Author: perawanku

  • Cerita Sex Tante Farah Menggoyangku

    Cerita Sex Tante Farah Menggoyangku


    701 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Farah Menggoyangku, Kali ini saya akan menceritakan pengalam pribadi saya yang saya rasakan dan ini yang pertama kali juga merasakan hal nikmat alias mendapat kepuasan sex dengan tante sendiri, perkenalkan namaku Adit saya udah kuliah di salah satu kota perjuangan Surabaya, tapi dalam cerita ini terjadi saat saya duduk di bangku sekolah menengah ke atas.

    Hari itu saya sakit, jadi saya menitipkan surat ijin ke temanku sebab saya tak bisa berangkat ke sekolah. saya di rumah sendirian sebab Papa dan Mama sudah pergi ke kantor.

    Sebelumnya Mama pesan agar saya rehat saja di rumah, dan Mama sudah memanggil Tante Nunung untuk menjaga saya. Tante Nunung adalah adik dari ibuku, ia masih muda, waktu itu ia masih kuliah di jurusan keperawatan.

    Sehabis minum obat saya tiduran di ranjang. Efek dari obat itu membuat mataku terasa amat mengantuk. Dikala hampir terlelap Tante Nunung mengetuk kamarku. ia bilang,

    “Dit, sudah tidur?”

    Saya jawab dari dalam, “Belum tante!”

    Tante Nunung bertanya, “Kalau belum boleh tante masuk?”

    Saya pun membukakan pintu kamarku, saya sempat terkejut waktu melihat Tante Nunung. ia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan baju senam ia masuk ke kamar. Melihat Tante Nunung dengan baju seperti itu, saya merasa keder juga. Toketnya yang montok seperti membuat baju senam itu tak kuasa untuk menahan kedua gundukan indah itu. Kemudian ia duduk di sampingku.

    “Dit, kamu mau saya ajari permainan nggak?” katanya.

    Tanpa pikir panjang, saya jawab, “Mau tante, tetapi permainan apa lha wong Adit baru sakit gini kok!”

    “Namanya permainan kenikmatan, tetapi mainnya harus di kamar mandi. Yuk!” kata tante Nunung sambil menggandeng tanganku dan menuntunku masuk ke kamar mandi.

    Saya hanya menurut saja. Kemudian ia mulai memelorotkan celanaku sambil berkata,

    “Wah, untuk ukuran anak SMA burungmu tergolong besar Dit.” Kata tante Nunung terkagum-kagum.

    Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha wong saya deg-degan sekali waktu itu. Lalu ia mulai membasahi kemaluanku dengan air, kemudian diberi sabun, lalu digosok-gosok. Lama-lama saya merasa kemaluanku semakin lama semakin mengeras. Setelah terasa kemudian ia membuka pakaiannya satu persatu.

    Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget, toketnya yang montok, dengan pentil yang tegang. Pantatnya padat berisi, dan memeknya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat.

    Kemudian ia berjongkok, setelah itu ia mengulum kontolku. Dadanya yang montok ikut bergoyang, membuat dada dan nafasku semakin memburu.

    Saya cuma bisa memejamkan mata dan menikmati setiap kuluman dan jilatan dari tanteku itu. Kemudian tanpa sadar tiba-tiba naluriku bergerak, tanganku mulai meremas-remas dadanya, sementara tanganku satunya turun mencari liang memeknya. Kemudian saya masukkkan jariku, ia meritih,

    “Aakhh… Adit!”

    Saya semakin panas, kulumat bibirnya yang ranum, saya nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan akhirnya saya kulum punting susunya. ia semakin merintih,

    “Aakhh… Adit terus Dit!”

    Saya nggak tahu berapa lama kami di berada kamar mandi. Lalu tahu-tahu ia sudah di atasku.

    “Adit kini tante kasih akhir permaianan yang manis, ya?” bisiknya.

    Lalu ia meraih kemaluanku yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian dimasukkan ke dalam memeknya. Kami berdua sama-sama merintih,

    “Akhh…!! Lagi tante… lagi tanteee.” Kataku.

    Lalu ia mulai naik turun, toketnya yang bergoyang-goyang membuatku semakin bernafsu. Tanganku pun tak bisa menahan untuk meremas kedua benda kenyal itu selagi tante Nunung masih asyik mengocok kontolku dengan memeknya yang terasa hangat itu. Tante Nunung terus menggoyangkan pinggulnya sembari saya mengulum, menjilati, dan mengisap toketnya.

    “Gimana Dit, enak kan?” kata tante Nunung diiringi desahan-desahan kecilnya.

    “Enak banget tante” jawabku singkat sembari melanjutkan memainkan toket tanteku itu.

    Semakin lama genjotan tante Nunung pun semakin cepat. Sampai akhirnya saya merasa seperti ada yang meletus dari kontolku, saya tak kuasa menahan untuk memuncratkan cairanku di dalam liang memek tante Nunung. Kemudian kami sama-sama lemas. Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat mengulanginya beberapa kali.

    Setelah itu saya pun jadi ketagihan dengan permainan sex, dan sejak saat itu saya sering melakukannya dengan tante Nunung, entah itu di kamarku, di sebuah hotel, atau cuma di dalam mobil. Dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan sebab Tante Nunung pintar membuat variasi permainan sehingga kami tak bosan.

    Tetapi setelah Tante Nunung menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru berharap saya cuma bisa dengan pacar aku, Ema. ia juga punya nafsu yang besar, tetapi dari segi kepuasan saya kurang puas, mungkin sebab saya sudah jadi peliharaan tante-tante atau mungkin Tante Nunung yang begitu mahirnya sehingga bisa memberikan apa yang saya mau.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kisah Anak SMP jadi Pemuas Birahi Tante

    Cerita Sex Kisah Anak SMP jadi Pemuas Birahi Tante


    1636 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Anak SMP jadi Pemuas Birahi Tante, Longweekend kemarin saya main di rumah sahabatku yang terletak di Bandung, sekarang saya bekerja sebagai seketariat di perusahaan mobil, saya belum berumah tangga walau umurku sudah 30an tahun saya menikmatinya , tapi jangan salah saya sudah mempunyai cowok juga yang sudah berjalan 1 tahun ini.

    Suatu pagi saya segera bangun untuk bersiap-siap. saya segera menuju kamar mandi. Seperti biasa, saya langsung melepas piyamaku. Setelah tak ada sehelai benangpun di tubuhku, sayapun mulai menggosok gigi. Sambil menggosok gigi, kuperhatikan tubuhku dicermin yang ada dihadapanku.

    Tubuhku memang montok, apalagi di bagian pinggul karena saya hampir tak ada waktu untuk fitness, tetapi toh saya tak perduli, saya bahagia dengan tubuhku ini. Sambil menyikat gigi ku pegang buah dadaku, yang menurutku biasa saja, tetapi tak menurut teman-temanku.

    Menurut mereka buah dadaku seperti mau tumpah, mungkin karena saya selalu memakai bra yang tak menutupi semua buah dadaku. saya terus meraba buah dadaku sambil terus menyikat gigi, rasanya geli…lama-lama saya justru lebih fokus pada remasan tanganku daripada menyikat gigiku. Akhirnya saya tersadar…kuputuskan menghentikan kegiatan menyenangkan diriku itu lalu bergegas bersiap-siap.

    Setelah memasukkan barang ke H…. J…ku (nanti dikira dapet sponsor), saya segera melaju ke arah tol menuju B. Sebelum berangkat saya sempat meminta alamat V, dan ia segera mengirim SMS alamat lengkapnya. Bukan sekali ini saya ke kota B, tetapi Baru dua minggu yang lalu Vina pindah rumah ke daerah CL, dan saya tak tahu sama sekali dimana itu. saya pikir toh nanti bisa tanya sama orang di jalan.

    Sesampainya di B, saya mulai mengikuti petunjuk SMS V untuk menuju ke rumahnya, tapi…jalanan di kota B ini sangat membingungkan. Setelah berputar-putar saya memutuskan untuk bertanya. Di depanku saya melihat kerumunan anak SMP yang baru pulang sekolah, saya lalu meminggirkan mobilku untuk bertanya pada salah satu dari antara mereka.

    “Permisi dik, mau tanya alamat ini”, sambil kutunjukkan isi SMS dari V.

    “Oooh…dari sini lurus terus nanti ada toko CK, tante belok kiri terus belok kanan, nanti belok kanan lagi, terus ambil kiri, terus ada tanjakan belok ke kanan. Naik terus nanti tanya aja lagi sama orang disitu”, ia memberikan penjelasan panjang lebar.

    Diberi penjelasan seperti itu saya langsung kebingungan, tanpa pikir panjang saya langsung minta tolong padanya.

    “Aduh, tante bingung nih! Kamu bisa anterin aja ga? Nanti tante kasih ongkos pulang” kataku.
    Dia seperti kebingungan.

    Saya pun berkata, “Tenang ga akan diculik kok”, kataku sambil tersenyum.

    Dia makin kelihatan kebingungan.

    “Kalau kamu takut, ajak saja temen kamu”, saya meyakinkannya, karena saya sudah pusing mencari alamat V.

    Akhirnya ia setuju dengan syarat boleh mengjak temannya dan diberi ongkos pulang.

    Dia pun mengajak dua orang temannya. saya menyuruh salah satu dari mereka untuk duduk di depan sebagai penunjuk jalan, lagipula saya tak mau dikira sepagai sopir antar jemput anak sekolahan.

    Didalam mobil saya berkenalan dengan mereka. Yang duduk didepan bernama Fariz, sedangkan dua temannya yang duduk dibelakang bernama Dharma dan Aziz. Dari obrolan kami ku ketahui mereka baru kelas 2 SMP.

    Selama perjalanan kuperhatikan mereka semua mencuri-curi pandang tubuhku. Saat itu saya mengenakan tank top biru muda dan hot pants. Yang paling kuperhatikan tentu saja Fariz karena ia duduk didepan.

    Setiap kali kuperhatikan ia langsung membuang muka, karena takut ketahuan olehku. Umur-umur segitu anak cowok memang memiliki fantasi seks yang luar biasa. Fariz terus saja mencuri pandang buah dadaku yang “luber”. Akhirnya kuputuskan kubiarkan saja mereka melihat toketku, kupikir sebagai bahan masturbasi mereka nanti…Akhirnya sampai juga kami di rumah V.

    Vina langsung menyambutku, tetapi dengan tatapan heran.

    “Siapa itu Cel?”, tanyanya.

    “Oh..mereka guide”, kataku sambil tersenyum pada mereka.

    “Masuk dulu yuk!”, ajakku pada mereka. “Ga buru-buru kan?”, tanyaku lagi.

    Akupun mengambil tas kecilku. saya dan Vina masuk mendahului mereka.

    Rumah V –menurutku sih villa, bukan rumah- berada didaerah yang elite, sehingga jarak antar tetangga tak terlalu dekat.

    Vina juga hidup sendiri, sama seperti saya. ia editor sebuah majalah wanita.

    Begitu masuk rumah, Vina langsung menunjukkan kamarku, “kamar lo di atas ya Lyn, yang itu tuh”, katanya sambil menunjukkan kamarku.

    Kita ngobrol dibawah yuk, katanya kepada ketiga anak itu sambil turun menuju ruang tamu.

    Aku pun menuju kamarku, ketika baru teringat bahwa saya lupa membawa tas yang berisi pakaian.

    Aku pun memanggil Fariz, “Riz, bisa minta tolong ambilkan tas tante yang hitam di mobil?”.

    Fariz tampak terkejut, “Bisa tante”.

    “Tau cara bukanya kan?”, tanyaku lagi.

    “Tau kok!”, jawabnya.

    Akupun memberikan kunci mobilku kepadanya.

    Akupun menuju kamarku. Sesampainya di kamar, saya langsung menutup pintu dan menuju kamar mandi, saya sudah tak tahan menahan pipis sejak di tol tadi.

    Ketika saya baru mengeluarkan pipisku, tiba-tiba Fariz masuk.

    Akupun terkejut. Sial, saya lupa mengunci pintu kamar dan lupa menutup pintu kamar mandi karena sudah tak tahan.

    Fariz tampak terkejut melihatku sedang duduk di toilet, “Ma..maaf tante, saya lupa mengetuk pintu”. ia terpaku di depan pintu.

    Cepat-cepat kubilang padanya, “Udah cepet masuk tutup pintunya, tar keliatan orang!”.

    Masih kebingungan diapun masuk dan menutup pintu, matanya masih terpaku padaku.

    “Lihat apa kamu?”, tanyaku menyadarkannya.

    “Eh..ngga liat apa-apa tan”, katanya sambil membalikkan badan.

    Setelah selesai sayapun berkata padanya, “Maaf ya, tante lupa kunci pintu”.

    “Ng…ga pa pa tan, saya keluar dulu”, katanya.

    Busyet polos amat anak ini, pikirku. Tiba-tiba muncul niat isengku, melihatku pipis saja sudah kebingungan bagaimana kalau melihatku bugil?

    “Riz, tante bisa minta tolong lagi ga?”, pertanyaanku menghentikan langkahnya.

    “Bi..bisa tan”, rupanya ia masih shock.

    “Tolong pijitin tante dong, tante pegel nih nyetir dari J”, tanyaku.

    Rupanya permintaanku ini lebih mengagetkannya. Niat isengku semakin menjadi-jadi.

    “Nanti tante tambahin deh ongkosnya”, tambahku lagi.

    Rupanya kata-kataku yang terakhir ini membuat ia tersadar.

    “Bo..boleh deh tan”, katanya.

    Aku pun memanggil V untuk meminta lotion untuk membalur tubuhku.

    “Mau ngapain lo?”, tanya Vina setengah berbisik kepadaku.

    “Mau tau aja”, kataku kepadanya.

    Vina yang merupakan petualang seks sejati langsung mengerti maksudku.

    “Bisa aja lo cari variasi”, katanya lagi. “Bisa ikutan dong?”, tanyanya.

    “Tuh masih ada dua lagi”, kataku sambil menunjuk Dharma dan Aziz.

    “Wah cerita baru buat blog gue nih”, katanya bersemangat.

    Diapun memberikan lotion kepadaku.

    Akupun menutup pintu tanpa kukunci, toh tak ada siapa-siapa selain kami berlima dirumah ini.

    “Nih lotionnya”, kataku sambil menyerahkan lotion kepada Fariz.

    Saya pun menuju kamar mandi, lalu keluar lagi dengan hanya mengenakan handuk. saya telah melepaskan semua pakaian dalamku. Perasaan ini mulai membuatku bergairah.

    Fariz tampak terkejut melihatku, karena handuk yang kukenakan benar-benar hanya menutupi toket dan kemaluanku saja.

    Saya pun berbaring telungkup di tempat tidur dan menurunkan handukku sehingga hanya menutupi bagian pantatku.“Ayo..tunggu apa lagi”, kataku kepada Fariz yang tampak tertegun melihat tubuhku yang hampir telanjang.

    Diapun duduk disebelahku dan mulai menuang lotion ke atas punggungku. Fariz pun mulai memijitku.
    Saya berusaha memulai pembicaraan untuk memecah kesunyian.

    “Kamu sekarang kelas 2 SMP ya. Udah punya pacar?”, tanyaku.

    “Be..belum tan”, jawabnya gugup.

    “Kamu kok grogi gitu? Belum pernah mijit cewek ya?”, tanyaku jahil.

    “Be..belum pernah tan”, jawabnya singkat.

    “Udah..kamu pijit kaki tante aja, soal pegal”.

    Farizpun mulai memijit kakiku.

    “Agak keatas sedikit Riz”, kataku sambil mengarahkan tangannya ke pahaku.

    Dia tampak semakin gugup.

    Pijatan didekat daerah kemaluanku membuatku secara tak sadar melebarkan pahaku, menurutku Fariz dapat melihat bulu kemaluanku yang tak terlalu lebat itu.

    “Tetapi kamu pernah masturbasi kan?”, kataku mulai memancing.

    “Mmm….”, ia terdiam.

    “Ga mungkinlah seumuran kamu belum pernah masturbasi”, kataku lagi.

    “Pernah tan”, jawabnya pelan.

    Kamipun terdiam.

    “Agak keatas lagi Riz”.

    Fariz pun memijit dekat pantatku.

    “Udah pernah ML?”, kataku makin tak tahan.

    “Be..belum tan”.

    Wah perjaka batinku. saya pun menarik handuk yang menutupi pantatku sehingga kini saya benar-benar bugil.

    Fariz benar-benar terkejut.

    “Sekarang pijitin pantat tante aja, dari tante duduk nyetir terus”.

    Farizpun mulai memijit pantatku yang montok bersih itu. sayapun makin lama makin melebarkan kedua pahaku.

    “Riz…”.

    “Iya tan”.

    “Kamu mau pegang ‘itu’ tante?”, tanyaku nakal. “Pegang aja Riz, ga pa pa kok”, pancingku lagi.
    Fariz memindahlan tangannya dari pantatku kea rah kemaluanku. ia mulai memegang bulu kemaluanku. Nafsuku makin tak tertahan.

    “Gerakin tanganmu maju mundur Riz”, kataku mengarahkan.

    Fariz pun mulai menggerakkan tangannya di atas kemaluanku. Gesekan antara tangannya dan bulu kemaluannya makin membuat memekku basah. sayapun sedikit menunggingkan badanku untuk mempermudah tangan Fariz bermain di atas kemaluanku.

    “Masukin jari tengah kamu Riz”, pintaku setengah memohon.

    Fariz pun mulai mengerti jalannya permainan ini. ia mulai memasukkan jari tengahnya kedalan memekku sambil terus menggosok-gosoknya. Sentuhan tangannya sesekali menyentuh klitorisku, dan itu makin membuatku bernafsu.

    Suaraku makin lama makin meracau karena keenakan.

    “Iya Riz..yang itu. Gosok ‘itu’ tante Riz”.

    “Yang mana tante?”, katanya polos.

    Akupun tersadar, ia masih terlalu polos.

    Lalu saya membalikkan tubuhku, sehingga Fariz kini dapat melihat seluruh rubuhku yang telah bugil dengan leluasa.

    “Kamu mau pegang toket tante?”, tanyaku sambil memgang kedua tangannya dan mengarahkannya ke kedua toketku. saya meremas tangannya sehingga tangannya itu meremas kedua buah dadaku.

    Setelah meremas-remas buah dadaku, saya pun menarik kepala Fariz dan mengarahkannya ke dadaku. Diapun mulai menjilati putingku, mataku terpejam sayapun makin mendesah tak karuan.“Oouuh…aaahh…euuhhh…”, saya mulai liar.

    Tanganku tak tinggal diam. saya mulai meraba celana Fariz dan memegang kemaluannya yang saya yakin sudah tegang dari tadi. Tanganku menarik retsletingnya dan mengeluarkan kemaluannya. Tak terlalu besar, hanya sedikit lebih panjang dari genggamanku, mungkin karena ia masih kelas 2 SMP. Tanganku mulai memainkan kejantannya, saya mulai mengocoknya.

    Akhirnya saya berhenti. sayapun duduk dan mulai melucuti seragam Fariz. Kulihat badannya yang masih polos itu. Kemaluannya baru sedikit ditubuhi bulu-bulu halus. saya menyuruhnya terlentang. sayapun mulai melakukan oral kepadanya dalam posisi berlutut.

    “Hmmph…mmph…mmphh”, suara mulutku yang sedang mengulum batang kemaluannya sambil tanganku memainkan kedua bolanya.

    “Aahhhh…ahhhh…enak tan”, Fariz berteriak keenakan.

    Fariz merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Tangannya kini memainkan buah dadaku. Sesekali saya berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati remasan tangan Fariz. Tangan kiriku kini beralih memainkan klitorisku. saya benar-benar menikmati semua ini.

    Tiba-tiba Fariz berteriak,

    “Aa..aa..aaahhhhh, geli banget tan. Aaahh..aaahh…aaahhh…ma..ma..mau kkkelluuaaarrr”, saya makin mempercepat mulutku dan makin menghisap kuat-kuat batang kejantannya.
    Tak berapa lama…..

    “AAAAHHHHHHH…AAAHHHHHH…AAAAHHHHHH”, Fariz mengeluarkan cairan spermanya didalam mulutku. saya sempat terkejut, karena banyak sekali cairan pejuh yang dikeluarkan anak kelas 2 SMP ini. Tetapi itu kupikir karena jarang sekali bermasturbasi.

    Pejuh yang telah dikeluar didalam mulutku ku keluarkan lagi ke atas batang kemaluannya, hanya untuk kuhisap lagi. Fariz terlihat begitu menikmati oral seks ini. Akhirnya kutelan semua pejuh Fariz, dan kuhisap lagi kemaluannya untuk membersihakan sisa-sisa spermanya.

    “Enak Riz?”, tanyaku puas.

    “Enak banget tante. Beda ya sama masturbasi”, jawabnya polos.

    Aku hanya tertawa sambil menjawab, “ada yang lebih enak, mau?”.

    Akupun mulai mengulum kembali batang kejantanan Fariz yang telah terkulai. saya sengaja melakukan oral terlebih dahulu kepada Fariz, supaya nanti saat permainan utama ia tak cepat ‘keluar’. Pelan-pelan saya mulai menjilati kemaluannya.

    Posisi Fariz kini tiduran kembali dengan kedua kaki diangkat, sehingga kepalaku berada dikedua pahanya. Jilatanku mulai berubah menjadi kuluman. Semakin lama semakin cepat, sayapun mulai memperkuat hisapanku pada kepala kontolnya. Sesekali paha Fariz menjepit kepalaku menahan rasa geli di kontolnya. Ketika kontol fariz telah berdiri lagi saya menghentikan oralku.

    “Eh..kenapa tante?”, tanyanya heran.

    “Gantian dong, masa kamu aja yang enak?!”, kataku.

    “Maksudnya?”.

    Saya pun mulai berbaring dan menarik Fariz ke pelukanku. sayapun mulai menciumnya. Mula-mula ia seperti risih, tetetapi permainan lidahku mulai mengajarinya untuk berciuman. Kami terus berpelukan sambil berciuman, sesekali kontolnya menyentuh klitorisku dan ini membuatku makin menggila. Puas berciuman saya mengarahkan kepalanya ke bauah dadaku. Kini Fariz telah tahu apa yang harus dilakukan.

    Nafsuku makin tak tertahan. saya mengangkat kepala Fariz, “Riz, jilatin ‘itu’ tante”.

    “Yang mana tante?”.Aku mengambil posisi bersandar pada pinggiran tempat tidur. Kutekuk pahaku dan kubuka lebar-lebar pahaku. Kedua tanganku memegang memekku, jari-jariku menyisir bulu kemaluan. Setelah terlihat jelas kemaluanku yang telah basah dari tadi, kutunjukan klitorisku dengan kedua jari telunjuk.

    “Yang itu Riz, jilatin ‘itu’ tante”, pintaku setengah memelas.

    “Yang ini tante?”, katanya sambil menyentuh klitorisku.

    Sontak saya menggelinjang, sentuhan tangan Fariz pada klitorisku membuat tubuhku seperti melayang.
    Dia tampaknya menikmati hal ini.

    “Yang ini ya?”, tanyanya lagi sambil mulai memainkan klitorisku.

    “Aaaahhhh…ii..iiyyaaa…yang itu. Ka..kha..kamu nakal ya”, kataku mulai terengah-engah.

    “Aaaahhhh…oouuuhh….uuuhhhhh….jilatin aja Riz”, kataku tak tahan sambil menurunkan kepalanya kekemaluanku.

    Fariz mulai menjilati memekku, mula-mula meras aneh, mungkin karena aroma khas memek yang telah basah. sayapun makin melebarkan pahaku, sambil tanganku membuka memekku agar tampak klitorisku oleh Fariz.

    “Jilatin yang ini Riz”, kataku sambil menunjukkan letak klitoris.

    Fariz mulai menjilati klitorisku dengan lidahnya. sayapun memegang kepalanya dan menggerakkan kepala Fariz naik turun di atas klitorisku. Gerakan lidah Fariz yang kasar menari diatas klitorisku membuatku hampir mencapai orgasme.

    Cepat-cepat kuangkat kepala Fariz dan kutarik badannya kearahku. Dengan tisak sabar kupegang batang kemaluannya yang telah keras kembali, kuarahkan ke memekku.

    Cllep…bleessshhh…kontolnya langsung masuk kedalam memekku yang sudah semakin basah.

    “Aaaaahhhh…”, teriakku.

    Saya mulai memegang pinggang fariz dan menggerakkannya maju mundur.

    Plok..plok..plookk…cloopps…clooppss….suara selangkangan kami beradu ditengah semakin banjirnya cairan memekku.

    “Ooooohhh…aaahhhhh…aaahhh…..aaahhh….aaaa..aaaaa….aaaahhhh…terus Riz…eennaaak”, teriakku.

    Saya mulai manarik-narik rambutnya, sambil sesekali kuciumi Fariz dengan brutal.

    “Hmmmppph..hmmmppp…aahhhh..hmmpphh…ooohhh….ohhh yyeesss..hmmmppphhhh”.Kakiku kini melingkari pinggang Fariz agar kontolnya bisa masuk sedalam-dalamnya kedalam memekku.

    Tubuhnya menempel dengan tubuhku, kamipun bermandikan keringat. Sensasi bersetubuh dengan bocah polos yang masih perjaka ini benar-benar membuatku bernafsu. Tangan Fariz mulai memainkan kembali buah dadaku. Tak berapa lama saya merubah posisi. saya berjongkok di atas Fariz. Ku pegang kontolnya dan kumasukkan kedalam memekku.

    Plok..plok..plok..memekku berbunyi karena sangat basah.

    Kugoyangkan badanku maju mundur, kontol Fariz melesak penuh kedalamku. Goyangan ini makin menggesek klitorisku.

    “Aaahhhhh…ooouuuhhhhh….eenaaaakkkkkk”.

    Aku tahu sebentar lagi fariz akan ejakulasi yang kedua, sehingga saya marubah posisiku menjadi “doggy style”.

    Tubuhku bersandar pada sandaran temapt tidur. Fariz tanpa permisi langsung memasukkan kontolnya dengan tak sabar.

    “Ah!” jeritku.

    Fariz makin tak sabaran. ia terus memompa memekku dengan batangnya, batang yang baru sekali ini merasakan nikmatnya dunia. ia terus menggerakkan tubuhnya maju mundur, makin lama makin cepat, sambil tangannya memegang pinggulku.

    “Ah..ah..ah…teerrruuus Riz….terruuusss…..aaaaahhhh”.

    “Tan, Faarriizz maau kke…..lluaarr….giimaannaa nihhhh…..aahhhh…ahhh?”.

    “Ahhh…aahhh…kkee…ahh…keeluaarinn aja Riz…aahhhhh”.

    Plok..plook…clooppss….cloppss….

    Akupun mulai bersiap meneriam muntahan pejuh fariz didalam memekku, saya pun mulai mencapai orgasme yang sejak tadi kutahan.

    “Aahhhhh…tteerrruuussss Rizzzzz…tante ju….Ah!..ga mau keeluuuarrr……aaahhhhh…terusss”.

    Fariz terus mempercepat kocokan kontolnya di dalam memekku.

    “aahh…ahhh..AAAAHHHHHHHHH….!!!!”

    Fariz memuntahkan seluruh spermanya didalam memekku. Kurasakan semprotan kuatnya di dinding memekku, seperti dikejutkan oleh sengatan listrik. Memekku langsung terasa hangat dan basah oleh cairan spermanya, tetapi saya tak menghentikan goyangannya. Tak berapa lama….

    “Oh…oh…oh…ah..ah..ah..ah..ah..AAAAHHHHHHH!!!!”, sayapun berteriak karena orgasme.

    Memekku makin basah oleh karena cairan kami berdua. saya tak membiarkan Fariz melepaskan kontolnya dari memekku, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku.

    “Gimana Riz, lebih enak dari yang tadi kan?”, tanyaku.

    “He..he..he..iya tan, jauh lebih enak”, jawabnya sambil mengikuti goyangan pinggulku.

    Bersamaan dengan mengecilnya kontol Fariz, keluar jugalah cairan spermanya dari dalam memekku. Cairan pejuh itu langsung menempel pada kami berdua. saya langsung berbalik dan menghisap cairan pejuh yang ada pada kontol Fariz.

    Sambil merasa kegelian Farisz berkata, “Makasih ya tan, ga rugi nganterin tante”.

    “Aku juga ga rugi dianterin kamu”, jawabku singkat lalu kembali mengulum kontol Fariz.

    Setelah kontol Fariz bersih dari pejuh kamipun berbaring terlentang tanpa pakaian, sambil Fariz memainkan buah dadaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang

    Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang


    622 views

    Perawanku – Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang, Perkenalkan nama gw leo,aktifitas gw kuliah di tahun ke 4 sekarang dan gw punya pacar yang binalnya minta ampun dulu di smp gw namanya anggi,dan kalo bicara yang namanya tidur ama cw gw ngelakuiin pertama kali di bangku smp dulu sama dengan anggi ,dan karena itu juga gw punya pacar yang tetap ampe sekarang gw kuliah,kejadiannya tepat di gudang sekolah gw yang tercinta ini pas gw melakukan ini gw kelas 3 smp dan pacar gw kelas 2 smp .Ni ceritanya tapi kalo jelek jangan protes ya.

    Gw sekolah di suatu smp swasta di jakarta,ngomong2x gw termasuk orang yang tenar di sekolah gw (maklum tajir,juga wajah gw juga lumayan dan gw osis di sana).Singkat cerita cewe di sekolah gw banyak yang ngejar dan mau ama gw tapi hanya sedikit cw yang gw ajak tidur ama gw,sekolah gw termasuk sekolah swasta yang favorit di daerah gw sekali kalo engga sekola gw menang sesuatu pasti ada yang mengharumkan nama sekolah gw,di sekolah gw di cap playboy tapi biar di cap gitu masih banyak cw yang mau ama gw dari sekian banyak cw di sekolah gw ada 1 cw di sekolah gw yang pengen banget gw cobaiin namanya anggilina,cantik,imut,kulitnya putih,rambut sebahu warna pirang biru dan sepintas mirip cina dan yang paling gw suka dari dia adalah pantat ama dada gadis tsb tumbuh gd melebihi temen cw ya .

    Anggi pangilan tuk cw ini dan dia termasuk cw yang nakal ato bisa dikatakan binal sekali di sekolah,ada2x aja dulu tingkahnya yang buat orang awam ato guru geleng pala pernah dia tari telanjang di kelas,ciumman di kelas,ampe sepongin ama fetting di wc sekola nih cw termasuk primadona sekola gw banyak cowo yang mau ngajak dia jadian cuma tuk “tidur” ama dia tapi di tolak secara halus karena menurut dia,dia engga mau sembarang cowo yang masukin kontolnya ke memek dia.

    Pas hari senin pagi seperti biasa gw ama gw berangkat dan engga biasanya gw terlambat ( gw kaga pernah terlambat sekalipun ) dan ternyata banyak siswa yang terlambat dan dari pada di hukum ,gw main di gudang sekolah sambil ngerokok di gudang sekolah ( gw sering ngerokok disitu ) dan digudang sekolah gw liat anggi lagi asyik baca buku,gila ni cw baca bacaan novel cowo dewasa.Dia baca sambil ngusap2x dadanya dan sesekali jarinya di masukkin ke memek,”ahhh….ahhh….ahhh” gitu kira2x desahan ya ni cw lagi coli kali pikiran gw ,

    Langsung aja gw buka pintu gudang sekola itu kontan dia kaget gw cuma terpana ngeliat memek dia yang di hiasi jembut yang lumayan tebal ” ehhh…leo gw ngapain loe…kaget..gw ” kata dia terkejut sambil cepat – cepat ngerapiin celana dalamnya “ahh engga,lagi ngapain loe” kata gw ” iya,coli ya” kata gw nambahin ” ihhh…. engga… lagi baca aja” kata dia seraya nunjukin majalah itu ke gw “gi loe mau engga jadi bokin gw “kata gw “bokin loe”kata dia “iya “kata gw mendekat seraya mengelus memek anggi yang taunya udah basah itu “ehmmm….mauuu”kata anggi merem melek dan mundur serta memakai celana dalamnya lagi

    “mau engga loe tidur ama gw ” kata gw langsung ” ama loe ” kata dia kaget.”Iya ama gw,abis ama siapa lagi loe kan bokin gw ” kata gw nambahin ” engga ahhh takutt ” kata anggi “takut,takut apaan ” kata gw “takut hamil “kata dia “engga la,kalo hamil ya gw tanggung jawab “kata gw “bener mau tanggung jawab” kata anggi senyum “kapan mau ML ama gw”kata anggi” disini aja entar siang abis anak2x ama guru balik” kata gw seneng kegirangan”

    Entar sore jam 3 aja” kata anggi ” tapi gw boleh minta duit engga,buat bayaran sekola gw nunggak 4 bulan nih ” kata anggi “emang loe belum bayaran sekola gi ” kata gw bingung “belon kan uangnya gw pake buat beli majalah ini ” kata anggi senyum ” iya nih ” kata gw seraya mengeluarkan 4 lembar seratus ribuan ” kembaliannya buat loe aja gii ” kata gw ” gw tunggu loe disini ya nanti ” kata gw ” bye sayang,tunggu gw ya” kata anggi seraya mengecup gw dan kami masuk sekolah di pelajaran ke dua.

    Jam 3 sore guru ama murid di sekola gw pulang dan gw minta ijin ama mang diman,pinjem kunci sekola buat urusan sesuatu seraya masukkin 2 lembar seratus ribu ke kantong mang diman,gw liat sepi gw ke gudang sekolah yang letaknya agak sepi dan terbelakang di sekolah gw,ada,anggi lagi nenggak minuman dingin.

    “ayo mulai aja ” kata anggi ” ayo aja ” kata gw ” boleh,tapi jangan sangar ya ” kata anggi lalu gw melepas celana panjang dan celana dalam ” anggi kata lo siapa yang paling gd diantara cowok yang pernah loe liat ” kata gw seraya menyorongkan ****** gw ” ehhh…keliatanya sih lu udah putih panjang lagi ” kata anggi malu2x “gii… loe buka donk baju luu …” kata gw dan anggi pun membuka baju serta celana abu2xnya dan jreeng telah berdiri di hadapan gw si anggi cw seksi yang sudah telanjang bulat engga makai apa 2x berdiri di depan gw

    “wuihhh..bener..kata…orang…badan loe kualitas nomer satu gi” kata gw,gw lalu memeluk anggi dan mencium anggi serta meraba pantat anggi dari belakang dan ciumman gw turun ke leher dan tangan gw pindah ke depan dan gw langsung mengusap – ngusap memek anggi dengan tangan dan memasukkan jari tengah gw di memek anggi “ahh..sakiitt..tauuu..”kata anggi terhentak.

    Lalu jari gw berganti bermain di bibir memek anggi dan gw mau anggi melakukan sesuatu dan gw mengghentikan tangan gw di memek anggi dan gw meminta anggi berdiri di depan s*****kangan gw dan menyuruh melakukan blow job lalu dia segera melakukannya dan gw mengarahkan anggi ke depan ****** gw dan menyuruh memasukkan ****** gw ke mulut anggi dan mengangkat tangan anggi memegang pantat gw dan gw memaju – mundurkan ****** gw seperti menyetubuhi mulut mungil anggi

    Dan dengan mulutnya anggi mengulum dan ****** gw di sedot sedot,****** gw di kulum biji zakarnya di maju mundurkan ****** gw di mulut anggi yang mungil itu ,****** gw kadang kadang di jepit diantara dada anggi yang bulat seksi tsb dan anggi menyedot kepala ****** gw dan sensasi yang di berikan anggi serta dadanya itu enak sekali dan gw tidak hentinya mengerang dan dengan keras kedua tangan gw menjambak rambut anggi kedepan dan ke belakang sampai biji zakar gw menghantam muka anggi dengan keras” eehhmmm… .eenakghhhh…. giii… enakgghhh… teruss. .giii” kata gw ngerasa kaya kesetrum listrik jutaan watt pas mulut imut anggi mengemut dan menyedot keras dan

    Sesudah ****** gw mengkilat karena ludah anggi itu ,anggi berkata “sayy.. .isepp… memek… anggiii… donk” dan gw langsung ke bawah dan langsung mencium memek anggi baunya wangi merangsang itu dan gw langsung menjilat memek anggi seraya mengeluar mesukkan jari tengah gw ke memek anggi dan kadang2x kedalam anus anggi,gw sedot sedot clotoris anggi dan anggi pun tak hentinya mengerang “trerus…. leooo…. sedottt… memekkk… anggiiii” kata anggi,gw makin gila menyedot dan mengeluar masukan jari gw ke memek dan anus anggi “leooo… memekkk… anggiiii…”kata anggi “kenapa.. memek… anggiii” jawab gw seraya menekan nekan jari gw

    “memek angggiii basahhh” kata anggi ” anggi… mauuu… keluarrrrr….” dan anggi mengejang dan menjambak rambut gw ke memeknya dan dia merasakan orgasme yang pertamanya sesudah itu gw berkata ” gi gw boleh kan masukin ****** gw ke sini ” sambil mengusap – usap kontolnya ke memek anggi ” boleh aja pelan2x ya ” kata anggi seraya merem melek akibat perlakuan jari dan ****** gw di memek anggi lalu gw pelan – pelan masukin kepala ****** itu ke guanya anggi dan tidak bisa masuk meleset lalu gw lumurin tangan gw dengan ludah dan gw mencoba dan setelah setengah ****** itu masuk anggi memekik keras “acchhh… ouww..

    Sakitt.. dii..pelan.. pelan..donk… luu…. jangan sangar gitu ” setelah kepala batang keras tersebut masuk kemudian gw mencium leher anggi dan sesudah anggi terangsang gw menghentakkan batang ****** gw sehingga masuk seluruhnya ke memek anggi dan anggi menjerit seraya memeluk punggung gw ” achhh…. leooo.. perihhh….” jerit anggi setengah menangis “tenang gii entar juga enak cuma sebentar kok sayy” kata gw seraya mencium dan meremas dadanya supaya dia tenang lalu gw mulai bergerak maju mundur pelan sekali supaya anggi engga merasa sakit ”
    achhh…ohhh… enakkkghhh…. leooo.. enakk… trusss.. leoooo…”kata anggi merem melek,mulut anggi tak hentinya meracau

    “enakkk…leooo…terusss” racau anggi “enakkk….apa…”kata gw seraya mempercepat genjotan gw di dalam memek anggi “kontollll… leooo.. enakkk” racauan anggi yang sudah tak beraturan itu dan gw bergerak sedikit cepat dan anggi seraya menaikan kakinya dan terus mengusap – usap pantat gw yang gerakannya semakin cepat dan gw hanya bergerak maju mundur seraya memegang dan mengelus – elus paha putih anggi dan sesekali menampar paha anggi seraya sesekali menyedot dada anggi yang membusung keras dan leher anggi yang wangi tsb dan setelah 15 menit anggi di genjot oleh gw anggi merasakan sesuatu yang mau keluar dari liang memeknya

    ” achhh… diiii…. gw…. mauuuu….” jerit anggi “mauu…apa…”kata gw “memek anggii… keluarrr…. keluarrr… genjotttt…. yangg…. kerassss… donkkkk… sayyy” kata anggi dan gw segera mengeluar masukan ****** gw dengan cepat dan keras “keluariinn.. aja.. giii.. biar… memek… loe… jepit.. kontoll… leooo “kata gw seraya menaikkan lagi tempo genjotan di memek anggi dan anggi yang sudah tidak tahan itupun menjerit takkala menahan orgasmenya “anggi…. sayangg….. leoooo” dan anggipun merasakan orgasme keduanya dan tubuh anggi pun mengejang dan otomatis menjambak rambut gw kebelakang dan kedua kakinya naik dan menjepit pinggang gw sesudah itu langsung melemas dan jatuh di atas kardus di sampingnya ” dua.. kosong… sayang..” kata gw

    “say…kita coba dogie style yu” kata gw seraya membalik tubuh anggi ke posisi seperti orang merangkak,lalu dengan cepat gw menusuk anggi dari belakang dan bleesssshhh ****** gw yang panjang dan putih itu masuk lagi ke memek anggi dari belakang lalu gw mulai kerja lagi keluar masuk memek anggi dan anggi hanya merem melek dan mengoyangkan kepalanya kekanan dan kiri dan sesekali juga mengoyang anusnya kekiri dan kekanan sesuatu ketika gw bergerak dengan cepat dan kasar sekali sampai bunyi anus anggi yang bersentuhan dengan perut gw berbunyi nyaring dan badan anggi tesodok – sodok dan terguncang – guncang dan buah dada anggi yang besar itu beranyun – anyun dan desahan anggi bertambah nyaring dan gerakan anus anggi semakin erotis.

    Gw terus menyodok memek gw dengan gerakan yang sangat cepat dan setelah 10 menit berdogie style dengan anggi akhirnya gw menyerah dan merasa pertahanan gw akan jebol dan gw mengenjot anggi dengan cepat dan sesuatu ketika gw menancapkan kontolnya di memek gw dan meremas dada anggi dengan keras dan tiba – tiba gw berteriak kepada anggi seraya menancapkan batang ****** ke memek anggi yang sekali jadi sehingga anggi pun memekik dan kepalanya mendongak keatas seraya melepas ****** gw di mulutnya itu”achhhh….”jerit anggi

    ”accchhhh…. giii… gw… mauu…. keluarrrghhhh… terimaaa…. nihhhh…. pejuuuuu… gueee” gw mengerang dan tangannya berganti meremas buah anus anggi dengan kencang dan pada saat itu pula gw mengeluarkan spermanya yang jumlahnya banyak itu di dalam memek anggi ” enakk.. giii… enakkk… memek… loe… enakkk” kata gw seraya sedikit bergerak keluar masuk lagi di memek anggi tuk merasakan sedikit kenikmatan lagi sampai muncratan sperma terakhir ****** gw dan mencabut ****** gw dan menyuruh anggi membersihkan ****** gw dengan lidahnya.

    Dan sesudahnya gw yang kecapaian duduk di kotak di samping tubuh anggi yang mengkilat akibat keringat itu lalu gw mau mendekati anggi lagi ,dan meminta sekali lagi tapi yag ini lain,gw dari dulu pengen nyoba yang namanya anal seks dan banget – banget pengen nyobain anus si anggi yang semok dan padat itu lalu dengan sedikit diolesi vaseline punya anggi gw lumuri batang gw yang mengeras lagi dan anus anggi dan gw mulai penetrasi dengan ****** keras gw ke dalam anus anggi ” achhh…. leo… sakiiitttt…. sakiittt….” rintih anggi pas kepala ****** gw memaksa masuk ke anus anggi yang kecil tsb

    ” gila…giii…pantat… loe… enakghhh..” seraya bergerak maju mundur pelan – pelan 5 menit waktu yang di butuhkan tuk ****** gw masuk seluruhnya “gila …. loe… pantat….. memang…. cocok… disodomi… gii…”kata gw lalu dengan semangat gw gerakin ****** gw keluar masuk anus anggi dengan cepat sambil mengusap buah pantat anggi dan juga kadang kadang seraya tangan kanan gw menjambak rambut anggi ke atas “gila…bener bener anus nomer satu ” kata gw sambil terus mengenjot anus anggi dan teriakan anggi terdengar semakin nyaring dan melengking ketika ****** gw bergerak keluar masuk anusnya dengan cepat,”achhh…. leooo… sakitttt…” erang anggi,gw tau teriakannya itu engga bisa kedengeran oleh siapapun karena gudang itu jauh dari depan sekolah dan sekolah lagian lagi sepi dan itu yang buat gw makin semangat memompa ****** gw di anus anggi .

    Baru kali ini gw ngerasaiin yang namanya anal seks dan dengan kenikmatan anus seorang yang seksi padat pula dan kerasa nikmatnya ampe ubun – ubun gw,gw lalu mencengkram pinggul anggi dengan kedua tangan gw dan mengeluarkan – masukkan ****** gw dengan sangat cepat ” ayooo…. giii… ngentootttt… luuuu… ngenttttottt…..” caci gw seraya sesekali menampar anus semok anggi kiri dan kanan sampai kelihatan anusnya kelihatan memerah dan anggi hanya bisa menjerit seirama sodokan ****** gw di dalam liang anusnya yang sedang di tusuk oleh ****** gw ” ahhh.. .le… akiiittt… leoo.. .jangannnn…. cepeeettthhh…. cepettthhhh… donkkkkhhh… achhhh… sakittt..” rintih anggi meminta gw bergerak pelan

    Tapi gw udah terbang ke langit ke tujuh dan tidak perduli akan permintaan anggi yang menjerit itu dan terus mengenjot anus semok ini dengan cepat dan gw ingin lebih kasar lagi mensodomi anus anggi yang semok ini dan menggenjot anus semok ini dan dengan gerakan cepat aku memulai aktivitas dengan anus semok ini lalu tiba – tiba anggi memekik panjang “achhhh…. achhhh…. gilaaaa… looooo…… perihhhhh…. tauuuu… sakiitttt” jeritan melengking dari anggi pas ****** gw tarik hingga tinggal ujungnya dan memasukkannya dengan cepat dan keras sekali jadi ke dalam anus anggi dan keringat dingin pun menetes deras di punggung anggi dan saat itu pula gw menggangkat anggi dan punggung anggi bersentuhan dengan dada gw dan tangan gw meremas – remas buah dada anggi yang bulat seksi tersebut seraya menyedot lehernya,

    Bau harum dari lehernya yang buat gw makin gila menggenjot mundur maju anus anggi dan napas anggi kelihatan memburu dan tangan anggi tak henti – hertinya meremas tangan gw yang sedang meremas dada anggi sendiri dan gw memegang tangan anggi dan menaruh ke belakang punggung gw dan mengangkat paha anggi seperti orang buang air besar dan setengah menundukan anggi ke bawah dan gw mulai lagi bergerak mundur maju menyodok anus anggi dengan cepat dan semakin keras meremas buah dada anggi seraya mencaci dan memaki anggi,anggi hanya meremas anus gw dan bergerak maju mundur seirama ****** gw didalam anusnya yang sempit tersebut dan gw makin gila menyodok anus anggi dengan cepat seperti gw ingin menghancurkan anus seksi anggi

    “ngenntootttt..luuu… pelacuurrrrhh…. caboo… .jebolhhh… luuuu… jebolllhhh… rasaiinnnchhh… nichhh… makann… nihhhhhh” caci gw seraya meremas dada anggi dengan keras sekali dan kadang kadang menampar buah dada anggi ” ohhhh….. ahhhh…. leooo… anggiiii.. .enggaaa.. .kuaaattt… lagiiiiii… ceeeppeettttaaannn…. donkkkk” rintihan anggi terdengar lagi ” ayooo…. giiii… sebentarrhhhh…. laghiiiiii…..” kata gw seraya menunggingkan dia lagi “ahhh… ohhhh.. .ahhhh…. ahhhh..”desahan anggi yang semakin tidak beraturan ,”giiii…..leooo engga tahann…. mauuu… leooo….. mauuu……. keluarrrghhh…. sayanghhh… diii… dalammm… pantattt… kamuuu” dan

    “kamuuuu…. jadiiii…. pacarrrrr… akuuu….”kata gw dan gw menancapkan ****** gw di anus anggi sekali jadi sehingga terbenam seluruhnya sampai keliatan buah zakarnya saja di anus mungil seksi padat anggi “angggiiii…… sayanggg…. leooooo” jeritan terakhir anggi dan cratt crattt crattt sperma gw meledak kembali tapi ini meledak di dalam anus anggi dan gw seketika itu pula gw menekan ****** gw di anus anggi ke dalam sampai muncratan sperma terakhir gw kedalam anus anggi ini .

    Napas gw dan anggi tersengal – sengal sehabis 20 menit gw menggenjot anus anggi habis habisan dan “achhh…. enakkk” jerit gw ketika ****** gw tercabut dengan sendirinya dari anus anggi ” makasih ya gi gw puas banget ” kata gw seraya mengelus rambut dan mencium pipi dan meremas buah dada anggi,anggi hanya tersenyum dan anggi kusuruh membersihkan ****** gw dari sisa sperma dan anggi pun berlutut di depan ****** gw dan dengan mulut dan lidahnya lagi

    Dia membersihkan penis gw dari lumuran sperma sampai bersih serta memijit batang ****** gw dan tidak disangka dia menyedot ****** gw dan menelan sisa sperma gw yang sedikit keluar dari ****** gw dan rasanya ngilu dan enak banget ” iya…gw..juga nikmatin kok perlakuan loe tadi enak ” kata anggi seraya memakai bajunya kembali dan kami berdua keluar dari gudang dan sebelum keluar gw sempat melihat darah di atas karung buku yang menjadi alas kami “main” dan gw menunjuk tempat alas “main”gw dan anggi tadi “wahh… giii… loe..”kata gw ” iya… gw masih virgin..”kata anggi yang sayu karena kecapaian dan hanya melempar senyum ke gw

    ” elo nyesel gi berbuat gitu ama gw kalo nyesel,dan kalo terjadi apa apa gw mau kok tanggung jawab”kata gw seraya mengelus rambut anggi yang tiba – tiba memeluk dan menangis “:emang kamu engga main main dengan yang tadi” kata anggi dengan mata berair dan gw memeluk tubuh mungilnya “ehhmm… engga.. la .. gw serius ” kata gw “kan anggi hanya cw bispak disini apa kamu engga malu ama temen2x kamu “kata anggi terisak isak “cw bispak kok perawan,mau engga jadi bokin gw “kata gw “engga tau,tapi emang anggi suka ama leo dari dulu dan pas anggi pagi digudang anggi ngebayangin di entot ama leo ” kata anggi “wahhh… beneeerrr… nihhh… jadii..gimana donk” kata gw.

    Dan anggi hanya tersenyum dan gw keluar mengambil mobil dan mengantar anggi ke rumahnya “gw tunggu tlp loe say” kata gw seraya mencium bibir anggi dan memasukan kartu nama berisi no tlp gw ke dalam saku bajunya dan sesudah itu gw pulang ke rumah dengan membawa perasaan yang bahagia dan membawa kenangan biru yang romantis di gudang sekolah gw dan menunggu calon pacar gw telpon dan malamnya jadi anggi menelepon gw dan mengatakan perasaannya dan bahwa dia mau jadi bokin gw dan ingin mengulang saat itu lagi,

    Tapi dengan syarat dia mau jadi cewe satu satunya dan sejak itu gw ama anggi jadian dan pernah saat itu gw pacar gw anggi,andi dan pacar yang kami berdua menjebol keperawannya di gudang sekolah yang sama (gw jebol pantat anggi dan gw juga jebol pantat ita..maruk pantat ya ) ita selalu melakukan perbuatan nikmat itu berempat di wc sekolah,di hotel,kontrakan kami,ato dimana saja,pernah gw “tidur” ama anggi ama ita sekaligus dan kalo ama anggi tak terhitung jumlahnya kayanya tuh memek udah memble tapi ajaib lo memek ama anus anggi tetap sempit kaya dulu lain ama ita yang jalannya udah ngegang karena banyak di sodomi ama andi pacarnya dan itu yang ngebuat gw ketagihan dan nyeret dia tuk tidur bareng mulu dan engga mau coba memek ama anus selain punya cw gw,liburan anak – anak pada belajar tapi gw ama anggi malah ngentot abis – abisan pernah suatu hari gw ama anggi dan melakukannya di alam terbuka pas gw berempat kemping di gunung dan gw melakuannya di batu besar disana

    Itulah cerita rahasia di gudang sekolah kami gw,temen gw andi serta anggi pacar semok gw yang seksi dan mungkin karena ketagihan ama memek ama anus anggi gw jadian ampe sekarang gw kuliah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Di Perkosa Mama Dan Tanteku Yang Binal

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Mama Dan Tanteku Yang Binal


    1417 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Di Perkosa Mama Dan Tanteku Yang Binal, Namaku Roy, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng. Kisah yang akan aku tulis ini ialah kisah nyata dheri pengalaman ngentot aku dengan mama dan bude aku.

    Cerita ini dimulai ketika aku berumur 20 tahun. Saat itu bude ratna datang dan bermalam selama beberapa hari di rumah karena suaminya sgilag bteriakkat keluar kota.

    Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. bude ratna berumur 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat.

    Aku suka lihat bude ratna kalau telah menggunakan celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, mteriaksang. bude ratna ialah adik kandung Papa aku.

    Waktu itu hheri aku tidak masuk kusarih. Aku diam di rumah bersama mama dan bude ratna. Pagi itu, jam 10, saya lihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dheri kamar mandi menggunakan handuk menutupi dada dan setengah pacuma yang putih mulus. Mama berumur 38 tahun. Sangat mengnafsukan.

    Saat itu gak tahu secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat toket mama walau gak begitu besar tapi masih bagus bentuknya.

    Yang terutama jadi perhatian aku ialah memek mama yang dihiasi bulu hitam gak begitu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin mengasuhnya.

    Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sgilag melihatnya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi.

    Aku dekati pintu, lalu aku intip dheri lubang kunci. Terlihat mama sgilag membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat mengnafsukan. Terutama memek mama yang aku fokuskan.

    Secara otomatis tangan aku meraba kontol dheri luar celana, lalu meremasnya slow-slow sambil menikmati keindahan tubuh mteriaksang mama. Karena telah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil berimajinasi menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku klimak.

    Sore hherinya, waktu aku sedang tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.

    “Roy..!” panggil mama.

    “Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.

    “Ada apa, Ma?” tanya aku.

    “Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya…” kata mama sambil tengkurap.

    “Iya, Ma…” jawab aku.

    Waktu itu mama menggunakan daster. Aku mulai memijit kaki mama dheri betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku.

    Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, “Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.

    “Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama.

    “Seluruh badan mama,” jawab aku.

    “Ya telah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangun, lalu melepas dasternya tanpa ragu.

    “Ayo lanjutkan, Roy!” kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.

    “Mama tidak malu buka baju depan Roy?” tanya aku.

    “Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.

    Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat ialah mengusap agak keras.

    Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang menggunakan celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

    “Kok dilewat sih, Roy?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.

    “Mm.. Roy takut mama marah…” jawab aku.

    “Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.

    Karena telah memperoleh angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dheri luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. Kontol aku telah mulai makin keras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku.

    Karena birahi aku telah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.

    Jheri tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jheri aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jheri tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam.

    Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jheri aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.

    Karena telah basah, aku nekad masukkan jheri aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai berputar agak cepat.

    “Roy, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.

    “Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.

    “Roy tidak tahan membatalkan birahi…” kataku lagi.

    “Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.

    “Sini berbhering dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.

    “Sini berbhering Roy,” ujar mama lagi.

    “Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.

    “Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemususan aku berbhering di samping mama.

    Mama menatapku sambil mengelus rambut aku.

    “Kenapa berbirahi dengan mama, Roy,” tanya mama lembut.

    “Mama marahkah?” tanya aku.

    “Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur,” ujar mama.

    “Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.

    “Berarti anak mama telah mulai dewasa,” kata mama.

    “Kamu benar-benar mau akung?” tanya mama.

    “Maksud mama?” tanya aku.

    “Dua jam lagi Papa kamu balik…” cuma itu yang keluar dheri mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dheri luar celana.

    Aku kaget sekaligus bahagia. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami saling mencium mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

    “Buka baju kamu, Roy,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

    Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sgilagkan aku tetap berdiri.

    “Kontol kamu besar, Roy…” kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.

    “Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, akung?” tanya mama.

    Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, gak tahu apa artinya.

    Lalu mama menherik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dheri kontol sampai ke kepalanya.

    Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya. Hjilatan dan permainan lidah mama sangat pandai.

    Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kepuasan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hjilatannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

    “Enak akung?” tanya mama sambil menengadah menatapku.

    “Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.

    “Sini akung. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menherik tanganku.

    Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pacuma. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.

    “Ayo, Roy.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.

    Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu kontol kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang gak tahu bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

    “Enak, Roy?” tanya mama.

    “Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.

    “Kenapa mama mau melakukan ini dengan Roy?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama terlihat berkaca-kaca.

    “Karena mama akung kamu, Roy…” jawab mama.

    “Sangat akung…” lanjutnya.

    “Lagipula detik ini mama memang sgilag ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.

    Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

    “Roy juga sangat akung mama…” ujarku.

    “Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.

    “Mama mau keluar…” desah mama lagi.

    Tak lama kurasakan tubuh mama menggelinjang lalu mendekap aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..

    “Ohh.. Enak akungg…” desah mama lagi ketika dia mencapai klimak.

    Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dheri kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

    “Ma, Roy gak tahann…” ujarku sambil mendekap tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.

    “Keluherin akung…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.

    “Keluherin di dalam aja akung biar enak…” bisik mama mesra.

    Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.

    “Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.

    “Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.

    “Lekas berbaju, Papa kamu sebentar lagi balik!” kata mama.

    Lalu kamipun segera berbaju. Setengah jam kemususan Papa balik. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.

    Malam hherinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa telah tidur, aku dan bude ratna masih nonton TV. bude ratna menggunakan kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena telah biasa melihat seperti itu.

    Tiba-tiba bude ratna bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,”ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya bude ratna.

    “Hayo, ngapain..?” tanya bude ratna lagi sambil tersenyum.

    “Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.

    “Kok lama amat. Sampe lebih dheri satu jam,” tanyanya lagi.

    “Curigaan amat sih, bude?” kataku sambil tersenyum.

    “bude cuma merasa aneh saja waktu bude denger ada suara-suara yang bagaimanaa gitu…” ujar bude ratna sambil tersenyum.

    “Kayak suara yang lagi enak…” ujar bude ratna lagi.

    “Udah ah.. Kok ngocehnya ngaco ah…” ujarku sambil bangun.

    “Maaf dong, Roy. bude becanda kok…” ujar bude ratna.

    “Kamu mau kemana?” tanya bude ratna.

    “Mau tidur,” jawabku pendek.

    “Temenein bude dong, Roy,” pinta bude.

    Aku kembali duduk dikursi di samping bude ratna.

    “Ada apa sih bude?” tanyaku.

    “Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab bude ratna.

    “Kamu telah mempunyai pacar, Roy?” tanya bude ratna.

    “Belum bude. Kenapa?” aku balik bertanya.

    “Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum mempunyai pacar?” tanya bude lagi.

    “Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.

    “Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Roy?” tanya bude ratna slow sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.

    Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.

    “Ni bude lagi horny kayaknya…” pikir aku.

    Tanpa banyak kata, aku cium bibir bude ratna. bude ratnapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono bude ratna. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas toketnya dengan mesra sambil ujung jheri aku memainkan puting toketnya.

    “Mmhh..”

    Suara bude ratna mendesah tertahan karena kami masih tetap saling mencium. Tangan bude ratnapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dheri luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.

    “Roy, pindah ke kamar bude, yuk?” pinta bude ratna.

    “Iya bude…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar bude ratna.

    Setiba di kamar, bude ratna dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua baju di tubuh aku.

    “Ayo Roy, bude telah gak tahan…” ujar bude ratna sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

    Aku segera menindih tubuh telanjang bude ratna. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke toketnya. Aku jilat dan hjilat puting toket bude ratna sambil meremas toket yang satu lagi.

    “Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah bude ratna sambil tangannya memegang kepala aku.

    Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, bude ratna segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek bude ratna bersih tidak berbau. Bulunya cuma sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek bude ratna terutama bagian kelentitnya.

    “Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus akung…” desah bude ratna sambil badannya menggelinjang membatalkan nikmat.

    Tak berapa lama tiba-tiba bude ratna mengepitkan kedua pacuma menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

    “Oh, Roy.. bude keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah bude ratna.

    Aku bangun, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek bude ratna, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. bude ratna langsung membalas ciumanku dengan mesra.

    “Isep dong kontol Roy, bude…” pintaku.

    Bude ratna mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah bude ratna dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya.

    Bude ratna langsung menghjilat dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghjilat dan menjilat kontolnya lebih pintar dheri mama.

    “Udah bude, Roy udah pengen setubuhi bude…” kataku.

    bude ratna melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.

    “Ayo, Roy.. bude telah tidak tahan…” bisik bude ratna.

    Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek bude ratna.

    “Roy kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kepuasan…” kata bude ditengah-tengah persetubuhan kami.

    “Ah, biasa saja, bude…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

    Selang beberapa lama, tiba-tiba bude ratna mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

    “Roy, terus setubuhi bude.. Mmhh.. Ohh.. bude mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.

    Tak lama tubuhnya menggelinjang. Pacuma erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.

    “Tente udah keluar, akung…” bisik bude ratna.

    “Kamu hebat.. Kuat…” ujar bude ratna.

    “Terus setubuhi bude, Roy.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.

    Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera klimak. Kupertcepat gerakanku.

    “Roy mau keluar, bude…” kataku.

    “Jangan keluarkan di dalam, akung…” pinta bude ratna.

    “Cabut dulu…” ujar bude ratna.

    “Sini bude isepin…” katanya lagi.

    Aku cabut kontolku dheri memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. bude ratna lalu menghjilat kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut bude ratna banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut bude ratna.

    bude ratna dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan bude ratna.

    Aku segera berbaju. bude ratna juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

    “Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan bude,” ujar bude ratna.

    “Kalo bude butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya bude sambil mendekap aku.

    “Kapan saja bude mau, Roy pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.

    “Terima kasih, akung,” ujar bude ratna.

    “Roy kembali ke kamar ya, bude? Mau tidur,” kataku.

    “Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

    Besoknya, setelah Papa bteriakkat ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.

    “Roy, semalam kamu ngapain di kamar bude ratna sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.

    Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum.

    Sambil mencium pipiku, mama berkata,”Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy. Mama akan jaga rahasia kasarin. Kamu suka bude kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.

    “Iya, Ma.. Roy suka bude ratna,” jawabku.

    “Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kasarin…” ujar mama.

    “Kasarin hati-hatilah…” ujar mama lagi.

    “Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.

    “Karena mama pikir kamu telah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.

    “Terima kasih ya, Ma…” kataku.

    “Roy akung mama,” kataku lagi.

    “Roy, bude dan Papa kamu sgilag keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.

    “Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.

    “Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap kontolku.

    “Roy akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.

    “Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..

    Sejak detik itu hingga detik ini aku kawin dan mempunyai 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan bude ratna kalau ada kesempatan. Walau telah agak berumur tapi kemengnafsukanan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menherik.

    Baik itu di rumah bude ratna kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di panasel.

    Silahkan dengan mama, aku telah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan cuma 2 kali.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Memaksa Pembantuku Melayani Nafsu Birahiku

    Cerita Sex Aku Memaksa Pembantuku Melayani Nafsu Birahiku


    849 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Memaksa Pembantuku Melayani Nafsu Birahiku, Aku Memaksa Pembantuku Melayani Nafsu Birahiku. Yuk mari saja langsung kita simak cerita dewasa ini.

    Ahh… Pusing juga dengan pembantu, udah hampir 1 Minggu ini pembantuku pulang kampung gara-gara lebaran dan katanya ga mau balik lagi. Aku dan istriku adalah Pegawai Swasta yang tiap hari harus masuk dari Jam 8 Pagi hingga jam 5 sore. Kami mempunyai seorang anak laki-laki sudah kelas 3 SD. Dari anak kami masih kecil udah beberapa kali ganti-ganti pembantu, dan kami sudah kapok dengan namnya penyalur yang kebanyakan Cuma ambil uang pertamanya saja, paling lama 2 bulan pembantunya sudah minta pulang.

    Hari itu nasib kami mungkin lagi baik, pembantu tetangga kerumah dan menawarkan temannya katanya mau kerja. Dewi namanya, asli dari kampung di daerah sekitar Jawa Tengah, wajahnya manis, berkerudung, kulitnya putih mungkin karena biasa berkedurung, umur masih muda sekali, 17 tahun katanya. Setelah nego gaji, dan memberi uang tips buat pembantu tetanggaku, hari itu Dewi mulai bekerja.

    Aku tunjukkan kamar untuknya, dan tak lupa aku berikan uang buat beli keperluan mandinya. Awalnya sih aku tidak ada rasa apa2 dengan pembantuku, aku suka dengan anak ini karena kerjanya memang rajin, awalnya aku tidak sengaja pas hari Libur, aku di rumah dan entah istriku sedang ada keperluan keluar bersama anakku, saat itu Adzan Maghrib dan seperti biasa Pembantuku dewi Selesai mandi dan siap2 menjalankan Ibadah di kamarnya, aku tanpa sengaja lewat disebelah kamarnya dan pintu kamar yang dari Kayu itu terdapat celah kecil, Otak kotorku jadi timbul, aku intip dari celah itu, dia mulai buka kerudung, dan kaos yg dipakainya (dari kamar mandi dia tetap kerudung, kaos dan celana training panjang),

    Owh… ternyata dia tidak pakai Bra, payudaranya kecil tapi kelihatan mengkel kalo buah hehehe, dan dia mulai buka celana trainingnya, sayang tidak terlihat jelas, karena posisinya miring jadi hanya kelihatan buah dadanya yg sebelah kiri, dan ahhh…putih sekali dalamnya, mungkin karena kulitnya terbiasa tertutup kerudung.

    setelah itu, dia langsung pakai penutup untuk ibadah, tanpa pakai Bra dan CD lagi., aku tunggu sampai dia selesai, dan setelah selesai dia tanggalkan seluruh penutupnya lagi, dan aku sempat terkesiap walau hanya sekejap, saat dia berbalik kearah lemari, terlihat kemaluannya yang keliatan bersih, mungil dan nyaris tanpa rambut, (mungkin karena kurang begitu dekat aku melihatnya), dia langsung membuka lemari dan stop…aku tidak lanjutkan kegiatanku, takut ketauan juga hahaha.

