Author: perawanku

  • Cerita Sex Nikmatnya Perawan Anak SMA

    Cerita Sex Nikmatnya Perawan Anak SMA


    821 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Perawan Anak SMA, Tidak pernah terbayang olehku, suatu ketika aku akan memperawani anak kost yang begitu cantik dengan bibir berwarna merah muda, Kisahnya terjadi dengan cepat sampai – sampai, aku sulit sekali melupakan kenangan indah itu.

    Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.
    Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.
    Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura – pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.
    Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.
    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah, sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.
    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.
    “ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
    “ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku
    Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.
    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya.
    “ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
    “ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
    “ Iya ,tapi sakit “ katanya
    “ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.
    Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
    “ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah
    Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.
    “Ukh,…teruskan yang “ kataku
    “ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
    “ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.
    “Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .
    “Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .
    Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.
    “Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
    “Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.
    “Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
    “Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.
    “Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 28 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.
    “Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bunga Petugas Keamanan Malam

    Cerita Sex Bunga Petugas Keamanan Malam


    1167 views

    Perawanku – Cerita Sex Bunga Petugas Keamanan Malam, Namaku adalah Bunga Putri Laura, umurku baru saja menginjak 19 tahun, aku memiliki wajah yang dibilang cukup lumayan karena banyak cowok yang melirikku dari yang wajahnya tampan sampai yang wajahnya biasa-biasa saja. Aku sering merawat tubuhku mulai dari menyabuninya dengan sabun khusus, selalu ke spa, fitness, luluran, dan lain-lain sehingga sekarang aku bisa menuai hasil dari kerja kerasku untuk merawat tubuh, kini aku mempunyai kulit yang putih halus, payudara berukuran 34C, dan pantatku yang kencang dan kenyal. Aku memiliki hobi yang aneh sejak kecil, aku suka sekali jika bagian tubuhku terbuka sedikit sehingga para laki-laki melihatku dengan pandangan buas, entah darimana hobiku itu berasal, yang hobiku itu muncul ketika tubuhku sudah mulai berkembang yaitu ketika aku duduk di kelas 2 SMP.Di kampusku juga aku selalu menjadi pusat perhatian, sebetulnya aku tidak menjadi pusat perhatian di kampusku saja, tapi setiap tempat yang kudatangi, para pria langsung melirikku. Aku mempunyai adik perempuan yang bernama Rini. Dia masih duduk di kelas 2 SMP, dia selalu mengikuti gayaku, yah bisa dibilang dia mengidolakanku, maklum namanya juga anak SMP. Suatu hari, Rini sudah selesai ulangan dan hari Sabtu besok dia bagi rapor tengah semester (sistem pendidikan yang sekarang), tapi Sabtu besok kedua orangtuaku ada urusan bisnis jadi terpaksa ku yang disuruh mengambil rapor adikku.

    “ah,, yah,, males ah,, aku kan mau jalan-jalan besok”.
    “ntar papa kasih duit deh”.
    “nah,, kalau itu baru ada pertimbangan, tapi berapa yah?”.
    “seceng,,”, kata ayahku sambil tersenyum.
    “yee,, kalo gitu gak jadi”.
    “cuma be’canda,, ntar papa kasih 200 ribu,, kamu mau gak?”.
    “ok,, thank’s yah”.

    Hari Jum’atnya ayah dan ibuku sudah berangkat ke Bandung untuk urusan bisnis, di rumah tinggal aku dan adikku.
    “kak Bunga, besok kakak jadi kan ke sekolahku?”.
    “iya,,iya,, bawel,, kenapa sih,, kayaknya kamu seneng banget?”.
    “aku seneng soalnya aku bisa nunjukkin ke temen-temen kalau kakakku cantik banget”.
    “muji apa ngeledek nih?”.
    “ya muji lah,, kakak kan emang cantik”.
    “yaudah sekarang kamu mau makan apa?”.
    “mau makan pizza!!!”.
    “yaudah,, kakak pesen dulu ya”. Lalu aku menelepon salah satu perusahaan pizza yang terkenal.
    “halo,,”.
    “selamat sore,, bisa saya bantu?”.
    “saya mau pesan pizza”.
    “oh, maaf Anda salah sambung,, kami tidak menjual pizza,, kami toko bangunan”.
    “oh maaf,,”, betapa malunya aku, salah sambung rupanya.

    Setelah kupikir-pikir daripada makan di rumah, mendingan makan di luar sekalian, lagipula masih sore ini.
    “Rin,, makan di luar yuk”.
    “ayuk, aku juga bosen di rumah”. Aku dan adikku pergi ke kamar masing-masing untuk berganti baju, aku memakai kaos tanpa lengan yang sangat ketat menempel di tubuhku berwarna putih dan untuk bawahannya aku memakai celana jeans berwarna biru. Aku keluar dari kamarku bersamaan dengan adikku yang memakai kaos berlengan dan rok selututnya, yah tipikal pakaian untuk anak seumuran dia.
    “yuk kak”.
    “yuk”. Kami menuju garasi, untungnya aku dibelikan mobil ketika aku berulang tahun yang ke 19, bulan kemarin.

    Kami masuk ke dalam mobil dan aku langsung menghidupkan mobilku dan langsung menjalankannya keluar dari garasi. Setelah sudah di tengah perjalanan kami mengobrol.
    “kak Bunga, cantik banget sih”.
    “dari tadi bilang cantik mulu,, jangan-jangan kamu suka ama cewek ya,,ihhh”.
    “yee,, enak aja,, aku cuma kagum aja ama kakak,, gak pake make-up kakak tetep cantik”.
    “makasih,, tapi kamu juga cantik kok,, buktinya kamu selalu dikejar-kejar cowok di sekolah kamu kan”.
    “hehe,,,”. Akhirnya kami sampai juga di sebuah restoran pizza, kami turun dari mobil setelah aku memakirkan mobilku dengan lancar.

    Kami masuk ke dalam restoran. Lalu aku mendekati kasir sementara Rini memilih tempat duduk yang didekat jendela. Setelah aku memesan, aku mendekati adikku yang sedang melihat ke arah jalanan.
    “heh,, bengong aja,, kesambet setan, baru tau rasa deh”. Kami mengobrol, dan tak lama kemudian pizza yang kami pesan datang juga, kami langsung menyantap pizza yang tersaji di meja kami. Setelah selesai, kami langsung mencuci tangan dan setelah beres-beres, kami keluar dari restoran itu.
    “terima kasih,,”, sapa pelayan yang menunggu di pintu. Kami langsung naik ke mobil.
    “Rin,, gimana kalau kita jalan-jalan dulu”.
    “asik,,yuk ke kak,, kita ke mall,, aku juga pengen beli baju baru nih”.
    “bentar dulu, mau beli baju, pake duit siapa nih?”.
    “ya duit kakak dong,, masa pake duitku”.
    “huu,, untung adek,, kalau gak,, udah kakak jitak”. Kebetulan aku sedang punya banyak duit, dan aku juga sedang bosan di rumah jadi aku pustuskan untuk menyetujui permintaan adikku, dan kami pun pergi ke mall yang tidak jauh dari restoran tadi.

    Kami menghabiskan sore hingga jam 9 malam di mall itu, biasalah kegiatan cewek, beli baju, anting, kalung, boneka, dan lain-lain. Kami pulang karena kulihat Rini sudah sangat kecape’an. Sedangkan mataku masih terbuka lebar karena sudah terbiasa cape’. Setelah sampai di rumah, aku memakirkan mobilku lalu aku menuntun adikku ke kamarnya, setelah Rini sudah sampai di kamarnya, dia langsung berbaring di ranjangnya. Aku lepaskan sepatunya dan aku tinggalkan dia istirahat. Sementara Rini sudah tertidur lelap, aku masih segar bugar, maklum aku baru merasa ngantuk setelah jam 12 malam.

    Kulihat jam menunjukkan baru jam 09.30 malam, aku memutuskan untuk menyalakan tv. Ternyata tak ada acara yang bagus, makanya aku langsung mematikan tv.
    “akh,, acara gak ada yang bagus,, oh iya,, mendingan gue jalan-jalan aje,,”, kataku berbicara sendiri.
    “apa mendingan gue jalan-jalan di sekitar komplek aje yee”, tambahku sendiri. Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks saja. Aku pergi ke kamarku untuk mengganti bajuku dengan yang lebih santai yaitu tank top berwarna ungu dan celana pendek, dan karena kupikir sudah malam jadi aku memutuskan untuk tidak memakai bh sehingga putingku tercetak di tank topku. Aku keluar dari kamarku dan menuju keluar, kemudian aku mengunci pintu depan dan gerbang, lalu aku mulai berjalan mengelilingi kompleks di sekitar rumahku yang memang cukup elit.

    Cerita Sex Bunga Petugas Keamanan Malam

    Cerita Sex Bunga Petugas Keamanan Malam

    Agak jauh juga aku berjalan-jalan di sekitar kompleks rumahku. Aku sampai di area dekat pos ronda, tapi aku lumayan jauh dari pos ronda itu. Kulihat ada 4 bapak-bapak di dalam pos ronda tersebut. Penyakitku mulai kambuh, terlintas di pikiranku untuk menggoda 4 bapak-bapak itu, lagipula aku sudah lama tidak bersetubuh semenjak aku putus dengan pacarku 3 minggu yang lalu. Aku berjalan mendekati pos ronda yang bisa disebut rumah ronda karena pos rondanya lumayan besar hampir seukuran rumah, namanya juga kompleks elit, jadi pasti pos rondanya juga elit.

    Aku mulai berjalan mendekati pos ronda itu, dimana bapak-bapak itu sedang menonton tv yang cukup besar.
    “tok,,tok,,tok”, aku mengetuk pintu yang terbuka lebar.
    “permisi,,bapak-bapak”, kataku sambil berdiri di depan pintu.
    “eh,, neng Bunga, mari silakan masuk”, jawab satpam yang posisi duduknya paling dekat dengan pintu. Akhirnya aku tau siapa saja yang sedang berada di pos ronda tersebut. Bapak yang paling ujung bernama pak Wawan, orangnya botak & gendut tapi terkenal dengan keramahannya. Sebelahnya bernama pak Maman, berkulit hitam dengan rambut berwarna putih. Lalu ada pak Jono, berkulit hitam dan berbadan kurus dibandingkan dengan lainnya. Dan yang terakhir, si satpam tadi bernama Bara, kumisnya yang tebal menambah kegarangan wajahnya, tapi entah kenapa dia sangat baik kepadaku, bahkan dia kadang-kadang be’canda hal-hal yang porno kepadaku, dan karena aku menyukai hal-hal seperti itu, aku menanggapinya.
    “neng Bunga, ngapain malem-malem keluar rumah”, sapa pak Wawan.
    “bosen di rumah pak”.
    “emangnya gak takut diperkosa malem-malem gini, neng?”, tanya pak Bara.
    “ah, kan ada bapak-bapak ini, jadi Bunga bisa tenang”, balasku dengan kedua tanganku kutaruh di belakang sehingga dadaku semakin membusung ke depan agar mereka semakin bernafsu.

    Kelihatannya aku berhasil mengundang nafsu mereka, karena kulihat ke 4 bapak itu memandangi buah dadaku yang membusung itu.
    “hayo, pada liatin apa? sampe gak kedip gitu”, kataku menggoda sambil pura-pura menutupi payudaraku. Mereka langsung salah tingkah dan pura-pura menonton tv lagi.
    “oh ya, bapak-bapak, Bunga boleh ikutan nonton gak?”.
    “emang neng Bunga suka bola ya?”, tanya pak Maman.
    “suka nonton sih, tapi gak t’gila-gila banget”.
    “yaudah, yok bareng-bareng nonton ama kita”, balas pak Wawan. Lalu aku mengambil bangku kosong dan duduk tepat di tengah-tengah mereka. Aku menonton bola bersama mereka sambil makan kacang tanpa memikirkan mitos kalau kacang dapat menumbuhkan jerawat, dan juga sambil minum sirup yang dibuatkan pak Bara. Selama menyaksikan bola, tak henti-hentinya mereka mencuri-curi pandang ke pahaku yang putih mulus, dan juga ke ‘bola’ kembarku yang menggantung dengan kencang & indah. Kupikir ini saatnya untuk ‘final step’, aku pura-pura mengantuk lalu akhirnya, aku menutup mataku agar 4 bapak itu merasa lebih leluasa untuk menggerayangiku kalau aku pura-pura tidur. Benar saja, tidak lama kemudian pak Wawan menuju ke belakangku setelah mereka yakin kalau aku tertidur.

    Aku merasakan tanganku diangkat ke atas, lalu pak Wawan memegangi pergelangan tanganku. Aku tidak tau siapa, tapi ada 2 buah tangan yang menyusup ke dalam kaosku dan meremas-remas kedua buah payudaraku serta memainkan kedua putingku. Sementara itu ada yang menarik celana pendekku dan juga celana dalamku. Lalu aku merasakan benda tumpul, dan basah yang kuduga itu adalah sebuah lidah. Aku pura-pura terbangun dan membuka mataku.
    “aahh,, pak, jangan!!”, seruku agar tidak terlihat seperti aku yang menginginkannya.
    “jangg,,,mmmfff!!!”, kataku terputus karena tiba-tiba mulutku dibekap oleh pak Wawan yang ada di belakangku. Rupanya Maman & Jono yang memainkan kedua buah payudaraku, sedangkan pak Bara yang sedang ‘membersihkan’ vaginaku.
    “pantes aje,, ada rasa geli-gelinye”, pikirku dalam hati karena kumis pak Bara terus menggesek-gesek klitorisku sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.
    Akhirnya aku benar-benar larut dalam kenikmatan yang sedang melanda diriku. Pak Maman dan Jono mulai membuka kaosku sehingga kini payudaraku yang putih mulus, kencang dan kenyal dapat terlihat jelas oleh 4 bapak-bapak itu.
    “waah,, toket neng Bunga montok banget, masih kenceng banget lagi”, komentar pak Maman yang tepat berada di depan payudara kananku.
    “iya nih,, udah cantik,, toketnya sekel banget,, udah gitu putih banget kayak susu”, tambah si Jono. Karena yakin sudah menguasaiku, Wawan melepaskan bekapannya sehingga aku bisa berbicara lagi.
    “yaudah, kalau gitu jilatin aja”.
    “hah,, neng Bunga gak marah kalau kita perkosa?”, tanya Wawan keheranan mendengar perkataanku.
    “nggak kok, tadi aku cuma kaget aja”.
    “wah, Man, yang punya udah ngijinin,,”, kata Jono ke Maman.
    “ok,, kalo gitu neng Bunga,, bang Maman ‘n bang Jono jilatin toket neng dulu ya”.
    “yaudah silakan”. Mereka tak menyia-nyiakan kesempatan, Maman langsung mengenyot payudara kananku, sedangkan Jono mengenyot payudara kiriku. Pak Bara sama sekali tak mengindahkan pembicaraan kami bertiga, dia terus menerus menyapu sekitar vaginaku dan rongga dalam vaginaku serta menggesek-gesekkan kumisnya ke klitorisku.

    Pak Maman, Jono, dan Bara sudah mendapat jatah mereka masing-masing, pak Wawan juga tidak mau ketinggalan, kepalaku ditarik ke belakang dengan perlahan sehingga kepalaku agak mendongak ke atas. Pak Wawan langsung mencumbu serta melumat bibirku, lalu dia menyelipkan lidahnya masuk ke dalam mulutku, yang bisa kulakukan hanyalah membuka mulutku dan membiarkan pak Wawan memainkan lidahnya di dalam mulutku. Kini, tubuhku sudah menjadi boneka bagi mereka, karena mereka bisa berbuat sesuka mereka terhadap tubuhku. Mereka menikmati jatah mereka dengan maksimal, pak Maman & pak Jono terus menjilati kedua buah payudaraku serta menggiti kedua putingku. Pak Wawan terus menerus memainkan lidahnya, dan aku membalasnya dengan memainkan lidahku juga sehingga lidah kami saling membelit, dan aku yakin kalau ludah kami sudah saling bercampur karena kami berciuman lama sekali.

    Pak Bara lebih membenamkan kepalanya di antara kedua pahaku, dan karena agak geli akupun merapatkan kedua pahaku sehingga kepala Pak Bara terhimpit oleh kedua paha putihku. Menerima 4 serangan birahi dari 4 pria yang berbeda di daerah sensitifku, aku jadi tidak kuat menahan lama-lama sehingga dalam waktu 7 menit saja, tubuhku sudah seperti tersengat arus listrik yang menandakan kalau sebentar lagi aku akan orgasme. Benar, tak lama kemudian aku orgasme, tapi tiba-tiba pak Bara mengambil sebuah gelas dan menaruhnya tepat di depan lubang vaginaku.
    “syuurrr,,,”, cairanku menyemprot keluar dari vaginaku dan langsung menuju gelas. Karena pak Maman & pak Jono terus menjilati payudaraku, cairanku jadi mengalir bagai sungai hingga gelas itu penuh dengan cairanku. Setelah cairanku sudah habis, ke 3 bapak yang masih menggerayangiku menghentikan aktivitas mereka dan langsung mendekati pak Bara yang memegang gelas penuh dengan cairanku. Mereka bergantian meminum cairanku yang ada di gelas, hingga mereka berempat kebagian semua.

    “wuih neng Bunga,, cairan neng,, manis ‘n gurih banget”, komentar pak Bara.
    “ahh,, nambah ahhh”, tambah pak Bara. Lalu dia menunduk lagi dan menjilati sisa-sisa cairan vaginaku yang masih ada di sekitar bibir vaginaku.
    “akh,, curang lo!!”, komentar pak Wawan.
    “hehehe,,,”, balas pak Bara dengan tawa.
    “udah,,udah,, gak usah berantem bapak-bapak,, mau nyobain punya Bunga gak?”, tanyaku sambil menunjuk vaginaku.
    “oh ya,, mau dong Neng”, jawab pak Jono. Lalu mereka langsung buka baju dengan terburu-buru, mungkin karena mereka sudah tak sabar ingin merasakan kehangatan tubuhku yang sudah kupasrahkan untuk mereka berempat. Akhirnya mereka semua sudah telanjang bulat di hadapanku, 4 orang bapak-bapak telanjang dengan penis yang sudah mengacung tegak dan keras di hadapan seorang gadis muda & cantik yang sepantasnya jadi anak mereka.
    “wah, gede-gede,,”, kataku sambil manja untuk lebih menggoda.
    “neng Bunga,, kita ke sofa aja yuk, biar lebih enak”, ajak pak Maman.

    “bapak-bapak,, siapa yang mau duluan nyobain punya Bunga?”, tanyaku.
    “bapak aja neng”, teriak pak Jono.
    “bapak dong neng Bunga”, teriak pak Wawan tak mau kalah. Mereka saling berebutan ingin menjadi yang pertama kali mencobloskan penis mereka masing-masing ke dalam vaginaku yang masih merah merekah dan masih sangat sempit.
    “udah,, udah,, jangan berantem mulu dong,, tar Bunga gak jadi kasih nih”.
    “jangan marah dong neng Bunga,, iya deh kami gak bakal ribut lagi,,”, jawab Pak Wawan.
    “yaudah,, kalo gitu,, biar Bunga aja yang milih”.
    “boleh juga idenya neng Bunga”, kata pak Jono. Aku melihat ke arah selangkangan mereka dan aku menemukan kalau penis pak Bara-lah yang paling besar di antara yang lain, maka dari itu aku memilih pak Bara untuk mengisi liang vaginaku, lalu aku memilih pak Wawan untuk ditanamkan di dalam anusku karena penisnya yang gemuk seperti badannya. Pak Bara langsung duduk di sofa, aku mendekat ke arahnya dan menaiki sofa, kemudian aku membimbing penis pak Bara ke dalam vaginaku dengan susah payah karena lubang vaginaku masih sempit.

    Kini penis pak Bara sudah amblas ditelan vaginaku, untungnya tidak terlalu perih sehingga aku bisa menikmatinya. Beberapa detik kemudian, pak Wawan mendorong tubuhku sehingga tubuhku tertekan ke depan dan payudaraku menempel di wajah pak Bara yang tentu saja langsung menjilati payudaraku dan menggesek-gesekkan kumisnya ke putingku membuat birahiku semakin meledak.Pak Wawan memaksakan penis gemuknya masuk ke dalam lubang anusku, aku hanya bisa menggigit bibir bawahku saja untuk menahan rasa pedih, karena dibalik rasa pedih itu mulai muncul rasa nikmat yang tiada tara. Tapi, untungnya pak Wawan dan pak Bara membiarkanku agar terbiasa dengan penis mereka, tapi tetap saja lidah pak Bara tak henti-hentinya bermain di kedua buah payudaraku.

    “mmmhhhh,,,,”, desahku pelan menerima jilatan demi jilatan pak Bara. Akhirnya setelah beberapa detik, pak Bara dan pak Wawan mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vagina dan anusku hampir secara bersamaan. Ritmenya pun hampir sama, sudah 3 minggu aku tidak pernah dimasuki 2 penis sekaligus sejak putus dari pacarku karena ketika aku masih berpacaran dengan mantanku, dia selalu mengundang teman-temannya untuk menikmati tubuhku, tapi aku tidak menolaknya karena aku juga ketagihan dengan yang namanya dikeroyok seperti ini.
    “oohhh,,,aaahhhh,,,yeeaaahhh,,,terrussss”, erangku menerima 2 sodokan di vagina dan anusku secara bersamaan. Tiba-tiba pak Joni dan Maman mendekat dan berjalan ke depanku lalu mereka menyodorkan penis mereka masing-masing ke arahku.

    Karena tubuhku terdorong ke depan, sudah pasti wajahku berada agak ke depan sehingga aku bisa menggenggam satu penis dan mengulum penis yang satunya lagi.
    “aaahhh,,,oohhh,,, terruusss neng”, desah pak Maman ketika aku mengemut kepala penisnya serta menyentil-nyentilkan lidahku ke lubang kencingnya. Sementara aku melayani batang kejantanan pak Maman dengan mulutku, aku mengocok penis pak Jono dengan tangan kananku secara perlahan sehingga tanganku yang halus mengelus-elus penis pak Jono.

    “ooohh,,aaahhh,,,ooohhhh,,,teruusss,,entotin Bunga seepppuuaasssnnyyyaaa”, desahku karena tidak kuat merasakan sensasi luar biasa yang ditimbulkan dari pompaan 2 penis di vagina dan anusku. Menerima serangan dari dua arah, aku pun cepat mencapai orgasme hanya dalam waktu 14 menit, aliran cairan vaginaku tertahan oleh penis pak Bara yang sedang keluar masuk vaginaku sehingga berbunyi kecipak air setiap kali, pak Bara memompa penisnya masuk ke dalam vaginaku. Untungnya, aku masih kuat biarpun sudah mengalami 2 kali orgasme. Sementara itu, pak Maman dan pak Jono menarik penis mereka jauh-jauh dari mulutku karena mereka tidak ingin keluar cepat-cepat.

    Karena tidak ada lagi penis yang harus kukulum, aku jadi bisa mendesah sepuas hati.
    “mmhhhh,,,aahhhhh,,,,!!!”. Akhirnya 6 menit setelah aku mencapai orgasmeku yang kedua tadi, aku merasakan penis pak Wawan yang sedang mengisi anusku berdenyut-denyut menandakan kalau pak Wawan akan orgasme. Pak Wawan mempercepat sodokan penisnya terhadap anusku yang membuatku ngos-ngosan karena penis gemuknya itu keluar masuk dengan cepat dan kuat, padahal lubang anusku sangat sempit, tapi akhirnya aku menemukan rasa nikmat dibalik rasa ngilu itu. Seolah tak mau kalah, pak Bara pun mempercepat genjotannya terhadap vaginaku sehingga sekarang aku hanya bisa menutup mata sambil merasakan sensasi nikmat. Sementara pak Bara sedang asik menikmati hangat dan sempitnya vaginaku, dan pak Wawan juga sedang menikmati himpitan lubang anusku terhadap penisnya, aku melihat pak Jono dan pak Maman sedang berdiri di hadapanku sambil mengocok penis mereka sendiri, sepertinya mereka sudah tidak sabar ingin mencicipi tubuhku juga.

    “aahhhh,,,nenggg,,Bunngaaa,,,bapaaakkk,,,kkkellluu aarrrr,,,,!!!”, teriak pak Bara. Dan tak lama kemudian, pak Bara sudah menyemburkan larva putihnya yang hangat ke dalam rahimku, lalu nafas pak Bara tersengal-sengal sehingga dia memutuskan untuk ‘merawat’ payudaraku dengan mulutnya sambil menunggu penisnya memuntahkan semua isinya ke dalam vaginaku. Tak lama kemudian, pak Wawan menghujamkan penisnya dalam-dalam ke anusku, dan terasa lah rasa hangat dari sperma yang keluar dari penis pak Wawan.
    “hhhh,,,neng Bunga,,,hhheebbaattt”, komentar pak Wawan yang sedang beristirahat juga sekaligus menunggu penisnya menyemburkan sperma ke dalam anusku hingga tetes terakhir. Setelah 2 menit beristirahat, aku bisa mengatur nafasku dan tenagaku untuk menghadapi ronde ke dua yaitu dengan pak Maman dan pak Jono.

    Pak Wawan mencabut penisnya dari anusku, begitu juga pak Bara, dia membiarkan aku berdiri. Ternyata mereka ada maunya, aku disuruh bersimpuh di hadapan mereka dan bertumpu dengan kedua lututku. Aku mengerti maksud mereka, maka dari itu aku langsung mengambil dua penis yang ada di hadapanku yang berlumuran sperma dan cairan vaginaku. Aku memutuskan untuk membersihkan penis pak Bara terlebih dahulu. Setelah penis pak Bara sudah selesai kubersihkan, aku langsung membersihkan penis pak Wawan hingga kinclong.

    Rupanya, pak Jono dan Pak Maman menyiapkan kasur dan bantal untuk menjadi tempat pergumulan kami nanti.
    “pak Bara, pak Wawan, Bunga udah bersihin ampe kinclong nih, Bunga main ama pak Jono ‘n pak Maman dulu ya,,”, kataku.
    “makasih ya neng Bunga, yaudah bapak juga mau istirahat dulu”, jawab pak Wawan. Kulihat pak Maman sudah tidur terlentang di kasur kapuk tersebut, dan pak Jono berdiri di dekatnya. Aku pun langsung mendekati mereka yang sudah setia menantiku.
    “ayo neng Bunga, sini”, ajak pak Maman licik. Aku pun langsung berdiri di atas tubuh pak Maman yang sudah kelihatan bernafsu sekali melihat kemolekan tubuhku yang semakin terlihat seksi karena aku berkeringat sehabis disetubuhi oleh pak Wawan dan Pak Bara. Aku menurunkan tubuhku sambil membimbing penis pak Maman yang sudah tak sabar ingin masuk ke dalam vaginaku.

    Karena vaginaku sudah banjir dari cairanku sendiri dan juga sperma pak Bara, penis pak Maman jadi dengan mudah masuk melesat ke dalam vaginaku. Setelah penis pak Maman sudah hilang ditelan oleh vaginaku, aku langsung merundukkan tubuhku agar pak Jono yang sudah menunggu di belakangku bisa melihat letak lubang anusku dengan jelas. Tentu saja payudaraku yang tertekan ke wajah pak Maman yang tiduran di bawah tubuhku langsung dimainkan oleh pak Maman dengan mulut dan lidahnya.
    “mmmm,,,”, desahku pelan menikmati sapuan lidah pak Maman. Sementara itu, pak Jono mulai menyiapkan dan menaruh penisnya di depan lubang anusku yang sudah belepotan sperma dari pak Wawan. Penis pak Jono secara perlahan tapi pasti, mulai masuk ke dalam anusku senti demi senti yang kurasakan dengan penuh penghayatan sampai-sampai dengan tidak sadar, aku menutup mataku. Akhirnya, kini aku sudah diisi oleh 2 penis sekaligus untuk yang kedua kalinya. Lalu mereka mulai menggerakkan penis mereka keluar masuk tubuhku, karena vagina dan anusku sudah dilumasi sperma, jadinya penis pak Maman dan pak Jono dengan mudah keluar masuk vagina dan anusku.

    “aahhh,,oouuummhh,,mmmhhh,,,hhhhh”, desahku karena tidak bisa menahan kenikmatan yang sedang menyerangku. Pak Jono menghentakkan penisnya masuk ke dalam lubang anusku dengan cepat dan kuat hingga mulai dari kepala penisnya sampai pangkal penisnya tertanam di dalam lubang anusku, lalu dia mengeluarkan penisnya secara perlahan sehingga menimbulkan sensasi tersendiri. Sementara itu, pak Maman menggerakkan penisnya ke dalam vaginaku dengan sangat perlahan dan mencabutnya dengan cepat. Variasi gerakan yang berbeda dari 2 penis yang sedang keluar masuk vagina dan anusku mengantarkanku ke gerbang pintu orgasmeku yang ketiga. Kejutan listrik alias gelombang orgasme mengalir lagi di sekujur tubuhku untuk ketiga kalinya. Beberapa menit ke depan, yang terdengar hanya suara pompaan penis, suara nafas pak Maman dan pak Jono yang saling memburu, dan desahanku. Sementara itu, kulihat pak Wawan dan pak Bara sudah duduk memakai celana panjang mereka sambil menghisap rokok dan meminum kopi dengan tontonan mereka yaitu aku yang sedang diapit 2 lelaki berkulit hitam alias pak Maman dan pak Jono.

    5 menit kemudian, akhirnya pak Maman, dan pak Jono serta aku sendiri saling berlomba menuju orgasme, dan yang paling pertama mencapai orgasme adalah pak Jono, dia menyemprotkan spermanya ke dalam anusku sampai meleleh keluar dari anusku dan mengalir menuju lubang vaginaku, setelah itu pak Jono beristirahat dengan penisnya masih berada di dalam anusku. 2 menit kemudian, aku sudah tidak tahan lagi sehingga aku melepaskan orgasmeku yang keempat bersamaan dengan pak Maman yang menyemburkan spermanya ke dalam vaginaku. Kini daerah sekitar vagina dan anusku sudah banjir sperma sampai terbentuk aliran seperti aliran sungai yang menghubungkan lubang anusku dan lubang vaginaku.
    “hh,,,hhhh,,hh”, nafasku tersengal-sengal, begitu juga dengan pak Maman dan pak Jono yang sudah menuntaskan nafsu setan mereka kepadaku. Sambil mengatur nafas, pak Jono menciumi tengkuk leherku dengan lembut, dan pak Maman ingin melumat bibirku tapi aku menolaknya karena aku mau mengatur nafasku dulu sehingga dia jadi menjilati leherku yang jenjang.

    Setelah nafas kami bertiga sudah normal kembali, pak Jono mencabut penisnya yang sudah lemas dari anusku, kemudian dia berdiri dan berjalan untuk mengambil bajunya. Sedangkan aku berdiri dan mengambil pakaianku yang berserakan di depan tv yang sudah tidak menayangkan acara bola lagi.
    “udah ya bapak-bapak, Bunga pulang ya”.
    “jangan dong neng Bunga”.
    “kenapa? Emang bapak-bapak mau nambah?”.
    “iya,,”, jawab mereka serempak.
    “tapi kan anu bapak-bapak udah pada lemes kayak gitu,, lagian Bunga udah capek banget nih”.
    “kalo gitu doang mah gampang, di rumah bapak punya obat kuat, gimana neng Bunga?”.
    “bapak-bapak doang yang minum obat kuat, Bunga gimana? Ntar Bunga lemes dong?”.
    “bapak juga punya obat kuat buat cewek, gimana neng Bunga?”.
    “gimana ya?”.
    “ayo dong, neng Bunga, bapak mohon, mau ya”, pinta pak Wawan pura-pura memelas.
    “iya neng Bunga, temenin kita dong”, ujar pak Jono.
    “iya, kan dingin kalau kita cuma berempat,, kalau ada neng Bunga kan, bisa menghangatkan diri”, tambah pak Maman.

    “huu, dasar,, yaudah deh, boleh, asal bapak-bapak mau menuhin syarat dari Bunga”.
    “apaan tuh neng Bunga?”, tanya pak Bara penasaran.
    “bapak-bapak jangan bilang-bilang ama orang lain ya, biar jadi rahasia kita berlima aja, gimana?”.
    “yah, itu mah gak usah disuruh neng, masa’ kami bilang-bilang”, jawab pak Wawan.
    “yaudah, kalo gitu, pak Bara ambil obatnya”.
    “ok neng, bapak ambil obatnya dulu ya”. Pak Bara pun langsung bergegas memakai pakaiannya yang belum dipakai, lalu secepat kilat dia menuju motornya dan memacunya kencang. Sementara aku masih telanjang bulat dan berada di dalam pos bersama pak Wawan, pak Maman, dan pak Jono yang sudah mulai terangsang lagi melihat tubuhku yang putih dan montok belepotan sperma.
    “eiit,, jangan,,biar adil, kita mulainya tunggu pak Bara dulu ya”.
    “yah neng, kami udah gak tahan pengen ngentotin neng Bunga lagi”, kata pak Jono dengan agak kecewa.
    “yaudah, disini ada kamar mandi gak?”.

    “ada tuh neng, di belakang”, jawab pak Wawan.
    “yaudah, Bunga mandi dulu ya, ntar kalau udahan, Bunga panggil atu-atu ya”.
    “wah, jadi kita satu per satu ngentotin neng Bunga di kamar mandi?”, tanya pak Maman.
    “yee,,enak aja,, bapak-bapak cuma jilatin punya Bunga doang, tadi kan pak Bara doang”.
    “yaudah,, gitu juga asik tuh”.
    “tapi awas ya, kalau ada yang coba-coba mulai ronde, Bunga gak kasih jatah ntar”, ancamku.
    “siip,,neng Bunga”. Lalu aku masuk dan mulai mengguyur dan membersihkan seluruh bagian tubuhku yang sudah belepotan dengan keringat, air liur juga sperma. Lalu aku mulai memanggil mereka satu per satu dan membiarkan vaginaku menjadi bulan-bulanan lidah mereka, bahkan ketika masing-masing mereka bertiga sudah mendapatkan jatah untuk mencicipi rasa cairan vaginaku, mereka bertiga masuk kembali dan menjilati seluruh tubuhku sehingga tubuhku berlumuran air liur mereka lagi.
    “aduh,, bapak-bapak bandel banget sih,, badan Bunga kan jadi kotor lagi”.
    “maap deh neng Bunga”.

    Lalu aku mendengar suara motor dari arah luar.
    “tuh, pak Bara udah pulang, udah sana bapak-bapak keluar dulu, Bunga mau mandi lagi, biar fresh lagi”. Pak Wawan, pak Maman, dan pak Jono keluar dari kamar mandi sehingga aku bisa melanjutkan membersihkan tubuhku lagi. Setelah kurasa tubuhku sudah bersih dan fresh lagi, aku keluar dari kamar mandi.
    “wah, neng Bunga udah seger lagi”, komentar pak Bara.
    “iya dong, buat bapak-bapak, Bunga harus segar selalu”.
    “yaudah, ni neng Bunga, obatnya diminum”. Lalu aku meminum obat yang disodorkan pak Bara, tubuhku menjadi ringan sekali setelah meminum obat itu.
    “yaudah, neng Bunga mulai yuk”.
    “yuk,, silakan bapak-bapak entot Bunga sepuasnya”. Lalu dimulailah ronde demi ronde pelampiasan nafsu bejat 4 orang pria tua terhadap seorang gadis cantik dan masih muda belia yaitu aku. Aku disetubuhi oleh 4 bapak-bapak itu di semua sudut pos ronda, juga mereka menikmati tubuhku dengan berbagai posisi.

    Karena mereka sangat ketagihan dengan himpitan vagina dan anusku, mereka mencoba ide gila mereka yaitu aku dibawa berkeliling kompleks tanpa menggunakan sehelai benang pun, untungnya kompleksku jika sudah lebih dari jam 2 malam lewat, benar-benar sepi. Tapi, tetap saja aku merasa sangat kedinginan. Selama perjalanan, mereka berempat menanamkan penis mereka ke dalam vaginaku secara bergantian sampai satu per satu dari mereka menyemburkan benihnya ke dalam vaginaku. Kami berlima mengelilingi kompleks sebanyak 3 kali, selama perjalanan itulah, vaginaku terus menerus disodok penis dan juga disemprot sperma oleh mereka berempat. Selain itu, aku tidak bisa menghitung lagi sudah berapa kali aku mengalami orgasme. Setelah kami sudah lelah, kami pun kembali ke pos ronda. Sambil beristirahat, kami mengobrol.
    “neng Bunga, dari tadi dikeluarin di dalem, apa neng gak takut hamil?”, tanya pak Bara yang paling sering menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku.
    “emang, bapak-bapak pada gak mau tanggung jawab kalau Bunga hamil?”.

    Muka mereka terlihat pucat dan khawatir mendengar pertanyaanku itu.
    “hahaha,, tenang aja bapak-bapak,, Bunga udah minum obat pencegah hamil kok”. Aku melihat sudah jam 4.30 pagi.
    “bapak-bapak, Bunga pulang dulu ya, mau tidur nih”.
    “tapi, neng Bunga mau gak nemenin kami lagi?”, tanya pak Maman.
    “boleh aja asal yang ngeronda bapak-bapak berempat”.
    “itu mah, bisa diatur”, jawab pak Wawan yang mengatur jadwal ronda.
    “iyah, tapi jangan setiap malam ya, ntar lama-lama Bunga bisa hamil”.
    “gimana kalau seminggu 3 kali?”, tanya pak Jono.
    “yaudah, hari Senin, Rabu, ama Sabtu malem aja ya”.
    “sip neng”.
    “yaudah Bunga pulang dulu ya”. Aku memakai pakaianku lagi.
    “dah,,”.
    “dah neng Bunga”. Aku langsung pulang ke rumah, begitu sampai di rumah, aku masuk ke dalam dan mengunci gerbang serta pintu rumah. Akhirnya aku bisa merebahkan tubuhku yang habis dinikmati oleh 4 pria tua, untungnya aku langsung tertidur karena besok aku harus ke sekolah adikku untuk mengambil rapor.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Tragedi Kehidupanku

    Tragedi Kehidupanku


    1011 views

    Cerita Sex ini berjudulTragedi KehidupankuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku adalah Sany I*** (edited). Aku adalah seorang wanita karier berumur 28 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang sangat saya sayangi. Suamiku bukan orang Indonesia, dia adalah orang Taiwan dan kami memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik dan sudah berusia 8 tahun sekarang ini.

    Hubungan perkawinan kami sangat rukun dan kami tidak pernah mengalami masalah dengan hubungan seksual ataupun keuangan karena walau bagaimanapun baik aku dan suamiku mempunyai posisi yang sangat bagus di perusahaannya masing masing.

    Suamiku sering pulang pergi dari Taiwan ke Indonesia dan selalu singgah ke Singapore sebelum ke Jakarta, hal ini disebabkan karena dia bekerja di Taiwan apalagi dia tidak begitu bisa dalam bercakap-cakap bahasa Indonesia sehingga di dalam kehidupan pernikahan kami, kami selalu menggunakan bahasa mandarin atau bahasa Inggris, sehingga anak kami yang bernama Melissa mengusai 3 bahasa.

    Wang K*** (edited) adalah nama suamiku dan aku sangat mencintainya. Dia selalu pulang ke Jakarta setiap 2 minggu sekali tetapi walaupun demikian, aku tidak merasa kesepian dan tidak ada keinginan untuk melakukan affair dengan pria lain walaupun percaya atau tidak, banyak teman priaku di sini sering mengajakku kencan dan ada juga yang mengajak bercinta secara terang-terangan sewaktu suamiku tidak ada di Indonesia, tetapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan karena aku sangat menyayanginya.

    Suatu hari di malam hari tanggal 31 Oktober 2000, aku baru saja menyajikan sarapan malam untuk Melissa dan untuk diriku sendiri. Melissa melahap masakan char siew buatanku yang menjadi salah satu kegemarannya sehingga membuat tubuhnya semakin gemuk.

    Sewaktu kami sedang makan, tiba-tiba telepon berdering dan saya menunda sarapan malam saya untuk menerima telpon tersebut. Ternyata, orang di telepon itu adalah suamiku sendiri yang mengatakan bahwa malam ini dia berada di Taiwan airport bersama teman bisnisnya.

    Dia berkata bahwa dia kangen sekali untuk bercinta denganku dan dia berkata bahwa setelah bisnisnya di Taiwan selesai, dia akan langsung ke Jakarta untuk bercinta denganku.

    Percakapan 30 menit kami terpaksa berhenti karena adanya suara wanita di latar belakangnya bahwa dia mesti “boarding” karena pesawat akan diberangkatkan. Dengan perasaan sedih dan kesal, aku terpaksa mengakhiri percakapan kami.

    Untuk menghilangkan perasaan kesalku, aku mendekati anak perempuanku yang sedang asyik bermain dengan Play Station dan aku ikut bermain dengannya. Sewaktu aku sedang bermain-main dengan anakku, telepon berdering kembali dan aku menyangka itu dari suamiku, ternyata orang yang meneleponku adalah adik kandungku dan dia seperti hendak berkata sesuatu dengan perasaan sedih dan aku mengetahuinya karena dia gugup sekali sewaktu hendak berbicara denganku.

    Tak lama, akhirnya dia menceritakan bahwa dia baru saja mendengar dan menyaksikan sebuah kecelakaan pesawat terbang di CNN dan dia menyebutkan sebuah nomor pesawat SQ006 yang membuat hatiku menjadi hancur berkeping-keping karena suamiku yang sangat kusayangi berada di dalamnya.

    Aku mendadak menangis dan merasa lemas di seluruh badan, kemudian aku tidak ingat apa-apa setelah itu. Setelah aku sadar dari pingsanku, adik perempuanku yang meneleponku tadi berada di sisiku bersama suaminya dan anakku.

    Melihat mereka, aku menjadi menangis kembali dan mereka menyarankan agar aku pergi ke Taiwan saat itu juga, aku mengiyakan mereka dan setelah aku siap, aku langsung pergi ke Airport dengan menggunakan taksi sementara adikku dan suaminya menemani Melissa untuk beberapa hari selama aku pergi ke Taiwan.

    Selama perjalanan, aku tidak henti-hentinya menangis di dalam hati karena aku tidak mau orang-orang di sekitarku tahu bahwa aku sedang menangis.

    Akhirnya aku sampai juga di Taiwan dan aku langsung mencari kantor Singapore Airline dan mencari orang yang mengetahui secara jelas apa yang terjadi dalam insiden tersebut dan mengkorfimasikan pada mereka bahwa suamiku adalah salah satu korban di dalam kecelakaan tersebut.

    Setelah aku mengidentifikasi jenazah suamiku yang sudah tidak berbentuk lagi, aku duduk seorang diri di salah satu bangku dan badanku lemas semuanya. Aku masih bengong saja dan tak tahu mesti berbuat apa apa setelah mengidentifikasikan jenazah suamiku sampai seseorang pria Taiwan menegurku.

    Setelah kami bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa laki-laki yang mengaku bernama Sam Yam ini kehilangan istri dan anaknya di dalam kecelakaan yang juga dialami oleh suamiku.

    Aku juga semakin lama semakin tidak mengerti mengapa akhirnya aku akrab dengan Sam Yam yang baru saja kukenal. Dia mengajakku ke sebuah restaurant yang tidak jauh dari Chiang Khai Sekh Airport.

    Kami saling bercakap-cakap mengenai kehidupan kami masing-masing dan Sam memesan 2 botol anggur merah dan kami berdua sama-sama meminum anggur merah yang dia pesan untuk menghilangkan kesedihan dan kedukaan yang kami alami masing masing.

    Aku memang tidak pernah minum anggur selama hidupku sehingga beberapa teguk anggur merah itu membuatku menjadi mabuk. Aku masih ingat bahwa Sam menggendongku ke mobilnya di saat aku sudah mabuk sambil aku ngomong ngalor-ngidul tidak karuan.

    Selama di mobil Sam, aku kembali menangis, tertawa dan menggoda Sam yang sedang menyetir dan disaat itu aku benar-benar tidak tahu ke mana Sam akan membawaku pergi.

    Akhirnya aku merasakan mobil Sam berhenti di suatu tempat dan aku masih mabuk dan aku hanya merasakan bahwa badanku sedang digendong oleh Sam ke apartemendan akhirnya tiba di suatu ruangan kamar yang aku yakin itu adalah kamar tidurnya karena kemudian aku dibaringkan oleh Sam di ranjang tersebut.

    Sam pergi meninggalkanku seorang diri di ranjang tersebut dan aku terus berteriak-teriak memanggil nama suamiku dalam bahasa Mandarin dan kadang-kadang aku tertawa dan kadang-kadang aku menangis.

    Aku benar-benar tidak sadar atas apa yang terjadi dengan diriku dan yang aku tahu bahwa aku sudah seperti orang gila yang tertawa dan berbicara pada diri sendiri.

    Beberapa menit kemudian, Sam datang kembali ke ranjang di mana aku sedang berbaring karena aku melihatnya samar-samar dalam keadaan mabuk. Aku memperhatikan bahwa dia sedang membalut wajahku dengan kain yang sudah bercampur dengan es. Aku tahu bahwa dia ingin membuatku sadar dari perasaan mabuk dan teler akibat red wine itu.

    Dikala Sam sedang melap wajahku dengan kain merah itu, aku langsung memeluk Sam tentunya dalam keadaanku yang masih tidak sadar. Saat itu, aku menyangka bahwa Sam adalah Wang Hui (suamiku) sehingga aku terus saja menciumnya dengan penuh nafsu dan sepertinya Sam ikut hanyut dalam ciumanku dan mulai menciumku dengan penuh mesra dan mungkin juga dia menganggap aku seperti istrinya yang telah meninggal.

    Tanganku mulai turun dan mengelus kejantanannya yang telah mengeras seperti baja. Sam mulai menyambutnya dengan mencium seluruh wajahku seperti orang yang sudah lama tidak melakukan seks. Mulai dari keningku, kemudian hidung, dan akhirnya mulutku. Aku membalas ciumannya dan akhirnya kami French Kissing. Lidah kami bertemu dan bergelut.

    Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa permainan ini akan menjadi menarik. Tangannya mulai membuka baju piyamanya. Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia membuang bajunya dan mulai melepaskan BH-ku ke lantai. Tangan nakalnya mulai memainkan payudaraku yang indah.

    Tangannya mulai melepaskan pakaianku dan tak lama celana dalamku juga menyusul terhempas di lantai apartemennya. Ciuman kami terlepas untuk mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi berat dan kami bergerak menurut insting kami.

    Sam mulai menciumi leherku dan terus turun ke arah payudaraku. Sam menciumi payudaraku dan menjilati puting susuku. Setelah lumayan puas dengan payudaraku, tangannya mulai bermain di bibir kewanitaanku. Sam memasukkan satu jari dan merasakan bibir kemaluanku mulai membasah. Sam tidak mau buang-buang waktu lagi. Sam terus menjilati bibir kemaluan dan klitorisku. Langsung saja aku mengerang dengan nada penuh kepuasan.

    Sambil terus menjilati klitorisku, Sam memasukkan dua jari ke liang kewanitaanku. Tangan Sam yang satunya menemukan payudaraku dan mulai mencubit-cubit ringan puting susuku. Aku mengerang dengan gembira dan cairanku mulai tumpah dan aku telah mencapai orgasme yang keras. Sam tidak peduli, dengan ganas dia dorong maju mundur jemarinya dan dangan keras dia jilati klitorisku.

    Aku mendapat orgasmeku yang aku sendiri tidak tahu itu yang keberapa. Batang kemaluannya yang sejak tadi keras dan online siap-siap dimasukkan lubang cintaku. Aku menciumnya sambil terus menyebut nama suamiku yang telah meninggal.

    Setelah itu, aku langsung mengulum batang kemaluannya dan aku langsung meletakkan kemaluanku di atas wajahnya. Langsung saja kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku merasa cairan wanitaku akan keluar.

    “Wang Hui, I’m cumming..” aku terus menyebut nama suamiku tanpa menyadari bahwa laki-laki yang sedang kusetubuhi adalah orang asing yang baru kukenal dalam 1 hari.

    Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar. Rupanya Sam masih hot. Aku masih memegang-megang batang kemaluannya dan genggamanku mulai bergerak naik turun. batang kemaluannya yang masih belum kuat langsung saja berdiri tegap.

    Aku duduk mengangkang dan mengendarai batang kemaluannya. Badanku naik turun berirama. Tangannya memainkan puting susuku yang mulai mengeras dalam pegangannya. Dia mulai mengerang dan berteriak, “Enak!”. Pinggulku juga turut bergerak naik mengikuti irama Sam.

    Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama kami semakin lebih cepat. “Ooh.. ooh..” Kami berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku merasakan otot-otot liang kewanitaanku mengeras dan cairan manisku tumpah ke atas batang kemaluannya. Pada saat itu juga batang kemaluannya menembakkan cairan laki-lakinya ke dalam liang kewanitaanku dan aku merasakan sensasi yang selalu kurindukan.

    Kami berpakaian kembali. Kami berdua tidur berpelukan. Esok paginya, aku sungguh terkejut ketika melihat tubuhku yang dalam keadaan telanjang. Aku membangunkan Sam yang tidur sambil memeluk tubuhku dengan mesranya. Aku menanyakan apa yang terjadi dengan diri kami.

    Sam menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh kami selama semalam dan aku langsung terkejut dan meninggalkan rumah Sam dengan berjuta penyesalan. Dengan beribu ribu penyesalan, aku langsung kembali ke Airport untuk menemui jenazah suamiku dan aku berharap dia mau memaafkan apa yang terjadi antara aku dengan orang yang baru saja kukenal, Sam Yam.

    Maafkan aku, suamiku sayang dan selamat tinggal sayangku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Para pembaca, bisakah kalian memberitahu kepadaku apakah ini semua kesalahanku?

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Foto Sexy Cewek Asia Bikin Kamu Terangsang – Foto Cewek Sexy Terbaru 2018

    Foto Sexy Cewek Asia Bikin Kamu Terangsang – Foto Cewek Sexy Terbaru 2018


    4706 views

    Perawanku – Asia sudah sejak jaman dulu kala dikenal memiliki deretan wanita yang layak diacungi jempol. Industri porno yang berkembang pesat di negara-negara asia seperti Jepang, Korea dan China sukses besar dalam membuat kekonakan masal secara global.

    Contohnya saja Maria Ozawa dah Sora Aoi hanyalah segelintir jebolan terbaik artis spesialis bugil dari daerah ini. Siapa sih yang tak gemetar ketika melihat kemolekan dan kecantikan wanita asia timur?

    Hal tersebut sudah tak diragukan lagi dalam industry perlendiran yang semakin menjadi-jadi. Bahkan penggemar setia foto bugil asia sudah semakin banyak.

    Walau tak begitu Nampak karena ini masih merupakan hal yang tabu di masyarakat. Tapi keberadaan mereka tak terbantahkan dengan tingginya statistic pencarian topik ini di mesin penelusur seperti yahoo dan google. Foto bugil asia timur seakan menjadi magnet tersendiri pagi penggemarnya yang doyan mengoleksi foto saru wanitanya.

    Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia dengan berbagai susasana dibawah ini:

    Kalau anda lihat tulisan ini, kemungkinan besar anda belum puas ??? Langsung lanjut aja Cerita Sex di halaman utama Perawanku.com

  • Cerita Sex Menikmati Tubuh STW

    Cerita Sex Menikmati Tubuh STW


    4358 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Menikmati Tubuh STWCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Untuk pertama kali aku berkunjung ke kota Surabaya, mengadu nasib dengan lugu memberanikan diri, dengan menggunakan bis kota aku menuju ke rumah saudara bapak yaitu pamanku tinggal disana di kota LM, aku hanya berbekal alamat yang dikasih oleh paman untuk mencari rumahnya, sorenya aku sudah sampai dirumah paman, ehh amalah paman dan Bibi mejemput aku di terminal Surabaya. Karena saat itu masih minim telokomunikasi.

    Berkat kebaikan tetangga (karena sudah diberitahu Bibi mengenai kedatangan saya) Pak Edy dan istrinya Bu Arum (keduanya berusia sekitar 45 tahunan), saya diberitahu untuk tinggal sementara di rumah mereka.

    Disinilah awal dari inti kisah nyata saya.Bu Arum sebagai umumnya wanita Jawa setengah baya dan kebetulan belum dikaruniai momongan selalu memakai kebaya dan rambutnya disanggul, sehingga penampilan selalu anggun.

    Bertubuh sekal, pinggul dan pantatnya yang besar, suka tersenyum dan sangat baik.Malam itu kira-kira jam 19:00 Pak Edy sebagai petugas kantor pos harus lembur malam karena akhir Desember banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

    Sementara saya karena kecapaian setelah menempuh perjalanan panjang tertidur pulas di kamar yang telah disediakan Bu Arum. Kira-kira jam 11 malam saya terbangun untuk ke kamar kecil yang ada di belakang rumah, dan saya harus melewati ruang tamu.

    Di ruang tamu saya melihat Bu Arum sedang menonton TV sendirian sambil rebahan di kursi panjang.
    “Mau kemana Dik..? Mau keluar maksudnya..?” tanya Bu Arum lagi.

    Karena rupanya Bu Arum tidak mengerti, akhirnya saya katakan bahwa saya mau kencing.

    “Ohh.., kalau begitu biar Ibu antarkan.” katanya.

    Waktu mengantar saya, Bu Arum (mungkin pura-pura) terjatuh dan memegang pundak saya. Dengan sigap saya langsung berbalik dan memeluk Bu Arum, dan rupanya Bu Arum langsung memeluk dan mencium saya, namun saya berpikir bahwa ini hanya tanda terima kasih.

    Setelah kencing saya balik ke kamar, namun Bu Arum mengajak saya untuk nonton TV. Posisi Bu Arum sekarang tidak lagi berbaring, namun duduk selonjor sehingga kainnya terangkat ke atas dan kelihatan betisnya yang putih bulat.

    Sebagai pemuda desa yang masih lugu dalam hal sex, saya tidak mempunyai pikiran yang aneh-aneh, dan hanya menonton sampai acara selesai dan kembali ke kamar untuk tidur lagi.Pagi-pagi saya bangun menimba air di sumur mengisi bak mandi dan membantu Bu Arum untuk mencuci, sementara Paman dan Tante belum kembali dari Surabaya karena mereka sedang mencari saya disana.

    Om Edy sudah berangkat lagi ke kantor, tinggal saya dan Bu Arum di rumah. Bu Arum tetap mengenakan sanggul. Beliau tidak berkebaya melainkan memakai daster yang longgar, duduk di atas bangku kecil sambil mencuci.

    Rupanya Bu Arum tidak memakai CD, sehingga terlihat pahanya yang gempal, dan ketika tahu bahwa saya sedang memperhatikannya, Bu Arum sengaja merenggang pahanya, sehingga kelihatan jelas bukit vaginanya yang ditumbuhi bulu yang cukup lebat, namun hingga selesai mencuci saya masih bersikap biasa.

    Setelah mencuci, Bu Arum memasak, saya asyik mendengarkan radio, waktu itu belum ada siaran TV pagi dan siang hari. Siangnya kami makan bersama Om Edy yang memang setiap hari pulang ke rumah untuk makan siang.

    Malam harinya Om Edy kembali lembur, dan Bu Arum seperti biasa kembali mengenakan kebaya dan sanggul, sambil nonton TV. Di luar hujan sangat lebat, sehingga membuat kami kedinginan, dan Bu Arum meminta saya untuk mengunci semua pintu dan jendela.

    Pada saat saya kembali ke ruang tamu, rupanya Bu Arum tidak kelihatan. Saya menjadi bingung, saya cek apakah dia ada di kamarnya, juga ternyata tidak ada. Saya balik ke kamar saya, ternyata Bu Arum sedang berbaring di kamar saya, dan pura-pura tidur dengan kain yang tersingkap ke atas, sehingga hampir semua pahanya yang putih mulus terlihat jelas.

    Saya membangunkan Bu Arum, namun bukannya bangun, malah saya ditarik ke samping ranjang, dipeluk dan bibir saya diciuminya. Karena saya masih bersikap biasa, Bu Arum membuka kebayanya dan meminta saya untuk mencium buah dadanya yang sangat besar dengan puting hitam yang sangat menantang.

    Saya menuruti dengan perasaan takut, dan ternyata ketakutan saya membuat Bu Arum semakin penasaran dan meminta saya untuk membuka baju dan celana panjang, sehingga tinggal CD, sementara Bu Arum mulai membuka kainnya.

    Bu Arum mulai mencium adik kecil saya, dan meminta saya melakukan hal yang sama, dengan mencium vaginanya yang wangi dan merangsang secara bergantian.

    Sambil mencium vaginanya, tangan saya disuruh meremas buah dadanya yang masih keras dan kadang memilin putingnya yang mulai mengeras, nafas Bu Arum mulai terasa cepat, dan meminta saya untuk membuka CD dan mencium tonjolan daging yang tersembul di mulut vagina.

    Saya melakukan sesuai perintah Bu Arum, dan ternyata terasa basah di hidung saya karena banyaknya cairan yang keluar dari vagina Bu Arum, sementara Bu Arum mendesis dan mendesah keenakan dan kadang-kadang mengejangkan kakinya.

    “Uhh.. ohh.. ahh.. ohh.., terus Dik..!” desahnya tidak menentu. Meriam saya berdiri tegang dan Bu Arum masih mempermainkan dengan tangannya. Sesekali Bu Arum meminta saya untuk mengulum bibir dan putingnya.

    Setelah puas dengan permainan cumbu-cumbu kecil ini, Bu Arum kembali ke kamarnya dan saya pun teridur dengan pulasnya.Pagi-pagi Paman dan Bibi yang rupanya telah kembali dini hari menjemput saya, dan rumah Paman dan rumah Om Edy ternyata bersambungan dan hanya dibatasi sumur yang dipergunakan bersama.

    Setelah berbasa-basi sebentar, dan Bu Arum katakan bahwa saya sudah dianggap anak sendiri, jadi kalau Paman dan Bibi berpergian, saya bisa tidur di rumah Om Edy. Kebetulan Paman pada saat itu sedang menyelesaikan tugas akhirnya di PTN di kota ML.

    Kehidupan hari-hari selanjutnya kami lalui dengan biasa, namun kalau sedang berpapasan di sumur kami selalu senyum penuh arti, dan makin lama membuat saya mulai jatuh cinta kepada Bu Arum, senang melihat penampilannya yang anggun.

    Sebulan kemudian Paman dan Bibi harus ke Ml, dan saya dititipkan lagi pada Om Edy.Hari itu adalah hari Jumat. Setelah selesai sarapan, Om Edy pamitan untuk ke BTR karena ada acara dari kantor sampai minggu sore, dan meminta saya untuk menjaga Bu Arum.

    Setelah Om Edy berangkat, saya dan Bu Arum mulai tugas rutin, yaitu mencuci, dan seperti biasanya Bu Arum selalu mengenakan daster, tanpa CD. Saya diminta Bu Arum agar cukup memakai CD. Sambil mencuci kami bercengkrama, ciuman bibir dan mengulum putingnya.

    Saya berdiri menimba air dan Bu Arum jongkok sambil mencium adik kecil saya, atau Bu Arum yang menimba air saya yang jongkok sambil mencium klitorisnya yang sudah mulai mengeluarkan cairan. Ketika kami saling birahi dan sudah mencapai puncak, Bu Arum saya gendong ke kamar. Di ranjang, Bu Arum saya pangku.

    Sambil mencium leher, samping kuping dan mengulum putingnya (menurutnya kuluman puting cepat membuatnya horny), kemudian Bu Arum mengambil posisi telentang dan meminta saya untuk memasukkan meriam saya yang memang sudah tegang sejak masih berada di sumur.

    Karena Bu Arum jarang melakukannya, maka meriam saya perlu dioleskan baby oil agar mudah masuk ke vaginanya yang sudah basah dengan cairan yang beraroma khas wanita. Pahanya dilebarkan, dilipatkan di belakang betis saya, pantatnya yang bahenol bergoyang naik turun.

    Sambil mencium keArumnya, samping kupingnya, mengulum bibirnya, tangan kiri saya mengusap dan kadang menggigit kecil putingnya atau menjilat leher dan dadanya.

    “Teruss.. Dikk..! Tekan..! Huh.. hah.. huh.. hahh.. ditekan.. enakk sekali.. Ibu rasanya.. nikmatt.. teruss.., Ibu udah mau nyampen nih.. peluk Ibu yang erat Dikk..!” desahnya mengiringi gerakan kami.

    Sementara itu saya merasakan makin kencang jepitan vagina Bu Arum.

    “Saya udahh.. mauu.. jugaa.. Bu..! Goyang.. Bu.., goyang..!” Dan akhirnya..,. Akhirnya kami terkulai lemas sambil tidur berpelukan.Jam 4 sore kami bangun, dan kemudian mandi bersama. Saya meminta Bu Arum menungging, dan saya mengusap pantat dan vaginanya dengan baby oil.

    Rupanya usapan saya tersebut membuat Bu Arum kembali horny, dan meminta saya untuk memasukkan kembali adik kecil saya dengan posisi menungging. Tangan saya mempermainkan kedua putingnya.

    “Teruss.. ohh.. teruss.. yang dalam Dik..! Kok begini Ibu rasa lebih enak..!” katanya. “Ibu goyang dong..!” pinta saya. Sambil pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, saya melakukan gerakan tarik dan masuk.

    “Oohh.. ahh.. uhh.. nikmat Dikk.. terus..!” desahnya. Akhirnya Bu Arum minta ke kamar, dan mengganti posisi saya telentang. Bu Arum duduk sambil menghisap putingnya. “Ohh.. uhh.. nikmat Dikk..!” katanya. Kadang dia menunduk untuk dapat mencium bibir saya.

    “Ibu.. udahh.. mau nyampe lagi Dikk.. uhh.. ahh..!” katanya menjelang puncak kenikmatannya. Dan akhirnya saya memuntahkan sperma saya, dan kami nikmati orgasme bersama. Hari itu kami lakukan sampai 3 kali, dan Bu Arum benar-benar menikmatinya.

    Malamnya kami hanya tidur tanpa mengenakan selembar benang pun sambil berpelukan. Dan keesokan harinya kami lakukan hal yang sama seperti kemarin, dan serasa kami sedang berbulan madu, sampai kedatangan Om Edy.

    Pengalaman dengan mentor sex saya ini ternyata dikemudian hari ada juga manfaatnya untuk menghilangkan kejenuhan, karena mengajarkan bagaimana melakukan “foreplay” dengan pasangan sebelum sampai pada puncak permainan. Selain itu timbul suatu kelainan dalam kehidupan sex saya, karena hanya menikmati sex setelah melihat atau membayangkan atau melakukan dengan wanita STW yang berkebaya/sanggul atau rambut disasak.

    Akhir bulan Februari tahun berikutnya saya harus berangkat ke Jakarta karena akan melanjutkan kuliah disana. Setiap liburan saya menyempatkan diri untuk berlibur di rumah Paman dan bertemu dengan kekasih saya, dan Mentor sex saya Bu Arum yang selalu mengenakan kebaya dan bersanggul.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara

    Cerita Sex Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara


    1438 views

    Perawanku – Cerita Sex Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara, “tolong ke ruangan saya sebentar” sebuah pesan singkat dari dosen sekaligus pembimbing gw dulu. Dari ruang kerja kecil di sudut gedung dosen, gw beranjak ke sekretariat jurusan, menemui Bu Laras di ruangannya. “kamu, masih sibuk penelitian? Kelas banyak?” hardik bu Laras ketika gw sedang menutup pintu ruang sekre. “enggak sih bu, kenapa ya?” gw masih bingung dengan situasi ini. “saya boleh minta tolong, ambil alih kelas saya.

    Saya harus ke aussie” pinta beliau kemudian. ya, setahun setelah lulus gw masih mengabdi di kampus, membantu dosen penelitian dan mengajar di mata kuliah dasar. Bu Laras adalah satu dosen senior di jurusan gw, idealisme membuatnya dimusuhi jurusan. Dan gw bisa dibilang mahasiswa kesayangannya. Ia sendiri bukan hanya mengajar di kampus ini, namun juga memiliki status dosen di salah satu universitas di Adelaide.

    Pembicaraan memakan waktu hingga 3 jam, karena gw harus mengajar di fakultas sebelah, dan bukan mata kuliah dasar, melainkan mata kuliah tingkat 3 dan menjadi bahan skripsi gw dulu. Bu Laras menunjuk gw sebagai penggantinya karena beliau menganggap gw kompeten untuk mengajar ini. perkuliahan baru dimulai minggu depan. Jatah 2 kelas tambahan diberikan, membuat waktu istirahat dan penelitian gw berkurang, walau pundi keuangan bertambah. Mungkin di kampus ini gw terbilang satu dari beberapa dosen muda yang bengal (ga nurut peraturan).

    Mengajar dengan gaya urakan macam mahasiswa. Beliau sendiri yang pernah bilang kalo dosen dilihat dari otaknya, bukan gayanya. Nah, mata kuliah yang beliau berikan ini ada di fakultas sebelah, yang aturannya lebih ketat. Mengharuskan gw berpakaian lebih sopan (sedikit).Cerita Sex Mahasiswi,kisah seks jilbab,ayam kampus seks,cerita seks kampus

    Selasa, 9.30

    Gw telat di hari pertama gw masuk. Kemeja pendek dilapis blazer untuk menutupi tattoo di tangan kiri gw menjadi style andalan. Masih stereotip kalo orang bertattoo itu urakan, walau di fakultas asal, gw bisa seenaknya ngajar make lengan pendek. Pintu gw buka, gw duduk di meja dosen sambil mengeluarkan daftar kehadiran. Beberapa mahasiswi agak tercengang, melihat dosen dengan jenggot tebal, rambut sebahu dan diikat.

    “selamat siang, bu Laras ga bisa menghadiri kuliah ini karena harus penelitian, sy wapol akan menggantikan beliau” kata gw membuka kelas. Dari total 23 orang di kelas, mayoritas adalah pria, sial. Namun ada satu mahasiswi yang mencuri perhatian gw, dari daftar kehadiran gw tau namanya Clara. Duduk di baris tengah, dengan rambut sebahu yang digerai, perawakan tinggi padat. Mengenakan kemeja merah tipis dengan jeans. kulit kuning langsat cenderung putih dengan wajah khas metropolitan (muka anak gaul)

    Suasana hening perlahan cair ketika gw mulai materi. Gw bukan tipikal dosen serius karena selama kuliah gw belajar kalo dosen terlalu serius Cuma bikin setres. Mahasiswa juga menyadari kalo gw ga seseram penampakannya. Kelas ini termasuk kelas yang kooperatif. Saling lempar pertanyaan yang kadang berbalut canda.

