aahhh … ohhh ahhh .. .. Tante Ade ssshhh keluar ya .. ahhh,” dan saya memeluk Bibi Linda-meremas, meremas payudaranya. Sementara itu, Bibi Linda memeluk erat sambil berayun pantatnya. “Ah bibi juga keluar lagi ahhh … ssst …” dan kemudian lubang kemaluannya tegas kurojok sehingga maniku pengumpulan air terjebak meletus. “Seeerr .. serr … .. Crot Crot …” “Aahhh enak sekali Tante … ahhh … ahhh sulit .. sulit Tante …” Selama dua menitan aku masih berjuang dengan semprotan tubuh Bibi Linda untuk menyelesaikan maniku itu. Kemudian Bibi Linda membelai rambutku. “Ah kamu ternyata menjadi jagoan De …” Lalu ia menarik batang kemaluanku masih sedikit tegang di pit ayam kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk lidahnya menjilat oleh. Ah, rasanya batang kemaluanku nyeri merokok Bibi Linda.

    Setelah kejadian ini kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya porno yang beredar di sana. Jadi, mudah-mudahan cerita ini bisa menjadi bahan bagi anda yang suka berhubungan seks dengan bibi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Wanita Cantik yang Memiliki Hobi Ngesex di Kantor – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Wanita Cantik yang Memiliki Hobi Ngesex di Kantor – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1304 views

    Perawanku – Saat ini aku masih jomblo tapi aku sudah bekerja jadi karyawan perusahaan, dimana aku satu ruang dengan wanita yang cantik dia adalah atasanku, kalau di kantor dia selalu berpakaian seksi apalagi bodynya yang montok membuat biarahiku di dalam ruangan selalu naik dan berpikiran yang menghayal dengan atasanku tersebut.

    Nggak heran dia punya hobby ngesex. Aku juga punya hobby yang sama. Tapi tidak semaniak dia. Hampir tiap hari dia ngesex dengan cowok yang disenanginya, bahkan aku sering diajak ‘Anu’ sama dia.

    Disamping aku senang dan menikmati tubuhnya yang aduhai itu, aku juga tidak berani menolak perintahnya.. pokoknya “A.I.S”-lah.. itu..tuu.. Asal Ibu Senang. Dan aku dijanjikan naik pangkat dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus tubuhnya yang montok itu.

    Dia orangnya cantik meskipun umurnya jauh diatas aku. Karena dia selalu suka pakai rok ‘super’ mini warna putih transparan. Maka aku tahu kalau dia tiap hari nggak pernah pakai CD. Yang aku heran ama dia, pas dia ada di luar ruang kerja dia selalu pakai rok biasa bahkan pernah pakai celana.

    Tapi pas ada di ruang kerja kita dia selalu pakai rok ‘super’ mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan dia selalu minta tolong aku yang ngurus. Meja kerjanya yang berada di depan aku, jadi aku bisa melihat apa yang dikerjakannya.

    Tiap menit dia selalu memancing nafsu aku. Dia sering pura-pura lihat suasana diluar jendela, padahal dia ingin memeperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu. Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja aku sambil dekat-dekat terus dia menundukkan kepalanya.. lalu yah jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH.

    Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri lagi.. Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan bulpen di lantai, terus dia jongkok membelakangi aku. Pas dia nunduk, roknya tersingkap keatas jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan memeknya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah.

    Pas dia udah ambil itu bolpoint, eh.. dijatuhin lagi terus nungging lagi.. lagi.. lagi.. Dia goyangin itu pantatnya maju-mundur, bawah-atas..lalu dia renggangkan kakinya sehingga memeknya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya. Hingga aku nggak tahan akan kelakuannya itu. Langsung aja aku deketin dia terus aku obok-obok ‘anu-nya’.. Dan ternyata.. apa yang terjadi.. ohh..

    Dia menikmati sentuhan-sentuhan aku. Saat ini aku bekerja dengan lidah aku. Aku jilat sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah. Nggak samapai dua menit udah tampak ada cairan bening di memeknya. Karena ****** aku udah nggak tahan, lalu aku masukin ****** aku ke memeknya.

    Dia mendesis – meronta – mengerang nikmat(3M) demikian juga aku. Hangat dan lembab. Lalu aku mula goyang kiri kanan, maju-mundur dan kadang-kadang aku putar. Dia bener-bener hebat, setelah aku agak pasif dalam gerakan aku karena udah hampir nyampe. Dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.

    Sementara aku makin berat nahan orgasme aku, akhirnya..

    “Bu boleh keluarin di dalam..?”kataku.

    “Boleh aja sayang, emang sudah hampir.. ya?”katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.

    “Ya, bu”kataku.
    “Kita sama-sama ya, hmm..ohh..”.

    Dengan sisa tenaga aku goyang lagi sampai aku terasa enak bener karena orgasme aku udah sampai deket pintu helm “NAZI”. Lalu aku peluk dia dari belakang sambil aku remes dadanya. Dan cret.. cret.. cret. cret, air mani aku muncrat didalam lubang memeknya.

    Dan diapun merintih ohh yes dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang.. Rupanya dia klimaks juga. Dengan ****** dan memek masih bersatu aku tetep peluk dia dari belakang.

    Dia tersenyum puas lalu melumat bibirku. Dia bilang kontolku enak banget sih. Dia kangen katanya kalau nggak dicoblos kontolku barang sehari. Nggak lama aku peluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil ngerintih akhh.. akhhgg dan lalu di dinding memeknya kubikin terasa hangat karena semprotan sperma aku tadi. Nggak ke tulungan enaknya katanya, tapi dia harus buru-buru ngrapiin baju dan nyuci memeknya. Habis gituan luemes banget dan nggak bisa kerja lagi. Abis sambil berdiri sih.

    Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur jangan dibilang. Di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.

    Malamnya aku diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, aku ajak dia pulang. Dia kutuntun ke mobilku karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan kuantarkan ke apartemennya.

    Aku bingung mengapa dia nggak pulang ke rumahnya sendiri.. mengapa kesini. Kuantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, aku istirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri aku untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam..

    tapi tubuhnya jatuh dalam pelukan aku sehingga nafsu aku untuk meng’anu’nya mulai bangkit. Kuciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya disambutnya ciuman aku dengan permainan lidahnya yang sudah profesional.

    Lama kami berciuman dan aku mulai meremas teteknya yang agak kenyal.. lalu kubuka resleting bajunya..kemudian kususupkan tanganku ke dalam behanya untuk meremas teteknya lagi dan memainkan putingnya.. sambil terus berciuman.

    Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai.. BH.. CD.. tapi kami masih berciuman. tanganku tak tinggal diam.. meremas diatas sesekali memainkan puting dan meraba dan memainkan di bagian memeknya.. oi.. jembutnya yang menggoda.. lezatnya..

    Memeknya telah banjir akibat otot memeknya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari aku.. tangannya mulai membuka satu persatu pakaianku sampai kami berdua full bugil. Kusodok sodok jari tengahku ke dalam memeknya ..sshh.. oohh.. gung.. please.. sshh.. don’t stop..aahh..

    Terus jariku telunjukku memainkan itilnya yang mulai menegang .. sshh.. aahh.. dan dia mulai merebahkan badannya di sofa kuciumi lagi putingnya dan kusodok-sodok lagi memeknya dengan dua jari.. sshh.. aahh..oohh my goodd..sshh ..

    Dia mulai mencari-cari kontolku yang sudah tegang sejak tadi.. dan mulai menghisap kontolku .. mulai dari kepala .. sshh .. aahh.. buu.. aahh.. sshh .. perlahan lahan mulutnya masuk dan melahap kontolku semuanya sshh ..hhmm.. kutambah jariku satu lagi hingga tiga yang masuk ke dalam memeknya sshh.. aachh..

    Tambah satu lagi hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan itilnya.. sshh.. hhmm.. aku lepaskan kontolku dari mulutnya dan mulai kuarahkan ke bibir memeknya yang banjir.. perlahan lahan kudorong kontolku.. sshh.. oohh.. honey.. hhmm.. bibir bawahnya menggigit bibir atasnya..

    Kuangkat kedua pahanya dan kusandarkan di sandaran sofa yang sebelah kiri sedang yang kanan kuangkat.. dan bless.. aahh.. sshh.. kuayunkan perlahan lahan.. sshh.. oohh my god.. come on.. sshh..

    Terus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku .. sshh.. buu.. saya mau keluar buu..sshh.. keluarin di dalem aja sayang..ohh aahh.. kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku sambil terus menggoyangkan pantatnya sshh.. aahh..

    Tiba-tiba dia menjerit histeris oohh..sshh.. sshh..sshh.. ternyata dia sudah keluar.. aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar memeknya sshh.. aahh.. dan aagghh.. crett.. crreett.. ccrreett..

    Kutekan pantatku hingga kontolku menempel dasar memeknya.. dan keluarlah pejuku ke dalam liang memeknya.. sshh.. bbrr.. saat terakhir pejuku keluar.. akupun lemas tetapi tidak aku cabut melainkan menaikan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aku lihat bagaimana kontolku masuk ke dalam memeknya yang di kelilingi oleh jembutnya yang menggoda..

    Kubelai jembutnya sambil sesekali menyentuh itilnya. Ssshh.. aahh.. aku mulai mengayunkan kembali kontolku.. biar agak ngilu aku paksakan..kapan lagi.. sshh.. aahh.. hhmm.. aku meminta dia untuk posisi nungging dengan tidak melepaskan kontolku dalam memeknya..

    Kontolku terasa dipelintir oleh memeknya.. terus kugenjot lagi ..sshh dan.. sshh.. dia mendorong pantatnya dan aachh.. lebih cepet honey ..sshh.. dia sudah keluar lagi

    Aku masih asik mengoyang pantatku sambil meremas teteknya yang dari tadi aku biarkan.. sshh.. hhmm..aahh.. dan creett.. creett.. akupun menekan pantatku dan menarik pinggulnya hingga kontolku mentok lagi di dasar memeknya.. kami berdua sama lemas..

    Dia ambil sebatang rokok.. dinyalakannya dan dia hisap itu rokok.. persis seperti saat dia ngesex dan menghisap ****** aku.. kami duduk dan sama menikmati permainan ngesex tersebut sambil dia merokok kami saling mengobok-obok kemaluan masing-masing..

    Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur.. kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu.. aku putar jam bekerja tepat pukul 5 soalnya aku mau pulang..

    Dia mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku.. meskipun udara di rungan sudah dingin tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi..

    Pada kesempatan lain aku datang ke rumahnya nganterin surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri.

    “Oh kamu sayang.. ayo cepet masuk..ehhmm”katanya sambil nutup pintu.

    “Iya bu, saya cuma mau ngantar suratini “kataku.

    Terus aku minta pamit pulang.. tapi.. “Aduh koq buru-buru amat sih.. ibu mau minta tolong lagi.. boleh khan ..”katanya manja. Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, aku udah tahu pasti dia pengen ngentot lagi nich.

    Pokoknya udah nggak tahan deh. Langsung aku diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia pakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya. Aku lihat dia lagi ‘super’ nafsu, lalu dia pancing aku untuk ngesex . Aku sih “A.I.S” saja.

    Lalu kulot dan CD dilepaskan step by step, lalu memeknya aku raba-raba, dan kelentitnya aku diplintir sampai dia terangsang banget. Terus baju, celana dan CD aku diplorotin. Lalu kita duduk di lantai teras.

    Dalam posisi duduk santai kakiku selonjor, dia sedot-sedot kontolku sampai aku mendesah-desah dan kontolku menjadi tegang dan keras. Dia kangkangi kakinya terus dia pegang kontolku yang udah keras sambil mengarahkan ke memeknya yang sudah basah dan merekah itu.

    Aduh enaknya terus dia naik turun terus sambil digoyang-goyang terus dikocok terus sampai kenikmatan yang tak terhingga. Rasanya dia jadi lemas dan capai, tapi dia berusaha tidak mau udahan. Kayaknya teriak tertahan, mungkin dia takut kedengaran tetangga.

    Dia terus naik turun dan aku juga ngimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya aku dan dia pelukan erat-erat karena dia sudah merasa hampir klimaks, dan nggak lama dia pun menegang dan akhirnya sama-sama puncak dan keluar.

    Pokoknya ngesex-nya nikmat banget, dan badan aku juga terasa lemas tak bertenaga kepinginnya nggak mau lepas dari tubuhnya. Tanpa pakai celana dulu dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri..

    Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya nungging ke arah aku.. sehingga memeknya terlihat merekah.. ohh. Aku melotot lihat tingkahnya begitu seronok. Ah aku cuek aja. Yang penting aku sudah ngesex dengannya.

  • Cerita Sex Tanteku Selalu Merayu

    Cerita Sex Tanteku Selalu Merayu


    1523 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Tanteku Selalu MerayuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Secara singkat penampilan tanteku ini cantik dengan tinggi 169 cm ukuran dadanya kira kira 34 an dan kejadian itu terjadi saat aku masih kelas SMU di daearah Bali, tapi sekarang aku pergi ke ibukota untuk meneruskan kuliah, sungguh aku sudah lama ingin mencicipi tubh tanteku ini, kira kira sejak SMP aku memendam rasa seperti itu.

    Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah. Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,

    “Halo Tan, ada apa?”

    “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.

    “Sekarang?” tanyaku lagi.

    “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.

    Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

    Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,

    “Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.

    “Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.

    Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV.

    Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

    Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.

    “Sorry ya Wa, Tante lama.”

    “Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.

    “Oom kemana Tante?” tanyaku.

    “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.

    “Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.

    “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.

    “Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

    Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.

    “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.

    “Males Wa,” jawab tanteku enteng.

    “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.

    “Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.

    Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.

    “Oke deh!” sahutku dengan girang. Agen Bola

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.

    “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.

    “Bentar Tan!” jawabku.

    Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang.

    Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa.

    Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

    “Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.

    “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.

    Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.

    “Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”

    “Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.

    Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

    Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,

    “Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
    “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.

    “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.

    Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

    “Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.

    “Maksud Tante?” tanyaku lagi.

    “Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.

    “Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.

    “Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.

    “Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.

    “Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

    Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.

    “Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.

    “Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.

    “Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.

    “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.

    Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

    Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.

    “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya.

    Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan.

    “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya.

    “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

    Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah.

    Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.

    Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi.

    “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya.

    “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

    Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku.

    “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan.

    “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

    Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,

    “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”

    “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”

    Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

    Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih.

    Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan.

    Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Selingkuh Akibat Sena

    Cerita Sex Selingkuh Akibat Sena


    710 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Akibat Sena, Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.

    Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.
    “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
    “Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”
    Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.
    “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
    “Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
    “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.
    “Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.
    “Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
    “Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.
    Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.

    “Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.
    “Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
    Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.
    “Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.
    “Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.
    Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.
    “Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.
    Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.

    “De…”, sapanya manja.
    Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
    “Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
    Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.

    Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
    “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.

    Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.

    Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.

    Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.

    “Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
    Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
    Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.
    Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
    Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,
    Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
    “Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
    Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.

    Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.

    Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.

    Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.
    “Kenapa Fi…?”, tanyaku.
    Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”
    “Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
    Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”
    Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”
    Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Hot KKN Buat Naik Birahi Seks

    Cerita Sex Hot KKN Buat Naik Birahi Seks


    2941 views

    Perawanku – Hai, namaku Dony. Aku tinggal di Yogya tetapi tidak di kotanya melainkan hanya di pedesaan pinggiran kota gudeg itu. Karena tidak mempunyai uang untuk kuliah jadi aku selama beberapa bulan ini setelah pengumuman kelulusan SMU hanya menganggur saja di rumah.

    Cerita ini merupakan kejadian nyata di suatu desa T***** di pinggiran kota Yogya pada tahun 1990-an, dan ini menjadi sebuah trauma di desa saya, sehingga saya memberikan nama-nama samaran supaya tidak merugikan pihak lain.

    Pada pertengahan bulan Maret tahun 1990-an, desaku kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan melakukan KKN. Mungkin karena ini adalah baru pertama kalinya desaku jadi tempat tujuan KKN sehingga penduduk desaku sangat gembira mendengar akan ada mahasiswa yang akan ikut membantu meringankan beban dalam membangun desa kami terutama kepala dusunnya.

    Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah saya, sehingga secara otomatis saya jadi dapat berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainya cewek. Kebanyakan mereka bukan orang Yogya asli. Mereka ada yang berasal dari Bandung, Sumatra, dan Sulawesi, cuma satu orang yang berasal dari Yogya.

    Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membangun sebuah kamar mandi umum untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun. Setiap hari, ketika mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, aku selalu memperhatikan salah satu anggota cewek dari ketiga mahasiswi tersebut. Ia bernama Windy, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku saat itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca tahu sendiri kan kalau orang Bandung umumnya berkulit putih mulus.

    Aku selalu memperhatikan Windy karena tubuhnya yang indah dan bahenol itu, ia memakai BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, karena memang payudaranya sangat menonjol, apalagi saat kerja ia hanya mengenakan kaus ketat dan memakai celana gunung hanya pada bagian atasnya saja, mungkin karena panas sehingga bagian bawahnya tidak dipakainya saat bekerja, meskipun saat berdiri hanya sampai lutut, tetapi saat berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu sangat terlihat jelas dan saat berkeringat, BH-nya terlihat jelas karena tercetak terkena keringat. Aku jelas sangat tergoda dan bernafsu, apalagi di desaku jarang melihat cewek putih secantik dia.

    Suatu ketika, saat mereka sedang bekerja keras, entah mengapa Windy minta diantarkan temannya ke tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 200 m dari tempat kerjanya, aku langsung mengikutinya karena hanya gadis itulah yang aku sukai tubuh seksinya.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Sesampai di rumah mereka, Silvi teman Windi yang mengantarkannya, diminta Windi untuk segera kembali ke teman-temannya untuk membantu pekerjaan yang sedang mereka kerjakan agar cepat selesai. Mungkin karena kelelahan, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Karena rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya maka kamar mandinya pun juga sederhana sekali, pintunya saja hanya terbuat dari seng yang tidak bisa tertutup rapat, bagian bawahnya terbuka sekitar 5 cm, dan bagian kanan atau kiri pintu juga mudah diintip. Aku sudah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karena aku sering mengintip diam-diam dua anak Pak Kadus yang masih SMP dan SMU saat mereka mandi. Meskipun mereka berwajah manis tetapi masih kalah putih dan seksi dibandingkan si Windi.

    Aku masuk lewat halaman belakang karena kamar mandinya juga terletak di halaman belakang. Mungkin karena sudah merasa aman setelah pintu depan ditutup dan dikunci rapat, ia mandi dengan santai sambil menyanyi-nyanyi lagu pop Britney Spears kesukaannya. Saat aku mulai mengintip, ia sedang berjongkok untuk kencing sehingga aku mulai khawatir kalau-kalau ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi sedangkan aku mengintipnya dari bawah pintu. Tetapi untungnya ia hanya melihat ke bawah lantai.

    Cerita Sex Hot KKN Buat Naik Birahi Seks

    Cerita Sex Hot KKN Buat Naik Birahi Seks

    Saat ia kencing itulah aku merasa terangsang. Vaginanya terlihat jelas karena terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting dan lebat, dan yang paling kusukai dari dia tentunya adalah karena ia masih perawan. Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya vagina cewek yang masih perawan karena selama ini aku hanya berpacaran dan berhubungan intim dengan wanita yang sudah tidak perawan dan tidak secantik dia.

    Setelah ia selesai mandi, aku ingin segera keluar dari rumah itu, tapi karena hari itu hujan, aku terpeleset saat memanjat tembok dan menyenggol pot tanaman hingga ia langsung keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup handuk untuk melihat suara apa itu dan langsung memergokiku.

    “Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kamu Mas?”.

    “Eh.. Emm.. Aku ee.. Lagi manjat tembok tapi kepeleset”, ujarku beralasan.

    Karena sudah tak tahan melihat tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu aku mendekatinya dan tanpa basa-basi langsung kusekap mulutnya. Dengan mudah aku dapat meringkusnya dengan mengikat tangannya karena di tempat itu terdapat banyak tali-tali tambang, dan kuseret dia ke dalam kamar tidur entah milik siapa. Di situ aku buka ikatannya dan langsung kurebut handuknya sehingga ia telanjang bulat.

    “Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga”, ia hanya dapat menangis dan memohon-mohon saat aku melepaskan semua bajuku.

    “Emang gue pikirin, aku dah nggak tahan ngeliat tubuh seksi lu!!”, bentakku.

    Pistolku yang berukuran 18 cm ini langsung tegak menodong ke arahnya. Aku langsung menubruk dia. Karena ia melakukan perlawanan terpaksa aku menampar dan sedikit mencekiknya, karena hanya dengan cara inilah ia akhirnya dapat lemas dan menyerah tanpa membuat lecet kulit putih mulusnya. Aku mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu aku melumat payudara dan menggigiti putingnya.

    “Aah.. Aah sakit Mas!”, rintihnya lalu aku mulai meletakan penisku di atas vaginanya.

    “Jangan digituin Mas, ampun Mas”, ia memohon sambil mengeluarkan air matanya.

    “Santai aja Mbak, enak kok”

    “Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!”, ia menjerit kesakitan saat aku berusaha keras memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih tertutup rapat.

    Lalu kubalik posisi tubuhnya sehingga ia berlutut dan kutampar-tampar pantatnya hingga memerah, sambil kujilat-jilat pantat mulusnya.

    “Wow, pantat Mbak indah juga, bulet tapi juga sekal banget”

    Saat hampir kumasukkan penisku ke duburnya tiba-tiba pintu terbuka dan ada orang masuk. Windi tahu bahwa itu pasti temannya sehingga ia langsung berterika meminta tolong. Orang itu mendengar teriakan Windi lalu langsung menuju kamar ini hingga ia terkejut bukan main begitu juga denganku

    “Hey, sedang apa kau?”

    “Eh.. Mm anu aku..” aku bingung menjawabnya.

    Windi sempat lega melihat salah seorang temannya datang. Teman pria Windi itu sempat ingin marah ketika Windi akan kusodomi. Tetapi ketika ia melihat kemolekan tubuh Windi, ia jadi terdiam sesaat. Mungkin ia juga terangsang, karena saat aku melihat bibirnya ia mengucapkan kata “Wow” dengan lirih secara tidak sengaja. Tanpa disangka ia lalu malah memberi suatu penawaran kepadaku.

    “Kalo lu ngasih aku bagian dari tubuh sexy ini, aku nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?”

    “Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja.” tentu saja aku setuju dari pada dikeroyok masa.

    Dia langsung membuka bajunya yang sudah basah terkena hujan.

    “Loh, Rob kamu ini gimana sih, aku ini temanmu” Windi merasa kecewa ketika ia melihat temannya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.

    “Iya aku juga tau lu ini temanku, tapi kan cuman teman KKN aja dan selama ini aku selalu terangsang ngeliat tubuh lu saat ngintip lu mandi, he.. he.. he”, ujarnya.

    Aku langsung melanjutkan kegiatanku tadi. Saat Windi masih berdebat dengan temannya, langsung saja kumasukkan penis 18,5 cm-ku ini ke lubang duburnya.

    “Robi, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!” ia menjerit kesakitan.

    “Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tapi enak tenan Win duburmu!!”, ujarku.

    Temannya pun tak tinggal diam, ia langsung menyodorkan batang kemaluannya ke wajah Windi.

    “Nah Win entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!”, ia memaksa membuka mulut Windi dengan menjambaknya.

    “Please Rob, please.. mmph.. mmphh!”.

    Windi merasakan siksaan sampai hampir muntah, karena memang ia belum pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, karena aku senang jika melihat payudaranya bergoyang-goyang.

    “Aach.. Oocchh.. Yes!!”.

    Akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Robi pun ikut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Windi dan memaksanya untuk menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisnya. Lalu kami beristirahat sebentar sambil merokok dan menonton film porno di ruang tengah. Lalu temannya yang ternyata bernama Robi itu mampir ke warung sebelah untuk membeli vitamin penambah tenaga dan obat kuat.

    Setelah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga teman-temannya yang lain kemungkinan masih akan lama pulangnya. Kami pun meneruskan memperkosa Windi. Ia mengira penderitaanya sudah berakhir karena saat aku menghampirinya, ia sudah memakai CD-nya kembali. Ia pun terkejut saat aku menghampirinya sehingga ia melakukan sedikit pemberontakan tapi tidak berhasil lalu langsung kutampar hingga jatuh dan Robi melepaskan kembali CD-nya.

    “Tolong sudahi saja Rob, aku sudah cape”, mohonnya.

    “Hey aku kan belum nyoba vagina lu tau!”

    Robi berbaring telentang di kasur dan mengangkat tubuh Windi dengan posisi tengkurap menghadap dirinya, dan langsung menghujamkan penisnya ke vaginanya.

    “Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, udah aja Rob, sakit..!”, rintihnya.

    Tanpa kutunggu-tunggu, aku langsung ikut menunggangi tubuh Windi dan memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Robi bergesekan dalam satu vagina hingga lapisan klitoris Windi robek dan berdarah.

    “Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!”

    Setelah sekitar 25 menit, Robi menyemprotkan spermanya dulu lalu mencabutnya, dan tubuh Windi kubalikkan telentang. Lima menit kemudian ganti aku yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku. Aku pun lemas dan menindih tubuh seksinya tapi tidak langsung mencabut penisku dari vaginanya. Windi pun juga sudah sangat lemas tidak berdaya.

    Karena hujan sudah mulai agak reda, Robi langsung mengeluarkan HP-nya dan memfoto bagian-bagian vital tubuh telanjang Windi untuk mengancam Windi agar tidak membuka mulut kepada siapapun. Lalu kami memakaikan bajunya. Saat kemudian 2 orang lagi temannya datang, kami terlihat sedang menonton TV bersama. Meskipun wajah Windi terlihat sedih, mereka tidak mengetahui dan tidak mempedulikannya karena memang hubungan mereka belum begitu akrab sebab mereka semua berbeda jurusan apalagi baru saling kenal beberapa hari. Tetapi beberapa hari kemudian, Windi akhirnya mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah diperkosa oleh saya dan temannya saat KKN, sehingga kami pun ditangkap oleh polisi dan dipenjara selama 2,5 tahun.

    Setelah kejadian itu, warga desa saya menjadi trauma karena takut kejadian itu akan terulang lagi dan itu telah memperburuk nama desaku. Sejak saat itu jika ada KKN lagi, penduduk desa saya meminta para anggota KKN khususnya cewek harus berpakaian sopan dan tidak merangsang, karena pemuda di desaku memang jarang keluar desa, sehingga agak mudah terangsang jika melihat cewek cantik dengan pakaian yang sedikit menggoda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Aku Perkosa Tetangga Ku Sendiri Saat Rumahnya Sedang Sepi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Aku Perkosa Tetangga Ku Sendiri Saat Rumahnya Sedang Sepi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    3084 views

    PerawankuPerkenalkan namaku Iwan dan aku ingin ceritakan pengalaman ku saat ku perkosa tetanggaku sendiri. Sebut saja nama cewek nya mawar dan mawar masih berumur 18 tahun. Mawar tipe cewek yang periang dan dirinya selalu aktif kalau di rumah nya maka itu aku berpikir untuk bisa memperkosa dirinya karena aku jika melihat mawar dirinya langsung ingin memperkosa nya.

    Mawar mempunyai paras yang cantik dan tubuh yang seksi. Walaupun umurnya masih 18 tahun namun Mawar memiliki toket yang montok dengan pantat yang besar. Yang membuat ku terangsang saat melihat dirinya. Rumah kita hanya berdepanan saja maka itu aku sering perhatikan Mawar dari rumah ku yang berdeketan itu. Aku selalu perhatikan jika mawar sedang ada di rumah. Aku pernah berpikir untuk ingin perkosa Mawar karena ku sangat terangsang saat melihat body nya itu yang semok, namun kesempatan belum datang untuk perkosa Mawar.

    Suatu hari aku berencana untuk bisa memperkosa Mawar karena aku mendengar keluarga nya ingin pulang ke kampung. Dan hanya tinggal Mawar dengan nenek nya saja di rumah, ini akan menjadi kesempatan ku untuk bisa memperkosa Mawar saat keluarganya sedang pulang kampung. Aku bukan hanya dekat sama Mawar, namun aku juga sangat dekat dengan keluarganya Mawar. Aku sering bermain ke rumah Mawar jika tidak ada kesibukan, dan mungkin keluarga Mawar salah satu tetanggaku yang paling baik dan paling dekat.

    Pada hari sabtu pagi pukul 8 pagi aku sudah bangun tidur dan aku sedang santai di depan rumahku. Mama nya Mawar mengatakan kepada ku jika dirinya ingin pulang kampung nanti siang dan pada hari senin baru pulang. Mama nya mengatakan kepada ku agar menitip kan rumah nya kepada ku dan juga Mawar anak nya. Aku pun yang sudah mempunyai rencana mengatakan iya nanti aku jagain. Mama nya memang sangat dekat pada ku, maka itu mamanya Mawar sudah sangat percaya dengan ku.

    Nama mama nya Mawar Mbak Sari, dan aku memanggil nya Mbak Sari. Mbak Sari mengatakan agar menjagakan Mawar agar jangan bandel saat dia sedang pergi, dan aku pun mengatakan akan menjaga Mawar jika perlu aku menginap di rumah nya untuk menjaganya. Mbak Sari pun setuju jika aku menginap di rumah nya, Mbak Sari memang sudah sangat percaya dengan ku maka itu aku di perbolehkan untuk menginap di rumah nya untuk menjaga Mawar.

    Walaupun Mawar bersama nenek nya di rumah namun nenek nya sudah cukup tua. Maka itu Mbak Sari percayakan aku untuk menjaga Mawar, dan Mawar pun keluar dari kamar nya dan ikut ngobrol bersama aku dan mamanya.

    Mawar nanti Iwan nginap di rumah ya. “Kata mamanya.

    Kenapa emang nya ma Kak Iwan nginap di rumah? “Tanyanya.

    Iya Mawar, mama sudah titipkan kamu ke Iwan untuk menjaga kamu. “Katanya.

    Iya ma, ya sudah nanti malam kak Iwan tidur di rumah kita. “Jawabnya.

    Iyaa Mawar, jangan bandel ya mama sedang pergi. “Katanya.

    Iya ma Mawar gak bandel kok. “Jawabnya.

    Itu percakapan mama dan anak nya Mawar dan aku hanya mendengar kan saja. Mbak Sari dan keluarganya pergi ke kampung jam 10 pagi, tersisa 1 jam lagi rumah nya Mawar sudah sepi. Aku yang sudah mempunyai rencana untuk perkosa Mawar nanti malam harus mempersiapkan apa yang harus ku siapkan. Aku sebenarnya sedikit takut untuk memperkosa Mawar karena rumah kita sangat dekat dan keluarganya juga sangat baik dan mengenalku.

    Namun aku tidak bisa menahan saat melihat Mawar toketnya yang montok dan pantatnya yang besar. Waktu sudah menunjukan pukul jam 10 pagi dan Mbak Sari ijin pergi untuk ke kampung dan menitipkan Mawar kepadaku. Akhirnya keluarga Mawar pergi ke kampung meninggalkan Mawar dan neneknya di rumah, aku pun merasa sangat senang dengan kondisi ini.

    Akhirnya Mawar di tinggal oleh keluarganya ke kampung dan hanya tertinggal dirinya dan nenek nya saja di rumah. Mawar masuk ke rumahnya dan aku pun juga pulang ke rumah ku untuk santai-santai. Aku ke lantai 2 rumah ku untuk bersantai sambil merokok dan aku melihat Mawar baru selesai mandi yang hanya memakai handuk. Aku melihat toket Mawar menonjol dari dalam handuk yang di pakai nya itu. Otak ku langsung berpikiran kotor dan sudah tidak sabar untuk malam karena aku nanti akan nginap di rumah Mawar untuk menjaga dirinya. Aku mencoba mengajak Mawar untuk ngobrol agar nanti malam tidak terlalu canggung.

    Mawar nanti malam ada acara gak? “Kataku.

    Gak ada deh kayanya kak. “Jawabnya.

    Ohh, jadi aku jam berapa nginap di rumah kamu? “Kataku.

    Jam 9 juga gpp kak, jangan terlalu malam kak ntar aku sendirian. “Katanya.

    Ohh, ya sudah nanti jam 9 aku ke rumah kamu ya.. “Kataku.

    Setelah ngobrol Mawar pun masuk ke dalam untuk memakai baju sehabis mandi. Tak di sangka Mawar mengganti baju di kamar dan jendela kamar tidak di tutup oleh nya sehingga membuat diriku bisa melihat semua isi tubuhnya itu. Aku melihat tubuh nya sangat mulus dan toket nya membuat aku semakin napsu untuk bisa memperkosa Mawar nanti malam. Puting susu nya yang berwarna pink ingin ku emut dan memek nya pun terlihat sangat imut dengan ada bulu-bulu tipis di atas nya.

    5 menit aku melihat Mawar mengganti baju dan setelah itu Mawar keluar dan turun ke bawah. Aku pun langsung masuk ke kamar untuk tiduran dan masih terbayang tubuh mulus nya Mawar membuat ku terangsang. Aku pun lupakan semua itu dan aku tertidur karena ngantuk. Aku tertidur dan akhirnya pas aku bangun sudah jam 7 malam. Aku pun langsung bergegas untuk mandi dan makan sebelum nanti menginap di rumah Mawar.

    Setelah semua sudah selesai aku pun beranjak keluar rumah sambil menunggu Mawar. Saat ku keluar rumah aku melihat Mawar sedang duduk santai depan rumah nya, dan aku pun menghampiri nya. Kita berdua ngobrol bersama dan akhirnya tak di sangka waktu sudah jam 10 malam dan akhinya waktu ini yang sudah ku tunggu dari siang. Mawar langsung mengajak ku masuk ke rumah nya karena sudah malam, dan aku sudah berjanji untuk nginap di rumah nya untuk menjaga Mawar.

    Aku dan Mawar masuk ke dalam rumah dan di sana aku melihat nenek nya Mawar sudah tertidur. Aku dan Mawar melanjutkan ngobrol di ruang tamu sambil ngobrol kami berdua tidur2an di kasur, karena Aku dan Mawar nanti akan tidur di ruang tamu. Kita pun bercanda-canda dan bersenang-senang, karena lupa waktu ternyata sudah larut malam aku melihat sudah jam 12 malam. Mawar pun mengatakan jika dirinya sudah ngantuk dan dirinya ingin tidur, dirinya mengganti pakaian nya dengan memakai baju tidur.

    Aku melihat Mawar mengganti baju tidur dan terlihat sangat jelas puting susu nya dari luar baju tidur yang di pakai nya. Di yakini Mawar jika tidur tidak memakai bra sehingga terliaht jelas puting nya. Aku pun semakin terangsang melihat Mawar begitu seksi jika ingin tidur dan Mawar pun tidur dan aku nanti akan tidur di sebelah Mawar. Mawar ijin dirinya tidur duluan karena dia sudah sangat ngantuk, aku pun mengatakan ya sudah kamu tidur duluan nanti aku nyusul.

    Mawar pun langsung menutup mata nya dan terlihat dia sudah tertidur. Aku melihat Mawar sangat seksi dengan baju yang tipis dan celana pendek yang terlihat paha nya yang putih mulus. Aku pun mencoba tidur di samping nya, dan pelan-pelan tangan ku mulai iseng dengan mengelus paha nya Mawar. Mawar hanya diam dan aku melihat Mawar sudah sangat pulas tidurnya.

    Aku pun semakin menjadi dengan tangan ku naik ke tubuh atas Mawar. Aku mencoba memegang puting toket nya dari luar baju tidur nya. Saat ku pegang Mawar sedikit bergerak mungkin karena terasa tangan ku memegang toketnya. Aku melihat situasi semakin larut dan sepi aku pun sudah tidak sabar untuk bisa ngentot dengan Mawar. Dan aku beranikan dirinya membuka baju yang di pakai Mawar. Pelan-pelan ku angkat dan akhirnya terbuka terlihat langsung toket nya Mawar dengan puting nya yang berwarna pink, aku langsung saja mengisap puting Mawar dengan napsu dan Mawar terbangun.

    Mawar melihat ku sedang mengisap puting nya dan dirinya berusaha untuk melepaskanku. Namun aku paksa dan memeluk dirinya dan tetap ku isep puting nya sambil meremas-remas toketnya itu. Akupun mencoba mencium bibirnya dan Mawar meneteskan air mata, aku tak peduli melihat nya karena aku sudah sangat napsu untuk bisa ngentot dengan Mawar. Aku pun tarik celana nya dan cd nya dan akhirnya Mawar sekarang sudah telanjang bulat.

    Aku juga membuka semua pakaian ku dan kami berdua sudah telanjang bulat. Mawar semakin kuat nangis nya dan aku tutup mulut nya dengan tangan ku dan sedikit mengancam agar tidak teriak lagi. Ku arahkan kontol ku yang sudah mengeras dan ku langsung sodok ke memek nya, Mawar pun sedikit mengerang kesakitan karena Mawar masih perawan, aku sedikit susah masukan kontol nya karena memeknya masih rapet. Aku kuatkan dorongan nya agar kontol ku masuk semua ke dalam memek nya, dan sluppppppppss masuk semua kontol ku dan Mawar teriak aaauuu sakitt.

    Aku memeluk dirinya agar tidak kesakitan dan mengelus rambutnya. Ku cium bibirnya dan mengatakan aku sayang kamu. Mawar pun hanya terdiam dan terlihat dirinya sudah pasrah dengan apa yang ku lakukan. Darah perawan nya keluar dari memek Mawar dan ku lap darahnya dengan tisu, setelah bersih aku melanjutkan masukin kontol ku dan aku genjot memek nya dengan cepat.

    Mawar memek kamu enak banget masih perawan dan sempit. Mawar hanya diam dan melihat ku dengan sedih namun aku abaikan tatapannya dengan ku sodok memeknya dengan napsu. Aku sedot puting nya dan ku gigit dengan napsu putingnya yang berwarna pink itu. Mawar sangat cantik saat ku ngentot dengan nya. Akhirnya aku bisa mencicipi memek Mawar yang masih perawan. Aku percepat genjotnya takut nenek nya terbangun tidur. 20 menit ku genjot dan akhirnya sperma ku keluar juga crotttt crottttt ahhhhhhhhh enak banget semua sperma ku keluar di dalam memek Mawar. Mawar pun langsung lemas karena ku sodok memeknya dan aku pun langsung bersihkan spermanya dan memakai kan pakaian Mawar. Aku pun juga memakai kembali pakaian ku. Akhirnya kami berdua selesai ngentot dan kami pun tidur dengan pelukan seperti suami istri pada malam itu.

  • Cerita Sex Seshi Dengan Bibir Sexynya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Seshi Dengan Bibir Sexynya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1569 views

    Perawanku – Waktu itu Rounald yg masih duduk di perkuliahan mempunyai teman akrab namanya. Silvina dia berasal dari Sumatera dan katanya dia masih menumpang di rumah tantenya, kebetulan hobi kita sama yaitu naik gunung pecinta alam kita sering bersama kadang aku juga maen kerumahnya, dan bisa lebih karena aku juga naksir dgn adik sepupunya namanya Seshy.Seshy adalah anak dari tante yg rumahnya ditumpangi oleh Silvina, meskipun aku sudah akrab dgn keluarganya tante tapi aku tak langsung pacari si Seshy, tapi selama perjalanan waktu sudah berubah dimana ayah Seshy yg wakil rakyat meninggal dunia.

    Jadi Sekarang Ibunya yg mengurus semua perusahaan yg dikendalaikan ayah Seshy, Harapanku untuk memacari Seshy tetap ada, meskipun saat aku berkunjung kerumahnya jarang bertemu langsung dgn Seshy, malah Ibunya yg namanya Desta menemaniku, karena kesibukannya Seshy yg di Jakarta sedang belajar di sekolah presenter stasiun TV swasta.

    Tapi sebenarnya kalau mau jujur Seshy masih kalah dgn ibunya. Bu Desta lebih cantik.,kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang pembawaannya. Sementara Seshy agak sawo matang, nurun ayahnya kali? Seandainya Seshy seperti ibunya: tenang pembawaannya, keibuan dan penuh perhatian, baik juga.

    Sekarang, di rumah yg cukup mewah itu hanya ada bu Desta dan seorang pembantu. Silvina sudah tidak di situ, sementara Seshy sekolah di ibukota, paling-paling seminggu pulang. Akhirnya aku di suruh bu Desta untuk membantu sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya. Untungnya aku memiliki kemampuan di bidang komputer dan manajemennya, yg aku tekuni sejak SMA.

    Setelah mengetahui manajemen perusahaan bu Desta lalu aku menawari program akuntansi dan keuangan dgn komputer, dan bu Desta setuju bahkan senang. Merencanakan kalkulasi biaya proyek yg di tangani perusahaannya, dsb.

    Aku menyukai pekerjaan ini. Yg jelas bisa menambah uang saku aku, bisa untuk membantu kuliah, yg saat itu baru semester dua. Bu Desta memberi honor lebih dari cukup menurut ukuran aku. Pegawai bu Desta ada tiga perempuan di kantor, tambah aku, belom termasuk di lapangan.

    Aku sering bekerja setelah kuliah, sore hingga malam hari, datang menjelang pegawai yg lain pulang. Itupun kalau ada proyek yg harus dikerjakan. Part time begitu. Bagi aku ini hanya kerja sambilan tapi bisa menambah pengalaman.

    Karena hubungan kerja antara majikan dan pegawai, hubungan aku dgn bu Desta semakin akrab. Semula sih biasa saja, lambat-laun seperti sahabat, curhat, dan sebagainya.

    Aku sering dinasehati, bahkan saking akrabnya, bercanda, aku sering pegang tangannya, mencium tangan, tentu saja tanpa diketahui rekan kerja yg lain. Dan rupanya dia senang. Tapi aku tetap menjaga kesopanan.

    Pengalaman ini yg mendebarkan jantungku, betapapun dan siapapun bu Desta, dia mampu menggetarkan dadaku. Meskipun sudah cukup umur perempuan ini tetap jelDesta. Aku kira siapapun orangnya pasti mengatakan orang ini cantik bahkan cantik sekali.

    Dasar pandai merawat badan, karena ada dana untuk itu, rajin fitnees, di rumah disediakan peralatannya. Kalau sedang fitnees memakai pakaian fitnees ketat sangat sedap dipandang. Ini sudah aku ketahui sejak aku SMA dulu, tapi karena aku kepingin mendekati Seshy, hal itu aku kesampingkan.

    Data-data pribadi bu Desta aku tahu betul karena sering mengerjakan biodata berkaDestan dgn proyek-proyeknya. Tingginya 161 cm, usianya saat kisah ini terjadi 37 tahun, lima bulan dan berat badannya 52 kg. Cukup ideal.

    Pada suatu hari aku lembur, karena ada pekerjaan proyek dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender. Pukul 22.00 pekerjaan belom selesai, tapi aku agak terhibur bu Desta mau menemaniku, sambil mengecek pekerjaanku.

    Dia cukup teliti. Kalau kerja lembur begini ia malah sering bercanda. Bahkan kalau minumanku habis dia tidak segan-segan yg menuang kembali, aku malah menjadi kikuk. Dia tak enggan pegang tanganku, mencubit, namun aku tak berani membalas.

    Apalagi bila sedang mencubit dadaku aku sama sekali tidak akan membalas. Dan yg cukup surprise tanpa ragu memijit-pijit bahuku dari belakang.

    “Capek ya..? Aku pijit, nih”, katanya.

    Aku hanya tersenyum, dalam hati senang juga, dipijit janda cantik. Apalagi yg kurasakan dadanya, pasti teteknya menyenggol kepalaku bagian belakang, aku rasakan nyaman juga. Lama-lama pipiku sengaja aku pepetkan dgn tangannya yg mulus, dia diam saja.

    Dia membalas membelai-belai daguku, yg tanpa rambut itu. Aku menjadi cukup senang. Hampir pukul 23.00 baru selesai semua pekerjaan, aku membersihkan kantor dan masih dibantu bu Desta. Wah perempuan ini betul-betul seorang pekerja keras, gumanku dalam hati.

    Aku bersiap-siap untuk pulang, tapi dibuatkan kopi, jadi kembali minum.

    “Kamu sudah punya pacar Ron?”

