Author: perawanku

  • Cerita Dewasa Keseksian Tante Ratih

    Cerita Dewasa Keseksian Tante Ratih


    1505 views


    Perawanku – Siang itu begitu panas udaranya, membuat jalan di depan rumah sepi sekali. Tidak ada satupun orang yg keliatan. Mgkn pada ngumpet di dlm rumah masing2. Saat itu aku hanya mengenakan celana pendek dan kaos singlet. Kebetulan rumahku jg sepi bgt.

    Krn g tahan aku beranjak untuk membeli es batu di tetangga. Saat melewati rumah temanku, aku sedikit tertegun melihat sesosok wanita paruh baya. Ya, Namanya adalah Tante Ratih, mama temanku. Saat itu tante ratih memakai daster yang seksi sekali. Tampaknya dia tidak memakai BH jg, krn putingnya tercetak jelas.

    “Siang tante” sapaku padanya. “Eh, leo mau kemana panas2 gini??” tanyanya. “Mau beli es tante, buat ngadem..”sahutku. “Ohhhh ni tante punya es, gak usah beli deh, sini aja” kata tante ratih. “Waaah boleh jg nih tan, okey deh” seruku. Kami berdua masuk ke rumah. “Bentar ya tante buatin es nya dulu” kata tante ratih. “Oke deh tan, makasih banget lho” sahutku. Mataku tidak bisa diam dan mengekor mengikuti goyangan pantat tante ratih. Astaga begitu terkena sinar matahari, daster itu jadi transparan..

    Aku bisa melihat belahan pantat tante ratih. Saat itu pikiranku mulai kacau. Kontolku jg perlahan bangkit. “Nih es nya” seru tante ratih membuyarkan fantasiku. “Duuh, makasih tante. Kok sepi banget sih tan?” tanyaku sambil meneguk es cincau buatan tante. “Biasa lah, kalo jam segini masih kerja semua” kata tante sambil mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya. “Emang gak takut tante, sendirian?” tanyaku lagi. “Ahh, ngapain jg takut, khan siang2 gini” jawabnya enteng. Lalu obrolan kami berlanjut tentang aktifitas sehari-hari. Dan, tentunya mataku masih sibuk meneliti paha tante ratih.

    Tiba2 tante ratih mendekati aku sambil berkata, “Dari tadi tante liat, km ngeliat ke bawah aja terus, emang ada apa??”. “Busyet, ketauan deh” gumamku. “Oh…eh…nggak apa2 kok tante..” jawabku sebisanya. “Km liat ini ya??” kata tante sambil mengelus2 pahanya. “Alamaaak, harus bilang apa nih??” batinku. Aku hanya tersenyum saja. Tiba2 tangan tante ratih menyentuh kontolku dari luar celana. “Nih buktinya kontolnya ngaceng tuhh…” serunya genit. Aku hanya diam saja, seperti orang kena hipnotis. Entah siapa yg mulai, tau2 bibir kami berpagutan. Tangan tante ratih g henti2nya mengelus2 kontolku. “Ehm….aah…..” desah tante ratih ketika aku jilat telinga dan lehernya. Tanganku tidak tinggal diam.

    Aku sibak daster tante sampai keliatan memeknya. Lalu aku usap2 memek tante ratih dan aku mainkan klitorisnya. “uuuhhh….leo….enak sayang….terusin…..ahhhhhh” tante ratih terus mendesah. Aku pun menyudahi aksiku dan mulai berjongkok di depan tante ratih. Aku jilatin paha tante ratih sampai ke selangkangannya. Aku jilat juga memeknya….harum dan sedikit asin rasanya. Rupanya memek tante ratih udah basah. “Ah…..ouuuhhh….sssssshshs…terus sayang, emutin itil tante….mainkan sayang…aaahhhh…” tante ratih mendesah2. Aku mainkan itil tante dengan jempolku, sambil sesekali lidahku menyeruak ke dalam memek tante ratih…”Ah…..leo….pinter kamu sayang…..ahhhh….” tante ratih semakin meracau. Aku buka daster tante ratih hingga dia telanjang di depanku.

    Aku remas tetek tante ratih, aku mainkan putingnya….Lalu aku jilat n kulum bergantian. Kemudian aku cium tante ratih sambil aku masukkan jariku ke memek tante ratih. Aku mainkan untuk menyetuh G-Spot tante ratih. “Aaaaaaahhh….leo, tante mo dapet…..uuhhh..sssst, gila kamu leo,,,,aaahh” tante ratih semakin menggelinjang dan akhirnya bergetar. Nampaknya dia mengalami orgasme. Langsung saja aku jilat semua cairan tante ratih lalu aku kulum lagi itilnya….”Hmm….nikmat bgt tante rasanya” seruku. “uhhh…..ssshhhh…enak bgt sayang…..”seru tante ratih sambil memejamkan mata menikmati orgasmenya. Akupun duduk dan kembali menikmati es cincau punyaku.

    Tante ratih perlahan bangkit, lalu menghampiriku dan melumat bibirku. “Oahm….sshhh….” tante ratih mulai mendesis lagi ketika aku kulum putingnya n aku remas teteknya. Tante ratih mulai melepas celana pendek dan CD ku. Lalu tangannya mainin kontolku. “Ah….”seruku sambil menatapnya ketika tante ratih mulai mengulum kontolku. Rupanya tante ini sangat profesional dalam blowjob. Sesekali kontolku dikocok dengan kencang, lalu dikendorkan lagi sambil dikulum n dihisap. Buah pelirku jg tak luput dari jilatan dan kuluman tante ratih. “Oohhh….enak tante….terus….jilat n sedot lagi tante….aaaahh” seruku mulai tak karuan.

    Tante ratih bangkit dan memegang kontolku. Lalu tante naik ke kursi dan mulai menggesekkan kontolku ke memeknya…dan….slep…bles, kontolku masuk ke memek tante ratih. “Ahhhh…..”seru tante ratih. Tante lalu menciumku sambil mulai menggoyang pantatnya…”aihh….oohhh…ssshhhh…enak banget kontolmu leo….” serunya. “Ohhhh….iya tante,,,,memek tante jg enak, masih rapet n anget tan…aaaahhh” jawabku. “slep….slep….plok..plok…plokk, suara kontolku beradu dengan memek tante ratih. aaahhhhh….nikmat tante…” seruku. Tante ratih berhenti dan mulai menggoyang pantatnya dengan gerakan memutar yg erotis sambil meremas2 teteknya….aaaaaauuuuhhh……tante……enak bgt……” seruku lagi. Tante ratih memegang kepalaku dan ditekan ke arah teteknya…aku hisap dan kulum tetek tante ratih….”Ahhhhh…sssshhhh….sedot terus sayang…..aaaaghjhh” rintihnya. Tante ratih berhenti dan melepas kontolku.


    “Ayo sayang sekarang doggy style” sahut tante sambil nungging. Perlahan aku masukkan lagi kontolku ke memek tante ratih….slep…slep….crok…crok…..” pahaku beradu dengan pantat tante ratih. Cukup lama di posisi ini, tante ratih minta ganti lagi. Tante lalu duduk mengangkang di kursi. “ayo sayang….tante mau nyampai nih….” serunya. Aku jilat lagi itil tante ratih sebelum aku masukkan ****** aku lagi. “ahhh…tante….geli banget ****** aku…..hhhh” seruku. “Ahhh….iya…aahhh….kontolmu kuat juga ya…ohhhhh…yeesss…sshhhhh” tante ratih mulai meracau tak karuan. “auuuhhh leo,,,tante mau nyampai nih….hssshshs oooohhhh…” “iya tante leo jg hampir nih…..” tak lama kemudian tubuh tante ratih mengejang…”aaaaaaaaaaaaaaahhhhh……shhhhhhhh tante keluar leo….” jeritnya.

    Memek tante berdenyut2 dan membuat ****** aku semakin geli…”ahhhhh….tante……crot…crot….crot.. ..crot…tak kurang dari 4 kali aku semprotkan sperma aku ke memek tante. “auuuuhhh..ssshsh leo sperma mu hangat sayang…..” sahut tante. Tubuhku terasa lemas sekali. Aku biarkan kontolku di dalam memek tante ratih untk beberapa saat sampai lemas. Lalu aku keluarkan kontolku dari memek tante ratih. “ahh…enak banget tante….” kataku sambil memejamkan mata ketika tante ratih membersihkan sisa sperma dengan kulumannya. “Makasih ya leo…tante puasss sekali…” kata tante ratih. “Sama2 tante….memek tante nikmat bgt..” jawabku. “Kapan km mau, kalo rmh lagi sepi, datang aja kesini ya…” seru tante sambil lalu mengecup bibirku. “Beres tante….” jawabku sambil meremas teteknya. Aku lalu berpakaian dan keluar dari rumah tante ratih stelah sebelumnya kami berpagutan lagi.

  • Dimulai Saat Tante Meraba Penisku – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Dimulai Saat Tante Meraba Penisku – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1504 views

    PerawankuPerkenalkan namaku Aris, umurku saat ini 23 tahun, aku kuliah disuatu universitas terkenal dikotaku. Aku sendiri memilki penampilan yang kurang lebih bisa menarik perhatian kaum wanita karena perawakanku yang atletis dan wajah ganteng yang menghiasi tubuhku.

    Dalam hubungan sex tak perlu ditanyakan lagi, aku sudah mendapat banyak pengalaman dari banyak wanita, karena aku memulai berhubungan Sex sejak SMA sampai sekarang. Namun kali ini aku tak menyangka kisahku ini akan terjadi, karena persetubuhan ini aku lakukan dengan tanteku sendiri yang dimana adalah istri om ku yang adik dari ayahku. Namun mau bagaimana lagi,jika kucing dikasih ikan asin ya mana mau nolak,hehe..

    Suatu pagi saat aku masih tidur, telpon HP ku berbunyi dan aku yang masih dengan mata tertutup mengangkat HP ku, ternyata adalah Om Yudi yang menelponku. “Ris, kamu beberapa hari ini sibuk gak??” tanya om Yudi. “Kayaknya Enggak om, emang kenapa om??” tanyaku balik.

    “Om mau minta tolong niiih, bisa gak???” tanya om Yudi. “Eeeemmm….Minta tolong apa om?? Kalau aku bisa pasti aku bantu om” jawabku. “Om minta kamu menginap dirumah om karena om mau keluar kota selama beberapa hari, kamu temenin Tante Vera dan Tia dan Lia ya Ris, bisa gak??” taya om Yudi

    “Eeeemmm….Bisa deeh om, aku kerumah om kapan, nanti apa sekarang om??” tanyaku. “Sekarang aja Ris, karena om sebentar lagi mau berangkat dan om juga sudah ngomong sama tantemu kok, kalau kamu yang akan menemaninya” jawab om Yudi.

    “Okkee…Deeeh om, aku mandi dulu, nanti aku terus kerumah om” jawabku. “Makasih ya Ris, kamu memang keponakanku yang paling baik, nanti jika om sudah berangkat kamu tinggal masuk aja ya Ris” ucap om Yudi. “Iyha om” jawabku singkat.

    Setelah menutup telpon dengan mata yang masih berat, aku pun bergegas menuju kamar mandi untuk mandi. Didalam kamar mandi aku sempat membayangkan yang tidak-tidak, aku membayangkan tubuh bahenol tante Vera,

    kubayangkan pantatnya yang semok aku remas-remas, kujilati memek tante Vera sampai tante Vera ngecrot, penisku dikulum tante Vera, membuat penisku menegang dan Aaarrgghhh akhirnya aku membasahi tubuhku dengan air, hingga bayanganku tentang tante Vera hilang dengan seketika.

    Tak lama aku selesai mandi, dan aku pun bergegas ganti baju dan langsung menuju rumah om Yudi. Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya aku sampai dirumah om Yudi. Dan ternyata om yudi sudah berangkat lalu aku disambut oleh tante Vera.

    Pemandangan indah seketika pun aku dapatkan, baju ketat dan super seksi menghiasi tubuh tante Vera sehingga bentuk lekuk-lekuk tubuh tante Vera menjadi terlihat, dan bahkan garis-garis CD tante Vera kelihatan karena roknya yang sangat ketat. Sejenak aku menelan ludah sebelum akhirnya tante Vera membuyarkan pemandanganku itu.

    “Ris tante minta tolong kamu antar Tia dan Lia kesekolah yaaa” pinta tante Vera. “Okkee deeh tante” jawabku singkat. Lalu aku mengajak kedua anak tante Vera yang masih kecil kemobil, dan aku pun mengantarkannya kesekolah. Diperjalanan aku mengantar Tia dan Lia, kembali aku teringat kemolekan tubuh tante yang tadi aku lihat.

    Aku tak kuasa menahan nafsuku hingga dalam perjalanan batang Penisku menengang sehingga kelihatan dari luar celanaku karena penisku yang lumayan besar. Untungnya aku mengantarkan anaknya tante Vera, jika yang kuantarkan adalah tante Vera bisa-bisa aku langsung menubruknya “pikiran kotor itu yang terus mengganguku selama dalam perjalanan”.

    Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Vera. Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Vera masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur.

    Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Vera tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.

    Ternyata tante Vera sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan. Terdengar suara desahan lirih, “hmhmhmhmmmm, ohh, arhh”.

    Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Vera ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.

    Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Vera, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Vera berhubungan badan denganku. “Lho Ris, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Vera mengagetkan aku.

    “Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Vera sambil masuk kamar. Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan.

    Setelah tante Vera berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur. “hmhmhmhmmmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Vera sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar sarung.

    “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%. “Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok”, dengan alasan sakit.

    Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang. Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja. “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga CD kamu terlihat.

    Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya. “Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Aris tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.

    “Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah. “Iya, tadi Aris ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah. Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang sepuluh menit.

    Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Penis di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku.

    Aku jadi salah tingkah. “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya. “Emm.., nggak kok tante. Maafin Aris ya.” aku semakin salah tingkah.

    “Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan. “Maksud Aris, nggak salahkan kalau Aris pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

    Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan. “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Ris.” tante Vera merengek perlahan. “hmhmhmhmmmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

    Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Vera. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab.

    Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras. “hmhmhmhmmmm, boleh juga nih.

    Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Penis yang belum pernah dilihatnya. “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku. Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.

    “Wah, rupanya tante punya Penis lain yang lebih gedhe.” Gila tante Vera ini, padahal Penisku belum besar maksimal karena terhalang CD. Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Penis yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

    “Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya. “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku. “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

    Tante masih terkesima dengan Penisku yang mempunyai panjang 17cm dengan diameter 6cm. “Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Penisku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.

    “hmhmhmhmmmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Penis Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Penis “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

    Lalu aku tarik kepala tante Vera sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Vera. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.

    Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga. “Ayo Ris, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya. “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

    “Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku. “Hh.. mm.. enak Ris, terus Ris.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur. Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante.

    Semakain kacau pula omongan tante Vera. “Ahh..Ris..shh..Risr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras. “Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang. Rupanya tante sudah mencapai puncak.

    Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya. “hmhmhmhmmmm..kamu pintar Ris. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?”

    dengan manja tante memeRis tubuhku. “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Penis ku sendiri. “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Penisku masih berdiri tegak dan belum puas.

    Dipegangnya Penis ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Penis. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok. Ris, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Penisku.

    Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Vera, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha.

    Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya.

    Aku gesek-gesekkan ujung Penis ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. Perlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan. “Tante siap ya, aku mau masukin Penis” aku memberi peringatan ke tante. “Cepetan Ris, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Penis.

    Dengan pelan aku dorong Penis ke arah dalam vagina tante Vera, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Penis sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak.

    Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru. Ris, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan. “Ahh.. shh mm, tante ini cara Aris agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

    Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Penis ke dalam vagina tante. “Ahh..” kami berdua melenguh. Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar.

    Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Vera ini masih kencang, pada saat aku menarik Penis bibir vaginanya ikut tertarik. “Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Vera semakin menambah rangsangan.

    13 menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Ris tante nyampai lagi” Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Penis masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Vera, kami melanjutkan aksi.

    Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Penis. “Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante. “Di dalam aja Ris, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun. Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

    “Arghh.. tante aku nyampai”. “Aku juga Ris.. ahh” tante juga meracau. Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. Setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra. Ris, kamu hebat.” puji tante Vera.

    “Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya. Ris, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante. “Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.

    “Gak apa-apa Ris, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku. Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih.

    Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi. Itulah pengalamanku dengan tante Vera. Ternyata enak juga bermain dengan wanita yang berumur empat puluhan-an. Semenjak itu aku sering dapat telepon ajakan untuk berkencan dengan tante-tante.

    Rupanya tante Vera menceritakan hal kehebatanku kepada teman-temannya , karena teman tante Vera pada penasaran dengan diriku seringkali aku di kejar kejar dengan cara yang berbeda beda.

  • Galeri Foto Nozomi Aiuchi Lagi Sange Emutin Dildo

    Galeri Foto Nozomi Aiuchi Lagi Sange Emutin Dildo


    1504 views

    Perawanku – Aduh Model ini wik wik wik pakek Dildo ne, kalau bos ku  yang lagi sange wik wik wik nya pakek Galeri Foto Model ini aja ya , di jamin bikin crot bos ku :

  • Cerita Sex Kisah Pembantu Lugu Kesepian Akhirnya Melakukan Masturbasi

    Cerita Sex Kisah Pembantu Lugu Kesepian Akhirnya Melakukan Masturbasi


    1504 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Pembantu Lugu Kesepian Akhirnya Melakukan Masturbasi, Aku selalu membayangkan betapa nikmatnya hidup ini kalau aku bisa bebas melakukan keinginanku tanpa ada yang melarang, dan satu hal yang selalu kuinginkan adalah aku bisa sehari-hari hidup tanpa memakai busana, alias telanjang bulat. Dan hal ini baru dapat kulaksanakan setelah aku akhirnya memiliki rumah kontrakan sendiri.

    Sejak saat itu aku selalu membiasakan diriku hidup tanpa memakai busana, dan aku hanya menutupi tubuhku dengan sarung manakala aku berada di sekitar ruangan tamu, yang memang dapat terlihat dari arah luar melalui jendela kaca yang terhalang dengan vitrage.

    Namun ternyata setelah 2-3 bulan aku menjalani hidup seperti ini serasa ada yang kurang, karena segala sesuatu harus kulakukan sendiri, mulai dari mencuci baju, menyetrika, memasak air, sedangkan untuk kebutuhan makan kulakukan dengan makan di warung. Aku mulai berpikir untuk mencari pembantu yang dapat membantuku untuk melakukan kegiatan sehari-hari untuk kebutuhan hidupku.

    Kemudian aku memutuskan mulai mencari pembantu yang sesuai dengan kebutuhanku. Sebelum aku melanjutkan ceritaku, aku ingin berbagi dengan para pembaca, aku adalah seorang lelaki berumur 38 tahun yang mempunyai libido yang besar, namun aku tidak suka menyalurkannya di tempat-tempat yang sering dikunjungi para hidung belang, selain takut membayangkan hal-hal yang negatif yang harus kualami, aku juga kurang menyukai perempuan yang hanya menjajakan seks karena profesi dan juga karena uang.

    Dan satu hal yang aneh dalam diriku adalah aku senang dengan perempuan yang masih remaja, walaupun aku tidak menolak bila berhubungan dengan wanita yang sudah matang, karena memang dalam permainan seks, mereka jauh lebih menghanyutkan dan mengasyikkan, namun bagiku selalu menimbulkan sensasi seks yang luar biasa apabila aku membayangkan diriku sedang mencumbu seorang gadis yang masih remaja, terlebih lagi gadis yang baru tumbuh.

    Pada awalnya aku mulai mencari-cari gadis yang mau menjadi pembantu di panti-panti asuhan, namun karena prosesnya berbelit-belit, akhirnya aku memutuskan mencarinya sendiri di desa-desa, karena aku tahu jauh lebih mudah mencarinya di desa daripada keluar masuk dari satu panti asuhan ke panti asuhan yang lain.

    Suatu hari, singkat cerita aku mulai menjelajah di salah satu desa di daerah Wonogiri. Aku memang sengaja berburu ke daerah itu karena terkenal akan Mbok bakul jamunya, dan aku membayangkan pasti gadis-gadis di desa itu pun terbiasa untuk mengkonsumsi jamu. Tentu aroma tubuh dan bentuk tubuh mereka akan berbeda, dan yang pasti akan menimbulkan gairah seksku.

    Sesampainya di desa itu, aku mulai mencari rumah Bapak Kepala Desa, yang disambutnya dengan cara yang simpatik, setelah aku menjelaskan maksud dan tujuanku. Karena aku tidak mau tanggung-tanggung, kujelaskan secara rinci apa yang kuharapkan dengan gadis pembantu yang kuinginkan. Dan kutambahkan agar calon gadis pembantuku itu juga yang suka membuat jamu serta rajin mengkonsumsinya. Tidak lupa aku juga memperkenalkan diriku kepada Bapak Kepala Desa.

    “Silakan Mas Budi tunggu sebentar, nanti bapak akan panggilkan Carik Desa untuk membantu mencarinya..”

    “Terima kasih Pak untuk bantuannya, tolong saja kalau bisa jangan satu orang, 4 atau 5 orang supaya saya bisa memilihnya.”

    “Tanggung beres Mas..” sahutnya tak kurang simpatiknya, dan langsung saja dia memberikan perintah kepada anak buahnya melakukannya sesuai dengan permintaanku, “Gole’ke se’ng ayu sisan, ojo ngisin-ngisini..! (carikan sekalian yang cantik, jangan malu-maluin..!)” tambahnya.

    Dalam hati aku berpikir, baik juga bapak kepala desa ini, yang kemudian kutahu namanya Pak Mahmud. Dan aku bertekad untuk membalas budinya bila aku memang benar-benar menemukan gadis pembantu yang cocok dengan seleraku.

    Selang beberapa lama, Carik Desa itu membawa 6 orang gadis. Kupandangi satu persatu, sambil kutanyakan namanya. Sampai akhirnya pada gadis yang terakhir, aku merasa cocok dengannya, wajahnya ayu namun sifatnya pemalu, tingginya sepundakku,

    tubuhnya padat berisi, kulitnya kuning langsat, lehernya sedikit jenjang, denganrambut yang terurai sebahu, dan kulihat dari samping payudaranya masih baru tumbuh, namun agak mencuat ke atas sedikit. Dia tertunduk malu saat dia menyebutkan namanya, “Sumiati..” gumamnya.

    “Pak Mahmud, bagaimana kalau saya memilih Sum saja, dia cocok dengan selera saya.”

    “Wah, Mas rupanya punya selera dan mata yang tajam, Bapak sudah berpikir pasti Mas akan memilihnya, karena dia memang kembang desa sini.”

    “Ah Bapak bisa saja, saya hanya melihat Sum anaknya bersih, dan sepertinya rajin bekerja.”

    “Monggo Mas, biar nanti Bapak yang akan menjelaskan kepada orang tuanya, dan Bapak kenal sekali dengan Bapak dan Ibunya Sum, kapan Mas Budi akan kembali ke kota..?”

    “Kalau memang bisa selesai sekarang saya tidak akan berlama-lama di sini, karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan di kota.”

    “Baik kalau begitu, ayo Sum, kamu bersiap-siap untuk ikut dengan Bapak ini ke kota, kamu kan sudah bertekad untuk bekerja di kota, silakan pamit kepada orangtuamu, selanjutnya biar Bapak yang akan membantumu.”

    “Oh ya Pak, tolong titip sekalian untuk orangtua Sum..!” dan aku mengeluarkan 2 buah amplop yang memang sudah kusiapkan sejak aku berangkat dari rumah, “Yang satu untuk orangtua Sum, dan yang satu lagi untuk Bapak, sebagai ucapan terima kasih saya kepada Bapak yang sudah membantu saya.”

    Pak Mahmud dengan gembira menerima pemberianku, sambil terbungkuk-bungkuk beliau menerimanya sambil tidak lupa berulang-ulang mengucapkan terima kasih, karena dia tahu bahwa jumlah yang diterimanya bukanlah uang yang sedikit saat dia meraba tebalnya amplop yang kuberikan.

    Dalam perjalanan ke kotaku, Sum hanya tertunduk malu, dia hanya mendekap tas bawaannya yang tidak seberapa, mungkin hanya berisi beberapa potong baju, karena aku sendiri sudah mengatakan kepadanya bahwa untuk kebutuhan pakaian yang akan dikenakannya akan kubelikan setibanya di kota nanti.

    Sepanjang perjalanan kucoba untuk mulai akrab dengan dirinya, sambil tidak lupa kupasang musik instrumental yang bernuansa lembut. Perlahan-lahan kebekuan itu mulai mencair, dan Sum mulai menceritakan dirinya yang baru berumur 18 tahun.

    “Hmm.. cocok dengan seleraku, gadis yang masih ranum, baru tumbuh, aku membayangkan mungkin buah dadanya baru tumbuh, dan pasti puting susunya pun masih sebesar pentil, ah bagaimana dengan kemaluannya.., apakah sudah ditumbuhi rambut..?” bayangan itu membawa imajinasiku semakin melambung tinggi.

    Baca Juga :  Apakah Aku Termasuk Cewek Hyperseksual

    Tidak terasa penisku mulai berdenyut dan bereaksi mengikuti irama lamunanku.

    “Hati-hati Pak..! Kok nyetirnya sambil melamun..” katanya menyadarkanku dari lamunanku.

    “Uups..,” aku menghindar dan kurem secara mendadak saat kulihat kerbau yang melintas di tengah jalan yang kulalui.

    “Uh.., untung ada Sum, coba kalau tidak.. wah.. bisa konyol kita ya..? Sum kamu nggak usah panggil Pak kepada saya, panggil saja Mas Budi..”

    “Iya Pak.., eh Mas..” awalnya Sum masih canggung untuk memanggil Mas kepadaku, namun lama-kelamaan dia mulai terbiasa, walaupun sifat pemalunya masih saja kental dalam dirinya, tetapi itu justru yang menimbulkan gairahku semakin meninggi.

    “Sabar.. sabar..” kataku pada diriku sendiri, aku harus memulainya dengan perlahan-lahan, jangan sampai seluruh rencanaku hancur karena terlalu terburu-buru, dan aku sudah bertekad untuk menikmati hidup ini secara perlahan-lahan.

    Sesampainya di rumah kontrakanku, aku menunjukkan kamar Sum di bagian tengah, karena rumah kontrakan-ku memang hanya terdiri dari 3 kamar. Yang di depan kupakai sebagai ruang kerjaku, yang satu lagi kupakai untuk ruang tidurku. Ruang tidurku dan ruang tidur Sum dipisahkan dengan kamar mandi.

    Pada saat aku mengontrak rumah ini, aku sudah merombak bagian ruang tidurku, kutempatkan lemari gantung yang bila kubuka pintunya, aku dapat melihat ke kamar mandi dengan bebas, karena aku menempatkan one way mirror berukuran 1 x 1.2 meter di dalamnya.

    “Nanti saja kamu mandinya Sum, tunggu saya, saya akan keluar sebentar, kamu beres-beres rumah saja, tolong sapu dan bersihkan rumah sepeninggal saya, kamu lihat sendiri banyak debu yang harus dibersihkan.” pesan saya padanya.

    “Baik Mas..” katanya lembut.

    Dan Sum tanpa canggung sudah melakukan tugas yang kuberikan dengan mengambil sapu di belakang. Kupacu mobilku menuju Departemen store di kotaku, lalu aku mulai sibuk memilih beberapa t-shirt Nevada yang ketat dengan bahan yang agak tipis, beberapa celana dalam yang bentuknya seksi, 2 potong handuk berukuran sedang, serta rok pendek yang kuperkirakan hanya sebatas paha bila dikenakan oleh Sum.

    Dalam perjalan pulang, aku sudah membayangkan betapa nikmatnya memandangi tubuh Sum yang dibalut dengan t-shirt tanpa BH, serta rok pendek yang dikenakan, hmm.., tidaklupa aku membelikan sabun mandi Pquito untuknya, agar tubuhnya harum. Sengaja aku tidak membelikan BH satupun untuk dirinya, karena memang aku bermaksud agar Sum tidak memakainya sepanjang hari.

    Setibanya aku di rumah, kulihat Sum sedang membersihkan kaca jendela depan rumah.

    “Wah.., kamu rajin sekali Sum, terima kasih, tidak salah aku memilihmu.” sapaku padanya.

    “Ah Mas bisa saja, ini biasa saya lakukan kalau saya ada di rumah.” katanya sambil terus melakukan pekerjaannya tanpa memperhatikanku.

    Aku masuk ke kamar Sum, dan mulai aku membongkar tasnya. Seperti dugaanku, Sum hanya membawa 2 potong rok terusan dan 1 buah kutang kecil serta 2 buah celana dalam yang terbuat dari bahan murahan. Kuambil seluruhnya dan kubungkus dengan tas plastik, lalu kusembunyikan di lemari ruang tidurku.

    “Sum.. kalau kamu sudah selesai membersihkan kaca jendela, mandi dulu, kemudian siapkan makanan yang kubeli tadi.” kataku setelah menyusun rencanaku.

    “Iya Mas..” sahutnya sambil tetap membersihkan kaca jendela yang tinggal sedikit lagi.

    Sesaat kemudian Sum masuk ke kamarnya, dan tampaknya dia bingung mendapatkan tasnya kosong, lalu memanggil diriku sambil membawa t-shirt, rok pendek, celana dalam yang seksi dan handuk.

    “Mas.. Baju Sum kemana..?” tanyanya.

    “Oh.. bajumu itu tidak baik untuk dipakai di kota, Mas akan malu kalau nanti ada teman-teman Mas kesini.., jadi Sum pakai saja baju yang sudah Mas belikan untukmu ya..?”

    “Tapi..?” nampaknya Sum ragu-ragu untuk melanjutkan kata-katanya.
    “Tapi apa Sum..?”
    “Kutangnya mana..?”

    “Wah Sum.. kamu kan masih kecil.., tidak perlu kamu menggunakan kutang itu, kutang itu pun sudah jelek sekali, dan itu akan menghalangi pertumbuhan buah dadamu.., sudahlah kamu pakai saja kaos yang kubelikan tadi.” kataku mencoba menjelaskan.

    “Tapi Sum malu Mas.., nanti akan kelihatan..” jawabnya malu.

    “Iya tidak Sum, justru akan kelihatan indah sekali kalau tubuhmu hanya dibalut dengan kaos yang kubelikan, percayalah..! Coba saja ya..? Dan kamu ganti baju yang sekarang kamu pakai, mungkin sudah bau keringat.”

    Akhirnya walau dengan berat hati, Sum masuk ke kamar mandi dengan membawa t-shirt serta rok pendeknya. Tidak lupa aku menjelaskan kepada Sum bagaimana caranya menggunakan shower dan bermandi dengan air hangat, karena memang kamar mandiku tidak memakai bak mandi. Setelah dia mengerti, aku tinggalkan dirinya.

    Begitu Sum masuk kamar mandi, bergegas aku pun masuk kamar tidurku untuk siap-siap melihat pemandangan yang menggairahkan. Kubuka bajuku sehingga aku telanjang bulat, dan aku mulai membuka lemari gantungku. Dan pemandangan di depan mataku membuatku terpana, jantungku berdebar-debar saat Sum mulai membuka rok terusannya, sehingga dia hanya memakai kutang kecil dan celana dalam murahan.

    Libidoku mulai menaik, aku terangsang dengan pemandangan di hadapanku. Sesaat kemudian Sum membungkuk untuk membuka celana dalamnya, dan aku melengguh ketika Sum akhirnya membuka kutang kecilnya, dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

    Kulihat tubuh Sum begitu padat berisi, tubuh seorang gadis yang baru tumbuh, buah dadanya masih belum menonjol betul, hanya segenggam telapak tangan saja. Seperti bayanganku, puting susunya masih belum begitu besar, berwarna merah muda kontras dengan warna kulit tubuhnya yang kuning langsat, namun itu justru sangat menggairahkan diriku.

    Perutnya rata, namun saat kulihat di bagian bawah perutnya, ugh.., nampak bagian itu agak menonjol keluar, agak gemuk sedikit. Dan yang membuatku semakin berdebar dan bernafsu, kemaluan Sum belum lagi ditumbuhi oleh bulu, masih mulus, hanya ada beberapa lembar bulu, itu pun masih bulu yang halus.

    Pemandangan di depan mataku membuatku semakin melambung tinggi dalam nafsuku, tanganku mulaimemainkan penisku yang sudah berdenyut-denyut dan bereaksi sejak tadi. Secara perlahan aku mulai mengocok penisku dengan tangan kananku, sementara tangan kiriku mulai membelai-belai sekujur tubuhku mulai dari perut dan berakhir di puting susuku.

    Aku semakin menggelinjang saat jari jemariku memainkan puting susuku, sensasi yang luar biasa mulai menerpaku. Tidak puas dengan keadaan itu, aku mengambil penis karet dari lemari bajuku yang berukuran tidak terlalu besar yang kubeli saat aku pergi ke luar negeri.

    Baca Juga :  Permainan Sexs Liar Dua Gadis Teman Kost Ku

    Sengaja aku memilih yang berukuran tidak terlalu besar yang berdiameter hanya 2 cm, kulumuri dengan baby oil, dan kuletakkan di tempat dudukku. Penis karet yang kubeli itu dapat diletakkan dengan kondisi berdiri mengacung ke atas, karena bagian bawahnya dilengkapi dengan semacam piringan.

    Aku mulai menempatkan diriku dengan anusku tepat di atas penis karet itu, sementara tangan kananku masih terus memempermainkan penisku dan tangan kiriku tetap mempermainkan puting susuku, kiri dan kanan. Aku mulai mendesah saat penis karet di tempat dudukku mulai menyentuh anusku, terasa bergetar menimbulkan perasaan yang sulit kuceritakan. “Sshh.. ahh..”

    Sementara di kamar mandi, Sum mulai dengan menyalakan shower, dan air yang mengalir mulai membasahi rambutnya. Lalu perlahan-lahan tangannya mulai membersihkan dirinya dengan sabun mandi, dan aku semakin larut dalam nafsuku saat tangannya mulai membersihkan ketiaknya yang belum lagi ditumbuhi bulu.

    Cerita Sex Kisah Pembantu Lugu Kesepian Akhirnya Melakukan Masturbasi

    Cerita Sex Kisah Pembantu Lugu Kesepian Akhirnya Melakukan Masturbasi

    Aku semakin menggelinjang dipenuhi oleh rasa nikmat di sekujur tubuhku. Sum mulai menggosok-gosok buah dadanya dengan cairan sabun di tangannya. Matanyaterpejam saat tangannya mulai meremas-remas buah dadanya sendiri.

    Entah karena rasa nikmat yang dirasakannya atau memang hanya kebiasaannya. Yang jelas pemandangan itu membuatku semakin menggila dalam nafsuku. Sum masih asyik menggosok-gosok buah dadanya tanpa menyadari bahwa aku sedang menikmati tubuhnya yang ranum dan menggairahkan itu dari sebelah kamar.

    Nafsuku semakin memuncak saat kulihat Sum mengambil shower dan mulai membersihkan kemaluannya. Dengan tangan kanannya, diarahkan air yang memancur dari shower itu tepat ke arah kemaluannya. Tangan kirinya mulai menggosok-gosok kemaluannya dengan cairan sabun. Nampak Sum sepertinya menikmati apa yang sedang dilakukannya.

    Bibirnya yang seperti gendewa itu mulai terbuka, dan yang lebih membuatku berdebar adalah saat Sum mulai menggosok-gosokan shower itu langsung ke bibir kemaluannya, rupanya semburan air dari shower itu menimbulkan sensasi seks dalam dirinya yang selama ini belum pernah dia rasakan, terlebih lagi saat shower itu menyentuh kelentitnya yang masih sebesar kacang.

    Sum terjengkit kenikmatan.., Sum mulai menyandarkan tubuhnya di dinding berhadapan dengan One way mirror di kamarku, sehingga semakin jelas aku dapat melihat pemandangan yang menggairahkan itu. Tubuhnya melengkung ke belakang, dan tangan kirinya mulai meraba-raba buah dadanya sambil sekali-sekali meremasnya.

    Aku tidak dapat membayangkan bahwasanya Sum gadis yang lugu yang baru saja datang dari desa dapat melakukan hal itu. Mungkin sensasi itu baru ditemukannya saat dia mulai menikmati guyuran air hangat dari shower yang selama ini belum pernah dia alami.

    Kocokan tangan kanan di penisku mulai kulakukan semakin cepat, dan tidak henti-hentinya aku memilin puting susuku kiri dan kanan. Aku semakin bergairah saat penis karet di tempat dudukku mulai memasuki lorong kenikmatan di anusku. Otot di sekitar anusku mulai bereaksi mengejut dan mengembang. Dan saat aku menurunkan tubuhku, penis karet itu masuk semakin dalam, gairahku memuncak.

    Dan ketika seluruh penis karet sepanjang 12 cm itu menghunjam bagian belakang tubuhku, aku melengking, “Aaahh..!” baru kali ini aku merasakan hal itu, karena biasanya memang hanya sebatas ujungnya saja yang kumasukkan ke dalam anusku, hanya untuk menambah rasa nikmat saat aku beronani.

    Kugoyangkan pantatku sedimikian rupa sehingga aku dapat merasakan penis karet itu berputar di dalamnya, sungguh menimbulkan rasa nikmat yang tiada taranya, dan tanganku tetap bermain dengan penis dan puting susuku.

    Kulihat Sum mulai mempermainkan puting buah dadanya yang mengeras dengan jarinya sambil sesekali meremas buah dadanya. Sementara dengan tangan kanannya, shower itu tetap digesek-gesekkan ke kelentitnya. Tiba-tiba tubuh Sum melengkung ke depan, dan kulihat kedua pahanya menjepit shower dan tubuhnya bergetar.

    Ah.., dia orgasme. Bayangkan.., gadis lugu dari desa berumur 18 tahun melakukan masturbasi sampai orgasme di kamar mandiku, sementara di sebelah kamar, aku menikmatinya sambil beronani juga. Kupercepat dan kupercepat kocokan tanganku di penisku, sampai akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang akan meletup dan meledak dari dalam tubuhku.

    Dan akhirnya, “Cret.. cret.. cret..” 7 kali semburan kurasakan air maniku tertumpah dari saluran penisku menyembur membasahi tempat dudukku dan pahaku, yang menimbulkankenikmatan yang tiada taranya, disertai dengan otot anusku yang mengejut memilin penis karet yang ada di dalamnya. Aku terduduk lemas sambil tetap melihat Sum yang mulai mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

    Agh.. aku membayangkan betapa nikmatnya kalau aku dapat menggumuli tubuh Sum yang masih ranum itu, namun aku masih mempunyai rencana lain, aku akan meletakkan penis karetku di kamar mandi suatu saat nanti. Dan aku mengharapkan dapat menikmati pemandangan yang lebih menggairahkan lagi saat aku membayangkan Sum akan bermain-main dengan penis karet itu.

    Cepat-cepat kubereskan tempat dudukku, aku terjengkit dengan rasa nikmat saat kutarik penis karet dari anusku. Kubersihkan air maniku dengan tissue, dan saat aku keluar dari kamarku, kuterpana dan gairahku muncul kembali ketika melihat Sum dengan rambut yang tergerai tersisir rapi memakai t-shirt dan rok pendek yang kubelikan.

    Tubuhnya yang padat berisi, dengan buah dadanya yang baru tumbuh, tercetak dengan jelas pada t-shirt yang ketat, nampak puting susunya masih mengeras, menimbulkan pemandangan yang menggairahkan bagi diriku.

    “Gimana mandinya Sum.., enak..? Sudah segar kan..? Ayo atur makan, kita makan, aku sudah lapar..!”

    “Iya Mas.., segar, terima kasih..”

    “Wow.., kamu cantik sekali dengan baju barumu Sum, pasti banyak laki-laki yang menginginkanmu..”

    “Aah Mas bisa saja..” katanya tersipa dan Sum tertunduk malu.

    Saat kutulis cerita ini, aku masih dengan keadaan telanjang bulat sambil mempermainkan penisku, sementara Sum sedang mempersiapkan makan siang untukku, tentunya dengan tubuhnya yang terbalut t-shirt yang ketat dan rok yang pendek sebatas paha.

    Sesekali kutengok dia, dari one-way mirror di kamar kerjaku, dan pemandangan yang paling kusuka adalah saat dia harus membungkuk, aku bisa melihat celana dalam yang seksi, berbentuk segitiga kecil membelah buah pantatnya, menerus ke depan ke arah bibir kemaluannya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokep – Sari Penghuni Kost Kamar Sebelah

    Cerita Bokep – Sari Penghuni Kost Kamar Sebelah


    1504 views

    Perawanku ini terjadi pada rumah kost yang kami huni. Cerita ini terjadi karena rumah kosku memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Cerita ini diawali dari Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.
    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.

    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku. Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.
    “Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.
    “Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.
    Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.
    “Oohhh Sari Uhh Sariii.., Saarrii Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.
    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.
    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati bibirnya, aku menelusuri lehernya.Agen Domino 99 Terpercaya

    “Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.
    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.
    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Sari menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.

    Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.
    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.
    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya. Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.

    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.
    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.
    Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Ahh Sari, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Sari.
    Pembaca, itulah pengalamanmu dengan Sari di kost. Aku sudah dua malam Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. Aku bisa, aku bisa.. dan mau terus berburu lagi. Ahh.., hidup memang menggairahkan dengan seks, dengan wanita. Hanya, aku harus super selektif memilihnya.

  • Lina Dan Lira

    Lina Dan Lira


    1503 views


    Perawanku – Sejak berpacaran dengan Lina, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas terkemuka di Bandung, yang berbeda dua angkatan dengannya, Andi mulai bergaul dengan teman-teman Lina. Aktifitas Lina membawanya sering berkumpul dengan anak-anak Hukum yang seperti teman-teman baru bagi Andi. Kenyataan ia satu-satunya anak Ekonomi saat berkumpul dengan teman-teman Lina membuatnya mudah dikenali. Dari sering berkumpul ini pula ia mulai kenal satu persatu anak Hukum. Sikapnya yang mudah bergaul membuat ia juga diterima dengan tangan terbuka oleh komunitas anak-anak Hukum.

    Sebagai anak Ekonomi dan punya pengalaman organisasi lebih banyak dibanding teman-teman Lina, membuatnya sering memberikan wawasan baru bagi anak-anak Hukum angkatan Lina. Di sini juga ia menjadi kenal Lira, yang sama seperti teman Lina yang lain, sekedar kenal dengannya. Lira sering ikut datang karena statusnya sebagai pacar Boy, salah satu pentolan angkatan Lina.

    Tidak ada perhatian khusus Andi kepada Lira, kecuali tentu saja, sebagai laki-laki normal, dadanya yang super. Meski bersikap biasa kepada Lira dan cenderung bersikap sama terhadap teman Lina yang lain, kelebihan pada tubuh Lira kerap membuatnya tak kuasa melirik lebih dalam, terutama saat Lira memakai baju yang memamerkan lekuk tubuhnya secara sempurna, apalagi kulit Lira putih bersih dan mulus.

    Perkenalan lebih terjadi saat Lina meminta Andi mengantarnya ke kost Lira karena perlu meminjam bahan kuliah. Saat itu pun Andi masih belum sadar Lira itu siapa, dan baru paham setelah disebutkan pacar Boy. Meminjam buku menjadi waktu bertamu yang lebih lama setelah Andi dan Lira ternyata punya selera musik yang sama. Obrolan itu masih dalam batas koridor pertemanan, hanya bedanya setelah itu, Andi jadi lebih ingat siapa Lira, paling tidak namanya. Lira sendiri sebetulnya bukan teman akrab Lina. Bisa dikatakan beda gank, tapi hubungan mereka baik.

    Aktifitas mengantar Lina ke kampus pun kini menjadi lebih menyenangkan bagi Andi karena ia sering bertemu Lira. Namun, sekali lagi ini sebatas karena mereka punya selera musik yang sama. Paling tidak, saat menunggu Lina berurusan dengan orang lain, terutama di lingkungan organisasi mahasiswa kampus, Andi punya teman ngobrol baru yang nyambung diajak ngobrol. Lina pun merasa beruntung Andi mengenal Lira karena ia jadi lebih santai mengerjakan sesuatu di kampus terutama jika ia minta Andi menunggunya.

    Sampai tiba masa-masa sibuk di organisasi mahasiwa Hukum yaitu pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Rapat-rapat sering digelar untuk merumuskan strategi kampanye. Kasihan kepada Andi, pada suatu hari Lina tidak minta ditunggu lagi oleh pacarnya itu, tapi ia minta dijemput lagi pukul empat sore, dua jam setelah rapat dimulai. Andi pun memutuskan untuk menunggu di kost-an salah satu teman yang kost di dekat kampus. Sayang, saat tiba di kost-kostan tersebut temannya sedang keluar.

    Tak habis akal ia menuju kost-an temannya yang lain. Namun, jalan ke kost-an temannya itu melewati kost-an Lira. Dari jalan, yang hanya berjarak sekitar 15 meter dari deretan kamar kost tersebut. Ia melihat Lira keluar dari kamarnya hendak menjemur handuk. Andi melambatkan motornya dan berharap Lira melihat. Dan, harapannya terkabul. Ia akhirnya memutuskan main di kost Lira sembari menunggu Lina selesai rapat.

    “Lina lagi rapat ya?”

    Lira membuka pembicaraan sambil sibuk menata rambutnya yang basah. Ia mempersilakan Andi duduk di atas karpet karena di kamarnya memang tidak ada kursi. Semua perabot terletak di bawah termasuk sebidang meja kecil tempat Lira belajar.

    “Iya. Loe kok ngga ikut Lir?”

    “Males. Gue tau pasti lama. Lagian sekarang kan yang rapat pentolan aja.”

    “Boy di sana juga?”

    “Iyalah, dia kan proyeknya. Masa’ dia ngga dateng. Ini juga gue lagi nungguin dia. Janjian ntar gue jemput jam enam, mau nonton.”

    Andi baru sadar kalau ini adalah malam Minggu dan ia belum punya rencana. Dari tadi pandangannya tidak lepas dari rambut ikal sebahu Lira yang basah habis mandi. Ia hanya bisa menelan ludah melihat Lira yang seksi sekali dalam kondisi seperti itu. Aroma yang cukup familiar baginya merebak dari rambut Lira yang masih basah.

    “Shampo loe shampo bayi ya, Deedee kan, rasa strawbery?”

    “Hahaha, kecium ya, kok tau sih?

    “Yah, elo Lir, gue kan juga pake Deedee. Cemen yah?”

    “Buset, orang kayak loe shamponya Deedee? Lina yang mau apa emang elo yang suka?”

    “Gue udah pake shampo itu sejak SMA,”

    “Hihihi…, geli gue, lucu aja, liat loe shamponya Deedee,” ledek Lira sambil tertawa geli.

    Keduanya terdiam sesaat. Sampai tawa Lira berderai lagi.

    “Kok sama lagi sih. Kita emang udah jodoh ketemu kali nih. Jodoh jadi temen gitu maksud gue.”

    Lira berusaha meluruskan kalimatnya karena sadar perkataannya bisa diartikan berbeda. Keduanya memang saling nyambung awalnya karena punya selera musik yang sama.

    “Mungkin kali ya…., loe bocor sih,” sahut Andi terkekeh.

    Obrolan pun terus berlanjut mengalir seperti sungai. Lira yang cerewet selalu punya bahan pembicaraan menarik demikian pula dengan Andi. Uniknya obrolan tersebut selalu nyambung. Di tengah ngobrol Andi sekali-sekali melirik dua tonjolan di dada Lira yang luar biasa ranum. Soal cewe, selera Andi memang yang memiliki dada besar. Ia sudah bersyukur punya Lina yang berdada lumayan berisi, namun melihat Lira, rasanya rugi kalau diabaikan, membuat darahnya berdesir kencang.

    Saat melihat dari jalan tadi, Andi menemukan Lira hanya memakai kimono mandi dan sedang menjemur handuk. Ia sempat diminta menunggu cukup lama oleh Lira karena harus berpakaian dulu. Harapannya, Lira keluar dengan pakaian lebih tertutup, tapi yang didapati adalah Lira hanya memakai tank top putih yang memamerkan ceplakan branya dengan jelas hingga renda-renda di dalamnya berikut celana pendek yang membuat 3/4 pahanya terbuka.

    “Eh, Lir, gue mo nanya nih….”

    “Apaan?”

    “Tapi jawab jujur ya….”

    “Apaan dulu??

    “Ya ini gue mo nanya?.”

    “Oke, jujur….”

    “Anak-anak Hukum sebetulnya risih ngga sih gue sering ngumpul bareng mereka.”

    “Angkatan gue??

    “Iya.”

    “Jujur kan?…Ngga, yakin gue. Eh, tapi maksudnya ngumpul karena loe nemenin Lina kan?”

    “Iya.”

    “Ya ngga sama sekali. Yang suka sama loe banyak kok.”

    “Bener loe? Kalo cowo-cowonya gimana?”

    “Ngga juga. Kenapa sih? Ya kalo ada paling yang dulu naksir Lina tapi keserobot elo?hahahaha….”

    “Sialan loe?, serius nih gue.”

    “Gue juga serius. Bener kok, percaya deh sama gue.”

    “Mereka, terutama yang cewe, malah yang gue tau pada keki sama Lina.”

    “Keki kenapa? emang salah gue apa?”

    “Maksudnya keki soalnya Lina dapet cowo kayak elo.”

    “Emang gue kenapa?”

    “Ya?loe kan sabar banget tuh mau nungguin Lina, terus gabung sama kita-kita, maen bareng?”

    “Gitu ya…?”

    “Iya pak Andi. Nih ya, gue kasih bandingan: cowo gue yang dulu, itu sama sekali ngga mau gabung. Sebates nganterin gue aja. Sombong banget, kayak ngeliat apaan gitu kalo kita ngumpul. Ngga tau, pembawaan anak teknik kali ya, berasa pintar sedunia.”

    Lira nyerocos tapi dari sorot matanya terlihat ia sangat serius.

    “Dulu gue tuh sering nahan hati soalnya cowo gue itu diomongin terus sama temen-temen gue. Sombong lah, belagu lah. Ya mereka sih ngomongnya baik-baik, minta gue ajak dia bergabung. Tapi cowo gue ngga mau gimana. Jadi serba salah kan?”

    “Anak teknik? Dani maksud loe?”

    “Betul pak! Dani. Mungkin juga karena ketuaan kali ya? Tapi ngga tau ah! Nah, ketika loe masuk dan mau mencoba berbaur. Temen-temen gue, ngga cewe ngga cowo, jelas seneng. Apalagi loe bisa nyambung. Yang cowo respek sama loe, yang cewe,….hihihi, demen.”

    Lira sengaja hanya sampai kata itu. Sebetulnya ia ingin bilang ke Andi bahwa anak-anak, cewe-cewe tentunya, banyak yang naksir Andi.

    “Demen apaan?” Andi berusaha memaksa Lira memperjelas omongannya sambil tergelak.

    “Ya demen…ih, loe GR ya?” kata Lira sambil menunjuk Andi.