    Minggu kedua

    Seperti biasa gw masuk dan menyampaikan materi. 15 menit berlalu dan pintu tetiba diketuk. Clara masuk dengan muka agak panik, “maaf mas telat, boleh masuk?” ya menjadi aturan kelas kalo haram hukumnya manggil gw pak. Sekilas gw melihat jam tangan, telatnya belum terlalu jauh mengingat kelas memiliki durasi 3 jam, jadi gw persilahkan dia masuk tapi duduk di row paling depan. Clara duduk tepat berseberangan dengan gw.

    1 jam berlalu, materi hampir selesai, gw memberikan beberapa soal latihan untuk dikerjakan, kemudian duduk kembali di meja dosen. Saat itu Clara menggunakan kemeja biru muda berbahan semacam satin yang cukup menerawang, ditambah keringat yang masih bercucuran dan membuat kemejanya sedikit basah. Sambil sesekali menjawab pertanyaan dari mahasiswa lain, gw mencuri pandang ke arah Clara. Gw baru menyadari di balik kemejanya ia hanya mengenakan bra, ketika ia menoleh ke belakang dan terpampang jelas garis bra dari balik kemejanya.

    15 menit berselang, ia tetiba membuka kancing paling atas kemejanya dan mengipas-kipaskan kerah kemejanya. “panas banget ih” gerutunya. Gw berusaha mencuri pandang ke balik kemejanya. Belahan dada yang sekilas terlihat, mencilat di karena keringat yang masih membasahi tubuhnya. Berharap kelas lebih lama berlangsung agar gw lebih lama memperhatikan tubuh Clara.

    Kelas ini agak unik, walau setelah jam selesai, banyak yang belum membubarkan diri. Dan pada akhrinya gw mulai menyatu. Di kelas profesional, di luar kelas ngerokok bareng. Rian, salah satu mahasiswa bilang sangat jarang dosen di fakultas ini ga ngasih jark ke mahasiswanya ampe mau ngerokok bareng. Menurut gw sih yang penting di kelas profesional, di luar kita teman.

    Minggu ke-5

    Minggu ini presentasi beberapa kelompok. Clara menggunakan kaos putih berbalut kardigan biru tua. Sambil menunggu kelompoknya maju, ia duduk di baris depan. Setelah gw suruh ia duduk di baris depan, ia cenderung memilih baris depan bersama dua temannya. Kaos yang ia pakai memiliki belahan rendah dan cukup menerawang. Samar terlihat bra berwarna hitam dari balik kaosnya.

    Ukuran font presentasi yang kecil membuat clara harus memicingkan matanya dan sedikit condong ke depan. Gw yang duduk di meja depan mendapat suguhan belahan dada yang cukup terlihat dari balik kaosnya yang memang kendor. Satu momen ketika ia bertanya dan kardigannya agak turun, gw baru menyadari bahwa bukan kaos yang ia pakai, tapi tanktop dengan belahan samping yang lebih rendah dari belahan depannya. Membuat bra hitamnya terlihat jelas. Ditambah gumpalan dada yang mencuat seperti bra tidak mampu menahannya.

    Clara seperti sadar kalo gw lihat, tapi gw Sengaja ga mengalihkan pandangan gw dan tetap memandang belahan dadanya. Ia sedikit melihat ke bawah, ke arah dadanya dan sadar kalo agak sedikit terbuka, namun bukannya menarik ke atas tanktopnya, ia malah membiarkannya dan berlaga seperti ga ada yang terjadi. Untuk beberapa menit sampai presentasi selesai gw bebas untuk terus melihat dadanya. Satu momen ia bahkan sengaja menekan dadanya ke tengah dengan merapatkan kedua tangannya.

    “iya kan mas?… mas?” pertanyaan dari seorang mahasiswa yang lagi presentasi seperti membangunkan gw. “ah, iya kurang lebih seperti itu” jawab gw sekenanya sambil melihat ppt dan mencoba mengikut apa yang sedang dipertanyakan. Sekilas gw melihat ke arah Clara, iya tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangannya. “jadi, dia sengaja?” pikir gw.

    Minggu ke 7

    Seminggu sebelum UTS, hubungan gw dan kelas ini semakin dekat. Beberapa anak ada yang menghubungi gw, mulai dari nanya materi, sampai nanya mata kuliah lain. Hari ini, seperti berbeda, Clara menggunakan rok sepan pendek hitam, dengan kemeja merah (berbeda dengan beberapa minggu lalu), dan blazer. “mau lamaran kerja?” canda gw ke Clara. Gw sadari beberapa anak juga berpakaian lebih rapi dari biasanya. “ada presentasi buat UTS mas abis ini, harus rapi” jawab Clara. Make sense.

    Seperti biasa, Clara duduk di row depan, berhadapan dengan meja gw. berhubung ini hampir materi terakhir sebelum UTS, gw merekap beberapa materi yang gw ajarkan. Posisi Clara yang berada di pojok, membuatnya harus duduk agak menyamping agar melihat papan tulis. Awalnya biasa, namun tetiba Clara melebarkan kakinya. gw masih berpikir positif bahwa itu hanya kebiasaan duduknya. Namun beberpa lama ia tidak merubah posissinya. Gw yang berdiri di sisi papan tulis yang dekat meja gw, menjadi dekat dengan Clara. Penasaran gw ngetes apa Clara benar-benar pamer buat gw, gw menulis lagi beberapa poin materi. Ketika membalikan badan seperti ingin menjelaskan, dengan sengaja gw menjatuhkan spidol gw.

    gw kemudian jongkok mengambil spidol sambil melihat ke arah Clara, lebih tepatnya ke arah roknya. Keadaan ini harusnya Clara segera merapatkan kakinya, tapi ia tetap membuka lebar kakinya sehingga gw melihat bagian dalam paha mulusnya. Kalo gw lebih jongkok atau melihat lebih lama harusnya gw bisa melihat celana dalamnya, tapi suasana ga memungkinkan.Sambil menjelaskan mata gw memandang seluruh mahasiswa, dan sampai akhirnya melihat Clara. Ia tersenyum sebentar, senyuman penuh kode, kemudian baru merapatkan kakinya. apa artinya ini? Kelas selesai dengan kepala gw penuh pertanyaan apa maksud Clara. tapi gw gak berusaha untuk memikirkannya terlalu dalam, mungkin ia Cuma menggoda.

    Siang menuju sore itu gw kembali ke sekre untuk mengambil beberapa data. Daripada mengerjakan di kantin atau di kosan, gw lebih milih ngerjain di kantin sebelah. Sekitar jam 5 tetiba ada yang dateng nyapa gw “mas, ngapain?” Clara tetiba duduk di samping gw, dengan dua orang temannya. “ah ini, nugas” jawab gw sekenanya. Ia memperhatikan laptop dan setumpuk kertas di samping gw, “banyak ya?” tanyanya penasaran. “yah lumayan, namanya juga kerja” jawab gw sambil menghisap rokok gw kembali.

    Gw menutup laptop dan merapikan dokumen yang menumpuk. Kerjaan ini bisa nanti lagi, toh deadline masih jauh. “yaah kok dimatiin? Ganggu ya mas?” tanya Clara, “enggak kok, emang udah selesai” jawab gw. Clara kemudian mengajak gw ngobrol, mulai dari hal-hal sepele, sampai ke materi kuliah. Setengah jam berlalu, langit mulai gelap. Pembicaraan lagi menyenangkan, Clara menanyakan banyak hal tentang gw, dan tentang bu Laras. Ia penasaran seperti apa bu Laras, karena beliau terkenal di fakultasnya sebagai dosen yang menyeramkan.

    “Clar, balik yuk” bisik temannya namun cukup keras sampai gw denger. “lo duluan dah, gw ntar aja” tolak Clara halus. Temannya pergi, Clara mulai menanyakan gw lagi. Gw gabisa kabur dari matanya, dan setiap ia tersenyum mata gw seperti ditarik paksa untuk terus melihatnya. Dan akhirnya langit berubah gelap. “laper ga? Makan yuk” tanya gw yang mulai berasa laper. “mau siih… tapi boseen mas di sini mulu” jawab Clara dengan muka manja. “ah saya 6 tahun di sebelah ga ada bosennya”. Pernyataan ini memicu rasa penasaran Clara, “kok ga bosen?

    Bukannya kantinnya gitu-gitu aja ya?” tanya dia kemudian, “suasananya enak, jawab gw”. ia memutar matanya, agak bingung mungkin. “mau nyoba makan di sana?” tawar gw kemudian. “boleh boleh, yuuk!” Clara bersemangat sambil menarik tangan gw. kemudian ia sadar, melepaskan tangan gw, agak tertunduk malu, “eh, maaf mas”. Gw mengenakan tas gw, dan memegang jemari Clara, “yuk, santai aja kali”. Clara menyambut dengan menggenggam tangan gw.

    Ga lama emang kami bergandengan, gw langsung melepas tangannya karena takut dengan regulasi kampus dan masalah profesionalitas. 10 menit berjalan akhirnya kami sampai ke kantin fakultas gw. suasana masih sama, banyak anak yang main gitar sambil nyanyi ga jelas. Kami duduk di pojok, agak jauh dari keramaian. Sambil mengunyah makanan masing-masing, Clara nampak bersenandung mengikuti lagu. “enak ya ampe malem masih rame, pantes betah” celetuknya di tengah makan. “ya gtulah makanya betah”. Kami selesai makan dan melanjutkan obrolan. “mas, kenapa make blazer terus dah?” tanya Clara tetiba. Sebenarnya gw males buka-bukaan, tapi yaudalah. Gw ga menjawab tapi malah membuka blazer gw.

    “ini kan ngelanggar aturan” jawab gw kemudian sambil menunjukan tattoo di pergelangan tangan kiri gw. “cool!” Clara nampak antusias sambil memegangi kedua tangan gw. “arti gambarnya apa mas?” tanya Clara yang gw jawab dengan arti tattoo pohon yggdrasil di tangan kiri gw. ia masih antusias dan menanyakan tentang tattoo, ia juga menceritakan beberapa temannya yag memiliki tattoo.

    Perbincangan kami makin seru. Dan tetiba, “panas ya” seru Clara kemudian sambil mengibas-kibaskan blazernya. “buka aja sih, ya panas lah, kantin” jawab gw sekenanya. Awalnya Clara nampak menolak, ia sedikit berpikir kemudian membuka blazernya, ternyata kemeja yang dipakainya adalah kemeja tanpa lengan. Lengan putih mulus dan siluet bagian samping dadanya yang bulat membusung terlihat jelas. Mata gw gabisa lepas dari dua bukit yang menjulang dan terlihat jelas. Ga terasa waktu menunjukan jam 9. Clara mengajak gw pulang. Gw menawari dia untuk diantar pulang.

    Gantian ia bangkit, menjulurkan tangannya, “yuk” ajak Clara sambil tersenyum. Gw bangkit dan meraih tangannya. Berbeda dari gw tadi, ia tidak melepaskan pegangan tangannya. Kami berjalan bergandengan hingga sampai ke parkiran dosen. sebenarnya,dari kata-kata Clara, jarak kosannya dari kampus Cuma sebatas tembok kampus, tapi harus muter karena make mobil.

    Di jalan tetiba Clara merangkul tangan kiri gw yang emang steady di tuas gigi, “dingin banget sih mas mobilnya” kata Clara manja. Gw bisa merasakan dadanya menempel di lengan gw, tepat di atas sikut. “ya mau gimana, malem, buka jendela aja?” tanya gw kemudian dijawab dengan gelengan manja Clara. sepintas gw rasakan bra yang ia gunakan bukan tipe bra yang bergabus tebal, jadi bisa terasa empuk-empuk dadanya.

    Sengaja gw naik turunin gigi, biar lengan gw bergerak menyenggol-nyenggol dada Clara. gw berpikir awalnya ga sengaja ia menyentuhkan dadanya, tapi beberapa senggolan hingga yang sengaja gw bergerak buat nyenggol, Clara ga mengubah posisinya. 15 menit dan kami sampai di depan kosan Clara yang ternyata Cuma berjarak 4 rumah dari kosan gw. Malam itu gw kepikiran, sebenarnya kenapa Clara? apa dia suka ama gw? atau ini kisah lain mahasiswa menjilat dosen demi nilai? Entahlah.

    Kamis malam, 2 hari setelahnya

    Sekitar jam 10 malam di kosan, gw baru menyelesaikan beberapa input data, dan bersiap streaming anime. Tetiba hape gw berbunyi, telpon dari Clara ternyata. “mas, maaf mengganggu, lagi di kosan ga?” tanyanya dengan suara yang agak bergetar seperti habis nangis. “iya di kosan ni, kenapa ya?” balas gw agak bingung. “Clara boleh ke sana ga? Plis banget mas plis, nanti Clara jelasin” gw gak tega dengan suara bergetarnya, pun karena kosan gw bebas campur jadi ga masalah. Akhirnya gw iyain permintaan dia. Bakar rokok sebatang dan gw turun (kamar gw di lantai 3). Baru gw sampai pagar, terlihat sesosok gadis berjalan cukup cepat. Menggunakan Celana pendek kain sepaha, kaos bali gombrong, dan jaket yang ga diresleting, dengan tas ransel di punggungnya. Clara berjalan tergopoh, gw langsung mengajaknya masuk ke kamar gw.

    “laptop Clara tetiba mati mas, ga mau nyala lagi, padahal ada UTS dikumpulin besok pagi, boleh pinjem laptop mas ga? Plis, Clara kerjainnya di sini deh” begitu masuk kamar, Clara langsung menjelaskan maksudnya. Gw langsung mempersilahkannya make laptop gw. perlu dijelaskan, kosan gw emang agak gede, kasur single di pojok, laptop gw taro di lantai, nyangkut ke speaker luar karena speaker laptop udah mati, dan Cuma dengan kipas laptop sebagai alasnya, praktis kalo mau ngerjain sesuatu ya tiduran, atau dipangku laptopnya.

    “emang warnet seberang kosan mu penuh?” tanya gw membuka perbincangan saat Clara sibuk ngeluarin buku catetannya. “ga ada aplikasi statistik mas, Clara panik banget. Pinjem ya” balas Clara dengan nada masih panik. Awalnya Clara mengerjakan dengan memangku laptop, karena emang gw larang untuk narik ke manapun, lagi nyetel lagu. Ia nampak sedikit kesulitan mencocokan data di catatannya dengan yang dimasukan ke laptop, jdi gw ambil inisiatif ngebantu. Gw langsung pasang mode kerja, tengkurep menghadap layar.

    “mas, agak panas ya?” tanya Clara tetiba sambil mengibas-kibaskan jaketnya. “yah emang kosanmu ada AC-nya, di sini mah makenya kipas” jawab gw seadanya. “boleh Clara lepas jaket?” ia meminta izin kemudian, gw hanya menjawab anggukan. Clara menaruh laptop di lantai, bangkit dan melepas jaketnya. Lengan putih itu nampak lagi. Baju yang ia kenakan ternyata hampir tanpa lengan. Clara kemudian malah tengkurap di samping gw, “pegel mas lehernya nunduk mlu, sambil tiduran gapapa ya?” tanyanya yang seperti ga butuh jawaban gw.

    Gw seperti mendengar beberapa kali samberan petir, yang kemudian disertai guyuran hujan yang cukup deras. Tapi keseriusan kami ga terganggu karena deadline semakin dekat. Jam setengah 12, akhirnya Clara selesai mengerjakan UTSnya dan mengirimkannya ke email dosen. “yah ujan mas?” tanyanya baru sadar kalo udah setengah jam lebih hujan deras.

    “kamu kemana aja? Fokus banget” jawab gw sambil noyor kepalanya. “yaah gimana dong, punya payung mas?” tanyanya agak cemas. “gapunya, lagian kosan kamu kan deket, ujan-ujanan dikit gapapa” jawab gw sekenanya. “Clara sih gapapa, datanya basah gimana, masih buat uas ini” serunya sambil menunjuk setumpukan kertas yang daritadi kami pelototin angka-angka di dalamnya. “yaudah tunggu reda aja dulu, ngapain kek” jawab gw sambil bangkit duduk.

    Clara masih asyik tengkurap. Tekanan dari badannya membuat dadanya mencuat ke samping tertahan bra, bokongnya membusung berani, bulat dan seperti minta dicubit. Dalam hati uda muncul pikiran selama ini Clara memamerkan badannya, boleh gw jamah nih. Tapi gw buang jauh-jauh pikiran itu,gw Cuma dosen pengganti, kalo sampe Clara ngadu ke bu Laras selesai semua karir nama baik gw.

    “mas punya film ga? Nonton aja yuk” tanyanya tetiba. “film apa? bokep?” tanya gw mencoba mancing. “yee jangan, kalo itu entar Clara ga pulang”. Jawaban itu aneh, apa itu berarti kalo gw buat dia terangsang dia rela gw tiduri? Ah setan makin merasuk. “tadi lagi mau nonton anime sih, tuh liat aja di tab” jawab gw kemudian. “wah mas ngikutin ini juga? Ih episode baru uda keluar ya? Mau dong mau dong” jawab Clara antusias ketika melihat tab anime yang lagi gw streaming. Akhirnya kami tonton lah itu film. “mas kok duduk? Clara tiduran aja gapapa kan?” tanyanya tetiba di setelah memulai film. “pegel, sakit keteken gaenak” jawaban gw masih terus memancing.

    Pikiran gw udah mulai kotor terus ngeliat bokong dan dada yang terjepit itu. “hah sakit? Ooh dedeknya yaa… ahahaha” Clara seperti paham dan malah bercanda. Kenapa pancingan gw terus-terusan disambut, hmmm. “iya lah, gede sih jadi ketindihan kan sakit,hahaha” jawab gw terus memancing. “hmmm sombongnya, segede apa sih?” tanya Clara nantang. Gw udah mulai frontal dan menjurus. “gede deh, masuk mulut kamu mah ga muat” jawab gw sekaligus menantang. “dih, iya deh, mulut Clara yang kecil mas itu sih” jawabannya ternyata ga seperti yang gw harapkan. Gw kira dia bakal nantangin. Gw patah akal, gw kembali nanya ke Clara, “kamu sendiri tengkurep gitu ga sesek?” gw nanya sekaligus tangan gw nunjuk ke arah dadanya. “hah?ini? engga sih, ga sesek Cuma ngganjel ajah” kata Clara sambil tangannya memegang dada bagian sampingnya.

    Clara kemudian bangkit, duduk di sebelah kanan gw. katanya sesek lama-lama tiduran. Ya okelah, kami kemudian mulai menonton episode baru anime tersebut. Baru berlalu 15 menit tetiba petir menyambar keras, dan listrik langsung padam. “hiyaaaah gelap mas” sontak Clara tetiba. “trafo kesamber petir kali” jawab gw santai. “mas kok suaranya ilang juga? Speaker laptopnya kemana?” tanya Clara yang menyadari film yang kami tonton tetiba mute. “rusak speakernya, makanya make speaker luar” jawab gw. “oh” Clara menjawab seperti kehabisan stok pertanyaan. Ruang gelap gulita, cahaya Cuma dari layar laptop. Kami berdua diam menyisakan berisik guyuran hujan menghujam talang air dan atap mobil.

    Gw memandang Clara, ya hanya wajahnya yang terlihat jelas disinari layar laptop. Clara seperti sadar pandangan gw ga bergerak dari wajahnya, “kenapa mas? Liatin aja” tanyanya. “cakep juga kamu ya” jawab gw sambil memandang lurus matanya. “dih kemana aja sebulan lebih tiap selasa ngeliat?” candanya sambil sedikit tertawa. “selama ini ada pengalih terus kan, sekarang Cuma kamu yang keliatan, ternyata cantik” jawaban gw bernada serius, meredakan tawa kecil Clara. ia juga memandang lurus mata gw. perlahan tangan gw merangkul Clara, tak ada perlawanan.

    Kami berdua diam saling berpandangan. Tangan gw naik hingga ke belakang kepalanya, sedikit membelai rambutnya dan perlahan menarik kepalanya mendekati gw. sementara tangan kiri gw perlahan menutup layar laptop. Cahaya semakin meredup karena mengarah makin ke bawah, temaram gw bisa melihat mata Clara perlahan tertutup ketika kepalanya semakin mendekati kepala gw. tak ada perlawanan sama sekali.

    Dan layar laptop sudah sepenuhnya tertutup, ruangan ini gelap gulita tepat ketika bibir gw menyentuh bibir Clara. tarikan napas cukup panjang sayup terdengar di antara guyuran hujan ketika bibir kami bersentuhan. Tak ada penolakan, gw mulai melumat bibir Clara. bibir mungil tersebut sedikit terbuka, memberi ruang untuk lidah gw bergerilya masuk, yang langsung disambut oleh lidahnya yang seperti sudah tidak sabar.

    Di tengah silat lidah ini, tangan Clara perlahan merangkul gw. tangan kanan gw masih menahan kepalanya untuk ga berhenti berciuman. Napasnya terdengar makin cepat. Tangan kiri gw yang sudah bebas tugas perlahan membelai perutnya, sangat perlahan naik hingga bagian bawah dadanya. Mencari lampu hijau, gw colek-colek sedikit dadanya. Bukan penolakan yang gw dapat, tapi tarikan napas cepat ketika gw menyentuh dadanya. Ini pertanda yang gw cari. Jemari gw langsung terbuka lebar, gw angkat sedikit dan langsung meremas dada kanan Clara. “mmmmhhhhhh” Clara melenguh di tengah ciuman kami yang semakin intim. Gw menyedot paksa lidah Clara masuk ke rongga mulut gw.

    “ngghh nghhh nghhh” Clara mendesah teratur ketika gw meremas dadanya dari luar kaos. Tangan kiri gw berhenti meremas dada Clara dan mulai bergerilya ke balik kaos. Perlahan gw sentuh perutnya, terus naik ke atas. Niat gw mau masuk langsung ke balik bra, ternyata sempit banget, sangat sulit untuk dijamah. Clara tetiba sedikit mendorong gw, hingga melepaskan ciuman kami. “susah ya?” tanyanya sambil sekelebat gw melihat tangannya mengarah ke punggungnya. Ia kemudian menurunkan tali bra dari lengannya. setelah melepaskan kedua sisi tali bra dari tangannya, Clara langsung merangkul gw dan melumat liar bibir gw. tangan kanan gw merangkul punggung Clara, dan tangan kiri gw kembali bergerilya masuk ke balik kaosnya.

    Ketika gw mendapati bra Clara sudah turun, langsung gw tarik keluar dan gw lempar sembarangan. Tangan kiri gw langsung bergerilya masuk kembali dan meremas dadanya. “aaaaahhhhhh” seketika Clara melepas ciumannya untuk melenguh panjang. Kemudian ia kembali melumat bibir gw, lidahnya liar menari di dalam mulut gw ketika tangan kiri gw bermain di dadanya, meremasnya hingga mencubit putingnya. Clara merangkul gw erat, membuat tangan kiri gw terjepit di antara dadanya, gabisa berbuat apa-apa kecuali meremasi kedua dadanya. Sementara mulut kami terkunci dalam satu ciuman yang kian memanas.

    Perlahan gw melepaskan ciuman kami, kepala gw turun. Clara melepaskan rangkulannya. Kedua tangan gw meremas dada Clara sambil menampik kaosnya ke atas. Kepala gw perlahan mengarah ke dada kirinya. Clara nampak paham, ia langsung menaikan kaosnya melewati kepalanya dan membuangnya entah kemana. Gw gigit kecil puting kirinya sambil gw remas dada kanannya.

    Bergantian perlakuan ini ke dua dadanya sambil sesekali gw isap putingnya kuat-kuat. “aahhh maaaas, enak banget siih…aaaaahh” Clara melenguh, meracau sejadinya ketika putingnya gw isap kuat-kuat. Di tengah permainan ini, tetiba listrik kembali menyala. Mata gw seperti kena blitz, terang sesaat baru kemudian jelas gw lihat puting pink yang sudah mencuat dari dada putih bulat membusung. Gw kemudian menyelesaikan permainan, hendak melihat ekspresi Clara.

    Clara nampak agak malu, mungkin listrik yang menyala seperti menyadarkan dia sesaat, namun libidonya sudah sangat tinggi, wajahnya sayu. “kenapa mas?” hardik Clara ketika gw melihat wajah cantiknya dalam suasana terang benderang. Semua terlihat jelas, bra putih dan kaosnya yang bergeletakan juga kembali terlihat. “ga Cuma mukanya cantik, dadanya juga bagus banget sih kamu” puji gw. Clara sedikit tersipu, “ah bisa aja mas”.

    Beberapa detik kami kembali saling diam, agak kikuk harus melanjutkan permainan atau bagaimana. Hingga tetiba tangan Clara mengarah ke selangkangan gw, dan langsung mengusap-usap penis gw dari luar celana. “mana yang katanya ga muat di mulut, Clara mau coba dong” goda Clara sambil tangannya mengusap-usap penis gw. matanya sangat sayu, ia kemudian juga menggigit bibir bawahnya setelah bicara. Libidonya jelas sudah sangat tinggi.

    Gw langsung melempar badan gw telentang di lantai, memberi kebebasan pada Clara untuk ngapa-ngapain gw. ia kemudian duduk di samping gw, tangannya mengelus-elus penis gw dari luar celana. Ia kemudian menurunkan sedikit celana dan cd gw, membut kepala penis gw muncul dan batang penis terjepit celana. Kemudian menjilati perlahan kepala penis gw. sesekali Clara ngeliat gw sambil tersenyum menggoda. Seperti puas ngebuat gw kentang, baru ia kemudian menurunkan celana gw, dan melemparkannya sembarangan. Ia juga menaikan sedikit baju gw biar ga menghalangi penis. Penis gw tegak berdiri, dan Clara agak terbelalak. “gede ya, muat ga nih” entah ini ekspresi kaget asli atau semacam lip service. Ia kemudian beranjak duduk di antara paha gw.

    Tangannya mengocok pelan penis gw sambil perlahan Clara mendekatkan wajahnya. Kembali ia menjilati kepala penis gw. baru kemudian mulutnya terbuka lebar dan perlahan memasukan penis gw ke mulutnya sambil tangannya tetap mengocok pelan batang penis gw. Clara mengulum perlahan, kepalanya naik turun. Ketika kulumannya kian dalam, tangannya beranjak turun dan mengaduk-aduk kedua biji gw. 3 menit berlalu, kepalanya makin cepat bergerak naik turun. Tangannya bertopang di panggul gw. penis gw berasa hangat walau sesekali terantuk gigi. sekeras apapun Clara berusaha, kapasitas mulutnya hanya sampai ¾ penis gw. “phuaaaahh, susaaah” seru Clara sambil melepaskan kulumannya. gw tersenyum ngocol, “ga muat kan”.

    Clara nampak sedikit cemberut, merasa dirinya gagal menerima tantangan. Rautnya tetiba berubah tersenyum, “Clara tau caranya, pasti muat ampe ujung”. “gimana?” tanya gw sekaligus nantang. “mas tutup mata dulu, rahasia ini, pokoknya ampe ujung” pinta Clara sambil menaikan kaos gw. tepat ketika leher kaos melewati hidung ia berhenti. Membuat mata gw ketutup dan kedua tangan gw mengarah ke atas. “janji gaboleh liat, pokoknya Clara marah kalo mas liat” rajuknya. “iya, coba mana trik rahasianya” tantang gw. emang mata gw ketutup sama sekali, gw gabisa ngeliat apa-apa seperti saat gelap tadi. Gw bisa ngerasain tangan Clara mengocok perlahan penis gw. kemudian melepasnya. Kok gw jadi ga diapa-apain gini? “Clara mana triknya?” tanya gw sambil memastikan Clara ga pergi. “sebentar mas” jawab Clara sambil gw rasakan tangannya kembali mengocok penis gw tapi dengan posisi yang aneh. Gw merasakan genggamannya aneh.

    tetiba bleeesss…”hhhhaaaaahhhh”Clara melenguh kencang bersamaan dengan gw merasakan penis gw masuk ke sebuah goa yang sangat sempit, hangat, berlendir dan berdenyut di seluruh sisinya. Gw langsung menaikan kaos gw dan membuangnya, sedikit bangkit dan gw lihat Clara berjongkok menghadap gw, telanjang bulat tanpa apapun menutupinya lagi. nampak vagina berwarna coklat muda yang dipenuhi bulu-bulu halus. Penis gw sepenuhnya tertanam ke dalam vagina Clara. ia kemudian tersenyum puas dengan wajah yang sudah sangat sange. “muat kan mas ampe ujung” katanya sambil perlahan bergoyang naik turun. “iya muat ampe ujung, tapi curang, itu bibir bawah, bukan bibir atas” gw masih berusaha bicara di tengah kenikmatan luar biasa ini. “sshhh…ahhh… gapapahhhh…lebih enak juga kan, ahhhh” Clara berusaha menggoda gw sambil bergoyang naik turun. “ahhh, iya enaak” gw udah gabisa nahan lagi, dinding vagina Clara terus menekan penis gw, membuat sensasi yang sangat nikmat.

    Setiap kali Clara bergerak turun, gw hentakkan bokong gw ke atas, menjadikan gerakan gw dan Clara saling berlawanan. Setiap hentakkan yang terjadi Clara selalu melenguh kencang. “aaahh…uuhhh… mhhh…enaak maaas”. Kedua tangan gw juga meremas dada Clara yang berguncang liar, sambil sesekali mencubit putingnya. 10 menit berlalu, “ahh maasss keluaaar”

    Clara melenguh kencang, dan satu hentakkan keras terakhir membuat tubuhnya membusung dan bergetar. penis gw berasa dimandikan oleh cairah hangat yang mengguyur di dalam vagina Clara. Clara langsung tumbang ke depan, gw menahannya dan langsung memeluknya. “enaak banget mas…enak banget” bisik Clara. gw peluk dia dan membalik posisi, ia kini di bawah. Kakinya gw topang di bahu gw. perlahan gw pompa Clara. “ahh iya mas teruss…ahhh” Clara meracau sejadinya ketika gw mempercepat gerakan gw. bermain di rpm tinggi membuat Clara meracau semakin aneh, “ahhh teruss… fuck..yess..ahhh…” lengkingan, racauan, dan lenguhan menyatu dengan napas yang kian cepat dan hujan yang masih deras.

    Sekitar 10 menit sampai gw merasakan gw hampir keluar. “ahhh mas mau keluar lagi” Clara bersiap untuk orgasme keduanya, pun gw merasakan udah di ujung. Kaki Clara tetiba turun dan menyilangkannya di punggung gw, mengunci posisi gw sekarang. “terus maas Clara mau keluaar” Clara meracau makin liar ampe gw harus nyium dia untuk menutup mulutnya. Kakinya mengunci di punggung gw, tangannya mengikat leher gw untuk ga melepaskan ciuman, dan tubuhnya bergetar hebat. Gw merasakan penis gw seperti dipijat, seluruh dinding vaginanya berdenyut, membuat vaginanya makin sempit dan memberi pijatan hebat ke seluruh penis gw. “sssshhhaaaaaahhhh”Clara mendesah lemas disertai dengan guyuran cairan hangat.

    Dan gw mencapai ujungnya, “ra, mau keluaar” gw memperlambat gerakan gw, bersiap mencabut penis gw. tapi kaki Clara mengikat gw makin kuat, bokongnya bergoyang seperti minta untuk gw pompa lebih cepat. Tangannya mengunci di tengkuk gw. ia melepaskan ciumannya, berbisik di telinga kiri gw “ga mau,ahhh… ga boleeeh,ahh… entot teruus…jangan dilepas…ahhh” gw hilang akal, gw pompa Clara secepat dan sekeras yang gw bisa. “aaahhhh iyaaaahhhh…teruuus” Clara kian meracau. Gw gabisa nahan muatan penis gw lagi. Satu hentakan terakhir penis gw masuk sedalam mungkin ke vagina Clara, dan langsung memuntahkan lava putih hangat di liang rahim Clara. tubuh gw bergidik, 7 semprotan bersarang dalam vaginanya. “aaaaaahhhh enaaaaak” Clara mendesah dan meracau ketika ia gw rangkul erat sambil penis gw memuntahkan seluruh muatannya.

    Setelah yakin semua muatannya keluar,Clara baru melepas seluruh kunciannya dan baru gw cabut penis gw. gw duduk di antara paha Clara, melihat lava putih perlahan meleleh keluar bercampur cairan hangat dari vagina yang menganga. Tangan Clara menengadah ke atas minta gw memeluknya. Gw tidur di sampingnya dan memeluk Clara erat. Kami kembali berciuman sebentar. “enak banget mas, sumpah demi apapun enak” puji Clara. gw hanya menjawab dengan senyuman. Beberapa menit mengisi tenaga, Clara kemudian bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan vaginanya. gw pindah tiduran di kasur. Pikiran gw baru agak jernih, inget kalo gw buang muatan di dalam. Deg-degan juga sih.

    Clara keluar dari kamar mandi, gw masih ga berani bilang apa-apa. ia kemudian duduk di bibir ranjang. Melihat gw dengan mata penuh kepuasan, kemudian pandangannya perlahan turun ke penis gw yang sudah menyusut. Ia kemudian membelai penis gw. “ntar kalo udah gede, ngentot lagi ya… Clara ketagihan” goda Clara. “itu, peju, gapapa?” gw panik sampe gabisa ngomong kalimat lengkap. Clara tersenyum, “kondom itu proteksi lemah, sering sobek, kalo KB 99% aman”. Dan gw bisa napas lega atas jawaban itu, pantas Clara pede banget untuk gw keluar di dalam.

    Hujan masih mengguyur deras, dan waktu sudah menunjukan tengah malam. Clara merebahkan dirinya di samping gw, di kasur yang sempit ini sehingga kami harus tidur miring agar muat. Clara tiduran membelakangi gw. “mas, Clara boleh nginep aja ga? Udah tengah malem” ujarnya tetiba. Gw merangkul perutnya sambil membalas, “baru mau minta kamu nginep aja daripada tengah malem pulang, hahaha”. Clara tetiba membalikan tubuhnya sehingga tidur miring menghadap gw. “iya mas boleh? Asyik” serunya kemudian mengecup bibir gw, lalu tersenyum manja. Tangan gw beranjak naik dan mengusap rambutnya. Gw kemudian tidur telentang, tangan kiri gw menjadi bantal Clara, ia tidur sambil memeluk gw. tangan kiri gw mengusap-usap rambutnya. Malam kian larut, kami tidur tanpa mengenakan apapun yang menutupi tubuh kami. ga butuh waktu lama hingga Clara terlelap, mungkin ia sudah kelelahan.

    Pagi menjelang, gw bangun dan melihat jam, baru jam 6. Clara sudah tidur berubah posisi, miring membelakangi gw. perlahan gw rangkul perutnya, berbisik di telinganya. “Clara, udah pagi, bangun”. Ia masih pulas tertidur. Beberapa kali gw membangunkannya dan tidak ada respon. Perlahan gw berbisik, kemudin iseng gw mengendus di lehernya. Clara bergidik namun masih pulas. Tangan kanan gw naik perlahan dari perutnya, menuju dadanya yang tumpah ruah.

    Gw elus perlahan, masih ga ada respon. Gw kemudian cubit pelan putingnya. “mmhh…” Clara bergidik sambil sedikit mendesah. Beberapa kali gw cubit perlahan putingnya, kemudian gw remas pelan dadanya, kiri kanan bergantian. “mhhh, aaahhhh” Clara mendesah sambil masih terlelap, jadi seperti mengigau. Gw mainkan kedua putingnya, sambil gw jilati lehernya.

    Clara semakin mendesah, namun belum ada tanda ia bangun. Tangan gw turun dari dadanya menuju bokongnya. Gw cubit bokongnya, dan ia masih juga belum bangun. Kemudian tangan gw turun sedikit ke selangkangannya, gw elus vagina yang mengintip di antara kedua belah bokongnya. “ahhhh…ahhh” Clara mendesah, bokongnya bergoyang mengikuti pola elusan jari gw di bibir vaginanya. gw kemudian memainkan Clitorisnya yang terjepit di antara bibir vagina dan pahanya. “aaahhhh…mmmmm” desahan Clara makin mejadi, tubuhnya bergoyang, namun masih seperti orang mengigau. Vaginanya perlahan basah, dan bahkan sudah hampir banjir.

    Penis gw udah berdiri tegak, antara sange dan berdiri ketika pagi. Gw selesaikan gesekan jemari gw di vagina Clara. gw kemudian memegang penis gw, mengarahkannya ke antara dua bokong Clara. gw gesekan perlahan penis gw di bibir vagina yang mengintip tersebut. “mmhhh” Clara mendesah kembali, disertai bokongnya yang bergoyang perlahan.

    Gw mengira-ngira di mana letak lobang vaginanya, gw arahkan kepala penis gw tepat di depan lobang vaginanya, dan perlahan gw memasukan penis gw ke dalam vagina Clara. kepala penis gw kini sudah masuk, menyisakan batang penis yang sudah keras di luar. Tangan kanan gw kemudian meremas melebarkan bokong Clara dan dengan kekuatan penuh gw benamkan seluruh penis gw ke dalam vagina Clara. “huaaaaahhh” Clara sedikit berteriak ketika sodokkan gw langsung membenamkan seluruh penis gw ke dalam vaginanya yang sudah basah. Langsung gw sodok cepat Clara. posisi ini membuat vaginanya terasa lebih sempit. Penis gw seperti dijepit oleh ruang hangat yang telah basah. Tangan kanan gw naik dan langsung meremas dada Clara.

    Beberapa lama gw menggoyang Clara barulah ia bangun, “mmhhh aaahhh maas enaaaak, teruuus” Clara bangun langsung meracau. Tangannya langsung merangkul kepala gw. tangan gw kemudian mengangkat kaki kanan Clara, membukanya lebar, kemudian tangan gw langsung menyusup ke perutnya dan turun ke vaginanya. di balik rambut-rambut halus vagina itu gw mainkan Clitoris Clara sambil masih memompanya. Kepala Clara menengadah sambil terus meracau “hhhaaaahhh teruus… teruus mas teruus, Clara mau pipis”. Beberapa sodokan kencang membuat tubuh Clara membusung, tangannya kencang merangkul kepala gw, tubuhnya bergetar, sesaat kemudian gw merasakan penis gw diguyur cairan hangat yang begitu deras disertai lenguhan panjang Clara. memastikan ia selesai orgasme baru gw cabut penis gw, dan cairan putih mengalir keluar vaginanya, membasahi bulu-bulu halus yang sudah lembab.

    Gw kemudian membalik tubuh Clara, memeluknya erat dan mencium bibirnya mesra, “selamat pagi Clara”. Clara tersenyum manja, ia memeluk gw erat sehingga penis gw yang masih berdiri tegak menempel di perutnya. “pagi mas, pagi-pagi Clara udah dientot aja mas” timpalnya sambil tersenyum manja. “ya kamu dibangunin ga bisa, memek udah basah, tusuk aja lah, hehehe. Marah ya?” balas gw kemudian. Clara menggeleng, “enggak, alarmnya enak banget mas.

    Clara biasa bangun sebel kalo bunyi alarm, kalo ini enak”. Jawaban diiringi dengan tawa kami pagi itu. “kamu enak, mas kentang nih” timpal gw. “uuu kaciaan dedeknya belum keluar yaa” canda Clara sambil tangannya perlahan mengocok penis gw yang masih berdiri tegak. “masukin lagi ya?” tanya gw minta ijin. Clara bangkit duduk sambil tangannya masih memegang penis gw. “bukan ga mau mas, Clara lemes entar gabisa kuliah, disepong aja yaa?” jawabnya. Yang tanpa menunggu balasan gw, wajahnya mengarah ke penis gw dan langsung menjilati kepala penis gw. perlahan Clara mengulum penis gw sambil tangannya mengocok batang penis gw. kuluman yang penuh gairah disertai lenguhan-lenguhan yang bisa gw dengar di sela-sela kulumannya.

    Clara kemudian memposisikan tubuhnya berlutut di antara paha gw. ia melepas kulumannya, menegakkan penis gw, kemudian menjepitnya di antara kedua dadanya. Ya, dada Clara cukup besar untuk bisa benar-benar menjepit penis gw dan mengocoknya. Namun posisi ini keliatan susah buat dia. Jadi gw minta ia berhenti dan tidur telentang di tempat gw. kemudian gw berlutut di atas perutnya, ia kembali menjepitkan dadanya di penis gw. gw bergerak maju mundur beraturan dengan pola Clara mengocokkan dadanya.

    Sesekali kepalanya berusaha menjangkau kepala penis gw. agak susah keliatannya tapi ia berhasil mengulum kepala penis gw sambil dadanya mengocok penis gw. sensasi unik ini membuat gw sangat bergairah. Dan tak perlu waktu lama untuk gw sampai ke puncaknya. “ahhh mau keluaar” dan *crot crot crot crot* empat semburan bersarang ke wajah cantik Clara. ia menjilati sperma gw yang mendarat di sekitar mulutnya. Clara tersenyum puas dengan wajah belepotan sperma.

    Rehat sejenak baru kami kemudian mandi. Jujur kamar mandi gw ga cukup lebar untuk bisa dipakai berdua. Sehingga tak banyak yang bisa kami lakukan. Setelah Clara membersihkan sperma gw yang mulai mengering di wajahnya, kami mengguyur badan masing-masing. Clara menuangkan sabun di dadanya, dan menggunakan dadanya untuk menyabuni gw.

    Iia menempelkan dadanya di seluruh tubuh gw, kemudian berlutut dan membenamkan penis gw yang masih tertidur di dadanya. “dedek bangun dedek” candanya sambil menggosok-gosokan dadanya yang penuh sabun di penis gw. “jangan ganggu dedek tidur, ntar kalo bangun kamu lemes” balas gw disertai tawa Clara. selesai menyabuni gw. Setelah sedikit membilasnya, gantian gw menuangkan sabun di telapak tangan gw dan mulai menyabuni tubuh Clara.

    ia berdiri membelakangi gw. gw oleskan ke seluruh tubuhnya, dan terakhir dadanya. Gw mengolesi sambil meremas-remas dadanya. Tubuhnya mencilat, air bercampur sabun diterpa cahaya. Membuat perlahan penis gw bangkit kembali. Gw kemudian mencoba mengambil sikat gigi, namun sengaja menjatuhkannya. “yah ambilin dong tolong” pinta gw.

    Clara membungkuk berusaha mengambil sikat gigi yang terjatuh, dengan cepat gw arahkan penis gw yang sudah meninggi ke vagina clara, “aaaaahhhhhhh” Clara melenguh kencang ketika penis gw menyeruak masuk ke dalam vaginanya. tangannya yang semula ingin mengambil sikat gigi langsung bertopang ke tembok. Gw memegang panggul Clara sebagai tumpuan dan langsung memompanya perlahan. “sshhh aahhh alibi banget ngambil sikat gigi maas…ahhh” Racau Clara menyadari permintaan gw Cuma alibi. “ahh mas, enak…ahhh, udah jam segini mas…ahh” Clara meracau keenakan namun juga menyadari jam kuliahnya hampir tiba. Baru sekitar 3 menit gw cabut penis gw.

    ga enak juga kalo dia ampe ga masuk kuliah, kentang sebenernya sih, tapi mau gimana lagi. Clara bangkit, membilas tubuhnya. Kemudian berbalik dan langsung mencium gw. lidahnya langsung liar menyeruak. Gw membalas pelukannya, sambil meremas bokongnya. Cukup lama kami berciuman, hingga Clara yang melepaskan ciuman kami. ia kemudian menggenggam penis gw, “sabar ya dedek, nanti Clara puasin kamu deh” ujar Clara. “janji?” tanya gw kemudian. Clara membalasnya dengan senyuman nakal, lalu memeluk gw.

    Selesai mandi kami bergantian handukan. Keluar kamar mandi gw duduk di bibir ranjang. Gw memandanginya yang sedang mengeringkan tubuhnya. Ia sadar kalo pandangan gw tertuju padanya ketika ia akan memakai celana dalamnya, “kenapa mas?” tanyanya. “yah kamu make baju, mau liat kamu telanjang lebih lama” jawab gw sambil terus memandangi dadanya yang berguncang liar. “iya mas entar kita main lagi, puasin deh liat Clara telanjang” jawabnya sambil berpakaian. “masih lama ya? Pengen terus liat kamu telanjang aja boleh?” tanya gw diselingi sedikit tawa. “yeeh masuk angin dong clara kalo telanjang terus” jawab Clara setengah bercanda. Selesai berpakaian, kami kemudian turun. Gw mengantar Clara ke kosannya, untuk berganti baju dan menyiapkan bawaan kuliahnya. Kemudian berangkat menuju kampus.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kemaluanku dibikin Puas

    Cerita Sex Kemaluanku dibikin Puas


    1906 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kemaluanku dibikin PuasCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perselingkuhan istri yang mana di dalam bahtera rumah tangganya dia tidak merasakan kepuasan seks terhadap suaminya, dan bernecana untuk menjalain hubungan dengan pria yang lebih muda darinya, dan akhrinya sang istri tersebut berkenalan dengan salah satu pemuda dan bagaiman kisah selanjutnya mari kit abaca bersama dibawah ini:

    Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai arsitek swasta, tugasnya boleh dibilang tidak kenal waktu. Walaupun dia sangat mencintaiku, bahkan mungkin memujaku, aku sering kesepian.

    Aku sering sendirian dan banyak melamun membayangkan betapa hangatnya dalam sepi itu Mas Adit, begitu nama suamiku, ngeloni aku.

    Saat-saat seperti itu membuat libidoku naik. Dan apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku ambil buah ketimun yang selalu tersedia di dapur. Aku melakukan masturbasi membayangkan dientot oleh seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga meraih kepuasan.

    Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah di atas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Parno ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku.

    Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Parnolah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget.

    Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar dan kokoh walaupun tua, aku bayangkan kontol Pak Parno juga kekar dan kokoh. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot kontol macam itu ..

    Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget.

    Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini..

    Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya.

    Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.

    Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.

    ‘Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Parno mau ke Senen, mbonceng saja sama dia’, Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain.

    ‘Emangnya Pak Parno mau cari apaan?, aku nanya.

    ‘Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya’, Pak Parno yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.

    ‘Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Parno, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti’. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.

    Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Parno yang nyopirin Kijangnya.

    Udara AC di mobil Pak Parno nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.

    Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Parno yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya.

    Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang.

    Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Parno nyelonong menepuk pahaku. ‘Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?’, sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an.

    Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong.

    ‘Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..’, walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Parno di pahaku ini bukan hal yang aneh.

    Tetapi rupanya Pak Parno nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, ‘Ooo, yyaa.. aku tahu ..’, tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.

    Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Parno merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan.

    Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus.

    Pak Parno mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku.

    Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Parno meremas pahaku. ‘Dik Maarr..’, dia berbisik sambil menengok ke aku.

    Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Parno sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan.

    Selepas itu tangan Pak Parno dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok.

    Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan Pak Parno itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal.

    Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Parno kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi.

    Langsung tangan Pak Parno meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Parno. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.

    Sekali aku nyeletuk,

    ‘N’tar dilihat orang Pak’,

    ‘Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam’, aku percaya dia.

    Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Parno juga menggelora,

    ‘Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?’, dia berbisik ..

    ‘Kemana..?’, pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..

    ‘Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..’.

    ‘Terserah Pak Parno.., Tapinya n’tar ditungguin orang-orang .., n’tar orang-orang curiga .. lho’.

    ‘Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.’, sambil Pak Parno mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain ‘sejam’??

    Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Parno membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Pak Parno ini pasti sudah biasa begini. Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya.

    Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan.

    Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Parno ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain.

    Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Parno. Pasti dia akan menjagaku, melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut. Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya.

    Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku.

    Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan ‘jalan-jalan dulu’ Pak Parno ini.

    Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Parno menuju ke sebuah garasi yang terbuka.

    Dia acungkan tangannya agar Pak Parno langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Parno mematikan mesin mobilnya.

    ‘Nyampai Dik Mar ..’,

    ‘Di mana ini Pak ..?’, terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Parno mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis ‘motel’ yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.

    Pak Parno tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Parno yang langsung mencium mulutku dan melumat.

    Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Pak Parno menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Parno ini.

    Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit. Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..

    Sambil melumat, tangan-tangan Pak Parno juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku.

    Bibir Pak Parno melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh .. Pak Parnoo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk.

    ‘Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..’, Pak Parno menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini.

    Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor motel itu. Pak Parno menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar. Aku terserah Pak Parno saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing.

    Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Parno sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Pak Parno itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, ‘Sini Dik Mar .. ‘, uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku.

    Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar motel dengan seseorang, yaitu Pak Parno, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..’Sini Dik Mar’, itu .. terasa sangat erotis di telingaku.

    Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya.

    Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Parno menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini.

    ‘Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..’.

    Bukan main ucapan Pak Parno. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Parno yang gagah ini. Pak Parnoo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.

    Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus juga ludahku.

    Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya.

    Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee..

    Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku.

    Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi. Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Parno berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu.

    Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu.

    Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku ..Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass ..

    Pak Parno terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku.

    Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.

    Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Pak Parno tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Parno berhasil membuatku orgasme.

    Saat orgasme itu datang, kurangsek balik Pak Parno. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Pak Parno.

    Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau mulutku.

    Dan saat orgasme itu memuncratkan cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai.

    Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. “Sperma” perempuan yang berupa cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini.

    Saat telah reda, kurasakan tangan Pak Parno mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga mulai merasai kembali sejuknya AC kamar motel itu.

    ‘Dik Mar, Dik Mar hebat banget yaa hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu yaahh ..’, suara Pak Parno itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini.

    Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari kesetiaanku pada Mas Adit suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Pak Parno, Pak RT kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Adit .. Ooohh .. maass ..maafkanlah aakuu .. maass..

    Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah orgasmeku tadi, Pak Parno terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke pinggulku, perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku.

    Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. Mataku memandangi langit-langit kamar motel itu. Menembusi atapnya hingga ke awang-awang. Kulihat Mas Adit sedang sibuk di depan meja gambarnya, sebentar-sebentar stip Staedler-nya menghapus garis-garis potlod yang mungkin disebabkan salah tarik.

    Mungkin semua ini hanyalah soal perlakuan. Hanyalah perlakuan Mas Adit yang sepanjang perkawinan kami tidak sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan biologisku. Lihat saja Pak Parno barusan, hanya dengan lumatan bibirnya pada ketiakku dan kobokkan jari-jarinya yang menari-nari di kemaluanku, telah mampu memberikan padaku kesempatan meraih orgasmeku. Sementara kamu Mas, setiap kali kamu menggumuliku segalanya berjalan terlampau cepat, seakan kamu diburu-buru oleh pekerjaanmu semata. Kamu peroleh kepuasanmu demikian cepat.

    Sementara saat nafsuku tiba dengan menggelegak, Mas Adit sudah turun dari ranjang dengan alasan ada yang harus diselesaikan, si anu sudang menunggu, atau si anu besok mau pergi dan sebagainya. Kamu ternyata sekali sangat egois. Kamu biarkan aku tergeletak menunggu sesuatu yang tak pernah datang. Menunggu Mas Adit yang hanya memikirkan kebutuhannya sendiri. Yang aku nggak tahu kapan itu datangnya .. Sepertinya aku menunggu Godotku .., menunggu sesuatu yang aku tahu nggak akan pernah datang padaku ..

    ‘Dik Marni capek ya ..’, bisikkan Pak Parno membangunkan aku dari lamunan.

    ‘Nggak Pak. Lagi narik napas saja .. Tadi koq nikmat banget yaa .., sedangkan Pak Parno belum ngapa-apain padaku .. Pakee .. Pak Parno juga hebat lhoo .. Baru di utik-utik saja aku sudah kelabakkan .. Hi hi hi ..’, aku berusaha membesarkan hati Pak Parno yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini.

    Rupanya Pak Parno hanya ingin nge-cek bahwa aku nggak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri kemejanya, celana panjangnya dan kemudian celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain telanjang bulat di depanku selain Mas Adit suamiku. Wuuiihh .. aku sangat tergetar menyaksikan tubuh Pak Parno.

    Pada usianya yang lebih dari 55 tahun itu, sungguh Pak Parno memiliki tubuh yang sangat seksi bagi para wanita yang memandangnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan.

    Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua putting susu besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan perempuan-perempuan binal. Dari tampilan tubuhnya yang kekar dan macho ini, aku lihat Pak Parno adalah sosok penggemar olahraga yang fanatik. Otot-otot di tubuhnya menunjukkan dia sukses berolahraga selama ini.

    Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah .. kontolnya .. Aku belum pernah melihat kontol lelaki lain .. Kontol Pak Parno sungguh-sungguh merupakan kontol yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini. Kontol itu besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan dan sangat indah.

    Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh merupakan paduan erotis dan powerful. Sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu seakan menunggu mulut atau kemaluan para perempuan yang ingin melahapnya.

    Sesudah telanjang Pak Parno juga menarik pakaianku, celana jeansku yang sedari tadi masih di separoh kakiku, kemudian blus serta kutangku dilepasnya. Kini aku dan Pak Parno sama-sama telanjang bulat. Pak Parno rebah di antara pahaku. Dia langsung nyungsep di selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn .. Kenapa cara begini ini nggak pernah aku dapatkan dari Mas Aditt ..

    Lidah kasar Pak Parno menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat.

    Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Pak Parno dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.

    Tak lama kemudian, Pak Parno memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Pak Parno maupun bagi aku. Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Pak Parno, dan sebaliknya Pak Parno tidak kelelahan untuk terus menciumi kemaluanku. Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir kemaluanku. Dan desahan Pak Parno dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak bisa disembunyikan.

    Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan. Pak Parno sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul. Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya dimana Pak Parno sendiri juga tidak tahan. Rintihan serta desahan nikmat yang keluar dari mulutku merangsang nafsu birahi Pak Parno tidak bisa terbendung.

    Sesudah menurunkan kakiku, Pak Parno langsung merangkaki tubuhku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan kontol orang lain selain suamiku merambah dan menembus memekku.

    Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar .. menunggu kontol Pak Parno menembus kemaluanku .. Aku hanya bisa pasrah .. Aku nggak mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini .. Maafin aku Mas Adit ..

    Aku menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir vaginaku. Rasa kejut saraf-saraf di bibir vaginaku langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubang vaginaku menjadi menyempit. Dan akibatnya seakan tidak mengijinkan kontol Pak Parno itu menembusnya. Dan itu membuat aku penasaran,

    ‘Santai saja Mar, biar lemesan..’, terdengar samar-samar suara Pak Parno di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala.

    ‘Pakee .. Pakee .. ayyoo .. Pakee tulungi saya Pakee .. Puas-puasin ya Pakee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Pakee ..’, kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.

    ‘Iyaa Dik Marr .. Sebentar yaa Dik Marr ..’, suara Pak Parno yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.

    Kepala helm tentara itu akhirnya berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Menyilahkan kontol Pak Parno menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya.

    Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan batang yang hangat panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Terus terang belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh kontol Mas Adit.

    Dengan sisa ruang yang longgar, kontol suamiku itu paling-paling menembus ke vaginaku sampai tengahnya saja. Saat dia tarik maupun dia dorong aku tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya kontol Pak Parno mengisi rongga vaginaku saat ini.

    Kemudian Pak Parno mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Pantatku langsung pintar.

    Saat Pak Parno menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat Pak Parno menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya.

    Demikian secara beruntun, semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt ..ceppaatt. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Pak Parno mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan mata Pak Parno sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya.

    Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu nampak bergoyang, semakin kabur, kabur, kabur. Sementara rasa nikmat semakin dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.

    ‘Mirnaa .. Ayyoo.. Enakk nggak kontol padee Mirr, enak yaa.. enak Mirr .. ayyoo bilangg enak mana sama kontol si Adit .. Ayoo Mirr enak mana sama kontol suamimu ayoo bilangg ayyoo enakan manaa ..’, Pak Parno meracau.

    ‘Pakee .. enhaakk.. pakee.. Enhakk kontol pakee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. pakee.. Enakan kontol Pak Parnoo ..’.

    Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Tanpa terasa pergumulan birahi ini sudah berjalan lebih dari 1 jam. Suasana erotis tampak sangat indah dan menonjol. Erangan dan desahan erotik keluar bersahut-sahutan dar mulut kami. Kulihat tubuh kekar Pak Parno tampak berkilatan karena keringatnya.

    Dan hal itu membuat Pak Parno jauh terlihat seksi di mataku. Kulihat keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas kupermainkan putting susunya yang bekilatan itu.

    Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Dan Pak Parno yang merasakan itu, tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan kurasakan tangan-tangannya yang kasar merambahi payudaraku.

    Pada akhirnya, setelah hampir 2 jam kami bercinta, aku mendapat orgasmeku 2 kali secara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn .. hanya dari Pak Parno aku bisa meraih multi orgasmeku inii .. Oohh Pak Parnoo.. terima kasihh .. Pak Parno mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo .. Pakee biar aku yang memuaskan kamuu .. 10 menit kemudian…

    Dan kontol Pak Parno aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Pak Parno berkali-kali muntah di dalam vaginaku.

    Uhh .. Aku jadi lemess bangett .. Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat tubuhku serasa di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang motel ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki bukan suamiku,

    Pak Parno. Dan aku heran .. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku pada Mas Adit. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Pak Parno tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan dari Pak Parno yang sangat hebat.

    Di motel ini aku mengalami 3 kali orgasme. Dua kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan dan yang pertama sebelumnya, yang hanya dengan gumulan, ciuman dan jilatan Pak Parno di ketiakku sembari tangannya ngobok-obok kemaluanku aku bisa mendapatkan orgasme yang sangat memberikan kepuasan pada libidoku.

    Hal itu mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi yang timbul dari sikap penyelewengan yang baru sekali ini aku lakukan. Yaa.. pada akirnya aku toh berhak mendapatkannya .. tanpa menunggu Mas Adit yang sangat egois.

    Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat birahi ini, namun Pak Parno mengingatkan bahwa waktu bernikmat-nikmat yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama. Pak Parno khawatir orang-orang rumah menunggu dan bertanya-tanya. Pak Parno mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah kami sanggupi pada Mbak Surti dalam rangka membantu hajatannya.

    Setelah kami mandi dan membersihkan tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata kemacetan jalan menuju ke Senen ini sangat parah di siang hari ini. Dengan adanya pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil macet sudah terasa mulai dari pasar Cempaka Putih. Mobil Pak Parno serasa merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin sehingga panasnya Jakarta tidak perlu kami rasakan.

    Sepanjang kemacetan ini pikiranku selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Pak Parno tadi. Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan berpengalaman menguasai perempuan.

    Dialah yang terbukti telah memberikan padaku kepuasan seksual. Paduan kesabaran, tampilan ototnya yang kekar, postur tegap tubuhnya, serta kontol gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara iklas padanya.

    Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Pak Parno tidak sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara adil dan setara. Dan aku merasakannya .. tapi .. Benar adilkah ..?

    Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Pak Parno hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Pak Parno selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari motel tadi ..?

    Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Pak Parno apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??

    ‘Pak, tadi puas nggak Pak..?’, aku memberanikan diri untuk bertanya.

    ‘Bukan main Dik Mar, aku sungguh sangat puas’, begitu jawabnya.

    Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap ‘gentlemen’. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya. Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.

    ‘Ininya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??’, sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.

    Pak Parno diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.

    ‘Hheehh ..dik Marr .. enak sekali tangan Dik Marr yaa..’.

    Biarlah, biarlah aku akan selalu memberikan yang aku bisa. Dengan berbagai style, tanganku terus meremasi dan mijit gundukkan kontol itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri makin menikmati kenikmatan memijit-mijit itu.

    Dan semakin lama justru aku yang nyata semakin kelimpungan. Aku kenang kembali kontol gede ini yang 40 menit yang lalu masih menyesaki kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikitpun memenuhi rongga vaginaku. Dan ujungnya ini yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke dinding rahimku.. ah nikmatnya ..

    ‘Pakee.. Aku pengin lagii ..’, aku berbisik dengan setengah merintih.

    ‘Kita cari waktu lagi Dik Mar .., gampang.., Dik Mar khan bisa bilang pada Mas Adit, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu’.

    ‘Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..’, sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Pak Parno melihat reaksinya.

    ‘Boleehh ..’, dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Pak Parno berkonsentrasi.

    Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.

    Dengan tidak sabar kubetot kontol Pak Parno dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, kontol Pak Parno mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Dan pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww ..baru sekarang aku berkesempatan memperhatikan kontol ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan dalam genggamanku.

    Rupanya precum Pak Parno telah terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh .. indahnyaa .. bisakah aku nggak bisa menahan diri ..??

    ‘Pak Parno pengin khan..??’, kembali aku berbisik.

    ‘Heehh .. Dik Mar mau bantu Pak Parno nih ..??’, jawaban yang disertai pertanyaan balik.

    ‘Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..’, jawabanku enteng.

    ‘Nggak begitu Dik Mar, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Dik Mar marah nggak kalau aku bilang ini ..??’.

    ‘Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak’.

    ‘Dik Mar pernah mengisep punya Mas Adit khan?’.

    ‘Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Adit rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..’.

    ‘Kalau lihat punya saya inii.?’, dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.

    Masalahnya aku dihadapkan pada sesuatu hal yang bener-bener belum pernah aku lakukan, bahkan pun dalam khayalan seksualku. Pasti yang Pak Parno inginkan adalah aku mau mengisep-isep kontolnya itu, yaa khan? Tapi aku juga berpikir cepat ..

    Tadi sewaktu di motel, Pak Parno membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih. Kemudian dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan cairan-cairan birahiku. Aku jadi ingat prinsip adil dan setara yang aku sebutkan di atas tadi.

    Mestinya aku yaa.. nggak usah ragu-ragu untuk berlaku mengimbangi apa yang telah dilakukan Pak Parno padanya. Dia telah menjilati, menyedoti kemaluanku. Dan aku sangat menikmati jilatan dahsyatnya. Dan sekarang Pak Parno seakan menguji padaku. Bisakah aku bertindak adil dan setara juga pada dia. Aku membayangkan kontol itu di mulutku ..

    ‘Dik Mar, sperma itu sehat lhoo, bersih, steril.. dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong. Cobalah, kontol Pak Parno ini pasti sedap kalau Dik Mar mengulumnya.. ‘, aku sepertinya mendengar sebuah permohonan.

    Aku kasihan juga pada Pak Parno. Mungkin dia sudah mengharapkan sejak awal jalan bersama dari rumah tadi. Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh beberapa waktu yang lalu. Dan kini saat aku sudah berada disampingnya harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba .. Kulihat kembali kontol indah Pak Parno. Yaa.. benar-benar indah..apa artinya indah itu .. Kalau memang itu indah ..sudah semestinya kalau aku menyukainya ..dan kalau aku menyukainya .. mestinya aku nggak jijik ataupun geli .. Dan lihat precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, dan mungkin juga wangi ..dan asin .. Dan.. Banyak lho yang sangat menyukainya .., menjilatinya, meminumnya ..

    Tahu-tahu aku sudah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Pak Parno yang indah itu. Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan .. Ah,.. ujung lidahku kini menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milik Pak Parno. Yaahh .. asinnya yang begitu lembutt..

    ‘Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..’, kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum kontol Pak Parno di mobil yang sempit itu. Kemudian Pak Parno sedikit memundurkan tempat duduknya.

    ‘Dik Marr .. Terus Dik Marr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Dik Marr..’, aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..

    ‘Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Dik Marr .. Aku mau keluar nihh ..’, aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.

    Tetapi apa yang terjadi padaku kini sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku pengin banget merasakan sperma seorang lelaki langsung tumpah dari kontolnya langsung ke mulutku. Dan lelaki itu adalah Pak Parno, yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati, menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh bisa bibir atau lidahku meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini, semua bagian kontolnya itu aku rambah dengan mulutku.

    Dan pengalaman pertama itu akhirnya hadir. Saat mulutku mengkulum batangan gede panjang milik Pak Parno itu, aku rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan kedutan-kedutan berikutnya.

    Kalau yang aku rasakan di motel tadi kedutan-kedutan kontol Pak Parno dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga mulutku. Kontol Pak Parno memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku. Sperma Pak Parno tumpah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya.

    Sperma Pak Parno berleleran di pipiku, daguku, bahkan juga ke kening dan rambut panjangku. Kontol Pak Parno masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa bisa terkuras keluar.

    Mulutku langsung menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini benar-benar memberiku daftar panjang hal-hal baru yang sangat sensasional bagiku. Dan aku makin merasa pasti, hal-hal itu nggak mungkin aku dapatkan dari Mas Adit, suamiku tercinta.

    Sesuai rencana, aku diturunkan di Pasar Senen oleh Pak Parno. Sungguh aku keberatan untuk perpisahan ini. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Pak Parno bagiku. Aku berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi itu.

    Saat aku turun dari taksi sesampai di rumah, Mbak Surti nampak cemberut. Aku biarkan. Pada temen yang lain aku bilang banyak bahan yang aku cari stoknya habis sehingga aku menunggu cukup lama. Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Pak Parno. Mungkin sudah lama lebih dahulu nyampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai.

    Aku pamit pulang sebentar, untuk menengok rumah. Mas Adit belum pulang. Aku mandi lagi sambil mengenang peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibirnya.

    Mungkin jembut Pak Parno tersangkut saat kontolnya keluar masuk menembus memekku. Dan itu biasanya menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun seperti ini.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Istri Teman Ku

    Cerita Sex Bercinta Dengan Istri Teman Ku


    850 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Istri Teman Ku, Kisah ini bermula bisa dibilang kebetulan, temanku punya istri yang sangat cantik dan seksi badanya semok dan payudaranya besar sekali.. penasaran ? mari kita simak kisah ini..

    Di keluagaku memang diajarkan hidup sederhana, karena aku mempunyai saudara 4 & kesemuanya wanita & aku memiliki sebuah cerita aku terinpirasi dari majalah porn yg ada di internet, suatu ketika aku sudah dijodohkan dgn orangtuaku & menikah aku hidup secara mandiri jujur aku juga belum merasakan apa itu pacaran , maka dari ini aku berusaha untuk mendalamai rasa cintaku terhadap istriku.

    Kami coba mengadu nasib di kota Kabupatenku dgn mengontrak rumah yg sangat sederhana. Beberapa bi&g usaha saya coba tekuni agar dapat menanggulangi keperluan hidup kami sehari-hari, namun hingga kami mempunyai 3 orang anak, nasib kami tetap belum banyak berubah.