    “Belom Bu”, jawabku

    “Masa.., pasti kamu sudah punya. Perempuan mana yg tak mau dgn lelaki ganteng”, katanya

    “Belom Bu, sungguh kok”, kataku lagi. Kami duduk bersebelahan di sofa ruang tengah, dgn penerangan yg agak redup. Entah siapa yg mendahului, kami berdua saling berpegangan tangan saling meremas lembut. Yg jelas semula aku sengaja menyenggol tangannya

    Mungkin karena terbawa suasana malam yg dingin dan suasana ruangan yg syahdu, dan terdengar suara mobil melintas di jalan raya serta sayup-sayup suara binatang malam, aku dan bu Desta hanyut terbawa oleh suasana romantis.

    Bu Desta yg malam itu memakai gaun warna hDestam dan sedikit motif bunga ungu. Sangat kontras dgn warna kulitnya yg putih bersih.

    Perempuan pengusaha ini makin mendekatkan badannya ke arahku. Dalam kondisi yg baru aku alami ini aku menjadi sangat kikuk dan canggung, tapi anehnya nafasku makin memburu, kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu. Aku menjadi bergemetaran, dan tak mampu berbuat banyak, meski tanganku tetap memegang tangannya.

    “Dingin ya Ron..?!”, katanya sendu.

    Sementara tangan kiriku dDestarik dan mendekap lengan kirinya yg memang tanpa lengan baju itu.
    “Ya, Bu dingin sekali”, jawabku.

    Terasa dingin, sementara tangannya juga merangkul pinggangku. Bau wewanginan semerbak di sekitar, aku duduk, menambah suasana romantis

    “Kalau ketahuan Darti (pembantunya), gimana Bu?”, kataku gemetar.

    “Darti tidak akan masuk ke sini, pintunya terkunci”, katanya.

    Aku menjadi aman. Lalu aku mencoba mengecup kening perempuan lincah ini, dia tersenyum lalu dia menengadahkan wajahnya. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapapun, kukecup bibir indahnya.

    Dia menyambut dgn senyuman, kami saling berciuman bibir saling melumat bibir, lidah kami bertemu berburu mencari kenikmatan di setiap sudut-sudut bibir dan rongga mulut masing-masing.

    Tangankupun mulai meraba-raba badan sintal bu Desta, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku dan bahkan menyusup dibalik kaosku. Aku menjadi semakin terangsang dalam permainan yg indah ini.

    Sejenak jeda, kami saling berpandangan dia tersenyum manis bahkan amat manis, dibanding waktu-waktu sebelomnya.

    Kami berangkulan kembali, seolah-olah dua sejoli yg sedang mabuk asmara sedang bermesraan, padahal antara majikan dan pegawainya. Dia mulai mencumi leherku dan menggigit lembut semantara tanganku mulai meraba-raba badannya, pertama pantatnya, kemudian menjalar ke pinggulnya.

    “Sejak kamu kesini dgn Silvina dulu, aku sudah berpikir: “Ganteng banget ini anak!””, katanya setengah berbisik.

    “Ah ibu ada-ada saja”, kataku mengelak meskipun aku senang mendapat sanjungan.

    “Aku tidak merayu, sungguh”, katanya lagi.

    Kami makin merangsek bercumbu, birahiku makin menanjak naik, dadaku semakin bergetar, demikian juga dada bu Desta. Diapun nampak bergetaran dan suaranya agak parau.

    Kemudian aku beranjak, berdiri dan menarik tangan bu Desta yg supaya ikut berdiri. Dalam posisi ini dia aku dekap dgn hangatnya. Hasrat kelakianku menjadi bertambah bangkit dan terasa seakan membelah celana yg aku pakai.

    Lalu aku bimbing dia ke kamarnya, bagai kerbau dicocok hidungnya bu Desta menurut saja. Kami berbaring bersama di spring bed, kembali kami bergumul saling berciuman dan becumbu.

    “Gimana kalau aku tidur di sini saja, Bu”, pintaku lirih.

    Ia berpikir sejenak lalu mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian sambil menyodorkan kepada aku.

    “Ini pakai punyaku”, dia menyodorkan pakaian tidur.

    Lalu aku melorot celana panjangku dan kaos kemudian memakai kimononya.

    Aku menjadi terlena. Dalam dekapannya aku tertidur. Baru sekitar setengah jam aku terbangun lagi. Dalam kondisi begini, jelas aku susah tidur.

    Udara terasa dingin, aku mendekapnya makin kencang. Dia menyusupkan kaki kanannya di selakangan aku. Kemaluanku makin bergerak-gerak, sementara cumbuan berlangsung, kemaluanku semakin menjadi-jadi kencangnya, yg sesungguhnya sejak tadi di sofa.

    Aku berpikir kalau sudah begini bagaimana? Apakah aku lanjutkan atau diam saja? Lama aku berfikir untuk mengatakan tidak! Tapi tidak bisa ditutupi bahwa hasrat, nafsu birahiku kuat sekali yg mendorong melonjak-lonjak dalam dadaku bercampur aduk sampai kepada ubun-ubunku.

    Meskipun aku diamkan beberapa saat, tetap saja kejaran libido yg terasa lebih kuat. Memang aku sadar, perempuan yg ada didekapanku adalah majikanku, tantenya Silvina, mamanya Seshy, tapi sebagai lelaki normal dan dewasa aku juga merasakan kenikmatan bibir dan rasa perasaan bu Desta sebagai perempuan yg sintal, cantik dan mengagumkan.

    Sedikitnya aku sudah merasakan kehangatannya badannya dan perasaannya, meski pengalaman ini baru pertama kali kualami.

    Aku tak kuasa berkeputusan, dalam kondisi seperti ini aku semakin bergemetaran, antara mengelak dan hasrat yg menggebu-gebu. Aku perhatikan wajahnya di bawah sorot lampu bed, sengaja aku lihat lama dari dekat, wajahnya memancarkan penyerahan sebagai perempuan, di depan lelaki dewasa.

    Pelan-pelan tanganku menyusup di balik gaunnya, meraba pahanya dia mengeliat pelan, aku tidak tahu apakah dia tidur atau pura-pura tidur. Aku cium lembut bibirnya, dan dia menyambutnya. Berarti dia tidak tidur. Ku singkap gaun tidurnya kemudian kulepas, dia memakai beha warna putih dan celana dalamnya juga putih.

    Aku menjadi tambah takjub melihat kemolekan badan bu Desta, putih dan indah banget. Ku raba-raba badannya, dia mengeliat geli dan membuka matanya yg sayu. Jari-jari lentiknya menyusup ke balik baju tidur yg kupakai dan menarik talinya pada bagian perutku, lalu pakaianku terlepas. Kini akupun hanya pakai celana dalam saja.

    “Kamu ganteng banget, Ron, tinggi badanmu berapa, ya?”, bisiknya. Aku tersenyum senang.

    “Makasih. Ada 171. Bu Desta juga cantik sekali”, mendengar jawabanku, dia hanya tersenyum.

    Aku berusaha membuka behanya dgn membuka kaDestannya di punggungnya, kemudian keplorotkan celana dalamnya sehingga aku semakin takjub melihat keindahan alam yg tiada tara ini. Hal ini menjadikan dadaku semakin bergetar.

    Betapa tidak?! Aku berhadapan langsung dgn perempuan tanpa busana yg berbadan indah, yg selama ini hanya kulihat lewat gambar-gambar orang asing saja. Kini langsung mengamati dari dekat sekali bahkan bisa meraba-raba.

    Perempuan yg selama ini aku lihat berkulit putih bersih hanya pada bagian wajah, bagian kaki dan bagian lengan ini, sekarang tampak seluruhnya tiada yg tersisa. Menakjubkan! Darahku semakin mendidih, melihat pemandangan nan indah itu.

    Di saat aku masih bengong, pelan-pelan aku melorot celana dalamku, aku dan bu Desta sama-sama tak berpakaian. Kemaluanku benar-benar maksimal kencangnya. Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai.

    Kaki kami berdua saling menyilang yg berpangkal di selakangan, saling mengesek. Kemaluanku yg kencang ikut membelai paha indah bu Desta. Sementara itu ia membelai-belai lembut kemaluanku dgn tangan halusnya, yg membawa efek nikmat luar biasa.

    Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya. Ia mendesah lembut. Dadaku makin bergetaran karena kami saling mencumbu, aku meraba selakangannya, ada rerumputan di sana, tidak terlalu lebat jadi enak dipandang.

    Dia mengerang lembut, ketika jemariku menyentuh bibir vaginanya. Mulutku menciumi buah dadanya dgn lembut dan mengedot puntingnya yg berwarna coklat kemerah-merahan, lalu membenamkan wajahku di antara kedua buah dadanya.

    Sementara tangan kiriku meremas lembut teteknya. Desisan dan erangan lembut muncul dari mulut indahnya. Aku semakin bernafsu meski tetap gemetaran. Tanganku mulai aktif memainkan selakangannya, yg ternyata basah itu.

    Aku penasaran, lalu kubuka kedua pahanya, kemudian kusingkap rerumputan di sekitar keperempuanannya. Bagian-bagian warna pink itu aku belai-belai dgn jemariku. Klitorisnya, ku mainkan, menyenangkan sekali.

    Desta mengerang lembut sambil menggerakkan pelan kaki-kakinya. Lalu jariku kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari di dalamnya. Dia semakin bergelincangan. Kelanjutannya ia menarikku.

    “Ayo Ron”aku tak tahan”, katanya berbisik

    Dan merangkulku ketat sekali, sehingga bagian yg menonjol di dadanya tertekan oleh dadaku.
    Aku mulai menindih badan sintal itu, sambil bertumpu pada kedua siku-siku tanganku, supaya ia tidak berat menompang badanku.

    Sementara itu senjataku terjepit dgn kedua pahanya. Dalam posisi begini saja enaknya sudah bukan main, getaran jantungku makin tidak teratur. Sambil menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas lembut buah dadanya.

    Kemaluanku menggesek-gesek sekalangannya, ke arah atas (perut), kemudian turun berulang-ulang. Tak lama kemudian kakinya direnggangkan, lalu pinggul kami berdua beringsut, untuk mengambil posisi tepat antara senjataku dgn lubang keperempuanannya. Beberapa kali kami beringsut, tapi belom juga sampai kepada sasarannya. Kemaluanku belom juga masuk ke vaginanya “Alot juga”, bisikku. Bu Desta yg masih di bawahku tersenyum.

    “Sabar-sabar”, katanya. Lalu tangannya memegang kemaluanku dan menuntun memasukkan ke arah keperempuanannya.

    “Sudah ditekan… pelan-pelan saja”, katanya. Akupun menuruti saja, menekan pinggulku…

    “Blesss”, masuklah kemaluanku, agak seret, tapi tanpa hambatan. Ternyata mudah! Pada saat masuk itulah, rasa nikmatnya amat sangat. Seolah aku baru memasuki dunia lain, dunia yg sama sekali baru bagiku.

    Aku memang pernah melihat film orang beginian, tetapi untuk melakukan sendiri baru kali ini. Ternyata rasanya enak, nyaman, mengasyikkan. Wonderful! Betapa tidak, dalam usiaku yg ke 23, baru merasakan kehangatan dan kenikmatan badan perempuan.

    Gerakanku mengikuti naluri lelakiku, mulai naik-turun, naik-turun, kadang cepat kadang lambat, sambil memandang ekspresi wajah bu Desta yg merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sambil keluar suara tak disengaja desah-mendesah. Merasakan kenikmatannya sendiri.

    “Ah… uh… eh… hem””

    Ketika aku menekankan pinggulku, dia menyambut dgn menekan pula ke atas, supaya kemaluanku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya. Getaran-getaran perasaan menyatu dgn lenguhan dan rasa kenikmatan berjalan merangkak sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran.

    Di tengah peristiwa itu bu Desta berbisik

    “Kamu jangan terlalu keburu nafsu, nanti kamu cepat capek, santai saja, pelan-pelan, ikuti iramanya”, ketika aku mulai menggenjot dgn semangatnya.

    “Ya Bu, maaf”, akupun menuruti perintahnya.

    Lalu aku hanya menggerakkan pinggulku ala kadarnya mengikuti gerakan pinggulnya yg hanya sesekali dilakukan. Ternyata model ini lebih nyaman dan mudah dinikmati. Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai ditaruh di atas bahuku, atau kemudian dibuka lebar-lebar, bahkan kadang dirapatkan, sehingga terasa kemaluanku terjepit ketat dan semakin seret.

    Gerak apapun yg kami lakukan berdua membawa efek kenikmatan tersendiri. Setelah lebih dari sepuluh menit , aku menikmati badannya dari atas, dia membuat suatu gerakan dan aku tahu maksudnya, dia minta di atas.

    Aku tidur terlentang, kemudian bu Desta mengambil posisi tengkurap di atasku sambil menyatukan alat vital kami berdua. Bersebadanlah kami kembali.Ia memasukkan kemaluanku rasanya ketat sekali menghujam sampai dalam.

    Sampai beberapa saat bu Desta menggerakkan pinggulnya, buah dadanya bergelantungan nampak indah sekali, kadang menyapu wajahku. Aku meremas kuat-kuat bongkahan pantatnya yg bergoyg-goyg. Buah dadanya disodorkan kemulutku, langsung kudot.

    Gerakan perempuan berambut sebahu ini makin mempesona di atas badanku. Kadang seperti orang berenang, atau menari yg berpusat pada gerakan pinggulnya yg aduhai. Bayg-bayg gerakan itu nampak indah di cermin sebelah ranjang.

    Badan putih nan indah perempuan setengah baya menaiki badan pemuda agak coklat kekuning-kuningan. Benar-benar lintas generasi!

    Adegan ini berlangsung lebih dari lima belas menit, kian lama kian kencang dan cepat, gerakannya. Nafasnya kian tidak teratur, sedikit liar. Kayak mengejar setoran saja. Tanganku mempererat rangulanku pada pantat dan pinggulnya, sementara mulutku sesekali mengulum punting buah dadanya. Rasanya enak sekali. Setelah kerja keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya”

    “Ah… uh, eh… aku, ke.. luaar..Ron..”, rupanya ia orgasme.

    Puncak kenikmatannya diraihnya di atas badanku, nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan keenakan yg mencapai klimaknya.

    Nafasnya berkejar-kejaran, gerakannya lambat laun berangsur melemah, akhirnya diam. Ia menjadi lemas di atasku, sambil mengatur nafasnya kembali. Aku mengusap-usap punggung mulusnya. Sesekali ia menggerak-gerakkan pinggulnya pelan, pelan sekali, merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya. Beberapa menit dia masih menindih aku.

    Setelah pulih tenaganya, dia tidur terlentang kembali, siap untuk aku tembak lagi. Kini giliran aku menindihnya, dan mulai mengerjakan kegiatan seperti tadi. Gerakan ku pelan juga, dia merangku l aku. Naik turun, keluar masuk. Saat masuk itulah rasa nikmat luar biasa, apalagi dia bisa menjepit-jepit, sampai beberapa kali. Sungguh aku menikmati seluruhnya badan bu Desta. Ruaar biasa! Tiba-tiba suatu dorongan tenaga yg kuat sampai diujung senjataku, aliran darah, energi dan perasaan terpusat di sana, yg menimbulkan kekuatan dahsyat tiada tara.

    Energi itu menekan-nekan dan memenuhi lorong-lorong rasa dan perasaan, saling memburu dan kejar-kejaran. Didorong oleh gairah luar biasa, menimbulkan efek gerakan makin keras dan kuat menghimpit badan indah, yg mengimbangi dgn gerakan gemulai mempesona.

    Akhirnya tenaga yg menghentak-hentak itu keluar membawa kenikmatan luar biasa”, suara tak disengaja keluar dari mulut dua insan yg sedang dilanda kenikmatan. Air maniku terasa keluar tanpa kendali, menyemprot memenuhi lubang kenikmatan milik bu Desta.

    “Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan.

    Bibir indah itu kembali kulumat makin seru, diapun makin merapatkan badannya terutama pada bagian bawah perutnya, kuat sekali. Menyatu semuanya,

    “Aku” keluar Bu”, kataku terengah-engah.

    “Aku juga Ron”, suaranya agak lemah.

    “Lho keluar lagi, tadi kan sudah?! Kok bisa keluar lagi?!”, tanyaku agak heran.

    “Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas.

    Kami berdua berkeringat, meski udara di luar dingin. Rasanya cukup menguras tenaga, bagai habis naik gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tapi aku masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama.

    Selang beberapa menit, setelah kenikmatan berangsur berkurang, dan terasa lembek, aku mencabut senjataku dan berbaring terlentang di sisinya sambil menghela nafas panjang. Puas rasanya menikmati seluruh kenikmatan badannya.

    Perempuan punya bentuk badan indah itupun terlihat puas, seakan terlepas dari dahaganya, yg terlihat dari guratan senyumnya. Aku lihat selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental meleleh di bibir vaginanya bahkan ada yg di pahanya.

    Pengalaman malam itu sangat menakjubkan, hingga sampai berapa kali aku menaiki bu Desta, aku lupa. Yg jelas kami beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur.

    Keesokan harinya. Busa-busa sabun memenuhi bathtub, aku dan bu Desta mandi bersama, kami saling menyabun dan menggosok, seluruh sisi-sisi badannya kami telusuri, termasuk bagian yg paling pribadi. Yg mengasyikkan juga ketika dia menyabun kemaluanku dan mengocok-kocok lembut. Aku senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek nikmat.

    “Aku heran barang ini semalaman kok tegak terus, kayak tugu Silvinas, besar lagi. Ukuran jumbo lagi?!”, katanya sambil menimang-nimang tititku.

    “Kan Ibu yg bikin begini?!”, jawabku. Kami tersenyum bersama.

    Sehabis mandi, kuintip lewat jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman depan, kalau aku keluar rumah tidak mungkin, bisa ketahuan. Waktu baru pukul setengah enam. Tetapi senjata ini belom juga turun, tiba-tiba hasrat lelakiku kembali bangkit kencang sekali.

    Kembali meletup-letup, jantung berdetak makin kencang. Lagi-lagi aku mendekati janda yg sudah berpakaian itu, dan kupeluk, kuciumi. Aku agak membungkuk, karena aku lebih tinggi. Bau wewangian semerbak disekujur badannya, rasanya lebih fresh, sehabis mandi.

    Lalu ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan celana dalamnya. Kami berdua kembali berbugil ria dan menuju tempat tidur. Kedua insan lelaki perempuan ini saling bercumbu, mengulangi kenikmatan semalam.

    Ia terbaring dgn manisnya, pemandangan yg indah paduan antara pinggul depan, pangkal paha, dan rerumputan sedikit di tengah menutup samara-samar huruf “V”, tanpa ada gumpalan lemaknya. Aku buka dgn pelan kedua pahanya. Aku ciumi, mulai dari lutut, kemudian merambat ke paha mulusnya. Sementara tangannya mengurut-urut lembut kemaluanku. Badanku mulai bergetaran, lalu aku membuka selakangannya, menyibakkan rerumputan di sana.

    Aku ingin melihat secara jelas barang miliknya. Jariku menyentuh benda yg berwarna pink itu, mulai bagian atas membelai-belainya dgn lembut, sesekali mencubit dan membelai kembali. Bu Desta bergelincangan, tangannya makin erat memegang tititku.

    Kemudian jariku mulai masuk ke lorong, kemudian menari-nari di sana, seperti malam tadi. Tapi bibir, dan terowongan yg didominasi warna pink ini lebih jelas, bagai bunga mawar yg merekah. Beberapa saat aku melakukan permainan ini, dan menjadi paham dan jelas betul struktur keperempuanan bu Desta, yg menghebohkan semalam.

    Gelora nafsu makin menggema dan menjalar seantero badan kami, saling mencium dan mencumbu, kian memanas dan berlari kejar-kejaran. Seperti ombak laut mendesir-desir menerpa pantai. Tiada kendali yg dapat mengekang dari kami berdua.

    Apalagi ketika puncak kenikmatan mulai nampak dan mendekat ketat. Sebuah kejutan, tanpa aku duga sebelomnya kemaluanku yg sejak tadi di urut-urut kemudian dikulum dgn lembutnya. Pertama dijilati kepalanya, lalu dimasukkan ke rongga mulutnya.

    Rasanya aku diajak melayg ke angkasa tinggi sekali menuju bulan. Aku menjadi kelelahan. Sesi berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang, sementara aku pasang kuda-kuda, tengkurap yg bertumpu pada kedua tangan aku.

    Aku mulai memasukkan kemaluanku ke arah lubang keperempuanan bu Desta yg tadi sudah aku “pelajari” bagian-bagiannya secara seksama itu. Benda ini memang rasanya tiada tara, ketika kumasukkan, tidak hanya aku yg merasakan enaknya penetrasi, tetapi juga bu Desta merasakan kenikmatan yg luar biasa, terlihat dari ekpresi wajahnya, dan desahan lembut dari mulutnya.

    “Ah”, desahnya setiap aku menekan senjataku ke arah selakangannya, sambil menekankan pula pinggulnya ke arah tititku. Kami berdua mengulangi mengarungi samodra birahi yg menakjubkan, pagi itu.

    Semuanya sudah selesai, aku keluar rumah sekitar pukul setengah delapan, saat Darti mencuci di belakang. Dalam perjalanan pulang aku termenung, Betapa kejadian semalam dapat berlangsung begitu cepat, tanpa liku-liku, tanpa terpikirkan sebelomnya.

    Sebuah wisata seks yg tak terduga sebelomnya. Kenikmatan yg kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu Desta. Singkat, cepat dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan yg menghebohkan.

    Betapa aku bisa merasakan kehangatan badan bu Desta secara utuh, orang yg selama ini menjadi majikanku. Menyaksikan rona wajah bu Desta yg memerah jambu, kepasrahannya dalam ketelanjangannya, menunjukkan kedagaan seorang perempuan yg mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang lelaki.

    Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, si kumbang muda makin sering mendatangi bunga untuk mengisap madu. Dan bunga itu masih segar saja, bahkan rasanya makin segar menggairahkan. Memang bunga itu masih mekar dan belom juga layu, atau memang tidak mau layu.

  • Cerita Sex Ngentot Di Ujung Kampus

    Cerita Sex Ngentot Di Ujung Kampus


    712 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Di Ujung Kampus, Pengalamankoe yg satoe ini terjadi sewaktoe masiih koeliiah semester empat, kiira-kiira empat tahoen yg laloe. Saat iitoe aqoe haroes mengambiil seboeah mata koeliiah oemoem yg belom koeambiil, yaiitoe kewiiraan. Kebetoelan saat iitoe aqoe kebagiian class dgn faqoeltas siipiil, sedikit jaoeh darii gedoeng faqoeltaskoe, di sana mahasiiswanya mayoriitas laki laki priiboemii, wanitanya hanya enam orang termasoek aqoe. Tak heran aqoe seriing menjadi poesat perhatiian laki laki-laki laki di sana, beberapa bahkan seriing coerii-coerii pandang mengiintiip badankoe kalo aqoe sedang memakaii costoem yg menggoda, aqoe siih soedah terbiiasa dgn tatapan-tatapan binal sepertii ini, terlebiih lagii aqoe joega cenderoeng eksiibiisiioniis, jadi aqoe siih coeek-coeek aja.

    Harii iitoe mata koeliiah yg bersangkoetan ada koeliiah tambahan kerana dosennya beberapa kalii enggak masoek karena siiboek dgn koeliiah S3-nya. Koeliiah diadakan pada jam liima sore. Sepertii biiasa kalo koeliiah tambahan pada jam-jam sepertii ini saatnya lebiih cepat, satoe jam saja soedah boebar. Akan tetapi bagaiimanapoen saat iitoe langiit soedah gelap hiingga di campoes hampiir enggak ada lagii mahasiiswa yg nongkrong.
    Keloear darii class aqoe terlebiih doeloe ke kamar mandi yg hanya berjarak empat roeangan darii class ini oentoek boeang aiir keciil sejenak, serem joega niih sendiriian di WC campoes malam-malam begini, tapii aqoe segera menepiis segala baygan menaqoetkan iitoe. Sesoedah coecii tangan aqoe boeroe-boeroe keloear menoejoe liift (di tiingkat liima). Sewaktoe menoenggoe liift aqoe terkejoet kerana ada yg menyapa darii belakang. Ternyata mereka adalah tiiga orang mahasiiswa yg joega seclass dgnkoe tadi, yg tadi menyapaqoe aqoe tahoe orangnya kerana pernah doedoek di sebelahkoe dan mengobrol sewaktoe koeliiah, namanya Hardi, badannya koeroes tiinggii dan beramboet jabriik, moekanya jaoeh darii tampan dgn biibiir tebal dan mata besar. Sedangkan yg doea lagii aqoe enggak iingat namanya, hanya tahoe tampang, belakangan aqoe tahoe yg ramboetnya gondrong dikoenciir iitoe namanya Jamblank dan satoenya lagii yg moekanya miiriip Arab iitoe namanya Ramelan, badannya lebiih beriisii dan kekar dibandingkan Hardi dan Jamblank yg lebiih miiriip pemakaii narkoba.
    “Kok baroe toeroen sekarang Ciit?” sapa Hardi berbasa-basii.
    “Abiis darii WC, loe orang joega ngapaiin doeloe?” jawabkoe.
    “Biiasalah, ngerokok doeloe bentar” jawabnya.
    Liift terboeka dan kita masoek bersama, mereka berdirii mengeliiliingiikoe sepertii mengepoengkoe hiingga jantoengkoe jadi deg-degan merasakan mata mereka memperhatiikan badankoe yg terboengkoes rok poetiih darii bahan katoen yg menggantoeng di atas dengkoel serta kaos piink dgn aksen poetiih tanpa lengan. Walaoe demiikiian, teroes terang gaiirahkoe terpiicoe joega dgn soeasana di roeangan keciil dan dgn dikeliiliingii para priia sepertii ini hiingga rasa panas moelaii menjalarii badankoe.
    “Langsoeng poelang Ciit?” tanya Jamblank yg berdirii di sebelah kiiriikoe.
    “Hemm” jawabkoe siingkat dgn anggoekan kepala.
    “Jadi oedah gak ada kegiiatan apa-apa lagii dong sesoedah ini?” sii Hardi meniimpalii.
    “Ya giitoelah, paliing nonton di roemah” jawabkoe lagii.
    “Wah kebetoelan.. Kalo giitoe loe ada saat sebentar boeat kiita dong!” sahoet Jamblank.
    “Eh.. Boeat apa?” tanyaqoe lagii.
    Sebelom ada jawaban, aqoe soedah dikagetkan oleh sepasang tangan yg memeloekkoe darii belakang dan sepertii soedah diberii aba-aba, Ramelan yg berdirii dekat tombol liift menekan seboeah tombol sehiingga liift yg sedang menoejoe tiingkat doea iitoe terhentii. Tas jiinjiingkoe sampaii terlepas darii tangankoe kerana terkejoet.
    “Heh.. Ngapaiin loe orang?” oejarkoe paniik dgn sedikiit rontaan.
    “Hehehe.. Ayolah Ciit, haviing foen dikiit kenapa? Stress kan, koeliiah sehariian gini!” oecap Hardi yg mendekapkoe dgn nafas menderoe.
    “IIya Ciit, di siipiil kan gersang wanita niih, jarang ada wanita kaya lo gini, loe bantoe hiiboer kiita dong” tiimpal Ramelan.
    Srr.. Sesosok tangan menggerayg masoek ke dalam rok minikoe. Aqoe tersentak sewaktoe tangan iitoe menjamah pangkal pahaqoe laloe moelaii menggosok-gosoknya darii loear.
    “Eengghh.. Koerang ajar!” oejarkoe lemah. Aqoe sendirii sebenarnya mengiingiinkannya, akan tetapi aqoe tetap berpoera-poera joeal mahal oentoek menaiikkan derajatkoe di depan mereka.
    Mereka menyeriingaii mesoem meniikmatii ekpresii wajahkoe yg soedah terangsang. Ramboetkoe yg dikoenciir memoedahkan Hardi menciioemii leher, teliinga dan tengkoekkoe dgn ganas sehiingga Birahikoe naiik dgn cepat. Ramelan yg tadinya hanya meremasii dadaqoe darii loear kini moelaii menyiingkap kaoskoe laloe mangkok bra-koe yg kanan dia toeroenkan, maka menyemboellah boeah dada kanankoe yg nampak lebiih mencoeat kerana masiih disangga bra. Diletakkannya telapak tangannya di sana dan meremasnya pelan, kemoedian kepalanya moelaii meroendoek dan liidahnya koerasakan menyentoeh oejoeng pentilkoe.
    Sembari menyoesoe, tangannya aktiif mengeloesii paha moeloeskoe. Tanpa koesadarii, celana dalamkoe kini soedah merosot hiingga ke dengkoel, bokong dan kemaloeankoe terboeka soedah. Jarii-jarii Jamblank soedah memasoekii kemaloeanqoe dan menggeliitiik bagiian dalamnya. Badankoe menggeliinjang dan mendesah saat jariinya menemoekan kliitoriiskoe dan menggesek-gesekkan jariinya pada dagiing keciil iitoe.
    Aqoe merasakan sensasii gelii yg loear biiasa sehiingga pahaqoe merapat mengapiit tangan Jamblank. Rasa gelii iitoe joega koerasakan pada teliingaqoe yg sedang dijiilatii Hardi, hemboesan nafasnya memboeat ramboet koedoekkoe meriinding. Tangannya menjalar ke dadaqoe dan mengeloearkan boeah dadakoe yg satoe lagii. Diremasiinya boeah dada iitoe dan oejoeng pentilnya dipiiliin-piiliin, kadang dipencet ato digesek-gesekkan dgn jariinya hiingga menyebabkan benda iitoe semakiin membengkak. Badankoe serasa lemas tak berdaya, pasrah membiiarkan mereka menjarah badankoe.
    Meliihatkoe semakiin pasrah, mereka semakiin menjadi-jadi. Kini Ramelan memagoet biibiirkoe, biibiir tebal iitoe menyedot-nyedot biibiirkoe yg moengiil, liidahnya masoek ke moeloetkoe dan menjiilatii rongga di dalamnya, koebalas dgn menggerakkan liidahkoe sehiingga liidah kita saliing jiilat, saliing hiisap, sementara tangannya soedah meremas bongkahan bokongkoe, kadang jarii-jariinya menekan doeboerkoe. Tonjolan keras di baliik celana Hardi terasa menekan bokongkoe. Secara refleks aqoe menggerakkan tangankoe ke belakang dan meraba-raba tonjolan yg masiih terboengkoes celana iitoe.
    Boeah dada kanankoe yg soedah ditiinggalkan Ramelan jadi basah dan meniinggalkan bekas giigiitan kini beraliih ke tangan Hardi, dia keliihatan senang sekalii memaiinkan oejoeng pentilkoe yg sensiitiif, setiiap kalii dia pencet benda iitoe dgn sedikit keras badankoe menggeliinjang disertaii desahan. Sii Jamblank malah soedah memboeka celananya dan mengeloearkan kemaloeannya yg soedah tegang. Masiih sembari berciioeman, koegerakkan mataqoe memperhatiikan miiliiknya yg panjang dan berwarna gelap tapii diameternya enggak besar, ya sesoeaiilah dgn badannya yg kerempeng iitoe.
    Diraiihnya tangankoe yg sedang meraba selangkangan Hardi ke kemaloeannya, koegenggam benda iitoe dan koerasakan getarannya, satoe genggamankoe enggak coekoep menyeloeboengii benda iitoe, jadi oekoerannya kiira-kiira doea genggaman tangankoe.
    “Ini aja Ciit, kemaloean goea kedingiinan niih, tolong hangatiin dong!” piintanya.
    “Ahh.. Eemmhh!” desahkoe sembari mengambiil oedara begiitoe Ramelan melepas coemboeannya.
    “Goea joega maoe dong, oedah gak tahan niih!” oejar Ramelan sembari memboeka celananya.
    Wow, sepertiinya dia memang ada darah Arab, soalnya oekoerannya biisa dibiilang menakjoebkan, panjang siih enggak beda jaoeh darii Jamblank tapii yg ini lebiih beroerat dan lebar, dgn oejoengnya yg disoenat hiingga menyeroepaii helm tentara. Jantoengkoe jadi tambah berdegoep membaygkan akan ditoesoek olehnya, beranii taroehan poenya sii Hardi joega pastii kalah dariinya.
    Hardi melepaskan dekapannya padaqoe oentoek memboeka celana, saat iitoe Ramelan menekan bahoekoe dan memiintaqoe berdengkoel. Aqoe poen berdengkoel kerana kakiikoe memang soedah lemas, kedoea kemaloean terseboet bagaiikan piistol yg ditodongkan padaqoe, enggak.. boekan doea, sekarang malah tiiga, kerana Hardi joega soedah mengeloearkan miiliiknya. Benar kan, geloraBirahi.com miiliik Ramelan memang paliing besar di antara ketiiganya, diboeah dadal Hardi yg lebiih beriisii dariipada Jamblank. Mereka bertiiga berdirii mengeliiliingiikoe dgn senjata yg mengarah ke wajahkoe.
    “Ayo Ciit, jiilat, siiapa doeloe yg maoe loe serviis”
    “Yg goea aja doeloe Ciit, dijamiin goee banget!”
    “Ini aja doeloe Ciit, goea poenya lebiih gede, pastii poeas deh!”
    Demiikiian mereka saliing menawarkan kemaloeannya oentoek mendapat serviis dariikoe sepertii sedang kampanye saja, mereka menepoek-nepoek miiliiknya pada wajah, hiidoeng, dan biibiirkoe sampaii aqoe kewalahan menentoekan piiliihan.
    “Adoeh.. IIya-iiya sabar dong, semoea pastii kebagiian.. Kalo gini teroes goea joega biingoeng dong!” kataqoe sewot sembari menepiis senjata mereka darii moekaqoe.
    “Wah.. Marah niih, ya oedah kiita biiariin Ciitra yg miiliih aja, demokratiis kan?” kata Jamblank.
    Sesoedah koetiimbang-tiimbang, tangan kiiriikoe meraiih kemaloean Jamblank dan yg kanan meraiih miiliik Ramelan laloe memasoekkannya pelan-pelan ke moeloet.
    “Weh.. Siialan loe, goea hanya kebagiian tangannya aja!” geroetoe Jamblank pada Ramelan yg hanya ditanggapiinya dgn nyengiir tanda kemenangan.
    “Wah goea kok gak diserviis Cii, giimana siih!” Hardi protes kerana merasa diabaiikan olehkoe.
    Sebenarnya boekan mengabaiikan, tapii aqoe haroes memakaii tangan kanankoe oentoek menoentoen kemaloean Ramelan ke moeloetkoe, sesoedah iitoe baroelah koegerakkan tangankoe meraiih kemaloean Hardi oentoek menenangkannya. Kini tiiga kemaloean koekocok sekaliigoes, doea dgn tangan, satoe dgn moeloet.
    Liima belas meniit lewat soedah, aqoe gantii mengoral Hardi dan Ramelan kini meneriima tangankoe. Tak lama kemoedian, Jamblank yg iingiin mendapat keniikmatan lebiih dalam melepaskan kocokankoe dan piindah berdengkoel di belakangkoe. Kaiitan bra-koe diboekanya sehiingga bra tanpa talii poendak iitoe terlepas, begiitoe joega celana dalam hiitamkoe yg masiih tersangkoet di kakii ditariiknya lepas. Liima meniit kemoedian tangannya menggeraygii boeah dada dan kemaloeanqoe sembari menjiilatii leherkoe dgn liidahnya yg panas dan kasar. Bokongkoe dia angkat sedikiit sampaii sedikit menoenggiing.
    Kemoedian aqoe menggeliiat sewaktoe koerasakan hangat pada liiang kemaloeanqoe. Kemaloean Jamblank soedah menyentoeh kemaloeanqoe yg basah, dia enggak memasoekkan semoeanya, hanya sebagiian darii kepalanya saja yg digeseknya pada biibiir kemaloeanqoe sehiingga meniimboelkan sensasii gelii saat kepalanya menyentoeh kliitoriiskoe.
    “OEhh.. Nakal yah loe!” kataqoe sembari menengok ke belakang.
    “Aahh..!” jeriitkoe keciil kerana selesaii berkata demiikiian Jamblank mendorong piinggoelnya ke depan sampaii benda iitoe amblas dalam liiang kemaloeanqoe.
    Dgn tangan mencengkeram boeah dadakoe, dia moelaii menggenjot badankoe, kemaloeannya bergesekan dgn dinding kemaloeanqoe yg bergeriinjal-geriinjal. Aqoe enggak biisa enggak mengerang setiiap kalii dia menyodokkoe.
    “Heii Ciit, yg goea jangan ditiinggaliin niih” sahoet Hardi seraya menjejalkan kemaloeannya ke moeloetkoe sekaliigoes meredam erangankoe.
    Aqoe semakiin bersemangat mengoral kemaloean Hardi sembari meniikmatii sodokan-sodokan Jamblank, kemaloean iitoe koehiisap koeat, sesekalii liidahkoe menjiilatii ‘helm’nya. Joeroeskoe ini memboeat Hardi bliingsatan tak karoean sampaii dia menekan-nekan kepalaqoe ke selangkangannya. Kocokankoe terhadap Ramelan joega semakiin dahsyat hiingga desahan ketiiga priia ini memenoehii roeangan liift.
    Tekniik oralkoe dgn cepat mengiiriim Hardi ke poencak, kemaloeannya sepertii membengkak dan berdenyoet-denyoet, dia mengerang dan meremas ramboetkoe..
    “Oohh.. Ngentot.. Ngecret niih goea!!”
    Moencratlah caiiran kental iitoe di moeloetkoe yg langsoeng koejiilatii dgn raqoesnya. Keloearnya banyak sekalii sehiingga aqoe haroes boeroe-boeroe menelannya agar enggak toempah. Sesoedah lepas darii moeloetkoe poen aqoe masiih menjiilatii siisa sperma pada gagangnya. Ramelan memiintaqoe agar menoeroenkan frekoeensii kocokankoe.
    “Gak oesah boeroe-boeroe..” demiikiian katanya.
    “Cepetan Foel, kiita joega maoe ngerasaiin memeknya, kebelet niih!” kata Ramelan pada Jamblank.
    “Sabar brrooo.. OEoehh.. Nanggoeng dikiit lagii.. Eemmhh!” jawab Jamblank dgn terengah-engah.
    Genjotan Jamblank semakiin kencang, nafasnya poen semakiin memboeroe menandakan bahwa dia akan klimaks. Kita mengatoer tempo genjotan agar biisa keloear bersama.
    “OEhh.. OEhh.. OEdah maoe Ciit, boleh di dalam gak?” tanyanya.
    “Jangan.. goee lagii soeboer.. Ah.. Aahh!!” desahkoe bersamaan dgn kliimaks yg menerpa.
    “Heii, jangan sembarangan boeang pejoe, ntar goea mana biisa jiilatiin memeknya!” tegoer Hardi.
    Jamblank menyoesoel tak sampaii semeniit kemoedian dgn meremas kencang boeah dadakoe hiingga memboeatkoe meriintiih, kemoedian dia mencaboet kemaloeannya dan menoempahkan iisiinya ke poenggoengkoe.
    “Ok, next please” Jamblank mempersiilakan giiliiran beriikoet.
    Hardi langsoeng menyamboet badankoe dan memapahkoe berdirii. Disandarkannya poenggoengkoe pada dinding liift laloe dia menciioem biibiirkoe dgn lemboet sembari tangannya meneloesoerii lekoek-lekoek badankoe, kita ber-french kiiss dgn panasnya. Serangan Hardi moelaii toeroen ke boeah dadakoe, tapii hanya dia koeloem sebentar, laloe dia toeroen lagii hiingga berjongkok di depan kemaloeanqoe. Gesper dan resletiing rokkoe dia loecoetii hiingga rok iitoe merosot jatoeh. Dia menatap dan mengendoesii kemaloeanqoe yg tertoetoep ramboet lebat iitoe, tangan kanannya moelaii mengeloesii kemaloeankoe sembari mengangkat paha kiiriikoe ke bahoenya. Jarii-jariinya mengorek liiang kemaloeanqoe hiingga mengenaii kliitoriis dan G-spotkoe.
    “Sshh.. Di.. Oohh.. Aahh!!” desiiskoe sembari meremas ramboetnya sewaktoe liidahnya moelaii menyentoeh biibiir kemaloeanqoe.
    Aqoe mengiigiit-giigiit biibiir meniikmatii jiilatan Hardi pada kemaloeanqoe, liidahnya bergerak-gerak sepertii oelar di dalam kemaloeanqoe, dagiing keciil sensiitiifkoe joega enggak loepoet darii sapoean liidah iitoe, kadang diseliingii dgn hiisapan. Hal ini memboeat badankoe menggeliiat-geliiat, mataqoe terpejam menghayatii permaiinan ini. Tiiba-tiiba koerasakan seboeah giigiitan pelan pada oejoeng pentil kiiriikoe, mataqoe memboeka dan menemoekan kepala Jamblank soedah menempel di sana sedang mengenyot boeah dadakoe. Ramelan berdirii di sebelah kanankoe sembari meremas boeah dadakoe yg satoenya.
    “Ciit, toked loe gede banget siih, oekoeran BH-nya berapa niih?” tanyanya.
    “Eenngghh.. Goea 34B.. Mmhh!” jawabkoe sembari mendesah.
    “OEdah ada pacar lo Ciit?” tanyanya lagii.
    Aqoe hanya menggeleng dgn badan makiin menggeliiat kerana saat iitoe liidah Hardi dgn binal menyentiil-nyentiil kliitoriiskoe. Sensasii ini ditambah lagii dgn Ramelan yg menyapoekan liidahnya yg tebal ke leher jenjangkoe dan mengeloesii bokongkoe. Sebelom sempat mencapaii kliimaks, Hardi berhentii menjiilat kemaloeanqoe. Dia moelaii berdirii dan menyoeroeh kedoea temannya menyiingkiir doeloe.
    “Miinggiir doeloe jek.. Goea mo nyoblos niih! Walah.. Niih toked jadi baoe jiigong loe gini Mbloenkkk!” omelnya pada Jamblank yg hanya ditanggapii dgn seriingaiinya yg miiriip koeda nyengiir.
    Paha kiiriikoe diangkat hiingga piinggang, laloe dia menempelkan kepala kemaloeannya pada biibiir kemaloeanqoe dan mendorongnya masoek perlahan-lahan.
    “Ooh.. Di.. Aahh.. Ahh!” desahkoe dgn memeloek erat badannya saat dia melaqoekan penetrasii.
    “Aakkhh.. Yahoed banget memek loe Ciit.. Seret-seret basah!”
    Kemoedian Hardi moelaii memompa badankoe, rasanya soenggoeh soeliit diloekiiskan. Kemaloean kokoh iitoe menyodok-nyodokkoe dgn broetal sampaii badankoe terlonjak-lonjak, keriingat yg bercoecoeran di badankoe membasahii dinding liift di belakangkoe. Erangankoe kadang teredam oleh loematan biibiirnya terhadapkoe. Senjatanya keloear-masoek berkalii-kalii hiingga memboeat mataqoe merem-melek merasakan sodokan yg niikmat iitoe. Aqoe poen iikoet majoe moendoer merespons serangannya. Saat iitoe kedoea temannya hanya menonton sembari memegangii senjata masiing-masiing, mereka joega menyorakii Hardi yg sedang menggenjotkoe seolah memberii semangat.
    Sementara dia berpacoe di antara kedoea pahaqoe, aqoe moelaii merasakan kliimaks yg akan kembalii menerpa. Badankoe bergetar hebat, peloekankoe terhadapnya joega semakiin erat. Akhiirnya keloearlah desahan panjang darii moeloetkoe bersamaan dgn melelehnya caiiran kewaniitaankoe lebiih banyak dariipada sebelomnya. Akan tetapi dia masiih bersemangat menggenjotkoe, bahkan bertambah kencang dan bertenaga, nafasnya yg menderoe-deroe menerpa wajahkoe.
    “OEoehh.. OEoeh.. Ciit.. Yeeahh.. Hampiir!” geramnya di dekat wajahkoe.
    Badannya berkelojotan diiiriingii desahan panjang, kemoedian ditariiknya kemaloeannya lepas darii kemaloeanqoe dan menyemprotlah iisiinya di peroetkoe. Dia poen laloe ambroek ke depankoe sembari memagoet biibiirkoe mesra. Kerana Hardi melepaskan pegangannya terhadapkoe, pelan-pelan badankoe merosot hiingga terdoedoek bagaii tak bertoelang, begiitoe poen dgnnya yg bersandar di liift dgn nafas ngos-ngosan. Aqoe memiinta Jamblank mengambiilkan tiissoee darii taskoe, aqoe laloe menyeka keriingat di keniingkoe joega ceceran sperma pada peroetkoe sembari menjiilat jarii-jariikoe oentoek mendapatkan ceceran sperma iitoe. Hiingga kini costoem yg masiih tersiisa di badankoe hanya sepatoe dan kaos yg soedah tergoeloeng ke atas.
    Tenggang saat ke babak beriikoetnya koerang darii liima meniit, Ramelan sesoedah memiinta iijiin dahoeloe, memegangii kedoea pergelangan kakiikoe dan membentangkannya. Ditatapnya sebentar loebang merah merekah di tengah ramboet-ramboet hiitam iitoe, kedoea temannya joega iikoet memandangii daerah iitoe.
    “Ayo dong.. Pada liiatiin apa siih, maloe ah!” kataqoe dgn memaliingkan moeka kerana merasa riisii dipelototii bagiian iitoekoe, akan tetapi sesoenggoehnya aqoe malah meniikmatii menjadi objek seks mereka.
    “Hehehe.. Maloe apa maoe niih!” oejar Jamblank yg berjongkok di sebelahkoe sembari mencoebiit oejoeng pentilkoe.
    “Loe oedah gak viirgiin sejak kapan Ciit? Kok memeknya masiih OK?” tanya Ramelan sembari menatap liiang iitoe lebiih dekat.
    “Enam belas, saat SMA doeloe” jawabkoe.
    Kita ngobrol-ngobrol sejenak diseliingii senda goeraoe hiingga akhiirnya aqoe memiinta lagii kerana gaiirahkoe soedah kembalii, ini dipercepat oleh tangan-tangan mereka yg selaloe merangsang tiitiik-tiitiik sensiitiifkoe. Ramelan menariikkoe sedikiit ke depan mendekatkan kemaloeannya pada kemaloeanqoe laloe mengarahkan benda iitoe pada sasarannya.
    “OEoeh..” kemaloeankoe benar-benar terasa sesak dan penoeh dijejalii oleh kemaloeannya yg perkasa iitoe. Caiiran kemaloeanqoe meliiciinkan jalan masoek bagiinya.
    “Aa.. aaddoehh, pelan-pelan dong!” aqoe mendesah liiriih sewaktoe Ramelan mendorong sedikit kasar. Sembari menggeram-geram, dia memasoekkan kemaloeannya sedikiit demii sedikiit hiingga terbenam seloeroehnya dalam kemaloeanqoe.
    “Eengghh.. Ketat abiis, memek Ciina emang siipp!” ceracaoenya.
    Dia menggenjot badankoe dgn binal, semakiin tiinggii tempo permaiinannya, semakiin aqoe diboeatnya kesetanan. Sementara Jamblank sedang asyiik bertoekar loedah dgnkoe, liidahkoe saliing jiilat dgn liidahnya yg ditiindik, tangankoe menggenggam kemaloeannya dan mengocoknya. Seboeah tangan meraiih boeah dadakoe dan meremasnya lemboet, ternyata sii Hardi yg berdengkoel di sebelahkoe.
    “Bersiihiin dong Ciit, masiih ada siisa tadi!” piintanya dgn menyodorkan kemaloeannya ke moeloetkoe saat moeloet Jamblank berpiindah ke leherkoe.
    Serta merta koeraiih kemaloean iitoe, hhmm, masiih lengket-lengket bekas persenggamaan baroesan, koepakaii liidahkoe menyapoe gagangnya, sesoedah beberapa jiilatan baroe koemasoekkan ke moeloet, aqoe dapat meliihat ekspresii keniikmatan pada wajahnya karena tekniik oralkoe.
    Tak lama kemoedian, Jamblank berkelojotan dan bergoemam tak jelas, sepertiinya dia akan kliimaks. Meliihat reaksiinya koepercepat kocokankoe hiingga akhiirnya cret.. cret.. Spermanya berhamboeran mendarat di sekiitar dada dan peroetkoe, Esexeseks tangankoe joega jadi belepotan caiiran sepertii boeah dada kental iitoe. Saat iitoe aqoe masiih meniikmatii sodokan Ramelan sembari mengoeloem kemaloean Hardi.
    Kemoedian Hardi mengajak bergantii posiisii, aqoe dimiintanya berposiisii doggy, Ramelan darii belakang kembalii menoesoek kemaloeanqoe dan darii depankoe Hardi menjejalkan kemaloeannya ke moeloetkoe. Koeloemankoe memboeat Hardi berkelojotan sembari meremas-remas ramboetkoe sampaii iikat ramboetkoe terlepas dan teroeraiilah ramboetkoe yg sebahoe iitoe. Kemaloean iitoe bergerak keloear-masoek semakiin cepat kerana kemaloeanqoe joega soedah basah sekalii.
    Enggak sampaii sepoeloeh meniit kemoedian moencratlah sperma Hardi memenoehii moeloetkoe, kerana saat iitoe genjotan Ramelan bertambah ganas, hiisapankoe sedikiit boeyar sehiingga caiiran iitoe toempah sebagiian meleleh di piinggiir biibiirkoe. Sesoedah Hardi melepas kemaloeannya, aqoe biisa lebiih fokoes melayanii Ramelan, aqoe iikoet menggoyg piinggoelkoe sehiingga sodokannya lebiih dalam.
    Boenyii ‘plok-plok-plok’ terdengar darii hentakan selangkangan Ramelan dgn bokongkoe. Moeloetkoe teroes mengeloearkan desahan-desahan niikmat, sampaii beberapa meniit kemoedian badankoe mengejang hebat yg menandakan klimakskoe. Kepalaqoe menengadah dan mataqoe membeliiak-beliiak, soenggoeh fantastiis keniikmatan yg diberiikan olehnya. Kontraksii otot-otot kemaloeankoe sewaktoe klimaks memboeatnya merasa niikmat joega kerana otot-otot iitoe semakiin menghiimpiit kemaloeannya, hal ini menyebabkan goygannya semakiin binal dan mempercepat klimaksnya. Dia mendengoes-dengoes berkelojotan laloe tangannya menariik ramboetkoe sembari mencaboet kemaloeannya.
    “Adoeh-doeh, sakiit.. Maoe ngapaiin siih?” riintiihkoe.
    Dia tariik ramboetkoe hiingga aqoe berdengkoel dan disoeroehnya aqoe memboeka moeloet. Di depan wajahkoe dia kocok kemaloeannya yg langsoeng menyemboerkan lahar kental. Semprotan iitoe membasahii wajahkoe sekaliigoes memenoehii moeloetkoe.
    “Giila, banyak amat siih, sampaii basah gini goea!” kataqoe sembari menjiilatii kemaloeannya melaqoekan cleaniing serviice.
    Sesoedah menoentaskan hasrat, Ramelan melepaskankoe dan moendoer terhoeyoeng-hoeyoeng sampaii bersandar di piintoe liift dimana badannya merosot toeroen hiingga terdoedoek lemas. Dgn siisa-siisa tenaga aqoe menyeret badankoe ke tembok liift agar biisa doedoek bersandar. Soeasana di dalam liift jadi panas dan pengap sesoedah terjadi pergoelatan seroe baroesan. Aqoe mengatoer kembalii nafaskoe yg poetoes-poetoes sembari menjiilatii sperma yg masiih belepotan di sekiitar moeloet, aqoe biisa merasakan lendir hangat yg masiih mengaliir di selangkangankoe.
    Hardi soedah memakaii kembalii celananya tapii masiih terdoedoek lemas, dia mengeloearkan sebotol aqoea darii tas loesoehnya, Jamblank sedang berjongkok sembari menghiisap rokok, dia belom memakaii celananya sehiingga gagang kemaloeannya yg moelaii layoe iitoe dapat terliihat olehkoe, Ramelan masiih ngos-ngosan dan memiinta Hardi membagii miinoemannya. Sesoedah miinoem beberapa tegoek, Ramelan menawarkan botol iitoe padaqoe yg joega langsoeng koeraiih dan koemiinoem. Koeteteskan beberapa tetes aiir pada tiissoee oentoek melap wajahkoe yg belepotan.
    Kita ngobrol-ngobrol riingan dan bertoekar nomor HP sembari memoeliihkan tenaga. Aqoe moelaii memoengoetii costoemkoe yg tercecer. Sesoedah bercostoem lengkap dan mengoeciir kembalii ramboetkoe, kita bersiiap-siiap poelang. Hardi menekan tombol liift dan liift kembalii meloencoer ke bawah. Lantaii dasar soedah sepii dan gelap, jam soedah hampiir menoenjoekkan poekoel toejoeh. Lega rasanya biisa menghiiroep oedara segar lagii sesoedah keloear gedoeng ini, kita poen berpiisah di depan gedoeng siipiil, mereka keloear lewat gerbang sampiing dan aqoe ke tempat parkiir.
    Dalam perjalanan poelang, aqoe tersenyoem-senyoem sendirii sembari mendengar aloenan moesiik darii CD-player di mobiilkoe, masiih terngiiang-ngiiang di kepalaqoe kegiilaan yg baroe saja terjadi di liift campoes.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Gambar Kana Momonogi Telanjang Bugil Tunjukin Memem Tembem – Foto Bugil Telanjang Jepang Terbaru  2018