    “GR apaan? kan gue cuman minta diperjelas,”

    “Nih ya, ada satu temen gue yang bilang berharap banget loe putus sama Lina. Katanya, gue mau deh, biar bekas temen juga…tuh…”

    “Yang bener loe? Siapa?”

    “Ngga usah gue kasih tau. Kalo perasaan loe peka, loe pasti tau deh! Eh, bener tuh, dalem hati loe pasti seneng juga kan disenengin cewe-cewe….hahaha.”

    “Sialan loe!” balas Andi sambil terkekeh.

    Tanpa sadar, Andi mendorong paha kiri Lina. Sejak perkenalan pertama mereka saat ngumpul bersama teman-teman yang lain sepuluhan bulan yang lalu. Baru kali ini mereka benar-benar saling bersentuhan secara fisik. Meski sebuah sentuhan tanpa maksud apa-apa, tak kurang Lira tertegun sejenak. Syaraf sensorik di pahanya seperti mengalirkan sesuatu yang menbuatnya berdesir. Hampir tidak ada yang tahu, bagian yang didorong dan disentuh Andi justru bagian paling sensitif pada Lira, bagian yang mampu mengalirkan perasaan erotik dalam diri cewe berumur 20 tahun itu.

    Lira berusaha tidak memandang mata Andi, tapi ia tak kuasa menahannya. Rangkaian kejadian yang hanya berlangsung sekitar satu detik itu seperti membuat tubuhnya mengalirkan darah demikian cepat.

    “Eh, Lir, sorry ya kalo terlalu keras. Ngga sakit kan?”

    Kali ini Lira malah berharap Andi kembali menyentuhnya. Desiran akibat sentuhan tak sengaja tadi benar-benar membuatnya merasakan sensasi yang selama ini belum pernah ia rasakan. Tapi, ia berusaha mengendalikan diri. Pahanya yang merinding tersentuh tangan Andi berusaha ia tutupi.

    “Ngga kok Ndi, ngga papa, cuma kaget.”

    “Aduh, gue jadi ngga enak. Bukan maksud gue mau lancang ke loe kok, Lir reflek aja.”

    “Iya gue tau,” Lira berusaha menahan agar mulutnya tidak mengatakan bahwa bagian yang Andi sentuh adalah daerah paling sensitif dari tubuhnya.

    Andi benar-benar jadi tidak enak dan salah tingkah. Lira bukan tidak menyadari hal tersebut. Ia kini paham, Andi memang bukan tipe cowo yang suka merayu perempuan, bukan cowo yang suka pegang-pegang perempuan sembarangan. Memang tidak salah teman-teman di kampusnya banyak yang suka pada Andi. Sikapnya gentleman banget, sama sekali tidak terlihat dibuat-buat. Dan, kenyataannya Andi memang benar-benar menyesal telah berlaku kasar, menurut ukurannya, kepada seorang perempuan. Ia adalah laki-laki yang paling tidak bisa berbuat kasar pada perempuan.

    “Gue juga termasuk yang dongkol sama Lina, kenapa gue justru nyambung sama cowo-nya…hahaha,” Lira berusaha mencairkan suasana dengan melontarkan joke yang sejujurnya ngga lucu.

    Andi pun tertawa meski masih agak dipaksa. Ia benar-benar merasa bersalah karena tanpa terkontrol menyentuh paha Lira terlalu dalam. Maksudnya hanya pengakuan ‘kekalahan’ karena didesak soal banyak perempuan yang menyenanginya. Sejujurnya ia juga suka Lira karena ia anggap perempuan yang suka bicara tanpa basa basi, apalagi dengan orang yang ia rasa bisa membuatnya nyaman. Sikapnya itu membuat Andi merasa lebih dekat dengannya, meski dengan dasar suka sebagai teman.

    Dari sisi laki-laki, Andi juga terkesiap dengan sentuhannya itu. Ia jadi menyadari Lira memiliki tubuh yang kencang dengan kulit yang halus. Benar-benar membuat kelaki-lakiannya bangkit. Ingin rasanya berbuat lebih dari itu. Tapi ia tidak tahu harus bagaimana. Ia juga sadar, situasi seperti ini sudah cukup sebagai tanda bahaya bagi dua insan berlainan jenis yang berada dalam satu ruangan. Hanya ia juga tak kuasa dan tak mengerti bagaimana menghentikannya. Langsung pergi, jelas akan membuat Lira marah, ia bisa menangkap bahwa Lira tidak menginginkan itu.

    Masih diliputi perasaan tak menentu dan membuatnya tertegun seperti patung, Andi terkejut ketika Lira sudah menjulurkan tangan dan meraih tangannya. Tapak tangannya digenggam kedua tangan Lira dan diarahkan ke bibirnya. Dalam keadaan terbuka, Lira menciumi perlahan-lahan permukaan telapak tangan kanannya. Andi benar-benar tegang bercampur kaget. Ia tahu itu sudah lebih dari sekedar pertanda Lira menginginkan sesuatu, lebih dari sekedar sentuhan tanpa sengaja. Lira pun bukan tanpa maksud seperti itu. Ia sadar antara dirinya dan Andi baru benar-benar kenal beberapa bulan belakangan. Tapi, akal sehatnya tak kuasa menahan keinginannya untuk disentuh lebih dalam oleh Andi.

    Andi benar-benar bimbang. Ia tahu, Lira sudah membuka gerbang dan kini dialah yang harus memainkan bola. Semua ada di tangannya. Di antara bimbang untuk meneruskan, yang artinya ia dan Lira sudah melanggar komitmen pada pasangan masing-masing, atau menghentikan, yang artinya ia bisa kehilangan kesempatan merasakan sesuatu yang selama ini sering membuat badannya bergetar dan hanya ia lampiaskan pada Lina, tangannya seperti bergerak sendiri membelai pipi kiri Lira. Jantung Andi berdegup kencang, bukan lagi takut Lira akan menolak, tapi sadar ia telah membuat sebuah pilihan penuh resiko tapi pasti sangat menyenangkan.

    Lira tersenyum. Merasakan belaian lembut jemari Andi di pipinya. Andi pun bergerak menyisir leher dan tengkuk Lira. Sampai di punggung, tangan kirinya ikut merangkul Lira dan seketika keduanya sudah berpelukan. Lira membenamkan seluruh tubuhnya ke Andi. Pelukannya bahkan lebih kuat dari Andi dan pantatnya ia geser mendekat. Keduanya masih duduk di lantai beralaskan sebuah karpet tebal berwarna merah. Andi mengangkat wajah Lira perlahan.

    Ia bisa melihat Lira tersenyum bahagia merasakan kehangatan tersebut. Andi sadar, ia melakukannya bukan untuk mengejar perasaan Lira, tapi lebih pada nafsu. Nalurinya sebagai laki-laki berkata bahwa ini adalah kesempatan merasakan nikmatnya tubuh seksi Lira yang selama ini sudah ia kagumi. Dalam hati ia terus membatin untuk tidak tanggung-tanggung dan ragu. Ia bertekad menunjukkan pada Lira bahwa ia memang laki-laki sejati. Sambil mulai menjilati daun telinga Lira, Andi berusaha membisikkan kata-kata rayuan ke telinga Lira.

    Glek! Mulutnya justru seperti terkunci. Semuanya sangat sulit untuk dikatakan. Balasan Lira hanya sebuah erangan manja berikut usapan halus disekujur punggung Andi. Tanpa ragu ia mendekatkan bibirnya yang merekah menyentuh bibir Andi. Halus, lembut dan perlahan penuh perasaan, keduanya saling mengulum bibir lawannya. Berpagutan dan saling bertukar lidah membuat suasana semakin hangat.

    “Ndi…,” Lira berusaha mengontrol dirinya. Ia ingin terus merasakan belaian laki-laki yang dikaguminya itu.

    Andi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia paham ini adalah titik kebimbangan Lira. Memaksa Lira menyelesaikan apa yang ingin dikatakannya sama saja berpeluang menghentikan semuanya. Ia terus mencium Lira penuh kehangatan. Tangannya mulai menggerayangi sisi kiri tubuh Lira dan berbalik ke atas menuju sebuah bongkah daging keinginan setiap laki-laki. Ia mulai dengan meraba permukaannya halus dan meremasnya pelan. Persis seperti yang ia lakukan pada Wita, sahabatnya, beberapa tahun silam. Perbuatan berdasarkan naluri yang membuat ia dan Wita hampir mengakhiri persahabatan erat yang mereka bangun sejak masuk kuliah, runtuh hanya bersisa nafsu.

    Andi seperti merasakan kembali sensasi itu. Sensasi bercumbu dengan perempuan yang rela menyerahkan tubuhnya secara total pada dirinya. Sesuatu yang justru tidak ia rasakan saat melakukannya pertama kali dengan Lina. Status berpacaran membuat mereka mudah melakukan apapun seperti ciuman, pelukan, bahkan rabaan. Andai dulu ia mengabaikan pertanyaan Wita apakah mereka benar melakukan hal tersebut, ia dan Wita saat ini pasti sudah tak ubahnya dua insan yang saling mengejar nafsu. Tidak ada lagi keindahan persahabatan dan keagungan sebuah kedekatan yang tidak dilandasi nafsu, murni sebuah kasih sayang dua manusia yang saling membutuhkan.

    Tapi dulu tindakannya tepat. Karena, ia dan Wita lebih membutuhkan hubungan tanpa berlandaskan nafsu birahi. Walaupun akhirnya ia dan Wita menghentikan semuanya sebelum keduanya bersatu dalam sebuah persetubuhan, perlu waktu berbulan-bulan untuk membangun kembali landasan yang telah mereka hancurkan sendiri.

    Kini, terhadap Lira, semuanya berbeda. Tidak ada halangan untuk melakukannya saat ini. Benar atau salah, itu soal nanti, karena saat ini nafsulah yang melandasi hubungan dirinya dengan Lira. Lira bukan teman dekatnya. Sejak awal ia tertarik pada Lira karena tubuh Lira yang menggoda iman. Kalau kemudian ia menjadi dekat dengan Lira karena sesuatu hal, itu tak ubahnya alat untuk masuk ke dalam perasaan Lira.

    Remasannya ke dada Lira semakin kuat. Tanpa ragu, ia menyisipkan jarinya dari sisi atas untuk merasakan langsung lembutnya bongkahan indah itu. Lira mengerang dan berusaha mendekap Andi lebih kuat. Tangan Andi meremasnya makin kuat dan semakin ia merasakan betapa kencangnya dada Lira. Kencang, halus dan terawat. Ia pun kagum kepada Lira yang menyadari bahwa bagian tubuhnya yang sedang remas Andi adalah daya tarik utama dirinya, terbukti dari hasil perawatan yang dilakukannya itu. Sembari tangan kanannya meremas dada Lira, dan lidahnya menjilati leher Lira. Tangan kirinya membuka pengait bra di belakang. Sekali terbuka, kedua tangannya menyusup dari bawah dan mengangkat pakaian Lira melewati leher.

    Dan sekejab ia langsung bisa melihat bukit besar menantang itu langsung di depan matanya. Sejenak ia kembali mengagumi keindahan yang terpampang di depan matanya itu. Dua bongkah daging yang sejak setahun lalu membuat dirinya kerap tak bisa tidur. Tak berlama-lama puting susu Lira sudah menjadi sasaran mulutnya. Kuluman bibir, gigitan kecil plus sapuan lidah membuat Lira terlonjak tak bisa menahan diri. Badannya menegang setiap Andi menghisap putingnya. Ingin rasanya Andi mengecup kuat area di kulit yang menutupi tonjolan dada Lira, tapi ia sadar hal tersebut akan mempersulit posisi Lira. Apalagi Lira memohon dengan suara lirih.

    “Jangan ada…bekasnya…Ndi….”

    Dua bukit besar itu seperti mainan baru bagi Andi. Ia juga sering merasakannya dari Lina, tapi yang disodorkan Lira dua kali lebih nikmat. Lina juga keras dan kencang, tapi tidak sebesar Lira. Besar tapi masih proporsional. Ia bisa merasakan puting Lira menyentuh telinganya saat ia berusaha membenamkan kepalanya ke sela-sela di antara dua bukit tersebut.

    Erangan pelan mulai terdengar keras keluar dari mulut Lira. Nafas Lira mulai memburu dan matanya terpejam. Mulutnya sedikit terbuka dan setiap isapan Andi di putingnya mengeras, kepalanya terlonjak ke belakang. Tangannya hanya bisa menekan kuat punggung Andi. Kendali dirinya benar-benar sudah hilang tertutup kenikmatan isapan dan sapuan lidah Andi di kedua payudaranya. Bahkan angin dingin khas kota Bandung yang kencang dari luar sudah tak terasa lagi di kulitnya.

    Tak hanya Lira yang terlena, Andi pun semakin bernafsu menggarap buah dada Lira yang menggairahkan itu. Sensasinya seperti mendapatkan sebuah mainan baru. Ia menjelahi setiap titik buah dada Lira tanpa terlewatkan. Ia ingin tahu reaksi apa yang diberikan Lira setiap ia menjelajah setiap permukaan buah dada itu.

    Keduanya sedikit tersentak ketika pintu kamar Lira tertutup sendiri tertiup angin kencang dari luar. Andi terdiam dan memandangi Lira sesaat.

    “Geblek, lupa ditutup….”

    Andi langsung bangkit dan memeriksa keadaan di luar dari jendela, apakah ada mata-mata tersembunyi yang menyaksikan perbuatan mereka.

    “Kunci Ndi…, sekalian korden…”

    Sebut Lira dengan suara parau dan lemah.

    Lira langsung menggamit lengan Andi dan memeluk laki-laki itu dan menempelkan keningnya ke dada bidang penuh bulu itu. Menunduk, ia bisa melihat puting buah dadanya menempel di atas perut Andi.

    “Ndi…, tolong…,”

    Ia melepaskan tangan Andi yang mengusap-usap halus punggungnya. Tangan kanannya membimbing tangan Andi ke arah selangkangannya. Ia merasakan sendiri sedikit demi sedikit kewanitaannya mulai basah mengalirkan cairan hangat. Ia tahu persis telah dihinggapi nafsu.

    Sejenak Lira was-was. Ia takut Andi melakukannya tindakan bodoh seperti laki-laki lain yang tidak peduli fase-fase seksualitas wanita. Ia ingin dilayani juga sebagai makhluk yang juga memiliki nafsu. Selama ini, yang ia alami hanya melayani keinginan laki-laki tanpa ada balasan dari laki-laki itu.

    Tapi kekhawatirannya segera lenyap saat Andi menyambut bimbingan tangannya dan mulai aktif menggerayangi daerah kewanitaannya. Dimulai dengan usapan lembut di atas daerah vag†nanya yang masih tertutup dua lapisan, celana dan celana dalam. Dilanjutkan gosokan sedikit keras yang menekan alat genitalnya. Sekali lagi, saat Andi menyentuh paha bagian dalamnya, darahnya berdesir kencang, nafsunya semakin melonjak.

    Aliran darah seketika seperti mengalir deras di tengah-tengah selangkangannya. Andi pun tak mau berlama-lama menunggu. Sekali tarik, ia meloloskan celana pendek dan celana dalam yang membuat Lira makin tak berdaya telanjang bulat. Tangan Andi mulai mengusap-usap klitoris dan bagian luar vag†nanya. Rasanya seperti melayang setiap sapuan jemari Andi mengenai alat kelaminnya itu. Dipadu permainan lidah di putingnya, Lira semakin lemah tak berdaya. Lututnya terasa lemas yang membuat Andi semakin mudah menjelajahi daerak kemaluannya karena menjadi terbuka.

    Tak tahan melakukannya sambil berdiri, Lira memundurkan tubuhnya dan menjatuhkan badannya ke ranjang. Lututnya ditekuk dan kedua pahanya ia buka lebar-lebar. Andi melepas sendiri kaus yang dikenakannya dan tak menyia-nyiakan pemandangan indah bibir-bibir vag†na berwarna coklat muda yang terpampang di depannya. Bulu-bulu kemaluan Lira sangat terawat karena terlihat dari cukuran yang rapi. Bulu-bulu itu hanya tersisa di atas klitoris dan panjangnya tidak ada yang melebihi satu milimeter.

    Sambil memeluk pinggang Lira dengan tangan kiri, ia mulai memainkan jari kanannya di seluruh permukaan kewanitaan Lira. Pengalaman dengan Lina mengajarkannya untuk tidak langsung memasukkan jari ke dalam vag†na. Ia lebih mementingkan usapan di klitoris. Dengan ibu jari dan jari tengah, ia membuka kulit penutup klitoris. Jari telunjuknya mulai meraba-raba permukaan klitoris yang menyembul berwarna merah muda. Lonjakan pantat Lira terasa kuat setiap ia mengusap klitoris itu dibarengi erangan keras dari mulut Lira. Lira meremas-remas sendiri buah dadanya. Ia menahan kenikmatan luar biasa yang dirasakannya.

    Puas jemarinya memainkan klitoris Lira, lidahnya mulai bergabung. Setiap jilatan sanggup membuat Lira menjerit. Kedua pahanya berusaha menjepit kepala Andi yang membuat Andi semakin ganas memainkan lidahnya. Sesekali permainan itu ia gabung dengan isapan keras klitoris Lira. Tak usah ditanya reaksi Lira karena perempuan muda itu semakin berisik mengeluarkan erangan dari mulutnya.

    Rasanya memang gila permainan mereka, karena jika erangan Lira terdengar sampai keluar, entah apa yang akan terjadi.

    Andi sudah mengarahkan lidahnya turun menuju vag†na Lira ketika Lira menahan tubuh Andi dan bangkit meraih kancing celana Andi dan melepasnya. Bersama celana dalam, satu sorongan ke bawah langsung menjulurkan batang kemaluan Andi yang sudah mengacung sejak tadi. Lira tahu, apa yang mereka lakukan adalah perbuatan bersama dan kini gilirannya membelai, mencium, menjilat, dan meremas milik Andi. Tak canggung ia menggenggam pen†s Andi yang mengacung keras. Kedua tangannya mengenggam bersama, terasa besar dan penuh pen†s itu memenuhinya.

    Satu kocokan, kini giliran Andi yang terpaksa memejamkan mata merasakan nikmatnya genggaman tangan halus nan hangat itu. Dari bawah, Lira melirik ke atas dan tersenyum kepada Andi yang berlutut di kasur. Ia paham arti senyum balasan Andi. Tanpa berlama-lama lagi, ia lumat batang tersebut di dalam mulutnya. Sedikit gigitan, ia jilat seluruh permukaannya yang mengkilat itu. Urat-urat di sekujur pen†s Andi semakin membuat nafsunya memuncak. Ingin rasanya segera merasakannya merayap di dinding vag†nanya. Andi terengah merasakan isapan dan kulumannya. Masih ada sedikit rasa dongkol pada Lina, kenapa temannya itu yang bisa mendapatkan laki-laki yang mampu menggetarkan hati setiap wanita itu.

    Di tengah usahanya memasukkan seluruh batang kemaluan Andi kemulutnya, Lira hampir tersedak karena ujung kemaluan Andi menyentuh pangkal rongga mulutnya sementara di luar masih tersisa. Ia semakin bernafsu mengulum pen†s ini. Pelan tapi pasti ia keluar masukkan pen†s itu di mulutnya. Lidahnya ia sentuhkan ke ujung pen†s yang kokoh itu. Ia paham laki-laki amat senang diperlakukan seperti itu.

    Terlihat dari paha Andi yang semakin terbuka membuat pen†snya makin mengacung kencang. Seketika ia melihat pen†s Andi, Lira langsung merasakan rangsangan semakin besar dalam dirinya. Tanpa ragu ia berusaha memberikan pelayanan sempurna pada Andi, laki-laki yang sanggup membuatnya panas dingin meski hanya beradu pandang. Ia ingin Andi merasakan kenikmatan terdalam pelayanan perempuan.

    Lira memang tidak salah karena Andi pun mulai merasakan apa yang diharapkannya. Baru kali ini Andi merasakan perlakuan total perempuan selain Lina terhadap dirinya. Apalagi saat Lira mulai menjilati dan mengulum kantung buah zakarnya. Semuanya terasa berbeda, benar-benar sensasi yang memabukkan. Selain merasakan nikmatnya kuluman dan isapan Lira, pemandangan indah sekaligus ia dapatkan. Posisi Lira yang merangkak setengah menunduk membuat bongkahan pantatnya menjulang ke atas. Pasti nikmat membenamkan pen†snya ke kemaluan Lira sekaligus menggenggam dan mengusap pantat yang padat dan berisi itu.

    Lira merasa belum cukup ketika Andi menarik lengannya. Tapi, ia mengikuti saja keinginan pujaan barunya itu dan menyambut kecupan hangat Andi di bibirnya. Ia merebahkan tubuhnya sembari menarik Andi. Lira sudah tahu kelakuan laki-laki. Jika sudah menarik dan merebahkan tubuh perempuan berarti laki-laki itu sudah ingin melakukan penetrasi.

    Namun, dugaannya meleset. Andi justru merebahkan badannya di sisi Lira. Berbaring miring, Andi mengisap lagi buah dadanya. Lira semakin kagum akan laki-laki yang satu ini, benar-benar penuh kendali diri. Ia semakin kaget ketika jemari Andi mulai bermain lagi di sekitar kemaluannya. Kali ini usapannya sedikit keras dan cepat menggosok klitorisnya. Lira menggelinjang menerima perlakuan Andi. Benar-benar laki-laki penuh misteri, pikirnya.

    Laki-laki sempurna, pikir Lira menyadari betapa beruntungnya ia berhasil mendapatkan Andi seperti sekarang. Bisa mendapatkan lagi sesuatu yang dulu hilang direnggut kejamnya Dani terhadap dirinya. Kalau saja ia tahu Dani hanya mempermainkannya saat itu, tidak akan ia mau menyerahkan semua kehormatannya kepada laki-laki brengsek pengecut itu. Rasanya muak hatinya mendengar semua orang membicarakan perkawinan Dani saat ia baru dua bulan memadu kasih dengan laki-laki keparat itu.Untung Boy hadir sebagai penyelamat. Ia sayang pada laki-laki ini, tapi kadang perasaannya tak tega melihat kebaikkan hati Boy.

    Tapi kali ini ia ingin total merasakan kehangatan Andi. Kekagumannya membuat ia semakin senang akan apa yang dilakukan Andi padanya saat ini. Menikmati usapan jemari Andi yang cepat itu membuatnya ia sanggup melupakan semua pikirannya pada dua laki-laki yang telah sempat mengisi relung hatinya.

    Di tengah lonjakan-lonjakan kecil menikmati permainan Andi, tiba-tiba ia merasakan sekujur tubuhnya sebuah rambatan energi tiada tara yang membuat sejenak dirinya seperti melayang. Suara-suara di sekitarnya seketika seperti lenyap, hanya terasa desiran tiada tara yang membuat tubuh sempat terbujur kaku sejenak dan berikutnya terlonjak-lonjak demikian kuat yang semakin lama semakin melemah frekuensi dan intensitasnya. Matanya terpejam, ia baru saja merasakan sensasi terbesar yang belum pernah sekalipun ia rasakan dengan laki-laki lain.

    Liang vag†nanya pun terasa berdenyut lebih kuat dan saat semuanya belum mereda, Andi sudah menindih tubuhnya. Ia bisa merasakan bobot tubuh Andi terutama di bagian bawah pinggangnya. Tangan Andi sudah tegak di sisi buah dada Lira kekar menopang badannya sendiri. Ia bisa merasakan bagian tubuh bawah Andi bergerak-gerak berusaha mengarahkan acungan pen†snya. Lira pun langsung meraih pen†s nan kokoh itu dan membimbingnya ke ujung vag†nanya.

    Andi tersenyum dan Lira membalasnya dengan senyuman manis diiringi anggukan penuh kepasrahan tanpa paksaan. Terasa Andi mendorong kuat pantatnya dan Lira juga bisa merasakan rengsekan batang kemaluan Andi di dinding vag†nanya. Sungguh halus dan penuh perasaan Andi memasukkan pen†snya ke vag†na Lira. Perlahan cairan di dalam vag†na melumasi permukaan pen†s Andi. Tak ada rasa sakit sama sekali meski pen†s tersebut lebih besar ketimbang milik Dani dan Boy. Itu karena Andi melakukannya tanpa terburu-buru dan tanpa memaksa.

    Mulai terasa perih ia menarik kembali pen†snya sedikit dan membenamkannya lagi sampai akhir seluruh pen†snya dilumat vag†na Lira. Sodokan pertama pen†s tersebut masuk seluruhnya sanggup menyentuh bagian dalam vag†na Lira yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Lira pun merasakan sekali lagi kenikmatan luar biasa itu. Apalagi, Andi tidak langsung memompa pantatnya cepat-cepat dan keras. Pertama masuk penuh, ia menahannya dan memandangi wajah Lira dan kali ini ditambah sebuah kecupan mesra. Lira seperti diawang-awang diperlakukan seperti itu. Ia merasa dirinya demikian berharga di hadapan Andi,

    Andi sendiri merasa telah memenangi sebuah peperangan. pen†snya yang sudah bersarang di vag†na Lira adalah sebuah tanda babak baru hubungannya dengan Lira yang tidak akan mudah dikembalikan seperti sedia kala. Bersatunya kedua tubuh mereka adalah sebuah ikatan emosi yang hanya bisa dirasakan oleh Andi dan Lira, tak seorangpun bisa merasakan itu.

    Setelah itu, mulailah Andi menggerakkan pantatnya mengangkat dan menekan yang membuat pen†snya keluar masuk bergesekan dengan liang vag†na Lira. Hangat dan lembut bisa Andi rasakan lewat sekujur pen†snya dari dalam vag†na Lira.

    Lira menyambut setiap gerakan Andi dengan jepitan dan gerakan kecil pantatnya. Dari mulutnya keluar erangan yang semakin lama semakin keras dan cepat berirama. Melihat Lira terpejam dan mengerang dengan mulut yang sedikit terbuka sambil mendongakkan kepala membuat Andi makin bernafsu. Lira semakin seksi dalam kondisi seperti itu. Lehernya yang putih dan guncangan kuat pada buah dadanya membuat Andi semakin ingin membenamkan pen†snya dalam-dalam di vag†na Lira.

    Apalagi setiap ujung pen†snya menyentuh pangkal vag†na Lira. Rasanya sungguh tiada tara. Derit ranjang mulai terdengar seiring semakin kuatnya sodokan Andi. Tapi mereka sudah tidak peduli. Lira bukan tidak menyadari seseorang pasti ada yang mendengar deritan tersebut di bawah. Apalagi kalau teman kost yang menempati kamar di bawahnya sedang berada di kamar. Tapi ia yakin semua temannya akan maklum.

    Semakin kuat dan cepat sodokan Andi membuat Lira merasakan lagi desakan rasa luar biasa yang akan tiba. Ia hanya bisa mencengkram punggung Andi keras-keras ketika desiran itu semakin kuat dan mencapai puncak. Kepalanya benar-benar mendongak ke atas hingga kedua bola matanya hanya terlihat tinggal putihnya. Setelah sampai, sekali lagi ia merasakan tubuhnya ringan dan aliran darah mengalir deras ke arah vag†nanya. Dinding vag†nanya berdenyut kuat hingga Andi juga bisa merasakannya.

    Andi langsung menghentikan gerakannya membiarkan pen†snya merasakan cengkraman kuat yang terjadi hanya beberapa detik itu. Tindakan Andi juga membuat Lira merasakan kenikmatan luar biasa. Kali ini terasa lebih karena denyutan vag†nanya tertahan pen†s Andi yang sedang membenami kemaluannya itu. Semakin banyak saja kekaguman Lira pada Andi. Tahu kapan ia akan merasakan puncak kenikmatan dan menghentikan sodokan membuat Lira bisa merasakan sepenuhnya kenikmatan tersebut. Sebuah teknik bercinta yang baru kali ini Lira rasakan.

    “Andi…,nikmat sekali…,”

    Lira memeluk Andi kuat-kuat dan menciumi pipi dan pundak laki-laki itu. Sekali lagi Andi tersenyum membalas Lira.

    “Enak?”

    “Banget!” Jawab Lira singkat dan tegas.

    “Gaya lain…?”

    Lira langsung mengangguk dan menunggu aba-aba Andi gaya apa yang diinginkan Andi.

    Andi membalik badan Lira dan mengangkat badan bagian bawah Lira dengan memeluk pinggang dari belakang. Lira langsung berdebar-debar begitu tahu Andi ingin melakukan gaya doggy. Missionari saja sudah sanggup mencapai pangkal vag†nanya, apalagi doggy.

    Tak menunggu lama Andi langsung memasukkan pen†snya. Lira menunduk sambil menggigit bibirnya merasakan seluruh pen†s Andi terbenam makin dalam di vag†nanya. Pantatnya terangkat tinggi yang membuat Andi semakin tak bisa mengendalikan birahinya. Kali ini Andi langsung mendorong dengan cepat dan Lira mengikuti irama dengan mendorong pantatnya ke belakang. Keduanya sama-sama merasakan kenikmatan yang lebih dalam.

    Masuk hitungan belasan menit menyodok vag†na Lira, belum ada tanda-tanda dorongan Andi melemah. Sebaliknya justru makin kuat, membuat Lira makin bernafsu. Tetesan peluh mulai membasahi keduanya, namun baik Lira dan Andi justru makin bersemangat. Lira, yang bisa dua kali beruntun merasakan kenikmatan puncak saat disodok Andi dari belakang justru semakin ingin merenguk terus kenikmatan itu. Pantat dan pinggangnya makin bergerak liar membuat Andi tak mampu menahan lenguhannya.

    Tiba-tiba ganti Lira yang berinisiatif. Ia lepaskan pen†s Andi dari vag†nanya dan mendorong Andi sampai terlentang. Ia langsung memanjat tubuh Andi dan duduk di atas acungan pen†s Andi yang masih kokoh berdiri. Melihat Lira bergerak naik turun, Andi tak kuasa untuk tidak meremas buah dada Lira yang terguncang-guncang. Telapaknya yang besar berusaha meraup seluruh permukaan buah dada itu, tapi tidak pernah berhasil. Remasannya makin kuat membuat Lira makin mempercepat gerakannya.

    Sekali lagi Lira harus mengaku kalah. Karena meski ia telah mencoba berbagai goyangan yang dipadu dengan gerakan naik turunnya, justru ia yang kembali merasakan desakan kenikmatan dari liang vag†nanya. Lira langsung ambruk menindih Andi yang sudah siap menerimanya dengan pelukan mesra dan kecupan hangat di ubun-ubunnya.

    “Kamu kuat banget Ndi…”

    “Kamu di bawah lagi ya…?”

    Lira mengangguk lemah dan menggulingkan badannya ke sisi kanan Andi.

    Sebelum Andi memasukkan lagi pen†snya ke vag†na Lira, Lira memberikan sesuatu yang belum pernah ia lakukan pada laki-laki manapun yaitu memasukkan pen†s tersebut ke mulutnya. Sebelumnya ia tidak mau mengulum pen†s yang sudah masuk ke vag†nanya. Tapi, untuk Andi, yang telah memberikannya kenikmatan tiada tara, ia lakukan itu.

    Puas mengulum dan menjilati pen†s yang dipenuhi lendir sisa persetubuhan mereka, Lira kembali merebahkan dirinya dan menyuruh Andi memulai lagi aksinya. Andi langsung bergerak dan dorongan seperti saat pertama mereka memulainya yaitu perlahan dan terus semakin lama semakin kuat dan cepat. Lira sudah pasrah kalau ia harus sekali lagi merasakan orgasme, tapi baru ia berpikirbegitu, tiba-tiba sodokan Andi terasa lebih keras dari sebelumnya.

    Sesaat kemudian Andi mengerang panjang dan menyodokkan pen†snya sangat kuat beberapa kali. Lira pun bisa merasakan hangatnya muncratan sperma Andi di dalam vag†nanya. Andi masih terus menyodok terputus-putus dan semakin melemah. Sperma Andi juga Lira rasakan mengalir keluar setiap Andi menyodokkan lagi pen†snya. Setelah benar-benar selesai, Andi pun ambruk menindih Lira. Andi terdiam sesaat di atas buah dada idamannya itu merasakan betapa nikmat persetubuhannya dengan Lira.

    Lira mengusap lembut kepala Andi penuh kehangatan.

    “Puas Ndi…?”

    Andi hanya mengangguk. Badannya terasa lemas. Lira tersenyum bahagia mendapatkan jawaban Andi. Paling tidak, tekadnya membuat Andi merasakan kenikmatan tertinggi berhasil ia lakukannya.

    “Lir, nikmatnya benar-benar ngga ada yang nyamain…”

    “Kamu juga hebat Ndi. Baru kali ini aku ngerasain orgasme….”

    Keduanya pun duduk berdampingan di sisi ranjang. Lira merebahkan kepalanya di pundak Andi. Sambil membakar rokok, Andi merangkul Lira. Keduanya hanya bisa terdiam dan sama-sama tidak percaya apa yang baru saja terjadi di antara mereka.

    Lira masih tidak percaya ia telah melakukan hubungan seks dengan Andi, pacar Lina, teman satu angkatannya. Meski ia memang sudah kagum pada Andi sejak pertama berkenalan, tapi akhirnya sampai berhubungan intim dengan Andi, adalah sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.

    Andi, walaupun ia juga tertarik pada Lira diawali oleh ketertarikan fisik, tetap saja apa yang baru saja ia alami benar-benar di luar dugaannya. Apalagi Lira seperti menyambut keinginan terpendam Andi itu yang sebetulnya ia simpan dalam-dalam. Ia kenal Boy dan tahu bagaimana Boy selalu menerima sarannya dalam hal aktifitas di kampus. Ia juga tahu Boy sangat menghormatinya terutama sebagai senior meski beda fakultas.

    Dalam diamnya, Lira tidak bisa membayangkan bagaimana marahnya Lina yang terkenal emosional di kampus. Serupa dengan Lira, Andi juga sulit membayangkan apa yang akan terjadi pada Boy jika ia tahu apa yang dilakukannya dengan Lira. Boy memang pendiam dan tenang, tapi Andi tahu Boy adalah orang yang keras.

    Andi mengeratkan rangkulannya pada Lira. Lira pun membalasnya diikuti kecupan di bibir. Tapi Andi tak membalasnya yang membuat Lira bingung.

    “Kenapa…?”

    Andi menggeleng sambil tersenyum dan mengecup kening Lira dan mendekap Lira lebih dalam.

    “Yuk ke kampus…,” ajak Andi sambil melepas pelukannya.

    Lira mengangguk sambil tersenyum. Berpakaian, kedua lantas keluar kamar bersikap biasa. Andi lebih dulu menuju motornya di lantai bawah.

    “Bareng aja…,” sahut Andi.

    “Oke!”

    Waktu saat itu menunjukkan pukul 4.15 sore. Keduanya tak sadar telah dua jam bercumbu dan berhubungan intim. Kalau sesuai janji, Andi sebetulnya sudah terlambat. Dan memang benar, saat tiba di kampus FH, anak-anak yang rapat sudah duduk-duduk di koridor kampus.

    “Bareng Lira?” Tanya Lina tanpa curiga.

    “Iya, tadi ketemu di jalan, ya sekalian aja.”

    “Tunggu bentar ya, 10 menit lagi.”

    “Oke, aku tunggu di sini ya.”

    Di tempatnya duduk, Andi melihat Lira berdiri di samping Boy. Boy masih sibuk membahas beberapa masalah dengan teman-temannya. Lira pun melirik ke arah Andi dan memberikan sebuah senyum yang manis. Keduanya memang harus kembali bersikap normal, tapi di hati kecil mereka, baik Andi dan Lira sama-sama berharap kejadian yang mereka alami terulang lagi?
    Terima kasih sudah membaca cerita seks di web kami.

  • Cerita Sex Bergambar Cewek Santri Berpinggul Montok

    Cerita Sex Bergambar Cewek Santri Berpinggul Montok


    1503 views

    Perawanku – Sewaktu Toni masih kuliah di Jogja dan tinggal di belakang sebuah pondok pesantren putri. Tubuh Safira ternungging di ranjang. Ia menangis tersedu-sedu.

    Lekuk pantatnya yang bulat montok tampak tercetak jelas beserta garis celana dalamnya di permukaan kain jubahnya yang tertarik kencang karena posisi menunggingnya itu. Bahkan karena tipisnya kain jubahnya, Toni bisa melihat dengan cukup jelas warna celana dalamnya yang terbayang. Warna merah muda. Bajingan itu meneguk air ludah menyaksikan keindahan pantat cewek asal Jepara itu.

    Ampuuun Maasss.. Jangan perkosa saya Huuh huuuuhhuuu..! ratap Safira memohon-mohon dengan wajah basah bersimbah air mata. Tapi tangisan dan ratapannya hanya semakin menambah nafsu birahi Toni.

    Hehehe. Aku tidak akan memperkosamu, Manis. Cuma ingin tahu gimana rasanya memek perawan seorang santri kayak Safira, kata Toni sambil menyingkap jubah panjang birunya ke atas pinggulnya. Siswi kelas 2 madrasah Aliyah itu terpekik dan berusaha menutupi auratnya sebisa mungkin tapi sia-sia. Kini terpampanglah pantat putih montoknya yang terbungkus celana dalam pink yang tipis.
    Ampuuun Masss, jangann lakukan ini padakuuuu, Mas Kasihan Maasss ia hanya bisa menangis. Tapi Toni masih bisa menahan nafsu. Dia tak mau terburu-buru menikmati hidangan lezat yang terhidang di depan manya itu. Toni ingin melakukan blowjob pada tubuh Safira dulu. Kedua tangannya meremas-remas kedua bongkahan bulat pantat santri montok itu. Agen Obat Kuat Pasutri

    Jari-jarinya menelusuri paha Safira yang putih mulus mengkilap, sampai akhirnya jari-jari itu menyentuh permukaan cdnya yang membukit. Gadis itu sedikit histeris ketika memek mungilnya yang tembam itu tersentuh oleh jemari lelaki. Toni menggosok-gosok dan meremas dengan gemas memek itu
    Arrrgggghhhhkkkhh!!!! Oooukkkhhhh.Massss! Arrgghhttt.. henttikaaaan! Henttikkann Masss! Toloooong hentikaaan Masss Jangaaan Aaarrrggghhh.! Suaranya bergetar, dan tubuh menggeliat-geliat liar. Tak lama kemudian Toni merasakan celana dalam gadis berjilbab lebar itu mulai basah oleh cairan memeknya yang keluar. Itu adalah tanda santri juara MTQ tersebut mulai terangsang oleh blowjob pada memeknya.

    Sudaaah, sudaaah Masss Aaaakkhhhhh Safiraa tidaaak mauuu Safira memohon-mohon dengan air mata bercucuran deras di antara rasa nikmat yang melanda kemaluannya.
    Tempik gadis berjilbab itu seperti kue apem, mungil tapi tembam membukit dengan lekuk yang masih berbentuk segaris. Begitu bersih dan mulus dengan bulu-bulu halus habis dicukur. Safira memang selalu rajin dan telaten merawat auratnya yang paling berharga itu sehingga tak heran jika Toni merasakan memek itu begitu wangi karena rajin dibersihkan dengan sirih.

    Safira menangis tersedu-sedu sangat malu. Karena itulah pertama kali vaginanya dilihat oleh seorang lelaki. Jangankan vagina, betisnya pun tak pernah dilihat orang karena selalu tertutup rapat oleh jubah panjang. Kini Safira merasa begitu terhina, habis sudah dirinya. Habislah sudah kehormatannya sebagai seorang santri santun nan sholehah. Memeknya bukan hanya telah dilihat, tetapi juga sedang digarap oleh orang. Dicicipi, dinikmati, direngut kenikmatan surgawinya.

    Cerita Sex Bergambar Cewek Santri Berpinggul Montok

    Cerita Sex Bergambar Cewek Santri Berpinggul Montok

    Ia berusaha menghindar ketika lidah basah Toni menjilati alur pantat dan memeknya. Lidah itu mengkritik lubang anusnya yang mungil keriput, membuat nafas Safira tersengal-sengal. Tapi lidah itu begitu liar, mengulas dan menusuk-nusuk. Dengan tangan Toni melebarkan celah pantat indah Safira, agar lidahnya semakin leluasa menikmati lubang berak gadis itu.

    Ooohh, jangaaan Safira tersedak ketika lidah Toni menyelinap ke dalam lubang anusnya. Tanpa rasa jijik sedikitpun, Toni terus menjilat bahkan kemudian menghisap-hisap lubang pembuangan Safira. Seolah-olah lubang berak gadis berjilbab itu makanan yang sangat lezat. Memang begitulah yang dirasakan Toni, lubang anus gadis itu baginya memang sungguh lezat dan gurih. Mengingat itulah pertama kalinya ia merasakan lubang dubur seorang gadis berjilbab. Santri lagi. Lubang anus Safira memang berbeda dengan lubang anus gadis-gadis lain yang pernah ia cicipi, baik aroma maupun rasanya. Rasanya manis-manis asem, sedangkan aroma yang dikeluarkannya sedikit legit dan lebih harum.

    Puas dengan lubang dubur, kini lidah Toni menjalar ke bawah, ke alur memek Safira yang sudah terkuak basah. Semakin lama memek itu semakin basah, tak henti-hentinya mengeluarkan cairan legit nan sedap. Tergetar-getar tubuh Safira diperlakukan sedemikian rupa. Scruppp scrupppppppp terdengar bunyi tembik mungil Safira disedot dan terdengar pekik lolong tangisan Safira meminta ampun dan belas kasihan
    .
    Seluruh tubuhnya terasa mengejang, Safira berusaha bertahan tapi jebol. Rasanya seluruh cairan tubuhnya berkumpul di vaginanya. Tubuhnya mengejang kaku dan akhirnya kenikmatan surga dunia itu meledak dashyat. Dari dalam liang tempik, cairan bening kekuning-kuningan menyembur keluar dengan deras. Begitu banyak seolah tak mengalir tak habis-habisnya.
    Sluuurrppp! Sluuurrrpp.. sluuuppp! Toni menghirup seluruh cairan orgasme Safira yang melekitkan keluar dengan amat rakus. Baru kali ini ia mencicipi cairan vagina perempuan yang begitu harum, lezat dan gurih. Ah, ternyata rasa cairan orgasme gadis berjilbab memang berbeda, simpulnya penuh kepuasan.

    Ooohhh Masss jahaaat Huuuuhh huuuhhh..! tangis Safira terisak-isak setelah mengeluarkan orgasme pertamanya yang begitu dashyat hingga seluruh persendian tubuhnya lemas. Memek mungil namun tembam gadis itu tampak kemerah-merahan.
    Gimana rasanya, Sayang? Enak kan? bisik Toni sambil menciumi pipi mulusnya yang basah oleh air mata.

    Kau bajingan! jerit Safira dengan mata merah.
    Hahaha. Aku memang bajingan, tapi aku barusan telah memberimu kenikmatan tawa Toni penuh kemenangan,Tapi itu belum apa-apa.. Aku akan membuatmu merasakan yang lebih nikmat lagi, memberimu pengalaman yang tak terlupakan..
    Kini tubuh molek menggiurkan itu ditelentangkan di atas ranjang. Safira berusaha mempertahankan diri dengan mengatupkan kedua pahanya rapat-rapat dan menyilangkan kedua tangannya menutup buah dadanya yang kencang. Tapi apa dayanya menghadapi seorang lelaki yang sudah diamuk nafsu birahi. Toni merentangkan tangannya ke samping dengan kasar dan meremas sebelah buah dadanya. Safira merintih-rintih.

    Dengan buas mulut Toni kemudian mengulum dan menghisap kedua puting susunya yang meruncing tegak dan masih berwarna pink.
    Ooh, Masss suudaahh sudaaah MaassAarrrrggghh..!
    Safira hanya bisa memohon-mohon belas kasihan dengan suara serak di antara isak tangisnya yang mengiba ketika Toni berusaha mengangkangkan kedua paha mulusnya lebar-lebar agar selangkangannya terbuka. Tapi lelaki itu sudah menempelkan ujung batang penisnya ke bibir vaginanya yang basah.

    Ampuun Masss Huuuhhh jangaaaanSafira gak mau dikenthuuu, Masss.. Huuhuuuu! Safiraa gaaak mauuu!!! tangisnya tersedu-sedu ketika kedua pahanya yang terkangkang lebar membuat lipatan memeknya terkuak, Jangaaaan jangaaan.. Ooh, jangaan!
    Aaaaaaarrrrggggkkhhhhhhhhh Jangaan Maasssssssss!!! jerit Safira histeris ketika merasakan sesuatu benda tumpul yang hangat perlahan menyeruak masuk ke bibir vaginanya.
    Liang memek gadis itu berkedut-kedut menjepit erat batang penis Toni yang besar nan panjang, seperti menyedot-nyedot. Belum pernah rasanya ia mendapatkan liang memek senikmat ini.

    Aaarrkkhhh! Aaaarrkkhhh teriak Safira melengking setiap kali Toni menghentakkan pinggulnya menghujamkan batang kontol sedalam-dalam ke dalam liang tempiknya yang sempit. Namun setelah beberapa lama Oohhhh kentthuuu! Oohh kentthuuu! Aaarrrkkhhhh!! erang Safira dengan suara yang tiba-tiba berubah sangat manja. Kedua tangannya yang halus mencengkram pundak Toni, sementara kedua pahanya yang mulus menjepit kuat pinggang pemerkosanya. Wajahnya yang berjilbab lebar terdongak ke atas dengan kedua mata indahnya yang tampak merem-melek, sementara dari mulutnya yang mungil basah terdengar desisan, rintihan, desahan, erangan nikmat tiada henti.
    Oooohhhh Sudaaahh Suddaaaah. Ohhhh, eenaaakk, oohh enaaakk Massss Ampuuuunn ohh ampun gadis ABG berjilbab itu mengerang-erang hebat merasakan nikmatnya sensasi diperkosa orang. Setiap hujaman kontol Toni ke liang memeknya, disambut gadis berjilbab yang santun dan sholehah itu dengan hentakan pinggul indahnya ke atas.

    Sambil menangis, Safira naik ke atas tubuhku. Tubuhnya yang putih montok tampak begitu indah oleh keringat yang mengkilap. Pelan-pelan santri alim itu berjongkok di batang kontolku yang sudah mengacung tegang. Ia mendesis ketika ujung kontolku yang bulat menyentuk permukaan vaginanya yang basah kuyup. Dengan air mata bercucuran deras, ia lalu membuka kedua paha mulusnya lebar-lebar hingga selangkangannya terkangkang memamerkan memek indahnya yang telah kuperawani. Jari-jemarinya yang lembut gemetar ketika meraih kontolku, mengenggamnya lalu menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah terkuak merah basah.

    Perlahan tapi pasti batang kejantananku itu ditempelkannya tepat-tepat di bibir lubang memeknya yang nikmat tersebut lalu ditekannya ke dalam. Bersamaan dengan itu ia menurunkan pantatnya semok Hingga: Bleesss bleeesss!! Batang kontolku langsung terbenam ke dalam liang senggama gadis berjilbab itu sampai setengah.

    Oooh, Tuhan nikmatnya! Liang basah yang baru pecah perawan itu terasa sempit sekali. Wajah cantik berjilbab putih yang basah oleh air mata itu tampak mengernyit menahan sakit. Kedua tangan Toni mencengkram pinggulnya erat-erat, lalu menghentakkan kontol ke atas.
    Uugh! keluhnya tertahan ketika seluruh batang kejantanan Toni melesat masuk ke dalam liang senggamanya. Air mata kembali meleleh di sudut matanya. Indah sekali melihat wajah cantik dan manis yang masih mengenakan kerudung itu begitu mengibakan. Seumur hidup tak pernah Toni bayangkan pemandangan seindah ini, di mana seorang gadis, seorang santri alim dan santun yang begitu cantik dan manis telanjang bulat dengan tubuh molek berkilau oleh keringat dan jilbab lebar masih terpasang di kepala duduk di atas tubuhnya dengan kontol besar nan panjangnya tertancap di liang vaginasi gadis.

    Ooohhhh ooohhhharrrrkkhhhh mauuu nyamppeeee Firaaaaa mauuuu nyamppeeeee, Maasss!!! Aaaaaaaaarrrrrkkhhhhhh!!!! gadis berjilbab itu menggerakkan pinggul moleknya sejadi-jadinya, menggoyangkan pantat bulatnya semakin cepat dan menghempaskan pinggulnya sekuat-kuatnya. Sehingga batang kontol Toni bak sepotong kayu menghujam-hujam liang senggamanya dengan keras dan deras.

    Tak perlu lama Sepasang mata gadis dengan jilbab putih yang masih terpasang rapi di kepalanya itu mendelik ke atas. Wajahnya merah padam, dan mulutnya ternganga lebar. Indah sekali menyaksikan ekspresi wajahnya yang berjilbab itu merah padam menahan kenikmatan tak terlukiskan di puncak senggama.

    Aaaaarrrkkkkhhhh keluaaarrrr.! Akuuuuuuu keeeluuuuuuaaaaarrrrrr. Arrrggghkkkhh nikmmaaaattttt.!!! Raungnya histeris dan menggerakan pinggul menjadi-jadi. Toni merasakan batang kontolnya laksana dimasukkan dalam mesin penggiring. Dan seeeerrrr seeeerrrseeerrr cairan vagina Safira muncrat deras membasahi batang kontolnya. Terasa hangat dan lengket.

    Hampir magrib persetubuhan nikmat itu baru berakhir. Toni membantu gadis itu memakai kembali bra dan celana dalam serta jubah panjangnya. Agak terkangkang-kangkang Safira berjalan pulang ke asramanya. Kegadisannya hilang sudah, hatinya hancur berkeping-keping tapi harus diakui juga kalau ia telah mendapatkan kenikmatan yang luarbiasa selama diperkosa tiga jam lebih oleh pemuda begundal itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Selingkuh Sahabat Suamiku

    Selingkuh Sahabat Suamiku


    1503 views

    Perawanku – Saat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena

    wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

    Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

    Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
    Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

    Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

    Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

    Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

    Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

    Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
    Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

    Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

    Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

    Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

    Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

    Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

    Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

    Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

    “Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

    Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

    “Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

    Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

    “Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

    “Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

    “Aku sangat malu.” katanya kemudian.

    “Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih.

    Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

    Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

    “Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

    Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

    “Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

    “Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

    Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

    “Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

    Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

    Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

    Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
    Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

    “Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

    “Sentuhlah!”

    Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

    Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

    Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

    Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

    Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

    Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

    Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

    Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

    Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

    Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

    Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

    Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

    Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

    Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

    Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

    Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

    Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

    Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

    Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

    Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

    Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

    Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

    Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

    Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

    Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

    Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

    Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

    Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

    Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

    Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

    Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

    Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

    Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

    Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

    Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

    Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

    Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

    Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

    Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

    Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

    Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

    Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

    Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
    Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

    Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

    Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

    Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

    Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

    Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

    Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

    Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

    Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

    Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

    Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

    Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

    “Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

    “Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

    “Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

    Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

    Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

    Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

    Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

    Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

    Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

    Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

    Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

    Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
    Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

    Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

    Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

    Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

    Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

    Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

    Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

    Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

    Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

    Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

    Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

    “Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

    Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

    Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

    Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

    Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

    Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

    Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

    Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

    Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

    Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

    Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

    Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

    Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

    Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

    Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

    Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

    Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

    Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

    Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

    Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

    Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

    Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

    Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

    Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

    Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

    Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

    Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.Cerpen Sex

    Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

    Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
    Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

    Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

    Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

    Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

    Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

    Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

    Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

    Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

    Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

    Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

    Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

    Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

    Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

    Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

    “Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.

    Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

    Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
    Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

    Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

    Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

    Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

    Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

    Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

    Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

    Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

    Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

    Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

    Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

    Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

    Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

    Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

    Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

    Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

    “Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
    Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

    Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

    Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

    Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

    Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

    Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

    Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

    Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

    Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

    Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

    Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

    Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

    Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

    Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

    Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.

  • Sahabat Kejam Pembawa Nikmat – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Sahabat Kejam Pembawa Nikmat – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1502 views

    Perawanku – Nаmаku Anggi. Sааt ini аku duduk dibаngku SMA kеlаѕ 2 di ѕаlаh ѕаtu SMA ѕwаѕtа tеrkеnаl di Kоtа Tangerang. Pараhku ѕеоrаng реnguѕаhа Restoran di kоtа ini, dan banyak membuka cabang restorannya di daerah jakarta dan sekitarnya . Jаdi, hiduрku ѕеrbа kесukuраn. Ditаmbаh lаgi аku аnаk tunggаl.

    Pараhku kеturunаn Cina, ѕеdаngkаn mаmаhku аѕli Jawa mаkа tаk hеrаn mukаku terlihat oriental. Hidungku mаnсung, rаmbutku hitаm раnjаng, kulitku рutih bаdаnku lumауаn tinggi dаn idеаl, раntаtku lumауаn bеѕаr jugа, рауudаrаku bеrukurаn 34B .

    Bаnуаk уаng bilаng kаlо аku itu super sexy kаrеnа аku ѕukа раkе bаju уаng kеtаt-kеtаt tеrmаѕuk ѕеrаgаm ѕеkоlаhku уаng аku kесilin ѕеhinggа kеtаt dаn mеmbuаt рауudаrаku kеliаtаn ѕеmаkin bеѕаr. Oh iуа, di rumаh kаmi mеmiliki 2 pembantu rumаh tаnggа dаn ѕаtраm. Pеrtаmа аdа Bi Ami, umurnуа bаru 24 tаhun, tugаѕnуа mаѕаk dаn bеrѕih-bеrѕih rumаh.

    Mеnurutku Bi Ami саntik dаn рutih, kаlо оrg bilаng mаh bаhеnоl. Kеduа аdа Mаng Amir, umurnуа ѕеkitаr 35 tаhun, tugаѕnуа ѕеbаgаi ѕuрir mаmаhku kаdаng jugа ѕukа bеrѕih-bеrѕih tаmаn mеmbаntu Bi Ami. Sаtраm kаmi bеrnаmа Pа Mul, umurnуа 32 tаhun, bаdаnnуа ѕереrti tеntаrа, bеriѕi dаn tеgар.
    Mеnurutku diа miriр salah satu aktor terkenal Steven Seagel. Mеrеkа ѕеmuа tinggаl ѕаtu rumаh dеngаn kаmi, mеrеkа tinggаl di rumаh bеlаkаng. Sеtiар hаri аku реrgi kе ѕеkоlаh mеnggunаkаn mоbil Toyota Yaris yang dibelikan papahku. Kаdаng аku jugа ѕukа mintа аntеr Mаng Amir kаlо lаgi mаlеѕ bаwа mоbil.

    Hаri itu аku kе ѕеkоlаh nуеtir ѕеndiri, ѕеbеnеrnуа lаgi mаlеѕ bаwа mоbil tарi Mаng Amir lаgi ada tugas dari papah. Oh iуа, аku mеmiliki 3 оrаng ѕаhаbаt, уаitu Dеvi, Bеni dаn Aldi. Yа, mеѕkiрun kаmi bеrѕаhаbаt соwо-сеwе tарi kаmi ѕаngаt аkrаb.

    Kаmi ѕudаh bеrѕаhаbаt ѕеjаk SMP. Kаlо оrаng-оrаng уаng gа kеnаl kаmi раѕti mеngirаnуа kаmi аdаlаh duа раѕаng kеkаѕih kаrеnа kеmаnа-mаnа kаmi ѕеlаlu bеr-4, gаndеngаn, реlukаn, уаng раѕti mаѕih dаlаm tаhар уаng wаjаr.

    Dеvi dаn аku hаmрir ѕаmа tingginуа, сumа Dеvi lеbih lаngѕing dibаnding аku dаn lеbih рutih tарi uruѕаn рауudаrа рunуаku lеbih bеѕаr dаri Dеvi. Mеnurutku Bеni dаn Aldi gаntеng-gаntеng. Bеni mеmiliki rаmbut ѕеmi-mоhаwk dаn jаmbаngnуа уаng lеbаt kаdаng аku jаdi bареr kаlо liаt diа kаrеnа Bеni tiре соwоku bаngеt, Aldi mеmаkаi kасаmаtа dаn mеmiliki rаmbut уаng lumауаn gоmрlоk dаn diа ѕеlаlu jаdi ѕаѕаrаn guru untuk mеrаziа bajunya yang terlalu pendek.

    “Pаgi-раgi udаh bеtе аjа ѕih саntik.” Dеvi mеngаgеtkаnku ѕааt аku duduk di kеlаѕ.

    “Iуа nih guе lаgi mаlеѕ bаwа mоbil tарi Mаng Amir gа biѕа ngаntеr.” Jаwаbku kеѕаl. Agen Judi Fastbet99

    Hаri ini jаm реlаjаrаn ѕеlеѕаi lеbih сераt kаrеnа guru-guru аkаn rараt. Aku, Dеvi, Bеni dаn Aldi ѕаngаt ѕеnаng ѕеkаli.

    “Eh, kеrumаh guе уuk kitа dvd.” kаtаku.

    “Bоlеh bаngеt tuh!” jаwаb mеrеkа.

    Kаmi ѕеgеrа bеrgеgаѕ kеrumаhku уаng bеrаdа di daerah Kalideres. ѕеѕаmраinуа di ѕаnа, аku lаngѕung mеmintа Bi Ami untuk mеmbuаt minumаn dаn mеmbаwа сеmilаn kе kаmаrku

    “Cереt уа, Bi!” kаtаku.

    “Oh iуа, mаmаh bеlum рulаng? Pа Mul kоk gа аdа di dераn?”,

    “Bеlum nеng. Kаlо Pа Mul tаdi lаgi iѕtirаhаt nеng”.

    Tаnра mеnjаwаb аku lаngѕung mеnуuѕul tеmаn-tеmаnku уаng ѕudаh bеrаdа di kаmаrku. Tаnра gаnti ѕеrаgаm аku lаngѕung gаbung tеmаn-tеmаnku уаng ѕudаh mulаi nоntоn film duluаn. Sudаh 2 jаm kаmi mеnоntоn film. Aku tibа-tibа mеngаntuk.

    “Anggi, gеrаh nih minjеm tаnktор dоng.” kаtа Dеvi.

    Dеvi tаk реrnаh mеmаkаi tаnktор, jаdi kаlо раkе ѕеrаgаm dаlеmаnnуа сumа BH. Tаnра mеnjаwаb аku lаngѕung tidur kаrеnа ѕаking ngаntuknуа. Aku tеrbаngun ѕеbеlum mаghrib, Bi Ami mеmbаngunkаnku. Tеmаn-tеmаnku ѕudаh раdа рulаng. Hаndрhоnе ku bеrbunуi, tеrnуаtа Linе dаri Aldi:

    “Gа nуаngkа уа, Gi”.

    “ Kеnара, di?”

    Tak berselang lama Aldi tiba Tiba Mengirim beberapa foto.

    Aѕtаgа! Tеrnуаtа Aldi mеngirimkаn fоtо bugilku. Aku bаru ingеt minggu lаlu аku iѕеng fоtо-fоtо gа раkе bаju dilарtорku. Mеѕkiрun bеgini gаirаh ѕеkѕku ѕudаh tinggi. Aku mеnаngiѕ dаn mеmоhоn раdа Aldi аgаr tidаk mеnуеbаrkаnnуа.

    “ Guе mаu dеh lаkuin ара аjа аѕаl jgn ѕеbаrin fоtоnуа Di”

    “ Bеnеr nih? Bоlеh dеh, dеаl уа lо mаu lаkuin ара аjа buаt guе” hаhа

    “Iуа di аѕаl jаnji jgn ѕеbаrin fоtоnуа”

    Kеmudiаn Aldi tidаk mеmbаlаѕ lаgi. Aku dеg-dеgаn ѕаmа ара уаng mаu dilаkuin Aldi. Dаn mаѕih khаwаtir diа аkаn mеnуеbаrkаn fоtоnуа. Kееѕоkаn hаrinуа ѕааt di ѕеkоlаh аku lаngѕung mеnghаmрiri Aldi,

    “Di, jаngаn ѕеbаrin dоng guе mоhоn”.Aldi hаnуа tеrtаwа

    “Guе ѕеriuѕ, Di. Guе tаkut dikеluаrin dаri ѕеkоlаh dаn оrtu guе tаu” mаtаku bеrkаса-kаса.

    “Tеnаng аjа. Lо kаn jаnji mаu lаkuin ара аjа buаt guе, ntаr jаm iѕtirаhаt guе tunggu di gudаng bеlаkаng,Kаlо lо gа dаtаng уа lо tаu ѕеndiri аkibаtnуа”.

    Aldi lаngѕung mеninggаlkаnku. Aku hаnуа mеlаmun ѕаjа ѕераnjаng jаm реlаjаrаn mеmikirkаn ара уаng аkаn dilаkukаn Aldi раdаku. Tеng! Tеng! Tеng! Jаm iѕtirаhаt tеlаh dаtаng.

    “Kе kаntin уuk!” аjаk Dеvi раdаku.

    “Gа аh Dev, guе lаgi gа еnаk bаdаn nih”

    “Lо gа ара ара kаn tарi?”. Aku hаnуа mеnggеlеngkаn kераlа, Dеvi mеninggаlkаnku dеngаn Bеni. Sеtеlаh mеrеkа реrgi, аku lаngѕung bеrgеgаѕ mеnuju gudаng bеlаkаng ѕеkоlаh. Di ѕаnа ѕudаh mеnunggu Aldi.

    “Akhirnуа dаtаng jugа hаhа”

    “Lо mаu араin guе Di?” tаnуаku guguр

    Aldi mеndеkаtkаn bibirnуа раdа bibirku. Aku lаngѕung mеnghindаr.

    “Oh gа mаu? Yаudаh guе ѕеbаrin!” kаtа Aldi ѕаmbil mеngеluаrkаn hаndрhоnе nуа.

    “Iуа Di gu.. guе mаu guе сumа kаgеt”.

    Tаnра bеrрikir раnjаng Aldi lаngѕung mеnсium bibirku. Awаlnуа аku hаnуа diаm ѕаjа tарi lаmа lаmа аku biѕа mеngikutinуа. Kаmi ѕаling bеrсiumаn lауаknуа ѕераѕаng kеkаѕih. Lidаhnуа kеluаr mаѕuk mulutku, аku рun mеmаinkаn lidаhku dimulutnуа. Aldi bukаn оrаng реrtаmа уаng mеnсiumku, аku реrtаmа сiumаn ѕааt SMP.

    Tаngаn Aldi mulаi bеrgеrilуа. Tаngаnnуа mеrеmаѕ kеduа рауudаrаku. Awаlnуа аku mеnаhаn tаngаnnуа kаrеnа bаru kаli ini аdа соwо уаng mеmеgаng рауudаrаku tарi lаmа kеlаmааn аku mulаi mеrаѕаkаn gеli уаng mеmbuаt gаirаhku nаik.

    “Ahh реlаn реlаn Di”.

    Aldi mеmbukа kаnсing ѕеrаgаmku ѕеhinggа kini tаnktорku tеrlihаt, seragamku ѕudаh асаk-асаkаn.
    “Gеdе bаngеt tоkеt lо, Gi, guе udаh inсеr ini dаri lаmа” Aldi tеruѕ mеnggrере рауudаrаku.

    Tаli tаnktор dаn bh ku dibukа ѕеhinggа рауudаrаku ѕеdikit tеrlihаt. Aldi lаngѕung mеngеluаrkаn рауudаrаku dаri ѕаrаngnуа.

    Tеrlihаt рuting hitаmku уаng ѕudаh mеnоnjоl. Aldi lаngѕung mеlаhар dаn mеnjilаtnуа dеngаn rаkuѕ.
    ”Ahhh di gеli аhhhh” dеѕаhku.

    2 mеnit Aldi mеmреrmаinkаn рауudаrаku mulаi dаri mеnjilаt dаn mеnсuраngnуа.

    “Guе udаh gа tаhаn nih, nungging ѕаnа реgаngаn ѕаmа kurѕi”

    Aku уаng mаѕih mеrеm mеlеk kаrеnа rаngѕаngаnnуа hаnуа раѕrаh kеtikа Aldi mеnуuruhku mеnungging.

    “Lо mаu ngараin Di? Guе mаѕih реrаwаn” tаnуаku ѕеtеngаh hоrnу.

    Aldi tаk mеnjаwаb hаnуа mеmbukа сеlаnаnуа dаn mеngеluаrkаn kоntоlnуа.

    Aku ѕеmраt mеnоlеh kеbеlаkаng. Kоntоlnуа сukuр bеѕаr. Aldi mеnуingkар rоkku ѕеhinggа tеrlihаt раhа muluѕ ku dаn сеlаnа dаlаm рink ku.

    “Jаngаn еntоt guе di. Kitа реting аjа уа. Pliѕ” аku mеmоhоn раdа Aldi аgаr tidаk mеmаѕukkаn kоntоlnуа kе dаlаm mеmеkku.

    Dibukаnуа сеlаnа dаlаmku dаn dilеmраr еntаh kеmаnа оеlh Aldi.

    “Pliѕ jаngаn dimаѕukkin Di” kаtаku mеmеlаѕ.

    “Diеm аh bаnуаk оmоng lо Anggi!” Aldi mеmbеntаkku dаn mеnсоbа mеmаѕukkаn kоntоlnуа kе mеmеkku.

    ”Pеlаn реlаn di ѕаkit аwhh” nаmun Aldi tаk mеnghirаukаnnуа, ѕеtеlаh bеbеrара kаli реrсоbааn аkhirnуа kоntоlnуа mаѕuk dаn rоbеklаh ѕеlарut dаrаku оlеh ѕаhаbаtku ѕеndiri, ѕеdih rаѕаnуа tарi ini jаlаn ѕаtu-ѕаtunуа аgаr аibku tidаk diѕеbаrkаnnуа.

    Aldi mulаi mеnggеnjоtku реrlаhаn nаmun lаmа lаmа ѕеmаkin сераt.

    “Pеlаn реlаn di guе mаѕih реrаwаn, ѕаkittt аwhhh” dеѕаhku.

    Lаmа kеlаmааn аku mеrаѕаkаn ѕеnѕаѕi уаng luаrbiаѕа. Plаk рlаk рlаk hаnуа ѕuаrа itu уаng kеluаr dаri gudаng ini. Aldi tеruѕ mеnggеnjоtku ѕаmbil mеrеmаѕ рауudаrаku.

    Sеѕеkаli kаmi bеrсiumаn ѕааt аku mеnоlеh kеbеlаkаng.

    “Ahhh di guе kеluаааrrrr” аku mеrаѕаkаn оrgаѕmе ѕеtеlаh 4 mеnit digеnjоt Aldi. Rаѕаnуа lеbih еnаk dibаnding оrgаѕmе ѕааt mаѕturbаѕi. Aldi tеruѕ mеnggеnjоtku.

    Kаrеnа kаlеm diа tidаk bаnуаk biсаrа.

    “Ahhh сереtаn di аhhh bеntаr lаghiii bеl mаѕukkk аhhhh” kаtаku ѕаmbil mеndеѕаh.

    Sеtеlаh 5 mеnit аkhirnуа Aldi mеnуеmрrоtkаn ѕреrmаnуа. Crоt сrоt сrоt.

    “Enаk bаngеt mеmеkku lо, Gi” kаtаnуа ѕаmbil mеmbеrѕihkаn kоntоlnуа.

    Aku уаng mаѕih lеmаѕ mаѕih mеnungging dеngаn bеrtumрu раdа kurѕi.

    “Cереtаn bеrѕihin, guе kе kеlаѕ duluаn уа. Ingеt ini bаru реrmulааn, ѕауаng” kаtа Aldi ѕаmbil mеnсium bibirku lаlu diа реrgi mеninggаlkаnku уаng mаѕih lеmаѕ.

    Aku mеnаngiѕ kаrеnа ѕudаh tidаk реrаwаn lаgi tарi di ѕiѕi lаin аku mеrаѕаkаn kеnikmаtаn уаng bаru ini аku rаѕаkаn. Kinikmatan yang aku dapat dari sahabatku yang kejam.

    Dеngаn сераt аku mеmbеrѕihkаn ѕiѕа ѕреrmа Aldi yang sedikt mengenai seragamku dеngаn tissu. Sеbеlum mаѕuk kеlаѕ аku kе tоilеt dulu mеmbеtulkаn seragamku уаng асаk-асаkаn dаn kеmbаli mеmbеrѕihkаn ѕiѕа ѕреrmа Aldi.

    Aku terdiam sejenak dan memikirkan kalimat yang diucapkan Aldi padaku “Ini bаru реrmulааn kаtаnуа. Aра lаgi уаng аkаn diа lаkukаn раdаku?” kаtаku dаlаm hаti. Tарi уаng раѕti аku mеnikmаtinуа dаn аku ѕudаh раѕrаh dеngаn ара уаng аkаn Aldi lаkukаn lаgi раdаku.

  • Pengalaman Bercinta Dengan Fantasi Seks

    Pengalaman Bercinta Dengan Fantasi Seks


    1502 views

    Cerita Sex Bokep ini Berjudul ” Cerita Sex Pengalaman Bercinta Dengan Fantasi Seks ” Cerita Panas,Cerita Hot,Cerita Ngentot,Fantasi Seks.

    Perawan – kejadian pada waktu aku sedang ada masalah dengan pacarku, namanya Gina, tinggi badannya 160 cm, berat 57 kg, kulit putih bersih, bra 36B. Namaku panggil saja Andi. Pacarku itu sangat seksi karena bokongnya menonjol ke belakang dan pinggangnya kecil jadi kata temanku dia sangat montok.

    Cerita Sex Pengalaman Bercinta Dengan Fantasi Seks


    Masalahnya kami sedang bosan satu sama lain, karena hubungan kami sudah 2 tahun sementara untuk pikiran menikah masih dibahas tidak kunjung selesai karena ada faktor X diantara kami. Untuk menghilangkan kebosanan pada saat kami berhubungan badan dia sering membayangkan yang melakukan hal ini dengan batang kemaluan yang besar dan hot, batang kemaluanku sendiri panjangnya 15 cm dan diameter 2,5 cm, katanya kurang? dan karena saat itu aku sedang sibuk kerja di kantor maka kalau sedang berhubungan badan, biasanya bisa 30 menit di luar pemanasan, pemanasan biasanya 30 menit juga mulai dari atas sampai menjilat liang kemaluan, sekarang pemanasan 15 menit dan hubungan badan 5 menit. Wah, dia protes setiap selesai berhubungan badan, sudah pasti saya keluar duluan sementara dia naik saja belum. Sementara saya juga tidak terpikir untuk menyeleweng dan dia juga menjaga perasaan saya dengan tidak menyeleweng, tapi yang terjadi kami sering berantem kecil-kecilan dan dia kalau diajak berhubungan badan sering malas.

    Ceritanya sendiri kami jalan-jalan malam itu kurang lebih jam 9.00 malam berkeliling di daerah Thamrin. Sambil jalan kami membicarakan masalah hubungan badan, dia protes karena kondisiku yang tidak berubah. Dia bicara begini, Andi, aku bosen nih kamu kalau hubungan sekarang cepet banget, kan Gina belum puas, katanya merengek.
    Habis aku lagi capai sih.. kataku.
    Ah, gitu terus alasannya.. katanya.
    Yaa bukan gitu dong.. tapi lagi bener tidak fit, kataku.
    Tapi aku kan jadi suntuk nih, kepalaku sering nyut-nyutan, aku jadi kepengen banget badanku digerayangin sama cowok lain! Aku pengen gituan yang hot yang lama 2 jam dan batang kemaluannya gede, kata Gina.
    Enak kali ya.. sama bule, katanya menyambung.
    Memang kamu berani Gin.. kataku sedikit cemburu tapi ada perasaan lain ingin menantang dia.
    Yaa, iyalah.. tapi aku kan tidak enak sama kamu, katanya.
    Memang kamu pengen batang kemaluan yang gede dan yang hot? tanyaku.
    Yaa.. habis kamu kalau hubungan sepertinya sudah tidak full lagi tegangnya dan mana cepet lagi. Pusing aku, tahu! katanya.
    Yaa.. sudah kalau gitu sini kamu tiduran biar tidak pusing.
    Kemudian jok kursinya dia mundurkan dan dia rebahan di pangkuanku, tangan kiriku langsung membelai rambutnya.

    Terus kupijat kepalanya dan ternyata dia keenakan, lalu merem pelan-pelan. Tanganku turun ke leher, pundak dan ke dadanya. Kuremas perlahan, dia diam saja, kancing bajunya satu persatu kubuka sambil mobil jalan terus berputar di sekitar Monas dan Sabang. Perlahan tanganku meremas buah dadanya ternyata sudah mengeras. Dadanya montok, bentuknya bulat penuh dengan puting berwarna merah jambu. Ketika kusuruh melepas branya, dia langsung membuka kancing branya dan melepas bra tersebut sehingga buah dadanya yang montok itu menantang keluar kedua-duanya karena bajunya sudah kupinggirkan ke samping. Dengan leluasa tangan dan jari-jariku bermain meremas dan memijat pelan putingnya yang telah mengeras.

    Akkhh.. desah Gina keenakan.
    Mhh.. enak Gin.. tanyaku.
    Iyyaa.. desahnya keenakan.
    Jari tanganku lalu turun ke bawah mengusap perut dan pusarnya, terus ke bawah membuka kancing celana jeans-nya dan menarik reitsletingnya. Srett.. terbuka sudah dan perlahan jari ini menyentuh bulu-bulu halus di atas bibir kemaluannya. Kemudian kuremas perlahan dan kuusap.
    Aakhh.. Andii.. keenakan rupanya dia dan.., Aduuhh, aku pengen batang kemaluan yang gede Ndii.. Wah mulai deh dia ingin berhubungan badan.
    Yang lamaa.. yang hot.. akhh.. desah dia keenakan.

    Jariku naik turun dari dada ke sekitar liang kemaluannya, dengan perasaan cemburu aku bertanya kepadanya, Kamu mau sama yang gede kayak bule Gin..? tanyaku.
    Mauu.. desahnya sambil badannya bergetar.
    Wah, kepalang tanggung nih pikiranku jadi kotor.
    Kamu pengen yang hot yaa? tanyaku lagi.
    Akhh.. aahh iyaa.. katanya.
    Ya sudah kamu cari aja.. kataku penasaran ingin membuktikan kepadanya.
    Pikir-pikir dari pada dia main di belakang lebih baik terus terang kalau memang berani.

    Ketika di jalan sekitar McDonald, kulihat ada bule sendirian di pinggir jalan sedang berdiri, badannya besar dan tinggi. Aku melihat dia sedang mencari bantuan. Ketika kulihat, dia juga melihat. Setelah sekali putar kulihat dia masih di tempat, sementara jariku sedang merayap di sekitar bibir kemaluan Gina, kemudian mobil kupinggirkan. Ehh, bule itu mendekati mobil kami, Gina tidak tahu kalau kaca jendela kubuka. Dia pikir aku ke pinggir karena capai keliling terus, jadi dia biarkan saja dadanya terbuka dengan putingnya yang mengeras dan bulu-bulu halus yang terlihat dari luar. Bule tersebut mendekat dari sisi pintu Gina dan melihat ke dalam sambil berbicara,
    Maukah anda menolong saya.. ups.. maaf.. katanya sambil terbelalak matanya.
    Dia kaget melihat posisi Gina terlihat buah dadanya yang putih mulus keluar dengan puting yang telah mengeras dan bulu halus kemaluan Gina terpampang tepat di wajahnya. Karena badannya menjorok ke dalam pada saat berbicara.

    Gina tidak kalah kaget. Lhoo? dia segera bangkit dari tidurnya dan merapikan kemejanya.
    Kok kamu tidak bilang kalau ada orang sih.. wajahnya merah karena malu.
    Sudah tidak apa-apa.. kataku tersenyum, lalu aku bilang ke bulenya, Maaf, ini pacar saya. Apa yang bisa saya bantu.
    Setelah tenang sedikit sambil melihat ke Gina dia bilang, Mobil saya rusak dan tidak ada bantuan, kata si bule.
    Mobil saya rusak dan saya sudah minta tolong teman saya tapi teman saya sedang pergi jadi saya tunggu di sini, katanya lagi.
    Ya sudah, anda masuk saja ke belakang, kataku.
    Ooh ya, terima kasih.. katanya sambil melirik ke arah Gina.
    Dia naik dan duduk di belakang. Sementara Gina masih kaget sedikit tapi melihat bule itu ganteng (katanya) dia perlahan protes, Aku kan malu.. katanya.
    Katanya pengen bule, kataku berbisik.
    Tapi kan tidak begini dong.. katanya merajuk.
    Kulihat dia tidak marah berarti dia juga kemungkinan suka.

    Aah ya, saya Andi, kataku bersalaman, Dan ini Gina..
    Sambil tersenyum mereka berdua bersalaman dan terus mengobrol basa-basi dari mana dan seterusnya. Setelah basa-basi selesai lalu dia bilang, Kamu punya body bagus Gin..
    Gina mencubit pahaku, Aku kan maluu..
    Terus aku bilang, Katanya kamu pengen tahu Gin, gedenya seberapa, kataku.
    Yaa, aku kan cuma.. kata dia tidak meneruskan karena si bule (namanya Chalued) menyeletuk.
    Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja, katanya sambil tersenyum.
    Tidak apa-apa kok.. kata si bule.

    Aku yang sudah penasaran sejak tadi oleh keinginan Gina terus menimpali, Ya sudah Gin.. kamu ke belakang saja Gin.. kataku.
    Aakhh, tidak ahh. Gila kali.. kata Gina tersenyum.
    Ya tidak, kan cuma lihat saja biar kamu tidak penasaran, kataku.
    Eeh, si bule bilang mengenai hal tersebut tidak jadi masalah kalau di negaranya (Prancis) di sana mereka sudah bebas kalau suka ya bilang suka.

    Kalau kamu penasaran ya lihat saja, katanya tersenyum.
    Karena terus diajak bicara dan Gina antusias mendengarnya akhirnya dia mau juga ke belakang.
    Lihat saja yaa.. kata Gina tersenyum malu.
    Kemudian kujalankan mobil ke jalan Menteng, sementara Chal kulihat segera membuka kancing celananya dan reitsletingnya terus menarik ke bawah celananya. Gina yang duduk di sampingnya melihat keluar jendela sampai Chal mengeluarkan batang kemaluannya yang besar walaupun belum tegang sekali.
    Hai.. lihat ini, katanya sambil tangan kirinya memegang batang kemaluannya sendiri dan tangan kanannya memegang tangan kiri Gina.
    Gina melihat batang kemaluan bule itu dan terlihat wajahnya menegang terpaku melihat batang kemaluan yang besar berwarna putih dengan kepala batang kemaluan seperti topi baja. Sementara aku menyetir terus dan dapat melihat melalui spion atas kelakuan mereka berdua di belakang.

    Kamu lihat ini dan pegang saja! kata Chal.
    Wihh takut akhh.. desah Gina dengan suara serak.
    Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi, kata Chal.
    Gina terpaku melihat batang kemaluan Chal di samping tangannya. Chal mengambil inisiatif, langsung dia mencium pipi Gina perlahan, karena Gina diam saja maka wajah Gina dipegangnya dan.. Gila dia mencium bibir Gina dengan perlahan dan perlahan kulihat Gina membalas ciuman itu dengan membuka bibirnya serta merta Chal melumat bibir itu dan memasukkan lidahnya.

    Emmhh.. desah Gina perlahan.
    Kamu suka Gin.. bisik Chal di kuping Gina.
    Melihat reaksi positif dari Gina, tangan kiri Gina diarahkan untuk memegang batang kemaluan besar yang telah menyembul dari atas celananya. Ternyata Chal sudah melepaskan celananya berikut celana dalamnya sampai di paha. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak batang kemaluan itu berikut bijinya yang ditutupi rambut kemaluan. Gina mulai memegang batang kemaluan itu dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jarinya tidak dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O) membuat Gina penasaran dan melihat secara jelas bentuk batang kemaluan bule tersebut dan mendesah, Aakkhh gedee bangeet.. desahnya dengan suara parau dan wajah memerah.

    Wah, kudengar dia sudah birahi, panik juga aku. Kemudian Chal sambil mencium telinga Gina berbisik, Kamu kocokin dong.. desah si bule tidak tahan keenakan.
    Wah sudah lupa mereka berdua, katanya hanya lihat saja, kok minta dipegangi dan dikocok lagi. Eeh, ternyata Gina menuruti permintaan Chal dan perlahan jari-jari tangannya meremas dan mulai mengurut ke atas dan ke bawah dan dalam relatif singkat batang kemaluan bule tersebut berdiri dengan kokohnya di tangan Gina. Panjangnya lebih dari batang kemaluanku atau lebih kurang 22 cm dan diameternya sekitar 4 sampai 5 cm.

    Emmhh.. akhh.. desah mereka berdua di jok belakang.
    Makin lama semakin hot saja mereka berdua, sementara tangan Gina terus mengocok kejantanan Chal. Chal pun dengan nafsunya mengulum bibir Gina dan jemarinya dengan cepat membuka kancing kemeja Gina, karena Gina belum mengancingkan semua kancingnya (sengaja barangkali) maka kemeja tersebut dengan cepat terbuka semua dan dengan sigap tangan dan jari Chal langsung meremas susu Gina yang ternyata telah mengeras dan menonjol.

    Akhh enak Chal.. desah Gina menggelinjang. Baju itu disingkirkan ke samping dan begitu bibir Gina dilepas ciumannya maka mulut Chal langsung mendekat ke dada Gina sambil terus meremas perlahan. Puting Gina dihisap sambil dijilat, gundukan daging dada berganti-ganti sehingga, Akhh.. uuff.. erang Gina keenakan. Wajah Gina sudah menengadah ke atas dengan posisi pasrah, sementara tangan kirinya terus mengocok batang kemaluan Chal yang besar dan penuh digenggamannya dengan makin cepat, kadang-kadang diremas batang kemaluan itu dengan kuat tanda dia sudah tidak tahan karena rangsangan yang ada pada sekujur tubuhnya dan bergetar badannya.

    Ooohh.. Anndii.. desahnya keenakan lupa kalau yang sedang bersamanya itu si Chal. Tangan kanan Gina menekan kepala Chal ke dadanya sementara tangan kirinya sudah tidak beraturan mengocok batang kemaluan besar dan menariknya ke atas seakan-akan ingin digesekkan atau dimasukkan ke dalam liang kemaluannya sendiri dan seakan-akan memaksa untuk segera dituntaskan semuanya.

    Chal menyadari yang diminta Gina dan tangan kiri Chal segera membuka kancing celana Gina dan menarik ke bawah reitsleting celana Gina. Tahu atau pura-pura tidak tahu Gina membiarkan tangan itu membuka reitsleting dan dengan mengangkat sedikit pantat Gina tangan Chal itu berhasil meloloskan celana panjang berikut celana dalam Gina yang berwarna hitam tipis terbawa tertarik ke bawah. Celana itu tertarik hingga di tengah paha Gina di atas dengkul Gina sedikit. Tersembul sudah batang paha Gina yang putih mulus dan gundukan kemaluan Gina yang ditutupi oleh rambut kemaluannya yang halus berwarna hitam ikal.

    Kamu mulus sekali Ginn.. bisik Chal sambil tangannya mengusap paha jenjang milik Gina.
    Ahh kamuu.. Gina tersenyum keenakan dan mata memerah. Keadaan mereka berdua sudah sama-sama dengan celana yang telah merosot dan posisi celana mereka berdua telah berada di atas dengkul masing-masing. Gina hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulnya sambil merenggangkan paha atasnya ketika jari-jari Chal itu mulai merayap perlahan, mengelus dan menekan sekitar atas kemaluan Gina yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan menyebarkan aroma yang khas dari kemaluan Gina. Mereka benar-benar telah tidak memperhatikanku yang membawa mobil dengan perlahan sekali dan terus memperhatikan kelakuan mereka berdua yang sudah seperti orang kepanasan.

    Mereka sama-sama mendesah dan mengerang perlahan.
    Saya suka sekali wanita Indonesia.. desah Chal.
    Wanginya sangat enak sekali, kata Chal sambil mendesah.
    Emmhh.. desah Gina sambil mengerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Sementara batang kemaluanku sendiri sudah kukeluarkan sejak tadi dan perlahan kukocok sendiri, Sialan, makiku dalam hati, cemburu tapi enak juga aku melihatnya serasa menonton film BF beneran di depan mata lagi. Jari bule itu mulai menyentuh belahan kemaluan dan mengusap perlahan terus dari atas ke bawah. Belahan kemaluan Gina sudah terlihat basah dan menjadi licin di sekitar belahan tersebut dan semakin lama menyebarkan aroma yang membuat Chal dan aku menjadi makin terangsang. Tangan Gina sudah terlepas dari mengocok batang kemaluan itu dan kedua tangan itu terkulai lemas meremas kepala Chal dan kadang-kadang mengusap punggung Chal dengan sangat merangsang sekali. Chal sabar sekali sementara tangan kiri dan jarinya terus membelai belahan kemaluan Gina, tangan kanannya terlihat meremas buah dada Gina, sementara itu mulutnya menghisap puting Gina yang telah mengeras serta menjilati permukaan dari gundukan buah dada Gina atau mengulum bibir Gina dengan emosi yang teratur.

    Kurang lebih 20 menit Chal telah merangsang sekujur tubuh Gina sementara baju Gina telah terlepas membuat dia leluasa menggerayangi sekujur tubuh putih mulus itu. Terlihat Gina tersenyum puas dan memasrahkan diri sepenuhnya untuk diraba dan diremas oleh jari Chal dan Chal pun menciumi seluruh tubuh Gina yang telah polos sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Suatu pemandangan yang eksotik dan luar biasa, kupandangi kekasihku digerayangi dan dilumat habis seluruh badannya dan wajahnya tapi aku tidak cemburu, malah terasa puas dan bernafsu sendiri melihat adegan tersebut.

    Sungguh sensasi luar biasa. Gina sudah bugil setengah badan ke atas tanpa sehelai benang pun di tubuh atasnya terlihat tonjolan buah dadanya yang putih bulat penuh mengeras dengan puting merah jambu dan sementara itu celana panjang Gina telah merosot sampai ke bawah dengkulnya sehingga dengan makin leluasa jemari bule tersebut meremas gumpalan daging kemaluan Gina dan jari tengahnya terus menggesek belahan kemaluan tersebut. Chal terus membelai belahan kemaluan Gina tanpa dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam kemaluan Gina yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara Gina telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka atau bisa disebut mengangkangkan kakinya.

    Chal melihat Gina sudah pasrah dan seluruh badannya bergetar seperti menahan sesuatu segera merubah posisi badannya menghadap ke Gina. Dia berlutut di depan Gina yang telah mengangkangkan kakinya sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kaki Gina yang mengangkang lebar dan lubang kemaluannya yang telah terlihat jelas telah basah. Karena posisi yang sempit di belakang mobil maka Chal mendorong dan melipat kursi di sampingku ke depan.

    Wah aku takut juga kalau sampai batang kemaluan Chal yang panjang dan besar itu telah siap-siap mengarahkan ke belahan kemaluan Gina yang telah menantikan dengan mata terpejam dan mulut yang terbuka dengan desahan, Jangan Chal.. desah Gina.
    Takuut.. erang Gina.
    Tidak apa-apa.. sakitnya hanya sebentar, desah Chal sambil mengambil posisi sementara tangannya terus merayap di sekujur tubuh Gina.
    Tapi aku takut tidak muaat.. nanti kemaluanku robeek.. kata Gina sambil ketakutan melihat batang kemaluan Chal yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan kemaluannya.

    Kamu harus mencobanya Gin.. pelan-pelan saja.. desah Chal sambil mulai mengarahkan batang kemaluannya ke lubang kemaluan Gina yang telah terbuka sedikit akibat jari-jari Chal yang terus membelai belahan kemaluan Gina. Rupanya Gina benar-benar takut dan membuatku juga ketakutan. Wah, bahaya nih kalau sampai ada apa-apa aku juga yang ketimpa pulungnya, kami berdua juga nanti menanggung resikonya. Mobil segera kupinggirkan di sisi jalan yang agak gelap dan kuhentikan secara perlahan. Setelah kurasa aman di sekitar jalan aku segera membalikkan tubuhku ke belakang untuk melihat lebih jelas lagi.

    Kamu jangan takut, saya tempelkan saja dahulu batang kemaluan ini sampai kamu nanti mau.. kata Chal merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kuping Gina. Gina yang keenakan lalu membiarkan Chal melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggang Chal dengan kedua kakinya, Gina melihat batang kemaluan Chal yang besar itu ditempelkan tepat di belahan kemaluan Gina yang telah basah hanya setengah ke bawah menempel tepat di lubang kemaluan Gina sedangkan setengah lagi berada di atas belahan Gina, Gina merasa dengan posisi yang aman menerima kuluman Chal dan merasakan batang kemaluan besar milik Chal mulai secara perlahan menggeser di belahan kemaluannya.

    Oohh.. Chal.. enaakk.. emmhh.. erang Gina.
    Uuuff.. desah Chal keenakan.
    Yaa enakk Gin.. kata Chal.
    Teruss digeseek dan ditekan Chal.. pinta Gina.
    Ya sayang.. kata Chal mulai mempercepat gesekan di belahan kemaluan Gina. Dengan cara naik turun posisi badan Chal terlihat seperti ingin naik dan tidak.
    Tekan teruuss Chal.. erang Gina yang makin lama semakin keenakan.
    Enaakk.. oohh.. puasin aku Chal.. ahkk.. desah Gina dengan suara yang telah parau.

    Posisi kaki Gina telah mengangkang dengan lebar membuat Chal lebih leluasa menggerakkan badannya kadang naik-turun dan kadang mendorongkan batang kemaluannya ke depan sehingga lebih menekan belahan kemaluan Gina. Kulihat kemaluan Gina telah terbelah bibir kemaluannya karena tekanan batang kemaluan Chal yang terus bergerak menekan belahan bibir kemaluan Gina, sementara terlihat batang kemaluan Chal mulai mengambil posisi setengah ke atas, batangnya yang menggeser belahan bibir kemaluan Gina dengan sedikit tekanan yang terus menerus. Kepala batang kemaluan Chal mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong klitoris Gina yang telah terbuka.

    Aahh.. aduuhh.. ennaakk.. sshh, desah Gina sementara tangan Gina telah berada di belakang punggung Chal dan sambil menekan pantat Chal, Gina membetulkan arah gerakan batang kemaluan Chal yang terus berusaha mendobrak klitoris Gina.
    Emh.. uff.. erang Chal menahan sesuatu. Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Gina tapi kerena Gina tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya yang telah di kepalanya.

    Chal.. Chal.. eeng.. Gina bergumam, aku tahu kalau Gina telah siap dimasuki oleh batang kemaluan besar itu. Terlihat tangan Gina gerakannya sekarang mendorong dan menarik pantat Chal sedangkan posisi kepala batang kemaluan Chal telah terbenam melewati klitoris Gina. Terlihat batang kemaluan itu mulai bergerak mengikuti arahan Gina mencoba untuk terus menerobos liang kemaluan Gina yang terasa sempit sekali untuk ukuran batang kemaluan sebesar Chal. Kepala Gina sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutnya terbuka mengerang, Ahhkk.. sakiitt.. ahh.. Chal menahan aksinya dengan mulai menarik kepala batang kemaluannya yang telah terbenam di dalam kemaluan Gina. Dia melihat Gina dan ada perasaan sedikit takut dan ragu untuk meneruskan aksinya.

    Ginaa.. Ginnaa.. akhh, desah Chal meminta kepastian kesiapan Gina apakah seluruh batang kemaluannya dapat menerobos masuk ke dalam kemaluan Gina. Tapi Gina sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutnya hanya dapat menganga terbuka.
    Ekhh.. akkhh.. oohkk, dengan keraguan Chal terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat batang kemaluan Chal terus berusaha menekan lubang kemaluan Gina dengan kepala batang kemaluannya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika Gina mulai seperti orang tercekik dan mulutnya yang mengerang kesakitan.

    Uuff.. uff.. uuff.. desah Chal sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat dan terlihat begitu liar gerakan keduanya. Kepala batang kemaluan Chal terus menekan klitoris Gina berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir kemaluan. Akhh.. akhh.. akhh.. engg.. engg.. aakhh.. eengg.. Gina mencengkeram pantat Chal kuat-kuat dan akibat sundulan kepala batang kemaluan, Oohh.. akuu.. keluaarr.. Chal.. uuff.. aahh.. enaak.. erang Gina kelonjotan dan bergetar seluruh badan Gina di dalam pelukan Chal. Chal merasakan siraman air hangat dari dalam lubang kemaluan Gina yang terus mengalir membasahi batang dan kepala batang kemaluannya, membuat batang kemaluan itu menjadi mengkilap dan basah.

    Kamuu.. keluar Giinn.. sayaa.. jugaa mauu.. uuff.. uuff.. aahh.. aahh.. desah Chal dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras.
    Eeennakk.. oohh akuu.. puaass, Gina terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala batang kemaluan Chal di dalam kemaluan dan gesekan batang kemaluan Chal di bibir dan dinding luar kemaluannya. Ternyata hanya sebatas leher kepala batang kemaluan Chal yang dapat terbenam di dalam lubang kemaluan Gina dan terasa terus menggesek dinding kemaluan Gina terus menerus.
    Teruss.. Chal.. tekan teruuss.. oohh.. oohh.. benar enak.. ahh.. Gina tersenyum puas melihat Chal masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding kemaluannya. Chal melihat Gina tersenyum dan ikut tersenyum puas.
    Kamu puass.. Gin.. enak.. kan.. senyum Chal sambil menjilat bibirnya sendiri dengan lidahnya.
    Biar kamuu.. puaas Ginn.. kata Chal sambil terus menghujamkan sepertiga batang kemaluannya ke dalam liang kemaluan Gina.

    Terdengar bunyi, Sleepp.. ahhkk.. sleepp.. brreet.. rupanya kemaluan Gina terus semakin basah dan semakin licin untuk batang kemaluan Chal yang terjepit di lubang kemaluan Gina.
    Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh.. susah.. Ginn.. untuk masuk.. Chal penasaran sekali dengan kemaluan Gina yang terlalu sempit. Gila memang, batang kemaluan Chal yang besar itu berhasil menggelosor keluar masuk di lubang kemaluan Gina, posisi Gina sudah ditindih oleh badan Chal. Kulihat mereka berdua telah telanjang bulat saling merapatkan dan menggesekkan badannya. Sementara kulihat juga pantat Chal melakukan irama naik turun dan kadang diselingi gerakan mendorong dan menarik.

    Benar-benar membuat penasaran karena gerakan Chal, aku merubah posisi duduk ke belakang mereka, tanpa mereka sadari aku melihat dengan jelas batang kemaluan Chal yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam kemaluan Gina, sementara gerakan mereka makin lama semakin lincah karena kemaluan Gina terus mengeluarkan cairan yang membuat batang kemaluan Chal terus dapat menerobos dinding kemaluan Gina.

    Aakkhh.. uuff.. eennak.. aahh.. teruuss.. tekan.. sayang.. aahh.. ngg.. aku mau batang kemaluan gedee.. ahh enaak ngentot.. Gina kelojotan dihujami batang kemaluan bule walaupun belum semua batang kemaluan Chal masuk menembus kemaluan Gina. Tangan Gina terus memberikan remasan di pantat Chal dan kadang menekan pantat itu ke bawah.

    Kamuu kuat.. Ginaa.. kemaluan kamu masih sempit.. sayang.. oohh.. nikmatnya.. kemaluan.. kamuu.. enak.. adduuhh batang kemaluan sayaa.. dijepit aah enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak.. Chal tersenyum melihat Gina merem-melek keenakan. Sleep.. poof.. sleep.. poof.. breett.. aahh.. sleep.. breet.. breet.. gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali pada saat posisinya menekan, terlihat pantatnya kempes memberikan tekanan agar batang kemaluannya lebih masuk lagi ke dalam kemaluan Gina setelah 2 sampai 3 kali menekan batang kemaluannya ke dalam pada saat menekan terakhir, pantat Chal memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali.

    Gila, Gina sudah tidak sempat lagi bergerak, posisinya hanya mengangkangkan kakinya lebar-lebar terlihat jari-jari kakinya menegang dan tangannya hanya dapat memegang punggung Chal dan sekali menjambak rambut Chal kadang-kadang seperti orang kehilangan pegangan menggapai-gapai mencari pegangan. Sementara nafasnya terdengar tidak beraturan yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan panjang.

    Dengan gerakan itu Chal telah melakukan gerakan menghujamkan kemaluan Gina yang tadinya hanya menggesek-gesek bibir kemaluan Gina, sekarang batang kemaluannya telah masuk menembus dinding kemaluan Gina yang sempit dan basah. Terlihat bibir kemaluan Gina tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan batang kemaluan Chal, tiga puluh menit mereka berdua saling menerima dan memberikan kepuasan. Terlihat keringat telah membasahi badan mereka berdua.

    Kamuu berbalik Gina.. desah Chal, lalu Chal menarik batang kemaluannya, terdengar bunyi Plooff.. dan Gina mengambil posisi menunggingkan pantatnya (gaya anjing) dengan satu kaki di atas jok dan satu kaki di karpet mobil sementara tangannya memegang sandaran jok belakang ini, posisi yang disukai bule dan tentunya kami juga. Melihat bibir kemaluan Gina dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggiran kemaluan Gina yang telah banyak mengeluarkan air kewanitaannya. Sementara klitorisnya terus bergerak mencari sesuatu untuk digesekkan, Chal mengambil posisi tepat di belakang pantat Gina setelah lima kali meremas bongkahan daging pantat Gina dengan remasan penuh nafsu. Sekali menguakkan kemaluan Gina dengan jarinya terlihat daging dalam kemaluan Gina yang berwarna merah karena terlalu lama digesekkan batang kemaluan Chal. Dengan sedikit demi sedikit Chal mulai menempelkan kepala batang kemaluannya dibelahan kemaluan Gina dan terus menggesekkan kepala batang kemaluan tersebut ke atas dan ke bawah belahan kemaluan Gina.

    Aahh.. ennaak.. Chal.. desah Gina terpejam.
    Nikmatnya batang kemaluan kamuu.. enak.. Chal.. setelah delapan gesekan naik turun Gina mendesah.
    Masukin Chal.. aku mau ngentot.. yang enak.. aahhk, dengan sedikit hentakan kepala batang kemaluan Chal mulai menerobos dinding kemaluan Gina. Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin terasa gerakan pantat Chal. Terlihat mulai membuat batang kemaluan Chal sebagian tenggelam di dalam kemaluan Gina.
    Ahhk.. aakhh.. uuff.. ahkk.. enaak.. aahh.. oohhkk.. yaa.. teruus.. akhh.. haak! haak! hak! Chal terlihat mengeram dengan nafas yang memburu begitu juga Gina.
    Ookk.. yak.. yak.. Chal mulai dengan gerakan sepenuhnya tangannya memegang pinggul Gina untuk menahan gerakan akibat dorongan batang kemaluan Chal yang menghujam semakin dalam ke dalam kemaluan Gina.

    Hee.. aakhh.. okh.. nafas Chal memburu dengan cepat sementara gerakan batang kemaluannya di dalam kemaluan Gina terus keluar masuk dan kadang berputar seperti mengebor kemaluan Gina.
    Akhh.. aakhh.. eennak.. giila.. gila.. aakhh.. aduh.. duh.. gila.. mentok.. ahh.. batangnya mentook.. aahk ennak mmffhh.. terus.. yaa terus.. erang Gina. Sementara kepalanya terdorong dan berputar menambah makin seksi dilihat oleh Chal.

    Giinaa.. enak.. aahk.. akhh.. gilaa.. masuk.. semuaa.. Ginn.. enaak.. mmffhh aakhh puas, gilaa.. kamu.. kuat aakh.. Chal terus menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam ke lubang kemaluan Gina. Sementara Gina hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala batang kemaluan Chal mentok di dinding rahimnya.
    Aku keluarr lagi.. Chal.. aahk ah.. ahk enak.. erang Gina terpejam.

    Telah 20 menit Chal memainkan batang kemaluannya di dalam kemaluan Gina, keringatnya telah menetes ke punggung Gina. Sementara punggung Gina telah terdapat lima bekas gigitan Chal, tiga di pundak Gina dua di leher belakang Gina. Sungguh buas si Chal ini kalau sedang bersetubuh, kadang-kadang tangannya meremas buah dada Gina dan meremas serta menarik ke bawah sehingga memberikan dorongan lebih menekan batang kemaluan Chal. Gina benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalanya sudah rebah ke jok mobil, sementara tangannya terkulai lemas, terlihat rambutnya telah basah semua dan badannya telah bermandikan keringat.

    Aahk Chal, aku.. lemes.. gila.. keluarin Chal.. pinta Gina memelas.
    Yaa.. akh yak.. duh.. yaa.. Ginn.. aku keluarin.. huu.. huuf.. aakh.. enaak kemaluan kamu.. akh aku mau keluarr.. aakh akh gila! Enaak.. ahh.. aku mamu keluaar.. aahh.. hak.. haakk.. uuff.. oohk.. kamu hebat Ginn.. Chal melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan batang kemaluannya sampai berbunyi, Cepaak.. cepakk.. beradu pantat Gina dengan paha Gina dan bunyi peraduan kemaluan dan batang kemaluan.
    Breet.. bret.. plooff.. broot.. ploof.. brot.. broot.. poof.. broot.. ahk.. ya.. Gina yang mengetahui Chal mulai menghentakkan batang kemaluannya dalam-dalam melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat batang kemaluan Chal dengan lubang kemaluannya.
    Akuu juga.. mau keluar.. ahh.. lagi.. Chal.. gila.. aahh.. ahh.. keluaar.. haa.. enak.. Chal tersenyum puas sambil tangannya meremas payudara Gina dan mulutnya mencium bibir Gina yang telah terkulai lemas di jok mobilku.

