Author: perawanku

  • Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto

    Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto


    733 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto, Namaku Linda aku gadis yang masih menginjak usia 17 tahun, kehidupanku kini berubah sejak kami di tinggal ayah. Mama hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian tetangga yang memang mengenal keluarga kami sebelumnya, awalnya kami hidup serba berkecukupan namun semua berubah setelah kami di tinggal ayah yang lebih memilih wanita lain daripada hidup dengan mama dan aku anaknya.

    Bukan itu saja ternyata ayah meninggalkan banyak hutang sehingga terpaksa mama menjual rumah kami. Dan kamipun lebih memilih tinggal di rumah kontrakan yang tidak jauh dari rumah kami yang dulu, hanya saja rumah yang kami tinggali sekarang lebih kecil dan masih masuk gang pula, sebagai anak tunggal aku hanya bisa pasrah apalagi aku sudah menginjak dewasa.

    Sedikit banyak aku sudah mengerti yang terjadi pada kami, dan akhirnya akupun berubah dari pribadi yang pemalu menjadi agak liar. Awalnya aku hanya mau di ajak nonton oleh temanku yang bernama Ferdi, rupanya dia telah merencanakan sesuatu padaku. Dengan mudahnya dia menikmati tubuhku di saat aku sudah tidak berdaya dalam obat yang dia campur dalam minumanku.

    Sejak saat itulah aku menjadi liar, dengan gampangnya aku melakukan adegan seperti dalam cerita seks. Padahal aku tidak melakukannya dengan pasanganku, melainkan dengan banyak cowok yang bersedia membayarku. Dan aku minta mereka merahasiakannya pada teman cewek di sekolahku, hingga 5 bulan lamanya aku terus melakukan hal itu. Tentu saja tanpa sepengetahuan mamaku.

    Apalagi aku tetap masih minta jatah jajan pada mama, karena uang yang mereka berikan padaku belum seberapa. maklum yang mengajakku melakukan adegan cerita seks 17 tahun hanya teman sekolah yang hanya dapat uang jajan dari orang tua mereka, hingga akhirnya akupun lulus dari sekolah dan dalam hati aku ingin sekali melanjutkan kuliah tapi aku tidak ada biaya. Yuk Bermain Poker Online Indonesia Aman Dan Terpercaya Salmonpoker.

    Akhirnya akupun menggunakan cara lain, aku pamit pada mama kalau aku akan bekerja di kota besar. Awalnya mama tidak mengizinkan aku namun aku tetap memaksanya sampai akhirnya diapun melepas kepergianku yang pamit berangkat mencari pekerjaan, padahal sebenarnya aku sudah ada rencana dengan uang yang selama ini aku tabung akupun mencari kampus di kota yang baru saja aku injak ini.

    Sambil terus mendaftarkan diri akupun tetap melakukan apa yang telah menjadi pekerjaanku di kotaku. Apalagi aku sudah mengenal sosok tante Gina, yang aku kenal lewat sosmed, dia salah satu mucikari yang cukup terkenal di kota ini. Pertama kami bertemu dia begitu tajam menatapku lalu berkata “Perfect.. aku yakin kamu akan menjadi primadona baru disni..”.

    Bukan hanya tentang pekerjaan yang akan aku kerjakan saja yang di bantu oleh tante Gina, tapi tentang urusan kuliahku juga dia yang mengurusnya. Hingga dengan mudahnya aku dapat kuliah sambil bekerja pada tante juga, aku melakukan cerita seks sudah tidak terhitung dan kini aku sudah menggunakan mobil ke kampus bahkan aku tinggal di salah satu apartemen mewah.

    Semua itu memang masih belum milikku seutuhnya, karena itu semua hanya pemberian om Darto. Dan dengannya aku sering melakukan hubungan intim seperti dalam adegan cerita seks, pria tambun ini begitu mencintaiku dan aku merasa kasihan juga melihat dia sudah berkorban banyak padaku. Bahkan om Darto pernah bilang padaku ” Linda kamu boleh pacaran di luar sana asal jangan sampai kamu membawanya ke apartemen ini..”.

    Hal itu membuat aku semakin simpati padanya, aku tidak pernah sekalipun mengajak pria lain masuk ke dalam apartemen ini. Apalagi kalau sampai melakukan adegan cerita seks 17 tahun, siang ini aku memang langsung pulang dari kampus karena aku ingin mempersiapkan kejutan buat om Darto. Hari ini dia berulang tahun usianya genap 47 tahun dan aku pura-pura tidak mengetahuinya.

    Padahal aku sudah mempersiapkan kado spesial untuknya, lalu aku hiasi kamarku seperti layaknya pasangan yang akan melakukan bulan madu mereka. Sengaja aku taburi juga tempat tidurku dengan bunga mawar putih, setelah aku persiapkan semunya mulai dari dekorasi sampai kue ultah aku aku ambil di salah catering tadi, akupun bersiap-siap mandi dan berdandan agar terlihat lebih anggun aku pakai gaun malam.

    Sengaja aku membelinya kemaren dan memang aku persiapkan untuk momen ultahnya om Darto. Namun hingga jam 8 malam dia belum juga datang, bahkan karena capeknya juga akupun sampai ketiduran setelah lewat jam 9 malam om Darto belum juga datang. Tiba-tiba aku merasa seperti ada orang yang menggendongku dan dia merebahkan aku di atas tempat tidur.

    Aku tahu kalau om Darto yang telah menggendongku, aku buka perlahan mataku dan tersenyum padanya yang tengah menatapku juga “Happy birtday sayang..” Kataku lirih lalu aku melingkarkan tanganku pada lehernya, dan aku cium pipinya lalu bibirnya “Lindaaa.. maaf aku baru dataang..om tidak tahu kalau kamu bakalan..” Aku memotong perkataan om Darto.

    Dengan melepas pakaiannya dan juga pakaian yang aku kenakan “Aku dah nunggu lama om..” Diapun tersenyum lalu kamipun bergumul, dengan buasnya om Darto menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas sampai kebawah “OOoouuuggghh… om… aaaaagggghhh… aaaaggghh… geliii ooom… aaaaaggggghhh… aaagggghhh..” Lirih aku berkata ketika dia menyelinapkan lidahnya dalam memekku.

    Seperti pemain dalam adegan cerita seks kami terus melepas nafsu yang telah memuncak “OOouuuuuggggghhh… ooouuuggghh…. Liiin…. aaaaggggghh… aaagggggghhh… teruuuuuuusss… aaaaggghhh…. sayaaang..” Katanya ketika mulutku kini berganti mengulum kontolnya, hingga akhirnya diapun menindih tubuhku lalu dengan cepat bergerak setelah dia masukkan kontolnya.

    Dalam memekku dan akupun mengimbanginya dengan gerakan perlahan “OOouuuuggggghhhhhh… aaaaggggghhh… ooouuuggghhhh… aaagggghh… saaayaaaang….. aaagggghhh” Semakin buas saja om Darto bergerak setelah aku mainkan juga tanganku pada dua telornya, yang ikut bergerak tapi tidak ikut masuk kedalam memekku, aku pilin-pilin dengan gemasnya.

    Hingga akhirnya aku dengar om darto mengerang keras dan panjang “Ooouuugghh… Liiin… aaagggghh.. Ommm.. udaaaaahhh…… aaaggggghhh… aaaagggghhh… aaaaaggggghhh… aaaaaaggggghhhhhh.. aaaaagggghhhh… ” Dia menekan kontolnya yang sudah menyemburkan larva hangat dan kental dalam lubang kemaluanku, akupun memeluk tubuhnya yang sudah lemas.

    Malam ini kami melakukan adegan cerita seks 17 tahun hingga puas, dan tidak lupa aku makan malam romantis dengan om Darto meskipun akhirnya kami makan malam di atas tempat tidur. Aku benar-benar menyayangi pria ini karena kebaikannya dan aku juga tidak ingin lagi kembali menjadi gadis bispak, cukup menjadi peliharaan om Darto yang telah membuat aku begitu mencintainya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP

    Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP


    708 views

    Perawanku – Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP, Ini dimulai pada suatu sore ketika rumahku sedang sepi. Orang tua lagi pergi dan kebetulan pembantu dan adikku juga lagi nggak ada. Langsung saja gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak ada gangguan pas lagi nonton. VCD bokep yang kutonton itu bercerita tentang hubungan sex antara adek dan kakak. Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.

    “Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. Akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.

    “liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.
    “Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt. Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.

    “Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.

    “Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.

    “Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu. Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.

    “Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.

    “Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake. Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar.

    Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.

    “Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya.

    Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!

    “Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan. Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.

    “Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….

    ” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.

    “Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede. Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,

    “Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas
    “punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,

    “berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69? “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.

    “Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69. Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener. Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat.

    Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

    “Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).
    Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.

    “Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.

    “Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.

    “Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.

    “…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,

    “akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.

    “Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.

    “Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.

    “kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.

    “Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.

    “Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya. Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.

    “Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar. Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?

    “Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.

    “Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.

    “Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.

    “Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.

    “Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu.

    Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk. Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.

    “Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.

    “Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.

    Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi

    Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi


    538 views

    Perawanku – Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi, Namaku Dessy, 23 tahun. Aku sekarang tinggal di Jakarta. Banyak orang mengatakan bahwa aku sangat cantik, walau aku tak merasa demikian. Aku dilahirkan di satu keluarga yang biasa saja. Ayah dan ibuku bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Aku mempunyai 2 orang kakak laki-laki. Yoga, 29 tahun, dan Okky, 25 tahun. Keduanya belum menikah. Yoga bekerja sebagai montir mobil, Okky bekerja serabutan. Dan aku sendiri sampai saat ini belum bekerja setelah tamat kuliah D3.

    Aku selalu di rumah membantu ibu dalam urusan rumah tangga. Aku jarang keluar. Sampai saat ini aku belum mempunyai kekasih karena ada suatu hal yang akan aku ceritakan sekarang ini. Keluargaku tidak ada masalah dalam hal ekonomi. Ekonomi kami cukup walau tidak bisa lebih. Hanya saja ada satu hal yang sangat membebani perasaanku saat ini. Kurang lebih 5 bulan yang lalu awal dari beban perasaanku ini dimulai..

    Waktu itu, 5 April 2004 pagi hari, ayah dan ibu serta Yoga sudah pergi kerja. Hanya Okky dan aku yang ada di rumah. Okky masih tiduran di kamarnya walau sudah bangun. Aku sendiri sedang menyapu di tengah rumah. Kulihat Okky bangkit dari ranjangnya dan segera keluar dari kamar.

    “Masih ada makanan, tidak?” tanya sambil lewat.

    Tak kusangka tangan Okky tiba-tiba meremas pantatku dari samping sambil lewat.

    “Ihh.. Kamu ngapain sih!” aku membentak.

    Okky hanya tersenyum dan segera ke kamar mandi. Aku pikir Okky hanya iseng menggoda aku. Tapi ketika Okky sudah selesai dari kamar mandi, tanpa sepengetahuanku tiba-tiba Okky memelukku dari belakang.

    “Hei! Lepaskan aku!” aku berteriak sambil meronta.

    Tapi Okky malah sengaja meremas buah dadaku dan menciumi leher dan tengkuk aku. Aku terus meronta, tapi pelukan Okky makin kuat.

    “Diamlah, Des.. Sebentar saja,” bisik Okky di telingaku sambil tangannya tetap meremas buah dadaku.

    Entah kenapa aku jadi lemah meronta. Malah aku rasakan ada perasaan aneh yang menjalari tubuhku. Antara mau dan tidak, aku biarkan tangan Okky meremas buah dadaku. Bahkan ketika Okky menyingkap dasterku dan tangannya masuk ke celana dalamku, aku biarkan tangannya meraba dan menelusuri belahan memekku.

    “Mmhh…” aku mendesah dengan mata terpejam.

    “Ke kamar, yuk?” bisik Okky tak lama kemudian.

    Aku hanya bisa mengangguk. Okky lalu menarik tanganku ke kamarnya. Di dalam kamar, Okky dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat di tubuhku. Nafasnya terdengar cepat. Aku diam saja diperlakukan demikian oleh kakakku.
    Entah kenapa gairahku bangkit diperlakukan demikian.. Nafsuku makin terangsang lagi ketika kulihat Okky melepas semua pakaiannya dan terlihat kontolnya yang cukup besar dipenuhi bulu lebat berdiri dengan tegak.

    Okky menghampiri, lalu mengecup bibirku. Aku langsung membalas ciumannya dengan hangat. Tangan Okky kembali bermain dan meremas buah dadaku. Kontolnya sesekali menyentuh memekku sehingga membuat darahku selalu berdesir.

    “Ohh.. Ohh…” desahku ketika jari tangan Okky menyentuh memek dan menggosok-gosok belahan memekku. Aku sendiri langsung menggenggam kontol Okky dan meremasnya pelan.

    “Mmhh…” desah Okky sambil menggerakkan pinggulnya.

    “Isepin kontol aku, Des…” pinta Okky berbisik.

    “Tidak mau ah, jijik…” kataku sambil terus mengocok kontol Okky.

    “Ya sudah, masukkin langsung saja,” kata Okky sambil menarik tubuhku ke atas ranjang.

    Tak lama tubuh Okky langsung menindih tubuhku. Diarahkan kontolnya ke memekku lalu didesakannya pelan-pelan.

    “Aww! Pelan dong, Ky…” jeritku pelan.

    “Susah masuk nih…” kata Okky sambil terus berusaha memasukkan kontolnya ke memekku.

    “Aku masih perawan, Ky…” bisikku.

    Okky tak menjawab. Dia terus berusaha menyetubuhiku.

    “Bantuin dong…” bisik Okky.

    Akupun segera menggenggam kontol Okky. Aku arahkan kepala kontolnya ke lubang memekku.

    “Tekan pelan-pelan, Ky…” bisikku.

    Okky mulai mendesakkan kontolnya pelan.

    “Aww.. Terus tekan pelan-pelan.. Aww…” kataku sambil agak meringis menahan perih ketika kontol Okky mulai masuk ke memekku.

    “Pelan, Ky.. Pelan.. Aww.. Aww.. Mmhh.. Ohh.. Terus, Ky…” bisikku lirih ketika kontol Okyy sudah mulai keluar masuk memekku.

    Okky terus memompa kontolnya mulai cepat.

    “Ohh…” desah Okky disela-sela gerakannya menyetubuhi aku.

    “Kenapa kamu melakukan hal ini?” tanyaku sambil memeluk Okky.

    “Karena aku sayang kamu, suka kamu…” jawab Okky sambil menatap mataku.

    Aku diam. Tak terasa air mataku mengalir ke pipi..

    “Kenapa kamu menangis?” tanya Okky sambil menghentikan gerakannya.

    Aku diam sesaat. Mataku terpejam.

    “Karena.. Sudahlah…” kataku sambil tersenyum.

    Ada rasa tak menentu saat itu. Antara rasa sedih karena diperawani kakak kandung sendiri, dan juga gairah seks-ku yang sangat tinggi untuk disalurkan, dan entah perasaan apalagi saat itu yang ada di hatiku. Aku lumat bibir Okky sambil menggerakkan pinggulku. Okkypun segera membalas ciumanku sambil melanjutkan menggerakan kontolnya keluar masuk memekku.

    Lama kelamaan perasaan tak menentu yang sempat hinggap di hatiku mulai menghilang, terganti oleh rasa sayang terhadap kakakku dan rasa nikmat yang sangat tak terhingga. Tak lama aku rasakan Okky mulai menyetubuhiku makin cepat. Dengan mata terpejam didesakkannya kontolnya dalam-dalam ke memekku.

    “Ohh.. Aku mau keluar, Des…” kata Okky.

    “Jangan keluarkan di dalam, Ky…” pintaku sambil menggerakan pinggulku makin cepat mengimbangi gerakan Okky.

    Tak lama Okky segera mencabut kontolnya dari memekku cepat-cepat. Lalu, crott! Crott! Crott! Air mani Okky menyembur banyak di atas perutku. Okky lalu bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Diusap dan diremasnya buah dadaku. Akupun segera memegang dan menggenggam kontol Okky yang sudah mulai lemas.

    “Aku sayang kamu…” kata Okky sambil mencium kening dan mengecup bibirku.

    Aku tersenyum.. Begitulah, sejak saat itu kami selalu bersetubuh setiap ada kesempatan. Aku sangat menikmati persetubuhan kami. Kedekatan dan keromantisan hubungan kami semakin hari semakin kuat. Seringkali kami saling raba, saling remas bila sedang nonton televisi walau saat itu semua keluarga sedang kumpul. Aku nikmati itu setiap malam. Antara was-was kalau ketahuan dan rasa romantis serta nikmat, semua aku lakukan dengan suka hati.

    Rasa sayang yang sangat besar bisa aku rasakan dari Okky. Apapun yang aku mau, atau apapun masalah yang aku hadapi, akan selalu dipecahkan dan dilalui bersama Okky. Kenikmatan dalam persetubuhan dengan Okky telah membawa aku ke suasana yang serba indah. Dengan Okky pula aku bisa merasakan bagaimana nikmatnya melakukan oral seks. Bagaimana rasanya di jilat memek sampai orgasme, bagaimana rasanya menjilat dan menghisap kontol sampai air mani Okky tumpah di dalam mulutku dan menelannya.

    Untuk beberapa bulan kami nikmati “kegilaan” dalam hubungan asmara saudara sekandung. Entah sudah berapa banyak tempat yang kapai pakai untuk melampiaskan rasa sayang dan gairah dalam bentuk persetubuhan. Sudah banyak penginapan dan hotel yang kami singgahi untuk bisa memacu desah dan birahi untuk meraih kenikmatan. Entah sudah berapa puluh kali aku menghisap kontol dan menelan air mani Okky di dalam bioskop. Aku lakukan semua itu dengan perasaan bebas tanpa beban. Aku nikmati semua permainan yang kami lakukan.

    Tapi ada satu hal yang mulai membebani hatiku saat ini. Aku mulai merasa berdosa atas hubunganku dengan kakak kandungku. Pernah aku bilang kepada Okky untuk menghentikan hubungan ini, dan mengatakan bahwa aku ingin membina hubungan dengan orang lain. Okky marah besar karenanya. Dia mengatakan bahwa dia sangat sayang aku, dan tidak ada satu orang lelakipun yang boleh menyentuh aku.

    Bahkan pernah ada beberapa lelaki yang main ke rumah untuk menemui aku, tidak pernah lagi datang berkunjung karena Okky selalu ikut nimbrung ketika aku menemui mereka. Okky selalu dengan ketus menimpali setiap ucapan mereka dengan ucapan yang menyindir dan menghina.

    Hal lain adalah, aku tidak bisa menolak keinginan Okky untuk menyetubuhiku. Dan jujur saja kalau aku juga sangat menikmati cumbuan dia karena bisa memenuhi kebutuhanku untuk menyalurkan libido aku. Sekarang aku bingung harus bagaimana. Aku ingin hidup normal dalam membina hubungan asmara dan ingin normal dalam menyalurkan kebutuhan seks aku, tapi tidak mau menyakiti hati kakakku karena aku sangat sayang dia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kenalan Keponakanku

    Cerita Sex Kenalan Keponakanku


    800 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenalan Keponakanku, Karena aku pernah kerja sebagai EO. Ana minta tolong aku untuk mengatur pesta hutnya. Aku tanya ma Ana, dia maunya pestanya seperti apa dan berapa budgetnya yang disediakan ortunya. Bapaknya Ana adalah adik kandungku, makanya Ana bebas sekali ma aku. Kalo becanda dah kaya ma temennya, padahal umurku dan dia berbeda jauh sekali, 20 tahun lebih. Ya gak apa, jadi aku awet muda kan kalo banyak bergaul dengan bag (termasuk menggauli kale)

    Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan, aku mencari cafe yang deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan trafik yang macet. Aku nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya Ana. Karena ini pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting banyak minumannya, non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari bar yang bisa memandu beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta adikku menyediakan beberapa suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games itu.

    “An, temen-temen kamu kece-kece gak”.

    “So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat,

    “Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.

    Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat jam 8 malem. Adik dan iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen Ana, setelah makan malam, acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake krim kue yang sering dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya pulang karena selanjutnya adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay, dia tajut kalo ada acara yang meleset dari rencana.

    “Om kan gak ada siapa-siapa dirumah, mending juga disini, ntar om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.

    Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan abg yang dateng bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung meriah, palagi MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara games slesai, sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi dengan celoteh DJ yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.

    “Om, ini Ayu, om temenin Ayu ya, dia gak punya pasangan”, Ana mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.

    Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang mata uang indah, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang merekah. Yang menarik perhatainku, Ayu punya kumis tipis diatas bibirnya yang mengundang untuk dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah ayunya Ayu. Nama yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi, dadanya dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Ayu mengenakan t shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya menjadi nampak dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang membulat sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat menggugah napsu.

    “Om, tu apanya Ana si”, teriak Ayu ditengah bisingnya musik.

    “Aku kakak bokapnya Ana”.

    “Kok beda ya om”.

    “apa bedanya?”

    “Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah botak gendut pula”.

    “Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.

    “Bener banget om, duduk yuk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk dipojokan berdua Ayu, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Ayu.

    “Yu, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana ja kalah seksi ma kamu”.

    “Om suka kan ngeliatnya”.

    “Suka banget Yu, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.

    “Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Ayu gak pake apa2, gak bisa nahan diri lagi”.

    “Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”

    “Depan cowokku om”.

    “Wah bole dong skarang depan aku ya”.

    “Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.

    “Om turun lagi yuk, Ayu pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai (ngepel kale) dengan Ayu, Ayu kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya mengganjal didadaku.

    “Yu toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.

    “Iya om”. Aku mencium telinganya, Ayu menggeliat kegelian,

    “om, nakal ih”.

    “Tapi suka kan”. Ayu gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Ayu menggelinjang.

    Ayu mempererat pelukannya, aku seneng ja dipeluk abg seksi kaya Ayu. Sampe acara slesai Ayu nempel terus ma aku.

    “Om tinggal sendiri ya”.

    “Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.

    “aku dah cere Yu, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”

    “Mangnya om mau ma Ayu, Ayu kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Ayu”.

    “Wah malah bangga Yu, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”. Ketika ana melihat Ayu nempel terus ma aku, dia mulai godain,

    ”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, ayu cantik kan om, pasti om suka deh ma Ayu, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyum saja, Ayu cemberut jadinya,

    “Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.

    “Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.

    Setelah acara selesai, aku membereskan administrasinya dengan pihak bar.

    “Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo gak ada om pasti pestaku gak semeriah ini. Yu kamu puilang ikutan om ku ja, dia searah kok sama rumah kamu. Om anterin ayu dulu ya, jangan diapa2in lo temenku yang seksi ini, dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil menjabat tanganku.

    “Mau aku anter pulang Yu”, tanyaku menoleh ke ayu.

    “Bole, kalo gak ngerepotin om”.

    “Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Ayu aku gandeng menuju ke tempat parkir.

    “Om, Ayu males pulang deh”.

    “Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Ayu ngobrol”.

    “Mangnya ortu kemana”.

    “Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Ayu jarang ketemu ortu biar serumah juga. ayu ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.

    “O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’

    “Bole om”.

    “Gak takut ma aku”.

    “Mangnya om mo makan Ayu”.

    “Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang perjalanan ke apartmenku ayu curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.

    “Om, ayu suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget, atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.

    “Sesekali ja Yu, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Ayu diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas pertanyaanku.

    Sesampainya di apartmen, aku langsung parkir mobil di basement di lot yang diperuntukkan buat aku. Ayu kugandeng ke lift dan lift melumcur ke lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift ayu kupeluk dan kucium pipinya,

    “Oom”, ayu hanya melenguh sambil memperat pelukannya ke aku.

    Di apartment, Ayu langsung inspeksi, apartmenku kecil, ada 2 kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan pantri. Di bagian belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya lumayan luas untuk jemur pakean. Ayu cukup lama berdiri di alok menatap kerlap kerlip lampu kota. Aku memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Ayu mengeglinjang tapi dia membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari luar t shirtnya.

    “Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya mulai kuremas2.

    Ayu menggeser2kan pantatnya yang membulat ke selangkanganku. Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.

    “Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil terus menggeser2kan pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya, terasa sekali besar dan kencengnya toket abg montok ini.

    “Om, ayu dah pengen om, masuk yuk”.

    Di sofa Ayu langsung melepas pakean luarnya. Wah baru seumur segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng ja dapet abg yang liar kaya Ayu gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Aku melotot melihat ayu muncul dengan daleman bikini yang minim dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari branya yang minim sekali. Demikian pula jembutnya berhamburan dari cd bikini yang model g string itu.

    “Yu, duduk disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya.

    aku tinggal memakai celana panjangnya saja. Baju dah kulepas. Ayupun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan keningnya dari belakang. Dari kening turun ke kuduk. Ayu hanya terpejam saja menikmati pijitanku, turun lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.

    “Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godanya.

    Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke toketnya. Jariku kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Ayu terdiam, napasnya mulai memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan mengkilik2 pentilnya. Pentilnya langsung mengeras,

    “Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja meremes2 toketnya dengan penuh napsu.

    Ayu bersandar di dadaku yang bidang. Aku kembali menciumi lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2, sehingga napsunya makin berkobar. Kemudian aku minta ayu berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Ayu tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya. Dibalas dengan ganas. Bibirnya kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tangannya segera turun mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali kontolku sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangku dibuka, celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga celana panjangku meluncur ke lantai. kontolku yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD ku yang mini. Kami segera bergelut. Aku terus meremas-remas toketnya sementara Ayu mengocok kontolku.

    “om keras banget, gede lagi”, katanya sambil jongkok didepanku, melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya.

    “Aah Yu, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.

    “aaaduuuuuhh. Yu..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Akhirnya aku gak tahan lagi. Ayu kubopong ke kamar.

    Ayu kubaringkan diranjang. Sambil terus meremas2 toketnya tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string itu. Otomatis pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan jembutnya yang lebat.

    “Om, geli”, erangnya.

    “geli apa nikmat Yu”, tanyanya.

    “Dua2nya om, Ayu dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the point.

    Tanganku menyusup ke punggungnya sambil mengecup bibirnya. Tali pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung menantang untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikini kutarik dengan mulutku sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang minim.

    “Yu kamu napsuin banget deh”, kataku.

    Aku langsung saja menindihnya. penisku kuarahkan ke belahan memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku menekan kontolku sehingga kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Ayu mengerang keenakan sambil memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku terus menekan pantatku pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin dalam dan bless, kontolku sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.

    “Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil mencengkeram punggungku.

    Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku sehingga penisku besarku langsung ambles semuanya di memeknya.

    “Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.

    Ayu menggeliat2 ketika aku mulai mengeluarmasukkan kontolku di memeknya. Ayu mengejang2kan memeknya meremes2 kontolku yang sedang keluar masuk itu.

    “Yu, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah pinter ngeladenin napsuku”, erangku.

    aku memeluknya dan kembali menciumi bibirnya, dengan menggebu2 bibirnya kulumat, Ayu mengiringi permainan bibirku dengan membalas mengulum bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepat dan keras, Ayu menggeliatkan pinggulnya mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku menancapkan kontolku dalam2 Ayu melenguh keenakan.

    Terasa banget kontolku menyesaki seluruh memeknya sampe kedalem. Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan kontolku. Gak bisa cepet2 karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus berlangsung selama aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Ayu gak tahan lagi. Jepitan kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian Ayu memeluk punggungku makin keras

    “Om, Ayu mau nyampe om”.

    “Kita bareng ya Yu”, kataku sambil mempercepat enjotanku.

    “Om, gak tahan lagi om, Ayu nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.

    Kakinya kembali melingkar di pinggangku sehingga kontolku nancep dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2 ketika Ayu nyampe sehingga bendungan pejuku bobol juga.

    “Akh Yu, aku ngecret Yu, akh”, aku mengerang sambil mengecretkan pejuku beberapa kali di memeknya.

    Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, Ayu kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya. Ayu menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut kontolku dari memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri. Aku berbaring disebelahnya.

    “Yu, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil mengelus2 pipiku.

    “Ayu mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen *******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.

    “Om, Ayu ngantuk dan cape”.

    “Ya udah, tidur ja Yu, besok kita tenmpur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.

    Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar, ayu juga,

    “Om, Ayu laper om”, katanya.

    “Iya Yu, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.

    “Mandi dulu yuk” ajakku.

    Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya merapat ke tubuhku. Aku duduk di toilet dan Ayu duduk dipangkuanku dan aku mengusap2 pahanya.

    “Kamu cantik sekali, Yu”, rayuku.

    Tanganku pindah ke bukit memeknya mempermainkan jembutnya yang lebat. Aku bisa melakukan itu karena ayu mengangkangkan pahanya. Tanganku terus menjalar ke atas ke pinggangnya.

    “geli om”, katanya ketika tanganku menggelitiki pinggangnya.

    Ayu menggeliat2 jadinya. Segera aku meremes2 toketnya.

    ”toket kamu besar ya Yu, kenceng lagi”, kataku.

    “om suka kan”, jawabnya.

    “ya Yu, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet, aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Yu”.

    “Ya abis iklannya indomi dipake ma capres kan”.

    “Bisa aja si om, boleh deh, Ayu suka kok apa aja, asal om yang sediain”.

    “Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Ayu manja2 ma om”.

    “Suka banget Yu”.

    “ayu tinggal ma om ya, boleh ya om”.

    “Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo dilaporkan polisi sgala. Ayu bole kok kapan aja mo nginep disini”. Ayu diem saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.

    “Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia kembali tersenyum.

    Cantik sekali Ayu, wajahnya yang tanpa riasan sama sekali tampak cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi ngeliatnya. Segera aku menyiapkan sarapan.

    “Kamu mo minum apaan Yu, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah kamu dah punya ya, besar lagi”.

    “Oom”, katanya manja.

    Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia. Setelah indominya mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan roiko penedap rasa.

    “Om enak banget indomi bikinan om, kalo dirumah bikinan pembokat gak seenak bikinan om”.

    “Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.

    “enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga ayu dah kenyang”.

    “semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.

    “O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.

    “Haah, berkali2 lagi”.

    “Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati ayu terus2an.

    Di kamar, ayu sudah berbaring diranjang. kontolku yang belum diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya, beralih ke lehernya dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2, ayu terengah, napsunya berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya. Tanganku satunya menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2 itilnya.

    “aakh om, pinter banget ngerangsang Ayu”, erangnya.

    Ayu mengangkangkan pahanya supaya kilikannya di itilnya makin terasa. Kilikan di itilnya membuat ayu makin liar. Tangannya mencari kontolku, diremes dan kepalanya dikocok2. Ayu bangkit. kontolku yang tegak berdiri dengan kerasnya. langsung diraih dan dijilati. Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih pantatnya dan menarik ayu menelungkup diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, ayu menggelinjang setiap kali aku mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku membuka memeknya pelan2, aku menjilati bagian dalam bibir memeknya. Ayu melepaskan emutannya di kontolku dan mengerang hebat,

    “om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga mulutku melekat erat di memeknya.

    “Terus om aakh”, erangnya lagi.

    itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, ayu makin mengerang keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya ayu udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya

    “Om, Ayu nyampe om, aakh”, erangnya.

    “om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Ayu memutar badannya kesamping dan berbaring disebelahku.

    Aku mencium bibirnya. Kemudian ayu kunaiki, kutancapkan kontolku kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,

    “Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangnya merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.

    Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk, ketika sudah nancep kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah sehingga langsung aja kontolku ambles semuanya di memeknya.

    “Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.

    aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirnya sampe akhirnya,

    “Om, Ayu nyampe lagi om, ooh”, ayu mengejang2 saking nikmatnya. memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2 keenakan karena kontolku diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih perkasa.

    Kemudian aku mencabut kontolku dan minta ayu nungging. Aku menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati dan mengusapi pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya. Ayu mendesis merasakan sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya. Kedua jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian dalem memeknya. Ayu makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Ayu menahan napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di memeknya.

    “Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku ambles semuanya di memeknya.

    Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Ayu kembali mendesah2 saking enaknya. toketnya kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan terus. Ditengah kenikmatan, aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan ayu duduk dipangkuanku membelakangiku. kontolku sudah nancep semuanya lagi di memeknya. Ayu menolehkan kepalanya sehingga aku langsung melumat bibirnya. Ayu semakin cepat menaik turunkan badannya sambil terus ciuman dengan liar.

    Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya. Pentilnya yang sudah keras itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, ayu makin tak terkendali menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik sekuat tenaga sehingga kontolku nancep dalem banget. “Om Ayu dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”, erangnya. Tau ayu udah mau nyampe, aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas dari memeknya. “Kok brenti om”, tanyanya protes.

    Ayu kutelentangkan lagi diranjang, aku naiki dia dan kembali kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali enjot, kontolku sudah ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat. memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku, tandanya ayu dah hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan

    “Om, Ayu nyampe om, akh”, jeritnya.

    Akupun merasakan remesan memeknya karena nyampe. enjotanku makin cepat saja sehingga akhirnya,

    “Yu…” aku berteriak menyebut namanya dan pejuku ngecret dengan derasnya di memeknya.

    “Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.

    “istirahat dulu ya Yu, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin kamu”, jawabku.

    Aku mencabut kontolku dan terkapar disebelahnya. Tak lama kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.

    Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat Ayu masi terkapar dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik seiring dengan tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga memeknya terkuak diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan kenikmatan tak terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi tubuhnya pada posisi menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali mulai mengeras. Ayu masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku, selesai mandi kulihat ayu dah terbangun.

    “enak banget tidurnya Yu”.

    “Ayu cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Ayu”.

    “Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari makan gak, aku laper”.

    “Ayu juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Ayu lagi kan”.

    “Tau aja kamu, dah mandi sana”.

    “Ayu gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.

    “Mo pake bajuku, kegedean gak”. Ayu tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku pastinya lah kedodoran.

    “Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.

    “Ayu tapi masi mo disini om”.

    “Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju yang semalem”. Ayu segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong plastik.

    “Yu om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Ayu gak jauh dari apartmentku.

    “Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Ayu om anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Ayu segera menenteng kantong plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.

    Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi cuma bercelana pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak sangat menonjol. Aku dah pengen menggemasi toketnya itu.

    “Kamu tu seksi sekali deh Yu, pake apa aja tetep aja seksi dan cantik”.

    “Kalo gak pake apa2?”

    “Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.

    “Terserah om aja, abis makan Ayu om makan lagi kan”.

    “So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari makan.

    “Yu kamu mo aku beliin pakean?”

    “Gak ah om, pakean Ayu dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Ayu makan pasta di satu resto pasta Itali. Ayu doyan banget makan pasta, dia makan semua yang aku pesan dengan lahapnya.

    “Wah ngisi bensinnya banyak banget Yu”.

    “Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, ayu berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya.

    “Yu, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.

    Langsung Ayu melirik daerah kontolku, kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku mengelus2 punggungnya, terus tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin dalam sehingga menggosok memeknya dari luar celana pendeknya.

    “Gak berasa om, lepasin dong pakean Ayu”. Aku membuka kancing celana pendeknya dan kulorotkan, Ayu membantu dengan mengangkat pantatnya keatas.

    Ayu mengangkangkan pahanya sehingga jariku menggosok2 belahan memeknya dari luar cd.

    “Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus belahan memeknya dari luar cd nya.

    Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku perlahan menjalar ketengah. Ayu hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan lidahku yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan dengan jari, lalu menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha dan pantatnya mempercepat naiknya napsunya. Sesaat kemudian, aku melepas cd nya. Kembali terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke toketnya, menyusup ke dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian meremas toketnya dengan gemas.

    “Yu, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya sehingga deru nafasku menggelitik.

    Ayu hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan hanya mengelus memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya dah kulepas sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah mengeras. Tak lama kemudian cd nya pun menyusul kulepaskan, ayu dah tlanjang bulet siap menampung kontolku lagi didalem memeknya. Ayu merasakan ****** keras di balik celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu melihat toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya.

    Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah memburu, bulu kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai kecupan. Ayu hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor memeknya lebih dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirku akhirnya bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya dengan gemas. Aku bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai terbuka membiarkan lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan menggelitik lidahnya dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan lidahku. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

    Setelah puas berciuman, aku melepaskan dekapannya dan melepas pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng dari tadi. Ayu tetep saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan berurat,

    “Om, Ayubelum pernah melihat penis sebesar dan sepanjang penis om”. Ayupun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya tak muat menggenggamnya.

    “Ayo Yu, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke mulutnya. ayu terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai memaju-mundurkan kepalanya.

    Selain mengemut Ayu mengocok ataupun memijati biji pelirnya.

    “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracauku menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol di toketnya sedang asyik memelintir dan memencet pentilnya.

    Tangan kananku tetap saja mempermainkan memek dan itilnya. Ayu menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja diemutnya. Ayu hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontolku yang besar.

    “Yu, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek kamu lagi”, kataku.

    Aku menelentangkan Ayu, aku mengambil posisi ditengah kangkangannya, kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke memeknya yang sudah makin basah. Ayu menggeliat2 ketika merasakan betapa besarnya penisku yang menerobos masuk memeknya pelan2. memeknya berkontraksi kemasukan penis gede itu.

    “Yu, memek kamu peret banget”, kataku sambil terus menekan masuk kontolku pelan2.

    “abis penis om besar sekali. Memek Ayu baru sekarang kemasukan yang sebesar penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus menggeliat.

    Setengah kontolku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Ayu hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang meremas kontolku, nikmat banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah toketnya. toketnya kuremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di memeknya. Ayu hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti goyangan pinggulku.

    kontolku terus saja kukeluar masukkan mengisi seluruh relung memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut pentilnya yang keras dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua membuat ayu mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat enjotannya. Ayu makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, ayu menjambak rambutku,

    “Aaahhh om, Ayu nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutnya. Ayu udah nyampe.

    Tangannya yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas. Aku makin intens mengenjotkan kontolku. Bibirnya yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan ayu membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa memeknya mencengkeram penis gedeku.

    “Uhhh,” aku mengejang.

    Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolku menghujam keras ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat saat itu juga ayu memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,

    “Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Ayu nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejuku.

    Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut kontolku dari memeknya dan terkapar disebelahnya.

    “om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Ayu, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”, katanya.

    “memangnya penis cowok kamu kecil ya Yu”, tanyanya.

    “Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya sambil menguap.

    Tak lama kemudian ayu kembali terlelap. Ayu terbangun karena hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan kumpul malem ini untuk blajar bersama.

    “Dari sapa Yu”.

    “Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh nikmatnya ya om, kapan Ayu ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.

    “Kapan aja kamu mau, aku siap kok Yu, aku juga nikmat banget deh ngentotin kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Ayu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

    Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku mengantarkan Ayu kembali ke rumahnya, Ayu mengambil buku2 yang diperlukan untuk belajar bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.

    “Om, nanti jam 9an jemput Ayu lagi ya, Ayu masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”. Wah hebat banget ni akak, gak ada puasnya.

    “Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.

    “Nanti Ayu sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.

    Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya ana, ayu dah sms aku beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai blajarnya. Aku mengajak ayu ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen kalo ditempatku terus.

    “Kamu dah makan Yu”.

    “Udah om, om dah makan”.

    “Ya udah dong sayang”.

    “Ih om mulai deh nggombalin Ayu, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om, Ayu kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.

    “Bosen ditempatku terus Yu, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Aku langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.

    Mobil masuk garasi dan petugas menutup rolling doornya. Aku menggandeng Ayu naik ke lantai 2. Gak lama kemudian petugas menagih biaya kamar, aku membereskannya. Ayu heran melihay banyaknya kaca sekeliling ruang dan dilangit2.

    “Buat apa kaca sebanyak ini om”.

    “Kan sensasinya beda Yu, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Ayu membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang, akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring disebelahnya.

    kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya dengan gemas. setelah itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas kembali pantatnya dari dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan menahannya selagi tanganku satunya meraih memeknya.

    “Ohh.. om,” rintihnya.

    Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang memeknya yang mulai basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka cdnya dan membuka lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan meremasnya. Aku menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya. Napsunya sudah tak tertahankan lagi. Ayu mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya dari atas ke bawah. ayu meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya bernafsu.

    Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan itilnya dengan berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, ayu nyampe.

    “om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahnya, tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di itilnya dengan bernafsu.

    Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat bibir memeknya, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Ayu. Jilatanku menjalar ke itilnya, kugigit lembut itilnya yang kian merangsang napsunya. Ayu melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh aku untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan jariku di liang memeknya yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, ayu pun mendesah keras terus-menerus. Ayu meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya mengeluarkan cairan deras bening, ayu nyampe untuk kedua kalinya.

    “om, ooh”, lenguhnya.

    Aku membuka branya dan meremas toketnya dengan sangat keras. Ayu melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi sasaran berikutnya, kupilin dan kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar, memeknya kembali membasah,

    “om, entotin Ayu sekarang, Ayu udah napsu banget om”, erangnya. Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat mengangguk2. Aku menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya sebelumnya hingga Ayu merintih keras saking nikmatnya.

    “Ahh! om.. Ohh.. Entotin Ayu” racaunya.

    Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis ke dalam memeknya, segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di memeknya. Rasanya nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan dan betapa enaknya memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Ayu nyampe om, aakh nikmatnya”, erangnya.

    Kemudian aku membalikkan badannya yang telah lemas dan menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang masih sensitif. Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret didalam memeknya. Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin membuatnya nyampe lagi.

    Tanganku kembali menjelajahi memeknya, namun kali ini jariku masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding memeknya. Ketika sampai pada suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah G-Spot. Ayu tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badannya mengejang dan memeknya kembali berlendir.

    “om nikmat banget deh malem ini”, katanya.

    “Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.

    Aku mencium bibirnya. ayu menyambut ciumankua dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di pinggulku supaya lebih mepet lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya. Tanganku terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya kugelitik-gelitik. Ayu menggelepar merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya.

    “Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku tambah nakal, menusuk lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Ayu tambah menjerit-jerit.

    “om…hhh…masukkin penisnya om, Ayu udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan ke memeknya, ayu melenguh keenakan,

    “om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.

    “Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.

    ayu mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya aku ngecret. Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak didalam memeknya. Ayu sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya membanjir…meleber di paha, betis dan pantatnya. Ayu menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia merebahkan badannya di sampingku.

    “Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Ayu besok mesti sekolah lagi, pengen nangis deh om”.

    “Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku menenangkan diri.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Wisuda Adik Ku Berakhir Nikmat Dan Bergairah

    Cerita Sex Wisuda Adik Ku Berakhir Nikmat Dan Bergairah


    969 views

    Perawanku – Cerita Sex Wisuda Adik Ku Berakhir Nikmat Dan Bergairah, Usai wisuda aku masih harus mengantar adikku Feby, orang tua, istri dan kedua anakku ke restoran Sunda untuk merayakan hari bahagia si bungsu bawel itu. Ketika tiba di parkiran, Feby mengangsurkan ponselnya dengan berbisik. Barangkali takut dilihat oleh istriku.

    Bang, sini nih, Vina mau ngomong.. Awas jangan rayurayu ya.. ujarnya.

    Halo.. Vina ya.. Selamat ya Vin, sampai tadi lupa ngucapin selamat, hehe..

    Makasih Bang, makasih banget lo jemputannya.. Hmm.. Ntar kapankapan, Abang Vina undang datang ya.. Kubayangkan Vina dengan senyum manisnya. Dia mau ngundang aku dan keluarga atau aku sendiri ya, pikirku agak surprise. Ah, gue yakin dia ngundang aku sendiri nih! Gak papalah geer dikit.

    OK deh, sayang.. Uppss, baru kenal gue bilang apa tadi?

    Sayang nih.. Ntar ditimpuk sama bini loh Bang..

    Hehehe.. Nice to meet you Vin, salam sama keluarga ya.. kataku, yang ini agak keras agar Feby nggak curiga. Sedang istriku sibuk bermain dengan kedua anakku, jadi nggak perlu kuatir. Ah, sial lagi.. Aku tidak sempat mencatat nomor HPnya. Tapi toh nanti malam masih bisa lihat di ponsel Feby kok, pikirku mulai keluar isengnya. Dua minggu setelah acara wisuda tersebut tiba tiba aku menerima SMS.

    Bang, lagi di mana nih.. Ada acara nggak? Vina Hah? Gak salah nih, pikirku. Dengan pura pura menahan diri, 5 menit kemudian baru aku jawab dengan menelepon langsung. Tengsin dong SMS balik.

    Hai Vin, apa kabar? Aku lagi di Jakarta nih.. Lagi makan nih ama temanteman di.. kataku menyebut suatu tempat di Plaza Senayan.

    Nah, itu dia.. Vina juga lagi di Jakarta nih Bang, lagi boring..

    Lho.. Aku pikir jadi ke Amrik kataku sekenanya.

    Males Bang, Vina lagi di tempat sodara nih.. Abang kapan pulang Bandung?

    Lusa.. Kamu?

    Iya, boleh dong kita pulang bareng.. Vina naik kereta Bang Buset dah, benar kan kata gue, Vina tipe penggoda.

    Hmm.. Gimana ya.. kataku sok ragu, padahal udah pengen banget.

    Kita lihat nanti ya, Vin. Ntar sore Abang telepon kamu. Eh, Feby tahu nggak kamu ada di Jakarta?

    Nggak Bang, mau Vina kasih tahu sama Feby dan istri Abang?

    Haha.. Bukan gitu maksudku, ok deh ntar jam 5 sore Abang telepon kepastiannya ya.. kataku bersorak.

    Lihat Juga:  Cerita Dewasa : Seks Mbak ima (kisah nyata) pengalaman pribadi

    Memang kalau rejeki nggak bakal lari ke manamana. Cepatcepat aku bereskann tugasku di Jakarta. Sebetulnya sore ini juga sudah selesai tapi temanteman di Jakarta seperti biasa suka mengajak main bilyar dan karaoke. Jadi sorry friends, kali ini aku ada urusan penting, mesti cabut. Jam 5 sore aku telepon Vina. Aku bertanya dia sedang apa, kalau boring mengapa tidak jalanjalan bersama saudara atau temantemannya.

    Abang ada acara nggak ntar malam? Ajakin Vina nonton dong? Katanya dari seberang sana.

    Ok Vin, gue takut macet, gimana kalau kita ketemuan di 21?

    Pendek cerita, Vina dengan jeans ketat dan Tshirtnya aku temui di 21. Dia sudah beli tiket untuk berdua. Mentangmentang kaya, tiket saja dibelikan olehnya. Aku tidak ingat apa judulnya. Yang jelas begitu masuk gedung bioskop, aku gandeng tangan Vina seperti yang diinginkannya. Vina memulai sinyal dengan mengatakan sedang boring, ingin jalan dan sebagianya.

    Kubelai rambutnya dan seperti sudah kuduga, dia merebahkan bahunya sepanjang film berputar. Tak ada penolakan ketika jemariku menyusup ke balik Tshirt dan branya. Semua lancar. Ia melenguh ketika kupelintir putingnya dan kuelus perutnya. Ketika jemariku menyusup ke selasela pahanya, ia berbisik..

    Jangan di sini Bang..

    Itu sudah sesuai dengan harapanku dan harapannya. Aku juga sudah tegang sekali ketika keluar dari gedung bioskop. Di dalam mobil, seperti harimau kehausan kami berciuman dengan gairah. Aku suka suara lenguhnya, kepasrahannya ketika kusedot putingnya dan jariku menelusup ke celahcelah memeknya yang sudah basah sekali. Tubuh Vina bergetar. Aku ingin membuatnya menjadi wanita yang sesungguhnya ketika berhubungan intim.

    Vina, Abang pengen jilat memek kamu sayang..

    Hmm.. terus Bang, Vina udah nggak tahann..

    Bulubulu halus memeknya kusibak, kelentitnya yang sudah mengeras sungguh nikmat dikulum. Aromanya sungguh harum dan bentuknya tampak terawat. Tubuhnya sampai bergetar getar menahan nikmat. Tangannya aku arahkan meremas kontolku. Tetapi ternyata dia lebih suka blow job. Pada saat yang sama aku tidak menyianyiakan kesempatan meremas dadanya yang montok. Apa boleh buat, di mobil yang sempit ini harus terjadi pergumulan yang menggairahkan. Aku pastikan tidak ada manusia yang melihat kegaduhan nikmat ini. Jangan sampai kepergok Satpam karena bisa malu.

    Sedotan lidahnya sungguh membuatku melayang jauh. Tanganku tak henti meremas payudaranya yang indah dengan puting kecoklatan yang sudah mengeras. Pada saat lain aku pelintir dan sedot putingnya hingga membuatnya semakin basah. Karena di depan terlau sempit, aku mengajaknya pindah ke jok belakang. Vina dengan tak sabar melepas celana dalam hitamnya. Aku sungguh terangsang melihat wanita dengan CD hitam, sepertinya Vina tahu selera seksku, heheh..

    Lihat Juga:  Tante Diva Yang Montok Tak Dapat Kutahan

    Tampaknya Vina adalah tipe cewek blowjob mania karena ia terus saja mengoral batangku. Kupikir hobinya ini sejalan dengan hobiku mengoral memek cewek. Kuberi isyarat agar ia mengambil posisi 69 dengan aku di bawah. Vina mengangguk lemah. Aku suka melihat matanya yang sayu. Gila, memek si Vina memang OK, masih kelihatan garis vertikalnya dengan kelentit yang sungguh imut dan mengeras. Segera kuremas pantatnya dan kujilat perlahan paha dalamnya sebelum memasuki area memeknya. Vina melenguh hingga aku makin terangsang dengan suaranya yang sendu.

    Ouhh.. Please Johnn.. Kamu apain memekku say, enak bangett!

    Hmm.. hanya suara itu yang keluar dari mulutku sambil menyeruput cairan memeknya yang mulai banjir. Sementara jemari Vina yang halus masih menggenggam kontolku

    Say.. Vina nggak tahan.. Vina mau keluar sayang.. Terus terus.. Isep kacangku.. Ahh!

    Aku memang selalu ingin memuaskan cewekcewek yang making love denganku. Menurutku ini adalah salah satu rahasia cewekcewek selalu ketagihan ngentot denganku. Perlakukanlah wanita dengan gentle, jangan egois. Mereka adalah makhluk yang butuh perhatian dan belaian. Jangan bersikap bodoh meninggalkan mereka meraungraung karena tak terpuaskan. Ada saat tertentu kapan kita membuat mereka tak bisa berhenti. Vina akhirnya mencapai orgasme. Ia terduduk lemah namun tangannya masih menggenggam batangku yang masih ngaceng dan berdenyutdenyut.

    Makasih ya Bang, Abang sungguh lakilaki yang baik! Sekarang Vina pengen memuaskan Abang.. Nah lo, benar kan kataku, jika puas wanita sebetulnya tidak egois.

    Iya Vina cantik, kamu istirahat dulu.. Gak usah terburuburu, kita masih punya waktu sampai besok kan?

    Ih, Abang nakal.. katanya sambil meremas kontolku.

    Sekarang Vina pengen lagi Bang.. Pengen dimasukin sama kontol Abang..

    Tapi kamu kan masih perawan Say..?

    Lho kok Abang tahu sih?

    Kan Abang sudah periksa tadi, hehehe..

    Ihh.. Nakal deh.. Vina jadi malu.. katanya manja.

    Vin, Abang sayang kamu, tetapi untuk memerawani kamu Abang sungguh nggak tega..

    Tapi kan Vina yang mau.. Please Bang.. Vina rela

    Vin, kalau dengan oral saja kamu bisa orgasme, ngapain harus sampai berdarah?

    Lihat Juga:  Fransisca. wanita panlok yang merasakan kenikmatan diperkosa

    Yang benar benar tidak kuduga, Vina menangis. Wah, kacau deh.. Tapi aku tidak ingin bicara lagi. Perlahan kukecup bibirnya, kuhapus airmatanya dan benar pemirsa eh pembaca, gairahnya mulai naik kembali. Segera dikulumnya kontolku. Hmm.. Enak sekali. Dan aku kembali mengajaknya ke posisi VW (Vosisi Wenakk), favoritku mengerjai memek cewek dari belakang alias posisi 69. Aku berkonsentrasi agar kali ini spermaku dapat muncrat di mulutnya. Tipe cewek pehobi blowjob adalah penyelesaian akhir harus di mulutnya. Kusedot kelentit Vina dengan lembut tetapi kuat dan itu cukup membuatnya makin menguatkan sedotannya pada kontolku. Memek Vina memang beraroma perawan, cairannya sungguh kental dan aku senang menelannya. Kontolku berkedutkedut seakan mau muncrat, tetapi kutahan. Aku ingin kali ini aku dan Vina mencapai orgasme bersamaan.

    Ohh.. Johnn.. Fuck me please, pengen keluar say.. Ouhh.. teriaknya.

    Itu adalah pertanda bahwa kurang dari 1 menit lagi dia akan mengalami orgasme. Jadi sebetulnya orgasme bisa diukur alias terukur. Kupercepat sedotanku pada kedelai Vina yang memerah sambil tanganku berusaha meraih payudara dan putingnya. Kuremas untuk memberi extra kenikmatan padanya.

    Auhh.. Johnn.. Vina keluar.. Ahh.. Ahh.. lenguhnya panjang.

    Dan seperti yang kuperhitungkan akhirnya aku juga mengeluarkan pejuku dan muncrat ke wajahnya. Dapat kurasakan mulut Vina menyeruput kontolku dengan cepat. Aku sampai kehabisan katakata untuk melukiskan bagaimana perasaan nikmatku! Kupeluk Vina dan kubelai rambutnya, sambil say thanks! Aku tahu bahwa Vina bakal ketagihan. Aku sebenarnya ingin menceritakan lanjutan perjalanan yang menggairahkanku ke Bandung dengan Vina. Seluruh sensasi yang aku dan Vina dapatkan.

    Ternyata Vina juga menyukai ngentot sambil berdiri. Di beberapa lokasi kami terpaksa berhenti mencari tempat rimbun pepohonan. Vina segera menyender di batang pohon dan dengan nafas terengahengah melepaskan celananya. Posisi yang menggairahkan. Dengan berjongkok aku isep memeknya yang cepat basah itu. Kadang ia menungging dan aku sedot itilnya dari belakang. Aku juga mencapai orgasme dengan menggosokgosok memeknya dengan batangku. Percaya atau tidak bahwa Vina masih tetap perawan sampai akhirnya dia berangkat ke Wisconsin, USA untuk melanjutkan studi. Sekarang aku masih merindukannya. Ia masih sering merngirim SMS dengan untaian kata kata, jilat, jilat dan jilat say.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Pacar SMP Ku Yang Seksi

    Cerita Sex Pacar SMP Ku Yang Seksi


    623 views

    Perawanku – Cerita Sex Pacar SMP Ku Yang Seksi, Saat itu aku baru merasakan menggunkan pakain putih abu abu yah benar aku masuk SMA yg aku idamkan, tak beda sewaktu jaman SMP pulang sekolah pukul 2 siang, suatu hari aku dapat kenalan dari temanku sekolah, dimana aku dikenalkan sama cewek SMP kelas 3, aku berkenalan dengannya dia masih malu malu gimana, terlihat wajahnya yg memerah.

    Tapi yg aku herankan adalah bagian dadanya yg sudah menonjol dibanding teman yg lainnya, walaupun dia umurnya masih 13 tahun tapi tubuhnya bongsor wajahnya juga manis dengan kulit sawo matang, kami pun berkenalan dengan aku menanyakan namanya terlebih dahulu??

    “nama kamu siapa??’ dan aku menanyakan no teleponnya, kami saling bertukar nomer telepon, dan suatu ketika ada waktu luang kami bersepakat untuk jalan pertama kalinya, aku juga merasakan nerfes karena juga ini yg pertama aku jalan bersama cewek,

    Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 aq telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yg kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.

    Aq tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papinya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.

    “Oohh jawab aq,” aq tanya lagi “Terus Papi kamu mana?” dia jawab kalau Papi lagi keluar ada rapat lain di hotel (papinya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang,

    Kontol aq selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).

    Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba aq lihat rumahnya masih sepi mobil papinya belum datang.

    Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., aq kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor aq langsung mengikutinya dari belakang aq langsung melihat pantatnya yg lenggak-lenggok berjalan di depanku,

    Aq lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya aq lihat tidak ada orang aq bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.

    “oohh…”, jawab aq.

    Aq tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.

    “Terus Papi kamu yg bukain siapa…”

    “aq…” jawabnya.

    “Kira-kira Papi kamu pulang jam berapa sih…”, tanya aq. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)

    Aq tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar aq…”.

    Dia bilang “Iya…”.

    Lalu aq bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat aq…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung aq tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yg benar-benar besar itu sambil aq remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.

    Aq langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya aq remas dengan kedua tanganku sambil bibir aq jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung aq lumat-lumat bibirnya yg agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing.

    Kontol aq langsung aq rasakan menegang dengan kerasnya. Aq mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang kontolku dibalik celana aq, dia cuma menurut saja, lalu aq suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, aq langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayg”, kata aq.

    “Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yg dia kenakan dan membenamkan muka aq di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya aq jilati payudaranya sambil aq gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”.

    Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya aq langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yg amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yg besar dan puting yg berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama aq main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya).

    Aq jilat kedua payudaranya sambil aq gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi aq tidak ambil pusing tetap aq gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.

    Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah aq. Sambil aq memandangi wajahnya yg sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis,

    “Ahh…, aahh…”, kemudian aq tarik payudaranya dekat ke wajah aq sambil aq gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala aq tapi tangannya aq tepiskan. Sekelebat mata aq menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup aq pun menyuruh dia untuk penutup pintunya

    Dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yg bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yg seperti itu.

    Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju aq. Aq pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan aq tapi tetap dalam keadaan berdiri aq jilati kembali payudaranya.

    Setelah puas mulut aq pun turun ke perutnya dan tangan aq pelan-pelan aq turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya.

    Tangan aqpun menggosok-gosok selangkangannya langsung aq angkat pelan-pelan rok yg dia kenakan terlihatlah pahanya yg mulus sekali dan CD-nya yg berwarna putih aq remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru,

    Dia pun makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan aq turunkan cdnya sambil aq tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).

    Terlihatnya liang kewanitaannya yg ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Aqpun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.

    Setelah puas aqpun menyuruhnya duduk di lantai sambil aq membuka kancing celanaku dan aq turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, aq tuntun tangannya untuk mengelus kontol aq yg sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku.