    Gambar Kana Momonogi Telanjang Bugil Tunjukin Memem Tembem – Foto Bugil Telanjang Jepang Terbaru 2018


    1826 views

    Perawanku – Setiap kaum Adam bakal terpanah dan konak melihat tubuh langsing yang sudah tanpa sehelai benang pun itu. terutama bagi anda jomblo kesepian yang ingin menyalurkan hasrat birahi. salah satu bagian tubuh yang bisa bikin kontol cowok menjadi tegang maksimal adalah pepek. Apalagi jika  pepek cewek tersebut berwarna merah dan sudah basah karena terangsang. Tentu cowok akan ikutan terangsang saking pengen ngentot.

    Jika kalian sudah bersiap kalau kontol kalian tegang, maka langsung saja disimak foto-foto berikut ini yang pastinya bakalan bikin kamu semua pada crot  :

  • Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku

    Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku


    820 views

    Perawanku – Cerita Sex Hubungan Gelap Dengan Selingkuhanku, Aku seorang wanita berusia 32 tahun menjalin hubungan dengan seorang pria muda beumur 23 tahun. hubungan yang kami lakukan sudah berjalan kurang lebih tiga bulan atau kurang karena aku tidak pernah menghitung kapan tepatnya aku menjalin hubungan serius ini. Aku bilang hubungan serius karena kami sering melakukan adegan layaknya dalam cerita seks.

    Namaku Putri dan pria muda yang aku cinta itu biasa aku panggil Yan, sebenarnya aku seorang wanita yang sudah menikah dan Yan adalah laki-laki selingkuhanku. Tapi aku begitu mencintainya tapi saat ini yang aku sesali adalah egonya padaku, masih aku ingat akan janji manisnya yang selalu tergiang di telingaku kalau dia bersedia mengajakku lari jika hubungan kami sampai ketahuan.

    Aku tergiur dengan semua janji manisnya bahkan aku rela menyerahkan semua yang aku punya untuknya, begitu juga dengan hatiku. Sejak kejadian pertama kali kami melakukan adegan seperti dalam cerita seks dia bersikap seolah punya hak atas diriku, apabila dia memintaku untuk meleyaninya akupun memenuhi keinginannya untuk melakukan hal itu.

    Tidak terkecuali jika kami bertemu di tempat biasa kami melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita seks. Diapun bersikap dewasa di depanku tapi jika aku melakukan kesalahan sekecil apapun dia terlalu membesar-besarkannya, tanpa mengerti perasaanku yang hampir setiap waktu selalu memikirkannya dan aku juga ingin selalu bersamanya kapanpun dan dimanapun.

    Tapi Yan tidak menghargai aku meskipun sering kali kami melkaukan adegan cerita seks itu. Aku bingung dengan sikapnya bahkan aku takut jika dia sampai meninggalkan aku tapi aku harus mencoba belajar kalau suatu saat hal itu akan terjadi juga, dan aku harus bersiap-siap dnegan hatiku tapi kali ini tanpa alasan yang jelas kali ini dia tidak menghubungiku.

    Mungkin kali ini dia benar-benar benci padaku, tanpa dia tahu kalau saat ini aku selalu mengisinya dan terasa sesak dalam hatiku setiap mengenang apa yang telah kami laukan berdua. Sepertinya baru kemaren kami melakukan adegan seperti dalam cerita seks, meskipun aku merasa kurang puas dengannya tapi aku bersikap seolah aku puas dengan permainan sex yang dia berikan padaku.

    Hari itu seperti biasa aku menemuinya di tempat yang telah kita janjikan. Di sana kami langsung berciuman begitu kami sudah mendekat satu sama lain, dengan mesra juga aku kulum bibir manisnya diapun membalas kulumanku dengan hangat. Semakin bergairah hatiku ketika tangannya meremas tetekku bahkan aku menggelinjang di buatnya akupun merasakan nikmat tiada terkira.

    Dengan penuh kelembutan aku terus memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya, diapun melakukan hal yang sama padaku ” Ooouuuggghhh…. oooouuuuggghh….. eeeeuuummmppphhh….. eeeeuuuummmppphh…. aaaaaggghh….. ” Desahku menikmati kuluman bibir manisnya aku begitu bergairah mendapatkan ciuman mesra darinya kini dia berani melakukan hal yang lebih memuaskan padaku.

    Dia benamkan wajahnya untuk menghisap putingku kembali aku mendesah sambil membelai rambutnya ” OOouuuggggghhhhh…. ooouuugggghhh…. oooouuugghh….. aaaaagggghhhh…. aaaaaggghhh…… ” Dengan lebih keras Yan terus memainkan putingku bahkan dia meremas kedua tetekku dengan gemasnya dan aku hanya bisa menikmati permainan tangannya.

    Bagai pemain dalam adegan cerita seks, diapun memintaku untuk menindih tubuhnya. Dengan mencoba mnyibak rokku akupun menuntun kontolnya untuk dapat menyelinap masuk dalam lubang memekku, tapi aku merasa kontolnya masih belum berdiri tegak juga namun Yan mencoba terus memasukan dalam memekku sedangkan aku merasa sudah agak kecewa pada kontolnya.

    Tapi aku bersikap biasa saja di depannya, kasihan juga jika aku harus mengatakan hal itu. Lama kelamaan akhirnya kontol Yan menegang juga saat itulah aku bergerak di atas tubuhnya, kembali aku mendesah karena nikmatnya ” OOOuuuuuuuuuggghhh…. oooouuuggghh….. ooouuggghhh….. aaaaaggghhh…. terus….. aaaaaggghhh… ” Serasa hangat dan nikmat dalam memekku.

    Kini Yan memintaku untuk membalikan tubuhku, dengan posisi dia berada di atas tubuhku akupun terlentang di bawah tubuhnya ” OOouuugghhh….. ooouuugggghh…. aaaagggghhh…. aaaaggggghh…. ” Semakin cepat juga Yan menggoyangkan pantatnya dan aku terus mencoba mengimbanginya dengan cara melebarkan pahaku dari bawah tubuhnya yang terus bergerak cepat.

    Aku merasa ada sesuatu yang nikmat menjalar dari dalam tubuhku, semakin cepat Yan bergerak semakin nikmat rasa yang ada dalam tubuhku. Hingga akhirnya tidak berapa lama kemudian dia menumpahkan lendir kentalnya dalam memekku dan akupun menyuruhnya untuk segera bangun daripada sampai ketahuan orang lain, tapi aku puas dengan adegan layaknya dalam cerita seks yang baru kami lakukan.

    Aku melihat Yan masih terbaring lemas di atas tempat tidur sedangkan aku langsung membersihkan diri pergi ke kamar mandi. Tidak ada rasa sesal sama sekali dalam hatiku tapi jika mengingat apa yang telah dia lakukan pada hatiku ingin rasanya aku hilang di hadapanya tapi aku tidak tahu harus melakukan apa, karena masih ada yang harus aku lakukan yakni merawat anakku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku

    Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku


    898 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku, Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini.

    Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.“Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

    Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

    “Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

    Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

    Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

    “Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

    Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

    Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

    “YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
    “AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

    Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

    “Semuanya tampak rapi,” pikirku cepat.
    “Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
    “Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya,” aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
    “Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini,” jelas Pak Eko tegas.
    “Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus,” lanjutnya.
    “Ya pak,” jawabku cepat.

    Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

    “Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.

    Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

    Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

    Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

    “Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?” ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

    Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

    “Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya” kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
    “Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

    SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan ‘manis’

    Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

    “Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.

    Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

    Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

    Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

    “Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.

    Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

    Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

    “Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.

    Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

    “Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.

    Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

    Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata “Lho Yessy, kamu kok di atas sana?”
    “Menghindari anjing bapak” jawabku.
    “Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu” kata pak Eko sembari maju mendekati.
    “Saya bisa sendiri kok saya lompat aja” jawabku lagi.

    Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

    “Ini punyamu ya?” ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
    “Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
    “Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

    Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, “Oohhh aku sudah tidak tahan lagi” pikirku dalam hati.

    Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

    “Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang,” tawar pak Eko.

    Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

    “Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.

    Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

    “Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?” jelas Pak Eko.
    “Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang,” lanjut pak Eko jelas.
    “Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya,” Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia,” lanjut pak Bobi.

    Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

    Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

    Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

    “Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak Eko.

    Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

    SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

    “Kamu ulang aja tahun depan ya” ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu” lanjutnya.
    “Saya harus lulus apapun caranya” pintaku. Apapun caranya.
    “Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya” tawar pak Eko.
    “Ok” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

    Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

    Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku

    Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku

    Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua “kumbang” untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

    Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

    “Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai” perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

    Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

    Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

    “Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

    Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

    Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

    Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

    “Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

    Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

    “Semua toilet rusak pak” jawabku putus asa.
    “Buka saja celana dalammu dan pipis disini” kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

    Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

    “Bagaimana mungkin pak” Jeritku pelan,
    “Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja” perintah pak Eko.

    Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

    “Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu”.

    Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

    Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,

    “Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,”

    Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

    “Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.

    Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

    Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

    “Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak” pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

    Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

    “Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menahan malu dan mukaku merah.
    “Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!” lanjut pak Eko setengah marah-marah.

    “Tapi..,” kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
    “Tapi saya tidak bisa pak” pintaku memohon.
    “Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko penuh wibawa.

    Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

    Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

    “Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
    “Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu” Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

    Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum “minumam” dalam gelas itu.

    “Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

    Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

    Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

    “Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi”
    “Tiiidak..,” Tangisku.

    Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

    “Lain kali datang lagi ya”.

    Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

    “Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan ‘Yessy meminumnya sampai Habis’ tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada”

    Lututku langsung lemas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Terima Kasih Amanda Putriku Tersayang Bagian 1

    Cerita Sex Terima Kasih Amanda Putriku Tersayang Bagian 1


    1702 views

    Perawanku – Cerita Sex Terima Kasih Amanda Putriku Tersayang Bagian 1, Hubungan kami, aku, Amanda dan Aline (teman Amanda), semakin hari semakin menjadi. Kedua gadis cantik, seksi dan mulus itu sudah sangat ketagihan dengan penisku ini. Hampir di setiap waktu yang pas, tanpa diketahui Sandra istriku, kami bertiiga pasti melakukan kegiatan 3 some yang sangat panas, liar dan menghanyutkan. Kadang jika salah satu dari keduanya tidak bisa ikut berpartisipasi, entah Amanda sendiri atau Aline sendiri, pasti meminta “jatahnya”, dan aku sama sekali tidak kuasa menolak meski di dalam hati sering timbul rasa khawatir, jika kepergok istriku, atau mereka hamil. Duh, aku tidak berani membayangkannya.

    Pernah di hari Sabtu ketika aku sedang sibuk di hadapan laptop melanjutkan laporan audit yang belum selesai di unit apartemenku, bel pintu apartemenku berbunyi.
    ” Mam, tolong mama yang buka, ada tamu tuh,” seruku pada Sandra istriku. “Papa masih sibuk nih,” Sambil bersungut-sungut istriku menuju pintu, dia pun sedang sibuk berdandan karena ingin pergi menghadiri acara arisan keluarga besarnya. (maaf sebentar ya agan2, mendadak dipanggil bos nih)

    ” Hallo tante, ” sosok cantik dengan ramut pirang sebahu, seksi tinggi, putih mulus,dengan payudara yang padat, muncul dari balik pintu apartemenku. Aline, sahabat Amanda.
    ” Hallo Aline, wah Amanda belum ada nih, ” sahut istriku, keduanya cipika cipiki.
    ” Iya tante Aline tahu kok, tadi sudah WA an, dia on the way katanya, janjian berenang en ngegym di basement tant. Hallo Oom, sibuk ya..?” jawab Aline sambil melirik nakal ke arah ku. Aku melirik ke arahnya, waduh alamat pekerjaan tertunda lagi nih.
    ” Hi Aline, iya oom rada sibuk untuk bahan meeting audit hari senin,” jawabku berlagak sibuk, padahal angka2 di layar laptopku sudah tidak berpengaruh lagi. Bagaimana mungkin aku akan membiarkan bidadari cantik ini, ya sudah apa boleh buat….
    ” Aline, tante nerusin siap2 dulu ya, mau ke arisan keluarga, Aline tunggu saja, oom gak ikut kok,” kata istriku sambil ngeloyor ke kamar.

    ” Ihh sayang cuek yaaa…,” bisik Aline menghampiriku. Tanpa ba bi bu lagi ditariknya kepalaku ke arahnya, dilumatnya bibirku, aku tak kuasa untuk tidak membalasnya, lidah kami saling menjilat, saling menyedot, tanganku mulai meremas kedua payudara dari balik kaos u can seenya. Kami berdua hampir terhanyut, mendadak, ” Pa, kunci mobil kok tidak ada di tempat biasa, ” seru istriku dari balik kamar, membuat kami berdua tersadar. Duh, hampir lupa….
    ” Sebentar ya sayang, tunggu tante kamu pergi,” bisikku ke Aline.

    ” Pa, mama jalan dulu ya, ” kata istriku sambil mengecup bibirku, ” Aline, tante jalan ya….” sambung istriku ke Aline.
    ” Iya tante, hati-hati ya di jalan tante,” jawab Aline dengan wajah sumringah, senang karena sebentar lagi tidak ada yang akan mengganggunya.
    ” Salam sama yang lain ya ma, bilang maaf papa gak bisa hadir karena masih ngelembur,” kataku sambil mengantar istriku ke lift apartemen. ” Papa perlu anter ke basement ma?”
    ” Gak usah pa, ooo iya, di lemari es masih ada ayam goreng dan mie goreng sisa semalam, dipanasin aja untuk kalian makan bertiga nanti,” kata istriku sambil kembali mengecup bibirku.
    ” Ok ma,” istriku pun lenyap di balik pintu lift.

    Kembali ke unit apartementku, wahhh, pemandangan yang sangat indah terpampang di hadapanku. Aline yang sudah berbugil ria. Wajah dan tubuh yang sungguh sempurna dari gadis keturunan Spanyol dan Sunda ini. Wajah seksi yang menantang dengan bibir yang seksi mirip seperti angelina jolly, payudara khas gadis muda, sangat kenyal, dengan puting merah muda, dan yang paling membuatku terbius, pangkal paha mulusnya, vagina yang tanpa bulu….uhhhhhh……

    ” Sayang sini dong Aline kangen banget nih…” kata Aline dengan nakalnya.
    Setelah ku kunci pintu apartemenku, segera kuhampiri Aline, kupeluk erat, lidah kami kembali saling menjilat, ku kulum lidahnya yang menjulur, Aline tidak mau kalah, disedotnya lidahku kuat, kami saling mengulum, menjilat, menyedot…… Kedua tanganku mulai beraksi, meremas gemas kedua payudaranya, memilin kedua puting payudaranya. Alin mulai mendesah desah….
    ” Sayang, aduhhh Aline cinta banget sama kamu yang….,” jilatan ku mulai ke leher jenjangnya yang putih mulus. Kukecup, kujilat, sesekali kuemut. Aline menggelinjang kegelian, ” Ahhhh…. sayaangggg…..” Jilatan dan emutan ku terus turun ke bawah, dua gundukan payudara indah menjadi sasaranku. Ku emut lembut seputaran putingnya, kujilati, perlahan sambil sesekali menyentuh putingnya yang sudah mengeras.

    Kedua putingnya yang indah kuemut, ku jilati. Kusedot keras. Aline mulai menggelinjang, tubuhnya melenting ke atas, kedua tangannya menekan kepalaku sehingga makin terbenam di kedua bukit kembarnya. ” Ahhh…sayangggg….enak sayang, emut yang kerassss lagiii,” Aline semakin menekan kepalaku sehingga aku sulit bernafas. Sambil tetap mengemut dan menyedot kedua puting Aline, tanganku mulai bergerilya, menyusuri kedua pahanya yang putih mulus, meremas lembut, meraba halus, dan perlahan kubuka kedua pangkal pahanya, vaginanya yang indah menjadi sasaran tanganku. Ku remas remas, jariku mulai mencari cari klitorisnya. Mudah saja jariku mendapat klitoris Aline karena klitorisnya sudah menyembul keluar. Aline sudah dilanda birahi yang sangat liar. Ia melenguh, mendesah….

    ” ohhhhhh sayanggggg…..duhhhh enak sayang….Aline cinta banget sama kamu sayanggggggku…..ohhhhh…” Aline sudah nyerocos tidak keruan, kedua pahanya sesekali menjepit tanganku. Perlahan jilatan ku mulai turun, menyusuri perut rampingnya, ku kecup, ku jilat perut rampingnya. Jilatanku terus turun…sehingga akhirnya terpampang di hadapanku vagina yang indah kemerahan dengan klitoris yang menyembul menantang untuk dikulum. Lidahku memutar di sekitar vagina Aline, kukecup, kuhirup aroma vaginanya yang khas, sangat merangsang. Jilatanku berputar dan mulai mengarah ke arah dalam, mulai menyetuh bibir vagina Aline, ku emut bibir vaginanya, sesekali lidahku menjilat klitorisnya yang menyembul keluar. Aline sudah sampai di titik birahi yang sangat tinggi. Kepalanya bergoyang goyang, tubuhnya sudah benar2 melenting ke atas. Kedua tangannya meremas-remas sendiri kedua payudaranya. Kemudian tanganya menarik kedua tanganku ke atas dan ditaruhnya di kedua payudaranya. Sambil tetap mengulum bibir vaginanya, kedua tanganku meremas kedua payudaranya. Memilin kedua putingnya. ” Ahhhhhh……..Aline gak tahannnnn sayanggg……aduhhhh enakkkkkk sayang…..” Lidahku mulai memasuki liang vagina Aline. Kujilati dinding vagina indah ini, kuemut kuat klitorisnya. Terus bergantian kujilati dan kuemut dinding vagina dan klitoris Aline. Akhirnya Aline sudah tidak htahan lagi, tubuhnya berguncang dan mengejang, membuat kedutan keras berkali kali. Kedua pahanya menjepit erat kepalaku. ” Ahhhhhhhh……aahhhhhh….
    uhhhhhhh…….Sayanggggggggggg……..cintaaaaaaaaa….Aline gak tahaannnnnnnn……” Tubuh Aline tetap mengejang, vaginanya terasa seperti menjepit lidahku.

    Perlahan kedutan-kedutan di vagina Aline terasa melemah, nafasnya pun perlahan mulai normal kembali. Aku mengambil nafas setelah sedikit terasa sesak karena kepalaku dijepit oleh kedua paha Aline. Dengan manja Aline memeluk tubuhku. Menghujani aku dengan ciuman ciuman penuh perasaan.
    ” Sayang, rasanya Aline sudah cinta banget nih, Aline bakalan kangen terus…..,” katanya sambil terus menghujani aku dengan ciuman2 gairahnya. Pipiku, mataku, mulutku, bibirku tak lepas dari jilatan dan kecupannya. Terus jilatan Aline turun ke leherku…dijilatinya leherku dengan penuh gairah. Turun lagi ke dadaku. Putingku dijilatinya, digigit-gigit lembut….wawwww rasanya geli, nikmat, sulit dibayangkan. Kembali jilatan Aline mulai turun kebawah, perutku yang membuncit (kebanyakan minum bir), mulai dijilati dan dikecupnya. Sambil menjilati dada dan perutku bergantian, tangannya yang halus mulai mengelus ngelus penisku, meremas lembut, dan sambil perlahan mengocoknya…..benar2 nikmat rasanya, semakin hari sahabat anak tiriku ini semakin mahir, semakin liar, benar2 idaman setiap laki2. Uhhhh betapa beruntungnya aku ini. Umurku sudah 55 tahun, namun gadis2 muda ini sayang dan cinta padaku……. selalu mau dan kangen dengan penisku. Bukan main.

    Jilatan lidah Aline sekarang sudah beralih ke kepala penisku. Dijilatnya penuh gairah. Turun naik kepala dan batang penisku bergantian dijilatinya. Asik sekali kelihatannya, seolah Aline sedang menjilat ice cream kegemarannya. Kemudian Aline mulai memasukkan penisku ke mulutnya, menyedot dengan lembut, lemah…perlahan semakin kuat….rasanya wwwoooowww bukan main. Penisku terasa ngilu…enak…nikmat…ngilu…enak….nikmat…terus datang bergantian. Aku mulai mendesah merasakan kenikmatan luar biasa ini. Mendadak kedua kakiku diangkatnya ke atas, sehingga lubang anus ku pun terpampang di depan wajahnya yang cantik itu, seketika dijilatinya lubang anusku dengan buasnya. Aduhhhhhhh……nikmatnya….gilaaa bener gadis ini. Kedua biji penisku dikulumnya, kemudian lubang anusku dijilatinya, terus bergantian. Aku berusaha untuk tidak ejakulasi dulu, karena ingin lama menikmati surga dunia ini. Aline sambil masih menjilati lubang anus dan biji penisku, menatapku, ” Enak sayang…?”
    ” Gilaaaa sayang, nikmatnyaaaa…..,” desahku.

    Ketika kami berdua asik saling menjilat, saling mengulum, saling menyedot….mendadak…. ding dong…. ding dong…. ding dong….. bel pintu apartemenku berbunyi.Wahduh, jangan2 Sandra istriku balik karena ada yang tertinggal, tapi kok memencet bel, dia kan punya kunci sendiri? Dengan santainya Aline berdiri dan berjalan ke arah pintu. Waduh… ” Aline nanti dulu….kita masih telaaannjanggggg….,” sergahku. Aline hanya melirik dan tersenyum nakal. Ceklek…ceklek.. pintu dibuka Aline, dan….. Anak tiriku Amanda berdiri di ambang pintu, dengan wajah cantiknya dan rambut hitam tergerai, tubuh tinggi ramping dengan dua bukit indah yang menghiasinya, kaki yang indah putih mulus dibalut rok jeans mini, uhhhh seksi sekali, berdiri di samping Aline yang masih tanpa sehelai benangpun. Sebuah pemandangan yang sangat menggairahkan dan indah sekali. Dua bidadari, dua mahluk terindah dalam hidupku, dua gadis kesayanganku….
    ” ihh….kok papa bengong sih,” kata Amanda tersenyum, berjalan ke arahku diikuti oleh Aline yang sebelumnya telah mengunci kembali pintu apartemen.
    ” Tuh kan, Aline sama papa jahat…Curang, kok Amanda gak ditunggu,” kata Amanda dengan wajah merengut manja. Kini aku duduk di tengah2 sofa di apit oleh kedua bidadariku.
    ” Bukan duluin sayang, Aline sih nyerbu papa…” jawabku tersenyum sambil mengengok ke arah Amanda, menarik mesra wajahnya, dan langsung kukecup mesra bibirnya yang indah. Amanda tidak bicara lagi, langsung menyambut kecupanku dengan ciuman2 liarnya. Seketika kami berdua sudah saling menjilat lidah, mengulum bibir dan lidah, menyedot lidah bergantian…..french kiss yang liar sekali….. Amanda memelukku erat, seolah tidak mau melepaskan.
    Sementara itu, aku merasakan penisku kembali dijilat dan dikulum. Rupanya Aline tidak mau ketinggalan, kembali dijilat dan dikulumnya penisku dengan nafsunya.

    Perlahan aku mulai melucuti baju dan rok mini Amanda, masih sambil berciuman penuh nafsu, bh dan celana dalam Amanda berhasil kulepas. Kini kami bertiga sudah dalam keadaan tanpa sehelai benangpun. Telanjang. Saling cium…saling jilat…saling peluk…saling remas….wowwww bukan main. Entah bagaimana prosesnya, kini posisi kami berubah, kami sudah berbaring di atas karpet living room apartemen, aku dengan rakusnya menjilati dan menyedot nyedot vagina dan klitoris Amanda,

    Cerita Sex Terima Kasih Amanda Putriku Tersayang Bagian 1

    Cerita Sex Terima Kasih Amanda Putriku Tersayang Bagian 1

    sedangkan Amanda menjilati dan mengulum liang vagina dan klitoris Aline. Aline masih tetap sibuk dengan penis dan lubang anusku. Jadi posisi kami agak melingkar. Uhhhhh nikmat sekali…..benar2 hebat kedua bidadariku ini. Suara2 desahan kami bertiga saling silih berganti. Mungkin sekitar lima belas menit posisi ini bertahan, Amanda yang berinisiatif merubah posisi. Dia segera mengambil posisi menungging, vagina dengan liang yang menantang terlihat jelas, ” Papa sayang, ayo dong Manda udah gak tahan nih…,” desahnya manja. Aku dan Aline pun berdiri. Aku mengambil posisi dibelakang pantatnya, penis aku yang sudah keras seperti kayu perlahan aku masukkan ke liang vagina Amanda…..” Uhhhhh….nikmatttt paaa…” Bless…seluruh penisku terbenam di liang vagina indah ini.

    Aline mengambil posisi di hadapan wajah Amanda sehingga vaginanya sejajar dengan wajah Amanda. Jadilah sekarang posisi dimana aku sambil menggenjot vagina Amanda dengan doggy style, berciuman saling jilat lidah dengan Aline sambil meremas remas kedua payudaranya yang indah. Amanda sambil merasakan nikmatnya sodokanku, menjilati klitoris Aline. Wowww…….

    Lima belas menit berlalu, Amanda sudah tidak bisa menguasai dirinya. Tubuhnya mulai bergetar. ” Aduhhh papa yang kerassss, duhhh nikmattttt paaaa…..” Kelihatannya Amanda akan mencapai orgasmenya. Terasa vaginanya mulai berkedut kedut…. tubuhnya mengejang…. Seolah mau membantu sahabatnya agar bertambah nikmat, Aline mengulum dan menjilati puting Amanda. ” Ahhhhhhhh…. ahhhhhhhh…..ahhhhhh……”, Kedutan di vagina Amanda terasa keras sekali menjepit penisku. Amanda pun lunglai, puas. Kedutan kedutan vaginanya masih terasa di penisku. Makin lama makin lemah. Amanda pun terkulai lemas di atas karpet sambil memejamkan matanya. Menikmati orgasme yang dialaminya.

    Giliran Aline. Kami berdua kembali berpelukan. Saling cium. Jilat. Remas. Liar sekali. Perlahan Aline mendorong tubuhku agar aku terlentang. Rupanya ia menginginkan posisi WOT. Dengan nafsunya ditindihnya tubuhku. Penisku langsung diarahkan ke liang vaginanya. Blesss….masuk dengan sempurna….” Ahhhh, rasanya mentok sayang,” desahnya lirih. Aku hanya tersenyum. Menarik kepalanya dan kembali melumat bibirnya yang indah. Perlahan Aline mulai menggoyang pinggulnya. Makin lama makin cepat. Penisku rasanya seperti sedang diputar putar, diremas remas, digilas sesuatu yang lembut tapi kenyal….bukan main rasanya, aku seolah terbang ke langit ketujuh (kalau ada ya..?).

    ” Ahhhhhh…. ahhhhh…. duhhh mentok sayanggg…..gilaaaa nikmatttttnyaaaaaa………,” Aline mendesah desah, bahkan berteriak merasakan kenikmatan yang amat sangat menerpa seluruh sendinya. Sambil mengontrol posisi, aku meremas remas kedua payudara indah yang bergelantung di hadapanku. Amanda yang telah pulih kembali bergabung. Dengan bernafsu mulutku diserbunya. Dilumat habis bibir, lidah, dan rongga mulutku.

    Goyangan Aline sudah semakin cepat, penisku sudah tidak karuan rasanya. Geli. Ngilu. Nikmat. Semua menjadi satu. Mendadak Aline menghentakkan pantatnya. Menekan keras. Terasa ujung kepala penisku membentur sesuatu yang lembut, liat dan kenyal di dalam vagina Aline. Kembali Aline menghentakkan pantatnya, ” Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………….ahhhhhhhhh……..aduhhhhhhh sayanggggggg,” Aline sudah lupa… tidak lagi mendesah. Berteriak. Kembali ia hentakan pantatnya….. Seketika tubuh Aline bergoyang goyang, mengejang. Ambruk memelukku erat sekali. Otot vaginanya meremas kuat penisku. Berkedut kedut. Keras sekali. ” Oooooooooooohhhhhhhhhhhh………………,” Aku pun sudah merasa sesuatu sudah sangat mendesak untuk keluar dari lubang penisku. Kusodok dari bawah dengan kuat penisku, sekali…. ahhhh, dua kali …..ahhhhh enaknya…… tiga kali……. aku sudah tidak tahan lagi……spermaku segera akan menyembur keluar. Mendadak penisku ditarik dan tercabut dari liang vagina Aline. Ternyata Amanda langsung memasukan penisku ke dalam mulutnya. Diemutnya kuat2. ” Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, ” desahku. Spermaku menyembur di dalam mulut indah Amanda. Amanda terus menyedot penisku seolah tidak mau setetespun spermaku menetes di luar mulutnya. Nikmatnya………………………..

    Beberapa saat, kami bertiga saling berpelukan. Istirahat. Rasa nikmat yang luar biasa menyelimuti kami. Dengan maksud tidak mengganggu kedua bidadariku yang sedang beristirahat, perlahan aku bangkit, menuju kamar mandi di dalam kamarku. Agak lama aku bersih bersih. Dan kudengar di kamar mandi sebelah terdengar juga shower sedang dipakai. Kedua bidadariku ternyata bersih bersih juga, pikirku.

    Masih dalam keadaan telanjang, aku keluar kamar. Kucari kedua bidadariku sudah tidak ada di living room. Kamar mandi living room pun kosong. Aku menuju kamar lain yang biasa dipakai Amanda jika menginap. Ternyata kedua bidadariku dengan posisi yang sangat menatang sedang tersenyum manissss sekali ke arahku.
    ” Loooo katanya mau berenang dan ngegym?” tanyaku kepada keduanya. Keduanya tidak menjawab. Saling menatap dan tersenyum nakal.
    ” Kan berenangnya disini sayang….” sahut Aline manja sambil membuka kedua pahanya sehingga vaginanya tampak menantang sekali.
    ” Iya pa, ngegymnya disini aja dehhh…..,” sahut Amanda menimpali. Dengan gaya genitnya, ia menungging, wuahhhh vagina indahhhhh sekali menungguku.
    Tanpa diminta dua kali, aku langsung melompat ke atas tempat tidur. Duh indahnya dunia.

    Sudah hampir 2 minggu aku tidak bertemu dengan Amanda maupun Aline. Dalam hati, kangen juga rasanya. Dua bidadariku mungkin sedang sibuk dengan pekerjaan mereka. Sama seperti pekerjaan rutinku sebagai auditor senior, memang sangat menyita waktuku. Sampai jam 22.00 malam umumnya aku masih menggeluti kertas2 dokumen2 yang penuh dengan angka2 balance sheet, income statement, tax report, dll. Jam 01.00 dini hari biasanya aku baru sampai di apartemenku, Sandra istriku sebagaimana biasa sudah berlayar di dunia mimpinya.

    Sampai pada hari Kamis ini, tidak seperti biasanya, istriku masih terjaga pada saat aku pulang tengah malam. Dia kelihatan memang sengaja menungguku di ruang living room sambil menonton tv.
    ” Tumben mama belum tidur,” sapaku. Terlihat wajah istriku seperti memiliki beban. ” Susah tidur ya ma?”
    ” Iya pa. Mama lagi pusing nih,” sahut istriku.
    ” Ada apa sih ma pake pusing segala, kayak orang ditagih hutang gitu,” candaku mencoba mencairkan suasana.
    ” Mama serius pa,” Wah ada apa ini…..kok serius ya….degggg jantungku berdetak agak cepat. Jangan2 Amanda…..?!
    ” Soal apa ma?” tanyaku dengan deg deg an.
    ” Amanda pa,” jawab istriku. Duhhhh…. ada apa dengan Amanda. Jangan2 apa yang selama ini aku khawatirkan terjadi….
    ” Kenapa Amanda ma?” tanyaku penuh kekhawatiran.
    ” Sahabat Amanda akan menikah Sabtu malam ini di Bali, dan mama terlanjur janji akan pergi kesana berdua. Tapi mendadak Nola juga minta mama menemani ke rumah mertuanya pa. Kan mertua Nola ulang tahun perkawinan emas,” Duh, rasanya jantung ini disiram dengan air es yang sangat dingin. Plong….Lega. Itu toh masalahnya. Nola adalah anak tiriku yang tertua. Kakak dari Amanda dan sudah berkeluarga.
    ” Trus gimana ma?” tanyaku, sambil membuka lemari es, mengambil sebotol bir bintang kesukaanku.
    ” Papa mau bantu mama nggak?” tanya istriku dengan wajah penuh harap, ” Papa yang gantiin mama ya menemani Amanda ke Bali, rencana Jumat malam dia berangkat.” Degggg! Duh, hatiku seolah bersorak.
    ” Sampai kapan ma?” sergahku, seolah santai2 saja.
    ” Amanda sudah beli tiket PP, minggu sore kembali pa.”
    ” Ok. Besok mama carikan tiket papa ya dan sama flightnya dengan Amanda, soalnya besok seharian papa meeting, trus dari pagi papa bawa baju saja, jadi langsung dari kantor papa ke airport. Tiket titip Amanda saja. Papa ketemu Amanda di airport.”
    ” Terima kasih ya pa,” Sandra istriku mengecup bibirku. Seolah beban beratnya hilang dia langsung melangkah ke kamar, ” Mama tidur duluan ya pa, tuh ada makanan kesukaan papa. Bakmi goreng.”
    ” Iya ma,” Khayalanku terbang. Uhhh senangnya, 2 malam bersama bidadariku yang cantik, seksi dan mulus….. wowww di Bali…..

    Esok hari, selesai meeting jam 4 sore, HP ku berdering. Sandra istriku.
    ” Pa, tiket sudah mama titip ke Amanda ya. Dan menurut Amanda hotel disana sudah dibooking oleh Aline dan ibunya. Flightnya jam 19.30 pa. Jangan telat ya pa. Kasihan Amanda. Dia senang sekali papa mau menemani ke Bali. Luv u pa muah…”
    ” Luv u ma muahh,” sahutku. Wah bahagianya. Aku satu hotel dengan bidadariku yang lainnya. Dua malam yang sangat hot, liar, sudah membayang.

    Dengan diantar supir perusahaan tempat ku bekerja dan imbalan selembar kertas merah, aku meluncur ke airport. Terminal 3 Soeta. Setelah mengantarku, supir perusahaanku ini akan mengantar mobilku ke apartemen. Sesampai di terminal 3 Soeta, aku langsung menuju ke arah smoking area. Tadi di perjalanan ke airport memang aku dan Amanda sudah janjian bertemu disitu. Dari jauh aku sudah melihat Amanda sedang duduk sambil menikmati sebatang rokok Marlboro Ice Blast kesukaannya. Dengan kaos hitam berbalut jacket jeans serta rok mini jeans seksinya, sungguh sangat memikat. Aku menghampir bidadariku.
    ” Sayang…..,” tegurku.
    ” Hi pa, lama juga nih Manda nunggu papa,” jawab Amanda sambil bangkit berdiri. Seperti biasa cipika cipiki. Sambil berjalan menuju pintu masuk airport, ku perhatikan semua pandangan iri dari laki2 di sekitar kami, aku tersenyum membayangkan apa yang mereka pikirkan. Ini bapak2 tua kok bisa jalan dengan gadis yang sesempurna ini. Bapaknya? Kekasihya? Atau istri muda simpanannya? Ha ha ha…….

    Singkat cerita, kami berdua sudah berada di dalam pesawat. Sepanjang perjalanan, Amanda sangat manja kepadaku. Pelukannya tidak pernah lepas dariku. Sesekali kukecup kening dan bibirnya. Kuucapkan kata2 sayang…. Amanda makin mempererat pelukkannya.

