Author: perawanku

  • Kenikmatan Ngeseks Dengan Tante Santi

    Kenikmatan Ngeseks Dengan Tante Santi


    1487 views

    Cerita Sex ini berjudulKenikmatan Ngeseks Dengan Tante SantiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Wanita ini memakai gaun pesta yang sangat anggun dan seksi, dia memakai gaun warna ungu dengan belahan rok memanjang hingga sampai ke pertengahan pahanya. Bila dia berjalan pasti kulit mulus pahanya sekilas mengintip, membangkitkan gairah siapapun yang melihatnya.

    Wajahnya biasa saja tapi karena kulitnya putih mulus membuat gairahku bangkit, aku berkhayal seandainya aku bisa menyentuh kulit mulusnya itu aku pasti akan melakukan apapun yg diminta.

    Aku berusaha mencari tahu siapa gerangan wanita itu. Rupanya dia adalah adik mamanya, usianya kutaksir sekitar 30 thnan dan dia telah mempunyai putra 2 orang. Suaminya tidak bisa hadir karena sedang mengurus bisnisnya di luar kota. Aku sering meliriknya terutama saat dia berjalan, putih pahanya menyilaukan mataku dan membangkitkan gairahku.

    Rupanya diamdiam dia mengetahui kalau aku sering mencuricuri pandang terhadapnya. Suatu saat aku terpergok dirinya saat aku sedang melirik ke belahan dadanya yg sedikit telihat dari luar gaunnya, sontan aku sangat malu dan takut seandainya dia marah lalu mengadukan perbuatanku itu pada keluarga sahabatku itu, duuh malunya aku seandainya dia lakukan itu.

    Tetapi rupanya dia tidak marah, malah justru tersenyum saat dia mengetahui aku sedang mencuri pandang ke arah bagian tubuhnya. Bukan main senangnya hatiku saat mengetahui dia tidak marah karena kenakalan mataku, mudah2an ini pertanda baik bagiku, batinku berkata.

    Aku mencari cara agar aku bisa berdekatan lalu berkenalan dengannya, tapi karena keadaan yg serba sibuk saat itu membuatku tidak mempunyai kesempatan untuk mendekatinya.

    Akhirnya kesempatan itu tiba saat aku diminta tolong oleh mamanya sahabatku untuk mengambilkan pesanan kue di toko langganan mamanya, dan yg membuat hatiku bersorak adalah kala mamanya menyuruh adiknya untuk mengantarku ke toko kue itu. Dengan menggunakan mobilnya kami berangkat hanya berdua, wah kesempatan emas nih, sorak batinku dalam hati.

    Dalam mobil aku ingin memulai pembicaraan dan berkenalan dengannya tapi entah mengapa bibirku terasa kelu, aku jadi serba salah karena selama di mobil pahanya yg putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk belahan gaun dan posisi duduknya yg seakan2 sengaja membiarkan pahanya terbuka.

    Sesekali aku melirik ke arah pahanya dan tanpa terasa adikku perlahan mulai bangkit, ini membuatku jadi salah tingkah. Dia rupanya diam2 juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yg membuat belahan gaunnya semakin lebar terbuka, membuat pahanya semakin kian terlihat olehku.

    Hayo, tadi liatin apa waktu di rumah? ucapnya memecahkan keheningan. Aku yg mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu tapi pura2 tidak mengerti apa maksud pertanyaanya itu.

    Kamu nggak usah bohong deh ama mbak, mbak tau kok tadi kamu ngelirik ke arah mbak terus, emang ada yg aneh ya..? pancingnya kepadaku.

    Emm, nggak kok mbak, eh gimana ya mbak, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama mbak, takut mbak marah nanti jawabku kikuk karena aku takut dia marah bila dia tau aku bernafsu oleh tubuhnya yg indah itu.

    Dengan tertawa kecil dia mendesakku untuk mengatakannya, akhirnya dengan sedikit malu2 aku berterus terang bahwa aku suka melihat pahanya yg putih mulus itu. Selesai berkata begitu aku menjadi tambah gugup karena aku takut dia akan marah mendengar penjelasanku tadi. Tetapi dia hanya tertawa lalu tanpa kuduga sama sekali dia lalu berkata, Rfbet99

    Emang kamu belum pernah megang paha cewek, kalau kamu mau megang pahaku pegang aja tapinggak boleh ngelantur megangnya ya.. katanya sambil tersenyum padaku.

    Bener nih mbak, mbak nggak marah.. jawabku memastikan ucapannya.

    Dia tidak menjawab tapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku lalu meletakkannyadi pahanya. Aku yg mendapat perlakuan seperti itu sontan menjadi lebih berani, kubelai pahanya dan kurasakan kulit mulusnya yg hangat menyentuh telapak tanganku.

    Kubelai2 pahanya dan sesekali kuremas gemas, lalu perlahan tanganku menelusup ke balik gaunnya merayap naik ke arah selangkangannya.

    Saat ujung jariku menyentuh kain penutup bagian paling sensitifnya, kudengar lenguhan tertahannya. Aku semakin bersemangat, perlahan kutelusupkan jariku ke pinggiran kain berendanya lalu mulai mulai memasuki celana dalamnya. Aku dapat merasakan bulu2 halus di sekitar vaginanya, tonjolan yg ada di dalam celana dalamnya kurasakan semakin keras mengacung.

    Aku menjadi semakin lupa diri, tapi saat jariku mulai menyentuh bibir vaginanya yg telah membasah, dia menahan tanganku lalu memberi isyarat keluar. Rupanya kami telah tiba di tujuan. Setelah merapikan gaunnya yg sedikit berantakan karena kenakalan tanganku tadi, kami beranjak keluar dari mobil lalu menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya.

    Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku aku ingin mengulang kembali usahaku tadi yg sempat terhenti, tetapi dengan halus dia menolakku dan mengatakan nanti saja lain hari dia akan mengajakku ke rumahnya guna menuntaskan hasrat kami yg sempat tertunda hari ini.

    Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucium pipinya dengan penuh gairah. Dia hanya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus paha mulusnya dan tangannya sempat beberapa kali meremas kejantananku seakan tak sabar ingin menikmatinya.

    Namanya Santi, dia mengaku sering merasa kesepian karena suaminya jarang berada di rumah, suaminya adalah seorang pebisnis sukses yg mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga dia lebih sering berada di luar rumah mengurus bisnisnya ketimbang istrinya yg seksi ini. Lalu kita saling bertukar nomer telepon dan dia berjanji akan menghubungiku nanti bila saatnya tepat.

    Setelah kejadian itu aku selalu teringat akan dirinya dan berharap dia akan mengajakku main ke rumahnya lalu bercinta dengannya, aku tidak berani menghubunginya karena aku takut bila ada suaminya di rumahnya aku takut rencanaku bisa berantakan bila ketauan dengannya.

    Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap akan keluar mencari pekerjaan karena saat itu aku masih pengangguran. Dia mengundangku untuk ke rumahnya, dia bilang anak2nya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampungnya kemarin menengok anaknya yg sakit.

    Saat ini dia sedang sendirian di rumah dan mengajakku memanfaatkan waktu yg ada bersama. Bukan main senangnya hatiku, dengan bergegas aku berpamitan pada orang tuaku, kukatakan aku akan pergi melamar kerja seperti biasanya.

    Singkat cerita sampailah aku di alamat rumah yg diberikannya, dia tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Kulirik sesaat jam tanganku, jam 9 kurang, berarti ada waktu beberapa jam sebelum putra2nya pulang dari sekolah, pikirku.

    Kupencet bel rumahnya, lalu tak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yg kukenal tapi sosoknya tidak keluar rumah, yg menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya.

    Setelah mengunci pagar aku langsung bergegas masuk ke rumahnya. Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsang. Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga sebagian pahanya dapat terlihat jelas olehku, dan yg paling membuatku bernafsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2 lagi di balik gaunnya itu.

    Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah merencanakan semua ini, batinku berkata.

    Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibirnya adalah sasaran pertamaku. Kami berciuman dengan sangat panas, lidah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami. Tangannya erat merangkul pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku meremas bokongnya gemas.

    Sekitar lima menitan kami bercumbu dengan posisi itu sampai dia melepaskan pagutannya pada bibirku lalu menyeretku menuju kamarnya yg terletak di tengah.

    Setelah menutup dan mengunci pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempreteli bajuku satu persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.

    Wow gede banget kontolmu Lingga, mbak pengen banget ngerasain kontolmu ini.. katanya sambil meraih kontolku dan dengan cepat dikulumnya. Aku hanya mendesah lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kejantananku, kadang aku meringis nikmat saat lidahnya dengan lincah menggelitik ujung kontolku, membuat kejantananku semakin keras menegang.

    Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berputar di kejantananku, menimbulkan sensasi nikmat yg sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15 menit dia mengulum kontolku, lalu dia berdiri dan mengulum bibirku, kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka kakinya lebar2.

    Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di depannya, kupandangi sejenak vaginanya sambil jariku meraba klitorisnya yg kulihat telah berdiri mengacung.

    Ayo sayang, jangan diliatin aja dong..cepet jilatin punya mbak, aku udah nggak tahan nih.. rintihnya memohon padaku untuk memulai aksiku sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah vaginanya.

    Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam klitorisnya dengan kedua bibirku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat aku lakukan itu.

    Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh ucapannya terputus saat lidahku dengan gerakan cepat menyapu klitorisnya, kadang kutekan kepalaku ke arah vaginanya dan kutempelkan lidahku pada vaginanya rapat, lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi lidahku masih erat menempel di klitorisnya.

    Lenguhan dan erangannya semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya sudah sama2 memburu. Vaginanya semakin basah, cairan dari dalam vaginanya bercampur dengan air ludahku membuat vaginanya berkilat tertimpa cahaya lampu.

    Udah sayang..masukkan kontolmu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh.. rintihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera memasuki tubuhnya.

    Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku. Kugencarkan seranganku pada vaginanya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku, kedua pahanya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei.

    Diiringi jerit nikmat tubuhnya lalu menyentak liar tak terkendali, pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai, kedua kakinya lemah terbujur ke lantai. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka menggumamkan erangan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat orgasme pertamanya, pikirku senang.

    Aku bergerak berdiri lalu kuangkat seluruh tubuhnya yg telah lunglai ke atas pembaringan, kemudian aku berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya yg penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibirnya tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat.

    Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pake kontolmu gede itu tapi malah pake bibirmu yg memble itu.. cibirnya seraya mencubit gemas pipiku.

    Tapi rasanya sama enak kan mbak sahutku sambil meremas lembut dadanya.

    Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa.. selidiknya sambil memasang muka masam.

    Aah nggak kok mbak, aku cuma sering nonton film BF, jadi aku tau gimana cara muasin cewek balasku menangkis tudingannya.
    Udah nggak apa2 kok, mbak malah senang kamu udah pinter, kan mbak nggak perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang mbak mau ngerasain kontolmu itu sayang.. sahutnya sambil tangannya meremas kontolku yg masih tegang dengan gemas.

    Mendengar ucapannya itu aku langsung mencium dadanya, kuciumi kedua payudaranya dengan lembut tapi puting susunya sengaja aku tidak lumat, hanya aku sentuh dan gesek dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan ujung hidungku pada puting susunya yg mulai mengeras.

    Dia hanya merintih geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku menerkam puting susunya yg sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut putingnya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir puting susunya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu. Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda birahinya mulai beranjak naik lagi.

    Tanganku bergerak meremas dadanya yg sebelah kanan, lalu kupelintir puting susunya dengan dua jariku, perlahan kurasakan kedua puting susunya makin mengeras.

    Tangannya makin kuat meremas kontolku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas kontolku dengan agak kuat, kugeser pantatku sedikit agar remasannya pada kontolku bisa sedikit berkurang.

    Puas bermain di dadanya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya, kuraba perutnya yg masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan lalu semakin turun ke bawah ke arah vaginanya. Kakinya semakin dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling sensitif di tubuhnya.

    Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku menyentuh permukaan bibir vaginanya yg telah mulai membasah lagi. Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat2 puting susunya, perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.

    Kamu nakal..awas ya sekarang giliran kamu kubikin lemes.. ucapnya sambil memegang kontolku lalu diarahkannya ke arah vaginanya yg telah merekah basah.

    Setelah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan, erangan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kelamin kami mulai bersentuhan, nikmat sekali. Karena vaginanya telah sangat basah maka dengan mudah seluruh kontolku dapat masuk ke dalam vaginanya, lalu pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat.

    Kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi penetrasi yg terjadi semakin dalam dirasakannya. Kontolku terasa dijepit oleh vaginanya, aku tidak menyangka walaupun dia pernah melahirkan sampai 2 kali ternyata vaginanya masih sangat nikmat, mampu menjepit dan memberikan gesekan nikmat pada kontolku.

    Suara berkecipak akibat kelamin kami yg beradu ditambah suara rintihan dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin erotis. Kuremas kedua payudaranya yg bergelantungan di atas tubuhku, kupilin puting susunya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri.

    Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai dirasakannya, rintihan nikmatnya makin kuat terdengar.

    Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf.. rintihnya, tangannya kuat mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dadaku.

    Dibarengi teriakan nikmatnya lalu tubuhnya menegang kaku sesaat, kedua matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit kenikmatan. Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yg semakin kuat membuncah di kontolku seakan ingin meledak.

    Aah mbak..Santii..aku juga..aahh.. ucapku tersendat saat air maniku tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam vaginanya. Mendapat semprotan air maniku yg kuat di dalam vaginanya membuat dirinya orgasme untuk ketigakalinya.

    Saat orgasmenya yg ketiga dia melumat bibirku dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur dengan erangan nikmatku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa orgasme yg kami rasakan, kontolku masih tertancap kuat di dalam vaginanya. Bibirku dan bibirnya saling melumat, dengan mata terpejam kami menikmati sensasi nikmat ini.

    Setelah rasa nikmat itu mulai mereda, tubuhnya bergulir lunglai ke sisiku. Kami memandangi langitlangit

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • KEPERAWANANKU HILANG DI TANGAN OB

    KEPERAWANANKU HILANG DI TANGAN OB


    950 views

    Cerita Sex ini berjudulKEPERAWANANKU HILANG DI TANGAN OBCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kuperkenalkan dulu diriku, aku seorang yang berasal dari keluarga sederhana. Namaku Heri, umurku sekarang 23 tahun,aku akan menceritakan awal mula pertama kali melakukan hubungan badan dengan lawan jenis.

    Saat itu usiaku 18 tahun, aku baru saja lulus dari SMK swasta di kotaku, boleh dikata nilai ijazahku sangat memuaskan,lalu aku melamar pekerjaan ke salah satu perusahaan otomotif terkemuka di negeri ini, disaat aku menunggu panggilan kerja, Om ku datang menawarkan pekerjaan buat aku, katanya ada lowongan di tempat om bekerja, tapi posisinya sebagai OB alias office boy.

    waduuh apes banget gue, begitu ada yang nawarin pekerjaan tapi Cuma sebagai OBpikirku, tapi nggak apa dech, itung itung ngisi waktu buat nunggu panggilan kerja. Dihari pertama aku kerja di tempat om ku, sungguh diluar dugaanku. Ternyata karyawan ceweknya cantik2, banyak lagi. Wah kesempatan nih mumpung aku lagi jomblo, siapa tahu ada karayawati om yang mau sama aku,gumamku.

    Aku melihat salah seorang karyawati yang kuketahui bernama Erly, orangnya cantik, putih, tinggi badan kurang lebih 168 cm, ukuran bra kirakira 36 C ditambah bodinya yang aduhai karena dia giat banget fitness,apalagi pantatnya yang besar,kalau dia lagi jalan.

    pantatnya naik turun yang bikin pikiran cowok yang memandangnya ingin meremas pantatnya,pernah suatu hari aku melihatnya diruang rest room,dia sedang menanggalkan blouse atasnya,saat itu aku liat dia Cuma pakai hem warna putih transparant yang seakanakan terlalu kecil buat dia,seakanakan ada yang nggak muat dibalik bajunya,mungkin karena teteknya terlalu gede kali.

    wah..wah..montok banget nih cewek, aku sudah membayangkan bagaimana kalau aku bisa meluk diapastinya angeeeet banget,Aku mulai cari informasi mengenai dia,apa yang dia suka dan apa yang dibencinya,tiap kali bertemu dia,aku selalu menyapanya..diapun membalas sapaanku..ada kemajuan nih pikirku.

    Selang waktu 2 bulan, keakraban kami bukan lagi sebagai atasan dan bawahan,saat aku main kerumahnya diapun menyambutku dengan ramah.

    Sudah saatnya aku mengungkapkan perasaanku kalau aku sayang padanya.Er aku mau ngomong sesuatu sama kamu,sebenarnya aku sudah lama pengin ngomong inidia jawab

    ngomong aja,aku sebenarnya sayang sama kamu, kamu mau kan jadi pacar aku?lalu dengan ekspresi kaget di jawab Her, berarti selama ini kamu salah tafsir tentang kebaikanku ke kamu,aku Cuma nganggap kamu teman,lagian kedudukan kita berbeda,aku sekretaris kantor sedangkan kamu Cuma OBsaat itu aku bagaikan tersambar petir,bukan masalah aku ditolak, tapi dia sudah menghina aku dengan katakata seperti itu.

    Saatnya aku bikin perhitungan sama dia,nggak masalah aku ditolak,tapi aku harus bikin dia takluk sama akubesok harinya kebetulan dia kerja lembur karena dapat banyak tugas dari om ku,seandainya dia aku perkosa.

    jelas sekali kalau dia akan mengadukan aku ke polisi, tapi kalau aku bius, darimana aku bisa dapat Chloroform?akhirnya aku dapat ide, temenku pernah cerita kalau minuman bersoda bermerek s***** dicampur salah satu obat tetes mata I****,bisa bikin orang teler alias pingsan,segera aku membeli minuman serta obat tersebut.

    Begitu aku sampai kantor, aku campur minuman tadi dengan obat tetes mata dengan dosis beberapa 2 tetes, aku pura2 ngasih sama dia minuman tadi, dengan alasan sebagai permintaan maaf atas kelancanganku dan berharap kita masih bisa temenan, awalnya dia nolak,tapi aku bilang ke dia kalau aku nggak ada maksud lainbiar tidak curiga lalu aku pura2 ijin pulang,tapi sebenarnya aku sembunyi di room direksi,aku intip dia dari ruang itu,

    aku liat dia mulai teguk minuman yang aku kasih tadi,ternyata benar juga,dalam hitungan menit dia langsung jatuh pingsan diatas kursi kerjanya,wah inilah kesempatanku,aku datangi dia lalu aku coba bangunin dia,siapa tau dia Cuma tertidur.aku colek tangannya dia diem,lalu aku colek teteknya.

    dia tetep diemehhh ternyata beneran dia pingsan,dia kusandarkan dikursi,aku jongkok didepannya,lalu aku peluk dia erat2,akhirnya apa yang aku impikan selama ini tercapai,awalnya aku remas teteknya yang gede itu dari luar pakaiannya,wihh kenyal banget pentilmu Er,ooohhhenak banget Erly,

    lalu aku mulai mencium bibirnya yang seksi,aku kulum sampai bibirnya memerah,slurpoh enak bangetslurpslurp, aku mulai turun mencumbu lehernya,lalu melepas blousenya, mulai kubuka kancing bajunya satu persatu,wowwwwtiba tiba aku terbelalak seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat,

    tetek loe gede banget Er,ini beneran tetek? Kok bias segedesemangka gini???lalu aku lanjutin membuka BH nya,wiiiii what a nice tits babe..aku rasa tetekmu ini lebih dari 36 C,atau mungkin

    tepatnya 39 C, American cup size man..pokoknya malam ini loe harus muasin gue,mulai kukulum putingnya yang berwarna merah muda,dan putingnya yang belum nongol,apa mungkin dia sama sekali belum dijamah sama cowok ya? Pikirku,aku mulai menjilati ujung teteknya, kadang aku gigit sampai ada bekas di teteknya,aku makin bergairah saja,aku remas teteknya yang kenyal banget, habisnya kayak bola karet,he..he..

    kukulum2 sampai putingnya mulai mengeras,lalu aku mulai menjilati pusarnya dan akhirnya kulepas roknya yang seksi itu,Erly aku udah nggak sabar nih,pengin masukin kon***ku ke lubang vag***mu, begitu roknya terlepas dari kakinya,kulihat celana dalamnya yang makin bikin aku bertambah gairah,

    dia memakai tounge Gstring(celana dalam seksi yang kayak tali),yang biasa dipake bule saat berjemur di pantai (kayak yang aku liat di tivi),transparan lagi.aku jilati pahanya yang putih mulus,lalu aku sampai pada ujung pangkal pahanya,mulai kuturunkan celana dalamnya,pelanpelan aku menghayati aksiku,

    aku lihat pemandangan yang luar biasa,vag***nya menggelembung kayak seonggok daging,dan mataku tertuju pada klitorisnya yang sedikit basah kemerahan,dengan ditumbuhi bulu halus disekitar organ kewanitaannya.Waduh harus cepetcepet nih masukin barang gue,udah ngaceng keatas giniaku mulai menjilati dengan ganasnya,lalu aku buka bibir kemaluannya,kujilati terus tanpa henti,

    Erly ini saatnya gue masukin tongkol gue ke vag*** loe,kon*** gue udah nggak tahan nih,aku tanggalkan semua pakaianku,kini kami berdua telanjang tanpa sehelai benangpun,aku geser tubuhnya sedikit lalu aku angkat kaki kanannya..aku tempelkan kon***ku ke vaginanya,mulamula kugosokkan pelanpelan mulai dari bibir atas vag***nya yang sudah basah oleh liurku,ini mana sih lubangnya?

    Susah amat nyarinya,pembaca harap maklum, saat itu aku baru pertama kali ngelakuin yang namanya free sex,begitu ketemu,aku tekan maju mundur dengan pelan2,kok sempit banget pikirkuoke,aku akan paksa kont**ku ngambil perawan loe Er..satu..dua..tiii..gaaaaapreeet..preett,kok kayak ada yang sobek?? Tapi apaan ya,awwwww yeskont**ku dah masuk separuh,

    tapi rasanya ada yang ngilu di pusakaku ini,kayak kejepit pintu..tapi bedanya ini rasanya enak banget,kutarik pelanpelan,kudorong lagi..blesssss..akhirnya kont**ku masuk sepenuhnya,lalu mulai kugenjot dia sampai teteknya yang montok itu bergoyang keatas dan kebawah,Er enak banget memiaw

    loe,udah cantik,putih,montok ditambah memiawmu yang sempit ini,beruntung banget aku.kugenjot dia selama setengah jam,Er gue mau kluar nih,kluarin didalem aja ya.langsung kuluberkan spermaku kedalam vag***nya crooottcroott,ohhhohhh begitu kont** aku tarik keluar,ada bekas noda darah dikemaluanku, juga pada memiawnya,ternyata dia masih perawan ooiiii.

    lumayan ML pertama kali dapet bidadari perawan,setelah istirahat 5 menit,kuangkat dia keatas meja,kutaruh dia dengan posisi tengkurap,lalu aku ent*t lagi memiawnya dari belakang,kuremas teteknya,oohhh..opffhh.yesoh my god(biar kayak di film2 porno gitu),enak erterusin ya sayang,aku lebarkan lagi kakinya dengan posisi badan membungkuk diatas meja,

    kupeluk dia sambil terus meremas toketnya yang yahud,sampaisampai genjotanku terdengar suara..creeek..creeekccreeekaku masih belum puas,lalu kurapikan lagi pakaiannya,mulai dari baju, blouse sampai roknya,tapi tanpa BH dan celana dalamnya,gue akan lebih puas kalau ngent*t loe dengan pakaian utuh,biar kayak karyawan kantor yang lagi ngelakuin affair secara sembunyi,

    lalu aku duduk dikursi,kutaruh dia diatasku dengan posisi membelakangiku,tangan kiriku meremas teteknya dari belakang,sedang tangan kananku menelusup kedalam roknya,aku arahkan lagi rudalku kearah vag***nya,dan bleeessohhhenak banget Erly,oohhhngent*t loe dari belakang sambil megang toket loe,

    oohh..nggak tahan neh Er,gue mau keluar lagi nih.croott..croottlegaaa.aku bangun lagi,lalu aku telentangkan dia dilantai,kubuka lagi kancing bajunya,Erly aku pengin ngent*t toket loe nih.kuhisap dulu pentilmu ya,sluuuurp.sluuuurpsegeeeerr.enaaak banget kalo minum susu dari sumbernya,

    lalu kutaruh ludahku ditengah toketnya yang putih mulus itu,biar licin gitu.kutempatkan kont**ku di situ,kutekan toketnya dari samping kiri kanan biar bisa menjepit kont**ku,mulai ku maju mundurkan rudalku,,wowwwww..what incredible tits honey,I d never felt like this before ( ya iyalaaahh,namanya juga baru pertama kali ngesexnya),

    kont**ku Cuma kliatan helmnya,seakanakan kont**ku tertelan sama toketnya erly,,apalagi saat aku duduk diatas tubuhnya,pantatku terasa angeet banget,dan pahaku terasa bergetar saat terbentur toketnya yang montok dan kenyal itu,makin kupercepat gerakanku,makin terasa nikmatploookplokkplookohhhhaohhhhterusin ya sayang,toketmu bener2 luar

    biasa,sambil aku remas pentilmu yang gede dan putih ini,putingmu aku pelintir ya,biar makin nongol keatas,babe,my sperm want to cum.mau kluar nih saying,udah nggak tahan,croootttcrooot.crooottt.spermaku keluar membasahi wajahnya yang cantik,,thanks honeymalam ini gue benerbener puas,loe udah ngelayanin gue sampai kont**ku nggak sanggup berdiri lagi,

    lalu aku ambil tisu sama air buat bersihin dia,lalu kurapikan pakaiannya seakanakan tak terjadi apaapa,nggak terasa sudah 3 jam aku melampiaskan nafsuku sama erly,saat aku hendak keluar dari ruangan tersebuttibatibaterdengar suara seorang cewek yang memanggilku, mas.

    mas heri bangunudah siang nihmau narik nggak.jam segini masih molor,ooohhh sialan ternyata semua Cuma khayalan mimpiku,aku dibangunin sama istriku yang namanya juga erly tapi jauh banget dari apa yang aku impikan tadi,

    dia gendut, pendek,kulitnya item,ditambah lagi kerjanya sebagai penjual jamu gendong, sedangkan aku sendiri bekerja sebagai tukang becak sekian!!!!!

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Keperkasaanku VS Gairah Nafsu Tante Maya

    Keperkasaanku VS Gairah Nafsu Tante Maya


    1519 views


    Perawanku – ini berawal dari perkenalanku dengan seorang ibu rumah tangga, yang entah bagaimana ceitanya ibu rumah tangga tersebut mengetahui nomor HPku.

    Siang itu saat aku sedang menikmati masa istirahatku di kantin, tiba-tiba HPku berbunyi.

    “Hallo, selamat siang Dandy” suara perempuan yang manja terdengar.“Hallo juga, siapa ya ini?” tanyaku serius.“Namaku Maya” kata perempuan tersebut mengenalkan diri.“Maaf, Mbak Maya tahu nomor HP saya darimana?” tanyaku menyelidik.“Oya, aku temannya Via dan dari dia aku dapat nomor kamu” jelasnya.“Ooo, Mbak Via” kataku datar.Aku mengingat kembali kisahku sebelumnya yang berjudul Kisah bersama Ibu Muda. Via seorang sekretaris yang juga ikut ‘mewarnai’ kehidupan sex aku.“Gimana khabar Mbak Via?” tanyaku.“Baik, dia titip salam kangen sama kamu” jelas Maya.Sekitar 5 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang yang sudah kenal lama. Suara Maya yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana bentuk fisik dari wanita tersbut.

    Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Maya membuyarkan lamunanku.“Hallo.. Dandy, kamu masih disitu?” tanya Maya.“Iya.. iya Mbak..” kataku gugup.“Hayo mikir siapa, lagi mikirin Via ya?” tanyanya menggodaku.“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Maya tuh” celetukku.“Masa sih.. Jadi GR nih” dengan suara yang menggoda.“Dandy, boleh kan kalau aku mau ketemu kamu?” tanya Maya.“Boleh aja Mbak.. Dengan senang hati” jawabku semangat.“Oke deh, kita mau ketemuan dimana?” tanyanya semangat.“Terserah Mbak deh, Dandy ngikut aja” jawabku pasrah.“Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di excelso di Tunjungan Plasa” katanya.“Oke, sampai nanti Dandy.. Aku tunggu jan 18.00″ sambil berkata demikian, HP nya langsung off.Waktu menunjukkan pukul 16.30, tiba saatnya aku pulang kantor dan segera meluncur ke Tunjungan Plaza. Sebelumnya aku prepare di kantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, memang setiap hari aku membawa karena memang aku sering olahraga setelah jam kantor.

    Tiba di TP, aku segera memarkir mobil starletku yang butut di lantai 3. Jam ditanganku menunjukkan pukul 18 kurang seperempat. Aku segera menuju ke excellso seperti yang dikatakan Maya.

    Aku segera mengambil tempat duduk disisi pagar kaca, sehingga aku bisa melihat orang hilir mudik di area pertokoan terbesar di Surabaya ini. Saat mataku melihat situasi di sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengah baya yang duduk sendirian. Menurut tebakan aku, wanita ini berumur sekitar 35 tahun ke atas. Wajahnya yang lumayan putih, membuat aku tertegun. Mataku yang mulai nakal, berusaha menjelajahi pemandangan yang sangat menggiurkan di depanku. Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih di balik rok mininya, membuat semakin aku gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya aku jika orang tersebut adalah Maya yang menghubungi aku siang tadi.

    Disaat aku membayangkan sosok di depan mataku, tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdegup kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku.“Maaf, kamu Dandy ya?” tanyanya sambil menatapku.“Iy.. iyaa.. Kamu Maya?” tanyaku balik sambil berdiri.Jarinya yang lentik menyentuh tanganku untuk bersalaman dan darahku terasa mendesir ketika tangannya yang halus meremas tanganku dengan halus.“Silahkan duduk May” kataku sambil menarik satu bangku di depanku.“Terima kasih” kata Maya sambil tersenyum.“Dari tadi anda duduk disitu kok tidak langsung kesini?” tanyaku.“Aku tadi sempat ragu, apakah kamu memang Dandy” jelasnya.“Aku tadi juga berpikir, apakah wanita yang cakep ini kamu?” kataku sambil senyum.Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling canda, saling menggoda dan sesekali bicara yang ‘nyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah sempurna saja wajahnya yang semakin matan.


    Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Maya adalah seorang wanita yang sedang tugas di Surabaya. Maya adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 3 hari dinas di Surabaya.

    “May, kamu kenal Via dimana?” tanyaku mnyelidik.“Via adalah teman chattingku di YM, aku dan via sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga untuk kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun.” mulut mungil Maya menjelaskan dengan penuh semangat.“OOo, begitu..” kataku sambil manggut-manggut.“Ini adalah hari pertamaku di Surabaya dan aku berencana menginap 3 hari, sampai urusan kantorku selesai” jelasnya tanpa aku tanya.“Sebenarny tadi Via juga mau dateng tetapi karena ada acara keluarga, mungkin besok baru bisa dateng” jelasnya kembali.“Memang Mbak Maya nginap dimana?” tanyaku.

    “Kebetulan sama perwakilan kantor disini, di bookingin di Hotel E..” jelasnya.“Mmm, emang Mbak sama sapa sih?” tanyaku menyelidik.“Ya sendirilah, Dandy.. Makanya saat itu aku tanya Via” kata Maya.“Tanya apa?” tanyaku mengejar.“Apakah punya teman yang bisa temanin aku selama di Surabaya” kata Maya.“Dan dari situlah aku tahu nomor HP kamu” lanjutnya.Tanpa terasa jam tanganku menunjukkan pukul 21.15 wib, dan aku liat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mau tutup.“Dan.. Kamu mau anter aku balik ke hotel?” tanya Maya.“Boleh, masa iya aku tega biarin Mbak Maya sendirian balik ke hotel” kataku.Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera meluncur ke Hotel E.. Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Tunjungan Plasa.Aku dan Maya bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 3, dan sesampainya di kamar nomor 306, Maya menawarkan aku untuk masuk sejenak. Bau parfum yang menggugah syaraf kelaki-lakianku serasa berontak ketika aku berjalan di belakangnya.“Silahkan duduk Dan, aku mau mandi dulu” kata Maya sambil melempar tas kecilnya, diatas ranjang. Mataku menyelidik, apakah benar Maya sendirian dalam kamar. Dan memang benar kelihatannya dia sendirian. Aku lihat kopor kecilnya yang masih rapi, nampak hanya beberapa helai gaun yang berada di atas ranjang. Saat mataku masih asyik menjelajahi ruangan kamar Maya, tiba-tiba sesosok tubuh yang jenjang dengan hanya mengenakan sehelai handuk yang menutupi tubuhnya yang molek.

    “Dandy, aku minta tolong nih buangan airnya di bathup nggak bisa dibuang” kata Maya sambil tetap berdiri di muka pintu kamar mandi.

    Aku segera bangkit dari dudukku dan berjalan menuju kamar mandi. Ketika aku melewati tubuh Maya, mataku yang nakal sedikit mencuri pandang di belahan dada Maya yang terkesan menyembul keluar karena terhimpit ketatnya handuk yang menutupi tubuhnya. Aroma sabun lux kuning merasuk menusuk hidungku, aku segera menuju bathup yang dimaksud oleh Maya.Aku menggunakan tangkai sendok untuk mencungkil karet penutup bathup yang memang rapat sekali.

    Aku berusaha membuka secepatnya karena pikiran kotor mulai menjejali otakku. Dan akhirnya”sswaasshh..” suara air langsung keluar ketika karet penutupnya sudah terlepas.“Oke May.. Sudah terbuka nih, silahkan lanjutin mandinya” kataku sambil masih membelakangi tubuh Maya yang sedang berdiri di belakangku. Ketika aku membalikkan badanku, betapa kagetnya aku dengan pemandangan di depan mataku. Tubuh Maya tidak dibalut lagi oleh handuk putih yang melekat di tubuhnya tadi.“Ma-Maaff.. Aku mau keluar May” kataku gugup.Maya tidak menjawab dan bahkan tidak memberiku jalan. Wanita itu langsung berhamburan memeluk tubuhku, dan merangkul leherku dengan erat.“Dan, Via sudah ceritakan kehebatan permainan sex kamu” aroma bau mulutnya yang segar, membuat jantungku semakin berdetak kencang.“Mmm, anu Mbak.. Mungkin Via terlalu berlebihan” kataku.

    “Berikan aku kenikmatan itu Dan..” sambil berkata demikian, bibir mungil Maya langsung mendarat di bibirku. Lidahnya yang liar serasa menggeliat mencari lidahku.

    Lidahku yang sudah mulai terpancing birahi, langsung menyambut keliaran lidah Maya. Tanganku yang tadi hanya berdiam diri, sekarang aku beranikan memeluk tubuhnya yang sexy bagaikan Britney Spears. Aku merasakan dadanya yang montok mendesak dadaku yang bidang. Sesekali tanganku mulai semakin berani menjelajahi pinggul Maya, pantatnya yang masih terlihat kencang walaupun sudah menginjak 35 tahun. Aku meremas pantatnya berkali-kali sehingga hal itu membuat nafsu Maya semakin naik.Bibirku yang sudah mulai murka dan terbawa birahiku yang mulai merangkak ke kepalaku. Lehernya yang jenjang menjadi sasaran empuk bibirku yang mulai menari-nari di atasnya.“Ooohh.. Dandy.. Geelli..” desah Maya.Serangan bibirku semakin menjadi di leher Maya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhkan sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buat bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku semakin terbawa dalam aliran birahi yang meledak-ledak, bibir Maya yang mulai terasuki nafsu birahinya sendiri mulai ganas melahap bibriku.Jari jemarinya yang lentik, sepertinya terlatih untuk membuka semua kancing yang menempel di hem yang aku kenakan.Disaat aku mulai telanjang dada, bibirnya mulai menjalar ke arah leherku dan sesaat kemudian bibirnya sudah mendarat pada dadaku. Jilatan lidahnya yang semakin liar, sepertinya tidak ingin menyisakan sedikitpun dada bidangku.Darahku mendesir hebat hingga membuat aku terangsang hebat, ketika lidahnya menari di puntingku. Daerah yang paling sensitif di tubuhku, yang bisa menggugah nafsu birahiku secara sepontan.“Ohh.. May.. Aaakh” aku merintih sambil menekan tengkuknya ke dada bidangku.


    Maya benar-benar sudah di kuasai oleh birahi yang tinggi, dan tanpa aku sadari ketika aku sudah merasakan kaki sudah dingin. Ternyata Maya sudah melepas jeans yang aku pakai sebelumnya, sehingga sekarang aku hanya menganakan celana dalam saja.Lidahnya semakin lama semakin ke bawah dan sampailah lidahnya memainkan pusarku. Tangannya meremas kedua pantatku sehingga aku benar-benar terangsang hebat.Dengan gaya yang sudah fasih, giginya berusaha menarik celana dalamku dari depan. Kedua tanganya dengan mudah menarik CD ku dari belakang.“Gila.. Pantes Via puas, habis penismu gede seperti ini” kata Maya memuji.Adik kecilku yang tadi sudah ingin melepaskan diri dari belenggu CD yang membatasinya akhirnya bisa lepas. Aku melihat kebawah dan melihat Maya yang sedang tertegun dengan besarnya penisku. Penisku berdiri tegak sekali dan sesaat kemudian.“Mmm.. Srup.. Srupp” mulut Maya yang mungil mulai mengulum batang penisku.“Aakhh.. May.. Nikmmaat.. Sekkalii” rintihku.Tanganku menekan dalam-dalam kepala belakang Maya, utnuk memudahkan bergerak maju mundur dan ketika penisku benar-benar terlean dalam mulut Maya, kenikmatan yang luar biasa aku rasakan ketika ujung penisku menthok pada dasar mulut Maya.“Sss.. Maayy.. Uhh” aku mendesah kenikamatan.Maya tidak mempedulikan desahan, rintihan dan eranganku, wanita itu denagn buasnya mengulum, menjilat, mengocok dan mengoral batang kemaluanku.Sampai aku tidak kuat berdiri.

    Setelah Maya puas dengan aksinya, Maya bangkit dari posisi pertama yang sebelumnya jongkok di bawah selangkangan aku. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan untuk mendorong tubuhnya sehinga tubuh Maya terduduk di kloset. Aku langsung jongkok dan membuka kedua pahanya yang putih. Lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, membuat tubuhku berdesir hebat. Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan ke permukaan bibir vagina.Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tubuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.“Sss.. Dandyy.. Nikmaat sekali.. Ughh” rintih Maya.Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku di ujung clitorisnya. Gerak tubuh Maya yang terkadang berputa-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin berani menghujam lebih dalam ke lubang vaginanya.“Daanndy..

    Gilaa banget lidah kamu..” rintih Maya.“Terus.. Sayang.. Jangan lepaskan..” pintanya.Lidahku bergerak keluar masuk dalam lubang vaginanya, sesekali aku memancing clitorisnya untuk segera keluar dari persembunyiiannya.Paha Maya dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilat, mengulum, dan sesekali menghisap dalam-dalam clitorisnya. Aku perhatikan Maya merem melek menikmati nakalnya lidahku dan sesekali aku perhatikanl, wanita tersebut mengigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat yang bergejolak di hatinya.“OOhh.. Dandy, aku nggak tahan.. Ugh..” rintihnya.Semakin Maya merintih, mendesah dan mengerang, semakin membuat nafsuku bergejolak. Sampai aku rasakan beberapa cairan yang terasa asin, dan aku semakin bernafsu untuk menjilatinya.“Danddy.. Danddyy.. Ooogghh..” Maya merintih panjang.Dibarengi dengan tubuhnya yang kejang-kejang, dan terasa pahanya menggapit kepalaku dengan kencang. Jari nya yang lentik meremas rambutkuyang sedikti gondrong.Maya terpejam sejenak menikmati lelehnya cairan yang meluber dari lubang vaginanya, lidahku tiada henti menerima luapan cairan bening yang wangi tersbut. Seakan-akan aku tidak peduli dengan orgasme yang didapat Maya pertama kalinya. Dan ketika aku rasakan cairan tersebut sudah bersih, aku membimbing tubuh Maya yang masih lemas. Aku mendekap tubuh Maya dari belakang, kami berdua menghadap cermin.“Ohh.. Dandy..” Maya mendesah ketika lidahku mulai menyentuh bagian belakang telinganya. Tangannya menggapai leherku, dan tanganku sepontan meraih buah dadanya dari belakang.

    Dengan sentuhan yang sangat halus, pantatnya yang sintal bergerak memutar di gesekan batang kemaluanku yang dari tadi masih tegang. Jari telunjuk kananku bergerak menggesek clitoris Maya yang sduah mulai basah kemabli.“Danddyy..” Maya kembali mendesah.Peralahan aku mengangkat kaki kanan Maya dan aku sandarkan di wastafel kamar mandi. Sehingga Maya hanya berdiri dengan satu kaki saja, batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaan Maya dan sekali hentak.“Bleesst..” kepala penisku mengoyak vagina Maya.“Aowww.. Giillaa.. Besaar sekali Dan.. Punya kamu” Maya merintih.Perlahan aku beregark maju mundur di lubang vagina Maya, sampai akhirnya aku merasakan cairan yang cukup di lubang vagina Maya. Sekali tekan “bless” seluruh batang kemaluanku masuk dalam lubang senggama Maya dan bersama dengan itu, tubuh Maya sedikit terangkat.“Hekk.. Danndyy.. Nikmatt sekalii.. Oooh” Maya merintih kembali.

    Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Maya menggelinjang hebat dan sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa di batang kemaluanku.“Danddy.. Jangan berhenti sayang.. Oogghh” pinta Maya.Nampak jelas di cermin aku lihat wajahnya yang begitu menikmati tusukan batang kemaluanku semakin menjadi. Aku merasakan sekali ujung penisku bergerak masuk sampai di ujung kemaluan Maya.Wanita tersebut menggoyang kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Kedua tanganku meremas kedua bukit kembar Maya dan sesekali membantu pinggul Maya utnuk berputar-putar.“Danddy.. Kamu.. Memang.. Jagoo.. Ooohh” tangan Maya bersandar di cermin sedangkan kepalanya bergerak ke atas kebawah, kesmaping kiri kanan seperti orang yang lagi triping. Beberapa saat kemudian Maya seperti orang kesurupan dan ingin memcau birahinya sekencang mungkin.

    Aku berusaha mempermainkan birahinya, disaat Maya semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyak dinding vagina Maya.“Danddy.. Terus.. Sayangg.. Jangan berhenti..” Maya meminta.Permainanku tersebut benar-benar memancing birahi Maya untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Maya benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergetar hebat.“Danddyy.. Aakuu.. Kelluuarr.. Aaakkhkhh.. Goyang sayang” rintih Maya.Gerakan penisku seperti goyangan anisa bahar yang patah-patah, membuat birahi Maya semakin tak terkendali.“Dann.. Ddy.. Aaammppunn” rintih Maya panjang.Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina Maya.

    Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh batang kemaluanku.“Creek.. Crek.. Crek..” suara penisku masih bergerak keluar masuk di lubang vagina Maya. Aku semakin tidak peduli dengan Maya yang sudah mendapatkan kedua orgasmenya, karena aku sendiri lagi berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Perlahan, aku turunkan kaki kanan Maya yang pada posisi pertama aku naikkan ke atas wastafel.Posisi Maya, sekarang sedikit menungging dengan posisi berdiri. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung aku hujamkan kembali ke lubang vagina Maya.“Ohh.. Dandyy.. kamu.. memang.. ahli..” kata Maya sambil merintih.

    Kedua telapak tanganku mencengkeram pinggul Maya dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.


    “May.. vagina kamu memang asyik banget” pujiku.“Kamu suka minum jamu ya kok masih seret?” tanyaku.Maya hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijat oleh vagina Maya dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku benar-benar bisa diterima Maya karena ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku.

    Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.“May.. Aku mau.. Keluuar..” kataku mendesah.“Aku juga sayang.. Oooh.. Nikmat terus.. Terus..” Maya merintih.“Dandyy.. Keluarin didalam.. Aku ingin rasain semprotan kamu..” pinta Maya.“Iya May.. Ooogh.. Akakhh..” rintihku.Gerakan maju mundur dibelakang tubuh Maya semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.“Danddy.. Aku.. Aku.. Nggaak kkuaat.. Aaakhh” rintih Maya.“Aku juga May.. Oohh.. Maayy” aku merintih.“crut.. Crut.. Crut..” spermaku muncrat membanjiri vagina Maya.Karena begitu banyaknya spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah vagina Maya. Setelah beberapa saat kemudian maya membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.

    “Dandy ternyata Via memang benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa” kata Maya merintih.

    “Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja” kataku merendah.“Kamu luar biasa..” Maya tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.Tanpa terasa kami berdua sudah naik di dalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air di pancuran shower membuat tubuh Maya yang molek seperti bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, aku menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punya Maya. Aku mnggosok-gosokkan sabun ke seluruh tubuh Maya, sesekali jariku yang nakal memilin punting Maya.“Ughh.. Danddy..” Maya merintih dan bergetar saat aku permainkan puntingnya yang memerah.Untuk yang kesekian kalinya, kami berdua berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali Maya seorang wanita yang sedang butuh kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berdua memburu birahinya yang tidak pernah kenyang.

    Sampai akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 wib, dimana aku harus segera balik kerumah karena HP ku berapa kali tadi berbunyi.

  • Keponakanku Yang Punya Nafsu Besar

    Keponakanku Yang Punya Nafsu Besar


    970 views

    Cerita Sex ini berjudulKeponakanku Yang Punya Nafsu BesarCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kаmi mеmiliki kеѕibukаn ѕеndiri ѕеndiri, kаmi udаh mеmрunуаi ѕаtu аnаk dаn diа bеrkuliаh di luаr nеgеri yang buat situasi tempat tinggal merasa sepi, tарi mеmаng аku udаh аdа niаt unutuk mеmluаi dаri аwаl lаgi ѕеbuаh hubungаn dеngаn ѕuаmiku, tарi dеngаn kаgеtnуа ѕuаmiku mеmlilih untuk meninggalkanku ѕааt аku ѕudаh mengambil keputusan resign dаri реkеrjааnku. Hokibet99

    Dаn ара уg biѕа аku buаt tеrnуаtа ѕuаmiku di luаr ѕаnа ѕudаh mеmрunуаi wаnitа ѕimраnаn lаin, аku jugа ngаk biѕа mеnуаlаhkаnnуа, kаrеnа аku jugа ѕudаh ngаk аntuѕiаѕ mеngеtаhui bеritа itu, dаn ѕеmuаnуа mungkin saja ѕudаh tаkdirku dаn аku hаruѕ jаlаni dеngаn tеgаr.

    Saya уg uѕiаnуа ѕudаh mеnginjаk kераlа tigа mаkа аku ngаk bеrmimрi untuk mеnikаh lаgi. Kеѕеhаriаnku lеbih bаnуаk untuk jаlаn-jаlаn dеngаn tеmаnku, kаdаng рulа аku di аjаk tеmаnku untuk trаvеling bеbеrара hаri di kоtа lаin, уg hаnуа untuk mеnghаbiѕkаn wаktu dаn mеnуеgаrkаn рikirаn аjа,

    Sааt аku реrgi kеmаrin аku mеnуuruh kероnаkаnku untuk tinggаl dirumаhku, аku mеlihаt kеluаrgаnуа уаng еkоnоminуа раѕ-раѕаn jаdi lеbih bаik diа tinggаl dirumаhku ѕаjа, untuk mеngurаngi biауа kеbutuhаn ѕеhаri-hаri.

    Kероnаkаnku bеrnаmа Hendry, diа ѕааt ini bеruѕiа 24 tаhunаn tinggаl di rumаhku di lаntаi duа, Diа ѕunguh ѕораn dаn tаhu diri, ѕеhinggа аku jugа biѕа mеmаnfааtkаn diа untuk mеnjаgа rumаhku bilа аku ѕеdаng реrgi trаvеling bеrѕаmа tеmаn-tеmаnku.

    Sеlаin itu Hendry jugа mеmbаwа bеrkаh. Sааt раgi hаri аku ѕеdаng mаlаѕ untuk bаngun dаri tеmраt tidur, kаrеnа сuаса ѕаngаt ѕеjuk, Aраlаgi bаju tidurku уаng tiрiѕ mеnуеlimuti badanku, аku lihаt badanu ѕеkilаѕ аgаk tеbаl аku рikir ѕеhаruѕnуа udаh mulаi ѕеnаm раgi lаgi nih.

    Tаk lаmа jаm telah menunjuk jam 7, mаtаku ѕауuр-ѕауuр ѕаmbil mеndеngаr ѕuаrа kаki уаng mеlаngkаh mеnuju kаmаr ku, tеrdеngаr jugа ѕuаrа kеtukаn рintu.

    Tоk… Tоk… Tоk… Tаntе…!!! uсар Hendry.

    Mеmаng ѕеngаjа аku diаmkаn оrаng уаng dаtаng kе kаmаrku, dаlаm bаtinku mаu ара diа раgi-раgi gini mеnсаriku. Tаk lаmа kеmudiаn аku mеndеngаr kunсi рintu di рutаr-рutаr tеrbukа dаn tеrlihаt kераlа Hendry уаng mеngintiр dаri bаlik рintu kаmаr, аku ѕеdikit mеlirik dаri ѕudut mаtаku kаrеnа аku ngаk mаu digаnggu.

    Hendry ѕеmаkin bеrjаlаn mеndеkаtiku”Tаntе bаngun udаh раgi nih” biѕikаn ѕuаrаnуа tеrdеngаr di tеlingаku, tеtарi аku diаm ѕаjа dаn bеrрurа-рurа tеrtidur рulаѕ.

    Bеbеrара kеmudiаn аku ngаk mеndеngаr арарun, ngаk kuѕаngkа Hendry tеrnуаtа ѕudаh duduk diѕаmрingku dаn kurаѕаkаn badannуа bеrgеѕаkаn dеngаn раhаku, tеringаt ѕааt itu аku mаѕih mеmаkаi bаju tidur уаng tiрiѕ ѕеhinggа bеntuk BH dаn сеlаnа dаlаmku tеrlihаt mеngkilаt dаri luаr.

    Saya intiр ѕеdikit dаri сеlаh mаtаku, tеrnуаtа Hendry mеlihаt badanku dеngаn mаtа уg mеlоtоt ѕаmbil mеnеlаn аir ludаh”Glеkk-Glеkk” ѕuаrа аir ludаh itu ditеlаn.

    Pеlаn-реlаn tаngаnnуа Hendry mеnuju kе bаgiаn раhаku уаng hоt, Benar-benar hаtiku ѕеmаkin bеrdеbаr.

    “Mаu ngараin ini bосаh? ” dаlаm рikirku уаng mаtаku mаѕih tеrреjаm. Tарi аku tеruѕ bеrрurа-рurа tеrtidur. Suаrа Hendry mеmаnggilku lаgi.

    “Tаntе…. Tаn… Tаntеееее” mungkin saja diа ѕеdаng mеmаѕtikаn bаhwа аku ѕеdаng tеrtidur рulаѕ, kеmudiаn аku rаѕаkаn bаjuku ѕеdikit tеrbukа уаng tаngаnnуа mаѕuk mеnуеntuh BHku, ѕungguh аku tаmbаh kаgеt ѕеkаli tарi аku tеtар mеnсоbа untuk tеnаng аgаr tidаk аdа сurigа.

    Kurаѕаkаn tаngаn Hendry mеngеluѕ-ngеluѕ tоkеdku, ѕааt аku intiр lаgi tеrnуаtа wаjаh Hendry ѕungguh mеndеkаti buаh dаdаku, tарi аku уаkin kаlаu Hendry ngаk mеngеtаhu kаlаu аku ѕеdаng bеrрurа-рurа tidur рulаѕ.

    Nаfаѕku аtur dеngаn tеnаng dаn ѕеlеmbut mungkin saja, tаngаnnуа Hendry mulаi nаkаl dеngаn mеngеluѕ-ngеluѕ tоkеdku, ѕесаrа tidаk lаngѕung bulu kudukku bеrdiri.

    Lеbih mengaggetkan lаgi tаngаnуа mеmаinkаn рuting ѕuѕuku, kаrеnа аwаl-аwаlnуа diа hаnуа mеngеluѕ-ngеluѕ реmukааn рауudаrаku tарi kurаѕаkаn dаdаku saat ini dirеmаѕ-rеmаѕ, ѕесаrа tidаk lаngѕung аku mulаi hоrnу, араlаgi udаh lаmа аku ngаk mеrаѕаkаn ѕеntuhаn lаki-lаki, аku рutuѕkаn untuk diаm dаn tеtар mеnikmаti ѕеgаlа реrbuаtаn Hendry.

    Sеkаrаng tаngаn Hendry mulаi mеnggеѕеk-gеѕеkаn bibir mеmеkku. Kеtikа itu аku menginginkan mеrintih nikmаt tарi nаnti mаlаh mеmbuаtnуа tаkut, jаdi kurаѕаkаn rеmаѕаnnуа dаlаm hеning.

    Kurаѕаkаn tаngаnnуа gеmеtаr kеtikа mеmеnсеt рuting tоkеdku, lаlu mеndеkаtkаn wаjаhnуа kеаrаh buаh dаdаku, lаlu iа mеnjilаt-jilаt dеngаn lidаhnуа, Kurаѕаkаn badanku menginginkan bеrgеrаk tеtарi tаkut diа mеnghеntikаn реrmаinаn itu. dаn аku tеtар tеruѕ bеrtаhаn.

    Pеrаѕааnku саmрur аduk ngаk kаruаn, nikmаt ѕеkаli реrmаinаnnуа! Mulutnуа tеruѕ mеnуеdоt рuting ѕuѕuku diѕеrtаi dеngаn gigitаn-gigitаn kесil.

    Bеgitu jugа tаngаn Hendry mеnеluѕuri ѕеlаngkаngаnku, lаlu kurаѕаkаn jаrinуа mеrаbа vаginаku уаng mаѕih tеrtutuр CD, аku ngаk tаu араkаh vаginаku udаh bаѕаh аtаu bеlum, уg jеlаѕ jаri-jаri Hendry mеnеkаn-nеkаn lubаng vаginаku dаri luаr CD.

    Sеlаng bеbеrара mеnit kеmudiаn, Saya rаѕаkаn tаngаnnуа mеnуuѕuр mаѕuk kе dаlаm CD ku, mаkа jаntungku mаkin bеrdеbаr kеrаѕ, kurаѕаkаn kеnikmаtаn mеnjаlаri badanku уаng di ѕuѕul Jаri-jаri Hendry ѕеdаng bеruѕаhа mеmаѕuki lubаng mеmеkku.

    Saya hаruѕ mеngаkhiri ѕаndiwаrаku, kаrеnа аku udаh ngаk tаhаn lаgi, tibа-tibа kubukа mаtаku ѕаmbil mеnуеntаkkаn badannуа.

    “Hendry …!! Ngараin kаmu? ”, Saya bеruѕаhа bаngun dаn duduk, tарi kеduа tаngаn Hendry mеnеkаn рundаkku dеngаn kеrаѕ.

    Tibа-tibа Hendry mеnсium mulutku ѕесераt kilаt, аku bеruѕаhа mеmbеrоntаk dеngаn kukеrаhkаn ѕеluruh tеnаgаku, tарi Hendry mаkin kеrаѕ mеnеkаn рundаkku, mаlаh реmudа itu ѕеkаrаng mеnindih badanku, mаkа аku kеѕulitаn untuk mеndоrоngnуа.

    Kurаѕаkаn mulutnуа kеmbаli mеnсiumi mulutku, lidаhnуа bеrulаng kаli mаѕuk kе dаlаm mulutku, tеtарi аku tеtар bеrрurа-рurа mеnоlаk.

    “Tаntе… mааfkаn аku. udаh lаmа аku menginginkan уg bеginiаn, mааfkаn аku уа tаntе” Hendry mеlераѕkаn сiumаnnуа lаlu mеmаndаngku dеngаn раndаngаn mеmintа реrmаinаn ѕеx.

    “Kаmu kаn biѕа dеngаn tеmаn-tеmаn kаmu уg mаѕih mudа” Ujаrku lеmbut.

    “Tарi аku реngеnnуа ѕаmа tаntе… ”, Jаwаb Hendry.

    “Ah kаmu ini.., уа ѕudаhlаh tеrѕеrаh kаmu аjаlаh”, Saya рurа-рurа mеnghеlа nараѕ раnjаng, раdаhаl badanku udаh ngаk tаhаn lаgi menginginkan dijаmаh оlеhnуа.

    Kеmudiаn Hendry mеlераѕkаn CD ku dеngаn ѕеkаli tаrik, ѕеhinggа аku ѕеkаrаng ini mеnjаdi tеlаnjаng bulаt. Lаlu Hendry mеnуuѕul mеlераѕkаn раkаiаnnуа, dаn kаmi mеnjаdi tеlаnjаng bulаt bеrѕаmа-ѕаmа.

    Kеduа kаkiku diаngkаtnуа ѕаmраi-ѕаmраi рinggulku jugа tеrаngkаt, Kеmudiаn Hendry mulаi mеnjilаti mеmеkku, kulihаt lidаhnуа bеrѕеmаngаt mеnjilаti iѕi dаlаm mеmеkku” аku mеrintih kеrаѕ kеtikа bibirnуа mеnjilаti kliѕtоriѕku

    ” Awwwww… Sѕѕѕѕhhh. ” uсарku kеrаѕ

    Nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа klitоriѕku dihiѕар-hiѕар ѕереrti itu, kurаѕаkаn lidаhnуа mеnjulur ѕеluruh bаgiаn bibir mеmеkku, lаgiаn рulа аku tеrаngѕаng ѕеkаli mеlihаt kеlаhараn реmudа itu mеnikmаti vаginаku, раdаhаl kuрikir vаginаku udаh ngаk mеnаrik lаgi.

    “Enаk уа Hendry …? ” Biѕikku ѕаmbil tеruѕ mеlihаtnуа mеlаhар lubаngku.

    “Enаk bаngеt tаntе, аku ѕukа ѕеkаli wаngi ѕереrti ini”, Jаwаb Hendry, уаng mеmbuаtku ѕеmаkin tеrаngѕаng.

    Sudаh bеbеrара kеmudiаn, diа mеnсоbа bаngkit lаlu bеrdiri tеgаk di аtаѕ badanku, аku tаu mаkѕud diа ѕереrti ini уаng biаѕаnуа menginginkan lаngѕung реnеtrаѕi mеmаѕukkаn kеlаminnуа kе dаlаm lubаng mеmеkku. Kuаrаhkаn lubаng mеmеk kе реniѕnуа dеngаn mеmbukа lеbаr раhаku.

    Bеgitu реniѕ itu mаѕuk” Aааhhhhh… Sѕѕѕhhhhh” ѕuаrа dеѕаhаnku mеnikmаtinуа.

    Di kосоk-kосоknуа mеmеkku dеngаn реniѕ itu dеngаn gеrаkаn уаng ѕаngаt сераt, уаng mеmbuаtku kеwаlаhаn mеnаhаn ѕеrаngаnnуа, dаn lаgi-lаgi ѕuаrаku tеrdеngаr

    ” Ahhhh… Ahhh… Ahh…”

    Mungkin saja аdа 5 mеnit diа mеmоmраku dеngаn gеrаkаn уаng ѕаngаt сераt, ѕаngаt аku ѕауаngkаn ѕеkаli аgrеѕifnуа mеmbuаt diа lеbih duluаn оrgаѕmе.

    Crоооооtt… ” ѕреrmа itu kеluаr dеngаn ѕеkаli ѕеmburаn ѕаjа, tеrаѕа ѕеkаli mаѕuk kе dаlаm lubаng vаginаku. уаng mеmbuаt аku bеrgеtаr-gеtаr bеrkаt ѕеmрrоtаnnуа.

    Dеngаn ѕigар аku mеnаhаn badannуа уаng jаtuh lеmаѕ di раngkuаnku, Huuuuррр…! ” аku mеmеluknуа. Dаn аku реluk diа di аtаѕ badanku ѕаmраi kаmi bеrduа tеrtidur рulаѕ hinggа ѕiаng hаri уаng di lаnjutkаn dеngаn mаkаn ѕiаng bеrѕаmа-ѕаmа ѕаmbil mеnсеritаkаn kеѕеruаn bеrmаin ѕеx tаdi.

    Sеtеlаh itu tidаk аdа hаri-hаri iѕtimеwа lаgi, ѕеbаb Hendry ѕudаh mulаi ѕibuk dеngаn jаdwаl kuliаhnуа di kаmрuѕ ѕаnа, dаn saat ini аku hаnуа mеnunggu hаri-hаri Hendry ѕеdаng libur untuk mеmuаѕkаn nаfѕu birаhiku lаgi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kerinduanku Pada Lelaki Berakhir Pada anakku

    Kerinduanku Pada Lelaki Berakhir Pada anakku


    1241 views

    Cerita Sex ini berjudulKerinduanku Pada Lelaki Berakhir Pada anakkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kalau aku diam, orang akan mengatakan, ”Begitulah janda, tak bisa cari uang setelah ditinggal mati suaminya.” Kalau aku tidak keluar rumah, orang akan mengatakan, ”Selalu berkurung diri, pasti sudah kehilangan akal setelah dicerai suami.” Kalau aku keluar rumah dan tentu saja aku bersolek, orang berkata, ”Dasar janda, pasti keluar cari laki-laki, jelas saja dicerai oleh suaminya.” Apa saja yang kulakukan selalu saja salah di mata orang lain, terlebih para tetangga.

    Namun aku tak peduli lagi. Apa pun kata tetangga, aku akan keluar rumah dan mencari uang untuk anak semata wayangku. Dia sudah SMP dan dia butuh biaya. Aku harus menyekolahkannya setinggi mungkin, agar kelak hidupnya bahagia.

    Ketika aku keluar rumah dalam usiaku yang 35 tahun, banyak saja laki-laki iseng menggodaku. Mata mereka membelalak melihat tubuhku, terutama belahan dadaku. Atau mungkin perasaanku saja. Aku semakin sensitif setelah aku jadi janda. Tapi salahkan aku, kalau aku membutuhkan laki juga? Aku adalah perempuan normal dan kebutuhan seks-ku masih tinggi. Bandar Judi Bola

    Aku sengaja tidak menyewakan lagi kios di pasar. Dulunya aku berjualan di sana, kemudian suamiku melarangku jualan, karena banyaknya laki-laki iseng menggodaku. Akhirnya kuputuskan untuk tidak berjualan lagi.

    Setelah suamiku menggila dengan perempuan lain, aku minta cerai dan aku ingin berjualan kembali. Aku mulai membenahi kios tempatku berjualan. Aku berjualan garmen (pakaian jadi). Aku mengikuti selera anak muda dan remaja yang suka pada mode-mode pakaian terbaru.

    Setelah membuka kios, aku mendapatkan pelanggan. Seorang laki-laki berusia 19 tahun. Ganteng dan entah kenapa aku begitu cepat tertarik kepadanya. Wajahnya begitu baby face dan rapi. Aku mulai menggodanya. Aku lupa siapa diriku yang sudah berusia 37 tahun. Ah, senyumnya begitu memikat.

    Ketika dia masuk ke sebuah sudut yang hanya ditutupi oleh kain tirai untuk mencocokkan celana jeans yang dia beli, aku mengikutinya. Aku yakin dia sudah membuka celananya dan aku masuk ke dalam. Aku pura-pura terkejut. Dia tersipu malu.

    “Bagaimana, pas?” tanyaku.