    Selang beberapa hari aku sekarang rajin bangun pagi banget, bukan karena apa, tapi tiap hari sebelum subuh, jadi rutinitas ngintip si Dewi, ternyata menjadi kebiasaan buat dia juga, kalau ibadah ga pakai Baju, langsung pakai penutup buat ibadah saja, jadi tiap pagi aku sarapan tubuh molek dewi, hingga khayalan yang selalu di pikiran ini, ingin juga dibuat kenyataan.

    Dan kesempatan itu akhirnya datang juga, saat itu Istriku mengajak menginap di rumah orangtuanya yang lumayan jauh ada di luar kota, katanya udah lama dia pingin kesana sekalian mengajak anakku liburan, dengan alasan aku udah buat janji dengan teman2 kantor mau pergi, aku ga bisa ikut. Hari sudah siang setelah aku pulang mengantar istriku ke terminal Bis, dan seperti biasa siang itu aku intip lagi dewi yang menjalankan rutinitasnya…

    Sore hari dan menjelang maghrib tiba, dewi pergi kekamar mandi, aku pelan2 masuk ke kamarnya dan bersembunyi di bawah tempat tidurnya, tidak berselang beberapa lama dia masuk dan langsung seperti biasanya mengelar sajadah dan membuka pakaiannya, aku menunggu sampai ritualnya selesai, saat dia mau berpakaian, langsung aku bekap mulutnya dengan obat bius yang sudah aku siapkan, dia berontak sebentar dan langsung tertidur.

    Aku tidurkan ia di tempat tidur, dan aku ambil camera yang sudah kusiapkan, aku ambil photo sebanyak banyaknya dengan berbagai posisi dan aku copy ke laptopku.

    Aku tak tahan sebenarnya ingin langsung menidurinya, tapi rasanya kurang nikmat meniduri orang yang sedang pingsan, kayak tidur sama robot pikirku, pintu kamar aku kunci, dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, dewi sudah mulai siuman,” ohhh…”sambil dia memegangi kepalanya, tubuhnya aku tutupi selimut namun tanpa pakaian.

    Aku langsung ambil minum dan menyodorkannya “kenapa saya pak? Ehh.. “dia tersadar saat mau mengambil minuman yg aku sodorkan, dia tidak memakai pakaian, dia cepat2 menarik selimutnya, dan tidak jadi menerima air yg aku sodorkan, aku tersenyum sinis, dan duduk didekatnya.

    “Bapak tau, kamu suka facebookan juga kan?, Bapak suka liat kamu senyum2 di Handphone., “maksudnya apa pak, kok nanya ke saya gitu?” dengan wajah sedikit jengah dan bingung.

    “Neh..Bapak punya photo2 kamu lagi telanjang, dan Bapak sudah copy ke Laptop Bapak, kamu mau ga photo2 ini Bapak sebar di facebook?” ujarku, aku yakin dia ngerti, walau lulusan SMP, pembantu sekarang udah ga gaptek sama teknologi yg disebut Handphone, kalau komputer mungkin masih banyak yg belum tau juga. Dewi terbelalak kaget melihat ke kamera yang aku tunjukkan. “Jangan Pak…nanti gimana keluarga saya dikampung kalo lihat” sambil berkata wajahnya berubah agak pucat. Ehmm…siasatku berjalan mulus,

    “Ya udah kalau gitu, Bapak ga macem-macem, cukup kamu tidur terlentang gitu, Bapak Cuma mau mengelus2 memek kamu dan nyium payudara aja”,

    “ah malu pak…saya belum pernah telanjang didepan orang lain”,

    “kan Cuma sama saya aja, Bapak juga ga akan bilang sama siapa2 kok”

    Aku udah gak nahan juga, rudalku sudah mengacung dibalik CDku., aku tarik selimutnya, walau dengan teriakan jangann pak…namun Dewi tidak melawan, aku mulai mengelus-elus memeknya, dan kuciumi payudaranya yang gak terlalu besar itu

    “ahhh…jangan pak..geliii, ahhh…” tanganku yang kanan meremas2 payudaranya yang kanan, sedangkan mulutku sudah mulai mengulum pentilnya yang berwarna agak kecoklatan, dan tangan kiriku mulai mengelus2 kemaluannya yang ternyata sudah ditumbuhi bulu halusm, kemarin aku intip tidak terlihat jelas beberapa helai rambutnya yg agak panjang.

    ”Ahh…Ohhh…pakkk…jangannnnzz..” dewi mulai terangsang, tangannya yang tadinya berusaha menepis tangan kiriku, sekarang hanya memegangi tangan kiriku saja, tanpa berusaha menolak. Cukup lama aku beri rangsangan, sampai akhirnya mulai kumasukan jari tengahku kedalam kemaluannya perlahan, dia teriak

    “Ahhhh….Pakkk…” sekarang aku lumat bibirnya juga yang mungil, dewi sedikit gelagepan…

    ”Oups.”, sekarang aku mulai tindih badannya, kulumat bibirnya, dan tangan kananku bermain disekitar kemaluannya.

    “Ouh…pak…”, sekarang wajahku udah didepan kemaluannya, aku langsung jilat liang vaginanya “Pakkkk…katanaya tadi…, ahh…” dia kaget dan badannya bangun, dan tangannya menjmbak rambutku, aku tak perduli kuhisap dan kulumat bibir vaginanya , tak berapa lama

    “pakkk…saya mau pipisssss…ahhh…ahhhh”, Dewi mengejang

    “Ohhhh………”, “gimana enakkan?” kataku, sambil kubuka celanaku dan terlihatlah rudalku yg sudah mengacung, Dewi memejamkan matanya,

    “Ihhh…Bapak mau ngapain?”,

    “kalau kamu mau Bapak tidak sebarin tuh Photo, cepet hisap punya Bapak” ujarku.

    Dia menggeleng2 kepala tanpa membuka matanya,

    “Ya udah Bapak sebarin deh sekalian video barusan, kan tadi bpak rekam tuh” ujarku mengancam, akhirnya dia mengangguk tanpa membuka matanya,

    “Ya udah kalau kamu ga mau lihat, gpp buka aja mulut kamu”, akhirnya dewi membuka mulutnya tanpa membuka matanya. Aku mundur majukan rudalku di dalam mulutnya yg mungil,

    Sedapppp….walau awalnya Dewi seperti mau muntah, akhirnya Dewi terbiasa juga, dan setelah itu aku ambil posisi 69, aku lumat lagi Liang Vaginanya dengan rakus, dan biasanya dia akan berhenti kegiatannya mengulum Penisku, saat lidahku menyentuh liang vaginanya yang di dalam. Aku rasa pemanasannya udah cukup, Dewi pun sudah trangsang lagi, aku mulai perlahan menuntun rudalku ke depan kemaluannya, kali ini Dewi tidak menolak, mungkin karena sudah terangsang berat, kumasukkan perlahan, namun tetap saja dia teriak

    “Ahhh…sakittt pak…”, walau sudah banyak juga carian yg keluar,

    namun tetap saja aku agak kesusahan memasukkan penisku ke Vaginanya, akhirnya perlu beberapa saat Penisku bisa masuk juga semua kedalam liang Vaginanya dengan sedikit paksaan dan erangan Dewi, aku maju mundurkan perlahan.

    “Ahhh…ohhh…pakkk..zzz”, Dewi mendesis tidak jelas, aku mulai menaikkan ritme lebih cepat, dan Dewi memelukku erat2, sambil berucap tidak jelas…”AHhh…ohhh…Pakkk ohhh…”dan akhirnya dia teriak lagi

    “PAkkk…Dewi pingin pipis lagi…akhhh..ohhh”

    Badannya mengejang dan sambil mengangkat badannya dia peluk badanku dengan kencang. Kali ini aku tidak kasih istirahat, langsung tetap aku maju mundurkan Penisku….

    ”udah pak…udah …ahhh” pintanya, aku tak perduli kuhisap payudaranya, kulumat bibirnya, dan tetap aku maju mundurkan lagi, beberapa saat nafsunya mulai bangkit lagi,

    “teruss pakkk…ahhh…ohhh, teruss”,

    Aku naikkan ritmenya lagi, dengan lebih cepat, hingga akhirnya aku merasa sudah mulai akan keluar juga, namun sebelumnya dia mengejang lagi…”Ouwhhh…Ahhhhh”…aku pun serasa sudah mau keluar dan sudah diujungnya, dengan cepat aku cabut dan keluar di perutnya…”ahhh”, tenagaku habis, begitu juga Dewi yg kulihat hampir pingsan. Kucium dan kupeluk, darah keperawannya keluar membasahi sprei, dia menangis. “ Tenang…kamu ga akan hamil kok wi, Bapak jamin tidak ada yang tahu….”

    Akhirnya dengan ancaman menyebarkan Video, aku bisa minta jatah ke dewi hampir setiap aku ingin dan aku sudah mulai berani mengeluarkan spermaku ke dalam Vagianya, stelah aku ajarkan dulu dia untuk minum pil KB., atau kadang aku yang menggunakan Kondom.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Saat Berkemah Di Puncak

    Cerita Sex Saat Berkemah Di Puncak


    751 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Berkemah Di Puncak, Ini terjadi kurang lebih dua puluh tiga tahun yang lalu (tepatnya tanggal 31 Desember 1995). Saat itu kelompok kami (4 lelaki dan 2 perempuan) melakukan pendakian gunung. Rencananya kami akan merayakan pergantian tahun baru di sana. Sampai di tempat yang kami tuju hari telah sore, kami segera mendirikan tenda di tempat yang strategis.

    Setelah semuanya selesai, kami sepakat bahwa tiga orang lelaki harus mencari kayu bakar, sisanya tetap tinggal di perkemahan. Aku, Robby, dan Doni memilih mencari kayu bakar, sedangkan Fadli, Lia dan Wulan tetap tinggal di tenda. Baru beberapa langkah kami beranjak pergi, tiba-tiba Wulan memanggil kami, katanya dia ingin ikut kelompok kami saja (alasannya masuk akal, dia tidak enak hati sebab Fadli adalah pacar Lia, dan Wulan tidak ingin kehadirannya di tenda mengganggu acara mereka). Karena Fadli dan Lia tidak keberatan ditinggal berdua, kami (Robby, Doni, aku dan Wulan) segera melanjutkan perjalanan.

    Ada beberapa hal yang perlu aku ceritakan kepada pembaca tentang dua orang teman wanita kami. Lia sifatnya sangat lembut, dewasa, pendiam dan keibuan. Sifat ini bertolak belakang dengan Wulan. Mungkin karena dia anak bungsu dan ketiga kakaknya semua lelaki, jadi Wulan sangat manja, tapi terkadang tomboy. Tapi di balik semua itu, kami semua mengakui bahwa Wulan sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Lia.

    Tidak berapa lama, sampailah kami pada tempat yang dituju, lalu kami mulai mengumpulkan ranting-ranting kering. Sambil mengumpulkan ranting, kami membicarakan apa yang sedang dilakukan Fadli dan Lia di dalam tenda. Tentu saja pembicaraan kami menjurus kepada hal-hal porno. Setelah cukup apa yang kami cari, Robby mengusulkan singgah mandi dulu ke sungai yang tidak berapa jauh dari tempat kami berada. Wulan boleh ikut, tapi harus menunggu di atas tebing sungai sementara kami bertiga mandi. Wulan setuju saja. Singkat kata, sampailah kami pada sungai yang dituju. Aku, Robby dan Doni turun ke sungai, lalu mandi di situ. Wulan kami suruh duduk di atas tebing dan jangan sekali-kali mengintip kami.

    Ketika sedang asyik-asyiknya kami berkubang di air, tiba-tiba kami mendengar Wulan menjerit karena terjatuh dari atas tebing. Tubuhnya menggelinding sampai akhirnya ia tercebur ke dalam air. Cepat-cepat kami berlari mencoba menyelamatkan Wulan (kami mandi hanya menanggalkan baju dan celana panjang, sedangkan celana dalam tetap kami pakai). Robby yang pandai berenang segera menjemput Wulan, lalu menariknya dari air menuju tepi sungai. Aku dan Doni menunggu di atas. Sampai di tepi sungai, tubuh Wulan basah kuyup. Sepintas kulihat lengan Robby menyentuh buah dada Wulan. Karena Wulan memakai T-Shirt basah, aku dapat melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh Wulan yang sangat menggairahkan.

    Wulan merintih memegangi lutut kanannya. Aku dan Doni terpaku tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tapi Robby yang pernah ikut kegiatan penyelamatan dengan sigap membuka ikat pinggang Wulan lalu mencopot celana jeans Wulan sampai lutut. Wulan berteriak sambil mempertahankan celananya agar tidak melorot. Sungguh, saat itu aku tidak tahu apa sebenarnya yang hendak Robby lakukan terhadap Wulan. Segalanya berjalan begitu cepat dan aku tidak menyimpan tuduhan negatif terhadap Robby. Aku hanya menduga, Robby hendak memeriksa luka Wulan. Tapi dengan melorotnya jeans Wulan sampai ke lutut, kami dapat melihat dengan jelas celana dalam wulan yang berwarna off-white (putih kecoklatan) dan berenda. Kontan penisku bangun.

    Robby memerintahkan aku dan Doni memegangi kedua tangan Wulan. Seperti dihipnotis, kami menurut saja. Wulan semakin meronta sambil menghardik, “Rob, apa-apaan sih.., Lepas.., lepas! Atau saya teriak”.

    Doni secepat kilat membungkam mulut Wulan dengan kedua telapak tangannya. Robby setelah berhasil mencopot celana jeans Wulan, sekarang mencoba mencopot celana dalam Wulan. Sampai detik ini, akhirnya aku tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Aku tidak berani melarang Robby dan Doni, karena selain aku sudah merasa terlibat, aku juga sangat terangsang saat melihat kemaluan Wulan yang lebat ditumbuhi rambut-rambut hitam keriting.

    Wulan semakin meronta dan mencoba berteriak, tapi cengkeraman tanganku dan bungkaman Doni membuat usahanya sia-sia belaka. Robby segera berlutut di antara kedua belah paha Wulan. Tangan kirinya menekan perut Wulan, tangan kanannya membimbing penisnya menuju kemaluan Wulan. Wulan semakin meronta, membuat Robby kesulitan memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginanya. Doni mengambil inisiatif. Dia lalu duduk mengangkangi tepat di atas dada Wulan sambil tangannya terus membungkam mulut Wulan. Tiba-tiba Wulan berteriak keras sekali.

    Rupanya Robby berhasil merobek selaput dara Wulan dengan penisnya. Secara cepat Robby menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur. Untuk beberapa menit lamanya Wulan meronta, sampai akhirnya dia diam pasrah. Yang dia lakukan hanya menangis terisak-isak.

    Doni melepaskan telapak tangannya dari mulut Wulan karena dia merasa Wulan tidak akan berteriak lagi. Lalu dia mencoba menarik T-Shirt Wulan ke atas. Di luar dugaan, Wulan kali ini tidak mengadakan perlawanan, hingga Doni dan aku dapat melepaskan T-Shirt dan BH-nya. Luar biasa, tubuh Wulan dalam keadaan telanjang bulat sangat membangkitkan birahi. Tubuhnya mulus, dan buah dadanya sangat montok. Mungkin ukurannya 36B.

    Doni segera menjilati puting susu Wulan, sementara aku melihat Robby semakin kesetanan mengoyak-ngoyak vagina Wulan yang beberapa saat yang lalu masih perawan. Aku sangat terangsang, lalu aku mulai memaksa mencium bibir Wulan. Ugh, nikmat sekali bibirnya yang dingin dan lembut itu. Aku melumat bibirnya dengan sangat bernafsu. Aku tidak tahu apa yang sedang Wulan rasakan. Aku hanya melihat, matanya polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan segera tiba. Tangisnya sudah agak mereda, tapi aku masih dapat mendengar isak tangisnya yang tidak sekeras tadi. Mungkin dia sudah sangat putus asa, shock, atau mungkin juga menikmati perlakuan kasar kami.

    Tiba-tiba aku mendengar Robby menjerit tertahan. Tubuhnya mengejang. Dia menyemprotkan sperma banyak sekali ke dalam vagina Wulan. Setengah menit kemudian Robby beranjak pergi dari tubuh Wulan lalu tergeletak kelelahan di samping kami. Doni menyuruhku mengambil giliran kedua. Aku bangkit menuju Vagina Wulan. Sepintas aku melihat sperma Robby mengalir ke luar dari mulut vagina Wulan. Warnanya putih kemerahan. Rupanya bercak-bercak merah itu berasal dari darah selaput dara (hymen) Wulan yang robek. Tanpa kesulitan aku berhasil memasukkan penis ke dalam vaginanya. Rasanya nikmat sekali. Licin dan hangat bercampur menjadi satu. Dengan cepat aku mengocok-ngocok penisku maju mundur. Aku mendekap tubuh Wulan.

    Payudaranya beradu dengan dadaku. Dengan ganas aku melumat bibir Wulan. Doni dan Robby menyaksikan atraksiku dari jarak dua meter. Beberapa menit kemudian aku merasakan penisku sangat tegang dan berdenyut-denyut. Aku sudah mencoba menahan agar ejakulasi dapat diperlama, tapi sia-sia. Spermaku keluar banyak sekali di dalam vagina Wulan. Aku peluk erat Tubuh Wulan sampai dia tidak dapat bernafas.

    Setelah puas, aku berikan giliran berikutnya kepada Doni. Aku lalu duduk di samping Robby memandangi Doni yang dengan sangat bernafsu menikmati tubuh Wulan. Karena lelah, kurebahkan tubuhku telentang sambil memandangi langit yang semakin menggelap.

    Beberapa menit kemudian Doni ejakulasi di dalam vagina. Setelah Doni puas, ternyata Robby bangkit kembali nafsunya. Dia menghampiri Wulan. Tapi kali ini dia malah membalikkan tubuh Wulan hingga tengkurap. Aku tidak tahu apa yang akan diperbuatnya.

    Ternyata Robby hendak melakukan anal seks. Wulan menjerit saat anusnya ditembus penis Robby. Mendengar itu Robby malah semakin kesetanan. Dia menjambak rambut Wulan ke belakang hingga muka Wulan menengadah ke atas. Dengan sigap Doni menghampiri tubuh Wulan. Aku melihat Doni dengan sangat kasar meremas-remas buah dada Wulan. Wulan mengiba, “Aduhh.., sudah dong Ro.., ampun.., sakit Rob”. Tapi Robby dan Doni tidak menghiraukannya.

    “Oh, sempit sekali”, teriak Robby mengomentari lubang dubur Wulan yang lebih sempit dari vaginanya. Setiap Robby menarik penisnya aku lihat dubur Wulan monyong. Sebaliknya saat Robby menusukkan penisnya, dubur Wulan menjadi kempot. Tidak lama, Robby mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Setelah puas, sekarang giliran Doni menyodomi Wulan. Melihat itu aku jadi kasihan juga terhadap Wulan. Di matanya aku melihat beban penderitaan yang amat berat, tapi sekaligus aku juga melihat sisa-sisa ketegarannya menghadapi perlakuan ini.

    Setelah Doni puas, Robby dan Doni menyuruhku menikmati tubuh Wulan. Tapi tiba-tiba timbul rasa kasihan dalam hatiku. Aku katakan bahwa aku sudah sangat lelah dan hari sudah menjelang gelap. Kami sepakat kembali ke perkemahan. Robby dan Doni segera berpakaian lalu beranjak meninggalkan kami sambil menenteng kayu bakar. Wulan dengan tertatih-tatih mengambil celana dalam, jeans, lalu mengenakannya. Aku tanyakan apakah Wulan mau mandi dulu, dan dia hanya menggeleng. Dalam keremangan senja aku masih dapat melihat matanya yang indah berkaca-kaca. Kuambil T-Shirtnya. Karena basah, aku mengepak-ngepakkan agar lebih kering, lalu aku berikan T-Shirt itu bersama-sama dengan BH-nya. Robby dan Doni menunggu kami di atas tebing sungai. Setelah Wulan dan aku lengkap berpakaian, kami beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Robby dan Doni berjalan tujuh meter di depanku dan Wulan.

    Di perkemahan, Fadli dan Lia menunggu kami dengan cemas. Lalu kami mengarang cerita agar peristiwa itu tidak menyebar. Untunglah Fadli dan Lia percaya, dan Wulan hanya diam saja.

    Tepat tengah malam di saat orang lain merayakan pergantian tahun baru, kami melewatinya dengan hambar. Tidak banyak keceriaan kala itu. Kami lebih banyak diam, walau Fadli berusaha mencairkan keheningan malam dengan gitarnya.

    Esoknya, pagi-pagi sekali Wulan minta segera pulang. Kami maklum lalu segera membongkar tenda. Untunglah sesampainya di kota kami, Wulan merahasiakan peristiwa ini. Tapi tiga bulan berikutnya Wulan menghubungiku dan dia dengan memohon meminta aku bertanggung jawab atas kehamilannya. Aku sempat kaget karena belum tentu anak yang dikandungnya itu adalah anakku. Tapi raut wajahnya yang sangat mengiba, membuatku kasihan lalu menyanggupi menikahinya.

    Satu bulan berikutnya kami resmi menikah. Wulan minta agar aku memboyongnya meninggalkan kota ini dan mencari pekerjaan di kota lain. Sekarang “anak kami” sudah dapat berjalan. Lucu sekali. Matanya indah seperti mata ibunya. Kadang terpikir untuk mengetahui anak siapa sebenarnya “anak kami” ini. Tapi kemudian aku menguburnya dalam-dalam. Aku khawatir kebahagiaan rumah tangga kami akan hancur bila ternyata kenyataan pahitlah yang kami dapati.

    Akhir Desember 1997 kami menikmati pergantian tahun baru di rumah saja. Peristiwa ini kembali menguak kenangan buruknya. Matanya berkaca-kaca. Aku memeluk dan membelai rambutnya. Beberapa menit kemudian, dalam dekapanku dia mengaku bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, sebenarnya dia sudah jatuh cinta padaku. Dia ikut mencari kayu bakar karena dia ingin bisa dekat denganku.

    Ya Tuhan, aku benar-benar menyesal. Pengakuannya ini membuat hatiku pedih tak terkira.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Tergoda Dengan Lekuk Tubuh Istri Temanku

    Cerita Sex Aku Tergoda Dengan Lekuk Tubuh Istri Temanku


    709 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Tergoda Dengan Lekuk Tubuh Istri Temanku, Kisah ini bermula bisa dibilang kebetulan, temanku punya istri yang sangat cantik dan seksi badanya semok dan payudaranya besar sekali.. penasaran ? mari kita simak kisah ini..Di keluagaku memang diajarkan hidup sederhana, karena aku mempunyai saudara 4 & kesemuanya wanita & aku memiliki sebuah cerita aku terinpirasi dari majalah porn yg ada di internet, suatu ketika aku sudah dijodohkan dgn orangtuaku & menikah aku hidup secara mandiri jujur aku juga belum merasakan apa itu pacaran , maka dari ini aku berusaha untuk mendalamai rasa cintaku terhadap istriku.

    Kami coba mengadu nasib di kota Kabupatenku dgn mengontrak rumah yg sangat sederhana. Beberapa bi&g usaha saya coba tekuni agar dapat menanggulangi keperluan hidup kami sehari-hari, namun hingga kami mempunyai 3 orang anak, nasib kami tetap belum banyak berubah.

    Kami masih hidup pas-pasan & bahkan harapanku semula untuk mempertebal kecintaanku terhadap istriku malah justru semakin merosot saja. Untung saja, saya orangnya pemalu & sedikit mampu bersabar serta terbiasa dalam penderitaan, sehingga perasaanku itu tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk kedua orangtua & saudara-saudaraku.

    Entah pengaruh setan dari mana, suatu waktu tepatnya Bulan Oktober aku sempatkan diri berkunjung ke rumah teman lamaku sewaktu kami sama-sama di SMA dulu. Sebut saja namanya Andik.

    Dia baru saja pulang dari Kalimantan bersama dgn istrinya, yg belakangan saya ketahui kalau istrinya itu adalah anak majikannya sewaktu dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di sana. Mereka juga melangsungkan perkawinan bukan atas dasar saling mencintai, melainkan atas dasar jasa & balas budi.

    Sekitar pukul 16.00 sore, saya sudah tiba di rumah Andik dgn naik ojek yg jaraknya sekitar 1 km dari rumah kontrakan kami. Merekapun masih tinggal di rumah kontrakan, namun agak besar dibanding rumah yg kami kontrak.

    Maklum mereka sedikit membawa modal dgn harapan membuka usaha baru di kota Kabupaten kami. Setelah mengamati tanda-tanda yg telah diberitahukan Andik ketika kami ketemu di pasar sentral kota kami, saya yakin tidak salah lagi, lalu saya masuk mendekati pintu rumah itu, ternyata dalam keadaan tertutup.

    “Dog.. Dog.. Dog.. Permisi ada orang di rumah” kalimat penghormatan yg saya ucapkan selama 3 kali berturut-turut sambil mengetuk-ngetuk pintunya, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Saya lalu mencoba mendorong dari luar, ternyata pintunya terkunci dari dalam, sehingga saya yakin pasti ada orang di dalam rumah itu.

    Hanya saja saya masih ragu apakah rumah yg saya ketuk pintunya itu betul adalah rumah Andik atau bukan. Saya tetap berusaha untuk memastikannya. Setelah duduk sejenak di atas kursi yg ada di depan pintu, saya coba lagi ketuk-ketuk pintunya, namun tetap tidak ada tanda-tanda jawaban dari dalam.

    Akhirnya saya putuskan untuk mencoba mengintip dari samping rumah. Melalui sela-sela jendela di samping rumahnya itu, saya sekilas melihat ada kilatan cahaya dalam ruangan tamu, tapi saya belum mengetahui dari mana sumber kilatan cahaya itu.

    Saya lalu bergeser ke jendela yg satunya & ternyata saya sempat menyaksikan sepotong tubuh tergeletak tanpa busana dari sebatas pinggul sampai ujung kaki. Entah potongan tubuh laki-laki atau wanita, tapi tampak putih mulus seperti kulit wanita.

    Dalam keadaan biji mataku tetap kujepitkan pada sela jendela itu untuk melihat lebih jelas lagi keadaan dalam rumah itu, dibenak saya muncul tanda tanya apa itu tubuh istrinya Andik atau Andik sendiri atau orang lain.

    Apa orang itu tertidur pula sehingga tersingkap busananya atau memang sengaja telanjang bulat. Apa ia se&g menyaksikan acara TV atau se&g memutar VCD porno, sebab sedikit terdengar ada suara TV seolah film yg diputar.

    Pertanyaan-pertanyaan itulah yg selalu mengganggu pikiranku sampai akhirnya aku kembali ke depan pintu semula & mencoba mengetuknya kembali. Namun baru saja sekali saya ketuk, pintunya tiba-tiba terbuka lebar, sehingga aku sedikit kaget & lebih kaget lagi setelah menyaksikan bahwa yg berdiri di depan pintu adalah seorang wanita muda & cantik dgn pakaian sedikit terbuka karena tubuhnya hanya ditutupi kain sarung. Itupun hanya bagian bawahnya saja.

    “Selamat siang,” kembali saya ulangi kalimat penghormatan itu.

    “Ya, siang,” jawabnya sambil menatap wajah saya seolah malu, takut & kaget.

    “Dari mana Pak & cari siapa,” tanya wanita itu.

    “Maaf dik, numpang tanya, apa betul ini rumah Andik,” tanya saya.

    “Betul sekali pak, dari mana yah?” tanya wanita itu lemah lembut.

    “Saya tinggal tidak jauh dari sini dik, saya ingin ketemu Andik. Beliau adalah teman lama saya sewaktu kami sama-sama duduk di SMA dulu,” lanjut saya sambil menyodorkan tangan saya untuk menyalaminya. Wanita itu mebalasnya & tangannya terasa lembut sekali namun sedikit hangat.

    “Oh, yah, syukur kalau begitu. Ternyata ia punya teman lama di sini & ia tak pernah ceritakan padaku,” ucapannya sambil mempersilahkanku masuk. Sayapun langsung duduk di atas kursi plastik yg ada di ruang tamunya sambil memperhatikan keadaan dalam rumah itu, termasuk letak tempat tidur & TVnya guna mencocokkan dugaanku sewaktu mengintip tadi.

    Setelah saya duduk, saya berniat menanyakan hubungannya dgn Andik, tapi ia nampak buru-buru masuk ke dalam, entah ia mau berpakaian atau mengambil suatu hi&gan.

    Hanya berselang beberapa saat, wanita itu sudah keluar kembali dalam keadaan berpakaian setelah tadinya tidak memakai baju, bahkan ia membawa secangkir kopi & kue lalu diletakkan di atas meja lalu mempersilahkanku mencicipinya sambil tersenyum.

    “Maaf dik, kalau boleh saya tanya, apa adik ini saudara dgn Andik?” tanyaku penuh kekhawatiran kalau-kalau ia tersinggung, meskipun saya sejak tadi menduga kalau wanita itu adalah istri Andik.

    “Saya kebetulan istrinya pak. Sejak 3 tahun lalu saya melangsungkan pernikahan di Kalimantan, namun Tuhan belum mengaruniai seorang anak,” jawabnya dgn jujur, bahkan sempat ia cerita panjang lebar mengenai latar belakang perkawinannya, asal usulnya & tujuannya ke Kota ini.

    Setelah saya menyimak ulasannya mengenai dirinya & kehidupannya bersama Andik, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wanita itu adalah suku di Kalimantan yg asal usul keturunannya juga berasal dari suku di Sulawesi.

    Ia kawin dgn Andik atas dasar jasa-jasa & budi baik mereka tanpa didasari rasa cinta & kasih sayg yg mendalam, seperti halnya yg menimpa keluarga saya. Ia tetap berusaha & berjuang untuk menggali nilai-nilai cinta yg ada pada mereka berdua siapa tahu kelak bisa dibangun.

    Anehnya, meskipun kami baru ketemu, namun ia seolah ingin membeberkan segala keadaan hidup yg dialaminya bersama suami selama ini, bahkan terkesan kami akrab sekali, saling menukar pengalaman rahasia rumah tangga tanpa ada yg kami tutup-tutupi.

    Lebih heran lagi, selaku orang pendiam & kurang pergaulan, saya justru seolah menemukan diriku yg sebenarnya di rumah itu. Karena senang, bahagia & asyiknya perbincangan kami berdua, sampai-sampai saya hampir lupa menanyakan ke mana suaminya saat ini. Setelah kami saling memahami kepribadian, maka akhirnya sayapun menanyakan Andik (suaminya itu).

    “Oh yah, hampir lupa, ke mana Andik sekarang ini, kok dari tadi tidak kelihatan?” tanyaku sambil menyelidiki semua sudut rumah itu.

    “Kebetulan ia pulang kampung untuk mengambil beras dari hasil panen orangtuanya tadi pagi, tapi katanya ia tidak bermalam kok, mungkin sebentar lagi ia datang. Tunggu saja sebentar,” jawabnya seolah tidak menghendaki saya pulang dgn cepat hanya karena Andik tidak di rumah.

    “Kalau ke kampung biasanya jam berapa tiba di sini,” tanyaku lebih lanjut.

    “Sekitar jam 8.00 atau 9.00 malam,” jawabnya sambil menoleh ke jam dinding yg tergantung dalam ruangan itu. Padahal saat ini tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 7.00 malam.

    Tak lama setelah itu, ia nampaknya buru-buru masuk ke ruang dapur, mungkin ia mau menyiapkan makan malam, tapi saya teriak dari luar kalau saya baru saja makan di rumah & melarangnya ia repot-repot menyiapkan makan malam.

    Tapi ia tetap menyalakan kompornya lalu memasak seolah tak menginginkan aku kembali dgn cepat. Tak lama sesudah itu, iapun kembali duduk di depan saya melanjutkan perbincangannya. Sayapun tak kehabisan bahan untuk menemaninya. Mulai dari soal-soal pengalaman kami di kampung sewaktu kecil hingga soal rumah tangga kami masing-masing.

    Karena nampaknya kami saling terbuka, maka sayapun berani menanyakan tentang apa yg dikerjakannya tadi, sampai lama sekali baru dibukakan pintu tanpa saya beritahu kalau saya mengintipnya tadi dari selah jendela. Ka&g ia menatapku lalu tersenyum seolah ada sesuatu berita gembira yg ingin disampaikan padaku.

    “Jadi bapak ini lama mengetuk pintu & menunggu di luar tadi?” tanyanya sambil tertawa.

    “Sekitar 30 menit barangkali, bahkan hampir saya pulang, tapi untung saya coba kembali mengetuk pintunya dgn keras,” jawabku terus terang.

    “Ha.. Ha.. Ha.. Saya ketiduran sewaktu nonton acara TV tadi,” katanya dgn jujur sambil tertawa terbahak-bahak.

    “Tapi bapak tidak sampai mengintip di samping rumah kan? Maklum kalau saya tertidur biasanya terbuka pakaianku tanpa terasa,” tanyanya seolah mencurigaiku tadi. Dalam hati saya jangan-jangan ia sempat melihat & merasa diintip tadi, tapi saya tidak boleh bertingkah yg mencurigakan.

    “Ti.. Ti.. Dak mungkin saya lakukan itu dik, tapi emangnya kalau saya ngintip kenapa?” kataku terbata-bata, maklum saya tidak biasa bohong.

    “Tidak masalah, cuma itu tadi, saya kalau tidur jarang pakai busana, terasa panas. Tapi perasaan saya mengatakan kalau ada orang tadi yg mengintipku lewat jendela sewaktu aku tidur. Makanya saya terbangun bersamaan dgn ketukan pintu bapak tadi,” ulasnya curiga namun tetap ia ketawa-ketawa sambil meman&giku.

    “M.. Mmaaf dik, sejujurnya saya sempat mengintip lewat sela jendela tadi berhubung saya terlalu lama mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Jadi saya mengintip hanya untuk memastikan apa ada atau tidak ada orang di dalam tadi. Saya tidak punya maksud apa-apa,” kataku dgn jujur, siapa tahu ia betul melihatku tadi, aku bisa dikatakan pembohong.

    “Jadi apa yg bapak lihat tadi sewaktu mengintip ke dalam? Apa bapak sempat melihatku di atas tempat tidur dgn telanjang bulat?” tanyanya penuh selidik, meskipun ia masih tetap senyum-senyum.

    “Saya tidak sempat melihat apa-apa di dalam kecuali hanya kilatan cahaya TV & sepotong kaki,” tegasku sekali lagi dgn terus terang.

    “Tidak apa-apa, saya percaya ucapan bapak saja. Lagi pula sekiranya bapak melihatku dalam keadaan tanpa busana, bapak pasti tidak heran, & bukan soal baru bagi bapak, karena apa yg ada dalam tubuh saya tentu sama dgn milik istri bapak, yah khan?” ulasnya penuh canda. Lalu ia berlari kecil masuk ke ruang dapur untuk memastikan apa nasi yg dimasaknya sudah matang atau belum.

    Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Andik belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Andik mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dgn istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dgn alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Andik berteriak melarangku & katanya,

    “Tunggu dulu pak, nasi yg saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Andik datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu & mau makan malam bersama di rumahnya.

    Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hi&gan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yg santai & penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyg & baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.

    “Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyg sekali.

    Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yg baru saja kulihat sepotong tubuhnya yg mulus & putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yg mulai miring. Siapa tahu ada setan yg memanfaatkannya.

    “Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.

    “Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan & keterbukaannya” balasnya.

    Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil meman&gi sudut-sudut ruangannya & aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi.

    Ternyata betul, wanita itulah tadi yg berbaring di atas tempat tidur itu, yg di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membaygkan kalau wanita yg baru saja saya temani bicara & makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yg saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.

    Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yg main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dgn puncak keinginanku, tiba-tiba,

    “Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.

    “Wah, itu film kesukaanku, tapi saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn cepat & suara agak lantang.

    “Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara & sudah saling terbuka” katanya penuh harap.

    Lalu saya bangkit & masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dgnnya. Aku agak malu & takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.

    Awalnya kami biasa-biasa saja, hening & serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yg katanya lebih bagus & lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya & ingin juga menyaksikannya. Aku cemas & khawatir kalau-kalau VCD yg ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yg kuharapkan.

    Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur & kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul & terjadi perbincangan yg serius antara seorang pria & seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.

    Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dgn film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan & berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi & meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dgn tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yg membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang & membesar, sekujur tubuhku gemetar & berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku.

    Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pan&gannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut & malu mengutarakan isi hatiku.

    “Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.

    “Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau & suka sekali.

    “Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.

    “Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dgn tenang & jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton & praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.

    “Tapi kakak suka nonton & permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.

    “Suka sekali & kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.

    “Jika istri kakak tidak suka & tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas & berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.

    Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi & bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri & ke kanan, akupun membalasnya dgn lahap sekali.

    Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya & sudah sering memegangnya.

    Tapi kali ini, rasanya lain daripada yg lain, sedikit lebih mulus & lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yg membuka baju yg dikenakannya, tiba-tiba terbuka dgn lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dgn menantang.

    Akupun memperaktekkan apa yg barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat & mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Ka&g kugigit sedikit & kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda a&ya rasa sakit.

    Selama hidupku, baru kali ini aku melihat peman&gan yg indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yg dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri & sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu.

    Putih, mulus & tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat & merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dgn kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dgn warna agak kemerahan.

    Ingin rasanya aku telan & makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dgn lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit & terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.

    “Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yg kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama meman&gnya.

    Ia langsung serobot saja & menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dgn memasukkan penisku ke mulutnya & menggocoknya dgn cepat & berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat.

    Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dgn kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, & menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu & perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri & ke kanan maju & mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.

    “Dik, model yg bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yg ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.

    “Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yg kakak anggap lebih nikmat & lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yg agak menambah gairah sexku.

    “Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah & berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.

    “Dik, gimana kalau saya berbaring & adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goygannya,” pintaku pa&ya.

    “Aku ini sudah hampir memuncak & sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.

    Tanpa kami rasakan & pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.40 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya & betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dgn istri teman lamaku itu.

    Namun saygnya, karena keasyikan & keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dgn posisi saya di bawah & dia di atas memompa serta menggoyg kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya & diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh & tidur terlentang hingga pagi.

    Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yg mengecam & pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yg harus saya perbuat.

    Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dgn wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali & kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu & langsung pamit & sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan.

    Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yg melihatku sehingga saya yakin tidak ada yg mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu & bermalam bersama dgn sahabat lamaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bersetubuh Dengan Mbak Cindy Di Kapal Selam

    Cerita Sex Bersetubuh Dengan Mbak Cindy Di Kapal Selam


    730 views

    Perawanku – Cerita Sex Bersetubuh Dengan Mbak Cindy Di Kapal Selam, Boleh di bilang aku adalah laki-laki yang beruntung . karena terus terang saja aku tak memiliki penampilan fisik yang sungguh-sungguh baik , padahal tak jelek-jelek sekali.

    Kulit aku yang cukup gelap , badan aku yang cukup atletis , dan yang pasti batang kemaluan aku yang cukup ukurannya . Namun mungkin sebab secara naluri aku sungguh-sungguh senang melayani orang lain , sehingga aku menjadi seperti sekarang ini dengan segala kelebihan yang aku miliki.

    Awal cerita di kala tahun 2015 , aku berangkat dari kampung halaman aku dengan menumpang salah satu kapal milik PELNI , KM Rinjani . Karena waktu itu aku di terima sebagai seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggu di kota Yogyakarta , kota yang sekarang menjadi daerah tinggal aku.

    Sebagai seorang mahasiswa baru dari keluarga yang berkecukupan , aku sungguh-sungguh bangga apalagi untuk berangkat ini aku di bekali cukup uang dan tiket di kelas satu . Dan juga aku di bolehkan untuk mampir di rumah paman yang tinggal di jakarta dan jalan-jalan di sana sebelum daftar ulang sebagai mahasiswa baru di Jogja.

    Saat naik kapal pada hari keberangkatan , hati ini terasa senang sekali . Aku seketika menuju kamar aku . Kamar kelas satu , yang pasti sudah terbayang aku sungguh-sungguh enak rasanya . Namun aku kaget sekali , sebab di dalam kamar sudah ada seorang wanita . yang terus terang saja ada sedikit rasa senang juga sebab wanita tersebut tersenyum dengan manis nya di kala memperhatikan aku agak kaget.

    ” Ohh maaf , mungkin mabk ini salah kamar .. ? ” tanya aku agak ragu.

    Karena setahu aku tidak mungkin sudah kerap kali berpergian dengan kapal laut , dalam satu kamar harus nya hanya ada satu tipe kelamin , jika laki-laki ya laki-laki segala , atau jika peremouan ya perempuan segala.

    Namun sudah di cocokan terbukti nomer tiket kami sama , artinya kami satu kamar . Wahh , terus terang aja aku agak canggung juga rasanya , melainkan di balik kecanggungan aku ada rasa senang juga loh . Karena wanita yang ini cukup cantik juga dan body nya cukup menggairahkan . dan sebab aku kerap kali sekali nonton film porno , seketika aku membayangkan jika nanti malam kami akan tidur berdua dan berpelukan dengan saling mengelus-elus ‘ sentra ‘ kenikmatan masing-masing.

    Pada waktu pemeriksaan tiket, tanpa ragu dia seketika mengatakan bahwasanya aku ialah adik sepupunya , jadi oleh petugas kami tak di pindahkan . Wahh, tambah senang lah hati ini . Dan semenjak itu kami banyak sekali ngobrol-ngobrol, dari situ juga aku tahu jika dia adalah pegawai sebuah bank swasta di jakarta.
    Bernama cindy . Suaminya seorang dosen sebuah perguruan tinggi di jakarta, dan yang lebih hebat lagi dia tak sesuai dengan umurnya yang sudah 35 tahun dan sudah beranak dua.

    Setelah makan siang kami masih melanjutkan obrolan kami tentang beragam hal di anjungan depan kapal. kapal kami sudah semakin jauhh dari daratan , jarum jam sudah pukul dia, hawa terasa agak panas , mata mulai mengantuk di terpa angin laut, akhirnya kami menentukan untuk beristirahat saja. Tanpa sadar Cindy menggandeng tangan aku dikala kami berjalan menuju kamar. Sebab agak canggung, tangan nya aku lepaskan. Cindy agak kaget melainkan dia bahkan tersenyum manja.

    Memang pada waktu itu aku kerap kali menonton film porno dan juga kerap kali beronani, melainkan melakukan hubungan seks aku belum pernah sama sekali. jadi hati ini rasanya deg-degan luar biasa. Sebab di kala berjalan di lorong kapal yang kebetulan aku berada di belakangnya, aku memperhatikan pantatnya yang bulat yang terbalut celana jeans ketat dan rambutnya yang panjang sepunggung dan diikat sehingga terlihat level belakang lehernya yang putih dan mulus.

    ” Ohh !! Cantik sekali ” jerit batin aku.

    Pada waktu itu aku berharap memeluknya dari belakang dan berharap seketika mencium lehernya itu, melainkan sekali lagi hati ini rasanya canggung sekali , boleh di bilang aku takut !

    Saat kami bersama-sama masuk kamar cindy seketika menuju ke kemar mandi, katanya dia sudah kegerahan dan sebelum tidur siang berharap mandi dulu. Aku seketika rebahan di daerah tidur sambil membayangkan tubuh cindy yang pasti sintal dan menggairahkan jika diamati dari pantatnya yang bula . Tanpa sadar tangan kiri aku sudah mnegendalikan batang kemaluan yang mulai mengeras.

    Namun tiba-tiba ada bunyi dari balik pintu kamar mandi, ” Mass Andi , Tolong ambilkan handuk aku di dalam koper dong.”

    Aku kaget setengah mati, sebab pikir aku Cindy sudah keluar dari kamar mandi. Saat mengambil handuk, aku memperhatikan pakaian dalamnya yang baik-baik dan supermini.

    ” Ohhh .. ! ” batin ini semakin menjerit,

    Karena sebagai seorang laki-laki normal, pasti siapa saja tak akan tahan dengan momen seperti ini.

    Pintu aku keyuk untuk memberikan handuknya , dan di kala pintu di buka, alangkah kagetnya aku sebab Cindy berdiri di depan pintu hanya dengan celana dalam yang sungguh-sungguh mini dengan bordiran yang apik dan sungguh terang sekali terlihat gunungan hitam di selangkangan seperti akan meletus. Saat memperhatikan aku tertegun dengan handuk di tangan, dengan cueknya Cindy menarik tangan aku untuk mandi bersama.

    Pada waktu itu aku hanya seperti robot yang bergerak hanya jika di setel untuk bergerak . Karena terus terang saja. Waktu itu pikiran aku seakan tak percaya dengan apa yang sedang ada di hadapan ku .rupanya tubuh Cindy lebih cantik daripada apa yang aku bayangkan, dan lebih hebat lagi lebih cantik dalam kondisi telanjang.

    Tanpa sadar aku melepaskan celana dalam Cindy, Dan tubuhnya sekarang ku sirami dengan air dari shower . Cindy melenggak-lenggok pantatnya yang bulat dikala air shower aku arahkan ke pantatnya. Dan dikala aku arahkan ke punggung, Cindy meliuk-liukkan tubuhnya dengan sungguh-sungguh erotis. Tiba-tiba Cindy membalikkan tubuhnya dan seketika melahap bibir aku, dengan pesat dihisap dan disedot.

    Namun tiba-tiba Cindy berhenti dan marah, “Hey, dicopot dong bajunya!”

    Aku hanya bisa terawa kecil sebab bersamaan dengan itu Cindy bahkan dengan bergairahnya mencopot kaos dan celana panjang aku yang mana celana dalamnya seketika ikut serta terlepas.

    “Wow, lucu sekali bentuk batang kamu Andi..?” Cindy bertanya dengan manjanya.

    “Lho apa punya suami kamu nggak lucu tuh..?” aku balik tanya dan Cindy hanya tertawa dengan ujung kemaluan aku yang sudah berada di dalam mulutnya.

    Gila! Cindy benar-benar luar lazim, mungkin sebab dia sudah bersuami dan sudah punya anak pula. Dan baru kali ini aku menikmati alangkah nikmatnya apa yang selama ini selalu aku tonton di film dan selalu aku bayangkan siang dan malam. Dengan gemasnya Cindy mengelus-elus buah zakar dan menghisap-hisap kepala penis aku dengan lembutnya.

    Tak terasa sudah lama sekali Cindy menghisap batang penis dan akhirnya, “Hey, capek nih jongkok terus. Gantian dong..!”

    Cindy lalu aku gendong ke arah daerah tidur, lalu aku rebahkan dengan kakinya yang putih mulus terkulai di lantai. Kaki Cindy aku angkat perlahan-lahan, sambil memberikan sedikit sensasi di talapak kaki. Cindy kegelian dan mengelinjang, kemudian aku mulai menyerang payudaranya yang memang tak begitu besar melainkan cukup menggoda.

    Ujung penis aku gosok-gosokkan di lubang vaginanya sambil menghisap-hisap puting payudara Cindy. Aku semakin menikmati permainan dikala Cindy mulai mengerang-ngerang keenakkan. Dan dikala pinggulnya mulai digerak-gerakkan ke atas dan ke bawah aku mulai menyadarai jika Cindy minta dicoblos liang vaginanya. Namun aku sengaja untuk mempermainkan ujung penis di mulut vagina Cindy.

    “Ayo Andi, dimasukkan saja, jangan hanya diluar begitu dong..!” akhirnya Cindy benar-benar tak tahan.

    Lalu aku mulai menekan panis aku untuk masuk ke dalam vagina Cindy. Uuuhhh..! Hangat dan enak sekali rasaya. Cindy sambil mengerang keenakkan mangangkat pantatnya, sehingga penis aku semakin dalam masuknya. Aaahhh..! Semakin enak saja rasanya. Nantinya aku tahu jika berkaitan seks itu sungguh-sungguh enak rasanya.

    Saat pantat Cindy diwariskan, tiba-tiba penis aku terlepas dari lubangnya. Cindy menaikkan lagi pantatnya, dan dikala diwariskan lagi terlepas lagi. Begitu dan seterusnya sampai Cindy marah-marah sebab terbukti aku hanya membisu saja.

    “Ayo dong Andi kamu goyang juga pantatmu maju mundur. Ayo… dongg..!”

    Aku semakin tahu jika behubungan seks bukan saja enak melainkan juga menyenangkan. Pantat Cindy mulai membisu dan pantat aku mulai digerakkan. Perlahan-lahan aku masukkan batang penis yang sudah sungguh-sungguh tegang ini, dan aku tarik lagi dengan satu hentakan keras.

    Perlahan-lahan lagi aku masukkan dan aku tarik lagi dengan satu hentakan keras. Cindy merem melek dikala aku masukkan, dan Cindy mengerang keras dikala aku tarik. Begitu terus aku lakukan sampai akhirnya Cindy bangun dan memeluk aku.

    Dengan mesranya aku menggendong dan mencium bibir Cindy. Namun aku kaget dikala tiba-tiba Cyndi menggoyang dengan keras sekali pantatnya, diputar-putar pantatnya pada gendongan aku, dan pada dikala itu aku semakin kaget dikala tiba-iba pula lubang vaginanya terasa mengecil lalu dengan kerasnya Cindy berteriak, “Annddiii..!” dan keringat kecil-kecil mulai keluar di atas keningnya.

    Sekali lagi, dari sinilah aku benar-benar tahu bahwasanya berkaitan seks itu enak sekali, menyenangkan, dan yang lebih menyenangkan lagi jika kita bisa membawa pasangan kita ke puncak kenikmatan. Karena pada dikala kita memperhatikan pasangan kita menggelinjang keenakkan pada dikala itu pula hati ini akan terasa plong.

    Kembali Cindy marah, sebab dia sudah kelelahan sementara batang kemaluan aku masih berdiri tegak. Dan yang pasti aku belum ejakulasi. Namun sambil mengecup bibir Cindy dengan lembut aku katakan jika aku sudah sungguh-sungguh senang dikenalkan dengan hubungan seks yang sebenarnya, dan aku sudah sungguh-sungguh puas memperhatikan dirinya puas dan senang dengan permainan aku.

    Nantinya kami mandi bersama, dan di kamar mandi kami masih mengulangi permainan-permainan yang lebih menyenangkan lagi. Hampir setiap dikala dan setiap kesempatan di kapal kami melakukannya lagi dan lagi. Saat sampai di Jakarta, dia memberikan alamat dan nomer teleponnya dan berharap sekali jika aku berharap mampir ke rumah atau kantornya.

    Beberapa kali Cindy pernah aku hubungi dan beberapa kali kami pernah berjumpa, sampai akhirnya sekarang kami tak pernah lagi berjumpa sebab terakhir kali aku hubungi alamatnya sudah pindah.

    Entah dimana kamu Cindy, melainkan yang terang aku selalu merindukan kamu, sebab kamu sudah memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang bagaimana berkaitan seks dan memuaskan pasangan main.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah Lama Menjanda

    Cerita Sex Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah Lama Menjanda


    1031 views

    Perawanku – Cerita Sex Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah Lama Menjanda, Mbak Diah adalah sosok wanita dari desa yang begitu cantik dan mempunyai bodi yang sangat mengigurkan. Mbak Diah ini sudah bekerja dirumahku lama sekali, kurang lebih 10 tahun. Mbak Diah juga sudah dianggap seperti keluarga sendiri karena ortuku juga sudah percaya padanya. Mbak Diah umurna masih muda 28 tahun Sementara umurku 22 tahun. Dan kali ini aku akan meneritakan bagaimana mbak Dia mengajariku tentang semua yang berhubungan dengan “sex”. Selain itu mbak Diah juga banyak mengajariku tentang bagamana agar bisa meuaskan seorang perempuan. Namun selum mendapatkan ajara dari mbak Diah, aku juga sedikit banyaktau dar video porno.

    Ceritaku ini terjadi bermula ketika kedua ortuku sedang pergi keluar kota untuk menengok keluarga ayahku yang kecelakaan dan terluka parah. Aku sempet mau ikut namun karena aku ada ujian jadilah aku dilarang oleh kedua ortuku. Karena diruma aku hanya anak satu-satunya maka jadilah sekaran dirumah hanya ada aku dan mbak Diah. Seketika itu juga melihat keadaan ang sepi, otak kotorku pun keluar, aku langsung berpikir bagaimana caranya untuk aku bisa enikmat tubuh mbak Diah sangat menggiurkan itu. Payudara yang sangat besar dan padat, bongkahan pantatnya membuat birahiku naik. Ingin sekali aku langsung memaksa mbak Diah, namun aku masih berpikir karena aku takut kalau aku dilaporkan pada kedua ortuku.

    Selama ujian berlangsung, aku gak bisa konsen dan hanya mbak Diah yang ada dipikirnku. Pikiranku terus melayang mebayangkan mbak tubuh molek mbak Diah telanjang dan aku menikmati setiap jengkal tubuhnya.

    Kubayangkan betapa nikmatnya memek mbak Diah saat kuentot dengan desahan-desahan yang keluar dari mulutnya. Hingga akhirnya ujianku selesai danaku langsung pulang kerumah. Aku sangat bersemangat karena sampai dirumah aku bisa menikmati keseksian mbak Diah. Dan benar seperti yang kubayangkan, ketika aku sampai dirumah, kulihat pemandangan yang tak seperti biasanya. Kulihat mbak Diah memakai pakaian yang sangat ketat sekali hingga payudaranya sangat menonjol besar sekali dan seketika itu juga aku langsung bernafsu melihatnya.

    Ketika aku mau masuk kamar, mbak Diah-pun menyapaku,

    “Kenapa mas Bayu menundukkan kepalanya begitu”

    “Gak papa kok mbak” jawabk sambil tidak melihat mbak Diah.

    Dan aku langsung pergi begitu saja meninggalkan mbak Diah yang sedang asik menonton TV. Sampai didalam kamar, aku masih terheran Dengan kemolekan tubuh mbak Diah yang sangat menggoda sekali. Kemudian aku-pun berimajinasi membayangkan kenikmatan menyetubuhi mbak Diah dan aku-pun langsung melampiaskan anganku Dengan menonton film porno lewat HP-ku. Dan tak kusangka aku menonton film porno Dengan volume yang tinggi hingga mbak Diah mendengarnya dan langsung mbak Diah nyamperin aku dikamarku dan menegurku,

    “Hayoooo…lagi nonton apa mas?? Suaranya terdengar sampai diluar lho mas”

    “Eeennngg…Ennggaak nonton apa-apa kok mbak” jawabku dengan wajah yang sudah memerah

    “Aaaahhh…mbak tau hlooo mas, Mas Bayu gak usah bohong deeh,, gak papa kok kan mas juga sudah besar, apa mau mbak temenin nontonnya??” tanya mbak Diah.

    Mendengar pertanyaan mbak Diah-pun aku bingung mejawabnya hingaga aku terdiam dengan wajah yang tertunduk. Namun dilar dugaanku, setelah aku diam tak menjawab pertanyan mbak Diah, mbak DIah-pun langsung menuju sebelahku. Hatiku saat itu sangat deg-deg’an sekali, jantungku berdetak tak karuan dan,

    “Jangan malu-malu mas, mbak tau kok kalau setiap hari mas memperhatikan mbak, benar kan??” tanya mbak Diah dengan berbisik disebelahku.

    “iiii…iiiiYhaaaa…kok mbak tau, pasti mbak juga memperhatikanku kan??” tanyaku balik.

    “Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini mas” ucap mbak Diah lirih disebelah kupingku persis, hingga wajah kami sekarang sudah berdekatan.

    Mbak Diah menghadap wajahku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Diah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu kedadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan putting yang mulai mengeras.

    Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, kemudian kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Dan aku mencium bibirnya.

    Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang perempuan. Desahan halus keluar dari mulut Mbak Diah saat kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Diah. Ini semua akibat film porno yang sering kutonton. Mbak DIah bersandar kedinding, namun gak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk kedalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup, kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Hingga tanganku bisa bergerak bebas mengusap payudaranya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.

    Aku dan mbak DIah sangat terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak DIah menyandar kedadaku. Dia sepertinya pasrah. Kemudian baju daster Mbak Diah kubuka. Didalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya dan kuremas perlahan. Bibirku mengecup putting susunya secara perlahan. Kuhisap putting susunya yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Diah semakin gelisah dan nafasnya sudah gak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam dicelah payudaranya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”. Putting susunya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan.

    Kulepaskan ikatan kain dipinggangnya. Lidahku sekarang bermain dipusar Mbak Diah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya.

    Saat kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak DIah semakin kuat menarik rambutku. “Mas Baayyuuu…Mas Bayuu…” suara Mbak DIah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah saat CD-nya kutarik kebawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus disekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Saat lidahku baru menyentuh vaginanya, Mbak Diah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu.

    Pandangannya ditujukan tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Diah dan lansung menuntun Mbak Diah menuju tempat tidur. Bau khas vaginanya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.

    “Mas Bayuu” bisiknya perlahan di telingaku

    Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak DIah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak DIah sekarang kutelanjangi. Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya sangat menggiurkan.

    Mukanya berpaling kesebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya meremas kain sprei. Payudaranya membusung seperti minta disentuh. Putting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Aku melihat gak ada lipatan dan lemak seperti perut perempuan yang telah melahirkan. Memang Mbak Diah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku gak dapat melihat seluruh memeknya. Cuma sekumpulan rambut yang angat lebat namun halus menghiasi bagian bawah.

    Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Retsluiting jeansku kuturunkan. Aku telanjang bulat dihadapan Mbak Diah. K0ntolku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Diah. Payudara yang membusung dihiasi putting kecil dan daerah dibulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang dicelah pahanya. Mbak Diah terlentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja naik turun. Kemudian aku-pun duduk dipinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Ayuk. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Diah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang putting susunya, kuremas-remas payudaranya yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat hingga k0ntolku menyentuh pinggang Mbak Diah. Kudekatkan k0ntolku ketangan Mbak Dah yang kemudian digenggamnya k0ntolku erat-erat kemudian diusap-usapnya.

    Memang Mbak DIah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia sudah pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film porno saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga kecelah selangkangannya. Terasa lendir basah dikemaluannya. Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak DIah mengerti keinginanku. Kemudian dipegangnya k0ntolku yang sudah tegang dan dimasukkannya kedalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam saat lidah Mbak DIah melumat kepala k0ntolku dengan lembut.

    K0ntolku dikulum sampai kepangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku.

    Bibir Mbak Diah terasa menarik-narik batang k0ntolku. Gak tahan diperlakukan begitu, kemudian aku mendesah menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Mbak Diah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang klitorisnya. Mbak Diah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Lubang kemaluan Mbak Diah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih meleleh dari lubang memeknya. Tentu Mbak Diah sudah cukup terangsang, pikirku.

    Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Payudaranya tertindih oleh dadaku. Mbak Diah memperbaiki posisinya saat tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Diah mulai membuka sedikit saat jariku menyentuh memeknya. Lidahku mulai turun kedadanya. Putting susunya kuhisap sedikit kasar.

    Punggung Mbak Diah terangkat-angkat saat lidahku mengitari perutnya. Akhirnya jilatanku sampai kecelah pahanya. Mbak Diah semakin membuka pahanya saat kujilat klitorisnya, kulihat Mbak Diah sudah gak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya. Desahan Mbak Diah semakin keras dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku ditarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya.

    “Gimana Mbak rasanya?” suaraku lembut dan sedikit manja.

    Mbak Diah gak menjawab. Mbak Diah hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, kuarahkan k0ntolku kearah lubang memeknya yang sekarang sudah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir dilubang memeknya.

    Kugesek-gesekan kepala k0ntolku dicairan yang membanjir itu. Perlahan kutekan kedalam. Tekanan k0ntolku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Diah menggelinjang seperti kesakitan.

    “Pelan-pelan mas Bayu” mbak DIah berbicara dengan nafas sesak.

    Aku sekarang mengerti, vagina mbak Diah sudah sempit lagi setelah 5tahun gak disetubuhi, walaupun dia sudah gak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang perempuan walau umurku sudah matang. Kutekan lagi. Kumasukkan k0ntolku perlahan. Kutekan punggungku kedepan. Sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Kemudian mbak Diah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian k0ntolku yang masuk. Kubiarkan sebentar k0ntolku berhenti, terdiam. Mbak Diah juga terdiam tenang. Sementara itu, kupeluk tubuh mbak Diah dengan gemas sambil memainkan payudaranya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan.

    Kami memang sudah sangat bernafsu dan snagat terangsang. Kemudian kutanya dengan suara lembut.

    “Mau diteruskan mbak???”

    Mbak Diah membuka matanya. Dibibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan k0ntolku kedalam. Lalu kutarik kebelakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan, emang sempit memek mbak Diah, mencengkram seluruh batang k0ntolku.

    k0ntolku terasa seperti tersedot didalam memek mbak Diah. Kami semakin terangsang! k0ntolku mulai memasuki vagina mbak Diah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata mbak Diah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu saat k0ntolku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti gak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit k0ntolku masuk sampai kepangkalnya. Mbak Diah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya k0ntolku divaginanya. Kadang-kadang punggung mbak Diah terangkat-angkat menyambut k0ntolku yang sudah melekat divaginanya. Lama kumaju-mundurkan k0ntolku seiring dengan nafas kami yang semakin gak teratur lagi. Suatu saat kurasakan badan mbak Diah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku.

    Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan divagina mbak Diah terasa kuat seakan melumatkan k0ntolku yang tertanam didalamnya. Goyanganku semakin kuat. Kasur mbak Diah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher mbak Diah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Saat itu seolah-olah kurasakan ada denyutan yang menandakan spermaku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat k0ntolku semakin menegang keras. Mbak Ayuk mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.

    Goyanganku semakin kencang. Vagina mbak Diah semakin keras menjepit k0ntolku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Mbak Diah diam saja. Bersandar pada tubuhku, mbak Diah lunglai seperti gak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh mbak Diah seperti terguncang-guncang. Mbak Diah membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

    Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai kepuncak. spermaku muncrat kedalam vagina mbak Diah. Bergetar badanku saat spermaku muncrat. Mbak Diah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah.

    Mbak Diah mengerang agak kuat. Waktu kumuntahkan spermaku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk kedalam. Kulihat mbak Diah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak kebelakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai kepuncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Diah lah perempuan pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah perempuan yang sangat cantik.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kisah Cinta Selingkuh Dengan Cewek SMP

    Cerita Sex Kisah Cinta Selingkuh Dengan Cewek SMP


    727 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Cinta Selingkuh Dengan Cewek SMP, Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang pulang untuk liburan. Di suatu hari yang cerah , saya sedang berbaring untuk mencoba tidur siang . Ternyata ibu memanggilku dari luar . Segera saya beranjak dari tempat tidur untuk menemuinya , dan ternyata ibu memintaku untuk mengantarkan sebuah bungkusan untuk diserahkan ke teman arisannya

    Tanpa banyak tanya saya segera bergerak ke alamat yang dituju yang tidak berbeda jauh dari rumahku. Sesampainya di sana aku melihat sebuah rumah yang besar dengan arsitektur yang menawan.

    Aku segera memijit bel di pintu pagar rumah tersebut. Tidak beberapa lama keluarlah seorang gadis manis yang memakai kaos bergambar tweety kedodoran sehingga tidak terlihat bahwa gadis itu memakai celana, walaupun akhirnya saya melihat dia memakai celana pendek.

    Singkat kata saya segera bertanya tentang keberadaan teman ibu saya.

    “ Hmm…, sorry nih , Ibu Raninya ada?, saya membawa kiriman untuk beliau ” , tanyaku.

    “ Wah lagi pergi tuh , Kak…, Kakak siapa ya ?” , tanyanya lagi.

    “ Oh saya anaknya Ibu Erlin” , jawabku.

    Tiba – tiba cuaca mendung dan mulai gerimis . Sehingga gadis manis itu mempersilakan saya masuk dahulu.

    “ Kakak nganterin apaan sih ?” , tanyanya.

    “ Wah…, nggak tahu tuh kayaknya sih berkas – berkas” , jawabku sambil mengikutinya ke dalam rumahnya.