    Kira2 sekitar 1 jam 50 menit mengarungi gelapnya langit, pesawat air asia yang kami tumpangi mendarat di airport international Ngurah Ray Bali. Dengan bergandengan mesra tak ubahnya seperti dua pasang kekasih, kami pun berjalan menuju pintu keluar kedatangan.

    ” Pa, Aline yang jemput kita loo, dia bersama ibunya. Tadi Manda sudah WA, mereka sudah menunggu kita diluar,” kata Amanda. Bersama ibunya? Waduh, alamat acara kacau nih, kataku dalam hati. Ya apa boleh buat kalau ternyata Aline menginap bersama ibunya, satu bidadari sudah cukuplah bagiku, meski tadi sepanjang perjalanan khayalanku sudah melayang-layang membayangkan apa yang akan terjadi jika kami menginap bertiga.
    ” Oooo begitu ya sayang, lalu rencana kita mau menginap dimana? Kita menginap di sekitar Nusa dua saja ya, kan acara pernikahan teman kamu di dekat situ,” kataku.
    ” Ihhh papa, semua sudah diatur sama mamanya Aline. Kita menginap di Ayana pa. Kan pas hari ini mamanya Aline ulang tahun, jadi dia traktir kita pa,” jawab Amanda. Aku seketika lemas tanpa gairah. Yahhhh….. ini benar2 kacau, terbayang kesempatanku untuk berdua saja dengan Amanda buyar.
    ” Kenapa kita tidak menginap di tempat lain saja sayang?” kataku, sambil menoleh penuh harap ke Amanda. Kukecup bibirnya yang menantang dan menggemaskan itu.
    ” Tenang pa, semua kan sudah Amanda atur. Papa nurut aja deh. Papa pasti senang. Kita berempat akan menginap di Pent House hotel Ayana. Menurut Aline tempatnya besar dan mewah sekali. Cukup untuk kita berempat,” sahut Amanda. Hah berempat? Dengan ibu Aline? Benar2 buyar semua khayalanku. Haduhhh….

    Setelah melewati pintu keluar kedatangan, langsung mataku melihat bidadariku Aline sudah menunggu. Uhhh cantik dan seksi sekali. Wajah indo putih dengan hidung macung dan bibir seksi. Memakai blus warna hitam yang terbuka 2 kancing atasnya sehingga belahan payudaranya yang indah benar2 terlihat. Aku menelan ludah…. sungguh sangat serasi dan indah. Aline memakai celana panjang jeans yang di beberapa tempatnya bolong dan memakai sepatu high mheels, keren sekali. Melihat kami, Aline segera menghampiri kami, cipika cipiki dengan Amanda, dan gilanya langsung memeluk aku. Menarik kepalaku dan mencium aku. Malu juga aku, karena banyak sekali pasang mata yang memandang iri kepadaku. Ahhh masa bodoh. Ini kan Bali.

    ” Hallo cinta,” sapa Aline ke Amanda. Mereka saling cipika cipiki. ” Sayang…. kangen banget,” kata Aline kepadaku, sambil kembali mencium bibirku.
    ” Sabar cinta…” kata Amanda ke Aline. ” Looo mama kamu mana cint…?” tanya Amanda.
    ” Sedang membeli aqua di circle K,” jawab Aline. ” Nah, tuh dia….” Otomatis mataku tertuju ke arah yang ditunjuk oleh Aline. Deggg….! Semua pikiranku tadi berubah 180 derajat. Apa yang kupikirkan, bahwa mama Aline adalah wanita berumur 50 tahun, ternyata wanita yang datang ke arah kami sambil tersenyum sangat menawan, kutaksir masih berumur sekitar 35 tahun, kok bisa yaa…. Benar2 wanita berwajah sangat eksotis. Hidung macung namun mungil, mata yang indah, dengan bibir kecil yang sangat menantang untuk dicium. Rambutnya yang hitam mengkilat tergulung ke atas. Kutaksir tinggi nya sekitar 165 cm. Dia lebih cocok menjadi kakak bidadariku Aline. Kulitnya sangat mulus berwarna kecoklatan. Wanita eksotis ini memakai setelan baju barong putih khas bali digulung lengannya, dengan rok mini jeans yang sangat seksi, memperlihatkan betis dan pahanya yang kecoklatan namun sangat mulus. Sendal hak tinggi makin membuatnya terlihat sangat seksi menawan. ” Hi Amanda sayang…..,” sapa wanita eksotis ini ke Amanda.
    ” Hi tante. Wah tante makin keren aja,” sahut Amanda. Kembali mereka cipika cipiki. Aku masih bengong.
    ” Sayang…. jangan bengong dong….kenalin mamanya Aline. Ma, ini papanya Amanda,” kata Aline dengan genit sambil masih memeluk erat pinggangku. Sungguh kikuk aku. Gila si Aline, di depan mamanya dia menyebutku tetap dengan kata sayang, dan pelukannya tidak mengendor. Aku benar2 bingung dan kikuk.
    ” Hi… Ayu,” Uhhh indahnya suara yang kudengar. Kami berjabat tangan. Sungguh halus tangan yang ku genggam ini.
    ” Emmm… eh… saya Heru mbak…..” jawabku. Masih kikuk.
    ” Aduh nggak usah pakai mbak segala Her….,” jawabnya sambil tersenyum, ” Cukup Ayu aja, lebih akrab kan?”
    ” Iya nih papa, kok jadi grogi gitu,” kata Amanda tersenyum nakal.

    Singkat cerita, kami berempat sudah berada di dalam mobil Avanza yang disewa oleh Ayu dan Aline. Entah sudah diatur oleh dua bidadariku yang nakal ini, atau memang kebetulan, posisi kami di dalam mobil, Aline berada dibalik kemudi, Amanda di sebelahnya, sedang aku dan Ayu duduk bersebelahan di kursi belakang.

    ” Benar juga ya cerita Aline, kalau tidak bertemu langsung, aku nggak percaya kalau kamu tuh awet muda ya Her. Jika tidak diberitahu, aku pasti berpikir kamu masih empat puluhan…,” kata Ayu membuka percakapan. Senangnya hatiku mendapat pujian dari wanita seeksotis dan secantik Ayu.
    ” Ahh, biasa aja sih Yu,” sahutku.
    ” Aline sudah banyak cerita looo tentang kalian bertiga,” Degggg! Kagetnya….. Waduhhhhh! Cerita apa ya Aline.
    ” Ooo… cerita apa ya Aline,” sahutku sambil deg deg an. Mendadak Ayu menggeser duduknya mendekati aku. Atau lebih tepatnya menghimpit aku. Kedua bahu kami bersentuhan. Benar2 aku kaget. Sambil meremas pahaku dengan tangannya yang indah, Ayu mendekatkan bibirnya ke telinga aku dan berbisik, ” Tentang kegiatan kalian bertiga.”

    Mungkin karena Ayu sudah mengetahui hubungan “istimewa” antara aku, Amanda dan Aline. Atau karena memang kami cocok. Tanpa menunggu waktu lama hubungan kami menjadi akrab. Bahkan “terlalu akrab”. Ayu sudah tidak sungkan atau ragu lagi, meski kedua bidadariku duduk semobil di depan kami. Ayu sudah sangat menghimpit aku. Dia dengan erat memelukku. Sesekali tangannya yang halus mengelus penisku yang masih terbungkus celana jeansku. Beberapa kali ditariknya kepalaku. Bibir kami beradu. Lidah kami saling menjilat. Saling mengulum. Kulumat habis bibir eksotis wanita seksi ini. Semua bayangan2 kekhawatiran aku lenyap ditelan angin malam pulau dewata Bali. Tanganku sudah meremas remas payudara kenyal Ayu yang masih terbungkus baju barong Bali. Menurutku Ayu sudah sangat birahi. Berulang kali iya mengucapkan kata2 sayang kepadaku. Suara yang serak karena sudah diliputi nafsu, namun indah terdengar.

    ” Ihhhhh….mama curang ahhh,” sergah Aline sambil melirik dari kaca spion.
    ” Iya tant, papa Amanda jangan diperkosa dong…. ha ha ha….,” sahut Amanda sambil tertawa.
    ” Nggaklah sayang…..dua malam ini milik kita bertiga…., thanks ya sayang….” kata Ayu sambil maju ke muka dan mengecup pipi Aline dan Amanda bergantian. Aku pun melakukan hal yang sama. Bergeser wajahku ke depan. Mengecup bibir Amanda, kemudian mencium Aline. ” Thanks juga ya sayang. Kalian berdua memang bidadariku yang sangat kusayang.,” Dua malam ke depan, lorong lorong kenikmatan sudah menungguku. Benar2 surprise yang membahagiakan sudah terlintas di depanku. Terima kasih Amandaku sayang…….

    Dari hasil ngobrol aku dengan Ayu, baru kuketahui bahwa Ayu adalah tante dari Aline, tepatnya adik bungsu mamanya Aline. Mama Aline meninggal sekitar 3 tahun lalu karena sakit kanker payudara. Ayah Aline yang sudah berusia 70 tahun sebenarnya tidak ingin beristri lagi, namun karena desakan dari keluarga besar mamanya Aline, dan kebetulan Ayu juga sedang menyandang status janda tanpa anak akibat perceraiannya dengan seorang aktor yang kasar. Ayu rupanya korban KDRT. Dijodohkanlah Ayu dengan papanya Aline. 2 tahun lalu mereka menikah. Ayu sebenarnya mengharapkan seorang anak dari perkawinannya ini. Namun sayang mungkin dikarenakan usia yang sudah lanjut dari papa Aline, atau karena stress bekerja, apa yang mereka harapkan tidak kunjung terwujud.

    Akhirnya kami berempat tiba di hotel Ayana. Memasuki kamar Penthouse yang sangat mewah dan besar itu, membuatku terbengong bengong. Wah, memang benar2 mewah, kupikir dalam hati, berapa biaya menginap di kamar hotel bintang lima seperti ini….. Sebetulnya aku tidak enak menerima fasilitas mewah ini tanpa membayar. Beberapa kali tadi di perjalanan aku sudah menawarkan untuk sharing saja biaya akomodasi itu, namun dengan senyum yang sangat menawan, Ayu selalu mengelak, dan mengatakan bahwa semua sudah dibayar papanya Aline, dia yang traktir dalam rangka ulang tahun Ayu. Ketika kutanya kenapa papa Aline malah tidak ikut serta? Kembali Ayu hanya tersenyum manis penuh misteri. Ya sudah mau apalagi…… Semua ini adalah impian tertinggi dari seorang laki2, menginap 2 malam di kamar yang besar dan mewah dan bersama 3 bidadari yang seksi, cantik, dan liar…… Layaknya seperti kejatuhan langit? Kejatuhan matahari? Atau kejatuhan bulan….? Entahlah. Yang pasti bahagianya hatiku tidak dapat dikatakan.

    ” Ada 2 kamar di unit ini, terserah ya nanti bagaimana mau dibagi kamarnya, ” kata Ayu menerangkan kepada aku dan Amanda. Sambil berjalan dengan anggun, bidadari eksotis ini membuka kedua kamar tersebut. Aku mengiringi dari belakang, sedangkan Amanda dan Aline lebih tertarik dengan mini bar yang terletak dipojok kanan sebelah tv besar. Ketika melongok ke dalam kamar, mendadak Ayu menarik tanganku, memeluk ku, kemudian tangannya yang mulus dan indah melingkar di leherku. ” Ahh, nggak perlu dibagi bagi kamarnya ya sayang….. Kita berempat toh akan selalu tidur bersama…..” desahnya. Ditariknya leherku sehingga wajahku mendekat ke wajahnya. Langsung dilumatnya bibirku. Aku tidak mau kalah. Kupeluk erat bidadari eksotisku ini, mulut dan bibirnya kulumat dengan gemas, kusedot kuat lidahnya yang liar bermain di rongga mulutku. Kami berdua saling mengulum. Saling mengisap. Saling menjilat lidah. Tangan kananku turun ke arah payudara Ayu. Kuremas lembut. Ciuman dan jilatanku turun ke leher Ayu yang jenjang mulus dan berwarna kecoklatan. Sungguh membuatku sangat bernafsu. Ayu menggelinjang ketika lidahku menjilati lubang telinganya. Bergantian kiri dan kanan. ” Ahhh sayanggggg…..,” hanya desahan yang keluar dari bibir Ayu. Jilatanku mulai turun ke arah dada Ayu. Kutarik ke atas blusnya melewati lehernya. Duhhhh indahnya. Terpampang di depanku dua bukit indah yang masih tertutup beha, dengan perut sangat raping mulus sekali. Warna kecoklatan mengkilap, menambah keindahan tubuh di depanku ini. Ayu menarik tangannya ke belakang, membuka kaitan behanya. Woooowwww indah sekali. Payudara mulus dengan puting masih kecil berwarna hitam karena belum pernah menyusui, tidak kalah indah dari puting2 kedua bidadariku.

    Tanpa disuruh, kuserbu kedua payudara indah itu. Kedua putingnya kujilati bergantian. Ku emut bergantian. Ku sedot sedot kuat bergantian. Sesekali kugigit lembut puting hitam yang sudah sangat mengeras itu. ” Ahhhh….. Heru sayangggg….. nikmatnyaaaa. Yang keras lagi sayang….. digigit sayang…ahhhhh … ahhhhhh…..,” Ayu sudah dilanda birahi yang sangat besar. Sambil tetap mengulum dan menjilati puting payudaranya, tanganku beraksi menarik ke bawah rok mini Ayu. Pangkal pahanya kuremas remas. Kumasukkan tangan kananku ke dalam celana dalamnya. Terasa tanganku menyentuh liang vagina yang hangat dan sudah sangat basah sekali. Ayu segera menurunkan celana dalamnya. Kulirik dari balik payudaranya….. Wowww indah sekali. Vagina yang indah ditumbuhi oleh bulu jembut yang dicukur teratur membentuk garis lurus ke arah klitorisnya. Benar2 sempurna!

    Sedang asik menjilati dan mengulum puting Ayu dan jari2 tangan kiriku bermain di klitorisnya, kurasa ada sepasang tangan halus yang memelukku dari belakang. Perlahan tangan tersebut menarik kaos polo hitamku, melepaskannya. Kemudian jari2 halus dengan kuku berkuteks warna hitam, mulai memilin milin kedua putingku, ahhhhh geli dan nikmat bercampur menjadi satu. Nafas Aline memburu menyapu leherku. Dijilatinya dan dikecupnya leher bagian belakangku dengan penuh nafsu. Uhhhhh sungguh nikmat….. Ternyata Aline sudah berbugil ria, hanya tinggal memakai sepatu high heelsnya. Seksi sekali. Tubuh indah tinggi ramping dengan kulit yang halus mulus sekali, memeluk ku dari belakang. Tangan kananku yang menganggur kugeser ke belakang, mencari pangkal pahanya yang sangat mulus, meremas remas lembut vaginanya yang mulus tak berbulu. Terasa sudah mulai basah liang vagina Aline. Kuraba raba mencari klitorisnya. Tanpa kesulitan jari telunjukku mendapati tonjolon mungil yang berada di ujung atas vagina Aline. Kugesek-gesek lembut, kujepit kupilin klitoris Aline. Aline mendesah, tubuhnya menggelinjang.

    Tak lama kemudian, kembali kurasa ada sepasang tangan yang membuka ikat pinggangku, kancing celanaku. Celanaku dan celana dalamku sudah terlepas seluruhnya. Penisku yang berwarna gelap langsung mengacung ke depan. Keras sekali. Ternyata Amanda juga sudah berbugil ria. Dia berjongkok di depan penisku, mulai menjilati batang penisku. Meremas remas lembut kedua biji penisku. Kemudian dengan bernafsu dikulumnya kepala penisku, mencoba memasukkan seluruh penisku ke dalam mulutnya yang mungil dan indah. Jadilah kami berempat sudah tidak mengenakan apapun, telanjang bulat. Ayu yang pasrah kupeluk sambil kujilati dan kukulum puting payudaranya, serta jari2 tangan kiriku bermain di klitoris dan liang vaginanya. Aline yang memelukku dari belakang menjilati leherku dan lubang telingaku, sambil kedua tangannya meremas, memilin dan menjepit jepit puting dadaku, sedangkan jari tangan kananku bermain di klitoris vagina indahnya. Sementara Amanda asik berjongkok di depan penisku, mengulum, menjilat, menyedot penisku dan 2 biji penisku. Wooowwwww………………

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Sedarah Ngentot Kakak Ipar – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Sedarah Ngentot Kakak Ipar – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2202 views

     

    Perawanku – Cerita Sex Sedarah kali ini kulakukan dengan kakak ipar saya sendiri cerita ini  berawal dari sebuah khayalan yang tak aku sangka aku duga akan berahir jadi nyata.
    Pertama kenalkan dulu nama aku joni aku berasal dari kota S**A**Y* aku sekarang masih tergolong cukup muda karena umurku masih 21th sekarang aku masih kuliah di salah satu universitas ternama di kotaku dan jauh dari tempat tinggalku.

    Waktu itu aku sedang mencari kost untuk tempat tinggalku,karena tak mungkin aku laju dari rumah di karenakan jauh dan hanya makan waktu saja,nah mungkin hari ini hari yang sial buatku,sudah muter sana-sini mencari kost-kostan tak kunjung dapat.Cerita Sex sedarah Kakak Ipar
    Cerita Sex Sedarah – Aku sudah lelah mana hari sudah malam,tak mungkin aku pulang,aku bingung.dan aku coba untuk menelfon kaka aku yang sebenarnya punya rumah di dekat universitasku,kaka aku bernama feri dia orangnya suka banget yang namanya Sex,”cerita sex sedarah terbaru”karena aku diam-diam sering buka laptop kak feri dan terrnyata isi bokepnya banyak,dan aku kaget ketika aku melihat video bokep yang mirip kaka iparku yang bernama seli,dan aku kaget setelah aku buka,ternyata benar kak seli,sungguh montok sekali ini kaka q dengan ukuran toket 36b,yang membuat aku ingin meremas-remasnya.lalu aku menelfon kak feri

    -Aku:hallo kak,,,,

    -Ka feri:hallo,iya kenapa jon.
    -Aku:susah cari kost-kostn di sini kak,dari tadi gak dapet-dapet.
    -Ka feri:ya udah besok pagi cari lagi,untuk sementara tinggal dulu di tempat kaka.
    -Aku:tapi kak,,,,,,aku gak enak sama ka sely
    -Ka feri:udah gak papa,buruan cepat sini,,,,.di tutup telfonnya sama kak feri..
    Ya udahdeh gak papa nginep dulu di sana,,langsung aku menuju rumah ka feri yang gak jauh dari universitasku,,
    Tok, , , tok , ,, ,tok , , ,,di buka sama kak seli,,dan aku kaget ketika melihat kak sely,,,wow gede amat itu Toket gede kak seli,kak seli memakai baju tidur transparan dan bodynya keliatan walau samar samar.
    -Ka seli:sini masuk jon,malah bengong aja,,
    -Aku:e….iya kak,,ka feri mana ka,,
    -ka seli:tu di dalem udah tidur,kecapekan kerjaanya banyak jon,,
    -aku:wah kesempatan dalam pikiranku,,,
    -ka seli:Mu minum apa jon
    -aku:ah gak usah repot-repot ka,,kopi susu aja,,,hehehe
    ‘-ka seli:kamu ini bisa saja joni,,,,,
    Dan ka seli menuju jalan menuju dapur smbil aku melitah pantatnya yang semok bergoyang kanan kiri membuat ingin ngentotin kaka iparku.

    Tak lama ka seli datang membawa segelas kopi susus untukku
    Dan kami berdua duduk di sofa sambil ngobrol kesana kemari,,
    Di satt itu aku keceplosan karna kami keasikan bercanda;,,aku menanyakan ke ka seli,,
    La kok tumben ya ka feri langsung tidur emang gak maen di ranjang dulu,,,sambil bercanda,,
    ka seli langsung kaget mendengar pertanyaanku,,ka seli pun tak menjawab pertanyaanku,hanya diam saja,aku langsung bertanya kenapa ka seli aku salah iya,aku minta maaf ya ka.
    Gak papa kok joni….kami sudah lama gak begituan,,,,
    Emang kenapa ka,Cerita Sex Sedarah kakak ipar
    Kaka mu itu mungkin pekerjaannya masih banyak pulang kerja mandi langsung tidur.
    Yaa,sesekali kaka yang ajak duluan donk
    Udah jon,tapi kakamu tetep aja gak mau,katanya gak kuat capek banget,,
    Ya udah sabar aja ka,,emang kalo pengen banget aku gak menolak kok ka
    Sambil aku merangkul ka seli..kak seli pun tak menjawab,tetapi isarat badan taka da penolakan,,
    Aku pun langsung memaut bibir ka seli yang sexy,,,
    Tak aku sangka ka seli membalas ciumanku sambil memainkan lidahnya,,
    Aku pun tak mau kalah,,tanganku pun memainkan payudara ka seli yang selama ini aku idamkan,ketika aku remas toketnya bener-benr besar dan kenyal banget.Cerita Sex Sedarah terbaru

    Nafas ka seli pun terengah engah

    Tanpa kode ku langsung mengdarat ke bagian payudara Karena tak sabar ingin membuka baju ka seli..aku pun mulai menjilati putingnya yang masih merah besar pula
    Ka seli mulai mengeluarka desahanya ohh. … . .. . oh,,, , ,,iya jon aku sensitive banget kalo bagian situ,,te. . . . . . .rus joni
    Semakin aku menjilat bagian perut dan semakin turun,kubuka celana dalam ka seli,wooowww,ka memekmu gede banget ka,,ku cari klitorsnya,aku jilati,semakin lama
    Kurasakan ada denyutan,,
    Ka seli,,,te. . .rus job ahhh , , , , ,oh,. . . .kaka mau keluar jon . . . . ah. . . . . ah. . . . ah . . . .
    Ka seli mencengkrang kepalaku,di jepit pula,,,
    Ohhh belum pernah ku rasakan sedasyat ini jon,,,aku ingin malam ini kau jadi milikku jon puasin kaka lagi jon,,”cerita sex terbaru”,sambil membersihkan bekas sperma ka seli,,kita melanjutkan bercinta ke kamarku yang sudah di sediakan tadi buat aku tinggal,sesampainya di kamar ku lumat bibir ka seli,sambil tangan aq meraba ke toket yang gede nan padet itu,
    Ahhh , , , , , terus joniiii ahh, , ,
    Kuputar puta putinya sambil aq menjilatinya,,,semakin lama turun ke buah vaginanya ka seli yang masih seperti perawan ini,,aq jilati memek ka seli
    Cepet jon kaka udah gak sabar pengen ngersain kontolmu yang gede, , , ,
    Masukin ke memek kaka jonn,memek kaka udah basah banget ini jon,,,
    Kata ka seli sambil mendesah keenakan
    Oke ka saya masukin iya,,,,

    Pembaca Sepertinya emang udah lama gak di pake,,memek ka seli seret banget kaya masih ranum,,apa memang kontolku yang gede,,
    Aku masukin perlahan ke memek ka seli
    Ahh h h hhhhh h h jonn, ,sakit , . . .. . . jon
    Tahan ka”cerita sex terbaru” ,memeknya seret banget, iya jon kontolmu emang gede,
    Blesss, , ,, , bless , , , ,bles , , ,,,,

    Ahirnya masuk juga walaupun belum sepenuhnya

    Dengan liar aku mulai memaikan memek ka seli, , ,
    Erangan erangan mulai keluar dari mulut ka seli
    Ahhhh ahhhhh ahhhhh terus jon. , . . .
    Dengan posisi doggy style aku mulai lebih kencang mengocok memek ka seli’’
    Jonniii kaka udah mau keluar, , , , ,
    Ya udah ka keluarin aja,,,
    Cengkraman ka seli sangat kuat,seolah olah menikmati kedasyatan permainan ini
    Crot, , , , crot, ,, , seeeeeerrrr
    Ahhh ahkkk ahhhkkk. . . .. . .
    Ka seli tengkurep lemas, , , ,
    Kubalikan badan ka seli ku masukan lagi penisku ke dalam memek ka seli yang udah becek banget
    Kukocok memek ka seli ,,,kumainkan maju mundur,,
    Nafsuku makin memuncak melihat toket ka seli yang super toge
    Bergoyang naik turun,

    Kaka aku sayang padamu,,memek kamu enak banget ka,,
    Kugenjot terus,keringatku sampai menetes ke tubuh ka seli
    Permainan semakin panas,aku sudah gak kuat,
    Ka aku udah mau keluar,,,
    Keluarin di dalem aja jon…
    Semakin kencang genjotanku
    Dan croooooooooooooooooooooooooott. . . . .. .crooooooooooot crottttttttt
    Ahkkk . . . . .. . .akh .. . . . .akh . .. . .. . . .
    Ku muntahkan semua spermaku ke dalam memek ka seli
    Ka seli membisikan ke telingaku”kamu hebat banget jon”
    Sambil di ciumnya aku
    Ku baringankan tubuhku menikmati sisa-sisa surga dunia,
    Jon aku sayang padamu,,
    Ka seli pun tidur menuju kamarnya
    lain kalo kita maen lagi kalo ada kesempatan kayak gini,”kata ka sely”
    Oke ka,,kami pun berpelukan…..
    Setelah kejadian itu kalo ada kesempatan kami sering bercinta. .
    Sampai ka seli hamil dan melahirkan , , ,
    Aku kaget ketika anaknya lahir,,sedikit dia mirip ama aku,,,
    Dan aku sangat berdosa dengan kejadian yang aku alami ini.

     

     

    Cerita Sex | Cerita Sex Pembantu | Cerita Sex Abg | Cerita Sex Bergambar | Cerita Sex Mesum | Cerita Sex Hot | Cerita Sex Pembantu Yang Masih Abg Berumur 17 tahun

  • Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly

    Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly


    941 views

    Perawanku – Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly, Sebut sajalah namaku Benton. Aku ingin berbagi cerita sex ku kepada kalian semua. Namun sebelum membaca cerita dewasa serta cerita seks ini siapkan dulu yah isi celana kalian . Jangan sampe basah dulu sebelum cerita dewasa ini kelar dan selesai dibaca . Karena cerita seks yang akan aku ceritakan disini merupakan cerita sex yang sangat hot dan bikin badan panas dingin.

    Dulu pada waktu aku sma aku berpacaran dengan gadis satu sma ku… sebut saja nama pacarku melly… Dia anaknya supel, pinter, cantik dan mempunyai bodi yang apik serta mulus dengan ukuran bra 36b. Aku menjalani masa pacaran dengan melly kurang lebih selama 6 bulan. Aku suka bertukar pikiran dengan pacarku tentang berbagai macam hal termasuk hal yang berbau seksual.

    Karena pengetahuan sex ku luas jadi aku bisa menjelaskan bermacam2 istilah, Posisi, serta tempat2 dimana kegiatan bejad itu enak untuk dilakukan karena aku sering melihat film bokep n membaca buku2 tentang sex.

    Suatu hari pacarku aku ajak ke rumahku. Kebetulan waktu itu sekolah baru saja selesai mengadakan ujian akhir. Aku bertanya “melly kamu tidak ke rumah ku sekedar mengobrol”. Melly menjawab “aku mau2 saja kalau di rumah kamu tidak ada orang”. Aku langsung curiga ketika melly berkata seperti itu. Kebetulan rumahku siang ini lagi tidak ada orang karena smua keluargaku sedang ada undangan ke perkawinan saudara di sukabumi. Jadi di rumahku hanya ada pembantuku saja. Lalu aku membalas “Ya sudah kita berangkat sekarang yah ke rumahku”. Sesampainya di rumahku aku langsung mengajak dia ke kamarku yang terletak di lantai atas. Aku menyalakan komputerku dulu untuk mendengarkan lagu dari winamp. Sedang pacarku ke kamar mandi untuk ganti baju dan buang air.

    Ketika dia keluar dari kamar mandi aku takjub melihat pakaian yang dikenakan oleh melly pacarku itu. Dengan tank top berwarna gelap dipadu dengan jaket tipis dan celana jeans. Aku bertanya kepada melly “kok kamu tumben pake baju yg sedikit kebuka ?”. Dia hanya tersenyum manis dan duduk di pahaku. Aku langsung terangsang ketika melly duduk dipangkuanku dengan pakain yang seperti itu dan wangi tubuhnya menggelitik bulu hidungku. Aku berbasa basi “jaket kamu dilepas aja kan cuma aku yang bisa ngeliat kamu”. Dibukalah jaket itu dan mulai terlihat tubuh sintal berwarna kecoklatan itu.

    Langsung saja aku cium leher belakangnya. Lalu aku tiup dan jilat telinganya seperti menjilat ice cream. Aku rasa dia juga terangsang dengan perbuatanku itu. Dia berbalik badan kearahku sehingga wajahku bertemu dengan wajahnya. Dia berkata “ih geli tau digituin”. Aku hanya tersenyum saja. Aku lalu mencium bibirnya yang merah dan tipis. Ternyata dia membalas ciumanku. Lalu aku bersilat lidah dengannya. Ternyata walau dia baru pertama kali berciuman tapi sudah mahir mengikuti irama permainan bibirku. Mungkin karena sering aku jelaskan panjang lebar tentang hal itu. hehe… Selama kurang lebih 7 menit itu aku melakukan french kiss dengan dia diatas bangku. Dia tampaknya kurang puas hanya dengan french kiss. Lalu dia bertanya menantangku sambil digesek gesekannya pantatnya tepat diatas kontolku “katanya kamu mahir dalam seks coba kamu buat aku terkesan dengan permainanmu ?” Kontol ku langsung mengeras dan menegang seketika.

    Aku ajak saja dia ke kasur. Dengan posisi tiduran saling berhadapan kami melakukan french kiss lg tp kali ini disertai dengan tangan2ku yang bergerilya mulai dari tubuh bagian atasnya. Terdengar bunyi air liur dan kecupan kedua bibir kami. Perlahan aku turunkan tali tanktop itu agar terlihat payudaranya. Tapi dia menghentikan permainan sebentar lalu bertanya sambil bercanda “eits mau liat toketku ?” Aku mengiyakan pertanyaan melly. Terbukalah bagian atas tubuh melly dengan payudara yang masih padat dan molek. Sambil melalukan french kiss aku memainkan payudara nya dengan meremas2 dan memencet puting susu payudara pacarku dengan kedua tanganku. Dia tampak sedikit sakit tapi enak dengan perbuatanku itu. Lalu aku menjilati payudara dan menggigit puting susunya. Lagi2 dia tampak enjoy tanpa berbuat apa2 selain mendesah nikmat “ahh enak nton, terusin aja yah”. Karena dia tampak mulai hot tanganku mulai menggeranyangi bagian bawah tubuhnya sembari menjialati payudaranya.

    Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly

    Cerita Sex Hadiah Cinta Dari Melly

    Karena melly menggunakan celana jeans aku susah memasukkan jari2ku ke dalam liang vaginanya. Permainan berhenti sejenak. Aku bertanya “Kamu yakin ngga mau melepas gelar perawanmu padaku ? Kalo mau kita berdua bugil ?” Dia mengangguk pertanda dia mau. Akhirnya kami berdua melepaskan pakaian kami dan kami saling memandang mengagumi tubuh kami masing2. Melly dengan tubuhnya yang aduhai dan aku yang tubuhnya sedikit gemuk dan putih. Kami kembali ke kasur untuk melanjutkan pertempuran. Kami melakukan kissing lg sembari tanganku bermain di liang vagina dan payudaranya. Aku masukkan kedua jari tangan kananku ke liang vaginanya dan cairan hangat terasa di dlm vaginanya. Aku mengocok sembari memborbardir vagina melly dengan kedua jariku itu. Dia terasa lebih hot kali ini walau hanya mendesah tidak bersuara.

    Tapi skarang melly sudah berani memegang kontolku walau tak begitu besar. Lalu aku berkata “ehh say kita ganti posisi aja yu jd posisi 69 ?” melly mengangguk lg. Kami akhirnya bertukar posisi dan wah terlihat jelas vagina melly yang msh sempit dan wangi ditutupi bulu2 jembinya yg lebat. Aku menjilati sambil memainkan jariku di vaginanya sedangkan melly berkaraoke dibawah. Aku gigit sesekali bibir vaginanya dan melly pun membalas dengan menggigit batangku. “aww sakit nton tp enak de…. ahh…nton terusin…. ahhh !!!” Tiba2 cairan hangat dari vagina melly keluar karena reflek aku telan cairan itu saking enaknya di karaoke. Kontolku juga menjadi santapan yg lezat bagi melly. Melly mengulum dan mengocok kontolku seperti seorang ahli sex. Mantab rasanya.

    Selama 30 menit kami melakukan posisi 69 melly berucap “nton aku pengen nyoba dimasukkin dong.” aku bersemangat skali melly berkata seperti itu. Aku langsung mengangkat melly keatas tubuhku dan menempatkan vaginanya tepat diatas kontolku. Walau agak licin tapi kontolku langsung masuk di lubang vaginanya. Melly menjerit kesakitan “ouch perih nton… kamu apain nie ?” aku menjawab “tenang kan baru pertama kali jadi agak susah masuknya.” melly hanya mendesah lg sedang aku menambah kecepatanku naik turun sembari meremas2 payudaranya. “uuh ahh ouch ihh sakit sakit… enak…. uuh…” Melly sudah tampak lemas. Aku ubah posisiku dengan posisi tubuh melly menungging dan aku berada diatasnya. Lagi2 aku mengatur kecepatanku agar stabil.

    Melly hanya menjerit dan nikmat. Lalu aku bertanya “kamu udah mau orgasme blum ?” Melly menjawab “aku bentar lg nih kayaknya mau keluar.” Aku langsung mengantisipasi hal itu. Aku ajak dia duduk saling berhadapan masih dengan kontolku yang berada didalam vagina. Dengan begini kan pasti lebih enak jelasku. Karena dia sudah mau keluar aku percepat saja gerakanku. Sambil ciuman dan tanganku yg meremas payudaranya aku terus mempercepat gerakanku. “ahh nton… oh yeah… terus nton…”, kata melly. Lalu aku merasakan vagina melly seperti menyempit dan ada cairan hangat yg menyentuh kontolku. “aduh aku keluar juga deh nton akhirnya”, kata melly. Aku hanya mengiyakan dan melanjutkan permainan panas kami.

    Setelah beberapa lama kami bermain posisi itu kami ganti posisi lagi. Kali ini dengan tubuh melly yang terbaring dibawah karena lemas dan aku berada diatas. Kaki aku menekuk dan kaki melly di pundakku sehingga lubang vagina melly terbuka. Aku coblos lg vagina melly “ahhhhhh uuuuuuhhhhhh enaaaaaaakkk yeaaaaah…..”Aku tarik ulur kontolku pelan2 karena aku melihat muka melly yang sudah terkulai lemas tak berdaya. Aku kasihan sama melly karena ini adalah pengalaman pertamanya. Jadi kupikir akan kuhentikan saja permainanku ini. Kan masih ada hari esok pikirku. Karena aku belum keluar aku menyuruh melly mengulum dan mengocok kontolku. Beberapa menit kemudian cairan spermaku akhirnya keluar di dalam mulut melly. “mantab kau mel…”, pujiku. Kami berdua akhirnya tertidur lelap selepas melakukan perbuatan bejad itu dengan tubuh kami berdua yang masih telanjang.

    Tak terasa hari sudah menjelang maghrib, kami terbangun dengan tubuh yang telanjang dan mandi berdua. Setelah itu aku antar dia pulang ke rumahnya tepat sebelum keluargaku datang. Memang permainan itu merupakan pengalaman pertama bagi dia tapi tidak bagi aku. Setelah kejadian itu kami sering melakukannya di rumahnya atau di mobil dalam waktu perjalanan. Tetapi permainan melly skarang sudah mengalami kemajuan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • KUPILIHKAN BH BARU UNTUK TETEH CANTIK

    KUPILIHKAN BH BARU UNTUK TETEH CANTIK


    1259 views

    Cerita Sex ini berjudulKUPILIHKAN BH BARU UNTUK TETEH CANTIKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sore itu, aku sedang di ruang tamu ketika seorang tamu mengetuk pintu. Malasmalasan aku berdiri dan menuju pintu. Ternyata, Teh Renny, temen nyokap. Mama ada? tanyanya sambil menuju ruang tamu.

    Gak ada Teh, Mama masih di Bandung. Mungkin besok pagi baru pulang. Atau malam ntar Teh Renny kecewa. Ia menyandarkan tubuhnya yang dibungkus jilbab putih.

    Capek banget kayaknya Teh,aku berbasabasi.
    IYa, abis keliling nawarin baju ke pelanggan.

    Teh Renny adalah teman ibuku. Ia seorang janda, 43, anak masih smp. Ia sering mengambil produk baju wanita atau pria dari Ibu yang seorang distributor pakaian. Ia mengeluarkan barang2 dari dalam tas besarnya. Diletakkan di atas meja.

    YA udah, Teteh titip aja ke kamu. Ini barang dipulangin, mau diganti dengan produk lain aja.

    Tampak pakaian dalam wanita. Aku tercekat. BHBH itu beraneka warna dan ukuran.

    Kenapa dipulangin Teh?tanyaku iseng sambil lalu.
    Kurang laku, ukurannya besar2. Pelanggan Teteh jarang yang big size. Lebih enak jual yang ukuran sedang dan kecil.

    Teteh meminta aku ambil BHBH dari gudang di belakang rumah. Kemudian Teteh Renny sibuk memilih2.

    BAntuin Teteh atuh?

    Gak ngerti Teh yang ukuran kecil atau sedang gimana?
    Kamu liat ukurannya 34 ke bawah, itu sedang atau kecil.

    Aku lalu memilahmilah sesuai permintaan.

    KAmu salah, itu besar. itu CUP D besar.
    Ohhharusnya berapa?
    B atau A

    Setelah dapat yang diinginkan, Teh Renny minum air es yang kusediakan. Aku membereskan bh2 itu dan membawa ke gudang. Tapi ketika kembali Teh Renny minta tolong lagi.

    Oh ya Jun, Teh minta lagi dong bh2 itu. Teteh mau ambil 2 biji.Tapi ambil yang besar2 aja ya

    Aku kembali ambil kedua BH itu. Teh Renny memilih ukuran 38C, tapi ia tampak bingung. Tapi ia memutuskan ambil warna putih berenda dan warna hitam.

    Buat siapa Teh? Katanya gak laku?

    Teh Renny senyum, manis sekali.

    Buat Teteh pakai

    AKu tercekat. Entah kenapa mataku spontan melirik ke bagian toket yang tertutup baju itu. Benarkah toket nya itu sebesar itu? Aku tak yakin, tidak ada tandatandanya. Kelihatan tidak membusung alias datar2 aja.

    Ohh
    Kenapa kaget gitu Jun?

    Teh Renny orangnya supel. Dia suka blak2 an. Meski orang Sunda, tapi dia menjaga sikap dan prinsip hidupnya.Hingga kini ia belum juga dapat suami baru lagi. Memang pernah ia berpacaran beberapa kali, itu kata Ibuku.Tapi kandas di tengah jalan.

    Gara2 ia memberi tahu rahasia seksual yang dijaganya selama ini, aku jadi horny. Padahal selama ini aku tidak pernah seperti itu.Pikiran nakal merasuki kepalaku. Tapi dia teman Ibuku? Aku tak peduli. Aku akan merayunya. Aku akan berakting pura2 lugu. Itu jebakan buat dia nanti. Aku harus bisa menyaksikan keindahan toket miliknya.

    Teh, boleh Arjuna pilihkan gak ?

    Teh Renny menoleh ke arahku.

    Bolehbagus yang model mana?
    Warnanya sih udah ok. Model transparan gitu bagus deh. Terus ada rendarendanya.

    Janda berjilbab itu senyum.

    Hmmm.gitu yaa
    bentar Tehaku ambilin katalog dulu ya dari kamar Mama

    Katalog itu kuserahkan ke Teteh. Di dalam majalah berwarna itu tampak berbagai model BH yang dikenakan modelmodel sesuai ukuran, tipe atau merk. Tentu saja model2nya orang bule. Teteh membolakbalik halaman dengan serius.

    Siniliatin yang bagus yang mana

    Aku mendekati Teteh di sofa. Harum semerbak tubuhnya menyergap hidungku. Begitu menggoda, merangsang dan membangkitkan kejantananku. Aku melirik wajahnya. Meski kulit wajahnya sudah tidak semulus gadis lagi, tapi sisasisa keayuan masa lalu masih ada. Bibirnya mungil, dipoles lipstick tipis. Dia cantik secara alami.

    Teh yang ini ok

    Teh Renny menganggu setuju. Tapi Mama kamu gak ada tipe ini

    Aku kecewa karena menurutku BH itu sangat seksi. Berukuran besar, menyanggah payudara si model yang setengah baya dengan anggun. Putingnya tampak menerawang dan sebagian besar gundukan toket nya terbuka.

    Tapi yang punya Ibu kamu ini hampir mirip kok. Cuma kancingnya di belakangkata Teh Renny.

    Kami melihatlihat halaman lain.

    Tehukurannya gedegede yaa
    Iyaeh, tapi ngomong2 kamu jangan cerita ke Ibu kamu Teteh bhnya dipilih2 sama kamu yaa

    Aku manggut.

    Kenapa Teteh ukuran toket nya bisa besar kayak orang bule?tanyaku pura2 lugu.

    Janda itu mencubit lenganku.

    Sejak lahirin anak, jadi besar toket nya.
    Aku duduk menyender di sofa. Teh Renny juga.
    Teh gak dicoba dulu bh nya?
    Gak usahpasti pas kok

    Oyadulu suami suka pilihin model bh Teteh
    Waktu gadis iyatapi udah punya anak gak pernahlagian dia gak suka ukuran besar

    Aku pura2 kaget. Masa sih Teh? Kan enak toket yang ukuran besar?
    Teh Renny menoleh ke arahku. Nakal yakamu dah pengalamanemang pernah rasain toket gede ?

    Blom sihdulu pacar aku sedang
    Terus kok bias tahu yang toket gede enak
    Kalo liat di film pornokayaknya yang toket besar itu enak menurut aku.
    Tapi suami mbak dulu gak suka.
    Menurut aku bodoh, laki2 gak suka ukuran mbakItu kan keindahan, seksi banget

    Teh Renny tersanjung. Senyumnya indah banget.
    Sesaat suasana hening. Aku gelisah, karena penisku sudah mengejang dalam posisi miring.

    Teh benar gak sihperempuan ukuran besar itu nafsunya gede juga yaa
    Teh Renny ketawa lebar. Mungkin..kamu aneh2 ajatergantung
    Aku menatapnya erat2. Semakin dekat.
    Tergantung apa Teh?

    Teh Renny jadi gugup. Ini sudah saatnya. Kugenggam tangannya.
    Tehkalo aku suka yang besarkalo Teteh suka cowok yang besar juga?

    Pernyaanku membuat Teh Renny salah tingkah.

    Kamu jangan ngomong seks terusntar kamu jadi nafsu lagi
    Biarin TehKutarik tubuh Teh agar bersandar di sofa.
    Enak gini, biar Teteh bias istirahat. Kasihan capek kan?

    Sepasang mata mungil itu menatapku sendu. Teh Renny memandangiku dengan tatapan kosong. Ia menarik wajahku semakin dekat dan melumat bibirku dengan lembut. Betapa lembutnya bibir janda manis ini. Teh Renny menarik tubuhku semakin rapat.

    Tangannya melingkari bahuku. Aku biarkan ia mengendalikan situasi. Usai berciuman, ia melepas penutup kepalanya. Rambutnya yang hitam tergerai. Ia memiringkan kepalanya ke kiri, menampakkan leher yang jenjang.

    Teteh cantik

    Ia mengembangkan senyum. Ia melumat bibirku lagi sambil memelukku erat erat. Aku mulai terpancing. Kujilati wajahnya, lehernya dan memandangi bagian toket nya yang masih tertutup itu. Teh Renny senyum kecil. Dia bangkit dan melepas restleting jubah panjangnya di bagian depan. BH warna putih itu menampakkan sebagian dagingnya. Dia sengaja tak melepas seluruh pakaiannya. Aku suka caranya.

    Kamu mau tetek Teteh?

    Aku manggut kayak anak kecil. Teh Renny menarik kepalaku dan membenamkan di belahan BH putih itu. Aku merasakan daging kenyal itu, kujilati dan kuciumi dengan lembut. Wanginya sangat alami dan khas. Sulit kugambarkan aroma itu.

    Aku membantu melepas baju itu hingga ke pinggang.
    Sekarang BH itu terpampang jelas. BEgitu besar menyangga isinya yang super besar itu.