    Keadaan menjadi hening lebih kurang lima menit, Chal tetap dalam posisi memeluk Gina dari belakang kudengar mereka berbisik dan berbicara perlahan sementara batang kemaluan Chal walaupun sudah mengeluarkan maninya di dalam kemaluan Gina terlihat masih berada di dalam kemaluan Gina, belum menyusut mengecil dan terlepas. Setelah saling membersihkan keringat dengan tissue, kami pulang dengan perasaan masing-masing puas telah saling memberikan kepuasan kepada pasangannya.

  • Pesta Seks Bersama Tante Girang Dan Mahasiswi Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pesta Seks Bersama Tante Girang Dan Mahasiswi Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1500 views

    Perawanku – Kejadian cerita seks ini berawal pada pertengahan bulan Mei tahun 2010, pesta seks yang aku lakukan dengan beberapa wanita abg ini sungguh mengesankan dan tidak pernah aku lupakan pengalamanku ini. Sungguh cerita panas dan cerita dewasa yang aku rasakan kali ini membuat gairah dan gelora jiwa mudaku bergejolak. Diawali dengan phone seks, masturbasi dan terjadilah kenikmatan ngentot memek dan pepek-pepek wanita abg yang yahud ini.

    Pada bulan Mei tersebut aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,

    “Hey.. kok.. melamun?” katanya.
    Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.
    “Eee.. Ditanya kko masih diam sih?” wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
    “Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?”
    “Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?”
    “Kemana Tante?” tanyaku.
    “Gimana kalau ke rumah Tante aja yah?” karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.

    Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.

    Walaupun aku baru pertama kenal, tapi aku sama bidadari-bidadari yang pada cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak-anaknya. Tiba-tiba Tante berkata,

    “Hanny, Sherly, Poppy cepat tidur sudah malam?” yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.
    “Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai”, kata Mbak Hanny.

    Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamarnya masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian kurang lebih tiga bulan yang lalu terulang lagi dan sungguh diluar dugaan aku.

    “Nah dewa sekarang tinggal kita berdua”, katanya.
    “Mrmangnya ada apa tuh Tante?” kataku heran.
    “Dewa sayang, Tante enggak bisa berbuat bebas terhadap kamu karena Tante malu sama anak-anak,” begitu timbalnya.
    “Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, please.. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki”, sambil memeluk aku dan memohon,
    “Yah sayang? Mau kan?” katanya lagi
    “Ii.. Yaa, mau.. Tante?” jawabku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.

    Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah. Hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante sempat menari-nari di depanku untuk membangkitkan gairahku supaya semakin nafsu. “Wahh..!! Gile benar nih Tante, kok kayak masih umur 23 tahun saja yah?” gumamku dalam hati. Itu tuh.. Kayak Mbak Hanny anaknya yang pertama. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.

    Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. “Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh..” desahku.
    “Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta,” kata Tante Mey.
    Lalu kami berdua tanpa ba.. bi.. bu.. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.

    “Ooohh.. Eennaakk.. Dewaa.. sayang.. terus.. makan vagina Tante yahh..?”
    Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.
    “Ooohh.. yahh.. eenaakk terus.. Tante.. yang cepet kocokkannya..?”
    Cclluup.. Ccluupp.. Suara penisku didalam mulutnya.
    “Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta?” Tante Mey meringis memohon.

    Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka pahanya lebar lalu aku angkat ke atas dan aku mulai memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless.. Bleess.. Bblleess..
    “Awww.. Yeeahh.. Ssaakiitt.. De.. Waa?”
    “Kenapa Tante?”
    “Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?”
    “Ooohh..?” jawabku.
    “Tahan sebentar yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis,” katanya.
    Selang beberapa menit,
    “Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?”
    “Ssiipp.. Siap..!! Tante Mey?”

    Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, terbukti aku sampai 3 kali hentakan. Bleess.. Bless.. Bblleess.. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali juga tente Mey menjerit.
    “Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang?” lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.
    “Ooohh.. ahh.. enak.. sekalii.. penis kamu Dewaa.., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis.. terus.. Entot vagina Taann.. tee.. Dewaa.. Sayaanngg..?” ceracaunya.

    “Uuuhh.. Oohh.. Aaahh.. Yeess.. Ennaakk.. vagina Tante seret sekalii.. Kaya vaginanya perawan?” timbalku.
    Tiba-tiba, “Dewaa.. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt..?”
    “Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih..?”
    Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott.. Ccroott.. Crroott.. Banyak sekali cairan yang ada dalam vaginanya, rasanya penisku hangat sekali.
    “Tante aku mau keluar nih..?” kataku, “Dimana nih keluarinnya..?”
    “Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?”
    Ccrett.. Ccroott.. Ccrroott..
    “Aaarrgghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Mmhh.. Nikmat vagina Tantee..?” erangku.

    Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,
    “Ada apa Mbak?” tanyaku.
    Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,
    “Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah.. please..”
    Dia mempertegas, “Dewa tolong Mbak yah sayang, vagina Mbak juga sudah kangen enggak ngentot lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vagina Mbak,” sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.
    “Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku,” jawabku vulgar.
    “Kita entotannya dilantai karpet aja yah?” kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, “Aku takut mengganggu Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngentotnya diranjang,” dia mempertegas.

    Mbak Hanny langsung telanjang bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngentotin Maminya. Maka aku langsung aja, masukkan penisku. Bleess.. Bless.. Bleess..
    “Aw.. Oohh.. Aahh.. Yyeess..?” erangnya.
    “Sakit Mbak?” tanyaku.
    “Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?”
    Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..?
    “Vagina Mbak enaakk.. Sekali sih..?” sambil aku menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar tenggelam seluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.
    “Oohh.. ennak.. Dee.. waa.. terus.. entot.. mee.. meekk.. Mmbaakk.. sayyaanngg..?”

    Akhirnya akupun ngentot lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun bangun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuhnya dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngentotin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba terdengar suara.
    “Iiihh.. Kakak lagi ngapain?” mendengar suara tersebut, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngentot sama kakaknya.

    Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,
    “Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?”
    “Ii.. ittuu.. ada..?”
    “Ada apa?” katanya lagi penasaran. Pas dia menggerakkan wajahnya kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,
    “Eehh.. adik-adikku ini bandel sekali yah..!!”
    Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. “Heyy.. kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?” kata Mbak Hanny.
    “Kak aku ingin ngerasain dientot yah?” tanya Shelly sama kakaknya.
    “Iyah nih Kakak kok pelit sih.. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa,” timbal poppy.
    “Iyah kan Kak?” tanya poppy pada Shelly.
    “Iyah nih.. Gimana sih..?” timbal Shelly.
    “Please dong Kak? Rengek kedua anak tersebut?” terus mungkin sudah terlanjur mereka berdua melihat kakaknya ngentot dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.
    “Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?”
    “Sini jangan ribut..” kata Kakaknya lagi, “Tunggu kakak keluar, yah.. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis” Tanya kakaknya.
    “Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi.. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah.. tuhh..”

    Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngentotnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan akhirnya orgasme secara bersamaan.
    “Aaarrgh.. Oohh.. Mmhh.. Aarrgghh.. Enak.. Sekalii.. cintaa? Aku sudah keluar Dewa..?” erangan Mbak Hanny.
    “Aku juga sama Mbakk.. Rasanya penisku hangat sekali”

    Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak abg ini mulai membangkitkan lagi gairahku, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang sexy sedangkan Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya seperti buah yang baru matang.

    Akhirnya kembali lagi aku ngentotin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.
    “Benar nih, vagina kamu mau aku masukin?” tanyaku dengan penuh kelembutan, perhatian dan kasih sayang.
    “Mau sekali Kak..?” jawabnya.
    “Aku dari tadi sudah kepengen banget, ingin ngerasain gimana sih kalau vagina aku dimasukin penis Mas dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngentotin dia?” jawab polosnya.

    Lalu aku suruh dia diatas aku dibawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles.. Bless.. Bbleess..
    “Aw.. Aahh.. Ohh.. Kak.. sudah.. Masuk belumm..?” sambil dia mengedangah ke atas, bibir bawahnya digigit lalu kedua payudaranya dia remas-remas sendiri sambil dia menekan pantatnya kebawah.
    “Tekan lagi cinta masih kepalanya yang masuk?”
    Akhirnya dengan dibantu aku memegang pantatnya kebawah, akhirnya masuklah semuanya.
    “Aahh.. oohh.. yeeahh.. masuk semuanya yah kak?” katanya.
    “Iyah Shelly sayang, gimana enak kan?” tanyaku sambil aku mencoba menggenjotnya.
    “Enak.. sekali.. Kak Dewa..”
    “Ini belum seberapa Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi?” lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett.. Creett.. Ccroott..
    “Aakk.. saayyaanngg.. aa.. kuu.. mau.. keluar nihh..” eranganya.

    Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya ditahan ke belakang karena dia ada diatas, lalu aku pun sama menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan supaya dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya. Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.
    “Sudah dong kak..?” kataku pada Mbak Hanny.
    “Kasihan tuhh.. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini?” kataku lagi

    “Iyah Kak Hanny, sudah dong kak?” kata Poppy.
    “Aku sudah enggak tahan sekali dari tadi lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, sepertinya nikmat dan enak sekali?” katanya memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.
    Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.
    “Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.”
    “Bleess.. Bless.. Bleess..”

    “Awww.. Awww.. Ooohh.. Ooohh..” Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.
    “Sakit yah?” tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.
    “Ii.. Iyah.. kak.., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa.. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan rasanya hangat dan berdenyut-denyut,” katanya.
    Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.
    “Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah..” ceracaunya.
    Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.
    “Tenang cinta.. aku.. akan.. berusaha.. muasin vaginanya dik.. Poppy.. Yah..”

    Dan akhirnya aku ngentot vagina keempatnya. Lalu aku dengar dia berkata,
    “Aku mau keluar nih?”
    “Sabar taahann.. duu.. Luu.. Yah..”
    Namun baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan..
    Crott.. Croott..
    “Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..?” eranganya.
    “Makasih.. Yah kak..?” sambil dia tersenyum.
    “Aku.. pipisnya kok.. enggak biasanya, tapi enak banget sih.”
    “Aku mau keluar nih, dimana sayang?” tanyaku.
    “Aakkh.. didalam vaginaku aja yah.. Aku ingin ngerasain.. Gimana di siram air mani penis..”
    Ccrroott.. Crroott.. Crott..
    Akhirnya aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.

    Gile.. Benerr.. sekali ngentot dapat empat vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante.

  • Pengalaman Ngentot Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya –  Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1500 views

    Perawanku – Saat ini aku sudah bertunangan dengan seorang pria pilihan orang tuaku, mas Dika namanya dia sudah bekerja sebagai salah satu pegawai bank swasta. Dan dari yang aku dengar mas Dika sudah memiliki rumah sendiri, namun hal itu tetap tidak membuatku untuk menaruh hati padanya karena saat ini juga aku masih berhubungan dengan Rendra pacar yang telah dua tahun menemaniku.

    Selama berhubungan dengan Rendra aku merasa kalau dia laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab. Tidak pernah sekalipun Rendra menjamahku layaknya dalam cerita ngentot yang telah banyak di lakukan oleh anak muda sekarang. karena itu aku menjadi sangat menyayanginya karena dengan begitu aku tahu kalau Rendra juga begitu mencintaiku dengan tulus.

    Hari ini aku di ajak keluar oleh mas Dika, karena takut pada ancaman kedua orang tuaku akhirnya akupun mau ikut dengan tunanganku itu. Dia membawaku ke sebuah pesta yang di adakan oleh temannya. Disana aku di kenalkan pada teman-temannya oleh mas Dika, aku lihat mas Dika orangnya supel, dia banyak teman namun meski begitu aku tidak suka padanya meskipun usia kami tidak jauh berbeda.

    Karena meski dia sudah bekerja usianya sudah 26 tahun sedangkan aku masih 22 tahun, pikiranku tetap berada dengan Rendra. Hingga saatnya untuk pulang karena pesta telah usai, tapi bukannya membawaku pulang ke rumah mas Dika membawaku ke rumahnya yang dia huni sendirian karena orang tuanya tinggal di rumah mereka sendiri. Mas Dika menyuruhku untuk masuk.

    Akupun mengikutinya aku masuk dan duduk di ruang tamunya, sementara itu mas Dika masuk kedalam rumahnya dan dia keluar dengan membawa minuman “Ayo di minum Ranti..jangan sungkan bukankah disini juga bakalan jadi rumahmu..” Aku diam tanpa senyum sedikitpun , aku bersikap begitu biar dia mengerti kalau aku tidak mencintainya.

    Sebelum aku pulang dari ruamh mas Dika hujan turun dengan derasnya, karena dia tidak membawaku pulang juga akhirnya akupun berkata “Kalau mas Dika nggak mau nganter Ranti biar Ranti pulang sendiri..” Dia bangun dari duduknya, lalu menarik tanganku dan akupun jatuh dalam pelukannya. Mas Dika langsung mendaratkan bibirnya dan seraya mnguncinya dengan bibirnya yang aku rasa begitu hangat.

    Mungkin karena kedinginan aku sempat menikmati adegan seperti dalam cerita dewasa ngentot itu, namun akhirnya aku sadar dan aku mendorong tubuh mas Dika “Jangan mas.. aku nggak suka kamu Ranti sudah ada pacar..” Mas Dika agak marah dari tatapan matanya, dia mendekat padaku “Ranti aku suka kamu dari dulu.. dan aku sudah berniat menjadikan kamu istriku..” Katanya.

    Namun aku tetap mundur dan diapun semakin mendekat hingga akhirnya kami kembali berciuaman, kini tangan mas Dika begitu erat mendekap tubuhku. Dia melumat bibirku dengan lembutnya dan desah nafasnya begitu berat terdengar “UUuuhhhhhffff…. aaaaahhhhh… Raaaantiii.. saaaayaaang.. jangaaan katakaaan kalau kamu mencintai orag lain…” Lirihnya.

    Dia beralih ke leherku sedangkan tangannya yang begitu fasih meraba-raba area tubuhku yang sensitif. Hingga akupun merasa hasratku juga bangkit, apalagi aku seorang wanita yang belum pernah melakukan hal ini, meski tanganku mendorong tubuh mas Dika namun pada akhirnya diapun bisa melepas bajuku dan kini terlihat dengan jelas tubuh mulusku di depannya.

    Aku hendak pergi dari sana namun mas Dika mendekap tubuhku lalu dia membenamkan wajahnya tepat di memekku “OOouugggghh….. maaaas…. aaaagggghhh…. aaagggggghh… aaaggghh.. ” Nikmatnya di perlakukan seperti ini oleh mas Dika, kini aku bukannya menolaknya malah aku membiarkan dia melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot itu, dan hal ini benar-benar baru pertama kali aku lakukan.

    Kini mas Dika kembali berdiri dan dia membopong tubuhku dan dia rebahkan di atas sofa masih di ruang tamunya. Aku lihat dengan mata yang sedikit terpejam dia memasukkan kontolnya dalam kemaluanku “OOouuugghh… aaaaagggggghhh… aaaaaagggghh… aaaaaggggghh.. aaaaagggggghh.. aaaaaagggggghh.. Raaanti.. saaayaaang….” Desah mas Dika sambil bergerak perlahan.

    Di atas tubuhku setelah menemukan sedikit kesulitan tadi, memekku masih sempit karena belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Tapi akhirnya mas Dika bisa juga menerobosnya “Ooouuuggggghhhhh…. oooouuuugggggghh… maaaas…. aaaagggghh… aaaagggggghh…. aaaagggggghh.. aaaaggghhh..” Kini aku yang mwndesah saking nikmatnya merasakan hal ini.

    Mas Dika terus bergerak namun dia menatap wajahku hingga mata kami bertatapan “Saayaaang.. mas akan tanggung jawab… Ranti mas benar-benar suka kamu sayang.. dan itu dari dulu… aaaggggghh… aaaggggghh… sayaaang…” Katanya sambil terus bergerak hingga akhirnya diapun semakin cepat bergerak di atas tubuhku, aku sudah tidak menggambarkan rasa nikmat yang aku rasakan.

    Mungkin ini yang sering orang bilang kalau melakukan adegan sex seperti cerita ngentot begitu nikmatnya. Tiba-tiba tubuh mas Dika mngejang dan diapun mengerang keras “Ooouuugggghhhh… oooouuugghh… Raaanti… aaaaggggghhh… aaaaggggghhh..” Rupanya mas Dika mencapai puncak kepuasan, dia memeluk tubuhku dan menekan lebih dalam kontolnya hingga akhirnya terkulai lemas di atas tubuhku.

    Dia memeluk tubuhku namun aku yang sadar tidak berani menatapnya, ada banyak rasa bergejolak dalam hatiku. Antara menyesal dan jga kecewa namun aku juga tidak dapat memungkiri kalau baru saja mendapatkan pengalaman yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Dan mas Dikapun mengantarku pulang selama dalam perjalanan berkali-kali dia mengatakan menyesal dan meminta maaf padaku.

    Bahkan mas Dika menawarkan aku untuk segera melangsungkan pernikahan, namun aku segera membantahnya dan menolaknya. Sesampainya di rumah aku begitu takut kalau-kalau Rendra akan mengetahui apa yang telah terjadi padaku, bagaimana kalau dia tidak lagi mencintaiku. Akupun menangis malam itu ingin rasanya datang hari esok, aku ingin segera bertemu dengan Rendra.

    Tepat jam 7 pagi aku sudah berada di depan kamar kost Rendra, hari ini kuliah memang siang. Tapi aku ingin segera menemui kekasih hatiku ini, aku tahu dia bakalan terkejut karena aku jarang main ke sini paling tidak hanya mengantarnya di depan tempat kost ini. Setelah mengetuk pintunya dan agak lama juga dia membuka pintu saat itu aku melihat Rendra dengan masih males membuka matanya.

    Diapun terkejut melihatku dan berkali-kali mengucek matanya “Raaanti..” Katanya terkejut “Iya kenapa .. ku kangen sayang..” kataku dan masuk kedalam kamarnya, namun kini bukan Rendra yang terkejut melainkan aku yang jauh lebih terkejut. Di atas tempat tidur Rendra ada seorang cewek yang masih setengah telanjang dan lebih terkejut lagi ternyata dia Desi sahabatku sendiri.

  • Cerita Sex Kuperkosa Adikq yang Nakal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Kuperkosa Adikq yang Nakal – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1499 views

    Perawanku – Nama saya adalah Tohir, seorang anak smu yang doyan banget nge-seks dan jilatin memek seorang cewek. Aq punya adik cewek yang namanya Fina angelina. Aku dan adikku adalah anak orang kaya. Jika aku kelas 3 Smu, fina adikku saat ini duduk di kelas 3 smp mau lulus.

    Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan. Joker128

    Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya. Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.

    Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.

    Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.
    Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.
    Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.
    Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.
    Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku.

    Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.
    Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.

    Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa. Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.

    Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.

    Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur.

    Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

    Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”

    Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.

    Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya. Agen Joker128

    Ketika orang tuaku kembali minggu depannya, aku memerintahkan adikku untuk bersikap sewajarnya menyambut mereka. Ketika ibuku memeluk adikku, aku melihat wajah adikku yang seperti ingin melaporkan peristiwa yang terjadi selama seminggu ini. Aku pun bertindak cepat dan berkata pada ibuku: “Ibu, gimana perjalanan ibu? Tunjukan dong FOTOnya kepada kami berdua.” Ibuku tersenyum mendengar ini dan tidak mencurigai apa pun. Tapi adikku menjadi sedikit pucat dan tahu makna dari perkataanku. Dia pun tidak jadi berkata apa-apa.

    Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah. Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih binal.

    Cerita Sex Sedarah,Cerita Bokep Sedarah,Cerita Ngentot Sedarah,Cerita Panas Sedarah,Cerita Hot sedrah,Cerita Kakak Ipar,Cerita Selingkuh,Cerita Dewasa

  • Cerita Sex Mengintip Kakak Iparku Yang Sedang Masturbasi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Mengintip Kakak Iparku Yang Sedang Masturbasi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1499 views

    Perawanku – Nama Aku Yonar, aku adalah seorang lelaki yang sudah menikah, istriku mempunyai seorang kakak laki – laki yang telah beristri, istrinya sebut saja namanya lina, dengan lina dulu ketika kami masih sama2 pacaran, kami pernah dekat dan menjalin hubungan.

    Namun setelah kami sama2 menikah, kami menjauh, bahkan linA sangat menjaga jarak denganku. Jujur aku sendiri masih menyimpan hayal dengannya, tubuhnya memang kurang berisi, payudaranya juga tidak besar, tapi permainan sex nya luar biasa, libido yang besar membuatku sering terbayang dirinya. Sering pada suatu saat aku berusaha menggodanya, tapi sulit. lina dan suaminya (kakak istriku) tinggal mengontrak sebuah rumah kontrakan yang kecil tepat di seberang sebelah rumah mertuaku yang juga mertua dia.

    Ketika aku berkunjung kerumah mertua ku otomatis aku juga pasti bertemu dengannya dan suaminya. Suatu Ketika aku sedang berkunjung ke rumah mertuaku, tentunya dengan istri dan anakku, karena rumah mertuaku berada di luarkota tempat aku tingal, otomatis biasanya aku menginap. Hari Minggu kami disana, Aku bertemu dengan lina, kami salam dan berbasa basi seperti biasa, aku masih saja terpesona melihatnya, apalgi dia hanya pakai celana pendek dan kaos oblong tipis, aku berusaha berlama-lama bersalaman dengannya, tp dia buru2 melepasnya. Aku berhasrat sekali dengannya tapi segera kubuang jauh2 pikiran itu karena keluarga sedang berkumpul tidak mungkin itu terjadi.

    Esok hari, subuh2 sekali istriku, kakaknya (suaminya lina), dan adik2nya, sudah bersiap2 berangkat acara keluarga sekaligu ziarah ke makam leluhurnya, mereka berangkat dengan Pamannya, Ibu dan seluruh keluarga. Hanya Aku putuskan tidak ikut karena masih cape dan malas. jadi hanya AKu dan Kakak Perempuan ibu mertua yang sudah sangat tua dan sulit berjalan yang tidak bisa ikut, Oh iya lina juga tidak ikut karena dia hari itu tidak libur. Sial sekali pikirku, kukiran pagi ini bisa melihat alin dan ada kesempatan untuk menggodanya. Pagi itu keadaan rumah sudah sepi, semua sudah berangkat, kecuali aku dan uwa. tiba2 terdengar alin masuk dari pintu belakang dari arah kontrakannya, bertanya pada uwa

    “wa, saklar di kontrakan rusak wa, jadi air sama lampunya ga bisa nya nyala, mana lina harus kerja lagi, si mas sama yng lain udah berangkat lagi gada yang bisa dimintain tolong”. Mendengar itu ingin rasanya aku segera beranjak dari ruang tengah menawarkan bantuan, tapi sebelum aku bicara uwa sdh menimpali “Tuh ada ada Yonar, dia ga ikut, minta tolong aj ya”, mendengar itu aku langsung menimpali ” Udah sini Lin aku coba liat sapa tau bisa” ” Ngga usah ngerepotin” jawab lina sambil berbisik ” ntra macem2 lagi”. Pikirku tau aja dia kalau aku punya niat macem2, tapi demi jaga gengsi aku bilang

    “Ada-ada aja, gini aj deh, selagi aku betulin saklar dikontrakan mu, lina disni aja dulu sampe beres, mandi disni aja” Dari gerakgeriknya dia hendak menolak namun Uwa buru2 bilang ” ya udah sekarang cepat betulin Yo, Lina disni aja dulu” Membawa Peralatn listrik, obeng, gunting dsb, lina menuntunku ke kontrakannya, sekaligus dia membawa perlengkapan mandinya untuk mandi di rumah mertua.

    Setelah Lina menerangkan masalahnya aku pun segera memperbaiki saklar kontraknya, dimana saklar ini sebagai penghubung listrik induk dengan listrik rumahnya, sementara Lina mandi di rumah mertua. Sekitar 15 Menit sudah aku memperbaiki saklar di kontrakannya, Lina Pun belum juga selesai mandi.

    Sesekali aku bolak balik ke rumah mertua untuk mengambil beberapa keperluan, suatu kali ketika aku bolak balik, aku penasaran, jiwa nakal ku muncul, Hayalku membayangkan Lina yang sedang Bugil, tanpa sehelai benang pun ditubuhnya, terbayang tubuhnya dibasuh sabun, payudara dan vaginanya, pikiranku pun smkn nakal aplg setauku pintu kamar mandi disini tidak bisa tertutup sempurna sehingga ada bnyk celah untuk mengintip..

    Uuh.. ku intip Uwa sedang dikamarnya, mungkin tidur, maka hayalku memberanikan untuk Mengintip Lina yang sedang mandi, dari balik celah pintu yang rusak,. Perlahan kuintip, wow kulihat lina menyamping, bugil seluruh tubuhnya dipenuhi busa – busa sabun, tangannya yang lentik mengusap perlahan toket nya.

    Oh.. dia meremas2 toket nya sambil memejamkan mata, melihat ini kontolku tak kuasa makin menegang, aplagi kemudian aku dikagetkan dgn adegan berikutnya: Lina Mengusap vaginanya, memasukkan jarinya kedalam vaginanya, ah apakah dia sedang masturbasi? pikrku.. terus dia mengocok vaginanya sebari mendesah tak karuan, aku semakin tegang melihatnya, kontolku tak kuasa menegang, andai saya aku dapat menyetubuhinya.

    Sedang asik bermain dgn kelamin masing2, terdengar suara dari Dalam Ruang tengah: ” Liinn, kalau sudah mandinya, kesini dulu bentar ya..” lina yang sptnya sedang asik memainkan vagina terkaget lsg menjawab ” Iya Wa..” Begitupun dengan aku buru2 aku beranjak dari intipan ku dan segera kembali ke kontrakan lina meneruskan memperbaiki saklar. Fyuhh.. benar2 tontonan yang membuat nafsu memuncak.

    Pikiranku tidak bisa konsen memperbaiki saklar, pdhl aku sudah mau selesai. Ah kucoba hilangkan pikiran kotor itu dan kembali ke tugasku semula. beberapa saat kemudian lina masuk ke rumah, habis mandi dengan (sayangnya) sudah menggunakan kaos dan celana pendek, padahal harapku dia hanya memakai handuk saja. Seketika dia bertanya padaku ” belum selesai juga memperbaikinya? lama bnr” .. Aku jawab ” ya iyalah kan harus hati2, emangnya mau kalo nyetrum dan kebakaran”.. msh terbayang bagaimana adegan tadi kulihat di kamar mandi, maka muncul hasrat ku untuk menggodanya, menyetubuhi, atau bahkan memperkosanya. Kulanjutkan tanyaku “udah mandinya Lin?” dgn agak sinis khasnya dia menjawab ” ya udah lah ngapain juga lama2″, aku : “udah tuntas ya aktifitasnya di kamarmandi” Lina: ” maksudnya? ya udah lah dah tau udh keluar kamar mandi berarti udah donk” Aku: “yaa kirain aj ada yang masih nanggung” Lina: Apaan sih, ga ngerti, udah ah cepetan benerin listriknya, aku mau ganti baju ni, susah kamarku kan gelap” Aku: gelap bukan berarti ga bisa ngapain2 kan.. buktinya jadi tuh anakmu waktu gelap2 kan? hahahaha.. udah tuh dicoba listriknya, coba aj lampu ama airnya .. Lina: iya aku coba.. sebari dia coba satu persatu stop kontak, lina melanjutkan pembicaraan ” iya dulu gelap2an enak si sebelum ada si Tina (anaknya) , sekarang ..uuhh.. dah bosen kali si angga (suaminya – kaka istriku) udah jarang, eh Yonar udah oke nih semua lampunya” Aku: ahh kan banyak alternatif.. bisa sendiri atau cari bantuan lah.

    Syukurlah kalau sudah ok, dicoba juga airnya nyalain trs ganti baju kerja gih, ntr telat” Lina: ahh alternatif apaan maksudnya yo… (sebari melirik nakal kearahku), bosennya jg kali kalau sendiri,, dah aku ke kamar mandi cek dulu, Lina berlalu menuju kamar mandi diujung belakang kontrakannya, sebari aku mengikutinya dari belakang, kalimat terakhir dari mulutnya membuat hasrat ku makin bergetar, “bosen sendiri” dalam hatiku, hayalku trs bermunculan, apakah aku perkosa saja ketika dia di kamar mandi? kubekap dari belakang meremas toket nya, memaksanya .. tapi kalau ketauan gmn? kalau lina berteriak kencang gmn, sedang dinding pemisah antar kontrakan di tempatnya tidak tebal, tak tahan rasanya ingin menjilat lehernya yang panjang, menikmati langsing tubuhnya.. Hayalku sejenak terhenti oleh teriakan lina ” aduuhh yoo.. basah kuyup.. dah jalan lagi nih airnya.. tapi nyemprot banget..untung belum pake baju kerja..” dengan segera aku menghampirinya ” ya bagus donk,, berarti dah jalan lagi, ga da masalah lagi kan, baru disemprot sama air, gmn kalau semprotan yang kental..” goda ku.. Lina menjawab ” yaa kalau itu enak donk.. ” sebari dia membalikkan badan ke arah ku dan membuat mataku terbelakak. Air yang membasahi kaosnya, membuat lekuk tubuh dan payudaranya tercetak sempurna, dan yang membuatku menelan ludah adalah lina belum memakai bra!! ternyata sejak tadi dia hanya memakai kaos saja.. badanku makin gemetar.. kontolku makin ngaceng tak tertahan dibalik celana tidurku.. “heh.. melotot aj!! liatin apa ayoo… udah mau ganti baju kerja sekalian, tuh beresin tuh yang dalam celana di kamar mandi” sebari tertawa kecil keluar dari kamar mandi. dengan malu aku masuk kamar mandi segera beresin celana, ku keluarkan kontolku, sudah ngaceng sekali kontolku, tak tahan rasanya, apa aku onani saja pikirku, ah tidak, masa sih aku menyia-nyiakan kesempatan dengan lina, tak ada orang disni.

    Pikirku mengalir liar, sampai tanpa sadar, ternyata lina memperhatikan aku dari balik lubang pintu kamar mandi yang memang tidak tertutup, .. “hayyo kenapa lin.. susah ni mau dituntasin, bantuin donk..” secepat itu aku langsung bicara sebari mengusap2 kontolku, dgn kelagapan lina beranjak pergi sebari bicara ” apaan sih, sendiri aja gih, atau minta sama istrimu, udah ah ganti baju dulu ah udah mau kerja nih” aku pun mengikutinya berjalan menuju kamar, kulihat dari luar, dikamarnya dia duduk di ranjangnya spt termenung, dia hendak membuka bajunya tapi terhenti ketika tangannya menyentuh payudaranya sendiri, dia usap2nya, mungkinkah dia juga sebenarnya terangsang dan sedang ingin bercinta tapi dia gengsi untuk jujur padaku.

    Aku beranikan masuk ke kamar tidur kecilnya yang hanya cukup untuk satu ranjang dan sedikit ruang itu, dari belakang kubisikkan ditelinganya “aku kangen ih masa-masa kita dulu, aku kangen banget sama kamu, dah lama mendam rasa ini Lin”, dengan nada tinggi dia bilang ” Kamu masuk kamar orang ya ga sopan, ngomongnya ngawur ah, males ah, kita tuh udah sama2 nikah, dah punya anak lagi, inget tuh,..” aku: kalau perasaan susah Lin (kupegang bahunya ku balikkan tubuhnya sehingga menghadapku), “aku sayang banget sama kamu lina, sering aku terbayang dirimu yang jadi istriku”..tak kuasa aku memandangnya wajahnya dan memandang kaos basahnya yang setengah terbuka, tercetak jelas payudara mungilnya Lina: “inget .. kita udah … ” belum selesai dia bicara aku langsung kecup bibirnya, kulumat bibirnya kuat2.. aku berusaha mendekap tubuhnya, sebelum lina mendorongku, duduk menjauh dari aku, berusaha untuk menamparku namun dengan segera ku pegang tangannya, “aku sayang banget lin sama kamu, sekalian lah bantuin aku tuntasin ya..” kuberanikan diri mendekatinya lagi tanpa melepas genggaman tanganku padanya, sebelah tanganku membelai rambut lurusnya, kurebahkan kepalaku, mulutku di telinganya, kubisikan “i luv u so much lin, please.. sekali ini aja, aku janji gakan jadi panjang, ..” kukecup langsung daun telinganya, kujilat, lina menggelinjang, dia memejamkan mata, tanpa perlawanan, kuanggap itu tanda setuju atas permintaanku. kuciumi kujilati telinganya, kuberanikan menjalarkan lidahku tak hanya di sekitar telinga, menjalar ke pipinya menuju bibirnya, sekali lagi aku kecup bibirnya, kujilati, kusedot, kali ini tanpa perlawanan, meski dia masih tak menggerakan bibirnya, aku terus melumat bibirnya, nafsu sudah membara sejak tadi, kusogokkan lidahku kedalam mulutnya yg masih rapat, kupaksa masuk kedalam mulutnya, tak lama dia menyerah juga, kumainkan lidahku didalam mulutnya, menyentuh lidahnya, menjilati lidahnya, kurasakan dera nafasnya semakin kencang, kucekatkan tubuhnya, kulumat terus bibirnya yang mulai terbuka, sesekali membalas ciumanku perlahan.

    Aku mulai melepaskan genggaman tanganku, kupegang kepalanya sebari tetap menciuminya, sementara tanganku yang satu mengusap, menyentuh2 lehernya punggungnya, memainkan telinganya, Ciuman itu berlangsung cukup lama, lama kelamaan lina mulai membalas ciumanku, dia mulai memainkan lidahnya, beradu dgn lidahku, mulutnya mulai berani melahapku, ciuman lahap dan kasarnya mulai nampak, desahan desahan nya mulai terasa trdengar .. Hmmm Hhh hsthhh… itu yang aku suka dan aku rindu darinya.. ciuman kami semakin panas, kedua tangannya mulai memelukku, satu tangannya mengacak2 rambutku, tubuhku mulai menempel dgn tubuhnya yang masih terbalut kaos yang basah. Tanganku mulai berani menelusup kebalik kaosnya yang basah dan setengah terbuka, kuraih toket nya yang sedari tadi tercetak dibalik kaosnya, kuremas toket nya, AKKHHHHHHHHHH OOKHHHHHHH….OoHHhhhdsthh, erangan keras keluar dari mulutnya ketika ku remas toket nya, ku mainkan putingnya yang sudah mengeras, Kubuka kaosnya yang basah, tanpa kesulitan, kutau sejak awal dia sudah tidak memakai bra, kujalarkan lidahku kelehernya, uhh HHsshtstthh.. lina tak hentinya mendesah tak karuan.. kulanjutkan juluran lidahku bibirku menciumi sampai toket nya lina yg masih terduduk di ranjang dan aku yang sudah setengah jongkok di lantai, sebelah toket nya kujilati perlahan, sebelah kuremas dengan tanganku.. Hhhhhsthh.. kujilat toket nya perlahan memutar dari pinggir toket nya memuncak ke puting .. kutarik kencang2 putingnya, semua kulakukan bergantian kanan kiri, yang makin membuat lina nafsu nya membesar, kulanjutkan petualangan lidahku keperutnya ku perosotkan celana tidurnya, ahhh … darahku serasa makin mendesir melihat langsung pemandangan tanpa CD, langsung kulihat vaginanya, Memeknya yang tadi hanya kulihat dari intipan di kamar mandi, kini didepan mataku dgn lina yang sudah berbugil ria.

    Segera saja petualangan bibirku berlanjut di bibir memeknya lina. . OOhhh sedap sekali, aromanya semerbak habis mandi dicampur aroma cairan dari memeknya yang sudah becek sekali.. kulahap habis memeknya, kuciumi sekitarnya, kujulurkan lidahku masuk kedalam liang memeknya yang memang sudah longgar, kusogoh habis2n liang memeknya, lina menjerit kuat ” AHHHH oohhh… ughhh.. dibenamkan nya wajahku sedalam-dalamnya ke liang memeknya, tangannya benar2 mengacak-acak rambutku, mendorong kepala ke memeknya, sesekali mejenggut rambutku.. oohh uhh.. sedang asik memainkan memek lina, tiba2 tangannya mendorong kepalaku keluar “Lina udah ga tahan banget yon mau orgasme nih, tp ga mau sekarang ya ” dia bilang. Aku hanya mengangguk dan berkata “apapun mau kamu sayang” Lina mengangkat tubuh yang setengah jongkok untuk duduk disampingnya diranjangnya, “sekarang giliran lina” ucapnya, segera dgn kasarnya dia membuka kaosku, dikecup dan dilumatnya bibirku dgn liar, dipegangnya kepala erat2 dijilatinya pipiku bibirku, seluruh wajahku, telingaku dijilatinya kanan kiri, digitnya,, Akkhhhhhhhh Lin enak banget,, ughh,,,,,,, tanganku pun meraih toket nya meremas2nya, sebari bibir lina menjamahi wajahku, telingaku, leherku nyaris saja di cupangnya, sebelum aku melarangnya khawatir ketauan istriku. Lina menjamahi tubuhku dengan liar, dadaku, perut buncitku, dia tarik puting susu ku yang berbulu, tangannya liar menjamahku, membuka celana pendekku, memerosatkannya berikut dgn CD ku, k0ntolku sudah sangat , menegang kencang dan memerah.. Ahhh senyum liarnya lina sebari menatap liar padaku, dia menjulurkan lidahnya memainkan kepala kontolku. Akhhhh Linnn.. enak banget.. dia mengocok2 kontolku sebari menjilati ujung kontolku, dia berjongkok dilantai, memainkan kontolku, menghisapnya, naik turun, makin kencang makin kencang.. Ohh aku tak tahan lagi.. dijilatinya kontolku.. Dia kemudian mencabut mulutnya dari kontolku, dia berdiri menghadapku yang masih terduduk, kesempatan ini kupakai untuk menjilat lagi memeknya yang sudah sangat becek, meremas toket nya kuat2.. ahh indah sekali pemandangan ini tubuh lina berdiri dihadapanku, seolah dia sedang stripsis, bergerak menggelinjang karena rangsanganku ke dlm memek dan toket nya.. baru sebentar kumenikmati itu, lina mendorongku keras, sampai aku terlentang diranjangnya, ranjang tempat biasa dia bersetubuh dgn suaminya. ucapnya ” Lina udah ga tahan yon’..

    Dia menaiki tubuhku diranjang, diarahkan memeknya kearah kontolku, Bleesss,,, aakhhhh Ugghhhhhhhhhh kami mengerang bersama-sama.. Lina menindihku.. women on top,, digerak2n tubuhnya… kami berciuman liar.. berulang kali dia berkata “udah gakuat lina ih..” .. aku berusahan membanting tubuhnya, membalik posisi, kali ini dia dibawah.. aku kocokkan kontolku semakin cepat dan kencang.. erangan lina udah tak tertahankan lagi.. “trs.. ayo dong…” ucapnya.. dia trs menggelinjang menggerakan bokongnya.. ” aku juga ga kuat lin” .. ayo dong kit bareng lagi..” tenaga lina begitu kuat mendorong kembali terguling mebalikkan posisi..

    dia kembali diatas, kali ini dia duduk berkuda.. menggerak-gerakan pantatnya, tubuhku bangun meraih toket nya.. darahku mendesir.. sekecap saja aku sedot toket nya.. meremas toket nya.. lian sudah tak kuasa hendak keluar.. AkhhhhhhhhhhOhhh YESsss……. uughhhhhhhhhhhhhhh ” lina keluar.. Ohhhhhhhhhhhh… Peluk erat 2 yon, gigit puting lina,” suaranya mengacau tak karuan..”‘akhhhhhhhhh… kelellllllllllllllluuaarrrrrrrrr…”””” … lina orgasme” tubuhnya semakin kuat mendekap, memeknya basah… “Kamu curang yon… ga bareng” lina berbicara kacau sebari orgasme.. tubuhnya mulai melemas… kesempatanku membalikkan lagi tubuhnya. Kali ini kukocokkan kuat2 kontolku.. akhhhh.. aku keluar lin… “kucabut dan kubasahi tubuh dan mulutnya.

  • Aku Nikmati Istriku Digauli Orang

    Aku Nikmati Istriku Digauli Orang


    1499 views


    Perawanku Sesudah kami menikah lebih dari 15 tahun, aku merasakan adanya kurang puas istriku dalam hal hubungan seks kami selama ini. Beberapa bulan terakhir ini apabila kami berhubungan, khususnya saat-saat istriku gairahnya naik dan kemungkinan sedang menjelang orgasmenya dia selalu mengerang dan mendesahkan kata-kata,

    “Gede-in dong, Mas, ayoo, gede-in lagi, Mas.. Ayyoo. Mas aku pengin lebih gede lagii..”

    Dan aku mesti tanggap akan desahan macam itu. Hal itu terutama karena aku maupun istriku meyakini bahwa desahannya itu tak mungkin aku penuhi. Penisku yang, yahh.., sedang-sedang saja mungkin jauh dengan khayalan kami, aku dan istri, yang selama ini juga termasuk senang nonton BF baik VCD maupun via internet.

    Kita semua tahu tontonan fantasi itu banyak memicu libido kami yang memang sering kami perlukan untuk mencari variasi dalam hubungan seks kami. Dan di sana kita menyaksikan betapa para cantik dan tampan plus perlengkapan mereka yang nempel sebagai bagian tubuhnya seperti penis, buah dada dan pantat maupun yang palsu seperti “dildo” dan sebagainya ukurannya sungguhlah ideal fantastis.

    Dan itu akhirnya yang menjadi obsesi kami, termasuk yang akhirnya tersalur dalam desahan istriku tadi. Suatu malam ketika kami dalam keadaan asyik masyuk, pada saat-saat menghadapi puncak-puncak gairah birahi, kudengar kembali desahan itu,

    “Mas, gede-in dongg.., ayyoo, mass.. Gedeinn.., aku pengin yang gedeeii.. Mass..”.

    Ah, Surti.., benarkah ucapanmu itu..?? Benarkah ke-inginan kamu itu..?? Aku setengah bertanya dalam bisu. Aku tidak berani bertanya secara langsung.

    Aku belum tahu akan risikonya apabila dia benar-benar menginginkan hal itu. Aku juga takut kalau dia benar-benar menginginkan dan aku tidak mempedulikan. Aku merinding dan gemetar kalau membayangkan dia sendiri yang mencari jalan diluar pengetahuan saya. Aku sangat takut dia melakukan selingkuh. Aku sangat mencintainya. Aku percaya, kalau dia mau, dengan gampang mendapatkan lelaki macam manapun yang dia inginkan. Kecantikan dan sensualnya akan dengan cepat membuat setiap lelaki siap memuaskan syahwatnya.

    Aku sangat menderita apabila memikirkan semuanya itu. Aku demikian gelisah dan gundah hingga sering terbawa dalam mimpi-mimpiku. Hanya pada mimpiku terakhir beberapa malam yang lalu dari tidurku yang sama sekali sulit untuk nyaman, aku mendapatkan perasaan yang aneh.

    Sepertinya aku sedang menyaksikan istriku digauli dan berhubungan seks dengan seorang pria yang sangat tampan. Yang aneh adalah aku merasakan birahi saat menonton Surti yang berteriak histeris dilanda nikmat syahwatnya. Sayang aku terbangun sebelum mimpiku selesai. Penisku ngaceng dan birahiku yang masih menyala-nyala mendesak-desak untuk diselesaikan. Pagi itu aku melakukan onani tangan dengan mengingat-ingat bagaimana istriku dengan penuh nafsu secara aktif meladeni segala kemauan pasangannya sebagaimana yang kusaksikan dalam mimpiku. Aku merasakan kepuasan yang amat sangat saat spermaku muncrat-muncrat..

    Yaa.., aku merasakan kepuasan syahwat yang luar biasa dengan mengingat gambaran istriku digauli orang lain. Sejak saat itu, aku sering onani dengan membayangkan istriku Surti, digauli lelaki lain.

    Pada suatu hari saat aku beranjak pulang dari kantor, saat aku bosan dengan berbagai hal aku iseng beli “koran got”. Aku suka sebut dengan “koran got” itu karena isinya memang pantes untuk dicemplungkan ke-got saja. Isi koran itu hanya penuh berita kriminil, kecelakaan yang serem-serem atau cerita hantu atau penyelewengan suami istri yang diungkapkan secara vulgar. Tetapi koran itu sangat laris. Pembacanya adalah masyarakat kelas bawah yang memang haus hiburan seperti tukang ojek, supir metro-mini atau pedagang K-5. Cerita Sex

    Singkat cerita sesudah membaca “head line”-nya aku langsung aku membuka-buka halaman bergambar untuk sekedar pelipur lara dan tak kulewatkan juga membaca larik-larik iklan mini.

    Pada kelompok iklan Panti Pijat aku baca sederet iklan.

    Ternyata banyak informasi yang membuat libido bergoyang. Antara lain, lihat, Panti Surgawi, buka 24 jam, sedia pemijat cantik dan ganteng. Hubungi no. HP xx8907. Kemudian lainnya, Pijat Gairah untuk suami istri, ditanggung memuaskan, hubungi 021-8877xx. Dari sekian iklan itu tiba-tiba ada iklan yang menarik bagiku, bunyinya begini, Pijat Sehat hubungi Pria, Ramon, usia 28 tahun, turunan Arab, tinggi 175 cm, berat 65 kg, tampan, berkumis dan bulu dada, size 18/5, ditanggung memuaskan. Bisa dipanggil ke rumah atau hotel. Hubungi 24 jam, HP no. 0818xx.

    Ah, aku jadi langsung ingat istriku. Aku mau tunjukkan padanya iklan macam itu. Aku pengin tahu, adakah macam itu yang memang dia butuhkan. Yah, tetapi aku tetap harus hati-hati, agar tidak meninggung perasaannya. Cari” timing”-lah.

    Tadi malam aku kembali mendengar desahan itu. Saat-saat aku konsentrasi untuk melepas spermaku dia kembali,

    “Gede-in Mas, ayoo.., gede-in dulu Mas.. Yang gede yang enak, Mas..”.

    Bagaimana mungkin? Dan aku terus saja mengayunkan kemaluanku yang pas-pasan ukurannya ini hingga spermaku tumpah ke liang vaginanya.

    Tetapi kali ini ada yang aku cemaskan.

    Kali ini dia, Surti istriku ini mengakhiri hubungan seks tanpa mendapatkan orgasmenya sama sekali. Aku tahu itu. Aku tahu apabila dia mendapatkannya dia akan menunjukkan luapan emosi syahwat yang nyata banget. Tetapi kali ini tidak. Dan itu nampak membuatnya kecewa dan menderita. Dan akhirnya kami tidak bisa tidur hingga larut malam. Pada kesempatan itulah aku tunjukkan padanya koran yang kubeli dan kusimpan untuknya.

    “Bagaimana, Ma, kalau itu kita coba saja? Mama percaya nggak ada iklan ini?”

    Istriku ini sesungguhnya sangat pemalu, termasuk di depan aku suaminya. Walaupun dia baca juga iklan itu dia nggak akan menjawabnya untuk tawaranku macam ini. Dan akulah yang harus mengerti sendiri jawabannya. Dan ada satu hal lagi, yang rasanya kini justru datang dari aku sendiri. Kebiasaanku onani dengan membayangkan lelaki lain menyetubuhi istriku Surti mendorong syahwatku untuk melihat secara nyata kejadian itu.

    Aku ingin mimpi-mimpiku itu menjadi kenyataan. Duhh.. Gigiku gemelutuk menggigil dan gemetar dengan apa yang mungkin akan terjadi..

    Aku jumpa istriku saat sama-sama kuliah di UKI. Dia adalah yuniorku dengan selisih 3 tahun kuliah. Surti, demikian panggilannya, memiliki postur tubuh yang langsing dan getas. Dengan warna kulitnya yang coklat kuning, dia masih termasuk punya darah biru. Kecantikannya dikenal di seputar kampus. Dari sekian pesaing, akulah yang beruntung menjadi pemenangnya untuk mengajak ke pelaminan.

    Orang tuanya masih ada hubungan sebagai cucu raja Jawa, entah dari permaisuri atau selir yang ke sekian. Dengan tinggi yang 167 cm dan berat 55 kg, dia nampak sangat sportif dan lincah. Sepintas posturnya mengingatkan figure Dyah Permatasari yang bintang sinetron itu. Dua orang anak hasil perkawinan kami dibesarkan di Solo sesuai dengan keinginan mertua kami agar lebih mengenal tradisi dan budayanya.

    Di Jakarta kami masing-masing punya kegiatan dan bekerja. Kami memiliki cukup materi dan lingkungan social yang baik. Kami sama-sama sepakat bersikap demokrat dan liberal dalam memandang liku-liku kehidupan ini. Kami terbiasa berfikir positip dalam banyak hal. Dalam hal hubungan seks, saat ini kami lakukan sebagai penyaluran kebutuhan biologis semata. Dan itu kami lakukan dengan semangat rekreasi dengan penuh kesenangan.

    Dan untuk masalah iklan tadi kini aku nggak akan tanya untuk yang ke 2 kali. Aku cukup lihat cahaya di matanya. Aku tahu aku harus mengambil inisiatip. Artinya dia mempercayakan padaku dan aku bertanggung jawab atas apapun risiko yang akan dihadapi. Saat itu pula, jam 23.35 WIB, tanpa ambil risiko memakai nomer telpon rumah, aku putar no. HP-nya melalui HP-ku.

    Sesaat kemudian ada jawaban. Ternyata aku berhadapan dengan mesin rekaman yang minta agar aku merekam pesanku pada HP-nya. Aku lakukan dengan cukup mengatakan, “Hubungi kami segera”.


    Ternyata tidak sampai 10 menit HP-ku bergetar. Aku memandang istriku, tetapi dia nampak acuh saja. Kuraih HP dan kubuka jawaban, “Hallo”.

    Benar, aku menghadapi dan berbicara dengan Ramon. Dia minta maaf tidak segera membuka HP-nya karena kebetulan sedang membereskan buku-bukunya. Dia ceritakan bahwa saat ini sedang melanjutkan kuliah untuk meraih S2-nya. Dia seorang arsitek. Dia memang memerlukan dana untuk kelanjutan kuliahnya. Dia menyerahkan padaku di mana dan kapan kami sama-sama jumpa. Dan dia sangat tahu problem macam kami. Dia akan berusaha sebisanya untuk menolong kami, katanya. Ah, kedengarannya santun dan intelek banget. Benarkah?

    Aku ceritakan pembicaraanku dengan Ramon pada istriku. Dia tetap saja menunjukkan ke-acuhannya. Tidak menolak dan tidak meng-iya-kan. Mungkin dia malu untuk menunjukkan girangnya. Siapa tahu.
    Aku janji besok untuk mendapatkan konfirmasi tempat di mana yang paling nyaman dan aman. Kami tidak ingin hal macam ini mesti ketemu orang lain yang kami kenali.

    Hotel IBS, kamar 534 & 535
    Sesudah berpikir-pikir dan berputar-putar akhirnya aku memilih yang paling aman dan nyaman, Hotel IBS berbintang 4, yang terletak di seberang perempatan Manggala Wana Bhakti. Hotel itu merupakan group hotel Internasional. Hotelnya tersebar di seluruh dunia.