    “Kurang besar sedikit, Mbak,” katanya.

    “Apanya yang kurang besar? Mungkin ’anu’ nya yang kegedean?” tanyaku mengarah. Dia tersenyum.

    “Pasti pacarmu puas pacaran denganmu,” kataku.

    “Kenapa, mbak?” tanyanya lagi.

    “Habis, besar dan panjang,” kataku melirik kontolnya dan memekku sudah mulai berdenyut-denyut. Yah, sudah tujuh bulan aku tidak merasakan ada kontol yang masuk ke memek-ku lagi.

    “Aku belum pernah punya pacar mbak. Apa mbak mau?” katanya merayu. Aku terkejut atas jawabannya yang to the point itu.

    “Apa kamu sudah pintar?” kataku.

    “Belum sih. Tapi mbak kan bisa mengajari aku nanti,” katanya, seperti serius.

    “Boleh juga,” kataku pula to the point.

    Hari pertama buka, aku sudah banyak laku. Mungkin penataan pakaian yang kuletakkan di kios berukuran 4 X 4 meter itu membuat para remaja terpikat. Inilah saatnya, pikirku pula. Aku tak boleh melepaskan kesempatan ini, bisik hatiku pula. Aku akan menjaga diriku tidak hamil dengan meminum jamu peluntur yang ampuh, Rumput Fatimah yang manjur itu.

    Denny, begitu namanya dan katanya baru setahun lulus SMA dan tidak melanjutkan kuliah, karena kalah ujian UMPTN dan akan akan mencoba lagi tahun depan. Aku masuk ikut ke dalam kamar pas. Setelah pakaiannya pas, aku tak melepaskan kesempatan itu. Aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya dan mengelus-elus kontolnya.

    Dia gelagapan membalas ciumanku. Aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Dengan cepat kulepaskan ciumanku, begitu mendengar ada mobil parkir di depan kiosku. Ah, ternyata mobil orang yang mau belanja ke kios lain.

    Denny keluar dari kamar pas dan membayar celananya. Rasanya enggan aku menerimanya. Tapi mana tahu dia tidak suka padaku, maka sia-sialah sebuah celana. Kalau dia suka kepadaku, besok lusa, aku bisa memberinya lebih.

    Kami cerita-cerita di kios dan aku memesan segelas juice orange agar obrolan sedikit lama dan aku bisa mengorek sedikit banyak tentang dirinya. Akhirnya kami berjanji untuk pulang sama-sama. Aku cepat menutup kiosku dan kami pulang naik bus. Di sebuah persimpangan kami turun dan memasuki sebuah hotel kecil yang bersih.Kami menyewa kamar yang termurah.

    Begitu pintu kukunci, aku langsung menyerbunya dan menciumi kembali bibirnya dan mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Tak kulupa kuelus-elus kontolnya dari balik celananya. Begitu cepat kontolnya bangkit dan berdiri. Denny harus mendapatkan kenikmatan yang pertama dariku. Dia harus merasakan bagaimana nikmatnya bersetubuh dengan seorang perempuan. Aku juga harus mendapatkan segalanya darinya.

    Dengan cepat kubuka pakaianya dan pakaianku juga. Tak kusia-siakan kesempatan itu. Aku mulai beraksi dan menjilati sekujur tubuhnya yang atletis itu. Langsung saja kuhisap kontolnya. Aku menyaksikannya menggelepar-gelepar, seperti ikan yang tertangkap.

    Sebentar lagi dia akan sampai ke puncak nikmat. Aku tak ingin menyia-nyiakannya. Dengan cepat lidahku bermain di kepala dan batang kontolnya. Lalu aku merasakan spermanya keluar dari batangnya. Terasa penuh rongga mulutku.

    Banyak sekali spermanya. Gleeekkk… aku menelannya.

    Yah, aku sendiri merasa heran, kenapa itu aku lakukan, sementara kepada suamiku sendiri, aku tak pernah melakukannya. Ternyata sperma itu, enak juga rasanya. Aku menjilati sisa sperma di batang kontolnya dan kami rebahan dengan senyum yang mengembang.

    Dua jam lamanya kami istirahat di atas ranjang. Kami ke kamar mandi untuk buang air kecil. Aku menyabuni kontolnya sampai bersih. Dari kamar mandi ke ranjang, aku memeluknya. Aku sudah sangat ingin kontolnya memasuki memekku. Di atas ranjang aku kembali menciuminya. Aku minta dia mengisap-isap tetekku.

    Mulanya, dia agak kaku mengisapnya. Aku yakin sekali kalau dia belum pernah mengisap tetek pacarnya, apalagi bersetubuh dengan pacarnya. Berciuman saja dia masih kaku, apa lagi bersetubuh. Dia belum tahu bagaimana caranya memuaskan perempuan. Aku harus mendidiknya dalam beberapa kali lagi. Tapi kali ini, aku ingin sekali kontolnya bisa memasuki lubang memekku.

    Setelah kontolnya mengeras, dengan cepat aku menaiki tubuhnya dan mengangkangi kedua kakinya, lalu memasukkan kontolnya ke dalam memekku. Dengan cepat aku menggoyangnya dari atas tubuhnya. Aku mencari-cari titik-titik sensitif di dalam memekku.

    Begitu ketemu, aku memusatkan gerakanku khusus untuk itu. Aku harus sampai ke puncak lebih dahulu. Benar saja. Denny sudah kembali merasakan sensasi nikmat dari goyanganku. Sebentar lagi dia akan sampai dan aku harus mendahuluinya jika tak ingin kehilangan kenikmatan.

    Kujilati lehernya dan tetekku kugesek-gesekkan ke dadanya. Lidahnya yang dia julurkan aku isap-isap dengan lembut, sementara tanganku mengelus-elus kepalanya. Laki-laki mana yang tak senang kepalanya dielus-elus dengan lembut. Aku lebih cepat lagi menggoyang dan menggoyang.

    Kutekan kuat-kuat, hingga batangnya mentok di ujung paling dalam memekku. Aku memutar-mutar pantatku hingga aku merasakan ujung kontolnya menggesek-gesek ujung memekku yang terdalam. Dan… aku pun sampai ke puncak kenikmatan.

    Aku memeluknya kuat sekali dan terus menekan lebih dalam lagi kontolnya ke dalam memekku. Kugigit-gigit lehernya, membuat dia kelimpungan. Dan aku merasakan semburan lahar panas dari dalam batang kontolnya. Denny sampai ke puncaknya.

    Sejak saat itu, kami selalu melakukan persetubuhan kami. Denny semakin hari, semakin pintar bersetubuh.

    Aku bukan haus seks namanya, kalau aku puas hanya dengan Denny. Setelah aku muak dengannya, aku mencari mangsa lain. Paling setiap dua minggu sekali aku memberinya sebuah celana jeans model terbaru.

    Makan atau minum serta rokok sebungkus setiap kali kami pergi ke hotel. Untuk anak-anak pemula, biayanya tak perlu banyak. Yang penting rayuan kita dan pintar memujinya.

    Terserah apa kata orang lain terhadapku. Aku butuh kontol dan seks. Aku butuh kenikmatan. Yag penting aku tidak hamil.

    “Mau beli apa, Dik?” tanyaku kepada seoang pembeli yang berseragam SMP.

    “Mau beli sepatu untuk Basket, Tante.” katanya sembari melihat-lihat contoh sepatu yang kupajang. Seketika itu juga hatiku berkata. Alangkah gantengnya anak ini, masih kecil sudah begini gantengnya, bagaimana kalau sudah dewasa, bisik hatiku.

    “Untuk anak ganteng seperti kamu, akan Tante berikan harga yang termurah.” kataku merayu. Dia melirikku dengan senyumnya.

    Ah, hatiku bergetar. Apakah aku sudah gila, aku harus mencintai laki-laki berusia 15 tahun, hanya dua tahun di atas usia anakku? Kudekati dia dan aku bantu memilihkan sepatu yang cocok untuknya. Tingginya sebahuku. Aku sengaja mendekatinya agar aku bisa mengukur tingginya. Namanya Andri.

    “Kamu sendirian saja belanja? Kenapa enggak ditemani pacar?” kataku menggodanya.

    “Belum punya pacar, tante.” katanya malu-malu.

    ”Nanti kalau pakai sepatu baru, pasti ada perempuan yang suka kepadamu,” kataku memuji.

    “Siapa, Tante? Tante ya?” katanya dengan bijak, tapi matanya terus memilih sepatu.

    “Kalau iya, apa kamu mau sama tante. Tante kan sudah tua? Tapi namanya cinta kan tidak membedakan umur, kan?” kataku pula bergenit-genit.

    “Katanya cinta itu buta kok, Tante,” katanya pula sok pintar.

    Sewaktu dia mau mengambil sepatu yang terletak agak di atas, aku sengaja membantunya mengambilkan dari belakang. Sengaja kugesekkan tetekku ke punggungnya dan menyentuhkan perutku ke pinggangnya. Ah, lagi-lagi memekku berdenyut kencang.

    “Ah, anak ganteng. Andaikan kamu pacar tante, akan tante ajari kamu berciuman,” kataku setengah berbisik, tapi aku sengaja dia mendengar ucapanku.

    Aku lihat dia tersenyum, walau dia sengaja menyembunyikan senyumnya.Entah kenapa aku yakin sekali, mampu memperoleh anak ini sebagai teman kencanku. Aku tak mau berkencan dengan laki-laki tua yang egois.

    Aku mau anak muda yang bau kencur, manja dan masih baru belajar. Aku bangga mengajarinya pintar soal seks. Dia harus mendapatkan pelajaran seks pertama dariku. Itulah tekadku.

    Aku buka tali sepatu dan aku masukkan ke kakinya. Dia duduk di kursi dan aku berjongkok di lantai. Dengan menunduk aku memperlihatkan buah dadaku dan selangkangan pahaku kepadanya. Aku tahu dia mulai melirik ke sela-sela pahaku dan sesekali matanya juga menatap tajam ke belahan dadakui.

    Anak laki-laki sekarang memang cepat sekali mengetahui soal seks. Apakah soal gizinya yang sudah cukup atau dia sudah mampu mengakses internet, hingga sudah bisa mengetahui banyak hal tentang seks? Entahlah. Aku tak perduli dan aku harus mendapatkannya.

    “Kamu ganteng sekali, Andri. Mau ya jadi pacar tante?” kataku.

    “Tante enggak punya suami?” tanyanya sembari mengikat tali sepatunya. Pertanyaan anak kecil kah ini? Atau pertanyaan orang dewasa.

    “Tante sudah bercerai. Tante nggak mau dimadu, tante minta cerai,” kataku bergenit-genit.

    “Pacaran itu enak nggak, Tante?” tanyanya.

    “Wah, tentu enak. Kalau tidak, mana mungkin orang pacaran,” kataku sembari memasukkan satu lagi sepatu ke kakinya. Pembeli memang lagi sepi sore itu.

    “Kalau tante jadi pacarku, kita ciuman?” katanya bertanya. Tapi tangannya terus membetuli sepatunya, seperti dia sedang bicara sesuatu yang lain. Orang lain tidak akan tahu apa yang sedang kami bicarakan.

    “Tentu dong. Kalau kamu belum pernah ciuman, nanti tante ajari,” kataku meyakinkannya.Harga sepatu sudah jadi. Harganya pas sesuai harga beli. Aku tidak beruntung sedikitpun. Dia membayarnya dan menuliskan sesuatu di atas kertas. Ternyata dia menulis nomor phone cell-nya. Aku tersenyum.

    Sorenya aku iseng menekan tuts HP-ku ke nomornya dan mengirimkan SMS padanya. “Hallo, Sayang. I Love u,” tulisku.

    Tak lama, SMS-ku terbalas. “I Love u 2” katanya. Dari SMS, dia mengatakan akan datang ke kiosku sebelum aku tutup, dia mau menciumku dan memintaku agar mengisap kontolnya seperti yang dia tonton di VCD porno.

    Aku langsung menjawabnya, ”Ok, aku pasti menunggumu.”

    Benar saja. Ketika aku mau tutup, dia sudah berada di depanku dengan pakaiannya yang lain dan sudah mandi bersih. Dia masuk ke dalam kios dan duduk di sebuah sudut. Nekat juga anak ini, pikirku. Apakah dia serius atau ini sebuah jebakan? Aku melihat ke sekitar, ternyata tak ada tanda-tanda dia membawa orang lain. Cepat kututup pintu kios dan melihat kondisi, meyakinkannya benar-benar aman.

    Setelah pintu kukunci, aku mematikan lampu dan langsung menyerbunya. Kuciumi bibirnya dan aku memeluknya sembari meraba-raba kontolnya. Aku merasa kontolnya sudah tegang dan keras. Andri meremas-remas tetekku dari balik pakaianku. Setelah puas meremas-remas tetekku dan tangannya dia masukkan ke dalam bra-ku, dia memelukku.

    “Aku berdiri yang tante,” katanya.

    “Untuk apa, Sayang?” sahutku.

    Dia tak menjawab pertanyaanku. Langsung saja dia berdiri dan aku masih duduk di kursi pendek, dia keluarkankan kontolnya dan ia rahkan ke mukaku. Cepat kutangkap kontolnya dan segera menghisap-hisap serta menjilatinya penuh nafsu. Dia memegangi kepalaku saat aku memaju mundurkan kontolnya di dalam mulutku.

    Aku tak mau dia mengeluarkan spermanya di dalam mulutku, karena aku butuh kontolnya masuk ke dalam memekku. Jadi kubuka celana dalamku dan kuangkat rokku ke atas.

    “Kamu duduk di kursi, Sayang,” pintaku. Setelah dia duduk, aku menaikinya. Kedua telapak kakiku bertumpu ke sisi kursi dan aku jongkok mengarahkan memekku ke kontolnya. Perlahan kontolnya memasuki memekku yang sudah sangat basah.

    Aku segera menggoyangnya dan memutar-mutar pantatku hingga kontolnya berada pada ujung memekku yang paling dalam. Ternyata anak ini jauh lebih pintar dari Denny. Walau usia Denny sudah 19 tahun, tapi Andri memang pemuda yang kelihatan banyak menonton film porno. Dia memelukku kuat-kuat dengan gemas.

    “Cepat, Tante, Andri sudah mau keluar,” bisiknya takut didengar orang dari luar kios.

    Aku juga harus lebih dulu keluar dan mencapai puncak kenikmatanku. Kuputar dan kugoyang pantatku semakin cepat sampai akhirnya aku merasakan suatu getaran halus dari dalam diriku. Aku sampai ke puncak nikmatku. Kutekan kuat-kuat tubuhku sampai Andri merasa terbebani oleh tubuhku. Lalu dia juga menyemprotkan spermanya ke dalam memekku. Kami berpelukan erat.

    Andri seorang anak laki-laki yang masih sangat remaja. Orang-orang selalu berkata, kalau bersetubuh dengan anak remaja tingting, kita harus sabar dan harus pandai meuji-mujinya. Pujian, adalah kesukaan mereka dan pujian adalah keinginan setiap laki-laki remaja.

    “Kapan lagi, Tante?” katanya sambil meremas-remas tetekku.

    “Kapan saja, Sayang. Tapi kalau bisa, kita harus di hotel biar bebas,” kataku. Dia menyanggupi.

    Sejak saat itu, kami mulai melakukannya, bukan di hotel saja, tapi lebih sering di villa orangtua Andri. Ternyata Andri anak orang yang maha kaya. Hampir setiap malam SMS-nya terkirim untukku.

    Kata-katanya sangat mesra, layaknya dua remaja sedang bercinta. Inilah petaka buatku. Dalam kekhilafanku, anakku membaca semua SMS itu, ketika tak sengaja HP-ku tertinggal di rumah.

    Begitu aku pulang dari kios, Anto, anakku, langsung memberondongku dengan sejuta pertanyaan. ”Siapa Andri itu?”

    Darahku langsung berdesir. Aku berusaha berbohong. Aku mengatakan kalau Andri adalah pelangganku. Tapi Anto meminta aku jujur. Aku menekankan kalau Andri adalah pelangganku. Tapi Anto menunjukkan selembar kertas, isi SMS Andri kepadaku yang sudah dia salin kembali.

    Aku tertunduk tak bisa menjawab.”Malam ini Mama juga mau ngentot nggak sama Anto?” katanya. Aku memberikan penjelasan, kalau dia masih SMP dan belum boleh melakukannya. Lagian, dia juga anakku!

    “Andri juga kan masih SMP, Ma?” katanya tegas.

    ”Tapi dia bukan anakku,” kataku tegas.

    Anto terus memaksa, dia mengancam akan menceritakan semua ini kepada neneknya (ibuku). Dia memang sangat dekat dan dimanja oleh ibuku. Mati aku, bisikku. Aku diam saja. Tetap berusaha menolak bersetubuh dengannya.

    Besoknya, Anto tidak pulang ke rumah.

    Kuhubungi HP-nya, tidak aktif. Aku sangat kesal. Aku juga takut kalau-kalau Anto pergi entah kemana. Aku hubungi teman-temannya, mereka juga mengatakan tidak tahu Anto pergi kemana. Menurut salah seorang temannya, Anto sudah membawa beberapa setel pakaian dalam ranselnya.

    Aku menghubungi ibuku. Beliau juga terkejut dan malah aku dimarahi kalau sampai cucunya tak ditemukan. Aku mengatakan hanya terjadi pertengkaran kecil saja dengan Anto. Aku berbohong kepada ibuku.

    Esoknya aku tidak buka kios dan aku ke sekolahnya, ternyata Anto tidak masuk sekolah. Dua hari dia tidak masuk sekolah dan aku sudah kesusahan. Apakah dia pergi ke rumah ayahnya? Kalau itu yang terjadi, aku bakal kehilangan dirinya untuk selama-lamanya, apalagi kalau Anto sempat bercerita kepda ayahnya tentang pacarku yang bernama Andri. Hak mengasuh anak akan jatuh ke tangan suamiku.

    Tidak ingin itu terjadi, segera aku kirimkan SMS kepada Anto. “Sayang, pulanglah. Mama sangat rindu. Apa pun yang Anto minta, akan mama kabulkan.”

    Dadaku berdetak keras menunggu jawabannya. Aku berharap Anto mau pulang ke rumah, karena dia adalah milikku satu-satunya. Tiba-tiba HP-ku bergetar. Segara kubuka. Dari Anto. “OK, Sayang. Aku sedang menuju pulang,” katanya.

    Seeerrrr… darahku terasa kembali mengalir. Cepat aku membenahi diriku. Aku tak mau kelihatan kusut. Aku menunggu Anto. Detik-detik terasa sangat lambat sekali dan membosankan. Bagaimana Anto yang sudah tiga hari tidak bertemu denganku. Apakah dia sehat?

    Kembali darahku berdesir begitu melihat Anto sudah berada di ambang pintu rumah.

    Kusongsong dia dan kupeluk tubuhnya dengan penuh kasih sayang. Dia cepat masuk ke dalam rumah dan menutup pintu lalu menguncinya. Di seretnya aku ke dalam kamarnya.

    “Ada apa, Sayang?” kataku. Anto tak menjawab. Dia membuka semua pakaiannya dan bugil.

    “Mama buka juga,” katanya seperti memerintah. Aku terkesima. Sampai akhirnya Anto yang mendatangiku dan membuka semua pakaianku. “Sesuai janji dalam SMS,” katanya.

    Aku terdiam pasrah, kubiarkan dia membuka seluruh pakaianku sampai aku telanjang bulat. Kubiarkan dia melihat seluruh tubuhku. Ingin rasanya aku mencekik dan membunuhnya karena dia telah memperlakukan ibunya seperti ini. Tapi mana bisa, kehilangan dia dua hari saja sudah membuat aku kelimpungan!

    Anto memelukku dan mengisap tetekku. Lalu dia meraba memekku dan memasukkan jarinya ke celah-celah memekku. Mulanya aku biasa saja, tapi lama kelamaan aku menjadi bergetar juga. Semua yang dia lakukan, persis seperti apa yang dilakukan oleh Andri. Aku baru sadar, kalau dia sudah membaca semua SMS Andri.

    Semua yang dilakukannya kepadaku, Andri tulis di dalam SMS yang dia kirimkan. Anto mengikuti isi SMS Andri itu rupanya. Dasar aku perempuan yang haus akan seks, rabaan Anto anakku itu membuatku birahi juga pada akhirnya. Aku birahi dengan anak kandungku sendiri.

    Didorongnya aku ke ranjang. Lalu dikangkangkannya kedua pahaku dan ia mulia menjilati lubang memekku dengan rakus. Lagi-lagi aku mengingat isi SMS Andri padaku yang puas menjilati memekku. Aku jadi lupa kalau yang sekarang sedang melakukan itu kepadaku adalah Anto, anakku sendiri.

    Aku mengimbanginya dengan mengelus-elus kepalanya. Perutku sudah pula dijilatinya dan kini mulutnya sudah menjilati dan menghisap-hisap lagi tetekku. Aku menggelinjang. Anak yang hampir 13 tahun itu begitu rakus dan begitu beraninya memperlakukan aku seperti kekasihnya sendiri.

    Sambil aku memberikan respon, aku bertanya kepadanya. “Apakah sebelumnya kamu sudah pernah melakukan yang seperti ini, Sayang?” kataku.

    “Sudah!” jawabnya singkat dan terus menjilati tetekku.

    “Sama siapa, Sayang?” aku jadi gelisah dan resah sembari menikmati juga jilatan dan hisapannya.

    “Sama Bibi,” katanya. Ah, bajingan! Ternyata anakku sudah melakukannya dengan adik perempuanku yang juga baru saja bercerai.

    “Dimana, Sayang?”

    “Di rumah nenek.”

    “Kapan, Nak?”

    “Bulan lalu,”

    “Berapa kali, Nak?”

    “Enam kali,” katanya tanpa ragu. Pantas Anto sudah ketagihan seks, karena dia sudah merasakan nikmatnya seks dalam usia yang sangat muda sekali. Sama seperti Andri yang sudah ketagihan seks denganku.

    Kuraba kontol Anto yang sudah mengeras. Dia sudah menindih tubuhku dan mencari-cari lubang memekku. Aku menuntunnya dan memasukkan kontolnya ke lubangku. Begitu cepatnya kontol itu memasuki lubangku dan Anto segera mengocoknya lembut disana. Kontol Anto sama besarnya dengan kontol Andri.

    Ketika ujung pentilku digigit-gigitnya, aku menggelinjang. Aku mulai merasakan nikmatnya. Kami berpelukan dan saling menggoyang. Anto jauh lebih pintar dari Andri, apalagi jika dibandingkan dengan Denny yang sudah 19 tahun itu. Aku mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi agar kontol Anto kebih leluasa keluar-masuk.

    “Ma, mulai sekarang, mama nggak boleh lagi sama Andri. Anto yang akan menggantikan Andri.” katanya sembari terus mengocokkan kontolnya ke memekku.

    “Iya, Sayang,” aku menyahut pendek.

    “Daripada mama berikan dia celana, kan lebih bagus mama berikan kepada Anto, anak mama sendiri,” katanya lagi.

    “Iya, Mama janji, Sayang.” kataku.

    Kami terus saling memuaskan dan saling menggoyang. Sejak saat itu, kami terus melakukan persetubuhan dan aku tidak mau lagi menggoda laki-laki lain yang merugikan usahaku.

    Anto harus tetap menjadi milikku, bukan milik ayahnya. Lahir batin Anto adalah milikku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Keseksian Tante Ratih Membuatku Tergoda

    Keseksian Tante Ratih Membuatku Tergoda


    1258 views

    Perawanku – Siang itu begitu panas udaranya, membuat jalan di depan rumah sepi sekali. Tidak ada satupun orang yg keliatan. Mgkn pada ngumpet di dlm rumah masing2. Saat itu aku hanya mengenakan celana pendek dan kaos singlet. Kebetulan rumahku jg sepi bgt.

    Krn g tahan aku beranjak untuk membeli es batu di tetangga. Saat melewati rumah temanku, aku sedikit tertegun melihat sesosok wanita paruh baya. Ya, Namanya adalah Tante Ratih, mama temanku. Saat itu tante ratih memakai daster yang seksi sekali. Tampaknya dia tidak memakai BH jg, krn putingnya tercetak jelas.

    “Siang tante” sapaku padanya. “Eh, leo mau kemana panas2 gini??” tanyanya. “Mau beli es tante, buat ngadem..”sahutku. “Ohhhh….ni tante punya es, gak usah beli deh, sini aja…” kata tante ratih. “Waaah boleh jg nih tan, okey deh” seruku. Kami berdua masuk ke rumah. “Bentar ya tante buatin es nya dulu…” kata tante ratih. “Oke deh tan, makasih banget lho…” sahutku. Mataku tidak bisa diam dan mengekor mengikuti goyangan pantat tante ratih. Astaga…begitu terkena sinar matahari, daster itu jadi transparan..

    Aku bisa melihat belahan pantat tante ratih. Saat itu pikiranku mulai kacau. Kontolku jg perlahan bangkit. “Nih es nya” seru tante ratih membuyarkan fantasiku. “Duuh, makasih tante. Kok sepi banget sih tan??” tanyaku sambil meneguk es cincau buatan tante. “Biasa lah, kalo jam segini masih kerja semua” kata tante sambil mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya. “Emang gak takut tante, sendirian??” tanyaku lagi. “Ahh, ngapain jg takut, khan siang2 gini…” jawabnya enteng. Lalu obrolan kami berlanjut tentang aktifitas sehari-hari. Dan, tentunya mataku masih sibuk meneliti paha tante ratih.

    Tiba2 tante ratih mendekati aku sambil berkata, “Dari tadi tante liat, km ngeliat ke bawah aja terus, emang ada apa??”. “Busyet, ketauan deh” gumamku. “Oh…eh…nggak apa2 kok tante..” jawabku sebisanya. “Km liat ini ya??” kata tante sambil mengelus2 pahanya. “Alamaaak, harus bilang apa nih??” batinku. Aku hanya tersenyum saja. Tiba2 tangan tante ratih menyentuh kontolku dari luar celana. “Nih buktinya kontolnya ngaceng tuhh…” serunya genit. Aku hanya diam saja, seperti orang kena hipnotis. Entah siapa yg mulai, tau2 bibir kami berpagutan. Tangan tante ratih g henti2nya mengelus2 kontolku. “Ehm….aah…..” desah tante ratih ketika aku jilat telinga dan lehernya. Tanganku tidak tinggal diam.

    Aku sibak daster tante sampai keliatan memeknya. Lalu aku usap2 memek tante ratih dan aku mainkan klitorisnya. “uuuhhh….leo….enak sayang….terusin…..ahhhhhh” tante ratih terus mendesah. Aku pun menyudahi aksiku dan mulai berjongkok di depan tante ratih. Aku jilatin paha tante ratih sampai ke selangkangannya. Aku jilat juga memeknya….harum dan sedikit asin rasanya. Rupanya memek tante ratih udah basah. “Ah…..ouuuhhh….sssssshshs…terus sayang, emutin itil tante….mainkan sayang…aaahhhh…” tante ratih mendesah2. Aku mainkan itil tante dengan jempolku, sambil sesekali lidahku menyeruak ke dalam memek tante ratih…”Ah…..leo….pinter kamu sayang…..ahhhh….” tante ratih semakin meracau. Aku buka daster tante ratih hingga dia telanjang di depanku.

    Aku remas tetek tante ratih, aku mainkan putingnya….Lalu aku jilat n kulum bergantian. Kemudian aku cium tante ratih sambil aku masukkan jariku ke memek tante ratih. Aku mainkan untuk menyetuh G-Spot tante ratih. “Aaaaaaahhh….leo, tante mo dapet…..uuhhh..sssst, gila kamu leo,,,,aaahh” tante ratih semakin menggelinjang dan akhirnya bergetar. Nampaknya dia mengalami orgasme. Langsung saja aku jilat semua cairan tante ratih lalu aku kulum lagi itilnya….”Hmm….nikmat bgt tante rasanya” seruku. “uhhh…..ssshhhh…enak bgt sayang…..”seru tante ratih sambil memejamkan mata menikmati orgasmenya. Akupun duduk dan kembali menikmati es cincau punyaku.

    Tante ratih perlahan bangkit, lalu menghampiriku dan melumat bibirku. “Oahm….sshhh….” tante ratih mulai mendesis lagi ketika aku kulum putingnya n aku remas teteknya. Tante ratih mulai melepas celana pendek dan CD ku. Lalu tangannya mainin kontolku. “Ah….”seruku sambil menatapnya ketika tante ratih mulai mengulum kontolku. Rupanya tante ini sangat profesional dalam blowjob. Sesekali kontolku dikocok dengan kencang, lalu dikendorkan lagi sambil dikulum n dihisap. Buah pelirku jg tak luput dari jilatan dan kuluman tante ratih. “Oohhh….enak tante….terus….jilat n sedot lagi tante….aaaahh” seruku mulai tak karuan.

    Tante ratih bangkit dan memegang kontolku. Lalu tante naik ke kursi dan mulai menggesekkan kontolku ke memeknya…dan….slep…bles, kontolku masuk ke memek tante ratih. “Ahhhh…..”seru tante ratih. Tante lalu menciumku sambil mulai menggoyang pantatnya…”aihh….oohhh…ssshhhh…enak banget kontolmu leo….” serunya. “Ohhhh….iya tante,,,,memek tante jg enak, masih rapet n anget tan…aaaahhh” jawabku. “slep….slep….plok..plok…plokk, suara kontolku beradu dengan memek tante ratih. aaahhhhh….nikmat tante…” seruku. Tante ratih berhenti dan mulai menggoyang pantatnya dengan gerakan memutar yg erotis sambil meremas2 teteknya….aaaaaauuuuhhh……tante……enak bgt……” seruku lagi. Tante ratih memegang kepalaku dan ditekan ke arah teteknya…aku hisap dan kulum tetek tante ratih….”Ahhhhh…sssshhhh….sedot terus sayang…..aaaaghjhh” rintihnya. Tante ratih berhenti dan melepas kontolku.

    “Ayo sayang sekarang doggy style” sahut tante sambil nungging. Perlahan aku masukkan lagi kontolku ke memek tante ratih….slep…slep….crok…crok…..” pahaku beradu dengan pantat tante ratih. Cukup lama di posisi ini, tante ratih minta ganti lagi. Tante lalu duduk mengangkang di kursi. “ayo sayang….tante mau nyampai nih….” serunya. Aku jilat lagi itil tante ratih sebelum aku masukkan ****** aku lagi. “ahhh…tante….geli banget ****** aku…..hhhh” seruku. “Ahhh….iya…aahhh….kontolmu kuat juga ya…ohhhhh…yeesss…sshhhhh” tante ratih mulai meracau tak karuan. “auuuhhh leo,,,tante mau nyampai nih….hssshshs oooohhhh…” “iya tante leo jg hampir nih…..” tak lama kemudian tubuh tante ratih mengejang…”aaaaaaaaaaaaaaahhhhh……shhhhhhhh tante keluar leo….” jeritnya.


    Memek tante berdenyut2 dan membuat ****** aku semakin geli…”ahhhhh….tante……crot…crot….crot.. ..crot…tak kurang dari 4 kali aku semprotkan sperma aku ke memek tante. “auuuuhhh..ssshsh leo sperma mu hangat sayang…..” sahut tante. Tubuhku terasa lemas sekali. Aku biarkan kontolku di dalam memek tante ratih untk beberapa saat sampai lemas. Lalu aku keluarkan kontolku dari memek tante ratih. “ahh…enak banget tante….” kataku sambil memejamkan mata ketika tante ratih membersihkan sisa sperma dengan kulumannya. “Makasih ya leo…tante puasss sekali…” kata tante ratih. “Sama2 tante….memek tante nikmat bgt..” jawabku. “Kapan km mau, kalo rmh lagi sepi, datang aja kesini ya…” seru tante sambil lalu mengecup bibirku. “Beres tante….” jawabku sambil meremas teteknya. Aku lalu berpakaian dan keluar dari rumah tante ratih stelah sebelumnya kami berpagutan lagi.

  • Ketagihan Di Pijat Gadis Gadis Muda Khususnya Oleh Wasti Yang Memang Pembantuku

    Ketagihan Di Pijat Gadis Gadis Muda Khususnya Oleh Wasti Yang Memang Pembantuku


    833 views

    Cerita Sex ini berjudulKetagihan Di Pijat Gadis Gadis Muda Khususnya Oleh Wasti Yang Memang PembantukuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Mas, bilang aja aku sekarang udah nggak bisa, udah pulang kampung, lalu Mas nawarin tementemen lain aja.. katanya membujuki aku di kamar sementara Mas Didik menunggu di ruang tamu.

    Lho tadi Mas ditelepon Bapak memang bilang kamu ada di sini kok, emang kamu kenapa..? lagi capek ya mijetin Bapak sekarang? Kalau capek nanti Mas yang ngomongin, kataku menawarkan.

    Bapak adalah menurut sebutan Wasti kepada Oom Rony. Nggak gitu Mas, tapi.. di sini dia berat untuk meneruskan dan memandangiku dengan malumalu takut.

    Aku paham ada sesuatu yang disembunyikan dan kubujuk dia dengan lembut sampai akhirnya Wasti pun mengaku bahwa meskipun sudah sering memijat tapi baru belakangan ini Oom Rony terangsang untuk mengajak Wasti beriseng.

    Permintaan ini berat karena Wasti merasa kikuk dan sungkan sekali kepada Oom Rony dan untuk itu dia berusaha menolak dengan yang terakhir kali dia memberi alasan sedang haid. Jelas alasan yang begini cuma mengulur waktu saja sehingga untuk yang berikut ini Wasti merasa tidak bisa menolak lagi. Itu sebabnya dia jadi gelisah serba salah terhadapku. Mendengar sampai di sini aku cuma tersenyum membuat Wasti jadi lega.

    Memang, baik aku maupun dia sebenarnya sama mengerti bahwa Oom Rony sebagai lakilaki wajar kalau sesekali kepengen beriseng di luaran. Cuma saja bagi Wasti dia berat karena dia takut aku tersinggung dan marah kepadanya. Begitu, agak beberapa saat kami terdiam mencari jalan keluar tapi akhirnya kuanjurkan Wasti untuk memberi saja.

    Iddihh Mas Dony kok malah nyuruh ngasih, gimana sih?! nadanya terdengar agak kurang enak dengan usulku.
    Gini Was, kamu kan ngerti kalau Bapak susah mau ngiseng begini di luaran. Kebetulan bisa ketemu kamu yang udah dianggap deket bisa nyimpan rahasia, kan nggak apaapa kalau diikutin sekalisekali. Dijamin deh Mas Dony nggak marah soal ini.

    Mendengar dari aku sendiri yang berbicara seperti itu hanya membuat dia terdiam berpikir sebentar tapi kemudian menyetujui anjuranku. Setelah mendapat ijin khusus dariku Wasti pun bersedia untuk pergi memijat Oom Rony di hotel tempatnya menginap. Hotel itu adalah tempat rahasia Oom Rony dan tidak ada yang tahu kecuali Mas Didik yang membawa ke situ.

    Kami bertemu lagi keesokkan harinya di panti pijat, rasa penasaran kubawa dia ke sebuah kamar untuk mendengarkan pengalamannya dengan Oom Rony sambil meminta dia memijati aku. Wasti yang ditanya soal semalam langsung menyembunyikan muka malunya di dadaku belum langsung menjawab.

    Lho kok masih berat nyeritainnya, kan Mas udah ngasih ijin? Gimana, kesannya asik atau nggak kan Mas kepengen tau? tanyaku mendesak terus.
    Kesannya.. Aaa.. maluu aku Maass..!
    Wasti menjerit malu makin membenamkan wajahnya ke dadaku. Kutunggu beberapa saat sampai malunya mereda barulah dia mau bercerita pengalamannya malam tadi.

    Seperti yang sudah dibayangkan Wasti, baru saja memijat sebentar bagian punggung Oom Rony sudah berbalik minta dipijat bagian depan. Di situ sambil mengambil tangan Wasti untuk memijati seputar selangkangannya dia mulai memancingmancing jawaban Wasti tentang kesediaannya untuk memenuhi ajakan berisengnya waktu itu.

    Wasti meskipun merasa sudah tidak ada yang diberati tapi masih kikuk untuk mengiyakan langsung. Dia hanya menggigit bibir malumalu meskipun begitu tangannya bekerja juga menyusup di balik handuk yang dikenakan Oom Rony dan segera memijat daerah selangkangan yang dimaksud untuk merangsang kejantanannya. Jelas cepat saja batang itu naik menegang.

    Ihhng.. cepet bener bangunnya Bapak punya.. katanya mengomentari batang kemaluan kencang Oom Rony di genggamannya.
    Makanya itu, biar nggak tambah penasaran sebaiknya diselesaikan sama kamu Was? jawab Oom Rony sambil merayapkan tangannya dari belakang pantat Wasti menyusup mengusapi tengah selangkangannya.

    Mmm.. tapi mesti dilicinin dulu Pak.. lagilagi Wasti tidak menjawab langsung, hanya mengambil cream pemijit dan melumuri seputar batang itu agar menjadi licin.

    Sekarang Oom Rony mengerti bahwa Wasti sudah bersedia menyambut ajakan berisengnya, dia beraksi lebih dulu membuka belitan handuk yang dipakainya.

    Kalau gitu ke sini aja supaya nggak habis waktunya. Ayo buka dulu bajumu terus naik sini Nduk! kata Oom Rony terburuburu saking senangnya.

    Wasti berhenti dan mengikuti permintaan Oom Rony untuk segera membuka bajunya. Tapi meskipun sudah terbiasa bertelanjang bulat di depan lelaki, tidak urung dengan majikan besarnya ini Wasti merasa kikuk sekali.

    Lebihlebih waktu ditarik berbaring bersebelahan disambut masuk dalam pelukan Oom Rony yang langsung menyerbu dengan remasan gemas dan ciuman bernafsu di seputar lehernya, Wasti jadi risih karena merasa tidak pantas dengan besarnya perbedaan status di antara kedua mereka.

    Sekalipun sudah dicoba memejamkan mata dan menghayalkan dia sedang digeluti salah seorang langganan Oom Senangnya tapi tetap saja terbawa sebagai majikan besar ini sulit hilang, sehingga Wasti seperti kaku tidak berani bergaya manjamanja genit.

    Padahal Oom Rony sudah tidak perduli soal status dan jabatannya, juga tidak perduli dengan status lawan mainnya. Yang dia tahu saat itu ialah si gadis pembantu yang cantik ini begitu menggiurkan dalam penampilan polosnya sehingga Oom Rony yang sedang mendapat kesempatan menggelutinya pun tambah lebih bersemangat lagi.

    Dari mulai kedua susunya, sudah habishabisan masingmasing daging kenyal yang bulat montok itu diremasi dan disosor rakus mulut Oom Rony. Disedotsedot bagian puncaknya sambil dikulum pentilnya digigitgigiti kecil membuat Wasti menggelinjang kegelian, begitu juga seputar tubuh si cantik sudah rata dijelajahi rabaan tangan Oom Rony yang sibuk penasaran.

    Mendarat di selangkangannya bukit daging setangkup tangan itu pun diremasi gemas, jarinya mengukiri celah hangat mengiliki kelentit dengan gemetar bernafsu.

    Semakin Wasti meliuk erotis semakin merangsang nafsu Oom Rony sampai akhirnya dia tidak tahan berlamalama lagi. Dia pun berhenti dan segera mengambil ancangancang untuk mulai menyetubuhi Wasti. Menangkap bahwa Wasti mungkin masih kikuk dengannya, Oom Rony meminta Wasti berbalik agar dia bisa memasuki dari arah belakang.

    Ini diikuti Wasti tapi belkang. Ini diikuti Wasti tapi belOom Rony sudah merapat menepatkan sendiri ujung batang kemaluannya dan langsung menekan masuk.

    Tapi.. lho, lhoo, lhoo..?! Wasti sampai menjengkit dengan meringis bengong karena dia merasakan suatu kesalahan tusuk pada lubangnya. Bukan di lubang kemaluan tapi justru lubang anusnya yang disodok batang itu. Dan konyolnya baru saja dia akan memperbaiki sudah keburu keluar komentar Oom Rony. Ssshhmm.. enakk Waass.. sempit sekali punyakmuu hhshh.. baru terjepit sudah langsung dipuji rasanya.

    Wasti jadi urung membetulkan karena dia kuatir Oom Rony tersadar dan malu hati, malah hilang selera nafsunya dan batal meneruskan permainan. Biar saja, mumpung suasana kamar remangremang gelap mudahmudahan sampai dengan selesai Oom Rony tidak menyadari kekeliruannya.

    Syukur, Oom Rony memang kelihatan bernafsu sekali terasa dari sodokannya yang gencar dengan tubuh gemetaran persis seperti anjing sedang dalam siklus birahinya.

    Maklum, dia betulbetul lapar sekali menyetubuhi partner muda seperti ini. Dan melihat ini Wasti menambahi dengan bantuan goyangan pinggulnya mengocok batang itu, maka tidak berlamalama lagi sebentar kemudian terdengar tenggorokan Oom Rony menggeros tersendatsendat ketika dia berejakulasi memuntahkan cairan maninya. Itulah apa yang dialami Wasti ketika melayani Oom Rony semalam.

    Tapi urusannya sekarang gimana nih, semalem yang ini dipakai juga nggak, kalau nggak biar Mas Dony yang ngisi sekarang? tanyaku menggoda sambil menyusupkan tanganku meremas langsung kemaluan telanjangnya. Wasti memang selalu bertelanjang bulat jika memijati aku.

    Main yang keduanya memang dipakai juga, tapi biarpun gitu asal yang mau ngasih lagi Mas Dony sendiri tetep aja Wasti penasaran Mas.. jawabnya dengan mulai bermain di kemaluanku.

    Kalau gitu pertamanya pakai yang depan dulu ya? Abis itu baru masukin yang di belakang, soalnya Mas Dony juga jadi nafsu deh denger ceritamu barusan.

    Wasti hanya mengangguk tersipusipu menyetujui permintaanku. Memang, permainan anus ini dipelajarinya dariku, jadi meskipun awalnya dulu dia kerepotan dengan batang kemaluanku tapi sekarang sudah terbiasa dengan ukuranku. Tanpa menunggu lagi dia pun segera mengencangkan batang kemaluanku.

    Dengan tekniknya yang terlatih dia pun mengerjai batangku. Mulamula dilocoki pelan dengan genggaman tangannya sampai setengah menegang, setelah itu diteruskan dengan kerja mulutnya yang mengulum dan mengisap, baru setelah tegang kaku dia pun memasang dirinya untuk siap kusetubuhi.

    Kalau sudah sampai di sini permainan asyik pun berlangsung sebagaimana yang sering kami lakukan berdua. Yaitu seperti keinginanku, mulamula kuresapi pijatan lubang kemaluannya di batang kemaluanku tapi ketika menjelang tiba ejakulasiku, barulah kupindahkan ke lubang anus untuk menyelesaikan permainan dengan menyemburnyemburkan cairan maniku di situ.

    Rupanya Oom Rony setelah mendapatkan Wasti bukan sekedar ketagihan lagi tapi lebih dari itu dia ingin berlanjut memelihara Wasti sebagai gendak peliharaannya. Kedengarannya enak buat Wasti tapi begitupun dia selalu minta pendapatku dulu. Setelah berunding denganku akhirnya kuberi jalan bahwa Wasti bersedia tapi hanya selagi suaminya masih belum pulang saja.

    Syarat ini disetujui Oom Rony dan begitulah Wasti langsung menghilang dari Panti Pijat tanpa ada yang tahu karena sebenarnya dia sedang bersembunyi di rumah yang disewakan Oom Rony untuknya. Akan tetapi sekalipun suaminya sudah ada, hubungan Oom Rony dengan Wasti tetap berlanjut yaitu Oom Rony secara rutin memanggil Wasti dengan alasan minta dipijati.

    Pasalnya Wasti semenjak dipelihara sebagai langganan kesayangan Oom Rony kehidupannya bisa terjamin dimana Wasti diberi modal untuk membuka sebuah usaha percetakan.

    Ini dianggap hutang budi bagi Ardi karena setelah pulang dari Arab Ardi tidak medapat pekerjaan lagi sehingga keluarga ini tergantung nafkahnya dari usaha percetakan itu.

    Berlanjut pada hubungan itu mulanya Wasti dipanggil ke hotel seperti biasa tapi karena yang begini lamalama justru mengundang kecurigaan Ardi maka Wasti mengusulkan sebaiknya Oom Rony datang ke rumahnya saja.

    Dengan berlaku seolah betulbetul akan dipijati tapi diamdiam berhubungan badan, cara begitu malah aman tidak akan dicurigai siapapun. Oom Rony menimbangnimbang ternyata usul Wasti benar dan begitulah hubungan unik ini berlangsung justru seperti dilindungi oleh Ardi.

    Awalnya waktu siang itu sementara kedua suami istri sibuk melayani percetakan di bangunan sebelah, Wasti memberitahu Ardi bahwa hari ini adalah jadwal pertama kedatangan Oom Rony, dia pun meminta tolong suaminya meneruskan pekerjaannya sendirian karena dia sebentar lagi akan menerima langganan tetapnya itu.

    Ardi pun mengangguk dan mengambil alih tugas itu, Udah tinggal aja Was biar Mas yang ngurus. Kamu cepet aja ganti baju nanti Oom Rony keburu dateng, begitu jawab Ardi.

    Wasti pun bergegas masuk ke rumah untuk mempersiapkan diri, dia bisa lega untuk menerima Oom Rony yang datang sesuai jam yang dijanjikan. Singkatnya begitu Oom Rony muncul sudah langsung diajak ke kamar tidurnya, di sini mau tak mau perasaannya agak kurang tenang juga karena baru pertama inilah dia berterangterangan melakukan kegiatan di rumahnya sendiri, tapi perasaan ini mulai terlupa ketika sebentar kemudian Oom Rony mulai sibuk merangsang mengecapi sekujur tubuhnya.

    Terus terang, kalau bukan karena uangnya sebenarnya bagi Wasti dari penampilannya lakilaki gemuk pendek lagi botak ini sama sekali tidak menarik ataupun menerbitkan seleranya. Tapi untungnya selain uangnya cukup royal, juga cara bermain seksnya bisa juga memuaskan Wasti sehingga Wasti cukup senang melayaninya.

    Cara merangsang mulutnya yang rakus diikuti menjilatjilat rata sekujur tubuhnya mulamula memang kurang sreg bagi Wasti kalau masih memulai pembukaan dari bagian atas. Agak jijik rasanya dengan ludah Oom Rony yang melengket di seputar wajahnya.

    Tapi kalau sudah menurun ke bawah baru terasa ada keasyikan yang membawa dia naik dalam birahinya. Cuma perlu sering diingatkan karena lakilaki ini suka kelewat gemas. Aahss Paakk.. jangan digigit keraskeras.. sakitt.. merintih Wasti tapi dengan muka geli senang, menahan kepala Oom Rony kalau terasa puting susunya tergigit agak sakit.

    Oom Rony sadar lagi, buruburu menekan emosinya untuk mencoba lebih halus, tapi biasanya tidak lama karena sebentar kemudian sudah terlupa lagi dia untuk kembali menggigiti gemas sekujur tubuh Wasti.

    Wasti sering kewalahan, biarpun sudah merengekrengek dia dengan menggeliatgeliat merontaronta menolaki kepala botak Oom Rony dengan maksud ingin menghindari tapi Oom Rony malah tambah bernafsu kepada perempuan yang gayanya makin genit merangsang ini. Tambah bertubitubi dia menyerbu Wasti.

    Mau tak mau Wasti mengalah, sudah hafal dia kalau belum puas membuat mengenyoti gemas di bagian susunya, belum berpindah Oom Rony dari situ. Tapi kalau sudah bergeser ke bawah, caranya pun serupa juga.

    Tidak hanya di atas, yang di bawah inipun dia sama rakusnya. Malah lebih lagi. Sebab tidak perduli kemaluan Wasti entah berapa orang yang sudah memakai, dia tetap bernafsu sekali menghisap dan menjilatjilat sambil menyosorkan mukanya tersembunyi di selangkangan Wasti.

    Wasti sendiri memang senang dirangsang begini, cuma lagilagi kalau terasa geli menyengat membuat dia refleks menolaki kepala Oom Rony, akibatnya sama, gigitangigitan gemas langsung mendarat di bagian seputar bukit kemaluannya.

    Malah lebih bertubitubi karena Oom Rony lebih bernafsu dengan bukit kemaluan Wasti yang baginya begitu menggiurkan sekali karena Wasti sering mencukuri bulubulu kemaluannya agar lebih merangsang langganannya.

    Jadi kalau bisa digabungkan suarasuara yang sedang terjadi, maka di bangunan sebelah suara riuh pegawaipegawai percetakan yang sedang sibuk bekerja sambil bercanda akan berpadu rengekan manja sang majikan perempuan dalam kamar yang sedang merasa keenakkan bercanda dengan kemaluannya dikerjai mulut Oom Rony.

    He.. hehngg.. aahss diapain gittu.. gellii iihh.. merengekrengek kegelian dia kalau terasa ujung lidah Oom Rony berputaran menjilati klitoris sesekali menyodoknyodok pendek di pintu lubang kemaluannya, atau juga kalau gigitangigitan kecil Oom Rony di bibir dalam kemaluannya terasa seperti ditariktarik ke atas.

    Kepala botak Oom Rony yang menempel di selangkangannya dipermainkan seperti bola, kadang didekap diusapusap kalau merasa keenakkan atau kadang ditolaki kalau geli terlalu menyengat.

    Tapi Wasti tidak hanya bisa menerima, dia juga pintar memberi asyik pada lawan mainnya karena inilah salah satu yang membuat dia juga jadi perempuan kesayangan langganannya itu. Sebentar kemudian bertukar permainan dengan Wasti sekarang yang ganti menghisap batang kemaluan Oom Rony.

    Dengan pengalamannya yang banyak Wasti tahu persis bagaimana menyenangkan lelaki lewat permainan mulutnya. Teliti dan cukup lama dia menjilati sepanjang batang, menghisaphisap kepala bulatnya, melocoknya sekaligus dan mengenyotngenyot kantung zakarnya membuat batang kemaluan Oom Rony yang tadi setengah mengeras sekarang bangun mengencang.

    Merasa sudah cukup barulah keduanya tiba di babak senggama. Kembali Wasti mulai merasakan asyiknya bagian lubang kemaluannya dikerjai, kali ini disogoksogok batang kemaluan Oom Rony. Ini yang dibilang meskipun tampangnya tidak sreg tapi Oom Rony cukup menyenangkan Wasti. Memang tidak besar tapi batang kemaluan lawannya ini cukup bisa bertahan lama kerasnya untuk Wasti terikut sampai di kepuasannya.

    Itu juga sebabnya meskipun di babak awal pembukaan rangsangan Oom Rony kurang disukai Wasti tapi kalau sudah sampai di bagian ini Wasti cukup senang bersetubuh dengan langganannya yang royal memberi uang itu. Terbukti mimik mukanya berseri cerah memainkan kocokkan lubang kemaluannya mengimbangi tarik tusuk batang kemaluan Oom Rony menggesek ke luar masuk lubangnya.

    Seirama dengan bunyi mencicit putaran roda mesin cetak yang seolah kurang pelumasan di bangunan sebelah, di kamar ini papan tempat tidur pun bergerit oleh gerak putaran kemaluan Wasti mengocok batang kemaluan Oom Rony. Keduanya justru kebanyakan dilumas karena semakin lincir saja beradunya kedua kemaluan terasa dengan semakin cepatnya goyangan keduanya tanda sudah akan mencapai akhir permainan.

    Hshh.. ayyo Was.. Bapakk keluarr.. di ujungnya Oom Rony segera memberi tanda tiba di ejakulasinya.
    Ayyo Pakk.. samasama.. hhoghh.. dduhh.. Wasti cepat menyahut, dia pun segera menyusuli dengan orgasmenya.

    Berpadu kejang tubuh mereka ketika masingmasing mencapai puncak permainan secara bersamaan. Oom Rony merasa puas dengan pelayanan Wasti, begitu juga Wasti terikut merasa puas dalam permainan seks bersama langganan tetapnya ini.

    Akan tetapi bukan hanya Oom Rony saja yang bisa bercinta dengan Wasti di rumahnya itu tapi aku sendiri pernah mengambil bagian seperti itu dengannya. Sudah dua kali aku bertandang ke rumahnya sekedar untuk ngobrolngobrol, tapi pada kali ketiga aku datang bertepatan Ardi sedang keluar rumah, saat itulah kesempatan baik ini ingin dimanfaatkan Wasti.

    Ceritanya waktu aku menumpang buang air kecil, Wasti menunjukkan kamar mandi yang berada di kamar tidurnya tapi rupanya dia menunggu dengan tidak sabaran lagi. Karena baru saja ke luar kamar mandi aku langsung ditubruk pelukan rindunya.

    Duh Mas Dony.. Was kangen banget deh, Mas nggak kangen ya sama aku, katanya membuka serangan dengan menciumi seputar wajahku.
    Sama aja Was, tapi kan nggak enak masa datengdateng lalu minta gitu sama kamu. Lama nggak perginya Mas Ardi?
    Dia lagi ngurus ke kantor pajak, pasti lama pulangnya kok..

    Sebentar pembicaraan terputus sampai di sini karena kami memuasi diri dulu dengan saling melepas rindu lewat ciuman bibir yang saling melumat hangat dengan posisi masih berdiri berdekapan di ruang tengah itu.

    Di situ rupanya kami sudah tidak sabaran menunggu karena sambil mulut tetap sibuk kuikuti dengan tanganku langsung bekerja melepas penutup badannya, ini dituruti Wasti bahkan sampai lolos hingga bertelanjang bulat di pelukanku. Begitu terpandang tubuh mulusnya darah pun langsung panas menggegelegak. Hmm.. kuakui lekuk liku tubuhnya yang indah dan tetap tidak berubah sejak dulu nampak begitu menggiurkan dan memompa darah birahiku menaikkan rangsanganku.

    Masih ingin kunikmati pemandangan indah ini tapi Wasti yang sudah bertelanjang bulat di depanku seperti kuatir aku batal berubah pikiran, dia segera menarik aku lagi dalam pelukan untuk melanjutkan berciuman sambil dia juga membalas membantu membukai bajuku.

    Kali ini jelas lebih asyik, bergelut lidah bertempelan hangat kedua dada telanjang cepat saja membawa nafsu birahi naik menuntut, sehingga tidak bermesramesraan lebih lama lagi kami pun bersiap masuk di babak utama.

    Ayo Mass.. buka juga ininya.. berdesis suaranya sambil tangannya ingin merosot celanaku, tampak dia seperti ingin terburuburu. Kuturuti permintaannya sebentar kemudian kami sudah sama telanjang masih melanjutkan berciuman merangsang nafsu yang tentu saja naik dengan cepat.Sekarang baru nyata kerinduan Wasti karena sambil masih sibuk bergelut lidah bertukar ludah, sebelah tangannya yang terjulur ke bawah sudah langsung beraksi meremasremas gemas jendulan batanganku.

    Diserang begini ganti aku juga membalas. Kedua tanganku yang semula merangkul pinggangnya kuturunkan meremasi kedua pantatnya dan memainkan jariku menggaruki bibir luar kemaluannya, mengukiri celah hangatnya membuat Wasti mulai menggelinjang terangkatangkat pantatnya menempelkan jendulan kemaluannya ke jendulan batanganku.

    Lamalama tidak tahan, Wastipun tidak membuangbuang waktu untuk merendahkan tubuhnya dan langsung mencaplok kepala batangku, dilocoknya beberapa lama dengan mulutnya sekaligus membasahi dengan ludahnya. Setelah terasa basah licin barulah dia menegakkan lagi tubuhnya dan menunggu aku berlanjut untuk berusaha memasukkan di lubang kemaluannya.

    Kuteruskan sesaat ciumanku dengan kembali mengiliki klitorisnya, sementara Wasti menyambut dengan juga melocok menariknarik batang kemaluanku. Saling merangsang begini tentu saja membuat tuntutan birahi jadi naik tinggi. Merasa cukup, kutunda ciuman sebentar untuk membawa dia bersandar ke dinding di belakangnya, Wasti menurut hanya memandangi aku agak bingung.Nggak di tempat tidur aja Mas..? tanyanya seperti kurang cocok dengan tempat yang kupilih.

    Di sini dulu, sekalisekali kita main berdiri kan bisa juga? begitu jawabku menentukan keputusanku. Meskipun agak kurang sreg tapi dia juga sudah kepingin berat jadinya menurut saja ketika setelah kusandarkan ke dinding, kulanjutkan dulu dengan mengecupi mesra seputar wajahnya sambil tetap menghangatkan bara nafsu dengan bermain sebentar mengusapi kemaluannya, menggaruki klitorisnya.

    Dia kuserbu dengan membuat tidak sempat protes lebih jauh karena segera ujung jariku merasakan licin basah liang kemaluannya. Batang kemaluan yang sudah dibubuhi ludah kudekatkan masuk terjepit di selangkangannya menenempel ketat di lubang kemaluannya.

    Begitu kena mimik mukanya langsung tegang rahang setengah menganga karena jika dua kemaluan yang sama telanjang sudah ditempel begini, hangatnya mau tidak mau menuntut untuk melibat lebih dalam.

    Sinar matanya makin sayu meminta dan ini kupenuhi dengan mulai berusaha memasukkan batang kemaluanku. Kedua lutut kutekuk agak merendah dari situ kutekan membor ke depan ujung batangku sampai terasa menyesap masuk di jepitan lubang kemaluan Wasti, ini karena dia juga menyambut dengan menjinjit dan membuka lebarlebar pahanya.

    Ahngg Mass Doonyy.. keluar erang senangnya sambil menyebut namaku. Seperti biasa dia selalu terlihat repot jika dimasukkan batangku, tegang serius mukanya sambil sesekali melirik ke arah pintu seperti masih kuatir kalau ada yang masuk mendadak sementara dia sedang sibuk dalam usahanya ini.

    Begitupun pelanpelan tenggelam juga batangku ditelan lubang kemaluannya masuk dan sebentar kemudian terendam habis seluruh panjangnya. Aku berhenti sebentar untuk dia menyesuaikan ukuranku baru setelah itu aku pun mulai menikmati jepitan asyik kemaluannya di batangku. Lepas dari sini kami berdua sudah langsung meningkat meresap nikmat sanggama tanpa perduli suasana sekitar lagi.

    Aku mengawali dengan memainkan batangku menusuk tarik ke luar masuk, sebentar kemudian diimbangi Wasti dengan memainkan pinggul mengocokkan lubang kemaluannya.

    Masingmasing sama berkonsentrasi pada rasa permainan cinta dengan di atas kembali saling melumat bergelut lidah, kali ini untuk melengkapi gelut dua kemaluan yang mengasyikan dalam posisi sanggama berdiri ini. Sambil begitu kedua tanganku pun meremasi sekaligus kedua susunya menambah enaknya permainan.

    Wasti baru sekali kuajak main gaya begini tapi sudah langsung tenggelam dalam kelebihan rasanya. Terbukti baru disogoksogok beberapa saat saja dia sudah tegang serius mukanya, tapi sebelum sampai ke puncaknya segera kuangkat dia berpindah posisi ke tempat yang lebih santai buat dia dan baru sekarang kubaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.

    Wiihhss.. Mas Donny kangen aku kontolmu Mass.. sshh mantepp rasanya.. komentar pertama dengan nada suara bergetar terdengar senang seperti anak kecil baru diberi mainan. Saking rindu dan senangnya sampai mengalir keluar airmata bahagianya.

    Tidak kusahut katakatanya tapi dengan gemasgemas sayang aku menindih untuk mengecup menggigit bibirnya dan dari situ kusambung dengan mulai memainkan batangku keluar masuk memompa di jepitan lubang kemaluannya. Inipun masih pelan saja tapi reaksinya sudah terasa banyak buat kami.

    Pinggulnya dimainkan membuat lubang kemaluannya berputaran memijati batanganku, hanya tempo singkat kami sudah meningkat dalam serius tegang dilanda nikmatnya gelut kedua kemaluan.

    Airmuka kami sama tegang dan sinar mata sama sayu masingmasing hanyut meresapi jumpa mesra yang baru ini lagi kami lakukan setelah lewat cukup lama perpisahan keintiman kami. Menatap wajah si manis sedang hanyut begini tentu saja menambah rangsangan tersendiri yang membuatku makin meningkatkan tempo, sambil tetap meresapi asik yang sama pada gelut dua kemaluan kami.

    Enak nggak Was rasanya punyak Mas.. bisikku menguji di tengah kesibukanku, sekedar ingin tahu komentarnya.

    Hsh iya ennak sekalli Mass.. kontol Mas Donny palingg ennak dari semuanya.. hhssh wihh kerras sekalli.. ennaakk.. Adduuh Maas iya ditekenn gittu dalem bbanget hhshh.. Mass Donyy ennaak sekalii Maas..

    Wasti kuhapal memang type spontan terbuka, dipancing sedikit saja langsung keluar suaranya mengutarakan apa yang sedang dirasakannya. Jelas menyenangkan mendapat partner bercinta seperti ini, segera kutenggelamkan juga perasaanku menyatu dalam asyik sanggama sepenuh perasaan dengannya.

    Makin lama gelut kami makin berlomba hangat tanda bahwa masingmasing mulai menuju ke puncak permainan, sampai tiba di batas akhir kuiringi saat orgasme kami dengan menempel ketat bibirnya saling menyumbat dengan lumatan hangat. Hhrrh hghh.. nghhorrh.. sshghh.. hoorrhgh hhng.. hngnhffgh.. ngmmgh.. suara tenggorokan kami saling menggeros bertimpal seru mengiringi saat ternikmat dalam sanggama ini.

    Mengejutngejut batang kemaluanku menyemburkan cairan maniku yang juga terasa seperti diperasperas oleh pijatan dinding kemaluannya. Sampai terbalik kedua bola mata kami saking enak dirasa tapi begitupun sumbatan mulutku belum kulepas menunggu sentakansentakan ekstasinya melemah.

    Baru ketika helaan nafas leganya ditarik tanda kenikmatan berlalu, aku pun melepas tempelan bibirku menyambung dengan kecupankecupan lembut seputar wajahnya.

    Hhahhmmhh Mas Ddony.. assyiknyaa.. keturutan kangenku sama Mas.. kembali terdengar komentarnya dengan masih saling berpelukan mesra.

    Mas sendiri juga kangen sekali sama kamu Was, kataku jujur membalas perasaan hatinya.
    Bener? tanyanya menguji dengan nada manja.

    Tapi tetap menjepitkan otototot lubang kemaluannya di batanganku menunggu sampai terlihat aku mulai mengendor menghela nafas legaku, di situ baru dia berhenti dan membiarkan aku melepaskan batanganku dari lubang kemaluannya. Aku lega dan puas tapi air mukanya juga tampak berseri tanda senang telah berhasil memuaskan kerinduannya denganku.

    Sejak dari hari itu berlanjut lagi hubungan lamaku dengan Wasti di setiap kedatanganku ke rumahnya tapi dengan alasan yang sama seperti Oom Rony yaitu purapura minta dipijat oleh Wasti. Hari itu aku datang ke rumahnya bertemu dengan Ardi yang sedang sibuk mencetak di bangunan sebelah, dia mempersilakan aku menemui Wasti di rumah induk.

    Aku pun mengiyakan dan waktu masuk ke rumah kudapati Wasti di dapur sedang mencuci piringpiring dan gelas bekas makan siang mereka. Wasti menoleh dan tersenyum manis menyambut kehadiranku serta meminta aku menunggu dulu di ruang tamu. Timbul niat isengku menggoda, kurapati dia yang saat itu masih berdiri di depan meja cucian piring, langsung memeluk dari belakang mencumbui dia.