    Kami masih hidup pas-pasan & bahkan harapanku semula untuk mempertebal kecintaanku terhadap istriku malah justru semakin merosot saja. Untung saja, saya orangnya pemalu & sedikit mampu bersabar serta terbiasa dalam penderitaan, sehingga perasaanku itu tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk kedua orangtua & saudara-saudaraku.

    Entah pengaruh setan dari mana, suatu waktu tepatnya Bulan Oktober aku sempatkan diri berkunjung ke rumah teman lamaku sewaktu kami sama-sama di SMA dulu. Sebut saja namanya Andik.

    Dia baru saja pulang dari Kalimantan bersama dgn istrinya, yg belakangan saya ketahui kalau istrinya itu adalah anak majikannya sewaktu dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di sana. Mereka juga melangsungkan perkawinan bukan atas dasar saling mencintai, melainkan atas dasar jasa & balas budi.

    Sekitar pukul 16.00 sore, saya sudah tiba di rumah Andik dgn naik ojek yg jaraknya sekitar 1 km dari rumah kontrakan kami. Merekapun masih tinggal di rumah kontrakan, namun agak besar dibanding rumah yg kami kontrak.

    Maklum mereka sedikit membawa modal dgn harapan membuka usaha baru di kota Kabupaten kami. Setelah mengamati tanda-tanda yg telah diberitahukan Andik ketika kami ketemu di pasar sentral kota kami, saya yakin tidak salah lagi, lalu saya masuk mendekati pintu rumah itu, ternyata dalam keadaan tertutup.

    “Dog.. Dog.. Dog.. Permisi ada orang di rumah” kalimat penghormatan yg saya ucapkan selama 3 kali berturut-turut sambil mengetuk-ngetuk pintunya, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Saya lalu mencoba mendorong dari luar, ternyata pintunya terkunci dari dalam, sehingga saya yakin pasti ada orang di dalam rumah itu.

    Hanya saja saya masih ragu apakah rumah yg saya ketuk pintunya itu betul adalah rumah Andik atau bukan. Saya tetap berusaha untuk memastikannya. Setelah duduk sejenak di atas kursi yg ada di depan pintu, saya coba lagi ketuk-ketuk pintunya, namun tetap tidak ada tanda-tanda jawaban dari dalam.

    Akhirnya saya putuskan untuk mencoba mengintip dari samping rumah. Melalui sela-sela jendela di samping rumahnya itu, saya sekilas melihat ada kilatan cahaya dalam ruangan tamu, tapi saya belum mengetahui dari mana sumber kilatan cahaya itu.

    Saya lalu bergeser ke jendela yg satunya & ternyata saya sempat menyaksikan sepotong tubuh tergeletak tanpa busana dari sebatas pinggul sampai ujung kaki. Entah potongan tubuh laki-laki atau wanita, tapi tampak putih mulus seperti kulit wanita. Judi Poker Online

    Dalam keadaan biji mataku tetap kujepitkan pada sela jendela itu untuk melihat lebih jelas lagi keadaan dalam rumah itu, dibenak saya muncul tanda tanya apa itu tubuh istrinya Andik atau Andik sendiri atau orang lain.

    Apa orang itu tertidur pula sehingga tersingkap busananya atau memang sengaja telanjang bulat. Apa ia se&g menyaksikan acara TV atau se&g memutar VCD porno, sebab sedikit terdengar ada suara TV seolah film yg diputar.

    Pertanyaan-pertanyaan itulah yg selalu mengganggu pikiranku sampai akhirnya aku kembali ke depan pintu semula & mencoba mengetuknya kembali. Namun baru saja sekali saya ketuk, pintunya tiba-tiba terbuka lebar, sehingga aku sedikit kaget & lebih kaget lagi setelah menyaksikan bahwa yg berdiri di depan pintu adalah seorang wanita muda & cantik dgn pakaian sedikit terbuka karena tubuhnya hanya ditutupi kain sarung. Itupun hanya bagian bawahnya saja.

    “Selamat siang,” kembali saya ulangi kalimat penghormatan itu.

    “Ya, siang,” jawabnya sambil menatap wajah saya seolah malu, takut & kaget.

    “Dari mana Pak & cari siapa,” tanya wanita itu.

    “Maaf dik, numpang tanya, apa betul ini rumah Andik,” tanya saya.

    “Betul sekali pak, dari mana yah?” tanya wanita itu lemah lembut.

    “Saya tinggal tidak jauh dari sini dik, saya ingin ketemu Andik. Beliau adalah teman lama saya sewaktu kami sama-sama duduk di SMA dulu,” lanjut saya sambil menyodorkan tangan saya untuk menyalaminya. Wanita itu mebalasnya & tangannya terasa lembut sekali namun sedikit hangat.

    “Oh, yah, syukur kalau begitu. Ternyata ia punya teman lama di sini & ia tak pernah ceritakan padaku,” ucapannya sambil mempersilahkanku masuk. Sayapun langsung duduk di atas kursi plastik yg ada di ruang tamunya sambil memperhatikan keadaan dalam rumah itu, termasuk letak tempat tidur & TVnya guna mencocokkan dugaanku sewaktu mengintip tadi

    Setelah saya duduk, saya berniat menanyakan hubungannya dgn Andik, tapi ia nampak buru-buru masuk ke dalam, entah ia mau berpakaian atau mengambil suatu hi&gan.

    Hanya berselang beberapa saat, wanita itu sudah keluar kembali dalam keadaan berpakaian setelah tadinya tidak memakai baju, bahkan ia membawa secangkir kopi & kue lalu diletakkan di atas meja lalu mempersilahkanku mencicipinya sambil tersenyum.

    “Maaf dik, kalau boleh saya tanya, apa adik ini saudara dgn Andik?” tanyaku penuh kekhawatiran kalau-kalau ia tersinggung, meskipun saya sejak tadi menduga kalau wanita itu adalah istri Andik.

    “Saya kebetulan istrinya pak. Sejak 3 tahun lalu saya melangsungkan pernikahan di Kalimantan, namun Tuhan belum mengaruniai seorang anak,” jawabnya dgn jujur, bahkan sempat ia cerita panjang lebar mengenai latar belakang perkawinannya, asal usulnya & tujuannya ke Kota ini.

    Setelah saya menyimak ulasannya mengenai dirinya & kehidupannya bersama Andik, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wanita itu adalah suku di Kalimantan yg asal usul keturunannya juga berasal dari suku di Sulawesi.

    Ia kawin dgn Andik atas dasar jasa-jasa & budi baik mereka tanpa didasari rasa cinta & kasih sayg yg mendalam, seperti halnya yg menimpa keluarga saya. Ia tetap berusaha & berjuang untuk menggali nilai-nilai cinta yg ada pada mereka berdua siapa tahu kelak bisa dibangun.

    Anehnya, meskipun kami baru ketemu, namun ia seolah ingin membeberkan segala keadaan hidup yg dialaminya bersama suami selama ini, bahkan terkesan kami akrab sekali, saling menukar pengalaman rahasia rumah tangga tanpa ada yg kami tutup-tupi.

    Lebih heran lagi, selaku orang pendiam & kurang pergaulan, saya justru seolah menemukan diriku yg sebenarnya di rumah itu. Karena senang, bahagia & asyiknya perbincangan kami berdua, sampai-sampai saya hampir lupa menanyakan ke mana suaminya saat ini. Setelah kami saling memahami kepribadian, maka akhirnya sayapun menanyakan Andik (suaminya itu).

    “Oh yah, hampir lupa, ke mana Andik sekarang ini, kok dari tadi tidak kelihatan?” tanyaku sambil menyelidiki semua sudut rumah itu.

    “Kebetulan ia pulang kampung untuk mengambil beras dari hasil panen orangtuanya tadi pagi, tapi katanya ia tidak bermalam kok, mungkin sebentar lagi ia datang. Tunggu saja sebentar,” jawabnya seolah tidak menghendaki saya pulang dgn cepat hanya karena Andik tidak di rumah.

    “Kalau ke kampung biasanya jam berapa tiba di sini,” tanyaku lebih lanjut.

    “Sekitar jam 8.00 atau 9.00 malam,” jawabnya sambil menoleh ke jam dinding yg tergantung dalam ruangan itu. Padahal saat ini tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 7.00 malam.

    Tak lama setelah itu, ia nampaknya buru-buru masuk ke ruang dapur, mungkin ia mau menyiapkan makan malam, tapi saya teriak dari luar kalau saya baru saja makan di rumah & melarangnya ia repot-repot menyiapkan makan malam.

    Tapi ia tetap menyalakan kompornya lalu memasak seolah tak menginginkan aku kembali dgn cepat. Tak lama sesudah itu, iapun kembali duduk di depan saya melanjutkan perbincangannya. Sayapun tak kehabisan bahan untuk menemaninya. Mulai dari soal-soal pengalaman kami di kampung sewaktu kecil hingga soal rumah tangga kami masing-masing.

    Karena nampaknya kami saling terbuka, maka sayapun berani menanyakan tentang apa yg dikerjakannya tadi, sampai lama sekali baru dibukakan pintu tanpa saya beritahu kalau saya mengintipnya tadi dari selah jendela. Ka&g ia menatapku lalu tersenyum seolah ada sesuatu berita gembira yg ingin disampaikan padaku.

    “Jadi bapak ini lama mengetuk pintu & menunggu di luar tadi?” tanyanya sambil tertawa.

    “Sekitar 30 menit barangkali, bahkan hampir saya pulang, tapi untung saya coba kembali mengetuk pintunya dgn keras,” jawabku terus terang.

    “Ha.. Ha.. Ha.. Saya ketiduran sewaktu nonton acara TV tadi,” katanya dgn jujur sambil tertawa terbahak-bahak.

    “Tapi bapak tidak sampai mengintip di samping rumah kan? Maklum kalau saya tertidur biasanya terbuka pakaianku tanpa terasa,” tanyanya seolah mencurigaiku tadi. Dalam hati saya jangan-jangan ia sempat melihat & merasa diintip tadi, tapi saya tidak boleh bertingkah yg mencurigakan.

    “Ti.. Ti.. Dak mungkin saya lakukan itu dik, tapi emangnya kalau saya ngintip kenapa?” kataku terbata-bata, maklum saya tidak biasa bohong.

    “Tidak masalah, cuma itu tadi, saya kalau tidur jarang pakai busana, terasa panas. Tapi perasaan saya mengatakan kalau ada orang tadi yg mengintipku lewat jendela sewaktu aku tidur. Makanya saya terbangun bersamaan dgn ketukan pintu bapak tadi,” ulasnya curiga namun tetap ia ketawa-ketawa sambil meman&giku.

    “M.. Mmaaf dik, sejujurnya saya sempat mengintip lewat sela jendela tadi berhubung saya terlalu lama mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Jadi saya mengintip hanya untuk memastikan apa ada atau tidak ada orang di dalam tadi. Saya tidak punya maksud apa-apa,” kataku dgn jujur, siapa tahu ia betul melihatku tadi, aku bisa dikatakan pembohong.

    “Jadi apa yg bapak lihat tadi sewaktu mengintip ke dalam? Apa bapak sempat melihatku di atas tempat tidur dgn telanjang bulat?” tanyanya penuh selidik, meskipun ia masih tetap senyum-senyum.

    “Saya tidak sempat melihat apa-apa di dalam kecuali hanya kilatan cahaya TV & sepotong kaki,” tegasku sekali lagi dgn terus terang.

    “Tidak apa-apa, saya percaya ucapan bapak saja. Lagi pula sekiranya bapak melihatku dalam keadaan tanpa busana, bapak pasti tidak heran, & bukan soal baru bagi bapak, karena apa yg ada dalam tubuh saya tentu sama dgn milik istri bapak, yah khan?” ulasnya penuh canda. Lalu ia berlari kecil masuk ke ruang dapur untuk memastikan apa nasi yg dimasaknya sudah matang atau belum.

    Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Andik belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Andik mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dgn istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dgn alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Andik berteriak melarangku & katanya,

    “Tunggu dulu pak, nasi yg saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Andik datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu & mau makan malam bersama di rumahnya.

    Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hi&gan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yg santai & penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyg & baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.

    “Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyg sekali.

    Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yg baru saja kulihat sepotong tubuhnya yg mulus & putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yg mulai miring. Siapa tahu ada setan yg memanfaatkannya.

    “Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.

    “Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan & keterbukaannya” balasnya.

    Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil meman&gi sudut-sudut ruangannya & aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi.

    Ternyata betul, wanita itulah tadi yg berbaring di atas tempat tidur itu, yg di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membaygkan kalau wanita yg baru saja saya temani bicara & makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yg saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.

    Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yg main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dgn puncak keinginanku, tiba-tiba,

    “Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.

    “Wah, itu film kesukaanku, tapi saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn cepat & suara agak lantang.

    “Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara & sudah saling terbuka” katanya penuh harap.

    Lalu saya bangkit & masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dgnnya. Aku agak malu & takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.

    Awalnya kami biasa-biasa saja, hening & serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yg katanya lebih bagus & lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya & ingin juga menyaksikannya. Aku cemas & khawatir kalau-kalau VCD yg ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yg kuharapkan.

    Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur & kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul & terjadi perbincangan yg serius antara seorang pria & seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.

    Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dgn film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan & berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi & meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dgn tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yg membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang & membesar, sekujur tubuhku gemetar & berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku.

    Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pan&gannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut & malu mengutarakan isi hatiku.

    “Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.

    “Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau & suka sekali.

    “Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.

    “Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dgn tenang & jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton & praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.

    “Tapi kakak suka nonton & permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.

    “Suka sekali & kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.

    “Jika istri kakak tidak suka & tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas & berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.

    Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi & bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri & ke kanan, akupun membalasnya dgn lahap sekali.

    Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya & sudah sering memegangnya.

    Tapi kali ini, rasanya lain daripada yg lain, sedikit lebih mulus & lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yg membuka baju yg dikenakannya, tiba-tiba terbuka dgn lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dgn menantang.

    Akupun memperaktekkan apa yg barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat & mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Ka&g kugigit sedikit & kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda a&ya rasa sakit.

    Selama hidupku, baru kali ini aku melihat peman&gan yg indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yg dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri & sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu.

    Putih, mulus & tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat & merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dgn kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dgn warna agak kemerahan.

    Ingin rasanya aku telan & makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dgn lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit & terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.

    “Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yg kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama meman&gnya.

    Ia langsung serobot saja & menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dgn memasukkan penisku ke mulutnya & menggocoknya dgn cepat & berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat.

    Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dgn kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, & menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu & perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri & ke kanan maju & mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.

    “Dik, model yg bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yg ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.

    “Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yg kakak anggap lebih nikmat & lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yg agak menambah gairah sexku.

    “Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah & berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.

    “Dik, gimana kalau saya berbaring & adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goygannya,” pintaku pa&ya.

    “Aku ini sudah hampir memuncak & sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.

    Tanpa kami rasakan & pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.40 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya & betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dgn istri teman lamaku itu.

    Namun saygnya, karena keasyikan & keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dgn posisi saya di bawah & dia di atas memompa serta menggoyg kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya & diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh & tidur terlentang hingga pagi.

    Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yg mengecam & pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yg harus saya perbuat.

    Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dgn wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali & kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu & langsung pamit & sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan.

    Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yg melihatku sehingga saya yakin tidak ada yg mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu & bermalam bersama dgn sahabat lamaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Ngewek Suamiku Payah Kalo Diranjang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Suamiku Payah Kalo Diranjang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1850 views

    Perawanku – Suatu saat ketika suamiku akan mendapatkan tugas kantornya selama dua bulan,
    malam sebelumnya kita saling berdebat, aku tetap ingin ikut karena dua bulan bukan
    waktu yang singkat dan supaya tetep bisa nampung maninya dalam rangka bikin
    anak. Karena kesibukannya menyiapkan kepergiannya sudah tiga minggu aku tidak
    dienjot oleh suamiku.

    Dia coba menenangkan aku dengan iming2 akan dibawakan
    oleh oleh dari belanda, aku tetap kecewa. Malem itu, aku dienjot oleh suamiku, tapi
    karena dia gak konsentrasi sebentar aja udah muncrat. Seperti biasa kalu udah
    muncrat dia langsung tidur. Aku memang mengharapkan kenikmatan, tapi aku tau
    bahwa suamiku payah kalo diranjang, yah akhirnya hanya menjadi menampung
    maninya saja . Pagi hari setelah suamiku berangkat ke airport , aku menyediakan
    makan pagi, kali ini hanya untuk kakak iparku saja yang diminta suamiku untuk
    menemani aku selama dia pergi. setelah siap aku memanggil kakak iparku.

    “Mas,
    sarapan mas..”. Aku memanggilnya sembari mendorong pintunya untuk melongok
    kedalam kamar, ternyata dia masih tidur dengan hanya memakai cd. Napsuku
    timbul lagi melihat pemandangan indah, tubuh yang kekar dan dadanya yang
    bidang hanya dibalut sepotong cd dimana terlihat jelas batangnya besar dan
    panjang tercetak dengan jelas di cdnya. Kayaknya batangnya dah tegang berat.
    Tanpa disadari aku menggunggam sendiri, “.. Ohh mas seandainya kau suamiku
    akan kupeluk tubuhmu yang perkasa ini..”. Walaupun suara aku lirih tetapi ternyata
    dia dapat mendengarnya, dia terbangun dan tersenyum melihatku.

    “Kenapa Sin,
    kamu gak puas ya dengan suamimu”. Aku jadi tersipu malu. “Sarapan dulu mas, ntar
    dingin”, kataku sambil keluar kamar. Lama kutunggu tapi dia gak keluar juga dari
    kamar, sementara itu napsuku makin berkobar membayangkan batangnya yang
    besar dan panjang itu. “Mas”, panggilku lagi, tapi tetap gak ada jawaban.

    Aku berdiri
    dan kembali ke kamarnya. Dia rupanya sedang telentang sambil mengusap2
    batangnya dari luar cdnya. Ketika dia melihat aku ada dipintu kamar, sengaja dia
    pelan2 menurunkan cdnya sehingga nongollah batangnya yang besar mengacung
    dengan gagahnya. Aku terbelalak ngeliat batang segede itu. “Kamu pengen
    ngerasain batangku ya Sin”, katanya terus terang. “Belum pernah ya ngerasain
    batang segede aku punya. Aku juga napsu ngeliat kamu Sin, bodi kamu
    merangsang banget deh”.

    Dia bangun dalam keadaan telanjang bulat menuju ke
    tempat aku berdiri. batangnya yang tegang berat berayun2 seirama jalannya. DIa
    segera memelukku dan menarikku ke ranjang, dirumah memang gak ada siapa2
    lagi. Dasterku segera dilepaskannya, begitu juga bra dan cdku. Dia meneguk liur
    memandangi tubuh telanjang ku yang mulus, dada yang besar dengan pentil yang
    dah mengeras dan jembiku yang lebat menutupi meqiku dibawah sana.

    Kemudian
    dia mencium serta mengulum bibirku. Aku balas memeluknya. bibirku digigitnya
    pelan pelan, bibirnya turun terus menciumi seluruh lekuk tubuhku mulai dari leher
    terus kebawah kepentilku, dikulumnya pentilku yang sudah mengeras, aku merintih
    rintih karena nikmat. Aku menekan kepalanya ke dadaku sehingga wajahnya
    terbenam di dadaku. Dia terus menjelajahi tubuhku, dijilatinya pelan dari bagian
    bawah dadaku sampe ke puser. Aku makin mendesis2, apalagi ketika jilatannya
    sampe ke meqiku yang berjembi tebal. Dia menjilati jembiku dulu sampe jembiku
    menjadi basah kuyup, pelan pelan jilatannya mulai menyusuri bibir meqiku terus ke
    klitku. Ketika lidahnya menyentuh klitku, aku terlonjak kegelian.

    Dia menahan kakiku
    dan pelan2 dikuakkannya pahaku sehingga kepalanya tepat berada diantara pahaku.
    Lidahnya menyusupi meqiku dan menjilati klitku yang makin membengkak. meqiku
    berlendir, dia menjilati lendir yang keluar. Aku gak tahan lagi, aku mengejan dengan
    suara serak, tanganku mencengkeram seprei dan kakiku menjepit kepalanya yang
    ada diselangkanganku. Aku nyampe. “Mas, nikmat banget deh, padahal belum
    dienjot ya”, kataku mendesah. Dia diam saja, dan berbaring telentang. “Kamu diatas
    ya Sin, biar masuknya dalem”, ajaknya. aku mulai mengambil posisi berjongkok
    tepat diantara batangnya yang sudah tegang berat.

    “Aku masukkin batangku ke
    meqi kamu ya Sin”, katanya sambil mengarahkan batangnya menyentuh bibir
    meqiku. Dia tidak masuk menekankan batangnya masuk ke meqiku tapi
    digesek2kan di bibir meqiku yang berlendir sehingga kepalanya yang besar itu
    basah dan mengkilap.Aku terbuai, dengan mata terpejam aku mendesah2 saking
    napsunya, “mas, masukin dong.” aku mulai menekan kepala batangnya yang sudah
    pas berada di mulut meqiku. Pelan2 batangnya menyusup kedalam meqiku, “Akh
    mas, gede banget”, erangku. “Apanya yang besar Sin”, dia memancing reaksiku.
    “Punyanya maass..!!” “..Apa namanya..?” dia memancing lagi, aku langsung aja
    menjawab, “batang mas, besar sekali”. Dengan sekali hentakan keatas batangnya
    menyeruak masuk meqiku. “Ooh mas, pelan2 mas”, aku mendesah lirih. Mataku
    terbeliak, mulutku terbuka, tanganku mencengkeranm seprei kuat2.

    Bibir meqiku
    sampe terkuak lebar seakan tidak muat untuk menelan batang besarnya. “meqi
    kamu sempit sekali Sin”, jawabnya. aku mulai berirama menaik turunkan pantatku,
    batangnya masuk merojok meqiku tahap demi tahap sehingga akhirnya ambles
    semuanya. Pelan2 dia ikut bergoyang menarik ulur batang besarnya. Aku mulai
    merasa sensasi yang luar biasa nikmatnya. meqiku yang sudah licin terasa penuh
    sesak kemasukan batangnya yang besar, batangnya terasa banget menggesek
    meqiku yang sudah basah berlendir itu. “Mas, enak banget mas, terus mas”,
    erangku. “Terus diapain Sin”, jawabnya menggoda aku lagi. “Terus enjotin meqi
    Sintia mas”, jawabku to the point. “enjotin pake batang gede mas”.

    Enjotannya dari
    bawah makin menggebu sehingga aku makin menggeliat2. AKu memeluknya dan
    mencium bibirnya dengan garesif, dia menyambut ciumanku. Nafasku memburu
    kencang, lidahku saling mengait dengan lidahnya, saling menyedot. Kemudian dia
    menggulingkan aku sehingga aku dibawah, dia mulai mengenjotkan batangnya
    keluar masuk dengan cepat. aku mengangkangkan pahaku lebar2, supaya dia lebih
    mudah menyodokan batangnya keluar masuk. Keluar masuknya batangnya sampe
    menimbulkan suara berdecak2 yang seirama dengan keluar masuknya batangnya,
    karena basahnya meqiku. “Mas, enak sekali batangmu mas, enjotin meqi Sintia
    yang cepet mas, nikmat banget”, desahku. “Ooh meqi kamu sempit banget Sin,
    terasa banget sedotannya. Nikmat banget deh”, jawabnya sambil terus
    mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Enjotannya makin ganas, pentilku
    diemut2nya. Aku menggelinjang kenikmatan, dada kubusungkan dan kugerak2kan
    kekiri kekanan supaya 2 pentilku mendapat giliran diemut, “ssh, mas, nikmat banget
    ngenjot ama mas, pentil sintia dikenyot terus mas”, erangku lagi.

    “Sintia bisa
    ketagihan dienjot ama mas. Ooh mas, Sinta gak tahan lagi mas, mau nyampeee”.”.
    Aku mengejang sambil memeluk tubuhnya erat2, sambil menikmati kenikmatan
    yang melanda tubuhku, luar biasa rasanya. “Sin, aku masih pengen ngenjotin meqi
    kamu yang lama. Kamu bisa nyampe lagi berkali2”, katanya sambil terus
    mengenjotkan batangnya. Dia minta ganti posisi, aku disuruhnya nungging dan
    meqiku dienjot dari belakang, meqiku terasa berdenyut menyambut masuknya
    batangnya. Aku memutar2 pantatku mengiringi enjotan batangnya, kalo dia
    mengenjotkan batangnya masuk aku menyambutnya dengan mendorong pantatku
    dengan keras ke belakang sehingga batang besarnya masuk dalem sekali ke
    meqiku. “Ooh nikmatnya mas, dienjot dari belakang. Kerasa banget geseken
    batang mas di meqi Sintia”. Jarinya mengilik2 klitku sambil terus mengenjotkan
    batangnya keluar masuk. ” Uuh mas, nikmat banget mas, terus mainin klit Sintia mas
    sambil ngenjot meqi Sintia”, erangku saking nikmatnya.

    Jarinya terus menekan klitku
    sambil diputar2, aku mencengkeram seprei erat sekali. Pantat makin kutunggingkan
    keatas supaya enjotannya makin terasa. Dia memegangi pinggangku sambil
    mengenjotkan batangnya keluar masuk dengan cepat dan keras. “Mas, nikmat
    banget banget mas, Sintia udah gak tahan neh, mau nyampe lagiii”, aku menjadi
    histeris ketika nyampe untuk kedua kalinya, lebih nikmat dari yang pertama. Diapun
    mencabut batangnya dari meqiku dan berbaring disebelahku. “Mas. belum muncrat
    kok dicabut batangnya”, tanyaku. “Sintia masih mau kok mas dienjot lagi, biar bisa
    nyampe lagi”. Dia setengah bangun dan membelai rambutku, “Kamu masih bisa
    nyampe lagi kok Sin”.”Sintia mau kok dienjot mas seharian, kan Sintia bisa nyampe
    terus2an, nikmat banget deh mas”.

    Istirahat sebentar, dia kembali menaiki aku lagi, secara perlahan tapi pasti dia pun
    memasukkan batangnya ke dalam meqiku. Aku mendesah dan merintih, ketika dia
    mengenjotkan batangnya sampe ambles semua aku kembali menjerit,
    “Aaaaaaahhhh , Maaaassssssss ..”. batangnya dinaikturunkan dengan cepat,
    akupun mengimbanginya dengan gerakan pantatku yang sebaliknya. Bibirnya
    bermain di pentilku, sesekali dia menciumi ketekku, bau keringatnya merangsang
    katanya. Aku memeluknya dan mengelus2 punggungnya sambil menjerit dan
    mendesah karena nikmat banget rasanya, “Aah mas, nikmatnya Terus mas, tekan
    yang keras, aah”. Dia meremas2 dadaku dengan gemas menambah nikmat buatku.
    Dia terus mengocok meqiku dengan batangnya, aku menjadi makin histeris dan
    berteriak2 kenikmatan. Tiba2 dia mencabut batangnya dari meqiku, aku protes,
    “Kok dicabut mas, sintia belum nyampe mas, dimasukin lagi dong batangnya”. Tapi
    dia segera menelungkup diatas meqiku dan mulai menjilati bagian dalam pahaku,
    kemudian meqiku dan terakhir klitku.

    “Mas, diapa2in sama mas nikmat ya mas, terus
    isep klit Sintia mas, aah”, erangku. Dia memutar badannya dan menyodorkan
    batangnya ke mulutku. batangnya kujilati dan kukenyot2, dia mengerang tapi tidak
    melepaskan menjilati meqiku yang dipenuhi lendir itu. “Sin, aku dah mau muncrat
    neh”, katanya sambil mencabut batangnya dari mulutku dan segera dimasukkan
    kembali ke meqiku. Dia mulai mengenjot meqiku dengan cepat dan keras, aku
    rasanya juda sudah mau nyampe lagi, goyangan pantatku menjadi makin liar sambil
    mendesah2 kenikmatan. Akhirnya dia mengenjotkan batangnya dalam2 di meqiku
    dan terasa semburan maninya yang hangat didalam meqiku, banyak sekali
    muncratnya, bersamaan dengan muncratnya akupun nyampe lagi. Aku memeluk
    tubuhnya erat2, demikian pula dia.

    “Mas, nikmat banget deh masss”, erangku. Aku
    terkulai lemes dan bermandikan keringat. Dia kemudian mencabut batangnya dan
    berbaring disebelahku. Aku meremes2 batangnya yang berlumuran mani dan sudah
    lemes. Hebatnya gak lama diremes2, batangnya mulai tegang lagi. “Mas, Sintia
    dienjot lagi dong, tuh batangnya sudah tegang lagi. Mas kuat banget seh, baru
    muncrat udah tegang lagi”. Dia diam saja, aku berinisiatif menaiki tubuhnya.
    Kusodorkan pentilku ke mulutnya, segera pentilku dikenyot2nya, napsuku mulai
    memuncak lagi. Aku menggeser ke depan sehingga meqiku berada didepan
    mulutnya lagi. “Mas, jilat dong meqi Sintia, klitnya juga ya mas”.

    Dia mulai menjilati
    meqiku dan klitku dihisapnya, kadang2 digigitnya pelan, “Aah, mas, diemut aja mas,
    jangan digigit”, desahku menggelinjang. Aku gak bisa menahan diri lagi. Segera
    meqiku kuarahkan ke batangnya yang sudah tegang berat, kutekan sehingga
    batangnya kembali amblas di meqiku. Aku mulai menggoyang pantatku turun naik,
    mengocok batangnya dengan meqiku. Dia memlintir pentilku, aku mendesah2.
    Karena aku diatas maka aku yang pegang kendali, bibirnya kucium dan dia
    menyambutnya dengan penuh napsu. Pantatku makin cepat kuturun naikkan. Tiba2
    dia dengan gemas menggulingkan aku sehingga kembali dia yang diatas, dia
    segera mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Aku mengangkangkan
    pahaku lebar2, menyambut enjotan batangnya, aku gak bisa nahan lebih lama lagi,
    tubuhku makin sering menggelinjang dan meqiku terasa berdenyut2, “Maas, aah”.
    Akhirnya aku nyampe lagi, aku tergolek lemes, tapi dia masih saja menggenjot
    meqiku dengan cepat dan keras, aku mendesah2 kenikmatan.

    Hebatnya, dia bisa
    membuat aku nyampe lagi sebelum akhirnya dengan satu enjotan yang keras
    kembali dia muncratkan mani di meqiku. Nikmat nya.Dia menciumku, “Sin, nikmat
    banget deh ngenjot sama kamu”. “iya mas, Sintia juga nikmat banget, kalo ada
    kesempatan Sintia mau kok mas enjot lagi”..
    mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Enjotannya makin ganas, pentilku. diemut2nya. segera mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Aku mengangkangkan saat lidahnya masuk di antara kedua bibir meqiku sambil. menghisap mememegang pinggulku dan dia memainkan batangnya keluar masuk dengan. cepat dan keras.batangnya keluar masuk dengan akhirnya sintia — Terasa meqiku sesek kemasukan batang besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan batangnya keluar masuk dengan eee sintia slingkuh — segera mengenjotkan batangnya keluar masuk meqiku. Aku mengangkangkan pahaku lebar2, menyambut enjotan batangnya, aku gak bisa nahan lebih lama lagi.Terasa meqiku sesek kemasukan batang besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan batangnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya

  • Cerita Sex Gita Mahasiswi Bispak

    Cerita Sex Gita Mahasiswi Bispak


    782 views

    Perawanku – Cerita Sex Gita Mahasiswi Bispak, Gita memantapkan hati dan niatnya sebelum ia memasuki sebuah rumah mewah di depannya, namun ia berharap tak ada yang melihatnya memasuki tempat itu. Sesampainya di dalam keraguan kembali muncul dihatinya,

    ”haruskah aku melakukan semua ini…?”namun ia teringat akan segala kebutuhannya, ia tak punya uang lagi untuk memenuhinya.

    Ayahnya ditangkap polisi dengan tuduhan korupsi , seluruh harta orang tuanya disita, ibunya meninggal karena stress. Kini ia menjadi mantap, ia harus melakukan ini atau ia tak akan punya uang sepeser pun bahkan untuk membeli makanan

    ”cari siapa ya…?” seorang wanita setengah baya menyambutnya di depan pintu.
    ”anu..maaf…saya…mau cari pekerjaan…” kata gita.
    ”pekerjaan..?” wanita itu kelihatan heran dan sedikit curiga ,
    ” disini….?”gita sedikit bingung harus bicara apa.
    ”iya..pekerjaan…sebagai..emmm.sebagai…..” gita berusaha mencari kata kata yg tepat
    ”kamu tahu ini tempat apa….?” kata wanita itu bernada menyelidik
    ” ya..saya tahu….” gita mengangguk
    ”pernah melakukan ini sebelumnya..?” tanya wanita itu gita menggelengkan kepala
    ”hmmm..kamu masih kuliah…..?”
    “iya…..tapi saya….butuh uang…..standar lah disini…” kata wanita itu memotong
    ”nama kamu siapa…?” tanya wanita itu sambil melambai memanggil seseorang
    ”gita…tante…..” seorang wanita muda berpakaian sangat sexy datang mendekat
    ”nah..gita…..kamu tahu kan apa kerjaan di panti pijat..? setiap dapat klien kamu dibayar seratus ribu, kalo mereka mau dipijat bugil ada tambahan biaya…..” panjang lebar wanita itu menjelaskan tentang upah gita selama ia bekerja ditempat itu.

    Setelah gita menyetujuinya ia menyuruh wanita muda tadi untuk membawa gita,

    ”susan, coba kamu bawa gita berkeliling
    “sambil berkeliling memperlihatkan fasilitas panti pijat itu, susan juga mengingatkan jika terkadang ada klien yg permintaannya aneh aneh, bahkan sampai bondage.

    Mendengar cerita susan, gita kembali ragu, namun ia sudah terlanjur masuk ia bertekad akan menjalani semua ini.

    Gita sebenarnya gadis yg cukup cantik , meski nasibnya tak seindah wajahnya, wajahnya yg “innocence” membuat gemas banyak pria, rambut sebahu, buah dada 32B, dan pantatnya yg bulat sempurna, dengan penampilan seperti itu, bahkan gita lebih terlihat sebagai pelajar sma dibandingkan mahasiswi.

    Gita kemudian dibawa ke sebuah ruangan dimana telah menunggu seorang pria usia 30 tahunan.

    ”dia pemilik panti pijat ini….namanya oom bob” kata susan.

    Susan kemudian berbicara sejenak dengan bob , lalu meninggalkan gita berduaan disana.

    ”halo…saya bob….panggil saja oom bob….” kata bob sambil mengulurkan tangannya
    ”gita, oom…” jawab gita menyambut uluran tangan bob.

    Bob tidak segera melepaskan genggaman tangannya, ia menatap gita bagai sedang menaksir sebuah karya seni.

    ”ok kalau begitu…” katanya kemudian sambil melepaskan jabatan tangannya. Bob kemudian melepaskan satu persatu pakaiannya, sehingga ia telanjang bulat.

    Penisnya kelihatan cukup besar, setidaknya membuat gita agak tercekat.

    ”nah gita..coba urut punya oom……” kata bob.

    gita perlahan mendekat dan berlutut di antara kaki oom bob, kedua tangannya menggenggam penis bob, dan dengan gerakan yang teratur ia mulai memijit penis bob, naik turun. Bob terlihat tersenyum dan puas dengan pijitan gita,

    ”coba pake mulut …..” perintahnya gita dengan patuh memasukkan penis itu ke dalam mulutnya, dan menyusuri penis tersebut maju mundur dengan bibirnya, suara geraman dan kocokan berirama mengiri semua nya.
    ”uughh…you are….uughhh….” bob menggeram sambil meremas rambut gita sampai acak acakan.

    Gita terus melakukan oral dengan santai, ia sering melakukannya dengan mantan pacarnya dulu. sampai beberapa lama akhirnya , penis oom bob menyemburkan cairannya, oom bob menahan kepala gita agar seluruh spermanya tertelan oleh gadis itu.

    ”hahahah..bagus..bagus…kamu berbakat juga ternyata…….hahahaha…kamu diterima……” kata oom bob senang.

    Gita masih berlutut dilantai dan tertunduk malu, kini sudah tak mungkin lagi untuk kembali.

    Sabtu malam adalah malam pertama gita menjalani pekerjaanya sebagai massage girl.

    “anak anak….pak burhan sudah datang….” kata tante mirna sambil mengantar seseorang yg wajahnya sepertinya gita kenal, pak burhan adalah salah seorang pejabat pemerintah, dan wajahnya sering muncul di televisi menyuarakan gerakan moral , sangat bertolak belakang dengan apa yg dia lakukan sekarang.

    Sebagai pelanggan tetap tempat itu, mata pak burhan langsung menangkap barang baru di tempat itu. Tak mempedulikan godaan para perempuan lain , ia mendekati gita.

    ”hai…gadis manis….kamu siapa….?” tanya pak burhan….
    ”ehh..gita ..ehh..oom….” jawab gita
    ”baru ya disini…..” tanya pak burhan
    ”ini emang hari pertamanya dia oom…” susan yg menjawab ditimpali dengan anggukan kepala gita.
    “ooh….. bagus.. ayo….. langsung ke dalam…oom udah pegel pegel nih…” kata pak burhan sambil menarik tangan gita masuk ke sebuah kamar.

    Gita sedikit senang dan gugup menghadapi pelanggan pertamanya.

    ”oom mau mandi dulu..?” tanya gita
    ”ga usah…langsung aja….” kata pak burhan sambil melepaskan seluruh pakaiannya, sementara gita merapikan tempat tidur dan baby oil.
    ”loo.. kok bajunya ga dibuka…” kata pak burhan ketika melihat gita berdiri di sisi ranjang masih berpakaian lengkap.
    “oom bukain ya…” kata pak burhan sambil membuka satu persatu kancing baju gita, dan melemparkan jatuh blouse gita, sambil melepas bra gita , pak burhan menyempatkan meremas sejenak buah dada gita yg menggiurkan itu, barulah ia kemudian melepas rok dan dalamn gita, sehingga gita pun kini telanjang bulat.

    Pak burhan lalu berbaring telungkup di ranjang, dan gita mulai melakukan pemijatan. Saat gita meratakan baby oil di punggung pak burhan dan memijat, pak burhan dengan santai mengajaknya mengobrol banyak hal, sehingga suasananya cukup cair., pak burhan tak henti henti memuji pijatan dan sentuhan gita. Kemudian pak burhan membalikkan badan, penisnya tegak tegang perkasa.

    ”pijat refleksinya dong ….” kata pak burhan sambil tersenyum, gita mengerti maksudnya.Gita mulai memijat mijat penis pak burhan, sementara pak burhan aktif meremas remas buah dada gita, gita memijat, dan mengocok makin kuat saat rangsangan di buah dadanya membuatnya semakin terbang melayang.

    Gita kemudian menggantikan tangan dengan mulutnya, penis besar pak burhan kini memenuhi mulutnya,dengan mulutnya ia menghisap dan bergerak naik turun menyusuri panjang penis itu.

    “uagghhhh..gila….hebat kamu……” kaya pak burhan terlihat puas gita terus mengocok, mengulum, dan menjilat penis itu sehingga membuat pak burhan semakin terbuai oleh kenikmatan.

    Tak butuh waktu lama sampai penis itu semakin mengang dan mengejang dan akhirnya menyemburkan seluruh isinya, gita membersihkan sisa sisa sperma dengan menjilatinya, membuat pak burhan semakin tertawa puas, ia pun memberi tip yang cukup besar. Malam pertama gita , ia harus melayani 6 orang tamu, namun hasil yg didapatkan cukup lumayan, ia tak akan menyesali keputusannya terjun ke dunia seperti ini.Malam mingu berikutnya, tante mirna menyuruh gita untuk memakai seragam sma, karena ada pelanggan yg menginginkan dipijat oleh gadis sma. Dengan wajah polos gita, tak sulit bagi gita untuk menjelma menjadi gadis sma.

    Malam itu gita memakai kemaja putih sma ketat dengan dua kancing atasnya dibuka, dan rok abu abu pendek, dibaliknya ia tak memakai apa apa lagi. pukul 9 malam, pelanggan itu tiba, dan langsung terpana melihat kecantikan dan kemolekan gita yang terbalut seragam sma. Pelanggan yang dimaksud ternyata adalah pak chandra, ia adalah salah seroang konglomerat papan atas indonesia, beberapa hari lalu ia baru lolos dari tuduhan korupsi , maka hari ini ia ingin merayakannya.

    ”halo..saya chandra…..kamu pasti gita..?”
    “betul oom….”‘yukk….” pak chandra tak sabar membawa gita ke kamar.
    ”oom…mau mandi dulu……?” tanya gita
    ”iya..tapi kamu lihat ya….” kata pak chandra sambil mencolek buah dada gita.

    Pak chandra pun mandi dengan pintu terbuka agar gita bisa melihatnya, dan ia meminta gita selagi ia mandi, gita harus melakukan rangsangan sendiri. Dan begitulah, sambil pak chandra di kamar mandi, gita mengelus ngelus pahanya sendiri sampai ke pangkal paha, menyibakan rok pendeknya, kemudian tangannya meremas remas buah dadanya sendiri sambil mengerang dan merintih..

    ”aahhhhh…awww,,,aauuhhh……..ahhhhhhhh…. .”ia membuka satu persatu kancing bajunya , memperlihatkan buah dadanya , meremasnya kembali dan memainkan putingnya.
    ”oooooh…….. aaaahhhhh… ooouuhhhhh……awwww.. …..”entah karena ia terangsang atau menjiwai , ia tak menyadari pak chandra mendekatinya, ia baru menyadari saat penis pak chandra sudah ada di depan mulutnya, tanpa membuang waktu sedetik pun , penis tersebut telah masuk ke mulut gita.

    Gita mulai memaju mundurkan kepalanya, memberikan sensasi kenikmatan pada penis pak chandra. Gita memainkan jurus jilatan dan hisapan mautnya , sampai akhirnya sperma pak chandra menyembur masuk ke mulutnya….

    ’huhuhu..bagus..bagus…” kata pak chandra, pak chandra kemudian menerkam dan menindih tubuh gita, buah dada gadis itu diremas dan disedot sedotnya bagai bayi, membuat gita mengerang dan merintih…
    ”oooooh…. oom…… pelan…. oom…….ahhhhhhhh.. awhhhhh….” pak chandra kemudian menyusuri lekuk lekuk tubuh gita dengan lidahnya, menimbulkan sensasi geli dan birahi pada gita.
    ”ooh…. hihii.. awahhh.. geliii.. aww…..oom….ahhh ….oom…….” gita semakin menggelinjang tak karuan saat sapuan lidah pak chandra mencapai klitorisnya, birahinya kini sudah hampir mencapai puncaknya.

    Puas menjilati dan meng “obok obok” tubuh gita , pak chandra menyuruh gita untuk bersiap dlm posisi doggy style. Setelah bersiap pada posisinya, dengan lembut dan perlahan pak chandra mulai memasukan penisnya,dan mendorongnya perlahan, namun kian lama kian cepat.

    Sambil menggenjot gita, tangan pak chandra tidak menganggur, buah dada gita yg menggantung ia remas remas, bebrapa kali pantat gita ia pukul sampai memerah.

    ”aww… oom……. uuhhhh…pe…aahh..lan…….don g…ahhhhh…” setiap sodokan pak chandra membuat gita semakin dekat pada orgasme, ia membenamkan wajahnya di bantal menahan suara rintihan dan erangan kenikmatan dari mulutnya. ”uughh…..gita…uughhh..kamu….hebat….ahhh… .” geram pak chandra keduanya menggeram dan mengerang menambah erotis suasana ruangan itu, sampai akhirnya keduanya bersamaan mencapai orgasme….
    ”aaaaaaaahhhhhh…. aahhhhhhh…” gita berteriak panjang lengan dan lutut gita melemah membuatnya ambruk di kasur dengan tubuh pak chandra diatasnya, dengan penis masih menancap, malam itu mereka akhiri dengan mandi bersama, di kamar mandi pak chandra masih sempat menyetubuhi gita dengan posisi berdiri, membuat seluruh tenaga gita habis malam itu.

    Tips dari pak chandra adalah yg paling besar dari semua tips yg ia terima, hal yg layak ia terima mengingat ia harus bekerja sangat keras, untunglah tante mirna mengerti keadaanya dan menyuruh gita beristirahat dan tidak menerima tamu dulu. Pak chandra dan pak burhan menjadi langganan tetap gita disana, mereka berdua tak mau dilayani siapa pun kecuali gita.

    Sampai pada akhirnya pak burhan ingin memiliki gita hanya untuk miliknya, ia menebus gita dari tante mirna , dan menjadikan gita sebagai simpanannya sampai sekarang. Hal itu menjadi berkah tersendiri bagi gita, kini ia tak lagi khawatir akan kehabisan uang , rumah dan mobil pun kini ia punya, meski jauh dalam hatinya ia berharap ia bisa hidup normal dan menjalani kehidupan bekeluarga seperti halnya orang lain…..hanya saja…entah kapan……

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Ngentot Tante Montok Di Hotel

    Ngentot Tante Montok Di Hotel


    1660 views


    Perawanku – Pertama kali aku bekerja, aku mendapatkan posisi sebagai petugas kebersihan kamar hotel, saat itulah cerita ini dimulai, terus terang aku bukan si jelek atau si tampan, tapi sedap dipandang mata kata ibuku (boleh dong memuji diri sendiri), keluargaku bukan “orang berpunya” dan aku juga tak pandai berkata-kata, mungkin itu pula sebabnya aku jadi sering kikuk, minder kalau bertemu dengan seorang wanita, apalagi wanita itu cantik dan aku tertarik padanya, duh! pasti aku tak ubahnya sebuah patung yang bisa berkeringat!

    Bisa ditebak, bahwa aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran! ah kacian deh gue, tapi tunggu dulu! bukan berarti aku tidak tertarik dengan sex, justru libidoku termasuk tinggi, dibuktikan saat aku membersihkan sebuah kamar yang dihuni oleh pasangan pria dan wanita, pastilah orang lain akan geli melihatku, karena rudalku mengeras, membatu, membesar tanpa terkendali membayangkan pergumulan penuh birahi diantara mereka, hingga aku tidak bisa bekerja dengan posisi berdiri tegak, badanku agak membungkuk bukan karena sopan, tapi aduh! malu kalau ketahuan horny.

    Suatu hari aku membersihkan kamar hotel yang dihuni 4 orang ABG yang sedang berlibur di Jakarta, mereka berasal dari pulau Sulawesi, wuih! kulit mereka putih bersih bersinar, tinggi 160an membuat mereka terlihat semampai dengan berat 47an, lincah, cantik, aih sungguh menggemaskan dengan usia meranum. ‘Sweetseventen’.

    Siang itu mereka sudah melesat ke mall, meninggalkan kamar dengan berbagai atribut ABGnya yang berserakan diseantero kamar.


    “Ah anak manja! apa susahnya sih merapikan barangnya sendiri,” pikirku sambil geleng kepala, setelah kurapikan kamarnya, tiba saatnya aku membersihkan kamar mandi.
    “Hah, berantakan juga rupanya!”

    Terlihat baju-baju bergoyang-goyang di belakang pintu kamar mandi saat aku masuk ke dalam dan kututup pintu kamar mandinya, goyangan itu membuat celana dalam dan BH yang berada di balik baju-baju itu tersembul menggoda, berwarna cerah dan bermotif lucu-lucu. Sikat gigi, sabun mandi, handuk tergeletak begitu saja, mereka benar-benar ingin bersenang-senang hingga tak ada waktu buat sedikit merapikan kamar, “Toh akan ada yang membereskan,” begitu mungkin pikirnya.

    Semua sudah kembali ke tempatnya, kecuali baju kotor, CD dan BH aku biarkan di gantungan, ‘malu ah!’ menyentuhnya, seakan ada getaran aneh, seakan-akan mereka sendiri yang dihadapanku, tetapi kemudian rasioku bekerja menyadarkanku bahwa itu hanyalah seonggok pakaian.

    “Hei! kenapa malu, meskipun kau cium pun tak akan berteriak!” begitu bunyi kepalaku saat memandang segitiga-segitiga lucu dan kacamata mungil penutup dada itu.

    Sesaat aku memandangnya lagi, dan mulai tergoda untuk menjamahnya, tanpa sadar tanganku bergerak meraihnya untuk sekedar mengelusnya, tanganku bergetar hebat saat memegangnya lalu tiba-tiba muncul perasaan horny yang meluap-luap hingga aku mulai mengendus, mencium celana dalam warna putih yang berhiaskan bunga-bunga kecil itu dengan birahi yang menggelora. Ooh! betul-betul birahiku memuncak saat kuhirup dalam-dalam aroma kewanitaan para gadis belia itu, kupenuhi rongga dadaku seakan tak ingin kusisakan ruang kosong paru-paru ini tanpa wangi tubuh dan keringat sedap yang menempel di CD dan BH itu. Kakiku terasa lemas sementara batangku semakin mengeras.

    Kuremas-remas dengan gemas dan sekali lagi kuhirup dalam-dalam kesegaran aroma keringat yang melekat erat di celana dalam dan BH itu, aku jadi ingat saat para gadis itu bererobik tadi pagi, “mmhh.. Mmhh aah ssh.. ” aku bernafas dengan hidung tertutup kain berenda itu, secuil aroma pipis menambah rasa birahiku menjadi-jadi, seakan aku benar-benar melumat vagina para gadis itu.
    Aku semakin larut dengan fantasiku, celana dalam dan BH kotor yang digantungan sebanyak 4 pasang plus baju-baju kotor dengan wangi badan penuh sensasi gadis remaja membalut seluruh tubuhku yang tanpa sadar sudah polos telanjang! Benar!, seolah aku bersetubuh dengan mereka, berempat sekaligus, aku tersandar di dinding kamar mandi sambil mengusap-usapkan ke penisku dengan lembut celana dalam tipis itu bergantian dengan tangan kiriku sambil terus beronani, tangan kananku membenamkan BH dengan bau asam keringat yang segar itu ke hidungku, sementara kaos-kaos centil yang saat dipakai akan memamerkan ketiaknya yang putih bersih dan tak cukup untuk menutupi keindahan perut dan pusar pemakainya itu kututupkan diseluruh tubuhku yang terus bergetar hebat.

    Kulihat bagian CD yang menyempit diselangkangan, terdapat noda-noda samar dan lendir bening tipis diatasnya, kuhirup dengan nikmat! kujilat, kuhisap seolah menjilat vaginanya dengan gemas, agak asin rasanya. Kulahap dengan ganas, kutarik, kugigit, oohh nikmatnya..

    Kubentangkan CD yang mungil itu dan kutempelkan bagian selangkangan penutup vagina itu di penisku, woow! besarnya kotolku terlihat tak sebanding dengan lebar penutup vagina dibagian bawah celana dalam itu, rudalku terlihat terlalu besar untuk ukuran selangkangan para gadis itu, nafsuku menjadi meledak membayangkan begitu sesaknya jika rudalku memasuki vaginanya! tiba-tiba badanku bergetar hebat, sensasi yang luar biasa!!, penisku tak kuasa menahan muntahan lahar kenikmatan yang berdenyut-denyut mendesak keluar itu dan “Ah..! ah! nikmat sekali!”. Terasa berliter-liter melesat keluar dibarengi sengatan gairah birahi dan terus kukocok-kocokkan serta kugesek-gesekkan rudalku pada celana dalam dan BH itu hingga getaran yang menyerang seluruh tubuhku membuat diriku terkejang-kejang tak terkendali.

    Peluhku berluncuran diseluruh tubuhku, lemas, lega, bercampur aduk membuat rasa sensasi yang luar biasa di benakku, kubiarkan nafasku yang memburu perlahan berangsur normal, setelah beberapa menit terkulai lemas, aku mulai bangun, beranjak merapikan baju-baju kotor para gadis itu yang ikut terlempar berserakan saat aku mencapai orgasme hebat, kubersihkan ledakan dan ceceran lahar yang menempel pada CD dan BH dengan tissue agar tersamar, bagaimanapun aku tak ingin mereka tahu bahwa ‘daleman’ mereka telah kujadikan bulan-bulanan alat pemuas nafsu birahi dan yang pasti supaya mereka tidak curiga sehingga aku tetap bisa leluasa “menikmati” celana dalam dan BH kotor mereka selama menginap di hotel tempatku bekerja.

    Sejak saat itulah aku menjadi tergila-gila untuk menciumi celana dalam kotor para gadis, katakanlah ada seorang gadis dengan bodi aduhai, cantik, menarik dan saat duduk roknya terbuka sampai terlihat celana dalamnya atau pada pantatnya terlihat garis celana dalamnya maka aku tidak terlalu tertarik padanya, yang ada di pikiranku justru,

    “Andai aku bisa menciumi, menjilati, merasakan kelembutan celana dalamnya ah.. Betapa nikmatnya”.

    Celana dalam yang menjadi korbanku pun semakin banyak berjatuhan, aku semakin terobsesi untuk merasakan segala tipe cewek lewat celana dalam dan BHnya, aku merasa sudah ‘ merasakan’ seorang wanita hanya dengan mencumbu dalemannya, bukankah celana dalam dan BH adalah barang yang paling pribadi? seolah dengan mendapatkannya aku pun telah menikmati tubuhnya.


    Mulai dari wanita pribumi sampai dengan wanita bule kuperkosa dalemannya, ada yang aku ambil dari kopernya, cantelan kamar mandi, dan sebagainya. Aku tidak tertarik jika wanita itu sedang mens (soalnya enggak ada aromanya, pake softex sih), sehabis atau sebelum mens juga males! kurang menggairahkan aromanya, wanita yang habis ditiduri (merasa didahului), gemuk!, terlalu jorok, yang jelas aku suka yang sehabis dipakai wanita muda dan model CD atau BHnya tidak aneh-aneh.

    Juga yang paling aku sukai adalah cara penyimpanannya karena kadang CD atau BH setelah dipakai dan belum dicuci tersebut disimpan rapi jali, tersembunyi sekali, menjadikan aku berdebar-debar saat mencarinya, ada sensasi tersendiri setelah agak susah mencarinya. Pernah suatu ketika aku mencarinya sampai isi tas aku ubek-ubek, ada duit 10 jeti disimpan disitu, ah tapi aku tak tertarik tuh! Gile ya.. Aku lebih senang si segitiga itu! Akhirnya tetap juga tidak aku temukan, hingga aku baru tahu, ternyata dia memakai segitiga yang dibikin dari kertas tissu yang banyak dijual di swalayan, waah! Dan dibuang di tempat sampah, ini juga aku tidak suka, aku lebih suka kain biasa yang mungkin di benakku terlintas bahwa celana dalam tissue tidak mempunyai nilai historis, pakai sekali langsung buang!

    Kebiasaanku semakin parah saat aku bertugas di laundry, yang tadinya aku perlu mengetahui siapa pemilik celana dalam dan BH itu, agar pada saat berfantasi benar-benar nyata, maka sekarang celana dalam dan BH wanita siapapun asal ukurannya tidak besar, tidak sedang haid, dan baru saja dipakai, menjadi santapanku saat membongkar laundry bag. Aku mempunyai ruangan tersendiri yang bisa kukunci, sehingga aku dengan santainya membawa celana dalam dan BH itu keruanganku, biasanya kulakukan saat malam hari, wah kadang ada belasan celana dalam dan BH dalam semalam! berwarna-warni, menggairahkan! sampai-sampai aku perlu membuat catatan dahulu, supaya tidak tertukar-tukar saat mengembalikan ke dalam keranjangnya masing-masing.

    Aku semakin bertambah berani dengan menyemprot CD dan BH itu dengan lahar kenikmatanku (toh pemiliknya tidak bakalan tahu), aku merasa puas saat melihat CD dan BH yang tak berdaya itu berbasah-basah dengan spermaku.
    Apakah semua itu aneh? Apakah kebiasaan itu bisa hilang setelah aku berpacaran atau menikah? Ah.. Sudahlah yang penting sekarang libidoku tersalurkan supaya tidak jerawatan dan tidak menjadi pemerkosa yang sebenarnya. Aku merasa dengan daleman wanita untuk beronani perasaanku menjadi lebih santai (mungkin karena tidak akan ada penolakan, protes atau semacamnya, merasa bebanku lebih ringan karena tidak ada pihak yang dirugikan toh aku bermain dengan fantasi, lebih pribadi karena aku lebih tahu fantasi apa yang kusukai, aku merasa cukup hanya dengan mendapatkan ‘daleman’ wanita, serasa aku berhasil melumat kewanitaanya tanpa harus berkenalan, pendekatan dan sebagainya, mungkin karena aku suka minder dihadapan mereka ya? Dan yang pasti lebih murah! karena tinggal nyomot aja.

  • Cerita Sex Birahi Muda Mudi

    Cerita Sex Birahi Muda Mudi


    751 views

    Perawanku – Cerita Sex Birahi Muda Mudi, Nama aku Herman, aku berusia 23 tahun dan saat ini aku kuliah dan bekerja. Cerita ini bermula pada saat aku jalan-jalan dgn kawan-kawan aku di suatu kawasan di Jakarta yg memang sudah cukup terkenal di kalangan anak muda.

    Saat aku sedang melintas di jalan Sudirman aku melihat seorang perempuan dan aku menghentikan kendaraan aku lalu kita pun berkenalan.

    Perempuan tersebut bernama Nia dan dia masih berumur 19 tahun dgn tinggi kurang lebih sekitar 175 dan dgn ukuran bra sekitar 36 C akhirnya aku menawarkan dia untuk mengantar pulang dan dia pun setuju, maka akhirnya kita jalan pulang tanpa ada apa-apa.
    Kesokan harinya pada pukul 10.00 Nia menghubungi aku via HP aku

    “Hallo, Herman ya?”
    “Siapa nih?”, tanya aku
    “Nia, masa lupa yg semalam kenalan..”
    “Oh, iya.. lagi dimana nih.”
    “Lagi di Blok M, kamuh ada acara nggak hari ini?”
    “Ehmm, nggak ada tuh kenapa?”, jawab aku
    “Bisa jemput?”
    “Ya udah dimana?”
    “Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00”
    “Ok”

    Singkat cerita langsung aku meluncur ke arah Blok M Sesampainya disana kita ngobrol sejenak lalu kita memutuskan untuk pergi.

    “Mau kemana nih?” tanya aku
    “Terserah kamuh aja..”
    “Main kerumahku sebentar yuk mau nggak?”
    “Ok”, jawabnya dgn santai.
    “Ga takut?”, tanya aku
    “Takut apa?”
    “Kalo diperkosa gimana?” Tapi dia dgn santainya menjawab,
    “Ga usah diperkosa juga mau kok.. he.. he..” sambil melirik kearahku dan mencubit manja pinggangku. Kemudian aku bertanya,
    “Bener nih?” Dia menjawab,
    “Siapa takut?”

    Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yg memang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai aku lalu mempersilahkan Nia untuk masuk lalu kita duduk bersebelahan dan aku menggoda dia.

    “Bener nih nggak takut diperkosa?”

    Dia malah menjawab, “Mau perkosa aku sekarang?” ujarnya sambil membusungkan dadanya yg montok itu.

    Aku tak tahu siapa yg memulai tiba-tiba bibir kita sudah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau ketinggalan, aku ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas BH nya.

    Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya.

    “Ahh.. esst.. terus yg..”, Nia udah mulai meracau tak jelas saat lidah aku turun ke dadanya diantara kedua bukitnya.

    Lidah aku terus menjalar di buah dadanya namun tak sampai pada pentilnya.
    Nia mendesah-desah, “Man isep Man ayo Man gue pingin elo isep Man..”

    Namun aku tak memperdulikannya dan masih be……rmain di sekitar pentilnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya. Akhirnya kepalaku ditarik Nia dan ditempelkannya buah dadanya ke mulutku.

    “Ayo Man isep Man jangan siksa gue Man..”

    Akhirnya mulutku menghisap buah dada sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku meremas-remas buah dada sebelah kanannya.

    “Ohh.. aah.. esst.. enak Man terus sedot yg keras Man gigit Man ohh..”, racaunya.

    Sambil kusedot buah dadanya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal pahanya sambil menggosok- gosok klitorsnya dari bagian luar celana dalamnya.

    Nia pun tak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk celana dalamku sehingga mencuatlah ‘kemaluanku’ yg sudah berdiri tegak itu dan Nia terpana.
    “Gila gede banget Man punya elo..”

    Dan tanpa dikomando langsung Nia memasukan kontolku ke dalam mulutnya yg mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Nia menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah sampai selurh batangnya terjilat olehnya.

    “Ah.. enak Ni terus Ni” aku pun menahan nikmat yg luar biasa.
    Akhirnya aku berinisiatif dan memutar badanku sehingga posisi kita menjadi 69. Sesaat aku menjilati bagian bibir kemaluannya Nia mendesah.

    “Ah.. enak Man esst.. terus Man..”

    Akhirnya Nia menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian klitorisnya.

    “Ahh.. Man aku sampai Man..” sambil mulutnya terus mengelum kemaluanku sedotan Niapun semakin cepat dan kuat pada kemaluanku maka aku merasakkan denyut-denyut pada kemaluanku.
    “Ni, gue juga mau sampai Ni ahh..”
    “Barengan ya..”

    Mendengar itu Nia makin bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati kemaluanku dan akhirnya..

    “Acchh.. ach..”, crot.. crot.. crott.., 8 kali kemaluanku menyemprotkan sperma dalam mulut Nia dan dia menelan semuanya sehingga kitapun keluar secara bersamaan.

    Akhirnya Niapun menggelimpang disampingku setelah menjilati seluruh kemaluanku hingga bersih.

    “Makasih ya Man aku dah lama nggak orgasme sejak suami gue kabur..”, kata Nia
    “Emang suami kamuh kemana?”
    “Ga tau tiba-tiba dia ngilang setelah gue ngelahirin anak gue”
    “Lho kamuh dah punya anak?”
    “Udah umur setahun, Man”

    Kemudian Nia memeluk aku dgn eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah aku, lalu aku cium bibirnya lembut dia pun membalasnya tapi lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Kemudian Nia memegang kemaluan aku yg masih terbuka dan meremas-remasnya sehingga secara otomatis ‘adikku’ langsung berdiri dan mengeras. Kemudian Nia menaiki badan aku lal……u menjilati habis seluruh badan aku mulai dari mulut hingga ujung kaki.

    “Ach..” desahku sejalan dgn jilatan di badanku.
    Kemudian Nia mengulum kemaluanku terlihat jelas dari atas bagaimana kemaluanku keluar masuk mulutnya yg mungil itu.

    “Ah. sst.. enak Sayg terus sedot Sayg achh..” desahanku semakin mengeras.

    Lalu kuputar badanku sehingga posisi 69 dgn Nia diatas badanku lalu aku menjilati kemaluan Nia dan kuisep klitoris Nia.

    “Ahh.. enak Man terus Sayg, aku Sayg kamuh achh..” desah Nia meninggi.

    Kemudian Nia memutar badannya kembali dan dia memegang ‘adikku’ yg sudah siap tempur itu, dipaskannya ke liang kemaluan setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Nia. Sehingga perlahan-lahan masuklah kemaluan aku ke liang senggama Nia

    “Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya kamuh yg” lirih Nia.
    “Punya kamuh juga sempit banget Yg, enak.. ah..” kataku.

    Perlahan-lahan aku tekan terus kemaluanku ke dalam kemaluannya yg sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Nia mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat kemaluan aku seperti disedot-sedot. Nia berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia mengerang.

    “Ahh.. Sayg aku keluar Yg, ahh..” racaunya.

    Setelah itu badan dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik badannya tanpa melepas kemaluanku yg ada di dalam kemaluannya. Setelah aku berada diatasnya maka langsung kugenjot Nia dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Nia mengalami orgasme yg ketiga kali dalam waktu yg singkat ini.

    “Ahh.. Sayg aku keluar lagi Sayg ahh..” Desah Nia.
    “Kamuh lama banget sih Sayg” desah Nia sambil terus menggoygkan pinggulnya memutar.
    “Ahh terus Sayg sstt enak Sayg terus..” racaunya.
    “Iya aku juga enak Sayg terus Sayg ahh.. enak Sayg mentok banget ah..” racauku tak kalah hebatnya.

    Akhirnya setelah aku menggenjot Nia selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yg mendesak ingin keluar dari bagian kemaluanku.

    “Sayg, aku mau keluar Sayg”
    “Mau di dalam atau diluar Sayg?” kataku.
    “Bentar Sayg aku juga mau keluar lagi nih ahh..” desah Nia.
    “Di dalem aja Sayg biar aku tambah puas” desah Nia lagi.
    “Ahh.. sst.. Sayg aku keluar Sayg ahh..” racauku
    “Barengan Sayg aku juga sampai ah.. ahh.. oh..” desah Nia.
    “Ahh.. Sayg aku keluar Sayg ahh.. sst.. ohh..” desahku.
    “Aahh” menyemprotlah spermaku sebanyak 9 kali.
    “Emmhh..” saat itu juga si Nia mengalami orgasme….”Makasih ya Sayg” kata Nia sambil mencium bibirku mesra.

    Setelah itu kita langsung membersihkan diri di kamar mandi dan didalam kamar mandi pun kita sempat ‘main’ lagi ketika kita saling membersihkan punya pasangan kita masing-masing tiba-tiba Nia jongkok dan mengulum punyaku kembali dan au dalam posisi berdidi mencoba menahan nikmatnya. Namun aku tak tahan menahan gejolak yg ada maka aku duduk di ws dan Nia duduk di atasku dgn posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali kemaluannya kedalam kemaluannya.

    “Bless.. ahh.. sst.. enak Sayg ahh..” racaunya mulai menikmati permainan.

    Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dgn posisi seperti itu maka aku suruh memutar badannya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas kemaluanku dan aku suruh Nia menungging dgn berpegangan pada tepian bak mandi dan ketika dia menungging langsung aku genjot maju mundur sambil meremas-remas buah dadanya yg mengayun-ayun.

    “Ah.. Man aku mau keluar Man..” desahnya.
    “Man aah..”, terasa cairan orgasme Nia kembali membasahi kemaluanku.
    Karena kondisi Nia yan lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan kemaluanku dan Nia melanjutkannya dgn mengulum kemaluanku hingga akhirnya..
    “Ni aku mau keluar Sayg.. ah..”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah kemaluanku sehingga terlihat kemaluanku amblas semua ke mulutnya yg mungil itu.

    Dan ketika Nia menyedot kemaluanku maka.. “Ah.. Ni..” akhirnya aku semprotkan seluruh spermaku ke mulut Nia dan aku lihat Nia menelan semua spermaku tanpa ada yg tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan kemaluanku dgn menjilati sisa-sisa seluruh sperma yg ada.