    Di Jakarta mungkin ada 3 atau 4 hotel dari group dan nama yang sama. Sesudah konfirmasi dengan istriku, OK atau tidak nya, kemudian dengan Ramon untuk menetapkan waktu dan tempatnya, aku pastikan untuk booking 2 kamar connecting door dengan no. 534 & 535. Ini sebetulnya permintaan istriku, yang akhirnya keluar juga omongannya, alasannya nanti dia akan ceritakan saat ketemu sore nanti.

    Dengan cara rasional dan praktis saja, aku dan istriku sepakat ketemu di restoran hotel jam 19.00 wib. Kupikir ada baiknya si Ramon juga kami temui dulu di tempat tersebut. Jadi kami sama-sama makan malam sekalian.

    Ternyata aku dan Ramon datang lebih dulu. Istriku belakangan karena terjebak macet dari kantornya yang di jalan Sudirman. Sementara menunggu aku sempat sedikit memberikan introduksi kepada Ramon bagaimana kami sebagai suami istri. Aku tidak tahu apakah hal ini ada gunanya. Dan yang lebih penting lagi, ternyata Ramon ini orangnya sangat “handsome” dan nampak cerdasnya.

    Dari ceritanya yang tak terlampau banyak, aku tahu bagaimana dia memandang hidup ini juga pragmatis dan positip saja. Jadinya tidak begitu beda dengan kami. Mengenai usia istriku yang hampir 38 tahun, lebih tua 10 tahun dari dia, bagi Ramon nggak masalah.

    Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jasa untuk Ramon tidak ada masalah. Dia akan tidur menemani istriku hingga besok pagi. Dan, sesuai dengan yang tersebut dalam iklannya, dia juga tawarkan kepadaku kemungkinan untuk “threesome”, bersama bertiga dalam satu ranjang. Jawabanku adalah, untuk yang pertama ini biarlah aku menyaksikan saja dari balik pintu kamar sebelahnya.

    Nampak istriku di ambang pintu restoran mencari kami dan kemudian mengajukan langkahnya. Duh, cantik benar Surtiku ini. Mungkin dia datang terlambat untuk ke salon mempercantik diri dulu. Lihatlah, lantai granit restoran yang mengkilat ini membuat bayangan tubuhnya bak peragawati sedang melangkah-langkah di “catwalk”-nya. Dia benar-benar bidadari.

    Dan sesaat sesudah istriku datang dan sejenak duduk, sambil bersalaman kenalan dengan spontan penuh kekaguman Ramon membisikkan padanya bahwa “Jeng Surti” amatlah cantik. Hal ini menjadi sangat penting dalam perjalanan petualangan ini selanjutnya.

    C
    Sikap istriku langsung cair yang ditunjukkan dengan senyumannya yang sangat menawan itu. Panggilan “jeng” yang lekat dengan budaya Solo ini membuatnya langsung akrab antara ke-duanya. Ramon ini sangat paham psikologi orang rupanya. Tentu saja, walaupun kobaran cemburuku menyala, hatiku gembira melihat perkembangan yang terjadi.

    Syahwatku mengaliri urat-urat darahku. Kini aku sangat ingin selekasnya menyaksikan bagaimana istriku ini digauli orang lain. Aku pengin melihat bagaimana dia menerima kenikmatan syahwat yang akan diberikan Ramon padanya. Aku pengin lihat bagaimana wajahnya yang terhanyut dalam ayunan gairah libido bukan dengan aku, suaminya. Dan aku pengin lihat, bagaimana istriku menikmati kemaluan Ramon yang gede itu. Ahh.., rasanya celana dalamku menyesak.

  • Cerita Sex Diwarung Yang Remang Ini Di Isi Oleh Tante Sange

    Cerita Sex Diwarung Yang Remang Ini Di Isi Oleh Tante Sange


    1498 views

    Perawanku – Cerita Sex Diwarung Yang Remang Ini Di Isi Oleh Tante Sange, Namaku Didi (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal di Jawa Barat, di sebuah kota yang sejuk, dan saya tinggal (kost) di daerah perkampungan yang dekat dengan kantor. Di daerah tersebut terkenal dengan gadis-gadisnya yang cantik & manis.

    Aku dan teman-teman kost setiap pulang kantor selalu menyempatkan diri untuk menggoda cewek-cewek yang sering lewat di depan kost. Di sebelah kostku ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua.

    Aku sudah langganan dengan warung sebelah. Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang aku sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang. Warung itu milik Ibu Cici (tapi aku memanggilnya Tante Cici), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil.

    Warung Tante Cici buka pagi-pagi sekitar jam lima, terus tutupnya juga sekitar jam sembilan malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Cici sendiri dan keponakannya yang SMA, Krisna namanya. Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost. Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?,

    Agen Togel Oh ya rokok, tapi setelah aku lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), aku jadi ragu, apa warung Tante Cici masih buka ya..?, Ah.., aku coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Cici belum tutup, tapi kok sepi.., “Mana yang jualan”, batinku.

    “Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.

    Ah kucoba panggil sekali lagi,

    “Permisi.., Tante Cici?”.
    “Oh ya.., tungguu”, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.

    Yang keluar ternyata Tante Cici, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

    “Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Krisna mana?

    “O.., Krisna sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Didi Tante pake’ pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich”.

    “Tidak apa-apa kok Tante”,

    sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Cici, soalnya biasanya Tante Cici selalu pakai baju kebaya. Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Cici tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

    Malam gini kok belum tutup Tante..?

    “Iya Mas Didi, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake’ pakaian dulu”

    “Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian”, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

    “Wah ngerepoti Mas Didi kata Tante Cici.., sini biar Tante ikut bantu juga”. Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.

    “Trimakasih lho Mas Didi..?”.
    “Sama-sama..”kataku.
    “Tante saya lewat belakang saja”.

    Saat aku dan Tante Cici berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Cici terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Cici menjerit sambil secara reflek memelukku.

    “Mas Didi.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante”, kata tante dengan muka merah padam. Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda,

    dengan background hitam rambut-rambut halus di sekitar vaginanya yang tercium harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.

    “Mas Didi.., burungnya bangun ya..?”.

    “Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..”.

    “Ah tidak apa-apa kok Mas Didi itu wajar..”.
    “Eh ngomong-ngomong Mas Didi kapan mo nikah..?”.
    “Ah belum terpikir Tante..”.

    “Yah.., kalau mo’ nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kaya’ mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Didi.. kebutuhan batin..”.

    “Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..”, tanyaku usil.
    “Yah.., Tante tahan-tahan saja..”.

    Kasihan.., batinku.., andaikan.., andaikan.., aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Cici.., ough.., pikiranku tambah usil. Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.

    “Mas Didi burungnya masih bangun ya..?”.

    Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Cici meraba burungku.

    “Wow besar juga burungmu, Mas Didi.., burungnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..?”.

    “Belum..!!”, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

    “Mas.., boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..?”, belum sempat aku menjawab, Tante Cici sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.

    “Oh.., sampe’ keluar gini Mas..?”.

    “Iya emang kalau burungku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang burungku..?”, kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Cici.

    “Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Didi pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Didi..”, kata tante sambil terus mengocok burungku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Cici sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena burungku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

    “Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..”,

    desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan burungku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.

    Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi burungku sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Cici naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.

    “Mas Didi.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!”.

    Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begini indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Aku jadi tidak percaya kalau Tante Cici sudah punya anak, aku langsung saja mejilat vaginanya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.

    “Ough Mas.., ough..”, desah tante sambil memegangi susunya sendiri.
    “Terus Mas.., Maas..”,

    aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu aku masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila. Kemudian Tante Cici membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.

    “Ayo Mas Didi.., Tante sudah tidak tahan.., mana burungmu Mas.. burungmu sudah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Didi.., burung Mas Didi kalau bangun dongak ke atas ya..?”. Aku hampir tidak dengar komentar Tante Cici soal burungku, aku melihat pemandangan demikian menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan burungku dibibir vaginanya.

    “Aughh..”, teriak tante.
    “Kenapa Tante..?”, tanyaku kaget.

    “Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..”, aku masukkan kepala burungku di vaginanya, sempit sekali.

    “Tante.., sempit sekali Tante.?”.

    “Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga nikmat..”.

    Yah.., aku paksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari burungku amblas.., Tante Cici sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.

    “Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..”.

    Begitu juga aku.., walaupun burungku masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini burungku sudah amblas dimakan vagina Tante Cici. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Cici. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku.

    “Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., oughh.., Mas Didi..”, katanya sambil merem-melek.
    “Kayaknya ini yang namanya orgasme.., ough..”, burungku tetap di vagina Tante Cici.
    “Mas Didi sudah mau keluar ya..?”.

    Aku menggeleng. Kemudian Tante Cici telentang kembali, aku seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Cici semakin mendesah,

    “Ough.., Mas..”, tiba-tiba Tante Cici memelukku sedikit agak mencakar punggungku.
    “Oughh Mas.., aku keluar lagi..”,

    kemudian dari kewanitaannya aku rasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin terasa, aku dibuat terbang rasanya. Ach rasanya aku sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Cici.

    “Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..?”.
    “Terrsseerraah..”, desah Tante Cici.

    Agen Bandar Togel Ough.., aku percepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh burungku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya spermaku aku muntahkan dalam vagina Tante Cici, masih aku gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Cici orgasme kembali, dia gigit dadaku.

    “Mas Didi.., Mas Didi.., hebat Kamu Mas”.

    Aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Tante Cici masih tetap telanjang telentang di atas meja.

    “Mas Didi.., kalau mau beli rokok lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah kalau sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa.., malah kalau tidak digedor Tante jadi marah..”, kata tante menggodaku sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.

    “Tante ingin Mas Didi sering bantuin Tante tutup warung”, kata tante sambil tersenyum genit. Lalu aku pulang.., baru terasa lemas sakali badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Cici, aku di panggil tante.

    “Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..?”, katanya penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Cici tadi, akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Di Ajak Ngentot Dengan Teman Pacarku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Di Ajak Ngentot Dengan Teman Pacarku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1498 views

    Perawanku – Hingga terkadang kalo aku ngebayangin maka aku sungguh ingin mengulanginya kembali, ok lah kalo begitu langsung aj ya, kenalin dulu ya nama Aku Bintang, rada malu juga sih, tapi klo di pikir2 gila juga aku ya, jadi aku punya cewek, cewek aku punya sahabat, nah sahabat cewek aku itu punya cowok, cowoknya itu 1 kontrakan sama aku…

    Inget banget kejadiannya hari minggu pas aku lagi molor tiba2 cewek aku telp minta ambilin baju hem putih di rumah Mita buat di pake besok, cewek aku lagi di rumah tantenya di luar kota, ya udah segeralah aku mandi, pas mau berangkat temen aku telp minta tolong ambilin ATMnya dia di Mita (Ceweknya) trus tranferin duit ke no rek yg dia kasih)..

    Sampe di Rumah Mita aku langsung kaget, Mita bukain pintu pake daster terusan you can see, dalem ati aku.. Bujug… mantab amat… (masih sadar klo itu pacarnya temen, temennya pacar), aku di suruh masuk ke ruang tamu

    “Sendirian? “ tanya Mita.

    “ Iya” Sambil ngeliat keluar, sumpah aku risih banget ngeliat dia.

    “Baru bangun tidur Mit? “ aku nanya ke Mita.

    “ Iya, Bis binggung mau ngapain, Orang2 rumah pada ke Luar kota”.

    “ Blom mandi ya?” aku sambil senyum2.

    “hehehehe iya” Mita ketawa-ketawa “bis yg dateng kamu ini, klo artis baru dah mandi dulu”.

    “ah sial,hahaha “ aku ketawa-ketawa.

    “Bentar ya aku ambilin bajunya, sama ATMnya Andri(Cowoknya)” sambil berdiri “Oya mau minum apa?”.

    “Apa aja Mit”.

    Pas Mita kedalem aku baca2 buku kuliahnya Mita di rak bukunya dia, tiba2 ada yg jatuh.. pas aku ambil ternyata kondom masih utuh belum di buka segelnya. Weng.. aku kaget.. trus tiba2 Mita dateng sambil bawain minum.

    “Hayooo liat apaan?” Mita senyum2.

    “Liat buku kamu ni lho.. nemu ginian” Aku tunjukin barang temuan aku..

    “Oalah.. itu punyanya Andri”.

    “Emang abis ngapain?” Aku pura2 bego aja.

    “Ya kamu tau sendiri lah” Mita jawab sambil duduk dan naro minuman di meja.

    Aku sama Mita langsung sharing tentang pengalaman ML masing2… sumpah aku baru kali ini sharing masalah beginian sama cewek, lama2 kelamaan sharing aku si otong naek juga apalagi ngeliat badannya Mita yg mantab itu sambil ngebayangin..

    “ Wah.. kamu Horny ya Bin” Mita ketawa-ketawa sambil ngeliatin otong aku.

    “hehehehe” aku salah tingkah “Gila Mit ngebayangin kamu di pake Andri ga tahan juga”.

    “ aku sebenernya ngebayangin kamu sama Rika (cewek aku) juga lho” Mita ketawa-ketawa.

    “ga pengen maen sama aku Mit” aku masang muka ngarep.

    “Gila aja kamu, klo Rika tau gmn, Andri tau juga mati aku” muka Mita mulai serius..

    “ Rahasia kita berdua Mit, aku Horny bgt nih, kamu juga khan lama ga di servis” aku nganggep ini masih becandaan aja.

    “ emang kamu ga jijik, aku belum mandi lho”.

    “ ga pa2, aku seneng sama bau kamu”.

    Hal gila yang aku lakuin, aku cium aja langsung bibirnya, Mita ngebales ciuman aku, aku masukin lidah aku ke dalem, Mita ternyata jago banget ciumannya, aku aja sampe megap2 kagak bisa napas.
    “Ke kamar aja yuk” Mita berdiri sambil gandeng tangan aku, aku ngikut aja.

    Pas nyampe kamar Mita langsung buka dasternya, aje gila ternyata Mita ga pake CD, langsung keliatan bulu2 hitamnya, lumayan juga bulunya, bikin aku horny ga karuan, bodi Mita aduhai banget, kaya Dewi Persik, tau lah ga putih2 amat tapi toket yang mantab banget, Mita langsung ke kamar mandi dulu yg ada di kamarnya.

    “Mau ngapain Mit?” aku binggung.

    “Bentar, bersiin bawahnya dulu, aku khan belum mandi, pasti punyakuu bau deh, tar kamu jijik lagi”
    Selesai bersihin vaginanya Mita tiduran di ranjang gedenya sambil ngangkang, aku udah bisa nebak kalo dia mau di jilatin vaginanya, aku sikat aja langsung vaginanya, aku sedot2 kacangnya, aku denger Mita desah2, wah bener2 horny nih bocah pikir aku, vagina Mita wangi banget, pasti tadi dia pake sabun pembersih, pas lumayan lama aku jilatin, Mita kejang2, wah pikir aku keluar nih, ternyata bener ada cairan kentel keluar dari vaginanya dia.

    “Gila Bin, Kamu hebat deh, baru kali ini aku dijilatin bisa keluar” Mita ngos2an.

    “Iya dung, Rika aja paling seneng klo aku jilatin” aku bangga.

    “Sini gantian aku isepin” Mita duduk dan nyuruh aku tiduran.

    Gila isepannya maut banget, aku ampe merem melek, ga lama aku keluarin sperma aku ke mulut Mita, Mita langsung ke kamar mandi.

    “Kenapa Mit?” aku samperin ke kamar mandi.

    “Ga papa, dari dulu aku ga seneng rasanya sperma, asin banget” Mita keluar dari kamar mandi “Kamu masih kuat kan?”.

    “Masih dong” aku ketawa2.

    Otong aku pas itu masih turun sih, tapi Mita ngambil inisiatif ngisepin lagi otong aku, lama2 otong aku berdiri lagi, langsung aja aku masukin ke vaginanya, pertama2 aku hati2 masukinnya takut Mita kesakitan, pengalaman aku sama cewek aku, selalu kesakitan dia, padahal udah sering ML, ternyata Mita ga kesakitan sama sekali, weng aku binggung, pas aku tanya, emangnya otongnya Andri sama punya aku gedean mana, kata dia gedean Andri tapi panjangan punya aku.. oo pantes pikir aku..
    Mita desah kenceng banget, untung aja kamarnya agak kedap trus rumahnya juga gede banget jadinya tetangga ga ada yg denger.

    “Ahhhhh… Gila Bin goyangan kamu enak juga” Mita meracau terus “ahhhhh, ahhhhh, terus2…”
    Baru kali ini aku ML sama cewek yg meracau terus dah, saking hornynya kali ya atau aku yg hebat… (bangga)..

    Sekitar 15 menit aku minta ganti posisi sama Mita, aku minta doggy style ke dia, Mita langsung nungging, langsung aku sikat lagi, aku seneng banget sama pantatnya Mita, gede banget… trus aku iseng2 aja nanya ke dia.

    “Mit pernah anal?”.

    “belum, aku sih pengen, tapi Andri ga pernah mau, katanya kasian aku, kata dia anal sakit banget” Mita sambil terus meracau “Kamu mau?” aku langsung manggut2.

    Aku lepas otong dari vagina Mita trus aku arahin ke lobang belakang Mita, gila susah banget masuknya, ana paksa ga bisa2, akhirnya aku nyari handbody trus aku olesin ke lobangnya dia, sama otong aku, langsung jleb… gampang banget tapi Mita langsung nangis , aku rasa dia kesakita, aku langsung cabut otong aku, ga tega ngeliat dia, trus aku masukin lagi ke vaginannya… sekira 15 menit kita maen Mita tiba2 kejang2 lagi, ternyata dia keluar lagi, pas udah selesai kejang2 otong aku, aku cabut trus aku kocok, sperma aku tumpah di pantat Mita, Mita langsung lemes telentang di ranjang, ngos2an.

    “Aku puas banget Bin, Kamu hebat, baru kali ini aku bisa keluar lama”.

    “Mit kamu mau udahan?” aku lumayan capek juga.

    “kenapa?”.

    “Masih napsu nih” aku senyum2.

    “Wuih gila kamu Bin” Mita binngung “ ga capek” Aku geleng2 “Ya udah tapi kamu yang kerja ya, aku capek banget”.

    Aku ngeliat mukanya Mita capek banget, tapi sumpah ngeliat bodinya dia aku napsu terus, aku inget dulu maen sampe 5 ronde, rekor aku, sama cewek aku aja cuman 3 ronde,

    Sekitar 4 jam aku di rumah Mita, aku ijin pulang ke Mita, yang aku lucu banget, Mita nganter aku ke pintu sambil pincang2 kaya orang ga kuat jalan, aku tanya kamu ga papa? Kata Mita ga papa cuman rasanya tulang patah semua gara2 aku maennya sampe 5 ronde, tapi aku di puji abis2an sama dia.

    Setelah itu aku merasa bersalah banget sama cewek aku dan juga sobat aku, tapi perasaan bersalah ke sobat aku ilang gara2 setelah itu aku baru tau kalo temen aku udah 3 orang yg di pake dia… sial lebih tega ternyata..

  • Cerita Sex Bersambung Awal Karirku Jadi Pemuas Nafsu (GIGOLO) Part 1 – Cerita Sex Bersambung Terbaru 2018

    Cerita Sex Bersambung Awal Karirku Jadi Pemuas Nafsu (GIGOLO) Part 1 – Cerita Sex Bersambung Terbaru 2018


    1498 views

    Perawanku – Namaku Aldo, wajahku lumayan ganteng, tubuh tinggi dan sexy. Tetapi keadaan ekonomiku kurang mencukupi. Makanya aku pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang dapat memenuhi masa depanku. Pada waktu aku sedang mencari pekerjaan, kulihat ada papan iklan di sudut jalan, “DICARI COWOK DAN CEWEK UNTUK JADI MODEL…”
    Aku tertarik dan langsung pergi ke tempat yang ditunjukkan papan iklan itu. Setelah sampai, kulihat tempatnya ramai dengan orang yang ikut mendaftar menjadi model. Aku langsung saja masuk ke tempat itu.

    Setelah giliranku mendaftar, aku ditanya sama Mbak yang mengurus bagian pendaftaran. Orangnya cantik dan tubuhnya wuih…
    “Namanya siapa Mas..?” katanya.
    “Aldo, Mbak..” kataku sambil melihat wajahnya yang ayu.
    “Boleh lihat kartu identitasnya Mas..?” katanya lagi.
    “Ini Mbak..” kataku sambil menyerahkan KTP.
    “Ok.., sekarang Mas masuk ke ruangan test ya… Mas jalan aja lurus, terus belok kanan.., nach disitu Mas masuk aja ya..!” katanya.
    Lalu aku pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh Mbak itu.

    Aku duduk menunggu giliran. Ketika aku sedang menunggu, ada beberapa cewek-cowok yang keluar dari kamar itu dengan kepala tertunduk. Pasti mereka tidak lulus test… aduh aku jadi takut dan badanku jadi gemetar tidak karuan.
    Lalu.., “Mas Aldo…” tiba-tiba ada suara memanggil namaku.Langsung saja aku masuk ke ruangan test. Disitu ada 2 cewek cantik, mereka berdua memakai baju ketat, sehingga susu yang besar terlihat seperti menyembul, dan di bagian bawah mereka hanya memakai rok mini sekitar 10 cm dari ‘anu’-nya.

    “Mas Aldo ya..? Aduh gantengnya. Sudah pernah jadi model sebelumnya..?” katanya.
    “Belum pernah Mbak… Saya baru aja datang dari desa…” kataku lugu.
    “Ooo… sekarang coba buka baju dan celananya Mas ya..?” katanya.
    “Lho kok pake buka baju segala sih Mbak..? Emangnya Aldo mau diapain..?” kataku.
    “Mas mau jadi model nggak..? Kalau mau jadi model, ya harus nurut..! Ya.., ayo cepet gih buka bajunya… sini biar kami bantu.” katanya sambil terus menuju ke arahku untuk melepaskan bajuku, sementara temannya yang satunya melepaskan celanaku.

    Lalu sekarang aku sudah setengah telanjang di depan mereka berdua yang cantik itu. Gundukan batang kejantananku di balik celana dalamku terpampang dengan jelas di depan mereka.
    “Wow, besar juga ya punya Mas. Mas Aldo udah sering ya..?” tanyanya ketika melihat gundukan senjata kemaluanku di balik celana dalamku.
    “Belum pernah Mbak… Emangnya kenapa sih Mbak kok nanya yang gituan..?” kataku sambil memandang mereka yang kelihatannya tertarik dengan batang kejantananku yang lumayan besar.

    “Begini Mas, kami mencari beberapa model yang masih ‘hijau’ pengalamannya…”
    “Apa hubungannya Mbak jadi model sama pengalaman… khan lebih banyak pengalamannya maka semakin bagus dia nantinya…” kataku.
    “Kami hanya mencari cowok dan cewek yang setengah perawan begitulah… sekarang saya mau ngetest kontol Mas… ok..?” katanya sambil terus membuka cerita panas pakaiannya satu-persatu, sementara yang satunya mendekatiku.

    Dia memeluk tubuhku, menciumiku dan meraba-raba tubuhku. Sementara Mbak yang satunya sudah melepas baju ketatnya, sehingga susunya yang besar tergantung bebas. Rupanya dia tidak memakai BH. Wow.., ukurannya besar sekali. Baru kali ini kulihat susu sebesar itu. Lalu dia melepas rok mininya, dan… ohhh.., terpampanglah bentuk kemaluannya yang gundul dan montok itu.

    Setelah itu dia mendekatiku sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya yang bulat. Aku jadi teransang, dan akhirnya batang kejantananku menegang dan bertambah besar gundukannya di celana dalamku. Dia menggoyangkan tubuhnya sambil menempelkan kemaluannya ke gundukan batang kejantananku. Ohhh.., batang kejantananku bertambah keras saja mendapatkan perlakuan seperti itu.

    “Mas Son, CD-nya dibuka ya..? Kasihan yang di dalam pengen ketemu temennya…” katanya sambil dipelorotkannya celana dalamku.
    Seketika itu juga batang kejantananku berdiri dengan kokohnya bagaikan “Pedang Nagapuspa”.
    “Aduh Mas.., kontolnya besar sekali… eehhmmm…” katanya lagi sambil mengurut batang kemaluanku.

    Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dia terus dengan lembutnya mempermainkan kemaluanku. Lalu aku disuruh tidur telentang. Sementara aku tidur di lantai yang dingin, Mbak itu dengan agresifnya terus mengulum batang kemaluanku.Sementara itu Mbak yang satunya yang baru saja selesai membuka pakaiannya, langsung saja mengangkangkan kakinya di atas wajahku. Kemaluannya yang dikelilingi bulu lebat itu ditempelkannya di wajahku, lalu digeser-geserkan dengan irama lembut.

    Lalu.., “Jilatin dong Mas Son… eehhmm…” katanya memelas.
    Akhirnya kudekatkan juga kepalaku ke lembah kemaluannya. Tercium bau khas vagina, dan kujulurkan lidahku menjilati kemaluannya yang sudah basah itu. Dia mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Kulihat dia meremas sendiri buah dadanya dan memuntir-muntir sendiri puting susunya.”Oh… yesss…, jilat terus Mas.., ohhh.. yess..!” katanya sambil tangannya diangkat sebelah, sempat terlihat olehku bulu ketiaknya yang lebat sekali.
    Mbak ini sungguh maniak sekali.

    Beberapa saat kemudian dia meronta dengan kuat, “Aaahh… ohh.. yesss… aargghh..,” lalu dia menjepit kepalaku dengan pahanya, lalu menekan tubuhnya ke bawah agar kepalaku menempel lebih kuat lagi ke vaginanya. Aku jadi susah bernafas dibuatnya. Dia tambah mengerang, sementara Mbak yang satunya masih terus mengulum batang jenatananku yang tambah mengeras.

    “Lagi Mas… arghh.. sshhh.. yah.. yah.. lagi.. oohh..” makin menggila lagi dia ketika aku mencoba mengulum klitorisnya dan memainkannya dengan lidahku di dalam mulut.Aku memasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalam lubang kemaluannya. Bau cairan kewanitaan semakin keras tercium. Vaginanya benar-benar sudah basah. Tiba-tiba dia menjambak rambutku dengan kuat, dan menggerakkan badannya naik turun dengan cepat dan kasar. Lalu dia menegang, dan tenang. Saat itu juga aku merasakan cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari liang kewanitaannya. Kujilati semuanya.

    “Ohhh.. God… Bener-bener hebat kamu Mas Son… ahh… ngak kuat lagi deh untuk berdiri… shitt..!” dia terbujur lemas di sampingku.Aku hanya tersenyum, lalu Mbak yang tadi mengulum batang kejantananku kini mulai mengangkangkan kakinya di atas senjataku.
    Dan, “Bless…” dimasukkannya batangku pada lubangnya yang hangat dan sudah basah sekali.Dia pun mulai menggoyangkan tubuhnya perlahan-lahan. Pertama dengan gerakan naik turun, lalu disusul dengan gerakan memutar. Wah.., Mbak ini rupanya sudah profesional sekali. Lubangnya kurasakan masih sangat sempit, makanya dia juga hanya berani gerak perlahan-lahan tetapi teratur.

    Dengan posisinya itu, Mbak itu terlihat sangat cantik dan seksi, buah dadanya tergantung sangat menantang. Aku dengan posisi setengah duduk berusaha untuk menghisap susunya. Dia mengerang dan gerakannya bertambah cepat, jariku berusaha mencari lubang pantatnya yang saat ini menganga karena posisinya yang sedang berjongkok di atas batang kejantananku. Dengan mudah aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang pantatnya. Cairan dari vaginanya dan penisku membasahi lubang pantatnya, dan terasa sangat licin dan lengket. Aku mempermainkan jariku mengikuti irama turun naik badannya, dia terlihat menikmati sambil melempar kepalanya ke belakang.Dia kemudian mengerang, “Ooocchhh… aachhh… yesss..!”

    Aku mencoba memasukkan jari kedua ke dalam lubang pantatnya, dan berhasil dengan mudah, lubangnya basah dan licin sekali. Dengan dua jari memasuki lubang pantatnya, dan batang kejantananku di vaginanya, dia setengah berteriak bilang cerita dewasa, “Mas Son.., aku mau keluar.., ohhh… yesss..!”Dia berhenti naik turun dan menekan vaginanya keras-keras ke pangkal batangku, dan tidak lama terasa lubang kemaluannya berdenyut dengan keras. Dia mengerang dengan keras sambil memelukku dengan kuat. Dengan pijitan vaginanya, aku tidak dapat menahan diri dan bilang ke dia kalau aku juga akan keluar.
    “Please.., give it to me, I want to feel it inside me..” katanya menjawab desahanku tadi.
    Semprotan spermaku terasa sangat kuat dan banyak sekali. Bersamaan dengan semprotan itu, dia bilang, “Aku keluar lagi Mas Son.., oocchh.. it so gooddd…”Pantatnya ditekan keras-keras ke bawah, seakan-akan batang kejantananku kurang dalam memasuki liangnya. Kedua jariku kutekan dalam-dalam ke lubang pantatnya sambil digoyang-goyangkan di dalamnya. Terasa batang kemaluanku di dalam dibatasi oleh dinding pantat dan vaginanya. Dengan tetap memeluk tubuhku, dia merebahkan diri ke lantai yang dingin itu. Kakinya melingkar di pinggangku dan penisku tetap berada di dalam vaginanya.Wajah, mata, dahi, hidung, pokoknya seluruhnya habis diciumi oleh Mbak itu sambil berkata,
    “Terima kasih Mas… Mas Aldo memang perkasa.”

    Melihat aku sudah selesai dengan temannya yang sudah tertidur itu, Mbak yang satunya mulai beraksi. Setelah selesai membersihkan batang kejantananku, Mbak yang tadi tertidur langsung menjilat batang kemaluanku lagi. Dengan tetap bersemangat, batang penisku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya.Dengan cepat batang kejantanku menjadi keras lagi, dan dia berkata,
    “Mas Son, please fuck me from behind.”

    Dia terus membelakangiku, dan pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah. Sebelum aku memasukkan batang kemaluanku, kujilat dulu vaginanya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun LUX di kedua lubangnya, dan sangat bersih.

    “Boleh juga nih cewek..” kupikir.Cairan dari vaginanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku. Dari ujung penisku terlihat cairan menetes dari lubangnya. Kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, dan menekan ke dalam dengan perlahan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari penisku dan vaginanya, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini. Dia kemudian berdiri dan bersandar ke dinding sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas, dari bawah vaginanya terlihat sangat merah dan basah.

    “Ayo Mas.., masukkan kontolnya… please now.” katanya sudah tidak sabaran.
    Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan penisku ke vaginanya. Dengan posisi ini aku bergerak mememasuk-keluarkan penisku.
    Sambil memeluk tubuhku dan berciuman, dia bilang,
    “Mas Son aku mau keluar, kita sama-sama Mas… ohhh… yesss..!”
    Vaginanya diperkecil dan memijat penisku, dan dengan bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan itu. Aku masih dapat juga keluar, walaupun tadi sudah keluar banyak sekali. Dan yang kali ini sama enaknya.

  • Pengalaman Ngentot Dapat Perawan Desi

    Pengalaman Ngentot Dapat Perawan Desi


    1496 views


    Perawanku – Ini adalah pengalaman pertama saya melakukan hubungan seksual. Kebetulan pula wanita itu juga baru pertama kali melakukannya. Dia adalah pacar saya. Sebutlah namanya Desi. Memang dia sudah beberapa kali saya ajak ke rumah saya. Tapi setiap kali ke rumah, kami hanya sekedar tiduran dan paling jauh cuma ciuman saja.

    Ceritanya bermula ketika untuk kesekian kalinya dia saya ajak main ke rumah. Awalnya seperti biasanya kami cuma cium-ciuman saja. Cium pipi, cium bibir, hal biasa kami lakukan. Entah setan apa yang lewat di benak kami. Tangan kami mulai berani meraba-raba bagian lain, sebenarnya tidak pantas dilakukan oleh dua insan yang belum menikah. Ketika tangan saya meraba payudaranya (kami masih berpakaian lengkap), dia sama sekali tidak menolak.

    Ini membuat saya sedikit lebih berani untuk meremas payudaranya sedikit lebih keras. Ternyata dia menikmatinya. Saya mencoba untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kali ini tangan saya perlahan-lahan saya arahkan ke bagian selangkangannya. Dia masih tidak menolak. Saat itu dia memakai celana panjang dari kain yang tipis, jadi saya bisa merasakan lembutnya bibir kemaluannya. Tanpa saya sadari tangannya juga telah mengelus-elus selangkangan saya. Mungkin karena pikiran saya terlalu tegang, sampai-sampai saya kurang memperhatikannya. Kurang masuk akal memang.

    Tapi itulah yang terjadi. Kepasrahannya semakin melambungkan kekurangajaran saya. Tangan saya mulai menyelinap ke balik pakaiannya. Saya kembali meremas-remas payudaranya. Kali ini langsung menyentuh permukaan kulitnya. Saya lakukan sambil mencium lehernya dengan lembut. Suara desahan lembut mulai terdengar dari bibirnya, di saat saya menyelipkan tangan saya ke balik celana dalamnya. Ada sedikit rasa ragu ketika meraba bibir kemaluannya secara langsung. Saya kumpulkan segenap keberanian saya yang tersisa. Jari tengah saya, saya tekan sedikit demi sedikit dan perlahan ke belahan kemaluannya. Saat itulah dia tersentak dan menahan tangan saya. Dia menatap mata saya.

    “Jangan dimasukkan ya Mas”, katanya.
    Saya hanya tersenyum dan mengangguk. Serta merta dia mencium bibir saya. Sementara jari saya masih mengelus-elus bibir kemaluannya. Lendir yang membasahi dinding vaginanya, mulai merembes hingga ke bibir kemaluannya. Saya mencoba memintanya untuk menyentuh dan memegang kemaluan saya. Ternyata dia tidak menolak. Terlihat jelas di raut mukanya, dia sedikit gugup ketika membuka rensleting celana saya. Dan seakan malu memandang wajah saya ketika dia mulai menggenggam kemaluan saya. Untuk mengurangi ketegangannya saya mencium bibirnya. Selama lebih dari setengah jam kami hanya berani melakukan itu-itu saja. Kemudian saya beranikan diri untuk mengajaknya menanggalkan semua pakaian. Dia terlihat ragu, dan hanya menunduk. Mungkin dia ingin menolak tapi takut membuat saya kecewa.

    “Kamu bener berani tanggung jawab”, katanya lagi.
    Saya terdiam sejenak dan kemudian mengangguk. Padahal dalam hati, saya bertanya-tanya, benarkah saya mampu bertanggungjawab? Dia menanyakannya sekali lagi. Dan saya mengiyakannya untuk kedua kalinya. Diapun mulai melepaskan kancing bajunya. Ketika saya membantunya, dia menolak.

    “Biar Saya sendiri saja.., Kamu lepas bajumu.”, sahutnya.
    Saya menurut saja. Dan tak lama kemudian, tak ada selembar benangpun pada tubuh kami. Telanjang bulat, walaupun dia masih menutupi payudaranya dengan tangan dan menyilangkan pahanya untuk menutupi kemaluannya. Saya memeluknya sambil berusaha menurunkan tangannya. Dia menurut, saat saya kembali meremas payudaranya dengan lembut. Kali ini tanpa diminta dia mau memegang kemaluan saya sambil mengelus-elusnya. Entah karena terangsang atau karena saya mengatakan mau bertanggung jawab tadi, dia menuntun tangan saya untuk mengelus selangkangannya.

    Agar dia tidak merasa malu, saya terus mencumbunya. Dia menikmatinya sambil menekan jari saya ke bibir kemaluannya, yang saya rasakan semakin basah oleh lendir. Dia kemudian merebahkan tubuhnya. Dan saya pun merebahkan tubuh saya di atas tubuhnya. Kami kembali bercumbu. Kali ini sedikit lebih liar. Suara desahan terdengar lebih nyaring daripada sebelumnya, ketika saya mencubit clitorisnya. Ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya mencoba “minta ijin” padanya untuk berbuat lebih jauh. Dia mengangguk sambil sedikit meregangkan belahan pahanya.

    Setelah “mendapatkan ijin”, saya mencoba memasukkan kemaluan saya ke liang vaginanya. Tapi sulitnya luar biasa. Berkali-kali saya coba, tetapi belahan itu seakan-akan direkatkan oleh lem yang kuat. Ujung kemaluan saya sampai sakit rasanya. Dan dia pun meringis kesakitan, sambil sesekali memekik kecil, “Aduh.., aduh”. Saya sedikit tidak tega juga. Saya hentikan sejenak usaha saya itu, sambil kembali mengelus bibir kemaluannya, agar sakitnya sedikit berkurang.

    “Masih sakit?”, tanya saya.
    “Udah nggak begitu sakit”, jawabnya.
    Saya mencobanya lagi. Kali ini saya minta dia membuka bibir vaginanya lebih lebar. Tetapi masih susah juga. Padahal kata teman-teman saya yang sudah sering berhubungan seks, kalau sudah basah pasti gampang. Kenyataannya ujung kemaluan saya sampai sakit gara-gara saya paksa masuk. Saya hampir putus asa. Kemaluan saya mulai lemas lagi karena saya menjadi kurang konsentrasi.

    Tiba-tiba saya teringat bahwa saya pernah baca di majalah, ada jenis selaput dara yang sangat elastis dan relatif lebih tebal daripada yang normal. Kepercayaan diri saya mulai timbul lagi. Saya “mengusulkan” padanya, pakai jari saja dulu. Maksud saya supaya agak lebar lubangnya. Dia setuju saja. Walaupun saya sadar selaput dara itu justru akan robek karena jari saya, bukan karena kemaluan saya, cara itu tetap saya lakukan. Dari pada kami (terutama dia) kesakitan, lebih baik begini.


    Mulanya saya hanya menggunakan jari kelingking. Dia hanya mendesah sambil menggigit bibirnya. Kemudian saya lakukan dengan jari tengah, sambil menggerakkannya naik turun. Dia masih hanya mendesah. Kemudian saya masukkan jari tengah dan telunjuk ke liang vaginanya. Dia menjerit halus sambil menahan tangan saya agar tidak masuk lebih dalam. Setelah dia melepaskan tangannya baru saya lanjutkan lagi dengan sangat perlahan.

    Setelah yakin sudah cukup, saya mencoba kembali memasukkan kemaluan saya ke liang vaginanya. Saya menyibakkan bibir vaginanya, sementara dia mengarahkan kemaluan saya. Memang sedikit lebih mudah sekarang. Tapi tetap saja dia merintih kesakitan. Sayapun masih merasakan sakit. Kemaluan saya seperti diperas dengan sangat keras. Setiap kali merasakan sakit (dan mungkin perih), dia menahan “laju” masuknya kemaluan saya. Sayapun hanya berani melakukannya dengan gerakan perlahan. Hati saya benar-benar tidak tega melihatnya merintih kesakitan. Tapi pada akhirnya kemaluan saya bisa masuk seluruhnya.

    Saat pertama kali berhasil masuk, saya belum berani menariknya kembali. Kami hanya berciuman saja, supaya rasa sakit itu reda dahulu. Setelah itu baru saya berani menggerakkan pinggul saya maju mundur, tapi masih sangat pelan. Sementara tangannya tampak memegang erat ujung bantal, sambil terpejam dan mengigit bibirnya. Setelah beberapa lama, kami berganti posisi. Kali ini saya berada di bawah, sementara dia duduk di atas saya. Dia saya minta menggerakan pinggulnya naik turun. Dia hanya beberapa kali melakukannya. Dan berkata, “Aku nggak bisa”, sambil berguling ke samping saya.

    Saya memeluknya dan mengelus rambutnya serta mencium keningnya. Kemudian kembali merapatkan tubuh saya ke atas tubuhnya. Saya memasukkan kembali kemaluan saya ke liang vaginanya. Kali ini gampang sekali. Di dorong sedikit langsung bisa masuk. Dan dia pun tidak lagi merintih kesakitan. Hanya mendesah halus. Saya kembali menggerakkan pinggul saya maju mundur. Saya coba lebih cepat. Rasanya licin sekali. Saya merasakan diantara kemaluan kami sangat basah oleh lendir bercampur keringat. Saya terus melakukannya sambil mencium bibirnya. Kali ini dia lebih erotis.

    Dia sangat suka menghisap-hisap lidah saya, yang sengaja saya julurkan ke dalam mulutnya. Sementara tangannya tak henti-hentinya mengelus punggung dan pantat saya. Sesekali saya jilati puting susunya dengan lidah saya. Namun dia lebih suka kalau saya menghisap putingnya itu. Sebenarnya saat itu saya kurang berkonsentrasi. Pikiran saya masih terbagi. Saya masih berpikir agar tidak membuat dia kesakitan. Mungkin karena itu saya bisa bertahan agak lama. Kalau tidak mungkin saya sudah mengalami ejakulasi.

    Setelah cukup lama, tiba-tiba dia menyentakkan pinggulnya ke atas sambil menekan pantat saya. Saya tidak tahu apakah saat itu dia mengalami orgasme atau tidak. Tapi yang jelas dia menahan posisi itu cukup lama. Setelah itu dia bilang bahwa dia capek. Saya pun mengerti, dan walaupun belum mengalami ejakulasi, saya mengeluarkan kemaluan saya dari liang vaginanya, dan tidur telentang di sampingnya. Sekilas saya lihat, di bibir kemaluannya ada lendir putih yang ketika saya pegang terasa kental dan lengket, namun tidak kesat seperti halnya sperma.


    Sepertinya dia tahu kalau saya belum puas (yah namanya juga kurang konsentrasi). Dia duduk di sebelah saya sambil kemudian menggenggam kemaluan saya. Perlahan-lahan dia menggerakan tangannya naik turun. Saya sangat menikmati perlakuannya ini. Payudaranya kembali saya elus-elus. Sesekali saya permainkan putingnya dengan jari. Kali ini saya tidak bisa bertahan lama. Ketika gerakan tangannya semakin cepat, saya merasakan geli yang luar biasa di ujung kemaluan saya. Dan saya pun akhirnya mengalami ejakulasi. Dia menampung sperma saya dengan telapak tangannya.

    Kemudian membersihkan sisanya dengan tissue. Setelah mencuci tangan serta kemaluannya, dia kembali ke kamar dan mencium saya. Dia kemudian merebahkan kepalanya di dada saya. Sementara saya mengelus-elus rambutnya.
    Saat membenahi kamar sebelum mengantarnya pulang, pandangan saya tertuju pada bekas tissue yang sebagian juga digunakan untuk membersihkan sisa lendir kemaluannya. Terlihat bercak-bercak merah pada beberapa lembar tissue, tetapi tidak banyak.
    Saya memandangnya dan bertanya, “Masih berdarah nggak?”.
    Dia menggeleng, dan menjawab, “Sudah nggak lagi, tadi sudah aku cuci”.

    Setelah itu saya mengantar dia pulang. Kalau tidak salah waktu itu sudah sekitar jam sembilan malam. Saat perjalanan kembali pulang, saya berpikir. Dia sudah mengorbankan miliknya yang paling berharga kepada saya.

    Dia berkorban karena dia percaya pada saya. Belum pernah dalam hidup saya, ada orang yang begitu percayanya pada saya. Bahkan jauh melebihi kepercayaan orang tua saya, yang lebih sering memberikan uang belaka daripada sebuah kepercayaan yang tulus. Kepercayaan yang diberikannya adalah pemberian yang tak ternilai harganya. Saya berharap kebersamaan kami dapat terjalin selamanya.

  • Cerita Ngewe Dipaksa Pacar Ngentot Saat Malam Valentaine – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewe Dipaksa Pacar Ngentot Saat Malam Valentaine – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1496 views

    Perawanku – Setelah sebelumnya ada kisah Bercinta Dengan Ibu Rumah Tangga Kesepian Minta Dipuaskan, kini ada cerita Diperksa Pacar Saat Pesta Malam Hari Valentine. selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru cerita sex bergambar yang hot dan di jamin seru meningkatkan nafsu birahi seks ngentot.

    Ini adalah sebuah kisah nyata pemerkosaan di malam hari valentine yang pernah ditulis dan dituturkan oleh seorang gadis siswi SMU yang saya ubah dalam bentuk cerita pendek, semoga bisa diambil hikmahnya dalam cerita berikut ini.

    Kania adalah seorang gadis remaja berusia 17 tahun, gadis metropolis yang tinggal di gang kecil disudut Jakarta, cuma memiliki gaya hidup layaknya orang berkecukupan, ayahnya hanya seorang satpam/security di sebuah gedung perkantoran, dan ibunya seorang pembantu rumah tangga orang gedongan.

    Untuk ukuran gadis metropolis Kania tergolong cantik dan seksi, disamping masih sekolah Kania nyambi sebagai gadis panggilan, ini semua karena tuntutan gaya hidup metropolitan, mengikuti kebutuhan trend zaman tanpa memikirkan kondisi orang tua, yang penting tidak ketinggalan dalam pergaulan.

    Siang itu Kania minta ijin sama ibunya untuk pergi pesta hari Valentine, namun ibunya tidak memberikan ijin, karena ibunya merasa kania gak pantas ikut acara orang-orang gedongan gitu, tapi karena kania merupakan ABG yang sudah terlanjur gaul, ala anak-anak ABG metropolis lainnya, kania tetap ngotot walaupun tidak diijinkan untuk pergi ke pesta malam valentine.

    “Bu ntar malam kania mau pergi pesta valentine sama teman-teman….boleh ya…”

    “Kania…kamu itu mestinya ngaca…kita ini siapa…jangan sok pesta-pestaan deh…makan aja masih susah…”

    “Yah ibu…kania udah kadung janji nih sama teman-teman….kan gak enak ntar…ayah gak ada ini ntar malam…”

    “Justru kalo ayah lu gak ada….lu jangan pergi gitu…ibu kuatir kalo lu jalan malam-malam gitu….ini jakarta nia…”

    “Yah biasanya juga kania keluar malam gak papa bu….”

    “Emang sih…tapi pestanya ini yang ibu kuatir nia….”

    “Bodo deh bu…pokoknya ibu ijinin atau gak..nia tetap jalan pokoknya…”

    “Nia kalau orang tua gak ngijinin itu lu jangan maksa….ntar kenapa-napa lu di jalan…”

    “Ya gak lah bu….yang penting ibu redo aja deh…ya…”

    Ibunya kania masih berat untuk memberikan ijin pada kania untuk pergi kepesta, tapi kania tetap aja gak peduli, apa lagi kalau malam hari gitu ayahnya pergi dinas jaga di perkantoran, dibilangan kuningan dekat rumahnya. Kania pergi dengan pacarnya, dengan dandanan yang agak seksi, kania boncengan motor menuju ketempat pesta disebuah diskotik, kania pacaran secara backstreet dengan reihan, karena memang kania belum mendapat ijn untuk pacaran.

    Pesta berjalan dengan meriah, dipanggung Ada yang menari dengan hotnya, semua pengunjung pesta sudah mulai panas mengikuti suasana, sebagai remaja ABG yang masih belia, kaniapun larut dalam suasana pesta, reihan sudah mulai mabok alkohol, dia terus membujuk kania agar mau minum bersamanya, dengan segala bujuk rayunya kania menuruti saja. Pesta tambah panas suasananya, reihan sudah kehilangan kendali, dia bujuk lagi kania agar mau meninggalkan tempat pesta.

    “Kania…kita cabut yuk…aku udah malas disini…rame banget…lagian aku kasian sama kamu, ntar kamu tumbang lagi…”

    “Ntar deh….aku masih asyik nih…..”

    “Tapi kamu udah mabuk berat tuh….aku gak tega liat kamu….kita istirahat dulu aja…ntar kita kesini lagi ya…”

    “ya deh….kita kemana….”

    “Ya udah kamu ikut aku aja….pokoknya tempatnya lebih asyik dari ini….ya…”

    kania sudah seperti kerbau dicocok hidungnya. Reihan Dan Beberapa teman laki-lakinya meninggalkan pesta, mereka naik Mobil bobby teman reihan, Reihan membawa kania kesuatu tempat sepi diluar kota, kania sudah mabuk berat, dia tidak tahu kalau reihan Dan teman-temannya sudah berniat jahat.

    Sampai disebuah rumah kosong, kania diperkosa secara bergantian Sama reihan Dan 8 orang temannya, kania tidak berdaya menghadapi perlakuan bejad reihan Dan teman-temannya. Setelah memperkosa kania, keesokan harianya, kania ditinggal begitu saja oleh reihan kekasihnya.

    Dengan tubuh yang masih lemah kania berusaha mencari bantuan, Seorang bapak yang merasa iba melihat keadaan kania, mengantar kania melaporkan kejadian tersebut ke polisi, Dan bapak itupun menghubungi orang tua kania, ayah Dan ibu kania yang sudah begitu cemas dari semalam mencari, langsung menyusul kekantor polisi, ayah Dan ibu kania begitu terpukul melihat apa yang dialami anaknya.

    “Itulah nak….kamu gak mau dengar omongan orang tua….kalau sudah beginikan yang Ada cuma penyesalan…” Kania hanya terdiam, ayah kania marah besar, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

    Ternyata kado valentine yang diterima kania, adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, kania sangat trauma dengan kejadian tersebut.

    Memang polisi berhasil menangkap reihan Dan teman-temannya, tapi hukuman seberat apapun yang diterima reihan Dan teman-temannya yang telah memperkosa kania, tidaklah sebanding dengan luka kania yang akan ia derita seumur hidupnya. semoga tidak ada lagi kania kania lainnya diluar sana.

  • Cerita Sex Tanteku Selalu Merayu

    Cerita Sex Tanteku Selalu Merayu


    1496 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Tanteku Selalu MerayuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Secara singkat penampilan tanteku ini cantik dengan tinggi 169 cm ukuran dadanya kira kira 34 an dan kejadian itu terjadi saat aku masih kelas SMU di daearah Bali, tapi sekarang aku pergi ke ibukota untuk meneruskan kuliah, sungguh aku sudah lama ingin mencicipi tubh tanteku ini, kira kira sejak SMP aku memendam rasa seperti itu.

    Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah. Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,

    “Halo Tan, ada apa?”

    “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.

    “Sekarang?” tanyaku lagi.

    “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.

    Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

    Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,

    “Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.

    “Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.

    Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV.

    Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

    Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.

    “Sorry ya Wa, Tante lama.”

    “Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.

    “Oom kemana Tante?” tanyaku.

    “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.

    “Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.

    “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.

    “Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

    Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.

    “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.

    “Males Wa,” jawab tanteku enteng.

    “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.

    “Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.

    Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.

    “Oke deh!” sahutku dengan girang. Agen Bola

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.

    “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.

    “Bentar Tan!” jawabku.

    Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang.

    Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa.

    Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

    “Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.

    “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.

    Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.

    “Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”

    “Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.

    Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

    Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,

    “Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
    “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.

    “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.

    Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

    “Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.

    “Maksud Tante?” tanyaku lagi.

    “Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.

    “Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.

    “Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.

    “Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.

    “Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

    Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.