    Mengecupi lehernya sambil kedua tanganku meremasi bukit susunya. Karuan Wasti menggeliatgeliat dengan muka malumalu geli, ingin menghindar tapi mana mau kulepas begitu saja. Akhirnya dia diam saja membiarkan aku menggerayangi tubuhnya, dia sendiri tetap meneruskan mencucinya karena dipikirnya mana mungkin aku berani mengajak dia untuk waktu yang senekat ini.

    Mas Dony ini nggodain aku aja, palingpaling Mas juga udah ngiseng sama yang lain, sekarang kayak sudah kepengen lagi..?
    Lha memang kepengen kok, sama kamu kan belum? jawabku sambil mengangkat rok belakangnya, langsung melorotkan celana dalamnya.

    Tentu saja Wasti jadi kaget karena tidak mengira bahwa aku betulbetul serius meminta.
    Heh Mas Dony! Ngawur ah, ini kan masih di dapur.. nanti aja di kamar Mas.. kalau di sini nanti ada yang liat gimana?

    Wasti masih coba memperingatkan aku agar mengurungkan kenekatanku tapi aku sudah tidak bisa menahan lagi. Malah sudah kulepas ritsleting celanaku membebaskan kemaluanku langsung menempelkan batanganku di selangkangannya.
    Kasih sebentar aja kan bisa Was, dari sini kan kita bisa ngeliat ke sebelah kalau ada yang dateng.. kataku meminta sambil menenangkan dirinya.

    Kebetulan di dekat meja cucian piring itu ada jendela kaca darimana kami bisa melihat keadaan bangunan percetakan di sebelah.
    Ahhs Maass..! Wasti kontan menjengkit ketika terasa batang telanjangku yang menempel di lubang kemaluannya itu sudah mulai naik mengencang.
    Sempat bingung dia tapi dari semula ingin berkeras menghindar akhirnya Wasti jadi tidak tega juga, langsung melunak suaranya berbisik.

    Wih, wih Mass.. kok cepet banget sih keras bangunnya..?
    Makanya itu.. Mas Dony masukin ya?
    Iya tapi aku belum basah Mas..
    Nanti Mas basahin sebentar..
    Tapi jangan lamalama ya, nanti keburu ada yang dateng malah tambah penasaran..

    Tanpa membuangbuang waktu aku berjongkok di belakang Wasti dan segera menyosor di lubang kemaluannya yang juga cepat memasang posisi agar lebih mudah, dengan membuka secukupnya kedua pahanya serta menunggingkan sedikit pantatnya. Sambil begitu Wasti sendiri terpaksa menunda dulu pekerjaannya dan menunggu dengan bertopang kedua tangan di tepi meja cucian sambil pandangannya terus melekat memperhatikan ke luar jendela kaca itu.

    Niatnya memang semula hanya ingin sekedar memberi buat aku, tapi ketika terasa sedotan dan jilatanku di lubang kemaluannya ditambah lagi dengan satu jariku yang kucucukan menggeseki kecil di lubang itu, yang begini cepat saja membuat gairahnya terangsang naik. Cepatcepat dia membilas kedua tangannya yang masih penuh sabun karena sesewaktu mungkin diperlukan untuk memegangi tubuhku.

    Betul juga, tepat saatnya dia selesai membilas bersamaan aku juga selesai mengerjai liang kemaluannya. Segera kubawa batanganku ke depan lubang kemaluannya dan mulai menyesapkan masuk dari arah belakang, langsung saja sebelah tangan yang masih basah itu dipakai untuk memegang pinggulku, sebagai cara untuk mengerem kalau sodokkanku dirasa terlalu kuat.

    Tapi rupanya tidak. Biarpun sudah dilanda gairah kejantananku, tapi aku masih bisa meredam emosi tidak kasar bernafsu. Selalu hatihati sewaktu membor batangku masuk meskipun seperti biasa Wasti selalu menunggu dengan muka tegang. Dia baru melega kalau batangku dirasanya sudah terendam habis di lubang kemaluannya.

    Keras sekali rasanya Mas..? komentar pertamanya sambil menoleh tersenyum kepadaku di belakangnya.
    Kugamit pipinya dan menempelkan bibirku mengajaknya berciuman.
    Kalau ketemu lubangmu memang jadi cepet kerasnya.. jawabku berbisik sebelum menekan dengan ciuman yang dalam.

    Kami mulai saling melumat sambil diiringi gerak tubuh bagian bawah untuk meresap nikmat gelut kedua kemaluan dengan aku menarik tusuk batang kemaluan, sedang Wasti memutarmutar pantatnya mengocoki batanganku di liang kemaluannya. Inipun niat semula masih sekedar memberi bagiku saja, tapi tidak bisa dicegah, dia pun dilanda nikmat sanggama yang sama, yang membawanya terseret menuju puncak permainan bersamaku.

    Dari semula gerak senggama kedua kami masih berputaran pelan, semakin lama semakin meningkat hangat, karena masingmasing sudah menumpukkan rasa enak terpusat di kedua kemaluan yang saling bergesek, sudah bersiapsiap akan melepaskannya sesaat lagi. Wasti tidak lagi bertopang di tepi meja tapi menahan tubuhnya dengan lurus kedua tangannya pada dinding depannya.

    Di situ tubuhnya meliukliuk dengan air muka tegang seperti kesakitan tertolaktolak oleh sogokansogokan batanganku yang keluar masuk cepat dari arah belakangnya, tapi sebenarnya justru sedang tegang serius keenakkan sambil membalas dengan putaranputaran liang kemaluannya yang menungging. Masingmasing sudah menjelang tiba di batas akhirnya, hanya tinggal menunggu kata sepakat saja.

    Aahs yyohh Wass.. Mass sudah mau samppe..
    Iya Mass.. samasamaa.. sshhahhhgh.. dduhh.. oohgsshh.. hrrh hheehh Wass ayyoo.. dduuh Maass.. aaddussh hrhh..

    Pembukaan orgasme ini masingmasing saling mengajak dan berikutnya saling bertimpa mengerang mengaduh dan tersentaksentak ketika secara bersamaan mencapai batas kenikmatan. Jika dihitung secara waktu maka permainan kali ini relatif cepat namun bisa juga membawa Wasti pada kepuasannya. Memang hampir saja terlambat, karena baru saja aku mencabut batang kemaluanku sudah terdengar langkah kaki seseorang akan masuk ke rumah induk. Ternyata memang Ardi yang datang.

    Wasti sendiri tidak sempat lagi mencuci lubang kemaluannya, buruburu dia menaikkan celana dalamnya untuk menyumbat cairan mani bekasku yang terasa akan meleleh ke pahanya dan selepas itu dia purapura kembali meneruskan mencuci piring yang sempat tertunda itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Ketika Nafsu Sudah Menutup Mataku

    Ketika Nafsu Sudah Menutup Mataku


    1530 views

    Cerita Ngentot Teman – Ketika Nafsu Sudah Menutup Mataku

     

    Perawan – Aku adalah seorang pegawai sebuah perusahaan di Aceh. Aku sudah menikah sejak tahun 2014, dengan seorang wanita bernama Wulan. Adik iparku (adik kandung istriku) menikah dengan seorang wanita bernama Rini yang menjadi teman selingkuh ku untuk beberapa waktu.

    Sedikit curhat, pernikahanku kali ini di ujung tanduk. Yah kalau diliat dari biografi singkat yang kuceritakan di atas, bisa diambil kesimpulan apa dan siapa penyebabnya. Yak, selingkuh dan aku pelakunya. Untungnya, teman selingkuhku yang ketahuan kali ini bukan istri adik iparku, melainkan “teman” dari aplikasi media sosial “KitaNgobrol”. Ruginya, ya banyak banget. Salah satunya adik iparku sontak memusuhiku, sekaligus istrinya terpaksa ikut perintah suaminya. Rini  (Dalam suatu kesempatan, Rini bertemu dan langsung memohon agar hubungan kami jangan disebarluaskan. Aku pegang tangannya dan kupastikan bahwa aku bukan orang seperti itu. Sampai sekarang kami belum berkomunikasi lagi)

    Cerita Ngentot Teman | Pertengkaran dengan istriku tidak bisa dielakkan. Aku hanya mampu menyembunyikan bahwa aku baru melakukannya sekali , dan memastikan itu hanya coba2 dan tidak akan pernah terulang lagi. Tapi yang namanya emosi kadang tidak bisa dikendalikan, istri mengamuk sejadinya dan membawa masalah ke ranah keluarga besar. Berabe.

    Akupun terpaksa pindah ke tempat kos karena istri muak liat wajahku. Dalam keadaaan terlunta2 mental dan tertekan seperti ini, aku pun berusaha mencari pelarian dengan menginap di kantor dan merepotkan pegawai lainnya dengan sesekali nginap di rumah mereka.

    Adalah rekan kerjaku sejak tahun 2016 kemarin, bernama Putri, seorang wanita kelahiran medan berdarah batak. Putri ini seorang alpha-woman-type, artinya keras kepala dan cenderung egois. Awal mula kehadirannya saja sudah langsung nyuruh2 orang lain jelasin peraturan/SOP ke dia, padahal jelas orang lain itu (aku) jauh lebih lama bekerja disini.

    Cerita Ngentot Teman | Soal perawakan, Putri tidak didukung wajah yang menarik. 3-size-measurement? Minus malah di bagian depan. Parahnya, putri lebih senang untuk tidak memakai make-up bahkan dalam situasi formal sekalipun. Makanya di usia nya yang menginjak 30 tahun ini, aku paham kenapa pacarnya mutusin dia. Padahal kalau memakai make up, Putri dapat kelihatan lebih menarik.

    Kami sudah setim hampir 2 tahun lamanya. Baik profesional ataupun urusan personal sudah sering kami bahas. Makanya ketika dia tahu aku bertengkar dengan Wulan, dia langsung bertanya “Kau apain dia?” dengan gaya khas anak bataknya. Kalau sudah pake gaya begini, mendingan dijawab dengan serius atau langsung cabut, sebelum diajak debat yang ujungnya ngabisin energi.

    Akupun menerangkan secara garis besar apa masalahnya. Kata2 bodat pun keluar dari mulutnya ditujukan padaku. Aku hanya bisa tersenyum meringis, membayangkan bahwa rekan kerja ku pun bakal memusuhiku (aku mengerti kenapa, kan dia diputusin pacarnya . Jadi dimata dia, aku sama brengseknya dengan mantan co nya). Hari aku menceritakan kasusku, adalah hari dimana Putri sama sekali tidak memperdulikanku. Untungnya kerjaan kami sedang tidak banyak dan mampu kuhandle sendiri. Tapi aku bertekad baikan sama dia, karena urusan kantor memang tidak boleh bercampur dengan urusan pribadi. Sangat mempengaruhi output dan kinerja.

    Esoknya kubeli sebatang chunky bar dan sebungkus chitato besar. Berhubung meja kami sebelahan, gampang saja kutawarin dia makanan tersebut. Dengan pelototan dan jawaban ketus, dijawabnya tidak. Aku langsung ketawa2. Kuhimbau pada nya untuk tidak melarutkan masalahku ke profesionalisasi kami. Dia menatapku dan menjulurkan tangannya ke bungkus chitato. Yah, setidaknya rekan kerjaku tidak memusuhiku.

    Untuk meredakan bencinya, kubiarkan dia sepanjang pagi itu merepet dan memaki ku atas tindakan ku kepada Wulan. Tidak sekalipun kusanggah, tidak sekalipun kutepis. Suaranya sampai bergetar, air mata mulai memupuk di matanya. Aku hanya bisa bilang maaf berulang kali. Siangnya, suasana sudah mulai berubah karena dia mulai bertanya di mana aku tinggal.

    “sesekali di kantor” jawabku. “hah, tidur dimana kau?” tanya nya. “noh korsi2 itu kalo dijejer bisa buat tempat tidur. Yang penting punggungku nyandar aja”. Dia geleng2 kepala dan bilang aku gila. Padahal dia ga tau kalo tinggal di kantor dengan air bersih, listrik gratis, serta wifi dengan kuota gede itu menyenangkan <<< korupsi. Kami pun kembali fokus ke kerjaan masing2.

    Selepas istirahat, darah batak yang mengalir di tubuhnya kembali menghangat. Tapi tidak memanas, hanya interogasi kecil yang ingin dituntaskannya.

    Putri (P) : Kok bisa lah kau gituin dia rud?
    Aku (A) : bah, masih belum puas?
    P : bukan loh, ga abis pikir aku soalnya. Kalian (red:laki2) kek ga ada puas2nya. Ngebuang bunga demi sampah di jalan
    A : Ini mau digimanain lagi coba? Aku kan dah minta maaf juga. Penyesalan kan selalu datang telat, kalo di awal kan namanya pendaftaran.

    Berkat perkataan cuek ku, aku berhasil membuatnya tertawa. Mungkin, mungkin karena aku belum “menyentuh” wanita selama 3 minggu terakhir, tawa dan ekspresi Putri membuat nafsuku tidak stabil. Wanita rekan kerjaku selama ini yang kuliat biasa saja, bahkan cenderung tidak menarik perhatianku, membuat insting lelaki ku aktif. Tanpa sadar, aku memegang kedua tangannya yang bersila di paha nya. Kugenggam dan kutatap matanya sambil tersenyum.

    Putri kaget dan langsung menarik tangannya. Aku kembali mengeluarkan perkataan cuek “Lumayan megang tangan cewek” sebelum dia berkata apa2. Putri langsung merespon “segitu pengennya ya?”, yang langsung kujawab “udah hampir sebulan loh. Bosen pake tangan sendiri”. Putri langsung melotot tajam “Jadi kau kira aku tempat pelampiasan?” dengan nada meninggi. Akupun langsung berkilah “enggak loh put. Bukan pelampiasan, kau tempat aku mencurahkan rinduku” disertai senyum seringaiku, berharap ini tidak jadi pembantaian umum.

    Putri langsung menjawab “sama aja kampret” dan kembali menghadapi kerjaannya. Dalam artian lain, sebenarnya aku sudah di zona selamat karena berhasil mengalihkan pembicaraan kasus ku ke mesumku. Namun, sekarang otakku dipenuhi pikiran mesumku. Aku ingin bersetubuh. Tepatnya, aku ingin memasukkan alat kelaminku ke lubang kenikmatan Putri. Kupandangi tubuhnya terutama di bagian payudara. Sadar aku memperhatikan dirinya, Putri balas menatap tajam dan sedikit membentak “apa?”

    Pikiranku langsung cepat bereaksi. Putri adalah seorang alpha-type, dia ga akan segampang itu peduli, meskipun kepada rekan kerjanya sendiri. Pikiranku berlanjut, Putri sudah lama tidak pacaran. Ini berarti taruhan 50-50. Aku harus mencoba, batinku berkata.

    “Enggak. Aku cuma mau pijet2 badanmu aja” sergahku sambil mengarahkan kursi ku ke belakang nya dan sekaligus memegang bahu nya. Putri sedikit berteriak “apaan seh?” sambil menepis tanganku dari bahu nya. Langsung sigap kutangkap tangannya. Putri langsung melotot tajam sambil berkata “Rud, aku marah. Lepasin”.

    Taruhanku sepertinya salah. Tapi otakku masih dipenuhi pikiran mesum. Dengan sedikit tercekat, aku mengeluarkan kata2 “Put, tolong aku put” sembari tidak menghiraukan perintahnya untuk melepaskan tangannya. Putri menjawab tegas “ENGGAK. LEPASIN”. “Put, bantuin napa. Ga usah sampe “kesana” deh. Bantuin aku “keluar” aja. Janji (janji? lol)” kataku dengan penuh harap sambil tetap memegang tangannya.

    Putri terdiam sejenak. Disaat seperti ini, aku tidak membiarkannya berpikir. Aku langsung menyambung perkataanku “Iya ga sampe ngapa2in. Nanti aku bantuin juga kau deh” sambil menurunkan tangan kami berdua ke arah paha nya. Aku memanjangkan jari kelingkingku ke arah paha nya, sedikit membelai, berharap semoga rangsangan ini sampai. Putri tidak berkata apa2. Putri diam, seperti terpasrah. Aku celingak- celinguk liat keadaan, dan langsung menghambur ke depan memeluk putri seraya berkata “Makasih ya put”. Aroma rambutnya menelusuk hidung, bercampur dengan nafsu yang ingin segera kutuntaskan. Putri berbisik “jangan disini. dimana?”. Akupun berdiri, memberinya kode untuk mengikutiku ke ruang kesehatan.

    Ruang kesehatan kantor kami terletak di ujung lantai 2. Ruang ini sederhana, hanya ada tempat tidur rawat, meja dan kursi kerja dokter, kursi tunggu dan AC. Ruangan ini serba praktis, sering dipakai untuk tempat istirahat ataupun tempat kongkow. Dan seperti biasa, kunci ruangan ini selalu tertinggal di dalam. Mungkin memang ada pegawai atau pejabat lain yang memakai nya seperti yang akan kulakukan. Tapi itu bukan urusanku.

    Putri pun masuk. Aku langsung mengunci pintu dan mendekap dia dari belakang. Tangan kananku langsung menggerayangi payudaranya, sedang tangan kiriku membelai area wanita nya dari luar celana hitamnya. Kali ini putri tidak bisa terdiam. Suara lirihan kecil mulai terdengar di telinga kiriku. Putri langsung membalikkan badan dan menyambar mulutku dengan mulutnya. Bibir kami beradu, aku berusaha memasukkan lidahku ke mulutnya. Sedikit kuremas payudaranya barulah lidahku bertemu dengan lidahnya. Tangan kiriku bergerilya masuk kedalam celananya. Gila ya put, pikirku dalam hati. Kuyakin kau juga menginginkan hal ini. Kau juga merindukan diginiin. Buktinya dengan basahnya celana dalammu.

    Jari tengahku menerobos masuk ke liang vaginanya. Ciuman Putri mulai tak teratur dan terlepas. Desahan tertahan keluar dari mulutnya, yang memancing ku untuk meneruskan foreplay ini lebih lanjut. Tangan kananku bergerak melolosi kancing kemejanya, hingga Bh hitamnya terpampang dan tanganku bebas merabanya. Lidahku sekarang bergerak di leher kiri Putri, tangan kananku memilin dan meremas apa yang dapat di raihnya dibalik Bh hitam tersebut. Tangan kiriku tetap dinamis mengorek isi dalam lubang itu. Pikiranku dipenuhi dengan nafsu. Aku yakin putri sudah lupa dengan janji ku (janji yang mana? hahaha)

    Kudorong pelan Putri ke arah meja kerja dokter. Putri mengerti dan duduk diatas meja tersebut. Kutanggalkan celana Putri, kulepaskan celana dalamnya sehingga liang kenikmatan yang sudah basah itu terpampang di hadapanku. Putri terkangkang pasrah di hadapanku, hanya kemeja yang terbuka separuh dan Bh hitamnya yang melekat di badannya saat ini. Kumajukan kepalaku untuk melekatkan mulutku ke vagina Putri. Sepertinya Putri juga mengharapkan ini, terbukti dengan dijambaknya rambutku ketika cairan vaginanya mulai kuisapi. Desisan desisan nafsu ini semakin membangkitkan gairahku.

    Cerita Ngentot Teman | Aku menurunkan celanaku. Kuhisap kembali lidah Putri sambil melepaskan Bh hitamnya. Kupilin putingnya dan aku berbisik di telinganya “Enak sayang?”. Putri menggigit pundakku sebagai jawaban. Kuciumi lehernya, kupermainkan puting payudaranya, kutekan2 klitorisnya. Sepertinya Putri akan membantu ku keluar kali ini. Tangannya menggenggam k0ntolku, naek turun, dan mulai mengarahkannya ke vaginanya….tanpa kuminta. Aku harus membantu Putri juga. Kudorong perlahan batangku, sekujur badanku dipenuhi kenikmatan duniawi itu. Kudorong terus sampai melekat kelamin kami. Kutatap mata Putri, kami kembali berciuman, dan Putri kembali menggigit pundakku.

    Kami saling menyangga dan mengkait ketika aku mulai menggerakkan batangku maju-mundur. Setiap hentakan yang kulakukan dibalas dengan baik oleh goyangan Putri. Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi apabila kami ketahuan. Putri pun sepertinya sama. Bunyi meja berderit, desahanku, desahan Putri aku rasa dapat menjelaskan keadaan kami pada orang yang mungkin sedang tepat ada di luar ruangan. Aku tidak peduli. Putri sekarang terlentang di atas meja, kaki kiri nya kuangkat ke pundakku yang barusan digigitnya. Kupacu kembali tempo tadi. Putri semakin belingsatan. Tangan kiriku menekan klitorisnya. Gerakan putri semakin tidak karuan. Aku tetap memaju-mundurkan batangku di dalam lubang yang semakin basah tersebut.

    Kenikmatan ini ekstasi bagi kami. Putri sepertinya kelelahan setelah batangku dipijat vaginanya beberapa kali. Kedua kakinya kuangkat, kucium betis nya seraya kembali menghentakkan batangku. Aku hampir keluar. Kupercepat irama gerakan pinggulku sebisa yang aku mampu. Makin cepat dan tak terkendali, Putri sudah seperti kehabisan napas, deritan meja makin keras, aku mulai teriak, teriak kenikmatan yang kulepaskan seketika cairanku mengisi dalam lubang vagina itu. Aku goyangkan terus, meresapi sisa2 kenikmatan yang masih ada.

    Cerita Ngentot Teman | Putri bangkit duduk dan merangkul leher ku, mencium ku, dan berkata “Enak sayang”. Aku pun tersenyum dan menjawab “Makasi ya sayang. Benar2 nikmat abang rasa” (padahal kami seumuran. Aku memakai kata abang ke dia biar mesra soalnya. hahaha). Aku langsung mengambil tisu dan mengelap baik kelaminku dan kelamin Putri. Putri sedikit merasa geli ketika kusentuhkan tisu itu ke vaginanya. “Padahal tadi niatnya cuma pake tangan. Aku malah mau pake mulut. Ujung2 nya ngentot juga kita ya” Ujarnya sambil tersenyum cemberut. Aku tertawa dan berkata “Lain kali di tempat tidur yok put. Mau?” . Putri hanya tersenyum mengangguk. Kami berdua bergegas memakai pakaian kami dan meninggalkan ruangan tempat pengalaman pertama kami, dengan disertai rasa was was dan teliti agar tidak ada bukti yang tertinggal. (Bersambung?)

  • Ketika Tidur Pulas Ku Intip Bibiku

    Ketika Tidur Pulas Ku Intip Bibiku


    1004 views

    Cerita Sex ini berjudulKetika Tidur Pulas Ku Intip BibikuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis.

    Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.

    Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat.

    Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD.

    Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.

    Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa.

    Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi.

    Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi,

    sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi.

    Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi.

    Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.

    Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.

    Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.

    Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat.

    Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.

    “Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi,

    “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata,

    “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu.

    Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi.

    Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    “Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan.

    Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, ”

    Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya.

    Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya.

    Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

    Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.

    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

    Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

    Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

    Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Amblas semua batangku.”Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks.

    Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.

    Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang.

    Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak.

    Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

    Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku,

    kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.”Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.

    “Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur.

    Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kini, Semua Mulai Menikmati

    Kini, Semua Mulai Menikmati


    2012 views

    Cerita Panas Bergambar – Kini, Semua Mulai Menikmati

    Ema Salima Salsabila

    Crreeetts…. Crreeetts … Seeeeeeerr…. Eehmp…. Crrreetsss…. Seeeeerrr…..

    Perawan – Kugigit bibirku menahan diriku agar tidak mendesah sehingga Suamiku tidak sampai curiga. Aaahk… Sungguh orgasmeku kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya sekaligus sangat menyiksa diriku.

    Rasa nikmat yang kudapatkan, membuatku nyaris lupa kalau Suamiku kini berada dekat denganku.

    Tinggal dua langkah lagi, maka semuanya berakhir, Suamiku akan dapat melihat Ujang yang sedang berada di belakangku. Dan perselingkuhankupun terbongkar, sebentar lagi aku akan resmi menjadi seorang Janda.

    Deg… Deg… Deg… Deg… Deg… Deg…

    “Abii…”

    Langkah Suamiku berhenti, lalu ia menoleh kearah putriku. “Iya sayang, ada apa?” Sahut Suamiku memandang putrinya.

    Dan pada saat bersamaan gamisku di tarik turun, lalu dengan gerakan persekian detik sebelum Suamiku kembali menoleh kearahku, Ujang menyembunyikan tubuhnya di bawah kolong wastafel sehingga Suamiku tidak dapat melihatnya.

    Aku mendesah pelan, sedikit beban tanpa berkurang dari pundakku.

    “Masih lama Umi nyucinya?” Tanya Suamiku.

    Aku berdehem pelan, perasaan tegang membuatku merasa gugup. “Iya Bi… kenapa?” Tanyaku gugup, sungguh aku sangat ketakutan.

    “Abi kangeen!” Aahkk… Ternyata Suamiku minta di layani malam ini.

    “Iya Abi, nanti kalau nyucinya selesai Umi… Aahkk… Eehmm… Akan nyusul Abi keatas.” Siaaal… Ujang udah benar-benar gila, kurasakan jemari Ujang membelai betisku.

    “Kamu kenapa Umi? Ada yang sakit?” Tanya Suamiku panik. “Kok wajah Umi pucat?” Sambungnya sambil membelai pipiku.

    Ujang pleasee… jangan naik lagi, Aahkk… Jemarinya semakin tinggi naik atas pahaku, hingga akhirnya menyentuh kemaluanku. Dia menggesekkan jarinya kebibir vaginaku, membuat birahiku kembali naik.

    Aaah… Tidak, ini bukan saat yang tepat untukku terangsang seperti ini. Fokuuus…. Fokuuss… Kamu pasti bisa Emaa…

    “Ini mendadak perutku mules Bi!” Kataku mengringis sambil menurunkan tanganku memegang perutku, lalu turun menuju tangan Ujang yang sedang memanjakan vaginaku.

    “Ya udah, Abi tunggu di kamar ya?”

    “Iya Bi, Umi nanti menyusul.” Jawabku, sembari menarik nafas lega.

    Kemudian Suamiku melangkah pergi menjauh dariku, aku baru bisa bergerak ketika Suamiku benar-benar menghilang dari pandanganku. Buru-buru aku menepis tangan kurang ajar Ujang dari vaginaku, dia sudah sangat keterlaluan.

    Kalau tadi sampai ketahuan, bisa-bisa riwayatku tamat sampai di sini.

    “Gila kamu Jang!” Kataku emosi, tapi tetap menjaga suaraku agar putri semata wayangku yang sedang menonton tv tidak mendengar suaraku.

    “Tapi Ibu Ema sukakan?”

    “Saya mohon, jangan ganggu saya lagi…! Dan tolong berhenti sampai di sini saja.” Melasku tapi dengan nada tegas.

    Perbuatannya barusan sungguh sangat beresiko, bagaimana kalau tadi Suamiku melihat? Aku tidak ingin menjadi janda, apa lagi janda karena di ceraikan Suami yang memergoki Istrinya selingkuh, aku tidak siap untuk hal itu.

    Ujang menarik tanganku, memaksaku merunduk seperti dirinya.

    Kemudian dia membuka celananya, mengeluarkan senjata pamungkasnya yang gemuk dan panjang, membuat nafasku memburuh, kejadian tadi pagi kembali menguasaiku.

    “Ayo Bu, biar cepat selesai.”

    “Jangan gila Jang, masih ada anakku di sana, gimana kalau dia melihat kita?” Kataku panik, tapi dia malah menarik tanganku.

    “Gampang Bu, tinggal kita ajak!”

    “Iblis kamu Jang…” Kesalku, sembari merangkak kepangkuannya, kusibak kesamping celana dalamku lalu keraih penisnya, dan kugesekan dengan bibir vaginaku.

    Aaahkk… Rasanya nikmat sekali, apa lagi ketika kepala penisnya menggesek clitorisku.

    “Hahaha… Ayo masukan sekarang Bu!”

    Kutatap bola matanya, lalu dengan perlahan kucoba menduduki penisnya. “Jleepps…” Oohk… Kepalaku mendongak keatas, menatap langit-langit dapur rumahku.

    Dalam sekejap untuk kedua kalinya hari ini aku membiarkan penis pria lain bersarang kedalam vaginaku yang suci, yang seharusnya kupersembahkan untuk Suamiku tercinta, tapi kali ini tanpa ada paksaan berarti aku malah menuruti kemauan pria lain.

    Dosakah aku? Aahkk… Ini dosa besar, tapi dosa yang paling nikmat yang perna kubuat.

    Tanpa di minta aku mulai menggoyang pinggulku naik turun diatas penisnya yang begitu besar, jauh lebih besar dari milik Suamiku, dan tentunya lebih keras dan berotot.

    Jujur saja, pelecehan yang ia lakukan barusan tepat dihadapan Suamiku membuatku langsung memutuskan untuk pasrah, menerima kalau nantinya ia ingin menyetubuhiku lagi, dan ternyata benar dia kembali memperkosaku.

    Ujang meletakan tangannya di bagian belakang kepalakku, laku kumiringkan wajahku, menyambut bibir tebal Ujang.

    Kami berpagutan mesrah, lidah kami saling membelit, dan kami saling berbagi air ludah. Entalah… Apa ini masih bisa di sebut pemerkosaan, tapi yang pasti aku sangat menikmati dirinya yang sedang memperkosa diriku.

    Plookkss…. Ploookkss… Plookss…. Plookkss…. Plookkss….. Ploookkss….

    Pinggulku bergerak cepat, menghentak nikmat, sementara erangan-erangan kecil keluar dari bibirku, dan sedetik kemudiaaan… Aahkkk… Aku mencapai orgasmeku kembali dengan rasa berjuta kenikmatan yang ia berikan.

    Masih dalam keadaan penisnya yang berada di dalam vaginaku, dia… menuntunku terlentang, dengan posisi ia menindih tubuhku.

    Kemudian giliran ia yang bergerak maju mundur menyodok memekku, sembari tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menaklukanku. Sementara aku harus berjuang mati-matian agar tidak mengeluarkan suara.

    “Memek Bu Ema sempit bangeet, rasanya enaaak Bu, ngejepit gitu…” Dia menyingkap lebi tinggi gaun tidurku hingga sebatas leherku, lalu dengan satu tarikan kebawah, cup braku melorot dan memperlihatkan sepasang gunung kembarku yang indah dan masih sangat kencang.

    Sembari menggenjot memekku, dia meremas payudarahku dengan memainkan puttingku. Mau tidak mau, aku semakin terangsang di buatnya.

    “Ujaaang… Aahkk… pelan-pelaaan!” Pintaku.

    “Aduh Bu, Maaf gak bisa pelan, soalnya memek Ibu kayak perawan, enaaak bangeeet….”

    Perawan…? Oohh Ujang, kamu pinter sekali memujiku, padahal usiaku saat ini sudah tidak muda lagi… Bahkan aku sudah melahirkan, seharusnya memekku sudah kendor, tapi katamu aku masih perawan? Aahkkk… Enaaak….

    Dia semakin mempercepat sodokannya, sementara kedua pahaku ia buka semakin lebar.

    Saat kedua bola mata kami bertemu, kurasakan getaran halus merayap di dadaku, apa lagi ketika ia tersenyum puas melihatku yang tersentak merasakan benda pusakanya yang mengaduk-aduk liang peranakanku.

    “Aku mau keluaaar Jang…”

    “Keluaarin Bu, nikmatin kontol saya di dalam memek Ibu.” Bisiknya, yang seakan diriku ini memang haus akan sebuah kenikmatan.

    Maafkan aku Suamiku, tapi aku berjanji ini yang terakhir kalinya, semoga kamu mau memaafkanku sayang…. “Aaaaarrhkk…” Lidahku terjulur seiring dengan cairan cintaku yang meledak-ledak.

    Plooppss….

    Dia menarik kontolnya dari dalam memekku, membuat nafasku kembali memburu dan aku merasa seperti ada yang kosong di bawah sana.

    “Kulumin kontol saya dulu ya Bu, baru nanti kita lanjut lagi…”

    Aku menganguk pelan, lalu kuikuti tarikan tangannya, aku bersujud di depan kontolnya yang mengacung di depanku. Lama aku mengamati kontol Ujang yang memang besar.

    Kugenggam kontolnya dengan telapak tanganku, Ouw… telapak tanganku tak mampu menggenggam kontolnya.

    Dengan perlahan kukocok kontolnya naik turun, kuperhatikan cincin emasku yang melingkar di jari manisku, membuatku kembali teringat bagaimana dulu aku mengikat janji suci kepada Suamiku. Tapi malam ini, dengan di saksikan mas kawinku, aku mengingkari janji suciku.

    Maafkan aku Mas, aku mencintaimu selamanya…

    Kutundukan wajahku, kujilati kepala kontol Ujang, yang tak lain hanyalah seorang pembantuku. Uuhkk… rasanya nikmat banget, lidahku bergetar menjilati kontolnya yang besar.

    Tidak hanya kepala kontolnya, batangnyapun tak luput dari jilatanku.

    Sementara jemariku meremas lembut kantung telurnya, dan bibirku membuka, menyambut kontolnya kedalam mulutku. Kepalaku bergerak maju mundur mengocok kontolnya yang sekeras batu itu sambil menatap matanya.

    “Aaoohkk… Enak Bu, Aahkk… kuluman Ibu enak, Aahkk… hisapannya mantab bangeet Bu…” Ujar Ujang, matanya merem melek.

    Kurasakan belaian telapak tangannya diatas kepalaku yang masi tertutup kerudung.

    Aku semakin bersemangat mengulum kontolnya, menghisap dan mengitari kepala kontolnya dengan lidahku. Entah kenapa ada perasaan senang melihat ia keenakan.

    ———–

    Rasanya aku mau gila, bagaimana mungkin aku menikmati pemerkosaan yang kualami saat ini, seharusnya aku marah, mengutuk setiap sentuhan darinya, bukan malah menginginkan dirinya menyentuh dan menikmati diriku.

    Dia menahan kepalaku, lalu dia memintaku naik kembali kepangkuannya.

    Tanpa melakukan penetrasi, dia melumat bibirku, memelukku dengan sangat erat. Kuangkat sedikit pantatku ketika ia membelai bongkahan pantatku yang sekal. Lalu kurasakan jemari tengahnya membelai anusku.

    “Ouuhhkk… Jang!” Kurasakan jemari tengahnya tenggelam dianusku.

    Sembari membalas pagutannya, kurasakan anusku di korek-korek oleh jemari tengahnya. Aku berani bersumpah demi apapun, kalau saat ini aku sangat menikmati penjelajahan jemari tengahnya di dalam liang anusku yang kemarin telah di ambil perawannya oleh mereka.

    Aku semakin menggila, kedekap kepala Ujang, sambii menghisap lidahnya dengan rakus. Aku sudah tidak perduli terhadap setatusku sebagai seorang Istri, dan Ujang sebagai pembantuku.

    Yang aku mau hanya dirinya yang menyetubuhiku seperti kemarin, membuatku tak berkutik menikmati setiap sodokan kontolnya yang besar di dalam vaginaku ini. Aahkk… Aku menginginkanmu Ujang… Aaahkk….

    Sluuooppsd…. Sluuuppss… Sluuppss….

    Dia menuntunku berdiri, satu kakiku diangkat, dan kemudian “bleess…” Kontolnya kembali melesat masuk kedalam memekku.

    Kukalungkan kedua tanganku di lehernya Ujang, untuk menjaga keseimbangan tubuhku agar tidak terjatuh ketika kontolnya mengaduk-aduk memekku dengan cepat.

    “Jaang… Kayak tadi aja… Aahkk….”

    “Kenapa Bu?” Tanyanya, kedua tangannya turun meremas pantatku.

    “Di sana masi ada anak saya Jang, Aahkk.. Oohhk… Pelan-pelan Jang…. Aahkkk….” Aku merintih semakin keras, jujur aku takut anakku tau kalau saat ini aku sedang di setubuhi oleh Ujang.

    Bukannya melambat Ujang malah semakin menggila, ia menyodok memekku tanpa ampun, membuatku kesulitan untuk tidak mengerang, karena rasanya terlalu nikmat.

    Plooookkss…. Plookkss…. Plookksd… Plookkss….

    “Memek Ibu enak, Aahkk… saya suka memek Ibu, Aahkk… Aahkk…” Bisik Ujang, dia menghentak-hentak selangkanganku.

    “Udaah… Aahkk… Jang! Saya gak kuat….”

    “Tenang aja Bu, nikmatin aja kontol saya! Anak Ibu aman pokoknya dia gak akan ganggu kita….” Uhkk… Ujang, dia tau dari mana kalau anakku tidak akan mendengar teriakanku.

    Tiba-tiba mataku diikat oleh seutas kain, aku sempat ingin melepasnya tapi Ujang menahan tanganku yang ingin menarik lepas penutup mataku, karena aku terganggu dengan adanya penutup mataku.

    Dia memutar tubuhku, menghadap kearah Putriku yang tadi sedang menonton tv.

    “Kok mata saya di tutup Jang?” Tanyaku heran.

    “Sengaja Bu, dengan begini Ibu gak perlu khawatir tentang anak Ibu, dan bisa fokus menikmati kontol sayakan Bu…” Jelas Ujang, dia meraih payudaraku dari luar gaun tidurku, dan meremas-remas dadaku.

    “Tapi Jang?”

    “Kan saya bisa lihat Bu… percaya sama saya Bu, pati gak akan ada gangguan.” Ujarnya menenangkan hatiku.

    Duh kenapa dengan diriku ini, semakin lama aku semakin suka dengan caranya menikmatiku. Membuatku serba salah, antara menerima perlakuannya atau malah mengutuknya.

    Perlahan kurasakan belaian kontolnya di belahan memekku, lalu naik keanusku.

    Kujatuhkan dadaku diatas tempat biasa aku menyiapkan bumbu masakan, di samping wastafel. Kemudian kedua tanganku terjulur kebelakang, lalu dengan perlahan kubuka lebar kedua pipi pantatku memperlihatkan anusku.

    “Mau dimasukan kesini Bu?” Tanya Ujang menempelkan ujung kepala penisnya di lobang anusku yang merekah.

    Aku mengangguk malu, jujur saja aku tidak bisa melupakan nikmatnya ketika diriku di sandwich oleh para pembantuku tadi pagi, dan aku ingin kembali merasakannya, menikmati ketika anusku di sodok kasar oleh kontol Ujang yang besar.

    “Ngomong dong Bu, jangan ngagguk doang, bilang kalau Ibu mau anusnya di jebol…”

    Aku mendengus. “Iya… Iyaaa… Jang, jebol anusku Jang, pake kontol kamu… Aahkk….” Sumpah, jantungku rasanya mau copot saat mengatakan hal tersebut kepada Ujang.

    Lalu dengan perlahan kurasakan kepala jamur Ujang menerobos masuk, semakin lama semakin dalam dan Jleeeeb…. Aaaaaahkk…. Anusku berhasil di tembus oleh kontol Ujang, dan rasanya sungguh sangat nikmat.
    (Kok ngegantung? Sngaja gan, bukan untuk bkin warga smprot kentang, tpi ini bagian dri crta)
    ###

    Saat aku masuk kedalam kamar, kulihat lampu kamar kami sudah meredup dan terlihat Suamiku sudah tertidur lelap.

    Maafkan aku ya Mas… Aku sudah membuatmu menunggu begitu lama, sampai kamu ketiduran seperti ini… Seharusnya aku melayanimu, bukan malah bermain gila di belakangmu, sumpah Mas aku sungguh menyesal.

    Aku bukanlah Istri yang baik, tega menyakitimu yang begitu setia kepadaku. Tapi Mas harus percaya kalau aku sangat mencintaimu.

    Aku berjanji Mas, kejadian malam ini tidak akan terulang lagi, ini yang terakhir kalinya.

    Aku merebahkan tubuhku di samping Suamiku Mas Tio, kupeluk erat tubuhnya yang kokoh, yang selama ini bekerja keras demi memenuhi kebutuhanku dan anakku. Terimakasi Mas sudah menjadi kepala keluarga yang baik untuk kami.
    ###

    Delapan
     
    Asyfa Salsabila

    Apa yang kulihat saat ini tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Sanking shoknya, aku hanya bisa diam membeku.

    Aku yang tadi lagi seru-serunya menonton televisi, tiba-tiba aku mendengar suara yang aneh dari balik dapur rumahku. Awalnya aku tak begitu menghiraukannya, karena suaranya yang terdengar sama-samar. Tapi entah kenapa pada akhirnya suara tersebut mengundangku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

    Oh Tuhaaan…

    Kulihat Umi yang sedang berdiri membelakangiku sedang berpelukan sambil berpagutan dengan seorang yang juga kukenal sangat baik.

    Dia adalah Kang Ujang! Ya… aku memanggilnya Akang karena ia berasal dari bandung, orangnya baik dan enak diajak mengobrol, tapi siapa yang menduka ternyata ia menjalin efair dengan Ibu kandungku.

    Tentu saja aku marah, aku hendak melabrak mereka, sungguh sangat menjijikan melihat apa yang mereka lakukan saat ini.

    “Ssstttt….” Kang Ujang meletakan jari telunjuknya di bibirnya.

    Langkahku terhenti, entah kenapa mendadak aku jadi ragu untuk melabrak mereka berdua, walaupun emosiku sudah sangan memuncak dan bersiap untuk kuledakan.

    “Jaang… Kayak tadi aja… Aahkk….” Kudengar suara Ibuku yang mendesah

    “Kenapa Bu?”

    “Di sana masi ada anak saya Jang, Aahkk.. Oohhk… Pelan-pelan Jang…. Aahkkk….” Tolak Umi, sembari mengerang-erang.

    Sungguh aku tidak menyangkah kalau Umi bisa bermain gila di belakang Abi.

    Apa salah Abi Umi? Kurang baik apa Abi selama ini kepada kita, apa yang kita butuhkan selalu ia penuhi, bahkan ia sangat mencintai kita lebih dari apapun, tapi kenapa Umi membalasnya dengan perselingkuhan.

    Plooookkss…. Plookkss…. Plookksd… Plookkss…. Plookkss….

    “Memek Ibu enak, Aahkk… saya suka memek Ibu, Aahkk… Aahkk…”

    Kedua tangan Kang Ujang mencengkram pantat Umi, sambil menggerakan pinggulnya turun naik menyodok vagina Umi. Kulihat banyak cairan vagina Umi yang meleleh keluar, turun hingga kemata kakinya.

    “Udaah… Aahkk… Jang! Saya gak kuat….” Rengek Umi.

    “Tenang aja Bu, nikmatin aja kontol saya! Anak Ibu aman pokoknya dia gak akan ganggu kita….” Kang Ujang tersenyum kearahku, lalu dia menunjukan tangannya yang tergenggam dengan jari jempol terselip diantara telunjuk dan jari tengahnya. (Kode ngentot)

    Kemudian Kang Ujang mengambil kain yang tergantung, lalu mengikat mata Umi.

    Kang Ujang memutar tubuh Umi menghadap kearahku, sehingga aku dapat melihat wajah Umi yang merah padam. Oh Tuhan, raut wajah Umi mengisyaratkan kalau ia sangat menikmati perselingkuhannya.

    “Kok mata saya di tutup Jang?” Tanya Umi keheranan.

    Tapi aku bersyukur Umi tidak membuka penutup matanya, kalau tidak, ia akan tau kalau aku anaknya saat ini sedang menonton perselingkuhannya dengan pria lain.

    Dan yang lebih menjijikan lagi, pria itu tak lain adalah pembantu di rumah kami, sungguh tidak selevel dengan Umi.

    “Sengaja Bu, dengan begini Ibu gak perlu khawatir tentang anak Ibu, dan bisa fokus menikmati kontol sayakan Bu…” Kang Ujang menyeringai, lalu kulihat tangan kurang ajarnya meremas payudarah Umi.

    Rasanya aku ingin memukul wajah seringai Kang Ujang, tapi tatapannya entah kenapa membuat nyaliku menjadi ciut.

    “Tapi Jang?”

    “Kan saya bisa lihat Bu… percaya sama saya Bu, pasti gak akan ada gangguan.” Ujarnya menenangkan Umi yang panik.

    Kemudian Kang Ujang memberi isyarat kepadaku agar mendekat. Dengan langkah yang ragu aku berjalan menuju dapur.

    Kututup mulutku saat kembali melihat pemandangan yang menakjubkan. Di hadapanku saat ini kulihat benda besar yang nan gemuk mengacung tepat di depan pantat semok milik Umi.

    Ya Tuhaaan… Ampuni dosaku yang membiarkan Umi berzina.

    Kulihat tangan Umi membuka kedua belah pantatnya, sehingga aku dapat melihat lobang anus Umi yang kemerahan. Sebenarnya apa yang di inginkan Umi? Kenapa Umi bisa berbuat sejauh ini.

    “Mau dimasukan kesini Bu?” Kulihat kepala penis Kang Ujang di tempelkan kelobang anus Umi yang merekah.

    Anal? Astaga Umi…. apa yang ada di pikiran Umi? Sadar Umi… Aku mohooon…

    Kepala Umi mengangguk, menandakan kalau ia ingin Kang Ujang menganalnya.

    “Ngomong dong Bu, jangan ngagguk doang, bilang kalau Ibu mau anusnya di jebol…” Kembali Kang Ujang menatapku.

    Sepertinya Kang Ujang sengaja ingin memberi tahukanku kalau Umilah yang menginginkan dirinya, bukan dia yang menginginkan Umi, membuatku rasanya jijik melihat Umi yang terlihat sangat nakal malam ini.

    Tapi kenapa Umi bisa seperti ini? Di mana Umi yang kukenal dulu? Orang yang selalu menjadi panutanku, yang mengajarkanku banyak kebaikan, tapi kini malah mempertontonkan perbuatan yang tidak senono di hadapanku.

    Umi membuang nafasnya “Iya… Iyaaa… Jang, jebol anusku Jang, pake kontol kamu… Aahkkk….” Sumpah, jantungku rasanya mau copot saat mendentar Umi meminta Kang Ujang untuk menganalnya.

    Lalu dengan perlahan kulihat kepala jamur Kang Ujang menerobos masuk, semakin lama semakin dalam dan Jleeeeb…. “Aaaaaahkk” Umi memekik, ketika Anusnya berhasil di tembus oleh kontol Ujang, dan rasanya tubuhku melemas melihatnya.

    Dengan gerakan teratur kuperhatikan Kang Ujang memompa anus Umi.

    Hancur sudah kepercayaanku terhadap Umi yang baik. Seorang Ibu yang selama ini mengayomiku, menyayangiku dengan caranya yang luar biasa.

    Aku terduduk lemas, sambil memperhatikan mereka berdua yang sedang berzina.

    Dari belakang sambil melihat kearahku Kang Ujang menyodok anus Umi, sesekali ia menampar pantat Umi yang semok hingga meninggalkan bekas merah.

    “Ooooo… Jaaang! Aaahkk… Aahkk….” Rintih Umi, dia terlihat seperti pelacur saat ini.

    Tak sadar aku meneteskan air mataku, aku sedih, hatiku hancur tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menyaksikan Ujang yang sedang menganal Umi. Mempermalukan Umi di hadapanku.

    Sebagai seorang anak yang sangat mencintai Ibunya, aku hanya pasrah melihat Umi yang sedang melayani Kang Ujang.

    “Anus Ibu enak bangeet, kontol saya seperti di pijit-pijit… Aahkk… Enaknyaaa….” Erang Ujang, tak melapas pandangannya kearahku. Membuatku malu dan membuang muka sejenak, menghilangkan rasa jengah yang kurasakan saat ini.

    “Aaahkk… Jang… Ooohk… Lebih cepaat Jang, sayaaa mau nyampeee….!”

    Nyampee…? Apa maksudnya? Aaahk… aku tidak mengerti, dan tidak mau mengerti aku berharap pemandangan ini segera berakhir, karena ini sangat menyakitkanku.

    Tapi… tapi… kenapa aku di sini? Cuman mau melihat Umi selingkuh? Atau pengen melihat Umi bersetubuh? Jangan-jangan Aku suka melihat Umi dan Kang Ujang bersetubuh? Ah… tidak… Aku tidak suka, aku benci….

    Aku benci saat mendengar suara Umi yang mengerang nikmat, aku benci saat melihat Umi yang malah ikut merangsang dirinya sendiri dengan cara menggesek-gesekan vaginanya dengan jemarinya.

    “Maang… Aku keluaaar!”

    “Aku juga Bu…. Aahkk….” Crreettz…. Creerrs…. Tubuh mereka berdua, kulihat terguncang-guncang, lalu tampak cairan putih keluar dari sela-sela anus Umi.

    Ujang mencabut penisnya lalu menghadap kearahku, memametkan senjatanya yang besar, membuat nafasku memburu.

    “Ikat matanya boleh aku buka?” Tanya Umi.

    Mang Ujang memberi isyarat kepadaku, agar aku segera pergi.

    Tanpa di minta untuk kedua kalinya, aku kembali ketempatku di depan tv. Aku pura-pura menikmati acara televisi yang sedang menayangkan film india.

    “Sayang…!” Deg… Umi memanggilku.

    Aku menoleh kebelakang, melihat tampilan Umi yang tampak urakan. “Ya Umi…” Jawabku senormal mungkin.

    “Tidurnya jangan malam-malam ya nak.”

    “Iya Umi, sebentar lagi Adek tidur.” Kataku, sembari memaksa bibirku tersenyum.

    Kemudian Umi berlalu meninggalkanku, menuju kamarnya. Sementara aku, entalah, dadaku masih bergemuru, aku masih sangat marah dengan kelakuan Umi yang tega mengkhianati kami.

    Aku sendiri bingung, tidak tau harus bersikap seperti apa setelah melihat kejadian barusan.

    Biarlah besok menjadi besok, malam ini aku ingin memejamkan mataku sejenak, melupakan apa yang terjadi malam ini.

    Aku melangkah gontai menuju kamarku, rasanya semangatku hilang. Kulihat Kang Ujang sedang tersenyum melihatku melangkah menuju kamarku.

    Kemudian ia menghampiriku, lalu mendorongku hingga menabrak dinding.

    “Akang mau apa?” Kataku dengan sisa-sisa kemarahanku kepadanya.

    Dia tersenyum dan tanpa mengatakan apapun, dia menyusupkan tangannya masuk kedalam celana piyamaku, aku kaget hendak berontak tapi ia menahanku, hingga jemarinya menyentuh bibir kemaluanku.

    “Sudah basah… “Bisiknya.

    Aku mendelik kesal, sambil menahan pergelangan tangannya.

    “Enak gak di giniin?” Jujur rasanya enak. “Sama, Umi juga keeanakan waktu akang entotin memeknya….” Jelas Kang Ujang, jemari telunjuknya menggesek-gesek vaginaku.

    Apa coba maksudnya mengatakan hal tersebut kepadaku? Dia ingin merayuku dan akan memperkosaku? Tidak akan kubiarkan dia melakukannya, aku yakin teriakanku cukup untuk membangunkan seisi rumah.

    Aku memalingkan wajahku, sumpah aku malu karena kedapatan menikmati sentuhan jemarinya di vaginaku.

    “Non sayang sama Umi?” Aku mengangguk jujur, karena aku sangat menyayangi Umi lebih dari siapapun. “Kalau gitu Non gak boleh marah sama Umi, apa lagi ngaduhin apa yang di lakukan Umi sama Akang.”

    “Kenapa Umi ngelakuin itu sama Akang?”

    “Karena Umi sayang sama Non! Tapi lebih jelasnya Akang belum bisa kasi tau, tapi nanti Akang pasti kasi tau Non.” Jelas Kang Ujang, lalu Kang Ujang mengecup keningku.

    “Kapan?” Lirihku.

    “Esssrt…. Non nikmatin aja dulu ya, biar adil kayak Umi tadi.” Bisiknya, dia memeluk tubuhku, dan kubenamkan wajahku di dadanya yang bidang.

    Aku diam, meresapi, menikmati sentuhan jemarinya di bibir vaginaku, sementara itu tangan satunya menyelinap masuk kedalam pantatku, meremas pantatku, menelusuri belahan pantatku.

    Kugigit bibirku saat merasakan getaran halus yang berasa nikmat.

    Ternyata ini yang di rasakan Umi barusan, pantesan Umi bisa mengerang sekencang itu, di sentuh saja sudah begini nikmatnya apa lagi kalau sampe di masukan. Aahkk… Apa yang aku pikirkan.

    Tubuhku terasa memanas, dadaku sesak, dan nafasku memburu nikmat. Beberapa detik kemudian aku merasa ingin pipis dan akhirnyaa…. Seeerr… Seerr… Oh rasanya nikmat sekali.

    Kang Ujang menarik kedua tangannya, dia memperlihatkan jemarinya yang berlendir.

    “Enakkan? Ini belum seberapa…” Ujarnya, sembari membelai wajahku. “Sekarang Non tidur ya, nanti besok kesiangan… Ingat pesan Akang, gak boleh benci Umi.” Aku mengangguk pelan.

    Setelah nafasku kembali teratur, aku berlari meninggalkan Kang Ujang dengan berjuta pertanyaan yang memenuhi otakku.

    ###

    Emi Sulia Salvina

    Selesai menunaikan shalat subuh, aku kembali di sibukkan dengan rutinitasku sehari-hari sebagai Ibu rumah tangga pada umumnya. Setelah merapikan mukennaku, aku berjalan menuju kamar putraku.

    Dengan perlahan aku membuka pintu kamar putraku, kulihat ia masih tertidur lelap.

    Aku duduk di tepian tempat tidurnya, kubelai lembut keningnya. “Bangun nak, mandi dulu… nanti kamu telat kesekolah!” Panggilku lembut sambil memandangi wajah polos putraku yang sedang terlelap.

    Entah kenapa aku menjadi menyesal karena kemarin sempat membentaknya. Tapi aku melakukannya bukan karena aku marah, apa lagi sampai membencinya, aku hanya sekedar ingin mendidiknya agar menjadi anak yang lebih baik, yang nantinya bisa aku banggakan.

    Perlahan ia membuka matanya, terlihat sedikit kemarahan di sudut matanya saat memandangiku. Maafkan Bunda ya Nak, ini demi kebaikan kamu.

    “Bangun yuk…” Ajakku.

    Dia bangkit, duduk diatas tempat tidurnya sambil mengucek-ngucek matanya.

    Biasanya ia akan memelukku, bermanjaan sebentar sebelum ia pergi kekamar mandinya, tapi kini tidak ada lagi pelukan dari putraku tersayang, mungkin dia marah karena kemarin aku tidak membelanya.

    Aku mendesah pelan, lalu berjalan meninggalkannya.

    Maafkan Bunda ya nak…
    ###

    Sembilan
     
    Emi Sulia Salvina

    Kulambaikan tanganku melepas kepergian putraku kesekolah pagi ini, walaupun tidak ada respon darinya aku tetap menyemangatinya seperti biasanya selama ini.

    Aku berjalan masuk kedalam rumahku, aku yakin Toni hanya butuh waktu untuk mengerti maksud tujuanku menghukumnya.

    Tok… tok… tok…

    “Masuk Bunda!”

    Kubuka perlahan pintu kamar Irwan, kudapatkan anak itu sedang berbaring lemas, dengan kompresan di keningnya. Ya… Irwan mendadak demam, aku sendiri tidak mengerti apa penyebabnya ia bisa jatuh sakit seperti ini.

    Aku duduk di tepian tempat tidurnya, lalu mengganti kompresan di keningnya.

    “Gimana keadaan kamu Wan?” Tanyaku.

    “Agak mendingan Bunda, cuman masih sedikit pusing saja.” Jawabnya, sembari memamerkan senyumannya kepadaku.

    “Mendingan kita ke dokter aja Wan, untuk memastikan penyakitmu.”

    Dia mendesah lirih. “Gak perlu Bun, palingan besok juga sudah sembuh kok! Toni udah berangkat kesekolah Bun?” Tanya Irwan, aku senang karena ia masih sangat perhatian terhadap putraku, setelah apa yang di lakukan Toni kepadanya.

    “Iya sudah dari tadi.”

    “Semoga Toni pulangnya gak kayak kemarin ya Bunda… Aku cuman merasa khawatir Bun.” Lanjutnya sembari menatapku.

    “Insya Allah dia baik-baik saja.” Jawabku, membelai rambutnya. “Bunda mandi dulu ya, soalnya udah bauk asem ni.” Kataku tertawa renyah, lalu aku hendak pergi meninggalkannya tapi dengan cepat Toni menahan pergelangan tanganku.

    “Bun…”

    “Kenapa Wan?”

    “Irwan boleh ikut mandi gak? Soalnya Irwan juga mulai merasah gerah ni Bun, kalau gak mandi.” Jelasnya, duh… aku jadi bingung.

    “Tapi… Bunda….”

    “Boleh ya Bun… kan Bunda sudah saya anggap seperti Ibu kandung sendiri.” Ya… tapi tetap saja beda Wan, semalam kamu hampir saja membuat Bunda lepas kontrol, untung cepat di akhiri.

    “Ya sudah… kamu bisa jalan sendiri?”

    “Bisa kok Bu.” Jawab Irwan.

    Lalu dia turun perlahan dari tempat tidurnya, sambil berpegangan denganku, kami melangkah menuju kamar kamar mandi.
    ###

    Elvina Yuliana

    Tubuhku menggeliat diatas tempat tidurku, kulihat sinar mentari menyambut pagiku menyusup masuk di balik hordeng kamarku. Kembali aku menggeliat, merentangkan kedua tanganku. “Eehmpp… ” Aku bangkit dari tempat tidurku.

    Berjalan sempoyongan menuju kamar mandiku. “Sial…!” Airnya mati.

    Dengan terpaksa aku mengambil kerudungku, keluar menuju kamar mandi utama. Dengan satu tarikan aku menutup kembali pintu kamar mandinya. Dan dengan perlahan kuturunkan celana piyamaku berikut celana dalamnya, lalu duduk diatas closet.

    Seperti biasanya, setiap pagi sebelum beraktivitas, aku menuntaskan hasratku terlebih dahulu. “Seeerrr…. Seeeerrr…..” Uuhkk… rasanya nikmat sekali buang air kecil pagi ini.

    Treeeaak…

    Deg… Ya Tuhan…. perlahan pintu kamar mandinya terbuka, tampak sosok seorang pria paruh baya masuk kedalam kamar mandi yang sedang kupakai, dia melihatku, tatapan kami berdua bertemu, ia tampak kaget tapi sedetik kemudian ia mampu mengendalikan dirinya, sementara aku hanya diam terpaku.

    “Maaf Vi, Bapak tidak tau kamu lagi make kamar mandinya.” Ujar Mertuaku tidak bergeming selangkahpun, membuatku sedikit panik.

    “I… iya Pak, soalnya air di kamarku gak mau hidup Pak, sepertinya harus di perbaiki.” Bodoh… bodoh… seharusnya aku mengusirnya dari dalam kamar mandi bukan malah mengajaknya ngobrol.

    Dia tersenyum kearahku, dan pandangannya itu… Deg… Deg… Deg… dia menatap kearah selangkanganku yang terbuka.

    Sumpah aku malu… aku gak tau gimana caranya menyembunyikan selangkanganku ini, apa lagi rambut pubikku sangat lebat, dia pasti bisa membedakan mana vagina mana paha mulusku. Aku menunduk sembari menggigit bibirku.

    “Ba… bapak mau mandi?” Tanyaku lagi.

    “Enggak Vi, Bapak cuman mau kencing, kamu masih lama ya? Bapak kencing di sini aja ya?” Eh… Aku mengangkat wajahku, tapi sudah terlambat, dia membuka celananya lalu mengeluarkan senjatanya yang semalam berhasil membuatku nyaris tidak bisa tidur karena memikirkannya.

    Kulihat benda besar itu dengan perlahan mengeluarkan air bening yang mengucur deras seperti air pancuran.

    Aku menarik nafas lega, setelah aku menyelesaikan hajatku, buru-buru aku membasuh vaginaku dan berdiri menghadapnya hendak mengenakan kembali celanaku, tapi baru sebatas lututku, tiba-tiba tanganku terhenti.

    “Suami kamu kapan pulang?”

    “Se… semalam… dia bilang katanya masih ada urusan di kota!” Kataku gugup, tubuhku gemetar saat melihat Mertuaku yang telah menyelesaikan hajatnya tapi tidak juga menutup penisnya.

    Mertuaku mengehala nafas. “Anak itu, dari dulu kalau urusan pekerjaan selalu saja lupa waktu.” Katanya tenang, setenang air yang dalam.

    “Isya allah aku bisa mengerti Pak!” Kataku gugup.

    Sumpah aku sendiri tidak tau apa yang sebenarnya terjadi terhadap diriku, aku tau ini salah dan dia Mertuaku hanya sekedar berbasi-basi, membangun suasana seakan tak terjadi apapun diantara kami berdua, dan bodohnya aku malah mengikuti permainan gilanya.

    Ingin rasanya aku mengusir perasaan tak menentu yang kurasakan saat ini, tapi aku tidak mampu melakukannya, apa lagi setelah melihat senyumannya yang damai.

    Kutarik nafas dalam, aku harus mengakhiri kegilaan ini, mengobrol sambil memamerkan kelamin masing-masing.

    Aku menunduk, kuletakan jemariku di kedua sisi celana dalamku, lalu dengan perlahan aku menarik celanaku, butuh sedikit lagi maka semuanya akan tertutup rapat. Tapi entah kenapa, diakhir aku mulai merasa ragu dengan apa yang kulakukan saat ini.

    Dan… “Hari ini kamu kerja nduk?” Satu pertanyaan cukup membuat kedua tanganku berhenti tepat ketika celana dalamku menututpi sedikit vaginaku.

    Kuangkat kepalaku memandangnya, ah… tidak, aku memandang kaca yang ada di belakang Mertuaku, melihat pantulan diriku.

    Sungguh aku terlihat sangat memalukan, celana yang tadi kutarik menggantung diantara kedua pahaku, sedikit menutupi ujung vaginaku, tapi hanya sedikit, karena sisanya terekpose sangat jelas, mempetlihatkan rambut pubikku.

    Saat mata kami kembali bertemu, dia tersenyum penuh arti kepadaku. Oh Tidak… Mertuaku saat ini sedang mengurut penisnya seperti semalam sambil memandangi vaginaku.

    “I… iya Pak, saya kerja jam 8!” Kutegakan kembali tubuhku seperti semula.

    “Kalian berdua sama saja, gila kerja… kalau begini terus kapan kalian akan memberi saya cucu?” Tanyanya sambil menggelengkan kepala.

    Ah Pak! Anda sangat cerdas sekali, raut wajah anda sangat berbeda dengan apa yang anda lakukan saat ini.

    Obrolan kami mengalir begitu saja, tapi tatapan kami sama, satu arah, kearah kelamin kami masing-masing, aku menatap nanar kearah penisnya yang semakin lama semakin membesar dan terlihat sangat keras sementara dia menatap vaginaku dengan tatapan tenang seakan dia tidak terpengaruh dengan apa yang dia lihat.

    Tapi sejujurnya aku tau dia pasti sangat terangsang, apa lagi semalam aku mendengar bagaimana ia memanggil-manggil namaku, seakan dia sangat menginginkanku.

    “Maafkan kami Pak, tapi saya janji, kami akan segera memeberi cucu untuk Bapak!” Kataku dengan suara berdecit.

    “Bapak tunggu janji kamu ya?”

    Aku mengangguk, lalu kembali aku membukuk mengenakan celanaku yang sempat tertunda, tapi kali ini sepertinya beliau tidak mau menghentikanku, ada perasaan lega sekaligus kecewa saat celana itu sudah berada di tempat semestinya, menyembungikan vaginaku.

    Aku berjalan melewatinya dan hendak membuka pintu kamar mandi.

    Dan tiba-tiba pergelangan tanganku ia tarik, menghentikan langkahku yang hendak keluar dari dalam kamar mandi.