    “ Memang sih tadi Mama titip pesen kalo nanti ada orang yang nganterin barang buat Mama …, tapi aku nggak nyangka kalo yang nganter cowo cakep!” , katanya sambil tersenyum simpul.

    Mendengar pernyataan itu saya menjadi salah tingkah.

    Saat saya memasuki ruang tengah rumah itu , saya menjumpai seorang gadis manis lagi yang sedang asyik nonton TV , tapi melihat kami masuk ia seperti gugup dan mematikan TV yang ditontonnya.

    “ Ehmm …, Trid siapa sih?” , tanya gadis itu.

    “ Oh iya aku Astrid dan itu temanku Dini , kakak ini yang nganterin pesanan mamaku ..” , jawab gadis pemilik rumah yang ternyata bernama Astrid.

    “ Eh iya nama gue Ian ” , jawabku.

    Tidak lama kemudian aku dipersilakan duduk oleh Astrid . Aku segera mencari posisi terdekat untuk duduk , tiba – tiba saat aku mengangkat bantal yang ada di atas kursi yang akan aku duduki aku menemukan sebuah VCD porno yang segera kuletakkan di sebelahku sambil aku berkata , “ Eh…, kalo ini punya kamu nyimpannya yang bener nanti ketahuan lho ”.

    Dengan gugup Astrid segera menyembunyikan VCD tersebut di kolong kursinya , lalu segera menyalakan TV yang ternyata sedang menayangkan adegan 2 orang pasangan yang sedang bersetubuh . Karena panik Astrid tidak dapat mengganti gambar yang ada. Untuk menenangkannya tanpa berpikir aku tiba – tiba nyeletuk.

    “ Emang kalian lagi nonton begini nggak ada yang tahu ?”.

    Dengan muka memerah karena malu mereka menjawab secara bersamaan tapi tidak kompak sehingga terlihat betapa paniknya mereka.

    “ Ehh …, kita lagi buat tugas biologi tentang reproduksi manusia ”, jawab Astrid sekenanya . Dapat kulihat mimik mukanya yang ketakutan karena ia duduk tepat di sampingku.

    “ Tugas biologi ?, emangnya kalian ini kelas berapa sih ?” , tanyaku lagi.

    “ Kita udah kelas 3 SMP kok!” , jawab Dini . Aku hanya mengangguk tanda setuju saja dengan alasan mereka.

    “ Kenapa kalian nggak nyari model asli atau dari buku kedokteran ?”, tanyaku.

    “ Emang nyari dimana Kak?” , tanya mereka bersamaan.

    “ Hi . ., hi .., hi .. , siapa aja…, kalo gue jadi modelnya mo dibayar berapa?” , tanyaku becanda.

    “ Emang kakak mau jadi model kita ?” , tanyanya.

    Mendengar pertanyaan itu giliran aku yang menjadi gugup.

    “ Siapa takut !”, jawabku nekat.

    Ternyata, entah karena mereka sudah ‘ horny ’ gara- gara film BF yang mereka tonton itu, Astrid segera mendekatiku dengan malu-malu.

    “ Sorry kak boleh ya ‘ itunya’ kakak Astrid pinjem ” , bisiknya.

    Dengan jantung yang berdegup kencang aku membiarkan Astrid mulai membuka retsleting celanaku dan terlihat penisku yang masih tergeletak lemas.

    “ Hmm…, emangnya orang rumah kamu pada pulang jam berapa?”, tanyaku mengurangi degup jantungku. Tanpa dijawab Astrid hanya memegangi penisku yang mulai menegang.

    “ Kak, kalo cowok berdiri itu kayak gini ya ?”, tanyanya.

    “ Wah segini sih belum apa-apa”, jawabku.

    “ Coba kamu raba dan elus-elus terus”, jawabku.

    “ Kalo di film kok kayaknya diremas- remas terus juga dimasukin mulut namanya apa sih?” , tanyanya lagi .

    Ketegangan penisku hampir mencapai maksimal .

    “ Nah ukuran segini biasanya cowok mulai dapat memulai untuk bersetubuh, gimana kalo sekarang aku kasih tahu tentang alat kelamin wanita, Emm. ., vagina namanya ” , mintaku.

    Tanpa banyak tanya ternyata Astrid segera melepaskan celananya sehingga terlihat vaginanya yang masih ditutupi bulu- bulu halus, Astrid duduk di sampingku sehingga dengan mudah aku mengelus-elus bibir vaginanya dan mulai memainkan klitorisnya .

    “ Ahh …, geli …, Kak. ., ahh…, mm . .” , rintihnya dengan mata yang terpejam.

    “ Ini yang namanya klitoris pada cewek (tanpa melepaskan jariku dari klitorisnya ) nikmat kan kalo aku beginiin ”, tanyaku lagi. Dan dijawab dengan anggukan kecil .

    Tiba – tiba Dini yang sudah telanjang bulat memasukkan penisku ke mulutnya .

    “ Kok kamu sudah tahu caranya ”, tanyaku ke Dini .

    “ Kan nyontoh yang di film ”, jawabnya .

    Tiba – tiba terjadi gigitan kecil di penisku, tapi kubiarkan saja dan mengarahkan tangan kiriku ke vaginanya sambil kuciumi dan kujilati vagina Astrid. Vagina Astrid mulai dibasahi oleh lendir -lendir pelumas yang meleleh keluar.

    Tiba – tiba Astrid membisiku, “ Kak ajarin bersetubuh dong. .?”.

    “ Wah boleh ” , jawabku sambil mencabut penisku dari mulut Dini.

    “ Tapi bakal sedikit sakit pertamanya, Trid. Kamu tahan yah …” , bisikku.

    Aku mengangkangkan pahanya dan memainkan jariku di lubang vaginanya agar membiasakan vagina yang masih perawan itu. Dan aku pelan-pelan mulai menusukkan penisku ke dalam liang vagina Astrid, walau susahnya setengah mati karena pasti masih perawan. Ketika akan masuk aku segera mengecup bibirnya, “ Tahan ya sayang …” .

    “ Aduh …, sakit .. ”, teriaknya.

    Kubiarkan penisku di dalam vaginanya, beberapa menit baru kumulai gerakan pantatku sehingga penisku bergerak masuk dan keluar, mulai terlihat betapa menikmatinya Astrid akan pengalaman pertamanya .

    “ Masih sakit nggak, Trid ” , tanyaku .

    “ mm …, nggak…, ahh …, ahh…, uhh …, geli Kak”.

    Hampir 30 menit kami bersetubuh dan Astrid mulai mencapai klimaksnya karena terasa vaginanya basah oleh lendir.

    “ Kak Astrid pingin pipis !”, tanyanya.

    “ Jangan ditahan keluarin aja”, jawabku.

    “ Ah …, ahh …, emm …. , e .. mm ”, terasa otot vaginanya menegang dan meremas penisku.

    “ Nah Trid kamu kayaknya udah ngerasain ejakulasi tuh”.

    Aku merebahkan tubuh Astrid di sampingku dan segera menarik Dini yang sedang onani sambil melihat film porno di TV.

    “ Sini kamu mau nggak?”, tanyaku .

    Tanpa banyak tanya Dini segera bergerak mendekatiku, kuhampiri dia dan segera mengangkat kaki kirinya dan kumasukkan penisku ke vaginanya dan tampaknya ia menahan sakit saat menerima hujaman penisku di lubang vaginanya sambil memejamkan matanya rapat-rapat, tapi sekian lama aku mengocokkan penisku di vaginanya mulai ia merintih keenakan. Aku terus melakukannya sambil berdiri bersender ke tembok.

    “ aahh …, Kak. ., Dini . ., Dini ” , jeritnya dan tiba-tiba melemas, ia sudah keluar juga pikirku.

    Aku bopong gadis itu ke kursi dan rupanya Astrid sudah di belakangku dan menyuruhku duduk dan memasukkan penisku ke vaginanya dengan dibimbing tangannya. Aku telah berganti tempat dan gaya, yang semua Astrid yang memerintahkan sesuai adegan di film sampai akhirnya Astrid memberitahuku bahwa ia akan keluar.

    “ Trid tahan yah …, aku juga udah mau selesai nih …, ahh …, aahh…, croot …, creettt …, creet ”, aku muntahkan beberapa cairan maniku di dalam vaginanya dan sisanya aku semprotkan di perutnya.

    “ Enak …, yah Kak…, hangat deh memekku …, hmm…, ini sperma kamu ?”, bisiknya dan kujawab dengan ciuman di bibirnya sambil kubelai seluruh tubuh halusnya.

    Setelah itu kami mandi membersihkan diri bersama -sama sambil kuraba permukaan payudara Astrid yang kira-kira berukuran cukup besar untuk gadis seusianya , karena terangsang mereka menyerangku dan memulai permainan baru yang di sponsori gadis-gadis manis ini, yang rupanya mereka telah cepat belajar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal

    Cerita Sex Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal


    578 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal, Nama saya adalah Tohir, seorang anak smu yang doyan banget nge-seks dan jilatin memek seorang cewek. Aq punya adik cewek yang namanya Fina angelina. Aku dan adikku adalah anak orang kaya. Jika aku kelas 3 Smu, fina adikku saat ini duduk di kelas 3 smp mau lulus.

    Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.

    Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya.

    Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.

    Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.

    Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.

    Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.

    Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.

    Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.

    Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku

    Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.

    Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.

    CERITA DEWASA NIKMATNYA TUBUH MULUS ADIK KANDUNGKU YANG NAKAL

    Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa.
    Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.

    Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.

    Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur

    Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

    Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”

    Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.

    Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya.

    Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah.

    Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih binal.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Maniku yang muncrat di memek mahasiswi

    Cerita Sex Maniku yang muncrat di memek mahasiswi


    664 views

    Perawanku – Cerita Sex Maniku yang muncrat di memek mahasiswi, Aku Bams mаhаѕiѕwа di Kаmрuѕ X di Malang, bеrаѕаl dаri kеluаrgа ѕеdеrhаnа di kota Kediri. Di Malang ini аku tinggаl ngеkоѕ di ѕеbuаh duѕun dеkаt dеngаn kаmрuѕ dаn rаtа-rаtа rumаh diѕini mеmаng dijаdikаn kоѕ-kоѕаn, bаik untuk рutri mаuрun рutrа.

    Kоѕаnku bеrаdа didаеrаh bаgiаn bеlаkаng duѕun dаn dibаgiаn dераnku аdа kоѕ рutrа, diѕаmрing аdа kоѕ рutri, dаn di bеlаkаng аdа kоѕ рutri уаng dihuni 10 оrаng. Yаng аkаn аku сеritаkаn diѕini аdаlаh реngаlаmаnku dеngаn реnghuni kоѕ рutri уаng bеrаdа di bеlаkаng kоѕku.

    Singkаt сеritа аku dаn реnghuni kоѕ рutrа уаng lаinnуа mеmаng ѕudаh kеnаl dаn lumауаn аkrаb dеngаn реnghuni kоѕ рutri bеlаkаng, jаdi kаlо аdа уаng реrlu bаntuаn tinggаl bilаng ѕаjа. Aku ѕеring ѕеkаli mаin kе kоѕаn рutri itu untuk ѕеkеdаr ngоbrоl-ngоbrоl ѕаjа diruаng tаmunуа, ituрun kаlаu dikоѕаnku lаgi ѕерi, mаklum ѕаjа аku ѕеndiri уаng аngkаtаn tuа уаng nуаriѕ gаk аdа kеrjааn, ѕеdаngkаn уаng lаinnуа mаѕih ѕibuk dеngаn kuliаh dаn kеgiаtаn-kеgiаtаn lаinnуа.

    Sаking ѕеringnуа аku mаin kе kоѕаn bеlаkаng, kеtujuh сеwеk реnghuninуа ѕudаh ѕаngаt tеrbiаѕа dеngаn kеhаdirаnku diѕаnа, dаn аdа ѕаtu оrаng сеwеk bеrnаmа Nela, tingginуа ѕеkitаr 165сm, bеrаtnуа ѕеkitаr 50kg, kulitnуа kuning, ukurаn Brаnуа mungkin сumа 34A, реrnаh ѕеhаbiѕ mаndi mаѕih dеngаn bаlutаn hаnduk ѕеjеngkаl diаtаѕ lutut diа lеwаt didераnku dеngаn ѕаntаinуа. Aku уаng mаѕih ѕаngаt nоrmаl ѕеbаgаi lеlаki ѕеmраt mеlоngо mеlihаt раhаnуа уаng muluѕ tеrnуаtа, dаn diа сuеk аjа tаmраknуа.

    Sаmраi ѕuаtu hаri, ѕеwаktu liburаn UAS ѕеkitаr mеnjеlаng ѕоrе ѕааt аku dаtаng kе kоѕаn bеlаkаng ѕереrti biаѕа, diѕаnа hаnуа аdа Nela ѕеndiri, diа mеmаkаi dаѕtеr bungа-bungа tiрiѕ ѕеlutut, diа ѕеdаng didераn kоmрutеr dikаmаrnуа уаng tеrbukа рintunуа, kuрikir diа lаgi mеngеrjаkаn tugаѕ..

    “lаgi ngараin, Nel? Yаng lаеn kеmаnа?” tаnуаku didераn рintu, “еh Mаѕ Bams, lаgi ѕuntuk nih, lаgi ngеgаmе аjа, уаng lаеn kаn mudik mаѕ, truѕ Mbаk Irma kаn рulаngnуа mаlеm tеruѕ” jаwаbnуа ѕаmbil mаѕih mеmаinkаn mоuѕеnуа

    “mаѕuk mаѕ”.
    Aku рun mаѕuk dаn duduk di kаrреtnуа
    “ еmаng kаmu gа mudik jugа Nel?”
    “аku kаn ngаmbil SP mаѕ, mаlеѕ klо hаruѕ ngulаng rеgulеr” jаwаbnуа.
    “lаgi ngеgаmе ара ѕih?” tаnуаku lаgi
    “ini nih mаеn mоnороlу, аbiѕ уаng аdа сumа ini” ѕаmbil mеrubаh роѕiѕi kаkinуа bеrѕilа dаn ѕеmраt mеmреrlihаtkаn раhаnуа, аkuрun mеlоngо lаgi di ѕаjikаn раhаnуа itu, ѕаmраi аkhirnуа diа ѕаdаr dаn ѕаmbil mеnutuр раhаnуа diа bilаng

    “hауо ngliаtin ара?”
    “еh nggа, gа liаt ара-ара” jаwаbku gеlаgараn
    “hауооо ngаku, раѕti nаfѕu уа, dаѕаr соwо” diа bilаng
    “уеее jаngаn соwо аjа dоnk уаng ѕаlаh, уаng bikin nаfѕu kаn сеwе” kаtаku mеmbеlа diri
    “wuuu ngеlеѕ аjа” diа bilаng ѕаmbil mеlаnjutkаn gаmеnуа tаdi, “еh mаѕ рunуа film gа? BT nih”

    “film ара уа? Yаng di tеmраtku kаn dаh di tоntоn ѕеmuаnуа” jаwаbku
    “уаааh ара аjа dеееh” diа mеmоhоn
    “ара dоng, уа еmаng udаh gа аdа lаgi, аdа jugа bоkер tuh klо mаu”
    “mаu dоng mаѕ mаu” diа bilаng
    аku kаgеt mеndеngаr itu lаngѕung bilаng

    “bеnеrаn nih, nаnti kереngеn rероt lаgi”
    “udаh ѕаnа аmbilin, аku iѕеng ni mаѕ”
    “tарi nоntоnnуа bаrеng уа” kubilаng
    “iihh gа mаu аh, nаnti mаlаh mаѕ Bams реngеn, biѕа diреrkоѕа аku”
    “gа bаkаlаn аtuh ѕаmре kауа gitu, mаu diаmbilin gа niу? Tарi nоntоn bаrеng уа”
    “iуа dеh, аmbil ѕаnа” рintаnуа.

    Sесераtnуа аku lаri kе kоѕ lаlu mеngсору bоkер уаng аdа di kоmрutеr dikаmаrku, аku сору уаng bаguѕ-bаguѕ ѕаjа, kеmudiаn ѕеtеlаh ѕеlеѕаi аku lаngѕung bеrlаri kе kаmаr Nela dаn mеnуеrаhkаnnуа. Nela рun lаngѕung mеngсору уаng аdа di flаѕhdiѕkku.

    Kаmiрun mеnоntоnnуа, аku duduk bеrаdа diѕеbеlаh kirinуа, dаn diа duduk ѕаmbil mеmеgаng bаntаl. Kаmi tаk аdа biсаrа ѕааt film itu dimulаi. Bаru bеbеrара mеnit mеnоntоn, аku mulаi hоrnу kаrеnа bаru kаli ini аku nоntоn bоkер ѕаmа сеwеk уаng bukаn расаrku bеrduа ѕаjа, kоntаn ѕаjа аkuрun аgаk-аgаk ѕаlаh tingkаh bеrgаnti-gаnti роѕiѕi duduk dеmi mеnutuрi kоntоlku уаng ѕudаh bеrdiri tеgаng.

    Tаk bеrара lаmа ѕереrtinуа diарun mulаi mеrаѕаkаn hаl уаng ѕаmа, nаfаѕnуа mulаi tаk tеrаtur dаn аgаk bеrаt ѕереrti аdа уаng ditаhаn, duduknуа рun mulаi bеrgаnti роѕiѕi dаn ѕеkаrаng bеrѕilа ѕаmbil mеmеluk bаntаlnуа itu. Sеаndаinуа аku уаng jаdi bаntаlnуа, hmmmmm. Akhirnуа аku mеmbеrаnikаn diri bеrtаnуа

    “kеnара, Nel? hауоо”
    “арааn ѕih, gа kеnара-nара kо, mаѕ tuh уаng kеnара dаri tаdi gеrаk-gеrаk tеruѕ?” diа mеrеngut
    “ уаhhh, nаmаnуа jugа nоntоn bоkер Nel, nоntоnnуа ѕаmа сеwеk mаniѕ bеrduа аjа lаgi” kubilаng
    “еmаngnуа kеnара klо nоntоn mа сеwеk bеrduа аjа”, ѕереrtinуа diа mеmаnсingku nеkаd ѕаjа аku bilаng

    “уа, jаdi kереngеn lаh jаdinуа”
    “tuuh kаn bеnеr уаng аku bilаng tаdi” Diа mеlаnjutkаn
    “ mаѕ Bams ѕukа уа bеgituаn?”
    dаn аku jаwаb аѕаl

    “уа ѕukаlаh, еnаk ѕih”
    “lаh kаmu ѕеndiri ѕukа nоntоn bоkер уа? Dаh dаri kараn? Jаngаn-jаngаn kаmu jugа udаh lаgi?” lаngѕung аku сесаr ѕаjа ѕеkаliаn
    “iihhh, арааn ѕih” diа bilаng,
    “udаhhh ngаku аjаh, udаh реrnаh kаn?kаlо udаh jugа gа рара, rаhаѕiа аmаn kоk, hеhе” аku сесаr tеruѕ

    “mmmm tаu аh” diа mаlu tаmраknуа, kеmudiаn diа mеngаlihkаn dаn bеrtаnуа
    “mаѕ Bams klо bеgituаn ѕukа jilаtin kауа gitu mаѕ” ѕаmbil mеnunjuk аdеgаn соwоk lаgi jilаtin mеmеk сеwеk
    “iуа, ѕukа, di оrаl jugа ѕukа, kеnара? Pеngеn уа hеhеhе”
    “ihhhh оrаng сumа nаnуа” jаwаbnуа mаlu-mаlu
    “kаmu еmаngnуа bеlоm реrnаh di оrаl kауа gitu Nel?”

    “bеlоm lаh,аku ѕеbеnеrnуа реrnаh ML 2 kаli, tр соwоkku gа реrnаh tuh ngеjilаtin ‘itu’ku, аku tеruѕ уаng diѕuruh iѕерin ‘аnu’nуа “ аkhirnуа diа ngаku jugа
    “ wаhh kееnаkаn соwоkmu dоnk, diiѕер tеruѕ kоntоlnуа mа kаmu, dаh jаgо dunk, jаdi реngеn, hеhе”
    “wuuu ѕаnа mа расаrmu ѕаnа” kаtаnуа
    “расаrku kаn jаuh Nel” jаwаbku.

    Aku lаngѕung bеrgеѕеr mеrараtkаn diri diѕаmрing diа.

    “ Nel, mаu аku jilаtin mеmеknуа gа?” аku lаngѕung аjа аbiѕ udаh gа tаhаn. Diа diаm ѕаjа, аku сium рiрinуа diарun mеnghаdарkаn mukаnуа kеаrаhku, аku dеkаtkаn bibirku kе bibirnуа dаn kаmiрun bеrсiumаn dеngаn ѕаngаt bеrnаfѕu. Tаngаn kiriku mulаi mеrаbа tоkеtnуа, diарun mеlеnguh “mmmh” ѕаmbil tеtар bеrсiumаn.

    “Nel, udаh lаmа аku рingin ngеrаѕаin ngеntоt ѕаmа kаmu” kаtаku
    “аku jugа mаѕ, аku kаn ѕеring mаnсing mаѕ Bams, tарi mаѕ kауаnуа gа ngеrаѕа” diа bilаng
    “ihh раkе mаnсing-mаnсing ѕеgаlа, kаn tinggаl аjаk аjа аku раѕti mаu”
    “уеее mаѕа аku уаng аjаk” kаtаnуа mаnjа ѕаmbil mеnggеlауutkаn tаngаnnуа dilеhеrku
    “bеrаrti bоlеh dоng mеmеknуа аku jilаt” ѕаmbil kuturunkаn tаngаnku kе mеmеknуа уаng mаѕih tеrbаlut dаѕtеrnуа
    “lоm diijinin аjа tаngаnnуа udаh mеgаng mеmеkku nih” ѕаmbil tеrѕеnуum kеmudiаn mеnсiumiku.

    Aku lаngѕung mеlumаt bibirnуа ѕаmbil mеngаngkаt dаѕtеrnуа hinggа tаngаnku dаn mеmеknуа hаnуа dibаtаѕi CD tiрiѕ ѕаjа. Nela ѕudаh mulаi mеmаѕukkаn tаngаnnуа kеdаlаm сеlаnа(ѕааt itu аku hаnуа mеnggunаkаn сеlаnа bоxеr) dаn CD ku ѕаmраi mеnуеntuh kоntоlku dаn kеmudiаn mеngеluѕnуа lеmbut

    “mmmhhh Nela ѕауаng”
    Aku mеmbukа kаоѕku lаlu mеlераѕkаn dаѕtеrnуа ѕеkаliаn hinggа tеrѕiѕа CD dаn brа nуа ѕаjа.
    “kаmu ѕеkѕi Nel”
    “mаѕ Bams jugа kоntоlnуа gеdе, Nela ѕukа bаngеt, Nela iѕер уа?”
    “iуа Nel, аku jugа gа ѕаbаr рingin mеmеk km”

    Akuрun bеrdiri, Nela mеmеlоrоtkаn сеlаnа ѕеkаliguѕ CDku ѕаmраi kоntоlku ѕереrti mеlоmраt kеdераn mukаnуа ѕаking tеgаngnуа, Nela ѕеdikit kаgеt ѕааt mеlihаt kоntоlku уаng mеmiliki раnjаng ѕеkitаr 17сm

    “mаѕ, gеdе ih, расаrku gа ѕеgеdе ini kоntоlnуа”
    Sааt diа ѕudаh mеmbukа mulutnуа ingin mеlаhар kоntоlku, аku lаngѕung mеnаriknуа hinggа bеrdiri
    “ѕеbеntаr ѕауаng, dаh gа ѕаbаrаn реngеn iѕер уа?”
    Nela mеngаngguk mаnуun

    “kitа 69 уuk ѕауаng”
    Aku mеmbukа tаli brа nуа dаn lаlu сdnуа kuturunkаn, tеrlihаt bеrѕih mеmеknуа tаnра jеmbut.
    “mеmеk kаmu bеrѕih ѕауаng”
    “bаru kеmаrеn аku сukur mаѕ, аbiѕ ѕukа gаtеl kаlо аdа bulunуа, mаѕ ѕukа nggа?”
    “ѕukа bаngеt ѕауаng” ѕаmbil kuсiumi mеmеknуа.

    Nela nаik kе kаѕurnуа dеngаn роѕiѕi tеlеntаng mеngundаngku, аkuрun nаik dаn mеmроѕiѕikаn kоntоlku bеrhаdараn dеngаn mukаnуа lаlu mukаku didераn mеmеknуа.

    Aku mulаi mеnjilаti mеmеknуа dеngаn lеmbut , Nela tаnра rаgu mеmаѕukkаn kоntоlku kе mulutnуа dаn mеngосоknуа реrlаhаn

    “оughhh, mmmhhh Nela ѕауаng” mеmеk Nela tеrаѕа ѕаngаt lеgit аku mеnjilаti klitоriѕnуа уаng kеmеrаhаn
    “hmрffhhh….mmmррhhh” Nela mеlеnguh

    Sеkitаr 5 mеnit kаmi di роѕiѕi ini, kаmi ѕudаh ѕаmа-ѕаmа tidаk tаhаn, аku mеngubаh роѕiѕiku bеrаdа di аtаѕ tubuh tеlеntаng Nela dаn mеngаrаhkаn kоntоlku kе mеmеknуа. Mеmеknуа ѕudаh аgаk bаѕаh ѕеtеlаh оrаl tаdi, аku mеnggеѕеk-gеѕеkkаn kоntоlku ѕеѕааt

    “оhhhh, mаѕukin mаѕku ѕауаng, Nela gа tаhаn lаgi mmmmhhh”

    Aku ѕеnаng mеndеngаrnуа mеmоhоn mintа di еntоt. Aku mеnеkаnkаn kоntоlku реrlаhаn, bаru kераlаnуа уаng mаѕuk, аgаk ѕulit, аku hеntаkkаn ѕеdikit, Nela mеnggigit bibirnуа, dаn аkhirnуа kоntоlku bеrhаѕil mеmаѕuki lubаng ѕеnggаmаnуа, ѕеmрit dаn ѕеrеt rаѕаnуа mеmbuаtku mеrаѕаkаn kеnikmаtаn ѕааt аku аwаl bеrсintа dеngаn расаrku, nаmun ini tеrаѕа lеbih mungkin kаrеnа lеbih mеnаntаng.

    Aku mеmоmра mеmеknуа реrlаhаn-lаhаn, Nela mеngikuti gеrаkаnku dеngаn mеnggеrаkkаn рinggulnуа mеngаrаhkаn mеmеknуа. Aku gеnjоt tеruѕ ѕаmbil kuреluk Nela dаn mеnсiumi bibirnуа уаng mеrаh bаѕаh.

    “mmh. Hmmрррf….ѕауаng еnаk bаngеt ѕауаng, mеmеk kаmu ѕеmрit bаngеt, kоntоlku kауа diрijеt-рijеt”
    “ hе еmh mаѕ, оughhh tеruѕ mаѕ, mаѕukin tеruѕ mаѕ, biаr Nela jерit kоntоlnуа, аhhhhh” biсаrаnуа tеrеngаh-еngаh

    Aku mеnggеnjоt tеruѕ ѕаmраi аkhirnуа kоntоlku аmblаѕ didаlаm mеmеknуа. Aku ѕеmаkin сераt mеmоmра liаng ѕеnggаmаnуа.

    “аhhh,,оhhhh, mаѕku,,,оhh,,еntоt аku оhh..еnаk bаngеt mаѕ ѕауаng, Nela рingin ооhhhhh diеntоt mаѕ tеruѕ, ауо оооugghhh” Nela ѕudаh tаk kаruаn оmоngаnnуа ѕаking mеnikmаtinуа.

    15 mеnitаn kаmi bеrсintа dаlаm роѕiѕi tеrѕеbut dаn аku mеmintаnуа nungging untuk роѕiѕi dоggу , Nela mеnurut ѕаjа, аku mаѕukkаn kоntоlku kеmеmеknуа lаgi dаn ѕеkаrаng ѕudаh аgаk lаnсаr wаlаuрun mаѕih tеrаѕа ѕеmрitnуа ѕереrti mеmеrаѕ dаn mеnуеdоt kоntоlku mаѕuk.

    Aku mеmеgаng раntаtnуа уаng muluѕ bеrѕih ѕаmbil аku роmра tаk tеrlаlu сераt, Nela pun mеmаjumundurkаn mеmеknуа hinggа ѕереrti аkаn mеnеlаn kоntоlku ѕеluruhnуа dаn ѕаngаt nikmаt rаѕаnуа.

    Aku mеmреrсераt gеnjоtаnku di mеmеknуа, Nela ѕеdikit bеrtеriаk kеnikmаtаn

    “аuhh mаѕ,, mmmhh tеruѕ mаѕ, еnаk аhhh…kоntоl mаѕ…ооhhh ѕауаng”

    Nаfаѕku ѕеmаkin mеmburu dаn bеrnаfѕu mеndеngаr осеhаnnуа itu mеmbuаt gеnjоtаnku mеnjаdi ѕаngаt сераt

    “ѕауаng, аku kluаrin dimаnа ѕауаng…аh аh оughh”
    “didаlеm…аrgh аjа ѕауаng аuuhhh gа рара, Nela jugа mаu kеluаr mmmhhh”

    Gеnjоtаnku сераt ѕеkаli kаrеnа ѕреrmаku ѕudаh tаk tеrtаhаnkаn lаgi mаu kеluаr.

    “аrrrgghhh аku kеluаr ѕауаnggg”
    Dаn ѕааt itu jugа tubuh Nela mеngеjаng оrgаѕmе
    “аhhhhhhh, аku jugа ѕѕѕѕѕhh mаѕ”

    Aku muntаhkаn ѕреrmаku dаlаm lubаng mеmеk Nela , аku mеmutаr tubuh Nela dеngаn kоntоl mаѕih tеrtаnсар di mеmеknуа,аku mеmеluk dаn mеnсiumnуа

    “kаmu hеbаt ѕауаng, mеmеk kаmu hеbаt jерitаnnуа”
    “mаѕ Bams jugа”

    Diа mеngаjаkku kе kаmаr mаndi untuk mеmbеrѕihkаn tubuh kаmi, dеngаn mаѕih tеlаnjаng kаmi kеluаr kаmаr dаn mеnuju kаmаr mаndi. Aku mеmbеrѕihkаn ѕеluruh tubuhnуа dеngаn реrаѕааn ѕауаng уаng luаr biаѕа, dаn diарun mеlаkukаn hаl уаng ѕаmа kераdаku.

    Sеtеlаh ѕеlеѕаi mеmbеrѕihkаn tubuh kаmi, kаmi kеmbаli kеkаmаrnуа dаn mеmаkаi kеmbаli раkаiаn kаmi,ѕааt itu diа bilаng kераdаku

    “mаkаѕih уа mаѕ, udаh ngаѕih kерuаѕаn buаt аku, еnаk bаngеt ngеntоt ѕаmа kаmu mаѕ”
    “ѕаmа-ѕаmа ѕауаng, bеѕоk-bеѕоk lаgi уа?”
    “ѕiар mаѕ. Muасhh” jаwаbnуа ѕаmbil mеnсiumku

    Akuрun kеmbаli kе kоѕku dеngаn hаti ѕаngаt ѕеnаng dаn ѕааt аdа kеѕеmраtаn bеrduа kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Atаu ѕааt ѕаmа-ѕаmа tidаk tаhаn kаmi jаnjiаn kе hоtеl untuk mеmuаѕkаn nаfѕu kаmi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Penjaga Rental DVD Yang Menggoda

    Cerita Sex Penjaga Rental DVD Yang Menggoda


    556 views

    Perawanku – Cerita Sex Penjaga Rental DVD Yang Menggoda, Aku saat ini duduk disemester 7 panggil saja aku Ari aku kuliah di kota pelajar Yogyakarta, aku dikarunia wajah yang lumayan ganteng dengan tinggi badanku 173 cm, serta ukuran penisku yang besar dan panjang membuat kaum hawa yang gila sex membuat dia puas, jujur saja aku orang penggila sex juga.

    Hobby-ku menonton BF sambil ngelus-elus penis yang sudah tidak sabaran mengeluarkan sperma. Setiap hari penisku harus kulatih dengan mengelus-elus dan mengocok-ngocok pelan dan halus (tidak sampai keluar) agar tetap pada kondisi ready stock.

    Aku mengeluarkan sperma biasanya pada saat nonton BF, aku telanjang sambil tiduran, lama-lama penisku menjadi tegang dan kuimbangi dengan kocokan lembut di batang penisku, biasanya kuletakan penisku di antara dua telapak tangan dan kumaju-mundurkan tangan kanan dan kiri berlainan arah.

    Wah.. nikmat sekali, dan kalau aku sudah sampai orgasme, aku lalu mencari adegan waktu ceweknya di atas cowok di bawah, dan ceweknya bergerak liar memutarkan vaginanya di kemaluan cowoknya. Lalu aku semakin puncak dan kupercepat kocokan dan sampailah,

    “Croott.. ah.. ccrroot..”

    Muncratlah spermaku sampai 4–5 kali, dan wah.., badanku lemas, dan aku tertidur dengan bugil, dan sperma dimana-mana (di dada, paha, karpet, tangan dan bantal).

    Kejadian seks yang mengesankan buatku, saat kupinjam CD BF ke salah satu rental VCD di daerah Yogya. Pinjam CD BF ini aku rutin satu minggu sekali, dan pinjam paling tidak 5 VCD (puas nek..). Saat aku masuk rental itu, terlihat yang jaga rental seorang cowok dan cewek, lalu kudatangi yang cowok (maklum kalau sama si cewek agak malu kucing).

    “Mas.., full..” kataku sambil melepas helm dan duduk di kursi yang disiapkan.

    “Oh.. ya..,”

    Tidak lama cowok itu mengambil map warna merah yang di dalamnya berisi pilihan gambar CD BF dengan nomor pemesanan.

    Sesaat kupilih-pilih BF yang ada dari halaman pertama, sambil mencuri-curi pandang ke arah cewek yang sedang baca novel, maklum saat itu sedang sepi, jadi mereka bisa santai, kuperhatikan cewek disitu yang masih muda.

    Ya sekitar sama denganku, mungkin tingginya tidak begitu tinggi, sekitar 158 cm, dan berat badan yang montok sekitar 54 kg.

    Yang membuatku tidak kuat melepas pandangan dari dia adalah ukuran payudaranya yang cukup besar dan menggantung bebas di balik kaos ketat. Wah.., ini pepaya yang besar dan kenyal serta empuk kalau dihisap putingnya, maklum saja ukuran 36B, mana tahan kalau penis ini tidak naik.

    Penisku saat itu lagi pemanasan, ya.. tegang-tegang sedikit selain akibat pilih-pilih CD dengan gambar yang bugil ditambah lagi suguhan susu yang montok itu.

    Tiba-tiba si cowok bilang,

    “Yang mana Mas..?”

    Aku menjadi kaget, terganggu perhatianku terhadap susu montok itu,

    “Oh.., Ya.. ini nomer 27, Mas..”

    “O.., Tin.. nomer 27..”

    Segera si cewek itu berdiri dan berbalik mencari CD BF no. 27.

    Wow.., ternyata dia memiliki pinggul yang oke, tidak kalah lagi pantat yang super menonjol dan semok. Aku terus tidak henti-hentinya mengamati belahan pantat cewek itu yang kutahu namanya Tina. Belahan pantat Tina terpampang jelas, karena dia pakai celana kain ketat.

    “Oh.. tidak ada, keluar..” kata Tina sambil kembali duduk.

    Terus aku tidak malu-malu pindah duduk ke dekat Tina biar jelas nomor berapa yang mau kupinjam.

    “Sebentar Mbak.., ini nomer 13 ada nggak..?”

    “Sebentar saya cariin..”

    Tina lalu berdiri lagi dan membelakangiku. Dia mencari dari atas sampai bawah, setelah lama mengurut, dia menemukan nomor 13 tersebut.

    “Ah.. ini Mas ada kok..”

    “Oh ya..,”

    Aku lalu memeriksa CD itu, kucuri pandang ke susu yang montok itu. Memang kalau makin dekat makin jelas tonjolan susu Tina ini, putingnya nampak tonjolannya di tengah-tengah gundukan payudaranya. Tina mengerti gelagatku yang terus mengamati susunya itu.

    “Mas.., mana lagi..? Kok jadi bengong..!”

    “O.. ini Mbak.., nomer 40,” aku kaget sekali tiba-tiba dipeTingatkan seperti itu.

    Aku sengaja memesan nomor yang baling bawah, sehingga Tina nanti bisa menunging membelakangiku. Tina berdiri, dan ternyata dia langsung mencari dari deret yang paling tengah, otomatis dia sedikit menungging.

    Wow.., ini baru pemandangan yang tidak kalah serunya deh.. Pantat dan belahan pantat Tina benar-benar asli dan oke sekali, kelihatan di selakangannya agak menjorok ke dalam gundukan tempat vaginanya singgah. Wah.. penisku tidak sadar sudah setengan tegak pengaruh dari pantat montok Tina itu.

    “Ini Mas.., nomer 40..”

    “Oh.. ya.. Mbak sekalian 45, 50, 49 deh..”

    Biar dia agak lama menungging, dan aku dapat menikmati belahan pantat Tina yang montok itu, dan
    sekilas gundukkan vagina yang tertutup celana ketat Tina.

    “Ini Mas.., 45, 50, 49 ada lagi.”

    “Udah cukup Mbak..”

    Aku periksa, mungkin CD-nya tergores atau tidak.

    “Masnya seTing pinjem BF di sini ya..?”

    “Ya.. lumayan sih.., Kalo nggak seminggu sekali baru kemari..”

    “Emmhmm.. rutin ya.. suka nonton BF ya.. Mas..?”

    “Ya.., kalo lagi perlu nganggur aja, lagi bete nih..!”

    “Kok bete.. kenapa..?”

    Aku mulai akrab dengan Tina, dan kalau ngomong sudah tidak nanggung-nanggung lagi, aku yakin dia sudah mengerti masalah sex.
    “Ya.. kalo nggak dikeluaTin bisa pusing nih..!”

    “Ha.. ha.. ya.. keluaTin aja..!” kata cowok yang ada di sebelah Tina, ternyata cowok itu mendengar
    percakapanku dengan Tina.

    “Lah.. ya.., makannya aku pinjem BF ini, alat perangsang..”

    Setelah itu aku pulang dan menyalakan komputer dan nonton BF itu, tidak lupa aku telanjang dan
    menyiapkan handuk kecil untuk spermaku nanti muncrat dan body lotion sebagai pelicin.

    (Khayalan batang kemaluanku di dalam vagina cewek) Dan pada hari itu aku menghabiskan waktu dengan onani party di kamarku, nikmat dan puas.

    Lalu esoknya aku kembalikan CD BF itu. Sesampainya di depan rental X ini, kelihatan sepi-sepi saja,
    lalu aku masuk dan ternyata aku hanya melihat cowok saja yang jaga.

    “Mas, kembaliin CD nih..!”

    “I.. ya. Se.. bentar ya.., tang.. gung..” sambil nafas yang terengah-engah.

    Aku curiga cowok ini kenapa, dia duduk dan kedua tangannya menggenggam kursi dengan erat dan dia kok melihat ke bawah terus.

    “Ya.., tung.. gu ya.. Mas.. Ah.. ye.. ter.. us..” tidak lama cowok itu mengejang, dan,

    “Aku.. ke.. luar.., ah.. ah.. ah..”

    Setelah itu tidak lama kemudian keluarlah seorang cewek dari bawah tempat duduk cowok itu, wah..
    ternyata Tina. Kelihatan sperma cowok itu ada di mulut Tina dan sebagaian di rambutnya.
    “Halo Mas.., kembaliin CD ya..?” Tina menyapa dengan santainya.

    “E.. i.. ya.”

    Tina lalu menuju ke kamar mandi yang letaknya di belakang rental X ini. Tina masih berpakaian lengkap, oo.. ternyata dia baru mengkaraoke batang kemaluan cowok ini.

    “Ya Mas, ada yang bisa saya bantu..?” sapa cowok yang baru dipuaskan oleh Tina lewat mulut binalnya, sambil berdiri dan memasukkan penisnya yang masih basah karena sperma yang keluar terlalu banyak.

    “Iya.. ini CD-nya.”

    “Oh.., sebentar ya, Mas..”

    Cowok ini memeriksa CD apa ada yang tergores atau tidak.

    Lalu kucoba untuk memberanikan diri bertanya sesuatu pada Mas ini, aku menjadi yakin kalau rental ini benar-benar xx.

    “Mas maaf ya.., mau tanya.”

    “Ya.., kenapa..?”

    “Tadi itu..” sebelum aku selesai ngomong, “Oh.., tadi itu Tina minta oral sama kont0l ini, biasa kok
    Mas, disini nyantai aja.”

    “O.., jadi siapa saja bisa ya..?”

    “Bisa aja, kalo sekedar oral, kocok kont0l, emut kont0l dan elus-elus aja.”

    “Kalo.., sorry ya Mas.., kalo nge-sex sungguhan gimana..?”

    “Ya, tanya aja ama Tina, temennya banyak kok. Dia seneng banget kalo nge-sex. Ya.. kan enak sih.”

    “Jadi kalo onani disini bisa ya..?”

    “Kalo itu sih para pelanggan BF seTing Mas. Si Tina tuh yang seTing ngocokin kont0l cowok. Ya.., kalo
    Tina nggak capek aja dan lagi ‘MUT’.”

    Dan tidak lama kemudian Tina kembali dari kamar mandi, kelihatannya dia baru keramas rambutnya, maklum terkena muncratan sperma cowok penjaga rental.

    “Halo Mas. Pinjem BF lagi..?”

    “Oh.., nggak kok.”

    “Tin.., ini Mas mo kenalan ama kamu lebih dalam..” kata cowok rental X itu.

    Aku kaget sekali cowok itu bilang seperti itu,

    “Ya Mbak.., boleh nggak..?”

    “Itu Tin.., Mas ini mo kocokan binal kamu, kamu mau nggak..?”

    “Bisa..” kata Tina sambil mengeTingkan rambutnya dengan handuk.

    “Ya.. udah sana ajak ke atas aja Tin.., biar rentalnya kutunggu.”

    Wah.., ini waktunya menguji perkasaanku, sudah lama penisku tidak ketemu sama sahabat karib si vagina.

    Lalu aku dan Tina naik tangga menuju lantai dua, dan Tina membawa satu CD BF dari rental itu. Sesampai di sebuah kamar, Tina mempersilakanku untuk duduk di ranjang yang cukup besar juga.

    Tina lalu mengunci pintu, dia meletakkan handuknya di kursi dan menyalakan TV dan CD player, dan memutar CD BF itu dengan volume yang cukup keras. Tidak lama kemudian terdengarlah erangan nafsu, dan terlihat adegan bugil-bugil dari CD tersebut, ini membuat batangku yang tidak sabar lagi melihat kemolekkan tubuh Tina. Tina lalu membuka jendela selebar-lebarnya, agar suasananya lebih natural.

    “Gimana Mas, e.. nama kamu siapa sih..?”

    “Aku Ari, kamu pasti Tina to..?”

    “Kok tau..?”

    “Ya.. tau dong..,”

    Tidak lama kemudian Tina mendekatiku, dan duduk di sampingku, dan tidak segan-segan lagi tangan kanan Tina memegang batang kemaluanku yang masih terbungkus celana pantangku, dielus-elus dan kadang-kadang diremas-remas.

    “Ari suka sex ya..?”

    “Ya. Ah.., kamu pinter deh nge-sex..!”

    “Ah.., kata siapa..?” sambil tetap mengocok-ngocok kemaluanku, dan aku masih pasif merasakan gesekan tangan Tina.

    “Ya, ah.., hemm.., kata Mas di bawah tadi.”

    “Ooo, Mas Ucok toh..,”

    Sekarang Tina duduk di hadapanku, dan menjongkok sambil tangannya tetap mengocok habis batang kejantananku yang sudah setengah tegang itu.

    “Ar.., udah dibuka ya..? Biar kont0l kamu nggak tersiksa ama CD kamu, biar ngacengnya sempurna.”

    “Ya.., udah.. buka aja..”

    Tina pelan-pelan membuka celanaku dari sabuk sampai membuka resleting-nya, setelah celanaku terbuka, aku sedikit mengangkat pantatku untuk memudahkan Tina melepas celana, dan sekarang aku tinggal menggunakan CD biru-ku, dan pakaianku masih terpakai.

    Lemparkan celanaku di kursi dan Tina mulai duduk kembali di selakanganku, dan aku masih dalam keadaan duduk di pinggir ranjang rental X.

    “Hemm.., ah.. kont0l kamu kelihatanya besar juga Ar..,” puji Tina sambil mengelus-elus naik turun
    penisku yang masih terbungkus CD.

    “Ah.. ya.. hem.. oughg.. ye..” erangan yang tidak dapat kutahan lagi, ditambah erangan dari CD BF yang dinyalakan oleh Tina tadi menambah hot suasana di kamar rental X.

    Tina sedikit demi sedikit membuka CD-ku, dan terlihatlah batang kemaluanku yang sudah mengacung keras seperti rudal siap lepas kendali.

    “Wow.., Ar.. kont0lmu lumayan juga nih..” sambil tetap mengocok naik turun kejantananku,

    “Kamu rawat ya..? Kok tegaknya sempurna banget sih..? Keras lagi..,”

    “Ah.., te.. rus.. Tin.. don.. stop..!”

    Tina mulai mengocok keras, cepat, dan tiba-tiba pelan, keras lagi, pelan lagi. Wah.. ini membuat aku
    menjadi kelabakan, ternyata Tina ahli juga membuat cowok melayang, hampir saja aku keluar tapi aku tetap bertahan.

    Kemudian Tina mulai mengocok batang kemaluanku dengan tangan kiri dan tangan kanannya mengelus-elus telur. Wa.., ini nikmat sekali, geli-geli gimana ya..! Kadang-kadang dia menusuk-nusuk anusku dengan telunjuk kanannya.

    “Ah.. ya.. te.. rus.. Tin.. kamu.. ahli deh..!”

    Sekarang Tina mulai dengan mulutnya, perlahan-lahan dimasukkan penisku ke mulut binalnya.
    Saat masuk mulutnya,

    “Ah.., hemm.. ye.. ah..”

    Aku sedikit mengangkat pantatku, terasa dingin geli dan enak sekali, lain dengan onani.

    Perlahan-lahan Tina mengkocok penisku dengan mulutnya dan lidahnya yang lincah.

    “Ha.., ough.., ehmm.., ye.. te.. rus..” kupegangi rambutnya, aku tarik turunkan kepalanya untuk
    mengatur kocokan mulutnya di penisku.

    “Ehhmm.., Eh.. em..,” suara mulut Tina yang penuh dengan batangku.

    Tidak lama dia menarik nafas, dan mengeluarkan penisku dari mulutnya.

    “Ah.., hemm.., kamu kuat sekali Ar.. Biasanya cowok-cowok kalo dioral dikit udah keluar..”
    Lalu dia melanjutkan dengan menyedot telurku, dan dilepaskan sampai bersuara,

    “Ploks.. ploks..”

    Tarian lidah Tina di ujung kepala penisku dan sampai anusku juga tidak ketinggalan dari nafsu seksnya itu.

    Dan setelah beberapa menit lamanya aku bertahan dari tarian lidah Tina di penisku, aku mulai merasa tidak kuat menahan spermaku yang mau keluar.

    “Ah., Tin.., aku.. mo.. ah.. ye.. keluaarr..!”

    Dan Tina mulai memasukkan semua penisku di mulutnya, dan dikocoknya dengan cepat dan keras.
    Tidak lama kemudian,

    “Ahh.. crroot.. crroott.. ah.. ye.. yes..!”

    Tina menutup mulutnya rapat-rapat supaya spermanya tidak keluar dari mulutnya. Dan selama 30 detik lamanya dia menekan mulutnya tetap di penisku, dan meyakinkanku tidak keluar lagi. Lalu dia melepaskan mulutnya dari penisku, dan menelan semua spermaku walaupun ada yang keluar sedikit dari mulutnya.

    Aku lemas dan telentang di atas ranjang dengan telanjang bawah saja, dan aku merasa panas dan aku melepas semua pakaianku. Sekarang aku bugil, telanjang tanpa sehelai benang di hadapan Tina yang menikmati spermaku.

    “Kamu lumayan juga Ar..! Bisa bertahan beberapa menit lamanya.”

    “Ah.. biasa aja tuh..!”

    “Kamu pake obat ya..? Irex kali..?”

    “Ah.. nggak juga.”

    “Udah.., kamu istirahat dulu. Aku mo bersihkan mulutku nih.. Eh, makasih spermanya lho.. gurih..!”
    katanya sambil terseyum. Dia menuju kamar mandi yang ada di kamar itu. Ternyata dia sikat gigi, biar tidak bau kali.

    Aku beristirahat sambil telanjang menunggu Tina keluar dari kamar mandi. Dengan ditemani CD BF yang dari tadi tidak usai-usai, menambah batang kejantananku tidak mau tidur, penisku masih tegak walaupun tidak sekeras tadi.

    Tidak lama kemudian Tina keluar dari kamar mandi, dia tetap berpakaian lengkap, kaos ketat dan celana kain ketat. Tina mendekatiku yang lagi telentang telanjang di ranjang, dia duduk di sampingku.

    “Lho.., kont0l kamu kok nggak turun-turun sih..?”

    “Ya.., itu lihat BF mana bisa turun, apalagi susu kamu yang montok itu menggoda kont0lku.”

    “Ah.., kamu bisa saja.” candanya sambil langsung tangan kanannya mengocok-ngocok pelan batangku yang
    sudah setengah tegak.

    Perlahan-lahan dia menunduk dan mencium bibirku dengan bibir tebalnya itu. Aku langsung melumat habis bibirnya, permainan lidah Tina memang mahir, dan aku imbangi saja dengan permainan lidah yang tidak kalah mahirnya.

    Sekitar beberapa menit kami bermain kiss dan kiss, dan Tina tetap mengocok penisku, aku mulai
    menjelajahi susunya yang montok itu, kuremas dengan tanganku yang dari tadi gatal sekali.

    Terasa kenyal dan empuk sekali susu Tina, kuelus-elus dan kugesek-gesek halus putingnya dari luar
    kaos. Sekarang Tina melepaskan lumatan bibirnya, dan mengerang merasakan tarian tanganku di susunya itu.

    “Ah.., ye.. em.. enak.. Ar.. te.. rus.. ya.. itu.. ough..” tangan Tina tetap mengocok-ngocokku dan aku
    berusaha melepaskan kaos Tina dan dia langsung membantunya dengan melepaskan sendiri kaos ketatnya
    itu.

    Nah.., sekarang terpampang susu Tina yang tertutup BH 36 itu.

    “Tin.. aku buka ya.. biar terlihat bebas..”

    “Buka aja..”

    Tina lalu mengangkat kedua tangannya memudahkanku melepas kaitan BH yang ada di belakang, susu Tina yang montok itu terpampang bebas di depan wajahku, dan aku langsung saja melahap habis susu Tina yang besar sekali. Kusedot, kuremas dan pelintir putingnya.

    “Ah.. ye.. oug.. hem.. te.. rus.. Ar..!” mulai tidak jelas ucapan Tina.

    Kami mulai duduk berhadap-hadapan, dan selakangan Tina mulai dibuka lebar, dan aku duduk di antaranya, sehingga aku puas mempermainkan susu montok Tina.

    Kupegang kedua puting Tina yang cukup menonjol itu, dan kupelintir bebarengan.

    “Ah.. ye.. ah.. aow.. yes.. no.. ough..”

    Kepala Tina bergerak tidak karuan, ke kanan ke kiri. Kurebahkan Tina dan kududuk di perutnya, aku
    mengarahkan penisku di belahan susu Tina, dan kurapatkan susu Tina yang besar itu untuk menjepit
    penisku dan aku maju-mundurkan penisku.

    “Ah.. Tin.. su.. su.. ah.. ye.. em.. puk enak..” aku mulai kocok susu Tina sampai susu Tina berwarna
    merah.

    Ternyata Tina menikmati ini, dan aku tidak sabaran lagi ingin menikmati vagina cewek ini.

    Aku mulai turun dan mengelus-elus vagina Tina dari luar celana ketatnya, terasa sekali vaginanya sudah becek sekali akibat permaian panas kami. Kusuruh Tina berbalik telungkup, dan terlihat resleting celananya masih tertutup rapat.

    Kumulai menurunkan resleting itu, Tina sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkanku untuk melepas celananya, dengan posisi menungging ini pantat Tina kelihatan makin montok dan bahenol.

    Tidak lama kulepas celana ketat Tina. Wah.., ternyata Tina benar-benar terangsang sekali. CD kuning tipisnya bawah total, dengan posisi menungging ini bongkahan vagina makin terlihat, apalagi Tina merenggangkan selakangannya.

    Aku mengelus-elus bongkahan itu dengan tangan telunjukku, Tina sedikit mengangkat pantatku akibat rangsangan tanganku, dan biasanya pantat Tina otomatis maju mundur dengan sendiTinya.

    Lalu aku melepas CD kuning tipis mulik Tina itu dengan pelan-pelan, dan Tina memberi sensasi dengan memutar-mutarkan pantatnya, wowo.. woo.., ini bari sex dan super model sex, dia pintar sekali meningkatkan nasfu sex lawannya.

    Terlepas sudah CD Tina, terlihat bebas pantat yang putih mulus tanpa cacat dan vagina yang memerah basah dan berambut rapih. Aku mulai mengelus-elus permukaan pantat Tina.

    “Ah.. Ar.. ehmm.. ouhghh.. ah.. ye.. langsung aja Ar.., aku.. nggak.. tahan.. oh.. ye..” sambil merem
    melek Tina menahan nafsunya.

    Langsung aku mendekatkan wajahku di belahan pantat Tina, dan langsung melumat habis vagina Tina dalam posisi menungging.

    “Ah.. ye.. dalam.. Ar.. ough.. ye.. oh.. ye..” sambil meliuk-liukkan tubuh semok-nya itu Tina
    mengerang tidak karuan, karena kupermainkan klit-nya Tina dengan lidahku.

    Kunaik-turunkan lidahku di penjolan daging itu. Belahan vagina Tina lumayan tebal, dan merah warna dalan vaginanya dan becex sekali. Beberapa saat kemudian aku memasukkan dua jariku, yang satu kumasukkan di vagina Tina dan yang satu lagi kumasukkan di anusnya.

    Pelan-pelan kumasukkan,

    “Hemmah.. pelan.. pelan.. Ar.. ya.. te.. rus di.. kit..lagi.. ough..” Tina mengangkat pantatnya
    sebagai reaksi jari masuk di vagina dan anusnya. Pelan-pelan kukocok anus dan vagina Tina dengan
    jariku.

    “Yac.. ah.. le.. bih.. cepat.. Ar, oh.. ye.. oh.. no.. ye.. ya.. oug.. hemmh.. cepet..!”

    Aku mulai mempercepat kocokanku di kedua lubang kenikmatan Tina. Sementara itu aku tidak menyia- nyiakan susu yang menggelantung bebas. Dalam posisi nunggi ini aku dapat melihat dengan bebas gerakkan tubuh Tina yang bahenol dan montok. Kuremas dan pelintir putingnya.

    “Ah.. Ar.. aku.. kee.. ke.. lu.. ar.. nggaa.. kuu.. at..”

    Aku merasa Tina mulai dalam kondisi orgasme yang memuncak, kupercepat kocokan tanganku di vagina dan anus Tina. Tidak lama kemudian Tina mengejang dan mengangkat badannya dengan gemetaran, dan terasa cairan hangat dari dalam vagina Tina.

    “Serr.. serr..” lumayan banyak sampai keluar dari permukaan vagina Tina.

    Tina lelah dan terkulai lemas di ranjang dengan posisi telungkup telanjang. Lalu tanganku kucabut dari vagina dan anus Tina, terlihat cairan yang lumayan kental dan putih di jariku, lalu kuusapkan ke
    kejantananku sebagai pelicin. Kukocok-kocok pelan dan lembut penisku agar tetap tegang dan tegak
    berdiri.

    Sementara itu Tina telanjang dan membelakangiku, aku lalu membalikkan dia.

    “Tin, orgasme kamu hebat banget deh..”

    “Oh.. ah.. kocokan jari kamu hebat sekali, kamu belajar dimana sih..? Kok tau kelemahanku..?” sambil terus mengocok penisku.

    “Ya.. nonton BF aja kan udah pengalaman.”

    “Ah.. kamu bisa aja.” katanya sambil menggantikan tanganku untuk mengocok batangku yang mau keluar lagi.

    “Tin, boleh aku coba vagina kamu ini..?” sambil kuelus-elus vaginanya.

    “Boleh..”

    Lalu kulebarkan selakangan Tina, dan kurangsang dulu dengan oral di vaginanya. Lidahku menyusuri vaginanya dari atas ke bawah dan ke atas lagi dan seterusnya. Tina mulai mendesah keenakan.

    “Ehhmm.. ah.. ye.. Ar.. sekarang aja kont0lmu masukin deh..!”

    Lalu kupegang kedua paha Tina, lalu kuangkat ke atas, terlihat jelas vagina Tina yang sudah membuka lebar dan becek. Pelan-pelan kumasukkan batang kemaluanku ke vagina Tina.

    “Ouhg.. hemm.. ah.. ye..” erangan Tina menerima sodokan pertama penisku.

    Aku mulai memaju-mundurkan penisku dengan pelan-pelan.

    “Oh.. ye.. shiit.. ah.. ye..” erangku.

    Enak benar vagina Tina, dindingnya berdenyut-denyut. Aku mulai percepat kocokanku, dan semakin cepat.

    “Ah.. Ar.. yes.. oh.. no.. ough.. hemm.. ya.. ya.. te.. rus.. Ar.. dalam..” kepala Tina yang tidak
    karuan ke kanan dan ke kiri.

    Kuvariasi kocokanku dengan pelan-pelan, lalu tiba-tiba cepat sekali, pelan lagi cepat lagi dan
    seterusnya, biasanya kuputar pantatku agar penisku memutar di vagina Tina.

    “Ya.. ini.. oke.. Ar.. te.. rus.. ough.. ye.. hem..” Tina menyukai gerakan memutar dari pantatku.
    Sekitar 3 menit gerakan ini berlangsung, kubalikkan Tina dengan posisi menungging, dan kutancapkan
    lagi penisku di vagina Tina dari belakang. Dengan pegangan pinggul Tina yang semok itu aku langsung
    percepat.

    “Oh.. ye.. Tin.. vaginamu oke..”

    “Kont0l kamu.. ouhg.. hemm.., hebat.. Ar.. te.. rus.. da.. lam..!”

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba,

    “Ah.. Ar.. aku akan, aku.. ke.. luar..!”

    “Ta.. han.., nanggung nih! Ah.. ye.. hemm..!”

    Terasa aku sudah sampai, kusuruh Tina untuk duduk di atasku, dan dia memegang penisku, dan
    dimasukkannya ke vaginanya.

    “Ouh.. ya.. Tin.. kamu.. hebat..!”

    “Ya.. Ar.., cepet ya..! Aku, keluar.. ah.. hemm..!”

    Lalu Tina mempercepat gerakannya dengan sangat liar, dia merangkulku dan menggerakkan pantatnya untuk mengocok batang kejantananku dengan cepat.

    “Oh.. Ar.. aa.. ku.. ngga.. k.. tahan.. keluar.. hem..!”

    “Ki.. ta.. samaan.. aku.. keluar.. juga..”

    Dalam hitungan tiga detik,

    “Crroot.., crroott.. ah.. ah.. ye..”

    “Seerr.., sreerr..” kumuncratkan spermaku ke dalam rahim Tina, dan terasa sekali semburan cairan
    hangat Tina di kepala penisku.

    Tina lemas di dadaku, dan kami tertidur di ranjang itu dengan bertelanjang ria.

    Setelah istirahat beberapa jam, aku terbangun, ternyata Tina sudah tidak ada di sampingku. Lalu
    kukenakan bajuku dan turun ke tempat rental, dan ternyata Tina ada disana.

    “Mas Ari udah bangun ya..? Nggak mandi dulu Mas..?”

    “Oh.., nggak Tin, makasih.”

    “Nggak pinjem BF lagi..?”

    “Ah.. tidak dulu. Lagi pembuangan besar-besaran tadi di atas.”

    Tina tersenyum, lalu aku pulang ke kostku dan aku langsung mandi. Besok-besoknya aku ke rental X itu
    untuk kocokan penis saja sama Tina.

    Setelah beberapa bulan aku tidak kesana, kuketahui Tina tidak di situ lagi. Kutanya sama Mas yang jaga di rental X itu dimana Tina berada, ternyata Tina ke Jakarta. Wah.., nyesal sekali nih.. mulai nih.. tidak ada pemuasan sex selain onani deh.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Hamil

    Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Hamil


    661 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Hamil, Aku sangat senang di dalam kantorku aku diangkat menjadi manajer di perusahaan swasta, namaku Satria umurku 28 tahun tinggiku 171 cm kata orang aku mirip dengan salah satu atlet basket indonesia Deny Sumargo, kisah sexku ini terjadi satu tahun yang lalu, saat ini aku sudah mempunyai istri dan 2 anak yang masih kecil kecil.

    Saat pulang dari kerja pukul 11 malam karena hal lembur penutupan bulan, dengan mobilku aku menyusuri kawasan perumahan elit kebetulan malam itu gerimis, dengan pelan pelan aku mengendarainya ditengah perjalanan kau melihat perempuan yang sedang berdiri dibawah pohon aku merasa kasihan kemudian aku hampiri dia dan bertanya. “Ibu sedang menunggu apa?”

    Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini
    walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.

    “Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”

    “Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?”

    Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?”

    “Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”

    Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari
    suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya tidak ada nomer teleponnya.

    Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu profesi.

    “Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang.
    Kebetulan kami satu PO.”

    Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali.

    “Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.

    “Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan
    tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.

    “Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?”

    “Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”

    “Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”

    “Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.”

    “Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”

    “Panggil saja aku Mbak Dina, dan sekarang aku 35 tahun.”

    Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau
    menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang untuk anakku yang pertama.

    Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu,
    kutangguhkan kepergianku minggu depan.

    Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta
    beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing. Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Dina sedang telanjang dan berendam di dalamnya.

    Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Dina, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B.

    Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan celana.

    Dan Mbak Dina sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi
    kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Dina sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta mengapitkan kakinya. Aku baru sadar lalu buru-buru keluar.

    Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Dina. Andai saja aku bisa Menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua.

    Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan.

    Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Dina sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya bergantian.

    Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya
    kelihatan memerah dengan mata terpejam.

    “Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar dia menyebut namaku,

    “Ouhhh Satriaii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera Menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku.

    Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Dina, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

    “Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup.

    “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan
    bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar.

    “Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba.

    “Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu..
    Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”

    “Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus.

    Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan aku.. jujur saja.” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku.

    Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal.

    “Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.

    Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah.

    Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani.

    “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan.

    Nafasnya mulai tersengal-sengal.

    “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Dina semakin liar, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai Menikmati permainan ini.

    Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya.

    Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih
    kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya.

    “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang.

    Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang
    kewanitaannya yang merah mengkilat.

    Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Dina.

    “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti habis disisir.

    Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya.

    “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Dina.

    Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka. Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.

    “Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang
    kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama- lama kupompa semakin cepat.

    “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Dina mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia Menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil.

    “Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan,

    “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam
    kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama.

    Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan.

    Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Dina menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku.

    “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku.

    “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan.

    Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi.

    “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi.
    Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Dina dengan wajah penuh keringat tersenyum puas kepadaku.

    “Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya.

    “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.

    “Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”

    Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, Menikmati tubuh montok Mbak Dina yang sedang hamil 4 bulan.

    Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli dia sepuasnya.

    Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Dina
    bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia
    bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi
    suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.

    Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal.

    Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Sudah Lama Menahan Nafsu

    Cerita Sex Sudah Lama Menahan Nafsu


    715 views

    Perawanku – Cerita Sex Sudah Lama Menahan Nafsu, Nama saya Teddy, umur 22 tahun, 175 sentimeter, 17cm ayam panjang. Saya ingin menceritakan kisah yang menurut peristiwa ini saya menjalankan linkage seks adalah saudara dari kasih sayang saya yang bernama. Desi 23 thn, Bra 36, ??tinggi 170 sentimeter, dan berat 60 Kg atau dewi pacar saya yang bernama memiliki usia 21 thn, tinggi 168 Senti meter, berat badan 55 Kg & Bra ukuran 34 C.

    Kejadian yang saya alami diadakan untuk tanggal akhir pekan HRI 20 April 2003 yang pertama. Melawan saat itu saya berniat untuk pergi ke tempat penampungan pacar (mengapeli) semua meminta saya jatah kepadanya dan juga karena tengah malam minggu aku ada di sana dengan program keluarga.

    Ketika aku bangun untuk rumah pacar saya dibilangan Ps.Pekan ternyata pacar saya kembali ke rumah dengan orang tua mereka dan adik-adik ke Palembang ketika 16 HRI dunia karena kakeknya meninggal dan yang di rumah hanya Desi (kakak perempuan).