    “Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.

    “Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.

    “Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.

    “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.

    Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

    Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.

    “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya.

    Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan.

    “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya.

    “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

    Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah.

    Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.

    Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi.

    “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya.

    “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

    Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku.

    “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan.

    “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

    Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,

    “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”

    “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”

    Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

    Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih.

    Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan.

    Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Ngewek Susu Maya Penghilang Dahaga Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Susu Maya Penghilang Dahaga Nafsu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1496 views

    Perawanku – Begitu rasanya malas sekali karena pagi itu aku berangkat ke kantor pagi seklai karena banyak kerjaan
    yang menumpuk dan yang tidak enaknya saat berangkat di tengah jalan hujan turun deras sekali, karena
    tidak ingin basah kuyup jadinya aku berteduh di sekitar warung terdekat. MarkasJudi
    Ibu permisi numpah berteduh Entah gak tau aku siapa namanya saat itu, hujan mendadak turun tanpa ada
    pertanda mendung.

    “Gak apa apa dik silahkan berteduh nunggu hujan reda kalau di lanjut perjalanannya malah basah kuyup,
    jawab ibu pemilik warung tersebut.

    “Saya pesan kopi susunya Bu, jangan banyak-banyak gulanya ya,” pintaku setelah mengambil duduk dalam
    warung itu. Sambil menunggu pesananku, kuamati pemandangan sekeliling warung itu.

    Warung tempat kuberteduh terlihat sangat rapi dan bersih, walaupun ukurannya kecil. Sungguh, aku baru
    kali itu singgah disana, meskipun sehari-hari kerab melintasi jalan di depannya. Pagi itu, ada tiga
    orang yang turut berteduh sambil sarapan,

    Kelihatannya mereka itu sopir dan kenek angkot yang pangkalannya tak seberapa jauh dari warung itu.
    Belum lagi kopi susu yang kupesan tiba dihadapanku, kulihat dua wanita muda masuk ke warung.

    “Uhh, gila hujannya ya Fin.., untung sudah sampai sini,” kata yang berbadan agak gemuk pada temanya
    yang lebih langsing.

    Dari penampilan mereka aku bisa menebak kalau mereka adalah sales promotion girl (SPG), dibelakang
    baju kaos yang mereka pakai ada sablonan bertulis Susu Siip (sengaja disamarkan), produk susu baru
    buatan lokal. Keduanya langsung duduk dibangku panjang tepat di depanku.

    “Ini Dik kopi susunya, apa nggak sekalian pesan sarapan Dik?” ibu pemilik warung membawakan pesananku.

    “Makasih Bu, ini saja cukup. Saya sudah sarapan kok,” jawabku, Ibu itu pun berlalu, setelah sempat
    menawarkan menu pada dua wanita muda dihadapanku.

    “Hm maaf Mas, apa tidak mau coba susu kami?” sebuah suara wanita mengejutkan aku.

    Hampir saja aku tersedak kopi yang sedang kuseruput dari cangkirnya, sebagian kopi malah tumpah
    mengotori lengan bajuku.

    “Duh maaf, kaget ya Mas. Tuh jadi kotor bajunya,” wanita yang agak gemuk menyodorkan tisue kepadaku.

    “Ohh, nggak apa Mbak, makasih ya,” kuterima tisue pemberiannya dan membersihkan lengan bajuku.

    “Maaf, susu apa maksud Mbak?” aku bertanya.

    “Hik.. Hik.. Mas ini rupanya kaget dengar susu kita Fin,” canda sigemuk, si langsing tersenyum saja.

    “Ini loh Mas, susu siip. Susu baru buatan lokal tapi oke punya. Harganya murah kok, masih promosi Mas,
    ada hadiahnya kalau beli banyak,” si langsing menjelaskan, ia juga menerangkan harga dan hadiahnya.

    Sebenarnya aku ingin lebih lama diwarung itu supaya bisa lebih lama bersama dua wanita SPG susu itu,
    tapi nampaknya hujan sudah mulai berhenti dan aku harus melanjutkan perjalanan karena waktunya sudah
    mepet & Pekerjaan dikantor masih menunggu tuk diselesaikan.

    “Saya tertarik Mbak, tapi kayaknya saya harus lanjutkan perjalanan nih, tuh hujannya sudah berhenti.
    Emm, gimana kalau saya kasih alamat saya, ini kartu nama saya dan kalau boleh Mbak berdua tulis
    namanya disini ya,” kusodorkan selembar kartu namaku sekaligus meminta mereka menulis namanya dibuku
    saku yang kubawa.

    “Oh Mas Andy toh namanya. Pulang kerjanya jam berapa Mas biar bisa ketemu nanti kalau kami
    kerumahnya,” si gemuk yang ternyata bernama Maya bertanya sambil senyum-senyum padaku.

    “Jam empat sore juga saya sudah dirumah kok. Mbak Maya dan Mbak Wati boleh kesana sekitar jam itu,
    saya tunggu ya,” jawabku. Wati yang langsing juga tersenyum.

    Aku kemudian membayar kopi susu pesananku dan meninggalkan warung, untuk segera menuju ke kantor. Jam
    3 sore aku sudah menyelesaikan laporanku yang menumpuk, dan aku langsung pulang kekontrakanku.

    Oh ya umurku saat itu sudah menginjak 28 tahun, aku coba mandiri merantau dikota kembang ini. Kuputar
    lagu-lagu melankolisnya Katon Bagaskara di VCD Player sambil kunikmati berbaring dikasur kamarku.

    Foto Lusi kupandangi, pacarku itu sudah tiga minggu ini pindah ke Jakarta, bersama pindah tugas
    bapaknya yang tentara. Kayaknya sulit melanjutkan tali kasih kami, apalagi jarak kami sekarang jauh.

    Dan sepertinya ini takdirku, berkali-kali gagal kawin gara-gara terpisah tiba-tiba, jadi jomblo sampai
    umur segitu. Membayangkan kenangan manis bersama Lusi, aku akhirnya lelap tertidur ditemani tembang
    manis Katon.

    Sampai akhirnya gedoran pintu kontrakan membangunkanku. Astaga sudah jam setengah 5 sore, aku segera
    membukakan pintu utama kontrakanku untuk melihat siapa yang datang.

    “Sore Mas Andy, duh baru bangun ya? Maaf ya mengganggu lagi,” ternyata yang datang Maya dan Wati, SPG
    Susu yang kujumpai pagi tadi.

    “Oh Mbak Maya dan Mbak Wati.., saya pikir nggak jadi datang. Silahkan masuk yuk, saya basuh muka
    sebentar ya,” kupersilahkan mereka masuk dan aku kekamar mandi membasuh mukaku.

    Sore itu Maya dan Wati tidak lagi menggunakan seragam SPG, mereka pakai casual. Maya walau agak gendut
    jadi terlihat seksi mengenakan jeans ketat dipadu kaos merah ketat pula, sedangkan Wati yang langsing
    semakin asyik pakai rok span mini dipadu kaos kuning ketat.

    Rumah kontrakanku type 36, jadi hanya ada ruang tamu dan kamar tidur yang ukurannya kecil, selebihnya
    dapur dan kamar mandi juga sangat mini dibagian belakang. Setelah basuh muka, aku menemani mereka
    duduk di ruang tamu.

    “Wah ternyata Mas Andy ini Kerja di Farmasi ya, boleh dong kapan-kapan kita di jelasin masalah obat
    Mas?” Maya buka bicara saat aku duduk bersama mereka.

    “Tentu boleh, kapan Mbak mau datang aja kesini,” jawabku.

    Selanjutnya kami kembali bicara masalah produk susu yang mereka pasarkan. Bergantian bicara, Maya dan
    Wati menjelaskan kalau susu yang mereka jual ada beberapa macam dengan kegunaan yang beragam.

    Ada susu untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak usia sekolah, balita, bayi, orangtua, pertumbuhan
    remaja, sampai susu greng untuk menambah vitalitas pria. Nah, untuk susu penambah vitalitas pria itu,
    bicara mereka sudah berani agak porno dan mesum, membuat aku blingsatan mendengarnya.

    “Hmm, boleh-boleh.. Saya ambil susu grengnya dua mbak, nanti kalau bagus saya tambah lagi lain kali,”
    aku memotong bicara mereka yang semakin ngawur.

    “Nah gitu dong Mas, biar istri Mas senang kalau suaminya greng,” Wati kembali bercanda.

    “Duh.. Mbak, saya belum kawin nih. Maksud saya susu greng itu saya pakai buat kerja, supaya tetap fit
    kalau kerja,” kataku.

    Jawabanku itu membuat mereka saling pandang, lalu keduanya tertawa sendiri.

    “Wah kita kira Mas sudah punya istri, ternyata masih bujang. Kok ganteng-ganteng belum laku sih?” Maya
    menggoda.

    Suasana terasa langsung akrab bersama dua SPG susu itu. Mereka pun menceritakan latar belakang mereka
    tanpa malu kepadaku. Maya, wanita berumur 26 tahun, dulunya karyawati sebuah bank, lalu berhenti
    karena dinikahi rekan sekerjanya.

    Tapi kini dia janda tanpa anak sejak suaminya sakit dan meninggal, tiga tahun lalu. Sedangkan Wati,
    bernasib sama. Wanita 24 tahun itu, pernah menikah dengan lelaki sekampungnya, tetapi kemudian jadi
    janda gantung sejak suaminya jadi TKI dan tak ada kabarnya sejak 4 tahun lalu. Keduanya terpaksa
    menjadi SPG untuk menghidupi diri.

    “Kami malu Mas, sudah kawin masih bergantung pada orangtua, makanya kami kerja begini,” kata Wati.

    “Kalau Mas mau, gimana kalau saya seduhkan susu greng itu. Sekedar coba Mas, siapa tahu Mas jadi
    pingin beli lebih banyak?” Maya menawarkanku setelah obrolan kami semakin akrab.

    Belum sempat kujawab dia sudah bangkit dan menanyakan dimana letak dapur, ia pun menyeduhkan secangkir
    susu greng buatku. Susu buatan Maya itu kucicipi, lalu kuteguk habis, kemudian kembali ngobrol dengan
    mereka.

    Saat itu jam menunjuk angka tujuh malam. Lima belas menit setelah meneguk susu buatan Maya, aku
    merasakan dadaku bergemuruh dan panas sekujur tubuh, agak pusing juga.

    “Ohh.. Kok saya pusing jadinya Mbak? Kenapa ya? Ahh..,” aku meremasi rambutku sambil bersandar di
    kursi bambu.

    “Agak pusing ya Mas, itu memang reaksinya kalau pertama minum Mas. Mana coba saya pijitin lehernya,”
    Wati pindah duduk kesampingku sambil memijiti tengkuk leherku, agak enakan rasanya setelah jemari
    lentik Wati memijatiku.

    “Nah, biar lebih cepat sembuh saya juga bantu pijit ya,” Maya pun bangkit dan duduk disampingku,
    posisiku jadi berada ditengah keduanya.

    Tapi, astaga, Maya bukannya memijit leherku malah menjamah celana depanku dan memijiti penisku yang
    mendadak tegang dibalik celana.

    “Ahh Mbaak.., mmfphh.. Ehmm,” belum selesai kalimat dari bibirku, bibir Wati segera menyumpal dan
    melumat bibirku.

    Gila pikirku, aku hendak menahan aksi mereka tapi aku pun terlanjur menikmati, apalagi reaksi susu sip
    yang kuteguk memang mujarab, birahiku langsung naik. Akhirnya kubalas kuluman bibir Wati, kusedot
    bibir tipisnya yang mirip Enno Lerian itu.

    “Waduh.., gede juga Andy juniornya Mas,” ucapan Maya kudengar tanpa melihatnya karena wajah Wati yang
    berpagutan denganku menutupi.

    Tapi aku tahu kalau saat itu Maya sudah membuka resleting celanaku dan mengeluarkan penisku yang
    tegang dari celana. Sesaat setelah itu, kurasakan benda kenyal dan basah melumuri penisku, rupanya
    Maya menjilati penisku.

    “Ahh.., tidak Mbak.., jangan Mbak,” kudorong tubuh Wati dan Maya, aku jadi panik kalau sampai ada
    warga yang melihat adegan kami.

    “Ayolah Mas.. Kan sudah tanggung. Nanti pusing lagi loh,” Maya seperti tak puas, Wati pun menimpali.

    “Maksud saya jangan kita lakukan disini, takut kalau ketahuan Pak RT. Kita pindah kekamar aja yah,

    ” aku mengajak keduanya pindah ke kamar tidurku, setelah mengunci pintu utama kontrakanku.

    Sampai di kamarku, bagaikan balita yang akan dimandikan ibunya, pakaianku segera dilucuti dua SPG itu,
    dan mereka pun melepasi seluruh pakaiannya. Wah tubuh mereka nampak masih terawat, mungkin karena lama
    menjanda.

    Sebelum melanjutkan permainan tadi, kuputar lagi lagu Katon Bagaskara dengan volume agak keras supaya
    suara kami tak terdengar keluar. Setelah itu, aku rebah dikasurku dan Maya segera mengulangi aksinya
    menjilati, menghisap penisku yang semakin mengeras.

    Maya bagaikan serigala lapar yang mendapatkan daging kambing kesukaannya. Sedangkan Wati berbaring
    disisiku dan kami kembali berpagutan bibir, bermain lidah dalam kecupan hangat. Dalam posisi itu
    tanganku mulai aktif meraba-raba susu Wati disampingku, kenyal dan hangat sekali susu itu, lebih sip
    sari susu sip yang mereka jual kepadaku.
    “Oh Mas, saya sudah nggak tahan Mas,” Maya mengeluh dan melepaskan kulumannya dipenisku.
    “Ayo Lin, kamu duluan.. Tapi cepat yahh,” Wati menyuruh Maya.


    Wanita bertubuh agak gemuk itu segera menunggangiku, menempatkan vagina basahnya diujung penisku Maya
    berposisi jongkok dan bless, penisku menembusi vaginanya.

    “Ohh.. Aaauhh.. Mass hengg,” Maya meracau sambil menggenjot pinggulnya naik turun dengan posisi
    jongkok diatasku. Kurasakan nikmatnya vagina Maya, apalagi lemak pahanya ikut menjepit di penisku.

    Wati yang turut terbakar birahinya segera menumpangi wajahku dengan posisi jongkok juga, bibir
    vaginanya tepat berada dihadapan bibirku langsung kusambut dengan jilatan lidah dan isapan kecil.
    Posisi mereka yang berhadapan diatas tubuhku memudahkan keduanya saling pagut bibir, sambil pinggulnya
    memutar, naik turun, menekan, diwajah dan penisku.

    Lima belas menit setelah itu, Maya mempercepat gerakannya dan erangannya pun semakin erotis terdengar.

    “Ahh Mass.., sayaa kliimmaakss.. Ohh ammphhuunnhh,” Maya mengejang diatasku, lalu ambruk berbaring
    disamping kananku. Melihat Maya KO, Wati kemudian turun dari wajahku dan segera mengambil posisi Maya,
    dia mau juga memasukkan penisku ke memeknya.

    “Ehh tunnggu Mbak Wati, tunggu,” kuhentikan Wati.

    Aku bangkit dan memeluknya lalu membaringkannya dikasur, sehingga akulah yang kini diatas tubuhnya.

    “Mass.. Aku pingin seperti Maya Masshh.. Puasin aku ya.. Meemmppffhh.. Ouhh Mass,” Wati tersengal-
    sengal kuserang cumbuan, sementara penis tegangku sudah amblas dimekinya.

    “Ohh enakhhnya memekmu Watthh.. Enakhh ughh,”
    “Engh.. Genjot yang kerass Mass, koontollmu juga ennahhkk.. Ohh Mass,” Wati dan aku memanjat tebing
    kenikmatan kami hingga dua puluh menit, sampai akhirnya Wati pun mengejang dalam tindihanku.

    “Amphhunn Mass.. Ohh nikhhmatt bangghett Masshh..,” Wati mengecup dadaku dan mencakar punggungku
    menahan kenikmatan yang asyik.

    “Iya Watt.. Inii untukkhhmu.. Ohh.. Oohh,” aku pun menumpahkan berliter spermaku ke dalam vagina Wati.

    Setelah sama-sama puas, dua SPG susu itu pun berlalu dari rumahku, kutambahkan dua lembar ratusan ribu
    untuk mereka. Aku pun kembali tidur dan menghayalkan kenikmatan tadi.

  • Ngentot Hot Dengan Kasir

    Ngentot Hot Dengan Kasir


    1496 views

    Cerita Sex ini berjudulNgentot Hot Dengan KasirCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir disebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi.

    Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti.

    Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

    “Keluarin uangnya!” perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu.

    Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat, Desy berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut.

    Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.

    “Masa cuma segini?!” bentak si Gondrong.

    “Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

    “Cepat!” bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya.

    “Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!” Desy di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.

    “Beres! Ayo cabut!”

    “Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.

    “Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.

    “Gue pengen liat bentar aja!”.

    Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.

    “Wow, oke banget!” si Gondrong berseru kagum.

    “Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.

    Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

    “Jangan!” teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.

    “Diem! Jangan berisik!” si Gondrong menampar Desy, hingga berkunang-kunang. Desy hanya bisa menangis.

    “Gue bilang diem!”, sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy. Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna merah.

    “Ayo, cepetan cing!”, si Kumis menarik tangan si Gondrong.

    “Kita musti cepet minggat dari sini!” Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.

    “Hey, Roy! Tokonya kosong!”.

    “Masa, cepetan ambil permen!”.

    “Goblok lo, ambil bir tolol!”.

    Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong.

    “sstt! Lo denger nggak?!”.

    “Cepet kembaliin semua!”.

    “Lari, lari! Kita ketauan!”.

    Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.

    “Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.

    “Hei, liat nih! Ada kejutan!”

    Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

    “Gila! Cewek nih!”.

    “Dia telanjang!”.

    “Tu liat susunya! susu!”.

    “Mana, mana gue pengen liat!”.

    “Gue pengen pegang!”.

    “Pasti alus tuh!”.

    “Bawahnya kayak apa ya?!”.

    Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan meraih tubuh Desy. Desy tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy.

    “Ayo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko. Desy meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya.

    Mereka menarik-narik jeans Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

    “Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Desy.

    “Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”

    Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar.

    Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja. Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

    “Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

    “Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas.

    Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas. Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Desy.

    Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.

    Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks.

    Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy.

    Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang.

    Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.

    “Wah, wah, wah!” terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.

    “Tolong saya!” ratap Desy.

    “Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!”

    “Nama lu Desy kan?” tanya laki-laki tadi.

    “Bagaimana bapak tahu nama saya?” Desy bingung dan takut.

    “Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!”.

    “Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!”.

    “Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo”.

    Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.

    “Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?”

    “Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko”.

    Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.

    Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.

    “Lo keliatan kedinginan!” ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku.

    “Gue musti kasih lo sesuatu yang anget.”

    Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. “Jangaann!” Desy berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi.

    Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.

    “Keliatannya nikmat!” Roy tertawa.

    “Tapi gue lebih suka dengan mustard!” Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.

    Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh.”

    “Hei! Kalo kerja jangan tidur!” bentak Roy sambil menampar pipi Desy.

    “Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”

    Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di pipi.

    Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

    “Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”

    “Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!”


    Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Desy berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil.

    Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung.

    Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.

    Desy berusaha menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

    Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang.

    Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Desy merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.

    “Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”

    “Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon.” gelandangan itu berkata tidak jelas.

    “Jangan!” Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy.

    Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar.

    Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir.

    Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin.

    Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy.

    “Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy. Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

    Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Pengalaman Sex Sensasi Vagina Berdenyut -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Sex Sensasi Vagina Berdenyut -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1496 views

    Perawanku – Namaku Eva, seoarang wanita keturunan, usiaku 27 tahun dan aku sudah mempunyai seorang anak dari suami yg sangat kucintai. Akan tetapi ada satu sifat dari diriku yg tdk dapat kukendalikan, aku merasa bahwa aku tdk dapat hidup dan bercinta hanya dgn satu pria, aku senang menggoda dan ngesex dgn pria yg kuanggap menarik dan bisa memuaskanku, dan setelah itu meninggalkannya utk kembali pada suamiku.

    Sejak dibangku SMP aku sudah mulai merasakan keanehan ini, dan yg mendukung sifatku ini adalah aku selalu dikelilingi oleh pria yg menarik. Pertama kali aku melakukan masturbasi adalah sewaktu aku berumur 13 tahun, aku suka memainkan puting payudraku dan klitorisku sambil berimajinasi merasakan nikmatnya ngesex. Dan dari masturbasi seperti ini, aku mendapatkan kepuasan yg membuatku mencapai puncak orgasme.

    Pacar pertamaku waktu aku berumur 15 tahun adalah Edo, dia lebih tua lima tahun dari aku, dia sudah cukup berpengalaman dlm hal bercinta, karena dia tahu aku suka berfantasi, maka dia sering mencium dan mengulum bibirku dgn penuh nafsu. Apabila kebetulan ortu ku sedang pergi, kami berdua sering melakukan oral sex di kamarku atau di ruang tengah.

    Aku paling terangsang bila dia mengulum putingku, menjilatinya dan tangan satunya memainkan klitorisku. Karena aku terangsang, maka kuberanikan diri utk memegang rudalnya. Kurasakan benda itu semakin mengeras dan mengeras. Kumasukkan tanganku ke dlm celananya, kubelai buah zakarnya, pangkal rudal dan kepalanya. Dia mendesah, ujung kepala rudalnya terasa basah, kumainkan dgn jarijariku, dia semakin kuat mengulum putingku, dan aku pun mendesah nikmat. Kemaluanku mulai berdenyutdenyut, cairan nikmat itu semakin banyak keluar dan aku semakin tdk tahan.

    Kudorong badan Edo sehingga posisiku berada di atasnya, kuplorotkan celananya dan kelihatanlah rudalnya yg keras, tegak menantang. Aku belum pernah melihat rudal sebelumnya, oleh karena itu aku cukup terkejut, tetapi nafsuku utk mengulum rudal Edo lebih besar daripada rasa terkejutku. Kupegang pelan batang rudalnya, tanganku naik turun perlahan mengikuti irama erangan Edo, kubelai dan kuciumi hingga puas. Edo menggelinjang kenikmatan. Kujilat dari pangkal ke atas, kukulum dan kusedotsedot, kumainkan dgn lidahku, kugigit, erangan Edo semakin menjadijadi.

    Mmmmppphhh.., Edo nggak tahan lagi, Eva.. Edo mau sampe..! katanya waktu itu.

    Aku tak dapat menjawabnya, karena mulutku tersumpal batang rudalnya, aku hanya mendesah, menjilat, mengulum dan menyedot. Kemaluanku kembali berdenyutdenyut. Sambil mengulum rudal Edo, kumainkan puting payudaraku bergantian dgn klitorisku. Aku pun sudah hampir mencapai puncak orgasme, kugeser posisi tubuhku hingga membentuk posisi 69, dan Edo dgn cepatnya mejilat serta mengulum memekku.

    Ooohhhh.., Eva.. keluarin punyamu Sayang.. Aku sudah nggak bisa nahan lebih lama lagi, aku mau keluaarr.. Acchhh.. oohh.. oohh.. oohh..! erangan Edo dan eranganku semakin kencang dan menyemburlah sperma dari rudalnya di dlm mulutku.

    Aku masih mengulum, menyedot dan menjilat sisasisa spermanya, rudal Edo berdenyutdenyut dan setiap kali kusedot, dia menggelinjang. Edo juga mejilatjilat vginaku dan mengulumnya.

    Occhhhh.., it feels so good.. batinku saat itu.

    Aku pun tergeletak lemas di samping Edo sambil masih menjilati putingku yg basah terkena spermanya, rasanya putingku masih mengeras dan masih minta utk dikulum dan dihisap, memekku pun masih berdenyutdenyut, rasanya masih ada yg mengganjal meminta utk dilampiaskan. Akhirnya dlm posisi telentang, tangan kananku kumainkan di kemaluanku dan tangan kiriku memilinmilin putingku, kugesekgesek dan kutekan tangan kananku di kemaluanku semakin cepat dan cepat sambil memejamkan mata dan membayangkan rudal di dlm memekku.

     

    Edo yg dari tadi memperhatikanku mulai beringsut mendekatiku dan berbisik,

    Mau aku bantu sayang..? Biar kamu dapat kepuasan lebih..?

    Aku hanya mendesah mengiyakan dan mulai menjerit kecil saat Edo menggigit pelan putingku, dimainkannya satu persatu. Dihisap pelan, dimainkan dgn lidah, digigit, dijilat sampai akhirnya vaginaku bertambah basah dan ada sesuatu yg mendesak ingin mencapai puncak kenikmatan. Tubuhku mengejang dan Edo semakin liar meremas kuat buah dadaku. Aku terkulai dan tercapai sudah keinginanku utk mendapatkan multi orgasme.

    Saat ini aku sudah putus dgn Edo dan aku mempunyai seorang pacar yg usianya jauh lebih tua dari aku, 9 tahun bedanya. Menurutku dia seorang lakilaki yg cukup berpengalaman, terutama dlm hal seks, akan tetapi dia menganggapku anak kecil yg sama sekali belum mengerti tentang nikmatnya seks. Walaupun aku masih tetap perawan (dgn Edo aku hanya melakukan oral), tetapiaku benarbenar ingin merasakan nikmatnya berhubungan badan. Namanya Donnie, aku sangat menyukai tangannya yg kekar dan pantatnya yg bulat berisi, entah mengapa, aku selalu terangsang apabila melihat tangan yg kekar dan pantat yg berisi. Aku ingin sekali dia menyetubuhiku, dan aku berpikir bagaimana caranya dia tergoda olehku.

    Waktu itu hari Minggu, dan kedua orangtuaku sedang bepergian ke luar kota. Aku tinggal di rumah hanya dgn pembantuku. Aku baru saja bangun tidur waktu kudengar pembantuku menerima telpon dari Donnie, dan Donnie mengatakan bahwa dia akan tiba di rumahku 10 menit lagi. Mungkin karena sudah beberapa hari ini produksi hormonku meningkat, aku merasa terusmenerus terangsang dan bernafsu sekali.

    Kuambil baju tidurku bewarna hitam yg berupa tank top dgn belahan dada rendah dan transparan, sehingga memperlihatkan payudaraku yg montok dan kenyal, putingku yg mengeras menonjol keluar seperti sedang mempersiapkan diri utk dikulum. Kuganti celana dlmku dgn gstring warna hitam senada dgn atasannya. Kuoleskan sedikit parfum kesukaan Donnie di belakang telinga dan belahan dadaku.

    Aku berpesan kepada pembantuku, apabila Donnie datang, suruh saja langsung masuk ke kamarku, karena aku agak sedikit pusing. Aku kembali berbaring di atas tempat tidur, menutup kembali selimutku dan berpurapura tidur sambil menunggu kedatangan Donnie. Tdk lama kemudian dia datang. Setelah pembantuku menyampaikan pesanku, kudengar perlahanlahan dia masuk ke dlm kamarku. Bau harum menyegarkan dan merangsang datang dari tubuhnya, dia duduk di pinggir ranjang sambil membelai kepalaku dan membisikkan sesuatu di telingaku.

    Hi, Sayanggg.. Kata bibi kamu sakit..? Pusing kenapa Sayang..? katanya pelan dan manis sekali.

    Aku menggelinjang dan membalikkan tubuhku menghadap dia. Sekilas sempat kulihat dia menelan ludah karena pahanya tersenggol oleh payudaraku, kusandarkan kepalaku di pahanya dan kutarik sedikit selimutku ke bawah, sehingga dia dapat melihat jelas gundukan dua bukit putih dan kenyal milikku. Kupeluk pinggangnya sehingga posisi wajahku menghadap ke perut dan kemaluannya, lalu kemudian aku bangkit dan duduk di pangkuannya.

    Kupeluk lehernya, kubisikkan di telinganya dgn desahan nafasku yg hangat,

    Aku pusing karena kamu nggak datengdateng..

    Donnie membalas pelukanku dgn erat, diciuminya pundak dan leherku sambil berbisik,

    Mmpphh, kamu sexy sekali, baumu sungguh merangsang, kamu tau aku paling nggak bisa tahan kalo kamu pake parfum ini.. Nanti kalo aku nggak tahan gimana..?

    Aku mengeratkan pelukanku dan menempelkan payudaraku ke dadanya sambil kugesekgesekkan, kucium belakang telinganya, kujilat lehernya.

    Kalo nggak tahan, ya dikeluarin ajaa.. aahh..!

    Aku mengubah posisiku menjadi menghadap ke arahnya dgn kedua kakiku menjepit pinggulnya. Kuremas rambutnya yg hitam, semerbak wangi kelelakiannya membuat kemaluanku berdenyutdenyut. Donnie mengangkatku dan menidurkanku di atas ranjang, dia menciumi dadaku, membuka tali tank topku dgn mulutnya satu persatu, menyembullah payudaraku. Dia mulai menghisap dan menjilat putingku, sementara tangan yg satunya meremas payudaraku yg satunya.

    Ouch.., Donnie.. aku paling terangsang kalo putingku dikerjain, aku bisa lakukan apa saya yg kamu minta, asal jangan berhenti menjilat dan menghisap putingku.. Ahh.. Ssshh..!

    Donnie semakin bernafsu mendengar katakata dan eranganku, kemaluannya sudah mulai mendesak dari celananya, kurasakan hal itu dan aku pun tdk tahan utk tdk memegang kemaluannya. Kubuka resleting celananya dan kumasukkan tanganku ke dalamnya, kurasakan cairan hangat di ujung kepala rudalnya dan hangat batangnya, dia mengerang nikmat sambil menggigit puting payudaraku. Setelah itu dia menciumi seluruh tubuhku hingga aku terangsang hebat.

    Dia memang sangat berpengalaman dlm hal ini, setelah itu aku berpindah ke depan kemaluannya dan mulailah aku melakukan aksiku membuat lelaki tergilagila. Kucium ujung rudalnya, kujilat cairan yg terasa gurih, kumasukkan kepala rudalnya ke dlm mulutku, kuhisaphisap dan kumainkan dgn lidahku. Donnie masih meremas dan memilinmilin putingku sambil mengerang nikmat, kumasukkan lagi rudalnya lebih dlm ke dlm mulutku sambil kukocokkocok dgn mulutku naik turun. Pertama perlahan, semakin lama semakin cepat. Donnie semakin kuat meremas payudaraku dan kemudian dia menarikku ke atas tubuhnya.

    Donnie melepas celana dlmku dan aku duduk di atas kemaluannya, kugesekgesekkan memekku di atas rudalnya sambil menggoyanggoyangkan tubuhku dan meremas serta memainkan putingku. Aku mengerang, dan Donnie tampaknya sudah sangat terangsang oleh gerakan tubuhku. Dia duduk dan diangkatnya aku hingga rudalnya berdiri dan siap menusuk ke liang kemaluanku.

    Aku memeluknya dan membisikkan,

    Honey, Im still virgin, so do it smoothly, because I want to feel the excitement..
    Sure, sweetheart.. Ill do this very, very gently so you wont forget this moment..

    Perlahan dia mulai memasukkan batang rudalnya, terasa sempit sekali dan terasa panas, akan tetapi karena didorong oleh nafsuku yg sudah tdk tertahankan dan Donnie melakukannya dgn sangat berhatihati, lama kelamaan seluruh batang rudalnya telah masuk ke dlm liang memekku dan terasa nikmat sekali.

    Ouch.., Donnie mulai menggerakgerakkan pantatnya yg sexy dan aku mulai menggoyanggoyangkan pinggulku. Cairan yg keluar dari kemaluanku memang sangat membantu, terasa sempit, menjepit namun tdk sakit. Donnie semakin cepat menggerakkan rudalnya, maju dan mundur. Aahh, rasanya tdk dapat diungkapkan dgn katakata, terlalu nikmat utk diucapkan. Peluh membasahi kedua tubuh kami, hawa dingin yg keluar dari AC sudah tdk dapat mendinginkan kami yg sedang dibakar gairah.

    Sambil menggoyangkan tubuhnya, Donnie kembali menghisap puting payudaraku dan membuatku gila. Rasanya aku tdk ingin dia melepaskan hisapannya. Kupeluk dia dan kujilat lehernya, kukulum bibirnya sambil mengerang nikmat.

    Donnie membisikkan sesuatu padaku, Rubah posisi yuk, sayang.. Aku yakin dgn posisi ini kamu bakalan ketagihan ngesex..

    Donnie kemudian mengangkat dan memutar tubuhku, sehingga aku membelakanginya, dia melakukan dogie style yg pada saat itu aku belum pernah membayangkan sampai kesitu.

    Donnie kembali memasukkan batang rudalnya ke memekku dan maju mundur, dari perlahan hingga semakin cepat. Pengalamanku kali ini luar biasa, belum pernah aku merasakan kenikmatan yg seperti ini. Memang betul kata Donnie, ini akan membuatku ketagihan. Semakin cepat Donnie menggerakkannya, semakin aku terangsang dan merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yg berbeda dgn yg kurasakan pada waktu masturbasi maupun oral.

    Donnie memelukku dari belakang, meremas payudaraku dan membisikkan,

    Oooggghhh.. aku mau keluar.. kamu luar biasa, kamu bisa membuat aku begitu terangsang dan aku nggak mau kehilangan kamu.. oohh.. oohh.. oohh..

    Bersamaan dgn keluarnya mani Donnie, aku pun merasakan yg sama, cairan hangat milik Donnie membasahi memekku. Bau khas kejantanan itu menyetuh penciumanku. Aku mengatakan bahwa aku tdk menyesal melakukan hal ini, karena ini timbul dari keinginanku, tetapi Donnie mengatakan berulang kali bahwa dia tdk mau kehilangan diriku.

  • Kisah Sex Nikmatnya Surga Perawan Pacarku Yang Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Nikmatnya Surga Perawan Pacarku Yang Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1496 views

    Perawanku – Perkenalkan namaku Beny biasa dipangggil Ben. Aku mempunyai pacar yang sudah dewasa yaitu bernama Leni, dia berumur 25 tahun dengan tinggi badan 171 cm berat badan 57 kg, dan kalau mau tahu usianya lebih tua dari aku 4 tahun, kadang teman-temanku memanggilku dengan penyuka tante-tante.

    Selama aku pacaran, aku belum pernah bertemu dengan Leni karena dia tinggal dikota Surabaya. Awalnya kami berkenalan dari sebuah game online yang mungkin sampai saat ini para wanita menyukai gamenya.

    Kami berkenalan dari situ dan hingga menjadi pacaran. Setiap hari kami pun selalu berkomunikasi melalu telepon. Pada suatu waktu dia menelepon aku pada pukul 22.00 aku pun asik bercerita apa adanya dengan dia.

    Dan boleh anda ketahui bahwa Leni memliki sifat hypersexsual tetapi dia masi perawan dan tidak pernah bermasturbasi. Dia tidak mau menghilangkan keperawanannya dengan bermasturbasi. Dan dy juga memiliki prinsip Virgin buat suami.sama dengan aku, aku juga masih perjaka tetapi aku selalu melakukan onani setiap hari.

    Aku sering bercerita tentang pengalaman seks aku dengan melakukan onani. Dan ketika kami berbicara tentang seks, dengan tanpa malu aku bertanya:

    “Yank, kamu sebenarnya mau gak sich kalo keperawanan kamu itu buat aku??”

    “Ya, aku sih mau, tapi aku juga harus jaga prinsip aku. Aku maunya service kamu aja sampe kamu puas”, ujarnya.

    “kamu emang ga mau aku puasin juga yach??”, tanyaku

    “Mau lah yank. Mau banget malah. Tapi jangan di masukin ke memekku yah”, ujarnya dengan bicara tanpa malu.

    Setelah beberapa lama memendam rasa ingin berhubungan dengan pacarku, akhirnya ketika libur sekolah 2007 kemarin aku meminta ijin kepada orang tuaku untuk berjalan-jalan ke Surabaya bersama teman-temanku. Dan kedua orang tuaku mengijinkan aku untuk pergi ke Surabaya untuk beberapa hari.

    Singkat cerita, sebenarnya aku pergi ke Surabaya sendiri. Tidak di temani satu orangpun. Dari membeli tiket pesawat, transportasi dll. Ketika aku sampai di sana. Pacarku langsung menjemputku. Baru pertama kali ini aku melihat dia.

    Dia begitu cantik, sexy, dan kulitnya cokelat matang dan mulus sekali. Aku melihat bagian tubuhnya dari atas sampai bawah tidak ada satu bagian tubuhnya yang terlewatkan untukku perhatikan. Buah dada nya yang ukurannya cukup besar.

    Dia memakai rok mini sebatas paha dan kaos T-shirt yang ketat dan tidak berlengan. Batang kemaluan aku pun di buat tegang ketika melihat keindahan tubuhnya. kapan lagi gue bisa ngerasain cewe kaya gini batinku

    Kemudian aku pun di antar dia ke sebuah hotel dekat tempat kostnya di Surabaya.
    Ketika sampai di hotel. Dia pun memesankan satu kamar buat aku dan dia untuk melakukan hubungan sexsual. Dan kami pun masuk ke kamar hotel.

    “Len, cantik banget kamu Say”, godaku.

    “ach masa? Kamu juga gagah dan ganteng yank”, ujarnya dengan suara genit

    “Serius len, aku biasa Cuma liat kamu di foto tapi sekarang bisa langsung liat kamu secara langsung. Aku kagum sekali punya pacar kaya kamu”, ujarku
    “Huw, dasar kamu!!”, sambil tertawa canda

    Setelah duduk-duduk aku pun sudah tidak sabar ingin merasakan ciuman hangatnya. Ketika duduk di sofa aku pun langsung menciumnya dengan penuh nafsu. Dan dia juga membalas ciumanku dengan lembut.

    Dan lidah aku menjilat-jilat bibir dia. Ini baru pertama kalinya aku merasakan ciuman yang sangat menebarkan hatiku. Sehingga puncak nafsuku naik.dan aku pun memeluknya dengan erat sambil menciumi lehernya.

    “Say, kapan nich di servicenya?”, tanyaku.

    “Sante aja atuh, lagian kan kita belum makan ujarnya.”

    Kemudian kami pun memesan makanan terlebih dahulu dan setelah makan kami pun masuk ke kamar untuk menuntaskan nafsu aku.

    Setelah masuk kamar dan kunci kamar aku kunci. Aku pun langsung merebahkan dia ketempat tidur dan tanpa malu-malu aku lumat bibir manisnya itu dengan bibirku. Dan dia juga menghambar lumatanku. Sehingga kami pun bercinta dengan romantis.

    “say, hebat banget kamu cium akunya”, Goda Leni dengan tertawa centil.

    “yah,iyah lah say. Kapan nich aku di service??”, ujarku

    “Tanpa menjawab dia pun menciumi bibirku dan perlahan-lahan membuka celanaku dan bajuku, dan dalam sekejap aku pun telanjang bulat di depannya dengan batang kemaluan 17cm yang sudah menegang.

    “kamu udah ahli ya say”,Kataku.

    “Hihihih. Abisnya kontol kamu besar dan bikin aku gemes say”, ujarnya.

    Kemudian di kocoklah batang kemaluanku yang menegang dengan perlahan dan ragu.
    Maklum dia dan aku sama-sama belum pernah bersetubuh sebelumnnya. Sehingga kami pun melakukan apa adanya dengan naluri kenafsuan.

    Nikmat sekali kocokannya, tidak pernah terbayang seumur hidupku bila dikocok batang kemaluanku oleh wanita yang cantik dan sexy tersebut. Setelah itu dia pun menciumi kepala penisku yang berbentuk seperti helm dan mulai mengulumnya.

    “Mmhh…”, ujarku.Merasa kenikmatan.

    Sambil mengulum batang kemaluanku, dia pun memegang selangkanganku dan menjilatin buah pler ku yang membuat aku merasa terangsang. “Aahh.. enak banget

    Say… terus… mmpphhh”, ujarku.ketika merasakan kenikmatan.

    Selama 10 menit dia mengulum dan mengocoki batangku dengan berbagai cara. Aku pun mencapai orgasme dan mengeluarkan spermaku kemulutnnya

    “Crot… crot… crot…”, keluarlah air maniku di mulut pacarku. Leni pun pertama-tama enggan untuk menelan spermaku. Tetapi ku paksa untuk menelannya. Karena aku yakin sperma dapat membuat seseorang wanita awet muda.

    Setelah aku mencapai orgasme. Aku pun menciumi dia sambil berbaring di tempat tidur
    Say, sini sekarang gantian kamu aku puasin ujarku.sambil meremas-remas buah dada yang sudah mengencang tetapi masih ditutupi kaos.

    “Ahh… sini puasin aku, tapi janji yah jangan di masukin atau mencolok memekku”, ujarnya.

    Aku pun tidak menghiraukan perkataannya dan langsung membuka bajunya dan membuka branya yang berwana pink.

    WOW!! Buah dadanya sangat menantang didepanku.

    “Belum pernah aku melihat buah dada sebesar ini”, kataku kepadanya. Dia pun tertawa kecil sambil merintih keasikan.

    Ternyata setelah kuselidiki.ukuran BH-nya 36C. itu cukup besar untuk seorang wanita.

    Dengan nafsunya aku menjilati putingnya yang berwarna merah muda. Dan ku hisap dengan penuh nafsu.

    “Oohh… Terus Say… Enak bangett… Aachh… mmhh”, ujarnya.

    Aku pun melanjutkan dengan menyusuri perut hingga selangkangannya serta kedua tanganku terus memeras kedua dada nya yang tergantung bebas. Aku pun kemudian menjilati selangkangannya dan tidak sengaja terkena bibir vaginanya.

    “Ahh”, katanya ketika mengetahui aku menjilati bibir vaginanya.

    “Ups. Sory aku ga sengaja”, ujarku.dan aku langsung menghentikan jilatanku.

    “Bukan itu Say. Rasanya enak sekali. Aku ingin kau melakukan lebih dari ini”, katanya.

    Tanpa basa basi aku pun langsung membuka CD nya yang berwarna pink itu.
    Dan aku pun langsung merasakan dan melihat langsung bentuk memek sebenarnya yang belum pernah kulihat langsung (biasanya aku melihat hanya di BF). Ternyata bentuknya sangat indah dan mungil. Dan bulu kemaluannya pun dirawat setiap hari oleh kekasihku.

    “Mantap sekali memekmu say”, ujarku.

    “Itu kan sudah kurawat hanya untukmu say, jadi jangan di sia-siakan malam ini yah”, jawabnya.

    Lalu aku pun langsung menjilati vagina nya yang sangat sempit itu.dan aku menjilati bagian klitorisnya sehingga menimbulkan desahan yang nikmat…

    ini baru namanya memek perawan, pikirku. Sekitar 5 menit aku menjilatinya serta memeras buah dadanya, akhirnya dia pun mencapai orgasme dan badannya pun mengejang untuk beberapa saat. Dan pada saat ini lah dia baru pertama kali merasakan orgasme.

    “Achh… Ohh… Nikmat sekali Say. Benar juga apa yang kamu bicarakan tentang nikmatnya orgasme”, ujarnya sambil menciumi bibirku kecil-kecil. “Ini kan baru permulaan say, nanti kita baru rasakan surga dunia yang sebenarnya”, ujarku dengan penuh tahu (padahal aku pun juga belum pernah merasakan bersetubuh dengan wanita).

    Setelah 20 menit aku berbaring telanjang bulat dengan dia, napsu birahi aku dan kekasihku pun mulai melonjak. Aku langsung memegang batang kemaluanku dan menyodorkan kepada Leni.

    “Len, isep dong say, ga tahan nich”, kataku.

    Tanpa basa basi pun dia langsung menelan batang kemaluanku yang lumayan panjang semuanya sampai ke buah pler ku. Dan di kocokinya dengan irama yang cepat.

    “achh… Ayo say… terus… enakk… ahh…”, ujarku menahan nikmat.

    Sambil mengulum penisku, aku meminta agar kita bermain dengan gaya 69 (gaya yang sering aku liat di film BF). Dia pun langsung menindih aku dengan arah terbalik. Aku pun dengan leluasa menjelajahi seluruh kewanitaannya.

    Ketika aku memainkan klitorisnya dia pun menambah terangsang.

    “Achh… Nikmat say… Ayo cepat ahh… Aku ga sabar pingin di masukin kontol kamu”, ujarnya.

    Tanpa bicara dia pun langsung melentangkan badannya dan aku pun perlahan-lahan memasukkan penisku yang lumayan besar kedalam vaginanya yang sangat sempit.

    “Dah siap keperawananmu aku ambil say?”, godaku sambil memegang pantatnya yang begitu montok.

    “SudaH Siap Koq!! Cepet masukin ah”, ujarnya agak sedikit sebal karena sudah ingin dimasuki kontolku kedalam lubangnya.

    Aku pun perlahan memasukan kepala penisku.dia pun merintih kenikmatan… sedikit demi sedikit aku memasukinya dengan menggerakkannya maju mundur.

    Dan lama kelamaan aku pun merasakan sudah agak mudah memasukinya karena dia vaginanya pun mulai lembap dan basah. Setelah hampir 10 menit akhirnya aku dapet memasukan semua penisku kedalam liang vaginanya…

    Selang beberapa menit aku menyodokkan kemaluan aku keliang surganya. Dengan posisi kedua kakinya diletakkan dipundak aku sehingga bibir kemaluannya nongol dan menyempit sedikit-demi sedikit aku gerakkan batang kemaluan aku maju mundur sambil tangan aku meremas kedua belah buah dadanya yang semakin kencang.

    “Achh… achh… Nikmat ochh… sshh…”,

    desahnya seiring naik turunnya tubuhnya dan menahan rasa sakit di masukkan oleh kontolku yang besar. Dan ketika aku menyodok naik turun, aku merasakan aku menembus suatu dinding halus, dan psstt… aku pun langsung memberhentikan sodokanku ketika kekasihku pun menjerit kesakitan.

    Ternyata aku telah mengambil keperawanannya. Kulihat darah keperawanannya mengalir dan berceceran ke sprei tempat tidur kami.

    “Say, kamu uda ga perawan lagi”, kataku sambil menyodok penisku ke liang vaginanya.

    “Gak apa apa say, enak banget rasanya, kalau tau rasanya kaya gini, dari dulu pasti aku uda ga bakal jadi perawan lagi’, ujarnya.

    “Dasar kamu!! Hoki aku yang ngambil keperawanan kamu”, balasku sambil penuh canda dan akupun melanjutkan permainan kami dengan penuh sensasi.

    Sekali-sekali aku menciumi pundaknya dan meremas payudaranya yang bergelantungan dengan bebas. Ini emang pengalaman yang menyenangkan batinku.

    Setelah itu kami pun mencoba doggy style walaupun tidak mahir aku pun mengikuti birahiku.

    Semakin lama aku menggoyangkan tubuhku serta meremas puting yang indah itu. Aku pun semakin menggeliat-geliat tak tertahankan.

    Aku terdiam sejenak merasakan hangat dan denyut memek kekasihku. Kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut dan ngilu-ngilu enakk… dan akupun makin mempercepat gerakan-gerakan maju mundur.. sampai akhirnya kurasakan ngilu… geli… yang amat sangat… aku tak tahan lagi, kutekan kontolku sedalam-dalamnya.

    “Achh… aku mau keluar say… mhh…”, ujarku

    “Ohch… oachh… achh… aku juga mau keluar say. Barengan aja”, katanya.

    “Aku keluar didalam aja yah?”, tanyaku.

    “Yah. Didalam aja. Ochh… 2 hari lagi uda mau dapet… Ahh…”, balasnya sambil menjerit kenikmatan.

    Aku pun langsung mempercepat irama dan Leni pun menggoyangkan pantatnya semakin kencang dan berputar-putar seperti orang kesurupan dan sesekali dia merintih kenikmatan.

    “Crot… Crot… Crot…”, kurasakan tubuhku bergetar keras seperti menggigil kedinginan. kekasihku dengan erat mencengkram pundakku dan tubuhnya ikut menggelinjang seperti ngilu. Air maniku yang hangat seluruhnya tumpah kedalam liang vaginanya.

    Sungguh ini baru namanya surga dunia. Dan keperjakaan aku pun sudah diambil oleh kekasihku sendiri. Ternyata lebih nikmat di bandingkan onani yang kulakukan setiap hari. Dan aku pun mencabut penisku dari vaginanya dan terbaring lemas.

    “Gimana? Surga dunia?”, tanyaku sambil mengatur napas karena kelelahan.

    “Enak banget say. Bukannya surga dunia, tapi surganya surga”, jawabnya sambil tertawa kecil dan berbaring di pangkuanku.

    Kemudian kami pun ketiduran telanjang bulat Cuma di tutupi selimut. Sampai kira-kira jam 9 malam (tidak terlalu jelas waktunya karena waktu itu aku masih tertidur pulas). Aku merasakan ada yang menjilati penisku. Ketika kulihat, ternyata kekasihku sedang menghisap penisku karena ketagihan dan napsu birahinya mulai melonjak.

    Dan pada malam itu pun kami bersetubuh lagi hingga 6 kali. Tentu dengan orgasme yang lebih nikmat dan permainan yang baru. Karena sudah tidak ragu-ragu dalam melakukan persetubuhan ini.

    Dan setelah aku balik ke Jakarta dia pun kadang-kadang datang ke Jakarta hanya untuk bersetubuh denganku, sebab dia tidak mau bersetubuh dengan orang lain selain aku. dia setiap hari melakukan masturbasi untuk menuntaskan kenafsuannya ketika dia berada di Surabaya. Dia biasanya 2 atau 3 bulan sekali datang ke Jakarta untuk menuntaskan napsu birahinya kepadaku. Aku pun sangat senang untuk melayaninya. Hingga hubungan kami sekarang menjadi suami istri dan telah dikaruniai dua anak.

  • Awal Dari Kesetiaan Brakhir Dengan Ngentot – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Awal Dari Kesetiaan Brakhir Dengan Ngentot – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1495 views

    Perawanku – Pada mulanya aku tidak begitu tertarik dengan namanya chatting.
    Tetapi lama kelamaan aku jadi ketagihan.
    Dan setiap hari aku selalu meluangkan waktu Untuk beberapa saat lamanya sembari mengerjakan tugas harian di kantor.
    Baik itu melalui MIRC ataupun di YM.

    Dan mulai dari sinilah aku mulai mengenal apa itu dunia cyber. Suatu hari aku chatting dengan menggunakan nickname Jingga yang kebetulan aku suka banget dengan warna purple.

    Hingga sampailah aku di pertemukan dengan cewek yang berumur 17 tahun yang mempunyai nama asli Adinda. Adinda yang masih berstatus pelajar di salah satu SMU negeri di Jakarta dan tinggal di sekitar Jakarta Barat. Dengan paras yang cantik serta bentuk tubuh yang sexy di dukung penampilannya yang selalu mengenakan rok abu-abunya di atas lutut. Menjadikan dirinya patut untuk di kagumi oleh setiap lelaki. Apalagi dengan hem putihnya yang sedikit transparan setiap Adinda berangkat ke sekolah. Begitu menerawang terbentuk segaris Bra 36 warna hitam kesukaannya menjadikan setiap mata yang memandangnya tak akan berkedip sedetikpun.