    Apa dia hendak memperkosaku?
    ###

    Emi Sulia Salvina

    Dengan lembut aku menggosok punggungnya dengan spon yang ada di tanganku, jujur… ini kali pertama aku memandikan seorang anak remaja yang lebih tua beberapa tahun dari anakku, bahkan anakku sendiri tidak perna kumandikan.

    Tapi entah kenapa, dia berhasil membujukku untuk memandikannya dengan alasan dia sedang sakit.

    Apa karena dia sakit terus aku harus memandikannya? Kurasa tidak juga, ini hanya akal-akalannya saja seperti semalam. Tapi demi menebus kesalahan anakku, aku harus melakukannya agar ia tidak pulang kekampung halamannya dan menceritakan semuanya kalau anakkulah yang membuatnya meninggalkan rumah.

    Bisa-bisa hubungan baik Suamiku dengan keluarga besarnya yang ada di kampung bisa renggang karena kelakuan anaknya.

    “Terimakasi ya Bun, sudah mau memandikan Irwan, jadi makin betah tinggal di rumah ini.” Ujarnya, sambil memandangku dengan tatapan bahagia karena aku mau menuruti kemauannya.

    Kubalas ia dengan senyuman….

    Saat ini kami berada di dalam kamar mandi, dia sedang duduk kursi kecil, sementara aku berlutut di belakangnya sambil menyabuni punggungnya.(Kalau kalian biasa nonton JAV jepang kalian pasti tau posisi ini, maaf klau saya menggambrkannya krang detail)

    Tanganku berpindah kedadanya, lalu turun kepahanya, dan pada saat bersamaan mataku terpaku kearah penisnya yang sudah mengancung keras di depan mataku.

    Gleek… Aku menelan air liurku, menahan nafasku agar bisa tenang.

    Ternyata dia terangsang, padahal hanya dia yang telanjang sementara aku masih berpakaian utuh, bahkan kerudungkupun tidak kulepas.

    Saat tanganku berada di bagian paha dalamnya, aku tidak sengaja menyentuh batang kemaluannya, dan… punyanya sangat keras, bahkan lebih keras di bandingkan milik Suamiku.

    Astaga… Apa yang kupikirkan, aku harus segera, secepat mungkin menyelesaikan mandinya, agar pikiranku tidak ngelantur kemana-mana, bisa gawat kalau aku sampai terbawa suasana seperti semalam, bisa-bisa aku lepas kontrol seperti semalam dengannya.

    “Ayo berdiri!” Kataku.

    “Tapi Bun….”

    “Kenapa Wan?” Tanyaku bingung, tapi entah kenapa ada rasa takut di dalam diriku.

    Dia tersenyum. “Ini kontolnya aku kok gak di sabunin juga Bun?” Ya Tuhaaan… dia memintaku membersihkan kemaluannya, jangan gila Wan, mana mungkin Bunda melakukannya.

    “Kamu bisa sendirikan?”

    “Tanggung Bun!” Dua menarik tanganku, lalu dia mengarahkannya kearah penisnya.

    Aku menepisnya, maaf aku tidak segila itu, memandikannya saja sudah membuatku merasa seperti wanita nakal, apa lagi kalau harus membersihkan penisnya? Tidak Wan kamu salah menilai Bunda.

    Kejadian semalam, karena aku mengira kamu sama lugunya seperti anakku, tapi ternyata aku salah menilaimu.

    Mata kami berpandangan lalu tiba-tiba dia mencium bibirku. Mataku terbelalak dan hendak melepaskan diri darinya, tapi Irwan dengan cepat mendorong tubuhku hingga terlentang, belum sempat aku berdiri, dia sudah mendudukiku.

    “Wan… Apa yang…” Suaraku terputus ketika dia melumat bibirku dengan rakus.

    Tangannya menyelinap masuk kedalam gaun tidurku, lalu dengan satu sentakan dia berhasil membuka celana dalamku. Aku yang panik berusaha melawan sekuat tenagaku, tapi aku gagal karena tenaganya jauh lebih kuat dariku.

    Dia menarik gaun tidurku hingga sobek, menampakkan payudaraku yang mengembung seperti balon.

    “Jangan ngelawan, atau Toni yang akan menanggung akibatnya…?” Bisiknya di telingaku.

    Toni… Apa maksud dari ucapannya? Dia mengancamku dan Toni? Ya Tuhan, berarti apa yang di katakan Toni kemarin benar, selama ini Irwanlah yang telah memukul dirinya hingga babak belur? Tidaaak… kamu bohongkan Wan? Ya Tuhan, aku memarahi anakku demi membela orang yang telah menyelakainya…

    Maafkan Bunda nak…

    “Bajingan kamu Wan!”

    “Hehehe… Kalau Bunda kepingin Toni hidup, lebih baik Bunda menuruti perintah saya.” Ancamnya kembali sambil menciumi payudarahku.

    Aahkk… “Jangan sakiti Toni Wan, Oohk… Apa salah kami Wan?” Isakku frustasi…

    “Maaf saya hanya menuruti perintah!”

    Dia membuka kedua kakiku, lalu dengan perlahan kurasakan benda tumpul milik Irwan menyeruak masuk kedalam vaginaku. “Aaaahkk…” Lidahku terjulur merasakan benda asing itu menerobos vaginaku yang sudah lama tidak tersentuh.

    Tidaaak… aku sama sekali tidak menikmatinya, ini bukan film ataupun cerita dewasa, ketika seorang wanita yang di perkosa ia merasa keenakan. Aku sama sekali tidak merasakannya.

    Yang kudapatkan hanyalah rasa sakit di liang peranakanku, dia kasar… sangat kasar sekali… sumpah aku mengutuk perbuatannya.

    Dan semuanya mulai terasa gelap….
    ###

    Pov 3

    Seorang pemuda sedang duduk di tepian tempat tidurnya, sambil menghisap lintingan ganja yang ada di tangannya.

    “Halo….”

    “Gimana Wan, berhasil gak…? Mau sampai kapan saya menunggu hasil darimu, kalau kamu sampai gagal, kamu harus tau akibatnya…”

    “Sabar Bos, ini juga udah berhasil kok, tapi dia belum jinak…” Ujar Irwan sambil memandang sesosok wanita yang hanya mengenakan kerudung tanpa mengenakan pakaian, sedang menangis di pojokan tempat tidurnya dalam keadaan terikat.

    ” Ingat ya Wan… jangan main-main sama saya.”

    “Beres Bos, secepatnya saya akan serahkan dia, tapi tunggu dia jinakan dikit ya Bos…”

    “Oke…”

    “Oh iya Bos, barang saya mau habis ni, saya bisa ambil lagikan?” Tanya Irwan sambil menghisap dalam-dalam lintingan ganjanya.

    “Kamu temuin Roni saja di tempat biasa.”

    “Terimakasi Bos…” Tutt… tut… tut…

    Irwan menutup telponnya dan meletakan kembali hpnya di atas meja.

    Dia kembali menghampiri Ibu muda itu sembari membawa suntikan, lalu sembari tersenyum ia memperlihatkan jarum suntik tersebut di depan mata sang wanita.

    Cerita Panas Bergambar | Ibu Muda itu langsung histeris, ia memohon tapi mulutnya yang tersumpal kain tak bisa bicara, dia hanya menatap takut kearah pemuda tersebut yang sedang memamerkan senyuman iblisnya. Kemudian pemuda itu menarik pergelangan tangannya yang terikat.

    “Eeehmmpp…” Pekiknya saat jarum itu menusuk diatatara lipatan siku tangannya.
    ###

    Selamat menikmati….

  • Kiriman Kisah Seks Di Masa Kuliah Dengan Karyawati – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kiriman Kisah Seks Di Masa Kuliah Dengan Karyawati – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1187 views

    Perawanku – Ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.

    Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih saya kepada 17tahun bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.

    Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya.

    Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.

    Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.

    Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.

    Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.

    Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.

    Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.

    Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.

    Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.

    Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

    Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.

    Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.

    Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.

    Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

    Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.

    Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. “Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. “Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub. “O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.

    Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.

    Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. “Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi.

    “Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.

    Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. “Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub. “Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas. “Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya. “Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. ” Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. ” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Dewii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.

    Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan. “Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya. “Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.

    Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ” Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..” “A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.

    Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Dewiku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas. ” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.

    Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. ” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.

    Demikianlah tentang kisah yang kualami, suatu kenikmatan yang tak bisa kulupakan. Apabila anda seorang wanita yang sedang membutuhkan seseorang dan ingin merasakan sesuatu yang lain atau senang berfantasi sex melaui telepon, boleh berkenalan dengan saya dan ditunggu emailnya. Mungkin kita bisa saling berbagi pengalaman.

  • Kisah 1 Hati 2 Cinta Bag 3 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah 1 Hati 2 Cinta Bag 3 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1382 views

    Perawanku – Lidahku terus bergerak menyapu seluruh permukaan kulit Neng Shinta. Dan begitu sampai ke gundukan bukit kemaluannya yang membusung, lidahku segera menyeruak masuk ke dalam celah sempit yang tadi kulihat berwarna merah jingga. Segera lidahku merasakan ada cairan yang terasa sedikit asin namun nikmat! Tanpa rasa jijik segera saja kusedot bibir kemaluan Neng Shinta dengan gemas. Kutelan habis cairan yang keluar membasahi permukaan liang kemaluan Neng Shinta tanpa rasa jijik. Pantat Neng Shinta terangkat seolah menyambut juluran lidahku hingga wajahku semakin ketat menempel di selangkangannya.

    Lidahku menyusup semakin dalam ke lubang kemaluan Neng Shinta yang pantatnya terangkat-angkat seolah menyambut juluran lidahku. Mulut Neng Shinta tak henti-hentinya mendesis-desis dan entah disadari atau tidak, kedua tangan Neng Shinta mulai menjambak-jambak rambutku dan kedua kakinya mengait leherku dan menekankannya ke arah selangkangannya. Pantatnya terus diangkat-angkat seolah-olah memintaku lebih dalam memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya. Aku yang memang ingin memberikan sensasi lain kepada majikanku segera bertindak.

    Kedua ibu jari tanganku mencoba membentangkan bibir kemaluan Neng Shinta agar terbuka lebih lebar dan kugesekkan mulutku dengan liar pada gundukan bukit kemaluan Neng Shinta yang membusung. Reaksinya sungguh luar biasa. Neng Shinta semakin liar menggerak-gerakkan pantatnya dan kakinya semakin ketat menjepit leherku. Erangannya semakin keras dan tubuhnya terhentak-hentak. Tubuhnya terus berkelojotan selama beberapa saat lalu gerakannya semakin melemah dan akhirnya kedua pahanya terkulai lemah menyandar di punggungku. Aku tahu kalau Neng Shinta telah mencapai klimaks yang kedua kalinya di malam menjelang pagi ini.

    Aku yang belum mengalami orgasme segera saja menempatkan diriku sejajar dengan tubuh Neng Shinta. Tubuh telanjangku menindih tubuhnya. Kontolku yang ukurannya biasa saja seperti ukuran pria kebanyakan, sudah sangat keras dan siap tempur. Ukurannya sebetulnya biasa saja, tetapi yang membanggakanku adalah bentuknya yang agak membengkok saat ereksi. Jadi kalau dilihat sepintas mirip-mirip pisang Ambon yang bentuknya agak melengkung.

    Dengan perlahan kutusukkan ujung kepala kontolku (palkon) ke tengah-tengah gundukan bukit kemaluan Neng Shinta yang munjung itu. Lubang kemaluan Neng Shinta yang sudah sangat licin memudahkan ujung palkonku tergelincir masuk. Napasku terasa sesak saat kepala kontolku mulai terjepit kehangatan bibir kemaluan Neng Shinta. Sambil menahan napas, kudorong pantatku pelan-pelan hingga sedikit demi sedikit batang kontolku melesak ke dalam lubang kemaluan Neng Shinta. Hangat sekali rasanya. Apalagi lubang kemaluan Neng Shinta sudah basah oleh lendir akibat orgasmenya tadi.

    “Shh.. Ohh.. Mm.. Aangghh” mulut Neng Shinta tak henti-hentinya merintih saat batang kontolku menerobos lubang kemaluannya.

    Aku tahu Neng Shinta mungkin agak menyesal karena telah terjerumus dalam jebakan nafsuku. Neng Shinta hanya pasrah dan dengan terpaksa ia menikmati rahimnya aku tusuk dengan batang kontolku berulang kali. Aku tahu ia amat menyesali atas apa yang terjadi malam itu, terlihat dari air matanya yang keluar saat aku berpesta di atas tubuhnya yang telanjang.

    Kulihat air mata mulai mengembang di pelupuk matanya. Namun semuanya telah terlambat. Kontolku sudah telanjur memasuki lubang yang seharusnya hanya menjadi hak suaminya. Aku pun tak peduli, bagiku yang terpenting adalah melepaskan desakan napsu yang terus mendesak-desak dari dalam tubuhku. Di atas ranjang kamarnya yang mewah itu, aku berhasil membenamkan kemaluanku yang lumayan masih cukup perkasa ke dalam rahimnya yang masih sempit itu.

    “Hkkhh..” napasku tertahan saat seluruh kontolku dari ujung hingga pangkal telah terbenam seluruhnya di dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shinta.

    Air mata Neng Shinta sudah mulai jatuh satu persatu. Namun aku tak peduli. Kehangatan yang aku rasakan pada kemaluanku saat masuk kedalam tubuh Neng Shinta amat membuatku lupa diri. Perlahan-lahan kutarik pantatku hingga batang kontolku tertarik keluar dan hanya ujungnya saja yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shinta. Lalu dengan kuat kudorong pantatku yang otomatis batang kontolku melesak dalam-dalam ke dalam lubang kemaluannya.

    “Ughh..” tanpa sadar Neng Shinta mendengus saat ujung kepala kontolku seperti menumbuk sesuatu yang empuk dan hangat di dalam sana.

    Aku terus menarik dan mendorong pantatku di atas tubuh Neng Shinta. Perlahan-lahan kurasakan Neng Shinta mulai ikut mengimbangi gerakanku. Secara perlahan pantatnya bergerak memutar mengikuti irama ayunan pantatku. Batang kontolku serasa diurut dan diremas-remas dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shinta yang sempit. Rupanya Neng Shinta sudah mulai terangsang lagi. Rasa sedih yang ditandai dengan melelehnya air matanya seakan-akan sirna dengan goyangannya mengiringi ayunan pantatku.

    Bibir Neng Shinta kembali mendesis-desis dan mengerang. Aku yang sudah tidak tahan segera menyergap bibirnya yang setengah terbuka dan menyusupkan lidahku ke dalam mulutnya. Lidahku mengorek-ngorek mulutnya mencari-cari lidahnya. Sungguh sangat segar rasanya bibir perempuan muda. Aku serasa kembali menjadi muda lagi. Semangat baru seolah terpompa dalam darahku. Aku semakin bersemangat menggenjot pantatku menghunjamkan batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya. Gerakan pantat Neng Shinta semakin kencang. Pantatnya bergoyang ke kanan dan ke kiri seirama dengan ayunan pantatku.

    “Shh.. Mmaangg.. Hh shh.. Oohh..” antara sadar dan tidak Neng Shinta merintih-rintih menambah gairahku semakin membara.

    Aku merasa betapa jari-jari Neng Shinta mencengkeram kulit punggungku yang sudah mulai keriput dimakan usia. Agak sakit memang, tetapi apalah artinya bagiku dibanding keberhasilanku menggauli dan menikmati kemolekan tubuh anak majikanku itu. Lidahku yang masuk jauh ke dalam mulut Neng Shinta mulai menemukan perlawanan dari lidah Neng Shinta. Lidahku didorong-dorong oleh lidahnya.

    Perlahan gairah dalam tubuhku mulai mendesak-desak dan menggelegak. Lalu gerakan ayunan pantatku kuhentikan sesaat untuk mengambil bantal dan mengganjal pantat Neng Shinta agar lebih tinggi. Dengan posisi terganjal bantal, batang kontolku terasa masuk hingga maksimal. Aku juga semakin leluasa menghunjamkan batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya.

    Gerakan pantat Neng Shinta seperti kesetanan. Jeritannya semakin keras dan menggairahkan. Kedua tanganku segera kutempatkan di bawah kedua bongkahan pantat Neng Shinta dan meremas-remasnya sambil terus mengayunkan pantatku naik turun. Aku merasa betapa desakan gejolak meletup-letup dari bagian bawah perutku. Perutku terasa mulai kejang karena menahan desakan yang terus menggelora.

    “Ohh.. Shh.. Nenggh.. Ter.. Ruhhsshh oohh.. Neengghh!”

    Tanpa sadar aku menggeram dan merintih meminta Neng Shinta agar terus menggoyangkan pantatnya kencang-kencang. Neng Shinta pun rupanya sudah hampir mencapai orgasmenya. Gerakan pantatnya sudah tidak terkendali. Cengkeraman kuku jarinya semakin kencang di kulit punggungku.

    “Aakhh.. Ouchh.. Shh.. Oohh..”

    Dengan diiringi desisan yang panjang akhirnya tubuh Neng Shinta terhentak. Pantatnya terangkat dan mengejat-ngejat. Dadanya terguncang hebat menandakan ia sudah tidak mampu menahan orgasmenya. Kurasakan betapa batang kontolku terjepit kencang dan lubang kemaluannya mengedut-ngedut. Tubuh Neng Shinta bergetar hebat dan berkelojotan selama beberapa saat.

    “Ter.. Rushh.. Neenghh.. Aarrghh”

    Akhirnya tubuhku ikut terguncang. Seluruh tubuhku terasa kejang dan mataku mulai nanar. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Crrt.. Crrtt..!! Akhirnya tanpa dapat kutahan lagi batang kontolku menyemburkan air maniku yang sangat kental dan banyak sekali ke dalam lubang kemaluan Neng Shinta hingga sebagian tumpah keluar saking banyaknya. Ya aku telah mencapai puncak kenikmatanku setelah sekian lama berpuasa dan hanya onani. Tubuhku berkejat-kejat di atas perut Neng Shinta lalu ambruk menindih tubuh telanjangnya.

    Neng Shinta amat sempurna saat ia berada di bawah tubuhku saat aku genjot tadi. Memang benar kata orang orang bahwa seorang wanita baru terlihat cantik dan menawan jika ia telah berada di bawah tubuh laki-laki saat kemaluannya di masuki kemaluan pria. Keringat kami pun akhirnya menyatu dan kain sprei yang kami pakai akhirnya lembab karena basah oleh percampuran keringat dan juga air mata Neng Shinta ditambah lelehan spermaku yang tumpah tadi.

    Aku benar-benar merasa puas sekali telah berhasil menikmati kemulusan tubuh majikanku yang cantik ini. Neng Shinta rupanya terlalu capai hingga ia membiarkan saja tubuh telanjangnya kupeluk. Ia telah tertidur karena kecapaian setelah pergumulan tadi.

    Saat itu jam di kamar Neng Shinta sudah menunjukkan hampir pukul 04.30. Kamar Neng Shinta yang dingin karena AC membuat tubuhku menggigil soalnya aku tidak terbiasa tidur dengan AC. Apalagi saat itu aku masih telanjang bulat dan di sisiku tergolek tubuh telanjang Neng Shinta yang sudah mendengkur halus. Cantik sekali wajah Neng Shinta saat dalam kondisi tidur seperti itu. Wajahnya kelihatan begitu damai dalam tidurnya. Aku sendiri sejak tadi belum mampu memejamkan mataku sepicingpun.

    Melihat tubuh telanjang Neng Shinta yang telentang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya yang mulus, gairah kelelakianku kembali bangkit. Batang kontolku mulai menggeliat bangun. Sungguh pemandangan yang terpampang di depanku begitu mempesona. Kulit Neng Shinta yang putih mulus begitu mengundang gairah lelaki manapun yang memandangnya. Dadanya yang putih turun naik seiring dengan napasnya yang begitu teratur. Tanpa dapat menahan diri lagi tanganku segera mengelus kedua buah dada Neng Shinta yang lembut. Kupermainkan kedua puting payudaranya dengan jemariku hingga sedikit-demi sedikit mulai mengeras.

    “Mmhh..” hanya lenguhan kecil yang keluar dari mulut Neng Shinta saat tanganku sibuk mempermainkan kedua puting payudaranya. Lalu setelah tanganku puas bermain-main di kedua bukit payudaranya, mulutku pun mengambil alih permainan. Kini mulutku mulai mengulum kedua puting payudara Neng Shinta secara bergantian. Tanganku secara otomatis bergerak turun ke arah selangkangan Neng Shinta yang terbuka lebar. Tubuh Neng Shinta mulai menggeliat namun matanya masih tetap terpejam.

    Mulutku terus bergerak menyapu setiap jengkal tubuh Neng Shinta. Mulutku menjalar dari dada terus turun ke perut dan berakhir di selangkangan Neng Shinta. Kembali lidahku menyeruak masuk ke dalam gundukan bukit kemaluan Neng Shinta. Kedua pahanya semakin terbuka lebar seolah mengundangku untuk semakin dalam memasukinya. Pagi itu aku kembali menyetubuhi tubuh anak majikanku beberapa kali hingga aku benar-benar puas.

    Semenjak kejadian di malam itu. Neng Shinta mulai mengambil jarak dariku dan tampaknya berusaha menghindariku. Suaminya tidak tahu tentang peristiwa malam itu. Tampaknya Neng Shinta memang merahasiakannya. Aku tahu diri dan tidak berupaya memperlihatkan kepada Neng Shinta tentang bagaimana perasaanku padanya. Aku pun bertindak seperti biasanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa antara aku dengan Neng Shinta.

    Kadang saat malam aku rindu untuk mengulangi lagi saat kebersamaan dengan Neng Shinta namun aku pendam saja. Dan sebagai pelampiasannya, aku terus mengintip Neng Shinta bersebadan dengan suaminya. Tampaknya Neng Shinta amat menikmati persetubuhan dengan suaminya itu. Aku jadi merasa iri.

    Suatu hari suami Neng Shinta pun kembali bertugas keluar kota lagi. Tampaknya Neng Shinta biasa biasa saja. Ia tidak memberikan tanggapan apa pun saat itu. Dan malam saat suaminya tugas, aku berusaha mendatangi kamar Neng Shinta dan meminta berbicara. Neng Shinta memberiku waktu bicara dan dengan kepintaranku, malam itupun akhirnya aku pun kembali dapat menikmati kehangatan tubuhnya di kamarnya. Neng Shinta pun semakin larut olehku. Ini terlihat saat suatu malam tanpa aku duga ia mendatangi kamarku dan kami pun bersetubuh di kamarku hingga beberapa kali malam itu.

    Sampai saat ini pun di saat suaminya tidak ada di rumah, aku selalu memberinya kenikmatan ragawi yang mungkin tidak ia dapati dari suaminya. Aku pun setelah menikmati kemulusan dan kehangatan tubuh Neng Shinta, punya keinginan untuk dapat merasakan kehangatan tubuh saudaranya Neng Siska.

    *****

    Itulah pembaca, sekelumit cerita yang dialami salah satu pembacaku. Aku sangat senang bisa membantu para pembaca yang mempunyai pengalaman menarik namun sulit untuk menuangkannya agar dapat berbagi dengan pembaca lain. Kalau ada pembaca yang mempunyai kisah unik dan merasa kesulitan, kirim saja ke emailku. Aku dengan segala senang hati akan membantu menuliskannya untuk anda.

  • Kisah ABG Bergambar Kenanganku Bersama Cindy Tak Terlupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah ABG Bergambar Kenanganku Bersama Cindy Tak Terlupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1269 views

    Perawanku – Sangat menjemukan mendengar ocehan guru sejarahku yang membuat aku pusing , karena aku tidak menyukai pelajaran itu apalagi wajah gurunya judes dan sangat terkenal dengan julukan si nyamuk karena badanya yang kurus dan suaranya yang sember seperti nyamuk.

    Kriiiiinnnnggg suara bell berbunyi mendandakan waktu pulang dan itu yang aku tunggu-tunggu , “Cha….elo lewat mana..” suara Cindy tiba tiba nyeletuk dari sebelahku lewat biasa sih..cuman nggak tau nih mau ke menyewa VCD dulu kayaknya…, mau ikut?” jawabku “Boleh…, tapi kerumah gue aja yuk? Gue ada sewa VCD baru nih!” cindy sambil menunjukan VCD yang baru dipinjam di rental sebelah sekolah “film apaan…? Bagus nggak?” sela ku sambil melihat VCD yang dipegangnya.

    “Dijamin deh ..gini gini khan tau film yang ok” jawabnya sambil memasukan VCD nya ke tasnya.

    “Udah yuk sekarang perginya biar nanti nggak kesorean” dengan tidak sabar aku langsung keluar kelas bersama Cindy,sesampainya dirumah ternyata .. “kok sepi banget Cind?” tanyaku “iya..bokap and nyokap pergi ke surabaya , makanya gue berani ajak elo , jarang jarang khan kalo gue ngundang cowok kerumah gue” jawab Cindy sambil membawakan air minum. “Wah enak dong kita bisa ngapa ngapain” jawabku sambil bercanda.

    “Ah elo bisa aja”. “Eh Cha elo udah pernah nonton film blue belon?” tanya Cindy malu malu “udah, kenapa?” tanyaku “nggak tanya aja, kemaren malam gue ngintip bokap gue nonton film gituan dikamarnya, buset satu cewek dua cowok nggak sakit apa yach ceweknya?” tanya Cindy heran “ah elo nanyanya bikin gue ngaceng nih..”

    “Lihat donk Cha..kontol elo… boleh nggak ?”. “Boleh tapi elo mesti buka baju lo juga , biar adil”. “ok, tapi elo yang bukain yach dan gue bukain baju elo!” akhirnya kami saling membuka baju masing masing…. Aku merasakan sentuhan tangan Cindy yang halus apalagi saat ia memegang kontol gue..ah..enak banget. “Cha ? kontol elo gede juga cha…” kata Cindy sambil mengelus kontol gue.

    Gue nggak bisa bilang apa apa karena keenakan dipegang Cindy… “Cind ..isep dong say…gatel nih…” Cindy pun langsung memasukan kontol gue ke mulutnya dan mengisap kedalam mulutnya sampai pangkalnya… ternyata Cindy pintar sekali memainkan lidahnya mengulum kontol gue.. “gantian cha… gue juga gatel nih..” Pinta Cindy sambil langsung berbaring di sofa ruang tamu itu dan mengangkang seolah siap untuk dijilati, akupun langsung menjilati memeknya yang kemerah-merahan itu dengan bulu jembutnya yang tebal sekali.

    Itil Cindy telah mengeras ku jilat-jilat terus pada ujung nya, kuhisap-hisap , cindy mulai mengerang merasakan kenikmatan luar biasa yang baru pertama kali dirasakan “sshhh.. nggkk.. ahhh.. enak Cha.. terusin… Cha aduh.. ssshhhsh…” suara Cindy membuat ku makin menikmati memeknya yang makin memerah dan mengeras basah.

    “Cha masukin dong kontol elo.. nggak kuat nih..” pinta Cindy memelas akupun langsung memasukan kontol ku ke lobang memeknya yang masih sempit dan.. blesss.. kumasukan pelan pelan wah enak sekali hangat memeknya membuat ku makin bergairah.

    “Ngggg.. sshhh.. akhkkhhh.. enak Cha terusin yang dalam Cha….. achhhsss….” kata cindy. Aku mulai mengoyangkan kontolku keluar masuk memeknya terdengar seperti suara becek dibibir memeknya yang sempit itu. ach nikmat sekali kontolku terasa disedot-sedot nikmat, Cindy memutar mutar pinggulnya membuatku semakin bersemangat menggenjot memek nya.

    Tak terasa ternyata kami telah melakukan lebih kurang 45 menit dan sepertinya Cindy sudah mulai mengejang pertanda mau mencapai orgasme.”Cha aku mau keluar nih…” badan Cindy mulai berkelojotan dan.. nggg aaahhhhh keluar banyak cairan dari memek Cindy. Melihat Cindy orgasme akupun menjadi ingin orgasme pula, Cindy terdiam lemas sambil merapatkan kakinya.

    Aku segera mempercepat genjotan kontolku dimemeknya dan ujung kontolku terasa makin geli-geli nikmat acchhhh…… sssrrrr cret cret crettt…..ttt… kuhujamkan kontolku dalam-dalam, air mani ku keluar banyak sekali didalam memek Cindy.

    “Cind aku juga keluar ah eenaakk.. tenan !!!” dengan lemas aku berbaring telentang disebelah Cindy . “Cha kamu hebat, ternyata main sex itu enak sekali ya..” kata Cindy. “Iya Cind kamu juga hebat , aku nggak nyangka kalau kita bisa seperti ini, kamu mau nggak jadi pacar gue Cind ?” pintaku sambil membelai rambutnya Cindy mengangguk menandakan setuju.

    Mulai saat itu kami berdua sering pulang bareng dan bila nafsu kami memuncak , kami sering melakukannnya, sekarang Cindy telah menjadi istriku dan semua itu menjadi kenangan indah yang tak mungkin kami lupakan.

  • Kisah Cinta Bercinta Dengan Maniak Oral Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Cinta Bercinta Dengan Maniak Oral Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1237 views

    Perawanku – Aku tergerak juga untuk mengirim tulisan setelah aku membaca salah satu artikel di Surga Dunia tentang oral seks yang dikenal juga dengan nama cunnilingus. Aku jadi teringat bahwa apa yang tertulis di situ ternyata kasusnya sama dengan diriku.

    Terus terang aku lebih menyukai oral sex daripada persetubuhan yang sesungguhnya (dengan penetrasi), terutama jika si lelaki aktif mengoral si wanita. Kecenderungan ini baru kusadari ketika waktu aku di sekolah menengah beberapa tahun lalu untuk pertama kalinya aku menyaksikan
    film bokep. Aku sangat terangsang melihat adegan si lelaki menciumi dan menjilati kelamin si wanita.

    Aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu tertarik pada adegan itu. Baru ketika aku kuliah aku kemudian punya pacar. Pacaranku yang pertama biasa-biasa saja. Kegiatan seksual kami hanya terbatas pada ciuman. Demikian pula dengan pacaranku yang kedua, meskipun berlangsung lebih lama tetapi tidak ada letupan seksual yang berat. Kepada kedua-duanya pernah kusampaikan keinginanku untuk meniru apa yang pernah kulihat di film bokep tetapi mereka menolak. Mungkin karena mereka merasa risih. Setelah aku lulus dan bekerja keinginanku itu nyaris terlupakan.

    Baru beberapa bulan bekerja aku punya seorang kenalan. Dia mengaku belum lama putus dengan pacarnya. Kami sangat dekat sehingga akhirnya dia tahu keinginan seksualku. Waktu aku mampir ke tempat kostnya, kami bercumbu. Dalam kesempatan itu dia mengajak aku melakukan apa yang selama ini menjadi keinginanku.

    Disitulah untuk pertama kalinya aku merasakan apa yang kulihat di film biru beberapa tahun lalu. Aku menciumi seluruh tubuhnya hingga berakhir di vagina dia. Hanya saja kami kurang menikmatinya saat itu, mungkin karena aku kelihatan panik dan grogi, sementara diapun tampaknya ada hambatan psikologis karena aku adalah teman dekatnya. Setelah itu hubungan kami biasa-biasa saja.

    Kesempatan kedua datang waktu aku berkenalan dengan seorang gadis di kolam renang. Usianya beberapa tahun di bawahku. Anehnya aku tidak menjadi akrab dengan gadis itu hingga akhirnya aku mendapat kesempatan berkenalan dengan kakaknya yang usianya sebaya denganku. Aku mengenal kakaknya itu melalui telepon ketika aku menelepon ke rumahnya.

    Kami kemudian janjian untuk ketemu dan nonton. Cewek ini tinggi dan seksi, kulitnya agak hitam. Ternyata dia pun baru selesai kuliah dan sekarang bekerja sebagai guru senam (dia belum mendapat kesempatan pekerjaan lain). Waktu di dalam bioskop kami berbincang-bincang. Dia makan coklat silver queen. Aku bilang ama dia, bagi dong coklatnya. Ternyata dia tidak memotong coklat yang baru malah langsung memagut bibirku dan dengan gerakan lidah yang mempesona, memindahkan coklat yang baru dia kunyah sedikit demi sedikit ke kerongkonganku.

    Persis seperti induk burung yang memberi makan anaknya. Aku kaget bukan main. Sepanjang pemutaran film itu kami sibuk saling memagut. Dia aktif sekali, bahkan waktu aku minta minum pun dia segera menenggak buavita, menciumku, kemudian mengalirkan sari jeruk itu dari mulutnya langsung ke mulutku. Dalam pertemuan kedua kami sepakat ketemu di hotel sederhana. Waktu ngobrol-ngobrol akhirnya kami menemukan titik temu, bahwa kami sama-sama menghindari hubungan seks dalam arti penetrasi, ternyata dia hanya mau dijilat dan akupun memang cuma ingin menjilat. Jadi klop.

    Kami berciuman sambil berdiri, pelan-pelan aku melucuti pakaiannya hingga dia telanjang bulat. Masih sambil berdiri, aku menyusuri tubuhnya dengan lidahku hingga lidahku berhenti di klitorisnya. Aku sudah jauh lebih tenang dan rileks. Dia berdiri sambil mulai membuka kakinya. Aku berlutut. Dengan satu sapuan yang menghentak dan seketika, aku menyapu permukaan vaginanya dengan seluruh telapak lidahku. Dia menjerit di atas sana. Kemudian ujung lidahku bermain di klitorisnya.

    Selain dengan lidah, bibirku memagut, mengulum dan mengisap klitorisnya. Pelan-pelan aku melakukan gigitan-gigitan kecil di sekitar situ sehingga membuat gerakan pahanya semakin menggila. Kedua tanganku memegangi pahanya atau memeluk pantatnya. Dari klitoris, ujung lidahku menemukan lubang vagina dan segera menembusnya kemudian melakukan gerakan memutar dan menyapu, juga gerakan lidah maju mundur.

    Karena lubangnya cukup besar, atau mungkin karena mulutku yang kecil, aku bisa meletakkan bibirku agak ke dalam sehingga lidahku bisa masuk cukup panjang dan leluasa. Lidahku menemukan lapisan-lapisan lunak, ada juga seperti lekukan, benjolan atau suatu permukaan seperti handuk. Setelah puas sambil berdiri, dia berjalan dan duduk di kursi. Disuruhnya aku berlutut sementara dia duduk dan membuka pahanya. Begitu dibuka, aku langsung

    “makan” dan dia tak henti-hentinya mengeluarkan suara …

    ..erangan atau keluhan. Tangannya meremas-remas kepalaku atau menekan-nekan kalau dia merasa lidahku kurang dalam. Semakin lama lubangnya semakin basah sehingga gerakan lidahku mengelurakan suara kecipak-kecipak. Tidak ada bagian yang terlewat oleh lidahku. Akhirnya dia bangun dan berjalan ke tempat tidur. Dia berbaring dan membuka pahanya. Aku mengulangi lagi gerakan-gerakan tadi. Aku melihat dia masih tangguh dan belum ada tanda-tanda orgasme padahal aku ingin membuat dia orgasme dengan lidahku.

    Dia membalikkan badannya kemudian nungging di depanku sehingga di hadapanku kini terpampang sepasang pantat yang sehat dengan tumpukan kelamin yang menantang. Aku menusukkan lidahku ke lubang kelaminnya dari belakang. Sekarang rasanya lebih longgar dibandingkan tadi.

    Setelah bermain cukup lama, masih dari belakang, aku membuat sapuan dengan seluruh lidahku perlahan-lahan menyusuri belahan kelaminnya terus ditarik ke atas hingga melewati belahan pantatnya dan berakhir di tengah garis pinggul. Telingaku sudah penuh terisi oleh teriakan dan erangan dia.

    Akhirnya aku berbaring menatap langit-langit kamar sementara dia masih tetap nungging. Lantas aku punya inisiatif, dari belakang dia kepalaku masuk ke “kolong” selangkangannya. Kini leherku berada di antara kedua pahanya dan di atas wajahku terbentang kelaminnya yang menganga.

    Dengan gerakan yang lebih lembut aku melakukan sapuan dan cemilan-cemilan kecil sehingga dia kelihatan lebih tenang dan irama permainan menjadi slow. Dengan setengah mendesah aku bilang,

    “bekap aku….. ” Dan …..perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kini wajahku benar-benar “terbenam”.

    Lidahku segera menyusuri lubang kelaminnya, kujulurkan, kemudian lidahku terkunci di dalam. Tanganku memeluk kedua pantatnya. Seperti tahu maksudku, dia melakukan gerakan menggoyang. Pantatnya bergerak memutar, kemudian maju mundur tak ubahnya seperti orang fucking. Dia melakukan gerakan genjotan demi genjotan.

    Lidahku kutahan agar tidak melesat dari lubang kemaluannya (sebetulnya aku mau bilang “memeknya” tapi rasanya buatku terlalu vulgar). Aku tidak tahu ekspresi wajah dia, yang jelas dia begitu enjoy dengan gerakan-gerakannya. Selain suara erangan, aku masih bisa mendengar suara kain seprai diremas-remas. Gerakannya makin kencang dan menggila. Kalau saja tidak karena dia orgasme, mungkin aku tidak sanggup bertahan lebih lama lagi karena kehabisan nafas.

    Akhirnya dia meregang, ada sentakan kecil, selama beberapa detik tidak ada suara atau gerakan apa-apa, hening, cuma sedutan-sedutan di sepanjang lorong kelamin dia. Akhirnya dia terkulai, aku segera mengangkat pinggul dia dan keluar dari jepitan pahanya. Aku mengambil nafas dan berbaring di sebelahnya, sementara dia masih tetap telungkup.

    Setelah berdiam diri cukup lama, dia bangun, mengambil tisu dan membersihkan mukaku yang basah dan lengket. Aku sendiri tidak sampai “keluar” (ejakulasi) tetapi aku merasakan “sejenis orgasme” yang aneh, tidak keluar tapi puas, mungkin karena aku bisa menikmati orgasme cewek dengan lidahku.

    Setelah peristiwa itu kami masih sempat satu kali mengulanginya lagi, di tempat yang berbeda dan waktu yang lain tetapi dengan urut-urutan yang sama. Kemudian suatu hari dia bilang bahwa dia lebih baik menikah dengan lelaki pilihannya. Yang jelas lelaki itu bukan aku, karena selama kami kencan tidak sekalipun kami bicara soal pacaran atau pernikahan.

    Aku memang ada rasa sedih mengingat aku sangat menikmati permainan ini, tetapi ya sudahlah. Sampai sekarang aku masih mencoba bertahan dengan komitmenku yaitu tidak melakukan seks dalam arti sampai penetrasi kelamin (memasukkan kelamin). Bukan apa-apa, aku sangat takut pada penyakit kelamin. Aku seorang yang well-informed sehingga segala informasi yang berkaitan dengan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS sudah ada di kepalaku.

    Memang dengan oral pun kemungkinan terkena penyakit masih tetap ada tapi risikonya lebih kecil. Lagi pula aku selalu menjaga kesehatanku, makanan yang baik, berolahraga, dan menjaga kebersihan termasuk kebersihan mulut dan lidah dengan antiseptik kumur.

    Karena kesibukanku (dan karena sebetulnya aku tidak ingin dikuasai oleh keinginan itu terus menerus), aku hampir lupa dengan kecenderunganku untuk menikmati oral (cunnilingus) sampai akhirnya aku membaca salah satu tulisan di Surga Dunia dan aku teringat kembali pada kecenderunganku dan pengalamanku.

  • Kisah Cinta Bersama Pak RT Yang Nakal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Cinta Bersama Pak RT Yang Nakal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1089 views

    Perawanku – Pak Vito adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya ketika di rumahku kalau aku lewat di depannya, seringkali matanya jelalatan menatap padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku. Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau lewat di depannya. Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok tentangku.

    Pada suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fitness untuk menjaga bentuk dan stamina tubuhku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fitness. Aku memakai pakaian yang enak dipakai dan menyerap keringat berupa sebuah kaus hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah sehingga buah dadaku yang montok itu agak tersembul keluar terutama kalau sedang menunduk apalagi aku tidak memakai BH, juga sebuah celana pendek ketat merk ‘Nike’ yang mencetak pantatku yang padat berisi. Waktu aku sedang melatih pahaku dengan sepeda fitness, tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Vito yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan ayah padaku tadi pagi. Situs Judi Terbesar

    Kubukakan pagar dan kupersilakan dia masuk.
    “Silakan Pak duduk dulu ya, sambil nunggu saya ambil uangnya” senyumku dengan ramah sambil mempersilakannya duduk di ruang tengah.
    “Kok sepi sekali Dik, kemana yang lain?”
    “Papa hari ini pulangnya malam, tapi uangnya udah dititip ke saya kok, Mama juga lagi arisan sama teman-temannya”.
    Seperti biasa matanya selalu saja menatapi tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu. Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh untuknya.

    “Minum Pak”, tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu makin terlihat.
    Nuansa mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu. Dia menanyaiku sekitar masalah anak muda, seperti kuliah, hoby, keluarga, dan lain-lain, tapi matanya terus menelanjangiku.

    “Dik Citra lagi olah raga yah, soalnya badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi” katanya.
    “Iya nih Pak, biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen dipijat rasanya, Bapak bisa bantu pijitin nggak?” godaku sambil mengurut-ngurut pahaku.
    Tanpa diminta lagi dia segera bangkit berdiri dan pindah ke sebelahku, waktu berdiri kuperhatikan ia melihat putingku yang menonjol dari balik kausku, juga kulihat penisnya ngaceng berat membuatku tidak sabar mengenggam benda itu.

    “Mari Dik, kesinikan kakinya biar Bapak pijat”
    Aku lalu mengubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke arahnya. Dia mulai mengurut paha hingga betisku. Uuuhh.. pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya yang kasar itu membelai pahaku yang putih mulus hingga membangkitkan birahiku. Akupun mendesah-desah sambil menggigit bibir bawahku.
    “Pijatan Bapak enak ya Dik?” tanyanya.
    “Iya Pak, terus dong.. enak nih.. emmhh!” aku terus mendesah membangkitkan nafsu Pak Vito, desahanku kadang kusertai dengan geliat tubuh.
    Dia semakin berani mengelus paha dalamku, bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya.
    “Enngghh.. Pak!” desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-jarinya mengelusi bagian itu.

    Tubuhku makin menggelinjang sehingga nafsu Pak Vito pun semakin naik dan tidak terbendung lagi. Celana sportku diperosotkannya beserta celana dalamku.
    “Aawww..!” aku berlagak kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak tanganku.

    Melihat reaksiku yang malu-malu kucing ini dia makin gemas saja, ditariknya celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke belakang, tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya sehingga kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya, klitorisku yang merah merekah dan sudah becek siap dimasuki. Pak Vito tertegun beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawahnya itu.

    “Kamu memang sempurna Dik Citra, dari dulu Bapak sering membayangkan ngentotin kamu, akhirnya hari ini kesampaian juga”, rayunya.

    Dia mulai melepas kemejanya sehingga aku dapat melihat perutnya yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu. Lalu dia membuka sabuk dan celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya. Pak Vito begitu membuka pahaku lalu membenamkan kepalanya di situ sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya.

    “Hhmm.. wangi, pasti Adik rajin merawat diri yah” godanya waktu menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih wanita.
    Sesaat kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik vaginaku, oohh.. lidahnya menjilati klitorisku, terkadang menyeruak ke dalam menjilati dinding kemaluanku. Lidah tebal dan kumisnya itu terasa menggelitik bagiku, aku benar-benar merasa geli di sana sehingga mendesah tak tertahan sambil meremasi rambutnya. Kedua tangannya menyusup ke bawah bajuku dan mulai meremas buah dadaku, jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras.

    “Pak.. oohh.. saya juga mau.. Pak!” desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu.
    “Kalau begitu Bapak di bawah saja ya Dik” katanya sambil mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69.
    Aku naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya. Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar persis seperti tubuh pemiliknya, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya.

    Aku mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Pak Vito mendesah-desah enak menikmati permainanku, sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitoris dan bibir vaginaku, bukan itu saja, lidahnya juga turut menjilati baik anus maupun vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya. Selama 10 menitan kami menikmatinya sampai ada sedikit terganggu oleh berbunyinya HP Pak Vito. Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan menatap padanya.

    Pak Vito menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata, “Ayo Dik, terusin dong karaokenya, biar Bapak ngomong dulu di telepon”.
    Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya. Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku, tidak tau deh bicara dengan siapa, emang gua pikirin, yang pasti aku harus berusaha tidak mengeluarkan suara-suara aneh. Tangan satunya yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkanganku, kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina dan anusku, kadang meremas bongkahan pantatku. Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk pantatku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan. Akhirnya muncratlah cairan putih itu di mulutku yang langsung saya minum seperti kehausan, cairan yang menempel di penisnya juga saya jilati sampai tak bersisa.

    “Nggak kok.. tidak apa-apa.. cuma tenggorokkan saya ada masalah dikit” katanya di HP.
    Tak lama kemudian dia pun menutup HP nya, lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya, tangan kirinya dipakai menopang tubuhku.
    “Wah.. Dik Citra ini bandel juga ya, tadi kan Bapak udah suruh stop dulu, ee.. malah dibikin keluar lagi, untung nggak curiga tuh orang” katanya sambil mencubit putingku.
    “Hehehe.. sori deh Pak, kan tadi tanggung makannya saya terusin aja, tapi Bapak seneng kan” kataku dengan tersenyum nakal.

    “Hmm.. kalo gitu awas ya sekarang Bapak balas bikin kamu keluar nih” seringainya.
    Lalu dengan sigap tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku.

    Pak Vito menurunkan kaos tanpa lenganku dari bahu dan meloloskannya lewat lengan kananku, sehingga kini payudara kananku yang putih montok itu tersembul keluar. Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu dengan mulutnya. Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya kuat-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya, di dalam mulutnya payudaraku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya seperti mau dimakan saja milikku itu. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku terasa sudah di puncak, mengucurlah cairan cintaku dengan deras. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku sehingga tangannya terhimpit diantara kedua paha mulusku.

    Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya. Telapak tangannya yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku.
    “Sayang kalo dibuang, kan mubazir” ucapnya.
    Kembali lidahnya menjilati payudaraku yang sudah basah itu, sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya yang disodorkan padaku. Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan meraih penisnya, terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi, siap memulai aksi berikutnya.

    “Enggh.. masukin aja Pak, udah kepingin nih”.
    Dia membalik tubuhku, tepat berhadapan dengannya, tangan kananya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Aku membukakan kedua bibir vaginaku menyambut masuknya benda itu. Setelah kurasakan pas aku mulai menurunkan tubuhku, secara perlahan tapi pasti penis itu mulai terbenam dalam kemaluanku. Goyanganku yang liar membuat Pak Vito mendesah-desah keenakan, untung dia tidak ada penyakit jantung, kalau iya pasti sudah kumat. Kaosku yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya sehingga kaos itu menggantung di perutku dan payudara kiriku tersingkap. Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih dengan bagian kanan yang daritadi menjadi bulan-bulanannya sehingga sudah basah dan memerah bekas cupangan.

    Kedua tangannya meremas-remas kedua payudaraku, ketika melumatnya terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi geli yang nikmat. Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya sementara tangannya tetap memainkan payudaraku. Birahiku sudah benar-benar tinggi, nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta, kurasa bukan pertama kalinya dia berselingkuh seperti ini. Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui aku sudah mau keluar, dia menekan-nekan bahuku ke bawah sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak. Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar dari mulutku, perasaan itu berlangsung selama beberapa saat sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam pelukannya.

    Dia menurunkanku dari pangkuannya, penisnya terlihat berkilauan karena basah oleh cairan cinta. Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas itu di sofa, lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku. Setelah minum beberapa teguk, aku merasa sedikit lebih segar, paling tidak pada tenggorokanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit. Kaosku yang masih menggantung di perut dia lepaskan, sehingga kini aku bugil total. Sebelum tenagaku benar-benar pulih, Pak Vito sudah menindih tubuhku, aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya. Dengan lembut dia mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, Pak Vito menempelkan penisnya pada vaginaku, lalu mendorongnya perlahan, dan aahh.. mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menusuk lebih dalam.

    Kenikmatan ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding vaginaku. Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu, kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh.. ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli.

    “Uuuhh.. Pak.. aakkhh..!” aku kembali mencapai orgasme.
    Vaginaku terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme. Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan penisnya, cairanku sudah meleleh kemana-mana sampai membasahi sofa, untung sofanya dari bahan kulit, jadi mudah untuk membersihkan dan menghilangkan bekasnya. Tanpa melepas penisnya, Pak Vito bangkit berlutut di antara kedua pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku, aku sudah tidak kuat lagi mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap seperti ikan di luar air.

    “Bapak udah mau.. Dik.. Citra..!” desahnya dengan mempercepat kocokkannya.
    “Di luar.. Pak.. aku ahh.. uuhh.. lagi subur” aku berusaha ngomong walau suaraku sudah putus-putus.
    Tak lama kemudian dia cabut penisnya dan menurunkan kakiku. Dia naik ke wajahku, lalu dia tempelkan penisnya yang masih tegak dan basah di bibirku. Akupun memulai tugasku, kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku. Maninya menyemprot deras membasahi wajahku, aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya seolah tidak membiarkan setetespun tersisa. Batang itu kujilati hingga bersih, benda itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku. Kami berpelukan dengan tubuh lemas merenungi apa yang baru saja terjadi.

    Sofa tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat dan cairan cintaku yang menetes disana. Masih dalam keadaan bugil, aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih. Waktu aku kembali ke ruang tamu, Pak Vito sedang mengancingkan lagi bajunya, lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya.
    “Wah Dik Citra ini benar-benar hebat ya, istri-istri Bapak sekarang udah nggak sekuat Adik lagi padahal mereka sering melayani Bapak berdua sekaligus” pujinya yang hanya kutanggapi dengan senyum manis.

    Setelah berpakaian lagi, aku mengantarnya lagi ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat kiri kanan dulu, setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk pantatku dan berpamitan.
    “Lain kali kalo ada kesempatan kita main lagi yah Dik”
    “Dasar bandot, belum cukup punya istri dua, masih ngembat anak orang” kataku dalam hati.

    Akhirnya aku pun mandi membersihkan tubuhku dari sperma, keringat, dan liur. Siraman air menyegarkan kembali tubuhku setelah seharian penuh berolahraga dan berolahsyahwat. Beberapa menit sesudah aku selesai mandi, ibuku pun pulang. Beliau bilang wangi ruang tamunya enak sehingga kepenatannya agak berkurang, aku senyum-senyum saja karena ruang itu terutama sekitar ‘medan laga’ kami tadi telah kusemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi.

  • Kisah Cinta Irwan Yang Memaksaku Making Love – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Cinta Irwan Yang Memaksaku Making Love – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1498 views

    Perawanku – Aku sebenarnya dulu pernah berkenalan dengan seorang pria lewat sebuah program chatting dan kisah nyata ini adalah awal kejadian aku kehilangan mahkota yang paling berharga. Pertama kali dia berkenalan denganku, dia nampak seperti seorang gentleman yang benar-benar menarik hatiku sehingga aku waktu itu benar-benar jatuh hati padanya. Anggap saja namaku adalah Lina dan nama cowok itu adalah Irwan. Tak lama dari perkenalan kami, aku menjadi akrab dengan Irwan. Irwan sering menjemputku dari tempat kuliahku dan aku sempat menganggap bahwa dia adalah calon suamiku nantinya karena aku benar-benar serius dengannya. Judi Online

    Aib ini berawal dari kesalahanku yang fatal di mana aku mempercayakan dia untuk memegang kunci kamarku karena saat aku kuliah dulu, aku tinggal di rumah kost bersama dengan anak-anak dari berbagai macam daerah. Suatu ketika, aku sedang tidur nyenyak karena aku merasakan kelelahan yang amat sangat karena aku baru saja menyelesaikan skripsiku yang sudah kupersiapkan selama berminggu-minggu.

    Tiba-tiba, aku berasa kedinginan dan aku terbangun karena perasaan kedinginan tersebut dan ketika aku terbangun, aku kaget sekali karena aku melihat Irwan sedang bermasturbasi di depanku, sementara aku sekarang sudah tanpa busana. Aku mengerti akhirnya mengapa aku terbangun karena perasaan dingin, rupanya Irwan menelanjangiku dan menjadikanku sebagai obyek masturbasinya.

    Aku dengan cepat menutup tubuhku dengan pakaianku, akan tetapi belum selesai aku memakai pakaian, Irwan memelukku dan membuka kembali pakaianku yang sudah berantakan dengan paksa. Irwan memukul pipiku dengan keras sehingga aku menjadi menangis ketakutan. Di saat aku sedang menangis itu, aku menyadari bahwa Irwan yang sekarang berada di depan mataku itu tidak sama seperti Irwan yang kukenal sebelumnya sebagai seorang cowok yang pengertian dan sangat gentleman. Yang nampak di depanku sekarang ini tidak lebih dari seorang laki-laki liar yang haus akan seks karena sekarang Irwan sedang mendekati tubuhku yang sedang gemetar karena ketakutan dan dia mulai menjilati tubuhku sehingga aku merasakan geli yang amat sangat. Lidahnya terus-menerus aktif menjilatiku dari leher, buah dada hingga ke pangkal kemaluan. Ketika dia mulai mencium dan menghisap-hisap klitoris, aku merasakan sesuatu yang sangat aneh karena suatu aliran birahi yang menuntut lebih membuatku menjadi mendesah karena merasakan kenikmatan dan sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

    Secara tidak sadar, aku mendesah dan aku mengibas-ngibaskan rambutku yang hitam panjang ke kiri dan ke kanan karena aku merasakan kenikmatan yang amat sangat ketika Irwan mulai menjilati setiap inci liang kenikmatanku bahkan aku terus merasakan kenikmatan itu sampai akhirnya aku menangis bercampur dengan desahan panjang karena aku merasakan liang kenikmatanku mengeluarkan cairan kenikmatan yang terus dijilat oleh Irwan sampai habis tidak tersisa.

    Aku menutup mataku karena aku masih tidak mengerti apa yang terjadi di dalam diriku karena sekarang ini perasaanku bercampur antara benci pada Irwan dan keinginan untuk berbuat lebih dengannya karena aku ingin merasakan kenikmatan itu kembali. Walaupun aku hanya berdiam diri atas perlakuannya dan tetap menangis, nampaknya dia mengerti apa yang kupikirkan sehingga Irwan mulai membuka pakaian dan celananya dan aku melihat batang kemaluannya yang sudah menegang dan siap untuk dimasukkan ke dalam liang kewanitaanku.

    Aku menelan ludah berkali-kali karena aku ketakutan, aku merasa akan merasakan sakit karena batang kemaluannya yang besar akan memasuki liang kenikmatanku yang masih sempit. Aku menjerit histeris tetapi Irwan dengan sigapnya langsung menutup mulutku dan langsung menancapkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatanku sehingga aku dapat merasakan aliran darah dari liang surgaku. Aku meminta ampun kepada Irwan untuk segera menghentikan aksinya yang menyakitiku, tetapi Irwan tidak peduli dan terus menggenjot tubuhnya sehingga akhirnya aku merasakan sesuatu aliran dari batang kemaluannya yang membasahi liang kewanitaanku. Aku menangis menyadari hal itu karena aku takut jika aku hamil dan aku tidak mau mendapatkan bayi dari laki-laki yang telah merenggut keperawananku secara paksa itu.

    Setelah Irwan melaksanakan aksi bejadnya, dia langsung memakai kembali bajunya dan meninggalkanku seorang diri dan ketika dia meninggalkanku, aku langsung memakai baju dan celanaku. Tidak berapa lama, pintu kamar kost-ku terbuka kembali dan sekarang aku melihat Irwan sedang mendekatiku yang masih menangis sambil menggandeng seorang gadis cantik dan mengenalkan gadis itu kepadaku sebagai tunangannya.

    Hatiku sakit sekali melihat hal tersebut dan aku ingin sekali mengadukan perbuatan yang baru saja kualami kepada tunangannya. Akan tetapi, belum selesai aku berbicara, gadis yang mengaku bernama Lia tersebut menamparku sambil berkata, “Gue baru tau bahwa di dunia ini ada juga cewek yang suka memperkosa cowok”. Kata-kata Lia membuat batinku menjadi semakin sakit karena sekarang aku sedang dituduh memperkosa Irwan dan walaupun aku berkata bahwa itu bohong dan fitnah, Lia tidak mempercayai omonganku dan bahkan setiap kali aku berkata, “Itu Bohong!” atau “Itu Fitnah!”, Lia hanya memberikan respon dengan cibiran bibir dan diiringi oleh pukulan di wajahku yang putih bersih ini sehingga karena pukulan yang kuterima dari Lia, wajahku menjadi biru bercampur merah dan tentu saja aku merasakan sakit yang amat sangat karena baru saja mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Lia.

    Aku terus-menerus memohon kepada Lia bahwa aku tidak pernah memperkosa Irwan bahkan aku bercerita bahwa Irwan lah yang telah memperkosaku barusan sebelum Lia masuk ke dalam kamar kost-ku. Tetapi sekarang gantian Irwan yang memukuliku karena dia merasa difitnah di depan Lia sehingga bagian tubuhku yang masih sakit semakin sakit karena pukulan Irwan yang tentunya lebih keras dari Lia. Aku tidak bisa bicara apa-apa lagi dan pada detik yang bersamaan, rasa sayangku pada Irwan berubah total menjadi kebencian dan perasaan untuk membalas dendam atas perbuatannya.

    Untunglah, tak berapa lama setelah kejadian tersebut, Om kost tempatku tinggal masuk ke kamarku karena dia akan menagih uang sewa kamar. Masuknya Om kost-ku ke kamar menolongku dari pukulan-pukulan mereka karena mereka meninggalkanku di saat Om Bambang (Om Kost-ku) masuk ke dalam kamar. Aku langsung menceritakan kepada Om Bambang semua yang terjadi dan dia menyarankan agar aku lapor ke polisi tetapi aku tidak ingin keluargaku tahu bahwa aku baru saja mengalami kejadian yang membuatku kehilangan harga diri dan keperawanan yang kujaga selama ini.

    Untunglah sekarang ini aku memiliki kekasih yang sangat baik dan tidak memperdulikan masa laluku yang hitam kelam ini. Memang jika dibandingkan, kekasihku yang sekarang ini tidak begitu tampan jika dibandingkan dengan Irwan tetapi pengalaman burukku di masa lalu membuatku benci dengan laki-laki yang berwajah tampan.

    Sekarang ini, aku mengetahui bahwa Irwan telah menikah dengan Lia. Akan tetapi rupanya hukum karma itu selalu berlaku di dalam hidup setiap orang karena dari berita yang kuterima dari teman-temanku yang juga mengenal Irwan dan Lia, Irwan meninggal dalam kerusuhan 12 Mei 1998 yang lalu dan istrinya, Lia juga meninggal pada saat yang bersamaan. Lia meninggal karena dia telah diperkosa oleh puluhan orang yang memakai busana tentara sedangkan Irwan meninggal karena siksaan dari orang-orang yang memperkosa Lia karena dia mencoba menyelamatkan Lia. Di saat aku mendengar berita itu dan mengkonfirmasi berita tersebut lewat koran dan telepon ke keluarganya, aku tersenyum dalam hati dan aku merasa senang karena sworn enemy-ku telah mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan yang dilakukan padaku pada tanggal 12 Mei 1997.

     

  • Kisah Dewasa Desahan Gadis Penggila Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Dewasa Desahan Gadis Penggila Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1641 views

    Perawanku – Mata Bu Sofie menyapu panorama dari ruang tak berbatas, matahari pagi memberi warna berkilauan pada ombak yang pagi itu sedikit lebih jinak. Wanita berambut ikal yang diikat keatas itu melepas sendalnya, berjalan menyambut ombak kecil yang dengan cepat menjilati jari-jari dan telapak kakinya.

    Aku ingin seperti ini selamanya gumam Bu Sofie pelan, merentang kedua tangan seolah ingin memeluk langit. bibir tersenyum bahagia, bahagia dengan kebebasan yang tengah dinikmatinya. Lepas dari sorotan mata bengis para wanita sosialita, lepas dari segala macam barang branded puluhan juta. Tas versace, gaun dari desainer ternama, jam tangan hingga kalung dan cincin berlian yang selalu menjadi barometer kesuksesan para suami.

    Bu Sofie menggerak-gerakkan tangannya yang serasa begitu bebas tanpa mata berlian yang setiap hari menjepit erat aliran darah, yang terkadang membuat jari-jarinya kebas. Bebaaass gumamnya, tersenyum lepas, terbebas dari segala beban.Bukan sekedar bebas dari rintih persaingan para srikandi borjuis, tapi juga bebas dari kritik tajam Pak Prabu yang sehari-hari tak kalah cerewet dengannya.

    Tak ada pula komentar miring dari suaminya saat mendapati pantat montoknya hanya dibalut kain pantai tipis, tanpa underwear. Bahkan beberapa kali tubuh montoknya dipeluk Dako dan Munaf dihadapan suaminya, tapi lelaki berkumis itu hanya tersenyum, seolah mengizinkan dirinya mencari bahagia ditempat itu. Bibir Bu Sofia tersenyum kecut, saat teringat tingkah suaminya yang pura-pura tidak melihat saat tubuh montoknya diseret Dako ke kaki sebuah tebing. Pemuda yang nakal, kepala Bu Sofie menggeleng-geleng, coba mengingat bagaimana lelaki muda itu menggumuli dirinya dengan begitu buas di atas pasir pantai.

    Teringat pula bagaimana serunya persaingan antara dirinya dan Aida saat berebut mengendarai batang Adit subuh tadi. Keponakan geloo dikira pingsan beneran, ga taunya malah main kuda-kudaan sama Aida, umpat Bu Sofie sambil tertawa. Parahnya lagi, beberapa saat lalu, secara terang-terangan dirinya menawarkan tubuh montoknya kepada Arga, Uuugghhh,****punya maluuu Bu Sofie memaki dirinya sendiri, sambil tertawa kecil. Kakinya menendang gumpalan ombak kecil.Ibu baik-baik aja kan Bu?

    Tanya Mang Oyik yang heran melihat tingkah Bu Sofie yang tertawa sendiri.Ehh, iyaa baik Mang kenapa di sini lebih banyak batu karangnya dibanding pantai di depan cottage? Bu Sofie berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah, malu dengan tingkahnya sendiri, bertanya pada Mang Oyik, namun lelaki berambut kriwel itu mengangkat kedua pundaknya tanda tak tau.

    Mata belo (baca: mata bola pingpong nya Bung Iwan Fals) yang dihias bulu mata lentik itu beralih menuyusuri bibir pantai. Tiba-tiba pandangannya beralih pada ATV yang masih diduduki Mang Oyik. Mang ajarin saya nyetir ATV dong, kaya nya seru kalo bisa ngebut di pantai sepi begini pinta Bu Sofie. Lhaa terus nyiapin peralatan game nya gimana Bu? Mang Oyik menjawab pertanyaan bu Sofie dengan mata yang tak lepas dari payudara besar Bu Sofie yang dipastikan tidak mengenakan bra. Gilaa pentilnya aja gede banget gumam Mang Oyik penuh birahi.

    Kenapa Mang? Eenghh maksud saya, saya ga enak kalo mereka ke sini peralatan game belum siap
    Kali ini mata Mang Oyik lebih beruntung, angin pantai begitu lihai meniup rok lebar Bu Sofie, hingga menampilkan pantat yang begitu montok. Itu gampang Mang lagian mereka masih lama ke sini kita aja yang terlalu pagi Ayolaaah, ajarin sayaaa rengek Bu Sofie, begitu acuh dengan kenakalan angin yang memanjakan mata Mang Oyik.