    Teh, ini mah gede banget.
    KAmu suka gak?

    Aku menjawabnya dengan remasan. Aku gemas sampai bh itu nyaris terlepas karena tanganku. Teh Renny melepas bh itu dan melemparnya di ranjang. Puting2 itu coklat muda dan begitu mungil. Janda jilbab itu menjulurkan puting itu ke mulutku.Kuisap puting itu dengan lembut dan kumainkan dengan lidahku. Teh Renny merintih geli.

    Aku amati bentuk toket Teh Renny. Besar, panjang, putih dengan urat2 halus di sebagian tubuh buah dadanya. KEmbali aku menjilati seluruh bagian tetek besar itu. Teh Renny sesekali memejamkan mata atau menjerit kecil setiap aku mengulum putingnya. Tidak cuma payudara besar, janda ini juga punya pantat yang montok. Luar biasa besar.

    Ia melirik ke bagian selangkanganku. Celana jins itu dilepasnya pelan2. PEnisku yang miring di cd dicengkramnya. Kemudian dilepasnya cdku dengan cepat. Teteh melotot sejenak. Batang penisku keras dan panjang. Kepala penis yang merah itu jauh leabih besar dari batangnya.

    Ya ampunJun..penis kamu gede juga.

    Sebelum mengulumnya, Teteh menjepit penisku di antara payudaranya. Kemudian dikulumnya dengan lembut. Lalu dikocokkocoknya. Aku terbuai oleh belaiannya. Dia begitu pintar. Teh Renny mencium setiap inci batang penisku. Ketika tiba di bagian penis dia langsung membasahi dengan lidahnya dan melumatnya. Begitu berulang2. Tanpa berlama2, aku segera melepas cd putih miliknya.

    Bagian vagina itu bersih tanpa bulu. Lubangnya kubasahi dengan liur dan kuarahkan penisku ke liang itu. Aksi membuat ia menjerit2. Tusukan penisku menghujam hingga mentok ke dasarnya. Kumiringkan ia, tusukan itu terus mengayun. Bahkan posisi favoritku pun, ia menikmatinya. Pantat yang menungging itu menunggu ditusuk oleh batang penis panjang ini.

    Kutekan penisku ke liangnya dalam posisi doggy style.Pantat besar itu menahan gempuran itu. Jeritan Teteh makin keras. Aku begitu sibuk. Kedua payudara itu pun tak lepas dari cengkramanku. Kuremas2 sekuat mungkin. Setengah jam berlalu dihiasi tusukan penis dan suara manja Teteh.

    Kubopong tubuh sintal itu ke kamar. Di ranjang, ia kurebahkan.Tapi Teteh bangkit dan meneteki aku di atas ranjang. Aku seperti anak kecil yang haus kasih sayang. Teteh memandangiku dengan lembut, persis seorang Ibu. Sambil membelai2 rambutku. Katakatanya pun terdengar lembut dan membuaiku.

    Kamu hebat banget sih. Teteh puas banget.Kamu puas gak sama Teteh?

    Kulepas mulutku dari putingnya.

    Puas Teh. Teteh seksi banget.Teteknya enak banget.Gede sih

    Teteh membantu aku meraih putingnya. Kujilati lagi dengan mulutku. Kugigit2 kecil. Sementara tak kusangka, penisku sudah digenggamnya. Dikocok2nya.

    Kamu lama ya keluarnya. Suami teteh dulu sih cepat keluar.

    TEteh lalu tidur tengkurap. Pantat besar itu kujilati. Lalu, kuangkat sedikit dan kuarahkan penisku ke memeknya.KUgoyang memek itu dengan penisku berkali2. Teteh meronta liar. Tusukanku membuat ia menahan sakit dan nikmat tiada tara. Tibatiba ia bangkit dan membentuk pantat yang membulat besar.Kugempur lagi sampe tubuhya bergetar hebar. Teteh mengaku mencapai klimaks.

    Tapi itu bukan yang pertama. Di kamar mandi, dalam posisi setengah berdiri, lagi2 pantat besar itu kuhujami kontol perkasa ini. Puncaknya, aku capai klimaks. Teteh kuminta untuk mengulum dan siap2 menelan sperma. Ini untuk pertama kali ia mau melakukannya. Tidak dengan suaminya atau pacarnya dulu. Kami mandi bersama.

    Usai mandi, aku memasang bh baru untuk toket nya yang nikmat itu. Di cermin kupandangi ia dari belakang. SAmbil kupeluk, bh itu tampak sempurna.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April

    Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April


    763 views

    Perawanku – Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April, Umurku sekarang sudah 30 tahun. Sampai sekarang aku masih hidup membujang, meskipun sebenarnya aku sudah sangat siap kalau mau menikah. Meskipun aku belum tergolong orang yang berpenghasilan wah, namun aku tergolong orang yang sudah cukup mapan, punya posisi menengah di tempat kerjaku sekarang. Aku sampai sekarang masih malas untuk menikah, dan memilih menikmati hidup sebagai petualang, dari satu wanita ke wanita yang lain.

    Kisahku sebagai petualang ini, dimulai dari sebuah kejadian kira-kira 12 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kelas 3 SMU. Hari itu aku ada janji dengan Agus, sahabatku di sekolah. Rencananya dia mau mengajakku jalan-jalan ke Mall sekedar menghilangkan kepenatan setelah seminggu penuh digojlok latihan sepak bola habis-habisan. Sejam lebih aku menunggu di warung depan gang rumah pamanku (aku tinggal numpang di rumah paman, karena aku sekolah di kota yang jauh dari tempat tinggal orangtuaku yang di desa).

    Jalan ke Mall dari rumah Agus melewati tempat tinggal pamanku itu, jadi janjinya aku disuruh menunggu di warung pinggir jalan seperti biasa. Aku mulai gelisah, karena biasanya Agus selalu tepat janji. Akhirnya aku menuju ke telepon umum yang ada di dekat situ, pengin nelpon ke rumah Agus, memastikan dia sudah berangkat atau belum (waktu itu HP belum musim bro, paling juga pager yang sudah ada, tapi itupun kami tidak punya).

    “Sialan.. telkom ini, barang rongsokan di pasang di sini!,” gerutuku karena telpon koin yang kumasukkan keluar terus dan keluar terus. Setelah uring-uringan sebentar, akhirnya kuputuskan untuk ke rumah Agus. Keputusan ini sebenarnya agak konyol, karena itu berarti aku berbalik arah dan menjauh dari Mall tujuan kami, belum lagi kemungkinan bersimpang jalan dengan Agus. Tapi, kegelisahanku mengalahkan pertimbangan itu. Akhirnya, setelah titip pesan pada penjual di warung kalau-kalau Agus datang, aku langsung menyetop angkot dan menuju ke rumah Agus.

    Sesampai di rumah Agus, kulihat suasananya sepi. Padahal sore-sore begitu biasanya anggota keluarga Agus (Papa, Mama dan adik-adik Agus, serta kadang pembantunya) pada ngobrol di teras rumah atau main badminton di gang depan rumah. Setelah celingak-celinguk beberapa saat, kulihat pembantu di rumah Agus keluar dari pintu samping.

    “Bi.. Bibi.. kok sepi.. pada kemana yah?” tanyaku. Aku terbilang sering main ke rumah Agus, begitu juga sebaliknya Agus sering main ke rumah pamanku, tempatku tinggal. Jadi aku sudah kenal baik dengan semua penghuni rumah Agus, termasuk pembantu dan sopir papanya.
    “Eh, mas Didik.. pada pergi mas, pada ikut ndoro kakung (juragan laki-laki). Yang ada di rumah cuman ndoro putri (juragan wanita),” jawabnya dengan ramah.
    “Oh.. jadi Agus ikut pergi juga ya Bi. Ya sudah kalau begitu, lain waktu saja saya ke sini lagi,” jawabku sambil mau pergi.
    “Lho, nggak mampir dulu mas Didik. Mbok ya minum-minum dulu, biar capeknya hilang.”
    “Makasih Bi, sudah sore ini,” jawabku.

    Baru aku mau beranjak pulang, pintu depan tiba-tiba terbuka. Ternyata Tante April, mama Agus yang membuka pintu.

    “Bibi ini gimana sih, ada tamu kok nggak disuruh masuk?”, katanya sambil sedikit mendelik pada si pembantu.
    “Udah ndoro, sudah saya suruh duduk dulu, tapi mas Didik nggak mau,” jawabnya.
    “Eh, nak Didik. Kenapa di luaran aja. Ayo masuk dulu,” kata Tante April lagi.
    “Makasih tante. Lain waktu aja saya main lagi tante,” jawabku.
    “Ah, kamu ini kayak sama orang lain saja. Ayo masuk sebentar lah, udah datang jauh-jauh kok ya balik lagi. Ayo masuk, biar dibikin minum sama bibi dulu,” kata Tante April lagi sambil melambai ke arahku.

    Aku tidak bisa lagi menolak, takut membuat Tante April tersinggung. Kemudian aku melangkah masuk dan duduk di teras, sementara Tante April masih berdiri di depan pintu.

    “Nak Didik, duduk di dalem saja. Tante lagi kurang enak badan, tante nanti nggak bisa nemenin kamu kalau duduk di luar.”
    “Ya tante,” jawabku sambil masuk ke rumah dengan perasaan setengah sungkan.
    “Agus ikut Om pergi kemana sih tante?” tanyaku basa-basi setelah duduk di sofa di ruang tamu.
    “Pada ke *kota X*, ke rumah kakek. Mendadak sih tadi pagi. Soalnya om-mu itu kan jarang sekali libur. Sekali boleh cuti, langsung mau nengok kakek.”
    “Ehm.. tante nggak ikut?”

    “Besuk pagi rencananya tante nyusul. Soalnya hari ini tadi tante nggak bisa ninggalin kantor, masih ada yang mesti diselesaiin,” jawab Tante April. “Emangnya Agus nggak ngasih tahu kamu kalau dia pergi?”

    “Nggak tante,” jawabku sambil sedikit terheran-heran. Tidak biasanya Tante April menyebutku dengan “kamu”. Biasanya dia menyebutku dengan “nak Didik”.
    “Kok bengong!” Tanya Tante April membuatku kaget.
    “Eh.. anu.. eh..,” aku tergugup-gugup.
    “Ona-anu, ona-anu. Emang anunya siapa?” Tante April meledek kegugupanku yang membuatku makin jengah. Untung Bibi segera datang membawa secangkir teh hangat, sehingga rasa jengahku tidak berkepanjangan.
    “Mas Didik, silakan tehnya dicicipin, keburu dingin nggak enak,” kata bibi sambil menghidangkan teh di depanku.
    “Makasih Bi,” jawabku pelan.

    “Itu tehnya diminum ya, tante mau mandi dulu.. bau,” kata Tante April sambil tersenyum. Setelah itu Tante April dan pembantunya masuk ke ruang tengah. Sementara aku mulai membaca-baca koran yang ada di meja untuk.

    Hampir setengah jam aku sendirian membaca koran di ruang tamu, sampai akhirnya Tante April nampak keluar dari ruang tengah. Dia memakai T-shirt warna putih dipadu dengan celana ketat di bawah lutut. Harus kuakui, meskipun umurnya sudah 40-an namun badannya masih bagus. Kulitnya putih bersih, dan wajahnya meskipun sudah mulai ada kerut di sana-sini, tapi masih jelas menampakkan sisa-sisa kecantikannya.

    “Eh, ngapain kamu ngliatin tante kayak gitu. Heran ya liat nenek-nenek.”
    “Mati aku!” kataku dalam hati. Ternyata Tante April tahu sedang aku perhatikan. Aku hanya bisa menunduk malu, mungkin wajahku saat itu sudah seperti udang rebus.
    “Heh, malah bengong lagi,” katanya lagi. Kali ini aku sempat melihat Tante April tersenyum yang membuatku sedikit lega tahu kalau dia tidak marah.
    “Maaf tante, nggak sengaja,” jawabku sekenanya.

    “Mana ada nggak sengaja. Kalau sebentar itu nggak sengaja, lha ini lama gitu ngeliatnya,” kata Tante April lagi. Meskipun masih merasa malu, namun aku agak tenang karena kata-kata Tante April sama sekali tidak menunjukkan sedang marah.

    “Kata Agus, kamu mau pertandingan sepakbola di sekolah ya?” Tanya Tante April.
    “Eh, iya tante. Pertandingan antar SMU se-kota. Tapi masih dua minggu lagi kok tante, sekarang-sekarang ini baru tahap penggojlokan,” Aku sudah mulai tenang kembali.
    “Pelajaran kamu terganggu nggak?”

    “Ya sebenarnya lumayan menggangu tante, habisnya latihannya belakangan ini berat banget, soalnya sekolah sengaja mendatangkan pelatih sepakbola beneran. Tapi, sekolah juga ngasih dispensasi kok tante. Jadi kalau capeknya nggak ketulungan, kami dikasih kesempatan untuk nggak ikut pelajaran. Kalau nggak begitu, nggak tahu lah tante. Soalnya kalau badan udah pegel-pegel, ikut pelajaranpun nggak konsen.”

    “Kalau pegel-pegel kan tinggal dipijit saja,” kata Tante April.
    “Masalahnya siapa yang mau mijit tante?”
    “Tante mau kok,” jawab Tante April tiba-tiba.
    “Ah, tante ini becanda aja,” kataku.
    “Eh, ini beneran. Tante mau mijitin kalau memang kamu pegel-pegel. Kalau nggak percaya, sini tante pijit,” katanya lagi.
    “Enggak ah tante. Ya, saya nggak berani tante. Nggak sopan,” jawabku sambil menunduk setelah melihat Tante April nampak sungguh-sungguh dengan kata-katanya.
    “Lho, kan tante sendiri yang nawarin, jadi nggak ada lagi kata nggak sopan. Ayo sini tante pijit,” katanya sambil memberi isyarat agar aku duduk di sofa di sebelahnya. Penyakit gugupku kambuh lagi. Aku hanya diam menunduk sambil mempermainkan jari-jariku.
    “Ya udah, kalau kamu sungkan biar tante ke situ,” katanya sambil berjalan ke arahku. Sebentar kemudian sambil berdiri di samping sofa, Tante April memijat kedua belah pundakku. Aku hanya terdiam, tidak tahu persis seperti apa perasaanku saat itu.

    Setelah beberapa menit, Tante April menghentikan pijitannya. Kemudian dia masuk ke ruang tengah sambil memberi isyarat padaku agar menunggu. Aku tidak tahu persis apa yang dilakukan Tante April setelah itu. Yang aku tahu, aku sempat melihat bibi pembantu keluar rumah melalui pintu samping, yang tidak lama kemudian disusul Tante April yang keluar lagi dari ruang tengah.

    “Bibi tante suruh beli kue. Kue di rumah sudah habis,” katanya seolah menjawab pertanyaan yang tidak sempat kuucapkan. “Ayo sini tante lanjutin mijitnya. Pindah ke sini aja biar lebih enak,” kali itu aku hanya menurut saja pindah ke sofa panjang seperti yang disuruh Tante April. Kemudian aku disuruh duduk menyamping dan Tante April duduk di belakangku sambil mulai memijit lagi.
    “Gimana, enak nggak dipijit tante?” Tanya Tante April sambil tangannya terus memijitku. Aku hanya mengangguk pelan.
    “Biar lebih enak, kaosnya dibuka aja,” kata Tante April kemudian. Aku diam saja. Bagaimana mungkin aku berani membuka kaosku, apalagi perasaanku saat itu sudah tidak karuan.
    “Ya sudah. Kalau gitu, biar tante bantu bukain,” katanya sambil menaikkan bagian bawah kaosku. Seperti kena sihir aku menurut saja dan mengangkat kedua tanganku saat Tante April membuka kaosku.

    Setelah itu Tante April kembali memijitku. Sekarang tidak lagi hanya pundakku, tapi mulai memijit punggung dan kadang pinggangku. Perasaanku kembali tidak karuan, bukan hanya pijitannya kini, tapi sepasang benda empuk sering menyentuh bahkan kadang menekan punggungku. Meski seumur-umur aku belum pernah menyentuh payudara, tapi aku bisa tahu bahwa benda empuk yang menekan punggungku itu adalah sepasang payudara Tante April.

    Beberapa lama aku berada dalam situasi antara merasa nyaman, malu dan gugup sekaligus, sampai akhirnya aku merasakan ada benda halus menelusup bagian depan celanaku. Aku terbelalak begitu mengetahui yang menelusup itu adalah tangan Tante April.

    “Tante.. ” kataku lirih tanpa aku sendiri tahu maksud kataku itu. Tante April seperti tidak mempedulikanku, dia malah sudah bergeser ke sampingku dan mulai membuka kancing serta retsluiting celanaku. Sementara itu aku hanya terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya aku mulai bisa melihat dan merasakan Tante April mengelus penisku dari luar CD-ku.

    Aku merasakan sensasi yang luar biasa. Sesuatu yang baru pertama kali itu aku rasakan. Belum lagi aku sadar sepenuhnya apa yang terjadi, aku mendapati penisku sudah menyembul keluar dan Tante April sudah menggenggamnya sambil sesekali membelai-belainya. Setelah itu aku lebih sering memejamkan mata sambil sekali-kali melirik ke arah penisku yang sudah jadi mainan Tante April.

    Tak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan yang jauh lebih mencengangkan. Kepala penisku seperti masuk ke satu lubang yang hangat. Ketika aku melirik lagi, kudapati kepala penisku sudah masuk ke mulut Tante April, sementara tangannya naik turun mengocok batang penisku. Aku hanya bisa terpejam sambil mendesis-desis keenakan. Beberapa menit kemudian aku merasakan seluruh tubuhku mulai mengejang. Aku merasakan Tante April melepaskan penisku dari mulutnya, tapi mempercepat kocokan pada batang penisku.

    “Sssshhhh.. creettt… creett… ” Sambil mendesis menikmati sensasi rasa yang luar biasa aku merasakan cairan hangat menyemprot sampai ke dadaku, cairan air mani ku sendiri.
    “Ah, dasar anak muda, baru segitu aja udah keluar,” Tante April berbisik di dekat telingaku. Aku hanya menatap kosong ke wajah Tante April, yang aku tahu tangannya tidak berhenti mengelus-elus penisku. “Tapi ini juga kelebihan anak muda. Udah keluarpun, masih kenceng begini,” bisik Tante April lagi.

    Setelah itu aku lihat Tante April melepas T-Shirtnya, kemudian berturut-turut, BH, celana dan CD-nya. Aku terus terbelalak melihat pemandangan seperti itu. Dan Tante April seperti tidak peduli kemudian meluruskan posisi ku, kemudian dia mengangkang duduk di atasku. Selanjutnya aku merasakan penisku digenggam lagi, kali ini di arahkan ke selangkangan Tante April.

    “Sleppp…. Aaaaahhhhh… ” suara penisku menembus vagina Tante April diiringi desahan panjangnya. Kemudian Tante April bergerak turun naik dengan cepat sambil mendesah-desah. Mulutnya terkadang menciumi dada, leher dan bibirku.

    Ada beberapa menit Tante April bergerak naik turun, sampai akhirnya dia mempercepat gerakannya dan mulai menjerit-jerit kecil dengan liarnya. Akupun kembali merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tak lama kemudian…

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh…….. ,” Tante April melenguh panjang, bersamaan dengan teriakanku yang kembali merasakan puncak yang kedua kali. Setelah itu Tante April terkulai, merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk pundakku.
    “Terima kasih Dik…,” bisiknya lirih diteruskan kecupan ke bibirku.

    Sejak kejadian itu, aku mengalami syok. Rasa takut dan bersalah mulai menghantui aku. Sulit membayangkan seandainya Agus mengetahui kejadian itu. Perubahan besar mulai terjadi pada diriku, aku mulai sering menyendiri dan melamun.

    Namun selain rasa takut dan bersalah, ada perasaan lain yang menghinggapi aku. Aku sering terbayang-bayang Tante April dia telanjang bulat di depanku, terutama waktu malam hari, sehingga aku tiap malam susah tidur. Selain seperti ada dorongan keinginan untuk mengulangi lagi apa yang telah Tante April lakukan padaku.

    Perubahan pada diriku ternyata dirasakan juga oleh paman dan bibiku dan juga teman-temanku, termasuk Agus. Tentu saja aku tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya. Situasi seperti itu berlangsung sampai seminggu lebih yang membuat kesehatanku mulai drop akibat tiap malam susah tidur, dan paginya tetap kupaksakan masuk sekolah. Akibat dari itu pula, akhirnya aku memilih mundur dari tim sepakbola sekolahku, karena kondisiku tidak memungkinkan lagi untuk mengikuti latihan-latihan berat.

    Kira-kira seminggu setelah kejadian itu, aku berjalan sendirian di trotoar sepulang sekolah. Aku menuju halte yang jaraknya sekitar 300 meter dari sekolahku. Sebenarnya persis di depan sekolahku juga ada halte untuk bus kota, namun aku memilih halte yang lebih sepi agar tidak perlu menunggu bus bareng teman-teman sekolahku.

    Saat asyik berjalan sambil menunduk, aku dikejutkan mobil yang tiba-tiba merapat dan berhenti agak di depanku. Lebih terkejut lagi saat tahu itu mobil itu mobil papanya Agus. Setelah memperhatikan isi dalam mobil, jantungku berdesir. Tante April yang mengendari mobil itu, dan sendirian.

    “Dik, cepetan masuk, ntar keburu ketahuan yang lain,” panggil Tante April sambil membuka pintu depan sebelah kiri. Sementara aku hanya berdiri tanpa bereaksi apa-apa.
    “Cepetan sini!” kali ini suara Tante April lebih keras dan wajahnya menyiratkan kecemasan.
    “I.. Iya.. tante,” akhirnya aku menuruti panggilan Tante April, dan bergegas masuk mobil.
    “Nah, gitu. Keburu ketahuan temen-temenmu, repot.” kata Tante April sambil langsung menjalankan mobilnya.

    Di dalam mobil aku hanya diam saja, meskipun aku bisa sedikit melihat Tante April beberapa kali menengok padaku.

    “Tumben kamu nggak bareng Agus,” Tanya Tante April tiba-tiba.
    “Enn.. Enggak tante. Saya lagi pengin sendirian saja. Tante nggak sekalian jemput Agus?” aku sudah mulai menguasai diriku.
    “Kan, emang Agus nggak pernah dijemput,” jawab Tante April.
    “Eh, iya ya,” jawabku seperti orang bloon.

    Setelah itu kami lebih banyak diam. Tante April mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah sampai di sebuah komplek pertokoan Tante April melambatkan mobilnya sambil melihat-lihat mungkin mencari tempat parkir yang kosong. Setelah memarkirkan mobilnya, yang sepertinya mencari tempat yang agak jauh dari pusat pertokoan, Tante April mengajak aku turun.

    Setelah turun, Tante April langsung menyetop taksi yang kebetulan sedang melintas. Terlihat dia bercakap-cakap dengan sopir taksi sebentar, kemudian langsung memanggilku supaya ikut naik taksi. Setelah masuk taksi, Tante April memberi isyarat padaku yang terbengong-bengong supaya diam, kemudian dia menyandarkan kepalanya pada jok taksi dan memejamkan matanya, entah kecapaian atau apa. Kira-kira 20 menit kemudian taksi memasuki pelataran sebuah hotel di pinggiran kota.

    “Dik, kamu masuk duluan, kamu langsung aja. Ada kamar nganggur yang habis dipakai tamu kantor tante. Nanti tante nyusul,” kata Tante April memberikan kunci kamar hotel sambil setengah mendorongku agar keluar.

    Kemudian aku masuk ke hotel, aku memilih langsung mencari petunjuk yang ada di hotel itu daripada tanya ke resepsionis. Dan memang tidak sulit untuk mencari kamar dengan nomor seperti yang tertera di kunci. Singkat cerita aku sudah masuk ke kamar, namun hanya duduk-duduk saja di situ.

    Kira-kira 15 menit kemudian terdengar ketukan di pintu kamar, ternyata Tante April. Dia langsung masuk dan duduk di pinggir ranjang.

    “Agus bilang kamu keluar dari tim sepakbola ya?!” tanyanya tanpa ba-bi-bu dengan nada agak tinggi.
    “I.. iya tante,” jawabku pelan.
    “Kamu juga nggak pernah lagi kumpul sama temen-temen kamu, nggak pernah main lagi sama Agus,” Tante April menyemprotku yang hanya bisa diam tertunduk.
    “Kamu tahu, itu bahaya. Orang-orang dan keluargaku bisa tahu apa yang sudah terjadi.. ,” kata-kata Tante April terputus dan terdengar mulai sedikit sesenggukan.
    “Tapi.. saya nggak pernah ngasih tahu siapa-siapa,” kataku.
    “Memang kamu belum ngasih tahu, tapi kalau ditanyain terus-terusan bisa-bisa kamu cerita juga,” katanya lagi sambil sesenggukan. “Apa yang terjadi dengan keluarga tante jika semuanya tahu!”
    “Tante memang salah, tante yang membuat kamu jadi begitu,” kata Tante April, kali ini agak lirih sambil menahan tangisnya. “Tapi kalau kamu merasakan seperti yang tante rasakan..” terputus lagi.
    “Merasakan apa tante?”

    Akhirnya Tante April cerita panjang lebar tentang rumah tangganya. Tentang suaminya yang sibuk mengejar karir, sehingga hampir tiap hari pulang malam, dan jarang libur. Tentang kehidupan seksualnya sebagai akibat dari kesibukan suaminya, serta beratnya menahan hasrat biologisnya akibat dari semua itu.

    “Kalau kamu mau marah, marahlah. Entah kenapa, tante nggak sanggup lagi menahan dorongan birahi waktu kamu ke rumah minggu kemarin. Terserah kamu mau menganggap tante kayak apa, yang penting kamu sudah tahu masalah tante. Sekarang kalau mau pulang, pulanglah, tante yang ngongkosin taksinya,” kata Tante April lirih sambil membuka tasnya, mungkin mau mengeluarkan dompet.

    “Nggak.. nggak usah tante.. ” aku mencegah. “Saya belum mau pulang, saya nggak mau membiarkan tante dalam kesedihan.” Entah pengaruh apa yang bisa membuatku seketika bisa bersikap gagah seperti itu. Aku hampiri Tante April, aku elus-elus kepalanya. Hilang sudah perasaan sungkanku padanya. Tante April kemudian memeluk pinggangku dan membenamkan kepalanya dalam pelukanku.

    Setelah beberapa lama, aku duduk di samping Tante April. Kuusap-usap dan sibakkan rambutnya. Kusap pipinya dari airmata yang masih mengalir. Pelahan kucium keningnya. Kemudian, entah siapa yang mulai tiba-tiba bibir kami sudah saling bertemu. Ternyata, kalau tidak sedang merasa sungkan atau takut, aku cukup lancar juga mengikuti naluri kelelakianku.

    Cukup lama kami berciuman bibir, dan makin lama makin liar. Aku mulai mengusap punggung Tante April yang masih memakai baju lengkap, dan kadang turun untuk meremas pantatnya. Tante April pun melakukan hal yang sama padaku.

    Tante April sepertinya kurang puas bercumbu dengan pakaian lengkap. Tangannya mulai membuka kancing baju seragam SMU-ku, kemudian dilepasnya berikut kaos dalam ku. Kemudian dia melepaskan pelukanku dan berdiri. Pelan-pelan dia membuka pakain luarnya, sampai hanya memakai CD dan BH. Meskipun aku sudah melihat Tante April telanjang, tapi pemandangan yang sekarang ada di depanku jauh membuat nafsuku bergejolak, meskipun masih tertutup CD dan BH. Aku langsung berdiri, kupeluk dan kudorong ke arah dinding, sampai kepala Tante April membentur dinding, meski tidak begitu keras.

    Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April

    Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April

    “Ah, pelan-pelan doonnng,” kata Tante April manja diiringi desahannya desahannya.
    Aku semakin liar saja. Kupagut lagi bibir Tante April, sambil tanganku meremas-remas buah dadanya yang masih memakai BH. Tante April tidak mau kalah, bahkan tangannya sudah mulai melepaskan melorotkan celana luar dan dalamku. Kemudian, diteruskannya dengan menginjaknya agar bisa melorot sempurna. Aku bantu upaya Tante April itu dengan mengangkat kakiku bergantian, sehingga akhirnya aku sudah telanjang bulat.

    Setelah itu Tante April membantuku membuka pengait BH-nya yang ada di belakang. Rupanya dia tahu aku kesulitan untuk membuka BH-nya. Sekarang aku leluasa meremas-remas kedua buah dada Tante April yang cukup besar itu, sedang Tante April mulai mengelus dan kadang mengocok penisku yang sudah sangat tegang.

    Kemudian tante setengah menjambak Tante April mendorong kepalaku di arahkan ke buah dadanya yang sebelah kiri. Kini puting susu itu sudah ada di dalam mulutku, kuisap-isap dan jilati mengikuti naluriku.

    “Aaaaahh….. oooouhghhh… ” desahan Tante April makin keras sambil tangannya tak berhenti mempermainkan penisku.

    Beberapa kali aku isap puting susu Tante April bergantian, mengikuti sebelah mana yang dia maui. Setelah puas buah dadanya aku mainkan, Tante April mendorong tubuhku pelan ke belakang. Kemudian dia berputar, berjalan mundur sambil menarikku ke arah ranjang. Sampai di pinggir ranjang, Tante April sengaja menjatuhkan dirinya sehingga sekarang dia telentang dengan aku menindih di atasnya, sementara kakinya dan kakiku masih menginjak lantai. Setelah itu, dia berusaha melorotkan CD-nya, yang kemudian aku bantu sehinggap Tante April kini untuk kedua kalinya telanjang bulat di depanku.

    Usai melepas CD-nya aku masih berdiri memelototi pemandangan di depanku. Tante April yang telentang dengan nafas memburu dan mata agak saya menatapku. Gundukan di selangkangannya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat nampak benar menantang, seperti menyembul didukung oleh kakinya yang masih menjuntai ke lantai. Bibir vaginanya nampak mengkilap terkena cairan dari dalamnya. (Waktu itu aku belum bisa menilai dan membanding-bandingkan buah dada, mana yang kencang, bagus dan sebagainya. Paling hanya besar-kecilnya saja yang bisa aku perhatikan).

    “Sini sayaangg.. ,” panggil Tante April yang melihat aku berdiri memandangi tiap jengkal tubuhnya. Aku menghampirinya, menindih dan mencoba memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Tapi, Tante April menahanku. Nampak dia menggeleng sambil memandangku. Kemudian tiba-tiba kepalaku didorong kebawah. Terus didorong cukup kuat sampai mulutku persis berada di depan lubang vaginanya. Setelah itu Tante April berusaha agar mulutku menempel ke vaginanya. Awalnya aku ikuti, tapi setelah mencium bau yang aneh dan sangat asing bagiku, aku agak melawan.

    Mengetahui aku tidak mau mengikuti kemauannya, dia bangun. Ditariknya kedua tanganku agar aku naik ke ranjang, ditelentangkannya tubuhku. Sempat aku melihat bibirnya tersenyum, sebelum di mengangkang tepat di atas mulutku.

    “Bleepp… ” aku agak gelagapan saat vagina Tante April ditempel dan ditekankan di mulutku. Tante April memberi isyarat agar aku tidak melawan, kemudian pelan-pelan vaginanya digesek-gesekkan ke mulutku, sambil mulutnya mendesis-desis tidak karuan. Aku yang awalnya rada-rada jijik dengan cairan dari vagina Tante April, sudah mulai familiar dan bisa menikmatinya. Bahkan, secara naluriah, kemudian ku keluarkan lidahku sehingga masuk ke lubang vagina Tante April.

    “Oooohhh… sssshhh… pinter kamu sayang… oh… ” gerakan Tante April makin cepat sambil meracau. Tiba-tiba, dia memutar badannya. Kagetku hanya sejenak, berganti kenikmatan yang luar biasa setelah penisku masuk ke mulut Tante April. Aku merasakan kepala penisku dikulum dan dijilatinya, sambil tangannya mengocok batang penisku. Sementara itu, vaginanya masih menempel dimulutku, meskipun gesekannya sudah mulai berkurang. Sambil menikmati aku mengelus kedua pantat Tante April yang persis berada di depan mataku.

    Setelah puas dengan permainan seperti itu, Tante April mulai berputar dan bergeser. Masih mengangkang, tapi tidak lagi di atas mulutku, kali ini tepat di atas ujung penisku yang tegak.
    “Sleep.. blesss… ooooooooooooohhhhhh,” penisku menancap sempurna di dalam vagina Tante April diikuti desahan panjangnya, yang malah lebih mirip dengan lolongan.

    Tante April bergerak naik turun sambil mulutnya meracau tidak karuan. Tidak seperti yang pertama waktu di rumah Tante April, kali ini aku tidak pasif. Aku meremas kedua buah dada Tante April yang semakin menambah tidak karuan racauannya. Rupanya, aksi Tante April itu tidak lama, karena kulihat tubuhnya mulai mengejang. Setengah menyentak dia luruskan kakinya dan menjatuhkan badannya ke badanku.

    “Ooooooooohhh…. Aaaaaaaaahhh….. ” Tante April ambruk, terkulai lemas setelah mencapai puncak.

    Beberapa saat dia menikmati kepuasannya sambil terkulai di atasku, sampai kemudian dia berguling ke samping tanpa melepas vaginanya dari penisku, dan menarik tubuhku agar gantian menindihnya.

    Sekaraang gantian aku mendorong keluar-masuk penisku dari posisi atas. Tante April terus membelai rambut dan wajahku, tanpa berhenti tersenyum. Beberapa waktu kemudian aku mempercepat sodokanku, karena terasa ada bendungan yang mau pecah.

    “Tanteeeeee……. Oooooohhh……. ” gantian aku yang melenguk panjang sambil membenamkan penisku dalam-dalam. Tante April menarik tubuhku menempel ketat ke dadanya, saat aku mencapai puncak.

    Setelah sama-sama mencapai puncak kenikmatan, aku dan Tante April terus ngobrol sambil tetap berpelukan yang diselingi dengan ciuman. Waktu ngobrol itu pula Tante April banyak memberi tahu tentang seks, terutama bagian-bagian sensitif wanita serta bagaimana meng-eksplor bagian-bagian sensitif itu.

    Setelah jam 4 sore, Tante April mengajak pulang. Aku sebenarnya belum mau pulang, aku mau bersetubuh sekali lagi. Tapi Tante April berkeras menolak.

    “Tante janji, kamu masih terus bisa menikmati tubuh tante ini. Tapi ingat, kamu harus kembali bersikap seperti biasa, terutama pada Agus. Dan kamu harus kembali ke tim sepakbola. Janji?”
    “He-em,” aku menganggukkan kepala.
    “Ingat, kalau kamu tepat janji, tante juga tepat janji. Tapi kalau kamu ingkar janji, lupakan semuanya. Oke?” Aku sekali mengangguk.

    Sebelum aku dan Tante April memakai pakaian masing-masing, aku sempatkan mencium bibir Tante April dan tak lupa bibir bawahnya. Setelah selesai berpakaian, Tante April memberiku ongkos taksi dan menyuruhku pulang duluan.

    Sejak itu perasaanku mulai ringan kembali, dan aku sudah normal kembali. Aku juga bergabung kembali ke tim sepakbola sekolahku, yang untungnya masih diterima. Dari sepakbola itulah yang kemudian memuluskan langkahku mencari kerja kelak. Dan Tante April menepati janjinya. Dia benar-benar telah menjadi pasangan kencanku, dan guru sex-ku sekaligus. Paling sedikit seminggu sekali kami melakukannya berpindah-pindah tempat, dari hotel satu ke hotel yang lain, bahkan kadang-kadang keluar kota. Tentu saja kami melakukannya memakai strategi yang matang dan hati-hati, agar tidak diketahui orang lain, terutama keluarga Tante April.

    Sejak itu pula aku mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama dalam pergaulanku dengan teman-teman cewek. Aku yang awalnya dikenal pemalu dan jarang bergaul dengan teman cewek, mulai dikenal sebagai play boy. Sampai lulus SMU, beberapa cewek baik dari sekolahku maupun dari sekolah lain sempat aku pacari, dan beberapa di antaranya berhasil kuajak ke tempat tidur. (Lain waktu, kalau sempat saya ceritakan petualangan saya tersebut).

    Begitulah kisah awalku dengan Tante April, yang akhirnya merubah secara drastis perjalanan hidupku ke depannya. Sampai saat ini, aku masih berhubungan dengan Tante April, meskipun paling-paling sebulan atau dua bulan sekali. Meskipun dari segi daya tarik seksual Tante April sudah jauh menurun, namun aku tidak mau melupakannya begitu saja. Apalagi, Tante April tidak pernah berhubungan dengan pria lain, karena dianggapnya resikonya terlalu besar.

    Begitulah, Tante April yang terjepit antara hasrat seksual menggebu yang tak terpenuhi dengan status sosial yang harus selalu dijaga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Puncak Kenikmatan Tante

    Cerita Sex Puncak Kenikmatan Tante


    1662 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Puncak Kenikmatan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku mempunyai tante dimana dia sering ditinggal pergi oleh suaminya, kadang samapai seminggu kadang juga bisa lebih, karena kebutuhannya tanteku mendirikan warung di depan rumahnya dia mempunyai anak 3 yang masih kecil kecil, tubuh tanteku menarik dengan postur yang tingginya 170 cm umurnya masih muda 28 tahun.

    Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

    Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

    Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.

    Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

    Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.

    “Tante, Didik mau ambil rokok, nanti Didik bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku.

    “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.

    Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.

    “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya.

    Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja.

    Begini aja deh Tan, Didik ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

    Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja.

    “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya.

    Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

    Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku.

    “Didik! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

    “Ohh.. oohh..” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.

    “Jangan.. Didik.. jang..” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya.

    Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.

    Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, Didikcok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang.

    Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

    “Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus.. terus..” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang.

    Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

    Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

    “Ah.. ahh.. Didik, Tante mau keluuaarr..” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crett.. crett.. cret..” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku.

    Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Didik!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

    Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Didik.. akh..” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.

    Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak.

    “Tan.. aku.. aku mauu.. keluar..” bisikku sambil mempercepat gerakanku.

    “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan.. aku.. keluarr..” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.

    “Cret.. cret.. cret..” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret.. cret.. cret.. ahh..” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

    Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Didik! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.

    Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

    Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

    Untuk saudara-saudara sekalian yang mau membutuhkan jasaku bisa anda hubungiku lewat e-mail yang ada di sini asalkan anda adalah wanita tulen, kalau bisa seperti tanteku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Ngewe Ibu Sekretaris Desa Dan Anaknya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewe Ibu Sekretaris Desa Dan Anaknya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1822 views

    Perawanku – Pada waktu KKN di suatu daerah terpencil di JaTeng (Di suatu desa kecil yang belum terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan untuk mencapai jalan raya yang dilalui mobil angkutan, harus berjalan kaki selama 2 jam), kukira warganya masih terbelakang dan kurang pergaulan. Maklum di salah satu dusun, yang dihuni sekitar 100 keluarga, hanya satu yang mempunyai TV dengan menggunakan aki. Tetapi kenyataannya lain.

    Inilah pengalamanku hidup ditengah-tengah penduduk tersebut, tentu saja pengalamanku di bidang seks.Aku kebetulan menginap di rumah Sekdes, yang ternyata seorang ibu muda berumur aku taksir kurang dari 40 tahun. Langsing, kulitnya mulus dan rupawan. Memang lain dibandingkan dengan penduduk kebanyakan di sekitarnya. Dan yang menjadikan aku sangat bernafsu adalah karena statusnya yang janda beranak satu.Di suatu sore, menjelang malam, ketika baru datang dari kampus untuk konsultasi skripsi, kudapati rumah Mbak Yati (begitulah panggilan Sekretaris Desa yang rumahnya kutempati itu) tampaknya sepi. Badanku basah kuyup, karena kehujanan sepanjang perjalanan kaki dari jalan raya. Aku dorong pintunya dan ternyata tidak terkunci. Aku segera menuju ke kamarku, kulepas semua pakaianku dan kukeringkan dengan handuk. Tiba-tiba ada suatu langkah mendekati kamarku, kuintip dari balik korden, Mbak Yati mendekat ke kamarku. “Ini kesempatan,” pikirku.

    Aku terus mengeringkan kepalaku dengan handuk sehingga mataku tertutup dan pura-pura tidak tahu kalau Mbak Yati mendatangi kamarku. Tanpa kusengaja kemaluanku jadi bertambah besar. Tergantung kesana-kemari ketika tubuhku tergoncang karena gosokan yang keras di kepalaku.Benar saja Mbak Yati menyingkapkan korden, namun aku pura-pura tidak melihatnya, walaupun dari pori-pori handuk aku melihat Mbak Yati dengan raut wajahnya agak terkejut, tetapi dia diam saja. Bahkan sepertinya dengan seksama memperhatikan alat vitalku yang makin lama makin besar oleh tatapan Mbak Yati. Aku pura-pura terkejut ketika kulepas handukku dari kepalaku.

    “Oh, Mbak Yati, kirain siapa,” Aku sengaja membiarkan kemaluanku tidak kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku disaat sedang gagah-gagahnya.“Dik Windu, datang kok nggak bilang-bilang,” bicaranya cukup tenang, seakan-akan tidak melihatku aneh. “Iya Mbak, baru datang terus kehujanan.” “Aduh, nanti masuk angin, aku ambilkan minyak angin ya.” “Nggak usah Mbak, takut panas.” “Lha iya biar anget gitu lho.”

    “Maksud saya, takut panas kalau kena ini, lho Mbak.” “Ah Dik Windu bisa aja, mikiran apa sih kok ngacung-ngacung kayak gitu,” kali ini Mbak Yati mau melihat terpedoku, aku bahagia sekali. “Ih, gede banget sih Dik.” “Pernah aku ukur 17 cm kok Mbak,” Aku berjalan mendekatinya. “Dik Windu bisa aja, pake diukur-ukur segala,” kupegang pundaknya, dan dia diam saja. “Kok sepi Mbak, kemana anak-anak lain.” “Anu.. khan, lagi bertemu Bapak Bupati,” tampaknya ia agak gugup dan seperti mau melangkah ke belakang. Tetapi kutahan dia, bahkan ketika kucium pipinya ia diam saja. Kulanjutkan dengan bibirnya, ia juga diam saja. Bahkan memberikan sambutan yang hangat.Kini Mbak Yati yang aktif menciumi tubuhku dengan gemasnya, aku diam saja, dan kulucuti pakaiannya. Ketika kubuka BH-nya, aku tertegun, payudaranya masih kencang dan mulus, ukurannya sedang. Perutnya ramping, cembung di bawah, sedikit di atas jembutnya. Mbak Yati terus menyerangku dengan kecupan-kecupan yang membuatku kelabakan dan jatuh ke tempat tidur karena terdorong oleh kuatnya desakan Mbak Yati yang sudah telanjang bulat itu. Aku hanya bisa memegang payudaranya sambil memijat, mengelus dan memelintir putingnya.Mbak Yati terus mengecup setiap inci dari tubuhku, dadaku, lenganku, perutku dan pahaku. Kejantananku yang sudah sangat keras dipegangnya terus seakan sudah menjadi hak miliknya saja.

    Dikecupnya ujung kemaluanku, aku mengelinjang kegelian. Namun Mbak Yati tidak meneruskan. Sambil tersenyum manis ia berkata, setengah berbisik, “Nanti saja..” Sambil memeluk dan menciumku dengan hangat dan membalikkan posisinya sehingga aku berada di atasnya. Kini posisiku lebih leluasa, aku bisa pandangi kemolekan tubuh Mbak Yati, setiap senti dari permukaan tubuh itu kuciumi dengan penuh nafsu. Nafas Mbak Yati makin memburu, lama kutempelkan pipiku pada perutnya. Perasaan senang luar biasa menyelimutiku. Sambil tanganku terus meremas-remas payudaranya. Kuturunkan kepalaku ke bawah, kuciumi paha sebelah dalam Mbak Yati, hingga sampailah ke jaringan lunak yang berada di tengah selangkangannya. Kujilati benda itu, hingga Mbak Yati menjerit kecil sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, seakan-akan menginginkan aku menjilatinya. Liang kewanitaan Mbak Yati sudah sangat basah, aku terus menjilati daging kecil yang ada di bagian atas kemaluannya, yang menurutnya bernama “itil” ya mungkin bahasa kerennya ya “klitoris” itu.Setelah jenuh aku menjilati liang kewanitaannya, aku bersiap-siap mengarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, Dengan cekatan ia bimbing batang kejantananku hingga di depan gerbang kewanitaannya. Dengan sekali sentak masuklah kepala burungku. Tampak masih lumayan seret, sehingga tidak semuanya langsung bisa menghujam ke dalam liang kewanitaannya. Setelah beberapa kali maju mundur barulah semuanya tenggelam hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding kewanitaannya yang paling dalam. Mbak Yati melenguh, menjerit dan makin memelukku dengan kuat. “Terus Dik.. terus Dik.. Tahan Dik, aku.. mau.. keluar, Ohh..” Dia memelukku dengan kuat sambil meluruskan kakinya, hingga batang kejantananku terasa terjepit. Dengan nikmatnya. Hingga akupun tidak tahan lagi membendung air maniku bertahan. Aku segera mencabut kejantananku dan kukocok-kocok hingga muncratlah air maniku di atas perutnya.Beberapa detik kemudian heninglah suasana di kamar itu.