    Setelah itu kita saling membersihkan badan kita masing-masing dan kita kembali ke kamar dgn badan yg sama-sama telanjang bulat dan kita tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun yg menutupi badan kita dan kita saling mencium dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak.

    Tanpa terasa kita sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam. Maka akhirnya kita mengenakan baju kita masing-masing dan setelah itu aku mengantarkan Nia pulang ke kostannya di daerah Blok M dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat ini diturunkan kita masih sering melakukan hubungan intim.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Bokep Istri Montok Sangat Menggoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Istri Montok Sangat Menggoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2441 views

    Perawanku – Perkenalkan aq Tio 27 thn tinggal di KOta Solo dan sudah beristri, aq akan bercerita tentang pengalaman hidupku yang begitu ironis tapi memang begitulah kenyataanya. Aq mulai kisahku ini dari awal aq kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di kotaku, sewaktu kuliah aq punya pacar bernama Adelia sering dipanggil Lia, dia seangkatan denganku dia orangnya supel dan agak tomboy tentu saja banyak teman-teman laki-lakinya dari pada temen wanitanya., tapi itu di awal masa pacarku dulu.

    Karena kesupelannya Lia banyak sekali laki-laki yang mendekatinya dan untuk mendapatkan hatinya, sebenarnya dibalik ketombiannya Lia mempunyai tubuh yang seksi dengan tinggi badan 165cm, berat badan 48kg, dada 34B, putih dan mulus mulai betisnya yang padat, paha bulat perut rata leher jenjang, dan wajahnya pun sangat menggoda.. tapi itu semua menjadi milikku setelah Lia menerima aq jadi pacarnya dan tentu saja dengan perjuangan yang sangat berat untuk mendapatkannya.. itulah awal mula perkenalanku dengan istriku Lia…

    Pernikahan kami sudah berjalan kurang lebih 2 tahun, untuk urusan diranjang kami sangat hot bisa sehari 2-3 kali apa lagi di hari libur, kami baru saja punya momongan 5 bulan yang lalu dan itu melengkapi kebahagian kami, tetapi di awal kehamilanya istriku ngidam yang anehy-aneh mulai seperti minta buah jambu tapi yang harus di tawari sama pemiliknya, minta dilayanai bak ratu di istana, sampai keinginannya melihat film xxx yang sebelumnya dia tidak pernah mau melihatnya sungguh-sungguh aneh Lia apa lagi menginjak ke 4 kehamilanya, Lia memiliki keinginan yang bikin aq geleng-geleng kepala yaitu Lia ingin toketnya diremas dan dinikmati oleh orang yang dia mau di saat jalan-jalan… sungguh aneh bukan?

    Kami berdua pun sempat bersitegang dengan keinginnanya yang sungguh aneh itu.. waktu mau beranjak tidur Lia mengutarakan keinginanya lagi sambil memelukku

    Cerita Mesum – Pa aq cuma pengen diremas-remas sebentar lagian kita nggak kenal orang itu boleh ya paaa?” pinta istriku manja, ada kehawatiran dalam diriku bagaimana kalau nanti mereka minta lebih dan kemungkinan-kemungkinan lainya…

    “Maa keinginanmu kok aneh-aneh aja sih, yang lain napa?” Istriku pun memohon dengan wajah melas dan memasukkan tanganya ke dalam celanaku sambil mengelus-elus batang k0ntolku agar kemauanya di iyakan.

    “Paa, plisss cuma sekali aja lagian kan aq lagi hamil…” elusan tanganya di k0ntolku dan mimik muka istriku meluluhkan hatiku dan istriku tau kalau k0ntolku mengeras saat dia elus dan meminta apa yang dia mau.”KOntol papa kok sudah keras banget sih?” jujur aq lebih terangsang membayangkan toket istriku dimainkan oleh orang lain.

    Papa horny ya bayangin aq dijama laki-laki lain?” sambil istriku mengocok k0ntolku dengan cepat hampir saja aku ngecrott dan aq pun nggak bisa menyembunyikan ekspresiku dan apa boleh buat aq mengiyakan keinginannya.

    “Ok, tapi diremas toketmu aja kan?” dia sangat senang sekali dengan pertanyaanku yang akan mengiyakan keinginginannya.

    “Iya paa, makasih ya paa” Istriku menciumku lalu melepasakan kocokannya dan bersiap tidur sambil memelukku.

    Pada sabtu malam ini istriku ingin melaksanakan keinginannya di sebuah mall terbesar di kotaku dan dia tau betul aq ingin sekali nonton film kesukaanku ‘transformer’ yang baru beberapa di putar di bioskop..

    “Paa aq mau coba di dalam bioskop aja ya kan di situ gelap pasti nggak ada yang lihat” sambil istriku dandan di depan cermin dengan masih memakai lilitan handuk.

    “Terserah Mama aja” aq jadi terangsang dengan apa yang akan di lakukan oleh itriku nanti.

    Kemudian Istriku berdiri dan memilih-milih pakian untuk nanti dan yang di pilih adalah tangtop berbelahan dada rendah dengan tali kecil di pundak tanpa mengenakan BH dengan di lapisi dress model kimono tanpa lengan entah apa namanya itu, serta mengenakan rok mini yang agak lebar karena perutnya sudah buncit 4 bulan dan sejengkal dari lutut dan CD G-string di dalamnya.. sungguh menggoda sekali batinku, dan dia tersenyum lebar.

    “Ayo Pa kita berangtkat…”

    Sesampainya diparkiran mall dan menuju bioskop istriku sudah mulai genit jalannya, sesampainya di loket bioskop istriku mengambil jatah tiketnya dan ternyata istriku sudah memesan lewat online, begitu aq dan istriku masuk ke dalam bisokop dan mencari-cari tempat duduk, ternyata paling belakang dan di deretan itu kebanyakan laki-laki semua.

    Awal film di putar kami konsen liat filmnya dan malah aq yang nggak konsen… di pertangahan film Istriku ingin ke kamar mandi,

    “Pa aq mau ke toilet sebentar ya?” sambil konsen sama filmnya aq bilang,

    “Aq temenin ya…” istriku pun bilang,

    “Nggak usah Pa udah banyak yang nemenin kok, Papa konsen aja sama filmnya” sambil mengerlingkan matanya.

    Istriku pun langsung beranjak menuju toilet, nggak lama kemudian seorang laki-laki yang duduk di sebelahnya beranjak keluar dan nggak lama kemudian orang yang duduk di samping laki-laki tadi menerima sms dan beranjak keluar.

    Sudah hampir 10 menit istriku belum kembali dari toilet jadi tambah nggak konsen dan khawatir kalau-kalau terjadi sesuatu sama istriku, 15 menit istriku juga belum kembali lalu aq putuskan meng sms nya

    “Mama kamu baik-baik aja? kok lama” tak lama kemudian istriku membalas sms ku.

    “Iya Pa nggak papa, nikmati aja filmnya Pa”.. sudah hampir setengah jam istriku belum balik juga aq semakin khawatir dan berpikiran bagaimana kalau istriku sampai di entot, duuhhh jadi benar-benar nggak konsen sama sekali lalu aq sms lagi istriku.

    “Ma kok lama banget sih? Filmnya dah mau habis nih cepet balik” dan nggak lama kemudian istriku pun membalas sms ku lagi.

    “Pa maaf lama, nanti kalau filmnya sudah habis sms Mama ya dan langsung tunggu di parkiran aja” nggak lama kemudian film pun sudah habis dan aq bergegas meng sms istriku.

    “Ma filmnya sudah habis cepat ke parkiran” setelah sms aq beranjak menuju parkiran dan nggak lama kemudian istriku tiba di parkiran dan langsung masuk ke mobil dengan senyum lebar dibibirnya.

    “Kok lama banget sih Ma!” nadaku sedikit kesal

    “Maaf Pa nanti kalau sudah sampai rumah Mama critain” mobil pun kupacu menuju rumah karena AC begitu dingin samar-samar aq mencium bau pejuh, dan ku tengok istriku ternyata ketiduran dengan pulasnya.

    Sampainya di rumah aq nggak sabar untuk mendengar cerita dari istriku apa aja yang terjadi tadi sampai hampir 1 jam.. setelah sampai di kamar aq langsung memeluk istriku dari belakang dan menciumi tengkuknya serta meremas-remas toketnya.

    “Ihh Papa nafsu banget sih… dah keras lagi k0ntolnya di pantatku” memang sejak tadi selain khawatir dan kesal k0ntolku juga tegang keras dan birahiku melambung tinggi membayangkan istriku di jamah toketnya.

    “Hmm tau aja sih Ma gimana tadi?” Enak? Berapa laki-laki tadi? Nggak ngapain-ngapain kan selain mainin toket?” kuberondong dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di otakku.

    “Iya-Iya sabar dong Pa, aq mau mandi dulu ya habis mandi aq critain” Istriku pun langsung melangkah menuju kamar mandi, dan aq nyalakan sebatang rokok agar pikiranku agak tenang…

    Setelah istriku selseai mandi dan naik ke tempat tidur istriku mulai menceritakan apa yang di lakukan tadi sambil memelukku.

    “Papa janji nggak marah ya kalau aq ceritain semua” sambil tangan istriku di masukkan ke dalam celanaku.

    “Hmm kok marah, emang kenapa Ma?” sambil berpikir keras apa yang sesungguhnya terjadi tadi.

    “Santai dong Pa aq mulai ya ceritanya?” sambil menurunkan celana dan celana dalamku dan menyembulah batang k0ntolku sambil istriku mengocok batang k0ntolku dengan lembut di bercerita…

    “Tadi tuh sebenernya aq dah nyiapin selembar kertas Pa dari rumah yang berisi ‘ aq tunggu di toilet pria 5 menit lagi’ nah waktu papa konsen liat filmnya aq kasih kertas itu ke laki-laki sebelahku, lalu aq ijin sama papa untuk ke toilet” dan istriku pun masih sambil mengocok-ngocok k0ntolku sambil melanjutkan ceritanya.

    “Setelah di toilet aq deg-degan setengah mati menunggu laki-laki itu, setelah laki-laki itu datang kami berkenalan dan Sandi namanya, dan aq pun mengutarakan keinginanku kalau aq pengen di remas-remas toketku dan dia pun terkejut dan bertanya bukankah aq datang bersama suamiku, aq pun bilang nggak apa-apa suamiku nggak bakalan tau karena suamiku lagi asik nonton film kesukaanya” aq pun tertawa mendengar alasan istriku lalu dia melanjutkan ceritanya.

    “Mulanya Sandi takut-takut tapi setelah aq yakinkan dia mulai mendekat dan memelukku sambil meraba toketku, mulanya sih aq agak risih Pa tapi lama-lama aq mulai bisa menikmati.. Sandi mulai berani memasukkan tanganya ke dalam bajuku Pa dan mengeluarkan toketku dari atas baju, meremas dan memilin-milin puting susunya, tau nggak Pa? di saat aq menikmati permainan tanganya dia mencium bibirku Pa.. aq terkejut sekali lho pa waktu itu, tapi lama lama aq membalas ciumannya, Papa nggak marah kan?” dengan menunjukkan mimik muka melas dan manjanya sambil mengocok k0ntolku agak cepat.

    “Nggak apa-apa Mama kan cuma cium aja khan?” Istriku pun melanjutkan ceritanya sambil masih mengocopk-ngocok batang k0ntolku dan sesekali menciumi dadaku.

    “Kami bercumbu dengan panasnya tiba-tiba kurasakan ada yang menusuk-nusuk di perut bawahku, ternyata itu k0ntol Sandi Pa keras banget di dalam celananya, aq bilang ke Sandi jangan di tekan-tekan aq lagi hamil… Sandi pun mengerti akan kondisiku, terus Sandi membalikkan badanku dan melepas dress beserta tangtopku Pa, aq sih sebenarnya keberatan tapi dia bilang biar nggak ganggu perutku yang sedang hamil, Papa setuju kan kalau aq telanjang dada biar perutku tidak tersentuh?” aq pun mengiyakan sambil menikmati k0ntolku dikocok-kocok dan dijilati istriku.

    “Iya Ma oghh nggak papaahhh” Istriku pun meruskan ceritanya.

    “Sandi meremas-remas toketku dari belakang sambil menciumi telingaku, lama-lama remasannya semakin brutal sampai-sampai aq mendesah-desah dan tau nggak Pa? Memekku basah banget Pa, saat itu aq rasanya ingin mengelusnya tapi malu sama Sandi, lama-kelamaan aq nggak tahan juga Pa diremas-remas toketku, dipilin-pilin puting susuku, sambil berciuman.. setelah beberapa saat aq merasakan ada sesuatu yang menggesek-gesek pantatku, bukan dari luar rokku tapi menempel dan menggesek-gesek pantatku, stelah aq aq lihat ternyata itu k0ntol Sandi Pa!!! aq sangat terkejut Sandi menggesekkan k0ntolnya langsung di pantatku, aq nggak tau Pa kapan Sandi mengeluarkan k0ntol dari celanannya, Paaa nggak marah lan? aq nggak tau kalau Sandi sampai melakukan hal itu” Istriku memesanag mimik melas lagi dan mengegenggam erat dan mengurutnya pelan-pelan batang k0ntolku.

    “Kok sampai segitunya Ma..? Tapi itu bukan keinginan Mama kan? Aq rasa nggak papa Ma…” Istriku pun meneruskan ceritanya sambil menarik nafas lega karena aq tak marah.

    “Bukan Pa aq kaget banget lho apa yang dilakukan Sandi, menurutku mungkin nggak papa kalau sekedar gesek-gesekin k0ntolnya kepantatku, lama-kelamaan aq bisa menikmatinya Pa, baru sebentar tiba-tiba ada yang mengtuk pintu toilet, aq kaget kalau itu Pa, setelah dibuka sama Sandi aq jadi tambah kaget ternyata temanya Sandi yang duduk di sebelahnya, dia bilang temannya ingin gabung tapi aq menolaknya dan takut kalau terlalu berisik takut ada yang tau aktifitas kita di toilet dan tiba-tiba dia maksa masuk ke toilet sambil berkata kalau lebih nikmat toketku dimainin dua orang masing-masing dapat satu, apa boleh buat dari pada mereka bicara terus dan ada yang masuk jadi gawat bisa-bisa mereka-mereka pada mau gabung.

    Setelah dia memperkenalakan dirinya yang bernama Erwin, dia minta ijin untuk memainkan toketku, Sandi duduk di closet dan memangku aq Pa, Sedangkan Erwin Jongkok di depanku dan mulai memainkan toket kiriku, sedangkan Sandi toket kanan dan dan mencium bibirku dari samping sambil menggerakkan pinggangku agar k0ntolnya menggesek pantatku, lama-lama aq jadi nggak tahan juga, bayangkan Pa!!! mereka mengerayangiku sambil aq menyingkap kesamping G string dan bermasturbasi dengan jari-jariku.. badan dan memeku udah bener-bener ternagsang hebat Pa, Erwin mengulum toketku dan menghisap puting susuku sedangkan Sandi meremas, menggesek-gesekkan kontolnya di belahan pantatku dan berciuman dengan buasnya Pa dan nggak lama kemudian aq meraih orgasme Pa aaahhhhh Paaaa” kocokkan istriku pada batang k0ntolku semakin cepat.

    “Ogghhh.. ogghhhh Maaaa aq keluarrr Maaaa” bersamaan dengan itu aq menyemburkan pejuhku keperut hamil istriku Creettt.. creettt.. creettt… cerita yang menggebu-gebu dan kocokan istriku yang membuatku tidak bisa menahan orgasmeku lebih lama lagi.

    “Ooggghhhh Paaa iyaa Paaaa kelaarriiinnn Paa Oogghhhhhh Paaaa” dibikin ngilu dan diperas dan diurut-urut batang k0ntolku.

    “Aaagghhhhh Mamaaaaa ternyataaa kamuuu binaalllllll” dengan mimik muka binalnya istriku pun berkata.

    “Tapii sukaa khannn…. slurrppp… iya kaannn Paaa… sluurrpppp sluurrppp suka kalau istrinyaa binaallll?!!!!!…” katanya sambil menghisap pejuhku yang masih tersisa di dalam lubang k0ntolku.

    “Ooggghhh… iyaaaa Maaaa… iyaaaaaaahhhh… aq suka Maaa aq sukkaaaaa…” Istriku menjilati sisa-sisa pejuh di k0ntolku sambil berkata.

    “Khan ceritanya belum kelar baru separo lhoooo… kok Papa sudah keluar duluan??? masih mau di lanjut nggak ceritanya? kalau mau dilanjut sana k0ntolnya di cuci dulu, kalau udah bersih kembali kemari akan ku ceritakan kelanjutannya daaannnnnnn… Papa boleh ngentottin aq sambil aq cerita…”

    Saat aq membersihkan k0ntolku di kamar mandi dalam hati bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya dengan istriku tadi di toilet bisokop??? setelah selesai aq kembali ke ranjang dan istriku sudah siap menaymbutku.

    “Udah bersih Pa? Siap ngentotin aq sambil dengerin ceritaku? aq pun langsung mencium bibirnya.

    “Siap dong Ma tapi kan kamu lagi hamil?” Istriku pun membalas ciumanku dengan hot nya.

    “Tenang Pa kalau sudah lebih dari 3 buln sudah boleh di entotin.. tapi harus hati-hati yaa….” tanpa basa basi aq langsung meremas-remas toket istriku dan ternyata puting susunya sudah mengeras.

    “Hmm… Papa boleh ngelakuin apa aja tapi ada syaratnya lhoo” syarat apa lagi memeang istriku penuh kejutan hari ini. “Apapun yang terjadi Papa nggak boleh marah dan jangan berhenti ngentottin aq yaa” sambil mengocok-ngocok k0ntolku yang sudah mulai keras lagi dan menyuruhku tidur terlentang dan Istriku naik keatas badanku sambil terus mengocok k0ntolku…

    “Buka dong Ma lingerie nya pengen nenen juga dong aq” istriku pun melepas lingerie nya dengan perlahan, setelah terlepas lingerinya ternyata banyak sekali bekas cupangan di sekitar toket istriku dan sebagian besar sudah berwarna merah seperti di tampar atau di remas dengan kuat.

    “Ma kok sampai segitunya?!!” miris sekali melihat toket istriku yang merah membengkak dan banyak bekas merah-merahnya, setelah lingerinya terlepas istriku memegang batang k0ntolku dan menggesek-gesekkan ke belahan memeknya.

    “Maaf Paa oogghhh… meem.. meereka sangat bernafsu menikmati toketku dan tubuhku, mau di terusin ceritanyaaahhh??” aq pun mengangguk tanda aq setuju, sambil menggesek-gesekkan k0ntol ke bibir memeknya istriku mulai meneruskan ceritanya…

    “Setelah aku meraih orgasme tadi Pa, Erwin tau kalau aq mastrubasi dan Erwin ternyata diam-diam melihat keselangkanganku sambil meremas toketku dan memilin puting susuku waktu aq berciuman dengan Sandi dan Erwin memperhatikan masturbasiku sejak tadi, dan tau nggak Pa dia bilang kalau selangkanganku sangat indah dan putih bersih sekali dengan memek yang basah memerah dengan ditumbuhi bulu bulu halus dan belum pernah dia melihat yang seindah punyaku” sambil kuperhatikan dan ku elus-elus selangkangan istriku.

    “Setelah aq orgasme Erwin berusaha mengelus memekku Pa sa aq tepis tangan Erwin tapi dia ulangi lagi tapi Tangan Sandi sedikit mengangkat pantatku daannn mengepaskan k0ntolnya ke memekku dibantu Erwin dari belakang… kaann aq jadi panik Paaa.. aq bilang jangan dimasukkin Sandi aq nggak mauu, tapi mereka sudah benar-benar nafsu Papakuu” sambil sesekali kepala k0ntolku dimasukkan kedalam lubang memek istriku.

    “Setelah dirasa pas pantatku diturunkan dan perlahan-lahan mulai masuk kepala k0ntolnya Paa, sepertiihh iniihhhh” sambil k0ntolku ditekan masuk ke memeknya.

    “Oogghhhh masuk ke memek Paaa k0ntol Sandi???” istriku mulai menurunkan pantatnya.

    “Iyaaaahhhh Paaaahhh seperti iniiiihhhhh… aqal yahhhh susaaahhhhh tapi dipaksa perlahan-lahan dan akhirnya masuk semuuaahhhh oogghhhhh” k0ntolku pun masuk semua juga di lubang memeknya bersamaan cerita Istriku’.

    “Aagghhhh Paaaa nggaakk.. Oghhh.. mmaraahhhh khaannnn????” karena aq dilanda nikmat luar biasa aq cuma bisa mendesah tanpa kujawab….

    “Terus Sandi memegang pinggulku erat dan menaik turunkan perlahan-lahan sedangkan Erwin mengarahkan tanganku agar aq mengocok k0ntolnya.. aq pun sedikit protes dengan ulah mereka… kaliann kenapa sihhh bandel khannn aq bilang cuma main toket Aagghhh Sandi pun menjawab sambil menggoyangkan pinggulku perlahan dia bilang tanggung kan lagian kapan lagi bisa ngentotin bidadari secantik dan seseksi kamu.. dan tau nggak Paaaa?? ternyata k0ntol Sandi besar juga penuh sekali di memekku atau efek 4 bln lebih nggak di masukkin k0ntol Papa yaaaa? hihi” entah itu benar atau emang keinginan istriku untuk dientot oleh mereka… Istriku pun perlahan-lahan menggoyang diatasku dengan erotis dan dibumbui dengan ceritanya… sungguh membuat gairahku tinggi dan cemburu yang teramat sangat.

    “Aaaahhhhh Paaa aq kangeennnnn di entot Paaaa Aaagghhhh nikmaaaaattttt….” sambil tanganya membimbing tanganku untuk meremas toketnya.

    “Ooooogghhhhh… teruss Paa Erwin menyuruh aq memasukkan k0ntolnya ke mulutku, tentu saja aq keberatan tapii Sandi menekan k0ntolnya membuat aq membuka mulutku dan tanpa membua kesempatan Erwin memasukkan batang k0ntolnya kedalam muluttkuuhhh bayangkan paaaa udah empat bulan ngga ngentot tau-tau langsung 2 k0ntol berada dalam tubuhkuhhh ooogghhhh… Sandi ngentot dari belakang sambil memangkuku di atas closet dan aq mengoral dan mengocok k0ntol Erwinnnn… bayanginnnn Paaaa nikmaattt banget di entot dua laki-laki membuatku terbang tinggi ke langit tuju dan aka meraih orgasme yang ke dua kalinya” aq pun semakin ternagsang hebat dan amat sangat cemburu.. bisa-bisanya istriku yang kucintai rela di entot 2 laki-laki yang tidak di kenalnya.. dan aq pun mengangkat tubuhnya dan menunggingkan tibuhnya.

    Merangkak dan buka kakimu wanita jalang!!!” bentakku, dan istriku merangkak dan membuka lebar kedua kakinya dan langsung aq masukkan batang k0ntolku dan ku kocok dengan tempu sedang.

    “Kamuuu sukaaa jadiii wanita jalanggggg hehhh?? Ogghhhh oghhhh kamu emang niat kan di entot mereka hmmmmhhh?!!” sambil kepercepat kocokanku.

    “Enggak Paaaa akuhhhh oohhhhh nggak punya niaatttt, merekaaa yang memaksakuuhhh aaghhh aghhh agghhhhh..” sambil keremas-remas toketnya dari belakang dan kocokkanku semakin cepat

    “Di pakssaaa tapiihhh mauuuu?!!! Dan menikmatihh khannnnn???!! Ayo jawab jujur Maaa oogghhh ogghhhh..” tubuh istriku terguncang hebat seiring kocokan k0ntolku di memeknya yang basah sampai mengeluarkan suara.. Clokk.. clokk.. clokk.. clokk.. clokkk.. dan akhirnya istriku pun mengakuinya…

    “Aaaghhh ahhhh.. iyaahhh iyaa.. paaa aq.. menikmatinyaaa k0ntol Sandi di memekkuuhh dan k0ntol Erwin dimulutkuhhh.. oohhhh… akuu… akuuuhhhhh ingin di entot mereka berdua oogghhhhh…” kutarik supaya tubuh istriku tegak agar perutnya tidak menggantung dan berayun-ayun… sambil kupeluk dari belakang dan kuremas-remas toketnya dan juga kukocokkan k0ntolku dengan cepat…

    “Ooohhhh terusinnn ceritamuuu wanita jalannggg!!!” istriku pun meneruskan ceritanya sambil aq entot dengan buasnya.

    “Oogghhhhh.. iyaa paa setelahh aq.. ohh.. ohhh.. mauu keluarrr aq minta berdiri,, sekarang Sandi mengentotku dari belakang dan Erwin berdiri diatas closet dan akuuu.. ohhh..ohhh oral dengan cepat.. aq bilang pada mereka kalau aq mau keluarr, dan Erwin pun bilang juga kalau mau keluarr.. akuhhh menyuruhnya oogghhhh.. ogghhhh.. pelan paaa oogghhhh aq menyuruhnya untuk di semburin diluar dan k0ntol Erwin pun juga sudah mulai berdnyut-denyut didalam mulutkuuhh.. dann kocokan Sandi pun semakin cepat dan aq tau dia sebentar lagi keluarrr oogghhh… ogghhhh… k0ntoll Paa juga udah berdneyut khaannnn.. oogghhhh… ohhh dan aq pun sudah diujung seeperttiiii sekaranngggg ini Paaaaa dan aq benar-benar di ujungg jepitan kemaluanku menjadi kuat dan mengurut-ngurut k0ntol Sandi sepertiihhh iniiihhhh… membuat Sandii mengentotku dengan hebaatnyaaa dan aaghhhh maafff maaafff Paaaa… aaagghhhh Erwin nyembur dimulutku daannnn aaghhh… aagghhhh.. aaghhhhh… yessss aaghhhh yessssss..” bersamaan.

    “Oooohhhhh aq jugaaa keluaarrrr aaahhh.. aghhh.. ahhhhh..” aq dan istriku keluar secara bersamaan, aq tekan k0ntolku sedalam-dalamnya dan kuremas-remas toketnya kuat-kuat sangat nikmat sampai-sampai otakku beku sesaat,

    “Oogghhh sungguh nikmattttt..” kami pun masih merasakan sisa-sisa klimaks kami seperti tiada hentinya dan masih dalam posisi semula…

    “Akuhhhh uhh..uhh jugaa paaa nggak kusangka paaa perbuatanku tadi bikin papa menggila.. padahal aq takut sekali papa marah karena kebablasan..” akhirnya aq dan istriku rebahan sambil berpelukan dan kucium kening istriku tersayang dan tercinta…

    Iyaaa Maaa tapi cukup sekali ini aja yaaa aq nggak mau istriku di entot orang lagi..”dalam hatiku bergejolak ingin rasanya membiarkan istriku berbuat seperti itu lagi tapi aq juga cemburu dan takut istriku ketagihan….

    “Iya Paaa tapiiii.. Papa terangsang hebat khannn kalau aq di entot laki-laki lain kayaknyaa.. iyaaa khannn ngakuuu hayoooo..” dan sepertinya istriku sangat menyadari hal itu.

    “aaaa.. sebenarnyaa…” belum juga aq menjawab pertanyaanya, istriku langsung mengecup bibirku.

    “Muaachhhh.. aq tau jawabannya kok.. yukk tidur paaa lupp yuu summmmchh…: istriku pun menarik selimut dan memejamkan matanya sambil memelukku… nggak habis pikir aq dengan apa yang dipikirkannya.. aq pun memeluk istriku dan memejamkan mataku….

  • Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex

    Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex


    2184 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sesudah , Aqu memarkirkan kendaraanKu , Aqu melihat jam tanganKu pukul 5.00 sore . Kantornya sudah sepi . Memang tadi saat Aqu telpon dari kantorKu , Dia tak mau di jemput , Akan ada meeting sama pimpinan direksinya . Namun Aqu mau memberinya kejutan , Akan mengajaknya makan malam di resto . Aqu menunggu isteriKu di kendaraan .

    Yah , Aqu namaqu Joko Santoso . umurKu 29 tahun . Sedangkan isteriKu bernama Sherly berumur 27 tahun . Kulitnya putih , matanya sipit , cantik sekali . Dan Kami baru menikah 3 tahun . Belom memiliki keturunan . Aqu sangat mencintainya . Aqu tak mau kehilangannya .

    15 menit berlalu , Akhirnya Aqu turun dari kendaraan dan masuk kekantor isteriKu . Semua ruangan kantor rata rata sudah gelap , karena lampu sudah di padamKu . Namun ruang kantor isteriku masih menyala , Jendelanya tertutup tirai . Aqu mendekat dan mendengar suara cekik kikan . Aqu mengitip dari sela sela tirai .

    Kepalaqu seperti di hantam palu besar . Aqu melihat Ganda , sedang menjilati buah dada isteriKu . Dan isteriKu , mengelijing ,dan mendesah

    ” ashh.. Gan… geli….” Suaranya pelan . Pak Ganda adalah GM , yg berarti jabatannya di atas isteriKu . IsteriKu sering menceritakan tentang Pak Ganda . Dan Dia pernah memperkenalkan Ku pada Pak Ganda ini . Namun Aqu tak menygKa…

    Ingin Aqu masuk ke ruangan itu , dan memukuli Pak Ganda . Namun Aqu urungkan , Aqu memilih menonton saja , Aqu mau lihat sampai di mana kelaquan isteriKu . Tak lama sesudah puas Pak ganda menjilati buah dada isteriKu , Pak Ganda membuka celananya . dan dia duduk di meja . kemaluannya terlihat ngaceng . Harus aqu aqui kemaluannya , lebih besar dari Ku .

    IsteriKu tanpa malu malu , langsung menciumi kemaluannya . Lalu menjilati dan mengemotnya . IsteriKu terlihat sangat nafsu , Dia mengocok gagang kemaluannya , dan mulutnya mengemut kepala kemaluannya . Se ingatKu selama tiga tahun menikah dgnnya Sherly tak pernah menservis Ku seperti ini . Aqu melihatnya , dan tanpa Aqu rasa kemaluanku mendaji tegang . Aqu mengelus ngelus kemaluankuKu sendiri , dan membaygkan kalo Sherly sedang menjilati kemaluanKu .

    Sesudah itu , Pak ganda berdiri , lalu melepas seluruh pakaian isteriKu . IsteriKu lalu duduk di meja , hanya memakai celana dalam merah , yg Aqu belikan saat hari Valentine . Pak Ganda lalu menciumi isteriku , dan berbisik .


    ” kamu cantik sekali Sheerly , Aqu ingin menjilati kemaluanmu dan bersetubuh dgn sayg , boleh ya sayg…” . Sherrly menciumnya dan berkata
    ” Boleh aja Mas Ganda….” . Lalu Pak Ganda melepas celana dalam isteriKu .

    Dan menjilati kemaluan isteriku dgn penuh nafsu . IsteriKu mengelijing , matanya terpejam , menikmati jilatan Pak Ganda . Aqu memang tahu , isteriku paling suka di oral . Dan Dia tak akan tahan , pasti sebentar saja orgasme . Pak Ganda dgn raqusnya menjilati kemaluan isteriKu . Aqu mendengar samar samar desahan isteriKu
    ” ahhh mas , ahh udah gatel banget , mas Aqu mau keluarr…..” . Tak lama isteriku mengejang . Tubuhnya bergetar .
    ” Mas masukin sekarang , ayo mas , Gatel nih..” .

    JantungKu berdegup keras , kemaluannya yg besar itu mulai di masukan ke lobang kemaluan isteriku . Dgn kemaluanku yg lebih kecil dari kemaluan pak Ganda saja, Aqu merasa lubang kemaluan nya sempit , Apa lagi kemaluan pak Ganda yg besar . Dan
    ” Ahhh , pelan pelan mas , sakit…” kata isteri Ku .
    Dan pak Ganda mulai bergoyg ,dgn irama birahi yg mengebu , Isteriku mengelijing . Isteriku nampak sangat menikmati kemaluan besar pak Ganda . Kulit pak Ganda yg Hitam , terlihat kontras dgn Sheerly yg putih . Aqu terus saja mengelus elus sendiri kemaluanku yg ngaceng itu .

    Pak Ganda terus saja mengoyg isteriKu dgn nafsu . dan beberapa saat kemudian , Pak Ganda ejaqulasi di lubang kemaluan isteriKu . Dan Aqu juga ejaqulasi , tanganKu basah akibat sspermaqu sendiri . Aqu melihat mereka segera rapi rapi , isteriku melap kemaluan nya pakai tisuue dan , Aqu buru buru lari ke kendaraan .

    Aqu segera meng HP isteriKu .
    ” sayg , aqu di kantormu nih …” . Aqu berkata seakan akan tak tahu apa apa dan tak terjadi apa apa . IsteriKu berkata
    ” Oh ..iya kebenaran Mas , rapatnya juga sudah selesai….” .

    Aqu berpikir , pantas selama ini isteriku selalu memakan obat anti hamil , alasannya belom siap punya momongan . Pikiran Ku kacau , Aqu yakin isteriKu tidak hanya main dgn Pak Ganda .

    Aqu membawa juga isteriKu ke restoran . Dia makan dgn lahap , sedangkan Aqu .. nafsu makanKu menurun . Namun Aqu tetap berpura pura tak tahu apa apa .

    Malamnya saat isteriKu tertidur pulas , Aqu masih terjaga . Aqu perlahan membuka celana dalam isteriKu . Aqu melebarkan kakinya . Menatap kemaluan isteriKu yg tadi habis di goyg sama Pak Ganda . Aqu menguak bibir kemaluannya , terasa sedikit lembab. kemaluanku jadi ngaceng . Aqu memjilati memeknya . Isteriku mengeliat , namun tak bangun .

    Lalu Aqu memasukan kemaluanKu ke lubang kemaluannya . Isteriku mengeliat , namun matanya terpejam . Aqu merasakan memek isteriku tetap sempit . Aqu terus mengoygnya . Aqu merasakan makin lama kemaluannya makin basah .

    Isteriku tetap memejamkan matanya , hanya suara desahan desah lemah , keluar dari bibirnya yg sexy. Aqu terus mengoygnya sampai Aqu ejaqulasi . Aqu memakaikan celana dalamnya lagi , lalu Aqu tertidur .

    Ada juga yg suka dgn cerita jenis ini , ada juga yg jenis pemerkosaan. saya sendiri merasa , saya lebih cocok dgn jenis pemerkosaa . Walau saya juga bisa berimajinasi , menelurkan cerita jenis tukar pasangan . Ini cerita lanjutan saya , kerja tak boleh separoh , harus sampai selesai . Let’s Swing babe .

    Esoknya keadaanku , tak berubah . Aqu terus berpura pura tak tahu apa apa . Berhari hari , selanjutnya setiap kali aqu bercinta , anehnya aqu malah terus membaygkan melihat isteriku bercinta dgn pak Ganda .

    Di kantor aqu jadi lebih pendiam , aqu merasa ada yg berubah pada diriku . Sekarang ini aqu malah sering nafsu , membaygkan isteriku bercinta dgn orang lain , dgn siapa saja , bahkan dgn dua atau tiga lelaki

    Kadang , Aqu berpikir untuk menceraikannya , Namun tidak , Aqu mencintainya , Aqu tak bisa kehilangannya . Aqu harus mengaqui , aqu juga sering jajanan di luar tanpa sepengetahuan isteriKu . Namun bagaimana ini . Aqu mau isteriku berkata jujur padaqu namun apa mungkin .

    Suatu saat weekend Aqu berbicara dgn Sheerly , Aqu bertanya

    ” Sayg , kanapa sih , koq kamu mau menikah dgnKu ..? ” .
    ” Ah Mas gimana sih , yah saya sangat mencintai Mas …” . Aqu tersenyum dan membelai rambutnya yg hitam terurai . Aqu menatap isteriku , cantik sekali dia.

    Lalu Aqu berkata
    ” eh kamu kenal sama si Gatot kan ” . Lalu Sheerly berkata
    ” iyah , kenal teman sekantor kamu yg ganteng itu kan…” .
    ” iyah , benar , Dia itu sering nanyain kamu loh , Dia itu tergila gila sama kamu ..” kataqu .
    ” Masa sih mas …” kata Sheerly bersemangat .
    “Iyah , benar” kataqu. Sheerly diam .
    ” Eh mau gak , kalo misalnya kamu selingkuh dgn dia …. ” kataqu tiba tiba , yg aqu sendiri tak berpikir seperti itu.

    Aqu sendiri tak sadar , mengapa mulutku sampai keluar kata kata itu .

    ” AHH.. Mas gila yah ,.. masak isteri sendiri di suruh selingkuh sama teman sendiri .. ” katanya marah . Dalam hati Aqu berkata
    ” dasar munafik….” . Tanpa Aqu sadari membicarakan ini malah membuatKu birahi .

    Aqu mencari cara , Aqu memaikan kata kata . Aqu berkata

    ” Sheerly , Aqu kan suruh kamu main dgn nya , bukan menikahinya , kalo Aqu suruh kamu menikah itu namanya selingkuh , kan cuma begituan doang sih …” . Dia menatapku , lalu berkata
    ” jadi , kalo Aqu main sama lelaki lain , itu bukan selingkuh , Mas gak marah…?”

    Arah pembicaraan makin mendekat ke sasaran . Aqu berkata
    ” selama Aqu tahu ,kamu main sama siapa , dan Aqu bisa melihatnya , ok ok saja buatKu..” .
    ” ha .. Yg bener Mas , Mas gak marah…? ” tanyanya makin penasaran .

    ” engak , kalo marah buat apa aqu tawari kamu main sama Gatot …” kataqu .
    ” tapi , tapi… Mas…” kata Sheerly . Aqu berkata
    ” tapi ..apa…sayg…..” .
    ” Namun mana mungkin lelaki selingkuhanKu mau di liatin sama Mas , kalo lagi main sama Aqu….” Katanya . Ha , kena loh , tanpa sadar Dia mengaqui punya lelaki selingkuhan .

    Aqu berkata
    ” Mau , asal kamu bilang siapa nama lelaki selingkuhan kamu ..” . Langsung muka sheerly merah padam ,
    ” eh.. aqu … Aqu tak punya lelaki selingkuhan…” . Aqu tak mau membuatnya tak enak suasana hatinya .
    Aqu langsung merubah arah pembicaraan ,
    ” Nah , kalo Gatot itu mau , gimana ” kataqu . Sheerly Diam
    ” Ohhh …” katanya kemudian . Aqu berkata lagi
    ” Nah jadi mau gak main sama Gatot…?” .
    ” Ah.. egak..Mas gila yah…” katanya .

    Kesabaranku habis , lalu Aqu berkata
    ” masa sih kamu cuma mau main sama Pak Ganda…” .
    ” Mas .. apa apa menuduhku sama Pak Ganda …” katanya tak mengaqui .

    Aqu menceritakan semuanya . Sheerly menunduk dan menangis .
    ” Mas , baiklah Aqu salah , Aqu siap kamu cerai Kan …” . Aqu mencium keningnya
    ” Sayg , mana mungkin Aqu menceraikan kamu , kamu tahu Aqu sangat mencintaimu , Aqu tak bisa hidup tanpamu…” kataqu .

    Sheerly tetap menunduk dan menangis , entah apa yg dipikirnya . Aqu berkata lagi
    ” Aqu kan sudah bilang , kamu kan cuma main sama Pak Ganda , namun kau tak cintainyaKan, Kamu tetap cinta sama saya kan sayg…?” . Sheerly menjawab terbata bata
    ” Iya , Mas saya masih tetap mencintai Mas…”

    Aqu mencium keningnya lagi

    ” maaf sayg , aqu sudah membuatMu menangis ..” . Lalu Aqu menceritakan semuanya .
    ” Mas , jadi Mas malah nafsu , melihat saya di main sama Pak Ganda …? ” katanya .
    ” Iya , benar aqu tak bohong , itu sebabnya Aqu mau melihat kamu main sama Gatot , namun kalo kamu tak mau , yah sama siapa deh yg kamu suka…” kataqu lagi .

    Pembicaraan kita makin terbuka , Sheerly mulai berani berkata blak blakan

    ” Bener yah Mas , tidak marah , tidak cemburu dan tidak menceraikan saya …janji..”katanya . Aqu bilang janji.

    Lalu Sheerly berkata ” gimana sama Pak Ganda lagi…” .
    ” Namun dia tak akan mau kalo Aqu tontonin “kataqu . Sheerly berkata dgn genitnya
    ” Mas ngitip aja …” . Sesudah berpikir untung rugi , Aqu setuju , lagian ini kan pertama kali dia selingkuh dgn izin suaminya , jadi biarlah dia yg lead the game ,pikirKu .

    Pas ini week end . Aqu lalu menyewa viila . Aqu cari yg kamarnya dua . dan Aqu mendapatkannya . Karena Villa itu Villa tua dinding terbuat dari kayu . Sudah banyak yg berlubang . Jadi dari kamar sebelah Aqu bisa melihat jelas seluruh kamar yg akan di pakai Sheerly .

    Aqu mengatur , Supaya Sheerly mengudangnya datang ke Villa . Dan dasar Pak Ganda juga mupeng , walaupun sedang beristirahat , sama anak dan isterinya mau juga datang . Akhinrya kendaraan pak ganda tiba , Dan dia langsung masuk ke Villa itu .

    ” Sayg , maaf yah Aqu tak bisa lama lama , isteriku menunggu .. namun aqu akan membuat kamu puas deh ..” katanya . Sheerly pun berkata ” iyah , Mas Aqu juga , paling 2 jam lagi Mas Joko balik , dari kolam pemancingan .. jadi kita cepat saja yah..” . Lalu mereka masuk ke kamar . Aqu menanti dgn deg.. deg..kan.

    Pak Ganda segera melepas seluruh pakaian , tinggal kolor hitannya . Aqu bisa melihat di balik kolornya sudah menyembul kemaluannya yg ngaceng itu . Aqu terus memperhatikannya , Lalu Dia menghapiri isteriKu dan menjilati leher isteriKu . Isteriku mendesah desah . Lalu Pak ganda mulai membuka baju atasanNya . lalu Branya . Dan mulai menjilati tetenya .

    Sheerly mengelijing . Aqu melihatnya dgn menahan nafsuKu . Sheerly mendesah desah , tak peduli padahal dia tahu suaminya sedang mengintip. Pak Ganda dgn lahapnya terus menjilati buah dada ranum isteriKu .

    Pentilnya juga di sedot sedot . Sheerly makin mengelijing. Aqu bisa jelas melihat putting isteriku makin mengacung , yg menandakan dia nafsu berat , dan Aqu yakin kemaluannya sudah banjir .

    Lalu aqu melihat , tangan Pak Ganda mulai menyusup masuk ke rok mini isteriKu . Sheerly mengelijing ” Ahhhhsss .Mas , ahhh Sheerly jadi gatel nih ” . Pak Ganda melepas rok mininya . Lalu jarinya kembali ,bermain di selangkangannya .

    Aqu benar benar penasaran . kemaluanku ngaceng sekali . Aqu mengambil HP Ku . Lalu Aqu SMS dia . Aqu suruh dia ke kamar sebelah sebentar .

    Sesudah Sheerly membaca SMS ku , lalu dia berkata ” Maaf , mas Aqu ke WC dulu , perutku tiba tiba sakit ..” . Tanpa banyak berkata isteriku , meninggalkan Pak Ganda sebentar . Sheerly masuk ke kamar . Aqu langsung melumat bibirnya . Aqu Nafsu sekali . Lalu menyelipkan tanganKu ke celana dalamnya . Aqu meraba kemaluannya , Wah kemaluannya benar benar basah .

    Aqu lalu menyuruhnya kembali ke kamar sebelah . Karena Aqu melihat Pak Ganda mulai gelisah . Dan Begitu melihat Sheerly kembali langsung dia memeluknya lagi .

    ” Sayg isepin k-o-n-t-o-lKu dong ..” katanya . Pak Ganda melepas kolornya , dan berbaring di ranjang . Lalu Isteriku memegang kemaluannya dgn nafsu . Lalu mengulumnya . Kelapa Sheerly kemudian ,mulai naik turun .

    Pak Ganda , mendesah keenakan . Dan IsteriKu terlihat begitu nafsu menyedot kemaluan hitam dan besar milik Pak Ganda . Aqu melihatnya dgn kemaluanKu yg mengaceng tegang. Lama Aqu melihatnya , sampai Pak Ganda berkata ” Ahh.. Aqu sudah gak tahan …” . Lalu Dia merebahKan IsteriKu , melepas celana dalamnya .

    ” Mas , jilatin dulu dong , i-t-i-l sheerly , gatel nih ….” Kata Sheerly . Pak Ganda tersenyum ,” oh mau yah ” , Pak Ganda mulai menjilati kemaluan isteriKu . Dan IsteriKu mengeliat geliat ke enakan . ” Ohhh terus Mas terus gatel banget nih i-t-i-l nya terus….. ” . Dan Pak Ganda , makin Asik terlihat menjilati kemaluan isteriKu .

    Aqu menurunkan resleting celanaqu , dan membiarkan kemaluanku mengantung bebas .Sambil perlahan Aqu memegang gagang kemaluanku sendiri.

    Sheerly makin mendesah desah ” Ahhh.. terus terus , Aqu hampir keluar nih…” . Pak Ganda masih menjilaitnya . Dan ” Ahhh Aqu keluar…..” . Isteriku mengelepar . dan kejang . Pak Ganda yg sudah tak tahan , langsung memasukan kemaluannya . ” Auww , pelan pelan Mas..”kata Sheerly .

    Dan Pak Ganda mengoyg . membuat IsteriKu menjerit jerit mengila ” Aww ohh ngilu ohh ” . Pak Ganda terus mengoygnya . Aqu melihat dari belakang buah zakarnya bergoyg goyg . Terus mengoyg IsteriKu . Dan IsteriKu terlihat mengelijing , dan mengeram . ” Ahh , Mas terus… , terus…mas…” Kata isteriku tak malu malu .

    Kira kira 10 menit lamanya , kemaluan isteriKu di blender kemaluan besar pak Ganda ,dan ” OHHH….. Aqu keluar..Shreely ….” . Tamapak pak Ganda , membenamkan kemaluannya dalam dalam , di lubang isteriku . Perlahan Pak Ganda mencabut kemaluannya . terlihat lelehan spermanya keluar dari lobang kemaluan isteriku .

    ” Mas , sudah mas pergi , nanti suami ku kembali loh ” kata isteriku . Lalu pak Ganda segera , berpakaian , Dia segera pergi . Sedangkan Aqu segera ke kamar isteriKu Isteriku masih terbaring lemas di ranjang .

    Aqu menatap kemaluannya yg membengkak , dan di penuhi sperma pak Ganda .
    ” Wahh , Kamu puas gak sayg…” kataqu . Shreely tak menjawab , namun tersenyum

    Aqu membuka celanaqu , Dan kemaluanKu yg ngaceng itu , Aqu sodorkan di mulutnya . ” Sayg , sedotin yg enak yah , kaya tadi kamu nyedotin k-o-n-t-o-l pak Ganda…” . IsteriKu tersenyum , lalu menyedot kemaluanKu .

    Dia menyedotnya nafsu sekali . Nah ini baru isteriku , kataqu dalam hati . Isteriku terus menyedot kemaluanKu . Ini luar biasa , baru kali ini , isteriku meyedot kemaluanku dgn begitu nafsu .

    KemaluanKu di kocok , di jilat dan di sedot . Nafsu birahi yg Aqu tahan dari tadi Akhirnya terlepas . Aqu keluar , spermaqu muncrat membasahi mulutnya. Rasa nikmat ini luar biasa… ” Sayg , Aqu nikmat sekali…..” kataqu sambil mencium keningnya .

    Sesudah beberapa saat , kemaluanKu kembali bangun . Aqu berkata ” Sayg , mas mau e-n-t-o-t kamu boleh gak ? ” . ” ah Mas , setiap saat , kapan mau mau ” kata isteriku . Isteriku bangkit , ” mas saya cuci dulu yah ” .

    Aqu menarik tangannya , tak usah sayg ,Aqu mulai memasukan kemaluanKu . tanpa merasa jijik oleh sperma pak Ganda yg masih belepotan di kemaluan isteriKu. . Sheerly mendesah ” Ahh , Iya h… terus , Aqu enak , Mas… terus…” .

    Aqu terus mengoygnya . Dan Sheerly terus mendesah desah ” Ahhh teruss enak…enak…” katanya . Aqu terus mengoygnya . kira kira 5 manit , Sheerly mengejang ” Mas , Aqu kelurrr….” . tubuhnya kejang , dan mengelijing… . Wah baru kali ini Dia mencapai orgasme dgn cepat , ketika Aqu bercinta dgnnya

    Aqu bertahan , diam sesaat , membirakan isteriku menikmati orgasmenya , lalu kembali mengoygnya .Dgn ritme yg lembut , dan perlahan ritme itu aqu naikkan. Aqu memcoba bertahan , aqu ingin dia orgasme kembali .

    Setiap kali aqu sudah mendekati puncakku , aqu diam sebeentar , dan bergerak lagi , sampai kembali Sheerly mencapai titik puncaknya . Kembali Sheerly mengejang . Dan Aqu pun juga menyemburkan benihKu dalam lobangnya .

    Sheerly memelukKu ..” Mas , tadi itu Aqu nikmat sekali….” Katanya . Aqu tersenyum , Aqu tahu kataqu dalam hati . ” Mas , benarkan mas tak akan menceraikan Ku ” . katanya. Aqu tersenyum saja . Sheerly menatapku , ada keraguan di hatinya.

    ” mas , kalo mas mua menceraikan saya , saya rela ” katanya . Aqu mencium keningnya . ” sayg , kamu itu wanita yg perfect buatku , aqu sangat mencintaimu , we will be together forever and ever , till death do us part ” .

    Aqu tertidur pulas , tak ada rasa cemburu , tak ada rasa amarah . yg ada hanya rasa puas .

    Hari hari , selanjutnya Isteriku malah jujur samaqu .Dia berjanji tak mau lagi main sama lelaki lain tanpaqu . Jika hasrat , sexnya meninggi dan lagi sangat mood , dia memintaqu ,untuk main seperti itu .

    ” Sayg , masa sih , Ganda terus , memang engak ada lelaki lain.. Aqu aja bosen , masa kamu engak bosen sih… coba k-o-n-t-o-l lain..dong….” kataqu.

    Sheerly berkata ” engak ada mas , benar , selingkuhan ku cuma Ganda…” . Aqu diam . Lalu isteriKu berkata ” ayo dong Mas , atur supaya Aqu bisa main sama Ganda , lalu nanti baru kita n-g-e-n-t-o-t , lagi pengen nih..” .

    ” Gimana kalo dgn Si Gatot .. ” kataqu . ” Aqu kan ngak gitu kenal , mas engak enak…” katanya ragu .

    ” Iyah , namun kan bisa aja kenalan dulu.. emang kamu tak suka. ” kataqu lagi .
    ” Bukannya tak suka , Aqu sih suka , namun nanti dianya yg gak suka sama Aqu …” . ” Aqu kan pernah bilang Gatot itu tergila gila padaMu ..” . IsteriKu diam .
    ” Gimana Aqu atur yah , main bertiga sama Gatot , … kaya di bokep gitu…” .
    ” Ihh… Mas..ah… terserah mas deh…” kata isterikKu lagi .

    Akhirnya Aqu menelpon Gatot temanKu , Aqu atur . Aqu suruh dia Booking hotel dan langsung menunggu di Kamar . Gatot sudah Ok . Lalu Aqu menyuruh IsteriKu berpakaian se sexy mungkin . IsteriKu memakai baju terusan . Baju itu pendek . 10 cm di atas lututnya . Aqu yg melihatnya saja nafsu .

    Sesampainya , Gatot langsung menyalami isteriKu . ” Wah sexy sekali kamu Sheerly ” katanya . Aqu lalu berbisik ” tuh , kan kamu tak percaya…” .

    Lalu Aqu berkata ” Gatot kamu cumbui dulu Sherrly yah , yg mesra..” kataqu . Lalu Gatot membawa Sherrly duduk di ranjang . Sheerly Agak canggung , mungkin baru kenal Gatot . Lalu Gatot segera , membelai belai rambutnya ” rambut halus sekali …” . Dan Gatot melumat bibirnya . Isteriku pun menolak dan membalasnya .

    Mereka saling berciuman . tangan Gatot perlahan mulai bergerilya meraba buah dada nya . Sheerly , mendesah pelan ” Asshhh… ahhh……” . Sheerly tidak memakai BH . Aqu sengaja memang . Tadi Aqu melepas BHnya di kendaraan .

    Karena Gatot merasa Sheerly tak memakai BH maka Gatot terlihat semakin nafsu . Dan dia meraba raba bukit kembar isteriKu dgn nafsu . Dan Sheerly pun makin mendesah ,” asshh….ahhh….ahh….” .

    Sambil bibir mereka tetap menempel , tangan Gatot menyusup masuk ke baju Isteriku . Sheerly pun mengelijing ” ahhhss….ahhh….ahh…..” . Aqu makin konak , kemaluanku rasanya mau mencuat keluar .

    Sheerly terlihatnya sudah bisa menerima Gatot . Lalu perlahan Gatot melepas pakaiannya . Lalu mulaia melumat buah dada isteriku penuh nafsu .
    Sheerly mengelijing dan mendesah kenikmatan
    ” ahhhh….ashh….hh…. ahhh… Mas Gatot.. Aqu nafsu nih jadinya…” . Gatot menyedot nyedot pentilnya . puting isteriKu terlihat keras dan tegang . Aqu lalu mendekat dan duduk di sebelah isteriKu .

    Aqu membuka lebar kakinya . Aqu raba selangkangan celana dalamnya . Celana dalamnya mulai basah . Aqu tak mau keduluan Gatot . Aqu membuka celana dalam isteriKu . Aqu jilati itilnya . Sheerly menjerit kenikmatan ” AHHH. Mas Enak , i-t-i-lnya dong aduh Gatell… ” . Tangannya memegang kepalaqu dan di tekan ke kemaluannya . Sedang Gatot terus memainkan buahdadanya .

    Aqu terus memainkan klitorisnya dgn lidahKu . Lobang kemaluannya Aqu sodok dgn jariKu . Berlendir sekali . dan sebentar saja isteriKu mengejang ” Mas… Aqu tak kuat , ahh udah gatel banget ” . Dia mencapai orgasme dgn dasyat .

    Aqu melepaskannya . Juga Gatot . IsteriKu tergeletak ngos ngosan . ” Gatot , gantian jilati memeknya ” kataqu .

    Lidah gatot langsung bermain di memeknya . Sheerly mengelijing kembali . ” Ahhh… udah , ngilu Mas.. ahh… e-n-t-o-t aja e-n-t-o-t.. aqu….” Pintanya . Namun Gatot terus menjilatnya . Tak peduli isteriku meronta . Gatot menahan paha isteriku ,dan terus membiarkan lidahnya menari di klitoris isteriku , sampai isteriku kembali kejang lagi . Dia orgasme lagi .

    Lalu Gatot membuka pakaiannya , kemaluannya ternyata lumayan besar .Gatot mengarahkan kemaluannya ke mulut isteriku . Sheerly langsung melahap kemaluan itu , dgn nasfu sekali . Menyedotnya . Namun itu tak lama , rasanya Gatot sudah tak sabar , ingin mencicip kemaluan isteriKu .

    Lalu perlahan kemaluannya di tekan masuk lubang sagama isteriKu . ” Ahh ,pelan pelan mas ” ,desah isteriKu . Dan Gatot pun mulai goyg . IsteriKu mulai mendesah desah dalam kenikmatannya .

    Aqu membelai belai rambut isteriku . mencium bibirnya nafsu . ” enak tidak sayg k-o-n-t-o-l Gatot…” kataqu . ” enak , ahh…ahh… enak… k-o-n-t-o-l mas Gatot enak….” Katanya . Kata katanya menbuat Gatot makin nafsu . Gatot lalu mekemaluan*nya makin cepat , dan menekan makin dalam . ” Ahhh.. gila… terus….. aqu gatel aqu gatel banget mas .” .

    Aqu membuka celanaqu . Aqu sodorkan kemaluanku ke mulut isteriku . Dan Sheerly mengemot kemaluanKu nafsu sekali . Yah baru kali ini Sheerly mendapat pengalaman ini , saat dia main dgn lelaki lain , dan mulutnya mengulum kemaluan suaminya . Seperti di film bokep .

    Gatot terus , mengocok kemaluannya dalam lobang kemaluan Sheerly . Dan isteriku pun makin nafsu mengemot kemaluanKu.

    Kemudian Sheerly meleguh ” Auuuwwa, Maas Aqu keluarrr…….” Tubuhnya kejet kejet . Dan melepas kemaluanku dari mulutnya . Aqu mengocok kemaluan yg sedang tanggung Ku dan Sroottt.. spermaqu memuncrat keluar . Dan Gatot mempercepat irama gerakan kemaluannya . Isteriku mengeliat seperti penari ular.

    ” ahhh…ohh…..” Lalu Gatot menembakan spermanya dalam lobang kemaluan isteriku .

    Kami bertiga sama sama lelah . Kami beristirahat , sambil makan . Sambil bercanda dan berbincang bincang . Isteriku , sudah bisa menerima Gatot . dan dari cara bercandanya pun tak jauh dari hal hal porno .

    Kami mulai menjadi nafsu kembali . Gatot yg sudah mulai nafsu . Sambil duduk di sofa dia memperlihatkan kemaluan besarnya mengacung . IsteriKu menatapKu , seperti minta izin sama Aqu . Aqu berkata ” Sedot deh…” .

    Isteriku menungging dan mengemot kemaluanl Gatot yg duduk di sofa .

    Melihatnya kemaluanku juga ikut ngaceng . Pantat isteriKu yg menunging indah sekali Aqu menghapirinya , aqu melebarkan kakinya , Aqu meraba kemaluannya yg basah . Dgn menunduk Aqu membelah pantanya , menjilati klitorisnyanya . IsteriKu mengelijing dan melepaskan kemaluan Gatot dari mulutnya ” Oahhh…ahhhhh…” .

    Gatot bertata ” kenapa sayg……” .
    ” oh…Ashshh… itilku jadi gatel .. di jilati suami Ku… ohh Masss… ” . desah isteriku dgn genit .

    Aqu terus menjilati klitorislnya . Dan Sheerly mengelijing dan terus mengemot kemaluan Gatot . Aqu terus menjilati klitorisnya yg semakin membesar karena nafsu .

    Sheerly tetap asik mengemot dan menjilati kemaluan Gatot . Lalu Aqu mulai mengesek kepala kemaluanKu ke belahan isteriku dari belakang isteriku . Dia mengelijing ” Ahhh ..ahhh masukin aja mas masukin aja….” .

    Aqu tekan kemaluanKu dalam posisi isteriku menunging . Terasa sekali kemaluannya menjepit erat kemaluanKu .

    Aqu terus mengoygnya , dan Sheerly menggelijing dan mendesah desah …” Ahhh , Mas.. terus.. tekan…. ” Dan Aqu terus mengoygnya dgn nafsu . Kira kira 10 menit , Sherrly mengejang ” Ahhh , Mas aqu keluar……” tubuhnya kejang .

    Aqu semakin nafsu , ada kebanggan tersendiri buatku , dapat membuat isteriku orgasme . Aqu terus menggoygnya , sampai Aqu juga keluar . dan Gatot pun keluar . Kita sama sama puas hari itu .

    Aqu suka sekali , banyak yg bilang Aqu gila , namun tak peduli , yg penting Aqu menikmatinya . Sekarang , Aqu dan Isteriku makin terobsesi , untuk bermain dgn cara ini .

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Gadis Perawan Yang Di Perkosa Guru

    Cerita Seks Gadis Perawan Yang Di Perkosa Guru


    932 views

    Perawanku – Cerita Seks Gadis Perawan Yang Di Perkosa Guru, Sebut saja namaku Etty (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta, Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

    Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

    Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

    Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

    Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Freddy (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.
    “Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

    Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.
    Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.
    “OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!
    Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.
    Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.
    “Alaa.., Etty, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

    Pak Freddy menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.
    Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Freddy tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.
    “Sorry, ya Pak”.
    Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Freddy.
    Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.
    “Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.
    Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.
    Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Memang tampak Pak Freddy hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.

    Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”
    Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, “Udah laper, Et?”.
    Aku jawab, “Lumayan, Pak”.
    Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.
    Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.

    Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

    Tidak disangka-sangka suara Pak Freddy tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

    Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.
    Pak Freddy hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.
    Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.
    Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.
    Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

    Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.
    Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.
    Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.
    Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.
    Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

    Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.
    Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.
    Begitu tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Freddy dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

    Pak Freddy bertanya lagi, “Sakit, Et”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

    Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya.
    “Enak, Et?”
    “Lumayan, Pak”.
    Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.
    “Boleh saya seperti ini, Et?”.

    Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

    Kelihatan Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Freddy memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Et”. Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, “Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

    Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”. Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

    Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Freddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.
    Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, “Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.
    Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, “tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.
    Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.

    Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga tertidur.
    Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Freddy dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Freddy hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

    Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Freddy masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Freddy menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.

    Setelah semua selesai, Pak Freddy membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Freddy memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

    Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Freddy untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Freddy walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran. Pernah Pak Freddy menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Nikmatnya Ngentot Dengan Pembantu Kost – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Nikmatnya Ngentot Dengan Pembantu Kost – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1860 views

    Perawanku – Seperti biasa kali ini aku akan menceritakan tentang pengalaman aku kali ini. Singkat kata dihari terakhir ujian, rasanya suntuk banget dech. Agak mendung memasuki tempat kost-kostan-ku. Perlahan aku membuka pintu kamarku, Baru aku mau memasuki kamar kost-ku. Mang Udin melintas.

    ” Non,.. ” Geli banget liat dia cengengesan begitu,. Terlebih aku belum melakukan pembalasan pada Mang Udin,..
    ” Apa Mang Ujang ?? ” Tanya-ku malas-malasan,..
    ” Nama saya Udin Non, bukan Ujang,.. ” Protesnya,..
    ” Ah sama aja,.. kan emang Ujang artinya pembantu kan ?? ” Jawab-ku
    ” Yeah, si non, Ujang nama non,.. bukan artinya pembantu,.. ” Terangnya,..
    ” Owh, gitu,.. terus kenapa Mang Udin,. ” Aku ingin cepat-cepat masuk, sebal melihat mukanya yang jelek itu,..
    ” Gapapa non, kangen aja,.. ” Dia cengengesan, dia kira bagus kali ya,..

    Aku melangkah masuk dalam kamar,.. kukunci rapat-rapat biar Mang Ujang, eh Mang Udin gak masuk ke dalam lagi kayak kejadian waktu itu,.. tunggu aja Mang Udin, seminggu lagi ya,..

    Singkat kata, yang gak perlu aku certain gimana susahnya ujian aku, akhirnya seminggu kemudian, hari kamis waktu itu, temen-temen waktu SMU-ku datang ke tempat-ku,. Yang satu namanya Adel yang ini tipe cewek yang bener-bener cerewet, 100x lebih bawel daripada aku,chubby-chubby gitu tapi tetep seksi,.. rambutnya di cat coklat,.. yang satunya lagi nama Erlin, tapi kita biasa manggil dia Lili,.. sama cerewetnya sama aku, cantik dech orangnya dan rambutnya juga masih panjang seperti dulu, kesannya anggun..

    Kalau aku ?? Gak usah diceritain dech ya,. dah sering banget, tar jadi narsis galleri lagi, hohoho^^

    Nah kebayang gak gimana rame-nya kamar kost aku, ada 3 orang cewek bawel yang udah sekitar 3 bulan-an gak ketemu,. Dan kayaknya gak kan menarik juga buat diceritain kan,.. masa u mau denger kita gosipin cowok-cowok, tar pada minder lagi,.. hehehe,..

    Ampe akhirnya aku ngungkapin ide gila buat ngerjain Mang Udin itu,.. pertamannya Lili menolak ide gila itu,. Beda dengan Adel yang penasaran dengan penis impotent-nya Mang Udin,..

    ” Yakin Dell ?? ” tanya Lili,.. mukanya gak yakin gitu,..
    ” Yakin lah, itung-itung bantuin temen hahaha,.. “
    ” Mang punya rencana pa Dell ?? ” Tanya-ku penasaran,..

    Adel pun membisik kami bertiga,..Mendengar idenya yang gila itu Aku dan Lili langsung tertawa,..
    ” Tapi lu ya yang banyak godain,.. ” Lili masih tertawa menodong Adel,.
    ” Iya dech beres,… ” Adel ikut tertawa-tawa,..

    Maka Operasi Balas Dendam pun dimulai,..

    ” Mang Udin, tolong donk,.. ” Aku memanggil Mang Udin yang kebetulan lewat, padahal sebenarnya memang sengaja sudah kutunggu,..
    ” Loh ada apa non, ” Iya buru-buru mendekat, pasti bukan karena dia pembantu yang rajin, tapi melihat ku yang hanya mengenakan handuk membebat tubuh-ku,..
    ” Itu Mang Udin, Air dikamar Mandi mati,.. ” Rajuk-ku,..
    ” Tar Mang Udin periksa diatas,.. ” Katanya, matanya itu udah kayak mau nerkam aja,..
    ” Itu Mang Udin, Shower aku aja kali yang mati, soalnya di Wastafel nyala koq,.. “
    ” OW, yawda Mang Udin masuk ya, periksa,.. ” Wajahnya itu seolah mengatakan, ” Nah gini donk, ini yang gue tunggu,.. “

    Namun Mang Udin begitu terkejut setelah memasuki kamar-ku itu, Adel dan Lili berdiri disebelah kursi yang biasa kupakai untuk main komputer dan browsing DS,. Keduanya tersenyum manja menatap Mang Udin,..
    ” Duduk sini donk Mang,.. ” Goda Adel,.Sementara aku menutup pintu kamar-ku
    ” Keran,.. ” , ” Saya mau benerin keran,.. ” Kata Mang Udin, pura-pura… dasar bandot yang suka pura-pura,..
    ” Tar aja, sini dulu duduk,.. “
    Mang udin seperti kebinggungan, menarik nafas sebelum kemudian melangkah ke arah kursi, dan duduk diatasnya,..

    Mang Udin sekarang duduk di kursi, wajahnya tampak binggung namun juga ada guratan bahagia dalam senyumannya, bagaimana tidak, didepannya berdiri tiga orang gadis cantik yang notabenenya masih mahasiswi dengan hanya handuk yang membebat tubuh kami bertiga,..