    Mang Oyik meneguk ludah, saat Bu Sofie berbalik menghadapnya, memohon dengan gaya centil khas ABG, tak peduli dengan ulah angin yang berhasil menyingkap rok bagian depannya, hingga menampilkan gundukan vagina yang gemuk. Tangan Mang Oyik gemetar menyerahkan kunci, disambut tawa Bu Sofia yang sukses mengerjai lelaki berambut kriting itu. Ayo naik biar saya bonceng, seru Bu Sofia yang sudah duduk manis mengangkangi ATV.

    Dan ternyata, memang tidak sulit bagi Bu Sofia untuk menjinakkan ATV di atas pasir pantai, ulah ngebut Bu Sofie membuat membuat Mang Oyik sedikit terganggu menikmati tubuh dan paha mulus di depannya. Jangan terlalu ngebut Bu, pasir pantai bikin roda jadi liar lhoo apalagi kalo mau naik tanjakan bukit itu seru Mang Oyik menunjuk bukit pasir yang tengah dituju oleh Bu Sofie, Laju ATV yang mulai liar, memberi alasan bagi Mang oyik untuk berpegangan pada pinggang yang sedikit berlemak.

    Bu Sofia justru tertawa, menggeber gas semakin kencang. Namun tiba-tiba laju ATV mulai menurun saat Mang Oyik mengelusi paha. ATV Menaiki bukit pasir yang landai namun cukup tinggi dengan gas tertatih, akibat ulah Mang Oyik yang berhasil mengganggu konsentrasi wanita itu, hingga akhirnya kendaraan beroda 4 itu turun dengan sendirinya dari bukit. Mang kalo mamang takut jatuh, pegangan yang kenceng seru Bu Sofie, yang diamini mang Oyik, memindah telapak tangannya ke payudara besar Bu Sofia, dan meremasnya dengan kuat.

    Pegangan seperti ini Bu? Tidaaak, lebiiih kencaaang lagiii rintih Bu Sofie, menikmati keberanian tangan Mang Oyik. ATV terhenti ketika Mang Oyik berusaha menarik keluar sepasang payudara. Silahkan jalan lagi buu bisik Mang Oyik, ditengah kekaguman, telapak tangannya yang kasar tak mampu sepenuhnya menangkup kedua daging milik Bu Sofie. ATV berjalan dengan sangat lambat, bibir wanita itu terus mendesis, putingnya yang mengeras terasa sedikit pedih saat jari-jari Mang Oyik mencubit dan memelintir. Tubuh Bu Sofie semakin gemetar saat pantatnya merasakan menggesek batang yang sudah sangat keras.

    yang nempel di pantat saya ini apa Mang?,Cuma tongkat persneling koq Bu Mana ada sih ATV pake persneling,hahahaa oowwwhsss Bu Sofie tertawa di sela rintihannya. hahahaa ya artinya ini tongkat persneling saya bu hahaha Pengen nyoba tongkat persneling saya? Deg, Laju ATV direm mendadak, Bu Sofie memang sudah sering mencoba ketangguhan para pejantan muda yang menjadi bahan arisan teman-temannya, tentunya tanpa sepengetahuan suami-suami mereka, tapi Mang Oyik adalah manusia paling amburadul yang pernah menjamah tubuh sosialita itu.

    Matanya menyusur bibir pantai, menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan tidak ada seorangpun selain mereka ditempat itu. Mengucap terimakasih pada bukit pasir yang tadi dinakinya, menutup akses pandangan dari arah cottage Boleehhh, biar saya coba jawab Bu Sofie dengan jantung berdebar, coba merasakan batang keras yang terus menggesek-gesek sekitar pinggang dan pantatnya.

    Wanita itu berdiri, mengangkangi jok ATV, perlahan menurunkan celana dalamnya dengan mata waspada mengamati sekitar pantai. Melihat pantat montok mulus yang terbuka di depan wajahnya Mang Oyik langsung membenamkan wajahnya ke belahan pantat Bu Sofie. Aaaakkkhhh, Maaaangssss, tubuh wanita terlonjak, tak menduga dengan serangan Mang Oyik, tangannya segera memegang stang menahan tubuhnya yang terhuyung kedepan.

    Oowwwhhssss,Ganas baangeetss ni Orang, Aaaggghhhsss gumam wanita itu tak jelas, merasakan lidah panas Mang Oyik yang dengan cepat melakukan sapuan panjang di selangkangannya, menjilati bibir vaginanya dan terus menyapu hingga ke lubang anusnya.Terus berulang-ulang, menyapu, menggelitik, sesekali menusuk lorong vagina dan anusnya, membuat tubuhnya merinding. Aaaaggghhh, gilaaaa, masukin maaaaang kalo beraniii rintih Bu Sofie semakin membuka lebar pahanya, dan benar saja, sesaat kemudian Mang Oyik menjawab tantangannya.

    Lidah panas itu berusaha menguak lubang anus Bu Sofie. Akibatnya wanita itu semakin kalang kabut dilanda birahi. Tak pernah dirinya diperlakukan seperti ini, selama ini pejantan muda yang dibokingnya kebanyakan dari kalangan mahasiswa, yang minim pengalaman dan terlalu menjaga sopan santun. Tapi kini, wanita itu dapat merasakan lidah panas yang berhasil menerobos liang kotor itu, menggelitik liar berusaha masuk semakin dalam, Aaaaaggghhhh Maaaang,jilaaaatin dalam nyaaa jugaaaa Maaaangssshhh pantat besar Bu Sofie menekan wajah Mang Oyik.

    Tak ingin mengecewakan tamunya, Mang Oyik tak lagi peduli dengan rasa pahit di lidah, daging tak bertulang itu menari, melengkung ke kiri ke kanan seolah mencari sesuatu di lorong anus Bu Sofie. Dasaaarrr, betinaaa binaaaallll rintihnya, mengakat pantatnya semakin tinggi, memberi akses sepenuhnya pada lidah Mang Oyik untuk bertualang. Bibirnya terus mendesis, merintih, menjerit histeris.

    Aaaaakkkkhhhhhh pindaaaah depaaaaannn, sedooottt yang didepaaaan Maaaaang, jerit Bu Sofia tiba-tiba, menjambak rambut kriting Mang Oyik, mengangkangi wajah Mang Oyik, mengarahkan lidah yang masih terjulur itu kebagian depan. Tapi, belum puas dengan gerakan lidah Mang Oyik di vaginanya, pantat Bu Sofie bergerak semakin liar, menggesek-gesek bibir vaginanya yang penuh lendir ke wajah mang Oyik dengan kuat. Hingga akhirnya gelombang orgasme menyerang tubuhnya.Aaaaggghhh, keluaaaaaarrrr,

    Sedooot Maaang, minuuuum,sedoooot semuaaaa perintah Bu Sofie yang merintih penuh kenikmatan, menjejalkan bibir vaginanya ke mulut Mang Oyik yang terbuka. Tapi bukan Mang Oyik namanya jika pasrah begitu saja menjadi objek pelampiasan seorang wanita. Karena bibir tebalnya tiba-tiba membekap seluruh pintu vagina Bu Sofie, dan melakukan sedotan kuat, hingga wanita itu terkencing-kencing.

    Didera orgasme panjang kaki montok itu gemetar, Sudaaaah Maaaang,stooop namun bibir Mang Oyik terus menghisap, menyedot lorong vaginanya, memaksa semua cairan keluar dan beralih ke mulutnya. Uuuuggghhh Seeeerrr…. lagi-lagi Bu Sofie squirt, memuntahkan air seni yang dipaksa keluar. Tubuhnya roboh memeluk stang ATV, menungging membelakangi Mang Oyik yang tertawa puas dengan wajah basah oleh cairan vagina.

    Saat nya beraksi batin Mang Oyik, Tangan kirinya mengocoki batang yang sudah mengeras, sementara tangan kanannya mengusap-usap bibir vagina yang penuh dengan tetesan lendir. Oooowwwwhhhssss lenguh Bu Sofie, saat merasakan batang Mang Oyik yang dengan mudah menerobos vagina yang basah, tanpa menunggu dirinya siap, Mang Oyik langsung menggenjot dengan kasar.

    Bu Sofie tertawa melihat ulah Mang Oyik yang begitu bernafsu, wajar saja, sangat jarang lelaki itu bisa merasakan barang semulus milik Bu Sofie. Selamat menikmati seru Bu Sofie dengan gaya yang sangat genit, menduduki batang Mang Oyik di atas ATV. Menggerakkan pinggulnya pelan. Wanita itu sadar, lorong vaginanya yang terbiasa dengan batang besar, terasa sedikit longgar saat berusaha mengempot batang Mang Oyik.

    Waaahhh, Mang Oyik, ada barang bagus dipake sendiri nih seru seseorang dari arah belakang. Bu Sofie yang terlalu asik dengan Mang Oyik tak menyadari seorang pemuda menghampiri mereka. Bu Sofie berusaha meloncat turun dari atas tubuh Mang Oyik, tapi lelaki itu mencengkram erat pinggulnya sambil tertawa. akhirnya wanita itu hanya bisa berusaha menutupi selangkangannya dengan rok yang terlalu pendek.

    Tenang Bu, dia si Kontet teman saya koq, penjaga cottage sebelah, ga usah takut, Kontet ini kalo ga diizinin ga bakalan ikut nyodok koq, terang Mang Oyik, yang langsung dijawab Kontet dengan plototan mata. Gila lu Mang, barang bagus gini masa gue cuma disuruh nonton, aaahh, tai lu Mang, bini gue kemarin lu obrak-abrik gue santai aja, sekarang elu ada barang bagus dipake sendiri, liat aja ntar bini lu gue pake siang malam jangan protes lu

    Aaahh berisik Lu Tet, bikin orang ga khusu aja, Mang Oyik melempar sendal ke arah Kontet.Bu Sofie tak bisa menahan tawanya, meski tampangnya lebih sangar dan punya body yang jauh lebih besar dari Mang Oyik, ternyata lelaki itu cerewetnya minta ampun. Bu gimana?, boleh ikut gabung ga? Eeenghh iya deehh eemmh terserah deh maksud sayaa wajah Bu Sofie panas seketika, bibirnya telah mempersilahkan dua manusia amburadul itu untuk menikmati tubuhnya, tubuh istri dari seorang direktur cabang perusahaan besar di negeri maritim ini.

    Tapi ulah Kontet yang tertawa girang menampilkan gigi yang sebagian ompong itu, membuat Bu Sofie tak mampu lagi menahan tawanya. Dan akhirnya hanya bisa merutuki nasibnya yang harus menjadi pemuas nafsu dua kura-kura pantai selatan. Tapi bilangin Mang, kalo nusuk punya saya ini mulut harus diam, ga boleh cerewet Hihihihi Namun tawa Bu Sofie terhenti saat Kontet mengeluarkan batangnya. Batang yang lebih besar dari milik suaminya yang sudah termasuk kategori big size. Berselimut kulit yang coklat kehitaman, membuat tampilannya semakin sangar.

    Kenapa Bu gede banget ya,hehehee, makanya saya ga pernah ngizinin dia ngentotin bini saya, pasti ancur meqi Marni kalo disodok tu batang,hehehee Jantung Bu Sofie bergemuruh mendengar paparan dari Mang Oyik yang begitu vulgar, khas orang pinggiran. Tapi batang itu memang sangat besar. Pinggul Bu Sofie kembali bergerak, berusaha sekuat mungkin menjepit batang Mang Oyik agar lelaki itu cepat selesai.

    Sementara Kontet berjalan ke depan ATV, seolah ingin memamerkan batang gorilanya kepada Bu Sofie yang tak berkedip memandang dengan bibir mendesis birahi. Tak sabar menunggu giliran. Bu, kelamaan kalo nungguin Mang Oyik kelar langsung masukin double dong Bu Gila kamuu bisa hancur beneran punya sayaa, Sini deehhh Aaawwwhh pelan Mangss Bu Sofie kembali menungging, agar mulutnya dapat menjangkau batang besar itu.

    Dasar kau Sofiee ga pernah bisa sabar kalo liat batang besar, batinnya tertawa girang bercampur ngeri. Ooowwwhhh,yaaa, jilaaat buuu,yaaa,basaaahiin dulu batangnyaaa jilat memutar buuu oowwhhh yaaa sekarang masukin kemulut ibu, ooowwwhhhsss, gilaaa mulut ibuuu hangaaat bangeeettt masukiiin semua dong Buuu ayoo buuu semuaaa AAAAWWWW, SAKIT BUUUU Kontet menjerit seketika, batang besarnya digigit oleh Bu Sofie.

    Makanya diam, tinggal nikmatin aja repot bener sih, ga tau apa kalo ni batang gede banget ga bisa masuk semua tauu Tapi Bu, kan ga usah pake digi Diam!!! Kontet langsung menutup rapat mulutnya. Whuahahahaa emang bener Lu Tet, sampe ngentot aja mulut lu ga bisa diam Mang Oyik sontak tertawa. disambut tawa Bu Sofie yang ga sanggup melihat wajah Kontet yang seketika pucat, mendengar bentakannya.

    Kehadiran Kontet membuat Bu Sofie bisa lebih rileks, seakan lupa dengan status sosialnya. Waduuuhh, koq malah ngecil sih ni batang, Bu Sofie tiba-tiba panik saat mendapati batang Kontet yang keras seperti kayu mulai loyo. Sini dehh ibu masukin semuuaaa Eeemmmpphhh uuummpphhh Bu Sofie berusaha menjejalkan batang gemuk itu kemulutnya, membekap dengan lidahnya. Namun batang itu hanya mampu masuk setengah.

    Uuugggmmpphhh Ooommppphh Bu Sofie gelagapan, saat batang kontet yang hitam kembali membesar di dalam mulutnya. Tapi mulut wanita itu enggan untuk melepaskan.Ini adalah persetubuhan paling gila dari yang pernah dialaminya. Tangan Bu Sofie mencengkram pantat Kontet, memberi perintah agar batang itu bergerak di dalam mulutnya.

    Ooommmpphhh, uuggmmmppp jari lentiknya menekan pantat Kontet lebih kuat, hingga batang besar itu hampir masuk ke kerongkongannya, menutup saluran nafasnya.Ooogghhhh mulut Bu Sofie tersedak, melepaskan batang besar, matanya berair akibat tersedak, tapi gilanya bibir sensualnya itu justru tersenyum. Gimanaa Tet,nikmat mana sama meqi binimu

    Juancuuuk mulut Ibu ganas banget nikmat banget Bu,hampir aja saya muncrat di mulut ibuuu, telinga Bu Sofie terasa panas saat mendengar Kontet hampir saja memenuhi mulutnya dengan sperma, batangnya saja sudah bau, bagaimana spermanya. Buu sebelum mulut ibu menampung sperma kita-kita saya cium dulu dong Buu Mang Oyik yang merasa diacuhkan memalingkan wajah Bu Sofie, lalu dengan cepat melumat ganas.

    Eeemmpphhh, Mmaamgghhh emmpphh Bu Sofie gelagapan, mulutnya dihisap Mang Oyik, lidahnya membelit, menarik masuk lidah wanita cantik itu ke dalam mulut yang bau tembakau. Tak henti-hentinya Mang Oyik menyedot dan meneguk ludah Bu Sofie yang terkumpul. Sementara batangnya kembali bergerak menghajar kemaluan wanita itu. Belum lagi Kontet yang begitu ganas menyusu di payudara besarnya. Bolehkan? kalo saya nyemprot di mulut ibu? tanya Mang Oyik, dengan nafas memburu. Pantatnya semakin cepat bergerak.

    mulut sayaa? Yaaa saya rasa itu lebih baik, saya sedang subuurrr, ucap Bu Sofie terengah-engah, entah apa maksudnya, padahal subuh tadi keponakannya Adit berkali-kali memenuhi rahimnya dengan benih yang sangat subur. Tapi yang pasti, mulut Mang Oyik yang bau itu hampir saja menghantarnya pada orgasme yang liar. Buu isep punya saya lagi buuu pinta Kontet dengan suara memelas, sesaat Bu Sofie menatap wajah Kontet yang penuh harap. Haapp…Kembali batang besar itu memenuhi mulut Bu Sofie.Eeemmpphh Oooommggghh Ooowwhhggg

    Ooowwhhhsss Buuu enaaaak Buuu Tangan Bu Sofie kembali mencengkram pantat kekar Kontet, memandu agar batang besar itu bergerak lebih cepat di dalam mulutnya, begitu kompak dengan kedua tangan kontet yang memegangi kepala Bu Sofie, seakan benar-benar tengah menyenggamai mulut wanita cantik itu.

    Oooommmgggghh, Aaaaagghhmmm Mata Bu Sofie kembali berair, berkali-kali batang besar itu menyodok tenggorokannya dengan kasar. Tapi wanita enggan melepaskan, bahkan lidahnya semakin liar menggelitik batang besar Kontet. Buuu, sayaaa keluaar duluaaannn, Aggghhhh tiba-tiba Mang Oyik mendengus liar, menghambur sperma di lorong kemaluan Bu Sofie.

    Wanita itu berusaha berdiri, melepaskan batang Mang Oyik, tapi lelaki itu mencengkram erat pinggulnya, menekan kuat pantatnya ke bawah, membuat Batang Mang Oyik semakin jauh tenggelam. Mati-matian Bu Sofie berusaha melepaskan batang yang terus berkedut menghambur benih, tapi sangat sulit, mulutnyapun masih dipenuhi oleh Batang besar. Bahkan gerakan batang itu semakin kasar. Bu Sofie menatap wajah Kontet yang habang ijo mengejar kenikmatan tertinggi.

    Uuugghhh Siaaal hati Bu Sofie mengumpat melihat wajah Kontet yang menunjukkan bagaimana besarnya kenikmatan yang diberikan oleh mulut seorang wanita sosialitas kelas atas. Ooommmggghhh, uuuggmmhhhh, tangan Bu Sofie meremas erat pantat Kontet, pinggul besar wanita itu kembali bergerak, berharap batang Mang Oyik masih dapat melaksanakan tugasnya.Terlanjur basah, dirinyapun tak ingin rugi, harus mendaptkan orgasme seperti yang tengah dikejar Kontet, dengan mulut menggeram, penuh dengan jejalan batang besar, mata wanita itu menatap Kontet memberi sinyal. Inilah saat yang tepat.

    Oooowwwhhhsss Buuu,Aaaagghhhh Gilaaa nikmat bangeeeet Kontet histeris menghambur sperma, yang sigap disambut mulut Bu Sofie, berkali-kali mulutnya meneguk sperma Kontet yang memancar, seiring lorong vaginanya yang juga menghambur cairan orgasme ditengah sumpalan batang Mang Oyik. Ooommpphh puiihh puaahh puihhh asin banget sperma mu Tet Haayyaaaahh kalo asin kenapa ditelan Buu heheheee

    Terpaksa tau Bu Sofie mencoba berdalih, meski mulutnya sudah terbiasa dengan beberapa cita rasa sperma. Buu Kontet kembali merengek, meminta bibir mungil Bu Sofie membersihkan batangnya. Aaahhh ngelunjak Lu Tet gue kan juga mau disepong ama Bu Sofie protes Mang Oyik yang merasa tersisih. Iyaa iyaa sini gantian wanita itu melepaskan batang Mang Oyik dari vaginanya. Lalu turun dari ATV, tanpa tendeng aling langsung melahap batang yang masih mengeras, dan itu membuatnya sangat heran.

    BREEMMM…BREEEMMMM… BREEEEMMMMM…. tiba-tiba terdengar suara ATV di kejauhan. Bu Sofie terkaget, itu pasti rombongan suaminya. dan mereka pasti mencari dirinya yang tiba lebih dulu. Sebenarnya Bu Sofie bisa saja langsung melepaskan batang Mang Oyik, membenahi pakaiannya lalu menghampiri mereka. Tapi matanya menatap nanar batang Kontet yang besar dan masih mengeras. Yaa dirinya masih ingin merasakan batang yang lebih besar dari milik suaminya itu memasuki tubuhnya. Aaahh persetanlah ntar gampang cari-cari alasan, batin Bu Sofie menghentak.

    Tet cepet tiduran BU Sofie mendorong tubuh besar Kontet kepasir, lalu dengan sigap menggenggam batang besar pemuda itu, dan mengarahkan keliang kemaluannya. Oooowwhhhhsss Gilaaa emang besar bangeeeettsss Aaagghhh, Tai Lu jangan diaaam cepet masukiin batang Luu Bentak Bu Sofie panik,kata-katanya terdengar vulgar. Tanpa pikir panjang Kontet menghentak dengan kuat, bahkan terlalu kuat, hingga batang besarnya menggelosor masuk menghentak hingga ke lorong rahim.

    Aaagghhhh, begooo,sakiiitt kegedeaaann Tapi bisa masuk koq Bu jawab Kontet cengengesan, antara takut dan nikmat. Yaaa masuukk Aaahhhss sampe mentoookss Bu Sofie coba meresapi kenikmatan di lorong vaginanya. Maaang,mau Apaa?,jangaaan disituuu Aaagghhh gilaaa,masuuukk jangaaann sakiitt begooo,Aaagghhh dikit lagiii

  • Kisah Dewasa Nafsu Tetanggaku Tante Nely – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Dewasa Nafsu Tetanggaku Tante Nely – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1317 views

    Perawanku – Kejadian ini berawal tahun 2010 yang lalu, namaku Dino umurku 23 tahun, aku anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahku pegawai kereta api, sedangkan ibuku sudah meninggal 4 tahun yang lalu. saat ini aku belum bekerja, terasa sangat susah sekali mendapatkan pekerjaan dijaman sekarang ini, sehingga setiap hari hanya di rumah didepan komputer hanya sekedar browsing atau chating. Agen Judi Sbobet

    Aku punya tetangga namanya pak Marno dia kerja sebagai kontraktor sangat kaya dikampungku dan jarang ada dirumah, istri nya tante Nely sangat cantik dengan bodynya yang sexy, sintal, putih mulus dan yang membuatku menelan ludah payudaranya yang super montok.

    Pada suatu hari saat rumah sedang sepi iseng-iseng aku buka situs dewasa dan menontonnya, karena asyiknya menonton aku tak mendengar ada orang bertamu yang ternyata tante Nely tetangga sexyku. saat aku sedang asyik menonton dan tanganku masuk ke celana memegangi kemaluanku yang memang dari tadi sudah tegang mengacung acung, tante Nely sudah berada di pintu kamarku melihatku menonton Bokep, entah sudah berapa lama tante Nely berdiri disitu.

    ” Dino ! nonton gituan kok sendirian nanti kerasukan setan loh!! ” suara itu mengejutkanku dan segera aku keluarkan tanganku dari balik celana dan segera aku tutup laptopku
    ” Eh tante Nely !!” aku pura-pura sambil menutupi rasa maluku.
    “Kenapa dimatiin filmnya?” kata tante Nely semakin membuatku malu. ” ah . . . enggak kok tante, aku sedang liat-lihat aja kok ” jawabku rada ngeless . . hehehe
    “Koleksimu banyak gak mas dino ?”
    ” hah . . . koleksi apaan tante?” tanyaku pura-pura bego.
    ” itu tadi yang barusan mas dino tonton!!”
    “enggak kok tante cuma ada beberapa aja ” jawabku sambil aku perhatikan wajah tante Nely yang sedikit nakal, turun ke buah dadanya yang besar .

    dalam hati aku cuma bisa bilang oh Tuhan enak sekali bila bisa ngentot perempuan putih mulus ini. “Mas dino !, kok bengong!!

    ” ah . . . enggak kok tante!!”
    “gini aja, bawa laptonya nanti kerumah ya . . . aku juga pengen nonton dah lama sekali gak pernah nonton film gituan. nanti aku tunggu di balai dibelakang rumah ya!!.
    ” iya-iya tante nanti aku bawa kesana” jawabku asal aja.

    pikirku wah ada harapan nih.

    “oh ya mas dino, nanti langsung masuk aja ya pintu pagar dan pintu rumah gak aku kunci ya,soalnya mbok darmi dan anak-ana gak ada dirumah semua!”
    “Iya-iya tante, nanti dino langsung masuk aja”
    “ya udah ini piring bekas pisang goreng kemaren disimpan dulu !”
    “oh ya mas dino nanti kalo dah masuk pagar sama pintu rumah dikunci aja takut ada maling”
    “iya-iya,tante” Tante Nely pergi meninggalkan rumahku, aku pandangi lekuk tubuh sexynya sampai menghilang dari pandanganku.

    aku sedikit heran dan campur senang, melihat kelakukan tante Nely yang mengajakku nonton bareng film bokep koleksiku. setelah aku simpan piring dan aku tutup semua pintu rumah, segera aku bergegas ke samping rumah tempat tante Nely tinggal. Rumah besar dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, rumah pak marno suami tante Nely, aku coba dorong pagarnya ternyata memang benar tidak dikunci, sesuai petunjuk tante Nely aku gembok pagar dan aku melangkah menuju pintu rumah sama sperti pagar pintu juga tidak dikunci.
    Kudapati ruang tamu yang lebar dan tinggi, busyyeeeettt gede amat nih rumah, memang baru sekali ini aku masuk rumah tante Nely sejak direnovasi 3 tahun yang lalu.

    tak lupa aku kunci pintu depan dan segera aku melangkah ke belakang menuju balai (sawung), disana tante Nely sudah menunggu sambil membaca majalah, gak jelas majalah apa.

    “Eh mas dino, sini-sini kita nontonya disini aja ya ” aku disuruh duduk dekat tante Nely.
    “iya tante” jawabku agak canggung juga.
    “Mas dino ada berapa film nya?” “ada 45 buah tante” jawabku agak malu.
    “wah banyak juga ya!!” mulai aku pilih file bokep yang gambarnya paling jernih dan mulai aku play.

    akhirnya kami berdua menonton bokep, sambil aku lirih tangan tante Nely yang sangat putih, kakinya woooowww putih sekali, sampai aku nelan ludah “Glek,glek” aku lirik napas tante Nely mulai gak teratur jatungnya berdegap kencang sampai buah dada gedenya naik turun. aku rasa dia dah mulai terangsang dengan film bokep, tetapi aku gak berani macam-macam. aku sendiri dah mulai gak karuan pikiranku, kontolku yang dah tegang dari tadi semakin keras, dan aku rasakan ujungnya sudah keluar dari celana dalamku.

    Sesekali aku pergoki mata tante Nely melirik bagian selakangku,

    ” mas dino, sering nonton bokep ya ?”
    “gak juga tante kalo lagi suntuk aja dari pada gak ada kerjaan” jawabku
    “mas dino udah pernah melakukannya”tanya tante Nely
    “belum tante!” jawabku dan memang aku belum pernah melakukannya kalo cium perempuan sih pernah tapi kalo sampai ngentot aku belum berani melakukan.
    “mas dino belum pernah sama sekali???” tanya tante Nely dengan sedikit wajah heran
    “Belum” jawabku polos.
    “Mas dino mau coba?”tanya tante Nely menggodaku.
    “haah, mencoba tante?hmmmss” aku terdiam tidak bisa berbicara.

    mulai tangan tante Nely memegang pahaku, aku hanya bisa diam dan jantungku berdegup sangat kencang, rasa merinding menjalar ke seluruh badanku. tangan tante Nely mulai naik ke arah pangkal paha,buah dada nya mulai menempel di lenganku terasa sangat lembut (empuk).

    “mas dino mau? tante sudah gak tahan nih mas” tante Nely mulai ngaco ngomongnya.

    aku hany bisa mengangguk menyetujui tindakan tante Nely. mendapat respon tangannya mulai membuka kacing celanaku dan relestingku.

    “wooooowww gede banget mas dino punyamu??? dan kerasssss” tangannya mulai beraksi mengocok penisku nikmat banget terasa sampai di kepalaku.
    “mas dino tante kulum ya kontolnya?? tanpa menunggu jawaban dariku penisku sudah ada didalam mulutnya dan dijilati dari ujung sampai pangkal, aku lihat memang napsunya gede sekali tante Nely ini.

    aku hanya diam menikmati service tante Nely, sampai mataku merem melek. tanganku dipegang sama tante Nely dan dituntun menuju buah dadanya yang ternyata sudah tidak menggunakan BH, kenyal dan keras sekali buah dadanya.

    “mas dino diremas donk nenen tante!!” ohhhhhh . . . . .massss iya betulll begitu terussss . . . .yang kencang . . . .”
    “ouuughhh mas dini . . . enak bangetttt, nikmat bangetttt massss . . . ouuughh”
    ” mas dino dibuka ya baju sama celananya biar enak ?”
    ” iya tante” mulai aku lepas baju dan celanaku begitupun tante Nely yang juga membua pakainnya. oooooohhh tubuh yang mulusss dan indah, walaupun dah punya anak tapi masih seperti gadis.
    ” mas dino sini, nenen dulu punya tante, jilatin ya putingnya” disodorkannya buah dada yang ranum itu ke mulutku, tanpa babibu lagi aku kenyottt dan aku jilati sampai tante Nely menggelinjang keenakan seperti orang kesetanan. tangan tante Nely meraih tanganku dan diarahkan ke kemaluannya . . . . . . . . aku dapati kemaluan yang ditumbuhi bulu yang tipis jarang-jarang dan sangat lembut.

    mulai tanganku bereaksi menggosok vagina tante Nely yang sudah basah oleh lendir tanda memang dia sudah benar-benar terangsang.

    “ooohhhh mas . . . terus ooouuugghhhh” ohhhhh yesssss ooooooohhh massss terussss” mulai kata-kata yang gak karuan keluar dari mulut tante Nely.

    kucium bibir tante Nely dibalasnya dengan lumatan bibir yang membuatku terkejut, lidahnya masuk kerongga mulutku menggelitik didalam, membuat gairahku memuncak.

    “Mas dino mulut yang bawah juga dicium donk, kepalaku didorong ke vagina tante Nely”mulai aku cium vagina itu dengan aroma yang khas, aku gak perduli aku lumat vagina itu lidah ku mulai masuk ke liang vagina tante Nely dan aku mainkan,
    “Ooooouuughhh masss teruuussss” ooouuughhh matiiiiii akuuuuuu ohhhhh enak banget”
    “mas dino, aku gak tahan masukin kontolmu ke memek tante” aku bangkit dan mulai aku arahkan penisku ke arah lobang vagina tante Nely yang basah oleh lendir dan air liurku” cleeessss terasa hangat saat ujung kontolku menempel tanpa menunggu lagi aku masukan kontolku . . .

    cleeeeeb masuk sepenuhnya ke vagina tante Nely

    ” ooouuugghhh mas kontolmu gede banget, terus mas genjottt sampai mati massss” ocehan tante Nely tak aku hiraukan, pinggulku mulai aku gerakkan naik turun sehingga kontolku melesak keluar masuk . . . . . .

    tangan tante Nely memegang pantatku dan mendorong ke arahnya sehingga kontolku benar-benar masuk sampai ke itil tante Nely, vagina itu berdeyut sangat kencang seolah-olah menjepit penisku.

    “ooooohh mas dino aku keeeeee keeee keeluarrrrrr aooouuhhhhhh Tuhan” aku didekapnya seolah tidak mau dilepaskan, badannya mengejang dan terasa kaku, gerakanku aku hentikan karena aku dipeluknya sangat erat sekaliiiii . . .
    “mas dino aku dah keluar ini banyak banget, mas dino dibawah ya aku di atas” pinta tante Nely
    “iya tante” aku nurut aja kayak bocah kecil.

    aku posisi telentang tante Nely mulai pasang kuda-kuda jongkok dan mulai memasukkan batang kontolku ke vaginanya . . .

    “ooouuugghh tante” bisikku terasa enak sekali saat kontolku masuk memeknya.

    tante Nelypun mulai aksinya seolah naik kuda pinggulnya naik turun kadang maju mundur. Goyangan tante Nely memang benar-benar mauuut . . . kontolku terasa mau patah tapi enak banget. 5 menit kemudian . . . .

    ” Mas dinoooooo ouuughhhhhhhh ooouugggh tante keluar lagi masssss” badannya mengejang seperti tadi untuk beberapa saat dan akhirnya lemas dan menyandarkan kepalanya didadaku, tanda ia telah orgasme yang ke dua kalinya.

    kamipun beristirahat sebentar.

    “mas dino hebat juga belum keluar?” kata tante Nely memujiku.
    “ah tante gak juga, soalnya dino agak takut tante ketahuan suami tante bisa mati aku”bisikku
    “tenang mas dino suamiku pulangnya masih minggu depan”jawabnya sambil tersenyum.
    “ayo sekarang giliran mas dino keluarin ya, pakai posisi dogy style aja ya mas dino dari belakang” tanpa aku jawab aku berdiri ganti posisi dogy style dari belakang,

    langsung aku tancapkan batang kemaluanku yang gede ini ke lubang vaginanya dari belakang,

    “oooouuggg mas enakkk” aku goyangkan maju mundur sampai terasa dikepalaku. tangan tante Nely memegang papan pinggiran balai dan aku berdiri dibelakangnya sambil menghujamkan senjataku ke kemaluannya.

    enak banget pantatnya putih dan empuk itu serasa jadi bantalan.

    “ooouuggghh tante, pantatmu enak banget dipegang”kataku
    “remas yang keras pantatku masssss oouugggghhhh” kata tante Nely
    “oouuuhhhhhh tante ooouughhh tantteeee aku mau keluar” kataku dengan sigap tante Nely melepas tautan penisku dan memeknya dan segera memegang penisku sambil dikocok dan di masukkkan mulutnya . . .
    “oooouughhh tante enakkkk teruuusss yang kerasssss “kataku agak ngacaooo . . .

    oooougghhh keluuuarrr tannn . .Crooot . . . . crooooott crooooot crot croot lima kali kontolku mengeluarkan many di mulut tante Nely sampai mulut tante Nely penuh . . .

    kemudian diisapnya kontolku sekuat tenaganya . . . . oooh benar-benar enak sekali. akupun lemas dan tidur disamping tante Nely. . . .

    “mas dino enak gak ?” sambil berbisik ditelingaku
    “enak sekali tante?” kataku.
    “nomor hape mas dino masih yang lama kan ?”
    “masih tante ?” jawabku.
    “kapan-kapan kalo masih mau lagi, mas dino misscall aja ya!!”
    “ok tante” jawabku semangat.

    Setelah saat itu aku sering berhubungan badan dengan tante Nely disaat suaminya pergi keluar kota, kadang-kadang kalo tante Nely bener-bener terangsang dan ingin ML tak segan-segan dia mengetuk jendela kamarku dan kamipun ngentot sampai pagi hari.

  • Kisah Dewasa Nyata Pemerkosaan PK di Warung Remang-Remang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Dewasa Nyata Pemerkosaan PK di Warung Remang-Remang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1703 views

    Perawanku – Warung yang menjual minuman keras itu , terletak jauh dari keramaian di pinggir kota . Warung itu selalu buka dan hampir tak pernah tutup . Hampir seluruh pengunjungnya adalah laki-laki pemabuk, preman, bandit , rampok , pembuat onar. Tempat itu menjadi sarang penjahat .

    Sejumlah preman terlihat sedang asik minum-minum. Empat dari mereka bermain kartu remi yang sudah lusuh . dan yang lima lainnya sedang berbicara dengan Rony. Mereka sedang merencanakan perampokan terhadap toko emas di kota

    Setelah berbicara cukup lama , Rony menyalakan Rokoknya , lalu berjalan ke luar warung . Matanya menerawang jauh , menatap jalan kecil yang mulai gelap itu . Sampai matanya agak memicing , karena silau , tersorot lampu mobil .

    Suzuki Carry itu tepat berhenti di samping Rony . Perlahan kaca gelap mobil itu terbuka , dan terlihat sosok gadis muda . “ malam pak , numpang tanya , perumahan cemara indah , dimana pak..” suara gadis itu begitu lembut , membuat birahi Rony jadi bangkit .

    Rony menatap gadis itu , dia tersenyum , di otaknya mencari cara , untuk memperdaya gadis itu .

    “ sebenarnya bisa lewat jalan ini terus lurus , tapi jalan di depan ada galian kabel , jadi harus muter , terus lewat gang kecil di sebelah sana..” kata ronny membohonginya .

    “ Oh , lewat jalan gang .. yang mana yah pak..” kata gadis itu lagi . “ wah jalannya sempit dan rusak , terus agak belok belok..” kata Rony lagi .

    Gadis itu diam , sepertinya binggung . “ begini saja , biar saya antar , saya naik motor , nanti kamu ikuti motor saya ..” kata Rony .

    Gadis itu tersenyum , “ wah , terima kasih , jadi repotin bapak saja nih..” .

    Rony tersenyum , jantungnya berdetak lebih cepat , rencananya sudah makin mendekati ke mangsanya . Rony tersenyum lagi lalu berkata “ tidak apa apa koq , tapi saya mau makan dulu yah.. di warung dalam sana .. kamu tunggu saja sebentar..” .

    Rony berencana , untuk mengepungnya bersama teman temannya dan membawanya masuk ke warung itu .

    Tapi di luar dugaan Rony , gadis itu malah turun dari mobil suzuki carry itu. “ eh pak , saya juga agak haus .. saya ingin minum juga..” katanya .

    Itu langkah yang salah , gadis itu tak menyadari banyak serigala lapar di dalam sana
    Rony tersenyum sekali lagi , dan menatap gadis itu . Yang berpakaian seksi dan sensual. Dia mengenakan gaun pesta . Bagian dadanya lumayan rendah membuat belahan dadanya agak terlihat .

    Buah dada gadis itu tidak besar, tapi padat dan bulat, dan tetap mengacung walaupun ia tidak mengenakan BH sekalipun. Pantatnya juga terlihat bulat di tutupi oleh gaun pesta itu.

    Panjang gaun malam itu hanya sampai sepuluh senti di atas lutut , membuat kakinya yang panjang terlihat jelas, halus, putih mulus. Karena ketatnya gaun yang ia pakai, gadis itu berjalan perlahan, masuk ke dalam warung itu. Rambutnya yang berwarna kecoklatan jatuh tergerai di punggungnya.

    Setelah gadis itu berada di dalam warung itu , Dia tidak yakin apakah memang tempat ini yang baik , setelah matanya melihat keadaan di sekelilingnya. Ia sendiri harus bertanya beberapa kali kenapa bisa sampai ke tempat ini.

    Gadis itu mulai grogi , dia terus dekat Rony yang asik melahap mie instan rebus , lalu memutuskan untuk memesan teh botol dan sambil berdiri menunggu sebentar.

    Keempat orang yang sedang bermain kartu remi memandanginya dengan mata melotot penuh nafsu birahi .Gadis itu sendiri merasa merinding ketika matanya menatap mata mereka. Mereka menjilati bibir mereka setiap kali mata Selly beradu pandang dengan mereka. Tak lama , suasana semakin memanas .

    “ pak , ayo tolong antarkan saya.” kata gadis itu pada Romy . Rony tersenyum “ sabar yah , oh iyah nama kamu siapa sih ” . Gadis itu tak menjawab . Tapi Rony bertanya lagi “ eh , nama kamu siapa ?” . “ Linda “ jawabnya singkat.

    “ Oh nama eloe bagus juga , “ kata Rony . Linda berkata lagi “ ayo pak , nanti saya bayar ongkosnya , tolong bapak antar saya sekarang “ .

    Rony tersenyum sinis , lalu tangannya hinggap di pantat Linda dan merabanya . Gadis itu tersendak “ eh.. jangan kurang ajar yah..” katanya . Rony tersenyum menyeringai “ he he he baru gitu aja eleo udah marah , gimana kalo gua entot loe..” .

    Nada bicara Rony berubah , yang tadinya lembut ,sekarang jadi kasar . Linda menyadarinya , ini tidak baik . Segera dia menuju ke pintu , untuk pergi dari sana . Tapi terlambat , dua orang bandit berada di depan pintu . Mereka berdiri sambil mengusapi selangkangan mereka .

    “Hei Non, gimana kalo loe buka baju eleo , jadi kita bisa senang senang!” seseorang dari mereka berkata. “Gimana kalo kita nyanyi sama-sama , sambil telanjang Non?” yang lain menimpali.

    Linda mulai panik , “ minggir , saya mau pergi ..” katanya .

    Tapi seseorang segera mendekatinya dan menempatkan tangannya di bahunya serta mendorongnya duduk di kursi sementara preman itu sendiri duduk di sebelah Linda. “ Hei , apa apa nih..” kata Linda

    Kemudian tanpa aba aba , preman itu menjilat dan mencium telinga Linda .Linda berontak , dan menjerit “ apa apa nih , bajingan… “ . Lalu tangan Linda reflek menampar pipi preman itu . Teman temannya yang lain tertawa tawa .

    Tiba tiba , preman itu mencabut belatinya , dan menancap belati itu di kursi kayu yang di duduki Linda , tepat di antar kedua paha Linda . Untungnya belati itu tak sampai melukai pahanya .

    Linda hanya bisa memandangi belati mengkilap itu dengan mulut terbuka tak percaya kejadian ini harus menimpa dirinya .

    Ketika Linda tidak mengatakan apa-apa, orang itu memasukkan tangannya ke dalam gaun Linda, merabai pahanya dan berusaha membuka kaki Linda. “ Hei , apa apa nih tolong , jangan “ . Linda meronta dan memandang sekelilingnya dengan tatapan memelas mohon pertolongan.

    “ Hei , jangan gangu dia , dia milik gua..” bentak Rony . Dan preman itu melepaskan tangannya .

    Rony segera mendekati pintu dan menguncinya. Dua orang preman memegang tangan Linda yang terus berusaha meronta dan menjerit, “ Tolong.. tolong… lepaskan… jangan…” dari atas tempat duduknya. Kedua laki-laki itu berkata “ yah terus menjerit .. gua suka dengar suara jeritan eleo…”

    Wajah Linda memutih pucat ketakutan, dan memohon pada mereka untuk melepaskan dirinya.

    Tapi dua dari preman itu segera menarik tangannya , dan membawanya ke meja kayu , yang biasa dipakai buat makan . Linda terus meronta . Tangan preman itu menjambak rambutnya . Akhirnya mereka berhasil membawa dan membaringkan Linda di meja kayu itu .

    Kemudian kedua tangannya di ikat pada kaki meja . Kini tangan linda , terikat terbuka , satu ke kiri dan satu kekanan . Kini Linda terbaring tak berdaya , dengan tangan terikat seperti di salib . Hanya kakinya yang bergerak menendang nendang tanpa arah . Juga jerit tangisnya yang memilu .

    “ Yah , terus berontak , gua suka sekali melihatnya..” kata Rony tertawa . Linda terus berontak , dan menangis memohon dilepaskan . Tapi Rony hanya tertawa . “ eh , eloe orang minggir , liatin gua aja yah , cewek ini punya gua..” kata Rony pada teman temannya.

    Teman temannya hanya tertawa tawa .

    Lalu Rony segera merobek gaun Linda , dengan bantuan belatinya . Sekali tarik gaun itu lepas seluruhnya di sertai jeritan Linda .

    Semua mata langsung tertuju pada tubuh Linda yang hanya memakai celana dalam hitam , dan juga bra yang hitam .

    Rony merangkak naik keatas meja . Tapi Linda segera menedangnya . Rony cepat tanggap ,menangkis tendangannya , lalu memukul keras perutnya , Linda menjerit kesakitan “ aduh , ampun jangan pukul…” .

    Rony pun turun lagi , dan mengikat kedua kakinya pada kaki meja itu . Kini Linda benar benar tak berkutik . Dia terikat diatas meja dengan kaki terbuka lebar. “ Ha ha cewek sialan loe , ayo berontak lagi..” kata Rony.

    Linda hanya bisa menitikan air mata . Dan Rony pun segera mendekatkan mukanya pada selangkanan Linda , menciumi aroma vaginanya yang masih terbungkus celana dalamnya. Linda mengelijing dan memohon “ tolong hentikan jangan lakukan ini…” . Tapi itu sia sia saja .

    Rony terus saja menciumi celana dalamnya , dan tak lama dengan belatinya itu dia merobek celana dalam dan Bra Linda . Kini tubuh Linda terbuka , tanpa sehelai benang pun . Rony menatap tubuh telanjang gadis itu , demikian juga preman preman bejat lainnya.

    Buah dada Linda yang montok , vaginanya yang kecil dengan sedikit bulu bulu kemaluannya. Rony segera mendekat ke vaginanya . Dengan dua jarinya dia membuka lebar bibir vagina Linda .” wah , memek eloe masih bagus yah , apa eloe masih perawan..” kata Rony.

    Linda tak menjawab , hanya terisak tangis . Rony pun mejulurkan lidah menjilati klitorisnya . Linda mengelijing dan meronta “ sudah tolong hentikan ” . Rony terus saja bernafsu melumat vagina Linda . Membuat Linda terus mengelijing .

    “ aghhh “ jerit Linda , ketika Rony memasukan dua jarinya ke liang wanita Linda . Jari Rony menyolok nyolok vagina linda dengan cepat . Jerit kesakita Linda , malah semakin membuat gerakkan jari Rony Liar . Rony mengorek ngorek liang vagina linda . Lalu menarik jarinya keluar.

    Rony mencabut jarinya , menatap jarinya yang basah , menyeringai , lalu kembali memasukan jarinya di liang vaginanya . “ rupanya , eloe udah gak perawan yah.. dasar perek ” ejek Rony .

    Kembali jarinya menyodok nyodok vagina Linda , membuat Linda mengeram pedih.

    Setelah Rony puas memainkan vaginanya , Rony melepaskan ikatan Linda dan langsung menariknya turun dari meja kayu itu .Linda tersungkur di lantai , dan Rony membuka celananya . Penis ngacung keras.

    Tiba-tiba, Rony menjambak rambut Linda dan menariknya , Linda menjerit kesakitan “ ahhhh , tolong ampun…” .

    Rony memerintahkan Linda untuk segera mengulumnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia akan merontokan gigi Linda .

    Rony memajukan penisnya mendekati muka Linda , penisnya yang sudah tegang dan keras, ia menjepit hidung Linda untuk membuat Linda membuka mulutnya. Linda meronta , tapi Kembali Linda menjerit keras , “ Ahhhh … “ ketika satu pululan tepat di mukanya

    Ketika Linda kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, Rony segera mendorong penisnya ke dalam mulut Linda. dan mulai mendorong dan menarik kepala Linda.

    Kepala Linda bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus. Lipstik Linda yang berwarna merah menempel di batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggorokannya Linda tersedak, tapi Rony tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk lebih dalam di tenggorokan Linda.

    Air mata mulai meleleh di pipinya . Sambil Linda dipegangi hingga tak bergerak dengan penis yang terbenam hingga tenggorokannya. Rony kemudian menarik penisnya keluar , lalu mendorong lagi.

    Setelah kira kira 10 menit , Rony menekan masuk penisnya . Linda tersedak , dan terasa sperma Rony muncrat di tenggorokkannya . Setelah penis itu benar benar terlepas dari mulutnya , Linda segerah memuntahkan sperma yang memenuhi mulutnya.

    Seorang dengan perut buncit , tangannya penuh tatto segera menghapiri Linda.Membuka resleting celananya , Tangannya kemudian menjambak rambut Linda dan mulai mendorong masuk penisnya dalam mulut linda mengantikan Rony

    Menggerakan penisnya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Linda. Semua orang dapat mendengar suara dahi Linda yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Linda yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.

    Ketika laki-laki itu akan mengalami orgasem ia mendorong kepala Linda hingga hidung Linda terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas. Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Linda.

    Dan dari sudut mulut Linda sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Linda. Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh dari leher Linda .Ketika akhirnya ia menarik penisnya dari mulut Linda, Linda megap-megap menarik nafas dan terbatuk-batuk memuntahkan sperma yang masih ada di tenggorokannya.

    Dua orang kemudian memegangi Linda sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Linda sendiri tak berdaya untuk melarikan diri, setelah baru saja ia mengalami shock.

    Ketika semuanya telah telanjang bulat, kembali Linda diangkat dan diletakan di atas meja kayu dan langsung dipegangi oleh empat orang laki-laki, setiap orang memegangi tangan dan kakinya. Kaki Linda terbuka lebar dan tubuhnya telentang.

    Rony kembali mendekat dan naik ke atas meja. Perlahan ia menggosokan penisnya yang besar ke kaki Linda. Yang lain hanya bisa memandang iri pada penis Rony yang panjangnya hingga 25 senti dan selalu ia yang mendapat kesempatan pertama. Rony memerintahkan orang di dekat kepala Linda untuk mengangkat kepala Linda hingga Linda bisa melihat ketika penis Rony mulai masuk ke vagina Linda.

    Orang yang memegangi kaki Linda berusaha membuka kaki Linda lebih lebar. Dengan satu kali dorongan keras, penis Rony dengan keras memasuki vagina Linda. Linda menjerit sekeras-kerasnya, “ AaHHHGG . . .” dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Rony memperkosa dirinya.
    Rony sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Linda. Ia menyeringai setiap kali Linda menjerit kesakitan.

    Ketika Rony sedang memperkosanya, laki-laki lainnya ikut menyakiti Linda dengan mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Linda.

    Mereka mulai dengan memainkan buah dada Linda dan mengisapi puting susunya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik dan menjepit puting susunya. Linda terus menjerit , pilu “ ahhhggg ampun Ahhhh hentikan tolong….” .

    Kaki Linda diangkat tinggi-tinggi dari atas meja sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Linda.

    Beberapa menit kemudian jeritan Linda hanya tinggal erangan dan rintihan tapi Rony tetap memperkosa Linda tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Setelah lama kemudian, Rony menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Linda, ia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga.

    Kepala Linda terdongak dan jeritan melengking terdengar, melolong panjang keluar dari mulut Linda “ AGHHHH………”. Rony mengejang beberapa saat penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Linda. Setelah Rony mencabut penis , spermanya pun berhamburan keluar dari liang vagina Linda yang membengkak dan memar.

    Laki-laki yang lain kemudian melepaskan pegangan Linda dan bertengkar mengenai giliran siapa selanjutnya.

    Linda hanya bisa berbaring , menangis , tubuhnya menjejang kesakitan . kaki dan tangannya masih terbuka lebar, ia menangis histeris. Ia telah diperkosa , dilecehkan, harga dirinya di injak injak .

    “Eh perek , kenapa nangis , Loe mustinya nikmatin, soalnya masih banyak cowok yang antri , semua mau cobain memek eloe kita baru aja mulai!” katanya pada Linda.

    Seorang laki-laki segera naik ke atas meja setelah Rony turun. Sekarang, Linda dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka kembali dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Kesakitan kembali tercermin di wajah Linda, ketika ia merasa tubuhnya seperti dirobek oleh penis yang masuk.Linda mengerang lagi “ aghhh sakit…”

    “Loe jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka!” bentak orang itu.

    Perkataan orang itu membuat apa yang telah ia takutkan selama ini menjadi nyata. Linda akan diperkosa bergantian oleh seluruh orang yang ada di bar itu. Dan ia tidak punya pilihan sama sekali. Linda hanya bisa menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai.

    Sekarang Linda hanya berharap ia bisa keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alami.

    Tak lama preman itu menyemburkan spermanya ke dalam vagina Linda yang sudah terisi oleh sperma Rony. Lalu dengan segera orang lain menggantikan laki-laki itu, kemudian laki-laki lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Linda.

    Linda tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan ia sudah kehabisan tenaga melayani laki-laki itu. Linda lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya.” Sudah tolong lah Ahhh saya , sudah tak kuat , ahhh sakit…” .

    Tapi Laki-laki yang sedang menindihnya meremas buah dada Linda keras-keras hingga Linda menjerit kesakitan. “ AHHGGG sakit hentikan tolong…” . Dan menarik puting susunya dengan kuat “ AGHH sakit ampunnn…”

    “Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen-temen gue! Masih ada lima orang lagi!” bentaknya pada Linda.

    Tiba-tiba orang itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Linda. Linda sudah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa berbaring dengan mata terpejam erat, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya.

    Ia sama sekali tidak menyadari orang yang baru saja memperkosanya mengarahkan penisnya ke muka Linda. Dan tepat sebelum orang itu orgasme Linda membuka matanya. Sperma segera menyembur ke seluruh wajah Linda. Sehingga seluruh sperma itu keluar menyembur dari penis itu.

    Ketika orang itu puas ia menarik rambut Linda dan menamparkan penisnya ke wajah Linda. “satu-satunya yang boleh loe mohon cuma ini tau? Loe sendiri yang masuk ke sini pake pakaian merangsang kayak perek , dan loe mohon kita berhenti? Lo bercanda apa? Lo musti ngelayanin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti” Orang itu membentak Linda.

    Lima orang terakhir kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Linda sama dengan orang sebelumnya. Ketika hampir orgasme, mereka menarik penisnya keluar, merangkak di atas dada Linda, dan memyemprotkan sperma mereka ke seluruh wajah dan buah dada Linda kemudian menarik rambut Linda untuk membersihkan penis mereka.

    Dan ketika orang yang terakhir selesai Linda berbaring hampir tak sadarkan diri.

    Wajah, buah dada, dan puting susu Linda seluruhnya dilumuri sperma. Sperma itu mengalir turun dari sisi wajahnya, masuk ke telinga dan leher Linda. Linda tidak bisa membuka matanya karena semuanya tertutup oleh sperma. Linda harus bernafas melalui mulutnya karena sperma sudah masuk ke hidungnya.

    Rambut Linda yang kecoklatan terlihat kusut karena terkena sperma yang mengering di rambutnya. Ketika orang-orang itu beristirahat sejenak, Linda hanya berbaring di atas meja , kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, menunggu orang selanjutnya memperkosa dirinya.

    Vagina Linda tampak memar, memerah, dan terasa sakit karena baru saja dimasuki sepuluh orang bergantian tanpa henti.

    Dua orang menarik tubuh Linda turun dari meja itu dan menyeretnya ke kamar mandi. Mereka kemudian membersihkan tubuh Linda dengan kertas tisu yang kasar dari sperma yang menempel. Dan ketika tubuhnya diseret keluar lagi, Linda melihat meja tadi telah dipindahkan ke pinggir ruangan.

    Di tengah ruangan itu sekarang tergelar matras kusam dan delapan laki-laki telanjang bulat berdiri mengelilinginya. Linda didorong ke tengah-tengah lingkarang orang itu, hingga ia terjatuh ke atas matras, tubuhnya tersungkur tak berdaya untuk mengangkat tubuhnya.

    Linda merasakan tangan-tangan di seluruh tubuhnya mulai menarik, mendorong dan mengangkat tubuhnya. Ketika Linda membuka matanya ia melihat seseorang telah berbaring telentang di bawah tubuhnya.

    Orang itu adalah si Rony, dan penisnya sudah tegak berdiri. Kedua bibir vagina Linda kemudian dibuka oleh dua pasang jari-jari ketika perlahan tubuh Linda diturunkan mengarah ke penis Rony. Dengan sisa-sisa sperma yang ada, penis itu dapat lebih mudah masuk ke dalam vagina Linda.

    Dan Linda sendiri hanya mengerang, merasakan kembali sakit “ Ahggg Aghh perih tolong hentikan sudahh..”

    Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Linda dengan perlahan membuka mulutnya, berharap mereka tidak akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Linda dan berhenti tak bergerak.

    Selanjutnya Linda merasakan sebuah tangan mendorong tubuhnya hingga turun. Kemudian tangan-tangan lain mulai membuka belahan pantatnya. Linda panik dan berusaha merangkak menjauhi tangan-tangan itu. Dengan merangkak Linda membuat penis di mulutnya masuk makin dalam ke tenggorokannya.

    “Hei, lo suka juga akhirnya! Kalo gitu ayo mulai aja sayang!” kata orang yang memasukan penisnya ke mulut Linda sambil tersenyum.

    Ia mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Linda yang terdorong mundur karena gerakan orang itu, disambut dengan sebuah penis lain di liang anusnya. Sekarang rasa sakit yang perlahan mulai hilang dari tubuh Linda, kembali menyengat seluruh tubuhnya.

    Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, sakit yang tidak pernah dirasakan Linda sebelumnya. Pikiran Linda menjerit-jerit kesakitan, sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk.

    Rasa sakit itu makin menjadi-jadi, ketika ketiga orang itu mulai bergerak berirama. Tubuh Linda seperti terkoyak-koyak ketika penis-penis itu bergantian keluar masuk di dalam vagina dan anusnya.

    Dua orang kemudian mendekat memegangi tubuh Linda hingga ia tidak terjatuh ke samping. Semua lubang di tubuh Linda, mulut, vagina dan anus dipergunakan oleh mereka untuk memuaskan nafsu mereka secara bersamaan.

    Kemudian dua orang terkakhir tadi menarik tangan Linda, melingkarkan jari-jari Linda di penis mereka dan menyuruhnya untuk mulai mengocok penis-penis mereka, sementara dua orang lainnya berlutut di samping Linda, dan menarik buah dadanya untuk kemudian digosokan pada penis mereka.

    Sekarang Linda sudah dalam keadaan berlutut, tubuhnya bergoyang maju mundur. Tujuh dari sepuluh orang itu terus-menerus menggunakan tubuh Linda untuk membuat mereka puas. Tidak seorang pun peduli dan melihat bahwa Linda sama sekali tidak bisa bergerak. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Linda.

    Setelah beberapa menit rasa sakit itu mulai bisa ditekan oleh Linda. Linda terus memejamkan matanya karena ia tidak ingin melihat bagaiman orang-orang itu mempergunakan tubuhnya untuk memuaskan mereka. Ia hanya berharap semua itu segera selesai, karena dirinya hampir tidak bisa lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

    Orang di anus Linda lebih dulu orgasme. Ketika ia selesai dan menarik penisnya keluar, orang lain maju dan dengan mempergunakan sperma orang yang pertama, ia melumasi penisnya dan memasukannya ke anus Linda. Lalu orang di mulutnya menyemburkan sperma, membuat Linda tersedak tak bisa bernafas, berusaha sekuat tenaga menelan sperma orang itu.

    Lalu penis itu ditarik dan digantikan oleh penis lain, yang kali ini lebih besar. Linda berusaha membuka mulutnya, tapi orang itu tidak sabar dan langsung mendorong penisnya masuk, dan mulai bergerak.

    Ia mendorong penisnya dalam-dalam dan tidak menariknya keluar, terus menahannya di dalam tenggorokan Linda. Linda kemudian merasakan getaran dari tubuh Rony di bawahnya dan cairan hangat mengalir ke dalam vaginanya, segera setelah itu orang lain menggantikan posisi Rony tadi.

    Orang-orang tadi bergantian memperkosa Linda di seluruh lubang yang ada, ia terus menelan semua sperma yang disemburkan di dalam mulutnya. Dua orang di depan wajahnya mengocok penisnya masing-masing dan mengarahkan penisnya ke wajah Linda.

    Ketika Linda melihat ke bawah, orang di bawah tubuhnya sedang menatap wajahnya dan kepalanya diganjal oleh kedua tangannya. Tak lama kemudian sperma kembali masuk ke dalam vagina Linda, dua detik kemudian sperma menyembur ke anusnya.

    Penis lain kembali masuk ke vagina Linda. Linda kembali memejamkan matanya, ia sekarang hanya bisa mengeluarkan suara erangan, “ aghhh aghh aghh…” . yang semakin tinggi ketika penis lain masuk ke anusnya. Ketika ia membuka matanya lagi, Linda melihat sebuah penis diarahkan ke wajahnya.

    Kepala penisnya berwarna ungu bulat, dan beberapa detik kemudian sperma menyembur menghantam wajahnya mengalir masuk ke mulutnya. Orang tubuh kemudian minggir dan sebuah penis lain maju mendekat.

    Sepanjang malam Linda terus melanyani sepuluh orang itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut, vagina dan anusnya paling sedikit satu kali.
    Dan ketika orang-orang tersebut puas dan menjauh dari tubuh Linda, tubuh Linda tersungkur , terkapar tak berdaya .Linda lalu mengangkat wajahnya berusaha melihat orang-orang yang mengelilinginya, setelah itu semuanya gelap Linda tak sadarkan diri.

    Cerita Dewasa,Cerita Seks Perek,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Ngentot Di Warung Remang

  • Kisah Dibalik Sebuah Penghianatan

    Kisah Dibalik Sebuah Penghianatan


    1681 views

    Cerita xxx terbaru 2017 ini merupakan hasil copas dr forum sebelah. bagi yang belum baca nih cerita xxx monggo diinikmati…
    story made by ultramilf

     

    Cerita XXX Terbaru – Kisah Dibalik Sebuah Penghianatan

     

    Perawan – Ardi (23 tahun) dan pacarnya Lina (21 tahun) masih sama-sama menempuh kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri terkenal di kota Malang. Adapun Lina memang memiliki paras yang cantik dengan dada dan pinggul yang bisa dikatakan montok, ditunjang pula dengan tubuh yang langsing semampai seperti model sehingga tidak heran banyak teman Ardi yang merasa sirik dan cemburu ketika Lina memutuskan berpacaran dengan Ardi.

    “Anjrit Di, pacar lo bener-bener kaya bidadari dech…udah cantik, baik pula, hoki amat lu dapetin dia!”, hampir semua teman-teman Ardi bilang seperti itu.

    Setiap weekend atau hari libur mereka sering menginap di sebuah villa (atau lebih tepatnya losmen karena bentuknya yang seperti kamar-kamar kontrakan) favorit mereka di daerah wisata S********* di bilangan kota Batu. Tanpa sadar setiap mereka menginap di villa itu ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka terutama Lina. Sebut saja Joko (45) suami dari Tarni (37) perawat villa yang biasa mengantarkan handuk bersih dan sabun setiap ada tamu yang datang. Joko berkerja sebagai penjaga gerbang di villa itu. Dan Joko sangat hafal hari dan jam berapa Ardi dan Lina datang. Sore itu Tarni sudah berkemas-kemas karena ada keluarganya yang sakit di Surabaya. Namun karena ada tamu datang dia ingin menyiapkan keperluan tamunya dulu. Disinilah niat jahat Joko muncul, Karena sebenarnya Joko sudah lama terpesona dengan kemolekan tubuh Lina. Ketika Tarni hendak mengantarkan keperluan tamunnya dengan sigap Joko menghentikannya

    “Bu’e berangkat saja…nanti kemaleman di jalan, biar saya saja yang mengantarkan keperluan tamu”, ujar Joko.

    “Baiklah pa’e..titip rumah sama villa ya..bu’e sama Tole (anak laki-lakinya) paling cuma pergi dua hari”,

    Setelah pamitan Tarni pun pulang ke rumah yang berada di belakang villa untuk kemudian pergi. Joko pun tersenyum lebar mendengar ucapan Tarni. Kini tinggal memikirkan langkah selanjutnya untuk menjalankan rencana busuknya.

    Sementara itu di dalam kamar Ardi sedang memeriksa kado untuk Lina yang sudah dibawanya karena hari itu Lina sedang berulang tahun dan Ardi bermaksud ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya itu.
    ” Yank aku punya kado special niy buat kamu ” sambil menunjukan sebuah bungkasan kecil kepada Lina.

    ” Apa itu Yank…? ” tanya Lina sambil tersenyum.

    “Wah tapi ada saratnya dulu dong!” jawab Ardi.
    ” Apa sih saratnya? kamu bikin penasaran aja dech” ujar Lina.

    “Pertama-tama mata kamu harus ditutup dulu dan jangan dibuka sampai aku yang bukain”.

    “Oke deh!! “jawab Lina bersemangat.

    Setelah menutup rapat mata Lina, Ardi berniat mengeluarkan satu pak lilin kecil dari tasnya dan mulai memasangnya di berbagai sudut kamar itu. Adapun kado itu berisi sebuah cincin yang indah dan ia berencana memasangkan cincin tersebut setelah Lina bugil dan dilanjutkan percintaan mereka mereka dikelilingi lilin-lilin yang romantis. Ketika sedang sibuk dengan lilin-lilinnya, tiba-tiba Ardi mendengar suara pintu kamar mereka diketuk.

    “Sebentar ya yank itu paling Bu Tarni nganterin anduk sama sabun ” ujar Ardi.

    Mendengar ucapan Ardi, Lina hanya menganggukan kepalanya. Ardi membuka pintu namun bukan Bu Tarni yang datang melainkan Pak Joko, suaminya.

    “Loh kok malah Bapak yang nganterin, Bu Tarni kemana??”, tanya Ardi bingung.

    “iya mas, istri baru saja menjenguk sodaranya yang sakit di Surabaya, karena takut kemalaman makanya biar saya saja yang mengantarkan”, jawab Joko ramah.

    “Oooh…gitu, ok deh Pak, moga-moga cepet sembuh ya!” sahut Ardi berbasa-basi

    Cerita XXX Terbaru | Joko menyerahkan tumpukan handuk itu pada Ardi. Tapi Ardi berbalik badan hendak meletakkan handuk itu di rak dekat situ, tiba-tiba saja Joko langsung mendekap tubuh Ardi yang memang lebih kecil dari belakang. Tangan kokohnya membekap mulut Ardi lalu leher bagian belakang pemuda itu dipukul hingga seketika itu pula Ardi pingsan. Sebenarnya letak villa itu jauh dari keramaian dan sedikit terpencil, namun agar tidak menggangu aksi busuknya Joko mengikat tangan dan kaki Ardi juga tidak lupa menyumpal mulut Ardi dengan kertas dan diplester. Setelah merasa cukup aman Joko mengunci pintu dan mendudukan Ardi di sebuah kursi yang di hadapkan ke spring bed tempat Lina sedang duduk menunggu pacarnya.

    Ketika melihat Lina yang duduk di ranjang dngn mata tertutup Joko tampak senang

    “Wah gak perlu susah payah ngentot nih anak, pasti dia pikir saya pacarnya” ucap Joko dalam hati.

    “Yank kok lama sih surprisenya??” tanya Lina semakin antusias.

    “Apaan surprise?” senyum Joko semakin mengembang, dia terpikir sebuah ide untuk mengerjai gadis ini habis-habisan.
    Tanpa bersuara apapun Joko langsung mendekati Lina lalu ia membuka resleting jaket gadis itu dengan tangan bergetar. Joko sangat terkejut setelah menanggalkan jaket itu karena di baliknya langsung terlihat dua bukit kembar yang bulat montok dan hanya ditutupi bra tipis berwarna merah. Ternyata Lina pun juga berencana memberi surprise pada pacarnya dengan melepaskan kaosnya dan hanya memakai bra seksi itu di balik jaket ketika sedang ke toilet tadi. Joko membantu Lina berdiri. Karena yakin itu Ardi, Lina pun tersenyum dan mulai membuka kait bra dan jeans ketatnya. Joko pun semakin menelan ludah dalam-dalam dan setengah tak percaya apa yang sedang dilihatnya.

    “Uedan…mimpi apa aku semalem?” pikir Joko.

    “Yank…I love you!” sahut Lina sambil meranggkul dan mencium Joko yang masih dikira Ardi itu.

    Tapi buru-buru Joko menahan bibir mungil Lina “ssssssssttttttt,,,,,,”. Lina pun terdiam. Joko menuntun Lina berbaring di ranjang dan mengikat kedua pergelangan tangannya di ujung ranjang. Lina terlihat pasrah sambil berucap,

    “Aduuh yank kok pake diiket-iket segala sih, langsung ke surprisenya aja dong aku dah gak tahan nih…”.

    Mendengar suara Lina yang manja Joko langsung memulai menjilati kaki Lina yang sengaja tak diikatnya,

    “sssshhh geli yank“ Lina mendesah merasakan ada lidah yang menjilati mulai dari jari, betis, hingga ke pahanya yang mulus.

    Desahan Lina semakin menjadi ketika lidah Joko mulai mengarah ke paha dan selangkangannya. Lidah pria itu sempat terhenti di depan vaginanya yang masih terbungkus G-string. Joko sedikit menggeser dan mulai memainkan lidahnya di bibir vagina Lina, lidah itu menyusup melalui pinggiran celana dalam Lina. Sesekali lidahnya juga masuk dalam ke liang vagina Lina yang tentunya jauh lebih wangi dibandingkan milik istrinya.

    Lina sedikit kaget ketika jari yang lebih besar mulai dimasukkan ke dalam lubang nikmatnya. Tapi Lina hanya bisa menikmati perlakuan Joko yang kian menggila

    “Aahhh…terus yank..lebih dalam lagi”. ujarnya semakin lirih karena birahinya mulai memuncak.

    Hampir 10 menit Joko menjilati dan mengobok-obok vagina Lina sampai tiba-tiba seluruh badan gadis itu menegang dan menyemburkan cairan ke wajah Joko yang segera diseruput pria itu dengan rakusnya. Tubuh Lina menggeliat-geliat karena orgasme pertamanya ditambah lagi hisapan-hisapan pria itu pada vaginanya yang menambah sensasi nikmatnya. Dengan senyum penuh kemenangan Joko bangkit dan membuka seluruh pakaiannya. Ia tinggalkan sebentar Lina yang masih terbaring lemas dan menghampiri Ardi yang belum sadarkan diri. Diambilnya segelas air dari meja dan disiramkan ke wajah pemuda itu. Melihat Ardi baru setengah sadar, Joko berjongkok dan menamparnya…plak! Tamparan keras itu menyadarkan Ardi.

    “Hey goblok, jangan pingsan aja, kamu harus liat pacar kamu bakal ketagihan ngerasain kontol saya yang besar ini…hahaha”. kalimat itu yang dibisikan Joko ke telinga Ardi. “ Hhmmmmppphhhh”. cuma itu yang bisa Ardi ucapkan sambil meronta-ronta dalam ikatan.

    Cerita XXX Terbaru 2017 | Ardi sempat terpaku ketika melihat ukuran penis Joko yang 3 kali lebih besar dibanding miliknya. Batangan panjang hitam itu tampak pas dengan badan kekar dan hitamnya. Tapi Ardi hanya bisa menggoyang-goyangkan kursi sambil mengeluarkan suara-suara tertahan dari mulutnya yang terhalang plester. Tampak wajah penuh kemarahan melihat sebentar lagi wanita yang sangat dikasihinya akan disetubuhi oleh pria lain yang memiliki penis lebih besar dari miliknya. Ardi hanya bisa pasrah menyaksikan peristiwa itu. Ia melihat dari samping ranjang dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang disumpal ketika Joko mulai kembali menaiki ranjang lalu melepas penutup terakhir di tubuh Lina. Penjaga villa itu melirik sambil tersenyum ke arah Ardi ketika rudal miliknya digesek-gesekkan ke vagina Lina yang memang baru dicukur.

    “Ssssshhh Yank ayo dimasukin, aku udah gatel banget nih!” desah Lina.

    Joko yang memang sudah sangat bernafsu mulai melakukan penetrasi menekan masuk penisnya perlahan. Baru topi bajanya yang masuk bibir vagina, klitoris Lina sudah ikut tertarik ke dalam. 4 sampai 5 kali dorongan diiringi erangan Lina, barulah seluruh penis Joko menghilang ditelan vagina gadis itu.

    ”aaaaaacchh!!“, erangan panjang dari mulut Lina.

    Sebenarnya Lina pun sangat bingung kenapa penis Ardi bisa jadi begini besar dan gaya permainannya lain dari biasanya

    “apa ini surprise dari Ardi?” pikir Lina, “apa itu yang masuk ke itu ku? Vibrator gede kah”

    Yang jelas ada sensasi yang jauh lebih nikmat dirasakan Lina ketika penis yang jauh lebih besar itu menyundul mulut rahimnya seakan-akan tidak ada tempat lagi di lubang vaginanya.

    “Kok bisa lobang sesempit itu dimasukin kontol sebesar itu???”, pikir Ardi.

    Joko yg memang jauh lebih pengalaman coba memainkan birahi Lina. Sambil memejamkan mata dia mendiamkan penis besarnya tertanam di lubang Lina dan merasakan jepitan serta kehangatannya. Setelah merasa Lina sudah mulai bisa menerima barulah Joko memaju mundurkan pantatnya pelan-pelan.

    “aaachh sssshh!!”,hanya suara itu yang bisa Lina ucapkan.

    Joko pun makin bersemangat mendengarkan desahan-desahan Lina. Melihat adegan ini walau diliputi kasihan dan kemarahan, tanpa sadar batang Ardi menegang karena belum pernah ia melihat pacarnya sendiri digenjot pria lain di depan matanya. Pria itu ternyata sungguh hebat, ia bisa bertahan lama menggauli Lina, sementara Lina nampak semakin terhanyut oleh permainannya itu. Joko menaikkan kedua betis Lina ke bahunya dan sambil berpegangan pada kedua paha mulus gadis itu ia menghela pinggulnya menggenjoti vagina Lina. Kejantanan Joko bergerak keluar masuk dan teremas di vagina Lina, semakin cepat dia mengocok penisnya semakin nikmat rasanya, desahan atau jeritan Lina sudah di luar kontrol, begitu liar. Dengan leluasa ia meremasi payudara Lina, badan mereka mulai basah dengan keringat yang keluar dari seluruh pori-pori tubuh. Seakan tak pernah puas, kini ia menindih tubuh Lina, tanpa berhenti menggenjot ia mengenyot dan menjilati kedua payudara gadis itu. Penis Joko yang besar itu menghujam telak ke liang senggama Lina dan kocokan demi kocokan yang semakin gencar kurasakan menggeseki dinding vaginanya.

    “Iyah Di….aaahh…aahh….enakk!” erang Lina yang masih mengira orang yang menyetubuhinya adalah kekasihnya

    Kali ini ia benar-benar melepaskan seluruh hasratnya yang selama ini terpendam, ia turut menggoyangkan tubuhnya mengimbangi genjotan Joko. Hampir 20 menit tubuh putih mulus Lina digarap si penjaga villa itu hingga akhirnya tubuhnya menegang, dia menggelinjang tak terkendali dan vaginanya berdenyut hebat. Lina pun akhirnya menjerit dalam kenikmatan puncak itu.

    Joko tersenyum lebar melihat gadis itu menikmati detik detik pasca orgasmenya tanpa melepaskan penisnya dari vagina Lina, dada gadis itu naik turun dengan cepat. Rasa marah dan cemburu makin membakar hati Ardi melihat bagaimana Joko menikmati kehangatan tubuh Lina yang masih tampak lemas setelah orgasme dahsyat barusan. Ardi sampai terheran-heran karena biasanya Lina jarang bisa orgasme seperti tadi itu. Apalagi sering kali ia sudah keburu keluar ketika Lina baru mau sampai. Setelah kelejotan tubuh Lina melemah barulah Joko menarik lepas penisnya. Ada rasa lega tapi juga kehilangan dirasakan Lina ketika penis pria itu dicabut dari lubang vaginanya. Kemudian pria itu dengan rakusnya menciumi, kening, pipi, bibir, leher Lina yang jenjang hingga kedua payudaranya, tak sejengkal pun daerah sensitif yang terlewatkan dari sapuan bibir dan lidahnya. Lidah Joko berpetualang ke seluruh dada dan leher Lina hingga meninggalkan bekas merah bekas cupangan di daerah dada dan lehernya. Menerima rangsangan ini birahi Lina pun kembali naik .

    “Yank masukin lagi ya! Gua…aaaaahhh!!”, ucapan terakhir Lina terpotong karena Joko kembali menggenjot vagina sempitnya dengan sebuah hujaman keras, selanjutnya hanya terdengar rintihan dan erangan yang keluar dari bibir Lina.

    Setelah 5 menitan menggenjot Lina akhirnya terpikir oleh Joko untuk membuka penutup mata Lina agar dia tahu bahwa yang sebenanya sedang menungganginya bukan pacarnya melainkan sang penjaga villa bernama Joko. Sambil menghisap puting Lina, Joko pun perlahan-lahan membuka kain yang digunakan untuk menutup mata gadis itu.

    “Hahhh….Paaachh ooch jaanggannh!!’’ Lina menjerit akibat terkejut tak percaya dengan apa yang sedang terjadi, di atas tubuhnya seorang pria setengah baya sedang mengenyoti payudaranya, “lepaskan Pak, tolongg!!”, pinta Lina memelas.

    Ia meronta-ronta dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat menengok ke samping, matanya menangkap kekasihnya yang telah terikat meringkuk tak berdaya di sudut ruang itu.

    “Diiii!!!” ucapnya dengan berlinang air mata melihat kenyataan dirinya sedari tadi sedang diperkosa di hadapan pacarnya.

    “Huehehehe…kaget ya Non, baru tau kan enaknya? Dari tadi yang ngentot sama Non itu ya saya!” sahut Joko sambil terus merojok-rojokkan penisnya.

    Air mata mengalir deras dari sudut mata Lina yang terpejam. Sementara Joko justru semakin cepat menggerakan pantatnya dan mengobok-obok isi liang vagina gadis itu.

    “Ohh..Non Lina…uenak sekali…tempikmu hehehehe!!” ceracau Joko yang terus mengocok vagina Lina maju dan mundur

    Secara naluriah, Lina pun semakin menikmatinya, dan perasaan itu sudah ada sejak matanya tertutup lagi. Keperkasaan Joko membuatnya lupa pada rasa pedih di hatinya dan menggantikannya dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutnya pun mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

    “Akhh.. Pak.. Aduuh.. ohh..”

    Cukup lama Joko memacu birahinya dan Lina pun turut mengimbanginya dengan menggelora sampai akhirnya tubuh pria itu mengejang sambil meremas kencang kedua payudara Lina sehingga membuatnya menjerit menahan sakit. Joko mencapai orgasme dan menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahim Lina. Untuk beberapa saat si penjaga villa menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Lina sambil melumat bibirnya. Lina benar-benar menikmati orgasme kali ini, matanya terpejam sambil lidahnya saling jilat dan belit dengan pria itu. Diakui atau tidak Lina sebenarnya takjub akan keperkasaan Joko karena sudah hampir sejam lamanya ia digarap, tapi pria itu baru orgasme sekali malahan dirinya yang terus mengalami orgasme beruntun, sesuatu yang belum pernah ia rasakan bersama kekasihnya sendiri.

    “ssssshhhh aaaccch suuudaaah paaakkhh!!“ sesekali ucapan itu keluar saat serangan rudal raksasa Joko terus menerus menggempur vaginanya.

    Selama disetubuhi oleh Joko Lina selalu memalingkan wajahnya tidak melihat Ardi yang dari tadi memperhatikan mereka. Ia merasa malu dan kotor karena malah menikmati pemerkosaan ini, ia masih berusaha menjaga perasaan Ardi. Tapi apakah setelah ini ia masih punya muka untuk menatap Ardi apalagi tetap menjadi kekasihnya? Hatinya terus berkecamuk perasaan tersebut yang bercampur dengan kenikmatan yang sedang diberikan Joko padanya sekarang.

    Setelah seperempat jam bergumul, lagi-lagi Lina kembali tiba di ambang puncak, begitupun Joko. Mengetahui hal itu ia mempercepat gerakannya, tak hanya itu si penjaga villa itu juga membuka ikatan tangan Lina.

    “aakkuu keeeluuarrh Paakhh!”, teriak Lina lirih.

    “Iyaaa Saayaangg akkuu juuggaa..aaachhhh!!” sahut Joko mempercepat tempo genjotannya.

    Yang membuat Ardi sangat tercengang melihat kejadian itu adalah ketika dimana tangan Lina yang sudah tidak terikat menekan erat-erat pantat Pak Joko seakan tak mau melepasnya, ia juga ikut menggoyangkan pinggulnya menyambut helaan pinggul pria itu. Tak lama kemudian tubuhnya pun mengejang diiringi erangan panjang tanda ia telah mencapai puncak kenikmatan. Di saat yang sama, Joko menumpahkan begitu banyak sperma di liang vagina Lina, hal yang belum pernah dilakukan Ardi sebelumnya karena takut Lina hamil. Tapi saat itu memang birahi Lina sudah tidak terkontrol lagi sehingga ia sudah tidak peduli akan hal itu. Sadar atau tidak, Lina semakin menikmati perlakuan Joko terhadapnya. Perasaan Ardi yang tadinya iba, sedih dan terkoyak melihat pacarnya diperkosa di depan matanya sendiri kini mulai berubah jadi cemburu sekaligus marah ketika menyaksikan Lina balas memagut mulut Joko dengan penuh kemesraan dan tanpa paksaan layaknya suami istri yang kelelahan setelah habis-habisan bertarung di ranjang. Setelah penis Joko mulai mengecil barulah dia menariknya dan bangun. Lina tampak sangat kelelahan, nafasnya naik turun.

    “Non cantik sekarang ayo kita mandi, inget, jangan coba-coba melawan kalau masih mau selamat” ujar Joko dengan nada mengancam.

    Joko menarik lengan Lina dan memapahnya ke kamar mandi. Lina sempat melihat Ardi dan bilang “sorry honey”.

    Ardi pun hanya pasrah melihat pacarnya di giring kekamar mandi yang ada sudut kamar. Ia hanya bisa membayangkan apa yang bakalan terjadi di sana. Akal bulus Joko tidak berhenti sampai di situ, ia berniat menaklukkan Lina hingga gadis itu benar-benar tunduk padanya tanpa paksaan. Maka sesampainya di kamar mandi Joko teringat ucapan Lina tentang surprise barusan. Untuk itu dia mencoba menghasut Lina.

    “Maaf ya cantik, Bapak sebenernya gak mau melakukan hal ini ke wanita baik-baik seperti kamu”. kata Joko dekat telinga gadis itu “terus terang aja…sebenarnya semua ini rencana pacar kamu itu. Dia meminta Bapak menjalankan kemauannya untuk membuat kejutan buat kamu. Pacarmu bilang dia pengen ngeliat kamu dientot lelaki lain” Joko memperjelas.

    “Apaaa…!!?” seru Lina dalam hati tidak percaya pendengarannya, darahnya mulai naik terhasut omongan Joko, ia terdiam selama beberapa saat sementara Joko terus menggerayangi tubuh telanjangnya yang sudah basah oleh air hangat. Entah apa yang dipikirkannya saat itu. Tiba-tiba saja ia berubah menjadi binal. Di wajahnya yang cantik terkembang sebuah senyuman nakal yang ditujukan pada si penjaga villa. Kemudian ia membuka pintu kamar mandi dan menarik Joko ke sudut kamar mandi. Dari arah itu Ardi dapat melihat dengan sangat jelas keduanya saling bertukar lidah sambil berpelukan mesra. Ardi pun semakin bingung dan panas melihat perubahan sikap Lina itu. Lina yang tadinya pendiam dan sempat iba melihat Ardi berubah menjadi binal dengan tatapan matanya seakan ingin menunjukan sesuatu kepada Ardi.

    “aaachhh enakkhh sayaaangh!!” ringis Joko keenakan ketika lidah Lina mulai menjalar ke leher dan menghisap puting hitamnya yang berbulu.

    Tidak berhenti sampai situ, jilatan Lina mulai turun ke selangkangan Joko. Penis besar itu mulai dihisap Lina, walau terlihat agak kesulitan tapi batang Joko bisa dihisapnya dalam-dalam sambil sesekali jilatannya diarahkan ke buah pelir. Joko menarik Lina berdiri dan membalik tubuh seksi Lina menghadap ke pintu seolah ingin memamerkannya pada Ardi. Joko berjongkok di depan gadis itu dan mulai menghisap rakus kemaluannya dengan rakus.

    “Yaa sayaanggh isaaaph teerrruuuzz sshhhh…enakkkhh”, ceracau Lina yang mulai bangkit lagi birahinya.

    Joko mulai kesetanan, dari belakang dalam posisi berdiri ia mulai memasukan batangnya ke vagina Lina lagi.

    “sssshhh ooohhh” desah Lina saat seluruh batang Joko dimasukkan ke vaginanya.

    Joko mulai menggenjot sambil tangannya meraba dan memutar-mutar kedua puting Lina dari belakang. “plok plok plok plok” terdengar suara dua kelamin yang beradu.

    “Eemmm kontolnya eenaaak sayaangg…teruuuzz entooot akuu…”. erang Lina

    Joko tidak bisa menjawab karena tiba-tiba Lina menengok ke belakang dan langsung menyambar bibir tebal pria itu. Lina yang birahinya sudah tak beraturan menahan gerakan Joko dan melepaskan kemaluannya, kemudian menyuruhnya duduk di closet dan menaiki batang perkasa yang masih mengacung tegak itu. Tangan kanan Lina menggenggam penis itu dan mengarahkannya ke vaginanya. Tubuhnya lalu turun pelan-pelan hingga penis itu tertancap sedikit demi sedikit ke vaginanya.

    “Aaaahhh…aahh…iyahhh!” desah Lina penuh gairah

    Setelah penis itu terbenam seluruhnya, bak penunggang rodeo Lina mulai bergoyang sangat liar.

    Penjaga villa itu nampak begitu gemas melihat wajah Lina yang sedang naik turun di atas penisnya dan mengerang-ngerang kenikmatan. Berkali kali dia menciumi pipi kiri dan kanannya diselingi lumatan bibir, sungguh dia mendapatkan rejeki nomplok bisa menikmati kehangatan dan keseksian tubuh Lina dengan segala kenikmatannya, apalagi kini Lina telah takluk dan melakukannya tanpa dipaksa lagi seperti layaknya seorang kekasih. Lina pun selalu menyambut pagutan pria itu dengan bernafsu meski gaya permainan Joko cenderung kasar. Dekapan Joko tak pernah lepas dari Lina, keduanya menyatu dalam permainan birahi yang ganas. Kedua buah dada Lina yang tersaji di depan wajah Joko tidak pernah dibiarkan menganggur olehnya, mulut dan tangannya terus meremas dan melumat gumpalan daging kenyal tersebut. Dalam posisi berpangkuan seperti itu, Lina dapat dengan leluasa menggoyangkan pinggulnya. 15 menit kemudian, Joko mencoba berdiri sambil menggendong Lina dengan penis yang masih menancap. Posisi mereka pindah ke bawah shower. Joko meneruskan genjotannya sambil menyandarkan punggung Lina ke tembok dan mengangkat kedua kaki gadis itu. Ardi penasaran akan apa yang terjadi didalam sana, tapi mereka tidak terlihat lagi olehnya, hanya jeritan kenikmatan mereka saja yang bisa didengar olehnya. Selama 40 menit di dalam sana, Ardi sempat mendengar beberapa kali Lina berteriak histeris menandakan ia mendapat orgasme beruntun dan terakhir Joko melenguh panjang. Setelah itu akhirnya kegaduhan di dalam berangsur-angsur mereda dan tinggal terdengar suara kucuran shower yang menandakan kedua insan di dalamnya sedang mandi bersama layaknya kekasih yang sedang kasmaran. Tak lama kemudian, Joko dan Lina pun keluar dari kamar mandir dengan berlilitkan handuk. Lina menggandeng tangan Joko dan bilang

    “sayang abis ini kita makan dulu yuk, aku laper nih…” ajak Lina manja, mata gadis itu mengerling sebentar pada Ardi seolah sedang mengolok-oloknya.

    Joko menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian mereka pun berpakaian untuk keluar makan. Akhirnnya Ardi hanya bisa mendengar pintu ditutup dan suara motor yang mulai menjauh meninggalkannya sendiri. Ia terus meronta tapi tidak bisa juga melepaskan ikatanya yang keras itu hingga akhirnya karena kelelahan dan udara kota Batu yang dingin, Ardi pun tertidur.

    2 jam berselang Ardi masih tertidur di posisinya semula sampai akhirnya terbangun dan melihat Joko berjongkok membelakanginya sambil bibirnya menjelajahi seluruh kemaluan Lina yang duduk di pinggir ranjang sambil tangannya menjambak rambut pria itu. Menyadari korbannya terbangun Joko menghentikan aktifitasnya.

    “Sayang aku mau liat dong, seberapa kuat laki-lagi sialan ini, coba bandingin sama saya deh!” kata Joko dengan nada sinis.

    Lina tersenyum seolah tahu kemaun Joko dengan sigap ia pun menghampiri Ardi dan membuka celananya

    “Eeemmmhh….mmmmm!!” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Ardi yang tersumpal

    Lina langsung memasukan batang Ardi yang memang sudah berdiri melihat adegan Lina dan Joko barusan ke vaginanya. Tanpa komando ia mulai bergoyang di pangkuan pacarnya itu. Lina merasakan hambar karena batang Ardi memang tidak seperkasa milik Joko. 15 detik bertahan akhirnya Ardi mengeluarkan spermanya. Lina semakin mempercepatnya kocokannya tapi tersadar karena penis Ardi tiba-tiba menciut dan keluar sendiri dari liang senggamanya. Sambil berdiri, Lina membersihkan vaginanya dengan handuk.

    “Ach bikin kotornya aja nih!! emang dasar cowo loyo.!! Ya enakan punya Bapak lah!” kata Lina .

    Sambil tersenyum puas Joko mengampiri Ardi, “Hey tolol Cuma segitu kemampuanmu?”. bentak Joko
    “Sekarang kamu liat bagaimana seharusnya memperlakukan wanita secantik ini” ejeknya terhadap Ardi.
    Merasa tersanjung Lina pun memeluk mesra tubuh kekar Joko seraya berucap,
    “Ach sayang kamu bisa aja, ayo kita mulai lagi…aku dah gak tahan disodok punya bapak yang perkasa ini, gak kaya punya cowo sialan itu…LOYO !!!” sambil menggengam batang Joko.

    Betapa panas hati Ardi dengan kelakuan dan ucapan pacarnya itu, gadis itu begitu saja berpaling dan bersikap seperti pelacur di depan pria yang telah memperkosa itu, rasanya sulit dipercaya. Seluruh badan Ardi bergetar karena marah dan muak terhadap gadis yang pernah dicintainya itu.
    Sepanjang malam itu Lina dan Joko menumpahkan birahinya di atas ranjang di hadapan Ardi. Semua posisi dicoba oleh Joko. Entah berapa kali pria itu sudah memuncratkan spermanya di vagina sempit Lina. Sedangkan Ardi juga berulang kali mendengar jeritan histeris dari Lina saat mendapatkan orgamse. Benci, marah, muak, bercampur dengan terangsang bergolak dalam diri Ardi menyaksikan semua itu. Barulah sekitar pukul 3 pagi Lina tertidur di pelukan Joko. Ardi dapat melihat Joko dan Lina yang tidak berbusana ketika tertidur sambil berpelukan mesra layaknya suami istri yang kelelahan setelah bertarung habis-habisan di ranjang. Ardi hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian itu sampai akhirnya ia pun tertidur tanpa bisa berbuat apa-apa. Ketika ia bangun hari telah berganti esok, jam di tembok sudah menunjukkan jam delapan lewat. Ardi menemukan dirinya masih terbaring di lantai tapi tali yang mengikatnya sudah terbuka, tangan kananku bergerak mencabut kain yang menyumpal mulutnya. Pandangan matanya menyapu penjuru kamar itu, namun ternyata mereka sudah tidak ada di sana, hanya terlihat ranjang yang spreinya sudah acak-acakan.

    Ia lalu bergegas bangkit memakai kembali celananya. Setelah itu Ardi keluar dari kamar itu, baru berjalan beberapa langkah keluar dari kamar, telinganya menangkap suara dari ruang tengah. Segera ia mempercepat langkahnya ke ruang itu, benar saja di sana Lina dan Joko tengah berkubang dalam birahi, gilanya kali ini bukan hanya mereka berdua saja, masih ada dua pria lain yang ikut menjarah tubuh mulus pacarnya itu. Ardi mengenal yang jangkung itu adalah seorang tukang nasi goreng yang suka berjualan di sekitar kompleks ini, sedangkan yang satu lagi yang wajahnya berkumis dan jenggot kambing ia baru pernah melihatnya. Saat itu Lina tengah terbaring telanjang di karpet bulu yang tebal di tengah ruangan, si tukang nasi goreng berlutut di antara kedua paha Lina menyodok-nyodokkan penisnya ke vagina gadis itu, Joko asyik menyusu dari payudaranya sambil tangannya terus menggerayangi tubuh telanjang itu, dan Lina sendiri sedang sibuk menggenggam penis si jenggot kambing yang ia jilat dan kocok sehingga pria itu melenguh nikmat. Begitu menyadari kemunculan Ardi, mereka langsung terdiam sejenak lalu ketiga pria itu tertawa merendahkan padanya.

    “Heh…udah bangun? Nih liat nih pacarlu ternyata suka banget ngentot sama kita-kita, kata dia kontol kita gede gede, kuat lagi ga kaya lo!” sapa Joko sambil mengejek Ardi.

    Kedua pria itu tertawa menyambut omongan Joko tadi. Lina juga menegakkan tubuh dan bangkit berdiri, sebelumnya ia sempat melumat sejenak bibir si jenggot kambing itu. Dengan langkah agak gontai ia pun mendekati Ardi.

    “Apa lagi? Kan udah gua bilang…lu tuh ngecewain, muasin gua aja ga sanggup!” kata Lina dengan pedas sambil menunding pada Ardi.

    “Lin…apaan si lo! Udah gila lu ya!”

    “Pergi lah…dasar pecundang, ngapain lagi lu di sini ngajak ribut doang?”

    “Kamu….!” dengan marah Ardi mengangkat tangan hendak menampar wajah Lina yang sudah berubah dan merendahkannya seperti itu, tapi ia tidak sampai hati melakukannya sehingga hanya terdiam lalu menurunkan kembali tangannya.

    “Mau tampar? Ayo tampar kalau emang lu berani…dasar banci!” ejek Lina memberikan pipinya seakan menantang Ardi.

    Dengan hati hancur Ardi membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat itu diiringi tawa Joko dan teman-temannya. Ia benar-benar marah dan muak pada Lina, tega-teganya ia seperti itu. Hari itu juga Ardi menghapuskan semua kenangan akan Lina, nomor hp nya, foto-fotonya, juga semua barang yang pernah diberikan Lina padanya semasa berpacaran, semua ia kantongi dan lempar ke tong sampah depan rumahnya. Selain itu Ardi juga memperbarui status facebooknya menjadi lajang dan dihapusnya Lina dari daftar friendlist. Hari-hari ke depan ia menjalankannya seperti biasa dan mencoba melupakan semua tentang Lina, sebelumnya memang ia pernah dua kali putus cinta namun yang kali ini cukup berat baginya mengingat hubungan mereka lebih dalam dan berkesan. Yang dirasanya aneh, sejak itu Lina tidak pernah lagi muncul di kampus, sejujurnya ada rasa khawatir dalam hati Ardi mengenai bagaimana nasib Lina setelah ia tinggalkan di villa itu. Ia ingin mencoba menghubungi tapi diurungkannya niat itu begitu mengingat lagi pengkhianatan gadis itu yang begitu menyakitkannya. Seminggu setelah peristiwa itu, sebuah nomor masuk ke hapenya, nomor hape Lina, Ardi ingin mengangkatnya, tapi tidak…tidak…ia masih dendam pada gadis itu yang mengatakannya banci dan bersetubuh di depan dirinya itu.

    “Dasar lonte…paling mohon-mohon minta kembali, ngedaftar aja lu ke Gang Dolly” marahnya sambil memutuskan telepon itu setelah kali ke tiga nomor Lina masuk tanpa ada yang mengangkat.

    Besok lusanya, Ardi merasa semakin tidak enak, apakah benar Lina begitu tega mengkhianatinya hanya karena ia tidak seperkasa Joko atau hanya marah padanya. Mengapa gadis itu menelepon hingga tiga kali seakan ada yang sangat penting dibicarakan. Ia pun mencoba menghubungi nomor Lina tapi sia-sia kali ini nomor itu sudah tidak aktif lagi walau ia hubungi berapa kali pun. Sore harinya, setelah mata kuliah terakhir, ia memutuskan untuk datang sendiri ke kost Lina yang tidak jauh dari kampus. Bi Yani, pembantu kost mengatakan padanya bahwa baru kemarin Lina sudah mengepak barang-barangnya dan telah pergi. Hati Ardi semakin gundah dibuatnya, baik Bi Yani maupun teman kostnya yang lain tidak ada yang tahu kemana Lina pergi. Malam hari ketika memeriksa kotak pos di depan rumahnya, Ardi menemukan sepucuk surat yang ditujukan pada dirinya. Ia mengenal tulisan tangan itu, tulisan Lina. Buru-buru ia ke kamar dan membuka ampop itu. Benar, surat itu dari Lina. Dengan hati berdebar-debar dibacanya satu-persatu kalimat dalam surat itu, semakin ia membaca tubuhnya semakin lemas rasanya.
    Dear Ardi,

    Setelah kamu baca surat ini, mungkin aku sudah jauh dari kota ini, entah dimana, aku cuma bisa berserah pada takdir sekarang ini. Aku tahu kamu pasti sangat marah sekali dan gak akan pernah mengampuniku. Aku masih sedikit berharap kemarin itu waktu aku nelepon kamu masih mau dengerin penjelasan aku, tapi yah telepon aku aja kamu putusin, aku udah tau jawaban kamu. Bodohnya aku juga sih, sudah kotor gini masih berharap yang ngga-ngga malah bikin tambah sakit aja. Yah mungkin cuma lewat surat ini aja aku mau menjelaskan semuanya, terserah kamu mau percaya atau nggak, yang pasti aku cuma mau jujur aja ke kamu. Di villa kemarin itu, waktu si jahanam Joko itu merkosa aku, dia sengaja mau menghasut, dia bilang kamu yang kepengen bikin surprise aku digituin oleh orang lain supaya aku marah ke kamu dan takluk ke dia. Dari awal juga aku gak pernah percaya sama dia, tapi apa boleh buat waktu itu sudah di tengah bahaya, kalau aku melawan kemungkinan besar dia akan mencelakakan kita, yang aku pikirkan waktu itu cuma keselamatan kamu, kamu kan waktu itu terikat ga bisa apa-apa, kalau seandainya waktu itu kamu bisa lari dan aku saja yang celaka ya aku rela. Yang aku gak rela kalau sampai dia nyelakain kamu Di. Satu-satunya pilihan aku waktu itu ya cuma tunduk ke bajingan itu supaya dia melunak dan kamu aman. Kamu mungkin gak tau apa sebenarnya yang dalam hatiku waktu sengaja manas-manasin kamu dengan ngatain kamu payah, banci, dsb? Perih…perih sekali, tapi aku terpaksa lakukan sampai aku berharap kemarin itu kamu tampar aku benar-benar. Aku juga minta maaf soal perlakuan itu ke kamu Di. Aku rela jadi budak seks bajingan itu sama teman-temannya waktu itu sampai akhirnya mereka juga bosan dan aku bisa pulang sendiri. Kalaupun kamu akhirnya maafin aku, aku juga sudah merasa gak pantes lagi buat kamu, aku sudah terlalu kotor dan menjijikkan. Inilah yang membuatku memutuskan untuk pergi, tolong kamu juga gak usah hubungi orang tua saya di Semarang, mereka juga gak tau masalah ini, malah kalau kamu ngomong akan membuat mereka khawatir. Mulai sekarang aku nggak akan muncul lagi dalam kehidupan kamu, aku akan selalu mendoakan kamu dari jauh supaya selalu mendapatkan yang terbaik. Lupakan aku Di, perempuan yang mungkin di matamu udah seperti pelacur ini, masih banyak perempuan lain yang lebih pantas buat kamu, aku doakan semoga kamu bahagia.

    Lina
    Ardi tidak bisa menahan air matanya yang bercucuran setelah selesai membaca surat itu, terlebih di bagian-bagian akhir tulisan Lina semakin tidak rapi dan nampak ada noda basah yang adalah tetesan air mata. Ia jatuh terduduk di lantai di sudut kamarnya, tangannya menghantam lantai di bawahnya lalu ia menangis sejadi-jadinya menyesali kebodohannya. Ia tidak sadar betapa Lina berkorban sebesar itu bagi dirinya tapi malah dibalasnya seperti itu.

  • Kisah Hot Gairah ABG 17 Tahun Berjilbab – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Hot Gairah ABG 17 Tahun Berjilbab – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1609 views

    Perawanku – sebentar lagi 17 tahun” “Oooh…udah gede-gede ya” kataku sambil melirik payudara gina, uh penisku perlahan lahan mengeras, membayangkan bisa meremas2 empat buah payudara dibalik jilbab gadis gadis ini. “ya iyalah om, kan udah sma” jawab gita yang tak sadar apa sebenarnya yang aku maksud.

    “kalian nggak pulang, udah sore begini masak gadis2 cantik seperti kalian masi blum pulang” “om bisa aja ah, masi mau minum2 dulu om bentar lagi juga pulang” jawab gina sambil ngobrol kuperhatikan kedua gadis ini, walaupun kembar namun aku mulai bisa membedakan antara gina dengan gita.

    Gina yang berusia lebih tua beberapa menit dari gita ini memiliki buah dada yang sedikit lebih besar dari adiknya.selebihnya tak ada perbedaan. “ ah seandainya bisa kutelanjangi kedua gadis berjilbab ini, apa mungkin rasa jepitan vagina 2 orang saudara kembar berbeda yah” kataku dalam hati yang sudah penuh nafsu. “Kalian udah punya pacar belum ??” tanyaku.

    “gina udah tuh om, nama pacarnya andi, hihi…” “Iiih….apaan sih git, dia tuh cuma temen deket aja juga…” katanya malu kulihat ada yang aneh dengan kedua remaja berjilbab ini. Mengapa sepertinya sangat mudah akrab dengan orang yang belum dikenal seperti aku. Aku mulai berpikir sepertinya dua gadis ini bisa kupakai malam ini.

    Akupun mulai mengeluarkan jurus mautku. “Kalian udah pernah pacaran kan ?” “Iya udah Om…tapi ya gitu deh namanya juga anak sma.” jawab gita

    “Umm tapi maaf nih yah, kalian udah pernah begitu belum ??” tanyaku sambil tersenyum nakal. Gina sedikit kaget “begitu gimana om??” “umm begini.. kayak ciuman pelukan, dan main2 itu sama pacar kalian belum” Sejenak mereka kaget dengan pertanyaanku lalu gita balas menjawab

    “Iiiih…om apaan sih…kok nanyanya begituan” “Ya kan om mau tau ??” Mereka terdiam sejenak kemudian saling berbisik. “Emang bener om mau tau ???” tanya gina menggoda. “ya iya dong dik gina yang cantik” kataku sambil mengedipkan mata sepertinya mereka sadar maksud gerak gerikku, lalu dengan tersenyum nakal gita menjawab.
    “om, kalau mau kita bisa jalan2 sama om tapi kaloo…

    ” gita berhenti berbicara lalu mengambil handponnya dan mengetik lalu memberikan handponnya padaku. Astaga pikirku, inilah saatnya. Saat yang dari tadi kunantikan. Gita ternyata meminta sejumlah uang dan persyaratan. Kesempatan ini tak boleh kulewatkan. Akupun tersenyum lebar dan jantungku semakin berdegup kencang.

    Tiba2 aku tersadar suatu hal “eh maaf yah gina, gita, kalo kalian mau nemenin om kok kenapa kalian memakai jilbab” “oh ini, ini kan ketentuan wajib disekolah harus pakai jilbab om” jawab gina oh aku baru menyadari segala sesuatunya, kenapa menjelang malam hari kerja kedua gadis berjibab ini masi dipusat perbelanjaaan, kenapa mereka memakai barang2 mahal, kenapa mereka mudah sekali untuk diajak ngobrol sampai ke hal2 yang nakal.

    “ok kalo gitu yuk kita pergi, om ke atm dulu ngambil uang saku untuk gadis2nya om” kataku sambil mengedipkan mata yang dijawab dengan sedikit tawa dan tatapan nakal.
    Sekitar jam 6 sore, aku ersama kedua gadis berjilbab ini keluar dari mall dan menuju sebuah atm dibasement mall tersebut. Ternyata basement tersebut agak sepi, hanya berisi mobil2 dan beberapa supir, tukang parkir dan satpam yang sempat memandangku iri, karena aku yang asyik bercanda dengan kedua gadis berjiblab ini.
    Atm tersebut ternyata cukup tertutup, dengan ruangan yang cukup besar. Akupun mulai mengakses mesin tersebut sambil berbincang2 dengan kedua gadis berjilbab ini. Sambil memencet tombol2 aku lirik keadaan diluar, tampaknya posisiku cukup tertutup dan tak ada orang yang melihat, ah aku yang sudah tak tahan dari tadi mulai melancarkan aksiku.

    Kedua gadis berjilbab ini berdiri dikanan kiriku, sambil menunggu mesin atm bekerja, aku tarik kedua tanganku kebelakang lalu meremas2 kedua buah pantat gina dan gita yang kenyal itu. “ iihh om nakal, masi dibasement juga” jawab gita dan sebuah cubitan kecil dipinggangku oleh gina.

    “Iya deh iya deh om nggak nakal” jawabku sambil menarik tanganku dari pantat kedua gadis ini, lalu kurangkul pinggang kedua gadis berjilbab ini dan menarik mereka kearah tubuhku, uhhhh payudara payudara dibalik jilbab kedua gadis berjilbab ini sungguh sama kenyal dan nikmatnya.

    “ihhh si om ini nakal banget sih” kata mereka dengan senyum manja. Lalu tanganku mulai meraba naik kepunggungnya lalu bergeser masuk keketiak mereka menyelusup kebelakang jilbab mengikuti alur bh mereka dan menggenggam payudara payudara gadis gadis ini yang tidak bersentuhan dengan dadaku.” iiiiihh si ooomm daritadi bandel banget sihhh” kata gina sambil kedua gadis ini mencoba melepaskan diri dari genggaman tanganku pada buah dada mereka.

    “duh gina gita, jangan begitu dong, ini uangnya” kataku ketika tiba2 mesin atm tersebut mengeluarkan uang beberapa juta rupiah” akupun mengambil uang tersebut lalu memperlihatkan uang tersebut kepada mereka, tampaknya kali ini mereka luluh dan mata mereka tampak berbinar2 melihat uang yang cukup banyak tersebut dan mulai tersenyum genit.

    Akupun dengan nakalnya menyampirkan jilbab gina dan gita kepundaknya lalu membuka 3 buah kancing paling, dan kulihat yang daritadi membuat penisku sangat keras, empat buah payudara gadis smu yang sangat menggemaskan terbungkus bra yang sangat sexy dengan jilbab yang menutupi kepala mereka, akupun menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah kedalam bra mereka sambil merasakan kenyalnya payudara mereka lalu aku lanjutkan dengan meremas2 payudara montok kedua gadis ini.

    “uhhhh, dada gina lebih besar sedikit tapi sama nikmatnya dan sama cantiknya dengan gita, om udah bener bener nggak kuat nih, ini uangnya dp dulu yah nanti kalo udah selese nemenin om semua uang ini boleh kalian miliki” kataku dengan penuh nafsu.
    Gita dan ginapun hanya tersenyum genit sambil keenakan menikmati remasan demi remasan dan plintiran pada payudara dan putting mereka. Tanpa disadari ada orang mengetuk pintu atm. Kami bertigapun kaget bukan kepalang, aku baru menyadari ada orang antri menunggu dari tadi.

    Akupun segera menarik kedua tanganku dari payudara mereka, gita dan ginapun kaget luar biasa dan langsung mengancingkan kembali baju mereka dan menjulurkan jilbab mereka untuk menutupi buah dada montoknya. “ih om si, untung nggak dibuka pintunya kan malu om” kata gita “iya deh maaf, tapi om udah nggak kuat nih, kita cari tempat yuk nanti disambung lagi deh ditempat om” kataku “ih si om, kita cantik sih jadi om nggak kuat deh” kata gina dan disambut tawa mereka cekikian.

    “yaudah, yuk, eh ayo gandeng tangan om dong” bisikku manja kekeduanya kamipun keluar dari kotak atm yang sudah ditunggu 3 orang yang mengantri dari tadi.mereka tampak kesal namun agak kaget ketika melihat seorang lelaki digandeng dua orang gadis smu kembar yang masih segar dan berjilbab.
    Ah biarin ajah, emang gua pikirin, akupun menarik kedua daun muda yang sungguh menggemaskan ini kesudut lapangan parkir tempat mobilku berada yang jauh dari tempat tunggu supir dan satpam. Sambil berjalan kedua lengan atasku merasakan lembutnya bagian luar buah dada gina dan gita yang terus bersenggolan dengan tanganku yang mereka rangkul.

    Aduh sungguh nikmat rasanya, batang penisku semakin tak kuat ingin segera menikmati kedua gadis kembar ini. Gedung parkir di mall ini hanya setengah mobil kebawah yang tertutupi tembok, selebihnya hanya ditutupi oleh kawat2 besi sehingga walaupun gelap namun samar2 bisa terlihat dari luar gedung parkir.

    Ide gilapun muncul dikepalaku aku akan menikmati kedua gadis berjilbab ini ditempat terbuka sebelum nanti kutelanjangi, kumandikan dan kusabuni setiap inci tubuh mereka dirumahku nanti. Setelah sampai disudut tempat mobilku diparkir akupun mendorong perlahan kedua gadis berjilbab ini hingga bersandar ditembok dengan kedua tanganku menekan sebuah payudara gina dan gita.

    “gina, gita, kita main disini dulu yuk, kan gelap nggak ada orang, om udah nggak tahan nih, nanti uang jajannya om tambah deh, tapi nanti malem main kerumah om dulu kita main2 lagi, besok pagi baru om anter kesekolah, gimana?”
    gita dan gina hanya berpandangan lalu salah satunya mengangguk, “boleh om tapi ati2 yah kalo ada orang, kan malu om diliatin orang” akupun tersenyum dan tanpa basa basi langsung kusampirkan jilbab gina dan gita, langsung kubuka kancing2 bajunya dan kubuka seragam sekolah mereka, dan langsung kulepas bra mereka, kulemparkan bra mereka kejok belakang mobilku lalu kupakaikan kembali baju seragam mereka tanpa kukancingi lagi, sungguh indah tubuh saudara kembar ini.

    Dengan jilbab putih yang masih mereka kenakan dan payudara yang putih dan empat buah putting berwarna coklat yang kecil sungguh indah sekali, akupun tak mampu menahan nafsuku, segera kumainkan empat buah payudara gadis kembar ini bergantian, dari remasan, plintiran pada puting2 payudara mereka hingga hisapan hisapan dan gigitan2 kecil membuat mereka menggelinjang mendesah menikmati permainanku.

    Lalu kuhentikan permainanku, kuperintahkan kedua gadis ini untuk mengangkat kedua roknya perlahan. Pelan2 kulihat kaki mungil mereka yang dibungkus sepatu dan kaus kaki menutup betis mereka, lutut, dan aww, paha paha yang putih dan mulus lalu kemaluan yang masih tertutup celana dalam putih yang tipis. Aku sungguh tak kuat, langsung kutarik turun celana dalam mereka dan kupandangi vagina gina dan gita yang kecil karena umur mereka yang masih 16 tahun. Kuambil celana dalam mereka dan kulemparkan ke jok belakang mobil. Lalu kututup pintu mobilku.
    “lho om kok kita nggak dimobil om ajah, kan takut ada yang ngeliat om” kata gita khawatir dengan keadaanya yang berjilbab namun baju seragam yang terbuka yang memperlihatkan dua buah payudaranya yang menggantung sambil mengangkat rok sampai pinggang yang memperlihatkan vaginanya.

    “Nggak papa gina, nanti kamu tau, jauh lebih nikmat rasanya kalo ditempat begini lho” kataku sambil menarik kedua gadis itu dan kusuruh duduk dikap depan mobilku yang posisinya didinding lapangan parkir, yang hanya tertutup jeruji2 besi dan tampak dari luar samar2.

    “iii om malu” jawab gita sambil duduk dan menutup rok dan bajunya sambil melipat tangan didadanya. Tampak didepanku dua orang gadis kembar berjilbab yang siap kunikmati beberapa saat lagi, disebuah gedung parkir, dan gilanya lagi walaupun agak gelap tapi pasti secara samar2 terlihat dari jalan raya diluar gedung. Tanpa memperdulikan ucapan gita akupun menarik kepala kedua gadis berjilbab ini dan mencium bibir merkea bersamaan, ah nikmat rasanya saat mencium mereka bersamaan.
    Tampaknya mereka menyukainya, lalu tanpa basa basi kuangkat rok sekolah gina dan kujilat2 vaginanya, juga tangan kananku masuk kedalam rok diantara kaki gita dan mengelitik vagina dan klitorisnya sambil aku memuaskan kakaknya. Kedua gadis berjilbab ini hanya bisa menggelinjang dan mendesah pelan, perlahan nafsu mulai merasuki keduanya yang tampaknya sudah tak malu lagi dan mulai meremas remas payudara mereka sendiri.

    Kurasakan cairan mulai membasahi vagina kedua saudara kembar ini. Akupun semakin tak tahan, langsung kubuka celanaku dan mengeluarkan penisku dan kumasukkan kedalam vagina gina sambil terus mengaduk2 vagina gita dengan 3 buah jariku. Ahh penisku serasa dipijit2 didalam vaginanya.

    Walaupun sempit tapi ketika mulai kusodok pelan2 serasa tak ada yang menghalangi, ternyata gina sudah tidak perawan lagi, begitujuga dengan gita yang sedari tadi pasrah penuh kenikmatan dengan tiga buah jariku divaginanya. Akupun dengan cepat memajumundurkan penisku didalam vagina gina bergantian dengan gita.

    Wajah mereka yang terbungkus jilbab sungguh tampak menggemaskan membuatku semakin bernafsu meremas2 payudara2 mereka.

    Aku memerintahkan kedua saudara ini untuk menunduk dan bertumpu pada terali2 besi gedung parkir. Kuangkat rok panjang mereka dan kulipat dan kuselipkan dipinggang mereka, sehingga dengan bebasnya aku bisa melihat pantat, vagina dan bagian kaki gadis gadis ini.

    Mungkin karnea kedua gadis kembar ini belum orgasme mereka tampak mau melakukan apa saja asalkan terus kuaduk2 vagina mereka. Mereka tak malu walaupun samar2 terlihat dari jalan raya didepan gedung parkir ini. Akupun semakin bernafsu dengan menyodokkan penisku kedalam vagina gita dan gina bergantian dari belakang sambil kutarik jilbab mereka yang membuat mereka mendongak keatas sambil menikmati hentakan demi hentakan penisku dilubang vagina mereka secara bergantian.

    Tak lama kemudian gina merintih2 “om oomm remes payudaraku yang keras, terus masukin penisnya cepetan sedikit aku udah nggak tahan mau keluar” akupun yang memang penuh nafsu segera menuruti permintaan gina, kucengkram kedua payudaranya dari belakang, dan kupercepat hentakan penisku jauh lebih dalam kelubang vaginanya.yang membuat gina semakin menjerit2 kecil menikmatinya.
    Tiba2 dari jauh kulihat seseorang haltebus yang mengarah kegedung parkir diseberang jalan tampaknya melihat adegan yang kulakukan, dan gina walaupuan daritadi merem melek menikmati permainanku menyadari ada seseorang yang ikut menikmati tubuhnya dari jauh. “om ada orang tuh dihalte ngeliatin kita, tapi aku udah nggak kuat om dikit lagi mau keluaarr.

    Ah biarin ajaaaahhh…” jawabnya yang tampak semakin bernafsu karena dilihat orang tersebut. Akupun semakin bernafsu mempertontonkan adegan mesra ini keorang tersebut yang semakin membuatku terpacu.tiba2 “ahhhh ahhhh ahhh” gina merintih dan kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan yang sangat banyak dan akhirnya gina terdiam lemas walaupun aku tetap memacu penisku kevaginanya.

    Akupun menghentikan aksiku. “duh om udah nggak kuat, om lanjutin sama gita aja yah..” katanya dengan tersenyum penuh kepuasan. “Iyah nggak papa sayang,tapi kamu disini aja ya temenin om main dengan adikmu ini” kataku sambil menjulurkan rok gina sehingga menutupi bagian bawah tubuhnya lalu kubalikkan tubuhnya kucium mesra, dan kupandangi adiknya.
    “ihh omm kan udah sama kak gina tadi, aku dicuekin, daritadi udah nggak tahan om” katanya dengan cemberut nakal. Ternyata walaupun payudara gita sedikit lebih kecil dari kakaknya, namun hasrat sexnya jauh melebihi kakaknya. “gita juga mau om, ayo cepet tu orang dihalte depan lagi ngeliatin, gita udah nggak tahann ayo omm cepettt” kata gita memelas. Wah ternyata adiknya jauh lebih agresif dan maniak dari kakaknya.

    Akupun langsung menancapkan penisku kevagina gita dari belakang yang sudah memasang posisi menunduk dengan menumpukan tangannya pada jeruji besi didinding gedung parkir ini.sambil kugenjot vaginanya, kuremas2 payudara kiri gita dari belakang dengan tangan kiriku sementara tangan kananku kugunakan untuk memeluk gina sambil mencium bibirnya dan meraba2 payudaranya.tak disangka gita ternyata begitu exebisionis, dalam genjotanku dia melambaikan tangan dan tersenyum genit kepada lelaki yang menatap aksi kita dari tadi.akupun tak peduli terus saja kupermainkan vaginanya.
    Tapi lama kelamaan aku bosan dengan posisi ini, kubalikkan tubuh gita, dan kugendong lalu kududukkan ditepi kap depan mobil jeepku dan kusandarkan gina berdiri disampingnya, akupun melanjutkan aksiku menancapkan penisku kevagina gita sambil mencium dan menjilat jilat putting payudaranya bergantian dengan mencium bibir gina kakaknya, sambil tangan kiriku meremas2 payudara gina.

    ohhh sungguh berlipat2 rasanya menikmati tubuh dua orang gadis kembar yang masih mengenakan jilbab putih namun 4 buah payudara mereka terbuka bebas dan sedang kujamah, sedangkan vagina gita sedang kunikmati dengan penisku dan vagina gina sesekali kuremas2 dari balik rok yang kuangkat keatas.

    Tak lama kemudian, gitapun mencapai titik puncaknya,dia menggelinjang dan mendongak keatas sambil memeluk kepalaku diantara dua buah payudaranya dengan erat dan tiba2 tiga kali kurasakan semprotan cairan didalam vagina gita bersamaan dengan semprotan spermaku didalamnya.. “aahahhchhhhh ommmm aku ahhhhh” jeritnya… ginapun hanya tersenyum melihat ulah adiknya yang sedang dalam titik puncaknya.
    Setelah beberapa saat kurapihkan pakaian kedua gadis kembar ini, kurapihkan rok mereka, lalu kukancingkan kembali baju mereka, kujulurkan lagi jilbab mereka menutupi payudara dan vagina yang kini tak mengenakan bh dan celana dalam. “Yuk kita belanja, kita nonton juga yuk, nanti kita lanjut lagi dirumah om yah” kataku genit.

    Gina dan gita hanya tersipu malu. Lalu kedua gadis kembar ini kurangkul dan kuajak kedalam mall sambil dengan nakalnya kuraba payudara mereka yang kali ini dengan mudah kuplintir dari luar pakaian mereka putting yang menonjol dibalik bajunya, namun sengaja ditutupi jilbab mereka agar tak ketahuan, namun buah dada buah dada yang tak disanggah itu tampak lebih menggoda bergoyang goyang dibalik pakaian mereka walaupun sudah ditutupi jilbab, gesekan demi gesekan dan remasan tanganku dipayudara mereka sungguh nikmat, walaupun batang kemaluanku sudah lemas, tapi aku masih ingin menikmati tubuh gadis kembar berjilbab ini.

    Kamipun masuk kedalam mall dan mulai jaga image, gina dan gita jalan disampingku dengan biasa2 saja agar tak terlalu menarik perhatian.. kamipun menuju bioskop dilantai atas dan membeli tiket film, tapi sebelum masuk ke bioskop, gita mengajak kakaknya ketoilet untuk membersihkan sisa2 cairan vagina dan spermaku yang masih membasahi vagina nya.

    Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot Dewasa,Cerita Ngentot ABG,Cerita Sex Sedarah Tante

  • Kisah Ku Mendapatkan Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Ku Mendapatkan Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1534 views

    Perawanku – Aku Dan Tanteku, Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjaWian tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

    Tak sampai di situ saja, kadang tanteku ini senang menggunakan pakaian tidur yg model terusan slim tanpa menggunakan bra & itu sering sekali kulihat saat di pagi hri. Terlebih saya sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan & itu otomatis diwaktu beliau menunduk menampakkan gunung kembarnya yg agak gede & montok. faktor ini dilakukan sebelum dirinya menyiapkan kebutuhan seWilah anaknya, jika om-ku rata rata tak ada di rumah lantaran sering bertugas diluar Wita selama 4 hri.

    Sempat saya melamunkan gimana rasanya seandainya saya melakukan persetubuhan dgn tanteku itu, tetapi hasilnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu bisa terkabul disaat saya sedang menumpang nonton Televisi di rumah tanteku pada siang hri di mana ke3 anaknya sedang seWilah & om-ku sedang bertugas ke luar Wita pada pagi harinya.

    Kejadian itu berlangsung disaat saya sedang melihat Televisi sendirian yg bersebelahan dgn warung tanteku. Kala itu saya mau mengambil roWik, saya langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang posting sesuatu, barangkali menulis barang belanjaan yg dapat dibelanjakan kelak.

    “Tante, Awi mau ambil roWik, nanti Awi bayar belakangan ya!” sapaku terhadap tanteku.
    “Ambil saja, Wi!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yg tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dgn posisi membungkuk.

    Wiarenakan toples roWik ketengan yg bakal kuambil ada disebelah tanteku tidak dengan sengaja saya menyentuh buah dadanya yg kebetulan tidak dengan menggunakan BH.
    “Aduh! hati-hati dong kalau ingin mengambil roWik. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yg sebelah samping kirinya. Tapi lantaran tak menggunakan BH, terlihat dgn terang pentil susu tanteku yg cukup agung itu.

    “Maaf Tan, saya tak sengaja. Begini aja deh Tan, Awi ambilin minyak agar dada Tante tak sakit gimana!” tawarku pada tanteku.
    “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya. Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja.
    “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.

    Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan seWiit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang. SeWiit demi seWiit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan.

    Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku.
    “Awi! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.
    “Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.

    “Jangan… Awi… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.

    Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, Awicok-Wicok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongWik namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk Wietahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya seWiit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi seWiit bengWik, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

    “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan seWiit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah. Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

    “Ah… ahhh.. Awi, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku,
    “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan seWiit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Awi!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku. Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak seWiit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Awi… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.

    Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Wieluarkan di dalam saja, Wi!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya. Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Awi! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang Wik, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.

    Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. nTanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini. Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat seWilah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

  • Kisah Lesbianku Bersama Sang Pramugari

    Kisah Lesbianku Bersama Sang Pramugari


    1240 views

    Cerita Sex ini berjudulKisah Lesbianku Bersama Sang PramugariCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam “Rahasiaku.”

    Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya.

    walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju.

    Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.

    Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,

    “Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah.

    Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.

    Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu.

    Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah.

    Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya.

    Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.

    Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri.

    Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.

    Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku,

    “Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”

    Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya,

    “Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”

    Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,

    “Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.”

    Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.

    Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,

    “Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”

    Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,

    “Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.”

    Dan Vera pun menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.”

    Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria.

    Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan.

    Aku pura-pura kaget,

    “Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku.

    Vera menjawab, “Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.”

    Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,

    “Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”

    Dan Vera menjawab, “Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.”

    Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.

    Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya.

    Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksa baju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku.

    Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.

    Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku.

    Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar.

    Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku.

    Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.

    Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa.

    Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera.

    Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria.

    Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.

    Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku.

    Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria.

    Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah.

    Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.

    Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya.

    Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu.

    Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.

    Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi.

    Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera.

    Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.

    Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia.

    Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis.

    Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.

    Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria.

    Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kisah Model Majalah Porno – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Model Majalah Porno – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1453 views

    Perawanku – Saya adalah seorang model sebuah majalah porno di Singapore. Yah, seperti yang kedengarannya, bekerja di majalah porno sebagai model tidak membutuhkan baju yang bagus dan make-up yang tebal. Yang penting adalah menjaga tubuh agar tetap seksi juga perawatan wajah. Aku tidak perlu ke Singapore untuk difoto, karena di Jakarta juga terdapat studio foto untuk mengambil gambar model-model dari Indonesia yang kemudian dikirimkan dan diterbitkan di Singapore.

    Mungkin anda heran, bagaimana saya dapat terjun dalam dunia seperti itu. Baiklah, akan saya ceritakan masa lalu saya. Pada saat usia saya menginjak 16 tahun, kedua orangtua saya meninggal dalam kecelakaan. Saya sangat terpukul dengan kejadian itu. Pada saat itu saya sangat bingung dengan keadaan ini, karena saya tidak tahu harus kemana. Saya tidak punya keluarga lain selain keluarga saya sendiri, sementara saya adalah anak tunggal.

    Namun tidak lama kemudian, teman bisnis ayah saya, anggap namanya Pak Mori, berusia sekitar 50 tahun, datang menawarkan saya untuk tinggal di apartemennya dan beliau berjanji akan membiayai sekolah saya sampai saya lulus SMA. Dalam keadaan bingung, akhirnya saya menerima tawaran beliau. Saya lalu tinggal di apartemen beliau, hanya berdua dengannya.

    Beberapa bulan kemudian saya tinggal dengannya, tiba-tiba pada suatu malam, Pak Mori masuk ke dalam kamar saya. Saat itu saya baru saja masuk kamar dan belum sempat menguncinya. Saya kaget karena beliau tidak mengetuk kamar saya dulu, dan pada saat itu saya hanya mengenakan daster kuning polos yang tipis. Di dalamnya saya tidak mengenakan BH dan hanya mengenakan CD saja. Sejenak Pak Mori terkesiap melihat saya, namun beliau kemudian mendekati saya. Spontan saya memeluk bantal untuk menutupi dada saya.

    Pak Mori lalu berkata kepada saya, “Sally, tolong Bapak, Nak, istri Bapak sudah lama meninggal, Bapak sudah lama tidak dilayani. Bapak tidak minta macam-macam. Bapak hanya minta agar Sally bersedia melayani Bapak.”
    Wajahnya terlihat sayu dengan keringat di dahinya. Saya tidak tega melihatnya. Saya pikir beliau telah baik mau membiayai sekolah saya. Lagipula keperawanan saya telah hilang sejak saya masih kecil ketika jatuh dari sepeda.

    Pak Mori terus memandang dan menunggu jawaban saya, sedangkan saya tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian Pak Mori meraih bantal yang saya peluk untuk menutupi dada saya dan meletakkannya di tempat tidur. Kemudian beliau diam dan memandang saya.
    Melihat saya diam, beliau lalu berkata, “Kalau Nak Sally diam, Bapak rasa jawaban Sally ‘iya’.”
    Beliau masih memandangi saya. Tiba-tiba beliau meraih dan memeluk tubuh saya dan mengusap-usap punggung saya.
    “Terima kasih, Nak.” beliau berkata sambil menatap hangat pada saya.

    Setelah itu beliau mulai menciumi kening saya dan kedua pipi. Lalu menjulurkan lidah sambil mencium telinga dan bibir saya. Kubalas ciumannya, lidahnya bermain liar di dalam mulut saya, begitupun saya. Tangannya yang dari tadi memeluk punggung saya mulai turun mengelus-elus pantat dan meremasnya. Kemudian kepalanya turun ke leher saya, menciumi dada saya yang masih tertutup daster kuning. Saya mulai terangsang. Apalagi ketika mulutnya berhenti di puting saya yang hanya ditutupi daster kuning polos yang tipis itu. Beliau mengulum dan menggigit puting saya itu.

    “Uuh.. aahh.. Pak.. Uh..!” saya sudah tidak kuat lagi.
    Geli rasanya dada ini dipermainkan seperti itu oleh Pak Mori. Spontan saya membuka 4 kancing daster yang terletak di depan itu, dan terlihatlah kedua bukit kembar saya yang montok itu, berukuran 36B dengan puting berwarna pink gelap dan mencuat menantang ke wajah Pak Mori. Beliau langsung melumatnya, menggigit kecil, kemudian memasukkan semua ke dalam mulutnya. Ternyata mulut Pak Mori lebar juga, buktinya bukit dada saya yang 36B masuk semua ke dalam mulutnya.
    “Aduuh.. Pak, geli ah.. enaa..gh..!” saya meraung-raung keenakan.

    Pak Mori menurunkan daster terus ke bawah dan sambil menciumi perut saya yang rata karena sering sit-up itu. Tangan kirinya bergerak menurunkan daster, dan tangan kanannya mengelus-elus pantat dan paha saya yang mulus. Setelah daster turun semua, tangan kirinya mengangkat kaki kanan saya dan melipatnya ke atas tempat tidur. Lalu beliau berjongkok dan tangan kirinya membuka sebagian kain CD yang menutupi bukit kemaluan saya. Seketika itu langsung terlihatlah bukit kemaluan saya yang bulu-bulunya sedikit itu, sehingga beliau tidak perlu susah-susah menjilati kelentit saya.

    “Oohh.. Pak.. enaakk..!” kata saya sambil memegangi kepalanya.
    Saya tidak perduli lagi siapa dia. Pak Mori terus menjilati kelentit saya dan memasuki satu jari tangan kanannya ke dalam vagina, dan menggerakkannya keluar masuk. Saya betul-betul keenakkan. Saya menggerakkan pantat turun naik mengikuti gerakan jarinya itu. Tiba-tiba sesuatu meledak dalam diri saya.
    “Aaa..gh.. aku mau kelua.. ar..!” air kenikmatan saya membasahi jari dan mulutnya. Beliau menghisapnya habis.

    Kemudian yang tidak disangka, beliau merobek sebagian kain celana dalam saya yang menutupi bukit kemaluan saya dan kemudian membuka CD-nya. Terlihatlah senjatanya yang besar ditumbuhi bulu-bulu yang sangat tebal. Saya sudah tidak tahan lagi melihatnya.
    “Ooh.. masukkan, Pak, cepat Pak..!” kata saya sambil mengelus-elus bukit kemaluan saya yang telah basah itu.
    Ternyata Pak Mori pun sudah tidak kuat. Beliau langsung menghujamkan penisnya masuk ke dalam vagina saya.
    “Aaah.. sakiit..! Enaaggh..!” kata saya yang mulai merasa nyeri tapi sangat enak di bagian bawah itu.

    Pak Mori menaik-turunkan penisnya dengan cepat. Ternyata melakukan sambil berdiri enak juga. Kedua tangannya meremas-remas kedua payudara saya. Tangan saya pun tidak mau kalah dan meremas-remas kedua pantatnya. Tidak lama saya mendapat orgasme yang kedua, dan tidak lama kemudian beliau pun juga. Akhirnya kami tertidur berpelukan di tempat tidur. Keesokkan harinya, kami melakukannya lagi di kamar mandi. Kami masing-masing orgasme dua kali. Setelah itu saya pergi ke sekolah dan beliau pun pergi ke kantor.

    Sejak itu hidup saya berubah. Kami seperti selayaknya suami istri di dalam apartemen kami. Ternyata untuk orang seusianya, beliau masih sangat kuat melakukannya berjam-jam. Bahkan saya dilarangnya mengenakan baju bila di dalam apartemennya itu. Tapi saya selalu menggodanya dengan hanya mengenakan sehelai kain di tubuh. Misalnya, hari ini saya hanya memakai BH saja, sedangkan bagian tubuh yang lain polos mengoda. Lalu kemudian saya duduk di depannya dengan membuka lebar-lebar selangkangan, sehingga kemaluan saya menantang dirinya. Beliau selalu tidak tahan dan mengajak bermain lagi.

    Besok harinya saya hanya mengenakan CD saja yang berwarna hitam dan bahannya bolong-bolong, sehingga bulu kemaluan yang sedikit itu keluar dan klitoris yang berwarna pink itu juga terlihat bila saya mengangkang, sedangkan payudara saya bergelantungan dengan indahnya di dada. Bila seperti itu, beliau lalu memeluk dan menggendong saya ke tempat tidur sambil mulutnya mengulum payudara dan menarik-narik putingnya. Ini kami lakukan hampir tiap hari seperti selayaknya pengantin baru sampai saya lulus SMA. Namun Pak Mori ini seperti tidak pernah mati kekuatannya untuk melakukan hubungan seks dengan seorang gadis belia seperti saya, dan saya selalu dibuat puas olehnya.

    Suatu hari ketika saya baru selesai mandi, seperti biasa saya keluar dari kamar tanpa menggunakan busana, dan sambil mengeringkan rambut yang masih basah, saya pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tanpa saya sadari, ternyata ada dua orang teman Pak Mori yang bertamu. Mereka berdua terlihat kaget melihat saya yang telanjang bulat itu. Begitu pun saya. Tapi rasa kaget saya tidak saya perlihatkan dan langsung saya pergi ke dapur cepat-cepat.

    Malam harinya ketika hendak tidur, Pak Mori berkata pada saya, “Sally, mau gak jadi model..?” tangannya mengelus-elus puting saya.
    “Model..? Model seperti di majalah-majalah itu..?” tanya saya.
    “Yah, tapi ini berbeda. Begini, teman-teman Bapak yang tadi itu berasal dari Singapore. Yang satu namanya Pak Ramen, yang satu lagi Pak Davis. Pak Ramen sebenarnya orang Indonesia, tapi tinggal di Singapore. Beliau adalah editor majalahnya, sedangkan Pak Davis adalah direkturnya.”

    “Jadi maksudnya majalah Singapore..?”
    “Yah begitu. Mereka berdua setelah melihatmu menjadi tertarik dan menawarimu menjadi model. Tapi kamu tidak perlu ke Singapore. Kamu cukup tinggal di Indonesia, karena studio fotonya ada di Indonesia.”
    “Tapi Sally malu, tadi Sally telanjang di depan mereka.”
    “Em.., begini Sally tidak perlu malu, karena.. eh.. majalah mereka adalah majalah porno.. eh tapi itu terserah Sally, mereka hanya menawari karena tertarik dengan Sally. Kalau Sally tidak mau, itu juga tidak apa-apa.”
    Saya mengerti. Mereka telah melihat tubuh saya dan mereka tertarik. Saya bingung sekali.

    “Honornya lumayan gede lho, Sal. Bapak tidak akan minta kok. Kalau Sally nanti mau, honornya tetap buat Sally, karena kan Sally yang bekerja. Makanya Bapak terserah Sally saja. Kalau mau dicoba saja.” lanjutnya.
    Saya mulai tertarik.
    “Sally harus datang kemana, Pak..?” beliau tersenyum dan memberitahu alamatnya.

    Keesokkan harinya saya datang ke studio foto itu. Tempatnya seperti rumah biasa, cukup besar dengan pagar tinggi yang menutupi rumah tersebut. Seperti bukan kantor atau studio foto. Lalu saya masuk dan bertanya pada resepsionist hendak bertemu dengan Pak Davis. Seseorang mengantar saya ke kantor Pak Davis. Pak Davis terseyum menyambut saya. Ternyata beliau seorang pemuda berusia 30 tahunan. Tidak begitu ganteng tapi di tubuhnya yang putih ditumbuhi bulu-bulu yang lebat. Terlihat dari tangan dan dadanya yang bidang. Namun senyumnya terlihat menarik.

    “Selamat siang, Sally, silakan duduk..!”
    Saya duduk di depan mejanya. Ia pun duduk.
    “Singkat saja, jadi kamu tertarik..?”
    “Iya, Pak.”
    “Jangan memanggilku Pak. Panggil aku Abang saja. Aku sebenarnya berasal dari Indonesia juga. Semua orang memanggilku Bang Davis.” saya tersenyum.
    “Oke, kita kembali ke pokok semula. Begini Sally, untuk menjadi model ada beberapa syarat. Yang pertama, kami harus mengedit tubuhmu dulu.”
    “Mengedit tubuhku..?”
    “Yah, kami harus tahu bagaimana tubuhmu, apa kekurangannya dan kelebihannya. Kekurangannya akan ditutupi, kelebihannya akan ditonjolkan. Jadi nanti bila difoto akan baik jadinya. Mengerti..?”
    Saya mengangguk.

    “Sekarang buka seluruh pakaianmu, aku akan memanggil editor kami, Bang Ramen.” Ia keluar dari ruangannya.
    Saya merasa kikuk. Tapi akhirnya saya buka baju satu persatu sampai tinggal BH dan CD. Tiba-tiba mesuklah Bang Ramen dan Bang Davis.
    “Lho, kok, CD dan BH-nya tidak dibuka..? Tidak perlu malu. Pekerjaanmu nanti tidak memerlukan baju. Kurasa, Pak Mori sudah menjelaskannya bukan..?”
    Saya mengangguk seperti orang bodoh. Lalu membuka CD dan BH saya. Saya memang tidak perlu malu, toh mereka pun sudah melihat saya telanjang bulat di apartemen Pak Mori.

    Setelah telanjang bulat, saya berdiri menantang. Mereka melihat saya tanpa berkedip. Saya tahu ‘adek-adek’ mereka sudah berdiri melihat saya. Tiba-tiba saya merasa percaya diri. Ini merupakan permainan yang menyenangkan. Lagipula saya senang menggoda Pak Mori. Mengapa saya tidak bisa menggoda mereka juga? Saya lalu melepas jepitan rambut dan terurailah rambut saya yang sangat lebat dan indah. Saya berdiri menggoda di depan mereka sambil memainkan sedikit rambut saya di dalam mulut. Bang Ramen mulai mendekat. Ia mengelus tangan saya, lalu pipi. Lalu ia memutari tubuh saya dan mengelus punggung dan pantat saya. Lalu tangannya mulai memegang payudara saya yang 36B itu beserta puting yang mencuat ke depan itu. Lalu ia berjongkok dan mengelus paha dan membuka selangkangan saya. Lalu ia berdiri lagi, tiba-tiba ia mencium leher saya.

    Tangannya meremas-remas kedua payudara saya. Saya mulai terangsang. Lalu tangan kirinya beralih ke selangkangan saya yang sudah mulai basah itu dan berhenti pada klitoris. Ia mengelus-elus klitoris saya. Tangan kanannya mengelus anus saya.
    “Uuhh.. eehh.. ahh..!” tidak sengaja saya meraung-raung, tanpa saya sadari ternyata Bang Davis telah ikutan menghisap puting saya dan tangan kanannya memegang puting yang satu lagi.
    Tangan kiri Bang Ramen dimasukkan ke dalam vagina saya dan bergerak keluar masuk. Kami melakukannya sambil berdiri seperti ketika pertama kali saya melakukannya dengan Pak Mori. Saya benar-benar terangsang.

    Bang Ramen mencium bibir saya dan memainkan lidahnya di mulut saya. Erangan saya tertahan di dalam mulutnya. Lalu Bang Ramen berjongkok dan mencium klitoris dan memainkan lidahnya di sana, namun jarinya masih bermain di vagina. Posisi Bang Ramen digantikan oleh Bang Davis yang mencium dan melumat-lumat bibir saya. Tiba-tiba saya merasa ada yang keluar. Walaupun erangan saya tertahan oleh bibir Bang Davis, tapi mereka tahu bahwa saya orgasme pertama kali dari getaran tubuh saya.

    Lalu Bang Ramen membuka celananya, juga Bang Davis. Penis Bang Ramen sangat besar dan hitam. Bang Davis pun juga besar tapi putih. Masih dalam posisi berdiri, Bang Ramen memasukkan penisnya ke dalam anus saya. Rasanya sakit sekali. Saya mengerang kesakitan, namun tiba-tiba Bang Davis memasukkan penisnya ke vagina. Rintih saya berubah menjadi keenakan. Mereka berdua memainkan penis mereka keluar masuk anus dan vagina saya. Rasanya enak sekali disetubuhi dua pria sekaligus. Permainan kami cukup lama.

    Saya sudah orgasme tiga kali ketika mereka berdua orgasme untuk pertama kalinya. Akhirnya mereka mencabut penis mereka dan merebahkan tubuh mereka di bangku sofa. Sedangkan saya bersenderan pada tembok dan memejamkan mata. Saya merasa lemas sekali melayani dua pria sekaligus. Tiba-tiba Bang Davis memegang bahu saya.
    “Kamu diterima, Sally..!”
    Saya tadinya hampir marah karena untuk diterima saya harus melayani mereka berdua terlebih dahulu. Tapi ketika mengingat kenikmatan yang baru saja saya terima, saya dapat menahan amarah.

    Lalu hanya dengan mengenakan BH saja, saya dibawa Bang Ramen ke sebuah ruangan yang berisi semacam bar di situ. Di dalamnya terlihat banyak wanita yang tidak menggunakan baju sama sekali. Ruangan itu ternyata jadi satu dengan studio fotonya, sehingga model-model yang merasa haus dapat langsung memesan minum di situ. Saya disuruh duduk di bangku bar yang tinggi dan disuruh mengisi lembaran formulir dan lembaran kerjasama. Lalu Bang Ramen meninggalkan saya sendiri di situ.

    Ketika saya sedang mengisinya, seseorang mencolek saya dari belakang. Ketika saya menoleh, terlihat seorang pemuda memandang saya sambil tersenyum. Tanpa basa basi lagi, pemuda tadi mendekatkan wajahnya ke vagina saya dan menjilat klitoris saya. Saya kaget dan ingin menghindar. Tapi bangku bar yang tinggi yang membuat saya kesulitan menapakkan kaki saya ke lantai, sehingga membuat selangkangan saya yang tanpa CD itu terbuka lebar membuat saya kesusahan untuk turun. Pemuda itu tetap menjilati selangkangan saya. Vagina saya yang masih merasa geli akibat serangan Bang Ramen tadi akhirnya basah lagi dan saya mulai merasa keenakan.

    Tidak lama saya orgasme lagi di tempat duduk bar itu, sehingga tempat duduk yang terbuat dari kulit itu menjadi basah oleh cairan kenikmatan saya itu.
    “Salam kenal, Mbak. Saya Roy, model pria di sini. Mbak namanya siapa?” tanyanya kemudian.
    “Sally” kata saya lemas.
    “Nanti kita akan selalu ketemu, dan kita pasti akan melakukannya lagi.”
    Saya tidak sanggup berkata apa-apa lagi dan mulai mengisi formulir itu lagi.

    Tidak lama Bang Ramen datang dan mengambil formulir yang telah saya isi itu. Ia menunjukkan honor saya dan pekerjaan saya. Untuk pertama kali pada hari pertama itu saya difoto bugil di depan banyak orang. Ternyata inilah pekerjaan baru saya. Menyenangkan sih, asal tidak hamil saja. Karena ketika difoto berpasangan, tidak jarang kami menyatukan alat kelamin kami, sehingga fotonya lebih bagus dan tidak terlihat kaku.

    Kadang-kadang saya juga main dengan Bang Ramen atau Bang Davis atau kedua-duanya. Namun di rumah saya tetap menjadi ‘istri’ Pak Mori. Itulah pengalaman saya. Foto-foto saya banyak dipampang di majalah porno di Singapore, dan tentu saja tidak dijual bebas. Hanya golongan tertentu yang menerimanya.

  • Kisah Nafsu Janda Mengocok Dan Ngulum – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Nafsu Janda Mengocok Dan Ngulum – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1141 views

    Perawanku – Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..? kataku bercanda.
    Coba aja kalau berani, siapa takut..! jawabnya sambil menirukan iklan di TV.
    Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CDnya, merapihkan rok, blus dan BHnya yang kusut. Sementara saya juga merapihkan kembali celana saya.
    Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.
    Mbak.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi. saya mengingatkan.
    Pasti donk, mana sih yang nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung. canda dia.

    Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Mbak..? godaku.
    Pasti enak kok kalau udah lama. jawab dia.
    Setelah kami semua rapih, Mbak Yati aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri saya untuk mendekap dia dan tangan kanan saya untuk pegang stir.
    Sesampainya di rumah MBak Yati, cuaca masih gerimis. Mbak Yati menawarkan untuk mampir sebentar di rumah.

    Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu. ajak Mbak Yati.
    Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?
    Sampai di dalam rumah Mbak Yati, ternyata Tarno tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Yati, katanya Tarno hari ini tidak pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.
    Vi, ternyata Tarno malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Tarno. pinta Mbak Yati sambil senyum penuh arti.
    Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Yati.
    Nggak mau kalau tidur di kamar Tarno, aku takut sendirian. godaku.
    Emangnya takut sama siapa..?
    Ya takut kalau Mbak Yati nanti nggak nyusul ke kamarku.
    Ssstt..! Jangan keraskeras, nanti ada yang denger. Mbak Yati cemberut, takut kalau ada yang dengar.

    Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Tarno, kalau nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..! saya purapura merajuk.
    Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak saya kunci kamarku. bisik Mbak Yati pelan.
    Siip dach..! aku ceria dan langsung pergi mandi.
    Habis mandi, badan saya terasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, purapura tidur. Tetapi di dalam kamar saya membayangkan apa yang akan saya lakukan nanti setelah berada di kamar Mbak Yati. Saya akan bercinta dengan orang yang sudah bertahuntahun saya idamkan.

    Jam di kamar saya menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kirakira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yang terakhir nonton TV setelah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya keluar purapura pergi ke kamar mandi. setelah benarbenar sepi, saya mengendapendap masuk ke kamar Mbak Yati.

    Lampu di kamar Mbak Yati remangremang. Mbak Yati tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Yati. Tubuh Mbak Yati yang mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar saya dekap tubuh Mbak Yati yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang menunggu pesawatnya mendarat.
    Mbak Yati saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik, Sudah nggak sabar ya..?
    Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..

    Saya cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, kemudian ciuman saya bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yang mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Yati mendekap erat di leher saya. Tangan saya yang kiri saya letakkan di bawah kepala Mbak Yati untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan saya gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya gunakan untuk meremasremas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Yati sudah tidak memakai BH lagi.

    Eranganerangan lembut Mbak Yati mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerakgerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasanremasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yang cukup baik, karena kekenyalan susu Mbak Yati kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya saya gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Yati juga sudah tidak memakai CD, sehingga kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.

    Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluasluasnya tangan saya untuk membelaibelai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, kemudian saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Ketika lidah saya menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Yati kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.
    Uuuccghh.. Allvii..!

    Tali daster yang menggantung di pundaknya, saya pelorotkan sehingga menyembullah kedua bukit kembarnya yang kenyal, dengan kedua putingnya yang sudah mengacung dan tegang. Saya ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan saya secara bersamaan membelaibelai kedua selangkangannya, yang terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya.

    Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya.
    Jari tengah saya gunakan untuk mebelaibelai bibir luar kemaluannya yang sudah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Yati semakin menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah.

    Lidahku masih menarinari di kedua putingnya yang semakin keras, jilatan lidah saya memberikan sensasi yang kuat bagi Mbak Yati. Terbukti dia semakin erat meremas rambut saya, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.
    Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..
    Saya jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan saya.

    Setelah saya puas menciumi susunya, ciuman saya geser ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Yati sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus saya geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, kemudian ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Yati menggelinjanggelinjang. Saya buka bibir kemaluannya yang merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, terkadang saya hisap klitorisnya.

    Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Yati menjambak rambut saya. Kepalanya menggelenggeleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya semakin tidak karuan, Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..

    Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang keluar dari mulut Mbak Yati semakin kacau. Gerakangerakan tubuh, kaki dan gelengangelengan kepala Mbak Yati semakin kencang. Dadanya tibatiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala saya. Saya mengerti kalau saat ini detikdetik orgasme akan segera melanda Mbak Yati. Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Yati, maka kedua putingnya saya usapusap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tibatiba, Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!
    Saya tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengahengah, Mbak Yati bangun dan duduk.
    Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..! kata Mbak Yati sambil menidurkan saya telentang.

    Gantian Mbak Yati telungkup di samping saya. Tangannya yang lembut sudah mulai mengeluselus batang kemaluan saya yang sudah sangat tegang. Mulutnya yang mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Saya merasa sedikit kegelian ketika dicium puting saya. Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya saya rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal saya. Ternyata Mbak Yati mulai mengocok dan mengulum kejantanan saya. Mbak Yati mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal saya.

    Kepala kemaluan saya dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yang lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki saya terasa ada getaran listrik yang menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh saya. Kepala Mbak Yati yang naik turun mengocok kejantanan saya yang saya bantu pegangi dengan kedua tangan. Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremasremas seluruh batang keperkasaan saya. Seluruh poripori tubuh saya seakan bergetar dan bergolak. Getarangetaran yang menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan saya.

    Getarangetaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan saya menjadi seolah tanggul yang menahan air gejolak. Lamalama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tibatiba saya menjerit.
    Mmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu kkelluuaarr..!
    Mendengar saya mengerang mau keluar, mulut Mbak Yati tidak mau melepaskan batang kejantanan saya, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Mbak Yati menyedotnyedot cairan yang keluar dari rudal saya dengan lahapnya, seakan tidak boleh ada yang tersisa. Batang kemaluan saya dihisaphisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Yati sangat ahli dalam permainan oral.

    Nafas saya sedikit tersengal, badan sedikit lemas, karena seakanakan semua cairan yang ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Mbak Yati.
    Mbak Yati tersenyum puas sambil menggoda, Gimana rasanya..?
    Waduh.., Mbak luar biasa.. jawabku sambil masih terengahengah.
    Nggak kalahkan dengan yang muda..? kata Mbak Yati dengan berbangga.
    Yaa jelas yang lebih pengalaman donk yang lebih nikmat.

    Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Yati memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerakgerak di perut, di paha dan di selangkangan saya, membuat rasa geli di sekujur tubuh. Tangannya kembali meremasremasbatang kemaluan saya. Karena masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan saya langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat batang keperksaan saya dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Mbak Yati kelihatan berseriseri.

    Sambil tangannya tetap mengocoknya, kami saling berciuman. Bibir Mbak Yati yang mungil memang sangat merangsang semua lakilaki yang melihatnya. Ciuman yang lembut dengan usapanusapan tangan saya ke arah putingnya, membuat birahi Mbak Yati juga cepat naik. Putingnya seakanakan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Yati disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerakgerak, pertanda birahinya menggebugebu.

    Saya usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Yati sudah sangat basah. Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya.., pikir saya dalam hati. Mbak Yati menariknarik punggung saya, seakanakan memberi kode agar senjata rudal saya segera dimasukkan ke sarangnya yang sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.
    Ayo dong Vi..! Cepetan, Mbak sudah nggak tahan nich..!

    Alat vital saya sudah semakin tegang, dan saya sudah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Yati yang mungil. Saya sapukan perlahanlahan kepala kejantanan saya di bibir kewanitaannya. Kelihatan sekali kalau Mbak Yati menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yang baru pertama kali main senggama. Setelah menyapukan kepala rudal saya beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya saya masukkan burung saya ke sarangnya dengan sangat perlahan.

    Kedua tangan Mbak Yati meremas pundak saya. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Yati sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan saya ke liang senggamanya. Lenguhan lega terdengar ketika kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Saya diamkan beberapa saat rudal saya terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Mbak Yati merasakan rudal kenikmatan dengan baik.


    Saya pompakan batang kejantanan saya ke liang senggama Mbak Yati dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang batang kejantanan saya, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan saya sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Mbak Yati merancau tidak karuan. Setiap kali tusukan saya penuh sampai ujung, saya kocokkocokkan kejantanan saya beberapa lama, akhirnya saya rasakan kaki Mbak Yati melingkar kuat di pinggang saya.

    Kedua tangannya mencengkram punggung saya, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang, Aaacchh.. aauugghh.. Aallvvii.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!

    Batang kemaluan saya terasa sangat basah dan dicengkram sangat kuat. Merasakan remasanremasan pada rudal saya yang sangat kuat, membuat pertahann saya juga seakan makin jebol dan akhirnya, Ccrroot.. croot.. crrot..! saya juga keluar.

  • Kisah Ngentot Bu Kost Nikmat – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Ngentot Bu Kost Nikmat – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1376 views

    Perawanku – Pagi itu kulihat Bu Yeyen sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih sekal, wajahnya segar dan cukup cantik. Rambut dan beberapa sudah terselip uban.

    Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang wanita setengah baya yang sedang kukagumi. Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai wanita yang jauh di atas umurku.
    Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihatku dari luar sana. Bu Yeyen mengenakan kaos singlet dengan BH putih dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat bahunya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Pak Yuda suaminya yang karyawan swasta.
    Memang Bu yeyen kegiatannya lebih banyak di rumah kerana tidak aktif sebagai pegawai,justru kerena itu ia lebih banyak waktu untuk mengurus dirinya. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 3 orang mahasiswa sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya.

    Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri. Bu Yeyen telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku , aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan BU Yeyen yang melakukannya…

    Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Bu Yeyen sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya.

    Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku.
    “Masuk..!” kataku. Tak berapa lama kulihat Bu Yeyen sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang,
    “Bagaimana D? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.
    “D mau dibikinkan susu panas?” tanyanya.
    “Terima kasih Bu, D sudah sarapan tadi,” balasku.”Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk.Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku.

    Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.
    “D kakimu mulus sekali ya.”
    “Ah.. Bu bisa aja, kan kulit Pak Yuda lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.
    ” D, Ibu jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
    “Jangan Bu, nanti Bapak marah..”Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Bu Yeyen sebagai Wanita sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku.

    Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat kemaluanku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata dibalik baju mandinya Bu Yeyen tidak mengenakan celana dalam sehingga bulu memeknya terlihat,tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yang hitam dan mengunung itu. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

    Bu Yeyen membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku.

    Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya . Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.
    Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
    “D kau cakep sekali..” dia memujaku.
    “Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perjaka..?” aku mengangguk lemah.Memang aku masih perjaka, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan.

    Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Bu Yeyen induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku. Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperjakaan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak.

    “Bagaimana D? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapanya.
    “Bu… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, payudaranya yg putih dan mulai kendur nampak bergelantungan minta disentuh,sedangkan memeknya yg menggunduk nampak merekah diantara kedua pahanya sangat mulus.

    Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat kontolku telah mengkilat lembab penuh air mani, bonggolnya mengeras sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan dimasuki.

    Bu Yeyen membungkuk dan mulai memasukan kemaluanku dimulutnya….nyyeerrr…darahklu berdesir merasakan hangatnya mulut Bu Yeyen yg mengulum batangku.
    ” OOouuhhkk,…Buuuu….” rintihku sambil mencengkram rambutnya tanpa sadar. Ia semakin agresif menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku semakin menggeliat geliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah kepala kontolku, kupegang kepalanya makin erat seolah ingin Bu Yeyen memasukna kontolku ke seluruh tenggorokannya. Bu Yeyen seolah olah mengerti,sambil tak henti henti menyedot dan menjilat kontolku,dikuluumnya kontolku dalam dalam hingga terasa dinding tenggorokannya menyentuh kepala kontolku,dan aku semakin merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas kepala kontolku yang makin membengkak.

    Karena kenikmatan itu, tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Bu Yeyen melakukan sedotan kecil di liang kontolku, kadang disedot kencang, kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, “Buuu… aduh.. Buuu… D mau keluar….” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan kuluman di kontolku.

    Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang gemuk itu kemulutku.
    ” Gantian ya D.. aku ingin kau jilat kemaluanku.” Kutangkap pantatnya, terasa empuk dan hangat dalam pelukanku. Bu Yeyen sudah terlentang dengan membuka kedua pahanya selebar lebarnya,sehingga lubang memeknya yg coklat kemerah merahan nampak terbuka dihadapanku, dan posisiku segera membungkuk siap untuk menjilat kelaminnya.

    Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya.
    Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke sisi memeknya yang mengkilat berkali-kali.
    “Ahhh… Enak sekali D…” dia berdesis. Kemudian kujilat klitorisnya dan kusedot-sedot dengan lidah sedangkan lubang kemaluannya kuelus dengan jariku.

    Suara desahan Bu Yeyen membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah mengangkang di atas tubuhnya, memeknya berlendir yg merah melongo persis di depan depan kontolku.
    ” Bu, D masukin dikit ya Bu, D pengen sekali.” Dia hanya tersenyum.
    “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya. Kupegang kemaluanku, kutempelkan pada bibir kemaluannya, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanku kumasukan dalam lubangnya, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluanku, ujung kemaluanku masih menancap dalam lubang vaginanya. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam kepala kontolku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

    Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu di bibir dalam klitoris dan bibir dalam memeknya yg lembut dan hangat, sangat besar terasa menggeser kepala dan batang kontolku yg tergenggam erat oleh memeknya. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam, kenikmatan terasa makin dalam, separuh batang kemaluanku sudah melesak dalam kemaluannya. Kutekan seluruh pantatku sehingga terasa seluruh bonggolku menacap sepenuhnya di dalam memek bu Yeyen…terasa kenikmatan yg belum pernah kualami menyerang seluruh syaraf batang kontolku….aku hanya merintih sambil merebahkan seluruh tubuhku diatas tubuh Bu Yeyen yg segera menciumi mulutku sambil mendekap tubuhku erat sekali….

    ” OOooouhhh,,,,Bu,….eeennnak sekaliii……” rintihku lemas,sementara Bu Yeyen menyambut pantatku sehingga terasa kontolku semakin dalam dan sesuatu ditubuhku seolah olah akan meledak….

    Aku diam sejenak menikmati nikmatnya lubang hangat dan lembut yg menggenggam erat kontolku,lalu..,kukocokkan kemaluanku naik-turun, ternyata terasa amat nikmat sehingga aku hanya mampu mendesis desis. Jepitan kemaluannya cukup ketat dan menggenggam erat batang kontolku.

    Kulepas kembali…kumasukan lagi..kulepas…,kumasukan lagi..begitu berulang ulang…

    “Oh.. D kau hebat, Tusukanmu nimat sekali.” Kudengar Bu Yeyen mendesis-desis, payudaranya kuremas-remas dan membuatnya semakin merintih-rintih ketika dalam tusukanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga memek Bu Yeyen sudah kemabali sepenuhnya ditanami batang kontolku,sungguh kurasakan kenikmatan yang meledak-ledak.

    Dari posisi telungkup semakin kurubuhkan badanku di atas badannya, susunya semakin menempel didadaku sehingga terasa amat lembut, perutku melekat pada perutnya. Kudekap Bu Yeyenerat-erat. Tangan kiri Bu Yeyen mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda hangat kenyal dan besar menggenggam erat dan mengocok ngocok kontolku dari bawah.

    Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan yg tadinya kecil terasa semakin keras,aku berusaha mempertahankan diriku ,namun… dalam lenguhan yg panjang aku mengejang..dan akhirnya meledaklah kontolku mengeluarkan cairan mani yg banyak membasahi memek Bu Yeyen.
    ” AAAooouuuhhhkkk….Buuuuuu………” aku mengejang sejadi jadinya merasakan nikmat yg tak terhingga yg menguasai kontolku.

    Kutekan kontolku memenuhi memeknya, kedutannya keras sekali, nikmat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vaginanya terasa keluar cairan hangat, membasahi batang kontolku,lalu beberapa kali terasa kedutan kedutan kecil mulut dan dinding memeknya meremas remas batang kontolku.
    “OoohhhD…..Ibu juga keluaaarrrr ssssaaayaaangghhhh….…” Bu Yeyen juga juga mengejang,pantatnya ditekan keatas seolah ingin memasukan seluruh batang kontolku di memeknya, matanya nampak merem melek sementara mulutnya setengah terbuka. Urat urat lehernya terlihat mengeras menerima ejakulasinya,sementara punggungnya melengkung lengkung seperti udang sambil memelukku erat erat,ia telah orgasme pada saat yang bersamaan denganku. Rupanya dia terangsang dengan orgasmeku,sehingga ketika tadi aku mengejang dan menyepak nyepak sepeerti sekarat, Bu Yeyen juga merasakan hal yg sama sehingga mengeluarkan air lendir dari memeknya.

    Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluanku masih menyesaki vaginanya. Kurasakan kontolku masih berkedut kedut dan makin lama makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

    Bu YYeyen cuma tersenyum mamandangku….
    ” Gimana D ? ” Enak ??? ”
    Aku tersenyum malu,dan ketika dirasa kontolku mengecil,aku segera turun dari tubuhnya. Pagi itu keperjakaanku hilang oleh memek tua Bu Yeyen yg empuk,tapi aku tidak menyesal.

    Cerita Sex Bu Kost,Ngentot Ibu Kost,Cerita Sex Terbaru

  • Kisah Ngentot Dengan Mba Susan Yang Menawan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Ngentot Dengan Mba Susan Yang Menawan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1409 views

    Perawanku – Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising.

    Dan dengan ketekunan dan semangat saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
    Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilik perusahaan tersebut. Ibu Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda yang menjadi anak buahnya di Gokil Advertising. Daftar Poker

    Karena prestasi kerja saya yang baik, kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang benar-benar mengubah hidup saya!
    Pada suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkarkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
    “Aduh, kog punggungku gatal ya?”

    Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
    Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
    “Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?”
    Saya mengangguk dan berusaha membuang pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..
    Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan.

    “Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Susan.
    Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
    “Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
    Dia langsung membuka blazernya, sehingga tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang.

    Saya menggaruknya tetap tidak mau keras dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.
    Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
    “Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”
    Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.

    Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tubuh dan terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yang langsung menggebu.
    Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain, selain suaminya.
    Karena Dia duduk membelakangiku yang berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali melenguh,
    “Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
    Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang kemaluanku ke pungungnya dengan lembut.
    Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.

    Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, “Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
    Tanganku, kuusapkan dengan lembut di sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan.

    Beberapa kali tanganku mengitari sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut,
    “Dik Uki.. emm.. eemm..”
    Dengan perlahan aku membalikkan badan Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan, sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bukit kembarnya.

    Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lembut, kepalanya sudah menengadah ke atas, dan tatapan matanya.
    Waduh, jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lembut, kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya. Dia memberikan reaksi dengan mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya, dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku.
    Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dengan lembut. Aku menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya.

    Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
    “Mmm.. uhh..”
    Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah payudaranya yang padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi lehernya dengan sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya semakin menikmati gaya permainanku.

    Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.
    Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
    “Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
    Blousenya yang masih menempel di pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai mengeras.

    Tanganku mengusap punggungnya dengan perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya. “Click” sekali jentik langsung terbuka pengait BH-nya.
    Dengan pelan kuturunkan tali BH yang ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.
    Woow, terlihat pemandangan indah sekali, dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebeleh bawah dengan tangan kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara, tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya.

    Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.
    Dan reaksinya,
    “Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
    Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.
    Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
    Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak.
    Ketika mulutku terlepas dari susunya, Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang. Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang, Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang kegelian, dan mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan, terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku sangat kacau.

    Puas dengan permainan perut, Dia kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CD-nya. Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku.
    Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada yang tidak terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat bulat dan berisi.

    Dia telentang di atas meja di hadapanku, aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut, kuusap payudaranya dengan lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku dengan erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut.
    Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
    “Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
    Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.

    Dengan perlahan kedua kaki Dia mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya. Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya, sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk menyentuh tanganku semakin tinggi.
    Kubelai rambut kemaluannya yang lembut, tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan.. “Uuhhgh”, lenguhan Susan kenikmatan.
    Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.

    “Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
    Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang memakai lipstik yang sedang merengek.
    Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
    “Uugghh.. uughhg..”
    Kumasukkan dengan pelan batang kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekan-gesekan yang pelan tersebut membuat erangan Dia semakin tidak beraturan.

    Untuk melayani tipe seperti Dia ini, kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan
    Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
    “Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”
    Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
    Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku, kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
    Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.

    Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis..
    “Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
    Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap dengan gaya 5:1.
    Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
    “Sebentar Bu!” kataku.
    “Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
    “Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
    Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau pecah.
    “Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”
    Dia memegang erat tubuhku dan
    “Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
    Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.

    “Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
    Aku sangat puas malam itu, karena aku tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
    Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing.

    Dan sebelum pulang aku mendapat tugas baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Dia,
    “Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
    Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.
    Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling menjaga rahasia.
    Dan kalau pagi hari, Dia kembali memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah selangkanganku.

    Untuk lebih mengakrabkan hubungan kerja di kantor, teman-teman kantor mengadakan acara pergi bersama ke tempat santai, yaitu di daerah pegunungan yang berhawa dingin. Semua teman-teman kantor pada ikut, tidak terkecuali Dia.
    Namun aturannya, bahwa semua karyawan dan karyawati harus ikut dan tidak boleh bawa pacar, biar lebih bebas (pada saat itu kami semua belum berkeluarga, kecuali Dia tentunya). Hanya Dia saja yang diperkecualikan untuk membawa keluarga (dalam hati aku sangat kecewa, karena tidak bisa bebas mendekati Dia, karena takut ada suaminya).

    Pada hari Jum’at sore, setelah selesai tutup kantor, kita semua sudah berkumpul di kantor untuk berangkat ke Puncak. Semua yang berangkat ada 17 orang cowok-cewek termasuk aku, dan Dia bersama suaminya dengan membawa 2 anak kecil, yang ternyata keponakan Dia. Dalam hatiku kejengkelan bertumpuk, karena Dia sudah bawa suami, tambah keponakan lagi, wuaahh repot, pikirku saat itu. Untuk membawa ke Puncak, sudah dipersiapkan tiga mobil Panther yang dipakai oleh karyawan dan satu Kijang yang dipakai oleh keluarga Dia, masing-masing mobil sudah disediakan supir.
    “Kalau
    3 mobil nggak cukup, satu orang boleh dech ikut saya, atau biar Dik Uki
    saja yang ikut mobil saya”, kata Dia kepada teman-teman, matanya sambil
    melihatku.

    “Cerdik juga boss yang satu ini”, pikirku, dan sangat halus sekali triknya.
    Agar Dia tetap dekat denganku, tapi tidak terlalu mencolok, makanya pura-pura menawarkan tetapi langsung menutup penawaran kepadaku.
    “Ayo siapa yang ikut mobil Dia, biar aku yang di Panther aja”, kataku pura-pura menawarkan kepada teman-teman, karena aku tahu, pada tidak ada yang berani satu mobil dengan Dia, rata-rata mereka pada sungkan.
    “Udah dech, biar Uki aja yang ikut, sekali-kali kita kerjain, biar tahu rasa, gimana rasanya satu mobil dengan Dia, mungkin sampai di tempatnya UKi sudah tegang nggak bisa bergerak”, kata Nancy temanku sambil tertawa kecil mau mengerjai aku.
    “Ya bener, sampai di tempat aku bisa tegang, tapi bukan tegang karena sungkan, tapi tegang karena nggak tahan aja berdekatan dengan Dia”, kataku dalam hati, dan yang tegang hanya tertentu saja, tidak seluruh badan.

    “Jangan aku dong, yang cewek aja”, pintaku berpura-pura.
    Tapi teman-temanku langsung lari berebut mobil masing-masing, an akhirnya aku jalan juga ke mobil Dia, dan sekali lagi pura-pura mengumpat mereka.
    Suami Dia hanya senyum-senyum melihat kelakuan kami. Oh ya, aku belum kenalin sama suami Dia. Namanya sebut saja Pak Jimmy, orangnya besar, gagah dan ganteng (kata teman-teman cewek) dan agak pendiam. Wajahnya mirip dengan Rudi Salam. Pak Jimmy duduk di jok depan dengan supir. Sedangkan Dia, kedua keponakan yang masih kecil dan aku duduk di jok tengah. Jok belakang penuh dengan perbekalan.

    Begitu aku duduk di mobil, pertama yang kulakukan adalah mempelajari situasi mobil. Posisi kaca spion, dan posisi duduk supir dan posisi duduk Pak Jimmy. Sekiranya memungkinkan untuk melakukan serangan awal terhadap Dia. Dan ternyata masih memungkinkan kalau hanya sekedar serangan-serangan ringan. Sorry agak kampungan sedikit melakukan serangan ringan di mobil, habis kukira siapa pun akan sayang membiarkan tangan ini tidak bersinggungan dengan kemulusan tubuh Dia yang memang sintal, padat dan berisi.

    Di perjalanan, Pak Jimmy banyak membaca buku, jadi tidak banyak pembicaraan kami dengan Pak Jimmy. Dia duduk di sebelah kanan, aku duduk di sebelah kiri, dan kedua keponakan duduk di antara kami. Sehingga kami cukup leluasa kalau hanya melakukan cubitan-cubitan kecil di pinggang Dia, kadang sedikit elusan di pantatnya, maupun pinggangnya. Tapi sebaliknya, tangan Dia terkadang juga memberikan cubitan halus di pinggangku. Dan setiap kali aku dicubit, rudalku langsung sudah siap mencari sasaran (maklum usia masih dalam taraf Pandangan Hidup!Baru memandang sudah hidup).

    Setiap kali kusentuh pinggang atau pantatnya, kelihatan Dia agak menghela nafas, dan wajahnya menunjukkan sedikit tegang. Memang kuakui kalau Ibu Susan itu tegangan tinggi juga. Tidak ada yang istimewa yang perlu diceritakan dalam perjalanan, karena jarak kantor kami dengan Puncak tidak lebih dari 50 km, sehingga perjalanan cukup ditempuh tidak lebih dari 40 menit.

    Menjelang Maghrib kami semua sudah sampai di Hotel, setelah mandi dan istirahat sebentar, malam kita gunakan untuk bercanda ria dan menikmati santap malam Kambing Guling. Kami semua menikmati acara tersebut, kecuali Pak Jimmy.
    Dengan alasan mengantuk, maka Pak Jimmy tidak ikut bersama-sama dengan kami.
    Dia lebih suka makan di kamar dan akhirnya tertidur. Tinggallah kami semua dan Dia bercanda ria.

    Setelah selesai makan, kami berpencar berkelompok-kelompok. Ada yang bercerita berkelompok, ada yang jalan-jalan menikmati malam, dan ada yang sekedar memainkan gitar, dengan lagu-lagu tahun 70-an.
    Dia memberi kode ke aku untuk mendekat, dan dia berbisik,”Dik Uki, anterin saya jalan ya.”
    “Lha Pak Jimmy?” tanyaku terkejut.
    “Udah dech, nggak usah pikirin Pak Jimmy, dia sudah tidur.”
    “Bu, Pak Jimmy bener sudah tidur?” tanyaku menyelidik.
    “Ya begitulah suamiku, dia lebih suka menyendiri dan pasti dia sudah tidur”, kata Dia.

    Kami berjalan berdua, dan kami saling membisu. Aku masih diliputi perasaan takut kalau suaminya tahu, dan pikiranku terus berputar, kuajak kemana ibu Susan ini.
    “Kalau tahu kita berdua gini, gimana Bu”, tanyaku memecah kebisuan.
    “Dik Uki nggak usah takut, dia percaya kok sama kamu, dikirain kamu kan masih kecil, masak mau ngapa-ngapain sama aku.”
    “Ya masih kecil, tapi si kecil ini kan sudah bisa gede, dan bisa membuat anak kecil”, jawabku menggoda.
    Dia hanya terseyum dan mencubit pinggangku. Kutangkap tangannya dan kutarik badannya, sehingga kami jalan berdekapan.

    Aku berjalan di sebelah kiri Dia, sehingga tangan kananku dengan leluasa mendekap pundak Dia, untuk melindungi dari hawa malam yang cukup dingin.
    Kami berdua berjalan, aku tahu betul liku-liku jalan di Puncak ini, maka kubawa Dia di tempat yang sangat aman. Kudekap badannya, kubelai-belai punggungnya, sambil sesekali kucium telinganya. Perempuan cantik ini mendesah mengeratkan dekapannya ke tubuhku.

    Tangan kiriku mengusap-usap buah dadanya yang kenyal dan padat di balik baju sweaternya, dan sedikit kuremas, sedangkan tangan kananku untuk meremas pantatnya yang bundar dan padat. Ciumanku berkali-kali kudaratkan pada tengkuk dan belakang telinganya. Turun ke pipi, dan akhirnya kami saling berhadapan dan berdekapan. Kuciumi dengan halus pipinya, turun ke bibirnya. Kukulum lidahnya, dan bibir kami saling berpadu. Nafas kami berdua sudah mulai tidak beraturan.
    Kedua tanganku kudekapkan erat di punggung Dia, tangan kiriku kugunakan untuk mendekap pantatnya dan sedikit kutekan, sehingga kekenyalan batang kemaluanku dapat dirasakan oleh kewanitaannya, dan aku mulai geser-geserkan kemaluanku di kewanitaannya. Sedangkan tangan kananku kutelusupkan di bawah sweaternya, untuk mengusap kulit punggungnya yang halus, lembut dan sudah mulai hangat oleh birahi.

    Udara malam semakin dingin, tetapi badan kami berdua sudah semakin panas.
    Kami berdua sudah tidak tahan untuk tidak menyelesaikan permainan ini, karena serangan-serangan awal sudah dimulai sejak tadi sore, ketika dalam perjalanan.
    “Dik Uki kita cari tempat yang enak aja Dik”, bisik Dia sambil mendesah menahan birahi.
    “Nanti kelamaan, Bu? gimana kalau Pak Jimmy bangun?”
    “Dik Uki tenang saja, suamiku itu kalau tidur lama kok, dan nggak pernah bangun, dan nanti seandainya bangun, gampang kok aku cari alasan.”
    “Oke dech Bu, yuk kita jalan.”

    Aku bimbing Dia ke arah hotel yang dekat. Aku tahu persis tempat di sini yang nyaman buat bossku yang cantik. Hanya lima menit perjalanan kaki kami sudah sampai di hotel yang mungil, tapi sangat bersih dan aman. Kami memesan kamar yang nyaman. Petugas receptionist sepertinya mengerti benar kebutuhan kami. Tidak banyak pertanyaan dan langsung mengantar ke kamar yang kami maksud.
    Di dalam kamar, setelah pintu kami kunci, Dia langsung melepaskan baju sweaternya. Sehingga tinggallah kaus singlet yang tipis dengan belahan dada agak lebar. Dipadu dengan celana jeans ketat di bawah lutut, sehingga pinggulnya kelihatan sangat bundar dan padat.
    Kami berdua langsung berdekapan. Nafas kami berdua sudah memburu. Wajah Dia agak menengadah, menunggu ciuman. Matanya sedikit terpejam dan bibirnya yang tipis sedikit terbuka. Kulumatkan bibir tipis yang sedikit terbuka. Kuhisap lidahnya, kumainkan lidahnya dengan lidahku dan kueratkan dekapanku di punggungnya.

    Lama kami menikmati ciuman itu. Baru setelah aku puas menikmati bibir yang tipis, kugeserkan mulutku turun ke lehernya. Aku sangat menikmati ciuman di leher ini. Karena menurutku leher Dia itu sangat seksi.
    Lehernya agak tinggi, dengan kulit yang mulus, dan padat berisi. Sehingga lidahku menari-nari di lehernya.
    “Uhf.. uuhh.. sstt, Diikk Uki, awaas hati-hatii, janggann sampai membekas..”
    Nafas Mbak Tatik mulai tidak teratur. Dia ini kalau penampilan luar sangat anggun dan tenang, tetapi kalau birahinya sudah mulai naik, dia bisa sangat liar, meskipun tidak sampai teriak-teriak. Dan bossku ini memiliki tegangan sangat tinggi. Baru disentuh sedikit saja, nafasnya sudah tidak karuan.
    “Mmeemm, jangan khawatirr.. Buu”, jawabku menenangkan.
    Ciumanku sudah mulai turun ke sebelah atas dari buah dadanya. Kuciumi ke dua buah dadanya yang ranum, meskipun masih terhalang kaos dan BH. Dia semakin menengadah, dan kepalanya mendongak ke belakang, dengan mata terpejam, dan mulut masih bergumam.

    “Emm.. uugghh.. Diikk Ukii.. uugghh..”
    Kelihatannya Dia sudah mulai tak sabar, dia lepaskan sendiri singletnya, kemudian BH-nya juga dilepaskan sendiri. Sehingga dengan jelas kedua bukit bundar, kencang, dengan kedua putingnya yang bulat kecil berwarna coklat yang sudah tegak. Kedua susunya bergoyang-goyang sebagai akibat goyangan badannya yang mulai terangsang hebat. Tiba-tiba tangan kanannya memegang kemaluanku yang dari tadi sudah tegak, dan meremasnya karena sudah gemes.
    “Uuhh, mm.. janngan kenceng.. kenceng dong umm, Sakiitt.. mm”, teriakku masih sambil menciumi perutnya.
    “Sstt.. ggeemess kok.. Diik.. ugghh..”
    Karena Dia sering menggerak-gerakkan badannya ke belakang, dan sering mendongak, maka susunya terlihat bergoyang-goyang, tapi aku harus menahan badannya dengan kuat supaya tidak jatuh ke belakang. Kuhela Dia dengan kedua tanganku, dan Dia mendekapkan kedua tangannya di leherku, dia tersenyum menggoda, kucium susunya, dan sekali lagi dia menggelinjang.
    Kutidurkan Dia dengan perlahan di atas ranjang. Dia masih memejamkan matanya. Kucium sekali lagi bibirnya, sambil kuusap pipinya dengan tangan kananku. Aku masih menikmati bibirnya, tapi tanganku sudah mulai bergeser ke lehernya, turun ke bawah, melingkari lingkaran luar susunya. Kuremas-remas susunya dengan lembut. Dia semakin menggelinjang.
    Tangan kirinya mendekap leherku, dan tangan kanannya menjambak-jambak rambutku. Kedua kakinya bergerak-gerak tidak karuan di atas ranjang, membuat spreinya sudah tidak beraturan lagi.

    Ciumanku kugeser ke leher, dan terus turun ke bawah, kulingkari kedua payudaranya dengan ciumanku. Aku cium payudara kiri, sedangkan payudara yang sebelah kanan tetap kuremas-remas dengan tangan kananku.
    “Uuughh.. hh.. sstt..” desis Dia menahan rangsangan.
    Kuhentikan ciumanku sebentar, karena aku mau melepaskan Jeans-nya. Gila, sepasang kaki indah dibalik celana jeans mulai kelihatan. Kuturunkan perlahan-lahan celana jeans-nya, dan akhrinya CD-nya juga kuturunkan sekalian. Nampaklah kemaluan Dia yang padat berisi dengan belahan indah di tengahnya. Rambut halus dan hitam pekat menghiasi kemaluannya, kontras dengan warna kulit kemaluannya yang kuning langsat.

    Aku kembali menciumi sekeliling pusarnya, dan kumainkan pusarnya dengan lidahku, sementara tangan kananku membelai kedua pahanya, yang padat dan mulus. Kuusap-usapkan dengan lembut kedua pahanya, dan selangkangannya.
    Selangkangan yang kanan dengan jari manis, dan selangkangan kiri dengan telunjuk, kuusapkan secara bersama-sama. Kulingkari sekitar kemaluannya dengan jari-jariku. Aku selalu menghindari untuk menyentuh
    klitorisnya sampai menunggu waktu yang tepat.
    Kedua kakinya bergoyang-goyang tidak karuan, pinggulnya juga bergoyang-goyang naik turun, minta klitorisnya disentuh, tapi aku tetap hanya menyentuh tepian dari kemaluannya dengan lembut. Setelah puas menciumi pusarnya, kunaikkan bibirku kembali menciumi lingkaran susunya, baru setelah puas, bibirku kusentuhkan dengan pentilnya, bersamaan dengan jari tengahku menyentuh klitorisnya.

    Menerima perlakuanku seperti itu, dia langsung menarik nafasnya lega, seakan terpenuhi apa yang diharapkan selama ini, sampai melenguh,
    “Uuugh nikmat Dikk Ukii.. uughh.. enakkghk sekali..hhnn sstt..”
    Bersamaan dengan lenguhan tersebut, Dia mengeratkan dekapannya di leherku, dan tanganku dicepitnya dengan kedua kakinya. Liang kemaluannya telah sangat basah dan sudah sangat merekah, seakan-akan sudah menunggu pisang yang akan dilahapnya.
    Aku masih mengulum pentilnya bergantian kiri dan kanan, sementara ujung jari tengah tangan kananku masih membelai-belai kitorisnya dengan lembut.
    Dalam mengusap klitoris ini harus hati-hati, jangan sampai penuh dengan tekanan, hal ini sangat disukai oleh Dia. Kedua kakinya sudah tidak menjepit tangan kananku lagi, tetapi sudah telentang, sehingga liang kemaluannya merekah dengan lebar, dan tanganku dengan leluasa mengusap klitorisnya dan bibir kemaluannya.

    “Uuughhff.. uugghh eff.. Diikk..Ukii.. eennaakk.. sekalii.. Diikk.. uugghff..”
    Lenguhannya yang manja, dan merengek-rengek semakin menambah naiknya birahiku.
    Aku terus mempermainkan ujung jari tengahku di klitorisnya, dan kurasakan kewanitaannya semakin basah.
    “Diik.. Ukii.. uugghff masukiin, Dik.. akuu sudaah tiidakk tahaan.. uugghhff..”
    Rengeknya dengan memelas, kuhentikan ciumanku dan kuhentikan juga usapan di klitorisnya. Aku berdiri dengan kedua lututku di antara selangkangannya, kuletakkan kedua kaki Dia di pundakku, dengan perlahan-lahan kuusapkan kepala kemaluanku dengan bibir kemaluannya.
    Kelihatannya dia sudah tidak sabar untuk menerima batang kemaluanku di liang kemaluannya, karena kedua tangannya memegang pantatku dan menekan pantatku masuk ke lubang kemaluannya.

    Kumasukkan perlahan-lahan batang kemaluanku memasuki laing kewanitaannya.
    Mulai dari kepala terus perlahan akhirnya sampai mentok habis ke pangkalnya.
    Dia sangat menikmati masukan pertama batang kemaluanku. Pada saat batang kemaluanku memasuki lubang kewanitaannya dengan perlahan, dia sangat menikmati dan mengerang dengan lenguhan yang tak berarti.
    “Uuugghh.. uuhhgghh”,
    seakan-akan merasa sangat lega, bagaikan orang haus di padang pasir, diberi air es yang sangat dingin.
    “Uugghh.. eehh..”
    Kugeser-geserkan batang kemaluanku ke seluruh permukaan liang kemaluannya ke kiri dan ke kanan. Tetap dengan gaya yang khusus buat Dia, yaitu 5:1.
    Pada saat 5 tusukan pertama, di mana hanya setengah batang kemaluan yang masuk ke liang kemaluan, dia menikmati rangsangan yang ada sekeliling permukaan liang kemaluan, maka dia hanya bergumam, “Eeemm eemm.. sstt.. eemm..” namun pada saat 1 tusukan terakhir, di mana seluruh batang kemaluan masuk ke dalam dan menyentuh dasar liang kemaluannya yang menikmatinya dan mengencangkan jepitan lubang kemaluannya ke batang kemaluanku, kedua kakinya menjepit leherku, dan kedua tangannya meremas sprei dengan kencang, dan semua badannya kelihatan mengejang, dan keluar lenguhan berat dari mulutnya

    “Uughh..uugghh.. ennaggk Diikk..Uki.. eennakgg..”
    Kami terus gunakan gaya 5:1 ini berulang-ulang sampai akhirnya..
    “Diikk.. Uki.. akuu suudahh tiidaak kuatt..akuumauu.. keeluuarr..”
    “Seebenntarr.. Buu, aakuu.. juggaa mauu keleuaarr..” jawabku.
    Dan untuk menjaga agar kami tetap keluar bersama, maka aku sedikit kencangkan genjotanku ke liang kemaluannya, dan tiba-tiba.. liang kemaluan Dia bergerak-gerak, menghisap batang kemaluanku. Nah ini yang kutunggu, hisapan dan sedotan liang kemaluannya sangat kuat di batang kemaluanku, dan tiba-tiba..
    “Diikk.. Ukii.. aakuu keluuarr..”
    dan dalam waktu yang bersamaan, batang kemaluanku juga terasa mau jebol dan..
    “Aauughh.. crreett.. creett.. creet”,
    tumpah semua cairan di tubuhku di liang kemaluannya, dan liang kemaluannya masih bergerak-gerak menghisap batang kemaluanku dan memberikan sensasi yang tidak dapat terlupakan.

    Badan kami berdua lemas sekali dan berkeringat. Aku suka sekali melihat badannya basah oleh keringat, menambah keseksian tubuhnya. Kami berdua berdekapan sebentar, dan akhirnya bersiap-siap kembali ke teman-teman.
    Semenjak saat itu tidak ada tempat yang tidak kami coba untuk jelajahi, untuk melepas kerinduan kami “menjelajahi” tubuh masing-masing! Sampai sekarang, saya telah menjadi salah seorang direktur dan mendapatkan saham yang cukup lumayan! Hidup adalah seperti roda, saya telah mengalaminya!

  • Kisah Ngesex Wanita yang ku kentot seharusnya jadi Istri keduaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Ngesex Wanita yang ku kentot seharusnya jadi Istri keduaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1259 views

    Perawanku – Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Rita dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Rita selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

    Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ritaku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.

    “Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
    “Mmaahh, eennaak.. Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh..” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.

    Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Rita, kemudian kaki kanan Rita kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Rita memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas.

    Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Rita mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Oogghh, Maahh, oogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Rita yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot.

    “Paahh.. Mamah enaak lagi, oogghh.. Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Rita yang hangat membara.

    Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Rita merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi.

    “Paahh.. teruuss genjoott.. Paahh..” Rita mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku. “Blleess, shhoott.. bleess.. sroott, sreett crreeckk..” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.

    “Maahh, oogghh.. adduuhh, Yaangg.. emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.

    “Paahh, oogghh, teruuss tusuuk Paahh..” Rita merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Rita nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan.

    Rita memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Rita mendekatkan vaginanya ke mukaku.

    Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Rita melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.

    “Paahh.., ooghh, Paahh.., nikmaatt, yaangg.. teruuss, aduuhh.., oogghh, eemmhh, gilaa.., emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Rita kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.

    Rita adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Rita kembali kuminta telentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremas buah dadanya yang putih padat.

    Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya, “Blleess.” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku. Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Rita ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Rita meringis dan melenguh keenakan.

    “Paahh.. teruuss Paahh.. oogghh, penis Papah eaakk.. oogghh, eemmhh.. emmhh.. aduuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Rita yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.

    “Ooogghh.. Maahh.. oogghh.. Maahh.. ikut goyang dong Sayaang.., ooghh.. Papaahh maauu keluuaarr..” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ritaku sayang.

    Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Rita. “Paahh, aduuhh, bareng yuu.. Paahh.. Mamah mmoo keluaarr lagi”, Rita minta aku menindihnya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya.

    “Ooogghh.. yuu.. baraeeng.. Paahh.. aiiaaogghh.. aduhh.. yuu Maahh.. Paahh..” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Rita, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali.

    Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Rita menggelinjang geli dan melenguh “Paahh.. udaahh.. Mamahh geli..” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.

    Sepulang dari Singapore, aku dan Rita masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitarnya. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Rita telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi istri kedua ku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian.

    Rita sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Rita sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.

    Tanpa terasa hari pernikahan Rita sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia memberitahukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Rita.

    Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Rita yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita.

    Barangkali kalau aku dan Rita hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Rita bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.

    Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Rita hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Rita tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Rita dalam keadaan tidak subur.

    Pada suatu sore, Rita meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.

    “Rit, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.
    Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.
    “Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.
    Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.
    “Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.

    “Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Rita berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.

    Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Rita. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan.

    Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Rita yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku.

    Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Rita menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.

    “Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku.

    Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Rita sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.

    “Ogghh.. Maahh.., isep terus yaang ooghh, aduuhh.. gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Rita semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Rita semakin semangat melumat habis batang penisku.

    “Ogghh, Paahh, enaakk asiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Rita. Aku minta Rita menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.

    “Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo.. keluaar!” Rita menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Rita melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.

    Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Rita. Rita semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Rita telah memuncak ke ubun-ubunku.

    “Paahh.. ooghh.. woowww.. ooghh.. paahh, terus paahh.. enaakk.. paahh lidahnya kayaak kontooll..” Goyangan pinggul Rita semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Rita semakin banyak mengalir. Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Rita yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan.

    Rita terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis. “Paahh.. sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Rita menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.

    Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Rita tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka “bleess”, “Ogghh.. Paahh.. tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu.. oogghh emmgghh.. Paah.. terus goyaang sayaang.. ooghh..” Pantat Rita mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi.

    Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Rita dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Rita yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.

    Cerita Dewasa – Rita membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya. “Paahh.. teruuss doong, Mamaah nikmaa.. ogghh.. teruuss.. sodook sayaang.. ogghh.. Paahh.. aaogghh.. uugghh..” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah.

    Memang setiap senggama sama Rita rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ritaku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.

    “Mmaahh.. ooghh, teruuss goyaang.. oogghh.. Maahh.. Papaahh moo keluaarr.. gila Maahh.. vaginanyaa.. ooghh.. nikmaat.. sekalii..” Aku mulai ribut dan Rita melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.

    Masa bodoh! “Pahh.. emmghh.. oogghh.. Paapaahh.. adduuhh.. Paahh.. adduuhh.. Mamaahh.. mmoo kelluuaarr.. emmgg.. adduhh.. Paahh aduuhh.. Paahh.. adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Rita yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.

    Kuminta Rita telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Rita baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Rita bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah.

    Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Rita sedang tidak subur, karena Rita ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Rita akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Rita nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan?

    “Cepat pah masukan lagi ach.. jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess.., “Ooogghh.. Paahh, enaak.. Paahh.. aaoogghh.. uuhhgg.. uughh.. genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok.

    “Ooogghh.. mmaahh.. nikmaatt.. istrikuu.. sayaangg.. oogghh.. aagghh.. eemmgghh..” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Rita, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleess.. sreett.. blleess.. sreet.., vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua. Rita memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.

    “Ooogghh.. Paappaahh.. emmgg.. oogghh.. aduuhh.. Mamaah moo keeluuarr.. ooghh.. Paahh.. teruuss.. saayyaang, keluuaarriinn barreenng oogghh”,
    “Hayyoo.. Maahh.. oogghh.. hayoo.. baarr.. ooghh.. reenng.. Maahh.. ooghh”, teriakanku tak kalah serunya.

    Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Rita melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya.

    Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Rita selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli.

    Jika Rita sudah terpuaskan dan tertidur, aku rasanya lelaki yang sangat berbahagia di dunia ini.

  • Kisah Nyata Diperkosa Tukang Kebun Bejat- Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Nyata Diperkosa Tukang Kebun Bejat- Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2395 views

    Perawanku – Pada suatu pagi telefon di bilikku berbunyi, dengan malas aku paksakan diri untuk mengangkatnya. Ternyata telefon itu dari Pak Alang, tukang kebun dan penjaga Rumah Rehat kami. Dia menyuruh aku supaya segera datang ke Rumah Rehat, katanya ada masalah yang harus dibincang di sana. Sebelum sempat aku tanya lebih lanjut hubungan telefon terputus. Hatiku mulai tidak tenang saat itu, apakah masalahnya, apakah kecurian, kebakaran atau apa. Aku juga tidak tahu nak bertanya pada siapa lagi waktu itu kerana kedua orang tuaku berada di luar negara. Aku segera bersiap untuk kesana. Tidak lupa aku ajak sama Rina, sahabatku yang sering pergi bersamaku kesana. Sesampainya di sana, kami disambut oleh Pak Alang, seorang lelaki setengah baya berumur 60-an, rambutnya sudah memutih, namun perawakannya masih sehat dan gagah. Dia adalah penduduk orang asli yang tinggal dekat Rumah Rehat ini. Sudah 4 tahun sejak ayahku membeli Rumah Rehat ini Pak Alang diupah untuk menjaganya. MarkasJudi

    Kami sekeluarga percaya padanya kerana selama ini belum pernah Rumah Rehatku ada masalah. Pak Alang mengajak kami masuk ke dalam dulu. Di ruang tamu sudah menunggu seorang lelaki lain. Pak Alang memperkenalkannya pada kami. Orang ini bernama Pak Abu, berusia 50-an, tubuhnya agak gemuk pendek, dia adalah teman Pak Alang yang juga merupakan seorang penduduk orang asli disitu. Tanpa membuang waktu lagi aku terus bertanya mengenai masalah apa sebenarnya aku disuruh datang. Pak Alang mengeluarkan sebuah bungkusan yang dalamnya berisi foto, dia mengatakan bahawa masalah inilah yang hendak dibincangkan dengan aku. Lalu aku dan Rina melihat foto yang ditunjukkan. Betapa terkejutnya kami bak disambar petir di siang hari, bagaimana tidak, ternyata foto-foto itu adalah foto erotis kami yang diabadikan ketika cuti tahun lalu, ada foto bogelku, foto bogel Rina, dan juga foto persetubuhan kami dengan boy friend masing-masing.

    “Pak Alang, dapat dari mana barang ini..?” tanyaku dengan tegang. “Hhmm.. begini Cik Ana, waktu itu saya sedang membersih bilik, saya terjumpa filem negatif Cik Ana bersama Cik Rina sedang berasmara, lalu saya bawa untuk dicuci.” jawabnya sambil sedikit tertawa. “Pak Alang sangat kurang ajar, Pak Alang digaji untuk menjaga tempat ini, bukannya mengusik barang saya..!” kataku dengan marah dan menudingnya. Aku sangat menyesal kerana lalai membiarkan negatif itu tertinggal di Rumah Rehat, bahkan aku ingat negatif itu sudah dibawa oleh boy friendku atau boy friend Rina. Wajah Rina juga ketika itu juga nampak resah dan marah. “Wah.. wah.. jangan marah Cik, saya tidak sengaja, Cik sendiri yang lalai kan?” mereka berdua tertawa memandangi kami. “Baik, kalau begitu serahkan negatifnya, dan kamu boleh pergi dari sini.” kataku dengan marah. “OKlah Pak Alang, kami bayar berapapun asal kamu kembalikan negatifnya.” tambah Rina memohon. “Oo.. tidak, kita ini bukan peras ugut, kita cuma minta..” Pak Abu tidak meneruskan perkataannya. “Sudahlah Pak Alang, cakap saja apa yang kamu endak..!” bentak Rina.

    Perasan aneh mulai menjalari tubuhku disertai peluh dingin membasahi dahiku kerana mereka mengamati tubuh kami dengan tatapan liar. Kemudian Pak Alang mendekatiku membuat degup jantungku makin kencang. Beberapa inci di depanku tangannya bergerak mengenggam tetekku. “Hei.. kurang ajar, jangan keterlaluan ya..!” bentakku sambil menepis tangannya dan menolaknya. “Bangsat.. berani sekali kamu, tak sedar diri hah..? Dasar orang kampung..!” Rina mengherdik dengan marah dan melemparkan foto itu ke arah Pak Alang. “Hehehe.. cuba Cik berdua bayangkan, bagaimana kalau foto-foto itu diterima orangtua, atau teman-teman di kampus Cik? Wah silap-silap Cik berdua ini boleh jadi terkenal.!” kata Pak Abu dan disusul gelak tawa Pak Abu.

    Aku terpegun sejenak, fikiranku kalut, kurasa Rina pun merasakan hal yang sama denganku. Nampaknya tiada pilihan lain bagi kami selain mengikuti kehendak mereka. Kalau foto-foto itu tersebar bagaimana reputasiku, keluargaku, apalagi Rina yang bekerja sebagai model sambilan, kariernya boleh hangus gara-gara masalah itu. Pak Alang kembali mendekatiku dan meraba bahuku, sementara itu Pak Abu mendekati Rina lalu mengelilinginya, mengamati tubuh Rina. “Bagaimana Cik, apa sudah berubah fikiran..?” tanyanya sambil membelai rambutku yang separas bahu. Kufikir-fikir untuk apa lagi jual mahal, kami pun sudah bukan perawan lagi, hanya kami belum pernah bermain dengan orang-orang yang tegap dan kasar seperti mereka. Akhirnya dengan berat hati aku hanya dapat menganggukkan kepala saja. “Ha.. ha.. ha.. akhirnya boleh juga orang kampung seperti kita merasakan gadis kampus, ada foto model lagi..!” mereka tertawa penuh keghairahan.

    Aku hanya dapat menyumpah didalam hati, “Bangsat, dasar tua-tua keladi..!” Pak Alang memelukku dan tangannya meramas-ramas tetekku dari luar, lidahnya bermain dengan liar di dalam mulutku. Bibirnya yang hitam lebam menggigit-gigit bibir nipisku yang lembut. Perasaan geli, jijik dan nikmat bercampur aduk dengan berahiku yang mulai timbul. Tangannya kini semakin berani menyusup ke bawah baju ketat lengan panjang yang aku pakai, terus bergerak menyusup ke dalam coliku. Degup jantungku bertambah kencang dan nafasku semakin sesak ketika kurasakan tangan kasarnya mula merayap didadaku, apalagi jari-jarinya turut mempermainkan putingku. Tanpa ku sedari lidahku mulai aktif membalas permainan lidahnya, air liur kami bercantum lalu menitis di pinggir bibir.

    Nasib Rina tidak jauh beza denganku, Pak Abu mendakapnya dari belakang lalu tangannya mulai meramas tetek Rina dan tangan satunya lagi menaikkan skirt paras lututnya sambil meraba-raba peha Rina yang jinjang dan mulus. Satu-persatu kancing baju Rina dilucutkan sehingga nampaklah colinya yang berwarna merah muda, belahan dadanya, dan perutnya yang rata. Melihat tetek 36B Rina yang membusut itu Pak Abu makin bernafsu, dengan kasar coli itu ditariknya turun maka tersembul tetek Rina yang montok dengan puting kemerahan. “Whuua.. ternyata lebih cantik dari foto” katanya. Pak Abu menghempaskan diri ke sofa, dikangkangnya lebar-lebar kedua belah kaki Rina yg berada di pangkuannya.

    Tangannya yang kasar mula bergerak ke kelangkangnya, jari-jari besarnya menyelinap ke dalam panties Rina. Wajah Rina menunjukkan rasa pasrah tidak berdaya menolak perlakuan seperti itu, matanya pejam dan mulutnya mengeluarkan desahan. “Eeemhh.. uuhh.. jangan Pak Abu, tolong hentikan.. eemhh..!” Kemudian Pak Abu mengangkat tubuh Rina, mereka menghilangkan diri kedalam bilik meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Setelah menaikkan baju dan coliku, kini tangan Pak Alang membuka zip seluar panjangku. Dia merapatkan tubuhku pada tembok. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, aku bayangkan yang sedang menikmati tubuhku ini adalah boy friendku, Farid. Si-tua bangka ini ternyata pandai membangkitkan nafsuku. Jilatan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu semakin mengeras.

    Kemudian kurasakan tangannya mulai menyelinap masuk ke dalam pantiesku, diusap-usapnya permukaan kemaluanku yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. “Sshh.. eemhh..!” aku mulai meracau tidak keruan ketika jari-jari kasarnya memasuki vaginaku dan memainkan klitorisku, sementara itu mulutnya tidak henti-hentinya menghisap tetekku, aku mula merasai nikmat oleh permainannya. “Hehehe.. Cik mulai terangsang ya?” ejeknya dekat telingaku. Tiba-tiba dia menghentikan aktivitinya dan dengan kasar ditolaknya tubuhku hingga terjatuh di sofa. Sambil berjalan mendekat dia menanggalkan pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka seluar dalamnya ternampak olehku kemaluannya yang sudah menegang dari tadi.

    Gila, ternyata penisnya besar, lebih besar dari boy friendku punya dan dihiasi bulu-bulu yang tebal dan beruban. Kemudian dia menanggalkan seluar dan pantiesku yang tinggal hanya baju lengan panjang dan coliku yang sudah terangkat. Dikangkangnya kedua belah pehaku di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan ketika melihat mahkotaku, seolah-olah seperti monster lapar yang siap untuk membaham mangsanya. Pak Alang membenamkan mukanya pada kelangkangku, dengan penuh nafsu dia melahap dan menyedut-nyedut vaginaku yang sudah basah itu, lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan klitorisku. Sesekali dia mengorek-ngorek lubang kemaluan dan anusku. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjang-gelinjang diiringi erangan nikmat. Tidak lama kemudian akhirnya kurasakan tubuhku mengejang, aku mencapai orgasme pertamaku.

    Cairan wanitaku membasahi mulut dan jari-jari Pak Alang. “Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” demikian bunyinya ketika dia menghisap sisa-sisa cairan wanitaku. Disuruhnya aku membersihkan jari-jarinya yang berlumuran cairan itu dengan mengulumnya, maka dengan terpaksa kubersihkan jari-jari kasar itu dengan mulutku. “Cipap Cik Ana sedap sekali,� puji Pak Alang sambil menyeringai. “Sekarang giliran Cik Ana menghisap batang saya pula..!” katanya sambil melepas baju dan coliku yang masih melekat. Sekarang sudah tidak ada apapun yang tinggal di tubuhku selain kalung dan cincin yang kukenakan. Dia menaikkan mukaku lalu menyuapkan batangnya padaku.

    Tiba-tiba telefon berbunyi memecah suasana. “Angkat telefonnya Cik, ingat saya tahu rahsia Cik, jadi jangan cakap macam-macam,” ancamnya. Telefon itu ternyata dari Farid, boy friendku yang mengetahui aku sedang di Rumah Rehat dari pembantu di rumahku. Dengan alasan yang dibuat-buat aku menjawab pertanyaannya dan mengatakan aku di sini baik-baik saja. Ketika aku sedang bercakap mendadak kurasakan sepasang tangan mendekapiku dari belakang dan dekat telingaku kurasakan dengusan nafas. Tangan itu mulai nakal meraba tetekku dan tangan satunya lagi pelan-pelan menjalar turun menuju kemaluanku, sementara pada leherku terasa ada benda hangat dan basah, ternyata Pak Alang sedang menjilat leherku. Penisnya yang tegang saling berhimpit dengan pantatku.

    Aku sebenarnya mau memberontak tapi aku takut boy friendku tahu. Aku hanya dapat menggigit bibir dan memejamkan mata, berusaha keras agar tidak mengeluarkan suara-suara aneh.Malang bagiku, Farid mengajakku berbual panjang lebar sehingga membuatku semakin menderita dengan siksaan ini. Sekarang Pak Alang menyusu dariku, tidak henti-hentinya dia mengulum, menggigit dan menghisap putingku sampai kemerahan. Akhirnya setelah 15 minit Farid menutup bualan, saat itu Pak Alang tengah menyusu sambil mengorek-ngorek kemaluanku, aku pun akhirnya dengan lega mengeluarkan erangan yang dari tadi tertahan. “Aahhh, sopanlah sikittt.! Bukankah tadi saya sedang berbual ditelefon…!” marahku sambil melepas pelukkannya. “Ohhh.. maaf Cik, saya kan orang kampung jadi kurang tau sopan santun, eh.. itu tadi boy friend Cik ya?

    Senang saja, lepas merasa batang saya pasti Cik lupa boy friend Cik..!” ejeknya dan dia kembali memeluk tubuhku. Disuruhnya aku duduk di sofa dan dia berdiri di hadapanku, batangnya diarahkan ke mulutku. Penis coklat kehitaman penuh urat yang besar dan tegang. Berbeza dengan kepunyaan Farid yang sederhana dan tidak berurat. Atas perintahnya ku kocok dan ku urut batang itu, pada awalnya aku hampir muntah mencium batangnya yang agak berbau itu, namun dia menahan kepalaku hingga aku tidak dapat melepaskannya. “Hisap, hisap yang kuat Cik, jangan cuma masukkan ke mulut..!” suruhnya sambil tolak tarik batangnya didalam mulutku. Sayup-sayup aku dapat mendengar erangan Rina dari dalam kamar yang pintunya sedikit terbuka itu. Lama kelamaan aku sudah dapat menikmatinya, tangannya yang bergerak lincah mempermainkan tetekku dan memutar-mutar putingnya membuatku semakin bersemangat mengulum dan menjilati batangnya. “Yaaa.. begitulah Cik, aahhh..!” desahnya sambil menarik rambutku.

    Selama 15 minit aku menghisapnya dan dia mengakhirinya dengan menarik kepalaku. Setelah itu dibaringkannya tubuhku di sofa, dia lalu membuka lebar-lebar kedua pehaku dan berlutut di antaranya. Aku memejamkan mata sambil menanti detik ketika batangnya menerobos mahkotaku. Rupanya orang asli ini masih sabar. Dibelainya cipapku dengan tangan kasarnya, klitorisku dipicit-picit, bibir cipapku yang telah basah diusap-usap. Aku geli bercampur nikmat. Tidak habis disitu, lidahnya kemudian menjilat klitoris dan bibir vaginaku dengan rakus. Lidah kasar orang asli itu membuat aku terbuai kelazatan. Dalam hati aku terfikir, apakah Pak Alang melakukan hal yang sama kepada isterinya. Akhirnya Pak Alang tak tahan lagi menahan nafsunya. Diacunya kepala penisnya ke muara vaginaku.

    Ditekannya perlahan dan kepala penisnya meluncur masuk sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku ghairah dan semakin menikmati perkosaan ini, aku tidak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah orang asli pembantu yang menjaga Rumah Rehatku. Sambil menyetubuhiku bibirnya tidak henti-hentinya mengerjakan bibir dan tetekku, tangannya pun sentiasa meramas tetek dan pantatku. Erangan panjang keluar dari mulutku ketika mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa saat sebelum lemas semula. Peluh bercucuran membasahi tubuhku sehingga kelihatan berkilat. Tanpa memberiku kesempatan berehat dia menaikkan tubuhku ke pangkuannya. Aku hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Setelah batangnya memasuki cipapku, aku mulai menggerakkan tubuhku turun naik. Pak Alang menikmati goyanganku sambil menghisap tetekku yang tepat di depan wajahnya, tetekku dikulum dan digigit kecil dalam mulutnya seperti bayi sedang menyusu.

    Terkadang aku melakukan gerakan memutar sehingga cipapku terasa seperti diadun. Aku terus mempercepat goyanganku kerana merasa sudah hendak terkeluar, makin lama gerakanku makin liar dan eranganku pun makin tidak keruan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks sampai aku menjerit histeria sambil mempererat pelukanku. Benar-benar dahsyat nikmat yang kuperoleh walaupun bukan dengan lelaki muda dan tampan. Kali ini dia membalikkan badanku hingga menungging. Disetubuhinya aku dari belakang, tangannya bergerak bebas meraba lekuk-lekuk tubuhku. Harus ku akui sungguh hebat lelaki asli yang berumur ini, dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali, atau mungkin sebelumnya dia sudah minum obat kuat, tongkat ali atau jamu sejenisnya, ah.. aku tidak perduli hal itu, yang penting dia telah memberiku kenikmatan luar biasa. Sudah lebih dari setengah jam dia mengerjakanku.

    Tidak lama setelah aku mencapai klimaks berikutnya, dia mulai mengeluh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua tetekku diramasnya dengan ganas sehingga aku berteriak merasa sakit bercampur nikmat. Setelah itu dia menarik keluar batangnya dan naik ke dadaku. Di sana dia menyepitkan batangnya di celah kedua tetekku, lalu dikocoknya sampai air maninya memancut dengan deras membasahi wajah dan dadaku. Aku sudah kehabisan tenaga, kubiarkan saja air maninya bertaburan di tubuhku, bahkan ada yang mengalir masuk ke mulutku. Sebagai ‘hidangan penutup’, Pak Alang menempelkan penisnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati penis itu sampai bersih dan kutelan sisa-sisa maninya. Penis yang mengeras mula mengecut dan memendek. Selepas itu dia meninggalkanku terbaring di sofa, selanjutnya aku tidak tahu apa-apa lagi kerana sudah tidak sedarkan diri. Aku terlena puas di sofa…

    BONUS LAGI 😀

  • Kisah Panas Aku dan Juraganku

    Kisah Panas Aku dan Juraganku


    1377 views


    Perawanku – ini terjadi ketika aku masih usia 14 tahun. Aku yang baru saja lulus SD bingung mau kemana, melanjutkan sekolah nggak mungkin sebab Bapakku sudah satu tahun yang lalu meninggal. Sedangkan Ibuku hanya penjual nasi bungkus di kampus dan kedua kakakku pergi entah bagaimana kabarnya. Sebab sejak pamitan mau merantau ke Pulau Bali nggak pernah ada kabar bahkan sampai Bapak meninggalpun juga nggak tahu. Adik perempuanku yang masih kelas dua SD juga membutuhkan biaya.

    Akhirnya aku hanya bisa main-main saja sebab meski aku anak laki-laki satu-satunya aku mau kerja masih belum kuat dan takut untuk pergi merantau tanpa ada yang mengajak. Suatu ketika ada saudara Bapakku yang datang dengan seorang tamu laki-laki. Kata pamanku dia membutuhkan orang yang mau menjaga rumahnya dan merawat taman. Setelah aku berpikir panjang aku akhirnya mau dengan mempertimbangkan keadaan Ibuku.

    Berangkatlah aku ke kota Jember tepatnya di perumahan daerah kampus. Aku terkagum-kagum dengan rumah juragan baruku ini, disamping rumahnya besar halamannya juga luas. Juraganku sebut saja namanya Pak Beni, Ia Jajaran direksi Bank ternama di kota Jember, Ia mempunya dua Anak Perempuan yang satu baru saja berkeluarga dan yang bungsu kelas 3 SMA namanya Kristin, usianya kira-kira 18 tahun. Sedangkan istrinya membuka usaha sebuah toko busana yang juga terbilang sukses di kota tersebut, dan masih ada satu pembantu perempuan Pak Beni namanya Bik Miatun usianya kira-kira 27 tahun.

    Teman Kristin banyak sekali setiap malam minggu selalu datang kerumah kadang pulang sampai larut malam, hingga aku tak bisa tidur sebab harus nunggu teman Non Kristin pulang untuk mengunci gerbang, kadang juga bergadang sampai pukul 04.00. Mungkin kacapekan atau memang ngantuk usai bergadang malam minggu, yang jelas pagi itu kamar Non Kristin masih terkunci dari dalam. Aku nggak peduli sebab bagiku bukan tugasku untuk membuka kamar Non Kristin, aku hanya ditugasi jaga rumah ketika Pak Beni dan Istrinya Pergi kerja dan merawat tamannya saja. agen sbobet terpercaya

    Pagi itu Pak Beni dan Istrinya pamitan mau keluar kota, katanya baru pulang minggu malam sehingga dirumah itu tinggal aku, Bik Miatun dan Non Kristin. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 tapi Non Kristin masih belum bangun juga dan Bik Miatun sudah selesai memasak.
    “Jono, aku mau belanja tolong pintu gerbang dikunci.”
    “Iya Bik!” jawabku sambil menyiram tanaman didepan rumah. Setelah Bik Miatun pergi aku mengunci pintu gerbang.

    Setelah selesai menyiram taman yang memang cukup luas aku bermaksud mematikan kran yang ada di belakang. Sesampai didepan kamar mandi aku mendengar ada suara air berkecipung kulihat kamar Non Kristin sedikit terbuka berarti yang mandi Non Kristin. Tiba-tiba timbul niat untuk mengintip. Aku mencoba mengintip dari lubang kunci, ternyata tubuh Non Kristin mulus dan susunya sangat kenyal, kuamati terus saat Non Kristin menyiramkan air ke tubuhnya, dengan perasaan berdegap aku masih belum beranjak dari tempatku semula. Baru pertama ini aku melihat tubuh perempuan tanpa tertutup sehelai benang. Sambil terus mengintip, tanganku juga memegangi penisku yang memang sudah tegang, kulihat Non Kristin membasuh sabun keseluruh badannya aku nggak melewatkan begitu saja sambil tanganku terus memegangi penis. Aku cepat-cepat pergi, sebab Non Kristin sudah selesai mandinya namun karena gugup aku langsung masuk ke kamar WC yang memang berada berdampingan dengan kamar mandi, disitu aku sembunyi sambil terus memegangi penisku yang dari tadi masih tegang.
    Cukup lama aku di dalam kamar WC sambil terus membayangkan yang baru saja kulihat, sambil terus merasakan nikmat aku tidak tahu kalau Bik Miatun berada didepanku. Aku baru sadar saat Bik Miatun menegurku,
    “Ayo.. ngapain kamu.”
    Aku terkejut cepat-cepat kututup resleting celanaku, betapa malunya aku.
    “Ng.. nggak Bik..” kataku sambil cepat-cepat keluat dari kamar WC. Sialan aku lupa ngunci pintunnya, gerutuku sambil cepat-cepat pergi.

    Esoknya usai aku menyiram taman, aku bermaksud ke belakang untuk mematikan kran, tapi karena ada Bik Miatun mencuci kuurungkan niat itu.
    “Kenapa kok kembali?” tanya Bik Miatun.
    “Ah.. enggak Bik..” jawabku sambil terus ngeloyor pergi.
    “Lho kok nggak kenapa? Sini saja nemani Bibik mencuci, lagian kerjaanmu kan sudah selesai, bantu saya menyiramkan air ke baju yang akan dibilas,” pinta Bik Miatun.
    Akhirnya akupun menuruti permintaan Bik Miatun. Entah sengaja memancing atau memang kebiasaan Bik Miatun setiap mencuci baju selalu menaikkan jaritnya diatas lutut, melihat pemandangan seperti itu, jantungku berdegap begitu cepat
    “Begitu putihnya paha Bik Miatun ini” pikirku, lalu bayanganku mulai nakal dan berimajinasi untuk bisa mengelus-ngelus paha putih Bik Miatun.
    “Heh! kenapa melihat begitu!” pertanyaan Bik Miatun membuyarkan lamunanku
    “Eh.. ngg.. nggak Bik” jawabku dengan gugup.
    “Sebentar Bik, aku mau buang air besar” kataku, lalu aku segera masuk kedalam WC, tapi kali ini aku tak lupa untuk mengunci pintunya.

    Didalam WC aku hanya bisa membayangkan paha mulus Bik Miatun sambil memegangi penisku yang memang sudah menegang cuma waktu itu aku nggak merasakan apa-apa, cuma penis ini tegang saja. Akhirnya aku keluar dan kulihat Bik Miatun masih asik dengan cucianya.
    “Ngapain kamu tadi didalam Jon?” tanya Bik Miatun.
    “Ah.. nggak Bik cuma buang air besar saja kok,” jawabku sambil menyiramkan air pada cuciannya Bik Miatun.
    “Ah yang bener? Aku tahu kok, aku tadi sempat menguntit kamu, aku penasaran jangan-jangan kamu melakukan seperti kemarin ee..nggak taunya benar,” kata Bik Miatun
    “Hah..? jadi Bibik mengintip aku?” tanyaku sambil menunduk malu.

    Tanpa banyak bicara aku langsung pergi.
    “Lho.. kok pergi?, sini Jon belum selesai nyucinya, tenang saja Jon aku nggak akan cerita kepada siapa-siapa, kamu nggak usah malu sama Bibik ” panggil Bik Biatun.
    Kuurungkan niatku untuk pergi.
    “Ngomong-ngomong gimana rasanya saat kamu melakukan seperti tadi Jon?” tanya Bik Miatun.
    “Ah nggak Bik,”jawabku sambil malu-malu.
    “Nggak gimana?” tanya Bik Miatun seolah-olah mau menyelidiki aku.
    “Nggak usah diteruskan Bik aku malu.”
    “Malu sama siapa? Lha wong disini cuma kamu sama aku kok, Non Kristin juga sekolah, Pak Beny kerja?” kata Bik Miatun.
    “Iya malu sama Bibik, sebab Bibik sudah tahu milikku,” jawabku.
    “Oalaah gitu aja kok malu, sebelum tahu milikmu aku sudah pernah tahu sebelumnya milik mantan suamiku dulu, enak ya?”
    “Apanya Bik?” tanyaku
    “Iya rasanya to..?” gurau Bik Miatun tanpa memperdulikan aku yang bingung dan malu padanya. judi bola sbobet
    “Sini kamu..” kata Bik Miatun sambil menyuruhku untuk mendekat, tiba-tiba tangan tangan Bik Miatun memegang penisku.
    “Jangan Bik..!!” sergahku sambil berusaha meronta, namun karena pegangannya kuat rasanya sakit kalau terus kupaksakan untuk meronta.

    Akhirnya aku hanya diam saja ketika Bik Miatun memegangi penisku yang masih didalam celana pendekku. Pelan tapi pasti aku mulai menikmati pegangan tangan Bik Miatun pada penisku. Aku hanya bisa diam sambil terus melek merem merasakan nikmatnya pegangan tangan Bik Miatun. lalu Bik Miatun mulai melepas kancing celanaku dan melorotkanya kebawah. Penisku sudah mulai tegang dan tanpa rasa jijik Bik Miatun Jongkok dihadapanku dan menjilati penisku.
    “Ach.. Bik.. geli,” kataku sambil memegangi rambut Bik Miatun.

    Bik Miatun nggak peduli dia terus saja mengulum penisku, Bik Miatun berdiri lalu membuka kancing bajunya sendiri tapi tidak semuanya, kulihat pemandangan yang menyembul didepanku yang masih terbungkus kain kutang dengan ragu-ragu kupegangi. Tanpa merasa malu, Bik Miatun membuka tali kutangnya dan membiarkan aku terus memegangi susu Bik Miatun, dia mendesah sambil tangannya terus memegangi penisku. Tanpa malu-malu kuemut pentil Bik Miatun.
    “Ach.. Jon.. terus Jon..”
    Aku masih terus melakukan perintah Bik Miatun, setelah itu Bik Miatun kembali memasukkan penisku kedalam mulutnya. aku hanya bisa mendesah sambil memegangi rambut Bik Miatun.
    “Bik aku seperti mau pipis,” lalu Bik Miatun segera melepaskan kulumannya dan menyingkapkan jaritnya yang basah, kulihat Bik Miatun nggak memakai celana dalam.
    “Sini Jon..,” Bik Miatun mengambil posis duduk, lalu aku mendekat.
    “Sini.. masukkan penismu kesini.” sambil tangannya menunjuk bagian selakangannya.


    Dibimbingnya penisku untuk masuk ke dalam vagina Bik Miatun.
    “Terus Jon tarik, dan masukkan lagi ya..”
    “Iya Bik” kuturuti permintaan Bik Miatun, lalu aku merasakan seperti pipis, tapi rasanya nikmat sekali.
    Setelah itu aku menyandarkan tubuhku pada tembok.
    “Jon.. gimana, tahu kan rasanya sekarang?” tanya Bik Miatun sambil membetulkan tali kancingnya.
    “Iya Bik..”jawabku.

    Esoknya setiap isi rumah menjalankan aktivitasnya, aku selalu melakukan adegan ini dengan Bik Miatun. Saat itu hari Sabtu, kami nggak nyangka kalau Non Kristin pulang pagi. Saat kami tengah asyik melakukan kuda-kudaan dengan Bik Miatun, Non Kristin memergoki kami.
    ” Hah? Apa yang kalian lakukan! Kurang ajar! Awas nanti tak laporkan pada papa dan mama, kalian!”
    Melihat Non Kristin kami gugup bingung, “Jangan Non.. ampuni kami Non,” rengek Bik Miatun.
    “Jangan laporkan kami pada tuan, Non.”
    Akupun juga takut kalau sampai dipecat, akhirnya kami menangis di depan Non Kristin, mungkin Non Kristin iba juga melihat rengekan kami berdua.
    “Iya sudah jangan diulangi lagi Bik!!” bentak Non Kristin.
    “Iy.. iya Non,” jawab kami berdua.

    Esoknya seperti biasa Non Kristin selalu bangun siang kalau hari minggu, saat itu Bik Miatun juga sedang belanja sedang Pak Beny dan Istrinya ke Gereja, saat aku meyirami taman, dari belakang kudengar Non Kristin memanggilku, agen judi sbobet
    “Joon!! Cepat sini!!” teriaknya.
    “Iya Non,” akupun bergegas kebelakang tapi aku tidak menemukan Non Kristin.
    “Non.. Non Kristin,” panggilku sambil mencari Non Kristin.
    “Tolong ambilkan handuk dikamarku! Aku tadi lupa nggak membawa,” teriak Non Kristin yang ternyata berada di dalam kamar mandi.
    “Iya Non.”
    Akupun pergi mengambilkan handuk dikamarnya, setelah kuambilkan handuknya “Ini Non handuknya,” kataku sambil menunggu diluar.
    “Mana cepat..”
    “Iya Non, tapi..”
    “Tapi apa!! Pintunya dikunci..”

    Aku bingung gimana cara memberikan handuk ini pada Non Kristin yang ada didalam? Belum sempat aku berpikir, tiba-tiba kamar mandi terbuka. Aku terkejut hampir tidak percaya Non Kristin telanjang bulat didepanku.
    “Mana handuknya,” pinta Non Kristin.
    “I.. ini Non,” kuberikan handuk itu pada Non Kristin.
    “Kamu sudah mandi?” tanya Non Kristin sambil mengambil handuk yang kuberikan.
    “Be..belum Non.”
    “Kalau belum, ya.. sini sekalian mandi bareng sama aku,” kata Non Kristin.

    Belum sempat aku terkejut akan ucapan Non Kristin, tiba-tiba aku sudah berada dalam satu kamar mandi dengan Non Kristin, aku hanya bengong ketika Non Kristin melucuti kancing bajuku dan membuka celanaku, aku baru sadar ketika Non Kristin memegang milikku yang berharga.
    “Non..,” sergahku.
    “Sudah ikuti saja perintahku, kalau tidak mau kulaporkan perbuatanmu dengan Bik Miatun pada papa,” ancamnya.

    Aku nggak bisa berbuat banyak, sebagai lelaki normal tentu perbuatan Non Kristin mengundang birahiku, sambil tangan Non Kristin bergerilya di bawah perut, bibirnya mencium bibirku, akupun membalasnya dengan ciuman yang lembut. Lalu kuciumi buah dada Non Kristin yang singsat dan padat. Non Kristin mendesah, “Augh..”
    Kuciumi, lalu aku tertuju pada selakangan Non Kristin, kulihat bukit kecil diantara paha Non Kristin yang ditumbuhi bulu-bulu halus, belum begitu lebat aku coba untuk memegangnya. Non Kristin diam saja, lalu aku arahkan bibirku diantara selakangan Non Kristin.
    “Sebentar Jon..,” kata Non Kristin, lalu Non Kristin mengambil posisi duduk dilantai kamar mandi yang memang cukup luas dengan kaki dilebarkan, ternyata Non Kristin memberi kelaluasaan padaku untuk terus menciumi vaginanya.

    Melihat kesempatan itu tak kusia-siakan, aku langsung melumat vaginanya kumainkan lidahku didalm vaginanya.
    “Augh.. Jon.. Jon,” erangan Non Kristin, aku merasakan ada cairan yang mengalir dari dalam vagina Non Kristin. Melihat erangan Non Kristin kulepaskan ciuman bibirku pada vagina Non Kristin, seperti yang diajarkan Bik Miatun kumasukkan jemari tanganku pada vagina Non Kristin. Non Kristin semakin mendesah, “Ugh Jon.. terus Jon..,” desah Non kristin. Lalu kuarahkan penisku pada vagina Non Kristin.
    Bless.. bless.. Batangku dengan mudah masuk kedalam vagina Non Kristin, ternyata Non Kristin sudah nggak perawan, kata Bik Miatun seorang dikatakan perawan kalau pertama kali melakukan hubungan intim dengan lelaki dari vaginanya mengeluarkan darah, sedang saat kumasukkan penisku ke dalam vagina Non Kristin tidak kutemukan darah.


    Kutarik, kumasukkan lagi penisku seperti yang pernah kulakukan pada Bik Miatun sebelumnya. “Non.. aku.. mau keluar Non.”
    “Keluarkan saja didalam Jon..”
    “Aggh.. Non.”
    “Jon.. terus Jon..”
    Saat aku sudah mulai mau keluar, kubenamkan seluruh batang penisku kedalam vagina Non Kristin, lalu gerkkanku semakin cepat dan cepat.
    “Ough.. terus.. Jon..”
    Kulihat Non Kristin menikmati gerakanku sambil memegangi rambutku, tiba-tiba kurasakan ada cairan hangat menyemprot ke penisku saat itu juga aku juga merasakan ada yang keluar dari penisku nikmat rasanya. Kami berdua masih terus berangkulan keringat tubuh kami bersatu, lalu Non Kristin menciumku.
    “Terima kasih Jon kamu hebat,” bisik Non Kristin.
    “Tapi aku takut Non,” kataku.
    “Apa yang kamu takutkan, aku puas, kamu jangan takut, aku nggak akan bilang sama papa” kata Non Kristin. Lalu kami mandi bersama-sama dengan tawa dan gurauan kepuasan.

    Sejak saat itu setiap hari aku harus melayani dua wanita, kalau di rumah hanya ada aku dan Bik Miatun, maka aku melakukannya dengan Bik Miatun. Sedang setiap Minggu aku harus melayani Non Kristin, bahkan kalau malam hari semua sudah tidur, tak jarang Non Kristin mencariku di luar rumah tempat aku jaga dan di situ kami melakukannya.

  • Kisah Panas Ketika Bermalam di Puncak Kemping – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Panas Ketika Bermalam di Puncak Kemping – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1710 views

    Perawanku – Ini terjadi kurang lebih lima tahun yang lalu (tepatnya tanggal 31 Desember 1995). Saat itu kelompok kami (4 lelaki dan 2 perempuan) melakukan pendakian gunung. Rencananya kami akan merayakan pergantian tahun baru di sana. Sampai di tempat yang kami tuju hari telah sore, kami segera mendirikan tenda di tempat yang strategis.

    Setelah semuanya selesai, kami sepakat bahwa tiga orang lelaki harus mencari kayu bakar, sisanya tetap tinggal di perkemahan. Aku, Robby, dan Doni memilih mencari kayu bakar, sedangkan Fadli, Lia dan Wulan tetap tinggal di tenda.

    Baru beberapa langkah kami beranjak pergi, tiba-tiba Wulan memanggil kami, katanya dia ingin ikut kelompok kami saja (alasannya masuk akal, dia tidak enak hati sebab Fadli adalah pacar Lia, dan Wulan tidak ingin kehadirannya di tenda mengganggu acara mereka). Karena Fadli dan Lia tidak keberatan ditinggal berdua, kami (Robby, Doni, aku dan Wulan) segera melanjutkan perjalanan.

    Ada beberapa hal yang perlu aku ceritakan kepada pembaca tentang dua orang teman wanita kami. Lia sifatnya sangat lembut, dewasa, pendiam dan keibuan. Sifat ini bertolak belakang dengan Wulan. Mungkin karena dia anak bungsu dan ketiga kakaknya semua lelaki, jadi Wulan sangat manja, tapi terkadang tomboy. Tapi di balik semua itu, kami semua mengakui bahwa Wulan sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Lia.

    Tidak berapa lama, sampailah kami pada tempat yang dituju, lalu kami mulai mengumpulkan ranting-ranting kering. Sambil mengumpulkan ranting, kami membicarakan apa yang sedang dilakukan Fadli dan Lia di dalam tenda. Tentu saja pembicaraan kami menjurus kepada hal-hal porno. Setelah cukup apa yang kami cari, Robby mengusulkan singgah mandi dulu ke sungai yang tidak berapa jauh dari tempat kami berada.

    Wulan boleh ikut, tapi harus menunggu di atas tebing sungai sementara kami bertiga mandi. Wulan setuju saja. Singkat kata, sampailah kami pada sungai yang dituju. Aku, Robby dan Doni turun ke sungai, lalu mandi di situ. Wulan kami suruh duduk di atas tebing dan jangan sekali-kali mengintip kami.

    Ketika sedang asyik-asyiknya kami berkubang di air, tiba-tiba kami mendengar Wulan menjerit karena terjatuh dari atas tebing. Tubuhnya menggelinding sampai akhirnya ia tercebur ke dalam air. Cepat-cepat kami berlari mencoba menyelamatkan Wulan (kami mandi hanya menanggalkan baju dan celana panjang, sedangkan celana dalam tetap kami pakai).

    Robby yang pandai berenang segera menjemput Wulan, lalu menariknya dari air menuju tepi sungai. Aku dan Doni menunggu di atas. Sampai di tepi sungai, tubuh Wulan basah kuyup. Sepintas kulihat lengan Robby menyentuh buah dada Wulan. Karena Wulan memakai T-Shirt basah, aku dapat melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh Wulan yang sangat menggairahkan.

    Wulan merintih memegangi lutut kanannya. Aku dan Doni terpaku tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tapi Robby yang pernah ikut kegiatan penyelamatan dengan sigap membuka ikat pinggang Wulan lalu mencopot celana jeans Wulan sampai lutut. Wulan berteriak sambil mempertahankan celananya agar tidak melorot.

    Sungguh, saat itu aku tidak tahu apa sebenarnya yang hendak Robby lakukan terhadap Wulan. Segalanya berjalan begitu cepat dan aku tidak menyimpan tuduhan negatif terhadap Robby. Aku hanya menduga, Robby hendak memeriksa luka Wulan. Tapi dengan melorotnya jeans Wulan sampai ke lutut, kami dapat melihat dengan jelas celana dalam wulan yang berwarna off-white (putih kecoklatan) dan berenda. Kontan penisku bangun.

    Robby memerintahkan aku dan Doni memegangi kedua tangan Wulan. Seperti dihipnotis, kami menurut saja. Wulan semakin meronta sambil menghardik, “Rob, apa-apaan sih.., Lepas.., lepas! Atau saya teriak”.

    Doni secepat kilat membungkam mulut Wulan dengan kedua telapak tangannya. Robby setelah berhasil mencopot celana jeans Wulan, sekarang mencoba mencopot celana dalam Wulan. Sampai detik ini, akhirnya aku tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Aku tidak berani melarang Robby dan Doni, karena selain aku sudah merasa terlibat, aku juga sangat terangsang saat melihat kemaluan Wulan yang lebat ditumbuhi rambut-rambut hitam keriting.

    Wulan semakin meronta dan mencoba berteriak, tapi cengkeraman tanganku dan bungkaman Doni membuat usahanya sia-sia belaka. Robby segera berlutut di antara kedua belah paha Wulan. Tangan kirinya menekan perut Wulan, tangan kanannya membimbing penisnya menuju kemaluan Wulan. Wulan semakin meronta, membuat Robby kesulitan memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginanya. Doni mengambil inisiatif.

    Dia lalu duduk mengangkangi tepat di atas dada Wulan sambil tangannya terus membungkam mulut Wulan. Tiba-tiba Wulan berteriak keras sekali. Rupanya Robby berhasil merobek selaput dara Wulan dengan penisnya. Secara cepat Robby menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur. Untuk beberapa menit lamanya Wulan meronta, sampai akhirnya dia diam pasrah. Yang dia lakukan hanya menangis terisak-isak.

    Doni melepaskan telapak tangannya dari mulut Wulan karena dia merasa Wulan tidak akan berteriak lagi. Lalu dia mencoba menarik T-Shirt Wulan ke atas. Di luar dugaan, Wulan kali ini tidak mengadakan perlawanan, hingga Doni dan aku dapat melepaskan T-Shirt dan BH-nya. Luar biasa, tubuh Wulan dalam keadaan telanjang bulat sangat membangkitkan birahi. Tubuhnya mulus, dan buah dadanya sangat montok. Mungkin ukurannya 36B.

    Doni segera menjilati puting susu Wulan, sementara aku melihat Robby semakin kesetanan mengoyak-ngoyak vagina Wulan yang beberapa saat yang lalu masih perawan. Aku sangat terangsang, lalu aku mulai memaksa mencium bibir Wulan. Ugh, nikmat sekali bibirnya yang dingin dan lembut itu.

    Aku melumat bibirnya dengan sangat bernafsu. Aku tidak tahu apa yang sedang Wulan rasakan. Aku hanya melihat, matanya polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan segera tiba. Tangisnya sudah agak mereda, tapi aku masih dapat mendengar isak tangisnya yang tidak sekeras tadi. Mungkin dia sudah sangat putus asa, shock, atau mungkin juga menikmati perlakuan kasar kami.

    Tiba-tiba aku mendengar Robby menjerit tertahan. Tubuhnya mengejang. Dia menyemprotkan sperma banyak sekali ke dalam vagina Wulan. Setengah menit kemudian Robby beranjak pergi dari tubuh Wulan lalu tergeletak kelelahan di samping kami. Doni menyuruhku mengambil giliran kedua. Aku bangkit menuju Vagina Wulan.

    Sepintas aku melihat sperma Robby mengalir ke luar dari mulut vagina Wulan. Warnanya putih kemerahan. Rupanya bercak-bercak merah itu berasal dari darah selaput dara (hymen) Wulan yang robek.

    Tanpa kesulitan aku berhasil memasukkan penis ke dalam vaginanya. Rasanya nikmat sekali. Licin dan hangat bercampur menjadi satu. Dengan cepat aku mengocok-ngocok penisku maju mundur. Aku mendekap tubuh Wulan.

    Payudaranya beradu dengan dadaku. Dengan ganas aku melumat bibir Wulan. Doni dan Robby menyaksikan atraksiku dari jarak dua meter. Beberapa menit kemudian aku merasakan penisku sangat tegang dan berdenyut-denyut. Aku sudah mencoba menahan agar ejakulasi dapat diperlama, tapi sia-sia. Spermaku keluar banyak sekali di dalam vagina Wulan. Aku peluk erat Tubuh Wulan sampai dia tidak dapat bernafas.

    Setelah puas, aku berikan giliran berikutnya kepada Doni. Aku lalu duduk di samping Robby memandangi Doni yang dengan sangat bernafsu menikmati tubuh Wulan. Karena lelah, kurebahkan tubuhku telentang sambil memandangi langit yang semakin menggelap.

    Beberapa menit kemudian Doni ejakulasi di dalam vagina. Setelah Doni puas, ternyata Robby bangkit kembali nafsunya. Dia menghampiri Wulan. Tapi kali ini dia malah membalikkan tubuh Wulan hingga tengkurap. Aku tidak tahu apa yang akan diperbuatnya. Ternyata Robby hendak melakukan anal seks.

    Wulan menjerit saat anusnya ditembus penis Robby. Mendengar itu Robby malah semakin kesetanan. Dia menjambak rambut Wulan ke belakang hingga muka Wulan menengadah ke atas. Dengan sigap Doni menghampiri tubuh Wulan. Aku melihat Doni dengan sangat kasar meremas-remas buah dada Wulan. Wulan mengiba, “Aduhh.., sudah dong Ro.., ampun.., sakit Rob”. Tapi Robby dan Doni tidak menghiraukannya.

    “Oh, sempit sekali”, teriak Robby mengomentari lubang dubur Wulan yang lebih sempit dari vaginanya. Setiap Robby menarik penisnya aku lihat dubur Wulan monyong. Sebaliknya saat Robby menusukkan penisnya, dubur Wulan menjadi kempot. Tidak lama, Robby mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Setelah puas, sekarang giliran Doni menyodomi Wulan.

    Melihat itu aku jadi kasihan juga terhadap Wulan. Di matanya aku melihat beban penderitaan yang amat berat, tapi sekaligus aku juga melihat sisa-sisa ketegarannya menghadapi perlakuan ini.

    Setelah Doni puas, Robby dan Doni menyuruhku menikmati tubuh Wulan. Tapi tiba-tiba timbul rasa kasihan dalam hatiku. Aku katakan bahwa aku sudah sangat lelah dan hari sudah menjelang gelap. Kami sepakat kembali ke perkemahan. Robby dan Doni segera berpakaian lalu beranjak meninggalkan kami sambil menenteng kayu bakar. Wulan dengan tertatih-tatih mengambil celana dalam, jeans, lalu mengenakannya.

    Aku tanyakan apakah Wulan mau mandi dulu, dan dia hanya menggeleng. Dalam keremangan senja aku masih dapat melihat matanya yang indah berkaca-kaca. Kuambil T-Shirtnya. Karena basah, aku mengepak-ngepakkan agar lebih kering, lalu aku berikan T-Shirt itu bersama-sama dengan BH-nya. Robby dan Doni menunggu kami di atas tebing sungai. Setelah Wulan dan aku lengkap berpakaian, kami beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Robby dan Doni berjalan tujuh meter di depanku dan Wulan.

    Di perkemahan, Fadli dan Lia menunggu kami dengan cemas. Lalu kami mengarang cerita agar peristiwa itu tidak menyebar. Untunglah Fadli dan Lia percaya, dan Wulan hanya diam saja.

    Tepat tengah malam di saat orang lain merayakan pergantian tahun baru, kami melewatinya dengan hambar. Tidak banyak keceriaan kala itu. Kami lebih banyak diam, walau Fadli berusaha mencairkan keheningan malam dengan gitarnya.

    Esoknya, pagi-pagi sekali Wulan minta segera pulang. Kami maklum lalu segera membongkar tenda. Untunglah sesampainya di kota kami, Wulan merahasiakan peristiwa ini. Tapi tiga bulan berikutnya Wulan menghubungiku dan dia dengan memohon meminta aku bertanggung jawab atas kehamilannya. Aku sempat kaget karena belum tentu anak yang dikandungnya itu adalah anakku. Tapi raut wajahnya yang sangat mengiba, membuatku kasihan lalu menyanggupi menikahinya.

    Satu bulan berikutnya kami resmi menikah. Wulan minta agar aku memboyongnya meninggalkan kota ini dan mencari pekerjaan di kota lain. Sekarang “anak kami” sudah dapat berjalan. Lucu sekali. Matanya indah seperti mata ibunya. Kadang terpikir untuk mengetahui anak siapa sebenarnya “anak kami” ini. Tapi kemudian aku menguburnya dalam-dalam. Aku khawatir kebahagiaan rumah tangga kami akan hancur bila ternyata kenyataan pahitlah yang kami dapati.

    Akhir Desember 1997 kami menikmati pergantian tahun baru di rumah saja. Peristiwa ini kembali menguak kenangan buruknya. Matanya berkaca-kaca. Aku memeluk dan membelai rambutnya. Beberapa menit kemudian, dalam dekapanku dia mengaku bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, sebenarnya dia sudah jatuh cinta padaku. Dia ikut mencari kayu bakar karena dia ingin bisa dekat denganku.
    Ya Tuhan, aku benar-benar menyesal. Pengakuannya ini membuat hatiku pedih tak terkira.

  • Kisah Panas Perawan Pacar Cantikku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Panas Perawan Pacar Cantikku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1338 views


    Perawanku – Hari ini aku libur kuliah dan aku bebas sampai malam, jam 7 pagi ini aku udah mandi dan berencana untuk bermain di tempat pacarku Ayu, sekitar pukul 9 pagi aku sudah sampai di rumahnya dan kebetulan. Ayu juga libur hari ini aku pencet bel rumahnya, Ayu pun membuka pintunya .

    “Lho kok sepi si say” pada kemana , tanyaku. “Mama Lagi ke pasar adikku udah berangkat ke sekolah” “Duduk dulu ya, aku mau pake baju dulu nih, soalnya habis mandi buru-buru ada bel bunyi dan aku yakin pasti kamu yang datang, jadinya cuman sempet pake handuk sama kaos aja”. “Pasti belum pake baju dalam ya ? tebakku sambil senyum. “Ih dasar cowok, pikirannya yang ngeres-ngeres aja, ” tapi suka kan …hi hi hi. Sambil berjalan ke kamarnya, aku lihat pinggul dan pantat pacarku ini benar-benar aduhai, betisnya putih apalagi pahanya pasti lebih ok dan yang paling memabukkan adalah buah dadanya yang ranum dan montok, kaos ketatnya membungkus payudara indah tanpa bh itu dengan sempurna, memperlhatkan lekukan dada wanita yang sempurna.

    Kebayang waktu kenalan dulu, wih tangannya putih sekali dan mulusnya ampun, banyak cowok yang suka sama dia, tapi namanya cinta nggak bisa diboongin. “Sorry ya agak lama, nih kopi kesukaanmu mas “, aku agak kaget juga. “Eh, makasih ya?!” kataku sambil kaget dan agak konak lihat pakaiannya, Ayu cuma make celana pendek tipis batik yogya dan kaos tipis ketat coklat muda tanpa lengan dengan belahan kaos rendah yang memperlihatkan belahan dadanya yang putih dan montok. “Aku minum ya, wah masih panas sekali’ kataku sambil megangin mulutku yang kepanasan, Ayu ketawa ” makanya kira-kira ya kalau mau minum tiup dulu donk, mas”. “Wah lihat nih, lidahku sampai merah gini, mesti diobatin nih kalau nggak bisa dioperasi”, kataku.

    “Aduh kacian, sini ibu guru lihat dulu” kata Ayu sambil duduk disampingku dan memegang mulutku, aku diam dan memperlihatan lidahku yang kepanasan, sementara kuhirup wangi tubuhnya yang habis mandi, hmm. Kudekatkan dudukku pada tubuh Ayu, sambil tangannya melihat-lihat lidahku, tanganku memeluk pinggulnya dari samping sambil kulirik belahan dadanya yang putih, montok menantang dan menggairahkan itu.

    Sambil kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuh dan payudaranya yang montok membuat kontolku bangkit dan mulai membesar dengan cepat, hingga menyesakkan celana yang kupakai, “idih, kok sampai merah gini” kata Ayu, tiba-tiba mulutku dilumat olehnya dan tanpa menunggu lagi sambil tetap kupeluk tubuhnya akaupun gantian memgulum, melumat dan mencium bibir seksinya dengan penuh gairah, satu hal yang kusuka dari pacarku, meskipun dia orangnya pendiam kalau urusan lumat melumat dia jadi sangat ahli sekali, dan lumatan bibir seksinya sungguh sangat menggairahkan.

    Tiba-tiba Ayu mengangkat pantatnya dan duduk diatas pangkuanku, bongkahan pantatnya terasa sangat hangat kenyal dan menekan kontolku yang sudah mengeras, “Ih adikku sudah berdiri, katanya sambil menggoyangkan pantatnya diatas kontolku”. Kulihat matanya sudah mulai nanar dan sedikit berair, pandangannya mulai agak sayu, kemudian aku mulai beralih menciumi leher putihnya dan sedikit jilatan dibelakang telinga,kelihatannya salah satu titik rangsangnya ini sangat menggairahkan nafsu seks-nya.

    Lebih kebawah lagi, kuraba dari luar bongkahan payudaranya sudah sangat mengeras dan lebih membesar dari biasanya, pelan kuangkat kaosnya dan sepasang penutup BH-nya, payudara yang putih dan montok itupun menyembul dari dalam BH hitam yang dipakainya, sangat kontras sekali dengan dadanya yang sangat putih dan montok itu. Kuciumi dengan rakus payudara montok itu dan kujilati dengan lidahku, sampai akhirnya ke titik pusat dadanya, putting susunya yang sudah tegak seperti penghapus pensil di ujung, kujilati putting susunya dan ternyata titik inipun sangat mempengaruhi gairahnya, terlihat kedua tangannya dilepas dari pelukannya dan tangannya memegang dan menarik rambut panjangnya kebelakang sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan.

    Tiba-tiba tubuhnya menggelinjang kuat sekali dan memeluk tubuhku erat sekali sambil digoyang-goyangkan pantatnya diatas tegakku dan akupun terasa dikeliilingi daging nikmat, dari sepasang dadanya yang montok dan ranum serta dibawah bongkahan pantatnya yang nggak kalah montok dan padat. Sejenak dia terdiam sambil tetap memelukku dan dia menggelendot manja diatas pangkuanku, “Mas, kita kemarku yuk, takut di ruang tamu ada yang masuk, lagian disana kan lebih leluasa, tapi aku minta digendong ya ..? pintanya manja.

    Sambil tangannya memelukku, akupun menggendong tubuhnya yang ramping dan montok itu ke kamarnya yang lumayan jauh dari ruang tamu. Setelah menaruh Ayu diatas kasur, kuhampiri tape disamping tempat tidurnya dan kusetel lagu Forever In Love-nya Kenny G yang sampai saat ini menjadi lagu kenangan kami berdua. Dalam ketegangan kontolku dan nafsu yang sudah naik, kuhampiri Ayu, Kucium lembut bibirnya dan seluruh wajahnya mulai dari keningnya, jidat, matanya yang terpejam, hidung dan akhirnya kukecup dan akhirnya kulumat bibir seksinya.

    Tanganku tak tinggal diam mulai dari kaos dan BHnya kubuka perlahan dan celana dalam hitam kecilnya yang menutupi lembah dan jembut halusnya, sambil terpejam Tangan Ayu meraih kancing dan resluting celanaku dan didapatinya kontolku yang sudah tegak berdiri, kubantu melepas baju yang kukenakan sehingga kita berdua telanjang bulat dan hanya celana dalam Ayu yang masih dipakainya. Tiba-tiba tubuhku didorongnya, “berdiri dulu sayang, katanya, akupun turun dari tempat tidur dan Ayu pun duduk ditepi tempat tidur dan sambil membelai kontolku yang sudah sangat tegang.

    “Aku belum pernah lihat titit lelaki dewasa, tetapi punyamu besar sekali mas, sampai-sampai tanganku rasanya mantap sekali memegangnya, boleh aku belai sayang?”. “Tentu, belai ciumi dan manjakan rodal besar ini sayang.”, kataku. Kontolku sebenarnya nggak terlalu besar ya kira-kira pernah kuukur pakai penggaris panjangnya 15 cm dan bonggolnya sebesar pepsodent ukuran jumbo, yah perfectable size-lah menurut ukuran pacarku. Sejak pertama kali mengenal oral sex hingga hari ini, Ayu menunjukkan antusias yang sangat tinggi dengan kontolku, matanya sempat terbelalak saat pertama melihat dan memegang kontolku yang sudah ereksi.

    Apalagi saat pertama kali melakukan “karaoke”, istilahku jika ingin di-oral-sex sama pacarku, cara memperlakukan kontolku benar-benar istimewa, saat kutanya emangnya sudah pernah karaoke ya, pacarku marah besar, bagaimana mungkin jawabnya, ciuman bibir aja baru dengan kamu , dan akupun teringat first kiss buatku dan buat dia benarbenar berkesan, habis sama-sama baru sekali itu sih. Sambil duduk dipingggir kasur kubuka pahaku sehingga kontolku yang sudah ereksi terlihat menantang seperti tugu monas, Ayu jongkok dibawah sambil membelai perlahan kontolku, jari jemarinya menari-nari sepanjang kontolku mengikuti urat-uratnya yang menonjol sambil sesekali meremas dengan gemas, kulihat payudara Ayu sangat menantang dan sesekali kuremas juga susunya.

    Dari pangkal kontolku, dekat anus, tiba-tiba Ayu menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat bonggol kontolku, jilatan itu kemudian berpindah keatas mengikuti batang kontolku, hingga akhirnya kepala kontolku dijilat dan disedot perlahan-lahan. Kurasakan aliran darah mengalir keras disepanjang urat kontolku, dan ketegangannya mungkin sudah mencapai 100%, kepalanya membesar seperti helm tentara, warnanya kemerah-merahan dan berdenyut-denyut nikmat sekali. Sampai akhirnya batang kontolku mulai dilumat dan dimasukkan ke dalam mulutnya, perlahanlahan hingga kurasakan menyentuh ujung tenggorokannya, sementara masih tersisa sekitar 5 cm. “Masukkan semuanya dong, pintaku, “Gimana mau masuk lagi, kontolmu terlalu panjang buat mulutku, katanya sambil melepaskan kulumannya.

    Akhirnya keluar masuk kontolku dimulutnya, wah rasanya nikmat sekali, mungkin seperti ini rasanya bersenggama, pikirku, kami memang selama ini belum pernah melakukan persetubuhan hingga memasukkan kontolku ke dalam vaginanya, yah hanya sekedar berbugil sambil menjilat dan mengulum alat kelamin dan orgasme tanpa melakukan senggama. Suasana pagi yang sejuk, karena jendela kamar yang terbuka ditambah alunan instrumen Kenny.G membuat kami sama-sama terbuai dan lupa dengan segala sesuatunya. Sambil kujamah payudaranya, Ayu kutarik dan kurebahkan di atas tempat tidur, wajahnya benarbenar merangsang, matanya berbinar. Bibirnya memerah dan payudara sangat kencang dan memadat dengan putting susu yang mengeras. Seperti diawal aku mulai menciumi wajah dan bibirnya kemudian aku turun kebawah, kuciumi dan kujilati mulai dari jari-jemarinya yang putih mulus hingga ke betis indahnya, sambil kubelai dan kusentuh paha mulusnya, tanpa terasa aku menyentuh CD hitamnya dan perlahan kuturunkan dan kulepaskan, Ayu diam dan hanya mendesah-desah menahan kenikmatan itu.

    Sampai di pahanya kubelai dan kuciumi paha mulusnya seinchi demi seinchi kelihatan sekali dia begitu terangsang, sebelum sampai ke pangkal pahanya, aku naik dan mulai menjilati dadanya. Payudara yang putih dan mulus itu kuremas sambil mulai kujilati melingkar hingga sampai ke putingnya kujilati dan kusedot penuh nafsu, Kulihat pinggul dan pantat Ayu bergerak dan menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan jilatan, sedotan dan remasanku. Kujilati kebawah lagi dan sampai ke perut Ayu yang sangat mulus dan akhirnya hingga ke bukit indah yang ditumbuhi rumput hitam yang halus dan sangat kontras dengan kemulusan tubuhnya. Kusibakkan bulu-bulu halus yang menutupi vagina pacarku, terlihat bibir vaginanya masih tertutup rapat, namun terlihat disitu ada cairan disekelilingnya, ternyata dia sudah mulai basah. Kubuka sedikit dan terlihat kelentitnya berwarna merah jambu, kecil, menonjol dan kelihatan membasah, kuraba perlahan, Ayu melenguh keras dan menggoyangkan dan mengangkat pantatnya, Kuraba perlahan dengan jari telunjukku dan akhirnya mulai kujilati dengan ujung lidahku, kembali terdengar erangan dan lenguhannya merasakan nikmat yang luar biasa. “Mas, tolong aku sayang, masukkan penis besarmu ke vaginaku, aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan ini, pintanya sambil setengah menangis. ” jangan sayang, kita belum boleh melakukan ini, toh nanti kita juga akan menikah, kataku masih sadar, meskipun aku jiga sudah tidak kuat lagi menahan nafsuku.

    “Biarlah mas, aku rela mmberikan perawanku untukmu sayang, aku sangat mencintaimu dan aku takut kehilangan dirimu, kata Ayu, sambil mulai menarik kontolku ke arah vaginanya yang membasah. Kontolku yang sudah agak menurun, mulai bangkit lagi begitu menyentuh bibir vagina Ayu, sangat tegang dan begitu membesar. Dengan masih deg degan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang kontolku ke dalam vaginanya, saat kucoba menyelipkan kepala kontolku ke mulut vaginanya rasanya peret dan sulit sekali. Kulihat Ayu sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit, “aaah” ,namun akhirnya kepala kontolku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangat vaginya, perlahan kumasukkan seinchi demi seinchi, pada centimeter ke 3 menuju ke 4, Ayu tiba-tiba berteriak dan menjerit, ” aduh mas sakit sekali, katanya, seperti ada yang menusuk dan nyerinya sampai ke perut”, katanya. “Aku cabut aja ya ?” ” Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini, aku yang sudah merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang kontolku.

    Kulihat Ayu meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya kontolku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yang belum pernah kurasakan, kontolku serasa digigit bibir yang kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali. Akhirnya kamipun mulai menikmati hubungan badan ini, ” mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar masukkan kontolmu mas, rasanya nikmat sekali. Perlahan aku mulai menggoyang batang kontolku keluar masuk ke vagina Ayu, kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta kontolku untuk dimasukkan dalam-dalam ke vaginanya. Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tidak begitu merasakan sakit di vaginanya, dan kupercepat goyangan kontolku di vaginanya.

    Ayu berteriak-teriak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku, kurasakan payudara besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan kontolku seluruhnya di dalam vaginanya. ”Oh, mmmas aku keluar…. Ahhhhhhhhhhhhh ….ahhhhhhhhhhhhh…. ahhhhhhhhhhh, Aku merasakan nikmat yang amat sangat, kontolku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di kontolku, dan aku yakin kontolku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam vagina Ayu, sepertimya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku. Kubuka sedikit jepitan kaki Ayu dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Ayu, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari vagina Ayu, kontolku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh kontolku keluar masuk dari vagina Ayu, nikmat sekali rasanya. Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan kontolku di vagina Ayu, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang akan meledak dari dalam kontolku dan akhirnya …. Crooot …croooot ….crooot …crooot. Kontolku yang sudah kucabut dari dalam vagina Ayu, kudaratkan di atas perut mulusnya dan semburan air kejantananku muncrat sampai ke rambut, pipi, sebagian mulutnya, payudara dan diatas perut Ayu, kuurut-urut batang kontolku dan tetesan air maniku berjatuhan di atas jembut halus kekasihku.

    Aku merebahkan diri disamping tubuh mulus Ayu, kupeluk dia sambil kubelai rambutnya, Ayu terpejam, diam dan tiba-tiba dari ujung kedua belah matanya yang terpejam menetes air mata. Kuseka air matanya dan kupeluk dia erat-erat, dan dia memelukku juga, ” Mas, hari ini aku sudah persembahkan kesucianku untukmu, sesuatu yang berharga yang kumiliki telah kuberikan padamu, aku nggak mau kehilangan dirimu dan tak akan kulupakan seumur hidupku peristiwa indah hari ini … Aku sangat mencintaimu mas”. Ayu bangun dari rebahannya, mengambil saputangan dan membersihkan bercak dari sela-sela vaginya yang telah bercampur dengan cairan kenikmatannya, saputangan biru itu berbercak merah, memenuhi hampir setengah lembar saputangan biru itu. “Saputangan ini akan kusimpan selamanya, sebagai tanda buat cinta kita, mas” Aku terdiam, kemudian kubelai rambut indahnya, kukecup keningnya dan kukatakan, aku telah kau berikan sesuatu yang berharga darimu, keperawananmu membuktikan cinta sucimu, aku juga sangat mencintaimu, kuambil keperawananmu dengan keperjakaanku, dan tak kan kulupakan hari ini selama hidupku”.

    Dalam keadaan sama-sama bugil, kupeluk tubuh Ayu, kehangatan tubuhnya mengalir ke setiap pori-pori dan diapun meraskan hal yang sama, ” tahun depan aku sudah lulus, selanjutnya aku akan melamarmu dan kita akan menikmati cinta kita selamanya, aku mencintaimu Dea”. ” Mas, aku bangga memilikimu, lelaki sepertimu yang memang aku idamkan selama ini”. Keringat yang mengalir di badanku diseka Ayu dengan handuk dan dia membersihkan kontolku dengan handuk basah, akupun jadi terangsang lagi, ” Ih, si Adik kok bangun lagi, kamu benar-benar perkasa mas”,

    aku tersenyum, sebenarnya aku masih ingin melakukan sekali lagi tapi jam sudah menunjukkan jam 11.30, aku takut kalau tibatiba mamanya pulang. Kugandeng tangan Ayu dan membawanya ke kamar mandi dan dibawah guyuran shower kamar mandinya kita mandi bersama, saling menyabuni dan bercanda bersama, Kontolku menjadi tegang saat mandi dan Ayu sempat memasturbasi kontolku yang sudah tegang dengan busa sabun, tangannya yang halus sangat lincah mengocok batang kontolku, sekitar lima menitan air maniku sempat keluar lagi dan muncrat sampai ke atas seperti air mancur, Ayu tertawa puas, menciumiku dan melanjutkan mandi sampai selesai.