    Tampaknya hari sudah mulai malam, hujan terus turun dengan derasnya. Namun nafas Mbak Yati yang memburu dan tubuhnya terbaring dengan lunglai. Aku terlentang di sampingnya. Dia segera tertidur dengan kepala di atas perutku, menghadap ke kemaluanku. Akupun tampaknya terlena juga. Pada waktu Mbak Yati membangunkanku, untuk makan malam. Aku memakai piyamaku dan menuju ke ruang makan, Mbak Yati mengenakan daster yang tipis. Ketika kurogoh dari bawah dasternya, ternyata ia tidak memakai celana dalam. Mbak Yati mengelak dengan genit meskipun sempat tersentuh juga.Dalam percakapan selama makan malam, baru kutahu bahwa dia mempunyai anak perempuan yang sedang sekolah di Sekolah Pekerja Sosial di Semarang. Setiap minggu ia pulang ke rumah. Nani, anak Mbak Yati, memang manis dan supel. Pada suatu hari minggu ia memang datang dan aku sempat ngobrol dengan Nani. Waktu itu ibunya sedang ada tugas mendampingi Pak Kades menerima kunjungan anggota DPRD. Saking akrabnya aku ngobrol dengan Nani, hingga tidak canggung-canggung lagi ia masuk keluar kamarku maupun sebaliknya. Bahkan ketika Nani memintaku untuk membuat salah satu tugas teks pidato, aku tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamarnya. Secara tidak sengaja aku menemukan amplop kecil di atas meja belajarnya. Ketika kubuka ternyata gambarnya adalah gambar porno kategori XX. Nani cuek saja ketika kuamati gambar-gambar tersebut. Tidak terasa bagian bawahku mulai berontak.Tiba-tiba Nani membungkukkan badan di depanku, sambil ikut melihat gambar-gambar porno tersebut. “Nani, nggak pakai BH lho..” Aku kaget bukan kepalang, mendengar suara manja itu, dan kulihat wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku. Dan yang lebih dahsyat lagi adalah, dengan posisi menduduk itu maka payudaranya yang bebas tidak terbungkus BH itu tergantung indah.Aku segera meraihnya, sambil kucium bibirnya. Sebagai tindakan naluri dan refleks priaku saja. Nani membalasnya dengan tidak mau kalah lahapnya. Kubuka T-shirtnya, dan kuciumi putingnya yang kecil tetapi panjang, seperti puting ibunya. Dan kulepas semua pakaiannya, terakhir adalah celana dalamnya. Kuraih kemaluannya, jembutnya masih jarang, sehingga belahan liang kewanitaannya yang berwarna merah jambu dapat terlihat dengan jelas.

    Ia susupkan tangannya ke dalam celana pendekku. Begitu menemukan batang pelerku yang sudah sangat tegang ia lemas dan menarikku ke tempat tidurnya.Aku melepaskan pakaianku, hingga telanjang bulat. Aku baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan kesempatan bagi Nani untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat kubanggakan itu. Benar saja, ia dengan sigap meraih kemaluanku dan mengulumnya, meskipun masih sangat tidak profesional, tetapi kuhargai juga keberaniannya. Barangkali ia hanya ingin mempraktekkan apa yang pernah ia lihat pada foto porno. “Jangan kena kena gigi,” seruku ketika giginya menggesek ujung kemaluanku, yang membuatku nyengir. “Eh sorry, Mas..” Lalu ia jilati seluruh permukaan batang kejantananku, hingga kedua pelerku tidak luput dari serangan ini. Aku hanya meringis menikmatinya.Setelah tidak ada lagi variasi darinya memperlakukan kemaluanku, kubimbing dia untuk terlentang. Ia menurut ketika kubuka pelan-pelan pahanya, kini dengan jelas liang kewanitaan yang manis bentuknya itu. Ketika kusibakkan, kulihat warna merah menantang, sedangkan lendirnya sudah banyak mengalir ke sprei batiknya. Posisiku sudah siap untuk menyetubuhinya. Batang kemaluanku sudah tepat di depan mulut liang kewanitaannya.“Nan, masih perawan nggak, aku masukin ya?” pintaku. Nani tidak menjawab namun dengan kuat ia menarik bokongku, hingga amblaslah batang kejantananku memasuki wilayah terlarangnya. Memang baru separuh, sempit sekali, aku hampir tidak tega ketika Nani meringis sambil memejamkan matanya. “Kenapa Nan, Mas cabut ya..” “Jangan,” bisik Nani sambil menjepit punggungku dengan kedua kakinya. Kugerakkan maju mundur pelan-pelan, karena sempitnya liang kewanitaannya. Membuat Nani mengeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kekanan hingga sebuah jeritan panjang. Namun segera kuciumi mulutnya agar jeritan itu tidak terdengar tetangga.Orgasme Nani lama sekali, seperti orang kesurupan, kepalanya kupegangi kuat-kuat agar mulutnya tidak lepas dari ciumanku. Sehingga suara jeritan itu tertelan sendiri.

    Badannya kejang, pelukannya kencang sekali. Akhirnya tumpahlah kenikmatan Nani. Aku sangat gembira bisa memuaskannya. Biarpun maniku belum keluar, aku puas sekali. Nani tertidur, aku segera berpakaian, dan dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Yati. Di depan kamar Mbak Yati kudengar suara, saat kusingkap dan aku terkejut ternyatan ada Mbak Yati. Aku ketakutan dan hampir tidak bisa bicara. Dengan suara seadanya aku mendesis, “Oh, Mbak kok sudah pulang.” Tidak kusangka Mbak Yati tersenyum manis, mendekatiku dan mencium bibirku. “Jangan buat anakku hamil, ya.” “Jadi, Mbak tahu kalau akau habis begituan sama Nani?” “He eh, anak sekarang memang lain dengan jaman saya dulu, baru kenal sudah tidur bareng.” Aku hampir tidak percaya ini, kemaluanku masih belum lemas, karena memang belum keluar. Mbak Yati tahu itu. Ia lepaskan celanaku dan segera dihisap-hisapnya kejantananku dengan lihainya hingga keluarlah maniku ke dalam mulutnya. Mbak Yati tersedak, dan segera menuju dapur meminum air kendi. Aku hanya bengong saja. Lama tidak bergerak dari tempatku berdiri. Kemaluanku tergantung dengan santainya.

     

    Bonus foto

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu

    Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu


    2107 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu, Gua tertarik untuk ceritain pengalaman gua ini, setelah ngebaca punya temen-temen yang udah ngirim duluan. Soalnya pengalaman ini yang tau ya cuman gua ama yang bersangkutan (adik sepupu gua).

    Singkat cerita, gua udah 2 taun nggak ketemu ama adek sepupu gua yang
    satu ini, sebut aja namanya Nita, umurnya 19, lulus SMA tapi nggak
    kuliah, tinggi kira- kira 168 cm beratnya nggak tau tapi yang pasti
    proporsional, rambutnya hitam panjang agak bergelombang, kulit putih
    mulus, Chinese Menado soalnya, ukuran bra 34C (gua tau deskripsi ini
    penting, kalo nggak susah ngebayanginnya, hehe). O iya, ukuran bra ini
    gua taunya belakangan lho, dulu- dulu ya nggak tau.
    Gua terakhir ketemu dia summer 96 waktu gua pulang dari Vancouver buat
    liburan. Sekarang gua udah kerja kira-kira 4 bulan di satu perusahaan
    swasta. Dari sejak gua SMA, Nita ini adek sepupu yang paling deket ama
    gua, apa aja pasti diceritain ke gua termasuk pengalaman-pengalaman dia
    ama co-conya.Memang si Nita ini anaknya agak-agak nakal dan berani, jadi
    nggak heran kalo perawannya ilang waktu masih umur 15. Dan sekarang aja
    daripada kuliah dia lebih milih jadi model freelance (sempet masuk
    semifinalis di satu majalah ce), tapi belon prof masih amatir lah. Sejak
    gua balik dari Vancouver Nita sering jalan-jalan ama gua entah nemenin
    gua lunch ato nonton, kalo yang nggak kenal gua pasti nyangkain kita ini
    pacaran. Diem-diem gua sih sering juga tergoda ama penampilan fisik Nita
    yang sekarang makin bohai aja, dan dia udah punya co sih, seorang
    pengusaha muda (bakal nikah ama ce lain). Inilah yang jadi masalah buat
    Nita, sering dia stress mikirin co nya yang udah dijodohin ama ce lain
    dan ngadu ke gua. Satu malem dia nelfon ke rumah gua and ngajak gua ke
    tempat kos dia, katanya lagi kesepian soalnya co nya lagi ada kerjaan di
    luar kota. Gua sih sebagai kakak kasian juga, and kebetulan lagi nggak
    ada kerjaan jadi ya gua iyain, rencananya sih mau gua ajak ke cafe
    ngobrol-ngobrol.
    Sampe di tempat kos Nita ternyata dia males keluar, terus ya udah gua
    ngobrol-ngobrol aja di kamarnya. Lagi ngobrol-ngobrol eh tau-tau dia
    keluarin seperangkat alat yang biasa dipake buat mengkonsumsi salah satu
    jenis drugs yang populer di kalangan anak muda (nggak usah gua sebutin
    deh apa namanya, yang pasti makenya agak repot dan nariknya bisa PP kalo
    nafasnya panjang). Gua sih emang bukan pemake tapi juga nggak asing ama
    barang-barang gituan, jadi waktu diajak make bareng ama Nita ya ok-ok
    aja. Cukup banyak kita berdua make barang itu sambil becanda- becanda.
    Sambil ketawa-ketawa and ngobrol-ngobrol tiba-tiba si Nita ngelepas
    T-shirtnya dengan alasan kegerahan, gua sih agak kaget tapi pura-pura
    tenang, tapi terus terang dalam keadaan under influence kaya gitu gairah
    kelaki-lakian gua jadi bangkit dengan luar biasa, ngomong pun jadi
    enteng. Baru sekali itu gua ngeliat betapa bagusnya buah dada Nita,
    nggak terlalu gede tapi keliatan kenceng dan menantang untuk diremas.
    Sekali-kali tanpa disadari dia kalo gua merhatiin, Nita melakukan
    gerakan-gerakan seperti menekan teteknya itu, mungkin dia bener- bener
    enjoy.
    Akhirnya dia sadar kalo dari tadi gua ngeliatin dia, dan tampaknya
    pandangan mata co kalo lagi nafsu itu nggak bisa ngeboongin. Nita
    tersenyum sambil mendekatkan badannya dan peluk gua. Gua pun peluk dia
    juga, hmm kerasa kenyal banget tetek dia, and putingnya yang ternyata
    udah keras itu kerasa di dada gua. Saat itu juga kontol gua langsung
    ereksi abis. Nita mendekatkan wajahnya ke gua dan lidahnya dimainin di
    bibir gua yang masih terkatup karena kaget dan seneng yang belon ilang.
    Gua pun berinisiatif ngebalas permainan lidah dia dengan lidah gua, kita
    pun saling mengulum dengan penuh nafsu.
    Nita berbisik,” Kak…Nita udah nggak tahan dari kemaren…puasin Nita ya
    Kak..”
    Gua pun mengangguk dengan antusiasnya. Abis mendesah di kuping gua tadi
    Nita melanjutkan permainan lidahnya di mulut gua, sementara tangan gua
    pun mulai ngelepasin tali BH. Dia…sadar kalo BHnya sedang gua copot,
    Nita dengan tanpa berhenti nge-kiss gua ngelepasin celana pendeknya.
    Damn!! dalam hati gua kagum juga ama adek gua yang satu ini, jam
    terbangnya pasti udah tinggi. Gua ngelepasin mulut gua dari mulut Nita
    buat ngeliat dengan jelas teteknya yang dari tadi gesek-gesek dada gua.
    Bener-bener indah! gua remas sejadi- jadinya sambil gua mainin ujung
    lidah gua di putingnya.
    Nita mendesah, ” Aduhhh kak…sshhhh..aduhhh h..”. Cuman itu yang keluar
    dari mulutnya.
    Sementara itu gua terusin permainan lidah gua ke arah perutnya yang rata
    itu, gua berhenti di bagian pusar dan konsentrasi di bagian itu sambil
    ngeremes bokongnya yang padat, kedua tangan gua selipin ke bokongnya dan
    pelan-pelan gua lucutin celana dalemnya ke bawah. Detik berikutnya
    tampaklah sebuah pemandangan yang luar biasa indahnya. Nita ternyata
    tipe ce yang suka ngebiarin jembutnya tumbuh dengan lebat tanpa
    tersentuh alat cukur….. Gua elus-elus paha dalemnya dan naik sampe ke
    pinggir sisi kiri kanan bibir luar vaginanya. Gua elus-elus vaginanya
    dengan dua jari bergerak dari arah bawah ke atas. Sementara itu Nita
    meremas-remas sendiri teteknya sambil merem, keliatan banget kalo dia
    sangat menikmati permainan ini.
    Pelan gua sibak bibir vaginanya dengan jempol dan telunjuk ke arah atas
    sampe kelentitnya nongol keluar, terus gua jilatin deh kelentit Nita
    pelan-pelan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus sambil tangan gua
    yang satunya mainin puting susunya.
    Nita makin mendesah, “Iya kak…shhhhh…disit u kak…enak kak..shhhh.”
    Tampak keningnya berkerut tanda kenikmatan yang dia alami makin naik ke
    level yang lebih tinggi. Gua nerusin permainan lidah gua dengan
    jilatan-jilatan panjang dari lubang anusnya sampai ke kelentitnya.
    Terasa di ujung idung gua yang sekali-kali nyentuh, vagina Nita mulai
    basah, bahkan sebagian cairan vaginanya mengalir sampai ke lubang
    anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar dibarengi erangan Nita yang makin
    keras. Gua pun segera memutar badan gua ke posisi “69”. Walaupun celana
    panjang gua belon lepas, gua yakin pasti Nita dengan cekatan melepasnya
    dan bener!!

    Terampil sekali dia ngebuka celana gua dan celana dalem gua
    sekaligus dengan satu gerakan dan langsung masukin kontol gua yang udah
    tegang dari tadi ke mulutnya yang hangat itu, shit!! kalo gua nggak
    bisa kontrol dikit aja…pasti deh gua bakal keluar dalam satu menit,
    kuat banget isepan si Nita dan gerakan ujung lidahnya begitu lincah di
    bagian bawah palkon gua, kebayang deh geli-geli enaknya…. tapi gua
    segera fokus ke jilatan-jilatan gua di vagina Nita yang makin basah aja
    apalagi waktu gua masukin dua jari ke lubang vaginanya, saat udah masuk
    semua, gua sedikit bengkokin jari gua ke arah atas supaya bisa kena
    “G-Spot” dia dengan tekanan yang cukup.

    Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu

    Cerita Sex Ngentot Dengan Adik Sepupu

    Bener!!!…Nita sedikit menjerit dan pantatnya nyentak ke atas sampe
    jari-jari gua yang tadinya di dalem kelepas dan bagian jembutnya
    menghantam muka gua. Gua segera kembali masukin dua jari gua dan
    melakukan gerakan yang sama…. tapi kali ini gua juga mainin lidah gua
    di kelentit Nita yang tampak semakin menonjol hingga gampang dirasakan
    untuk diisep, gua isep pelan sambil mainin lidah gua. Nita makin kenceng
    and hot aja ngisep- isep kontol gua…duhh Nita… Nita….
    Tiba-tiba dia ngelepas isepannya dan mendesah dengan suara yang
    tertahan, ” Kak…..Nita udah nggak nahaannn….masukin
    kak…shhhhhhh…..s ekarang kak!!…shhhhhh.&quo t;
    Tanpa perlu mendengar ” perintah” tersebut untuk kedua kalinya gua dengan
    secepat kilat memutar badan gua, gua tekuk kaki Nita ke atas dan tanpa
    ampun gua tusukin kontol gua ke lobang vagina Nita yang udah banjir
    itu…..
    Nita teriak, ” ADUHH KAKK….!!!! Ahhhhhh…” sambil menarik kepalanya ke
    belakang dan menggigit bibirnya.
    Gua masuk keluarin kontol gua dengan gerakan pelan tapi panjang-panjang,
    uhhh enak bener meki Nita ini, basahnya itu bener-benar kerasa hangat di
    dalem. Makin lama gua makin cepet gocek kontol gua karena gua sendiri
    udah nggak nahan tarik keluar masuk pelan-pelan kaya gitu. Nita
    mengerang sejadinya, gerakan pinggulnya mengikuti irama kocokan gua,
    sesekali tangan gua mainin kelentitnya, gua usap-usap dengen gerakan
    yang sama cepetnya dengan kocokan kontol gua. Pada tahap ini erangan
    Nita udah nggak terdengar tapi mulutnya kebuka segede tuh mulut bisa
    ngebuka sambil merem kenceng-kenceng, gua bener-bener nggak tahan liat
    ekspresi muka adek gua yang imut ini, gua pelanin kocokan gua dan
    rebahin badan gua ke depan buat ngelumat bibir dia yang kebuka itu….
    Begitu Nita kerasa bibirnya kesentuh lidah gua langsung dilumat abis
    bibir gua dan diisep- isepnya lidah gua sampe sedikit kerasa sakit…
    Nafasnya bener-bener kaya kuda….gua sendiri juga….dan gua tau nggak
    bakal bisa nahan sampe paling lama 2 menit lagi.
    Nita mengerang di mulut gua dan detik berikutnya ngelepas ciumannya
    sambil menjerit, ” HAADUUHHHHHH……… ADUUUUHHH KAAAK!!…”
    Rupanya Mita telah mencapai klimaks, kerasa banget cairan vaginanya
    menyemprot dengan lembut di kontol gua beberapa kali dibarengin dengan
    kontraksi vaginanya, nggak sampe dua puluh detik setelah itu gua pun
    ngerasa bakal keluar…… Segera gua cabut kontol gua yang basah kuyup
    dengan cairan vagina Nita itu keluar, gua arahin kontol gua ke lantai,
    nggak tega gua nyemprotin sperma gua ke badan adek gua tersayang
    itu….. Ada mungkin 5 kali lebih gua nyemprotin air mani gua ke lantai,
    nggak selalu gua klimaks seperti itu….dari 5 kali making love mungkin
    sekali yang kaya gitu. Gua segera ngebersihin kontol gua dan juga
    tentunya tumpahan mani gua yang di lantai itu. Gua liat Nita udah
    tergeletak lemas dengan mata terpejam….rupanya klimaksnya begitu kuat
    sampe dia tertidur. Gua bersihin vaginanya pake tissue pelan-pelan dan
    melap keringetnya pake anduk.Gua segera pake baju karena gua juga
    ngerasa capek banget dan nggak mungkin gua tidur di situ. Setelah gua
    mengenakan pakaian, gua tengok lagi adek gua tersayang itu dan gua kecup
    keningnya dengan penuh kasih sayang… Perasaan gua waktu ngecup
    keningnya berbeda dengan kalo gua setelah making love dengan ce-ce lain.Perasaan sayang gua tetep sebagai sayang seorang kakak ke adek, nggak
    ada perasaan ingin memiliki sebagai pacar (jangan sampe deh). Gua belai
    kening dan pipinya…. Sekali lagi gua kecup pipinya dan gua tarik
    selimut buat nutupin tubuhnya yang polos tanpa selembar benangpun itu.
    Dalam perjalanan dari kamar Nita ke tempat parkiran mobil gua ngelewatin
    beberapa orang yang mungkin aja temen si Nita, mereka ngeliatin gua
    dengan tatapan penuh curiga… Mungkin aja mereka denger-denger
    dikit…ah gua cuek aja, kagak ada yang tau kalo gua kakaknya ini..pikir
    gua. Dalam perjalanan pulang gua segera ngebayangin ce gua, berusaha
    ngerasain kalo gua abis making love ama dia, bukan adek gua… Ternyata
    bisa walau agak sulit karena ce gua nun jauh di negeri seberang….oh
    iya…udah ex tuh… Tapi sempet juga gua berpikiran nakal untuk
    ngelakuin itu lagi ama Nita..(dasar co ya).. Tapi hmmm dia kan adek
    gua….. Apakah terulang lagi??? Tunggu gua ceritain pengalaman gua
    selanjutnya….
    Nb: kalo niatnya cuman ngeledekin ato caci maki gua mending batalin aja
    deh, kagak bakalan gua tanggepin. Kalo yang pengen sekedar kenalan aja,
    gua tunggu..ok

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Lusi Namanya

    Lusi Namanya


    1408 views

    Perawanku – kenalkan dulu namaku Ben. Cerita ku ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri. Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.

    Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar. Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

    “Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
    Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
    “Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
    “Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi.
    “Eeh… kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
    “Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
    “Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
    “Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.

    Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
    “Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
    “Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
    Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
    “Kalau ML?” tanyaku lagi.
    “Belom,” katanya, “Tapi… kalo sendiri sich sering.”
    Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia. Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.

    Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
    “Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
    “Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
    “Eh… ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
    “Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
    “Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
    “Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.

    Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

    Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ‘69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

    Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben… Ach… percepat Ben, aku mau keluar nich! ach… ach… aachh… Ben… aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dan kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

    “Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
    “Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
    Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
    “Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
    Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.

    “Jangan Ben… entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
    “Kamu udah mens belom?” tanyaku.
    “Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
    Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
    “Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
    “Ach… ach… ahh…! sakit Ben, a.. ach… ahh, pelan-pelan, aa… aach… aachh…!” katanya berteriak nikmat.
    “Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
    Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

    “Ach… a… aa ach…” teriaknya.
    “Sakit lagi Ben… a.. aa… ach…”
    “Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
    “Ben,. ach pengen… ach.. a… keluar lagi Ben…” katanya.
    “Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
    “Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
    “A… ach… aachh…! yach kan keluar.”
    “Aku juga Say…” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

    Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
    “Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
    “Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
    “Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.
    “Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.

    Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

    Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

    Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

    “Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
    “kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
    “Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
    “kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
    “Aku emut yach.”
    Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
    “Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
    “Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
    “Mending seperti biasa, kita pake posisi ‘69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.
    Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.

    “Aach… achh…” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
    “Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
    “kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi.
    “Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
    “Cukup sekali aja nembaknya, taapi… sa.. ma.. ss.. sa… ma… maa ac… ach…” katanya sambil menikmati jilatanku.
    “Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a… aahh…” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.

    “Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
    “Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
    “Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
    “Siap-siap yach!”
    “Ayo dech,” katanya.
    “Ach… a… ahh…” desahnya ketika kumasukkan penisku.
    “Pelan-pelan dong!”
    “Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang.
    “Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
    “Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

    “Sambil bercumbu dong Ben!”
    Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
    “Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
    “Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
    “Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
    “Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa… ach.. achh,” katanya terputus-putus.
    “Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
    “Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh… aa… ahh… aku percepat yach Ben,” katanya.

    Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
    “Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
    “Achh… ach… bentar lagi nih.”
    “Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
    “Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
    Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan…
    “Achh… a… achh… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
    “Aku juga Ben…” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
    “Ach… ah… aa.. ach…” desahnya.

    “Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.
    Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

    “Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya.
    “Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
    “Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
    “Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
    Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
    “Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
    “Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
    “Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.
    “Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
    “Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
    “Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

    “Loh inikan…?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
    “Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.”
    Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
    “Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
    “Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
    “Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

    Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
    “Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
    Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
    “Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
    Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
    “Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
    “Ach… kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.baca juga foto bugil abg terbaru

    “Ben…! Mbak…! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
    “Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
    “Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri.
    “Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku.
    “Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
    “Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
    “Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri.
    “Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku.
    “Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.

    Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
    “Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri.
    “Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
    Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
    “Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
    Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan… “Ach… a… aach… aku keluar…” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

    “Sekarang ganti Lusi yach,” kataku.
    Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
    “Ach… aach…” desah Lusi.
    “Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
    “Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
    “Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.
    Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
    “Kak, ach… entar lagi gant… a… ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach… aa… a… ach…!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

    “Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
    “Aku udah terangsang lagi.”
    Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
    “Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
    “Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
    “Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
    “Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
    “Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
    “Ach… a… aach… di.. dalem… aja…” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
    “Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja… aah… ach… bentar lagi…”
    “Aku… keluar… ach… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku.
    “Ach… aach… aku… ach.. juga…” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

    Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
    “Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
    “Aku juga ach,” kataku.
    “Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri.
    “Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi.
    “Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
    “Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.

    Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hid

  • Kisah Sex Selingkuh Bersama Sopir Kontol Gede – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Selingkuh Bersama Sopir Kontol Gede – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2547 views

    Perawanku – Dalam kehidupanku gak ada masalah dalam rumah tangga maupun lingkungan kerjaku. Suamiku juga amat pengertian dan memenuhi segala kebutuhanku baik lahir maupun batin. Akupun dilahirkan dalam lingkungan yang memegang teguh agama dan adat jawa. Dan tidak heran setamat kuliah aku dan Mas Hendra memutuskan untuk nikah, karena kami telah lama pacaran. Dalam kehidupanku boleh dibilang berkecukupan, selain ayahku yang seorang pamong di daerah jawa tengah, orang tua Mas Hendra pun terbilang orang cukup berada dan menetap di jakarta. Setelah menempuh hidup bersama dalam rumah tangga kami selama 1,5 tahun, maka kami merencanakan menunda punya anak. Mas Hendra ingin aku mencurahkan perhatianku kepada pekerjaan dan ingin tetap menikmati kehidupan berdua dulu tanpa di ganggu anak dulu. Saat ini usiaku menginjak 27 tahun. tinggiku 158cm dan rambut sebahu. kulitku kata teman2ku sawo matang, karena jika putih pasti kalah denagn orang chines.

    Tidak heran selama aku kuliah dulu di daerah surakarta,banyak teman sekampusku yang coba endekati, namun hatiku terpaut pada Mas Hendra saja. Bukan materi yang aku kejar pada dirinya, namun karena sikapnya yang santun thdp aku. Teman2 bilang aku terlalu pilih2,namun semua itu salah, dan kebetulan Mas Hendra datang kekostku slalu pake BMW kadang mercy milik orang tuanya. Tapi aku lebih suka jika ia datang dan jemput pake sepeda motor saja. Bukan apa2, di kampungku orangtuaku juga punya mobil seperti itu. Kehidupan sexualku normal dan Mas Hendrapun tau ttg seleraku. Ia amat mengerti kapan kami bisa berhubungan badan dan kapan tidak. Akupun tidak mau Mas Hendra terlalu memporsir tenaganya untuk melakukan kewajibannya. Sebagai wanita jawa aku dituntut untuk nrimo dan pasrah saja. Kami tinggal di surakarta dan menempati rumah pemberian orang tua Mas Hendra. Di rumah yang luas dan asri ini, kami tinggal dan ditemani dua orang pembantu suami istri. Kedua pembantu itu telah lama ikut dengan orang tua Mas Hendra. Umur mereka kira2 65 tahun. yang perempuan bernama mak imah dan pak bidin. Kami mempercayakan rumah kepada mereka jika kami pergi kerja. Setiap hari aku kekantor kadang diantar Mas Hendra dan kadang aku nyetir sendiri. Suatu saat aku pulang kantor dan mau kerumah, aku tanpa sengaja menyerempet sebuah sepeda yang dikemudikan oleh seorang pria paro baya. Pria itu jatuh dan aku karena takut dan kaget, maka aku larikan saja mobilku kearah rumah.

    Sesampai dirumah aku, masukkan mobil dan diam di kamar. Masih terbayang olehku saat, pria itu jatuh dan memanggil manggil aku untuk berhenti, namun aku tancap gas. Dirumah perasanku tak tenang dan itu aku diamkan saja dari Mas Hendra. setelah kejadian itu besoknya aku minta diantar kekantor dengan Mas Hendra. hampir tiap malam aku bermimpi bertemu dengan pria yang ku tabrak itu. sampai2 Mas Hendra heran akan sikapku yang berubah dingin dan gelisah. Lalu Mas Hendra menanyakan sebab perubahan sikapku itu. Akupun berterus terang dan Mas Hendra memahaminya. Lalu ia sarankan aku untuk menagmbil seorang sopir, untuk mengantarku. Akupun setuju, sebab aku memang trauma sejak saat itu menyetir sendiri. Beberapa hari kemudian, datanglah sopir yang dicari Mas Hendra itu. Alangkah kagetnya aku, soalnya itu adalah orang yang aku tabrak tempo hari. Iapun kaget, namun aku berusaha menagatur sikapku, aku yakin iapun masih ingat denganku saat ku tabrak. Supaya Mas Hendra tak curiga pada orang yang ku tabrak itu, maka aku setuju saja jika ia jadi sopirku. Aku pikir itung2 balas jasa ataskesalahanku saat itu. Namanya Pak Rojak, umurnya kira2 66 tahun, namun masih kuat dan sehat. Sejak saat itu aku slalu diantar Pak Rojak kemana aku pergi, baik kekantor atau belanja. Setiap pagi ia telah ada di rumah, dan siap2 membersihkan mobilku. Sedang suamiku telah akrab dgn Pak Rojak. Suatu hari saat mengantar aku kekantor sambil bincang2 Pak Rojak, bilang padaku. Bu.. kalau ndak salah ibu dulu, nabrak saya dengan mobil ini kan?.. tanyanya. Aku terdiam dan Pak Rojakpun berkata, ibu,,, kejam dan tidak bertanggung jawab. Lalu ku jawab maaf pak.. waktu itu memang saya salah,, saya tergesa gesa saat itu, jawabku. Alahhhh kalian orang kaya memang begitu.. menganggap orang lain sampah, lanjutnya.. Lalu ku jawab.. janagn gitu pak? saya waktu itu benar2 khilaf kataku lagi. Lalu ia diam Aku pun diam saja saat itu, hingga sampai di rumah. Sejak kejadian itu sikapnya terhadapku jadi lain dan aku tidak ambil pusing.

    Aneh memang kenapa sejak saat Pak Rojak bertanya kepadaku saat itu, aku merasakan adanya sensasi tersendiri dalam hatiku saat menatap matanya. Perasaanku kepada Pak Rojak serasa ingin terus bersama dengannya. Jika ia pulang sore harinya,aku merasa ada yang hilang dalam hidupku. Dan pagi jika ia datang untuk mengantarku rasa itu jadi senang dan seperti kasmaran. Perasanku kepada Mas Hendra biasa saja. Jumat sore saat ia menjemputku, entah kenapa aku minta Pak Rojak untuk mampir dulu untuk singgah di sebuah restoran. Disitu aku mengambil tempat agak kesudut dan suasananya amat romantis. Pak Rojak kuajak makan. kami duduk berhadap hadapan, ia pandangngi terus mataku. Akupun demikian seperti aku memandang mas hedra. Tanpa ada kata2 ia genggam jemariku saat itu, aku merasa tenang seperti gadis remaja dengan pasangannya. Pak Rojak lalu meraih tanganku dan menciumnya. Baru kali ini, tanganku di pegang orang selain suamiku dan ada rasa hangat yang mengalir di sekujur tubuhku. Beberapa saat kami menikmati suasana yang tak aku hendaki itu terjadi. Setelah itu kami keluar dari restoran itu dan menuju kemobil. Dalam mobiku itu, aku terdiam dan bingung akan kejadian barusan, otakku tidak berjalan sebagai mana mestinya, soalnya aku bermesraan dengan sopirku yang tidak sepadan denganku dan ia dengan bebasnya meraih dan meremas tanganku. Dalam mobil sebelum berjalan, Pak Rojak menoleh kearahku,dan kembali meraih jemariku dan lalu ia rengkuh tubuhku lalu ia kecup bibirku. aku kembali seperti orang linglung. Sesampai dirumah aku terus terbayang sensasi kejadian tadi sore itu. Alangkah kurang ajarnya sopirku itu, bisik hatiku. Malam harinya, dengan separo hati, aku layani suamiku dengan apa adanya. Tidak ada lagi rasa nikmat yang aku rasakan saat Mas Hendra mencumbuku dan mensebadaniku. Hatiku slalu terbayang wajah Pak Rojak. Kalau pikiranku sehat saat itu, aku berpikir apa istimewanya Pak Rojak? gak ada rasanya. tapi aku slalu terbayang wajahnya, sampai2 saat suamiku saat berada diatas tubuhku saat melakukan hubungan badan, aku kira Pak Rojak yang diatas tubuhku, tapi untunglah aku masih bisa mengusai diri.

    Besoknya aku seperti biasa diantar olehnya, dan ia tambah berani dengan meraba paha dan dadaku, tangannya aku tepiskan, namaun ia hanya senyum. Setiap hari, matanya tidak luput memandangku dari ujung rambut sampai kaki. Entah kenapa setiap hari, ada2 saja yang ia pegang dari tubuhku, kadang dadaku, paha, kadang ia cium bibirku. Namun aku tidak berontak. Suatu ketika saat pulang kantor, mobil tidak ia arahkan kerumah tapi, kerumahnya di kawasan kartosuro. Disana, suasananya sepi dan jarang ada rumah penduduk. Entah kenapa akau, mau saja diajak turun dan amsuk kerumahnya, yang dikelilinggi pohon2 besar. Rumahnya terbuat dari kayu dan beratap genteng yang telah tua. Dalam rumah itu hanya ada dipan beralaskan tikar dan sebuah bantal. Lalu Pak Rojak menutup pintu rumah itu dan menyilahkan aku duduk di pinggiran dipan itu. Kalau dilihat, gubuknya seperti rumah dukun dan didindingnya ada semacam tulang2 dan bau menyan. Pak Rojak kebelakang dan tidak lama kemudian muncul dan duduk di sampingku. Bu beginilah keadaan saya, katanya oooo.. ndak apa lah pak? jawabku. Lalu tiba2 saja ia lingkarkan tangannya di bahuku. Aku merasa tidak enak.. buk saya,,, ingin merasakan kehanagatan tubuh ibu,,, katanya. Dulunya istri saya masih hidup jika tidak ibu tabrak saya saat itu, saya masih bisa menolongnya, namun ibu, membuat saya terlambat.. dan istri saya mati, terangnya. sekarang ibu,, lah yang menggantikannya.A lanjutnya lagi. Aku diam saja saat itu, aku begitu karena pikiranku sudah kosong dan dalam diriku ada semacam gairah yang menghentak untuk dituntaskan dan lepaskan. Setelah berkata begitu, satu persatu pakainanku jatuh kelantai dan setiap inci tubuhku ia raih dan remah hingga aku tidak berpenutup lagi.

    Aku ia baringkan di dipan kayu itu, lalu ia buka pakaiannya hingga, sama2 bugil denganku. saat itu aku sebelumnya hanya berpakaian kantor. lalu ia raih inci demi inci setiap rongga di tubuhku. Dan akhirnya ia hujamkan kejantanannya kekemaluanku berkali kali. ,hingga derit dipan itu terdengar. Aku hanya mendengus dan merasa terus dijadikan kuda pacu. Tubuh mulusku dijamah Pak Rojak berulang ulang, hingga akhirnya ia pancarkan cairan hangat itu didalam kemaluanku, ada rasa hangat dan tegang saat ia sampai klimaks. Aku pun tanpa kusadari dari tadi telah pula klimax. Tubuhku saat itu penuh dengan keringat dan bercampur dengan keringat Pak Rojak. Aku mersakan perih dan nyilu pada selangkanganku karena kejantanan Pak Rojak panjang dan besar juga. hampir seluruh kulit tubuhku merah2 dan putingku serasa panas akibat gigitan Pak Rojak. Beberapa saat kemudian aku di suruh berpakaian dan berbenah seperti biasa lagi. Lalu aku pulang diantarkanya dengan mobilku. Dalam mobil aku merasa sesal telah mengkhianati Mas Hendra, namun apa dayaku, sebab Pak Rojak amat berkuasa terhadap tubuhku, hingga ia berhasil menelanjangngi dan menyetubuhi ku. Sejak saat itu, bila ada waktu saat aku pulang kantor, Pak Rojak slalu menytubuhiku dan kadang jika suamiku ke jakarta, ia dengan seenaknya tidur di rumahku dan kamipun bersebadan dengan Pak Rojak di atas ranjang kami dengan Mas Hendra. Setiap ia menggauliku aku slalu merasakan puas dan pegal2 pada selangkangannku. Para pembantuku tidak curiga atas tindakan kami itu.

    Pak Rojak pun tampaknya bisa menutup mulut kedua pembantuku. Hampir selama 6 bulan aku menjadi bulan2an nafsu Pak Rojak, itu, akupun merasakannya. Namun aku sedikit tenang, aku tidak bakalan hamil, karena aku sudah memasang spiral. Dan itu aku sadari, karena hampir setiap berhubungan sex dengan Pak Rojak, ia slalu mengeluarkan air maninya dalam rahimku. Dan memang aku sempat mencium bau tidak enak saat ia berada diatas tubuhku. Bau keringatnya amat busuk, namun aku slalu mengganti sprei ranjangku setiap ia meniduriku, sebab bau keringatnya akan tinggal di kain sprei itu. kamarpun aku semprot dengan wewangian dan acnya slalu menyala. Dan sekian lama barulah aku mengetahui dari seorang teman bahwa Pak Rojak adalah seorang dukun dan aku telah di guna- gunainya. Atas saran dan bantuan seorang orang pintar di tempat rekan kerjaku itu, kini aku telah terbebas dari guna-guna Pak Rojak. Iapun lalu, aku pecat dan ia sempat mengancamku, akan membongkar hubungan sexku dengan ku kepada suamiku. Dengan minta duit sekitar 10 juta dari tabunganku aku, minta dia keluar. Sejak saat itu ia tidak pernah muncul lagi.

  • Cerita Sex Kekasih Guruku

    Cerita Sex Kekasih Guruku


    1080 views

    Perawanku – Cerita Sex Kekasih Guruku, Aku menurut arahannya, menuju ke tepi meja dan menunggu arahan seterusnya. Cikgu Khir rapat kepada ku. Tangannya menolak daguku ke atas menghala mukanya. Wajah kami bertentangan. Tanpa sebarang kata-kata, cikgu Khir terus mengucup bibir ku. Aku serta merta sedar bahawa inilah peluang ku untuk bersama cikgu yang ku idamkan selama ini. Aku terus memeluk cikgu Khir dan membalas kucupannya. Cikgu Khir juga terus memeluk ku. Tubuh ranum anak muridnya yang masih lengkap berbaju kurung sekolah itu di peluknya penuh nafsu. Seluruh tubuh ku di raba dan diramas terutamanya bontot ku.

    “Cikgu nak ke?” bisik ku perlahan kepadanya.
    “Ye….. boleh?..” tanya Cikgu Khir pula.Tanpa banyak cakap, aku tarik tangan cikgu Khir dan menyuruhnya duduk kembali ke kerusinya. Aku pun berlutut di atas lantai, di kelengkangnya. Aku buka seluar cikgu Khir hingga terlucut ke buku lalinya. Batang lelaki idaman aku mengeras di hadap mata. Wow.. keras betul nampaknya. Lebih keras dari dua batang yang selalu menjamah tubuh ku sebelum itu.

    Aku hisap batang cikgu Khir semahu hati ku. Kepala tedungnya yang kembang berkilat aku kerjakan. Aku jilat dan hisap sampai cikgu Khir menggigil nikmat.

    Sesekali aku stop dan lancapkan batangnya. Cikgu Khir menikmati servis ku dengan asyik sekali. Matanya ghairah memerhatikan kelakuan lucah ku.
    “Sedap tak cikgu?” aku bertanya dengan nada menggoda.
    “Hmmmmm…… Sedap Linaaa… Awak ni bohsia ke… uhhhh… Linaaa?” cikgu Khir bertanya kepada ku dalam kenikmatan.
    “Emmm… entah…. hhommmppphhh… mmpphhh.. hohhhhhhpppp… ” jawab ku ringkas dan terus menyumbat kembali kepala tedung cikgu Khir ke dalam mulut ku.
    “Oohhhhhh Linaaaaa….. Uhhhhhhh….” cikgu Khir mengerang kenikmatan.
    Tangannya kemas memaut kepala ku. Aku tahu, dia dah stim gile tu. Mana taknya, batang cikgu bujang tu aku kolom sampai hampir ke pangkal bulu jembutnya. Pulak tu, yang hisap batangnya tu budak sekolah yang cantik, ranum dan gebu tubuhnya.

    Cikgu Khir menikmati hisapan dan koloman mulut ku. Tangannya memaut semakin erat kepala ku yang bertudung. Aku tarik kepala ku ke belakang, melepaskan dari genggaman tangannya. Batangnya aku lancapkan.
    “Cikgu…. janji ye tak akan buat apa-apa pasal semalam…” aku merayu cikgu Khir.
    “Lina…. Cikgu janji…. ohhhh……” cikgu Khir setuju dalam kenikmatan.
    “Terima kasih cikgu…” aku tersenyum gembira, tangan ku masih lagi tak henti melancapkan batangnya.
    “Tapi…. Lina… ohhh…. selalu macam… ooooohhhh…. niii.. yeeee… ahhhhh…” pinta cikgu Khir dalam keghairahan sekali lagi.
    “Saya sedia bila-bila masa yang cikgu nak… Tubuh saya sekarang untuk cikguuu… ” aku menggodanya.
    “Ohhhhh… Linaaaa…..” Cikgu khir mengerang nikmat.
    “Masuklah ikut mana yang cikgu suka…… ohh… asalkan… cikgu sayang saya…” aku menggodanya walau pun aku sebenarnya semakin berahi ketika itu.

    “Linaaa…. saya tak tahan lagiiiii……..” cikgu Khir memberi amaran. Tangan ku masih lagi melancapkan batangnya. Sesekali aku menghisap dan menjilat sekejap kepala tedungnya yang kembang berkilat.
    “Lepas dalam mulut saya ye cikguu… Cikguuuu… Saya nak air mani cikguhhhmmpppp… hohhh.. hommppp.. Srooottttt…….” batang cikgu terus aku hisap semahu hati ku sebaik aku berbicara menggodanya.
    “Linaaaaaa…. aaahhhhhh……!!! “Cikgu Khir sudah tak dapat bertahan.
    “Hmmmmm.. hofffff… hommpp” aku masih menghisap batangnya, malah semakin kuat ku sedut dan semakin dalam ku benamkan.
    “CruuuuTTTTTTT!!!!!!” akhirnya tekak ku menerima pancutan air mani cikgu Khir yang deras dan panas.
    “Ahhhhhh.. Linaaaaaa!!!! OHhhhhh!!” cikgu khir mengerang hingga terpejam matanya menikmati sedapnya memancutkan air mani dia dalam mulut anak muridnya ni.

    Aku berhenti seketika menikmati batang keras cikgu Khir berdenyut memancutkan air maninya di dalam mulut. Tudung kepala yang ku pakai semakin bercelaru digenggam tangannya yang kegeraman itu. Aku telan air mani cikgu Khir. Mata aku terpejam menikmati air mani cikgu Khir yang masih panas ku teguk perlahan-lahan. Menggigil badan cikgu Khir. kakinya bergetar menikmati batangnya yang masih memancut itu aku hisap dan telan semua isinya. Nikmatnya ku rasakan menghisap batang kekar lelaki yang aku akui, aku cintakan itu. Batangnya yang gagah memancutkan benih itu aku gigit halus kepala tedungya di gigi geraham ku. Gigi geraham ku disimbah air maninya yang semakin berkurangan itu.

    Selepas puas, aku keluarkan batangnya dari mulut ku. Cikgu Khir kelihatan termengah-mengah macam lepas berlari. Aku bangun dari kedudukan aku yang berlutut itu dan terus duduk di ribanya. Secara spontan aku rebahkan tubuh ku di dadanya. Mengusap-usap dadanya yang bidang itu dengan manja. Batangnya yang semakin layu tu aku gesel-geselkan dengan peha ku yang masih berkain uniform sekolah. Aku dakap tubuhnya sambil cikgu Khir mendakap dan memeluk tubuh ku. Kami terlena sejenak. Kehangatan cinta yang selama itu dalam khayalan, akhirnya aku nikmati jua..