    Setelah saya tahu bahwasannya sayang saya tidak memiliki hasil rumah aku minta izin dari kakaknya. Tapi kakaknya yang mencela saya begitu au penurunan rumah pertama dan menemaninya untuk sementara dan main-main PS di rumah.

    Kebetulan pada waktu itu ada di ruang Psnya Desi. Karena aku sibuk main-main saya melihat ada sebuah kotak sepatu kotak secon, saya terkejut ketika saya pergi untuk menonton mengisi dalam yang ada ternyata mengisi alat bantu seks yang berbentu Penis terlalu banyak VCD porno keluaran VIVID USA.
    Suster Saya diberitahu pada waktu itu saya tidak tahu bahwasannya terhubung ketika kotak mainannya dan aku akan mengambil pula aku bertanya kepadanya “Apakah saudara ini?” Cepat saya menonton ekspresi wajahnya yang memerah secara bersamaan.

    Tetap dirinya menjawab “Mau tahu saja anak kecil Anda”. Suster ini ketika tidak ada pelampiasan yach ketika Kak Budi (Pacarnya = kru) ada di laut.
    “Achhhh bisa Anda” adalah jawabannya.,
    “Suster saya ingin membantu tidak” kataku.,

    Tidak Dengan menunggu jawabannya tentu saja kusergap bibir seksi yang saya bermain payudara sampingan. Setelah itu perlahan-lahan menyebar tangan saya masuk ke bajunya, lembut kuraba perut menjadi Bhnya juga saya masukkan jari telunjuk saya ke roknya dan menyentuh permukaan CD.

    “Ted biarkan Ted, adikku Dewi”
    “Kak Desi, aku ingin semua adik ML sama, tidak ingin ML saudara saya,” saya bertanya.
    “Bukannya aku tidak mau, tapi aku malu Anda,” jawabnya
    “Apa yang saudara maulu dengan saya, dan bahkan di rumah ini tidak ada orang lain yang tahu tidak hanya kita”, jawab saya
    Perlahan-lahan aku mengundangnya untuk tidur dan cepat hanya untuk mendapatkan lebih dekat dan meremas payudaranya.

    “Kesabaran Dong … Buka baju Anda pertama”
    Aku membuka baju saya benar-benar, memeluk dan mencium bibirnya.
    “Ayam Wowww mulia sekali dan lagi, lebih mantap daripada miliknya Mas Budi.”
    Saya tangan meremas-remas bahwa payudara montok. “Sip doooong … pintanya”.
    Saya sejak mulai menghisap. “Achhh … .terus … ted nikmat … oh, ayolah ….” Aku lebih bersemangat untuk mendengar napas, sekitar 5 menit aku menikmati payudaranya.

    Oh … .sstt … .jilat Vegiku Ted … dia bertanya gemetar. Bibirku menjilati selangkangannya cepat. lidah vegi menjilati mulutnya bully berlumpur. Dikala lubang vagina menyentuh ujung lidah saya, saya agak terkejut karena lubang Vegi-nya yang tidak hanya keluar aroma mawar rasa sedikit legit terlalu manis, tergantung Vegi dengan pacar saya & & rekan yang telah saya menjilati wanita saya, saya ingin menikmatinya.
    “Ardgg … arghh … mengerikan ted, saya menjadi merinding terasa dan tampak nich keluar5 bersemangat, saya ingin benar-benar nich, dan lidah lezat bangeeeet elo ted”.

    “Ya Suster, Teddy dan avid rasa, manis adik Vegi benar-benar hebat”.
    “Auuu … .auuuu … ted … dddd”.
    Ujung lidah saya terasa sedikit cairan disemprotkan dengan secara simultan bersama tinggi pantatnya memiringkan tongkat seluruhnya Vegi kemukaku.
    “Teddd … teddd … .Kakak keluar tedddd”. Vegi bibirnya ditarik perlahan dengan mulut sebelahku, sementara aku menggigit bersama-sama lembut. Memang ia menikmati. “Aduh-aduh mengerikan teddd”. Lidahkupun mengaduk-aduk lubang Vegi-nya yang telah basah sekali.

    “Tedd ..kini teddd …” Aku segera naik tubuhnya, ia siap sekali dengan mengangkang lebar menunggu kedatangan Teddy Junior. Perlahan-lahan kugesek dibibir Vegi-gesek saudaranya, sengaja tidak lubang Vegi cepat aku memasukinya, aku hanya menggosok. Dia tumbuh nafsu, “Ted, biarkan ted, masukkan ted, kakak perlu ted, biarkan ted”. tangannya dan segera memegang batang lurus dibimbingnya junior saya dan masuk ke dalam lubang Vegi-nya.

    “Au … ted, tip benar-benar besar ted” dia dikala dirinya memegang ujung junior saya. “Inikan beberapa kak baik, kadi adik tidak ingin nich, ya tidak ingin memiliki ketika tidak perlu dimasukkin”.
    “Apakah ted, ingin ted, ingin ted … cuman takut hanya karena sayang kakak miliknya kecil dan pendek”.
    “Auchhh … auuuuu …” teriaknya dari waktu ketika adikku mulai masuk ke vagina, terasa lamban sekali “.” Aduh … ted … sakit … yummy … sakitt. .. en akkkkk “.

    “Apa yang baik kak?” “Kau tahu ted, ada sedikit rasa sakit dan enaknya tidak main-main rasanya, rasanya mulut rahim saya Valentine ted”.
    Perlahan junior saya kuajun Vegi luar tanda nya baru, banyak dari tembakan ia berteriak, “Tedd … teddd … kakak keluar … teddd … auuuu … auuuu …”
    “Yach, telah demikian hanya keluar” jawabku,
    Pernah menjadi kepala adikku merokok dan dipelintir oleh Vegi mulutnya lezat, mencicipi semua sayuran-nyamasih kencang otot, sementara kutusuk konsisten vegi nya, mulut saya masih mengisap susu dot begitu indah. “Slrupp … slrupp ..” Ada setiap saya tarik & menekan Vegi-nya.

    “Rotasi kak Kak, kakak atas yach”
    “Yach ted, tapi mengajarkan yach”.
    Ketika posisi ini berada di bawah, dia langsung naik perut saya dan bersama secara langsung diadakan junior saya sementara diarahkan ke Vegi-nya. Aku melihatnya Vegi seklai bulu-bulu pendek yang indah yang membuat rasa gatal dan waktu yang buruk dengan Vegi bergesekkan nya. “Auuuuu … kak mengerikan Vegi saudara”.

    “Sekarang ternyata teddy adik yang membuat yach lezat” katanya, bergulir mulut bahenol pantatnya, itu batang memutar junior saya ingin istirahat waktu junior saya di Vegi dg berputar nya semakin serempak.
    “Auuu … bangettt kak kak … buruk ….”
    Saya juga bangun mulutku mencari susu puting, langsung kukemut & kuhisap.
    “Ted..ted … mampu membuat kakak ke luar lagi nich … itu terjebak sekali ted ted” Posisi ini adalah salah satu dengan ujung junior saya pernah menyentuh rahimnya.

    “Ech..ech ….” Suaranya setiap kali aku menyodok vegi nya. “Ted..ayo ted, kakak mau keluar lagi nich” “Tahan kak saya dan ingin keluar nich”.
    Bersamaan kugenjot vagina pagi-pagi. Dirinya karena ia keserupan setiap naik dan turun di atas junior saya yang jepit oleh Vegi nya.

    “Kak … aku ingin keluar kak …” “Ayo ted adik juga ingin nich” “Auuuu … .kakkkk”
    “Yach teddd …. Suster ingin keluar nich … ..achhhh … .achhhh”
    Aku memeluknya erat-erat saat menyemprot seluruh cum ke Vegi-nya.
    “Ted … aduhhhh mengerikan ted … teddy punya mengerikan”
    “Anda juga harus kak lezat, menipu saudara meninggalkan sayang kakak demi pekerjaannya di laut, pasti 1 thn dia bisa pulang.”

    Dia juga simultan jatuh di atas tubuh saya, kami berdua lemas, saat tidur di atas tubuh saya, dari kepala sampai kuelus konsisten dengan kepantatnya lembut.

    “Terima kasih yach Ted, adik memiliki pantangan panjang”.
    “Saya kak”.
    “Janji yach Tedd, adik ingin pula jika Anda meminta dia untuk kakak”.
    “Siiip dech kak, tapi yach hati menjaga rahasia kami dari Dewi yach kak”.
    “OK, Ted.”

    Sementara 16 HRI kami bebas melaksanakan hubungan seks dengan kakak pacarku di rumahnya dan kemudian kami akan melakukannya di waktu luang dan luar / dihotel. & Dan saya tidak lupa dan mereka bertanya tentang pacar saya setelah kembali dari Palembang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Gara Gara Hujan Mendadak

    Cerita Sex Gara Gara Hujan Mendadak


    746 views

    Perawanku – Cerita Sex Gara Gara Hujan Mendadak, Kali ini kami menyajikan kisah nyata yang kita sengaja menulis di sini untuk memberikan Anda pengalaman serta curhatan atas yang dialami oleh salah satu teman kami. Dalam cerita ini, kita sengaja mengarahkan menulis sesuai dengan email yang kami terima tanpa editing apapun.

    Cerita ini tentang saya dan anak tetangga saya lebih kecil dari saya, mari kita memanggilnya Santi, ia 4 tahun lebih muda dari saya, kapan saya lulus sma dan dia kelas 3 SMP, Santi sangat indah untuk usianya, bibir tipis, putih kulit bersih, rambut bergelombang panjang, dan tentu saja dada sangat padat dan berisi.

    Suatu sore, saya online dengan menggunakan komputer disukai saya, tiba-tiba seseorang mengetuk pagar rumah saya dan menyapa, ternyata pak widodo tetangga saya, dia meminta bantuan instalin instal ulang laptop OS di dewa notabenenya saya TI dalam diri saya. Tanpa banyak bicara, aku pergi rumahnya. Rumahnya ada 2 orang anak yaitu rama dan Santi, rama bermain PS sheila menonton televisi di kamar dan ruang keluarga nya, rama adalah ade kelas gw di sekolah, tapi aku kurang akrab dengan itu.

    Sementara Santi dalam cerita hari ini adalah yang termuda widodo anak pak, dia SMP namun kehilangan senjata perawakannya dengan teman dari generasi saya. Dari awal dia selalu menjadi target bayangan saya di kamar mandi. Setelah 2 jam saya menginstal ulang laptop widodo paket, serta menggabungkan program penting yang akan ia gunakan. Selama 2 jam itu juga adalah gw harus menahan sange ruang keluarga karena ngeliat Santi widodo pack duduk di sofa dengan kaki Anda di atas meja dan hanya mengenakan hotpants dan tank top yang super cantik.

    Mungkin karena bosan menonton televisi, Santi pindah untuk duduk di sofa di depan saya, dia mulai chatting mengundang saya. “Masih lama ya mas?” “Senjata-benar sedikit lebih lama, hanya menginstal winamp doang.” Gw balasan. “Oohh, karena sheila ingin membuat laptop, ada tugas sekolah yang harus bekerja lebih.” “Lah, minggu malem masih menulis ngerjain proyek sekolah, jalan dong shel, emang cowonya sheila mana senjata mengajak jalan?” Gw mencoba bercandain dia. “Ah mas ga gw punya cowok, baru saja putus. Jadi malas ke mana-mana.” Kata Sheila. “Benar-benar? Biasanya antrian, hahaha, saya selesaiin yaudah dulu ya!” Lalu aku kembali ke berkonsentrasi pada paket widodo laptop.

    Akhirnya selesai setengah jam kemudian juga, dan saya mengundang Santi membuat membuat laptop, sementara gw diajak makan oleh widodo pack. Setelah makan saya chatting dengan widodo pack, ternyata malam itu dia akan meninggalkan layanan kota, sementara istrinya dalam pertemuan di Bogor, sehingga harus tinggal di rumah orang tua. Hanya gw menyeringai hanya mendengar cerita dewasanya tentang pusing memikirkan proyek. Senjata untuk beberapa waktu setelah itu sheila ke ruang makan. “Mas, internet benar-benar bisa nyala senjata?” “Huh? Masa? Coba sini liat gw.” Gw langsung menuju ke ruang tamu.

    “Yah itu tidak koneksi emang lagi menuliskan, itu adalah modem CDMA.” Gw menjelaskan kepada Santi. “Yaahh, terus bagaimana dong mas, besok saya ingin jalan, harus bekerja pada pekerjaannya sekarang.” “Hmmm, bagaimana? Jika gini masih yang paling lo kerjain di warnet, atau jika Anda ingin rumah gw.” “Yaudah deh lo mas gw pulang.” Santi pergi ke ayahnya untuk meminta izin untuk rumah gw. Santai pak Widodo memungkinkan anak gw pulang. Ini dikenal widodo pack dan saya sudah sangat dekat, ia percaya gw sama.

    Kemudian saya dan Santi langsung pergi ke rumah gw hanya beberapa meter dari widodo paket rumah. Gw tenang rumah malam ini, karena segala sesuatu yang lain di luar kota untuk mengikuti upacara pernikahan paman gw, gw Santi gw diajak ke ruangan, karena ada di kamar gw komputer gw. Ketika Santi melakukan tugasnya, berbaring di kasur gw gw tidur ganda saat membaca beberapa cerita dewasa buku. Setengah mati nahan bertubuh ngelihat gw sheila depan. Dia tetep mengenakan hotpants tapi sekarang memakai kemeja longgar bali berjajar dikancingin Hoddie berzipper senjata. Gw jam setengah menunggunya bekerja pada tugasnya sebagai ia mendengarkan lagu dari ipod. Setelah selesai, saya meminta dia untuk makan.

    “San, lo belom makan dengan benar? Mari kita makan dulu!” “Senjata Ah mas, masih gw penuh. Eh ya, saya mungkin nginep senjata di sini?” “Ah gila lo, ntar gw om wido ngomelin lagi.” Padahal sebenarnya gw semakin senang mendengar omongan nya. “Senjata tidak mas, gw malas di rumah, hanya ada satu rama Bang sama ya, ayah cara yang paling resmi sudah. ??Bete saya!” “Yaudah tapi ngga apa-apa kan?” Gw memastikan dari kontak widodo semprot pack. “Ya mas senjata apapun, um, mengapa membiarkan kek mas keren ya, aku bosan.”

    Aku sedang duduk di depan komputer, pertama saya ingin menghidupkan gw MP3, tapi tiba-tiba sadar niat kotor akibat gw yang terakhir cerita membaca buku dewasa, akhirnya saya membuka koleksi film gw. “Mas apaan itu? Wah gila lo bahkan menonton begituan.” Santi protes ke gw. “Apakah lo kata bersedia menarik, ini benar-benar menarik sebenarnya, yaudah deh kalau ngga akan gw dimatikan.” “Yah tidak selalu mas, mau gw tangguh, penasaran.” Lima menit dari film itu, wajah Santi semakin mirip dengan melemparkan perempuan, terlihat dia dari wajahnya. Saya juga terus menatapnya mencari saat yang tepat dan senjata sementara ia mengangkat kaki ke bangku dan dilipat di depan dadanya.

    Dalam flash tiba-tiba cahaya dilihat dan diikuti oleh gemuruh suara dari luar. Ternyata malam itu akan turun hujan lebat. Dan tiba-tiba, Santi juga bangkit dan mendekati gw katanya, “mas, kaya hujan mo ya, Santi rumah itu ya .. Sore ini nyuci Santi lupa sepatu belum diadopsi” tanpa menunggu jawaban dari saya, Santi berlari karena hujan sudah mulai turun. dan setiap beberapa menit hujan mulai menuangkan dan saya juga hanya bisa tersenyum. Nah, gara gara hujan tiba-tiba .. !!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Dapat Penumpang Malam Hari

    Cerita Sex Nikmatnya Dapat Penumpang Malam Hari


    680 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Dapat Penumpang Malam Hari, Dia membuka pintu kiri belakang dengan wajahnya yang datar. Aku melirik spion saat dia duduk. Kuperkirakan usianya belum 30, tingginya sekitar 165 cm dengan berat 50 kg, terlihat sintal banget. Pakaiannya biasa saja, bukan mencerminkan seorang wanita karir yang baru pulang lembur.

    Dia cuma memakai celana jeans ketat dengan blus tipis yang membuat buah dadanya yang cukup besar membayang indah. Ah, lagipula ini kan Kemang. Tak banyak kantor di daerah ini kecuali kalau itu berupa rumah makan atau tempat hiburan.

    “Selamat malam. Mau kemana, bu?” sapaan standar. “Hotel Muria ya, pak.” jawabnya datar.
    Pandangannya menerawang ke luar jendela. Kebetulan saat itu sedang gerimis, mungkin membuat hatinya galau.

    “Darimana tadi, bu? Kok jam segini belum pulang?” tanyaku basa basi sekaligus ingin memuaskan rasa penasaran yang tadi kupendam. “…” dia diam saja sambil tetap memandang ke luar jendela.
    Aku memutuskan untuk berhenti bicara. Mungkin dia sedang tak ingin diganggu. Tak lama kemudian, sampai juga di hotel Muria.

    Dia membayar dengan memberikan uang tip empat ribu rupiah. “Terima kasih, bu.” jawabku sambil menerima uang itu.
    Tapi dia masih tetap diam, hanya mengangguk pelan sambil meninggalkan taksiku. Tanda tanya masih tetap bergelayut di pikiranku. *** Dua hari setelah itu, di tempat yang sama, perempuan yang sama. ”

    Selamat malam, bu.” senyumku mengembang, berusaha menyapanya ramah. Pikiranku merasa bahwa dia meminta diantar ke tujuan yang sama. “Hotel Muria ya, pak.” ujarnya sambil kembali memandang ke luar jendela. Kucoba menganalisis sendiri karena pikiranku semakin penasaran dengannya. Dari logatnya, sepertinya dia bukan orang Jakarta.

    Ditambah fakta bahwa dia minta diantar ke Hotel Muria, semakin menguatkan hal tersebut. Cuma yang masih menjadi tanda tanya, mau apa dia di Kemang pada dini hari? Kutengok sekilas tempat dia menunggu taksi, tak ada tanda-tanda klub malam atau tempat hiburan. Hanya ada beberapa cafe yang sudah tutup dan sebuah rumah makan 24 jam, serta dua buah mini market. “Dari mana tadi, bu?” tanyaku dengan suara keras sehingga dia tak ada alasan untuk tidak menjawab.

    Demi memuaskan rasa penasaran. “Oh, tadi… dari ketemu teman.” jawabnya singkat, masih menatap ke luar jendela meski kali ini tak gerimis. “Sepertinya saya tak melihat ada cafe yang masih buka, bu.” “Di restoran fast food, pak.” “Oh begitu. Lalu temannya tadi sudah pulang?” “Pulang duluan, pak, sudah ditunggu istrinya.” jawabnya datar, kali ini diakhiri dengan embusan napas berat dan pandangannya beralih ke layar ponsel. Aku jadi tak enak sering melirik ke spion. Konsentrasi lalu kukerahkan pada kemudi saja. *** Esok harinya, bagaikan deja vu, kembali taksiku dihentikan olehnya, masih di tempat dan jam yang sama.

    Sebenarnya aku sengaja lewat tempat itu di jam yang sama, ingin bertemu dengannya lagi. Masih ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padanya. “Malam, mbak. Hotel Muria?” aku beranikan diri memanggilnya ’mbak’. Tampaknya dia tidak keberatan. “Iya, pak.” jawabnya, kali ini dengan senyum. “Mbaknya bukan orang sini ya? Darimana, mbak?” “Semarang, pak.” “Mbaknya ke Jakarta dalam rangka apa? Cuma ketemu teman atau ada urusan lain, mbak?” tanyaku hati-hati.

    Tak ingin terkesan ingin tahu urusan orang, meskipun kenyataannya memang begitu. “Iya, cuma ingin bertemu teman saya itu. Eh, sebetulnya pacar sih, pak, bukan teman.” Aku mencoba menggali ingatanku. Kalau tak salah kemarin dia bilang bahwa ‘temannya’ itu sudah ditunggu istrinya. Apakah… “Temannya, eh pacarnya itu, sudah punya istri ya, mbak?” Oke, ini sudah keterlaluan dan aku tak tersinggung jika dia minta turun. Tapi nyatanya tidak, dia masih tetap tenang di jok belakang taksiku. “Iya, pak. Kami sudah berhubungan dari lama.

    Rumah tangga mereka bermasalah dan katanya mereka akan segera bercerai. Tapi entah, sampai sekarang masih seperti ini. Pertemuan-pertemuan kami tak diketahui istrinya, pak.” “Mbak bahagia dengan hubungan itu?” Entah kenapa aku malah bertanya hal seperti ini. Rasanya ingin menampar mukaku sendiri. “Sebenarnya sih enggak, pak. Saya sudah menyakiti banyak orang, termasuk diri saya sendiri.

    Namun rupanya ada satu sisi saya yang bahagia karena bisa bersama dengan orang yang saya cintai, meski tak bisa memilikinya dengan utuh.” Sampai di lobby Hotel Muria, dia menyerahkan sejumlah uang. “Pak, ini malam terakhir saya di Jakarta. Besok saya pulang. Terima kasih sudah menjadi teman mengobrol saya dua hari ini.

    Saya sangat menghargainya, pak.” dengan mata berkaca-kaca. ”Iya, sama-sama, mbak.” kukira dia akan langsung turun seperti biasanya, tapi ternyata… ”Pak,” dia memanggil. ”Iya, mbak.” kupandangi wajahnya yang cantik, juga tubuhnya yang sintal. ”Emm, boleh saya minta tolong?” tanyanya. ”Silahkan, mbak. Kalau memang bisa, pasti saya bantu.” ”Bapak nggak keburu pulang ’kan?” Kulirik jam di dashboard, jam 2 lewat 5 menit.
    Sudah larut, istriku pasti sudah menunggu di rumah. ”Nggak, mbak. Memangnya kenapa?” tapi demi wanita ini, aku rela menundanya. ”Bapak mau menemani saya?” tanyanya lirih, campuran antara rasa marah dan takut. Aku tak langsung menjawab, kucoba untuk mencerna perkataannya. ”

    Menemani gimana. Mbak?” kutanya balik. Aku butuh kepastian. Apa ini sesuai dengan bayanganku? Tidak menjawab, wanita itu malah menyeberangkan tangannya melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat aku duduk.

    Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir basah wanita itu yang langsung mencium mulutku dan melumatnya rakus. Uh.. uh.. uh.. Aku tergagap sesaat, sebelum akhirnya aku membalas lumatannya. Kami saling memagut melepas birahi. Bisa kurasakan lidahnya yang runcing menyeruak masuk ke rongga mulutku.

    Dan reflekku adalah segera menghisap dan mencucupnya. Nikmat sekali rasanya saat lidah itu menari-nari di mulutku. Bau harum perempuan itu juga menyergap hidungku. Beginikah rasanya bau tubuh wanita macam ini? Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai istriku. Bau seorang wanita muda yang selama 3 hari ini sanggup membuatku penasaran.

    Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini. Sambil melumat, jari-jari lentik perempuan itu juga merambah tubuhku. Dengan lincah dia melepasi kancing-kancing kemejaku. Kemudian kurasakan remasan jari halus pada tonjolan penisku. Uuiihh.. tak tertahankan rasanya. Aku menggelinjang.

    Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-turun di jok yang sedang aku duduki. Sekali lagi aku merasa edan. Aku digeluti seorang wanita muda cantik yang bahkan namanya saja aku tak tahu! Bibir manis perempuan itu terus melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku.

    Tangan gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kepalaku membuat wajahku seakan bengap. Dan semakin kesini, semakin aku tidak bisa mencabut persetujuan atas ajakan ‘temani saya dulu ini’. ”Kita turun yuk, pak. Kita masuk dulu.” wanita itu menghentikan lumatannya dan mengajakku memasuki hotel. Mobil segera kuputar ke palataran parkir dan kutinggalkan disana.

    Setengah berlari, kubuntuti wanita itu masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk, kudengar telpon berdering, rupanya dari front office hotel. ”Bapak mau minum apa,” tanya wanita itu, telepon berada dalam genggamannya. ”Tidak usah,” aku sudah tak sabar ingin merasakan tubuh sintalnya, tidak ada waktu untuk minum-minum. ”Atau makan mungkin?” dia kembali bertanya. ”Tidak usah repot-repot.” aku kembali menolak. Ayo cepat, kita main, setelah itu aku segera pulang biar istriku tidak curiga.

    Tapi tampaknya keinginanku itu memang harus ditunda dulu. ”Sebentar ya, pak. Saya ke kamar mandi dulu. Sudah kebelet dari tadi.” pamit wanita itu sambil buru-buru masuk ke kamar kecil yang tersedia di dalam kamar. Mengangguk mengiyakan, aku segera mencopoti seluruh bajuku saat wanita itu sibuk di dalam. Tak menunggu lama, aku sudah telanjang bulat. Tubuh tuaku yang berlemak tampak menyedihkan, tapi tidak dengan burungku.

    Meski sudah lebih 50 tahun, tapi penisku itu masih bisa berdiri tegak. Begitu besar dan panjang. Dengan benda inilah aku dulu menaklukkan puluhan wanita sebelum akhirnya aku takluk pada istriku yang sekarang. Wanita itu terlihat malu-malu saat melihatku sudah telentang telanjang di atas ranjang. Padahal tadi dia yang mengajak, dan dia juga yang paling agresif saat di mobil.

    Dia menatapku dengan ekor matanya, kemudian tersenyum. ”Sudah nggak sabar ya, pak?” tanyanya. ”Untuk orang secantik, mbak. Siapapun pasti tak sabar.” jawabku diplomatis sambil memamerkan penisku yang sudah tegang penuh. Dengan ujungnya, kupanggil dia untuk mendekat. ”Ayo, mbak, sini.” Wanita itu mengangguk dan berjalan menghampiri.

    Aku bisa merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, laki-laki tua gendut yang sudah lama tidak main dengan perempuan lain selain istrku, hari ini dengan edannya berada di kamar hotel dengan seorang wanita muda cantik yang bertubuh padat sentosa, yang umurnya bahkan belum setengah dari umurku. Sungguh sangat beruntung sekali. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, tepat di sisiku. Serta merta aku langsung menyambutnya dengan dekapan dan rengkuhan hangat. Kulingkarkan tanganku yang keriput di buah dadanya yang besar.

    Dia cuma tertawa saat aku meremas dan mengelus-elusnya pelan dari luar baju. Aku sudah tidak ingat lagi akan keberadaan anak istriku di rumah, bayangan mereka seakan lenyap. Yang ada sekarang adalah aku benar- benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya penyelewengan singkat, yang pasti akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjangan dahsyat.

    Apalagi mengingat lawan mainku yang sangat cantik dan seksi. ”Pak, bantu saya melupakan sakit hati saya ya?” bisik wanita itu mesra. ”Saya yakin, meski bapak sudah berumur, bapak bisa muasin saya.” dia memegang penisku dan mulai mengocoknya pelan. ”Gede banget, pak. Nggak salah saya milih bapak.” ujarnya. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan, berbunga- bunga mendengar pujian macam itu. Aku bagai dilempar ke masa 25 tahun yang lalu, saat aku masih muda dan gagah.

    Semua wanita yang kutiduri pasti akan bilang begitu. ”Sesuai permintaan, mbak, akan kupuaskan mbak malam ini.” sahutku sambil membalik dan menindih tubuhnya. Langsung kulahap mulutnya yang tipis kemerahan dan kulumat dengan penuh nafsu hingga membuat dia gelagapan kesulitan bernafas. Kumasukkan tanganku ke blusnya. Saat kuremas payudaranya, wanita itu mendesah lirih sambil mencakari tubuhku, dia menekan bibirnya agar lebih kulumat lagi. Segera kusedot lidahnya.

    Sekaligus juga air liurnya. Semakin basah, aku jadi semakin bergairah. Mulutnya seperti kujadikan tempat minumku. Sungguh, aku sangat menikmati kegilaan ini. Setelah seperempat abad berlalu, akhirnya aku merasakannya kembali. Tanganku tidak kualihkan, sambil terus melumat bibirnya, aku juga tak henti meremasi kedua susunya yang kurasa sangat padat dan kencang. Seperti milik perawan saja layaknya. Atau kalaupun tidak perawan, minimal dia masih belum pernah punya anak.

    Aku bisa membedakannya. Tak puas cuma dengan tangan, segera aku singkap blus yang dipakainya ke atas. Juga BH merah kekecilan yang membungkusnya. Saat benda itu sudah terburai keluar, aku memandanginya sejenak, mengagumi betapa kencang payudara itu meski ukurannya begitu besar. Kulit permukaannya terlihat mulus dan licin, tampak bersinar di kamar yang tidak begitu terang ini, bagai dua bulatan semangka yang ditempeli puting merah keras. Melihatnya membuatku tak tahan.

    Aku segera menunduk dan mengganti usapan tanganku dengan bibir. Kujemput payudara bulat itu penuh nafsu. Kujilat dan kusedot putingnya habis-habisan. Di permukaannya yang halus dan licin, kutinggalkan banyak cupang kemerahan. Sementara remasan tanganku yang masih menyertai, membuat benda yang aslinya berwarna putih itu, berubah menjadi kemerahan.

    Tapi bagiku, jadi tampak makin indah. “Aaghhhhh.. Ssshhhhh.. Oughhhhh..” pemiliknya yang tidak mampu melawan cuma bisa menggelinjang sambil merintih-rintih saat saraf-saraf erotisnya yang sensitif terus kurangsang. “Auw, ampun, pak… geli! Argghhhh…” desahnya penuh nikmat. Tanganku yang tidak bisa diam kini turun untuk meraih celana jeansnya. Kulepas kancingnya dengan cepat dan kubuka resluitingnya tidak sabar. Dengan jari-jariku yang besar dan kasar, kudorong benda itu hingga merosot ke bawah, sampai ke mata kaki.

    Setelah mengusap-usap sebentar pahanya yang putih mulus, merasakan betapa halus dan licinnya benda itu, aku kemudian merogoh celana dalamnya. Aiihh… tak terperikan kenikmatan yang kurasakan saat bisa meraba kemaluannya yang licin tanpa rambut. Bisa kupastikan kalau benda itu masih begitu sempit. Membayangkannya saja sudah membuatku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku, apalagi pas merasakannya nanti, bisa- bisa aku kejang duluan.

    Dengan jari- jari kasarku, terus kuraba permukaannya yang makin lama terasa semakin basah. Sasaranku adalah kelentitnya, saat sudah kutemukan bulatan mungil kaku itu, langsung aku menjepit dan menyerangnya bertubi-tubi. “Auuoogghhhsss..” wanita itu memekik panjang saat menerimanya. Tubuhnya langsung melengkung dengan cengkeraman jarinya di kemaluanku terasa semakin erat.

    Aku sampai kesakitan. Segera kubalas dengan menusukkan jari-jariku ke lubang vaginanya dan mengocok cepat disana. Ayo, sekarang siapa yang nggak tahan! Menggelinjang keenakan, tubuh wanita itu terbanting keras ke ranjang, lepas dari pelukanku. Menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, dia merintih-rintih merasakan ujung-ujung jariku yang terus bermain di lubang kemaluannya.

    Cairan birahinya yang keluar semakin banyak, kuusapkan-usapkan ke permukaaanya, kuratakan sebagai pelumas untuk memudahkan kocokan jari-jariku. Sementara bibir dan tanganku yang nganggur, kugunakan untuk kembali menyerang puting susunya dengan menghisap dan melumatnya rakus. ”Ooghhhhh.. ampun, pak.. geli banget! Aku nggak tahan.. ampun.. aahhhhh.. hentikan..” dia menghiba, tapi tidak kupedulikan. Terus kuserang dan kugumuli tubuh sintalnya.

    Aku sudah terlanjur bergairah, nanggung kalau harus berhenti sekarang. Blusnya yang sudah berantakan memudahkanku untuk merangsek ke ketiaknya. Kujilat dan kusedoti kulit mulus yang bersih tanpa bulu itu. Dia nampak sekali menikmatinya, terlihat dari rintihannya yang semakin keras dan bertubi-tubi. Sementara jari-jariku terus menusuki lubang vaginanya, menggelitik dinding-dindingnya yang penuh saraf birahi dengan tanpa henti. Membuat wanita berkulit putih itu serasa kelenger penuh kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahinya mengalir semakin deras.

    Yang semula satu jari, kini disusul lagi jari lainnya. Dua jari kini masuk, dan mengocok semakin cepat. Kenikmatan yang kuberikan pada wanita itu semakin bertambah. Dengan pengalamanku, aku tahu persis dimana titik-titik kelemahan seorang wanita. Jari-jariku kuarahkan ke G-spotnya. Dan tak ayal lagi, dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vaginanya, aku bisa menggiring wanita cantik itu sampai titik dimana dia tidak mampu lagi membendung orgasmenya. Saat rasa itu datang, perempuan itu merangsek balik kepadaku. Dengan terkejang-kejang, dia menjatuhkan tubuhnya yang sintal ke atas tubuhku.

    Segera kuraih kepalanya dan kuremasi rambutnya yang panjang. Dengan sayang kupeluk tubuhnya yang montok itu erat-erat dan kuhunjamkan jariku dalam-dalam ke lubang vaginanya, seperti ingin menyumbat celah sempit itu agar cairannya tidak sampai tumpah keluar membasahi sprei. ”Aarrgghhhhhhh…” menjerit keenakan, wanita itu menarik apa saja yang bisa ia raih. Bantalan ranjang teraduk, selimut tempat tidur terangkat lepas dan terlempar ke lantai.

    Sementara kakinya menghentak-hentak menahan kedutan vaginanya saat memuntahkan sperma. ’Sperma’ seorang perempuan yang berupa cairan bening yang memancar keluar dari dalam kemaluannya. Pahanya yang putih mulus menjepit tanganku, sementara pantatnya yang bulat terangkat-angkat menjemput kocokan tanganku yang mulai memelan. Dia tampak sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Kuusap keringat yang mengucur deras di mata, pipi dan bibirnya, lalu kukecup dia sekali lagi, panjang dan mesra.
    Kusibakkan rambutnya yang tergerai basah untuk mengurangi gerahnya di kamar yang ber AC ini. Kuelus bulatan payudaranya, sambil kusisir rambutnya yang awut-awutan dengan jari-jariku. Sementara di bawah, kuperhatikan cairan cintanya merembes keluar dari celah-celah bibir vaginanya. Melenguh puas, wanita itu menyandarkan tubuhnya dengan mesra di dadaku.

    Hawa dingin AC dengan cepat meredakan orgasmenya, membuatnya kembali bisa bernafas normal dan berpikir jernih. ”Ahh, bapak hebat banget, bisa ngantar saya cuma dengan tangan. Sepertinya malam ini saya bakal puas sekali.” bisiknya lirih. Kukecup bibirnya yang mungil sebagai jawaban. Dia menyambut ciumanku dan sekali lagi kami berpagutan mesra. ”Saya ambilkan minum dulu ya.” kataku sambil beranjak dari tempat tidur. Dia sempat menggenggam sebentar batang penisku yang masih ngaceng berat sebelum menepikan tubuhnya, memberi jalan bagiku.

    Dengan tubuh telanjang, aku melangkah menuju kulkas kecil di sudut kamar. ”Air putih atau soft drink?” tawarku. ”Air putih aja,” dia menjawab dengan nafas masih sedikit ngos-ngosan. Payudaranya yang putih terlihat semakin mengkilap karena keringat yang menempel di permukaannya. Kuberikan air putih dingin di tanganku kepadanya. Dia meminumnya sedikit sebelum menyerahkannya kembali kepadaku. Kuhabiskan sisanya dan kutaruh gelas yang sudah kosong di meja. Lalu kembali aku naik ke tempat tidur. Wanita itu diam saja saat aku mulai menciumi dan mengusel-uselkan hidung ke tubuhnya. Kuciumi perut, pinggul dan payudaranya.

    Dia tidak merespon, hanya nafas panjangnya saja yang terdengar. Mungkin dia masih kelelahan akibat orgasmenya barusan, dan sekarang masih berusaha untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Tidak apa, aku bisa mengerti. Aku terus menciumi payudaranya yang bulat sempurna itu, kuhisap dan kujilati keringat yang mengalir di permukaannya sampai benda itu menjadi bersih. Sementara putingnya yang merah mencuat, kugelitik dan kucucup berkali-kali dengan lidahku.

    Wanita itu mulai sedikit mendesah, tapi masih terlihat pasrah. Bahkan saat tanganku mulai merabai paha dan selangkangannya, dia tetap tidak melawan. ”Mbak capek ya, bagaimana kalau kita berhenti dulu?” tanyaku. Tidak enak juga menggumuli perempuan yang diam seperti ini. Kayak main sama gedebok pisang aja. ”Eh, nggak. Nggak, pak. Terusin aja. Saya sudah lewat kok capeknya.

    Ini juga sudah mulai terangsang.” wanita itu tersenyum kepadaku. ”Beneran?” kuelus rambutnya yang panjang sepinggang. ”Saya cuma mikir, tadi kok bisa nikmat banget ya, apa sensasi selingkuh memang seperti ini? Bapak belum ngapa-apain, cuma pake tangan, tapi saya sudah kelabakan seperti ini.” dia mengulurkan tangannya dan menggenggam penisku. ”Yang ini, pasti bakal lebih hebat dong.” gumamnya sambil meremas-remasnya pelan. ”Pastinya,” aku tertawa menggoda. Dia ikut tertawa. ”Jadi tak sabar saya, pak. Ayo, pak, cepat setubuhi saya.” wanita itu meminta.

    Aku mengangguk, ”Saya juga sudah tak sabar mbak pengen ngerasaain tubuh mbak yang montok ini.” sambil kujawil puting susunya. ”Ahh, montok apanya, pak. Buktinya, pacar saya ninggalin saya.” katanya, wajahnya tiba-tiba terlihat sendu. Mungkin teringat peristiwa yang baru dialaminya. ”Ah, maaf, mbak.” aku buru-buru minta maaf. Aku tidak ingin merusak suasana mesra ini. Jangan sampai gara-gara teringat sama pacarnya, dia jadi mengurungkan perselingkuhan ini.

    Aku sudah telanjur bergairah, bisa gila aku kalau diputus sekarang. ”Tidak apa-apa, bukan salah bapak kok. Malah saya terima kasih banget karena bapak sudah mau nemani saya. Siapa tahu dengan kenikmatan yang bapak berikan, saya jadi bisa melupakan bajingan itu!” dia mengepalkan tangannya erat-erat, tampak geregetan.

    Tapi didalamnya masih ada penisku. ”Auw!” tentu saja aku langsung menjerit keras-keras. ”P-pelan-pelan, mbak. Sakit!” rintihku. Wanita itu langsung melepaskan genggaman tangannya, ”Ah, m-maaf, pak. Saya nggak sengaja.” dia memandangi dan membolak-balik batang penisku, memeriksanya kalau- kalau ada yang terluka.
    Setelah tahu tidak apa-apa, kami saling berpandangan dan tertawa berbarengan. ”Ayo, pak.

    Katanya mau ngentotin saya,” wanita itu berkata genit. ”Eh, i-iya, mbak.” mengangguk senang, aku segera menelanjangi wanita cantik itu. Celana jeansnya yang sedari tadi masih separoh di kaki, kutarik hingga lepas. Juga blus serta kutang mungilnya, hingga kami sama-sama bugil. Aku lalu rebah diantara pahanya dan menelusupkan kepala ke celah selangkangannya.

    Dengan cepat lidah kasarku kembali menjilati lubang kemaluannya. ”Auw, pak… Ampunn…” wanita itu langsung merintih dan menggelinjang. Pelan-pelan nafsunya kembali terpancing. Lidahku yang terus menusuk-nusuk lubang vaginanya membuat dia merasakan kegatalan yang amat sangat. ”S-sudah, pak. Cepat setubuhi saya. Jangan siksa saya seperti ini!” pintanya memelas.

    Tanpa dia sadari, tangannya telah menyambar kepalaku dan jari-jarinya meremasi kembali rambutku yang sudah acak- acakan sambil mengerang dan mendesah-desah menikmati rangsanganku yang terus mengalir. Dia juga menekan-nekan kepalaku agar tenggelam lebih dalam ke lubang selangkangannya. Pantatnya juga ikut naik menjemput lidah dan bibirku. Karena kasihan, dan juga karena tidak tahan, aku menghentikan hisapanku.
    Kuganti dengan memindahkan dan mengangkat kaki wanita itu untuk kutumpangkan ke bahuku.

    Perutku yang buncit hanya memungkinkan posisi seperti itu saat menikmati tubuh sintalnya. Itulah posisi yang paling mudah. ”Siap ya, mbak. Saya masukkan sekarang.” kutuntun kontolku dan kuarahkan secara tepat ke lubang kemaluannya yang masih tampak sempit dan indah.

    Hanya karena jilatanku lah, benda itu jadi agak terbuka sedikit. ”Jarang dipake ya, mbak?” aku mengomentari kemaluannya. ”Nggak juga sih. Tiap ketemu, kita pasti main. Memang itu yang dicari pacar saya dari hubungan kami. Dia cuma mau tubuhku. Ah, saya memang ******. Kenapa tidak menyadari itu dari dulu.” dia melenguh, antara menyesali nasib dan gesekan ujung penisku pada bibir kemaluannya. ”Nggak semua laki-laki seperti itu, mbak.

    Saya yakin, mbak pasti bisa menemukan yang lebih baik dari dia. Mbak cantik dan menarik, kalau saja saya masih muda, mbak pasti akan kunikahi.” Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana kontolku untuk pertama kalinya merambah dan menembusi memeknya. ”Terima kasih, pak. Ditemani seperti sekarang aja, saya sudah senang kok.” sahutnya dengan tubuh kembali bergetar, saat aku mulai mendorong batang penisku.

    ”Ughhh,” aku melenguh, tubuhku seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar. Nikmat sekali rasa perempuan itu. Campuran antara panas, lengket, sempit, dan menggigit. ”Auw!” wanita itu menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede milikku menyentuh dan menguak bibir vaginanya. Rasa kejut saraf-saraf di bibir kemaluannya langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubangnya menjadi menyempit. Seakan tidak mengijinkan kontolku untuk menembusnya lenih jauh.

    Itu membuatku jadi penasaran. ”Santai aja, mbak. Jangan tegang,” bisikku di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala. ”Ahhh… h-habisnya, ****** bapak gede banget sih. Jauh sama punya pacar saya. Saya jadi takut.” Sahutnya terus terang. Aku tersenyum. “Kok takut, harusnya malah seneng dong?” terus kugesek- gesekkan penisku. Kalau dia memang belum siap, aku tidak akan memaksa. “Istri bapak pasti puas banget ya?” dia bertanya, dan menjerit kecil saat kugigit kembali puting susunya. “Itulah kenapa dia tidak menolak kukasih anak 7 orang.” aku menjawab bangga, dan tertawa. “Hamili saya juga, pak.

    Keluarin sperma bapak di dalam. Nggak apa- apa, kalau pacar saya tidak mau ngasih anak, biar saya dapat dari bapak saja.” wanita itu meminta. “Beneran, mbak?” bisa kurasakan, setelah berkata begitu, dia menjadi lebih rileks. Kepala penisku yang tadi tertahan, tiba-tiba bisa meluncur masuk meski masih agak sulit. ”Iya, pak.” dan dengan kata-kata itu, ia pun menyerahkan sepenuhnya tubuhnya kepadaku. Bibir vaginanya menyerah dan merekah, menyilahkan kontolku untuk menembusnya. Bahkan kini vaginanya lah yang aktif menyedot agar seluruh batang kontolku bisa dilahapnya. Tanpa perlu usaha yang berarti, ’helm tentara’ itu pun berhasil masuk menguak ’gerbangnya’. ”Uugghhhh…” aku merasakan geli yang amat sangat saat batangku yang kaku dan keras memasuki lubang kemaluannya.

    Terasa sesak, penuh, hingga tak ada ruang dan celah yang tersisa, terasa begitu nikmat. Aku terus mendesaknya masuk hingga mentok di mulut rahimnya. ”Ughhh, pak. Terus terang, seumur- umur belum pernah rahimku ngrasain disentuh ****** seperti sekarang. ****** pacar saya paling-paling menembus sampai tengahnya saja, masih banyak sisa ruang yang longgar.” rintihnya mesum. Tanpa diberitahu pun, aku sudah tahu. Vagina wanita itu memang sangat sempit, seperti perawan saja layaknya.

    Benar-benar beruntung aku bisa mendapatkannya. ”Saat dia tarik maupun dorong pun, saya tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya ****** bapak mengisi rongga vaginaku saat ini.” katanya saat aku mulai melakukan pompaan. ”Nikmati aja, mbak. Akan kupuaskan mbak malam ini.” dengan pelan dan berirama, aku terus menarik pelan pinggulku kemudian mendorongnya lagi. Begitu berulang-ulang dengan frekuensi yang makin sering dan semakin cepat. ”Ahhhh.. iya, pak. Enak banget! Terus…” dan wanita itu mengimbanginya dengan pintar.

    Secara reflek, pantatnya bergerak ke atas ke bawah, mengejar dorongan dan tusukanku. Sesekali dia juga bergerak memutar, sedikit ngebor apabila aku bergoyang pelan. Tak lupa juga ia menggoyangkan kegelnya untuk makin memanjakanku. ”Ughhh… enak banget, mbak.” aku mendengus. Untuk membalasnya, secara beruntun kukocok vaginanya dengan sangat cepat dan dalam. Ia langsung berteriak keenakan. ”Aahhhh.. pak, aarghhhh…” payudaranya bergoncang-goncang, rambutnya terburai, keringatku dan keringatnya mengalir berjatuhan di sprei.

    Goyangan itu juga membuat ranjang kokoh yang kami pakai sampai berderak-derak tak karuan. Segera kuremas-remas payudaranya sebagai pelampiasan rasa nikmat yang semakin dominan. Kami sudah hilang kontrol. Aku terus bergerak cepat, sementara wanita itu sudah tidak mengeluh sakit lagi. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya. Posisi nikmat ini berlangsung kurang dari lima menit. Kulihat tubuh montok wanita cantik itu sudah berkilatan oleh keringatnya, makin menambah keseksiannya.

    Dengan gemas terus kupermainkan puting susunya yang mencuat mungil. Kugigit, kujilat dan kupilin-pilin penuh nafsu. Sodokan kontolku makin lama juga makin kencang. Pada akhirnya, setelah hampir sepuluh menit bercinta, bisa kuhantarkan wanita itu ke orgasmenya yang ke dua. ”Ohhhh… bapak memang hebat. Hanya dari Bapak, saya bisa meraih orgasme seperti ini.

    Terima kasih, pak. Terima kasih!” ucapnya disertai semprotan keras di vaginanya. Kuhentikan goyanganku. Kuberikan dia kesempatan untuk menikmati puncak kenikmatan itu. ”Saya juga puas, bisa bercinta dengan orang secantik mbak.” aku berkata. ”Puas apa? Bapak kan masih belum keluar?” terengah-engah, wanita itu kelihatan makin cantik. ”Sekarang giliran saya untuk memuaskan bapak.” Sehabis berkata begitu, kurasakan vagina wanita cantik itu berdenyut begitu keras, meremas dan mencekik penisku begitu rupa. Aku kelojotan. Denyutan satu disusul dengan denyutan lain yang lebih nikmat. Aku jadi tak tahan.

    Apalagi dalam tiap denyutan selalu diiringi empotan keras di ujung penisku. Tanpa perlu digoyang pun, aku menyerah. Spermaku muntah tak lama kemudian. Crott.. crott.. crott.. ”Ah, banyak sekali, pak.” wanita itu menggelinjang geli saat vaginanya kusembur dengan kawah panasku berkali-kali. ”Uhh..” aku jadi lemes sekali. Lemas tapi puas. ”Sudah lama ya nggak dikeluarin?” wanita itu bertanya. Aku mengangguk. ”Istri saya sudah manopause, mbak.

    Cuma cinta kasih yang menyatukan rumah tangga kami, nafsunya sudah lama hilang.” ”Bapak seneng dong sekarang?” dia membelai rambutku. ”Seneng banget. Sekali-kalinya ngentot, sama orang secantik mbak.” kucium bibirnya ringan. Di bawah sana, kurasakan penisku mulai mengkerut dan mengecil dan akhirnya lepas dengan sendirinya. Sementara vagina wanita itu masih terus bergetar dan berkedut-kedut. ”Mau sampai kapan, mbak, begini terus?” kutusuk lubang sempit itu dengan jari telunjukku, kucolek air mani dan air cintanya yang terbenam di dalam, lalu kuoleskan ke ujung putingnya. ”Sampai besok juga bisa.” wanita itu menjawab santai dan meratakan cairan pemberianku ke seluruh permukaan payudaranya.

    Benda itu jadi kelihatan makin mengkilap karenanya. Tersenyum penuh kepuasan, kami berbaring telentang di ranjang hotel yang kini sudah acak-acakan. Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat penuh birahi ini, siapa juga yang rela meninggalkan wanita secantik dan semolek dia yang rela tubuhnya kutiduri sepanjang malam, namun jarum jam di dinding yang menunjuk angka 2 menyuruhku untuk pulang.

    Istriku yang sedang menunggu di rumah pasti resah, aku pulang terlambat tanpa memberi kabar apapun. ”Bapak mau pulang ya?” wanita itu bertanya, seperti mengetahui apa yang kupikirkan. ”Iya, istri saya pasti sudah menunggu.” begitu jawabku. Setelah meremas payudaranya sebentar, aku bangkit dan mulai mengenakan kembali bajuku. ”Terima kasih, mbak, sudah mengajak saya melakukan ini. Jarang-jarang saya nemuin orang seperti mbak.” kataku. ”Sama-sama, pak.

    Saya juga terima kasih. Bapak rela pulang telat demi saya.” jawabnya sambil ikut memunguti pakaiannya yang berserakan. ”Siapapun orangnya, pasti tidak akan menolak, mbak. Mbak begitu cantik dan seksi.” kupandang wajah tirusnya yang pucat, dan kembali kulumat bibir tipisnya. ”Bapak puas nggak tadi?” dia bertanya. ”Bukan main, mbak. Saya sungguh sangat puas”, begitu jawabku. Suatu jawaban jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam. ”Tapi ini kok masih melendung?” wanita itu meraba gundukan di balik celanaku yang masih menggunung. ”Iya, mbak. Kontolku memang masih ngaceng.
    Tapi bener, saya sangat puas kok.” tapi tidak kutepi tangannya,

    kubiarkan dia terus meraba selangkanganku. Enak sih rasanya. ”Masih pengin ya, pak?” tanyanya dengan tangan terus memijiti gundukanku, membuatnya semakin membesar dan mengeras tak terkendali. ”bapak masih mau lagi ya?” dia menaruh kembali celana dalam yang ia kenakan dan menggiringku naik ke atas ranjang. ”Tapi, mbak…” aku ingin menolak, tapi remasan tangannya yang nikmat mustahil untuk kuabaikan begitu saja. ”Sebentar saja, pak.

    Sebagai salam perpisahan kita.” sahutnya nakal sambil melempar senyum serta melirikkan matanya kepadaku, seperti menanti reaksiku. Sementara tangannya terus meremasi dan mengurut-urut batang penisku. Aku terdiam, bingung antara mau menolak atau pengen nambah lagi. ”Ehm, mbak…” Tapi kalimatku sudah dia potong. ”Aku buka lagi ya, pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan bapak.” dan tanpa menunggu persetujuanku, wanita itu dengan sigap mengendorkan ikat pinggangku dan membuka kancing utamanya. Selanjutnya ia meraih resluitingnya dan memelorotkannya ke bawah, menampakkan nampak celana dalamku yang hitam kebiruan.

    Di balik celana dalam itu, membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kananmilikku. ”Oouu.. ini kali ya, pak, yang namanya stir kanan. Kalau stir kiri, mengarahnya ke kiri, hehehe…” wanita itu menatapnya kagum sambil membelainya dnegan sayang. Sudah kepalang tanggung, aku pun menyuruhnya untuk meneruskan. ”Buka, mbak. Kita lakukan sekali lagi.” ”Nah, gitu dong, pak. Itu namanya bapak benar-benar muasin saya.” dengan tidak sabar, wanita itu segera membetot kontolku dari sarangnya.

    Melalui pinggiran kanan celana dalamku, batang itu mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan penuh nafsu. Pada ujungnya ada secercah titik bening. Rupanya cairan precumku telah terbit akibat remasan tangannya tadi. ”Hisap, mbak.” kuminta dia untuk mengulumnya karena kulihat dia begitu mengagumi benda itu. Tanpa menjawab, wanita itu segera merunduk dan mendekatkan wajahnya. Bibirnya yang tipis terasa hangat saat menempel di ujung kontolku. Dia menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milikku. ”Ughhh.. mbak, telan.

    Masukkan dalam mulutmu.” aku meminta. Dia mengangguk, dan melakukannya. Wanita itu menghisap dan mengulum dengan begitu sempurna. Batangku ia sapu dengan lidah, ujungnya ia jilat pelan-pelan, buah zakarnya ia remas- remas sambil sesekali diciumi juga, sementara jembutnya yang lebat ia sibak agar tidak mengganggu.

    ”Mbak… Uhhh, enak banget sih…” kuelus-elus kepalanya. ”Tahu gini, aku minta emut dari tadi. Mbak pinter banget. Uuhhhh…” kugerakkan kepalanya maju mundur, kupompa dengan lembut agar dia makin lancar mengulumnya. Saat aku sudah tak tahan, segera kurebahkan tubuh montoknya dan kutindih kembali. Tanpa membuang waktu, kami pun mendayung untuk mengarungi ronde yang ke dua yang sempat tertunda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Birahi Sepupu Istriku Yang HOT

    Cerita Sex Birahi Sepupu Istriku Yang HOT


    707 views

    Perawanku – Cerita Sex Birahi Sepupu Istriku Yang HOT, Pertama kali aku mengenal dirinya, aku kagum dengan budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat, dia sudah duduk di bangku akhir SLTP dan usianya menginjak 15 tahun. Waktu itu aku sudah bertunangan dengan kakak sepupunya yang sekarang telah menjadi istri tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang imut.

    Sebut saja namanya Fitri, seorang istri 23 tahun, ibu dari balita berusia satu tahun yg berwajah teduh dengan sorot mata tajam yg membuat libidoku bergejolak setiap kali bertemu pandang dengannya. Senyum dari bibirnya yg tipis, dipadu dengan lekukan bra 34B yg selalu tercetak dengan jelas di balik setiap pakaian ketat yg dikenakannya, plus, legging yg menjadi kesukaannya selalu membuat penisku menggeliat liar. Suaminya berprofesi sebagai supir distributor F&B yg diproduksi dari daerah ini, untuk didistribusikan ke berbagai hotel di Jakarta; yg pulang setiap seminggu sekali.

    Kembali pada pokok cerita, mudik kali ini aku kembali bertemu dengannya saat keluarganya termasuk sepupu istriku mengunjungi keluarga istriku untuk bertamu; selepas mengetahui bahwa aku dan istriku sudah sampai di kampung halaman. Posisi dudukku berada di ruang tengah, dan istriku berada di dapur. Setelah bersalaman, Fitri segera mencari istriku di dapur. Sensor tinggi dari telingaku menangkap komunikasi mereka dalam bahasa daerah, yg jika diartikan kurang lebih seperti ini:

    I: Istriku
    F: Fitri
    A: Aku

    F: “Teteeeh! Apa kabaaar??? Udah lama ga ketemu! Makin molegh (padet) aja teh!”

    I: “iiih Si Fitri bisa ajjaaah… yg ada kamuh yg makin seksi ajah! Tuh liat, kemejanya aja udah meletet begitu! Jadi keliatan atuh dalemnya kalo kancingnya ketat begituh”!

    F: “Ah, gapapa teh… sedekah buat cowo!”

    Kebetulan memang aku duduk di sofa panjang yg memungkinkanku untuk melihat jelas ke arah dapur. Fitri dan istriku mengobrol dalam posisi berdiri, dan Fitri mengenakan kemeja putih agak transparan dgn tanktop hitam sebagai daleman, dipadu dgn legging berwarna hitam yg membentuk dengan jelas bagian pinggul ke bawah. Fantasiku semakin liar ketika kuperhatikan dari jauh, tidak ada ceplakan celana dalam di legging si Fitri… which means dia menggunakan g-string -atau jangan2- tidak menggunakan underwear sama sekali!

    Lamunanku buyar tatkala keponakanku memanggilku minta THR, maka untuk sejenak aku mengalihkan perhatian sejenak ke para ponakanku untuk memberikan THR yg memang telah kusiapkan dlm amplop angpau warna pink. Tidak disangka, si Fitri tiba2 sudah persis di sampingku.. duduk dgn gaya manja di dudukan untuk tangan di sofaku.

    F: “Ooommm… buat Pitri maannaaahh?”

    A: “Kamu udah nini nini begitu masa masih mau THR?”

    F: “Namanya juga ibu rumah tangga yg kesepian ditinggal suami kerja, oom… jadi wajar atuh dapet THR dari siOm! Bener kan teh? … (Keluarga tertawa mendengar celetukan Fitri)”

    I: “iyah yang, gapapa… kasih dua amploplah sekalian buat si kecil..”

    A: “Yasudaah kalau begituuuu…”

    Sesaat kukeluarkan dua buah amplop angpau dari tas kecil berwarna hitam yg selalu kubawa kemana-mana dan kuberikan keduanya ke jemari lembut bersih si Fitri.

    F: “Aduuuh… Siom mah baik banget! Andaikan AAnya Pitri kaya siOm…”

    Kuanggap kalimat itu sebagai sebuah kalimat “basa basi” karena keinginannya telah terpenuhi.

    Sekian lama kami bercengkerama dgn anggota keluarga lainnya di ruang tengah, dan Fitri masih tidak beranjak dari tempatnya semula. Bahkan beberapa kali, entah dilakukan dgn sengaja atau tidak, ia melingkarkan tangannya ke belakangku. Karena posisinya berada di pinggir sofa (dudukan tangan), maka saat ia melingkarkan tangannya, otomatis payudaranya beberapa kali menyentuh daun telingaku.

    Lagi2 kubuang otak mesumku dengan berpikir bahwa ini adalah sepupu istriku yg SUDAH BERSUAMI.. maka kuanggap ini sebagai “kebetulan” belaka walaupun aku berusaha keras untuk menahan pikiran liarku yg seolah menggedor setiap pintu di dalam otakku, meminta paksa untuk dibebaskan dgn segera!

    —Skip—

    Hampir memasuki waktu malam, keluarga Fitri pamit, namun tanpa dirinya. Dia bilang mau nginep beberapa hari mau ngobrol2 sama tetehnya (istriku). Jadi, keluarganya pulang tanpa Fitri dan anaknya.

    Seperti biasa, aku mengambil posisi di ruang tengah karena aku perokok berat, sementara istriku dan sepupunya ngobrol di ruang TV sambil Fitri menidurkan anaknya yg masih berusia 1,5 tahun itu. Karena suasana santai, maka Fitri telah berganti kostum menggunakan tanktop dan hotpants warna pink saat ngobrol dgn istriku. Penisku semakin berdenyut melihat pemandangan seperti itu di depanku.
    Spoiler for Kurang lebih penampakan seperti ini:
    Tak lama kemudian, aku ingin buang air kecil, dan kebetulan di kamar mandi ada Abah, orang tua laki-laki istriku. Jadi, aku bilang ke istriku bahwa aku mau ke pincuran (pancuran yg difungsikan untuk tempat mandi/mencuci pakaian/buang air kecil).

    A: “Aku pipis di pincuran aja deh… di kamar mandi penuh”

    I: “Ya udah sanah, hati2 gelap! Jalannya licin loh…”

    A: “Iya gapapa, pelan2 aja”

    F: “Pitri ikut, Om… Udah nahan juga dari tadi…mana si Abah lama banget lagih..”

    Deg! Apakah ini waktunya? Tuhan, kok ya cepat sekali Kau beri aku ujian yg berat ini

    A: “oh gitu? Hayuk atuh…”

    Dan aku mengambil hpku untuk difungsikan sebagai senter. Aku berjalan di belakang Fitri yg sedang memakai jaket sembari mencari sendalnya di depan rumah. Saat ia merunduk, dengan jelas aku bisa melihat bongkahan pantat kenyalnya yg dibalut shortpant karet warna pink -dan lagi2- tanpa ceplakan celana dalam!

    A: “… … …”

    F: “Om, kok ngelamun gitu??”

    A: “Ah, nggak… Itu lagi ngeliatin jalan ke pincuran, ternyata gelap juga ya? (Ngeles)”

    F: “Di sini emang gitu, Om… Ga ada lampu buat ke pincuran… Hayuk atuh!”

    Maka kami berjalan beriringan, dan para suhu pasti bisa menebak bahwa aku kembali memposisikan diri berjalan di belakang Fitri untuk memperhatikan ayunan pinggul, pantat, dan paha mulusnya haha. Tidak berapa lama kemudian di tengah jalan berembun yg licin, dia terpeleset. Karena aku persis berada di belakangnya, maka aku dgn sigap menangkap tubuhnya… Dan dengan jelas aku bisa melihat payudaranya yg terbalut tanktop pink di balik jaketnya yg hanya diritsleting setengahnya. Yg lebih membuatku kaget, dari selipan tanktop pink itu aku tidak melihat adanya bra atau kemben atau apapun itu untuk menutupi putingnya! God damned! I think this situation is well prepared!

    F: “Aduh! Maaf Om… Licin banget jalannya!”

    A: “Iya, udah mulai ngembun soalnya! Pelanpelan aja, Fit! Yuk sini…”

    F: “Iya Om, pelan2 yah…”

    Entah kenapa, tanganku secara otomatis meraih pinggulnya untuk berjalan berdampingan denganku, namun posisi Fitri berada agak ke depan, dengan tanganku tetap melingkar di pinggulnya; sehingga dengan bebas penis tegangku yg masih terbungkus celana pendek warna hitam ini bisa kugesekkan ke hotpants karetnya yg berwarna pink.

    Langkah demi langkah kami berjalan pelan sekali, dan setiap langkah terhenti, penisku kugesekkan ke bongkahan pantat sebelah kanannya sambil tangan kiriku menahan pinggulnya, terlihat seolah berhati hati tetap menahan agar Fitri tidak terpeleset lagi. Entah disengaja tau tidak, kok ya di setiap langkah itu dia seperti mengerti maksudku. Setiap kugesekkan penisku ke pantatnya, dia seperti menekan pantatnya ke batangku… Setiap kali pasti begitu! Jarak antara rumah ke pincuran yg hanya 20 meter-an sepertinya terasa lama sekali karena kami melangkah “sangat hati2” … Atau lebih tepatnya, “saling menikmati” kali ya!

    Sesampainya di depan pincuran, aku segera menurukan celanaku dan penisku yg tegang sedari tadi langsung terbebas dari sangkarnya. Tapi aku baru sadar, bahwa tanganku masih pegang telepon yg kufungsikan sebagai senter. Tanpa pikir panjang, kupanggil Fitri untuk pegang teleponku, jd aku bisa buang air kecil dgn leluasa.

    A: “Fit, tolong pegang teleponku doong… Tadi lupa main masuk aja”

    F: “Iyaah Om, kadieukeun atuh hapenyaah…”

    Agar para suhu bisa membayangkan, pincuran ini berada di bawah jalan setapak; terdiri dari beberapa buah bilik yg saling bersebelahan. Kebetulan pincuran ini tdk memiliki tempat BAB, tapi memang dikhususkan untuk pipis atau mencuci baju. Sebuah bilik pincuran berukuran kurang lebih 2×3 meter, dengan air yg selalu mengalir selama 24 jam dari sebuah pipa PVC.

    Kembali ke jalan cerita, karena memang posisi badan jalan ke pincuran licin karena embun, maka bisa ditebak… Fitri, perempuan dengan dada 34B itu kembali terpeleset saat ingin meraih teleponku, dan aku reflek membalikkan badanku untuk menangkapnya.

    BRUKKK!!!

    Aku menangkapnya untuk kedua kalinya. Bedanya, kali ini posisi tubuhku agak membungkuk (masih dlm posisi berdiri) dan tubuh kami saling berhadapan, dan lebih parahnya lagi, penisku berada dalam posisi bebas dengan kepala Fitri berada di dadaku. Yg membuatku heran, kali ini tidak ada reaksi dari si Fitri.

    A: “Fit, kamu gapapa?”

    F: “… … …”

    A: “Fit, kamu kenapa? (Sambil kuletakkan tanganku di wajahnya)”

    F: “(posisi wajah masih menghadap bawah)Iya, Pitri ga apah2…
    (Mengubah posisi wajah menatapku)…
    Kontol qamuh gede juga yah?”