    Adel yang memang paling gila diantara kami langsung menggoda mang Udin,..
    ” Mang Udin ya ?? ” goda Adel sambil duduk di paha Mang Udin,..
    Mimik Mang Udin tampak seperti orang yang serba salah, ia mengganguk sambil menjawab dengan gelagapan,..
    ” I…I ya neng, neng siapa ya ?? ” Tanya-nya, tampaknya ia masih malu-malu kucing, padahal biasanya gak tau malu,..
    ” Ah, Mang Udin, ini kan temen aku, kenalin donk,.. ” Goda-ku, sekaligus sebal melihat gaya-nya yang sok alim itu,..
    ” Udin neng,.. ” Sambat Mang Udin, sambil menyalami Adel,..
    ” Adel,.. ” Adel senyum menggoda,..tangannya melepas kancing-kancing baju Mang Udin,..
    ” Mang udin Mang Udin, mang Udin suka ga diginiin ?? ” Goda Adel sambil membelaikan jemarinya di dada Mang Udin,..

    Ekspersi kaget Mang Udin yang gak biasa, benar-benar membuat perut ku melilit menahan tawa, Adel memang benar-benar nekad mengoda Mang Udin seperti ini,..Lili yang sendari tadi tampak grogi langsung tertawa lepas, malah ikut-ikutan menggoda Mang Udin,..
    ” Mang Udin badannya kuat ya,.. ” Bisik Lili tepat di depan telinga Mang Udin
    ” Oh iya donk Dek,.. ” Jawabnya dengan logat Madura,.. sementara ia sedikit menarik wajahnya tak tahan merasakan hembusan nafas Lili di telinganya,..
    ” Buka ya Mang Udin,.. ” Adel hanya pura-pura saja, sementara ia dan Lili sudah memelorotkan celana Mang Udin, hingga penisnya yang lemah itu menggantung.

    Adel dan Lili menahan tawa, sama seperti aku,.. Adel meraih tangan Mang Udin meminta Mang Udin melepaskan handuk-nya, iseng Mang Udin juga langsung melepaskan kaitan handuk Lili,..
    ” Aduh si Mamang,.. ” Lili seperti kaget, melihat keusilan Mang Udin,..
    ” Hehehehe,.. ” Mang Udin membalas dengan cengengesannya,..
    ” Mang udin mau ?? ” Tanya Adel,..menunjuk penis Mang Udin yang masih terkulai lemah
    ” Apa aja mau dech Neng,.. ” Mang Udin cengengesan
    Adel menunduk dan meraih penis itu dengan tangannya, lidahnya dijulurkan keluar, dan tubuh Mang Udin bergetar hebat saat lidah Adel menyentuh penisnya itu,..

    ” Duh Mang Udin, seneng ya ?? ” Ejek-ku,.
    ” Iya donk Non, hehehe,.. ” Seperti yang kuduga, begitu aku mendekat Mang Udin langsung menarik handuk-ku,..
    ” Biar telanjang semua,.. ” Katanya cengengesan,.

    Aku hanya tersenyum saja melihat tingkahnya, sambil tertawa dalam hati menunggu balas dendam-ku beberapa saat lagi,..

    Mang udin mulai berani dan memagut bibir Lili, Lili sendiri awalnya ingin menolak namun tak jadi, ia membiarkan Mang Udin menciumnya sementara Adel lebih sibuk dengan usaha-nya dan memang paling bersemangat untuk membuktikan “Ketidak-perkasaan” mang Udin itu, ia menggunakan lidahnya memainkan penis Mang Udin, sesekali mengulumnya tanpa rasa jijik sedikit pun, memang yang satu ini agak-agak hyperseks,..

    Ia mengulum kepala penis Mang Udin yang nanggung antara keras dan gak itu,.. sementara tangannya sibuk mengocok batang kemaluannya,.. aku membantu Adel dengan memainkan buah zakar Mang Udin, dan aku memang selalu tertarik dengan bentuk puting mang Udin yang selalu mengacung, aku memainkan putingnya yang lucu itu dengan lidah-ku membelai dadanya hingga mulai basah sementara Mang Udin masih sibuk memagut Lili, yang terlihat fine-fine aja menerima ciuman Mang Udin yang benernya gak enak, dan asal-asalan, sementara juga tangan Mang Udin tak membiarkan sepasang buah dada Lili yang menggantung didekatnya itu,…

    Tangannya memainkan buah dada Lili, meremas-remasnya perlahan hingga sedikit kasar, yang membuat Lili sesekali merintih,.. cukup lama juga kami berempat dalam keadaan itu, namun penis Mang Udin tak kunjung berdiri, malah bergetar-getar dan menumpahkan spermanya ke dada Adel,..

    ” Masih kuat Mang ?? ” Tanya Adel,..
    ” Iya Mang Kalo gak kuat jangan dipaksa,.. ” Ejek-ku, dengan nada halus,..
    ” Iya loh Mang nanti impoten,.. ” Kata Lili,
    ” Aduh Neng-neng ini, tenang itu belum apa-apa,..”
    ” Bener nich mang ?? ” Tanya Adel
    ” Bener dech non,.. “
    ” Yawda sini Mang ayo tiduran,.. ” Adel membimbing Mang Udin ke kasur-ku,..

    Adel berdiri sebelum memberikan vaginanya itu tepat diwajah Mang Udin, Mang Udin dengan sigap menggerakan lidahnya membelai vagina Adel itu, lidahnya menyapu-nyapu, sementara aku menggangu Mang Udin dengan membelai-belai dada-nya dengan jemari-ku, sesekali aku menggunakan lidah-ku itu membelai puting-nya itu,..

    Tubuhnya bergetar-getar menerima rangsangan demikian rupa, namun ia juga hanya bisa mendesah-desah tertahan, dan sedang sibuk menggerakan lidahnya di vagina Adel, sesekali Adel mendesah-desah nikmat, memang aku tahu benar kalau itu salah satu keahlian Mang Udin, selain permainan tangannya,.. tapi ya hanya 2 itu yang bagus dari Mang Udin, yang lainnya sich gak, apalagi junior-nya yang gak bisa tegak,..

    ” Ehmmm, Mang Udin,.. ” Adel mendesah-desah, aku sedikit menahan tawa juga melihat ekspresi wajah teman-ku itu,..
    Sementara Lili mulai memainkan penis Mang Udin dengan tangannya, sepertinya ia sangat tertarik dengan penis Mang Udin yang memiliki kepala penis yang disunat, tapi pendek dan lembek seperti itu,.. ia tersenyum-senyum sendiri sambil memainkan penis itu dengan tangannya, sambil sesekali memainkan lidahnya di buah zakar penis itu,..

    ” Mang Udin enak gak ?? ” Tanya Lili,..
    ” Enn-ennak Non,.. lagi,.. ” Jawab Mang Udin disela permainan Lidahnya untuk Adel..
    ” Kalo gitu bikin keras donk,.. ” Lili senyum-senyum terhalang oleh tubuh Adel,.
    Mang Udin sepertinya pura-pura tak mendengar dan meneruskan permainan lidahnya itu,.

    Sementara aku dan Lili sekarang sibuk merangsang penis Mang Udi, sesekali terlihat ingin mengeras namun tak lama kemudian kembali lembek dan terkulai, aku dan Lili hanya senyum-senyum sendiri, melihat lemasnya penis Mang Udin itu, sementara tangan kami berdua saling bergantian memainkan penis Mang Udin mulai dari batangnya hingga buah zakarnya itu,..

    Penis itu tiba-tiba gemetaran, tak lama kemudian tubuh Mang Udin ikut-ikutan menjadi kaku, sementara penisnya mulai menumpahkan cairan kental, aku tertawa-tawa saja melihatnya, demikian juga dengan Lili,..

    ” Mang Udah keluar ya ?? ” Goda-ku,..
    ” Belum Neng, itu sich cuma dikit aja,.. “
    ” OH gitu,.. ” Jawab-ku pura-pura bodoh,..

    ” Mang Udin kuat ya,.. ” Adel pura-pura memuji,.. di sela desahannya,..
    ” Iya donk neng, Udin,.. ” Katanya bangga,..
    ” Adel mau nyobain ya ?? ” Kata Adel lagi, mimik wajah Mang Udin langsung berubah serius, seperti orang yang kebinggungan
    ” Yawda,.. ” Katanya pasrah,.

    Adel merangkak turun, ia menarik penis Mang Udin yang terkulai lemah itu, ia memandang Mang Udin dengan ragu-ragu,..
    ” Ini bisa Mang ?? ” Tanya Adel,..
    ” Tergantung rangsangannya,.. ” Ia mengelak,..
    Adel hanya tersenyum, dan menindih penis itu, dengan tangannya ia membimbing penis itu tepat di mulut vagina-nya, sementara perlahan ia mulai menggerakan tubuhnya membalur penis Mang Udin diantara tangannya dan mulut vaginanya,

    Pasti menarik gaya Adel itu andai penis Mang Udin bisa mengeras, aku dan Lili pun berpindah mencium Mang Udin, namun wajah mang Udin malah seperti orang yang sedang menahan rasa ngilu,..sementara tangan-ku, menarik tangan Mang Udin ke dada-ku, perlahan Mang Udin mulai meremas dada-ku itu, sambil membalas ciuman Lili, tangannya meremas payudara-ku, memainkan puting-ku, hingga aku sedikit mendesah menahan rasa yang diberikan oleh Mang Udin,.

    Melihat reaksi-ku Mang Udin seperti diatas angin, tangannya mulai bergerak turun menuju belahan vagina-ku, merenggangkannya dan menyentuh daerah sensitife-ku itu dengan tangannya,.. merasakan belaian tangannya di titik itu sedikit membuat tubuh-ku merinding, namun aku tak mau ketinggalan mengerjai Mang Udin, aku pun menarik tangannya dari lubang kemaluan-ku itu, bis aku kan gampang banget naik-nya..

    Aku menyodorkan saja dada-ku kemulutnya, Mang Udin melepaskan ciumannya dari Lili, dan memainkan dada-ku itu dengan lidahnya, sentuhan lidahnya yang memainkan puting-ku membuat-ku merinding juga, terlebih sesekali gigitan pelannya itu,.. Namun bukan Mang Udin kalau cepat puas, seolah melupakan rasa sakit yang mimiknya masih terekam jelas diwajahnya itu, tak dapat dari aku, tangan Mang Udin bergerilya ke lubang kewanitaan Lili,.. Lili hanya diam saja, membiarkan tangan Mang Udin bermain disana,..

    Wajah Lili pun mulai berubah, wajahnya yang merona merah, sementara Mang Udin masih cukup dapat membagi konsentrasinya memainkan lidahnya di dada-ku dan tangannya di vagina Lili, sementara Adel makin asyik mengerjai Mang Udin meremas-remas kantung kemaluannya itu sambil terus memainkan penis Mang Udin diantara tangan dan bibir kemaluannya itu,. Membuat Mang Udin tak bertahan lama..

    Tubuh Mang Udin kembali bergetar-getar hebat, ia gemetaran tapi wajahnya seperti orang yang sedang menahan rasa sakit,..Penis Mang Udin kembali mengeluarkan cairan spermanya itu, ia merintih-rintih menahan sakit menghentikan gerakan tangannya di vagina-ku dan vagina Lili, ia seperti orang yang sedang begitu menahan rasa ngilu,.. sementara Adel pun langsung turun, melihat penis Mang Udin yang seperti mengkerut itu, wajah Adel tampak puas mengerjai Mang Udin seperti itu,..

    ” Wah jangan-jangan Mang Udin emang impotent nich,.. ” Aku menyambar kesempatan yang dibuat oleh Adel,..
    ” Eh enak aja, ini kan belum keras aja,. ” Elak Mang Udin,
    ” Tapi ini kan udah ampe keluar lagi Mang,.. ” Tanya Lili, seperti biasa dengan gaya-nya yang polos,..
    ” Ya itu sich sial aja Non,.. ” Kata Mang Udin
    ” Ah yang bener Mang,.. ” Adel mengunakan jarinya menekan-nekan penis Mang Udin yang lemah itu,..
    ” Iya bener Non,.. ” Katanya menahan rasa sakit,..
    ” Kalau gitu aku mainin lagi ya Mang,.. ” Ancam ku, menarik penis Mang Udin, seperti ingin mengocoknya,..
    ” Ampun dech Non ampun,..Iya Mang Udin Impotent ” Kata Mang Udin tak tahan, kalang kabut, penisnya kian layu setelah terpaksa 3 kali memuntahkan spermanya terlebih dengan penisnya yang tak bisa keras itu, kata dia sich sedikit ngilu,.

    ” Nah, Mang Udin mulai sekarang jangan suka iseng-iseng bawa orang luar lagi ya,.. ” Kataku, sambil membelai wajahnya,..
    ” Iya Non, gak lagi suer dech,.. “
    ” Nah Mang Udin juga gak mungkin kan cerita keimpotenaan Mang Udin kesebar,.. ” Kata-ku lagi,..
    ” Iya Non, Mang Udin negrti musti gimana, Janji,.. ” Wajahnya masih ditekuk
    ” Ya kalau gitu Mang Udin mandi dulu sana,.hehehe.. ” Adel mentertawai penis Mang Udin yang sekarang benar-benar terkulai lemah tak berdaya,..
    ” Gak dimandiin Non ?? ” Tanya Mang Udin masih tak tahu malu,..
    ” Tar ya Mang, kalau udah bisa tegak anu-nya,.. ” Lili ikut-ikutan mentertawai Mang Udin yang akhirnya mau mengakui kalau dia Impoten,..

    Dengan wajah yang Diteguk, Mang Udin keluar dari kamar-ku, dan kami bertiga pun tertawa lebar penuh dengan kepuasaan sehabis mengerjai Mang Udin,..

  • Teman Kuliah yang Cantik dan Jago Nyepong Batang Kemaluan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Teman Kuliah yang Cantik dan Jago Nyepong Batang Kemaluan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1270 views

    Perawanku – Saya punya kenalan anak fakultas sastra, namanya Susan. Anaknya cantik, kulitnya putih bersih dan mulus, maklum anak keturunan negeri seberang. Suatu waktu, saya jemput Susan dari kuliahnya untuk pulang. Sesampainya di rumah Susan di bilangan Cempaka, dia mengajak saya masuk karena katanya rumahnya kosong sampai besok siang.

    Sayapun masuk dan duduk di sofa ruang tamunya. Setelah menutup pintu depan, dia masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan ganti baju. Tidak lama kemudian dia datang dengan baju kaos dan rok pendek sambil membawa dua minuman dan duduk di samping saya.

    Busyet, saya bisa mencium harum tubuhnya dengan jelas. Dan terus terang tiba-tiba saya terangsang dan mulai membayangkan keindahan tubuh Susan bila tanpa busana. Secara tidak sadar, saya menatap tubuh segarnya dan membuat Susan bingung.

    “Kenapa sih Ben?”, tanyanya. Saya cepat-cepat sadar dari lamunan erotis saya.
    “Ngga…, lu kelihatan laen dari biasanya”.
    “Lain apanya Ben…?”, sambil menumpangkan salah satu kakinya ke kaki satunya.

    Busyet, pahanya putih sekali. Birahi sayapun tambah terangkat. Pikiran erotis saya mulai bergelora lagi, menghayalkan seandainya saya bisa meraba-raba kemulusan pahanya.

    “Heh..!”, katanya sambil tertawa dan menepuk bahu saya, “Ngeliat apaan hayo, ngeres deh lo!”.

    Saya cuma bisa tersenyum,

    “San, panas ya di sini?”, sambil saya mengambil saputangan di kantong celana.
    “Iya yah, lo udah mulai keringetan begini”.

    Tiba-tiba saja dia mengelap keringat di dahi saya memakai tisunya.

    Dalam keadaan berdekatan seperti ini, saya punya inisiatif untuk memeluk dan menciumnya. Dan benar deh, Susan sudah berada dalam pelukan saya, dan bibirnya sudah dalam lumatan bibir saya. Dia sama sekali tidak berontak dan mulai memejamkan matanya menikmati percumbuan ini. Tangannya perlahan berganti posisi memeluk leher saya.

    Tangan saya yang tadi memegang pinggulnya, turun perlahan ke pangkal pahanya dan akhirnya saya berhasil merasakan betapa mulus dan lembutnya paha Susan. Saya meraba naik turun sambil sedikit meremasnya. Rasanya agak bangga juga saya mulai bisa menyentuh bagian tubuhnya yang agak sensitif. Sedang bibir kami masih saling berpagutan mesra dalam keadaan mata masih terpejam. Lama-lama saya merasa kurang lengkap kalau hanya meraba bagian pahanya saja.

    Tangan saya mulai naik lagi. Sekarang saya ingin sekali untuk menikmati buah dadanya. Pikiran saya sudah melayang jauh. Pelan tapi pasti saya mengangkat baju kaosnya untuk saya buka. Dia tidak menolak, dan setelah saya buka bajunya, kelihatanlah buah dadanya yang masih terbungkus rapi oleh BH-nya.

    Saya lumat lagi bibirnya sambil saya bawa tangan saya ke belakang tubuhnya. Memeluk…, dan akhirnya saya mencari kancing pengait BH-nya untuk saya lepas. Tidak berapa lama kemudian terlepaslah BH pembungkus buah dadanya.

    Dan mulailah tersembul keindahan buah dadanya yang putih dengan puting kecoklatan di atasnya. Akh, benar-benar merupakan tempat untuk berwisata yang paling indah dengan pemandangan yang menakjubkan di seantero jagat. Saya tambah gregetan melihat indahnya buah dada Susan yang terawat rapi selama ini.

    Akhirnya saya mulai meraba dan meremas-remas salah satu buah dadanya dan kembali saya lumat bibir mungilnya. Terdengar nafas Susan mulai tidak teratur. Kadang Susan menghembuskan nafas dari hidungnya cepat hingga terdengar seperti orang sedang mendesah. Susan membiarkan saya menikmati tubuhnya. Birahinya sudah hampir tidak tertahankan.

    Saat saya rebahkan tubuhnya di sofa dan mulut saya siap melumat puting susunya, Susan menolak saya sambil mengatakan, “Ben, jangan di sini…, di kamar saya aja!”, ajaknya dan kemudian bangun, mengambil baju kaos dan BH-nya di lantai dan berjalan menuju kamar tidurnya. Saya mengikutinya dari belakang sambil membuka baju saya sendiri dan melepas kancing celana saya.

    Begitu pintu ditutup dan dikunci, saya langsung memeluk Susan yang sudah telnjang dada dan kembali melumat bibir mungilnya lalu meraba-raba tubuhnya sambil bersandar di tembok kamarnya. Lama-lama cumbuan saya mulai beralih ke lehernya yang jenjang dan menggelitik belakang telinganya. Susan mulai mendesah pertanda birahinya semakin menjadi-jadi.

    Saking gemesnya saya sama tubuh Susan, tidak lama tangan saya turun dan mulai meraba dan meremas bongkahan pantatnya yang begitu montoknya. Susan mulai mengerang geli. Terlebih ketika saya lebih menurunkan cumbuan saya ke daerah dadanya, dan menuju puncak bukit kembar yang menggelantung di dada Susan.

    Dalam posisi agak jongkok dan tangan saya memegang pinggulnya, saya mulai menggerogoti puting susu Susan satu persatu yang membuat Susan kadang menggelinjang geli, dan sesekali melenguh geli. Saya jilat, gigit, kulum dan saya hisap puting susu Susan, hingga Susan mulai lemas. Tangannya yang bertumpu pada dinding kamar mulai mengendor.

    Perlahan tangan saya meraba kedua pahanya lagi dan rabaan mulai naik menuju pangkal pahanya. Dan saya mengaitkan beberapa jari saya di celana dalamnya dan, “Srreet!”, Lepas sudah celana dalam Susan. Saya raba pantatnya, begitu mulus dan kenyal, sekenyal buah dadanya.

    Dan saat rabaan saya yang berikutnya hampir mencapai daerah selangkangannya…, tiba-tiba, “Ben, di tempat tidur aja yuk..! saya capek berdiri nih”. Sebelum membalikkan badannya, Susan memelorotkan rok mininya di hadapan saya dan tersenyum manis memandang ke arah saya. Wow, senyum itu…, membuat saya kepingin cepat-cepat menggumulinya. Apalagi Susan tersenyum dalam keadaan tanpa busana.

    Susan mendekati saya, dan tangannya dengan lincah melepas celana panjang dan celana dalam saya hingga kini bukan hanya dia saja yang bugil di kamarnya. Batang kemaluan saya yang tegang mengeras menandakan bahwa saya sudah siap tempur kapan saja. Tinggal menunggu lampu hijau menyala.

    Lalu Susan mengambil tangan saya, menggandeng dan menarik saya ke ranjangnya. Sesampainya di pinggir ranjang, Susan berbalik dan mengisyaratkan agar saya tetap berdiri dan kemudian Susan duduk di sisi ranjangnya.

    Oh, Susan nyepong batang kemaluan saya dengan rakusnya. Gila, lalu dia dengan ganasnya pula menggigit halus, menjilat dan nyepong batang kemaluan saya tanpa ada jeda sedikitpun. Kepalanya maju mundur nyepong kemaluan saya hingga terlihat jelas betapa kempot pipinya.

    Saya berusaha mati-matian menahan ejakulasi yang saya rasakan agar saya bisa mengimbangi permainannya. Kadang saya meringis nikmat saat Susan mengeluarkan beberapa jurus pamungkasnya dalam nyepong kemaluan saya. Wow, betapa nikmatnya hingga menyentuh sumsum.

    Sudah 15 menit Susan nyepong batang kemaluan saya, lalu dia melepas mulutnya dari batang kemaluan saya dan merebahkan tubuhnya telentang di atas ranjang. Saya mengerti maksud Susan ini. Dia minta gantian saya yang aktif. Segera saya tindih tubuhnya dan mulai berciuman lagi untuk beberapa lamanya, dan saya mulai mengalihkan cumbuan ke buah dadanya lagi, kemudian saya turun lagi mencari sesuatu yang baru di daerah selangkangannya.

    Susan mengerti maksud saya. Dia segera membuka dan mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar, membiarkan saya membenamkan muka saya di sekitar bibir vaginanya. Kedua tangan saya lingkarkan di kedua pahanya dan membuka bibir vaginanya yang sudah memerah dan basah itu.

    Oh, rupanya sewaktu dia mandi sudah dibersihkan dan disabun dengan baik sehingga bau vaginanya harum. Ditambah menurut pengakuannya, bahwa dia tadi meminum ramuan pengharum vagina. Tanpa buang waktu lagi, saya menjulurkan lidah untuk menjilati bibir vaginanya dan clitorisnya yang tegang menonjol.

    Wow, Susan menggelinjang hebat. Tubuhnya bergetar hebat. Desahannya mulai seru. Matanya terpejam merasakan geli dan nikmatnya tarian lidah saya di liang sanggamanya. Kadang pula Susan melenguh, merintih, bahkan berteriak kecil menikmati gelitik lidah saya.

    Terlebih ketika saya julurkan lidah saya lebih dalam masuk ke liang vaginanya sambil menggeser-geser ke clitorisnya. Dan bibir saya melumat bibir vaginanya seperti orang sedang berciuman. Vaginanya mulai berdenyut hebat, hidungnya mulai kembang kempis,dan akhirnya…

    “Ben…, ohh…, Ben…, udahh…, entot saya Ben!”, Susan mulai memohon kepada saya untuk segera menyetubuhinya. Saya bangun dari daerah selangkangannya dan mulai mengatur posisi di atas tubuhnya dan menindihnya sambil memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lorong vaginanya perlahan.

    Dan akhirnya saya genjot vagina Susan yang masih perawan itu secara perlahan dan jantan. Masih sempit, tapi remasan liangnya membuat saya makin penasaran dan ketagihan. Akhirnya saya sampai pada posisi paling dalam, lalu perlahan saya tarik lagi. Pelan, dan lama-kelamaan saya percepat gerakan tersebut. Kemudian posisi demi posisi saya coba dengan dukungan Susan.

    Saya sudah tidak sadar berada di mana. Yang saya tahu semuanya sangat indah. Rasanya saya seperti melayang terbang tinggi bersama Susan. Yang saya tahu, terakhir kali tubuh saya dan tubuh Susan mengejang hebat. Keringat membasahi tubuh saya dan tubuhnya.

    Nafas kami sudah saling memburu. Saya merasakan ada sesuatu yang muncrat banyak sekali dari batang kemaluan saya sewaktu barang saya masih di dalam kehangatan liang sanggama Susan. Setelah itu saya tidak tahu apa lagi.

    Sebelum saya tertidur saya sempat melihat jam. Alamak!, dua setengah jam. Waktu saya sadar besoknya, Susan masih tertidur pulas di samping saya, masih tanpa busana dengan tubuh masih seindah sebelum saya bersenggama dengannya. Sambil memandanginya, dalam hati saya berkata, “Akhirnya saya bisa juga ngelampiasin nafsu yang saya pendam selama ini”.

    Thank’s banget San…, kalo nggak ada lo, saya kagak tau deh ke mana saya bawa nafsu saya ini”, saya kecup keningnya,lalu saya segera berpakaian dan siap pergi dari rumah Susan setelah saya lihat jam di mejanya, mengingatkan saya bahwa sebentar lagi keluarganya segera datang. Saya kagak mau konyol kepergok lagi bugil berduaan bersama dengannya. Apalagi masih ada noda darah perawan di sprei tempat tidurnya.

    Saya bangunkan dia dan berkata bahwa lain kali sebaiknya kita main di villa saya, di Bogor, dengan alasan lebih aman dan bebas.

  • Bidan Perawan – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Bidan Perawan – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1461 views

    Perawanku – Ini berawal dari pengalaman pribadi, Perkenalkan nama aku tony lengkapnya tony azuar, temen2 akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan tony, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.

    Setelah Itu Berlanjut Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’,

    Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih,sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu.

    Ditambah senyumannya yg manis membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya ,sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku , a a a,..

    Aku pun kaget waduh mau kesini lagi tu bidan cantik, di tanya lah aku’(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’

    Aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Lia panjangnya lia novita sari, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku.

    Pasti enak. hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande..hehe aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku lia aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini.

    Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa… .!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini nov? aku memanggil dia dg panggilan nov’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau nov.

    Keadaan Ini Menjadi-jadi Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang..(bu.bidan lia menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana kesitu bla…bla..bla.

    Akhirnya yang aku tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu wow saya kaget banget , aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada novi,novi udah punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Aku diem..dan dia sambil membuka resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,novi udah sering iya nanganin yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda menjahilinya,,

    Udah resiko kan mas jd bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini ,,emangnya siapa ,, novi menjawab Cuma kamu mas tony,, aku Ooo,.masa’’iya ,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa, dia jawab takut di slingkuhin…? Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga ni novi kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik dan setia…..

    Aku dengan sigap bertanya mau enggak kalo novi jadi pacar aku, Dengan Tidak sengaja  ini Menjadi Terbaru di Dumay dan Lanjut Ku bilang aku pasti akan setia dan sayang selalu sama novi ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,, apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu novi kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir..

    Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,, dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD nya(celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,

    Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok. seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku , aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,

    Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata. Mendapatkan gadis Perawan, dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex aku, iya aku mau karna kamu juga ganteng kog tony ,aku tersenyum ya udah silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, novi udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh… ah… uh.?

    Rintihku ke enakan di kocok kocok dan kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya novi,, dia bilang udah keluar mas iya nov aku sambil mendesih ah..uh…ah..uh…yeh..oyeh,,. habis permainanmu enak banged makasih nov, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ .

    Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu nov ,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas.

    Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, pakainku di lucuti oleh novi kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,

    Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,, ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,.

    Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia bilang jangan siksa aku begini mas tony ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh….,, cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini.

    Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras aaaahhhhhhaaaahhhh…..,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan novi,’ku cabut sebentar penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya novi dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke novi aku sungguh cinta dan sayang kamu nov,, dia juga bilang aku juga.. maaf nov keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang novi sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita …

    Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama novi sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh novi dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh…

    Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau (gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang? dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, aku bilang aku mau keluar aku keluarin kemana nov , dia jawab ke dalam aja aku juga mau keluar,,

    Ok, penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua 1 2 3 , novi aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku… kita berdua mengerang panjang aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Aku juga nov..ah uh ah uh auh ahhhhh,…’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.

    Sambil beristirahat sejenak merenungi apa yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan’’ terasa dunia ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya,. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan novi tak mau melepaskan penis aku.

    Dia memasukkan lagi penis aku kedalam liang vaginanya,aku bilang nov, dia bilang udah diem ternyata dia masih terangsang sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan novi mulai menglinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua masturbasi lagi ahhhhhahhhhhahhhhhh nov aku keluar aku juga mas, karna belum makan jadi cepet dah masturbasinya tapi aku dan novi satu sama lain sangat terpuaskan : simbiosismutualisme (sama sama menguntungkan)?

    Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya novi masih menginginkan itu dan aku bilang nov udah dulu apa enggak kerja hari ini Besok juga ada hari hari lagi nov buat sex kita’ dia pun akhirnya mengerti iya udah kalo gitu dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya hehehe.. karna hasratnya tak terpenuhi hari ini..?dan aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya/ iya mas dengan senangnya,.. ? dan aku bilang makasih iya sayang kau telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, novi menjawab iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku. Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya… sekali lagi terimakasih sayang novi… novi pun tersenyum,,,,,,? Iya.

    Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love(ml) setiap kencan diner atau lain halnya pasti kita selalu making love… atau ngentot’ entah itu pagi atau siang dan juga entah tu malam . kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita,.kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput.

    Karna kita berdua sudah ada komit ,,maka mulailah awal ngentot pertamaku itu dan pertama kali juga aku punya cwex karna slama ini aku blum pernah punya cwex,, awalnya mau pura2 konsultasi eh malah bener2 dapat apa yg aku mau,terima kasih tuhan,,,jd dapet dua duanya vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas praktenya itu.memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll.

  • Hot Foto Ngentot Memek Merah Model Rika Sakurai

    Hot Foto Ngentot Memek Merah Model Rika Sakurai


    1979 views

    PerawankuMungkin kamu bosan dengan Foto Bugil dengan wajah yang biasa-biasa saja. Tenang sob! Karena kali ini Perawanku.com akan bagikan foto bugil dan juga foto ngentot.

    Tak hanya cantik, wanita ini juga diberkati dengan tubuh yang mulus dan memiliki Memek yang merah legit sob.

    Gak percaya??? Langsung dicek di mari sob.

  • Cerita Sex Nafsu Bosku Seperti Bintang Film

    Cerita Sex Nafsu Bosku Seperti Bintang Film


    1168 views

    Perawanku – Aku baru kerja 4 bulan di perusahaan asing di Jakarta bos saya namanya M Richard yang berasala dari
    USA umurnya 45 tahun dengan waktu yang cepat kami semua karyawan sudah kenal dekat dengan Mr. Rich
    biasanya dipanggil seperti itu.

    Hobi kita sama yaitu bermain golf perusahaan kami bergerak di bidang advertising katanya teman
    sekantor istri dari sibos cantik tubuhnya seksi kayak bintang Hollywood, karena aku belum pernah
    melihat istri si Bos, hanya meilhat fotonya yang terpampang di ruangannya.

    Meja kantor saya memang aku desain dengan nyaman dan aku selipakn foto aku dan istriku Nindy yang
    berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Richard melihat foto itu,
    secara spontan dia memuji kecantikan Nindy dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Richard sering
    melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.

    Suatu hari Richard mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek,
    sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.

    “Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nindy juga, sekalian makan malam”.

    “Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.

    “Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”. Agen Obat Kuat Pasutri

    “Okelah!”, kataku.

    Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nindy. Pada mulanya Nindy agak segan juga untuk
    pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan
    tetapi setelah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Nindy
    mau juga pergi.

    “Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.

    “Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.

    “Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas.
    Kalau melihat Nindy, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang,
    dia selalu senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.

    Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Richard yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku
    mengenakan kemeja batik, sementara Nindy memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan
    tergerai tanpa hiasan apapun.

    Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu
    terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi
    sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.

    “Oh Diko dan Nindy yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Richard”.

    Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis
    dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.
    “Hallo Mam.., kenalin, ini Nindy istriku”.

    Setelah Nindy berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam,
    sementara Richard mengajakku ke teras balkon apartemennya.

    “Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani
    nggak kamu ngerjakan iklan itu”.

    “Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih,
    ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.

    Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.
    Senyum Richard segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.

    “Eh Dik.., gimana Lillian menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.

    “Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.

    Cerita Sex Nafsu Bosku Seperti Bintang Film

    Cerita Sex Nafsu Bosku Seperti Bintang Film

    “Seksi nggak?”.

    “Lha.., ya.., jelas dong”.

    “Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu
    gimana?”.

    Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan
    tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu.

    Sambil masih tersenyum-senyum, Richard melanjutkan, “Nggak ada paksaan kok, aku jamin Nindy dan
    Lillian pasti suka, soalnya nanti.., udah deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada
    saya.., aman kok!”.

    Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa
    menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue
    film.

    Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nindy dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar,
    rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Richard telah melanjutkan dengan
    pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Nindy sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.

    Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, “Dia tidak suka style yang aneh-aneh,
    maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat
    terangsang!”.

    “Wow.., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar
    dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”, kata Richard.

    “Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.
    Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan
    senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.

    Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong
    my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.

    “Nanti minuman Nindy aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”,
    saya agak terkejut juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau
    begitu tidak rela aku.

    Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard cepat-
    cepat menambahkan,

    “Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya,
    “Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Nindy di sampingku”.

    Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Richard. Setelah makan malam selesai
    kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat
    halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan
    keringatnya lebih banyak keluar.

    Melihat tanda-tanda itu, Richard mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nindy, “Nin.., mari
    duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Nindy, Richard segera
    berdiri, menarik kursi Nindy dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah.
    Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku.

    “Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang
    makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung
    Nindy, memijit-mijit dan mengusap-usap halus.

    Sementara Nindy kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya
    terdengar desahan setiap kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit
    pundaknya.

    Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut,
    dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi
    panjang tersebut.

    Terlihat tindakan Richard semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan
    kancing kemeja batik Nindy hingga kancing terakhir. BH Nindy segera menyembul, menyembunyikan dua
    bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya.

    Kelihatan mata Nindy terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga,

    “Apakah Nindy telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nindy pingsan
    atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Richard?”.

    Nindy tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu
    berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nindy seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan
    Richard dikulitnya dan ciuman nafsu Richardpun disambutnya dengan gairah.

    Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung,
    aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di
    sampingku.

    Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok
    Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya
    sedang mengerjai wanita mungil.

    Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari
    tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, “aahh..,
    aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

    Sementara itu di ruang sebelah, Richard telah meningkatkan aksinya terhadap Nindy, terlihat Nindy
    telah dibuat polos oleh Richard dan terbaring lunglai di sofa.

    Badan Nindy yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya
    yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang
    membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka
    dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Richard.

    Kemudian Richard menarik Nindy berdiri, dengan Richard tetap di belakangnya, kedua tangan Richard
    menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Nindy, yang dengan
    matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian
    yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka.

    Menunjukan Nindy menikmati benar permainan dari Richard terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari
    Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting
    susunya, terlihat seluruh badan Nindy yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.

    Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus
    berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan
    melepaskan bajuku sendiri.

    Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus
    seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah
    mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang.

    Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu aku kalah jauh dan kalau aku
    langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai
    teknik yang lain dari lain.

    Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara
    kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.

    Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah
    vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya.

    Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan
    dengan suara keras,

    ” Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”. Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya
    menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat
    bersamaan suara Nindy terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah,

    “Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat
    Richard pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Nindy sekarang telah telentang di atas
    sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nindy
    yang sudah terpentang dengan lebar.

    Kepalanya terbenam diantara kedua paha Nindy yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Richard
    sedang mengaduk-aduk kemaluan Nindy yang mungil itu. Terlihat badan Nindy menggeliat-geliat dan kedua
    tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat. ‘’

    Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan
    dan dari mulutnya terdengar erangan,

    “Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot
    penisku.

    “Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan
    ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan
    hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia
    mencapai organsme.

    Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap
    lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih
    jauh.

    Ketika aku menengok ke arah Richard dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nindy kini
    telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi
    sofa, punggung Nindy bersandar pada sandaran sofa.

    Sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak
    Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nindy yang telah terpentang
    lebar.

    Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Richard yang terletak diantara kedua pahanya yang
    berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang
    kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.

    Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan
    Nindy yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nindy dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata
    Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya.

    Kedua tangan Nindy kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nindy terlihat agak melengkung,
    pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya.

    Akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nindy dan tangan kirinya tetap menuntun
    penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nindy, sambil mencium telinga kiri Nindy, terdengar
    Richard berkata perlahan,

    “Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang.., boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-
    geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke
    arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat
    seakan-akan menahan kengiluan.

    Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Nindy yang
    telah basah itu, biarpun kedua tangan Nindy tetap mencoba menahan tekanan badan Richard.

    Mungkin, entah karena tusukan penis Richard yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over
    size, langsung saja Nindy berteriak kecil,

    “Aduuh.., pelan-pelan.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis,
    mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nindy yang mengangkang itu terlihat menggelinjang.

    Kepala penis Richard yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nindy, kedua bibir
    kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan kemaluan Nindy terlihat
    terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu.

    Kedua bibir kemaluan Nindy tertekan masuk begitu juga clitoris Nindy turut tertarik ke dalam akibat
    besarnya kemaluan Richard.

    Richard menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah
    menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.

    “aagghh.., jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan.., terbelah.., niih..,
    sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.

    Nindy mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di
    pungung Richard.

    “Niinn.., saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Nindy masih merasa sakit”,
    sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nindy, segera saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke
    dalam lubang vagina Nindy yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.

    Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Nindy, terlihat muka Nindy
    meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup
    erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.

    Terdengar Richard bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nindy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,
    sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard segera kembali menekan penisnya lebih dalam,
    masuk ke dalam lubang kemaluan Nindy.

    Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya.
    Ketika penis Richard telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Nindy, terlihat Nindy telah
    pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Richard.

    Akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih
    dalam lagi, kembali terlihat wajah Nindy meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat
    menggeletar,

    Tetapi karena Nindy tidak mengeluh maka Richard meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja,
    “Blees”, Richard menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan
    memepetin pinggul Nindy rapat-rapat pada sofa.

    Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Nindy, “Aduuh”, sambil kedua tangannya
    mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke
    atas menahan tekanan penis Richard di dalam kemaluannya.

    Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Nindy sejenak, agar tidak menambah sakit
    Nindy sambil bertanya lagi,

    “Niinn.., sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Nindy dengan mata
    terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang,

    “aagghh.., kit!”, lalu Richard mencium wajah Nindy dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat
    Richard bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nindy dalam
    pelukannya.

    Tak selang lama kemudian terlihat badan Nindy bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan
    panjang,

    “Aaduuh.., oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Nindy bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada
    pantat Richard, Nindy mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Nindy
    terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Richard yang masih tetap berayun-ayun
    itu.

    aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh
    penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.

    “Dik.., ayo aku mau kamu”, suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama
    dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan
    Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku
    hendak menerobos masuk.

    “Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos
    liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit.

    Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan
    gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan
    penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa
    liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.

    “Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.

    “Ayo Dik.., terus”.

    “Enakk.., eemm.., mm!”.

    Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam..,
    yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.

    “mm..”.

    Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan
    sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.

    “Nih.., Lill.., terima yaa”.

    Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian
    dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan
    maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian.

    Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat
    maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan
    kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya,
    “..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.

    Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan
    erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa
    yang baru kami alami.

    Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan
    isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati
    penisku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping
    Lillian.

    Kini kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nindy, yang terlihat tubuh mungilnya
    telah lemas tak berdaya dikerjain Richard, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Richard
    terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan.

    Mulai saat ini Richard mengerjai Nindy dengan sangat brutal dan kasar. Nindy benar-benar dipergunakan
    sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Richard menyakiti Nindy, tetapi dilihat dari
    ekspressi muka dan gerakan Nindy ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Nindy atas
    apa yang dilakukan oleh Richard terhadapnya.

    Richard mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nindy berjongkok diantara kedua
    kakinya, kepala Nindy ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nindy sambil
    memegang belakang kepala Nindy.

    Dia membantu kepala Nindy bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut
    Nindy. Kelihatan Nindy telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh
    Richard, hal ini dilakukan Richard kurang lebih 5 menit lamanya.

    Richard kemudian berdiri dan mengangkat Nindy, sambil berdiri Richard memeluk badan Nindy erat-erat.
    Kelihatan tubuh Nindy terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nindy digendong
    sambil kedua kaki Nindy melingkar pada perut Richard dan langsung Richard memasukkan penisnya ke dalam
    kemaluan Nindy.

    Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nindy terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Richard
    menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nindy terlihat
    seperti anak kecil dalam gendongan Richard.

    Kaki Nindy terlihat merangkul pinggang Richard, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Richard.
    Richard berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nindy. Pantat Nindy terlihat merekah dan
    tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang pantat Nindy.

    “Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nindy terlihat menggeliat-geliat
    dalam gendongan Richard. Suatu pemandangan yang sangat seksi.

    Ketika Richard merasa capai, Nindy diturunkan dan Richard duduk pada sofa. Nindy diangkat dan
    didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nindy terkangkang di samping paha Richard dan Richard
    memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy dari bawah.

    Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan
    Nindy yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Richard menyentuh paha Nindy.

    Kedua tangan Richard memegang pinggang Nindy dan membantu Nindy memompa penis Richard secara teratur,
    setiap kali penis Richard masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di
    pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis
    Richard. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.

    Kemudian Richard mendorong Nindy tertelungkup pada sofa dengan pantat Nindy agak menungging ke atas
    dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi
    yang paling disukai oleh Nindy.

    Dari belakang pantat Nindy, Richard menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nindy dan mendorong
    penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nindy dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua
    penisnya amblas ke dalam vagina Nindy.

    Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nindy setengah berteriak,
    “aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nindy dicoba ditarik
    ke depan, tapi Richard tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nindy dan
    mengikuti arah badan Nindy bergerak.

    Nindy benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan
    sudah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Richard mencapai payudara Nindy dan mulai
    meremas-remasnya.

    Tak lama kemudian badan Nindy bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari
    mulutnya terdengar,

    “Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nindy mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Richard mendorong habis
    pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nindy, penisnya terbenam seluruhnya
    ke dalam kemaluan Nindy dari belakang.

    Sementara badan Nindy bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil tetap menekan rapat-rapat
    penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya
    yang berada di dalam lubang vagina Nindy ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nindy sampai ke
    sudut-sudutnya.

    Setelah badan Nindy agak tenang, Richard mencabut penisnya dan menjilat vagina Nindy dari belakang.
    Vagina Nindy dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nindy dibalikkannya dan direbahkan di
    sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nindy ikut aktif membantu memasukkan
    penis Richard ke vaginanya.

    Kaki Nindy diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa vagina Nindy.
    Badan Nindy yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Richard, yang terlihat oleh saya hanya pantat
    dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Richard.

    Kadang-kadang terlihat tangan Nindy meraba dan meremas pantat Richard, sekali-kali jarinya di masukkan
    ke dalam lubang pantat Richard.

    Gerakan pantat Richard bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan
    cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nindy, tiba-tiba,

    “Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak,
    Richard menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nindy ke sofa, sehingga penisnya
    terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nindy.

    Pantat Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nindy, sambil
    kedua tangannya mendekap badan Nindy erat-erat. Dari mulut Nindy terdengar suara keluhan, “Sssh..,
    sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.

    Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nindy
    yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nindy. Nindy melihat ke saya dan
    memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat.

    Aku tidak bisa melihat ekspresi Richard karena terhalang olah tubuh Nindy. Yang jelas dari sela-sela
    selangkangan Nindy mengalir cairan mani. Kemudian Nindypun seperti kebiasaan kami membersihkan penis
    Richard dengan mulutnya, itu membuat Richard mengelinjang keenakan.

    Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat
    bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokepseks Selingan Ranjangku Part 4 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokepseks Selingan Ranjangku Part 4 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1459 views

    Perawanku – Seiring dengan bertambahnya semester, aku semakin banyak mengenal teman dan tentunya wanita yg berpotensi menjadi kekasihku. setelah menimang-nimang mana kiranya yg sesuai dengan kriteriaku, akhirnya pilihan jatuh kepada wanita seuasiaku yg berada di fakultas sosial politik bernama Bella yg kelak menjadi istriku. kurang lebih hampir 2 semester aku mendekatinya, akhirnya aku bisa menjadikan dia sebagai pacarku. seorang wanita yg berkerudung cantik dan anggun ini memang sosok wanita impianku.

    aku menerangkan mengenai prinsip yg aku pegang yg sebelumnya telah hancur, namun aku tak menceritakan mengenai kehancuran prinsip yg pernah aku alami, aku tak ingin Bella memandang aku sebagai pria yg tak benar. namun yg ada sekarang aku telah kembali menjadi seorang pria yg seperti aku inginkan pada saat dulu.
    “iya sayang, aku juga setuju bahwa kehormatan wanita itu perlu dijaga”, ujarnya saat kami ngobrolin mengenai pandanganku terhadap krisis yg dihadapi oleh negeri ini, karena sudah banyak orang menganggap perawan tidak penting.

    “iya yang, aku juga ingin kamu bisa menjaganya hingga kelak kita menikah”, balasku dengan yakin dan tegas.
    “iya yang, aku jamin, kamu akan mendapatkan perawanku saat kelak malam pertama setelah kita menikah”, ujarnya yg anggun dan cantik.
    aku merasa sangat lega mendengar jawaban dari pacarku mengenai ini. obrolan yg sangat sensitif ditemani dengan nasi goreng di masing-masing piring, tempat makan yg sangat unik dimana lokasi makan berada tepat diatas rel kereta api jika saat malam sudah tidak aktif. dan posisi makan antara meja lesehan satu dengan satunya sedikit berjauhan maka obrolan seperti ini bisa santai dan tidak didengar oleh kelompok meja yg lain.

    dengan pacar yg sangat sempurna seperti Bella, aku rasa aku akan harus dan wajib menjaga komunikasi dan pola yg baik untuk meminimalisir perkelahian karena perbedaan pendapat. selama ini aku amati Bella juga sangat setia dan menjaga perilakunya, sehingga aku dan dia bisa fokus pada kuliah masing-masing.

    kami sudah mengalokasikan waktu dalam seminggu untuk bertemu dan membicarakan mengenai hubungan ini dan masa depan hubungan ini. aku sangat bersyukur telah diberi kesempatan kembali untuk menjadi seseorang yg sesuai dengan harapanku sebelum Owie menggubahnya. intinya adalah kita harus bisa mengontrol diri kita sendiri dan bisa mengatur diri ke arah mana kita akan menjadi seorang manusia.

    *

    suatu ketika di kampus bersama Dika, Alex dan Edo. dibawah pohon rindang kami duduk diatas rumput, dengan beberapa gelas es teh di sebelah badan kita, yg tentunya sudah kami bayar sebelumnya. tawa dan canda memenuhi ruang kosong di atas rumput ini.
    “aku cabut duluan ya”, ujar Edo pada kami.
    “laah masih pagi ini, mau kemana njir?”, balas Dika.
    “mau pijet aku”, balasnya lagi.
    “hahaha njir pijet apaan bangke?”, tanyaku penuh tanya.
    “hhahha bangke, jangan bilang-bilang, pijet keperkasaan, biar seperti beton”, ujarnya sambil berbisik pada kami.
    “ahahha serius, seru nih haha”, ujarku.
    “kita bisa ikuta gak?”, tanya Alex.
    “ayook, siapa tau perlu hahaha”, balas Edo.
    “yauda aku ikut, ikut yuk”, ajak Alex pada kami, dan akhirnya kamipun juga turut ikut semua karena atas dasar penasaran, tapi mungkin aku hanya melihat lihat dulu.

    menuju lokasi pemijatan, jaraknya cukup lumayan dari kampus kami, dan beberapa kali masuk areal persawahan dan pedesaan, dengan cuaca yg terik membuat tenggorokan terasa panas, namun semangat dan penasaran dapat menghilangkan rasa haus yg menyerang kami. akhirnya kami tiba di sebuah rumah kecil, Edo pun langsung berjalan di depan sendiri dan mengetuk pintu rumah itu. keluarlah seorang bapak-bapak yg kutafsir berusia 50an dengan rambut yg sudah memutih seperti dia sudah melewati banyak hal dalam hidupnya.
    “selamat siang pak, ini Edo, saya bawa teman-teman”, ujar Edo dengan sopan.
    “weeh ayo masuk masuk”, ajak bapak ini yg belum aku ketahui namanya, kami semuapun duduk diruang tamu dengan kursi rotan ini, “adik-adik ini juga mau pijet?”, tanya bapaknya.
    “ehmm pijetnya gimana pak?”, tanya Dika yg penasaran.
    “ya pijet vitalitas biar lebih gagah dan gede”, balasnya dengan singkat.
    “nambah gede nya juga lumayan bisa sampai 3-5cm”, ujar Edo dengan santai.

    “wih menarik nih”, balasnya Dika.
    aku berada di persimpangan jalan dan bingung, namun akhirnya aku turut ikut juga. lantas bapak ini aku ketahui bernama pak Rono, diawali dengan Edo yg masuk ke kamar dengan menggunakan sarung, kamipun turut melihatnya dar pinggir pintu. awalnya pak Rono memijat bagian telapak kaki dengan waktu yg cukup lama dan Edo terlihat meringis kesakitan, selanjutnya pak Rono memasukkan tangannya kedalam sarung Edo dan entah memijat atau menarik bagian selangkangnnya, diiringi dengan teriakan karena sedikit ngilu rasanya.

    akhirnya kami berempat semua bergiliran untuk dilakukan yg sama seperti pada Edo, kami semua menahan sakit dengan harapan akan mendapatkan hasil yg kami inginkan. setelah akhirnya kami semua selesai, kami kembali duduk pada kursi rotan itu.
    “wes nanti bakal perkasa dan gede seperti hidung gajah haaha”, ujar pak Rono.
    “hahha, oke pak”, balas Alex.
    “pantangannya adalah, selama 7 hari gak boleh onani, gak boleh tegang, harus lemes terus, untuk dapat hasil yg maksimal, nanti setelah itu kalau belum puas, boleh kesini lagi”, ujar pak Rono dengan serius.
    “terus maaf pak, lha ini berapa biayanya, tadi malah belum bahas biaya?”, ujarku dengan penasaran.
    “sukarela aja, monggo silahkan berapa”, ujar pak Rono dengan santai.
    lantas aku minta ijin keluar dengan yg lain berdiskusi mengenai ini, akhirnya kami sepakat untuk memberinya yg cukup banyak bagi seorang mahasiswa. kami melipat uang itu dan bersalaman tempel sekalian berpamitan. selama perjalanan rasanya masih ngilu di telapakan dan di bagian selangkangan. selain itu aku berusaha menjaga untuk tidak bepikiran jorok yg berakibat kontol menjadi tegang.

    *

    setelah hari ke 8, dan aku mendengar cerita dari temanku bahwa pusaka mereka tambah panjang dan gede sebesar 3-4cm. selain itu bisa tegang seperti beton sebuah gedung pencakar langit. lantas aku melihat milikku sendiri, saat tidak tegang memang sama seperti ukuran pada saat dulu. namun entah jika saat ngaceng.

    aku lantas membuka situs porno favoritku, melepas celanaku, dan fokus untuk ngaceng dan rasanya sangat bertenaga sekali dan benar saja saat sudah ngaceng maksimal bertambah panjang dan nampaknya seperti gede juga, dengan posisi sangat ngaceng lantas aku mengambil penggaris di meja belajarku dan mengukurnya
    “wooow 18cm gila gilaaaaa”, ujarku dengan girang disertai dengan otot-otot yg menonjol dan perkasa. aku genggam dan rasanya seperti sangat tebal sekali, aku puas dengan perubahan ini, dan tentunya akan bertambahnya rasa percaya diriku.

    perubahan yg ada di dalam diriku tentunya tidak aku pamerkan ke orang lain, apalagi menunjukkannya, Bella pun juga tidak mengetahui. aku menjaga hal-hal yg berbau seksual dari dirinya. sebenarnya aku juga penasaran apa yg ada di dalam kerudungnya, namun dia benar-benar menjaga dirinya dengan sangat baik, sehingga tidaklah pantas orang sebaik dan setulus Bella dalam mencintaiku disalahgunakan. biarkan pusaka ini dilihat oleh Bella jika sudah saatnya, yaitu setelah kami menikah.

  • Tanteku Di Glir Semalaman Hingga Lemas

    Tanteku Di Glir Semalaman Hingga Lemas


    1712 views

    Perawanku – Panggil saja aku Dedy.Aku laki-laki berumur 22 tahu.Aku kuliah di Yogyakarta,dan aku tinggal bersama tanteku.Tanteku bernama Tante Vira.Umurnya sekitar 32 thn,tingginya sekitar 165cm,dan dadanya wooow… mungkin berukuran 36 B,pantatnya pun sungguh sekal.Tante Vira adalah janda kembang yang bekerja sebagai seorang akuntan di Yogya.

    Sebagai lelaki normal siapa saja yang melihat Tante Vira pasti akan terpesona,tidak terkecuali aku.Suatu sore ketika Tante Vira sedang mandi,aku memberanikan diri untuk mengintip lewat lubang kunci
    .Aku melihat dengan jelas tubuh polos dirinya.aku melihat “melon” nya yang besar,indah yang sangat mantap jika kunikmati batinku.kulihat puting mungilnya yang bewarna kecoklatan,lembahnya yang ditutupi oleh “rerumputan kecil”.Secara tidak sadar “Pisang Ambonku membesar”.Ketika,Tante Vira hedak keluar dar kamar mandi aku segera meninggalkan kamar mandi & duduk disofa ruang santai.Masih terlintas bayangan tubuh polos Tante Vira tadi.Aku lihat Tante Vira menuju kamarnya hanya dengan berbalut handuk.Kulihat pantatnya yang sekal & ingin sekali kumeremasnya.Selang 20 menit kemudian Tante Vira keluar dari kamarnya & mengenakan Kemeja Putih ketat selaras dengan rok hitam yang ketat pula.“Dedy,jaga rumah dulu y…?Tante mau pergi meeting sebentar dengan karyawan tante.Pulangnya sekitar jam 9 malam.” katanya.“Oke,Tante” kataku.Blog cerita sex terbaru tak kalah hotnya www.ceritasexs.coLalu tante segera menuju garasi & segera menyalakan mobilnya.Setelah tante pergi aku iseng kekamarnya.Aku,masuk kekamarnya yang tidak terkunci itu.Aku kagum melihat keartistikan kamarnya.

    Aku segera membuka lemari pakaiannya.Dilemarinya kutemukan 2 buah vibrator miliknya.Aku pun maklum karena Tante Vira sudah janda selama 2 thn.Aku segera mencari benda yang kuinginkan.Tak lama kemudian aku menemukan CD warna pink miliknya beserta Bra pink miliknya yang besar.Branya saja besar apalagi dalamnya,kataku dalam hati.Ukuran Branya kira-kira 36 B.Aku segera mengambil kedua barang itu lalu bergegas menuju kamarku.Aku segera menciumi & menjilati Branya,seolah-olah aku menciumi & menjilati buah dadanya yang montok.Setelah puas menciumi & menjilati branya,aku segera mempermainkan CD sexy miliknya.Aku raba-raba & kujilati CDnya seolah-olah aku sedang meraba & menjilati Vaginanya.Kemaluanku semakin mengeras & tidak sanggup lagi menahan magma yang akan keluar.Aku segera mengeluarkan Penisku & segera mengocoknya.Tidak lama kemudian aku arahkan penisku di CD,lalu keluarlah sperma kentalku membasahi CD pink miliknya.“Oh…… yeach….” pekikku kepuasan beronani dengan CD nya.Akupun segera bergegas untuk mandi.Jam menunjukkan pukul 19.10.Tak lama kemudian terdengar mesin Mercy S Class milik Tante Vira.Lalu Tante Vira membuka pintu depan.“Lagi nonton apaan Ded…?” katanya mengkagetkanku“Lagi nonton Sketsa Tan” kataku.“Oh…,nich ada oleh-oleh kue buat kamu” katanya“Makasih Tan” jawabku.Aku segera memakan kue yang diberikan tante,seraya menyaksikan tante berjalan menuju kamarnya.Tak begitu lama tante keluar dengan setelan dress warna ungu,dengan belahan dada yang sedikit terbuka.“Kamu sudah makan,Ded…?” katanya“Sudah tan” jawabku“Kalau begitu makan dulu y.” katanya lagi“Oke tan” jawabku15 menit kemudian Tante Vira selesai makan & segera bergabung denagnku menonton kelucuan Sketsa.Tante duduk disebelahku,sesekali aku mencuri pandang kepayudaranya yang besar itu.Jantungku berdegum kencang menyaksikan payudaranya montok terbungkus dress warna ungu.Seolah-olah dress warna ungu yang dikenakannya tidak sanggup menahan dadanya yang montok itu.Jam menunjukkan pukul 21.30.“Ded,tante tidur dulu y.” katanya“Y” jawabku singkatPukul 24.00,aku bergegas untuk pergi tidur.Keesokan harinya pukul 07.00 aku bangun dari ranjangku & segera bergegas menuju kamar mandi. Situs Taruhan Sbobet

    Aku lihat Tante Vira sudah siap untuk kekantor.Aku segera masuk kekamar mandi.Ketika sedang asyik mandi,Tante Vira mengetuk pintu kamar mandi“Tante berangkat dulu y…” katanya“Y,tante” jawabkuku.5 menit kemudian aku keluar kekamar mandi & bergegas menuju kamar untuk berpakaian.Tidak lama kemudian aku sudah rapi & siap berangkat kekampus.Aku segera menuju garasi,lalu kunyalakan motor Ninja 250cc milikku.Seusai kuliah usai aku segera menemui ke 4 temanku yang juga memiliki maniak sex.Kami berlima segera merencanakan untuk mengerjai Tante Vira.Hari yang direncanakan pun tiba.Kami berlima menunggu Tante Vira dipersimpangan jalan dekat kantornya.Pukul 18.00 yang ditunggu akhirnya keluar dari kantor.Kami segera mengikuti Tante Vira dari belakang.Didalam mobil,aku menumpahkan banyak cairan Chlorofom untuk membius Tante Vira.Akhirnya Tante Vira sampai dirumahnya.Aku melihat keadaan disekitarku,keadaan jalan komplk perumaha sepi.Segera aku turun dari mobil,lalu menyekap hidung tante dari belakang dengan menggunakan sputangan yang sudah diberi Chlorofom.

    Tante sempat meronta-ronta,tapi tangan kananku mencengkram kuat tubuhnya.Tidak berapa lama kemudian tante pun tertidur.Aku segera menggendong tubuhnya & segera berlari menuju mobil.Anton segera memembukakan pintu mobil untukku.Sementara itu,Bobby segera memasukkan Mercy S Class tante kedalam garasi.Setelah Bobby selesai,kami segera meninggalkan tempat itu & segera menuju tempatyang sudah kami rencanakan sebelumnya.Setelah didalam mobil,aku segera melepasan topeng yang aku kenakan.“Kamu,gila juga y Ded.Tante sendiri mau ditiduri” kata Bobby kepadaku.“Tante,kamu sexy juga y…?” kata Anton yang duduk disebelah Tante seraya meremas-remas dadanya.“Eh,Bob kamu bawa handicamkan…?” kataku kepada Bobby yang duduk dibelakang.“Bawa” katanya seraya mengeluarkan handicam dari ranselnya.“Siap rekam Bob” kataku seraya mengulum bibir sexynya.Aku & Anton bergantian mengulum bibir sexynya.Aku & Anton meremas-remas dadanya yang sekal itu.Sementara Bobby asyik merekam adegan kami.Tyo,yang duduk didepanku & Rizal yang sedang menyetir asyik melihat adegan kami lewat kaca tengah yang ada dimobil.30 menit kemudian,am sampai digudang tua yang sudah tidak terpakai.Mobil Avanza milik Rizal diparkir didalam gudang.Kami pun segera turun.Aku menggendong tubuh Tante Vira yang tengah tertidur.Kami segera mencari tempat untuk membaringkan tubuh Tante Vira.Aku menemukan sebuah meja besar,usang,& berdebu.Aku segera membaringkan tubuhnya ke meja tersebut.Kami pun segera mengundi untuk menentukan siapa yang pertama menikmati tubuhnya.Beruntung,aku yang pertama menikmati tubuhnya,yang berikutnya Tyo,Bobby,Rizal,yang terakhir Anton.“Shit… aku dapat ampas…!!!” gerutu Anton.Aku segera melepaskan celana jeansku,kemudian kulepaskan CD ku.Penisku yang telah mengeras segera meloncat keluar.Kemudian,kulepaskan satu persatu kancing kemeja kantor milik Tante Vira.Setelah lepas kancing terakhirnya,aku segera melepaskan kemejanya lalu kelemparkan ke bawah.“Wooow….” sontak Bobby yang merekam tubuh tante Sbobet Deposit Pulsa

    Setelah itu aku mebuka pengait restliting rok warna hitamnya.Kuturunkan perlahan-lahan kuturunkan restlitingnya.Laluku pelorotkan roknya.Lalu,kulempar roknya kelantai.Kini tubuh tante hanya berbalut BH warna hitam & CD dengan warna yang sama.Aku segera naik kemeja.Aku,segera melumat bibir sexynya,kujilati belakang telinga kanannya,& kugigit mesra telinga kanannya.Setelah puas aku segera melepaskan pengait BHnya.Setelah lepas,segera kujatuhkan BH hitamnya kelantai.Kini dihadapanku terhampar tubuh polos bagian atas milik Tante Vira.Kuraba-raba,kuremas-remas perlahan payudaranya.Remasanku perlahan-lahan semakin keras,puas meremas dadanya aku segera memilin-milin mesra puting mungil miliknya.Setelah puas,aku segera menjilat-jilati puting kecoklatan miliknya.Kujilati puting yang kanan lalu yang kiri berulang-ulang.seraya tanganku meremas-remas dadanya.Ketiga temanku duduk di lantai seraya menyaksikan adeganku dengan Tante Vira.Puas dengan dadanya,segera kulepaskan CD sexy warna hitam miliknya.Setelah itu,kulemparkan CDnya kelantai.

    Aku,takjub dengan Vaginanya yang ditumbuhi reremputan kecil.“Damn…. Shiit….” sontak Bobby lagi.Aku meraba-raba bibir Vaginanya yang ditumbuhi rerumputan kecil.Kumasukan jari tengahku kedalam vaginanya.Kucoblos-cobloskan jari tengahku semakin lama semakin liar.Setela puas segera kulepaskan jari tengahku dari vaginanya.Lalu,kucari-cari Clitorisnya dengan jari manisku.Kutemukan Clitorisnya,lalu kepencet-pencet Clitoris mungilnya,kujilat-jilati Clitorisnya berulang-ulang.Tiba-tiba aku merasakan bibirku basah oleh cairan kental dari vagina Tante Vira.‘Hm… tampaknya tante orgasme nich” kataku dalam hati.Setelah itu aku mulai mengepaskan Penisku dengan Vaginanya.Setelah Penisku masuk semuanya,aku segera menggerakkan maju-mundur tubuhku.Penisku dengan leluasa keluar masuk di Vaginanya.Sementara bibirku asyik melumat bibir sexy miliknya,& tanganku memeluk punggung sintalnya.25 menit kemudian aku tidak sanggup lagi menahan gejolak magmaku yang akan keluar.Akhirnya Spermaku keluar didalam vaginanya.Aku kemudian melepaskan Penisku yang belepotan cairanku& cairan dari vagina Tante Vira.Kubuka mulutnya sexynya& kuhadapkan ke penisku,lalu kumasukkan penisku kedalamnya.

    Kumaju-mundurkan kepala tante.Lalu,Spermaku keluar lagi didalam mulutnya.Setelah itu giliran Tyo,kulihat Tyo membersihan sisa-sisa spermaku di Vagina & bibir Tante Vira.Sekaran giliranku melihat adegan sex tanteku dengan Tyo.Tyo melalukan adegan sex yang hamir a dengan apa yang aku praktekkan tadi.20 menit pun berlalu & Tyo pun sudah selesai ngesex dengan tanteku.Kini giliran si Bobby.Ketika iliran Bobby aku yang menjadi cameramennya untuk adegan sex Bobby dengan Tanteku.25 menitpun berlalu& Bobby pun sudah selasai ngesex dengan Tante Vira.Kini giliran Rizal.30 Menit kemudian Rizal telah selesai.Dan,yang terakhir Anton.30 menitpun berlalu,Anton pun telah selesai dengan tubuh tante.Kami pun tidak puas kalau hanya ngesex sekali dengan Tante Vira.Kami pun menggilirnya lagi,sesuai dengan undian tadi.Kami menggilirnya samapai kami merasa puas.Kira-kira pukul 02.00 ketika giliran Anton ngesek dengan tante,tante perlahan-lahan mulai sadar.Aku segera melempar topeng ke Rizal & Rizal pun sudah memakai topengnya.Ketika Tante Vira sepenuhnya tersadar kami sudah memakai topeng masing-masing.Tante terkejut ketik tubuhnya bugil & Penis Anton masih menancap divaginanya.Tangen Rizal mencoba menahan gerakan kedua tangannya.Tampaknya Anton kewalahan menghadapinya.Kamipun segera membantu Anton memegangi tangan,kaki,& tubuhnya erat-erat.