    Dalam 5 minit kemudian cikgu Khir mengucup pipi ku membuatkan aku terjaga lalu memandangnya sambil tersenyum.
    “Cikgu…. cikgu suka saya ke?”tanya ku manja.
    “Lina… saya suka awak… ” jawabnya tersenyum.
    “Cikgu nak saya selalu ye…” tanya ku lagi.
    “Kalau awak sudi…” jawabnya.

    Aku membelai batangnya yang separuh sedar. Kelembutan tangan ku melancapkan batangnya membangkitkan kembali keganasan batang cikgu Khir. Kuat betul rupanya batang cikgu Khir. Aku semakin ghairah. Batang yang ku idam-idamkan itu semakin mengeras di dalam gengaman.

    “Cikgu nak ikut mana…” tanya ku menggoda sambil tanganku terus melancapkan batangnya yang semakin keras.
    “Ikut mana-mana pun boleh ke?” tanya cikgu Khir penuh minat.
    “Mana-mana pun boleh cikgu… sayakan untuk cikgu…” kata ku manja sambil terus bangun dari ribanya.

    Aku berdiri di hadapannya. Batangnya kelihatan terus terpacak. Aku selak kain uniform ku ke atas. Aku lorotkan seluar dalam ku hingga tanggal terus ke lantai. Aku angkat kain ku ke atas, mempamerkan peha dan betis ku yang putih melepak. Aku naik terus berlutut di atas kerusinya. Peha ku terkangkang atas tubuhnya. Kelangkang ku betul-betul di atas batangnya yang keras terpacak.

    “Cikgu nak saya sampai bila-bila pun bolehhhh… ooohhhhhhhh….” kata ku dan terus melabuhkan punggungku membuatkan batang cikgu khir yang terpacak itu terbenam masuk ke lubang cipap ku yang basah.

    Aku lepaskan kain uniform yang aku singkap tadi, membuatkannya menutupi bahagian bawah tubuh ku yang sedang menelan batang gagah cikgu Khir. Cikgu Khir memaut pinggangku dan meraba-raba punggung aku. Aku yang berada di atasnya mengemut kuat batangnya yang terbenam dalam cipap.
    “Awak cantiklah Lina..” kata cikgu Khir sambil matanya menatap wajah aku.
    “Uhhh.. cikgu… sukaaa… tak bontot sayaaa… ohhh…” kata ku sambil tubuhku tak henti turun naik.
    “Ohhh… suka Linaaa…. Dah lama sebenarnya… ohhh…. saya mengidammm….” jelas cikgu Khir kenikmatan.

    Tubuhku yang turuun naik di atas tubuhnya membuatkan batang cikgu Khir keluar masuk lubang cipapku dengan galak. Seronok betul cikgu Khir dapat main dengan budak bawah umur yang masih lengkap beruniform sekolah. Aku semakin asyik menikmati lubang cipap ku dimasuki batang cikgu Khir yang keras. Aku ramas dada cikgu Khir, kemutan ku semakin kuat. Nafas ku semakin tidak dapat bertahan. Akhirnya aku kekejangan di atas tubuhnya. Aku benar-benar kepuasan. Aku terus lemah longlai dalam dakapan cikgu Khir sambil batangnya masih ku biarkan dalam cipap. Ohh… aku tak menyesal kalau dia yang buat aku mengandung.
    “Sedap sayanggg…” kata cikgu Khir lembut.
    “Hmmmm…..” kata ku dengan mata yang terpejam di atas dadanya.

    Cikgu Khir mengusap-usap tubuh ku. Punggung ku di usap dan di belai. Sesekali diramasnya geram. Pinggang ku di peluk erat dan bibirnya tak henti mencium muka dan kepala ku yang bertudung.
    “Cikgu…. saya sayang cikguuu… boleh tak cikgu janji satu lagi dengan saya….” pinta ku manja di dalam dakapannya.
    “Apa dia sayangg…” tanya cikgu Khir lembut di telinga ku.
    “Cikgu jangan tinggalkan saya ye…. segalanya saya serah untuk cikguu…” pinta ku kepada cikgu Khir.
    “Baiklah sayanggg… rugi rasanya kalau saya lepaskan perempuan secantik awak ni Lina..” kata cikgu Khir memuji diri ku.

    Aku terus bingkas bangun dari pangkuannya. Aku sekali lagi berdiri di hadapannya. Aku tersenyum memandang batangnya yang keras itu, dilancapkannya laju sambil matanya memandang seluruh tubuh ku. Aku pusingkan tubuh ku membelakanginya. Baju kurung putihku aku selakkan ke atas bontot. Terpamerlah bontot aku yang gebu dan bulat itu menjadi tatapan cikgu Khir. Aku lenggok-lenggokkan bontot ku ke kiri dan ke kanan. Pinggang aku makin lentikkan biar lebih tonggek. Sengaja aku buat cam tu biar dia stim tengok bontot aku yang tengah melenggok-lenggok dalam kain sekolah biru muda tu.

    Cerita Sex Kekasih Guruku

    Cerita Sex Kekasih Guruku

    Cikgu Khir pun bangun dari kerusi. Dia menyelak kainku ke atas. Bontot aku yang tonggek tu di usapnya lembut. Kemudian dia menolak tubuh aku ke depan menyebabkan aku terus tersadai atas mejanya, membiarkan bontotku terpamer kepadanya.

    Belahan bontotku dikuaknya, perlahan-lahan aku rasakan batangnya yang panas mencecah pintu lubang bontot aku. Sedikit demi sedikit cikgu Khir tekan sampai kepala tedungnya tembus masuk ke dalam.

    “Ohhh… masuk bontot saya cikguu…. ” aku merengek macam sundal time tu.
    ” Sabar ye sayanggg.. saya tak nak awak sakit… wow… sedapnya main bontotttt…..” kata cikgu Khir sambil terus menekan batangnya sampai tenggelam sepenuhnya dalam lubang haram tu.
    “Linaa… errr… awak tak kisah ke saya liwat bontot awak ni?….” tanya cikgu Khir ragu-ragu.

    Aku tak menjawab soalan bodohnya. Aku terus sahaja maju mundurkan tubuh ku membuatkan batangnya keluar masuk bontot ku dengan laju. Aku yang menonggeng di meja itu berasa enak diperlakukan sedemikian rupa. Memang bodohlah perempuan yang tak pernah cuba main bontot. Sedap gile… Mula-mula memanglah sakit tapi lama-lama bila dah biasa sedaplah. Lagi pun kalau dia terpancut pun aku bukannya boleh mengandung..

    Cikgu Khir terus menghenjut lubang bontot aku. Tangannya memaut kemas kedua-dua pinggulku. Senak sikit aku rasa sebab dia hayun dengan ganas. Maklumlah, bukan senang nak dapat jolok bontot tubuh pelajarnya yang ranum ni. Lebih-lebih lagi, masih beruniform sekolah pulak tu. Memang dia stim gila. Batang cikgu Khir yang keras tu aku rasakan jauh menerobos lubang bontot ku. Ohhh.. sedapnya..

    “Lina… saya rasa macam nak keluar lah… uuuhhhh….” rintih cikgu Khir tak tahan.
    “Ohhhh.. cikgu…. lepas je dalammm.. ohhhh… bontot sayaaa…” aku merengek memintanya melepaskan air mani.

    “Dalam bontot ke Linaaaaa……..” erangan cikgu Khir makin kuat. Dia makin tak tahan dengan godaan ku sambil hayunan batangnya yang menerobos bontot ku makin laju tak terkawal.
    “Cikguuu… ohh.. pancutkan cikguu… pancuttt…… ahhhh…” aku melaung nikmat.
    “Linaaaa… aahhhhh!!!” erangan cikgu Khir bersama henjutannya yang padu itu akhirnya memancutkan benihnya dengan banyak ke dalam lubang bontot aku.
    “Crruuuut!!!!”

    “Hhoooooo Linaaaa… Sedapnya bontot kamuuuu……” cikgu merengek sedap dengan badannya yang menggigil memerah benihnya.

    Aku melentikkan tubuh ku dan menekan bontot ku ke belakang agar batangnya pancut lebih dalam. Wow.. tak pernah aku rasakan lubang bontot aku dijolok sedalam itu. Sedap gila..

    Lepas dah puas, kami pun pulang kerumah dan cikgu Khir menghulurkan duit Rm10 sebagai duit saguhati. Aku gembira bukan kerana dapat duit, tapi sebab dapat main dengan cikgu yang aku idam-idamkan tu.

    Selepas hari yang bersejarah itu, aku secara rasminya menjadi perempuan simpanan cikgu Khir. Bilik PRS yang dijaganya itu menjadi tempat tetap kami buat projek. Layanan aku yang 1st class memuaskan nafsunya membuatkan dia selalu membelikan ku barangan-barangan yang tak mungkin ku miliki masa zaman sekolah macam gelang, rantai, seluar jeans, kebaya dan banyak lagi.

    Lepas aku lancapkan batang Abang Ayob kat kelas kosong hari tu, dia semakin ketagih. Kami selalu berjumpa selepas sekolah di tempat yang sama. Dari selalu melancapkan batang dia di bontot ku, kegemaran kami beralih pula kepada melancapkan batangnya di peha ku. Biasanya aku akan duduk rapat di sebelahnya dan mengiring menghadap dirinya. Batangnya yang telah menjengah keluar dari seluar sekolahnya itu aku lancapkan. Biasanya ianya akan di akhiri dengan pancutan deras ke peha ku yang gebu. Sudah pasti kain uniform sekolah ku berlendir dengan air maninya.

    Namun, ketagihan ku kepada batang lelaki telah mendorong aku untuk pergi lebih jauh. Tabiat ku yang suka melancap batangnya telah berubah kepada menghisap batangnya. Aku sentiasa menahan geram melihat batang lelaki yang keras itu menegang di dalam genggaman ku. Tekak ku berkali-kali menelan air liur ku sendiri menahan gelora setelah memandang kepala batangnya yang kembang berkilat itu.Lebih-lebih lagi ketika ianya berdenyut-denyut kencang menuntahkan air mani dalam genggaman ku. Ini telah mendorong aku untuk menghisapnya tanpa disuruh. Pertama kali melakukannya, Abang Ayob terpancut-pancut dalam mulut ku walau pun tak sampai seminit aku hisap batangnya. Kusut masai tudung aku selepas di genggam tangannya yang keghairahan melepaskan air mani di dalam mulut ku yang enak menghisap batangnya. Lama kelamaan, Abang Ayob semakin pandai mengawal nafsunya. tapi macam biasalah, bagi betis nak peha, bagi peha nak cipap pulak.

    Akhirnya lubang cipap aku tergadai juga di masuki batang abang Ayob. Hampir selalu juga dia hendak terpancut di dalam, tapi nasib baik aku cepat-cepat tolak dia. Kalau tak, mengandunglah jawabnya.

    Bapak tiri aku pulak, dah sedap dapat lubang bontot, lubang cipap aku macam dah dilupakan. Hari-hari kerja aku kat rumah bila line clear adalah menonggeng untuknya. Kecuali bila aku datang bulan, mulut akulah yang jadi sasaran. Sampailah dia mati akibat kemalangan dihempap bumbung rumah orang yang dibinanya. Kalau tak, selagi dia tak mampos, selagi itulah tubuh aku diratahnya. Kesian jugak sebab dia mati sebelum tobat. Ah, lantak kau lah. Kau bukannya bapak betul aku.

    Begitu juga dengan Abang Ayob. Tapi dia tak matilah, tapi lain pulak ceritanya. Satu hari tu, macam biasalah, lepas dah puas mengongkek, dia mintak nak pancut dalam mulut. Aku pun terus hisap batang dia sampai terpancut-pancut. Menjejeh air liur aku bercampur air mani abang Ayob kat bibir meleleh kat tudung. Lepas main, kita orang keluar dari kelas tu, tapi malangnya cikgu Khir dah menunggu kat luar. Menggigil kepala lutut aku ketakutan. Cikgu yang selalu jadi bahan lancap, kantol kan aku dan Abang Ayob.

    Dia suruh kita orang masuk balik dalam kelas kosong tu. Teruk abang Ayob kena belasah. Cuma tak nampak lebam je lah sebab dia tak bantai kat muka. Abang Ayob menangis macam budak-budak berlutut depan cikgu Khir mintak ampun. Tapi aku tak di apa-apakan, cuma pandangan yang tajam dan sinis dari cikgu Khir sudah cukup buat aku takut setengah mati. Lepas tu dia bagi tahu esok lepas sekolah jumpa dia di bilik PRS dan dia lepaskan aku balik ke rumah. Dia juga bagi peringatan, jangan ponteng sebab kalau tak, keluarga aku akan tahu perkara ni. Aku akur dan terus balik kerumah sementara dia heret abang Ayob ke bilik PRS ketika itu juga.

    Esoknya selepas sekolah, aku jumpa cikgu khir di bilik PRS. Memang selamat rasanya nak bincang perkara yang memalukan macam tu di bilik PRS sebab keadaannya yang tertutup dan kalau kita menjerit kat dalam pun orang kat luar tak akan dengar. Cikgu Khir bagi tau Abang Ayob dibuang sekolah. Aku terkejut dan serta merta takut akan mengalami nasib yang sama. Tetapi cikgu Khir menerangkan, memandangkan perkara ini amat memalukan pihak sekolah, keluarga dan pelajar yang terlibat, biarlah hanya dia seorang sahaja yang tahu cerita sebenar.Cikgu Khir menceritakan Abang Ayob diberi pilihan untuk dibuang sekolah akibat melakukan hubungan seks luar nikah atau pun akibat mencuri barangan sekolah, sudah semestinya itu adalah alasan yang sengaja direka supaya tidak memalukan sesiapa. Dan untuk keselamatan dirinya, Abang Ayob memilih dibuang sekolah atas alasan mencuri barangan sekolah. Sekurang-kurangnya mak bapak dia dan masyarakat tak lah tahu cerita sebenar yang memalukan itu.

    Kemudian Cikgu Khir beralih kepada aku pula. Dia memberi pilihan yang sama juga kepada ku. Aku gugup tidak dapat berkata-kata. Aku hanya tunduk mendengar ceramahnya yang membosankan itu. Secara diam-diam, aku perhatikan wajahnya penuh nafsu. Wajah cikgu Khir yang seringkali menjadi modal ku melancap dan menjadi bayangan kenikmatan sewaktu tubuh aku di bedal arwah bapak tiri ku dan abang Ayob membangkit nafsu ku di situ juga. Diam-diam, jari jemari ku bermain-main di kelengkang menggentel cipap ku yang basah dari luar kain uniform sekolah.

    “Awak dengar tak cakap saya Lina?” Cikgu Khir bertanya kepada ku setelah mendapati aku tidak fokus kepada apa yang diperkatakannya.
    “Err.. yee… yee…. tapi tolonglah cikgu… saya dah tak ada bapak… kesianlah kat mak saya cikgu..” aku merayu kepada cikgu Khir.
    “Ok.. saya bagi awak peluang…. tapi awak mesti lakukan sesuatu untuk saya.” kata cikgu Khir.
    “Apa dia cikgu?” tanya ku gugup.
    “Bangun dan berdiri di sini.. ” arah cikgu Khir sambil menunjukkan arah tepi meja sambil dia juga bangun dari kerusi.
    Cikgu Khir juga selalu mengajak ku keluar ke bandar. Biasanya hari sabtulah selepas aktiviti kokurikulum. Kami biasanya balik malam dan dia hantar aku sampai depan rumah. Mak aku tak kisah sebab dia percaya cikgu Khir. Sebelum sampai rumah tu, seperti biasa cikgu Khir akan bedal aku cukup-cukup. Dia park kereta dia kat kebun sawit pastu kat tepi kereta dia suruh aku menonggeng. Seluar track yang berlubang kat bontot tu memang sengaja aku pakai tiap kali keluar dengan cikgu Khir. Biar dia stim gila babi meradak bontot aku yang sendat dengan seluar track yang licin tu. Aku tahulah cover line, macam lah aku ni bodoh sangat. Aku pakailah baju t yang labuh bila kat tempat awam.Hubungan kami yang tercipta daripada aku tingkatan 4 itu berlarutan hingga aku lepas sekolah. Keputusan SPM aku yang hancus membuatkan aku memilih untuk kerja kilang. Cikgu Khir masih lagi menjalinkan hubungan dengan ku. Jika dulu boleh dikatakan affair antara murid dan guru, tetapi lepas tu bukan affair lagi. Kami
    sepasang kekasih. Walau pun beza umur kami 10 tahun, tapi itu tidak menghalang aku untuk mencintai dia hingga menyerahkan seluruh tubuh ku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Melepas Keperawanan Ku

    Cerita Sex Melepas Keperawanan Ku


    1217 views

    Perawanku – Cerita Sex Melepas Keperawanan Ku, Pengalaman pribadiku sekaligus pengalam pertama saat berpacaran dengan pacar pertamaku, aku dan pacarku sama sama kehilangan perawan dan perjakanya, kejadiannya begini saat itu tepatnya hari rabu aku tidak ada kuliah sehingga bebas mau main kemana saja dari pagi sampai malam, pagi itu aku sudah mandi sambil mikir rencana mau kemana hari ini.

    Pacarku Eri sms denganku katanya aku disuruh maen kesana ya udah sehabis makan dan ganti baju aku langsung menstater motorku menuju ke rumah pacarku, selang satu jam dalam perjalanan aku sudah sampai di rumahnya kabetulan juga dia juga libur.

    Kutunggu agak lama setelah memencet bel rumahnya, Eri membukakan pintu depan rumahnya, “lho kok sepi, pada kemana ? tanyaku sambil masuk ke rumahnya, “oh Mama lagi ke Pasar Baru, si adik sudah berangkat pagi ke sekolah, ada PR” katanya.

    “Duduk dulu ya, aku mau pake baju dulu nih, soalnya habis mandi buru-buru ada bel bunyi dan aku yakin pasti kamu yang datang, jadinya cuman sempet pake handuk sama kaos aja”.
    “Pasti belum pake baju dalam ya ? tebakku sambil senyum.

    “Ih dasar cowok, pikirannya yang ngeres-ngeres aja, ” tapi suka kan …hi hi hi. Sambil berjalan ke kamarnya, aku lihat pinggul dan pantat pacarku ini benar-benar aduhai, betisnya putih apalagi pahanya pasti lebih ok dan yang paling memabukkan adalah buah dadanya yang ranum dan montok, kaos ketatnya membungkus payudara indah tanpa bh itu dengan sempurna, memperlhatkan lekukan dada wanita yang sempurna.

    Kebayang waktu kenalan dulu, wih tangannya putih sekali dan mulusnya ampun, banyak cowok yang suka sama dia, tapi namanya cinta nggak bisa diboongin. “Sorry ya agak lama, nih kopi kesukaanmu mas “, aku agak kaget juga “eh makasih ya” kataku sambil kaget dan agak konak lihat pakaiannya,

    Eri cuma make celana pendek tipis batik yogya dan kaos tipis ketat coklat muda tanpa lengan dengan belahan kaos rendah yang memperlihatkan belahan dadanya yang putih dan montok.
    “Aku minum ya, wah masih panas sekali’ kataku sambil megangin mulutku yang kepanasan,
    Eri ketawa ” makanya kira-kira ya kalau mau minum tiup dulu donk, mas”.
    “Wah lihat nih, lidahku sampai merah gini, mesti diobatin nih kalau nggak bisa dioperasi “kataku.

    “Aduh kacian, sini ibu guru lihat dulu” kata Eri sambil duduk disampingku dan memegang mulutku, aku diam dan memperlihatan lidahku yang kepanasan, sementara kuhirup wangi tubuhnya yang habis mandi, hmm. Kudekatkan dudukku pada tubuh Eri, sambil tangannya melihat-lihat lidahku,

    Tanganku memeluk pinggulnya dari samping sambil kulirik belahan dadanya yang putih, montok menantang dan menggairahkan itu. Sambil kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuh dan payudaranya yang montok membuat kontolku bangkit dan mulai membesar dengan cepat,

    Hingga menyesakkan celana yang kupakai, “idih, kok sampai merah gini” kata Eri, tiba-tiba mulutku dilumat olehnya dan tanpa menunggu lagi sambil tetap kupeluk tubuhnya akaupun gantian memgulum, melumat dan mencium bibir seksinya dengan penuh gairah,
    Satu hal yang kusuka dari pacarku, meskipun dia orangnya pendiam kalau urusan lumat melumat dia jadi sangat ahli sekali, dan lumatan bibir seksinya sungguh sangat menggairahkan. Tiba-tiba Eri mengangkat pantatnya dan duduk diatas pangkuanku,
    Bongkahan pantatnya terasa sangat hangat kenyal dan menekan kontolku yang sudah mengeras, “Ih adikku sudah berdiri, katanya sambil menggoyangkan pantatnya diatas kontolku”.

    Kujilati putting susunya dan ternyata titik inipun sangat mempengaruhi gairahnya, terlihat kedua tangannya dilepas dari pelukannya dan tangannya memegang dan menarik rambut panjangnya kebelakang sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan.
    Tiba-tiba tubuhnya menggelinjang kuat sekali dan memeluktubuhku erat sekali sambil digoyang-goyangkan pantatnya diatas kontol tegakku dan akupun terasa dikeliilingi daging nikmat, dari sepasang dadanya yang montok dan ranum serta dibawah bongkahan pantatnya yang nggak kalah montok dan padat.

    Sejenak dia terdiam sambil tetap memelukku dan dia menggelendot manja diatas pangkuanku, “Mas, kita kemarku yuk, takut di ruang tamu ada yang masuk, lagian disana kan lebih leluasa, tapi aku minta digendong ya ..? pintanya manja.

    Sambil tangannya memelukku, akupun menggendong tubuhnya yang ramping dan montok itu ke kamarnya yang lumayan jauh dari ruang tamu. Setelah menaruh Eri diatas kasur, kuhampiri tape disamping tempat tidurnya dan kusetel lagu Forever In Love-nya Kenny G yang sampai saat ini menjadi lagu kenangan kami berdua.
    Dalam ketegangan kontolku dan nafsu yang sudah naik, kuhampiri Eri, Kucium lembut bibirnya dan seluruh wajahnya mulai dari keningnya, jidat, matanya yang terpejam, hidung dan akhirnya kukecup dan akhirnya kulumat bibir seksinya, tanganku tak tinggal diam mulai dari kaos dan BH-nya kubuka perlahan dan celana dalam hitam kecilnya yang menutupi lembah dan jembut halusnya,

    Sambil terpejam Tangan Eri meraih kancing dan resluting celanaku dan didapatinya kontolku yang sudah tegak berdiri, kubantu melepas baju yang kukenakan sehingga kita berdua telanjang bulat dan hanya celana dalam Eri yang masih dipakainya. Tiba-tiba tubuhku didorongnya, “berdiri dulu sayang, katanya,
    Akupun turun dari tempat tidur dan Eri pun duduk ditepi tempat tidur dan sambil membelai kontolku yang sudah sangat tegang, ” Aku belum pernah lihat titit lelaki dewasa, tetapi punyamu besar sekali mas, sampai-sampai tanganku rasanya mantap sekali memegangnya, boleh aku belai sayang,

    “Tentu, belai ciumi dan manjakan kontol besar ini sayang, kataku. Kontolku sebenarnya nggak terlalu besar ya kira-kira pernah kuukur pakai penggaris panjangnya 15 cm dan bonggolnya sebesar pepsodent ukuran jumbo, yah perfectable size-lah menurut ukuran pacarku.

    Sejak pertama kali mengenal oral sex hingga hari ini, Eri menunjukkan antusias yang sangat tinggi dengan kontolku, matanya sempat terbelalak saat pertama melihat dan memegang kontolku yang sudah ereksi.

    Apalagi saat pertama kali melakukan “karaoke”, istilahku jika ingin di-oral-sex sama pacarku, cara memperlakukan kontolku benar-benar istimewa, saat kutanya emangnya sudah pernah karaoke ya, pacarku marah besar, bagaimana mungkin jawabnya, ciuman bibir aja baru dengan kamu , dan akupun teringat first kiss buatku dan buat dia benar-benar berkesan,
    Habis sama-sama baru sekali itu sih. Sambil duduk dipingggir kasur kubuka pahaku sehingga kontolku yang sudah ereksi terlihat menantang seperti tugu monas, Eri jongkok dibawah sambil membelai perlahan kontolku, jari jemarinya menari-nari sepanjang kontolku mengikuti urat-uratnya yang menonjol sambil sesekali meremas dengan gemas,

    Kulihat payudara Eri sangat menantang dan sesekali kuremas juga susunya. Dari pangkal kontolku, dekat anus, tiba-tiba Eri menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat bonggol kontolku, jilatan itu kemudian berpindah keatas mengikuti batang kontolku,

    Hingga akhirnya kepala kontolku dijilat dan disedot perlahan-lahan. Kurasakan aliran darah mengalir keras disepanjang urat kontolku, dan ketegangannya mungkin sudah mencapai 100%, kepalanya membesar seperti helm tentara,

    Warnanya kemerah-merahan dan berdenyut-denyut nikmat sekali. Sampai akhirnya batang kontolku mulai dilumat dan dimasukkan ke dalam mulutnya, perlahan-lahan hingga kurasakan menyentuh ujung tenggorokannya, sementara masih tersisa sekitar 5 cm.
    “Masukkan semuanya dong, pintaku, “Gimana mau masuk lagi, kontolmu terlalu panjang buat mulutku, katanya sambil melepaskan kulumannya. Akhirnya keluar masuk kontolku dimulutnya, wah rasanya nikmat sekali, mungkin seperti ini rasanya bersenggama, pikirku,
    Kami memang selama ini belum pernah melakukan persetubuhan hingga memasukkan kontolku ke dalam vaginanya, yah hanya sekedar berbugil sambil menjilat dan mengulum alat kelamin dan orgasme tanpa melakukan senggama.

    Suasana pagi yang sejuk, karena jendela kamar yang terbuka ditambah alunan instrumen Kenny.G membuat kami sama-sama terbuai dan lupa dengan segala sesuatunya. Sambil kujamah payudaranya, Eri kutarik dan kurebahkan di atas tempat tidur, wajahnya benar-benar merangsang, matanya berbinar,
    Bibirnya memerah dan payudara sangat kencang dan memadat dengan putting susu yang mengeras. Seperti diawal aku mulai menciumi wajah dan bibirnya kemudian aku turun kebawah, kuciumi dan kujilati mulai dari jari-jemarinya yang putih mulus hingga ke betis indahnya,

    Sambil kubelai dan kusentuh paha mulusnya, tanpa terasa aku menyentuh CD hitamnya dan perlahan kuturunkan dan kulepaskan, Eri diam dan hanya mendesah-desah menahan kenikmatan itu. Sampai di pahanya kubelai dan kuciumi paha mulusnya seinchi demi seinchi kelihatan sekali dia begitu terangsang,

    Sebelum sampai ke pangkal pahanya, aku naik dan mulai menjilati dadanya. Payudara yang putih dan mulus itu kuremas sambil mulai kujilati melingkar hingga sampai ke putingnya kujilati dan kusedot penuh nafsu, Kulihat pinggul dan pantat Eri bergerak dan menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan jilatan, sedotan dan remasanku.

    Kujilati kebawah lagi dan sampai ke perut Eri yang sangat mulus dan akhirnya hingga ke bukit indah yang ditumbuhi rumput hitam yang halus dan sangat kontras dengan kemulusan tubuhnya. Kusibakkan bulu-bulu halus yang menutupi vagina pacarku, terlihat bibir vaginanya masih tertutup rapat,namun terlihat disitu ada cairan disekelilingnya, ternyata dia sudah mulai basah.

    Kubuka sedikit dan terlihat kelentitnya berwarna merah jambu, kecil, menonjol dan kelihatan membasah, kuraba perlahan, Eri melenguh keras dan menggoyangkan dan mengangkat pantatnya, Kuraba perlahan dengan jari telunjukku dan akhirnya mulai kujilati dengan ujung lidahku, kembali terdengar erangan dan lenguhannya merasakan nikmat yang luar biasa.
    “Mas, tolong aku sayang, masukkan kontol besarmu ke vaginaku, aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan ini, pintanya sambil setengah menangis.

    “jangan sayang, kita belum boleh melakukan ini, toh nanti kita juga akan menikah, kataku masih sadar, meskipun aku jiga sudah tidak kuat lagi menahan nafsuku.
    “Biarlah mas, aku rela mmberikan perawanku untukmu sayang, aku sangat mencintaimu dan aku takut kehilangan dirimu, kata Eri, sambil mulai menarik kontolku ke arah vaginanya yang membasah. Kontolku yang sudah agak menurun, mulai bangkit lagi begitu menyentuh bibir vagina Eri, sangat tegang dan begitu membesar.

    Dengan masih deg degan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang kontolku ke dalam vaginanya, saat kucoba menyelipkan kepala kontolku ke mulut vaginanya rasanya peret dan sulit sekali, kulihat Eri sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit, “aaah” ,
    Namun akhirnya kepala kontolku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangat vaginya, perlahan kumasukkan seinchi demi seinchi, pada centimeter ke 3 menuju ke 4, Eri tiba-tiba berteriak dan menjerit,

    “Aduh mas sakit sekali, katanya, seperti ada yang menusuk dan nyerinya sampai ke perut”, katanya. “Aku cabut aja ya ?” ” Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini, aku yang sudah merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang kontolku.

    Kulihat Eri meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya kontolku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yang belum pernah kurasakan, kontolku serasa digigit bibir yang kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali.
    Akhirnya kamipun mulai menikmati hubungan badan ini, ” mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar masukkan kontolmu mas, rasanya nikmat sekali. Perlahan aku mulai mengayun batang kontolku keluar masuk ke vagina Eri,
    Kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta kontolku untuk dimasukkan dalam-dalam ke vaginanya.

    Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tidak begitu merasakan sakit di vaginanya, dan kupercepat ayuhan kontolku di vaginanya. Eri berteriak-teriak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku,
    Kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku,
    Kurasakan payudara besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan kontolku seluruhnya di dalam vaginanya. ” Oh, mmmas aku keluar…. Ahhhhhhhhhhhhh ….ahhhhhhhhhhhhh…. ahhhhhhhhhhh,
    Aku merasakan nikmat yang amat sangat, kontolku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di kontolku, dan aku yakin kontolku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam vagina Eri, sepertimya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku.

    Kubuka sedikit jepitan kaki Eri dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Eri, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari vagina Eri, kontolku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh kontolku keluar masuk dari vagina Eri, nikmat sekali rasanya.

    Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan kontolku di vagina Eri, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang akan meledak dari dalam kontolku dan akhirnya …. Crooot …croooot ….crooot …crooot. Kontolku yang sudah kucabut dari dalam vagina Eri,
    Kudaratkan di atas perut mulusnya dan semburan air kejantananku muncrat sampai ke rambut, pipi,sebagian mulutnya, payudara dan diatas perut Eri, kuurut-urut batang kontolku dan tetesan air maniku berjatuhan di atas jembut halus kekasihku.

    Aku merebahkan diri disamping tubuh mulus Eri, kupeluk dia sambil kubelai rambutnya, Eri terpejam, diam dan tiba-tiba dari ujung kedua belah matanya yang terpejam menetes air mata. Kuseka air matanya dan kupeluk dia erat-erat, dan dia memelukku juga,
    ” Mas, hari ini aku sudah persembahkan kesucianku untukmu, sesuatu yang berharga yang kumiliki telah kuberikan padamu, aku nggak mau kehilangan dirimu dan tak akan kulupakan seumur hidupku peristiwa indah hari ini … Aku sangat mencintaimu mas”.

    Eri bangun dari rebahannya, mengambil saputangan dan membersihkan bercak dari sela-sela vaginya yang telah bercampur dengan cairan kenikmatannya, saputangan biru itu berbercak merah, memenuhi hampir setengah lembar saputangan biru itu.

    “Saputangan ini akan kusimpan selamanya, sebagai tanda buat cinta kita, mas” Aku terdiam, kemudian kubelai rambut indahnya, kukecup keningnya dan kukatakan, ” Hari ini 14 November 1994, aku telah kau berikan sesuatu yang berharga darimu, keperawananmu membuktikan cinta sucimu, aku juga sangat mencintaimu, kuambil keperawananmu dengan keperjakaanku, dan tak kan kulupakan hari ini selama hidupku”.

    Dalam keadaan sama-sama bugil, kupeluk tubuh Eri, kehangatan tubuhnya mengalir ke setiap pori-pori dan diapun meraskan hal yang sama, ” tahun depan aku sudah lulus, selanjutnya aku akan melamarmu dan kita akan menikmati cinta kita selamanya, aku mencintaimu Eri”.
    ” Mas, aku bangga memilikimu, lelaki sepertimu yang memang aku idamkan selama ini”. Keringat yang mengalir di badanku diseka Eri dengan handuk dan dia membersihkan kontolku dengan handuk basah, akupun jadi terangsang lagi,

    ” Ih, si Adik kok bangun lagi, kamu benar-benar perkasa mas”, aku tersenyum, sebenarnya aku masih ingin melakukan sekali lagi tapi jam sudah menunjukkan jam 11.30, aku takut kalau tiba-tiba mamanya pulang. Kugandeng tangan Eri dan membawanya ke kamar mandi dan dibawah guyuran shower kamar mandinya kita mandi bersama,
    Saling menyabuni dan bercanda bersama, Kontolku menjadi tegang saat mandi dan Eri sempat memasturbasi kontolku yang sudah tegang dengan busa sabun, tangannya yang halus sangat lincah mengocok batang kontolku,

    Sekitar lima menitan air maniku sempat keluar lagi dan muncrat sampai ke atas seperti air mancur, Eri tertawa puas, menciumiku dan melanjutkan mandi sampai selesai. Selesai mengeringkan badan, rambutku dikeringkan Eri dengan hairdryernya, kupakai bajuku dan kitapun kembali ngobrol di ruang tamunya, ngopi, ngobrol dan bercanda sambil bermesraan menikmati hari indah itu.

    Kulihat matanya sudah mulai nanar dan sedikit berair, pandangannya mulai agak sayu, kemudian aku mulai beralih menciumi leher putihnya dan sedikit jilatan dibelakang telinga,kelihatannya salah satu titik rangsangnya ini sangat menggairahkan nafsu seks-nya,
    Lebih kebawah lagi, kuraba dari luar bongkahan payudaranya sudah sangat mengeras dan lebih membesar dari biasanya, pelan kuangkat kaosnya dan sepasang penutup BH-nya, payudara yang putih dan montok itupun menyembul dari dalam BH hitam yang dipakainya,
    Sangat kontras sekali dengan dadanya yang sangat putih dan montok itu. Kuciumi dengan rakus payudara montok itu dan kujilati dengan lidahku, sampai akhirnya ke titik pusat dadanya, putting susunya yang sudah tegak seperti penghapus pensil di ujung.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Pengalaman Ngentot Lelaki Yang Bukan Suamiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Lelaki Yang Bukan Suamiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1841 views

    Perawanku – Karena jabatan suamiku sudah tidak mungkin lagi naik di perusahaannya, untuk menambah penghasilan kami, aku meminta ijin kepada Mas Hadi untuk bekerja, mengingat pendidikanku sebagai seorang Accounting sama sekali tidak kumanfatkan semenjak aku menikah.

    Pada dasarnya suamiku itu selalu menuruti keinginanku, maka tanpa banyak bicara dia mengijinkan aku bekerja, walaupun aku sendiri belum tahu bekerja di mana, dan perusahaan mana yang akan menerimaku sebagai seorang Accounting, karena aku sudah berkeluarga.

    “Bukankah kamu punya teman yang anak seorang Direktur di sini?” kata suamiku di suatu malam setelah kami melakukan hubungan badan.
    “Iya… si Yanthi, teman kuliah Ridha..!” kataku.
    “Coba deh, kamu hubungi dia besok. Kali saja dia mau menolong kamu..!” katanya lagi.
    “Tapi, benar nih.. Mas.. kamu ijinkan saya bekerja..?”
    Mas Hadi mengangguk mesra sambil menatapku kembali.

    Sambil tersenyum, perlahan dia dekatkan wajahnya ke wajahku dan mendaratkan bibirnya ke bibirku.
    “Terimakasih.. Mas.., mmhh..!” kusambut ciuman mesranya.
    Dan beberapa lama kemudian kami pun mulai terangsang lagi, dan melanjutkan persetubuhan suami istri untuk babak yang ketiga. Kenikmatan demi kenikmatan kami raih. Hingga kami lelah dan tanpa sadar kami pun terlelap menuju alam mimpi kami masing-masing.

    Perlu kuceritakan di sini bahwa Rendy, anak kami tidak bersama kami. Dia kutitipkan ke nenek dan kakeknya yang berada di lain daerah, walaupun masih satu kota. Kedua orangtuaku sangat menyayangi cucunya ini, karena anakku adalah satu-satunya cucu laki-laki mereka.

    Siang itu ketika aku terbangun dari mimpiku, aku tidak mendapatkan suamiku tidur di sisiku. Aku menengok jam dinding. Rupanya suamiku sudah berangkat kerja karena jam dinding itu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Aku teringat akan percakapan kami semalam. Maka sambil mengenakan pakaian tidurku (tanpa BH dan celana dalam), aku beranjak dari tempat tidur berjalan menuju ruang tamu rumahku, mengangkat telpon yang ada di meja dan memutar nomor telpon Yanti, temanku itu.

    “Hallo… ini Yanti..!” kataku membuka pembicaraan saat kudengar telpon yang kuhubungi terangkat.
    “Iya.., siapa nih..?” tanya Yanti.
    “Ini.. aku Ridha..!”
    “Oh Ridha.., ada apa..?” tanyanya lagi.
    “Boleh nggak sekarang aku ke rumahmu, aku kangen sama kamu nih..!” kataku.
    “Silakan.., kebetulan aku libur hari ini..!” jawab Yanti.
    “Oke deh.., nanti sebelum makan siang aku ke rumahmu. Masak yang enak ya, biar aku bisa makan di sana..!” kataku sambil sedikit tertawa.
    “Sialan luh. Oke deh.., cepetan ke sini.., ditunggu loh..!”
    “Oke.., sampai ketemu yaa.. daah..!” kataku sambil menutup gagang telpon itu.

    Setelah menelepon Yanti, aku berjalan menuju kamar mandi. Di kamar mandi itu aku melepas pakaianku semuanya dan langsung membersihkan tubuhku. Namun sebelumnya aku bermasturbasi sejenak dengan memasukkan jariku ke dalam vaginaku sendiri sambil pikiranku menerawang mengingat kejadian-kejadian yang semalam baru kualami. Membayangkan penis suamiku walau tidak begitu besar namun mampu memberikan kepuasan padaku. Dan ini merupakan kebiasaanku.

    Walaupun aku telah bersuami, namun aku selalu menutup kenikmatan bersetubuh dengan Mas Hadi dengan bermasturbasi, karena kadang-kadang bermasturbasi lebih nikmat.

    Singkat cerita, siang itu aku sudah berada di depan rumah Yanti yang besar itu. Dan Yanti menyambutku saat aku mengetuk pintunya.
    “Apa khabar Rida..?” begitu katanya sambil mencium pipiku.
    “Seperti yang kamu lihat sekarang ini..!” jawabku.
    Setelah berbasa-basi, Yanti membimbingku masuk ke ruangan tengah dan mempersilakan aku untuk duduk.

    “Sebentar ya.., kamu santailah dahulu, aku ambil minuman di belakang…” lalu Yanti meninggalkanku.
    Aku segera duduk di sofanya yang empuk. Aku memperhatikan ke sekeliling ruangan ini. Bagus sekali rumahnya, beda dengan rumahku. Di setiap sudut ruang terdapat hiasan-hiasan yang indah, dan pasti mahal-mahal. Foto-foto Yanti dan suaminya terpampang di dinding-dinding. Sandi yang dahulu katanya sempat menaksir aku, yang kini adalah suami Yanti, terlihat semakin ganteng saja. Dalam pikirku berkata, menyesal juga aku acuh tak acuh terhadapnya dahulu. Coba kalau aku terima cintanya, mungkin aku yang akan menjadi istrinya.

    Sambil terus memandangi foto Sandi, suaminya, terlintas pula dalam ingatanku betapa pada saat kuliah dulu lelaki keturunan Manado ini mencoba menarik perhatianku (aku, Yanti dan Sandi memang satu kampus). Sandi memang orang kaya. Dia adalah anak pejabat pemerintahan di Jakarta. Pada awalnya aku pun tertarik, namun karena aku tidak suka dengan sifatnya yang sedikit sombong, maka segala perhatiannya padaku tidak kutanggapi. Aku takut jika tidak cocok dengannya, karena aku orangnya sangat sederhana.

    Lamunannku dikagetkan oleh munculnya Yanti. Sambil membawa minuman, Yanti berjalan ke arah aku duduk, menaruh dua gelas sirup dan mempersilakanku untuk minum.
    “Ayo Rid, diminum dulu..!” katanya.
    Aku mengambil sirup itu dan meminumnya. Beberapa teguk aku minum sampai rasa dahaga yang sejak tadi terasa hilang, aku kembali menaruh gelas itu.

    “Oh iya, Mas Sandi ke mana?” tanyaku.
    “Biasa… Bisnis dia,” kata Yanti sambil menaruh gelasnya. “Sebentar lagi juga pulang. Sudah kutelpon koq dia, katanya dia juga kangen sama kamu..!” ujarnya lagi.

    Yanti memang sampai sekarang belum mengetahui kalau suaminya dahulu pernah naksir aku. Tapi mungkin juga Sandi sudah memberitahukannya.

    “Kamu menginap yah.. di sini..!” kata Yanti.
    “Akh… enggak ah, tidak enak khan..!” kataku.
    “Loh… nggak enak gimana, kita kan sahabat. Sandi pun kenal kamu. Lagian aku sudah mempersiapkan kamar untukmu, dan aku pun sedang ambil cuti koq, jadi temani aku ya.., oke..!” katanya.
    “Kasihan Mas Hadi nanti sendirian..!” kataku.
    “Aah… Mas Hadi khan selalu menurut keinginanmu, bilang saja kamu mau menginap sehari di sini menemani aku. Apa harus aku yang bicara padanya..?”
    “Oke deh kalau begitu.., aku pinjam telponmu ya..!” kataku.
    “Tuh di sana…!” kata Yanti sambil menujuk ke arah telepon.

    Aku segera memutar nomor telpon kantor suamiku. Dengan sedikit berbohong, aku minta ijin untuk menginap di rumah Yanti. Dan menganjurkan Mas Hadi untuk tidur di rumah orangtuaku. Seperti biasa Mas Hadi mengijinkan keinginanku. Dan setelah basa-basi dengan suamiku, segera kututup gagang telpon itu.

    “Beres..!” kataku sambil kembali duduk di sofa ruang tamu.
    “Nah.., gitu dong..! Ayo kutunjukkan kamarmu..!” katanya sambil membimbingku.
    Di belakang Yanti aku mengikuti langkahnya. Dari belakang itu juga aku memperhatikan tubuh montoknya. Yanti tidak berubah sejak dahulu. Pantatnya yang terbungkus celana jeans pendek yang ketat melenggak-lenggok. Pinggulnya yang ramping sungguh indah, membuatku iseng mencubit pantat itu.

    “Kamu masih montok saja, Yan..!” kataku sambil mencubit pantatnya.
    “Aw.., akh.. kamu. Kamu juga masih seksi saja. Bisa-bisa Mas Sandi nanti naksir kamu..!” katanya sambil mencubit buah dadaku.
    Kami tertawa cekikikan sampai kamar yang dipersiapkan untukku sudah di depan mataku.
    “Nah ini kamarmu nanti..!” kata Yanti sambil membuka pintu kamar itu.

    Besar sekali kamar itu. Indah dengan hiasan interior yang berseni tinggi. Ranjangnya yang besar dengan seprei yang terbuat dari kain beludru warna biru, menghiasi ruangan ini. Lemari pakaian berukiran ala Bali juga menghiasi kamar, sehingga aku yakin setiap tamu yang menginap di sini akan merasa betah.

    Akhirnya di kamar itu sambil merebahkan diri, kami mengobrol apa saja. Dari pengalaman-pengalaman dahulu hingga kejadian kami masing-masing. Kami saling bercerita tentang keluhan-keluhan kami selama ini. Aku pun bercerita panjang mulai dari perkimpoianku sampai sedetil-detilnya, bahkan aku bercerita tentang hubungan bercinta antara aku dan suamiku. Kadang kami tertawa, kadang kami serius saling mendengarkan dan bercerita. Hingga pembicaraan serius mulai kucurahkan pada sahabatku ini, bahwa aku ingin bekerja di perusahan bapaknya yang direktur.