    Adinda adalah anak tunggal dari keluarga yang cukup terpandang di Jakarta. Kesibukan papanya sebagai seorang pengusaha, menjadikan Adinda selalu merasa kesepian. Demikian juga dengan Mamanya yang selalu sibuk dengan urusan arisan, shopping, senam, salon dan banyak lagi kesibukan yang datang tak pernah habisnya. Karena merasa kesepian setiap pulang dari sekolah ataupun saat libur sekolah, menjadikan Adinda tumbuh tanpa seorang figur dari keluarganya. Kalau melihat kepribadiannya Adinda sebenarnya mempunyai kepribadian yang periang dan ramah.Semua itu bisa di lihat dengan kesehariannya yang selalu tersenyum kepada semua orang yang di jumpainya.

    Demikian juga saat bertemu denganku lewat Chatting. Setiap perjumpaan selalu diakhiri dengan kesan yang baik, bagaimanapun juga aku sangat menghargai. Kejujurannya yang menceritakan masalah keluarganya yang super sibuk dan mantan cowoknya yang berpaling darinya, karena tidak bisa bersabar menghadapi Adinda yang belakangan menjadi pemurung. Sifatnya yang pemurung itu disebabkan oleh suasana keluarganya yang mulai tidak harmonis lagi dan menjadikan sosok Adinda menjadi minder di sekolahnya.

    Hingga pada satu kesempatan dia memutuskan ingin bertemu secara langsung denganku. Hari itu setelah kita chatting beberapa saat, tiba-tiba dia menangis dan butuh teman untuk curhat secara langsung dan alasannya, karena dia sudah akrab dan percaya kepadaku.

    Setelah menentukan tempat yang cukup aman, sejuk udaranya dan tidak bising akhirnya aku sepakat menemuinya. Dengan perasaan deg-degan, sepanjang perjalanan aku berpikir ada masalah apa dengan Adinda. Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika aku benar-benar ketemu dengannya.

    Sesaat Aku terkagum-kagum melihat penampilannya hari itu. Berbeda dengan kesehariannya yang selalu mengenakan seragam sekolah. Hari itu Adinda mengenakan stelan celana jeans agak belel warna biru di padu dengan kaos putih ketat yang menonjol di bagian dadanya. Rambut panjangnya di biarkannya tergerai menyentuh bahunya melewati leher jenjangnya yang putih bersih.

    Dari penampilannya yang mengagumkan aku sempat menelan ludah sesaat. Adinda adalah sosok cewek idolaku. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan lekukan Pantatnya yang sexy tecetak jelas di celananya yang ketat juga. Membuat aku menelan terdiam sesaat, sambil membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta dengan dia.

    Di sebuah cafe yang suasananya pada siang itu tidak begitu ramai, dengan hanya beberapa pengunjung, menjadikan pertemuanku dengan nya akan sangat berkesan tentunya. Selama pembicaraan di cafe, jantungku berdetak kencang setiap melirik paras Adinda yang cantik dan manis sekali dan aku membayangkan jika aku dapat menikmati bibirnya yang merekah. Untuk menghilangkan rasa cemasku, aku berusaha membuka pembicaraan dengan menanyakan bagaimana kesannya setelah bertemu dan ada masalah apa sampai dia memintaku datang menemuinya.

    Pertemuan itu sebenarnya hanya sekedar alasannya aja agar bisa ngobrol denganku dan mengenal lebih dekat siapa diriku sebenarnya. Hal itu aku ketahui setelah kami terlibat perbincangan serius di cafe dan dia berterima kasih, kalau selama ini aku bisa dengan penuh kesabaran mendengarkan semua masalah yang di hadapinya.

    “Diet.. Boleh aku mengatakan sesuatu?” tanya Adinda tiba-tiba.
    “Boleh.. Ada apa emangnya?” tanyaku balik.
    “Aku mulai merasakan semua kasih sayang kamu selama ini,” jawabnya.
    “Dan aku juga ingin memberikan hal yang sama buat kamu,” lanjutnya.

    Aku hanya bisa terdiam mendengar semua penjelasannya, dengan lembut aku memeluk tubuhnya untuk meyakinkan bahwa semua yang kulakukan tulus adanya. Dan dengan pelan aku genggam jemari tangannya yang halus serta aku pegang dagunya dengan lembut bibirku menyentuh bibirnya yang terbuka sedikit. Yang tak lama aku telah menciumi leher Adinda yang terlihat sangat bersih dan putih.

    “Adinda aku sayang kamu..,” bisikku di telinganya lirih.

    Adinda semakin erat memelukku sebagai ungkapan kebahagiaannya atas sikapku. Setelah perbincangan di cafe selesai, Adinda mengajakku untuk bersantai sejenak sambil beristirahat dengan memesan sebuah kamar di sebuah hotel yang tak jauh letaknya dari cafe tersebut.

    “Diet.. Ohh..,” desah Adinda ketika aku mencumbu lehernya setelah kita sampai di kamar. Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Adinda yang jenjang.
    “Akhh Diet..” tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Adinda yang aku rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.
    “Ooohh.. Diet..” desahnya lirih.

    Adinda mulai terangang ketika ujung lidahku menjilati bukit payudaranya yang berukuran 36 itu. Aku semakin berani untuk melakukan yang Iebih jauh.. Dengan meremas payudara yang satunya.

    “Adinda.. Sayang, aku buka baju kamu yah..”? bisiku di telinganya.

    Adinda hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk melepaskan pakaiannya, sampai akhirnya dia hanya mengenakan Bra warna hitam. Dadaku semakin naik turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas di depanku.

    Setelah terbuka, kembali aku mengulum bibirnya yang merekah. Lidahku menjelajahi rongga di langit-langit mulutnya dan sesekali menghisap lidah Adinda yang mulai terangsang dengan ciumanku. Tanganku yang nakal mulai melepas Bra warna hitam miliknya. Dan.. Wow.. Tersembullah puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Adinda untuk kemudian mulai menjilati puting Adinda yang berwarna kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat putingnya berdiri dengan kencang.. Sedangkan tangan kananku memilin puting yang lainnya.

    “Ooohh Diet.. Enak sekali sayang..,” rintih Adinda.

    Dan saat aku mulai menegang.. Adinda berusaha bangkit dari tempat tidur, tapi aku tidak memberikan kesempatan Adinda untuk bangkit dari pinggir ranjang. Parfum Adinda yang harum menambah gairah aku untuk semakin berani menjelajahi seluruh tubuhnya.

    Aku beranikan diri untuk mulai membuka celana jeans serta CD hitam berenda yang dipakainya. Dan darahku mendesir saat melihat gundukan yang ditumbuhi dengan rambut yang hitam lebat. Tanpa berpikir panjang, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Adinda.

    “Oohh.. Diet.. Nikmat.. Sayang,” Adinda merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang kewanitaannya.
    “Akhh.. Kamu pintar sekali sayaang..” Desah Adinda disaat jilatanku semakin cepat, Adinda sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda mau orgasme dan sesaat kemudian..
    “Mass Adiet.. Sayang.. Aku nggak tahan.. Oohh.. Mass aku mau..” Adinda menggelinjang hebat sambil menjepit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa semakin terbenam di selangkangannya.
    “Maass.. Ookkhh.. Aakuu keluaarr..” Jeritnya lirih.

    Adinda merintih panjang saat mencapai orgasmenya yang pertama, dia tersenyum puas. Aku biarkan dia terlentang menikmati orgasmenya, sambil membuka semua pakaian yang aku kenakan. Aku memperhatikan Adinda begitu puas dengan pemanasan tadi, itu terlihat dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar.

    Tanpa memberi waktu panjang, aku segera menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran lumayan besar, langsung menghujam celah kenikmatan Adinda sembari bibirku mengulum payudaranya.

    “Aaakhh.. Diet..,” desah Adinda, saat penisku melesak ke dalam lubang vaginanya.
    “Diet.. Penis kamu ohh..” desahnya kemudian.

    Aku merasakan setiap jepitan bibir vaginanya yang begitu ketat, sampai terasa begitu nikmat lubang senggama Adinda. Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah Adinda yang pertama kalinya merasakan nikmatnya bercinta. Setiap gerakan maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Adinda menggelinjang hebat karena dia mulai bisa merasakan dan menikmati permainan ini.

    “Diet.. Sudah.. Sayang.. Akhh..” sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir vagina Adinda menjepit batang penisku.

    Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Adinda. Aku tidak mempedulikan desahan Adinda yang semakin menjadi, aku hanya berusaha memasukkan penisku lebih dalam lagi. Tiba-tiba Adinda mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua kalinya.

    Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan.. Sesaat kemudian.

    “Diet.. Aku.. Mau.. Keluarr lagi.. Aaakk.. Sayang, aku.. Nggak tahan..”
    Seiring jeritan itu, aku merasakan cairan hangat kembali meleleh disepanjang batang penisku.
    “Aaakhh.. Sayang.. Enak sekali.. Ooohh..,” rintih Adinda lirih.
    Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, diatas tubuh Adinda. Disaat aku mulai mencapai klimaks, aku meminta Adinda berganti posisi diatas.
    “Adinda.. Sayang kamu diatas yah..”Pintaku

    Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Adinda bangkit dan langsung menancapkan penisku dalam-dalam di lubang kewanitaannya.
    “Akhh gila, penis kamu enak banget Maas.. Ooohh..” Adinda merintih sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
    “Aduhh enak Diet..” desahnya lagi.
    Goyangan pinggul Adinda membuat gelitikan halus di penisku..
    “Adinda.. Sayang.. Akh..,” aku mengerang kenikmatan saat Adinda menggoyang pinggulnya.
    “Diet.. Aku mau keluar nih..,” sambil merintih panjang, Adinda menekankan dalam-dalam

    Tubuhnya hingga penisku amblas ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu aku sudah mulai merasakan tanda-tanda akan mencapai orgasme.

    “Aaahh.. Ahh.. Ohh,” teriakku
    “Crott..” bersamaan dengan menyemburnya spermaku. Aku biarkan spermaku menyembur di dalam vaginanya. Sebagian dari spermaku langsung meleleh di sekujur pahanya yang mulus.

    Setelah itu Adinda berjalan menuju ke kamar mandi untuk segera mencuci spermaku yang baru keluar dari vaginanya. Permainan itu berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, karena baru pertama kalinya Adinda bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

    “Diet.. Kapan kamu ada waktu lagi untuk melakukan semua ini sayang,” tanya Adinda.
    Aku menjawab lirih, “Terserah Kamu deh, aku akan selalu sediakan waktu untuk kamu.”
    “Makasih sayang.. Kamu telah memberikan apa yang selama ini belum aku rasakan,” kata Adinda.

    Kemudian aku mengecup kembali Bibirnya yang merekah sebagai tanda kasih sayangku kepada Adinda yang tulus.

  • Cerita Sex Bergambar Nani Teman lamaku  – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Bergambar Nani Teman lamaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1494 views

    Perawanku – Suatu ketika aku mengikuti Pelatihan selama seminggu dan di kegiatan itu ada 5 perempuan yang ikutan, salah satunya bernama Nani. Selama kegiatan berlangsung, sering kulihat Nani diam-diam memperhatikan aku tetapi kalau aku tengok dia membuang muka. Tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi masih kencang dan dari obrolan-obrolan saat istirahat aku tahu dia sudah menikah dan punya 2 anak perempuan. Saat istirahat makan siang, Nani menghampiriku dan dia langsung bertanya nama lengkapku. Ketika ku sebut namaku, langsung dia berkata “ Kamu kan pacarnya Tuti waktu di SMP kan ?”. Aku kaget, kenapa dia tahu dan ternyata baru terungkap bahwa Nani ini sebenarnya sesekolah denganku saat SMP, seangkatan tetapi beda kelas dan aku pada waktu itu tidak kenal dekat dengannya. Mulai dari situ, aku sering dekat dengan Nani, ngobrol masa-masa sekolah dulu dan pada malam menjelang penutupan pelatihan, aku ajak dia untuk ngobrol terpisah dari teman-teman. Dari obrolan berdua itu aku dapat menyimpulkan bahwa Nani kurang bahagia dengan suaminya, saat dia bercerita tentang kondisi keluarganya, dia sempat menangis.

    Ku peluk tubuhnya dan dia sandarkan dadanya ke dadaku. Ku belai rambutnya dengan lembut dan entah setan dari mana yang masuk, perlahan ku angkat dagunya lalu ku tatap matanya. Nani memejamkan matanya sehingga akhirnya bibirku mengecup bibirnya. Dari kecupan berubah jadi ciuman karena Nani menyambut lidahku sehingga kami terlibat dalam ciuman yang panas. Nani tidak menolak saat ku remas lembut dadanya bahkan tangannya malah menekan belakang leherku saat ku ciumi lehernya.

    Desah nafasnya memburu disertai dengan rintihan dan perlahan ku belai pahanya. Nani sama sekali tidak menolak. Akhirnya “insiden mesra” itu terputus karena Panitia sudah memanggil kembali seluruh peserta untuk kumpul di ruang pelatihan. Di ruang pelatihan kami jadi duduk berdua dan sesekali tanganku meremas tangannya dan Nani hanya senyum kalau aku lakukan itu. Keesokan harinya usai penutupan, aku janjian untuk bertemu dan karena di rumahku sedang kosong, aku tawari dia untuk datang ke rumahku dan Nani setuju. Asyik dah Hari yang disepakati tiba, istri dan anak-anakku sedang pergi berwisata ke Jogja selama seminggu, otomatis di rumah hanya aku sendiri.

    Jam 10 bel rumahku berbunyi dan ketika ku buka pintu ruang tamu, Nani sudah berdiri di hadapanku. Segera ku suruh dia masuk, ku kunci gerbang dan pintu ruang tamu lalu segera aku peluk tubuhnya dan kami terlibat dalam ciuman yang panjang dan panas.

    Tanganku dengan bebas bergerak meraba dan meremas dadanya, pantatnya dan Nani membalas pula dengan meremas dadaku. Sayangnya dia pakai celana jeans sehingga aku tidak bisa meraba kulit pahanya. Ciuman panas ku hentikan lalu ku ajak dia ke kamarku. Ku suruh dia utuk membuka bajunya dan kusodorkan T shirtku. Dia buka kemeja dan celana jeansnya dan kusuruh dia untuk membuka bh-nya sekalian.

    Saat dia hanya tinggal bercelana dalam, kembali aku peluk tubuh setengah bugilnya dan kuciumi kembali dia dengan lebih bebas. Nani membalas ciumanku tak kalah panasnya lalu ku rebahkan dia di tempat tidur. Kami bergelut dengan penuh nafsu dan lidahku bermain dengan bebas menjilati seluruh tubuhnya. Lehernya, puting buah dadanya yang masih kencang, perutnya yang mulus lalu pahanya yang masih kencang. Nani mendesah dan merintih tiada henti saat bibir, lidah dan tanganku bergerak ke setiap sudut tubuhnya.

    Tapi saat ketika aku akan menarik cd-nya telepon tiba-tiba berdering sehingga terputus sudah kemesraan kami. Ku angkat telepon ternyata dari istriku yang mengabari bahwa dia dan anak-anak baru akan pulang 3 hari lagi. Nani keluar dari kamar hanya menggunakan t shirt yang ku berikan dan kemudian dia memelukku. Aku tanyakan apakah dia sudah sarapan, ternyata belum dan dia ingin makan bersamaku.

    Maka ku ajak dia ke dapur dan kami masak berdua sambil sesekali kami berciuman atau ku colek bongkahan pantatnya yang masih kencang itu. Kami sarapan di ruang keluarga sabil nonton tv. Mesra banget, seperti pengantin baru. Kadang ku suapi dia atau sebaliknya dan ketika acara sarapan selesai, ku ajak dia untuk nonton acara televisi tapi karena tidak ada acara yang menarik, ku tawari dia untuk nonoton film biru, dia tidak menolak. Jadilah kami nonton film biru dan saat film sudah bermain beberapa waktu, nafsu kami bangkit kembali dan kami kembali berciuman, saling meraba, saling remas. T-shirt yang tadi dia gunakan tanggal sudah dan dia hanya menggunakan cd yang transparan begitu juga dengan aku yang tinggal menggunakan cd yang sudah terasa sempit karena batang kemaluanku sudah tegak mengeras.

    Akhirnya aku bopong tubuh Nani ke kamar lalu kubaringkan di ranjang. Kuciumi kembali senti demi senti tubuhnya dan tangan Nani akhirnya merogoh celana dalamku dan menggenggam batang kemaluanku yang sudah mengeras. Aku sudah terangsang sekali lalu akhirnya ku turunkan celana dalamnya dan kulempar entah kemana. Kini, di hadapanku tergolek tubuh Nani tanpa sehelai benang menutupi tubuh mulusnya. Bulu yang tidak begitu lebat yang berada di pangkal pahanya ku raba dengan tanganku dan kurasakan kelembaban lubangnya …. ku ciumi perutnya, ku mainkan lidahku terus bergerak ke bawah dan akhirnya tibalah aku di lubang kemaluannya yang memerah.

    “Uuuuhhhhh …. Daaaannnnn …..” lenguh Nani saat lidahku mulai menjilati bibir kemaluannya dan tangannya menggerumas rambutku. Tubuh Nani tersentak-sentak karena kenikmatan dan kumainkan terus lidahku di lubangnya, di clithorisnya sehingga kepala Nani menggeleng ke kiri- ke kanan karena merasa kenikmatan bahkan pantatnya ikut naik turun. “Daaaannnn …. Oooohhhh …. Dannnnn …….. ahhhh …..” ceracaunya dan tanganku pun turut beraksi dengan meremas dadanya serta memainkan puting dadanya yang sudah terasa mengeras. “Daaaannnn ….. ayolllaaahhhh …. Oooohhhh … akkkuuuu ggaaaakkkk kkkkuuuuaaaatttt ……” rintih Nani sambil menarik-narik badanku.

    Tapi aku belum mau memulai, ku lepas mulutku dari lubang vaginanya dan ku sodorkan batang kemaluanku untuk dikulumnya. Sekarang giliran aku yang terhentak ketika Nani memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Hisapan dan permainan lidahnya membuat aku tersentak nikmat dan ketika ku rasakan cukup lalu ku baringkan tubuhnya. Kubuka pahanya dengan kakiku dan Nani menatapku dengan sayu ….

    “Ni …. Boleh yaa ?” aku Tanya dia saat kepala batang kemaluanku sudah berada di depan lubang vaginanya. Nani hanya menganggukkan kepalanya dan perlahan ku tempelkan kepala kemaluanku lalu ku dorong batangku memasuki lubangnya yang licin dan basah. “Oooouuuuhhhh …. Daaaannnn ….” rintih Nani ambil mencengkram punggungku saat batang kemaluanku sudah masuk seluruhnya. Ku ayunkan tubuhku perlahan sehingga batangku bergerak maju mundur di lubang vaginanya yang masih terasa sempit dan Nani menyambut tiap hujaman batang kemaluanku dengan mengangkat pinggulnya. Bibirku bermain melumat bibirnya, menjilati lehernya dan tanganku meremas dada, pinggang, pantat dan pahanya.

    Ayunan pinggulku disambut dengan goyangan pinggulnya sehingga dari mulut kami hanya terdengar desah, rintih kenikmatan. Saat tubuh kami sudah bermandi peluh dan gerakanku mulai semakin cepat, tiba tiba Nani membalikkan tubuhku dan dia mengambil posisi WOT. Nani ayunkan pinggulnya di atas perutku dan terasa sekali mulut rahimnya menggesek-gesek kepala batang kemaluanku. Ku remas kedua toketnya sambil kumainkan putingnya …. lalu gerakan Nani semakin liar menggilas batang kemaluanku dan …… “Ooooohhhh …. Daaaannnnnn” tubuh Nani mengejang dan kurasakan ada yang hangat menyirami batang kemaluanku. Saat tubuh Nani ambruk, segera ku lebarkan pahanya, ku tarik kakinya hingga menyadar di pundakku lalu kembali kuhujamkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya. Ku terjang dia dengan gerakanku yang keras dan ku gigit gigit buah betisnya ….. mata Nani kadang membeliak kadang terpejam merasakan keliaran gerakan dan gigitanku ……. tangannya mencengkram sprei, bantal dengan gerakan yang tidak menentu …. dan ketika kurasakan bahwa aku akan segera sampai segera ke tindih tubuhnya …

    ku percepat gerakanku ……. saat ku benamkan se dalam-dalanya batang kemaluanku …. aku muntahkan cairan maniku di dasar luang vaginanya. Ku peluk tubuhnya seerat mungkin dan Nani menggigit bahuku karena ternyata saat aku meledak, dia kembali mengalami orgasme. Setelah air maniku sudah keluar semua di lubangnya …. ku kecup bibirnya. Wajah dan tubuh Nani bersimbah peluh sama dengan tubuhku. Saat akan ku cabut batang kemaluanku, Nani menahannya dengan kakinya dan dia bisikkan “ Biar Dan … biar lepas sendiri …. Nikmat sekali ******mu, Yang “ katanya sambil mengecup bibirku. Kami berciuman dan akhirnya batang kemaluanku yang sudah mengecil terlepas dengan sendirinya. Aku berbaring dan Nani membaringkan kepalanya di dadaku. Kupeluk tubuhnya dan dia memelukku. Kami sempat tertidur kelelahan dan ketika aku terbangun … Nani mengecup bibirku sambil berkata “Malam ini aku nginep di sini yaa, Dan ?!” ku iyakan karena masih dua malam lagi aku menikmati kesendirianku sehingga aku bisa dengan merdeka menikmati tubuh Nani sepuasku.

    Kami kemudian mandi bersama dan di kamar mandi karena kami mandi sambil bercumbu, batangku mengeras kembali sehingga di kamar mandi kembali ku benamkan batang kemaluanku. Kusuruh Nani nungging berpegangan di bibir bak dan ku susupkan batangku dari belakang. Tak kalah panasnya tapi karena posisinya kurang nyaman sehingga kami tidak menggapai orgasme. Kami lanjutkan acara mandi yang tertunda dan selesai mandi kami kembali bercumbu di sofa ruang keluarga. Dua malam kami bercumbu dan bersetubuh lagi dan lagi sampai akhirnya tiba waktunya Nani harus pulang. Kami buat janji untuk bertemu dan mengulangi perselingkuhan nikmat kami dan Nani sambut keinginanku karena dia juga ketagihan dengan permainan mesra kami. Selama 3 tahun kami jalani perselingkuhan, kadang kami bertemu di hotel, menyewa bungalow bahkan kami pernah beberapa kali bersetubuh di tenda saat kami melakukan kemping bersama. Hubungan kami akhirnya putus dengan baik-baik karena kami sama-sama menyadari bahwa anak-anak kami memerlukan perhatian penuh dari kami. Usiaku saat memulai perselingkuhan dengannya sudah 43 tahun dan Nani setahun lebih muda dariku.

  • Sempitnya Memek Bidan Muda

    Sempitnya Memek Bidan Muda


    1494 views

    Cerita Sex ini berjudulSempitnya Memek Bidan MudaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Lia adalah seorang gadis dengan usia 23 tahun,sebenarnya dia asli bandung, namun kedua orang tuanya di tugaskan bekerja di malang sebagai pegawai negeri. Lia memiliki perawakan yang cukup sempurna bagi seorang laki2, dengan tinggi 164cm,kulitnya putih,mulus,ramping,rambutnya hitam panjang dan lurus,wajahnya sedikit mirip dengan syahrini seorang penyanyi.

    Dia sangat menjaga kecantikan dan kesehatan kulitnya,mungkin karena dia seorang bidan.Saat masih kuliah,banyak teman2nya yang iri dengannya,karena kalau jalan2 dengannya,setiap laki2 yang berpapasan dengannya selalu tak berkedip melihat kecantikannya.Namun hanya Deny yang dapat menaklukkan hatinya.Deny adalah pacarnya,bekerja di salah satu perusahaan yang ada di kota malang.

    Mereka merencanakan untuk menikah setelah Lia memberikan keperawanannya kepada deny,tapi mereka hanya 1 kali melakukannya,mereka berjanji tidak akan melakukannya lagi sampai mereka menikah 1 tahun lagi.

    Hari pertama Lia di desa itu, cukup jauh perjalanan yang dia tempuh dari kota malang,angkutan umum pun jarang sekali ada d desa ini,Lia diantar oleh deny menuju puskesmas untuk berkenalan dengan pegawai yang lain dan kemudian menuju ke rumah dinasnya yang berada cukup jauh dari puskesmas.

    Lia di temani oleh Dewi dan Erna yang juga seorang bidan PTT. Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda Lia juga dikenalkan dengan tetangganya Pak Iwan ketua RT di desa itu,Pak Iwan sangat di segani oleh warga nya,sebenarnya dia mau di calonkan sebagai kepela desa,tapi dia menolaknya,dengan alasan sudah banyak memiliki urusan,Pak Iwan berusia 54 tahun,dia mempunyai 2 orang istri yang keduanya lebih muda kira2 10 tahun darinya,maklum Pak Iwan mempunyai banyak lahan perkebunan dan pertanian.

    Pak Iwan di tugaskan oleh kepala desa untuk membantu Lia dan temannya yang lain apabila memerlukan bantuan,dengan alasan rumah Pak Iwan lebih dekat dengan rumah dinas mereka. Bersama Dewi dan Erna, Lia sering bergantian ke rumah2 warga untuk membantu ibu2 yg mau partus normal ataupun mengobati bayi yang sakit.

    Untuk bertugas ke desa yang jauh,Pak Iwan lah yg sering mengantarkan Lia atau temannya yg lain,karena mereka tidak mempunyai motor.tapi dengan senang hatinya pak iwan selalu siap sedia mengantarkan bidan2 tersebut.

    Suatu ketika Lia bertugas mau ke rumah warga yang hendak partus,karena larut malam,Lia takut sendirian berangkat,teman2nya pun sudah tidur,beruntung saat Lia keluar rumah,dia melihat Pak iwan duduk di teras sambil merokok dan minum kopi,

    Lia pun meminta bantuan kepada pak Iwan.Sejak saat itu Lia dan Pak iwan lebih akrab,Lia selalu mengandalkan pak iwan untuk menemaninya bertugas,mungkin karena pak iwan memiliki kewibaan dan badan yg kekar sehingga Lia merasa lebih terlindungi.

    Karena seringnya Lia berboncengan dengan pak iwan dan jalanan yg rusak,Lia sering berpegangan ke pinggang pak iwan,dan dada Lia terus menerus bergeskan dengan punggung pak iwan, walaupun Lia tidak menyadarinya,sebenarnya pak iwan mulai menyukai lia dan nafsunya semakin menggebu2 setiap kali membonceng lia. Agen Casino

    selain lia cantik, pak iwan pun selalu merasakan kekenyalan dada lia. Namun Lia mempunyai perasaan yg berbeda,dia hanya menganggap pak iwan adalh sosok yg diseganinya dan selalu di hormatinya. Saat malam minggu,Lia baru saja pulang dari tugasnya,setelah selesai mandi dengan handuk putih yang melilit tubuhnya,

    Lia mendengar ketukan dari pintu,dengan santai Lia membuka pintu,ternyata adalah pak iwan. “Oo..pak Iwan,,silahkan masuk pak..”. Setelah masuk pak iwan duduk di kursi. “Ada apa ya pak?,,”Lia bertanya sambil menutupi belahan dadanya yg sedikit terbuka. “Nda’ apa2,,cuma mau mampir saja,sambil bawakan nasi goreng ini,,kok kelihatn sepi,,?mba dewi sama mba erna kemana,,?”.

    Pak iwan bertanya sambil matanya jelalatan seperti mencari sesuatu. “Wah bapak kok repot2 begini,makasih ya pak.. mmm,,dewi sama erna pulang ke kota,katanya kangen sama orangtua,,kalau begitu,saya mau ganti baju dulu,bapak mau minum apa?”..kata Lia sambil berjalan menuju kamarnya yang dekat dengan ruang tamu.

    Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda “Begitu ya,tidak usah repot2 mba,cukup air putih saja,,apa mba Lia nda’ kangen juga sama ibunya,,?” pak iwan berkata sambil menyalakan sebatang rokok sampoerna.

    “sebenarnya kangen sii,,tapi ortu saya lagi ada di bandung,terpaksa deh saya tinggal sendirian disini,,”Lia pun keluar dari kamarnya dengan membawa air aqua gelas dan makanan kecil. Mata pak iwan tercengang saat melihat lia keluar dengan pakaian serba minimnya,lia memakai gaun tidur warna putih tanpa lengan dan celana yang pendek sepaha.

    Lalu lia berbincang2 dengan pak iwan sambil makan nasi goreng yang di beli pak iwan, tiba2 saja hujan dengan lebatnya,lia pun menutup pintu karena takut dengan kilat2 yang menyambar.

    Karena sudah akrab,mereka berbincang2 kesana kemari dari masalah pekerjaan sampai masalah seks. bagi Lia,seks adalh hal yang biasa dan pak iwan bukan orang lain baginya. Lalu perlahan2 pak iwan pun menggeser duduknya mendekati Lia, lia pun membiarkannya,karena dia tidak curiga sama sekali.

    “Mba lia,saya rasa mba sudah cukup umur untuk menikah, apa pacar mba belum merencakannya..?”. “Iya pak,sebenarnya saya sudah kepingin menikah,tapi mas deny masih terlalu sibuk sama pekerjaannya,mungkin karena dia baru beberapa bulan di terima bekerja di perusahaan..yaa,,saya tunggu saja..”.

    “Wah,kalau begitu mba sabar saja dulu,,ngomong2 baju tidur mba bagus sekali,boleh saya pegang kainnya,,?barang kali nanti mau belikan istri2 saya yang kaya gini..”. “Boleh,ini,,”kata lia sambil memajukan badannya ke hadapan pak iwan. Tapi,bukannya memegang kain baju lia, pak iwan malah mengelus2 perut lia dari luar. Sontak Lia pun terkejut dan sedikit menjauh, “Yee,,bapak kok elus2 perut saya,,?saya kan tidak hamil pak”..

    Kemudian pak iwan kembali mendekati lia,,”Bapak minta maaf,bapak kira lia sudah hamil,,hehe” pak iwan tersenyum bercanda sambil memegang tangan lia. “Enak aja bapak bilang gitu,saya kan belum menikah,,”Lia berkata sambil melepas genggaman tangan pak iwan secara perlahan. “Jangan begitu,malu saya pak,,masa bapak begitu..?” lia menambahkan. “Mba sih terlalu cantik, badan mba membuat saya nafsu, bapak kan jadi gemes sama mba,,mba lia mirip sama syahrini,yg d tv2 itu lo,,”.

    Pak iwan mulai mengeluarkan rayuan2nya. “Masa sih pak? Saya rasa, bapak berlebihan deh,,”. lia pun merasa tersanjung karena di puji2 oleh seseorang yg di hormatinya. Pak iwan semakin mendekati dan melingkarkan tangannya ke bahu lia. ”Jangan begini pak, nanti ketahuan istri2 bapak, lagian saya mengannggap bapak sudah seperti bapak saya sendiri.,,”.

    ”Mba tenang saja,istri saya kalaupun tahu nda’ akan berani marah,,bapak sangat menyukai mba lia lebih dari apapun,,”. Lia hanya tersenyum sambil memandangi pak iwan. ”maafkan saya pak,,saya bukan istri bapak,dan saya tidak mau jadi istri bapak,,kan bapak sudah punya 2 istri”. Lia berkata dengan sopan.

    Lia melepaskan tangan iwan dari tubuhnya,Tapi iwan tidak menyerah,dia kemudian meniupkan nafasnya ke tengkuk lia yg di tumbuhi rambut halus,dan telinga sampai dada lia. Lia bergidik merasa geli, lalu iwan membelai2 rambut lia yg panjang dengan lembut.

    Karena suasana mendukung,hawa dingin karena hujan, dan bubuk perangsang yg di masukkan iwan ke dalam nasi goreng lia, maka lia pun terbawa hanyut dalam pelukan pria yg hampir seusia ayahnya itu. Lia terbawa arus gairah laki2 itu,badannya panas dingin karena sentuhan2 iwan..

    Dengan liarnya tangan iwan, dia memasukkan jari2nya ke dalam baju lia dan meremas2 bongkahan dada yg tidak terlalu besar namun sangat menggairahkan dan juga kenyal. Sementara mulut iwan menempel di bibir lia yg kemerah2an,lidahnya menyusup mencari2 lidah lia, cukup lama mereka berciuman dengan penuh nafsu, lia pun hanya bisa mendesis,

    ”Sssshh,,Paak,,”. Walaupun hujan deras di luar sana, lia mengeluarkan keringat, terlihat wajah Lia memerah menahan nafsu. ”Sssshh,,Apa yg mau bapak lakukan ke saya,,,? Kenapa badan saya begini pak,,?”.

    Iwan pun tersenyum mendengar perkataan lia,,menandakan bahwa lia sudah pasti takluk di pelukannya. Kemudian iwan menggendong lia ke kamar, dan membaringkannya d ranjang. ”Apa mba lia bersedia untuk saya cumbui malam ini,,?” iwan berkata sambil melepas kaosnya dan celana panjangnya. ”Jangan paak,,! saya masih perawan..”.

    Lia masih sempat berpikir dengan akal sehatnya, dia berbohong kepada iwan agar iwan merasa kasian dan menghentikan kelakuannya. Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda ”Tenang sayang,,saya akan pelan2..”.

    Bukannya kasihan tapi iwan semakin antusias ingin cepat meniduri lia. Dan lia semakin tidak berdaya saat iwan mulai menindihnya. Kembali iwan mengulum bibir lia yg merekah pasrah. Iwan membuka baju lia, terpampang lah tubuh bagian atas lia yg indah. Lia hanya mendesis dan memejamkan matanya saat celananya di tarik iwan.

    Lia terlihat malu karena dia tinggal mengenakan BH dan CD berwarna putih saja. Iwan kemudian bergerak menciumi pipi, leher, telinga, dan dada lia berulang ulang kali,,lia tak kuasa di perlakukan seperti itu, kedua tangannya mulai memeluk tubuh iwan. ”Aaahh..Paak, Jangan begini,,Lia geli..”.

    Iwan berhenti sebentar untuk melepas kaitan BH lia,dan saat terlepas, iwan kagum melihat puting payudara lia yg sudah membesar mencuat ke atas berwarna merah muda,, langsung di hisapnya puting sebelah kanan, sedangkan puting yg sebelah kiri di main2kan dengan jari iwan.

    Lia mengeluh saat iwan menjilat2 putingnya, ”Uuuuh.,,Mmm,,.. Sudah pak, lia ngga’ tahan, Ssshh,,”. Tangan iwan menarik keluar CD lia yg sudah cukup basah, kembali iwan mengagumi kemolekan tubuh bidan ini, vagina nya memerah merekah, mungkin karena kulitnya yg puting. di daerah sekitarnya tumbuh bulu2 halus,tapi tidak lebat.

    Langsung saja mulutnya menciumi bibir vagina dengan buasnya,, ‘Ssllurp ssllurp,,’ terdengar bunyi mulut iwan sedang beradu kenikmatan dengan vagina lia,, ”Aahhh,,aahh,, Ssshh,,”. Lia memegangi kepala iwan dengan erat,sedangkan kepalanya sendiri bergerak ke kiri dan ke kanan menahan nafsu.

    Dengan jari telunjuknya, iwan mulai mengucek2 liang vagina lia,sontak lia pun semakin meracau ”Aaaghh,,apa itu paak yg ada d vagina Liaa,,Uuuhh..”. Iwan malah menjawab pertanyaan lia dengan cara memasukkan lidahnya ke lobang Lia.. ”Uuuu,,,Lia pengin pipiiis,,Aaaghhh,,”.

    Akhirnya lia pun mengalami orgasme yg cukup deras hanya karena cumbuan iwan di vagina nya.. Iwan terus menerus mengisap2 cairan lia sambil melepas celananya,mencuatlah penis iwan yg sudah tegang.

    ”Sekarang,tolong isapin penis bapak ya sayang”. Lia terkejut melihat penis iwan yg terlalu besar baginya, karena penis deny pacarnya tidak sebesar dan sepanjang itu. ”Kenapa kontol bapak besar banget pak?,,saya takut..”. Lia berkata sambil mengocok2 penis iwan, sesekali memasukkannya ke dalam mulutnya dan di isap2nya.

    ”Mba tenang saja,bapak akan memberikan kenikmatan yg besar juga”. Iwan menenangkan Lia dan merasakan nikmatnya hisapan lia yg cantik ini. Puas dengan mulut lia, iwan pun merubah posisi kembali menindihnya sambil membuka kedua paha lia. ”Pelan ya pak”, lia khawatir.

    Sedikit demi sedikit kepala penis iwan memasuki lobang lia, ”Sshhh,,paak, Aduuh..”, lia merasakan vaginanya mulai terisi oleh penis iwan. ”Aaaaaghh,,perih paak”, Dengan sekali sentakan penis iwan masuk semuanya ke dalam vagina lia yg terus berdenyut2.

    Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda cukup lama iwan mendiamkan penisnya d dalam vagina lia,setelah lia mulai menggeliat2 barulah iwan melakukan penetrasi,mengeluar masukkan dan memutar2 mencari2 titik kenikmatan lia. ”Ouh,,Sssh,,Enak sekali kontol bapak,, teruus, masukkan lebih dalam, Aahhhhh..”.


    Lia begitu menikmati genjotan2 iwan yg mulanya dia tolak. ”Vagina kamu juga enak, lebih enak daripada punya istri2 saya, jarang ada vagina seperti punya kamu yg bisa menyedot penis bapak terus2an begini, Ouhh..”. Iwan kemudian membalik badan lia agar posisi menungging, kembali di sodok iwan lobang kenikmatan itu dari belakang. Susu lia menggantung dengan indahnya sambil diremas2 oleh iwan. ”vagina saya rasanya penuh paakk,,Aaaahh,,Aaaaah,,”.

    Tak berapa lama kemudian lia memuncratkan Cairan maninya saat orgasmenya yg kedua, menyusul iwan juga tidak dapat menahan kenikmatan karena pijatan2 vagina lia.

    Banyak sekali sperma yg di muntahkan iwan kedalam rahim lia, rasa hangat yg lia rasakan. Merekapun roboh,diam tanpa suara sambil berpelukan. Akhirnya iwan dapat menaklukkan dan memuaskan lia gadis impiannya walaupun dia curiga bahwa lia tidak perawan lagi. Lia terus menerus disetubuhi oleh iwan sampai menjelang pagi, 4 ronde percintaan yg mereka lakukan.

    Vagina lia dipenuhi dan diisi terus menerus oleh iwan. Lia pun sadar dia akan segera hamil, karena waktu itu adalah masa suburnya. Besok paginya lia terbangun tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya, pak iwan sudah tidak ada lagi di sampingnya, mungkin sudah pulang pikirnya.

    Jam menunjukkan pukul 11 pagi, terdengar ada ketukan pintu, lia mengira itu adalah pak iwan, ternyata saat dia bukakan pintu, betapa kagetnya lia yg datang adalah Deny,pacarnya. Deny menjemput Lia untuk pulang ke kota, dan melamar Lia untuk menjadi istrinya, Lia pun menerimanya. Akhirnya selang 3 minggu Lia sudah menikah dengan Deny tapi Lia tidak akan bisa melupakan kenangan nikmat yg telah diberikan oleh Pak Iwan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bersambung Ngentot Perawat Dari Jepang Broo..!! Part 2 – Cerita Sex Bersambung Terbaru 2018

    Cerita Sex Bersambung Ngentot Perawat Dari Jepang Broo..!! Part 2 – Cerita Sex Bersambung Terbaru 2018


    1493 views

     

    Perawanku – Kembali ke Kiko, mungkin karena melihat si Jendral yang tegap, tinggi dan gagah, dia jadi sangat bernafsu, atau mungkin juga khas cewe Nippon kalau oral suka liar seperti itu kali ya. Lidahnya semangat sekali mengitari palkon sambil sesekali menggigit kantung zakarku yang sudah mengeras. Sesekali disedotnya ujung palkonku lalu ditarik mulutnya sehingga mengeluarkan bunyi, “Spok.. spok..”. Mulut mungil indahnya bagaikan vacuum cleaner, menyedot si Jendral. Jemari halusnya menyelinap di antara celah pantatku dan sekali-kali menggenggam si Jendral yang mulai berontak terkena siksaan.

    Anyway, sementara itu, saya yang memang terasa mabok berat, hanya bisa ngelus-elus kepala dan mencengkeram rambut merah Kiko. Tetapi mendadak saya merasa mual sekali, lalu yang berikutnya terjadi sangat tidak hot. Saya tarik Kiko ke samping.
    “Hooekk..” saya muntah berupa gumpalan kehijauan, tentu akibat minum sembarangan tadi. Kiko sempat tertegun sejenak tetapi kemudian tergelak melihatku terkena akibat polahku sendiri. Satu tangannya masih menggenggam si Jendral, satunya lagi menutup mulutnya. Tawanya lucu sekali seperti anak kecil. Itulah sifat kawai atau cute (lucu dan menggemaskan) yang khas cewe Jepang. Insting perawat yang dimilikinya membuat dia beralih membantu memijat tengkukku agar seluruh racun serangga itu bisa keluar. Lalu dia membantuku membersihkan dengan tissue. Akhirnya kami keluar dan duduk-duduk di tangga masuk.

    Sepi. Kiko mengajakku ke apartemennya tetapi baru ada subway jam 4:30. Saya bersandar lemas ke pundaknya sambil merangkul. Tangan kananku menyelinap masuk ke dalam blazer sekaligus BH-nya, wah hangat. Terasa bongkahan susunya yang besar enak sekali diremas. Kumainkan puting susunyaibarat mencari gelombang siaran radio. Wah masih belum tune, sebab yang keluar hanya suara desis dari mulut Kiko yang lama-lama keenakan. Akhirnya kami berjalan berpelukan menembus udara dingin fajar Osaka. Untung ada tukang yakimot (ubi rebus). Kami makan sambil minum kopi otomat.

    Singkat saja, kami sampai di apartemen (mansion) Kiko. Kecil memang ukurannya. Terdiri dari ruang utama yang sekaligus ada dapur dan sofa TV. Lalu kamar tidur 4 tatami (3X4m) dan kamar mandi. Rapih juga ruangannya. Tampak di sofa ada keranjang laundry, wah ada panties merahnya, ternyata Kiko hot betul. Aha, untuk apa lagi cewe pakai CD merah kalau tidak untuk memikat cowok di ranjang? Melihat arah pandanganku, Kiko dengan sigap memindahkan keranjang ke dalam lemari dinding. Kami lalu duduk di sofa kulit empuk. Otomatis tangan saya meraih remote dan menyalakan TV. Wah ada Doraemon, aneh, sepagi ini ada siaran kartun. Kiko lalu tiduran di pangkuanku sambil ikut menonton. Jemariku menelusuri rambutnya dan menyisirnya. Kadangkala kami tertawa bersama. Perlahan kami mulai tertidur dengan posisi tetap, dan jemariku sudah bersarang pada bukit lembutnya. Entah kenapa, saya merasa nyaman dan jantan sekali. Mungkin karena alkoholnya perlahan-lahan mulai hilang dan sikap manja Kiko yang membuatku merasa jantan.

    Cewe Nippon memang terkenal top servisnya. Kira-kira jam 8 lebih, saya terbangun oleh sinar matahari yang menerobos melalui celah gordin jendela. Kiko masih terlelap dalam pangkuanku. Tubuhnya meringkuk seperti anak kecil, dan yang lucu dia sedang mengenyot jempolnya seperti bayi. Nah, kawan-kawan, cewe yang punya kebiasaan begini, oralnya pasti oke, sebab palkon kita mereka anggap dot. Hehehe. Tidak tahan kubelai juga rambut Kiko yang tergerai di atas pahaku. Oh ya, pada saat ini, pakaian saya sudah tinggal boxer shorts dengan kemeja digulung saja. Sementara Kiko memakai kaos kebesaran dengan celana pendek tidur berbahan sutra hitam. Masih memakai pakaian dalam lengkap. Karena rambut Kiko tergerai di paha, terus karena memang sudah kebiasaan tiap pagi, maka si Jendral menggeliat dan menegak. Kalau di film To Liong To, ini jurus Pilar Penyangga Langit.

    Kulirik paha Kiko yang tersingkap, hmm, coklat kemerahan. Kebayang cewe ini sering berjemur. Pasti seksi keringatan begitu. Ah, yang penting kubelai dulu gadis imut nan lucu ini. Ternyata belaianku membuat Kiko terbangun. Walaupun tidak membuka mata tetapi senyumannya mengembang, masih sambil menghisap jempolnya. Tangan satunya kini menyelinap di antara pahanya dan pahanya semakin dirapatkan. Kuperhatikan betisnya yang lencir bulir padi, indah sekali, ditambah tumit yang lancip kecil berwarna pink. Walaupun udara kamar tidak terlalu dingin, namun tetap saja kulit kami merinding terkena dinginnya udara pagi. Tampaknya heaternya otomatis mati kalau jam segini. Biasanya sudah jamnya pergi ke kantor.

    Insting gentlemanku membuatku berusaha meraih jas woolku di meja, lalu kupakai menyelimuti Kiko, kontras dengan warna kulit putih mulusnya.
    “Samui desuka?” (dinginkah) tanyaku.
    Kiko hanya mendesah sambil tubuhnya menggeliat merapat. Sudah tidak tahan saya dibuatnya. Toh, lagipula jelas Kiko sadar dan pasti merasakan kalau si Jendral tegak di dekat kepalanya, lalu tanganku menyelinap ke balik jas hitamku mengelus paha mulus Kiko.

    “Jay, nemui desuyo” (Jay ngantuk nih), tiba-tiba Kiko protes manja.
    Mendengar itu bukannya saya berhenti malah jemariku mulai menyelinap ke arah pangkal pahanya. Kiko hanya mendesah manja. Kini terasa lembutnya celana pendek piyama sutra. Kugesek sebentar kawasan seks spotnya, wah, langsung merembes pada celana sutra hitamnya. Kalau putih pasti jadi pulau!

    “Oooh, Jay, I like that!” erang Kiko.
    Kusingkirkan jasku lalu kutegakkan tubuh Kiko sejenak dan kubaringkan. Lalu kuambil posisi menindihnya tetapi masih kutopang dengan tanganku. Lembut kukecup bibir Kiko yang merekah. Dia langsung menyedot dan mengulum bibir bawahku. Tangan Kiko kini merangkul tengkukku dan bermain dengan rambutku. Tangan kananku masih menopang tubuhku, sementara yang kiri merangsang celah mecky Kiko. Jemariku kini menyelinap ke dalam celana sutra dan CD-nya dan merasakan halusnya labia mayoranya yang sudah basah, ternyata meckynya tercukur rapih. Jari tengahku mulai berani menembus celah basah itu.

    Wah, sempit juga. Clup..clup..clup, jarang dipakai. Heran kan? Cewek sophisticated seliar ini masih rapat. Memang cewek Jepang biasanya walaupun liar tetapi kalau dalam kenyataannya pemalu, pemalu artinya tidak dapat banyak batang kejantanan (rea kanjeut). Kiko mulai mendesah dan menggelinjang. Sekalian saja saya tanggalkan semua. Kiko tidak protes, malah membantu. Giliran kini boxer shorts, saya tanggalkan. Kiko tampaknya tidak sabaran juga, kaosnya yang longgar langsung dilepas, lalu BH-nya. Kemudian dengan ganasnya dia mencopoti kancing kemejaku. Satu kancingnya sampai putus (sekarang masih saya simpan untuk memorabilia). Jadilah kami berdua totally naked and ready to pump.

    Perlahan kugesekkan si jendral ke medan pertempuran. Palkonku mulai menyentuh labia minora Makiko. Woow.. rasanya panas, kontras dengan hawa kamar yang dingin. Lalu perlahan-lahan Makiko mulai mencoba memasukkan si Jendral ke liang vaginanya dengan bantuan tangannya. Kedua tanganku kekar menopang tubuhku pada sofa.
    “Aaah.. Kiko oishi desuyo.” desahnya.
    Palkonku menembus bibir meckynya. Enak. Wah dengan hanya masuk kepalanya saja jelas saya tidak tahan.
    “Blesek.” Dengan sentakan saya mulai menekan ke bawah supaya si Jendral bisa masuk lebih dalam, untung si Kiko sudah basah. Dia hanya melotot kaget sebentar, sebelum akhirnya dia merangkul tengkukku dan menekanku pada dadanya yang bulat sintal putih. (Buah dadanya putih karena ketika berjemur tertutup BH, jadi seperti bikini line tampaknya).

    “Jay, iku.. iku.. iku.. Jay, mo okii na.” (Jay sakit, kebesaran tuh) Kiko terus merintih, sepertinya kesakitan betul.
    Ya sudah, saya lalu pelankan sedikit temponya. Kalau cewe bule pasti akan bilang: kurang-kurang masukinnya.
    “Sori Kiko, kalau sakit bilang yah!” (dengan bahasa Indonesia setelah mengalami pengeditan) seruku berbisik lembut.
    Kiko mengangguk, tampak setetes air mata di sudut matanya. Wah tidak tega saya. Ya sudah kubiarkan dia yang menentukan kecepatannya. Walaupun terasa vaginanya licin dan basah, tetapi sempit sekali. Dengan perlahan tetapi pasti, Kiko tetap memaksa si Jendral masuk. Perlahan dia menaikkan pinggulnya. Dengan gerakan setengah berputar, si Jendral tertekan untuk menyodok meckynya kembali. Si Jendral sudah tidak sekeras tadi gara-gara saya kasihan melihat nafsuku membuat Kiko kesakitan.

    Lama-lama longgar juga (sedikit), lalu kuberanikan mulai mengenjot Si Jendral di dalam liang kemaluannya. Kiko mulai mengerang-ngerang tidak karuan. Liar dan seksi, tangannya kini meremaspantatku.
    “Mpffhh, shh, ahh, ughh.” desahnya tidak menentu sambil memintaku untuk tidak berhenti.
    Gila apa berhenti? Jelas-jelas lagi enak. Beberapa menit kami begitu bersemangat berpacu dalam melodi hingga suatu saat, seketika si Jendral serasa dijepit oleh mecky Makiko, terasa dinding vaginanya meremas-remas dengan dahsyat sekali. Lalu pinggulnya liar menggelinjang dengan kuat, rupanya orgasme. Setelah itu terasa basah sekali sampai cairannya menetes pada kantung zakarku.

    Tiba-tiba muncul seleraku menikmati juicenya yang jelas banjir itu. Kucabut si Jendral yang disambut protes wajah Kiko yang merengut. Namun begitu kuraih pinggulnya dia tahu maksudku. Dengan cepat dia berbalik lalu nungging, kedua tangannya menopang pada sandaran sofa sedang lututnya terkembang pada dudukan. Pantatnya yang bulat indah, megal-megol menggoda untuk dimasuki. Kiko tersentak kaget ketika ternyata saya tidak kembali melakukan penetrasi melainkan berlutut dibelakangnya lalu menjilati celah meckynya. Satu tangannya meraih ke belakang menjambak rambutku. Dia melenguh keras dan menikmatinya. Tidak lama kemudian kembali Kiko mengejang dan hidungku mendadak basah terkena cairan berbau khas yang meleleh. Ya sudah, sekarang giliran saya.