    Tapi,tubuh,& tangan tante meronta lebih keras daripada yang tadi.Lalu,Bobby segera mengambil pistol mainan yang mirip dengan yang asli ke kepala Tante Vira.“Diam….!!!! ” bentak Bobby seraya memukulkan gagang pistol mainan itu kepelipis kiri Tante ViraDarah segar mengalir dari pelipis kirinya.“Apa mau kalian…?” katanya sambil menangis“Yang,kami mau adalah tubuh kamu yang sexy untuk melayani nafsu kami semalaman” kata Bobby menunjuk kearah kami semua.Tante Vira pun terlihat pasrah dan terus menangis tidak percaya kalau tubuhnya akan kami gilir semalaman.Anton pun segera melanjutkan menggoyang tubuh tante,sementara Bobby masih menodongkan pistol mainan kekepala Tante Vira.“Yaik….” erang tante mengerang keras ketika Anton menggoyang tubuhnya dengan keras.Setelah puas menggoyang tubuh tante,Anton segera mengeluarkan Spermanya didalam Vaginanya.Setelah itu giliranku.Kutarik paksa kedua tangan tante,lalu menyuruh tante berlutut.Kujejalkan Penisku dibibir indahnya.Kupaksa bibirnya agar membuka.Lalu kujejalkan Penisku didalam bibirnya.Kulihat Tante Vira menangis,tapi ku acuhkan saja.kugerakkan kepalanya maju mundur dengan paksaan tanganku.Puas dengan gerakkan tadi aku segera menyuruh Tante berbaring di meja.Aku tarik tubuh indahnya hingga ketepi meja,& kuangkat pahanya tinggi-tinggi.Kumasukkan Penisku dengan keras kedalam Vaginanya.Kugoyang keras tubuhnya,seraya kedua tanganku meremas-remas dadanya.Setelah puas kulepaskan penisku dari vaginanya.“Achh… achh…” erangnya seraya menitikkan air mata,ketikaku mulai menggoyang tubuhnya dengan keras.Lalu,aku naik ke kemeja & menyuruh tante untuk posisi menunging.Tante sudah dengan posisi menungging.Aku segera mengepaskan penisku dengan vaginanya. Agen Judi Sbobet

    Segera kumasukkan penisku kedalam vaginanya.Dinding vaginanya seolah menekan keras penisku.Segera kugoyang hebat tubuhnya,kuremas-remas pantat sintalnya,sesekali aku remas dadanya yang menggantung & bergoyang mengikuti irama.Kuletakkan kedua tangan tante dipunggungnya,lalu kutarik punggungnya kebelakang.Kukecupi telinga kanan& kugigit mesra telinga kanannya.Kemudian kugoyang hebat tubuhnya,& kedua tanganku meremas-remas payudaranya dengan keras.“Augh…. Achhhh…” erangnyaMagmaku sudah tidak sabar untuk keluar.Segera saja kutumpahkan magmaku didalam vaginanya.Setelah aku,kini giliran keempat temanku.Setelah keempat temanku selesai menggilir Tante Vira,aku berencana membuat adegan yang lebih hot lagi.Aku,Tyo,Bobby bergabung satu group.Sedangkan Rizal,& Anton bergabung satu group.Aku segera tidur terlentang diatas meja,lalu kusuruh Tante Vira naik keatas tubuhku.Tante Vira mengepaskan vaginanya dengan penisku.Setelah masuk,tante menggoyang tubuhnya perlahan.Tante tidak tahu kalau Tyo naik kemeja tepat dibelakangnya.Tyo segera menunggingkan tubuhnya,lalu mengepaskan penisnya dengan lubang duburnya.Perlahan-lahan penis Tyo mulai masuk dilubang duburnya.

    Tante pun sempat meronta-ronta kesakitan,ketika penis Tyo yang besar itu masuk kelubang duburnya.Darah segar keluar dari lubang dubur Tante Vira.Ketika penisnya telah masuk semuanya dilubang duburnya Tyo,segera menggoyang tubuh tante perlahan.“Accchhh…. acchh…” erangnya.Ketika tante mengerang kenikmatan,Bobby segera naik keatas meja.Boby berdiri tepat dihadapan Tante Vira.Bobby mengangkat kepala Tante Vira,&menjejalkan penis perkasanya dimulutnya.Kini mulut tante asyik mengulum penis Bobby.Gerakkan kami bertiga semakin liar.Tyo dibelakang,aku tepat dibawahnya,sementara Bobby tepat dihadapannya.Sementara itu tangan-tangan kami tidak kalah liarnya.Tangan Tyo,asyik meremas-remas pantatnya,& payudaranya,sementara tanganku secara bersamaan dengan Tyo meremas-remas payudaranya dengan keras,sedangkan tangan Bobby asyik meremas-remas rambutnya.Goyangan,kami semakin menggila,adegan itu berlangsung kurang lebih 20 menit.

    Tyo yang pertama mengeluarkan magmanya dilubang dubur tante,kedua segera kukeluarkan magmaku didalam vaginanya,tak lama kemudian disusul Bobby yang mengeluarkan di mulutnya.Setelah puas,kami segera turun dari meja.Tampak,tubuh tante terkulai lemas.Tak,lama kemudian Anton & Rizal mulai membersihkan sisa-sisa sperma kami disekitar lubang dubur,vagina,& mulutnya.Setelah semuanya bersih mereka tak memberi waktu istirahat kepada tante.Mereka berdua mulai melakukan adegan yang sama dengan kami bertiga lakukan.Kulihat,Boby asyik mrekam adegan mereka layaknya cameramen,sedangkan Tyo,tampaknya berusaha untuk mengatur nafasnya kembali.20 menit pun berlalu.Anton & Rizal tampaknya sudah selesai menggoyang tubuhnya.Aku memberikan 5 menit untuk tante mengatur nafas.Setelah nafasnya kembali normal,aku tarik kedua tangannya & suruh dia berlutut.Kami berlima mulai membentu lingkaran & perlahan-lahan berjalan menuju tubuh tante.Kami,segera mengocok penis masing-masing.Kemudian,kami menyemburkan sperma secara bersamaan kewajah tante.Crooot…. crottt… crooottt…. sperma kami membasahi wajah,rambut,& sebagian dadanya.Kini wajahnya penuh dengan cairan sperma kami.Aku,segera menjejalkan penisku kemulutnya.

    Kugerakkan maju-mundur kepalanya.Setelah penisku bersih dari bercak sperma,kini giliran keempat temanku melakukan hal yang sama denganku.Bobby mengambil lap kering,& melemparkannya ke tante.Bobby menyuruh tante untuk mengelap wajahnya dengan lap itu.Sementara aku mengambil gunting & mulai menggunting kemeja yang tadi tante kenakan.Aku menggunting dibagian bawah dadanya,lalu menggunting kedua lengan kemejanya.Setelah wajah tante bersih,aku melemparkan kemeja & roknya yang telah kumodifikasi sedikit.Kemudian,aku menyuruhnya untuk memakainya kemeja tersebut tanpa BH & kemudian rokknya tanpa CDnya.Tubuh tante sangat sexy memakai kemeja & roknya yang telah kumodifikasi sedikit.Rizal,berpura-pura menanyakan alamat rumah tante.Tante Vira pun menjawabnya secara terbata-bata.Kami,segera menyuruhnya untuk segera menaiki mobil.Aku duduk ditengah bersama Tante Vira,& Anton.Rizal,segera menghidupkan mesin mobilnya.Mobil pun melaju meninggalkan gudang tua itu.Selama,didalam mobil aku & Anton bergiliran menciumi bibir tante.Sementara itu tangan kananku meremas dada kiri tante sedangkan tangan kanan Anton meremas dada kanannya.

    Kira-kira pukul 04.30 kami telah tiba dirumah Tante Vira.Kami segera menarik paksa tubuhnya turun dari mobil.Aku melihat tubuhnya berjalan terhuyung-huyung lemas & berusaha membuka pintu garasi.Sementara mobil yang kami tumpangi telah jauh meninggalkan rumah Tante Vira.

  • Cerita Abg Nikmatnya Memek Gadis Perawan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Abg Nikmatnya Memek Gadis Perawan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2226 views

    Perawanku – Saya seorang siswa berusia 21 tahun. Menceritakan kisah seks perawan Pada istirahat semester saya, saya kembali ke desaku di Garut. Untuk mengatasi kejenuhan, saya berjalan di kota.

    Dan ke pusat perbelanjaan di kota kecil. Tanpa sengaja saya melihat seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan keindahan alam yang jarang ditemui pada seorang gadis kota.
    Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ani, berusia 16 tahun. Duh, aku senang sekali berkenalan dengan cewek seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kita juga lebih akrab dan sering terhubung melalui telepon. Singkatnya, kami juga sepakat untuk menjadi kekasih.

    Pada istirahat semester berikutnya, kami mengatur untuk bertemu di rumahnya. Rumahnya sederhana, tahu ayahnya hanyalah pedagang kecil, tapi bukan itu yang saya lihat.

    Malam itu kami berdua nonton tancap layar, masalahnya sebenarnya cukup sederhana tapi nah namanya juga lagi jatuh cinta. Kami pulang pada pukul sembilan malam untuk permintaan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami baru saja menerima rumah kunci deposit. Keluarganya akan mencuri teman teman ayah ayahku.

    Ani permisi ganti baju. Ketika saya melihat Ani dengan pakaian sederhananya, saya terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia hanya mengenakan pakaian biasa. Aneh, ada hal aneh lain yang merayap ke dalam perasaanku.

    “Kenapa, apa itu Kang?”, Tanya Ani.

    “Ah, tidak ada!” Saya membalas.

    “Kenapa Ani bisa melanjutkan?”, Tanyanya lagi.

    “Ngak kok!”, Jawab saya.

    “Kamu cantik, An”.

    “Ah Akang!”, Katanya lagi dengan wajah memerah.

    Untuk waktu yang lama kami saling berhadapan, dan saya mulai mendekati orang itu. Aku memegang tangannya, lalu aku membelai rambutnya dan bertanya-tanya seberapa lembut tangannya. Kami berpelukan, disentuh dan dibelai.

    Perlahan saya membuka pakaiannya satu per satu, saya melihat dia setengah telanjang. Aku melihat dadanya di bawah bra putihnya, menatap seluruh tubuhnya, kulitnya yang cokelat.

    “Kang, bener cinta Akang ama saya?”, Tanyanya lagi.

    “Bener, Akang sayang ama kamu!”, Jawabku saat membuka BH dan Celana dalam warna putih.

    Sekarang dia polos tanpa satu benang menutupi tubuhnya. Aku membaringkannya di tempat tidur, lalu mencium seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia pertama kali berhubungan seks dengan lawan jenis.

    Lalu aku membuka selangkangannya dan menaruh penisku dengan ekstra hati-hati. Ani mengerang pasrah, lalu aku menyuruhnya menggigit bantal agar suaranya tidak bisa didengar oleh tetangga. Aku menyetir penisku, bolak-balik.

    Mata Ani mengerem kenyamanan. Napasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak mengendalikan diri, dia memegangi bantalnya dengan kencang, gerakanku semakin kencang, aku sangat ingin menembus pertahanannya yang padat.

    Aku meraih payudaranya, kujilat, kukulum, dan aku merasa penisku mulai mengencangkan dan, “Cret …, cret …, cret”. Adikku keluar dengan cepat, Ani memelukku

    Berat dan kami terbaring lelah. Dalam hatiku aku bertekad menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya .

  • Cerita Sex Titipan Berhadiah Khusus

    Cerita Sex Titipan Berhadiah Khusus


    707 views

    Perawanku – Cerita Sex Titipan Berhadiah Khusus, Namaku Karina, usiaku 17 tahun dan aku adalah anak kedua dari pasangan Menado-Sunda. Kulitku putih, tinggi sekitar 168 cm dan berat 50 kg. Rambutku panjang sebahu dan ukuran dada 36B. Dalam keluargaku, semua wanitanya rata-rata berbadan seperti aku, sehingga tidak seperti gadis-gadis lain yang mendambakan tubuh yang indah sampai rela berdiet ketat. Di keluarga kami justru makan apapun tetap segini-segini saja.

    Suatu sore dalam perjalanan pulang sehabis latihan cheers di sekolah, aku disuruh ayah mengantarkan surat-surat penting ke rumah temannya yang biasa dipanggil Om Robert. Kebetulan rumahnya memang melewati rumah kami karena letaknya di kompleks yang sama di perumahan elit selatan Jakarta.

    Om Robert ini walau usianya sudah di akhir kepala 4, namun wajah dan gayanya masih seperti anak muda. Dari dulu diam-diam aku sedikit naksir padanya. Habis selain ganteng dan rambutnya sedikit beruban, badannya juga tinggi tegap dan hobinya berenang serta tenis. Ayah kenal dengannya sejak semasa kuliah dulu, oleh sebab itu kami lumayan dekat dengan keluarganya.

    Kedua anaknya sedang kuliah di Amerika, sedang istrinya aktif di kegiatan sosial dan sering pergi ke pesta-pesta. Ibu sering diajak oleh si Tante Mela, istri Om Robert ini, namun ibu selalu menolak karena dia lebih senang di rumah.

    Dengan diantar supir, aku sampai juga di rumahnya Om Robert yang dari luar terlihat sederhana namun di dalam ada kolam renang dan kebun yang luas. Sejak kecil aku sudah sering ke sini, namun baru kali ini aku datang sendiri tanpa ayah atau ibuku. Masih dengan seragam cheers-ku yang terdiri dari rok lipit warna biru yang panjangnya belasan centi diatas paha, dan kaos ketat tanpa lengan warna putih, aku memencet bel pintu rumahnya sambil membawa amplop besar titipan ayahku.

    Ayah memang sedang ada bisnis dengan Om Robert yang pengusaha kayu, maka akhir-akhir ini mereka giat saling mengontak satu sama lain. Karena ayah ada rapat yang tidak dapat ditunda, maka suratnya tidak dapat dia berikan sendiri.

    Seorang pembantu wanita yang sudah lumayan tua keluar dari dalam dan membukakan pintu untukku. Sementara itu kusuruh supirku menungguku di luar.
    Ketika memasuki ruang tamu, si pembantu berkata, “Tuan sedang berenang, Non. Tunggu saja di sini biar saya beritahu Tuan kalau Non sudah datang.”
    “Makasih, Bi.” jawabku sambil duduk di sofa yang empuk.

    Sudah 10 menit lebih menunggu, si bibi tidak muncul-muncul juga, begitu pula dengan Om Robert. Karena bosan, aku jalan-jalan dan sampai di pintu yang ternyata menghubungkan rumah itu dengan halaman belakang dan kolam renangnya yang lumayan besar. Kubuka pintunya dan di tepi kolam kulihat Om Robert yang sedang berdiri dan mengeringkan tubuh dengan handuk.

    “Ooh..” pekikku dalam hati demi melihat tubuh atletisnya terutama bulu-bulu dadanya yang lebat, dan tonjolan di antara kedua pahanya.
    Wajahku agak memerah karena mendadak aku jadi horny, dan payudaraku terasa gatal. Om Robert menoleh dan melihatku berdiri terpaku dengan tatapan tolol, dia pun tertawa dan memanggilku untuk menghampirinya.

    “Halo Karin, apa kabar kamu..?” sapa Om Robert hangat sambil memberikan sun di pipiku.
    Aku pun balas sun dia walau kagok, “Oh, baik Om. Om sendiri apa kabar..?”
    “Om baik-baik aja. Kamu baru pulang dari sekolah yah..?” tanya Om Robert sambil memandangku dari atas sampai ke bawah.
    Tatapannya berhenti sebentar di dadaku yang membusung terbungkus kaos ketat, sedangkan aku sendiri hanya dapat tersenyum melihat tonjolan di celana renang Om Robert yang ketat itu mengeras.

    “Iya Om, baru latihan cheers. Tante Mella mana Om..?” ujarku basa-basi.
    “Tante Mella lagi ke Bali sama teman-temannya. Om ditinggal sendirian nih.” balas Om Robert sambil memasang kimono di tubuhnya.
    “Ooh..” jawabku dengan nada sedikit kecewa karena tidak dapat melihat tubuh atletis Om Robert dengan leluasa lagi.
    “Ke dapur yuk..!”

    “Kamu mau minum apa Rin..?” tanya Om Robert ketika kami sampai di dapur.
    “Air putih aja Om, biar awet muda.” jawabku asal.
    Sambil menunggu Om Robert menuangkan air dingin ke gelas, aku pindah duduk ke atas meja di tengah-tengah dapurnya yang luas karena tidak ada bangku di dapurnya.
    “Duduk di sini boleh yah Om..?” tanyaku sambil menyilangkan kaki kananku dan membiarkan paha putihku makin tinggi terlihat.
    “Boleh kok Rin.” kata Om Robert sambil mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.

    Namun entah karena pandangannya terpaku pada cara dudukku yang menggoda itu atau memang beneran tidak sengaja, kakinya tersandung ujung keset yang berada di lantai dan Om Robert pun limbung ke depan hingga menumpahkan isi gelas tadi ke baju dan rokku.
    “Aaah..!” pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Robert langsung menggapai pahaku untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
    “Aduh.., begimana sih..? Om nggak sengaja Rin. Maaf yah, baju kamu jadi basah semua tuh. Dingin nggak airnya tadi..?” tanya Om Robert sambil buru-buru mengambil lap dan menyeka rok dan kaosku.

    Aku yang masih terkejut hanya diam mengamati tangan Om Robert yang berada di atas dadaku dan matanya yang nampak berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak semakin jelas di balik kaosku yang basah dan hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Robert.
    “Om.. udah Om..!” kataku lirih.
    Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku dan bukannya menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan tersenyum sambil mengelus rambutku.

    “Kamu cantik, Karin..” ujarnya lembut.
    Aku jadi tertunduk malu tapi tangannya mengangkat daguku dan malahan menciumku tepat di bibir. Aku refleks memejamkan mata dan Om Robert kembali menciumku tapi sekarang lidahnya mencoba mendesak masuk ke dalam mulutku. Aku ingin menolak rasanya, tapi dorongan dari dalam tidak dapat berbohong. Aku balas melumat bibirnya dan tanganku meraih pundak Om Robert, sedang tangannya sendiri meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang makin terangkat hingga terlihat jelas celana dalam dan selangkanganku.

    Ciumannya makin buas, dan kini Om Robert turun ke leher dan menciumku di sana. Sambil berciuman, tanganku meraih pengikat kimono Om Robert dan membukanya. Tanganku menelusuri dadanya yang bidang dan bulu-bulunya yang lebat, kemudian mengecupnya lembut. Sementara itu tangan Om Robert juga tidak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, kemudian ke atas lagi dan meremas payudaraku yang sudah gatal sedari tadi.

    Aku melenguh agak keras dan Om Robert pun makin giat meremas-remas dadaku yang montok itu. Perlahan dia melepaskan ciumannya dan aku membiarkan dia melepas kaosku dari atas. Kini aku duduk hanya mengenakan bra hitam dan rok cheersku itu. Om Robert memandangku tidak berkedip. Kemudian dia bergerak cepat melumat kembali bibirku dan sambil french kissing, tangannya melepas kaitan bra-ku dari belakang dengan tangannya yang cekatan.

    Kini dadaku benar-benar telanjang bulat. Aku masih merasa aneh karena baru kali ini aku telanjang dada di depan pria yang bukan pacarku. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian dan aku memilih untuk memejamkan mata dan menikmati saja. Tiba-tiba aku merasa putingku yang sudah tegang akibat nafsu itu menjadi basah, dan ternyata Om Robert sedang asyik menjilatnya dengan lidahnya yang panjang dan tebal. Uh.., jago sekali dia melumat, mencium, menarik-narik dan menghisap-hisap puting kiri dan kananku.

    Tanpa kusadari, aku pun mengeluarkan erangan yang lumayan keras, dan itu malah semakin membuat Om Robert bernafsu.
    “Oom.. aah.. aah..!”
    “Rin, kamu kok seksi banget sih..? Om suka banget sama badan kamu, bagus banget. Apalagi ini..” godanya sambil memelintir putingku yang makin mencuat dan tegang.
    “Ahh.., Om.. gelii..!” balasku manja.

    “Sshh.. jangan panggil ‘Om’, sekarang panggil ‘Robert’ aja ya, Rin. Kamu kan udah gede..” ujarnya.
    “Iya deh, Om.” jawabku nakal dan Om Robert pun sengaja memelintir kedua putingku lebih keras lagi.
    “Eeeh..! Om.. eh Robert.. geli aah..!” kataku sambil sedikit cemberut namun dia tidak menjawab malahan mencium bibirku mesra.

    Entah kapan tepatnya, Om Robert berhasil meloloskan rok dan celana dalam hitamku, yang pasti tahu-tahu aku sudah telanjang bulat di atas meja dapur itu dan Om Robert sendiri sudah melepas celana renangnya, hanya tinggal memakai kimononya saja. Kini Om Robert membungkuk dan jilatannya pindah ke selangkanganku yang sengaja kubuka selebar-lebarnya agar dia dapat melihat isi vaginaku yang merekah dan berwarna merah muda.

    Kemudian lidah yang hangat dan basah itu pun pindah ke atas dan mulai mengerjai klitorisku dari atas ke bawah dan begitu terus berulang-ulang hingga aku mengerang tidak tertahan.
    “Aeeh.. uuh.. Rob.. aawh.. ehh..!”
    Aku hanya dapat mengelus dan menjambak rambut Om Robert dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku berusaha berpegang pada atas meja untuk menopang tubuhku agar tidak jatuh ke depan atau ke belakang.

    Badanku terasa mengejang serta cairan vaginaku terasa mulai meleleh keluar dan Om Robert pun menjilatinya dengan cepat sampai vaginaku terasa kering kembali. Badanku kemudian direbahkan di atas meja dan dibiarkannya kakiku menjuntai ke bawah, sedang Om Robert melebarkan kedua kakinya dan siap-siap memasukkan penisnya yang besar dan sudah tegang dari tadi ke dalam vaginaku yang juga sudah tidak sabar ingin dimasuki olehnya.

    Perlahan Om Robert mendorong penisnya ke dalam vaginaku yang sempit dan penisnya mulai menggosok-gosok dinding vaginaku. Rasanya benar-benar nikmat, geli, dan entah apa lagi, pokoknya aku hanya memejamkan mata dan menikmati semuanya.
    “Aawww.. gede banget sih Rob..!” ujarku karena dari tadi Om Robert belum berhasil juga memasukkan seluruh penisnya ke dalam vaginaku itu.
    “Iyah.., tahan sebentar yah Sayang, vagina kamu juga sempitnya.. ampun deh..!”
    Aku tersenyum sambil menahan gejolak nafsu yang sudah menggebu.

    Akhirnya setelah lima kali lebih mencoba masuk, penis Om Robert berhasil masuk seluruhnya ke dalam vaginaku dan pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. Makin lama gerakannya makin cepat dan terdengar Om Robert mengerang keenakan.
    “Ah Rin.. enak Rin.. aduuh..!”
    “Iii.. iyaa.. Om.. enakk.. ngentott.. Om.. teruss.. eehh..!” balasku sambil merem melek keenakan.

    Om Robert tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. Memang kalau sudah begini biasanya keluar kata-kata kasar dari mulutku dan ternyata itu membuat Om Robert semakin nafsu saja.
    “Awwh.. awwh.. aah..!” orgasmeku mulai lagi.
    Tidak lama kemudian badanku diperosotkan ke bawah dari atas meja dan diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Robert yang masih berdiri tanpa mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela-sela paha kami dan gesekannya benar-benar nikmat.

    Kini posisiku membelakangi Om Robert dan dia pun mulai menggenjot lagi dengan gaya doggie style. Badanku membungkuk ke depan, kedua payudara montokku menggantung bebas dan ikut berayun-ayun setiap kali pinggul Om Robert maju mundur. Aku pun ikut memutar-mutar pinggul dan pantatku. Om Robert mempercepat gerakannya sambil sesekali meremas gemas pantatku yang semok dan putih itu, kemudian berpindah ke depan dan mencari putingku yang sudah sangat tegang dari tadi.

    “Awwh.. lebih keras Om.. pentilnya.. puterr..!” rintihku dan Om Robert serta merta meremas putingku lebih keras lagi dan tangan satunya bergerak mencari klitorisku.
    Kedua tanganku berpegang pada ujung meja dan kepalaku menoleh ke belakang melihat Om Robert yang sedang merem melek keenakan. Gila rasanya tubuhku banjir keringat dan nikmatnya tangan Om Robert di mana-mana yang menggerayangi tubuhku.

    Putingku diputar-putar makin keras sambil sesekali payudaraku diremas kuat. Klitorisku digosok-gosok makin gila, dan hentakan penisnya keluar masuk vaginaku makin cepat. Akhirnya orgasmeku mulai lagi. Bagai terkena badai, tubuhku mengejang kuat dan lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Om Robert, akhirnya dia ejakulasi juga dan memuncratkan spermanya di dalam vaginaku yang hangat.

    “Aaah.. Riin..!” erangnya.
    Om Robert melepaskan penisnya dari dalam vaginaku dan aku berlutut lemas sambil bersandar di samping meja dapur dan mengatur napasku. Om Robert duduk di sebelahku dan kami sama-sama masih terengah-engah setelah pertempuran yang seru tadi.

    “Sini Om..! Karin bersihin sisanya tadi..!” ujarku sambil membungkuk dan menjilati sisa-sisa cairan cinta tadi di sekitar selangkangan Om Robert.
    Om Robert hanya terdiam sambil mengelus rambutku yang sudah acak-acakan. Setelah bersih, gantian Om Robert yang menjilati selangkanganku, kemudian dia mengumpulkan pakaian seragamku yang berceceran di lantai dapur dan mengantarku ke kamar mandi.

    Setelah mencuci vaginaku dan memakai seragamku kembali, aku keluar menemui Om Robert yang ternyata sudah memakai kaos dan celana kulot, dan kami sama-sama tersenyum.
    “Rin, Om minta maaf yah malah begini jadinya, kamu nggak menyesal kan..?” ujar Om Robert sambil menarik diriku duduk di pangkuannya.
    “Enggak Om, dari dulu Karin emang senang sama Om, menurut Karin Om itu temen ayah yang paling ganteng dan baik.” pujiku.
    “Makasih ya Sayang, ingat kalau ada apa-apa jangan segan telpon Om yah..?” balasnya.
    “Iya Om, makasih juga yah permainannya yang tadi, Om jago deh.”
    “Iya Rin, kamu juga. Om aja nggak nyangka kamu bisa muasin Om kayak tadi.”
    “He.. he.. he..” aku tersipu malu.

    “Oh iya Om, ini titipannya ayah hampir lupa.” ujarku sambil buru-buru menyerahkan titipan ayah pada Om Robert.
    “Iya, makasih ya Karin sayang..” jawab Om Robert sambil tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku.
    “Aah.. Om, Karin musti pulang nih, udah sore.” elakku sambil melepaskan diri dari Om Robert.
    Om Robert pun berdiri dan mencium pipiku lembut, kemudian mengantarku ke mobil dan aku pun pulang.

    Di dalam mobil, supirku yang mungkin heran melihatku tersenyum-senyum sendirian mengingat kejadian tadi pun bertanya.
    “Non, kok lama amat sih nganter amplop doang..? Ditahan dulu yah Non..?”
    Sambil menahan tawa aku pun berkata, “Iya Pak, dikasih ‘wejangan’ pula..”
    Supirku hanya dapat memandangku dari kaca spion dengan pandangan tidak mengerti dan aku hanya membalasnya dengan senyuman rahasia

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • CERITA SEKS PENIKMAT GAIRAH ISTRI ORANG

    CERITA SEKS PENIKMAT GAIRAH ISTRI ORANG


    1198 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEKS PENIKMAT GAIRAH ISTRI ORANGCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Saat ini aku tinggal di komplek di kawasan Jakarta, kurang lebih ada 150 kepala rumah tangga, ada satu rumah yang mana sangat asri ditempati oleh keluarga pak Okta dia adalah seorang pengusaha, dan ada yang namanya Mbak Aning paling terkenal bila memakai pakaian yang minim dan berani apalagi belahan dadanya yang sering terlihat jika dia jongkong.

    Yang lebih gile lagi kalau dia tahu sang Bapak ada dan ngelirik doi , secara sengaja dia pamerin CD nya yang sumpah jembutnya sebagian betebaran nongol keluar dari pinggiran CD-nya . Bulan lalu , rumah aku yang ketiban rejeki ngadain arisan , so pasti aku pura -pura repot bantuin bokin nyiapin segalanya , tau dong aku musti tampil keren abis , jeans Versace dan baju gombrong Guess sengaja aku lepas kancing atasnya , biar sexy katanya .

    Bener aja , aku liat si Mbak Aning duduk dipojokan menghadap kamar kerja aku yang pintunya aku buka setengah aja . Sambil menghadap komputer secara nyamping aku bisa melihat kearah ruang keluarga , khususnya kearah doi duduk . Sundel banget , doi sore itu pakai rok mini hitam kontras dengan kulitnya dan pakai baju beige yang ketat , tapi bahannya alus banget.

    Aku masa bodo deh denger ibu – ibu berkicau yang penting aku bisa liat terus Mbak Aning yang sesekali juga ngelirik aku , kalau bertatapan aku senyum doi juga dong . Mulailah doi buka jepitan pahanya , asli coy celana dalemnya yang krem keliatan , tengahnya keliatan item pasti karena jembutnya yang lebat , dan duile itu jembut gimana sih koq pada berurai keluar .

    Tiba – tiba doi ngedipin aku , terus aku bales ngedip sambil julurin lidah , eh dia malah senyum senyum dan sambil meremin matanya seperti orang kalau lagi keasyikan di toi . Aku makin nekad , sekarang aku ngadep kedia sambil ngangkang dan secara atarktif aku usap-usap kontol aku dari luar celana , terus aku kasih kode supaya dia menuju kamar mandi , belagak kencing lah .

    Doi ngangguk , terus dia samperin bokin bilang mau numpang kekamar mandi . Aku dan doi tahu banget , dikamar mandi luar masih dipakai sama ibu Agus yang gendut dan beser melulu .

    ” Mas , ini ibu Aning mau numpang kekamar mandi yang disini ” bini aku dengan polos ngajakin doi kekamar mandi yang ada diruang kerja aku . ” Ya nih Pak Luki , abis kamar mandinya masih lama rasanya dipakai Ibu Agus ”

    ” Numpang ya , abis udah enggak tahan kebanyakan minum ” biasalah doi basa-basi biar enak dikupingnya bokin .

    ” Silahkan Bu , tapi enggak papa khan saya nerusin kerja dikomputer , maklum Bu belum jadi pengusaha seperti Pak Okta ”

    ” Ah Pak Luki bisa aja ” kata doi sambil nyelonong kekamar mandi aku . Dasar otaknya juga pinter dalam hal berselingkuh , doi buka pintu kamar mandi setengah dan bilang ” Pak Luki , ledengnya rusak ya ? ” bokin aku masih ada lagi disitu .

    ” Mas coba liat dulu deh , bantuin Ibu Aning , malu-maluin aja kamar mandinya ” bokin aku setengah ngomel . ” Biar dibantu sama Mas Luki ya Bu , dia yang sering pakai kamar mandi itu ” terus bokin balik lagi kekamar tengah , soalnya bokin musti tanggung jawab dong sama rakyat arisannya .

    Dengan belagak males – malesan aku berdiri , eits kontol aku masih ngaceng lagi , ah cuek deh . Mbak Aning ngelirik juga dan secara refleks doi ngeraba selangkangannya , anjir….terang aja itu tenda celana aku makin tinggi ,

    “Hayo , celananya kenapa tu” dia berbisik waktu aku masuk kekamar mandi . “Kamu sih bikin aku horny , jadi aku yang sengsara deh , mana pakai jean lagi ” aku nekad ngomong gitu sambil ngeraba paha mulusnya .

    Gilanya doi bukannya marah malah bilang ” Ya , kalau dibagian itu sih belum asyik ” ” Abis yang mana dong kalau asyik ” aku masih setengah berbisik menyelusurin pahanya kearah memeknya yang bejembut gila .

    ” Nah yang itu baru asyik , kamu juga kalau saya gituin juga asyik lah ” gantian doi yang ngelus kontol aku dari luar sambil coba – coba buka retsleitingnya . Busyet gila juga ini perempuan , mana bau Isei Miyakenya merangsang banget .

    Aku enggak tahan , ” Mbak ngentot yuk ” kata aku edan-edanan . ” Ayo , kapan dong , mending berani lagi ” tangannya sekarang udah masuk kedalam jeans aku dan mulai narikin halus kontol aku .

    ” Eh , siapa takut apalagi kalau ngentotnya bareng Mbak ” aku sekarang udah berhasil masukin jari kedalam memeknya yang basah dan lembab . ” Besok ya , kekolam renang Ancol , jam 10 ” Babi banget nih si Mbak , kenapa kekolam renang sih , emangnya aku kecebong .

    Besok jam 10 kurang seperempat aku udah stand by diparkiran kolam renang Ancol , aku telepon dia dengan no yang dikasih kemarin secara rahasia .

    ” Mbak , aku udah sampe nih , kamu dimana ” aku rada was was juga kalau doi enggak dateng .

    ” Ini aku baru mau masuk Ancol , tungguin ya , kontolnya udah ngaceng lagi belum ” sialan ngetest aku kali , tapi koq kedengarannya rame banget sih ada yang cekikikan dibelakangnya . Mati aku , jangan – jangan aku mau dijebak , siapa tau dia bawa bokin aku juga .

    ” Kamu sama siapa sih , koq rame banget , aku jadi bisa enggak ngaceng lagi nih ”

    ” Janjinya gimana sih , katanya mau ML eh kamu bawa orang lain ” setengah kesel aku ngomong ditelpon .

    ” Pasti deh janjinya , pokoknya asyik banget kamu nantinya ” dia ngalemin aku . Enggak sampai 10 menit , mobil Honda putihnya mendarat persis disamping mobil aku . ” Surprise , nah ketauan ya enggak ngajak – ngajak kita ” suara 2 Ce temennya Aning teriak bareng .

    Waduh pucet banget aku , karena ternyata yang diajak juga tetangga aku , Mbak Nara bininya pak Joko dan Mbak Ita bininya pak Raja . Salah tingkah abis aku .

    ” Eh , kaget ya , take it easy aja , khan udah kenal , asyik-asyik aja deh pak Luki , eh kalau diluar Mas Luki dong ” Mbak Ita yang mungil dan putih ( persis banget Kris Dayantie ) itu nyerocos aja membuat suasana jadi enggak tegang .

    ” Enggak deh kita bilangin sang istri ” si Nara yang body dan facenya seperti Dian Nitami nambahin , ya aku makin ngerasa siep banget dong . Tapi kewaspadaan tetap dipertahankan jangan lengah man .

    Setelah basa basi bentar , ” Udah ya , pokoknya enggak ada yang boleh tahu selain kita – kita ya Mas ” Nara sekarang yang membuat aku makin PD .

    ” Pokoknya enjoy aja deh , kita bertiga udah kompak berat lho ” Aning tanpa sungkan ngegandeng aku menuju loket .

    ” Khan aku yang janjian sama Mas Luki , elo pada jangan ngiri ya , entar juga kebagian ” . Kepala jalan sekarang si Nara , doi pesen kamar ganti dan bilas keluarga . Sekalian pesan ban renang 2 buah yang akude banget .

    Ampun , ide apalagi sih . Seolah kita sekeluarga enteng aja mereka ngajak aku masuk bareng keruang ganti dan bilas . Denngan tenang mereka buka rok , baju dan terus BH , sialan mereka tenang aja seolah aku enggak ada disitu . Cerita Mesum

    Gila aja kalau aku enggak ngaceng liat Aning , Nara dan Ita yang umurnya sekitar 30 an pada memamerkan bodynya .

    ” Eh , Mas Luki mau berenang atau mau nonton kita streap tease ” kata si Ita sambil buka BH putih transparantnya . ” Ya terang mau berenang dong , tapi aku maunya sih bilas dulu ah , masak langsung berenang ” aku akal – akalan supaya mereka juga mau berbulat ria , tanggung amat baru liat toket dan setengah body .

    Aku buka baju dan celana , begitu tinggal CD mereka teriak bareng ” Asyik ya , udah ngaceng ” ” He eh abis kalian sih begitu merangsang dan mempesona ” kata aku sembarang siap – siap mau buka CD aku .

    ” Ah enggak fair nih , masak jadi aku duluan yang telanjang , barengan dong jadi aku enggak malu ” ” Hu…maunya tuh , ya Aning kamu khan yang punya ide , kamu dulu dong…mana jembutnya aduh udah pada keluar tu ” kata si Ita sambil narikin jembutnya Aning yang nongol terus dari pinggiran CD .

    ” Aku sih Ta prinsip , sekali buka celana pantang kalau enggak di……”

    ” Joss !!!!! ” Ita dan Nara seperti koor nerusin apa maunya si Aning .

    ” Ia deh , aku juga malu khan kalau keluar kamar ganti nanti swempaknya ada tenda mancung “. Cari pembenaran dong .

    ” Bisa bubar orang dikolam nanti , elo pada mau ya aku jadi tontonan ” aku belagak memelas sambil nunjukin si Monas. Supaya enggak kaku , aku datengin si Aning yang masih berdiri dekat gantungan baju , aku peluk doi dengan kedua tangan dibagian pantatnya , aku cium bibirnya ala French kissing , lidah saling ketemu .

    ” Wow , nafsu nih ya ” si Ita ngeledek . Asyik banget deh pantat si Aning yang nonggeng aku remes – remes , tempelin abis mekinya dengan kontol aku , Aning langsung horny pingggangnya digoyang yang otomatis mekinya berputar diatas kontol aku .

    Sekitar 3 menit adegan itu aku pertahankan , sebenarnya aku udah nafsu banget mau langsung masukin kontol aku kememeknya Aning yang aku yakin udah basah . Sabar cing aku musti cool dong , pasang strategi soalnya masih ada 2 nonok lain menanti .

    Perlahan aku melorot , dengan tetap mata memandang dia tangan aku pindah berputar meremas perlahan toketnya yang pentilnya relatif masih belum gede . ” Eh elo jangan ngiri , sementara belum dapat giliran elo pada meremas sendiri aja dulu ” masih sempat juga Aning ngeledek temannya yang terpana melihat aku yang sambil meremas toketnya sambil usaha jongkok depan dia , pakai gigi aku tarik perlahan CD nya .

    ” Enak ya Can remasannnya Mas Luki ? ” Nara bertanya tanpa arah karena aku tau dia juga tanpa sadar meremas dan memilin pentil toketnya . ” Kita suruh buka sendiri ya ” Ita protes narik sedikit CDnya sambil tangannya ngobel memeknya sendiri .

    ” Sini dong sayang , tangan aku enggak sampe kalau elo pada jauh – jauh ” Aku enggak bisa ngomong panjang lagi karena Aning narik kepala aku kearah nonoknya minta dijilat , setelah CDnya melorot sampai dengkul kakinya .

    Anjir….kesampean juga aku jilatin dan rasain nonoknya Aning yang jembutnya gilaaaaaa !!!!! Itilnya agak gembung , merah banget , aku tahu setelah berupaya keras menepis bulu jembutnya . Sejenak ruang ganti sunyi

    Sambil ngejokil abis liang kenikmatannya Aning aku solider untuk pelorotin CD nya Nara dan Ita barengan , dan inilah pemandangan matanya pemirsa sekalian : Aning , toketnya 34 bentuknya bagus banget , pentilnya agak gede kecoklatan , kulit seluruh bodynya coy kuning kencang mengkilat , bagian pantat ada sedikit selulit , jembutnya…khan udah tau elo pada en bulu keteknya idem ditto.

    Yang jelas enggak rapi , serabutan menutup semua bagian memeknya mendekati puser . Sambil ngedorong pantatnya kedepan supaya lidah aku bisa lebih dalam masuk kelobang nonoknya , dia terus mendesah , kaki kananya ngegesek pelan kontol aku dari luar CD , sambil usaha masuk dari samping CD .

    Nara , yang aku pelorotin pakai tangan kanan , toketnya gede agak panjang seperti pepaya , kulitnya sawo matang , maklum Jawa Solo sepertinya , bulu ketek anti cukur , serabutan disekitar susunya yang 36 .

    Pentilnya agak masuk kedalam . Pahanya kencang , tinggi sekitar 170cm , jembutnya keriting rapi , diatur sekitar lobang nonoknya ( Sering berbikini kali..) Lobang nonoknya memanjang , dibawah lipatan perut ada bekas jahitan Caesarnya . Doi terus meremas susunya sambil liatin tangan aku yang lagi berusaha nurunin CD pinknya .

    Supaya cepat , doi ikut ngebantu nurunin CDnya . Ita , siimut , tinggi sekitar 158 lah , jembutnya paling jarang jadi bagian dalam memeknya yang merah muda gampang keliatan , toketnya kecil kenceng ukuran 32 , perutnya rata , paling kalem keliatannya tapi tangannya aktif terus megangin bokongnya sendiri , jangan – jangan doi paling hobby dibol dari belakang .

    Ngimpi apa aku liat tetangga aku pada telanjang bulet , elo elo yang belum ada pengalaman maen sama bini orang , aku anjurin deh elo cari mereka bertiga , enggak resek , berpengalaman dan tahu penuh apa enaknya ML .

    Kalau mau orgy cari yang sehati , kompak istilahnya dan enggak egoist , artinya mereka berupaya menikmati SEX sepenuhnya tanpa ada rasa sungkan , rilex dan terbuka . Hal ini juga aku buktikan sebelumnya dengan 2 sahabat mahasiswi yang kompak , tapi ya kita harus konsider atas kebutuhan jajannya lah , jangan merki .

    Kurang yakin kemampuan ya modalin VIAGRA yang paling mahal Rp. 150.000 / pil 100 mg . ” Ya kamu pada mandi dulu deh dishower ” kata aku pelan , sambil menjilat sisa juicenya Aning yang ada disekitar bibir aku .

    Aning enggak bereaksi , dia nuntun aku ketempat duduk , pas aku duduk dia jongkok didepan aku dan brebet dia tarik CD aku , dia pandangin seluruh kostruksi kontol aku , enggak pakai komentar yang basi seperti cerita bokep yang lain ,

    ” Aduh gede amat kontolnya , atau sok ngebandingin sama kontol Co yang lain , itusih kuno , tipu….!!! Jangan mau elo dibohongin sama yang bikin cerita , itukan cuma kebanggaan semu , yang penting gocekannya bukan gedenya , emangnya mau modal berat aja…tipuuuuu……”

    ” Jangan kelamaan Can , langsung maenkan , tunjukan kecanggihannya , apa perlu aku nih yang terjun ” Nara sewot ngeliatin Aning yang masih memandang kontol aku sambil ngurut dari arah palkon kepangkalnya , tanpa komentar sambil tangan kirinya kasih kode enggak perlu , langsung kontol aku mulai dijilatin perlahan .

    Seluruh kepala kontol aku ( helmnya ) dijilat berputar , doi tau bagian yang paling enak yaitu dibagian bawah Palkon sekitar sambungannya . Cairan bening aku dijilatin sambil matanya memandang arah mata aku , seolah butuh pengakuan atau komentar Aku cuma bisa angkat 2 jempol , bravo go ahead Can .

    Selanjutnya cepet banget lidahnya bergeser enggak berhenti menari disekitar batang kontol , begitu dikemot kedalam mulutnya yang memang sexy dia keluarin cadangan ludahnya , jadi rasanya kontol aku berenang didalam air ludah , enggak ada rasa gigi Cing , belajar dari banci Taman Lawang kali .

    Aku udah seperti kura – kura yang dibalik , kaki aku kelayapan , aku tumpangin diatas pundaknya sambil kalau aku udah enggak tahan kepala si Aning aku bekep abis sama paha aku . ” Nara – Ita sini dong , aku mau nih megangin tetek dan nonok kamu

    ” Enggak sampai 2 kali order mereka langsung nyamperin aku dan Aning . Si Nara nyodorin susu pepayanya minta aku isap dan siimut Ita ngangkat kaki sebelah keatas bangku , berdiri disamping aku dan minta dirojok nonoknya dengan telunjuk aku yang masih bebas karena belum ada order .

    Aku pegang nonoknya yang merah sudah rada becek , maklum turunan Cina , begitu telunjuk aku masuk dia yang gerakin pinggulnya maju mundur kaya lagi ngentot aja gayanya . Doi merem melek ngerasain bulu – bulu yang ada ditangan aku , tangannya ngusap pentil susu aku secara beraturan .

    Bibirnya ngejilatin bagian dalam kuping aku yang rada caplang , kadang ngemut juga bagian gelambir telinga ogud , terus berbisik supaya enggak kedengaran sama yang lain ” Mas Luki , pejunya jangan diabisin semua ya , kamu mau enggak ngerasain bokongnya Ita ” …Busyet bener khan doi doyan dibool , buktinya begitu aku pindahin jari kelobang pantatnya udah rada longgar , gila kali pak Raja , doyan bener sodomi bokinnya yang imut .

    Aku cuma ngangguk dan nyodorin bibir aku buat ngerasain juga ciumannya si Ita . Wangi banget deh si Ita , bau Kenzonya makin ngerangsang aku . Biar adil nonoknya Nara yang jembutnya rapi aku rojok juga ,

    Masih agak kering tapi mantap itilnya tebal , karena ngerasa agak dicuekin kali , enggak sabar si Ita sekarang jongkok dibelakang Aning , tangan kanannya ngelus tetek dan pentilnya Aning dan tangan kirinya berusaha ngobok – ngobok nonoknya Aning yang makin basah , soalnya aku liat kadang – kadang si Ita jilatin jarinya yang basah berlendir , apalagi kalau bukan juicenya Aning yang asyik banget rasanya .

    Aning makin asyik aja nyepong aku , badannya menggeliat – geliat karena keasyikan dikobel Ita , aku tau terkadang Ita masukin telunjuknya kedalam pantat Aning , entar aku timpa juga deh boolnya Aning , aku berandai andai .

    Aku cuma bisa teriak kecil ” Ngentot…..gila ngentot enak bener sama kamu pada , Aning uhhhh…uhhhh….abis ini aku entotin elo ya , aku nggak mau ngentotin kamu dari belakang , aku mau ngentot sambil terus ngeliatin nonok kamu yang jembutnya gila..”

    ” Nara , aku mau ngentotin kamu sambil duduk biar aku bisa terus meres tetek kamu yang sexy banget ” aku ngomong terus ngaco .

    ” Ta , aku ngentotin kamu dari belakang ya Ta , aku pengen ngentot dilobang pantat Ta , abis elo sexy banget sih goyangnya ” Elo aku saranin deh kalau lagi ngentot musti sering – sering ngomong yang vulgar ,

    Ce jenis apapun makin nafsu dengernya , dan elo aku jamin makin nafsu kalau Ce yang bukan Cabo atau Pecun teriak ngomong vulgar juga . Wuih ai jamin dah….. ” Mas Luki , nanti pejunya buat Nara juga ya , jangan disemprot semua kemulutnya Aning ” Nara sambil narik perlahan rambut aku juga turut berharap dengan memandang nafsu kerah kontol aku yang udah abis dikemot Aning .

    ” Terus aku kebagian apa dong , aku mau juga dong ngerasain pejunya Mas Luki ” Ita protes ke Nara pura – pura belum minta jatah dari aku . Enggak tahan aku tarik kontol aku yang enggak begitu gede dari mulutnya Aning , aku dudukin si Nara kebangku , aku kangkangin pahanya yang juga seperti si Dian Nitami , penasaran aku sih mau liat dalemnya .

    Aku jilat itilnya yang udah rada ngegelambir , gile cing juicenya asyik banget rasanya , banyak banget dan meleleh ke bagian lobang pantatnya .

    Tanggung aku jilat sekalian lobang pantatnya yang berwarna coklat , yang didalamnya masih juga bejembut . Aning bantuin ngisepin teteknya Nara , tangannya ikut bantu ngedorong kepala aku supaya makin masuk ngejilatin nonoknya Nara yang rapi tercukur jembutnya .

    ” Ah gila Aningaaaa…….Mas Luki enak banget ya jilatannya , aduh mama…..mama….aku ndak tahan nih ,…..Aning elo apain sih pentil aku….enakkkkkk Can….” Nara meronta – ronta yang membuat toketnya bergelantungan kekiri dan kekanan , pemandangan semakin horny cing .

    Eh kemana si imut Ita , doi kalem aja , pantat aku diangkat pelan sampai ketinggiannya sejajar kepala aku yang berada didaerah selangkangan Nara , doi duduk menyelinap melalui selangkangan aku sekarang jadi duduk menghadap kontol aku yang terayun bebas .

    Cepat dan tangkas dia hisap kontol aku dengan mulutnya yang mungil , maju mundur berupaya menelan habis seluruh batang kontol aku . Sesekali dia pindah mengulum biji peler aku yang jembutnya lumayanlah , wuih cing asyik banget…

    Saking imutnya seprti kancil dia menyelinap melalu selangkangan bergerak menuju arah belakang , dia remas – remas pantat aku.. Aku kaget , tiba tiba ada rasa aneh geli – geli asyik dilobang pantat aku yang sedikit berjembut ,….ih apaan sih … Anjir …..rupanya lidahnya Ita yang menari disekitar lubang pantat yang kadang – kadang dia coba julurin masuk .

    Nah sekarang aku enggak heran kenapa Homo doyan dimonon , rupanya emang enak kalau bool kita dimasukan sesuatu .

    “Ta…..terus Ta….entar gantian deh aku jilatin anus kamu yang merah jambu…..terus Ta…asyik…, enak gila…..” aku sejenak melupakan tugas ngejilatin nonoknya Nara .

    ” Mas Luki….Nara hampir nih….lagi dong jilatin….tanggung dikit lagi Mas…aduh tega ya….” Nara mengharap aku bertindak . Langsung aku sosor lagi nonoknya , aku jilat abis lelehan juicenya yang mengarah kelobang pantatnya , aku jilat terus …menuju bolnya dan Nara makin menggeliat – geliat seperti ayam yang dipotong tanggung .

    ” Mas…..entotin aku dong , sebentar aja deh pasti keluar ” Nara mengangkat kepala aku sambil berharap benar . Gua bertindak gentle dong , jangan buat dia kecewa , secara berlutut aku pegang batang kontol aku yang masih basah karena campuran ludahnya Aning dan Ita .

    Ita sigap pindah tempat disisi kiri Nara , sementara si Aning tetap pada posisinya dikanan Nara sambil terus meremas toket pepayanya Nara . Kesemuanya kelihatan menanti apa yang akan terjadi , ” Aning – Ita , aku ngentotin Nara duluan bukan berarti elo pada aku nomor duakan , aku janji deh elo semua satu persatu akan aku entotin juga ”

    ” Okay Mas , buat kita enggak ada masalah yang penting kita bener – bener ML ” Aning memberi semangat . Aku salut abis sama si Aning , solidaritasnya tinggi , tidak egois , pantas dia jadi kepala gang .

    ” Ya Mas Luki , khan Mas Luki nantinya bisa ganti namanya jadi Mas Cipto ( Cicip roto ) ” si Ita ikut nimpalin . Perlahan aku arahin kontol aku yang bentuknya agak mengarah kekiri kepalanya , enggak sulit masukin nonoknya Nara , tapi buat menghargai doi aku pura – pura merasa susah dong .

    Blebessss……gile cing , emang bener ngentot tu enak banget . Aku tolak pinggang pakai tangan kiri , kontol aku yang 15 cm maju – mundur terus , meliuk kiri kanan , berputar mencari itil dan G spotnya Nara ……….

    ” Mas Luki ,……ya..ya…yang disitu yang marem Mas ” Nara bergetar , semua bagian bodynya yang enak – enak ada yang bertanggung jawab , nonok – toket kiri dan kanan , lobang pantat ada koordinator lapangannya ( KorLap ) ” Enak ya kontolnya Mas Cipto ..eh Mas Luki ….,…terus Nar ..goyang terus Nar…nikmatin abis…jangan ditahan – tahan

    ” Aning tetap memilin pentilnya Nara sambil matanya nafsu melihat kontol aku yang bekerja dimemeknya Nara .

    ” Ayo terus Mas Luki …bikin si Nara puas ,…sini dong tangannya yang satu ” Aning bernasehat sambil minta jatah dirojer nonoknya . Kalau mau jujur seharusnya aku musti muasin Aning duluan , disamping memang target utamanya khan dia tadinya , enggak pakai dua kali lagi aku masukin jari tengah aku kedalam nonoknya yang sudah semakin basah .

    ” Aghhhhhh….agh……. aku dapet Can…aku dapet Ta……, Mas….ini ya Mas rasanya enaknya ngentot ” Nara makin mengelinjang . ” Mas….nanti lagi ya….Massss…….asu….asu. ….peline kui lho Mas…, maremmmmmm” hu…keliatan aslinya deh si Nara , keluar Jawanya .

    Aku tancep lebih dalam kontol aku , tanpa gerakan lagi aku pendam habis….dan emang bener enaknya Ce Solo , tau enggak lo…tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang berputar – putar cepat dibagian kepala dan batang ..

    ” Aduh..aduh apaan nih Nar , aduh…gila asyik – asyik….” aku senyum sambil terus tancepin kontol aku . ” Nah , baru tau dia …makanya jangan main – main sama Ce Solo ” Nara nyubit perut aku sambil senyum lebar ngeledek .

    Perlahan aku tarik keluar kontol aku yang masih ngaceng abis , keliatan makin berurat kayaknya . ” Waduh Aning , enggak salah deh kita janjian sama Mas Luki ” kata Nara sambil balik meres toketnya Aning dan Ita .

    ” Bener ya Nar , enak banget ya ngentotnya….ih kamu keringetan banget deh ” Ita melap keringat disekitar leher sampai perutnya Nara .

    ” Hayo ,sekarang siapa nih yang bertanggung jawab mengeluarkan peju aku ” dengan pura – pura marah aku liat kearah Aning . Soalnya seperti aku bilang , Aning adalah target utama , jadi dia musti tau dong . Elo ngebayangi enggak sih Aning seperti siapa , tidak lain adalah paduan antara Iis Dahlia dan Cut Keke , nafsuin khan

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Ngentot sama Tante Erni

    Cerita Seks Ngentot sama Tante Erni


    857 views

    Perawanku – Cerita Seks Ngentot sama Tante Erni, Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMA, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun, Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak.

    Ah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara.

    Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).

    Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).

    Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.

    Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.

    Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

    Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

    “Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.

    Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante.

    “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante.
    “Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku.
    “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni.
    “Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.

    Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

    “Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Erni.

    Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante membiarkanku memegang-megang vaginanya.

    “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”.
    “Iyah Tante”, jawabku.

    Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.

    “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku.
    “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku.
    “Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami.
    “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante.
    “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante.

    Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.

    “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
    “Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.

    Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.

    “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku.

    Aku pun bingung,

    “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos.
    “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante sambil memegang si kecilku.
    “Ah Tante bisa saja” kataku.
    “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.

    Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
    “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.

    “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
    “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos.
    “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante .

    Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

    “Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

    “Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku.

    “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni.

    Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

    “Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante yang kurasakan berdenyut-denyut.

    Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.

    “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante lembab dan agak basah.

    “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.
    “Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
    “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
    “Enggak Tante”

    Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante.

    “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah
    “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku.
    “Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante.

    Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante basah entah kenapa.

    “Tante kencing yah?” tanyaku.
    “Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah”.

    Dilepaskannya pula celana dalam Tante dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku

    “Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante hanya ketawa kecil.
    “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante.

    Dia mulai memegang penisku lagi,

    “Lex Tante mau itu nih”.
    “Mau apa Tante?”
    “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Erni.
    “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
    “Tapi Alex enggak bisa Tante caranya”
    “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante padaku.

    Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.

    “Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya.
    “Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
    “Coba saja Lex”

    Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante pun mulai mengulum penisku.

    “Achh.. hgghhghh.. Tante”

    Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

    Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

    “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni.

    Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.

    Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

    Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante, langsung Tante kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.

    “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

    Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

    “Lex masukin donk Tante enggak tahan nih”
    “Tante gimana caranya?”

    Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.

    “Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni.

    Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.

    “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku.

    Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

    “Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
    “Tante, Alex kayanya mau kencing niih”

    Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

    Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante yang hebat.

    Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

    “Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku.
    “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku.
    “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante.
    “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Erni.

    Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante.

    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik.

    Baru kuketahui bahwa suami Tante ternyata mengalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni. Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi simpanan Tante bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku.

    Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Ngentot Di Rumah Orang Tua

    Cerita Seks Ngentot Di Rumah Orang Tua


    1327 views

    Perawanku – Cerita Seks Ngentot Di Rumah Orang Tua, Namaku Irma tapi biasa dipanggil I’in oleh orang di rumah, Aku sulung dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Saat ini usiaku 34 tahun dan adik bungsuku Tita 21 tahun. Aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 59 kg, tidak ada yang menyangka kalau aku sudah memiliki 2 orang anak yaitu Echa 6 dan Dita 3 tahun. Kalau kata suamiku, teman-temannya sering memuji tubuhku, terutama pada bagian pinggul dan tetekku yang berukuran 34B hingga terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang pressed body.Percumbuanku dengan Hasan terus berlanjut tanpa pernah ada halangan yang benar-benar mengganggu,  seperti jika suamiku datang dari kota tempat dia bekerja, atau “tamu” wanita yang datang rutin tiap bulannya. Setiap kali bercumbu dengannya aku selalu mendapatkan kenikmatan orgasme yang tak terhingga, mulai dari gaya yang baru sampai tempat-tempat yang selama ini tak pernah kukira akan dapat melakukan hubungan sex di sana hingga itu membuatku semakin merasa terikat dan sulit untuk dapat lepas darinya.

     

    Salah satu tempat yang sangat berkesan olehku adalah saat kami berdua melakukannya di rumah orang tuaku. Itu semua berawal dari keberangkatan kedua orang tuaku kekota Bpp karena ada keluarga yang akan menikah, rencananya mereka akan menginap satu malam di sana. Atas permintaan Tita, aku dan kedua anakku diminta bermalam karena dia takut kalau harus sendirian. Selain itu atas izin ayah kami, Hasan diminta Tita untuk bermalam dan keberadaanku di sana bertindak untuk menjaga kalau sampai mereka kelepasan.

    Ternyata Hasan memiliki kejutan yang dia persiapkan begitu mendengar kalau aku juga akan ikut bermalam di sana. Malam itu sekitar jam 20:10, kami baru saja selesai makan malam. Setelah menyikat gigi, aku menidurkan kedua anakku di kamar yang dulu kutempati. Setelah 10 menit aku yakin kalau kedua anakku telah tertidur pulas, aku mematikan lampu dan keluar pelan-pelan dari kamar itu. Saat sampai di depan TV aku mencari Tita, tapi dia tidak ada di sana sementara Hasan sedang asyik di sofa sambil tidur-tiduran di sana. Lalu aku mencarinya di dapur, kuketuk pintu WC, di sana tidak ada juga. Akhirnya aku kembali ke ruang tengah.

    “Geser dikit San. . Kamu lihat Tita nggak. . ?” tanyaku padanya.

    “Sudah tidur Kak. .” jawab Hasan sambil duduk.

    “Tumben sudah pulas jam segini. . Biasanya juga jam 10? komentarku.

    Hasan tersenyum mendengar perkataanku, lalu dia merapatkan posisi duduknya ke tubuhku. Sementara matanya menatap tajam ke arahku dari atas sampai ke bawah. Walau tahu sedang dipelototi aku pura-pura cuek sambil menonton TV.

    Malam itu aku mengenakan T-shirt tipis tanpa lengan yang lebih mirip singlet warna putih dengan dalaman BH warna hitam. T-shirt itu agak longgar, tapi tidak dapat menyembunyikan bentuk lekukan yang menonjol di dadaku. Tipisnya kain T-shirt dan BH yang kupakai membuat bentuk puting tetekku secara samar bisa terlihat. Dengan belahan dada T-shirt yang rendah membuat kedua tetekku akan terlihat dengan jelas jika sedang membungkuk sedikit saja.

    Bawahanku adalah celana ketat selutut yang juga warna putih. Celana ketat itu memamerkan keindahan garis tubuhku pada bagian bawah. Lekukan pinggul dan pantatku yang sekal tercetak secara nyata di celana yang kukenakan saat itu. Sebenarnya aku memakai semua itu untuk menyenangkan Hasan, tapi aku tak mau mengatakannya karena aku sengaja ingin membuatnya menjadi panas dingin. Selain itu aku tak ada rencana untuk bercinta dengannya karena kondisi yang kurang mendukung, apa mau dikata rencana tinggal rencana.

    “Kakak seksi banget malam ini. . Aku jadi terangsang nih” bisik Hasan di telingaku sebelah kiri.

    “Jangan San. . ini di rumah ayah. .” aku menolak sambil mendorong dadanya dengan kedua tanganku.

    “Nggak apa Kak. . Toh mereka juga nggak bakal tahu. .” kata Hasan sambil meremas tetekku.

    “Mmmh. . Tapi. . Ada. . Tita di kamar. . Kalo dia. . Akkh. . Bangun. . Gimana. . ?” ujarku sambil mencoba menahan kedua tangannya yang mencoba menelusup ke dalam T-shirt yang aku kenakan.

    “Tenang aja Kak. . Aku udah masukin obat tidur ke dalam teh yang dia minum tadi. . Kalo kakak nggak mau. . Aku tidur sama Tita aja dah. .”

    Mendengar perkataannya itu, aku kaget bukan kepalang. Selain masalah obat tidur, aku takut kalau Hasan akan benar-benar meniduri Tita malam ini. Selang beberapa waktu aku tenggelam dalam pikiranku,  dan saat aku sadar ternyata tubuhku bagian atas tinggal tertutup oleh BH yang kaitannya telah

    terlepas.

    “Oke San. . Kakak mau. . Tapi jangan disini. .” pintaku pada Hasan.

    “Terserah kakak aja. .” kata Hasan sambil menghentikan kegiatannya.

    “Setengah jam lagi kamu masuk ke kamar. . Kakak mau siap-siap dulu. .”

    Hasan mengangguk, lalu mengangkat tubuhnya yang sedang menindihku yang sudah setengah telanjang.

    Setelah mengenakan kembali BH dan T-Shirt yang tadi dipreteli oleh Hasan, aku langsung berdiri. Saat hendak melangkah, tiba-tiba Hasan merangkul pinggulku, kepalanya langsung tenggelam di pangkal pahaku sementara kedua tangannya meremas pantatku. Aku mendesah saat merasakan lidahnya yang menusuk-nusuk celana tipis yang kukenakan. Selang 5 menit kemudian Hasan melepaskan tubuhku dan membiarkan aku berjalan ke kamar.

    Masuk ke kamar orang tuaku, pintu langsung kututup dan kulepaskan semua kain yang melekat di tubuhku kemudian dengan setengah berlari aku masuk ke toilet yang terdapat di kamar tersebut. Kuambil sabun sirih khusus untuk membersihkan alat vital wanita lalu kubersihkan kelaminku dengan sabun itu.

    Sekitar sepuluh menit kemudian aku keluar dan langsung duduk di meja rias ibuku. Kuperhatikan tubuhku di cermin, sepasang tetek berukuran 34B yang montok dan kenyal menggelantung indah dan menggairahkan. Kuturunkan mataku ke bawah, memekku yang merah terlihat dengan jelas tanpa terganggu oleh rambut kemaluan yang baru tumbuh pendek. Itu karena beberapa hari yang lalu rambut itu telah dicukur habis oleh suamiku.

    Kuambil parfum khusus wanita milik ibu dan kusemprotkan ke beberapa bagian tubuh. Seluruh bagian leher, ketiak, tetek, perut dan paha. Semua itu adalah bagian tubuh yang biasa dijilat Hasan jika sedang mencumbuku. Tanpa mengenakan dalaman, kukenakan kimono tidur milik ibuku dan mengikat tali di pinggangnya. Kukecilkan volume cahaya kamar agar menjadi lebih romantis. Saat akan bercinta dengan suami saja aku tak pernah melakukan persiapan seperti saat itu, Hasan benar-benar telah membiusku.  Setelah itu aku naik ke atas kasur. Kupeluk guling sambil menunggu Hasan masuk, aku merasa deg-degan seperti saat melalui malam pertamaku dengan suami.

    Selang beberapa waktu kemudian kudengar pintu kamar diketuk, kupejamkan mata sambil bergulung ke arah kanan. Kemudian terdengar suara pintu dibuka lalu ditutup kembali, suara langkah kaki terdengar mendekat ke arahku. Hasan memanggil-manggil namaku, tapi aku pura-pura tertidur dan tak menjawabnya.

    Kurasakan kasur agak bergerak, rupanya Hasan sudah naik ke atasnya. Tangannya menyentuh bahuku dan menggoyangnya, aku masih berpura-pura tertidur. Kemudian dia mengubah posisi tubuhku dengan menelentangkannya, guling yang sedang kupeluk diambilnya. Setelah itu terasa tali kimonoku ditariknya, dan saat Hasan membuka kimono yang kukenakan, hawa dingin ruangan menyengat tubuhku bagian depan. Tak ada gerakan setelah itu, tapi aku yakin kalau saat ini Hasan sedang memandangi tubuhku bagian depan yang sudah terbuka lebar.

    Selama beberapa saat aku tidak merasakan ada gerakan, ini membuatku hendak membuka mata karena penasaran. Tiba-tiba aku merasakan angin hangat pada pangkal pahaku, kubuka mataku sedikit, ternyata angin hangat tadi disebabkan oleh Hasan yang bernafas di selangkanganku. Pasti dia sedang menikmati wangi sabun sirih yang kupakai barusan. Hembusan nafas dari hidungnya bertiup ke arah pintu liang memekku. Ini menimbulkan sensasi nikmat tersendiri dalam tubuhku.

    Hasan terus menghembuskan nafasnya di bagian bawah perutku, rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu dan merangsang tubuhku. Aku mencoba bertahan dan melawan kenikmatan yang terus menyerang, tapi tubuhku berkata lain. Kurasakan ada cairan hangat yang mengalir keluar dari memekku,  padahal Hasan hanya menghembuskan nafas saja tanpa melakukan penetrasi yang lain.

    Seiring keluarnya cairan hangat dari memekku, udara hangat dari hidung Hasan mulai naik ke atas. Udara itu berputar-putar sejenak di lubang pusar, kemudian menjelajahi setiap jengkal kedua tetekku, bergerak ke atas lagi hingga ke leher. Di sini dia bergerak bolak-balik dari kanan ke kiri. Semua perbuatan Hasan itu membuatku semakin terangsang dan hampir saja kehilangan kontrol,  berkali-kali aku ingin mengerang saat hidungnya menggesek-gesek puting tetekku.

    “Sampai kapan mau tidur Kak. . ?” bisik Hasan di telinga kiriku sementara salah satu tangannya memelintir puting tetekku sebelah kanan.

    “Aucch. . Sshh. . Ampuun Saan. . Aku dah banguunn” erangku sambil membuka kedua kelopak mata.

    Astaga ternyata Hasan sudah hanya mengenakan CD. Wajah Hasan tampak jelas sekali di hadapanku, ada senyum nakal penuh kemenangan di sana. Kubalas senyumnya dan dengan penuh hasrat kulingkarkan kedua tanganku di lehernya. Kutarik wajah Hasan lebih mendekat ke arahku sampai bibir kami berdua bertemu dan langsung beradu.