    “Gampang itu..!” kata Yanti. “Aku tinggal menghubungi Papa nanti di Jakarta. Kamu pasti langsung diberi pekerjaan. Papaku kan tahu kalau kamu adalah satu-satunya sahabatku di dunia ini..” lanjutnya sambil tertawa lepas.
    Tentu saja aku senang dengan apa yang dibicarakan oleh Yanti, dan kami pun meneruskan obrolan kami selain obrolan yang serius barusan.

    Tanpa terasa, di luar sudah gelap. Aku pun minta ijin ke Yanti untuk mandi. Tapi Yanti malah mengajakku mandi bersama. Dan aku tidak menolaknya. Karena aku berpikir toh sama-sama wanita.Sungguh di luar dugaan, di kamar mandi ketika kami sama-sama telanjang bulat, Yanti memberikan sesuatu hal yang sama sekali tidak terpikirkan.

    Sebelum air yang hangat itu membanjiri tubuh kami, Yanti memelukku sambil tidak henti-hentinya memuji keindahan tubuhku. Semula aku risih, namun rasa risih itu hilang oleh perasaan yang lain yang telah menjalar di sekujur tubuh. Sentuhan-sentuhan tangannya ke sekujur tubuhku membuatku nikmat dan tidak kuasa aku menolaknya. Apalagi ketika Yanti menyentuh bagian tubuhku yang sensitif.

    Kelembutan tubuh Yanti yang memelukku membuatku merinding begitu rupa. Buah dadaku dan buah dadanya saling beradu. Sementara bulu-bulu lebat yang berada di bawah perut Yanti terasa halus menyentuh daerah bawah perutku yang juga ditumbuhi bulu-bulu. Namun bulu-bulu kemaluanku tidak selebat miliknya, sehingga terasa sekali kelembutan itu ketika Yanti menggoyangkan pinggulnya.

    Karena suasana yang demikian, aku pun menikmati segala apa yang dia lakukan. Kami benar-benar melupakan bahwa kami sama-sama perempuan. Perasaan itu hilang akibat kenikmatan yang terus mengaliri tubuh. Dan pada akhirnya kami saling berpandangan, saling tersenyum, dan mulut kami pun saling berciuman.

    Kedua tanganku yang semuala tidak bergerak kini mulai melingkar di tubuhnya. Tanganku menelusuri punggungnya yang halus dari atas sampai ke bawah dan terhenti di bagian buah pantatnya. Buah pantat yang kencang itu secara refleks kuremas-remas. Tangan Yanti pun demikian, dengan lembut dia pun meremas-remas pantatku, membuatku semakin naik dan terbawa arus suasana. Semakin aku mencium bibirnya dengan bernafsu, dibalasnya ciumanku itu dengan bernafsu pula.

    Hingga suatu saat ketika Yanti melepas ciuman bibirnya, lalu mulai menciumi leherku dan semakin turun ke bawah, bibirnya kini menemukan buah dadaku yang mengeras. Tanpa berkata-kata sambil sejenak melirik padaku, Yanti menciumi dua bukit payudaraku secar bergantian. Napasku mulai memburu hingga akhirnya aku menjerit kecil ketika bibir itu menghisap puting susuku. Dan sungguh aku menikmati semuanya, karena baru pertama kali ini aku diciumi oleh seorang wanita.

    “Akh.., Yaantiii.., oh..!” jerit kecilku sedikit menggema.
    “Kenapa Rid.., enak ya..!” katanya di sela-sela menghisap putingku.
    “Iya.., oh.., enaaks… teruus..!” kataku sambil menekan kepalanya.
    Diberi semangat begitu, Yanti semakin gencar menghisap-hisap putingku, namun tetap lembut dan mesra. Tangan kirinya menahan tubuhku di punggung.

    Sementara tangan kanannya turun ke bawah menuju kemaluanku. Aku teringat akan suamiku yang sering melakukan hal serupa, namun perbedaannya terasa sekali, Yanti sangat lembut memanjakan tubuhku ini, mungkin karena dia juga wanita.

    Setelah tangan itu berada di kemaluanku, dengan lembut sekali dia membelainya. Jarinya sesekali menggesek kelentitku yang masih tersembunyi, maka aku segera membuka pahaku sedikit agar kelentitku yang terasa mengeras itu leluasa keluar.

    Ketika jari itu menyentuh kelentitku yang mengeras, semakin asyik Yanti memainkan kelentitku itu, sehingga aku semakin tidak dapat mengendalikan tubuhku. Aku menggelinjang hebat ketika rasa geli campur nikmat menjamah tubuhku. Pori-poriku sudah mengeluarkan keringat dingin, di dalam liang vaginaku sudah terasa ada cairan hangat yang mengalir perlahan, pertanda rangsangan yang sungguh membuatku menjadi nikmat.

    Ketika tanganku menekan bagian atas kepalanya, bibir Yanti yang menghisap kedua putingku secara bergantian segera berhenti. Ada keinginan pada diriku dan Yanti mengerti akan keinginanku itu. Namun sebelumnya, kembali dia pada posisi wajahnya di depan wajahku. Tersungging senyuman yang manis.

    “Ingin yang lebih ya..?” kata Santi.
    Sambil tersenyum aku mengangguk pelan. Tubuhku diangkatnya dan aku duduk di ujung bak mandi yang terbuat dari porselen. Setelah aku memposisikan sedemikian rupa, tangan Yanti dengan cekatan membuka kedua pahaku lebar-lebar, maka vaginaku kini terkuak bebas. Dengan posisi berlutut, Yanti mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Aku menunggu perlakuannya dengan jantung yang berdebar kencang.

    Napasku turun naik, dadaku terasa panas, begitu pula vaginaku yang terlihat pada cermin yang terletak di depanku sudah mengkilat akibat basah, terasa hangat. Namun rasa hangat itu disejukkan oleh angin yang keluar dari kedua lubang hidung Yanti. Tangan Yanti kembali membelai vaginaku, menguakkan belahannya untuk menyentuh kelentitku yang semakin menegang.

    Agak lama Yanti membelai-belai kemaluanku itu yang sekaligus mempermainkan kelentitku. Sementara mulutnya menciumi pusar dan sekitarnya. Tentu saja aku menjadi kegelian dan sedikit tertawa. Namun Yanti terus saja melakukan itu.
    Hingga pada suatu saat, “Eiist… aakh… aawh… Yanthhii… akh… mmhh… ssh..!” begitu suara yang keluar dari mulutku tanpa disadari, ketika mulutnya semakin turun dan mencium vaginaku.
    Kedua tangan Yanti memegangi pinggul dan pantatku menahan gerakanku yang menggelinjang nikmat.

    Kini ujung lidahnya yang menyentuh kelentitku. Betapa pintar dia mempermainkan ujung lidah itu pada daging kecilku, sampai aku kembali tidak sadar berteriak ketika cairan di dalam vaginaku mengalir keluar.
    “Oohh… Yantii… ennaakss… sekaalii..!” begitu teriakku.

    Aku mulai menggoyangkan pinggulku, memancing nikmat yang lebih. Yanti masih pada posisinya, hanya sekarang yang dijilati bukan hanya kelentitku tapi lubang vaginaku yang panas itu. Tubuhku bergetar begitu hebat. Gerakan tubuhku mulai tidak karuan. Hingga beberapa menit kemudian, ketika terasa orgasmeku mulai memuncak, tanganku memegang bagian belakang kepalanya dan mendorongnya. Karuan saja wajah Yanti semakin terpendam di selangkanganku.

    “Hissapp… Yantiii..! Ooh.., aku.. akuu.. mau.. keluaar..!” jeritku.
    Yanti berhenti menjilat kelentitku, kini dia mencium dan menghisap kuat lubang kemaluanku.
    Maka.., “Yaantii.., aku.. keluaar..! Oh.., aku.. keluar.. nikmaathhs.. ssh..!” bersamaan dengan teriakku itu, maka aku pun mencapai orgasme.
    Tubuhku seakan melayang entah kemana. Wajahku menengadah dengan mata terpejam merasakan berjuta-juta nikmat yang sekian detik menjamah tubuh, hingga akhirnya aku melemas dan kembali pada posisi duduk. Maka Yanti pun melepas hisapannya pada vaginaku.

    Dia berdiri, mendekatkan wajahnya ke hadapan wajahku, dan kembali dia mencium bibirku yang terbuka. Napasku yang tersengal-sengal disumbat oleh mulut Yanti yang menciumku. Kubalas ciuman mesranya itu setelah tubuhku mulai tenang.

    “Terimakasih Yanti.., enak sekali barusan..!” kataku sambil tersenyum.
    Yanti pun membalas senyumanku. Dia membantuku turun dari atas bak mandi itu.
    “Kamu mau nggak dikeluarin..?” kataku lagi.
    “Nanti sajalah.., lagian udah gatel nih badanku. Sekarang mending kita mandi..!” jawabnya sambil menyalakan shower.

    Akhirnya kusetujui usul itu, sebab badanku masih lemas akibat nikmat tadi. Dan rupanya Yanti tahu kalau aku kurang bertenaga, maka aku pun dimandikannya, disabuni, diperlakukan layaknya seorang anak kecil. Aku hanya tertawa kecil. Iseng-iseng kami pun saling menyentuh bagian tubuh kami masing-masing. Begitupula sebaliknya, ketika giliran Yanti yang mandi, aku lah yang menyabuni tubuhnya.

    Setelah selesai mandi, kami pun keluar dari kamar mandi itu secara bersamaan. Sambil berpelukan, pundak kami hanya memakai handuk yang menutup tubuh kami dari dada sampai pangkal paha, dan sama sekali tidak mengenakan dalaman. Aku berjalan menuju kamarku sedang Yanti menuju kamarnya sendiri. Di dalam kamar aku tidak langsung mengenakan baju. Aku masih membayangkan kejadian barusan. Seolah-olah rasa nikmat tadi masih mengikutiku.

    Di depan cermin, kubuka kain handuk yang menutupi tubuhku. Handuk itu jatuh terjuntai ke lantai, dan aku mulai memperhatikan tubuh telanjangku sendiri. Ada kebanggaan dalam hatiku. Setelah tadi melihat tubuh telanjang Yanti yang indah, ternyata tubuhku lebih indah. Yanti memang seksi, hanya dia terlalu ramping sehingga sepintas tubuhnya itu terlihat kurus. Sedangkan tubuhku agak montok namun tidak terkesan gemuk.

    Entah keturunan atau tidak, memang demikianlah keadaan tubuhku. Kedua payudaraku berukuran 34B dengan puting yang mencuat ke atas, padahal aku pernah menyusui anakku. Sedangkan payudara Yanti berukuran 32 tapi juga dengan puting yang mencuat ke atas juga.

    Kuputar tubuhku setengah putaran. Kuperhatikan belahan pantatku. Bukit pantatku masih kencang, namun sudah agak turun, karena aku pernah melahirkan. Berbeda dengan pantat milik Yanti yang masih seperti pantat gadis perawan, seperti pantat bebek.

    Kalau kuperhatikan dari pinggir tubuhku, nampak perutku yang ramping. Vaginaku nampak menonjol keluar. Bulu-bulu kemaluanku tidak lebat, walaupun pernah kucukur pada saat aku melahirkan. Padahal kedua tangan dan kedua kakiku tumbuh bulu-bulu tipis, tapi pertumbuhan bulu kemaluanku rupanya sudah maksimal. Lain halnya dengan Yanti, walaupun perutnya lebih ramping dibanding aku, namun kemaluannya tidak menonjol alias rata. Dan daerah itu ditumbuhi bulu-bulu yang lebat namun tertata rapi.

    Setelah puas memperhatikan tubuhku sendiri (sambil membandingkan dengan tubuh Yanti), aku pun membuka tasku dan mengambil celana dalam dan Bra-ku. Kemudian kukenakan kedua pakaian rahasiaku itu setelah sekujur tubuhku kulumuri bedak. Namun aku agak sedikit kaget dengan teriakan Yanti dari kamarnya yang tidak begitu jauh dari kamar ini.

    “Rida..! Ini baju tidurmu..!” begitu teriaknya.
    Maka aku pun mengambil handuk yang berada di lantai. Sambil berjalan kukenakan handuk itu menutupi tubuhku seperti tadi, lalu keluar menuju kamarnya yang hanya beberapa langkah. Pintu kamarnya ternyata tidak dikunci. Karena mungkin Yanti tahu kedatanganku, maka dia mempersilakan aku masuk.

    “Masuk sini Rid..!” kataya dari dalam kamar.
    Kudorong daun pintu kamarnya. Aku melihat di dalam kamar itu tubuh Yanti yang telanjang merebah di atas kasur. Tersungging senyuman di bibirnya. Karena aku sudah melangkah masuk, maka kuhampiri tubuh telanjang itu.

    “Kamu belum pake baju, Yan..?” kataku sambil duduk di tepi ranjang.
    “Akh.., gampang… tinggal pake itu, tuh..!” kata Yanti sambil tangannya menunjuk tumpukan gaun tidur yang berada di ujung ranjang.
    Lalu dia berkata lagi, “Kamu sudah pake daleman, ya..?”
    Aku mengangguk, “Iya..!”
    Kuperhatikan dadanya turun naik. Napasnya terdengar memburu. Apakah dia sedang bernafsu sekarang.., entahlah.
    Lalu tangan Yanti mencoba meraihku. Sejenak dia membelai tubuhku yang terbungkus handuk itu sambil berkata, “Kamu mengairahkan sekali memakai ini..!”
    “Akh.., masa sih..!” kataku sambil tersenyum dan sedikit menggeser tubuhku lebih mendekat ke tubuh Yanti.

    “Benar.., kalo nggak percaya.., emm.. kalo nggak percaya..!” kata Yanti sedikit menahan kata-katanya.
    “Kalo nggak percaya apa..?” tanyaku.
    “Kalo nggak percaya..!” sejenak matanya melirik ke arah belakangku.
    “Kalo nggak percaya tanya saja sama orang di belakangmu… hi.. hi..!” katanya lagi.

    Segera aku memalingkan wajahku ke arah belakangku. Dan.., (hampir saja aku teriak kalau mulutku tidak buru-buru kututup oleh tanganku), dengan jelas sekali di belakangku berdiri tubuh lelaki dengan hanya mengenakan celana dalam berwarna putih yang tidak lain adalah Mas Sandi suami Yanti itu. Dengan refleks karena kaget aku langsung berdiri dan bermaksud lari dari ruangan ini. Namun tangan Yanti lebih cepat menangkap tanganku lalu menarikku sehingga aku pun terjatuh dengan posisi duduk lagi di ranjang yang empuk itu.

    “Mau kemana.. Rida.., udah di sini temani aku..!” kata Yanti setengah berbisik.
    Aku tidak sempat berkata-kata ketika Mas Sandi mulai bergerak berjalan menuju aku. Dadaku mulai berdebar-debar. Ada perasaan malu di dalam hatiku.
    “Halo.., Rida. Lama tidak bertemu ya…” suara Mas Sandi menggema di ruangan itu.
    Tangannya mendarat di pundakku, dan lama bertengger di situ.

    Aku yang gelagapan tentu saja semakin gelagapan. Namun ketika tangan Yanti dilepaskan dari cengkramannya, pada saat itu tidak ada keinginanku untuk menghindar. Tubuhku terasa kaku, sama sekali aku tidak dapat bergerak. Lidahku pun terasa kelu, namun beberapa saat aku memaksa bibirku berkata-kata.
    “Apa-apaan ini..?” tanyaku parau sambil melihat ke arah Yanti.
    Sementara tangan yang tadi bertengger di bahuku mulai bergerak membelai-belai. Serr.., tubuhku mulai merinding. Terasa bulu-bulu halus di tangan dan kaki berdiri tegak.

    Rupanya Sentuhan tangan Mas Sandi mampu membangkitkan birahiku kembali. Apalagi ketika terasa di bahuku yang sebelah kiri juga didarati oleh tangan Mas Sandi yang satunya lagi. Perasaan malu yang tadi segera sirna. Tubuhku semakin merinding. Mataku tanpa sadar terpejam menikmati dalam-dalam sentuhan tangan Mas Sandi di bahuku itu.

    Pijatan-pijatan kecil di bahuku terasa nyaman dan enak sekali. Aku begitu menikmati apa yang terasa. Hingga beberapa saat kemudian tubuhku melemas. Kepalaku mulai tertahan oleh perut Mas Sandi yang masih berada di belakangku. Sejenak aku membuka mataku, nampak Yanti membelai vaginanya sendiri dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya meremas pelan kedua payudaranya secara bergantian. Tersungging senyuman di bibirnya.

    “Nikmati Rida..! Nikmati apa yang kamu sekarang rasakan..!” suara Yanti masih sedikit membisik.
    Aku masih terbuai oleh sentuhan kedua tangan Mas Sandi yang mulai mendarat di daerah atas payudarara yang tidak tertutup. Mataku masih terpejam.
    “Ini.. kan yang kamu inginkan. Kupinjamkan suamiku..!” kata Yanti lagi.
    Mataku terbuka dan kembali memperhatikan Yanti yang masih dengan posisinya.
    “Ayo Mas..! Nikmati Rida yang pernah kamu taksir dulu..!” kata Yanti lagi.
    “Tentu saja Sayang.., asal.. kamu ijinkan..!” kata suara berat Mas Sandi.

    Tubuhnya dibungkukkan. Kemudian wajahnya ditempelkan di bagian atas kepalaku. Terasa bibirnya mencium mesra daerah itu. Kembali aku memejamkan mata. Bulu-buluku semakin keras berdiri. Sentuhan lembut tangan Mas Sandi benar-benar nikmat. Sangat pintar sekali sentuhan itu memancing gairahku untuk bangkit. Apalagi ketika tangan Mas Sandi sebelah kanan berusaha membuka kain handuk yang masih menutupi tubuhku itu.

    “Oh.., Mas.., Maas… jangaan… Mas..!” aku hanya dapat berkata begitu tanpa kuasa menahan tindakan Mas Sandi yang telah berhasil membuka handuk dan membuangnya jauh-jauh.
    Tinggallah tubuh setengah bugilku. Kini gairahku sudah memuncak dan aku mulai lupa dengan keadaanku. Aku sudah terbius suasana.

    Mas Sandi mulai berlutut, namun masih pada posisi di belakangku. Kembali dia membelai seluruh tubuhku. Dari punggungku, lalu ke perut, naik ke atas, leherku pun kena giliran disentuhnya, dan aku mendesah nikmat ketika leherku mulai dicium mesra oleh Mas Sandi. Sementara desahan-desahan kecil terdengar dari mulut Yanti.

    Aku melirik sejenak ke arah Yanti, rupanya dia sedang masturbasi. Lalu aku memejamkan mata lagi, kepalaku kutengadahkan memberikan ruangan pada leherku untuk diciumi Mas Sandi. Persaanku sudah tidak malu-malu lagi, aku sudah kepalang basah. Aku lupa bahwa aku telah bersuami, dan aku benar-benar akan merasakan apa yang akan kurasakan nanti, dengan lelaki yang bukan suamiku.

    “Buka ya.. BH-nya, Rida..!” kata Mas Sandi sambil melepas kancing tali BH-ku dari punggung.
    Beberapa detik BH itu terlepas, maka terasa bebas kedua payudaraku yang sejak tadi tertekan karena mengeras. Suara Yanti semakin keras, rupanya dia mencapai orgasmenya. Kembali aku melirik Yanti yang membenamkan jari manis dan jari telunjuknya ke dalam vaginanya sendiri. Nampak dia mengejang dengan mengangkat pinggulnya.

    “Akh.., nikmaats… ooh… nikmaatts.. sekalii..!” begitu kata-kata yang keluar dari mulutnya.
    Dan tidak lama kemudian dia terkulai lemas di ranjang itu. Sementara Mas Sandi sibuk dengan kegiatannya.

    Kini kedua payudaraku sudah diremasi dengan mesra oleh kedua telapak tangannya dari belakang. Sambil terus bibirnya menjilati inci demi inci kulit leherku seluruhnya. Sedang enak-enaknya aku, tiba-tiba ada yang menarik celana dalamku. Aku membuka mataku, rupanya Yanti berusaha untuk melepas celana dalamku itu. Maka kuangkat pantatku sejenak memudahkan celana dalamku dilepas oleh Yanti. Maka setelah lepas, celana dalam itu juga dibuang jauh-jauh oleh Yanti.

    Aku menggeser posisi dudukku menuju ke bagian tengah ranjang itu. Mas Sandi mengikuti gerakanku masih dari belakang, sekarang dia tidak berlutut, namun duduk tepat di belakang tubuhku. Kedua kakinya diselonjorkan, maka pantatku kini berada di antara selangkangan milik Mas Sandi. Terasa oleh pantatku ada tonjolan keras di selangkangan. Rupanya penis Mas Sandi sudah tegang maksimal.

    Lalu Yanti membuka lebar-lebar pahaku, sehingga kakiku berada di atas paha Mas Sandi. Lalu dengan posisi tidur telungkup, Yanti mendekatkan wajahnya ke selangkanganku, dan apa yang terjadi…
    “Awwh… ooh… eeisth.. aakh..!” aku menjerit nikmat ketika kembali kurasakan lidahnya menyapu-nyapu belahan vaginaku, terasa kelentitku semakin menegang, dan aku tidak dapat mengendalikan diri akibat nikmat, geli, enak, dan lain sebagainya menyatu di tubuhku.

    Kembali kepalaku menengadah sambil mulutku terbuka. Maka Mas Sandi tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia tahu maksudku. Dari belakang, bibirnya langsung melumat bibirku yang terbuka itu dengan nafsunya. Maka kubalas ciuman itu dengan nafsu pula. Dia menyedot, aku menyedot pula. Terjadilah pertukaran air liur Mas Sandi dengan air liurku. Terciuma aroma rokok pada mulutnya, namun aroma itu tidak mengganggu kenikmatan ini.

    Kedua tangan Mas Sandi semakin keras meremas kedua payudaraku, namun menimbulkan nikmat yang teramat, sementara di bawah Yanti semakin mengasyikkan. Dia terus menjilat dan mencium vaginaku yang telah banjir. Banjir oleh cairan pelicin vaginaku dan air liur Yanti.
    “Mmmhh… akh… mmhh..!” bibirku masih dilumati oleh bibir Mas Sandi.

    Tubuhku semakin panas dan mulai memberikan tanda-tanda bahwa aku akan mencapai puncak kenikmatan yang kutuju. Pada akhirnya, ketika remasan pada payudaraku itu semakin keras, dan Yanti menjilat, mencium dan menghisap vaginaku semakin liar, tubuhku menegang kaku, keringat dingin bercucuran dan mereka tahu bahwa aku sedang menikmati orgasmeku. Aku mengangkat pinggulku, otomatis ciuman Yanti terlepas. Semakin orgasmeku terasa ketika jari telujuk dan jari manis Yanti dimasukkan ke liang vaginaku, kemudian dicabutnya setengah, lalu dimasukkan lagi.

    Perlakuan Yanti itu berulang-ulang, yaitu mengeluar-masukkan kedua jarinya ke dalam lubang vaginaku. Tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa nikmat dan enak pada saat itu.
    “Aakh… aawhh… nikmaatss… terus.. Yantii.. oooh… yang cepaat.. akh..!” teriakku.
    Tubuh Mas Sandi menahan tubuhku yang mengejang itu. Jarinya memilin-milin puting susuku. Bibirnya mengulum telingaku sambil membisikkan sesuatu yang membuatku semakin melayang. Bisikan-bisikan yang memujiku itu tidak pernah kudengar dari Mas Hadi, suamiku.

    “Ayo cantik..! Nikmatilah orgasmemu.., jangan kamu tahan, keluarkan semuanya Sayang..! Nikmatilah.., nikmatilah..! Oh.., kamu cantik sekali jika orgasme..!” begitu bisikan yang keluar dari mulut Mas Sandi sambil terus mengulum telingaku.
    “Aakh.. Maass, aduh.. Yanti.., nikmaats… oh… enaaks.. sekali..!” teriakku.
    Akhirnya tubuh kejangku mulai mengendur, diikuti dengan turunnya kenikmatan orgasmeku itu.

    Perlahan sekali tubuhku turun dan akhirnya terkulai lemas di pangkuan Mas Sandi. Lalu tubuh Yanti mendekapku.
    Dia berbisik padaku, “Ini.. belum seberapanya Sayaang.., nanti akan kamu rasakan punya suamiku..!” sambil berkata demikian dia mencium keningku.
    Mas Sandi beranjak dari duduknya dan berjalan entah ke arah mana, karena pada saat itu mataku masih terpenjam seakan enggan terbuka.

    Entah berapa lama aku terlelap. Ketika kusadar, kubuka mataku perlahan dan mencari-cari Yanti dan Mas Sandi sejenak. Mereka tidak ada di kamar ini, dan rupanya mereka membiarkanku tertidur sendiri. Aku menengok jam dinding. Sudah pukul sepuluh malam. Segera aku bangkit dari posisi tidurku, lalu berjalan menuju pintu kamar. Telingaku mendengar alunan suara musik klasik yang berasal dari ruangan tamu. Dan ketika kubuka pintu kamar itu yang kebetulan bersebelahan dengan ruang tamu, mataku menemukan suatu adegan dimana Yanti dan suaminya sedang melakukan persetubuhan.

    Yanti dengan posisi menelentang di sofa sedang ditindih oleh Mas Sandi dari atas. Terlihat tubuh Mas Sandi sedang naik turun. Segera mataku kutujukan pada selangkangan mereka. Jelas terlihat penis Mas Sandi yang berkilat sedang keluar masuk di vagina Yanti. Terdengar pula erangan-erangan yang keluar dari mulut Yanti yang sedang menikmati hujaman penis itu di vaginanya, membuat tubuhku perlahan memanas. Segera saja kuhampiri mereka dan duduk tepat di depan tubuh mereka.

    Di sela-sela kenikmatan, Yanti menatapku dan tersenyum. Rupanya Mas Sandi memperhatikan istrinya dan sejenak dia menghentikan gerakannya dan menengok ke belakang, ke arahku.
    “Akh… Mas.., jangan berhentiii doong..! Oh..!” kata Yanti.
    Dan Mas Sandi kembali berkonsentrasi lagi dengan kegiatannya. Kembali terdengar desahan-desahan nikmat Yanti yang membahana ke seluruh ruangan tamu itu. Aku kembali gelagapan, kembali resah dan tubuhku semakin panas. Dengan refleks tanganku membelai vaginaku sendiri.

    “Oh.. Ridhaa.., nikmat sekaallii.. loh..! Akuu… ooh… mmh..!” kata Yanti kepadaku.
    Aku melihat wajah nikmat Yanti yang begitu cantik. Kepalannya kadang mendongak ke atas, matanya terpejam-pejam. Sesekali dia gigit bibir bawahnya. Kedua tangannya melingkar pada pantat suaminya, dan menarik-narik pantat itu dengan keras sekali. Aku melihat penis Mas Sandi yang besar itu semakin amblas di vagina Yanti. Samakin mengkilat saja penis itu.

    “Oh Mas.., aku hampiir sampaaii..! Teruus… Mas… terus..! Lebih keras lagiih.., oooh… akh..!” kata Yanti.
    Yanti mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya, Mas Sandi terus dengan gerakannya menaik-turunkan tubuhnya dalam kondisi push-up.
    “Maass.., akuuu… keluaar..! Aakh… mhh… nikmaats.., mmh..!” kata Yanti lagi dengan tubuh yang mengejang.
    Rupanya Yanti mencapai orgasmenya. Tangannya yang tadi melingkar di pantat suaminya, kini berpindah melingkar di punggung.

    Mas Sandi berhenti bergerak dan membiarkan penis itu menancap dalam di lubang kemaluan Yanti.
    “Owhh… banyak sekali Sayang.. keluarnya. Hangat sekali memekmu..!” kata Mas Sandi sambil menciumi wajah istrinya.

    Dapat kubayangkan perasaan Yanti pada saat itu. Betapa nikmatnya dia. Dan aku pun belingsatan dengan merubah-rubah posisi dudukku di depan mereka. Beberapa saat kemudian, Yanti mulai melemas dari kejangnya dan merubah posisinya. Segera dia turun dari sofa ketika Mas Sandi mencabut penis dari lubang kenikmatan itu. Aku melihat dengan jelas betapa besar dan panjang penis Mas Sandi. Dan ini baru pertama kali aku melihatnya, karena waktu tadi di dalam kamar, Mas Sandi masih menutupi penisnya dengan celana dalam.

    Dengan segera Yanti menungging. Lalu segera pula Mas Sandi berlutut di depan pantat itu.
    “Giliranmu… Mas..! Ayoo..!” kata Yanti.
    Tangan Mas Sandi menggenggam penis itu dan mengarahkan langsung ke lubang vagina Yanti. Segera dia menekan pantatnya dan melesaklah penis itu ke dalam vagina istrinya, diikuti dengan lenguhan Yanti yang sedikit tertahan.
    “Owwh… Maas… aakh..!”
    “Aduuh… Yantii.., jepit Sayangh..!” kata Mas Sandi.

    Lalu kaki Yanti dirapatkan sedemikian rupa. Dan segera pantat Mas Sandi mulai mundur dan maju.Ufh.., pemandangan yang begitu indah yang kulihat sekarang. Baru kali ini aku menyaksikan sepasang manusia bersetubuh tepat di depanku secara langsung. Semakin mereka mempercepat tempo gerakannya, semakin aku terangsang begitu rupa. Tanganku yang tadi hanya membelai-belai vaginaku, kini mulai menyentuh kelentitku.

    Kenikmatan mulai mengaliri tubuhku dan semakin aku tidak tahan, sehingga aku memasukkan jariku ke dalam vaginaku sendiri. Aku sendiri sangat menikmati masturbasiku tanpa lepas pandanganku pada mereka. Belum lagi telingaku jelas mendengar desahan dan rintihan Yanti, aku dapat membayangkan apa yang dirasakan Yanti dan aku sangat ingin sekali merasakannya, merasakan vaginaku pun dimasukkan oleh penis Mas Sandi.

    Beberapa saat kemudian Mas Sandi mulai melenguh keras. Kuhentikan kegiatanku dan terus memperhatikan mereka.
    “Aakhh… Yantii… nikmaats… aakh… aku keluaar..!” teriak Mas Sandi membahana.
    “Oh… Maas… akuu… juggaa… akh..!”
    Kedua tubuh itu bersamaan mengejang. Mereka mencapai orgasmenya secara bersama-sama.

    Penis Mas Sandi masih menancap di vagina Yanti sampai akhirnya mereka melemas, dan dari belakang tubuh Yanti, Mas Sandi memeluknya sambil meremas kedua payudara Yanti. Mas Sandi memasukkan semua spermanya ke dalam vagina Yanti.

    Lama sekali aku melihat mereka tidak bergerak. Rupanya mereka sangat kelelahan. Di sofa itu mereka tertidur bertumpukan. Tubuh Yanti berada di bawah tubuh Mas Sandi yang menindihnya. Mata mereka terpejam seolah tidak menghiraukan aku yang duduk terpaku di depannya. Hingga aku pun mulai bangkit dari dudukku dan beranjak pergi menuju kamarku. Sesampai di kamar aku baru sadar kalau aku masih telanjang bulat. Maka aku pun balik lagi menuju kamar Yanti di mana celana dalam dan BH yang akan kupakai berada di sana.

    Selagi aku berjalan melewati ruang tamu itu, aku melihat mereka masih terkulai di sofa itu. Tanpa menghiraukan mereka, aku terus berjalan memasuki kamar Yanti dan memungut celana dalam dan BH yang ada di lantai. Setelah kukenakan semuanya, kembali aku berjalan menuju kamarku dan sempat sekali lagi aku menengok mereka di sofa itu pada saat aku melewati ruang tamu.

    Sesampai di kamar, entah kenapa rasa lelah dan kantukku hilang. Aku menjadi semakin resah membayangkan kejadian yang baru kualami. Pertama ketika aku dimasturbasikan oleh suami istri itu. Dan yang kedua aku terus membayangkan kejadian di mana mereka melakukan persetubuhan yang hebat itu. Keinginanku untuk merasakan penis Mas Sandi sangat besar. Aku mengharapkan sekali Mas Sandi sekarang menghampiri dan menikmatiku. Namun itu mungkin tidak terjadi, karena aku melihat mereka sudah lelah sekali.

    Entah sudah berapa kali mereka bersetubuh pada saat aku terlelap tadi. Aku semakin tidak dapat menahan gejolak birahiku sendiri hingga aku merebahkan diri di kasur empuk. Dengan posisi telungkup, aku mulai memejamkan mata dengan maksud agar aku terlelap. Namun semua itu sia-sia. Karena kembali kejadian-kejadian barusan terus membayangiku. Secara cepat aku teringat bahwa tadi ketika mereka bersetubuh, aku melakukan masturbasi sendiri dan itu tidak selesai. Maka tanganku segera kuselipkan di selangkanganku. Aku membelai kembali vaginaku yang terasa panas itu.

    Dan ketika tanganku masuk ke dalam celanaku, aku mulai menyentuh klitorisku. Kembali aku nikmat. Aku tidak kuasa membendung perasaan itu, dan jariku mulai menemukan lubang kemaluanku yang berlendir itu. Dengan berusaha membayangkan Mas Sandi menyetubuhiku, kumasukkan jari tengahku ke dalam lubang itu dalam-dalam. Kelembutan di dalam vaginaku dan gesekan di dinding-dindingnya membuatku mendesah kecil.

    Sambil mengeluar-masukkan jari tengahku, aku membayangkan betapa besar dan panjangnya penis Mas Sandi. Beda sekali dengan penis Mas Hadi yang kumiliki. Kemaluan Mas Sandi panjang dan besarnya normal-normal saja. Sedangkan milik Mas Sandi, sudah panjang dan besar, dihiasi oleh urat-uratnya yang menonjol di lingkaran batang kemaluannya. Itu semua kulihat tadi dan kini terbayang di dalam benakku.

    Beberapa menit kemudian, ketika ada sesuatu yang lain di dalam vaginaku, semakin kupercepat jari ini kukeluar-masukkan. Sambil terus membayangi Mas Sandi yang menyetubuhiku, dan aku sama sekali tidak membayangkan suamiku sendiri. Setiap bayangan suamiku muncul, cepat-cepat kubuang bayangan itu, hingga kembali Mas Sandi lah yang kubayangkan.

    Tanpa sadar, ketika aku akan mencapai orgasme, aku membalikan badan dan aku memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang vaginaku. Dalam keadaan telentang aku mengangkangkan selebar mungkin pahaku. Kini dua jariku yang keluar masuk di lubang vaginaku. Maka kenikmatan itu berlanjut hebat sehingga tanpa sadar aku memanggil-manggil pelan nama Mas Sandi.

    “Akh… sshh… Masss… Sandii… Okh… Mass.. Mas.. Sandi.. aakkh..!” itulah yang keluar dari mulutku.
    Seer… aku merasa kedua jariku hangat sekali dan semakin licin. Aku mengangkat ke atas pinggulku sambil tidak melepas kedua jariku menancap di lubang vaginaku. Beberapa lama tubuhku merinding, mengejang, dan nikmat tidak terkira. Sampai pada akhirnya aku melemas dan pinggulku turun secara cepat ketika kenikmatan itu perlahan berkurang.

    Aku mencabut jari jemariku dan cairan yang menempel di jari-jari itu segera kujilati. Asin campur gurih yang kurasakan di lidahku. Dengat mata yang terpejam-pejam kembali aku membayangkan penis Mas Sandi yang sedang kuciumi, kuhisap, dan kurasakan. Cairan yang asin dan gurih itu kubayangkan sperma Mas Sandi. Ohhh.., nikmatnya semua ini.

    Dan setelah aku puas, barulah kuhentikan hayalan-hayalanku itu. Kutarik selimut yang ada di sampingku dan menutupi sekujur tubuhku yang mulai mendingin. Aku tersenyum sejenak mengingat hal yang barusan, gila… aku masturbasi dengan membayangkan suami orang lain.

    Pagi harinya, ketika aku terjaga dari tidurku dan membuka mataku, aku melihat di balik jendela kamar sudah terang. Jam berapa sekarang, pikirku. Aku menengok jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Aku kaget dan bangkit dari posisi tidurku. Ufh.., lemas sekali badan ini rasanya. Kukenakan celana dalamku. Karena udara sedikit dingin, kubalut tubuhku dengan selimut dan mulai berdiri.

    Ketika berdiri, sedikit kugerak-gerakan tubuhku dengan maksud agar rasa lemas itu segera hilang. Lalu dengan gontai aku berjalan menuju pintu kamar dan membuka pintu yang tidak terkunci.

    Karena aku ingin pipis, segera aku berjalan menuju kamar mandi, sesampainya di kamar mandi segera kuturunkan celana dalamku dan berjongkok. Keluarlah air hangat urine-ku dari liang vagina. Sangat banyak sekali air kencingku, sampai-sampai aku pegal berjongkok. Beberapa saat kemudian, ketika air kencingku habis, segera kubersihkan vaginaku dan kembali aku mengenakan celana dalamku, lalu kembali pula aku melingkari kain selimut itu, karena hanya kain ini yang dapat kupakai untuk menahan rasa dingin, baju tidur yang akan dipinjamkan oleh Yanti masih berada di kamarnya.

    Aku keluar dari kamar mandi itu, lalu berjalan menuju ruangan dapur yang berada tidak jauh dari kamar mandi itu, karena tenggorokanku terasa haus sekali. Di dapur itu aku mengambil segelas air dan meminumnya.

    Setelah minum aku berjalan lagi menuju kamarku. Namun ketika sampai di pintu kamar, sejenak pandangan mataku menuju ke arah ruang tamu. Di sana terdapat Mas Sandi sedang duduk di sofa sambil menghisap sebatang rokok. Matanya memandangku tajam, namun bibirnya memperlihatkan senyumnya yang manis. Dengan berbalut kain selimut di tubuhku, aku menghampiri Mas Sandi yang memperhatikan aku. Lalu aku duduk di sofa yang terletak di depannya. Aku membalas tatapan Mas Sandi itu dengan menyunggingkan senyumanku.

    “Yanti mana..?” tanyaku padanya membuka pembicaraan.
    “Sedang ke warung sebentar, katanya sih mau beli makanan..!” jawabnya.
    “Mas Sandi tidak kerja hari ini..?”
    “Tidak akh.., malas sekali hari ini. Lagian khan aku tak mau kehilangan kesempatan..!” sambil berkata demikian dengan posisi berlutut dia menghampiriku.

    Setelah tepat di depanku, segera tangannya melepas kain selimut yang membungkusi tubuhku. Lalu dengan cepat sekali dia mulai meraba-raba tubuhku dari ujung kaki sampai ujung pahaku. Diperlakukan demikian tentu saja aku geli. Segera bulu-bulu tubuhku berdiri.
    “Akh… Mas..! Gellii..!” kataku.
    Mas Sandi tidak menghiraukan kata-kataku itu.

    Kini dia mulai mendaratkan bibirnya ke seluruh kulit kakiku dari bawah sampai ke atas. Perlakuannya itu berulang-ulang, sehingga menciptakan rasa geli campur nikmat yang membuatku terangsang. Lama sekali perlakuan itu dilakukan oleh Mas Sandi, dan aku pun semakin terangsang.
    “Akh… Mas..! Oh.., mmh..!” aku memegang bagian belakang kepala Mas Sandi dan menariknya ketika mulut lelaki itu mencium vaginaku.
    Semakin aku mengangkangkan pahaku, dengan mesranya lidah Mas Sandi mulai menjilat kemaluanku itu. Tubuhku mulai bergerak-gerak tidak beraturan, merasakan nikmat yang tiada tara di sekujur tubuhku.

    Aku membuang kain selimut yang masih menempel di tubuhku ke lantai, sementara Mas Sandi masih dengan kegiatannya, yaitu menciumi dan menjilati vaginaku. Aku menengadah menahan nikmat, kedua kakiku naik di tumpangkan di kedua bahunya, namun tangan Mas Sandi menurunkannya dan berusaha membuka lebar-lebar kedua pahaku itu. Karuan saja selangkanganku semakin terkuak lebar dan belahan vaginaku semakin membelah.
    “Akh.. Mas..! Shh.. nikmaats..! Terus Mass..!” rintihku.

    Kedua tangan Mas Sandi ke atas untuk meremas payudaraku yang terasa sudah mengeras, remasan itu membuatku semakin nikmat saja, dan itu membuat tubuhku semakin menggelinjang. Segera aku menambah kenikmatanku dengan menguakkan belahan vaginaku, jariku menyentuh kelentitku sendiri. Oh.., betapa nikmat yang kurasakan, liang kemaluanku sedang disodok oleh ujung lidah Mas Sandi, kedua payudaraku diremas-remas, dan kelentitku kusentuh dan kupermainkan. Sehingga beberapa detik kemudian terasa tubuhku mengejang hebat disertai perasaan nikmat teramat sangat dikarenakan aku mulai mendekati orgasmeku.

    “Oh… Mas..! Aku… aku… akh.., nikmaats… mhh..!” bersamaan dengan itu aku mencapai klimaksku.
    Tubuhku melayang entah kemana, dan sungguh aku sangat menikmatinya. Apalagi ketika Mas Sandi menyedot keras lubang kemaluanku itu. Tahu bahwa aku sudah mencapai klimaks, Mas Sandi menghentikan kegiatannya dan segera memelukku, mecium bibirku.

    “Kamu sungguh cantik, Ridha.., aku cinta padamu..!” sambil berkata demikian, dengan pinggulnya dia membuka kembali pahaku, dan terasa batang kemaluannya menyentuh dinding kemaluannku.
    Segera tanganku menggenggam kemaluan itu dan mengarahkan langsung tepat ke liang vaginaku.
    “Lakukan Mas..! Lakukan sekarang..! Berikan cintamu padaku sekarang..!” kataku sambil menerima setiap ciuman di bibirku.

    Mas Sandi dengan perlahan memajukan pinggulnya, maka terasa di liang vaginaku ada yang melesak masuk ke dalamnya. Gesekan itu membuatku kembali menengadah, sehingga ciumanku terlepas. Betapa panjang dan besar kurasakan. Sampai aku merasakan ujung kemaluan itu menyentuh dinding rahimku.
    “Suamimu sepanjang inikah..?” tanyanya.
    Aku menggelengkan kepala sambil terus menikmati melesaknya penis itu di liang vaginaku.

    Beberapa saat kemudian sudah amblas semua seluruh batang kemaluan Mas Sandi. Aku pun sempat heran, kok bisa batang penis yang panjang dan besar itu masuk seluruhnya di vaginaku. Segera aku melipatkan kedua kakiku di belakang pantatnya. Sambil kembali mencium bibirku dengan mesra, Mas Sandi mendiamkan sejenak batang penisnya terbenam di vaginaku, hingga suatu saat dia mulai menarik mundur pantatku perlahan dan memajukannya lagi, menariknya lagi, memajukannya lagi, begitu seterusnya hingga tanpa disadari gerakan Mas Sandi mulai dipercepat. Karuan saja batang penis yang kudambakan itu keluar masuk di vaginaku. Vagina yang seharusnya hanya dapat dinikmati oleh suamiku, Mas Hadi.

    Di alam kenikmatan, pikiranku menerawang. Aku seorang perempuan yang sudah bersuami tengah disetubuhi oleh orang lain, yang tidak punya hak sama sekali menikmati tubuhku, dan itu sangat di luar dugaanku. Seolah-olah aku sudah terjebak di antara sadar dan tidak sadar aku sangat menikmati perselingkuhan ini. Betapa aku sangat mengharapkan kepuasan bersetubuh dari lelaki yang bukan suamiku. Ini semua akibat Yanti yang memberi peluang seakan sahabatku itu tahu bahwa aku membutuhkan ini semua.

    Beberapa menit berlalu, peluh kami sudah bercucuran. Sampailah aku pada puncak kenikmatan yang kudambakan. Orgasmeku mulai terasa dan sungguh aku sangat menikmatinya. Menikmati orgasmeku oleh laki-laki yang bukan suamiku, manikmati orgasme oleh suami sahabatku. Dan aku tidak menduga kalau rahimku pun menampung air sperma yang keluar dari penis lelaki selain suamiku.

    Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Terbaru,Cerita Hot,Cerita Dewasa