    OMG!!! Bagai disambar petir rasanya! SHIT!!! Ternyata posisi tangannya sudah memegang penisku dengan lembut. Perasaanku campur aduk antara khawatir dgn kondisinya, tapi juga sekarang shock karena posisi tangannya sudah berada di penisku yg tegang sedari tadi.

    F: “Masih mau pipis ga, Om kalo diginiin? (Sambil mengocok penisku maju mundur dgn perlahan)…”

    A: “Ouw… nakal banget kamu, Fit! Kalo aku bilang udah ga mau pipis lagi, gimana?”

    F: “Hihihi… Mmm… Kalo kamu ga mau pipis, nih, matiin lampu flashnya dong, om… Soalnya Pitri mau pipis sebentar…”

    Tangan Fitri tetap memegang penisku sambil berjalan perlahan ke tempat pipis di pincuran. Kemudian, dia menurunkan hotpants karet pinknya sampai batas lutut, dan berjongkok untuk pipis… Jadi posisi wajahya persis berada di depan penisku yg semakin tegang.

    F: “Deketan atuh, Om… Biar bisa sekalian…”

    A: “… … …”

    Dengan sigap aku mematikan flashku sambil melangkah maju ke depan sehingga posisi testisku menempel ke pipi si Fitri. Tangannya tetap mengocok penisku dengan perlahan, namun dilakukan dgn genggaman yg kuat.

    F: “Si Teteh pasti seneng banget dapetin qamuuh… Udah baik, gak pelit, pasti pinter ngewe kalo kontolnya gede begini”

    Aku tidak menduga bahasa seliar itu bisa keluar dari mulut kecil nan menggairahkan yg selama di depan keluarga istriku selalu mengeluarkan kalimat yg santun. Aku tidak mengira di balik sosok sepupu istriku ini tersimpan figur iblis wanita yg ganas dan bisa keluar di saat2 tertentu… seperti yg terjadi padaku saat ini.

    A: “Haha… kok kamu bisa bilang gitu, Fit? Ukuranku bukannya ukuran standar laki2 Asia?”

    F: “(Sambil menempelkan bibirnya ke penisku)… Mmmh Pitri mah teu ngarti … Mmmhh… urusan Asia Asia-an… Yg penting sekarang Pitri tau kalo kontol kamu gede! Lebih gede dari suami aquh…mmmhh”

    Fitri yg masih dlm posisi jongkok dengan hotpants pink yg turun setengah, telah menempelkan bibirnya di penisku dan mulai menjilati ujung penisku dengan jilatan-jilatan kecil persis seperti yg aku inginkan! Jilatan jilatan kecil dekat lubang penis yg menimbulkan sensasi ngilu nikmat yg akan membangkitkan libido tinggi yg selama ini bersembunyi di dalam tubuhku.

    Kemudian, dia mulai mengulum kepala penisku… bibirnya berusaha menyesuaikan dengan penisku dengan ukuran mulutnya yg mungil, dan kembali memainkan lidahnya di sekitar lubang dan lingkaran kepala penisku. Perlahan, dia mulai menjelajahi penisku lebih dalam; lebih turun lagi dan semakin ke bawah.

    Aku merasa ujung penisku telah menyentuh sesuatu, yg menurutku adalah ujung kerongkongannya. Sepertinya dia berusaha menjangkau pangkal penisku, namun tak kuasa, sehingga ia tersedak dan mengeluarkan penisku dari mulutnya… Diikuti dengan air liur yg melimpah ruah dan masih tersambung antara penisku dan bibir mungilnya.

    A: “Ouw… kamu seksi banget sih, Fit! Aku suka banget sama gaya blowjob kamu!”

    F: “Ssshh.. Haaah… Pitri ga kuat kalo semua, Om! Sluurpp… Kontol kamu kok lain yah? Jadi penasaran.. sshhh.. masa aku ga bisa fellatio-in qamuuh…”

    DAMN… Man! She knows about Fellatio! Suatu hal yg hanya berada dalam imajinasiku bahwa istriku suatu saat tahu banyak mengenai sex seperti apa yg kuharapkan… Namun ternyata harus kudapatkan dalam sosok sepupunya!

    Akupun mulai memberanikan diri untuk lebih membungkuk. Sambil memegang hp, jemari tangan kiri kufungsikan untuk membelai rambutnya, sementara jari tangan kananku yg bebas mulai menurunkan sedikit retsleting bagian atas jaketnya, untuk kemudian masuk ke balik tanktop bagian atas… Dan ternyata benar: Fitri tidak pakai BRA!

    Jemari kananku semakin leluasa membelai dan meremas-remas dada kirinya, sementara penisku masih berada dalam kuluman bibir mungil Fitri. Dengan perlahan kuapit putingnya dengan telunjuk dan jari tengahku, dan kupilin dengan sangat hati hati.

    F: “uuhh… auw.. Kamu pinter banget sih sayaaang… Mmhhh… sayang pinter mainin pentil Pitri.. Eemmhhh.. (Sambil terus maju mundur perlahan memainkan penisku dlm mulutnya)”

    A: “(berbisik) Sssttt… Jgn kenceng2, Fit! Nanti kedengeran orang ga enak akh! Terusin, Fit… Kamu suka yah blowjob-in aku?”

    F: “Iya… MmpPhhrrr.. Pitri suka kontol kamu sayang! Cup..plup… Pitri suka nyepongin kontol kamu”

    A: “Jangan lama2 atuh, Fit.. Gantian dong!”

    F: “(matanya melihat ke mataku penuh tanda tanya dan melepas penisku dari bibir mungilnya) … Gantian gimana maksudnyah, Om? Emang biss… Mmffff…”

    Sebelum Fitri menyelesaikan kalimatnya, tanpa banyak cingcong langsung kukulum bibir nya sambil kumainkan spesialisasiku: French Kiss! Sambil melakukan itu, kuarahkan tubuh seksi dengan hotpants pink yg turun selutut itu untuk berdiri, sambil perlahan kuarahkan mundur sampai dia bersandar di betonan dinding bilik pincuran.

    Alih2 berpikir untuk merekam peristiwa laknat nan nikmat tersebut, aku malah memasukkan smartphoneku ke dalam jaket sambil mencumbu sepupu istriku itu. Penisku kugesekkan sejajar dengan mulut vaginanya, sementara tangan kiriku membelai perlahan leher bagian belakang si Fitri. Bibir dan lidahku teleh berpindah ke leher sampingnya, sementara jemari kananku masih membelai puting sebelah kirinya yg sudah benar2 keras di balik tanktop pink yg dikenakannya.

    F: “Gantian kumaha sih, Om? Aaahh… SiOm meni pinter pisan jilatin kuping Pitri… Mmmhh.. Uugghh.. Mmphh..”

    A: “sluurpp.. mmhhh.. Ini belum, Fit! Maksudku gantian itu yg iniii…”

    Seketika aku langsung berjongkok ke depan vaginanya, dan mengarahkan dia untuk sedikit mengangkang. Fitri pun menekuk kedua tangan di samping telinganya, dan merendahkan tubuhnya sedikit agar bisa mengangkangi wajahku. Melihat pubis tanpa bulu dan vagina yg sudah dlm posisi terangsang merekah persis di depanku, mataku gelap! Langsung kuserang vaginanya bertubi tubi dengan lidahku, mulai dari klitoris, sisi2 lubang vagina, dan kuusahakan untuk memasukkan lidahku sedalam2nya ke liang vaginanya. Tangan kanan Fitri mulai berubah posisi untuk menjambak rambutku seolah mengarahkanku ke bagian vagina yg diinginkannya untuk bersentuhan langsung dgn lidahku.

    F: “..ooUhh.. Eeemmhh.. Aah.. Sshhhh.. Enak sayaang.. Aahhhh.. Eemhh.. Pitri baru sekali inih diginiin sama Om.. OUh.. Gatel, sayaang.. Ahhh..sshhh…”

    A: “… … …”

    Ia sudah tidak mempedulikan kata panggilan untuku yg terus menerus berubah: antara “om” dan “sayang”. Namun begitu, aku tidak mempedulikannya. Tidak sepatah katapun keluar dari mulutku dan terus kujilati dan kuhisap vagina Fitri tanpa berhenti.

    Untuk menambah sensasi, sambil menjilatinya, kubasuh jemari kananku dengan air yg mengalir di pincuran, dan setelah kulirik dan kuyakin bersih, segera kurapatkan telunjuk dan jari tengahku, untuk kemudian kumasukkan dengan sangat perlahan ke dalam vagina si Fitri. Semakin lama semakin dalam sampai jariku tenggelam sepenuhnya.. Dan kukocok vaginanya dengan perlahan dan speed yg semakin meningkat.

    Saat kulirik ekspresinya seperti sedang menahan sesuatu, bibirku pindah menyusuri leher dan kemudian kukulum dan kujilati kupingnya -sementara tangan kananku tetap mengocok vaginanya-

    A: “Gimana rasanya Fit?”

    F: “mmmh.. mmhh.. Enak banget! Kamu pinter banget entotin Pitri pake tangan! Pitri belon pernah diginiin, Om.. Aah.. Terusin sayang.. Sshhh.. Aaah.. Mmh, Pitri sayang sama Om.. Aahh..”

    Semakin kukenali mimik wajahnya seperti sudah ndak kuat menahan sesuatu yg sudah sedari tadi ditahannya. Semakin kupercepat kocokanku pada vaginanya, dan makin kuperdalam lidahku menyentuh telinganya. Sejenak dia berucap:

    F: “mmh.. Oom, takutnya Pitri pipis inniiihhh.. Mmhpphh.. Mmpphh….”

    A: “Ga apa2 Fit.. Pipisin aja tanganku jangan ditahan2 ya, geulis! Hayuk atuh aku mau lihat..”

    Tetiba desahan Fitri semakin meninggi, pinggulnya bergoyang semakin hebat dan tangan kanannya mencengkeram tanganku dengan kuat. Khawatir berteriak, segera kuarahkan tangan kiriku menutup bibir mungilnya yg terbuka setengah itu.

    F: “mmpphh.. Aah.. Aah.. Aaauuuw.. Aah.. Pitri pipis omm.. Pitri pipiiimmmpppfff… ”

    A: “Ssstt..(Tanganku membekap mulutnya)”

    Benar saja, dalam sekejap aku merasa telunjuk dan jari tengahku seperti dijepit sekuat tenaga, dan seperti ada sesuatu yg mendorong keluar! Secepatnya kulepas jemariku dari vaginanya, dan…

    SOOORRR… SRRRT.. SRRT..

    Semburan pertama sangat kuat dan kencang..

    Semburan kedua semakin berkurang..

    Dan semburan terhenti setelah yg ketiga!

    Ini adalah pertama kalinya kumelihat seorang perempuan squirt dengan mata kepalaku sendiri! Selain itu, ini juga kali pertama aku membuat serang perempuan squirt dalam hidupku!

    Nafas fitri tersengal sengal.. memburu layaknya seseorang yg terpuaskan! Ekspresi yg sungguh berbeda dgn ekspresi buatan yg banyak kulihat di film biru yg banyak tersimpan di hardisk notebook-ku. Kakinya bergetar hebat, hingga tangan kananku yg basah karena lendir kenikmatan dari vaginanya harus menopangnya agar ia tidak terjatuh; dan dengan perlahan kulepaskan dekapan tangan kiriku yg menutup bibir mungilnya yg masih mengeluarkan desahan lemah. Keringat membasahi wajah dan lehernya, membuat penisku yg masih berada di luar celana semakin keras dan berkedut semakin kencang!

    F: “(dengan suara tersengal sengal).. hhhh… hhh… Pitri pipis yah, Om? Maap yah, Om.. hhh.. hhhh..”

    A: “(dgn suara berbisik di telinga Fitri)… Gapapa Fitri sayaaang… Ekspresi kamu bener2 nafsuin banget tadi.. Puas banget aku liatnya”

    F: “hhh.. Pitri lemes banget.. Tapi kamu kan belomaaan..”

    A: “(berbisik dgn nada menenangkan).. Gapapa, Fit.. Kan aku masih 4 hari lagi di sini. Nanti2 juga gapapa..”

    F: “..hhhh..hhhh..tapi nanti belum tentu nemuin waktu kaya gini lagi, sayaaang!”

    A: “Sssttt..jgn teriak, Fit! ga enak sama orang orang”

    F: “tenang aja,sayang.. Mulai jam 7 malem jarang ada orang yg ke sini…soalnya banyak yg bilang di sini angker, dan pada males juga ke sini soalnya gelap, ga keliatan jalannya… Kaya kita tadi.. Tapi kalo kita kan makin ga keliatan makin nempel.. Makin nempel jadi makin enak, ya kan sayang??”

    Kemudian dia kembali menciumku, dan lidah kami kembali berpagutan satu sama lain. Sejenak Fitri melepaskan pagutannya, menengadahkan tangan kiri ke dekat bibirnya yg merekah, dan meludah. Setelah itu, dia meraih batangku yg masih tegak berdiri, mengusap batang penisku dengan ludahnya dan menggerakkan tangannya maju mundur dgn perlahan, sementara bibirnya kembali memagut bibirku dengan rakusnya!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dipaksa Melayani Nafsu Birahi Istri Tetangga Binal

    Cerita Sex Dipaksa Melayani Nafsu Birahi Istri Tetangga Binal


    1031 views

    Perawanku – Cerita Sex Dipaksa Melayani Nafsu Birahi Istri Tetangga Binal, Kami baru 1 tahun menikah, tinggal di satu komplek real estate yang di pinggir Jakarta. Kompleksnya tidak terlalu besar, Rumah ku juga tidak terlalu besar yah ukuran 140 dan bangunan 100, karena sudah dikembangkan. Kami memang belum menginginkan anak karena diusia kami yang baru 24 dan istri 22 masih ingin menikmati masa muda. Hubungan kami tidak ada masalah.

    Istriku adalah yang kupacari sejak dia kelas 3 SMP dan perawannya ku jebol 6 bulan setelah pacaran.
    Hubungan kami baik-baik saja dan dalam masalah sex kami sudah saling terbuka, jadi istri tidak malu-malu kalau dia lagi pengin.

    Istriku cukup cantik dengan kulit putih dan penampilannya masih seperti gadis ABG. Sejak dia lulus S-1 dia belum pernah bekerja. Awalnya dia ingin juga kerja namun karena tempat tinggal kita jauh dari pusat kota, jadi dia akhirnya malas menempuh kemacetan setiap hari.

    Kita hidup di sebelah pasangan, ia memiliki lebih dari kita. Baldi Pak menghancurkan sekitar 35 tahun, istrinya, Ibu Lina tua mungkin sekitar 28 tahun. Ibu Lina pandai memasak. Istri saya akrab dengan Ibu Lina, Ms. Lina karena dia sering belajar memasak.

    Menurut pengamatan saya, dikombinasikan dengan ketidaksetaraan tetangga pasangan. Taman Baldi tubuh sangat kurus, tidak tinggi. Meskipun Ibu Lina adalah sosok wanita montok, tetapi tidak termasuk lemak. Kadang-kadang saya berpikir bahwa jika Mr Baldi memukuli istrinya Lina, yang tampaknya karena penampilan positif, berbicara banyak, jika ngesek dan panas juga. Meskipun Mr Batty perawakan pendek, terlihat sedikit bersemangat.

    Lain waktu, aku bertanya istri saya apakah Ms Yue Lina memiliki sebuah cerita tentang kehidupan seks mereka. Saya hanya ingin tahu, menulis ketidaksetaraan menggabungkan dilihat. Dalam hati saya benar-benar saya ingin punya suami yang Ms Lina tidak terlihat kuat, tetapi model kaya dia Vina Panduwinata.

    “Ayah IH menulis: Tidak, tidak, ketika malu, cerita gituan, mengatakan:” Istri saya.
    Meskipun kita mendapatkan pasangan yang lebih tua Mr Batty tidak terlalu terpaut jauh, namun penampilan lebih tua dari dorongan nya saya Matruh pantas untuk memanggil mereka Mr dan Mrs .. Mereka juga m emangil MAS dan SIS kami. Hal ini dimengerti bahwa kami juga melakukan sebagai benih Jawa.

    Suatu hari, istri saya masuk ke ruang yang menarik, dia mengatakan dia berharap cerita ini sangat penting. Awalnya, dia mengatakan hasil Ms Lina ngrumpi. Menurut pembicaraan Pak asli mereka ngrumpi Baldi berusia hampir 2 tahun tidak bisa ereksi akibat diabetes. Tidak heran dia terlihat sedikit kesepian dan memudar, saya pikir.

    Meskipun pasangan dan keturunan mereka ingin memiliki pernikahan yang baru tiga tahun.
    Saya dan istri saya seperti saudara, Ms Lina, setelah mereka kompak, sering berkumpul untuk pergi berbelanja, atau berjalan ke mal.

    Saya juga sangat akrab dengan Mr ElBaradei, karena kita adalah hobi yang sama adalah catur. Juga, ketika kita bersama-sama di bawah sinar bulan, tanah, menjual rumah, atau setiap saat. Akibatnya, itu masih oke sedan mewah Gaga.

    Istri saya begitu sering berbicara tentang keluarga, kehidupan seks Mr. Baldi ini. Ibu Lina mengatakan bahwa paling senang mendengar bahwa petualangan seksual kita. Istri saya adalah sedikit bodoh, ah, ia senang untuk memberitahu Anda hal-hal yang membuat Ibu Lina rasa ingin tahu dan kegembiraan. Mungkin istri saya sangat senang melihat Ibu Lina penyiksaan tidak bisa boot dorongan sexnya. Kebahagiaan yang aneh. Kita sering dipraktekkan fantasi seksual kita. Bahkan, kita sering hanya telanjang di rumah. Rumah kami pagar tinggi, sehingga tidak bisa dilihat orang luar.

    Seseorang bahkan mengatakan kepada istri saya, Ms. Lina. Istri saya mengatakan Ibu Lina kadang-kadang karena sexnya keinginan air mata boot. Istri saya adalah keterlaluan, dan dia mengatakan kepada saya, dan kemudian Ibu Lina mendengar sampai penyebab berat badan, ia akhirnya menangis.

    Saya menyarankan istri saya untuk tidak disiksa Ms. Lina jadi kasihan padanya. “Abis Antarmuka selalu dia yang meminta saya untuk memberitahu jenis kelamin masalah, saya diberitahu saya akan harus membuat ibu sulit tahu, tapi masih dipaksa Ms. Lina, ya, jadi saya menulis cerita,” kata istri saya naif .
    Saya telah diminta Lina, ia mengajar secara lisan, meskipun Mr Batty tidak bisa menembus, tapi masih bisa menjadi istri dan oral. ” Sudah panggang, tapi Baldi kata cepet jubah, sehingga sampai Ibu Lina nyampe, Mr. ElBaradei telah mengatakan Anda tidak bisa nerusi lelah. “Kata istri saya.

    Taman Baldi telah mengundurkan diri transaksional dengan istrinya, ia bahkan mengatakan bahwa ia membiarkan istrinya menemukan kepuasan seksual dengan orang lain hanya tidak membawa penyakit. Tapi Ibu Lina pemalu, baik hati wanita yang mencintai suaminya, dia tidak bisa terus memberikan kebebasan Mr. ElBaradei.

    Ibu Lina dari keluarga miskin di desa, mengangkat Baldi menjadi istrinya, dan hidupnya. Bahkan orang tuanya mendukung biaya kampung. Taman Baldi mencari tipe orang yang terobsesi dengan uang, sehingga meskipun hidup di perumahan tipe tepi Gini Jakarta, tapi mobil mencolok. Ibu Lina Honda Jazz adalah kontraknya. Mobil, sering dengan istri saya perjalanan ke mal untuk menggunakan.

    Saya hanya memiliki AVANZA, dan bahkan kemudian nyicil angsuran mendesak saya mencoba untuk tidak terlambat.
    “Saya selalu ingin berbicara ayah Pa, tapi sulit untuk berhenti, mengatakan:” Istri saya satu hari.
    “Melalui neraka, kau benar, biasanya berbicara terus terang, mengapa begitu gugup,” kataku.
    “Pa Baseball sensitif karena masalahnya adalah geografi, mengatakan:” Istri saya.
    “Apa,” kataku sedikit penasaran.

    “Gini tahu PA, tapi dijamin tidak marah, ya, ayah saya harus memiliki harapan yang benar, Anda tahu, mengatakan:” Istri saya.
    “Nah, di akhir penasaran,” kataku.
    “Ah tidak begitu DEH, ngomongnya sulit sekarang, mengatakan:” Istri saya tiba-tiba.
    Saya tahu karakter yang suka orang menderita karena rasa ingin tahu.
    “Nah, jika tidak, saya ingin bermain catur ke rumah Pak ElBaradei,” kataku.
    “Eh ada paket, Iya deh aku cerita,” katanya.
    “Gini tahu PA, saya kasihan liat rumah panjang Lina, ia merasa lebih dan lebih menyedihkan, meskipun miliknya, suaminya telah sangat baik baginya.”
    “Nah,” kataku.

    “Saya ingin membantu Ibu Lina, ayah saya tidak setuju,” katanya.
    Saya belum bisa menangkap percakapan istri saya, apa yang dia akan lakukan untuk saya masih gelap.
    “Jika kita dapat nolong lebih besar, mereka sering nolong kita juga,” kataku tegas.
    “Bener Ba Ya, Ayah juga ingin membantu mereka,” kata istri saya serius.
    “Ya, ya,” kata saya.

    Kemudian sementara mememeluk lenganku, istri saya mengatakan kepada saya bahwa dia berharap saya membantu Ibu Lina. Meskipun kata-kata komuter, Komuter, tapi singkatnya, saya diminta untuk melakukan hubungan antara Ibu Lina. Dia mengatakan bahwa Ms Jolie telah bersedia dan Mr ElBaradei juga memungkinkan bahkan sangat mendukung.

    Rencana mereka tampaknya telah disusun selama tiga bulan, kata dia, saya telah berpikir tentang setiap hari, strategi apa yang akan dilaksanakan. Masalah yang paling serius adalah istri saya, tersedia untuk saya.
    Saya tidak manusia munafik, Ibu Lina adalah mimpi saya, karena selain menu menu mengubah istri saya. Namun, saya bisa menggodanya karena dia seorang teman istri saya. Uh Sekarang bahkan istri saya yang meminta saya ngembat Ms. Lina.

    “The real ibu tidak keberatan berbagi dengan Ibu Lina,” aku meyakinkan.
    “Tidak ada yang sangat sulit ibu wanita Lina menderita maaf, kita setidaknya bisa menghemat rumah mereka integritas Tanga, dan orang-orang yang tidak jelas istrinya Lina bermain, mengatakan:” Istri saya.
    “Yah, itu lebih bagaimana script,” saya bertanya.

    Istri saya membingungkan, karena terhindar mereka adegan berikutnya ditumpangkan. Sejauh ini, mereka mencoba untuk berpikir bagaimana menyampaikan kepada saya.
    “Tidak ada kasus di bawah tindak lanjut, untuk memberitahu Ibu Lina ntar DEH ibu, mengatakan:” Istri saya.
    Akhirnya, saya memutuskan untuk langsung menjawab alasan Mr ElBaradei untuk bermain catur.

    Ketika saya bertemu Pak ElBaradei, ia langsung sosis saya dan saya berkata, saya siap untuk membantu. Taman Baldi tidak punya waktu untuk berpikir dan mengatur, dia langsung memeluk kata-kata. “Terima Asia MAS, kami telah seperti saudara,” katanya, mata sedikit berkaca-kaca.

    “Ayo, Pak, kami sekali lagi permainan papan,
    Kami juga terlibat dalam permainan catur yang serius. Kali ini, Mr. Baldi selalu pertahanan lemah. “Putih Ayah koq tidak sama seperti biasa,” kataku.
    “Saya tidak tahu saudara, saya sangat sulit untuk berkonsentrasi,” katanya.

    Saya langsung berpikir, Mr. Baldi tentu berpikir tentang bagaimana untuk memulai hubungan baru kami.
    “Sir, ini adalah malam minggu, di rumah saya jika kitapesta barberque, saat merayakan hubungan baru kami,” aku menawarkan solusi.
    “Wah, wah tuh MAS, saya mencoba untuk mempersiapkan semua bahan, kemudian membiarkan bunga ibu” Mr. ElBaradei mengatakan, memasuki istrinya.

    Kemudian, saya meninggalkan rumah, saya ingin beristirahat untuk tidur, daya tahan siap, siapa tahu malam ini dibuka hubungan antara saya dan istrinya Lina.
    Istri saya perpisahan, dan pergi pertokoan Bu kata Lina.
    Pukul 20.00, kami mulai barberque menggelar pesta di halaman belakang. Kami sangat penuh dan puas.

    Saya sarankan, menunjukkan pesta dansa untuk dua pasangan. Aku segera memilih musik yang tenang. Pertama-tama, kami dan mitra kami menari. Aku meletakkan lampu redup. Tapi setelah jangka waktu yang panjang, tampaknya bahwa cahaya masih terlalu terang. Akhirnya, aku mematikan semua lampu, bola lampu hanya mengandalkan dari luar. Pada awalnya rasanya sangat gelap, namun secara bertahap mulai menyesuaikan mata kita, meskipun pemandangan tidak begitu jelas.

    Istri saya menyarankan kita bertukar ide acara dua orang. Istri saya meraih lenganku, menariknya lebih dekat dengan Ibu Lina tubuh saya. Ibu Lina sedikit canggung pada awalnya. Mungkin dia sangat malu, karena keinginannya untuk bermain dengan. Saya mencoba untuk memecahkan kebuntuan pelukan lurus Ibu Lina. Ibu Lina bersantai tubuh dekat dengan tubuh saya. Pada saat yang sama istri saya mengambil tangan saya dan tas Baldi juga berbicara.

    Mendukung lagu sekali, sangat tenang. Aku langsung serangan di leher Bo Lina. Tunduk untuk mencium leher dan telinganya. Ibu Lina terkejut, karena tidak mengharapkan serangan begitu cepat. Tapi sesaat kemudian, ia mengundurkan diri. Sampai kita hanya berdiri di sana. Saya pikir keinginan untuk Ibu Lina sudah mulai meningkat, saya mencium bibirnya kampanye setan. Saya memperlakukan Ms. Lina di ruangan yang tidak ada orang lain dianggap. Ibu Lina Kanan = kanan dengan jarak pukul saya.

    Ketika lagu berakhir, istri saya bertepuk sedikit. Ibu Lina terkejut dan malu. Kami duduk di sofa. Pasangan saya, istri Lina dan istri saya untuk berkemas Baldi. Kami istriahat dengan minum bir dingin.
    “Sekarang, kami telah menambahkan partai partai pakaian, ia berkata:” Istri saya, yang segera melepas semua pakaian luar. Putih Batty ragu-ragu, tapi dia pergi bersama juga melepas pakaian luar, tinggal pakaian koloran dan kaos. Saya baru saja membuka pakaian saya semua.

    Ibu Lina sedikit pemalu, sehingga membantu istri saya yang telah dipaksa untuk memakai bra dan celana dalam saja
    Tiga lagu, kami memiliki Partai pakaian. Istri saya tiba-tiba terbuka dan ia mendekati Ms. Lina BHnya terbuka BHnya. Ibu Lina mulai sedikit perlawanan, namun ia taat. Payudara Ibu Lina tidak di dada saya menggenggam payudara istri saya yang lebih besar. Ass tebal Aku gosok. Kami dibuat dari berat dan posisi tarian kita tidak lagi saling berhadapan, tapi aku terus Ms. Lina dari belakang, sedangkan susu meremasi gemuk benar.

    Jari saya perlahan-lahan meluncur di bawah celana wanita Lina, mengerayangi rambut kemaluan adalah celah tebal dan basah. Ibu Lina beristirahat kepalanya di bahu saya.
    Siapa yang tahu berapa banyak lagu telah dimainkan, dan bahkan tanpa lagu apapun, kita masih menerima anak tengah di rumah. Istri saya tiba-tiba mendekati pemerintah segera menarik ke bawah celana Ms. Lina Lina. Ibu Lina terkejut, tapi ia tidak menolak. Celana Dipelorotkan babak berikutnya. Istri saya telah benar-benar telanjang.

    “Ayo, jangan malu paket istri saya berkata ketika ia melihat Pak Bhatti pasti akan harus melepas celananya. Dia sangat malu, karena ia berumur masih mengenakan celana, dan akhirnya dibuka.
    Aku dan Ibu Lina meningkatkan pacaran. Kami kembali pelukan tatap muka. Gao Shunbian Lina tidak jauh berbeda dari saya, sehingga kita dapat langsung bertatap muka pubis. Ibu Lina Kujepitkan ayam antara paha, kami menari keadaan terjepit ayam paha Ms. Lina.

    Saya memiliki lebih terangsang, jadi saya ingin memasukkan penis saya ke dalam vaginanya mulai beberapa kesulitan, tetapi karena desakan saya akhirnya ambles semuanya. Ibu Lina melenguh. Tapi dancenya posisi yang tidak nyaman, karena saya dipaksa untuk dengkulku sedikit menekuk.

    Pegel dengkulku lama, jadi saya diundang Ibu Lina karpet tergeletak di lantai. Kutelentangkan dia, di karpet yang cukup tebal saya. Saya mengtur posisi misionaris dan gerakan lambat saya menghunjam-hunjamkan ayam yang mendalam Ibu Lina menyenangkan. Ms Jolie secara aktif bermain pantatnya, sampai aku merasa sulit untuk mengikuti irama. Aku mencoba untuk bertahan selama mungkin untuk mengalahkan Bo Lina.

    Hampir 15 menit, saya genjot istri Lina, tapi dia masih tanda klimaks. Tubuh saya lelah, saya melihat istri saya meremas-remas penis Pak Baldi masih terlihat kuyu. Mr Baldi seperti skema istri saya untuk bergabung dengan saya, Mr. Baldi duduk di sofa menonton istrinya yang aku melawan. Istri saya duduk di sebelah kami dalam memerangi bersila.

    Istri saya mendorong Ms. Lina terkonsentrasi. Ibu Lina memejamkan mata, dan segera dia melenguh, dan mencoba untuk menahan saya lagi. Aku mulai merasa berdenyut vaginanya. Saya tidak membiarkan dia menyelesaikan orgasme, sebaliknya saya olahraga cepat kasar. Ibu Lina melolong, karena tidak sampai lima menit kemudian, ia berteriak, dan kesadaran diri dari mulutnya ditutup setelah ditemukan. Meskipun mulutnya ditutup, tapi dia terus berteriak penangkaran sendiri.

    Tampaknya Ibu Lina orgasme kualitas tinggi. Saya ketika itu hampir persis sama, tapi karena saya percaya bahwa ini juga bisa sangat panjang.
    Ibu Lina jatuh, dengan keringat tubuh tergeletak di atas karpet. Meskipun ruangan mulai dingin, karena ada AC. Aku segera meraih istri saya, dia meminta saya, memukul saya. Terus terang, jika saya, saya bisa istirahat pertama. Istri saya melayang di atas saya, sampai dia mencapai orgasme, saya juga mengikuti.

    Kami berbaring pertiga dilapisi dengan saya di tengah. Saya meninggalkan aku pelukan.
    Mr ElBaradei di sofa hanya duduk menonton kami, dia tersenyum. Mungkin dia pikir istrinya senang akhirnya memiliki jiwa yang hidup.
    Baldi Putih datang kepada saya untuk menyapa. “Terima Asia MAS,” katanya.
    Taman Baldi dan kemudian menyarankan dia untuk menginap malam dengan saya dan istri saya, dan dia meninggalkan rumah.

    Taman Baldi tas, ia segera meninggalkan kami.
    Istri saya Ibu Lina memandu ke kamar mandi, saya juga mengambil. Mandi air hangat kami.
    Keringkan dengan handuk setelah telanjang bertiga tidur bersama di tempat tidur king size itu. Saya diapit oleh Lina istri dan istrinya.

    Istri saya mulai babak baru. Dia berdiri dan mulai ayam mengulumi. Segera tangan Mrs. Baldi ditarik, dan memerintahkan dia untuk menghisap penisku. Mrs Baldi tidak lagi merasa malu. Dia mengisap ayam dan tarik yang kuat. Rasanya seperti bermain air ditarik keluar secara paksa. Perlahan-lahan penisku mulai membengkak setengah ukuran hard disk.

    Ibu Lina mengatakan kepada saya untuk berbaring, dan sekarang aku mengoral memey. Dia mendesah dan mendesah, meremas-remas susunya sendiri. Pertahanan runtuh, karena dia segera mencapai orgasme.
    Aku bertanya istri giliran saya pada lampu, sehingga kamar tidur begitu cerah. Ibu Lina segera menarik selimut, karena mereka merasa malu. Istri saya melarangnya, sehingga ia akhirnya mengundurkan diri, ia kembali telanjang.

    Saya mengajarkan bagaimana membuat Ibu Lina mencapai orgasme sempurna tanpa lisan, tidak ada hubungan seksual. Aku memasuki jari manis dan jari tengah ke dalam vagina, setelah Ms. Lina …… semua masuk matahari terbenam, maka saya melakukan latihan, seperti lubang vagina, Ms. Lina mengangkat dua jari berstumpu benda. Dia awalnya terkejut, tapi segera merasa dia menyebarkan menyenangkan. Ibu Lina dan mengerang, mengerang seperti seorang pria namun memiliki begitu sampai lima menit ia menangis karena orgasme. Ibu Lina berteriak minta ampun, belas kasihan, biarkan aku berhenti kegembiraan, tapi setelah jeda, aku mulai gerakan terakhir, ia kembali mencapai orgasme dan jeritan dari segala usia, dan mengambil tangan saya, biarkan aku menyudahinya. “Lemes benar MAS, tapi menakutkan,” katanya.

    Tak lama, ia tertidur. Berikutnya, giliran saya dan istri saya untuk bermain. Istri saya bahkan tampak bersemangat. Aku tahu, bahkan jika ia mengatakan rela, tetapi ada juga cemburu Mesara melihat suaminya dengan wanita lain. Yang mengatasi istri ini besar, saya merasa baik, karena ia adalah gairah takut.
    Kami akhirnya tertidur sampai 07:00 di pagi hari. Ketika aku bangun, aku melihat masih tertidur pulas di samping dua wania. Aku mulai mencium pipi sebelum Ibu Lina menyedoti susu membengkak. Akhirnya, meskipun saya menggenjotnya Ibu Lina belum sepenuhnya dihidupkan kembali tidur, tapi vaginanya cukup basah.

    Sesak di pagi hari adalah ayam keras yang sempurna vaginanya BU Lina. “Maas benar-benar merasa benar-benar penuh dan lezat MAS,” kata Bu Lina. Istri saya mendengar suara terbangun, ia melihat sebelum pertandingan kami sambil menjaga toilet tanpa alas kaki. Dia tidak kembali, tapi keluar dari ruangan. Saya melanjutkan tugas saya memuaskan Bo Lina mendesis seperti pedas.

    “Bahkan, saya sekarat Maas taburi urin, tetapi telah menyebabkan kebingungan jab di muka sehingga rasanya begitu MAS,” kata Bu Lina.
    Aku berdiri, BU Lina memandu ke kamar mandi. Aku akan duduk di dalam lemari, dan meminta Ibu Lina duduk hal dipangkuanku, ia jatuh ke dalam vagina. “Mengapa kirain seseorang mengatakan padaku kencing, mengapa kemudian aduk.” Ibu Lina protes, katanya adalah hasrat sejati untuk buang air kecil.
    Aku tidak mendengarkan itu, saya meminta Ibu Jolie bermain pinggul berputar. “Oh, MAS MAS menakutkan,” katanya.

    Ibu Lina sangat frustasi sekarat untuk buang air kecil, ia menggenjotku sebenarnya bersemangat. Saya ingin mengubah lokasi. Ibu Lina, saya pikir berbaring di lantai kamar mandi tetap kering. Aku berlutut kaki kutekuk mengangkat tangannya sambil menekan dan memutar klitorisnya. Ibu Lina mencapai orgasme. Sessat kemudian mengambil penisku, sekarang saya melihat itu dimasukkan ke dalam vagina untuk menemukan G spot spotnya. Dengan gerakan halus aku menyentuh bagian sensitif di lubang vagina, sampai Ms. Lina menggelinjang-gelinjang. Dia mulai mengerang kenyamanan dan tidak ada entri, maka ada cairan kental, perlahan dikeluarkan lubang kencing, ketika ia klimaks ejakulasi, tapi kemudian dikeluarkan urin dari lubang dengan semprotan keras di wajah saya. Aku memejamkan mata, berusaha untuk menghindari. Ibu Lina bingung, karena dia tidak bisa menghentikan air seni. Meskipun saya percaya bahwa posisi tidak berubah. Dia mengencingiku sesempurna mungkin.

    “Eh Masi Ya maaf, saya tidak bisa berdiri, ABIS MAS mengikat saya, jadi saya tidak bisa ngalih,” katanya.
    “Tidak apa -. Apa yang wanita, saya sudah tahu, jadi saya berbicara ke kamar mandi” kataku.
    Istri saya dan masuk kamar mandi kami untuk bergabung tiga.
    Mandi larangan setelah istrinya, gaun Ms. Lina. Kami akan melakukan sarapan telanjang. Ibu Lina dipanggil untuk meminta suaminya sarapan Bareng. Segera, Pa Baldi mengetuk, ia tampaknya baru saja selesai pagi hari, mereka masih memakai sepatu bot dan celana pendek.

    Dia terkejut melihat kami bertiga telanjang. Aku menghentikannya baju terbuka, karena saya pikir dia adalah ruang ganti lebih nyaman. Sarapan terakhir kami bersama. Sepanjang hari, kami bernudis memiliki paket di direktori home Anda Baldi masih memakainya, tapi kemudian ia berganti pakaian dengan kaus dan sarung tangan.
    Sepanjang hari, kami bermain berkali-kali untuk berhenti dan bermain lagi. Sehari sebelum aku sudah diolah obat kuat, sehingga fisik dan jiwa saya masih beredar.

    Kami berakhir di keluarga akrab Pak Bhatti, dan memutuskan untuk menghubungkan di pintu belakang rumah kami. Ibu Lina atau canggung, jatah Permintaan memalukan lagi, sering langsung masuk ke kamar kami. Kadang-kadang kita sibuk berjuang item nya. Ibu Lina lebih sering tidur di rumah saya, dan tidak tidur dengan suaminya.

    Aku bertanya cara untuk berlatih, dan tidak oral seks dan penetrasi dengan Mr ElBaradei, kira-kira mantap Bu Lina mengatakan bahwa suaminya melakukan.
    Hampir setahun, kami menghubungi mereka, Mrs Baldi akhirnya hamil, anak lahir laki-laki. Untungnya, ia tampak seperti Miss Lina, sehingga tidak ada keraguan ini bibitku. Kami juga mengakhiri periode retensi tidak memiliki anak, hamil dengan istri saya kemudian melahirkan anak laki-laki, juga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Malam Minggu Pertama

    Cerita Sex Malam Minggu Pertama


    534 views

    Perawanku – Cerita Sex Malam Minggu Pertama, Awal kisah ini pada 5 tahun yang lalu, saat aku semester 2 dan kala itu aku berpacaran dengan seorang gadis bernama Denis. Baru 2 minggu yang lalu aku nyatakan cinta pada Denis, saat itu di kantin kampus dan aku sedang asik-asiknya ngobrol dengannya..sampai pada satu saat yang kurasa tepat aku bilang.

    ” Nis,,aku sayang sama kamu..aku mau mulai sekarang kamu jadi pacarku…” lalu dengan tertunduk malu disertai semburat merah dikedua pipinya dia tersenyum manis sekali lalu berkata..
    ” aku juga sayang sama kamu, tapi aku gak mau kecewa…” sore hari di kantin kampus saat itu terasa begitu indaahnya hingga aku malu sendiri dihadapannya karena kegiranganku…

    Denis adalah seorang gadis yang periang..dengan postur tubuh yang sangat ideal untuk gadis-gadis dikampusku..tingginya sekitar 165cm, dengan rambutnya yang hitam panjang sepundak, kulitnya putih mulus tanpa cela, ukuran bra nya 36B, ku tau pada saat aku tanyakan padanya di malam minggu pertama waktu aku datang ngapel kerumahnya…tubuhnya yang tegak kala berjalan dengan dagunya yang sedikit diangkat menambah keanggunan seorang gadis..

    Raut wajahnya yang elok cantik dengan bibir yang selalu tersenyum dan matanya yang indah..yang selalu mencerminkan segala emosi yang di rasakannya..sungguh sebuah karya terindah dari seorang gadis yang pernah aku miliki saat itu.

    Malam minggu pertama, aku datang dan kami mengobrol di halaman samping rumahnya…dia begitu cantik dengan mengenakan rok terusan bunga-bunga dengan seutas tali mengait pundaknya yang memperlihatkan keelokan bahu dan kulit tangannya…

    Papa mama baru aja pergi, katany mau kondangan tuh” jawabnya saat aku tanyakan kedua orang tuanya.
    “Waah kita bisa bebas dong sayang…??” godaku yang disambut rebahan tubuhnya dipangkuanku..
    Lalu setelah ngobrol-ngobrol disertai canda ringan aku coba untuk mencium bibirnya yang merah menggoda…lalu kamipun berciuman, begitu lembut bibirnya dan sedikit basah..setelah sekitar 15 menit berciuman aku beranikan tanganku untuk meraba dadanya…sempat dia tepiskan tanganku..tapi aku coba lagi…dan selalu dia tepiskan tanganku…dan akhirnya dia biarkan tanganku menyentuh pangkal payudaranya..

    Ternyata aku terhalang dengan bra nya..dengan tanpa menyerah aku coba untuk mencari letak puting payudaranya..hingga kutemukan dan kuraba-raba dengan jari-jariku…nafasnya kamipun terrasa mulai memburu…lalu dia melepaskan ciuman panjang ku lalu menatap tanganku yang masih sibuk mencari pentil nya…

    “susah yaa…??? aku kedalem dulu yaah..aku mau buka bra biar kamu gak susah..” bisiknya sambil menatap sayu padaku dan tersenyum…aku iya kan, sambil dia berlalu aku yang kegirangan segera meluruskan posisi penisku yang terangsang hebat dari apa yang baru saja aku alami..

    Tak lama kemudian dia datang lalu langsung duduk dipangkuanku kami berhadapan dan tangannya melingkar di leherku..tatapanya tajam kearahku lalu dia berbisik
    “tangan kamu nakal sayang…” aku balas tersenyum “kamu suka…???” kataku, “tersenyum malu sambil menunduk lalu dia kembali menciumku…

    Kami berpagutan kembali…dan tanganku langsung pada sasaran sebelumnya yaitu kedua payudaranya…Darahku terasa semakin kerasa berpacu karena kurasakan begitu halus dan kencangnya kulit payudaranya..dan saat kusentuh putingnya, ada nafas tertahan dari Denis dalam keasyikannya melumat lidah dan bibirku…

    Nafasnya semakin terengah-engah lalu kurasakan dia menggodaku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya..kini aku yang merasa dipermainkan..dia melepas ciumannya dan menatapku tersenyum nakal dan dengan tetap menggoyang-goyangkan pinggulnya..dengan maksud menggodaku…

    “Aduuhhhh sayaaaaaang…kamu nakal amaat siiiiccchh…” kataku,
    “abis kamu duluaan…” jawabnya.
    “punya kamu keras amat sayang…??? kasian aku ma kamu…mau aku keluarin…???” tanyanya,
    lalu aku mengangguk tanda mengiyakan…

    Lalu dia beranjak dari pangkuanku dan beringsut sujud dibawahku…dengan sabar dia menurunkan resleting jeans ku melepas tali pinggang ku dan menurunkan celana dalamku…sesaat dia tersenyum menatapku dan kembali menatap penisku…

    ”Punya kamu gede banget sih sayang…” sebenarnya aku masih terasa malu saat itu karena baru 3 hari kita jadian..tapi penisku sudah berhadapan dengan wajahnya yang cantik itu…
    Dan selanjutnya dia mulai perlahan menunduk..menyentuh ujung penisku dengan hati-hati…lalu mengecupnya sekali sekali…Ohhh,,,sungguh pemandangan yang luar biasa indah…

    “Sayang…aku keluarin yaaa…tapi nanti kalo udah mau keluar bilangin aku yaah…kamu juga liat-liat kedalem yaa..aku takut bi inah pembantuku nanti keluar..bisa diaduin aku sama mama papa…” “Iyaaa….” jawabku
    Lalu dia mengulum lembut kepala penisku dengan sekali mempermainkan lidahnya dalam kulumannya…aku nikmati setiap sentuhan bibir dan lidahnya dipermukaan penisku…

    ”ohh sayang….” saat dia melepas kulumannya dia menatapku dengan tatapan manja dan senyum yang menggoda…lalu kembali dia mengulum penisku sambil tangannya mengocok perlahan….
    Tak beberapa lama aku rasakan dorongan yang begitu kuat terasa di kedua biji pelirku…lalu rasa itu semakin kuat terasa…dan
    “Sayaaang aku mau keluaaaaaarrrrrr……………..!!!!” bisikku tertahan.

    Lalu dia lepaskan kulumannya dan mengocok semakin cepat pada batang penisku sambil tatapannya tak lepas melihat raut mukaku..seakan menikmati setiap hentakan tangannya…sambil sesekali lidahnya menjilat-jilat ujung penisku…dan akhirnya
    “Aaaaaaccchhhhh….sayaaaaang” aku keluar menyemburkan cairan putih kentalku berkali-kali dan kulihat dia tak beranjak dari posisinya bahkan dia membuka mulutnya seakan menampung setiap semprotan-semprotan spermaku didalam mulutnya….Ohh, benar-benar pemandangan yang sangat menggairahkan…

    ”Ohhh…sayaaang enak bangeeeeeet….!!!!”
    “bentar ya sayaang…aku ambil tisue dulu di kamar…” aku hanya bisa mengangguk perlahan dengan mata terpejam…sekilas kulihat dia berlalu dengan senyum simpul tersungging disudut bibirnya…
    Tak lama dia kembali dengan tisue itangan dan kembali bersujud dibawah menghadap kearahku…

    Dengan lembut dan sabar dia membersihkan sisa-sisa kenikmatanku barusan…selagi aku memperhatikan kesibukannya tampak olehku buah dadanya dibalik pakaiannya. Dua bukit kembar yang putih dan begitu mulus tanpa cela berpadu dalam suatu kesempurnaan sepasang payudara… Ku tarik tali pada pundaknya hingga turun ke lengannya dan dia mengangkat dagunya sambil tersenyum padaku…

    “kepingin yaah kamu…???”
    “nanti aku kasih kalo udah waktunya yaa…”
    “kenapa..???” tanyaku
    “katanya sayang…???”
    “minggu depan aku Prita, sama cindy mo jalan-jalan ke Bali…kamu ikut yaah…???” tanyanya,mengalihkan pembicaraanku barusan..
    “aku dah pesenin tiket buat kamu…lagian cindy juga bawa cowoknya, jadi kamu ada temennya sayang…”
    Aku hanya bisa mengiyakan…

    Bali….sama pacar baru…yang punya segudang misteri dan kecantikan juga kemolekan tubuh yang sempurna…. bayanganku menerawang jauh mereka-reka apa yang akan kualami minggu depan bersama Denis di Bali…
    “Trus kita nginep di hotel rame-rame gitu…??? tanyaku memancing
    “Iya sayang…tapi Prita pesen cottage bukan hotel, ada dua kamar tidur..nanti kita sekamar, trus Cindy ma cowoknya dikamar lainnya..”
    “Prita gimana..???” tanyaku…

    “Dia nginep di hotel lain sama cowoknya yang disana…gitu” jawabnya sambil masih mempermaikan penisku yang sudah lemes…
    “asik dong kita…” dia balas komentarku lagi-lagi dengan tersenyum
    Setelah dinaikan kembali retsluiting celanaku, dia kembali duduk dipangkuanku…lalu bibir kami kembali saling bertemu…lidahnya kembali ku kulum-kulum didalam mulutnya…hingga dia terasa nafasnya kembali terengah…
    “aku puasin kamu yaa sekarang…???” tanyaku berharap.

    “Jangan ahh.nanti ketauan…aku gak mau macem-macem dirumah…nanti aja ya sayang kalo kita di bali.
    Matanya sedikit mengerling kepadaku…seakan menjanjikan suatu yang indah dalam benakku…ini membuatku begitu gemas dengan tingkahnya…
    Tiba-tiba terdengar suara mobil didepan gerbang rumahnya…ternyata orangtuanya pulang…
    “Aduh sayang, papa mama dah pulang tuuh…kamu sekarang pulang yaah sekalian pamit ma mereka yaah…udah malem niih.

    Sejenak kemudian orangtuanya turun dari mobil lalu berjalan kearah pintu samping sambil melihat kearah kami berdua…aku agak sedikit kikuk juga mengingat apa yang telah kami lakukan tadi…semoga celanaku gak ada yang keliatan aneh…
    “malam om..tante..” sapaku
    “mah..pah ini aryo sekalian mo pamit pulang…” katanya
    “iya om, tante sudah malam saya permisi pulang…”

    “Oya…nak Aryo…makasih dah nemenin Denis yaa…hati-hati dijalan ya..” jawab sang calon mertua perempuan dengan singkatnya…sementara si Om cuma sedikit tersenyum menatapku..
    Singkat cerita Denis mengantarku sampai ke mobilku yang ku parkir tepat didepan rumahnya…lalu kami kembali berciuman dengan hangatnya seakan tidak sadar dengan keadaan sekitar…lalu aku teringat pada situasi seperti ini tak boleh kusia-siakan…kuraba-raba punggungnya dengan lembut lalu sedikit demi sedikit turun kebawah sambil bibirku masih sibuk mengulum bibirnya dan lidahnya yang menggairahkan itu…

    Dan ketika tanganku sampai pada belahan pantatnya mulailah jari-jariku mengangkat sedikit ujung bawah roknya keatas hingga tanganku bisa berada di balik pakaiannya…lagi tanpa pikir panjang aku selipkan tanganku menerobos celana dalamnya yang langsung mengarah ke bagian tubuhnya yang paling sensitif yaitu bibir vaginanya…terdengar jeritan lirih dari mulutnya…

    “Ughh….Aryo, jangan nakal lagi dong tanganmu…” tapi tetap kulakukan aksiku mengelus-elus daging kecil yang mulai mengeras diujung atas bibir vagina yang telah basah oleh cairan lendir karena begitu banyak rangsangan yang dirasakan Denis malam ini…kadang ku tekan sedikit jari tengahku ke dalam vaginanya…terlihat matanya terpejam dan bibir kami masih berpagutan disamping mobilku berdiri dan berpelukan….

    Begitu terasa berdegup kencang jantungku merasakan itu semua…rangsangan dan kekwatiran kalau-kalau ada orang yang liat…Rumah Denis didalam lingkungan sebuah komplek, jadi suasana malam itu sangat sepi…seakan hanya nafas nafsu kami yang terdengar.

    “Ohh…sayang, aku gak tahaaaan…..kita masuk kedalam yuuuk…?” ajaknya dan aku langsung membuka pintu mobilku yang belakang dan mendudukkannya di jok belakang lalu aku menyusulnya…setelah didalam mobil, masih dengan nafas yang terengah…Denis menatapku penuh harap, seakan matanya berbicara “Puaskanlah aku sayaang…” seakan mengerti aku tarik celana dalamnya yang sudah basah bagian bawahnya itu hingga lepas…dan aku mulai melepaskan celana jeansku…lalu.

    “Aryo…aku masih virgin…aku gak mau kita ML disini…nanti aja kalo kita di Bali, aku kasih kamu semuanya….aku mau melepas keperewananku dengan suasana yang romantis dan dengan orang yang tepat..supaya aku bisa ingat seumur hidupku” tatapannya penuh arti…seakan mengerti apa yang dimaksudnya, aku langsung beringsut ke bagian bawah tubuhnya yang terlentang di jok belakang mobilku lalu dengan sedikit tenaga ku lebarkan pahanya yang putih bersih itu…

    Kulihat pemandangan yang sanagt indah…vaginanya sudah basah dengan warna merah muda dan dihiasi bulu-bulu jembut yang halus…sedikit jarang dan terlihat tercukur rapih…kudekatkan wajahku kelubang surga itu…kuhirup aroma harum yang begitu soft..menggoda birahiku yang membuat batang penisku kembali mengeras…lalu kusapu dengan lembut bibir vaginanya dari bawah hingga bertemu dengan kelentit dengan lembut…kumainkan lidahku disekitar klitorisnya..kukulum-kulum daging kecil itu sesekali kujilat dan kumasukkan lidahku jauh lebih dalam kedalam lubang perawannya…

    “Ooh sayang…jangan dalem-dalem yaaah…aku ngilu” lirih kudengar dia memohon…
    kembali kuberikan jilatan-jilatan lembut…gigitan kecil yang membuat dia menggelinjaang-gelinjang menahan nikmat dari klitoris yang tak pernah lepas dari kuluman bibirku…dan akhirnya….apa yang kutunggu-tunggu hampir tiba…
    raut wajah Denis seakan menahan sesuatu dgn mata terpejam dia membuka sedikit bibirnya sambil kedua tangan
    nya menekan rambutku seakan ingin menekan mulutku jauh lebih dalam dan lebih rapat dengan vagina dan kelentitnya…sampai pada akhirnya….

    “Ooooooohhhhhh…..aaaacchhhhh……sayaaaaaaaaaaang……….!!!!!!!”
    “aku gak kuaaaaaaaaaaatttt……” aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh…………!!!!!!!”
    “sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang…………………” eegghhhhh………..”
    kujilati cairan kenikmatannya dengan penuh hasrat….hingga dia mengangkat wajahku lalu berkata
    “kamu…nakal….bangeeeet” masih terengah-engah dia mencium bibirku dan kami terlena dalam pelukan sayaang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dengan Adik Kelasku Yang Seksi

    Cerita Sex Dengan Adik Kelasku Yang Seksi


    940 views

    Perawanku – Cerita Sex Dengan Adik Kelasku Yang Seksi, Tumben banget bel pulang sekolah bunyi gak ngaret kayak biasanya. Suasana pulang yang ricuh tiba-tiba menghening. Ternyata ada si Lusi, anak kelas 1 yang tersohor dengan muka yang cakep banget di tambah body sexy yang terbalut seragam super minim itu sedang lewat.

    Namun suasana bisu itu tiba-tiba memecah lamunku karena langkah sexsy si primadona berparkir di depan tongkrongku yang sedang BT hari itu. Saat itu angin kencang sedang hilir mudik dan tanpa sengaja menyibak rok Lusi, sepintas warna pink dalam rok Lusi terlihat oleh ku yang memang sedang nongkrong di depan Lusi.

    “Woi sadar donk!” teriak kecil Lusi yang membuyarkan tanyaku tentang warna pink tersebut.
    “CD aku tadi keliatan ya?” ceplos Lusi yang membuat muka ku memerah.
    Tanpa sempat memberiku kesempatan berkomentar, Lusi menarik lenganku menuju tempat parkiran. Lusi adalah junior ku di seni, dan hubungan kita memang sangat lengket, namun Lusi menganggapku hanya sebagai kakak saja.

    “Kak, anterin aku pulang donk?” pinta Lusi
    “Lho, emang supir kamu mana?” tanyaku kepada gadis kaya yang pulang pergi di anterin supirnya ini.
    “Supirku lagi nyupirin bonyok, dan di rumah nggak ada orang karena lagi beresin perabotan di rumah baruku.”
    Tanpa banyak tanya lagi, dengan ramah aku memberikan tumpangan. Namun sekarang aku agak horny, karena saat di boncengi Lusi menempelkan badannya ke punggungku dan tangannya memelukku dengan erat. Tidak seperti biasanya jalan Khairil Anwar agak lenggang dan membuat motorku dapat melaju kencang dan sampai dengan cepat di istana Lusi.

    “Kak, jangan pulang dulu yach. Temenin aku dulu dong sebentar, iseng nich sendirian di rumah.” Tawar tuan rumah.
    Setelah berganti baju, Lusi langsung menyodoriku minuman kaleng dan beberapa film American Pie yang sudah di putari di kamarnya. Kamar Lusi begitu luas dan cantik dengan berbagai ornamen pink dan putih khas perempuan. Setanpa dugaanku, Lusi mengganti pakaiannya dengan tanktop putih transparan yang menempel erat ditubuhnya sehingga membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas. Tanktop mini itu di padukan dengan rok mini putih yang serasi dengan tanktopnya.

    Lusi dan aku duduk berdampingan di kasurnya yang mengarah ke TV. Lusi duduk dengan memeluk erat tangan ku dan menyenderkan kepalanya ke pundakku. Posisi duduk kami benar-benar membuatku horny, apalagi aku merasakan sebuah tonjolan kecil yang menempel di lenganku dalam pelukan Lusi. Dan aku sangat menikmati keempukan dada Lusi yang menghimpit lenganku. Entah sengaja atau tidak, selain Lusi memeluk lenganku, Lusi juga menempatkan telapak tangan ku pada roknya tepat di atas vaginanya.

    Pada saat pemain film American Pie meragakan hubungan sex, nafas Lusi menjadi terengah-terengah dan seperti memburu sesuatu. Tak lama berselang aku merasakan suatu getaran dari penisku dan terasa penisku sedang ereksi. Ternyata pada saat itu Lusi sedang meremas-remas penisku dari luar. Aku terus mendesah tanpa berusaha menepikan tangan mungil Lusi dari penisku. Dan aku semakin mendesah dan menggeliat tatkala Lusi memasukkan tangannya ke celanaku dah terus meremas penisku.

    Di tengah nikmatku, tangan Lusi yang satunya lagi membimbing tanganku untuk masuk ke roknya dan menempatkannya tepat di vaginanya. Dengan tidak mau kalah, aku meremas-remas vaginanya juga. Dan betapa menggelinjangnya Lusi saat jariku kumasukkan ke lubang vaginanya yang membuat vaginanya membasah.

    Kegiatan saling meremas ini berlangsung selama 10 menit sampai akhirnya Lusi melepaskan genggamannya dari penisku dan mengeluarkan tanganku dari roknya. Aku sangat menikmati 10 menit indah itu, dan ingin rasanya mengulanginya lagi.
    “Kak Lusi haus nich, boleh pinjam sedotannya gak?” lirih Lusi memecah lamunku.
    “He…eh…” sahutku yang masih bingung
    Aku bingung karena Lusi tidak menyertakan sedotan di minumanku, tapi kenapa ia justru meminjam sedotan dariku. Yang lebih membuatku bingung, setelah aku iyakan, wajah Lusi berubah menunjukan senyum yang penuh arti.

    Tanpa ada ucapan lagi, tiba-tiba Lusi bangkit dari duduknya dan langsung jongkok di depanku
    “Heh kamu mau ngapain?” sahutku masih dalam bingung.
    “Udah deh, pokoknya kakak bakal keenakan dech…” sahutnya dengan ceplos
    Tanpa menunggu komentar dariku lagi, Lusi dengan sigap langsung membuka sabuk dan seletingku dan menarik celanaku dengan cepat.

    Karena kebiasaan ku yang tidak pernah memakai CD dari kecil, penisku langsung menyumbul keluar saat celanaku di peloroti.
    Tidak sampai menunggu lama. Tangan Lusi langsung meregangkan pahaku, yang membuat selangkanganku terbuka lebar.

    Dengan nafas yang terengah-engah dan nafsu yang membara, tangan Lusi langsung meraih penisku. Penisku semakin mengeras seirama dengan pijatan dan tarikan yang semakin keras dan cepat yang dilakukan Lusi. Tidak hanya saja di pijat, tangan Lusi dengan terampil mengocok penisku. Penisku di kocok dengan sangat cepat sampai aku merasa mengejang dan terengah-engah.

    Sebelum mani ku menyemprot keluar, aku menghentikan gerakan lincah tangan Lusi. Lusi pun langsung menghentikan tangannya, karena ia tahu kalau mani sudah keluar maka penis akan menyusut dan ia tidak bisa meneruskan permainannya.
    Setelah selang 1 menit, Lusi kembali mengawali permainannya lagi. Kali ini ia mengulum penisku. Ia kocok penisku dengan mulutnya. Bahkan biji penisku pun ia lahap habis.

    Karena sedotannya yang kencang di tambah mulutnya yang terus maju mundur, membuat pertahananku goyah. Karena sudah tidak kuat lagi menahan mani yang ingin mendesak keluar dari penisku, maka aku langsung mengeluarkannya. Aku tidak sadar bahwa saat aku menyemprotkan mani, penisku masih di dalam mulut Lusi. Al hasil, kini mulut mungil Lusi penuh dengan maniku yang sekarang mengalir deras keluar dari mulutnya.
    “Lusi maaf ya, saya ngeluarinnya gak bilang-bilang.”

    “Iya nih kak. Lain kali kalo mau ngeluarin maninya, bilang dulu yah. Asin tau mani nya kakak.” Keluh Lusi yang keasinan karena tanpa sengaja menelan maniku.

    “Iya deh…., Lusi kakak haus nih.” Ucap ku kehausan karena kewalahan oleh permainan Lusi.
    Ada saja ulah nya Lusi. Melihat ku kehausan, ia bukannya mengambilkan minuman, malah menyuruhku menghisap putingnya.

    Tindakan kami hanya segitu saja. Karena ternyata Lusi masih perawan dan baru melakukannya dengan saya. Namun setiap salah satu rumah kami kosong, kami melakukan oral sex tersebut lagi. Bahkan, apabila setiap habis latihan seni. Kami melakukannya di kelas yang kosong, atau di kamar mandi sekolah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Skandal Perselingkuhan Dengan Manda

    Cerita Sex Skandal Perselingkuhan Dengan Manda


    570 views

    Perawanku – Cerita Sex Skandal Perselingkuhan Dengan Manda, Kisah ini begitu sensasional. Pengalaman pertama kali diriku melakukan selingkuh. Kisah Sex perselingkuhan tak sengaja yang begitu membekas dihatiku. Ternyata ada sensasi tersendiri ketika kita melakukan sex secara sembunyi-sembunyi alias selingkuh, begitu mendebarkan dan penuh gereget. Ingin rasanya mengulang selingkuh untuk yang kedua kalinya..

    Kisah ini berawal saat diriku berangkat kerja naik bis kota, biasanya sih bawa mobil pribadi. Seperti hari Senin pada umumnya bis kota terasa sulit. Entah karena armada bis yang berkurang, atau karena setiap Senin orang jarang membolos dan berangkat serentak pagi-pagi. Setelah hampir satu jam berlari ke sana ke mari, akhirnya diriku mendapatkan bis.

    Dengan nafas ngos-ngosan dan mata kesana kemari, akhirnya aku mendapatkan tempat duduk di bangku 2 yang sudah terisi seorang cewek. Kuhempaskan pantat dan kubuang nafas pertanda kelegaanku mendapatkan tempat duduk, setelah sebelumnya diriku menganggukkan kepala pada teman dudukku. Karena lalu lintas macet dan diriku lupa tidak membawa bacaan, untuk mengisi waktu dari pada bengong, diriku ingin menegur cewek di sebelahku, tapi keberanianku tidak cukup dan kesempatan belum ada, karena dia lebih banyak melihat ke luar jendela atau sesekali menunduk.

    Tiba-tiba ia menoleh ke arahku sambil melirik jam tangannya.
    “Macet sekali ya?” katanya yang tentu ditujukan kepaddiriku.
    “Biasa Mbak, setiap hari Senin begini. Mau kemana?” sambutku sekaligus membuka percakapan.
    “Oh ya. Saya dari Cikampek, habis bermalam di rumah orang tua dan mau pulang ke Pondok Indah,” jawabnya.
    Belum sempat diriku buka mulut, ia sudah melanjutkan pembicaraan,

    “Kerja dimana Mas?”
    “Daerah Sudirman,” jawabku.
    Obrolan terus berlanjut sambil sesekali diriku perhatikan wajahnya. Bibirnya tipis, pipinya halus, dan rambutnya berombak. Sedikit ke bawah, dadanya tampak menonjol, kenyal menantang. diriku menelan ludah. Kuperhatikan jarinya yang sedang memegang tempat duduk di depan kami, lentik, bersih terawat dan tidak ada yang dibiarkan tumbuh panjang. Dari obrolannya keketahui ia (sebut saja Manda) seorang cewek yang kawin muda dengan seorang duda beranak tiga dimana anak pertamanya usianya hanya dua tahun lebih muda darinya. Masa remajanya tidak sempat pacaran. Karena waktu masih sekolah tidak boleh pacaran, dan setelah lulus dipaksa kawin dengan seorang duda oleh orang tuanya.

    Sambil bercerita, kadang berbisik ke telingdiriku yang otomatis dadanya yang keras meneyentuh lengan kiriku dan di daddiriku terasa seer! Sesekali ia memegangi lenganku sambil terus cerita tentang dirinya dan keluarganya.