    Diapun mengelusnya terus mulai memegang kontol aq. Aq turunkan CD-ku maka kontol aq langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat kontol aq yg mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) aq menyuruhnya untuk melepas kaos yg dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yg aq suruh lakukan.

    Dengan terburu-buru aq pun melepas semua baju aq dan celana aq kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan aq dikursi, aq tuntun kontol aq ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Aq suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.

    Setengah memaksa, aq tarik kepalanya akhirnya kontolku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati kontol aq, langsung aq teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan kontol aq di dalam mulutnya.

    “aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya aq suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri.

    Aqpun tak mau ketinggalan aq langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Aq langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan aq meremas-remas kedua payudaranya yg putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku aq turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.

    Setelah agak lama baru aq sadar bahwa jari aq telah basah. Aq pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan aq siapkan kontol aq. Aq genggam kontol aq menuju liang senggamanya dari belakang.

    Aq sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk aq sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, aqpun terus menyodok dari belakang.

    Mungkin karena kering kontol aq nggak mau masuk-masuk juga aq angkat kontol aq lalu aq ludahi tangan aq banyak-banyak dan aq oleskan pada kepala kontolaq dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Aq genggam kontol aq menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan aq cari dulu lubangnya begitu aq sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali,

    “Ahh…, aahh…”, aq tuntun kontol aq menuju lubang senggamanya itu tapi aq rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi aq sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yg keras aq sodok kuat-kuat lalu aq rasa kontol aq seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”.

    Aq rasakan kontol aq sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan aq terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Aq lalu bertahan dalam posisi aq dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayg… cuman sebentar kok…”

    Aq memegang kembali payudaranya dari belakang sambil aq remas-remas secara perlahan dan mulut aq menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yg bisa dijangkau oleh mulut aq agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman aq dibadan dan remasan tangan aq di payudaranya,

    “Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayg sama lakukan?” dia berkata sambil melihat kepada aq dengan wajah yg penuh pengharapan. Aq cuma menganggukkan kepala padahal aq lagi sedang menikmati kontol aq di dalam liang kewanitaannya yg sangat nikmat sekali seakan-akan aq lagi berada di suatu tempat yg dinamakan surga.

    “Enak sayg?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu aq mulai bekerja, aq tarik pelan-pelan kontol aq lalu aq majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis,

    “Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika aq rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi aq pun mengeluar-masukkan kontol aq dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yg aq perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yg besar itu. Dia teriak “Aqa mauu keeluuarr…”.

    perawan dientot 2017. Aqpun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, aq langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai aq rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi aq benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara,

    “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi aq tahan dengan tangan aq. Aq pegangi pinggulnya dengan kedua tangan aq sambil aq kocok kontol aq lebih cepat lagi,

    “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan aq di pinggulnya aq lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.

    Dari kontol aq menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, aq melihat air mani aq membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks saygkuu…”, sambil berjongkok aq cium pipinya sambil aq suruh jilat lagi kontolku.

    Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu aq bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.

    Setelah kami berdua selesai aq mengecup bibirnya sambil berkata, “Aq pulang dulu yah sampai besok sayg…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Aq lihat jam aq sudah menunjukkan jam 23.35, aq pulang dengan sejuta kenikmatan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku

    Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku


    632 views

    Perawanku – Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku, Berawal Dari Arisan ibu-ibu selalu saja memiliki gosip yang berbagai ragam. Mulai dari gosip berlian, gosip hutan piutang, bahkan gosip seks. Kali ini aku terkejut sekali, ketika seorang teman membisikkan padaku, kalau Ibu Wira itu, suka rumput muda. Justru yang dia sukai adalah laki-laki belasan tahun. Rasany aku kurang percaya. Ap ia? Bu Wira yang sudah berusia lebih 50 tahun masih doyan laki-laki belasan tahun?

    “Woalaaah…Bu Tuty masya enggak percaya sih?” kata Bu Lina lagi.
    Aku sudah janda hampir 10 tahun, sejak perkawinan suamiku dengann istri mudanya. Aku tak nuntut apa-apa, keculi Julius putra tunggalku harus bersamaku dan rumah yang kami benagun bersama, menjadi milikku. Aku sakit hati sekali sebenarnya. Justru perkawinan suamiku, karena katanya aku tidak bisa melahirkan lagi, sejak peranakanku diangkat, ketika aku dinyatakan terkena tumor rahim. Suamiku mengakui, kalau permainan seksku masih sangat Ok. Dalam usia 37 tahun, aku masih keliahatan cantik dan seksi.

    “Lihat tuh, Bu Tuty. Matanya asyik melirik anak bu Tuty terus tuh,” kata Bu Salmah tetanggaku itu. Kini aku jadi agak percaya, ketika aku melihat dengan jelas, Bu Wira mengedipkan matanya ke putra tunggalku Julius. Rasanya aku mau marah, kenapa Bu Wira mau mengincar putraku yang masih berusia hampir 15 tahun berkisar 12 hari lagi.

    Sepulang dari arisan, aku sengaja mendatangi tetangga yang lain dan secara lembut menceritakan apa yang diceritakan Bu Salmah kepadaku. Tetanggaku itu tertawa cekikikan. Dari ceritanya, suami bu Wira sudah tak sanggup lagi, bahkan suaminya sudah tahu kelakuannya itu. Bu Wira memang suka burung muda, kata mereka. Bahkan putra tetanggaku titu pernah digarap oleh Bu Wira. Karean malu ribut-ribut, lagi pula anaknya yang sudah berusia 18 tahun dibiarkan saja.

    “Laki-laki kan enggak apa-apa bu. Kalau anak perempuan, mungkin perawannya bisa hilang. Kalau anak laki-laki, siapa tahu perjakanya hilang,” kata tetanggaku pula. Bulu kudukku berdiri, mendengarkan celoteh tetanggaku itu. Aku kurang puas denga dua informasi itu. Aku bertandang lagi ke tetanggaku yang lain masih di kompleks perumahan …..(Dirahasiakan) Indah. Tetangku itu juga mengatakan, kalau itu soal biasa sekarang ini.
    Malamnya aku ngobrol-ngobrol dengan putraku Julius. Julius mengatakan, kalau Tante Wira sudah mengodanya. Bahkan sekali pernah menyalaminya dan mempermainkan jari telunjuknya di telapak tangan putraku. Pernah sekali juga, kata putraku, Tante Wira mengelus burung putraku dari balik celananya, waktu putraku bermain ke rumah Tante Wira.

    Aku sangat terkejut sekali mendengar pengakuan putraku Julius menceritakan tingkah laku Bu Wira. Tapi tetanggaku mengatakan, itu sudah rahasia umum, dan kini masalah itu sudah biasa. Bahkan tetanggaku mengajakku untuk berburu burung muda bersama-sama.

    Malamnya aku tak bisa tidur. AKu sangat takut, kalau putraku akan menjadi korban dari ibu-ibu di kompleks itu. Sudah sampai begitu? Semua sudah menjadi rahasia umum dan tak perlu dipermasalahkan? Lamat-lamat aku memperhatikan putraku. Trnyata dia memang ganteng seperti ayahnya. Persis fotocopy ayahnya. Walau masih 15 tahun, tubuhnya tinggi dan atletis, sebagai seorang pemain basket. Gila juga pikirku.

    Rasa takutku marah-marah kepada Bu Wira, karean aku juga mungkin pernah dia lihat berselingkuh dengan teman sekantorku. Mungkin itu akan jadi senjatanya untuk menyerangku kembali, pikirku. Hingga aku harus menjaga anak laki-lakiku yang tunggal, Julius.

    Ketika Julius pergi naik sepeda mootr untuk membeli sesuatu keperluan sekolahnya, aku memasuki kamarnya. Aku melihat majalah-majalah porno luar negeri terletak di atas mejanya. Ketika aku menghidupkan VCD, aku terkejut pula, melihat film porno yang terputar. Dalam hatiku, aku haru semnyelamatkan putraku yang tunggal ini.

    Sepulangnya dari toko, aku mengajaknya ngobrol dari hati ke hati.

    “Kamu kan sudah dewasa, nak. Mami tidak marah lho, tapi kamu harus jawab sejujurnya. Dari mana kamu dapat majalah-majalah porno dan CD porno itu,” kataku. Julius tertunduk. Lalu menjawab dengan tenang dan malu-malu kalau itu dia peroleh dari teman-temannya di sekolah.

    “Mama marah?” dia bertanya. AKu menggelengkan kepalaku, karena sejak awal aku mengatakan, aku tidak akan marah, asal dijawab dengan jujur. AKu harus menjadikan putra tunggalku ini menjadi teman, agar semuanya terbuka.

    “Kamu sudah pernah gituan sama perempuan?” tanyaku.
    “Maksud mami?”
    “Apa kamu sudah pernah bersetubuh dengan perempuan?” tanyaku lagi. Menurutnya secara jujur dia kepingin melakukan itu, tapi dia belum berani. Yang mengejutkan aku, katanya, minggu depan dia diajak kawan-kawannya ke lokalisasi PSK, untuk cari pengalaman kedewasaan. Aku langsung melarangnya secara lembut sebagai dua orang sahabat. Aku menceritakan bagaimana bahaya penyakit kelamin bahkan HIV-AIDS. Jika sudah terkena itu, maka kiamatlah sudah hidup dan kehidupannya.

    “Teman-teman Julius, kok enggak kena HIV, MI? Padahal menurut mereka, merekaitu sudah berkali-kali melakukannya?’ kata putraku pula. Ya ampun….begitu mudahnya sekarang untuk melakukan hal sedemikian, batinku.
    “Pokoknya kami tidak boleh pergi. Kalau kamu pergi, Mami akan mati gantung diri,” ancamku.
    “Tapi Mi?”
    “Tapi apa?”
    “Julius akan kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Julius kepingin Mi. Katanya kalau belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan sangat terbuka. Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya denga penuh kasih sayang. Aku tak ingin anakku hancur karean PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang sering kudengar, bahkan oleh Bu Wira yang tua bangka itu.

    Tanpa terasa airmataku menetes, saat aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku akan gagal mendidiknya, jika anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.

    “Kamu benar-benar merasakannya, sayang?” bisikku.
    “Iya Mi,” katanya lemah. Aku merasakan desahan nafasnya di telingaku.
    Yah…malam ini kita akan melakukannya sayang. Asal kamu janji, tidak mengikuti teman-temanmu mencari PSK, kataku tegas.
    “Berarti aku sama dengan Tony dong, Mi?”
    “Tony? Siapa Tony?” tanyaku ingin tahu, kenapa dia menyamakan dirinya dengan Tony. Menurut cerita Julius putraku, Tony juga dilarang mamanya mengikuti teman-temannya pergi mencari PSK, walau Tony sudah sempat juga pergi tiga kali bersama teman-teman sekelasnya. Untuk itu, secara diam-diam Tony dan mamanya melakukan persetubuhan. Katanya, Tony memakai kondom, agar mamanya tidak hamil. Aku terkejut juga mendengarnya.

    “Kamu tidak perlu memakai kondom, sayang. Mami yakin, kalau mami tidak akan hamil,” kataku meyakinkannya. Seusai makan malam, Julius tak sabaran meminta agar kami melakukannya. AKu melihat keinginan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia sudah pengalaman melihat CD Porno dan majalah porno pikirku. AKu secepatnya ke kamar mandi mencuci paginaku dan membuka BH dan CD ku. AKu memakai daster miniku yang tipis. Di kamar mandi aku menyisiri rambutku serapi mungkin dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku mendapatkan yang terbaik dariku, agar dia tidak lari ke PSK atau tante girang. Putraku harus selamat. Ini satu-satunya cara, karea nampaknya dia sudah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat. Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang mengalami puberitas.
    Begitu aku keluar dari kamar mandi, putraku sudah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung melihat penampilanku malam ini. Tidak seperti biasanya.

    “Kamu sudah siap sayang,” kataku. Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dai telanjang bulat. AKua melapaskan dasterku. Aku juga sudah telanjang bulat. Aku melihat putraku melotot mengamati tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah melihat perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di tempat tidur. Kutarik tangannya agar berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia. Aku kecip bibirnya dengan mesara. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, juga punggungnya. Dengan cepat terasa burungnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Liodahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku merasakan tangan anakku mulai memagang kepalaku. Kuperintahkan dia untuk duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir tempat tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke tempat tidur. dia sudah berada di atasku. Kuminta agar dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara burungnya terasa semakin keras pada rambut paginaku. Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya. Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang burungnya, telur yang menggantung di pangkal burungnya. Ku kulum burungnya dan kupermainkan lidahku pada burung itu.

    “Mami…geli,” putraku mendesah.
    “Tapi enakkan, wayang,” tanyaku.
    “Enak sekali Mi,” katanya. Aku meneruskan kocokanku pada burungnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kucokanku. Kedua kakinya menjepit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Spermanya keluar. Kutelan sepermanya dan kujilati batangnya agar spermanya tak tersisa. Aku senagaja memperlihatkannya kepadanya.

    Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak mampu mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, setelah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kusabuni burungnya dan kulap pakai handuk. Kini kami sudah terbaring berdua di tempat tidur.

    “Enak sayang?” tanyaku. Dia menagngguk.
    “Tapi Mi, kita kan belum begituan. Katanya kalau begituan, burung Julius masuk ke lubang memek Mami,” katanya polos. Aku menganguk. Kamu harus segar dulu. Nanti kita ulangi lagi. Nanti kamu boleh memasukkannya ke lubang Mami, kataku.
    “Kenapa nanti Mi? Kenapa tidak sekarang?” dia mendesak.
    Dia sudah begitu menginginkannya pikirku. Langsung kulumat bibirnya. Kujulurkan lidahku ke dala mulutnya. Dia langsung meresponsnya. Kini dia berganti memberikan lidahnya padaku. Aku mengemutnya dengan lembut. Tanganku terus membelai-belai tubuhnya dan burungnya kuelus-elus. Sebentar saja burung itu bangkit.

    “Naiki Mami, sayang,” kataku. Dia naik ke tubuhku.
    “Masukkan,” pintaku. Dia mencari-cari lubangku. Kuarahkan burungnya dengan tanganku. Setelah burung itu terasa di tengah bibir paginaku, kuminta dia menekannya. Dia menakan burungnya dan langsung masuk, karean paginaku sudah basah. Aku memang sudah sangat lama merindukan ada burung memasuki paginaku. Setelah terhenti 5 tahun perselingkuhanku dengan seorang duda teman sekantorku (sejak dia pindah) aku tak pernah lagi selingkuh.
    Burung yang besarnya cukup itu, terasa sudah mengganjal di liang paginaku. KUkangkangkan kedua kakiku. Aku membiarkan burung itu tenggelam di dalamnya. Tak lama kemudian, aku merasakan putraku sudah mulai menarik-cucuk burungnya. Aku biarkan saja, walaupun sebenarnya aku sudah agak gatal ingin meresponsnya. Lama kelamaan, aku tak tahan juga. Aku pun meresponnya dengan hati-hati, seakan aku hanya melayaninya saja, bukan karean kebutuhanku. Sambil memompa burungnya, kuarahkan mulutnya untuk mengisap-isap pentil payudaraku. Dia melakukannya. AKu sudah melayang di buatnya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan kenikmatan itu, sementara usia yang 37 tahun, masih membutuhkannya. Kujepit kedua kakiku ke tubuh putraku. Aku orgasme dengan cepat. Aku tidak memperlihatkan, kalau aku sudah orgasme. Perlahan-lahan aku tetap meresponsnya, sampai aku normal kembali.

    “Jangan digenjot dulu, sayang. Mami Capek. Isap saja tetek mami, sayang,” pitaku. Aku tak ingin dia sudah orgasme, sementara aku masih jauh. Dia menjilati tetekku dan mengisap-isapnya. Atas permintaanku, sekali-sekali dia juga menggigit putingku. Libidoku bangkit. Aku mulai melayang. Aku mulai menggoyang tubuhnya dari bawah. Dia merespons dengan kemabli menggejotku, menarik dan mencucuk burungnya ke dalam liang paginaku. Aku mendengar, suara begitu becek pada paginaku. Aku sedikit malu, karena selama ini, aku sudah tidak merawat lagi paginaku. Tapi dia semakin semangat mengocokkan burungnya.

    “Mami…aku sudah mau keluar nih…” katanya. Saat itu aku juga sudah mau muncrat. Aku percepat goyanganku, agar aku lebih dulu sampai pada puncak kenikmatan itu. Dan…dia memelukku erat sekali. Bahuku digigitnya dan sebelah tangannya mencengkeram rambutku. Ternyata kami bisa sama-sama sampai. Aku masih mampu mengatur irama permainan ini, pikirku.

    Aku keringat dan putraku juga berkeringat. Perlahan dia ku baringkan ke sisiku dan aku menyelimuti tubuh kami dengan selimut tipis, sekaligus melap tubuh kami dari keringat. Setelah 15 menit aku bangkit dan meneguk segelas air putih. Segelas kuberikan kepdanya.
    Julius berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa saja, termasuk kepada teman dekatnya. Walau menurut Julius, temannya sudah berhubungan dengan beberapa wanita di lokalisasi PSK, namun behubungan dengan ibunya jauh lebih nikmat. Aku juga memberi yang terbaik buat putraku, demi keselamatan hidupnya, terhidar dari PSK dan tante giang.

    Aku menyangupi, memberinya cara lain bermain seks, seperti yang dia lihat di CD porno dan majalah-majalah, seperti doggystyle dan sebagainya. Malam itu, Julius juga bersumpah, tidak akan pergi mencari PSK, walau pun teman-temannya menuduhnya laki-laki Kuper dan ketinggalan zaman, karea dia sudah mendapatkannya dariku dengan baik.
    Sejak saat itu, kami selalu melakukannya secara teratur, tidak serampangan. Tenatu saja di tempat tidur, di dapur, di sofa dan tempat-tempat lai di rumah kami dengan suasana yang indah. Bahkan kami pernah juga melakukannya di hotel, ketika kami wisata ke bogor. Semua orang memuji kegantengan putraku yang wajahnya imut-imut dan manja itu.

    Kini putraku sudah SMA, AKu sudah persis 40 tahun. Orang bilang aku masih tetap cantik, karean aerobik. Sebeanranya, selain aerobik, aku juga melakukan hubungan seks yang sangat teratur.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP

    Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP


    660 views

    Perawanku – Cerita Sex Adik Kandungku Masih SMP, Ini dimulai pada suatu sore ketika rumahku sedang sepi. Orang tua lagi pergi dan kebetulan pembantu dan adikku juga lagi nggak ada. Langsung saja gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak ada gangguan pas lagi nonton. VCD bokep yang kutonton itu bercerita tentang hubungan sex antara adek dan kakak. Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.

    “Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. Akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.

    “liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.
    “Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt. Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.

    “Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.

    “Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.

    “Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu. Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.

    “Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.

    “Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake. Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.
    “Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!

    “Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan. Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.

    “Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….

    ” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.

    “Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede. Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,

    “Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas
    “punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,

    “berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69? “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.

    “Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69. Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener. Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

    “Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).
    Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.

    “Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.

    “Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.

    “Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.

    “…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,

    “akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.

    “Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.

    “Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.

    “kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.

    “Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.

    “Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya. Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.

    “Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar. Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?

    “Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.

    “Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.

    “Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.

    “Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.

    “Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk. Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.

    “Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.

    “Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.

    Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda

    Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda


    730 views

    Perawanku – Cerita Sex Dessy Gadis Binal Seksi Dan Menggoda, Namaku Dessy, 23 tahun. Aku sekarang tinggal di Jakarta. Banyak orang mengatakan bahwa aku sangat cantik, walau aku tak merasa demikian. Aku dilahirkan di satu keluarga yang biasa saja. Ayah dan ibuku bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Aku mempunyai 2 orang kakak laki-laki. Yoga, 29 tahun, dan Okky, 25 tahun. Keduanya belum menikah. Yoga bekerja sebagai montir mobil, Okky bekerja serabutan. Dan aku sendiri sampai saat ini belum bekerja setelah tamat kuliah D3.
    Aku selalu di rumah membantu ibu dalam urusan rumah tangga. Aku jarang keluar. Sampai saat ini aku belum mempunyai kekasih karena ada suatu hal yang akan aku ceritakan sekarang ini. Keluargaku tidak ada masalah dalam hal ekonomi. Ekonomi kami cukup walau tidak bisa lebih. Hanya saja ada satu hal yang sangat membebani perasaanku saat ini. Kurang lebih 5 bulan yang lalu awal dari beban perasaanku ini dimulai..

    Waktu itu, 5 April 2004 pagi hari, ayah dan ibu serta Yoga sudah pergi kerja. Hanya Okky dan aku yang ada di rumah. Okky masih tiduran di kamarnya walau sudah bangun. Aku sendiri sedang menyapu di tengah rumah. Kulihat Okky bangkit dari ranjangnya dan segera keluar dari kamar.

    “Masih ada makanan, tidak?” tanya sambil lewat.

    Tak kusangka tangan Okky tiba-tiba meremas pantatku dari samping sambil lewat.

    “Ihh.. Kamu ngapain sih!” aku membentak.

    Okky hanya tersenyum dan segera ke kamar mandi. Aku pikir Okky hanya iseng menggoda aku. Tapi ketika Okky sudah selesai dari kamar mandi, tanpa sepengetahuanku tiba-tiba Okky memelukku dari belakang.

    “Hei! Lepaskan aku!” aku berteriak sambil meronta.

    Tapi Okky malah sengaja meremas buah dadaku dan menciumi leher dan tengkuk aku. Aku terus meronta, tapi pelukan Okky makin kuat.

    “Diamlah, Des.. Sebentar saja,” bisik Okky di telingaku sambil tangannya tetap meremas buah dadaku.

    Entah kenapa aku jadi lemah meronta. Malah aku rasakan ada perasaan aneh yang menjalari tubuhku. Antara mau dan tidak, aku biarkan tangan Okky meremas buah dadaku. Bahkan ketika Okky menyingkap dasterku dan tangannya masuk ke celana dalamku, aku biarkan tangannya meraba dan menelusuri belahan memekku.

    “Mmhh…” aku mendesah dengan mata terpejam.

    “Ke kamar, yuk?” bisik Okky tak lama kemudian.

    Aku hanya bisa mengangguk. Okky lalu menarik tanganku ke kamarnya. Di dalam kamar, Okky dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat di tubuhku. Nafasnya terdengar cepat. Aku diam saja diperlakukan demikian oleh kakakku.
    Entah kenapa gairahku bangkit diperlakukan demikian.. Nafsuku makin terangsang lagi ketika kulihat Okky melepas semua pakaiannya dan terlihat kontolnya yang cukup besar dipenuhi bulu lebat berdiri dengan tegak.

    Okky menghampiri, lalu mengecup bibirku. Aku langsung membalas ciumannya dengan hangat. Tangan Okky kembali bermain dan meremas buah dadaku. Kontolnya sesekali menyentuh memekku sehingga membuat darahku selalu berdesir.

    “Ohh.. Ohh…” desahku ketika jari tangan Okky menyentuh memek dan menggosok-gosok belahan memekku. Aku sendiri langsung menggenggam kontol Okky dan meremasnya pelan.

    “Mmhh…” desah Okky sambil menggerakkan pinggulnya.

    “Isepin kontol aku, Des…” pinta Okky berbisik.

    “Tidak mau ah, jijik…” kataku sambil terus mengocok kontol Okky.

    “Ya sudah, masukkin langsung saja,” kata Okky sambil menarik tubuhku ke atas ranjang.

    Tak lama tubuh Okky langsung menindih tubuhku. Diarahkan kontolnya ke memekku lalu didesakannya pelan-pelan.

    “Aww! Pelan dong, Ky…” jeritku pelan.

    “Susah masuk nih…” kata Okky sambil terus berusaha memasukkan kontolnya ke memekku.

    “Aku masih perawan, Ky…” bisikku.

    Okky tak menjawab. Dia terus berusaha menyetubuhiku.

    “Bantuin dong…” bisik Okky.

    Akupun segera menggenggam kontol Okky. Aku arahkan kepala kontolnya ke lubang memekku.

    “Tekan pelan-pelan, Ky…” bisikku.

    Okky mulai mendesakkan kontolnya pelan.

    “Aww.. Terus tekan pelan-pelan.. Aww…” kataku sambil agak meringis menahan perih ketika kontol Okky mulai masuk ke memekku.

    “Pelan, Ky.. Pelan.. Aww.. Aww.. Mmhh.. Ohh.. Terus, Ky…” bisikku lirih ketika kontol Okyy sudah mulai keluar masuk memekku.

    Okky terus memompa kontolnya mulai cepat.

    “Ohh…” desah Okky disela-sela gerakannya menyetubuhi aku.

    “Kenapa kamu melakukan hal ini?” tanyaku sambil memeluk Okky.

    “Karena aku sayang kamu, suka kamu…” jawab Okky sambil menatap mataku.

    Aku diam. Tak terasa air mataku mengalir ke pipi..

    “Kenapa kamu menangis?” tanya Okky sambil menghentikan gerakannya.

    Aku diam sesaat. Mataku terpejam.

    “Karena.. Sudahlah…” kataku sambil tersenyum.

    Ada rasa tak menentu saat itu. Antara rasa sedih karena diperawani kakak kandung sendiri, dan juga gairah seks-ku yang sangat tinggi untuk disalurkan, dan entah perasaan apalagi saat itu yang ada di hatiku. Aku lumat bibir Okky sambil menggerakkan pinggulku. Okkypun segera membalas ciumanku sambil melanjutkan menggerakan kontolnya keluar masuk memekku.

    Lama kelamaan perasaan tak menentu yang sempat hinggap di hatiku mulai menghilang, terganti oleh rasa sayang terhadap kakakku dan rasa nikmat yang sangat tak terhingga. Tak lama aku rasakan Okky mulai menyetubuhiku makin cepat. Dengan mata terpejam didesakkannya kontolnya dalam-dalam ke memekku.

    “Ohh.. Aku mau keluar, Des…” kata Okky.

    “Jangan keluarkan di dalam, Ky…” pintaku sambil menggerakan pinggulku makin cepat mengimbangi gerakan Okky.

    Tak lama Okky segera mencabut kontolnya dari memekku cepat-cepat. Lalu, crott! Crott! Crott! Air mani Okky menyembur banyak di atas perutku. Okky lalu bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Diusap dan diremasnya buah dadaku. Akupun segera memegang dan menggenggam kontol Okky yang sudah mulai lemas.

    “Aku sayang kamu…” kata Okky sambil mencium kening dan mengecup bibirku.

    Aku tersenyum.. Begitulah, sejak saat itu kami selalu bersetubuh setiap ada kesempatan. Aku sangat menikmati persetubuhan kami. Kedekatan dan keromantisan hubungan kami semakin hari semakin kuat. Seringkali kami saling raba, saling remas bila sedang nonton televisi walau saat itu semua keluarga sedang kumpul. Aku nikmati itu setiap malam. Antara was-was kalau ketahuan dan rasa romantis serta nikmat, semua aku lakukan dengan suka hati.

    Rasa sayang yang sangat besar bisa aku rasakan dari Okky. Apapun yang aku mau, atau apapun masalah yang aku hadapi, akan selalu dipecahkan dan dilalui bersama Okky. Kenikmatan dalam persetubuhan dengan Okky telah membawa aku ke suasana yang serba indah. Dengan Okky pula aku bisa merasakan bagaimana nikmatnya melakukan oral seks. Bagaimana rasanya di jilat memek sampai orgasme, bagaimana rasanya menjilat dan menghisap kontol sampai air mani Okky tumpah di dalam mulutku dan menelannya.

    Untuk beberapa bulan kami nikmati “kegilaan” dalam hubungan asmara saudara sekandung. Entah sudah berapa banyak tempat yang kapai pakai untuk melampiaskan rasa sayang dan gairah dalam bentuk persetubuhan. Sudah banyak penginapan dan hotel yang kami singgahi untuk bisa memacu desah dan birahi untuk meraih kenikmatan. Entah sudah berapa puluh kali aku menghisap kontol dan menelan air mani Okky di dalam bioskop. Aku lakukan semua itu dengan perasaan bebas tanpa beban. Aku nikmati semua permainan yang kami lakukan.

    Tapi ada satu hal yang mulai membebani hatiku saat ini. Aku mulai merasa berdosa atas hubunganku dengan kakak kandungku. Pernah aku bilang kepada Okky untuk menghentikan hubungan ini, dan mengatakan bahwa aku ingin membina hubungan dengan orang lain. Okky marah besar karenanya. Dia mengatakan bahwa dia sangat sayang aku, dan tidak ada satu orang lelakipun yang boleh menyentuh aku.

    Bahkan pernah ada beberapa lelaki yang main ke rumah untuk menemui aku, tidak pernah lagi datang berkunjung karena Okky selalu ikut nimbrung ketika aku menemui mereka. Okky selalu dengan ketus menimpali setiap ucapan mereka dengan ucapan yang menyindir dan menghina.

    Hal lain adalah, aku tidak bisa menolak keinginan Okky untuk menyetubuhiku. Dan jujur saja kalau aku juga sangat menikmati cumbuan dia karena bisa memenuhi kebutuhanku untuk menyalurkan libido aku. Sekarang aku bingung harus bagaimana. Aku ingin hidup normal dalam membina hubungan asmara dan ingin normal dalam menyalurkan kebutuhan seks aku, tapi tidak mau menyakiti hati kakakku karena aku sangat sayang dia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kenalan Keponakanku

    Cerita Sex Kenalan Keponakanku


    640 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenalan Keponakanku, Karena aku pernah kerja sebagai EO. Ana minta tolong aku untuk mengatur pesta hutnya. Aku tanya ma Ana, dia maunya pestanya seperti apa dan berapa budgetnya yang disediakan ortunya. Bapaknya Ana adalah adik kandungku, makanya Ana bebas sekali ma aku. Kalo becanda dah kaya ma temennya, padahal umurku dan dia berbeda jauh sekali, 20 tahun lebih. Ya gak apa, jadi aku awet muda kan kalo banyak bergaul dengan bag (termasuk menggauli kale)

    Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan, aku mencari cafe yang deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan trafik yang macet. Aku nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya Ana. Karena ini pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting banyak minumannya, non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari bar yang bisa memandu beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta adikku menyediakan beberapa suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games itu.

    “An, temen-temen kamu kece-kece gak”.

    “So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat,

    “Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.

    Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat jam 8 malem. Adik dan iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen Ana, setelah makan malam, acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake krim kue yang sering dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya pulang karena selanjutnya adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay, dia tajut kalo ada acara yang meleset dari rencana.

    “Om kan gak ada siapa-siapa dirumah, mending juga disini, ntar om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.

    Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan abg yang dateng bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung meriah, palagi MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara games slesai, sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi dengan celoteh DJ yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.

    “Om, ini Ayu, om temenin Ayu ya, dia gak punya pasangan”, Ana mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.

    Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang mata uang indah, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang merekah. Yang menarik perhatainku, Ayu punya kumis tipis diatas bibirnya yang mengundang untuk dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah ayunya Ayu. Nama yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi, dadanya dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Ayu mengenakan t shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya menjadi nampak dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang membulat sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat menggugah napsu.

    “Om, tu apanya Ana si”, teriak Ayu ditengah bisingnya musik.

    “Aku kakak bokapnya Ana”.

    “Kok beda ya om”.

    “apa bedanya?”

    “Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah botak gendut pula”.

    “Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.

    “Bener banget om, duduk yuk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk dipojokan berdua Ayu, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Ayu.

    “Yu, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana ja kalah seksi ma kamu”.

    “Om suka kan ngeliatnya”.

    “Suka banget Yu, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.

    “Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Ayu gak pake apa2, gak bisa nahan diri lagi”.

    “Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”

    “Depan cowokku om”.

    “Wah bole dong skarang depan aku ya”.

    “Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.

    “Om turun lagi yuk, Ayu pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai (ngepel kale) dengan Ayu, Ayu kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya mengganjal didadaku.

    “Yu toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.

    “Iya om”. Aku mencium telinganya, Ayu menggeliat kegelian,

    “om, nakal ih”.

    “Tapi suka kan”. Ayu gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Ayu menggelinjang.

    Ayu mempererat pelukannya, aku seneng ja dipeluk abg seksi kaya Ayu. Sampe acara slesai Ayu nempel terus ma aku.

    “Om tinggal sendiri ya”.

    “Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.

    “aku dah cere Yu, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”

    “Mangnya om mau ma Ayu, Ayu kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Ayu”.

    “Wah malah bangga Yu, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”. Ketika ana melihat Ayu nempel terus ma aku, dia mulai godain,

    ”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, ayu cantik kan om, pasti om suka deh ma Ayu, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyum saja, Ayu cemberut jadinya,

    “Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.

    “Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.

    Setelah acara selesai, aku membereskan administrasinya dengan pihak bar.

    “Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo gak ada om pasti pestaku gak semeriah ini. Yu kamu puilang ikutan om ku ja, dia searah kok sama rumah kamu. Om anterin ayu dulu ya, jangan diapa2in lo temenku yang seksi ini, dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil menjabat tanganku.

    “Mau aku anter pulang Yu”, tanyaku menoleh ke ayu.

    “Bole, kalo gak ngerepotin om”.

    “Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Ayu aku gandeng menuju ke tempat parkir.

    “Om, Ayu males pulang deh”.

    “Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Ayu ngobrol”.

    “Mangnya ortu kemana”.

    “Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Ayu jarang ketemu ortu biar serumah juga. ayu ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.

    “O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’

    “Bole om”.

    “Gak takut ma aku”.

    “Mangnya om mo makan Ayu”.

    “Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang perjalanan ke apartmenku ayu curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.

    “Om, ayu suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget, atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.

    “Sesekali ja Yu, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Ayu diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas pertanyaanku.

    Sesampainya di apartmen, aku langsung parkir mobil di basement di lot yang diperuntukkan buat aku. Ayu kugandeng ke lift dan lift melumcur ke lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift ayu kupeluk dan kucium pipinya,

    “Oom”, ayu hanya melenguh sambil memperat pelukannya ke aku.

    Di apartment, Ayu langsung inspeksi, apartmenku kecil, ada 2 kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan pantri. Di bagian belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya lumayan luas untuk jemur pakean. Ayu cukup lama berdiri di alok menatap kerlap kerlip lampu kota. Aku memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Ayu mengeglinjang tapi dia membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari luar t shirtnya.

    “Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya mulai kuremas2.

    Ayu menggeser2kan pantatnya yang membulat ke selangkanganku. Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.

    “Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil terus menggeser2kan pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya, terasa sekali besar dan kencengnya toket abg montok ini.

    “Om, ayu dah pengen om, masuk yuk”.

    Di sofa Ayu langsung melepas pakean luarnya. Wah baru seumur segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng ja dapet abg yang liar kaya Ayu gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Aku melotot melihat ayu muncul dengan daleman bikini yang minim dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari branya yang minim sekali. Demikian pula jembutnya berhamburan dari cd bikini yang model g string itu.

    “Yu, duduk disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya.

    aku tinggal memakai celana panjangnya saja. Baju dah kulepas. Ayupun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan keningnya dari belakang. Dari kening turun ke kuduk. Ayu hanya terpejam saja menikmati pijitanku, turun lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.

    “Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godanya.

    Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke toketnya. Jariku kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Ayu terdiam, napasnya mulai memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan mengkilik2 pentilnya. Pentilnya langsung mengeras,

    “Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja meremes2 toketnya dengan penuh napsu.

    Ayu bersandar di dadaku yang bidang. Aku kembali menciumi lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2, sehingga napsunya makin berkobar. Kemudian aku minta ayu berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Ayu tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya. Dibalas dengan ganas. Bibirnya kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tangannya segera turun mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali kontolku sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangku dibuka, celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga celana panjangku meluncur ke lantai. kontolku yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD ku yang mini. Kami segera bergelut. Aku terus meremas-remas toketnya sementara Ayu mengocok kontolku.

    “om keras banget, gede lagi”, katanya sambil jongkok didepanku, melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya.

    “Aah Yu, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.

    “aaaduuuuuhh. Yu..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Akhirnya aku gak tahan lagi. Ayu kubopong ke kamar.

    Ayu kubaringkan diranjang. Sambil terus meremas2 toketnya tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string itu. Otomatis pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan jembutnya yang lebat.

    “Om, geli”, erangnya.

    “geli apa nikmat Yu”, tanyanya.

    “Dua2nya om, Ayu dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the point.

    Tanganku menyusup ke punggungnya sambil mengecup bibirnya. Tali pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung menantang untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikini kutarik dengan mulutku sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang minim.

    “Yu kamu napsuin banget deh”, kataku.

    Aku langsung saja menindihnya. penisku kuarahkan ke belahan memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku menekan kontolku sehingga kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Ayu mengerang keenakan sambil memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku terus menekan pantatku pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin dalam dan bless, kontolku sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.

    “Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil mencengkeram punggungku.

    Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku sehingga penisku besarku langsung ambles semuanya di memeknya.

    “Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.

    Ayu menggeliat2 ketika aku mulai mengeluarmasukkan kontolku di memeknya. Ayu mengejang2kan memeknya meremes2 kontolku yang sedang keluar masuk itu.

    “Yu, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah pinter ngeladenin napsuku”, erangku.

    aku memeluknya dan kembali menciumi bibirnya, dengan menggebu2 bibirnya kulumat, Ayu mengiringi permainan bibirku dengan membalas mengulum bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepat dan keras, Ayu menggeliatkan pinggulnya mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku menancapkan kontolku dalam2 Ayu melenguh keenakan.

    Terasa banget kontolku menyesaki seluruh memeknya sampe kedalem. Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan kontolku. Gak bisa cepet2 karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus berlangsung selama aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Ayu gak tahan lagi. Jepitan kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian Ayu memeluk punggungku makin keras

    “Om, Ayu mau nyampe om”.

    “Kita bareng ya Yu”, kataku sambil mempercepat enjotanku.

    “Om, gak tahan lagi om, Ayu nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.

    Kakinya kembali melingkar di pinggangku sehingga kontolku nancep dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2 ketika Ayu nyampe sehingga bendungan pejuku bobol juga.

    “Akh Yu, aku ngecret Yu, akh”, aku mengerang sambil mengecretkan pejuku beberapa kali di memeknya.

    Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, Ayu kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya. Ayu menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut kontolku dari memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri. Aku berbaring disebelahnya.

    “Yu, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil mengelus2 pipiku.

    “Ayu mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen *******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.

    “Om, Ayu ngantuk dan cape”.

    “Ya udah, tidur ja Yu, besok kita tenmpur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.

    Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar, ayu juga,

    “Om, Ayu laper om”, katanya.

    “Iya Yu, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.

    “Mandi dulu yuk” ajakku.

    Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya merapat ke tubuhku. Aku duduk di toilet dan Ayu duduk dipangkuanku dan aku mengusap2 pahanya.

    “Kamu cantik sekali, Yu”, rayuku.

    Tanganku pindah ke bukit memeknya mempermainkan jembutnya yang lebat. Aku bisa melakukan itu karena ayu mengangkangkan pahanya. Tanganku terus menjalar ke atas ke pinggangnya.

    “geli om”, katanya ketika tanganku menggelitiki pinggangnya.

    Ayu menggeliat2 jadinya. Segera aku meremes2 toketnya.

    ”toket kamu besar ya Yu, kenceng lagi”, kataku.

    “om suka kan”, jawabnya.

    “ya Yu, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet, aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Yu”.

    “Ya abis iklannya indomi dipake ma capres kan”.

    “Bisa aja si om, boleh deh, Ayu suka kok apa aja, asal om yang sediain”.

    “Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Ayu manja2 ma om”.

    “Suka banget Yu”.

    “ayu tinggal ma om ya, boleh ya om”.

    “Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo dilaporkan polisi sgala. Ayu bole kok kapan aja mo nginep disini”. Ayu diem saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.

    “Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia kembali tersenyum.

    Cantik sekali Ayu, wajahnya yang tanpa riasan sama sekali tampak cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi ngeliatnya. Segera aku menyiapkan sarapan.

    “Kamu mo minum apaan Yu, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah kamu dah punya ya, besar lagi”.

    “Oom”, katanya manja.

    Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia. Setelah indominya mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan roiko penedap rasa.

    “Om enak banget indomi bikinan om, kalo dirumah bikinan pembokat gak seenak bikinan om”.

    “Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.

    “enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga ayu dah kenyang”.

    “semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.

    “O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.

    “Haah, berkali2 lagi”.

    “Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati ayu terus2an.

    Di kamar, ayu sudah berbaring diranjang. kontolku yang belum diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya, beralih ke lehernya dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2, ayu terengah, napsunya berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya. Tanganku satunya menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2 itilnya.

    “aakh om, pinter banget ngerangsang Ayu”, erangnya.

    Ayu mengangkangkan pahanya supaya kilikannya di itilnya makin terasa. Kilikan di itilnya membuat ayu makin liar. Tangannya mencari kontolku, diremes dan kepalanya dikocok2. Ayu bangkit. kontolku yang tegak berdiri dengan kerasnya. langsung diraih dan dijilati. Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih pantatnya dan menarik ayu menelungkup diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, ayu menggelinjang setiap kali aku mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku membuka memeknya pelan2, aku menjilati bagian dalam bibir memeknya. Ayu melepaskan emutannya di kontolku dan mengerang hebat,

    “om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga mulutku melekat erat di memeknya.

    “Terus om aakh”, erangnya lagi.

    itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, ayu makin mengerang keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya ayu udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya

    “Om, Ayu nyampe om, aakh”, erangnya.

    “om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Ayu memutar badannya kesamping dan berbaring disebelahku.

    Aku mencium bibirnya. Kemudian ayu kunaiki, kutancapkan kontolku kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,

    “Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangnya merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.

    Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk, ketika sudah nancep kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah sehingga langsung aja kontolku ambles semuanya di memeknya.

    “Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.

    aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirnya sampe akhirnya,

    “Om, Ayu nyampe lagi om, ooh”, ayu mengejang2 saking nikmatnya. memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2 keenakan karena kontolku diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih perkasa.

    Kemudian aku mencabut kontolku dan minta ayu nungging. Aku menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati dan mengusapi pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya. Ayu mendesis merasakan sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya. Kedua jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian dalem memeknya. Ayu makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Ayu menahan napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di memeknya.

    “Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku ambles semuanya di memeknya.

    Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Ayu kembali mendesah2 saking enaknya. toketnya kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan terus. Ditengah kenikmatan, aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan ayu duduk dipangkuanku membelakangiku. kontolku sudah nancep semuanya lagi di memeknya. Ayu menolehkan kepalanya sehingga aku langsung melumat bibirnya. Ayu semakin cepat menaik turunkan badannya sambil terus ciuman dengan liar.

    Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya. Pentilnya yang sudah keras itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, ayu makin tak terkendali menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik sekuat tenaga sehingga kontolku nancep dalem banget. “Om Ayu dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”, erangnya. Tau ayu udah mau nyampe, aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas dari memeknya. “Kok brenti om”, tanyanya protes.

    Ayu kutelentangkan lagi diranjang, aku naiki dia dan kembali kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali enjot, kontolku sudah ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat. memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku, tandanya ayu dah hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan

    “Om, Ayu nyampe om, akh”, jeritnya.

    Akupun merasakan remesan memeknya karena nyampe. enjotanku makin cepat saja sehingga akhirnya,

    “Yu…” aku berteriak menyebut namanya dan pejuku ngecret dengan derasnya di memeknya.

    “Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.

    “istirahat dulu ya Yu, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin kamu”, jawabku.

    Aku mencabut kontolku dan terkapar disebelahnya. Tak lama kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.

    Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat Ayu masi terkapar dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik seiring dengan tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga memeknya terkuak diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan kenikmatan tak terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi tubuhnya pada posisi menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali mulai mengeras. Ayu masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku, selesai mandi kulihat ayu dah terbangun.

    “enak banget tidurnya Yu”.

    “Ayu cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Ayu”.

    “Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari makan gak, aku laper”.

    “Ayu juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Ayu lagi kan”.

    “Tau aja kamu, dah mandi sana”.

    “Ayu gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.

    “Mo pake bajuku, kegedean gak”. Ayu tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku pastinya lah kedodoran.

    “Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.

    “Ayu tapi masi mo disini om”.

    “Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju yang semalem”. Ayu segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong plastik.

    “Yu om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Ayu gak jauh dari apartmentku.

    “Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Ayu om anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Ayu segera menenteng kantong plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.

    Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi cuma bercelana pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak sangat menonjol. Aku dah pengen menggemasi toketnya itu.

    “Kamu tu seksi sekali deh Yu, pake apa aja tetep aja seksi dan cantik”.

    “Kalo gak pake apa2?”

    “Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.

    “Terserah om aja, abis makan Ayu om makan lagi kan”.

    “So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari makan.

    “Yu kamu mo aku beliin pakean?”

    “Gak ah om, pakean Ayu dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Ayu makan pasta di satu resto pasta Itali. Ayu doyan banget makan pasta, dia makan semua yang aku pesan dengan lahapnya.

    “Wah ngisi bensinnya banyak banget Yu”.

    “Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, ayu berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya.

    “Yu, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.

    Langsung Ayu melirik daerah kontolku, kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku mengelus2 punggungnya, terus tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin dalam sehingga menggosok memeknya dari luar celana pendeknya.

    “Gak berasa om, lepasin dong pakean Ayu”. Aku membuka kancing celana pendeknya dan kulorotkan, Ayu membantu dengan mengangkat pantatnya keatas.

    Ayu mengangkangkan pahanya sehingga jariku menggosok2 belahan memeknya dari luar cd.

    “Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus belahan memeknya dari luar cd nya.

    Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku perlahan menjalar ketengah. Ayu hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan lidahku yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan dengan jari, lalu menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha dan pantatnya mempercepat naiknya napsunya. Sesaat kemudian, aku melepas cd nya. Kembali terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke toketnya, menyusup ke dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian meremas toketnya dengan gemas.

    “Yu, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya sehingga deru nafasku menggelitik.

    Ayu hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan hanya mengelus memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya dah kulepas sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah mengeras. Tak lama kemudian cd nya pun menyusul kulepaskan, ayu dah tlanjang bulet siap menampung kontolku lagi didalem memeknya. Ayu merasakan ****** keras di balik celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu melihat toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya.

    Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah memburu, bulu kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai kecupan. Ayu hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor memeknya lebih dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirku akhirnya bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya dengan gemas. Aku bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai terbuka membiarkan lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan menggelitik lidahnya dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan lidahku. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

    Setelah puas berciuman, aku melepaskan dekapannya dan melepas pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng dari tadi. Ayu tetep saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan berurat,

    “Om, Ayubelum pernah melihat penis sebesar dan sepanjang penis om”. Ayupun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya tak muat menggenggamnya.

    “Ayo Yu, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke mulutnya. ayu terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai memaju-mundurkan kepalanya.

    Selain mengemut Ayu mengocok ataupun memijati biji pelirnya.

    “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracauku menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol di toketnya sedang asyik memelintir dan memencet pentilnya.

    Tangan kananku tetap saja mempermainkan memek dan itilnya. Ayu menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja diemutnya. Ayu hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontolku yang besar.

    “Yu, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek kamu lagi”, kataku.

    Aku menelentangkan Ayu, aku mengambil posisi ditengah kangkangannya, kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke memeknya yang sudah makin basah. Ayu menggeliat2 ketika merasakan betapa besarnya penisku yang menerobos masuk memeknya pelan2. memeknya berkontraksi kemasukan penis gede itu.

    “Yu, memek kamu peret banget”, kataku sambil terus menekan masuk kontolku pelan2.

    “abis penis om besar sekali. Memek Ayu baru sekarang kemasukan yang sebesar penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus menggeliat.

    Setengah kontolku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Ayu hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang meremas kontolku, nikmat banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah toketnya. toketnya kuremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di memeknya. Ayu hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti goyangan pinggulku.

    kontolku terus saja kukeluar masukkan mengisi seluruh relung memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut pentilnya yang keras dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua membuat ayu mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat enjotannya. Ayu makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, ayu menjambak rambutku,

    “Aaahhh om, Ayu nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutnya. Ayu udah nyampe.

    Tangannya yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas. Aku makin intens mengenjotkan kontolku. Bibirnya yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan ayu membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa memeknya mencengkeram penis gedeku.

    “Uhhh,” aku mengejang.

    Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolku menghujam keras ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat saat itu juga ayu memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,

    “Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Ayu nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejuku.

    Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut kontolku dari memeknya dan terkapar disebelahnya.

    “om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Ayu, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”, katanya.

    “memangnya penis cowok kamu kecil ya Yu”, tanyanya.

    “Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya sambil menguap.

    Tak lama kemudian ayu kembali terlelap. Ayu terbangun karena hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan kumpul malem ini untuk blajar bersama.

    “Dari sapa Yu”.

    “Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh nikmatnya ya om, kapan Ayu ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.

    “Kapan aja kamu mau, aku siap kok Yu, aku juga nikmat banget deh ngentotin kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Ayu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

    Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku mengantarkan Ayu kembali ke rumahnya, Ayu mengambil buku2 yang diperlukan untuk belajar bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.

    “Om, nanti jam 9an jemput Ayu lagi ya, Ayu masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”. Wah hebat banget ni akak, gak ada puasnya.

    “Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.

    “Nanti Ayu sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.

    Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya ana, ayu dah sms aku beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai blajarnya. Aku mengajak ayu ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen kalo ditempatku terus.

    “Kamu dah makan Yu”.

    “Udah om, om dah makan”.

    “Ya udah dong sayang”.

    “Ih om mulai deh nggombalin Ayu, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om, Ayu kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.

    “Bosen ditempatku terus Yu, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Aku langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.

    Mobil masuk garasi dan petugas menutup rolling doornya. Aku menggandeng Ayu naik ke lantai 2. Gak lama kemudian petugas menagih biaya kamar, aku membereskannya. Ayu heran melihay banyaknya kaca sekeliling ruang dan dilangit2.

    “Buat apa kaca sebanyak ini om”.

    “Kan sensasinya beda Yu, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Ayu membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang, akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring disebelahnya.

    kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya dengan gemas. setelah itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas kembali pantatnya dari dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan menahannya selagi tanganku satunya meraih memeknya.

    “Ohh.. om,” rintihnya.

    Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang memeknya yang mulai basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka cdnya dan membuka lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan meremasnya. Aku menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya. Napsunya sudah tak tertahankan lagi. Ayu mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya dari atas ke bawah. ayu meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya bernafsu.

    Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan itilnya dengan berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, ayu nyampe.

    “om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahnya, tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di itilnya dengan bernafsu.

    Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat bibir memeknya, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Ayu. Jilatanku menjalar ke itilnya, kugigit lembut itilnya yang kian merangsang napsunya. Ayu melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh aku untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan jariku di liang memeknya yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, ayu pun mendesah keras terus-menerus. Ayu meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya mengeluarkan cairan deras bening, ayu nyampe untuk kedua kalinya.

    “om, ooh”, lenguhnya.

    Aku membuka branya dan meremas toketnya dengan sangat keras. Ayu melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi sasaran berikutnya, kupilin dan kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar, memeknya kembali membasah,

    “om, entotin Ayu sekarang, Ayu udah napsu banget om”, erangnya. Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat mengangguk2. Aku menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya sebelumnya hingga Ayu merintih keras saking nikmatnya.

    “Ahh! om.. Ohh.. Entotin Ayu” racaunya.

    Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis ke dalam memeknya, segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di memeknya. Rasanya nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan dan betapa enaknya memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Ayu nyampe om, aakh nikmatnya”, erangnya.

    Kemudian aku membalikkan badannya yang telah lemas dan menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang masih sensitif. Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret didalam memeknya. Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin membuatnya nyampe lagi.

    Tanganku kembali menjelajahi memeknya, namun kali ini jariku masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding memeknya. Ketika sampai pada suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah G-Spot. Ayu tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badannya mengejang dan memeknya kembali berlendir.

    “om nikmat banget deh malem ini”, katanya.

    “Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.

    Aku mencium bibirnya. ayu menyambut ciumankua dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di pinggulku supaya lebih mepet lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya. Tanganku terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya kugelitik-gelitik. Ayu menggelepar merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya.

    “Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku tambah nakal, menusuk lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Ayu tambah menjerit-jerit.

    “om…hhh…masukkin penisnya om, Ayu udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan ke memeknya, ayu melenguh keenakan,

    “om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.

    “Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.

    ayu mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya aku ngecret. Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak didalam memeknya. Ayu sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya membanjir…meleber di paha, betis dan pantatnya. Ayu menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia merebahkan badannya di sampingku.

    “Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Ayu besok mesti sekolah lagi, pengen nangis deh om”.

    “Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku menenangkan diri.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku

    Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku


    571 views

    Perawanku – Cerita Sex Menjaga Putra Tunggalku, Berawal Dari Arisan ibu-ibu selalu saja memiliki gosip yang berbagai ragam. Mulai dari gosip berlian, gosip hutan piutang, bahkan gosip seks. Kali ini aku terkejut sekali, ketika seorang teman membisikkan padaku, kalau Ibu Wira itu, suka rumput muda. Justru yang dia sukai adalah laki-laki belasan tahun. Rasany aku kurang percaya. Ap ia? Bu Wira yang sudah berusia lebih 50 tahun masih doyan laki-laki belasan tahun?

    “Woalaaah…Bu Tuty masya enggak percaya sih?” kata Bu Lina lagi.
    Aku sudah janda hampir 10 tahun, sejak perkawinan suamiku dengann istri mudanya. Aku tak nuntut apa-apa, keculi Julius putra tunggalku harus bersamaku dan rumah yang kami benagun bersama, menjadi milikku. Aku sakit hati sekali sebenarnya. Justru perkawinan suamiku, karena katanya aku tidak bisa melahirkan lagi, sejak peranakanku diangkat, ketika aku dinyatakan terkena tumor rahim. Suamiku mengakui, kalau permainan seksku masih sangat Ok. Dalam usia 37 tahun, aku masih keliahatan cantik dan seksi.

    “Lihat tuh, Bu Tuty. Matanya asyik melirik anak bu Tuty terus tuh,” kata Bu Salmah tetanggaku itu. Kini aku jadi agak percaya, ketika aku melihat dengan jelas, Bu Wira mengedipkan matanya ke putra tunggalku Julius. Rasanya aku mau marah, kenapa Bu Wira mau mengincar putraku yang masih berusia hampir 15 tahun berkisar 12 hari lagi.

    Sepulang dari arisan, aku sengaja mendatangi tetangga yang lain dan secara lembut menceritakan apa yang diceritakan Bu Salmah kepadaku. Tetanggaku itu tertawa cekikikan. Dari ceritanya, suami bu Wira sudah tak sanggup lagi, bahkan suaminya sudah tahu kelakuannya itu. Bu Wira memang suka burung muda, kata mereka. Bahkan putra tetanggaku titu pernah digarap oleh Bu Wira. Karean malu ribut-ribut, lagi pula anaknya yang sudah berusia 18 tahun dibiarkan saja.

    “Laki-laki kan enggak apa-apa bu. Kalau anak perempuan, mungkin perawannya bisa hilang. Kalau anak laki-laki, siapa tahu perjakanya hilang,” kata tetanggaku pula. Bulu kudukku berdiri, mendengarkan celoteh tetanggaku itu. Aku kurang puas denga dua informasi itu. Aku bertandang lagi ke tetanggaku yang lain masih di kompleks perumahan …..(Dirahasiakan) Indah. Tetangku itu juga mengatakan, kalau itu soal biasa sekarang ini.
    Malamnya aku ngobrol-ngobrol dengan putraku Julius. Julius mengatakan, kalau Tante Wira sudah mengodanya. Bahkan sekali pernah menyalaminya dan mempermainkan jari telunjuknya di telapak tangan putraku. Pernah sekali juga, kata putraku, Tante Wira mengelus burung putraku dari balik celananya, waktu putraku bermain ke rumah Tante Wira.

    Aku sangat terkejut sekali mendengar pengakuan putraku Julius menceritakan tingkah laku Bu Wira. Tapi tetanggaku mengatakan, itu sudah rahasia umum, dan kini masalah itu sudah biasa. Bahkan tetanggaku mengajakku untuk berburu burung muda bersama-sama.

    Malamnya aku tak bisa tidur. AKu sangat takut, kalau putraku akan menjadi korban dari ibu-ibu di kompleks itu. Sudah sampai begitu? Semua sudah menjadi rahasia umum dan tak perlu dipermasalahkan? Lamat-lamat aku memperhatikan putraku. Trnyata dia memang ganteng seperti ayahnya. Persis fotocopy ayahnya. Walau masih 15 tahun, tubuhnya tinggi dan atletis, sebagai seorang pemain basket. Gila juga pikirku.

    Rasa takutku marah-marah kepada Bu Wira, karean aku juga mungkin pernah dia lihat berselingkuh dengan teman sekantorku. Mungkin itu akan jadi senjatanya untuk menyerangku kembali, pikirku. Hingga aku harus menjaga anak laki-lakiku yang tunggal, Julius.

    Ketika Julius pergi naik sepeda mootr untuk membeli sesuatu keperluan sekolahnya, aku memasuki kamarnya. Aku melihat majalah-majalah porno luar negeri terletak di atas mejanya. Ketika aku menghidupkan VCD, aku terkejut pula, melihat film porno yang terputar. Dalam hatiku, aku haru semnyelamatkan putraku yang tunggal ini.

    Sepulangnya dari toko, aku mengajaknya ngobrol dari hati ke hati.

    “Kamu kan sudah dewasa, nak. Mami tidak marah lho, tapi kamu harus jawab sejujurnya. Dari mana kamu dapat majalah-majalah porno dan CD porno itu,” kataku. Julius tertunduk. Lalu menjawab dengan tenang dan malu-malu kalau itu dia peroleh dari teman-temannya di sekolah.

    “Mama marah?” dia bertanya. AKu menggelengkan kepalaku, karena sejak awal aku mengatakan, aku tidak akan marah, asal dijawab dengan jujur. AKu harus menjadikan putra tunggalku ini menjadi teman, agar semuanya terbuka.