    Bibir Hasan langsung saja melumat bibirku seakan ingin menelannya, lidahnya menusuk ke dalam rongga mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku tak mau kalah, kujulurkan lidahku untuk menggelitik rongga mulut Hasan, ia terpejam merasakan seranganku. Tapi dia tak membiarkan aku mengendalikan permainan kami malam itu, dia melepaskan ciumannya dari bibirku dan menciumi wajahku sesuka hati. Sesekali dia mengulum bibirku, lalu menjilati wajahku. Aku semakin mengeratkan rangkulan tanganku pada lehernya. Ingin rasanya aku menjerit sekeras mungkin saat merasakan cumbuannya yang semakin liar saja, setelah menggerayang ke leher bibirnya terus turun hingga sampai ke atas tetekku. Aku menahan nafas manakala bibirnya mulai menciumi kulit di seputar tetekku. Lidahnya menari-nari dengan bebas menelusuri kemulusan kulit sepasang tetekku yang sekal dan menggairahkan.

    Nafas Hasan menderu semakin kencang disertai suara kecipak mulutnya yang dengan penuh hasrat melumat tetekku yang montok seolah ingin merasakan setiap inci kekenyalannya.

    Dari bibirku meluncur desisan dan rintihan nikmat, sementara tanganku meremas rambut Hasan dan menekan kepalanya ke dadaku. Rangsangan maha dahsyat menghajar tubuhku manakala bibir Hasan mulai menjilat dan mengulum puting tetekku yang telah mengeras. Dengan lihai lidahnya menyapu seluruh permukaan putingku secara bergantian, aku mengerang halus tiap kali bibir Hasan berhenti di salah satu puting tetekku. Kemudian ia mulai menyedot-nyedot putingku yang malang itu sebelum mengakhirinya dengan sebuah gigitan halus dan menariknya perlahan dengan giginya yang putih.

    Saat Hasan melakukan itu, puting tetekku yang lain tidak dibiarkannya menganggur begitu saja. Dengan nakal jari-jari tangan Hasan memilin dan memelintir puting tetekku ini. Dan jika dia telah menggigit salah satu di antaranya, maka tangannya akan memencet puting yang lain dan menariknya dengan penuh gairah. Dan itu dilakukan Hasan bergantian kepada kedua puting tetekku secara berulang-ulang.

    Perbuatannya itu makin membuatku lupa daratan dan serasa melayang-layang di awan di Rumah Orang Tuaku 2

    “Saann. . !” Jeritku lirih memanggil namanya saat untuk yang kesekian kali, puting tetekku disedotnya kuat-kuat.

    Aku menggelinjang kegelian. Hisapan itu nikmat luar biasa. Selangkanganku semakin basah dan meradang. Tubuhku menggeliat-geliat bagai ular kepanasan mengimbangi permainan lidah dan bibir Hasan di tetekku yang terasa semakin menggelembung keras.

    “Oohh Kak. . Teteknya bagus banget. . Mmphh. . Wuih. . Montok banget. .” rayu Hasan sambil terus memainkan sepasang tetekku.

    Tubuhku terus menyambut hangat setiap kecupan mesra bibirnya. Badanku melengkung dan dadaku kubusungkan untuk mengejar kecupan bibir Hasan. Lalu kudorong kepala Hasan ke bawah menyusur perutku. Dia mengerti dengan apa yang kuinginkan saat ini. Dengan nafas menggebu-gebu, ia mulai bergerak. Kedua tangan Hasan menyelusup ke bawah tubuhku dan mencekal pinggang, mengangkat pinggulku dan meloloskan kimono yang tersangkut di bawah kemudian mencampakkannya entah ke mana. Kini aku benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menghalangi. Kulirik Hasan yang terpesona memandangi ketelanjanganku. Gairahku semakin meletup melihat tatapan penuh birahi Hasan,  membuatku begitu bangga dan tersanjung. Walau sudah sering melihatnya, tetap saja Hasan terkagum- kagum jika melihatku dalam keadaan telanjang seperti ini. Mataku melirik ke bawah melihat tonjolan keras di balik CD-nya. Dadaku berdegup, selangkanganku berdenyut dan semakin membasah oleh gairah membayangkan kontol keras dibalik CD-nya.

    “Saann. . Nnghh. . Jangan diliatin aja. . Dingin nih. .” rengekku manja dengan gaya yang genit. Hasan seperti tersadar dari lamunannya, dan mulai beraksi lagi.

    “Abisnya badan kakak seksi banget sih. . Gak bosen aku ngeliat ni badan kalo lagi telanjang. .” katanya seraya melepaskan CD hingga kini kami sama-sama telanjang.

    Kulihat kontolnya yang keras itu meloncat keluar seperti ada pernya begitu lepas dari kungkungan CD. Mengacung tegang dengan gagahnya, besar dan panjang. Terlihat olehku otot-otot melingkar di sekujur kontol itu. Aku sudah tak sabar lagi ingin merasakan kekerasannya dalam genggamanku. Yang dimiiki Hasan ini membuat punya suamiku seperti milik anak kecil saja. Segera kusambut tubuh Hasan yang menindih badanku lagi.

    Aku langsung menyambut hangat ciuman Hasan sambil merangkulnya dengan erat. Ciuman itu benar-benar membuatku terhanyut oleh gairah yang semakin meninggi. Terlebih lagi saat kurasakan kontol Hasan yang keras menggesek-gesek perutku, gairahku semakin meledak-ledak dibuatnya. Hasan kembali menciumi tetekku, kurasakan dan kuresapi setiap remasan dan hisapannya dengan penuh kenikmatan. Aku tak mau berdiam saja diwanja seperti itu.

    Dengan nakal tanganku menggerayang ke sekujur tubuh Hasan, bergerak perlahan namun pasti ke arah kontolnya. Hatiku berdesir kencang saat merasakan kontol nan keras itu dalam genggamanku,  kutelusuri mulai dari ujung sampai ke pangkalnya. Jemariku menari-nari lincah menelusuri urat-urat yang melingkar di sekujur kontolnya. Kudengar Hasan mengeluh panjang. Kuingin dia merasakan kenikmatan yang kuberikan. Ujung jariku menggelitik moncongnya yang sudah licin oleh cairan. Lagi-lagi Hasan melenguh, kali ini lebih panjang.

    Tiba-tiba saja dia membalikkan tubuhnya, kepalanya persis berada di atas selangkanganku sementara miliknya persis di atas wajahku. Kulihat kontol Hasan bergelantungan, ujungnya menggesek -gesek wajahku hingga dengan refleks mulutku langsung menangkap kontol itu. Kukulum pelan-pelan dengan penuh perasaan. Hasan sepertinya tidak mau kalah dengan gerakanku yang agresif.

    Lidahnya menjulur menelusuri garis memanjang bibir memekku.

    Hal ini membuatku terkejut, tubuhku bergetar seakan diserang listrik. Kurasakan darahku berdesir kemana-mana, sementara lidah Hasan bermain semakin lincah. Menjilat, menusuk-nusuk, menerobos rongga rahimku. Ini membuatku seperti melayang-layang di atas awan. Nikmatnya sungguh tidak terkira,  pinggulku tak bisa diam mengikuti kemana jilatan lidah Hasan berada. Tubuhku seperti dialiri listrik berkekuatan tinggi. Gemetar menahan desakan kuat dalam tubuhku. Aku semakin tak tahan menerima berbagai kenikmatan yang dibuat oleh lidah Hasan. Perutku mengejang,  kakiku merapat, menjepit kepala Hasan. Seluruh otot-ototku menegang, dan jantungku serasa berhenti berdetak. Sekuat tenaga aku bertahan sampai akhirnya tubuhku tak mampu lagi menahan kenikmatan gelombang orgasme yang meledak-ledak.

    Diiringi jeritan lirih dan panjang, tubuhku menghentak berkali-kali mengikuti semburan cairan hangat dalam memekku. Aku terhempas di atas ranjang dengan tubuh lunglai tak bertenaga. Lagi-lagi puncak kenikmatan orgasme yang kuraih bersama Hasan terasa dahsyat dan luar biasa.

    “Oohh. . Ssann. . Nghh. . Enak sekali. .” rintihku tak kuasa menahan diri.

    Mengapa kenikmatan seperti ini tak bisa lagi kudapatkan dari suami yang sangat kucintai, yang ada hanya rasa menggantung jika sedang bercumbu dengannya. Semenatara Hasan memberikan kenikmatan tak terhingga setiap kali kami bercinta. Sambil menetralisir nafasku yang naik-turun tak karuan, kulihat Hasan tersenyum di bawah sana. Dia pasti sangat bangga dengan kehebatannya bercinta karena selalu mampu membuatku mencapai puncak kenikmatan orgasme yang sejati.

    Hasan tahu bahwa suamiku tidak dapat memuaskan tubuhku seperti saat dia mencumbuku. Aku tak bisa berbuat banyak, karena kuakui kalau aku sangat membutuhkannya saat ini. Membutuhkan apa yang sedang kugenggam dalam tanganku ini, benda yang berulang kali telah memberikan kenikmatan lebih daripada apa yang kurasakan barusan. Hasan masih menjilati sisa-sisa cairan yang keluar dari memekku.

    Jemariku meremas-remas kembali kontolnya. Kukocok perlahan lalu kumasukkan ke dalam mulutku, kukulum dan kujilat-jilat. Kurasakan tubuh Hasan meregang dan dari mulutnya keluar rintihan kenikmatan. Aku tersenyum melihatnya seperti itu, aku ingin memberi kepuasan pada Hasan seperti dia telah memuaskan tubuhku. Kulumanku semakin panas, lidahku melata-lata liar di sekujur kontolnya.

    Terdengar suara kuluman mulutku, sementara Hasan terus merintih-rintih keenakan. Dia menggerakkan tubuhnya di atasku seperti sedang bersenggama, hanya saja saat itu kontol kelaminnya menancap dalam mulutku. Kuhisap dan kusedot kuat-kuat, tapi dia belum memperlihatkan tanda-tanda akan segera mencapai klimaks. Mulutku mulai terasa kaku karena kelelahan sementara gairahku mulai bangkit kembali, memekku sudah mulai mengembang dan basah lagi. Sementara kontol Hasan masih tegak dengan gagah perkasa, bahkan lebih keras.

    “Udah Kak. . Ganti posisi aja ya. .” kata Hasan seraya membalikkan tubuhnya dalam posisi umumnya bersetubuh.

    Dasar pejantan tangguh pujiku dalam hati. Hasan memang piawai dalam bercinta, padahal baru sebulan kami berhubungan, dia sudah sepandai ini, batinku. Dia tidak langsung memasukkan kontol kelaminnya dalam lubang memekku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir memekku. Dengan sengaja ia menekan seperti hendak dimasukkan, tetapi kemudian di gesekan kembali ke ujung atas bibir memekku hingga menyentuh itil. Ngilu, enak dan entah apa rasanya.

    “Saann. . Aduuhh. . Aduuhh saann! Sshh. . Mmppffhh. . Ayo saann. . Masukin aja. . Nggak tahann. .” pintaku menjerit-jerit tanpa malu.

    Aku hampir mencapai orgasme lagi saat membayangkan betapa nikmatnya saat kontol Hasan yang perkasa itu mengisi memekku yang masih rapat dan singset terawat.

    “Udah nggak tahan ya. . Kak. .” candanya hingga membuatku blingsatan menahan nafsu.

    Aku gemas sekali melihatnya menyeringai seperti itu. Aku langsung menekan pantat Hasan dengan kedua tanganku sekuat tenaga. Hasan sama sekali tak menyangka akan hal itu, ia tak sempat lagi menahannya.

    Maka tak ayal lagi kontol Hasan melesak ke dalam memekku. Aku segera membuka

    kedua kakiku lebar-lebar, memberi jalan seleluasa mungkin bagi kontol kelamin perkasa itu. Terasa kontol itu sangat sesak sehingga membuat memekku terkuak lebar-lebar.

    Kulihat wajah Hasan terbelalak tak menyangka akan perbuatanku. Ia melirik ke bawah melihat seluruh kontolnya telah terbenam dalam memekku. Aku tersenyum menyaksikannya, Hasan balas tersenyum.

    “Kakak nakal ya. . Awas. . Ntar aku bikin mati keenakan.”  ujarnya.

    “Mau doongg. .” jawabku genit sambil memeluk tubuh kekarnya.

    Hasan mulai menggerakkan pinggulnya, pantatnya kulihat naik turun dengan teratur. Kadang-kadang digoyang-goyangkan sehingga ujung kontolnya menyentuh seluruh relung-relung memekku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah-patah, kemudian berputar lagi.

    Efeknya luar biasa, Hasan memuji-muji goyanganku. Dia belum pernah melihat aku begitu bergairah sampai bisa bergoyang sehebat ini.

    Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot memekku. Ini membuat Hasan merasa kontolnya seperti dikulum-kulum dalam jepitan memekku.

    “Akkhh. . Kaa. . Eennaakkhh. . , hebaathh. . Uugghh. .” erangnya berulang-ulang. Sementara tangan Hasan semakin kuat meremas-remas dan memilin-milin puting tetekku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke leher, Hasan semakin mempercepat irama tusukannya, kurasakan kontolnya yang besar keluar masuk memekku dengan cepatnya. Aku berusaha terus mengimbangi kecepatan gerak pinggul Hasan, dan harus kuakui permainan Hasan sangat luar biasa. Aku bisa merasakan bagaimana rasa nikmat yang berawal dari memekku mulai menjalari seluruh tubuhku, tanda bahwa puncak orgasme mulai merasuki tubuhku.

    Sementara Hasan nampak berusaha keras untuk bertahan, padahal tubuhnya juga mulai mengejang-ngejang tak karuan. Aku merasa kalau dia juga hampir mencapai klimaks. Pinggulku meliuk-liuk semakin liar,  sementara pantat Hasan mengaduk-ngaduk kewanitaanku semakin cepat. Semakin cepat tak beraturan,  sehingga aku yakin kalau dia akan segera mengeluarkan sperma hangatnya dalam memekku.

    Tetapi secara tiba-tiba saja aliran kencang berdesir dalam tubuhku. Nampaknya tubuhku juga sudah hampir tidak tahan menerima rangsangan Hasan terus-menerus. Memekku terasa merekah semakin lebar, kedua ujung puting tetekku semakin mengeras, mencuat berdiri tegak. Bibir Hasan langsung menangkapnya, dan menyedot kuat-kuat kemudian menjilatinya dengan penuh nafsu. Aku membusungkan dadaku sebisa mungkin dan oohh. . Rasanya aku tak kuat lagi bertahan.

    “Ssaann. . ! Cepat keluarin doonng. . !” teriakku sambil menekan pantatnya kuat-kuat agar kontolnya lebih masuk ke selangkanganku.

    Beberapa detik kemudian tubuhku bergetar hebat, diiringi oleh gelombang rasa nikmat tak terhingga saat cairan hangat menyembur dari memekku. Bersamaan dengan itu, tubuh Hasan bergetar keras yang diiringi semprotan cairan hangat dari kontolnya di dalam memekku.

    Hasan langsung memeluk tubuhku erat-erat, dengan penuh perasaan aku membalas pelukan itu. Kami lalu bergulingan di ranjang merasakan kenikmatan puncak permainan cinta ini dengan penuh kepuasan. Kami merasakan dan meresapinya bersama-sama, peluh yang membasahi tubuh kami berdua menjadi satu dan tak kami pedulikan lagi. Bantal dan guling berjatuhan ke lantai. Sprei berantakan tak karuan terlepas dari ikatannya.

    Eranganku, jeritan nikmatku saling bersahutan dengan geraman Hasan. Kakiku melingkar di sekitar pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan leherku dengan ciuman-ciuman lembut. Aku masih bisa merasakan kedutan-kedutan kontol Hasan yang perkasa menggesek

    dinding memekku. Nikmat sekali permainan cinta yang penuh dengan gelora nafsu birahi ini.

    Aku termenung merasakan sisa-sisa akhir kenikmatan ini. Tak kusangka kalau aku akan berhubungan badan dengan Hasan di kamar orang tuaku. Dia memang seorang laki-laki jantan yang selalu memberi kejutan setiap kali kami bercinta. Setelah itu kami berdua tertidur dengan posisi aku menindih tubuhnya, sementara kontolnya masih menancap di dalam memekku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Dapat Penumpang Malam Hari

    Cerita Sex Nikmatnya Dapat Penumpang Malam Hari


    821 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Dapat Penumpang Malam Hari, Dia membuka pintu kiri belakang dengan wajahnya yang datar. Aku melirik spion saat dia duduk. Kuperkirakan usianya belum 30, tingginya sekitar 165 cm dengan berat 50 kg, terlihat sintal banget. Pakaiannya biasa saja, bukan mencerminkan seorang wanita karir yang baru pulang lembur.

    Dia cuma memakai celana jeans ketat dengan blus tipis yang membuat buah dadanya yang cukup besar membayang indah. Ah, lagipula ini kan Kemang. Tak banyak kantor di daerah ini kecuali kalau itu berupa rumah makan atau tempat hiburan.

    “Selamat malam. Mau kemana, bu?” sapaan standar. “Hotel Muria ya, pak.” jawabnya datar.
    Pandangannya menerawang ke luar jendela. Kebetulan saat itu sedang gerimis, mungkin membuat hatinya galau.

    “Darimana tadi, bu? Kok jam segini belum pulang?” tanyaku basa basi sekaligus ingin memuaskan rasa penasaran yang tadi kupendam. “…” dia diam saja sambil tetap memandang ke luar jendela.
    Aku memutuskan untuk berhenti bicara. Mungkin dia sedang tak ingin diganggu. Tak lama kemudian, sampai juga di hotel Muria.

    Dia membayar dengan memberikan uang tip empat ribu rupiah. “Terima kasih, bu.” jawabku sambil menerima uang itu.
    Tapi dia masih tetap diam, hanya mengangguk pelan sambil meninggalkan taksiku. Tanda tanya masih tetap bergelayut di pikiranku. *** Dua hari setelah itu, di tempat yang sama, perempuan yang sama. ”

    Selamat malam, bu.” senyumku mengembang, berusaha menyapanya ramah. Pikiranku merasa bahwa dia meminta diantar ke tujuan yang sama. “Hotel Muria ya, pak.” ujarnya sambil kembali memandang ke luar jendela. Kucoba menganalisis sendiri karena pikiranku semakin penasaran dengannya. Dari logatnya, sepertinya dia bukan orang Jakarta.

    Ditambah fakta bahwa dia minta diantar ke Hotel Muria, semakin menguatkan hal tersebut. Cuma yang masih menjadi tanda tanya, mau apa dia di Kemang pada dini hari? Kutengok sekilas tempat dia menunggu taksi, tak ada tanda-tanda klub malam atau tempat hiburan. Hanya ada beberapa cafe yang sudah tutup dan sebuah rumah makan 24 jam, serta dua buah mini market. “Dari mana tadi, bu?” tanyaku dengan suara keras sehingga dia tak ada alasan untuk tidak menjawab.

    Demi memuaskan rasa penasaran. “Oh, tadi… dari ketemu teman.” jawabnya singkat, masih menatap ke luar jendela meski kali ini tak gerimis. “Sepertinya saya tak melihat ada cafe yang masih buka, bu.” “Di restoran fast food, pak.” “Oh begitu. Lalu temannya tadi sudah pulang?” “Pulang duluan, pak, sudah ditunggu istrinya.” jawabnya datar, kali ini diakhiri dengan embusan napas berat dan pandangannya beralih ke layar ponsel. Aku jadi tak enak sering melirik ke spion. Konsentrasi lalu kukerahkan pada kemudi saja. *** Esok harinya, bagaikan deja vu, kembali taksiku dihentikan olehnya, masih di tempat dan jam yang sama.

    Sebenarnya aku sengaja lewat tempat itu di jam yang sama, ingin bertemu dengannya lagi. Masih ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padanya. “Malam, mbak. Hotel Muria?” aku beranikan diri memanggilnya ’mbak’. Tampaknya dia tidak keberatan. “Iya, pak.” jawabnya, kali ini dengan senyum. “Mbaknya bukan orang sini ya? Darimana, mbak?” “Semarang, pak.” “Mbaknya ke Jakarta dalam rangka apa? Cuma ketemu teman atau ada urusan lain, mbak?” tanyaku hati-hati.

    Tak ingin terkesan ingin tahu urusan orang, meskipun kenyataannya memang begitu. “Iya, cuma ingin bertemu teman saya itu. Eh, sebetulnya pacar sih, pak, bukan teman.” Aku mencoba menggali ingatanku. Kalau tak salah kemarin dia bilang bahwa ‘temannya’ itu sudah ditunggu istrinya. Apakah… “Temannya, eh pacarnya itu, sudah punya istri ya, mbak?” Oke, ini sudah keterlaluan dan aku tak tersinggung jika dia minta turun. Tapi nyatanya tidak, dia masih tetap tenang di jok belakang taksiku. “Iya, pak. Kami sudah berhubungan dari lama.

    Rumah tangga mereka bermasalah dan katanya mereka akan segera bercerai. Tapi entah, sampai sekarang masih seperti ini. Pertemuan-pertemuan kami tak diketahui istrinya, pak.” “Mbak bahagia dengan hubungan itu?” Entah kenapa aku malah bertanya hal seperti ini. Rasanya ingin menampar mukaku sendiri. “Sebenarnya sih enggak, pak. Saya sudah menyakiti banyak orang, termasuk diri saya sendiri.

    Namun rupanya ada satu sisi saya yang bahagia karena bisa bersama dengan orang yang saya cintai, meski tak bisa memilikinya dengan utuh.” Sampai di lobby Hotel Muria, dia menyerahkan sejumlah uang. “Pak, ini malam terakhir saya di Jakarta. Besok saya pulang. Terima kasih sudah menjadi teman mengobrol saya dua hari ini.

    Saya sangat menghargainya, pak.” dengan mata berkaca-kaca. ”Iya, sama-sama, mbak.” kukira dia akan langsung turun seperti biasanya, tapi ternyata… ”Pak,” dia memanggil. ”Iya, mbak.” kupandangi wajahnya yang cantik, juga tubuhnya yang sintal. ”Emm, boleh saya minta tolong?” tanyanya. ”Silahkan, mbak. Kalau memang bisa, pasti saya bantu.” ”Bapak nggak keburu pulang ’kan?” Kulirik jam di dashboard, jam 2 lewat 5 menit.
    Sudah larut, istriku pasti sudah menunggu di rumah. ”Nggak, mbak. Memangnya kenapa?” tapi demi wanita ini, aku rela menundanya. ”Bapak mau menemani saya?” tanyanya lirih, campuran antara rasa marah dan takut. Aku tak langsung menjawab, kucoba untuk mencerna perkataannya. ”

    Menemani gimana. Mbak?” kutanya balik. Aku butuh kepastian. Apa ini sesuai dengan bayanganku? Tidak menjawab, wanita itu malah menyeberangkan tangannya melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat aku duduk.

    Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir basah wanita itu yang langsung mencium mulutku dan melumatnya rakus. Uh.. uh.. uh.. Aku tergagap sesaat, sebelum akhirnya aku membalas lumatannya. Kami saling memagut melepas birahi. Bisa kurasakan lidahnya yang runcing menyeruak masuk ke rongga mulutku.

    Dan reflekku adalah segera menghisap dan mencucupnya. Nikmat sekali rasanya saat lidah itu menari-nari di mulutku. Bau harum perempuan itu juga menyergap hidungku. Beginikah rasanya bau tubuh wanita macam ini? Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai istriku. Bau seorang wanita muda yang selama 3 hari ini sanggup membuatku penasaran.

    Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini. Sambil melumat, jari-jari lentik perempuan itu juga merambah tubuhku. Dengan lincah dia melepasi kancing-kancing kemejaku. Kemudian kurasakan remasan jari halus pada tonjolan penisku. Uuiihh.. tak tertahankan rasanya. Aku menggelinjang.

    Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-turun di jok yang sedang aku duduki. Sekali lagi aku merasa edan. Aku digeluti seorang wanita muda cantik yang bahkan namanya saja aku tak tahu! Bibir manis perempuan itu terus melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku.

    Tangan gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kepalaku membuat wajahku seakan bengap. Dan semakin kesini, semakin aku tidak bisa mencabut persetujuan atas ajakan ‘temani saya dulu ini’. ”Kita turun yuk, pak. Kita masuk dulu.” wanita itu menghentikan lumatannya dan mengajakku memasuki hotel. Mobil segera kuputar ke palataran parkir dan kutinggalkan disana.

    Setengah berlari, kubuntuti wanita itu masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk, kudengar telpon berdering, rupanya dari front office hotel. ”Bapak mau minum apa,” tanya wanita itu, telepon berada dalam genggamannya. ”Tidak usah,” aku sudah tak sabar ingin merasakan tubuh sintalnya, tidak ada waktu untuk minum-minum. ”Atau makan mungkin?” dia kembali bertanya. ”Tidak usah repot-repot.” aku kembali menolak. Ayo cepat, kita main, setelah itu aku segera pulang biar istriku tidak curiga.

    Tapi tampaknya keinginanku itu memang harus ditunda dulu. ”Sebentar ya, pak. Saya ke kamar mandi dulu. Sudah kebelet dari tadi.” pamit wanita itu sambil buru-buru masuk ke kamar kecil yang tersedia di dalam kamar. Mengangguk mengiyakan, aku segera mencopoti seluruh bajuku saat wanita itu sibuk di dalam. Tak menunggu lama, aku sudah telanjang bulat. Tubuh tuaku yang berlemak tampak menyedihkan, tapi tidak dengan burungku.

    Meski sudah lebih 50 tahun, tapi penisku itu masih bisa berdiri tegak. Begitu besar dan panjang. Dengan benda inilah aku dulu menaklukkan puluhan wanita sebelum akhirnya aku takluk pada istriku yang sekarang. Wanita itu terlihat malu-malu saat melihatku sudah telentang telanjang di atas ranjang. Padahal tadi dia yang mengajak, dan dia juga yang paling agresif saat di mobil.

    Dia menatapku dengan ekor matanya, kemudian tersenyum. ”Sudah nggak sabar ya, pak?” tanyanya. ”Untuk orang secantik, mbak. Siapapun pasti tak sabar.” jawabku diplomatis sambil memamerkan penisku yang sudah tegang penuh. Dengan ujungnya, kupanggil dia untuk mendekat. ”Ayo, mbak, sini.” Wanita itu mengangguk dan berjalan menghampiri.

    Aku bisa merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, laki-laki tua gendut yang sudah lama tidak main dengan perempuan lain selain istrku, hari ini dengan edannya berada di kamar hotel dengan seorang wanita muda cantik yang bertubuh padat sentosa, yang umurnya bahkan belum setengah dari umurku. Sungguh sangat beruntung sekali. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, tepat di sisiku. Serta merta aku langsung menyambutnya dengan dekapan dan rengkuhan hangat. Kulingkarkan tanganku yang keriput di buah dadanya yang besar.

    Dia cuma tertawa saat aku meremas dan mengelus-elusnya pelan dari luar baju. Aku sudah tidak ingat lagi akan keberadaan anak istriku di rumah, bayangan mereka seakan lenyap. Yang ada sekarang adalah aku benar- benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya penyelewengan singkat, yang pasti akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjangan dahsyat.

    Apalagi mengingat lawan mainku yang sangat cantik dan seksi. ”Pak, bantu saya melupakan sakit hati saya ya?” bisik wanita itu mesra. ”Saya yakin, meski bapak sudah berumur, bapak bisa muasin saya.” dia memegang penisku dan mulai mengocoknya pelan. ”Gede banget, pak. Nggak salah saya milih bapak.” ujarnya. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan, berbunga- bunga mendengar pujian macam itu. Aku bagai dilempar ke masa 25 tahun yang lalu, saat aku masih muda dan gagah.

    Semua wanita yang kutiduri pasti akan bilang begitu. ”Sesuai permintaan, mbak, akan kupuaskan mbak malam ini.” sahutku sambil membalik dan menindih tubuhnya. Langsung kulahap mulutnya yang tipis kemerahan dan kulumat dengan penuh nafsu hingga membuat dia gelagapan kesulitan bernafas. Kumasukkan tanganku ke blusnya. Saat kuremas payudaranya, wanita itu mendesah lirih sambil mencakari tubuhku, dia menekan bibirnya agar lebih kulumat lagi. Segera kusedot lidahnya.

    Sekaligus juga air liurnya. Semakin basah, aku jadi semakin bergairah. Mulutnya seperti kujadikan tempat minumku. Sungguh, aku sangat menikmati kegilaan ini. Setelah seperempat abad berlalu, akhirnya aku merasakannya kembali. Tanganku tidak kualihkan, sambil terus melumat bibirnya, aku juga tak henti meremasi kedua susunya yang kurasa sangat padat dan kencang. Seperti milik perawan saja layaknya. Atau kalaupun tidak perawan, minimal dia masih belum pernah punya anak.

    Aku bisa membedakannya. Tak puas cuma dengan tangan, segera aku singkap blus yang dipakainya ke atas. Juga BH merah kekecilan yang membungkusnya. Saat benda itu sudah terburai keluar, aku memandanginya sejenak, mengagumi betapa kencang payudara itu meski ukurannya begitu besar. Kulit permukaannya terlihat mulus dan licin, tampak bersinar di kamar yang tidak begitu terang ini, bagai dua bulatan semangka yang ditempeli puting merah keras. Melihatnya membuatku tak tahan.

    Aku segera menunduk dan mengganti usapan tanganku dengan bibir. Kujemput payudara bulat itu penuh nafsu. Kujilat dan kusedot putingnya habis-habisan. Di permukaannya yang halus dan licin, kutinggalkan banyak cupang kemerahan. Sementara remasan tanganku yang masih menyertai, membuat benda yang aslinya berwarna putih itu, berubah menjadi kemerahan.

    Tapi bagiku, jadi tampak makin indah. “Aaghhhhh.. Ssshhhhh.. Oughhhhh..” pemiliknya yang tidak mampu melawan cuma bisa menggelinjang sambil merintih-rintih saat saraf-saraf erotisnya yang sensitif terus kurangsang. “Auw, ampun, pak… geli! Argghhhh…” desahnya penuh nikmat. Tanganku yang tidak bisa diam kini turun untuk meraih celana jeansnya. Kulepas kancingnya dengan cepat dan kubuka resluitingnya tidak sabar. Dengan jari-jariku yang besar dan kasar, kudorong benda itu hingga merosot ke bawah, sampai ke mata kaki.

    Setelah mengusap-usap sebentar pahanya yang putih mulus, merasakan betapa halus dan licinnya benda itu, aku kemudian merogoh celana dalamnya. Aiihh… tak terperikan kenikmatan yang kurasakan saat bisa meraba kemaluannya yang licin tanpa rambut. Bisa kupastikan kalau benda itu masih begitu sempit. Membayangkannya saja sudah membuatku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku, apalagi pas merasakannya nanti, bisa- bisa aku kejang duluan.

    Dengan jari- jari kasarku, terus kuraba permukaannya yang makin lama terasa semakin basah. Sasaranku adalah kelentitnya, saat sudah kutemukan bulatan mungil kaku itu, langsung aku menjepit dan menyerangnya bertubi-tubi. “Auuoogghhhsss..” wanita itu memekik panjang saat menerimanya. Tubuhnya langsung melengkung dengan cengkeraman jarinya di kemaluanku terasa semakin erat.

    Aku sampai kesakitan. Segera kubalas dengan menusukkan jari-jariku ke lubang vaginanya dan mengocok cepat disana. Ayo, sekarang siapa yang nggak tahan! Menggelinjang keenakan, tubuh wanita itu terbanting keras ke ranjang, lepas dari pelukanku. Menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, dia merintih-rintih merasakan ujung-ujung jariku yang terus bermain di lubang kemaluannya.

    Cairan birahinya yang keluar semakin banyak, kuusapkan-usapkan ke permukaaanya, kuratakan sebagai pelumas untuk memudahkan kocokan jari-jariku. Sementara bibir dan tanganku yang nganggur, kugunakan untuk kembali menyerang puting susunya dengan menghisap dan melumatnya rakus. ”Ooghhhhh.. ampun, pak.. geli banget! Aku nggak tahan.. ampun.. aahhhhh.. hentikan..” dia menghiba, tapi tidak kupedulikan. Terus kuserang dan kugumuli tubuh sintalnya.

    Aku sudah terlanjur bergairah, nanggung kalau harus berhenti sekarang. Blusnya yang sudah berantakan memudahkanku untuk merangsek ke ketiaknya. Kujilat dan kusedoti kulit mulus yang bersih tanpa bulu itu. Dia nampak sekali menikmatinya, terlihat dari rintihannya yang semakin keras dan bertubi-tubi. Sementara jari-jariku terus menusuki lubang vaginanya, menggelitik dinding-dindingnya yang penuh saraf birahi dengan tanpa henti. Membuat wanita berkulit putih itu serasa kelenger penuh kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahinya mengalir semakin deras.

    Yang semula satu jari, kini disusul lagi jari lainnya. Dua jari kini masuk, dan mengocok semakin cepat. Kenikmatan yang kuberikan pada wanita itu semakin bertambah. Dengan pengalamanku, aku tahu persis dimana titik-titik kelemahan seorang wanita. Jari-jariku kuarahkan ke G-spotnya. Dan tak ayal lagi, dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vaginanya, aku bisa menggiring wanita cantik itu sampai titik dimana dia tidak mampu lagi membendung orgasmenya. Saat rasa itu datang, perempuan itu merangsek balik kepadaku. Dengan terkejang-kejang, dia menjatuhkan tubuhnya yang sintal ke atas tubuhku.

    Segera kuraih kepalanya dan kuremasi rambutnya yang panjang. Dengan sayang kupeluk tubuhnya yang montok itu erat-erat dan kuhunjamkan jariku dalam-dalam ke lubang vaginanya, seperti ingin menyumbat celah sempit itu agar cairannya tidak sampai tumpah keluar membasahi sprei. ”Aarrgghhhhhhh…” menjerit keenakan, wanita itu menarik apa saja yang bisa ia raih. Bantalan ranjang teraduk, selimut tempat tidur terangkat lepas dan terlempar ke lantai.

    Sementara kakinya menghentak-hentak menahan kedutan vaginanya saat memuntahkan sperma. ’Sperma’ seorang perempuan yang berupa cairan bening yang memancar keluar dari dalam kemaluannya. Pahanya yang putih mulus menjepit tanganku, sementara pantatnya yang bulat terangkat-angkat menjemput kocokan tanganku yang mulai memelan. Dia tampak sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Kuusap keringat yang mengucur deras di mata, pipi dan bibirnya, lalu kukecup dia sekali lagi, panjang dan mesra.
    Kusibakkan rambutnya yang tergerai basah untuk mengurangi gerahnya di kamar yang ber AC ini. Kuelus bulatan payudaranya, sambil kusisir rambutnya yang awut-awutan dengan jari-jariku. Sementara di bawah, kuperhatikan cairan cintanya merembes keluar dari celah-celah bibir vaginanya. Melenguh puas, wanita itu menyandarkan tubuhnya dengan mesra di dadaku.

    Hawa dingin AC dengan cepat meredakan orgasmenya, membuatnya kembali bisa bernafas normal dan berpikir jernih. ”Ahh, bapak hebat banget, bisa ngantar saya cuma dengan tangan. Sepertinya malam ini saya bakal puas sekali.” bisiknya lirih. Kukecup bibirnya yang mungil sebagai jawaban. Dia menyambut ciumanku dan sekali lagi kami berpagutan mesra. ”Saya ambilkan minum dulu ya.” kataku sambil beranjak dari tempat tidur. Dia sempat menggenggam sebentar batang penisku yang masih ngaceng berat sebelum menepikan tubuhnya, memberi jalan bagiku.

    Dengan tubuh telanjang, aku melangkah menuju kulkas kecil di sudut kamar. ”Air putih atau soft drink?” tawarku. ”Air putih aja,” dia menjawab dengan nafas masih sedikit ngos-ngosan. Payudaranya yang putih terlihat semakin mengkilap karena keringat yang menempel di permukaannya. Kuberikan air putih dingin di tanganku kepadanya. Dia meminumnya sedikit sebelum menyerahkannya kembali kepadaku. Kuhabiskan sisanya dan kutaruh gelas yang sudah kosong di meja. Lalu kembali aku naik ke tempat tidur. Wanita itu diam saja saat aku mulai menciumi dan mengusel-uselkan hidung ke tubuhnya. Kuciumi perut, pinggul dan payudaranya.

    Dia tidak merespon, hanya nafas panjangnya saja yang terdengar. Mungkin dia masih kelelahan akibat orgasmenya barusan, dan sekarang masih berusaha untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Tidak apa, aku bisa mengerti. Aku terus menciumi payudaranya yang bulat sempurna itu, kuhisap dan kujilati keringat yang mengalir di permukaannya sampai benda itu menjadi bersih. Sementara putingnya yang merah mencuat, kugelitik dan kucucup berkali-kali dengan lidahku.

    Wanita itu mulai sedikit mendesah, tapi masih terlihat pasrah. Bahkan saat tanganku mulai merabai paha dan selangkangannya, dia tetap tidak melawan. ”Mbak capek ya, bagaimana kalau kita berhenti dulu?” tanyaku. Tidak enak juga menggumuli perempuan yang diam seperti ini. Kayak main sama gedebok pisang aja. ”Eh, nggak. Nggak, pak. Terusin aja. Saya sudah lewat kok capeknya.

    Ini juga sudah mulai terangsang.” wanita itu tersenyum kepadaku. ”Beneran?” kuelus rambutnya yang panjang sepinggang. ”Saya cuma mikir, tadi kok bisa nikmat banget ya, apa sensasi selingkuh memang seperti ini? Bapak belum ngapa-apain, cuma pake tangan, tapi saya sudah kelabakan seperti ini.” dia mengulurkan tangannya dan menggenggam penisku. ”Yang ini, pasti bakal lebih hebat dong.” gumamnya sambil meremas-remasnya pelan. ”Pastinya,” aku tertawa menggoda. Dia ikut tertawa. ”Jadi tak sabar saya, pak. Ayo, pak, cepat setubuhi saya.” wanita itu meminta.

    Aku mengangguk, ”Saya juga sudah tak sabar mbak pengen ngerasaain tubuh mbak yang montok ini.” sambil kujawil puting susunya. ”Ahh, montok apanya, pak. Buktinya, pacar saya ninggalin saya.” katanya, wajahnya tiba-tiba terlihat sendu. Mungkin teringat peristiwa yang baru dialaminya. ”Ah, maaf, mbak.” aku buru-buru minta maaf. Aku tidak ingin merusak suasana mesra ini. Jangan sampai gara-gara teringat sama pacarnya, dia jadi mengurungkan perselingkuhan ini.

    Aku sudah telanjur bergairah, bisa gila aku kalau diputus sekarang. ”Tidak apa-apa, bukan salah bapak kok. Malah saya terima kasih banget karena bapak sudah mau nemani saya. Siapa tahu dengan kenikmatan yang bapak berikan, saya jadi bisa melupakan bajingan itu!” dia mengepalkan tangannya erat-erat, tampak geregetan.

    Tapi didalamnya masih ada penisku. ”Auw!” tentu saja aku langsung menjerit keras-keras. ”P-pelan-pelan, mbak. Sakit!” rintihku. Wanita itu langsung melepaskan genggaman tangannya, ”Ah, m-maaf, pak. Saya nggak sengaja.” dia memandangi dan membolak-balik batang penisku, memeriksanya kalau- kalau ada yang terluka.
    Setelah tahu tidak apa-apa, kami saling berpandangan dan tertawa berbarengan. ”Ayo, pak.

    Katanya mau ngentotin saya,” wanita itu berkata genit. ”Eh, i-iya, mbak.” mengangguk senang, aku segera menelanjangi wanita cantik itu. Celana jeansnya yang sedari tadi masih separoh di kaki, kutarik hingga lepas. Juga blus serta kutang mungilnya, hingga kami sama-sama bugil. Aku lalu rebah diantara pahanya dan menelusupkan kepala ke celah selangkangannya.

    Dengan cepat lidah kasarku kembali menjilati lubang kemaluannya. ”Auw, pak… Ampunn…” wanita itu langsung merintih dan menggelinjang. Pelan-pelan nafsunya kembali terpancing. Lidahku yang terus menusuk-nusuk lubang vaginanya membuat dia merasakan kegatalan yang amat sangat. ”S-sudah, pak. Cepat setubuhi saya. Jangan siksa saya seperti ini!” pintanya memelas.

    Tanpa dia sadari, tangannya telah menyambar kepalaku dan jari-jarinya meremasi kembali rambutku yang sudah acak- acakan sambil mengerang dan mendesah-desah menikmati rangsanganku yang terus mengalir. Dia juga menekan-nekan kepalaku agar tenggelam lebih dalam ke lubang selangkangannya. Pantatnya juga ikut naik menjemput lidah dan bibirku. Karena kasihan, dan juga karena tidak tahan, aku menghentikan hisapanku.
    Kuganti dengan memindahkan dan mengangkat kaki wanita itu untuk kutumpangkan ke bahuku.

    Perutku yang buncit hanya memungkinkan posisi seperti itu saat menikmati tubuh sintalnya. Itulah posisi yang paling mudah. ”Siap ya, mbak. Saya masukkan sekarang.” kutuntun kontolku dan kuarahkan secara tepat ke lubang kemaluannya yang masih tampak sempit dan indah.

    Hanya karena jilatanku lah, benda itu jadi agak terbuka sedikit. ”Jarang dipake ya, mbak?” aku mengomentari kemaluannya. ”Nggak juga sih. Tiap ketemu, kita pasti main. Memang itu yang dicari pacar saya dari hubungan kami. Dia cuma mau tubuhku. Ah, saya memang ******. Kenapa tidak menyadari itu dari dulu.” dia melenguh, antara menyesali nasib dan gesekan ujung penisku pada bibir kemaluannya. ”Nggak semua laki-laki seperti itu, mbak.

    Saya yakin, mbak pasti bisa menemukan yang lebih baik dari dia. Mbak cantik dan menarik, kalau saja saya masih muda, mbak pasti akan kunikahi.” Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana kontolku untuk pertama kalinya merambah dan menembusi memeknya. ”Terima kasih, pak. Ditemani seperti sekarang aja, saya sudah senang kok.” sahutnya dengan tubuh kembali bergetar, saat aku mulai mendorong batang penisku.

    ”Ughhh,” aku melenguh, tubuhku seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar. Nikmat sekali rasa perempuan itu. Campuran antara panas, lengket, sempit, dan menggigit. ”Auw!” wanita itu menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede milikku menyentuh dan menguak bibir vaginanya. Rasa kejut saraf-saraf di bibir kemaluannya langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubangnya menjadi menyempit. Seakan tidak mengijinkan kontolku untuk menembusnya lenih jauh.

    Itu membuatku jadi penasaran. ”Santai aja, mbak. Jangan tegang,” bisikku di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala. ”Ahhh… h-habisnya, ****** bapak gede banget sih. Jauh sama punya pacar saya. Saya jadi takut.” Sahutnya terus terang. Aku tersenyum. “Kok takut, harusnya malah seneng dong?” terus kugesek- gesekkan penisku. Kalau dia memang belum siap, aku tidak akan memaksa. “Istri bapak pasti puas banget ya?” dia bertanya, dan menjerit kecil saat kugigit kembali puting susunya. “Itulah kenapa dia tidak menolak kukasih anak 7 orang.” aku menjawab bangga, dan tertawa. “Hamili saya juga, pak.

    Keluarin sperma bapak di dalam. Nggak apa- apa, kalau pacar saya tidak mau ngasih anak, biar saya dapat dari bapak saja.” wanita itu meminta. “Beneran, mbak?” bisa kurasakan, setelah berkata begitu, dia menjadi lebih rileks. Kepala penisku yang tadi tertahan, tiba-tiba bisa meluncur masuk meski masih agak sulit. ”Iya, pak.” dan dengan kata-kata itu, ia pun menyerahkan sepenuhnya tubuhnya kepadaku. Bibir vaginanya menyerah dan merekah, menyilahkan kontolku untuk menembusnya. Bahkan kini vaginanya lah yang aktif menyedot agar seluruh batang kontolku bisa dilahapnya. Tanpa perlu usaha yang berarti, ’helm tentara’ itu pun berhasil masuk menguak ’gerbangnya’. ”Uugghhhh…” aku merasakan geli yang amat sangat saat batangku yang kaku dan keras memasuki lubang kemaluannya.

    Terasa sesak, penuh, hingga tak ada ruang dan celah yang tersisa, terasa begitu nikmat. Aku terus mendesaknya masuk hingga mentok di mulut rahimnya. ”Ughhh, pak. Terus terang, seumur- umur belum pernah rahimku ngrasain disentuh ****** seperti sekarang. ****** pacar saya paling-paling menembus sampai tengahnya saja, masih banyak sisa ruang yang longgar.” rintihnya mesum. Tanpa diberitahu pun, aku sudah tahu. Vagina wanita itu memang sangat sempit, seperti perawan saja layaknya.

    Benar-benar beruntung aku bisa mendapatkannya. ”Saat dia tarik maupun dorong pun, saya tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya ****** bapak mengisi rongga vaginaku saat ini.” katanya saat aku mulai melakukan pompaan. ”Nikmati aja, mbak. Akan kupuaskan mbak malam ini.” dengan pelan dan berirama, aku terus menarik pelan pinggulku kemudian mendorongnya lagi. Begitu berulang-ulang dengan frekuensi yang makin sering dan semakin cepat. ”Ahhhh.. iya, pak. Enak banget! Terus…” dan wanita itu mengimbanginya dengan pintar.

    Secara reflek, pantatnya bergerak ke atas ke bawah, mengejar dorongan dan tusukanku. Sesekali dia juga bergerak memutar, sedikit ngebor apabila aku bergoyang pelan. Tak lupa juga ia menggoyangkan kegelnya untuk makin memanjakanku. ”Ughhh… enak banget, mbak.” aku mendengus. Untuk membalasnya, secara beruntun kukocok vaginanya dengan sangat cepat dan dalam. Ia langsung berteriak keenakan. ”Aahhhh.. pak, aarghhhh…” payudaranya bergoncang-goncang, rambutnya terburai, keringatku dan keringatnya mengalir berjatuhan di sprei.

    Goyangan itu juga membuat ranjang kokoh yang kami pakai sampai berderak-derak tak karuan. Segera kuremas-remas payudaranya sebagai pelampiasan rasa nikmat yang semakin dominan. Kami sudah hilang kontrol. Aku terus bergerak cepat, sementara wanita itu sudah tidak mengeluh sakit lagi. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya. Posisi nikmat ini berlangsung kurang dari lima menit. Kulihat tubuh montok wanita cantik itu sudah berkilatan oleh keringatnya, makin menambah keseksiannya.

    Dengan gemas terus kupermainkan puting susunya yang mencuat mungil. Kugigit, kujilat dan kupilin-pilin penuh nafsu. Sodokan kontolku makin lama juga makin kencang. Pada akhirnya, setelah hampir sepuluh menit bercinta, bisa kuhantarkan wanita itu ke orgasmenya yang ke dua. ”Ohhhh… bapak memang hebat. Hanya dari Bapak, saya bisa meraih orgasme seperti ini.

    Terima kasih, pak. Terima kasih!” ucapnya disertai semprotan keras di vaginanya. Kuhentikan goyanganku. Kuberikan dia kesempatan untuk menikmati puncak kenikmatan itu. ”Saya juga puas, bisa bercinta dengan orang secantik mbak.” aku berkata. ”Puas apa? Bapak kan masih belum keluar?” terengah-engah, wanita itu kelihatan makin cantik. ”Sekarang giliran saya untuk memuaskan bapak.” Sehabis berkata begitu, kurasakan vagina wanita cantik itu berdenyut begitu keras, meremas dan mencekik penisku begitu rupa. Aku kelojotan. Denyutan satu disusul dengan denyutan lain yang lebih nikmat. Aku jadi tak tahan.

    Apalagi dalam tiap denyutan selalu diiringi empotan keras di ujung penisku. Tanpa perlu digoyang pun, aku menyerah. Spermaku muntah tak lama kemudian. Crott.. crott.. crott.. ”Ah, banyak sekali, pak.” wanita itu menggelinjang geli saat vaginanya kusembur dengan kawah panasku berkali-kali. ”Uhh..” aku jadi lemes sekali. Lemas tapi puas. ”Sudah lama ya nggak dikeluarin?” wanita itu bertanya. Aku mengangguk. ”Istri saya sudah manopause, mbak.

    Cuma cinta kasih yang menyatukan rumah tangga kami, nafsunya sudah lama hilang.” ”Bapak seneng dong sekarang?” dia membelai rambutku. ”Seneng banget. Sekali-kalinya ngentot, sama orang secantik mbak.” kucium bibirnya ringan. Di bawah sana, kurasakan penisku mulai mengkerut dan mengecil dan akhirnya lepas dengan sendirinya. Sementara vagina wanita itu masih terus bergetar dan berkedut-kedut. ”Mau sampai kapan, mbak, begini terus?” kutusuk lubang sempit itu dengan jari telunjukku, kucolek air mani dan air cintanya yang terbenam di dalam, lalu kuoleskan ke ujung putingnya. ”Sampai besok juga bisa.” wanita itu menjawab santai dan meratakan cairan pemberianku ke seluruh permukaan payudaranya.

    Benda itu jadi kelihatan makin mengkilap karenanya. Tersenyum penuh kepuasan, kami berbaring telentang di ranjang hotel yang kini sudah acak-acakan. Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat penuh birahi ini, siapa juga yang rela meninggalkan wanita secantik dan semolek dia yang rela tubuhnya kutiduri sepanjang malam, namun jarum jam di dinding yang menunjuk angka 2 menyuruhku untuk pulang.

    Istriku yang sedang menunggu di rumah pasti resah, aku pulang terlambat tanpa memberi kabar apapun. ”Bapak mau pulang ya?” wanita itu bertanya, seperti mengetahui apa yang kupikirkan. ”Iya, istri saya pasti sudah menunggu.” begitu jawabku. Setelah meremas payudaranya sebentar, aku bangkit dan mulai mengenakan kembali bajuku. ”Terima kasih, mbak, sudah mengajak saya melakukan ini. Jarang-jarang saya nemuin orang seperti mbak.” kataku. ”Sama-sama, pak.

    Saya juga terima kasih. Bapak rela pulang telat demi saya.” jawabnya sambil ikut memunguti pakaiannya yang berserakan. ”Siapapun orangnya, pasti tidak akan menolak, mbak. Mbak begitu cantik dan seksi.” kupandang wajah tirusnya yang pucat, dan kembali kulumat bibir tipisnya. ”Bapak puas nggak tadi?” dia bertanya. ”Bukan main, mbak. Saya sungguh sangat puas”, begitu jawabku. Suatu jawaban jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam. ”Tapi ini kok masih melendung?” wanita itu meraba gundukan di balik celanaku yang masih menggunung. ”Iya, mbak. Kontolku memang masih ngaceng.
    Tapi bener, saya sangat puas kok.” tapi tidak kutepi tangannya,

    kubiarkan dia terus meraba selangkanganku. Enak sih rasanya. ”Masih pengin ya, pak?” tanyanya dengan tangan terus memijiti gundukanku, membuatnya semakin membesar dan mengeras tak terkendali. ”bapak masih mau lagi ya?” dia menaruh kembali celana dalam yang ia kenakan dan menggiringku naik ke atas ranjang. ”Tapi, mbak…” aku ingin menolak, tapi remasan tangannya yang nikmat mustahil untuk kuabaikan begitu saja. ”Sebentar saja, pak.

    Sebagai salam perpisahan kita.” sahutnya nakal sambil melempar senyum serta melirikkan matanya kepadaku, seperti menanti reaksiku. Sementara tangannya terus meremasi dan mengurut-urut batang penisku. Aku terdiam, bingung antara mau menolak atau pengen nambah lagi. ”Ehm, mbak…” Tapi kalimatku sudah dia potong. ”Aku buka lagi ya, pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan bapak.” dan tanpa menunggu persetujuanku, wanita itu dengan sigap mengendorkan ikat pinggangku dan membuka kancing utamanya. Selanjutnya ia meraih resluitingnya dan memelorotkannya ke bawah, menampakkan nampak celana dalamku yang hitam kebiruan.

    Di balik celana dalam itu, membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kananmilikku. ”Oouu.. ini kali ya, pak, yang namanya stir kanan. Kalau stir kiri, mengarahnya ke kiri, hehehe…” wanita itu menatapnya kagum sambil membelainya dnegan sayang. Sudah kepalang tanggung, aku pun menyuruhnya untuk meneruskan. ”Buka, mbak. Kita lakukan sekali lagi.” ”Nah, gitu dong, pak. Itu namanya bapak benar-benar muasin saya.” dengan tidak sabar, wanita itu segera membetot kontolku dari sarangnya.

    Melalui pinggiran kanan celana dalamku, batang itu mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan penuh nafsu. Pada ujungnya ada secercah titik bening. Rupanya cairan precumku telah terbit akibat remasan tangannya tadi. ”Hisap, mbak.” kuminta dia untuk mengulumnya karena kulihat dia begitu mengagumi benda itu. Tanpa menjawab, wanita itu segera merunduk dan mendekatkan wajahnya. Bibirnya yang tipis terasa hangat saat menempel di ujung kontolku. Dia menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milikku. ”Ughhh.. mbak, telan.

    Masukkan dalam mulutmu.” aku meminta. Dia mengangguk, dan melakukannya. Wanita itu menghisap dan mengulum dengan begitu sempurna. Batangku ia sapu dengan lidah, ujungnya ia jilat pelan-pelan, buah zakarnya ia remas- remas sambil sesekali diciumi juga, sementara jembutnya yang lebat ia sibak agar tidak mengganggu.

    ”Mbak… Uhhh, enak banget sih…” kuelus-elus kepalanya. ”Tahu gini, aku minta emut dari tadi. Mbak pinter banget. Uuhhhh…” kugerakkan kepalanya maju mundur, kupompa dengan lembut agar dia makin lancar mengulumnya. Saat aku sudah tak tahan, segera kurebahkan tubuh montoknya dan kutindih kembali. Tanpa membuang waktu, kami pun mendayung untuk mengarungi ronde yang ke dua yang sempat tertunda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bersambung Mantapnya Jepitan Buah Dada Ibu Pemilik Apartemen Di Jepang Yumiko Kawamura Part 1 – Cerita Sex Bersambung Terbaru 2018

    Cerita Sex Bersambung Mantapnya Jepitan Buah Dada Ibu Pemilik Apartemen Di Jepang Yumiko Kawamura Part 1 – Cerita Sex Bersambung Terbaru 2018


    1876 views

    Perawanku – Aku tiba di Jepang pertama kali pada awal Februari. Saat itu kota kecil tempat aku belajar tengah tertutup oleh timbunan salju. Sewaktu mencari apartemen yang kemudian kutinggali, aku hanya tahu bahwa ibu pemilik apartemennya masih muda dan sangat cantik. Waktu itu dia mengantarku menengok keadaan apartemen. Dia mengenakan celana jean dan jaket bulu yang longgar dengan mengenakan penutup kepala yang menyatu dengan jaket yang dia kenakan.

    Sesudah menandatangani kontrak sewa, aku tidak pernah berjumpa lagi dengannya hingga akhir Maret. Walaupun dia tinggal di rumah besar yang hanya berada di samping kanan apartemen yang kusewa, namun kesibukanku di kampus membuatku selalu pulang malam. Juga kebiasaan orang yang hidup di negara empat musim, pada musim dingan rumah besar itu selalu menutup pintu dan jendelanya rapat-rapat. Pada akhir pekan, waktu kuhabiskan di dalam apartemen dengan menonton kaset video.

    Pembayaran uang sewa apartemen kulakukan dengan transfer uang lewat bank ke rekening dia. Dari situlah aku jadi hafal namanya: Yumiko Kawamura.

    Yumiko ternyata sangat mengundang hasrat lelaki. Aku baru menyadarinya pada akhir bulan April. Waktu itu hari Jumat, tanggal 30 April. Aku lupa pergi ke bank untuk membayar sewa apartemen. Sementara kalau menunggu hari Senin, hari sudah menunjukkan tanggal 3 Mei. Padahal sesuai perjanjian, uang sewa bulan berikutnya harus sudah dibayarkan selambat-lambatnya pada hari terakhir bulan sebelumnya. Maka pada malam itu aku membawa uang sewa apartemen ke rumahnya barangkali dia mau menerima uangnya secara langsung.

    Dia sendiri yang membukakan pintu rumahnya saat itu. Aku mengemukakan alasanku, mengapa sampai aku menyalahi kontrak perjanjian, yakni tidak membayar lewat bank. Ternyata dia berkata, hal tersebut tidak menjadi masalah. Lewat bank atau langsung diantarkan, baginya tidak ada pengaruhnya. Hanya orang Jepang biasanya tidak mau repot-repot atau belum tentu punya waktu sehingga mereka membayar uang sewa melalui transfer otomatis antarrekening bank.

    Waktu Yumiko menemuiku tersebut, aku terpesona dengan kecantikan dan kemolekan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya putih mulus dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Dari celada jean ketat dan sweater yang dia kenakan, aku dapat melihat jelas postur tubuhnya. Pinggangnya berlingkar sekitar 58 cm. Pinggulnya melebar indah, ukuran lingkarnya tidak kurang dari 98 cm. Payudaranya amat montok dan membusung indah, lingkarnya sekitar 96 cm. Kalau dibawa ke ukuran BH Indonesia pasti dia memakai BH dengan ukuran 38. Suatu ukuran payudara yang enak diciumi, disedot-sedot, dan diremas-remas. Dari samping kulihat payudaranya begitu menonjol dari balik sweater yang dikenakannya.

    Melihat dia sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh kenyal indah tersebut digeluti dari arah belakang. Perlu diketahui, aku masih single. Walaupun aku gemar menonton video porno dan melakukan masturbasi, namun aku belum pernah melakukan hubungan sex dengan pacar-pacarku.

    Sejak mengetahui bahwa sewa apartemen dapat dibayarkan secara langsung, aku memutuskan untuk tidak membayar lewat transfer bank lagi. Alasannya, aku dapat menghemat ongkos transfer. Di samping itu aku dapat menatap wajah cantik dan tubuh aduhai Yumiko.

    Bulan Mei, udara di kotaku sudah tidak terlalu dingin lagi. Sudah berubah menjadi sejuk. Yumiko Kawamura pada hari Sabtu atau Minggu sering terlihat bekerja di halaman. Kadang dia memotong rumput, memangkas pepohonan kecil, atau merapihkan pot-pot tanamannya. Aku paling suka menatap tubuhnya bila dia membelakangi jendela apartemenku. Sungguh merupakan sosok yang enak digeluti. Apalagi bila dia sedang menunggingkan pinggulnya yang padat, hal itu membuatku teringat pada adegan perempuan Jepang yang sedang digenjot dalam posisi menungging pada video-video kaset permainan sex yang sering kupinjam dari persewaan.

    Lama-lama aku tahu sedikit tentang keluarga dia. Umur Yumiko adalah 30 tahun. Anaknya dua, perempuan semua. Yang pertama berumur tujuh tahun, yang kedua lima tahun. Suaminya bekerja di kota lain, pulangnya pada akhir pekan. Sabtu dini hari dia tiba di rumah, dan berangkat lagi hari Minggu tengah malam.

    Di hari penutup bulan Mei, hari Senin, aku berniat membayar sewa apartemen di petang hari. Karena itu aku pulang dari kampus lebih awal dari biasanya. Saat itu tiba di apartemen baru jam 17:00. Sesudah menyimpan tas punggung, aku pergi ke rumah Yumiko Kawamura. Kuketuk pintu, namun tidak ada jawaban dari dalam. Kupencet bel yang terpasang di kusen pintu. Kutunggu sekitar satu menit, namun tidak ada suara apapun dari dalam rumah. Agaknya sedang tidak ada orang di rumah. Mungkin Yumiko dan anak-anaknya sedang ke supermarket. Akhirnya aku kembali ke apartemen dan mandi. Sehabis mandi aku menonton TV, sampai akhirnya aku tertidur di depan TV.

    Aku terbangun jam setengah delapan malam. Kutengok rumah Yumiko dari jendela apartemen. Lampu-lampu rumahnya sudah menyala. Berarti mereka sudah datang. Akupun membawa amplop berisi uang sewa apartemen. Kupencet tombol bel pintunya, seraya mengucap, “Gomen kudasai.”

    Sejenak hening, namun kemudian terdengar sahutan, “Hai. Chotto matte kudasai.”

    Terdengar suara langkah di dalam rumah menuju pintu. Kemudian pintu terbuka. Aku terpana. Di hadapanku berdiri Yumiko dengan hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15 cm di atas lutut. Paha dan betis yang tidak ditutupi kimono itu tampak amat mulus. Padat dan putih. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar dengan aduhainya. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat dia ikat secara sempurna, menyebabkan belahan dada yang montok itu menyembul di belahan baju. Payudara yang membusung itu dibalut oleh kulit yang putih mulus. Lehernya jenjang. Beberapa helai rambut terjuntai di leher putih tersebut. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya. Agaknya dia sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kontholku berdiri melihat kesegaran tubuhnya.

    “A… Bobby-san. Watashi no imoto to omotteta…,” sapanya membuyarkan keterpanaanku. Agaknya aku tadi dikiranya adik perempuannya. Pantas… dia berpakaian seadanya.

    Untuk selanjutnya, percakapanku dengannya kutulis di sini langsung dalam bahasa Indonesia saja agar semua pembaca mengetahuinya, walaupun percakapan yang sebenarnya terjadi dalam bahasa Jepang.

    “Kawamura-san, maaf… saya mau membayar sewa apartemen,” kataku.

    “Hai, dozo… Silakan duduk di dalam, dan tunggu sebentar,” sahutnya.

    Aku berjalan mengikutinya menuju ruang tamu. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Edan! Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kontholku di liatnya gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas payudara montoknya habis-habisan.

    Aku duduk di bantal duduk yang disediakan mengelilingi meja tamu. Sementara dia naik tangga menuju lantai dua. Langkah-langkah betis indah di anak-anak tangga itu tidak pernah lepas dari tatapan liar mataku. Empat menit kemudian dia turun dari lantai dua. Baju yang dikenakan sudah ganti. Sekarang dia mengenakan baju kimono tidur putih yang berbahan licin. Diterpa sorot lampu, kain tersebut mempertontonkan tonjolan buah dada sehingga tampak membusung dengan gagahnya. Dia tidak mengenakan bra di balik kimono tidurnya, sehingga kedua puting payudaranya tampak jelas sekali tercetak di bahan kimononya.

    “Ingin minum apa? Kopi, teh, atau bir?” tanya Yumiko.

    “Teh saja,” jawabku. Selama ini aku memang belum pernah minum bir. Bukan aku antialkohol atau menganggap bahwa bir itu haram, namun hanya alasan takut ketagihan minuman alkohol saja.

    Yumiko kemudian membawa baki berisi poci teh hijau dan sebuah cangkir untukku. Untuk dia sendiri, diambilnya satu cangkir besar dan tiga botol bir dari kulkas. Kemudian aku pun menikmati teh khas Jepang tersebut, sementara dia menikmati bir.

    “Kok sepi? Anak-anak apa sudah tidur?” tanyaku.

    “Mereka sedang main ke rumah adik perempuan saya. Tadi perginya bersama-sama saya. Lalu saya pulang duluan karena harus ke supermarket dulu untuk membeli sayur dan buah. Mungkin sebentar lagi mereka akan tiba, diantar oleh adik perempuan.”

    “Oh… pantas, tadi saya ke sini tidak ada orang. Sepi.”

    “Bobby-san berasal dari mana? Tai? Malaysia? Filipina?”

    “Saya dari Indonesia.”

    “Indonesia…,” Yumiko tampak berpikir, “… dengan Pulau Bali?”

    “A… itu. Bali adalah salah satu pulau dari Indonesia.”

    “O ya? Sungguh pulau yang indah. Saya belum pernah ke sana, namun ingin dapat mengunjungi Bali. Saya mempunyai brosurnya.”

    Yumiko beranjak dari duduknya dan mengambil suatu buku tipis tentang pulau Bali dari rak buku. Pada posisi membelakangiku, aku menatap liar ke tubuhnya. Mataku berusaha menelanjangi tubuhnya dari kain kimono mengkilat yang dia kenakan. Pinggangnya ramping. Pinggulnya besar dan indah. Kemudian betis dan pahanya yang putih mulis tampak licin mengkilap di bawah sorot lampu TL. Betapa harum dan sedapnya bila betis dan paha tersebut diciumi dan dijilati.

    Yumiko kemudian membuka brosur tentang pulau Bali tersebut di atas meja tamu. Dia bertanya-tanya tentang gambar yang ada dalam brosur tersebut sambil kadang-kadang meneguk bir. Kini dari mulutnya yang indah tercium wanginya bau bir setiap kali dia mengeluarkan suara. Kupikir sungguh kuat dia meminum bir. Tiga gelas besar sudah hampir habis diteguknya. Perhatian dia ke foto-foto di brosur dan bir saja. Ngomongnya kadang agak kacau, mungkin karena pengaruh alkohol. Namun bagiku adalah kesempatan menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Dia tidak menyadari bahwa belahan kain kimono di dadanya mempertontonkan keindahan gumpalan payudara yang montok dan putih di kala dia agak merunduk. Edan, ranumnya! Kontholku pun menegang dan terasa hangat. Sebersit kenikmatan terasa di saraf-saraf kontolku.

    Kring… kring… Tiba-tiba telpon berdering.

    Yumiko bangkit dan berjalan menuju pesawat telpon. Pengaruh kebanyakan minum bir mulai terlihat pada dirinya. Jalannya agak sempoyongan.

    “Sialan…,” makiku dalam hati karena dering telpon tersebut memutus keasyikanku melihat kemontokan payudaranya.

    Yumiko terlibat pembicaraan sebentar di pesawat telpon. Kemudian kembali lagi ke bantal duduknya semula dengan jalan yang sempoyongan.

    “Anak-anak tidak mau pulang,” Yumiko menjelaskan isi pembicaraan telponnya. “Malam ini mereka bermalam di rumah adik perempuan saya. Besok mereka diantarnya langsung ke sekolah mereka.”

    Yumiko menuangkan bir ke gelasnya lagi. Sudah gelas yang keempat. Edan juga perempuan Jepang ini. Jalannya sudah sempoyongan namun masih terus menambah bir.

    “Bobby-san sudah menikah?” tanyanya.

    “Belum,” jawabku.

    “Sudah ada pacar?”

    “Sudah. Saat ini masih kuliah di Indonesia.”

    “Syukurlah. Nikmati masa pacaran. Masa pacaran adalah masa yang indah. Bagaimana permainan cinta sang pacar?”

    Kunilai kata-kata Yumiko semakin mengacau. Semakin berada di alam antara sadar dan tidak sadar.

    “Permainan cinta?”

    “Iya… permainan sex.”

    “Saya belum pernah melakukan hubungan sex, termasuk dengan pacar saya. Kebanyakan perempuan di negara saya masih menjaga kegadisan sampai dengan menikah.”

    Yumiko tertawa lirih mendengar kata-kataku. Suara tawanya amat menantang kejantananku. “Di Jepang gadis-gadis sudah melakukan hubungan sex dengan pacar mereka pada usia 17 atau 18 tahun. Kalau belum melakukan hal tersebut, mereka belum merasa menjadi orang dewasa. Mereka akan diejek kawan-kawannya masih sebagai anak ingusan.”

    “O… begitu. Baru tahu saya…”

    “Kalau begitu Bobby-san masih perjaka?”

    “Saya tidak tahu masih disebut perjaka atau tidak. Saya belum pernah melakukan hubungan sex. Namun sejak usia 15 tahun saya suka melakukan masturbasi untuk mengatasi kebutuhan sex saya.”

    Yumiko tertawa lagi. Tawa yang membangkitkan hasrat. Sialan. Aku diejek sebagai anak ingusan oleh pemilik bibir ranum sensual itu. Ingin rasanya kubuktikan kedewasaan dan kejantananku. Ingin rasanya kulumat habis-habisan bibir merekah itu. Ingin rasanya kusedot-sedot payudara aduhai itu dengan penuh kegemasan. Dan ingin rasanya kuremas-remas pantat kenyal Yumiko itu sampai dia menggial-gial keenakan. Agar dia kapok.

    “Kenapa tidak cari pacar yang dapat diajak berhubungan sex sekarang-sekarang ini? Bobby-san ganteng, badan tinggi-tegap dan berpenampilan jantan. Kalau di sini cari pacar, pasti banyak perempuan Jepang yang mau. Sayang kalau energi pada usia muda tidak dinikmati.” Omongan Yumiko semakin ngelantur. Pasti karena kebanyakan minum bir. “Sebab kalau Bobby-san berumur tua sedikit, energi akan berkurang. Atau bahkan loyo seperti suami saya. Baru main empat atau lima menit sudah jebol pertahanannya. Dan langsung mendengkur, tidak memperdulikan saya yang baru setengah jalan… Dasar laki-laki payah.”

    Nah, benar terkaanku. Dia mulai tidak sadar. Bicaranya tambah mengacau. Kebiasaan orang Jepang, kalau mulaihilang kesadarannya karena kebanyakan minum bir, apa yang dia pendam dalam hati akan dia keluarkan satu per satu.

    Ibu Pemilik Apartemen Di Jepang Yumiko Kawamura Bangkitkan Hasrat Seksku Part 1

    Yumiko menenggak bir lagi. Habislah gelas yang keempat. Dan dia mengisinya kembali sampai penuh. Padahal matanya sudah merah dan kelihatan mengantuk. Namun dalam kondisi demikian kulihat keayuan aslinya. Mata mungil yang setengah tertutup kelopak mata itu tampak sangat bagus. Terus terang aku menyukai perempuan bermata sipit, contohnya perempuan Jepang, Cina, atau Korea. Bibir Yumiko yang sensual dan berwarna merah muda tanpa polesan lipstik itu mengeluarkan keluhan-keluhan tentang keloyoan suaminya dalam masalah sex. Namun biarlah dia mengoceh, bagiku yang terpenting adalah menatap bibir merekah itu tanpa rasa risih karena yakin si empunya dalam keadaan tidak tersadar. Wuih… enak sekali kalau bibir ranum tersebut dilumat-lumat.

    “A… Bobby-san. Gomen… sampai lupa ke masalah utama. Sebentar, saya ambilkan kuitansi untuk pembayaran apartemen… ”

    Yumiko Kawamura menenggak bir lagi.

    “Kawamura-san. Daijobu desu ka?” aku mengkhawatirkan kesadarannya karena dia sudah kebanyakan minum bir.

    “Daijobu desu. Saya sudah terbiasa minum bir banyak-banyak. Semakin banyak minum bir dunia terasa semakin indah.”

    Yumiko beranjak dari duduknya. Dia mencoba berdiri, namun sempoyongan terjatuh. Aku bersiap-siap menolongnya, namun dia berkata, “Mo ii desho. Daijobu…”

    Yumiko berusaha berjalan menuju rak buku. Namun baru menapak dua langkah… Gedebrug! Dia terjatuh seperti yang kukhawatirkan. Untung tangannya masih sempat sedikit menjaga badannya sehingga dia tidak terbanting di lantai kayu. Walaupun lantai kayu tersebut ditutup karpet, namun akan cukup sakit juga bila badan sampai jatuh terbanting di atasnya. Namun tak ayal, betis kanan Yumiko masih membentur rak kayu.

    “Ak… ittai…,” dia berteriak kesakitan.

    Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong dia ke atas karpet bulu yang tebal. Kuletakkan kepalanya di atas bantal duduk. Dalam waktu seperti itu, tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya. Kimono atasnya terbuka lebih lebar sehingga mataku yang berada hanyasekitar 10 cm dari payudaranya melihat dengan leluasa kemontokan gumpalan daging kenyal di dadanya. Alangkah merangsangnya. Nafsuku pun naik. Kontholku semakin tegang. Dan ketika aku menarik tangan dari pinggulnya, tanganku tanpa sengaja mengusap pahanya yang tersingkap. Paha itu hangat, licin, dan mulus.

    “Ittai…,” sambil masih pada posisi tiduran tangannya berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Namun pengaruh banyaknya bir yang sudah dia minum membuatnya tak mampu meliukkan badannya dalam menggapai betis. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis yang putih indah itu.

    Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya meminta permisi, “Sumimasen…” Kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut.

    “Ak… ittai…,” Yumiko meringis kesakitan. Namun kemudian dia bilang, “So-so-so-so-so… Betul bagian situ yang sakit. Ah… enak… Ah… ah… terus… terus…”

    Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Yumiko, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur, dengan bau harum bir terpancar dari udara pernafasannya. Dia sudah tertidur. Kantuk akibat kebanyakan minum alkohol sudah tidak mampu dia tahan lagi. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali.

    Aku pun bingung. Apa yang harus aku lakukan? Kuambil uang sewa apartemen dari saku kemeja dan kuletakkan di atas meja tamu di samping cangkir tehku. Terus bagaimana dengan kuitansi pembayarannya?

    Kupandangi Yumiko yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajah dia. Lehernya jenjang. Daging montok di dadanya bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya, seolah menantang kejantananku. Dan dada tersebut tidak dilindungi bra sehingga putingnya menyembul dengan gagahnya dari balik kain kimononya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar dengan indahnya. Kain kimono yang mengkilap tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga celana dalamnya yang kecil. Sungguh kontras, celana dalam minim membungkus pinggul yang maksimum. Celana dalam yang di antara dua pahanya terlihat membelah. Pasti di situ letak lobang memeknya.

    Terbayang dengan apa yang ada di balik celana dalamnya, kontholku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih mulusnya dipertontonkan dengan jelas oleh kimono bagian bawah yang tersingkap. Dan paha tersebut tersambung dengan betis yang indah.

    Edan! Melihat lekuk-liku tubuh aduhai yang tertidur itu nafsuku naik. Terbangunkah dia bila kutiduri? Beranikah aku? Teman-teman Jepangku yang tertidur karena kebanyakan minum bir biasanya akan pulas sampai sekitar satu atau dua jam. Apakah Yumiko juga begitu? Akankah dia terbangun bila tubuhnya kugeluti tanpa memasukkan konthol ke liang memeknya?

    Hasratku semakin memuncak. Kuelus betis indah Yumiko. Kemudian sedikit kuremas itu untuk memastikan bahwa dia cukup pulas. Ternyata dia tidak terbangun. Keberanianku bertambah. Kusingkapkan bagian bawah kimononya sampai sebatas perut. Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Paha yang menantang kejantananku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari celana dalamnya yang minim. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih.

    Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Yumiko. Dia tidak terbangun. Kueluskan perlahan ibu jariku di bagian celana yang mempertontonkan belahan bibir memeknya. Tiba-tiba jari-jari tangannya bergerak seperti tersentak. Aku kaget. Segera kuhentikan aksiku karena khawatir bila Yumiko terbangun. Namun dia tetap tertidur dengan nafas yang teratur.

    Keberanianku muncul kembali. Kini kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Namun si empunya tetap tertidur. Bau harum yang terpancar dari pahanya membimbing hasrat kejantananku untuk meneruskan pendakian.

    Dia sedang tertidur pulas! Dia sedang tidak tersadar! Dia sedang di bawah pengaruh alkohol! Kenapa aku harus takut?

    Aku berjalan ke pintu dan menguncinya dari dalam, untuk berjaga-jaga kalau ada orang dari luar mau masuk. Kemudian aku melepas celana dalamku. Celana dalam kulipat dan kumasukkan ke dalam kantong celana pendek yang kupakai. Celana pendek yang kukenakan adalah longgar dan terbuat dari bahan yang tipis dan lemas, sehingga tanpa lindungan celana dalam kontolku dapat bergerak bebas di salah satu lobang kakinya yang memang lebar.

    Kemudian kuhampiri Yumiko yang tertidur pulas. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis mulus yang berbau harum tersebut. Setelah beberapa saat kukeluarkan konthol dari lobang kanan celana pendekku. Kontholku sudah begitu tegang. Kutempelkan kepala kontholku di paha mulus tersebut. Rasa hangat mengalir dari paha Yumiko ke kepala kontholku. Kemudian kugesek-gesekkan kepala konthol di sepanjang pahanya. Rasa geli, hangat, dan nikmat menyelimuti sel-sel kontholku. Kontholku terus kugesek-gesekkan di paha sambil agak kutekan. Semakin terasa nikmat. Konthol semakin tegang. Nafsu seks-ku semakin tinggi.

    Aku semakin nekad. Kulepaskan ikatan baju kimono tidur Yumiko, dan kusingkapkan baju itu ke kiri dan kanan. Tergoleklah tubuh mulus Yumiko tanpa helaian kimono menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. Payudara yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar dengan bagusnya. Payudaranya menggunung putih, putingnya berdiri tegak berwarna pink kecoklat-coklatan, dan dikelilingi oleh warna coklat kulit payudara di sekitarnya sampai dengan diameter sekitar dua setengah centimeter.

    Perlahan-lahan kucium payudara montok Yumiko. Hidungku mengendus-endus kedua payudara yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku. Kemudian puting payudara kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika puting itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. Aku pun terperanjat. Namun dia tetap tertidur. Kini kusedot-sedot puting payudaranya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini puting dan payudara sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku. Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Yang penting perlahan-lahan tanpa irama yang menyentak, agar dia tidak terbangun. Namun walaupun tetap tertidur, mimik wajah Yumiko tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan.

    Kedua payudara harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama. Kontholku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli payudara dengan bibir, lidah, dan wajahku, aku terus menggesek-gesekkan konthol di kulit pahanya yang halus dan licin. Rasa nikmat dan hanya merembes dari kontholku ke sel-sel otak di kepalaku. Dan mulut kecil di kepala kontholku ikut-ikutan mencari rasa geli dan nikmat lewat kecupan-kecupan kecilnya nya di permukaan mulus kulit paha Yumiko.

    Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Yumiko. Kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan payudara dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian. Keharuman yang terpancar dari badannya kuhirup dengan rakusnya, dengan habis-habisan, seolah tidak rela bila ada bagian kulit tubuh yang terlewatkan barang satu milimeter pun.

    Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Yumiko. Sementara gesekan-gesekan kepala kontholku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. Kemudian wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke celana dalam tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan celana dalam. Kemudian ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari celana dalamnya. Lalu kuendus dan kujilat celana dalam pink itu di bagian yang tidak mampu menyembunyikan lekuk belahan bibir memeknya. Kuhirup kuat-kuat bau khas yang terpancar dari balik celana dalam yang membuat nafsuku semakin meronta-ronta.

    Setelah cukup puas, aku mengakhiri kecupan dan jilatanku di celana dalam sekitar memeknya tersebut.

    Aku bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuh mulus yang begitu menggairahkan tersebut. Kontholku yang tegang kemudian kutempelkan di kulit payudara Yumiko. Kepala konthol kugesek-gesekkan di kehalusan kulit payudara yang menggembung montok itu. Kembali rasa geli, hangat, dan nikmat mengalir di syaraf-syaraf kontholku. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala konthol terus kugesekkan di gumpalan daging payudaranya, kiri dan kanan. Rasa nikmat semakin menjalar. Aku ingin berlama-lama merasakannya.

    Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu, nafsuku yang semakin tinggi mengalahkan rasa takut. Kulepas celana pendekku. Tampak kontholku yang besar dan panjang berdiri dengan gagahnya. Kuraih kedua belah gumpalan payudara mulus Yumiko yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Yumiko dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kontholku kemudian kujepit dengan kedua gumpalan payudaranya. Kini rasa hangat payudara Yumiko terasa mengalir ke seluruh batang kontholku.

    Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kontholku di cekikan kedua payudara Yumiko. Kekenyalan daging payudara tersebut serasa memijit-mijit batang kontholku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kontholku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontholku tersembunyi di jepitan payudaranya. Lama-lama gerak maju-mundur kontholku bertambah cepat, dan kedua payudara montoknya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan daging kenyal di batang kontholku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan payudara indah.

    Bibir Yumiko pun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…” Mungkin walaupun tetap dalam keadaan tertidur pulas, dia merasa geli dan ngilu-ngilu enak di kedua gumpalan payudaranya yang kutekan-tekan dengan telapak tanganku dan kukocok dengan kontholku.

    Bibir mungil di kepala kontholku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan payudara Yumiko. Oleh gerakan maju-mundur kontholku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua payudaranya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kontholku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontholku di dalam jepitan payudaranya. Dengan adanya sedikit cairan dari kontholku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kontholku dengan kulit payudara indahnya.

    “Hih… hhh… edan… edan… Luar biasa enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi.

    Sementara nafas Yumiko dalam tidurnya menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya yang sensual, yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…”

    Desahan-desahan Yumiko baik yang lewat hidung maupun lewat bibir semakin menuntun nafsuku untuk menaiki suatu perjalanan pendakian yang indah. Gesekan-gesekan maju-mundurnya kontholku di jepitan gumpalan payudaranya semakin cepat. Kontholku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kontholku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa.

    “Sugoi… edan… oh… hhh…,” erangan-erangan keenakan keluar tanpa kendali dari mulutku. “Sugoi… sugoi… Enak sekali, Yumiko… Heh… rasa cewek Jepang luar biasa… Hhh… enaknya payudara Jepang… hhh… enaknya gesekan kulit mulus Jepang… ah… Enaknya… mulusnya… hangatnya… enak sekali payudara Jepang…”

    Aku menggerakkan maju-mundur kontholku di jepitan payudara Yumiko dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari konthol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Yumiko Kawamura. Walupun tertidur, namun alis matanya yang bagus bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibir sensualnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di buah dadanya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan payudaranya itu.

    Payudara sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing konthol dan menggesek-gesekkan kepala konthol dengan gerakan memutar di kulit payudaranya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas payudara kiri Yumiko, kontholku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kontholku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya. Rasa hangat, nikmat, dan bercampur geli menggelitiki kepala kontholku.

    Keberanianku semakin tinggi. Sekarang kedua tanganku mencopot celana dalam minimnya. Pinggul yang melebar indah itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup celana dalam tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang kemaluannya. Kedua paha mulus Yumiko kemudian kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan alat kemaluannya. Bibir memek Yumiko nampak berwarna coklat tua bersemu pink.

    Aku pun mengambil posisi agar kontholku dapat mencapai alat kemaluan Yumiko dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang konthol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Yumiko. Rasa geli menggelitik kepala kontholku. Kemudian kepala kontholku bergerak menyusuri jembut menuju ke memeknya. Kugesek-gesekkan kepala konthol ke sekeliling bibir memeknya. Terasa geli dan nikmat. Kemudian kepala konthol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang kemaluan itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kontholku sambil terus memasuki lobang memek. Kini seluruh kepala kontholku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut memek Yumiko. Jepitan mulut memek itu terasa hangat dan enak sekali. Sementara getaran perlahan dengan amplituda kecil tanganku pada batang konthol membuat kepala kontholku merasa geli dan nikmat dalam sentuhan-sentuhannya dengan dinding lobang memek.

    Kembali dari mulut Yumiko keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi.

    Kontholku semakin tegang. Sementara dinding mulut memek Yumiko terasa semakin basah. Perlahan-lahan kontholku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Tusukan kuhentikan untuk memastikan bahwa Yumiko tidak terbangun. Setelah yakin dia tidak terbangun, kembali secara perlahan kumasukkan kontholku ke dalam memek. Terbenam sudah seluruh batang kontholku di dalam memek Yumiko. Sekujur batang konthol sekarang dijepit oleh daging hangat yang basah di dalam memek Yumiko dengan sangat enaknya.

    Sesaat aku diam. Kulihat ekspresi wajah Yumiko kembali mengendur. Artinya dia tidak terbangun. Kemudian secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kontholku ke dalam memeknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam memek hanya kepala konthol saja. Sewaktu masuk seluruh konthol terbenam di dalam memek sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kontholku. Aku menyukai rasa nikmat ini. Aku terus memasuk-keluarkan kontholku ke lobang memeknya. Namun semua gerakanku kujaga tidak menghentak-hentak agar Yumiko tidak terbangun. Dalam keadaan tetap tertidur alis matanya terangkat naik setiap kali kontholku menusuk masuk memeknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya terkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh… sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…”

    Aku terus mempertahankan kenikmatan yang mengalir lewat batang kontholku dengan mengocok perlahan-lahan memek perempuan Jepang tersebut. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Lama-lama aku membutuhkan kocokan yang agak menghentak-hentak agar dapat mengakhiri perjalanan pendakian tersebut. Namun bila kocokan itu kulakukan ke memek Yumiko bisa-bisa dia terbangun. Jadi kocokan yang menghentak-hentak pada konthol harus kulakukan di luar memeknya.

    batang konthol itu kulakukan. Aku kembali memasukkan seluruh kontholku ke dalam memeknya. Kembali kukocok secara perlahan memeknya. Kunikmati kehangatan daging dalam memeknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot memek pada kontholku.

    Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kontholku dari memek Yumiko. Namun kini tidak seluruhnya, kepala konthol masih kubiarkan tertanam dalam mulut memeknya. Sementara batang konthol kukocok denganjari-jari tangan kananku dengan cepatnya. Walaupin sudah berhati-hati, namun kepala konthol itu menggelitiki dinding memek dengan amplituda kecil tetapi berfrekuensi tinggi akibat kocokan tanganku di batangnya. Hal tersebut menyebabkan rasa enak tak terperi. Geli, hangat, dan nikmat.

    Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Yumiko. Terbukti walaupun dalam keadaan tidur, dia mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kontholku pada dinding mulut memeknya, “Sssh… sssh… zzz… ah… ah… hhh…”

    Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kontholku ke dalam memek Yumiko. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada memeknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kontholku pada memeknya, namun tetap kujaga agar jangan menyentak-sentak. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kontholku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Subarashii… subarashii… sugoi… sugoi… edan… enaknya… Edan, hangatnya memek Jepang… Edan jepitan memeknya… Yumiko… memekmu luar biasa… Edan… nikmatnya…”

    Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. Kemudian rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kontholku. Berarti beberapa saat lagi aku akan mengalami orgasme. Ke mana harus kusemprotkan? Yang jelas jangan di dalam memeknya. Dapat diketahui Yumiko nantinya. Apalagi kalau Yumiko sampai hamil dan terlahir anak Indonesia.

    Kucopot kontholku dari memek Yumiko. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kontholku mudah mencapai payudaranya. Kembali kuraih kedua belah payudara montok itu untuk menjepit kontholku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontholku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. Kemudian kontholku kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan buah dada aduhai itu. Cairan dinding memek Yumiko yang membasahi kontholku kini merupakan pelumas yang pas dalam memberi keenakan luar biasa pada gesekan-gesekan kontholku dan kulit buah dada yang mulus itu.

    “Edan… Yumiko. Edan… luar biasa… Enak sekali… Payudaramu kenyal sekali… Payudaramu indah sekali… Payadaramu montok sekali… Payudaramu mulus sekali… Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya… Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih keenakan.

    Sementara di dalam tidurnya Yumiko mendesis-desis keenakan, “Sssh… sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah.

    Aku mempercepat maju-mundurnya kontholku. Aku memperkuat tekananku pada payudaranya agar kontholku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kontholku. Rasa hangat menyusup di seluruh kontholku. Karena basah oleh cairan memek, kepala kontholku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan buah dada Yumiko. Leher konthol yang berwarna coklat tua dan helm konthol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan payudaranya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kontholku semakin menjadi-jadi.

    Semakin kupercepat kocokan kontholku pada payudara Yumiko. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kontholku di payudara montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kontholku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan konthol di kempitan payudara indah Yumiko dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku.

    “Yumiko…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak.

    Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kontholku saat menyemburkan cairan sperma.

    Crot! Crot! Crot! Crot!

    Spermaku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang bagus Yumiko. Sperma tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang sperma yang banyak sekali itu mengalir turun ke arah leher Yumiko yang putih dan jenjang.

    Sperma yang tersisa di dalam kontholku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal batang leher mulus Yumiko, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan payudaranya.

    Sejenak aku terdiam. Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan pada penghujung pendakianku ini.

    “Sugoi… luar biasa… Yumiko, nikmat sekali tubuhmu…,” aku bergumam lirih. Baru kali ini aku mengalami kenikmatan sex yang indah luar biasa. Diri bagai terlempar ke langit ketujuh. Jauh lebih indah daripada masturbasi dengan menghadapi gambar artis sexy yang bugil.

    Setelah nafsuku menurun, kontholku pun mengecil. Kulepaskan payudara Yumiko dari raupan telapak tanganku. Kontholku sekarang tergeletak di atas belahan payudaranya. Suatu komposisi warna yang kontras pun terlihat, batang kontholku berwarna coklat dengan kepala konthol berhelm pink, sedang kulit payudara montok Yumiko adalah putih mulus. Masih tidak puas aku memandangi payudara indah yang terhampar di depan mataku tersebut. Kemudian mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke memeknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Kubayangkan betapa enaknya bila bermain sex dalam kesadaran penuh dengan Yumiko. Aku dapat menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya yang benar-benar menantang kejantanan. Aku dapat mengocok memeknya dengan kontholku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan spermaku di dalam memeknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya di saat orgasmeku.

    “Engh…” Tiba-tiba Yumiko menggeliatkan badannya.

    Aku terkejut dan tersadar. Cepat-cepat aku meraih celana pendekku dan berlindung di belakang meja tamu. Sebentar menunggu reaksi, namun Yumiko tertidur kembali dengan nafas yang teratur. Aku segera mengelap konthol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. Sementara kubiarkan celana dalamku tetap di dalam saku celana pendek agar aku kontholku segera tertutup kembali.

    Kemudian beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap spermaku yang berleleran di rahang, leher, dan buah dada Yumiko. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan spermaku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya.

    “Ah, nggak apa-apalah. Masak dia tahu. Dia kan hilang kesadarannya. Mungkin juga dia baru terbangun besok pagi,” demikian pikirku.

    Celana dalam pink kupakaikan kembali ke pinggul Yumiko. Dan… edan! Kontholku mulai berdiri lagi melihat kemolekan tubuh Yumiko. Namun aku tidak boleh melakukannya lagi. Salah-salah dia terbangun. Cukup sudah sekali aku menikmati tubuhnya di saat dia tertidur pulas oleh pengaruh alkohol sehingga berlangsung aman. Daripada aku menanggung resiko lagi.

    Kurapihkan kembali baju kimono tidurnya. Tissue-tissue bekas pengelap konthol dan sperma di tubuh Yumiko kukumpulkan menjadi satu. Akan kusimpan sebagai kenang-kenangan bahwa aku sudah berhasil menggeluti tubuh perempuan Jepang yang molek walaupun dia dalam keadaan tertidur. Akhirnya aku memutuskan kembali ke apartemenku sendiri, meninggalkan Yumiko yang tertidur pulas di atas karpet di samping meja tamu. Sempat kulirik jam dinding di ruang tamu Yumiko, jarum jam menunjukkan pukul sembilan kurang seperempat. Kututup pintu rumah Yumiko sambil bergumam lirih, “Terimakasih atas servis kenikmatannya, Yumiko-san.”

  • Keperkasaanku VS Gairah Nafsu Tante Maya

    Keperkasaanku VS Gairah Nafsu Tante Maya


    1572 views


    Perawanku – ini berawal dari perkenalanku dengan seorang ibu rumah tangga, yang entah bagaimana ceitanya ibu rumah tangga tersebut mengetahui nomor HPku.

    Siang itu saat aku sedang menikmati masa istirahatku di kantin, tiba-tiba HPku berbunyi.

    “Hallo, selamat siang Dandy” suara perempuan yang manja terdengar.“Hallo juga, siapa ya ini?” tanyaku serius.“Namaku Maya” kata perempuan tersebut mengenalkan diri.“Maaf, Mbak Maya tahu nomor HP saya darimana?” tanyaku menyelidik.“Oya, aku temannya Via dan dari dia aku dapat nomor kamu” jelasnya.“Ooo, Mbak Via” kataku datar.Aku mengingat kembali kisahku sebelumnya yang berjudul Kisah bersama Ibu Muda. Via seorang sekretaris yang juga ikut ‘mewarnai’ kehidupan sex aku.“Gimana khabar Mbak Via?” tanyaku.“Baik, dia titip salam kangen sama kamu” jelas Maya.Sekitar 5 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang yang sudah kenal lama. Suara Maya yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana bentuk fisik dari wanita tersbut.

    Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Maya membuyarkan lamunanku.“Hallo.. Dandy, kamu masih disitu?” tanya Maya.“Iya.. iya Mbak..” kataku gugup.“Hayo mikir siapa, lagi mikirin Via ya?” tanyanya menggodaku.“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Maya tuh” celetukku.“Masa sih.. Jadi GR nih” dengan suara yang menggoda.“Dandy, boleh kan kalau aku mau ketemu kamu?” tanya Maya.“Boleh aja Mbak.. Dengan senang hati” jawabku semangat.“Oke deh, kita mau ketemuan dimana?” tanyanya semangat.“Terserah Mbak deh, Dandy ngikut aja” jawabku pasrah.“Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di excelso di Tunjungan Plasa” katanya.“Oke, sampai nanti Dandy.. Aku tunggu jan 18.00″ sambil berkata demikian, HP nya langsung off.Waktu menunjukkan pukul 16.30, tiba saatnya aku pulang kantor dan segera meluncur ke Tunjungan Plaza. Sebelumnya aku prepare di kantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, memang setiap hari aku membawa karena memang aku sering olahraga setelah jam kantor.

    Tiba di TP, aku segera memarkir mobil starletku yang butut di lantai 3. Jam ditanganku menunjukkan pukul 18 kurang seperempat. Aku segera menuju ke excellso seperti yang dikatakan Maya.

    Aku segera mengambil tempat duduk disisi pagar kaca, sehingga aku bisa melihat orang hilir mudik di area pertokoan terbesar di Surabaya ini. Saat mataku melihat situasi di sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengah baya yang duduk sendirian. Menurut tebakan aku, wanita ini berumur sekitar 35 tahun ke atas. Wajahnya yang lumayan putih, membuat aku tertegun. Mataku yang mulai nakal, berusaha menjelajahi pemandangan yang sangat menggiurkan di depanku. Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih di balik rok mininya, membuat semakin aku gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya aku jika orang tersebut adalah Maya yang menghubungi aku siang tadi.

    Disaat aku membayangkan sosok di depan mataku, tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdegup kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku.“Maaf, kamu Dandy ya?” tanyanya sambil menatapku.“Iy.. iyaa.. Kamu Maya?” tanyaku balik sambil berdiri.Jarinya yang lentik menyentuh tanganku untuk bersalaman dan darahku terasa mendesir ketika tangannya yang halus meremas tanganku dengan halus.“Silahkan duduk May” kataku sambil menarik satu bangku di depanku.“Terima kasih” kata Maya sambil tersenyum.“Dari tadi anda duduk disitu kok tidak langsung kesini?” tanyaku.“Aku tadi sempat ragu, apakah kamu memang Dandy” jelasnya.“Aku tadi juga berpikir, apakah wanita yang cakep ini kamu?” kataku sambil senyum.Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling canda, saling menggoda dan sesekali bicara yang ‘nyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah sempurna saja wajahnya yang semakin matan.


    Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Maya adalah seorang wanita yang sedang tugas di Surabaya. Maya adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 3 hari dinas di Surabaya.

    “May, kamu kenal Via dimana?” tanyaku mnyelidik.“Via adalah teman chattingku di YM, aku dan via sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga untuk kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun.” mulut mungil Maya menjelaskan dengan penuh semangat.“OOo, begitu..” kataku sambil manggut-manggut.“Ini adalah hari pertamaku di Surabaya dan aku berencana menginap 3 hari, sampai urusan kantorku selesai” jelasnya tanpa aku tanya.“Sebenarny tadi Via juga mau dateng tetapi karena ada acara keluarga, mungkin besok baru bisa dateng” jelasnya kembali.“Memang Mbak Maya nginap dimana?” tanyaku.

    “Kebetulan sama perwakilan kantor disini, di bookingin di Hotel E..” jelasnya.“Mmm, emang Mbak sama sapa sih?” tanyaku menyelidik.“Ya sendirilah, Dandy.. Makanya saat itu aku tanya Via” kata Maya.“Tanya apa?” tanyaku mengejar.“Apakah punya teman yang bisa temanin aku selama di Surabaya” kata Maya.“Dan dari situlah aku tahu nomor HP kamu” lanjutnya.Tanpa terasa jam tanganku menunjukkan pukul 21.15 wib, dan aku liat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mau tutup.“Dan.. Kamu mau anter aku balik ke hotel?” tanya Maya.“Boleh, masa iya aku tega biarin Mbak Maya sendirian balik ke hotel” kataku.Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera meluncur ke Hotel E.. Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Tunjungan Plasa.Aku dan Maya bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 3, dan sesampainya di kamar nomor 306, Maya menawarkan aku untuk masuk sejenak. Bau parfum yang menggugah syaraf kelaki-lakianku serasa berontak ketika aku berjalan di belakangnya.“Silahkan duduk Dan, aku mau mandi dulu” kata Maya sambil melempar tas kecilnya, diatas ranjang. Mataku menyelidik, apakah benar Maya sendirian dalam kamar. Dan memang benar kelihatannya dia sendirian. Aku lihat kopor kecilnya yang masih rapi, nampak hanya beberapa helai gaun yang berada di atas ranjang. Saat mataku masih asyik menjelajahi ruangan kamar Maya, tiba-tiba sesosok tubuh yang jenjang dengan hanya mengenakan sehelai handuk yang menutupi tubuhnya yang molek.

    “Dandy, aku minta tolong nih buangan airnya di bathup nggak bisa dibuang” kata Maya sambil tetap berdiri di muka pintu kamar mandi.

    Aku segera bangkit dari dudukku dan berjalan menuju kamar mandi. Ketika aku melewati tubuh Maya, mataku yang nakal sedikit mencuri pandang di belahan dada Maya yang terkesan menyembul keluar karena terhimpit ketatnya handuk yang menutupi tubuhnya. Aroma sabun lux kuning merasuk menusuk hidungku, aku segera menuju bathup yang dimaksud oleh Maya.Aku menggunakan tangkai sendok untuk mencungkil karet penutup bathup yang memang rapat sekali.

    Aku berusaha membuka secepatnya karena pikiran kotor mulai menjejali otakku. Dan akhirnya”sswaasshh..” suara air langsung keluar ketika karet penutupnya sudah terlepas.“Oke May.. Sudah terbuka nih, silahkan lanjutin mandinya” kataku sambil masih membelakangi tubuh Maya yang sedang berdiri di belakangku. Ketika aku membalikkan badanku, betapa kagetnya aku dengan pemandangan di depan mataku. Tubuh Maya tidak dibalut lagi oleh handuk putih yang melekat di tubuhnya tadi.“Ma-Maaff.. Aku mau keluar May” kataku gugup.Maya tidak menjawab dan bahkan tidak memberiku jalan. Wanita itu langsung berhamburan memeluk tubuhku, dan merangkul leherku dengan erat.“Dan, Via sudah ceritakan kehebatan permainan sex kamu” aroma bau mulutnya yang segar, membuat jantungku semakin berdetak kencang.“Mmm, anu Mbak.. Mungkin Via terlalu berlebihan” kataku.

    “Berikan aku kenikmatan itu Dan..” sambil berkata demikian, bibir mungil Maya langsung mendarat di bibirku. Lidahnya yang liar serasa menggeliat mencari lidahku.

    Lidahku yang sudah mulai terpancing birahi, langsung menyambut keliaran lidah Maya. Tanganku yang tadi hanya berdiam diri, sekarang aku beranikan memeluk tubuhnya yang sexy bagaikan Britney Spears. Aku merasakan dadanya yang montok mendesak dadaku yang bidang. Sesekali tanganku mulai semakin berani menjelajahi pinggul Maya, pantatnya yang masih terlihat kencang walaupun sudah menginjak 35 tahun. Aku meremas pantatnya berkali-kali sehingga hal itu membuat nafsu Maya semakin naik.Bibirku yang sudah mulai murka dan terbawa birahiku yang mulai merangkak ke kepalaku. Lehernya yang jenjang menjadi sasaran empuk bibirku yang mulai menari-nari di atasnya.“Ooohh.. Dandy.. Geelli..” desah Maya.Serangan bibirku semakin menjadi di leher Maya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhkan sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buat bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku semakin terbawa dalam aliran birahi yang meledak-ledak, bibir Maya yang mulai terasuki nafsu birahinya sendiri mulai ganas melahap bibriku.Jari jemarinya yang lentik, sepertinya terlatih untuk membuka semua kancing yang menempel di hem yang aku kenakan.Disaat aku mulai telanjang dada, bibirnya mulai menjalar ke arah leherku dan sesaat kemudian bibirnya sudah mendarat pada dadaku. Jilatan lidahnya yang semakin liar, sepertinya tidak ingin menyisakan sedikitpun dada bidangku.Darahku mendesir hebat hingga membuat aku terangsang hebat, ketika lidahnya menari di puntingku. Daerah yang paling sensitif di tubuhku, yang bisa menggugah nafsu birahiku secara sepontan.“Ohh.. May.. Aaakh” aku merintih sambil menekan tengkuknya ke dada bidangku.


    Maya benar-benar sudah di kuasai oleh birahi yang tinggi, dan tanpa aku sadari ketika aku sudah merasakan kaki sudah dingin. Ternyata Maya sudah melepas jeans yang aku pakai sebelumnya, sehingga sekarang aku hanya menganakan celana dalam saja.Lidahnya semakin lama semakin ke bawah dan sampailah lidahnya memainkan pusarku. Tangannya meremas kedua pantatku sehingga aku benar-benar terangsang hebat.Dengan gaya yang sudah fasih, giginya berusaha menarik celana dalamku dari depan. Kedua tanganya dengan mudah menarik CD ku dari belakang.“Gila.. Pantes Via puas, habis penismu gede seperti ini” kata Maya memuji.Adik kecilku yang tadi sudah ingin melepaskan diri dari belenggu CD yang membatasinya akhirnya bisa lepas. Aku melihat kebawah dan melihat Maya yang sedang tertegun dengan besarnya penisku. Penisku berdiri tegak sekali dan sesaat kemudian.“Mmm.. Srup.. Srupp” mulut Maya yang mungil mulai mengulum batang penisku.“Aakhh.. May.. Nikmmaat.. Sekkalii” rintihku.Tanganku menekan dalam-dalam kepala belakang Maya, utnuk memudahkan bergerak maju mundur dan ketika penisku benar-benar terlean dalam mulut Maya, kenikmatan yang luar biasa aku rasakan ketika ujung penisku menthok pada dasar mulut Maya.“Sss.. Maayy.. Uhh” aku mendesah kenikamatan.Maya tidak mempedulikan desahan, rintihan dan eranganku, wanita itu denagn buasnya mengulum, menjilat, mengocok dan mengoral batang kemaluanku.Sampai aku tidak kuat berdiri.

    Setelah Maya puas dengan aksinya, Maya bangkit dari posisi pertama yang sebelumnya jongkok di bawah selangkangan aku. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan untuk mendorong tubuhnya sehinga tubuh Maya terduduk di kloset. Aku langsung jongkok dan membuka kedua pahanya yang putih. Lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, membuat tubuhku berdesir hebat. Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan ke permukaan bibir vagina.Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tubuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.“Sss.. Dandyy.. Nikmaat sekali.. Ughh” rintih Maya.Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku di ujung clitorisnya. Gerak tubuh Maya yang terkadang berputa-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin berani menghujam lebih dalam ke lubang vaginanya.“Daanndy..

    Gilaa banget lidah kamu..” rintih Maya.“Terus.. Sayang.. Jangan lepaskan..” pintanya.Lidahku bergerak keluar masuk dalam lubang vaginanya, sesekali aku memancing clitorisnya untuk segera keluar dari persembunyiiannya.Paha Maya dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilat, mengulum, dan sesekali menghisap dalam-dalam clitorisnya. Aku perhatikan Maya merem melek menikmati nakalnya lidahku dan sesekali aku perhatikanl, wanita tersebut mengigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat yang bergejolak di hatinya.“OOhh.. Dandy, aku nggak tahan.. Ugh..” rintihnya.Semakin Maya merintih, mendesah dan mengerang, semakin membuat nafsuku bergejolak. Sampai aku rasakan beberapa cairan yang terasa asin, dan aku semakin bernafsu untuk menjilatinya.“Danddy.. Danddyy.. Ooogghh..” Maya merintih panjang.Dibarengi dengan tubuhnya yang kejang-kejang, dan terasa pahanya menggapit kepalaku dengan kencang. Jari nya yang lentik meremas rambutkuyang sedikti gondrong.Maya terpejam sejenak menikmati lelehnya cairan yang meluber dari lubang vaginanya, lidahku tiada henti menerima luapan cairan bening yang wangi tersbut. Seakan-akan aku tidak peduli dengan orgasme yang didapat Maya pertama kalinya. Dan ketika aku rasakan cairan tersebut sudah bersih, aku membimbing tubuh Maya yang masih lemas. Aku mendekap tubuh Maya dari belakang, kami berdua menghadap cermin.“Ohh.. Dandy..” Maya mendesah ketika lidahku mulai menyentuh bagian belakang telinganya. Tangannya menggapai leherku, dan tanganku sepontan meraih buah dadanya dari belakang.

    Dengan sentuhan yang sangat halus, pantatnya yang sintal bergerak memutar di gesekan batang kemaluanku yang dari tadi masih tegang. Jari telunjuk kananku bergerak menggesek clitoris Maya yang sduah mulai basah kemabli.“Danddyy..” Maya kembali mendesah.Peralahan aku mengangkat kaki kanan Maya dan aku sandarkan di wastafel kamar mandi. Sehingga Maya hanya berdiri dengan satu kaki saja, batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaan Maya dan sekali hentak.“Bleesst..” kepala penisku mengoyak vagina Maya.“Aowww.. Giillaa.. Besaar sekali Dan.. Punya kamu” Maya merintih.Perlahan aku beregark maju mundur di lubang vagina Maya, sampai akhirnya aku merasakan cairan yang cukup di lubang vagina Maya. Sekali tekan “bless” seluruh batang kemaluanku masuk dalam lubang senggama Maya dan bersama dengan itu, tubuh Maya sedikit terangkat.“Hekk.. Danndyy.. Nikmatt sekalii.. Oooh” Maya merintih kembali.

    Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Maya menggelinjang hebat dan sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa di batang kemaluanku.“Danddy.. Jangan berhenti sayang.. Oogghh” pinta Maya.Nampak jelas di cermin aku lihat wajahnya yang begitu menikmati tusukan batang kemaluanku semakin menjadi. Aku merasakan sekali ujung penisku bergerak masuk sampai di ujung kemaluan Maya.Wanita tersebut menggoyang kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Kedua tanganku meremas kedua bukit kembar Maya dan sesekali membantu pinggul Maya utnuk berputar-putar.“Danddy.. Kamu.. Memang.. Jagoo.. Ooohh” tangan Maya bersandar di cermin sedangkan kepalanya bergerak ke atas kebawah, kesmaping kiri kanan seperti orang yang lagi triping. Beberapa saat kemudian Maya seperti orang kesurupan dan ingin memcau birahinya sekencang mungkin.

    Aku berusaha mempermainkan birahinya, disaat Maya semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyak dinding vagina Maya.“Danddy.. Terus.. Sayangg.. Jangan berhenti..” Maya meminta.Permainanku tersebut benar-benar memancing birahi Maya untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Maya benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergetar hebat.“Danddyy.. Aakuu.. Kelluuarr.. Aaakkhkhh.. Goyang sayang” rintih Maya.Gerakan penisku seperti goyangan anisa bahar yang patah-patah, membuat birahi Maya semakin tak terkendali.“Dann.. Ddy.. Aaammppunn” rintih Maya panjang.Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina Maya.

    Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh batang kemaluanku.“Creek.. Crek.. Crek..” suara penisku masih bergerak keluar masuk di lubang vagina Maya. Aku semakin tidak peduli dengan Maya yang sudah mendapatkan kedua orgasmenya, karena aku sendiri lagi berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Perlahan, aku turunkan kaki kanan Maya yang pada posisi pertama aku naikkan ke atas wastafel.Posisi Maya, sekarang sedikit menungging dengan posisi berdiri. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung aku hujamkan kembali ke lubang vagina Maya.“Ohh.. Dandyy.. kamu.. memang.. ahli..” kata Maya sambil merintih.

    Kedua telapak tanganku mencengkeram pinggul Maya dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.


    “May.. vagina kamu memang asyik banget” pujiku.“Kamu suka minum jamu ya kok masih seret?” tanyaku.Maya hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijat oleh vagina Maya dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku benar-benar bisa diterima Maya karena ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku.

    Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.“May.. Aku mau.. Keluuar..” kataku mendesah.“Aku juga sayang.. Oooh.. Nikmat terus.. Terus..” Maya merintih.“Dandyy.. Keluarin didalam.. Aku ingin rasain semprotan kamu..” pinta Maya.“Iya May.. Ooogh.. Akakhh..” rintihku.Gerakan maju mundur dibelakang tubuh Maya semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.“Danddy.. Aku.. Aku.. Nggaak kkuaat.. Aaakhh” rintih Maya.“Aku juga May.. Oohh.. Maayy” aku merintih.“crut.. Crut.. Crut..” spermaku muncrat membanjiri vagina Maya.Karena begitu banyaknya spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah vagina Maya. Setelah beberapa saat kemudian maya membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.

    “Dandy ternyata Via memang benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa” kata Maya merintih.

    “Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja” kataku merendah.“Kamu luar biasa..” Maya tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.Tanpa terasa kami berdua sudah naik di dalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air di pancuran shower membuat tubuh Maya yang molek seperti bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, aku menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punya Maya. Aku mnggosok-gosokkan sabun ke seluruh tubuh Maya, sesekali jariku yang nakal memilin punting Maya.“Ughh.. Danddy..” Maya merintih dan bergetar saat aku permainkan puntingnya yang memerah.Untuk yang kesekian kalinya, kami berdua berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali Maya seorang wanita yang sedang butuh kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berdua memburu birahinya yang tidak pernah kenyang.

    Sampai akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 wib, dimana aku harus segera balik kerumah karena HP ku berapa kali tadi berbunyi.

  • Cerita Bokep Merengkuh Nikmat Dengan Ibu Temanku

    Cerita Bokep Merengkuh Nikmat Dengan Ibu Temanku


    4474 views

    Perawanku – Namaku Edy Wahyu Aji, usiaku 19 tahun, dan saat ini aku kuliah di sebuah Universitas Swasta terkenal di Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang broken home, orangtuaku bercerai sejak aku masih berumur 7 tahun.

    Saat ini aku tinggal bersama ayahku, ringkas cerita ayahku terlibat masalah di luar negeri. Dan itu memaksa ayahku untuk segera terbang ke luar negeri, lalu akupun disuruh tinggal di rumah temanku yang orangtuanya juga sudah akrab sama ayahku.

    Aku berteman dengan temanku ini dari kecil, sekarang dia kuliah di Malang. Sebulan sekali dia baru pulang. Di rumahnya hanya ada aku, ibu temanku dan satu pembantu cewek yang bodynya lumayan juga.

    Tante Eni nama dari ibu temanku, orangnya sangat seksi dan wajahnya cantik meskipun usianya sudah kepala tiga. Hampir setiap hari aku melakukan coli akibat ga kuat menahan nafsu sex melihat keseksian dan kemolekan tubuh tante Eni.

    Sudah hampir sebulan aku tinggal bersama mereka. Karena aku tak dapat terus-terusan menahan nafsuku yang semakin tinggi, akhirnya timbul pikiran nakalku untuk menyetubuhi tante Eni. Setiap tante Eni mandi, aku selalu mencari celah untuk mengintipnya. Sambil melihat tante Eni mandi, aku pun melakukan coli sampai air maniku berceceran di lantai tempatku mengintip.

    Coli sudah menjadi kebiasaanku saat pagi hari. Terkadang aku tidak sempat membersihkan bekas air maniku karena takut tante Eni keburu keluar duluan dari kamar mandi. Aku tidak tahu apakah dia mengetahui atau tidak saat aku mengintipnya, tapi yang pasti sudah hampir sebulan ini masih aman.

    Pagi itu tante Eni menyiapan sarapan untukku, aku duduk manis di meja makan menunggu sarapan tiba. Mbak Wati pembantu kami sudah berangkat belanja ke pasar. Nexiabet

    Kulihat tante Eni hanya memakai celana pendek yang super ketat , sedangkan bagian atasnya dia hanya memakai tanktop tanpa Bh, sehingga buah dadanya terlihat montok sekali.

    Mungkin bagi dia berpakaian seperti itu sudah menjadi kebiasaan, karena biasanya seisi rumah hanya wanita. Tapi bagiku yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku pun mendesir. Apalagi sarapan yang kumakan kebanyakan menambah libido, sehingga birahiku pun semakin tinggi.

    “Lho…itu celanamu kenapa Edy?” tanyanya.

    Sialnya pada saat itu batang kontolku sedang tegang-tegangnya sampai terlihat dari luar celana. Saking kagetnya ditanya demikian, aku yang sedang memegangi gelas air putih pun tumpah, untung tidak pecah.

    “Minumnya pelan-pelan dong Ed…” katanya sambil mendekatiku dan mengelap tumpahan air di bajuku.

    Karena aku benar-benar sudah tak tahan lagi, Aku segera berdiri dan memeluknya serta menjilati lehernya. Waktu itu otakku sudah tertutup oleh nafsu birahi dan tak perduli apa-apa lagi.

    “Edy hentikan, aku ini ibu temanmu mu..,” hanya itu yang dia katakan, tapi dia tak sedikitpun melawan, malah dia membiarkan aku yang mencoba membuka tanktonya sehingga buah dadanya yang indah terlihat dengan jelas.

    Akupun mulai menggerayangi seluruh tubuhnya, buah dadanya yang besar kuremas dengan penuh nafsu, putingnya kuhisap, kujilat dan kupilin lembut.

    Semua daerah erotis lainnya pun segera kunikmati seperti dadanya, ketiak, sampai akhirnya aku terduduk mengarah persis di celana pendek ketatnya. Kutarik celana itu dan tenyata dia juga tak memakai Cd. Terlihat gundukan memek yang di tumbuhi bulu yang cukup lebat sudah dibanjiri oleh cairan lendir. Langsung saja aku melakuan oral seks di liang memek ibu temanku. Terciumlah bau khas wanita yang sebenarnya kurang sedap, tapi bau itu merupakan bau terindah yang pernah kucium dikarenakan nafsuku sudah memuncak.

    Lidahku menciumi permukaan memeknya, menari-nari di daerah paling sensitifnya, tubuh tante Eni menggeliat hebat seperti kesetrum.

    “Sudah donk Ed, geli nih…” katanya manja,tapi tangannya terus menekan kepalaku sampai tenggelam di selangkangannya.

    Saat lidahku menari-nari di klitorisnya dengan lembut, tidak lama kemudian tubuh tante Eni mengejang dengan hebat diiringi dengan teriakan dan desahan agak keras. Aku tak mempedulikan teriakan itu, dan terus menjilati memeknya yang memuncratkan air mani kental saat dia mencapai orgasme tadi. Kujilati semua cairan yang keluar, meskipun rasanya sedikit aneh.

    Telihat tante Eni sangat lemas, dia melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Tanpa menunggu lama akupun segera berdiri dan lepas semua pakaianku. Tante Eni tersenyum saat melihat batang kontolku yang berdiri tegak dan besar dengan panjang kira-kira 15 cm dan berdiameter 4 cm. Ketika aku mendekat, tante Eni langsung mendorongku hingga aku terduduk di kursi makan.

    Kukira dia menolak dan akan marah padaku, tapi malah sebaliknya, dia segera berlutut mengarah ke batang kontolku. Mulutnya begitu dekat ke kontolku tetapi dia cuma diam dan memandanginya saja. Aku yang sudah tak tahan segera mendorong kepalanya menuju batang kontolku.

    Tante Eni langsung mengulum kontolku dengan penuh nafsu. Hal itu terlihat dari cara dia mengulum kontolku dengan liar dan ganas. Serta tangannya mengocok pangkal kontolku. Kubelai rambutnya dan kurasakan kenikmatan yang luar biasa, tak terkira dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Sampai pada akhirnya aku merasa sudah tidak tahan lagi, seluruh air maniku menyemprot di dalam mulut tante Eni.

    Lantas dia memutahkannya, dia membersihkan sisa-sisa air maniku yang menetes di batang kontolku dengan lidahnya. Melihat batang kontolku yang masih tegang, dia segera naik ke pangkuanku dan membimbing kontolku untuk masuk ke lubang memeknya. Dan tenggelamlah seluruh batang kontolku di memeknya. Gila… rasanya sungguh luar biasa sekali. Meskipun aku sering jajan, tapi kuakui lubang memek dari tante Eni ini sungguh luar biasa dibanding lainnya.

    Dengan semangat tante Eni menggenjot naik turun kontolku sambil memeluk kepalaku sehingga mulutku berada persis di depan belahan buah dadanya. Hal itu kumanfaatkan untuk menikmati buah dadanya yang sangat montok.

    Kira-kira 10 menit tante Eni menggenjot kontolku dan akhirnya dia meraih puncak ke nikmatan untuk yang kedua kalinya. Dia mengerang dan mendesah hebat penuh kenikmatan. Sampai-sampai aku dibuat kewalahan dengan goyangan dan genjotanya yang ganas dan liar itu. Tak lama kemudian muncratlah air maniku untuk yang kedua kalinya.Seluruh air maniku muncrat ke dalam memeknya.

    Setelahnya kami pun lalu berciuman dengan mesra. Kemudian tanpa sepatah kata, dia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan badannya.

    Akupun lantas sadar, kalau aku baru saja menyetubuhi ibu dari temanku sendiri. Dengan rasa bersalah akupun segera berbenah dan berangkat kuliah. Dan setelah kejadian tadi aku menjadi bingung apa yang akan aku lakukan jika bertemu dengan tante Eni lagi. Akankan bersikap biasa atau malah akan menghindar darinya?

  • Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Satu

    Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Satu


    2020 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Satu, Perkenalkan dahulu, namaku Darminto. Aku adalah salah satu dari sekian banyak orang yang menyebut dirinya dengan istilah keren “paranormal” atau yang dilingkungan masyarakat kebanyakan dikenal dengan istilah dukun. Ya, aku adalah orang yang bergelar mbah dukun, meskipun sebenarnya aku sama sekali tidak percaya dengan segala hal begituan.

    Aneh? nggak juga. Semenjak aku kena PHK dari perusahaan sepatu tiga tahun lalu, aku berusaha keras mencari pekerjaan pengganti. Beberapa waktu aku sempat ikut bisnis jual beli mobil bekas, tetapi bangkrut karena ditipu orang. Lalu bisnis tanam cabe, baru sekali panen harga cabe anjlok sehingga aku rugi tidak ketulungan banyaknya. Untung orang tuaku termasuk orang kaya di kampung, jadi semuanya masih bisa ditanggulangi. Cuma aku semakin pusing dan bingung saja. Untung aku belum berkeluarga, kalau tidak pasti tambah repot karena harus menghadapi omelan dan gerutuan istri.

    Dalam keadaan sebal itulah aku bertemu dengan mbah Narto, kakek tua yang dengan gagahnya memproklamasikan diri sebagai paranormal paling top. Karena masih berhubungan keluarga, ia sering juga datang dan menginap di rumahku ketika dia lagi “buka praktek” di kotaku. O ya, aku tinggal di sebuah kota kecamatan kecil di Jawa tengah, dekat perbatasan jawa Timur (nggak perlulah aku sebut namanya). Meskipun kecil, kotaku termasuk ramai karena dilewati jalan negara yang lebar dan selalu dilewati truk dan bus antar propinsi, siang dan malam.

    Eh, kembali ke mbah Narto, tampaknya si mbah punya perhatian khusus kepadaku (atau malah karena aku memang kelihatan sekali tidak menyukai dan sinis terhadap gaya perdukunannya?). Suatu hari ia berbicara serius denganku, mengajakku untuk menjadi “murid”nya. Walah, aku hampir ketawa mendengarnya. Murid? wong aku sama sekali tidak percaya segala hal takhayul macam itu, kok mau diangkat menjadi murid? tetapi segala keraguanku tiba-tiba hilang ketika mbah Narto menjelaskan: “punya ilmu ini bisa buat cari uang, Dar.” Katanya: “apa kamu tahu berapa penghasilan dukun-dukun itu? Mereka kaya-kaya lho. Meskipun ilmunya, dibandingkan dengan ilmu mbahmu ini, masih cetek banget.” Katanya dengan meyakinkan dan mata melotot.

    Aku menggaruk kepalaku. Apa benar? Akhirnya aku tertarik juga. Meskipun tetap dengan ogah-ogahan dan tidak percaya, aku ikut juga menjadi muridnya. Naik turun gunung, masuk ke goa dan bertapa (ih, dinginnya minta ampun) dan dipaksa berpuasa mutih (cuman minum air dan nasi putih doang), empat puluh hari penuh. Terus terang, aku tidak merasa mendapatkan pengalaman aneh apapun selama mengikuti segala kegiatan itu. Tetapi setiap mbah Narto menanyakan “apa kamu sudah ketemu jin ini atau jin itu” atau “apa kamu melihat cahaya cemlorot (bahasa Indonesia: berkelebat)” waktu aku bersemadi, yah aku iyakan saja. Kok susah susah amat.

    Akhirnya, setelah enam bulan berkelana, mbah Narto menyatakan aku sudah lulus ujian (wong sebenarnya aku tidak tahu apa-apa). Dan dia memperkenalkan aku sebagai assistennya untuk menyembuhkan pasien dari berbagai penyakit yang “aeng-aeng” alias aneh-aneh. Bahkan setelah beberapa lama aku dipercaya untuk buka praktek sendiri, di rumahku, dengan mempergunakan kamar samping rumah sebagai tempat praktek (meskipun aku harus membuat Yu Mini kakakku marah-marah karena meminta dia pindah kamar tidur).

    Setelah beberapa bulan praktek, nasehat mbah Narto ternyata benar (ini satu-satunya nasehatnya yang benar, aku kira): bahwa jadi dukun itu banyak duit! aku baru sadar bahwa salah satu syarat untuk menjadi dukun yang sukses bukanlah terletak pada ilmunya (yang aku nggak percaya sama sekali), tetapi pada kemampuannya untuk meyakinkan pasien. Dukun adalah aktor yang harus bisa membuat pasien setengah mati percaya dan tergantung padanya, dengan segala cara dan tipu daya.

    Pada mulanya beberapa orang datang minta tolong padaku, katanya menderita sakit aneh, pusing-pusing yang tidak tersembuhkan. Aku dengan lagak meyakinkan memberikan mantra, menyuruh mereka menghirup asap dupa, dan minum air kembang (di dalamnya sudah kucampur gerusan obat Paramex). Eh.. mereka sembuh. Dan sejak itulah pasien datang membanjir padaku. Ada yang minta disembuhkan sakitnya (kebanyakan aku suruh mereka ke dokter dulu, kalau nggak sembuh baru kembali. Sebagian besar memang tidak kembali), ada yang minta rejeki (itu mah gampang, tinggal didoain macem-macem) ada pula yang mengeluhkan soal jodoh, pertengkaran keluarga dan lain-lain (kalau itu tinggal dinasehatin saja).

    Jadi inilah aku, mbah Dar, dukun ampuh dari lereng Merapi (lucu ya, aku dipanggil mbah wong umurku baru 25 tahun). Setiap hari paling sedikit sepuluh orang antre di rumahku, dari siang sampai malam. Begitu ramainya sampai akhirnya halaman depan rumahku dijadikan pangkalan ojek. Tidak kuperdulikan lagi omelan mbakyuku dan pandangan sinis orang tuaku (mereka selalu menasehati: hati-hati lho Dar, jangan mbohongi orang). Yang penting duit masuk terus, jauh lebih besar daripada gajiku saat masih bekerja di pabrik sepatu. Dengan ilmu yang asal hantam, tampang yang meyakinkan (aku sekarang pelihara jenggot panjang, pakai jubah putih kalau praktek) maka orang-orang sangat percaya kepadaku.

    Semuanya berjalan lancar-lancar saja, sampai terjadi suatu kejadian yang meruntuhkan segala-galanya.

    Malam itu, jam sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Pasien sudah sepi, dan aku sudah merasa sangat mengantuk. Sambil menguap aku berdiri dari “meja kerja”ku, menuju pintu dan bermaksud menutupnya. Tetapi kulihat si Warno sekretarisku menghampiri: “ada pasien satu lagi mbah” bisiknya: “cah wadon (anak perempuan) huayuu banget”. Dia nyengir dan menunjuk pelan ke ruang tunggu di depan. Di sana aku melihat seorang gadis dengan memakai T shirt putih dan rok warna coklat duduk di bangku. Aku tidak melihat wajahnya karena dia sedang memperhatikan TV yang memang kusediakan di situ.

    “Masuk, nduk” kataku dengan suara berwibawa. Si gadis itu pelan-pelan berdiri, dan dengan takzim berjalan kearahku. Aku sekarang dapat melihat wajahnya dengan jelas. Aduh mak, dia memang betul-betul cantik. Rambutnya yang sebahu bewarna hitam lurus, matanya seperti mata kijang dan bibirnya seperti delima merekah (walah, puitis banget..). Tubuhnya bongsor dengan buah dada yang seperti akan memberontak keluar dari baju T-shirtnya. Aku kira umurnya paling banter baru 17 atau 18 tahun.

    “Sugeng dalu (selamat malam) mbah..” katanya agak bergetar. Wuih, suaranya juga seksi banget. Kecil dan halus, seperti berbisik. Dengan lagak kebapakan aku menyilahkannya masuk, diiringi sorot mata nakal si Warno yang seperti akan menelan bulat-bulat si gadis itu. Kupelototi dia sehingga dia cepat-cepat lari ngibrit sambil terkikik-kikik. Aku segera menutup pintu.

    Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Satu

    Cerita Sex Kisah Si Dukun Cabul Bagian Satu

    Kulihat si gadis duduk dengan sangat hormat di kursi pasien yang kusediakan. Tangannya ngapurancang di pangkuannya, wajahnya menunduk. Cantik sekali. Dengan pura-pura tidak acuh aku menyiapkan alat-alat perdukunanku, menyalakan lampu minyak (sebagai media pemanggil arwah, pura-puranya), menyiapkan baskom kecil berisi air kembang, dan menyalakan dupa. Asap dupa segera memenuhi ruangan kecil itu.

    “Siapa namamu, nduk?”tanyaku tanpa memandangnya, tetap sibuk melakukan persiapan.
    “Suminem, mbah” katanya. Wah, nama lokal betul.
    Aku berdeham: “berapa umurmu? ”
    Si cantik itu menjawab pelan, tetap menunduk: “empat belas tahun, mbah”. Wah, aku hampir terlonjak kaget. Empat belas tahun? masih kecil banget, tetapi bagaimana kok tubuhnya sudah demikian bongsor, dadanya sudah demikian besar..

    Aku menelan ludah: “bocah cilik begini kok beraninya malam-malam datang ke sini. Ada masalah apa nduk?” aku sekarang duduk di kursi di depannya, dibatasi meja yang penuh segala pernik perdukunan. Si Suminem sekarang mengangkat kepalanya, raut wajahnya tampak sangat gelisah. Matanya jelalatan ke kiri kanan. Suaranya yang kecil bergetar: “nyuwun sewu mbah, sebetulnya saya sangat gelisah dan takut. Nyuwun tulung mbah..” suaranya semakin rendah dan bergetar, seperti sedu sedan.

    Kemudian dengan cepat dan dengan suara tetap bergetar, dia bercerita bahwa ada seorang laki-laki, bernama Kasno, yang sangat ditakutinya. Kasno adalah tetangganya yang sudah punya istri dua dan anak segerendeng, tetapi masih hijau matanya kalau melihat cewek cantik. Karena rumahnya sederetan dengan rumah Suminem, tiap hari dia bisa melihat Pak Kasno memandangnya seperti tidak berkedip. Lebih celaka lagi, karena kamar mandi rumahnya menjadi satu dengan kamar mandi rumah Pak kasno, maka semakin besar kesempatan lelaki hidung belang itu mencuri pandang pada tubuhnya yang bahenol itu. Bahkan pernah suatu hari Suminem berteriak teriak dan lari keluar dari kamar mandi, karena ketika ia sedang mandi melihat kepala Pak kasno mengintip dari bagian atas kamar mandi yang memang tidak tertutup. Itu saja belum cukup. Hingga suatu hari..

    “Pak Kasno tiba-tiba mendatangi saya, mbah” katanya. Si hidung belang itu katanya bicara baik-baik, bahkan sangat kebapakan. Tetapi yang membuat Suminem kaget, dia tiba-tiba mengeluarkan sebotol kecil air, entah apa itu. Dengan sangat cepat si hidung belang memercikkan air di botol itu ke wajah dan tubuh Suminem. Tentu saja si gadis kecil nan bahenol itu berteriak, tetapi Pak kasno cepat-cepat minta maaf dan dengan lembut memberi penjelasan: “Enggak apa-apa, Nem, itu tadi cuma air kembang kok. Bapak ini lagi belajar ilmu kebatinan, jadi bapak mengerti cara-cara untuk membahagiakan orang. Bener lho Nem, nanti setelah kena air tadi kamu akan merasa bahagiaa sekali”. katanya tersenyum.

    Suminem tentu saja semakin kesal: “bahagia bagaimana to Pak?” tanyanya: “Wong sudah mbasahin baju nggak bilang-bilang, masih juga mbujuk-mbujuk segala.”pak Kasno katanya hanya tersenyum senyum saja dan menjawab: “wong bocah cilik, durung ngerti (belum mengerti) roso kepenake wong lanang (rasa enaknya laki-laki) Nduk, nduk, nanti saja kamu kan tahu” dan dengan bicara begitu si hidung belang ngeloyor pergi.

    Setelah kejadian itu “Pikiran saya jadi bingung, mbah” cerita Suminem: “setiap malam saya menjadi terbayang wajahnya Pak Kasno, sepertinya dia itu mau menerkam saya saja” dia bergidik ngeri: “malah saya sampai mimpi..” Dia tidak melanjutkan. Aku pura-pura menghela napas penuh simpati. Sebenarnya, kalau saja yang bicara ini bukan gadis sebahenol Suminem pasti aku sudah menyuruhnya angkat kaki. Bosen. Tapi melihat anak secantik ini, waduh, kok tiba-tiba.. rasanya ada yang berteriak-teriak di balik celanaku..

    Jangkrik tenan, pikirku. Rasanya aku mulai terangsang pada gadis ini.

    “Teruskan Nduk” kataku penuh wibawa: “kamu mimpi apa?”

    Suminem menggigil. Suaranya tersendat-sendat: “aduh mbah, nyuwun sewu, mbah, saya lingsem (malu) banget..” Wah, ini dia. Dengan gaya kebapakan (kok sama dengan ceritanya soal si hidung belang Kasno itu?), aku berdiri dan mendatangi dia, duduk di sebelahnya dan memeluk pundaknya. Lembut dan hangat. Nafsuku tambah naik: “wis, wis” kataku menenangkan: “ora susah bingung. Ceritakan saja. Si mbah ini siap mendengarkan kok”.

    Akhirnya setelah mengatur napas, Suminem melanjutkan: “anu.., saya sering mimpi, lagi di anu sama Pak Kasno. Bolak balik mbah, bahkan hari-hari terakhir ini rasanya semakin sering”. Aku berusaha menahan tawa: “dianu kuwi opo karepe (apa maksudnya) to Nduk?” dia tampak semakin malu: “ya itu lho mbah..seperti katanya kalau suami istri lagi dolanan (bermain) di kamar itu lho.. katanya mbak-mbak saya seperti itu”. Waa..nafsuku semakin meningkat tajam. Tambah kugoda lagi (meskipun tetap dengan mimik muka serius, bahkan penuh belas kasihan): “coba to ceritakan yang jelas, seperti apa yang dilakukan si Kasno dalam mimpimu itu?”

    Akhirnya si Suminem ini tampaknya berhasil menguatkan hatinya. Suaranya lebih mantap ketika menjelaskan: “pertamanya. Saya ngimpi Pak Kasno berdiri di depan saya, wuda blejet (telanjang bulat). Terus, saya tiba-tiba juga wuda blejet, terus.. Pak Kasno memeluk saya, menciumi saya, di bibir dan di badan juga..” dadanya naik turun, seakan sesak membayangkan impiannya yang luar biasa itu.

    Aku semakin panas mendengar ceritanya itu: “apanya saja yang dia cium, Nduk?” tanyaku. Suminem tampak malu “di sini, Mbah” katanya sambil menunjuk buah dadanya: “di cium dan disedot kanan kiri, bolak balik. Terus ke bawah juga..” Ke bawah mana, tanyaku: “ke..ini Mbah, aduh, lingsem aku. Ke ini, tempat pipis saya. Di ciumi dan dijilati juga..” dia semakin menunduk malu. Suaranya terhenti. Nah, tiba-tiba ada pikiran licik di otakku. Segera aku bertindak.

    “KASNO KEPARAT!” teriakku tiba-tiba. Aku meloncat berdiri, diikuti si Suminem yang juga terlonjak kaget mendengar bentakanku: “Mbah.. Mbah.. kenapa Mbah?” tanyanya bingung.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,