    “Pacaran asyik ya Mas?” tanyanya sambil memandangiku dan mempererat genggaman ke lenganku.
    Lalu, karena genggaman dan gesekan gunung kembar di lengan kiriku, otakku mulai berpikiran jorok.
    “Kepingin ya?” jawabku berbisik sambil mendekatkan mulutku ke telinganya. Ia tidak menjawab, tapi mencubit pahdiriku.

    Tanpa terasa bis sudah memasuki terminal Blok M, berarti kantorku sudah terlewatkan. Kami turun. diriku bawakan tasnya yang berisi pakaian menuju kafetaria untuk minum dan meneruskan obrolan yang terputus. Kami memesan teh botol dan nasi goreng. Kebetulan diriku belum sarapan dan lapar. Sambil menikmati nasi goreng hangat dan telor matasapi, akhirnya kami sepakat mencari hotel. Setelah menelepon kantor untuk minta cuti sehari, kami berangkat.

    Sesampai di kamar hotel, diriku langsung mengunci pintu dan menutup rapat kain horden jendela. Kupastikan tak terlihat siapapun. Lalu kulepas sepatu dan menghempaskan badan di kasur yang empuk. Kulihat si Manda tak tampak, ia di kamar mandi. Kupandangi langit-langit kamar, daddiriku berdetak lebih kencang, pikiranku melayang jauh tak karuan. Senang, tdirikut (kalau-kalau ada yang lihat) terus berganti.
    Tiba-tiba terdengar suara tanda kamar mandi dibuka. Manda keluar, sudah tanpa blaser dan sepatunya. Kini tampak di hadapanku pemandangan yang menggetarkan jiwdiriku. Hanya memakai baju putih tipis tanpa lengan. Tampak jelas di dalamnya BH hitam yang tak mampu menampung isinya, sehingga dua gundukan besar dan kenyal itu membentuk lipatan di tengahnya. diriku hanya bisa memandangi, menarik nafas serta menelan ludah.

    Mungkin ia tahu kalau diriku terpesona dengan gunung gemburnya. Ia lalu mendekat ke ranjang, melatakkan kedua tangannya ke kasur, mendekatkan mukanya ke mukdiriku,
    “Mas..” katanya tanpa melanjutkan kata-katanya, ia merebahkan badan di bantal yang sudah kusiapkan. diriku yang sudah menahan nafsu sejak tadi, langsung mendekatkan bibirku ke bibirnya.
    Kami larut dalam lumat-lumatan bibir dan lidah tanpa henti. Kadang berguling, sehingga posisi kami bergantian atas-bawah. Kudekap erat dan kuelus punggungnya terasa halus dan harum. Posisi ini kami hentikan atas inisiatifku, karena diriku tidak terbiasa ciuman lama seperti ini tanpa dilepas sekalipun. Tampak ia nafsu sekali. diriku melepas bajuku, tdirikut kusut atau terkena lipstik. Kini diriku hanya memakai CD.
    Ia tampak bengong memandangi CD-ku yang menonjol.
    “Lepas aja bajumu, nanti kusut,” kataku.
    “Malu ah..” katanya.

    “Kan nggak ada yang lihat. Cuma kita berdua,” katdiriku sambil meraih kancing paling atas di punggungnya.
    Dia menutup dada dengan kedua tangannya tapi membiarkan diriku membuka semua kancing. Kulempar bajunya ke atas meja di dekat ranjang. Kini tinggal BH dan celana panjang yang dia kenakan. Karena malu, akhirnya dia mendekapku erat-erat.
    Dan diriku terasa penuh dan empuk oleh payudaranya, nafsuku naik lagi satu tingkat, “burung”-ku tambah mengencang.
    Dalam posisi begini, diriku cium dan jilati leher dan bagian kuping yang tepat di depan bibirku.
    “Ach.. uh..” hanya itu yang keluar dari mulutnya.
    Mulai terangsang, pikirku.

    Setelah puas dengan leher dan kuping kanannya, kepalanya kuangkat dan kupindahkan ke dada kiriku. Kuulangi gerakan jilat leher dan pangkal kuping kirinya, persis yang kuldirikukan tadi. Kini erangannya semakin sering dan keras.
    “Mas.. Mas.. geli Mas, enak Mas..” Sambil membelai rambutnya yang sebahu dan harum, kuteruskan elusanku ke bawah, ke tali BH hingga ke pantatnya yang bahenol, naik-turun.

    Selanjutnya gerilydiriku pindah ke leher depan. Kupandangi lipatan dua gunung yang menggumpal di dadanya. Sengaja diriku belum melepas BH, karena diriku sangat menikmati cewek yang ber-BH hitam, apalagi payudaranya besar dan keras seperti ini. Jilatanku kini sampai di lipatan payudara itu dan lidahku menguas-nguas di situ sambil sesekali diriku gigit lembut.
    Kudengar ia terus melenguh keenakan. Kini tanganku meraih tali BH, saatnya kulepas, ia mengeluh,

    “Mas.. jangan, diriku malu, soalnya payudaraku kegedean,” sambil kedua tangannya menahan BH yang talinya sudah kelepas.
    “Coba diriku lihat sayang..” Katdiriku memindahkan kedua tangannya sehingga BH jatuh, dan matdiriku terpana melihat payudara yang kencang dan besar. “Manda.. payudaramu bagus sekali, diriku sukaa banget,” pujiku sambil mengelus payudara besar menantang itu. Putingnya hitam-kemerahan, sudah keras.

    Kini diriku bisa memainkan gunung kembar sesukdiriku. Kujilat, kupilin putingnya, kugigit, lalu kugesek-gesek dengan kumisku, Mandakelojotan, merem melek,
    “Uh.. uh.. ahh..” Setelah puas di daerah dada, kini tanganku kuturunkan di daerah selangkangan, sementara mulut masih agresif di sana.

    Kuusap perlahan dari dengkul lalu naik. Kuulangani beberapa kali, Manda terus mengaduh sambil membuka tutup pahanya. Kadang menjepit tangan nakalku. Semua ini kuldirikukan tahap demi tahap dengan perlahan. Pertimbanganku, diriku akan kasih servis yang tidak terburu-buru, benar-benar kunikmati dengan tujuan agar Manda punya kesan berbeda dengan yang pernah dialaminya. Kuplorotkan celananya. Manda sudah telanjang bulat, kedua pahanya dirapatkan. Ekspresi spontan karena malu.

    Kupikir dia sama saja denganku, pengalaman pertama dengan orang lain. diriku semakin bernafsu. Berarti di hadapanku bukan perempuan nakal apalagi profesional. Kini jari tengahku mulai mengelus perlahan, turun-naik di bibir vaginanya. Perlahan dan mengambang. Kurasakan di sana sudah mulai basah meski belum becek sekali.
    Ketika jari tengahku mulai masuk, Manda mengaduh,
    “Mas.. Mas.. geli.. enak.. terus..!” Kuraih tangan Manda ke arah selangkanganku (ini kuldirikukan karena dia agak pasif. Mungkin terbiasa dengan suami hanya meldirikukan apa yang diperintahkan saja).

    “Mas.. keras amat.. Gede amat?” katanya dengan nada manja setelah meraba burungku.
    “Mas.. Manda udah nggak tahan nikh, masukin ya..?” pintanya setengah memaksa, karena kini batangku sudah dalam genggamannya dan dia menariknya ke arah vagina. diriku bangkit berdiri dengan dengkul di kasur, sementara Manda sudah dalam posisi siap tembak, terlentang dan mengangkang. Kupandangi payudaranya keras tegak menantang.
    Ketika kurapatkan “senjatdiriku” ke vaginanya, reflek tangan kirinya menangkap dan kedua kakinya diangkat.
    “Mas.. pelan-pelan ya..” Sambil memejamkan mata, dibimbingnya burungku masuk ke sarang kenikmatan yang baru saja dikenal.
    Meski sudah basah, tidak juga langsung bisa amblas masuk. Terasa sempit. Perlahan kumasukkan ujungnya, lalu kutarik lagi. Ini kuulangi hingga empat kali baru bisa masuk ujungnya.
    “Sret.. sret..” Manda mengaduh,

    “Uh.. pelan Mas.. sakit..” Kutarik mundur sedikit lagi, kumasukkan lebih dalam, akhirnya..
    “Bles.. bles..” barangku masuk semua. Manda langsung mendekapku erat-erat sambil berbisik,
    “Mas.. enak, Mas enak.. enak sekali.. kamu sekarang suamiku..” Begitu berulang-ulang sambil menggoyangkan pinggul, tanpa kumengerti apa maksud kata “suami”.
    Manda tiba-tiba badannya mengejang, kulihat matanya putih,
    “Aduuh.. Mas.. diriku.. enak.. keluaar..” tangannya mencengkeram rambutku. diriku hentikan sementara tarik-tusukku dan kurasakan pijatan otot vaginanya mengurut ujung burungku, sementara kuperhatikan Manda merasakan hal yang sama, bahkan tampak seperti orang menggigil.
    Setelah nafasnya tampak tenang, kucabut burungku dari vaginanya, kuambil celana dalamnya yang ada di sisi ranjang, kulap burungku, juga bibir vaginanya. Lantas kutancapkan lagi. Kembali kuulangi kenikmatan tusuk-tarik, kadang diriku agak meninggikan posisiku sehingga burungku menggesek-gesek dinding atas vaginanya. Gesekan seperti ini membuat sensasi tersendiri buat Manda, mungkin senggamanya selama ini tak menyentuh bagian ini.
    Setiap kali gerakan ini kuldirikukan, dia langsung teriak,

    “Enak.. terus, enak terus.. terus..” begitu sambil tangannya mencengkeram bantal dan memejamkan mata.
    “Aduuhm Mas.. Manda keluar lagi niikh..” teriaknya yang kusambut dengan mempercepat kocokanku.
    Tampak dia sangat puas dan diriku merasa perkasa. Memang begitu adanya. Karena kalau di rumah, dengan istri diriku tidak seperkasa ini, padahal diriku tidak pakai obat atau jamu kuat. Kurasakan ada sesuatu yang luar biasa. Kulirik jam tanganku, hampir satu jam diriku ldirikukan adegan ranjang ini. Akhirnya diriku putuskan untuk terus mempercepat kocokanku agar ronde satu ini segera berakhir.
    Tekan, tarik, posisi pantatku kadang naik kadang turun dengan tujuan agar semua dinding vaginanya tersentung barangku yang masih keras. Kepala penisku terasa senut-senut,
    “Manda.. diriku mau keluar nikh..” katdiriku.
    “He.. eeh.. terus.. Mas, aduuh.. gila.. Manda juga.. Mas.. terus.. terus..”
    “Crot.. crot..” maniku menyemprot beberapa kali, terasa penuh vaginanya dengan maniku dan cairannya.
    Kami akhiri ronde pertama ini dengan klimaks bareng dan kenikmatan yang belum pernah kurasakan. Satu untukku dan tiga untuk Manda.
    Setelah bersih-bersih badan, istirahat sebentar, minum kopi, dan makan makanan ringan sambil ngobrol tentang keluarganya lebih jauh. Manda semakin manja dan tampak lebih rileks. Merebahkan kepalanya di pundakku, dan tentu saja gunung kembarnya menyentuh badanku dan tangannya mengusap-usap pahdiriku akhirnya burungku bangun lagi.
    Kesempatan ini dipergunakan dengan Manda. Dia menurunkan kepalanya, dari daddiriku, perut, dan akhirnya burungku yang sudah tegang dijilatinya dengan rdirikus.
    “Enak Mas.. asin gimana gitu. diriku baru sekali ini ngrasain begini,” katanya terus terang.
    Tampak jelas ia sangat bernafsu, karena nafasnya sudah tidak beraturan.

    “Ah..” lenguhnya sambil melepas isapannya. Lalu menegakkan badan, berdiri dengan dengkul sebagai tumpuan.
    Tiba-tiba kepaldiriku yang sedang menyandar di sisi ranjang direbahkan hingga melitang, lalu Mandamengangkangiku.

    Posisi menjadi dia persis di atas badanku. diriku terlentang dan dia jongkok di atas perutku. Burungku tegak berdiri tepat di bawah selangkangannya. Dengan memejamkan mata,
    “Mas.. Manda gak tahaan..” Digenggamnya burungku dengan tangan kirinya, lalu dia menurunkan pantatnya.
    Kini ujung kemaluanku sudah menyentuh bibir vaginanya. Perlahan dan akhirnya masuk. Dengan posisi ini kurasakan, benar-benar kurasakan kalau barang Manda masih sempit. Vagina terasa penuh dan terasa gesekan dindingnya.
    Mungkin karena lendir vaginanya tidak terlalu banyak, diriku makin menikmati ronde kedua ini.
    “Aduuh.. Mas, enak sekali Mas. diriku nggak pernah sepuas ini. Aduuh.. kita suami istri kan?” lalu..
    “Aduuh.. Manda enak Mas.. mau keluar nikh.. aduuh..” katanya sambil meraih tanganku diarahkan ke payudaranya.

    Kuelus, lalu kuremas dan kuremas lagi semakin cepat mengikuti, gerakan naik turun pantatnya yang semakin cepat pula menuju orgasme.
    Akhirnya Manda menjerit lagi pertanda klimaks telah dicapai. Dengan posisi diriku di bawah, diriku lebih santai, jadi tidak terpancing untuk cepat klimaks. Sedangkan Manda sebaliknya, dia leluasa menggerakkan pantat sesuai keinginannya. Adegan diriku di bawah ini berlangsung kurang lebih 30 menit. Dan dalam waktu itu Manda sempat klimaks dua kali. Sebagai penutup, setelah klimaks dua kali dan tampak kelelahan dengan keringat sekujur tubuhnya, lalu diriku rebahkan dia dengan mencopot burungku. Setelah kami masing-masing melap “barang”, kumasukkan senjatdiriku ke liang kenikmatannya. Posisinya diriku berdiri di samping ranjang. Pantatnya persis di bibir ranjang dan kedua kakinya di pundakku. diriku sudah siap memulai acara penutupan ronde kedua.

    Kumulai dengan memasukkan burungku secara perlahan.
    “Uuh..” hanya itu suara yang kudengar.
    Kumaju-mundurkan, cabut-tekan, burungku. Makin lama makin cepat, lalu perlahan lagi sambil diriku ambil nafas, lalu cepat lagi. Begitu naik-turun, diikuti suara Manda,
    “Hgh.. hgh.. ” seirama dengan pompaanku.
    Setiap kali diriku tekan mulutnya berbunyi,
    “Uhgh..” Lama-lama kepala batanganku terasa berdenyut.
    “Manda.. diriku mau keluar nikh..”
    “Yah.. pompa lagi.. cepat lagi.. Manda juga Mas.. Kita bareng ya.. ya.. terus..” Dan akhirnya jeritan..
    “Aaauh..” menandai klimaksnya, dan kubalas dengan genjotan penutup yang lebih kuat merapat di bibir vagina,
    “Crot.. crott..” diriku rebah di atas badannya. Adegan ronde ketiga ini kuulangi sekali lagi. Persis seperti ronde kedua tadi.

    Pembaca, ini adalah pengalaman yang luar biasa buat saya. Luar biasa karena sebelumnya diriku tak pernah merasakan sensasi se-luar biasa dan senikmat ini. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi, meski diriku tahu alamatnya. Kejadian ini membuktikan, seperti yang pernah kubaca, bahwa selingkuh yang paling nikmat dan akan membawa kesan mendalam adalah yang dildirikukan sekali saja dengan orang yang sama. Jangan ulangi lagi (dengan orang yang sama).

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Dengan Wanita Panti Pijat

    Cerita Sex Dengan Wanita Panti Pijat


    713 views

    Perawanku – Cerita Sex Dengan Wanita Panti Pijat, Aku bukan ingin menyaingi Mas Boedoet, Si Peliput Pijat yang telah malang melintang di dunia perpijatan itu. Dia memang “profesional”, sedangkan Aku cuma peselingkuh amatiran yang ingin pelayanan seks selain di rumah. Aku juga bukan orang kaya seperti Mas Boed yang dengan mudah mengeluarkan ratusan dollar untuk pelayanan pijat komplet.

    Aku hanya punya lembaran “Sokarno Hatta”, bukan George Washington! Tapi massage service yang Aku dapatkan tadi malam (fresh from the oven, you know) benar-benar memuaskan sehingga Aku perlu share kepada Anda. Tepatnya pelayanan “pijat plus plus” empat babak yang rada unik. Awalnya, informasi minim yang Aku dapatkan dari seorang kawan yang tinggal di Jakarta tentang massage service (lebih tepat dibilang sex service, sebetulnya) di suatu tempat di Bandung (busyet, dia yang tinggal di Jakarta malah lebih tahu dari Aku, dasar Aku masih hijau!)

    “Namanya ‘xxx Message’, di jalan Otista, berseberangan dengan Pasar Baru, tarifnya seratusan sejam,” katanya.
    “Bagus engga cewe-cewenya?” tanyaku.
    “Loe tahu kan selera gue? Pokoknya engga nyesel.” Dengan agak ragu (masa sih seratusan cewenya yahut?) akhirnya Aku meluncur juga ke sana.
    Tak sulit menemukan tempat ini.

    Hanya jangan ke sana siang atau sore, macetnya minta ampun. Waktu yang ideal sekitar jam 7 malam, lalu lintas sudah lancar dan belum banyak pelanggan lain sehingga kita leluasa memilih “pemijat”. Dari depan tempat ini memang tak menyolok, hanya pintu kaca yang terbuka sebelah. Dengan style yakin –sembari deg-degan– Aku langsung masuk, juga supaya tak sempat ada yang mengenali di pinggir jalan raya ini. Di ruangan yang remang itu ada satu stel sofa yang diduduki 4-5 cewe yang berpakaian serba minim. Sejenak Aku menyapu pandangan, setengan bingung. Tapi hanya beberap detik. Salah satu dari mereka langsung bangkit dari duduknya begitu melihatku.

    “Mau pijat Mas, Ayo!” Putih, berwajah mandarin, tingginya sedang,
    “massa depan” (double “s” lho, istilahku untuk buah dada) besar dengan belahan yang terbuka jelas,
    “massa belakang” yang menonjol ke belakang, rok supermini memamerkan sepasang paha putihnya yang juga… besar.
    Hasil evaluasiku: cewe ini serba menonjol dan serba besar.

    “Ayo Mas, lihat-lihat ke belakang,” ajaknya lagi ketika Aku masih terpaku.
    Digandengnya tanganku, dibawa melalui pintu kaca lagi di belakang ruangan itu. Kami melewati lorong lumayan panjang yang di kanan-kirinya terdapat pintu-pintu kamar terus kebelakang. Pantat besarnya megal-megol seirama langkah kakinya. Sampai di ujung lorong, dia berhenti di depan jendela kaca nako.
    “Silakan pilih,” katanya sambil menutup kaca nako itu.

    Rupanya jendela ini tempat mengintip ke ruangan besar di baliknya. Kaca nako yang dilapisi “glass film” gelap memungkinkan Aku melihat bebas ke ruangan besar itu tanpa dilihat penghuninya. Wow! Temanku tak berbohong. Di ruangan besar itu banyak berisi sofa dan diatasnya “tergeletak” belasan “ayam” yang sungguh membuatku menelan ludah beberapa kali. Kebanyakan mereka duduk-duduk sambil nonton TV. Ada yang lagi ngobrol, ada yang berdiri di depan cermin mematut dandanannya. Umumnya, model pakaian yang dikenakannya minim terbuka di dada dan paha. Bahkan cewe yang persis lurus pandanganku duduk acuh celdam putihnya “kemana-mana”.

    Hanya beberapa saat di situ mataku sudah menebar ke seluruh ruangan. Hasilnya, bingung! Semuanya menggiurkan. “Yang mana, Mas?” tanya pengawalku Si Serba Besar ini.
    “Entar deh …”

    “Si Anu pijitnya enak, Si Itu servicenya jago, Si Ini mainnya yahut ….” katanya berpromosi.
    Aku tak begitu mendengar ocehannya, lagi asyik meneliti satu persatu cewe-cewe itu buat menetapkan pilihan tubuh yang pas dengan idolaku. Pijit, service, main?

    “Servicenya apa aja?” akhirnya aku nanya ke Si Besar, tapi mataku masih ke ruangan.
    “Apa aja, terserah Mas aja. Di dalam nanti baru tahu,” katanya sok berteka-teki.
    Pakaian yang mereka kenakan, terbuka dada dan paha, membantuku untuk lebih cepat menentukan pilihan. Akhirnya Aku menetapkan 3 orang terbaik untuk di observasi lebih teliti. Yang bergaun coklat tua itu… hmmm… Wajahnya cantik, kulit bersih, paha mulus. Sayangnya, buah dadanya tak begitu “menjanjikan”.
    Bukannya kecil sih, masih punya belahan. Hanya Aku ingat pesan kawanku tadi.
    “Pilih yang berdada besar,” katanya.

    “Kenapa?”
    “Gak usah banyak tanya, cobain aja.” Untungnya, seleraku memang dada yang berisi.
    Yang bargaun hitam lebih seksi, body-nya menggitar, face-nya biasa-biasa aja. Dadanya? Hanya dia satu-satunya yang pake gaun menutupi dada tapi membuka kedua bahunya. Cukup menonjol bulat, tapi jangan-jangan itu hanya model bra-nya. Bagiku, indikasi dada montok adalah punya “belahan” atau tidak. Si gaun hitam ini belahannya tertutup. Yang ketiga, bergaun crem berbunga kecil, agaknya yang paling ideal. Tubuh lumayan tinggi, pinggang ramping paha bersih panjang, dadanya… wow! Dengan gaun model “kemben” (menutup separoh dada horisontal), buah dadanya seakan “tumpah”.

    Nilai plusnya lagi: berambut panjang lurus sepinggang. Tapi Aku tak segera menyebut nomornya untuk dipesan. Aku masih menebar pandangan lagi jangan-jangan ada yang lebih bagus terlewat dari penelitianku.
    “Sama saya aja Mas, nanti ‘dibody’ sebelum main, mau karaoke juga boleh,” kata pengawalku tiba-tiba.
    Aku jadi tertarik sama omongannya.
    “Dibody?”
    “Iya, body massage.” Body massage, karaoke, dan
    “main”. Ehemmmm …!
    “Terus?”
    “Pokoknya Mas ditanggung puas.
    ” Iya puas, tapi
    “You aren’t my type” kataku, dalam hati tentu saja. Kamu mustinya “menjalankan diet ketat” supaya pinggangmu berbentuk.

    “Kalo mereka service-nya sama gak?” tanyaku.
    “Tergantung orangnya sih Mas.” Aku sejenak ragu.
    Sama dia macam pelayanannya sudah jelas, tapi tubuhnya tak masuk seleraku. Pilih Si “Dada tumpah” pas dengan selera, tapi bentuk pelayanannya belum jelas. Aku kembali menebar pandangan. Rasanya Aku tak menemukan “calon” lain sebaik Si Dada montok. Tapi Aku mendapatkan informasi lain. Di pojok agak atas tertempel karton di dinding dengan tulisan:
    “Mulai 1 Juli Rp. 150.000 sejam”.

    “Pilih yang di dalam juga silakan, gak pa-pa,” katanya.
    Kudengar ada sedikit nada kecewanya (Tolong Mas Wiro, pilih yang mana nih?)
    “Kok gak ada tamu lain, sih?” tanyaku sekedar menetralkan.
    “Baru jam 7 masih sepi, entar malem rame,” jelasnya.
    Tak ada pesaing begini memberiku keleluasaan untuk berpikir sebelum memutuskan. Anda jangan coba menimbang-nimbang begini kalau lagi ramai, bisa-bisa pilihan Anda disambar tamu lain. Akhirnya keputusanku bulat, pilih Si Kemben. Keputusan yang agak spekulatif sebenarnya. Tak apalah, ini kan kedatangan pertama, hitung-hitung “belajar”. Kusebutkan nomornya pada si Besar ini.
    “Yeeen, tamu,” teriaknya.

    Si Rambut panjang bangkit dan menuju pintu. Ehem, aku tak salah pilih. Secara keseluruhan bentuk badannya oke. Cara jalannya mirip peragawati di catwalk, sehingga sepasang buahnya berguncang berirama.
    “Yeni,” katanya begitu dia muncul di pintu menyodorkan tangan.
    Aku tambah yakin, dadanya benar-benar “menjanjikan”. Yeni membimbingku menuju lorong. Tanganku langsung merangkul bahunya, bak sepasang pengantin yang menuju kamar bulan madu. Begitu Yeni menutup pintu kamar dan menguncinya, Aku menyerbu memeluknya. Mulutku langsung menuju belahan buah dadanya. Menciumi dan menggigit pelan.

    “Eh… bentar dong Mas,” elaknya ramah.
    Aku tak peduli. Kupelorotkan kemben dan branya, bulatan buah dada kanannya langsung nongol. Bulat indah, tak ada tanda-tanda turun walaupun sudah tentu sering dijamah orang. Kuteruskan ciumanku di dadanya, sampai kemudian Aku “menyusu”.
    “Mas ini gak sabaran ya?” Tak ada nada marah, masih ramah.
    Pelukan kuperkuat, tangan kiriku turun meremas pantatnya.
    “Sabar ya Mas…” katanya melepas pelukan.
    Aku melepas tubuhnya.
    “Pijit dulu aja,” sambungnya.
    “Udah itu?”
    “Mas maunya apa?” tantangnya.
    “Maunya service yang memuaskan.” ”
    Yang memuaskan yang gimana?”
    “Body massage, karaoke, dan main,” serangku, meniru servis Si Besar tadi.
    “Boleh. Buka baju dulu dong,” perintahnya.
    “Bukain,” Aku balik memerintah.
    “Hi… manja,” tapi tangannya bergerak membuka kancing kemejaku, lalu singletku, kemudian ikat pinggangku.
    “Ih, udah keras,” katanya menggenggam penisku dari luar sebelum memelorotkan celanaku.
    Yeni berhenti ketika tinggal celdamku saja.
    “Buka semua dong,” pintaku.

    “Gak ah, takut. Hi hi… Udah, mas tiduran deh, entar Yeni pijat dulu.” Aku merebahkan tubuhku ke kasur, terlentang.
    Tanpa malu-malu Yeni melepas gaun dan kemudian bra-nya. Buah dadanya memang bulat dan besar. Mungkin terlalu besar untuk ukuran tubuhnya yang tinggi dan langsing. Aku mengamati dadanya sambil tegang. Buah dada kanannya nyaris sempurna, bulat, besar, dengan puting coklat yang kecil. Tapi tak simetris, buah kirinya agak turun, tak bulat benar (Mas Wiro, umumnya buah dada memang tak simetris ya, kanan kiri beda. Jawab ya?). Lalu menyambar handuk dan ke kamar mandi.

    “Yeni mandi dulu ya Mas.”
    “Ya, cepet ya.” Keluar dari kamar mandi Yeni berbalut handuk.
    Yeni membuang handuknya, hanya berceldam.
    “Telungkup dong Mas.” Aku membalik tubuhku.
    Yeni menduduki pantatku. Penisku yang tegang terjepit, mengulas minyak ke punggungku, lalu mulai mengurut. Cara mengurutnya kurang menekan, tidak seenak pemijat profesional tentu saja. “Kamu dari mana Yen?” “Cirebon, Mas.” Selesai di pinggang dan punggungku, Yeni lalu melepas celdamku sambil bilang maaf. Sopan banget. Aku berbalik. Pandangan Yeni sekilas ke penisku yang mengacung tegang.

    “Hi hi… udah tegang.”
    “Kamu lepas juga dong.”
    “Okey,” dengan tenang Yeni melepas satu-satunya kain penutup tubuhnya itu.
    Jembut lebatnya menutupi seluruh permukaan kewanitaannya.
    “Balik lagi, dong.” Pantatku dipijat, lalu pahaku. Diurut dari belakang lutut ke atas.
    Sampai di pangkal pahaku, entah sengaja atau tidak, jempol tangannya menyentuh-nyentuh biji pelirku.
    “Punggungnya lagi dong Yen.” Yeni menduduki pantatku lagi, bulu-bulu kelaminnya terasa banget mengelusi pantatku.

    Memang inilah maksudku dengan meminta pijat di punggung.
    “Katanya body massage…” tagihku.
    “Entar dong Mas.”
    “Dah, sekarang terlentang.” Yeni menumpahkan minyak ke dada, perut, dan penisku.
    Lalu… hup! Dia “berselancar” di atas tubuhku.
    “Sreeng”. Aku bergidik, gemetar karena nikmat.

    Kedua buah dadanya diusap-usapkan (dengan tekanan) ke dadaku. Lalu turun ke perutku. Ini sih bukan body massage, tepatnya “breast massage”. Buah dadanya yang mengkilat berlumuran minyak sering menggelincir di tubuhku. Tiga kali berurutan dada dan perutku “dipijat” buah dadanya, lalu… inilah yang membuatku berdesir kencang. Yeni menumpahkan minyak di telapak tangannya lalu mengoleskan di kedua buah dadanya. Buah itu makin mengkilat, dan putingnya tegang! Lalu, bergantian kiri kanan, buah dadanya memijati kelaminku, mak! Tak itu saja. Diletakkannya batang penisku di belahan dadanya, lalu di”uyek”.

    Yeni menggoyang tubuh atasnya bak penari salsa. Inilah sebabnya mengapa kawanku menyarankan agar Aku memilih yang berdada besar. Sepasang daging kenyal memijati penisku, rasanya bagai terbang. Terbayang, kan, kalau dada model “papan setrikaan”, bukannya nikmat malah pegel. Aku harus sekuat tenaga manahan diri untuk tidak ejakulasi. Apalagi nampaknya Yeni mengkonsentrasikan tekanan dadanya ke penisku. Untung saja baru kemarin Aku “keluar”. Kalau tidak, mungkin Aku sudah menyiram maniku ke dada Yeni.
    Kadang Aku menghentikan gerakan liarnya, sekedar mengambil nafas panjang. Lalu memerintahkan menggoyang lagi ketika Aku sejenak “turun tensi”.

    “Mau keluar ya?” komentarnya.
    Yeni menuruti komandoku. Oohh… cukuplah stimulasi ini, supaya Aku bisa menikmati “service” Yeni lainnya. Aku berhasil menahan diri. Yeni bangkit.
    “Yuk, cuci dulu Mas,” Yeni menghilangkan minyak di dada, perut dan penisku dengan sabun.
    Lalu dia membersihkan tubuhnya sendiri. Ini memberiku kesempatan untuk mengerem nafsuku yang tadi hampir meledak. Aku menurut saja ketika Yeni megelap tubuhku dengan handuk, lalu merebahkan tubuhku terlentang. Mulailah servis ketiga… Diciuminya perutku, terus turun ke pahaku, kanan dan kiri sampai ke dengkul. Naik lagi menciumi pelirku, bahkan mengemotnya, satu persatu bergiliran bijiku masuk ke mulutnya. Giliran lidahnya menjilati batang penisku, dari pangkal ke ujung. Disini dia memasukkan “kepala” penisku ke mulutnya. Hanya sebentar, dilepas lagi dan mulai menjilati dari pangkalnya lagi.

    Begitulah berulang-ulang sampai akhirnya dia melakukan blow job seperti adegan oral sex di film biru. Kembali Aku harus “berjuang” untuk tidak meledak. Lagi-lagi Aku harus menyetopnya ketika kurasakan Aku hampir muncrat. Bagian keempat, dimulai.
    “Pake kondom ya Mas.” Maksudku juga begitu.
    Aku tak mau ambil resiko bermain seks dengan perempuan sewaan begini tanpa pengaman.
    “Tolong ambilin di saku celanaku.”
    “Saya bawa kok Mas.” Dengan terampil dia memasangkan kondom di penisku.
    Berpengalaman dia rupanya.

    “Mas termasuk kuat, lho.” Ah, ini sih basa-basi standar seorang profesional.
    “Ah, bisa aja kamu.”
    “Bener lho, biasanya baru dibody aja udah keluar.” Aku mencegah Yeni yang mulai menaiki tubuhku.
    Aku kurang suka dengan posisi di bawah. Membatasi gerakanku. Yeni terlentang dan membuka kakinya lebar-lebar. Sambil mengulumi putingnya Aku masuk. Belum sempat Aku menggoyang, Yeni duluan memutar pantatnya. Yah, posisi “missionarist” tak perlu diceritakan prosesnya kan? Anda sudah tahu. Kecuali, beberapa kali Aku terpaksa menyuruh Yeni diam, agar Aku bisa memompa sambil merasakan sensasi gesekan penisku pada dinding-dinding vagina Yeni.

    Oh ya, ada lagi yang perlu Aku ceritakan. Ketika Aku mengambil “pause” dari gerakan memompa, dengan trampilnya Yeni memainkan bagian dalam vaginanya berdenyut-denyut teratur menyedoti penisku. Rasanya Bung! Susah digambarkan. Semacam “kompensasi” dari lubangnya yang tak begitu erat menggenggam penisku. Maklum, sering “dipakai”. Bahkan sampai Aku “selesai” dan rebah lemas menindih tubuhnya, Yeni masih memainkan denyutan vaginanya! Aku tak menyesali keputusanku untuk memilih Yeni dibanding Si Serba Menonjol tadi.

    “Semua cewe di sana tadi service-nya memang begini ya?” tanyaku membuka kebisuan.
    Aku masih menindih tubuhnya, penisku masih di dalam.
    “Engga tahu dong, Mas. Cobain aja,” Ada nada kurang senang yang tersirat.
    “Bukan begitu, cuman pengin tahu aja.”

    “Eh, bener kok Mas, Saya engga ada apa-apa. Tamu kan berhak memilih.”
    “Mas sering ngeseks ya,” kata Yeni ketika dia melepas kondom dan “memeriksa” isinya.
    “Keluarnya dikit,” sambungnya.
    Tahu aja loe.
    “Jangan kapok ya, Mas.”
    “Engga dong,” Serangkaian servis yang disuguhkan Yeni memang memuaskanku.
    “Sering-sering ke sini ya,” Lagi-lagi ucapan basa-basi yang standar.
    “Iya dong, Kalau ada kesempatan lagi saya ke sini dan pilih kamu lagi.”
    “Ah engga usah basa-basi, pasti Mas pengin coba yang lain kan?’ Lagi-lagi, tahu aja loe!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Malam Pertama Dengan Istri Muda Ayahku

    Cerita Sex Malam Pertama Dengan Istri Muda Ayahku


    1326 views

    Perawanku – Cerita Sex Malam Pertama Dengan Istri Muda Ayahku, Namaku rio adi nugroho, umurku 17 tahun, aku sekolah d salah satu SMA di surabya. Aku anak tunggal di keluargaku, kadang rasanya sepi karna tidak mempunyai saudara. ayahku kerja di salah satu rumah sakit d surabaya, dan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Aku ingin berbagi cerita tentang aku dan ibuku, umur ibuku 38 tahun, dia adalah ibu terbaik di dunia ini. di usia ibuku yang 38 tahun dia masih terlihat cantik.

    Awalnya aku gak ada pikiran ingin melakukan hal gila kepada ibuku, semua berawal ketika aku gak sengaja melihat ibuku yang sedang mandi, waktu itu aku pulang lebih cepat dari biasanya karna guru-guru di sekolah ada rapat. mungkin karna ibuku mengira bahwa di rumah gak ada siapa-siapa jadi dia gak menutup pintu kamar mandi dengan rapat. ketika melihat pintu kamar mandi yang sedikit kebuka jadi muncul pikiran untuk mengintip ibuku yang sedang mandi. tubuh ibuku yang putih mulus dan buah dada yang besar serta bokong yang montok membuat kontolku menjadi tegang. karna terlalu fokus pada tubuh ibu, tanpa sengaja aku mendorong pinntu kamar yang gak tertutup rapat itu sehingga aku tersungkur masuk kedalam kamar mandi tempat ibu mandi, ibu yang lagi asik mandi pun terkejut.
    “rio, kamu ngapain??” tanya ibu dengan ekspresi bingung.
    ”enggak mah, ini tadi ada tikus trus mau rio usir” karna bingung jadi aku asal menjawab.
    kemudian aku pun langsung lari ke kamar. di dalam kamar aku masih terus memikirkan tubuh ibuku yang seksi itu, aku pun coli dengan membayangkan tubuh telanjang ibu yang kulihat tadi.. beberapa jam kemudia ibu memanggilku.
    “rio… cepet turun makan dulu” teriak ibuku dari bawah..
    aku pun langsung turun untuk makan siang, karna tenagaku habis untuk coli aku jadi sangat lapar. aku pun makan bersama ibu. ketika lagi asik menyantap makan siangku ibu melontarkan pertanyaan yang mengagetkanku.
    ” rio tadi km ngapain d kamar mandi pas mamah lagi mandi ? km ngintip mamah ya?” tanya ibu padaku.
    mendengar pertanyaan ibu aku pun jadi kaget dan tersedak.
    “uhuk,, egak kog mah, tadi itu ada tikus masuk rumah gede banget terus mau rio usir,eh rio malah kepleset jadi masuk deh ke kamar mandi.” kataku berusaha mencari alasan.
    ”kamu tuh pinter cari alasan, sebernya tadi km ngintip mamah mandi kan? Hayo ngaku” tanya ibuku denga nada yang leibih keras.
    “iya rio tadi ngintip mamah lagi mandi” jawabku dengan perasaan takut.
    “km nakal ya.. berani ngintip mamah mandi”
    “abisnya mamah sih pintu kamar mandi gak di tutup rapat, kan jadi kelihatan mamah lagi mandi” jawabku.
    “ya kan tadi mamah kira gak ada orang di rumah, lagian kamu gak seperti biasanya pulang cepet”. Kata ibuku.
    “iya ini tadi guru-guru di sekolah ada rapat, jadi pulangnya cepet”
    “lain kali jngan ngintip mamah lagi ya” jelas ibuku
    “iya mah, oya mah tadi itu tubuh mamah seksi bnget” sindirku kepada ibuku.
    “heh.. km ngomong apa, masih kecil udah ngomong seksi-seksi.” Balas ibuku.
    “yeee mamah, aku udah 17 tahun kali mah, udah gede” jawabku dengan cemberut.
    “oohh anak mamah ternyata sekarang udah besar ya…… uadah tau yang seksi-seksi”
    “hehehehe…. iya dong mah’’
    Setelah selesai makan akupun keluar karna sudah ada janji dengan temanku untuk menemaninya membeli kaset DVD dan aku juga membeli satu.
    Setiap malam aku selalu menyempatkan diri untuk belajar ya walaupun terkadang cuma membolak balik buku aja hehehehe. Kemudian aku teringat dengan kaset DVD yang baru aku beli tadi siang. Aku mengambil bungkusan yang sejak tadi siang aku letak kan di atas meja. Aku membeli film horor, judulnya “pocong pocong srigala”. Aku pun berfikir untuk menonton bersama ibuku, “kayaknya asik nih nonton sama mama” pikirku dalam hati, kemudian aku pun pergi kekamar ibuku untuk mengajaknya nonton film horor bersamaku. Sampainya di depan pintu kamar ibuku aku mendengar suara ibuku yang sedang mendesah keenakan seperti yg sering aku lihat di film-film bokep, kemudian aku mengetuk pintu kamar ibuku.
    “mah, mamah…. aku boleh masuk?” tanyaku dari luar kamar ibuku.
    “sebentar rio, mamah lagi ganti baju” jawab ibuku.
    Setelah beberapa saat ibuku pun menyuruhku masuk kedalam kamarnya.
    “ada apa?” tanya ibuku.
    “ini, rio baru beli film horor mah, mau gak nonton bareng sama rio?” jawabku
    ‘’iya boleh, sini nonton bareng sama mamah” jawab ibuku
    Kemudian aku memasukan kaset ke DVD player yang ada di kamar biuku, setelah memasukkan kaset tersebut kemudian aku pun naik ke tempat tidur ibuku, aku duduk di saping ibu. Kami berdua asik menonton film yang sangat2 tidak menegangkan itu sampai tiba-tiba ada adegan yang mengejutkanku, spontan aku pun langsung memeluk ibuku dan ibuku hanya tertawa melihat aksiku itu.

    “iiihh… mamah kog ketawa sih.” Kataku dengan agak kesal
    “kamu lucuh sih, udah besar kok masih takut. Hehehe” jawab ibuku sambil tertawa kecil.
    “mamah kan tau sendiri aku paling takut sama pocong” kataku
    “ya udah, sini duduk di depan mamah, biar mamah peluk biar kamu gak takut lagi” kata mamku sambil menarik tanganku untuk duduk di depanya.
    “apaan sih mah, kayak anak kecil aja” jawabku dengan sedikit kesal.
    “udah gak apa-apa, kan kamu emang masih kecil. Hehehe”
    Aku pun menuruti perkataan ibuku dan duduk di depannya. Dia memelukku dari belakang, pelukannya benar-benar terasa hanngat, sudah lama aku gak merasakan di peluk ibuku seperti ini. Harum tubuh ibuku, susunya yang besar seperti mengganjal d punggungku membuatku jadi memikirkan hal yang aneh-aneh di tambah ibuku hanya memakai piyama dan terlihat paha nya yang putih mulus karena tidak tertutupi piyama yang ibuku pakai. Aku jadi tidak konsen menonton filmnya, pikiranku semuanya benar-benar telah tertuju pada sosok perempuan yang sedang memelukku, tanpa sadar tanganku mulai bergerak mengelus-elus paha ibu yang putih dan mulus itu, ibuku pun kaget, mungkin dia merasa geli kemudian menyingkirkan tanganku dari pahanya, tapi tanganku tetap kembali mengelus paha ibuku.
    “rio.. kamu ngapain sih, geli tau..” kata ibuku
    “paha mamah halus, jadi enak klw di elus-elus” jawabku
    Ibu kemudian menyingkirkan tanganku dari pahanya lagi, tpi setiap tanganku di singkirkan dari pahanya tanganku pun kembali lagi sampai akhirnya ibu membiarkan tanganku mengelus-elus pahanya yang mulus itu. Di tambah lagi ada adengan panas di film horor tersebut yang membuat pikiranku membayangkan hal-hal yang bukan-bukan. Ketika tanganku sedang asik mengelus-elus paha ibuku dan mataku fokus ke layar tv tiba tiba tangan ibuku menutupi mataku.
    “anak kecil gak boleh ngelihat yang kayak gini” kata ibuku sambil menutup mataku.
    “apaan sih mah, aku kan udah besar mah.” Jwabku sambil berusaha menyingkirkan tangan ibuku.
    “kamu udah pernah ya nonton adegan kayak gitu?” tanya ibuku.
    “udah dong mah”jwabku.
    “hahahahahahaha”
    ‘’kog mamah malah ketawa sih?” tanyaku
    “gak apa-apa. Itu berarti anak mamah udah besar, udah tau yang kayak begituan” jawab ibuku sambil menunjuk adegan di film horor yang kami tonton.
    “tapi jangan sering-sering ya nonton film kayak gitu” lanjut ibuku.
    “iya mah. Kataku
    Kami pun melanjutkan menonton film horor itu, susu ibuku yang besar yang menempel di punggungku membuat kontolku semakin tegang dan ingin rasanya memegang susu ibu yang indah itu.
    “mah, susu mamah kog besar banget sih.” Kataku sedikit usil
    “hahaha, kamu nih rio bisa aja, kebanyakan nonton film begituan sih jadi pikiran km jorok” celetus ibuku sambil tertawa kecil.
    “tapi susu mama beneran besar, tersa banget di punggung rio’’
    “rio mau pegang susu mamah?” tanya mamaku
    Aku kaget mendengar apa yang barusan di katakan ibu kepadaku.
    “beneran mah boleh pegang?” tanyaku untuk memastikan.
    ‘’iya boleh, kan dulu waktu kamu masih kecil sering kamu pegang”kata ibuku
    “ya itu kan waktu aku masih kecil” kataku, walaupun aku sebernya gk ingat kalau pernah megang susunya ibuku waktu masih kecil, mungkin ketika aku masih bayi.
    “mau pegang apa egak?” kata ibuku lagi
    “i iya mah, mau”
    Aku pun menggerakan tanganku agar bisa sampai ke gunung kembar yang sangat indah itu, ketika tanganku menyentuh susu ibuku jantungku jadri berdetak kencang, susu ibuku benar-benar lembut dan kenyal enak banget rasanya ketika di pegang dan membuat kontolku semakin tegang..
    “mah, eeeemmmm boleh gak aku lihat susu mamah’’pintaku
    Ibuku tidak menjawab dia langsung membuka piyamanya dan membuat susu ibuku yang indah itu terlihat dengan jelas, aku pun meremas-remasnya, ibuku juga terlihat menikmatinya, aku gak nyangka bakalan bisa merasakan hal yang seperti ini.
    ‘’rio..”panggil ibuku
    “iya mah” jawabku sambil trus meremas-remas susu ibuku.
    “kamu boleh kog nyusu sama mamah lagi kalau kamu mau” katamamu.
    Aku kembali terkejut mendengar perkataan ibuku, bisa merasakan memegang susunya aja aku sudah seneng banget dan sekarang aku boleh menyusu padanya.
    “beneran mah?” tanyaku lagi
    “iya sayang” kata ibukut
    Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menyusu pada ibuku, aku mengemut-emut punting susnya yang berwarna sedit merah jambu itu, aku menjilat-jilatinya. Ibuku sangat menikmati aksiku itu
    “oohh… rio… trus sayang. Trus…”
    “iya mah. Iya, susu mamah enak bnget” kataku smbil trus menjilati punting susu ibuku
    Tanganku yang satunya pun sepertinya tidak sepertinya juga tidak mau diam saja, aku mengarahkan tanganku yang kiri untuk sampai ke tengah-tengah selangkangan ibuku, sampai akhitnya aku menyentuh sesuatu yang lembab dan lengket, mungkin itu cairan yang keluar dari dalam memek ibuku.
    “rio!! “ triak ibuku
    “iya mah, maaf mah” aku kaget sambil menyingkirkan tanganku dari memek ibuku.
    “gak apa-apa sayang, trusin aja kalau kamu mau, gak apa-apa”
    “iya mah” aku pun meruskan aksiku memegangi memek ibuku
    ‘’ooohhh. Sssss aahhhh enak sayang. Masukin jari kamu sayang kedalam memek mamah”
    Aku menuruti permintaan mamah dan memasukan jariku kedalam memeknya, sambil terus menjilati punting susu ibuku.
    “mah, boleh gak rio cium bibir mamah” tanyaku
    “boleh sayang.”kata ibu
    Aku langsung mencium bibir ibuku, rasnya sungguh nikmat hangat dan lembut, lidah kami pun beradu dan air liurku dan ibuku bercampur menjadi satu, ibuku benar-benar kisser yang handal, dia menguasai permainan ciuman ini, aku pun tidak ingin kalah dan membalas keganansan ciuman ibuku dengan penuh semangat dan nafsu. Mungkin ciuman itu berlangsung sekitar 3 menit dan kemudian ibuku berhenti menciumku dan dia langsung memelukku. Pelukan ibu benar-benar tersa sangat hangat. Ibu mendekatkan bibirnya keteingaku dan berbisik kepadaku.
    “sayang, kamu mau gak puasin mamah malam ini, mamaf udah gak tahan ingin di puasin malam ini, mamah ingin ngentot sama kamu sayang” kata ibuku
    Mendengar bisikan ibu membuat ku semakin bernafsu dan kontolku semakin tegang dan mengeras.
    “iya mah, rio mau muasin mamah malam ini, rio akan berikan yang terbaik untuk amamh dan mamah pasti akan puas.” Jawabku.
    Sesaat kemudian ibuku melepaskan pelukanya, kemudian dia membuka piyamanya. Tubuh ibu yang putih mulus dan sexi yang aku lihat tadi siang ketika ibu lagi mandi kini berada di depanku dan telihat dengan jelas betapa indahnya wanita di depan hadapanku ini. Dua buah susu yang menggantung dan memek tembem yang di tumbuhi bulu halus membuat nafsuku semakin menjadi-jadi. Tanpa di komandoi ibuku aku langsung menciumi memek ibuku, menjilati klitoris ibuku. Rasanya sangat nikmat, terasa asin dan gurih hehe.
    “oohhhh. Aaahhhh enak sayang. Trusin sayang .. ooohhhhh” kata ibu sambil mendesah menikmati permainan mulutku.
    “sayang kamu kog pinter banget sih, kamu udah pernah ML ya. Ohhh sssssttt ahhhh” tanya ibuku sambil mendesah dan menjambak rambutku.
    “hehehe. Iya mah” jawabku sambil nyengir.
    “enak bnget sayang. Trusin sayang, masukin jari kamu sayang di kocok yang kenceng sayang” kata ibu
    Aku pun menuruti perintah ibuku, ibu terlihat sangat menikmati tubuhnya bergerak-gerak karna gerakan tanganku di dalam memeknya. Beberapa saat kemudian aku menghentikan aksiku karna aku gak mau ibu orgasme duluan sebelum aku memasukkan kontolku kedalam memeknya yang tembem itu.
    “mah, emutin kontolnya rio dong” pintaku
    “iya sayang, sini mamah emutin” jawab ibuku
    Kemudian aku membuka baju dan celanaku, kontolku yang selama itu terkurung di balik celanaku akhirnya bisa keluar dan bebas. Aku berdiri d depan ibuku.
    “kontol kamu besar banget rio, kontol papah aja kalah, hehe” kata ibuku
    “iya mah, dengan kontol ini rio akan puasin mamah” balasku
    Kemudian ibu langsung menjilati ujung kontolku dan memasukkannya kedalam mulutku, aku baru kali ini merasakan kontolku di emut oleh perempuan, ya walupun sering ML sama pacarku tapi dia gak mau ngemuti kontolku, rasanya sungguh nikmat,
    “ahh. Enak mah, sambil d kocok mah kontolku” kataku
    “iya sayang” balas ibuku
    Ibuku pun melakukan apa yang aku perintahkan. Ibu sangat pintar dalam hal menyepong kontol, mungkin karna sering melakukanya dengan papah. Sekitar 4 menit ibuku mengemuti kontolku yang lumayan besar ini ya walaupun gk sebesar kontol orang barat. Hehe
    ‘’sayang masukin dong kontol kamu ke memek mamah, mamah udah gak tahan sayang” pinta ibuku.
    “iya mah, rio masukin”jawabku
    Aku pun mundur sedikit kebelakan, posisi ibuku tidur terlentang sambil kedua kaki di buka (mengkangkang, gak tau d tempat kalian bahasanya apa). Aku mulai memainkan kontolku, aku tepuk-tepukkan kontolku kememek mamah, aku gesek gesekan kontolku ke klitorinya, mamah semakin bernafsu, nafasnya semngakin terengah-engah.
    “sayang cepetan di masukin, jngan buat mamah menunggu lama sayang” kata ibuku
    Aku pun memasukkan kontolku ke memek ibuku, walaupun ibu berumur 38 tahun tapi memeknya masih sempit, mungkin karna ibu sering melakukan perawatan terhadap memek nya, setelah berusaha sedikit keras akhirnya kontolku pun bisa masuk kedalam memek , ibuku, rasa hangat yang menyelimuti kontoku, rasa basah becek yang aku rasakan ketika kontolku masuk kedalam memek ibu membuatku semakin bernafsu, sambil menggenjot ibuku, akupun meremas-remas kedua buah susu ibu yang sangat besar itu,
    “ahhhh.. ssssss ohhhhhh enak bnget sayang, trus genjot yang kenceng sayang, yang kenceng ahhhh. “ desahan yang sangat erotis membuatku semakin bersemangat.
    PLOK PLOK PLOK PLOK. Begitulah kira kira suara ketika kontolku beradu dengan memek ibu.
    “mah enak gak mah, nikmat gak mah, mamaf puas gak?”tanya ku sambil terus menggenjot memek ibu.
    “aaaahhh,, iya sayang, enak banget, nikmat banget, puasin mamah trus sayang. Ahhhh oohhh ssssstt aahhh..” kata ibuku sambil tak henti-hentinya mendesah.
    “iya mah, malam ini akan menjadi malam terindah untuk mamah, rio akan puasin mamah sampai maksimal” kataku
    Setelah beberapa menit aku menggenjot dan mulai kluar kringan d tubuhku dan tubuh ibuku, aku pun berhenti dan meminta ibu untuk bertukan posisi. Kali ini aku minta posis WOT.
    “mah capek nih, tukar posisi dong, mamah diatas ya, gantian mamah yang genjot”kataku
    “iya sayang.”kata ibu
    Kemudian ibu bangun dari tidur terlentangnya dan aku yang gantian tidur terlentang. Ibu mulai menaikiku dan memasukkan kontolku kedalah memeknya.
    “aahhhh.. sayaaaanggg…” desah ibuku sambil nenggenjot.
    “enak mah, terusin mah. Enak” kataku
    Mamah sangat bersemangat, dia menggenjot kontolku dengan penuh nafsu.
    “enak sekali sayang, aaahhhhh ohhhhhhhh. Kamu bner-bener pinter muasin mamah sayang”kata ibu sambil trus menggenjot dan mendesah.
    “iya dong mah, kan rio udah janji akan muasin mamah malam ini”
    Sudah sekitar 16 menit kami ML dan kamu belum juga mencapai puncak, ternyata ibuku juga tahan berlama-lama. Mungkin dia tidak ingin mengakhiri kesenangan dan kenikmatan ini dengan cepat begitupun aku, aku berusah untuk tetap tahan dan tidak keluar duluan, karna aku masih ingin trus menikmati memek ibu yang tembeh nan indah itu, sambil ibu menggenjot akupun sambil meremas-remas susunya. Karna ibu terlihat sudah capek kamipun berganti posisi seperti semula, ibu d bawah dan aku yang menggenjot. Kali ini kontolku bisa masuk dengan mudah ke dalam memek ibu karna memek ibu suadah sangat basah dan ada sedikit ledir yang keluar dari dalam memek ibu
    “sayang, genjot yang cepet sayang.aaaaaaahhhh.. trus sayang, bentar lagi mamah mau kluar” kata mamah sambil mendesah tanda bahwa dia sangat menikmati permainan ini
    “iya mah, rio juga udah mau keluar.” Kataku
    Akhirnya setelah 20 menit kami melakukan permainan ini, buku pun orgasme
    “mamah keluar duluan sayang. Ahhhhhhhh ooohhhhh sssssssttttt” desahan ibu terdengar lebih keras tanda dia sudah keluar, tangannya mencengkram bantak yang ada di sampingnya denga kuat dan tubuh ibu menggeliat.
    Semprotan cairan dalam memek mamah menerpa kontolku, begitu hangat dan nikamt membuatku juga sampai ke puncak permainan
    “mah rio mau keluar juga nih, rio keluarin di dalam memek mamah ya” kataku
    “iya sayang keluarin, keluarin di dalam memek mamah yang banyak sayang” kata ibu
    “mah aku kluar, aku kluar, ahhhhhhh”
    Akhrinya spermaku menyembur keluar masuk kedalam memek mamah dan menembus rahimnya, rasanya nikmat sekali ketika menyemburkan sperma kedalam memek. ibu pun menggeliat ketika semburan spermaku menusuk di dalam memeknya. Aku pun menarik keluar kontolku dan ketika aku menarik keluar kontolku mengalir sedikit lelehan spermaku yang aku keluarkan di dalam memek ibuku. Ibu terkapar lemas dengan nafas berat dan terengah-engah. Aku juga terkapar di samping tubuh ibu, aku mencium bibir ibu dengan lembut dan dia juga membalas ciumanku dengan lembut juga
    “makasih ya sayang, mamah bener-bener puas malam ini” kata ibuku
    “iya mah, rio juga puas banget” jawabku.
    Beberapa saat kemudian aku memakai bajuku dan ibu juga memakai piyamanya kembali, tanpa sadar ternyata film horor yang kami tonton sudah berakhir, laku aku keluar dari kamar ibu sambil membawa kaset film horor yang kam tonton setenganya tadi. Sebelum sempat aku keluar kamar, ibu memanggilku.
    “rio..” panggil ibuku
    “iya mah” jawabku sambil menoleh ke arah ibu
    “kejadian malam ini jangan bilang papah ya sayang.” Kata ibuku
    “iya mah, rio janji akan jaga rahasia” kata ku
    “makasih sayang, mamah puas sekali, mmuuaaacchh.” Kata mamaku sambil memberikan kiss bye
    Aku hanya tersenyum dan beranjak meninggalkan kamar ibu. Sampainya di kamarku aku terdiam sejenak dan berfikir
    “kenapa ibu tadi bisa ML sama aku ya” pikirku dalam hati, ah sudah lah mungkin ibu merasa kesepian karna papah slalu pulang larut malam yang penting malam inia ku puas dan menjadi malam terbaiku…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Cewek Imut Minta Dipuasin

    Cerita Sex Cewek Imut Minta Dipuasin


    626 views

    Perawanku – Cerita Sex Cewek Imut Minta Dipuasin, Minggu itu ryan baru saja bangun, anak sma 17 tahun itu bangun terlalu pagi, tepat pukul 3 pagi itu dia terbangun. Karena masih mengantuk, ia coba tidur lagi, tapi tidak bisa, karena itu ia memilih mengambil hpnya dan membuka facebook saja. Ryan melihat ada 1 permintaan pertemanan, saat dibuka, ia jadi melek, karena yang baru saja di confirm pertemanannya itu adalah akun cewek cantik. Lalu ia membuka profil cewek itu, tampaknya ia pernah tau.

    Beberapa saat setelah melihat lihat fotonya, ia baru tau kalau cewek bernama Sheila itu adalah teman sekolah smp nya dulu, yang saat kelas 2 pindah sekolah lain. Ryan kemudian mengirim pesan di facebook Sheila, bertanya kabar dan dimana ia sekarang. Setelah itu karena mulai ngantuk lagi, dia kembali tidur. Tepat jam 8 pagi di hari minggu itu, Ryan terbangun, lalu ia segera merapikan kamar dan lanjut mandi.
    Setelah mandi Ryan baru ingat kalau tadi pagi ia mengirim pesan di facebook Sheila. Setelah ia check lagi, Sheila sudah membalas pesannya, Katanya dia baik baik saja, ia sebenarnya sekolah diluar kota, tapi hari itu dia sedang mampir dirumah bibinya yang ada dikota Ryan. Ryan mulai berfikir untuk menemui teman smpnya itu.
    Ia mengirim pesan apakah hari ini Ryan boleh mampir ketempat bibinya Sheila, dan cewek itu memberi ijin, Sheila juga memberi alamat lengkapnya. Segera Ryan memakai pakaian favoritnya, lalu pergi rumah Sheila. 20 menit perjalanan ditempuh Ryan, dan ia pun tiba dirumah Sheila.
    “Ryaan, heeii” Ryan melihat sesosok cewek didepan rumah itu, dan dia adalah Sheila yang mengenakan kaos hijau, terlihat memang cewek itu sangat cantik, Ryan sampai bingung kenapa teman smpnya dulu itu jadi semanis itu.
    “Hai, Sheila kan?”,
    “iya, kamu lupa ya?”,
    “ya gimana lagi, kamu tambah cantik sih…”,
    “bisa aja kamu yan, masuk dulu yuk” Lalu segera Ryan masuk kerumah itu, ia segera duduk dikursi teras.
    “Kamu sekolah dimana sekarang yan?”,
    “aku di SMA X, kalau kamu?”,
    ” aku kan diluar kota sma nya yan, di SMK X”,
    “ooh, smk jurusan apa sih?”,
    “Jurusan perawat yan”,
    “pantesan”,
    “knapa yan?”,
    “Ya kamu pinter ngerawat diri, jadi makin cantik, haha” Canda tawa Ryan dan Sheila beberapa saat itu membuat mereka ingat saat saat di smp, ya memang dulu Ryan Sangat tertarik dengan Sheila, namun karena Sheila pindah, Ryan tidak bisa meneruskan perjuangannya.
    Beberapa saat kemudian keluar sesosok pria yang disusul seorang wanita, tampaknya itu ayah dan ibu Sheila. “Loh, siapa ini Sheila?”,
    “itu pacar aku ma” Sontak Ryan kaget sekali, kenapa dia bisa dibilang pacar Sheila.
    “loh, anu, saya ini…”,
    “Dia Ryan pa, pacarku yang baru..”,
    “Ooh, gini dong Sheila, cari pacar yang ganteng”,
    “anu bu… saya…” Ryan tampak melihat Sheila menyuruhnya diam, dan menuruti kata katanya.
    “Mama sama papa mau kemana?”,
    “Looh kita mau pulang Sheila, kan udah dari kemarin disini…”,
    “aduh ma, aku disini dulu ya, nanti biar dianterin pacarku pulang deh…”,
    “Ya udah, Ryan, jagain Sheila ya, kami pulang dulu”,
    “i..iya bu, siap…” Lalu Segera Mama dan Papa Sheila pergi. Setelah itu Ryan mulai bertanya mengenai ulah Sheila itu. “Eh, Sheila, napa kok kamu bilang aku pacar kamu sih?”,
    ”udaah, ya biar gak ikut pulang dulu, hehe”,
    “kenapa emangnya?”,
    “Dirumah gak ada temennya, disini kan ada kamu, hehe”, Ryan bingung harus ngomong apa, karena ia justru senang karena dibilang pacarnya Sheila.
    “Ryan, masuk dalem yuuk”,
    “Ngapain? Disini aja, sungkan sama bibi mu”,
    “halah, gak papa, bentar deh aku panggil bibiku deh”. Beberapa saat kemudian Bibinya Sheila muncul, dan tampak membawa beberapa keranjang makanan.
    “Eh ada tamu, di ajak masuk aja itu temenmu Sheila”,
    “Iyaa, bibi mau kemana?”,
    “mau kerumah saudara, tapi kamu masih disini, jadi gimana kalau kamu jaga rumah dulu?”,
    “Iya deh bi…”,
    “Mas nya ini lama gak disini?”,
    “Ndak kok, saya..”,
    “Ryan nemenin Sheila kok bi…”,
    “ooh, ya sudah, bibi pergi dulu ya” Lalu Bibi Sheila segera pergi. Sheila tampak gembira sekali. “Sebenarnya kamu kenapa sih?”,
    “udah sini masuk dulu…”. Segera Ryan ditarik masuk kedalam rumah oleh Sheila.
    “Ryan, kamu mau ngentot gak?” Buset, Ryan makin kaget, tidak ada dipikirannya kalau cewek secantik Sheila akan mengatakan hal yang seperti itu.
    “Jangan ngawur kamu Sheila, kan kita baru…”, Belum selesai bicara, Sheila sudah mencium Ryan, bukan main kagetnya. “Udah deeh, kamu kan dulu pas smp suka banget sama aku kan?”, “itu kan dulu, kan sekarang…” Ryan menghentikan perkataannya, karena tentu ia tidak mau menyia nyiakan cewek secantik Sheila.
    “Sekarang aku masih suka kamu kok, Sheila”,
    “hee, gitu dong”,
    “emang kamu belum punya pacar ya?”,
    “aduh Ryan, aku itu nungguin kamu…”,
    “ya udah, kamu mau gak jadi pacar aku?”,
    “mau doong, uuummm” Sheila lalu mencium bibir Ryan, Entah dari mana anak sma seperti Sheila bisa menirukan gerakan gerakan orang dewasa, semisal memutar mutar lidahnya didalam mulut Ryan, atau cara mencium yang meningkatkan gairah. “mmm…mmm…slruup..mmm”,
    “cup…mmm..kamu blajar dari mana Sheila?”,
    “mm…cup….aku sering nonton film bokep sih…mmm…keknya nikmat…cup..mmm”.
    Setelah asyik bercumbu, Sheila menarik Ryan masuk kekamar bibinya. Lalu cewek itu segera melompat keatas kasur,
    “Ryan sayaang, sinii doong” Cowok sma seperti Ryan melihat cewek cantik menggodanya, mana bisa menolak, segera Ryan naik keatas kasur itu, dan memeluk Sheila.
    “Kamu udah ngebet banget kayaknya ya”, “pokoknya aku mau ngentot sama kamu, gak boleh ditolak! Hehe” Beberapa saat Ryan dan Sheila saling pandang dan terdiam, lalu Ryan tiba tiba mendekat dan melumat bibir manis Sheila.

    Sambil asyik menciumi cewek cantik itu, tangan Ryan mulai mengelus ngelus tubuh Sheila, tangannya sekarang sedang asyik mengelus perut mulus Sheila, perlahan dia naikan kaos hijau itu naik, terlihat sekarang bh Sheila masih menutup buah dadanya.
    “mmm…cup..mmm..udah pengen pegang toket ku ya yang?”,
    “kamu yang minta tadi, hehe”,
    “mm…cup…kamu udah pernah ngeseks gak sih yan?”,
    “belum sih”, “aku juga belum pernah..mmm..cup..mmm…asyik dong”,
    “kamu gak nyesel kan Sheilaku sayang?”,
    “gak deh, kan udah lama aku tunggu”. Kemudian mereka berhenti berciuman, dan membuka semua pakaiannya.
    Ryan hanya bisa terpesona dengan kemolekan tubuh Sheila, cewek manis itu tubuhnya mulus sekali, buah dada imut Sheila tidak begitu besar, namun itu sangat mempesona. Sheila masih menutup selangkangannya, jadi Ryan perlu menunggu untuk bisa menikmati memek perawannya itu.
    “Yaang, kok ngelamun, aku emang cantik banget ya? Haha”,
    “aduh Sheila, kamu itu bidadari, duh cantiknya, sini sini…” Dua anak remaja yang bugil itu terlihat mulai beraksi, Ryan yang penisnya sudah mendongak ketas itu, mendekati Sheila dan mulai meremas buah dada imutnya.
    “duh gemes, imut banget deh”,
    “mmmf…geli yan, mmmmf”. Lalu dikecupnya buah dada itu, Ryan juga menjilati puting merah muda Sheila. “uuuhf…mmmf…Sini Yang aku kocok kontolmu” Lalu Penis Ryan yang berdiri itu mulai dikocok tangan mulus Sheila, tampak Ryan merasakan kenikmatan luar biasa, tak pernah ia memimpikan dikocok penisnya oleh bidadari.
    “uuuuh…enak banget…Sheila…hebat kocokanmu…uuuh”. Sheila dan Ryan sedang asyik menikmati pengalaman pertama
    mereka.
    Croot croot, Ryan memuntahkan sperma keatas, dan mengenai buah dada Sheila.
    “uuuh, maaf ya yang, udah gak tahan”,
    “wah, aku belum pernah ngocok kontol cowok, ternyata yang keluar ini, sllruup..” Sheila yang cantik itu lalu menelan kepala penis Ryan dan menyedot sisa sperma didalam penis itu, Ryan hanya bisa merem melek merasakan kenikmatan itu.
    Setelah itu Sheilajuga menjilati buah dadanya sendiri yang dibasahi sperma Ryan. Sontak pemandangan indah itu membuat Ryan semangat lagi, Penisnya kembali tegak.
    “mmm… udah ngaceng aja yang, hehe”,
    “gak tahan aku sama kecantikanmu yang, sungguh aku beruntung”,
    “Hehe, ayo sini kamu masukin kedalem” Sheila kemudian merebahkan tubuhnya dan membuka kedua kakinya, Ryan sangat bahagia melihat vagina mulus Sheila hanya diselimuti bulu bulu tipis, apa lagi memek cewek barunya itu masih
    perawan.
    “Sini, biar aku lumasi dulu memiaw mu ya…mmm” Ryan mulai menciumi bibir vagina Sheila, lidahnya yang sudah masuk kedalam liang senggama itu mulai berputar putar menjilati seisi lubang nikmat itu,
    “aaahn…mmmf…uuuh…geli yan….ooooh”,
    “mmm…slurp..mmm…memek kamu wanginya menggoda yang…mmm” Ryan kemudian menjilati klistoris Sheila, ia juga asyik menggigit kecil klistoris itu, tampak Sheila makin mendesah keras.
    “aaahn…aaahn…mmmf…oooh..oooh” Tiba tiba Ryan merasa ada yang mengalir keluar dari lubang itu, ternyata air kewanitaan Sheila sudah keluar, segera Ryan menghisap memek Sheila untuk menikmati Air segar itu.
    “slruuup..mmm..slruuup..nikmatnya..mmm”, “oooh, Ryan, sayang…mmmf…uuuuhf”.
    “Sekarang Aku masukin penisku ya”,
    “mmmf..iya Ryan sayaang, puasin aku ya”, Pelan pelan kepala penis Ryan yang tegak itu sudah menempel dibibir vagina Sheila.
    Lalu sedikit demi sedikit penis itu mulai masuk kedalam, Sensasi luar biasa itu membuat Ryan menggigit bibirnya sendiri. Lalu penisnya berhenti karena ada sebuah dinding pelindung,
    “Sheila sayaang, keperawananmu buat aku yaa..”,
    “Iya Ryan sayang, aku….aaaaaaaahn!!!” Darah segar mengalir keluar dari memek Sheila, keperawanannya sudah diambil Ryan.
    Kemudian Penis anak sma itu segera mulai bergerak maju mundur,Ryan merasakan sensasi yang sangat luar biasa nikmat, dinding vagina sempit itu membuat penisnya dipijat terus dengan nikmatnya.
    “ooooh, nikmat banget yang, memekmu, oooh, kontolku diremas remas.
    “Ryan kemudian meningkatkan kecepatan gerakan penisnya, maju mundur maju mundur, penis itu asyik menyodok memek sempit Sheila.
    “aaah.,..aaaah…aaah…uuuh…oooh..mmmf…yaaan…uuuf…aaaahn”, Sheila yang mendesah terus itu tubuhnya mulai menggelinjang karena digenjot cowok idamannya.
    Ryan masih terus bergerak maju mundur menabrak Memek sempit Sheila dengan penisnya, mata cowok itu sedang terhenti melihat wajah Sheila yang memerah karena merasa kenikmatan, Ryan sangat senang dan bahagia, cewek secantik dan semulus Sheila kini jadi penikmat hasrat seks nya.
    Beberapa menit itu Ryan terus menggenjot dan meniduri cewek manis itu, Sheila hanya bisa menahan kenikmatan yang dirasakannya.
    “mmmf…yaan…uuuh..aaah…aku… udah gak tahan…aahn”, Penis Ryan yang masih bergerak didalam memek sempit itu terasa dibasahi Cairan kewanitaan Sheila lagi. Lalu Penisnya dicabut, dan Ryan yang ada diatas pacar barunya itu memeluk erat tubuh mulus itu,” Sheila, Aku cinta kamu.. oooh!” Crooot croot crooot Penis Ryan memuntahkan Sperma kearah perut dan buah dada Sheila.
    “mmm…Ryan sayang.. makasih ya… aku puas banget…, aku cinta kamu…”,
    “Sheila, terima kasih ya, kamu memang tercantik didunia ini…” Lalu Mereka berdua tersenyum dalam pelukan hangat.
    Setelah itu Sheila dan Ryan pergi kekamar mandi dan mandi bersama, meski sempat asyik berhubungan seks lagi disana, mereka memilih segera kembali keluar karena takut bibinya Sheila akan segera pulang. Sore itu Bibinya sudah kembali,
    “Wah, kalian masih anteng duduk disini ya”,
    “i..iya bi, sebenarnya saya mau nganter Sheila pulang”,
    “Iya, bibi Sheila tinggal gak papa kan?”,
    “iya deh, makasih udah jagain rumah ya..”, “Iya bi, Sheila pulang dulu ya…”. Lalu segera Sheila diantar pulang Ryan dengan motornya.
    “Yang, nanti kalau kita udah lulus, kita nikah ya…”,
    “Aku kuliah dulu dong Sheila sayaang”,
    “aduh, nanti jadi gak bisa ngeseks lagi dong..”,
    “ya nanti kalau mau kita ngeseks dirumahku bisa”,
    “yee, makasih ya yang”. Lalu Pasangan baru itu jadi makin dekat, beberapa kali mereka mencoba untuk berhubungan seks lagi.
    Entah kenapa pasangan ini bisa tetap bersatu dan akhirnya menikah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Sehari Bersama Cabe Cabean

    Cerita Sex Sehari Bersama Cabe Cabean


    623 views

    Perawanku – Cerita Sex Sehari Bersama Cabe Cabean, Bastian terlihat kesal, anak sma yang baru saja lulus itu tidak diperbolehkan meninggalkan rumah. Remaja 19 tahun itu disuruh menjaga rumah oleh keluarganya, tentu Bastian sangat kecewa, keluarganya akan pergi ke rumah saudara diluar kota.

    “Ma, kok Bastian gak boleh ikut sih?”,
    “udaaaah, kamu jagain rumah aja, cuman mau ngucapin selamat aja sama saudara kita, mereka baru saja menghuni rumah baru”, “tapi kan ma…”,
    “udah, kamu jaga rumah, kita pulang besok pagi”,
    “aduh, tapi ma…” udah, kamu main sama temenmu aja sana…”. Bastian kini ditinggal keluarganya pergi keluar kota.

    Kini remaja 19 tahun itu bingung harus melakukan apa. Entah dari mana ia mempunyai ide untuk mendatangkan cewek panggilan, alias cabe cabean.
    Segera ia mengambil hpnya dikamar, ia sudah menyimpan pin bb seorang cewek yang katanya suka sih cabe cabean. Nama cewek itu Teressa, Bastian cukup heran kenapa cewek yang foto bbnya itu tampak sangat cantik dibilang cabe cabean.
    Segera Bastian menghubunginya lewat bbm, dan ia tampak makin terkejut, karena Teressa membalasnya dengan cepat.
    “Bastian datang aja ke jalan ********, aku tunggu yaach” Suara teressa tampak membuat Bastian jadi gembira, voice chat itu jadi petunjuk jalan untuk menemui Teressa.
    Segera Bastian mengambil uang simpanannya, memakai pakaian favoritnya, lalu segera berangkat ketempat Teressa dengan motornya.
    Setelah 15 menit perjalanan, Bastian sampai disebuah tempat kost yang memang tampak seperti tempat kumpul kebo. Ia melihat Teressa sudah ada didepan kost itu. Bastian segera memarkir motornya lalu mendekat. Teressa tampak cantik sekali, dengan tanktop hijau dan hotpants, Bastian tidak dapat berkata kata saat menghampiri cewek yang memiliki buah dada montok itu.
    “Bastian yaach? Oiii, kok diem aja?”,
    “eeh…anu…itu…iya..kenalin saya bastian” Bastian menjulurkan tangannya, namun balasan yang diberikan Teressa bukan dengan salaman, namun langsung mencium pipi Bastian, tampak Bastian jadi malu.
    “Aduh, belum apa apa kok udah main cium aja sih, hehe”,
    “Kamu ganteng sih, huh, gemes…” Teressa mencubit pipi Bastian, entah karena memang Bastian itu ganteng, atau karena ia membawa motor Satria itu.
    “Teressa, kamu…”,
    “Udah, ayo kita jalan jalan dulu ya…” teressa langsung merapat ketubuh Bastian.
    “eh…iya deh, mau kemana nih?”,
    “Udaah, berangkat dulu aja yach” Lalu Bastian kembali kemotornya, namun kini ia merasa Teressa yang duduk dibelakang memeluk erat tubuhnya, punggungnya serasa ditekan tekan benda kenyal.
    Bastian hanya bisa tersenyum, lalu segera pergi.
    “Ganteeng, kita ketaman kota aja ya, jalan jalan, hehe”,
    “oooh, iya deh, yuk” Bastian mempercepat laju motornya, tentu untuk merasakan kenikmatan lebih dari pelukan Teressa.
    Beberapa menit kemudian mereka sampai ditaman kota, Bastian segera ditarik cabe cabean itu untuk jalan jalan ditaman kota.
    “Waah, rame yaa”,
    “iya, Teressa, kamu masih sma apa udah…”,
    “Aku masih sma kok, eh sini… foto dulu yuk” Lalu Bastian mulai asyik berfoto selfie bersama cewek montok itu.
    Kemudian Mereka lanjut berjalan jalan sambil bercakap cakap. Setengah jam kemudian, Teressa mengajak Bastian untuk masuk ke mall didekat taman kota.

    “Bas, kamu kok ganteng banget sih, kita ke mall itu ya, nanti foto bareng difotobooth situ”,
    “hehe, iya, terserah kamu mau kemana” Bastian menurut saja, bagaimana ia bisa menolak permintaan cewek montok yang terus merangkul tangan kirinya itu.
    Bukannya kefotobooth, Teressa malah asyik membeli beberapa kaos dan pakaian wanita, tentu Bastian membiarkannya, karena ia sudah mengantisipasi hal ini, ia juga sudah membawa uang simpanannya. Teressa sempat mencoba memakai beberapa baju yang ia beli,
    “Bas, gimana? Pas gak?”,
    “wah, pantes banget, kamu jadi makin cantik loh”,
    “hehe, makasih ganteeng, cup” Lagi lagi cewek itu mencium bastian.
    Bastian tentu saja merasa pengorbanannya membayar semua belanjaan cabe cabean itu sudah pantas, sesuai apa yang Teressa berikan padanya. Setelah puas berbelanja, Teressa mengajak Bastian pulang.
    “ayuk pulang Bas, nanti aku kasih hadiah dikost, hehe” Dalam hati Bastian merasa menang besar, tampak ia berusaha menahan diri agar tidak terangsang ucapan cewek centil itu.
    Segera Bastian mengantar pulang Teressa menuju kostnya.
    “Ayo ganteeng, sini sini, masuk masuk..” Saat tiba dikostnya, Bastian segera diajak masuk kekamar kost Teressa.
    Bastian sudah tidak tahan ingin bercinta dengan cewek montok itu. Teressa membereskan belanjaannya, kemudian duduk layaknya model untuk menarik perhatian Bastian.
    “Ganteeng, sini doong”,
    “Bastian perlahan mendekati cabe cabean itu,
    “Ada apa cantik?”,
    “Makasih yaa udah beliin aku baju baju yang bagus”,
    “Iya, apa sih yang gak buat kam…mmm” Belum selesai bicara, Teressa sudah mencium Bastian.
    Tanpa perlu dikomando mereka sudah asyik mengadu lidah mereka, juga asyik menikmati ciuman mesrah itu.
    “mmmmm…cup…mmm..slruuup…mmm…Bas…mmm…kamu hebat deh…”,
    “iya dong…mmm…slruup…kamu cantik sih..mm”. Bastian terus mencium cewek cantik itu, ia juga merobohkan tubuh mulusi itu, lalu tangannya mulai meremas buah dada montok Teressa.
    “mmm…aaahn…mmm…nakal kamu ya…mmm…kurang kenceng remesannya…mmm” Bastian makin menjadi, tangannya kini menarik tanktop teressa keatas, Teressa yang tidak memakai bh itu kini buah dada montoknya sudah diremas langsung oleh tangan jahil Bastian.
    “mmm…cup…mmm..aaah…mantep bas…uuh…cup…mmm…” Bastian kemudian menghentikan ciumannya, lalu berpindah menjilati Puting merah muda Teressa, Cabe cabean itu terlihat menggigit bibirnya merasakan kenikmatan itu,
    “mmmmm…pentilmu imut banget, mmm…” Bastian menggigit kecil puting yang mengeras itu,
    “aaah…nakal kamu…hehe…hiih…belum ada yang gigit putingku…mmmm…kamu memang hebat” Bastian menyedot puting itu, meski tak keluar air susunya, Bastian sudah bahagia sekali.
    “mm…oooh nikmat banget sih, tubuhmu seindah pesonamu Teressa…mmm”.
    “gantian dong ganteeng, sini sini, aku udah pengen ngulum kontolmu…” Celana Bastian lalu dibuka, segera penis remaja itu kini mulai dikocok oleh Teressa.
    “uuuh, besar juga kontolmu Bas,hehe…oommm” Teressa suda menelan kepala penis Bastian dimulutnya, segera kepalanya bergerak naik turun mengulum penis itu, tampak Bastian merem melek merasakan kenikmatan luar biasa.
    “mmmmm..mm..mmm..mmm.srluup..mmm” Gerakan cepat Teressa mengulum penis itu membuat Bastian tidak tahan. Croot crooot, Bastian membanjiri mulut cewek cantik itu dengan spermanya.
    “slruuuup…mmm…sedap banget bas, gak tahan nih, lepas pakaianmu ganteeng”. Segera Bastian melepas pakaiannya, lalu remaja itu melihat Teressa perlahan melepas hotpantsnya, bukan main senangnya Bastian, penisnya langsung berdiri lagi saat Bastian melihat Teressa membuka selangkangannya memamerkan memek basahnya yang terlihat menggairahkan. “Aduh cantiiik, memekmuu..aduh gemes, hmmm… sini biar aku sedot…”,
    “haus ya? Kamu… auuuh…” Kepala Bastian sudah ada diselangkangan cabe cabean itu, ia sudah asyik menjilati bibir vagina Teressa, lalu ia juga mulai memasukkan dua jarinya kedalam lubang kenikmatan itu.
    Gerakan Jari Bastian mengobok obok memek basah itu membuat Teressa mendesah keras.
    “aaah…aaah…mmmf…uuh….geli bas…aaah” Bastian makin nakal, ia memasukan lidahnya dan berputar putar menjilati dinding dalam vagina harum itu, Bastian juga menyedot air yang keluar dari lubang senggama itu.
    ”uuuhf…sedot semuanya bas….mmmf…aaahn” Setelah puas menikmati air kewanitaan Teressa, Bastian memegang penisnya dan bersiap melesat masuk untuk mencetak goal. Namun teressa menghentikannya.
    “Pake ini dulu ganteeng” Teressa membawa sebuah kondom ditangannya, lalu ia pasangkan kepenis Bastian.
    “nah, gini baru aman, yuuk sini sayaang” Teressa kembali membuka selangkangannya, Memeknya yang tampak terbuka itu membuat Bastian sudah tidak sabar lagi. Segera Remaja itu dengan cepat merayap keatas tubuh montok Teressa, lalu sleeeb, penisnya yang dibungkus kondom itu sudah masuk dalam memek Teressa yang terasa masih sempit meski sudah tidak perawan.
    “aaaaauhh….kontolmu besar banget bas….oooh…mmmf”,
    “Tenang aja cantiik, pasti kamu puas deh…” Segera perlahan penis Bastian bergerak maju mundur, dan kenikmatan memek Teressa mulai terasa menyelimuti penis Bastian.
    “uuuuh, nikmat banget…memekmu masih sempit… uuh” Segera Bastian mempercepat gerakannya, kini Memek Sempit cabe cabean itu mulai disodok keras penis besar Bastian, Teressa tampak mulai menggelinjang.
    “Aaaah..aaah..aaah..uuuh…bas…mmmmf…eih eih eih…oooh…mantep banget…uuuuf”,
    “mmmf…iya cantik… aduuh…toketmu jadi bergoyang…sini aku pegangin..oooh” Tangan Bastian segera meraih buah dada montok Teressa, kini benda bundar kenyal itu diremas remas tangan Bastian.
    “aaahn…mmmf…uuuh…bas….i love you bas…oooh…mmmf” Bastian makin gembira mendengar desahan indah Teressa.
    Layaknya mesin jahit, Penis Bastian itu dengan cepat melesat keluar masuk mengoyak vagina cabe cabean itu, Tubuh Teressa makin menggelinjang.
    “aaaahn…uuuuh…aaaah…mmm..oooh…sssh..mmmf…bastian…oooh…cintaku…mmmf”,
    ”Cantiik…mmmf…aku udah gak kuat..oooh” Crooot crooot, Sperma Bastian tertahan didalam Kondom itu, Setelah itu penis Bastian diraih tangan Teressa, kondom itu dilepas, lalu teressa menyedot isi kondom itu, Teressa terlihat senang sekali menikmati Sperma milik Bastian.
    “slruup…mmm…uhug uhug, Pejuhmu banyak banget sih, duh duh, dasar kamu Bas”,
    “hehe, maklum, kan yang diewe cewek cantik kayak kamu”,
    “Hehe, makasih Bastian ganteeng, Kamu memang yang terbaik, hehe”. Setelah itu mereka segera berpakaian, lalu tampak Bastian sudah ingin pulang.
    “Teressa cantik, makasih buat hari ini ya… cup”, Bastian mencium bibir Teressa yang tampak masih kelelahan itu.
    “Iya ganteeng, nanti kalau ada kesempatan kita main lagi yach, makaciih” Lalu Bastian segera meninggalkan kostan itu.
    Tampak diwajah pemuda itu senyuman kemenangan. Bastian sangat puas sudah meniduri cabe cabean secantik Teressa. Tak rugi ia menghabiskan semua uang tabungannya untuk menikmati tubuh montok Teressa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Nafsu Birahi Yang Menggila

    Cerita Sex Nafsu Birahi Yang Menggila


    865 views

    Perawanku – Cerita Sex Nafsu Birahi Yang Menggila, Pergaluanku dikota sungguh sangat bebas sekali, tapi sebagai wanita aku masih tetap berusaha menjaga kewanitaanku sebaik mungkin. Aku suka nongkrong, suka dugem, bahkan aku juga kadang merokok tapi aku sangat menjauhi yang namanya hubungan Sex.

    Sampai kisah ini aku tulis aku sudah tak bisa lagi menjaga kewanitaanku, bahkan semenjak kejadian pagi itu aku menjadi sorang wanita yang sangat haus dengan Sex. Aku merasakan tidak cukup jika aku Cuma disetubuhi satu laki-laki, aku baru merasa sangat puas jika aku disetubuhi 2 atau 3 laki-laki sekaligus. Entah apa yang membuatku bisa menjadi seperti ini. Ini ceritaku.

    Perkenalkan namaku Nindy, aku mempunyai perawakan yang sangat menarik dibandingkan dengan teman-temanku. Dari semua sisi aku lebih unggul dari mereka semua, badanku yang langsing, buah dadaku yang sintal dan berukuran lumayan besar 34B, dan pantatku yang kata teman laki-laki ku sangat montok. Itu yang membuatku sangat percaya diri.

    Aku dan Dua teman wanitaku namanya Tari dan Hilda dan 3 teman laki-laki ku namanya Nando,Raka dan Bima mempunyai rencana untuk ke villa ku yang ada dipuncak untuk sekedar refresing menghilangkan penat. Dan setelah hari dan jam disepakati akhirnya semua teman-temanku itu menuju kerumahku dan kita langsung berangkat kepuncak.

    Kira-kira 3 jam perjalanan akhirnya kita sampailah dipuncak. Kita langsung bisa menempati villa karena sehari sebelumnya kami sudah menyuruh penjaga untuk membersihkan seluruh ruangan Villa. Dan akhirnya kami langsung masuk dan memilih kamar masing-masing dan langsung rebahan karena sudah merasa capek dijalanan.
    Setelah kurang lebih 30 menita kami istirahat masing-masing akhirnya kami semua berkumpul diruang tamu yang luas. Saat itu lah aku melihat Raka dan Hilda bermesraan, karena emang mereka berdua pacaran. Dan yang lain juga hanya memandinginya saja sambil kadang-kadang mengjeknya dengan yang mesum-mesum.
    Timbullah rasa iri dalam hatiku melihat kemesraan Nando dan Hilda, tapi aku tahan rasa itu. Setelah santai-santai selesai akhirnya malam menjelang malam tiba, aku, Tari dan Hilda menyiapkan makan untuk makan nanti malam, sementara yang laki-laki menata-nata meja diluar Villa, biar suasana makan malam terasa romantis. Jam 7 tepat semua makanan dan tempat sudah tertata rapi akhirnya kita semua bersenang-senang serasa pesta kecil-kecilan.

    Gurauan-gurauan terus keluar dari mulut kita, baik candaan yang menjorok tentang Sex, ataupun hal-hal mesum lainnya keluar dari kita semua karena kami semua sudah terbiasa dengan candaan yang seperti itu.
    Tari dan Hilda sudah biasa melakukan hubungan Sex tapi kalau aku belum pernah sama sekali. Tapi aku juga sudah terbiasa karena aku sudah berteman dengan mereka lama sekali. Setelah malam itu selesai akhirnya kita menuju kamar.
    Dalam suasana hening dan kegelapan malam aku mendengar suara desahan-desahan dari kamar raka, semakin lama semakin keras suaranya, dengan rasa penasaran aku langsung keluar untuk mengintipnya, dan yang kulihat ini sangatlah HOT, raka sedang menyetubuhi Hilda dengan buasnya. Raka memompa meki Hilda dengan sangat perkasa, sungguh yang aku lihat secara langsung ini membuat birahiku langsung meningkat. Tapi apa daya, aku hanya bisa melihat saja.

    Malam itu aku jadi tidak bisa tidur gara-gara adegan Sex raka dan Hilda yang menurutku sangatlah HOT. Serasa aku juga ingin melakukannya, tapi itu hanya angan-angan saja. malam itu sungguh sunyi sekali, aku yang tidak bisa tidur hanya ditemani dengan desahan-desahan dari Hilda yang tubuhnya sedang dinikmati oleh Raka. Sampai aku terbangun keesokan harinya.
    Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Tari dan Nando menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.
    Selesai dari kamar mandi aku mencari Tari dan Nando, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan live show yang spektakuler. Tubuh Tari setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Nando berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Tari, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Tari, tak lama kemudian Nando meletakan kedua tungkai kaki Tari dibahunya dan kembali menyantap segitiga venus yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Tari berkelojotan diperlakukan seperti itu.

    “Sssssshh.. sshh.. aaaahh” desis Tari.
    “Oouuuuhh.. Nan.. nikmat sekalii.. sayang”
    “Gigit.. Nan.. pleasee.. gigitt”
    “Auuuuuwww.. pelan sayang gigitnyaa”
    Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Tari mencengkram kepala Nando, tangan lainnya meremas-remas payudara 36B nya sendiri serta memilin putingnya. Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Tari yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum Penis Nando, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Tari sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Nando.
    “Aaaaaahh.. aauuuuugghh.. teruss sayangg” desah Nando.
    “Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”
    Suara desahan dan erangan membuat Tari tambah bernafsu melumat Penis Nando.
    “Ohh.. Tarii.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Nando.

    Tari menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Nando berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Nando, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. “Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Tari mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Nando mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Tari.
    Sebaliknya, milik Nando yang menegang keras dirasakan oleh Tari mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

    Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan live show bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam celana dalamku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.

    “Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Tari! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.
    “Ehh Nin.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Tari terkejut.
    “Iya Tar.. balik lagi.. perut mules”
    “Aku suruh Nando beli obat ya”
    “Ngga usah Si.. udah baikan kok”
    “Yakin Nin?”
    “Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Tari yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.

    Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Bima langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Tari dan Nando menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Raka dan Bima, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah.
    Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Raka yang pertama melihat kegelisahanku.

    “Kenapa Nin, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.
    “Ngga lagi, ngaco kamu Rak” sanggahku.
    “Kalau horny bilang aja Nin.. hehehe.. kan ada kita-kita” Bima menimpali.
    “Rese nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.
    Raka tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Raka tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
    “Santai Nin, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Raka sambil meremas pundakku.

    Remasan dan terpaan nafas Raka saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Raka menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
    “Remas aja paha aku Nin daripada rok” bisik Raka lagi.
    Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang geboy saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Raka dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
    “Ngga usah malu Nin, santai aja” lanjutnya lagi.
    Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang wow kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Raka melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

    Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Raka sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Raka yang semakin menjadi-jadi.
    “Nin gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Raka seraya mengecup pundakku.
    Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
    “Jangan Rak” namun aku berusaha menolak.
    “Kenapa Nin, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Raka tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha jaim.

    “Rak.. ahh” desahku tak tertahan lagi.
    “Enjoy aja Nin” bisik Raka lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
    “Ohh Rak” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat live show dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
    Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Raka di leher dan telingaku. Bima yang sedari tadi asik nonRak melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya. Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Raka semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut celana dalam. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Bima di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.

    “Agghh.. Rak.. Bim.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.
    Bima menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34B ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Raka juga beraksi memasukan tangannya kedalam celana dalam meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.
    “Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.
    Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Bima melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Raka menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Bima pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

    Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Bima kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
    “Aaahh.. Raak.. Bim.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”
    “Nikmatin Nin.. nanti bakal lebih lagi” bisik Bima seraya menjilat dalam-dalam telingaku.
    Mendengar kata lebih lagi aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Raka melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Bima-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.

    “Aaagghh.. Rakn.. Bim.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.
    Raka dan Bima menyudahi hidangan pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Bima di payudara dan Raka di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku.

    Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Bima mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Bima sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Raka sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.
    Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai hidangan utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Raka yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Raka menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Bima yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

    “Aaahh.. Raak.. Bim.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.
    Raka kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali.
    Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. Penis Bima! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Bima tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

    “Jilat.. Nin” perintahnya tegas.
    Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Bima mendesah-desah merasakan jilatanku.
    “Aaahh.. Niiin.. jilat terus.. nngghh” desah Bima.
    “Jilat kepalanya Nin” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
    Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Bima mendesis desis.
    “Ssshh.. nikmat sekali Nin.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.
    Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala Penisnya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Bima meringis.
    “Jangan pake gigi Nin.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Bima mendesis nikmat.
    “Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Nin”
    Melihat Bima saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian Penisnya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Raka yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok Penis Bima yang separuhnya berada dalam mulutku.

    Beberapa saat kemudian Bima mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Bima bertambah beringas mengeluar-masukan Penisnya dan.
    “Aaagghh.. nikmatt.. Ninr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Bima, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.
    Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Raka tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.

    “Gila Bima.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.
    “Sorry Nin.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Bima dengan tersenyum.
    “Udah Nin jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Raka seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.
    Raka benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Bima saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Raka membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi.

    Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Raka menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

    Raka merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Raka.

    “Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.
    “Teruss.. Rakn.. aakkhh”
    Aku menjadi lebih menggila waktu Raka mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.
    “Ssshh.. nikmat Raak.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.
    Tak lama kemudian Raka merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Raka membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung Penisnya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

    “Aauugghh.. Raak.. pelann” jeritku lirih, saat kepala Penisnya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.
    Raka menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Raka.

    “Ooohh.. Raak.. sshh.. aahh.. enakk Raak” desahku lirih.
    Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
    “Enak.. Nin” tanya Raka berbisik.
    “He ehh Raak.. oohh enakk.. Raak.. sshh”
    “Nikmatin Nin.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.
    “Ooohh.. Raaak.. ngghh”
    Raka terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung Penisnya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Raka menekan Penisnya lebih dalam membelah kewanitaanku.
    “Auuhh.. sakitt Raaak” jeritku saat Penisnya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Raka menghentikan tekanannya.

    “Pertama sedikit sakit Nin.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Raka seraya menjilat dan menghisap telingaku.
    Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Raka yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku. Raka kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh Penisnya dan mengeluar-masukannya. Gesekan Penisnya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.
    “Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Raak.. empphh” desahku tak tertahan.
    “Ohh.. Niin.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Raka diantara lenguhannya.
    “Agghh.. terus Raak.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman Penis Raka di kemaluanku.

    Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit Penis Raka menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
    “Rakaa.. oohh.. tekan Raak.. agghh.. nikmat sekali Raak” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.
    Tubuhku mengejang, kupeluk Raka erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

    Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Raka mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda.

    Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Raka sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Raka, Bima yang sedari tadi hanya menonRak serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

    Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Bima, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Bima kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan Penis Raka mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.
    “Aaargghh.. Niiin.. enak banget.. terus Nin.. goyang terus” erang Raka.

    Erangan Raka membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Bima.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini. Bima yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Raka duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
    “Isep Nin” pinta Raka, segera kulumat Penisnya dengan rakus.
    “Ooohh.. enak Niiiin.. isep terus”
    Bersamaan dengan itu kurasakan Bima menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala Penisnya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Bima-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Raka-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya.

    Tusukan-tusukan Penis Bima serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang Penis didalam tubuhku. Batang kemaluan Raka kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.
    “Niiin.. terus Niiin.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Raka.

    Aku tahu Raka akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Raka.
    “Aaagghh.. nikmat banget Niiin.. isep teruss.. telan Niiin” jerit Raka, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Raka, kuhisap Penisya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu.
    Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Raka yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.
    Raka beranjak meninggalkan aku dan Bima, sepeninggal Raka aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Bima yang begitu bernafsu dalam posisi doggy style dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Bima bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.

    “Ssshh.. engghh.. yang keras Bim.. mmpphh”
    “Enak banget Bim.. aahh.. oohh”
    Mendengar eranganku Bima tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan. Sedang asiknya menikmati, Bima mencabut Penis dan Ibu jarinya.
    “Bimaaa.. kenapa dicabutt” protesku.
    “Masukin lagi Biiim.. pleasee” pintaku menghiba.

    Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Bima berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
    “Bimaa.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Bima jangan melakukannya.
    Bima tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

    “Aduhh sakitt Bim.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Bima.
    “Rileks Niiin.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.
    Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Bima yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.

    “Aaahh.. aauuhh.. oohh Bim” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Bima yang besar itu.
    Bima dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Bima menghujamkan Penisya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.
    Raka yang sudah pulih dari istirahatnya tidak ingin hanya menonRak, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Raka kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Raka merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya.
    Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Bima yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat Penis mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

    Bima yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, Penisnya tetap berada didalam anusku. Raka langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan Penisnya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku.
    Bima dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Raka melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Raka yang semakin buas dibarengi sodokan Bima, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.

    “Aaagghh.. ouuhh.. Raaak.. Bim.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.
    Cerita Sex Nafsu Birahiku Yang Menggila – Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Raka kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.

    “Aduuhh.. Raaak.. Bim.. nikmat sekalii”
    “Aaarrghh.. Niiin.. enakk bangeett”
    Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

    Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Bima dan Raka yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai.
    Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila dijarah oleh dua atau tiga pria sekaligus.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Horny Setelah dari Bioskop

    Cerita Sex Horny Setelah dari Bioskop


    771 views

    Perawanku – Cerita Sex Horny Setelah dari Bioskop, Karena hornyku saat aku didalam bioskop dengan pacarku, aku inisiatif maen ke kosnya temenku,yang bernama Raisha Tak kusangka saat aku bermain dikosnya aku mengintip dan dia sedang duduk diranjang, tangannya yang kanan Nampak sedang meraba raba vaginya tertanda dia juga sedang sange.

    Cerita Mesum Sedangkan yang tangan kiri sedang memilin milin payudaranya sendiri. Aku melihatnya sempat shock. Gadis cantik Raisha itu berumur 19 tahun dan baru saja menginjak semester 3 di salah satu perguruan tinggi yang cukup bonafit di kota tersebut.

    Saat ini Reisha memang sedang dilanda birahi karena memang sebentar lagi dirinya akan mendekati masa menstruasi. Masa-masa seperti ini bagi seorang gadis seperti Reisha memang menjadi saat dimana libido sedang tinggi-tingginya.

    Sebagai seorang jomblo, tentunya Reisha tidak memiliki pasangan yang bisa ia ajak menyalurkan hasrat birahinya. Maka dari itu masturbasi pun menjadi satu-satunya cara yang paling efektif sebagai penyaluran birahinya saat ini.

    Kedua mata Reisha nampak terpejam mencoba untuk menghayati rabaan demi rabaan yang ia lakukan sendiri pada tubuhnya. Sesekali desahan kecil terdengar dari mulut gadis cantik tersebut, ketika rabaannya menyentuh puting dan klitorisnya sendiri.

    Namun ketika semua usahanya ini hampir memperoleh hasil, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di depan pintu kamar kos Reisha. Tok tok tok!. Sial!, runtuk Reisha di dalam hati. Kenapa mesti di saat seperti ini ada tamu yang datang ke kosannya, benar-benar sial!, runtuk gadis itu lagi. Tok tok tok! Sha!!, suara ketokan di pintu kenbali terdengar, kini ditambah dengan suara teriakan seorang gadis.

    Sebentar!, teriak Reisha. Dengan segera gadis cantik tersebut mengancingkan kembali kaitan branya dan mengenakan celana dalamnya. Ya, sebentar!, teriak Reisha lagi sambil merapikan posisi celana pendek dan kaosnya.

    Setelah merapikan pakaian dan sedikit mengusap-usap wajahnya di depan cermin yang terlihat sedikit memerah akibat menahan nafsu, gadis itu pun kemudian membuka pintu. Haii lama amat sih bukanya?, di depan pintu berdiri seorang gadis yang tak kalah cantik jika dibandingkan dengan Reisha.

    Gadis itu seumuran dengan Reisha dan merupakan temen satu kampusnya. Gadis itu bernama Shelvi. Eh iya, sorry tadi lagi di kamar mandi sih, Reisha mencoba menutupi aktifitas yang tadi ia lakukan di dalam kamar. Ternyata Shelvi tidak sendiri. Di belakangnya berdiri seorang laki-laki berperawakan tinggi dan berwajah tampan.

    Rambut laki-laki itu tercukur rapi. Dari penampilannya terlihat ia cukup perlente. Mungkin ia adalah pacar Shelvi, pikir Reisha dalam hati. O iya, ini Rico cowok gue, Shelvi memperkenalkan laki-laki yang berada di belakangnya tersebut. Rico, laki-laki itu kemudian menyodorkan tangan kanannya. Reisha pun membalasnya, Reisha.

    Kedua tangan mereka pun saling berjabatan tangan. Kok tumben nih? Ada apa Vi?, tanya Reisha kepada sahabatnya. Gue mau ngomong bentar ama lu dong. Reisha mengerutkan keningnya. Ric, lu tunggu di sini aja dulu ya, Shelvi berucap ke arah laki-laki tersebut. Laki-laki itu pun hanya mengangguk.

    Lalu Shelvi menarik tangan Reisha untuk masuk ke dalam kamar kosnya. Di dalam mereka duduk di atas ranjang. Ada apa sih Vi?, Reisha kembali mengulangi pertanyaannya. Shelvi menetakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, menandakan agar Reisha menurunkan volume suaranya. Ia pun kemudian berbisik, Gini Sha, gue mau pinjem kamar lu bentar dong.

    Ah? Buat apa?, bisik Reisha penuh kecurigaan. Gue mau gituan ama cowok gue, Shelvi berkata sambil memberikan isyarat tangan dengan memasukkan ibu jarinya diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

    Reisha benar-benar tersentak melihat isyarat tangan sahabatnya tersebut. Tanda tersebut sering ia lihat setiap kali Shelvi ingin menyamarkan kata making love. Bukan tanda itu yang mengejutkan Reisha, karena ia tahu benar kalau memang sahabatnya ini sudah sering melakukan perbuatan terlarang tersebut dengan pacar-pacarnya.

    Yang membuatnya terkejut adalah kenapa ia memilih kamar kosnya ini untuk berbuat mesum. Gila lu ya? Nggak boleh!, bentak Reisha sambil tetap berbisik. Please Sha, gue udah nggak tahan nih, memiaw gue udah basah banget.

    Ngapain lu nggak cari hotel aja?. Nggak sempet, ntar lagi cowok gue musti ke bandara, ini juga sama sekali nggak direncanain kok tiba-tiba dateng gitu aja waktu dia grepein gue di bioskop. Aduh gimana ya?, sebenarnya Reisha ingin mengatakan tidak, namun melihat ekspresi wajah Shelvi yang begitu memelas ia pun menjadi bingung harus memberi jawaban apa.

    Please Sha, cowok gue cuma sehari ini aja bisa transit di sini, ntar malem dia musti keluar kota lagi jadi waktu gue ama dia cuma bentar banget nih. Kalau ntar ada yang liat gimana? Kan gue malu juga tiba-tiba di kamar kos gue ada cowoknya?, tempat kos Reisha ini memang hanya menerima penghuni kos wanita, sehingga aturan tentang menerima tamu laki-laki memang diatur sedikit ketat.

    Sepi gini kok? Lagian gue nggak bakal lama kok, sueeer!!!, Shelvi mengacungkan jari tengah dan jadi telunjuknya bersamaan. Reisha tambah bingung mendengar kata-kata sahabatnya ini. Lu tu bener-bener gila tau nggak?, ucap Reisha masih tetap berbisik. Please Sha, please. Reisha kembali mengerutkan keningnya, menandakan kebingungan yang sedang melanda dirinya saat ini.

    Please Sha, kembali Shelvi memelas. iya deh, ucap Reisha ragu. Ia sendiri tidak tahu kenapa kata-kata persetujuan tersebut bisa keluar dari mulutnya. Thanks Sha, lu emang temen gue yang paling baik. Shelvi langsung memonyongkan bibirnya hendak mencium sahabatnya ini, namun dengan segera Reisha menghentikan perbuatannya tersebut.

    Horny sih horny, tapi lu jangan sosor gue kayak gitu dong!. Hehehe sorry abis kalo lagi horny gue emang suka lupa diri sih. Trus gue musti kemana dong?, Reisha kembali bingung. Tentu saja ia harus bingung, karena jika kamarnya sedang dipakai oleh sahabatnya ini tentunya ia tidak bisa berada di tempat yang sama juga bersama mereka.

    Lu kemana kek, makan kek, nonton kek, nih gue kasi lu ongkos deh. Shelvi mengeluarkan beberapa lembar uang lima puluh ribuan dari dompetnya. Gadis cantik ini memang tergolong cukup beruntung untuk bidang keuangan.

    Memiliki orang tua seorang pengusaha sukses tentunya membuat isi dompetnya hampir tidak pernah kosong, bahkan kalau tidak boleh dibilang berlebih. Hhhmm kemana ya?. Reisha nampak mengerutkan dahinya. Melihat sahabatnya belum juga beranjak dari tempatnya, langsung saja Shelvi mengajukan protes, Udah ah lu pikirin sambil jalan aja! Dah kebelet nih!. Eh iya iya, Reisha langsung beranjak dari atas ranjang, disusul kemudian oleh Shelvi.

    Mereka berdua kemudian melangkah menuju pintu. Ya udah kalo gitu gue keluar bentar ya Vi, Reisha melambaikan tangan ke arah sahabatnya yang kini terlihat berdiri di depan pintu kamar kosnya. OK, ati-ati ya Sha, Shelvi melempar sebuah senyum penuh makna, yang mana hanya mereka berdua yang mengerti.

    Sebelum beranjak, Reisha melempar senyum kecil juga ke arah laki-laki yang diakui sebagai pacar oleh sahabatnya tersebut. Laki-laki itu pun kemudian membalas dengan senyuman kecil pula. Lalu Reisha berjalan menuju tempat parkir dimana semua sepeda motor para penghuni kos terparkir Setelah tiba di samping sepeda motornya, sekilas gadis cantik itu menengok kembali ke arah kamar kosnya.

    Tidak terlihat lagi Shelvi dan cowoknya disana. Bahkan kini pintu kamar kosnya sudah tertutup rapat. Shelvi memang pernah bercerita tentang cowok barunya, namun ia belum bertemu dengan pacar baru sahabatnya tersebut secara langsung. Apakah cowok ini yang dimaksud oleh sahabatnya tersebut? Ia sama sekali tidak tahu.

    Hampir beberapa menit Reisha berdiri disamping sepeda motornya. Mengetahui kalau saat ini mungkin sahabatnya sedang bercinta di dalam kamar kosnya, justru membuat gairah di dalam dirinya yang tadi sempat muncul kini kembali bergejolak.

    Tak terasa vaginanya kembali berdenyut-denyut dan payudaranya terasa mengeras seperti yang ia alami beberapa menit yang lalu ketika melakukan masturbasi. Tiba-tiba di saat itu pula di dalam otak gadis cantik itu terbersit sebuah ide gila untuk mengintip kegiatan sahabatnya tersebut di dalam kamar.

    Tidak etis memang mengintip sahabat sendiri yang sedang bercinta, namun gejolak nafsu Reisha yang sudah tidak bisa tertahan lagi menghilangkan semua pikiran waras di dalam otaknya. Sha, lu nggak boleh ngelakuin itu, itu sama aja lu itu mempermalukan sahabat lu sendiri!, suara kata hati malaikat di dalam diri Reisha berteriak-teriak di telinga kanannya.

    Halah liat dikit emang kenapa? Itu juga kan kamar lu Sha? Siapa suruh ngent*t di kamar orang!, di saat yang sama suara kata hati iblis di dalam dirinya pun juga tidak mau kalah terdengar menggema di telinga kirinya. Tetep nggak boleh Sha, lu harus menghargai privasi orang dong!. Tai kucing tuh privasi! Sedeng asyik ngent*t gitu paling juga mereka nggak bakal sadar lu intipin Sha!. Nggak boleh!. Boleh!. Nggak bisa!. Bisa!. Suara hati malaikat dan iblis kini terus menggema di dalam kepada Reisha, seakan-akan mencoba memberikan nasehat jalan terbaik yang harus ia lakukan saat ini.

    Udah udah udah pada bisa diem nggak sih?, Reisha menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berteriak di dalam batinnya. Kepalanya terasa mau pecah mendengar kata hatinya sendiri yang terus berteriak-teriak di dalam kepalanya secara bergantian. Setelah suara-suara itu tidak terdengar lagi di kepalanya, Reisha menarik nafasnya panjang dan berdiam diri sesaat.

    Akhirnya gadis cantik itu pun memilih untuk mengendap-endap menuju kamar kosnya sendiri. Saat ini sisi iblis Reisha pastilah sedang tertawa lantang penuh kemenangan. Jika saja ada yang melihat Reisha sedang berjalan mengendap-endap menuju kamar kosnya sendiri seperti saat ini, tentu akan menimbulkan tanda tanya dan kecurigaan.

    Bersyukur sore ini tempat kos Reisha nampak begitu sepi, karena memang diakhir pekan rata-rata penghuni kos kembali ke rumah mereka masing-masing untuk bersua dengan keluarga. Sedangkan untuk penghuni kos yang tidak kembali ke rumah seperti Reisha kini sebagian besar sedang melaksanakan aktifitas mereka masing-masing di luar kosan.

    Reisha sendiri masih berada di kosannya karena kebetulan siang tadi ia harus mengambil kuliah tambahan sehingga akhirnya memilih tetap tinggal di kosan. Di depan jendela kamarnya, Reisha mencoba mencari celah yang terbuka diantara tirai yang tertutup.

    Memang ada sedikit celah yang tersisa, namun tidak cukup lebar untuk bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Beberapa kali dari dalam kamar terdengar tawa cekikikan kecil dan suara desahan manja. Suara tawa itu pastilah suara Shelvi bersama pacarnya. Reisha masih terus berusha mendongak-dongakkan kepalanya di depan jendela, sampai tiba-tiba.

    Duaar!!!, tirai penutup jendela tersebut tersibak dan muncullah wajah Shelvi dari balik jendela. Wajah Reisha langsung terlihat merah padam karena ketahuan mengintip. Belum hilang rasa terkejut Reisha, dengan santainya Shelvi menutup kembali tirai tersebut dan kemudian gadis cantik itu keluar dari kamar dengan tubuh hanya berbalut handuk hijau milik Reisha.

    Daripada lu ngintipin gue, mending lu gabung aja. Reisha begitu tersentak mendengar kata-kata sahabatnya tersebut. Saat ini ia merasa seperti tersambar petir puluhan ribu volt. Vi, nggak! Jangan!, Reisha berusaha bertahan ketika Shelvi menarik tangan kanannya untuk mengajaknya masuk ke dalam kamar. Udah hayo!. Nggak Vi!. Hayo dong!, Shelvi terus memaksa.

    Setelah cukup lama saling menarik tangan masing-masing akhirnya Reisha pun tidak kuat lagi melawan tarikan sahabatnya itu. Ia pun tertarik masuk ke dalam kamar. Aaakkhh!, begitu masuk ke dalam kamar Reisha langsung berteriak dan menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Bagaimana tidak berteriak.

    Di atas ranjangnya kini terlihat seorang laki-laki sedang terduduk santai dengan hanya mengenakan kaos tanpa tambahan apapun lagi sebagai penutup bagian bawah tubuhnya. Di bagian selangkangan laki-laki tersebut mengacung tegak sebuah batang yang berukuran sangat besar.

    Halah, gaya lu tu kayak baru pertama kali aja ngeliat tongkol hehe, Shelvi dengan santainya berkata seronok kepada sahabatnya tersebut setelah menutup pintu kamar. Wajah Reisha semakin memerah mendengar kata-kata Shelvi tersebut.

    Memang benar apa yang dikatakan sahabatnya ini, karena penis bukanlah hal asing bagi mereka berdua. Namun dalam hal ini jelas berbeda. Laki-laki yang kini terbaring di ranjangnya jelas-jelas baru saat ini ia jumpai untuk pertama kalinya. Tentu akan sangat aneh apabila tiba-tiba saja di saat itu juga ia harus melihat penis laki-laki yang baru saja ia kenal tersebut.

    Shelvi dengan santainya berjalan mendekati ranjang kemudian naik ke atasnya. Ia lalu mencium bibir laki-laki tersebut sambil memeluknya. Ric, Reisha mau gabung bareng kita nih, boleh ya?. Laki-laki itu hanya tersenyum kecil,Boleh kok. Shelvi membalas dengan senyuman pula.

    Dikecupnya sekali lagi bibir pacarnya tersebut, kemudian beranjak turun dari ranjang dan kembali mendekati Reisha. Reisha sendiri masih terlihat berdiri mematung dengan ekspresi penuh kehampaan. Ayo dong!, kembali Shelvi menyeret tangan Reisha mendekat menuju ranjang. Nggak Vi, gue nggak mau.

    Halah, jangan malu-malu gitu ah! Norak tau. Nggak Vi, bener gue nggak bisa, Reisha terus berusaha bertahan. Shelvi pun akhirnya hanya melengos dan melepaskan tangan Reisha setelah tidak mampu memaksa kembali sahabatnya tersebut untuk mendekati ranjang. Ya udah, kalo gitu lu disini aja. Shelvi kembali berjalan menuju ranjang.

    Sebelum naik ke atas ranjang ia melepaskan handuk yang melilit tubuhnya. Terlihatlah kini tubuh sintal itu hanya terbalut celana dalam putih beraksen garis-garis pink. Rupanya sebelum memergoki Reisha tadi, mereka berdua sudah sempat melepaskan beberapa lembar pakaian yang mereka kenakan.

    Pakaian-pakaian tersebut kini ada yang tergeletak di atas ranjang ataupun di lantai kamar. Gadis cantik itu lalu merangkak naik ke atas ranjang dan kembali memeluk tubuh pacarnya. Lanjut yuk!. Mereka berdua pun berciuman panas sambil beradu lidah. Tangan Rico pun dengan cekatan meremas-remas payudara montok Shelvi.

    Keduanya begitu menikmati percumbuan mereka seolah-olah di dalam kamar hanya ada mereka berdua, tanpa memperdulikan kehadiran Reisha di sana. Tak hanya meremas, kini puting payudara kanan Shelvi sudah berada sepenuhnya di dalam kuluman Rico.

    Shelvi pun akhirnya terpaksa remas-remas sendiri payudara kirinya karena tangan Rico saat ini sibuk mengobok-obok selangkangannya yang masih tertutupi celana dalam. Selangkangan yang sebelumnya telah basah itu pun kini nampak semakin basah. Aaahh oooh, Shelvi sengaja mendesah sesensual mungkin sambil menatap ke arah Reisha yang masih berdiri di dekat pintu.

    Ooohh aaah, kini Shelvi memasang ekspresi wajah penuh kenikmatan seolah-olah menikmati betul kuluman di payudaranya dan permainan tangan Rico di selangkangannya. Shelvi tersenyum kecil ketika melihat Reisha yang sudah mulai nampak berdiri gelisah sambil menggesek-gesekkan kedua pahanya.

    Ntar Ric, gue mau ngelepas CD dulu nih. Rico pun menghentikan remasan tangannya, namun tidak kuluman mulutnya. Udah dong, berhenti bentar aja, Shelvi berusaha melepaskan kuluman Rico di payudaranya yang sudah terlihat dipenuhi beberapa bercak-bercak merah. Rico pun menurut, namun bukan berarti payudara montok itu bisa terbebas begitu saja.

    Di saat Shelvi berusaha melorotkan celana dalam yang dikenakannya, remasan tangan kanan Rico masih tetap bertengger di gundukan daging kenyal tersebut. Udah!, ucap Shelvi setelah meletakkan kain mungil penutup selangkannya tersebut di sampingnya.

    Gadis cantik itu pun kini yang ganti angresif memeluk tubuh Rico dan mencium bibir laki-laki tersebut dengan ganas. Tak hanya itu kini jari-jari mungil Shelvi juga secara bersamaan dengan telaten mengocok-ocok batang penis Rico yang telah menegang. Shelvi memang sengaja mengatur posisi tubuhnya agar menghadap ke arah Reisha.

    Sambil berciuman dan bermain lidah, Shelvi tetap intens sesekali melirik ke arah sahabatnya tersebut. Kini Reisha sudah tidak mampu lagi menutupi gairah birahi yang menyerangnya akibat melihat live show yang terjadi di hadapannya.

    Tangan Reisha mulai bergerak merabai dadanya sendiri, sambil tetap menggesek-gesekkan kedua pahanya. Senyum Shelvi pun semakin lebar karena berhasil memancing gairah Reisha. Ric, lu ML ama Reisha dulu ya, ntar baru ama gue, bisik Shelvi di telinga pacarnya.

    Dia kan tadi udah nggak mau Vi?, sahut Rico ditengah remasan tangannya di payudara pacarnya tersebut. Udah, ntar gue yang ngatur deh. Emang lu nggak cemburu Vi, gue ML ama temen lu?. Nggaklah, kan gue yang nyuruh, lagian itung-itung sekalian gue ngasi bonus ke lu juga ke Reisha. OK deh, asal lu nggak apa-apa aja.

    Shelvi pun membuka kaos Rico sehingga kini mereka berdua pun telah benar-benar dalam keadaan telanjang. Kemudian setelah mencium bibir pacarnya tersebut, Shelvi pun beranjak turun dari ranjang dan kembali menghampiri Reisha. Rico sendiri terlihat mengambil posisi terbaring santai di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar.

    Sha, ayo dong kita bareng yuk. Nggak Vi, kembali Reisha menolak. Ayo dong, gue tau lu sekarang udah horny kan?, desak Shelvi lagi. Gue malu Vi. Napa musti malu? Kan ada gue disini?. Iya sih. Sha, gue tau lu udah lama banget nggak ML sejak lu putus ama cowok lu, gue cuma mau bantu lu nyalurin birahi lu. Tapi itu kan cowok lu Vi?. Halah, lu nggak enak ama gue? Kan gue yang nyuruh lu? Cowok gue juga asyik-asyik aja kok, lagian kucing mana sih yang nolak kalo di kasi ikan? Hehe. Reisha tidak tahu harus berkata apa lagi.

    Apa yang dikatakan Shelvi tadi memang benar adanya. Sudah hampir setahun ia tidak lagi bisa merasakan hangatnya persetubuhan. Apalagi kini mendekati tanggal-tanggal krusial menjelang menstruasi, dimana gairah dan hormon kewanitaannya mulai memuncak tak terkendali. Ingin sekali rasanya ia melepaskan semua beban birahi di dalam dirinya ini dengan bercinta bersama seorang laki-laki.

    Tapi kalau dia harus menyalurkannya dengan cara bersetubuh bersama pacar sahabat baiknya sendiri, hal ini tentu sesuatu yang benar-benar di luar akal sehat. Namun di sisi lain, bukankah justru sahabat baiknya inilah yang memintanya untuk melakukan persetubuhan? Jadi siapakah sebenarnya yang gila dalam hal ini? Ayo Sha, Shelvi menarik tangan Reisha dan kali ini gadis cantik itu nampak tidak melakukan perlawanan lagi.

    Ketika kedua gadis itu berdiri di pinggir ranjang, Rico hanya tersenyum kecil ke arah Reisha. Di dalam hati kecilnya, laki-laki tersebut cukup mengagumi kecantikan dan keindahan tubuh Reisha. Dalam hal ini tentu ia sangat mensyukuri karena bisa memacari Shelvi yang memiliki fantasi sensual yang liar, sehingga sebentar lagi mungkin ia akan segera bisa menikmati tubuh sahabat pacarnya ini tanpa perlu melakukan perselingkuhan di belakang pacarnya.

    Ric, lu rangsang dikit Reisha gih!. Rico pun berdiri dan mendekati Reisha. Tubuh Reisha terlihat bergetar ketika seorang laki-laki dalam keadaan telanjang bulat kini berlahan mendekatinya. Reisha sempat melirik nakal ke arah batang penis Rico.

    Batang tegang itu terlihat sangat besar untuk membuatnya bergidik dan membuat selangkangannya terasa senut-senut. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan menyerangnya jika batang besar itu harus masuk ke dalam dirinya. Vi, Reisha memegang tangan sahabatnya, ketika Rico semakin mendekat.

    Udah, anggep aja Rico itu cowok lu. Tapi Vi, belum sempat Reisha melanjutkan kata-katanya Rico sudah keburu memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya. Reisha pun gelagapan dibuatnya, walaupun ia sama sekali tidak menolak bibir Rico yang kini terus menyerang bibirnya. Awalnya Reisha terlihat kikuk, namun beberapa saat kemudian ia pun mulai membalas pagutan bibir Rico.

    Apalagi ketika kemudian gadis cantik itu merasakan sentuhan lembur Shelvi di pundaknya, Reisha pun tidak malu lagi membalas permainan lidah Rico di mulutnya. Reisha yang memang sejak semula telah terbakar nafsu birahi membuat Rico tidak perlu terlalu bekerja keras untuk membangkitkan sisi liar gadis cantik tersebut.

    Shelvi sendiri kini masih berdiri di belakang Reisha sambil meremas-remas payudara sahabatnya tersebut dari balik kaos. Kemudian dengan cekatan kedua tangan gadis tersebut masuk ke dalam kaos Reisha. Berlahan jari-jari Shelvi bergerak membuka kaitan bra berwarna putih tanpa renda yang dikenakan sahabatnya.

    Kini remasan tangan Shelvi pun dapat langsung merasakan kelembutan dan kekenyalan payudara Reisha. Diserang dari dua arah seperti ini membuat Reisha kian melambung. Aaah oooh!, cuma lenguhan dan desahan yang keluar dari mulut gadis cantik tersebut, ditengah lumatan bibir Rico.

    Saking terbelenggunya oleh nafsu membuat Reisha sama sekali tidak melawan ketika Rico menggiringnya berbaring di ranjang. Bahkan saking terbuainya oleh cumbuan pacar sahabatnya tersebut, Reisha sama sekali tidak menyadari kalau kini tubuh atasnya saat ini sudah sama sekali tidak tertutup apapun.

    Shelvi melemparkan kaos berikut dengan bra milik Reisha sehingga kedua potong pakaian tersebut kini tergeletak di lantai. Hal ini membuat Rico menjadi leluasa mengulum dan menghisap kedua payudara milik Reisha.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Service Cewek Bispak ABG

    Cerita Sex Service Cewek Bispak ABG


    583 views

    Perawanku – Cerita Sex Service Cewek Bispak ABG, Jam Sudah menunjukan pukul 13.00 wib setempat aku masih berkutat dengan laporanku dari pagi hinga jam siang aku belum makan siang seiang karena masih meyelesaikan proyek dari temenku, karena nominalnya cukup besar aku segera menyelesaikan dengan secepatnya, tebayang setelah selesai menyelesaikan proyekku terbayang akan berlibur di Bali atau Lombok hehehe…

    Karena perut sudah keroncongan aku langsung segera mengambil kunci mobilku dan pergi untuk mencari makan siang, aku mampir di mall daerah Jakarta Utara, langsung aku mencari KFC di sekitar tempat tersebut.

    Seperti biasa memang tujuan lain dari makan adalah mencuci mata cari yang seger seger..setelah makan sudah kenyang aku lanjut untuk mampir ke studio 21 untuk memnonton film terbaru, memang rencannya hari ini ada film action yang aktornya aku fans. Dan untuk merefreshinhkan pikiranku setelah berkutat dengan proyekku.

    Memang Saat memasuki lobby setelah melewati lorong yang dipergunakan untuk bermainvideo-game kulihat seorang gadis manis sedang duduk sendiri sambil memainkan handphonenya Aku seperti merasakan deja vu Teringat olehku pengalaman beberapa waktu lalu saat mau menggoda seorang gadis sendirian di lobby studio 21 yang ternyata membawa cowoknya Tetapi tak mengapa aku sok nekat saja duduk di sebelahnya sambil tersenyum Dia juga membalas tersenyum sambil kemudian kembali sibuk dengan hpnya

    Memang Ren lo ada dimana sih ? Cepetan dong gue udah di lobby nih katanya
    Dan ya udah cepetan deh ujarnya lagi

    Hingga Sedang nunggu pacar ya ? tanyaku sok akrab
    eemm Nggak kok mas Teman sahutnya singkat sambil tersenyum
    dan Mas sendirian aja ? tanyanya lebih lanjut
    Memang Wah agresif juga nih cewek pikirku Iya sendirian aja Mau nemenin? Jalan yuk tanyaku nakal
    Memang Mau ngajak kemana ? tanyanya
    Memang Jalan-jalan aja sahutku Dia tersenyum lagi menambah manis wajahnya yang berbibir tipis itu
    Dan Aku punya perasaan dia ini ABG nakal yang sering nongkrong di mal-mal mencari mangsa
    Oh ya namanya siapa ? tanyaku
    Namaku Nita sahutnya sambil mengulurkan tangannya
    Aku Wawan kataku menyambut uluran tangannya Kuperhatikan penampilan Nita gadis manis ini Rambutnya sebahu dgn wajah yang manis Berpakaian kaos ketat dipadu celana jeans Buah dadanya tampak menonjol ranum di balik kaos ketat yang dipakainya Terbayang nikmatnya bila aku bisa merasakan kenyalnya buah dada ranum ABG manis ini

    Nggak sekolah ? tanyaku lebih lanjut
    Nggak sedang bolos Males sih
    Emang sekolah dimana ?
    Dan Dia kemudian menyebutkan salah satu SMU Negeri di wilayah Jakarta Barat

    Lalu Hey sori ya gue telat Tiba-tiba seorang gadis menyapa
    eeh Sialan lo gue udah nunggu lama tau sahut Nita pada sang gadis
    Lalu Kulihat si gadis yang baru datang dan mataku terkagum-kagum melihat penampilannya Wajahnya sangat cantik dengan rambut panjang mirip dengan Ratu Felisa bintang sinetron remaja yang terkenal itu

    Ren ini kenalin teman gue katanya mengenalkanku
    Lalu Kami segera berkenalan Kemaluanku semakin berontak saat jemarinya yang halus sedikit kuremas saat kami berjabat tangan Ternyata namanya Yuni Tanktopnya yang seksi semakin menambah hot penampilannya Tetapi kulihat buah dadanya tidak sebesar kepunyaan temannya Lalu Akan tetapi kulit tubuhnya yang putih mulus menyebar aroma seksual yang tinggi

    Lalu Mau kemana nih mas ? Kita makan dulu aja yuk ? ajak Nita
    Akhirnya kami bertiga pergi ke sebuah restoran fast food Saat kami berjalan banyak cowok yang memperhatikan tingkah laku kedua ABG ini dengan pandangan bernafsu Terutama kepada Yuni yang memang sangat cantik itu KaYuni sudah makan aku hanya memesan minum saja untukku sementara mereka menikmati makan siangnya Sambil menikmati pesanan masing-masing kami berbincang-bincang Kupancing-pancing mereka agar aku yakin mereka bisa kuajak check-in nanti Lalu Aku tidak mau kecele setelah mengeluarkan uang banyak untuk mereka ternyata mereka tidak bisa dinikmati hehe

    Ingin segera aku merasakan kehangatan dan kemulusan tubuh belia mereka Akan tetapi ternyata tidak semudah itu Banyak proses yang harus dilalui alias ada biaya yang harus dikeluarkan terlebih dahulu Sesudah makan mereka minta dibelikan pulsa HP terus belanja baju dll Tetapi tak apalah pikirku Kebetulan baru minggu lalu aku menerima pembayaran dari salah seorang klienku. Memang kalau mau barang bagus ada harga yang harus dibayar Apalagi terbayang nikmatnya apabila aku bisa menyetubuhi kedua gadis ABG ini secara bersamaan

    Yuk jalan Pusing nih di mal terus kataku setelah mereka selesai berbelanja Memang aku sudah menentukan limit pengeluaran bagi mereka Disamping itu aku sudah tidak tahan ingin segera menikmati tubuh seksi Nita dan wajah cantik Yuni

    Mereka akhirnya setuju dan kami menuju tempat parkir Kukebut mobilku menuju hotel jam-jaman langgananku

    Singkat cerita kami telah berada di dalam kamar hotel Tak menunggu lama lagi langsung kuraih wajah cantik Yuni dan kulumat bibirnya Leher dan pundaknya yang putih mulus segera kucium dan kujilati Setelah itu wajah manis Nita menjadi sasaranku Saat kuciumi bibirnya yang tipis kuremas buah dadanya dari balik kaosnya yang ketat

    Buka dulu aja mas bisik Yuni saat aku masih sibuk menikmati menciumi dan meremasi tubuh temannya
    Bukain ya kataku

    Aku menghentikan ciumanku pada wajah manis Nita dan mereka berdua kemudian melucuti pakaianku

    Tak lama aku telah berdiri hanya dengan mengenakan celana dalam saja Keadaan itu tidak berlangsung lama kaYuni jemari lentik Yuni segera menarik celana dalamku Kemaluanku yang telah menegang segera berdiri dengan gagahnya di depan kedua ABG ini Mata mereka agak sedikit kaget melihat ukuran kejantananku

    Besar sekali mas Yuni suka kata si ABG cantik sambil tangannya mulai mengocok-ngocok penisku perlahan Sementara Nita tidak berkomentar hanya bibirnya yang tipis sedikit terbuka Lalu Matanya memandang kemaluanku dengan gemas Mereka berdua telah berjongkok di depanku

    Rasa hangat segera menjalari kemaluanku saat Yuni mulai memasukkan batang kejantananku ini ke dalam mulutnya yang mungil Kepalanya mulai dimaju mundurkan menikmati kelelakianku Kupandang ke bawah tampak wajah cantik gadis ini dengan pipi yang sedikit menonjol disesaki alat vitalku Sementara Nita menciumi dan menjilati pahaku menunggu giliran

    Sesaat kemudian Yuni mengeluarkan penisku dari mulutnya dan Nita langsung meraihnya dengan bernafsu Dijilatinya terlebih dahulu mulai dari kepala sampai ke pangkal batangnya dan perlahan dia mulai menghisap kemaluanku Terkadang gadis seksi ini bergumam gemas saat menikmati kejantananku

    Aku tarik tubuh Yuni sehingga dia berdiri di sebelahku Kemudian kembali dengan gemas kuciumi wajah cantiknya Yuni dengan bergairah membalas pagutanku Ciuman dan jilatannya kemudian beralih ke puting dadaku Sementara kemaluanku masih menjejali mulut Nita temannya yang seksi

    Wajah cantik Yuni yang sedang menjilati puting dadaku membuatku semakin gemas ingin menyetubuhinya

    Ayo buka pakaiannya dong sayang kataku
    Yuni menurut Dibukanya tanktop dan BH yang dikenakannya Tak ketinggalan juga celana jeans ketatnya Dia tampak semakin cantik dengan hanya memakai celana dalam hitam berenda
    Biarin aja Ren kamu lebih seksi pakai itu kataku saat dia ingin membuka celana dalamnya

    Segera kutarik kembali Yuni kedalam pelukanku Kujilati puting buah dadanya Memang buah dadanya tidak terlalu besar tetapi bentuknya yang mencuat dengan puting merah mudanya sangat merangsang sekali

    Ahh…ssstt… erangan nikmat keluar dari mulut Yuni Erangan ini semakin keras terdengar saat jemariku mengusap-usap liang nikmatnya Desahan Yuni diselingi dengan gumaman nafsu Nita yang masih berjongkok menikmati kemaluanku

    Jemariku merasakan vagina Yuni telah lembab oleh cairan nafsu Wajahnya yang sangat cantik tampak menggairahkan saat dia mengerang-erang nikmat disetubuhi jemariku Puting payudaranya juga telah mengeras kaYuni jilatan lidahku Ingin segera kusetubuhi ABG cantik ini

    Sebentar ya Lis kataku sambil mencabut penisku dari jepitan bibir tipis Nita Setelah itu kutarik Lalu Yuni menuju tempat tidur Kusibakkan celana dalamnya dan kuarahkan penisku ke dalam liang nikmatnya

    Pelan-pelan ya mas desahnya perlahan
    Kemaluanku mulai menerobos alat vital ABG cantik ini Erangannya semakin menjadi Tangannya tampak meremas sprei ranjang Mulutnya setengah terbuka dan matanya terpenjam

    Ahhhh…ahhhh desah gadis cantik ini saat aku mulai menggenjot kelaminku di dalam alat vitalnya Lalu KaYuni sempitnya kelamin gadis cantik ini baru setelah beberapa kali genjotan penisku berhasil menerobos lebih dalam walau mungkin hanya dua pertiga batang kemaluanku yang berhasil masuk Ranjang mulai mengeluarkan deritan-deritan seirama dengan goyangan tubuhku menikmati sempitnya liang vagina Yuni Tubuh mulus Yuni mengelinjang-gelinjang merasakan hujaman penisku yang menyesaki liang vagina gadis belia ini Sementara Nita temannya yang seksi dengan bergairah menonton adegan kami

    Kamu buka juga dong Lis kataku Nita kemudian membuka kaos ketatnya dan celana jeansnya
    Lalu Biarin aja pakaian dalamnya Lis ujarku lagi saat dia ingin membuka BHnya Nita kemudian kuminta mendekat

    Kuhentikan hujaman penisku di kelamin Yuni sejenak dan kuminta dia merubah posisi Aku segera berbaring di tempat tidur sementara si cantik Yuni menaiki tubuhku Diarahkannya kembali kelaminku ke dalam vaginanya

    Ahhhh… erangnya kembali saat penisku menerobos liang nikmatnya Dia kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmati kejantananku Kuraih wajah manis Nita yang ada di sebelahku dan kami langsung berciuman dengan bergairah Kuremas buah dadanya yang besar dan kuangkat daging kenyal ranum ini sehingga keluar dari cup BHnya Tampak luar biasa seksi Nita saat itu dengan wajahnya yang manis dan kedua payudaranya yang mencuat keluar Puting susunya yang kecoklatan segera menjadi santapanku
    Sstttthhhh… sstttt erangnya saat kujilati dan dengan gemas kuhisapi buah dadanya yang kenyal itu

    Sementara Yuni temannya yang cantik masih menggoyang-goyangkan tubuhnya yang mulus di atas selangkanganku Matanya terpejam dengan wajah yang memerah menambah ayu wajah cantiknya Tanganku memilin-milin puting buah dadanya Sementara Nita mulai menjilati puting dadaku

    Ahhhhh…… erang Yuni panjang saat dia mengalami orgasmenya Tubuhnya mengejang beberapa saat kemudian lunglai di atas tubuhku Kuciumi pundaknya yang putih halus beberapa saat sebelum kugulingkan tubuhnya kesebelahku

    Giliranmu Lis kataku Nita langsung menghentikan hisapannya pada puting dadaku dan dengan bergairah dia menggantikan posisi Yuni Disibakkannya celana dalamnya dan diarahkannya kelaminku ke liang surganya

    Ihhh gede banget…iihhhh desahnya saat penisku menerobos vaginanya Ranjang kembali berderit keras saat dengan bernafsu Nita menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmatiku Buah dadanya yang kenyal berguncang-guncang menggemaskan saat ia menyetubuhiku Terkadang kaYuni gemas kutarik tubuhnya agar aku bisa menghisapi puting payudaranya

    Bosan dengan posisi ini kuminta Nita menungging sambil memegang tepian bagian kepala ranjang Kusodokkan penisku kembali ke dalam bagian tubuhnya yang paling vital dan erangan Nita kembali terdengar ditimpali dengan suara derit ranjang

    Ihh ihh desahnya saat kusetubuhi dia dari belakang Pantatnya yang montok terlihat sangat merangsang Sementara kulihat Yuni tak berkedip melihat temannya sedang disetubuhi secara doggy-style

    Sini Ren panggilku Saat dia menghampiriku langsung kembali kuciumi wajahnya yang sangat cantik itu Sementara itu tanganku memegang pinggang Nita temannya sambil sesekali menepuk-nepuk pantatnya yang padat

    Ihh ihh Nita sampai mas…ihhhh erang Nita saat mencapai orgasmenya Kulepaskan penisku dari dalam vaginanya Sementara itu aku masih sibuk melayani ciuman Yuni Penisku yang masih tegang sehabis menikmati vagina temannya langsung diraih dan dikocok-kocoknya perlahan

    Sesaat kemudian kubalikkan tubuh Nita dan kunaiki tubuhnya Kujepitkan kemaluanku di antara gunung kembarnya yang besar Kugoyangkan tubuhku menikmati kekenyalan buah dada Nita Sementara Yuni menyodorkan payudaranya ke mulutku untuk kunikmati

    Rasa nikmat yang luar biasa menjalari syaraf kemaluanku Aku merasa sudah tak tahan lagi membendung orgasmeku Kulepaskan pagutanku dari buah dada Yuni dan semakin cepat kugoyangkan tubuhku menikmati jepitan buah dada Nita Tak lama kemudian aku menjerit nikmat saat berejakulasi di buah dada ranumnya

    Setelah membersihkan diri kami bertiga tiduran sambil istirahat di atas ranjang Nita di sebelah kiriku dan Yuni di sebelah kanan Aku masih telanjang sementara mereka hanya mengenakan celana dalam saja Nita telah melepas BHnya yang basah kaYuni ejakulasiku

    Mas mainnya hebat banget … kata Yuni sambil tersenyum manis
    Iya kita berdua aja dibuat kewalahan… sahut Nita sambil mengusap-usap dadaku

    Habis kalian cantik-cantik sih Jadi nafsu nih jawabku asal
    Pasti ceweknya si mas puas banget ya Lis kata Yuni pada temannya

    Yang gemesin ini lho gede banget ukurannya Coba cowokku segede ini kata Nita sambil mulai mengusap-usap kemaluanku
    Iya Rahasianya apa sih mas ? Biar nanti Yuni kasih tahu cowok Yuni supaya bisa bikin Yuni puas Tangannya yang halus juga mulai merabai kemaluanku yang mulai menegang kembali

    Mas buat kenang-kenangan Yuni video ya ujar Yuni tiba-tiba sambil bangkit mengambil HPnya
    Jangan ah Udah nggak usah tolakku
    Ah nggak apa mas Habis mr happy-nya gemesin banget deh Yuni nggak ambil mukanya kok sahutnya
    Awas bener ya Jangan kelihatan mukanya lho kataku
    Mas berdiri di sini aja biar lebih jelas Terus elo isepin Lis Ntar gantian katanya bak sutradara kawakan

    Kuturuti kemauannya Aku bangkit dan berdiri di samping ranjang Nita kemudian berjongkok di depanku dan mulai menjilati kemaluanku

    Hingga Rambut lo Lis jangan nutupin kata Yuni sambil mulai merekam adegan itu

    Kini Kubantu Nita menyibakkan rambutnya dan dia mulai mengulum kemaluanku Kunikmati jepitan bibir tipis Nita di batang kemaluanku Tangannya yang halus mengelus-elus buah zakarku

    Yuni merekam adegan kami dengan antusias Aku mengerang nikmat sambil tanganku membantu menyibakkan rambut Nita yang sedang sibuk menikmati kemaluanku Cukup lama gadis ABG seksi ini menyalurkan nafsunya

    Sementara tampak Yuni sangat terangsang melihat temannya menikmati penisku

    Hey Lis gantian gue dong katanya beberapa saat kemudian
    Tuh Hpnya diserahkan ke Nita dan gantian Yuni sekarang yang berjongkok di depanku Disibakkannya rambutnya kesamping agar temannya dapat merekam adegan dengan jelas Dijilatinya perlahan seluruh batang kemaluanku Lubang kencingku digelitik dengan lidahnya kemudian mulutnya mulai mengulum perlahan batang kemaluanku

    emm Jangan pakai tangan Ren kata Nita yang sedang merekam adegan kami
    Yuni kemudian melepas tangannya yang memegang batang kemaluanku dan ia memaju mundurkan kepalanya menikmati jejalan penisku di mulutnya Sesaat kemudian dia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan tetap dengan tanpa memegang penisku menjilatinya sambil bergumam gemas Kemudian dihisapnya kembali kemaluanku dengan bernafsu

    Mendapat perlakuan seperti ini bergantian dari kedua gadis belia aku merasa tak lama lagi akan mencapai kepuasan

    Arrghh hampir sampai nih erangku
    Mas yang ambil ya kata Nita sambil menyerahkan hp padaku Dia kemudian berjongkok bersama dengan Yuni Diambilnya penisku dari mulut temannya dan dikocok-kocoknya

    Aku tak tahan lagi Sambil merekam adegan aku berejakulasi membasahi wajah manis kedua gadis ABG ini

    Setelah beristirahat sejenak aku memesan minuman Sambil menunggu pesanan datang aku meminta hp Yuni Aku ingin memastikan wajahku tidak terlihat di rekaman video yang tadi diambil

    Kami mengobrol beberapa lama di kamar hotel itu sebelum beranjak pulang menjelang malam Dan Kuantar mereka kembali ke mal tempat aku bertemu dengan mereka Kuberi mereka uang taksi secukupnya

    Ohh Makasih ya Mas Sering-sering telpon kita ya ujar Yuni saat turun dari mobil
    hehe Ok daaggh kataku pada mereka berdua

    Aku segera menjalankan mobilku kembali menuju tempat kost Sehabis makan malam aku melanjutkan mengerjakan proyek dari klienku Pikiranku telah menjadi fresh kembali setelah diservis oleh Yuni dan Nita ABG Mal yang cantik.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kisah Ibu Ngentot

    Cerita Sex Kisah Ibu Ngentot


    3519 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Ibu Ngentot, Namaku Sa’adah. Aku adalah seorang ibu rumah tangga. Usiaku 42 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 47 tahun, seorang pegawai pemerintahan di kota B. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku sendiri walaupun sudah berumur tapi sangat terawat karena aku rajin ke salon, fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Donna Harun. Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar karena sudah punya anak 2.

    Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia baru saja masuk ke PTN Favorit. Yang kedua namanya Sangga, masih sekolah SMA kelas 2. Si Rika walaupun tinggal serumah dengan kami tapi lebih sering menghabiskan waktu di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya atau pun sibuk berkegiatan di sekolahnya.

    Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan sex ku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan sex. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet. Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah sex, baik video, cerita, atau pun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan.

    Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu 3 kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai pejabat, suamiku sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe.

    Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir dia muncrat di dalam rahimku.

    Sebagai wanita berumur, tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku memang sudah agak melorot, tapi tentu saja lumrah seperti itu karena ukurannya yang memang termasuk besar. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai karena aku masih punya pinggang walapun pantatku termasuk besar. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap sanggup membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja. Apalagi sekarang susuku tambah besar.

    Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah.

    Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami dibangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami taruh di gazebo itu sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, aku khan ibu-ibu yang semlohai, hehehe.

    Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga. Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin.

    Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blowjob di internet, aku jadi kecanduan mengulum kontol suamiku. Apalagi kontol suamiku adalah kontol yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan kontol-kontol yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih manten muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah lebih 42, aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton sambil makan pisang, hehehe.

    Malam itu pun aku dengan rakus menjilati kontol suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah tempik keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai tempik, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku.

    Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo depan. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu kontol suamiku mengaduk-aduk isi memekku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus-menerus. Tiba-tiba kami tersentak ketika kami mendengar suara berisik di jendela.
    Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.

    “Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.

    Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman.

    Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.

    “Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegangi tangannya. Wajah

    Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.

    “Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”

    Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa lagi.

    “Aduh sorri, Ndun,” pekikku.

    Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku meliriknya, kenapa dia menertawai kami? “Aduh, Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa,”

    “Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun.

    Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya terlihat mencuat ke atas. Kontol kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerah-merahanan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.

    “Hussh, Mas. Kasihan dia, udah malu tuh,” kataku yang justru menambah malu si Indun.
    “Kamu suka lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat Bu Sa’adah?” goda suamiku. Dia malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku.

    Tentu saja wajah Indun jadi tambah memerah, walaupun tetap saja kontol kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah menertawakan anak ingusan itu.

    “Huh, Mas… mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia!”
    “Lha dia khan udah berdiri.. ya tho, Ndun? Wakakak,” kata suamiku.

    Aku sungguh tidak tega melihat muka anak itu yang merah padam karena malu. Aku segera berdiri mengangkang di depannya dan memegangi dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat juga. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya.

    Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan… ohhhh!

    Sleppp… terasa sesuatu masuk tepat di tempikku.

    Waah…!! Aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi.

    Tiba-tiba aku sadar apa yang masuk tepat di lobang tempikku, ternyata kontol kecil si Indun! Kontol itu dengan mudah masuk ke tempikku karena di samping tempikku masih basah sisa persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.

    Ohhhhh… apa yang terjadi? pikirku. Mungkin juga karena kontol Indun yang masih imut dan lobang tempikku yang biasa digagahi kontol besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.

    “Ohhh.. Masss?!!” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak mendongal kaget.
    “Kenapa, Dek?” tanyanya heran.

    Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa batang Indun sudah amblas di lobang tempikku. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan kontol Indun berdenyut-denyut di dalam lobangku. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda.

    Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja kontolnya kembali menusuk lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.

    “Ohhh…” desisku.
    “Ahhh…” Indun ikut terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku.

    Slepppp…!! kembali kontol itu menusuk ke dalam lobangku. Yang mengherankan, suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.

    Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok kontolnya tetap tegang di dalam tempikku. Dasar anak mesum, pikirku.

    Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang luar biasa dengan adanya kontol anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu di dalam tempikku. Agak kasihan juga melihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena kontolnya sudah terlanjur menusuk ke dalam tempikku.

    Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh kontolnya sudah menancap di tempikku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan.

    Dengan nekat aku pun kembali menekan pantatku ke depan. Tempikku meremas kontol Indun di dalam.
    Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.

    “Dik, a-a-apa yang kau lakukan?” kata suamiku gagap.

    Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.

    Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani melihat suamiku.

    Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.

    “Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani.

    Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun.

    “Ahh… hh.. hh… ughh!!” Si Indun mengerang-erang sambil tetap berbaring di rerumputan di halaman rumah kami.

    Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas kontol kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman.

    Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam tempikku menguat, dan kontol kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.

    Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik dan… crooooott-crooooott-crooooott…!! Cairan panasnya meledak membanjiri rahimku.

    Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan… Ohh, aku terkulai lemas sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tangan. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana.

    Aku dan suamiku saling berpandangan. “Dik, I-Indun gak p-pakai kondom.” kata suamiku terbata-bata.
    Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohh… tiba-tiba aku sadar akan risiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan. Oohhhh…

    Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut kontol Indun dari tempikku. Kontol itu masih setengah berdiri dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku menghela nafas. Cepat-cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.

    “Ma-ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.

    Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.

    “Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.

    “Iya, om. Ma-maaf ya, Om,” kata Indun sambil menunduk.

    Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.

    “Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.

    Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?
    Kami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohh, apa yang bisa kulakukan?

    Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat-sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.

    “Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.” katanya.

    Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.

    “Tapi, mas… kalau aku hamil… gimana?” tanyaku memberanikan diri.
    “Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil, khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi,” kata suamiku.

    Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda ingusan. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku pun menyerah.

    “Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi,” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggy.

    Suamiku mengeluarkan kontolnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot kontol besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang aku menelan semua cairan kental itu.

    Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja, hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP.

    Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.

    “Hai, Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
    “Eh.. iya, bu. Gak papa kok, Bu,” jawabnya sambil tersipu.
    “Bilang ke mamamu, makasih ya,”
    “Iya, bu,” jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku.

    Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.

    “Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya,” ajakku.

    Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol.

    Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.

    Hingga pada bulan selanjutnya, aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.

    Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil.
    Oh, Tuhan!!

    Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung.
    Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.

    Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.

    “Dik Idah, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.

    Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.

    “Ada apa sayang?” tanyanya. Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu.

    Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya,

    “Benarkah?”

    Aku mengangguk pelan sambil menangis,

    “Aku hamil, mas…”

    Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat,

    “Besok kita ke dokter Merlin.”

    Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.

    Hari selanjutnya, sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.

    “Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga,” kata dokter itu riang.
    Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun.

    Setelah itu suamiku tidak menyinggung masalah itu lagi, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.

    Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di atas kasur. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok terus oleh kontol suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku.

    Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok itu hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.

    Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya kontol suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi.

    Setiap malam tempikku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada ya enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada, aku yang jadi kebingungan dan akhirnya mencari-cari film-film porno di internet. Sesudah itu pasti aku mainin tempekku pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe.
    Yang jadi masalah adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.

    Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankan. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan bagian dalam rumah.

    Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah.
    Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah.

    Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu.
    Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang.

    Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku. Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar.

    Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja.

    Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil membantu menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah sepuluh malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.

    “Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung karena malam itu hujan turun cukup deras.
    “Belum, Bu,”

    Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena dia tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.

    Aku lalu berkata ke Indun,

    “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini.” Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.

    “Iya, bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini,” jawab Indun.

    Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalkulus di ruang tamu.

    Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah tempikku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan karena pantat dan payudaraku memang membesar.

    Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.

    “Wah.. makasih, Bu. Kok repot-repot?” katanya sungkan.
    “Gak papa, kok.”

    Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku. Indun malu-malu melihat perutku.

    “Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian sambil meletakkan penanya.
    “Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.

    Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu. “Ya nggak tahu, bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.

    Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku ini. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
    Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia langsung gelagapan, hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak? Wajahnya melongo menatapku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.

    “Kamu sih bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi,” kataku sambil melirik menggodanya.

    Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.

    “Aku… eee… maaf, Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
    “Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
    “Eh… aku suka banget, Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
    “Ya udah.. kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya,” kataku manja sambil mengelus perutku.
    “Boleh, Bu, aku pegang?” tanyanya khawatir.
    “Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat,” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya.

    Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.

    “Maaf ya, bu,” ijinnya.

    Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku ini.

    “Kamu suka punya anak, Ndun?” tanyaku.
    “Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu, maafkan saya ya, Bu,” jawab Indun hampir tak kedengaran.

    Tangannya gemetar di atas perutku. Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa.
    Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas.

    Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.

    “Ndun, gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
    “Saya suka sekali, Bu..” jawabnya.
    “Kenapa?”
    “Ibu jadi makin cantik.” jawabnya dengan muka memerah.
    “Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua, dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.

    Indun mengangkat wajahnya pelan dan menatapku malu-malu.

    “Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya lirih. Tangannya mulai mengelus-elus perutku lagi. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.

    “Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu.

    Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan diriku?

    “Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku. Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.

    “Kalau sekarang, masa masih nafsu juga? Aku khan sudah membukit kayak gini..”

    Indun blingsatan.

    “Sekarang masih iya..” jawabnya sambil membetulkan celana.
    “Idiiih…. mana, coba lihat?” godaku.

    Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang kontol jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, kontol itu sudah sangat tegang.

    “Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.

    Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Tempikku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes aku pegang kontol Indun.

    “Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetaran.
    “Iya, bu.. mau banget!”

    Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera tempikku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam tempikku serasa sangat kontras dengan kulit putihku. Segera kubimbing kontol anak itu ke dalam lobang tempikku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat kontolnya pelan-pelan masuk ditelan oleh tempikku.

    “Ohhhh…. Buuu…” desisnya.

    Bless!! Segera kontol itu masuk seluruhnya ke dalam lobang tempikku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang kecil itu.

    “Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar,” perintahku.
    “I-iya, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan

    kuremas kontol itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.

    “Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.

    Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan diri. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya.

    “Hssh..” kami berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah.

    Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam tempikku.

    “Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.

    Indun mulai memaju-mundurkan pantatnya. Kontolnya walaupun kecil, kalau sudah keras ternyata begitu nikmat sekali di dalam tempikku. Aku mengerang-erang sekarang. Tempikku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu. Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku karena takut akan menyakiti kandunganku.
    Ohhh… aku sudah sangat bernafsu!

    Sekitar 15 menit Indun memaju-mundurkan pantatnya. Aku tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.

    “Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan kontolnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn…” kataku terengah-engah. Sambil tetap membiarkan kontolnya di dalam tempikku, aku memeluk

    pria kecil itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Kontol Indun masih keras dan tegang di dalam tempikku.

    “Ndun, pindah ke kamar yuk,” ajakku.

    Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak dari orgasme yang menggebu-gebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu, membawanya ke kamarku.

    Di dalam, aku meminta dia melepaskan bajuku karena agak repot melepas baju muslim panjang ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat kontolnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasur, lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan kontolnya ke tempikku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku.
    Ohh, nikmat sekali.

    Kontol kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor sedikit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya kontol itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi.

    Orgasme ketiga aku sudah didera kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang kontolnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.

    “Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
    “Gak papa, Bu…” jawabnya pelan.

    Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam tempikku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.

    “Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.

    Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Tempikku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi tempikku, Indun juga membiarkan kontolnya tersimpan rapi dalam tempikku. Karena kelelahan, aku tertidur dengan sebatang kontol ada di dalam tempikku.

    Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan kontol Indun masih tertanam dalam-dalam, ketika jam 1 malam tiba-tiba hapeku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan kontolnya diam dalam lobangku.

    “Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas kontolnya dengan tempikku.
    “Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.

    Tanpa merubah posisi aku meraih hp yang ada di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo:

    “Hai Say, udah bobok? Kalau belum, aku pengen telp.”

    Aku segera balas:

    “Baru terbangun, telp aja, kangen.”

    Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima teleponnya sambil berbaring dan membiarkan kontol Indun tetap berada di dalam tempikku.

    “Hei… Sorii ganggu, udah bobok belum?” tanyanya.
    “Gak papa, Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
    “Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
    “Hmmm…. “ aku agak menggeliat.

    Indun memajukan pantatnya, takut lepas kontolnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.

    “Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen, mas…”
    “Sama.. pengen nih,” kata suamiku.
    “Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
    “Mana aja boleh,”
    “Nih, pakai mulutku aja. Udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihi…” godaku.
    “Aduh, Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku. Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
    “Kocok aja, Mas. Aku juga mau,” kataku manja.

    Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun,

    “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar ya. Sekuat-kuatnya!”

    Indun mengangguk. Aku lalu menjawab telepon suamiku lagi,

    “Ayo, mas, buka celananya..” Aku mengambil cd milikku yang ada di samping ranjang lalu kujejalkan ke mulut Indun.

    Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.

    “Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”

    Sambil menjawab mesra, aku menekan pantat Indun agar segera memaju-mundurkan kontolnya dalam tempikku. Indun segera membalasnya dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan pemuda abg itu.

    Ohhh, Ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.

    “Mas, aku masturbasi kesetanan ini… pengen banget! Kamu kocok kuat-kuat yaaa… ahhhhh!!”
    “Iyaah… oohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nih…. ohhhhh!!” erang suamiku.

    Tak kalah hebatnya, Indun terus menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan kontol Indun.

    Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara.

    Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan.

    Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar.

    Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya.

    Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan untuk kontolnya yang masih tumbuh. Kubiarkan kontol pemuda itu mengobok-obok tempikku.

    Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas kontol dari lobangku. Ohhh, lenguhnya kecewa. Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan kontolnya ke tempikku. Tapi segera kupegang kontol itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah kontol Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan.

    Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya kontolnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat kontol Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan kontol yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil diterobosnya.

    “Ohhhhh…” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang kontol itu menyusup di lobang yang sempit itu.
    “Aaughhh…” Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, kontol itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
    “Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.

    Indun memegangi bongkahan pantatku dan kembali menyodokkan kontolnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk dalam lobang pantatku. Ohhh, Tuhan… rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang.

    Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang kontol itu. Setelah itu Indun mulai memaju-mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan.

    Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit, genjotannya jadi tidak bisa lancar. Kemudian, ohhhhhhhh…

    Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku!! Crooooott… crooooott… crooooott…

    Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan didera kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.

    Esoknya, aku bangun jam 6 pagi. Indun masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci pintu kamar. Mbok Imah, tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak, sudah terdengar suaranya di belakang.

    Oh.. apa yang sudah kulakukan tadi malam? Aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang.

    Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.

    “Ndun, bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.

    Indun nampak kaget dan segera duduk.

    “Oh, Bu.. maaf, aku kesiangan.” katanya gugup.
    “Gak papa, Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam.” Kami berpandangan.
    “Maaf, Bu. Aku benar-benar tidak sopan,”
    “Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah, Ndun.” bisikku pelan.

    Indun menatapku,

    “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
    “Ndun, kamu punya pacar?”
    “Belum, bu,”
    “Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa soal kita,”
    “Iya, bu, gak mungkinlah,”
    “Aku takut kamu rusak karena aku,”
    “Gak kok, Bu. Aku sayang sama Ibu.”
    “Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya,” kataku khawatir.
    “Tidak, Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh kan?” katanya pelan.

    Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak ini.

    “Aku juga sayang kamu, Ndun. Sini Ibu peluk.”

    Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil ini. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.

    Aku lihat kontol anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan. Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan kontol itu.

    Maka aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin, aku menyuruhnya,

    “Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi kontolmu ke pantat Ibu.”

    Indun buru-buru melumasi batangnya. Aku menyorongkan bongkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muka dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.

    “Cepat, Ndun, nanti kamu terlambat sekolah,” perintahku.

    Sambil memeluk perutku, Indun mendorong kontolnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu.
    Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat bernafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.

    “Ayo, Ndun, sodok yang kuat!”
    “I-iya, Bu..”
    “Terusss… lebih cepat!”

    Sodokan-sodokan Indun semakin bersemangat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imutnya. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.

    “Ohhh…” Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari kontolnya.

    “Udah, Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya,” kataku sambil tersenyum.

    Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, sementara aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik, kini berubah tenang.

    Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja. Setelah itu dia pamit pulang.

    Aku sendiri segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.

    Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami.

    Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1, aku suruh Indun untuk segera tidur. Aku khawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.

    “Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
    “Biasa aja, Bu.”
    “Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
    “Iya, Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang.”
    “Aku takut menganggu sekolahmu,”
    “Gak kok, Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran,”
    “Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu.”
    “Iya, Bu.”
    “Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini,”
    “Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini,”
    “Yee…. maunya. Ya, gak papa,” kataku sambil mencubit pinggangnya.
    “Aku mau jadi pacar Ibu,”
    “Lho, aku khan sudah bersuami?”
    “Ya gak papa, jadi apa saja deh,”
    “Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
    “Iya, Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau,”
    “Idihh.. ya udah, bobok yuk!” kataku kelelahan. Kami tidur berpelukan sampai pagi.

    Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak.
    Herannya, aku juga kecanduan dengan kontol kecil anak ini. Padahal aku sudah punya kontol yang jauh lebih besar dan tersedia untukku.

    Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat.

    Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi eksklusif milik Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun.
    Lama-lama aku khawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja.

    Dia juga khawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.

    Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan.

    Mungkin karena masih masa pertumbuhan dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan kontol Indun juga mengalami pembesaran. Kontol yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti kontol imut pada waktu pertama kali masuk ke tempikku, tapi sudah menjelma menjadi kontol dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari kontol Indun. Kekuatan kontolnya juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku.

    Karena perutku semakin membesar, aku jadi sering memakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena bawaan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.

    Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun.

    Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide.

    Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.

    “Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Sa’adah. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
    “Oh, Bu Sa’adah. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya, bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih,” jawab Bu Ro.
    “Iya, beres, Bu. Saya sama Bu Anjar sudah janjian setelah maghrib langsung kesitu. Indun ada, Bu Ro?”
    “Ada, Bu, sebentar ya,”

    Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang: “Ndun, nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya,” kataku pelan.

    “Iya, Bu,” jawab Indun agak bingung.
    “Terus kamu pakai kondom kamu…”

    Indun mengangguk lagi, dan telepon segera kututup.

    Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT. Aku memakai kerudung, dengan baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku.

    Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cd-ku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun.

    Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku.

    Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.

    “Kita sini aja, Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana,” kataku pada Bu Anjar.
    “Gak papa, Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
    “Iya, ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho,”

    Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.

    “Bu, monggo kalau mau duduk,” tawarnya padaku.
    “Wah, gak usah, Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja,” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.

    Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan
    Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku.

    Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada kontol Indun yang sudah tegang di balik celananya.

    Aku berbisik pada Indun, “Buka, Ndun. Udah pakai kondom?”

    Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantat. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku.

    Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp… masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam baju kurungku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju-mundurkan. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadari. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku, sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.

    Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba tempikku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih menunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar kontol Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang tempikku. Indun mengerti. Lalu, bless… dengan lancarnya kontol itu masuk ke tempikku dari arah belakang.

    Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang penuh kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan.

    Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam tempikku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu.
    Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan kontolnya.

    Cepat-cepat Indun memasukkan kembali ke dalam celana, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Dengan Mba Susan Yang Menawan

    Cerita Sex Ngentot Dengan Mba Susan Yang Menawan


    800 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Mba Susan Yang Menawan, Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising.

    Dan dengan ketekunan dan semangat saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
    Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilik perusahaan tersebut. Ibu Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda yang menjadi anak buahnya di Gokil Advertising.

    Karena prestasi kerja saya yang baik, kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang benar-benar mengubah hidup saya!
    Pada suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkarkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,
    “Aduh, kog punggungku gatal ya?”

    Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
    Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
    “Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?”
    Saya mengangguk dan berusaha membuang pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..
    Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan

    “Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Susan.
    Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
    “Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
    Dia langsung membuka blazernya, sehingga tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang.

    Saya menggaruknya tetap tidak mau keras dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.
    Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
    “Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”
    Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
    Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tubuh dan terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yang langsung menggebu.
    Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain, selain suaminya.
    Karena Dia duduk membelakangiku yang berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali melenguh,
    “Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
    Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang kemaluanku ke pungungnya dengan lembut.
    Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.
    Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, “Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
    Tanganku, kuusapkan dengan lembut di sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan.
    Beberapa kali tanganku mengitari sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut,
    “Dik Uki.. emm.. eemm..”
    Dengan perlahan aku membalikkan badan Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan, sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bukit kembarnya.
    Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lembut, kepalanya sudah menengadah ke atas, dan tatapan matanya.
    Waduh, jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lembut, kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya. Dia memberikan reaksi dengan mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya, dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku.
    Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dengan lembut. Aku menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya.
    Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
    “Mmm.. uhh..”
    Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah payudaranya yang padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi lehernya dengan sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya semakin menikmati gaya permainanku.
    Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.
    Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
    “Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
    Blousenya yang masih menempel di pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai mengeras.
    Tanganku mengusap punggungnya dengan perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya. “Click” sekali jentik langsung terbuka pengait BH-nya.
    Dengan pelan kuturunkan tali BH yang ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.
    Woow, terlihat pemandangan indah sekali, dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebeleh bawah dengan tangan kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara, tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya.
    Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.
    Dan reaksinya,
    “Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
    Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.
    Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
    Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak.
    Ketika mulutku terlepas dari susunya, Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang. Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang, Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang kegelian, dan mengusap-usap rambut kepalaku dengan tidak beraturan, terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku sangat kacau.
    Puas dengan permainan perut, Dia kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CD-nya. Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku.
    Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada yang tidak terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat bulat dan berisi.
    Dia telentang di atas meja di hadapanku, aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut, kuusap payudaranya dengan lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku dengan erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut.
    Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
    “Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
    Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.
    Dengan perlahan kedua kaki Dia mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya. Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya, sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk menyentuh tanganku semakin tinggi.
    Kubelai rambut kemaluannya yang lembut, tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan.. “Uuhhgh”, lenguhan Susan kenikmatan.
    Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.
    “Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
    Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang memakai lipstik yang sedang merengek.
    Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
    “Uugghh.. uughhg..”
    Kumasukkan dengan pelan batang kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekan-gesekan yang pelan tersebut membuat erangan Dia semakin tidak beraturan.
    Untuk melayani tipe seperti Dia ini, kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan
    Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
    “Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”
    Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
    Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku, kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
    Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.
    Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis..
    “Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
    Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap dengan gaya 5:1.
    Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
    “Sebentar Bu!” kataku.
    “Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
    “Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
    Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau pecah.
    “Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”
    Dia memegang erat tubuhku dan
    “Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
    Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
    “Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”
    Aku sangat puas malam itu, karena aku tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
    Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing.
    Dan sebelum pulang aku mendapat tugas baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Dia,
    “Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
    Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.
    Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling menjaga rahasia.
    Dan kalau pagi hari, Dia kembali memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah selangkanganku.
    Untuk lebih mengakrabkan hubungan kerja di kantor, teman-teman kantor mengadakan acara pergi bersama ke tempat santai, yaitu di daerah pegunungan yang berhawa dingin. Semua teman-teman kantor pada ikut, tidak terkecuali Dia.
    Namun aturannya, bahwa semua karyawan dan karyawati harus ikut dan tidak boleh bawa pacar, biar lebih bebas (pada saat itu kami semua belum berkeluarga, kecuali Dia tentunya). Hanya Dia saja yang diperkecualikan untuk membawa keluarga (dalam hati aku sangat kecewa, karena tidak bisa bebas mendekati Dia, karena takut ada suaminya).
    Pada hari Jum’at sore, setelah selesai tutup kantor, kita semua sudah berkumpul di kantor untuk berangkat ke Puncak. Semua yang berangkat ada 17 orang cowok-cewek termasuk aku, dan Dia bersama suaminya dengan membawa 2 anak kecil, yang ternyata keponakan Dia. Dalam hatiku kejengkelan bertumpuk, karena Dia sudah bawa suami, tambah keponakan lagi, wuaahh repot, pikirku saat itu. Untuk membawa ke Puncak, sudah dipersiapkan tiga mobil Panther yang dipakai oleh karyawan dan satu Kijang yang dipakai oleh keluarga Dia, masing-masing mobil sudah disediakan supir.
    “Kalau
    3 mobil nggak cukup, satu orang boleh dech ikut saya, atau biar Dik Uki
    saja yang ikut mobil saya”, kata Dia kepada teman-teman, matanya sambil
    melihatku.
    “Cerdik juga boss yang satu ini”, pikirku, dan sangat halus sekali triknya.
    Agar Dia tetap dekat denganku, tapi tidak terlalu mencolok, makanya pura-pura menawarkan tetapi langsung menutup penawaran kepadaku.
    “Ayo siapa yang ikut mobil Dia, biar aku yang di Panther aja”, kataku pura-pura menawarkan kepada teman-teman, karena aku tahu, pada tidak ada yang berani satu mobil dengan Dia, rata-rata mereka pada sungkan.
    “Udah dech, biar Uki aja yang ikut, sekali-kali kita kerjain, biar tahu rasa, gimana rasanya satu mobil dengan Dia, mungkin sampai di tempatnya UKi sudah tegang nggak bisa bergerak”, kata Nancy temanku sambil tertawa kecil mau mengerjai aku.
    “Ya bener, sampai di tempat aku bisa tegang, tapi bukan tegang karena sungkan, tapi tegang karena nggak tahan aja berdekatan dengan Dia”, kataku dalam hati, dan yang tegang hanya tertentu saja, tidak seluruh badan.
    “Jangan aku dong, yang cewek aja”, pintaku berpura-pura.
    Tapi teman-temanku langsung lari berebut mobil masing-masing, an akhirnya aku jalan juga ke mobil Dia, dan sekali lagi pura-pura mengumpat mereka.
    Suami Dia hanya senyum-senyum melihat kelakuan kami. Oh ya, aku belum kenalin sama suami Dia. Namanya sebut saja Pak Jimmy, orangnya besar, gagah dan ganteng (kata teman-teman cewek) dan agak pendiam. Wajahnya mirip dengan Rudi Salam. Pak Jimmy duduk di jok depan dengan supir. Sedangkan Dia, kedua keponakan yang masih kecil dan aku duduk di jok tengah. Jok belakang penuh dengan perbekalan.
    Begitu aku duduk di mobil, pertama yang kulakukan adalah mempelajari situasi mobil. Posisi kaca spion, dan posisi duduk supir dan posisi duduk Pak Jimmy. Sekiranya memungkinkan untuk melakukan serangan awal terhadap Dia. Dan ternyata masih memungkinkan kalau hanya sekedar serangan-serangan ringan. Sorry agak kampungan sedikit melakukan serangan ringan di mobil, habis kukira siapa pun akan sayang membiarkan tangan ini tidak bersinggungan dengan kemulusan tubuh Dia yang memang sintal, padat dan berisi.
    Di perjalanan, Pak Jimmy banyak membaca buku, jadi tidak banyak pembicaraan kami dengan Pak Jimmy. Dia duduk di sebelah kanan, aku duduk di sebelah kiri, dan kedua keponakan duduk di antara kami. Sehingga kami cukup leluasa kalau hanya melakukan cubitan-cubitan kecil di pinggang Dia, kadang sedikit elusan di pantatnya, maupun pinggangnya. Tapi sebaliknya, tangan Dia terkadang juga memberikan cubitan halus di pinggangku. Dan setiap kali aku dicubit, rudalku langsung sudah siap mencari sasaran (maklum usia masih dalam taraf Pandangan Hidup!Baru memandang sudah hidup).
    Setiap kali kusentuh pinggang atau pantatnya, kelihatan Dia agak menghela nafas, dan wajahnya menunjukkan sedikit tegang. Memang kuakui kalau Ibu Susan itu tegangan tinggi juga. Tidak ada yang istimewa yang perlu diceritakan dalam perjalanan, karena jarak kantor kami dengan Puncak tidak lebih dari 50 km, sehingga perjalanan cukup ditempuh tidak lebih dari 40 menit.
    Menjelang Maghrib kami semua sudah sampai di Hotel, setelah mandi dan istirahat sebentar, malam kita gunakan untuk bercanda ria dan menikmati santap malam Kambing Guling. Kami semua menikmati acara tersebut, kecuali Pak Jimmy.
    Dengan alasan mengantuk, maka Pak Jimmy tidak ikut bersama-sama dengan kami.
    Dia lebih suka makan di kamar dan akhirnya tertidur. Tinggallah kami semua dan Dia bercanda ria.
    Setelah selesai makan, kami berpencar berkelompok-kelompok. Ada yang bercerita berkelompok, ada yang jalan-jalan menikmati malam, dan ada yang sekedar memainkan gitar, dengan lagu-lagu tahun 70-an.
    Dia memberi kode ke aku untuk mendekat, dan dia berbisik,”Dik Uki, anterin saya jalan ya.”
    “Lha Pak Jimmy?” tanyaku terkejut.
    “Udah dech, nggak usah pikirin Pak Jimmy, dia sudah tidur.”
    “Bu, Pak Jimmy bener sudah tidur?” tanyaku menyelidik.
    “Ya begitulah suamiku, dia lebih suka menyendiri dan pasti dia sudah tidur”, kata Dia.
    Kami berjalan berdua, dan kami saling membisu. Aku masih diliputi perasaan takut kalau suaminya tahu, dan pikiranku terus berputar, kuajak kemana ibu Susan ini.
    “Kalau tahu kita berdua gini, gimana Bu”, tanyaku memecah kebisuan.
    “Dik Uki nggak usah takut, dia percaya kok sama kamu, dikirain kamu kan masih kecil, masak mau ngapa-ngapain sama aku.”
    “Ya masih kecil, tapi si kecil ini kan sudah bisa gede, dan bisa membuat anak kecil”, jawabku menggoda.
    Dia hanya terseyum dan mencubit pinggangku. Kutangkap tangannya dan kutarik badannya, sehingga kami jalan berdekapan.
    Aku berjalan di sebelah kiri Dia, sehingga tangan kananku dengan leluasa mendekap pundak Dia, untuk melindungi dari hawa malam yang cukup dingin.
    Kami berdua berjalan, aku tahu betul liku-liku jalan di Puncak ini, maka kubawa Dia di tempat yang sangat aman. Kudekap badannya, kubelai-belai punggungnya, sambil sesekali kucium telinganya. Perempuan cantik ini mendesah mengeratkan dekapannya ke tubuhku.
    Tangan kiriku mengusap-usap buah dadanya yang kenyal dan padat di balik baju sweaternya, dan sedikit kuremas, sedangkan tangan kananku untuk meremas pantatnya yang bundar dan padat. Ciumanku berkali-kali kudaratkan pada tengkuk dan belakang telinganya. Turun ke pipi, dan akhirnya kami saling berhadapan dan berdekapan. Kuciumi dengan halus pipinya, turun ke bibirnya. Kukulum lidahnya, dan bibir kami saling berpadu. Nafas kami berdua sudah mulai tidak beraturan.
    Kedua tanganku kudekapkan erat di punggung Dia, tangan kiriku kugunakan untuk mendekap pantatnya dan sedikit kutekan, sehingga kekenyalan batang kemaluanku dapat dirasakan oleh kewanitaannya, dan aku mulai geser-geserkan kemaluanku di kewanitaannya. Sedangkan tangan kananku kutelusupkan di bawah sweaternya, untuk mengusap kulit punggungnya yang halus, lembut dan sudah mulai hangat oleh birahi.
    Udara malam semakin dingin, tetapi badan kami berdua sudah semakin panas.
    Kami berdua sudah tidak tahan untuk tidak menyelesaikan permainan ini, karena serangan-serangan awal sudah dimulai sejak tadi sore, ketika dalam perjalanan.
    “Dik Uki kita cari tempat yang enak aja Dik”, bisik Dia sambil mendesah menahan birahi.
    “Nanti kelamaan, Bu? gimana kalau Pak Jimmy bangun?”
    “Dik Uki tenang saja, suamiku itu kalau tidur lama kok, dan nggak pernah bangun, dan nanti seandainya bangun, gampang kok aku cari alasan.”
    “Oke dech Bu, yuk kita jalan.”
    Aku bimbing Dia ke arah hotel yang dekat. Aku tahu persis tempat di sini yang nyaman buat bossku yang cantik. Hanya lima menit perjalanan kaki kami sudah sampai di hotel yang mungil, tapi sangat bersih dan aman. Kami memesan kamar yang nyaman. Petugas receptionist sepertinya mengerti benar kebutuhan kami. Tidak banyak pertanyaan dan langsung mengantar ke kamar yang kami maksud.
    Di dalam kamar, setelah pintu kami kunci, Dia langsung melepaskan baju sweaternya. Sehingga tinggallah kaus singlet yang tipis dengan belahan dada agak lebar. Dipadu dengan celana jeans ketat di bawah lutut, sehingga pinggulnya kelihatan sangat bundar dan padat.
    Kami berdua langsung berdekapan. Nafas kami berdua sudah memburu. Wajah Dia agak menengadah, menunggu ciuman. Matanya sedikit terpejam dan bibirnya yang tipis sedikit terbuka. Kulumatkan bibir tipis yang sedikit terbuka. Kuhisap lidahnya, kumainkan lidahnya dengan lidahku dan kueratkan dekapanku di punggungnya.
    Lama kami menikmati ciuman itu. Baru setelah aku puas menikmati bibir yang tipis, kugeserkan mulutku turun ke lehernya. Aku sangat menikmati ciuman di leher ini. Karena menurutku leher Dia itu sangat seksi.
    Lehernya agak tinggi, dengan kulit yang mulus, dan padat berisi. Sehingga lidahku menari-nari di lehernya.
    “Uhf.. uuhh.. sstt, Diikk Uki, awaas hati-hatii, janggann sampai membekas..”
    Nafas Mbak Tatik mulai tidak teratur. Dia ini kalau penampilan luar sangat anggun dan tenang, tetapi kalau birahinya sudah mulai naik, dia bisa sangat liar, meskipun tidak sampai teriak-teriak. Dan bossku ini memiliki tegangan sangat tinggi. Baru disentuh sedikit saja, nafasnya sudah tidak karuan.
    “Mmeemm, jangan khawatirr.. Buu”, jawabku menenangkan.
    Ciumanku sudah mulai turun ke sebelah atas dari buah dadanya. Kuciumi ke dua buah dadanya yang ranum, meskipun masih terhalang kaos dan BH. Dia semakin menengadah, dan kepalanya mendongak ke belakang, dengan mata terpejam, dan mulut masih bergumam.
    “Emm.. uugghh.. Diikk Ukii.. uugghh..”
    Kelihatannya Dia sudah mulai tak sabar, dia lepaskan sendiri singletnya, kemudian BH-nya juga dilepaskan sendiri. Sehingga dengan jelas kedua bukit bundar, kencang, dengan kedua putingnya yang bulat kecil berwarna coklat yang sudah tegak. Kedua susunya bergoyang-goyang sebagai akibat goyangan badannya yang mulai terangsang hebat. Tiba-tiba tangan kanannya memegang kemaluanku yang dari tadi sudah tegak, dan meremasnya karena sudah gemes.
    “Uuhh, mm.. janngan kenceng.. kenceng dong umm, Sakiitt.. mm”, teriakku masih sambil menciumi perutnya.
    “Sstt.. ggeemess kok.. Diik.. ugghh..”
    Karena Dia sering menggerak-gerakkan badannya ke belakang, dan sering mendongak, maka susunya terlihat bergoyang-goyang, tapi aku harus menahan badannya dengan kuat supaya tidak jatuh ke belakang. Kuhela Dia dengan kedua tanganku, dan Dia mendekapkan kedua tangannya di leherku, dia tersenyum menggoda, kucium susunya, dan sekali lagi dia menggelinjang.
    Kutidurkan Dia dengan perlahan di atas ranjang. Dia masih memejamkan matanya. Kucium sekali lagi bibirnya, sambil kuusap pipinya dengan tangan kananku. Aku masih menikmati bibirnya, tapi tanganku sudah mulai bergeser ke lehernya, turun ke bawah, melingkari lingkaran luar susunya. Kuremas-remas susunya dengan lembut. Dia semakin menggelinjang.
    Tangan kirinya mendekap leherku, dan tangan kanannya menjambak-jambak rambutku. Kedua kakinya bergerak-gerak tidak karuan di atas ranjang, membuat spreinya sudah tidak beraturan lagi.
    Ciumanku kugeser ke leher, dan terus turun ke bawah, kulingkari kedua payudaranya dengan ciumanku. Aku cium payudara kiri, sedangkan payudara yang sebelah kanan tetap kuremas-remas dengan tangan kananku.
    “Uuughh.. hh.. sstt..” desis Dia menahan rangsangan.
    Kuhentikan ciumanku sebentar, karena aku mau melepaskan Jeans-nya. Gila, sepasang kaki indah dibalik celana jeans mulai kelihatan. Kuturunkan perlahan-lahan celana jeans-nya, dan akhrinya CD-nya juga kuturunkan sekalian. Nampaklah kemaluan Dia yang padat berisi dengan belahan indah di tengahnya. Rambut halus dan hitam pekat menghiasi kemaluannya, kontras dengan warna kulit kemaluannya yang kuning langsat.
    Aku kembali menciumi sekeliling pusarnya, dan kumainkan pusarnya dengan lidahku, sementara tangan kananku membelai kedua pahanya, yang padat dan mulus. Kuusap-usapkan dengan lembut kedua pahanya, dan selangkangannya.
    Selangkangan yang kanan dengan jari manis, dan selangkangan kiri dengan telunjuk, kuusapkan secara bersama-sama. Kulingkari sekitar kemaluannya dengan jari-jariku. Aku selalu menghindari untuk menyentuh
    klitorisnya sampai menunggu waktu yang tepat.
    Kedua kakinya bergoyang-goyang tidak karuan, pinggulnya juga bergoyang-goyang naik turun, minta klitorisnya disentuh, tapi aku tetap hanya menyentuh tepian dari kemaluannya dengan lembut. Setelah puas menciumi pusarnya, kunaikkan bibirku kembali menciumi lingkaran susunya, baru setelah puas, bibirku kusentuhkan dengan pentilnya, bersamaan dengan jari tengahku menyentuh klitorisnya.
    Menerima perlakuanku seperti itu, dia langsung menarik nafasnya lega, seakan terpenuhi apa yang diharapkan selama ini, sampai melenguh,
    “Uuugh nikmat Dikk Ukii.. uughh.. enakkghk sekali..hhnn sstt..”
    Bersamaan dengan lenguhan tersebut, Dia mengeratkan dekapannya di leherku, dan tanganku dicepitnya dengan kedua kakinya. Liang kemaluannya telah sangat basah dan sudah sangat merekah, seakan-akan sudah menunggu pisang yang akan dilahapnya.
    Aku masih mengulum pentilnya bergantian kiri dan kanan, sementara ujung jari tengah tangan kananku masih membelai-belai kitorisnya dengan lembut.
    Dalam mengusap klitoris ini harus hati-hati, jangan sampai penuh dengan tekanan, hal ini sangat disukai oleh Dia. Kedua kakinya sudah tidak menjepit tangan kananku lagi, tetapi sudah telentang, sehingga liang kemaluannya merekah dengan lebar, dan tanganku dengan leluasa mengusap klitorisnya dan bibir kemaluannya.
    “Uuughhff.. uugghh eff.. Diikk..Ukii.. eennaakk.. sekalii.. Diikk.. uugghff..”
    Lenguhannya yang manja, dan merengek-rengek semakin menambah naiknya birahiku.
    Aku terus mempermainkan ujung jari tengahku di klitorisnya, dan kurasakan kewanitaannya semakin basah.
    “Diik.. Ukii.. uugghff masukiin, Dik.. akuu sudaah tiidakk tahaan.. uugghhff..”
    Rengeknya dengan memelas, kuhentikan ciumanku dan kuhentikan juga usapan di klitorisnya. Aku berdiri dengan kedua lututku di antara selangkangannya, kuletakkan kedua kaki Dia di pundakku, dengan perlahan-lahan kuusapkan kepala kemaluanku dengan bibir kemaluannya.
    Kelihatannya dia sudah tidak sabar untuk menerima batang kemaluanku di liang kemaluannya, karena kedua tangannya memegang pantatku dan menekan pantatku masuk ke lubang kemaluannya.
    Kumasukkan perlahan-lahan batang kemaluanku memasuki laing kewanitaannya.
    Mulai dari kepala terus perlahan akhirnya sampai mentok habis ke pangkalnya.
    Dia sangat menikmati masukan pertama batang kemaluanku. Pada saat batang kemaluanku memasuki lubang kewanitaannya dengan perlahan, dia sangat menikmati dan mengerang dengan lenguhan yang tak berarti.
    “Uuugghh.. uuhhgghh”,
    seakan-akan merasa sangat lega, bagaikan orang haus di padang pasir, diberi air es yang sangat dingin.
    “Uugghh.. eehh..”
    Kugeser-geserkan batang kemaluanku ke seluruh permukaan liang kemaluannya ke kiri dan ke kanan. Tetap dengan gaya yang khusus buat Dia, yaitu 5:1.
    Pada saat 5 tusukan pertama, di mana hanya setengah batang kemaluan yang masuk ke liang kemaluan, dia menikmati rangsangan yang ada sekeliling permukaan liang kemaluan, maka dia hanya bergumam, “Eeemm eemm.. sstt.. eemm..” namun pada saat 1 tusukan terakhir, di mana seluruh batang kemaluan masuk ke dalam dan menyentuh dasar liang kemaluannya yang menikmatinya dan mengencangkan jepitan lubang kemaluannya ke batang kemaluanku, kedua kakinya menjepit leherku, dan kedua tangannya meremas sprei dengan kencang, dan semua badannya kelihatan mengejang, dan keluar lenguhan berat dari mulutnya
    “Uughh..uugghh.. ennaggk Diikk..Uki.. eennakgg..”
    Kami terus gunakan gaya 5:1 ini berulang-ulang sampai akhirnya..
    “Diikk.. Uki.. akuu suudahh tiidaak kuatt..akuumauu.. keeluuarr..”
    “Seebenntarr.. Buu, aakuu.. juggaa mauu keleuaarr..” jawabku.
    Dan untuk menjaga agar kami tetap keluar bersama, maka aku sedikit kencangkan genjotanku ke liang kemaluannya, dan tiba-tiba.. liang kemaluan Dia bergerak-gerak, menghisap batang kemaluanku. Nah ini yang kutunggu, hisapan dan sedotan liang kemaluannya sangat kuat di batang kemaluanku, dan tiba-tiba..
    “Diikk.. Ukii.. aakuu keluuarr..”
    dan dalam waktu yang bersamaan, batang kemaluanku juga terasa mau jebol dan..
    “Aauughh.. crreett.. creett.. creet”,
    tumpah semua cairan di tubuhku di liang kemaluannya, dan liang kemaluannya masih bergerak-gerak menghisap batang kemaluanku dan memberikan sensasi yang tidak dapat terlupakan.
    Badan kami berdua lemas sekali dan berkeringat. Aku suka sekali melihat badannya basah oleh keringat, menambah keseksian tubuhnya. Kami berdua berdekapan sebentar, dan akhirnya bersiap-siap kembali ke teman-teman.
    Semenjak saat itu tidak ada tempat yang tidak kami coba untuk jelajahi, untuk melepas kerinduan kami “menjelajahi” tubuh masing-masing! Sampai sekarang, saya telah menjadi salah seorang direktur dan mendapatkan saham yang cukup lumayan! Hidup adalah seperti roda, saya telah mengalaminya!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Nafsu Besar Reza di Kelas

    Cerita Sex Nafsu Besar Reza di Kelas


    781 views

    Perawanku – Cerita Sex Nafsu Besar Reza di Kelas. Cerita ini berawal saat akumasih duduk di bangku SMU, aku termasuk cowok yang dikagumi oleh semua cewek di sekolahku, perkenalkan namaku Adit dengan tinggi 175 cm rambut klimis seperti c.ronaldo dengan dandanan modis dan gaul. Cewek dari kelas 1 sampai kelas 3 kebanyakan menaksir diriku.

    Cerita Dewasa ini berawal pas aku duduk di SMU.. pertama kali aku masuk kelas 3.. aku pindahan dari surabaya.. SMP aku di Bandung cuma sampai kelas 2 semester 1.. kelas 2 SMP.. selanjutnya aku terusin di surabaya.. maklum bonyok pindah kerja melulu terpaksa aku ikut juga waktu itu hari pertama aku masuk kelas 3.

    Aku di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah 3 IPA aku orang pinter wajar masuk IPA hauahahhauah!!.. aku di kenalin sama guru aku n kepsek di kelas udah gitu aku di suruh duduk di samping cewe yang langsung aku kenal namanya Reza tingginya sebahy aku.. badannya sintel banget payudaranya yang selalu buat aku ndisir melulu klo deket dia.

    Aku sempet tuker-tukeran no. hp sama dia setelah aku tau dia kaya gimana aku coba aja jadian sama dia aku jalan sama dia masih sampai sekarang dia klo deket aku rada binal Napsuan bersyukur banget aku dapet cewek macem gitu waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk aku sama Reza ngobrol aja dipojok kelas.

    Maklum tempat duduk aku sama dia di taro di pojok sama walas pertama aku sich nggak berani ngapangapain dia di kelas tapi klo udah masuk ke mobil aku abis tuch cewe. waktu itu aku liat temen aku lagi cipokan di depan kelas.

    Cerita Dewasa belakang meja guru tiba aja cewe aku ngomong gini tuch rido aja berani.. masa kamu kalah sama dia?? ha? aku kalah belum sempet selesai bibir aku di lahap sama Reza di bales aja dengan ciuman n sedotan yang bikin dia ampunan sama aku Reza sempet ngasih lidahnya ke aku.. tapi aku lepas ciumannya kenapa?? aku bilang aja begini aku nggak mau maen lidah di kelas.. takut kelewatan y udah.. maen biasa aja aku lanjutin ciuman aku di bawah.

    Bangku meja aku aku dorong ke depan supaya lebih luas aku ngelakuin ciuman demi ciumanahhhhhh. ahhhh dittttt.. kata itu selalu keluar dari mulutnya. setelah aku puas ciumin tuch bibir aku turun ke bawah ke lehernya dia yang makin membuat dia kewalahan dan tangan aku ngeremes payudara dia.. yang ukurannya aku taksir 35 tau A B C D..

    Setiap aku tanya dia g pernah mau jawab. aku remes tuch dadanya sampe dia kelojotan setelah aku nandain tanda merah di lehernya dia ngeremes remes penis aku yang membuat ni ADEK kagak kuat lagi buat nahan di dalam kancut.

    Maupun masih make baju seragam n aku ngelakuin di dalam kelas aku tetep nggak gentar. aku bukan resleting seragam aku n aku keluarin tuch siADEK.. dan si Reza udah siap dengan mulutnya yang menganga. aku sempet nutupin dia pake jaket aku sehingga misalnya temen aku nanya aku bilang aja lagi sakit..

    Jilatan demi jilatan dia beri untuk aku.. isapan dia bikin aku nggak kuat lagi buat nahan keluarnya mani aku.. lidahnya bergoyang di ADEK aku. akhhhhhhh. crotttttt croooootttt crotttttttttttt. keluar mani aku.. Reza membersihkannya dengan mulutnya dan di kocok trus di ADEK aku.

    Selesai itu aku bersiin mulutnya dia pake tissue yang ada di kantongnya. aku sama Reza kembali berciuman freenc kiss,,, lidahnya dia ber gelugit di dalam mulut aku jam 12.00 aku balik sekolah. sebelum aku gas mobil aku ke rumah aku di bilangan bekasi.. nggak jauh dari rumahnya Reza.. aku bermain dadanya Reza dolo di mobil aku.

    Aku buka kancing seragam pelan di bantu Reza dengan napsu yang ganas Reza ngerti maksud aku and dia nge buka tali BHNya dan 2 buah gunung merapi yang bakal mengeluarkan volcano gara isapan aku muncul di depan aku.. dengan napsu di ujung rambut aku isap puting susunya tangan kiri aku megangin kepala belakang dia.. and tangan kanan aku ngeremes dada yang satu lagi. ahhhhh..

    Adit pelan donkkk. Reza udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh.. puting Reza yang berwarna merah ke merah mudaan tertelan abis oleh mulut aku and tiba aja tubuhhhhh Reza mejelijang seperti cacing kepanasan. aku sedot trus dada Reza. sampai puting itu terasa keras banget di mulut aku. Reza cuma diam dan terkulai lemas di mobil aku. aku liat parkiran mobil di sekolahan aku udah sepi.

    Reza mengancingi baju seragamnya satu aku bantu supaya cepet. selama perjalanan pulang Reza tetap lemas dan memejamkan matanya aku kecup keningnya sesampai di rumah aku.

    Reza bangun dan dia pengen ke kamar kecil aku suruh dy ganti seragam dengan baju kaos yang dia bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah.

    Selesai dari kamar mandi aku liat Reza nyopot BHnya. terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu.

    Cerita Dewasa Belum sempat masukin baju ke tasnya dia dia aku dorong aku tempat tidur dan aku lahap bibirnya dan dia membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan napsu aku yang cuma make bokser doank ke walahan tangan dy bermain di selangakangan aku.. aku bermain di leher dia dan aku buat cap merah lagi di lehernya.

    Aku sibak SMA negeri yang hanya sampai lutut itu dy cuma make CD G string dengan perlahan dia nurunin roknya dan dy hanya menggunakan CDnya aku copot dan aku jilatin vaginanya.. ahhhhhhhhhhhhhhhhhh.. . dit..ahhh hhhhhhh cuma kata itu yang keluar daru mulutnya.. aku rasain vagina Reza semakin keras dan aku gigit kelentitnya dia terik semakin kencang untung di rumah cuma da pembantu aku.. dit.. puasin akuwww dunkkkkkkk. nggak pake cing cong aku jilat n aku sodok tuch vagina pake telunjuk aku dittttttttttttttttt.

    Aku keluarrrrrrrrrrrrrrrr.. vagina Reza basah ketika di depan mata aku di sedot sampai bersih tuch vagina udah gitu aku liat dia memegang bantal dengan keras. aku deketin dia dan aku cium bibir dia.

    Ternyata dia blum lemas.. dia bangkit dan memegang penis aku dan di kocokinnya sampe si ADEK mengacung sangat keras.. penis aku di masukin ke mulutnya Reza. di masukan di keuarkan. sampai di sedot.uhhhhhhhhh.. nikmat banget yang sekarang dari pada yang di kelas tadi.

    Biji zakar aku juga nggak lupa ikut ke sedot.. pass biji aku di sedot rasanya aku pengen FLY. kocokin Reza semakin panas dan hisapannya semakin nggak manusiawi lagi wajahnya tambah maniss kalo dia sambil horny begini..

    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.. . crottttttttttttttttttttttttttt tt many aku tumpah semua ke lantai kamar aku. yang sisanya di jilatin Reza sampai bersuh aku bangkit dan menarik tangan Reza aku ciumin dadanya aku kenyotlagi putingnya sampai merah.

    Aku cupang di sebelah putingnya. manis banget susunya. membuat aku semakin napsu sama dia Rezaku sayang. masukinnn sekarang yach?? ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu.. aku bertukar posisi Reza di bawah.

    Dan aku di atas sebelum aku masukan aku gesek dolo di depan vaginanya belum aku masukin aja Reza udah meringis. aku dorong perlan Dit pelan sakit. nee.. di bantu dengan tangannya dia perlahan penis aku masuk.

    Baru seperempatnya masukkk aku cabut lagi dannn aku sodok lagi. dan akhirnya masuk semua.. aku lihat Reza sangat menderita tapi sepertinya dia seneng banget. udah semuanya masuk aku goyangin aku maju mundurin perlahan lahan.

    Bokong Reza pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan.. setelah beberapa menit aku goyang tiba badan Reza mengejang semua.. dan akhirnya Reza orgasme untuk ke 3xnya.. aku cabut kembali penisg w dan Reza berada di atas aku.

    Posisi ini membuat aku lebih rileks. Reza memasukannya pelan di genggamnya penisku dan di masukannya penisku ke vaginanya. dan blesssss ternanam semua di dalam vaginanya.. badan Reza naik turun mengikuti irama.

    Cerita Dewasa Reza mengambil bantal yang da di sebelahnya dan menarohnya di pala aku. posisi ini membuat aku bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus aku emut kecil putingnya Reza dan meremas remasnya.

    Bokong Reza terusss bergoyaanggg.. ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh.. isappp teruss dit badan Reza mengenjang dan Adittttttttttttttt akuuu pengen keluar lagi… akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt tahannnn sebentarrrrrrr lagi… aku dan Reza mempercepat permainan dan akhirnyaahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh.. aku keluar.. kata itu yang menngakiri permainan ini.

    Sampaiiii sekarang pun Reza tetep bermain sama aku kami tetap melakukan banyakk hal. dan aku di tunangin sama Reza karena orang tua kami sama setuju atas hubungan kami.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,