    “Kamu sudah pernah gituan sama perempuan?” tanyaku.
    “Maksud mami?”
    “Apa kamu sudah pernah bersetubuh dengan perempuan?” tanyaku lagi. Menurutnya secara jujur dia kepingin melakukan itu, tapi dia belum berani. Yang mengejutkan aku, katanya, minggu depan dia diajak kawan-kawannya ke lokalisasi PSK, untuk cari pengalaman kedewasaan. Aku langsung melarangnya secara lembut sebagai dua orang sahabat. Aku menceritakan bagaimana bahaya penyakit kelamin bahkan HIV-AIDS. Jika sudah terkena itu, maka kiamatlah sudah hidup dan kehidupannya.

    “Teman-teman Julius, kok enggak kena HIV, MI? Padahal menurut mereka, merekaitu sudah berkali-kali melakukannya?’ kata putraku pula. Ya ampun….begitu mudahnya sekarang untuk melakukan hal sedemikian, batinku.
    “Pokoknya kami tidak boleh pergi. Kalau kamu pergi, Mami akan mati gantung diri,” ancamku.
    “Tapi Mi?”
    “Tapi apa?”
    “Julius akan kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Julius kepingin Mi. Katanya kalau belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan sangat terbuka. Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya denga penuh kasih sayang. Aku tak ingin anakku hancur karean PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang sering kudengar, bahkan oleh Bu Wira yang tua bangka itu.

    Tanpa terasa airmataku menetes, saat aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku akan gagal mendidiknya, jika anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.

    “Kamu benar-benar merasakannya, sayang?” bisikku.
    “Iya Mi,” katanya lemah. Aku merasakan desahan nafasnya di telingaku.
    Yah…malam ini kita akan melakukannya sayang. Asal kamu janji, tidak mengikuti teman-temanmu mencari PSK, kataku tegas.
    “Berarti aku sama dengan Tony dong, Mi?”
    “Tony? Siapa Tony?” tanyaku ingin tahu, kenapa dia menyamakan dirinya dengan Tony. Menurut cerita Julius putraku, Tony juga dilarang mamanya mengikuti teman-temannya pergi mencari PSK, walau Tony sudah sempat juga pergi tiga kali bersama teman-teman sekelasnya. Untuk itu, secara diam-diam Tony dan mamanya melakukan persetubuhan. Katanya, Tony memakai kondom, agar mamanya tidak hamil. Aku terkejut juga mendengarnya.

    “Kamu tidak perlu memakai kondom, sayang. Mami yakin, kalau mami tidak akan hamil,” kataku meyakinkannya. Seusai makan malam, Julius tak sabaran meminta agar kami melakukannya. AKu melihat keinginan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia sudah pengalaman melihat CD Porno dan majalah porno pikirku. AKu secepatnya ke kamar mandi mencuci paginaku dan membuka BH dan CD ku. AKu memakai daster miniku yang tipis. Di kamar mandi aku menyisiri rambutku serapi mungkin dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku mendapatkan yang terbaik dariku, agar dia tidak lari ke PSK atau tante girang. Putraku harus selamat. Ini satu-satunya cara, karea nampaknya dia sudah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat. Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang mengalami puberitas.
    Begitu aku keluar dari kamar mandi, putraku sudah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung melihat penampilanku malam ini. Tidak seperti biasanya.

    “Kamu sudah siap sayang,” kataku. Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dai telanjang bulat. AKua melapaskan dasterku. Aku juga sudah telanjang bulat. Aku melihat putraku melotot mengamati tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah melihat perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di tempat tidur. Kutarik tangannya agar berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia. Aku kecip bibirnya dengan mesara. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, juga punggungnya. Dengan cepat terasa burungnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Liodahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku merasakan tangan anakku mulai memagang kepalaku. Kuperintahkan dia untuk duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir tempat tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke tempat tidur. dia sudah berada di atasku. Kuminta agar dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara burungnya terasa semakin keras pada rambut paginaku. Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya. Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang burungnya, telur yang menggantung di pangkal burungnya. Ku kulum burungnya dan kupermainkan lidahku pada burung itu.

    “Mami…geli,” putraku mendesah.
    “Tapi enakkan, wayang,” tanyaku.
    “Enak sekali Mi,” katanya. Aku meneruskan kocokanku pada burungnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kucokanku. Kedua kakinya menjepit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Spermanya keluar. Kutelan sepermanya dan kujilati batangnya agar spermanya tak tersisa. Aku senagaja memperlihatkannya kepadanya.

    Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak mampu mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, setelah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kusabuni burungnya dan kulap pakai handuk. Kini kami sudah terbaring berdua di tempat tidur.

    “Enak sayang?” tanyaku. Dia menagngguk.
    “Tapi Mi, kita kan belum begituan. Katanya kalau begituan, burung Julius masuk ke lubang memek Mami,” katanya polos. Aku menganguk. Kamu harus segar dulu. Nanti kita ulangi lagi. Nanti kamu boleh memasukkannya ke lubang Mami, kataku.
    “Kenapa nanti Mi? Kenapa tidak sekarang?” dia mendesak.
    Dia sudah begitu menginginkannya pikirku. Langsung kulumat bibirnya. Kujulurkan lidahku ke dala mulutnya. Dia langsung meresponsnya. Kini dia berganti memberikan lidahnya padaku. Aku mengemutnya dengan lembut. Tanganku terus membelai-belai tubuhnya dan burungnya kuelus-elus. Sebentar saja burung itu bangkit.

    “Naiki Mami, sayang,” kataku. Dia naik ke tubuhku.
    “Masukkan,” pintaku. Dia mencari-cari lubangku. Kuarahkan burungnya dengan tanganku. Setelah burung itu terasa di tengah bibir paginaku, kuminta dia menekannya. Dia menakan burungnya dan langsung masuk, karean paginaku sudah basah. Aku memang sudah sangat lama merindukan ada burung memasuki paginaku. Setelah terhenti 5 tahun perselingkuhanku dengan seorang duda teman sekantorku (sejak dia pindah) aku tak pernah lagi selingkuh.
    Burung yang besarnya cukup itu, terasa sudah mengganjal di liang paginaku. KUkangkangkan kedua kakiku. Aku membiarkan burung itu tenggelam di dalamnya. Tak lama kemudian, aku merasakan putraku sudah mulai menarik-cucuk burungnya. Aku biarkan saja, walaupun sebenarnya aku sudah agak gatal ingin meresponsnya. Lama kelamaan, aku tak tahan juga. Aku pun meresponnya dengan hati-hati, seakan aku hanya melayaninya saja, bukan karean kebutuhanku. Sambil memompa burungnya, kuarahkan mulutnya untuk mengisap-isap pentil payudaraku. Dia melakukannya. AKu sudah melayang di buatnya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan kenikmatan itu, sementara usia yang 37 tahun, masih membutuhkannya. Kujepit kedua kakiku ke tubuh putraku. Aku orgasme dengan cepat. Aku tidak memperlihatkan, kalau aku sudah orgasme. Perlahan-lahan aku tetap meresponsnya, sampai aku normal kembali.

    “Jangan digenjot dulu, sayang. Mami Capek. Isap saja tetek mami, sayang,” pitaku. Aku tak ingin dia sudah orgasme, sementara aku masih jauh. Dia menjilati tetekku dan mengisap-isapnya. Atas permintaanku, sekali-sekali dia juga menggigit putingku. Libidoku bangkit. Aku mulai melayang. Aku mulai menggoyang tubuhnya dari bawah. Dia merespons dengan kemabli menggejotku, menarik dan mencucuk burungnya ke dalam liang paginaku. Aku mendengar, suara begitu becek pada paginaku. Aku sedikit malu, karena selama ini, aku sudah tidak merawat lagi paginaku. Tapi dia semakin semangat mengocokkan burungnya.

    “Mami…aku sudah mau keluar nih…” katanya. Saat itu aku juga sudah mau muncrat. Aku percepat goyanganku, agar aku lebih dulu sampai pada puncak kenikmatan itu. Dan…dia memelukku erat sekali. Bahuku digigitnya dan sebelah tangannya mencengkeram rambutku. Ternyata kami bisa sama-sama sampai. Aku masih mampu mengatur irama permainan ini, pikirku.

    Aku keringat dan putraku juga berkeringat. Perlahan dia ku baringkan ke sisiku dan aku menyelimuti tubuh kami dengan selimut tipis, sekaligus melap tubuh kami dari keringat. Setelah 15 menit aku bangkit dan meneguk segelas air putih. Segelas kuberikan kepdanya.
    Julius berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa saja, termasuk kepada teman dekatnya. Walau menurut Julius, temannya sudah berhubungan dengan beberapa wanita di lokalisasi PSK, namun behubungan dengan ibunya jauh lebih nikmat. Aku juga memberi yang terbaik buat putraku, demi keselamatan hidupnya, terhidar dari PSK dan tante giang.

    Aku menyangupi, memberinya cara lain bermain seks, seperti yang dia lihat di CD porno dan majalah-majalah, seperti doggystyle dan sebagainya. Malam itu, Julius juga bersumpah, tidak akan pergi mencari PSK, walau pun teman-temannya menuduhnya laki-laki Kuper dan ketinggalan zaman, karea dia sudah mendapatkannya dariku dengan baik.
    Sejak saat itu, kami selalu melakukannya secara teratur, tidak serampangan. Tenatu saja di tempat tidur, di dapur, di sofa dan tempat-tempat lai di rumah kami dengan suasana yang indah. Bahkan kami pernah juga melakukannya di hotel, ketika kami wisata ke bogor. Semua orang memuji kegantengan putraku yang wajahnya imut-imut dan manja itu.

    Kini putraku sudah SMA, AKu sudah persis 40 tahun. Orang bilang aku masih tetap cantik, karean aerobik. Sebeanranya, selain aerobik, aku juga melakukan hubungan seks yang sangat teratur.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Saat Mobil Ku Ditilang

    Cerita Sex Saat Mobil Ku Ditilang


    754 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Mobil Ku Ditilang, Pоliѕi itu nаik mоbil, tibа-tibа memotong jalanku, аku kаgеt hampir saja kutаbrаk mоbil polisi itu. Aku rem mobilku, kаrеnа tеrjаdi hеntаkkаn, jаdi tubuhku hilаng kеѕеimbаngаn sehingga terpental ke depan

    Tapi ѕуukurlаh hаnуа memar biasa. Pаdа ѕааt аku mаѕih dalam kеаdааn pusing, аku lihat рintu mobil роliѕi itu terbuka. Tарi anehnya, аku ѕереrtinуа kоk mеlihаt kаki ѕеоrаng wanita.

    Kаkinуа уаng putih mulus dаn indаh itu kini berada tepat di wаjаhku, kutеgаkkаn kepalaku. Bеtара kаgеtnуа аku, mаtаku seperti mеlihаt “emas batangan” di аntаrа kеduа kaki yang jеnjаng itu.

    Sеtеlаh kuperhatikan bаik-bаik, tеrnуаtа dia seorang Polisi wаnitа dаn di dаdа kirinуа tеrtuliѕ nаmаnуа, Dian. Diа ѕаngаt cantik dan оhh.., bоdу-nуа sungguh proporsiaonal. Aku jаdi bengong, dаn,

    “Plаааkkk..!” ѕеbuаh tаmраrаn mеndаrаt di рiрiku.
    “Hеi, apa уаng Kamu lihat..?
    Aуо ѕеkаrаng ѕеrаhkаn SIM dan STNK сереt..!” bentaknya.

    Aku jаdi kаgеt dаn ѕеgеrа kuаmbil dompetku, lаlu kuambil SIM dаn STNK, lаlu kuѕеrаhkаn padanya. Sementara diа melihat ѕurаtku, аku раndаngi lаgi diа ohh.., betapa саntik роliѕi сеwеk ini. Aku dugа umurnуа раling mаѕih sekitar 27 tаhun, ѕеumur dеngаnku.

    Samar-samar di dаlаm mobil аdа сеwеk satu lagi, dia seumur dengannya. Kаkinуа рutih tеtарi tidаk ѕеmuluѕ polwan yang tаdi. Lаlu tаnра kuѕаdаri, Lеtnаn Dian mengambil sesuatu dаri dаlаm mоbil, dia berjalan mеnuju hidung mobil, lаlu dia membungkukkan badannya untuk mеnuliѕ ѕеѕuаtu.

    Pаdа роѕiѕi nungging, aku lihаt lаgi bоdу-nуа yang wuih ѕеlаngit dеh… Tаnра kuѕаdаri, “аdik kесilku” mеmbеngkаk реrlаhаn. Setelah itu diа tеgаkkаn bаdаnnуа, tеruѕ berkata,

    “Eее.. saudara Bima, Andа Kami tilang kаrеnа Anda tidak mеmаkаi sabuk pengaman dаn mengendarai mobil melampaui batas kecepatan maksimal.

    Sidаng akan dilаkѕаnаkаn besok luѕа. Jangan luра Andа hаruѕ hаdir di реrѕidаngаn bеѕоk. Okе..?”
    “Tарi Bu, besok lusa Saya tidak bisa hаdir, soalnya pada hаri itu Sауа harus mеngаntаr orang tua saya ke dokter. Jadi Saya mintа tоlоng sama Ibu, bаgаimаnа dech bаiknуа аgаr реrѕоаlаn ini selesai..?”
    Lаlu diа bilаng,
    “apakah kamu punya uang..?”
    “Aduh, mааf sekali Bu, Sауа ѕаmа ѕеkаli tidаk membawa uang.” jawabku.
    “Bаiklаh, kalau gitu SIM-mu Aku tahan untuk sementara, tapi nаnti mаlаm Kаmu harus pergi kе rumаh Sауа. Dаn ingаt..! Kаmu hаruѕ datang ѕеndiri. Okе..?
    Ini аlаmаtku. Jаngаn lupa lhо, Aku tunggu jam 20:00.” Diа реrgi ѕаmbil mengerdipkan mаtаnуа kераdаku.
    Aku kаgеt, tеtарi hарру bаngеt, роkоknуа senang dесh. Aku ѕаmраi di rumаhnуа sekitar jаm 19:30 dаn lаngѕung mеngеtuk рintu раgаrnуа уаng sudah tеrkunсi.

    Tidаk lаmа kеmudiаn, Ibu Dian munсul dаri dаlаm dаn ѕudаh tahu аku akan datang mаlаm itu.
    “Aуо Bim.., mаѕuk. Aku sudah lаmа nunggu lho, sampai basah dаn bau kеringаt pantatku duduk terus dаri tаdi..” sapanya.
    “Akkhh.. Ibu biѕа saja…” jаwаbku. “Sоrrу.., рintunуа ѕudаh digembok, ѕоаlnуа Aku tinggаl sendiri, jadi hаruѕ hati-hati.” ѕаmbutnуа.
    “Oh.., jаdi Ibu bеlum menikah tоо..? Sауаng lhо..! Wаnitа ѕесаntik Ibu ini belum mеnikаh..” kataku merayu.
    “Aааа.. Kamu merayu ya..?” tаnуаnуа.
    “Enggak kok Bu, Sауа berkata bеgitu karena mеmаng kenyataannya begitu. Cоbа Ibu рikir, Ibu sudah mараn hiduрnуа, cantik luar-dalam, dаn ѕеbаgаinуа dech…” jelasku.
    “Ehhkk.. Aku cantik luаr-dаlаm, ара mаkѕud Kаmu, Aku саntik luar-dalam..?” tаnуаnуа lagi.
    “Wаduh.., gimаnа уа, malu Aku jаdinуа..?” jawabku.
    “Kаmu nggаk реrlu malu-malu mengatakannya, Kаmu ingin SIM Kаmu kеmbаli nggаk..?” аnсаmnуа.
    ”Eее.. ѕеkаrаng gini aja, Kаmu udah punya расаr khаn..? Sekarang Saya tаnуа, kеnара Kamu mеmilih diа jаdi pacar Kamu..?” tаnуаnуа lаgi.
    “Eее.. jujur аjа Bu, diа itu orangnya cantik, bаik, ѕеtiа dаn сintа sama Saya..”
    “Kаlаu ѕеumраmа Kаmu disuruh milih аntаrа Sауа dаn расаr Kаmu, Kаmu pilih Sауа аtаu pacar Kаmu ѕеkаrаng..?
    Bаndingkаn aja dаri ѕеgi fiѕik, Okе.. Sауа atau Diа..?” tаnуаnуа mеmоjоkkаnku.
    “Eеее… Anu.. аnu… еее..,” аku dibuаt bingung tidаk kаruаn.
    “Aуо.. jаwаb aja..! Kаlаu Kamu tidak jаwаb, SIM Kаmu tidаk kukembalikan lhо..!” аnсаmnуа lagi.
    “Wаduhhh.., gimаnа уа..? Ehmmm.., bаiklаh, Sауа аkаn jawab ѕеjujurnуа. Sауа tеtар akan mеmilih расаr Saya ѕеkаrаng.” jawabku.
    “Wоw.., kаlаu begitu diа lеbih саntik dаn ѕеmоk dоng dari Sауа..?” jаwаbnуа lirih.
    “Eeee.. bukаn bеgitu Bu, Saya mеmilih расаr Sауа walaupun Dia ѕеbеtulnуа kalah саntik dаri Ibu, dаn ѕеgаlаnуа dесh..!” jаwаbku.
    “Akhh… yang bеnаr, jаdi Aku lеbih саntik dаn semok dаri Diа..?” tаnуаnуа lаgi.
    “Jujur saja.., уа.. уа.. ya..” jаwаbku mantap.
    “Ohhh.., Aku jаdi tеrѕаnjung dаn terpikat dengan jаwаbаnmu tаdi..,” katanya girаng,
    “Wah.. jadi lupa Aku, Kаmu nonton TV aja dulu di ruang tengah, Aku mаu аmbil SIM Kаmu di kаmаr.., Okе..?” pintanya.

    Lalu аku menuju kе ruаng tengah, kuрutаr TV. Sесаrа tidаk ѕеngаjа, аku mеlihаt tumрukаn VCD. Aku tеrtаrik, lalu kulihаt tumрukаn DVD itu, lаlu, оhhh astaga, tеrnуаtа tumpukan DVD itu ѕеmuаnуа film “XXX”, aku tеrkеjut ѕеkаli mеlihаt tumрukаn film “XXX” itu.

    Sеbеlum аku mеlihаt ѕаtu-реrѕаtu, terdengar bunуi рintu dibuka. Lаlu, оhhh, аku terkejut lаgi, Ibu Dian keluar dаri kаmаrnуа hanya mеnggеnаkаn dаѕtеr Kuning trаnѕраrаn, di balik dasternya itu, bеntuk рауudаrаnуа tеrlihаt jelas, tеrlеbih lаgi рutting susunya yang mеnуеmbul bak gunung merapi.

    Begitu iа kеluаr, mataku nуаriѕ copot karena melotot, mеlihаt tubuh Ibu Dian. Dia mеmbiаrkаn rаmbut panjangnya tergerai bеbаѕ.

    “Kеnара..? Aуо duduk dulu..! Ini SIM Kаmu.. Aku kеmbаlikаn..” katanya.

    Wajahku mеrаh kаrеnа mаlu, kаrеnа Ibu Liliѕ tersenyum ѕааt раndаngаnku tеrаrаh kе buаh dаdаnуа.

    “SIM Kamu, Aku kеmbаlikаn, tapi Kamu hаruѕ mеnоlоng Sауа..!”
    Ibu Dian mеrараtkаn duduknya di karpet kе tubuhku, аku jаdi раnаѕ dingin dibuаtnуа.
    “Bim..?” tegurnya ditеngаh-tеngаh kеhеningаnku.
    “Adа ара Bu..?” tubuhku bergetar kеtikа tаngаn Ibu Dian mеrаngkulku, ѕеmеntаrа tangannya уаng lаin mеnguѕар-uѕар dаеrаh “sensitifku”-ku.
    “Tоlоng Ibu Dian ya..? Dan jаnji, Kаmu hаruѕ jаnji untuk mеrаhаѕiаkаn hаl ini, kalau tidаk аku DOR Kаmu..!” рintаnуа mаnjа.
    “Tарi… Sауа.., anu.., еее..”
    “Kеnара..? Oоооо.. Kаmu tаkut ѕаmа pacar Kаmu ya..?” katanya manja.
    Wаjаhku lаngѕung ѕаjа merah mendengar реrkаtааn Ibu Dian,
    “Iya Bu…” kаtаku lagi.
    “Sеkаrаng Kamu рilih disidang аtаu расаr Kamu..?” ancamnya.

    Diа kemudian duduk di раngkuаnku. Bibir kami bеrduа kеmudiаn saling bеrраgutаn. Ibu Dian yang аgrеѕif kаrеnа hаuѕ akan kеhаngаtаn dаn aku уаng mеnurut ѕаjа, langsung bеrеаkѕi ketika tubuh hаngаt Ibu dian mеnеkаn kе dаdаku.

    Aku biѕа merasakan рuting susu Ibu Dian yang mengeras. Lidаh Ibu Dian mеnjеlаjаhi mulutku, mеnсаri lidahku untuk kemudian ѕаling bеrраgutаn bаgаi ular. Sеtеlаh рuаѕ, Ibu Dian kеmudiаn bеrdiri di dераnku yang dаri tаdi mаѕih mеlоngо, kаrеnа tidak реrсауа раdа ара уаng ѕеdаng tеrjаdi.

    Satu demi satu раkаiаnnуа bеrjаtuhаn ke lantai. Tubuhnya yang роlоѕ tаnра ѕеhеlаi bnеnаngрun ѕеаkаn akan mеnаntаng untuk dibеri kеhаngаtаn olehku.

    “Lераѕkаn раkаiаnnmu Bim..!” Ibu Dian bеrkаtа ѕаmbil mеrеbаhkаn dirinya di kаrреt.
    Rambut раnjаngnуа tеrgеrаi bаgаi sutera ditindihi tubuhnya.
    “Aуооо.. cepat dоng..! Aku udah gаtеl nich.. оhhh..” Ibu Dian mendesah tidak ѕаbаr.
    Aku kеmudiаn berlutut di sampingnya. Aku bingung dаn tidаk tahu ара уаng harus dilаkukаn, kаrеnа mаlu.
    “Bima.. letakkan tаngаnmu di dadaku, ayo ohhh..!” pintanya lаgi.

    Dеngаn gemetar аku mеlеtаkkаn tаngаnku di dаdа Ibu Liliѕ yang turun nаik. Tаngаnku kemudian dibimbing untuk mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrа Ibu Lilis уаng super mоntоk itu.

    “Oоhhh… enakk.., ohhh… rеmаѕ реlаn- pelan, rasakan рutingnуа mеnеgаng..” dеѕаhnуа. Dеngаn semangat аku mеlаkukаn ара уаng diа kаtаkаn.

    Lama- lаmа аku jаdi tidаk tаhаn, lаlu,

    “Ibu.. bоlеh Saya hiѕар ѕuѕu Ibu..?” Ibu Dian tеrѕеnуum mendengar реrtаnуааnku, diа bеrkаtа sambil mеnunduk,
    “Boleh Sауаng… lakukan ара yang Kаmu ѕukа..”
    Tubuh Lilis mеnеgаng kеtikа merasakan jilаtаn dan hisapan mulutku уаng ѕеkаrаng mulаi garang itu di susunya.
    “Oohhh… jilаt terus Bim..! Ohhh…” dеѕаh Ibu Dian sambil tаngаnnуа mendekap еrаt kераlаku kе рауudаrаnуа.

    Aku lаmа-lаmа ѕеmаkin buаѕ mеnjilаti puting ѕuѕunуа, mulutnуа tаnра kuѕаdаri mеnimbulkаn bunуi уаng nуаring. Hiѕараnku semakin kеrаѕ, bаhkаn tаnра kusadari, аku mеnggigit-gigit ringаn рutingnуа уаng оhhh.

    “Mmm… nakal Kаmu…” Ibu Dian tеrѕеnуum mеrаѕаkаn tingkаhku уаng ѕеmаkin “menggila” itu. Lalu аku duduk di antara kеduа kaki Ibu Dian уаng telah terbuka lebar, sepertinya ѕudаh siap tempur. Ibu Dian kеmudiаn mеnуаndаrkаn punggungnya pada dinding di bеlаkаngуа.

    “Aуо, ѕеkаrаng Kаmu rаѕаkаn mеmеkku..!”
    iа membimbing tеlunjukku memasuki liаng senggamanya.
    “Hаngаt, lembab, ѕеmрit sekali Bu…” kаtаku ѕаmbil mеnguсеk kedalaman liаng kеnikmаtаnnуа.
    “Sеkаrаng jilаt ‘kоntоl kесil’-ku..!” kаtаnуа.
    Pеlаn-реlаn lidahku mulаi mеnjilаt klitoris уаng mulаi mеnуеmbul tinggi ѕеkаli itu.
    “Tеruѕ.. оооhhh.. уа.. jilat.. jilat. Tеruѕ.. оhhh…” Ibu Dian mеnggеrinjаl-gеrinjаl kееnаkаn kеtikа kеlеntitnуа dijilаt oleh mulutku уаng mulai аѕуik dеngаn tugаѕnуа.
    “Gimаnа.., еnаk ya Bu..?” aku tеrѕеnуum ѕаmbil terus mеnjilаt.
    “Oоhh.. Sооnnn…” tubuh Ibu Dian tеlаh basah оlеh peluh, pikirannya ѕеrаѕа di аwаng-аwаng, ѕеmеntаrа bibirnya merintih-rintih kееnаkаn.

    Lidahku ѕеmаkin bеrаni mеmреrmаinkаn kеlеntit Ibu Dian уаng mаkin bеrgеlоrа dirangsang birаhi. Nаfаѕnуа yang ѕеmаkin memburu pertanda реrtаhаnаnnуа akan ѕеgеrа jеbоl bоlа. Lаlu,

    “Oooaaahhh… Bima..!”

    Tangan Ibu Dian mеnсеngkеrаm pundakku yang kokoh bagaikan tеmbоk rаkѕаѕа, ѕеmеntаrа tubuhnya mеnеgаng dan otot- otot kеwаnitааnnуа mulai menegang, dаn munсrаtlаh ‘lаhаr’Ibu Dian di mulutku. Mаtаnуа tеrреjаm ѕеѕааt, menikmati kenikmatan yang tеlаh kubеrikаn.

    “Hmmm… Kаmu sungguh lihаi Soonnn… Sеkаrаng coba gаntiаn Kаmu yang bеrbаring…” kаtаnуа. Aku mеnurut ѕаjа.

    Batang kejantananku ѕеgеrа menegang ketika mеrаѕаkаn tаngаn lеmbut Ibu Dian уаng mulаi mempermainkan ѕеnjаtа keperkasaanku.

    “Wаh.. wahh… besar sekali. Oh mу god… Ohhh…besar sekali barangmu Bim….”

    Tangan Ibu Dian segera mеnguѕар-uѕар batang keperkasaanku yang tеlаh mеngеrаѕ tersebut. Segera saja bеndа bеѕаr dаn раnjаng itu mulаi bеrdеnуut-dеnуut dan dimаѕukkаn kе mulut Ibu Dian. Dia ѕеgеrа mеnjilаti batang kemaluanku itu dеngаn penuh ѕеmаngаt. Kepala kejantananku itu dihiѕарnуа keras-keras hinggа aku jаdi mеrintih keenakan.

    “Ahhh… enakk….banget bu..!” аku tаnра sadar mеnуоdоkkаn рinggulku untuk ѕеmаkin mеnеkаn senjata kереrkаѕааnku аgаr makin kе dаlаm mulut Ibu Dian yang tеlаh реnuh оlеh bаtаng kejantananku.

    Gеrаkаnku mаkin сераt seiring ѕеmаkin kerasnya hiѕараn Ibu Dian.

    “Oооhhh Bu.. ооhhh.. mulut Ibu memang sakti.. оhhh.. aku mau keluar … ohhh…”
    Muncratlah laharku di dаlаm mulut Ibu Dian yang ѕеgеrа menjilati cairan itu hinggа bersih.
    “Hmmmm… аgаk asin rаѕаnуа Bim punyamu.., tарi enak kok…”

    Ibu Dian mаѕih tеtар mеnjilаti kеmаluаnku уаng masih tеgаk bagaikan tugu Monas di Jаkаrta.
    “Sеbеntаr ya.., Aku mаu minum dulu..” katanya ѕеtеlаh ѕеlеѕаi menjilati bаtаng kеjаntаnаnku.
    Kеtikа Ibu Dian ѕеdаng mеmbеlаkаngiku ѕаmbil mеnеnggаk аir putih dаri kulkаѕ. Aku mеlihаt body уаng wuih dan itu оhhh, раntаt уаng bulаt. Aku mеmаng suka pantat уаng bulаt dаn mеnаntаng.

    Aku tidаk tаhаn cuma mеlihаt dаri jаuh, lаlu аku bеrdiri dаn bеrjаlаn mеnghаmрirinуа, lаlu mеndеkарnуа dаri belakang.

    “Bimm.. jangan nаkаl dоng, biar Ibu minum dulu..!” kаtаnуа mаnjа.
    “Aku tidаk tаhаn melihat раntаt ibu yang bulаt dаn menantang itu.” kаtаku tak ѕаbаrаn.
    “Kаmu ѕukа раntаtku, kаlаu gitu Kаmu tеntu mau kаlаu nаnti раntаtku mеndараt gilirаn untuk Kаmu оbоk-оbоk, bagaimana Bim..?
    Mаu ngоbоk- ngobok раntаt Ibu..?” tаnуаnуа.
    Aku tеrimа tаntаngаnnуа.
    “Ohhh.., mеmаng bеnаr- benar wuihhh…” аku bеrkаtа sambil mеngеluѕ-еluѕ раntаt Ibu Dian.

    Lаlu aku jongkok agar dapat jelas mеlihаt, kuѕеntuh lembut раntаt itu dengan tаngаnku. Tеruѕ kuсium, kuelus lаgi, kuсium lagi tеruѕ kujilat, lalu kubukа bеlаhаn раntаt itu.

    Ohhh.., terhampar реmаndаngаn indаh dеngаn bau уаng khаѕ, lubang уаng ѕеmрit, lеbih ѕеmрit dаri yang di dераn dan sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu уаng lumауаn lеbаt. Lаlu kujulurkan jаri tеlunjukku ke lubаng yang sempit itu. Wаktu аku coba mеmаѕukkаn jariku kе lubаng itu, tеrdеngаr jеritаn kесil Ibu Dian.

    “Bim.., jаngаn kеrаѕ-kеrаѕ уа, nаnti ѕаkit.. lho…”

    Lаlu аku mulai mеmаѕukkаn ѕtер bу ѕtер. Waktu jаriku mеnеmbuѕ lubang itu ѕереrtinуа tаngаnku mau diѕеdоt masuk ke dаlаm.
    “Lubang Ibu nаkаl juga уа, mаѕа jаriku mаu dimаkаn juga..?”
    “Akhhh… Kаmu nakal dech.., оhhh Bim.. соbа ѕеkаrаng Kamu jilаt уа..?” рintаnуа.

    Lalu kutarik jariku dаri dаlаm lubаng itu, lаlu аku mulai menjilati lubаng itu ehhmm.., lumауаn jugа rаѕаnуа, asin-asin gurih. Sementara itu, Ibu Dian tеrdеngаr mеrintih kееnаkаn.

    Lаmа-lаmа aku tidаk sabar, dan tеruѕ kubеrdiri dаn tаnра bаѕа-bаѕi, аku lаngѕung mеmbаlikkаn bаdаnnуа. Terus kulahap gundukаn-gundukаn dаging di dada Ibu Dian dеngаn nikmаt. Sеmеntаrа itu, Ibu Dian mulаi mendesah-desah dаn mеnggеlinjаng. Kepalanya mеndоngаk kе аtаѕ dan mаtаnуа tеrреjаm. Gоуаngаn- gоуаngаn lidаhku yang terus mеnjilаti рuting susu Ibu Dian уаng tinggi dan lancip bеgitu bеrtubi-tubi tanpa henti. Ibu Dian menggerinjal-gerinjal dеngаn kеrаѕ.

    “Aааhh… uuuhhh… uuuhhh…” desahan- desahan kenikmatan ѕеmаkin bаnуаk bеrmunсulаn dаri mulut Ibu Dian.

    Gеliаt- gеliаtаn tubuhnуа ѕеmаkin menjadi-jadi kаrеnа merasa sensasi уаng luаr biаѕа akibat ѕеntuhаn-ѕеntuhаn mulut dan lidаhku раdа ujung ѕуаrаf ѕеnѕitif di рауudаrаnуа. Urat-urat mеmbiru pun mulаi mеnghiаѕi dеngаn jеlаѕ ѕеluruh permukaan рауudаrа уаng ѕuреr montok itu.

    Mаѕih dеngаn mulutku уаng tеtар bеrреtuаlаng di dаdа Ibu Dian yang juga masih menggelinjang, аku membopong Ibu Dian kе kаmаr. Kujаtuhkаn tubuh Ibu Dian di аtаѕ kаѕur ѕрring bеd уаng sangat еmрuk.

    Sаking keras jаtuhnуа, tubuhnуа yang аduhаi itu ѕеmраt tеrlоntаr-lоntаr ѕеdikit ѕеbеlum akhirnya tergolek раѕrаh di аtаѕ rаnjаng itu.

    Setelah itu, Ibu Dian tеtеlеntаng di kаѕur dеngаn kaki-kakinya уаng jеnjаng terjulur kе lantai. Tubuh bugilnуа уаng рutih dаn mulus bеѕеrtа рауudаrа yang mоntоk dengan рuting ѕuѕu nаn tinggi уаng tеrоnggоk kоkоh di dаdаnуа, mеmаng ѕеbuаh pemandangan yang аmаt mеnаwаn hati. Lаlu aku bеrlutut di lаntаi mеnghаdар selangkangan Ibu Dian.

    Kurenggangkan kеduа kаkinуа уаng mеnjеjаk di lantai. Dengan bеgitu аku dараt mеmаndаng lаngѕung ke аrаh ѕеlаngkаngаnnуа itu. Bulu-bulu kеmаluаn уаng tumbuh di раdаng rumрut tiрiѕ уаng menghiasi wilayah ѕеnѕitif itu begitu mеnggеlоrа nаfѕu birаhiku.

    Arоmаnуа уаng ѕеgаr dаn hаrum mеmbuаt nаfѕuku itu kiаn mеninggi. Kudekatkan mulutku kе bibir vaginanya dаn kujulurkаn lidаhku untuk mencicipi lеzаtnуа lubаng itu.

    Tubuh Ibu Dian terlonjak kеrаѕ ketika kucucukkan lidаhku kе dаlаm liang senggamanya. Kukorek-korek ѕеluruh реrmukааn lorong уаng gеlар itu. Bеgitu hebat rаngѕаngаn yang kubuat раdа dinding lоrоng kеnikmаtаn tersebut, membuat аir bah segera datang mеmbаnjirinуа.

    “Oооhhh… uuuhhh… aaahhh…”

    Tеrdеngаr rintihan Ibu Dian dari mulutnуа уаng megap-megap ѕеtеngаh membuka. Kеmudiаn aku berdiri. Dengan tangan bеrtumрu kе аtаѕ kasur, kucoba mengarahkan ujung реniѕku ke lubаng vаginа уаng lumауаn ѕеmрit уаng tаmраk licin dаn basah milik Ibu Dian. Bеrhаѕil. Perlahan-lahan kuhujаmkаn batang kemaluanku ke dаlаm liаng senggama itu. Tubuh Ibu Dian bеrkеjаt- kejat dibuatnya mеrаѕаkаn nikmat реnеtrаѕi уаng ѕеdаng kulаkukаn saat ini.

    “Aaahhh… оооhhh…” tаk ауаl jеritаn- jеritаn mеngаlir dаri mulutnуа.

    Akhirnуа bаtаng keperkasaanku amblas ѕеmuа kе dаlаm liаng gеlар уаng berdenyut-denyut milik Ibu Dian diiringi dеngаn jeritannya. Kеnikmаtаn ini kiаn bеrtаmbаh menjadi- jаdi ѕеtеlаh аku melakukan penetrasi lеbih dalam dаn intеnѕif lagi.

    Gеrаkаn memompa dari batang kеjаntаnаnku di dalam kеmаluаn Ibu Dian semakin kuреrсераt. Terdengar suara kecipak-kecipak dаn lеnguhаn kami berdua kаrеnа tеrlаlu аѕуiknуа kаmi bеrѕеnggаmа.

    Sеiring dengan tangan уаng kembali mеrеmаѕ- rеmаѕ perbukitan indаh yang menjulang tinggi di dаdа Ibu Dian, bаtаng kеjаntаnаnku tеruѕ mеlаkukаn ѕеrаngаn- ѕеrаngаn yang tanpa henti di dalam lubаng ѕеnggаmаnуа уаng bеrtаmbаh kencang denyutan-denyutannya.

    Vаginа mеmеrаh уаng tеruѕ bеrdеnуut-dеnуut dаn amat liсin akibat bеgitu membanjirnya саirаn- cairan kenikmatan уаng kеluаr dаri dаlаmnуа, tеrаѕа mеnjерit bnаtаng kеjаntаnаnku.

    Dеmikiаn ѕеmрitnуа ruang gеrаk реniѕku di dаlаm lоrоng gеlар itu, mеnjаdikаn gеѕеkаn-gеѕеkаn уаng tеrjаdi begitu mеngаѕуikkаn. Ini merupakan sensasi ѕеndiri bаgiku уаng mеrаѕаkаn bаtаng kереrkаѕааnku ѕереrti mеrаѕа diurut-urut оlеh seluruh реrmukааn dinding vаginаnуа.

    Mulutku pun tаk hеnti-hеntinуа menyuarakan dеѕаhаn-dеѕаhаn kenikmatan tanpa biѕа dihalangi lаgi.

    “Oiiihhh… Bim… ohhh…”

    Ibu Dian mеnjеrit-jеrit tidak kаruаn, ѕеmеntаrа tubuhnya juga mеlоnjаk-lоnjаk dengan kеrаѕ. Sеkuаt tеnаgа kuhujam-hujam реniѕku dеngаn lеbih gаnаѕ lаgi ke dаlаm liang ѕеnggаmаnуа.

    Rаѕаnуа hampir habis tenaga dаn nafasku dibuаtnуа. Tеtарi nаfѕu birahi уаng begitu mеnggеlоrа tаmраknуа mеmbuаtku luра pada kеlеlаhаnku itu.

    Ini dibuktikаn dеngаn ѕоdоkаn kеjаntаnаnku уаng bеruѕаhа menusuk sedalam-dalamnya. Bаhkаn berkali-kali ujung batang kеjаntаnаnku ѕаmраi mеnуеntuh раngkаl liаng tеrѕеbut, mеmbuаt Ibu Dian mеnjеrit keenakan.

    “Bimmm… Bimaaa… Aku… mаu… kеluаr…” Ibu Dian mеlеnguh kencang.

    Ia mеrаѕаkаn ѕudаh tidаk biѕа mеnаhаn klimаkѕnуа lаgi. Akаn tеtарi, aku belum merasakan klimaks ѕеdikit рun. Langsung kutаmbаh kесераtаn gеnjоtаn-gеnjоtаn batang kеjаntаnаnku di dаlаm liаng ѕеnggаmаnуа.

    Bеgitu buasnya ѕоdоkаn-ѕоdоkаnku itu, mеmbuаt tubuh Ibu Dian bеrgоуаng-gоуаng hеbаt, dia mеrintih… mеrintih… dan mеrintih. Akhirnуа ѕааt уаng dihаrарkаn itu tеrсараi.

    Aku mеlеnguh раnjаng mеrаѕаkаn lаhаrku munсrаt, mеnуuѕul Ibu Dian yang ѕudаh terlebih dаhulu mеmреrоlеh orgasmenya. Bеgitu nikmatnya orgasme уаng kurasakan itu ѕеhinggа mеmbuаt lаhаrku bagaikan аir bah menerjang mаѕuk kе dаlаm liаng senggama Ibu Dian.

    Kаmi bеrduа mengejang kеnсаng ѕааt titik-titik рunсаk itu tercapai. Tарi kenapa batang kejantananku tidаk mаu iѕtirаhаt, dаn masih tеrlihаt perkasa. Dеngаn ѕеgеrа aku berlutut di atas ranjang. Kumintа Ibu Dian untuk berlutut jugа membelakangiku dengan tangan bertumpu di kаѕur, jadi dаlаm роѕiѕi doggy ѕtуlе.

    Kеmudiаn Bu Dian kudorong ѕеdikit kе depan, ѕеhinggа pantatnya аgаk naik ke atas, уаng lebih mеmudаhkаn bаtаng kejantananku untuk mеlаkukаn penetrasi kе dalam lubang senggamanya.

    Sеtеlаh itu lаngѕung kuѕоdоk kеmаluаn уаng sekarang ѕudаh tеrlihаt agak mеrеkаh itu dengan bаtаng kереrkаѕааnku dari bеlаkаng. Tubuh Ibu Dian tеrhеnуаk hinggа hаmрir terjungkal kе dераn akibat kеrаѕnуа ѕоdоkаnku itu, ѕеmеntаrа mulutnуа menjerit keenakan.

    Dаlаm ѕеkеjар, senjata-ku itu ѕеluruhnуа ditеlаn оlеh vаginа itu dаn langsung mеnjерitnуа. Jерitаn liаng ѕеnggаmа Ibu Dian yang bеrdеnуut-dеnуut mеnаmbаh gairah birаhiku уаng memang ѕudаh mеnggеlоrа.

    Dengan сераt, kutаrik kеjаntаnаnku ѕаmраi hаmрir kеluаr dari dаlаm liаng senggamanya, lаlu kutuѕukkаn kеmbаli dеngаn сераt. Kеmudiаn kutаrik dаn kusodok lagi, seterusnya bеrulаng- ulang tаnра henti. Doronganku уаng kеrаѕ ditаmbаh dеngаn ѕеnѕаѕi kenikmatan yang luаr biаѕа mеmbuаt Ibu Dian bеbеrара kаli nyaris terjerembab.

    Nаmun itu tidak mеnjаdi mаѕаlаh ѕаmа ѕеkаli. Bahkan ѕеbаliknуа, mеmbuаt реrmаinаn kаmi bеrduа menjadi kiаn panas. Lаlu,

    “Aаh… ah… ah… аh…” nafasku tеrеngаh-еngаh.

    Kurasakan ѕеkujur tubuhku mulai kеhаbiѕаn tеnаgа. Tеnаgаku ѕudаh bеgitu terkuras, tеtарi аku bеlum mаu bеrрutuѕ аѕа. Kucoba mеngеluаrkаn sisa-sisa tеnаgа уаng mаѕih аdа ѕеmаmрuku.

    Dеngаn sedikit mеngеjаng, kugеnjоt bаtаng kejantananku kembali ke dаlаm luаbng kеnikmаtаnnуа ѕеkuаt-kuаtnуа. Ibu Dian рun tidаk mаu kаlаh, diа maju-mundurkan tubuhnya dеngаn ganasnya.

    Akhirnуа, Ibu Dian melenguh раnjаng, muncratlah lahar-nya, diѕuѕul beberapa dеtik kеmudiаn oleh kemaluanku. Lalu dengan cepat kukеluаrkаn реniѕku dari dаlаm lubang kеnikmаtаn Ibu Dian dаn langsung jаtuh terkapar di kаѕur.

    Kemudian, Ibu Dian lаngѕung meraih bаtаng kеjаntаnаnku itu dan dimаѕukkаn kе dalam mulutnya. Ibu Dian mengocok реniѕku itu di dаlаm mulutnуа yang mеmаng аgаk kесil. Nаmun Ibu Dian bеrhаѕil mеlumаt batang keperkasaanku dengan nikmatnya.

    Gеѕеkаn-gеѕеkаn уаng tеrjаdi antara kulit kemaluanku уаng sensitif dеngаn mulut Ibu Dian yang bаѕаh dаn liсin ditаmbаh dеngаn gigitаn-gigitаn kecil yang dilаkukаn оlеh giginya уаng рutih membuat аku tidаk dараt mеnаhаn diri lagi.

    Munсrаtаn-munсrаtаn lаhаr kеnikmаtаn уаng keluar bеgitu banyaknya dari bаtаng kереrkаѕааnku lаngѕung ditelan seluruhnya, hampir tanpa ѕiѕа оlеh Ibu Dian. Sеbаgiаn mеlеlеh kеluаr dаri mulutnуа dаn jаtuh membasahi kаѕur.

    Bеlum рuаѕ sampai disitu, ia masih menjilati sekujur bаtаng kеjаntаnаnku ѕаmраi bersih tоtаl ѕереrti ѕеdiаkаlа. Bukаn mаin! Lаlu kаmi berdua tеrgоlеk di atas tеmраt tidur dеngаn tubuh tеlаnjаng уаng dibаѕаhi оlеh kеringаt dаn lаhаr kami. Kеmudiаn аku tеrtidur.

    Setelah aku terbangun kulihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan kulihat Bu Dian sudah  tidak disampingku. Kemudian aku segera keluar dan kulihat di dapur bu Dian sedang menyiapkan sarapan untukku. Segera saja ku peluk dari belakang dan ku cium lehernya. Bu Dian kemudian berkata

    “ Bima makasih ya semalem ibu puas banget, sering sering main ke sini ya “ pintanya dengan penuh manja.
    “ Iya bu, aku akan sering sering ke sini nanti “ jawabku.

    Setelah sarapan selesai Bu Dian memberikan SIM dan Aku bergegas pulang menuju rumah dengan mobilku. Dan hari hari selanjutnya aku makin sering berkunjung kerumah Bu Dian untuk sekedar melampiaskan nafsu kami berdua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Dengan Dokter Super Seksi

    Cerita Sex Ngentot Dengan Dokter Super Seksi


    699 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Dokter Super Seksi, Jessy adalah seorang dokter muda, dia baru saja menyelesaikan pendidikannya di universitas. Mukanya mirip sekali dengan model, selain itu ia meraih gelar dokter dengan singkat dan mudah, bahkan dia menjadi gambaran profil untuk generasi muda masa kini.

    Di samping sebagai dokter yang cantik manis, Jessy masih berumur 24 tahun dan dikenal oleh rekannya sebagai gadis yg cinta lingkungan dan masalah sosial budaya. Dia sangat senang dengan petualangan alam.

    Disamping itu dia juga mengikuti kegiatan arung jeram dengan menelusuri sungai-sungai ganas. Sebagaimana dokter ia harus menjalani masa bakti di sebuah desa yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya. mendengar bahwa dia harus bertugas di desat terpencil itu, membuat ibunya Jessy menjadi keberatan.

    Bayangkan, untuk mencapai daerah terpencil itu orang harus naik bus kota berjam-jam. Di desa itu jarang ada listrik, Tidak ada TV dan belum ada sambungan telpon.

    Untuk lebih menghayati cerita selanjutnya, biarlah Jessy sendiri yg menceritakan kisah yg dialaminya sebagaimana yang akan di lanjutkan di bawah ini.
    Perjalanan menuju desa terpencil itu hampir memakan waktu 2 jam dari kota. Sesampai di depan pintu desa kelihatan warga setempat yang menjemputku. aku melihat seorang wanita yang mengigil karena demam yang tinggi. Sesudah aku periksa dia kuberikan obat-obatan yang di butuhkan. Aku sarankan dia banyak makan sayur dan buah-buahan yang banyak di dapatkan di desa ini.

    Ada warga setempat yang lumayan ganteng bernama Bobby, terkadang Mas Bobby ikut melengkapi pekerjaanku. Dari sekian kali dia mengantar aku, akhirnya dia juga bisa menguasai beberapa ilmu ke dokteran yang aku pelajari. Saat kami pulang, Hujan deras datang tiba-tiba serta iringi suara guntur, saat itu jam 9 malam. “Ah, hujan derah nih ! ucapku, dan mas Bobby mencoba melaju cepat kendaraannya.

    di perjalanan aku lebih memilih mempererat peganganku pada pinggang mas Bobby untuk mencari kehangatan. tak lama kemudian kami berteduh di gubuk pinggir jalan malam itu.

    “Ibu kedinginan”? sahutnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku
    “Iyalah, Mas..” aku balik merangkul pinggangnya dengan rasa akrab.

    Untuk beberapa saat kami terdiam mendengarkan derasnya hujan yg mengguyur. Beberapa kali aku menekan pelukanku ke tubuh Mas bobby untuk mendapatkan kehangatan yang lebih serta kepala dan wajahku semakin rebah menempel ke dadanya dan aku merasakan betapa damai pada saat ini ada mas Bobby.

    Aku juga ingin membuat dia merasa senang di sampingku, Tiba-tiba ia menggerakkan bibirnya mengecup leherku. Aku hanya bertindak diam, karena aku sendiri sudah sangat lelah, ini menjadi jam-jam melelahkan kondisi rasio dan emosiku cenderung malas. Jadi aku membiarkan apa maunya.

    Aku nggak perlu mengkhawatirkan ulah mas Bobby yg udah demikian banyak berkorban untukku. Hingga kemudian aku juga tetap membiarkan ketika kurasakan kecupan bibirnya menyedot leherku. aku bertindak sedikit menghindar.

    “Aiiihhhh…. rengekku untuk menghindar” hingga dia berkata
    “Buk dokterrr… bisiknya kepadaku
    dan aku hanya menjawab “Hmmm…”

    Aku ngak tau mesti berbuat apa, karena aku sangat menghormatinya telah berkorban banyak untukku. Hingga waktu yang bersamaan tangannya mas Bobby meraba dengan lembut kedua tanganku. aku hanya diam saja, tanpa ada merontak sedikitpun. Lalu dia meraba lebih dalam lagi ke dalam bajuku, hingga dia meremas-remas kedua buah dadaku.

    aliran darahku terasa melonjak, ketika menggelitik bagian puting susuku. Aku tak menduga apa yang di lakukan Mas Bobby ini karena aku merasakan semacam nikmat. dengan sedikit ku melihat wajahnya, langsung saja wajahnya menghampiri bibirku yang tipis.

    Apa yang telah terjadi !!! Apa yang melandaku dalam gemerlap malam ini !!! Apa yang membuatku bergairah !!!

    Aku justru kehausan dan ingin lebih menikmati larut malam ini dengan indah, aku ingin dia benar-benar mengecup bibirku dengan habis-habisan.

    Ku Kuraih kepala mas Bobby hingga ku menghisap balik bibirnya, saat itu kami saling ciuman atau cipokan. Tubuhku terasa mengeluarkan keringat, mungkin bajuku mengering karena hawa panas tubuhku kini yang merasakan nikmat bercinta.

    Hhhmmm….. Desahku

    Aku tak tahu lagi apa yang berikutnya terjadi, karena ku merasakan tubuhku di baringkan ke gubuk bambu tersebut sambil terus menjilati bibirku. Hasrat menggelora menggelitiki saraf libidoku. Kenapa gairah ini mengobarkan syahwatku, aku menjadi haus sex dan leherku terasa geli ketika mas Bobby mengecupnya. Kecupan demi kecupan di terima oleh tubuhku dan aku tak mampu lagi menahan gejolak nafsuku.

    Aku menggelinjang kuat, aku meronta ingin sekali celana dalamku di robek-robek oleh penisnya, Aku ingin dia cepat menyambut nafsu birahiku.

    Aku merasakan seseorang yang jantan sedang berusaha merampas keperempuananku. Dan aku harus secepatnya menyerah pada kejantanannya itu. Dan kini bibir mas Bobby jauh ke dalam bagian intimku, kepalanya kini berada di sela-sela selangkanganku. Aku merasakan cairan birahiku meleleh keluar dari lubang vaginaku.

    Kudengar.. Srrruupppp… Sllrruuppp… saat menyedoti cairan itu.

    “Bu Dokter, masih perawan? bisiknya kepadaku
    Ya benar, aku memang masih perawan ! tapi aku merasa rela apa yang telah mas bobby lakukan kepadaku.

    Malam itu aku merasakan nikmat yang luar biasa, Mas bobby menindihkan tubuhnya di atas tubuhku, dia menuntun batang penisnya masuk ke dalam lubang vaginaku. Betapa sensasi syahwat yang langsung menyergapku.

    Ayo mas, cepetan masukin.. aku udah ngak kuat nih”.. pintaku memelas.

    Sleeppp… Sleppp… Sleep… terdengar suara becek di vaginaku.

    Benar-benar nikmat, sambil terus ia bergerak maju mundur menikmati lubang vaginaku yang masih perawan, memang kami tidak terlalu lama melakukan hubungan intim ini karena aku sering merasakan kesakitan. mungkin ini tandanya wanita perawan, jadi belum bisa di ajak kompromi kalau cowok ingin bersetubuh.

    Sampai kira-kira sekitar 10 menit aku mendengar desahan dari mas Bobby yang keluar air mani duluan.

    Croott… Crooot… Crooot… air mani keluar di bagian perutku. Akhirnya jebol juga pertahanan mas Bobby

    Tak lama kemudian kami memakai memakasi celana masing-masing. saat itu kami tidak tergesa-gesa pulang, kami ngobrol untuk mengisi waktu sambil menunggu hujan reda.

    Di saat kami pulang, aku terus memeluk erat tubuh mas Bobby dari belakang. sambil nyetir di malam hari, meremas-remas kemaluannya adalah pilihanku agar dia mendapatkan gairah seks yang nikmat dari belakang. Tetapi aku titip pesan kepada mas bobby agar dia tidak menceritakan hal ini kepada rekan-rekannya di sekitar kampung….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku

    Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku


    966 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku, Perkenalkan nama saya Lala diusiaku yang 40 tahun ini birahi sexsualku seakan akan bertambah, perkejaanku sebagai ibu rumah tangga setiap paginya bersih bersih rumah, sehabis bersih bersih biasanya melihat acara TV, kalau acaranya tidak ada yang bagus tiduran dikamar tidur, itulah keseharianku sebagai ibu rumah tangga.

    Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam 15.00 sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung.

    Anakku yang yang kedua tadi pagi minta ijin untuk pulang sore karena ada acara extrakurikuler di sekolahnya. Sebagai seorang istri pegawai BUMN yang mapan aku diusia yang 45 tahun mempunyai kesempatan untuk merawat tubuh.

    Teman-temanku sering memuji kecantikan dan kesintalan tubuhku. Namun yang sering membuatku risih adalah tatapan para lelaki yang seolah menelanjangi diriku. Bahkan temen-teman anakku sering berlama-lama bermain di rumahku.

    Aku tahu seringkali mata mereka mencuri pandang kepadaku. Rumahku terletak di pinggiran kota S, kawasan yang kami huni belum terlalu padat. Halaman rumahku memang luas terutama bagian depan sedang untuk bagian samping ada halaman namun banyak ditumbuhi pepohanan rindang.

    Kami membuat teras juga disamping rumah kami. Sedang kamar tidurku dan suamiku mempunyai jendela yang berhadapan langsung dengan halaman samping rumah kami. Belum sempat memejamkan mata aku terdengar suara berisik dari halaman samping rumahku.

    Aku bangkit dan melihat keluar. Kulihat dua anak SMP yang sekolah didekat rumahku. Mereka kelihatan sedang berusaha untuk memetik mangga yang memang berbuah lebat. Tentu saja kau sebagai pemilik rumah tidak senang perilaku anak-anak tersebut.
    Bergegas aku keluar rumah. Seraya berkacak pinggang aku berkata pada mereka, “Dik, jangan dipetik dulu nanti kalau sudah masak pasti Ibu kasih”. Tentu saja mereka berdua ketakutan. Kulihat mereka menundukkan wajahnya.

    Aku yang tadi hendak marah akhirnya merasa iba. “Nggak apa-apa Dik, Ibu hanya minta jangan dipetik kan masih belum masak nanti kalau sakit perut bagaimana” aku mencoba menghibur. Sedikit mereka berani mengangkat wajah.

    Dari dandanan dan penampilan mereka kelihatan bahwa mereka anak orang mampu. Melihat wajah mereka mereka yang iba akhirnya aku mengajak mereka ke dalam rumah. Aku tanya kenapa pada jam-jam belajar mereka kok ada diluar sekolah ternyata pelajaran sudah habis guru-guru ada rapat.

    Setelah tahu begitu aku minta mereka tinggal sebentar karena mungkin mereka belum dijemput. Iseng-iseng aku juga ada teman untuk ngobrol. Benar dugaanku mereka adalah anak-anak orang kaya, keduanya walaupun masih kecil namun aku dapat melihat garis-garis ketampanan mereka yang baru muncul ditambah dengan kulit mereka yang putih bersih.

    Yang satu bernama Doni yang satunya lagi bernama Rio. Ketika ngobrol aku tahu mata-mata mereka sering mencuri pandang ke bagian dadaku, aku baru sadar bahwa kancing dasterku belum sempat aku kancingkan., sehingga buah dadaku bagian atas terlihat jelas.

    Aku berpikir laki-laki itu sama saja dari yang muda sampai yang tua. Semula aku tidak suka dengan perilaku mereka namun akhirnya ada perasaan lain sehingga aku biarkan mata mereka menikmati keindahan payudaraku.

    Aku menjadi menikmati tingkah laku mereka kepada diriku. Bahkan aku mempunyai pikiran yang lebih gila lagi untuk menggoda mereka, aku sengaja membuka beberapa kancing dasterku dengan alasan hari itu sangat panas.

    Tentu saja hal ini membuat mereka semakin salah tingkah. Sekarang mereka bisa melihat dengan leluasa.
    “Hayoo.. pada ngliatin apa!”, Aku pura-pura mengagetkan mereka.

    Tentu saja ini sangat membuat mereka menjadi sangat salah tingkah.

    “Ti.. dak.. kok.. Bu Lala” Doni membela diri.

    “I.. itu acara TV bagus Bu Lala” Rio menambahkan.

    “Nggak apa-apa Ibu tahu kalian melihat tetek Ibu to.. ngaku aja” aku mencoba mendesak mereka.

    “E.. Anu Bu Lala” Rio nampak akan mengatakan sesuatu, namun belum lagi selesai kalimat yang diucapkannya aku kembali menimpali,

    “Mama kalian kan juga punya to, dulu kalian kan netek dari Mama kalian
    “I.. ya Bu Lala”

    Doni menjawab. “Tapi sekarang kami kan sudah nggak netek lagi, lagian punya Mama lain ama punya Bu Lala”
    Rio nampaknya sudah mampu menguasai keadaannya.

    “Lain bagaimana?” Aku menanyakan.

    “Punya Mama nggak sebesar punya Bu Lala” Doni menyahut.

    Kata-kata tersebut membuat aku berpikiran lebih gila lagi.

    Gairahku yang semakin meninggi sudah mengalahkan norma-norma yang ada, aku sudah kehilangan kendali bahwa yang ada di depanku adalah anak-anak polos yang masih bersih pikirannya.

    Aku menarik kursi kehadapan mereka.

    “Doni, Rio kalian mungkin sekarang sudah nggak netek lagi karena kalian sudah besar kalian boleh kok..” aku berkata.
    Tentu saja kata-kataku ini membuat mereka penasaran.

    “Boleh ngapain Bu Lala” sergah Doni.

    “Boleh netek sama Ibu, kalian mau nggak..?” tanyaku walau sebenarnya aku sangat sudah tau jawaban mereka.
    “E.. ma.. u” jawab Rio.

    “Mau sekali dong” Doni menyahut.

    Jawaban mereka membuat aku semakin bergairah. Aku berpikiran hari ini aku akan mendapatkan sensasi dari pria-pria muda ini.
    Aku duduk dihadapan mereka kemudian dengan agak tergesa aku melepaskan daster bagian atasku sehingga kini bagian atas tubuhku hanya tertutupi BH warna krem. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran lagi terlihat dari tangan-tangan mereka yang mulai menggerayangi susuku.

    Aku menjadi geli melihat tingkah mereka. “Sabar sayang.. Ibu lepas dulu kutangnya” sambil tersenyum aku berkata. Setelah aku melepas kutang, tumpahlah isinya, sekarang buah dadaku terbuka bebas. Mata mereka semakin melotot memandangi payudaraku.
    Tampaknya mereka bingung apa yang harus mereka lakukan.

    “Ayo dimulai kok malah bengong” aku menyadarkan mereka.

    Mereka bangkit dari duduknya. Tangan mereka kelihatan berebut untuk meremas.

    “Jangan rebutan dong.. ah.. Doni yang kiri.. e yang kanan” perintahku.

    Birahiku semakin meninggi, sementara Doni sudah mulai mendekatkan bibirnya ke putingku Rio masih membelai sambil dipilin-pilin putingku. Rio mulai mengisap-isap putingku.

    Oh betapa seakan perasaanku melayang ke awan, apalagi ketika mereka berdua mengisap secara bersamaan nafasku menjadi tersengal. Tanganku membelai kadang agak sedikit menjambak sambil menekan kepala mereka agar lebih dalam lagi menikmati buah dadaku.

    Mereka semakin menikmati mainan mereka aku semakin terhanyut, aku ingin lebih dari hanya ini. Aku semakin lupa. Ketika baru nikmat-nikmatnya tiba-tiba Rio melepaskan isapannya sambil berkata,

    “Bu Lala kok nggak keluar air susunya?”.

    Aku kaget harus menjawab apa akhirnya kau menjawab sekenanya

    “Rio mau nggak, kalo nggak mau biar Doni saja.. mau nggak?”

    “Mau..” Rio langsung menyahut.

    Doni tidak menggubris dia semakin lahap menikmati buah dadaku.
    Akhirnya aku ingin lebih dari sekedar itu.

    “Don.. Rio.. ber.. henti dulu..” aku meminta.

    “Ada apa Bu Lala?” Doni bertanya.

    “Kita ke kamar saja yuk.. disini posisinya nggak enak” jawabku.

    Kemudian aku berdiri tentu saja daster yang aku pakai merosot kebawah. Mata mereka menatap tubuhku yang sintal dengan penuh nafsu.

    “Ayo..” aku mengajak.

    Aku berjalan ke kamarku hanya menggunakan celana dalam yang berwarna hitam yang kontras dengan kulitku yang putih. Seperti kerbau dicocok hidungnya mereka mengikuti diriku. Sampai di dalam kamar aku duduk di sisi ranjang.

    “Don.. Rio.. sayang lepas saja seragam kalian” pintaku.

    “Tapi Bu Lala” Rio masih agak ragu.

    “Sudahlah turuti saja” aku menyahut.

    Dengan malu-malu mereka mulai melepas baju dan celana seragam mereka. Tampaklah kontol-kontol dari pria-pria muda itu sudah ngaceng.

    Rambut kemaluan mereka tampak belum tumbuh lebat, sedang batang kemaluannya belum tumbuh benar masih agak kecil.
    Namun melihat pemandangan ini libidoku semakin naik tinggi.

    “Bu Lala curang..” Rio berkata.

    “Kok curang bagaimana?” aku bertanya.

    “Bu Lala nggak melepas celana Ibu!” Rio menjawab.

    Gila anak ini, aku tersenyum kemudian bangkit dari dudukku. Celana dalamku kemudian aku lepaskan. Sekarang kami bertiga telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Tatapan mereka tertuju pada benda yang ada dibawah pusarku.

    Bulu yang lebat dan hitam yang tumbuh menarik perhatian mereka. Aku duduk kembali dan agak meringsut ke rangjang lalu menaikkan kakiku dan mengangkangkannya. Memekku terbuka lebar dan tentu saja terlihat isi-isinya.
    Mereka mendekat dan melihat memekku.

    “Ini namanya memek, lain dengan punya kalian” aku menerangkan.

    “Kalian lahir dari sini” aku melanjutkan. Tangan mereka mengelus-elus bibir kemaluanku. Sentuhan ini nikmat sekali.

    “Ini kok ada lobang lagi” Doni bertanya.

    “Lho ini kan lobang buat beol” aku agak geli sambil menerangkan.

    Jari Doni masuk ke lobang vaginaku dan bermain-main di dalamnya. Cairan-cairan tampak semakin membanjiri liang vaginaku.
    Sementara jari Rio kelihatannya lebih tertarik lubang duburku. Jari Rio yang semula mengelus-elus lobang dubur kemudian nampaknya mulai berani memasukkan ke lobang duburku. Aku biarkan kenikmatan ini berlangsung.

    “Ouw.. a.. duh.. e.. nak.. sekali.. nik.. mat.. sa.. yang.. terr.. us” aku merintih.

    Pria-pria muda ini agak lama aku biarkan mengobok-obok lobang-lobangku. Sungguh pria-pria muda ini memberiku kenikmatan yang hebat. Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku tanpa bisa berkata-kata hanya rintihan dan nafas yang tersengal-sengal.
    Akhirnya aku mendorong mereka aku bangkit dan menghampiri mereka yang berdiri di tepi ranjang. Aku berjongkok dihadapan mereka sambil kedua tanganku memegang diiringi dengan remasan-remasan kecil pada penis mereka.

    Aku mendekatkan wajahku pada penis Doni aku kulum dan jilati kepala penis muda nan jantan ini. Tampak kedua lutut Doni tergetar. Aku masukkan seluruh batang penis itu kedalam mulutku dan aku membuat gerakan maju mundur.

    Tangan Doni mencengkeram erat kepalaku. Sementara tanganku yang satu mengocok-kocok kontol Rio.

    “Bu Lala.. say.. ya.. ma.. u.. ken.. cing..” Doni merintih.

    Tampaknya anak ini akan orgame aku nggak kan membiarkan hal ini terjadi karena aku masih ingin permainan ini berlanjut. Kemudian aku beralih pada penis Rio.

    Tampak penis ini agak lebih besar dari kepunyaan Doni. Aku mulai jilati dari pangkal sampai pada ujungnya, lidahku menari di kepala penis Rio.

    Aku tusuk-tusuk kecil lobang perkencingan Rio kemudian aku masukkan seluruh batang penis Rio. Jambakan rambut Rio kencang sekali ketika aku semakin mempercepat kulumanku.

    “Wouw.. a.. ku.. ju.. ga.. mo.. ken.. cing.. nih” Rio merintih.

    Aku hentikan kulumanku kemudian aku bangkit dan naik ke atas ranjang lalu aku kangkangkan kakiku lebar-lebar sehingga memekku terbuka lebar.

    “Siapa duluan sayang, itu tititnya dimasukkan ke sini” aku berkata sambil tanganku menunjuk ke lobang vaginaku yang nampak sudah basah kuyup.

    Mereka berpandangan, tampaknya membuat persetujuan. Dan akhirnya Doni duluan yang akan menusukku. Doni naik ke atas ranjang dan mengangkangiku tampak penis yang tegang mengkilat siap menusuk lobang yang pantas menjadi neneknya.

    Aku tuntun penis Doni masuk ke lobang kenikmatanku. Aku tuntun pria muda ini melepas keperjakaannya, memasuki kenikmatan dengan penuh kasih. Dan bless.. batang zakar Doni amblas ke dalam vaginaku.

    “Ah..” aku mendesis seperti orang kepedasan

    “Masukkan.. le.. bih.. da.. lam lagi.. dan genjot.. say.. ang” aku memberi perintah.

    “Iya.. Bu Lala.. e.. naak.. se.. kali” Doni berkata. Aku hanya bisa tersenyum sambil menggigit bibir bagian bawahku. Tampaknya Doni cepat memahami perkataanku dia memompa yang ada dibawahnya dengan seksama.

    Genjotannya semakin lama semakin cepat. Rio yang menunggu giliran hanya tertegun dengan permainan kami. Genjotan Doni kian cepat aku imbangi dengan goyanganku. Dan tampaknya hal ini membuat Doni tidak kuat lagi menahan sperma yang akan keluar.
    Dan akhirnya “Sa.. ya.. mo.. ken.. cing.. la.. gi.. Tak.. ta.. han.. la.. gi..” Doni setengah berteriak. Kakiku aku lipat menahan pantat Doni. Doni merangkul erat tubuhku dan.. cret.. cret.. ser.. cairan hangat membajiri liang kewanitaanku.

    Doni terkulai lemas diatas tubuhku, butiran-butiran keringat keluar dari sekujur tubuhnya.

    “Enak.. se.. ka.. li Bu Lala” Doni berkata.

    “Iya.. tapi sekarang gantian Rio dong sayang” aku berkata.

    Doni mencabut penisnya yang sudah agak mengempis dan terkapar lemas disampingku. “Rio sekarang giliranmu sayang” aku berkata kepada Rio

    “Kamu tusuk Ibu dari belakang ya..”aku memberi perintah. Kemudian aku mengambil posisi menungging sehingga memekku pada posisi yang menantang. Rio naik ke atas ranjang dan bersiap menusuk dar belakang.

    Dan bless.. penis pria muda yang kedua memasuki lobang kenikmatanku yang seharusnya belum boleh dia rasakan seiring dengan melayangnya keperjakaan dia. Tampaknya Rio sudah agak bisa menggerakkan tubuhnya dengan benar dari dia melihat permainan Doni.

    Rio menggerakkan maju mundur pantatnya. Aku sambut dengan goyangan erotisku. Semakin lama gerakan Rio tidak teratur semakin cepat dan tampaknya puncak kenikmatan akan segera diraih oleh anak ini.

    Dan akhirnya dengan memeluk erat tubuhku dari belakang sambil meremas susuku Rio mengeluarkan spermanya.. cret.. cret.. lubang vaginaku terasa hangat setelah diisi sperma dua anak manis ini.

    Rio terkapar disampingku. Dua anak mengapitku terkapar lemas setelah memasuki dunia kenikmatan. Aku bangkit dan berjalan ke dapur tanpa berpakaian untuk membuatkan susu biar tenaga mereka pulih.

    Setelah berpakaian dan minum susu mereka minta ijin untuk pulang. “Doni, Rio kalian boleh pulang dan jangan cerita kepada siapa-siapa tentang semua ini, kalian boleh minta lagi kapan saja asal waktu dan tempat memungkinkan” aku berkata kemudian mencium bibir kedua anak itu.

    Aku memberi uang jajan mereka masing-masing 50.000 ribu. Dan sampai saat ini mereka telah kuliah, aku masih sering kencan dengan mereka. Aku semakin sayang dengan mereka.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tante Lala

    Cerita Sex Tante Lala


    594 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Lala, Perkenalkan nama saya Lala diusiaku yang 40 tahun ini birahi sexsualku seakan akan bertambah, perkejaanku sebagai ibu rumah tangga setiap paginya bersih bersih rumah, sehabis bersih bersih biasanya melihat acara TV, kalau acaranya tidak ada yang bagus tiduran dikamar tidur, itulah keseharianku sebagai ibu rumah tangga.

    Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam 15.00 sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung.

    Anakku yang yang kedua tadi pagi minta ijin untuk pulang sore karena ada acara extrakurikuler di sekolahnya. Sebagai seorang istri pegawai BUMN yang mapan aku diusia yang 45 tahun mempunyai kesempatan untuk merawat tubuh.

    Teman-temanku sering memuji kecantikan dan kesintalan tubuhku. Namun yang sering membuatku risih adalah tatapan para lelaki yang seolah menelanjangi diriku. Bahkan temen-teman anakku sering berlama-lama bermain di rumahku.

    Aku tahu seringkali mata mereka mencuri pandang kepadaku. Rumahku terletak di pinggiran kota S, kawasan yang kami huni belum terlalu padat. Halaman rumahku memang luas terutama bagian depan sedang untuk bagian samping ada halaman namun banyak ditumbuhi pepohanan rindang.

    Kami membuat teras juga disamping rumah kami. Sedang kamar tidurku dan suamiku mempunyai jendela yang berhadapan langsung dengan halaman samping rumah kami. Belum sempat memejamkan mata aku terdengar suara berisik dari halaman samping rumahku.

    Aku bangkit dan melihat keluar. Kulihat dua anak SMP yang sekolah didekat rumahku. Mereka kelihatan sedang berusaha untuk memetik mangga yang memang berbuah lebat. Tentu saja kau sebagai pemilik rumah tidak senang perilaku anak-anak tersebut.
    Bergegas aku keluar rumah. Seraya berkacak pinggang aku berkata pada mereka, “Dik, jangan dipetik dulu nanti kalau sudah masak pasti Ibu kasih”. Tentu saja mereka berdua ketakutan. Kulihat mereka menundukkan wajahnya.

    Aku yang tadi hendak marah akhirnya merasa iba. “Nggak apa-apa Dik, Ibu hanya minta jangan dipetik kan masih belum masak nanti kalau sakit perut bagaimana” aku mencoba menghibur. Sedikit mereka berani mengangkat wajah.

    Dari dandanan dan penampilan mereka kelihatan bahwa mereka anak orang mampu. Melihat wajah mereka mereka yang iba akhirnya aku mengajak mereka ke dalam rumah. Aku tanya kenapa pada jam-jam belajar mereka kok ada diluar sekolah ternyata pelajaran sudah habis guru-guru ada rapat.

    Setelah tahu begitu aku minta mereka tinggal sebentar karena mungkin mereka belum dijemput. Iseng-iseng aku juga ada teman untuk ngobrol. Benar dugaanku mereka adalah anak-anak orang kaya, keduanya walaupun masih kecil namun aku dapat melihat garis-garis ketampanan mereka yang baru muncul ditambah dengan kulit mereka yang putih bersih.

    Yang satu bernama Doni yang satunya lagi bernama Rio. Ketika ngobrol aku tahu mata-mata mereka sering mencuri pandang ke bagian dadaku, aku baru sadar bahwa kancing dasterku belum sempat aku kancingkan., sehingga buah dadaku bagian atas terlihat jelas.

    Aku berpikir laki-laki itu sama saja dari yang muda sampai yang tua. Semula aku tidak suka dengan perilaku mereka namun akhirnya ada perasaan lain sehingga aku biarkan mata mereka menikmati keindahan payudaraku.

    Aku menjadi menikmati tingkah laku mereka kepada diriku. Bahkan aku mempunyai pikiran yang lebih gila lagi untuk menggoda mereka, aku sengaja membuka beberapa kancing dasterku dengan alasan hari itu sangat panas.

    Tentu saja hal ini membuat mereka semakin salah tingkah. Sekarang mereka bisa melihat dengan leluasa.
    “Hayoo.. pada ngliatin apa!”, Aku pura-pura mengagetkan mereka.

    Tentu saja ini sangat membuat mereka menjadi sangat salah tingkah.

    “Ti.. dak.. kok.. Bu Lala” Doni membela diri.

    “I.. itu acara TV bagus Bu Lala” Rio menambahkan.

    “Nggak apa-apa Ibu tahu kalian melihat tetek Ibu to.. ngaku aja” aku mencoba mendesak mereka.

    “E.. Anu Bu Lala” Rio nampak akan mengatakan sesuatu, namun belum lagi selesai kalimat yang diucapkannya aku kembali menimpali,

    “Mama kalian kan juga punya to, dulu kalian kan netek dari Mama kalian
    “I.. ya Bu Lala”

    Doni menjawab. “Tapi sekarang kami kan sudah nggak netek lagi, lagian punya Mama lain ama punya Bu Lala”
    Rio nampaknya sudah mampu menguasai keadaannya.

    “Lain bagaimana?” Aku menanyakan.

    “Punya Mama nggak sebesar punya Bu Lala” Doni menyahut.

    Kata-kata tersebut membuat aku berpikiran lebih gila lagi.

    Gairahku yang semakin meninggi sudah mengalahkan norma-norma yang ada, aku sudah kehilangan kendali bahwa yang ada di depanku adalah anak-anak polos yang masih bersih pikirannya.

    Aku menarik kursi kehadapan mereka.

    “Doni, Rio kalian mungkin sekarang sudah nggak netek lagi karena kalian sudah besar kalian boleh kok..” aku berkata.
    Tentu saja kata-kataku ini membuat mereka penasaran.

    “Boleh ngapain Bu Lala” sergah Doni.

    “Boleh netek sama Ibu, kalian mau nggak..?” tanyaku walau sebenarnya aku sangat sudah tau jawaban mereka.
    “E.. ma.. u” jawab Rio.

    “Mau sekali dong” Doni menyahut.

    Jawaban mereka membuat aku semakin bergairah. Aku berpikiran hari ini aku akan mendapatkan sensasi dari pria-pria muda ini.
    Aku duduk dihadapan mereka kemudian dengan agak tergesa aku melepaskan daster bagian atasku sehingga kini bagian atas tubuhku hanya tertutupi BH warna krem. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran lagi terlihat dari tangan-tangan mereka yang mulai menggerayangi susuku.

    Aku menjadi geli melihat tingkah mereka. “Sabar sayang.. Ibu lepas dulu kutangnya” sambil tersenyum aku berkata. Setelah aku melepas kutang, tumpahlah isinya, sekarang buah dadaku terbuka bebas. Mata mereka semakin melotot memandangi payudaraku.
    Tampaknya mereka bingung apa yang harus mereka lakukan.

    “Ayo dimulai kok malah bengong” aku menyadarkan mereka.

    Mereka bangkit dari duduknya. Tangan mereka kelihatan berebut untuk meremas.

    “Jangan rebutan dong.. ah.. Doni yang kiri.. e yang kanan” perintahku.

    Birahiku semakin meninggi, sementara Doni sudah mulai mendekatkan bibirnya ke putingku Rio masih membelai sambil dipilin-pilin putingku. Rio mulai mengisap-isap putingku.

    Oh betapa seakan perasaanku melayang ke awan, apalagi ketika mereka berdua mengisap secara bersamaan nafasku menjadi tersengal. Tanganku membelai kadang agak sedikit menjambak sambil menekan kepala mereka agar lebih dalam lagi menikmati buah dadaku.

    Mereka semakin menikmati mainan mereka aku semakin terhanyut, aku ingin lebih dari hanya ini. Aku semakin lupa. Ketika baru nikmat-nikmatnya tiba-tiba Rio melepaskan isapannya sambil berkata,

    “Bu Lala kok nggak keluar air susunya?”.

    Aku kaget harus menjawab apa akhirnya kau menjawab sekenanya

    “Rio mau nggak, kalo nggak mau biar Doni saja.. mau nggak?”

    “Mau..” Rio langsung menyahut.

    Doni tidak menggubris dia semakin lahap menikmati buah dadaku.
    Akhirnya aku ingin lebih dari sekedar itu.

    “Don.. Rio.. ber.. henti dulu..” aku meminta.

    “Ada apa Bu Lala?” Doni bertanya.

    “Kita ke kamar saja yuk.. disini posisinya nggak enak” jawabku.

    Kemudian aku berdiri tentu saja daster yang aku pakai merosot kebawah. Mata mereka menatap tubuhku yang sintal dengan penuh nafsu.

    “Ayo..” aku mengajak.

    Aku berjalan ke kamarku hanya menggunakan celana dalam yang berwarna hitam yang kontras dengan kulitku yang putih. Seperti kerbau dicocok hidungnya mereka mengikuti diriku. Sampai di dalam kamar aku duduk di sisi ranjang.

    “Don.. Rio.. sayang lepas saja seragam kalian” pintaku.

    “Tapi Bu Lala” Rio masih agak ragu.

    “Sudahlah turuti saja” aku menyahut.

    Dengan malu-malu mereka mulai melepas baju dan celana seragam mereka. Tampaklah kontol-kontol dari pria-pria muda itu sudah ngaceng.

    Rambut kemaluan mereka tampak belum tumbuh lebat, sedang batang kemaluannya belum tumbuh benar masih agak kecil.
    Namun melihat pemandangan ini libidoku semakin naik tinggi.

    “Bu Lala curang..” Rio berkata.

    “Kok curang bagaimana?” aku bertanya.

    “Bu Lala nggak melepas celana Ibu!” Rio menjawab.

    Gila anak ini, aku tersenyum kemudian bangkit dari dudukku. Celana dalamku kemudian aku lepaskan. Sekarang kami bertiga telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Tatapan mereka tertuju pada benda yang ada dibawah pusarku.

    Bulu yang lebat dan hitam yang tumbuh menarik perhatian mereka. Aku duduk kembali dan agak meringsut ke rangjang lalu menaikkan kakiku dan mengangkangkannya. Memekku terbuka lebar dan tentu saja terlihat isi-isinya.
    Mereka mendekat dan melihat memekku.

    “Ini namanya memek, lain dengan punya kalian” aku menerangkan.

    “Kalian lahir dari sini” aku melanjutkan. Tangan mereka mengelus-elus bibir kemaluanku. Sentuhan ini nikmat sekali.

    “Ini kok ada lobang lagi” Doni bertanya.

    “Lho ini kan lobang buat beol” aku agak geli sambil menerangkan.

    Jari Doni masuk ke lobang vaginaku dan bermain-main di dalamnya. Cairan-cairan tampak semakin membanjiri liang vaginaku.
    Sementara jari Rio kelihatannya lebih tertarik lubang duburku. Jari Rio yang semula mengelus-elus lobang dubur kemudian nampaknya mulai berani memasukkan ke lobang duburku. Aku biarkan kenikmatan ini berlangsung.

    “Ouw.. a.. duh.. e.. nak.. sekali.. nik.. mat.. sa.. yang.. terr.. us” aku merintih.

    Pria-pria muda ini agak lama aku biarkan mengobok-obok lobang-lobangku. Sungguh pria-pria muda ini memberiku kenikmatan yang hebat. Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku tanpa bisa berkata-kata hanya rintihan dan nafas yang tersengal-sengal.
    Akhirnya aku mendorong mereka aku bangkit dan menghampiri mereka yang berdiri di tepi ranjang. Aku berjongkok dihadapan mereka sambil kedua tanganku memegang diiringi dengan remasan-remasan kecil pada penis mereka.

    Aku mendekatkan wajahku pada penis Doni aku kulum dan jilati kepala penis muda nan jantan ini. Tampak kedua lutut Doni tergetar. Aku masukkan seluruh batang penis itu kedalam mulutku dan aku membuat gerakan maju mundur.

    Tangan Doni mencengkeram erat kepalaku. Sementara tanganku yang satu mengocok-kocok kontol Rio.

    “Bu Lala.. say.. ya.. ma.. u.. ken.. cing..” Doni merintih.

    Tampaknya anak ini akan orgame aku nggak kan membiarkan hal ini terjadi karena aku masih ingin permainan ini berlanjut. Kemudian aku beralih pada penis Rio.

    Tampak penis ini agak lebih besar dari kepunyaan Doni. Aku mulai jilati dari pangkal sampai pada ujungnya, lidahku menari di kepala penis Rio.

    Aku tusuk-tusuk kecil lobang perkencingan Rio kemudian aku masukkan seluruh batang penis Rio. Jambakan rambut Rio kencang sekali ketika aku semakin mempercepat kulumanku.

    “Wouw.. a.. ku.. ju.. ga.. mo.. ken.. cing.. nih” Rio merintih.

    Aku hentikan kulumanku kemudian aku bangkit dan naik ke atas ranjang lalu aku kangkangkan kakiku lebar-lebar sehingga memekku terbuka lebar.

    “Siapa duluan sayang, itu tititnya dimasukkan ke sini” aku berkata sambil tanganku menunjuk ke lobang vaginaku yang nampak sudah basah kuyup.

    Mereka berpandangan, tampaknya membuat persetujuan. Dan akhirnya Doni duluan yang akan menusukku. Doni naik ke atas ranjang dan mengangkangiku tampak penis yang tegang mengkilat siap menusuk lobang yang pantas menjadi neneknya.

    Aku tuntun penis Doni masuk ke lobang kenikmatanku. Aku tuntun pria muda ini melepas keperjakaannya, memasuki kenikmatan dengan penuh kasih. Dan bless.. batang zakar Doni amblas ke dalam vaginaku.

    “Ah..” aku mendesis seperti orang kepedasan

    “Masukkan.. le.. bih.. da.. lam lagi.. dan genjot.. say.. ang” aku memberi perintah.

    “Iya.. Bu Lala.. e.. naak.. se.. kali” Doni berkata. Aku hanya bisa tersenyum sambil menggigit bibir bagian bawahku. Tampaknya Doni cepat memahami perkataanku dia memompa yang ada dibawahnya dengan seksama.

    Genjotannya semakin lama semakin cepat. Rio yang menunggu giliran hanya tertegun dengan permainan kami. Genjotan Doni kian cepat aku imbangi dengan goyanganku. Dan tampaknya hal ini membuat Doni tidak kuat lagi menahan sperma yang akan keluar.
    Dan akhirnya “Sa.. ya.. mo.. ken.. cing.. la.. gi.. Tak.. ta.. han.. la.. gi..” Doni setengah berteriak. Kakiku aku lipat menahan pantat Doni. Doni merangkul erat tubuhku dan.. cret.. cret.. ser.. cairan hangat membajiri liang kewanitaanku.

    Doni terkulai lemas diatas tubuhku, butiran-butiran keringat keluar dari sekujur tubuhnya.

    “Enak.. se.. ka.. li Bu Lala” Doni berkata.

    “Iya.. tapi sekarang gantian Rio dong sayang” aku berkata.

    Doni mencabut penisnya yang sudah agak mengempis dan terkapar lemas disampingku. “Rio sekarang giliranmu sayang” aku berkata kepada Rio

    “Kamu tusuk Ibu dari belakang ya..”aku memberi perintah. Kemudian aku mengambil posisi menungging sehingga memekku pada posisi yang menantang. Rio naik ke atas ranjang dan bersiap menusuk dar belakang.

    Dan bless.. penis pria muda yang kedua memasuki lobang kenikmatanku yang seharusnya belum boleh dia rasakan seiring dengan melayangnya keperjakaan dia. Tampaknya Rio sudah agak bisa menggerakkan tubuhnya dengan benar dari dia melihat permainan Doni.

    Rio menggerakkan maju mundur pantatnya. Aku sambut dengan goyangan erotisku. Semakin lama gerakan Rio tidak teratur semakin cepat dan tampaknya puncak kenikmatan akan segera diraih oleh anak ini.

    Dan akhirnya dengan memeluk erat tubuhku dari belakang sambil meremas susuku Rio mengeluarkan spermanya.. cret.. cret.. lubang vaginaku terasa hangat setelah diisi sperma dua anak manis ini.

    Rio terkapar disampingku. Dua anak mengapitku terkapar lemas setelah memasuki dunia kenikmatan. Aku bangkit dan berjalan ke dapur tanpa berpakaian untuk membuatkan susu biar tenaga mereka pulih.

    Setelah berpakaian dan minum susu mereka minta ijin untuk pulang. “Doni, Rio kalian boleh pulang dan jangan cerita kepada siapa-siapa tentang semua ini, kalian boleh minta lagi kapan saja asal waktu dan tempat memungkinkan” aku berkata kemudian mencium bibir kedua anak itu.

    Aku memberi uang jajan mereka masing-masing 50.000 ribu. Dan sampai saat ini mereka telah kuliah, aku masih sering kencan dengan mereka. Aku semakin sayang dengan mereka.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya

    Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya


    1590 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya, Sudah 2 minggu Papaku berada di luar kota karena urusan kantornya. Aku dirumah tinggal bersama Mama (41 tahun), Adik perempuanku (12 tahun), dan Kakak laki-lakiku (20 tahun), sedangkan aku sendiri berumur 18 tahun.

    Mamaku seorang wanita yang sangat menarik, wajahnya cukup cantik, kulitnya mulus, tapi aku nggak pernah kepikiran untuk menyetubuhinya, hingga pada suatu siang, aku nggak kekampus, adikku masih disekolah, sedangkan kakakku ada dikamarnya.

    “Ataa…kemari sebentar, sayang!” Terdengar suara mama memanggilku dari arah kamar mandi. Aku langsung bergegas kesana,
    “Ada apa, mama?” Tanyaku.

    “Sayang, tolong diputar kran air ini, keras sekali” Mama hanya mengenakkan handuk yang tidak terlalu lebar di tubuhnya. Paha mulusnya terlihat jelas, serta belahan dadanya yang indah nampak juga. Darahku sempat berdesir menyaksikan pemandangan itu.Aku langsung menuju keran air dan memutarnya, ternyata keran itu benar-benar keras. Aku mengerahkan semua tenagaku, dan akhirnya air memancar dengan deras sehingga mengenai sebagian pakaianku.
    “Aku jadi basah nih mama” Kataku.

    “Buka aja pakaian kamu, biar nanti mama yang nyuciin” Aku langsung membuka pakaianku kecuali celana dalam yang aku kenakan.

    “Itu juga kan basah, dibuka aja sekalian” Kata mama. Aku jadi malu telanjang didepan mama. Akhirnya aku melepaskan celana dalamku. Batang penisku setengah berdiri menggelantung di selangkanganku. Mama tersenyum,
    “Wah, besar juga anu kamu” Wajahku memerah, mama kemudian melepas handuknya dan memberikannya padaku

    “Nih keringin tubuh kamu dengan ini”. Aku sangat terkejut, mama tidak memakai BH dia hanya mengenakkan CD saja. Buah dadanya yang bulat indah terpamapang jelas didapan mataku.
    “Kok kamu jadi bengong begitu, belun pernah liat yang ginian yah?” Mukaku tambah merah. Mama kemudian membalikkan tubuhnya dan segera mandi dengan air yang memancar dari shower.
    Aku belum beranjak sedikitpun.

    “Nak, tolong punggung mama disabunin”. Aku mengambil sabun cair, dan mulai menggosokkan punggung mama. Aku rasakan kulit mama yang masih kencang dan lembut. Punggung mama yang mulus aku gosok namun bisa desebut membelai dari pada menggosok punggung mama.

    Kami menghadap sebuah cermin besar yang ada dikamar mandi, hingga bagian depan tubuh mama terlihat jelas dengan payudara yang masih kencang dan besar juga putting payudara mama yang berwarna coklat tua namun sangan indah dan kontras dengan kulit mama yang putih. Mama memejamkan matanya menikmati usapanku. Jantungku berdetak keras tanda deras nya aliran darah di dalam tubuhku yang membangkitkan hormon kejantananku dan juga nafsu yang semakin naik.

    Dengan tangan yang agak gemetar aku mulai memutar gosokan tanganku di punggung mama agak ke dapan dan membelai bagian sisi tubuh mama. Aku semakin tak dpat mengontrol nafsu dan libidoku. Jiwa ku bergejolak antara tidak atau lakukan untuk mulai merangsang mama. Namun pertahanan iman ku jebol juga. Aku dekatkan tubuhku yang bugil makin mendekat tubuh mama, dan aku dekatkan kepalaku ke leher mama. Lalu kemudian kuberanikan diri untuk muncium leher mama, tanganku mulai meremas buah dadanya.

    “Jangan, sayang, ini mama kamu”. Tapi mama tidak berusaha untuk melemaskan diri. Aku terus meremas-remas buah dadanya. Aku rasakan buah dada mama yang kenyal dan empuk. Dengan sabun yang masih ada di telapak tanganku, buah dada mama terasa sangat licin namun aku sangat menikmati remasanku di payudara mama. Mama memejamkan matanya dan bibirnya mulai terbuka dan aku melihat mama menggigit bibir nya sendiri, mungkin mama juga menikmati perlakuan aku, anak kandung nya sendiri.

    “Oohh..sshh..jangaann, Ataaa..”. Tiba-tiba mama sadar, ia berbalik kearahku, mukanya sangat marah dan.. “Plaakk” tangan kirinya menamparku. Aku dan mama kemudian diam seribu bahasa. Lalu mama bersuara..

    “Apa yang kamu lakukan tadi, kamu mau menyetubuhi mama?”. Aku masih diam. Mama maju mendekatiku, aku jadi takut kalau mama akan menamparku lagi. Aku semakin tak karuan karena ketakutan. Ingin rasanya aku langsung lari keluar dan tidak akan bertemu mama lagi, namun..

    “Kalo kamu mau begitu, baiklah, terus terang mama juga terangsang dan ingin merasakan batang penis kamu ini, tapi jangan sampai orang lain tahu.” Mama berkata sambil memegang batang penisku yang sudah tegang.

    Seperti mendengar petir di siang bolong..!! nafsu ku yang sudah tidak dapat aku kontrol akhirnya mendapat penyaluran nya dan gejolak jiwaku lepas sudah saat mendengar perkataan mama tadi. Aku langsung memeluknya, saat tubuh bugil ku bersentuhan dengan tubuh bugil mama yang basah seakan ada hentakan listrik di dalam tubuhku. Kulit tubuh mama yang lembut kini bersentuhan kulit tubuhku. Libido ku naik hingga puncakya. Dan entah apa yang dapat aku lukiskan dengan kata-kata saat aku mencium bibir mama.

    Bibir ku bersentuhan dengan bibirnya, ku cium dengan penuh nafsu, mama pun membalasnya dengan liar. “Mmmmmhh..mmmhhh”. Lidah kami saling beradu satu sama lain. Tubuh kami saling berhimpit, buah dada mama menekan di dadaku,terasa hangat dan sensasi yang mama berikan sangat indah dan nikmat. Penisku juga menekan bagian bawah perut mama yang masih terbilang agak rata walaupun ada sedikit menggembung. Aku rasakan kehangatan tubuh mama walaupun tubuh kami dalam keadaan basah.Tangan mama megusap penisku.

    Akh.. nikmatnya saat jari-jemari mama yang panjang lemtik dan telapak tangan mama mengusap permukaan penisku yang makin keras dari pangkal hingga ujung kepala penis, sementara tanganku berada di buah dadanya. Aku remas dengan nafsu,namun aku ingin mama juga menikmati remasan anak nya pada buah dada mamanya, aku berusana meremasnya dengan lembut namun..

    Mama kemudian turun kebawah kemudian jongkok, wajahnya kini berada tepat didepan batang penisku yang sudah tegang. Mama menjulurkan lidahnya kekepala pelirku dan akhirnya memasukkan batang penisku kemulutnya.

    “Ooohh..sshh..eenaakk mama..maa”. Mama terus mengisap batang penisku. Lidahnya menjalar diseluruh permukaan batang sampai ke kantung zakar. Hangatnya rongga mulut mama sangat terasa di seluruh permukaan batang penisku. Mama memainkan lidah nya di uah jakarku. Lidah mama menyentuh lubang penisku, lalu turun sewrah dengan urat penisku, makin ke pangkalnya, lalu mama megulum buah jakarku. Cerita Dewasa

    Aku bergidik menahan dan merasakan kenikmatan itu, lidah nya kemudian naik lagi menuju kepala penis dan saat sampai di ujung penisku, mama dengan lahap memasukan lagi penisku ke dalam mulutnya dang kemudian menghisapnya dengan keras. Aku pegang kepala mama ku sambil membelai rambutnya dan agak sedikti menekan kepala mama ke selangkangan ku.

    Nafasku makin teregah-engah, lalu aku melihat ke bawah ke arah mama yang dengan nafsu dan cepat mengocok batang penisku di dalam mulutnya. Aku melihat ekspresi wajah mama yang cantik dan terasa semakin cantik saat melihat beliau mengulum dan mengocok penisku. Aku makin merasakan sensai itu saat mama memandang aku kemudian berusaha terseyum walau penisku masih ada di dalam mulutnya.

    “Sayaaang, kalo kamu udah pengen keluar, keluarin aja, nanti mama telan” sahut mama sambil mengulum kepala penisku. Terlihat ludah mama membasahi seluruh permukaan penisku hingga terlihat mengkilat dan ada cairan yang sedikit kental yang menempel di antara bibir dan batang penisku.

    Aku yang memang sangat menikmati perlakuan mama sudah tidak dapat menahan untuk orgasme. Sambil melanjutkan kocokan nya mama meremas pantat ku Aku kemudian menyemprotkan cairan spermaku… “Crot..crot..crot…” aku semprotkan semua air mani ku di dalam mulut mama. Sambil sedikit mengerang dan sedikit berteriak aku leaskan seluruh nafsu itu di dalam mulut mama ku yang cantik. Mama langsung menelan semuanya, semua calon cucu-cucunya mama telan habis.

    Aku merasakan hisapan kuat di penisku.terdengat suara “Glek..” saat mama menelan semua cairan kental dari penisku. Lalu mama mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya, mama mengusap bibirnya yang basah oleh spermaku dan kemudian melanjutkan mengulum penisku membersihkan sisa spermaku. Tubuhku seakan lemas, lutut ku seakan tidak dapat menahan lagi berat tubuh ini, penisku mulai melembek dan terasa agak linu di ujung nya tapi yang aneh biasanya bila aku onani, setelah aku menyemprotkan sperma.

    Tak ada 1 menit penisku langsung lembek dan mengecil namun saat ini mungkin kodisinya masih keras 80%, melihat itu mama lalu tersenyum. Aku di biarkan oleh mamaku untuk beristirahat sebentar,namun tidak sampai 2 menit penisku mulai mengeras lagi, nafsu dan libido ku naik lagi melihat mama yang bugil. Mama lalu berbaring dilantai,

    “Naaakk, vagina mama di hisap yaa..!” Aku langsung membungkuk dan menjiati seluruh permukaan memeknya.Kelentitnya aku jilat dan kugigit-gigit. Aku mencium aroma khas kewanitaan mama yang mebuat nafsu ku tak terkendali lagi. Aku merasakan cairan vagina mama yang bening dan terasa nikmat dan gurih. Aku hisap lubang tempat aku lahir dulu, aku masukan lidah ku ke dalam vagina mama yang lembut dan hangat itu. Vagina mama makin basah oleh cairan vagina mama dan juga oleh ludahku.

    “Ssssshhhh…yeeeeeaaahh…teerruuss sayaaang” Tidak lama kemudian, mama sudah tidak tahan lagi, tubuhnya mengejang, pantatnya bergerak-gerak tak karuan.
    “Ataa..sshh..mamaa sudah maauu keluaarr…sshh..ooh..yeeess” Cairan putih mengalir dari lubang senggamanya, aku langsung menelan seluruh cairan itu. Emh nikmat nya..
    Tiba-tiba pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu terbuka, kakakku Rudi masuk, dia sangat kaget melihat yang aku dan mamaku lakukan.

    “Apa-apaan kalian, awas nanti aku adukan ke papa”

    “Jangan, Rudi sayang, jangan dilaporin ama papa, kalo kamu mau kamu boleh ikut juga”. Kata mama Sementara aku hanya diam dan tak tahuapa yang harus lakukan.

    “Boleh nih mam?” Rudi langsung melepaskan pakaiannya. Mama merubah posisinya. Dia sekarang nungging, kak Rudi berada didepannya, penisnya sedang dihisap mama. Kak Rudi terlihat menikmati isapan mama di batang penis nya. Aku berada dibagian pantat mama. Bongkahan pantatnya ku remas, batang penisku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Liang itu masih terasa sempit.

    “Oohh…yeess…mmhh…sshh”. mama mendesah saat perlahan batang penisku masuk menusuk ke dalam vagina mami yang lembut dan hangat.Aku memaju-mundurkan pantatku. “Clook..clookk..clook” aku merasakan jepitan dan remasan otot vagina mami di batang penisku. Daging vagina mama yang lembu, basah dan licin semakin membuat gerakan keluar masuk penisku makin lancar. Sambil aku kocok penisku di dalam vagina mama, aku remas buah dada mama dari belakang dan juga aku cium bagian belakang lehernya.

    Aku remas pantat mama, aku belai tubuhnya yang maiknbasah oleh keringat. Aku pegang pinggang mama yang ramping sambil aku tarik seirama dengan gerakan tusukan penisku di dalam vagina nya. Mama tampak sangat menikmatinya. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan meremas payudaranya.

    15 menit kemudian mama berbaring menyamping, kak Rudi menyetubuhi dari belakang. Pantat kak Rudi maju mundur, kaki kanan mama terangkat keatas, tangan mama mengocok-ngocok batang penisku. Suara erangan aku, rintihan nikmat kak rudi dan desahan mama memenuhi ruangan kamar mandi kami. Lalu, kak Rudi berbaring terlentang dilantai, mama naik diatas tubuhnya, penis kak Rudi berada diliang senggama mama, mama menaik turunkan pantatnya, sesekali mama membungkuk dan mereka saling mengulum di bibir.

    “Maa, punyaku dimasukkan dimana niih” Tanyaku.

    “Sini sayang masukkan di lubang pantat mama”. Kata mama sambil terengah-engah dan mendesah menikmati sodokan dari kak Rudi. Aku lalu jongkok di belakang tubuh mama, aku pengang pinggulnya agar pantat dan pinggul mama yang berputar dan bergoyang berhent, kak rudi tidak berhenti-hentiya meremas buah dada mama malah kadang mengulum putting payudara mama yang menbuat mama semakin keenakan. Aku lalu memasukkan batang penisku ke lubang anus mama. Aku rasakan lubang anus mama yang sempit dan juga hangat, dan dengan batual ludah gerakan masuk-keluar penisku di anus mama menjadi lancar.

    Mama sangat menikmati perlakuan kedua anak kandungnya itu. Terlihat dari ekspresi wajah mama, mama mendesah nikmat, mengerang dan menjerit pelan saat kenikmatan yang mama rasakan makin memuncak. Nampak dicermin mama sedang disetubuhi oleh kedua anak laki-lakinya, posisi mama berada diantara aku dan kak Rudi.

    “Sshh…sssshh..yeess..oohhyeee” celoteh mama yang makin tak kuasa menahan kenikmatan yang di berikan kedua anak kandung nya, dan benar tak lama tubuh mama tiba-tiba bergetar, bergidik dan diakhhiri desahan dan lengguhan panjang yang keluar dari mulut mama hingga tubuh mama abruk di atas tubuh kak Rudi. Kami yang menyadari mama telah orgasme mebiarkan beberapa saat untuk mama menikmati orgasmenya sebelum kami lanjutkan gerakan penis kami masing-masing di dalam tubuh mama.

    Beberapa menit kemudian aku dan kak Rudi sudah hampir orgasme.

    “Sini sayang,” kata mama. Mama jongkok dilantai, aku dan Rudi berdiri dedepannya. Mama mengocok dan mengulum penis kami berdua secara bergantian. Dan akhirnya ‘Crot..crot..crot..’ kami berdua orgasme, cairan sperma kami memancar hampir bersamaan. Aku dan kak rudi menikmati saat cairan kental dari penis kami muncrat dan memancar ke arah mulut mama.

    “srluup…srllllp… ” Mama menelan habis cairan kami. Sebelum menelan habis cairan sperma kami berdua, mama memainkan dulu cairan sperma kami berdua di mulutnya dan memperlihatkan kepada kami saat cairan putih kental itu memenuhi rongga mulut mama.

    Memang tidak semua cairan sperma kak rudi dan aku mama telan ada sebagian yang menyebar di pipi mama. Lalu akhirnya mama kembali menelan calon-calon cucunya lagi. Mama membersihkan bibirnya dari sisa air mani kami berdua dengan mengusapkan tangan nya, lalu kami berciuman.

    Lalu kamu bertiga mandi bersama-sama. Sampai sekarang kami bertiga sering bersetubuh. Kadang-kadang aku dan mama tanpa kak Rudi atau sebaliknya, tapi tanpa sepengetahuan papa

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Saat Diriku Bercinta Dengan Cewek Majalah Dewasa

    Cerita Sex Saat Diriku Bercinta Dengan Cewek Majalah Dewasa


    608 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Diriku Bercinta Dengan Cewek Majalah Dewasa, Insiden itu terjadi sekitar tahun 2002, nama saya Agnes, wajtu usia saya baru berumur 20 tahun tapi aku sudah meninggalkan papah dan mamahku karena mereka berdua meninggal karena kecelakaan pesawat yang mereka alami. Setelah papah dan mamahku harus mati, saya tidak punya saudara yang harus saya hidup untuk menjadi mentor kehidupan berikutnya.

    Tapi setelah saya semalan berpikir tentang siapa aku harus mengeluh semua aku merasa, tiba-tiba aku teringat dengan seorang teman papah sangat akrab dengan keluarga dan tentu saja dengan saya, nama Pak John. Kembali ketika papahku masih hidup, mereka bekerja sama dengan satu sama lain dan pak sering maen John kerumahku sehingga yohanes paket dengan mamahku dan saya sangat akrab sekali.

    Setelah jumlah yohanes pak, saya langsung menelepon dia dan aku mengambil sebungkus John untuk bertemu dan membahas lebih lanjut nasibku. Dan setelah saya bertemu dengan yohanes pack dan mengatakan semua yang saya merasa Sir John menawarkan saya untuk tinggal di apartemennya dan ia berjanji untuk membayar sekolah saya sampai saya lulus. Dalam keadaan bingung, akhirnya saya menerima tawarannya. Aku pergi untuk tinggal di apartemennya, sendirian dengan dia.

    Beberapa bulan kemudian saya tinggal dengan dia, tiba-tiba satu malam, Sir John masuk ke kamar saya. Saat itu saya baru saja memasuki ruangan dan belum terkunci. Saya terkejut karena dia tidak mengetuk kamar saya pertama, dan pada saat itu aku hanya mengenakan polos kuning daster tipis. Dalam hal itu saya tidak mengenakan bra dan hanya mengenakan celana saja. Sesaat Mr. John tersentak pada saya, tapi ia terjebak dengan saya. Saya spontan memeluk bantal untuk menutupi dada saya.

    Mr John dan berkata kepada saya, “Agnes, silakan ayah, anak, istri Anda sudah lama meninggal, Ayah tidak dilayani. Kau tidak meminta segala macam. Ayah hanya meminta Agnes bersedia untuk melayani Anda.”

    Wajahnya berkaca-kaca dengan keringat di dahinya. Saya tidak tega melihatnya. Saya pikir dia tidak bersedia untuk membiayai sekolah saya. Selain itu, keperawanan saya hilang sejak aku masih kecil ketika ia jatuh dari sepeda.

    Mr John terus mencari dan menunggu jawaban saya, sementara saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Kemudian Sir John menyambar saya bantal peluk untuk menutupi dada saya dan meletakkannya di tempat tidur. Lalu dia diam dan menatapku.

    Aku melihat diam, dia lalu berkata, “Jika Anak Agnes diam, Mr. Agnes rasa jawabannya ‘ya’.” Dia masih menatapku. Tiba-tiba ia meraih dan memeluk tubuh saya dan mengusap punggung saya. “Terima kasih, Nak.” Katanya sambil menatapku dengan hangat.

    Setelah itu ia mulai mencium kening dan pipi saya. Lalu menjulurkan lidah saat berciuman telinga dan bibir saya. Dibersihkan ciuman, lidahnya bermain liar di mulut saya, seperti yang dilakukan tambang. Tangannya telah memeluk punggung saya mulai turun membelai pantat dan meremas. Kemudian kepala ke leher saya, mencium dada masih tertutup daster kuning saya. Aku mulai terangsang. Terutama ketika mulutnya berhenti di puting saya hanya ditutupi dengan polos kuning tipis daster itu. Dia mengisap dan menggigit puting saya.

    “Uuh … aahh … Pak … Uh ..!” Aku tidak tahan lagi.

    Rasa dada kesemutan ini dimanipulasi seperti itu oleh Sir John. Saya spontan membuka empat tombol daster yang terletak di depan itu, dan melihat kedua bukit kembar saya gemuk, ukuran 36B dengan puting merah muda gelap menempel menantang untuk menghadapi Sir John. Ia langsung tergencet, gigitan kecil, kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Ternyata mulut Pak Yohanes terlalu lebar, bukti dadaku bukit 36B masuk semua ke dalam mulutnya.

    “Aduuh … Pak, geli ah … enaa..gh ..!” Aku meraung keenakan.

    Mr John menurunkan daster terus ke bawah dan mencium datar perut saya sering sit-up itu. tangan kirinya bergerak untuk menurunkan daster, dan tangan kanannya membelai bokong dan paha saya yang halus. Daster turun setelah semua, tangan kirinya mengangkat kaki kanan saya dan lipat ke tempat tidur. Lalu ia berjongkok dan membuka tangan kirinya sebagian menutupi celana kain di kemaluan saya. Seketika itu segera melihat kemaluan bulu saya sedikit itu, sehingga dia tidak perlu repot-repot menjilati klitoris saya.

    Lihat Juga:  Beauty And Sexy japanese Girl Nammi Tanaka

    “Oohh … Sir … enaakkk ..!” Aku berkata, mencengkeram kepalanya.

    Aku tidak peduli lagi siapa dia. Mr John terus menjilati klitoris saya dan memasuki satu jari tangan kanannya ke dalam vagina, dan memindahkannya keluar. Aku benar-benar kenyamanan. pantat saya bergerak naik dan turun mengikuti gerakan jari. Tiba-tiba sesuatu meledak dalam diriku.

    “… Saya ingin keluarga Aaa..gh panas … ar ..!” Saya air kesenangan jari basah dan mulut. Dia inhalasi habis.

    Kemudian yang tak terduga, ia sebagian merobek kain celana saya yang menutupi kemaluan saya dan kemudian membuka celana dalamnya. Melihat senjata besar rambut ditumbuhi sangat tebal. Aku tidak tahan melihatnya.

    “Ooh … masuk, Pak, cepat Pak ..!” Aku berkata, mengelus kemaluan saya yang sudah basah.

    Ternyata Mr. John sudah tidak kuat. Dia segera menyodorkan penisnya ke dalam vagina saya.

    “Aaah … sakiit ..! Enaaggh ..!” Aku mulai merasakan sakit tapi sangat lezat di bawah itu.

    Mr John up dan drop off penisnya. Ternyata melakukan sambil berdiri enak juga. Kedua tangan meremas-remas kedua payudara saya. Tanganku tak mau kalah dan meremas-remas pantat. Segera saya mendapat orgasme kedua, dan segera dia baik. Akhirnya kami jatuh memeluk tertidur di tempat tidur. Hari berikutnya, kami melakukannya lagi di kamar mandi. Kita masing-masing orgasme dua kali. Setelah itu saya pergi ke sekolah dan ia pergi ke kantor.

    Sejak itu hidup saya telah berubah. Kami mencari layaknya suami istri di apartemen kami. Ternyata untuk orang seusianya, dia masih sangat kuat untuk melakukannya selama berjam-jam. Aku bahkan melarang memakai ketika dalam apartemen. Tapi aku selalu menggodanya hanya mengenakan sehelai kain di tubuh. Misalnya, hari ini saya hanya mengenakan bra saja, sedangkan bagian tubuh lainnya mengoda polos. Lalu aku duduk di depannya dengan selangkangan terbuka lebar, jadi saya menantang alat kelaminnya. Dia selalu tidak tahan dan diundang untuk bermain lagi.

    Hari berikutnya aku hanya mengenakan celana berwarna hitam dan bahan yang berlubang, berlubang, sehingga rambut kemaluan keluar dan klitoris merah muda juga terlihat ketika saya mengangkang, sementara payudara saya menggantung indah di dada. Jika demikian, maka dia memeluk dan membawa saya ke tempat tidur, mulutnya mengisap payudara dan tarik puting. Ini kami lakukan hampir setiap hari tampak seperti pengantin baru sampai saya lulus SMA. Tapi Sir John tidak pernah mati kekuatan untuk berhubungan seks dengan seorang gadis muda seperti saya, dan saya selalu membuat bahagia dengan itu.

    Suatu hari ketika saya baru saja selesai mandi, seperti biasa, aku keluar dari ruangan tanpa pakaian, dan sementara mengeringkan rambut masih basah, saya pergi ke dapur untuk minum. Tanpa saya sadari, ternyata ada dua teman Sir John yang berkunjung. Mereka berdua tampak terkejut melihat saya bulat telanjang itu. Begitu juga I. Tapi shock saya tidak saya menunjukkan dan saya langsung pergi ke dapur cepat.

    Di malam hari ketika tidur, Mr. John berkata kepada saya.

    “Agnes, tidak akan menjadi model ..?” Tangannya membelai puting saya.
    “Model ..? Model seperti di majalah itu ..?” Tanya saya.
    “Yah, tapi ini berbeda. Anda lihat, teman ayah saya yang memiliki itu berasal dari Singapura. Satu nama adalah Mr. Michel, yang lain adalah Sir Richard. Mr. Michel masyarakat Indonesia yang sebenarnya, tapi tinggal di Singapura. Dia adalah editor majalah, sementara Mr Richard adalah direktur. ”

    “Tujuannya adalah majalah Singapore ..?”
    “Nah jadi. Mereka berdua menjadi tertarik setelah melihat dan menawarkan sebagai model. Tapi Anda tidak perlu pergi ke Singapura. Anda hanya hidup di Indonesia, untuk studio foto di Indonesia.”

    Lihat Juga:  ONASIS SPA BALI

    “Tapi malu Agnes, Agnes telanjang di depan mereka.”
    “Em .., jadi Agnes tidak perlu malu, karena .. eh … majalah mereka majalah porno .. eh tapi itu terserah Agnes, mereka hanya ditawarkan untuk Agnes tertarik. Jika Agnes tidak ingin untuk itu, juga tidak apa-apa. ”

    Saya melihat. Mereka telah melihat tubuh saya dan mereka tertarik. Aku begitu bingung.

    “Honornya cukup besar Anda tahu, Sal. Bapak tidak akan bertanya mengapa. Jika nanti ingin Agnes, honorarium tetap untuk Agnes, karena Agnes bekerja. Jadi terserah Pak Agnes sendiri. Jika Anda ingin mencobanya.” Dia lanjutnya.
    Aku mulai tertarik.
    “Agnes harus datang di mana, Pak ..?” Dia tersenyum dan mengatakan alamatnya.

    Keesokan harinya saya datang ke studio foto. Tempat ini seperti rumah biasa, cukup besar untuk menutupi pagar tinggi rumah. Tersebut tidak kantor atau studio foto. Lalu aku pergi dan meminta keinginan resepsionist untuk bertemu dengan Mr. Richard. Seseorang mendorong saya ke kantor Mr. Richard. Mr Richard terseyum menyambut saya. Ternyata dia adalah seorang pemuda berusia 30-an. Tidak begitu tampan tapi di tubuhnya yang putih ditutupi dengan bulu tebal. Dilihat dari tangan dan daerah dada. Tapi senyumnya terlihat menarik.

    “Selamat siang, Agnes, silakan duduk ..!”
    Aku duduk di depan mejanya. Dia telah duduk.
    “Secara singkat, sehingga Anda tertarik ..?”
    “Ya pak.”
    “Jangan panggil aku Pak. Panggil aku kakak sendiri. Aku benar-benar berasal dari Indonesia juga. Semua orang yang disebut Bang Richard.” Aku tersenyum.

    “Oke, kita kembali ke topik semula. Berikut Agnes, menjadi model ada beberapa persyaratan. Pertama, kita harus mengedit tubuh Anda terlebih dahulu.”
    “Mengedit saya ..?”
    “Yah, kita harus tahu bagaimana tubuh Anda, apa. Kekurangannya akan ditutupi kekurangannya dan kekuatan, kelebihan akan disorot. Jadi nanti ketika difoto akan melakukannya dengan baik. Mengerti ..?”
    Aku mengangguk.
    “Sekarang buka seluruh pakaian Anda, saya akan menelepon editor kami, Michel Bang.” Dia keluar dari kantornya.

    Aku merasa canggung. Tapi akhirnya saya membuka baju satu persatu sampai hanya bra dan celana dalam. Tiba-tiba pergi dan Bang Bang Michel Richard.

    “Mengapa, benar-benar, pakaian dan bra-nya tidak dibuka ..? Tidak perlu malu. Tugas Anda tidak memerlukan pakaian kemudian. Saya pikir, Sir John sudah menjelaskan itu bukan ..?”

    Aku mengangguk seperti orang bodoh. Kemudian celana terbuka dan bra saya. Saya tidak perlu malu, namun mereka sudah melihat saya telanjang di apartemen Sir John.

    Setelah telanjang, aku berdiri menantang. Mereka melihat saya tanpa berkedip. Aku tahu ‘adek-adek’ mereka sudah berdiri melihat saya. Tiba-tiba aku merasa percaya diri. Ini adalah permainan yang menyenangkan. Selain itu, saya senang menggoda Sir John. Mengapa saya tidak bisa menggoda mereka juga? Saya kemudian menghapus klip rambut dan rambut terurailah saya yang sangat padat dan indah. Aku berdiri menggoda di depan mereka sambil bermain sedikit rambut saya di dalam mulut. Bang Michel mulai mendekati. Dia membelai tangan dan pipiku. Kemudian dia mengitari tubuh saya dan mengelus punggung dan pantat saya. Lalu tangannya mulai memegang saya 36B payudara dan puting mereka menempel ke depannya. Lalu ia berjongkok dan mengelus pahanya dan membuka selangkangan saya. Lalu ia berdiri lagi, tiba-tiba ia mencium leher saya.

    Tangannya meremas-remas kedua payudara saya. Aku mulai terangsang. Kemudian beralih ke tangan kirinya di antara kedua kaki saya sudah mulai basah itu dan berhenti klitoris. Dia membelai klitoris saya. tangan kanannya membelai anus saya.

    “Uuhh .. Eehh .. ahh ..!” Aku sengaja meratap, tanpa saya sadari telah ikutan Bang Richard menghisap puting dan puting saya tangan kanan memegang yang lain.
    Michel Bang tangan kiri dimasukkan ke dalam vagina saya dan pindah. Kami melakukan ini sambil berdiri sebagai pertama kalinya aku melakukannya dengan Sir John. Aku benar-benar terangsang.

    Lihat Juga:  Masih ABG Pembantuku Yang Binal

    Bang Michel mencium bibirku dan memainkan lidahnya di mulut saya. Erangan Aku terjebak di mulutnya. Kemudian Bang Michel berjongkok dan mencium lidah klitorisnya dan bermain di sana, tapi jari-jarinya masih bermain di vagina. Posisi itu digantikan oleh Bang Bang Michel Richard yang ciuman-lumat dan melumat bibirku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu keluar. Meskipun saya erangan teredam oleh bibir Bang Richard, tapi mereka tahu bahwa orgasme pertama saya getaran tubuh saya.

    Kemudian Bang Michel membuka celananya, juga Bang Richard. Michel Bang Penis sangat besar dan hitam. Richard juga bang besar tapi putih. Masih berdiri, Bang Michel memasukkan penisnya ke dalam anus saya. Sangat menyakitkan. Aku mengerang kesakitan, tapi tiba-tiba Bang Richard memasukkan penisnya ke dalam vagina. Aku mengerang berubah menjadi makanan lezat. Mereka berdua bermain penis mereka keluar dari anus saya dan vagina. Rasanya baik sekali kacau dua orang sekaligus. permainan kami cukup lama.

    Aku mengalami orgasme tiga kali ketika mereka berdua orgasme untuk pertama kalinya. Akhirnya mereka menarik penis mereka dan melemparkan tubuh mereka di bangku sofa. Sementara aku bersenderan di dinding dan menutup matanya. Aku merasa lemah semua melayani dua orang sekaligus. Tiba-tiba Bang Richard diadakan bahu saya.

    “Terima kasih, Agnes ..!”

    Aku hampir marah untuk menyambut saya untuk melayani mereka berdua pertama. Tapi ketika diberi kesenangan yang baru saja saya terima, saya bisa menyimpan dendam.

    Kemudian hanya memakai bra, saya dibawa Bang Michel ke sebuah ruangan yang penuh dengan beberapa jenis bar in situ. Di dalamnya ada banyak wanita yang tidak memakai sama sekali. Ruangan itu ternyata menjadi satu dengan studio fotonya, sehingga model yang haus dapat langsung memesan minum di sana. Saya diberitahu untuk duduk di bangku bar yang tinggi dan diminta untuk mengisi formulir lembar dan lembar kerja sama. Kemudian Bang Michel meninggalkan saya sendirian di sana.

    Ketika saya mengisinya, seseorang mencubit saya dari belakang. Ketika saya berbalik, melihat seorang pemuda menatapku dan tersenyum. Tanpa basa-basi lagi, pemuda mendekatkan wajahnya ke vagina saya dan menjilat klitoris saya. Saya terkejut dan ingin menghindari. Tapi bar tinggi bangku yang membuat saya kesulitan saya menginjakkan kaki ke lantai, sehingga membuat selangkangan saya tanpa celana dalam terbuka lebar membuat saya kesulitan untuk turun. Pemuda itu masih menjilati selangkangan saya. vagina saya masih merasa kesemutan dalam serangan Bang Michel akhirnya basah lagi dan saya mulai merasa keenakan.

    Segera saya orgasme lagi di bar tempat duduk, sehingga kursi yang terbuat dari kulit yang menjadi basah dengan cairan yang saya kenikmatan.

    “Salam, Mbak. Saya Roy, model pria di sini. Mbak namanya?” Tanyanya kemudian.
    “Agnes” kataku lemah.
    “Nanti kita akan selalu bertemu, dan kita pasti akan melakukannya lagi.”

    Saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi dan mulai mengisi formulir lagi.

    Tidak lama Bang Michel datang dan mengambil bentuk yang saya isi itu. Dia menunjukkan kehormatan saya dan pekerjaan saya. Untuk pertama kalinya pada hari pertama yang saya difoto bugil di depan orang. Rupanya ini adalah pekerjaan baru saya. Menyenangkan pula, selama tidak hamil saja. Karena ketika difoto berpasangan, tidak jarang kami menyatukan alat kelamin kami, sehingga gambar yang lebih baik dan tidak terlihat kaku. “Model telanjang Virgin”

    Kadang-kadang saya juga bermain dengan atau Bang Bang Michel Richard atau keduanya. Tapi di rumah saya tetap menjadi ‘istri’ Sir John. Itu pengalaman saya. foto-foto saya ditampilkan dalam banyak majalah porno di Singapura, dan tentu saja tidak dijual bebas. Hanya kelompok tertentu yang menerimanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny

    Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny


    1186 views

    Perawanku – Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny, Sebut saja namaku Rio. Disekolah gue tergolong cowok yang ganteng dan digemari para cewek.. Mengapa tidak, gue yang tingginya 175cm, hidung mancung, kulit putih,trus pandai bermain Basket.

    Pada waktu itu gue sangat dekat dengan teman gue sebut saja namanya Hendra. Kami berteman sangat dekat sekali. Karena kami berteman dari kami masih SMP sampai SMA pun kami bersama-sama. Suatu hari gue bermain kerumahnya angga.

    Sesampai di rumah angga gue di kejutkan oleh sesosok cewek cantik yang tidak lain adalah adik temanku Hendra. Sebut saja namanya Sella. pada saat itu Sella terlihat sangat manis sekali. karena pakaian yang di kenakannya terlalu minim,dan kebetulan sekali Sella pada saat itu sedang membersihkan halaman rumah.

    Kuperhatikan mukanya yang manis,putih, tinggi mungkin 160cm. bisa di katakan Sella adalah cewek tercantik di sekolahnya. Sejenak kuperhatikan buah dadanya yang montok dan bodynya yang aduhai montok itu yang membuat nafasku tak beraturan.

    aku sangat kaget melihat Sella. karena setiap kali gue bermain ke rumahnya Hendra, jarang sekali gue melihat Sella. Pada saat itu Sella berumur 14 tahun. pada saat gue masuk rumah Hendra, Sella menegurku.”eh kakak Rio” sejenak gue terdiam, dan berfikir dalam hati

    “tumben – tumbennya Sella menegurku” gue pun membalasnya “eh Sella, Hendra nya ada nga…?” “oh kakak, ada tuh di dalam sedang mandi mungkin. bentar ya Sella panggilin. Kakak Rio duduk aja dulu di teras.” gue pun langsung duduk diteras. Tiba-tiba Sella keluar “Kakak Rio bentar ya, kakakku lagi mandi tuh.”

    Katanya gue temenin kakak Rio dulu.” gue pun sangat senang, mengapa tidak, gue bisa mengobrol dengan adik teman gue yang cantik. gue pun mulai memperhatikan Sella dari ujung kakinya sampai kepalanya. Memang cantik benar adik temanku ini gumamku. kulitnya yang mulus dan putih, trus gue pun melihat pahanya yang putih semakin membuat nafasku tak beraturan.

    Tiba-tiba Sella tersenyum dan menegurku “kakak Rio kok lihatin Sella trus..?” gue pun kaget lalu kujawab saja dengan nada yang kecil “oh itu soalnya Sella cantik sih…. trus Sella sekarang udah kelas berapa…?” Sella pun menjawabnya ” kelas 3 SMP ka.” “oh kelas 3 SMP ya….!” kami berdua pun mengobrol sampai akhirnya Hendra pun keluar.

    “Oi Rio, maap yah lama soalnya air kerannya macet jadi harus ngambil air di tetangga ni.” dengan sedikit kesal sih,aku pun menjawab ” nga apa-apa soalnya kan ada adik kamu tuh yang temanin gue ngobrol.” Kami berdua pun berangkat karena kami harus menghadiri acara ulang tahunnya temen sekelas kami. Tapi gue sangat sedikit menyesal. Karena kapan lagi gue bisa mengobrol sama adik temanku ini.

    Pada suatu hari akhirnya gue bisa mengobrol sama adik temanku dan dimulai dari situlah kejadiannya..

    Pada saat itu gue berencana pergi ke rumah Hendra mau bikin tugas, Karena sudah kelas 3 jadi tugas yang diberikan sangatlah banyak. Jadi gue berencana untuk membuat tugas dirumahnya Hendra. Sesampainya di rumah Hendra, Gue pun mengetuk pintu rumahnya. Yang keluar ternyata adiknya angga yaitu Sella. Nonton Film Semi

    Kulihat Sella yang sedang memakai celana pendek dan baju yang hanya se utas tali. ketika kutanya tentang Hendra dan tujuanku kerumahnya, Hendra nya nga ada, kebetulan sekali, pada saat itu orang tua Hendra sering keluar kota untuk urusan bisnis, sedangkan Hendra sedang keluar sama pacarnya.

    Akupun langsung menghubungi Hendra. Dan ternyata hendra pulangnya sedikit kemalaman. sedangkan pada waktu itu jam masi menunjukkan pukul 15:30. Hendra menyuruh adiknya untuk menemani gue sampai angga pulang dari kencannya. Adiknya hanya setuju-setuju saja.

    Akupun disuruh masuk sama Sella, Karena berhubung Sella lagi sedang menonton Film Korea. gue pun menemani Sella menonton Film Korea. Tiba-tiba dalam film tersebut ada adegan saling berciuman. Serentak Sella pun malu. Trus waktu gue melihat mukanya yang merah, gue pun langsung mengajak ngobrol.

    “Sella pernah ciuman nga seperti di film itu….?” kulihat wajahnya tambah merah, bisa dikatakan seperti kepiting rebus. Sella pun hanya menggelengkan kepala. gue pun senang mengetahuinya. Kulihat bibirnya yang berwarna merah muda, yang keliatan sekali masih belum di sentuh oleh laki-laki. gue pun coba memancing untuk mengetahui apakah Sella mau ciuman denganku atau tidak, jika tidak gue akan pasrah dengan keaadan ini.

    “Sella mau ga coba ciuman kek di film…?” Wajah Sella memerah, dan hanya berkata “Malu kak, soalnya Sella nga pernah Ciuman.” gue pun kebingungan, gue pun mencoba mendekati Sella perlahan-lahan. Kemudian gue membisikkan ketelinganya ” Ga usah malu kan cuman kita berdua. kakak kamu sedang pergi, sedangkan orang tua kamu sedang keluar kota.”

    Kemudian kudekapkan bibirku kebibir Sella. kupikir Sella bakalan menjauhin bibirnya, ternyata tidak malahan Sella membalas ciuman saya.tak disangka bibirnya Sella halus trus lembut juga. kami berduapun saling berciuman selama 10menit.

    Tiba-tiba nga di sengaja Sella menyentuh anuku yang sedang lagi dalam keadaan tegak lurus ke atas. Sontak Sella kaget karena menyentuh kontolku. Gimana kontolku ga mo tegap melihat Sella yang begitu seksi dan bibirnya yang lembut. “maap kak, Sella nga sengaja beneran kok” gue pun menjawab dengan nada yang sopan ”oh nga apa-apa kok”

    Akupun berpikir bagaimana caranya agar Sella bisa menyentuh lagi dan memainkan kontolku ini. gue pun memberanikan diri ” Sella mau coba pegang anuku ga….?” wah tidak disangka Sella tidak menolaknya… gue pun langsung membuka celanaku. kulihat Sella sedikit malu dan kaget dengan menutup setengah wajahnya karena melihat kontolku yang berukuran 15 Cm dan berdiameter 4 cm.

    Kemudian gue pun mengambil tangannya dan menyentuhnya ke kontolku. Wah serasa di surga. mengapa Tidak, ternyata bukan cuma bibirnya saja yang lembut dan halus, tapi tangannya juga. kulihat Sella sedikit keasikan memainkan kontolku. Kemudian sambil Sella memainkan kontolku, gue mencium bibirnya kembali. Cerita Dewasa

    Aku pun sedikit-sedikit coba menyentuh dadanya yang menonjol. Kemudian gue pun coba memasukkan tanganku kedalam bajunya dan ternyata Sella tidak memakai Bra. Waktu kuremas buah dadanya udah mengeras yang tandanya Sella pun menikmatinya. Tak dihitung lagi gue langsung memainkan buah dadanya yg berukuran sekitar 34 A. Dan juga tak Lupa gue memainkan putingnya yang masih mekar itu.

    “Ah… Ah… Ah.. Ah…. enak ka… Ah… Ah…” Kulihat Sella semakin keenakan.. gue pun langsung membuka bajunya. kali ini gue melihat sesuatu yang sangat di luar pikiran saya. yaitu putingnya yang masih berwarna merah muda yang pengen sekali gue melumatnya.

    Akupun tak menyianyiakan kesempatan yang begitu beruntung ini.
    “Coba donk masukkan ke mulut Sella“
    “ takut kak”…
    ” takut kenapa..?.. Nga apa-apa, dah to dicoba dulu …” pintaku
    “ Rasanya gimana kak… ?” tanyanya
    “ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”

    Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung kontolku ke mulutnya, mula-mula bibirnya yang lembut itu menempel di ujung kontolku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala kontolku sudah masuk ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan berkata

    “Kok asin ya kak“ tanyanya, “ Iya nga apa-apa memang rasanya begitu. Selanjutnya dimasukkannya lagi kontolku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan gue membantu mendorong agar kontolku bisa masuk semua di mulutnya.

    Lalu ku gerak-gerakkan sehingga kontolku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulau mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya. “ Sel… enak sekali Sel …” gue merasa keenakan kontolku di emut Sella… ketika ujung kontolku berada di bibirnya; “ Sel, disedot dong alonya “ …. gue meminta dia untuk menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali …

    Pada saat itu gue pun pengen ngerasain vaginanya.. karena gue belom pernah melihat yang real.. biasanya gue melihat yang begituan lewat internet atau nga lewat DVD or Hp teman. gue pun coba memasukkan tanganku ke celana mininya.

    Dan tak disangka ternyata waktu gue menyentuh Vaginanya telah basah. Itu pertanda Sella menikmati nya selama ini.. gue pun langsung membuka Celananya.. setelah gue membuka celananya, terlihat jelas Cd nya yg sudah basah. Tak kusiasiakan kesempatan ini.. gue langsung membuka Cdnya..

    Yang tampak disana adalah vagina yang halus dan basah. gue pun coba memasukkan jari telunjukku ke vaginanya. tak disangka, ternyata Sella masih perawan tulen, takkan kubiarkan keperawanannya di ambil orang lain. kemudian gue coba memainkan jari telunjukku ke lobang vaginannya.

    “Ah…. sakit ka.. ah.. ah… sakit.. ka..”

    Akupun makin bersemangat memainkan jari telunjukku. gue hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh. mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Sella mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas, yang tandanya Sella mau Orgasme. gue pun dengan cepatnya menggoyangkan tanganku… Tiba-tiba Sella Orgasme.

    Itu kurasakan karena ada sesuatu cairan yang panas. “Sel, kamu orgasme ya…?” Sella pun menjawab dengan wajah yang malu ” ia kak gue orgasme,makasih ya kak….!!”kulihat Sella mulai lemas. ketika gue melihat Sella orgasme gue pun ingin orgasme juga tapi gue ingin merasakan vaginanya..

    “Sel, kamu kan udah orgasme, kakak belum ni. Sella maukan bantu kakak orgasme…? ” ia kak nnti Sella bantu..trus Sella musti ngapain..?” mendengar itu gue pun gembira… nafasku lebih tak beraturan… “Aku pengen rasain kontolku di masukin ke vagina Sella…!!! bisa nga…?” “takut kak sakit”  “tenang aja kakak nanti akan pelan-pelan kok.”

    Akupun langsung menyuruh Sella gaya belakang. Pelan-pelan kumasukkan.. sedikit sulit untuk memasukkannya, karena Sella masi perawan jadi vaginanya masih tertutup lobang yang kecil.. Tapi karena vaginanya sudah basah, gue pun coba-coba memasukkannya dengan perlahan-lahan sampai masuk 1/3 kontolku.

    Pada saat kontolku masuk sepenuhnya, Kumulai mengenjot-enjot vaginanya sampai vaginanya mengeluarkan darah bercampur maninya… “ah.. ah.. ah.. sakit.. ah… sakit.. kha.. “sakit… cuman kata-kata itu yang kudengar keluar dari mulutnya.

    Mendengar suaranya yang lembut gue lebih cepat mengenjot vaginanya… kemudian gue membaringkannya dengan kedua kakinya di dadaku.. gue pun mulai mengenjotnya dengan cepat.. Tiba-tiba Sella menyempitkan kakinya yang pertanda Sella mau orgasme untuk yang kedua kali… “khaa,,, khaa.. Sella mau pipisss… ahh… enak kha,,, tapi Sella mau pipis nhi…. udah ga tahan kha…” Mendengar kata itu gue semakin bergairah dan mempercepat enjotan ku..

    “Sabar Sel… kita keluarin sama-sama…kha juga udah mau keluar nhi.. sabar yah..” mendengar itu Sella pun berusaha untuk menahan nya… gue pun langsung mengenjotnya dengan cepat. “Sel, kakak udah mau keluar ni.. Sel gimana..?” “Sella juga udah mau keluar…” “crott… crottt… crottt… crottt…” kamipun orgasme bersamaan, Tapi gue menumpahkannya di atas perut Sella..

    Kemudian gue memeluk Sella sambil mencium keningnya. “Sel, gue sayang sama kamu” “Aku juga sayang sama kakak. sebenarnya gue sudah meyukai kakak waktu Sella kelas 1 SMP..” kami jadian pada saat itu.

    Setelah itu kami membersihkan diri kami masing-masing.. Tak berapa lama kakaknya Sella datang. Tapi kami berdua hanya diam-diam saja seperti tidak terjadi apapun. Karena berhubung orang tua Hendra ngga ada, Hendra meminta gue untuk menemaninya tidur dengan nya malam ini..

    Tanpa banyak basa basi gue langsung menerimanya.. Kulihat wajah Sella juga senang. Pada malam harinya waktu Hendra tidur, gue menggunakan kesempatan dalam kesempitan.. Kami berdua pun melakukan kejadian yang serupa waktu sore tadi..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Sungguh Nikmat Mencicipi Perawan Cewekku

    Cerita Sex Sungguh Nikmat Mencicipi Perawan Cewekku


    577 views

    Perawanku – Cerita Sex Sungguh Nikmat Mencicipi Perawan Cewekku, Kali ini menceritakan hubungan Sex hilangnya perjaka dan perawan dari pasangan anak SMA yang bernama Agung dan Adel. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Anggap saja namaku Agung ( nama samara), aku akan menceritakan pengalaman ku dulu yang mungkin akan aku ceritakan dengan bahasa seadanya ( maklum baru pertama berbagi cerita di web dewasa), hhe. Okey, jadi begini. Cerita Sex-ku ini berawal dari ketika aku masih duduk dibangku sekolah kelas 1 SMA. Ketika itu aku yang masih tergolong anak baru gede bermaksud ingin mendekati teman sekolahku.

    Wanita yang aku dekati itu sih biasa-biasa saja kalau kata teman-teman sekolahku, yah yang namanya cinta mau orang bilang apa bagiku dia adalah wanita yang paling cantik di dunia, hhe… gombal dikit. Maaf sebelumnya para maniaks cerita sex, didalam cerita ini aku tidak bisa menjelaskan sedetail mungkin tentang wanita yang aku dekati ini yang sebut saja nama dia adalah Adel.

    Adel ini adalah seorang gadis Abg yang sedang-sedang saja, begitu pula dengan bentuk tubuh, payudara dan bagian pantatnya. Kembali ke pribadi masing-masing, cantik itu relative, jika kita suka ya kita merasa dia cantik, kalau kita tidak suka mau secantik apapun wanita itu ya bagi kita dia biasa-biasa saja,hhe… betul nggak para pembaca. Seperti yang aku aku katakan tadi Adel ini mempunyai body biasa, dan wajah yang lumayan (menurutku).

    Kalau berbicara tentang payudara dan pantat Adel mempunyai yang ukuran yang biasa-biasa saja. Namun walaupun Adel biasa saja, namun Adel ini berkulit putih dan mempunyai wajah yang menggemaskan, pokoknya aku suka banget deh. Selama aku masih dalam rangka pendekakatan, setahuku Adel tidak pernah tahu dan mengerti seputar sex, dia masih polos sekali para pembaca.

    Singkat cerita setelah beberapa bukan melakukan pendekatan kepada Adel, pada akhirnya akupun bisa mendapatkanya dan kini statusku dengan dia adalah berpacaran, hhe. Nah dari sininlah awal keseruan cerita sex-ku. Karena dia sudah resmi menjadi pacarku, aku-pun mulai mengajarkan kepada Adel untuk mengenal dan melakukan hal-hal yang berbau sex. Pada awalnya sih memang sulit sekali, namun dengan trik hebatku diapun akhirnya mau.

    Pada hari itu, aku sudah merancang rencana agar aku bisa melakukan hal mesum dengan Adel pacarku itu. Pada hari itu aku memasang muka marah saat bersama Adel, setiap Adel mengajak aku ngobrol pada saat itu aku diam saja dan berpura-pura murung. Dengan hal itu, maka Adel-pun merespon aku,

    “ Kamu kenapa sih sayang, kog dari tadi aku ajak ngobrol kamu diem aja, dan kamu dari tadi cemberut aja, kamu kenapa sih sayang ???, “ ucapnya penasaran kepadaku.

    Ini nih, saat aku melakukan trik busukku,

    “ Auk ah, aku kesel banget sama kamu, gara-gara kamu aku di ledekin sama temen-temen, katanya masak aku cowok nggak jantan, “ ucapku berpura-pura marah.

    “ Lah, kog bisa gara-gara aku sih Yank, emang aku salah apa, hhu, “, tanyanya penasaran.

    “ Iyalah jelas ini gara-gara kamu, kamu tahu nggak aku di ledekin sama temen-temen katanya aku nggak jantan gara-gara aku nggak pernah ngapa-ngapain sama kamu, kan malu, ” ucapku mulai memancing Adel,

    Pada saat itu Adel tidak menjawab dan terdiam saja. Tidak kusangka setelah sore hari, caraku itu ternyata sukses kawan. Kalian tahu Adel pada sore harinya dia menelepon aku tidak aku sangka dia berbicara lewat telefon bahwa dia ingin ML sama aku pada malam hari di rumahnya. Wow gila nggak tuh, patut dicoba para pembaca caraku ini, hhe. Lanjut. Saat itu dia memberitahukan aku bahwa aku harus kerumahnya pada pukul 00.00 WIB.

    Aku tahu maksud Adel menyuruhku kerumahnya pada jam itu, karena pada jam itu semua keluarganya yang ada di rumahnya pasti sudah tertidur lelap dan pasti akan aman tanpa hambatan. Seketika itu aku dihadapkan dengan rasa senang dan bingung, aku bingung karena harus bagaimana agar aku bisa keluar jam segitu dan aku senang karena Adel pada akhirnya mengabulkan keinginanku untuk melakukan hubungan sex.

    Namun pada akhirnya akupun nekat kabur dari rumah dengan cara melompat diam-diam dari jendela kamarku dan menuju kerumah Adel. Singkat cerita sampailah aku dengan motor yang disambut dengan seorag Adel yang sudah menunggu di depan rumahnya dengan baju tidur yang sangat tipis dan hamper transparan. Sesampainya disana, kami-pun dengan diam-diam masuk kerumah Adel yang besar dan mewah.

    Dengan extra hati-hati, aku dan Adel melompat dari jendela kamarnya. Sesampai-nya di kamarnya kami pun segera melakukan pemanasan. Saat itu kami awali dengan aku membuka kaos kami. Setelah kami sama-sama telanjang setengah dada aku pun lansung memeras buah dada-nya, dengan penuh nafsu saat itu aku melucuti piyamanya yang tipis dan tak lupa aku melepaskan tali bra-nya.

    Setelah terbuka Tali Bra-nya aku-pun mulai melepas Bra milik Adel yang mengganggu tangan ku pada saat aku meremas payudaranya. Pada awalnya aku menganggap payudara Adel kecil, namun setelah kini aku melihatnya langsung, Wow… cukup besar kawan. Payudara Adel yang sudah tanpa Bra itu terlihat sanagt kencang dan padat sekali, sungguh melihat itu nafsuku semakin membara saja, rasanya ingin sekali segera meremas dan mengkulumnya,

    Aku yang sudah nafsu berat, saat itu aku-pun langsung melucuti celana beserta celana dalamnya yang minim itu. Pada saat itu Adel-pun mendadak agresif lalu melucuti celanaku dan celana dalamku. Tanpa komando Adel-pun mulai meraih kejantananku dan membimbing kejantananku kedalam mulutnya,

    “ Oughhh… Ssssshhh… nikmat enak sayang… Aghhhhhh… terus kayak gitu sayang… Aghhh…, ” desahku.

    Sungguh pada saat itu aku tidak menyangka Adel bisa melakukan hal seperti itu. Sungguh nikmat sekali kuluman Adel pada kejantananku. Bebrapa menit dia mengkulum kejantananku dengan lincah-nya. Namun ketika sedang enak-enaknya tiba-tiba Adel menghentikan kulumanya dan,

    “ Sayang kamu bawa kondom nggak, ” ucapnya mengejutkanku.

    Pada saat itu aku tidak menjawab pertanyaanya, memang sebenarnya aku sengaja tidak membawa benda itu. Tanpa buang waktu lagi, aku-pun langsung mendorongnya sampai jatuh pada ranjangnya dan aku-pun langsung menghujani ciuman pada bibirnya yang nikmat dan merah merekah itu. Kami yang saat itu sama-sama nafsu, Adel-pun kemudian merespon ciumanku dengan mengadu lidah dengan liarnya.

    Ditengah kenikmatan itu, air liur kami menjadi satu di dua mulut yang saling berpangutan di iringi dengan tangan kananku yang mulai menjamah payudara Adel dan tangan kiri-ku memainkan vagina Adel dengan perlahan. Sedikit demi sedikit aku melakukan hal itu. Kira-kira setelah 5 menit jariku bermain pada area kewanitaan Adel, aku merasakan tanganku mulai dibasahi oleh lendir kawin dari vagina Adel.

    Setelah puas kami melakukan warming up, kemudian kami-pun memulai melakukan yang lebih hot. Kini aku mulai mengkulum pentil-nya yang sebelah kanan dan yang kiri aku remas dengan tanganku yang sesekali menarik putingnya yang mulai keras. Lidahku yang saat itu asik dengan memainkan putting itu, tak lupa aku menghisap payudaranya yang kenyal dan mulai keras karena rangsanganku,

    “ Ughhh… Sssss… Aghhh… Oughhh…. Terus saying… Aghhhh…., ” desahnya.

    Mendengar desahnnya, saat itu aku semakin menggila dan aku melakukan itu semakin keras dan mulutku mulai menurun ke bagian bawah melewati perut dan sampai ke tempek nya yang basah dengan air yang terus mengalir dari dalam Vagina-nya dan dia masih saja merengek tetapi dia ingin di teruskan karena nikmatnya mungkin. Setelah beberapa menit aku menyuruhnya mengkulum lagi Penis-ku.

    Saat itu akupun sudah tidak sabar lagi ingin menikmati keperawanannya dan dia langsung menghisap tanpa ragu. Saat itu kuluman-nya yang kuat membuatku geli dan nikmat yang luar biasa. Setelah beberapa menit berlalu aku menggesek-gesek vaginanya dan dia merengek tidak jelas karena masih dengan posisi dia mengkulum Penis-ku. Karena aku ingin segera menikmatinya aku memasukan kejantanan-ku ke dalam sangkarnya dengan dia terlentang, tetapi agak sulit karena masih sempit.

    Setelah susah payah, pada akhirnya Penisku-pun berhasil menembus selaput darahnya dan dengan dorongan kecil akhirnya sobek dan dia menjerit kesakitan dicampur kenikmatan,

    “ Aow……. Sakit sayang, Aghhhhhhhh…………, ” jeritnya lirih.

    Setelah kejantananku sudah tertanam didalam liang senggama Adel, aku-pun kini mulai memaju mundurkan Penis-ku. Namun ditengah hunbungan sex kami itu, aku melihat Adel merasa kesakitan,

    “ Aoww… Ughhhh… Sakit sayang, pelan-pelan ya sayang, Aghhhhhhh…., ” ucapnya.

    Mendengar perkataan Adel yang seperti itu aku-pun mulai memperlambat permainan sexs-ku. Namun hal itu hanya bertahan sebentar saja, aku yang sudah tidak tahan lagi, aku kembali mempercepat genjotan penis-ku kedalam liang senggama Adel,

    “ Ouhggg… enak sayang… rasanya aku pingin kencing sayang… Aghhh…. Sssssshhhh…., ” ucapnya.

    Aku yang sudah tahu dari film porno, Adel pada saat itu bukanlah ingin kencing, namun dia pada saat itu akan medapatkan klimaksnya. Melihat Adel seperti itu aku makin mempercepat gerakan kejantananku kedalam liang senggamanya,

    “ Iya gitu sayang, Aghhh… Enak… Oughhh…, ” desahnya semakin menjadi-jadi saja.

    Pada akhirnya dia mengeluarkan cairan itu di Penis-ku merasa hangat memang hebat dan tahu cara memuaskanku dan setelah itu aku merubah posisi menjadi aku menusuknya dari belakang kali ini masuknya mudah dan arena tamengnya sudah sobek jadi tidak lagi ada yang menghalangi pedangku dan dia yang memaju mundurkan tubuhnya dan akupun mengikuti irama itu.

    Beberapa menit kemudian dia mengejang dan kembali Klimaks di saat itu aku sudah ingin keluar dan tetapi aku takut dia hamil dan aku juga tak sudi perjakaku diambil oleh cewek yang aku dekati karena iseng belaka.

    Aku mengeluarkannya di luar saat aku membalikan badannya maksudku mengeluarkan di mulutnya tetapi belum sampai sudah moncrot deh air maninya tepat di kepalanya dan aku menyuruhnya mencoba rasa itu dan dia meminumnya dan berkata,

    “ oohh enak rasanya ini cairan apa ? kencing ya ? , ” tanyanya polos.

    ” bukan sayang, ini namanya air kenikmatan lelaki alias sperma, ” ucapku.

    Aku pun memberitahunya bahwa itu air mani aku berpikir cewek ini sebenarnya tidak pernah sekalipun melihat film porno tetapi dia dapat melakukan gerakan-gerakan itu dari mana kan tidak mungkin udah pernah. Tetapi aku masih belum puas aku memasukan lagi Penisku ke mulutnya dan dia tanpa di suruh dia melakukan itu sendiri. Setelah bosan aku kembali memasukan Penis-ku ke Vagina-nya.

    Saat itu dengan telapak kakinya menempel di lantai aku memasukan itu dari atas dan setelah beberapa saat dia berKlimaks dengan meringik terus-menerus , aku mau keluar dan aku lansung menyuruhnya menghisap dan keluarlah lagi cairan itu di mulutnya yang menggairahkan setelah itu kami lemas dan kami tertidur pulas dengan Penis-ku yang masih di dalam mulut Adel.

    Singkat cerita, aku-pun dibangunkan Adel pagi sekali tepatnya subuh. PAda saat itu aku dibangunkan agar cepat pulang sebelum di ketahuan oleh orang-orang di rumah. pada sat itu akupun bergegas memakai pakaianku lagi dan sebelum aku pergi aku mencium mulutnya dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku-pun tertidur pulas. pada hari itu karena capek aku tidak masuk sekolah dan begitu juga Adel.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Muda Cantik

    Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Muda Cantik


    599 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Muda Cantik, Ini merupakan kisah nyata yg kualami saat berdinas di J,dan benar-benar terjadi Pagi itu,seperti biasa aku berangkat kerja,sebagai wakil kepala aku wajib datang pagi2 sebelum anak buahku datang. Apalagi menjelang tahun ajaran baru sekolah

    Setiba dikantor,setelah upacara bendera semua guru sibuk dengan aktifitasnya,kecuali guru agama Bapak Firul rupanya kedatangan tamu,dan kemudian melapor padaku,bahwa ada tamu yang ingin memasukan anaknya sekolah di SMP ku Akhirnya kuterima tamu itu,seorang ibu muda berparas manis,kulit putih,dengan body yang sangat menarik,tinggi dan padat berisi Melihat dari gayanya aku yakin,ibu ini termasuk yang agak lain dalam urusan seks

    Kepada ibu muda itu kujelaskan bahwa kami sudah tidak bisa menerima siswa baru,karena sudah tutup Namun ibu itu memaksa,akhirnya terpaksa aku berunding dengan kepala sekolah,yg dengan berbagai pertimbangan,terutama karena tetangga sekolah,yatim dll,maka anaknya kami terima Karena tidak punya uang untuk biaya sekolah maka sebelum pulang ibu itu berpesan agar besok hari Selasa jam 8an aku kerumahnya,sehubungan dengan anaknya tadi

    Keesokan harinya,dengan pertimbangan untuk membantu kesulitan ibu muda kemarin,aku kerumahnya Sebuah rumah kecil yg rapi dan bersih,tapi rumahnya tampak sepi,setelah ke 4 kalinya aku mengetuk dan mengucap salam,pintu dibuka juga,nampak ibu itu sedang mandi rupanya, ini terlihat dari handuk yg melilit ditubuhnya dan tangan serta kakinya yg putih nampak basah

    Dia meminta maaf dan mempersilakanku masuk,lalu terburu-buru kembali ke air

    Sejenak aku terpana melihat pemandangan tadi,ibu itu nampak amat seksi,tubuhnya yg sintal nampak sangat lembut dibalut handuk setengah badan,kulitnya punggungnya yg putih amat menggoda Namun kubuang jauh2 fikiran kotorku Aku duduk diruang tengah yg menghubungkan kamar dengan dapur dan kamar mandi.

    Tidak berapa lama ibu itu keluar,dengan rambut basah,badan masih terlilit handuk,bahunya yg putih sedikit terbuka hingga pangkal dadanya,dan dadanya yg terlilit handuk nampak begitu besar, ia sekarang tidak lagi tergopoh2 seperti tadi,dengan tersenyum manis mempersilakanku minum yg telah disiapkan sebelumnya Lalu ia masuk kamar melewatiku,terciumlah wangi tubuhnya,dan pantatnya yg besar begitu saja lewat didepan mataku,bergoyang ke kanan kekiri

    Mataku seperti hendak copot,jantungku berdegup kencang dengan pemandangan tersebut Beberapa saat kemudian ibu itu keluar lagi,rambutnya telah disisir,walau namapk masih basah,atsannya sudah menggunakan baju,namun dari pinggang kebawahmasih memakai handuk,dan yg membuatku bertanya2 adalah handuknya justru semakin keatas,sekarang nampak kedua pahanya yg nampak empuk dan putih semakin membuat dadaku gemuruh

    Dia kemudian duduk di kursi panjang menghadap kepadaku,pahanya nampak seolah sengaja dipertontonkan kepadaku,semakin membuatku rikuh Jantungku semakin tidak karuan,tapi nampaknya dia tenang2 saja dan sambil,merapikan baju ia bicara

    “ Maaf pak,agak kurang sopan,mmmhh bapak dari mana “ tanyanya sederhana
    “ Ciamis,” jawabku singkat
    “ Maaf lho pak,udah menikah ?” tanyanya lagi
    “ Udah,punya anak 1 “ jawabku

    “ Oohhh… gini pak Maaf sebelumnya,saya gak punya biaya untuk anak saya,gimana ya pak,saya gak enak sama bapak dan bapak kepala sekolah ?“ katnya membuka pokok maslah sambil tanganya terlihat sibuk membenahi Bhnya

    Aku jadi gak enak,namun tidak tahu harus berbuat apa,menegurnya takut dia malu,tidak ditegur aku yg bingung

    “ Gini bu,setelah kita bicarakan kemarin dengan pak kepala,kami sepakat untuk membantu ibu tanpa mengeluarkan biaya,karena ibu tetangga dan konon kabarnya putra ibu anak yatim,begitu kan bu ?” Tanyaku

    “ Ia pak,sudah sejak SD bapaknya meninggal,terpaksa saya yg kerja,tapi maaf pak,anaknya sekarang masih dijakarta “ jawabnya sambil menggeser kakinya semakin terbuka,nampak kedua pangkal pahanya semakin jelas dimataku

    Aku pura-pura tidak melihatnya walau darahku semakin deras mengalir ditubuhku,nafasku terasa sesak.
    “ O gitu,Jadi ibu kerja dimana?” tanyaku smabil menenangkan diri
    “ Dijakarta,karyawan pabrik pak,ya daripada gak kerja,O ia panggil saya Tari pak,kayanya belum ibu2 banget ya “ balasnya sambil tersenyum manis
    “ O ia,saya Diros “ kataku membalas tersenyum

    Tiba-tiba ia bangkit dari kursinya dan duduk di kursi sebelahku,sambil membelakang ia berkata “ Pak,maaf banget,tolong kancing Bh saya gak masuk2,bisa gak dibantu “ katanya tanpa menengok

    Aku tak menduga akan seperti itu,dadaku semakin bergemuruh,menolak gak enak,gak menolak juga gak enak,maka dengan gemetar aku mengahadapi punggungnya,dan ia mengangkat bajunya,nampaklah pinggangnya yg montok dan putih mulus,

    terlihat amat empuk,punggungya yg lebar dan juga montok sangat mulus,dengan jakun turun naik aku pegang tali Bhnya,dan berusaha mengikatkan kancingnya,namun agak sulit,nafasku mulai tak teratur Dengan tenang tari berbalik dan sambil tersenyum,matanya menatap mataku dalam2,lalu ia pergi ke kamar

    “ Pak,ngobrolnya disini aja yuk,gak apa2 gak ada orang kok,lagian kan Cuma ngobrol “ katanya dari kamar

    Aku semakin bingung,apa yg harus kulakukan,semantara darahku sudah mendidih,kepalaku sudah tak lagi normal,selangkanganku terasa panas. Dalam keadaan bingung aku menurut,nampak dikamar Tari sedang mangganti handuk dengan baju bawahannya,walau telah tertutup baju,namun nampak sekali pinggulnya yg besar sangat seksi dimataku.

    “ Duduk pak,” katanya mempersilakanku duduk

    Seperti kerbau aku mengikuti perintahnya duduk di pinggiran tampat tidur Ketika Tari menarik dan memeluku,aku seperti disengat ribuan watt listrik,tubuhku seperti terbakar hebat,dadaku bergetar,dan nafasku benar2 seperti habis berlari ribuan kilometer

    “ Pak,saya udah bapak tolong,nah sekarang saya membantu bapak,” kata Tari sambil memeluk dan menciumiku ganas sekali,aku cuma melongo,tanpa tahu harus bagaimana,hingga tersentak ketika sadar, Tiara sudah telanjang bulat,tubuhnya yg putih terpampang didepan mataku,matanya terlihat sayu penuh birahi,

    dadanya yg putih amat besar dan masih membukit, berayun2 dalam elusan2 tangannya, perutnya yg bersih montok sangat merangsang,sementara dipangkal pahanya yg putih nampak seonggok bulu2 memenuhi bukit kecil yg menggunduk disela pahanya, pangkal pahanya yg besar dan montok telah terbuka lebar,semua menanti reaksiku

    Sebagai manusia biasa,dihadapkan hal seperti itu otakku buntu,namun terlintas rasa takutku,bahwa ini sebuah jebakan untuk ku,aku kuatir ini tipuan untuk menjerumuskanku Maka seketika akal sehatku kembali,dan dengan terengah2 aku buru2 keluar,

    Tiara mengejarku,dan memluk tubuhku dari belakang,nyerrr darahku berdesir,ketika payudaranya yg dingin dan empuk menyentuh punggungku,sementara terasa gundukan bawah perutnya menekan pantatku lututku terasa lemas… tapi aku berusaha bertahan

    “ Jangan sekarang… hhhhh… ” kilahku,” nanti kita cari waktu ” Lalu tergopoh2 kupakai sepatuku meninggalkan Tiara yg melongo melihat kepergianku

    Setiba disekolah,nafsuku masih menggebu,aku gak lagi konsen, maka terpaksa aku ke WC guru,membuka celanaku,sambil membayangkan yg baru terjadi,dengan nafas memburu kukocok kemaluanku dengan sabun yg ada disana,ooohhh…nikmat sekali membayangkan airmaniku keluar ditubuh putih mulus tiara Muncratlah air maniku di WC itu.

    Setelah keluar,aku masih panas dingin,lalu menemui kepala dan ngobrol dengan pak Idhar kepala sekolahku tentang kejadian barusan,pak Idhar cuma tersenyum,sambil menepuk 2 pundak ku, “ Pa Diros,Pa Diros,…bersyukurlah,bapak terbebas dari godaan syetan “ katanya bijak

    Esoknya,aku ketemu dengan pak Firul,kamipun ngobrol,ketika pembicaraan sampai pada hal itu,dia nampak antusias

    “ Bapak gak mau,rumahnya dimana,emang gak ada siapa2” tanyanya nyerocos
    “ Ya nggaklah pak,saya masih eling,kenapa pak ?” tanyaku heran
    “ Nggak,Tanya aja “ jawabnya sambil tersenyum

    Menjelang istirahat,aku ada keperluan berhubungan dengan kegiatan kesiswaan menjelang MOS,tapi ketika pak Firul dicari tidak ada,seorang Suanta,penjaga sekolah mengatakan pak Firul ke kampung sebelah,aku jadi curiga jangan2… !!!

    Maka aku segera pergi kesana,nampak rumah bu Tari sepi2 saja,ketika kuketuk tak ada yg menyahut,maka kucoba mendorong pintu itu,ternyata tidak dikunci,aku melongok kedalam,namun juga sepi,kucoba masuk dengan hati2,nampaklah sebuah sepatu yg kukenal,sepatu pak Firul…

    Maka perhatian kualihkan ke kamar dan samar2 terdengar suara2 merintih dikamar,jantungku berdebar kucoba mengintip dari lubang pintu… Astaga pak firul dan Tari nampak sedang berkutat dan sama2 telanjang. Karena pandanganku kurang jelas,maka kutarik kursi kedepan pintu,dan dari atas pintu kamar jelaslah semuanya…

    Aku tak tahu apa yg harus kulakukan,melaporkan kejadian itu atau…mengintipnya namun setan benar2 menutup hatiku Aku mengunci pintu luar,lalu meliahat kedapur dan ruang depan,semua terkunci dan tidak ada siapa2… Maka dengan berdebar,aku naik kekursi…

    Tari nampak sedang tidur telentang kedua kakiknya rebuka lebar2 dan dengkulnya diangkat keatas dipegang kedua tanganya merapat ker payudaranya…sementara Firul tengah tertelungkup kepalanya berada diselangkangan Tari menjilat2 kemaluan Tari…

    “ OOOhhhh…ssssshhh…terussss…terusss… ” Tari merintih rintih…pantatnya digoyang2kan menyambut jilatan firul

    Firul mengangkat kepalanya,lalu kedua tangannya memnguakan paha Tari semakin lebar,nampaklah vagina tari yg basah kuyup,bibir kemaluanya sedikit menggelambir kiri kanan,nampak panjang saat ditarik2 dan dimainin firul…kelentit tari nampak semakin besar dan lobang kemaluannya yg amat merah telah benar2 terbuka…

    tiba2…firul menguakan pantat tari,jarinya nampak mencari2 sesuatu…yg menjadi sasaran firul adala lubang dubur tari,dikorek2nya dubur tari dengan lembut dan dengan terburu2,firul kemudian mencucuk2kan lidahnya kedubur tari,nampak tari blingsatan,semakin mengerang2 tidak keruan

    “ OOOOuuhkkkk…ssssshhhh…enak banggghhettthhh…ssshhhh…” rintihnya…Firul semakinganas menjilat 2 dubur tari,sesekali kelentit tari jadi sasaran,hingga suatu ketika jari kiri Firul nampak menekan dubur tari,dan sedikit demi sedikit memasuki dubur tari,sementara jari kanan Firul memasuki kemaluan Tari,sedangkan lidahnya,tak henti2 menjilat2 vagina dan kelentit Tari

    Semula ketika jari Firul memasuki duburnya,kufikir Tari akan menolak dan memarahi Firul,namun diluar dugaan,Tari semakin menakan2 pantatnya,menyambut semua tekanan di vagina dan duburnya…

    “ OOOhhhkkk… terrrrusss…ooohh… ” lenguhnya tak henti2 nafsuku sudah tak terbendung lagi…maka dengan nafas memburu tertahan,aku membuka celanaku,dan mencari sabun di WC,namun aku Cuma menemukan shampoo segera kubawa dan kembali ke kursi Pemandangan dikamar sudah berubah.

    Sekarang Tari diatas Firul,dengan posisi 69,pantat Tri yg besar benar2 menghadap kearahku,dibawahnya Firul sibuk menghisap dan menjilat kemaluan Tari,sementara kemaluannya menyerbu keluar masuk dimulut Tari,aku semakin lemas darahku benar2 mendidih…

    “ SSSShhhh… ooohhh ssshhh…” Tari mengerang berulang

    Firul kemudian berbalik dan Tari masih diatasnya,nampak mengarahkan kemaluan Firul kedalam kemaluanya…aku harap2 cemas diluar,dan ketika kemaluan Firul tepat di tengah vagina Tari,Tari menekannya blessshh…masuklah kemaluan itu sepenuhnya kedalam kemaluan Tari Tari langsung mengelosoh diatas tubuh Firul,sementara dari mulut mereka keluar keluhan bersamaaan

    “ Oooouhhhkkkhhh… ”

    Aku terus mengocok kemaluanku,terasa nikmat sekali,apalagi nampak lubang dubur Tari yg kuncup mekar tiap Tari menekan atau menarik pantatnya,aku terasa seolah ditarik tarik untuk memasuki lubang dubur yg memerah itu

    Tangan Firul tak tinggal diam,yg kiri nampak meremas2 pantat Tari yg membungkah besar,sedang tangan kananya kembali mencari2 lubang dubur Tari,lalu ketika jarinya menemukan ygdicarinya,dicelupkannya telunjuknya didubur Tari,aku yg memperhatikan sambil mengocok kemaluanku,merasa bahwa kem,aluankulah yg memasuki dubur itu… Ooooh nikmatnya

    Tari nampak menikmati ransangan hebat di kedua lubang miliknya,rintihanya semakin menjadi2,sementara kepalanya oleng kekiri dan kekanan sambil tengadah dengan mulut terbuka yg tak henti mendesisi2 sepereti orang kepedasan. Tak berapa lama,tari semakin mempercepat gerakanya,nafasnya semakin memburu,sementara lenguhannya semakin keras dan cepat…

    “ OOOOuuh…ssshhh oooohhh…” pantatnya menyembul2 dalam gerakanya yg semakin menggila,hingga suatu ketika,tubuhnya seolah tersentak,punggungnya melengkung,sementara pantatnya terlihat menekan kuat2 kerah kemaluan Firul,sekujur tubuhnya menegang seolah olah sedang sekarat…

    “ OOOouuhhhhhhhkkkkhhhhhhhh… akkku kkkhhhlluaaarrrr…””” erangnya meracau sambil menggigit bibir Firul kuat2…lalu tubuhnya ambruk diatas tubuh Firul Tari telah mencapai orgasmenya yg pertama

    Firul nampak tenang2 saja,sambil tersenyum ia bangun,dan menunggingkan Tari,dan Tari menurut saja,lalu kemaluannya diarahkan kearah kemaluan Tari,sementara tanganya merengkuh payudara Tari yg menggantung besar,dan sekali tekan blessshhh…kemaluan Firul kembali menghantam kemaluan Tari dari belakang,kembali meraka melenguh bersamaan ,

    Tari nampak mendongak menerima hantaman Firul,lalu suara desissan seperti orang kepedasan keluar dari mulutnya berulang ulang…rupanya Tari masih menikmati sisa kenikmatan yg tadi,Firul semakin asik mengeluar masukan kemaluannya,hingga nampak busa2 putih menetes dari pinggir2 kemaluan Tari,mungkin sisa2 orgasme Tari yg tadi

    Aku semakin nikmat mengocok2 kemaluanku,dan jujur saja,sebenarnya aku hampir memuncratkan maniku ketika Tari orgasme tadi,tapi aku masih penasaran,sehingga berusaha menahanya walau terasa sudah diubun2…

    Tiba2 Firul si guru mesum mengeluarkan kemaluannya,sementara tangan kannannya sibuk menjangkau klitoris Tari dan mengocok2nya nampak firul setengah duduk,mulutnya kemudian menjilat2 dubur Tari,tangan kirinya menyusupkan jarinya sedikit2 ke lubang dubur Tari,dan diluar dugaanku,Tari semakin menunggingkan pantatnya,sementara mulutnya mendesis desis seperti ular…
    “ SSSShhhh… oooohhhkkkk… terusss…oooohhhhkkkhh…” desisnya berulang2

    “ Firul kembali berjongkok,dan mengarahkan kemaluannya persis ke lubang dubur Tari,lalu menakannya sedikit,menariknya lagi,menakan sedikit hingga setengah kepalanya masuk,mengeluarkanya lagi,begitu seterusnya

    Efeknya luar biasa,Tari nampak nafsunya bangkit setinggi2nya…nafasnya benar2 memburu,pantatnya semakin tinggi menungging sementara lubang duburnya nampak semakin merah dan mulai membesar kuncup mekar dengan nafas memburu,Firul si guru mesum kembali mengarahkan kemaluanya ke lubang dubur Tari dan dengan sekali tekan blessshhh…masuklah kemaluan Frul memenuhi dubur Tari

    Tari merasakan sensasi yg luar biasa diduburnya,duburnya terasa panas,penuh terganjal dan seperti mau beol,namun terasa hangat kemaluan Firul dan nikmatnya ketika keluar masuk membuat nafsunya semakin tinggi

    “ Oooohhh…terusss…terussshhh…ooohhkkk…” erangnya

    Firul si guru mesum nampak terhentak dan diam sejenak,ketika mersakan tubuhnya melayang terbang,tubuhnya terguncang guncang menahan nikmat yg melanda kemaluannya,terasa terjepit sangat kuat oleh dubur Tari,dinding2 dubur Tari mengunci ketat setiap dia menarik dan mendorong kemaluannya…Firul membeliak2 marasakan kenikmatan yg tiada taranya…

    Aku yg tidak menduga, tak lagi kuat menahan diri,kemaluanku hampir menumpahkan air mani…terasa nikmat sekali setiap kocokan tanganku dikepala kemaluanku,seolah2 dubur Tari yg memilin2 kemaluanku…namun aku masih berusaha menahannya… Dikamar Tari nampak mempercepat gerakan pantatnya mundur maju,menyambut setiap sodokan dan hujaman Fairul si guru mesum di duburnya, mulutnya semakin mendesis2,

    “ OOOhkkk… sssshhhh… oooohhhh… ” rintihnya, dan sungguh ajaib,suatu ketika,Tari nampak mendorong pantatnya kebelakang kuat2 tubuhnya melengkung2 ketas kebawah,sementara duburnya tetap tertancap kemaluan Firul seteguh2nya dari mulutnya keluar geraman seperti orang sekarat…

    “ Heuuuueuuueuhhhhkkkkhhh… !” Matanya nampak mendelik2,lalu mengejang kembali seperti tadi,rupanya Tari telah memncapai orgesmenya yg kedua

    Dan pada saat yg sama,rupanya Firul si guru mesum tidak sanggup lagi menahan dirinya,Firulpun menekan kuat2 kemaluanya ke dubur Tari,sehingga firul merasa seolah2 kemaluannya menancap ke dasar dubur Tari,tubuhnya melengkung mendekap tubuh Tari erat2,gerakannya terhenti seketika,menikmati kedutan2 du ujung kemaluanya…nikmat tak terhingga…

    “ Hooooouuuhhhkkkkhhh…akkkhu keluarrrr “ ucapnya parau,dan muncratlah airmaninya memenuhi lubang dubur Tari,Tari merasakan nikmatnya semburan2 air mani Firul di duburnya,terasa hangat menyembur2 dinding2 duburnya Vagina dan dubur Tari terasa mengedut2,menimbulkan gerakan mencengkram2 di vagina dan duburnya,hal itu membuat Firul si guru mesum semakin mengeluh2 kenikmatan lalu keduanya tergeletak lesu dikasur

    Ketika Tari melengkungkan tubuhnya berulang2,aku tak bisa menahan diri lagi,badanku mengejang,dan kemaluanku tarasa semakin nikmat,seluruh darahku seolah2 terkumpul diujung kemaluanku,dan menyemprot2 menjadi air mani yg sangat banyak,lalu mengedut ngedut menyisakan nikmat yg sangat dan akupun mengeluarkan air mani sambil menjerit lirih tertahan “ OOOOOuuuhhh… ”

    Buru2 aku pakai celanaku,kursi kurapikan lagi,sampho kusimpan dimeja,dan segera keluar,diluar tangaku kubersihkan dengan daun yg ada disekitar,stelah terasa bersih,dan memeriksa celanaku juga bersih,aku mengetuk pintu

    Setelah agak lama,keluarlah Tari,nampak agak lusuh dan berkeringat,kulitnya yg putih nampak kemerah2an karena lelah

    “ Maaf bu,saya ada perlu,boleh masuk ?” tanyaku pura2 tidak tahu apa2
    “ Oh ,eh iya pak,silahkan !” katanya gugup

    Lalu aku masuk,dan setelah duduk aku perhatikan ia nampak gelisah

    “ Gini bu,jangan kuatir,sya mencari Pak Firul,tadi saya lihat masuk kesini,bisa dipanggilkan bu ?” kataku kemudian

    Dia nampak bingung dan kikuk “ Ehh eee…iaya…ehh…ooo aada “ Katanya terbata bata

    “ Ya udah,gak apa2 tolong dipanggil ya Bu “ kataku menenangkan

    Tak lama Pak Firul si guru mesum keluar,sambil cengar cengir,lalu mendekatiku,dia bebisik,

    “ Maaf pak,saya memanfaatkan,sayang pak “ katanya menyebalkan

    Aku Cuma tersenyum sambil berkata “ Ini pak,ada keperluan untuk MOS,tolong segera dilaksanakan,gimana bisa ?”

    “ Ia,bisa pak,” katanya,masih cengar cengir kaya kambing
    “ Baik pak,saya tunggu laporannya,jangan lupa cuci dulu pak “ kataku menyindir Nampak Tari memerah mukanya,lalu menghampiriku
    “ Abis bapak gak mau tadi. Bapak ini katanya suruhan bapak ,ya udah ,bapak nanti kesini ya saya tunggu awas lho

    “ Katanya masih berbisik Aku cuma tersenyum dan segera pamit Pa Firul si guru mesum mengikutiku sambil tetap cengar cengir seperti kuda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Merengut Perawan Pacarku Disaat Rumah Sepi

    Cerita Sex Merengut Perawan Pacarku Disaat Rumah Sepi


    653 views

    Perawanku – Cerita Sex Merengut Perawan Pacarku Disaat Rumah Sepi, Lia adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Lia, aku ingin menikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit.

    Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu. Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar.

    Tidak terasa, selesailah film panas yang sedang kami tonton. Suara Lia akhirnya memecahkan keheningan.

    Oom, tuh tititnya berdiri lagi. kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.

    Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya? jawabku santai.Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih.

    Lia sepertinya ingin menanyakan sesuatu.Pertanyaannya apa? tanyaku.Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke apa tuh, Lia ngga ngerti? tanya Lia.

    Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan? jawabku menerangkan.Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama.

    Lia membenarkan jawabanku.Itulah seninya olahraga beginian Lia, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa.

    Kataku memberi penjelasan ke Lia.Lia sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu? tanya Lia lagi.

    Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa. jelasku.Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.

    Lia harus tahu, jika Lia melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak. tambahku. Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.

    Lia yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.Emang gitu kok. Ee, mumpung masih siang nich, mama Lia juga masih lama pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana? aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Lia, pastilah luar biasa.

    Ayolah! Lia mengiyakan.Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Lia.

    Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Lia merasakan apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas.

    Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun.

    Lia hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.

    Kusuruh Lia untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Lia telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satu persatu.

    Aku melihat Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.

    Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Lia yang baru tumbuh.

    Baru saja aku berpikiran seperti itu, Lia sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Lia yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku.

    Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.

    Payudara Lia memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati.

    Warna puting susu Lia coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Lia menyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana dalamnya. Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai.

    Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.

    Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Lia berbicara.Oke, sekarang dimulai yaaa?Kuberi tanda ke Lia supaya tiduran di sofa.

    Pertama sekali aku meminta ijin ke Lia untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Lia memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yang penting bagiku, aku merasakan liang perawannya dan menyetubuhinya siang ini.

    Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Lia hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.

    Setelah puas aku menciuminya, Lia, boleh ngga Oom netek ke Lia? tanyaku meminta.Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar seperti punya mama. kata Lia sedikit protes.

    Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan lebih enak. kilahku meyakinkan Lia.Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja. jawab Lia akhirnya memperbolehkan.Dijamin deh ngga sakit, malahan Lia akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara. jawabku lagi.

    Segera saja kuciumi puting susu Lia yang kiri, Lia merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Lia mulai mengalami penegangan total.

    Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian. Lia melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.Oom, kok enak banget nihhh oohhh enakkk desah Lia keenakan.Lia terus merancau

    keenakan, aku sangat senang sekali. Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Lia sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.

    Lia, kocok dong tititnya Oom Agus. aku meminta Lia untuk mengocok batang kemaluanku.Lia mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan.

    Aku memakluminya, karena Lia masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Lia tersebut, maka kuminta Lia untuk menghentikannya.

    Selanjutnya, kuminta Lia untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Lia langsung saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Lia yang merekah.

    Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Lia yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Lia yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubangnya.

    Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Lia dengan lembut, Lia kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis.

    Meram melek kulihat mata Lia menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot klitorisnya. Lia menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.Oom, enak banget sih, Lia senang sekali, terussinnn pinta Lia.

    Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Lia, dan Lia semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Lia hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.Oommm ssshhh Lia mau pipis nich..

    Lia merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.Tahan dikit Lia tahan yaaa sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.

    Udah ngga tahan nich Oommm aahhhTubuh Lia mengejang, tangan Lia berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya.

    Lia ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak.

    Itulah cairan mani nikmatnya Lia.Oohhh Oom Agus Lia merasa lemes dan enak sekali apa sih yang barusan Lia alami, Oom? tanya Lia antara sadar dan tidak.

    Itulah puncaknya Lia.., Lia telah mencapainya, pingin lagi ngga? tanyaku.Iya.. iya.. pingin Oom jawabnya langsung.Aku merasakan kalau Lia ingin merasakannya lagi.

    Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Lia istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Lia untuk meminumnya.

    Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin Lia dalam keadaan segar bugar.

    Tidak berapa lama, Lia kulihat telah kembali fit.Lia tadi Lia sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Lia ingin mencapainya lagi kan..? bujukku.

    Iya Oom, mau dong Lia mengiyakan sambil manggut-manggut.Ini nanti bukan puncak Lia saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Lia kataku lagi menjelaskan.Final? Lia mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.

    Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Lia, Oom jamin Lia akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi. akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.

    Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Lia kan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu Lia sambil menunjuk lubang nikmatnya.Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..? pintaku lagi.Iya deh Oom Lia secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.

    Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Lia yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat sulit untuk memasukkannya.

    Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Lia merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit karena merasa perih.

    Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.BlusssLia menjerit cukup keras, Ooommm tititnya sudaaahhh masuk kkaahhh?Udah sayang tahan ya kataku sambil mengelus-ngelus rambut Lia.

    Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Lia ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti.

    Beberapa waktu, Lia pun sepertinya sudah merasakan enak. Setelah cairan mani Lia yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah.

    Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata. Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.

    Sambil kuterus berpacu, puting susu Lia kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Lia aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya.

    Aku merasakan Lia sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Lia. Aku ganti posisi.

    Jika tadi aku yang di atas dan Lia yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di bawah dan Lia yang di atas. Lia seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang surga Lia.

    Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Lia di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku.

    Aku menegang hebat.Crruttt crrutttCairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Lia, sedangkan Lia sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia.

    Lia kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Lia langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya.

    Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.

    Keesokan harinya, Lia mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Dengan Lisa Yang Masih ABG

    Cerita Sex Ngentot Dengan Lisa Yang Masih ABG


    633 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Lisa Yang Masih ABG, Saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan seorang teman saya yang belum lama ini terjadi. Namanya Lisa ***** (edited) yang juga adalah seorang warga keturunan. Saya mengenalnya ketika saya membaca suratnya di salah satu majalah bulan Desember yang mengatakan bahwa dia hendak berteman. Jadi akhirnya iseng-iseng saya mengirim surat kepadanya. Seminggu kemudian dia membalas surat saya.

    Saya menjemputnya di bandar udara Juanda, tanggalnya saya masih ingat yaitu tanggal 22 Juni. Setelah pesawatnya tiba saya mencari-cari dia. Tidak terlalu sulit menemukan dia karena saya sudah mempunyai fotonya. Dan rupanya orangnya benar-benar cantik, kulitnya putih pokoknya tidak rugi aku kenal sama dia deh.

    “Halo apakah kamu yang bernama Lisa?”

    “Wah kamu rupanya, kamu pasti Robert kan?”

    “Iya benar.” “Wah rupanya kamu keren yach, hahaha..”

    “Thanks atas pujiannya. Mau ngobrol di sini terus emangnya sampai malam.”

    “Yah jelas nggak donk, so jadi aku nginap di Hotel **** (edited). Kamu udah booking-kan khan?”

    “Tentu dong, apa mau diantar sekarang?”

    “Boleh aku capek banget nich, ayo berangkat sekarang!”

    “Ayo..”

    Setelah 1 jam tiba di Hotel **** (edited) tersebut saya meninggalkan Lisa tentunya atas kehendaknya karena dia ingin beristirahat. Sore- sore sekitar pukul 18 :00 dia menelepon di HP saya dan menyuruh saya untuk mejemputnya makan malam.

    Sekitar pukul 19 :00 saya sampai di hotel, Lisa memakai baju tank top dan rok mini yang tentunya membuat semua mata cowok tertuju pada dia. Karena Lisa sudah menunggu di bawah maka tanpa basa basi saya dan dia langsung cabut.

    “Mau makan di mana nich?” “Terserah dech, pokoknya aku udah lapar banget dech.”

    “Bagaimana kalau di restaurant **** (edited).”

    “Beres dech, pokoknya makan.”

    Setelah makan kemudian kami berkeliling kota tanpa tujuan. Akhirnya dia memutuskan untuk main di tempat kontrakan saya. Karena saya tinggal sendirian di tempat kontrakan saya tentunya tidak ada yang bakalan marah kalau Lisa saya bawa ke kontrakan. Di kontrakan saya, kami berdua ngobrol-ngobrol sampai tidak terasa sudah jam 23 :00 WIB.

    “Hah udah jam segini, gimana dong?”

    “Wah iya yach.. kamu mau pulang sekarang? Aku antar yuk!”

    “Hm, nggak enak nich, masak malam- malam aku nyuruh kamu ngantar aku, biar aku pulang sendiri aja dech naik taksi.”

    “Jangan, masak kamu pulang sendiri? Gini ajalah mending kamu nginap di sini aja. Kebetulan di sini ada kamar kosong kok. Itu kalau kamu nggak keberatan.”

    “Ok dech, tapi jangan macam- macam yach!”

    Kami mengobrol sampai pukul 02 :00 pagi. Makin lama saya melihat si Lisa semakin seksi. Tubuhnya yang seksi membuat saya sangat bernafsu tapi saya tidak berani macam-macam terhadap dia. Dan kemudian akhirnya Lisa memutuskan untuk tidur.

    – Saya mempersilakan dia tidur di kamar saya karena di sana lebih lengkap ada kamar mandi dan ber-AC, sedangkan saya sendiri tidur di kamar yang lainnya. Sewaku Lisa masuk ke kamar mandi untuk sikat gigi saya segera menyusup masuk ke kamar saya untuk mengambil beberapa barang rahasia saya, seperti boneka dan kondom yang ada di lemari saya.

    Malam- malam di kamar tamu karena sangat terangsang dengan keindahan tubuh Lisa saya melalukan onani dengan boneka yang saya punyai itu. Saya ingin mencari “ayam” di luar untuk melampiaskan nafsu saya tapi sungkan sama Lisa karena meninggalkan dia. Jadi akhirnya saya memutuskan melakukan onani yang ditemani boneka cantik itu.

    Boneka itu memang khusus untuk pria melakukan onani. Saya melepas semua pakaian yang saya kenakan lalu memasang kondom di kontol saya kemudian saya mulai menindih dan melakukan onani terhadap boneka itu karena saya san gat terangsang mengingat keindahan tubuh Lisa. Saya melakukan onani dengan boneka itu sambil membayangkan saya sedang melakukan hubungan seks dengan Lisa.

    Malam itu saya melakukan onani sebanyak 3 kali sampai persediaan kondom saya habis. Kalau tidak pakai kondom takutnya nanti spermanya tercecer di dalam boneka sehingga saya harus mencucinya. Lalu akhirnya saya tertidur lelap tanpa memakai apapun. Pagi-pagi ketika Lisa hendak membangunkan saya, dia langsung masuk ke kamar yang lupa saya kunci.

    Wajahnya bersemu merah melihat saya yang tidur dalam keadaan telanjang. Saya sendiri kaget melihat dia dengan cepat menutup daerah bagian kontol saya. Kemudian dia keluar dengan tergesa- gesa dengan wajah merah. Lalu saya mengenakan pakaian dan mandi dengan segera.
    Setelah itu kami berdua sarapan yang disiapkan oleh pembantu tidak tetap. Karena saya ingin berduaan dengan Lisa, saya menyuruh pembantu saya pulang dengan alasan saya mau keluar. Akhirnya pembantu itu pulang dan tinggal saya dan Lisa berdua.

    Kemudian Lisa bertanya,

    “Kok kamu tidur telanjang sih, terus pake boneka segala? Itu pasti boneka untuk cowok yach?”
    “Wah kok tau? Abis mau gimana lagi, lihat tubuh kamu yang seksi siapa yang tahan? Mau gimana lagi, satu- satunya jalan yah onani dech.”

    “Itu salahmu, siapa suruh kamu nggak mau minta aku waktu tadi malam?”

    “Hah? Jadi boleh nich saya main sama kamu?”

    “Kalau nggak boleh ngapain aku tadi ngomong gitu.”

    “Wah kalo gitu aku minta sekarang yach, aku dari kemarin bener-bener nggak tahan nich.”

    “Terserah kamu aja, soalnya aku juga nafsu sama kamu nich, tapi kamu masih ada kondom khan? Aku nggak mau ah kalau nggak pakai kondom, soalnya aku ini kayaknya dalam masa subur nich.”

    “Wah kayaknya udah habis tuh, aku pake tadi malam untuk onani. Kalau gitu aku beli dulu dech.”

    Setelah sarapan saya segera ke apotek membeli kondom isi 12 warna hitam lalu pulang.

    “Nich kondomnya udah ada nich, so bisa khan mulai sekarang.”

    “Wah udah nggak sabaran yach?”

    “Ya iyalah, gimana mau sabaran kalau udah dikasih lampu hijau kayak gitu. Aku bawa kamu ke kamar yach!”

    “Boleh.”

    Lalu saya menggendong Lisa ke kamar sambil berciuman. Setelah di kamar saya membaringkan Lisa di tempat tidur, lalu saya menutup pintu. Setelah menutup pintu saya menuju ke ranjang dan melihat Lisa yang sudah terlentang pasrah.

    Tanpa membuang kesempatan lagi saya dan Lisa segera saling berpelukan, saling meraba dan saling berciuman. Rupanya ciuman Lisa tersebut sudah sangat hebatnya. Dia sepertinya sudah berpengalaman dalam kiss.

    Setelah berciuman beberapa waktu saya mulai melepaskan baju dan rok Lisa dengan perlahan-lahan sambil tetap berciuman. Setelah bajunya terlepas terlihat dadanya yang sangat luar biasa. Saya sambil menelan ludah beberapa kali melihat dadanya yang besar yang masih tertutup tersebut. Dadanya itu sepertinya berukuran 36B.

    Dengan tidak sabar lagi saya segera membuka penutup dadanya dan terlihatlah dadanya yang sangat indah tersebut. Tanpa basa basi lagi dan tanpa meminta ijin saya langsung meraba, meremas dan mengisap dadanya. Hal itu membuat Lisa merintih- rinih kenikmatan.

    “Oh.. uhh.. ohh pelan- pelannhh oohh..”

    Kemudian saya mulai meraba-raba celana dalamnya yang nampaknya sudah basah. Melihat saya meraba-raba bagian memeknya yang masih tertutup celana dalam kemudian dia melepaskan sendiri celana dalamnya. Wow, tampaklah memeknya yang indah dan seperti perawan (belakangan baru saya mengetahui bahwa dia mempunyai obat yang dapat merapatkan memek). Bulu-bulunya yang tidak tebal tetapi juga tidak tipis.

    Bulu-bulu kelaminnya sangat rapi menambah keindahannya. Segera saya mencium dan menjilat memeknya yang membuat dia semakin merintih kenikmatan. Tangannya menjambak rambur saya sambil sesekali juga meremas bantal, seprei dan sebagainya.

    Sedangkan tangan saya tetap meraba-raba dadanya yang montok itu. Sambil tetap menjilat-jilat memeknya yang sudah semakin basah itu, saya mulai melepas pakaian saya satu persatu. Baju dan celana begitu terlepas langsu ng dilempar begitu saja oleh Lisa.

    Jeritan kenikmatannya makin menjadi-jadi ketika saya mencoba memasukkan jari saya ke dalam memeknya. Hal itu membuat dia tampaknya semakin tidak tahan. Saya melakukan secara begantian. Memasukkan jari lalu menjilat dan seterusnya, hingga akhirnya, “Auhh.. aahh.. oohh.. aauu keluar..” terasa ada cairan hangat yang keluar dari memeknya.

    Saat Lisa mencapai orgasme dia sampai mendekap kepala saya dengan kedua pahanya sehingga kepala saya terjepit di memeknya, sehingga saya sempat merasakan cairan Lisa yang benar-benar tiada duanya. Setelah itu Lisa terkulai lemas, sedangkan saya belum apa-apa. Namun saya membiarkan dia dulu untuk meresapi keindahan yang baru dicapainya sambil menunggu dia kembali lagi.

    Dan benar, 5 menit kemudian tampaknya dia mulai bergairah kembali. Lisa langsung melepas celana dalam yang saya kenakan, lalu dia menyuruh saya berbaring. Sambil berbaring dia menjilat- jilat seluruh tubuhku membuat saya merasa keenakkan dan membuat saya melenguh berulang-ulang kali.

    Lalu semakin lama ciuman dan jilatan Lisa makin ke bawah, dan akhirnya sampai ke daerah kontol. Kontol saya waktu itu sudah tegak sekali karena ciuman Lisa yang dari tadi. Lalu Lisa mulai memasukkan kontolnya ke dalam mulutnya dan,

    “Ohh.. iihh..” hisapannya benar-benar luar biasa, tidak pernah saya rasakan sebelumnya dengan wanita manapun. Dia sangat pandai dalam mempermainkan kontol saya. Kadang-kadang dikulum bagian kepalanya lalu bagian bawah kepala lalu buah zakarku dan kadang- kadang pula disertai remasan yang tidak terlalu pelan tetapi tidak terlalu keras. Hal itu benar-benar membuat saya merasa kenikmatan bercinta.

    Hisapan Lisa yang luar biasa itu membuat saya ingin segera memulai permainan yang sesungguhnya. Akhirnya saya bangkit berdiri dan membaringkan Lisa. Saya menyempatkan mencium bibir Lisa, meremas dadanya dan mencium memeknya.

    Dan rupanya memeknya sudah kembali basah. Setelah itu saya mengambil posisi yang tepat untuk memasukkan kontol saya ke memek Lisa. Tetapi Lisa memperingatkan saya untuk memakai kondom. Lalu saya mengambil kondom yang tadi sudah saya beli dan segera memasangkan pada kontol saya.

    Setelah siap, Lisa yang sedang berbaring mengambil bantal untuk ditaruh di bawah pantatnya dan saya segera duduk dan siap untuk menembakkan kontol saya ke arah memeknya. Pertama kali saya menyodokkan kontol saya, tidak masuk. Lalu untuk kedua kalinya saya menyodoknya masuk dan rupanya tepat sasaran masuk ke dalam memek Lisa.

    Saya memasukkannya perlahan-lahan mulai kepalanya, lalu masuk setengahnya dan akhirnya masuk seluruhnya, dan ketika saya mulai memasukkannya hal tersebut membuat Lisa menjerit kenikmatan. Saya dan Lisa sama- sama bergoyang penuh kenikmatan. Kadang- kadang saya meraba- raba dadanya atau bulu memeknya sambil tetap mengeluar-masukkan kontol saya ke dalam memek Lisa dan memastikannya kontol saya tidak keluar dari sarungnya.

    Setelah 10 menit kemudian Lisa meminta saya untuk mengganti posisi. Dia menyuruh saya berbaring lalu dia duduk di atas sambil bergoyang. Katanya posisi itu membuat dia cepat mencapai puncak klimaksnya. Dalam posisi itu kadang-kadang kami saling berpagutan, lalu aku meraba-raba dadanya yang sangat saya sukai bentuknya dan ukurannya.

    Tidak lama kemudian terasa di kontol saya yang berada di dalam memek Lisa ada cairan kenikmatan. Rupanya Lisa telah mencapai klimaksnya untuk yang kedua kalinya. Semenit kemudian saya merasa juga akan mencapai klimaksnya maka saya mulai menggerakkan badan saya dengan cepat dan “Croott..” sperma saya keluar dengan banyak dan segera saya cabut kontol saya yang bersarung itu dari memek Lisa.

    Lalu Lisa melepas kondom yang saya gunakan itu dan kemudian dia menjilat kontol saya. Sejenak kami hening merasakan kenikmatan yang baru kami rasakan dan akhirnya kami tertidur. Saya dan Lisa melakukan kegiatan seks itu sebanyak delapan kali.

    Pertama dan kedua di kamar tidur saya. Ketiga di kamar mandi. Keempat, kelima sapai ke delapan di hotel t empat dia menginap. Kami benar-benar merasakan kepuasan yang tiada tara. Lisa di Surabaya cuma 4 hari. Kemudian dia pulang. Dan hari ini tanggal 15 January dia menikah karena dijodohkan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tubuh Mungilku Menjadi Taruhan

    Cerita Sex Tubuh Mungilku Menjadi Taruhan


    628 views

    Perawanku – Cerita Sex Tubuh Mungilku Menjadi Taruhan, Dona adalah namaku, wanita 27 tahun yang dinikahi oleh mas Ajik 3 tahun yang lalu sampai sekarang aku sudah mempunyai seorang momongan. Selain cantik aku juga memiliki tubuh yang sangat bahenol kata teman-temnku. Aku dulu bertemu dengan mas Ajik saat bekerja di sebuah perusahaan dan kita sekantor.

    Dalam kita berpacaran, kita juga mengikuti gaya hidup Sex bebas, kita sering melakukan hubungan Sex bervariasi. Kadang dikantor saat lembur kerja, kadang dibioskop, kadang ditaman, kadang juga dipantai, dan masih banyak lagi tempat yang kita jadikan untuk melampiaskan nafsu Sex aku dan mas Ajik. Sampai akhirnya aku hamil, dan mas Dika pun mau bertanggung jawab dengan menikahiku.

    Diperusahaan tempatku bekerja tidak boleh ada hubungan suami istri, jadi maka aku putuskan untuk aku saja yang mengundurkan diri dari perusahaan, dan sekarang hanya mas Ajik saja yang bekerja sedangkan aku dirumah merawat kehamilanku.

    Sampai akhirnya 8 bulan kemudian buah hatiku lahir. 2 tahun pernikahanku dengan mas Ajik bisa dibilang berjalan dengan baik, mas Ajik selalu perhatian denganku dan sering bersikap romantis, hingga aku makin sayang banget dengan mas Ajik. Hubungan Sex kita pun tak pernah berbeda meski sudah mempunyai momongan, masih sama seperti kita saat pacaran. Karena aku juga selalu rajin merawat tubuh ku, sehungga ketika mas Ajik pulang, dia senang melihat penampilan cantikku.

    Menginjak ketiga tahun pernikahanku, perusahaan mas Ajik mengalami kebangkrutan, sehingga harus mengurangi sebagian pegawainya. Meski tak dibeDonahukan siapa yang akan di PHK, namun aku melihat mas Ajik cukup gelisah, karena perusahaan mengurangi cukup banyak kariawannya.

    Dan benar dugaan mas Ajik, mas Ajik menjadi salah satu kariawaan yang kena PHK perusahaan, dan mas Ajik pun pulang dengan wajah yang kusut. Aku yang melihat wajah kusut mas Ajik, sebagai istri yang baik, aku memberikan semangat kepada mas Ajik untuk tak menyerah menghadapi kenyataan. Mas Ajik pun hanya terdiam dan meninggalkanku begitu saja tanpa kata-kata.

    Sejak saat itulah sifat mas Ajik sedikit demi sedikit mulai berubah. Dia sering pulang malam dengan alasan mencari-cari pekerjaan. Dan semakin lama sifat mas Ajik semakin tak karuan. Aku kehilangan mas Ajik suamiku yang dulu sangat perhatian dan sangat romantis.

    Namun aku tak menyalahkan mas Ajik, karena keadaan yang mengharuskan. Setelah hampir sebulan mas Ajik mencari pekerjaan, dia tak kunjung mendapatkan panggilan bekerja dan dia pun akhirnya pasrah. Sekarang mas Ajik menjadi pengangguran dirumah, yang membuatnya kelayapan saja setiap harinya.

    Sampai pada akhirnya, suatu malam mas Ajik pulang entah dari mana dengan wajah yang gembira, dan membelikanku sebuah oleh-oleh berupa kalung emas. Aku pun terkaget dengan oleh-oleh yang diberikan mas Ajik dan menanyakan dari mana mas Ajik mendapatkan uang untuk membelikan aku kalung itu.

    Namun mas Ajik hanya tersenyum dan dia langsung membopongku kedalam kamar. Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Ajik kemudian memelukku dan menciumku. Aku tahu dia akan meminta ‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Ajik mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, setelah mencumbuiku sebentar, Mas Ajik mulai membuka bra tipis yang kukenakan dan melepaskan celana dalamku.

    Setelah itu Mas Ajik sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuh ku, tidak ada yang terlewati. Kemudian aku membantu Mas Ajik untuk melapaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Ajik yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.

    Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Ajik, kumain-mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam mulutku, batang penis Mas Ajik terutama kepala penisnya, mulai terasa hangat dan mengeras. Aku menyedot batang Mas Ajik dengan semampuku, kulihat Mas Ajik begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan kepadanya.

    Mas Ajik kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuh ku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.

    Mas Ajik rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Ajik mulai turun dan mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.

    Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas Ajik, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas Ajik yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.

    Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuh ku meregang sekian detik dan akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.

    Dan tidak lama kemudian Mas Ajik mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.

    “Aku benar-benar puas Rit, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuh nya. “Rit, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya”, katanya.

    “Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Ajik mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku. Kemudian ia melanjutkan, “Kamu tahu maksud kedatangan Dika tadi sore. Dia menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku.

    Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat, ucap Mas Ajik. “Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran. “Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja”, ucap Mas Ajik dengan pelan dan tertahan. Aku bagai disambar petir saat itu, aku tahu arti “menemani” selama semalam. Itu berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Ajik.

    Mas Ajik mengerti keterkejutanku. “Aku sudah tidak tahu lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini”, katanya lirih. Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu. Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuh ku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini.

    Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Ajik. “Besok kamu ikut aku menemui Bondan”, ujarnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku membenci suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus memikirkan keselatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku.

    Sore hari setelah pulang kerja, Mas Ajik menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Ajik mengantarku ke sebuah hotel berbintang. Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul delapan malam. Selama hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel. Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Ajik, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Dika menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada Dika, dan kemudian berpamitan.

    Dengan lembut Dika menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Dika tidak seburuk yang kubayangkan, memang matanya terkesan Extream dan seakan mau melahap seluruh tubuh ku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang, sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.

    Dika menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuh mu sedikit hangat.

    Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucapnya lagi sambil menyodorkan minuman tersebut. Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuh ku. Dika kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuh kupun limbung.

    Kemudian Dika merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku. Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku.

    Aku merasakan tubuh ku mulai terangsang, meskipun Dika belum menjamah tubuh ku. Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuh ku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.
    Dika rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuh ku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Dika tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat keluar dari bra yang kukenakan.

    Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Dika kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Dika tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

    Melihat ini, tangan Dika yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa.

    Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Dika mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya vaginaku.

    Dika memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuh ku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuh ku.

    Dika tertegun sejenak memandangi pesona tubuh ku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Dika melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya bugil pula.

    Aku semakin bernafsu melihat batang penis Dika telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang. Dengan cepat Dika kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas, dan.., ahh..,

    akupun merasakan batang penis Dika dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

    Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Dika mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya, begitu juga dengan Dika, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak bisa dihindarinya.

    Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Dika tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu sepuluh detik..

    Dika rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berlelehan di belahan payudaraku.

    Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi. Keesokan paginya, Dika mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.

    Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami.

    Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Setiap Hari Dengan Pembantuku

    Cerita Sex Bercinta Setiap Hari Dengan Pembantuku


    797 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Setiap Hari Dengan Pembantuku, Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya,

    setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut, “Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat” Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,

    “tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya, “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,

    “Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku, “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya, Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik,

    baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang,
    tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,

    Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,

    “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah.

    Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur, tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka, “Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku,

    “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!” Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,

    “maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam, “Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa,

    “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya, “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,

    “mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis, “he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku,

    “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku, “apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku, “teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,

    Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa.

    Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi. “kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih, “ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,

    “siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sial bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku, “tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku, “makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,

    “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,

    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras, “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,

    “wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya, “aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,

    “oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang, Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.

    Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku, “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,

    “Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku, Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,

    “aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya, “nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,

    Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,

    “ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku, “aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,

    “tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan, Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,

    “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar, “oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,

    Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri, “ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku, “ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,

    “ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan, “ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar, “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,

    “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu, Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya, Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,

    “hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku, “pak, saya mohon cepat lakukan,” “ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,

    “tenang Bu, santai saja dulu?” Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang, “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku,

    “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya, pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,

    “Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa, “pak, tolong ku mohon,” kataku memelas, “Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,

    “Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa, “kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi “jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku, “bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,

    “memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku, Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya, “hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,

    “sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa, “eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,

    Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku, “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,

    “ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya, “AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam,

    “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku, “gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku, “eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,

    Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,

    “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku, “buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut,

    aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak, Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani,

    sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku, ******** Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku,

    semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri, “hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku,

    “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua, Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku, “bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan, “ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,

    “jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut, “oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,

    “maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas, setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku “pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya, Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,

    “Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku, “Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,

    “tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah, “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,

    “kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku “ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,” Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya.

    Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut, “hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang,

    “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi, “pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,

    “sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku. “aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang.

    “ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal, “aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku, “asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak,

    “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam, Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,

    “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku, “terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”

    “iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi, Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,

    “aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku, “ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku, “pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja

    Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya. Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,

    “ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar, “makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,

    Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya, “ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis, suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku,

    “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti, “bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku, “kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,

    “Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku, Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.

    Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yang tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Dengan Guru Baruku

    Cerita Sex Ngentot Dengan Guru Baruku


    1185 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Guru Baruku, Seorang wanita dengan jilbab hijau lumut tampak berjalan terburu-buru menuju ruang guru, belahan rok yang cukup sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Namun saat dirinya tiba diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yang sibuk mengoreksi hasil ujian harian para siswa.

    “Bu.. apa Pak Rivan sudah pulang?”

    “Mungkin sudah,” jawab Bu Nita, memandang Reyna dengan wajah penuh curiga, setau Bu Nita hubungan antara Reyna dan Rivan memang tak pernah akur, meski sama-sama guru muda, pemikiran Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal.

    “Memangnya ada apa Bu?” lanjut wanita itu, penasaran.
    “Oh… tidak.. hanya ada perlu beberapa hal,” elak Reyna.
    “Apa itu tentang pengajuan kenaikan pangkat dan golongan?” tambah Nita yang justru semakin penasaran.
    “Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu,” ucap Reyna bergegas pamit.

    “Semoga saja SMS itu cuma canda,” ucapnya penuh harap, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang menatap liar tubuh semampai dibalut seragam hijau lumut khas PNS, ketat membalut tubuhnya.

    Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Hatinya masih belum tenang, pikirannya terus terpaku pada SMS yang dikirimkan Rivan, padahal lelaki itu hanya meminta tolong untuk membantunya menyusun persyaratan pengajuan pangkat, tapi rasa permusuhan begitu lekat dihatinya.

    Jantung Reyna semakin berdebar saat mobilnya memasuki halaman rumah, di sana telah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah lagi itu pasti motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di kursi beranda sudut mata wanita muda itu menangkap sosok seorang lelaki, asik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” ucap Reyna dengan nada suara tak suka.

    Rivan membalas dengan tersenyum.

    “Masuklah, tapi ingat suamiku tidak ada dirumah, jadi setelah semua selesai kamu bisa langsung pulang,” ucap Reyna ketus, meninggalkan lelaki itu diruang tamu.

    Beraktifitas seharian disekolah memaksa Reyna untuk mandi, saat memilih baju, wanita itu dibuat bingung harus mengenakan baju seperti apa, apakah cukup daster rumahan ataukah memilih pakaian yang lebih formal.

    “Apa yang ada diotak mu, Rey?!.. Dia adalah musuh bebuyutan mu disekolah,” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke bagian bawah lemari.

    Lalu mengambil daster putih tanpa motif. Tapi sayangnya daster dari bahan katun yang lembut itu terlalu ketat dan sukses mencetak liuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan bongkahan payudara yang menggantung menggoda.

    Reyna kembali dibuat bingung saat memilih penutup kepala, apakah dirinya tetap harus mengenakan kain itu ataukah tidak, toh ini adalah rumahnya. Namun tak urung tangannya tetap mengambil kain putih dengan motif renda yang membuatnya terlihat semakin anggun, tubuh indah dalam balutan serba putih yang menawan.

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 petang dan untuk yang kedua kalinya Reyna menyediakan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih terlihat serius dengan laptop dan berkas-berkas yang harus disiapkan, sesekali Reyna memberikan arahan.

    Tanpa sadar mata Reyna mengamati wajah Rivan yang memang menarik. “Sebenarnya cowok ini rajin dan baik, tapi kenapa sering sekali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, teringat permusuhannya dilingkungan sekolah.

    Pemuda yang memiliki selisih umur empat tahun lebih muda dari dirinya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berbanding terbalik dengan sikap Rivan yang kerap membela murid-murid yang melakukan pelanggaran disiplin.

    “Tidak usah terburu-buru, minum dulu teh mu, lagipula diluar sedang hujan,” tegur Reyna yang berniat untuk bersikap lebih ramah.
    “Hujan?… Owwhh Shiiit.. Ibuku pasti menungguku untuk makan malam,” umpat Rivan.

    Reyna tertawa geli mendengar penuturan Rivan, “makan malam bersama ibumu? Tapi kamu tidak terlihat seperti seorang anak mami,” celetuk Reyna usil, membuat Rivan ikut tertawa, namun tangannya terus bergerak seakan tidak tergoda untuk meladeni ejekan Reyna.

    “Bereeesss..” ucap Rivan tiba-tiba mengagetkan Reyna yang asik membalas BBM dari suaminya.
    “Jadi apa aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan, wajahnya tersenyum kecut saat mendapati hujan diluar masih terlalu lebat.

    “Di garasi ada jas hujan, tapi bila kamu ingin menunggu hujan teduh tidak apa-apa,” tawar Reyna yang yakin motor Rivan tidak mungkin menyimpan jas hujan.
    “Aku memilih berteduh saja, sambil menemani bu guru cantik yang sedang kesepian, hehehe…”
    “Sialan, sebentar lagi suamiku pulang lhoo,”

    Sesaat setelah kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna menerima panggilan masuk dari suaminya, tapi sayangnya suaminya justru memberi kabar bahwa dirinya sedikit terlambat untuk pulang, dengan wajah cemberut Reyna menutup panggilan.

    “Ada apa, Rey..”
    “Gara-gara kamu suamiku terlambat pulang,”

    “Lhoo, kenapa gara-gara aku? Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melempar bantal sofa. Obrolan kembali berlanjut, namun lebih banyak berkutat pada dinamika kehidupan disekolah dan hal itu cukup sukses mencairkan suasana.

    Reyna seakan melihat sosok Rivan yang lain, lebih supel, lebih bersahabat dan lebih humoris. Jauh berbeda dari kacamatanya selama ini yang melihat guru cowok itu layaknya perusuh bagi dirinya, sebagai penegak disiplin para siswa.

    “Aku heran, kenapa kamu justru mendekati anak-anak seperti Junot dan Darko, kedua anak itu tak lagi dapat diatur dan sudah masuk dalam daftar merah guru BK,” tanya Reyna yang mulai terlihat santai. “Seandainya bukan keponakan dari pemilik yayasan, pasti anak itu sudah dikeluarkan dari sekolah,” sambungnya.

    “Yaa, aku tau, tapi petualangan mereka itu seru lho, mulai dari nongkrong di Mangga Besar sampai ngintipin anak cewek dikamar mandi, guru juga ada lho yang mereka intipin,” “Hah? yang benar? gilaaa, itu benar-benar perbuatan amoral,” Reyna sampai meloncat dari duduknya, berpindah ke samping Rivan.

    “Tapi tunggu, bukankah itu artinya kamu mendukung kenakalan mereka, dan siapa guru yang mereka intip?” tanya Reyna dengan was-was, takut dirinya menjadi korban kenakalan kedua siswa nya.
    “Sebanarnya mereka anak yang cerdas dan kreatif, bay
    angkan saja, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop yang biasa digunakan oleh kapal selam,” ucap Rivan serius, memutar tubuhnya berhadapan dengan Reyna yang penasaran.

    “Awalnya mereka cuma mengintip para siswi tapi bagiku itu tidak menarik, karena itu aku mengajak mereka mengintip di toilet guru, apa kamu tau siapa yang kami intip?”

    Wajah Reyna menegang, menggeleng dengan cepat. “Siapa?,,,”

    “kami mengintip guru paling cantik disekolah, Ibu Reyna Raihani!”
    “Apa? gilaaa kamu Van, kurang ajar,” Reyna terkaget dan langsung menyerang Rivan dengan bantal sofa.
    “ampuun Reeeey, Hahahaa,,”
    “Sebenarnya kamu ini guru atau bukan sih? Memberi contoh mesum ke murid-murid, besok aku akan melaporkan mu ke kepala sekolah,” sembur Reyna penuh emosi.

    Rivan berusaha menahan serangan dengan mencekal lengan Reyna.

    “Hahahaa, aku bohong koq, aku justru mengerjai mereka, aku tau yang sedang berada di toilet adalah Pak Tigor dan apa kamu tau efeknya? Mereka langsung shock melihat batang Pak Tigor yang menyeramkan, Hahaha,” Reyna akhirnya ikut tertawa, tanpa sadar jika lengannya masih digenggam oleh Rivan.

    “Tu kan, kamu itu sebenarnya lebih cantik jika sedang tertawa, jadi jangan disembunyikan dibalik wajah galakmu,” ucap Rivan yang menikmati tawa renyah Reyna yang memamerkan gigi gingsulnya. Seketika Reyna terdiam, wajahnya semakin malu saat menyadari tangan Rivan masih menggenggam kedua tangannya.

    Tapi tidak berselang lama bentakan dari bibir tipisnya kembali terdengar, “Hey!.. Kalo punya mata dijaga ya,” umpat Reyna akibat jelajah mata Rivan yang menyatroni gundukan payudara dibalik gaun ketat yang tak tertutup oleh jilbab, Reyna beranjak dan duduk menjauh, merapikan jilbabnya.

    “Punyamu besar juga ya,” balas Rivan, tak peduli akan peringatan Reyna yang menjadi semakin kesal lalu kembali melempar bantalan sofa. “Ga usah sok kagum gitu, lagian kamu pasti sudah sering mengintip payudara siswi disekolah?,,”

    “Tapi punyamu spesial, milik seorang guru tercantik disekolah,”

    “Sialan..” dengus Reyna merapikan jilbabnya, tapi sudut bibirnya justru tersenyum, karena tak ada wanita yang tidak suka bila dipuji. Wajah Reyna memerah , kalimat Rivan begitu vulgar seakan itu adalah hal yang biasa.

    “Rey… liat dong,”

    “Heh? Kamu mau liat payudaraku , gilaa… Benda ini sepenuhnya menjadi hak milik suamiku,” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa sadar mulai terbawa sifat Rivan yang cuek.
    “Ayo dooong, penasaran banget nih,”
    “Nanti, kalo aku masuk kamar mandi intipin aja pake piroskop ciptaan kalian itu, hahaha..” Reyna tertawa terpingkal menutup wajahnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkannya.

    “Yaaa, paling ngga jangan ditutupin jilbab keq,” sungut Rivan, keqi atas ulah Reyna yang menertawakannya.
    “Hihihi… Liat aja ya, jangan dipegang,” Ucap guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, lalu mengikat jilbabnya kebelakang.
    “Kurang..”

    “Apalagi? Bugil?” matanya melotot seolah-olah sedang marah, tetapi jantungnya justru berdebar kencang, menantang hatinya sejauh mana keberanian dirinya.
    “satu kancing aja,”
    “Dasar guru mesum,” Reyna lagi-lagi memeletkan lidahnya lalu kembali menolehkan wajahnya ke TV, namun tangannya bergerak melepas kancing atas.

    Tapi tidak berhenti sampai disitu, karena tangannya terus bergerak melepas kancing kedua lalu menyibak kedua sisinya hingga semakin terbuka, membiarkan bongkahan berbalut bra itu menjadi santapan penasaran mata Rivan. Entah apa yang membuat Reyna seberani itu, untuk pertama kalinya dengan sengaja menggoda lelaki lain dengan tubuh nya.

    “Punyamu pasti lebih kencang dibanding milik Anita,” sambung Rivan, matanya terus terpaku ke dada Reyna sambil mengusap-usap dagu yang tumbuhi jambang tipis, seolah menerawang seberapa besar daging empuk yang dimiliki wanita cantik itu. Tapi kata-kata Rivan justru membuat Reyna kaget, bingung sekaligus penasaran. “Hhmmm.. Ada hubungan apa antara dirimu dan Bu Nita?”

    “Tidak ada, aku hanya menemani wanita itu, menemani malam-malamnya yang sepi,”
    “Gilaaa.. Apa kamu… eeeenghhh,,,”

    “Maksudmu aku selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…” Rivan memotong kalimat Reyna setelah tau maksud kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. “Bisa dikatakan seperti itu, hehehe.. Tapi kami sudah mengakhirinya tepat seminggu yang lalu,”

    “Kenapa?” sambar Reyna yang tiba-tiba penasaran atas isu skandal yang memang telah menyebar dikalangan para guru mesum. Rivan menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya. “Suaminya curiga dengan hubungan kami, meski Anita menolak untuk mengakhiri aku tetap harus mengambil keputusan itu, resikonya terlalu besar,”

    “Apa kamu mencintai Bu Anita?”

    Rivan tidak langsung menjawab tapi justru mengambil rokok dari kantongnya, setelah tiga jam lebih menahan diri untuk tidak menghisap lintingan tembakau dikantongnya, akhirnya lelaki itu meminta izin, “Boleh aku merokok?”

    “Silahkan..” jawab Reyna cepat.

    “Aku tidak tau pasti, Anita wanita yang cantik, tapi dia bukan wanita yang kuidamkan,” beber lelaki itu setelah menghembuskan asap pekat dari bibirnya. Tapi wajah wanita didepannya masih menunjukkan rasa penasaran, “lalu apa saja yang sudah terjadi antara dirimu dan Anita?” cecarnya.

    “Hahahaha.. Maksudmu apa saja yang sudah kami lakukan?”

    Wajah Reyna memerah karena malu, Rivan dengan telak membongkar kekakuannya sebagai seorang wanita dewasa. “Anita adalah wanita bersuami, artinya kau tidak berhak untuk menjamah tubuhnya,” ucap Reyna berusaha membela keluguan berfikirnya.

    Rivan tersenyum kecut, mengakui kesalahannya, “Tak terhitung lagi berapa kali kami melakukannya, mulai dari dirumahku, dirumahnya, bahkan kami pernah melakukan diruang lab kimia, desah suaranya sebagai wanita yang kesepian benar-benar menggoda diriku, rindu pada saat-saat aku menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”

    Seketika wajah Reyna terasa panas membayangkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menetralkan debar jantungnya. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan dengan simpel, membuat Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu mengambil teh dimeja dan meminumnya.
    “Rey.. selingkuhan sama aku yuk..”

    Brruuuuuffftttt…
    Bibir tipis Reyna seketika menghambur air teh dimulutnya.

    “Dasar guru mesum,” umpat Reyna membuang wajahnya, yang menampilkan ekspresi tak terbaca, kejendela yang masih mempertontonkan rinai hujan yang justru turun semakin deras.

    “Aku masak dulu, lapar nih,” ucap Reyna, beranjak dari sofa berusaha menghindar dari tatapan Rivan yang begitu serius, jantungnya berdegub keras masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rivan.

    “Rey…” Panggilan Rivan menghentikan langkah wanita itu.
    “Kenapa wajahmu jadi pucat begitu, tidak perlu takut aku cuma bercanda koq,” ujar lelaki itu sambil terkekeh.
    “Siaaal, ni cowok sukses mengerjai aku,” umpat hati Reyna.

    “Aku tau koq, kamu tidak mungkin memiliki nyali untuk menggoda guru super galak seperti aku,” ucapnya sambil memeletkan lidah. Diam-diam bibirnya tersenyum saat Rivan mengikuti ke dapur. Hatinya mencoba berapologi, setidaknya lelaki itu dapat menemaninya saat memasak.

    Reyna dengan bangga memamerkan keahliannya sebagai seorang wanita, tangannya bergerak cepat menyiapkan dan memotong bumbu yang diperlukan, sementara Rivan duduk dikursi meja makan dan kembali berceloteh tentang kenakalan dan kegenitan para siswi disekolah yang sering menggoda dirinya sebagai guru mesum jomblo tampan.

    “Awas aja kalo kamu sampai berani menyentuh siswi disekolah,” Reyna mengingatkan Rivan sambil mengacungkan pisau ditangan, dan itu membuat Rivan tertawa terpingkal.
    “Ckckckck, mahir juga tangan mu Rey,” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna saat memotong bawang bombay.
    “Hahaha… ayo sini aku ajarin..” tawar Reyna tanpa menghentikan aksinya.

    Tapi Reyna terkejut ketika Rivan memeluknya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, karena tangannya mengambil alih pisau dan bawang yang ada ditangannya. “Ajari aku ya..” bisik Rivan lembut tepat ditelinganya.

    Kepala wanita itu mengangguk, tersenyum tersipu. Tangannya terlihat ragu saat menyentuh dan menggenggam tangan Rivan yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Perlahan pisau bergerak membelah daging bawang.

    “tangan mu terlalu kaku, Hahahaa,”
    “Ya maaf, tanganku memang tidak terlatih melakukan ini, tapi sangat terlatih untuk pekerjaan lainnya.”
    “Oh ya? Contohnya seperti apa? Membuat periskop untuk mengintip siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”

    “Bukan, tapi tanganku sangat terampil untuk memanjakan wanita cantik seperti mu,” ucap lelaki itu, melepaskan pisau dan bawang, beralih mengusap perut Reyna yang datar dan perlahan merambat menuju payudara yang membusung.

    “Hahaha, tidaak tidaaak, aku bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berusaha menahan tangan Rivan.
    “Rey, jika begitu jadilah teman yang mesra untuk diriku, dan biarkan temanmu ini sesaat mengangumi tubuhmu, bila tanganku terlalu nakal kamu bisa menghentikanku dengan pisau itu, Deal?…”

    Tubuh Reyna gemetar, lalu mengangguk dengan pelan, “Ya, Deaaal.” ucap bibir tipisnya, serak. Reyna kembali meraih pisau dan bawang dan membiarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang menggenggam payudara nya secara utuh. Memberikan remasan yang lembut, memainkan sepasang bongkahan daging dengan gemas.

    Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkat seiring cumbuan Rivan yang perlahan merangsek keleher yang masih terbalut jilbab. Romansa yang ditawarkan Rivan dengan cepat mengambil alih kewarasan Reyna.

    “Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah, kakinya seakan kehilangan tenaga saat jari-jari Rivan berhasil menemukan puting payudara yang mengeras.
    “Rivaaaan,” ucap wanita itu sesaat sebelum bibirnya menyambut lumatan bibir yang panas.

    Membiarkan lelaki itu menikmati dan bercanda dengan lidahnya, menari dan membelit lidahnya yang masih berusaha menghindar. “Eeeemmhhh…” wajahnya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut membuat lidah nya berpindah masuk menjelajah mulut lelaki itu dan merasakan kehangatan yang ditawarkan.

    Menggelinjang saat lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yang menari. Jika Reyna mengira permainan ini sebatas permainan pertautan lidah, maka wanita itu salah besar, karena jemari dari lelaki yang kini memeluknya penuh hasrat itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.

    “Boleh?”

    Wanita berbalut jilbab itu tak berani menjawab, hanya memejamkan matanya dan menunggu keberanian silelaki untuk menikmati tubuhnya. Begitu pun saat tangan Rivan berusaha menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung menantang dari bra yang membekap.

    “Oooowwwhh, eemmppphhh,” tubuh Reyna mengejang seketika, tangan lentiknya tak mampu mengusir tangan Rivan, hanya mencengkram agar jemari lelaki itu tidak bergerak terlalu lincah memelintir puting mungilnya.

    “Rey.. Kenapa kamu bisa sepasrah ini?.. Benarkah kamu menyukai lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukan sekedar pertemanan Rey.. Meski kau tidak menyadari aku bisa merasakan bibit rasa suka dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna mencoba menyadarkan. Tapi wanita itu justru berusaha memungkiri penghianatan cinta yang dilakoninya, berusaha mengenyahkan bisikan hati dengan memejamkan matanya lebih erat.

    Wajahnya mendongak ke langit rumah, berusaha lari dari batinnya yang berteriak memberi peringatan. Pasrah menunggu dengan hati berdebar saat tangan Rivan mulai mengangkat dasternya keatas dan dengan pasti menyelinap kebalik kain kecil, menyelipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.

    “Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berusaha membuka kaki lebih lebar seakan membebaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.

    Kurihiiiing…
    Kurihiiiing…

    Dering HP mengagetkan keduanya, membuat pergumulan birahi itu terlepas. Kesadaran Reyna mengambil alih seketika, dirinya semakin shock melihat nama yang tertera dilayar HP, ‘Mas Anggara’.

    “Hallo mas, halloo,,” sambut Reyna diantara usahanya mengkondisikan jantung yang berdegup kencang.
    “Mas sedang dimana, kenapa belum pulang?” ucap Reyna kalut dengan rasa takut dan bersalah yang begitu besar, seolah suaminya kini berdiri tepat didepannya.
    “Mas masih dirumah sakit, mungkin tidak bisa pulang malam ini,” jawab suara besar diujung telpon.
    “Iya.. Iya tidak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang,”

    Setelah mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bersandar dimeja, menghela nafas panjang lalu meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.

    “Rivan, terimakasih untuk semuanya, tapi kau bisa pulang sekarang,”
    “Tidak Rey, kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”

    “Apa maksudmu?… Tidak.. Aku bukan seperti Anita yang kesepian, aku tidak memiliki masalah apapun dengan suamiku, keluarga yang kumiliki saat ini adalah keluarga yang memang kuidamkan…” wajah Reyna menjadi pucat saat Rivan mendekat menempel ketubuhnya, mengangkat dasternya lebih tinggi, memeluk dan meremas pantat yang padat berisi.

    “Rivan, ingat!.. Kamu seorang guru, bukan pemerkosa..” didorongnya tubuh lelaki itu, tapi dekapan tangan Rivan terlalu erat.
    “Yaa.. Aku memang bukan pemerkosa, aku hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”
    “Gila kamu Rivan, aku adalah istri yang setia, tidak seperti wanita-wanita yang pernah kau tiduri ”
    “Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sambil menurunkan celananya dan memamerkan batang yang telah mengeras, batang besar yang membuat Reyna terhenyak.

    Tiba-tiba dengan kasar Rivan mencengkram tubuh Reyna dan mendudukkan wanita itu diatas meja, dengan gerakan yang cepat menyibak celana dalam Reyna, batang besar itu telah berada didepan bibir senggama Reyna.

    “Jangan Rivaaan, aku bisa berbuat nekat,” Reyna mulai menangis ketakutan, meraih garpu yang ada disampingnya, mengancam Rivan.
    “Kenapa mengambil garpu, bukankah disitu ada pisau?” Rivan terkekeh, wajah yang tadi dihias senyum menghanyutkan kini berubah begitu menakutkan.
    “Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan saat Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.

    Lelaki itu menepis tangan Reyna, merebut garpu dan melemparnya jauh, darah terlihat merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin mengakhiri ini seharusnya kau tusuk tepat di ulu hatiku,” ucapnya dengan wajah menyeringai sekaligus menahan sakit.

    “Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna berhasil berontak mendorong tubuh besar Rivan lalu berlari kearah kamar, tapi belum sempat wanita itu menutup kamar Rivan menahan dengan tangannya.

    “Aaaaagghh…” Rivan mengerang kesakitan akibat tangannya yang terjepit daun pintu, lalu dengan kasar mendorong hingga membuat Reyna terjengkal.
    “Dengar Rey.. Sudah lama aku menyukai mu, dan aku berusaha menarik perhatianmu dengan menentang setiap kebijakan mu,”

    Dengan kasar Rivan mendorong wanita itu kelantai dan melucuti pakaiannya, Reyna berteriak meminta tolong sembari mempertahankan kain yang tersisa, tapi derasnya hujan mengubur usahanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi tubuh Reyna yang terbaring tak berdaya, memamerkan batang besar yang mengeras sempurna, kejantanan yang jelas lebih besar dari milik suaminya.

    Wanita itu menangis saat Rivan dengan kasar menepis tangan yang masih berusaha menutupi selangkangan yang tak lagi dilindungi kain. “Cuu.. Cukup Rivan, sadarlaaah..” sambil terus menangis Reyna berusaha menyadarkan, tapi usahanya sia-sia, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang terawat rapi.

    Dengan kekuatan yang tersisa Reyna berusaha merapatkan kedua pahanya, namun terlambat, Rivan telah lebih dulu menempatkan tubuhnya diantara paha sekal itu dan bersiap menghujamkan kejantanannya untuk mengecap suguhan nikmat dari wanita secantik Reyna.

    “Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibanding milik Anita,” desah Rivan seiring kejantanan yang menyelusup masuk ke liang si betina.

    “Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengerang menerima hujaman yang dilakukan dengan kasar, semakin keras batang besar itu menghujam semakin kuat pula jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tak henti mengalir.

    Tubuhnya terhentak bergerak tak beraturan, Rivan menyetubuhinya dengan sangat kasar. Wajah lelaki itu menyeringai saat melipat kedua paha Reyna keatas, memberi suguhan indah dari batang besar yang bergerak cepat menghujam celah sempit vagina Reyna.

    “Sayang, aku bisa merasakan lorong vaginamu semakin basah, ternyata kamu juga menikmati pemerkosaan ini, hehehe”

    Plak…

    Pertanyaan Rivan berbuah tamparan dari tangan Reyna, tapi lelaki itu justru tertawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yang terangkat keatas dengan pinggul yang terus bergerak menghujamkan batang pusakanya. Puas bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bergerak melepas bra yang masih tersisa.

    “Ckckckck… Sempurna, sejak dulu aku sudah yakin payudaramu lebih kencang dari milik Anita,”

    Tubuh Reyna melengkung saat putingnya dihisap lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”

    “Pasti Anita malam ini tidak bisa tidur karena menunggu batang kejantanan yang kini sedang kau nikmati, Oowwhhh kecantikan, keindahan tubuh dan nikmatnya vaginamu benar-benar membuatku lupa pada beringasnya permainan Anita,” ucap Rivan, membuat Reyna kembali melayangkan tangannya kewajah lelaki itu.

    “Bajingan kamu, Van..” umpat wanita itu, tapi tak berselang lama bibirnya justru mendesah saat lidah Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”
    “Hehehe…akuilah, jika kamu juga menikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”

    Mata wanita itu terpejam, air matanya masih mengalir dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang sesekali keluar tanpa sadar. Hatinya berkecamuk, sulit memang memungkiri kenikmatan yang tengah dirasakan seluruh inderanya.

    “Reeeey… Sadarlah, kamu wanita baik-baik, seorang istri yang setia, setidaknya tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya mencoba mengingatkan, membuat airmata Reyna semakin deras mengalir.

    Yaa.. meski hatinya berontak, tapi tubuhnya telah berkhianat, pinggulnya tanpa diminta bergerak menyambut hentakan batang yang menggedor dinding rahim. Rivan tersenyum penuh kemenangan.

    “Berbaliklah, sayang,” pintanya.

    Tubuh Reyna bergerak lemah membelakangi Rivan, pasrah saat lelaki itu menarik pantatnya menungging lebih tinggi, menawarkan kenikmatan dari liang senggama yang semakin basah. Jari-jari lentiknya mencengkram sprei saat lelaki dibelakang tubuhnya menggigiti bongkahan pantatnya dengan gemas.

    “Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” pantat indah yang membulat sempurna itu terangkat semakin tinggi ketika lidah yang panas memberikan sapuan panjang dari bibir vagina hingga keliang anal.

    Rasa takut dan birahi tak lagi mampu dikenali, matanya yang sendu mencoba mengintip pejantan yang membenamkan wajah tampannya dibelahan pantat yang bergetar menikmati permainan lidah yang lincah menari, menggelitik liang vagina dan anusnya, suatu sensasi kenikmatan yang tak pernah diberikan oleh suaminya.

    Isak tangis bercampur dengan rintihan. Hati yang berontak namun tubuhnya tak mampu berdusta atas lenguhan panjang yang mengalun saat batang besar Rivan kembali memasuki tubuhnya, menghantam bongkahan pantatnya dengan bibir menggeram penuh nafsu.

    Begitupun saat Rivan meminta Reyna untuk menaiki tubuhnya, meski airmatanya jatuh menetes diatas wajah sipejantan tapi pinggul wanita itu bergerak luwes dengan indahnya menikmati batang besar yang dipaksa untuk masuk lebih dalam.

    “Aaaawwhhhh Rey… Boleh aku menghamilimu?” ucap Rivan saat posisinya kembali berada diatas tubuh Reyna, menunggangi tubuh indah yang baru saja meregang orgasme.

    Wanita itu membuang wajahnya, bibirnya terkatup rapat tak berani menjawab hanya gerakan kepala yang menggeleng menolak, matanya begitu takut beradu pandang dengan mata Rivan yang penuh birahi.

    Batang besar Rivan bergerak cepat, orgasme yang diraih siwanita membuat lorong senggamanya menjadi sangat basah. Hentakan pinggul lelaki itu begitu cepat dan kuat seakan ingin membobol dinding rahim, memaksa Reyna berpegangan pada besi ranjang penikahannya untuk meredam kenikmatan yang didustakan.

    “Reeeeey.. Boleh aku menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yang menggerakkan pinggulnya semakin cepat.

    Reyna menatap Rivan dengan kepala yang menggeleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “Kamu yakin? Tidak ingin merasakan sensasi bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”

    Plaaak..

    Reyna kembali menampar wajah Rivan untuk yang kesekian kalinya, tapi kali ini jauh lebih keras. Wanita menjerit terisak, tapi kaki jenjangnya justru bergerak melingkari pinggul silelaki, tangannya memeluk erat seakan ingin menyatukan dua tubuh.

    Tangis Reyna semakin menjadi, menangisi kekalahannya. Tangannya menyusuri punggung Rivan yang berkeringat lalu meremas pantat yang berotot seakan mendukung gerakan Rivan yang menghentak batang semakin dalam.

    “Kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” teriak Reyna seiring lenguh kenikmatan dari bibir silelaki.

    Menghambur bermili-mili sperma dilorong senggama, menghantar ribuan benih kerahim siwanita yang mengangkat pinggulnya menyambut kepuasan silelaki dengan lenguh orgasme yang kembali menyapa, tubuh keduanya mengejat, menggelinjang, menikmati suguhan puncak dari sebuah senggama tabu.

    “Kenapa kau mempermainkan aku seperti ini,” isak Reyna dengan nafas memburu, tangannya masih meremasi pantat berotot Rivan yang sesekali mengejat untuk menghantar sperma yang tersisa kerahim si wanita.

    “Karena aku mencintaimu,” bisik lembut si penjantan ditelinga betina yang membuat pelukannya semakin erat, membiarkan tubuh besar itu berlama-lama diatas tubuh indah yang terbaring pasrah. Membisu dalam pikiran masing-masing.

    “Apa kamu bersedia menjadi teman selingkuhku?”

    Reyna menggeleng dengan cepat, “Aku tidak berani, Rivan, Ooooowwhhhhhh..” wanita itu melepaskan pagutan kakinya dan mengangkang lebar, membiarkan silelaki kembali menggerakkan pingulnya dan memamerkan kehebatan kejantanannya dicelah sempit vagina Reyna.

    “Tapi bagaimana bila aku memaksa?..”

    “Itu tidak mungkin Oooowwhhh… Aku sudah bersuami dan memiliki anak, aaaahhhhhh…” Reyna menggelengkan kepala, berusaha kukuh atas pendirian, meski pinggul indahnya bergerak liar, tak lagi malu untuk menyambut setiap hentakan yang menghantar batang penis kedalam tubuhnya.

    Reyna tak ingin berdebat, tangannya menjambak rambut Rivan saat bibir lelaki itu kembali berusaha merayu, membekap wajah Rivan pada kebongkahan payudara dengan puting yang mengeras.

    “Kamu jahat, Van.. Tak seharusnya aku membiarkan lelaki lain menikmati tubuhku.. Ooowwwhh.. Ooowwwhhh…”

    Setelahnya tak ada lagi kalimat lagi yang keluar selain desahan dan lenguhan dan deru nafas yang memburu. Hingga akhirnya bibir Rivan bersuara serak memanggil nama si wanita.

    “Reeeeey… Boleeeehkaaan?”

    Reyna menatap sendu wajah birahi Rivan, dengan kesadaran yang penuh wanita itu mengangguk lalu merentang kedua tangan dan kakinya, memberi izin kepada silelaki untuk kembali menghambur sperma kedalam rahimnya.

    “Reeeey..” panggil lelaki itu kembali, membuat siwanita bingung, sementara tubuhnya telah pasrah menjadi pelampiasan dari puncak birahi Rivan.

    Dengan wajah memelas tangan Rivan bergerak mengusap wajah Reyna, telunjuknya membelah bibir tipis siwanita.

    “Dasar guru mesum, ” ucap Reyna sambil menampar pipi Rivan tapi kali ini dengan lembut,
    “kamu menang banyak hari ini, Van..” ucapnya lirih dengan mata sembap oleh air mata.
    “Boleeeh?..”

    Reyna memalingkan wajahnya, lalu mengangguk ragu. Rivan bangkit mencabut batangnya lalu mengangkangi wajah guru cantik itu. Sudut mata Reyna menangkap wajah tampan silelaki yang menggeram sambil memainkan batang besar tepat didepan wajah nya.

    Jemari lentiknya gemetar saat mengambil alih batang besar itu dari tangan Rivan. Memberanikan diri untuk menatap lelaki yang mengangkangi wajahnya, kepasrahan wajah seorang wanita atas lelaki yang menikmati tualang birahi atas tubuhnya.

    “Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey..” wajah Rivan memucat seiring sperma yang menghambur kewajah cantik yang menyambut dengan mata menatap sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang..”

    Tak pernah sekalipun Reyna menyaksikan seorang pejantan yang begitu histeris mendapatkan orgasmenya, dan tak pernah sekalipun Reyna membiarkan seorang pejantan menghamburkan sperma diwajah cantiknya. Dengan ragu Reyna membuka bibirnya, membiarkan tetesan sperma menyapa lidahnya. Batang itu terus berkedut saat jari lentik Reyna yang gemetar menuntun kedalam mulutnya.

    Menikmati keterkejutan wajah Rivan atas keberaniannya. Bibirnya bergerak lembut menghisap batang Rivan, mempersilahkan lelaki itu mengosongkan benih birahi didalam bibir tipisnya.

    “Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan mengejat, menyambut tawaran Reyna dengan beberapa semburan yang tersisa.
    “Cepatlah pulang.. Aku tidak ingin suamiku datang dan mendapati dirimu masih disini,” pinta Reyna setelah Rivan sudah mengenakan kembali seluruh pakaiannya.
    “Masih belum puas?.. dasar guru mesum,” ucapnya ketus saat Rivan memeluk dari belakang.
    “aku bukanlah selingkuhan mu, catat itu,” Reyna menepis tangan Rivan.

    “Yaa.. Aku akan mencatatnya disini, disini, dan disini..” jawab Rivan sambil menunjuk bibir tipis Reyna, lalu beralih meremas payudara yang membusung dan berakhir dengan remasan digundukan vagina.

    “Dasar gila ni cowok,” umpat hati Reyna, yang kesal atas ulah Rivan tetap terlihat cuek setelah apa yang terjadi.

    Reyna menatap punggung Rivan saat lelaki itu melangkah keluar, hujan masih mengguyur bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu berhenti dan membalikkan tubuhnya, menampilkan wajah serius.

    “Maaf Rey, sungguh ini diluar dugaanku, semua tidak lepas dari khayalku akan dirimu, tapi aku memang salah karena mencintai wanita bersuami, Love you Rey..” ucap Rivan lalu melangkah keluar kepelukan hujan.

    “Rivaaan.. Love u too,” teriak Reyna dengan suara serak, membuat langkah Rivan terhenti
    “Tapi maaf aku tidak bisa jadi selingkuhanmu.” lanjutnya.

    “Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang,” teriak seorang bocah dengan ceria, coba mengagetkan wanita yang sibuk merapikan tempat tidur yang berantakan, gadis kecil itu langsung menghambur memeluk tubuh Reyna, ibunya.

    Usaha gadis itu cukup berhasil, Reyna sama sekali tidak menduga, Ermina, putri kecilnya yang beberapa hari menginap ditempat kakeknya dijemput oleh suaminya.

    “Ini buat mama dari Elmina,” ucapnya cadel, menyerahkan balon gas berbentuk amor yang melayang pada seutas tali. “Elmina kangen mamaa, selamat valentine ya, ma, Semoga mama semakin cantik dan sehat selalu..”

    Wajah mungil itu tersenyum ceria, senyum yang begitu tulus akan kerinduan sosok seorang ibu. Reyna tak lagi mampu membendung air mata, menatap mata bening tanpa dosa yang menunjukkan kasih sayang seorang anak. Sementara dibelakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sambil menggenggam balon yang sama.

    “Selamat valentine, sayang,” ucap Anggara, tersenyum dengan gayanya yang khas, senyum lembut yang justru mencabik-cabik hati Reyna.

    Seketika segala sumpah serapah tertumpah dari hatinya, atas ketidaksetiaannya sebagai seorang istri, atas ketidak becusannya menyandang sebutan seorang ibu.

    “Maafin Mama, sayang,” ucap Reyna tanpa suara, memeluk erat tubuh mungil Ermina, terisak dengan tubuh gemetar. “Maafin mama, Pah,”

    Tengah malam, Reyna berdiri dibalik jendela, menatap gulita dengan gundah. Suaminya dan Ermina telah terlelap.

    PING!…

    Tanpa hasrat wanita itu membuka BBM yang ternyata menampilkan pesan dari Rivan.

    “Besok pukul 12 aku tunggu di lab kimia, ”

    Jemari kiri Reyna erat menggenggam tangan suaminya yang tengah pulas tertidur, sementara tangan kanannya menulis pesan dengan gemetar. “Ya, aku akan kesitu,”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Ridho

    Cerita Sex Ngentot Dengan Ridho


    724 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Ridho, Mobil Ertiga putih sukses parkir di ruang parkir yang telah kusediakan. Beberapa orang turun dari mobil tersebut.
    Ada seorang laki-laki setengah baya yang kutafsir usianya sudah 60 tahun, lalu ada pria seumuran denganku, kira-kira 29 tahun umurnya. Ada juga seorang gadis, mungkin usianya kisaran 13 tahunan dan seorang wanita berjilbab yang umurnya lebih muda dariku.

    “Rame mas” kata sang bapak yg terlihat rambutnya rata dengan uban.
    “Lumayan pak, tapi masih ada tempat yang kosong kog” jawabku.

    Aku lalu mengantar mereka hingga pintu masuk kedai makan yang aku jaga lahan parkirnya. Saat itu aku berdiri tepat di belakang rombongan keluarga tadi, sambil memperhatikan postur tubuh mereka. Ketika mataku menatap sang wanita berjilbab, aku menelan ludahku. Karena dia terlihat sangat seksi dengan balutan gamis berbahan kaos yang cukup ketat di bagian pinggul dan pantatnya. Tubuhnya bagaikan gitar lokal yang sering aku mainkan di kamar kost saat hati merasa galau.

    “Gilaaa…pantatnya bikin ngiler” gumamku.

    Setelah itu aku kembali menjaga lahan parkir dan duduk di kursi plastik sambil menyeruput kopi panas yang kubeli dari warung kopi dekat kedai makan itu. Tak lama kemudian wanita yang kuperhatikan tadi datang menghampiri mobil Ertiga yang ditumpanginya dengan agak berlari sehingga membuat payudaranya berayun ayun indah. Siapa sangka kalau ternyata payudaranya lumayan besar dan terlihat kencang serta menantang untuk diremas.
    Aku berdiri seraya bertanya

    “Ada apa mbak kog lari-lari?” tanyaku.
    “Ini mas, kayaknya kunci mobil tertinggal di dalam deh” jawabnya dengan wajah panik.

    Dia lalu menempelkan badan dan wajahnya ke pintu mobil dengan tujuan melihat lebih jelas kearah dalam kabin mobil tersebut. Sementara aku terpaku memandangi tubuh semoknya dari belakang. Gamis berwarna pink sungguh membuatku menelan ludah kembali. Lalu dengan pikiran agak mesum aku mendekatkan tubuhku kearah tubuhnya dengan modus juga ingin melihat kondisi kunci mobilnya. Dengan sengaja aku merapatkan tubuhku dengan modus memberinya penerangan melalui senter yang kupegang.

    Mbaknya kaget saat tubuhnya kuhimpit dengan badanku.
    “Pinjam senternya sebentar ya mas?” katanya tanpa risih maupun marah atas kelakuanku.
    Kusodorkan senter itu tanpa melonggarkan himpitan badanku tapi malah lebihku tekankan daerah kejantananku ke pantatnya.
    “Tuh benerkan kuncinya tertinggal di dalam” katanya.

    Aku semakin menghimpitnya dan ikut melihat kunci yang masih tergantung di bawah kemudinya.
    “Kog bisa tertinggal sih mbak” kataku sambil menghirup parfum tubuhnya.

    Sebenarnya aku masih ingin menghimpit tubuhnya dengan berusaha menggesek pantatnya itu dengan batang kejantananku meski di luar celana. Tapi mengingat situasi yang tidak memungkinkan akhirnya aku menjauh mencari sebatang kawat untukku buat sebagai alat pengait. Setelah menemukan sebatang kawat, aku kembali menuju mobil, seluruh anggota keluarga mobil Ertiga pun tampak sudah berkumpul dengan muka panik.

    “Permisi, maaf bolehkah saya membantu?” tanyaku.
    “Oh iya mas silakan” jawab pak tua itu.

    Dengan berbekal ilmu yang kupunya, aku mencoba mengaitkan kawat tadi di sela-sela kaca jendela. “Ceklekkk!”
    “Nah, sudah bisa dibuka nih” kataku sambil menarik tuas pintu mobil itu. Semua keluarga itu tersenyum lega .
    “Hebat mas, makasih ya” kata mas mas yang umurnya seumuran denganku.
    “Sama-sama mas” jawabku.

    Kemudian aku meninggalkan mereka karena ada 2 buah mobil mencoba mencari tempat parkir. Setelah selesai menempatkan kedua mobil itu aku kembali ke tempat dudukku. Semua anggota keluarga Ertiga tadi nampaknya melanjutkan santap malamnya di kedai itu. Selang 10 menit mereka kembali ke parkiran guna beranjak pergi. Tapi kayaknya ada yang kurang, penumpang yang semula ada 4 orang kini hanya 3 orang. Wanita berjilbab tadi tak terlihat olehku. Aku pun berdiri guna memberi sapaan.

    “Sudah selesai makan malamnya…udah dicek tidak ada barang yang ketinggalankan?” tanyaku.
    “Ehhmm…kalo barang sih kayaknya ga ada yang tertinggal mas, cuma istri saya yang masih di dalam katanya mau ketemu pembeli di kedai ini, jadi kami tinggal. Biar nanti dia pulang naik go-jek aja” tegas pria yang ternyata suami dari wanita berjilbab yang aku cabuli tadi.
    “O..begitu..ini mau kearah mana pak?” tanyaku.
    “Ke kanan ya mas” jawab bapak beruban itu.

    Setelah semua penumpang masuk, aku mengarahkan mobil sesuai tujuan dan ternyata mereka memberiku uang 50ribu sebagai rasa terima kasih.
    “Waahh…makasih banyak mas” kataku kepada pria yang sedang menyupir.

    Tak terasa malam telah larut kulihat waktu menunjukkan sudah pukul 23:00 di layar hpku. Lahan parkir pun sudah tak ada lagi mobil maupun motor pembeli. Yang ada hanya motor para karyawan saja. Aku bergegas masuk untuk berpamitan pada pemilik kedai karena tugasku sudah selesai di jam ini. Saat aku melangkahkan kaki masuk aku melihat wanita berjilbab semok tadi masih di dalam dan masih bercengkrama dengan 2 orang wanita. Dan ternyata juga masih ada 3 meja yang masih di duduki pelanggan.

    Bos, saya pulang dulu ya, diluar udah beres semua” kataku pada pemilik kedai tersebut.
    “Oke…makasih bro” jawabnya sambil memberiku kantong plastik sebagai jatah makan malam.
    “Sama-sama bos, sampai ketemu besok” kataku.

    Aku berjalan menuju parkiran motorku lalu menungganginya dan menyalakan mesinnya. Saat ingin meninggalkan tempat itu aku melihat ada taksi berhenti rupanya taksi tersebut menjemput 3 wanita yang salah satunya wanita berjilbab tersebut. Tapi setelah taksi berlalu ternyata wanita berjilbab tidak ikut masuk. Dia masih berdiri sambil memainkan hpnya. Iseng-iseng aku menghampirinya.
    “Selamat malem mbak, kog ga pulang bareng taksi tadi” tanyaku sopan.
    “Ga mas, saya lagi nunggu GO-JEK nih” jawabnya.
    “O…sebaiknya nunggu di dalam aja mbak biar aman” saranku
    “Ga ah mas disini aja lagian ga enak sama pemiliknya” jawabnya sambil tersenyum manis
    “Ya udah kalo gitu biar saya temeni di luar sini ya” kataku berbasa-basi.
    “Boleh mas, asak masnya ga keberatan” katanya.
    “Oh ga kog mbak, mbaknya ga berat kog hehehe…” candaku.
    “Hahahha…” tawanya.

    Kamipun ngobrol hingga 30 menit. Wanita berjilbab terlihat mulai panik karena GO-JEKnya ga kunjung tiba. Maka dengan hati pahlawan aku menawarinya tumpangan untuk pulang. Dengan agak cemas dia pun menyetujui. Aku meluncur untuk mengantarnya pulang. Dan kebetulan juga ternyata rumahnya berada di perumahan yang sama kutempati cuma berbeda blok. Saat melewati pos satpam di pintu gerbang perumahan para satpam melihat kami dengan muka heran dan bertanya tanya.

    “Malem pak bos” sapaku pada para satpam
    “Iya malem mas” jawabnya kompak.

    Tak lama aku akan sampai di rumah yang kusewa.

    “Ini rumah saya mbak, mau mampir dulu mbak” tanyaku basa-basai.
    “Besok aja mas ini kan udah malem” jawabnya.

    Setelah rumahku terlewat aku harus memotong jalan. Maka aku harus lewat jalur lapangan badminton di komplek ini.
    Lapangan sungguh gelap karena malam ini tak ada kegiatan badminton. Apalagi kanan kiri lapangan ini hanya rumah kosong yang terbengkalai karena belum ada pembelinya. Tiba-tiba hp si mbak berdering, aku menghentikan laju motor di tengah lapangan badminton ini. Dia turun untuk mengangkat telfon dengan agak menjauhiku. Kumatikan mesin motorku. Setelah dia selesai menerima telfon dia kembali ke arahku.

    “Gelap banget mas, kenapa mesin motornya dimatiin?” tanyanya sedikit panik.
    “Biar g ganggu mbak nerima telfon” jawabnya.
    “Oh gitu, ya udah kita lanjutin yuk, aku takut sama tempat sepi dan gelap” katanya sambil meremas lenganku. Sialnya dia juga merapatkan dadanya di lenganku juga. Rasa kenyal dan empuk aku nikmati meski sebentar.

    Selanjutnya aku melajukan motorku ke rumahnya yang berada di blok paling ujung. Setelah sampai di pagar depan rumahnya kembali mesin motorku matikan. Dia mengucapkan terima kasih dan melambaikan tangannya. Kemudian aku kembali menuju rumah untuk istirahat.

    Pagi harinya aku dikejutkan dengan suara berisik di pintu pagar rumahku. Ternyata wanita berjilbab yang sedari tadi berisik di pintu pagar.
    “Ada apa mbak pagi-pagi sudah sampai sini” sapaku
    “Kemana aja sih dari tadi aku gedor pintunya ga ada jawaban” kata wanita tersebut dengan sewot.
    “Maaf mbak masih tidur” kataku sambil membuka pintu pagar dan mempersilahkan nya masuk.
    “Jam segini masih tidur?” imbuhnya saat masuk kedalam ruang tamu.
    “Hehehe iya mbak, silakan duduk mbak” jawabku.
    “Iya makasih, oya mas ini ada sarapan buat kamu” katanya.
    “Wah ngrepotin nih mbak…mbok ya setiap hari kayak gini hahaha…” gurauku.
    “Yeee…maunya” ucapnya.
    “Oya, mbak mau minum apa biar aku bikinkan” kataku.
    “Udah ga usah makasih” katanya sambil melihat kearah batang kejantananku yang menonjol karena kebiasaan anak laki laki di pagi hari. Saat itu aku hanya memakai celana sepak bola dari bahan jersey yang agak kekecilan.

    Saat aku melihat jam dinding ternyata sudah pukul 9 pagi dan kulihat dia semakin serius memandang batang kontolku yang menegang dan bersembunyi di balik celana yang tak bercelana dalam itu.
    “Sudah lama mbak?” tanyaku.
    “Apanya?” tanyanya balik sambil terpaku melihat ereksiku
    “Lihat batangku” kataku to the point.
    “Lumayan…gede juga ya?” jawabnya.
    “Eh…maaf maaf…” imbihnya sambil menutup matanya.
    “Hehehe…” jawabku.
    “Ya udah kalo gitu aku pamit dulu ya” katanya sambil bangkit dan berjalan melewatiku. Ingin rasanya menghentikan dia, tapi karena aku masih berpikiran jernih jadi kubiarkan dia pergi. Mataku hanya menatap bongkahan pantat semoknya yang menjauh dari pandanganku. Aku kembali duduk dan membuka rantang yang dia berikan tadi. Segeraku santap lalu kembali ke kamar tidur untuk melanjutkan istirahat.

    Waktu menunjuk kan pukul 4 sore. Suara jam weker di meja kamar membangunkanku, saatnya mandi dan berbenah diri, selanjutnya aku mencuci rantang untukku kembalikan kepada wanita berjilbab. Setelah siap dan memakai rompi parkir aku menuju rumahnya. Setibanya di sana rumah itu tampak sepi, kucoba langsung memasuki halaman depan dengan menggeser pintu pagarnya lalu menoleh ke arah taman. Ada sesosok wanita sedang jongkok memakai kaos berwarna kuning dengan rambut di kuncir ekor kuda. Aku mencoba untuk menyapanya, saat dia menjawab sambil membalikan badannya betapa kagetnya aku ketika menatapnya tanpa jilbab dan gamis. Padahal saat dia datang ke rumahku tadi pagi dia cukup sopan, mungkin karena di rumah maka pakaiannya seperti itu.

    Kutatap seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah. Saat mataku tengah menatap bagian bawahnya aku menelan ludah.
    Dia hanya memakai hotpants berbahan jersey sangat pendek berwarna putih, terlihat lipatan garis di pangkal pahanya yang menandakan ia tak memakai celana dalam. Kedua tangannya memakai sarung tangan kaos dan menggenggam gunting tanaman di tangan kirinya.

    “Lagi berkebun ya mbak” tanyaku mengalihkan pandangan sebelum ketahuan kalau aku menatap gundukan memeknya.
    “Iya nih buat kesibukan” jelasnya.

    Pagar rumahnya cukup tinggi jadi saat kami ngobrol tak terlihat oleh tetangga di dekat rumahnya. Dia melemparkan gunting tanaman ke arah ember plastik lalu membuka sarung tangannya.
    “Ada apa mas?” tanya dia.
    “Nih mbak ,au mgembalikin rantang” jawabku.
    “Oya masuk yuk mas…” katanya sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

    Aku mengikutinya dari belakang. Sungguh indah pemandangan sore ini, meski bagian paha terlihat gumpalan-gumpalan lemak tapi kulit putih nya tak sedikitpun nampak cela. Aku mengikutinya hingga ke dapur. Selanjutnya dia mengambil minuman di kulkas, entah karena botol minumnya berada di rak bawah atau sengaja memancing nafsuku dia menungginggkan pantatnya hingga bentuknya bulat bak bola, padat kenyal dan besar.

    “Wow, pantatmu semok banget sih mbak?” kataku spontan.
    “Apa mas?” tanyanya masih dengan menungging.
    Tanpa menjawab terlebih dahulu, aku mendekatinya lalu berjongkok untuk mendekatkan mukaku ke pantatnya sambil berkata,
    “Kamu seksi sekali mbak, membangkitkan nafsuku” kataku. Tanpa basa basi kubenamkan mukaku sambil memegang kedua pinggulnya dengan tanganku.
    “Aaahh….jangan masss…” katanya kaget. Tapi anehnya dia tak sedikitpun mencoba menghindar. Kuhisap dalam-dalam bau panta nya yang beraneka aroma itu lalu dengan sigap kedua tanganku aktif meraba paha dan sekitarnya.
    “Udah mas hentikan” pintanya. Karena hidungku sudah kenyang menghirup aroma pantatnya aku menyudahi perbuatanku lalu berdiri guna melepas celana jins belelku serta celana dalamku yang bolong.

    Batang kontolku sudah tegang perkasa dan siap untuk di gunakan. Aku kembali mendekatinya dan memeluk tubuhnya yang kini berdiri menghadap kulkas yang masih terbuka.

    “Aahhh…maass…jangan maaasss…” elaknya manja.
    “Habisnya mbak seksi banget sih…akunya jadi terangsang donk” kataku sambil meremas susunya dari luar kaosnya.
    Dia menggeliat hingga pantat semoknya bergesekan mesra dengan kontolku.

    Kuciumi mesra lehernya dari belakang, tangannya merangkulku dan meremasi rambutku. Kemudian tangan itu kuarahkan ke kontolku, dia dengan tanggap langsung mengelusnya.

    “Kita pindah yuk mas” ajaknya. Rupanya dia sudah di bawah alam nafsu jadi dia telah mengikhlaskan tubuhnya untukku cicipi. Kubuka kaosnya perlahan lalu kubuang entah kemana, dia membalikan badannya. Terlihat wajahnya memerah tanda nafsunya sudah menguasai otaknya. Tak kusia-siakan momen ini dengan mengulum bibirnya yang basah.

    “Suamimu kalo pulang jam berapa mbak?” tanyaku sambil membuka kaitan bhnya.
    “Ga tentu maaaasss…” jawabnya manja sambil membantu membuka bh.

    Aku langsung menikmati putingnya yang sebesar kacang atom itu dengan beringas.
    “Sssthhh…aahhh…enak maasss…” desahnya. Tak menyiayiakan waktu aku memegang kedua bahunya untukku tekan kebawah agar ia berjongkok. Rupanya dia paham maksudku, dengan cepat dia pun meraih batang kontolku lalu mengulum mesra dari ujung hingga pangkal nya. Tak hanya itu buah pelirku pun dia mainkan seperti bermain bola pingpong. Aku yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mendesah menahan nikmat. Hawa dingin dari kulkas yang terbuka menambah sensasi tersendiri dalam permainan ini. Lima menit kemudian aku menghentikan kulumannya yang semakin mantab itu.

    “Udah ya mbak” kataku sambil mengangkat tubuhnya berdiri.
    “Kenapa mas,,,ga enak ya?” katanya sambil mengelap lelehan liur di bibirnya.
    “Enak banget kog, sekarang gantian aku mau jilati memek kamu” kataku sambil jongkok untuk menarik turun hotspant miliknya yang terlihat basah di area miss v nya. Celana sudah terlepas dan memeknya langsung kujilati. Jembutnya lebat sekali hingga saat aku menyedoti bibir memeknya ada yang ikut ku sedot.

    Setelah memeknya basah kuyup aku berdiri guna mengarahkan kontolku untuk masuk ke lubang memeknya.
    “Ke kamar aja yuk mas” pintanya.
    “Udah disini aja” kataku. Ku gesek gesekan kepala kontolku disela-sela lipatan bibir memeknya lalu tanpa halangan yang berat aku mendorongnya dan masuklah semua kontolku. “Sleeeppp….”

    “Ooohh…maaasss….aahhh…” jeritnya pelan. Langsung saja aku goyang memeknya sesuka hatiku. Memek yang basah ini kurasakan agak mengedut-edut hingga membuat aku dan dia saling mendesah lirih. Hawa dingin kulkas yang terbuka seakan menambah suasana sex yang bagiku cukup enak. Tak berapa lama aku menyuruhnya berbalik badan agar kontolku bisa kutusukan lebih dalam di posisi doggy. Setelah kucabut aku kembali menggesek memeknya dalam posisi menungging ini dan tak lama kutancapkan lagi secara cepat agar dia menjerit nikmat.

    “Aaaahhh yeesss…” desahnya.

    Genjotanku semakin kupercepat. Kedua tangannya menopang pada pintu kulkas dan bagian frezzernya (kulkasnya dua pintu, atas dan bawah ). Susunya kenyalnya bergoyang-goyang indah dan sesekali kuremasi meski terasa dingin.
    “Aaahhh…maaasss…aku mau pipisss…” teriaknya lirih.
    “Pipisin aja mbak…” kataku sambil terus menggenjot memeknya.

    Lalu dia mendorong tubuhku dan memajukan pantatnya agar kontolku terlepas. Kemudian mengalirlah cairan mirip air kencing itu keluar deras dari memeknya. “Gila, bisa gitu ya memeknya” gumamku. Tubuhnya menggelepar macam ikan yang keluar daru kolamnya. Aku menatap kontolku yang memerah lalu dengan sigap kutusuk lagi memeknya.

    Setelah kugenjot dan kugoyang sekitar 5 menit. Kontolku menunjukkan tanda-tanda ingin muncrat.
    “Aku mau keluar mbak, tumpahin di dalam memek kamu ya mbak” kataku.
    “Terseraaahhhh…aaahhh…” desahnya. Dan lalu ” Crooot…crooot…crooott…” Menyemburlah seluruh sperma hangatku di dalam memeknya. Tubuhnya kembali bergetar. Aku memeluknya erat di bagian perutnya. Sengaja aku tak langsung melepas kontolku. Dia sedikit menghadapku dengan membelai rambut ikalku.

    “Makasih ya mas” ucapnya.
    “Sama-sama mbak cantik nan seksi” balasku.

    Kutarik perlahan kopntolku keluar dari memeknya. Kami pun langsung mandi bersama dan saling menyabuni satu sama lain. Selanjutnya kami bercinta lagi di dalam kamar mandi hingga berbagai macam gaya dan kembali kumuncratkan spermaku di dalam memeknya. Setelah itu kami kembali mandi untuk membersihkan diri.

    Setelah selesai mandi aku memakai pakaianku dan duduk di ruang tamu. Kulihat jam menunjukkan pukul 17:15

    “Wah telat parkir nih” gumamku.
    Tak lama dia datang dengan busana gamis komplit dengan hijabnya.
    “Kog makai jilbab” tanyaku.
    “Biar suamiku ga marah pas dia dateng” jelasnya.
    Aku hanya mengangguk
    “Soalnya kalo ada tamu, aku wajib berhijab” tambahnya.
    “Hahaha…padahal habis dicabuli sama tukang parkir” kataku menggoda.
    “Hussshhh…” katanya.
    Kami terlibat lagi ngobrol ngalor ngidul sampai dia curhat kalau mereka belum dikaruniai momongan setelah 5 tahun menikah.
    “Wah, enatar kalo hamil gimana?” tanyaku.
    “Ya bersyukur donk, meskipun hamil demgam kamu mas” jawabnya sambil mencubitku.
    Karena petang mulai datang aku berpamitan setelah berhasil memeluk dan mencium bibirnya.
    “Ya udah aku berangkat parkir dulu ya” pamitku.
    “Iya mas, ati-ati di jalan ya” katanya sambil mengantarku keluar dari ruang tamu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Temanku Yang Hamil Muda

    Cerita Sex Ngentot Dengan Temanku Yang Hamil Muda


    692 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Temanku Yang Hamil Muda, Saya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di selatan Jakarta. Awal cerita saya dimulai saat saya menghadiri sebuah acara pemberian penghargaan, di sana saya datang bersama teman saya, sebut saja Hamdan.

    Saya diperkenalkan oleh teman saya kepada salah satu tamu yang hadir di acara tersebut, dan ternyata setelah dipertegas, nama tamu tersebut adalah DB. Yang belakangan saya ketahui dia adalah salah satu artis Indonesia. Singkat cerita, malam itu berlalu begitu saja.

    Seminggu setelah perkenalan tersebut, saya ditawari untuk menggarap proyek perayaan Hari Ulang Tahun oleh teman yang mengenalkan saya dengan DB, memang bidang saya adalah entertaiment. Teman saya yang mengenalkan saya namanya Shebi. Singkat kata, saya terima proyek yang diberikan oleh Shebi. Dan ternyata yang punya kerjaan itu adalah DB, untuk perayaan ulang tahunnya yang ke 34.

    Saya pun dipertemukan oleh Shebi dengan DB di rumah DB yang terlihat cukup megah. Saya dan Shebi menunggu DB yang sedang mandi di ruang keluarga. Di sana saya ngobrol cukup banyak dengan Shebi (yang perlu pembaca ketahui, Shebi sedang hamil 7 bulan).

    Obrolan berlangsung santai dan sampai menyerempet ke masalah kehidupan seks Shebi, ternyata Shebi yang memiliki tinggi 170 cm, ukuran BH 38, dan m size ini memiliki libido seks yang cukup tinggi. Shebi pun mulai merapatkan posisi duduknya mendekati saya (karena kami duduk di atas sofa yang sama/sofa panjang).

    “Dra.. coba kamu pegang perutku, sepertinya jabang bayiku ini ingin berkenalan denganmu deh..!” kata Shebi.

    “Ah kamu bisa saja Sheb..!” kata saya yang belum tahu arti sinyal dari Shebi itu.

    “Kalau nggak percaya, coba saja kamu pegang perutku ini..!” ujar Shebi yang kali ini memaksa tangan saya untuk memegang perutnya yang sudah terlihat buncit.

    Dan benar, sepertinya ada yang bergerak-gerak dari dalam perutnya.

    “Dra.. kamu pernah ngerasain begituan dengan orang hamil..?” ujar Shebi yang membuat saya kaget.

    “Mmm.. mm, belum tuh Sheb..””Memangnya enak apa rasanya..?” tanya saya keheranan.

    “Wah endang loh rasanya..”

    “Itu kuketahui dari suami dan brondong-brondongku..” ujar Shebi yang membuat saya tersentak tambah kaget.

    “Mmm.. begitu..” kata saya agak sedikit sok tenang, meskipun tegangan tubuh sudah agak naik.

    “Kok jawabannya cuma segitu, apa kamu nggak mau nyobain..?” ucap Shebi yang sedikit kesal karena tanggapan saya hanya sebatas itu, sedang posisi kami sudah semakin dekat.

    Shebi menarik sedikit ke atas long dress yang dikenakannya, dan terlihat paha mulus yang sedikit memperlihatkan timbunan lemak di sisi-sisinya dan sedikit CD hitam. Saya pun terdiam sejenak, lalu saya pegang kepala dan menatapnya serta meyakinkannya.

    “Sheb.., bukannya aku tidak ingin mencoba tawaran yang spektakuler ini, tetapi kamu harus lihat kita ini dimana..? Tetapi bila kamu tawari aku di posisi yang tepat, tentulah aku tak akan menolak..!” kata saya mencoba menenangkan suasana yang semakin panas itu.

    Saya sadar bahwa kami datang ke tempatnya DB dalam rangka suatu kerjaan, dan aku termasuk orang yang menjunjung tinggi profesionalisme.

    “Aku tau apa yang kamu khawatirkan Dra..” balas Shebi sambil menutup bibir saya dengan jari telunjuknya.

    “Kau harus tau bahwa DB itu penganut seks bebas, dan tentu doi tak akan marah kalau kita bercinta di sini, dan lagi pula di sini tidak ada orang lain selain DB..” kata Shebi mencoba meyakinkan saya sambil perlahan mengangkat kaos yang saya pakai ke atas, dan jarinya bermain di atas puting saya sambil memainkan lidahnya sendiri membasahi bibirnya yang sudah basah.

    Mendengar perkataannya yang meyakinkan dan juga ditambah dengan perlakuannya yang mencoba merangsang birahi saya, saya semakin yakin akan situasi yang ada. Saya pun mulai berani untuk meraba dada Shebi yang besar tanpa membuka pakaian yang melekat di tubuhnya.

    Shebi pun bertambah liar dengan menyusupkan tangannya mencari batang kemaluan saya yang sudah menegang sejak tadi. Sambil memilin putingnya tanpa membuka pakaiannya, tangan kiri saya pun bergerak ke bawah sambil membiarkan tangan kanan saya untuk tetap berada di atas dan Shebi pun mendesah.

    Sampai di tempat yang saya tuju, tangan kiri saya pun meraba dari luar CD Shebi, dan terasa ada yang basah dan lengket di sana. Lalu bibir kami pun saling mendekat dan terjadi perciuman yang cukup lama. Kami pun terlihat sudah semakin berkeringat.

    Kemudian tangan yang berada di daerah sensitif Shebi pun sepertinya mulai aktif melorotkan CD hitam Shebi, dan saya merasakan sentuhan bulu-bulu lebat yang sepertinya tertata rapih. Shebi pun telah sukses mengeluarkan senjata kemaluan saya dan mengocok-ngocoknya perlahan.

    Saya yang merasa penasaran ingin melihat kemaluan orang hamil, lalu menghentikan ciuman kami dan turun ke arah kemaluan Shebi yang duduk di sofa. Ternyata tebakan saya benar, liang kemaluan Shebi yang lebat ternyata benar-benar tertata rapih. Saya pun mulai tergiur untuk merasakan bibir kewanitaan itu dengan mulai mejilatinya secara lembut.

    “Achh.., achh.. kamu pintar Dra..! Truuss.. Draa..!” Shebi pun terlihat sudah tidak dapat mengontrol ucapan dan intensitas suaranya.

    Shebi meluruskan tubuhnya di atas sofa sambil mengocok senjata kemaluan saya. Mendapat perlawanan yang demikian nafsunya, saya pun merubah posisi menjadi 69. Saya di bawah dan Shebi di atas. Ternyata benar kata orang, kemaluan orang yang sedang hamil itu gurih rasanya.

    15 menit berlalu dalam posisi 69.

    “Dra.. please..! Masukin sekarang Say..!” pinta Shebi yang sudah tidak kuasa lagi menahan gejolak nafsunya.

    Mendengar itu saya tidak langsung menuruti, tetapi saya tetap saja mengigit, menjilat, meludahi liang kewanitaannya, terutama klitoris-nya yang sudah mengkilap karena basah.

    “Dra.., kamu jahat..!” teriak Shebi diikuti dengan melelehnya air kemaluan Shebi yang cukup banyak dari liang senggama Shebi, yang menandakan Shebi sudah mencapai orgasmenya. Saya jilat habis cairan kental yang keluar itu sampai tidak tersisa.

    Senjata kejantanan saya yang terhenti bergerak itu dikulum oleh Shebi. Karena orgasmenya, Shebi mengulum kemaluan saya hingga menjadi merah. Lalu dengan bantuan tangan, saya masukkan kembali senjata saya itu ke dalam mulut Shebi sambil menaik-turunkan di dalam mulutnya.

    “Aawww..!” saya berteriak karena batang kemaluan saya tergigit Shebi, “Kamu nakal ya..?” kata saya sambil menarik batang kejantanan saya dari mulutnya, lalu mengarahkannya ke vagina Shebi.

    Saya tidak langsung memasukkannya, tetapi memainkannya terlebih dulu di bibir vaginanya sampai Shebi sendiri yang memajukan pantatnya agar batang kemaluan saya dapat langsung masuk, tetapi tetap saja saya tahan agar tidak masuk.

    “Dra.., kamu jahat..!” ujar Shebi kesal.

    “Habis kamu duluan yang mulai..!” jawab saya.

    Tanpa kami sadari, ternyata pertempuran kami dari tadi sudah ada yang mengawasi, yaitu DB yang entah dari kapan dia sudah ada di dekat kami dengan mengunakan daster tanpa BH. Pemandangan itu kami ketahui karena daster DB sudah ada di bawah kakinya.

    Karena saya merasa sudah tidak tahan, akhirnya saya mulai memasukkan penis saya perlahan tapi pasti ke liang senggama Shebi. Memang awalnya sulit, tetapi karena Shebi minta untuk terus dipaksa, ya akhirnya masuk juga.

    “Achh.. achh..!” teriak Shebi dengan wajah memerah entah karena nafsu atau karena sakit.

    Ternyata liang kemaluan orang yang sedang hamil itu lebih hangat dibandingkan kemaluan wanita normal. Karena sempit dan hangatnya liang senggama Shebi, membuat saya tidak dapat bertahan lama, meskipun goyangan Shebi tidak terlalu “hot”, tetapi tetap saja rasanya lebih asyik dari liang kemaluan wanita yang tidak hamil.

    “Sheb.. aku mau keluar..!” kata saya ditengah-tengah nikmatnya persetubuhan kami.

    “Aku.. keluarkan di mana Say..?” tanya saya menambahkan.

    “Terserah kau saja Dra..!” jawab Shebi yang ternyata juga sudah orgasme kembali.

    Akhirnya karena lebih enak, saya keluarkan cairan panas itu di dalam vaginanya, “Cret.. cret.. cret..!” mungkin sampai tujuh kali air mani saya tersembur di dalam liang senggama Shebi.

    “Ohh.., ternyata kalian di sini sudah nyolong start ya..?” ujar DB yang membuka pembicaraan.

    “Abis kita udah nggak tahan Mba..!” jawab Shebi.

    “Trus gimana proyek ultah-ku..?” tanya DB sambil memakai dasternya kembali yang tadi dilepaskan ke bawah, karena DB dari tadi menyaksikan pergulatan kami sambil bermasturbasi.

    “Kalau masalah itu tenang, di sini sudah ada ahlinya, tinggal kucuran dananya saja, konsepnya sudah Indra susun kok..!” jawab Shebi sambil menahan saya untuk mengeluarkan penis saya dari liang senggamanya.

    “Ooo.., ok aku percaya..” kata DB, “Tapi biar Indra istirahat dong..! Masa kamu monopoli sendiri itu batang..!” jawab DB sambil mengambil wine yang ada di mini bar, lalu duduk di sana, memperhatikan kami yang akhirnya mengambil pakaian kami masing-masing.

    “Dra.., kamu besok bisa ambil dananya di sini..” kata DB.

    “Lo nggak mau nyobain punyanya Indra..?” celetuk Shebi, “Ntar nyesel..?” tambahnya.

    “Jangan sekarang deh, abis tanggung, sebentar lagi Bapak mau jemput gue..” jawab DB.

    “Ooo..” jawab Shebi yang sepertinya mengetahui bahwa DB kalau main itu tidak cukup kalau hanya 3 atau 4 ronde saja.

    “Ya sudah, kami pamit dulu deh kalau gitu, biar besok si Indra saja yang datang ke sini sendiri..” kata Shebi.

    Saya yang dari tadi diam saja hanya manggut tanda setuju untuk datang lagi esok.

    “Tapi besok kamu datangnya malam saja ya..!” pinta DB.

    “Ooo.., sekalian kamu cobain ya..?” pancing Shebi sambil tersenyum.

    “Apa kamu mau ikutan Sheb..?” tanya DB.

    “Nggak ah, abis main sama lo harus lama, gue takut kandungan gue bermasalah lagi.””Kalau dokter gue bilang nggak apa-apa sich gue ok aja, tapi kalau kebanyakan digenjot nanti bocor lagi..!” kata Shebi sambil tertawa.

    “Ya udah ngga pa-pa, tapi kamu pasti datang kan Dra..?” tanya DB.

    “Ya..” jawab saya singkat.

    “Ya sudah kita cabut ya..?” ujar Shebi ke DB.

    “Ya, ok lah..”

    “Bye, Dra jangan lupa ya atau kontrak kita batal nich..!” sambil mencubit dagu saya.

    Yahchh…. Percintaan kami lanjutkan di sela-sela kesibukan kami, sampai hal itu berhenti saat Shebi melahirkan, karena Kesibukanya Mengurus bayinya. Tapi kami tetap perhubungan , alaupun tidak sesering dulu

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Dengan Lydia Sang Primadona Di Sekolah

    Cerita Sex Ngentot Dengan Lydia Sang Primadona Di Sekolah


    570 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Lydia Sang Primadona Di Sekolah, Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan. Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.

    Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal. “Ko, loe baru pulang yah?” gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu. “iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku. “Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.

    Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko” “Lydia” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku. Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut. “Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Voni kepada Lydia. “Oh..” “Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.

    Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia. “Cantik juga sepupu Voni ini” pikirku dalam hati. “Lydia ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya. “Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya. “Loh, memangnya kamu nggak kuliah?” “Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.” “Rencananya berapa lama di Jakarta?” “Yah.. sekitar 2 minggu deh” “Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga ” “Oke deh” Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni.

    Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap. “Ko, bangun dong” Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku. “Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.

    “Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!” Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak. “Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?” “Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren” “Aduh Voni.. kan bisa besok..” “Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi” Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni. “Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”

    Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku. “Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati. “Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar. “Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara. Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga.

    Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia. “Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan. “Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi. “Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur” “Voni mana?” tanyaku lagi. “Dari tadi udah tidur kok” “Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?” “Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih” “Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.

    Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan.

    Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda. “Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?” “Bukan parfum, lotion gue kali” “Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku. “Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil. “Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya” “Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong” Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu. “Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati. “Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng. “Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?” “Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.

    Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku. “Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil. “Wah kesempatan nih” pikirku lagi. Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya. Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya “Bener nih nggak marah kalo gue cium?” Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.

    Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku. Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang.

    Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya. Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan.

    Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek. Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku.

    Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya. Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

    Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku. “Jangan Riko!” “Kenapa?” “Jangan terlalu jauh..” “Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..” “Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang. Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku. “Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.

    Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur.

    Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya. “Lyd.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini. “Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya. “Loh kok dilepas?” tanyaku kaget.

    Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya.

    Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. “Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus.

    Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut. “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan. “Lyd.. aku keluar..” Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya.

    Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya “Kamu seneng nggak” Aku mengangguk sambil membalas senyumannya. “Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana. “Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue” Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu. “Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu. “Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.

    Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini. Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Lydia, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Dengan Sang Polwan

    Cerita Sex Bercinta Dengan Sang Polwan


    558 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Sang Polwan, Pоliѕi itu nаik mоbil, tibа-tibа memotong jalanku, аku kаgеt hampir saja kutаbrаk mоbil polisi itu. Aku rem mobilku, kаrеnа tеrjаdi hеntаkkаn, jаdi tubuhku hilаng kеѕеimbаngаn sehingga terpental ke depan

    Tapi ѕуukurlаh hаnуа memar biasa. Pаdа ѕааt аku mаѕih dalam kеаdааn pusing, аku lihat рintu mobil роliѕi itu terbuka. Tарi anehnya, аku ѕереrtinуа kоk mеlihаt kаki ѕеоrаng wanita.

    Kаkinуа уаng putih mulus dаn indаh itu kini berada tepat di wаjаhku, kutеgаkkаn kepalaku. Bеtара kаgеtnуа аku, mаtаku seperti mеlihаt “emas batangan” di аntаrа kеduа kaki yang jеnjаng itu.

    Sеtеlаh kuperhatikan bаik-bаik, tеrnуаtа dia seorang Polisi wаnitа dаn di dаdа kirinуа tеrtuliѕ nаmаnуа, Dian. Diа ѕаngаt cantik dan оhh.., bоdу-nуа sungguh proporsiaonal. Aku jаdi bengong, dаn,

    “Plаааkkk..!” ѕеbuаh tаmраrаn mеndаrаt di рiрiku.
    “Hеi, apa уаng Kamu lihat..?
    Aуо ѕеkаrаng ѕеrаhkаn SIM dan STNK сереt..!” bentaknya.

    Aku jаdi kаgеt dаn ѕеgеrа kuаmbil dompetku, lаlu kuambil SIM dаn STNK, lаlu kuѕеrаhkаn padanya. Sementara diа melihat ѕurаtku, аku раndаngi lаgi diа ohh.., betapa саntik роliѕi сеwеk ini. Aku dugа umurnуа раling mаѕih sekitar 27 tаhun, ѕеumur dеngаnku.

    Samar-samar di dаlаm mobil аdа сеwеk satu lagi, dia seumur dengannya. Kаkinуа рutih tеtарi tidаk ѕеmuluѕ polwan yang tаdi. Lаlu tаnра kuѕаdаri, Lеtnаn Dian mengambil sesuatu dаri dаlаm mоbil, dia berjalan mеnuju hidung mobil, lаlu dia membungkukkan badannya untuk mеnuliѕ ѕеѕuаtu.

    Pаdа роѕiѕi nungging, aku lihаt lаgi bоdу-nуа yang wuih ѕеlаngit dеh… Tаnра kuѕаdаri, “аdik kесilku” mеmbеngkаk реrlаhаn. Setelah itu diа tеgаkkаn bаdаnnуа, tеruѕ berkata,

    “Eее.. saudara Bima, Andа Kami tilang kаrеnа Anda tidak mеmаkаi sabuk pengaman dаn mengendarai mobil melampaui batas kecepatan maksimal.

    Sidаng akan dilаkѕаnаkаn besok luѕа. Jangan luра Andа hаruѕ hаdir di реrѕidаngаn bеѕоk. Okе..?”
    “Tарi Bu, besok lusa Saya tidak bisa hаdir, soalnya pada hаri itu Sауа harus mеngаntаr orang tua saya ke dokter. Jadi Saya mintа tоlоng sama Ibu, bаgаimаnа dech bаiknуа аgаr реrѕоаlаn ini selesai..?”
    Lаlu diа bilаng,
    “apakah kamu punya uang..?”
    “Aduh, mааf sekali Bu, Sауа ѕаmа ѕеkаli tidаk membawa uang.” jawabku.
    “Bаiklаh, kalau gitu SIM-mu Aku tahan untuk sementara, tapi nаnti mаlаm Kаmu harus pergi kе rumаh Sауа. Dаn ingаt..! Kаmu hаruѕ datang ѕеndiri. Okе..?
    Ini аlаmаtku. Jаngаn lupa lhо, Aku tunggu jam 20:00.” Diа реrgi ѕаmbil mengerdipkan mаtаnуа kераdаku.
    Aku kаgеt, tеtарi hарру bаngеt, роkоknуа senang dесh. Aku ѕаmраi di rumаhnуа sekitar jаm 19:30 dаn lаngѕung mеngеtuk рintu раgаrnуа уаng sudah tеrkunсi.

    Tidаk lаmа kеmudiаn, Ibu Dian munсul dаri dаlаm dаn ѕudаh tahu аku akan datang mаlаm itu.
    “Aуо Bim.., mаѕuk. Aku sudah lаmа nunggu lho, sampai basah dаn bau kеringаt pantatku duduk terus dаri tаdi..” sapanya.
    “Akkhh.. Ibu biѕа saja…” jаwаbku. “Sоrrу.., рintunуа ѕudаh digembok, ѕоаlnуа Aku tinggаl sendiri, jadi hаruѕ hati-hati.” ѕаmbutnуа.
    “Oh.., jаdi Ibu bеlum menikah tоо..? Sауаng lhо..! Wаnitа ѕесаntik Ibu ini belum mеnikаh..” kataku merayu.
    “Aааа.. Kamu merayu ya..?” tаnуаnуа.
    “Enggak kok Bu, Sауа berkata bеgitu karena mеmаng kenyataannya begitu. Cоbа Ibu рikir, Ibu sudah mараn hiduрnуа, cantik luar-dalam, dаn ѕеbаgаinуа dech…” jelasku.
    “Ehhkk.. Aku cantik luаr-dаlаm, ара mаkѕud Kаmu, Aku саntik luar-dalam..?” tаnуаnуа lagi.
    “Wаduh.., gimаnа уа, malu Aku jаdinуа..?” jawabku.
    “Kаmu nggаk реrlu malu-malu mengatakannya, Kаmu ingin SIM Kаmu kеmbаli nggаk..?” аnсаmnуа.
    ”Eее.. ѕеkаrаng gini aja, Kаmu udah punya расаr khаn..? Sekarang Saya tаnуа, kеnара Kamu mеmilih diа jаdi pacar Kamu..?” tаnуаnуа lаgi.
    “Eее.. jujur аjа Bu, diа itu orangnya cantik, bаik, ѕеtiа dаn сintа sama Saya..”
    “Kаlаu ѕеumраmа Kаmu disuruh milih аntаrа Sауа dаn расаr Kаmu, Kаmu pilih Sауа аtаu pacar Kаmu ѕеkаrаng..?
    Bаndingkаn aja dаri ѕеgi fiѕik, Okе.. Sауа atau Diа..?” tаnуаnуа mеmоjоkkаnku.
    “Eеее… Anu.. аnu… еее..,” аku dibuаt bingung tidаk kаruаn.
    “Aуо.. jаwаb aja..! Kаlаu Kamu tidak jаwаb, SIM Kаmu tidаk kukembalikan lhо..!” аnсаmnуа lagi.
    “Wаduhhh.., gimаnа уа..? Ehmmm.., bаiklаh, Sауа аkаn jawab ѕеjujurnуа. Sауа tеtар akan mеmilih расаr Saya ѕеkаrаng.” jawabku.
    “Wоw.., kаlаu begitu diа lеbih саntik dаn ѕеmоk dоng dari Sауа..?” jаwаbnуа lirih.
    “Eeee.. bukаn bеgitu Bu, Saya mеmilih расаr Sауа walaupun Dia ѕеbеtulnуа kalah саntik dаri Ibu, dаn ѕеgаlаnуа dесh..!” jаwаbku.
    “Akhh… yang bеnаr, jаdi Aku lеbih саntik dаn semok dаri Diа..?” tаnуаnуа lаgi.
    “Jujur saja.., уа.. уа.. ya..” jаwаbku mantap.
    “Ohhh.., Aku jаdi tеrѕаnjung dаn terpikat dengan jаwаbаnmu tаdi..,” katanya girаng,
    “Wah.. jadi lupa Aku, Kаmu nonton TV aja dulu di ruang tengah, Aku mаu аmbil SIM Kаmu di kаmаr.., Okе..?” pintanya.

    Lalu аku menuju kе ruаng tengah, kuрutаr TV. Sесаrа tidаk ѕеngаjа, аku mеlihаt tumрukаn VCD. Aku tеrtаrik, lalu kulihаt tumрukаn DVD itu, lаlu, оhhh astaga, tеrnуаtа tumpukan DVD itu ѕеmuаnуа film “XXX”, aku tеrkеjut ѕеkаli mеlihаt tumрukаn film “XXX” itu.

    Sеbеlum аku mеlihаt ѕаtu-реrѕаtu, terdengar bunуi рintu dibuka. Lаlu, оhhh, аku terkejut lаgi, Ibu Dian keluar dаri kаmаrnуа hanya mеnggеnаkаn dаѕtеr Kuning trаnѕраrаn, di balik dasternya itu, bеntuk рауudаrаnуа tеrlihаt jelas, tеrlеbih lаgi рutting susunya yang mеnуеmbul bak gunung merapi.

    Begitu iа kеluаr, mataku nуаriѕ copot karena melotot, mеlihаt tubuh Ibu Dian. Dia mеmbiаrkаn rаmbut panjangnya tergerai bеbаѕ.

    “Kеnара..? Aуо duduk dulu..! Ini SIM Kаmu.. Aku kеmbаlikаn..” katanya.

    Wajahku mеrаh kаrеnа mаlu, kаrеnа Ibu Liliѕ tersenyum ѕааt раndаngаnku tеrаrаh kе buаh dаdаnуа.

    “SIM Kamu, Aku kеmbаlikаn, tapi Kamu hаruѕ mеnоlоng Sауа..!”
    Ibu Dian mеrараtkаn duduknya di karpet kе tubuhku, аku jаdi раnаѕ dingin dibuаtnуа.
    “Bim..?” tegurnya ditеngаh-tеngаh kеhеningаnku.
    “Adа ара Bu..?” tubuhku bergetar kеtikа tаngаn Ibu Dian mеrаngkulku, ѕеmеntаrа tangannya уаng lаin mеnguѕар-uѕар dаеrаh “sensitifku”-ku.
    “Tоlоng Ibu Dian ya..? Dan jаnji, Kаmu hаruѕ jаnji untuk mеrаhаѕiаkаn hаl ini, kalau tidаk аku DOR Kаmu..!” рintаnуа mаnjа.
    “Tарi… Sауа.., anu.., еее..”
    “Kеnара..? Oоооо.. Kаmu tаkut ѕаmа pacar Kаmu ya..?” katanya manja.
    Wаjаhku lаngѕung ѕаjа merah mendengar реrkаtааn Ibu Dian,
    “Iya Bu…” kаtаku lagi.
    “Sеkаrаng Kamu рilih disidang аtаu расаr Kamu..?” ancamnya.

    Diа kemudian duduk di раngkuаnku. Bibir kami bеrduа kеmudiаn saling bеrраgutаn. Ibu Dian yang аgrеѕif kаrеnа hаuѕ akan kеhаngаtаn dаn aku уаng mеnurut ѕаjа, langsung bеrеаkѕi ketika tubuh hаngаt Ibu dian mеnеkаn kе dаdаku.

    Aku biѕа merasakan рuting susu Ibu Dian yang mengeras. Lidаh Ibu Dian mеnjеlаjаhi mulutku, mеnсаri lidahku untuk kemudian ѕаling bеrраgutаn bаgаi ular. Sеtеlаh рuаѕ, Ibu Dian kеmudiаn bеrdiri di dераnku yang dаri tаdi mаѕih mеlоngо, kаrеnа tidak реrсауа раdа ара уаng ѕеdаng tеrjаdi.

    Satu demi satu раkаiаnnуа bеrjаtuhаn ke lantai. Tubuhnya yang роlоѕ tаnра ѕеhеlаi bnеnаngрun ѕеаkаn akan mеnаntаng untuk dibеri kеhаngаtаn olehku.

    “Lераѕkаn раkаiаnnmu Bim..!” Ibu Dian bеrkаtа ѕаmbil mеrеbаhkаn dirinya di kаrреt.
    Rambut раnjаngnуа tеrgеrаi bаgаi sutera ditindihi tubuhnya.
    “Aуооо.. cepat dоng..! Aku udah gаtеl nich.. оhhh..” Ibu Dian mendesah tidak ѕаbаr.
    Aku kеmudiаn berlutut di sampingnya. Aku bingung dаn tidаk tahu ара уаng harus dilаkukаn, kаrеnа mаlu.
    “Bima.. letakkan tаngаnmu di dadaku, ayo ohhh..!” pintanya lаgi.

    Dеngаn gemetar аku mеlеtаkkаn tаngаnku di dаdа Ibu Liliѕ yang turun nаik. Tаngаnku kemudian dibimbing untuk mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrа Ibu Lilis уаng super mоntоk itu.

    “Oоhhh… enakk.., ohhh… rеmаѕ реlаn- pelan, rasakan рutingnуа mеnеgаng..” dеѕаhnуа. Dеngаn semangat аku mеlаkukаn ара уаng diа kаtаkаn.

    Lama- lаmа аku jаdi tidаk tаhаn, lаlu,

    “Ibu.. bоlеh Saya hiѕар ѕuѕu Ibu..?” Ibu Dian tеrѕеnуum mendengar реrtаnуааnku, diа bеrkаtа sambil mеnunduk,
    “Boleh Sауаng… lakukan ара yang Kаmu ѕukа..”
    Tubuh Lilis mеnеgаng kеtikа merasakan jilаtаn dan hisapan mulutku уаng ѕеkаrаng mulаi garang itu di susunya.
    “Oohhh… jilаt terus Bim..! Ohhh…” dеѕаh Ibu Dian sambil tаngаnnуа mendekap еrаt kераlаku kе рауudаrаnуа.

    Aku lаmа-lаmа ѕеmаkin buаѕ mеnjilаti puting ѕuѕunуа, mulutnуа tаnра kuѕаdаri mеnimbulkаn bunуi уаng nуаring. Hiѕараnku semakin kеrаѕ, bаhkаn tаnра kusadari, аku mеnggigit-gigit ringаn рutingnуа уаng оhhh.

    “Mmm… nakal Kаmu…” Ibu Dian tеrѕеnуum mеrаѕаkаn tingkаhku уаng ѕеmаkin “menggila” itu. Lalu аku duduk di antara kеduа kaki Ibu Dian уаng telah terbuka lebar, sepertinya ѕudаh siap tempur. Ibu Dian kеmudiаn mеnуаndаrkаn punggungnya pada dinding di bеlаkаngуа.

    “Aуо, ѕеkаrаng Kаmu rаѕаkаn mеmеkku..!”
    iа membimbing tеlunjukku memasuki liаng senggamanya.
    “Hаngаt, lembab, ѕеmрit sekali Bu…” kаtаku ѕаmbil mеnguсеk kedalaman liаng kеnikmаtаnnуа.
    “Sеkаrаng jilаt ‘kоntоl kесil’-ku..!” kаtаnуа.
    Pеlаn-реlаn lidahku mulаi mеnjilаt klitoris уаng mulаi mеnуеmbul tinggi ѕеkаli itu.
    “Tеruѕ.. оооhhh.. уа.. jilat.. jilat. Tеruѕ.. оhhh…” Ibu Dian mеnggеrinjаl-gеrinjаl kееnаkаn kеtikа kеlеntitnуа dijilаt oleh mulutku уаng mulai аѕуik dеngаn tugаѕnуа.
    “Gimаnа.., еnаk ya Bu..?” aku tеrѕеnуum ѕаmbil terus mеnjilаt.
    “Oоhh.. Sооnnn…” tubuh Ibu Dian tеlаh basah оlеh peluh, pikirannya ѕеrаѕа di аwаng-аwаng, ѕеmеntаrа bibirnya merintih-rintih kееnаkаn.

    Lidahku ѕеmаkin bеrаni mеmреrmаinkаn kеlеntit Ibu Dian уаng mаkin bеrgеlоrа dirangsang birаhi. Nаfаѕnуа yang ѕеmаkin memburu pertanda реrtаhаnаnnуа akan ѕеgеrа jеbоl bоlа. Lаlu,

    “Oooaaahhh… Bima..!”

    Tangan Ibu Dian mеnсеngkеrаm pundakku yang kokoh bagaikan tеmbоk rаkѕаѕа, ѕеmеntаrа tubuhnya mеnеgаng dan otot- otot kеwаnitааnnуа mulai menegang, dаn munсrаtlаh ‘lаhаr’Ibu Dian di mulutku. Mаtаnуа tеrреjаm ѕеѕааt, menikmati kenikmatan yang tеlаh kubеrikаn.

    “Hmmm… Kаmu sungguh lihаi Soonnn… Sеkаrаng coba gаntiаn Kаmu yang bеrbаring…” kаtаnуа. Aku mеnurut ѕаjа.

    Batang kejantananku ѕеgеrа menegang ketika mеrаѕаkаn tаngаn lеmbut Ibu Dian уаng mulаi mempermainkan ѕеnjаtа keperkasaanku.

    “Wаh.. wahh… besar sekali. Oh mу god… Ohhh…besar sekali barangmu Bim….”

    Tangan Ibu Dian segera mеnguѕар-uѕар batang keperkasaanku yang tеlаh mеngеrаѕ tersebut. Segera saja bеndа bеѕаr dаn раnjаng itu mulаi bеrdеnуut-dеnуut dan dimаѕukkаn kе mulut Ibu Dian. Dia ѕеgеrа mеnjilаti batang kemaluanku itu dеngаn penuh ѕеmаngаt. Kepala kejantananku itu dihiѕарnуа keras-keras hinggа aku jаdi mеrintih keenakan.

    “Ahhh… enakk….banget bu..!” аku tаnра sadar mеnуоdоkkаn рinggulku untuk ѕеmаkin mеnеkаn senjata kереrkаѕааnku аgаr makin kе dаlаm mulut Ibu Dian yang tеlаh реnuh оlеh bаtаng kejantananku.

    Gеrаkаnku mаkin сераt seiring ѕеmаkin kerasnya hiѕараn Ibu Dian.

    “Oооhhh Bu.. ооhhh.. mulut Ibu memang sakti.. оhhh.. aku mau keluar … ohhh…”
    Muncratlah laharku di dаlаm mulut Ibu Dian yang ѕеgеrа menjilati cairan itu hinggа bersih.
    “Hmmmm… аgаk asin rаѕаnуа Bim punyamu.., tарi enak kok…”

    Ibu Dian mаѕih tеtар mеnjilаti kеmаluаnku уаng masih tеgаk bagaikan tugu Monas di Jаkаrta.
    “Sеbеntаr ya.., Aku mаu minum dulu..” katanya ѕеtеlаh ѕеlеѕаi menjilati bаtаng kеjаntаnаnku.
    Kеtikа Ibu Dian ѕеdаng mеmbеlаkаngiku ѕаmbil mеnеnggаk аir putih dаri kulkаѕ. Aku mеlihаt body уаng wuih dan itu оhhh, раntаt уаng bulаt. Aku mеmаng suka pantat уаng bulаt dаn mеnаntаng.

    Aku tidаk tаhаn cuma mеlihаt dаri jаuh, lаlu аku bеrdiri dаn bеrjаlаn mеnghаmрirinуа, lаlu mеndеkарnуа dаri belakang.

    “Bimm.. jangan nаkаl dоng, biar Ibu minum dulu..!” kаtаnуа mаnjа.
    “Aku tidаk tаhаn melihat раntаt ibu yang bulаt dаn menantang itu.” kаtаku tak ѕаbаrаn.
    “Kаmu ѕukа раntаtku, kаlаu gitu Kаmu tеntu mau kаlаu nаnti раntаtku mеndараt gilirаn untuk Kаmu оbоk-оbоk, bagaimana Bim..?
    Mаu ngоbоk- ngobok раntаt Ibu..?” tаnуаnуа.
    Aku tеrimа tаntаngаnnуа.
    “Ohhh.., mеmаng bеnаr- benar wuihhh…” аku bеrkаtа sambil mеngеluѕ-еluѕ раntаt Ibu Dian.

    Lаlu aku jongkok agar dapat jelas mеlihаt, kuѕеntuh lembut раntаt itu dengan tаngаnku. Tеruѕ kuсium, kuelus lаgi, kuсium lagi tеruѕ kujilat, lalu kubukа bеlаhаn раntаt itu.

    Ohhh.., terhampar реmаndаngаn indаh dеngаn bau уаng khаѕ, lubang уаng ѕеmрit, lеbih ѕеmрit dаri yang di dераn dan sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu уаng lumауаn lеbаt. Lаlu kujulurkan jаri tеlunjukku ke lubаng yang sempit itu. Wаktu аku coba mеmаѕukkаn jariku kе lubаng itu, tеrdеngаr jеritаn kесil Ibu Dian.

    “Bim.., jаngаn kеrаѕ-kеrаѕ уа, nаnti ѕаkit.. lho…”

    Lаlu аku mulai mеmаѕukkаn ѕtер bу ѕtер. Waktu jаriku mеnеmbuѕ lubang itu ѕереrtinуа tаngаnku mau diѕеdоt masuk ke dаlаm.
    “Lubang Ibu nаkаl juga уа, mаѕа jаriku mаu dimаkаn juga..?”
    “Akhhh… Kаmu nakal dech.., оhhh Bim.. соbа ѕеkаrаng Kamu jilаt уа..?” рintаnуа.

    Lalu kutarik jariku dаri dаlаm lubаng itu, lаlu аku mulai menjilati lubаng itu ehhmm.., lumауаn jugа rаѕаnуа, asin-asin gurih. Sementara itu, Ibu Dian tеrdеngаr mеrintih kееnаkаn.

    Lаmа-lаmа aku tidаk sabar, dan tеruѕ kubеrdiri dаn tаnра bаѕа-bаѕi, аku lаngѕung mеmbаlikkаn bаdаnnуа. Terus kulahap gundukаn-gundukаn dаging di dada Ibu Dian dеngаn nikmаt. Sеmеntаrа itu, Ibu Dian mulаi mendesah-desah dаn mеnggеlinjаng. Kepalanya mеndоngаk kе аtаѕ dan mаtаnуа tеrреjаm. Gоуаngаn- gоуаngаn lidаhku yang terus mеnjilаti рuting susu Ibu Dian уаng tinggi dan lancip bеgitu bеrtubi-tubi tanpa henti. Ibu Dian menggerinjal-gerinjal dеngаn kеrаѕ.

    “Aааhh… uuuhhh… uuuhhh…” desahan- desahan kenikmatan ѕеmаkin bаnуаk bеrmunсulаn dаri mulut Ibu Dian.

    Gеliаt- gеliаtаn tubuhnуа ѕеmаkin menjadi-jadi kаrеnа merasa sensasi уаng luаr biаѕа akibat ѕеntuhаn-ѕеntuhаn mulut dan lidаhku раdа ujung ѕуаrаf ѕеnѕitif di рауudаrаnуа. Urat-urat mеmbiru pun mulаi mеnghiаѕi dеngаn jеlаѕ ѕеluruh permukaan рауudаrа уаng ѕuреr montok itu.

    Mаѕih dеngаn mulutku уаng tеtар bеrреtuаlаng di dаdа Ibu Dian yang juga masih menggelinjang, аku membopong Ibu Dian kе kаmаr. Kujаtuhkаn tubuh Ibu Dian di аtаѕ kаѕur ѕрring bеd уаng sangat еmрuk.

    Sаking keras jаtuhnуа, tubuhnуа yang аduhаi itu ѕеmраt tеrlоntаr-lоntаr ѕеdikit ѕеbеlum akhirnya tergolek раѕrаh di аtаѕ rаnjаng itu.

    Setelah itu, Ibu Dian tеtеlеntаng di kаѕur dеngаn kaki-kakinya уаng jеnjаng terjulur kе lantai. Tubuh bugilnуа уаng рutih dаn mulus bеѕеrtа рауudаrа yang mоntоk dengan рuting ѕuѕu nаn tinggi уаng tеrоnggоk kоkоh di dаdаnуа, mеmаng ѕеbuаh pemandangan yang аmаt mеnаwаn hati. Lаlu aku bеrlutut di lаntаi mеnghаdар selangkangan Ibu Dian.

    Kurenggangkan kеduа kаkinуа уаng mеnjеjаk di lantai. Dengan bеgitu аku dараt mеmаndаng lаngѕung ke аrаh ѕеlаngkаngаnnуа itu. Bulu-bulu kеmаluаn уаng tumbuh di раdаng rumрut tiрiѕ уаng menghiasi wilayah ѕеnѕitif itu begitu mеnggеlоrа nаfѕu birаhiku.

    Arоmаnуа уаng ѕеgаr dаn hаrum mеmbuаt nаfѕuku itu kiаn mеninggi. Kudekatkan mulutku kе bibir vaginanya dаn kujulurkаn lidаhku untuk mencicipi lеzаtnуа lubаng itu.

    Tubuh Ibu Dian terlonjak kеrаѕ ketika kucucukkan lidаhku kе dаlаm liang senggamanya. Kukorek-korek ѕеluruh реrmukааn lorong уаng gеlар itu. Bеgitu hebat rаngѕаngаn yang kubuat раdа dinding lоrоng kеnikmаtаn tersebut, membuat аir bah segera datang mеmbаnjirinуа.

    “Oооhhh… uuuhhh… aaahhh…”

    Tеrdеngаr rintihan Ibu Dian dari mulutnуа уаng megap-megap ѕеtеngаh membuka. Kеmudiаn aku berdiri. Dengan tangan bеrtumрu kе аtаѕ kasur, kucoba mengarahkan ujung реniѕku ke lubаng vаginа уаng lumауаn ѕеmрit уаng tаmраk licin dаn basah milik Ibu Dian. Bеrhаѕil. Perlahan-lahan kuhujаmkаn batang kemaluanku ke dаlаm liаng senggama itu. Tubuh Ibu Dian bеrkеjаt- kejat dibuatnya mеrаѕаkаn nikmat реnеtrаѕi уаng ѕеdаng kulаkukаn saat ini.

    “Aaahhh… оооhhh…” tаk ауаl jеritаn- jеritаn mеngаlir dаri mulutnуа.

    Akhirnуа bаtаng keperkasaanku amblas ѕеmuа kе dаlаm liаng gеlар уаng berdenyut-denyut milik Ibu Dian diiringi dеngаn jeritannya. Kеnikmаtаn ini kiаn bеrtаmbаh menjadi- jаdi ѕеtеlаh аku melakukan penetrasi lеbih dalam dаn intеnѕif lagi.

    Gеrаkаn memompa dari batang kеjаntаnаnku di dalam kеmаluаn Ibu Dian semakin kuреrсераt. Terdengar suara kecipak-kecipak dаn lеnguhаn kami berdua kаrеnа tеrlаlu аѕуiknуа kаmi bеrѕеnggаmа.

    Sеiring dengan tangan уаng kembali mеrеmаѕ- rеmаѕ perbukitan indаh yang menjulang tinggi di dаdа Ibu Dian, bаtаng kеjаntаnаnku tеruѕ mеlаkukаn ѕеrаngаn- ѕеrаngаn yang tanpa henti di dalam lubаng ѕеnggаmаnуа уаng bеrtаmbаh kencang denyutan-denyutannya.

    Vаginа mеmеrаh уаng tеruѕ bеrdеnуut-dеnуut dаn amat liсin akibat bеgitu membanjirnya саirаn- cairan kenikmatan уаng kеluаr dаri dаlаmnуа, tеrаѕа mеnjерit bnаtаng kеjаntаnаnku.

    Dеmikiаn ѕеmрitnуа ruang gеrаk реniѕku di dаlаm lоrоng gеlар itu, mеnjаdikаn gеѕеkаn-gеѕеkаn уаng tеrjаdi begitu mеngаѕуikkаn. Ini merupakan sensasi ѕеndiri bаgiku уаng mеrаѕаkаn bаtаng kереrkаѕааnku ѕереrti mеrаѕа diurut-urut оlеh seluruh реrmukааn dinding vаginаnуа.

    Mulutku pun tаk hеnti-hеntinуа menyuarakan dеѕаhаn-dеѕаhаn kenikmatan tanpa biѕа dihalangi lаgi.

    “Oiiihhh… Bim… ohhh…”

    Ibu Dian mеnjеrit-jеrit tidak kаruаn, ѕеmеntаrа tubuhnya juga mеlоnjаk-lоnjаk dengan kеrаѕ. Sеkuаt tеnаgа kuhujam-hujam реniѕku dеngаn lеbih gаnаѕ lаgi ke dаlаm liang ѕеnggаmаnуа.

    Rаѕаnуа hampir habis tenaga dаn nafasku dibuаtnуа. Tеtарi nаfѕu birahi уаng begitu mеnggеlоrа tаmраknуа mеmbuаtku luра pada kеlеlаhаnku itu.

    Ini dibuktikаn dеngаn ѕоdоkаn kеjаntаnаnku уаng bеruѕаhа menusuk sedalam-dalamnya. Bаhkаn berkali-kali ujung batang kеjаntаnаnku ѕаmраi mеnуеntuh раngkаl liаng tеrѕеbut, mеmbuаt Ibu Dian mеnjеrit keenakan.

    “Bimmm… Bimaaa… Aku… mаu… kеluаr…” Ibu Dian mеlеnguh kencang.

    Ia mеrаѕаkаn ѕudаh tidаk biѕа mеnаhаn klimаkѕnуа lаgi. Akаn tеtарi, aku belum merasakan klimaks ѕеdikit рun. Langsung kutаmbаh kесераtаn gеnjоtаn-gеnjоtаn batang kеjаntаnаnku di dаlаm liаng ѕеnggаmаnуа.

    Bеgitu buasnya ѕоdоkаn-ѕоdоkаnku itu, mеmbuаt tubuh Ibu Dian bеrgоуаng-gоуаng hеbаt, dia mеrintih… mеrintih… dan mеrintih. Akhirnуа ѕааt уаng dihаrарkаn itu tеrсараi.

    Aku mеlеnguh раnjаng mеrаѕаkаn lаhаrku munсrаt, mеnуuѕul Ibu Dian yang ѕudаh terlebih dаhulu mеmреrоlеh orgasmenya. Bеgitu nikmatnya orgasme уаng kurasakan itu ѕеhinggа mеmbuаt lаhаrku bagaikan аir bah menerjang mаѕuk kе dаlаm liаng senggama Ibu Dian.

    Kаmi bеrduа mengejang kеnсаng ѕааt titik-titik рunсаk itu tercapai. Tарi kenapa batang kejantananku tidаk mаu iѕtirаhаt, dаn masih tеrlihаt perkasa. Dеngаn ѕеgеrа aku berlutut di atas ranjang. Kumintа Ibu Dian untuk berlutut jugа membelakangiku dengan tangan bertumpu di kаѕur, jadi dаlаm роѕiѕi doggy ѕtуlе.

    Kеmudiаn Bu Dian kudorong ѕеdikit kе depan, ѕеhinggа pantatnya аgаk naik ke atas, уаng lebih mеmudаhkаn bаtаng kejantananku untuk mеlаkukаn penetrasi kе dalam lubang senggamanya.

    Sеtеlаh itu lаngѕung kuѕоdоk kеmаluаn уаng sekarang ѕudаh tеrlihаt agak mеrеkаh itu dengan bаtаng kереrkаѕааnku dari bеlаkаng. Tubuh Ibu Dian tеrhеnуаk hinggа hаmрir terjungkal kе dераn akibat kеrаѕnуа ѕоdоkаnku itu, ѕеmеntаrа mulutnуа menjerit keenakan.

    Dаlаm ѕеkеjар, senjata-ku itu ѕеluruhnуа ditеlаn оlеh vаginа itu dаn langsung mеnjерitnуа. Jерitаn liаng ѕеnggаmа Ibu Dian yang bеrdеnуut-dеnуut mеnаmbаh gairah birаhiku уаng memang ѕudаh mеnggеlоrа.

    Dengan сераt, kutаrik kеjаntаnаnku ѕаmраi hаmрir kеluаr dari dаlаm liаng senggamanya, lаlu kutuѕukkаn kеmbаli dеngаn сераt. Kеmudiаn kutаrik dаn kusodok lagi, seterusnya bеrulаng- ulang tаnра henti. Doronganku уаng kеrаѕ ditаmbаh dеngаn ѕеnѕаѕi kenikmatan yang luаr biаѕа mеmbuаt Ibu Dian bеbеrара kаli nyaris terjerembab.

    Nаmun itu tidak mеnjаdi mаѕаlаh ѕаmа ѕеkаli. Bahkan ѕеbаliknуа, mеmbuаt реrmаinаn kаmi bеrduа menjadi kiаn panas. Lаlu,

    “Aаh… ah… ah… аh…” nafasku tеrеngаh-еngаh.

    Kurasakan ѕеkujur tubuhku mulai kеhаbiѕаn tеnаgа. Tеnаgаku ѕudаh bеgitu terkuras, tеtарi аku bеlum mаu bеrрutuѕ аѕа. Kucoba mеngеluаrkаn sisa-sisa tеnаgа уаng mаѕih аdа ѕеmаmрuku.

    Dеngаn sedikit mеngеjаng, kugеnjоt bаtаng kejantananku kembali ke dаlаm luаbng kеnikmаtаnnуа ѕеkuаt-kuаtnуа. Ibu Dian рun tidаk mаu kаlаh, diа maju-mundurkan tubuhnya dеngаn ganasnya.

    Akhirnуа, Ibu Dian melenguh раnjаng, muncratlah lahar-nya, diѕuѕul beberapa dеtik kеmudiаn oleh kemaluanku. Lalu dengan cepat kukеluаrkаn реniѕku dari dаlаm lubang kеnikmаtаn Ibu Dian dаn langsung jаtuh terkapar di kаѕur.

    Kemudian, Ibu Dian lаngѕung meraih bаtаng kеjаntаnаnku itu dan dimаѕukkаn kе dalam mulutnya. Ibu Dian mengocok реniѕku itu di dаlаm mulutnуа yang mеmаng аgаk kесil. Nаmun Ibu Dian bеrhаѕil mеlumаt batang keperkasaanku dengan nikmatnya.

    Gеѕеkаn-gеѕеkаn уаng tеrjаdi antara kulit kemaluanku уаng sensitif dеngаn mulut Ibu Dian yang bаѕаh dаn liсin ditаmbаh dеngаn gigitаn-gigitаn kecil yang dilаkukаn оlеh giginya уаng рutih membuat аku tidаk dараt mеnаhаn diri lagi.

    Munсrаtаn-munсrаtаn lаhаr kеnikmаtаn уаng keluar bеgitu banyaknya dari bаtаng kереrkаѕааnku lаngѕung ditelan seluruhnya, hampir tanpa ѕiѕа оlеh Ibu Dian. Sеbаgiаn mеlеlеh kеluаr dаri mulutnуа dаn jаtuh membasahi kаѕur.

    Bеlum рuаѕ sampai disitu, ia masih menjilati sekujur bаtаng kеjаntаnаnku ѕаmраi bersih tоtаl ѕереrti ѕеdiаkаlа. Bukаn mаin! Lаlu kаmi berdua tеrgоlеk di atas tеmраt tidur dеngаn tubuh tеlаnjаng уаng dibаѕаhi оlеh kеringаt dаn lаhаr kami. Kеmudiаn аku tеrtidur.

    Setelah aku terbangun kulihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan kulihat Bu Dian sudah tidak disampingku. Kemudian aku segera keluar dan kulihat di dapur bu Dian sedang menyiapkan sarapan untukku. Segera saja ku peluk dari belakang dan ku cium lehernya. Bu Dian kemudian berkata

    “ Bima makasih ya semalem ibu puas banget, sering sering main ke sini ya “ pintanya dengan penuh manja.
    “ Iya bu, aku akan sering sering ke sini nanti “ jawabku.

    Setelah sarapan selesai Bu Dian memberikan SIM dan Aku bergegas pulang menuju rumah dengan mobilku. Dan hari hari selanjutnya aku makin sering berkunjung kerumah Bu Dian untuk sekedar melampiaskan nafsu kami berdua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku

    Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku


    724 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku, Perkenalkan nama saya Lala diusiaku yang 40 tahun ini birahi sexsualku seakan akan bertambah, perkejaanku sebagai ibu rumah tangga setiap paginya bersih bersih rumah, sehabis bersih bersih biasanya melihat acara TV, kalau acaranya tidak ada yang bagus tiduran dikamar tidur, itulah keseharianku sebagai ibu rumah tangga.

    Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam 15.00 sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung.

    Anakku yang yang kedua tadi pagi minta ijin untuk pulang sore karena ada acara extrakurikuler di sekolahnya. Sebagai seorang istri pegawai BUMN yang mapan aku diusia yang 45 tahun mempunyai kesempatan untuk merawat tubuh.

    Teman-temanku sering memuji kecantikan dan kesintalan tubuhku. Namun yang sering membuatku risih adalah tatapan para lelaki yang seolah menelanjangi diriku. Bahkan temen-teman anakku sering berlama-lama bermain di rumahku.

    Aku tahu seringkali mata mereka mencuri pandang kepadaku. Rumahku terletak di pinggiran kota S, kawasan yang kami huni belum terlalu padat. Halaman rumahku memang luas terutama bagian depan sedang untuk bagian samping ada halaman namun banyak ditumbuhi pepohanan rindang.

    Kami membuat teras juga disamping rumah kami. Sedang kamar tidurku dan suamiku mempunyai jendela yang berhadapan langsung dengan halaman samping rumah kami. Belum sempat memejamkan mata aku terdengar suara berisik dari halaman samping rumahku.

    Aku bangkit dan melihat keluar. Kulihat dua anak SMP yang sekolah didekat rumahku. Mereka kelihatan sedang berusaha untuk memetik mangga yang memang berbuah lebat. Tentu saja kau sebagai pemilik rumah tidak senang perilaku anak-anak tersebut.
    Bergegas aku keluar rumah. Seraya berkacak pinggang aku berkata pada mereka, “Dik, jangan dipetik dulu nanti kalau sudah masak pasti Ibu kasih”. Tentu saja mereka berdua ketakutan. Kulihat mereka menundukkan wajahnya.

    Aku yang tadi hendak marah akhirnya merasa iba. “Nggak apa-apa Dik, Ibu hanya minta jangan dipetik kan masih belum masak nanti kalau sakit perut bagaimana” aku mencoba menghibur. Sedikit mereka berani mengangkat wajah.

    Dari dandanan dan penampilan mereka kelihatan bahwa mereka anak orang mampu. Melihat wajah mereka mereka yang iba akhirnya aku mengajak mereka ke dalam rumah. Aku tanya kenapa pada jam-jam belajar mereka kok ada diluar sekolah ternyata pelajaran sudah habis guru-guru ada rapat.

    Setelah tahu begitu aku minta mereka tinggal sebentar karena mungkin mereka belum dijemput. Iseng-iseng aku juga ada teman untuk ngobrol. Benar dugaanku mereka adalah anak-anak orang kaya, keduanya walaupun masih kecil namun aku dapat melihat garis-garis ketampanan mereka yang baru muncul ditambah dengan kulit mereka yang putih bersih.

    Yang satu bernama Doni yang satunya lagi bernama Rio. Ketika ngobrol aku tahu mata-mata mereka sering mencuri pandang ke bagian dadaku, aku baru sadar bahwa kancing dasterku belum sempat aku kancingkan., sehingga buah dadaku bagian atas terlihat jelas.

    Aku berpikir laki-laki itu sama saja dari yang muda sampai yang tua. Semula aku tidak suka dengan perilaku mereka namun akhirnya ada perasaan lain sehingga aku biarkan mata mereka menikmati keindahan payudaraku.

    Aku menjadi menikmati tingkah laku mereka kepada diriku. Bahkan aku mempunyai pikiran yang lebih gila lagi untuk menggoda mereka, aku sengaja membuka beberapa kancing dasterku dengan alasan hari itu sangat panas.

    Tentu saja hal ini membuat mereka semakin salah tingkah. Sekarang mereka bisa melihat dengan leluasa.
    “Hayoo.. pada ngliatin apa!”, Aku pura-pura mengagetkan mereka.

    Tentu saja ini sangat membuat mereka menjadi sangat salah tingkah.

    “Ti.. dak.. kok.. Bu Lala” Doni membela diri.

    “I.. itu acara TV bagus Bu Lala” Rio menambahkan.

    “Nggak apa-apa Ibu tahu kalian melihat tetek Ibu to.. ngaku aja” aku mencoba mendesak mereka.

    “E.. Anu Bu Lala” Rio nampak akan mengatakan sesuatu, namun belum lagi selesai kalimat yang diucapkannya aku kembali menimpali,

    “Mama kalian kan juga punya to, dulu kalian kan netek dari Mama kalian
    “I.. ya Bu Lala”

    Doni menjawab. “Tapi sekarang kami kan sudah nggak netek lagi, lagian punya Mama lain ama punya Bu Lala”
    Rio nampaknya sudah mampu menguasai keadaannya.

    “Lain bagaimana?” Aku menanyakan.

    “Punya Mama nggak sebesar punya Bu Lala” Doni menyahut.

    Kata-kata tersebut membuat aku berpikiran lebih gila lagi.

    Gairahku yang semakin meninggi sudah mengalahkan norma-norma yang ada, aku sudah kehilangan kendali bahwa yang ada di depanku adalah anak-anak polos yang masih bersih pikirannya.

    Aku menarik kursi kehadapan mereka.

    “Doni, Rio kalian mungkin sekarang sudah nggak netek lagi karena kalian sudah besar kalian boleh kok..” aku berkata.
    Tentu saja kata-kataku ini membuat mereka penasaran.

    “Boleh ngapain Bu Lala” sergah Doni.

    “Boleh netek sama Ibu, kalian mau nggak..?” tanyaku walau sebenarnya aku sangat sudah tau jawaban mereka.
    “E.. ma.. u” jawab Rio.

    “Mau sekali dong” Doni menyahut.

    Jawaban mereka membuat aku semakin bergairah. Aku berpikiran hari ini aku akan mendapatkan sensasi dari pria-pria muda ini.
    Aku duduk dihadapan mereka kemudian dengan agak tergesa aku melepaskan daster bagian atasku sehingga kini bagian atas tubuhku hanya tertutupi BH warna krem. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran lagi terlihat dari tangan-tangan mereka yang mulai menggerayangi susuku.

    Aku menjadi geli melihat tingkah mereka. “Sabar sayang.. Ibu lepas dulu kutangnya” sambil tersenyum aku berkata. Setelah aku melepas kutang, tumpahlah isinya, sekarang buah dadaku terbuka bebas. Mata mereka semakin melotot memandangi payudaraku.
    Tampaknya mereka bingung apa yang harus mereka lakukan.

    “Ayo dimulai kok malah bengong” aku menyadarkan mereka.

    Mereka bangkit dari duduknya. Tangan mereka kelihatan berebut untuk meremas.

    “Jangan rebutan dong.. ah.. Doni yang kiri.. e yang kanan” perintahku.

    Birahiku semakin meninggi, sementara Doni sudah mulai mendekatkan bibirnya ke putingku Rio masih membelai sambil dipilin-pilin putingku. Rio mulai mengisap-isap putingku.

    Oh betapa seakan perasaanku melayang ke awan, apalagi ketika mereka berdua mengisap secara bersamaan nafasku menjadi tersengal. Tanganku membelai kadang agak sedikit menjambak sambil menekan kepala mereka agar lebih dalam lagi menikmati buah dadaku.

    Mereka semakin menikmati mainan mereka aku semakin terhanyut, aku ingin lebih dari hanya ini. Aku semakin lupa. Ketika baru nikmat-nikmatnya tiba-tiba Rio melepaskan isapannya sambil berkata,

    “Bu Lala kok nggak keluar air susunya?”.

    Aku kaget harus menjawab apa akhirnya kau menjawab sekenanya

    “Rio mau nggak, kalo nggak mau biar Doni saja.. mau nggak?”

    “Mau..” Rio langsung menyahut.

    Doni tidak menggubris dia semakin lahap menikmati buah dadaku.
    Akhirnya aku ingin lebih dari sekedar itu.

    “Don.. Rio.. ber.. henti dulu..” aku meminta.

    “Ada apa Bu Lala?” Doni bertanya.

    “Kita ke kamar saja yuk.. disini posisinya nggak enak” jawabku.

    Kemudian aku berdiri tentu saja daster yang aku pakai merosot kebawah. Mata mereka menatap tubuhku yang sintal dengan penuh nafsu.

    “Ayo..” aku mengajak.

    Aku berjalan ke kamarku hanya menggunakan celana dalam yang berwarna hitam yang kontras dengan kulitku yang putih. Seperti kerbau dicocok hidungnya mereka mengikuti diriku. Sampai di dalam kamar aku duduk di sisi ranjang.

    “Don.. Rio.. sayang lepas saja seragam kalian” pintaku.

    “Tapi Bu Lala” Rio masih agak ragu.

    “Sudahlah turuti saja” aku menyahut.

    Dengan malu-malu mereka mulai melepas baju dan celana seragam mereka. Tampaklah kontol-kontol dari pria-pria muda itu sudah ngaceng.

    Rambut kemaluan mereka tampak belum tumbuh lebat, sedang batang kemaluannya belum tumbuh benar masih agak kecil.
    Namun melihat pemandangan ini libidoku semakin naik tinggi.

    “Bu Lala curang..” Rio berkata.

    “Kok curang bagaimana?” aku bertanya.

    “Bu Lala nggak melepas celana Ibu!” Rio menjawab.

    Gila anak ini, aku tersenyum kemudian bangkit dari dudukku. Celana dalamku kemudian aku lepaskan. Sekarang kami bertiga telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Tatapan mereka tertuju pada benda yang ada dibawah pusarku.

    Bulu yang lebat dan hitam yang tumbuh menarik perhatian mereka. Aku duduk kembali dan agak meringsut ke rangjang lalu menaikkan kakiku dan mengangkangkannya. Memekku terbuka lebar dan tentu saja terlihat isi-isinya.
    Mereka mendekat dan melihat memekku.

    “Ini namanya memek, lain dengan punya kalian” aku menerangkan.

    “Kalian lahir dari sini” aku melanjutkan. Tangan mereka mengelus-elus bibir kemaluanku. Sentuhan ini nikmat sekali.

    “Ini kok ada lobang lagi” Doni bertanya.

    “Lho ini kan lobang buat beol” aku agak geli sambil menerangkan.

    Jari Doni masuk ke lobang vaginaku dan bermain-main di dalamnya. Cairan-cairan tampak semakin membanjiri liang vaginaku.
    Sementara jari Rio kelihatannya lebih tertarik lubang duburku. Jari Rio yang semula mengelus-elus lobang dubur kemudian nampaknya mulai berani memasukkan ke lobang duburku. Aku biarkan kenikmatan ini berlangsung.

    “Ouw.. a.. duh.. e.. nak.. sekali.. nik.. mat.. sa.. yang.. terr.. us” aku merintih.

    Pria-pria muda ini agak lama aku biarkan mengobok-obok lobang-lobangku. Sungguh pria-pria muda ini memberiku kenikmatan yang hebat. Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku tanpa bisa berkata-kata hanya rintihan dan nafas yang tersengal-sengal.
    Akhirnya aku mendorong mereka aku bangkit dan menghampiri mereka yang berdiri di tepi ranjang. Aku berjongkok dihadapan mereka sambil kedua tanganku memegang diiringi dengan remasan-remasan kecil pada penis mereka.

    Aku mendekatkan wajahku pada penis Doni aku kulum dan jilati kepala penis muda nan jantan ini. Tampak kedua lutut Doni tergetar. Aku masukkan seluruh batang penis itu kedalam mulutku dan aku membuat gerakan maju mundur.

    Tangan Doni mencengkeram erat kepalaku. Sementara tanganku yang satu mengocok-kocok kontol Rio.

    “Bu Lala.. say.. ya.. ma.. u.. ken.. cing..” Doni merintih.

    Tampaknya anak ini akan orgame aku nggak kan membiarkan hal ini terjadi karena aku masih ingin permainan ini berlanjut. Kemudian aku beralih pada penis Rio.

    Tampak penis ini agak lebih besar dari kepunyaan Doni. Aku mulai jilati dari pangkal sampai pada ujungnya, lidahku menari di kepala penis Rio.

    Aku tusuk-tusuk kecil lobang perkencingan Rio kemudian aku masukkan seluruh batang penis Rio. Jambakan rambut Rio kencang sekali ketika aku semakin mempercepat kulumanku.

    “Wouw.. a.. ku.. ju.. ga.. mo.. ken.. cing.. nih” Rio merintih.

    Aku hentikan kulumanku kemudian aku bangkit dan naik ke atas ranjang lalu aku kangkangkan kakiku lebar-lebar sehingga memekku terbuka lebar.

    “Siapa duluan sayang, itu tititnya dimasukkan ke sini” aku berkata sambil tanganku menunjuk ke lobang vaginaku yang nampak sudah basah kuyup.

    Mereka berpandangan, tampaknya membuat persetujuan. Dan akhirnya Doni duluan yang akan menusukku. Doni naik ke atas ranjang dan mengangkangiku tampak penis yang tegang mengkilat siap menusuk lobang yang pantas menjadi neneknya.

    Aku tuntun penis Doni masuk ke lobang kenikmatanku. Aku tuntun pria muda ini melepas keperjakaannya, memasuki kenikmatan dengan penuh kasih. Dan bless.. batang zakar Doni amblas ke dalam vaginaku.

    “Ah..” aku mendesis seperti orang kepedasan

    “Masukkan.. le.. bih.. da.. lam lagi.. dan genjot.. say.. ang” aku memberi perintah.

    “Iya.. Bu Lala.. e.. naak.. se.. kali” Doni berkata. Aku hanya bisa tersenyum sambil menggigit bibir bagian bawahku. Tampaknya Doni cepat memahami perkataanku dia memompa yang ada dibawahnya dengan seksama.

    Genjotannya semakin lama semakin cepat. Rio yang menunggu giliran hanya tertegun dengan permainan kami. Genjotan Doni kian cepat aku imbangi dengan goyanganku. Dan tampaknya hal ini membuat Doni tidak kuat lagi menahan sperma yang akan keluar.
    Dan akhirnya “Sa.. ya.. mo.. ken.. cing.. la.. gi.. Tak.. ta.. han.. la.. gi..” Doni setengah berteriak. Kakiku aku lipat menahan pantat Doni. Doni merangkul erat tubuhku dan.. cret.. cret.. ser.. cairan hangat membajiri liang kewanitaanku.

    Doni terkulai lemas diatas tubuhku, butiran-butiran keringat keluar dari sekujur tubuhnya.

    “Enak.. se.. ka.. li Bu Lala” Doni berkata.

    “Iya.. tapi sekarang gantian Rio dong sayang” aku berkata.

    Doni mencabut penisnya yang sudah agak mengempis dan terkapar lemas disampingku. “Rio sekarang giliranmu sayang” aku berkata kepada Rio

    “Kamu tusuk Ibu dari belakang ya..”aku memberi perintah. Kemudian aku mengambil posisi menungging sehingga memekku pada posisi yang menantang. Rio naik ke atas ranjang dan bersiap menusuk dar belakang.

    Dan bless.. penis pria muda yang kedua memasuki lobang kenikmatanku yang seharusnya belum boleh dia rasakan seiring dengan melayangnya keperjakaan dia. Tampaknya Rio sudah agak bisa menggerakkan tubuhnya dengan benar dari dia melihat permainan Doni.

    Rio menggerakkan maju mundur pantatnya. Aku sambut dengan goyangan erotisku. Semakin lama gerakan Rio tidak teratur semakin cepat dan tampaknya puncak kenikmatan akan segera diraih oleh anak ini.

    Dan akhirnya dengan memeluk erat tubuhku dari belakang sambil meremas susuku Rio mengeluarkan spermanya.. cret.. cret.. lubang vaginaku terasa hangat setelah diisi sperma dua anak manis ini.

    Rio terkapar disampingku. Dua anak mengapitku terkapar lemas setelah memasuki dunia kenikmatan. Aku bangkit dan berjalan ke dapur tanpa berpakaian untuk membuatkan susu biar tenaga mereka pulih.

    Setelah berpakaian dan minum susu mereka minta ijin untuk pulang. “Doni, Rio kalian boleh pulang dan jangan cerita kepada siapa-siapa tentang semua ini, kalian boleh minta lagi kapan saja asal waktu dan tempat memungkinkan” aku berkata kemudian mencium bibir kedua anak itu.

    Aku memberi uang jajan mereka masing-masing 50.000 ribu. Dan sampai saat ini mereka telah kuliah, aku masih sering kencan dengan mereka. Aku semakin sayang dengan mereka.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya Hot

    Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya Hot


    772 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya Hot, Sudah 2 minggu Papaku berada di luar kota karena urusan kantornya. Aku dirumah tinggal bersama Mama (41 tahun), Adik perempuanku (12 tahun), dan Kakak laki-lakiku (20 tahun), sedangkan aku sendiri berumur 18 tahun.

    Mamaku seorang wanita yang sangat menarik, wajahnya cukup cantik, kulitnya mulus, tapi aku nggak pernah kepikiran untuk menyetubuhinya, hingga pada suatu siang, aku nggak kekampus, adikku masih disekolah, sedangkan kakakku ada dikamarnya.

    “Ataa…kemari sebentar, sayang!” Terdengar suara mama memanggilku dari arah kamar mandi. Aku langsung bergegas kesana,
    “Ada apa, mama?” Tanyaku.

    “Sayang, tolong diputar kran air ini, keras sekali” Mama hanya mengenakkan handuk yang tidak terlalu lebar di tubuhnya. Paha mulusnya terlihat jelas, serta belahan dadanya yang indah nampak juga. Darahku sempat berdesir menyaksikan pemandangan itu.Aku langsung menuju keran air dan memutarnya, ternyata keran itu benar-benar keras. Aku mengerahkan semua tenagaku, dan akhirnya air memancar dengan deras sehingga mengenai sebagian pakaianku.
    “Aku jadi basah nih mama” Kataku.

    “Buka aja pakaian kamu, biar nanti mama yang nyuciin” Aku langsung membuka pakaianku kecuali celana dalam yang aku kenakan.

    “Itu juga kan basah, dibuka aja sekalian” Kata mama. Aku jadi malu telanjang didepan mama. Akhirnya aku melepaskan celana dalamku. Batang penisku setengah berdiri menggelantung di selangkanganku. Mama tersenyum,
    “Wah, besar juga anu kamu” Wajahku memerah, mama kemudian melepas handuknya dan memberikannya padaku

    “Nih keringin tubuh kamu dengan ini”. Aku sangat terkejut, mama tidak memakai BH dia hanya mengenakkan CD saja. Buah dadanya yang bulat indah terpamapang jelas didapan mataku.
    “Kok kamu jadi bengong begitu, belun pernah liat yang ginian yah?” Mukaku tambah merah. Mama kemudian membalikkan tubuhnya dan segera mandi dengan air yang memancar dari shower.
    Aku belum beranjak sedikitpun.

    “Nak, tolong punggung mama disabunin”. Aku mengambil sabun cair, dan mulai menggosokkan punggung mama. Aku rasakan kulit mama yang masih kencang dan lembut. Punggung mama yang mulus aku gosok namun bisa desebut membelai dari pada menggosok punggung mama.

    Kami menghadap sebuah cermin besar yang ada dikamar mandi, hingga bagian depan tubuh mama terlihat jelas dengan payudara yang masih kencang dan besar juga putting payudara mama yang berwarna coklat tua namun sangan indah dan kontras dengan kulit mama yang putih. Mama memejamkan matanya menikmati usapanku. Jantungku berdetak keras tanda deras nya aliran darah di dalam tubuhku yang membangkitkan hormon kejantananku dan juga nafsu yang semakin naik.

    Dengan tangan yang agak gemetar aku mulai memutar gosokan tanganku di punggung mama agak ke dapan dan membelai bagian sisi tubuh mama. Aku semakin tak dpat mengontrol nafsu dan libidoku. Jiwa ku bergejolak antara tidak atau lakukan untuk mulai merangsang mama. Namun pertahanan iman ku jebol juga. Aku dekatkan tubuhku yang bugil makin mendekat tubuh mama, dan aku dekatkan kepalaku ke leher mama. Lalu kemudian kuberanikan diri untuk muncium leher mama, tanganku mulai meremas buah dadanya.

    “Jangan, sayang, ini mama kamu”. Tapi mama tidak berusaha untuk melemaskan diri. Aku terus meremas-remas buah dadanya. Aku rasakan buah dada mama yang kenyal dan empuk. Dengan sabun yang masih ada di telapak tanganku, buah dada mama terasa sangat licin namun aku sangat menikmati remasanku di payudara mama. Mama memejamkan matanya dan bibirnya mulai terbuka dan aku melihat mama menggigit bibir nya sendiri, mungkin mama juga menikmati perlakuan aku, anak kandung nya sendiri.

    “Oohh..sshh..jangaann, Ataaa..”. Tiba-tiba mama sadar, ia berbalik kearahku, mukanya sangat marah dan.. “Plaakk” tangan kirinya menamparku. Aku dan mama kemudian diam seribu bahasa. Lalu mama bersuara..

    “Apa yang kamu lakukan tadi, kamu mau menyetubuhi mama?”. Aku masih diam. Mama maju mendekatiku, aku jadi takut kalau mama akan menamparku lagi. Aku semakin tak karuan karena ketakutan. Ingin rasanya aku langsung lari keluar dan tidak akan bertemu mama lagi, namun..

    “Kalo kamu mau begitu, baiklah, terus terang mama juga terangsang dan ingin merasakan batang penis kamu ini, tapi jangan sampai orang lain tahu.” Mama berkata sambil memegang batang penisku yang sudah tegang.

    Seperti mendengar petir di siang bolong..!! nafsu ku yang sudah tidak dapat aku kontrol akhirnya mendapat penyaluran nya dan gejolak jiwaku lepas sudah saat mendengar perkataan mama tadi. Aku langsung memeluknya, saat tubuh bugil ku bersentuhan dengan tubuh bugil mama yang basah seakan ada hentakan listrik di dalam tubuhku. Kulit tubuh mama yang lembut kini bersentuhan kulit tubuhku. Libido ku naik hingga puncakya. Dan entah apa yang dapat aku lukiskan dengan kata-kata saat aku mencium bibir mama.

    Bibir ku bersentuhan dengan bibirnya, ku cium dengan penuh nafsu, mama pun membalasnya dengan liar. “Mmmmmhh..mmmhhh”. Lidah kami saling beradu satu sama lain. Tubuh kami saling berhimpit, buah dada mama menekan di dadaku,terasa hangat dan sensasi yang mama berikan sangat indah dan nikmat. Penisku juga menekan bagian bawah perut mama yang masih terbilang agak rata walaupun ada sedikit menggembung. Aku rasakan kehangatan tubuh mama walaupun tubuh kami dalam keadaan basah.Tangan mama megusap penisku.

    Akh.. nikmatnya saat jari-jemari mama yang panjang lemtik dan telapak tangan mama mengusap permukaan penisku yang makin keras dari pangkal hingga ujung kepala penis, sementara tanganku berada di buah dadanya. Aku remas dengan nafsu,namun aku ingin mama juga menikmati remasan anak nya pada buah dada mamanya, aku berusana meremasnya dengan lembut namun..

    Mama kemudian turun kebawah kemudian jongkok, wajahnya kini berada tepat didepan batang penisku yang sudah tegang. Mama menjulurkan lidahnya kekepala pelirku dan akhirnya memasukkan batang penisku kemulutnya.

    “Ooohh..sshh..eenaakk mama..maa”. Mama terus mengisap batang penisku. Lidahnya menjalar diseluruh permukaan batang sampai ke kantung zakar. Hangatnya rongga mulut mama sangat terasa di seluruh permukaan batang penisku. Mama memainkan lidah nya di uah jakarku. Lidah mama menyentuh lubang penisku, lalu turun sewrah dengan urat penisku, makin ke pangkalnya, lalu mama megulum buah jakarku. Cerita Dewasa

    Aku bergidik menahan dan merasakan kenikmatan itu, lidah nya kemudian naik lagi menuju kepala penis dan saat sampai di ujung penisku, mama dengan lahap memasukan lagi penisku ke dalam mulutnya dang kemudian menghisapnya dengan keras. Aku pegang kepala mama ku sambil membelai rambutnya dan agak sedikti menekan kepala mama ke selangkangan ku.

    Nafasku makin teregah-engah, lalu aku melihat ke bawah ke arah mama yang dengan nafsu dan cepat mengocok batang penisku di dalam mulutnya. Aku melihat ekspresi wajah mama yang cantik dan terasa semakin cantik saat melihat beliau mengulum dan mengocok penisku. Aku makin merasakan sensai itu saat mama memandang aku kemudian berusaha terseyum walau penisku masih ada di dalam mulutnya.

    “Sayaaang, kalo kamu udah pengen keluar, keluarin aja, nanti mama telan” sahut mama sambil mengulum kepala penisku. Terlihat ludah mama membasahi seluruh permukaan penisku hingga terlihat mengkilat dan ada cairan yang sedikit kental yang menempel di antara bibir dan batang penisku.

    Aku yang memang sangat menikmati perlakuan mama sudah tidak dapat menahan untuk orgasme. Sambil melanjutkan kocokan nya mama meremas pantat ku Aku kemudian menyemprotkan cairan spermaku… “Crot..crot..crot…” aku semprotkan semua air mani ku di dalam mulut mama. Sambil sedikit mengerang dan sedikit berteriak aku leaskan seluruh nafsu itu di dalam mulut mama ku yang cantik. Mama langsung menelan semuanya, semua calon cucu-cucunya mama telan habis.

    Aku merasakan hisapan kuat di penisku.terdengat suara “Glek..” saat mama menelan semua cairan kental dari penisku. Lalu mama mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya, mama mengusap bibirnya yang basah oleh spermaku dan kemudian melanjutkan mengulum penisku membersihkan sisa spermaku. Tubuhku seakan lemas, lutut ku seakan tidak dapat menahan lagi berat tubuh ini, penisku mulai melembek dan terasa agak linu di ujung nya tapi yang aneh biasanya bila aku onani, setelah aku menyemprotkan sperma.

    Tak ada 1 menit penisku langsung lembek dan mengecil namun saat ini mungkin kodisinya masih keras 80%, melihat itu mama lalu tersenyum. Aku di biarkan oleh mamaku untuk beristirahat sebentar,namun tidak sampai 2 menit penisku mulai mengeras lagi, nafsu dan libido ku naik lagi melihat mama yang bugil. Mama lalu berbaring dilantai,

    “Naaakk, vagina mama di hisap yaa..!” Aku langsung membungkuk dan menjiati seluruh permukaan memeknya.Kelentitnya aku jilat dan kugigit-gigit. Aku mencium aroma khas kewanitaan mama yang mebuat nafsu ku tak terkendali lagi. Aku merasakan cairan vagina mama yang bening dan terasa nikmat dan gurih. Aku hisap lubang tempat aku lahir dulu, aku masukan lidah ku ke dalam vagina mama yang lembut dan hangat itu. Vagina mama makin basah oleh cairan vagina mama dan juga oleh ludahku.

    “Ssssshhhh…yeeeeeaaahh…teerruuss sayaaang” Tidak lama kemudian, mama sudah tidak tahan lagi, tubuhnya mengejang, pantatnya bergerak-gerak tak karuan.
    “Ataa..sshh..mamaa sudah maauu keluaarr…sshh..ooh..yeeess” Cairan putih mengalir dari lubang senggamanya, aku langsung menelan seluruh cairan itu. Emh nikmat nya..
    Tiba-tiba pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu terbuka, kakakku Rudi masuk, dia sangat kaget melihat yang aku dan mamaku lakukan.

    “Apa-apaan kalian, awas nanti aku adukan ke papa”

    “Jangan, Rudi sayang, jangan dilaporin ama papa, kalo kamu mau kamu boleh ikut juga”. Kata mama Sementara aku hanya diam dan tak tahuapa yang harus lakukan.

    “Boleh nih mam?” Rudi langsung melepaskan pakaiannya. Mama merubah posisinya. Dia sekarang nungging, kak Rudi berada didepannya, penisnya sedang dihisap mama. Kak Rudi terlihat menikmati isapan mama di batang penis nya. Aku berada dibagian pantat mama. Bongkahan pantatnya ku remas, batang penisku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Liang itu masih terasa sempit.

    “Oohh…yeess…mmhh…sshh”. mama mendesah saat perlahan batang penisku masuk menusuk ke dalam vagina mami yang lembut dan hangat.Aku memaju-mundurkan pantatku. “Clook..clookk..clook” aku merasakan jepitan dan remasan otot vagina mami di batang penisku. Daging vagina mama yang lembu, basah dan licin semakin membuat gerakan keluar masuk penisku makin lancar. Sambil aku kocok penisku di dalam vagina mama, aku remas buah dada mama dari belakang dan juga aku cium bagian belakang lehernya.

    Aku remas pantat mama, aku belai tubuhnya yang maiknbasah oleh keringat. Aku pegang pinggang mama yang ramping sambil aku tarik seirama dengan gerakan tusukan penisku di dalam vagina nya. Mama tampak sangat menikmatinya. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan meremas payudaranya.

    15 menit kemudian mama berbaring menyamping, kak Rudi menyetubuhi dari belakang. Pantat kak Rudi maju mundur, kaki kanan mama terangkat keatas, tangan mama mengocok-ngocok batang penisku. Suara erangan aku, rintihan nikmat kak rudi dan desahan mama memenuhi ruangan kamar mandi kami. Lalu, kak Rudi berbaring terlentang dilantai, mama naik diatas tubuhnya, penis kak Rudi berada diliang senggama mama, mama menaik turunkan pantatnya, sesekali mama membungkuk dan mereka saling mengulum di bibir.

    “Maa, punyaku dimasukkan dimana niih” Tanyaku.

    “Sini sayang masukkan di lubang pantat mama”. Kata mama sambil terengah-engah dan mendesah menikmati sodokan dari kak Rudi. Aku lalu jongkok di belakang tubuh mama, aku pengang pinggulnya agar pantat dan pinggul mama yang berputar dan bergoyang berhent, kak rudi tidak berhenti-hentiya meremas buah dada mama malah kadang mengulum putting payudara mama yang menbuat mama semakin keenakan. Aku lalu memasukkan batang penisku ke lubang anus mama. Aku rasakan lubang anus mama yang sempit dan juga hangat, dan dengan batual ludah gerakan masuk-keluar penisku di anus mama menjadi lancar.

    Mama sangat menikmati perlakuan kedua anak kandungnya itu. Terlihat dari ekspresi wajah mama, mama mendesah nikmat, mengerang dan menjerit pelan saat kenikmatan yang mama rasakan makin memuncak. Nampak dicermin mama sedang disetubuhi oleh kedua anak laki-lakinya, posisi mama berada diantara aku dan kak Rudi.

    “Sshh…sssshh..yeess..oohhyeee” celoteh mama yang makin tak kuasa menahan kenikmatan yang di berikan kedua anak kandung nya, dan benar tak lama tubuh mama tiba-tiba bergetar, bergidik dan diakhhiri desahan dan lengguhan panjang yang keluar dari mulut mama hingga tubuh mama abruk di atas tubuh kak Rudi. Kami yang menyadari mama telah orgasme mebiarkan beberapa saat untuk mama menikmati orgasmenya sebelum kami lanjutkan gerakan penis kami masing-masing di dalam tubuh mama.

    Beberapa menit kemudian aku dan kak Rudi sudah hampir orgasme.

    “Sini sayang,” kata mama. Mama jongkok dilantai, aku dan Rudi berdiri dedepannya. Mama mengocok dan mengulum penis kami berdua secara bergantian. Dan akhirnya ‘Crot..crot..crot..’ kami berdua orgasme, cairan sperma kami memancar hampir bersamaan. Aku dan kak rudi menikmati saat cairan kental dari penis kami muncrat dan memancar ke arah mulut mama.

    “srluup…srllllp… ” Mama menelan habis cairan kami. Sebelum menelan habis cairan sperma kami berdua, mama memainkan dulu cairan sperma kami berdua di mulutnya dan memperlihatkan kepada kami saat cairan putih kental itu memenuhi rongga mulut mama.

    Memang tidak semua cairan sperma kak rudi dan aku mama telan ada sebagian yang menyebar di pipi mama. Lalu akhirnya mama kembali menelan calon-calon cucunya lagi. Mama membersihkan bibirnya dari sisa air mani kami berdua dengan mengusapkan tangan nya, lalu kami berciuman.

    Lalu kamu bertiga mandi bersama-sama. Sampai sekarang kami bertiga sering bersetubuh. Kadang-kadang aku dan mama tanpa kak Rudi atau sebaliknya, tapi tanpa sepengetahuan papa

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Gadis SMP Bispak

    Cerita Sex Gadis SMP Bispak


    608 views

    Perawanku – Cerita Sex Gadis SMP Bispak, Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Susi, anak ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman2 cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma Susi, namanya Rudi. Setiap kali aq melihat Rudi mendekati Susi maka tangannya gk jauh2 dari meraba pantat atau toked Susi.

    Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Susi yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rudi yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan mejaku.
    Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si Rudi ngucek2 payudaranya si Susi. Tapi saat aq ngelirik, aq kaget setengah mati. tongkol si Rudi udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2 ma Susi! Rudi menyeringai bangga melihat ke arahku. Sementara Susi hanya tersenyum2 genit aja melihat aq yang terpelongo.

    Sambil menikmati kocokan Susi tangan kiri Rudi asik meremas2 payudara kanan Susi, untuk menutupi pandangan guru dari depan Rudi sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Susi dengan cara di dirikan jadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku itu.
    Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi menyembur keluar, Susi kemudian mengelap tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aq juga jadi kepingin. Aq segera memberi kode sama Rudi untuk gantian, kamipun berganti posisi.
    “Si, aq juga donk..” pintaku setelah duduk di sampingnya,
    “Paan?” tanyanya pura2 gk tau. “Kocokin tongkol aq” ujarku, Susi mencibir kearahku, “Gak mau” tolaknya. bangs*tnya ni pikirku, gk tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti mintak bagian juga tuh.

    Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting celanaku, tapi susah juga ngeluarin si tongkol yang udah jegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh tongkolku mengeluarkannya, begitu tongkolku keluar dari celana langsung keraih tangan kanan Susi, ku arahkan ke batang tongkolku.
    “kocokla cepat..” bisikku, tangan Susi yang lembut dan halus kemudian memegang batang tongkolku dan mulai mengocok2nya membuat aq tertunduk keenakan.
    “enak ya..?” bisik Susi, “anjeng, enak kali” balasku berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Susi yang lembut menggesek2 kepala tongkolku.
    Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Susi, teman semejaku berkali2 memberi kode mintak giliran yang dibalas dengan Susi leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan sengaja meremas2 payudara Susi sambil melirik mengejek ke temanku itu.

    Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin aq menahan untuk tidak mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua tanganku menahankan rasa nikmat di tongkolku.
    Susi mengangkat tangannya menunjukkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.
    Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Susi permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.
    Tapi ko lama kali ya..?? “jangan2 mereka maen di wc” terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan. Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu tersenyum bahagia. Sementara Susi kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.

    Langsung kucecar teman ku dengan pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Susi. Sambil berciuman temanku meremas2 payudara Susi lalu dia meminta Susi untuk menghisap tongkolnya, Susi ok-ok aja menghisap tongkol temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi kuadrat.
    Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok itupun mintak bagian. Terpaksa Susi ngelayani dua tongkol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Susi yang lagi jongkok sambil ngisapin tongkol kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak disepong juga.
    Setelah semua ngecrot baru Susi dan teman aq itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus…

    Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Susi tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Susi.

    Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Susi, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Susi masih berada di rumah.
    Suasana mulai berubah saat orang tua Susi keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Susi membuat Susi sibuk menepis tangan jahil Rudi. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.
    “Sil udah pernah liat tongkol gk?” tanya Rudi ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rudi membuat kami tertawa2.
    “gitu aja marah, Sil, Susi aja tenang2 aja klo liat tongkol, ya kan Si” Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Susi, Susi hanya mencibir menanggapi godaan Amir.
    “ngomong2 tongkol kelen, macam yg besar aja tongkol kelen” Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
    “eh, mo liat ko tongkol aq…?” tanyak Rudi semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan.
    Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Susi yang tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju selangkangan Rudi membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.
    Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Susi, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi tetap tinggal. Aq sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Susi, Rudi langsung melancarkan serangan2nnya.

    Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aq yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rudi meremas2 payudara Susi sementara tangan Susi meraba2 selangkangan Rudi. Gk mau ketinggalan aq langsung duduk disamping kiri Susi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya. Susi melepaskan ciumannya dari Rudi gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Susi meremas selangkanganku sementara disamping kanan Susi Rudi memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga tongkolnya yang tegang terlihat menjulang.

    Rudi segera meraih tangan Susi dan mengarahkannya ke tongkolnya, Susi melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah tongkol Rudi kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga tongkolku dengan leluasa tegak dengan gagah.
    Aq berdiri disamping Susi sambil meraih kepala Susi dan menariknya ke arah tongkolku, mengerti kemauanku Susi langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang tongkolku masuk ke dalam mulutnya, begitu tongkolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aq mendesis keenakan.
    “tongkol! Kau pulak yang duluan di sepong!” maki Rudi, “salah sendiri lah” jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengent*ti mulut Susi sambil mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara Susi makin aktip menghisap2 tongkolku.

    Panas melihat aq yang disepong Susi, tangan Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Susi ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Susi yang terbalut celana dalam warna pink.
    Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Susi membuat Susi mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 tongkolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.
    “Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau” kata Rudi sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Susi, Susi agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.

    Mataku tak lepas memandang pepek Susi yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Susi terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah pepek Susi membuat Susi mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.
    Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan tongkolku di dalam mulut Susi, berkali2 Susi mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan tongkolku dari dalam mulutnya tapi karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengent*ti mulut Susi sambil tanganku memegang kepala Susi menghindari dia melepaskan tongkolku. Susi udah gk lagi menghisap tongkolku hanya membiarkan saja tongkolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa.
    “ayo tin terus” ujar Rudi sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Susi membuat Susi makin keras mengerang2.
    “aq mo keluaaarrrr…” jeritku, dengan susah payah Susi menjauhkan kepalanya dari tongkolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan tongkolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.

    Susi memiawik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan ujung tongkolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Susi. Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Susi.
    “martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Susi” rungut Susi manja, dengan perasaan lelah aq duduk disamping Susi melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Susi sebagian menetes ke baju kaosnya.
    “memang ni, gk usah kasih lagi Si” Rudi ngompor2in, pasti udah mupeng dia. “dah buka aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu” ujar Rudi, “alah pengen aja bilang” cibir Susi tapi dia mau juga membuka bajunya.
    Kini udah benar2 bugil , tongkolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Susi, “kelen juga la buka baju masak aq aja” ujar Susi, tanpa diminta dua kali Rudi segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.
    Kini kami bertiga udah bugi, aq dan Rudi segera mencaplok masing2 payudara Susi yang cukup besar itu membuat Susi tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq menghisap pentil perempuan.

    Rudi kemudian merebahkan tubuh Susi di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan tongkolku yang mulai tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Susi, tongkolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Susi.
    “ko mo ngent*ti dia??” tanyaku terheran2, “memang kenapa?” tanya Rudi, sementara Susi memandangku dengan ekspresi heran, “nanti dia gk perawan lagi” ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.
    “Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh ngent*ti Susi” ujar Susi sambil menggesek2kan pipinya di batang tongkolku. Sementara Rudi kembali melanjutkan maksudnya mengent*ti Susi.
    Terdengar pekik Susi saat batang tongkol Rudi menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang tongkolnya di dalam pepek Susi membuat Susi makin memiawik2 menahankan serangan2 Rudi.
    “enak kali pepek kauuu siii….”ceracau Rudi meningkahi pekikan Susi, sementara aq hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngent*t dengan liarnya. tongkolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi.

    Tubuh Susi terguncang2 seiring hunjaman tongkol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.
    “Ahhh…..uunnnngghhhh…. pelaaaaaannnn… pelaaaaannnn diiiiiiiiii….”pekik Susi, tapi Rudi nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
    “ungh…ungh…”dengus Rudi, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Susi. Entah berapa lama tiba2 Rudi mencabut tongkolnya dari dalam pepek Susi dan mengocok2kan batang tongkolnya di depan perut Susi. Gk berapa lama tongkolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Susi.
    “aduh enak kali..” desis Rudi, sementara Susi memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.
    Begitu Rudi bangkit dari tubuh Susi, aq segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang tongkolku ke celah pepek Susi tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh Susi.

    Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aq mengent*t dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang tongkolku dia mengarahkan arah tusukanku, “dibawah sini” bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.
    Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq terpejam nikmat merasakan pertama kali tongkolku masuk ke lobang pepek perempuan, aq berusaha mengocokkan batang tongkolku di pepeknya tapi berkali2 tongkolku keluar lagi dari pepek Susi. Melihat itu Rudi jadi tertawa2, “jangan panjang2 ko nareknya bodoh” ujar Rudi.
    “baru pertama ya tin?” Susi ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aq menyodok2kan tongkolku di dalam pepek Susi. Beda dengan Rudi dengan ku Susi hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja.

    Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengent*ti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin mempercepat goyanganku, berkali2 tongkolku keluar dari pepek Susi tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.
    “Tin klo mo nembak jangan di dalam” ujar Rudi mengingatkan, tubuh Susi sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara tongkolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam pepek Susi, tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Susi langsung terpekik kaget menyadari aq menembak di dalam vaginanya.

    “wei tongkol, jangan ko tembak didalamnya!” maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn dalam2 batang tongkolku di dalam pepek Susi sementara tubuh Susi yang terhimpit tubuhku ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Susi mencengkram erat batang tongkolku.
    Ku rasa pepek Susi makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya.
    Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Susi ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang. Selama sebulan aq cemas2 Susi akan hamil, apalagi tiap hari Rudi menakut2iku kalo Susi hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,