    Tubuh Kiko langsung merosot lemas di atas sofa. Langsung saja kuangkat pantatnya lalu, bless.. Si Jendral masuk lagi dari belakang. Licin sekali sampai bunyi seperti orang kentut karena terlalu kencangnya genjotan.
    “Iie, dame, dame Jay, dame!” Kiko berteriak menyuruhku berhenti tetapi mana mau saya berhenti.
    Tangannya mencengkeram erat sofa dan tubuhnya terus menggelinjang hebat. Setelah kurang lebih 10 menit menggenjot liar, akhirnya saya cabut si Jendral, lalu kubalikkan tubuh Kiko. Dengan gerakan cepat kusodorkan saja batang kemaluan saya itu ke mukanya, langsung disosor, seketika rasanya sampai puncak. Kukeluarkan segenap benih cintaku ke dalam mulut Kiko yang terus menyedot. Wah, banyak sekali (sudah 2 minggu no sex). Sesekali si Jendral lolos, lalu muncrat ke mukanya. Kira-kira 6-7 semprotan kukeluarkan, dilahap habis oleh Kiko. Ternyata pengalaman nonton film bokep Jepang ada gunanya. Hari sabtu itu kami mandi bersama sebentar, lalu keluar mencari sarapan ke Ohsho (fast food Jepun). Lalu bisa dong ditebak, apa yang kami lakukan siang sampai malamnya. Bahkan malam Minggu pun saya masih menginap di sana. Setelah malamnya kami mencari ramen dan melakukan ML terus.

    Tetapi hari Minggunya, saya ganti aktivitas, setelah mengambil notebook dan baju di hotel (sebelumnya di rumah Kiko pakai boxer shorts saja) lalu kembali lagi ke tempat Kiko. Membuat laporan sambil dipijat Kiko sang perawat seksi yang bugil. Tetapi ya, mana tahan sih? Lebih baik besok senin dimarahi sama boss daripada melewaktan kesempatan emas, hehehe. Selanjutnya kami masih kadang beremu walaupun no strings attached tetapi ya bukan sekedar weekend fling saja. Kan gentleman? Hehehe.

  • Ngentot Dengan Dokter – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Ngentot Dengan Dokter – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1493 views

    Perawanku – Ditanganku saat itu ada hasil pemeriksaan USG yang menunjukkan gambar janin berumur 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebenarnya bukan untuk melihat janin ini tetapi untuk memeriksa perutku karena beberapa minggu ini aku merasa sering mual-mual dan tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan biasa.

    Aku tidak menyangka hubungan badanku dengan Ferry akan membuatku hamil dengan cepat, padahal hubungan badan pertamaku dengan Ferry baru menginjak bulan ke-3. Namaku Yunita, seorang dokter di Bandung yang sedang mengambil spesialisasi mata saat cerita ini terjadi. Umurku saat itu sekitar 36 tahun dan berstatus janda cerai dengan satu anak perempuan ABG.

    Mantan suamiku juga dokter ahli penyakit dalam yang belakangan aku ketahui punya kelainan sex, yaitu bisex (suka perempuan dan laki-laki). Sehingga karena tidak tahan akhirnya aku minta cerai setelah ayahku meninggal. Perceraian dan kehilangan ayah membuat aku menjadi gamang, apalagi bagiku ayahku adalah segala-galanya.

    Kegamanganku itu rupanya terbaca dan dimanfaatkan oleh dokter NL, seorang dokter senior yang sangat dihormati di kotaku yang juga sekaligus menjadi dosen pembimbing program spesialisku. Dengan pendekatan kebapakannya dia akhirnya bisa membawaku ke ranjangnya tanpa banyak kesulitan. Affair kami awalnya berlangsung cukup panas karena kami punya banyak kesempatan bersama untuk melakukannya di manapun kami ingin, seperti di tempat praktek, di rumah sakit, di rumah dokter NL (saat ada istrinya) bahkan di dalam pesawat kecil (dokter NL ini adalah juga seorang pilot).

    Karena alasanku berhubungan dengannya adalah untuk mengisi kekosongan sosok seorang ayah, maka aku pada awalnya tidak begitu peduli dengan kualitas hubungan seks yang aku dapat yaitu jarangnya aku mendapat orgasme. Hubungan kami inipun tidak pernah membuatku sampai hamil walaupun kami sering melakukannya pada periode suburku tanpa pengaman.

    Karena perbedaan umur yang cukup jauh, pelan-pelan aku mulai ada rasa bosan setiap kali berhubungan badan dengan pembimbingku ini. Apalagi kedekatanku dengan dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh teman-teman kuliahku yang secara tidak langsung mulai menghambat program spesialisasiku. Akhirnya pada suatu acara reuni kecil-kecilan SMAku, aku bertemu lagi dengan sahabat-sahabat lamaku, termasuk Ferry.
    Aku dan Ferry sebenarnya sewaktu di SMA bersahabat sangat dekat sehingga beberapa teman menganggap kami pacaran. Tapi setelah lulus SMA, Ferry memilih untuk berpacaran dengan sahabatku yang lain yang kemudian menjadi istrinya. Kalau sebelumnya aku lebih sering berhubungan dengan istrinya Ferry, bahkan kedua anak kami juga bersahabat.

    Tapi setelah acara reuni itu, aku juga menjadi sering bekomunikasi kembali dengan Ferry, baik lewat telepon maupun SMS. Akhirnya Ferry menjadi teman curhatku, termasuk masalah affairku dengan dokter NL dan entah kenapa aku menceritakannya dengan detail sampai ke setiap kejadian. Ferry adalah pendengar yang baik dan dia sama sekali tidak pernah langsung menghakimi apa yang telah kulakukan, terutama karena tahu persis latar belakangku.

    Komunikasiku dengan Ferry sebagian besar sepengetahuan istrinya, walaupun detailnya hanya menjadi rahasia kami berdua. Kalau aku sudah suntuk teleponan, kadang-kadang dia mengajakku jalan-jalan untuk ngobrol langsung sehingga pelan-pelan aku mulai bisa melupakan afairku dengan dokter NL dan mencoba membina hubungan yang baru dengan beberapa laki-laki yang dikenalkan oleh teman-temanku.

    Sayangnya aku sering kurang merasa sreg dengan mereka, terutama karena mereka tidak bisa mengerti mengenai jam kerja seorang dokter yang sedang mengambil kualiah spesialisnya. Lagi-lagi kalau ada masalah dengan teman-teman priaku ini aku curhat kepada Ferry yang sebagai anak seorang dokter Ferry memang juga bisa memahami kesulitanku dalam mengatur waktu dengan mereka.
    Hingga pada suatu siang aku mengajak Ferry untuk menemaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang akan dipakai sebagai tempat reuni akbar SMAku. Aku ingin minta saran Ferry tentang bagaimana pengaturan acaranya nanti disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di sana. Seperti biasa sepanjang jalan kita banyak ngobrol dan bercanda, tapi entah kenapa obrolan dan canda kita berdua kali ini sering menyinggung seputar pengalaman dan fantasi dalam hubungan seks masing-masing.

    Sekali-sekali kita juga bercanda mengenai “perabot” kita masing-masing dan apa saja yang suka dilakukan dengan
    “perabot” itu saat bersetubuh. Entah kenapa dari obrolan yang sebenarnya lebih banyak bercandanya ini membuat aku mulai sedikit terangsang, putingku kadang-kadang mengeras dan vaginaku mulai terasa sedikit berlendir. Waktu aku lirik celananya Ferry juga terlihat lebih menonjol yang mungkin karena penisnya juga berereksi.
    Dalam pikiranku mulai terbayangkan kembali beberapa hubungan badan di masa lalu yang paling berkesan kenikmatannya. Tanpa terasa akhirnya kami sampai di rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku jadi teralihkan untuk memberi pesan-pesan kepada mamang penjaga rumah dan tukang kebun yang ada di sana untuk mempersiapkan rumah tersebut sebelum akhirnya membawa Ferry berkeliling rumah.

    Seperti waktu SMA dulu, obrolan kami kadang-kadang diselingi dengan saling bergandengan tangan, saling peluk dan rangkul atau sekedar mengelus-elus kepala dan pipi. Setelah selesai berkeliling kami kembali ke ruang tengah yang mempunyai perapian yang biasa dipakai menghangatkan ruangan dari udara malam Lembang yang cukup dingin.
    Di sana Ferry kembali memeluk pinggangku dengan kedua tangannya dari depan sehingga kami dalam posisi berhadapan. Pelukannya itu aku balas dengan memeluk leher dan bahunya sehingga kami terlihat seperti pasangan yang sedang berdansa.
    “Mmmmpppphhhh ……” Ferry tiba-tiba memangut bibirku lalu mengulumnya dengan hangat dan lembut.
    Walaupun saat itu aku benar-benar kaget, tapi entah kenapa aku merasa senang karena dicium oleh orang yang aku anggap sangat dekat denganku.
    Dengan jantungku berdebar aku kemudian memberanikan diri untuk membalas ciumannya sehingga kami berciuman cukup lama dengan diselingi permainan lidah ringan.
    “Ahhh…….” Tanpa sadar aku mendesah saat ciuman perdana kami itu akhirnya berakhir. Sesaat setelah bibir kami lepas, aku masih memejamkan mata dengan muka sedikit menengadah dan bibir yang setengah terbuka untuk menikmati sisa-sisa ciuman tadi yang masih begitu terasa olehku. Aku baru tersadar setelah Ferry menaruh telunjuknya dibibirku yang sedang terbuka dan memandangku dengan lembut sambil tersenyum.

    Kemudian dia menarik kepalaku ke dadanya sehingga sekarang kami saling berpelukan dengan eratnya. Jantungku semakin berdebar dan nafasku mulai tidak teratur, ciuman tadi telah membangkitkan “kebutuhanku” akan kehangatan belaian laki-laki. Tanpa menunggu lama, aku mengambil inisiatif untuk melanjutkan ciuman kami dengan memangut bibir Ferry lebih dulu setelah melakukan beberapa kecupan kecil pada lehernya.

    Kali ini aku menginginkan ciuman yang lebih “panas” sehingga tanpa sadar aku memangut bibirnya lebih agresif. Ferry langsung membalasnya dengan lebih ganas dan agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku dan bibirnya melumat bibirku. Ciuman yang bertubi-tubi dan berbalasan membuat tubuh kami berdua akhirnya kehilangan keseimbangan hingga jatuh terduduk di atas sofa.

    Tangan Ferry mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, mula-mulai masih dari luar baju kaosku tapi tak lama kemudian tangannya sudah masuk ke dalam kaosku. Kedua cup-BHku sudah dibuatnya terangkat ke atas sehingga kedua buah dadaku dengan mudah dijangkaunya langsung. Jari-jarinya juga dengan sangat lihai dalam mempermainkan putting buah dadaku.
    Bibir Ferry juga mulai menciumi leher dan kedua kupingku sehingga menimbulkan rasa geli yang amat sangat. Terus terang dengan aksi Ferry itu aku menjadi sangat terangsang dan membankitkan keinginanku untuk bersetubuh. Maklum sejak putus dengan dosen pembimbingku praktis aku tidak pernah lagi tidur dengan laki-laki lain.

    Aku saat itu sudah sangat berharap Ferry segera memintaku untuk bersetubuh dengannya atau meningkatkan agresifitasnya ke arah persetubuhan. Aku rasakan vaginaku sudah sangat basah dan aku mulai sulit berpikir jernih lagi karena dikendalikan oleh berahi yang semakin memuncak. Sebaliknya Ferry kelihatan masih merasa cukup dengan mencium meremas buah dadaku saja yang membuat aku semakin tersiksa karena semakin terbakar oleh nafsu berahiku sendiri.

    “To, kamu mau ga ML sama aku sekarang ?” Kata-kata itu meluncur begitu saja dengan ringan dari mulutku di mana dalam kondisi biasa sangat tidak mungkin aku berani memulainya. Hanya dengan melihat Ferry menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum, aku langsung meloncat dari sofa dan berdiri di hadapan Ferry sambil melepas kaos atas dan BHku dengan terburu-buru. Melihat itu, Ferry membantuku dengan melepas kancing dan risleting celana jeansku sehingga memudahkanku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah.

    Ferry sekali lagi membantuku dengan menarik celana dalamku sampai terlepas hingga membuat tubuhku benar-benar telanjang bulat tanpa ada lagi yang menutupi. Tanpa malu-malu, aku kemudian menubruk Ferry di sofa untuk kemudian duduk dipangkuannya dengan posisi kedua kakiku mengangkangi kakinya. Kami lalu berciuman lagi dengan ganasnya sambil kedua tangan Ferry mulai meraba-raba dan meremas-remas tubuh telanjangku sebelah bawah..
    “Akkhhhhhh ….” Aku menjerit pendek saat Ferry memasukkan jari tangannya ke dalam liang senggama dari vaginaku yang sudah mengangkang di pangkuannya. Tanpa menunggu lama mulut Ferry juga langsung menyambar putting payudaraku membuat badanku melenting-lenting kenikmatan yang sudah lama tidak kunikmati. Ferry semakin agresif dengan memasukkan dua jarinya untuk mengocok-ngocok liang senggamaku yang membuat gerakan badanku semakin liar.
    Gerakanku yang sudah makin tidak terkendali rupanya membuat Ferry kewalahan, lalu dengan perlahan dia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terhampar di bawah sofa. Kemudian dengan tenang Ferry mulai membuka bajunya satu persatu sambil mengamati tubuh telanjangku dihadapannya yang menggelepar gelisah oleh berahiku yang sudah sangat memuncak.
    Melihat Ferry memandangiku seperti itu, apalagi dengan masih berpakaian lengkap, tiba-tiba aku menjadi sangat malu sehingga aku raih bantal terdekat untuk menutupi muka dan dadaku sedangkan pahaku aku rapatkan supaya kemaluanku tidak terlihat Ferry lagi. Sesaat kemudian aku merasakan Ferry membuka pahaku lebar-lebar dan tanpa menunggu lama-lama kurasakan penisnya mulai melakukan penetrasi.

    BLESSSSSS ……kurasakan penis Ferry meluncur dengan mulus memasuki liang senggamaku yang sudah becek sampai hampir menyentuh leher rahimku.

    “Uhhhhhhmmmm ….” Aku mengeluarkan suara lenguhan dari balik bantal menikmati penetrasi pertama dari penis sahabatku yang sudah aku kenal lebih dari 20 tahun.
    “Katanya tadi mau ngajak ML ….” Kata Ferry sambil mengambil bantal yang kupakai menutupi mukaku sambil tersenyum menggoda.
    “Sok atuh dimulai saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memerah karena masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Ferry langsung menimbulkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku.

    Ferry mengait kedua kakiku dengan tanganya sehingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuatnya lebih leluasa menggerakkan pinggulnya dalam melakukan penetrasi selanjutnya.
    “Ferryoo…..ohhhh…ahhhhh….. nikmat sekali …Ferryoo….” Aku mulai meracau kenikmatan. Kedua kakiku kemudian dipindah ke atas bahu Ferry sehingga pinggulku lebih terangkat, sedangkan Ferry sendiri badannya sekarang menjadi setengah berlutut.
    Posisi ini membuat sodokan penis Ferry lebih banyak mengenai bagian atas dinding liang senggamaku yang ternyata mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah aku dapat dari laki-laki yang pernah meniduriku sebelumnya.
    “Adduuhhh …. enak sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu enak sekaliii …” aku mulai meracau dengan pilihan bahasa yang sudah tidak terkontrol lagi. Aku lihat posisi Ferry kemudian berubah lagi dari berlutut menjadi berjongkok sehingga dia bisa mengayun penisnya lebih panjang dan lebih bertenaga. Badanku mulai terguncang-guncang dengan cukup keras oleh ayunan pinggul Ferry.

    Ayunan penisnya yang panjang dan dalam seolah-olah menembus sampai ke dalam rahimku secara terus menerus sampai akhirnya aku mulai mencapai orgasmeku.
    “Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku jadi terputus-putus karena guncangan badanku. Ferry merespon dengan mengurangi kecepatan ayunan penisnya sambil menurunkan kakiku dari bahunya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Akhirnya gelombang orgasmeku datang bergulung-gulung, bola mataku terangkat sesaat ke arah atas sehingga tinggal putih matanya saja dan kedua tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri.
    Ferry memberikan kecupan-kecupan kecil saat nafasku masih terengah-engah sambil tetap memaju mundurkan dengan pelan penisnya yang masih keras menunggu aku siap kembali karena dia sendiri belum sampai ejakulasi. Setelah nafasku mulai teratur, aku peluk Ferry lalu kami berciuman dengan penuh gairah dan kepuasan untuk babak ke satu ini.

    “Yunita, aku boleh minta masuk dari belakang ?” Bisiknya ditelingaku
    “Tentu saja sayang, kamu boleh minta apa saja dari aku …” Aku menjawab sambil tersenyum manis padanya. Ferry dengan hati-hati bangun dari atas tubuhku sampai berlutut, kemudian dengan pelan-pelan dia cabut penisnya dari vaginaku.
    “Uhhhhhhhh ….” Aku medesah karena merasa geli bercampur nikmat saat penisnya dicabut.
    Aku lihat penis Ferry masih mengacung keras dan sedikit melengkung ke atas, batang penisnya yang penuh dililit urat-urat terlihat sangat basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang tepat di bawah selangkanganku juga sangat basah oleh cairanku yang langsung mengalir ke karpet tanpa terhalang bulu-bulu kemaluanku.

    Vaginaku memang hanya berbulu sedikit seperti anak-anak gadis yang baru mau puber, itupun hanya ada di bagian atas dekat perutku, sehingga aku tidak perlu repot-repot lagi mencukurnya.
    “Ayo Lan, balikkan tubuh kamu” Pinta Ferry padaku Setelah berhasil mengankat tubuhku sediri, aku lalu membalikkan badan untuk mengambil posisi menungging sebagai persiapan melakukan persetubuhan doggy style sesuai permintaannya tadi.
    Aku rasakan Ferry medekat karena penisnya sudah terasa menempel di belahan pantatku dekat liang anus. Posisi kedua kakiku dia betulkan sedikit untuk mempermudahnya melakukan penetrasi. BLESSSSS ………………… untuk kali kedua penisnya masuk ke dalam liang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Aku melenguh dengan kerasnya mengikuti masuknya penis tersebut.
    Kurasakan penis Ferry mulai bergerak maju mundur, bukan hanya karena gerakan pinggulnya saja tapi juga karena dengan tangannya Ferry juga menarik dan mendorong pinggulku sesuai dengan arah gerakan penisnya dia sehingga aku seperti “ditabrak-tabrak” oleh penisnya.

    “Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh “ Aku terus-terusan mengerang kenikmatan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … terdengar suara pantatku yang beradu dengan pahanya Ferry. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Aku mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … tiba-tiba kudengar suara pintu yang dibuka.

    “Neng Yunita … ada apa Neng ?” Aku mendengar suara penjaga rumahku bertanya dengan suara gugup. Rupanya dia dikagetkan saat mendengar lolonganku tadi yang membawanya datang kemari, tapi akhirnya menjadi lebih kaget lagi setelah melihat majikannya sedang disetubuhi oleh tamunya.
    Lagi pula siapa yang menyangka kami akan nekat bersetubuh siang hari bolong di ruang keluarga yang terbuka dan masih ada penghuni rumah lainnya.

    “Ga ada apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Yunita nih …” Kudengar Ferry menjawab dengan tenang tanpa ada nada kaget atau gugup seolah-olah tidak terjadi apa-apa, bahkan tanpa menghentikan pompaan penisnya. Hanya kecepatannya saja dikurangi sehingga tidak terdengar lagi bunyi-bunyian heboh yang berasal dari beradunya kemaluan-kemaluan kami
    “Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Aku tetap tidak mampu menahan erangan nikmatku walaupun aku sangat kaget kepergok sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang sudah megenalku sejak kecil
    “Aa..aduh punten Neng Yunita … punten Agan … Mamang tidak tahu Agan-agan sedang sibuk begini, Mamang tadi takut ada apa-apa denger suara Neng Yunita seperti menjerit” Lanjutnya dengan muka pucat setelah sadar apa yang dilihatnya.
    “Ya sudah pak, Neng Yunita juga ga apa-apa kok” Kudengar jawaban Ferry “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apa-apa ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh “ Aku coba bantu menjawab tanpa melihat ke arahnya tapi malah jadi bercampur desahan karena aku benar-benar sedang dalam kendali kenikmatan dari gerakan penis Ferry.

    “Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah mau ke belakang lagi” kata Mamang sebelum kemudian berlalu menghilang di balik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Ferry kembali menggenjot penisnya dengan kecepatan penuh
    “Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh “ Aku kembali menjerit-jerit dan bahkan mungkin lebih keras lagi dari sebelumnya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir lagi, sebagian ada mengalir turun lewat kedua pahaku sebagian lagi ada yang naik melalui belahan pantatku karena terpompa oleh penis Ferry.
    Kepergok oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang menegangkan, tapi sekaligus membuat aku semakin terangsang setelah melihat sendiri Ferry bisa mengatasinya dengan tenang.
    “Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Ferryo….geliii …“ Teriakku saat jari-jari Ferry mulai mempermainkan liang duburku yang telah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh ….

    Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku ketika Ferry malah memasukkan jari tangannya ke dalam liang duburku setelah dilumasi cairan vaginaku terlebih dahulu. Saking sakitnya aku sampai mencoba mengulurkan tangan kananku ke arah duburku untuk menepis tangannya tapi tidak berhasil.
    Tapi seperti waktu pertama kali vaginaku diperawani oleh mantan suamiku dulu, rasa sakit itu lama-lama hilang dan berganti menjadi rasa nikmat yang sangat berbeda. Walaupun tidak senikmat penis Ferry yang ada di liang senggamaku, tapi tambahan gerakan jarinya di liang duburku mulai membuatku semakin bergairah. Tiba-tiba kurasakan gerakan Ferry menjadi tidak teratur lagi, penisnya seperti berdenyut-denyut di dalam liang senggamaku sedangkan nafasnya seperti ditahan-tahan.
    Mungkin Ferry akan ejakulasi ? Memikirkan hal itu, aku menjadi tambah bergairah menuju orgasmeku yang kedua.
    “Lan… Yunita…sepertinya aku sudah akan keluarrrr ….

    “ Kata Ferry dengan sedikit tertahan
    “T…ttung…ggguu sebentar lagi To …. Yunita juga sss … sudah …hhhaampir dapppatt lagi” Aku berharap bisa orgasme barengan pada saat Ferry ejakulasi, saat itu tangan kananku sudah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri.
    “Ahhhhh …” aku menjerit tertahan saat Ferry mencabut tangannya dari liang duburku Ferry sekarang memakai kedua tangannya itu untuk menahan pinggulku sambil menekan-nekankan penisnya yang berdenyut makin kencang.
    “Yunitaaaa …ga bisa aku tahan lagi …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Ferry mengerang tertahan saat ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt… aku merasakan ada tiga kali semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil.
    Semburan air mani yang hangat akhirnya membuat aku juga segera mendapatkan orgasmeku yang kedua.

    “Ferryoo…. Nikmat sekali ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. benar benar kamu nikmat” aku mulai meracau dengan suara pelan karena sudah sangat lemas. Walaupun penis Ferry masih terasa keras setelah ejakulasi, badanku sudah terlalu lemas untuk bisa menahan tubuhku sendiri dalam posisi menungging. Aku pasrah saja ketika Ferry membalikkan badanku tanpa melepaskan penisnya dari tubuhku.
    Walaupun kami bersetubuh cukup lama, tapi tidak banyak keringat yang keluar dikarenakan udara Lembang yang cukup sejuk, tapi aku lihat tubuh Ferry tetap agak berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami kemudian berciuman dan berpelukan lagi dengan mesra, tidak pernah terlintas dalam pikiranku sampai pagi tadi sebelum berangkat ke sini bahwa aku akan bersetubuh dengan sahabat dekatku sendiri.
    Tapi aku hampir tidak ada rasa menyesal telah melakukannya, padahal waktu aku pertama kali disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Yunita, kamu bisa menikmatinya sayang ?” Ferry berbisik di telingaku
    “Enak sekali To, baru kali ini aku merasakan nikmat yang luar biasa ” Jawabku dengan lembut
    “ Terima kasih ya To” Ferry membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di sisi lain aku merasakan Ferry mulai menggerakkan penisnya maju mundur lagi walaupun masih dengan perlahan.

    Saat itu aku sudah sangat kelelahan dengan persetubuhan dua babak tadi sehingga tidak siap untuk melanjutkan ke babak berikutnya.
    “To, aku udah kecapean sekarang … kalau kamu masih mau lagi, kita lanjutkan setelah aku istirahat sebentar. Boleh kan ya sayang ?” Aku coba menolak Ferry melanjutkan niatnya dengan sehalus mungkin.
    Ferry rupanya bisa mengerti dan menghentikan gerakan penisnya, sebagai gantinya aku melakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Ferry yang masih keras saja sampai sekarang walaupun sudah berejakulasi. Dia kelihatannya sangat menikmatinya sampai akhirnya berejakulasi lagi walaupun semprotannya jauh lebih lemah dan lebih sedikit dari yang pertama.
    “Uuuuuuuuhhhhhh ….” Aku kembali melenguh saat Ferry menarik penisnya yang mulai melunak. Kami kemudian melanjutkan obrolan kami tanpa mengenakan pakaian dulu, tapi aku tetap menutup badanku dengan selimut yang disediakan dekat perapian karena walau bagaimanapun aku masih ada sedikit perasaan risi bertelanjang bulat di depan sahabat laki-lakiku.

    Ferry ternyata sangat kaget waktu mengetahui aku tidak memakai kontrasepsi dan sangat menyesal sudah mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku. Aku coba tenangkan dirinya bahwa akulah yang menginginkan dia berejakulasi di dalam tubuhku, lagi pula selama ini baik mantan suamiku maupun dosen pembimbingku selalu mengeluarkannya di dalam dan aku hanya bisa hamil di tahun pertama pernikahan kami. Aku juga ceritakan bahwa baru dengan Ferry aku bisa dua kali mengalami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai aku merasa kepayahan, padahal sebelumnya hanya kadang-kadang saja bisa sampai orgasme.

    Ferry bilang bahwa dia selalu berusaha mendahulukan pasangan-pasangannya mendapat orgasme duluan, minimal sekali, sebelum dia berejakulasi. Waktu aku balik tanya memangnya sudah pernah meniduri berapa wanita, dia hanya nyengir saja. Sekejap ada perasaan cemburu mengetahui bahwa aku bukan perempuan satu-satunya selain istrinya yang dia tiduri, tapi aku berusaha redam perasaan itu karena tujuan hubungan kami bukan seperti itu. Ferry kemudian memintaku untuk bersedia melakukan variasi hubungan anal dengannya, aku sempat kaget dan menolak permintaannya.
    Apalagi bila mengingat sakitnya liang duburku waktu dia memasukkan jari tangannya, apalagi kalau penisnya yang besar dan keras itu ? Tapi waktu aku melihat pandangan memohonnya, hatiku menjadi luluh dan bilang ke dia bahwa aku tidak mau sering-sering melakukannya karena takut bentuk anusku berubah drastis. Kami kemudian sempat tertawa-tawa waktu membahas tentang peristiwa tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh secara langsung akibat lolongan dan jeritan erotisku.

    Aku i memang dikenal oleh orang lain sebagai orang yang kalem sehingga kalau sampai menjeri-jerit tentu saja akan mengagetkan mereka. Aku yakinkan Ferry bahwa akan bisa mengatasi Mamang penjaga rumah supaya tidak menceritakan kejadian ini kepada keluargaku atau orang lain. Aku cuma menyesal Mamang itu sudah melihat tubuh telanjangku dalam posisi dan ekspresi yang sangat merangsang pikiran laki-laki. Setelah hampir dua jam beristirahat, aku berkata kepada Ferry bahwa aku belum melihat bentuk persisnya penis dia saat ereksi karena ketika tadi sedang ereksi hampir selalu berada dalam vaginaku.

    Ferry balas menjawab bahwa dia juga tidak sempat memperhatikan dengan teliti bentuk vaginaku, oleh karena itu dia mengajak aku untuk langsung melakukan foreplay saja dengan posisi 69. Dengansedikit tersipu aku sempat balik bertanya tentang apa yang dimaksud posisi 69 karena soal teknik seks aku sangat awam. Akhirnya kami mulai melakukan posisi 69 itu dengan aku berada di atas karena benar-benar ingin melihat biangnya rasa nikmatku tadi.


    Ternyata memang diameter penisnya Ferry sangat besar saat ereksi walaupun biasa saja panjangnya. Tetapi yang istimewa adalah tonjolan urat-urat pembuluh darah yang mengelilinginya sepeti ulir sekrup yang membuat gesekan pada dinding vaginaku lebih terasa nikmat. Tak lama kemudian kami mulai bergumul lagi dengan berahi yang lebih panas karena melakukannya dengan kesadaran penuh bukan lagi karena reaksi spontan seperti sebelumnya. Aku mengambil posisi di atas dia sehingga bisa mengendalikan bagian mana saja dari liang senggamaku yang ingin di sentuh penisnya.
    Sedangkan Ferry sendiri selain meremas buah dadaku dan menghisap putingnya, juga mempermainkan kelentitku dengan jari-jarinya. Akhirnya aku mencapai orgasme pertama yang sangat nikmat sekaligus lelahkan untuk babak ke dua ini. Ferry kemudian menagih janjiku untuk berhubungan secara anal sesaat setelah orgasme pertamaku, sehingga aku kembali dalam posisi menungging. Sekarang penis Ferry langsung masuk ke liang duburku setelah dibasahi dulu dengan cairan vaginaku yang menetes.
    Aku benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa saat penisnya masuk ke dalam lubang duburku yang ototnya masih kaku. Bahkan aku sempat menjerit jerit kesakitan sebelum akhirnya mulai merasakan nikmatnya hubungan anal bahkan bisa sampai mendapat orgasme walaupun tidak hebat penetrasi di vagina. Setelah orgasme keduaku pada anal, Ferry kembali menyetubuhiku secara konvensional sampai aku mencapai orgasme ketiga padahal Ferry belum juga mendapat ejakulasinya .
    Saat itu aku benar-benar sudah kepayahan menerima serbuanny sehingga akhirnya aku terpaksa memohon untuk berhenti karena vaginaku sudah seperti hampir mati rasa. Dengan penuh pengertian Ferry menghentikan aktivitasnya walaupun terlihat ada rasa kecewa di matanya. Karena hari sudah menjelang malam, setelah beristirahat sebentar sambil berciuman, kami bersiap-siap untuk kembali ke Bandung. Sebelum pulang aku berwanti-wanti kepada Mamang penjaga rumah supaya tidak perlu bercerita tentang apa yang dilihatnya karena kami melakukannya sebagai orang dewasa yang saling membutuhkan dan saling suka satu sama lainnya.

    Si Mamang bilang dia mengerti sebagai janda tentunya aku butuh laki-laki yang menemani saat kesepian. Dalam perjalanan pulang aku menawarkan ke Ferry untuk melakukan seks oral di mobil sambil berjalan sampai dia bisa ejakulasi. Aku menawarkan itu karena merasa bersalah telah menyia-nyiakan sahabatku yang telah memberikan kenikmatan yang bertubi-tubi ditambah beberapa petualangan seks yang sangat baru buatku termasuk juga petualangan kepergok Mamang yang mendebarkan.
    Ferry tentu saja menyambutnya dengan antusias dan dia memintaku untuk melepas BHku supaya sambil di oral dia bisa membalas dengan permainan tangannya pada buah dadaku. Dengan nekat aku lalu mencopot BHku saat mobil berjalan yang artinya aku harus melepas kaosku dahulu sebelum melepaskan BHnya itu. Sebuah mobil sempat memberi lampu jauh saat aku bertelanjang dada, aku tidak tahu apakah pengemudinya sempat melihat kondisiku saat itu.
    Dengan sabar aku mulai melakukan seks oral sedangkan Ferry mengemudikam mobil Audi A4 Triptroniknya hanya dengan satu tangan saja karena tangan kirinya dipakai untuk memainkan buah dadaku. Aku sempat bergurau bahwa penisnya dia sangat “yummie” sehingga tidak membosankan untuk dikulum dimulut atau digesek-gesek di vagina.
    Sekarang aku mengerti kenapa Ferry mau bersusah-susah memainkan buah dadaku sambil mengemudi karena ternyata rangsangannya pada buah dadaku itu membuatku banyak melakukan gerakan spontan pada mulutku saat mengulum penisnya yang membuatnya merasa lebih nikmat. Walaupun aku sudah berusaha maksimal, tapi Ferry belum saja berejakulasi padahal sudah dekat rumahku.

    Tepat ketika mobilnya sudah berhenti di depan pintu pagar rumahku, Ferry tiba tiba menekan kepalaku dengan kedua tangannya sampai batang penisnya amblas menyodok masuk ke kerongkonganku dan ….
    CRUT…CRUT…CRUT …CRUT … penisnya memuntahkan air mani yang sangat banyak yang terpaksa aku telan langsung ke perutku “Aaaaahhhh ….” Kudengar suara Ferry mengerang nikmat Aku coba berontak karena hampir tidak bisa bernafas, tapi Ferry hanya melonggarkan sedikit tekanan tangannya Crut …crut …crut …crut … masih ada beberapa semprotan lagi yang keluar dari penisnya berceceran di dalam rongga mulutku, malah ada beberapa yang menempel di bibir, pipi dan hidungku.

    Ketika aku bangun dari pangkuan Ferry, aku lihat si Bibi sedang membuka pintu pagar dan anakku menunggu di pintu garasi. Dengan terburu-buru aku menyambar tisu yang disodorkan oleh Ferry yang sedang tersenyum nakal. Aku hanya sempat menghapus mukaku sekenanya karena takut anakku datang mendekat dan melihat penisnya Ferry yang tetap mengacung setelah ejakulasi. Saat aku turun dari mobil malah aku lupa membawa BHku yang ada di jok belakang.

    Waktu aku mencium anakku, dia sempat berkomentar kenapa mamanya lengket-lengket dan mulutnya rada ada bau amis. Ferry memang memberiku banyak petualangan seks yang tidak pernah aku bayangkan sampai umurku yang bisa dibilang matang ini walaupun frekuensi pertemuan kami tidak terlalu sering.

    Aku hanya berhubungan badan dengan dia saat aku benar-benar membutuhkannya atau karena Ferry memang memintanya. Aku ingin tetap hubungan kami hanya sebagai sahabat karena hubungan persahabatanku dengan Ferry jauh lebih berharga dari pada kebutuhanku mencari pasangan hidup.
    Setiap kali berhubungan badan aku selalu memaksanya untuk ejakulasi di dalam, aku tidak mau ejakulasinya di luar ataupun memakai kondom walaupun dia sangat khawatir karena merasa spermanya sangat subur. Akhirnya kekhawatiran Ferry terbukti karena kemudian aku hamil, bahkan sampai mencapai usia 10 minggu janin yang aku kandung. Asalnya aku tidak percaya sampai diperiksa oleh temanku sesama dokter dengan menggunakan alat USG. Karena hubunganku dengan Ferry belum mencapai 3 bulan, berarti janin itu berasal dari hubungan seks kami yang awal-awal.

    Dengan umur kandungan yang sudah besar, akhirnya aku minta tolong temanku untuk merekomendasikan dokter koleganya di luar kota untuk membantu menggugurkannya. Aku tidak mau di kuret di kotaku karena dapat menimbulkan kehebohan besar. Dengan pengalaman ini akhirnya aku berinisiatif pasang IUD sehingga Ferry tetap bisa leluasa berejakulasi di dalam tubuhku seperti keinginanku. Petualanganku denga Ferry akhirnya terhenti setelah dua tahun ketika ada dokter yang melamarku dan memboyongku ke luar kota.

    Bukannya aku tidak ingin setia pada suamiku yang baru, tapi sebenarnya aku sering merindukan belaian keintiman khas Ferry mengingat dasar hubungan seks kami yang istimewa. Walaupun dia selalu menjawab komunikasi dariku, tapi dia tidak pernah lagi memintaku untuk melayaninya seperti yang dulu dia lakukan kalau dia sedang membutuhkan seks.

    Padahal tinggal dia minta, aku pasti pergi ke kotanya dengan cara apapun hanya untuk melayani kebutuhannya. Tapi kalau kebetulan aku tahu dia sedang ada di kotaku, Ferry tidak pernah menolak kunjunganku ke hotelnya untuk melepas rindu akan siraman air maninya.

  • Cerita Dewasa Gara Gara Obat Perangsang Kesucianku Hilang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Gara Gara Obat Perangsang Kesucianku Hilang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1492 views

    Perawanku – Aku mempunyai sahabat baik namanya Dicky, dia sudah beristri dan mempunyai satu anak laki-laki yang berumur sekitar 3 tahun. Istrinya namanya Febby, dia sangat cantik dan seksi. Perawakannya memiliki tinggi kurang lebih 165cm dengan berat badan 55kg, badannya sangat seksi itu bias dilihat dari postur tubuhnya yang langsing, payuadaranya yg kencang menantang dan pantatnya yang aduhai sangat menarik,bulat ketat.

    Keluarganya bisa dibilang sangat harmonis meskipun terkadang terjadi perbedaan pendapat. Dicky bekerja disalah satu perusahaan besar dibandung,aku kurang jelas jabatannya sebagai apa, yang jelas dia selalu pulang larut malam demi menyelesaikan tugasnya. Aku dan Dicky sudah bagaikan saudara, kalau salah satu dari kita ada masalah kita pasti saling tukar pendapat.

    Ooohh ya tidak lupa aku memperkenalkan diri namaku Sandi, umurku 27 tahun, aku masih bujang dan tinggal sendiri drumah yang lumayan besar. Aku sendiri mempunyai usaha mebel yang sudah berkembang jadi bias dibilang ekonomiku sudah lebih dari cukup. Sudah lama aku tidak berkunjung kerumah temanku Dicky karena kesibukan kita masing-masing.

    Singkat cerita, suatu hari saat aku sedang santai dirumah tiba-tiba ada bel berbunyi.

    “ting tong”
    Aku membukakan pintu, dan ternyata Febby istri Dicky yang datang kerumahku.

    “Eeehh Febby’ silahkan masuk, mari duduk” sapaku kepada Febby
    Kemudian Febby masuk dan duduk diruang tamu rumahku.

    “ada apa niih kok tumben kamu kerumahku Febb” tanyaku
    “gak papa mas,aku lagi berantem mas sama suamiku” jawab Febby
    “Emang berantem kenapa”
    “biasa gitu mas, mas Dicky orangnya egois,maunya menang sendiri gak mau nurutin yang aku mau, padahal aku gak meminta yang aneh2 hloo”

    “Mank minta apa to Febb” tanyaku penasaran
    “Aaaahhh udah lah mas gak usah bahas itu aku males” ketus Febby
    “iya deeh kalo gitu” jawabku
    “Ohh ya mau minum apa Febb” maf aku sampe lupa menawarimu minum
    “apa aja mas” jawab Febby

    Sampai didapur entah setan apa yang menghinggapiku aku mempunyai pikiran jelek untuk bisa memanfaatkan suasana dengan meniduri istri teman baikku tersebut, sejenak aku terdiam sendiri didapur tapi pikiran kotor itu malah tambah berputar-putar diotakku. Aku menuju kamarku sebentar untuk mengambil obat perangsang. Lalu aku mencampurkan obat persangsang tersebut dalam minumannya dan aku kembali keruang tamu.

    “Maaf agak lama ya Febb” ucapku
    “iya gak papa kok mas,santai aja” jawab Febby
    “itu silahkan diminum Febb”

    Lalu Febby pun meminumnya. Kita lanjut mengobrol biasa saja, Febby mulai bercerita panjang lebar tentang ketidak haromisan keluarganya akhir2 ini. Akupun menaggapinya dengan baik, memberikan saran-saran seakan-akan aku lebih dewasa. Setelah 20 menitan kita ngobrol panjang lebar Febby mulai merasa kegerahan (dalam hati aku berkata waah ini obat perangsangnya mulai bereaksi) dan akupun bertanya.

    “Kenapa kamu Febb”
    “gak tau niih mas rasanya badanku panas semua” jawab Febby
    “Sini deeh Febb masuk ruang tengah,ada kipas angin kok” ajakku
    Febbypun masuk keruang tengah rumahku dan aku nyalakan kipas angin gantung.
    “Febb aku tinggal sebentar ya,aku mau kekamar mandi” ucapku
    “Iyha mas” jawab Febby

    Aku sengaja berpura-pura kekamar mandi untuk mengintip gimana reaksi Febby selanjutnya. Didalam aku melihat Febby mulai meraba-raba lehernya, mengudal-adul rambutnya, tangan yang satu memegang payudaranya sendiri, tangan yang satu memegang vaginanya meski Cuma dari luar celana yang ia kenakan. Aku didalam melihat Febby birahi akupun juga ikut terangsang dan tak lama aku keluar kembali keruang tengah dan aku melihat Febby sangat birahi.

    Tanpa banyak kata Febby langsung menarik tanganku dan langsung menciumiku. Febby melumat abis bibirku dan akupun yang sudah terangsang meladeni permainan bibir Febby. Terdengar suara lirih dari Febby “Puaskan aku mas”. Akupun tambah bersemangat mendengar lirihan Febby. Tangankupun segera merambat ke payudara Febby, sambil ciuman aku meremas remas payudara Febby, terasa sangat kenyal meskipun abru dari luar bajunya. Tangan Febbypun mulai memegang penisku yang sudah dari tadi sangat tegang dan kenceng sekali.

    Aku mulai membuka baju Febby, kubuka kancing bajunya satu persatu dan melepaskan BH nya sekalian dan tampaklah susu montok kenceng sekali milik Febby, aku yang sangat bernafsu langsung melumat kedua putting merah merona milik Febby. Febby mendesah kenikmatan “Aaaahhhh….Aaaahhhh..Puaskan aku mas” rintihan lirih Febby. Sambil melumat putting Febby tangank membuka celana Febby dan celana dakamnya kemudian aku memasukan jariku kedalam vagina Febby Febby tambah merintih “Aaaarrrggghhh….. Maaasssss….” Aku terus memasuk dan keluarkan jariku dari vagina Febby. 5 menit berselang Febby merintih “Maaasssss…… Akkuu… Keluuuuaaarrrr…….” Febby orgasme untuk yang pertama.

    Setalah Febby orgasme aku menarik jariku dari vagina Febby kemudian menyorohkan penisku kemulut Febby dan Febbypun langsung melumat batang kejantananku tersebut dengan lahapnya. Kepalaku tersentak merasa kemnikmatan yang tiada taranya saat Febby melumat habis penisku. Sambil penisku dilahap oleh Febby tangankupun meremas remas payudaranya. 5 menit Febby mengulum penisku aku kemudian mencabut penisku dari mulut Febby dan mengarahkannya ke vaginanya. Kubuka lebar lebar kedua paha Febby dan perlahan kumasukan penisku “Blleeeeeesssss” seluruh penisku menancap di vaginanya.

    Kumaju mundurkan penisku yang bersarang di vaginanya. Febby mendesah “AAaaaahhhhhh…” menikmati persetebuhan ini. Aku terus memompa vagina Febby yang terasa sangat menjepit itu. Sekitar 10 menit aku memompanya dengan posisi Febby dibawah aku inin berganti posisi dan mengangkat tubuh Febby jadi sekarang tubuh Febby berada diatasku menindihku. Goyangan-goyangan Febby terasa sangat nikmat sekali. Febby memompa penisku, memaju maundurkan pantatnya membuat dia selalu merintih kenikmatan. Sekitar 3 menit Febby memompaku rintihannya kembali keluar “Aaaahhhhh…Aaaahhhhhhhh…..Maaaaasssss… Andiiiin….. keluar lagi…… untuk kedua kalinya Febby orgasme, raut wajah puas menyelimuti Febby.

    Sesudah Febby orgasme untuk yang kedua kalinya aku berganti gaya, sekarang aku menyuruh Febby nungging atau yang terkenal gaya “doggy style”. Aku masukan penisku lagi ke memeknya,kusogok Febby dari belakang,kumaju mundurkan penisku dan sambil kuremas-remas dua gunung kembar Febby. “Aaaahhh,,,Maaasss….Maaaasss….Dasyat…..” terucap dari bibir Febby saat sedang kuodok dia dari belakang. “Ploooook….Plloookkk…..Pllllooookkk….suara benturan tubuhku dengan Febby menghiasi pergumulan ini.

    Sambil kusodok dia dari belakang salah satu jariku masuk kedalam anus Febby dan tanpa bertanya Febby pun mengangguk tanda dia setuju jika penisku menghantam anus Febby. Langsung saja kumasukkan penisku kedalam anus Febby. Sungguh luar biasa, rasanya sangat sempit sekali, penisku terasa seperti terjepit. Desahan Febby pun semakin mengeras ketika aku memasukkan penisku di anusnya “Oooouuuuuhhhhhh…..Oooouuuuhhhhh….” desahan Febby pun semakin membuat aku bersemangat. Kupercepat gerakanku memaju mundurkan penisku di anusnya.

    15 menit berselang aku rasakan kalo aku sudah mau orgasme aku mencabut penisku dari memeknya dan mengarahkan penisku di mulut Febby dan meminta Febby untuk mengulumnya. Dikulumlah penisku oleh Febby dengan sangat nafsu dan sekitar bebrapa menit Febby mengulum penisku aku menekan kepala Febby dan “crooootts….croootttsss…crooottsss….. terasa banyak sekali spermaku membasahi mulut Febby, Febby menelan abis semua spermaku lalu kukecup kening Febby sambil kubisikan “kamu sangat binal Febb” dan Febby pun hanya tersenyum.

    Kemudian aku mengajak Febby untuk mandi bersama membersihkan badannya dari air liur yang membasahi tubuh Febby. Dan saat mandi kembali penisku berdiri kencang, dan langsung kutarik Febby dan kembali lagi kita melakukan hubungan intin itu kurang lebih 30 menit. Setelah selesai dari kamar mandi kemudian kita menuju ruang tengah dan bersantai melihat televisi.

    Tibalah sore hari dan Febby pun berpamitan untuk pulang dan aku meng”iya”kannya dan tak lupa aku mengecup bibirnya untuk perpisahan kepuasan kita. Sesudah kejadian itu setiap Febby bertengkar dengan suaminya Febby selalu datang kerumahku dan selalu berakhir dengan berhubungan intim tanpa sepengetahuan suaminya yang dimana itu adalah teman baikku sendiri.

  • Pengalaman Ngewek Bercinta Dengan Wanita Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngewek Bercinta Dengan Wanita Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1492 views

    Perawanku – Aku sangat senang di dalam kantorku aku diangkat menjadi manajer di perusahaan swasta, namaku Satria
    umurku 28 tahun tinggiku 171 cm kata orang aku mirip dengan salah satu atlet basket indonesia Deny
    Sumargo, kisah sexku ini terjadi satu tahun yang lalu, saat ini aku sudah mempunyai istri dan 2 anak
    yang masih kecil kecil. IndoLiveAsia

    Saat pulang dari kerja pukul 11 malam karena hal lembur penutupan bulan, dengan mobilku aku menyusuri
    kawasan perumahan elit kebetulan malam itu gerimis, dengan pelan pelan aku mengendarainya ditengah
    perjalanan kau melihat perempuan yang sedang berdiri dibawah pohon aku merasa kasihan kemudian aku
    hampiri dia dan bertanya.

    “Ibu sedang menunggu apa?”

    Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini
    walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye
    Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.

    “Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”

    “Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?”

    Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?”

    “Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”

    Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari
    suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya
    ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di
    rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya
    tidak ada nomer teleponnya.

    Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu
    ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu
    profesi.

    “Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang.
    Kebetulan kami satu PO.”

    Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali.

    “Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.

    “Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan
    tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.

    “Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu
    sedang hamil, berapa bulan?”

    “Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”

    “Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari
    ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”

    “Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.”

    “Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”

    “Panggil saja aku Mbak Dina, dan sekarang aku 35 tahun.”

    Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau
    menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang
    untuk anakku yang pertama.

    Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja
    jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu,
    kutangguhkan kepergianku minggu depan.

    Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta
    beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu
    aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing. Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa
    yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Dina sedang telanjang dan
    berendam di dalamnya.

    Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan
    sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Dina, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat
    mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B.

    Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh
    bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan
    celana.

    Dan Mbak Dina sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi
    kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Dina sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta
    mengapitkan kakinya. Aku baru sadar lalu buru-buru keluar.

    Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Dina. Andai saja aku bisa Menikmati tubuh itu…
    aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah
    lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua.

    Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke
    kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping,
    kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan.

    Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Dina sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di
    ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang
    kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas
    buah dadanya bergantian.

    Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya
    kelihatan memerah dengan mata terpejam.

    “Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya
    pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang
    merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar dia menyebut namaku,

    “Ouhhh Satriaii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali
    rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera Menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak
    membuncit, justru menambah nafsuku.

    Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah
    sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Dina, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah
    dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

    “Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup.

    “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan
    bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar.

    “Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba.

    “Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona
    oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu..
    Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka
    sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”

    “Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus.

    Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan
    aku.. jujur saja.” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan
    di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus
    meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku.

    Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang
    mulai nakal.

    “Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.

    Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku
    akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah.

    Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh
    dengan cairan mani.

    “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan.

    Nafasnya mulai tersengal-sengal.

    “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Dina semakin liar, dia mulai
    membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai Menikmati
    permainan ini.

    Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya
    dan mengocoknya.

    Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih
    kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya.

    “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang.

    Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang
    kewanitaannya yang merah mengkilat.

    Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Dina.

    “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan
    habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini
    kelihatan rapi seperti habis disisir.

    Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya.

    “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Dina.

    Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka.
    Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin
    karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.

    “Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang
    kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-
    lama kupompa semakin cepat.

    “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Dina mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei,
    tampaknya dia Menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu,
    dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri
    istri orang apalagi dia sedang hamil.

    “Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku.
    Kurasakan,

    “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam
    kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama.

    Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian
    aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan.

    Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga
    seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Dina menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan
    batang kejantananku.

    “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku.

    “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin
    bergoyang liar seperti orang kesurupan.

    Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang
    membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks,
    dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi.

    “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang
    keluar lagi.
    Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Dina dengan wajah
    penuh keringat tersenyum puas kepadaku.

    “Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya.

    “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.

    “Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”

    Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, Menikmati tubuh montok Mbak Dina yang
    sedang hamil 4 bulan.

    Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan
    sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli
    dia sepuasnya.

    Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Dina
    bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia
    bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi
    suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.

    Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia
    uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku
    balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal.

    Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau
    malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum
    memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan.