Author: perawanku

  • Calon Ibu Mertua Yang Sangat Menyukai Oral Seks Denganku  – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Calon Ibu Mertua Yang Sangat Menyukai Oral Seks Denganku – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1361 views

    Perawanku – Waktu itu kira-kira jam 8 malem ku berniat mau kerumahnya whiena soalnya ku janjian mau nganter dia ke acara ultah temennya. Trus pas ampe dirumahnya ternyata yang buka pintu Ibu Indah, nyokapnya whiena yang juga dosen wali ku…

    “malam Bu” sapaku
    “eh nak Rio, masuk ”

    Aku pun langsung masuk kedalam rumah, kulihat Ibu Indah begitu seksi dengan menggunakan daster putih yang serba tipis sehingga terlihat tuBuh Ibu Indah yang langsing ”gila ni Ibu udah nikah kok masih seksi banget ya” kataku dalam hati

    “Whiena nya ada Bu?”

    “oh Whiena tadi diajak sama Papanya kerumah neneknya yang lagi sakit, dia titip pesan ga bisa kerumah temennya yang ulang tahun, dia minta maaf sama kamu juga karena ga sempat nelpon soalnya tadi buru-buru sekali ”

    “jam berapa perginya Bu”

    “sekitar satu jam yang lalu…mungkin sekarang masih dalam perjalanan”

    Rumah neneknya whiena memang lumayan jauh sekitar 3 jam perjalanann dari kotaku

    “oh kalo gitu saya permisi Bu”
    “Jangan dulu ada yang mau Ibu tanya sama kamu tentang Whiena, tapi Ibu bikinin minum dulu ya”

    Ibu Indah pun langsung masuk kedapur, sementara hatiku jadi bingung entah apa yang mau ditanyakan oleh Ibu Indah, jangan-jangan dia tau soal hubungan ku yang intim bersama whiena, bakal diintrogasi nih pikirku…… GAWAT ……

    Ibu Indah keluar dari dapur dengan membawa dua gelas minuman dingin ”silakan diminum Rio”

    Aku pun langsung minum sementara hatiku agak tegang karena takut pada Bu Indah yang mungkin akan marah-marah… dag dig dug detak jantungku terdengar keras … seakan mau lepas jantung ku ini. Ibu Indah duduk dikursi pas dihadapan ku dan dasternya agak tersingkap sehingga pahanya yang putih terlihat jelas, jatungku berdenyut makin kencang dan segera menunduk karena tidak enak sama Bu indah

    “Rio kamu serius pacaran sama Whiena?”

    Aku agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana ”serius Bu, saya siap bertanggung jawab jika terjadi apa-apa sama Whiena” jawabku sambil tetap menunduk

    “kamu kok diajak cerita malah nunduk sih Rio, kan ga enak ””Maaf Bu” kuangkat kepalaku, kini duduk Bu indah agak mengangkang sehingga samar-samar kulihat bagian dalamnya dan ternyata Bu indah tidak pake cd, nafas ku pun agak memburu menahan nafsu namun tidak berani berbuat apa-apa karena yang dihadapanku adalah nyokapnya whiena yang juga dosen wali dikampusku

    “kamu kenapa Rio” tanya Bu indah pura-pura tidak tahu ”tidak Bu, anu… ” aduh aku mulai bingung, sementara Bu indah tersenyum memandang ku Kemudian Bu indah berdiri dan duduk disampingku Kamu terangsang ya liat paha Ibu, aku pun hanya diam sementara tangan Bu indah mulai memegang pahaku, Kemudian Bu indah berbisik, “kamu puasin Ibu ya ini malam, Ibu sudah lama ga pernah disentuh oleh bokapnya whiena, dia terlalu sIbuk sama urusan kantornya”

    “tapi Bu ” srup bibirnya Bu indah langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas kontol ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo ternyata Bu indah memiliki nafsu yangg tinggi birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas toketnya Bu indah

    “Terus Rio, enak banget ”dan tangan Bu indah mulai membuka celana jeans ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd yang melekat

    “Rio kita kekamar aja yuk ” Dan kemudian mencium bibirku Bu indah langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh Bu Indah kini polos

    “Wow Ibu cantik banget, putih, seksi, ga kalah sama whiena””ah kamu bisa aja Rio” jawab Bu indah sambil tersenyum Tubuh Bu indah memang sangat mulus, kulitnya putih, toketnya yang besar, serta bulu jembutnya dicukur rapi ”Sini dong Rio, kok malah bengong”

    Ibu Indah duduk di tepi ranjang dan kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya Tangan Bu indah melepaskan cd ku dan keluarlah kontolku

    “gila Rio Punya kamu besar banget, lebih besar dari punya suamiku ”dia pun mengelus-elus kontol ku, kodorong kepalanya agar segara menghisap kontolku ”Hisap kontol Rio Bu””sabar ya Rio, jangan kuatir yang pasti malam ini kita harus sama-sama puas”Bu indah kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di hisap dan dijilati Ouh Bu enak banget Bu, terus Bu

    Kemudian Bu indah berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya Dia pun memompa dengan lihai Nikmat sekali rasanya, lebih nikmat dari hisapannya whiena

    Terus Bu, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut Bu indah sehingga mulut Bu indah terlihat penuh dan kadang Bu indah seperti mau muntah karena kontolku masuk sampai tenggorokannya aku mencabutnya dan nampaknya Bu indah sedikit kecewa

    “Terus Rio, masukin kontolmu sedalam-dalamnya kemulutku, kontolmu enak Rio Perkosa mulut Ibu Rio”

    Aku pun kembali memasukkan kontolku kedalam mulut Bu indah dan tangan ku memegang kepalanya sehingga gerakannya berirama Sementara itu tangan Bu indah memegang erat paha ku karena dorongan kontolku semakin keras menghujam mulut Bu indah

    “mulut Ibu enak banget isep terus Bu Isep yang kuat”

    Sektiar 20 menit ku perkosa mulut Bu indah sampai Bu indah hampir muntah Aku pun mencabut kontolku

    “kuat juga kamu Rio ya udah hampir setengah jam di karoeke belum keluar, kalo bokapnya indah pasti udah keluar trus langsung tidur, dasar egois banget”

    Ternyata Bu Indah selama ini jarang mendapat kepuasan dari suaminya

    Sekarang giliran Ibu yang kamu puasin Rio sekarang kamu tidur Aku agak bingung apa maunya Bu indah namun aku menurut saja Dan aku barbaring diatas ranjang kemudian Bu indah jongkok diatas diatas dadaku ” Rio Ibu juga mau perkosa mulut kamu ya”

    Dia pun mendekatkan vaginanya kemulutku dan mulai memompanya Aku pun menjulurkan lidah ku, asin, ternyata cairanya Bu indah banyak banget keluar Kini tangannya berpegang ke tepi ranjang sehingga agak nungging dan terus memperkosa mulutku bahkan hidung ku,

    aroma harum dari vaginanya membuat gairah ku samakin meningkat ”Lidah kamu enak banget Rio hidung kamu juga terus Rio, nikmat” Bu indah terus memompa vaginanya kearah mulutku sehingga terkadang aku kesulitan bernafas

    Akhirnya Bu indah berhenti karena terlihat cape sekali Aku pun membaringkan Bu indah dan mengangkangkan kakinya, ku jilati klitorisnya dan sesekali kugigit pelan-pelan Ouch…nikmat banget Rio terus Rio, hisap terus vaginaku Rio, terus Rio, vagina itu milik kamu sekarang

    Aku pun menjilatnya nya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam vaginanya dan Bu indah pun menggelinjang keenakanOuch jari kamu enak banget Rio apalagi kontol kamu terus Rio Tak lama kemudian Bu indah menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mempercepat permainan fucking finger ku divaginanya

    ”Shh,uhf…Ibu mau keluar Rio hisap yang kuat Rio vagina Ibu ,ohh……”Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan “cret Cret ”Cairan nikmat Bu indah menyemprot mulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih

    Gila kamu Rio mulut kamu pintar banget memberikan kenikmatan di vagina Ibu Aku pun kembali berjongkok di atas kepala Bu indah dan kembali ku entot mulutnya Bu indah Bu indah pun menghisap dengan kuat kontolku

    aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan badanku dengan lutut dan terus memompa mulut Bu indah sementara memek Bu indah kembali basah dan aku terus mengelus elusnya Serasa nikmat sekali mulut Bu indah, aku pun memompanya semakin beringas dan kemudian Bu indah nampak tersedak kemudian dia melepaskan kontol ku

    ”besar banget kontol mu Rio kaya mau robek mulut ku ” Aku pun memperbaiki posisiku dan dan kini kami sama sama berbaring Kulumat bibir bi indah yang nampak merah akibat ku entot tadi dan tanganku memainkan klitorisnya

    “Shh uhf nikmat banget Rio entot Ibu sekarang Rio masukin kontolmu ke memek Ibu cepet Rio Ibu udah ga tahan nih gatel banget rasanya ”Bi Indah pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh toketnya Kini bibir vagina Bu Indah muncul keluar dan menganga seakan berteriak minta dientot Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina Bu indah dan mulai menggesek-gesekannya

    Rio masukin dong cepet Rio Ibu udah pengen banget…ayo donk sayang Ibu Indah pun merengek seperti anak kecil Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk kedalam vagina Bu indah yang sudah licin mengkilau

    “Ouhhhh…sakit banget Rio kontol kamu gede banget pelan-pelan dong” “Tapi enak Rio trus Rio pompa terus memek Ibu Rio, entot terus memek Ibu…”Ternyata memek Bu Indah masih sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin Aku pun memompa terus vagina Bu indah…semakin lama semakin cepat

    “Ouh terus Rio aku ga tahan nih Ibu mau keluar ””Terus Rio entot terus memek Ibu Rio memek itu punya kamu sekarang Rio ouh…” Bu indah mulai meracau tidak karuanDan kemudian tubuh Bu Indah mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali ”Ouh Ibu keluar lagi Rio kontol kamuuuuu eeeenaaaaak baaaangeeeeeetsssss,”

    Aku pun membalikkan badan Bu indah dan ternyata Bu indah langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung menungging dan kini kami dogy style aku pun memasukkan kontolku kedalam memek Bu indah “Ouhh nikmat banget Rio ”Aku terus memompa memek Bu indah sambil meremas-remas toket Bu Indah yang bergelantungan

    Ouh ahh terus Rio, Ibu mau keluar lagi nih Aku pun mengocok memek Bu Indah dengan cepat sehingga Bu Indah keluar untuk yang ketiga kalinya

    Kamu kuat banget Rio, Ibu bener-bener puas di entot sama kamu

    Sekarang kamu entotin mulut Ibu aja yang soalnya Ibu paling seneng kalo mulut Ibu di entot Gila ni Ibu ternyata dia seneng banget oral seks

    Aku pun menarik Bu Indah kelantai dan kusuruh jongkok, dan kemudian oral seks, kumasukkan kontolku kedalam mulut Bu indah pelan pelan sampai amblas semua, ujung kontolku terasa menyentuh tenggorokannya, aku pun menahan kepala Bu indah karena nikmat sekali terasa,

    ada kenikmatan tersendiri yang muncul ketika melakukan oral seks, kontolku masuk semua kemulutnya Bu Indah Kemudian Bu Indah memukul pahaku karena kayanya dia mulai sulit bernafas namun aku tetap menahan kepalanya sehingga akhirnya dia dengan paksa menarik kepalanya dan langsung lari kekamar mandi di samping kami dan langsung muntah Aku pun mengikuti kekamar mandi

    “Gila kamu Rio kontolmu gede banget” “Sory ya Ibu muntah abis ga tahan kamu jejelin kontol sebesar itu” Ibu Indah pun menyiram muntahnya

    Kini Bu Indah jongkok kembali di kamar mandi dan melakukan oral seks , mengulum kontolku Aku pun memompanya secara berirama dan tangan Bu indah terus memainkan biji pelirku, air ludah Bu indah menetes keluar melalui sela-sela bibirnya dan aku tidak peduli,

    aku terus melakukan oral seks , memompa mulut Bu indah yang seksi sampai kontolku masuk semua dan nampaknya Bu Indah sudan mulai terbiasa dengan kontolku sehingga rasanya semakin nikmat, kontolku serasa mau ditelan oleh Bu indah

    Aku pun menyalakan shower dan menyiram Bu indah yang terus asyik mengulum kontolku, kini tuBuh Bu indah basah dan terlihat semakin seksi. Aku pun menaruh kembali shower itu, dan melanjutkan memompa mulut Bu indah ”Hisap Bu aku udah mau keluar nih ”

    Aku pun memompa mulut Bu indah semakin cepat dan Bu indah sangat menikmatinya… Aku keluar Bu ouh… ooouuuuugghhhhhhttttt……… Aku pun memasukkan semua kontolku kedalam mulut Bu indah dan menyemprotkan sperma di tenggorokkannya, kemudian Bu indah menarik kepalanya dan membersihkan sperma dari kontolku,,

    ”sperma kamu enak banget Rio, kental ””dia terus mengulum kontolku yang masih berdiri tegak ””kontol kamu masih berdiri Rio kamu kuat banget,,”Kita mandi dulu yu ntar lanjutin lagi ya Kami pun mandi sama-sama

    Selesai mandi Bu Indah ngajak makan, kami ke ruang makan sambil tetap telanjang aku pun duduk sambil makan sementara Bu indah tidak makan dia hanya duduk disampingku sambil mengelus-elus kontol ku

    “kok ga makan Bu?” tanyaku ”nggak ah,,udah kenyang tadi minum sperma kamu ”

    Aku pun makan sedikit karena birahi ku bangkit kembali ”Ibu kok seneng banget oral seks sih””soalnya kalo oral seks Ibu bisa rasain kontolmu yang enak banget” Kami pun melanjutkan birahi kami di ruang makan dan kemudian pindah keruang tamu dan akhirnya kami kembali kekamar dan bercinta melakukan oral seks kembali sampai subuh…

  • Linda Tersenyum Puas Sambil Nungging Masih Di Hantam Rudy Dari Belakang

    Linda Tersenyum Puas Sambil Nungging Masih Di Hantam Rudy Dari Belakang


    1360 views

    Perawanku – Inah walaupun seorang wanita desa namun berwajah cukup manis berkulit kuning langsat dan memiliki tubuh yang sekal,bentuk payudara indah, montok,namun tidak terlalu gemuk dan merupakan seorang janda yang sudah satu tahun cerai.

    Inah dicerai suaminya karna sudah 7tahun perkawinan mereka belum dikaruniai anak ,sehingga suaminya menceraikannya,namun Inah dengan tabah menerima kenyataan itu dan akhirnya setelah hampir satu tahun
    hidup menjanda dikampung ia merasa jenuh dan kemudian ia putuskan untuk pergi keJakarta setelah ada ajakan dari Linda yang bersedia mempekerjakan inah dirumahnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.

    Linda seorang General-Manager muda cantik, yang berumur 36 tahun dari perusahaan Otomotif yang cukup bonafids. Linda sengaja mengambil pembantu yang menarik seperti Inah adalah disamping untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga juga untuk fariasi dalam petualangan sexnya dengan suaminya Rudi . yang berumur sekitar 38 tahun yang bekerja sebagai pejabat di departemen perpajakan,tak heran bila penghasilan Rudi begitu besar,tak sebanding dengan gaji yang semestinya ia terima,maklum seperti sudah menjadi rahasia umum bahwa bagian pajak adalah lahan yang basah, beruntung ia tidak tertangkap seperti Gayus tambunan …

    Setelah sampai dirumah Linda menyuruh Inah untuk istirahat setelah makan siang

    “Nah, ini kamarmu dan dilemari itu ada beberapa pakaian untuk kau kenakan, dan itu ada alat-alat kosmetik bisa kamu gunakan” sambil menunjuk keatas meja rias.
    “Ini untuk saya nyah..ta..tapi” jawab inah gugup saat melihat seisi ruangan.
    “Sudah jangan banyak tanya nanti aku ajarkan kau menggunakannya.” Link Alternatif Nova88

    Sepeninggalan Linda Inah terheran-heran menyaksikan alat-alat kosmetik yang diberikan oleh nyonyanya. “untuk apa nyonya memberikan kosmetik yang beraneka ragam seperti ini. dan tentu mahal harganya” sambil berfikir ia memperhatikan seisi ruangan . ruangan yang cukup nyaman pikirnya, tidak sesuai dengan kamar pembantu. Diatas meja tersedia TV lengkap dengan DVD Player, lalu ia membuka lemari dan terlihat pakaian-pakaian yang tidak pernah ia lihat sebelumnya serta pakaian-pakaian dalam yang sexy dengan corak dan warna yang mencolok serta menantang.

    Lalu ia membuka laci dimeja tv, tampak dia lihat beberapa cassette dvd yang bergambar orang-orang bule sedang bersetubuh,yang ia ketahui sebagai dvd porno. Setelah ia mandi ia berfikir sebenarnya apakah pekerjaan dia dirumah ini, kalau hanya seorang pembantu rumah tangga mengapa disediakan fasilitas-fasilitas seperti ini namun dia berfikir lagi Ah, tak perdulilah mau jadi apa kek.., mau diapain kek.. yang penting aku telah senang disini dan akan aku nikmati segalanya. Pikirnya. Seraya ia putar dvd porno yang juga pernah ia tonton dirumah tetangganya dikampung waktu ia menjanda disana.

    Senja telah tiba dan Rudi baru saja pulang dari kantornya seraya memarkir mobilnya digarassi. Selesai memasukan mobilnya digarassi,rudi berpapasan dengan inah yang sedang menyapu halaman. Yang langsung disapa oleh inah dengan agak menunduk. “Selamat sore tuan” sapa inah dengan ramah. “Oh..ya..ya..sore,sore kamu tentu inah ya, kapan datang” tanya rudi dengan agak gugup karna terpana dengan kemolekan tubuh inah. “Tadi siang tuan, dijemput oleh nyonya diterminal” jawab inah. “Oh, begitu, tapi tolong jangan panggil saya tuan, kau bisa panggil aku Om atau bapak”

    “Ma-af tuan.. eh..Om, ma-af Om” jawab inah gugup. Rudi segera menemui Linda yang sudah menunggu didalam,dan seraya memuji.
    “Ah, gila bahenolnya. hebat juga kamu dapetin tuh cewek, aku langsung horny nih Lin”
    “Dasar kamu kontol nakal begitu ngeliat cewek montok langsung semaput” sambil tangan nya meremas kontol suaminya itu.
    “Aduuh… kau main remes aja aku jadi tambah konak nih”. Sambil meremas kemaluan milik suaminya Linda berbisik lembut diteliga Rudi
    “Sabar sayang kita akan pesta nanti malam menikmati ayam kampung dari Sukabumi itu” seraya dia berikan kecupan lembut kebibir suaminya.

    Sekitar pukul 21.00 setelah mereka selesai makan malam Linda memasuki kamar Inah dengan mengenakan sepatu lars tinggi berwarna merah serta celana dalam sexy dan BH berwarna merah dengan rias wajah yang menantang serta rambut disasak seperti wanita dalam film-film Blue. Inah serta merta merasa kaget hampir tidak mengenali yonyanya tersebut

    “Ya, ampun, ada apa nyah” pekiknya.
    “Tenang nah kita akan melakukan permainan yang mengasyikan yang tentu kau pun akan menyukainya ” Dengan lembut Linda mejelaskan,sambil jari jemarinya yang lentik serta dihias pewarna kuku itu mengusap usap piggul Inah.
    “Permainan apa nyah ? ” “Nanti kamu akan tahu sendiri, sekarang mari aku bantu mengenakan pakaian yang aku berikan padamu” Inah masih terheran-heran ketika Linda mulai membantu mengenakan stoking serta menghias wajahnya dengan mike up yang menantang .

    Sambil memberi meke-up pada wajah Inah mata Linda tertuju pada beberapa CD yang tergeletak diatas meja tv.

    “Rupanya kau telah menonton film-film itu nah, bagaiman asyik enggak..?” tanya Linda sehingga Inah tampak malu-malu. “Habis iseng sih nyah, makanya saya stel film itu, dikampung kadang-kadang juga suka nonton dirumah tetangga, yah, namanya juga janda, iseng nyari hiburan.” Jawab Inah polos.
    “Kamu mau nah, melakukan seperti yang ada difilm itu.?” Tanya Linda,sehingga Inah tampak semakin kikuk mendengar pertanyaan Linda
    “Ah, nyonya bisa aja, saya kan janda nyah sama siapa saya akan melakukannya”
    “Kalau sama suamiku kamu mau nah?” hampir terbelalak inah mendengar ajakan nyonyanya itu, bagaimana mungkin dia berhubungan badan dengan tuannya sementara nyonyanya tahu.
    “Lihatlah dirimu dicermin itu kau tampak sexy pasti suamiku tergila gila melihatmu “ Inah terheran-melihat penampilannya didepan cermin namun dalam hati timbul rasa bangga melihat betapa sexy dan menggairahkan dirinya dengan penempilan seperti itu mirip seperti wanita-wanita difilm porno yang tadi siang ia tonton.

    Ketika Inah terpesona dengan dirinya, Linda menuntun inah keruang utama dan disana Rudi sudah menunggu dengan hanya mengenakan celana dalam.

    Rudi tampak seperti tersihir melihat penampilan Inah sehingga benda yang berada didalam celana dalamnya tampak semakin menonjol

    “Woow.. sangat luar biasa begitu sexy dan sangat menantang” pujinya Inah tampak tersipu malu namun juga merasa terangsang melihat rudi yang berwajah tampan serta berbadan atletis hanya mengenakan celana dalam sehingga tampak menggairahkan bagi seorang janda kesepian seperti dirinya.

    Linda segera mengecup bibir suaminya dan saling berpilin lidah sambil tangan Linda meremas remas kontol rudi yang sudah menegang, lalu Linda melorotkan celana dalam rudi dan mendorong rudi kesofa sehingga rudi terduduk disofa dengan kontol mengacung Linda segera membelai belai kontol rudi dan menjilatiya , sementara Inah memandaginya sambil berdiri , Linda sambil berjongkok semakin gencar mengulum kontol rudi. Lalu menarik lengan inah.

    “Inah kau berjongkok disini pegang kontol ini dan lakukan seperti yang aku lakukan, jangan sungkan-sungkan kau bebas melakukan apapun yang kau mau” Lalu dengan ragu inah memegang kemaluan rudi dan memasukannya kedalam mulutnya mula-mula ia agak canggung namun nafsu yang sudah begitu besar membuat ia tak peduli ia telan habis kontol itu seperti yang ia lihat difilm Blue. Sementara rudi terus merem melek menahan nikmat.

    Linda menghampiri rudi dan melumat lidah rudi seraya berbisik.

    “Bagaima sayang telah kau rasakan mulut wanita desa itu dengan kontolmu ”
    “Zzzzzz…..aaaaaaaahhh…!! sedaaap sekali lin kontolku serasa diawang-awang ..aaaaaeehh teruuuss naah enaakk niiihh. ”

    Inah semakin bersemangat mengulum kontol rudi lalu lidahnya turun kebawah dan menjilati biji pelirnya serta mengisap-hisap buah telur milik rudi. Dan rudi semakin meracau tak karuan. Linda segera berdiri disofa dan mengarahkan memeknya kewajah rudi. “Hisap memekku sayang “ perintah Linda , segeralah rudi melumat memek Linda sambil kontolnya dihisap inah. Linda memejamkan matanya saat rudi menjilati dan melumat memeknya sambil tangannya memegang tembok dibelakang sofa.

    “Iya, terus rud, jilati memekku aiiih.. ah..ah iya terus rud, itilnya rud… itilnya kau jilat uuuuuhh..asyiiiik” Rudi semakin bersemangat mendengar racauan Linda ia semakin bernafsu melumat memek Linda yang sudah basah tersebut.

    Sementara Inah dengan penuh nafsu dia lumat terus batang kontol rudi. satu tahun menjadi janda tanpa pernah sekalipun melakukan hubungan badan membuat dia sangat haus sekali dengan permainan sex apalagi ditambah dengan seringnya ia menonton vcd porno bertambah saja menumpuk nafsu birahinya yang iya pendam selama setahun, selama dikampung apabila ia habis menonton vcd porno ingin sekali ia melakukan adegan-adegan yang ada difilm tersebut namun tak pernah kesampaian.

    Hingga pada akhirnya ia berada disini dan segala impianya itu bisa ia wujudkan disini dengan pria setampan rudi, maka seluruh nafsu birahi ia tumpahkan disini sambil terus melumat kontol rudi tangan kirinya mengobel-ngobel memeknya sendiri hingga memeknya tampak basah.

    Hampir sepuluh menit inah meghisap kontol rudi dan rudi mennjilati memek Linda, dan Linda segera turun dari sofa dan segera menungging dilantai yang telah dipasang karpet permadani tersebut.

    “Ayo rud! entot memekku dari belakang ” sambil tangannya menggosok-gosok memeknya.

    Rudi segera mengarahkan kontolnya tepat dimulut memek Linda lalu dia tekan seluruhnya memek Linda yang sudah basah tersebut. Linda memejamkan mata saat batang rudal rudi menembus liang memeknya serasa nikmat menjalari tubuh Linda hingga mulutnya berkicau tiada henti.

    “Zzzzz..aaaaahhhh, uuh..uuh terus rud. Goyang terus rud yang kenceng rud ooooohh..yea oooohh..yea memekku terasa nyaman sekali rud. eenaaaaak tenaan. ” Rudi terus menancapkan batang kontolnya dengan sekuat tenaga kelobang memek Linda, irama yang terdengar dari memek Linda sangat erotis karna memek Linda sudah basah cloooob….clooob ….clooob sleeb..sleeb…sleeb begitu seterusnya secara berirama sehingga Inah degan terpana menyaksikan bagaimana kontol rudi menusuk-nusuk memek Linda . Inah memelihat dari jarak hanya sekitar 10 cm sehingga dengan jelas dia dapat melihat betapa indahnya saat kontol rudi keluar masuk memek linda, sambil tangannya mengobel ngobel kemaluannya sendiri ia sudah tidak sabar ingin merasakan hantaman kontol rudi.

    Linda sambil menikmati hantaman kontol rudi ia menyaksikan apa yang diperbuat Inah lalu tersenyum dan berkata “Inah kamu jangan ngeliatin aja dong, kamu jilatin kontol suamiku, jangan malu-malu kan sudah aku bilang kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau, kau praktekan apa yang pernah kamu lihat divcd porno ” Sebenarnya memang itu yang diinginkan oleh inah maka tanpa ragu-ragu ia hisap buah pelir rudi sambil terus batang kontol rudi keluar masuk memek Linda.

    Maka serasa ganda kenikmatan yang dirasakan oleh rudi yaitu kenikmatan memek Linda dan kenikmatan hisapan mulut inah di buah pelirnya. Rudi memejamkan mata sambil menusuk-nusukan kontolnya kememek Linda “Aahh, asssiiik terus nah hisapi biji pelerku nikmaaaaat iya teruuuuss kalau perlu kau telan semua. Sssssss…. Aaaaahhh” Inah terus melumat pelir rudi sambil sesekali menjilati batang kontol rudi yang masih terselip diantara memek Linda.
    Melihat keinginan inah untuk menjilati batang kontolnya maka rudi segera mencabut kontolnya dari memek Linda, kontol tersebut sudah basah oleh cairan memek linda, dan ia masukan kemulut inah

    “Hisap kontolku nah aku tau kau sangat menginginkannya ” dengan rakus inah langsung melumat batang kontol rudi yang telah basah oleh cairan memek Linda tersebut. hanya beberapa saat rudi langsung menusukan kembali kedalam lubang memek Linda, ia kocok beberapa kali lalu ia keluarkan kembali dan ia masukan lagi kedalam mulut inah, inah menghisapnya beberapa saat untuk kemudian rudi menusukan lagi kedalam memek Linda ia kocok beberapa kali lalu ia keluarkan dan dimasukan kembali kemulut inah untuk dihisap, begitu serusnya secara berirama.

    Hingga pada akhirnya Linda berteriak

    “Aaaaaahhh terus rud kocok yang kuat aku mau keluar niiih ” rudi terus menghatam memek Linda dengan sekuat tenaga dan dengan irama yang sangat cepat, dan akhirnya Linda sampai pada puncaknya.
    “Aaaaaaaaaaahhh….aaaasyyyyyyiiik ennnnnnnaaaaaaaaak ooooooooohh….” Begitu banyak cairan yang keluar dari memek Linda sehingga menimbulkan bunyi yang indah saat kontol rudi mengocoknya jrrrrrrrooot….jrrooooot….clloook…cloook…clooop

    Linda tersenyum puas sambil terus menugging dan rudi masih menghantam memeknya

    Lalu Linda berseru. “Stop rud, sekarang kau giliran mengentot memek inah ” Linda segera bangkit dan mendorong tubuh inah hingga terlentang dilantai.

    “Nah sekarang kau akan merasakan nikmatnya batang kontol suamiku, aku tau kau sudah tidak sabar bukan..? sambil tangan Linda mengobel –ngobel memek inah.
    “Iya nyah aku sudah kepingin sekali nyah ” lalu Linda meraih kontol rudi dan dihisapnya beberapa saat lalu berbisik kepada rudi.
    “Sekarang kau entot memek wanita desa ini rud ” sambil tangan nya membelai kontol rudi yang sudah tegang ia berikan kecupan mesra pada suaminya.
    “Selamat menikmati sayang ” lalu ia tuntun batang kontol rudi kearah lubang memek inah yang mengangkang ia tekan kontol rudi hingga masuk seluruhnya liang memek inah.

    Inah terpejam saat batang kontol rudi menembus kelubang memeknya nikmat yang sudah lama tidak ia rasakan kini ia rasakan kembali dengan pria yang setampan rudi dan batang kontol yang begitu besar.

    “Aaaaahhhh asyyyyyyik …terussss, legit Ooom. enaaak , sssssssssess….aaaaahhh. enaak Eeeuuuuuuuyy” terus inah meracau tanpa rasa canggung karna rasa canggung nya telah terbenam oleh rasa nafsu dan nikmat yang begitu menggelora.

    Rudi menggigit bibir bawahnya karna merasakan legitnya memek inah yang belum pernah ia rasakan sebelumya.

    “Bagaimana rud enak memeknya ?” bisik Linda.
    “Luar biasa lin, gurih sekali barang wanita kampung ini aaaaaahhh…..aaaaahhh…. zzzzzz…aaahhh” Linda mengecup bibir rudi sambil tangan nya membantu mendorong pantat rudi agar lebih tandas masuk kememek inah.

    Inah terus meracau tak karuan dengan logat sunda yang masih kental sambil pantatnya ia goyang mengimbangi hantaman kontol rudi.

    “Enaaak eeuuyy aaaaaahhh, ayu atuh Oom. geol yang kuat ” rudi tak tahan melihat sexy nya tingkah laku inah lalu ia lumat dengan rakus bibir inah dan mereka saling berpilin lidah, inah dengan nafsu langsung menyambut ciuman rudi sambil ia cengkram kepala rudi dengan kedua tangan seolah-olah tidak ingin ia lepaskan.

    Melihat adegan itu Linda segera berinisiatif untuk menjilati batang kontol rudi yang keluar masuk memek inah sambil sesekali ia jilati juga memek inah sehingga inah merasakan semakin nikmat saat lidah Linda menjilati bibir memeknya.

    “Iya nyah assyik nyah jilatin terus nyah geli euy”

    Mendengar perkataan inah, Linda semakin bersemangat menjilati bibir memek inah dan juga itilnya sehingga inah semakin blingsatan.

    Hampir lima menit rudi menggojlog memek inah dan memek inah tampak semakin basah oleh cairan birahinya. Sementara Linda mulai menjilati biji pelir rudi dan juga lubang anus rudi tak luput dari jilatannya sehingga rudi merasa geli-geli nikmat saat ujung lidah Linda menggelitik lubang anusnya.

    “Iya enaak lin terus kau jilati lubang pantatku aaahhh….aaaaahhh…geli, lin ”

    Rasa nikmat yang dirasakan rudi dari dua sisi yaitu dari batang kontolnya yang menembus memek inah dan lubang pantatnya yang dijilati Linda, membuat ia tidak tahan dan akhirnya sampailah pada klimaksnya disertai jeritan panjang rudi

    “Aaaaaaaaaaaaaah aku keluar liiiin…” Disusul pula secara bersamaan oleh jeritan inah yang mencapai orgasme.
    “Aduuuuh ennaaaak euuuy.. ” sehingga susana sangat riuh pada saat detik-detik kenikmatan tersebut.

    Dan rudi segera mengeluarkan batang kontolnya, Linda dengan cepat menyambut cairan air mani yang keluar dari kontol rudi dengan mulutnya, begitu banyak sperma yang keluar sehingga mulut Linda serasa penuh oleh cairan gurih-gurih asin itu.

    sperma tersebut menghiasi juga pipi dan dagu Linda, inah pun segera bangkit dan menjilati sisa-sisa sperma dari batang kontol rudi.

    Melihat inah menghisap-hisap kontol rudi untuk mendapatkan sisa-sisa sperma, Linda segera tanggap dan ia tarik rambut inah sehingga inah tertengadah lalu Linda menumpahkan sebagian sperma rudi yang berada dimulutnya kedalam mulut inah, inah dengan rakus langsung menelannya bahkan sperma yang melekat didagu dan pipi Linda ia jilati pula. Linda dan inah akhirnya saling berpilin lidah dan saling berciuman untuk menikmati sperma yang ada dimulut masing-masing.

    Rudi terduduk disofa sambil menyaksikan atraksi yang erotis yang diperagakan oleh Linda dan inah.

    Dan akhirnya inah bersandar dibawah sofa sambil melepas lelah dengan meminum segelas Orange juice. Linda bercelentang diatas karpet sambil menikmati rokok Sampoerna A mild kesukaannya. Sementara rudi duduk disofa sambil menenggak sekaleng bir Heineken.

    Kira-kira setengah jam mereka melepas lelah sambil berbincang-bincang dan menyantap makanan kecil, tubuh mereka sudah mulai pulih kembali, Linda segera menangkap batang kontol rudi dan menghisapnya lalu memberikannya pada inah

    “Nah ini, ayo kau hisap kita akan segera melakukan permaian kedua yang lebih mendebarkan dan yang belum pernah kau alami sebelumnya, dan pasti kau akan menyukainya pula” inah segera menghisap kontol rudi dengan bersemangat, dan Linda membisikan sesuatu pada rudi.
    “Ayo rud, kita segera akan melakukan Anal sex, anusku sudah tidak tahan menerima hantaman batang rudalmu”
    “Iya sayang aku pun sudah tidak tahan untuk menikmati lubang anusmu yang legit itu ” bisik rudi pula.sambil mengobel lubang anus Linda.

    Lalu Linda terlentang diatas karpet sambil mengangkang dan menusuk-nusukan jari telunjuknya kedalam lubang anusnya sendiri sambil sesekali mengoleskan air liur pada lubang anusnya.

    “Bagaimana inah apakah sudah siap batang kontol yang kau hisap itu untuk menghantam lubang anusku, cepat aku sudah tidak tahan nih.”
    “Iya, sebentar nyah” Lalu inah segera mengeluarkan batang kontol rudi dari mulutnya dan segera menuntunnya kearah lubang anusnya.

    Rudi segera menekan kontolnya kedalam lubang dubur Linda serasa peret dan enak, batang kontolnya serasa dijepit oleh anus Linda dan lindapun memejamkan matanya menahan nikmatnya batang kontol rudi menusuk nusuk anusnya

    “Aaaaaaahhh…asssyyyik terus rud hantam lobang pantatku auh..auh..iya, iya”

    Rudi terus menggenjot kontolnya secara berirama sambil memejamkan matanya dan tersenyum nikmat merasakan batang kontolnya yang dijepit oleh anus Linda, serasa nikmat membawa tubuhnya keawang-awang.

    Inah terpana menyaksikan kontol rudi yang begitu besar menembus tanpa ampun kedalam lubang dubur Linda, namun Linda tampak merasa nikmat yang luar biasa. Sungguh permainan yang belum pernah dirasakan oleh inah sebelumnya namun inah sering menyaksikannya divcd porno, dan ia ingin sekali mencobanya dengan rudi.

    Inah segera menjilati biji pelir rudi dari belakang sambil sesekali ia jilati pula batang kontol yang terselip diantara lubang pantat Linda, sampai pada akhirnya ia jilati pula lubang dubur rudi, mula-mula ia agak jijik namun setelah beberapa saat ia mulai merasakan kenikmatan tersendiri yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, maka dengan rakus ia jilati terus lubang dubur rudi sampai ia tancapkan ujung lidahnya kedalam dubur tersebut, Menerima aksi inah yang atraktif tersebut membuat rudi semakin merasakan kenikmatan yang luar biasa, lubang duburnya serasa digelitik benda lembut saat inah menancapkan ujung lidahnya kedalam dubur rudi.

    Sementara rudi memejamkan mata saat menikmati dubur Linda dan juga lubang duburnya yang dijilati oleh inah.

    “Aaaaah…. Asyyyiiiiik jilatin terus lubang pantatku nah, masukan seluruh lidahmu kedalam anusku, serasa sukmaku melayang…sseess..aah ”

    Linda memeluk leher rudi dan melumat bibir rudi dan mereka saling beradu lidah dalam menikmati permainan tersebut.

    “Aaahh teruuuus rud, goyang terus batang kontolmu kedalam lubang pantatku, tandaskan seluruhnya rud, biarkan sukmaku melayang karna nikmat yang kau berikan ini” rudi terus menghantam dubur Linda dengan kekuatan penuh, sementara lidah inah masih terus bergerilya didalam lubang anus rudi.

    Pada menit kesepuluh permainan tersebut, mereka merubah posisi, kini rudi telentang dikarpet, sementara Linda diposisi atas dengan berjongkok membelakangi wajah rudi, setelah inah menghisap beberapa saat batang kontol rudi lalu Linda mulai memasukannya kembali kedalam lubang pantatnya dan langsung memompanya sambil berjongkok dengan irama yang mula-mula lambat hingga lama kelamaan sangat cepat

    “Hihh …hihhh..hihh.. rasakan goyanganku ini rud semoga kau menikmatinya”
    “Iya terus lin enak sekali kontolku serasa tersedot oleh lubang anusmu”

    Kemudian rudi segera memerintahkan inah untuk memberikan memeknya kemulutnya, maka segera saja inah berjongkok diatas wajah rudi dan rudi dengan rakus segera menjilatinya sehingga inah menggigit bibir bawahnya sambil matanya terpejam karna merasakan nikmat

    “Aaaaaah…asyiiiik om, geli-geli enaaaak terus Oom. emmmmmmm..aaahhh” Inah terus meracau sambil menjambak rambut rudi, dan rudipun tidak hanya menjilati memek inah tetapi ia mulai pula menjilati lubang dubur inah, sehingga inah semakin merasa nikmat dan juga agak geli saat ujung lidah rudi menggelitiki lubang dubur inah , sehingga ia sesekali tertawa manja saat merasakannya

    “Aiiihh…auuw…geli Oom.hiii..hiii..hiii…aiihh.. auuw..auuw… hiii…hiii..hiii tapi asyiik om, geli-geli enak, terus om.. terruuuuss.. mmmmmmm..ahhhh.”

    Lebih dari sepuluh menit Linda memompa batang kontol rudi dengan lubang anusnya sambil berjongkok membuat peluh ditubuhnya bertambah deras hingga ia merasa kehabisan tenaga dan menghentikan kegiatan tersebut. Lalu ia berbisik kepada inah “Nah, sekarang giliran lubang pantatmu yang menerima hantaman kontol rudi, apakah kamu sudah siap, nah…?” seraya mengecup bibir inah dengan mesra.

    “ Iya, nyah saya sudah tidak sabar ingin merasakannya nyah ”
    “Rud, apakah kau sudah siap untuk mengentot lubang pantat inah yang masih perawan itu” bisik Linda kepada rudi.
    “Ow.. tentu sayang, aku sudah tidak sabar untuk memerawani lubang anus wanita desa yang seksi dan mulai nakal ini”

    Lalu Linda segera telentang dan memerintahkan inah untuk menungging diatas tubuhnya.

    “Kau akan merasakan sesuatu yang menakjubkan dalam hidupmu nah, saat melakukan permainan ini” dan inahpun segera menungging diatas tubuh Linda yang telentang dengan posisi memek inah tepat berada diatas wajah Linda dan posisi memek Linda berada didibawah wajah inah, seperti posisi 69.

    Lalu linda segera menjilati lubang dubur inah dan mencolok-colok nya dengan jari telunjuk sambil mengoleskan air ludah kedalam dubur inah, Lalu rudi segera memasukan batang kontolnya kedalam mulut Linda untuk kemudian linda menghisapnya dengan rakus beberapa saat kemudian ia keluarkan batang kontol rudi dari mulutnya dan mulai ia arahkan kontol rudi kelubang dubur inah

    “Selamat menikmati sayang” bisik Linda dan rudi pun langsung menekan batang kontol nya kearah anus inah yag telah basah oleh air ludah Linda, ia tekan dengan lembut dan penuh perasaan karna memang agak sulit memasukan batang kontolnya kedalam lubang pantat yang masih perawan seperti inah.

    Beberapa kali sempat meleset dan akhirnya berhasil juga tembus berkat usaha Linda membantu menuntunnya serta melumasinya dengan air ludah. Pada saat tembus kedalam lubang duburnya, inah sedikit meringis karna merasa agak perih, namun kira-kira beberapa detik kemudian ia mulai merasakan kenikmatannya sehingga ia tampak memejamkan matanya merasakan nikmat.

    “Mmmmmmmmm..aaaaahhh.. asyyiiiiiik..terus om, entot lobang dubur saya om, enaaak….” Inah menikmati tusukan batang kontol rudi yang menghantam lubang anusnya sambil menjilati memek Linda yang berada dibawah wajahnya.

    Inah benar-benar merasakan petualangan yang mengasyikan dan ia benar-benar menikmati itu semua.

    Rudi menikmati keperawanan anus inah sambil memejamkan matanya, sambil sesekali meringis karna anus inah serasa masih begitu sempit dan peret karna belum pernah dimasukan oleh batang kontol, berbeda dengan lubang anus Linda yang sudah sering dihantam oleh berbagai macam kontol. Sehingga rudi tidakbisa menggoyang batang kontolnya dengan terlalu keras, namun harus penuh kelembutan dan penuh perasaan.

    Linda beraksi dengan menjilati pangkal kontol rudi yang masih tersisa diluar anus inah serta menjilati lubang memek inah secara bergantian, sambil merasakan kenikmatan lubang memeknya yang dijilati oleh inah. Hampir sepuluh menit rudi menikmati anus inah, dan rudi segera mengeluarkan batang kontolnya dan ia masukan kemulut Linda untuk dihisap, Linda menghisapnya dengan rakus, aroma anus inah masih terasa melekat pada kontol rudi sehingga menambah rasa kenikmatan tersendiri bagi Linda hingga dengan lahap ia melahap kontol rudi tersebut. Hanya beberapa detik kemudian rudi memasukan kontolnya kembali kedalam dubur inah, lalu ia pompa beberapa kali dan ia keluarkan lagi dan dimasukan kembali kedalam mulut Linda untuk dihisap oleh Linda, begitu seterusnya untuk bebeberapa kali.

    karna rudi mengerti Linda sangat suka menikmati kontol yang baru saja dikeluarkan dari lubang anus. Aroma anus yang melekat pada batang kontol sangat membangkitkan gairah bagi Linda, itulah yang dikatakan oleh Linda kepada rudi beberapa waktu lalu.
    Akhirnya, setelah inah menerima hantaman kontol rudi yang bertubi-tubi pada lubang duburnya, dan juga jilatan lidah

    Linda pada lubang memeknya, sampailah inah pada puncak kenikmatannya disertai dengan jeritan yang keras.

    “Aaaaaaaaaaaaaaaahhh….. enaaaakk… Euiiiiiiiiiiiiiiiyy.” Maka tumpahah cairan hangat yang bening keluar dari lubang memek lnah, dan Linda dengan rakus langsung menghirup cairan tersebut dan menelannya.

    Beberapa saat kemudian disusul oleh jeritan rudi yang telah mencapai klimaks.

    “Aaaaaaaah… aakku.. keluar lin…” dan rudi segera menarik keluar batang kontolnya dan dikeluarkan air maninya diatas lubang dubur inah.

    Crrroooot……crrrrroottt…crooot…. Banyak sekali sperma rudi yang keluar memenuhi sekitar lubang anus inah, dan dengan rakusnya Linda segera menjilati sperma disekitar lubang dubur inah tersebut dan ditelannya sampai habis, sampai dijilatinya kedalam lubang dubur inah dengan harapan masih tersisa air mani rudi.

    ” Mmmmmm…nyeemmm…nyeemm..nyeemm. gurih sekali air manimu rud, apalagi bercampur dengan aroma dubur inah serasa nikmat tiada tara…” sambil terus menjilati sisa-sisa air mani rudi yang terselip didalam lubang anus inah.
    Inah terkapar lemas diatas tubuh Linda yang masih menjilati lubang anusnya.

    Inah terkapar lemas namun senyum bahagia tampak terlukis diwajahnya karna benar-benar ia merasakan kenikmatan yang luar biasa, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dan tak akan pernah ia lupakan sampai kapanpun. Dan ia berharap ini jangan cepat-cepat berakhir, karna ia ingin terus merasakan kenikmatan seperti ini lagi.

  • Ahli Pelet Penakluk Wanita Cantik Dan Semok – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Ahli Pelet Penakluk Wanita Cantik Dan Semok – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1360 views

    Perawanku – Siang itu suasana kantor PT. Suka Seks begitu sepi. Di sebuah ruangan, di lantai dua, sang manajer, Ir Basmir namanya, tengah melamun. Sambil duduk dengan mengangkat kedua kakinya ke atas meja, ia terus saja berpikir.

    Ya, ia memang sedang kasmaran dengan seorang gadis. Gadis itu tak lain adalah Linda, bawahannya sendiri. Linda memang cantik dan seksi. Di usianya yang baru mencapai 28 tahun, tubuhnya memang sempurna dan menantang birahi setiap pria yang memandangnya. Terutama dadanya yang terlihat amat membusung indah.

    Linda ini sudah cukup lama bekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi yang membawahi 70 orang karyawan. Berkali-kali Basmir mengajak Linda untuk makan malam, tetapi selalu ditolaknya. Berbagai alasan diutarakannya.

    Capailah, atau alasan lain, mungkin dia sudah punya pacar. Inilah yang membuat Basmir berpikir keras sejak tadi. “Hmm.. gimana caranya supaya ia bisa takluk di pelukanku..? Nah.. aku tahu sekarang.. Aku akan menemui orang itu nanti malam..” tiba-tiba Basmir teringat seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mendapatkan Linda. Dengan penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan terpencil sekitar 15 kilometer dari rumahnya.

    Rupanya, orang yang ia tuju adalah seorang tua yang tidak lain adalah dukun ilmu hitam. Namanya Mbah Za’in. Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun santet yang amat sakti. Apapun keinginan orang yang datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah gagal. Orang yang datang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun barang yang lain. Tidak jarang mereka menghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh sang dukun. Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makin jadi. Fontana99

    Saat Basmir sampai di rumah tua itu, segera saja ia mengetuk pintu. “Siapa di situ?” terdengar suara Mbah Za’in dari dalam. “Permisi, Mbah.. boleh saya masuk..?” teriak Basmir. “Ya, silahkan..” jawab Mbah Za’in sambil membuka pintu kayu yang sudah agak reyot itu. Setelah disuruh masuk, Basmir langsung duduk di ruangan tengah rumah tua itu yang penuh dengan bau kemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri.

    Diperhatikannya seluruh isi ruangan itu. Memang menyeramkan suasananya. Ada tengkorak, kepala macan, kain-kain bergelantungan yang berwarna hitam dan merah darah, lalu seperti tempat pedupaan yang berada persis di hadapannya. “Ada perlu apa, Nak Basmir malam-malam kemari..?” tiba-tiba Sang Dukun bertanya. Basmir tentu saja kaget tidak kepalang. Ia tidak menyangka Mbah Zain mengetahui namanya.

    Benar-benar sakti. “Eh.. anu Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya suka dengan seorang gadis.. Linda namanya, kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya bila saya mengajaknya keluar makan malam.. Nah ini fotonya..” jawab Basmir dengan terbata-bata sambil mengeluarkan dari kantong kemejanya selembar foto close-up seorang gadis berambut panjang sebahu yang amat cantik. “Oh begitu..” jawab Mbah Za’in sambil memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang. “Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil mendapatkan dia, heh..?”

    “Jangan kuatir, Mbah.. Saya sediakan 100 juta rupiah buat Mbah.. dan kalo saya bisa mendapatkan dia malam ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana Mbah..?” “Baiklah..” jawab si dukun, “Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup hanya mengenakan celana dalam saja, lalu duduklah dengan posisi bersila di hadapanku..” Basmir pun menuruti semua perintah si dukun. Setelah itu, Mbah Za’in kemudian membaca beberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan di depannya.

    Tidak lama kemudian, terdengar petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi. Basmir pun kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga, roh sukma Basmir seperti terlepas dari tubuhnya dan seperti melayang pergi ke luar rumah itu. Roh sukma Basmir yang setengah telanjang itu bergerak menuju rumah Linda yang berjarak sekitar 18 kilometer dari sana. Di rumahnya, Linda tengah berusaha tidur. Ia mengenakan daster putih yang amat transparan. Di baliknya, ia tidak mengenakan apa-apa lagi.

    Payudaranya yang berukuran 38 jelas terlihat, demikian juga dengan bulu-bulu kemaluannya yang menghitam. Setiap malam, ia selalu tidur dengan cara begitu. Ia merasa gerah karena panasnya udara yang terus saja menaungi ruangan kamarnya. Tiba-tiba saat ia ingin terlelap, berhembuslah angin yang terasa menusuk sum-sum tubuh. Ia terbangun. Jendela kamarnya tiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan memang angin aneh itu adalah terpaan roh sukma Basmir kiriman sang dukun.

    Roh sukma Basmir bisa melihat posisi tubuh Linda tapi Linda tidak melihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan angin aneh itu. Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju daster Linda. Linda yang kaget menjadi ketakutan setengah mati. Ia berusaha melawannya. Tapi ia kalah cepat. Daster itu lebih dulu robek. Ia kini telanjang. Dan roh sukma Basmir dengan sengaja mendorong tubuhnya jatuh telentang ke ranjang. Dengan cepat roh Basmir mencium bibir, wajah, leher dan payudara Linda yang besar itu.

    Linda berusaha melakukan perlawanan. Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosok yang menciumnya tidak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia menyerah. Roh Basmir kemudian membuka celana dalamnya. Lalu penisnya yang sudah membesar diarahkan ke mulut Linda. Karena sudah merasa terangsang oleh ciuman-ciuman itu, Linda pun mulai mengulum penis besar tegak yang tidak kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilat penis itu.

    Kalau ada orang yang melihat Linda saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Linda sedang berpantomim dengan memperagakan gerakan oral seks. Tapi Linda memang merasa ada penis besar tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya. Tanpa membuang waktu lagi, roh sukma Basmir segera membuka kedua kaki Linda. Tampak sekarang liang kewanitaannya yang sudah basah karena terangsang berat. Roh Basmir pun segera mengarahkan penisnya ke liang kemaluan Linda.

    Dengan sekali dorongan, “Bless.. jeb.. bless..” masuklah penis besar tegak itu ke lubang senggama Linda. Linda terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya. Darah segar pun mengalir keluar dari vaginanya. Darah perawan, karena memang selama ini Linda belum pernah berhubungan dengan pria manapun. Karena merasa keenakan, Linda pun mengimbanginya dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke atas, ke bawah dan berputar-putar.

    Kemudian roh sukma Basmir pun mengangkat tubuh Linda dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkan penisnya dari belakang. Dan penis itu pun masuk tanpa halangan lagi. Linda terlihat menikmati tusukan penis itu. Dan sejam kemudian, roh sukma Basmir pun seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan ia pun menumpahkan maninya ke sekujur tubuh Linda yang saat itu telah tergolek tidak berdaya.

    Setelah puas, roh itu seolah-olah terbang kembali ke tempat asalnya. Linda yang kemudian tersadar, menjadi bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi. Tapi kemudian ia sadar bahwa sesosok makhluk tanpa bentuk telah menodainya dan ia tidak tahu siapa sebenarnya makhluk itu. Ia lantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah menjadi bubur.

    Ya, keperawanannya telah hilang. Entah apa yang akan dikatakannya pada Robert, pacarnya bila akhirnya mereka menikah suatu hari nanti. Sementara itu di rumah sang dukun, Basmir yang telah berpakaian lengkap kembali, tersenyum puas. “Terima kasih Mbah.. Ini cek senilai 50 juta yang tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bila Mbah mampu membuat Linda menjadi tergila-gila pada saya..” ujarnya dengan senyuman licik di wajahnya.

    “Oh.. itu gampang.. telan saja telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun gadis itu akan kau nikmati lagi kesintalan tubuhnya..” jawab si dukun sambil mengambil sebuah benda mirip telur hijau kecil dari kantong jubah lusuhnya. Tanpa pikir panjang lagi, Basmir menelan telur itu. Keesokan harinya, apa yang dikatakan Mbah Za’in benar-benar terjadi.
    Saat suasana kantor pagi itu belum terlalu ramai, pintu kantor Basmir diketuk seseorang. Ketika Basmir menanyakan siapa yang mengetuk, suatu suara lembut berujar, “Maaf Pak.. saya ingin berbicara sebentar dengan Bapak..” Mendengar suara itu, bukan main girangnya hati Basmir. Ya, itu suara Linda. Inilah kesempatan yang ia tunggu-tunggu.

    Dengan bergegas ia membuka pintu itu, dan ternyata benar. Linda tampak cantik berdiri di sana dengan mengenakan rok mini. Sebuah senyuman genit tampak di wajahnya. Tanpa membuang waktu lagi, Basmir menarik tangan Linda. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokan ruang kantornya itu. Dengan cepat ia mencium bibir Linda dan Linda pun membalasnya dengan semangat. Tangan Basmir pun segera menggerayangi tubuh mulusnya. Pertama-tama yang dituju adalah tentu saja buah dada besarnya.

    Dibukanya kancing kemeja Linda, lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja payudara itu diremas-remasnya tanpa ampun. Linda tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dengan inisiatif sendiri membuka semua pakaiannya. Melihat itu, Basmir tak mau kalah. Penisnya sudah tegang seperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya sudah telanjang total, Linda jongkok dan meraih penis itu untuk dikulum, dihisap-hisap lalu dijilatnya sambil membelai-belai kantong zakar Basmir.

    Basmir merasakan kenikmatan surga dunia yang tiada taranya. Kepala penisnya dijilat-jilat dengan penuh nafsu oleh Linda. Setelah penis itu benar-benar tegak, kini giliran Basmir yang mencoba membuat Linda terangsang. Diciuminya bulu-bulu kemaluan Linda, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Linda sambil berusaha menarik-narik keluar klitorisnya.
    “Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh nikmatnya.. Terus Bas.. terus..” kata Linda dengan tangannya memegang kepala Basmir yang kini sedang bergerilya di pangkal pahanya. “Masukin sekarang aja, Bas.. kumohon, Sayangku..” Mendengar itu, Basmir segera mengajak Linda bermain di atas meja kantornya yang cukup besar. Basmir rebahan di sana dan Linda langsung naik ke atas pahanya.

    Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh kelembutan, Linda membawa penis Basmir yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatannya. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya Dan, “Bless.. bless.. jeb.. plouh..” penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan Linda. Sementara Linda terus saja naik turun di atas pahanya, Basmir segera dengan posisi duduk meraih payudara Linda dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya.

    Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Basmir turun dari meja itu, lalu menyuruh Linda menungging dengan tangan berpegangan pada pinggiran meja itu. Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina Linda kembali diarahkan ke lubang senggama Linda.

    Dengan sekali tancap, penis itu masuk. “Bless.. bless.. clop.. plak.. plak..” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan keras. Tiba-tiba saja, kedua mata Basmir terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi. “Di dalam atau di luar, Lin..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya. “Di dalam aja deh.. biar nikmat, Bas..” jawab Linda seenaknya. Dan benar saja, “Crot.. crot.. crot.. crot..” sebanyak sembilan kali semprot, mani Basmir keluar di dalam liang senggama milik Linda. Sisa-sisa mani yang ada pada kepala penis Basmir, kemudian dibersihkan oleh Linda dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan olehnya.

    Keduanya kemudian saling melemparkan senyum puas. Sejak itu, Basmir dan Linda menjadi sepasang kekasih. Dimana pun mereka memiliki kesempatan, mereka selalu berhubungan seks. Sampai saat itu, Linda tidak pernah tahu bahwa Basmir lah yang pertama memperawaninya melalui roh sukmanya. Memang hebat ilmu hitam si Mbah Za’in..!

  • Cerita Hot Permainan Seks Pacar Baruku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Permainan Seks Pacar Baruku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1360 views

    Perawanku – Cerita ini terjadi ketika saya masih di kelas 3 SMU di Bandung. Sebetulnya saya menyadari bahwa ada kecenderungan yg berbeda pada diri saya sejak saya masih kecil. Tapi saya tidak merisaukannya. Selama tidak kita eksplor, kecenderungan itu tidak akan membahayakan. Tapi saya sangat menyukai hal ini. Ini adalah pengalaman nyata.

    Saya bisa di bilang berasal dari keluarga yg cukup mampu, dan banyak yg bilang kalau saya cukup tampan, karena banyak cewek yg naksir (itu kata temen cewek saya pada saya bila ada temannya yg naksir pada saya) tapi biasanya itu baru mereka katakan setelah lama berlalu, jadi saya tidak menangapi, lagian saya termasuk orang yg rada pendiam dan cenderung pemalu sama cewek.Di sekolah, saya cukup terkenal, baik karena saya bisa dibilang kece’ (itu bahasa yg sering digunakan waktu itu) maupun karena ortu gue yg cukup dikenal dikalangan mereka dan ortu mereka, Agen Sbobet

    karena kebanyakan ortu saya adalah atasan ortu mereka. Tapi saya tidak sombong dengan hal itu, karena saya punya teman dan sahabat dari semua kalangan, walaupun pada awalnya saya sering dibilang sombong karena sifat pendiam saya. Waktu itu saya di comblangin dengan seorang cewek, yg saya tahu sudah suka sama saya sejak SMP (kami satu SMP). Pada awalnya saya kurang setuju, karena itu cewek bukan type saya (saya suka cewek cantik, sexy, putih dan rambut panjang), sedang dia walaupun tidak bisa dibilang cantik, biasa sajalah, tapi sepertinya punya daya tarik sendiri kalau kita sudah mengenalnya (entah apa), mungkin matanya yg indah, kulitnya hitam manis dan rambutnya pendek cenderung cepak, tapi berhubung yg nyomblangin sahabat gue sendiri yg pacaran sama sobatnya itu cewek, akhirnya aku mau diajak kerumah itu cewek, Widi namanya, dengan alasan pinjam buku, komik. Singkatnya lama-lama kami saling suka karena sering ngobrol, curhat, aku berani bilang suka sama dia karena aku yakin nggak bakal ditolak, karena dia memang aku tahu sudah suka sama aku sejak dulu. Dan karena itu aku jadi merasa punya kuasa dan pegang kendali terhadapnya, walaupun dia agak tomboy tapi kalau sama aku dia nggak pernah ngelawan, mungkin karena perhatianku padanya, sedang dia sangat kurang kasih sayg, karena selama ini dia tinggal dengan tantenya sejak kecil, sedang ortunya ada di luar jawa. – Seperti yg aku ceritakan di awal, bahwa aku merasa ada yg berbeda dengan diriku, yaitu aku suka lihat cewek sexy, dan aku ingin cewekku juga terlihat sexy jika jalan denganku.

    Tapi caraku mungkin agak berbeda, karena yg aku lakukan sepertinya lebih cenderung memintanya memamerkan kesexyannya di public. Dan itu sangat membuat aku horny. Walaupun aku melakukanya dengan bertahap, dan tidak vulgar. Pada awalnya, seperti bisanya orang pacaran, jika aku datang ke rumah Widi malem minggu aku mengajaknya bercumbu, ciuman, bibirnya lembut, nafasnya harum, lama-lama aku berani memintanya melepaskan branya, agar aku bisa mencumbunya dengan lebih bernafsu, dan sepertinya dia juga suka dengan belaianku itu, karena jika dia menuruti kemauanku dia merasa aku makin sayg padanya. Dan itu benar, karena saat dia mau untuk tidak memakai Bra, aku merasa dia sangat sexy, dan aku suka melihat gadis sexy, sehingga aku juga memperlakukanya dengan lembut.

    Lama kelamaan, aku memintanya agar jika aku datang kerumahnya kapanpun, agar dia tidak usah memakai BH. Dan dia menurutinya, setiap aku datang dia selalu hanya memakai kemeja, kaos atau apapun itu tanpa memakai BH, yg pada intinya memudahkan aku melihat payudaraya yg tidak begitu besar tapi indah, dengan putingnya yg mengarah ke atas.

    Memang aku sering memintanya untuk tidak mengancingkan seluruh kancing bajunya, sehingga aku bisa melihat keindahan dan sexy-an tubuhnya, bahkan terkadang hanya tinggal satu kancing saja yg masih terpasang. Dan bila ada orang datang atau orang rumah lewat, dia hanya menutupi dadanya dengan bantal kursi tamu, yg dia siapkan di panngkuannya. Jadi selama aku berada di sampingnya dia selalu dalam keadaan setengah telanjang. Bahkan bila keadaan aman (orang rumahnya pergi) aku tidak memperbolehkannya memakai atasan sama sekali! sehinga selama itu dia melayani aku, baik itu menyediakan minum dan makan (karena biasaya aku lama sekali bila berkunjung ke rumahnya) dengan keadaan setengah telanjang. Tapi sama sekali aku tidak pernah menyetubuhinya, paling hanya mencumbunya mencium dan mempermainkan vaginanya dengan tanganku (karena aku masih takut dengan akibatnya). Dan selama itu pula aku tidak pernah membuka bajuku satupun,

    walaupun penisku sangat keras berdiri, karena aku sangat terangsang, bahkan kadang sampai menggigil. Sampai pada suatu saat dimana dia mulai terbiasa dan tidak malu lagi, entah kenapa waktu itu aku kurang suka melihat daerah v-nya yg berbulu lebat, karena bagiku itu mengurangi ke sexi-an dan keindahan tubuh mulusnya. Aku sangat terangsang sekali bila itu terjadi, karena tidak setiap minggu itu bisa terlaksana, tergantung keadaan rumahnya. Aku merasa sangat berkuasa terhadapnya bila aku bisa “memaksanya” melakukan itu semua, aku sendiri waktu itu heran kenapa Widi rela melakukan semua itu untukku, mungkinkah dia sanggat mencintaiku..?!

    Walaupun tak bisa kupungkiri akhirnya lambat laun akupun sayg padanya. Tapi keinginanku untuk bisa memamerkan kesexy-an tubuhnya juga makin menggebu. Karena memang selama ini hanya aku yg bisa menikmati keindahan tubuhnya. Hingga pada suatu saat aku ingin memberikan kejutan pada pacarku itu. Kalau tidak salah waktu itu adalah malam minggu, hari wajib aku apel kerumahnya. Sebelumnya aku telpon dia, mengabari bahwa aku baru akan datang jam 19.30-an dan kuminta dia untuk berpakaian seperti biasanya, yaitu tanpa memamakai Bra serta dandan yg cantik, entah kenapa sejak dia jalan dengan ku banyak yg bilang kalau dia makin feminin dan terlihat manis. Menurut pengakuan Widi sih untuk mengimbangi aku, agar aku tidak malu jalan dengan dia. Aku sih senang saja dengan hal itu. Walaupun sebetulnya tidak masalah juga kalau dia tetap tomboy, tapi aku bangga juga dengan pengorbanan dan usahanya untuk tampil menarik, karena itu semua untukku. Waktu itu aku mengajak teman-teman bandku untuk datang kerumah Widi, jumlah kami berlima, aku tidak memberi tahu Widi bahwa aku akan datang berlima, karena memang biasanya aku hanya datang sendiri.

    Walaupun mereka sudah kenal beberapa bulan sebelumnya, temanku adalah teman Widi juga. Seperti yg sudah kuduga, begitu kupijit bel pintu rumahnya, yg membukakan pintu adalah dia sendiri karena dia tahu aku akan datang. Waktu itu, dia memakai rok jeans di atas lutut, dan kemeja putih tangan pendek, dan yg paling penting adalah dia benar benar terlihar cantik karena payudaranya secara samar terbayg di balik kemeja putihnya. Dia tampak terkejut karena tidak menygka aku datang bersama teman-teman ku, aku dan teman teman dipersilahkan masuk dan duduk diruang tamu, dia sedikit salah tingkah sepertinya, karena merasa malu, takut toketnya terbayg di balik kemejanya, padahal jika tidak diperhatikan tidak begitu terlihat. Hanya sepertinya teman temanku mengetahuinya, karena saat Widi berjalan guncangan payudaranya agak berbeda. Kami bercanda dan berbincang sejenak, teman temanku banyak memuji Widi karena terlihat cantik dan sexy malam itu, beda dengan saat mereka terakhir bertemu beberapa bulan lalu, ketika pertama akali dia ku perkenalkan pada mereka, saat baru jadian. Kemudian Widi pamit untuk mengambilkan minum bagi kami semua. Saat Widi kebelakang, teman temanku pada ribut, menanyakan padaku apakah Widi bener tidah pake BH?! Sexy banget deh! begitu kata mereka.

    Aku hanya senyum senyum saja sambil mengangguk, dan dalam hati merasa senang karena bisa memamerkan kesexian pacarku pada teman-temanku. Saat Widi kembali datang dengan membawa baki minuman, mereka langsung kompak terdiam, pura pura tidak terjadi apa-apa, tapi kelakuan mereka yg tampak menahan senyum, membuat Widi penasaran, dan bertanya padaku. “Ada apa sih..?!” “Nggak cuman tadi waktu kamu ke belakang mereka pada bilang kalau kamu sexy sekali dengan berpakaian seperti itu, beda dengan saat pertama mereka bertemu denganmu!” jawabku. “Iya Wid, kamu sexy sekali deh kalau nggak pake BH” kata Agung, salah seorang temanku yg terkenal ceplas ceplos. Secara reflek perlahan Widi menggunakan baki yg dia bawa untuk menutupi dadanya, tapi secara tegas kukatakan.

    “Udahlah nggak usah ditutup tutupi, mereka sudah tahu kok, kalau kamu nggak pake BH!” “Sini bakinya!” pintaku. Akhirnya karena sudah kepalang basah mungkin, Widi secara rela menemani aku dan teman temanku ngobrol dan bercanda dengan keadaan yg seperti itu. Baju putih yg agak transparant membuat payudaranya membayg, apalagi saat kami tertawa, goncangan badanya membuat dirinya makin terlihat sexy, karena payudaranya bergoyg goyg naik turun, ditambah lagi ada saat dimana kulit payudaranya terlihat di sela sela kancing bajunya. Dan akhirnya Widipun merasa terbiasa dan nyaman dengan keadaannya. Kemudian karena perutku yg minta diisi, karena belum makan dari sore, akhirnya setelah minta ijin sama tantenya aku mengajak Widi makan malam di luar.

    Tadinya Widi berencana untuk memakai BHnya dulu, tapi karena kularang, dan mengatakan “Ini kan malam hari, jadi nggak bakal ketauan deh!” kataku mencari alasan. Maka dia pun menurut saja. Entah kenapa jika dia menuruti kemauanku untuk memperlihatkan keindahan tubuhnya, aku makin sayg padanya. Dan dadaku berdegup kencang karena exciting, bahwa keinginanku untuk memamerkan kesexian pacarku malam ini akan terlaksana. Dan kamipun meluncur di jalan dengan menggunakan mobil kijangku, kuminta Iwan temanku yg menyetir mobil, sedang aku dan Widi duduk jok tengah sedang dua temanku yg lain duduk di jok belakang.

    Dalam perjalanan kudoktrin Widi agar nanti dia pede aja jalan di sampingku, karena aku bangga punya pacar yg sexy seperti dia, yg dapat menarik perhatian semua orang. Ia pun mengangguk, dan akupun mengatakan betapa aku makin sayg padanya karena itu semua. Kemudian aku memintanya (mungkin lebih cenderung dibilang agak memaksa) untuk melepaskan satu kancing bajunya yg paling atas agar dia lebih terlihat cantik, menarik dan sexy, Pada awalnya dia menolak, tapi setelah agak kupaksa dengan mengatakan bahwa aku senang punya pacar yanng sexy, akhirnya dia mau untuk membuka satu kancing bajunya (mungkin dia takut aku putusin. Bukan sombong tapi aku tahu kelemahanya, yaitu dia sudah naksir aku dari SMP dulu).

    Kesanggupannya untuk membuka satu kancing baju bagian atasnya itu disambut oleh tepuk tangan dan siulan teman temanku yg mendengarnya. Dan mereka berani menjamin nggak akan ada yg berani ganggu, karena mereka akan menjaganya. Tapi untuk menjaga kemungkinan bahwa dia akan mengancingkan kembali bajunya, maka aku mengambil gunting dari belakang jok supir dan menggunting satu kacingnya sampe putus sambil nyengir, “Takut kamu ingkar janji!” kataku pada Widi. Dan dia hanya memukulku manja. Dengan begitu keinginanku yg rada aneh tapi membuatku sangat terangsang itu akan lancar terlaksana. Malam itu aku mengajak Widi jalan jalan dan makan di kawasan Dago yg setipa malam minggu pasti ramai dikunjungi para kaum muda. Dengan tanpa memakai Bra dan kancing bagian atas yg terbuka alias putus, maka dengan begitu, setiap orang akan dengan leluasa melihat keindahan payudaranya setiap ia berjalan, menunduk, atau bahkan orang yg berada disebelahnya akan dapat melihat payudaranya dari samping.

    Karena aku melarangnya untuk menutupi dengan tangannya. “Jadi anggap saja seperti biasa” kataku, saat dia merasa canggung dengan tatapan semua orang terutama cowok padanya yg lebih banyak mengarah pada buah dadanya. Yeah.. Walaupun payudaranya tidak begitu besar, tapi bagiku ukuran 32B sangat menarik, dan sangat sexy untuk diperlihatkan secara tidak terang terangan. Aku sengaja mengajaknya duduk berdua saja dan berhadap hadapan, agar terkesan romantis. Dan setelah makan selesai, aku kembali memintanya untuk melepaskan satu kancing bajunya lagi, dan kemudian memberinya uang untuk membayar semua makanan yg kami pesan, semula ia agak ragu, tapi dengan bulat tekad ia akhirnya mau melakukan yg kupinta (kali ini tak ada sedikitpun pemaksaan). Saat itu akupun sedikit heran, kenapa Widi dengan suka rela mau melakukannya, padahal itu berarti dia akan memamerkan dengan lebih jelas pada semua orang kesexi-an tubuhnya.

    Ia berjalan seorang diri dengan mantap, tanpa terlihat malu, melangkah menuju meja kasir. Tentunya aku sangat terangsang sekali ketika semua mata cowok melihat dirinya dengan tatapan yg bagiku seperti terlihat iri dan ingin memiliki dirinya. Dalam hati aku berkata: “Ia pacarku bung, ingin ya punya pacar seperti dia?!” Dikesempatan lain saat kutanyakan pada Widi, mengapa saat itu ia mau melakukan semua itu, dengan tanpa memakai Bra dan dengan baju yg rada transparan serta dua kacing yg terbuka, berjalan di tengah ruangan yg lumayan banyak orang, memperlihatkan goygan toketnya saat berjalan dan tentunya memperlihatkan sebagian keindahan tubuhnya pada orang yg memandangnya. Ia hanya menjawab, karena dia ingin membuktikan cintanya padaku, ia ingin membuat aku senang, sehingga aku tak akan meninggalkannya. Karena ia sangat mencintaiku.

    BONUS FOTO KUCING KHUSUS PASUKAN COLI :

  • Cerita Ngentot Vagina Siska Lebih Legit –  Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Vagina Siska Lebih Legit – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1360 views

    Perawanku – Pengalamanku saat bermain berempat dengan Siska dan keponakannya, Hanif membuat Fajar penasaran. Agaknya ia mendengar dari Siska bagaimana Hanif dan aku bermain begitu rupa, hingga ia yang pernah juga main dengan Hanif dan Siska, suatu ketika meminta istrinya untuk mengajak Hanif dan aku bermalam di rumah mereka. Karena Hanif mau ujian semester selama dua minggu, kami tidak mengusiknya. Kesempatan kami untuk bertemu terjadi pada suatu malam minggu setelah Hanif selesai ujian.

    Siska dan Fajar menyiapkan jamuan makan mewah, sebab masakan yang dipesan dari salah satu restoran mahal di bilangan Jakarta ini. Dengan mengenakan celana panjang coklat tua dan kaos berleher berwarna coklat muda, aku tiba di rumah mereka pukul 18 dan melihat Hanif telah ada di sana. Fajar mengenakan celana panjang hitam dan hem biru muda bertangan pendek.

    Siska mengenakan gaun warna biru muda, seperti warna hem suaminya, agak ketat membungkus tubuhnya yang seksi, gaun itu tergantung di pundaknya pada dua utas tali, sehingga memperlihatkan sebagian payudaranya.

    Hanif tak ubahnya seorang putri, memakai gaun berwarna merah muda, ketat menampilkan lekuk-lekuk tubuhnya yang menggairahkan, juga dengan belahan dada agak rendah dengan potongan setengah lingkaran. Keduanya seolah-olah ingin menunjukkan keindahan payudaranya di depanku dan Fajar untuk menyatakan payudara siapa yang paling indah. Payudara kedua perempuan itu memang tidak terlalu besar, tetapi cukup merangsang buatku.

    Milik Siska lebih kecil sedikit daripada milik Hanif. Hal itu sudah kubuktikan sendiri ketika mencoba menelan payudara keduanya. Payudara Hanif masih tersisa lebih banyak daripada payudara Siska, waktu kuisap sebanyak-banyaknya ke dalam mulutku.

    Kami berempat duduk di ruang makan menikmati jamuan yang disediakan tuan rumah. Hidangan penutup dan buah-buahan segar membuat kami sangat menikmati jamuan tersebut.
    Dari ruang makan, kami beranjak ke ruang keluarga. Siska menyetel musik klasik, sedangkan Fajar mengambil minuman bagi kami, ia menuangkan tequila buat Siska dan Hanif, sedangkan untuknya dan aku, masing-masing segelas anggur Prancis, agak keras kurasa alkoholnya.

    Rona merah membayang pada wajah mereka bertiga, dan kupikir demikian juga denganku, akibat pengaruh minuman yang kami teguk. Percakapan kami yang semula ringan-ringan di seputar kerja dan kuliah Hanif makin beralih pada hal-hal erotis, apalagi waktu Siska melihat ke arahku dan berkata,

    “Wah, pengaruh anggur Prancis sudah membangunkan makhluk hidup di paha Agus. Lihat nggak tuh Nif?” Hanif menengok ke bagian bawah tubuhku dan membandingkan dengan Fajar, “Lho, yang satu ini pun sudah mulai bangkit dari kubur, hi… hi….hi…”

    Hanif yang duduk di dekatku menyenderkan kepalanya pada bahu kananku. Siska mengajak suaminya berdiri dan berdansa mengikuti irama lagu The Blue Danube-nya Strauss. Entah pernah kursus atau karena pernah di luar negeri, mereka berdua benar-benar ahli melakukan dansa.

    Setelah lagu tersebut berlalu, terdengar alunan Liebestraum. Fajar melepaskan pelukannya pada pinggang Siska dan mendekati Hanif, lalu dengan gaya seorang pangeran, meminta kesediaan Hanif menggantikan Siska menemaninya melantai, sementara Siska mendekatiku.

    Aku yang tak begitu pandai berdansa menolak dan menarik tangan Siska agar duduk di sampingku memandang suaminya berdansa dengan keponakannya. Rupanya Hanif pun tidak jelek berdansa, meskipun tak sebagus Tantenya, ia mampu mengimbangi gerakan Fajar.

    Saat alunan lagu begitu syahdu, mereka berdua saling merapatkan tubuh, sehingga dada Fajar menekan payudara Hanif. Di tengah-tengah alunan lagu, wajah Fajar mendekati telinga Hanif dan dengan bibirnya, ia mengelus-elus rambut di samping telinga Hanif dan dengan kedua bibirnya sesekali cuping telinga Hanif ia belai.

    Tatapan Hanif semakin sayu mendapati dirinya dipeluk Fajar sambil dimesrai begitu. Lalu bibir Fajar turun ke dagu Hanif, menciumi lehernya. Kami dengar desahan Hanif keluar dari bibirnya yang separuh terbuka.

    Lalu ia dengan masih berada pada pelukan Fajar di pinggangnya, mengarahkan ciuman pada bibir Fajar. Mereka berpagutan sambil berpelukan erat, kedua tangan Fajar melingkari pinggul Hanif, sedangkan kedua tangan Hanif memeluk leher Fajar. Permainan lidah mereka pun turut mewarnai ciuman panas itu.

    Fajar lalu membuka gaun Hanif hingga terbuka dan melewati kedua pundaknya jatuh ke lantai. Kini Hanif hanya mengenakan kutang dan celana dalam berwarna merah muda. Tangan Hanif ikut membalas gerakan Fajar dan membuka hemnya, kemudian kulihat jari-jarinya bergerak ke pinggang Fajar membukai ikat pinggang dan risleting celana Fajar.

    Maka terlepaslah celana Fajar, ia hanya tinggal memakai celana dalam. Lalu jari-jari Hanif bergerak ke belakang tubuhnya, membuka tali kutangnya, hingga menyembullah keluar kedua payudaranya yang hanifl. Keduanya masih saling berpelukan, melantai dengan terus berciuman.

    Namun tangan keduanya tidak lagi tinggal diam, melainkan saling meraba, mengelus; bahkan tangan Fajar mulai mengelus-elus bagian depan celana dalam Hanif. Hanif mendesah mendapat perlakuan Fajar dan mengelus-elus penis Fajar dari luar celana dalamnya, lalu dengan suatu tarikan, ia melepaskan pembungkus penis tersebut sehingga penis Fajar terpampang jelas memperlihatkan kondisinya yang sudah terangsang.

    Fajar mengarahkan penisnya ke vagina Hanif dan melakukan tekanan berulang-ulang hingga Hanif semakin liar menggeliatkan pinggulnya, apalagi ciuman Fajar pada payudaranya semakin ganas, dengan isapan, remasan tangan dan pilinan lidahnya pada putingnya.

    Hanif terduduk ke karpet diikuti oleh Fajar yang kemudian meraih tubuh Hanif dan membaringkannya di sofa panjang. Dengan jari-jari membuka celah-celah celana dalam Hanif, mulutnya kemudian menciumi vagina Hanif. Erangan Hanif semakin meninggi berganti dengan rintihan.

    “jarr, ayo sayang ….. ooooohhhh …. Yahhh, gitu sayang, adddduhhhh … nikmat sekali ….. aaakkkhhhh …. ”
    Setelah beberapa saat mengerjai vagina Hanif, Fajar berlutut dekat Hanif dengan kaki kanan bertelekan di lantai, sedangkan kaki kirinya naik ke atas sofa, ia arahkan penisnya ke vagina Hanif dari celah-celah celana dalam Hanif.

    Lalu perlahan-lahan ia masukkan penisnya ke vagina Hanif dan mulai melakukan tekanan, maju mundur, sehingga penisnya masuk keluar vagina Hanif.

    Siska yang duduk di sebelah kiriku terangsang melihat Fajar dan Hanif, lalu mencium bibirku. Kubalas ciumannya dengan tak kalah hebat sambil mengusap-usap punggungnya yang terbuka. Siska memegangi kedua rahangku sambil menciumi seluruh wajahku, lidahnya bermain di sana-sini, membuat birahiku semakin naik, apalagi ketika lidahnya turun ke leherku dan dibantu tangannya berusaha membuka kaosku. Kuhentikan gerakannya meskipun ia membantah, “Ayo dong Gus?”

    “Tenang sayang …. ” kucium bibirnya sambil menunduk dan dengan tangan kiri menahan lehernya, tangan kananku mengangkat kakinya hingga ia jatuh ke dalam boponganku dan kugendong menuju kamar tidur mereka. Kami tak pedulikan lagi Fajar dan Hanif yang semakin jauh saling merangsang. Kurebahkan tubuhnya di ranjang dan kubuka seluruh pakaianku.

    “Cepet banget Gus, udah sampai ke ubun-ubun ya sayang?” tanya menggoda sambil berbaring.
    “Udah berapa minggu nich, kangen pada tubuhmu …” jawabku sambil mendekati dirinya.

    Kembali kulabuhkan ciuman pada bibirnya sambil jari-jariku mengelus pundaknya yang terbuka sambil membukai kedua tali di pundaknya. Lidahku mencari payudaranya dan mengisap putingnya. Isapan mulutku pada putingnya membuat Siska mengerang dan menggelinjang, apalagi ketika sesekali kugigit lembut daging payudaranya dan putingnya yang indah, yang sudah tegang.

    Mungkin karena pengaruh minuman keras dan tontonan yang disajikan Hanif dan Fajar barusan, kami berdua pun semakin liar saling mencium tubuh yang lain satu sama lain. Pakaian kami sudah terlempar kesana kemari.

    Ciuman bibir, elusan jari-jari dan bibir, remasan tangan, jilatan lidah menyertai erangan Siska dan aku. Kami berdua seolah-olah berlomba untuk saling memberikan kepuasan kepada yang lain. Apalagi ketika Siska menindih tubuhku dari atas dengan posisi kepala tepat pada pahaku dan mengerjai penisku dengan ganasnya.

    Vaginanya yang tepat ada di atas wajahku kuciumi dan kujilati, klitorisnya kukait dengan lidah dan kugunakan bibirku untuk mengisap klitoris yang semakin tegang itu. Setelah tak tahan lagi, Siska segera bangkit lalu menungging di depanku.

    Rupanya ia mau minta aku melakukan doggy style posisi yang sangat ia sukai. Dari ruang keluarga, kudengar rintihan Hanif dan erangan Fajar. Mungkin mereka sudah semakin hebat melakukan persetubuhan.
    Kuarahkan penisku ke vagina Siska. Kugesek-gesekkan kepala penis hingga ia kembali merintih,
    “Guuussss, jangan permainkan aku! Ayo masukin dong, aku nggak tahan lagi, sayaaaanngg!” pintanya.

    Penisku mulai masuk sedikit demi sedikit ke dalam vaginanya. Kupegang pinggulnya dan memaju-mundurkan tubuhnya mengikuti alunan penis masuk keluar vaginanya. Sekitar lima menit kulakukan gerakan begitu, ia belum juga orgasme, begitu pula aku. Kemudian kuraba kedua payudaranya yang menggantung indah dari belakang. Kuremas-remas sambil merapatkan dadaku ke punggungnya.

    Ia mengerang, mendesah dan merintih. “Ahhhh ….. sshsshh, ouuughhhh, nikmatnyaaaa …… sayangkuuuuu. ….” Mendengar suaranya dan merasakan geliat tubuhnya di bawah tubuhku, membuatku makin terangsang.
    Lalu kutarik kedua tangannya ke belakang tubuhnya. Kupegang lengannya dengan sentakan kuat ke arah tubuhku hingga ia mendongakkan kepalanya. Kedua tangannya berusaha menggapai payudaranya dan meremas-remas payudaranya sendiri. Kami berdua kini dalam posisi bertelekan pada lutut masing-masing, agak berlutut, ia tidak lagi menungging, penisku membenam dalam-dalam ke vaginanya.

    Rintihan Siska semakin tinggi dan saat kuhentakkan beberapa kali penisku ke dalam vaginanya, ia menjerit, “Aaaaahhhhhh ….. oooooggghhh …..” Penisku terasa diguyur cairan di dalam. Aku tak kuat lagi menahan nafsuku dan menyusul dirinya mencapai puncak kenikmatan.

    Ia lalu menelungkup dengan aku menindih punggungnya yang sesekali masih memaju-mundurkan penisku di dalam vaginanya. Keringat bercucuran di tubuh kami, meskipun pendingan kamar itu cukup dingin ketika kami baru masuk tadi.

    Kemudian kami berbaring berpelukan, aku menelentang sedangkan Siska merebahkan tubuhnya di atasku. Di ruang sana tak terdengar lagi suara Fajar dan Hanif, mungkin mereka juga sudah orgasme. Tanpa sadar, aku tertidur, juga Siska.

    Aku terjaga ketika merasakan ciuman pada bibirku. Kubalas ciuman itu, tetapi aromanya berbeda dengan mulut Siska. Kubuka kelopak mataku, kulihat Hanif masih telanjang membungkuk di atas tubuhku sambil menciumi aku.

    Mataku terbuka lebar sambil memagut bibirnya memainkan lidahku di dalam mulutnya, ia membalas perlakuanku hingga lidah kami saling berkaitan. Sedangkan Fajar kulihat mendekati Siska dan menciumi payudara istrinya.

    Siska menggeliat dan membalas ciuman dan pelukan suaminya. Tangannya mengarah ke bagian bawah tubuh Fajar meraih penis suaminya yang sudah melembek. Ia rabai dan kocok penis itu, hingga kuperhatikan mulai bangun kembali. Hanif yang semula hanya menciumi bibirku dan memainkan lidahnya, menurunkan ciumannya dan mencari dadaku, di sana putingku diciumi dan digigitnya lembut.

    Lama-lama gigitannya berubah semakin buas, hingga membuatku merintih sakit bercampur nikmat, “Kenapa, sayang? Sakit ya?” tanyanya menghentikan permainannya sambil menatapku. Aku menggelengkan kepala dan memegang kepalanya agar kembali meneruskan ulahnya. Lidahnya kembali terjulur dan bermain di putingku bergantian kiri dan kanan.

    Setelah itu, ia turunkan ciumannya ke penisku yang masih ada sisa-sisa sperma dan cairan vagina Siska. Ia lumat dan masukkan penisku ke dalam mulutnya. Penis yang sudah lembek itu kembali tegang mendapat perlakuan mulutnya.

    Tangannya memegang pangkal penisku melakukan gerakan mengocok. Bibirnya dan lidahnya juga bermain di testisku dan “Uuuuhhhh ….” aku mendesah, sebab kini lidahnya menjilati analku tanpa rasa jijik sedikit pun.

    Setelah itu kembali mulutnya bermain di testisku dan memasukkan kedua testis itu bergantian ke dalam mulutnya. Sedotan mulutnya membuat birahiku kembali muncul. Sementara rintihan Siska kembali terdengar. Kuintip mereka, Fajar kini menciumi paha istrinya, sama seperti perbuatan Hanif padaku.

    Hanif melihat penisku makin tegang, tetapi kemudian ia melangkah ke bufet kecil di samping ranjang. Tak lama kemudian ia kembali ke ranjang sambil memegang dildo berwarna merah di tangannya. Penis buatan itu memiliki tali yang kemudian ia ikatkan ke pinggangnya sehingga kini Hanif terlihat seperti seorang laki-laki, tetapi memiliki payudara.

    Fajar masih terus menciumi paha isterinya ketika Hanif memegang rambut Fajar dan meminta Fajar menciumi payudara isterinya, sedangkan penis buatan sudah ia arahkan ke vagina Siska. Fajar menoleh sekilas ke arah Hanif, tetapi ia tidak menolak dan meremas-remas payudara istrinya sambil menciumi dan memilin putingnya.
    Desahan Siska semakin kuat disertai geliat tubuhnya, apalagi saat dildo Hanif mulai memasuki vaginanya yang kembali basah. Hanif kemudian memaju-mundurkan tubuhnya hingga dildo itu masuk keluar vagina Siska.

    Siska mengerang dan meracau dengan tatapan mata sayu. Kudekati wajahnya dan kupagut bibirnya sambil turut membelai payudaranya membantu suaminya yang masih terus meremas dan menciumi payudaranya.
    Beberapa saat dengan posisi itu, membuat Siska kembali naik birahi. Hanif kemudian membalikkan tubuhnya ke samping sambil memegangi pinggang Siska agar mengikuti gerakannya. Aku membantu gerakannya dan menggeser tubuh Siska hingga kini berada di atas tubuh Hanif dengan dildo Hanif yang tetap menancap pada vagina Siska.

    Siska yang ada di atas Hanif kini, menduduki perut Hanif sambil melakukan gerakan seakan-akan sedang menunggang kuda. Desahan Siska semakin kuat sebab dildo itu benar-benar masuk hingga pangkalnya ke dalam vaginanya.

    Hanif tidak banyak bergerak, hanya pasif, tetapi jari-jarinya bermain di sela-sela vagina Siska merangsang klitoris Siska. Aku memeluk Siska dari belakang punggungnya, sedangkan Fajar dari arah depan tubuh Siska meremas-remas dan sesekali menciumi dan menjilati payudara Siska.

    “Gus, masih ada lubangku yang nganggur, ayo sayangg….. oooohhhh, nikmatnya” desahnya memohon.
    Aku menyorong tubuh Siska agar rebah di atas tubuh Hanif, lalu kusentuh lubang analnya. Kubasahi dengan sedikit ludah bercampur cairan vaginanya sendiri. Lalu setelah cukup pelumas, kumasukkan penisku ke dalam analnya.

    Kugerakkan penisku maju mundur, sedangkan Siska dan Hanif saling berciuman, dan Fajar meremas-remas payudara kedua perempuan itu bergantian. Rintihan kedua perempuan itu semakin kuat terdengar. Mungkin karena merasa tindihan dua tubuh di atasnya agak berat, Hanif agak megap-megap kulihat, sehingga kuajak mereka berdua melakukan gerakan ke samping. Aku kini berbaring terlentang. Penisku yang tegang dipegangi tangan Siska dan diarahkannya masuk ke dalam analnya sambil merebahkan tubuhnya terlentang di atasku.

    Lalu Hanif kembali berada di atas tubuh Siska memasukkan dildo pada pangkal pahanya ke dalam vagina Siska. Gerakan Hanif kini aktif, berganti dengan aku yang pasif pada anal Siska. Tak lama kemudian Siska orgasme disertai rintihan panjangnya.

    Kupeluk ia dari bawah, sedangkan bibirnya diciumi oleh Hanif dengan ganasnya. Fajar masih terus meremas-remas payudara kedua perempuan itu. Lalu Hanif mencabut penis buatan dari vagina Siska dan berbaring di sampingku, sementara Fajar meletakkan tubuhnya di samping Hanif sambil memeluk tubuh Hanif dan mencium bibirnya.
    Sekitar sepuluh menit kemudian, Siska bangun dari atas tubuhku dan membuka tali yang mengikat dildo pada pinggang Hanif.

    Diperlakukan seperti tadi, rupanya membuat Siska juga ingin mencoba apa yang dilakukan oleh Hanif terhadap dirinya. “Mas, Gus, pegangi tangan dan kaki Hanif. Yuk buruan, jangan berikan kesempatan buat dia!” katanya memerintah kami berdua.

    Hanif yang masih kecapekan karena mengerjai Siska tadi mencoba meronta-ronta ketika tanganku memegangi kedua tangannya dan mementangkan lebar-lebar, sedangkan Fajar memegangi kedua telapak kakinya sehingga kedua paha dan kakinya terpentang lebar. “Ah, Tante curang, masak pake pasukan mengeroyok ponakannya …” katanya protes.

    “Biarin, abis ponakan nakal kayak gini. Masak Tantenya dihabisi kayak tadi?” gurau Siska sambil berlutut di antara kedua paha Hanif. Ia lalu menundukkan wajahnya menciumi dan menjilati vagina Hanif. Hanif benar-benar tidak bisa berkutik, meskipun ia menggeliat-geliat, apalah artinya, sebab tangan dan kakinya dipegangi oleh dua lelaki dengan kuatnya.

    Puas menciumi vagina Hanif, Siska mengangkangkan pahanya di luar paha Hanif, lalu menujukan dildo pada pahanya ke dalam vagina Hanif. Setelah dildo tersebut masuk, kedua pahanya bergerak ke arah dalam ke bawah kedua paha Hanif, sehingga kedua paha Hanif semakin rapat mengunci dildo yang sudah masuk dengan mantap ke dalam vaginanya.
    Sedangkan di bawah, kedua tungkainya mengunci kedua tungkai Hanif. Kini tanpa dipegangi oleh tangan Fajar pun, kaki Siska sudah mengunci paha dan kaki Hanif dengan ketatnya. Mulut Siska mengarah pada payudara Hanif dan melumat habis kedua payudara keponakannya.

    Sedangkan aku, sambil mementangkan kedua tangan Hanif, mencium bibirnya dan memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Sesekali kuangkat wajahku dan berciuman dengan Siska.
    Erangan Hanif yang tak menduga serangan Tantenya semakin dahsyat, terdengar semakin berubah menjadi rintihan. Apalagi Tantenya semakin cepat menggerakkan dildo ke dalam vaginanya. Beberapa kali ia malah menghentakkan dalam-dalam dildo tersebut ke vagina Hanif.
    Mungkin karena sudah sering melihat bagaimana gerakan penis suaminya atau penisku masuk keluar vaginanya, ia pun tergoda untuk melakukan aksi serupa.

    Cuma sekitar lima menit diserang begitu, Hanif tak kuasa lagi bertahan, ia merintih lirih, “Tante Annnnaaaaa, aku dapet ….. aaahhhhhh …… nikmattt …… sssshhhhh .…… ooouuugghhh ….. aaaakkkhhh.”
    Siska masih terus merojok vagina Hanif, hingga Hanif memaksaku melepaskan kedua tangannya dan menolakkan tubuh Tantenya, “Tante, udah dong, bisa pecah ntar memiawku!! Ahhh … sadis deh Tante!!” katanya.

    Kami tertawa mendengar kalimatnya, sebab tahu mana mungkin pecah vaginanya dengan alat yang mirip penisku dan penis Fajar. Siska merebahkan tubuh di samping Hanif seraya mencium bibir Hanif dengan lembut. Keduanya berciuman agak lama dan kembali berbaring terlentang berdampingan. Aku dan Fajar mengambil tempat di samping mereka berdua.

    Setelah itu, Siska memintaku menyetubuhinya dengan posisi ia di atas dan aku berbaring di bawah, kemudian ia minta lagi Hanif untuk memakai penis buatan tadi ke dalam analnya lalu meminta penis suaminya untuk ia lumat habis-habisan. Hanif yang ingin membalas perbuatan Tantenya, tidak menolak.

    Dengan cepat diikatkannya tali dildo itu dan menyerang anal Tantenya. Rintihan Siska kembali terdengar di sela-sela lumatan bibir dan mulutnya pada penis suaminya. Fajar masih mau diperlakukan demikian beberapa kali, tetapi mungkin karena tak tahan melihat ada vagina menganggur, ia kemudian mendekati bagian bawah tubuh kami dan kulihat mengusap-usap pantat Hanif.

    Lalu ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Hanif. Empat tubuh telanjang berkeringat kini saling bertindihan. Fajar paling atas menyetubuhi Hanif, sementara Hanif dengan dildo-nya mengerjai vagina Siska, dan aku paling bawah mengerjai anal Siska dengan penisku yang tegang terus. Sprey ranjang sudah acak-acakan oleh tingkah kami berempat, tapi kami tak peduli lagi pada kerapihan.

    Masih dengan napas tersengal-sengal, Hanif membisikkan sesuatu ke telinga Fajar. Fajar yang sudah melepaskan dirinya dari tubuh Hanif, memeluk tubuh istrinya melepaskan analnya dari hunjaman penisku. Hanif kemudian mendekati aku dan berbisik, “Gus, kita kerjai Tante lagi yuk? Sekarang coba masukin penis kalian berdua ke memiawnya, ntar aku bantu dengan dildo pada analnya.”
    Wah ide yang unik, pikirku sambil mengangguk. Kemudian kuraih tubuh Siska, “Ada apa sich Gus, aku masih capek sayang!” Tapi penolakannya tak kuhiraukan. Kutarik tubuhnya rebah menelungkup di atas tubuhku sambil menggenggam penis yang kuarahkan pada vaginanya.

    Dasar vaginanya masih merekah, dengan mudahnya penisku melesak ke dalam, membuatnya kembali mendesah. Tak lama kemudian, Fajar mendekati kami dan mengarahkan penisnya ke dalam vagina Siska.
    Penisku yang masih berada di dalam vagina Siska, bergesekan dengan penis Fajar yang mulai menyeruak masuk keluar ke dalam. Mata Siska yang tadinya sayu mendapat seranganku, membeliak merasakan nikmat akibat dimuati dua penis pada vaginanya. Ia tak kuasa melawan walaupun semula merasa vaginanya begitu padat dimasuki dua penis sekaligus.

    Kemudian kulihat Hanif memperbaiki letak dildo yang masih ia kenakan. Lalu dengan hati-hati ia menempatkan dirinya di antar tubuh Fajar dan pantat Siska. Fajar memberikan ruang gerak padanya dengan mencondongkan tubuhnya ke arah belakang dan menahan berat badannya dengan kedua tangannya, sehingga Hanif bebas memasukkan dildo ke dalam anal Siska.
    Aku dan Fajar menghentikan gerakan dengan tetap membiarkan kedua penis kami berada di dalam vagina Siska. Begitu dildo Hanif masuk ke dalam analnya, Fajar mulai menggerakkan penisnya lagi, merasakan gerakan itu, aku mengikuti irama mereka berdua.

    Rintihan Siska meninggi saat dildo Hanif memasuki analnya bersamaan dengan kedua penis kami. Kututup rintihannya dengan mencium bibir Siska. Ia memagut bibirku dengan kuat, bahkan sempat menggigit bibirku dan mengisap lidahku kuat-kuat.
    Mungkin pengaruh desakan dua penis sekaligus pada vaginanya dan penis buatan pada analnya, membuat Siska melayang-layang mencapai puncak kenikmatan yang lain dari biasanya.

    Ia tidak lagi mengerang atau mendesah, melainkan merintih-rintih dan bahkan sesekali menjerit kuat.
    “Auuuhhh …. Ooooohhhhh …. gila ….. kalian bertiga benar-benar gila! Uuuukhhhh ….. sssshhhhh ….. aakkkkhhhh …..” rintihnya sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya menerima serangkan kami bertiga. Pagutan bibirku menutup rintihannya dengan lilitan lidah yang menjulur memasuki rongga mulutnya.
    Hanif merapatkan tubuhnya ke punggung Tantenya dan kedua tangannya bergerak meremas-remas kedua payudara Tantenya. Siska merintih menikmati serangan di sekujur tubuhnya terutama pada bagian-bagian vitalnya.

    Entah sudah berapa puluh kali penisku dan penis Fajar bergerak masuk keluar vagina Siska dan analnya dirojok dildo Hanif. Sementara kedua tangan Fajar masih menyangga tubuhnya, ia tak bisa berbuat apa-apa walaupun kulihat beberapa kali mencoba meraih punggung Hanif untuk meremas-remas kedua payudaranya dari belakang, tapi posisinya tidak menguntungkan.
    Ia kemudian memusatkan pikiran pada gerakan penisnya yang semakin cepat kurasakan bergesekan dengan penisku di dalam vagina Siska yang sudah semakin becek.

    Rintihan Siska semakin tinggi berubah menjadi jeritan. Ia memiawik-mekik nikmat, ketika mencapai orgasme. Fajar menyusul menghentakkan penisnya kuat-kuat ke dalam vagina istrinya, tapi kedua tangan Siska menahan pantat suaminya, agar tetap melabuhkan penisnya di dalam vaginanya.
    Ia seakan tidak rela penis kami keluar dari vaginanya, meskipun ia sudah orgasme. Tak lama kemudian, suaminya menyerah, mencabut penisnya.

    Aku masih bertahan dan meminta Hanif berbaring dengan Tantenya terlentang di atas tubuhnya dan dildo yang dipakainya ia masukkan ke anal Siska, sementara aku menancapkan penisku ke vagina Siska. Meskipun Hanif berada di bawah tubuh Tantenya, tubuh Siska kupegangi agar tidak membebani Hanif. Kuraih pundaknya agar merapat ke tubuhku.

    Tangan Siska bermain di kedua payudara Hanif sambil menikmati hunjaman dildo Hanif pada analnya dan penisku pada vaginanya yang barusan sudah mencapai kenikmatan. Fajar berbaring di sisi Hanif sambil membantu Siska membelai dan meremas-remas payudara Hanif dan sesekali mencium bibir Hanif.
    Tangan Fajar bermain di bagian bawah tubuh Hanif, rupanya ia mengorek-ngorek vagina Hanif, hingga gadis itu tidak hanya menancapkan dildo ke vagina Tantenya, tetapi juga menaiki anak tangga kepuasan oleh permainan tangan Fajar.

    Hanif menggeliat-geliat di bawah dengan dildo*-nya menancap dengan dalam pada vagina Siska, sambil menikmati ulah jari-jari Fajar pada vaginanya. Rintihan Hanif semakin kuat bercampur dengan jeritan Siska yang kuserang habis-habisan dengan gerakan sekuat-kuatnya dan sedalam-dalamnya membenamkan penisku ke dalam vaginanya.

    Ia menjerit-jerit seperti waktu penis suaminya bersama penisku masih berada di vaginanya. Penisku kupegangi dan kutekan kanan kiri merambah, mengeksplorasi dinding vaginanya dan menarik tanganku hingga penisku masuk hingga pangkalnya. Jari-jariku mencari klitorisnya dan membelai-belainya sedemikian rupa hingga ia tak berhenti memiawik.

    Sekujur tubuh Siska bersimbah peluh dan kuperhatikan ada tetesan air keluar dari matanya turun ke pipi. Rupanya saking nikmatnya multiorgasme yang ia rasakan, tanpa terasa air matanya menetes. Tentu saja air mata bahagia. Kukecup kelopak matanya menciumi air matanya dan bibirku turun ke bibirnya, melakukan kecupan yang liar dan panas.
    “Ooooooooogggghhhhhhhh ….. Gussssss ……. Uuuhhh ……. Ssssshhhhh …. Hanifaaaa …… nikmatnyaaaaaahhhhhhh …… Aaaahhhhhh!!!” teriakannya terdengar begitu kuat sambil menekankan vaginanya kuat-kuat ke penisku.

    Seperti biasanya kalau ia mencapai orgasme yang luar biasa, air seninya ikut muncrat bersamaan dengan cairan vaginanya. Semprotan cairannya membasahi penisku, sela-sela paha Hanif dan sprey di bawah kami. Mulutnya menolak mulutku dan menggigit pundakku hingga terasa giginya menghunjam agak perih di kulitku.
    Dari bawah kulihat Hanif juga semakin kuat menekan dildo ke anal Siska. Hanif pun merintih,
    “Tanteeeee ….. aku …. juga dapeetttt nicchhhh ….. oooohhh, jari-jarimu lincah benar Oooommmm …..” pujiannya keluar memuji perbuatan Fajar terhadap dirinya. Fajar mencium bibir Hanif dan mengelus-elus payudaranya.

    Terakhir, aku menghentakkan penisku sedalam-dalamnya dan sambil mengerang nikmat, muncratlah spermaku memasuki vagina Siska. Kutarik tubuh Siska berbaring di atas tubuhku yang berbaring terlentang, sedangkan Hanif memeluk Fajar yang menindih tubuhnya sambil terus berciuman dan memasukkan jari-jarinya sedalam-dalamnya ke dalam vagina Hanif yang pahanya sudah merapat satu sama lain dan menjepit jari-jari dan tangan Fajar dengan kuatnya.

    Napas Siska, Hanif dan aku yang terengah-engah semakin mereda sambil mencari posisi yang enak untuk berbaring. Kuamati payudara kedua perempuan itu sudah merah di sana-sini, akibat ciuman dan gigitan Fajar, aku dan mereka berdua satu sama lain.

    Pundakku yang perih akibat gigitan Siska tadi, diciuminya dengan lembut seraya minta maaf, “Gus, maaf ya, jadi kejam gini sama kamu, abis nggak tau lagi sih mau ngapain. Yah udah, pundakmu jadi sasaran mulut dan gigiku.” Kuelus-elus rambutnya sambil berkata, “Tak apa, sayang. Ntar juga cepat sembuh koq, apalagi sudah kau obati dengan ludahmu.”

    Setelah itu, kami berempat terbaring nyenyak setelah beberapa jam main tak henti-hentinya. Kami baru bangun ketika matahari sudah naik tinggi dan jarum jam dinding menunjuk pukul 11.00 WIB. Kami mandi berempat di kamar mandi.

    Bathtub yang biasanya hanya dimuati satu atau dua tubuh orang dewasa, kini menampung tubuh kami berempat yang sambil berciuman, menggosok, meraba dan meremas satu sama lain, tetapi karena tenaga kami sudah terkuras habis, kami tak main lagi pagi itu. Namun siangnya, usai makan, Hanif sempat memintaku untuk main lagi dengannya.

    Fajar dan Siska, sambil tertawa-tawa dan memberi komentar, hanya menonton keponakan mereka main denganku di karpet ruang keluarga mereka. Hanif seolah tak kenal lelah, tidak cukup hanya meminta vaginanya kukerjai, tetapi juga analnya, baik dengan posisi terlentang dengan kedua kakinya kupentang lebar maupun dengan posisi ia menungging dan kutusuk dari belakang.
    Jika kuhitung, ada sekitar tiga kali lagi ia orgasme, sementara aku hanya sekali, tetapi untungnya penisku tetap bisa diajak kompromi untuk terus main melayani permintaannya.

    Tepukan tangan Fajar dan Siska memuji kekuatan kami berdua mengakhiri persetubuhan kami berdua, lalu Siska membersihkan penisku yang dilelehi cairan vagina dan anal Hanif serta spermaku, sedangkan Fajar membaringkan tubuh Hanif di sofa panjang dan membersikan vaginanya dengan bibir dan lidahnya. Pelayanan kedua suami istri itu benar-benar luar biasa terhadap keponakannya, Hanif dan aku.

     

  • Cerita Sex Sedarah Reaksi Mesum Bersama Mertua Di Hotel Bali

    Cerita Sex Sedarah Reaksi Mesum Bersama Mertua Di Hotel Bali


    1359 views

    Perawanku – Cerita Sex Sedarah Reaksi Mesum Bersama Mertua Di Hotel Bali, Perkenalkan namaku adalah Diki, aku berusia 24 tahun, jujur wajahku tampan ( bukannya sombong ), tak heran kalau banyak wanita yang tergila gila padaku. Aku bekerja di perusahaan asing sebagai management.

    Kejadian ini berawal pada saat aku hidup berumah tangga, sudah 1 tahun lebih aku hidup berumah tangga, tapi belum juga dikaruniai seorang anak. aku punya seorang isteri yang sangat cantik, setia, sabar dan sikapnya dewasa, dia bekerja sebagai dokter disalah satu rumah sakit negeri diJakarta.

    Tiap malam jumat aku selalu melakukan hubungan sex dengan isteriku, bahkan bukan hanya hari itu juga tapi di hari senin itu sering kulakukan dengan isteriku.

    Dilain kehidupan berkeluargaku, aku punya mertua yang baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku yang perempuan berumur 41 tahun. Tapi yang aku kagumi dari dia adalah tubuhnya masih singset, langsing, ramping, seksi, dan payudaranya yang lumayan montok, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum dia indo perancis.

    Sedangkan mertuaku yang laki laki berumur 54 tahun, dia jarang dirumah karena dia adalah seorang konsultan dan sekarang dia sedang bertugas di Inggris. Pulangnya pun 1 minggu 1 kali. Kadang juga tidak pulang selama satu bulan. Isteriku adalah anak tunggal.

    Cerita dewasa ini berawal saat aku sedang bercumbu dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa mengunci pintunya. Tak sengaja ibu mertua ku lewat didepan kamar temapt aku bercumbu dengan isteriku. Dia langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu isteriku. Langsung aku menghentikan cumbuanku dan berhenti, “oh.. mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapaku sambil berjalan menuju pintu. “maaf mama gak tahu kalau kalian lagi itu……habis pintunya tadi gak dikunci sih….!!! “ sahut ibu mertuaku.

    Sejak ibu mertuaku melihat kejadian itu, cara memandang dia ke arahku agak berbeda. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku mengantarkanya ke Bali, karena dia ingin melayat saudaranya yang meninggal.

    Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku naik pesawat tiba di bandara pukul 9 pagi. Langsung aku dan ibu mertuaku menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang diBali.

    Pukul 11 malam aku terbangun oleh dering telepon diHP ku. Aku melihat nomor dirahasiakan. Aku segera menjawab dering telepon itu. “halo ini siapa yah…malam malam begini kok nelpon” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk. “dik…ini mama…kamu uda tidur yah?? Bissa tolongin mama gak???

    Koper mama yang berisi pakaian tidak bissa dibuka…. Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon. “oh…mama… iya ma… aku segera kesana” aku segera bergegas menuju kamar ibu mertuaku yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku. “iya dik… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu.

    Dia mengenakan kaos berwarna putih dan rok berwarna hitam. “ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka” sapaku sambil masuk kekamar ibu mertuaku. “itu loh kopernya….dik didepan ranjang itu loh…. Dari tadi mama coba buka tapi tidak bissa.” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya secara paksa.

    Ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai ngeres pikiranku. “terima kasih yah..dik…kamu uda nolongin mama…” “ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar itu. “kenapa dik….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa. Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik.

    Kemudian dia juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, dia membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku.

    Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……sayang…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku. “maaf….maaf….atas kelancangan saya….sekali lagi maaf…..” “kamu takut sama isteri kamu….??? “ Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku. “mama… maafin saya ma….itu dosa ma….. lagian aku gak sama…hhffzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu. “ssssstttt…. Uda kamu gak usah takut sama papa… ingat dik…disini kita Cuma berdua… berdua….

    Isteri kamu dan suami mama tak kan pernah tahu kejadian ini…..” sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku. “ma… maafin aku ma… saya ma…. Aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini” langsung ciuman bibir ibu mertuaku yang mendarat dipipi ku lanjutkan dengan bibirku” kucumbu ibu mertuaku diatas sofa itu.

    Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti. “ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius “jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa… kunci dulu pintunya dik” sahut ibu mertuaku. “langsung dengan segera aku bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya.

    “sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…” panggilan ibu mertuaku manja. kulihat ibu mertuaku duduk diatas ranjang. Langsung aku mencopot seluruh bajuku dan kuhanya mengenakan CD. Langsung aku naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dipahanya. “aaaahhhhh…..” desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata. Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap.

    Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. “aaaaahhhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku semakin menjadi jadi seperti desahan di film film bokep.

    Setelah satu menit lebih aku menciumi lehernnya aku beralih ke dadanya aroma wangi ditubuhnya membuatku semakin menjadi jadi. Kuciumi dengan lahap dan bringas dadanya sambil memeluk erat tubuhnya. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan CD ku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri.

    Sambil menciumi dadanya aku mencoba melepas kaos yang dia pakai. Akhirnya beberapa menit kemudian kaosnya terlepas. Terpampang didepanku dua buah payudara montok dan mulus yang masih terbungkus oleh BH G-string hitam. Langsung aku menyosor payudaranya yang masih terbungkus BH G-String hitam itu.

    “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……buka aja….buka BH nya sayang …… “ sambil terus menciumi kedua payudaranya yang montok. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah. Kemudian aku mencoba meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya. Tak lama kemudian aku berhasil meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya, dan aku menjatuhkan BH nya ke lantai. Kulihat putting payudaranya yang coklat terlihat sangat kontras.

    Langsung ku lahap putting payudaranya yang kiri dengan mulutku. “aaaaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar… aaaaahhh…..aaaahhhh….tahu… apa yang mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… yang mama pengen” sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu” kuciumi seluruh permukaan kedua payudaranya, kuhisap berulang kali, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku terdengar keras “ccpppceekkk” kulihat ibu mertuaku mengeluh keenakan.

    “ooohhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang !!!!” tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan payudaranya basah karena air liurku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah . Kemudian aku beralih ke perut dan pusarnya, kuciumi dengan penuh gairah sambil melepaskan rok hitam yang dia pakai. Tak lama kemudian rok hitam itu terlepas dari tubuhnya.

    Kulihat CD G-string yang berwarna hitam itu agak terlihat basah. Dengan posisi duduk ibu mertuaku melorotkan CD ku “buka aja…gak usah malu…sayaaaang..tuh kan udah bangun dari tadi” ibu mertuaku langsung mengelus elus penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Lamgsung dia menciumi pensiku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu.

    Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku mencopot CD G-string yang dia pakai. Wow vaginanya masih terawatt dengan baik… merah merona dengan ditumbuhi bulu lebat. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya yang wangi dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang ternyata juga wangi.

    “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus… jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti” berkali kali cairan sperma keluar dari vagina ibu mertuaku. “setelah beberapa menit aku beralih menciumi leher, dada, dan kedua payudaranya yang montok sambil menindih tubuhnya.

    Penisku yang tegak berdiri menggesek gesek selakangannya.. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa ….. kenapa sayaaaang….. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……” “maaf ma… aku takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bissa menahan air maniku nanti…..” sahutku menjawab.

    “oooooohhhh… aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… tidak sayyang tidak jangan buat mama tersiksa cepat masukin…. Mama gak peduli hamil apa tidak….” Langsung aku menancapkan penisku kevaginanya yang basah.

    “slep slep slep slep” penisku keluar masuk keluar masuk. Aku berulang kali menggenjot tubuhku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “beberapa menit kemudian penisku bereaksi pinggul seperti bergetar hebat saat air maniku keluar deras menuju kedalam vaginanya ibu mertuaku. Beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya.

    Akupun menciumi leher, dada dan payudaranya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ Tak lama kemudian kurasakan air maniku keluar bersamaan dengan air mani ibu mertuaku. “Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ sambil mendesah dan memejamkan mata dia bertanya kepadaku. “saya tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan saya….” Jawabku dengan nada lirih.

    Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ waktu terus berlalu kami tertidur sampai pagi diranjang besar itu”

    sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah

    “mama…uda pagi yah…ma…. Ma saya pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang. “eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil. “mending kamu mandi dulu sana gi….

    Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku. “ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.

    Habis mandi dan sarapan pagi, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar itu. Malamnya aku dan ibu mertuaku jalan jalan ke pantai Kuta. Setelah pulang dari pantai Kuta, malam hari kira kira pukul 12 malam aku melakukan ronde ke 3 dengan ibu mertuaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Di Balik Kerudung Bu Rena Gairah Seks Sangatlah Manis Sekali

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Bu Rena Gairah Seks Sangatlah Manis Sekali


    1359 views

    Perawanku – Sudah kurang lebih setahun aku bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam perundingan pembelian tanah yang akan dijadikan tempat usaha. Di perusahaan itu aku juga memilki jabatan yang tidak rendah karena aku selalu yang disuruh berangkat menyurvey, menawar, dan memastikan kalau lahan yang akan dibuat usaha itu benar-benar strategis.
    Aku juga sering bertemu dengan klien yang meminta bantuan perusahaan kami atau yang bekerja sama dengan perusahaan kami. Aku mendapatkan kepercayaan oleh perusahaan setelah aku berhasil memenangkan tender yang sangat besar sekali, dari itu aku menjadi orang kepercayaan bosku.

    Dikala aku menyurvey sebuah lahan aku selalu ditemani oleh seorang teman kantorku yang ditugaskan oleh kantor untuk menemaniku. Namanya Bu Rena, orangnya tidak begitu cantik, tapi senyumannya sangatlah manis sekali. Dia berusia sekitar 35 tahunan, dia juga sudah mempunyai suami dan mempunyai dua orang anak. Tapi tubuh Bu Rena ini masih sangat langsig sekali, payudaranya lumayan besar sekitar 34B dan pantatnya yang ranum menghiasi pemandangan tubuh Bu Rena dibalik kerudung yang selalu menutupi wajahnya. Sudah lama aku bekerja bersama Bu Rena, jadi aku mengetahui bagaimana sifat Bu Rena. Sehungga kami dengan tidak segan lagi ketika saling bercanda.

    Selain ditemani Bu Rena aku, saat menyurvey aku juga selalu diantar oleh sopir pribadiku yang juga sudah lama bekerja denganku. dibalik kerudung Bu Rena sempat aku menebak-nebak tentang gairah Seks Bu Rena ini, bahkan aku juga sempat menanyakan pada Bu Rena saat kami keluar menyurvey. Dia hanya tersenyum dengan pertanyaanku yang menjurus soal hubungan Seks.

    Aku menjadi tahu kalau Bu Rena ini juga sebenarnya gak baik-baik banget, aku juga bisa mendapatkannya, tapi dia menutupinya dengan berkerudung saat dikantor. Aku juga sering menggodanya saat berada dikantor tapi tidak didepan teman-teman kantor, tapi ketika terlihat sepi, dan Bu Rena selalu hanya membalas godaanku dengan senyuman yang sangat khas dari raut wajahnya.

    Waktu itu hari sabtu aku mengambil cuti karena aku ingin istirahat dirumah, menenagkan pikiran dari segala urusan yang ada dikantor. Tapi tak sesuai dengan harapanku, sekitar jam 10 siang aku ditelpon oleh atasanku dan aku ditugaskan untuk menyurvey sebuah lahan dengan sebuah klien dari perusahaan. Fastbet99
    Dengan tak bisa mneolak aku pun menyanggupinya. Dan aku meminta kalau Bu Rena diantar kerumahku. Segera aku bergegas tata-tata, menyiapkansegala sesuatu yang aku perlukan. Dan setengah jam kemudian Bu Rena sampai kerumahku dengan diantar sopir perusahaan. Aku mempersilahkannya masuk dirumahku dulu sambil menunggu bersiap. Istriku dengan Bu Rena juga sudah kenal karena aku sudah cerita tentang Bu Rena jadi istriku gak masalah.

    Setelah aku selesai, aku mencari sopirku, dan setelah aku panggil istriku yang menjawab, kalau sopirku pagi tadi ijin untuk mengantar istrinya kerumah sakit. Jadi terpaksalah aku menyetir mobil sendiri. Dan aku langsung berpamitan dengan istriku. Aku dan Bu Rena lalu masuk mobil dan kami pun langsung meninggalkan rumah.

    Obrolan kami di perjalanan menuju lokasi, hanya menyangkut masalah-masalah bisnis yang ada kaitannya dengan Bu Rena. Tidak ada sesuatu yang menyimpang. Bahkan setelah tiba di lokasi yang 25 km dari pusat kota, aku tak berpikir yang aneh-aneh. Bahkan aku jengkel juga ketika pemilik tanah itu tidak ada di tempat, harus dijemput dulu oleh keponakannya yang segera meluncur di atas motornya.

    Kami duduk saja di dalam mobil yang diparkir menghadap ke kebun tak terawat, yang rencananya akan dijadikan perumahan oleh kenalanku yang seorang developer. Suasana sunyi sekali. Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. Pepohonan yang tumbuh tidak dirawat sedikit pun.

    Tapi suasana yang sunyi itu…entah kenapa…tiba-tiba saja membuatku iseng…memegang tangan Bu Rena sambil berkata,

    “Bisa 2 jam kita harus menunggu di sini, Bu.”
    “Iya Pak,” sahutnya tanpa menepiskan genggamanku,
    “Sabar aja ya Pak….di dalam bisnis memang suka ada ujiannya.” Aku terdiam.

    Tapi tanganku tidak diam. Aku mulai meremas tangan wanita 30 tahunan itu, yang makin lama terasa makin hangat. Dia bahkan membalasnya dengan remasan. Apakah ini berarti……..ah…..pikiranku mulai melayang-layang tak menentu. Mungkin di mana-mana juga lelaki itu sama seperti aku. Dikasih sejengkal mau sedepa.

    Remas-remasan tangan tidak berlangsung lama. Kami bukan abg lagi. Masa cukup dengan remas-remasan tangan? Sesaat kemudian, lengan kiriku sudah melingkari lehernya. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup ke dalam bajunya yangb sangat tertutup dan bertangan panjang. Bu Rena diam saja. Dan akhirnya aku berhasil menyentuh payudaranya.

    Tapi dia menepiskan tanganku sambil berkata,

    “Duduknya di belakang saja Pak…di sini takut dilihat orang…” O, senangnya hatiku.

    Karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dia juga mau !

    “Kenapa mendadak jadi begini Pak?” tanya wanita berjilbab itu ketika kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tanganku berhasil menyelinap ke baju tangan panjangnya dan ke balik BH nya.
    “Gak tau kenapa ya?” sahutku sambil meremas payudaranya yang terasa masih kencang, mungkin karena rajin merawatnya. “Tapi Pak…uuuuhhhh…..kalau saya jadi horny gimana nih?” wanita itu terpejam-pejam sambil meremas-remas lututku yang masih berpakaian lengkap.
    “Kita lakukan saja…asal Bu Rena gak keberatan….” tanganku makin berani, berhail menyelinap ke balik rok panjangnya, lalu menyelundup ke balik celana dalamnya.

    Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Kemudian menyeruak ke bibir kemaluannya…bahkan mulai menyelinap ke celah vaginanya yang terasa sudah membasah dan hangat.

    “Masa di mobil?” protesnya,
    “kata orang mobil jangan dipakai gituan, bisa bikin sial…”
    “Emang siapa yang mau ngajak begituan di mobil? Ini kan perkenalan aja dulu….” kataku pada waktu jemariku mulai menyelusup ke dalam liang kemaluan Bu Rena yang terasa hangat dan berlendir…

    Wanita itu memelukku erat-erat sambil berbisik,

    “Duh Pak…saya jadi kepengen nih….kita cari penginapan aja dulu yuk. Bilangin aja sama orang-orang di sini kalau kita mau datang lagi besok.”
    “Iya sayang,” bisikku,
    “ Sekarang ini memiliki dirimu lebih penting daripada ketemuan dengan pemilik tanah itu…”
    “Ya sudah dulu dong,” Bu Rena menarik tanganku yang sedang mempermainkan kemaluannya,
    “Nanti kalau saya gak bisa nahan di sini kan berabe. Nanti aja di penginapan saya kasih semuanya…” Aku ketawa kecil.

    Lalu pindah duduk ke belakang setir lagi. Tak lama kemudian mobilku sudah meluncur di jalan raya. Persetan dengan pemilik tanah itu. Sekarang ini yang terpenting adalah tubuh Bu Rena, yang jelas sudah siap diapakan saja. Dengan mudah kudapatkan hotel kecil di luar kota, sesuai dengan keinginan Bu Rena, karena kalau di dalam kota takut kepergok oleh orang-orang yang kami kenal.

    Soalnya aku punya istri, Bu Rena pun punya suami. Hotel itu cuma hotel sederhana. Tapi lumayan, kamar mandinya pakai shower air panas. Tidak pakai AC, karena udaranya cukup dingin, rasanya tak perlu pakai AC di sini. Yang penting adalah wanita berjilbab itu…yang kini sedang berada di dalam kamar mandi, mungkin sedang cuci-cuci dulu…sementara aku sudah tak sabaran menunggunya.

    Ketika ia muncul di ambang pintu kamar mandi, aku terpana dibuatnya. Rambutnya yang tak ditutupi apa-apa lagi, tampak tergerai lepas….panjang lebat dan ikal. Jujur…ia tampak jauh lebih seksi, apalagi kalau mengingat bahwa ia 5 tahun lebih muda adaripada istriku. Rok bawahnya tidak dikenakan lagi, sehingga pahanya yang putih mulus itu tampak jelas di mataku.

    Aku bangkit menyambutnya dengan pelukan hangat,

    “Bu Rena kalau gak pake jilbab malah tampak lebih cantik….muuuahhhhh…” kataku diakhiri dengan kecupan hangat di pipinya.

    Ia memegang pergelangan tanganku sambil tersenyum manis. Dan kuraih pinggangnya, sampai berada di atas tempat tidur yang lumayan besar. Lalu kami bergumul mesra di atas tempat tidur itu. Bu Rena tidak pasif. Berkali-kali dia memagut bibirku. Aku pun dengan tak sabar menyingkapkan baju lengan panjangnya.

    Dan…ah…rupanya tak ada apa-apa lagi di balik baju lengan panjang itu selain tubuh Bu Rena yang begitu mulus. Payudaranya tidak sebesar payudara istriku. Tapi tampak indah di mataku. Tak ubahnya payudara seorang gadis belasan tahun. Dan ketika pandanganku melayang ke bawah perutnya…tampak sebentuk kemaluan wanita yang berambut tebal, sangat lebat…. Aku pun mulai beraksi. Mencelucupi lehernya yang hangat, sementara tanganku mulai mengelus bulu kemaluan yang lebat keriting itu.

    Bu Rena pun tidak tinggal diam, mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu, lalu menanggalkan kemejaku. Untuk mempermudah, aku pun menanggalkan celana panjang dan celana dalamku. Sehingga batang kemaluanku yang sudah tegak kencang ini tak tertutup apa-apa lagi.

    Bu Rena melotot waktu melihat batang kemaluanku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi ini.

    “Iiiih…punya Bapak kok panjang gede gitu….mmm….si ibu pasti selalu puas ya …” desisnya.
    “Emang punya suami Bu Rena seperti apa?” tanyaku.
    “Jauh lebih pendek dan kecil,” bisik Bu Rena sambil merangkulku dengan ketat, seperti gemas.

    Kembali kuciumi lehernya yang mulai keringatan, lalu turun…mencelucupi puting payudaranya. Kusedot-sedot seperti anak kecil sedang menetek, sambil mengelus-eluskan ujung lidahku di putting payudara yang terasa makin mengeras ini. Sementara tanganku tak hanya diam. Jemariku mulai mengelus bibir kemaluan wanita itu, bahkan mulai memasukkan jari tengahku ke dalam liang kemaluannya.

    Bu Rena sendiri tak cuma berdiam diri. Tangannya mulai menggenggam batang kemaluanku. Meremasnya dengan lembut. Mengelus-elus puncak penisku, sehingga aku makin bernapsu. Tapi aku sengaja ingin melakukan pemanasan selama mungkin, supaya meninggalkan kesan yang indah di kemudian hari. Maka setelah puas menyelomoti puting payudara wanita itu, bibirku turun ke arah perutnya. Menjilati pusarnya sesaat.

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Bu Rena Gairah Seks Sangatlah Manis Sekali

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Bu Rena Gairah Seks Sangatlah Manis Sekali

    Lalu turun ke bawah perutnya.

    “Pa jangan ke situ ah…malu…” Bu Rena berusaha menarik kepalaku agar naik lagi ke atas.

    Tapi aku bahkan mulai menciumi kemaluanya yang berbulu lebat itu. Lalu jemariku menyibakkan bulu kemaluan wanita itu, mengangakan bibirnya dan mulai menjilatinya dengan gerakan dari bawah ke atas….

    “Aduh Pak…ini diapain? Aaah…kok enak sekali Pak…..” Bu Rena mulai menceracau tak menentu.

    Lebih-lebih ketika aku mulai mengarahkan jilatanku di clitorisnya, terkadang menghisap-hisapnya sambil menggerak-gerakkan ujung lidahku.

    “Oooh Pak…oooh….Pak….iiiih….saya udah mau keluar nih….duuuhhhhhh” celotehnya membuatku buru-buru mengarahkan batang kemaluanku ke belahan memeknya yang sudah basah. Agen Judi Bola

    Dan kudesakkan sekaligus….blessss…..agak mudah membenam ke dalam liang surgawi yang sudah banyak lendirnya itu. “Aduuuduuuhhhh…sudah masuk Paaakk…..oooohhhh….” Bu Rena menyambutku dengan pelukan erat, bahkan sambil menciumi bibirku sambil menggerak-gerakkan pantatnya,
    “Sa…saya gak bisa nahan lagi…langsung mau keluar Paaak…tadi sih terlalu dienakin…oooh…” Lalu terasa tubuh wanita itu mengejang dan mengelojot seperti sekarat.

    Rupanya dia tak bisa menahan lagi. Dia sudah orgasme….terasa liang kemaluannya berkedut-kedut, lalu jadi becek. “Barusan kan baru orgasme pertama,”bisikku yang mulai gencar mengayun batang kemaluanku, maju mundur di dalam celah kemaluan Bu Rena.

    Beberapa saat kemudian wanita itu merem melek lagi, bahkan makin gencar menggoyang-goyang pinggulnya, sehingga batang kemaluanku serasa dibesot-besot oleh liang surgawi Bu Rena. Aku tahu goyangan pantatnya itu bukan sekadar ingin memberikan kepuasan untukku, tapi juga mencari kepuasan untuknya sendiri.

    Karena pergesekan penisku dengan liang kemaluannya jadi makin keras, kelentitnya pun berkali-kali terkena gesekan penisku.

    “Adduuuh, duuuh….Pak…kok enak sekali sih Pak…..aaah…saya bisa ketagihan nanti Pak…..” celotehnya dengan napas tersengal-sengal.
    “Aku juga bisa ketagihan,” sahutku setengah berbisik di telinganya, sambil merasakan enaknya gesekan dinding liang kemaluannya,
    “memekmu enak sekali, sayang…..duuuuh….benar-benar enak sekaliii….” Aku memang tidak berlebihan.

    Entah kenapa, rasanya persetubuhanku kali ini terasa fantastis sekali. Mungkin ini yang disebut SII (Selingkuh Itu Indah). Padahal posisi kami cuma posisi klasik. Goyangan pantat Bu Rena juga konvensional saja. Tapi enaknya luar biasa. Dalam tempo singkat saja keringatku mulai bercucuran. Bu Rena pun tampak sangat menikmati enjotan batang kemaluanku. Sepasang kakinya diangkat dan ditekuk, lalu melingkari pinggangku, sementara rengekan-rengekannya tiada henti terlontar dari mulutnya.

    “Ooooh….oooh…hhhh….aaaaahhhhh…oooh…aaaaah….aduuuh Paaak….enak Pak….duuuuh….mmmmhhhhh saya mau keluar lagi nih Paaak….”
    “Kita barengin keluarnya yok….” bisikku sambil mempergencar enjotan batang kemaluanku, maju mundur di dalam liang kewanitaan Bu Rena.
    “I…iya Pak….bi…bi…biar nikmat…..” sahutnya sambil mempergencar pula ayunan pinggulnya, meliuk-liuk cepat dan membuat batang kemaluanku seperti dipelintir oleh dinding liang kemaluan wanita yang licin dan hangat itu.

    Sampai pada suatu saat…kuremas-remas buah dada wanita itu, mataku terpejam, napasku tertahan…batang kemaluanku membenam sedalam-dalamnya….lalu kami seperti orang-orang kesurupan….sama-sama berkelojotan di puncak kenikmatan yang tiada taranya ….. Air maniku terasa menyemprot-nyemprot di dalam liang memek Bu Rena. Liang yang terasa berkedut-kedut.

    Lalu kami sama-sama terkapar, dengan keringat bercucuran.

    “Ini yang pertama kalinya saya digauli oleh lelaki yang bukan suami saya…” kata Bu Rena sambil membiarkan batang kemaluanku tetap menancap di dalam memeknya.

    Kujawab dengan ciuman hangat di bibirnya yang sensual,

    “Sama…saya juga baru sekali ini merasakan bersetubuh dengan wanita yang bukan istri saya. Terimakasih sayang…mulai saat ini Bu Rena jadi istri rahasiaku…”
    “Dan Bapak jadi suami kedua saya….iiih…kenapa tadi kok enak sekali ya Pak?”
    “Mungkin kalau dengan pasangan kita sendiri sudah terlalu biasa, nggak ada yang aneh lagi. Tapi barusan dilepas di dalam…nggak apa-apa ?”
    “Nggak apa-apa,” sahutnya dengan senyum manis, mata bundar beningnya pun bergoyang-goyang manja,
    “Saya kan ikut KB sejak kelahiran anak kedua…”
    “Asyik dong, jadi aman….” “Saya pasti ketagihan Pak….soalnya punya Bapak panjang gede gitu…..” Kata-kata Bu Rena itu membuat napsuku bangkit lagi.

    Dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalam memeknya, terasa mengeras lagi. Maka kucoba menggerak-gerakkannya…ternyata memang bisa dipakai “bertempur” lagi. Batang kemaluanku sudah mondar mandir lagi di dalam liang vagina Bu Rena yang masih banyak lendirnya tapi tidak terlalu becek, bahkan lebih mengasyikkan karena aku bisa mengentot dengan gerakan yang sangat leluasa tanpa kehilangan nikmatnya sedikit pun. Bahkan ketika aku menggulingkan diri ke bawah, dengan aktifnya Bu Rena action dari atas tubuhku.

    Setengah duduk ia menaik turunkan pinggulnya, sehingga aku cukup berdiam diri, hanya sesekali menggerakkan batang kemaluanku ke atas, supaya bisa masuk sedalam-dalamnya. Posisi di bawah ini membuatku leluasa meremas-remas payudara Bu Rena yang bergelantungan di atas wajahku. Terkadang kuremas-remas juga pantatnya yang lumayan besar dan padat. Tapi mungkin posisi ini terlalu enak buat Bu Rena, karena moncong penisku menyundul-nyundul dasar liang vaginanya. Dan itu membuatnya cepat orgasme. Hanya beberapa menit ia bisa bertahan dengan posisi ini. Tak lama kemudian ia memeluk leherku kuat-kuat, seperti hendak meremukkannya.

    Lalu terdengar erangan nikmatnya,

    “Aaaahhhh….saya keluar lagi Paaaak…..” Kemudian ia ambruk di dalam dekapanku. Bandar Bola Maxbet

    Tapi aku seolah tak peduli bahwa Bu Rena sudah orgasme lagi. Butuh beberapa saat untuk memulihkan vitalitasnya kembali. Tak perlu vitalitas. Yang jelas batang kemaluanku sedang enak-enaknya mengenjot memek teman bisnisku ini. Lalu aku menggulingkan badannya sambil kupeluk erat-erat, tanpa mencabut batang kemaluanku dari dalam memeknya yang sudah orgasme kesekian kalinya. Bu Rena memejamkan matanya waktu aku mulai mengentotnya lagi dengan posisi klasik, dia di bawah aku di atas.

    Tapi beberapa saat kemudian ia mulai aktif lagi. Mendekapku erat-erat sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan meliuk-liuk ….. Aku pun makin ganas mengentotnya. Tapi ia tak mau kalah ganas. Gerakan pantatnya makin lama makin dominan.

    Membuatku berdengus-dengus dalam kenikmatan yang luar biasa.

    “Oooh…enak banget Paaak….sa…saya mau keluar lagi ….kita barengin lagi Pak…ta…tadi juga enak sekali….” celotehnya setelah batang kemaluanku cukup lama mengentot liang memeknya.

    Aku setuju. Kuenjot batang kemaluanku dengan kecepatan tinggi, maju-mundur, maju-mundur….sampai akhirnya kami sama-sama berkelojotan lagi Saling cengkram, saling lumat….seolah ingin saling meremukkan….dan akhirnya air maniku menyemprot-nyemprot lagi di puncak kenikmatanku, diikuti dengan rintihan lirih Bu Rena yang sedang mencapai orgasme pula.

    “Kita kok bisa tiba-tiba begini ya?” cetus bu Rena waktu sudah mengenakan pakaiannya lagi.
    “Iya…dari rumah aja gak ada renana….tapi tadi mendadak ada keinginan…untunglah Bu Ivvy gak menolak…terimakasih ya sayang,” sahutku dengan genggaman erat di pergelangan tangannya, kemudian kukecup mesra bibirnya yang tipis mungil itu.

    Wanita itu tersenyum. Memeluk pinggangku sambil berkata perlahan,

    “Kita harus berterimakasih pada pemilik tanah itu, ya Pak. Gara-gara dia gak ada di tempat, kita jadi ada acara mendadak begini.” Aku mengangguk dengan senyum.

    Sementara hatiku berkata,

    “Gara-gara sopirku gak masuk pula, aku jadi punya kisah seperti ini. Kalau ada dia, aku tentu takkan sebebas ini.”

    Sore itu kami pulang ke rumah masing-masing, dengan perasaan baru. Bahkan malamnya, ketika istriku sudah tertidur pulas, aku masih sempat smsan dengan bu Rena. Salah satu smsnya berbunyi:

    “Puas banget…punya saya sampe terasa seperti jebol….punya bapak kegedean sih…kapan kita ketemuan lagi?” Kujawab singkat,
    “Kapan pun aku siap..” Satu kisah indah telah tercatat di dalam kehidupanku. Yang tak mungkin kulupakan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Dewasa Tante Tak Lagi Sombong Setelah Keenakan Ku Entot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Tante Tak Lagi Sombong Setelah Keenakan Ku Entot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1359 views

    Perawanku – Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.

    Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

    Aku kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

    Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Ivone. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.

    Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

    “Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

    “Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

    Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

    Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …

    ..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone.

    Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

    Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi.

    Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

    “Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

    Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

    Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.

    Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

    Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

    “Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

    Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

    …Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

    Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

    Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

    “Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

    Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

    Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

    ” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.

    Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

    Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih.

    CeritaPanas,Cerita Bokep,Cerita Ngentot,Cerita Dewasa,Cerita Seks,Cerita Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Mesum.

  • Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari

    Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari


    1359 views

    Perawanku – Cerita Dewasa Oom Henry! Oom harus tanggung jawab dong.. Masa hasilnya jadi kacau begini?! teriak Sarah dengan keras ke arah Henry Yosodiningrat, pengacaranya yang sedang berusaha keras untuk menenangkan Sarah Azhari yang sedang kesetanan.

    Mereka berdua sedang sewot menyusul hasil persidangan Sarah Azhari yang berakhir buruk, dan Sarah sebagai terdakwa dinyatakan bersalah oleh hakim dalam dakwaannya melakukan perbuatan tidak menyenangkan terhadap Navis Qustubi, seorang wartawan infotainment.

    Saya ngerti Sar.. kamu lagi kalut. Kamu harus tenang dulu, karena saya jamin semuanya akan beres kalo kamu bisa tenang terlebih dahulu. ujar Henry sabar sambil berusaha menenangkan Sarah yang dari 2 jam yang lalu tak kuasa menahan tangisnya.

    Sekarang saya musti ngapain lagi , oom! Coba jawab?! Semua permintaan oom udah saya penuhin. Duit berpuluhpuluh juta buat bungkem si hakim brengsek itu udah saya kasih.. Tapi masa hasilnya jadi kaya gini.., Sarah mulai bernada pasrah, namun masih belum juga merendahkan nada suaranya.
    Sudah dari siang ia bersembunyi di apartemen Henry Yosodiningat dan menghilang dari kejaran wartawan infotainment yang bagai lalat ketiban sampah, tak hentihentinya mengelilinginya dan mengurung rumahnya mengharap sepatah duapatah kata berharga penuh makna keluar dari bibirnya.

    Ia kini duduk lemas sambil menahan tangisnya, disampingnya Henry Yosodiningrat duduk sambil melingkarkan tangannya ke pundak Sarah, tetap berusaha menenangkan kliennya yang nampak makin histeris.    Agen Obat Kuat Pasutri
    Oom tahu, hasilnya agak mengecewakan. Tapi itu semua diluar kuasa Oom. Percaya deh, oom juga tidak mengira kita bisa ditipu dengan lihay oleh si bangsat itu. Henry masih dengan suara beratnya memberi penghiburan bagi Sarah, layaknya seorang bapak kepada anaknya.

    Tapi Oom.. saya ga boleh masuk penjara! Saya ga mau masuk penjara busuk itu! Sarah mulai histeris lagi.
    Oke, oke.. gini aja. Oom masih punya satu peluru lagi. Kamu jangan nangis terus dong.. Henry pun akhirnya tampak mulai kehilangan kesabarannya menghadapi ulah Sarah yang ngga bisa tenang.
    Mendengar jawaban Henry, Sarah pun mulai melunak, maksud Oom, masih punya peluru?
    Udah. Kamu tenang aja. Oom akan atur semuanya. Oom akan telpon beberapa orang dulu, tapi oom mau kamu mandi dulu.. Supaya kamu segeran dan ga keliatan kumel kaya gini. Emangnya kamu ga cape dari tadi nangis abis 2 ember?! ujar Henry kembali ke sifat kebapakannya.
    Sarah pun mulai tersenyum menanggapi candaan Henry. Aah, oom jahat. Gue lagi pusing, masih diledekin juga..

    Udaah! Mandi dulu gih sana! Make up kamu udah luntur gitu, kalo oom potret bisa seneng tuh wartawan2 temen kamu itu, ujar Henry sambil mendorong pantat Sarah yang montok untuk segera berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.
    Iih.. pokoknya Sarah ga mau tau. Abis Sarah mandi, oom udah harus bisa bikin Sarah ga bakal nangis lagi, janji? dengan genit Sarah merajuk namun ia mulai bisa melupakan kesedihannya untuk sementara.
    Kamu itu selaluuuu maen ngancem! Ga kapok apa udah ngancem si Navis?! dengan gemas Henry membalas ancaman Sarah dengan mengelus dagunya lembut sambil berdiri dan melangkah ke arah ruang tamu untuk segera mengambil telepon.

    Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari

    Cerita Sex Artis Indo Pemerkosaan Sarah Azhari

    Sarah keluar dari kamar mandi sambil berbalut kimono sutra berwarna hijau pupus. Persis seperti penampilannya di dalam iklan obat multivitamin untuk pria yang masih dengan gencar ditayangkan di tivi nasional. Sesudah 30 menit ia berendam dan kemudian merasakan hangatnya air shower menyiram tubuh seksinya, akhirnya ia bisa sedikit melepaskan kepenatan dan kegalauan hatinya yang tak kunjung usai, selepas hakim keparat itu mengumumkan vonis bahwa ia harus menjalani hukuman penjara selama 4 bulan.
    4 bulan penjara?! Hhhh enak aja! Mendingan gue entot aja si hakim gebleg itu sekalian daripada gue nginep 4 bulan di penjara sial itu. pikir Sarah sambil merengutkan mukanya pertanda kesal yang muncul masih sambil mengingat muka sang hakim ketika membacakan vonis untuknya.
    Sambil mengibaskan rambutnya yang masih basah, ia berjalan keluar dengan kimono yang tak menyembunyikan keindahan paha mulusnya. Di ruang tamu, ia tak menjumpai Oom Henry yang tadi menemaninya duduk di sofa tengah.

    Oom? Oom Henry?, ia pun melangkah ke ruang kerja Oom Henry sambil meneriakan namanya. Ia sudah tak asing lagi dengan semua ruangan di apartemen ini, karena ia sering meminjamnya untuk sekedar bersembunyi dan menginap dua tiga hari untuk menenangkan diri dari kejaran wartawan. Maka dari itu, ia pun tak canggung untuk hanya berjalan mengelilingi apartemen ini dengan hanya mengenakan kimono tidurnya yang mini, toh Oom Henry sudah dianggap ayah olehnya, dan perilakunya selama ini juga tak pernah menjurus ke arah hal yang bukanbukan.
    Henry Yosodiningrat dalam bayangannya adalah seorang pengacara yang profesional dan juga seorang yang sangat sabar dalam menghadapi semua keluhankeluhannya.

    Setelah semua ruangan Sarah kelilingi, jejak Henry Yosodiningrat masih belum muncul juga ke hadapannya. Ia pun mencari tas tangannya untuk mencari handphonenya untuk sekedar mencari tahu perginya Henry. mungkin Oom Henry turun sebentar ke bawah buat beli makanan, pikir Sarah tanpa curiga.

    Tepat ketika Sarah menemukan handphonenya, suara bel apartemen terdengar menandakan seseorang datang. Aah, itu dia! Pasti dia kelupaan kunci lagi, Sarah pun meletakkan handphonenya lalu berbalik melangkah ke arah pintu apartemen untuk segera membukakan pintu.

    Dasar kakekkakek pelup. belum habis Sarah menyelesaikan kalimatnya, pintu pun terbuka dengan keras dan ia pun terdorong kebelakang karena kaget tak menyangka akan sambutan yang akan diterimanya dari balik pintu yang ia buka.
    Ketika ia sudah melihat dengan jelas orang yang masuk dengan paksa ke dalam apartemen itu, dan menutup kembali pintu di belakangnya sambil menguncinya, ia pun berteriak histeris, Heh! Anjing lo ya?! Masih punya nyali lo dateng ke tempat ini?!

    Di hadapannya berdiri Navis, sang wartawan yang menuntutnya dan juga sekaligus orang yang paling Sarah benci dan ngga pengen ia liat untuk seumur hidupnya, sekarang berdiri tegak sambil tersenyum di hadapannya.

    Masih pake senyumsenyum segala?! Belum puas lo senyumsenyum di depan tementemen wartawan lo yang bangsat itu, hah? Sarah pun mulai meracau tak keruan sambil mulai maju ke arah Navis ingin melabraknya kembali seperti yang ia lakukan sebelumnya, yang kemudian menjadi awal perkara Sarah Azhari yang terkenal itu.

    Namun Navis dengan tenang tanpa kesulitan berarti menangkap tangan Sarah yang kali ini berusaha menamparnya dengan kencang.
    Tenang dulu neng. Gue ga akan kesini kalo gue ga diundang. Navis berujar pelan sambil melangkah maju perlahan ke arah ruang tamu.
    Eh, sialan lo! Yang mau ngundang lo kemari cuma setan kuburan yang ga bisa tenang kalo belum ngeliat muka lo ketawa di balik penjara! teriak Sarah masih histeris sambil ia pun melayangkan tangan yang satu lagi ke arah muka Navis.

    Tanpa repot, Navis pun menangkap tangan Sarah yang satu lagi sehingga kini kedua tangannya memegang tangan Sarah yang menggeliatgeliat penuh tenaga dengan mata melotot penuh amarah.
    Ck ck ck.. mulut lo itu beneran kotor ya?! Gue ga bisa ngebayangin apa teriakan lo pas si Oom Henry ngerasain memek lo. balas Navis yang mulai nakal melihat Sarah Azhari di hadapannya hanya berbalut kimono sutra yang dalam geliatan tubuhnya malah semakin membuat lekuk seksi tubuhnya semakin tampak jelas di mata Navis.

    Eh, tai kucing lo! Berani ngatain Oom Henry kaya gitu?! Tunggu aja sampe dia datang kemari. Lo bakal dituntut masuk penjara sampe mampus karena berani nganiaya gue kaya begini. Sarah mulai sedikit menyadari bahwa keadaan agak tidak menguntungkan baginya, karena ia hanya sendirian di ruangan apartemen ini. Dan matanya menangkap kilatan nakal mata Navis yang menatap belahan dada montoknya yang terbuka lebar karena kimono yang ia kenakan memang tak cukup tinggi untuk menyembunyikan keindahan belahan dadanya.

    Udah deh! Ga usah ngarepin si Oom. Sama gue sekarang aja, gue jamin lo bisa kelejotan ngerasain kontol gue ngerobek memek Arab lo! Navis seperti makin terbuai dengan katakata kotor Sarah yang seakan mengundangnya untuk semakin berani.
    Masih berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Navis, Sarah pun semakin terdorong mundur ke arah sofa tengah dimana tadi ia duduk. Ia kini semakin yakin bahwa Navis sudah mulai tak terkendali. Ia faham betul arti tatapan mata lelaki yang melotot penuh nafsu ke arahnya sekarang ini, yang disebabkan kimono sutranya tak kuasa menutupi tubuh seksi dan montok yang telah membuai jutaan pria di layar kaca. Di benak lelaki seperti ini, hanya ada nafsu liar penuh birahi yang ia tahu betul kemana arahnya.

    Navis pun melepaskan genggaman tangannya sambil mendorong Sarah dengan keras ke arah sofa di belakangnya. Mata wartawannya yang terlatih sekilas melihat bayangan gelap di selangkangan Sarah Azhari yang tersingkap sedikit ketika duduk terjatuh di atas sofa itu. Benaknya langsung menarimenari kegirangan mengetahui Sarah tak mengenakan celana dalam di balik kimono mininya itu.
    Aauw! Okeoke.. Ga usah maen kasar begini dong.. Sarah mulai melunak menyadari bahwa ia berada di ujung tanduk dan ia tak bisa mengharapkan bantuan orang lain untuk menyelamatkannya saat ini. Ia harus berpikir keras bagaimana caranya meredam nafsu liar binatang yang berdiri di depannya agar ia bisa mengendalikan situasi.

    Melihat Sarah yang mulai melunak, Navis pun berdiri tenang di hadapan Sarah yang duduk mencoba merapikan kimononya yang tersingkap kemanamana. Ga usah dirapiin lah Sar. Bentar lagi tu baju juga udah ga nempel lagi di badan lo! ujarnya sambil tersenyum penuh arti.
    Nngg. Gini deh. Gue tau persis apa yang lo mau. Tapi lo ga bisa dapetin itu dengan gratis dong. Gue mau lo urus sesuatu di pengadilan, baru deh lo bisa puaspuasin nikmatin badan gue.. ujar Sarah pelan sambil tersenyum dipaksakan.. Ia berusaha membujuk Navis agar bisa lebih tenang, dan dengan demikian ia berharap bisa mengendalikan suasana. Toh, sebagai seorang wanita cantik berbodi super seksi yang biasa berakting di sinetron, hal seperti ini adalah hal biasa baginya.

    Navis hanya tertawa terbahak mendengar tawaran Sarah Azhari yang kini nampak semakin menggoda dengan senyumnya yang seakan malah mengundang Navis untuk semakin berani melakukan apa saja terhadapnya.
    Sar.. sar, Lo bukan dalam posisi ngasi tawaran sama gue. Kalo pun gue mau jebol lobang pantat lo sekarang, lo ga bisa apaapa juga kan? Navis pun mulai berani nakal, dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh toket Sarah yang benarbenar menantang dibalik kimono tipisnya. Udara AC yang dingin, membuat kedua puting toket Sarah mengeras dan membuatnya nampak terjiplak jelas dari luar kimononya, Navis pun semakin geregetan dibuatnya.

    Sarah Azhari kini sadar bahwa lelaki di hadapannya ga bisa dikuasai dengan mudah. Ia baru ingat bahwa Navis yang mulai menggerayangi toketnya adalah seorang wartawan. Jadi memang bukan hal sulit bagi wartawan untuk bersilat lidah dengan seorang artis.
    Otak Sarah berputar keras mencari akal bagaimana caranya ia bisa lepas dari tangan Navis, sementara tanpa ia sadari Navis yang sudah semakin bernapsu kini malah sudah berhasil melonggarkan tali kimono Sarah, sehingga tangannya semakin bebas bermainmain dan meremasremas toket Sarah yang membusung indah.

    Eeh.. jangan kasar begini dooong.. ujar Sarah berusaha memainkan suaranya dengan lihai hingga bernada merayu, walaupun sebenarnya ia benci setengah mati dengan setan busuk yang sekarang malah mulai menjulurkan lidahnya untuk menikmati toketnya dengan ganasnya.
    Sini aku bukain baju lo dulu deh.. biar lo lebih enak, Sarah mulai menjalankan strateginya dan mulai mendorong Navis perlahan untuk duduk di sofa, dan ia mencoba untuk berdiri mengambil posisi yang lebih menguntungkan baginya untuk mencoba melarikan diri.

    Namun tanpa disangkasangka, Navis malah melayangkan tangannya dan menampar muka Sarah dengan kencangnya. Kontan Sarah Azhari sang artis seksi itu pun terjatuh kembali ke sofa empuk di belakangnya, sehingga ia kini dalam posisi tertidur. Sarah yang kaget bukan main karena Navis malah menyerangnya tibatiba, tanpa bisa berkatakata ia meraba bibirnya yang terasa sedikit berdarah karena tamparan Navis yang sangat kencang barusan.

    Navis yang nampaknya belum puas dengan tamparannya barusan, langsung menarik dan merobek kimono yang diapakai Sarah, sehingga kini kedua toket Sarah yang membusung tampak terlihat jelas keindahannya.
    Navis pun berada di atas angin, dengan kasar ia pun memaki Sarah, Lo pikir lo bisa gampang ngibulin gue hah? Perek sialan! Cewe kaya lo cuma pantes buat diperkosa pake cara kasar.. Lo belum pernah kan diperkosa ama orang jalanan kaya gue. Biar lo rasain bedanya lakilaki sejati ama lakilaki bencong yang selama ini ngerasain memek lo!! sambil menyelesaikan makiannya, Navis pun merangsek dan mengarahkan mukanya ke arah selangkangan Sarah.

    Sarah Azhari yang masih syok dengan serangan Navis yang bertubitubi tak menyangka bahwa ia sudah nekat dan sekarang sedang mengancam memeknya. Kedua tangannya berusaha menahan muka Navis yang sudah demikian dekat dengan memeknya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk melawan kuasa nafsu binatang Navis yang sudah demikian liar.
    Namun Navis memiliki tenaga yang luar biasa besar. Walaupun Sarah menahan kepala Navis dengan kedua tangannya, ia tetap saja mampu maju menjulurkan kepalanya hingga akhirnya mulutnya berhasil memagut bibir memek Sarah yang masih terlipat rapi. Dengan buas dan penuh nafsu, ia melalap memek Sarah dan memainkan klitoris Sarah yang masih menguncup dengan lidahnya melalui gerakan naik turun yang lihay.

    Sarah yang kalah tenaga, hanya bisa mengerang murka, Aaaaahhh anjiiinnng. Goblok lo! Bangsat bajingan.. Gue ga rela diperkosa ama bangsat kaya elo..!
    Dalam hatinya kini berkecamuk perasaan jijik dan terhina karena dirinya yang artis kelas atas Indonesia bisa dipermainkan oleh pria hina dan tak bermoral seperti Navis. Baru kali ini ia merasa dipermalukan seperti ini. Biasanya ia bisa mentolerir orangorang seperti Navis yang hanya bisa berkomentar nakal dan menggodanya ketika ia harus berhadapan dengan mereka. Namun ketika kali ini memeknya dilumatlumat oleh salah seorang dari golongan wartawan yang menurutnya adalah golongan rendah, harga dirinya terkoyak dan ia merasa murka luar biasa.

    Kedua tangan Navis kini bekerja dengan giat membuka kedua kaki jenjang Sarah lebarlebar, sehingga ia bisa dengan lebih leluasa menikmati harumnya memek Sarah.
    Ia begitu bernafsu menjilat dan mengulum kelentit Sarah yang cukup besar untuk ukuran wanita Indonesia. Mungkin karena Sarah Azhari memiliki darah keturunan bangsa Arab, sehingga semua organ vitalnya juga mengikuti leluhurnya. Yang pasti wangi dan harum memek Sarah Azhari yang baru saja selesai mandi seperti ini, membuat Navis lupa daratan dan menyapu semua sudut memek Sarah dengan lidahnya dan mulai menusuknusuk ke bagian liang dalam dari memek Sarah.

    Dan hasilnya memang langsung kelihatan. Walaupun Sarah Azhari merontaronta dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan memeknya dari serbuan mulut Navis, namun hati kecilnya dan alam bawah sadarnya mengatakan bahwa jilatan dan kuluman Navis di memeknya mulai membawa rangsangan yang dengan cepat naik ke otaknya.
    Mulutnya masih mengeluarkan makianmakian kotor, Lepasin gue, Bangsat!!! Gue ga rela! Namun jauh di dalam hatinya, ia mengakui bahwa memeknya menikmati semua perlakuan kasar dari lidah Navis di semua area selangkangannya yang sudah lembab dan basah dijelajahi oleh Navis.
    Tanpa sadar, Sarah malah mengeluarkan erangan nikmat tak sengaja, Hhhhhhh sshhhsss!

    Tangannya berusaha mendorong kepala Navis agar melepaskan lidahnya dari penyiksaan nikmat terhadap memeknya. Namun mulutnya berkata lain, nggggghhhh..
    Navis pun sadar betul akan hasil emutannya terhadap memek Sarah. Mendengar erangan dan lenguhan Sarah akan aksinya di selangkangannya, Navis pun semakin pede lalu dengan kedua tangannya, seketika ia mengangkat kedua kaki Sarah, sehingga terangkat ke arah mukanya sendiri. Ia menekan lutut Sarah hingga kini menempel ke bahunya sendiri, membuat posisi memeknya menjadi terbuka lebar sementara Navis yang berada di depannya, kini mulai membuka celananya dan begitu ia terbebas dari belenggu celana dalamnya, tampaklah kontolnya yang sudah tegak berdiri pertanda ia pun sudah terangsang sempurna.

    Sarah hanya bisa melongo melihat kontol Navis yang tak disangkanya ternyata berukuran lebih besar dari kebanyakan pria yang sudah pernah menidurinya. Sesaat ia pun lupa bahwa Navis yang berkontol besar dihadapannya ini adalah bajingan yang sesaat lagi hendak memperkosanya.
    Melihat Sarah yang dalam kondisi terpana, Navis pun tersenyum, Jangan takut Sar.. selama ini belum pernah ada yang kecewa kok ama kontol gue. Gue jamin, lo pasti teriakteriak minta dikocok lagi!

    Mendengar perkataan Navis, Sarah pun tersadar bahwa ia sudah di ujung tanduk. Sesaat lagi ia akan diperkosa oleh Navis, wartawan pinggiran yang sama sekali tak sepadan dengan status dirinya yang artis papan atas. Ia pun mengerahkan segala tenaganya untuk melepaskan diri dari Navis. Dengan sisasisa tenaga yang ia miliki, ia berusaha bangkit dari kurungan Navis, Anjiing! Lo ga akan bisa perkosa gue! Bangsaaat..

    Suara Sarah yang histeris hanya membuat Navis semakin nafsu untuk segera memasukkan kontolnya ke memek Sarah. Ia pun menindih tubuh Sarah yang gagal untuk melepaskan dirinya. Dengan tangannya yang memegangi kedua betis Sarah, sekaligus mengunci tubuhnya hingga ia tak bisa bergerak bebas, Navis pun mengarahkan ujung kontolnya yang 18 cm panjangnya, tepat diatas lubang memek Sarah Azhari yang sudah basah berkilatkilat.

    AAAAAaaaahhhhh HHHgggghhh! Taaaiiiii!!! Gobbloook! Sarah hanya bisa meracau tak keruan, kesal dan murka karena dirinya tak kuasa untuk menahan Navis yang kini perlahanlahan sudah memasukkan kontolnya hingga ujungnya kini malah sudah menyentuh dinding dalam memek Sarah.
    Navis pun membiarkan kontol panjangnya untuk beradaptasi sejenak dengan sempitnya memek Sarah.. Lumayan Sar.. memek lo masih bagus. Gue kirain lo punya udah dower karena keseringan dikocokkocok ama orang laen sambil kemudian Navis pun menggetarkan pantatnya sehingga kontolnya yang berada dalam memek Sarah ikut bergoyang dan hasilnya Sarah pun berteriak antara murka, kegelian atau keenakan, Eehhh, Anjiiing ngggghhhhh ! Lo ngapain?!

    Navis pun tertawa senang melihat reaksi Sarah yang tidak menyangka akan getaran kontolnya yang seringkali memang menjadi senjata andalannya dalam memulai ritual permainan seksnya. Ia sangat senang, karena biasanya ia hanya bisa mainin kontolnya di memek cewecewe panti pijat murahan, namun sekarang ia seakan mendapat rejeki nomplok. Memek Sarah Azhari artis sinetron yang jadi pujaan banyak pria hidung belang, kini berada dalam kuasa kontolnya, dan ia berniat untuk menikmati perkosaan ini selama mungkin.

    Kini ia pun mulai mengocok kontol panjangnya, masuk keluar memek Sarah secara perlahan, sambil ia memejamkan matanya dan menikmati betapa sempit dan nikmatnya memek Sarah yang seakanakan merespon gerakan kocokan kontolnya dengan begitu pas. Memek Sarah mengedutngedut dan memijat pelan setiap kali kontol Navis bergerak memasuki lorongnya.

    Pijatan memek Sarah terhadap kontol Navis yang sedang mengocoknya, seakanakan sudah berjalan otomatis, menandakan bahwa memeknya juga menikmati perkosaan ini. Sarah yang kini mulai terpengaruh oleh kenikmatan yang dirasakan memeknya, mulai bingung akan reaksi yang harus ia berikan.

    Ia sadar, memeknya sudah menyatakan bahwa kontol Navis memang diatas ratarata. Pijatan memeknya yang juga menjadi kebanggaannya, hanya muncul secara otomatis bila ia memang juga menikmati permainan seks yang menggebugebu seperti sekarang ini. Bedanya kali ini, ia bukan bermain dengan pacarpacarnya yang biasanya merupakan lakilaki tampan dan wangi. Di hadapannya sekarang ini, adalah Navis, seorang wartawan yang berpakaian kemeja flanel kumal, dan bau. Namun, kondisi Navis sekarang ini malah membuat Sarah mulai kehilangan konsentrasi. Mungkinkah kekontrasan Navis dibanding pacarpacarnya selama ini malah membuat ia terangsang hebat dengan cepatnya?

    Ia akui, biasanya nafsu seksnya ga pernah naik secepat ini. Apalagi semua lakilaki yang biasanya mengemisngemis untuk bisa tidur dengannya, pasti memperlakukannya secara lembut seperti seorang putri. Semua lelaki akan takluk dan dengan sopan seperti kucing akan bersedia menuruti segala kemauannya.

    Namun perlakuan kasar yang ia terima sekarang dari Navis, sama sekali belum pernah ia rasakan dari lelaki manapun. Kontrol akan lelaki yang biasanya dengan mudah ia kendalikan kini seakan tak berlaku lagi. Hal inilah yang membuatnya beringas sekaligus terangsang dengan hebat. Ia sadar, memeknya sudah takluk akan kocokan kontol Navis yang bergerak bukan saja maju mundur namun sekaligus membor memeknya dengan gerakan berputar yang memberikan kenikmatan sempurna bagi memeknya.
    Sekarang tinggal Sarah yang berjuang keras untuk tetap bisa mengontrol dirinya dan tidak melepaskan kendali atas nafsu liar yang sudah demikian meletupletup didalam dirinya.

    Nnnnggggghhhhhpp! Ia berusaha mengendalikan lenguhannya yang seakan memberontak atas kemauan dirinya untuk tidak menikmati pemerkosaan ini.
    Njjing! Lo boleh berhasil perkosa gue.. tapi gue sama sekali ngga.. sebelum Sarah berhasil menyelesaikan kalimatnya, Navis malah membungkam bibir seksinya dengan bibirnya sendiri. Ia pun melumat gencar bibir Sarah Azhari yang tak menyangka Navis berani meluncurkan serangan ke mulutnya.

    Dalam usahanya menghindar dari pagutan Navis, ia malah seakan memberikan kesempatan bagi Navis untuk menikmati bukan saja mulut seksinya, namun juga leher jenjangnya. Hal ini malah membuat Navis semakin senang dan bersemangat menghisap, menjilat dan menciumi sekujur muka dan leher Sarah Azhari. Aroma Sarah Azhari yang begitu harum ia nikmati bukan saja dari mulutnya yang wangi, namun juga dari lekukan leher Sarah yang aromanya begitu bikin ia mabuk dengan birahinya sendiri.

    Aaaahhh hhheeeuuuhhh.. Sarah kini mulai kehilangan konsentrasinya.
    Ia mulai tak tahan akan rangsangan dan ciuman bertubitubi Navis di lehernya. Ia harus mengakui, seluruh titik rangsangannya sudah dilalap sempurna oleh Navis. Mulai dari memeknya yang biasanya tak merespon sembarangan kontol dengan pijatanpijatan khasnya, hingga lehernya yang menjadi titik lemah dari kontrol birahi Sarah.

    Pagutan Navis yang membuahkan bekasbekas merah di lehernya membuatnya mendesah keras, dan mulai menggerakkan tubuhnya seakan ia memang berada dalam permainan seks yang nikmat, dan bukan pemerkosaan yang brutal.
    Nngggghhh.. gue.. ga taaaahhh aaann! Sarah pun mengeluarkan tanda menyerahnya sambil terengahengah. Ia akhirnya harus mengakui bahwa ia juga sepenuhnya menikmati kocokan kontol Navis di memeknya yang sekarang sepertinya sudah sangat dekat akan ledakan orgasme pertamanya.

    Navis pun sadar, bahwa Sarah sudah berada dalam genggaman birahi dan permainan seksnya. Ia percaya, sekarang Sarah tak akan memberontak lagi, sehingga ia pun berani melepaskan kunciannya.
    AAAAAAaaaahhhh aaaaannnnjjjiiiinnnnggg! teriak Sarah dengan histeris menandakan bahwa orgasme pertamanya begitu dahsyat, sehingga ia meracau dengan tak terkendali. Navis pun merasakan kedutan dan semburan cairan orgasme dari memek Sarah yang membuatnya tersenyum lebar, Hehehe enak kan Sar?

    Ia kini menarik tubuh Sarah untuk berdiri. Navis sendiri duduk di sofa empuk yang tadi ia jadikan tempat pemerkosaannya. Sarah yang masih lemas dan tak menyangka orgasme pertamanya begitu dahsyat.. mengikuti dengan pasrah perintah Navis yang mengarahkannya untuk duduk mengangkangi kontolnya. Posisi Sarah yang kini menduduki Navis yang duduk di sofa, membuatnya bebas untuk melarikan diri. Namun hal ini tak ia lakukan. Ia kini tak bisa berpikir dengan jernih lagi. Yang ia ingin rasakan adalah kenikmatan bertubitubi dari kontol Navis yang kini sedang berada di bawah memeknya yang masih mengedutngedut ringan akibat pengaruh permainan kontol Navis barusan.

    Sambil memegang bahu Navis sebagai pegangan, Sarah pun mulai menurunkan lubang memeknya hingga pas berada di ujung kontol Navis yang masih berdiri tegak dan keras.
    Punya lo kok masih keras gini, hah? Lo pake obat ya? ujar Sarah yang walaupun sudah tak berontak namun tetap bernada galak.
    Aahh.. udah lah. Lo entot aja kontol gue.. Ga usah banyak tanya! jawab Navis sambil tangannya memegang panggul Sarah dan menekannya ke bawah sehingga kontolnya mulai memasuki memek Sarah kembali yang hangat.

    HHmmmppphh! Aaahhhhssss Sarah hanya bisa memejamkan matanya, merasakan betapa nikmatnya kontol Navis yang begitu besar mengisi lorong memeknya dengan sempurna.
    Sebagai jawabannya, ia kini mulai menggenjot kontol Navis dengan gerakan yang begitu liar. Naik turun dan putaran pinggulnya membuat pantatnya beradu keras dengan kedua paha Navis, hingga berbunyi Plak.. plaks ceplaks! dengan kencangnya.

    Hmmmmhh.. Ternyata jago juga lo ngebor kontol ya, perek? Navis berbicara kotor pada Sarah, sambil merem melek keenakan merasakan kocokan memek Sarah atas kontolnya.
    Perkataan kotor Navis, malah membuat Sarah semakin bergelora. Ia meraih salah satu toketnya, lalu menyodorkannya ke mulut Navis yang langsung merespon dengan sigap.

    Puting Sarah yang memang sudah mengeras karena udara dingin dan juga karena gelora nafsu birahi yang menguasainya, dilumat oleh bibir Navis dengan penuh nafsu. Ia sedot dan jelajahi dengan lidahnya semua area puting toket Sarah yang begitu kenyal dan besar.
    Aahhhhss Enaaaak terruusss bangsaaat! Sarah pun menjawab dengan perkataan yang tak kalah kotornya. Ia melemparkan kepalanya kekiri dan kekanan, membuat rambut panjangnya berlenggak lenggok dengan indah seperti gadis di iklan shampoo, sebagai pertanda ia begitu menikmati permainan seks yang sudah lama tak ia rasakan dengan begitu liarnya.

    Kini Navis praktis hanya duduk manis dan membiarkan Sarah menguasai permainan dengan dahsyatnya lenggak lenggok pinggulnya mengocok kontol yang masih dengan kuat bertahan. Ia setengah mati menahan gejolak kontolnya agar jangan meledak terlebih dahulu. Ia masih ingin merasakan semua kenikmatan yang bisa ia raih dari tubuh Sarah Azhari.
    Shhhiiiit! Kontoooolll Elo enaaaaaakkk bangeeeeett! Entooooooootttt guaaaaaaa! Sarah berteriak histeris dan ambruk merebahkan dadanya ke tubuh Navis di depannya, bersamaan dengan ledakan orgasme kedua yang dirasakan sangat nikmat oleh Sarah mengisi sekujur tubuhnya.

    Memeknya berkedutkedut kencang sekali, sekaligus memijat kontol Navis dengan remasanremasan mesra. Seluruh tubuhnya kini basah berkeringat dan menempel lengket dengan tubuh Navis yang juga tak kalah basah.
    Masih dalam posisi Sarah menduduki kontolnya, Navis pun memeluk Sarah dan mulai mengeluselus punggung Sarah, lalu bagaikan kekasih yang baik ia mengecup bahu Sarah dengan lembut.
    Sarah yang masih terpejam merasakan nikmatnya orgasme keduanya, sejenak melupakan siapa orang yang sedang mengecupnya saat ini. Yang ia tahu, seisi relung tubuhnya sedang bergejolak merayakan perayaan besar yang sudah lama tidak ia rasakan.

    Navis pun beranjak dari atas sofa lalu berdiri sambil memegangi Sarah yang masih lunglai lemas sambil terpejam. Ia berdiri di depan Sarah lalu kemudian memutar tubuhnya, sehingga kini ia berada di belakang Sarah. Kedua tangannya mengelus toket Sarah dengan lembut dari belakang, lalu ia pun mengecup leher dan bahu Sarah dengan perlahan dan penuh kemesraan.
    Sarah yang masih terlena, pun tersenyum dan melirik sebentar ke arah Navis yang sedang sibuk memberi kenikmatan di titik terlemah di lehernya.
    Kontol Navis yang masih juga tegang dan keras terasa menekan belahan pantatnya dari belakang dengan perlahan.

    Lo gelo juga ya? Gue udah kelejotan kaya gini, kontol lo masih belum keluar juga! Sarah hanya berkata lembut mengomentari gerakan kontol Navis yang bergerak ringan menggoda belahan pantatnya.
    Hmmmm.. Navis hanya menggumam ringan, sambil memandu tubuh Sarah, sehingga kini kedua tangannya berpegangan ke sandaran sofa. Dengan posisi yang agak menungging seperti ini, Sarah pun segera faham bahwa Navis ingin mengocok memeknya dalam posisi doggie style sambil berdiri, Hehe.. anjing lo ya, tau aja kalo gue paling suka kalo dientot dari belakang. Sarah sudah lupa daratan. Yang ia tahu sekarang, ia adalah budak dari Navis. Dan untuk semua kenikmatan yang sudah ia peroleh, ia pasrah akan semua perlakuan Navis kepada tubuh montoknya. Yang ia inginkan adalah kenikmatan demi kenikmatan datang dan meledak di dalam tubuhnya.

    Hehe.. artis perek, lo udah siap buat gue jebol dari belakang? Navis pun buka suara seakan menandai serbuan kontolnya yang sebentar lagi akan beraksi.
    Ah, rese lo! Buruan masukin kontol gede lo Memek gue udah dingin lagi nih.. Sarah pun menjawab ancaman Navis dengan nada gurauan.

    Siapa bilang memek lo? Gue mau jebol lobang pantat lo yang seksi ini.. Gue yakin pasti belom ada yang merawanin lobang pantat lo kan, Sar.. hehehe. Navis pun mulai menggerakan kontolnya ke permukaan dubur Sarah.
    EEEHHHH! Apaan tuh! Gue ga mau dianal!! Anjiiiiiiiing Lo!! Seketika Sarah pun panik ketika menyadari bahwa Navis telah menjebaknya. Namun posisinya yang terkunci seperti ini membuatnya tak berdaya untuk melepaskan dirinya.
    Navis pun semakin beringas mendengar erangan Sarah yang panik. Birahinya semakin naik, dan dengan cepat ia menusukkan kontolnya yang besar ke lubang dubur Sarah yang masih sempit..

    AAAAAAAAAGGGGHHHHHH!! Sakiiit Bangsaaat!! Sarah melotot kesakitan akibat tekanan paksa kontol Navis di lubang duburnya yang masih kering.
    Ia tak kuasa menahan air matanya yang keluar karena rasa sakit yang teramat sangat. Sementara Navis yang baru berhasil memasukkan 2/3 kontol panjangnya, mendiamkannya sebentar, agar lubang dubur Sarah beradaptasi sejenak dengan batang besar di dalamnya.

    Bang.. gue mohooon, gue jangan dianal bang.. Sakit bangeeet.. dengan memelas Sarah berusaha memohon kepada Navis, yang sekarang malah sudah dipanggilnya abang. Harga dirinya benarbenar runtuh sekarang.
    Mendengar hal ini, Navis malah tertawa terbahakbahak.. Alaah, udah lah. Bentar lagi juga udah ga sakit. Ntar palingan lo minta nambah. Dasar perek binal! Sambil kemudian ia memasukkan sisa ujung kontolnya ke dalam dubur Sarah.

    HHHggggghhhhhaaaaaaaaaaanjiii iiing! Sarah pun roboh tak bertenaga di atas sofa empuk itu karena rasa sakit yang tak terperi menderanya. Namun Navis dengan sigap segera memegangi tubuhnya yang lunglai, kedua tangannya langsung mendekap dan menopang toket Sarah yang tergantung indah di balik punggungnya.
    Sambil meremasremas toket Sarah yang kenyal dan montok, Navis pun mulai menggenjot kontolnya maju dan mundur, masuk keluar lubang dubur Sarah yang kali ini sudah menganga lebar karena desakan paksa kontol Navis yang sangat besar di lubang dubur Sarah yang sempit.

    Sambil menggigit bibirnya, Sarah merasakan betapa ngilunya lubang pantatnya akibat gesekan kontol Navis yang menggenjotnya tanpa belas kasihan. Semakin dalam Navis memasukkan kontolnya, terasa semakin luar biasa rasa sakit yang dirasakan Sarah hingga akhirnya ia meneteskan air mata, tak tahan dengan rasa sakit yang menderanya.

    Gesekan Navis mulai melukai lubang dubur Sarah hingga lecet dan mulai mengeluarkan darah. Namun hal ini malah membuat Navis semakin panas dan bernapsu untuk menggenjot dengan lebih cepat.
    Hmmmmmhhhhh, gila enak bangeeeet! Pereeek, rapet bangeet! Navis mulai meracau dan merasakan gelombang birahi erotis di dalam tubuhnya mulai bertalutalu naik dengan cepat dan segera mencapai klimaksnya.

    Sarah sudah tak bisa lagi merasakan lubang duburnya. Rasa sakit yang teramat sangat membuatnya kebal dan hanya bisa merasakan betapa besarnya kontol Navis yang masih terus menggenjotnya dengan bernapsu. Rasa sakit akibat lecet di duburnya yang mulai menghilang kini berganti dengan rasa birahi yang perlahan mulai menguasai dirinya. Terlebih remasan tangan Navis di kedua toketnya mulai dirasakannya sebagai pijatan lembut yang menenangkan hatinya.
    Hhhh baaaaangg ampuuuun baaaang, gue ga tahan niih Sarah pun mulai bingung antara harus minta ampun atau minta Navis memberikannya klimaks berikutnya. Ia merasakan bahwa gelombang orgasme di dalam tubuhnya mulai datang dan bagai ombak yang berdebur perlahan, semakin membuatnya terbuai.

    Tanpa ia sadari, salah satu tangannya mulai meraba klitorisnya sendiri. Lalu seirama dengan genjotan kontol Navis di lubang duburnya, ia pun menggelitik klentitnya yang sudah menegang dan membesar akibat rangsangan dari tangannya sendiri, Nggghhh.. anjiiiing, enaaaak! Sarah pun meringis keenakan sambil terpejam dan tersenyum, karena ia tahu, sebentar lagi orgasme yang maha dahsyat akan segera melanda dirinya.

    Anjjis Saaar. bool elo kenceng banget! Pereeeeeek!!! Rasain peju guaaaaa!, Navis pun berteriak kencang ketika akhirnya ia meledakkan spermanya bersamaan dengan ditariknya kontolnya dari lubang dubur Sarah Azhari. Hasilnya, muncratan demi muncratan sperma hangat berhamburan di punggung Sarah yang mulus.
    Hhggghh.. nnnngggghhhh nnnggggaaaaaaaahhhhh!!!!! muncratan sperma Navis dipunggungnya seakan memicu ledakan orgasme maha dahsyat yang sudah ditunggutunggu oleh Sarah. Memeknya seakan meledak dan berkedutkedut dengan liarnya, sembari tangannya masih menggesek klentitnya secara perlahan, seakan berusaha memperpanjang dan menikmati orgasme yang sedang membuai dan menenggelamkan dirinya.

    Melihat Sarah yang sedang dimabuk orgasme, Navis pun membalikkan tubuh Sarah dan mendudukannya di sofa. Lalu ia dekatkan kontolnya yang masih berkedutkedut ringan memuncratkan sisasisa spermanya ke muka Sarah yang masih terpejam.
    Seakan mengerti akan cipratancipratan hangat di mukanya, sambil masih terpejam, Sarah pun menjulurkan lidahnya mencari sumber cipratan yang tak lain adalah kontol Navis yang masih setengah tegang. Lidahnya dengan telaten menjilati dan membersihkan kontol Navis dari sisasisa sperma yang berlelehan di batang kontolnya.

    Pemandangan yang indah ini, segera saja dimanfaatkan oleh Navis untuk dijadikan dokumentasi melalui kamera handphonenya.
    Sarah yang masih keenakan merasakan orgasmenya sendiri, sembari menjilati dan membersihkan kontol Navis dengan telaten, tak sadar akan kamera hp Navis yang menjeprat jepret dengan jelas wajahnya yang sedang merem melek mengulum kontol Navis.

    Setelah kontolnya bersih dan mengkilat setelah dijilati lidah Sarah Azhari yang hangat, Navis pun segera bangkit dan beranjak berdiri mengambil pakaiannya yang berserakan.
    Sarah yang masih telanjang bulat dan diceceri sperma Navis di sekujur muka dan punggungnya kini berselonjor tiduran di sofa, sambil membuka matanya dengan lemah, ia mulai merasakan redanya gelombang orgasme di dalam tubuhnya, Heeii.. bangsat, gue ga nyangka kontol lo sedahsyat ini. Anjing lo ya! ujarnya ringan sambil tersenyum simpul, mengakui kehebatan kontol Navis dengan candaan bahasa kotor yang biasa ia lakukan dengan temanteman prianya.

    Navis pun balik tersenyum lalu berkata, Hehe.. sama lah Sar. Memek lo juga enak. Apalagi gue bisa ngejebol bool lo untuk pertama kalinya. Gue ga nyangka bool lo masih perawan.

    Emang bajingan lo! Sakit banget tauu.. ujar Sarah manja, namun seakan diingatkan, kini Sarah mulai merasakan perlahan lubang duburnya sudah hilang rasa kebalnya dan rasa ngilu dan perih perlahan muncul akibat luka hebat yang masih menganga di bibir duburnya.
    Melihat Navis yang melangkah pergi dan menuju pintu apartemen, Sarah pun memanggilnya, Heh.. bangsat, maen pergi aja. Kalo gue mau dapet orgasme dahsyat kaya gini lagi.. Gue bisa panggil elo dimana?, dengan nada centil dan binal yang khas dirinya. Seperti sudah melupakan apa yang dilakukan Navis dengan paksa terhadap dirinya, kini Sarah sudah menganggap Navis sebagai salah satu teman pria yang baru saja bermain seks dengannya.

    Namun jawaban Navis betulbetul di luar dugaan, Haha.. sorry perek cakep. Lo ga mungkin gue puasin lagi.. Soalnya kontrak gue cuma sekali ini doang. Tapi gue ga nyesel kok, memek ama bool elo emang kualitas perek kelas satu! sambil mulai membuka pintu apartemen dan melangkah perlahan keluar.
    Sarah yang kebingungan mendengar jawaban Navis pun bangkit duduk dan berteriak, Eh, kontrak? Kontrak apaan bangsat?!

    Tanya aja ama Oom Henry kesayangan elo itu. Jawab Navis sambil berlalu dan menutup pintu apartemen yang kemudian mengunci dengan otomatis.
    Jawaban pendek Navis yang terakhir ini seakan menjadi gledek yang menggetarkan tubuh Sarah Azhari yang sekarang duduk terbengong tak percaya. Kedua matanya yang bulat dan nyalang terbuka tampak kosong, sepolos tubuhnya yang mulus yang terduduk di atas lembutnya sofa.
    Perlahan ia berusaha memahami apa yang bakal terjadi pada dirinya setelah perkosaan yang dilakukan dengan terencana oleh Navis Qurtubi dan Oom Henry Yosodiningrat yang sangat dipercayainya itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Ngewek Ibu Kos ku Yang Baik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Ibu Kos ku Yang Baik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1359 views

    Perawanku – Perkenalkan namaku Evan, kira kira hampir satu tahun Evan ngekost di rumah bu Fely, tak sengaja juga aku bisa ngekost di tmuah ibu Fely dimana awal ceritanya kita bertemu di pasar, saat itu Ibu Fely mendapat kejadian kecopetan saat Ibu Fely teriak minta tolong aku langsung mengejar pencopet itu dan bisa menangkap copet tersebut dan mengembalikan dompetnya.

    Setelah kejadian itu aku sedikit bercerita ingin mancari tempat kost disitulah ibu Fely berbalik baik hati untuk ngekost di tempatnya yaitu di rumah bedengan. Suatu hari sudah empat bulan aku ngekost di kostnya dan aku telat bayar kost selama tiga bulan, mungkin juga karena ibu Fely masih teringat saat aku bantu mengembalikan dompetnya jadi beliau terlalu baik denganku.

    Tapi dalam hatiku Evan tidak enak tapi gimana lagi duitku juga tidak punya jadi apabila bertemu ibu Fely aku banyak menghindar unutk bertemu dengannya langsung. Sampai satu hari waktu itu masih sore jam 4.

    Evan masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok tok..tok..tok.. lalu suara bu Fely yang manggil,Van Van ada di dalem gak?Sontak Evan bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Evan.

    Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Fely pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Fely,t Evan lagi tidur ya..?t dan dari kamar mandi Evan menyahut sedikit teriak,t lagi mandi bu.

    Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Fely jadi dekat,tya udah mandi aja dulu Van, ibu tunggu di sini yat eh ternyata masuk ke kamar, Evan tadi gak mengunci pintu. sbusyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,tpikir Evan.

    Sekitar lima belas menit Evan di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Fely bosan trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Fely sepertinya masih menunggu.

    Akhirnya keluar juga Evan dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru. Bu Fely tersenyum manis melihat Evan yang salah tingkah,lama juga kamu mandi ya Zackt bu Fely membuka pembicaraan.

    Pasti bersih banget mandinya yat gurau bu Fely sambil sejenak melirik dada bidang Evan. sah ibu bisa aja biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..? jawab Evan sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur.

    Bu Fely mendekat dan duduk di samping Evan, sCuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulutucap bu Fely.

    Evan jadi kikuk,twahduh kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret niet jawab Evan dengan sedikit memohon. Bu Fely terlihat sedikit berpikirtmmmm boleh deh, tapi jangan lama-lama ya emang uangmu di pakai untuk apa sie? terlihat bu Fely sedikit menyelidik.

    Hmmmm pasti buat cewe mu yatdia terlihat kurang senang. sah nggak juga kok bu.. saya emang lagi ada keperluan,t jawab Evan hati-hati melihat raut wajah bu Fely yang kurang senang. shuhlaki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh sama aja dengan suamiku.tkeluh bu Fely dengan nada kesal.

    Waduh nampaknya bu Fely lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Evan. Dengan cepat Evan menjawab,tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kokshhhhh.bu Fely menghela nafas,tudahlah Van, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.

    Sedikit penjelasan bahwa bu Fely ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Fely tampaknya udah mulai kesepian nie wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu. jawab Evan kikuk gak apa-apa Van, ibu hanya mau curhat aja sama kamu boleh kan Van?suara bu Fely sendu.

    Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Fely terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Evan. sudah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,

    Evan bermaksud menghibur. sah kamu Van emang ibu masih cantik menurutmu? bu Fely menatap sendu ke arah Evan, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya.

    Uhh. ingin rasanya Evan menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Evan bisa berbuat sesuatu busyet Evan memaki dalam hati skenapa otak gwa jadi kotor gini.

    Dengan sedikit gugup Evan menjawab,tmmmeeeiya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.

    Uupsss . Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut gerutu Evan dalam hati. Evan jadi panik, jangan-jangan bu Fely marah dengan ucapan Evan. Tapi ternyata Evan salah, karena bu Fely tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi, ih Evan bisa aja menghibur.

    Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua siet rona wajah bu Fely berubah sedih lagi, kalo menurutmu Van, apa ibu emang gak menarik lagi? sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Evan minta penilaian.

    Terang aja Evan makin kikuk, wah aku mau ngomong apa ya bu? Takutnya nanti di bilang lancang lho tapi kalo mau jujur. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh. Bu Fely tampaknya senang dengan pujian itu,thmmm.. kamu ada-ada aja saja ibu udah 43 lho.. emang Evan liat dari mananya bisa bilang begitu? Evan jadi cengar cengir, itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.

    Bu Fely kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Evan sambil berkata, ah.. gak perlu malu.
    Bilang ajat Nafas Evan terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Fely, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Evan mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Fely mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Evan memperhatikan bahwa bu Fely memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya.

    Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Evan beralih ke bagian depan uupss terlihat belahan dada yang hmmm sepertinya buah dada itu lumayan besar.

    Sentuhan lembut tangan bu Fely di paha Evan yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Evan.

    Dengan penuh selidik bu Fely bertanya,lho kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an Evan sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Fely,mmm eeemm.. ibu benar-benar masih cantik

    Kulitnya masih kencang masih sangat menggodat Tidak ada jawaban dari mulut bu Fely, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Fely makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah.

    Evan pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Evan menyambut bibir merah bu Fely, desahan nafas mulai terasa berat hhhhhhhhciuman terus bertambah dahsyat, bu Fely menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Evan, dan dibalas dengan lilitan lidah Evan sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.

    Dengan naluri yang alami, tangan Evan merambat naik ke bahu bu Fely, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Evan meraba bahu bu Fely sampai ke lehernya.

    Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Evan meremas payudara yang masih terbungkus bra itu. shhhhhhhhht nafas bu Fely mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak.

    Jemari lentik bu Fely tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Evan melingkari pinggang Evan, mencari lipatan handuk, hendak membukanya Uupps. Evan tersentak dan sadar.,tupshhh maaf bu maaf bu saya terbawa suasana.

    Evan tertunduk tak berani menatap bu Fely sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Fely. Terlihat bu Fely pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka.

    Pemandangan yang menakjubkan. napa Van kita sudah memulainya dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam kamu harus menyelesaikannya Evan tatapan bu Fely terlihat semakin sendu mmm ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu bisa gawat dong pak Kardi juga bisa marah besar but jawab Evan.

    Tanpa menjawab bu Fely bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Evan terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Fely.

    Kemudian dengan tenang bu Fely melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya. Saat berjalan membelakangi Evan itu nampak gerakan bokong bu Fely naik turun, dan perasaan Evan semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Fely berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur.

    Evan tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Fely. Sampai bu Fely berdiri dekat di depan Evan dan berkata,tkamarnya udah di kunci Van, dan gak ada yang akan mengganggu. Evan tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan.

    Bu Fely kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya. Evan mendekat dan duduk di samping bu Fely hmmm nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Evan langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya.

    Bu Fely yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Evan, menarik wajah dan langsung melumat bibir Evan dengan nafsu yang membara. Evan membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Fely, tangan Evan meremas payudara montok milik bu Fely.

    Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Fely mendorong lembut badan Evan, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu.

    Evan mendorong lembut tubuh bu Fely, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang.

    Tanpa menunggu lagi Evan melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting.

    Dengan gemas Evan menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya HHHH. AHHH.MMMH. suara bu Fely mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Evan melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Fely yang menggelinjang kegelian.

    Evan menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Fely, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Fely mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi.

    Evan mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Fely yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama.

    Evan menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Fely dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Fely mengerang kenikmatan, ceritasexdewasa.org AHHHH. MMMMH HHH Van.UHH desahan birahi yang memuncak dari bu Fely membuat Evan semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.

    Setelah beberapa menit Evan mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Fely tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya, Van. Ayo sayang masukkin Van hhhhmmmmh. Suara bu Fely ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang.

    Dengan tenang Evan menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap.

    Bu Fely semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Evan naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Fely yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Evan dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.

    Dengan sekali dorongan penis Evan amblas sampai setengahnya. Evan menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Fely, AHHH.TERUSKAN Van.AHHH.

    Kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Evan memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot.

    Evan bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Fely mencengkam punggung Evan, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh

    AH..AH..AH..MMHMHHHHHH. tak hentinya desahan meluncur dari bibir Evan dan bu Fely. Sesaat Evan menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Fely memeluk Evan dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya.

    Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Fely memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan.

    Sesekali bu Fely memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Evan lebih dalam. Evan tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Fely.

    Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Fely seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan. Dengan sigap Evan membalikkan posisi, bu Fely kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Evan meneruskan pertempuran.

    Van ..AHH..AH..AH..UHTERUS Van. AHHHAHH IBU SAMPAI VAN.AHHHHHHHHH MMMMMHHH.

    Setelah teriakan tertahan bu Fely mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Evan merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.

    Evan menikmatinya dengan memutar “mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Evan kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Fely.

    Yang dengan cepat meraih penis Evan dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Fely mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Evan membaringkan tubuhnya disamping bu Fely.

    Terdiam untuk beberapa saat. Bu Fely bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Evan. makasih ya sayang ini rahasia kita berdua I love u Van,t bisik mesra bu Fely di telinga Evan.

    mmm baik but belum sempat Evan menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Fely menempel di bibirnya, kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dongtucap bu Fely manja. iya sayang. Balas Evan, senyum manis merekah di bibir seksi bu Fely.

    Setelah itu dengan cepat Evan dan bu Fely merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Evan, bu Fely berbisik mesra,tsayang tar malem suamiku gak ada di rumah.. aku tunggu di kamar ya berapa ronde pun dilakoni buat Evan sayang. Sambil berpelukan mesra, Evan menyanggupi ajakan bu Fely.

  • Cerita Dewasa Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot Di Kamar -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot Di Kamar -Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1359 views

    Perawanku – Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.Cerita Bokep

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.


    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.
    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

  • Cerita Bergambar Di Kala Waktu Malam Minggu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bergambar Di Kala Waktu Malam Minggu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1358 views

    Perawanku – Namaku Cynthia. Ini baru pertama kali aku coba buat ngirim cerita seksku. Sudah sejak 3 tahun lalu, aku selalu “haus seks”. Entah itu karena keperawananku yang diambil oleh mantan cowokku ato itu karena libidoku yang besar. Sejak saat itu, aku selalu mencari cowok yang bisa aku ajak nge-seks. Aku tidak peduli itu cowok apa, yang penting dia punya barang yang bisa memuasin aku. Banyak sekali teman teman cowok ku yang datang di apartemenku kalo aku lagi tidak ada kelas. Begitulah hidupku di LA. Sekarang aku mau cerita tentang pengalaman seks ku yang tak terlupakan.

    “Hmph, capek nih” umpatku dalam hati.
    Hari itu aku kuliah sampai jam 9 malam. Parkiran mobil pun sudah gelap. Sambil melihat kanan kiri, aku pun berlari-lari kecil menuju ke mobilku yang ku parkir di belakang gedung science. Ketika sampai di mobil, HP ku berbunyi. Ternyata si Rei.

    “Halo Cyn, lagi ngapain?” tanya si Rei.
    “Ini nih, lagi mo pulang baru aja selesai kelas” sahutku sambil menstater mobil.
    “Ooh, mo ke sini ga? Kita ntar mo ngadain pesta nih. Kan hari sabtu, masa di rumah aja sih?” Si Rei pun nyerocos.
    “Oh ya? Mau donk, kalo gitu gue ke sana sekarang deh” jawabku dengan senangnya.
    “OK deh. Bye”

    Sejak hidup di LA, aku selalu suka dengan kehidupan malam. Pesta, diskotik ataupun pergaulan bebas. Akupun mulai merapikan rambut dan pakaianku. Kemudian, aku mulai membubuhkan make-up tipis di mukaku. Setalah selesai, aku pun mengendarai mobilku ke tempat Rei. Rei adalah anak orang kaya. Apartemenya yang terletak di daerah BH itu sangat mahal harganya. Aku pun memberhentikan mobilku di depan Liquor Store. Ketika aku turun dari mobil, banyak cowok bule yang melihat dan bersiul kepadaku. Saat itu aku hanya mengenakan rok pendek dan kaos putih ketat. Payudaraku yang berukuran 34 c itu pun tampil kian menggoda. Memang payudaraku cukup besar untuk orang seukuranku. Ketika aku sedang mencari cari liquor kesukaanku, Hp ku pun berbunyi lagi. Ketika kulihat nama Rei, aku segera menjawab. Hanya percakapan kecil yang terjadi, ternyata dia minta dibelikan beberapa botol bir. Aku pun segera mengambil sebotol XO dan 12 botol corona. Setelah membayar, aku pun segera mengemudikan mobilku ke tempat Rei. Dengan kemacetan LA aku pun tiba di tempat Rei setelah setengah jam di mobil. Rei pun menyambut ku dengan gembira. Ketika aku masuk, ternyata tidak ada seorang pun di situ selain aku dan Rei.

    “Kok ga ada anak anak? Katanya mo pesta?” tanyaku keheranan.
    “Ntar lagi juga pasti datang” jawabnya sambil tersenyum.
    “Siapa aja sih?” kejarku.
    “Cowok-cowok lah, 7 orang deh kayaknya.” katanya sambil berjalan ke dapur.
    “Jadi gue cewek sendiri nih?” tanyaku keheranan.
    Dengan santainya dia cuma menjawab “Yup, kenapa? Loe ga suka? Kan loe biasanya suka main keroyokan. Apalagi kalo ceweknya cuman loe sendiri.”
    “Loe gila ya? loe bikin pesta buat cuman ngentotin gue rame rame?” tanyaku dengan kaget.
    “Bukannya loe suka kayak gituan, apalagi barang mereka gede gede lagi. Tenang aja, dijamin puas” imbuhnya sambil ketawa nyengir.
    Aku cuma diam saja. Rei memang sering nge-seks denganku, tapi kita tidak pacaran. Aku juga pernah nge-seks dengan Rei dan dua temannya. Tapi kali ini TUJUH orang. Aku takut tapi aku juga terangsang. Aku memang sangat suka menjadi pusat perhatian apalagi gangbang. Rei tau itu. Rei tau semua tentang aku. Tapi aku cuma tau sedikit tentang Rei. Dia sangat suka melihat cewek di entot rame rame.

    “Kenapa? kok bengong?” tanya Rei sambil mengusap usap tangannya ke pantat kiriku.
    “Ga kenapa kenapa kok” jawabku singkat.
    Aku memang sudah biasa dengan kelakuan Rei. Tangan Rei yang tadi cuman memegang pantat kiriku, kini meremas remas pantatku dengan kerasnya.
    “Udah lah Rei, siapin dulu donk makanan buat pestanya” kataku sambil menepis tangannya.
    “Kok gitu sih? Ayo donk kan udah lama gue ga liat loe telanjang” katanya santai.
    “Ya udah kalo loe mau, tapi siapin dulu donk makanannya. Habis itu kalo ada waktu gue mau mau aja. Gimana? Mau ga?” tanyaku menggoda.
    “Hahaha. Kita cuma makan chips doank kok malem ini. Tuh chipsnya udah ada. Tinggal dibuka doank” katanya sambil memasang muka mesum.
    “Iiih, benci gue ama loe” kataku sambil mencuekin muka mesum dia.
    “Ya udah gue bikinin salad deh. Mau ga?”
    “Bikin lah kalo loe mau” katanya singkat.

    Ketika aku membuat salad di meja dapur, tangan tangan Rei menjelajahi pantatku. Aku yang sudah biasa dengan itu cuma mendesah desah kecil. Aku merasakan kedua tangannya mengangkat rok ku sampai ke pinggangku. Dia hanya bersiul ketika melihat pantatku yang penuh. Waktu itu aku memakai G-string jadi dia bisa melihat semuanya. “Auw” jeritku ketika Rei memukul pantatku sambil ketawa. Aku pun meneruskan mengaduk salad ketika dia menurunkan g-stringku sampai ke lantai. Aku segera mengangkat kakiku dan menendang g string itu ke belakang. Aku kira Rei akan segera memasukan penisnya ke dalama memekku, tetapi dia hanya menurunkan rok ku dan merapikannya.

    Aku terheran heran ketika dia melakukan itu tapi aku tidak mengatakannya. Kini tangan Rei mulai meraba raba dan meremas payudaraku sambil mulutnya menciumi leherku. Aku hanya melenguh kecil ketika dia meremas payudaraku dengan agak keras. Aku memberhentikan kerjaanku dan mencoba menikmati rangsangan Rei. Rei pun mulai melepas baju ketatku. Rei hanya diam ketika dia melihat tubuhku yang setengah telanjang. Aku yang sudah sangat terangsang mulai memijit mijit penis Rei dari luar celananya. Rei pun melenguh keenakan ketika aku remas remas dan kukocok penisnya perlahan. Rei tidak diam saja, dia langsung melepas behaku dan melemparkannya. Aku yang hanya memakai rok mencoba membuka baju Rei. Tapi Rei cuman menepis tanganku. Rei pun ketawa ketika melihatku kebingungan. Rei pun mulai membungkuk dan mengambil beha dan g stringku yang berserakan di lantai. Kemudian dia berjalan ke kamarnya meninggalkan aku yang kebingungan dan sangat terangsang. Ketika aku tersadar bahwa payudaraku terpampang bebas, aku pun kembali mengenakan kaos putih ketatku. Aku merasa kalau putingku tercetak jelas dengan baju itu. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Rei pun kembali ke dapur dan kulihat bahwa beha dan g stringku telah dia sembunyikan.

    “Boleh juga toket loe, lebih keliatan gede lho” katanya sambil meremas remas toketku.
    “Mau loe apa sih Rei? Mau ngentot ga sih loe?” tanyaku sudah tidak sabar.
    “Oh, loe mau ngentot?” tanya nya dengan muka sok innocent.
    Aku pun menjadi malu sendiri. Belum sempat aku menjawab telpon apartement Rei berbunyi. Aku tau kalo teman temannya sudah ada di luar. Mereka cuma minta dibukain pintu saja.
    “Nih kalo loe mau ngentot, mending loe sekarang emut kontol gue sampe gue keluar” tantangnya
    “Ada tamu Rei” kataku sambil kebingungan.
    Rei pun segera memencet tombol untuk membuka pintu apartemen. Apartemen Rei ada di lantai 8.
    “Masih ada waktu kok”, kata Rei sambil meringis, “ayo mau ga?”
    “Ntar kalo mereka liat gimana?” kataku sambil melihat ke pintu.
    “Cuek aja lah. Mereka juga udah tau kalo loe suka nge seks, apalagi gue udah kasih tau mereka kalo loe suka di gangbang. Udah nyerah aja, ntar juga loe pasti ngemut kontol mereka juga”.

    Aku pun hanya diam dan berjongkok di depan dia. Tanganku mulai membuka resletingnya dan ku keluarkan penis dia yang terbilang besar itu. Tanpa ragu ragu, aku pun segera melahap batang itu dan menghisapnya. Rei hanya melenguh kecil sambil menjambak rambutku ketika aku memasukkan penisnya sampai masuk ke tenggorokanku. Aku memang pandai sekali memberi Deep Throat. Ketika aku memberi dia deep throat, Rei pun segera melenguh panjang dan menembakkan air maninya ke mulutku yang langsung kutelan. Aku memang suka menelan air mani cowok. Rei hanya tersenyum ketika aku menjilat jilat batangnya yang perlahan mengecil. Rei pun memasukan senjatanya kembali ke celananya dan aku hanya mengusap bibirku dengan tissue. Tak lama, Pintu apartemen Rei pun terbuka dan masuklah tujuh orang yang tidak aku kenal. Mereka semua berbadan bagus dan bertampang yang lebih dari biasa.
    “Halo Rei, siapa tuh ceweknya?” tanya teman si Rei yang akhirnya kuketahui namanya Donny.
    “Oh dia Cynthia, temen gue” Kata Rei santai “Kenalan sana”

    Singkat kata, aku pun berkenalan dengan mereka semua. Aku tidak bisa mengingat nama mereka semua karena mereka terlalu banyak. Rei pun segera bercakap cakap dengan mereka sementara aku masih di dapur menyiapkan makanan. Ketika aku sedang mencari cari tempat buat chips, aku merasakan ada tangan yang memegang pantat ku. Aku kira itu tangan milik si Rei, jadi aku hanya diam dan meneruskan kerjaanku.

    “Hmm, boleh juga pantat loe”
    Ketika aku mendegar bahwa itu bukan suara Rei aku pun kaget dan segera menepis tangan itu.
    “Pinter juga si Rei kalo cari cewek” ternyata itu si Donny.
    “Udah ga usah sok jual mahal, Rei udah ngomong kalo loe itu suka seks” imbuhnya.
    Aku sangat sakit kaget ketika dia ngomong secara terus terang. Aku hanya diam saja sambil menunduk malu.
    “Loe tau kenapa loe di sini?” tanyanya lagi.
    Aku hanya menggelengkan kepala saja.
    “Loe itu di sini buat muasin kita kita. Mending loe sekarang ikutin aja apa yang aku bilang ato loe bakalan diperkosa rame rame ama mereka.” katanya mengancam.
    Aku yang tidak punya pilihan lain hanya mengangguk menurut.
    “Hehehehe.. bagus. Sekarang loe temenin mereka ngobrol trus gue bakalan siapin minumannya.” suruhnya.

    Aku pun hanya mengangguk dan mengambil salad yang tadi aku buat. Ternyata mereka lagi berjudi. Aku tidak tau apa yang mereka mainkan tapi mereka menyuruhku duduk dan ikut main. Mereka pun segera menjelaskan peraturannya. Aku baru tau kalo mereka itu bermain poker, tapi yang menang bisa menyuruh salah satu dari yang kalah untuk melepas baju. Aku pun mengiyakan aja meskipun aku tau kalo aku kalah dua kali maka aku akan telanjang bulat. Aku pun tersadar, jadi ini maksud Rei mengambil beha dan g stringku. Aku hanya melirik ke Rei yang tersenyum kemengangan. Tak lama, Donny pun datang membawa minuman. Dia memberiku sebotol corona yang tadi kubeli dan kuminum pelan pelan. Ketika ronde pertama di mulai, mereka pun segera dengan cepatnya mengatur kartu mereka. Aku yang tidak tau apa apa, cuma melihat kartuku dan meminum coronaku. Aku merasa bahwa salah satu dari mereka menang, mereka pasti akan menyuruhku membuka bajuku.

    Ternyata benar, aku tidak tau apa nama kartuku tetapi meraka ngomong kalo aku kalah. Maka salah satu dari mereka menyuruhku melepas bajuku. Ketika aku membuka bajuku, mereka hanya berkomentar tentang toketku yang besar itu. Aku yang setengah telanjang hanya menunduk malu dan menutupi putingku dengan tanganku. Tak lama kemudian, mereka memulai ronde yang kedua. Aku merasa bahwa muka dan badanku mulai memanas, aku tidak tau apakah itu reaksi dari bir atau sorotan sorotan mereka. Aku yang mulai merasa canggung, mulai meminum birku sampai habis. Tak lama kemudian, ronde ke dua berakhir dengan melayangnya rok ku. Memekku yang tak berambut itu sudah tidak tertutupi apa apa. Aku merasa memekku mulai gatal, dan aku tersadar kalo Donny telah mencampurkan obat perangsang ke dalam bir ku. Aku yang sudah tidak bisa menahan gatalnya mulai menggesek gesekkan pahaku.

    “Hehehehehe, terangsang ya cyn?” tanya si Rei dengan santainya.
    Aku cuma diam saja dan menunduk.
    “Kalo mau ngerasain kontol kita kita bilang aja Cyn” imbuhnya.
    Aku sangat malu, tapi aku juga terangsang dengan hebatnya. Aku yang masih menggesek gesekan pahaku tanpa sadar mengeluh terangsang. Mereka cuma tertawa melihatku seperti itu.
    Aku pun berkata ke Rei “Rei, please masukin kontol loe”.
    Mereka yang mendengar itu hanya tertawa dan mulai mengeluarkan kontolnya.
    Rei pun menjawab “Kalo loe mau dientot, loe ngomong ama mereka semua, jangan cuma gue doank. Ntar yang lain kan iri” katanya mengejek.
    “Pls entot gue, gue udah ga tahan lagi” kataku sambil merangkak ke salah satu dari mereka dan mulai meremas remas kontolnya.
    Mereka hanya ketawa dan memanggilku “maniak seks”, “cewek gila kontol” dan lain lain nya.

    Aku pun segera memasukan kontol yang kupegang itu ke mulutku. Kumulai dengan mencium kepala kontolnya dan menjilat jilat batangnya yang sudah tegang. Empunya kontol itu pun segera mengeluh tertahan dan memegang kepalaku dan memaksaku memasukan kontolnya yang panjang itu ke mulutku. Aku hanya memejamkan mata ketika aku merasakan kontol lain menerobos dinding vaginaku. “Ooh”, lenguhku tertahan. Seseorang yang mengentotku dari belakang itu segera memaju-mundurkan kontolnya di memekku. Aku merasa kalo tiap kali dia mendorong pantatnya, kepala kontolnya menyentuh dinding rahimku. Salah seorang dari mereka memukul pantatku hingga merah dan memasukan salah satu jarinya ke dalam anusku. Aku pun hanya melenguh keenakan. Ketika aku masih keenakan merasakan jari di anusku, kontol yang ada di mulutku segera menyemprotkan air maninya dan langsung kutelan. Aku pun mulai menjilati kontol itu dengan maksud membersihkannya. Cowok yang kujilati kontolnya itu hanya tersenyum dan meremas toketku.

    Dengan tiba tiba, cowok yang memompaku dari belakang menarik kontolnya. Aku yang masih belum keluar menoleh dengan protes tapi kulihat kalo itu ternyata si Donny yang memompaku dan Donny hanya berdiri dan meninggalkanku sambil tersenyum. Dia pun menyuruhku untuk menungging dengan tangan di meja makan. Aku pun menurut saja. Ketika aku sudah dalam posisi menungging, Donny pun dengan kasarnya memasukkan kontolnya di anusku. Aku pun menjerit menahan sakit yang luar biasa itu. Setelah dua menit kesakitan, aku pun mulai merasa nikmatnya anal seks. Aku pun segera mengikuti irama Donny, dan Donny pun segera mengangkat kedua pahaku dengan kontol yang masih di anusku. Aku pun tidak punya pilihan lain selain bersandar kebelakang supaya tidak jatuh. Donny dengan pelannya menaik turunkan tubuhku sambil memutar badannya. Maka memekku pun terpampang dengan jelas ke cowok cowok yang laen. Aku sangat kaget ketika aku melihat si Rei merekam kejadian itu dan temannya memfotoku.

    Tapi, kenikmatan yang aku dapatkan dari Donny menelan kekagetanku dan membuatku orgasme. Aku segera menggerang gerang keenakan sambil memilin milin puting kananku. Aku merasa ada cairan vaginaku yang menetes keluar. Kemudian, aku merasa si Donny mulai mempercepat kocokannya di anusku. Aku yang takut jatuh segera menyenderkan tubuhku ke belakang dan membiarkan toketku meloncat loncat dengan bebas. Aku pun juga melihat lampu lampu flash kamera yang mengabadikan kejadian itu. Donny pun segera menjatuhkan tubuhku di kasur yang sudah disiapkan cowok cowok lain di ruang tamu. Aku jatuh dengan telungkup dengan kontol yang masih di anusku. Dengan cepatnya, si Donny mencabut kontol itu dan segera mengeluarkan spermanya di dalam gelas wine yang bening. Aku yang kelelahan cuma melihat itu dengan penuh tanda tanya.

    Belum sempat aku mengatur nafas, Donny menyuruhku menjilati kontolnya sampai bersih. Aku menjilati kontol itu dengan perasaan yang jijik. Kemudian salah satu dari mereka segera mengangkatku dan memasukkan kontolnya ke memekku. Aku pun cuma melenguh tertahan. Cowok itu segera memaju mundurkan kontolnya dengan aku keadaan berdiri. Aku hanya bisa berteriak teriak kecil karena kontol itu sangat besar diameternya. Aku merasa ada kontol laen yang menerobos anusku. Aku merasa seperti sandwich karena diapit kedua cowok besar itu. Tak lama kemudian aku pun orgasme lagi dan lagi. Tiap kali mereka mau keluar, mereka segera mencabut kontolnya dan mengeluar kan air mani merek di dalam gelas wine. Aku masih bingung dengan itu, tapi ketiga orang yang belom mengentotku segera mengeroyokku. Ada yang memasukkan kontolnya ke memekku, ke mulutku ataupun mengentot toketku. Aku sudah seperti di dalam sorga dunia.

    Aku tidak tahu sudah berapa kali aku orgasme malam itu. Mereka mengentotku dengan nonstop. Selalu ada kontol yang mengisi vaginaku. Ketika mereka semua sudah selesai mengentotku, mereka menaruhku di sofa dengan kepala di bawah. Aku sudah tidak tahu apa yang terjadi tapi dengan samar samar aku lihat Donny memasukan leher botol bir yang masih penuh isinya ke vaginaku. Aku pun segera terasadar dengan adanya benda dingin di vaginaku, tapi aku sudah terlalu capek untuk berontak. Aku hanya bisa melihat Donny menaik turunkan botol itu di vaginaku. Kemudian, aku merasakan bir yang meleleh turun dari vaginaku ke toketku. Kemudian, Donny segera menarik botol bir itu dan menyuruhku membuka bibir memekku dengan tanganku. Akupun hanya menurut saja. Kemudian, aku melihati Donny memasukan sedotan ke dalam memekku yang penuh dengan bir dan dengan segera aku merasakan bir itu disedot oleh Donny dan ditelannya. Mereka semua tertawa ketika melihatku melenguh menandakan aku orgasme lagi. Aku yang sudah terlalu capek, mulai merangkak ke atas kasur di lantai ruang tamu dan aku pun tertidur.

    Keesokan paginya, aku pun terbangun dengan sebuah mentimun di memekku. Aku kebingungan dan aku lihat cowok cowok itu sudah tertidur dengan lelapnya di sebelahku dan di sofa. Aku pun segera mengeluarkan mentimun itu dari memekku. Ketika aku bangun, aku baru merasakan panasnya anusku dan sakitnya memekku. Dengan sedikit tertatih aku berjalan mencari baju baju ku. Aku menemukan kaos putihku dan rok ku yang langsung kukenakan. Akupun berjalan ke arah kamar mandi untuk merapikan diri. Ketika aku sedang menyisir rambutku yang acak acakan, pintu kamar mandi terbuka dengan tiba tiba dan aku lihat Donny menyeruak masuk. Aku cuma melihat apa yang bakalan dia lakuin. Tak kuduga, dia dengan tanpa malu mulai kencing dengan enaknnya. Aku yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dengan jijik. Setelah aku selesai menyisir rambutku, aku segera keluar secepat mungkin dari kamar mandi itu sebelum si Donny menyuruhku berbuat yang macam macam.

    Aku pun segera mencari dompet dan kunci mobilku ketika Rei memegang tanganku dan menyuruhku minum pregnancy pil. Rei menyuguhkan pil itu dan segelas air putih yang langsung kuminum.
    “Hebat juga lo Cyn semalem” pujinya
    “Sakit semua nih Rei” jawabku sambil meringis “Gue pulang dulu ya capek nih”
    “Ya udah tapi minum ini dulu ya?” katanya sambil menyogorkan gelas yang penuh dengan sperma “gue tau loe pasti suka”
    “Aduh Rei gue laper banget, dari kemaren malem gue blom makan” jawabku mengiba.
    “Enggak, minum dulu baru boleh pulang. Udah lah cepet minum” tegasnya.
    “Iih maksa banget sih” gerutuku.

    Rei pun segera mengambil video camnya dan menyuruhku bergaya seolah olah aku menikmati minum sperma. Aku pun hanya tersenyum sambil menegak habis sperma itu.

    Rei pun tersenyum dan berkata “Mulai hari ini kalo loe ke mana mana usahain jangan pake beha ato celana dalem, ok? jadi ntar kalo gue kepengen ngentot, cuma tinggal masukin doank” katanya sambil ketawa.
    “Gila loe” umpatku sambil ngeloyor pergi.

  • Kenikmatan Dalam Perselingkuhan

    Kenikmatan Dalam Perselingkuhan


    1356 views


    Perawanku – Awalnya aku hanya iseng mengobrol mengisi waktu luang di waktu jam istirahat, Namun lama-kelamaan Dewi salah satu staffku yang agak manis malah penasaran dan bertanya lebih jauh tentang orgasme. Ya sebuah misteri yang kelihatannya mudah namun susah diungkapkan.

    Memang banyak sekali wanita yang belum sadar akan arti pentingnya sebuah orgasme, bahkan menurut penelitian hanya 30% wanita yang dapat meraih orgasme, banyak hal-hal yang mempengaruhi wanita dalam meraih orgasme, baik dari faktor si wanitanya ataupun dari faktor
    prianya atau bahkan dari suasana, perasaan, dll. Termasuk Dewi salah satu staffku ini, selama menikah 2 tahun lalu, dia belum tahu apa itu orgasme, yang dia tahu hanya rasa enak saat penis suaminya memasuki kewanitaannya, Dan berakhir saat penis suaminya menyemprotkan cairan hangat kedalam kewanitaannya.

    Aku hanya geleng-geleng kepala mendengar ceritanya, lalu aku korek lebih jauh tentang perasaan, foreplay, gaya, waktu, dan lain-lain tentang hubungannya dengan suaminya, Dengan malu-malu Dewi pun menceritakan dengan jujur bahwa selama ini memang dia sendiri penasaran dengan apa yang namanya orgasme namun dia tak tahu harus bagaimana, yang jelas saat berhubungan dengan suaminya dia cukup foreplay, bahkan suaminya senang mengoral kewanitaannya sampai banjir, dan selama penis suaminya masuk sama sekali tidak ada rasa sakit, yang ada hanya enak saja namun tidak bertepi, rasanya menggantung tidak ada ujung, dan tahu-tahu sudah berakhir dengan keluarnya sperma suaminya ke dalam kewanitaannya.

    “Kira-kira berapa lama penis suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?” tanyaku.
    “Mungkin sekitar 10 menit” jawabnya pasti.
    “Gaya apa yang dipakai suami kamu?”
    “Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala”
    Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yang polos.
    “Kira-kira berapa besar penis suami kamu?”
    “Berapa ya?, saya tidak tahu Pak!” jawabnya bingung.
    Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku ada tidak kekurangan akal.
    “Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tidak?”
    Dewi diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat.
    “Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!”
    Aku tak dapat menahan senyumku.
    “Maksud kamu, ‘helm’nya masih nongol?”
    “Ya!” Dewipun tersenyum juga.

    Aku suruh tangannya menggenggam, aku pandangi secara seksama tangannya yang sedang mengepal, yang berada dalam genggamanku, sungguh halus sekali, Namun aku sadar bahwa aku ditempat umum.
    “Aku perkirakan penis suami kamu berukuran 10-14 cm, berarti masih normal, Wi!”
    “Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.
    “Keras sekali, Pak, seperti batu!”

    Aku diam sejenak mencoba berfikir tentang penghambatnya meraih orgasme, sebab dari pembicaraan tadi sepertinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Dewi tidak bisa meraih orgasmenya?

    “Kok diam Pak?”
    “Aku lagi mikir penyebabnya.”
    “Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar” terangnya.
    Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Dewi sendiri membantahnya.
    “Tapi, tidak mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari sepuluh menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan.”
    Aku sedikit mengerti maksudnya,
    “Maksud kamu, kalau 10 menit kamu maunya semenit lagi? Namun kalau 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi?” tanyaku.
    “Ya, betul, kenapa ya Pak?”
    Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, kemungkinan besar ada titik dalam vaginanya yang belum tersentuh secara maksimal, Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis.
    “Ya udah Wi, nanti kita terusin via SMS, oke?”
    “Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku.

    Di meja kerjaku, aku kembali memikirkan benar-benar masalah yang Dewi hadapi, sebenarnya ada niat untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, karena setelah aku pikir-pikir Dewi punya kelebihan di Buah dada dan pantatnya yang besar juga kulitnya yang bersih dengan bulu-bulu halus, Namun Dewi akrab dengan istriku, dan aku sendiri kenal sudah lama dengannya dan suaminya, ini yang jadi masalah, Lama aku berfikir, akhirnya aku putuskan untuk mencoba menolongnya semampuku tanpa mengharapkan apapun darinya, Aku yakin aku bisa membantunya berbekal pada pengalamanku selama ini.

    Aku kirim SMS kepadanya, “Wi, Sepertinya masalah kamu agak kompleks, Kalau sempat, bisa tidak nanti pulang kerja kita cari tempat yg enak utk mengobrol?”
    5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga, Aku jadi tegang sendiri, jangan-jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar, Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Dewi, aku baca isinya.
    “Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya”
    Aku tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lalu aku balas kembali,
    “Wi, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tidak enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga”

    Singkat kata Pukul 5 sore kami janjian ketemu di sebuah rumah makan yang nyaman di daerah Jakarta timur, Suasana rumah makan yang agak temaram menambah rileks obrolan kami, Sambil makan kami melanjutkan obrolan kami yang tadi siang, Aku utarakan kesimpulan sementaraku bahwa ada kurang sentuhan di area vaginanya, aku sarankan agar nanti malam mencari titik tersebut dan jika sudah ketemu aku suruh Dewi meminta kepada suaminya untuk menekan lebih kuat saat hubungan intim, Dewi mengangguk mengerti.

    “Menurut Bapak, apakah body saya cukup bagus?”
    Tiba-tiba saja Dewi bertanya seperti itu. Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Dewi kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yang aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme.
    “Wi, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau vagina kamu tidak wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja yang menurut kamu negatif, itu faktor yang sangat penting dalam meraih orgasme, Ingat Wi, kalau tubuh kamu tidak bagus kan tidak mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!”
    “Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan?”
    “Tapi, saya tidak nyaman dengan perut saya yang tidak ramping”
    “Wi, yang lebih gendut dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku perut kamu tidak terlalu gendut, Biasa saja!” jawabku tegas.
    “Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilangkan rasa tidak percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yang kamu bilang tidak berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!”
    Aku jadi terkesan menyuruh, mungkin karena dikantor Dewi bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan. Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Dewi sampai tempat dia biasa menunggu angkot.

    Keesokan paginya, Aku baru saja ngopi dan HP baru aku aktifkan, Sudah ada pesan dari Dewi, bunyinya singkat, “Belum berhasil, Pak!”.
    Aku lihat dikirim jam 23.10 malam, berarti kemungkinan Dewi mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya.
    Sampai dikantor aku baru membalas SMSnya.
    “Memang kenapa?”
    Tak lama Dewi pun membalasnya.
    “Tidak tahu kenapa, apa nanti sore kita bisa ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak.”

    Aku berfikir tentang arti pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau hanya perasaanku saja? Atau memang dia hanya ingin mengobrol saja? Sebagai lelaki jelas aku tidak mungkin menampiknya, Sorenya kami janjian di tempat yang kemaren, dan ungkapan Dewi yang jujur sangat mengagetkanku.
    “Pak, terus terang, keinginan saya untuk meriah orgasme jadi tambah kuat, tapi herannya malah saya inginnya dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak”
    Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Dewi kembali melanjutkan pembicaraannya.
    “Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?”
    Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hati bahwa kemungkinan Dewi terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yang berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tidak mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku.
    Namun hal ini tidak aku ungkapkan kepadanya.

    Suasana hening diantara kami beberapa saat, tapi tiba-tiba saja tangan Dewi meraih tanganku,
    “Pak.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya
    Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah di antara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya,
    “Wi, Bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?” suaraku terasa agak bergetar, mungkin agak canggung.
    “Terserah Bapak deh” jawabnya manja sambil mencubit tanganku.

    Pucuk dicinta ulampun tiba, aku segera membayar makanan kami dan langsung menuju hotel, sepanjang jalan ke hotel, jari-jari kami saling bertaut mengantarkan kehangatan ke jiwa kami, Dan setelah sampai di kamar hotel yang asri, Kami lamgsung mulai.. Meskipun awalnya agak canggung, Namun akhirnya kami dapat menikmati semuanya,

    Masih dalam keadaan berpakaian, aku memeluk tubuh Dewi yang padat, bibir kami saling melumat lembut, kadang lidah kami saling kait dan saling dorong, sehingga gairah di dada kami semakin membuncah, Satu per satu pakaian kami bertebaran dilantai, seiring dengan nafsu kami yang semakin menggebu, Kini Seluruh organ tubuhku bekerja untuk memenuhi hasrat Dewi, aku rebahkan tubuh mulusnya di ranjang, sungguh pemandangan yang indah dan mendebarkan, dengan kulit tubuh yang putih bersih kontras dengan bulu-bulu halus dipermukaan kulitnya apalagi di kemaluannya yang begitu lebat menghitam. Aku langsung mengelus buah dadanya yang padat dengan lembut, sementara mulut dan lidahku menciumi dan menjilati centi demi centi tubuhnya tanpa terlewati,
    “Tubuh kamu bagus sekali, Wi!” Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.

    Sementara Jilatanku sudah sampai pada vaginanya, aku sibakkan bulunya dengan lidahku, aku kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung vaginanya, Jari-jariku ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting buah dadanya yang semakin mencuat, Sehingga membuat Dewi mengerang dalam nikmat, Sementara Dewi pun tidak tinggal diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yang satunya lagi meremas-remas dan mengocok senjataku sehingga semakin meregang kaku dalam genggamannya, Yang aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih besar dari pada punya suaminya, Gairah yang membuncah didadaku membuat aku lupa bahwa aku punya tugas untuk mengantarnya meraih orgasme.

    Tubuh kami berguling-guling dikasur saling memberikan rangsangan dan kenikmatan, hingga akhirnya Dewi sendiri yang tidak tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangkangi tubuhku, dan langsung memegang senjataku untuk dibimbing kedalam liang surganya, Perlahan, centi demi centi, senjataku memenuhi rongga vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat dan hangat disenjataku, Cengkraman vaginanya yang begitu kuat terasa mengurut senjataku, Dewi terus menggoyangkan pantatnya yang bulat padat, Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir keringat mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Dewi berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang kaku, dan wajahnya agak memerah melepas orgasmenya,
    Aku berhasil mengantarnya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.
    “Terima kasih, Pak” ia mencium keningku.
    “Saya masih mau lagi” ucapnya serak.

    Sungguh diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih orgasme, Dewi begitu liar, hanya beberapa detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir disetiap gaya Dewi bisa meraih orgasmenya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah orgasme tapi dia belum puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan orgasmeku, Aku benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas buah pantatnya yang bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan dalam spermaku, sentuhan buah pantatnya di pangkal senjataku menambah sensasi tersendiri.


    “Wi, aku mau keluar, di dalam atau di luar?” sambil aku mempercepat kocokanku.
    “Di dalam aja Pak, cepat sodok yang kuat!” erangnya.
    Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Dewi yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang vagina Dewi.
    Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali.

    Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, namun Dewi kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya istriku sekali orgasme tidak bisa lagi orgasme, Namun memang pernah aku baca ada wanita yang seperti Dewi.

    Akhirnya waktu jualah yang harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan istriku dan Dewi dengan suaminya, Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Dewi yang tidak bisa aku lupakan, Vaginanya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan, Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Dewi sendiri pun jelas sangat membutuhkan orgasme dariku, Karena terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan suaminya, entahlah sampai kapan..

  • Cerita Sex Mama Dari Pacarku

    Cerita Sex Mama Dari Pacarku


    1355 views

    Perawanku – Mungkin mendengar judul dari cerita ini akan membuat para pembaca menjadi aneh, tetapi inilah cerita
    yang saya alami pada beberapa bulan yang lalu.
    Perkenalkan namaku Budi ( nama di samaran ), saya mempunyai pacar yang namanya selvi.

    Pacarku ini mempunyai wajah tidak begitu cantik. Tetapi yang saya suka dari pacar saya ini adalah ukuran
    payudaranya yang di atas rata- rata. Mungkin kutaksir ukuran buah dadanya yaitu 37B,gede banget kan??
    Selvi ini orangnya lumayan gila sex. Tiap saya main kerumahnya, dia selalu memakai pakaian yang membuat
    pria menelan ludah.

    Kisahku ini bukan tentang “mainku” dengan Selvi, tapi dengan mamanya. Mamah pacarku bernama Nani. Bu
    Nani (begitulah ku panggil) beliau. Bu Nani mempunyai wajah yang biasa-biasa saja sama seperti anaknya
    tetapi mempunyai tubuh yang sexy. Tiap saya main kerumahnya, Bu Nani selalu memakai daster “you can
    see”. Biasa lah namanya juga Ibu- ibu kampung. Kebayang dong pembaca sekalian??. Ukuran payudara Bu Nani
    bisa dibilang rata-rata, tak terlalu besar dan kecil.

    Sering saya dapati beliau ketika habis mandi cuma mengenakan handuk yang kecil. Ku lihat tetek bagian
    atasanya yang seakan akan menyuruhku untuk ku sedot hehehehe….Kejadian ini saya alami pada tanggal 13
    maret lalu, pada waktu itu saya main kerumah pacarku. Pada waktu itu jam menunjukan pukul 11.00 ku ketuk
    pintu dan ternyata yang membuka pacar saya Selvi. Pada waktu itu dia memakai tengtop warna hitam dan
    keliatannya dia tidak mengunakan BH karena jelas sekali kulihat putting susu pacarku ini.

    “Hai sayang” sapaku
    “Hai juga say” jawabnya,
    “ehem bajunya bikin anuku ngaceng” godaku.

    Lalu ku pegang susu pacarku dan ternyata benar dia tidak memakai BH.

    “uuuuugggghhhh…” lenguhnya.
    “Duduk dulu say”
    “iya” jawabku

    Dia pergi ke dapur untuk membawa air, ketika saya sedang duduk menunggu pacarku tiba-tiba Bu Nani masuk
    kerumah dan menyapaku.

    “eh, ada nak Budi” sapanya, aku hanya tersenyum dan bersalaman dengannya.  Bandar Bola Sbobet

    Dan harus pembaca tau, Bu Nani cuma memakai daster tanpa lengan. Bisa kulihat keteknya yang berbulu
    sedikit dan teteknya yang memakai BH bewarna pink.

    “Dari mana bu” tanyaku,
    “oh ini ibu habis dari warung beli keperluan mandi” jawabnya.

    Ketika kami ngobrol, pacarku Selvi datang membawa segelas air.

    “Eh mamah, mana sabunnya, aku mau mandi” Tanya Selvi.

    Lalu bu Nani memberikan sabun tersebut ke pacarku.

    “Say, aku mandi dulu ya” kata Selvi. Aku hanya mengangguk dan Selvi berlalu ke kamar mandi.

    Aku sedikit jengkel karena pacarku mandinya suka lama.

    “Ibu mau nyuci piring dulu ya nak Budi, kalau mau nonton tv tinggal nyalain sendiri aja atau nak Budi
    mau ikut liat Ibu nyuci piring?? ” ucap Bu Nani sambil bercanda.
    “Iya bu” jawabku. Kunyalakan tv lalu ku nonton acara FTV.

    Sedang asyik- asyiknya nonton tiba- tiba hp Bu nani di meja bordering. Kulihat siapa yang menghubungi,
    “ELIN” begitu nama yang ada di hp tersebut. Lalu ku bawa hp itu ke tempat cuci piring dan ku kasihkan ke
    Bu nani.

    “Bu, ini ada telepon”,
    “waduh dari siapa?” Tanya Bu Nani basa basi.

    Ketika dia menelepon, kulihat daster bu Nani tersingkap sampai paha. Deg deg jantungku berdetak. Putih
    bener paha mama pacarku ini, mau rasanya ku elus dan ku cium paha yang putih itu. Ketika ku melamun, Bu
    Nani membuyarkan lamunanku sambil tersenyum dan berkata

    “hayooo liatin apa nak Sefta”,
    “hehehehe, engga bu” jawabku.
    “Siapa yang menelepon bu?” tanyaku.
    “Oh itu kakak ibu. Dia nyuruh bawa Tup****re pesenan Ibu” jawabnya.

    Ketika kami sedang ngobrol, pacarku Selvi keluar dari WC. Dia cuma memakai handuk sampai paha. Susunya
    yang besar seakan akan mau loncat dari dalam handuk tersebut. Dia cuma tersenyum karena sudah tau apa
    yang aku bayangkan.

    Aku kembali lagi ke ruang tv. Tak lama kemudian Bu nani datang dan langsung masuk ke kamar Selvi. Entah
    apa yang mereka bicarakan, tetapi nampaknya Selvi tidak senang dengan apa yang disuruh oleh mamanya.
    Lalu mereka berdua keluar dari kamar.

    Cerita Sex Mama Dari Pacarku

    Cerita Sex Mama Dari Pacarku

    “Say, aku mau ke rumah Tante Elin dulu ya, mau ngambil pesenan barang mama” omongnya.
    “Mau aku antar?” jawabku.
    “Gak usah, aku sendiri aja, lagian deket ko cuma 15 menitan”. Lalu Selvi pergi dengan memakai motorku.

    Aku kembali termenung menonton tv. Tuk,tuk,tuk ternyata hujan mulai turun lama kelamaan hujan deras pun
    datang.

    “wah hujan,bagaimana ini cucian ibu gk akan bisa di jemur”, lalu aku hanya tersenyum.
    “Ibu mau mandi dulu ya nak Budi”,
    “iya bu” jawabku. Sekitar 10 menit kemudian Bu nani keluar dari kamar mandi dengan cuma menggunakan
    handuk dengan lilitan daster di bagian atasnya.

    Ketika dia mau ke kamar, ada telepon dari Selvi yang memberitahu kalau dia lagi di rumah tantenya sambil
    nunggu hujan. Aku melihat Bu nani nelepon dengan Selvi sambil melongo. Lagi- lagi dia membuyarkan
    lamunanku.

    “hayo lagi- lagi liatin ibu,masa kamu terangsang liat wanita tua gini” katanya,
    “ah engga bu, meskipun ibu sudah tua tapi tubuh ibu masih bagus kok” rayuku.

    Mendapat jawabanku bu nani jadi salah tingkah dan dia langsung masuk kamar.

    “nak Budi, tolong ibu” lalu aku masuk ke kamar sambil deg degan jantungku ini.

    WOW ternyata dia sedang membelakangiku dengan cuma memakai celana dalam warna hitam dan BH warna hitam.
    Tetapi BH tersebut belum di kenakan sepenuhnya.

    “Tolong apa bu”, “ini tolong kaitkan tali BH ibu”. Lalu aku kaitkan tali Bh itu dengan kontolku yang
    telah ngaceng.

    Dia masih membelakangiku,dan ketika aku sedang mengaitkan tali BH tersebut, tak sengaja kontolku kena ke
    pantatnya.

    “Ih dede nak Budi nakal”,
    “Habis ibu menggoda sich” jawabku

    Aku beranikan mengesek- gesekan tanganku ke bagian sisi payudara bu nani, ku dengar nafasnya semakin
    tidak teratur dan agak berat.

    “oohh nak sefta” lenguhnya.

    Lalu dia membalikan badan dan menariku ku atas kasur.

    Aku langsung ciumi bibir Bu nani

    “ooohhh eegghhhh, enak nak Budi teruuusss”. Aku buka kembali kaitan BH bu nani dan ku lempar BH tersebut
    entah kemana.

    Hujan diluar masih tetap deras dan membuat nafsu aku dan bu nani tambah hebat. Ku angkat tangan bu nani
    ke atas dan kujilati keteknya yang berbulu sedikit

    “ooohhh terusssss terussss enak sayang enaaakkk”. Jilatanku di ketek bu Nani pindah ke susunya yang
    indah terus turun dan akhirnya ke vaginanya.

    Wangi vagina Bu nani sangat enak, aku jilati memeknya.

    “oh nak Budi jilat memek ibu jilat sayang yang kencang” teriaknya.

    Aku jilat terus memeknya sambil ku cari itinya. Dan ketika aku sedot itilnya dia berteriak hebat dan
    membuatku takut kalau terdengar oleh tetangga

    “iiitiiiiillllkuuuuuuuu oh itilkuuu enak sekali” Susunya membusung dan kurasakan air maninya muncrat.Ya,
    dia orgasme.

    Bu nani tersenyum melihatku yang sedang memandangi tubuhnya sambil aku membuka semua pakaianku, Dia
    terbelangak ketika melihat kontolku yang besar. Harus ku akui aku bangga mempunyai kontol yang
    panjangnya 18 cm dan diameter sekitar 4 cm. Ini juga yang membuat Selvi tergila- gila padaku.

    “Gede banget kontol kamu sayang”. Lalu dia menarik kontolku dan menarik tubuhku ke atas kasur.
    “Aku sepong ya sayang kontolmu” aku tidak menjawab dan dia langsung memasukan kontolku ke mulutnya.

    Rasanya beda sekali ketika disepong oleh Selvi. Tanganku tidak tinggal diam, aku raih susunya dan ku
    mainkan putingnya, hal ini membuat dia menjadi belangsatan.

    “Bu aku entot ibu sekarang ya” “iya sayang” jawabnya.

    Aku lebarkan kakinya lalu ku masukan kontolku ke memeknya. Dia melenguh

    “ooohhhh sayang kontolmu enak sekali, entotin aku cepet sayang” kata- kata kasar keluar dari mulutnya
    mungkin karena sedang enak.

    Dan ketika kontolku masuk, kembali dia berteriak

    “memek kuuuuuu enaaaaakkkk ooohhhh”Lalu aku genjot pinggangku, setelah menggenjotnya 15 menit, dia
    nampaknya akan orgasme
    “terus sayang teruussss,aku mau muncrat” dan dia mencengkram punggunku sampai rasanya perih punggungku.

    Dia orgasme yang kedua.

    ”Tunggu dulu sayang, biarkan aku bernafas dulu, nanti kamu boleh entot aku lagi” aku hanya tersenyum.

    Setelah itu aku suruh dia menyepong kontolku.

    “Bu isep kontolku lagi dong”,
    “iya sayang, sini”. Lalu dia menyepong kontolku selama 5 menit.

    Setelah itu aku balikan badan Bu Nani dan kusuruh nungging. Ya aku ingin  Bandar Bola Maxbet

    “doggy style”. Dengan posisi ini aku bisa melihat anus bu nani yang sudah bolong,dan ketika aku melihat
    anus bu Nani dia berkata
    “pantatku sudah bolong oleh papahnya Selvi sayang, ayo masukin kontolmu”
    “aku ingin masukin ke anusmu ya Bu”,
    “iya, tapi ludahin dulu anusku ya sayang”. Lalu aku jongkok dan menjilati anus Bu nani sambil ku korek-
    korek liang memeknya.
    “eeeggghhhh enaak sayang terusss”. Setelah ku ludahi anus Bu Nani aku arahkan kontolku ke arah anus bu
    Nani.

    Dan luar biasa, sensasinya jauh lebih enak daripada ngenton memeknya

    “oooohhhhh enak sekali anusmu bu” erangku, lalu ku ayunkan pinggulnya dan tanganku tidak tinggal diam,
    kuraih susunya dan kuremas- remas.
    “Terus syang terus entot anus ibu”. Kulihat dia memainkan itilnya sendiri.

    20 menit kemudian kusudahi posisi ini dan ku angkat tubuh Bu nani. Ku entot Bu nani dengan posisi
    berdiri.

    “sayang, tubuhmu kuat sekali, enak sekali di entot sama kamu” pujinya.

    Ku arahkan kontolku ke memeknya dan Bleessssssss….lalu ku entot Bu Nani sambil berdiri,

    “ah uh ah uh” erangku. 10 Menit kemudian dia menggoyangkan pantatnya sendiri dan membuat kontolku
    kelonjotan.
    “Bu aku mau muncrat ah ah”,
    “bareng sama ibu sayang” ayo buuu ayooo ah ah ahhhhhhh”,
    “iya sayang,ah itillkkkkuuuuuuuu” dan crot crot crot kami berdua muncrat berbarengan.

    Aku dan Bu nani terkulai lemas. Di luar, hujan masih besar, lalu Bu nani pergi ke wc dan ku ikuti. Di
    wc, kami saling menyabuni.

    “sedot itilku sekali lagi sayang” tanpa ampun aku sedot lagi memek san itilnya sampai dia terkulai
    lemas.

    Kami pun memakai baju dan menonton tv sambil kuremas susunya di luar daster yang seksi itu. Sungguh
    pengalaman yang sangat hot untukku. Sampai sekarang aku lebih sering ngentot sama Bu Nani daripada sama
    pacarku Selvi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Goyangan Nikmat Wanita Hamil

    Goyangan Nikmat Wanita Hamil


    1355 views


    Perawan – Pada saat kejadian itu status aku sdh mempunyai seorang isteri dan bekerja disalah satu suatu perusahaan swasta di Jakarta. Kemudian pada suatu hari ada seorang cewek cantik dan sexy dari kantor cabang dimutasi ke kantor pusat yakni tempat aku bekerja. Namanya Melda, memiliki kulit putih, tinggi 162 cm, dadanya yg penuh berisi, aku sangat suka curi-curi pandang untuk melihaat mukanya dia yg sangat buat aku bergairah. Awalnya aku tak sadar jika si Melda sedang berbadan dua soalnya dia suka pake baju yg cukup longgar, karena aku tau dia tengah hamil gua malah seneng dan terus kepengen deketin, karena menurut aku cewek hamil itu tambah sexynya lebih gimana gitu!.

    Setelah pendekatan beberapa minggu lamanya, aku mulai berani ajak dia lunch di Ancol, padahal lokasi kantor aku di daerah Sudirman, he he niat bro. Setelah sampai di TKP dan parkir mobil, gua mulai lancarkan niat usaha. aku mendekatkan kearah Melda sembari ngobrol aku elus rambutnya yg sebahu itu, lalu aku pijit halus lehernya pelan dan matanya pun mulai terpejam dan aku mulai berani mencium pipinya Melda, dia kaget akan tetapi diam aja, melihat reasiknya begitu aku lanjutkan mencium bibirnya, trus mulai melumat pelan bibirnya yg aduhai.

    Awalnya Melda tdk membalas, aku rasa karena dia masih malu tp setelah beberapa menit tangannya mulai berani merengkuh leher aku dan mulai membalas sambil bergumam mmhhh!.. wah akhirnya kami pun ber-french kiss ria, dan bibir kami saling berpagut mesra, !.mantap rasanya bro, !..Hari itu hanya ciuman aja, dikarenakan masih saling sungkan atau canggung he he he.

    Beberapa hari setelahnya aku liat si Melda keliatan agak sedih, trus aku nanya” ada apa Mel? Trus dia jawab ada keluarganya yg diopname tp dia belum sempet nengok karena suaminya sibuk terus. Ya udah sini aku anterin kata aku, but aku minta dibayar ya?
    Ih, kok minta bayaran sich? Mau dibayar berapa katanya. Pake bibir Melda ya, dia nya senyum-senyum gitu dengernya.

    aku pergi ama Melda pas lunch time. Singkat cerita setelah selesai besuk, kita meluncur tak tentu tujuan, aku gelisah banget deg deg an. Trus aku nanya pelan ke Melda,
    “hutangnya kapan dibayar? Terserah kamu jawabnya. Enaknya dimana ya gumam aku. Terserah kamu aja jawabnya lagi. Wah udah lampu hijau nih pikir aku. Ya udah mobil aku arahin ke daerah MT Haryono menuju PN. Pas masuk ke pelataran PN, aku liat mukanya gelisah banget, trus aku pegang tangannya dan aku berkata
    ” kalo Melda nggak mau, kita pergi aja”. Melda malah menggelengkan kepalanya dan berkata
    ” I’m ok”.

    Setelah kami masuk ke kamar. aku langsung peluk dia erat dan diapun membalas, kemudian bibir kami saling bertaut, lumayan lama kami berciuman dgn posisi berdiri. Trus tangan aku mulai menjelajahi tubuhnya dari lehernya aku usap trus ke punggung dan pelan-pelan tangan aku mulai meremas toketnya, ugh montok banget, memang cewe kalo lagi hamil, toketnya padat montok banget.

    Ciuman aku udah mulai aku arahin ke telinganya!! aku jilat pelan belakang telinganya Ah!ah trus yg! aku cium lehernya, and Melda tambah mengerang , trus dia mulai mendesis..ssshhhhh!..ketika jari aku udah mulai mengenai niplenya! kakinya mulai melemah, aku langsung tahan badannya biar tak jatuh..Kemudian aku bawa Melda ke arah ranjang dan aku rebahin dia, dan mulai membuka bajunya, Melda sdh pasrah banget, mendesah dan menggumam tak jelas. Akhirnya Melda tinggal memakai bh and cd, wah perutnya seksi banget, hamilnya kira-kira udah 5 bulan. aku cium perutnya yg hamil sambil tangan aku meremas toketnya. Sensasinya bro!..aku nikmatin banget.

    Terus aku mulai buka bh-nya, wow padat banget, dan aku mulai mengulum niplenya, udah keras banget tanda dia udah mulai terangsang. Tangan aku mulai meraba cdnya dan mengusap cd luarnya dgn jari aku, ternyata udah mulai basah cdnya, diapun mulai terengah-engah. Sambil lidah aku masih menjilat niplenya, tangan kanan aku udah berada di dlm cd-nya dan mulai mencari klitorisnya
    Ugh!ugh ugh gumamannya tambah keras sewaktu tangan aku mulai aktif bergerak di daerah memek dia, udah basah banget.

    Trus aku buka cdnya dan lidah aku turun ke meqi dan mulai menjilat pinggiran memeknya, kemudian akhirnya aku menjilat bagian klitorisnya!. wah wanginya beda banget, belum pernah aku mencium wangi yg khas kayak gini, ada gurih-gurihnya lagi!!! lidah aku trus menjilat memek dia sambil tangan aku mengelus perutnya yg hamil.

    Trus yg! trus yg! desahnya , saat itu juga aku masukin jari telunjuk aku ke dlm lubang memek Melda!!..aargghhhhh enak yg!.katanya. aku trus jilatin klitorisnya sambil telunjuk aku keluar masuk meqinnya, perlahan banget temponya karena aku takut ganggu kandungannya, trus yg ada malah si Melda tambah terangsang dan kepala aku mulai diremas-remas lembut saking nikmatnya. Setelah beberapa saat, aku mulai merasa napas Melda tambah memburu dan badannya mulai menegang serta jepitan di meqinya tambah erat trus tempo aku agak percepat!

    jari aku tambah mantap keluar masuk memeknya!..dan akhirnya!!!oh sayang!. aku mau keluar bisiknya. Teriak aja Melda, tak usah disimpan suaranya, teriak yg keras jangan malu!!!, nggak akan ada yg denger kata aku dan Melda pun teriakannya mulai keras!.
    ” ooooggghhhhhh!!..aku mau meledak !sayang!..oooohhhhhh oooohhhhhhh!..akhirnya keluar juga si Melda, tangannya tambah keras menekan kepala aku. Jilatin trus aku lakuin, aku sedot aku minum semua cairan dari memek!.mhhhh nikmat banget rasanya.
    Terus kami berpelukan dan aku cium bibirnya sambil elus-elus perutnya yg sexy, and Melda pun berbisik, aku cium ya adiknya!.
    ” oogghh aku langsung nelen ludah, be my pleasure” kata aku!.

    Dia cium palcon aku sambil megang penis aku, trus lidahnya mulai menari-nari di ujung penis aku sambil tangannya mengocok-ngocok serta berputar2 dari pangkal sampai leher penis aku, gila enak abis, aku sampai mengerang kenikmatan. Aku pegang kepalanya dan aku bilang udah ya mainin adik aku, daripada meledak di mulut kamu” dan dia bilang biar aja, aku pengen rasain punya kamu!” wah tambah senewen aku dengernya. Akhirnya aku angkat juga kepalanya dan aku lumat bibirnya sambil aku raih badannya dan aku bikin dia telentang.

    Trus aku posisikan badan aku diatasnya, dan mulai arahin penis aku ke liang memek Melda, aku pelan2 masukin penis aku, masih seret nih pikir aku, padahal Melda udah punya anak pertama, tp mungkin karena di cesar” jadi masih rapet. Sexy banget badan Melda aku liat dari atas dgn perutnya yg membusung sexy.

    Dgn sedikit usaha akhirnya aku berhasil memasuki meqinya. Tangannya memeluk erat punggung aku, aaahhh trus yg! I’m yours!.kata Melda. penis aku udah masuk semuanya, ah nikmat banget seperti ada yg gigit, mencengkram erat penis aku, sampai aku meringis kenikmatan. Pelan-pelan aku turun naik kayak orang push up, nikmat tp karena agak susah krn kehalang perutnya trus aku bisikin Melda utk ganti posisi, biar lebih leluasa. aku angkat badan Melda dan dia bersandar di bagian kepala kasur dan dibawah pantatnya aku alasin bantal biar lebih tinggi.

    Sambil aku cium bibirnya, aku masukin lagi liang memek ama penis aku. Langsung blesss!!!.ah yg” pas banget posisinya katanya. aku juga merasa demikian karena perutnya jadi tdk menghalangi gerakan aku. Setelah masuk semua, aku diemin beberapa detik, trus yg katanya
    ”kok berhenti? aku pengen nikmatin dulu rasa ini Mel” jawab aku.

    Dan aku mulai gerak perlahan, maju mundur dgn tempo yg aku jaga. Bibir aku melumat niplenya dan tangan aku meremas toketnya dan mengelus perutnya yg sexy. Man!. viewnya sexy banget. Meqinya terasa menjepit erat penis aku. Gila!. enak banget, aku harus atur napas aku untuk menjaga biar aku nggak keluar dulu.

    Dgn tempo yg tetep aku jaga, disertai elusan, rabaan, dan ciuman-ciuman dari aku. Aura nafsu diantara kami semakin kuat, apalagi sesekali aku cium ketiaknya yg putih!..agh agh agh geli yg katanya. Kemudian badan Melda mulai menegang dan tangannya tambah erat cengkram lengan aku tanda dia mau orgasm. Gerakan aku percepat , tambah cepat!..aku juga mulai merasa udah dekat ujung!..yes yes yes honey enak sayang!.aku juga enak Mel!.

    Waktu merasa aku mau keluar, aku langsung lumat bibirnya dan Melda tambah keras mencengkram aku.

    Aahhhhhhh yg!aku mau meledak yg kata Melda. aku juga mau keluar Mel kata aku. Akhirnya meledak lah kami berbarengan, lahar yg aku tahan sejak tadi membasahi dlm meqinya!..rasanya melayg sewaktu aku orgasm. aku lumat dgn nafsunya bibir Melda yg sexy. And aku peluk Melda dan aku cium perutnya. Trus Melda berkata
    ”Sumpah yg, enak banget yg tadi”. I know, aku juga merasa nikmat” kata aku.

    Trus setelah kita puas berpelukan, kitapun mandi bareng. aku sabunin badannya dgn lembut, dan daerah yg paling lama aku sabunin adalah daerah perutnya. aku usap lembut, dgn gerakan memutar, turun naik, aku nikmatin sensasinya. Melda nanya
    ” kamu suka perut ku ya”.
    ” Iya Mel jawab aku polos”. Aku suka ama cewe hamil bisik aku lagi”. Trus kalo aku udah melahirkan, kamu masih suka nggak ama aku tanyanya.

    Aku hanya senyum tak menjawab dan sambil mencium bibirnya, aku basuh badannya dan setelah aku keringan dgn handuk, pake baju and aku ajak dia balik ke kantor.
    Aku itung-itung 5x KALI aku ML ama Melda, sampai kandungannya berusia sekitar 8 bulan. Dan guess what setelah Melda melahirkan, aku ama dia tdk pernah ML lagi, tp hubungan aku sama Melda tetap baik sampai sekarang.

  • Cerita Sex Nikmatnya Keperawan Kakak Nina – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Nikmatnya Keperawan Kakak Nina – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1354 views

    Perawanku – Perkenalkan, namaku Niko, saat ini aku tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Jakarta, setelah membaca berbagai postingan cerita dewasa lainnya, aku jadi tertarik untuk menceritakan berbagai pengalaman seks ku juga beberapa pengalaman seks teman-temanku.

    Singkat cerita, kejadian ini berawal sekitar 2 tahun yg lalu saat aku menginjak semester 3, yg dimana saat itu aku berusia 21 tahun (aku kuliah agak telat umurnya, karena begitu lulus SMA, aku bekerja dahulu beberapa tahun baru kuliah). Aku terlahir dari keluarga berkecukupan sebetulnya, namun karena aku ingin mencoba tantangan, makanya selepas SMA aku tdk langsung lanjut kuliah.

    Kisah hot ku ini terjadi dengan anak dari kakak kandung ibuku sendiri, yg tak lain adalah sepupuku, namanya Nina, usianya memang sudah tdk muda lagi, sekitar 37 tahun, namun tak sesuai dengan usianya, ia selalu menjaga bentuk tubuhnya dengan baik, gym seminggu 2x, juga sering melakukan perawatan wajah di dokter kecantikan, makanya tampangnya tak sesuai dengan usianya, kulitnya putih bersih, rambutnya lurus sepinggang, dan ukuran payudaranya sekitar 36B.

    Dia belum menikah dan sangat ingin menikah sebetulnya, bukannya tak ada lelaki yg mau mendekatinya, namun karena seleranya yg lumayan tinggi (maklum, ketika mudanya, sepupuku ini bekerja sebagai pramugari di salah satu maskapai terkemuka di tanah air).

    Ketika itu bulan Juni yg sangat panas-panasnya, dan saat itu juga aku sedang libur kuliah, karena aku tdk mengambil semester pendek, sehingga aku memiliki waktu luang sekitar 3 bulan, dan parahnya aku tdk bisa liburan kemana-mana karena rumahku tdk ada yg jagain, kedua orangtua ku sendiri sedang mudik, sehingga aku yg disuruh jagain rumah.

    Karena sudah 2 minggu tak kemana-mana, lantas aku pun pergi berkunjung ke rumah Kak Nina yg rumahnya hanya berjarak 4 blok dari rumah tempat aku tinggal, tadinya aku pikir mungkin dia kerja, namun setalah ku pencet bel berkali-kali, akhirnya ada yg menjawab dari dalam, rupanya Kak Nina, dia memakai baju piyama mandi (kira-kira bentuknya seperti itu, aku tak tahu namanya apa) berwarna krem yg agak cerah dengan handuk membelit di kepalanya.

    “Loh Ci Nina (aku adalah kaum tionghoa, jadi memanggil cici sebagai ganti kata Kakak), gak kerja ci?” tanyaku dengan wajah sumringah

    “Gak Nik, cici lagi cuti, bosen ngantor mulu, kerjaan ga ada abisnya…” katanya dengan muka agak manja.

    Tak lama setelah perbincangan singkat itupun aku dipersilahan masuk oleh Ci Nina, kami berbincang-bincang panjang lebar, hingga akhirnya dia menanyakan pertanyaan yg benar-benar aku paling malas untuk menjawabnya,

    “Gimana Nik, udah punya pacar belom?”

    “Hmmm…. Cici kayak gak tau aja, orang ndut gini mah biasanya gak ada pacarnya, temen cewe nya doank yg banyak” elakku. Kebetulan aku ini bertubuh agak gemuk, dan berewokan seperti chris evans.

    “hahahaha….. bisa aja kamu Nik, bentar ya Nik, cici mau pake baju dulu.”

    Aku terdiam sejenak, berarti tubuh yg aku pandangi barusan itu cuma ditutupi baju mandi saja tanpa dibungkus pakaian lainnya, sontak aku bengong menatap payudaranya dan “bobby” ku berdiri, namun belum maksimal, aku yg saat itu hanya memakai celana futsal, k0ntolku tercetak sangat jelas dan tak mungkin ci Nina tdk melihatnya.

    “Loh Nik, kok kamu bengong sih, tuh liat, ade kamu udah bangun, jorok ihhh….” katanya dengan muka memerah. aku pun langsung tertunduk malu dan tak tau muka ini mau ditaruh dimana.

    Singkat cerita, aku tunggu dia turun dari lantai 2 untuk menyiapkan ice lemon tea, namun di luar dugaanku, dia ternyata turun dengan mengenakan baju yg sama hanya ikatannya dilepas, handuk di rambutnya dilepas, dan rambut panjangnya diurai ke samping, dan hebatnya lagi, bukannya memakai kaos dan celana santai, ci Nina malah hanya mengenakan bra dan celana dalam berwarna hitam, kebetulan aku ini paling ga tahan kalo melihat cewe berbaju putih ber BH hitam, rasanya sperti menemui bidadari, aku hanya terbengong saja melihatnya dan dia kembali bertanya,

    “Ngapain sih Nik, bengong gitu, kan panas, pasti mikirnya jorok…”, tak lama ia buatkan lemon tea, lengkap dengan lemonnya diletakkan di bibir gelasnya, setelah dia menyuguhkan minuman, tak lama dia bertanya padaku

    “Nik, sebenernya cici masih cantik ga sih?”
    “masih kok ci.” kataku
    “Ah bo’ong deh kamu, cici kan udah tua. Mana belom married lagi..”
    “Yahhh si cece, nih ya, sayang aja Niko ade nya cece, kalo engga…”
    “kalo engga apa ayoooo???!!!” tanyanya dengan nada menjebak

    “kalo engga, cece Niko pacarin, ga peduli umur cece berapa, Niko tuh sayang banget sama cece, Niko gak mau cece terluka sedikitpun, Niko bener-bener pengen nyaygin cece selayaknya pasangan hidup Niko.” isi hatiku tertumpah semua hingga akupun kaget dengan yg aku ucapkan barusan.

    Ci Nina terdiam sejenak, aku sendiripun berbicara ke dalam hatiku dengan rasa kesal sendiri, mengapa harus mengatakn hal yg tak pantas seperti itu, bodohnya aku ini.

    Ci Nina pun bangkit berdiri, mengambil lemon yg ada di gelas tadi, menaruh di mulutnya setengah, dan tiba-tiba dia duduk di atas pangkuanku. Di julurkan bibirnya yg tipis dan seksi itu ke bibirku, yg tadinya mengemut lemon, malah akhirnya jadi emut-emutan bibir, kami saling berpagutan, tak ku sangka, ternyata Ci Nina ini mahir dalam hal berciuman, bolak-balik dia menghajar habis bibirku, lidah kami saling beradu, darahku serasa naik ke ubun-ubun, sudah 1 tahun aku tak merasakan ciuman mesra ini lagi semenjak ditinggal pergi pacarku yg dulu, selesai kami berciuman, dia berkata

    “hari ini jangan panggil aku cece, panggil aku sayang, puasin aku hari ini ya Nik, aku udah lama banget pengen ngerasain ngentot”. Aku yg sudah lama mengidam-idamkan hal ini hanya manggut-manggut saja.

    Kami mulai berciuman lagi, namun tak lagi aku diam, tanganku mulai memeras-meras susu nya yg masih kencang, pelan-pelan aku buka pakaiannya hingga celana dalamnya yg tersisa, sedangkan aku masih utuh, Nina mulai meembuka pakaianku satu per satu, hingga tak ada sehelai benangpun yg tersisa di tubuh kami, kuremas-remas payudaranya dengan lembut, dia hanya mendesah dan mendesah, tak tau apa yg harus dia lakukan, makin lama dia makin liar gerakannya, apalagi begitu putingnya yg merah pucat aku hisap dan hisap bergantian kiri ke kanan, kanan ke kiri, dia hanya hanya bisa mendesah

    “Nik…. ahhhh… Nik… ahhhh… kamu pinter Nik… ahhhh…. cici seneng…. ahhhh….”.

    Puas bermain di payudaranya, ku suruh dia duduk di sofa, kubuka lebar-lebar kedua pahanya yg mulus dan putih itu, mulailah aku mengendus-endus perlahan dari paha, hingga akhirnya ke memeknya, wangi sekali, benar-benar wangi, mungkin karena dia memakai sabun kewanitaan, aku mulai menjilatnya, perlahan tapi pasti, aku cari klitorisnya dan aku jilat sepuasku, aku jilat terus, Nina hanya bisa menggumam dan medesah

    “ahhhh…. Nikkk…. kamu….. ahhhh….. cece udah mau keluar…. ahhhhhh…. Nikkkk….. ahhhhhh…..” tak lama, maninya Nina pun keluar dan membanjiri rongga mulutku ini yg sudah haus sekali, haus akan cairan kewanitaannya.

    Setelah puas aku kerjai, giliran dia yg beraksi, dikocoknya kemaluanku berkali-kali, k0ntolku ini lumayan besar, panjangnya 13cm dengan diameter 4cm, dikocoknya hingga terasa geli yg sangat tak tertahankan, puas mengocoknya, Nina lantas menjilat dan mengulum kemaluanku, dari ujung hingga pangkal, bahkan biji ku pun disikatnya, liar sekali, setiap aku sudaah merasa ingin keluar, dia selalu menghentikan aksinya, begitu terus, harus ku akui Ci Nina sangat pandai memainkan tempo bercinta kami, puas mengulum kemaluanku, aku suruh dia menungging, merujuk pada gaya doggy style, pertama dia menolak, bahwa ia tak ingin melakukan anal sex, namun aku meyakinkannya bahwa aku tak akan melakukan itu, karena akupun memang tak menyukainya, sperti di film JAV Mai Hanano yg sering ku tonton, kumasukkan k0ntolku ke dalam memeknya pelan-pelan, memang benar rupaya Ci Nina ini masih perawan, memeknya masih sempit sehingga sulit bagiku untuk memasukkan kemaluanku, setelah aku berhasil melakukannya, ku genjot dia secara perlahan, perlahan depan-belakang secara ritmik, dari pelan hingga cepat, pertamanya Nina merasa kesakitan, namun perlahan-lahan rasa sakit itu berganti menjadi kenikmatan.

    “ahhhh…… Nikkk…… uuuuuhhhhhh……. ahhhhhhhhh……. Niko…… ahhhhh…. cici sayang kamu….. ahhhhhh….. enak Nik…..”

    “ahhhhhhhh…… cece cantik banget sih….. ahhhhhhhhhhh…….. Niko seneng main sama cece, cece bisa ngertiin Niko…. ahhhh” balasku sekenanya

    Puas bergaya doggy style, kami saling berciuman, keringat pun mengucur deras dari tubuh kami berdua, tetapi di sini lah seninya bercinta, semakin keringatan, maka temponya semaakin baik dan semakin seru, ku ciumi kupingnya, lehernya, tak hentinya kami berciuman sambil menunggu tenaga kami pulih.

    Kali ini kami menuju pertunjukan puncak, dengan gaya misionaris, aku baringkan Nina di sofa, ku tuntun k0ntolku menuju liang senggamanya.

    “Niko, kamu nakal yahhh udah ngambil keperawanan cece, pokoknya Niko harus janji, gak boleh ninggalin cece, cece sayang sama kamu.”

    “Niko juga sayang kok sama cece, kapanpun cece butuh Niko, Niko selalu ada buat cece sayang, Niko pengen punya anak dari cece…”

    Kami mulai bermain lagi, kugoygkan pinggulku pelan-pelan, kami mulai berciuman mesra lagi, kali ini Nina sudah mulai pintar, dia mulai menggoygkan pinggulnya, ku pompa terus, pompa hingga tempo kami semakin cepat, mukanya sudah acak-acakan menahan kenikmatan yg ku berikan, dinding memeknya yg masih sempit, membuat k0ntolku makin tegang, dan makin bernafsu, k0ntolku serasa disedot-sedot oleh memeknya.

    “Nik…….. ahhhhhhhhhhhhhhhh…………… Nikkkkk………… ahhhhhhhhh………. cece udah mau nyampe………. cece udah mau nyampe Nikkkkk……”

    “sabar ce, Niko juga udah mau keluar, kita keluar barengan ya ce….. ahhhhhhhhhhhh………….”

    Dan akhirnya maniku ku keluarkan di dalam memek ci Nina, aku tak peduli dia hamil atau tdk, yg jelas aku menyayginya sebagai pasangan hidupku. Kamipun terkulai lemas karena adegan yg melelahkan ini.

    Haripun mulai sore, aku akhirnya memutuskan bermalam di rumah Ci Nina, kami bercinta sepanjang malam, di kamar mandi, di dapur, bahkan di loteng pada tengah malam, kami tak peduli, toh kami hanya tinggal berdua.

    Aku sendiri dengan Ci Nina akhirnya berpacaran hingga akhirnya sekitar 6 bulan yg lalu, hubungan kami ini ketahuan oleh orang tua ku dan orang tuanya, apalagi Ci Nina sudah terlanjur hamil olehku, apa boleh kata, kami akhirnya dinikahkan, namun tak seperti pasangan MBA lainnya, aku dan Nina hidup bahagia dan tak pernah ribut hanya karena masa lalu maupun karena aku masih menyelesaikan kuliahku, Nina selalu menyaygiku selayaknya pasangan hidup sejatinya.

  • Tukang Sampah: “Aku Pernah Perkosa Gadis Abg Cantik” Part 2 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Tukang Sampah: “Aku Pernah Perkosa Gadis Abg Cantik” Part 2 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1354 views

    Perawanku – “Dengar cantik aku tidak peduli kalau kamu masih perawan atau bahkan sedang datang bulan, ketahui lah bahwa bapak bahkan lebih suka kalau kamu sedang mens” ” Jadi siapkan dirimu, belajarlah untuk menikmati hal ini” bentakku dengan kasar…

    kupaksakan badannya untuk merebah, agar lebih mudah aku menjamah badannya…”ayook nikmati saja cantik, jangan melawan atau bapak akan lebih kasar lagi sama kamu…” ancamku

    tapi dia tetap saja meronta dan berusaha memukulku, akhirnya aku mengambil bantal yang ada di sebelah kepalanya dan kulepaskan sarung bantalnya…

    akupun membekap mulut Fanny dengan sarung bantal orang tuanya, dan serta merta membungkam mulut mungil dara belia cantik ini.

    “Mmmpphh..!”, hanya suara itu yang terdengar di balik rontaannya melawan niat busuk bapak- bapak tukang sampah yang telah kurasuki ini, namun apalah dayanya karena sebentar saja
    mulutnya telah tersumpal akupun kini menelikung kedua belah tangan si Fanny ke belakang punggungnya dan mengikatnya dengan sarung bantal lainnya yang Sekejap saja Fanny itu telah kubuat berdaya oleh mereka dan hanya menyisakan suara-suara yang tak jelas maknanya dibalik gumpalan kain yang memenuhi rongga mulutnya.

    “makanya bapak kan sudah bilang, lebih baik kamu nikmati saja terpaksa deh kamu menikmati kontol bapak ini dengan cara seperti ini hehehehe….” tertawaku menyeringai… dapat kulihat matanya seakan tak percaya akan apa yang menimpa dirinya hari ini.

    “Hahaha.. beruntung sekali dapat gadis perawan sedang mens pula..”, seringai aku memandangi korbanku yang sudah tidak berdaya ini.

    kuangkat kedua belah kaki gadis itu yang masih memakai sendal rumahan ia masih berusaha menendang-nendang kakinya, tetapi kutangkap dan kuciumi kaki-kaki indah miliknya sambil kuciumi aku mencuri pandang memperhatikan Fanny itu terkangkang di atas ranjang orang tuanya sendiri. tidak berdaya dan sangat amat menggoda kejantanan yang melihatnya, dia memakai celana dalam khas abg berwarna hijau muda, dengan renda-renda kecil di sampingnya..

    Tukang Sampah: “Aku Pernah Perkosa Gadis Abg Cantik” Part 2

    tetapi yang paling menarik perhatianku, adalah benda yang berada di menempel dibalik celana dalamnya, benda tersebut berwarna putih dan sebagian benda tersebut menempel di bagian luar celana dalam Fanny, ya itu adalah pembalutnya… ternyata benar kalau dia sedang mens.

    pelan-pelan kudekatkan tanganku untuk mengusap bagian dalam pahanya yang mulus ini, Fanny terlihat pasrah dia pasti sudah merasa percuma untuk melawan. Makin lama makin kugeser tanganku tepat dia atas memeknya yang masih tertutup oleh celana dalam dan softexnya.

    Fanny langsung membanting-bantingkan kepalanya ke kiri dan ke kanan serta berharap untuk bisa lepas dari keadaannya yang telah terikat erat kedua tangannya ke belakang punggungnya itu.

    Dari jari kakinya yang sedang kuciumi itu aku melihat derai air mata gadis itu mulai menetes membasahi kedua pipinya yang putih mulus membuyarkan dandanan tipis di wajahnya yang manis di pandang itu. semakin sibuk kuelus-elus paha dan memek Gadis cantik ini yang masih Celdam dan Softexnya dan aku sangat menikmati setiap sentuhan jarinya pada permukaan kulit paha sang dara cantik ini, sesekali kumasukan jariku ke dalam celah antara vagina dan softexnya,kurasakan jariku terasa basah dan hangat walaupun belum kumasukan jariku ini ke liang kenikmatannya, mungkin ini karena darah dia sedang mens dan dari air pipisnya ketika dia ketakutan tadi. Fanny hanya dapat terus terisak tertahan tangisnya oleh kain di mulutnya, leluasa sekali aku mencabuli korbanku ini…

    sesekali juga aku sengaja mengarahkan jariku agak sedikit mengarah ke bgian atas vaginanya, aku berusaha menstimulasi clitorisnya dengan jari bapak tua ini…beberapa kali tidak kutemukan clitorisnya, belahan vagina Fanny sangat kecil…yang kurasakan dari luar hanya lipatan daging kecil yang menutupi lubang kenikmatannya, akhirnya harus ku kangkangkan kakina dengan paksa agar dapat lebih terbuka lagi memeknya yang perawan itu.

    sekarang baru kurasakan daging kecil yang sering disebut itil itu ketika kugesek-gesekan jari ini, Fanny terlihat terkejut dan bergelinjak dan terlonjak badannya setiap kali jari ini bergerak pelan menyentuh ujung kulit klitorisnya. Memang dara ini masih perawan, terlihat sekali bahwa ia tidak pernah merasakan bahwa vaginanya dapat memberikan rasa seperti ini.

    Ia menutup matanya erat-erat dan nafasnya makin terengah-engah karena sedang dilanda rasa kenikmatan di alat kelaminnya, makin lama makin basah vaginanya… kuhentikan gerakan jariku dan kutarik pelan-pelan jari-jari yang kuselipkan di softexnya itu,setengah jariku terlihat memerah karena darah mens’nya yang menempel tetapi ini terlalu cair untuk darah mens, aku sangat mengetahui darah mens itu seperti apa. Sepertinya ini bukan hanya darah tapi juga darah lubrikasi dari vaginanya karena terangsang…

    “Cantikk….lihat nih” kuangkat jariku ke dekat mukanya… awalnya dia tidak mau membuka matanya dan membuang muka, tetapi aku memaksa dan menjambak rambutnya sampai kepalanya makin mendekat ke jariku yang berlumuran darah dan cairan kewanitaannya itu.

    “ahhh…mmmmmbbbbb” teriak fanny ketika kujambak paksa.

    “Heii..lonte kecil lihat jari ini…!” bentakku…fanny dengan terpaksa membuka membuka melihat jariku… ia mengerenyitkan dahinya, dan berusaha menjauh ketika melihat jariku yang berlumuran darah itu, tapi kutahan dan kutarik kepalanya sehingga ia tidak dapat menghindar.

    “lihat ini cantik, bapak mau sembuhin sakit mens kamu…tapi pas bapak coba cek darah mens kamu ternyata kebiasaan ngelonte kamu keluar”

    “nih lihat…!” ku makin mendekatkan jariku

    “darah mens tuh ga secair ini…! dasar lonte…! baru bapak colek sedikit saja sudah kegatelan memek kamu, lihat darah mens kamu sampai menetes-netes basah seperti ini karena kamu kegatelan” kubiarkan darah mens’nya itu jatuh ke seprai ranjang orang tuanya yang berwarna putih.

    “semoga saja nanti kontol bapak bisa memuaskan nafsu lonte kamu Fanny hahaha…” aku menghina dan merendahkannya dengan kata-kata ku, dengan tujuan untuk menghancurkan mentalnya. Fanny terisak terus menerus matanya sudah sembab, tapi masih terlihat cantik.

    Kuhentikan aksiku sejenak, aku berdiri mencari kain untuk dapat membersihkan tanganku sambil membiarkan dia untuk beristirahat sejenak.

    kubuka lemari pakaian yang ada di pojok kamar ini,ternyata ini lemari ibunya karena di dalamnya adalah kebanyakan pakaian wanita…aku peperkan jariku yang berlumuran darah ini di salah satu pakaian ibunya sambil ku angkat dan kutunjukan ke dia dengan berkata “Canttikk jorok ihh kamu darah mens’nya masa tembus ke seprai ranjang orang tuamu sih hahahaaha… masa ga mampu beli softex sih huahahaha” aku menggodanya terus…kukembalikan baju ibunya dan aku mencari bungkusan softex untuk ku tunjukan ke fanny, kutemukan di bagian dalam lemari tersebut bersama dengan celana dalam ibunya.

    Merk’nya kalau tidak salah sama seperti yang tadi aku lihat di tempat sampah, mungkin merk dan jenis softex ini memang kesukaan wanita di keluarga ini.

    Ketika kutarik keluar ada beberapa bungkus pembalut terjatuh dari bungkusan di dalamnya, tetapi ada benda kecil juga yang ikut terjatuh dan sepertinya bukan pembalut…

    aku menyeringai melihat benda tersebut, ternyata ibunya memiliki vibrator…

    “hahaha pantas kamu jadi lonte seperti ini,ternyata ibumu juga seorang lonte rupanya, lihat ini…!” kuangkat benda pink tersebut menunjukkan ke Fanny “kelonteannya ibu tidak dapat dipuaskan bapakmu sampai harus membeli alat ini..!” ejek aku, yang membuat kuping fanny panas mendengarnya…

    Fanny terlihat kebingungan dengan vibrator merah muda yang kupegang, dia pasti belum mengetahui apa kegunaan alat ini.

    “hehehe tenang cantik nanti bapak akan tunjukan cara memakai alat ini….” “mau ini atau softex nih” aku mengangkat vibrator di tangan kiri dan sebuah pembalut di tangan kanan.

    “mending ini aja ya lebih enak nanti hahaha, jauh lebih enak daripada softex yang cuma bisa menyerap darah mens kamu hahaha” tak kutunggu jawabannya, dan kulempar pembalut itu ke lantai, dan kutaruh vibrator itu meja kecil di sebelah ranjang ayah ibunya nanti mungkin kugunakan dalam permainan cabul ini…

    Sungguh sangat sepi rumah ini para orang tuanya pasti sedang sibuk mencari uang untuk anak-anaknya dan disini aku sehabis mempermainkan kemaluan anak gadis mereka dan sebentar lagi akan kuperawani anak gadis mereka ini di ranjang mereka sendiri. “hahaha bajingan sekali aku…” tertawa aku memuji kebajinganan diriku ini.

    Aku beralih ke bgian dada gadis cantik ini,kuturunkan tali tanktop merah mudanya, kugeser pelan….

    tanktop itupun mulai melonggar mempertunjukkan apa yang daritadi ditutupinya, halus sekali kulit fanny kurasakan tidak sengaja kurasakan dan kusentuh kulitnya…Fanny pun bergidik ketika kusentuh kulit dadanya itu.

    Fanny berusaha menghindar dengan mengerak-gerakan badannya, tapi percuma karena gerakannya lemah dan tanganku pun sudah kuat mencengkram tank-top dan badan yang mungil ini.

    Kuturunkan tanktop merah mudanya sampai terlihat Bra biru muda bergaris-garis dan bergambar kartun menutupi buah dadanya yang ranum itu, terlihat cocok sekali warna bra’nya itu dengan warna kulitnya yang putih merona khas ABG. Badannya sexy seperti wanita cabe-cabean tapi sekaligus memancara aura keanggunan layaknya putri,

    “sungguh indah sekali makluk mu ini ya Tuhan” gumamku terpesona melihat kemolekan tubuh fanny.

    Bra’nya kalau kutebak mungkin ukurannya 34B walaupun sepertinya masih agak besar sehingga seiring dengan gerakan napasnya yang setiap kali paru-parunya mengempis untuk membuang udara tercipta celah kecil antara daging buah dadanya dan penutup buah dadanya itu, sungguh pemandangan yang sangat mempesona…Fanny memejamkan mata, tidak tahan melihat tatapan mataku yang buas memandangi dan memperkosa secara visual tubuhnya yang mungil, ranum dan masih suci belum terjamah ini.

    tidak sabar ingin kujamah buah dadanya ,dengan kasar langsung kutarik cup BH sebelah kanannya keatas hingga ia mengaduh di balik kain yang menyumpal mulutnya…

    “Ngghhhhh….”

    “awitt..awitt..ellan..llann…saaatt”…sepertinya fanny berkata agar aku pelan-pelan karena buah dadanya terasa sakit ketika BH’nya kutarik keatas dengan kasar tadi.

    Payudaranya yang begitu indah bentuknya membulat mancung menantang gravitasi, padat dan berisi berikut puting susunya yang berwarna merah muda sebagaimana layaknya seorang perawan pada umumnya. Aku yang telah mencicipi banyak wanita sebelumnya harus mengakui kehalusan kulit dada gadis ini yang begitu tiada cacat cela sama sekali terpampang di hadapan seorang tukang sampah. Daging dadanya saat tersentuh oleh jari-jari tua ini begitu kenyal dan akupun tak tahan untuk itu mulai memilin-milin puting payudaranya yang mungkin selama ini belum pernah tersentuh oleh lelaki, namun kini aku dengan leluasanya mempermainkan bagian sensitif dan terlarang dari dara ini.

    Seketika kelelakianku makin terangsang dan bangkit merasakan nikmatnya memelintir-lintir puting susu dari seorang gadis cantik seperti fanny ini, apalagi gadis ini begitu sempurna dimataku laksana seorang putri khayangan

    belum puas kupilin-pilin puting susunya dan kuremas buah dada sebelah kanannya itu, aku pun langsung menarik keatas dengan sekuat tenaga cup Bra’nya yang masih menutupi buah dadanya yang kiri.

    “Ahhhh….ahhh” erang fanny kembali, merasakan aku menarik cup bh’nya dengan paksa dan menyakiti buah dadanya yang masih belum pernah dijamah itu.

    terpampanglah di depanku payudara gadis cantik ini, baik kiri dan kanan sama-sama mengairahkan mata dan kelakianku… makin sempit rasanya celana ini, melihat gadis cantik ini tidur dengan kaki setengah mengangkang mempertontonkan celana dalamnya yang masih menutupi liang kenikmatannya dan bra’nya yang sudah terangkat dari bagian tubuh yang seharusnya ditutupinya sehingga jelas terpampang buah dada kegadisannya.

    Fanny tetap tidak mau memandang aku, di hatinya mungkin merasa malu dan takut.. malu bahwa bagian dirinya yang paling ditutupinya dari tatapan dunia ini sekarang sedang dinikmati oleh seorang bapak tukang sampah, bagian intim yang di idam-idamkan oleh semua laki-laki yang kenal dan melihat dirinya sekarang aku yang pertama yang melihat semuannya dan menjamahnya aku yang bahkan bukan kekasih atau temannya, dan sekaligus juga dipenuhi rasa takut yang mencekam karena dia mengetahui bahwa ini semua hanya masih sebuah permulaan dari sesuatu yang lebih lagi. “cantik…malang sekali nasib kamu, tubuh cantik ini ternyata dinikmati oleh tukang sampah seperti aku hahaha” ejek aku membuat fanny bergidik ketakutan dan makin menangis sesengukan tertahan oleh sumpalan kain di mulutnya…

    Sedikit iba aku melihat fanny, sudah dicabuli (dan akan segera diperkosa hahaha)… tapi masih terikat tangannya dan mulutnya, ada baiknya kuberikan dia sedikit keringanan. “Fanny, karena kamu begitu cantik, bapak akan bantu kamu…” mata fanny langsung terlihat gembira, masih saja gadis polos ini berharapan bahwa aku akan melepaskan dia hahahaha…”gadis bodoh”gumamku…

    pertama kulepaskan sumpalan ikatan kain di mulutnya, lalu kulepaskan ikatan kain di tangannya yang daritadi terikat di belakang punggungnya.
    tapi
    bukan berarti aku akan melepaskannya, aku hanya menggeser tangannya keatas kepalanya dan kuikat kembali kedua tangannya.

    “Bapak tidak akan menyia-nyiakan tubuhmu cantiiik…” kataku sambil menyeringai…

    “Fanny ga mauuu…..hukk..hukk…lepasin fanny…” “jangan perkosa saya…” “ampunin fanny…lepasinn”
    tangis dirinya yang sudah tidak tersumpal oleh kain, aku hanya terus menyeringai melihatnya..

    “tolonggggg..huk huk.. toll…onggg!”teriaknya, suaranya sudah serak mungkin karena daritadi menangis dan menjerit..

    “Percuma cantik, bapak kenal komplek perumahan ini…siang hari seperti ini tidak akan ada yang akan mendengar teriakan kamu”

    “Bapak tau tetangga sebelah kiri rumah kamu ini sudah lama dibiarkan kosong ditinggalkan pemiliknya, dan di sebelah kanan rumah kamu ini penghuninya baru akan kembali di sore menjelang malam nanti, jadi percuma saja kamu melawan dan berteriak…lebih baik kamu belajar menikmati saja proses kamu menjadi seorang wanita dewasa hahahaha”

    “Aku ga mau….” ” aku ga mau…” “jangan perkosa saya pak…” Fanny berkata-kata terus menolak nasib yang akan menimpanya..

    “ahhh….” “sakkittt…ahhhh” fanny terlonjak, ketika aku tiba-tiba meremas buah dadanya itu…sudah tidak sabar diriku untuk menikmati kembali tubuhnya ini.

    buah dada gadis ini terasa sangat padat berisi tapi masih terasa kenyal ketika kuremas, kulitnya halus dan putih sekali shingga aku dapat melihat pembuluh darah yang berada di bawah lapisan kulitnya payudaranya ditambah dengan putingnya yang kemerahmudaan memuncaki buah dadanya seraya berdiri tegak di atas gunungan buah dadanya melawan gravitasi. walaupun buah dadanya ini relatif tidak terlalu besar tetapi amat sangat menggoda mata dan iman laki-laki yang melihatnya… sungguh sempurna gadis ini.

    “Sakittt…hukk huhu hukk huk…” Fanny terus menangis sesengukan dan terus mengaduh kesakitan, aku bingung karena remasan ku ini tidak terlalu keras sampai dia bisa kesakitan.

    “pelann…pelannn…sakittt…!” kaget aku mendengar fanny memerintahkan aku untuk lebih pelan dalam meremas payudaranya, sepertinya dia sudah pasrah akan nasibnya sekarang.

    “kenapa cantik…bapak kan tidak terlalu keras mainin tetek kamu” tanya aku sambil tetap membiasakan dia mendengar kata-kata cabul..

    “payudara aku sakittt…” lirih fanny, sambil membasuh air mata yang berlinang di matanya… “sakit opoo toh cantik?”

    “Aku ga tau pak…biasa sebelum dan ketika mens payudara aku rasanya bengkak dan sakit..” “aku mungkin kanker payudara pak…makanya tolong jangan tambah penderitaan aku” jelas fanny

    “Huahahaha….”aku tertawa kencang mendengar penjelasan fanny. “Fanny setiap wanita pasti merasakan teteknya ini terasa bengkak dan agak sakit kalau sedang mens, bukannya kamu punya kanker hahahaha” polos sekali gadis ini mengira dia kanker payudara..

    “Sini bapak buat kamu enakan ya cantik…tetek kamu seindah ini masak kamu bilang kanker hahaha” langsung aku berinisiatif mengulum lembut puting buah dadanya sebelah kiri, sambil tanganku yang satu lagi memilin lembut buah dadanya yang sebelah kanan.

    kukulum puting payudara gadis yang sedang mekar-mekarnya ini membuat gairah kejantananku semakin bangkit di antara kepolosan dan penderitaan yang tengah dialami fanny yang terpaksa belajar menikmati dan membiarkan dirinya menjadi santapan birahi lelaki tua ini. Di tengah-tengah rakusannya mulut tua ini melahap payudara indah milik fanny, sepertinya fanny mulai merasakan sedikit kenikmatan

    dibuktikan dengan absen’nya suara mengaduh yang tadi terus dia keluarkan setiap kali aku menjamah gunung kembarnya ini. Kubasahi gunungan dadanya di sebelah kiri dengan air liurku dan kukombinasikan hisapan lembut dan terkadang kuat dengan tujuan kutengelamkan dirinya dalam nafsu cabul yang tidak mungkin ia mampu lawan. Tangan kiriku juga terus bergerilya menjarah kenikmatan payudaranya yang kanan, kuremas dengan lembut agar payudara yang sedang bengkak agar ini tidak semakin sakit dan tidak lupa kumainkan puting merah mudanya kugesek lembut dengan sentuhan ringan dan kadang kupercepat dengan keras gesekan itu untuk menstimulasi ujung syaraf di putingnya ini. Fanny hanya pasrah dengan tangan tetap terikat dan malahan sepertinya mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah dirasakannya.

    “emmhhh…sshhhh..hhmmmpp…” desahan fanny merdu mulai terdengar di tengah percabulan paksa ini, mengisi ruang kamar milik orang tuanya.

    “slurrpp..cup..cup…slurrpp” bunyi dari mulutku yang rakus menghisap hisap puting payudaranya..

    “enak kan cantik…gimana tetekmu ini sudah tidak sakit lagi kan, malahan enak kan?” tantangku…
    “engg…Gakk…!..ehmmm mmhhh…gaaa…”
    “mmhhh….stopp…jan..gaan…berhentiiii…payudara akuuu…mmhhh hahh hahh..”
    “ahhh…hmmm..sshhh…mmmmhhh..ehhh…mmhh”
    “sthhoppp…shhhhopp…mmmhh…!” “jhhangaaannn ehh..shh…heeenttii… payu…daraaahh…shhttopp..ahhh..ahhh..shhh” kugigit ringan agar ia tidak menceracau lagi,

    tidak jelas apa yang ia minta di tengah nikmat dan keinginannya untuk menyudahi percabulan ini, yang jelas hatinya menolak keras tetapi tubuh dan otaknya sudah semakin tergoda dengan kenikmatan cabul ini.
    Tubuh fanny itu kini menari-nari erotis di atas ranjang orang tuanya ini, sambil menahan desakan gairah yang makin mengisi tubuhnya

    Terpampang di depan mataku tubuh indah gadis ini adalah dengan pakaian yang relatif masih lengkap tetapi sudah bergeser dari tempatnya, tanktopnya sekarang hnya tergulung di atas perutnya yang rata itu, bra’nya sudah bergeser ke atas dan sudah tidak lagi menutupi payudaranya, roknya juga sudah tersingkap sampai ke celana dalamnya hijaunya terlihat sepenuhnya… Semua pakaian yang ia tadi pakai untuk menghalangi pandangan nakal lelaki untuk melihat lebih jauh sekarang sudah tidak berada lagi di tempat yang semestinya.

    Tukang Sampah: “Aku Pernah Perkosa Gadis Abg Cantik” Part 2

    Perlahan-lahan mulai kubangkitkan gairah gadis ini melalui zona erotis lainnya agar semakin siap sepenuhnya fanny melayani aku dalam persetubuhan ini. Aku menggeser tanganku yang daritadi memainkan payudaranya sekarang kugerakkan menuju perut gadis ini,perut yang rata dengan pusar yang menantang menghiasi lekuk liku perutnya yang begitu sensual, tidak berlama-lama ku bermain-main di perutnya tanganku langsung bergerak lagi menuju kakinya yang jenjang mempesona dihiasi gelang kaki terbuat dari emas yang melingkar di mata kaki kanannya, dengan liontin kerincing kecil sehingga terdengar gemerincing kecil setiap kakinya bergerak .Kuangkat kepalaku menghentikan cumbuanku di payudaranya, kuperhatikan leher jenjangnya begitu mulus menopang wajahnya yang begitu sedap dipandang mata dari sudut manapun juga dan pada lehernya juga dihiasi kalung emas dengan liontin berbentuk burung merpati melambangkan kesucian dara cantik ini.

    Tangan kiriku kufokuskan untuk mengusap-usaph paha kaki gadis ini yang terkangkang di antara tubuhku ini, kembali aku beberapa kali kuarahkan ke pangkal pahanya untuk makin merangsang dirinya. Beberapa menit berlalu aku menggoda gadis cantik ini dalam nafsu erotisnya, aku pun semakin tidak tahan untuk dapat segera mencicipi kesuciannya…

    perlahan kubuka celana orange khas petugas sampah kupelorotkan celana dalamku sampai keluar batang pelir bapak tua ini, cukup besar juga ternyata batang pelir bapak tukang sampah ini, kalau kutaksir mungkin sepanjang 17cm dengan diameter sekitar 4cm’an, dan bentuknya agak bengkok keatas. Fanny tidak menyadari kalau batang bapak tua ini sudah terlepas dari kurungannya karena fanny masih terpejam mendesah erat dan melemparkan badannya ke kiri dan ke kanan menahan cumbuan mulutku di buah dadanya yang ranum, ia hanya membuka matanya sesekali lalu memejamkannya kembali mungkin ia masih malu dan takut melihat seorang bapak tua sedang mempermainkan tubuhnya.

    Tanpa fanny tau kupegang batang pelir bapak tua ini dan kuarahkan ke lubang kenikmatannya yang masih tertutupi oleh celana dalam dan pembalut menstruasinya…kutempelkan pelan-pelan dan kugesek perlahan dari luar celana dalamnya, fanny masih belum sadar kalau batang pelir ini telah merapat erat dengan lobang kewanitaanya. Mungkin karena dia sudah terangsang berat, mungkin juga karena pembalutnya yang cukup tebal sehingga dia tidak merasakan bahwa yang berada di dekat lobang kewanitaannya adalah batang pelir lelaki.

    Pelan-pelan kugerakkan pinggul ini maju mundur seperti sedang berusaha mensetubuhinya walaupun gerak batang pelir ini masih terhadang oleh celana dalam dan softexnya, tapi aku yakin dengan gerakan sperti ini dia pasti dapat merasakan setiap sodokan-sodokan kontol ini. Mulai dari gerakan perlahan, lama kelamaan makin kupercepat berkejar-kejaran dengan desahannya yang makin menjadi

    “ahhhh..ahhhh….ahhhh…ssshhhh….mmmhhhh…aaaahhh…”

    Kunaikkan pahanya yang mulus itu dan kulingkarkan di pinggangku, persis seperti missionary position, kusodok dan kugesek liang itu dari luar. Gelang kakinya bergemerincing mengikuti gerakan nista ini, fanny terlihat menikmatinya walaupun ia sendiri mungkin tidak sadar benda apa yang sedang memberikan dia kenikmatan yang sangat ini, dia makin mendesah dan keringatan walaupun ini hanya baru sekedar petting dan ditambah lagi ini di sebuah kamar dengan AC yang menyala.

    “mmhhhh…”
    “hhhh…hehhhehh…hheehhh..”
    “eehhh…ehhh…mmhhh…hhhh…hahh…mmmh..hhh…mmmm..” desah fanny ditengah petting ini.

    Lima belas menitan aku menggesek2 batang pelir ini dari luar celana dalamnya, muka fanny makin memerah dan nafasnya makin mendesah cepat suhu badannya pun kurasakan makin terasa hangat di gengamanku, peluh keringatnya bermunculan di dahi dan lehernya, berkilauan diterpa cahaya lampu membuat kulitnya makin indah dipandang…

    “hmmmm….ahh…ahh…shhhh…ahhh…ahhh…mmmmmmmmm…aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…!”

    Fany setengah berteriak dan bergidik gemetar di bawah tubuhku, sepertinya dia mengalami orgasmenya yang pertama….

    “aaaahhhhh..ahh…ahh..ah..shhhhhhh”
    “mmmmhhhhhhh….” Desah fanny mengakhiri gelombang kenikmatan yang ia rasakan.

    kudiamkan dirinya sejenak menikmati kenikmatan cabul yang baru pertama kali ini ia rasakan, nafasnya memburu dan buah dadanya bergerak naik turun dengan cepat mengikuti irama napasnya. Aku memakai kembali celanaku dan berdiri menuju kamar mandi untuk mencuci mukaku yang berpeluh ini, saat dia beristirahat aku mengambil smartphone miliknya dan menyambungkannya ke alat charger lalu kunyalakan fitur video recording dan kuposisikan di atas sebuah lampu meja mengarah ke ranjang tempat fanny masih terkapar lelah tidak menyadari aku sedang berusaha menvideokan perkosaan ini.

    Selesai bersiap-siap aku mendekati fanny, sepertinya masih lemas akibat pencapaian orgasme pertama dalam hidupnya aku pun mulai bergerak tanpa memberikannya waktu lebih untuk beristirahat untuk melanjutkan perkosaan ini,
    “Sekarang giliranmu memuaskanku ya cantik…” kubuka perlahan celana dalamnya, baru kutarik sedikit celana dalamnya turun sekitar 4cm hampir mempertunjukkan apa yang paling ditutupinya dan dirahasiakannya selama ini.

    tiba-tiba fanny langsung berteriak dan menutupi bgian intimnya tersebut dengan tangannya yang terikat “Jangaaaaann…”, fanny langsung berusaha menarik kembali celana dalamnya keatas.

    Aku langsung marah besar, kutampar fanny dengan keras…
    “Plaaakkk…!”
    “Dengar lonte kecil, jangan egois kamu… kamu sudah aku puaskan tapi masih sombong rupanya” kataku memarahinya…

    “Pokoknya ga mau…Arggghh… breet…” belum selesai dia merengek langsung kutarik tanggannya yang terikat tersebut keatas, dan langsung kuikat tiang ranjang orang tuanya. “Seharusnya dari tadi bapak lakukan ini, dasar lonteee..!”

    dia masih berusaha mengatupkan kedua pahanya agar aku tidak dapat dengan mudah membuka celana dalamnya, tapi percuma karena sekuat apa gadis kecil dapat melawan tenaga seorang lelaki dewasa, aku buka pahanya itu dengan paksa dan ketika terbuka aku masukkan tubuhku di tengah-tengah jepitan pahanya dan maju perlahan menuju pangkal pahanya, dengan cara seperti ini pahanya tidak dapat lagi mengatup karena terhalang tubuhku. Kutarik celana dalamnya sampai ke paha, terpampanglah gundukan vagina’nya yang masih rapat itu dihiasi bulu kemaluan tipis di bagian atasnya tidak terlalu lebat sepertinya dia sering mencukur bulu kemaluannya, lebih kebawah lagi terlihat sebuah celah menyerupai garis vertikal tipis diantara daging menandakan betapa rapatnya kemaluan gadis cantik ini.

    Di celana dalam hijaunya itu masih tertempel erat Ppembalutnya yang terlihat penuh menampung darah menstruasinya di bagian tengahnya sampai ke belakang pembalut panjang itu, yang memang didesain khusus untuk wanita yang darah mens’nya sedang keluar banyak seperti di hari pertama dan kedua dari siklus bulanannya itu, aku tahu karena membaca sekilas di bungkusan pembalut yang tadi kutemukan. Tidak ada bau yang menusuk kucium hanya sedikit bau anyir dari darah mensnya walaupun banyaknya darah menstruasi yang tertampung di pembalutnya itu, menandakan bagusnya kualitas pembalutnya dan bersihnya kemaluan gadis ini sehingga tidak ada bakteri yang dapat menyebabkan darah kotor ini menjadi berbau.

    Tiba-tiba ia berteriak kembali “sttttoppppp…janggaann lihattt hukkk hukkk” fanny kembali menangis sesengukan sambil menendang-nendangkan kakinya berusaha mengusir tubuhku yang berada diantara tubuhnya ini.

    “Percuma lonte cantik, lebih baik kau pasrahkan untuk bapak atau kalau tidak…” kuangkat jariku menunjuk smartphone miliknya yang tadi kutaruh di pinggir ranjang ini, warna kelap-kelip merah di lampu indikator yang menunjukkan daritadi sedang merekam terpantul dengan jelas dari tembok yang ada di belakangnya.

    Fanny pertamanya tidak menyadari, tapi langsung berteriak histeris ketika menyadari bahwa tubuhnya yang setengah bugil ini telah kurekam diam-diam…

    “Tidaaaaaaaaaaaakkk….!”

    “Makanya pilihan kamu cantik, mau video ini beredar di kalangan supir dan satpam komplek ini ??” tanyaku menakuti..
    “Pastinya mereka akan sangat senang melihat tubuh cantik ini sedang dientot, bukan tidak mungkin juga mereka suatu saat akan mencari kesempatan memperkosa kamu juga karena tergoda video ini” aku semakin melanjutkan ancamannku kalau fanny tidak mau menurut.
    “Belum kalau orang tuamu sampai tahu anak gadisnya diperkosa di kamar mereka, di atas ranjang mereka ketika sedang datang bulan lagi….. Kalau anak gadis bapak seperti itu bapak mah mending bapak bunuh diri daripada malu hahahaha….” Aku mengakhiri ancamanku dengan membawa orang tuanya.

    “jangannnn hukk..huhu..hukk…” tendangannya berhenti seketika menandakan keputusasaannya, hanya tersisa tangis yang sesengukan yang dapat ia lakukan.

    “Makanya kamu yang nurut, nanti bapak ga akan tunjukin ke siapa-siapa…tapi akan bapak terus rekam supaya kamu terus nurut sama bapak”

    Melihat fanny sudah putus asa akupun bergerak menaruh jariku di garis vertikal yang ternyata berbulu tipis itu, kutarik daging yang membentuk garis vertikal itu ke kiri dan ke kanan. Perlahan belahan bibir kemaluannya terkuak sedikit dan secara bersamaan pula aku dapat melihat isi didalam belahan keintiman gadis belia cantik ini yang begitu tiada cacat dan celanya, belahan bibir kemaluannya masih sempit memerah karena sedang datang bulan serta sudah agak lembab membasah karena orgasmenya tadi.

    Untuk dapat melihat lebih jelas, kupelorotkan celana dalamnya dengan mengangkat sebelah kakinya untuk meloloskan celdamnya itu.Lalu kukangkangkan kakinya lebih lebar lagi, dibalik belahan bibir luar dari memek gadis itu yang terbuka mengangkang terdapat pula bibir dalamnya yang masih mengatup rapat dan hanya menyisakan lubang kecil yang lebih kecil daripada sebesar ujung jari kelingking, aku agak khawatir melihat hal ini karena sepertinya kontol butuh perjuangan besar untuk dapat memasuki liang itu, tapi keraguanku berubah menjadi semangat ketika aku melihat selaput dara tanda keperawanan fanny terpampang menjaga jalan masuk di sekitar lubang kecil tersebut. Segel kegadisan yang selama ini betapa telah dijaga dan begitu dirawatnya dengan sangat hati-hati sekali agar kelak dapat dipersembahkan kepada orang yang dicintainya. Kini terpaksa harus terpampang jelas di depan bapak tukang sampah tua yang sudah dirasuki ini.

    “Fanny, kamu udah pacaran belum??” tanyaku menghentikan tangis sesengukannya. “hukk blum..hukk..”
    “Pernah pacaran?” lanjut aku bertanya
    “Dah putus huhu…” Jawab fanny sekenannya..
    “Ooh dah putus…cowo kamu masa sih ga pernah tidurin kamu? padahal kamu macam lonte kegatelan begini?”
    “Hukkk huhuhu…tlong jangan sebut saya lonte pak” fanny berusaha menghentikan kata-kata cabulku..”Ehh kamu berani mau melawan, bapak sebar nih???” ancamku..”Iya ampun pak”
    “Coba ngomong keras-keras… “AKU FANNY LONTE, PUNYA MEMEK DAN TETEK YANG KEGATELAN UNTUK DIENTOT, SAMPAI TUKANG SAMPAH SAJA AKU GODA WLAUPUN AKU LAGI MENSa…HIDUP FANNY LONTE ..HIDUP MEMEK GATELL!”” aku memerintahkannya berkata cabul..

    “Aku ga bisa huk hukk..plaaakkk…” kutampar dia setelah mendengar ketidakmaunnya dia untuk mengikuti apa kataku. “CEPAAATT…!”

    “aaakuu fa..ny, me…meku gatell….” belum selesai berkata-kata langsung kuteriaki dia “KENCENGAANN…!”
    langsung fanny melanjutkan dengan suara lebih keras “TETEKu juga GATELL untuk dientot”

    “LANJUTT, belum selesai itu…!”

    “I..yaa, Tukang sampah aku ajak ngen….ngenn..tot padahal aku lagi datang bulan” “AKU huk…hukk…lonte…huhuhu me…me…mek ini gatel hukhuk…” Fanny terus melanjutkan apa yang kuperintahkan dengan improvisasinya sendiri dan tangisan sesengukan berusaha mempertahankan harga dirinya sebagai gadis baik-baik.

    Di tengah sesengukannya, aku mengeluarkan kembali kontol ini dengan sigap langsung kuposisikan di depan pintu lubang kenikmatannya..

    “Ouggh…Ahhh…mmhhh” desah Fanny stengah kaget dan merasakan kenikmatan ketika merasakan sebuah benda asing bergerak menempel di bibir vagina dan menyentuh klitorisnya.

    Belum sempat fanny menyadari dan meresponi kehadiran benda asing di pintu masuk goa kenikmatannya itu, akupun langsung mengebu-gebu tidak tahan untuk dapat segera memulai mengawini dara cantik ini.

    “Ohhh Fanny…BAPAK PERAWANIN MEMEKK KAMU..ARGGHH..!” teriak aku, sambil mendorong batang pelir ini mendobrak masuk celah sempit bibir vagina’nya.

    “Ougghh…Arrgghh…sssakiittt..” Mata fanny terbelalak dan badannya menegang kencang meresponi dobrakan kasar ku di organ intimnya itu, desahannya sekarang berganti teriakan ketika kupaksakan kontol ini untuk dapat menembus memek perawan fanny, tetapi setiap kali aku mendorong tidak dapat kontol ini memasuki liang tersebut yang ada kontol ini terpeleset karena sempitnya lubang memek ini. Kuhentakkan lagi pinggul ku sekuat tenaga berusaha memasukkan penis ini ke liang kenikmatannya, tapi lagi-lagi gagal dan hanya berhasil memasukan sedikit di memeknya yang sangat amat sempit itu, kepala kontolku ku lihat berhasil terjepit di belahan bibir kemaluannya tetapi tidak mampu kudorong masuk lagi lebih dalam lagi. Heran aku padahal sebelumnya Fanny sudah cukup basah karena rangsanganku sebelumnya, tapi sekarang memek ini kering bahkan darah mens’nya pun tidak mengalir keluar aku berharap ada sedikit darahnya sehingga bisa membantu memperlicin masuknya kontol ini ke dalam memeknya.

    Fanny menangis dan berteriak-teriak kesakitan “ougghhh…ammpuunnn…sakiiittt…tolong stoppp” “Sakit sekalii huhuhu….ampun jangan perawani saya, sakiitt tidak muat tolong jangan lagi pak”, dia mencenkram erat tiang ranjang tidur orang tuanya berusaha menahan sakit di kemaluannya itu.

    fanny mengaduh kesakitan badannya tegang menekuk keatas berusaha menarik tubuhnya menjauhi kontol ini…Dia terus meringis dan menangis menahan perih di kemaluannya yang sedang ingin kutembus.

    Terus kucoba beberapa kali tetap memek gadis ini tetap tidak mudah untuk kumasuki batang penis ini, sampai kami basah berpeluh keringat. Memang memek fanny sangat sempit dan juga penis bapak ini cukup besar untuk memek perawan seperti dia. Bibir memek dan daging sekitarnya kulihat telah sedikit memerah bukan hanya karena bengkak sedang mens, tapi juga karena percobaanku untuk memerawani memeknya ini dengan paksa, sepertinya jika tidak dalam kondisi diperkosapun suami atau pacarnya pasti juga akan mengalami kesulitan untuk memperawani dirinya, sudah lama sekali tidak kutemukan gadis dara yang memeknya serapat ini, tetapi biasanya gadis seperti ini memiliki talenta yang dikenal di Indonesia dengan sebutan empot ayam, sungguh sangat beruntung suaminya nanti, tetapi tetap lebih beruntung diriku ini yang walaupun baru bertemu sudah akan merasakan nikmat liang surgawinya ini walaupun dalam konteks kuperkosa.

    Di ujung penis bapak ini juga kuperhatikan ada sebercak darah, pertama kukira itu aku telah berhasil memerawaninya tetapi sepertinya ini hanya darah menstruasinya yang keluar karena kontol ini terus kupaksakan berusaha memasuki memeknya, tidak mungkin ini darah perawannya karena setelah aku kangkangkan kembali kakinya dan kutarik bibir memeknya masih kutemukan dengan jelas bahwa selaput dara itu masih berada di dalamnya belum koyak sedikutpun tanda aku masih belum berhasil merenggut kesucian fanny si dara super sempit ini.

    Akupun harus memutar otak agar aku dapat memerawani gadis cantik yang sempit ini.

    Aku pun sejenak teringat akan benda yang kutemukan di lemari orang tuanya…Vibrator pink itu terakhir kutaruh di meja kecil di sebelah tempat tidur ini. Ku tinggal sejenak fanny yang terengah engah dengan kaki masih mengangkang, aku bergerak ke meja dan kuambil benda pink itu.

    Kucoba mempelajari bagaimana caranya menyalakan benda ini, vibrator ini berbentuk sebesar lipstick tetapi agak melonjong dan di salah satu ujungnya terhubung dengan kabel ke remote kecil, di remote itu hanya ada toda kenop bundar, sepertinya satu-satunya cara untuk menyalakan alat ini adalah dengan memutar kenop ini.

  • Perkosa Gadis Cantik Penjaga Toko Swalayan – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Perkosa Gadis Cantik Penjaga Toko Swalayan – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1353 views

    Perawanku – Diah yang masih berumur 23 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada yang beroperasi 24 jam di Jakarta. Tapi karena semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa kuatir melihat putrinya sering mendapat giliran jaga di malam hari hingga pagi hari.

    Diah lebih suka bekerja pada shift di jam tersebut, Karena dari saat tengah malam sampai pagi biasanya jarang sekali ada pembeli, sehingga Diah bisa belajar untuk materi kuliahnya siang nanti. Sampai akhirnya pada suatu malam terjadilah pemerkosaan itu, Diah mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong (sebut saja Gading) , dan yang satu lagi tubuhnya Kurus (sebut saja si Karjo ). Mereka berdua, menerobos masuk membuat Diah yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

    “Keluarin uangnya cepet !” perintah si Gading, sementara si Karjo memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Diah gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat,

    Diah berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gading, Diah tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gading merampas uang itu, Diah langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.
    “Masa cuma segini?!” bentak si Gading.

    “Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Diah masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Diah mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

    “Cepat!!!” bentak si Karjo,
    Diah merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Diah berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Diah yang ketakutan, mereka berdua percaya.

    “Brengsek!!!! Nggak sebanding sama resikonya! Ayo Iket dia, biar dia nggak bisa panggil polisi!!!” Diah di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Diah juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Karjo kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Diah.

    “Beres! Ayo cabut!”
    “Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.
    “Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.
    “Aku pengen liat bentar aja!”.

    Mata Diah terbelalak ketika si Gading mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Diah yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Diah meronta-ronta dalam ikatannya.
    “Wow, oke banget!” si Gading berseru kagum.
    “Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Karjo, tidak begitu tertarik pada Diah karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.

    Tapi si Gading tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Diah lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Diah. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Diah ditariknya, tubuh Diah ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Diah terputus dan sekarang payudara Diah bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

    “Jangan!” teriak Diah. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Diah mulut si Gading menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Diah menjerit ketika si Gading mengigit puting susunya.

    “diam! Jangan berisik!” si Gading menampar Diah, hingga berkunang-kunang. Diah hanya bisa menangis.
    “Aku bilang diam!”, Sambil berkata itu si Gading menampar buah dada Diah, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Diah. Kemudian si Gading bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Diah terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gading terus memukuli buah dada Diah sampai akhirnya bulatan buah dada Diah berwarna merah.

    “Ayo, cepetan !”, si Karjo menarik tangan si Gading.
    “Kita musti cepet minggat dari sini!” Diah bersyukur ketika melihat si Gading diseret keluar ruangan oleh si Karjo. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Diah bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Diah berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.

    “Hey, Brooo! Tokonya kosong!”.
    “Masa, cepetan ambil permen!”.
    “Goblok Banget lo, cepetan ambil bir tolol!”.

    Tubuh Diah menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Diah mengeluarkan suara minta tolong.

    “ssssstt! Lo denger nggak?!”.
    “Cepetan kembaliin semua!”.
    “Ayooo….lari, lari! Kita ketauan!”.
    Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Diah, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.
    “Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.
    “Hei, liat nih! Ada kejutan!”

    Diah berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester.

    Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Diah, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

    “Gila! Cewek nih!”.
    “Dia telanjang!”.
    “Tu liat susunya! susu!”.
    “Mana, mana Aku pengen liat!”.
    “Aku pengen pegang!”.
    “Pasti alus tuh!”.
    “Bawahnya kayak apa yaaa?!”.

    Cerita Dewasa Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Diah yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Diah, tangan-tangan meraih tubuh Diah. Diah tidak tahu lagi, milik siapa tangan-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Diah.

    “Ayooo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka k emudianmelepaskan ikatan pada kaki Diah, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Diah. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Diah keluar menuju bagian depan toko. Diah meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya.

    Mereka menarik-narik jeans Diah sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Diah terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Diah sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Diah merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Diah melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

    “Hei….Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Diah. Diah berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Diah.

    “Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Diah berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Diah berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”

    Langsung saja Diah mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Diah hingga berbaring telentang di atas meja.

    Pertama ia melepaskan tangan Diah kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Diah sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Diah dan mengikatkan kaki-kaki Diah ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Diah berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

    “Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Diah terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Diah dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

    “Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Diah. Diah melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk.

    Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Diah, membuat Diah sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Diah ditariknya hingga lepas. Diah berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya.

    Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Diah. Pandangan Diah langsung berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba saja mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit sekali . Semprotan demi semprotan masuk ke mulut Diah, tanpa bisa dimuntahkan lagi oleh Diah. Ia terus menelan cairan tadi agar bisa terus bernafas.

    Tiba-tiba saja Berandal yang duduk di atas dada Diah turun, lalu berandal memasukkan penisnya ke vagina diah dan mendorong diah di pinggir meja lalu menggenjot memek Diah Dengan tempo makin cepat. Ia juga memukuli perut Diah, membuat Diah mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Diah sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks.

    Tangannya langsung meremas dan menarik buah dada Diah ketika tubuhnya bergetar dan sperma tiba-tiba menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Diah. Sedangkan berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, Dan ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Diah.

    Beberapa saat berlalu dan Diah tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya.

    Diah meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Diah berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi nih.

    “Wah, wah, waaaaah!!!” terdengar suara laki-laki yang berdiri di pintu depan. Diah sangat terkejut dan berusaha menutupi buah dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.
    “Tolong saya!” ratap Diah.
    “Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa Pak! Tolong saya Pak, cepat panggilkan polisi!”
    “Nama lu Diah kan?” tanya laki-laki tadi.

    “Ba…bagaimana bapak tahu nama saya?” Diah bingung dan takut.
    “Aku Adit. Orang yang dulunya kerja di toko ini sebelum kau rebut!”.
    “Tapi saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahunya dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolonglah saya pak!”.
    “Gara-gara kamu ngelamar ke sini Aku jadi dipecat! Aku nggak heran kamu diterima kalo liat bodi mu”.

    Diah kembali merasa ketakutan saat melihat Adit, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Diah kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Diah dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Diah betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Diah kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.

    “Lepaskan!!!! Sakit!!!! aduuhh!!!! Saya tidak memecat bapak!!!! Kenapa saya diikat Pak?!!”
    “Sebenarnya Aku tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya Aku udah keduluan. Jadi baiknya Aku rusak aja deh nih toko”.
    Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Diah sehingga sekarang Diah duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Dan diikatnya lagi dengan plester.

    Dan Adit mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Lalu Adit juga menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Diah. Es krim beterbangan dilempar oleh Adit. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Diah, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya.

    Cerita Sex – Di depan, Es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Diah. Rasa dingin langsung menempel di buah dada Diah, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Adit selesai, tubuh Diah bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.

    “Kamu keliatannya kedinginan!” ejek si Adit sambil menyentil puting susu Diah yang mengeras kaku.
    “Aku harus ngasihh kamu sesuatu yang anget.”

    Adit kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Diah melihat Adit mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap.

    “Jaaaangaann!” Diah berteriak ketika Adit membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi. Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Diah sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Diah menangis karena kesakitan akibat uap panas dari sosis tersebut.

    “Keliatannya nikmat Nih….Ha..Ha…!” Adit tertawa.
    “Tapi Aku lebih suka bermain dengan mustard!” Kemudian Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu.

    Cairan mustard langsung keluar menyemprot ke vagina Diah. Diah menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.
    Sambil tertawa Adit melanjutkan usahanya dengan menghancurkan isi toko itu. Diah berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya sangat tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Diah bergerak lunglai jatuh.

    “Hei!! Kamu kalo kerja jangan tidur!” bentak Adit sambil menampar pipi Diah.
    Kamu tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”

    Diahpun meronta ketakutan melihat Adit yang memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya sangat keras sekali. Adit segera mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Diah, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Diah.

    Diah menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Adit juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Diah bercucuran di pipi.

    Kemudian Adit mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, lalu mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Adit hingga membuka keluar, Diah merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

    “Nah…..,Hmmm… udah jadi. sekarang pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi Aku sekarang pergi dulu, terus nanti Aku pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”

    “Jaaaaaangan! saya mohoon! Jangan! jangan! jangan! ampun!”
    Aditpun tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Diahpun menangis ketakutan, Dan puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia terlihat meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Diah berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil.

    Beberapa saat kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Diah melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Diah, telanjang dengan buah dada mengacung. Segera saja Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Si Gelandangan langsung meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.

    Diah langsung menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Diah menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

    Tapi Diah tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Dan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Cerita Bokep

    Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Diah merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang.

    Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Diah menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.

    “Ja…Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”
    “Habisnya pantat Mbak kan belom diituin.” gelandangan itu berkata tidak jelas.
    “Jangaaaaan!” Diah meronta, ketika penis si gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anusnya Diah. Lalu ia langsung berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Diah.

    Diah menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Diah tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Diah bisa membesar. Setelah beberapa Lama tiba-tiba gelandangan tadi mencabut botol tersebut. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Diah, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus

    Diah yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir. Gelandangan tadi mulai bergerak kesenangan, rasanya sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Diah merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Diah terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin,

    tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Diah, membuat Diah menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin.

    Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Diah merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Diah.

    “Makasih yaaa Mbak! Saya puas sekaliiiii! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Diah. Kemudian ia mendorong Diah duduk dan kembali mengikat tangan Diah ke belakang, kemudian mengikat kaki Diah erat-erat. Kemudian tubuh Diah didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

    Sambi terus mengumam terima kasih Dan sigelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Diah terus saja menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Diah jatuh pingsan karena kelelahan dan shock Berat. Dan tersadar ketika Ia ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 7 pagi.

  • Cerita Ngewek Tante Erni Juga Melepaskan Kaitan BH nya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Tante Erni Juga Melepaskan Kaitan BH nya – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1352 views

    Perawanku – Aku Diajari Begituan Oleh Tante Erni | Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.

    Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan
    saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet- cepet).

    Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai- sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.

    Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante. Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

    Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut. “Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok. Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya.

    Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni. “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Erni. “Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku. “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni. “Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.

    Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya. “Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Erni. Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku memegang-megang vaginanya. “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”. “Iyah Tante”, jawabku.

    Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak. “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku. “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku. “Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami. “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante Erni. “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante Erni. Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu. “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya. “Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.

    Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun. “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku. Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos. “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Erni sambil memegang si kecilku. “Ah Tante bisa saja” kataku. “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja. Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante” “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja. “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah” “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos. “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Erni. Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini. “Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing. “Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku. “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni. Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

    “Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras. “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah. “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.

    “Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..” “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?” “Enggak Tante” Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni. “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku. “Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante Erni. Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa. “Tante kencing yah?” tanyaku. “Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai- sampai celana dalam Tante basah”.

    Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku “Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil. “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Erni. Dia mulai memegang penisku lagi, “Lex Tante mau itu nih”. “Mau apa Tante?” “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Erni. “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?” “Tapi Alex enggak bisa Tante caranya” “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Erni padaku.

    Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus. “Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya. “Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi” “Coba saja Lex” Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku. “Achh.. hgghhghh.. Tante” Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

    Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu. “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni. Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat.

    Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah. Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim. “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

    “Lex masukin donk Tante enggak tahan nih” “Tante gimana caranya?” Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat. “Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni. Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya. “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku. Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

    “Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. “Tante Alex kayanya mau kencing niih” Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang. Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi.

    Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

    “Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku. “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku. “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai- sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Erni. “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Erni. Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.

    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.

    Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

  • Desahan Dahsyat Mbak Ras

    Desahan Dahsyat Mbak Ras


    1352 views

     


    Perawanku – Ma, minta susu..! teriak seorang bocah kepada mamanya.
    “Iya bentar!” teriak mamanya dari dalam kamar.
    Bocah kecil tersebut adalah anak dari mama yang disebut tadi. Kita sebut saja namanya Ras. Ras merupakan istri dari abang mama saya, mengertikan? Jadi saya seharusnya memanggilnya bibi, tapi karena suatu alasan, dia kami panggil Mbak dan dia tidak keberatan kok dipanggil begitu. Suaminya saat itu bekerja di luar negeri dan dia ditinggal di rumah mertuanya yaitu nenek saya. Suaminya telah lama pergi dan hanya pulang sekali dalam setahun.

    Pada saat itu umur saya baru akan menginjak 17 tahun, dan sekolah di salah satu perguruan swasta di kota saya dan pada saat itu sekolah kami sedang libur, jadi otomatis di rumah sepi karena semua penghuni rumah sudah keluar entah ke mana. Di rumah kami tinggal bersama nenek, dan 5 orang sepupu saya yang tentu saja lebih kecil dari saya semuanya.

    Jam baru menunjukkan pukul 9.00 pagi. Nenek saya sedang pergi ke pasar dan biasanya bila beliau ke pasar tidak pernah sebentar. Kelima sepupu saya sudah keluar dari tadi pagi jadi yang tinggal di rumah cuma saya dan Mbak Ras serta anaknya yang baru berumur 5 tahun. Saya dan Mbak Ras bisa dibilang sangat dekat, karena kami sering berbicara dan bercanda bersama. Jadi di antara kami berdua sangat terbuka. Namun pada saat itu saya tidak berani berbuat macam-macam kepadanya, tapi kalau berpikir macam-macam sih pasti ada, he he he.
    “Ma, buatkan susu dong!” celoteh bocah tadi menagih janjinya tadi. Agen Nova88
    “Iya, nih tiap hari minum susu aja. Susu mahal tau!” mamanya menyodorkan sebotol susu kepada anaknya dan diterima anaknya dengan gembira tanda bahwa dia tidak mau mengerti tentang kemahalan susu.

    Memang anaknya setiap bangun tidur dan sebelum tidur selalu meminta susu. Kebetulan lagi pada saat itu saya baru selesai sarapan pagi dan timbul keisengan saya untuk bercanda kepada Mbak Ras.
    “Saya juga minta susu dong Mbak!” kata saya sambil menyodorkan gelas kepadanya.
    “Eh.. loe itu udah gede, itu kan susu buat anak-anak”, balas Mbak Ras.
    “Lho, jadi kalau udah gede gak boleh minum susu?” tanya saya sambil pasang muka tak berdosa.
    “Bukannya nggak boleh, tapi itukan susu buat anak-anak”, tegasnya sekali lagi.
    “Jadi yang buat orang dewasa mana?” tantang saya kepadanya.
    “Ini!” sambil menunjuk kepada buah dadanya yang sepertinya cukup besar dan padat itu.
    Terang saja saya terkejut, dan saya pun malu karena dia tidak biasanya bercanda sampai begitu.

    Sebenarnya saya tahu kalau dia itu sebenarnya sudah sangat haus dengan seks. Bayangkan saja selama hampir setahun tidak berhubungan dengan suaminya, siapa yang tahan. Dan argumen saya ini juga telah saya buktikan. Kebetulan kamar saya yang berada di lantai 2 tepat di atas kamar mandi, dan lantai 2 hanya berlantaikan papan jadi iseng-iseng saya melubangi papan itu biar bisa mengintip orang mandi. Saya sering mengintip Mbak Ras mandi dari lubang itu dan saya lihat bahwa Mbak Ras sangat sering merangsang dirinya sendiri di kamar mandi, misalnya dengan memijat-mijat dadanya sendiri dan mengelus-elus kemaluannya sendiri. Jadi dari itu saya mengambil kesimpulan kalau dia sering terangsang cerita sex panas.

    “Kok bengong? mau minum susu nggak?” ucapnya membuyarkan lamunanku.
    “Apa masih ada? anak Mbak kan udah lima tahun?” jawab saya menetralisir kekagetan saya.
    “Gak tau dech.. kamu coba aja, hehehe.. udah dech..” katanya sambil melewati saya menuju kamar mandi kemudian berbisik sekilas kepada saya.
    “Pintu kamar mandi nggak Mbak kunci.”
    Terang saja saya senang sekali, soalnya saya sering baca buku porno dan pernah berkhayal kalau saya melakukan hubungan badan dengan Mbak Ras dan sepertinya sekarang bisa terwujud. Saya membuka pintu kamar mandi perlahan dan saya lihat Mbak Ras sedang membelakangi saya menggantung pakaian yang akan dipakainya. Dengan perlahan juga saya tutup pintu kamar mandi dan menguncinya tanpa suara.

    Saya melihat Mbak Ras mulai membuka baju tidurnya tanpa membalikkan tubuhnya. Sepertinya dia tidak sadar kalau saya sudah berada di dalam. Setelah baju dilepas kemudian tangan saya menuju ke pengait BH-nya bermaksud membantu membuka BH-nya. Dia kaget karena tiba-tiba ada orang di belakangnya namun setelah mengetahui bahwa yang di belakangnya adalah saya dia tersenyum dan membiarkan saya melanjutkan kegiatan saya. Setelah BH-nya terbuka saya kemudian melemparkannya ke tong tempat baju kotor.

    “Mbak, susunya boleh saya minum sekarang”, tagih saya kepadanya.
    Dia hanya mengangguk dan kemudian membalikkan badannya. Terlihatlah olehku dua buah tonjolan di dalamnya yang selama ini belum pernah saya lihat secara langsung. Sebelumnya saya hanya mengintip. Kemudian dia menyodorkan dadanya kepada saya dan dengan cepat saya sambar dengan mulut saya. Dia hanya mendesis tidak jelas. Lama saya menghisap dan menjilat kedua dadanya membuat dia terus menggelinjang dan menjambak rambut saya. Dadanya kanan kiri secara bergantian menjadi korban keganasan lidah saya.

    Mbak Ras kemudian secara lembut membuka kaos saya dan tanpa saya sadari kaos saya sudah terlepas. Mungkin karena keasyikan meminum susu alam. Sementara tangan saya yang kiri mulai meraba-raba perutnya sedangkan yang kanan mengusap-usap dadanya yang sebelah kanan. Sementara mulut saya dengan menjulurkan lidah keluar mempermainkan puting susu yang sebelah kiri yang membuat Mbak Ras semakin ngos-ngosan. Tangan saya sebelah kiri mulai nakal dengan menyusupkan jari-jarinya ke celana tidurnya yang belum dibuka. Tangan Mbak pun tidak mau kalah, dia pun mulai mencari-cari sesuatu di selangkangan saya dan setelah menemukannya dia pijat dengan lembut. Kemaluan saya yang merasakan ada rangsangan dari luar celana semakin meronta minta keluar. Mbak Ras yang sudah berpengalaman itu kemudian membuka reitsleting celana saya dan kemudian melorotkannya ke bawah dengan menggunakan kakinya karena dia tidak bisa membungkuk sebab dadanya sekarang masih berada dalam kekuasaan saya.

    Setelah CD saya dibuka, tangannya yang sekarang lebih nakal mulai mengocok perlahan batang kejantanan saya dan itu jelas saja membuat saya terbang tinggi, sebab baru kali ini batang kejantanan saya yang satu ini dipegang oleh tangan seorang wanita yang lembut. Mbak Ras makin menjadi ketika jilatan saya turun ke perutnya dan bermain di sekitar pusarnya dan kemudian dengan sekali tarik celana tidur yang dari tadi menghalangi pemandangan indah saya buka dan sekarang di depan saya berdiri seorang wanita hanya dengan celana dalam krem yang jika diperhatikan lebih seksama bisa dilihat transparan, tapi siapa yang sempat melihat ketransparanannya itu kalau sudah terangsang. Situs Judi Bola Nova88

    Jilatan saya turun agak ke bawah menuju ke kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang rapi namun karena sudah basah terlihat acak- acakan. Saya menjilati liang kemaluannya dari luar CD-nya. Itu sengaja saya lakukan agar bisa lebih merangsangnya. Dan ternyata benar dia tidak sabar dan segera menurunkan CD-nya sendiri. Saya hanya tersenyum memandang ketidaksabarannya itu, dan jilatan saya lanjutkan tetapi tetap belum menyentuh lubang kenikmatannya itu yang membuat dia blingsatan dengan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan yang bertujuan agar jilatan saya berlanjut ke liang kemaluannya. Saya lihat kemaluannya sudah banjir, karena tidak pernah merasakan cairan dari wanita maka jilatan saya pun merambah ke liang kemaluannya. Asin! tapi kok enak yah kata saya dalam hati.


    Mbak Ras pun kembali mendesis keenakan, “Ahh.. terus Tango”, ujarnya. Lidah saya pun mulai bermain cepat. Tiba-tiba tubuh Mbak Ras mengejang dan diikuti dengan desahan panjang, “Ahh.. nikmat sekati Tango. Pemanasan kamu sungguh hebat.” Kemudian dia pun duduk di lantai kamar mandi dengan perlahan. Setelah puas dengan kemaluannya, saya kembali ke atas dan mencoba untuk melumat bibirnya. Bibir yang dari tadi mendesis tidak karuan itu kemudian melumat bibirku yang baru saja sampai di depannya. Lama kami saling melumat sambil tangan kanan saya memainkan puting susunya dan tangan yang satunya lagi mencari lubang kewanitaannya dan menekan-nekan klitorisnya yang jelas saja membuat lumatan bibirnya semakin menjadi.

    Tangannya pun tidak mau kalah, sambil berpagutan dia mencari kembali batang yang tadi sempat dilepasnya karena kenikmatan yang dia rasakan. Setelah ketemu, kemudian dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mengocok kemaluanku yang sudah sangat tegang dan membesar sambil sesekali mengusap bagian kepalanya yang sudah mengeluarkan cairan bening kental. Kemudian secara perlahan-lahan saya mendorong kepalanya ke belakang agar dia rebah ke lantai kamar mandi. Setelah dia rebah, Mbak Ras mendorong dada saya lembut yang membuat saya terduduk dan dia kemudian bangkit kembali. Saya terkejut, saya mengira dia telah sadar dengan siapa dia sedang bermain, namun dengan seketika keterkejutan saya hilang sebab dia kemudian dengan sikap merangkak memegangi kelamin saya dan kemudian dia malah memasukkan kelamin saya ke mulutnya.

    Ahh.. terasa nikmat sekali sebab Mbak Ras sangat pandai memainkan kemaluan saya di dalam mulutnya. Saya bisa merasakan lidahnya bermain dengan lincahnya. Saya juga merasakan kepala kemaluan saya dipermainkan dengan lidahnya yang lincah itu. Setelah bermain lama di bawah situ, mulutnya kemudian merambah ke atas menciumi perut, kemudian dada saya dan kemudian kembali ke mulut saya, namun karena saya tahu dia baru saja melepaskan mulutnya dari kemaluan saya, saya berusaha menghindar dari lumatan bibirnya dan mencoba agar dia tidak tersinggung dengan mencium pipinya dan kemudian telinganya. Tangan saya yang menganggur kemudian saya suruh bekerja lagi dengan mengusap-usap selangkangannya dan terdengar dia berbisik kepada saya, “Masukkan ahh.. sekarang yahh, Mbak udahh kepingin.. banget.. nih.. ahh.”

    Saya kemudian mengambil inisiatif dengan mendorong Mbak Ras agar kembali rebah dan dengan perlahan dia menuruti kemauan saya dengan rebahan di lantai kamar mandi. Saya kemudian mengambil segayung air dan menyiramkan ke tubuhnya dan kemudian satu gayung lagi untuk disiramkan ke tubuh saya sendiri.

    Setelah kami berdua basah, tangan kanan saya kemudian meremas-remas dadanya sedangkan tangan kiri saya memegang kejantanan saya menuju ke lubang sejuta kenikmatan. Mbak Ras pun sudah siap menerima terjangan saya dengan membuka kedua kakinya agar memudahkan saya memasukinya. Dengan perlahan tapi pasti saya mencoba untuk memasukkan kepunyaan saya yang dari tadi sudah tegak ke kemaluannya. Namun karena sudah lama dia tidak tersentuh laki-laki, membuat saya agak susah juga untuk menancapkannya. Beberapa kali saya arahkan batang saya, namun agak susah untuk berhasil, dan setelah beberapa tusukan, akhirnya kelamin saya masuk dengan sukses ke selangkangannya. Yah, cengkeraman liang kemaluannya sungguh nikmat, karena saat itu liang kemaluannya sangat sempit dan itu sudah membuat saya merem melek, dan dengan gerakan pelan saya mulai menaik-turunkan pinggul saya. Saya melihat Mbak Ras mengerang kenikmatan sampai bola matanya hilang, dan dia juga meggerak-gerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan dengan maksud agar semua ruang di liang kemaluannya terjejali dengan kemaluanku yang sudah mulai memompa. Setiap pompaan membuat dia mendesah tidak karuan.

    Setelah beberapa menit, dia kemudian memelukku dengan erat dan membalikkan tubuhku dan tubuhnya. Kini dia sudah berada di atasku, dan gantian dia yang menaik-turunkan pinggulnya mengejar kenikmatan yang tiada tara. Sementara itu tanganku yang sudah bebas kembali memainkan susunya dan mengusap-usap punggungnya.

    “Ssaayyaa.. udah ahh.. mau.. keeluar nihh..” desahnya.
    Mendengar desahannya yang begitu seksi saya semakin terangsang dan saya mulai merasakan ada sesuatu tenaga dalam yang ingin dikeluarkan dan semua sepertinya sudah terkumpul di kejantanan saya.
    “Saya juga udah mau keluar Mbak..!” desis saya mempercepat gerakan pinggul saya dari bawah.
    “Tahann.. sebenntaarr..” katanya.
    “Biaarr.. Mbak kee.. luar dulu.. ouhh..”
    Saya pun mengerti untuk tidak mengeluarkannya di dalam, sebab dengan alasan apapun saya tidak mau sperma yang saya keluarkan ini menjadi anak dari rahim bibi saya. Saya berusaha untuk menahan, sesaat kemudian terasa cengkeraman di kelamin saya terasa kuat dan terasa hangat, tubuh Mbak Ras kembali mengejang. Kalau saya tidak mencabut kemaluan saya dengan sedikit mendorong perut Mbak Ras, mungkin saya pun akan mengalami orgasme bersamaan dengan Mbak Ras. Untung saja saya sigap, sesaat kemudian Mbak Ras terkulai lemas di atas tubuh saya menikmati sisa-sisa kenikmatan. Paha saya terasa hangat karena pelumas yang keluar dari liang kemaluan Mbak Ras.


    Saya pun memeluknya, dan membalikkan tubuhnya karena saya belum terpuaskan saya pun kembali merangsang Mbak Ras dengan jilatan di sekitar selangkangannya. Setelah berkisar 3 – 4 menit Mbak Ras kembali terangsang dan menyuruh saya memasukkan lagi kepunyaan saya ke dalam kemaluannya. Tanpa ba-bi-bu lagi, langsung saya tancapkan ke dalam kemaluannya. Kali ini lebih mudah karena kemaluan kami berdua memang telah licin. Setelah memompa beberapa menit, saya kembali merasakan gelombang kenikmatan dan dengan segera saya mencabutnya dan mengocok-ngocoknya dengan tangan sendiri. Namun tidak disangka, Mbak Ras kemudian menangkap kemaluan saya dan menggantikan tangan saya dengan tangannya dan kemudian memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ahh.. terasa sungguh nikmat, apalagi permainan lidahnya membuat saya tidak bisa bertahan lama dan akhirnya semua saya keluarkan di dalam kuluman mulutnya.

    Tapi saya tidak melihat dia melepaskannya, dia seakan tidak mau melepaskan kemaluanku yang sedang muntah dan dia menghisap habis semua muntahannya tanpa sisa. Setelah saya merasakan pelumas dari dalam tubuh saya habis, batang kemaluan saya pun perlahan-lahan kembali mengecil. Melihat hal itu, Mbak Ras kemudian melepaskan batang kemaluan saya, dan tersenyum kepada saya. Kemudian dia berbisik, “Tango, terima kasih yah, Mbak udah lama nggak menikmatinya dari pamanmu, entar lain kali kalau ada kesempatan bisa kan kamu puasin Mbak lagi?” Dengan masih terduduk di lantai saya mengangguk sambil tersenyum nakal kepada Mbak Ras. Kemudian kami pun mandi sama-sama, saling membersihkan diri dan sesekali tangan saya bergerak nakal menyentuh payudaranya yang tadi pentilnya sempat mencuat.

    Setelah kejadian pertama itu, kami pun sering melakukannya di hari Minggu atau hari-hari libur dimana keadaan rumah sedang sepi. Kadang di kamar mandi, kadang di kamarnya. Namun setelah beberapa bulan kami melakukanya, dia mendengar bahwa suaminya yang di luar negeri sudah menikah lagi dan dia pun memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya di Jakarta. Dan setelah kepergiannya atau lebih tepatnya kepulangannya ke Jakarta saya tidak pernah mendengar kabarnya lagi sampai sekarang.

  • Tante Toge Bening

    Tante Toge Bening


    1352 views

    Perawanku – ini berawal dari kopi pemuas nafsu tante. Kenalin, gue Ronald Bramantio, panggilan Ronald, 20thn, mahasiswa semester 4 salah satu perguruan tinggi di kota J. Sebagai mahasiswa gue bersukur bisa dapet perguruan tinggi negeri, tapi kerasnya kehidupan di kota ini tetep maksa gue buat kerja keras cari duit sendiri buat biaya hidup dan bantu-bantu bokap bayar uang kuliah. Maklum gue ga asli tinggal di kota ini, kota asal gue sebelahan sih sama kota ini, tapi capek bolak balik, jadi gue ngekos.

    Awal-awal masuk sih gue ga terlalu mikirin kerja, kesininya baru deh. Gue mulai kerja awal semester 2, jadi barista di cafe ga jauh dari kampus gue. Tiap malem gue bikinin kopi buat pelanggan, ga jarang cewe-cewe yg top rated mampir ke cafe tempat ane kerja, diantaranya ada anak muda dan tante-tante. Setelah kurang lebih dua bulan kerja, gue ketemu sama tante Ria. Tante cantik putih mulus, boobs kurang lebih 36b, umur 37 tahun, sekilas wajahnya mirip Wulan Guritno kalo dari belakang, hehe becanda.

    Awal gue ngobrol sama tante Ria itu waktu gue mau pulang kerja, dia manggil sekaligus nanya ke gue… “eh, kamu yang tadi buat kopi ini yaah?”
    Gue kaget juga..lagi jalan tiba-tiba dia nanya dengan nada sksd, dengan canggung gue jawab, “i..iya..tante saya barista disini..”
    “Kamu mirip deh sama almarhum anak tante..” lanjutnya dengan nada agak lirih.
    walah senyum boongan aja dah gue di bandingin sama anaknya yg udah meninggal, ini gue bingung mau caw apa stay.
    akhirnya dia ngomong,
    “Udah mo pulang ya? Sini aja dulu temenin saya ngobrol, kebetulan saya lagi kangen almarhum anak saya juga..”
    Masih posisi berdiri clingak-clinguk sedikit kikuk, dia lanjut lagi,
    “..udah gapapa gausah maul-malu. kamu mau kan temenin saya ngobrol sebentar? Siapa tau kangen saya ini bisa hilang kalo ngobrol sama kamu..”
    Akhirnya gue duduk, kenalan dan ngobrol sama tante Ria. Dia orangnya asik, bisa bawa suasana, cantik lagi, top deh buat cewe seumuran dia.
    Nah waktu itu gue lg ga ada kelas, kalo nungguin di kampus masih lama. Pas banget tante Ria ngajakin makan siang di luar. Setelah pulang makan gue di ajak kerumahnya, disini tante Ria baru cerita banyak soal kehidupan pribadinya. Ternyata suami tante Ria bule beristri di negaranya, tapi jarang pulang ke indonesia, paling cepet katanya 3 bulan sekali, itu juga ngurus bisnisnya kata dia. Di rumahnya cuma ada dia anak cewenya yg masih sekolah dasar namanya Alexa, sama pembokat & supir yang ternyata pasutri.
    Dari situ makin sering deh gue maen ke rumah tante Ria, entah disana ngobrol ama tante Ria, atau becanda & ngajarin belajar si Alexa.
    Awalnya bener-bener ga ada pikiran kotor, karna memang dia nganggep gue kaya anaknya sendiri, dan memang gue pun ngerasa nyaman kalo ngobrol sama tante.
    Ga ada pikiran kotor sama sekali mau ngentotin tante toge.ini Sampe akhirnya guee…aduh gatau ini di bilang sial apa untung. Ini mungkin gara-gara gue ga bilang-bilang dulu kalo maen kerumah tante. Kondisi lagi sepi, Alexa masih sekolah. gue langsung aja ke atas, tepatnya ke kamar tante Ria berkat petunjuk mbak Wulan pembokatnya. Mungkin dia udah keasikan kali ya gue ketok pintu kamar ga denger, gue buka aja langsung karna ngerasa akrab. Eh dia lg asik mainin dildo sambil merem melek, dia kaget bukan main langsung tutupan pake selimut.
    Gue juga kaget langsung nutup pintu, tapi gue ga pergi dr depan pintu, sumpah ini awkward banget, tegang, payah banget gue berdiri juga.

    Gak lama dia manggil dengan nada sedikit tegas, “Ronald, sini masuk..”
    Gue cemas banget tuh pas buka pintu pelan-pelan, “iya tan, kenapa?”
    Dia ternyata udah rapi duduk di pinggir kasur, “sini duduk..tante mau ngomong” sambil dia natap percis sampingnya SEOlah nunjuk.
    Gue takut juga ini awalnya, takut gue di maki-maki dan semacamnya lah. Langsung aja gue duduk..
    “Maafin tante ya ronald, tante khilaf.. Tante maluuu banget..”
    Gue mikir sejenak… “Ah tante, itu kan normal, malah aku yang harusnya minta maaf kan..main buka-buka aja, ga sopan gini. Maaf ya tante?” berusaha se-relax mungkin gue jawabnya.
    “Iya gapapa kok, tante kaya gitu karna emang tante butuh nal. Kamu tau sendiri kan om jarang banget disini. Jadi tante susah buat nyalurin nafsu tante ini.”
    “Iya tante aku ngerti kok..” udah rada relax nih gue..
    Disini dia netesin air mata, terus sandaran di pundak gue sambil cerita lika liku rumah tangganya. Dia sebetulnya tersiksa juga suaminya jarang pulang, bukan cuma hasrat seksualny saja, melainkan hatinya juga. Bayangin aja, jadi istri ke dua, di tinggal lama-lama, kangen kan pasti, tapi kalo ketemu paling ML sekali dua kali, kasih nafkah, pergi lagi deh. Jadi gajauh beda sama wanita panggilan, bedanya cuma seperti di pelihara. Gue kasihan jadinya..

    Udah selesai cerita panjang lebar, udah rada kondusif lagi suasananya, tante tiba-tiba nanya gini, “Ronald, kamu mau kan bantuin tante?”
    Masih belum mikir kotor juga nih,gue jawab aja, “Bantu apa tante? Buat tante mah yg ga bisa aku bisa-bisain deh, hehe..”
    Tiba-tiba tante Ria bangun dan buka kancing atasannya.. gue mulai mikir yang engga-engga nih, alhasil konti gue mulai tegang.
    “Bantuin tante muasin nafsu yang udah lama tante tahan ya sayaang..” pinta tante sambil buka kancingnya, bukan main pikiran busuk nan indah gue itu jadi beneran, hehe.
    Dia langsung nyamber kemuka gue, nyiumin pipi akhirnya bibir, ‘mmhhhhmm..mmmh’ sesekali gue sedot lidahnya, ’emmpp..mpppt’, begitupun dia ke gue, kita jg sempet mainin liur.
    Gue ga mikir panjang lagi, ga keburu gunain akal sehat, udah kepalang horny. Jadi yaa gue terusin aja..

    Jujur aja ya, ini pertama kali gue ML, dulu SMA cuma ampe di BJ pacar doang, jadi bisa di bilang gue belom pengalaman. Tapi kalo soal pengetahuan, gue tau banget gimana cara muasin cewe karena gue sering baca cerite-cerita dewasa yang ada di forum dewasa. Jdi inilah waktu yg tepat buat pamer perkasaan gue, hehe.
    Gue diri dari kasur, sambil bibir tetep berbelit mesra beradu french kiss,
    ‘mmhhh..aahh,,mmmmmhh’ suara itu yg gue denger dari mulut tante Ria saat tangan gue mulai bandel meremas payudara tante ukuran 36b yg masih terbungkus bra hitamnya. Ukuran yang besar, pantes saja kalo om bule mau.
    Bra hitamnya itu sangat cocok sekali bila di kenakan olehnya, berkat perpaduan dengan kulitnya yg putih mulus.. Jadi lebih terlihat menggoda, sangat menggiurkan.
    Dari bibir gue beralih ke leher, sambil tangan kiri tetap berusaha buka bra sebelah kiri tante, tangan kanan tetep remes meski masih ketutup bra.

    Gue cium dan jilat leher tante Ria, “aahhhhh..mmhhh ahh..terus ronnn..ald..sayang”, tante mengerang keasikan.
    Terus turun sambil jilat dan cium sampe ke dadanya, payudara kiri yang bungkusnya udah lepas duluan, langsung aja gue isep puting coklat nan seksi, tangan kanan tetep meremas.
    Dia bener-bener keenakan sampe-sampe merem melek dan kepalanya pun gerak ga karuan, seperti orang kesambet saja.
    “ahhhh..ronald nakal banget sih kamu!”, maki tante Ria keasikan ketika gue gigit pelan puting dari payudara kirinya.
    ‘uhhh..ahhh’ erangnya saat gue hisap sekali lagi puting kirinya sebelum berpaling ke dada kanannya.
    Gue buka bungkus perhiasan ternikmat yg menyantol di dada kanan tante ria itu, gue remas sekali terus gue hisap dengan penuh nafsu, tanpa melupakan dada kirinya yg terus gue remas dan mainkan putingnya. ‘aahhhh….uhhh..aaahhh’ cuma itu suara yg di keluarin tante ria.
    Bosan bermain dengan payudara tante Ria, gue copot aja atasan tante yang sedari tadi belum lepas seutuhnya. Gue jatuhin badan tante Ria ke kasur, gue lepas celana dan dalamannya yang ternyata..tante Ria pakai g-string warna hitam. Sepertinya satu stel dengan bra nya.

    Gue ciumin mulai dari kaki sampai lutut, dan mulai mencium dan menjilati paha kanan dan kiri nya sampai ke liang kenikmatan yg tiada tara itu. Gue jilat dari liang peranakan sampai lobang kencing hingga clitorisnya yang legit itu.
    ‘aahhhhhhh…mmmhhhmmmmm’ tante Ria mengerang keasikan saat gue hisap clitorisnya. Sambil terus gue hisap dan jilat klitorisnya, jemari gue penuh nafsu masuk dan membobol liang peranakan tante Ria.

    “aahhhh..ronaaall..uhhh..kamu..uhh..pinter deh..ssaayangg” begitu katanya pas gue mainin kedua jari gue seperti mengorek sesuatu sekaligus maju mundurin.
    Lumayan lama bermain dengan meki tante Ria, “ahhh tante mau keluar nih nal…” akhirnya tante ria mencapai orgasme pertamanya dengan muka gue di mekinya saat itu. ‘ahhhha..uuhh’ begitu erangnya, tak henti lidah gue terus menjilat dan menghisap cairan yg keluar dr meki tante dengan penuh nafsu.
    Tante bilang “Sini gantian tante servis ‘senjata’ kamu sayang”
    “Oke deh tante sayang..” perlahan bibir gue menciumi naik dari mekinya ke perut ke dada ketiaknya pun tak luput gue cium mesra,
    “ahh nakal banget sih kamu, ketiak tante di cium-cium” protes tante keenakan.
    “abis tante seksi banget sih, aku nafsuu banget nih jadinya, hehe” jawab gue.
    Beberapa kali french kiss dan gue pun buka baju dan celana lalu berbaring dan sedikit mengangkang memberi ruang untuk tante Ria.

    Yaiit dia ga langsung oral batang konti gue, tapi tease dulu bentar. Geliat tubuh tante Ria bikin libido gue makin naik aja. Cium pipi dan bibir, perlahan turun ke konti gue. “gede juga nal ‘senjata’ kamu, mmmm baunya juga bikin tante makin nafsu aja,” puji tante Ria.
    ‘Ahhhh’ gue sedikit teriak keenakan pas dia gigit manja pala konti gue. Di jilat pala konti gue layaknya jilat eskrim. “Tante hebat banget sih..”, puji gue.
    “ahhhh e..naak banget..taan” Mulai deh, di hisap konti gue, bikin gue merem melek ga karuan. Sesekali di hisap juga biji buah masa depan gue ini.
    Baru pertama kali ML dapet yang pro, nikmaaaat, makasih tante Ria ku sayang.

    “ronald, sayang..meki tante udah kepengen di masukin konti kamu nih sayang..”
    “oke tante, aku doggy yah tan..”
    “yess honey..just make your new mommy satisfied..” kata tante Ria sambil mengatur posisi nunggingnya.
    Masih belum sadar dan terlalu mikirin ucapannya barusan, mungkin kepalang nafsu di ubun-ubun kali ya..
    Rupanya tante Ria rajin membersihkan dan memanjakan tubuh cantiknya. Itu terbukti dari kulitnya yg putih dan kenyal meski sudah memasuki kepala 4, labia minora dan klitoris yg agak coklat kemerah-merahan, bulu jembut halus yang terawat dan selalu di cukur. Bahkan lubang anusnya pun tak hitam, bukannya menjijikan tapi sangat menggiurkan. Indah sekali, tubuh tante gue yg seksi ini.

    Dia udah nungging, gue jilat-jilat lagi dulu aja mekinya tante, begitu seksi terlihat dari posisi kaya gini.
    “aaahhhh ronald! mulai deh main gigit aja, geli tau..” protes tante ria ketika gue ngegigit klitorisnya.
    “tapi enak kan tan?”
    Tak menunggu jawaban langsung saja gue jilatin lubang anusnya, meski sedikit jijik, tapi buat tante tersayang apapun gue lakuin biar tante puas. Tante Ria kayaknya kegelian banget waktu gue jilat bagian ini.

    “Ahhh ronald, enak ihh..geli.. Tapi cepettt dongg masukin punya kamu sayang..” pinta tante Ria.
    Gue langsung berdiri, siapin konti dan ‘slepppp’ agak susah si masukinnya, mungkin karna udah lama jg tante ga ML. ‘mmmhhh..ahhhh..mmmh..uhhh..yess..ahhh’ tante Ria tak henti mengerang saat gue genjot maju mundur. Terasa nikmat di jepit meki tante Ria, jepitannya kuat untuk umurannya.
    Sesekali gue remas payudara besarnya yg seksi itu, gue pilin putingnya tante Ria, gue ciumin tengkuk lehernya, tangan gue pun jahil memainkan klitorisnya. Itu semua bikin tante gerakin kepalanya ga karuan.
    “aaaahhhhhh… aku..mmmhhmmm..keluar lagi nih nal…ahhhhh” orgesme kedua tante Ria dimulai saat jemari gue memilin puting dan klitorisnya, gue sedikit perlambat irama genjotan gue.

    Sudah hampir 10 menit genjot tante dengan posisi doggy seperti ini. Akhirnya tante Ria meminta ganti posisi Woman On Top. Langsung saja gue tiduran, di hisap beberapa kali dulu konti gue ‘ssllluuurp mmmhhhh’ suara menikmati yg keluar dr mulut tante saat menghisap konti gue.
    Tante langsung dudukin konti gue, saat ini tante duduk menghadap ke muka gue. Tante naik turun genjot konti gue, bikin sensasi ‘ahhhhh’ nikmat buat gue. Tangan tante megang dan tuntun tangan gue minta ngeremes-remes dada besar yg seksi itu, tanpa ragu gue remes gue pilin putingnya. Kurang puas remes dadanya, dari tiduran gue bangun duduk buat ngisep dada dan putingnya sambil dia tetep genjot konti gue. “ahhhh ronald..mmmmhhmm..enak sayangg..ahhhh..terus..isep” pintanya.

    Lagi enak-enak dan panas-panasnya bercumbu. Ada lagi masalah yg bisa di bilang rejeki nomplok. Tiba-tiba mbak Wulan pembokatnya buka pintu dan bawa sapu, jelas kami berdua kaget bukan main, namun tak tahu apa yg harus di lakukan.
    Mata mbak Wulan terbelalak melihat apa yang dia lihat, seakan tak percaya dia maju mendekat.
    ‘sial lupa konci pintu nih’ pikir gue.
    “Wulan! kamu kenapa ga ketok pintu dulu sih?! Bikin kaget aja kamu ini!”
    “Iya nyonya, maaf saya pikir nyonya lg tidur, makanya takut ganggu ga ketok dulu” nadanya tak begitu terdengar panik.
    “Yaudah..saya maafin..Bambang mana? Alexa udah pulang belum?” (bambang suami mbak Wulan supir tante Ria) disini mereka ngobrol tapi konti gue tetep nancep di meki tante Ria, cuma selimut sedikit nutupin badan kita berdua.
    “Lagi jemput Alexa nyah, baru aja berangkat..” jawabnya.
    Ini orang aneh banget gue pikir, negliat majikannya selingkuh masa ga ada ekspresi kaget. Tante Ria juga sedikit janggal, ga nyuruh pembokatnya pergi atau marah atau apalah yang sewajarnya harus di lakuin.

    “Gini aja dehh..ronald kamu gapapa kan kalo mbak wulan ikut main sama kita?..”
    alamakjang siapa yg mau nolak coba threesome sama pembantu hot macam mbak wulan, kulit sawo matang bersih payudara 34a, rambut panjang di kuncir, umur kepala 3 lah kira-kira, wajah 11-16 sama ayu tingting..hehe. Enak di pandang deh..
    Belum juga sempat gue ngejawab ajakannya, tante lanjut ngomong..
    “..mbak Wulan ini kadang jadi temen tante muasin hasrat liar tante  toge ini kalo om ga disini. Dia juga kurang puas sama servis suaminya si Bambang yg cepet lemas. Yaa bisa di bilang kita senasib.”
    Ternyata tante sedikit ada orientasi lesbian..ini sama sekali ga buat gue ilfeel kok, malah bikin libido naik dengernya.

    “Yaudah tante, buru deh kita mulai sebelum alexa nyampe..” jawab gue.
    “nah gitu dong.. mmuuacchhh….” cium tante “..ayo lan, kita have fun bareng”
    “..eh tante tapi konci dulu pintunya” saran gue agar tak jatuh ke lubang yang sama.
    “oh iya ya.. Wulan tutup dulu sana, konci..”
    Mbak wulan buka baju sambil jalan menutup pintu. Akhirnya telanjang juga mbak wulan, terlihat bulu jembut yg agak lebat namun bersih dan terlihat seksi.

    Tante Ria dan mbak Wulan memainkan batang konti gue dengan lidah mereka berdua. Sesekali mereka pun beradu bibir dan lidah ‘mmmhhhhmmpp…ahhhh..mmmpp’ sungguh pemandangan yang luar biasa, dua wanita setengah baya menjilati dan menghisap batang konti gue. ‘slluuurbbpp’ ‘cuuuhh’ begitulah mereka, nakal sekali meludahi dan menghisap konti ini. Sungguh berkah luar biasa..kali pertama ML, sekaligus dua wanita yang terbilang pro yang melayani,
    ‘meskipun sudah ga perawan..ahhh, persetan dengan perawan, kalau lebih nikmat kenapa gak’ pikir gue.
    “ahhhh..terus isep, enak tan..ahh…” pinta gue, selagi tante menghisap batang konti gue, mbak wulan dengan lihainya memainkan lidah dan menghisap buah zakar ini, ‘ahhhh’ sungguh pemandangan luar biasa melihat dua wanita ini bermain dengan konti guedan makin panas.

    Gue pun udah gak kuat lagi menahan nikmatnya permainan lidah mereka berdua..akhirnya..
    “ahhhh tan..te…aku mau..ke…luaarrrhrgghhhhh..yesss..te..rus..isssep tan…” sambil menahan dan sedikit menekan ke bawah kepala tante dengan tangan gue, akhirnya ‘ahhhhh’ klimaks pertama gue selesai. Cairan kenikmatan gue semuanya gue keluarin di mulut tante, sedikit yang netes keluar membuat tante Ria terlihat begitu seksi dan menggoda.
    Mbak Wulan dengan cekatan menjilati sisa sisa dan tetesan lahar dingin yang mengalir di konti dan di jembi gue.
    Tak henti sampai disini pemandangan indah itu..tante Ria menarik kepala mbak Wulan dan membuka lebar-lebar mulutnya..dan berkata,
    “liat nih ronald sayangg..” seakan mau melakukan atraksi luar biasa.
    Langsung saja mereka berdua melakukan swapping sperma gue itu, pemandangan yang betul-betul indah menggoda dan seksi. Atraksi mereka itu di akhiri dengan di telannya sperma gue itu oleh mereka berdua. Tante Ria menarik dagu gue mendekat ke wajahnya, begitupun mbak Wulan.
    Ternyata tante mau frenchkissing bertiga, dengan sedikit sisa lahar di mulut mereka. ‘mmpphh..ahhh..’ Sedikit jijik, tetapi karna rasa jijik ini kalah besar dengan hasrat liar gue, jadi gue lanjutin aja. Ternyata fantasi yang menakjubkan buat di lakuin.
    “Nyah..belum juga aku di puasin.. masa udah selesai aja sih?” celetuk mbak Wulan karna belum terpuaskan.
    “Eh..iya mbak Wulan, maaf saya udah ga tahan, abis enak banget sih di sepong dua cewe cantik kaya mbak dan tante..hee” jawab ku mencari alasan sekaligus memuji kelihaian mereka.

    “Siapa bilang kita udah selesai..masih ada sekitar 20menit lagi kok sebelum Alexa dan Bambang sampe rumah..” kata tante Ria.
    “Nahhh, nyonya emang majikan paling cantik deh..’mmhhcchhhmmuuaccchhh’ hehe” cium mbak Wulan ke bibir seksi tante
    dan kejadian kali ini berulang-ulang setiap hasrat sex tante naik dan ingin ngentot.

  • Sabtu Seks Yang Kewalahan

    Sabtu Seks Yang Kewalahan


    1350 views


    Perawanku – Namaku Cynthia. Ini baru pertama kali aku coba buat ngirim cerita seksku. Sudah sejak 3 tahun lalu, aku selalu “haus seks”. Entah itu karena keperawananku yang diambil oleh mantan cowokku ato itu karena libidoku yang besar. Sejak saat itu, aku selalu mencari cowok yang bisa aku ajak nge-seks. Aku tidak peduli itu cowok apa, yang penting dia punya barang yang bisa memuasin aku. Banyak sekali teman teman cowok ku yang datang di apartemenku kalo aku lagi tidak ada kelas. Begitulah hidupku di LA. Sekarang aku mau cerita tentang pengalaman seks ku yang tak terlupakan.

    “Hmph, capek nih” umpatku dalam hati.
    Hari itu aku kuliah sampai jam 9 malam. Parkiran mobil pun sudah gelap. Sambil melihat kanan kiri, aku pun berlari-lari kecil menuju ke mobilku yang ku parkir di belakang gedung science. Ketika sampai di mobil, HP ku berbunyi. Ternyata si Rei.

    “Halo Cyn, lagi ngapain?” tanya si Rei.
    “Ini nih, lagi mo pulang baru aja selesai kelas” sahutku sambil menstater mobil.
    “Ooh, mo ke sini ga? Kita ntar mo ngadain pesta nih. Kan hari sabtu, masa di rumah aja sih?” Si Rei pun nyerocos.
    “Oh ya? Mau donk, kalo gitu gue ke sana sekarang deh” jawabku dengan senangnya.
    “OK deh. Bye”

    Sejak hidup di LA, aku selalu suka dengan kehidupan malam. Pesta, diskotik ataupun pergaulan bebas. Akupun mulai merapikan rambut dan pakaianku. Kemudian, aku mulai membubuhkan make-up tipis di mukaku. Setalah selesai, aku pun mengendarai mobilku ke tempat Rei. Rei adalah anak orang kaya. Apartemenya yang terletak di daerah BH itu sangat mahal harganya. Aku pun memberhentikan mobilku di depan Liquor Store. Ketika aku turun dari mobil, banyak cowok bule yang melihat dan bersiul kepadaku. Saat itu aku hanya mengenakan rok pendek dan kaos putih ketat. Payudaraku yang berukuran 34 c itu pun tampil kian menggoda. Memang payudaraku cukup besar untuk orang seukuranku. Ketika aku sedang mencari cari liquor kesukaanku, Hp ku pun berbunyi lagi. Ketika kulihat nama Rei, aku segera menjawab. Hanya percakapan kecil yang terjadi, ternyata dia minta dibelikan beberapa botol bir. Aku pun segera mengambil sebotol XO dan 12 botol corona. Setelah membayar, aku pun segera mengemudikan mobilku ke tempat Rei. Dengan kemacetan LA aku pun tiba di tempat Rei setelah setengah jam di mobil. Rei pun menyambut ku dengan gembira. Ketika aku masuk, ternyata tidak ada seorang pun di situ selain aku dan Rei.

    “Kok ga ada anak anak? Katanya mo pesta?” tanyaku keheranan. Agen Joker Gaming
    “Ntar lagi juga pasti datang” jawabnya sambil tersenyum.
    “Siapa aja sih?” kejarku.
    “Cowok-cowok lah, 7 orang deh kayaknya.” katanya sambil berjalan ke dapur.
    “Jadi gue cewek sendiri nih?” tanyaku keheranan.
    Dengan santainya dia cuma menjawab “Yup, kenapa? Loe ga suka? Kan loe biasanya suka main keroyokan. Apalagi kalo ceweknya cuman loe sendiri.”
    “Loe gila ya? loe bikin pesta buat cuman ngentotin gue rame rame?” tanyaku dengan kaget.
    “Bukannya loe suka kayak gituan, apalagi barang mereka gede gede lagi. Tenang aja, dijamin puas” imbuhnya sambil ketawa nyengir.
    Aku cuma diam saja. Rei memang sering nge-seks denganku, tapi kita tidak pacaran. Aku juga pernah nge-seks dengan Rei dan dua temannya. Tapi kali ini TUJUH orang. Aku takut tapi aku juga terangsang. Aku memang sangat suka menjadi pusat perhatian apalagi gangbang. Rei tau itu. Rei tau semua tentang aku. Tapi aku cuma tau sedikit tentang Rei. Dia sangat suka melihat cewek di entot rame rame.

    “Kenapa? kok bengong?” tanya Rei sambil mengusap usap tangannya ke pantat kiriku.
    “Ga kenapa kenapa kok” jawabku singkat.
    Aku memang sudah biasa dengan kelakuan Rei. Tangan Rei yang tadi cuman memegang pantat kiriku, kini meremas remas pantatku dengan kerasnya.
    “Udah lah Rei, siapin dulu donk makanan buat pestanya” kataku sambil menepis tangannya.
    “Kok gitu sih? Ayo donk kan udah lama gue ga liat loe telanjang” katanya santai.
    “Ya udah kalo loe mau, tapi siapin dulu donk makanannya. Habis itu kalo ada waktu gue mau mau aja. Gimana? Mau ga?” tanyaku menggoda.
    “Hahaha. Kita cuma makan chips doank kok malem ini. Tuh chipsnya udah ada. Tinggal dibuka doank” katanya sambil memasang muka mesum.
    “Iiih, benci gue ama loe” kataku sambil mencuekin muka mesum dia.
    “Ya udah gue bikinin salad deh. Mau ga?”
    “Bikin lah kalo loe mau” katanya singkat.

    Ketika aku membuat salad di meja dapur, tangan tangan Rei menjelajahi pantatku. Aku yang sudah biasa dengan itu cuma mendesah desah kecil. Aku merasakan kedua tangannya mengangkat rok ku sampai ke pinggangku. Dia hanya bersiul ketika melihat pantatku yang penuh. Waktu itu aku memakai G-string jadi dia bisa melihat semuanya. “Auw” jeritku ketika Rei memukul pantatku sambil ketawa. Aku pun meneruskan mengaduk salad ketika dia menurunkan g-stringku sampai ke lantai. Aku segera mengangkat kakiku dan menendang g string itu ke belakang. Aku kira Rei akan segera memasukan penisnya ke dalama memekku, tetapi dia hanya menurunkan rok ku dan merapikannya.

    Aku terheran heran ketika dia melakukan itu tapi aku tidak mengatakannya. Kini tangan Rei mulai meraba raba dan meremas payudaraku sambil mulutnya menciumi leherku. Aku hanya melenguh kecil ketika dia meremas payudaraku dengan agak keras. Aku memberhentikan kerjaanku dan mencoba menikmati rangsangan Rei. Rei pun mulai melepas baju ketatku. Rei hanya diam ketika dia melihat tubuhku yang setengah telanjang. Aku yang sudah sangat terangsang mulai memijit mijit penis Rei dari luar celananya. Rei pun melenguh keenakan ketika aku remas remas dan kukocok penisnya perlahan. Rei tidak diam saja, dia langsung melepas behaku dan melemparkannya. Aku yang hanya memakai rok mencoba membuka baju Rei. Tapi Rei cuman menepis tanganku. Rei pun ketawa ketika melihatku kebingungan. Rei pun mulai membungkuk dan mengambil beha dan g stringku yang berserakan di lantai. Kemudian dia berjalan ke kamarnya meninggalkan aku yang kebingungan dan sangat terangsang. Ketika aku tersadar bahwa payudaraku terpampang bebas, aku pun kembali mengenakan kaos putih ketatku. Aku merasa kalau putingku tercetak jelas dengan baju itu. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Rei pun kembali ke dapur dan kulihat bahwa beha dan g stringku telah dia sembunyikan. Agen Joker368

    “Boleh juga toket loe, lebih keliatan gede lho” katanya sambil meremas remas toketku.
    “Mau loe apa sih Rei? Mau ngentot ga sih loe?” tanyaku sudah tidak sabar.
    “Oh, loe mau ngentot?” tanya nya dengan muka sok innocent.
    Aku pun menjadi malu sendiri. Belum sempat aku menjawab telpon apartement Rei berbunyi. Aku tau kalo teman temannya sudah ada di luar. Mereka cuma minta dibukain pintu saja.
    “Nih kalo loe mau ngentot, mending loe sekarang emut kontol gue sampe gue keluar” tantangnya
    “Ada tamu Rei” kataku sambil kebingungan.
    Rei pun segera memencet tombol untuk membuka pintu apartemen. Apartemen Rei ada di lantai 8.
    “Masih ada waktu kok”, kata Rei sambil meringis, “ayo mau ga?”
    “Ntar kalo mereka liat gimana?” kataku sambil melihat ke pintu.
    “Cuek aja lah. Mereka juga udah tau kalo loe suka nge seks, apalagi gue udah kasih tau mereka kalo loe suka di gangbang. Udah nyerah aja, ntar juga loe pasti ngemut kontol mereka juga”.

    Aku pun hanya diam dan berjongkok di depan dia. Tanganku mulai membuka resletingnya dan ku keluarkan penis dia yang terbilang besar itu. Tanpa ragu ragu, aku pun segera melahap batang itu dan menghisapnya. Rei hanya melenguh kecil sambil menjambak rambutku ketika aku memasukkan penisnya sampai masuk ke tenggorokanku. Aku memang pandai sekali memberi Deep Throat. Ketika aku memberi dia deep throat, Rei pun segera melenguh panjang dan menembakkan air maninya ke mulutku yang langsung kutelan. Aku memang suka menelan air mani cowok. Rei hanya tersenyum ketika aku menjilat jilat batangnya yang perlahan mengecil. Rei pun memasukan senjatanya kembali ke celananya dan aku hanya mengusap bibirku dengan tissue. Tak lama, Pintu apartemen Rei pun terbuka dan masuklah tujuh orang yang tidak aku kenal. Mereka semua berbadan bagus dan bertampang yang lebih dari biasa.
    “Halo Rei, siapa tuh ceweknya?” tanya teman si Rei yang akhirnya kuketahui namanya Donny.
    “Oh dia Cynthia, temen gue” Kata Rei santai “Kenalan sana”

    Singkat kata, aku pun berkenalan dengan mereka semua. Aku tidak bisa mengingat nama mereka semua karena mereka terlalu banyak. Rei pun segera bercakap cakap dengan mereka sementara aku masih di dapur menyiapkan makanan. Ketika aku sedang mencari cari tempat buat chips, aku merasakan ada tangan yang memegang pantat ku. Aku kira itu tangan milik si Rei, jadi aku hanya diam dan meneruskan kerjaanku.

    “Hmm, boleh juga pantat loe”
    Ketika aku mendegar bahwa itu bukan suara Rei aku pun kaget dan segera menepis tangan itu.
    “Pinter juga si Rei kalo cari cewek” ternyata itu si Donny.
    “Udah ga usah sok jual mahal, Rei udah ngomong kalo loe itu suka seks” imbuhnya.
    Aku sangat sakit kaget ketika dia ngomong secara terus terang. Aku hanya diam saja sambil menunduk malu.
    “Loe tau kenapa loe di sini?” tanyanya lagi.
    Aku hanya menggelengkan kepala saja.
    “Loe itu di sini buat muasin kita kita. Mending loe sekarang ikutin aja apa yang aku bilang ato loe bakalan diperkosa rame rame ama mereka.” katanya mengancam.
    Aku yang tidak punya pilihan lain hanya mengangguk menurut.
    “Hehehehe.. bagus. Sekarang loe temenin mereka ngobrol trus gue bakalan siapin minumannya.” suruhnya.

    Aku pun hanya mengangguk dan mengambil salad yang tadi aku buat. Ternyata mereka lagi berjudi. Aku tidak tau apa yang mereka mainkan tapi mereka menyuruhku duduk dan ikut main. Mereka pun segera menjelaskan peraturannya. Aku baru tau kalo mereka itu bermain poker, tapi yang menang bisa menyuruh salah satu dari yang kalah untuk melepas baju. Aku pun mengiyakan aja meskipun aku tau kalo aku kalah dua kali maka aku akan telanjang bulat. Aku pun tersadar, jadi ini maksud Rei mengambil beha dan g stringku. Aku hanya melirik ke Rei yang tersenyum kemengangan. Tak lama, Donny pun datang membawa minuman. Dia memberiku sebotol corona yang tadi kubeli dan kuminum pelan pelan. Ketika ronde pertama di mulai, mereka pun segera dengan cepatnya mengatur kartu mereka. Aku yang tidak tau apa apa, cuma melihat kartuku dan meminum coronaku. Aku merasa bahwa salah satu dari mereka menang, mereka pasti akan menyuruhku membuka bajuku.

    Ternyata benar, aku tidak tau apa nama kartuku tetapi meraka ngomong kalo aku kalah. Maka salah satu dari mereka menyuruhku melepas bajuku. Ketika aku membuka bajuku, mereka hanya berkomentar tentang toketku yang besar itu. Aku yang setengah telanjang hanya menunduk malu dan menutupi putingku dengan tanganku. Tak lama kemudian, mereka memulai ronde yang kedua. Aku merasa bahwa muka dan badanku mulai memanas, aku tidak tau apakah itu reaksi dari bir atau sorotan sorotan mereka. Aku yang mulai merasa canggung, mulai meminum birku sampai habis. Tak lama kemudian, ronde ke dua berakhir dengan melayangnya rok ku. Memekku yang tak berambut itu sudah tidak tertutupi apa apa. Aku merasa memekku mulai gatal, dan aku tersadar kalo Donny telah mencampurkan obat perangsang ke dalam bir ku. Aku yang sudah tidak bisa menahan gatalnya mulai menggesek gesekkan pahaku.


    “Hehehehehe, terangsang ya cyn?” tanya si Rei dengan santainya.
    Aku cuma diam saja dan menunduk.
    “Kalo mau ngerasain kontol kita kita bilang aja Cyn” imbuhnya.
    Aku sangat malu, tapi aku juga terangsang dengan hebatnya. Aku yang masih menggesek gesekan pahaku tanpa sadar mengeluh terangsang. Mereka cuma tertawa melihatku seperti itu.
    Aku pun berkata ke Rei “Rei, please masukin kontol loe”.
    Mereka yang mendengar itu hanya tertawa dan mulai mengeluarkan kontolnya.
    Rei pun menjawab “Kalo loe mau dientot, loe ngomong ama mereka semua, jangan cuma gue doank. Ntar yang lain kan iri” katanya mengejek.
    “Pls entot gue, gue udah ga tahan lagi” kataku sambil merangkak ke salah satu dari mereka dan mulai meremas remas kontolnya.
    Mereka hanya ketawa dan memanggilku “maniak seks”, “cewek gila kontol” dan lain lain nya.

    Aku pun segera memasukan kontol yang kupegang itu ke mulutku. Kumulai dengan mencium kepala kontolnya dan menjilat jilat batangnya yang sudah tegang. Empunya kontol itu pun segera mengeluh tertahan dan memegang kepalaku dan memaksaku memasukan kontolnya yang panjang itu ke mulutku. Aku hanya memejamkan mata ketika aku merasakan kontol lain menerobos dinding vaginaku. “Ooh”, lenguhku tertahan. Seseorang yang mengentotku dari belakang itu segera memaju-mundurkan kontolnya di memekku. Aku merasa kalo tiap kali dia mendorong pantatnya, kepala kontolnya menyentuh dinding rahimku. Salah seorang dari mereka memukul pantatku hingga merah dan memasukan salah satu jarinya ke dalam anusku. Aku pun hanya melenguh keenakan. Ketika aku masih keenakan merasakan jari di anusku, kontol yang ada di mulutku segera menyemprotkan air maninya dan langsung kutelan. Aku pun mulai menjilati kontol itu dengan maksud membersihkannya. Cowok yang kujilati kontolnya itu hanya tersenyum dan meremas toketku.

    Dengan tiba tiba, cowok yang memompaku dari belakang menarik kontolnya. Aku yang masih belum keluar menoleh dengan protes tapi kulihat kalo itu ternyata si Donny yang memompaku dan Donny hanya berdiri dan meninggalkanku sambil tersenyum. Dia pun menyuruhku untuk menungging dengan tangan di meja makan. Aku pun menurut saja. Ketika aku sudah dalam posisi menungging, Donny pun dengan kasarnya memasukkan kontolnya di anusku. Aku pun menjerit menahan sakit yang luar biasa itu. Setelah dua menit kesakitan, aku pun mulai merasa nikmatnya anal seks. Aku pun segera mengikuti irama Donny, dan Donny pun segera mengangkat kedua pahaku dengan kontol yang masih di anusku. Aku pun tidak punya pilihan lain selain bersandar kebelakang supaya tidak jatuh. Donny dengan pelannya menaik turunkan tubuhku sambil memutar badannya. Maka memekku pun terpampang dengan jelas ke cowok cowok yang laen. Aku sangat kaget ketika aku melihat si Rei merekam kejadian itu dan temannya memfotoku.

    Tapi, kenikmatan yang aku dapatkan dari Donny menelan kekagetanku dan membuatku orgasme. Aku segera menggerang gerang keenakan sambil memilin milin puting kananku. Aku merasa ada cairan vaginaku yang menetes keluar. Kemudian, aku merasa si Donny mulai mempercepat kocokannya di anusku. Aku yang takut jatuh segera menyenderkan tubuhku ke belakang dan membiarkan toketku meloncat loncat dengan bebas. Aku pun juga melihat lampu lampu flash kamera yang mengabadikan kejadian itu. Donny pun segera menjatuhkan tubuhku di kasur yang sudah disiapkan cowok cowok lain di ruang tamu. Aku jatuh dengan telungkup dengan kontol yang masih di anusku. Dengan cepatnya, si Donny mencabut kontol itu dan segera mengeluarkan spermanya di dalam gelas wine yang bening. Aku yang kelelahan cuma melihat itu dengan penuh tanda tanya.

    Belum sempat aku mengatur nafas, Donny menyuruhku menjilati kontolnya sampai bersih. Aku menjilati kontol itu dengan perasaan yang jijik. Kemudian salah satu dari mereka segera mengangkatku dan memasukkan kontolnya ke memekku. Aku pun cuma melenguh tertahan. Cowok itu segera memaju mundurkan kontolnya dengan aku keadaan berdiri. Aku hanya bisa berteriak teriak kecil karena kontol itu sangat besar diameternya. Aku merasa ada kontol laen yang menerobos anusku. Aku merasa seperti sandwich karena diapit kedua cowok besar itu. Tak lama kemudian aku pun orgasme lagi dan lagi. Tiap kali mereka mau keluar, mereka segera mencabut kontolnya dan mengeluar kan air mani merek di dalam gelas wine. Aku masih bingung dengan itu, tapi ketiga orang yang belom mengentotku segera mengeroyokku. Ada yang memasukkan kontolnya ke memekku, ke mulutku ataupun mengentot toketku. Aku sudah seperti di dalam sorga dunia.


    Aku tidak tahu sudah berapa kali aku orgasme malam itu. Mereka mengentotku dengan nonstop. Selalu ada kontol yang mengisi vaginaku. Ketika mereka semua sudah selesai mengentotku, mereka menaruhku di sofa dengan kepala di bawah. Aku sudah tidak tahu apa yang terjadi tapi dengan samar samar aku lihat Donny memasukan leher botol bir yang masih penuh isinya ke vaginaku. Aku pun segera terasadar dengan adanya benda dingin di vaginaku, tapi aku sudah terlalu capek untuk berontak. Aku hanya bisa melihat Donny menaik turunkan botol itu di vaginaku. Kemudian, aku merasakan bir yang meleleh turun dari vaginaku ke toketku. Kemudian, Donny segera menarik botol bir itu dan menyuruhku membuka bibir memekku dengan tanganku. Akupun hanya menurut saja. Kemudian, aku melihati Donny memasukan sedotan ke dalam memekku yang penuh dengan bir dan dengan segera aku merasakan bir itu disedot oleh Donny dan ditelannya. Mereka semua tertawa ketika melihatku melenguh menandakan aku orgasme lagi. Aku yang sudah terlalu capek, mulai merangkak ke atas kasur di lantai ruang tamu dan aku pun tertidur.

    Keesokan paginya, aku pun terbangun dengan sebuah mentimun di memekku. Aku kebingungan dan aku lihat cowok cowok itu sudah tertidur dengan lelapnya di sebelahku dan di sofa. Aku pun segera mengeluarkan mentimun itu dari memekku. Ketika aku bangun, aku baru merasakan panasnya anusku dan sakitnya memekku. Dengan sedikit tertatih aku berjalan mencari baju baju ku. Aku menemukan kaos putihku dan rok ku yang langsung kukenakan. Akupun berjalan ke arah kamar mandi untuk merapikan diri. Ketika aku sedang menyisir rambutku yang acak acakan, pintu kamar mandi terbuka dengan tiba tiba dan aku lihat Donny menyeruak masuk. Aku cuma melihat apa yang bakalan dia lakuin. Tak kuduga, dia dengan tanpa malu mulai kencing dengan enaknnya. Aku yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dengan jijik. Setelah aku selesai menyisir rambutku, aku segera keluar secepat mungkin dari kamar mandi itu sebelum si Donny menyuruhku berbuat yang macam macam.

    Aku pun segera mencari dompet dan kunci mobilku ketika Rei memegang tanganku dan menyuruhku minum pregnancy pil. Rei menyuguhkan pil itu dan segelas air putih yang langsung kuminum.
    “Hebat juga lo Cyn semalem” pujinya
    “Sakit semua nih Rei” jawabku sambil meringis “Gue pulang dulu ya capek nih”
    “Ya udah tapi minum ini dulu ya?” katanya sambil menyogorkan gelas yang penuh dengan sperma “gue tau loe pasti suka”
    “Aduh Rei gue laper banget, dari kemaren malem gue blom makan” jawabku mengiba.
    “Enggak, minum dulu baru boleh pulang. Udah lah cepet minum” tegasnya.
    “Iih maksa banget sih” gerutuku.

    Rei pun segera mengambil video camnya dan menyuruhku bergaya seolah olah aku menikmati minum sperma. Aku pun hanya tersenyum sambil menegak habis sperma itu.
    Rei pun tersenyum dan berkata “Mulai hari ini kalo loe ke mana mana usahain jangan pake beha ato celana dalem, ok? jadi ntar kalo gue kepengen ngentot, cuma tinggal masukin doank” katanya sambil ketawa.
    “Gila loe” umpatku sambil ngeloyor pergi.

  • Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Ortu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Ortu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1350 views

    Perawanku – Perkenalkan nama saya lani aku anak desa yang disiruh ortuku untuk berkuliah di Jawa dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi S2, tapi niatku harus aku pendam dalam dalam, karena musibah terjadi pada keluarga pada saat itu bapak sedang memaksimalkan usaha dengan cara kredit oleh bank swasta tak tanggung tanggung jumlah nya.
    Spekulasi bapak ternyata meleset dari uasaha kebunnya yang sangat luas , tapi waktu musim kemarau panajng tiba pupus sudah harapan bapak untuk mendapat keuntungan dari usaha berkebunnya, semua tanaman kebun mati semua karena kekeringan yang melanda, bapak langsung stress jatuh sakit dan terkena struk, dari situ niatku untuk meneruskan kuliah pupus.

    Kian hari kondisi Bapak tambah menurun. Kami sekeluarga mesti menjual barang-barang berharga kami untuk tarif pengobatan & membayar angsuran kredit ke bank. Pada bulan ke-enam, kami telah tak punya apa-apa lagi yang bisa kami jual, sementara rumah & ladang telah digunakan Bapak ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tak mungkin kami menjualnya.

    Sebulan yang lalu, sebagian orang petugas bank datang menagih pembayaran angsuran kredit yang telah tak lagi bisa kami bayar selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menyita rumah & lading jika kami tak bisa melunasi tunggakan pembayaran dalam waktu dua minggu. Kami hanya bisa menangis, memohon belas kasihan orang-orang bank itu. Namun, mereka hanya petugas rendahan yang tak memiliki wewenang besar, sehingga mereka tak bisa menolong kami.

    Di tengah kekalutan, datang seorang laki-laki paruh baya yang bersedia menolong kami. ia adalah salah seorang terkaya di kampung kami, yang juga sekaligus merupakan saingan usaha Bapak. Kami mengenal pria ini sebagai Pak Moh. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Moh pada hari itu juga. Kami semua sangat senang & berterima kasih pada Pak Moh, sebab tanpa ia, kami mungkin mesti tinggal di kolong jembatan atau emperan warung.

    Malam itu Pak Moh datang ke rumah kami & saya menemani Mak untuk menemuinya. Tak disangka, ketika Mak pergi menengok Bapak di kamar, Pak Moh mengatakan hal yang tak pernah terlintas di pikiranku.

    Kau sadar, kan … Lina, Utang bapak kau besar sekali. Saya mesti mengeruk tabungan untuk melunasinya. Tentunya saya tak mau itu ianggap amal jariah. Saya mesti mendapatkan sesuatu. Saya ingin mendapatkan kamu, Lina,” kata Pak Moh.

    Ma …. Mmaa …maksud Pak Moh, bapak mau mengambil saya sebaga istri?” tanya ku terbata-bata.
    Lina ..… Lina.. …Jika saya mengambil kau sebagai istri, maka hubungan utang piutang di antara kita akan hilang. Saya tak mau itu. Saya bilang kan tadi saya ingin mendapatkan kamu, tubuh kau persisnya. Saya ingin menikmati tubuh kau sampai saya anggap utang itu lunas,” kata Pak Moh sambil menyeringai.

    Begitu mendengar kemauan Pak Moh, Mak langsung meminta Pak Moh pergi dari rumah kami, namun Pak Moh membalas ucapan Mak dengan mengatakan bahwa ialah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kami dari rumah ini. Pak Moh benar & kami tak punya alasan lain untuk membantahnya. saya & Mak menangis sambil berpelukan.

    Namun saya sadar bahwa dengan merelakan tubuhku, saya akan bisa menyelamatkan kedua orang tuaku yang sangat saya sayangi. Sebab itu, saya mengiyakan permintaan Pak Moh. Malam itu, Pak Moh menjadi lelaki pertama yang menyetubuhi aku. saya merelakan keperawananku untuk membayar utang Bapak.

    Di sini, di kamar ini, untuk pertama kalinya saya melayani laki-laki. Pak Moh bahkan tak mau repot-repot menghabiskan uang untuk menyewa kamar hotel untuk menikmati tubuhku. Begitu saya mengiyakan niatnya, ia meminta saya bersiap-siap di kamarku sambil menunggu obat kuat yang diminumnya bereaksi.

    Saya masih duduk di ujung tempat tidur ketika Pak Moh masuk ke kamarku. ia langsung menghampiri saya tanpa peduli bahwa ia membiarkan pintu kamarku terbuka lebar & kemudian membelai rambutku. Tiba-tiba ia membuka retsleting celananya & mengeluarkan penisnya yang telah tegang. saya terkesiap. Itu adalah kali pertama saya melihat penis, & penis itu ada di depan wajahku.

    Pak Moh meminta saya mengulum penisnya. Dengan tangan gemetar saya memegang penis Pak Moh & memasukkannya ke mulutku. Air mataku berlinang. Betapa tidak, saya yang berpendidikan tinggi ini pada akhirnya terpaksa mesti mengulum penis laki-laki tua.

    Pak Moh menjambak rambutku & memaksa saya untuk mengocok penisnya dengan mulutku. Meski sempat tersedak, saya berusaha untuk menyenangkan lelaki tua bangka ini. Pak Moh menikmati layananku sambil mendesah & mendesis. Setelah sebagian menit berlalu, penis Pak Moh menjadi kian tegang & Pak Moh memegang kepalaku dengan kedua tangnnya sambil mendorong penisnya ke dalam mulutku.

    ia mencapai klimaks & air maninya menyembur keluar di dalam mulut ku. Sebab kepalaku tertahn kedua tangan Pak Moh, saya terpaksa menelan peju yang keluar agar saya tetap bisa bernafas. Sebagian peju Pak Moh meleleh keluar dari mulutku ketika Pak Moh menarik keluar penisnya & tumpah membasahi bajuku.

    Kemudian ak Moh meminta saya membuka semua pakaian yang saya kenakan. Pak Moh menjadi lelaki pertama yang pernah melihat saya telanjang bulat. ia memandangi tubuh mulusku sejenak & meminta saya rebah di atas tempat tidur, sementara ia melucuti pakaiannya sendiri. ia naik ke atas tempat tidur & kedua tangannya mulai mengeranyangi dadaku. ia meremas payudaraku dengan lembut sambil memainkan pentilnya.

    Saya terdiam bagaikan patung. saya berusaha untuk mengabaikan rasa geli yang tak pernah saya rasakan sebelumnya pada buah dadaku. Salah satu tangannya meraih ke selangkanganku & membelai lembut vaginaku. Sementara itu, ia memainkan lidahnya pada salah satu payudaraku.

    Saya begitu marah pada diriku sendiri sebab saya seharusnya tak menikmati apa yang ia lakukan pada tubuhku, namun saya tak kuasa menahannya. Pak Moh telah memberikan sensasi yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Sensasi yang membuat saya melambung ke awing-awang.

    Tanpa sadar saya membuka lebar-lebar kedua pahaku & mengerak-gerakkan pantatku. Pak Moh membuka bibir vaginaku & dengan jari-jarinya ia mulai menggosok-gosok itilku dengan lembut. Mulutnya tak henti-hentinya menyedot pentil buah dadaku. Tubuhku telah di luar kendaliku sendiri sebab nafsu birahi telah menguasaiku. Kini saya yang mendesah & mendesis.

    Perlahan-lahan kepala Pak Moh berpindah dari dadaku, turun ke perutku & akhirnya ia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Kini dengan lidah & bibirnya ia melahap vaginaku. Habis telah pertahananku. saya kini bahkan menyodor-nyodorkan vaginaku sambil memembelai & sesekali merenggut rambutnya. Sensasi yang tak pernah saya rasakan itu begitu indah & nikmat.

    Melihat saya telah sangat terangsang, Pak Moh berhenti & mengambil posisi di antara kedua pahaku. Penisnya ia gesek-gesekkan ke itil & lubang vaginaku. saya yang telah dikendalikan nafsu justru mengangkat pantatku sehingga ujung penis Pak Moh menyodok masuk ke lubang vaginaku. saya tersentak.

    Sensasi yang saya rasakan ternyata jauh lebih nikmat sehingga tanpa sadar saya memohon Pak Moh untuk cepat-cepat memasukkan penisnya ke vaginaku yang telah basah oleh cairanku endiri & liur Pak Moh.

    Masukin, Pak … Masukin …. saya telah gak tahan lagi,” kataku.

    Hehehehe … Siapa tadi yang menagis tersedu-sedu gak mau melayani aku? Hahahaha … Nih, saya kasih.” katanya sambil melesakkan penisnya ke lubang vaginaku yang masih sempit. “

    Agak sakit sedikit, kau tahan ya …”
    “Ahhhhhhh …… Shhhhhhh …. Enakkk …Pak,” kataku. Separuh penis Pak Moh kini telah masuk ke dalam vaginaku. ia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. saya meracau dilanda kenikmatan yang timbul sebab gesekan dinding vaginaku dengan penis Pak Moh. Tiba-tiba Pak Moh mengigit leherku & menyentak pinggulnya maju sehingga penisnya masuk semuanya ke vaginaku.

    Aaaaauuu …. Sakit …. …Pak!” saya tersentak. Selaput daraku kini telah tembus di dorong penis Pak Moh. Namun rasa pedih di leher & rasa kaget sebab digigit secara tiba-tiba membuat saya tak terlalu merasakan pedih yang timbul sebab sobeknya selaput daraku. Pak Moh cuma terkekeh.

    Gimana? Gak terlalu sakit kan vagina kamu?”

    Enggak Pak, tapi pelan-pelan keluar masuknya. Masih agak nyeri

    Kemudian Pak Moh mulai melakukan gerakan memompanya. Awalnya perlahan-lahan & kemudian kian cepat.

    Ahhhhh Linaiiii …. Nimaaat bangeeeet ….. “ kata Pak Moh.

    Aku tak menjawabnya. saya terlalu sibuk menikmati persetubuhan itu & sesekali saya mengangkat pantatku untuk menyambut tusukan penis Pak Moh di vaginaku. saya merangkul & membelai-belai punggung Pak Moh. saya telah memperlakukan Pak Moh seperti seorang suami.

    Pak Moh mempercepat gerakannya & saya pun kian melambung ke angkasa. saya merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimku yang membuat saya seperti mengejan. Seluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Vaginaku berdenyut-denyut.

    AAAAAAAAAAH ……. AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …” saya menjerit keras ketika saya mencapai orgasme pertamaku. Hal yang semula saya lakukan sebab terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Mungkin ini adalah kompensasi yang diberikan Tuhan atas pengorbananku.

    Tubuhku begitu rileks setelah puncak kenikmatan bersetubuh itu saya capai. saya terbujur di atas tempat tidur sambil meresapi setiap sensasi yang saya rasakan.

    Pak Moh yang belum mencapai klimaks tak terlalu suka dengan kondisi vaginaku yang sangat basah serta tubuhku yang lemas tanpa reaksi. ia mencabut penisnya dari vaginaku & berganti posisi. ia menempatkan penisnya di antara kedua buah dadaku. ia memegang buah dadaku dengan kedua tangannya sehingga penisnya terjepit kedua benda lembut tapi kenyal itu.

    Lalu ia menggerakkan pinggulnya & memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang ia lakukan pada vaginaku. saya yang masih lemas sebab orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala penis Pak Moh yang timbul tenggelam dari celah itu. Setelah sebagian menit Pak Moh mempercepat gerakkannya & akhirnya air maninya menyembur membasahi wajah, leher & payudaraku. ia pun ambruk di sisiku sambil mengatur nafasnya.

    Bukan main! Asyik sekali yang barusan itu ….” kata Pak Kusri sambil kembali mengenakan pakaiannya.

    Mulai hari ini sampai batas waktu yang saya tentukan nanti, kita akan sering melakukannya. Kau mesti siap kapan pun saya ingin menyelipkan penis ini di vagina kamu,” sambungnya sambil berjalan meninggalkan saya yang terbujur lemas di atas tempat tidur.

    Begitu saya sadar tentang apa yang telah terjadi, air mataku menitik keluar. saya tak menyesali pengorbananku, namun saya menyesali mengapa saya begitu menikmati persetubuhan itu. saya merasa jijik pada diriku sendiri, tetapi saya tak bisa memungkiri bahwa kenikmatan yang saya bisa dari persetubuhan itu memang begitu indah. saya bahkan tak menyeka mukaku yang berlumuran air mani Pak Moh yang bercampur air mataku.

    Mak yang rupanya sempat menyaksikan detik-detik terakhir persetubuhanku dengan Pak Moh dengan setengah berlari menghambur masuk ke kamar & menghampiriku “Linaiii …… Maafkan Mak & Bapak ya nak. Sebab kami kau mesti melakukan ini,” kata Mak sambil membersihkan wajah. Leher & dadaku dari air mani Pak Moh dengan sapu tangan yang iambilnya dari meja riasku.

    (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Moh itu & sesekali saya menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). saya hanya iam mematung di atas tempat tidurku, tak mapu untuk berkata apa-apa. Mak menutup tubuh telanjangku dengan selimut & menyuruh saya untuk tidur. saya pun terlelap sampai pagi.

    Sebelum pergi meninggalkan rumah kami, Pak Moh sempat menaruh sebagian lembar uang ratusan ribu di atas meja riasku. saya pergunakan uang itu untuk tarif pengobatan Bapak & makan sehari-hari. Sejak saat itu, saya telah menjadi gundik pemuas nafsu birahi Pak Moh untuk waktu yang saya pun tak tahu berapa lama.

    Pagi tadi, ketika saya kembali dari pasar, saya bertemu Pak Moh di tengah jalan. ia sedang berdiri sambil mengobrol dengan Pak Jono, sopirnya. Rupanya Pak Moh sedang meninjau pembuatan sumur bor di tengah ladangnya. Jalan di desa kami memang tak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Moh bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Pak Moh menyapaku & meminta saya untuk berhenti sebentar.

    Wah baru selesai belanja rupanya …” kata Pak Moh.

    Ya, Pak … Untuk makan siang & makan malam Bapak & Mak nanti,” jawabku.

    Sini kamu. saya kepingin sarapan dulu,” katanya sambil menarik tanganku untuk mendekatinya.
    Menyadari posisiku yang lemah, saya tak berani melawan. Begitu saya berdiri di sampingnya, Pak Moh membuka retsleting celananya & saya mengerti apa yang ia mau. saya berjongkok & mulai mengulum penisnya.

    Sambil terus mengawasi orang-orang yang sedang membuat sumur bor, Pak Moh menikmati sarapan pagi” yang sedang saya berikan. saya pegang penisnya & saya gerak-gerakkan kepalaku maju mundur sehingga kepala penisnya keluar masuk dari mulutku. Sesekali saya jilati ujung penisnya sambil beristirahat.

    Pak Moh begitu menikmatinya sehingga ia mengerang, mendesis bahkan kadang bergumam tak jelas. Suaranya membuat orang-orang yang sedang membuat sumur bor menoleh ke arah kami. Malu juga rasanya ditonton orang, walau hanya cuma sebagian kepala saja.

    Penis Pak Moh telah begitu tegang & keras. ia meminta saya berdiri & melepas celana dalamku. Semula saya menolak.

    Masak di sini sih, Pak … Kan gak enak ditonton orang,” kataku.

    Tenang saja … Ayo cepat buka,” katanya sambil mengocok-ngocok penisnya dengan tangannya sendiri.
    Aku angkat rokku & saya copot celana dalamku dengan hat-hati agar vaginaku tak terlihat oleh orang-orang di lading atau Pak Jono yang berdiri tak jauh dari kami, setelah itu saya lipat & taruh di keranjang belanjaanku.

    Pak Moh meminta saya berdiri di samping mobil & menaruh kedua tanganku di atas kapnya. Pak Moh kemudian berdiri di belakangku & menyingkap bagian belakang rokku. Pantatku yang telanjang terasa dingin diterpa angin. saya malu sekali sebab pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang.

    Akan tetapi bayangan akan disetubuhi di udara terbuka & disasksikan orang banyak membuat saya agak terangsang. Pak Moh sempat tersenyum begitu ia menyentuh vaginaku dari belakang, sebab vaginaku ternyata telah cukup basah.

    Wah telah basah nih, telah kepingin ya?” katanya. “Baguslah, coba bungkukkan badanmu sedikit biar saya gampang masuk,” sambungnya.

    Aku mnegikuti keinginannya. Badanku saya bungkukkan sedikit sehinga pantatku agak menonjol ke belakang. Kakiku dilebarkan. Akhirnya, hal itu pun terjadilah. Penis Pak Moh masuk ke dalam vaginaku yang masih sempit ini. Pak Moh masih agak kesusahan menembus lubang di selangkaganku. Pelan-pelan dengan dibimbing tangannya penis Pak Moh akhirnya melesak masuk. Badanku agak bergetar begitu saya merasakan gesekan penis Pak Moh pada dinding-dinding dalam vaginaku. Perlahan-lahan Pak Moh mulai menggenjot penisnya keluar masuk vaginaku.

    Ahhhhh ….. Aaaaahhhhhhh …. Aaaaaaahhhhhhh….” desahku pada setiap tusukan. saya menggoyang pinggulku untuk mengimbangi genkotan Pak Moh. “Shhhhhhh …. Yeeeeeaaahhhhhh …… Aaaaaaahhhh …” saya terus mendesah.

    Nikmat sekali … Goyang terus, Lina … Yaaaa …… Kayak gituuuuu …… Uuuuuuuhhhhhhh …..” kata Pak Moh. Tangan Pak Moh memegangi pinggangku setiap kali ia mendorong penisnya masuk ke vaginaku. Sesekali ia meremas buah dadaku dari balik baju.

    Sensasi bersetubuh di pinggir jalan dengan sebagian orang yang menyaksikannya sangat luar biasa buat aku. saya merasa seperti wanita jalang yang hanya punya satu tujuan hidup: seks. saya sangat menikmati persetubuhan itu sehingga tanpa sadar saya mengeleng-gelengkan kepalaku sambil terus mendesah, mendesis & bahkan berteriak. Kenikmatan itu telah mengambil alih kendali atas tubuhku.

    Lebih cepat, Pak …. Lebih cepat ….. Yeeeeeaaaaaahhhh …. Shhhhh …. Genjot lebih cepaaaaat …. saya telah mau keluar …” Pak Moh pun memenuhi permintaanku. Penisnya bergerak lebih cepat keluar masuk vaginaku. saya merasa telah hampir mencapai orgasme. Tubuhku mengejang & melengkung ke belakang hingga berhimpitan dengan tubuh Pak Moh.

    “Aku mau keluar Pak …. saya mau keluaaaaarrrrr …. AAAAAHHHHH …. AAAAAAAAHHHHHHHH …..AAAAAAHHHHHHHHHHH ….” saya berteriak melepaskan semua rasa ketika orgasme meledak-ledak di dalam tubuhku.

    Orang yang lewat & para tukang yang sedang bekerja di lading membuat sumur bor mengalihkan perhatian mereka ke arah kami berdua. saya telah tak peduli lagi. Kenikmatan seksual ini jauh lebih berharga bagiku. Sesaat setelah tubuhku kembali melemas, Pak Moh mencabut penisnya dari vaginaku & meminta saya melakukan oral lagi.

    Hanya sebagian menit saja saya mengulum, mengenyot & menjilari penis Pak Moh hingga akhirnya penis itu menumpahkan air mani kental berwarna putih. Sebagian air mani itu membasahi bajuku & rambutku. Lalu saya menjilati sisa air mani dari penis Pak Moh hingga bersih.

    Setelah itu saya membenahi rok & bajuku & minta ijin Pak Moh untuk pulang. Celana dalam sengaja tak saya pakai lagi. Di sepanjang jalan, ada sebagian orang yang menoleh ke arahku ketika berpapasan. Aroma air mani segar yang tumpah di bajuku mungkin yang menarik perhatian mereka. saya terus bejalan tanpa mempedulikan mereka.

    Sesampai di rumah saya memberika belanjaanku kepada Mak yang bingung melihat ceceran air mani di bajuku. Tapi ia tak banyak tanya. Selitas saya melihat air matanya berlinang. saya pun tak peduli. Jika memng saya mesti menjadi budak seks Pak Moh untuk menolong orangtuaku, mengapa tak sekalian saja saya menikmati setiap persetubuhan yang saya lakukan. Bagaimanapun, saya toh mesti melakukannya.

    Hari ini saya kembali membawa Bapak ke rumah sakit untuk melanjutkan pengobatannya. Syukurlah, dokter bilang kondisi Bapak telah banyak kemajuan. saya menyempatkan diri ketika sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan. saya minta pada dokter itu untuk memasangkan spiral di rahimku.

    Semula dokter menganjurkan saya untuk mengurungkan niatku, namun dengan sedikit kebohongan ia pun bersedia melakukannya. saya katakana pada dokter itu bahwa saya sedang menyelesaikan kuliah S2-ku. Kehamilan pasti akan sangat mengganggu. Entah saya bisa ide dari mana untuk mengarang cerita bohong itu. Dengan spiral di rahimku, saya tak akan takut lagi persetubuhanku dengan Pak Moh berakhir dengan kehamilan.

    Setelah sebagian hari tak menyentuh tubuhku, sore tadi Pak Moh bertandang ke rumah. saya tahu apa maksud kedatangannya & saya pun telah menyiapkan diriku untuk kembali melayaninya. Bayangan akan kenikmatan orgasme membuat saya menjadi bergairah. saya sambut Pak Moh di pintu depan & menyilakannya duduk di ruang tamu. Setelah menghidangkan secangkir teh, saya menemani Pak Moh berbicang-bincang sebentar.

    Lina, kita ngewek di taman belakang sana yuk …” kata Pak Moh. “Telah lama kan kita gak ngewek.”
    Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah.

    Pak Moh bangkit dari kursi tamu & menarik tanganku untuk mengikutinya ke taman belakang rumah. Taman di belakang rumah tak terlalu terbuka. Pagar sampingnya lumayan tinggi, tetapi bagian belakangnya sengaja hanya dipagari dengan pohon perdu setinggi pinggang yang selalu dipangkas rapi.

    Di taman itu, ada sebagian buah kursi taman dari batu tanpa sandaran serta sebuah meja batu besar. Di sekelilingya ditumbuhi berbagai tanaman hias & bunga. Ah, bersetebuh di udara terbuka, membayangkannya saja saya telah terangsang. Tanpa disentuh pun, vaginaku telah basah.

    Pak Moh meminta saya menanggalkan semua pakaianku. ia agak kaget melihat ternyata saya telah tak memakai celana dalam. Setelah tak ada benang sehelai pun yang menempel di kulitku, Pak Moh meminta saya duduk di pinggir meja batu besar. ia juga mencopot pakaiannya, sehingga kami pun berdua bugil seperti bayi baru lahir. ia berjongkok di hadapanku & mengangkat kedua kakiku. Ternyata ia ingin menciumi & menjilati vagina & itilku.

    Ssssshhhhhh …. Yahhhhhhhhhh ….. Itilnya, Pak …..…. Itilnya ……..…. Yahhhhhh ……. Ohhhhhhhhhhhh ………” kataku sambil terus mendesis menikmati setiap sapuan lidahnya di itilku.

    Setelah vaginaku benar-benar basah, Pak Moh duduk di salah satu kursi batu & meminta saya duduk di pangkuannya. Dengan mudah penisnya masuk ke vaginaku ketika saya menurunkan pantatku. Dengan bertumpu pada pundak Pak Moh saya bergerak naik turun sehingga penis Pak Moh bergerak bebas keluar masuk vaginaku.

    Sebentar saja saya telah tenggelam dalam kenikmatan birahi. saya terus mendesah & mendesis. Ternyata Pak Moh sangat menyukai tingkahku setiap kali ia menyetubuhiku. Istrinya atau wanita lain yang sering ia setubuhi biasanya hanya iam saja menerima segala perlakuan Pak Moh. Desahan & teriakanku membuatnya lebih bergairah. Sambil duduk seperti itu, itilku selalu bergesekan dengan jembut Pak Moh yang kasar setiap kali saya bergerak turun.

    Setelah bermain dengan posisi duduk selama sebagian puluh menit, Pak Moh meminta saya rebah di meja batu besar & ia pun menyodokkan penisnya ke vaginaku sambil berdiri. Kedua kakiku dilipat ke atas & ditopang oleh kedua tangannya. Dengan begitu, vaginaku menjadi menyembul ke atas & lebih keras menjepit penis Pak Moh.

    Aaaaahhhhhh …… Ini baru enaaaaaakk ….” Kata Pak Moh sambil terus menggenjot pinggulnya.

    Genjot yang kuat, Pak …. Ayo … dong ….” Kataku memberi semnagat. Satu tanganku menjulur ke bawah untuk meraih itilku sendiri. Sambil terus menikmati setiap tusukan penis Pak Moh di lubang vaginaku, saya menggosok-gosok & memilin-milin itilku. Sementara tangan yang satu lagi saya pergunakan untuk memilin-milin pentil buah dadaku. Tanpa sadar mulutku terbuka lebar mendapatkan kenikmatan rangsangan itu.

    Ahhhhhh … ahhhhhhh …. Ahhhhhh ….. ahhhhh ….” Keluar dari mulutku setiap kali Pak Moh menyodokkan penisnya.

    Kocok yang cepat, Pak … Lebih cepat, lebih cepat …. Tolong, Pak … Kocok lebih cepaaaattt ….. saya telah mau keluaaaarrrr ……Ahhhhhh ……” seperti yang sudah-telah Pak Moh pun memenuhi permintaanku. ia menarik & mendorong penisnya lebih cepat. Ergesekan penis Pak Moh & vaginaku mengeluarkan bunyi berdecak-decak. Tubuh kami telah bermandi keringat. Entah pada sodokan yang keberapa saya pun mencapai orgasme.

    AAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …………… AHHHHHHHHHHHHHH …. AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH ….. EENNNNNNAAAAAKKKKKHHH !!!” teriakku. Kakiku kaku menjulur ke atas & pahaku mengatup. Penis Pak Moh tak bisa lagi bergerak. Penis itu berdenyut-denyut di dalam vaginaku & akhirnya menyemburkan cairan kental memenuhi rahimku.

    AAAARRRRGGHHHHHH ……” Pak Moh pun berteriak sambil memancarkan cairan spermanya. “LINAIIII …. SAYA JUGA KELUARRRRR…”

    Pak Moh tertunduk lemas sambil bertopang pada meja batu dengan kedua tangannya. Kedua kakiku kini menjuntai lemas. Namun Pak Moh sepertinya sengja tak mencabut penisnya dari vaginaku. Bahkan ia sebagian kali mendorongnya agar masuk lebih dalam. Ketika penisnya telah benar-benar lemas lunglai, barulah Pak Moh mencabutnya & rebah disampingku.

    Lina, kau tadi menjepit penis saya sehingga saya tak bisa mencabutnya. Air mani saya tumpah semua di dalam vagina kamu. Apa kau sengaja agar kau hamil?” tanya Pak Moh.

    Tenang Pak. saya telah pasang spiral sebagian hari lalu. Kecil kemungkinannya saya hamil,” jawabku.

    Ohhhh … sukurlah. saya agak kaget tadi,” kata Pak Moh lega & untuk pertama kalinya ia mencium keningku. Setelah merenggut keperawananku & menyetubuhiku berulang kali, inilah kali pertama Pak Moh menciumku. saya memegang wajahnya & membelainya.

    Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan. Kami berciuman dengan lembut & tak tergesa-gesa. Indah sekali … Lima menit kami berciuman. Lidah kami bertemu & bergelut di dalam mulutku. Sebab ciuman itu Pak Moh & saya kembali terangsang.

    Tangan Pak Moh kembali beraksi meremas payudaraku & memainkan itilku secara bergantian. Sementara saya membelai & mengocok penis Pak Moh agar tegang kembali. Begitu penisnya kembali tegang, saya mendorong Pak Moh agar rebah di atas meja batu & saya naik ke atas tubuhnya.

    Dengan sekali sentakan, penis Pak Moh kembali masuk ke vaginaku yang masih basah oleh air maninya tadi. & kami pun terhanyut kembali dalam gelombang birahi Desahan & teriakan kenikmatan kembali keluar dari mulut kami.

    Sore itu, dua kali Pak Moh menumpahkan air maninya di dalam vaginaku & dua kali pula saya menguyur penis Pak Moh dengan cairan vaginaku ketika kami orgasme. Setelah puas, Pak Moh kembali berpakaian & pamit pulang. Tak lupa ia menyelipkan sebagian lembar uang ratusan ribu di tanganku. saya menerimanya.

    Saya butuh untuk pengobatan Bapak, membayar listrik & makan sehari-hari. saya sengaja tetap tinggal di taman belakang, rebahan di atas meja batu, telanjang bulat. Air mani Pak Moh menetes keluar dari vaginaku. Mungkin saya sempat terlelap di atas meja batu itu, sebab begitu saya tersadar tubuhku telah tertutup kain batik.

    Mungkin Mak yang menyellimuti saya tadi. saya pun bangkit & pergi ke kamar mandi untuk memberihkan badanku dari keringatku & keringat Pak Moh. Setelah itu, saya masuk ke kamar & rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster. saya mencoba memutar kembali rekaman persetubuhan kami tadi dalam benakku.

    Nikmat sekali …. Sejenak saya bisa melupakan semua kesusahan & masalah yang membelit keluargaku.

  • Threesome Sama Pacar

    Threesome Sama Pacar


    1349 views

    Perawanku – Hal ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks.

    Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.

    Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku.

    Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.
    Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera.

    Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

    Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang.

    Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

    “Gile, jembut Dinda lebat banget”

    Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

    “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki.

    “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku.

    “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera.

    Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

    “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera.

    “Nggak berani, takut lecet” jawabku.

    “Sini gue bantuin” kata Vera.

    Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku

    Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

    “Bagus kan?” kata Vera.

    Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

    “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera.

    “Iya, kok tau?”

    “Vagina elo rapat banget” kata Vera.

    Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

    “Ooh, Vera, geli ah”

    Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.
    “memek kamu wangi”

    “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

    Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya.

    Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

    “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?”

    Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

    “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia.

    “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky.

    “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum.

    “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

    Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

    “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?”

    “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya.

    “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera.

    “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya.

    “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran.

    “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu”

    “Ah gila loe Vera” jawab saya.

    “Mau enggak?” desak Vera.

    “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran.

    “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera.

    “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan.

    “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera.

    “Boleh”

    Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar.

    Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

    “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum.

    Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

    “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo.

    Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C.

    Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur.

    Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.

    Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

    Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

    Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk Ngeseks dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

    Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku.

    Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

    “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya.

    Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.
    “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak.

    “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.
    Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

    Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex.

    Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak.

    Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas?

    Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

    Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

    Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku.

    Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

    Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku.
    Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex.

    Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku.

    Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngeseks dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

    Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

    Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Istri Tetangga

    Cerita Sex Bercinta Dengan Istri Tetangga


    1348 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Istri Tetangga, Perkenalkan namaku Indra, umurku 28 tahun,aku bekerja disebuah perusahaan swasta di jakarta. Aku mengontrak rumah kecil, ya lumayanlah untuk lajang seperti aku…aku mempunyai tetangga disebelah suami istri,sebutlah suami (yodi 30) dan istrinya (wiwin 25), mereka sudah menikah 3 tahun tapi belum mempunyai anak…entah mereka belum merencanakan atau ada alsana lainnya….

    kebetulan rumah tempat aku mengontrak dengan tetangga kanan kiri hanya dibatasi satu dinding, jadi tidak ada space lahan yg membatasi, jadi kadang suara teriakan dari rumah sebelah terdengar ke tempatku….

    kebetulan aku 2 hari ambil cuti dari pekerjaanku dan santai dirumah,sambil buka laptop…ya seperti biasalah…iseng2 nonton bf…saking asiknya aku nonton di kamar,aku ngak sadar kalau suara film yang aku tonton suaranya agak keras dan aku pikir ngak akan terdengar siapa2…

    selesai aku menonton aku buat kopi,dan aku iseng di teras rumah sambil ngopi dan ngerokok..sss…nikmatnya isapan..demi isapan rokok…dan aku melirik ke samping,ternyata tetanggaku mba wiwin sedang menyapu teras (karena rumah kami type kecil, jadi jarak antara teras dengan dinding pembatas cukup dekat, sehingga kalau orang melongok lewat dinding akan keliatan ruang dalam rumah sebelahnya), tapi aku heran kok mba wiwin sambil menyapu kok senyum senyum sendiri…

    aku iseng menegur dengan niat baik sih…”hehe…kok mba senyum2 sendiri gitu sih…?”
    mba wiwin:”ee…ngak apa2…hihi…”
    aku:”kenapa mba…(pikirku ini cewe udah gila apa ya ketawa sendiri)…?”
    mba:”ee…maaf..(sambil dia berbalik kearah aku..)ituloh…tadi aku lagi masak di dapur…seperti denger suara mendesah2 gitu dari balik dinding…hihihi…”

    aku tadinya sedikit bingung,…suara mendesah apa yaa…dan ternyata…ya ampun…ternyata suara film tadi yg aku tonton kekencengan kali yaa…(aku tersipu malu)…”ah mba kok denger aja sih…jadi malu saya…

    mba wiwin:”ngak apa2 kok mas…kan udah gede…hihi…”

    mba wiwin itu orangnya tidak cantik, tidak tinggi tapi memiliki body yang aduhai,putih,kulit wajahnya putih bersih….kadang walaupun nggak enak,kalau aku diundang main kesebelah (rumah mereka), kadang mba wiwin dengan seenaknya saja mengenakan kaos ketat & celana pendek…sehingga payudaranya menonjol dan paha putih mulusnya terlihat dan membuat aku ngak konsentrasi ngobrol dengan mereka,dan suaminya mas yodi seolah acuh tak acuh dengan penampilan sexy istrinya itu…

    aku lalu berdiri dan melongok dari balik tembok,dengan maksud agar pembicaraan lebih akrab…dan ternyata mba wiwin pagi itu mengenakan baju ketat ungu dan celana pendek putih,aduh payudaranya yang kira2 ukuran 36 itu menonjol dan bokongnya terlihat sexy,dan paha putih mulusnya bikin aku ngaceng…dan keliatannya mba wiwin cuek aja sementara aku sambil ngobrol,memperhatikan body nya dia dan pahanya…

    setelah dia selesai menyapu,dia permisi sebentar kedalam,dan ternyata mengambil lap untuk lap meja,dan ketika dia melap meja sambil nunduk..astaga…belahan dada nya keliatan….dan entah sengaja atau tidak,dia bolak balik ganti posisi melap meja…sehingga…selain belahan dada..bokong bahenolnya pun secara tidak sengaja atau sengaja di “pamerkan” kepadaku…secara ngak sengaja aku kelepasan “wow..sssh”

    mba wiwin sambil menoleh kearahku,tapi tidak menunjukan ekspresi kaget,bertanya kepadaku sambil tersenyum…”kenapa mas…?”

    aku:”oh..eh..ngak apa2 mba (sambil aku pura2 lihat kearah lain)”
    mba wiwin:”kirain mas tadi kaget liat apaan…”
    aku:”iya mba tapi saya memang kaget kok…kaget liat yang indah…hehe”(aku iseng aja nyerocos ngeluarin kalimat itu)
    eh ternyata dia malah nantang bertanya…”apa tuh yang indah…?”

    aku:”ya tadi itu mba…” sambil aku tersenyum kearah dia…eh dia malah balas senyum…trus dia malah bilang gini…”aku mau mandi dulu ah mas…” sambil tersenyum dan berlalu kedalam..sedangkan aku sambil masih rokok terselip di jariku bengong merhatiin dia berlalu kedalam rumah…

    didalam kamar aku hanya mendengar suara deburan air dr dalam kamar mandi sebelah,sedangkan aku…hanya membayangkan mba wiwin mandi…oooh…lalu aku dengan sengaja menyetel kembali film bf tadi dan volumenya ku sengaja dibesarkan…eh ternyata ada tanggapan dari sebelah,terdengar suara mba wiwin tertawa dari dalam kamar mandi…lalu aku ketok dinding..dan dia membalas dengan ketokan juga..

    lalu aku keluar rumah ke teras…sambil menghisap rokok diteras lagi…ternyata gayung bersambut…uhuuy…mba wiwin keluar dari rumahnya seolah mengecek pintu pagar,dengan hanya berbalut handuk,dan ketika berbalik sempat menoleh kearah aku dan senyum…

    aku lalu reflek berdiri kearah dinding dan curi2 melongok kearah rumah mba wiwin,ternyata pintu rumah dia tidak tutup…dan aku bisa lihat mba wiwin mondar mandir diruangan hanya dengan berbalut handuk,dan melirik kearah luar,kearah aku sambil senyum…”liat apa mas…liat yang indah2 yaa..?” terus tertawa kecil…ya aku balas dengan senyum….dan ternyata ngak berapa lama “undangan”pun ditebar…”mas bisa minta tolong nga…?” ‘minta tolong apa mba…?”

    “lampu dikamar mba putus,mba nga bisa ganti,mas yodi ngak sempet2…lampunya udah ada kok mas,tinggal diganti…” tanpa pikir panjang,aku langsung keluar pagar dan masuk pagar rumah mba wiwin,dan permisi masuk rumah…”dimana kamarnya mba…?”

    mba wiwin:”disini mas…” mba wiwin menunjuk ruangan…sementara aku naik keatas kursi yg ada dikamarnya,aku lepas lampu kamar yang lama…”lampu barunya mana mba…?”

    dan astaga pemandangan indah terlihat dari atas,bagian atas payudara mba wiwin yang montok terlihat jelas…aku bengong sesaat..”heh….kok bengong sih,nanti lampunya jatuh…liat apa sih…?” sambil berkata itu mba wiwin tersenyum kepadaku…

    “habis ada yang indah2 tadi…” eh dia malah balik ngomong ” baru liat gitu aja udah ngak konsen,gimana kalau….”

    aku jadi diem sejenak…”gimana kalau apa mba…?” dia tidak menjawab hanya ngeloyor keluar kamar…aku lalu turun dan keluar kamar,dan dia ternyata sedang menyender diluar dinding kamar…lalu aku tanya kembali “kok mba ngak jawab sih tadi…?”

    mba wiwin:”yang mana sih…?” sambil menoleh kearahku dan tersenyum…aku cuek aja ngomong “yang indah2lah…yg tadi,yg saya liat dari posisi atas waktu pasang lampu…”

    dia diem saja,dan masuk kamar “mas mau minum apa…?” sedangkan aku posisi masih di dalam kamar, lalu aku beranikan diri mendekati dia dan berbisik dikupingnya dia “mau..minum susu….” eh dia malah balik ngomong “ah nanti ada tetangga yang liat loh…” aku yakinikan ke dia kalau jam segini jam nya “aman” pkoknya dengan segala rayuan aku ngomong ke dia supaya aku bisa menikmati kehangatan badynya mba wiwin..lalu aku beranikan diri lagi bilang sambil berbisik…”kesempatan ngak akan datang 2 kali mba….aku bikin mba puas…” dan dia balik ngomong “aku mau tutup pintu pagar dan rumah dulu…”

    setelah dia keluar menutup pintu pagar dan melihat suasana kanan kiri dan kemudian menutup pintu rumah,dia kembali ke kamar dimana aku berada…”tapi jangan ribut…nanti ketahuan tetangga…” tanpa di komando aku pegang bahu telanjang mba wiwin, dan aku cium bibirnya, dan ternyata dia membalas ciumanku…dan dia mulai meraba celana pendekku bagian depan…dan meremes2 batang kontolku…dan memasukan tangannya kedalam celanaku…meremes…kocok2 kontolku..

    sedangkan tanganku melorotkan handuk dia..dan ku remas2 payudara dia yang montok..menjilat2inya…mengemut2…dan dia mulai mengelinjang kegelian..dan mulai menarikku keatas ranjang dia…kami saling bergumul dengan nafsu binatang…akhirnya ku coblos meki dia dengan kontolku yang sudah tegang mengeras…bless…mba wiwin menahan nikmat…tubuhnya menggelinjang ke kanan dan ke kiri menahan sodokan pelan kontolku…dimana posisi dia dibawah,sementara paha keatas..aku menindihnya dari atas dengan posisi jongkok…cukup lama kami “bertempur” berganti posisi…berganti lokasi…

    akhirnya kami pindah keruang tamu…posisi doggy style..dan dia sangat menikmati hujaman ku dari belakang…aku cengkram pinggulnya…aku cengkram bahu mba wiwin…dan aku merasakan mba wiwin sudah 2 kali orgasme..sedangkan aku baru mau mulai orgasme…lalu kita ganti posisi di karpet..dia dibawah…aku diatas…posisi aku jongkok sambil memegang kakai dia keatas…dan…”aah..oooh..aku..ma..u…klu..aaar. ..aaargh…” muncrat seluruh spermaku kedalam vagina mba wiwin….sementara mba wiwin semakin mencegkramkan tangannya ke tangan ku…

    setelah beberapa kali perselingkuhan kita…mba wiwin bilang ke aku kalau dia telat haid…dan dia cek ke dokter..dia hamil….sedangkan suaminya kelihatannya juga ikut gembira karena akhirnya istrinya hamil dan akan menjadi calon ayah…semoga menjadi calon ayah yang baik ya mas yodi…diluar itu,ternyata mba wiwin ketagihan dengan aku,dan kita masih suka selingkuh, kadang dirumah dia,kadang dirumah aku…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Villa Puncak Jadi Kenikmatan

    Villa Puncak Jadi Kenikmatan


    1347 views


    Perawanku – “Ke puncak yuk say..” ajak Ale’ pacarku tiba-tiba sambil memeluk badanku yang kecil (160/54). Dia memang punya sebuah villa di puncak. Memang sih, rasanya sudah lama sekali kami tidak berlibur, sejak ia membuka usaha bengkelnya. “Boleh.. Kapan?” jawabku. “Jumat sore ini kita berangkat, terus pulangnya senin sore.

    Kan senin hari libur!” Boleh juga pikirku. “Ok!” jawabku setuju. Jumat sore itu, aku dijemput di kantor. Sudah siap dengan semua barang-barangku.

    Kuletakkan badanku dijok mobil porche birunya yang empuk. Sebelum berangkat, ia sempat mencium bibirku lembut, kemudian menginjak gas, dan kami berangkat ke puncak. Dalam perjalanan, sebentar-sebentar tangan kanannya mengusap pahaku, kadang ke dadaku, dan mengusap tetekku yang berukuran 36B, hingga puting ku mengeras.

    Ku geser badanku menghadapnya dengan satu kaki menekuk ke arahnya hingga rokku terbuka dan memperlihatkan celah vaginaku yang hanya ditutupi celana g-string merah yang dibelikannya minggu lalu. Jarinya pun menggeser tali g-stringku kesamping, kemudian memainkan jarinya di vaginaku yang sudah mulai basah. Jarinya mengorek-ngorek ke dalam vaginaku, seakan berusaha menarik clitorisku keluar. “Ssh.. Aah.. Shh.. Ah..” desahku sambil memuntir muntir putingku sendiri.

    Ditengah jalanan yang macet antara puncak dan jakarta, didalam mobil porche nya yang berkaca hitam, aku membuka resleting celananya, dan mulai mengulum penisnya yang sudah mulai mengeras. Batang penis sepanjang 20 cm itu kukulum masuk ke dalam mulutku. Karena tidak dapat semuanya masuk, aku memegang sisa batangnya dengan tangan kananku dan mulai mengocoknya. “Aaakhh.. Say.. Enak.. Pinter banget sih..” sambil tangannya sebentar sebentar menekan kepalaku.

    Kujilati batang penisnya, kuemput buah zakarnya. Kusedot sedot kepala penisnya, dan kumainkan lidahku berputar putar diatas helemnya saat penisnya masih dalam mulutku, hingga penisnya yang besar itu seperti berputar putar di mulutku yang sempit. Tiba tiba ia menekan kepalaku hingga penisnya terasa penuh dalam mulutku dan ia mengeluarkan pejunya ke dalam mulutku yang kutelan habis pejunya.

    “Ssshh.. Ahh.. Say, makin mahir aja kamu nyedotnya.. Ada yang ngajarin ya?” ujarnya sambil tersenyum dan melirikku nakal. Aku kembali ke posisiku bersandar pada sandaran kursi dengan satu kaki naik dan jariku memainkan vaginaku yang sudah sangat basah.

    “Sudah nggak tahan sayang? Ada dildo tuh di dalem dashbord,” ujarnya sambil menunjuk dashbord mobilnya. Ia memang paling senang membelikan aku mainan baru berupa dildo atau hanya sebuah vibrator. Sebuah dildo karet yang cukup kecil sepanjang 10 cm dan berdiameter 2 cm dengan duri-duri yang agak rebah.

    Perlahan dia masukkan dalam vaginaku. “Sshh..” desisku merasakan ada barang yang masuk dalam vaginaku. Belum sampai mentok ia mendorongnya, tiba-tiba ia menariknya cepat dan membuat duri-duri yang tadinya tidur, tiba tiba berdiri dan menggaruk dinding vaginaku! “Aaahh.. Allee’..” jeritku kaget, aku tidak mengira akan seenak itu.

    Dengan pintu sebagai topangan badanku, aku sedikit menggoyang pinggulku mengikuti irama keluar masuk dildo dalam vaginaku. Karena sesekali Ale’ harus melepas dildo itu, akhirnya aku mengambilnya dan mengendalikannya sendiri.

    “Aaahh.. Aahh.. Allee..” desahku setiap kali dildo itu kutarik keluar. Belum aku mencapai klimaks, ternyata mobil telah masuk ke dalam garasi Villanya. Tiba-tiba Ale’ membuka pintu yang kusandari, hingga aku hampir terjatuh, tapi ia menahanku dari belakang. Kemudian ia mengambil alih dildo yang ada dalam vaginaku dan ia mengocoknya cepat. Hokibet99

    “Ssshha aahh.. Aaahh.. Aaahh.. Allee’.. Ahh.. Fuck me.. Fuck me..” Mendengar rintihanku, ia langsung membalik badanku dan mengarahkan penisnya yang telah berdiri tegak ke lubang vaginaku. Sekalipun sudah basah, tapi tetap saja, penisnya yang berdiameter 5 cm itu tidak dapat masuk dengan mudah. Setelah beberapa kali kepala penisnya mengorek lubang vaginaku, akhirnya dapat juga masuk.

    “Sshh aahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dalam sekalipun masih tersisa 4 cm diluar vaginaku. Ia mengikatkan kakiku ke pinggulnya dan ia menarikku keluar dari mobil, hingga aku digendongnya dengan penis sudah ada didalam vaginaku. Ia membawaku masuk ke dalam kamarnya di lantai 1, sekalipun ia harus naik tangga, Ale’ tetap kuat mengangkatku, dan aku sudah mulai mengejang karena terasa sangat mengganjal dengan 4 cm penisnya yang seperti menusuk-nusuk berusaha mendobrak peranakanku. Dan kakiku semakin kuat menjepit pinggulnya. Sesampainya di kamar, ia menidurkanku diatas kasurnya yang empuk, kemudian mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan merapatkan pahaku.

    “Ahh.. Allee.. Ennakk.. ffuucckk.. HH..” Vaginaku terasa sangat sempit, dan ia mengocok penisnya dan memaksakan penisnya yang tersisa diluar untuk masuk lebih dalam. Namun tetap tidak bisa. Ia segera membalikkan badanku, hingga dalam posisi doggy dengan dia berdiri di pinggir kasur. Badanku sudah mulai bergetar keras karena nikmatnya, Ale’ tetap menusukkan penisnya dengan membabi buta ke dalam vaginaku, sementara tangannya memeras-meras tetekku dengan keras hingga meninggalkan bekas merah.

    “Aaahh.. Allee.. SsSSHH.. Alee.. Aku mau keluaarr nihh.. lebbiihh ceeppaatt ssaayyaangghh..” pintaku dengan nafsu yang sudah hampir tidak dapat ditahan lagi. “Samaa ssayy.. keeluaariin diimanaa?” tanya alle dengan semakin cepat ia mengocok penisnya. “Di daleemm ajaa.. diddalleemm.. Aaahh.. Ssshh.. Aaahh..” jawabku karena aku sudah minum pil KB beberapa bulan ini. “Baarreengngg ssaayy.. Dikkitt llaggii.. Aahh..” Bersamaan dengan keluarnya pejunya dalam vaginaku dan rongga vaginaku yang berkedut keras. Entah berapa kali Ale’ semprotkan pejunya, karena cukup banyak, sampai meleleh keluar vaginaku bercampur dengan cairan cinta dari dalam vaginaku. “Makasih sayang..” ujarnya sambil mengecup keningku. judi slot online

    “Ale’.. Kamu emang jago!” pujiku padanya. Setelah agak lama aku berbaring di dadanya. Ia menyuruhku membersihkan diri di kamar mandi, sementara ia mengambil barang-barang kami di mobilnya. Sementara aku mandi dengan shower, samar samar aku mendengar ada orang berbincang bincang di kamar. Tadinya kupikir suara TV yang keras. Ternyata ketika aku keluar hanya dengan berlilitkan handuk, aku terkejut melihat Micky dan Barry, dua teman Ale’ yang nggak kalah macho! Ale’ langsung memelukku dari belakang dan mencium leherku dan membuyarkan terkejutku.

    “Mereka kesini mau ikutan main say. Kamukan dulu bilang ingin coba main dengan cowok lebih dari 1. Dari pada cari yang enggak jelas, mending cari teman sendiri. Mereka juga suka kok say, dan mereka juga suka kamu. Nggak papa kan?” ujarnya mesra. “Ale’.. Kamu tahu aja!” ujarku sambil melingkarkan tanganku ke belakang kepalanya kemudian menciumnya mesra. Sambil Ale’ menciumku, ia memberi tanda pada kedua temannya untuk mendekat, ia sedikit mendorongku untuk tiduran di kasur. Ketika aku sudah terlentang diatas kasur, ia menyodorkan penisnya ke mulutku. Langsung ku sambut penisnya yang besar itu dan mulai menjilat jilatnya. Sementara Barry mulai menjilati putingku yang sudah keras. Micky, memainkan vaginaku dengan lidahnya. Mengorek ngoreknya dengan lidahnya yang panas.

    “Emmpphh..” desahku tertahan penis Ale’ setiap kali Micky mengorek clitorisku dengan lidahnya. Barry tiba tiba melepas antingnya dan menjepitkan di putingku. “Barry.. Sakit sayang..” kataku sesaat melepaskan penis Ale’ dari mulutku. “Tenang sayang.. Enak kok.” ujarnya kemudian menjilat putingku yang memakai anting itu. Dan memang ternyata enak.

    Kujilat kembali penis Ale’ seperti menjilat batang eskrim yang besar. Tak lama, Micky melepas mulutnya dari vaginaku dan tiduran di sebelahku sementara Barry tiduran diatasku. Kulirik Micky yang sedang mengoleskan penisnya dengan madu. Ale’ mengangkatku hingga hampir duduk diatas Micky yang terbaring disebelahku. Ia menyandarkan kepalaku ke dadanya yang bidang, hingga pantatku menghadap Micky. Tiba tiba kurasakan jari Micky yang telah diolesi madu memasuki anusku. “Ssshh.. Aaahh.. Mic, sakit.. Ssshh..” jeritku. “Tenang say.. Sakitnya cuma sebentar, tapi nikmatnya selangit.

    Relax aja, dan enjoy biar nggak sakit.” Aku berusaha tenang sambil bersandar pada dada Ale’. Makin lama makin enak, tak lama kemudian Micky menusukkan penisnya sepanjang 14 cm dg diameter 4 cm, menerobos dalam anusku. “Aaahh.. Ssshh..” jeritku sambil mempererat pelukanku pada Ale’. Setelah penisnya masuk semua ke dalam anusku, Ale’ membuatku terlentang diatas Micky. Kemudian ia mengikatkan kedua tanganku ke kepala ranjang yang cukup tinggi dengan menggunakan kain yang cukup halus, hingga aku dapat berpegangan dan sedikit mengangkat pantatku dengan kaki mengangkang. Ale’ tidak membuang kesepatan ini untuk mulai mengorek lubang vaginaku dengan penisnya yang besar. judi bola sbobet

    “Aahh.. Hhh.. Ssshh.. Alee.. Massuukkinn ssayy..” mendengar permintaanku itu, Ale’ tidak segan segan mulai menusukkan penisnya ke dalam vaginaku. “Emmpphh.. Penuhh Lee’.. Pelan pelan..” Perlahan namun pasti, Ale’ menusukkan penisnya yang besar itu ke dalam vaginaku hingga mentok. Ale’ mulai mencondongkan badannya ke arahku dan memakai satu kakinya untuk menopang badannya, ia mulai mengayunkan pinggangnya. Pertama pelan..

    Kemudian makin cepat, dan makin cepatt.. “Ssshh aahh.. Alee..” Micky juga mulai menggoyangkan pinggulnya membuat kedua lubangku dikocok bergantian. Ketika Ale’ masuk, Micky keluar. Ale’ keluar, Micky masuk, begitu seterusnya hingga.. “Ahh.. Ssshh.. AAHh.. Ssayy.. Fuckk..!! Alee.. Bentar lagi dapeett nih.. Aaahh..” jeritku.. “I’m coming..” desah Micky.. “Ssh.. Iiyaa.. Keeluar bareng ya.. Shh.. Aahh.. Ahh” ujar Ale’. Tiba tiba kurasakan perasaan nikmat yang tak dapat kutahan, lorong vaginaku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.

    “AAH..” jeritku, bersamaan dengan semprotan pejuh di anusku. Disambut dengan tusukkan yang dalam di vaginaku dan tumpahan pejuh Ale’ dalam vaginaku serta kedutan yang keras dari penis Micky di anusku dan penis Ale’ di vaginaku. Lemas badanku dibuatnya, aku masih berada diantara Micky dan Ale’ seperti sandwich yang basah dengan keringat. Masih dengan penis yang menancap di anus dan vaginaku. Ale’ menarikku hingga penis Micky lepas dari anusku.

    “Plop” bunyinya nyaring. Penis Ale’ masih setengah berdiri masih dalam vaginaku, sambil ia menidurkanku di dadanya. Kulirik jam dinding sudah pukul 3 pagi dan aku langsung tertidur lelah. Paginya, aku terbangun karena merasakan ada yang menjilat jilat vaginaku dan meremas remas tetekku. Ternyata Barry yang menjilatku dan Ale’ serta Micky yang meremas tetekku. “Ssh.. Aaahh.. Enak Barry..” Tak lama Barry duduk berlutut di depan vaginaku dan mengarahkan penisnya yang agak bengkok ke atas seperti pisang itu ke celah vaginaku. “Aaahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dengan cepat ke dalam vaginaku. Seakan ada yang menggaruk bagian atas lorong vaginaku. Kemudian Barry mengangkat kaki kananku dan meletakkannya di atas kaki kiriku hingga badanku seperti terpelintir karena kedua tetekku ditahan dalam mulut Ale’ dan Micky.

    “Aduuhh.. Enaakkhh..” Penisnya yang bengkok itu menggaruk bagian dalam vaginaku. Perlahan namun pasti Barry mengocok vaginaku.. “Sshh.. Aahahh.. Barryy.. Mmmhh..” Dengan irama 3 kali tusukan pelan dan 1 kali tusukan cepat dan dalam, membuatku melayang dibuatnya. Tak lama tusukkan penisnya semakin tak terkontrol, semakin membabi buta membuatku semakin melayang! “Ahh.. Ssshh.. Emmpphh..” desahku saat Barry kembali membuka kakiku hingga vaginaku terbuka lebar dihadapannya. Ale’ menepuk nepuk dan menekan nekan vaginaku supaya aku semakin terangsang. Ia mengaitkan jarinya ke bibir vaginaku hingga tertarik.

    “Ahh.. Ssshh.. Ahh.. Bbarryy.. Lebihh cceeppaat.. Mauu keluaarr niihh..” Segera Barry mencabut penisnya. Seketika aku kecewa, ternyata ia berganti posisi dengan Ale’, Ale’ langsung menusukkan penisnya yang besar itu dalam vaginaku dan Barry menjepitkan penisnya diantara tetekku dan mulai mengocoknya hingga ia memuncratkan pejunya ke wajahku. Sementara Ale’ mengocokkan penisnya yang panjang itu dalam vaginaku. “Aaahh.. Ssshh,” jeritku terasa semua ototku tegang karena orgasm yang kurasakan sambil merasakan kedutan penis Ale’ menandakan ia sudah mengeluarkan pejunya dalam vaginaku. Lemas sekali badanku, harus melayani mereka. Ale’ tiba tiba mengangkatku dan membawaku ke kamarmandi. Disana sudah ada Micky yang sedang mengisikan bath tub dengan air panas dan sabun susu wangi.

    Ale’ mencelupkan badanku yang letih ke dalamnya. “Kamu istirahat dulu deh say.. Nanti kalau sudah selesai, langsung ke ruang makan ya,” ujarnya sambil mencium keningku. Sekitar setengah jam aku berendam melepas lelah. Setelah selesai, seperti permintaan Ale’ aku menuju ruang makan, hanya dibalut mantel mandi. Disana sudah ada dua orang perempuan yang sedang memasak di dapur. Keduanya tak kalah sexy dariku.

    Ternyata mereka adalah Amy (160/54 34C) yang ternyata pacarnya Micky. Serta Sylvy (158/53 34B) yang adalah pacarnya Barry. Keduanya memakai celana hotpants yang memperlihatkan paha mereka yang putih dan mulus dan kaos model kemben yang hanya menutup payudara mereka yang besar. Samar samar terlihat puting mereka menonjol dibalik kaosnya. “Sini sayang, kita sarapan dulu,” ujar Ale’ sambil mengeluarkan kursi disebelahnya.

    Setelah menunggu aku duduk, ia pun duduk di kursinya. Micky dan Amy ternyata sudah selesai makan, dan mereka sekarang ada di dapur sambil berciuman ditonton kami berempat. Celana Amy dibuka dan di lemparkan ke bawah kemudian melepaskan kembennya, hingga Amy menjadi bugil. Kulihat penis Ale’ dan Barry yang berada disisiku yang satunya sudah berdiri tegak. Aku dan Sylvy saling melihat, tak lama Sylvy menghilang dibawah meja, ternyata sedang meng-oral penisnya Barry.

    Ale’ kemudian melihatku seakan memintaku mengoral penisnya. Tapi karena aku belum selesai makan, aku hanya mengocok penisnya pelan sambil berkata, “Sabar sayang..” Micky mengangkat kaki kanan Amy kemudian mulai menusukkan penisnya dalam-dalam. “Aaahh..” desah Amy membuatku juga semakin terangsang. Ale’ yang telah selesai makan, menyingkapkan mantel mandiku dan mulai menggigit putingku yang sudah mengeras dan mengorek vaginaku dengan jarinya.

    Sambil aku menekan kepalanya ke dadaku, aku melihat Micky yang sedang mengocok vagina Amy sambil menciumi teteknya dan Barry yang keenakan disebelahku karena penisnya dikulum Sylvy. “Aaagghh.. Mic.. I’m commingg..” jerit Amy. Tak lama kulihat lelehan pejuh di paha kiri Amy menandakan Micky sudah menembakkan pejunya. “Ssshh.. fuucckk..” desah Barry disebelahku, kemudian kulihat Sylvy muncul dari bawah meja dengan bibirnya penuh dengan pejuh. Ale’ melepaskan pagutannya di tetekku. “Nonton BF yuk,” ajaknya ke ruang TV. Dan kami bermain sepanjang hari.

    ***** Kami semua menuju ruang TV. Ale duduk di singel sofa empuk miliknya depan TV. Barry mulai menjalankan VCD Player dengan film BF yang mereka punya. Aku duduk menyamping diatas pangkuan Ale, pantatku disela sela pahanya. Ketika film dimainkan, tangan Barry dan Sylvy sudah mulai saling merangsang, sementara Micky dan Amy sudah berciuman diatas sofa panjang. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang memperhatikan film di VCD, karena masing-masing sudah memulai permainannya sendiri sendiri. Jari-jari Ale sudah mulai membelai celah memekku.

    Menarik-narik klirotisku membuatku semakin terangsang. Ia juga menciumi tetekku menggigit putingku. Tangan kiriku mengocok kontolnya lembut. Tak lama, kakiku diangkatnya hingga aku duduk berhadapan dengannya sementara kontolnya terjepit antara perutnya dan memekku dan kedua kakiku melewati sandaran sofa. Perlahan Ale mengorek-ngorek lubang memekku dengan kontolnya.

    “Ahh..” desahku saat kepala kontolnya mulai menerobos masuk dalam memekku. Aku menekan pantatku kebawah, hingga kontolnya masuk sampai ke batangnya, sekalipun rasanya sakit sekali, tapi nikmatnya luar biasa. Kemudian aku terlentang diatas pangkuannya masih dengan kontol yang tertancap dalam memekku. Amy dan Sylvy mendekatiku, mereka menjilati tetekku dan menggigit gigitnya serta meremas remasnya hingga memerah, sementara Micky dan Barry memasukkan kontol mereka ke dalam vagina kedua perempuan yang sedang menungging itu, kemudian mengocoknya. Jari-jari Sylvy dan Amy menggelitik klitorisku, membuatku semakin bergetar. Ale’ memegang pinggangku dan sedikit mengangkatnya, hingga ia bisa mengocokkan kontolnya dalam memekku. “Ahh.. Ssshh..” desahku keenakan.. Tanganku berpegangan pada sandaran tangan sofa dan mulai mengangkat pantatku dan memutar mutarnya, hingga kontol Ale yang panjang serasa mengaduk aduk memekku. Pelan namun pasti, pantat Ale’ pun di goyangkan mengikuti irama goyangan pantatku.

    Makin cepat dan makin tak beraturan.. “Ahh.. Alee..” Ia mengeluarkan sebuah vibrator kecil, seukuran ibu jari dan memasangnya pada getaran tertinggi. Kemudian menempelkan pada klitorisku. “Aahh.” Jeritku seakan tersetrum listrik seluruh tubuhku, bersamaan dengan itu terasa memekku berkedut sangat kuat dan. “Aahh.. Alee.” Aku menggoyangkan pantatku semakin kuat dan badanku bergetar sangat keras dan kurasa dinding memekku mengejang sangat kuat menjepit kontol Ale yang masih ada didalam. “Aaahh.. Sayang.. Ohh.. Fffuck!” Desah Ale, bersamaan dengan mengalirnya pejuhnya dalam memekku. Kedua orang di sebelahku juga mulai mendesah dan mencengkram erat pegangan sofa. Masih dalam posisi yang sama, aku menghampiri Amy dan menghisap teteknya, sementara Ale’ mecium bibir dan memainkan lidahnya dalam mulut Sylvy sambil meremas teteknya. Tak lama mereka menjerit keras sambil menggoyangkan pantat mereka dan kemudian menelungkupkan kepalanya di sandaran kursi. Setelah sejenak kami semua berisitarahat ditempat, kami semua bangkit dari tempat duduk kami. ‘Plop’ suara dari kontolnya Ale yang tadi tertanam dalam memekku ketika terlepas.

    Ale mengangkatku ke kamar mandi dan meletakkanku dalam bathtub kemudian mengisinya dengan air hangat. Dengan tubuh yang sangat letih, aku tertidur dalam bathtub yang hangat. Ketika aku terbangun, air sudah meluber keluar dari bathtub. Kemudian aku mandi dan membersihkan memekku dengan sabun. Terasa sangat perih karena sudah beberapa kali dimasukkan kontolnya Ale yang sangat besar itu. Kemudian aku keluar dengan baju mandi yang masih ada di kamar mandi. Ternyata Barry, Micky, Amy dan Sylvy terlelap diatas sofa panjang depan TV, sementara kulihat Ale yang masih telanjang berdiri di dapur sedang membuat secangkir kopi. “Sudah mandinya? Seger?” “He.. eh..” Jawabku sambil menganggukkan kepala. “Ini kopimu” Katanya sambil menyerahkan kopi susu kesukaan ku. “Ke kolam yuk.. Pemandangannya bagus!” Ajaknya sambil melilitkan handuk di pinggangnya. Aku mengikutinya kolam indoor dengan kaca di sekelilingnya.

    Pemandangan senja yang indah terlihat dibalik kaca. Matahari yang sudah memerah membuat suasana menjadi sangat romantis. Tapi aku menggigil karena penghangat ruangan baru saja dinyalakan. Tiba-tiba, Ale melepaskan handuknya dan masuk ke dalam kolam kecil itu. “Ayo masuk!” ajaknya. Pertama aku takut, karena dingin sekali udaranya, tapi kemudian ketika aku memasukkan jari kakiku ke dalamnya, ternyata hangat! Ternyata kolam itu bisa berfungsi menjadi kolam air panas. Maka aku memberanikan masuk ke dalamnya. Didalam kolam terdapat tangga kecil hingga kami bisa duduk sambil berendam hingga leher. Ale duduk di salah satu pojok kemudian ia menarikku dan meletakkan kepalaku di pundaknya.

    Ia mengangkat daguku dan mengecup bibirku mesra. Aku membalikkan badanku dan memeluknya dari depan kemudian mencium bibirnya. Lidahnya mulai menari dalam mulutku. Tangannya memijat-mijat tetekku dan menarik narik putingnya. Tangan kananku mulai mengelus-elus kontolnya yang sudah setengah berdiri. Tak lama jarinya mengorek-ngorek memekku. “Shh.. Ah.. Aduh.. Sakit say.. Perih!” Ujarku langsung melepaskan ciumanku. Terasa sangat perih di daerah klitorisku. “Iya.. Pelan pelan deh.. Masukkin aja ya say biar nggak terasa perihnya. Biar terasa enaknya” Terdiam ku sesaat, sambil merasakan jarinya yang sudah mulai dimasukkan satu persatu dalam memekku.

    “Iya deh.. Tapi pelan pelan ya.. Ujungnya sakit nih!” Kataku sambil membimbing jarinya ke klitorisku yang terasa agak perih, berusaha menunjukan daerah yang sakit. “Ya sudah.. Dari belakang aja.. Kamu munggungin aku” Ujarnya sambil membimbing pantatku naik ke pahanya hingga aku duduk membelakangi Ale. Perlahan ia membimbing kontolnya masuk ke dalam memekku. “Sshh.. Aaahh..” desahku ketika kurasakan kontolnya yang panjang 20 cm dan tebal 5 cm itu menyeruak masuk dalam memekku yang masih sedikit perih. “Tahan sayang..” sambil mendorong pantatku hingga kontolnya masuk sepenuhnya ke dalam memekku. Terasa sedikit perih. Aku bertahan pada pinggir kolam, kemudian mulai menaikturunkan pantatku. Setiap aku menurunkan pantatku, terasa Ale’ mengangkat pantatnya, hingga kontolnya masuk lebih dalam dari yang kuperkirakan. “Sshh.. Ahh.. Enak sayang..” Ujarku setiap ia menusukkan kontolnya. Makin lama, makin cepat dengan sentakan sentakan yang mengejutkan, membuatku semakin melayang.

    “Aaahh.. Ahh.. Ssshh.. Mau keluar saayy..” Tanganku makin mencengkram kuat pinggiran kolam, merapatkan pahaku supaya dapat lebih menggigit kontolnya. Tiba tiba, Ale mendorongku sedikit, hingga aku berdiri agak bungkuk menghadap pinggiran kolam. Sementara ia menempelkan dadanya, erat di punggungku sambil meremas remas tetekku dan menusukkan kontolnya bertubi tubi dalam memekku. “Aaahh.. Ssshh.. Allee..” Jeritku tak tahan. “Tahan say.. Dikit laggii.. Aaarrgghh..!!” Jeritnya bersamaan dengan keluarnya pejuhnya dalam memekku bercampur cairan cintaku yang juga keluar saat itu. Lemas rasanya lututku hingga aku berlutut dan bertopang pada pinggir kolam. “Aduh.. Enak ya..” Tiba tiba ada suara yang mengejutkan kami berdua. Ternyata keempat teman Ale yang muncul di belakang kami. Barry kemudian duduk di depanku mengarahkan kontolnya ke mulutku. “Kata Ale’ isapan mu maut! Isap punya aku ya! Aku ingin ngerasain permainan lidah mu” Sebentar aku melihat ke Ale seakan meminta konfirmasinya.

    “Maaf sayang, habisnya kamu jago banget sih kalau ngisep!” dengan senyumnya yang manis, ia mencium punggungku. Ketika aku mulai memasukkan kontolnya ke dalam mulutku, tiba-tiba Ale menarik kontolnya dari dalam memekku. Sempat kulirik ke belakang, ternyata ia ditarik oleh Amy dan Sylvy ke bungalow di pinggir kolam. Kumainkan lidahku di kepala kontol milik Barry yang ternyata memiliki ketebalan yang sama dengan Ale, 5 cm tapi masih lebih panjang milik Ale. Kuhisap bijinya dan menjilat batangnya, seperti menjilat es krim. Aku masukkan kontol sepanjang 14 cm itu ke dalam mulutku sambil kukocok. Micky memelukku dari belakang, menciumi punggungku dan memainkan jarinya di putingku dan memekku.

    “Aaahh.. Allee..” Jerit Amy membuatku harus meliriknya. Di bungalow yang tak jauh dari tempat kami, kulihat Amy menunggingkan pantatnya, sementara Ale sedang memasukkan kontolnya ke dalam vagina Amy. Dan Sylvy menjilati vagina Amy dari bawah sambil meraba-raba memekknya sendiri. Tanpa sadar aku lebih cepat mengocok kontolnya Barry dan lebih cepat memutar mutar lidahku di kepala kontolnya. “Ssshh.. Aaahh.. Lidah lo enak banget Le’ Aku mau keluar say.. Telen ya..” Ujar Barry ke Ale dan aku sambil menekan kepalaku hingga gelagapan. Hingga aku hampir tak dapat bernafas menerima pejuhnya dalam mulutku. Aku terus menghisapnya hingga kontolnya menciut.

    Tapi tetap aku tak melepaskannya hingga kontolnya kembali berdiri tegak. Barry turun dan masuk ke dalam kolam, bertukar tempat dengan Micky yang tadi dibelakangku menjadi berhadapan denganku. Aku dipangkunya dan Micky duduk di tangga. Perlahan ia memasukkan kontolnya ke dalam memekku. “Aahh.. Mick..” Desahku ketika semua batangnya masuk ke dalam memekku. Serasa penuh, sekalipun memekku baru saja dimasukkan oleh kontol Ale yang besar, tapi tetap saja rasanya penuh. Sebentar kulirik bungalow tempat Ale dan dua perempuan lainnya. Kulihat Amy dan Sylvy terlentang hampir bertindihan, sambil membuka liang memeknya. Sementara Ale memasukkan kontolnya bergantian dari vagina Amy ke Sylvy.

    Kemudian Amy lagi dan Sylvy lagi, Kedua perempuan itu berteriak setiap kali Ale menghujamkan kontolnya ke vagina mereka. “Sshh.. Ahh..” Aku terkejut ketika Micky mulai mengocok memekku. Ia mencium dan melumat bibirku mesra. Sementara Barry dibelakangku mulai mengelus elus tetekku. Tak berapa lama, Barry mulai mengorek lubang pantatku dengan kontolnya. “Ahh.. Barry..” Desahku ketika kontolnya masuk ke dalam memekku. “Ssshh.. Aaahh.. Lleebiihh cceeppaat Mick.. Akku mmau kkeluuaarr..” Desahku keenakan. “Barengg saayyaangngg.. Aaahh.. Ttahhnn.. Bbenntaar llaggii.. Ssshh.. Aaahh aahh” Jerit Micky bersamaan dengan mengalirnya pejuhnya ke dalam memekku bercampur dengan cairan cinta di dalamnya. Juga kontol di pantatku yang juga menembakkan pejuhnya. Kakiku mengikat pinggang Micky dengan erat, menahan kenikmatan yang tiada tara. Sekalipun dalam kelelahan, aku masih menginginkan kontol Ale yang besar itu bersarang dalam memekku.

    Hingga dengan sedikit tertatih, aku melepaskan pelukan dari Micky dan Barry, dan membersihkan memekku dalam kolam itu dengan mengusap-usapnya, dan menghampiri Ale dan kedua perempuan yang masih bergelut. Ale terlentang diatas kursi panjang dengan Amy dan Sylvy menjilati kontol Ale yang panjang itu. Kuarahkan memekku ke mulut Ale. “Ssshh.. Hhhaa.. Allee.. Enaakk Sayyangg..” Desahku ketika ia mulai menjalari memekku dengan lidahnya yang hangat. Tiba tiba, ia mengorek liang memekku dengan lidahnya membuat aku semakin menggelinjang.

    “Ahh.. Alee.. Enak..” Desahku sambil mengacak acak rambutnya dan menekan kepalanya ke terbenam dalam selangkanganku. Tak lama, terasa liang memekku mulai berkontraksi. Pangkal pahaku mulai bergetar keenakan. Tiba tiba Ale’ mengangkat pantatku dan membawaku ke arah kontolnya dan memasukkan kontolnya dalam memekku.

    “Ssshh.. Aaahh.. Aaacchkk.. Allee.. Aaa..” Jeritku saat kontolnya menyeruak masuk, bersamaan dengan bergetarnya liang memekku menandakan aku telah orgasme dan akupun terkulai lemas di dadanya yang bidang, dengan kontol yang masih berdiri tegak dalam memekku. Dengan sisa-sisa tenagaku, aku kembali menggoyangkan pantatku, hingga Ale dapat mengeluarkan pejuhnya. “Shh.. Sayyaanngg.. Eennakk.. Ooohh..” Ale melenguh panjang, ketika ia mengeluarkan pejuhnya dalam memekku. Kami semua tertidur di pinggir kolam, hingga pagi.

  • Cerita Ngewek Gadis PKL Bernama Susy Bergairah Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Gadis PKL Bernama Susy Bergairah Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1346 views

    Perawanku – ini adalah benar-benar kisah nyata yang sampai sekarang tidak pernah saya lupakan. Peristiwa ini terjadi sekitar bulan September dan yang merupakan pengalaman pertama saat keperjakaan saya hilang.

    Pembaca Cerita Dewasa Sebelumnya, saya perkenalkan diri, waktu itu saya ber usia 27 tahun, masih single lah, bukannya tidak laku lho tetapi memang saya masih ingin bebas. Kata orang, wajah saya cukup ganteng dengan badan atletis. Bekerja di suatu instansi pemerintah di kota Surabaya.

    Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan mencatat segala keperluan dinas atasan ( sektretaris), juga mengetik surat-surat, karena memang saya cukup terampil dalam penggunaan komputer yang terkadang memberi pelajaran mengenai pengoperasian komputer di luar kantor.

    Seperti biasanya, suatu instansi pemerintah selalu ada siswa-siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang merupakan bagian dari kurikulum yang harus dijalani oleh setiap murid.

    Pagi itu sekitar pukul 09:00 saya sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke suatu instansi lain, tiba-tiba saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.

    “Selamat pagi, Pak!” sapa mereka dengan kompak dan ramah.
    “Pagi.., ada yang bisa saya bantu?” jawab saya dengan ramahnya.
    “Begini Pak.., kami ingin menyakan apakah di sini masih menerima anak sekolah untuk PKL?”
    “Oooh.. kalian dari sekolah mana?” tanya saya.
    “Saya dari SMK X pak.. dan ini surat permohonan kami dari sekolah.”, kata mereka sambil menyerahkan surat permohonan kepada saya.
    Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai saya menatap mereka satu persatu.
    “Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang kalian miliki?” tanya saya sok pintar.
    “Nama saya Devi Pak, yang ini Desy dan yang itu Susy Pak..”, mereka juga menjelaskan bahwa mereka bisa menggunakan komputer walaupun belum terampil, karena di sekolahnya diberikan ketrampilan komputer.

    Si Devi memiliki postur tubuh yang agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara yang hampir rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi memiliki payudara yang besar, dan yang satu ini memiliki postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan sexy seperti bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukurandadanya 34B.

    Wah.. pikiran saya jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah berhubungan badan, tetapi saya sering nonton BF). Umumnya mereka semua memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan bersih.

    “Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum ada yang PKL, tetapi akan saya tanyakan pada atasan saya dulu..”, kata saya,
    “Nanti, seminggu lagi, tolong adik-adik kesini untuk menunggu jawaban.” lanjut saya sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang.

    Saya menghadap atasan yang kebetulan sedang baca koran, maklum pegawai negeri kan terkenal dengan 4D (datang, duduk, diam dan duit). Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya menyetujui dan saya lah yang disuruh memberi tugas apa yang harus mereka kerjakan nanti.
    “Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka.” kata atasan saya.
    “Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho..” Saya agak bingung dibilang seperti itu.
    “Maksud Bapak?”
    “Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya perhatikan mata kamu ngga lepas-lepas tuh.”
    “Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau diapa-apain.” kata saya sambil bercanda dan tertawa.
    “Dasar kamu..”, jawab atasan saya sambil ketawa.
    Memang, walaupun dia atasan saya tetapi di antara kami tidak ada batas, maklum atasan saya juga mata keranjang dan rahasia bahwa dia sering main perempuan sudah merupakan rahasia kami berdua.

    Seminggu kemudian, mereka bertiga kembali ke kantor. Setelah itu saya jelaskan bahwa mereka bisa PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sedangkan Susy, saya suruh membantu pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.

    Memang sudah saya rancang sedemikian rupa agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu karyawan yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan saya. Setelah itu saya kembali ke ruangan.

    “Apa yang harus saya kerjakan, Pak?” tanya Susy ketika saya sudah kembali.
    “Kamu duduk di depan komputer dan tolong bantu saya mengetik beberapa nota.” sembari memberikan beberapa lembar kertas kerja pada nya.
    “Dan tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya sambil bercanda.
    “Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya belum mahir menggunakan komputer.”

    Saya mulai memberi arahan sedikit tentang cara mengetik sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati. Sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas karena kerahnya agak terbuka sedikit.

    Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi ditambah dengan paha yang sangat sexy, mulus dan kuning langsat yang roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk bisa menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

    Di hari pertama ini, saya hanya bisa bertanya-tanya tentang sekolah dan keluarganya dan terkadang bercanda sambil menikmati keindahan tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak diajak bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka mengarahkan ke cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu.

    Selama itu, saya juga berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan saya akan dinas ke luar kota beberapa hari sehingga saya bebas berdua dengannya.

    Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy sudah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung selama 5 hari. Seperti biasa, dia selalu menanyakan apa yang bisa dia kerjakan.

    Inilah kesempatan saya untuk melaksanakan rencana yang sudah disiapkan dengan pikiran kotor saya, apalagi ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sehingga dapat terlihat jelas celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya yang putih mulus.

    “Gini aja Sus, kebetulan hari ini kayaknya kita lagi ngga ada kerjaan.. gimana kalau kita lihat berita-berita di internet?” kata saya mulai memancing.
    “Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang internet!” pintanya, Nah kebetulan nih,
    “Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya, karena internetnya ada di ruangan bos saya.”
    “Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak.”
    “Kan Bapak lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk kok selain saya.” jawabku sambil sebentar-sebentar melihat celana dalamnya yang terselip di antara pahanya.
    Benda pusaka saya sudah tegang sekali, dan sepertinya Susy sempat melihat ke arah celana saya yang sudah berubah bentuk, tetapi cepat-cepat dialihkannya.

    Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu menguncinya.
    “Mas.. kenapa dikunci?” tanya Susy merasa tidak enak. “Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada di dalam. Lagian kan nanti ganggu kita aja.”
    “Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!” katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.
    Lalu kami berdua tertawa, sepertinya dia tidak curiga kalau saya ingin macam-macam dengannya. Susy saya suruh duduk di kursi dan saya duduk di sebelahnya, di atas sandaran kursi yang diduduki oleh Suzy. Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat melihat dengan bebas paha dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya.

    Agar Susy tidak curiga, saya mengajari cara membuka internet dan memulai langkah awal dengan melihat-lihat berita.
    “Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan gambar-gambar porno?” tanya saya mulai memasang strategi.
    “Tahu sih dari teman-teman, tetapi saya ngga pernah lihat karena memang tidak tahu cara menggunakan internet.. tetapi kalau lihat gambar gituan dari majalah sih pernah.” katanya malu-malu.
    “Nah ya.. anak kecil sudah ngeliat yang macam-macam.” kata saya bercanda sambil memegang pundaknya dan dia diam saja sambil tertawa malu-malu.
    “Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau ngga?” pinta saya.
    “Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..! Kan malu.”
    “Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu.”

    Saya mulai membuka cerita porno di www.ceritasexs.me
    Susy mulai membacanya dengan penuh perhatian.

    Lama-lama, saya pun melihat wajah Susy agak berubah dan sedikit gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya. Sengaja saya lakukan dengan perlahan untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan saya ingin mengambil kesempatan.

    Nampaknya mulai berhasil karena dia diam saja. Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin tegang. Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-gambar porno.
    “Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas..”.
    “Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang..” kata saya mulai memancing.
    “Kalau kamu mau, saya punya film-nya.” lanjut saya.
    “Ngga ah, saya takut ketahuan orang.”, sepertinya dia masih takut kalau ada orang lain masuk.
    “Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang begituan.”
    “Nah kan Mas Bimo mulai nakal..”, katanya dengan nada menggoda dan membuat pikiran saya semakin jorok saja dan kamipun berdua tertawa.
    Saya kemudian membuka VCD porno yang memang sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer

    Saya mulai memutarnya dan beberapa saat terlihat adegan seorang wanita sedang mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si wanita di masuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, malah posisi duduknya mulai sudah tidak tenang.
    “Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya
    “Belum pernah Mas, cuma gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar. Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.
    “Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi..” kataku pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya.
    “Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy jangan dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir
    “Iya.. iya..” kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong sudah tidak tahan.

    Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan mengelus tangannya, dia diam saja dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Yang anehnya, dia diam saja ketika saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas pahasaya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya buat agak keras terdengar agar lebih nafsu menontonnya.

    Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, ketika kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule. Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan.

    Tangan Susy tetap berada di atas paha saya, lalu tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang ketika lehernya saya raba.
    “Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah membuat saya semakin bernafsu.
    Saya tetap tidak peduli karena dia juga tidak menepis tangan saya, malah agak meremas paha saya.

    Tangan kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.
    “Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu.
    “Masa sih Mas?” sepertinya dia terbuai dengan rayuan saya. Dasar anak masih 17 tahun.
    “Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama yang di film.”
    “Ih.. Mas bimo bisa aja” katanya malu-malu.

    Adegan film berganti cerita di mana seorang wanita mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita itu sedang dijilati oleh lelaki lain. Tangan susy semakin keras memegang paha dan tangan saya.
    “Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku memancing.

    Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah.. wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah wangi parfum yang di pakainya.
    “Kalau Mas, terangsang ngga?” dia balik bertanya.
    “Terus terang, aku sih terangsang, ditambah lagi nonton sama kamu yang benar-benar cantik ” rayu saya, dan dia hanya tertawa kecil.
    “Saya juga kayaknya terangsang Mas,” katanya tanpa malu-malu.
    Melihat situasi ini, tangan saya mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan saya arahkan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh perasaan. Susy semakin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat dan pahanya agak merenggang sedikit.
    “Aaahh, jangan Mas, Susy takut, Susy belum pernah beginian, nanti ada orang masuk mass.. oohh..” katanya sambil tangan kanannya memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada di atas pahanya yang sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang sandaran kursi.

    Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya perlakukan seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di ruangan kelas

    Saya yang sudah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebenarnya juga ingin menikmatinya. Tangan kanan saya makin meremas-meremas payudara sebelah kanannya.
    “Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah.

    Cerita Dewasa : Badan Susy makin menggelinjang dan dia rapatkan badan serta kepalanya ke dada saya. Tangan kiri saya pindah untuk meraba wajahnya yang sangat cantik dan manis.

    Turun ke leher terus turun ke bawah dan membuka dua kancing seragamnya. Terlihat gundukan belahan payudaranya yang putih dan mengencang di balik BH-nya. Tangan saya bermain di sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya remas-remas lalu pindah ke payudaranya yang sebelah kanan.
    “Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh.. jaangaann.. mmhh..” saya semakin bernafsu mendengar suara rintihannya menahan birahi yang bergejolak.
    Dadanya semakin bergetar dan membusung ketika saya semakin meremas dan menarik BH-nya ke atas. Terlihat putingnya yang kecil dan berwarna merah yang terasa mengeras. Tangan kanan saya yang sejak tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan masuk ke balik roknya yang tersingkap dan meraba-raba celananya, yang ketika saya pegang ternyata sudah basah.
    “Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh..”

    Kepala Susy mendongak menahan birahi yang sudah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy.

    Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang sudah menegang dan kencang di balik celana panjang.
    “Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa yang akan dia ucapkan karena mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas semua kancing seragamnya sambil tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya berada di depan, terlihat payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat. Saya raba dan saya remas seluruh payudaranya.

    Hal ini membuat susy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy menarik diri dari ciuman saya.
    “Mas.. jangan diterusin, Susy ngga pernah berbuat seperti ini.” sepertinya dia sadar akan perbuatannya.

    Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat seperti ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak mau meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya.

    Tetapi birahi saya yang tinggi telah melupakan segalanya, saya mencari akal agar Susy mau melampiaskan birahi yang sudah sampai ke ubun-ubun.
    “Jangan takut Sus, kita kan ngga akan berbuat jauh, saya cuma mau merasakan keindahan tubuh kamu.”
    “Tapi bukan seperti ini caranya.”
    “Bukannya kamu juga menikmati Sus?”
    “Iya, tetapi Susy takut kalau sampai keterusan, Mas!”
    “Percaya deh, Mas tidak akan berbuat ke arah sana.” Susy terdiam dan memandangi wajah saya, lalu saya membelai rambutnya. Saya tersenyum dan dia pun ikut tersenyum. Sepertinya dia percaya akan kata-kata saya. Film telah habis dan saya mematikan komputer. Saya berdiri dan secara tiba-tiba, saya mengangkat tubuh Susy.
    “Maass, Susy mau dibawa kemana?” dia berpegangan pada pundak saya.
    Baju seragamnya terbuka lagi dan nampak payudaranya yang montok.
    “Kita duduk di sofa saja.” Saya angkat Susy dan saya pangku dia di sofa yang ada di dalam ruangan bos.
    “Sus kamu cantik sekali..” rayu saya dan dia hanya tersenyum malu.
    “Boleh saya mencium bibir kamu..?” dia diam saja dan tersenyum lagi. Semakin cantik saja wajahnya.
    “Tapi janji ya Mas bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?”
    “Iya saya janji” Susy terdiam lalu matanya terpejam.
    Dengan spontan saya dekati wajahnya lalu saya cium keningnya, terus pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu saya cium bibirnya,ternyata dia membalas. Saya masukkan lidah saya ke dalam rongga mulutnya.

    Birahinya mulai bangkit lagi. Susy membalas ciuman saya dengan ganas dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman berlangsung cukup lama sekitar 20 menit. Sengaja tangan saya tidak berbuat lebih jauh agar Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan berbuat jauh.

    Setelah saya yakin Susy sudah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang telah terbuka. Lalu perlahan-lahan naik ke payudaranya.
    “Aaahh.. Mass teruuss..” desahnya. Ternyata birahinya mengalahkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan saya sentuh putingnya yang sudah mengeras.
    “Aaahh.. aahh.. mmhh..” saya semakin meningkatkan kreatifitas saya.
    Putingnya saya pilin-pilin. Badan Susy menggelinjang keenakan, bibir saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang jenjang.
    “Ooouuhh Mass, teruuss, enaak Maass.” Susy terus mengeluh keenakan membuat libido saya makin meningkat.
    Kemaluan saya terasa tegang sekali dan terasa sakit karena tertekan pantat Susy. Lalu saya rebahkan dia di sofa sambil tetap menciumi seluruh wajahnya. Lalu saya jilati payudaranya sebelah kanan.
    “Maass Bimoo..” Susy berteriak keenakan.
    Saya jilati putingnya dan saya hisap dengan keras.
    “Aahh.. oouhh.. terruuss oohh.. enaakk.”
    Nampak putingnya semakin memerah. Lalu gantian putingnya yang sebelah kiri saya hisap. Seperti bayi yang kehausan, saya menyedotputingnya semakin keras. Susy makin menggelinjang dan berteriak-teriak. Tangan kiri saya lalu mulai meraba pahanya, saya buka pahanya, terus tangan saya meraba-raba ke atas dan ke arah selangkangannya. Jari saya menyentuh kemaluannya di atas celana dalam yang sudah basah. Awalnya dia bilang
    “Oouhh Maass jangaann..” tetapi kemuidan,
    “Oouughh Maass terruuss..” Saya masukkan jari tangan saya ke mulut Susy, lalu dihisapnya jari saya dengan penuh nafsu.
    “Mmmhh..” mulut saya terus tiada henti menghisap-hisap puting payudaranya secara bergantian.

    Tangan saya terus menekan-nekan kemaluan Susy. Sambil saya hisap, tangan kanan meremas-remas payudaranya, sedangkan tangan kiri,saya masukkan jari telunjuk ke sela-sela celana dalamnya.
    “Maass.. oohh.. janggaan oughh.. mmhh..” Susy terus mendesah-desah.
    Tangannya meremas-remas sofa. Setelah puas meremas-remas payudaranya, saya pegang dan saya tuntun tangannya untuk memegang kemaluan saya yang sudah tegang di balik celana panjang. Tanggan Susy diam saja di atas celana saya, lalu tangannya saya dekap di kemaluan saya. Lama-kelamaan Susy mulai meremas-remas sendiri kemaluan saya.
    “Oohh Sus.. enak Sus.. terus Sus..” walaupun kaku mengelusnya tetapi terasa nikmat sekali. Jari tangan kiri saya pun terus meraba kemaluannya, terasa bulu-bulu halus dan masih jarang. Jari tangan saya tepat berada di atas vaginanya yang sudah sangat basah, saya tekan tangan saya dan jari telunjuk saya masukkan perlahan-lahan untuk mencari clitorisnya.

    Tubuh Susy semakin menggelinjang, pantatnya naik turun.
    “Maass, jangan Maas.. Susy ngga kuat Maass.. ooughh.. aahh”
    Saya tahu Susy akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram erat kemaluan saya.
    “Maass.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy mengejang hebat, tubuhnya bergetar kuat, tanda dia telah mencapai klimak.
    Tubuhnya langsung lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup bibirnya dengan lembut, lalu matanya perlahan terbuka.
    “Mas.. Susy sayang kamu.”
    “Saya juga sayang kamu Sus”
    Saya kecup lagi bibirnya dan dia pun membalas sambil tersenyum. Saya lihat di payudaranya terdapat beberapa tanda merah bekas saya hisap.
    “Ihh.. Mas nakal, tete Susy dibikin merah..” dibiarkannya dadanya terlihat dengan bebas tanpa ditutupi.
    “Habis tete kamu montok dan gemesin sih.. besar lagi.” kataku sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.
    “Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film tadi sih..?” tanyanya tiba-tiba.
    Rupanya dia benar-benar belum mengenal seks. Kebetulan nih untuk melanjutkan jurus yang kedua.
    “Kamu pengen punyaku keluar air mani?” tanyaku.
    “Iya, Susy pengen lihat, kayak apa sih?”
    Tanpa pikir panjang, langsung saja saya buka celana panjang dan CD saya. Langsung saja kejantanan saya keluar dengan tegaknya. Ukuran punya saya lumayan besar, besar dan panjang sekitar 18 cm. Susy langsung terbelalak matanya melihat senjata saya yang ingin menagih kenikmatan yang ditunggu-tunggu.
    “Ya ampun Mas.. besar banget punya Mas..”
    Saya raih tangan Susy dan saya suruh dia meraba dan mengocoknya. Tampak Susy agak gugup dan gemetar karena baru sekali melihat langsung dan memegang burung laki-laki.
    “Aah.. Sus enak banget, terus Sus.. ahh..”
    Lama kelamaan Susy terbiasa dan merasa pintar mengocoknya. Saya remas-remas payudaranya.
    “Mas, ahh.. Susy masih lemas.. ahh..”
    “Sus, cium dong punyaku” pinta saya.
    Langsung saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin dia belajar dari film tadi.
    “Terus Sus, emut Sus biar keluar aahh.. kamu pintar Sus.. emut Sus..” pinta saya lagi.
    “Ngga mau, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy”
    Posisi Susy duduk di sofa, sedangkan saya berdiri menghadap Susy. Saya remas buah dada Susy,
    “Ahh Maass..”
    Ketika dia membuka mulutnya, langsung saja saya masukkan batang kemaluan saya ke mulutnya dan saya keluar masukkan batang kejantanan saya.
    “Mmmhh.. mmhh..” Susy sepertinya kaget, tetapi saya tidak peduli, justru Susy yang sekarang menyedot batang kejantanan saya.
    “Aaahh.. Sus kamu pintar sus.. terus ah.. enaak..”
    Saya yang juga baru pertama kali berbuat seperti itu, sebenarnya sudah ingin keluar, tetapi sekuat tenaga saya coba tahan. Susy rupanya sudah lupa diri, dia semakin bernafsu mengulum dan menyedot batang kemaluan saya, sedangkan kedua tangannya memegang pantat saya.

    Cepat sekali dia belajar. Saya membungkuk dan kedua tangan meremas paha Susy, lalu saya buka kedua belah pahanya, Susy mengerti lalu merenggangkan pahanya sambil mengangkat pahanya. Segera saya buka resleting roknya dan saya angkat roknya sehingga nampak CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, sudah basah.
    “Mmhh.. mmhh..” Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, tampak mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan. Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah sehingga tinggal CD-nya yang tersisa, lalu saya membuka baju sehingga saya telanjang bulat alias bugil. Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia pun membalas.

    Tangannya kirinya tetap memegang batang kejantanan saya dan tangan kanannya meremas-remas pundak saya. Sedangkan tangan kanan saya membelai-belai rambutnya dan tangan kiri tetap meraba CD Susy yang sudah sangat basah. Saya masukkan tangan ke dalam CD-nya, terus turun ke bawah tepat di belahan vaginanya, lalu jari-jari saya bermain-main di belahan vaginanya yang sudah banjir.
    “Aaahh Maass.. oughh.. ohh..” dia terus menggelinjang. Pantatnya naik-turun mengikuti gerakan tangan. Mulut dan tangan kanan saya langsung mengisap dan meremas-remas tetenya.
    “Aaahh Maass.. teruuss.. aahhgghh..” desahnya.
    Tangan Susy meremas-remas burung saya yang sudah tegang segera ingin masuk ke sarangya Susy.

    Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah mencium perutnya dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.
    “Aaagghh Maass oouhh.. oughh..” kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan yang luar biasa yang baru sekali dialaminya, begitu juga dengan saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.
    “Oouhh.. Mass, Susy ngga kuat mass.. oohh.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas dan bergetar keras.
    “Aaahh..” Susy mencapai klimak yang kedua kalinya.
    Saya hisap semua cairan yang keluar dari lubang vaginanya.

    Kemudian tubuhnya kembali lemas, matanya terpejam. Segera saya buka pahanya lebar-lebar dan arahkan batang kejantanan saya tepat di liang vaginanya. Susy merasakan sesuatu yang menekan kemaluannya. Matanya terbuka sayu dan lemas.
    “Mas.. jangan maass, Susy masih perawan.” katanya tetapi pahanya tetap terbuka lebar.
    “Katanya Susy pengen ngelihat punya Mas keluar cairan.”
    “Iya, tetapi Susy ngga pernah beginian, Susy ngeri dan takut sakit..”
    “Jangan kuatir, Mas pasti pelan-pelan.”
    Segera saya basahi batang kemaluan saya dengan ludah, setelah itu saya arahkan ke lubang vaginanya, setelah pas, perlahan-lahan saya tekan masuk, sempit sekali rasanya.
    “Achh Mass sakit..” tampak wajahnya menahan sakit
    “Pelan-pelan Mas, sakit!” segera berhenti aksi saya mendengar keluhannya. Setelah dia mulai tenang, saya tekan sekali lagi.
    “Akhh.. Maass.. pelan-pelan.” tangannya memegang sofa dengan kuat.
    “Tenang Sus, jangan tegang, nanti juga enak.”
    Kemudian saya lumat bibir Susy, dan dia pun membalas, segera saya tekan lagi sekuat tenaga. Saya mencoba sekali lagi, lalu melenceng keluar. Tidak putus asa, saya coba lagi.
    “Achh.. Mass Bimo, sakit!”
    Saya tidak peduli dengan teriakannya, dengan lebih agak keras saya tekan kemaluan saya dan, “Bless..” torpedo besar saya masuk setengah, terasa ada yang robek di lubang kemaluannya.

    kepala Susy mendongak ke atas menahan sakit, Saya diamkan beberapa saat, lalu saya tekan lagi dan masuklah semua batang kejantanan saya ke sarang Susy.
    “Achh Mas.. sakiitt.. pelan-pelan Mas.” saya berhenti sebentar, lalu saya coba masukkan lagi. Semakin dia berteriak, semakin bertambah nafsu saya. Lalu saya tekan sekuat tenaga dan masuklah semua senjata keperkasaan saya. Saya keluarkan pelan-pelan dan saya masukkan lagi dan seterusnya.
    “Ahh.. ahh.. Mass sakit.. teruuss ahh.. mmhh..”
    Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Rupanya dia mulai terangsang lagi. Semakin lama, saya percepat goyangan. Tangan saya meremas-meremas payudaranya.
    “Ohh Sus.. kamu cantiik Sus..”
    “Mass, teruss Mass, akhh.. Susy ngga kuat Mass.. aghh..” pantatnya ikut naik turun mengikuti irama pantat saya yang naik turun. Saya merasakan nikmat yang tiada tara. Terasa ada sesuatu yang kuat ingin keluar dari alat vital saya, rupanya saya akan segera klimaks.
    “Maass.. oougghh Mass, Susy ngga tahaan.. oughh Mas Bimoo.. aahh!” Susy berteriak histeris sambil tubuhnya bergetar dan pada saat yang bersamaan keluarlah air mani saya menyembur dengan deras ke dalam vagina Susy.
    “Ooughh Sus saya keluaarr, oohh.. creet.. crreet.. creett..” sperma saya mengalir dengan kencang, tubuh saya bergetar dan berguncang hebat.
    Tangan Susy mencengkeram erat pundak saya dan saya mendekap erat tubuh Susy yang putih mulus. Setelah itu kami berdua langsung lemas. Terasa ada sesuatu yang menarik-narik dan menjepit batang kejantanan saya. Terasa hangat batang kemaluan saya. Banyak sekali cairan yang keluar.

    Mata Susy terpejam merasakan kenikmatan yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah. Tubuh kami tetap berpelukan dan kejantanan saya tetap di dalam kemaluannya.

    Saya ciumi bibir dan seluruh wajahnya. Setelah itu saya lepas tubuhnya dan dari lihat batang saya dan vaginanya ada cairan darah perawan yang menetes di bibir vagina dan sofa. Sesaat kemudian, nampak Susy menitikkan air mata.
    “Mas.. kenapa kita melakukan ini, Susy sudah tidak perawan lagi..” dia terus mengeluarkan air mata. Saya terdiam, dalam hati menyesal, mengapa saya sampai lupa diri dan betapa teganya telah menodai seorang gadis yang bukan milik saya. Saya seka air matanya sambil mencoba menenangkannya.
    “Maafkan saya Sus, saya lupa diri, saya akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya Sus.”
    “Mas, peluk Susy Mas..” segera saya peluk dia dan cium keningnya. Dia pun memeluk saya dengan eratnya. Tubuh kami masih bugil,
    “Susy sayang Mas bimo”
    “Saya juga sayang kamu” jawab saya.
    Setelah itu dia tersenyum, tetapi air matanya tetap mengalir, saya seka air matanya. Setelah puas saling berpelukan, kami segera memakai pakaian. Bercak darah Susy mengenai sofa atasan saya. Saya ambil sapu tangan dan mengelap hingga bersih.
    “Mas, Susy mohon jangan ceritakan ini pada siapa-siapa!”
    “Saya ngga akan cerita pada siapa-siapa, ini adalah rahasia kita berdua.”
    Setelah semua rapih, kami kembali berpelukan. Setelah itu kami keluar dari ruangan bos. Tidak begitu lama, teman-temannya masuk dan mengajaknya pulang.


    Cerita Dewasa : Besok paginya, Susy datang duluan dan ketika saya masuk,
    “Selamat pagi Mas” dia memberi salam. Ah, senyumnya manis sekali,
    “Selamat pagi sayang”
    Saya hampiri dia dan kecup keningnya lalu bibirnya. Dia membalas ciuman tadi. Ah, indah sekali hari ini. Susy masih PKL 2 minggu lagi.

    Perbuatan kami kemarin bukan membuat kami insyaf, kami berdua melakukan lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, seperti yang pernah kami lihat di film BF.

    Terkadang Susy saya suruh membolos dan janjian di hotel. Kami sering melakukannya dari pagi hingga sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan gampang terangsang.

    Benar-benar kenikmatan yang tiada tara, kami tidak pernah menyesali. Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah selesai PKL, hubungan kami tetap berlanjut hingga akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya.

    Cerita Sex PKL,Cerita Mesum,Cerita Bokep,Cerita Panas,Cerita Dewasa,Cerita Seks,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Model,Cerita Ngentot.

  • Cerita Sex Sekali Dayung 2 Vagina Ternikmati

    Cerita Sex Sekali Dayung 2 Vagina Ternikmati


    1345 views

    Perawanku – “PermisiiiIII………?” Terdengar suara dari arah pintu depan rumah ku, lalu beberapa suara lain, berbicara pelan, kira-kira tiga suara, 1 laki-laki 2 perempuan, agak asing tapi mirip suara pamanku.
    ” yaaa….” Ku jawab dan Langsung bergegas kutinggalkan meja makan diruang tengah menuju pintu depan, untuk ku buka.

    Setelah terbuka ternyata memang pamanku, adik dari ibuku, bersama 1 orang perempuan yang kukenali sebagai tanteku dan….satunya lagi seorang perempuan muda berjilbab, maklum belum seminggu lebaran, tapi tidak aku kenali.
    “Eh Om Pras, Tante,.” sapaku dan langsung kusalami tangan Om ku , lalu berpindah ke tanteku, wanita yang amat kukagumi sedari aku kecil dulu saat mereka pertama berkunjung kerumah kami, saat itu aku masih duduk dibangku smp, kemudian kusalami juga gadis manis yang datang bersama Om ku, saat kusalami tangannya Om ku berkata
    “ …Dia Sandra, Tom. Anak Om…” lalu kujawab sekenaku
    “oh ya Om”.
    “ hai, saya Tomi..”
    “Sandra” jawabnya,sangat singkat dengan senyum manis seperti ibunya. M

    aklum, aku sering bertemu dengan Om pras dan jelas mengenalinya, tapi tidak putrinya ini. Dulu setiap lebaran berkunjung Sandra tidak pernah ikut, selalu dengan alasan ada di rumah nenek dari ibunya. Jadi ya… baru ini melihat dan kenalan langsung,tapi entahlah kalau saat kami masih sama2 kecil dulu, udah lupa tuh..

    ‘Ayah Ibumu mana?”Tanya tanteku..  Agen Obat Kuat Pasutri

    belum sempat kujawab sudah muncul suara ibuku dari arah halaman belakang… nah berhubung lagi pada kangen-kangenan, dan ngobrol ngalor ngidul, aku permisi deh… mau beli rokok,maklum baru abis makan, asem mulut rasanya..

    “Om, Tan..Aku kebelakang dulu ya ?” pamitku diantara mereka,
    “ eh ya Tom” jawab Omku, Lalu” Ajak nih Sandra jalan,Lihat-lihat sekitar..”
    “Iya Om…”

    Sandra pun ikut pamit pada ayah dan ibuku.hingga akhirnya kami kembali lagi kerumah.

    Sesampainya dirumah, ibuku menyambutku dengan pertanyaan

    Iklan Sponsor :

    ” Tom, mau gak kuliah di batam?”saat itu aku tinggal di cilegon.
    “ Pindah , maksud ibu?’jawabku.
    “ iya, nanti tinggal di rumah Om pras, sambil jaga rumah. Om ‘kan jarang pulang trus tantemu juga sibuk, rumahnya sering ditinggal kosong, mau ‘kan?
    “ya, terserah ibu,.. ‘gimana baiknya, aku nurut aja” jawabku saat itu,

    meski sebenarnya aku senang sekali, bisa melihat tanteku yang cantik setiap hari, yang aku impi-impikan dari dulu, yah…tanteku memang cantik, tinggi meski sekarang terlihat agak gemuk, tapi menurutku malah tambah montok, kadang menghayalkan dirinya telanjang.. trus, aku nenen di teteknya…dan….entahlah kenapa aku sangat menyukai tanteku, apa aku Oedipus kompleks, ah bodo amat,laki-laki normal manapun pasti menyukainya. Bahkan nantinya aku akan serumah dengan doi… wow asyiiiik.

    Cerita Sex Sekali Dayung 2 Vagina Ternikmati

    Cerita Sex Sekali Dayung 2 Vagina Ternikmati

    setelah berselang 2 minggu dari kedatangan Om dan tanteku kerumah, dan mengurus kepindahan kuliahku, aku berangkat ke pulau batam, berbekal alamat yang diberikan Omku.

    selamat datang di bandara Hang Nadim Batam

    jam masih menunjukan pukul 9 pagi saat kuturuni tangga pesawat yang membawaku dari cengkareng ke pulau batam. setelah mengambil koperku dan sebuah boks berisi oleh-oleh langsung kupesan taxi dengan tujuan,…….. alamat yang pamanku berikan….15 menit berselang, taxi yang kutumpangi telah memasuki sebuak kompleks perumahan dilereng bukit, yah.. kompleks perumahan Bukit Indah Sukajadi.. tak lama taxi berhenti di depan sebuah rumah besar, diujung sisi kiri atas kompleks tersebut. Melihat nomor rumah yang tertera di gapura pagar rumah besar itu, aku yakin ini rumah pamanku.

    Kubayar taxi lalu turun….ku pencet bel di samping nomor rumah itu, beberapa kali, kutunggu sesaat….kupencet lagi…lalu, seseorang datang,karena pagar rumah yang tinggi dan agak tertutup, tak jelas siapa yang datang, setelah pagar terbuka ternyata Om ku yang membukakan…” hei.. Tom, akhirnya sampai juga…, kok gak nelpon dulu?”sapa Omku

    “ ‘kan bisa Om jemput.” Lanjutnya. “ gak Om, ibu bilang takut gak ada orang disini, dan gak repot kok cari alamatnya..” jawabku
    “ ayo masuk..”ajaknya..lalu menyuruh seorang perempuan dengan pakaian sederhana, cukup manis, muda dan yah lumayan seksi, hehehehe….. dasar otak lendir……
    yang kebetulan ada di samping rumah untuk membantuku membawa koper dan bawaan ku yang lain,..
    “kebetulan kamu datang, nanti malam Om harus berangkat lagi ke inggris, untuk kira-kira 6 bulan kedepan, urusan kerja.” Yah.. begitulah, sebagai seorang mekanik kapal tanker perusahaan minyak di inggris, Om pras harus rela bekerja lama tidak pulang.
    “ tenang aja Om, ‘kan ada Tomi di sini” jawabku santai
    “ yah sukurlah, masalah kuliahmu nanti di urus teman Om, nanti Om telponin, biar diurus
    semua olehnya,kamu santai aja,okay.
    “ iya Om”jawabku
    “ nah sekarang Istirahat dulu sana, kamarnya udah disiapin sama juju, kalo perlu apa-apa tinggal minta aja sama juju.”..ooo ternyata nama pembokatnya “juju”, cukup sederhana..

    Kabarnya lagi sih, janda kembang. Aku pamit pada Om ku untuk istirahat, sore nanti mau mengantarnya ke bandara….
    Selamat jalan Om, sampai jumpa 6 bulan yang akan datang…..

    Kan kujaga istrimu, anakmu serta pembantumu yang seksi-seksi itu, siang malam…

    Ohhhhhh.. ini minggu ketiga setelah Om ku pergi…semua biasa-biasa aja, tanteku sibuk dengan aktifitasnya sebagai seorang manajer keuangan perusahaan asing di pulau ini, Sandra sibuk dengan sekolah nya, juju sibuk dengan urusan rumah sedang aku belum ada kegiatan, karena belum ada kabar dari teman Om pras yang mengurus tempat kuliahku yang baruu……………tak ada yang special…..sampai suatu sore.

    Iklan Sponsor :

    “juuuu…” suara tanteku memanggil pembantunya dari dalam kamarnya di lantai 2.

    berselang satu ruang dengan kamarku, terpisah oleh kamar Sandra, disamping kamarku.

    “ya Nya..” jawab juju, sambil bergegas menuju kamar majikannya.

    Setelah itu tak ada suara, sepi,..1 jam kemudian terdengar pintu kamar terbuka, kamar tanteku,

    Karena ingin melihat tanteku, maka aku mengintip dari pintu kamarku yang ku buka sedikt. Ternyata bukan tanteku, tapi juju, keluar kamar dengan terburu-buru meuju kamarnya di lantai bawah. Penasaran, kuikuti perlahan juju dari belakang, melewati kamar Sandra yang selalau kosong di sore seperti ini, lalu pintu kamar tanteku yang tidak tertutup rapat, mungkin karena juju tadi terburu-buru. Kubuat langkahku tidak terdengar saat melewati kamar itu sambil mataku melirik kearah pintu mencoba melihat kedalam.Ooops, terlihat tanteku tertidur di ranjangnya dengan wajah menoleh membelakangi pintu namun tak ada sehelai benangpun menempel di tubuhnya yang montok, dengan sedikt lemak diperut, buah dadanya yang montok membuat jantungku deg-degan dan kaki berat unruk melangkah tapi takut kalau ketahuan, tanpa sadar ada yang mengembang didalam celana pendekku sore itu,..oohh.. Mupeng neh dan apa itu….sebuah benda menyerupai pipa berwarna coklat muda tergeletak di sisi paha mulusnya dengan dihiasi jemby yang rapi di pangkal paha, ya… itu penis buatan.

    Lalu apa yang terjadi baru saja di kamar ini… ohhh….ya.. juju pasti tahu, tapi tak mungkin dia akan cerita, aku harus cari tahu semua ini.

    Malam itu kulewati dengan bayangan tubuh tanteku yang aduhai serta sejuta pertanyaan tentang apa yang terjadi tadi sore…hingga tak terasa aku bangun kesiangan.

    Jam 10 pagi, saat aku terbangun karena ada suara dikamarku, ternyata juju.
    Aku terbangun karena kaget, hingga membuat juju nampak takut, kalau aku marah karena mangganggu tidurku,

    “maaf den, “ katanya.
    ” juju Cuma mau bersih-bersih”
    “ gak papa kok” jawabku sambil mencoba bangun dan menyingkap selimut dari tubuhku, ow..dengan cepat kutarik lagi selimut ku,karena tanpa kusadari penisku sedang bangun pagi ini.

    Ternyata juju tahu reaksiku yang batal turun dari tempat tidur

    “kenapa den?’ Tanya juju
    ‘”Gak pa pa kok” jawabku, ternyata juju hanya basa basi, melihat wajahnya yang bersemu merah aku yakin dia sudah melihat penisku yang bangun di dalam celana saat aku masih tertidur tadi. Karena aku tak pernah pakai CD saat tidur.

    Terlebih melihat posisi selimut yang rapi, menutup tubuhku,karena biasanya saat aku bangun, selalu acak-acakan.

    “ ju, jujur ya… kamu lihat ‘kan?” tanyaku…
    “ apa den?’ Tanya juju kembali dengan senyum dan mata yang genit. Kampret…
    “iya, tapi kan gak tahu bentuk aslinya den” tambahnya sambil berjalan menuju kamar mandi kamarku, saat itulah kulihat tubuh bahenolnya melenggok didepanku.

    Membuat darah ku pagi ini langsung naik ke ubun-ubun…..juju pasti memancingku..

    Dengan cepat kubangun dan menyusul juju ke kamar mandi, sampai di pintu ternyata juju sedang menyikat lantai kamar mandi sambil berlutut menyembulkan pantatnya yang bulat membuat penisku semakin tegang seolah ingin merobek celana pendekku, aku harus lampiaskan ini.

    Merasa ada yang memperhatikan, juju membalikakan badannya, dan kali ini memperlihatkan buah dadanya yang hampir jatuh tak tertahan oleh BH nya, dengan leher daster batiknya yang memang lebar membuat dadanya nampak jelas terlihat belahannya.

    “ mau mandi den?” Tanya juju sambil berdiri
    “ ah belum” jawabku sambil tangan ku menekan penisku supaya tidak terlihat nongol

    tiba-tiba juju berjalan hendak keluar kamar mandi, saat itulah kutahan dia dengan menyilangkan tangan kiriku menutupi pintu kamar mandi, membuatnya tak bisa keluar, dan tangan kananku tetap menekan penisku.

    “kenapa Den?” Tanya juju, melihatku meringis.
    “Sakit ya?”tanyanya lagi
    “ enggak “ jawabku
    “trus kenapa dong?” lanjutnya..
    “ini nih” jawabku sambil tangan kananku kuangkat dan kutunjukkan penisku yang menonjol di dalam celana padanya.
    “ih den genit, jangan ah den, gak boleh,” katamya
    “tolonglah juuu” rengekku
    “tolong apa den?”sambil matanya genit melirik kearah penisku.

    Aku tahu juju juga sebenarnya kepengen, karena juju sudah menjanda sekitar 3 tahun.

    “mau ‘kan?” tanyaku sambil menyerangnya dengan ciuman kearah bibirnya dan tangan kiriku kearah dadanya.
    “jangan den, nanti ketahuan nyonya, saya bisa di pecat” pintanya sambil mendorong tubuhku
    “nyonya ‘kan gak ada” lanjutku, dengan tangan kiriku masih menempel di dadanya

    ternyata juju juga udah horny dari tadi saat aku tertidur dengan penis yang terbangun

    “tapi den…” suaranya lemah menahan remasan tanganku didadanya
    “gak apa-apa…” jawabku, sambil menyerang lehernya dengan kecupan dan bermain di sekitar cupingnya.

    Busyeet ni pembantu bisa wangi begini.. tambah nafsu aja jadinya

    “den….” Terdengar lagi suara juju melenguh…sambil menyenderkan tubuhnya kedinding kamar mandi.

    Oops… berani juga nih juju.langsung main pegang aja penis orang. Sesaat matanya terbuka, ketika menggenggam penisku.

    “ wah panjang ya punya aden..” suaranya agak serak terdengar, aku asyik aja terus menjilati lehernya sampai ke cuping juju dengan tanganku masih bermain didada juju.

    Dengan kondisi seperti itu,kuhentikan permainan sambil berdiri tadi dan kutarik juju mendekati kloset duduk kamar mandi. Lalu aku duduk duluan, melihat wajahnya sudah merah menahan horny, kujongkokkan juju menghadap penisku. Tanpa diperintah juju langsung menarik kolorku hingga mencuat penisku yang tegang banget itu.

    Dengan tetap menggenggam penisku, juju sempat melirik nakal kearah ku, kutahu maksudnya, akupun akhirnya menarik daster batiknya untuk kubuka, lalu pengait BH nya, kini juju hanya pakai cd dan jongkok siap mengulum penisku, tanpa basa basi kubuka kakiku lebar-lebar memberikan jalan untuk juju lebih dekat, supaya lebih bebas blow job nya, dan akupun lebih enak mainin dadanya yang masih kenceng. Meski janda tapi juju belum punya anak, pentilnya pun masih kemerahan dan kecil layaknya perawan.

    Gila…sedotanya bersih, gak nyenggol gigi sedikitpun, pengalaman kayaknya neh, sambil terus kuremas dadanya, terlihat juju sesekali merubah posisi kakainya seolah tak tenang. Melihat nya seperti itu kuhentikan blow job nya, akupun ingin melihat yang lain sebelum permainan di lanjutkan. Kugerakkan tanganku memberinya kode untuk berdiri.

    Jujupun berdiri didepanku yang masih duduk di kloset. Kini posisi kepalaku tepat di depan segi tiga mautnya, kurenggangkan kedua kakinya.

    Kuraba selangkangannya…. Ya…memang sudah basah, dengan aroma khas menggiurkan.

    Kumainkan jariku diluar Cd nya yang basah, membuatnya menggoyangkan pinggulnya beberapa saat menahan nikmat, dengan suaranya agak melenguh serak. Lalu kutarik Cd nya ke bawah dan kulepas membuat vaginanya kini jelas terlihat segar dan sedikit mengkilap karena sudah basah, dan jembutnya yang tidak terlalu lebat nampak terawat dan bersih, layaknya perempuan kelas atas. Tanpa berlama-lama langsung kumainkan jariku di klentitnya yang mengkilat, sesekali kumasukkan jariku sedkikit kedalam vaginanya, membuatnya semakin tak tenang berdiri

    “ohhh…den… enak den..” desahnya

    kumainkan juga dadanya sambil kuciumi pusarnya ,yang memang tubuh juju terawat dan bersih, meski doi seorang pembantu. Melihatnya semakin tak tenang berdiri dan vaginanya yang semakin basah, kuhentikan permainan dan kutarik tubuhnya mengangkang di atas penisku yang sudah tak sabar ingin merasakan vagina yang indah itu. Kurapatkan kakiku hingga juju bisa mengangkang diatasku, kuarahkan penisku kearah mememknya yang semakin basah

    “OOOhhh….” Desahnya sedikit teriak saat penisku ku lesakkan masuk ke vaginanya.

    Meski basah tapi tetap seret. Gila …. Susah juga melesakkan penisku langsung kevaginanya, dengan ditekan tubuh juju, dengan pantat yang bulat bahenol, akhirnya masuk juga seluruh batang penisku. Sesaat setelah masuk, kuremaskan tanmganku di pantat bulatnya menariknya semakin rapat ketubuhku, kudiamkan sesaat penisku didalam vagina juju, merasakan sensasi hangat rongganya. Juju mulai bereaksi santai menggerakkan pinggulnya kedepan dan belakang saat ku ciumi dada montoknya yang kian mengencang. Tak ada suara, kulihat juju hanya menggigit bibir bawahnya, dan sesekali menarik nafas panjang. Benar-benar di nikmatinya penisku didalam vaginanya,.

    Juju hanya bergerak santai maju mundur, dan kurasakan penisku seperti di pinjat perlahan, memang nikmat sekali, kuikuti permainan juju yang santai itu sambil terus kucium dan kusedot putting susunya,membuatnya hanya sesekali menyentakkan pantatnya saat kusedot kuat putingnya. Sekitar 10 menit ku ikuti permainan juju hingga terdengar suaranya.

    “den juju pingin pipis”….seiring gerakan pantatnya yang kian cepat dan bahkan terangkat hingga setengah panjang penisku. dan semakit cepat.

    Kuhentikan ciumanku di putingnya, hanya membenamkan wajahku di antara dada montoknya. Kubantu gerakan naik turunnya dengan mengangkat dan meremas pantanya yang bulat kenyal itu. Tangan juju sibuk meremas rambutku, mengacak-acaknya. Juju menuju klimaksnya…..”den…oh…den…..oh….”suaranya melemah seiring gerakkan pantatnya yang juga melemah. Kurasakan ada yang meleleh keluar dari vaginanya saat juju menghentikan goyanganya.

    “maaf ya den, juju gak tahan..udah lama juju gak disetubuhi, 2 tahun lebih..” .. ucapnya sambil berdiri membuat penisku terlepas dari vaginaya yang basah.

    Gila, lama juga vaginanya nganggur…bathin ku. Juju lalu jongkok lagi dan mulai menciumi ,menjilat dan mengulum serta menyedot penisku dengan semangat, lebih heboh dari yang pertama. Sepertinya dia ingin membayar kepuasan yang telah ia dapatkan. Kali ini aku sandarkan tubuhku dan hanya menikmati sedotan di penisku. Setelah beberapa menit, kuhentikan kepala juju, yang lagi nyedot penisku. Kuajak ia berdiri dan kubawa ke tempat tidur. Kubalikkan badannya, kusuruh ia berpegangan pada ranjang dan membuatnya nungging, terlihatlah belahan vaginanya yang kemerahan, sekarang agak kering. Dengan penisku yang masih berdiri tegak dan basah bekas liur juju, kulesakkan masuk ke vagina juju dari belakang.

    Sambil menungging kulihat juju melihatku sambil menggigit bibirnya sendiri lalu terdengar suaranya lirih

    ”oooohhh,,,,”

    kali ini agak lancar melesakkannya. Seperti tadi, kubiarkan beberapa saat penisku didalam vaginanya,merasakan kehangatan sesungguhnya dari perempuan. Sambil kuraih dadanya, kuremas keduanya membuat juju melenguh nikmat beberapa kali , sambil mengangkat tubuh depannya, setengah berdiri, lalu turun lagi keposisi semula. Saat itulah mulai kutarik dan kumasukkan penisku perlahan, kurasakan seret vagina juju saat pertama kusodok namun, lama kelamaan mulai licin kembali, dan juju pun mulai menggoyang pinggulnya memutar, lalu kurasakan denyutan dalam vagina juju, seiring suara juju terdengar serak

    ”juju mau keluar lagi den..ooookhhh…denn enaak dennn…nungging gini enak bangetss uuukkhhh”

    Namun kali ini kubiarkan penisku terus maju mundur dalam vagina juju..meski kurasakan juju makin melemah berdirinya. Merasa juju tak melawan dalam posisi itu, kucabut penisku, lalu, kubalikkan tubuh juju hingga terlentang di ranjang.

    “maafin juju ya den, abis penis den tomi hebat sih.” terdengar juju bicara pelan..
    ”sekarang terserah den tomi deh, juju ladeni..” lanjutnya

    Aku hanya senyum-senyum, sambil kedua tanganku membuka kedua kakinya lebar-lebar, menyembulkan vagina juju yang kian memerah.

    ”gak pa-pa kok” sahutku sambil kudekatkan tubuhku dan kuarahkan penisku ke vaginanya..

    Srrreeet..slup..agak seret vagina juju.. mulai kering setelah klimaksnya

    Seperti biasa aku suka membiarkan penisku beberapa saat diam didalam vagina juju, merasakan kehangatan, sambil ku kenyot puting susunya..

    Terlihat juju kembali menggigit bibirnya menahan terobosan penisku…

    Tanpa suara membiarkan bibirku menyerang dada dan lehernya..

    Setelah beberapa saat kemudian, kurasakan ada gerakan memijat pada penisku, ternyata juju menggoyangkan pinggulnya, barulah aku mulai menarik kontoku setengah lalu kumasukkan lagi membuat juju menarik nafas dalam sambil masih menggigit bibirnya..

    Aku suka gaya bercinta juju yang kalem.. membuatku makin semangat menggali kenikmatan tubuhnya. Kutarik dan kudorong terus penisku membuat juju pun makin menggila menggoyangkan pinggulnya hingga terasa ada yang memijat penisku.. gila nikmat banget… Hebat betul goyangan janda satu ini…

    Lalu kurasaka ada gerakakn memijat dan sedotan yang hebat dalam vagina juju menbuat penisku agak seret keluar masuknya..dan kurasakan juga seperti ada sesuatu yang akan keluar dari penisku…

    ”den… juju mau keluar lagi niih…” rengeknya…
    ”iya, saya juga juuu..“ balas ku

    Juju memang makin menggila menggoyang pinggulnya, hingga terasa bergoyang tempat tidurku itu..

    Tak lama terdengar suara lenguhan setengah menjerit dari bibir juju, bebarengan dengan muncratnya pejuh dari penisku…

    ”deeenn okhh…okhhh… okhh…”

    Kubiarkan pejuhku muncrat didalam vagina juju, sambil terus kugerakakn penisku maju mundur yang semakin pelan… dan kubiarkan diam didalam vagina juju sambil kuciumi dada montoknya.. kurasakan tubuh juju melemah dan memejam sesaat setelah puncaknya yang ketiga itu..

    Kucabut penisku dari vaginanya yang basah dan hangat itu, lalu terlihat ada sedikit cairan kental mengalir keluar,…yah sisa pejuhku… ikut keluar..

    Namun juju masih terlihat terpejam seakan masih menikmati sisa kenikmatan tadi. Kubiarkan juju tergelatak di tepi ranjangku, dan kulangkahkan tubuhku kekamr mandi, lalu langsung kuguyur seluruh tubuhku..segar …setelah sebuah kenikmatan bersama juju, Pembokat seksi Omku.

    Setelah cukup kurasakan segarnya mandi pagi itu, kulangkahkan tubuhku keluar kamar mandi, namun juju sudah tak ditempat tidurku, meninggalkan tempat tidur yang sudah tertata rapi… Yah .. thank you lah juuu… Thank you for your service…

    kuawali hari itu dengan senyum segar , hingga sekitar pukul 3 sore kulihat tanteku sudah datang, pulang dari kerja, namun tidak sendiri, kulihat doi bersama seorang wanita sebayanya, mungkin teman sekantornya, melihat gaya pakaian layaknya wanita kantoran. Duduk sejenak di ruang tamu, basi basi dan sedikit tawa, lalu terlihat mereka berjalan menuju kamar tanteku…

    Tanpa berpikir yang lain langsung kucari tahu, tapi tidak mengintipnya, tapi menanyakan pada Juju..yah pada juju. Langsung kucari juju yang ternyata sudah ada didapur menyiapkan makanan untuk tanteku dan temannya.

    ” Ju, tadi yang datang siapa..” tanyaku pada juju sambil memperhatikan tubuhnya yang sedang sibuk menyiapkan makanan.
    ” itu Ibu Lola, teman nyonya.., kenapa?” juju balik bertanya.
    ”enggak, kok pake naik kekamar segala..?” makin penasaran, sambil memancing juju untuk jujur padaku.
    ” ehh, emang gak boleh..?” jawabnya sambil senyum genit.

    Kali ini kudekati juju sambil kuraba pantat bahenolnya

    ”iya tapi kan, gak mesti di kamar to..?” kilahku makin memancingnya buka mulut.
    ”nah itu dia, terserah Nyonya mau ajak tamunya kemana..” jawab juju centil, dengan tetap membiarkan pantatnya kuremas..
    ”tapi gak terjadi apa-apa ’kan?” Tanyaku lagi, sedikit menyelidik
    ”maksudnya..?” timpal juju
    ”yah.. kamu kan tahu?” lanjutku
    ” tahu apa den?” juju agak serius
    ”jujur deh?’ tambahku
    ”jujur apa den, emang ada apa?” juju tambah serius berlagak gak ngerti.
    ” kamu ’kan tahu kesenengannya Nyonya, kalo udah dikamar sama perempuan lain?” pancingku
    ”ihhh. Aden ini mngomong apa sihh..??/” jawabnya dengan mimik wajah yang berusaha menutupi sesuatu..
    ”ayolah ju, jujur aja..” ucap ku, sambil tambah kencang meremas pantatnya…

    Juju nampak kikuk,… salah tingkah, bukan lantaran remasan tanganku pada pantatnya tapi.. antara ingin terus terang dan takut.

    ’juju takut den” tiba tiba juju bicara lagi setelah cukup lama terdiam.
    ’gak pa-pa” timpalku.. sambil mendekatkan wajaku kesamping wajahnya dari belakang.
    ” kamu kan pernah sama Nyonya” mendengar itu juju langsung membalikkan badan dan menatapku tajam.
    ” aden tahu?” dengan mimik takut bercampur kaget, dengan polosnya juju bertanya.
    ”iya..kemarin sore” jawabku…

    Dengan wajah memerah juju langsung membalikkan badan…

    Lalu terdengar lirih suaranya,

    ” Juju takut di pecat den”
    ”kenapa?” tanyaku berlagak serius
    ”Nyonya memang suka ngajak juju, kalo ndak mau juju nanti di pecat” keluhnya
    ” tapi Cuma pake mainan, kaya penis dari karet kok den” lanjutnya
    ”kamu suka?” tanyaku lagi
    ”enggak, juju Cuma pura-pura suka, takut nyonya marah, abis gimana gitu…, lain sama punyanya aden…” jawab juju genit.
    ”jadi sekarang kira-kira nyonyamu itu lagi main-main di dalam sana?” tanyaku lagi
    ” iya den, juju juga pernah diajak mereka berdua, Ibu Lola itu seneng banget kalo begituan, sampe keluar 3 kali…”

    jawab juju dengan wajah nampak memerah, entah teringat saat nikmat itu datang atau malu.

    ”lama dong mereka nanti?’ terus juju kececar pertanyaan
    ” iya, kadang malam baru keluar kamar, sampe makanan ini dingin” jawabnya
    ”Non sandra tahu nggak?’ lanjutku
    ’Enggak, abis non pulang malam terus, kursus katanya, tapi pernah pulang mabuk den, diantar temannya, Nyonya gak tahu” tambahnya
    ” kasian Non sandra” ucapnyaa lirih.
    ” sejak saya di sini nyonya sering begitu den.” lanjutnya.
    ” ya udah, maksih ya ju, kamu udah mau jujur, nanti aku kasih bonus deh” ujarku genit sambil meremas pantatnya.
    ” kapan den?” tanyaya, sambil membalikkan badan,terseyum genit.
    ”besok pagi yah” jawabku sekenanya, sambil meninggalkan juju di ruang makan sendiri, dipenuhi harapan ngentot besok pagi denganku, hehehehe…

    Malam berlalu, sekitar jam 10 malam terdengar suara mobil meninggalkan halaman rumah besar itu, ya.., Tante Lola sudah pulang, diantar Tanteku sampai gerbang… Akhir selingkuh sejenis Tanteku hari itu… Sambil mengatur rencana untuk besok, kututup mataku malam ini dengan rencana setan di otakku..hehehehe……pagi ini aku bangun lebih pagi dan langsung mandi, saat kemudian kudengar pintu kamar mandiku diketuk seseorang, pasti juju, hehehehe… sudah nagih…

    ”den…den…?’ terdengar suara diseberang pintu, suara juju.
    “masuk aja ju”.. jawabku
    “ enggak ah” balasnya terdengar ragu
    ”udah gak apa-apa” rayuku.

    Lalu seseorang membuka pintu kamar mandi yang tak aku kunci itu.

    Nampak juju masuk, dengan memkai daster kembang-kembang, namun tetap dengan model kerah leher yang sama lebarnya dengan yang kemarin, hehehe

    Dengan tetap kubelakangi menghadap shower, juju pun tetap diam menunduk didepan pintu yang sudah ditutupnya itu.

    ” udah sini” pintaku
    ” nanti aj den” jawabnya

    Mendengar jawabnya itu, langsung ku balik badan dan mendekati juju,telanjang.

    Juju tetap menunduk meski terlihat curi curi pandang kearah penisku yang masih belum bereaksi. Kupegang tangannya, kutarik mendekat air shower, juju agak menahan tarikanku, mungkin takut basah. Tapi akhirnya kutarik kuat, juju kini basah di bawah shower itu, nampak lekuk tubuh indahnya,dibalut pakaian nya yang basah, wow seksi memang pembokat satu ini. Membuat penisku mulai bereaksi,mengembang…

    Juju yang matanya tak lepas dari penisku langsung menyambarnya, jongkok dan mulai menciumi, menjilat dan mulai mengulumnya, dibawah pancuran air itu, sungguh sensasi yang sangat menyegarkan di pagi ini.

    Untuk beberapa menit juju nampak serius menm-blow penisku, yang semakin tegang…. …

    ” oooohhhh enak juuu” ucapku saat juju kulihat melirik kearahku..

    Mendengar itu juju kian kuat menyedot penisku…

    Mungkin juju benar-benar ingin membalas semua kenikmatan yang diraihnya kemarin pagi..

    Saat kurasakan cukup untuk sesion ini, kutarik juju berdiri. Kuciumi lehernya, kujilati cupingnya, sambil kuremas dadanya yang masih terbungkus BH dan daster basahnya, namun terlihat juju menikmatinya.. terus kujilati sampai kedada atas depannya yang montok.

    Tak puas dengan balutan pakaian basahnya itu, kutarik keatas dan kubuka daster basahnya, lalu pengait BHnya namun ternyata juju gak pakai Cd, wow ….

    Kini tubuh telanjang juju telah siap untuk kunikmati, dengan kesan basah dari air shower itu membuat tubuhnya makin nampak indah dan mengkilap mulus.

    Langsung kudaratkan mulutku di puting susunya yang mengeras karena nafsu dan dinginnya air pagi itu…kusedot meski bercampur air, kujilati, terus hingga kurasakan juju menggeliat merasakan sensasi kenyotan bibirku.

    Kulanjutkan permainan bibirku menyusuri perutnya…lalu sampai di hutan kecil yang nampak basah oleh air..terus sampai kesela-sela selangkangannya..yang tanpa kuperintahkan sudah dibuka lebar oleh juju, mengharap aku memasuki area itu dengan lidahku, seperti saat pertama kali kemarin… namun tidak ku lakukan.. sengaja, biar membuatnya sedikit tersiksa…hehehe..

    justru aku bangun lagi dan mematikan kran air shower itu..lalu kutarik tangannya ke kloset duduk, dan menyuruhnya duduk. Nah, barulah kedua kakinya kubuka lebar, dengan duduk yang sedikit kutarik ketepi, supaya mudah buatku bermain lidah divaginanya yang menggairahkan itu…

    Dengan bertumpu lututku, ku mulai mainkan lidahku divaginanya..dengan tangan meremas dada montoknya. Membuat juju terdengar melenguh keenakan, dan kaki yang terus bergoyang menahan sensasi yang kuberikan pada vaginanya.

    Kujilati terus hingga kurasakan kedua paha juju mulai menjepit kepalaku dan berkata

    ”juju, mau keluar den…okhhh…okhhh…okhhh…okhhhh…” dan kurasakan jambakan tangannya di kepalaku pun melemah… yah.. Juju sudah sampai klimaksnya yang pertama.

    Tubuhnya yang mulai mengering dari air shower tadi nampak memunculkan warna kemerahan di wajahnya, akibat sensasi klimaksnya tadi…

    ”enak banget den, sumpah…nikmat den, maaf ya den,…nanti juju balas deh..” ucap juju sambil menarik tubuhku untuk berdiri, kuikuti tarikan tangan nya dan kini aku sudah berdiri dengan penisku tepat di depan wajahnya.

    Tanpa bicara lagi, juju langsung mengulum penisku..

    Hangat kurasa penisku didalam mulut juju.. tapi badan kedinginan nih.

    Untuk beberapa saat kubiarkan rasa dingin menyergapku setelah mandi tadi, sambil menikmati sepongan juju…

    Lalu kuhentikan gerakan kepala juju yang asyik mengulum dan menyedot penisku.

    Ku tarik tangannya ke arah tempat tidur, sambil kusambar handuk yang menggantung tak jauh dari pintu kamar mandi. Kusapu sisa air di badanku lalu kuberikan pada juju untuk dirinya mengeringkan juga sisi air di tubuh montoknya..
    Aku duduk lebih dulu di tepi ranjang, dengan penis yang masih berdiri tegak sambil menikmati pemandangan tubuh juju yang sedang disapu handuk olehnya..

    Kulihat juju senyum genit saat mengeringkan selangkangannya, ku hanya senyum, sambil memegang penisku…

    Dilemparkannya handuk basah ku kelantai oleh juju, lalu dengan senyum genit juju ternyata bergoyang erotis di depanku, wow….wow…., juju memberiku hiburan lain, juju striptease didepanku,.. gila.. belajar di mana nih pembokat, gara2 bergaul dengan majikannya pasti nih.

    Dengan meliuk-liukkan tubuh mulusnya juju terus menari didepanku dengan terus mendekatiku, sambil merangkak juju mendekatiku dengan sorot mata sayu kearah penisku..

    Menikmati tarian telanjang juju membuat penisku semakin tegak berdiri..
    Juju semakin dekat, mendekatkan mulutnya ke penisku…meraba pahaku dengan dada montoknya, dan langsung mengulum penisku dengan menggila.

    ”oookkkhhh…..enak juuuu” desah ku agar juju semakin semangat.

    Ternyata benar, juju makin kuat menyedot penisku yang memenuhi mulutnya..
    Kubiarkan sensasi sedotan juju, benar-benar kunikmati permainan juju pagi ini.
    Setelah sekitar lima menit juju menyedotnya, kuangkat kepala juju.
    Juju berdiri tepat didepanku kini…. memberiku kesempatan memainkan kembali puting susunya, kujilati…membuat juju melenguh perlahan.

    Akupun berdiri sambil terus kuremas dada montoknya, memutar tubuh lalu mendorong juju ketempat tidur sambil tetap menciumi dadanya lalu turun keperut dan hutan lebat di selangkangannya…. juju mulai basah lagi, terangsang.
    Akupun ikut naik ketempat tidur..

    Tiba-tiba juju terbangun dari rebahannya, menarikku hingga terlentang, langsung menyambar penisku dengan bibirnya,… gila gak puas – puas nih juju nyepong… tapi kubiarkan.. enak brur.. juju hebat nyepongnya,..
    Melihat penisku yang total tegang, juju menghentikan sedotannya, merayap naik keatas tubuhku, membuka kakinya dan siap menelan habis penisku dengan vaginanya yang basah itu.

    Kubiarka juju beraksi kali ini, dimasukkan penisku ke vaginanya, dipegang dan dituntun kearah bibir vaginanya,menekan dalam-dalam…

    Sreeettt…sluuuppp….kurasaka penisku melesak masuk..hangat…ooookhhhh
    Tahu akan kesukaanku yang selalu mendiamkan penisku sejenak dalam vaginanya, setelah masuk semua batang penisku dalam mememknya, juju hanya menciumi puting susuku tanpa menggerakakn pinggulnya, hangat terasa vagina juju….

    ”ooohhkkkkhh enak ju, vaginamu hangat banget,,,,” bisikku

    Juju Cuma senyum lalu menggigit bibirnya merasakan sensasi hangat yang sama.

    ” penis aden juga hebat, besar keras…juju suka den, biarin lama didalam ya…” pintanya, Aku hanya tersenyum….

    Namun tiba-tiba kurasaka ada gerakakn memijat pada batang penisku, ternyata juju gak tahan juga, dan mulai
    menggoyang penisku dengan santai, enak gila…

    ” enak juu, goyanganmu mantap…” ucapku

    Mendengar itu juju makin bersemangat,memutar lalu mangangkat pantatnya seolah ingin mematahkan penisku…..

    ”oohh ahhh oohhh ” terdengar suara juju sedikit berisik kali ini
    ”enak den… penis aden enak banget…oh ah oahkkhh…” juju meracau..menikmati batang penisku di dalam vaginanya, akupun juga merasakan sensasi lain dari juju kali ini…
    ”terus juuu” pintaku…

    Juju makin menggila, mungkin juju benar-benar ingin memuaskan ku pagi ini…

    Seiring goyangan juju yang menggoyang seluruh ranjangku pagi ini, kuremas dada montoknya sesekali kuangkat tubuhku mendekati putingnya dengan bibirku, kusedot kuat membuat juju menggelinjang dan makin membuat gerakan memutar dahsyat di pinggulnya….kubantu gerakakn pantatnya dengan remasan di pantat kenyalnya dan kadang kuangkat sedikit lalu turun lagi, mengocok penisku…

    ”deeeenn juju mau pipis lagi niiihh…” seru juju sedikit teriak tertahan.
    ” terus juuu goyang aja…” jawabku

    Kurasaka ada yang meyedot penisku dari dalam vagina juju, membuatku serasa ingin keluar juga…

    ”iya juu, saya juga mau keluar niihhh…” seru ku
    ” iya den… ohhhhh ahhh” jawab juju dengan wajah memerah dan goyangan yang makin menggila….
    ”iya..ya..ya..ya…ohhhh ohhhh ohhh ….” juju meracau dan bergetarrr
    ”terus ju…” pintaku melihat juju menegang dan mulai melemah gerakaknnya….

    Tak lama kurasakan ada yang muncrat dari penisku…sambil ku tarik pantat juju makin rapat ketubuhku…kulepaska pejuhku di dalam vagina juju…

    ”oookkkhhh….ohhhh”….teriakku…

    Kurasakan nikmat sekali vagina juju pagi ini…Seiring robohnya tubuh lemas juju di atas tubuhku, kurasakan ada yang meleleh keluar dari vagina juju….hangat….nikmat… mengiringi akhir pacuan mesum ku bersama pembokat seksi ini…
    Kubiarkan tubuhny tetap diatas tubuhku untuk beberapa menit….kupeluk….. akupun ikut melemah dan memejamkan mata… menikmati sisa-sisa kenikmatan pagi ini….

    Tak lama juju membuka mata…

    “maaf den juju ketiduran, abis capek banget,….keenakkan…”ucapnya sambil senyum dan mengangkat tubuhnya bergerak kesampingku….

    penisku pun terlepas dari vaginanya… sudah melemas…basah, sisa pejuh kaki berdua.

    “ju, nyonya mu itu apa gak suka lagi sama cowok ya…?” tanyaku
    ”ah enggak kok, Buktinya masih mainin penis mainan itu..” jawabnya lugu
    ”aku pengen ngentot dia ju” ucapku
    ”apa???” juju sedikit mengankat tubuhnya melihat wajahku , kaget
    ”yang bener aja den, masa tante sendiri di embat?’ lanjutnya
    ”kan ada juju den” tambahnya, sambil tangannya memainkan penisku, seperti tak rela kalo aku main dengan perempuan lain, wah gawat…
    ”abis dari dulu, aku tuh udah nafsu banget ama tanteku itu” kilahku
    ”kadang sampe mimpi basah..” ucapku berbohong sambil kulihat wajah juju lalu dadanya yang masih telanjang disampingku..
    ”masak sih den?” juju melongo
    ” iya juuu.., kamu mau bantu kan?’ tambahku
    ”apa…????//// wah aden tambah gila nih?” juju kaget
    ”tenang aja juu, aku yang atur, kamu bantu aja,….” rayu ku
    ” gimana bisa den?” juju tak percaya
    ” bisa ju, pokoknya kamu bantu aja ya…” pintaku sambil kedekatkan bibirku keputing juju, mencoba mencari kenikmatan selanjutnya…..

    jujupun membantu menarik kepelaku tambah menempel didadanya… kusedot…jilat…dan yang lain kuremas dengan tanganku…

    Juju menggelinjang…….kuhabiskan pagi ini dengan juju yang bahenol dan goyangannya yang mantap,sampai dua kali…..lumayan…..pegel…tapi langsung dapat pijatan dari juju…..gila enak banget pagi ini…..ngentot dua kali trus dipijat…. setelah itu akupun tertidur lagi dengan mimpi ngentot ama tanteku…dan rencana sudah kuatur dengan juju…. juju bersedia dengan imbalan gentot….. hahahah hahahaha……. sekali dayung dua vagina ternikmati…..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Seks Ngentot Pertama Kali Dengan Kekasihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Seks Ngentot Pertama Kali Dengan Kekasihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1345 views

    Perawanku – Aku seorang cowok, ini adalah cerita dewasa ketika aku ngentot pertma kali dengan kekasihku, terasa aneh dan enaaaak banget. Inilah cerita panas tersebut, Namaku Agung dan pacarku bernama Ririn. Kami satu sekolah di Jakarta dan kami resmi menjadi pacar di kelas 3 setelah sekitar setahun sering pulang bareng karena rumah kami searah.

    Ririn sendiri adalah seorang gadis yang bertubuh mungil, tingginya mungkin tidak lebih dari 155 cm dan bertubuh kurus, namun memiliki ukuran payudara yang besar, mungkin seukuran dengan payudara Febby Febiola. Sampai-sampai teman-temanku sering berkata kalau nafsu seksnya pun pasti besar. Tapi bukan itu yang jadi penyebab aku mencintainya, sikap manja dan tawanya yang lepas membuatku senang bersama dan bercanda dengannya. Hubungan pacaran kami layaknya gaya pacaran remaja era 90-an, tidak lebih dari nonton bioskop atau makan di restoran cepat saji.

    Tapi memang setelah pulang sekolah aku sering mampir ke rumahnya untuk ngobrol atau mengerjakan tugas bareng. Biasanya ada ibunya dan adik laki-lakinya yang masih smp. inilah cerita dewasa panas yang aku alami.Sehari menjelang acara liburan perpisahan sekolah kami, seperti biasa aku mengantarnya pulang dan mampir ke rumahnya. Ternyata hari itu ibunya sedang ke Kota Malang bersama adiknya untuk menjenguk kakaknya yang kuliah dan sedang sakit di sana. Sedangkan bapaknya memang biasa pulang malam. Jadilah kami hanya berdua di rumah tersebut.“Mau nonton CD ga? Aku punya CD baru ni,” katanya seperti biasa dengan ceria. “Boleh,” sahutku. “Bentar ya, aku mo ganti baju dulu, bau,” katanya sambil beranjak ke kamarnya. Aku pun memasukkan keping CD ke dalam CD playernya sambil menunggunya ganti baju.Tidak lama dia pun kembali ke ruang tengah dengan celana pendek sekitar 20 cm di atas lutut dan kaos ketat. Kami pun menonton film dengan duduk bersebelahan di sofanya. Film yang kami tonton adalah film Armageddon.Kugenggang tangannya dan menariknya menempelkan bahunya dengan bahuku, dia pun merapat dan lenganku pun kini berada di atas payudaranya yang kenyal.

    Dia sudah terbiasa dengan hal ini, toh biasanya pun seperti itu tiap kali nonton di bioskop atau di perjalanan.Semakin lama posisi duduknya makin bergeser dan kini dia tiduran dengan kepalanya berada di atas pahaku. “Cantiknya gadisku ini,” pikirku dalam hati. Tanganku pun kuletakkan di atas perutnya. Ketika adegan ada adegan panas di film, kurasakan nafasnya berubah. Terus terang aku pun merasa terangsang, pelan-pelan kugeser telapak tanganku ke atas payudaranya, tapi dia menolaknya.Karena terbawa suasana, kucium keningnya dan dia tersenyum kepadaku. Kulanjutkan dengan mengecup pipi dan bibirnya, lagi-lagi dia tersenyum. Itu adalah ciuman pertama kami. Ciuman yang awalnya hanya menempel kurang dari sedetik, kini sudah menjadi ciuman penuh nafsu. Lidah kami saling bermain dan tanganku pun sudah meremas-remas payudaranyaTiba-tiba dia bangun dan duduk di sebelahku, “udah ya, nanti keterusan lagi”. “Sorry ya, abis kamu gemesin sih. Tau ngga, itu tadi ciuman pertamaku lho,” ujarku polos. “sammma,” jawabnya lagi sambil menampilkan senyumnya yang bikin makin cinta itu.

    Kami pun meneruskan menonton film dan hanya menonton.Setelah film selesai, dia bangkit dari duduknya, “Mau ke mana?” tanyaku. “Mau beresin baju dulu buat besok,” jawabnya. Memang besok kami akan pergi ke luar kota bersama seluruh teman satu sekolah.“Mau dibantuin?” tanyaku. “Ayo,” jawabnya sambil berjalan menuju kamarnya. Aku pun mengikutinya ke kamarnya dan inilah pertama kalinya aku masuk ke kamarnya. Kamarnya betul-betul menunjukkan kalau dia masih manja, dengan cat pink dan tumpukan boneka di atas ranjangnya.Dia mulai mengeluarkan baju-bajunya. “Yang ini jangan dibawa, terlalu seksi,” kataku ketika dia mengeluarkan bajunya yang memang tipis dan berbelahan dada besar. “Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi tetap terlihat manja.Aku pun mengambil alih lemarinya dan kupilih-pilih baju yang kupikir cocok untuk dibawanya. Tiba-tiba muncul ide isengku untuk memilihkan juga pakaian dalamnya. Kuambil satu yang berwarna krim, “ih jangan pegang-pegang yang itu” jerit manjanya sambil berusaha merebut dari tanganku. Aku pun berlari menghindar, “Wah ini toh bungkusnya, gede juga,” candakuDia pun menarik tanganku dan memelukku untuk merebut bra dari tanganku yang lain.

    Segera saja kucium lagi bibirnya dan dia pun membalas ciumanku. “emmmh…emhhh,” suaranya mendesah sambil tangannya memegang tanganku.Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil terus berciuman. Kini posisiku ada di atasnya dan menempel di tubuhnya. Terasa betul payudara kenyalnya di dadaku. Kugeser tubuhku ke sampingnya agar dapat meremas payudaranya.“emmmh…emhhhhh…emhhhh,” desahnya makin jelas dan kini tangannya sudah menyentuh penisku dari luar celanaku. “Sudah nafsu banget,” pikirku.Perlahan-lahan kumasukkan tanganku ke dalam kaosnya dan meremas payudaranya langsung. Kuangkat ke atas kaosnya sehingga kini terpampang payudaranya yang besar terbungkus bra krim. Segera kuciumi kedua payudaranya dan tidak lama dia pun melepas sendiri bra tersebut. Benar-benar payudara yang besar dan indah, warnanya kecoklatan dengan puting yang lebih gelap.Kumainkan kedua putingnya, kujilati bergantian. “emmmh….emhhhh…kamu juga buka dong,” pintanya sambil menahan desah. Segera kubuka baju seragam dan celana sekolahku hingga tinggal celana dalam, kulanjutkan dengan membuka celana pendeknya. “celana dalamnya jangan,” tolaknya ketika aku akan menarik lepas celana dalam coklatnya.

    Kulanjutkan jilatan-jilatanku di puting payudaranya, tangan kiriku memainkan puting yang satu lagi, sedangkan tangan kananku menggesek-gesek vaginanya dari luar celana dalam. “Enak?” tanyaku. Dia hanya mengangguk sambil meremas-remas penisku dari luar celana dalam. Tiba-tiba dia menarik keluar penisku. “dibuka aja ya?” tanyaku sambil kubuka celana dalamku.Tangannya makin kuat meremas-remas penisku, sementara tangan kananku mulai memasuki vaginanya dari samping celana dalamnya. Kugesekkan jari telunjukku ke bibir vaginanya yang sudah basah. Pelan-pelan kumasukkan jariku ke dalam vaginanya, kulihat kepalanya mendongak ke atas sambil terus mendesah.“Boleh dimasukin ga?” tanyaku sambil menatap wajahnya yang sekarang menjadi begitu seksi. “Pelan-pelan ya,” jawabnya dengan nafas terengah-engah. Mendapat persetujuan, aku pun berdiri di bawah ranjangnya dan di antara kedua kakinya. Kutarik lepas celana dalamnya sehingga kini untuk pertama kalinya aku melihat langsung vagina seorang gadis.Vaginanya berwarna coklat dan kedua bibir vaginanya begitu rapat seolah tidak ada lubang di sana. Bulu-bulu kemaluannya yang tipis sudah terkena lendir-lendir yang keluar dari vaginanya ketika kumasukkan jari telunjukku tadi.

    Kucium vagina tersebut, “iiiihh, apaan sih. Jangan dicium, jijik ah, “ tolaknya sambil kedua telapak tangannya menutup vaginanya.“Abis imut sih,” kataku sambil tersenyum kepadanya. Kulepaskan kedua tangan yang menutupinya dan langsung kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Sesekali kujilat-jilat kedua putingnya. “ehmmm…ehhhhm….” lenguhnya makin tidak jelas. “Ji, masukin ji, masukin….emmmhhhh,” pintanya.Segera kudorong penisku memasuki lubang vaginanya, begitu sempit namun karena sudah dipenuhi cairan-cairan, akibat rangsangan tadi, perlahan-lahan penisku kun menembus vaginanya. “Oooooooh…ohhhhhhh,” kali ini aku pun ikut mendesah keenakan.Setelah penisku masuk seluruhnya, kurasakan denyutan-denyutan vaginanya menjepit kepala penisku, begitu nikmat. Kutatap wajahnya, mata kami pun berpandangan seolah membuat kesepakatan untuk mulai memompa.Kutarik pelan-pelan penisku lalu kumasukkan kembali pelan-pelan. “Ji, enak banget ji. Aduh enak banget….emmmmhh,” teriaknya makin meracau. Semakin lama kocokan penisku semakin kencang. Kedua tanganku pun terus memainkan kedua puting payudaranya, sambil sesekali meremasnya dan menjilatnya.

    Dia pun menarik tubuhku memeluknya. Kini tubuh kami serasa menempel, payudaranya menempel di dadaku yang telah berkeringat. Bibir kami berpagutan dan lidah kami saling membelit. Nikmat sekali. Hanya penisku yang masih bisa bergerak keluar masuk vaginanya.“Ji…..ohhhhh…ohhhh….jiii ,” tiba-tiba tubuhnya menegang kemudia lemas sebentar. “Kamu keluar ya?” tanyaku sambil menghentikan kocokan penisku namun masih terbenam di vaginanya.”Iya, enak banget, enak banget. Kamu belum ya?” jawabnya sambil kepalanya menggeleng-geleng pelan seolah baru merasakan sangat enak.Tidak kujawab pertanyaannya tapi kembali kukocok penisku. “Jangan cepet-cepet, masih geli,” pesannya. Karena memang sebetulnya aku pun hampir ejakulasi, tidak lama kemudian aku pun mengeluarkan maniku. “Ohhhhhh…ohhhhh…ke….keee ,” racauku sambil menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya | baca juga Cerita Ngentot Adik Teman.Kucabut penisku dan tidur di sebelahnya. “Enak banget, makasih ya ke,” ucapku. Dia Cuma tersenyum dan memelukku dengan kepalanya bersandar di dadaku. Setelah itu kami pun mandi bersama.Besoknya di acara liburan perpisahan sekolah, kami menjadi semakin rapat seperti sepasang pengantin baru. Kami pun beberapa kali mengulangi aktivitas seks di rumahnya. Hingga akhirnya kami berpisah jarak karena harus kuliah di kota yang berbeda dan berujung dengan putus karena sulit mempertahankan pacaran jarak jauh.

    Cerita Sex Pacar | Cerita Mesum Abg Pacar | Cerita Ngentot Pacar ABG HOT

  • Cerita Sex Selingan Ranjangku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Selingan Ranjangku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1344 views

    Perawanku – Aku Heri, seorang suami dan ayah yg berusia 31 tahun. ayah dari 2 orang anak perempuan dan laki, dan istri yg sebagai ibu rumah tangga bernama Bella yg usianya sama denganku. aku seorang pejabat di perusahaan milik negara di salah satu kota di pulau di Indonesia, yakni Bali. sebagai seorang karyawan, penempatan di Bali merupakan keinginan dari banyak orang karena bisa berwisata tiap hari dan digaji pula. aku memiliki tubuh yg proporsional, aku rajin berolahraga dan fitness sehingga membuat badanku fit dan tegap.

    Sedangkan istriku, Bella, adalah temanku waktu dulu berkuliah, wanita yg lembut dan kalem. lantas setelah menikah denganku, dia sudah berhijab yg membuatku semakin jatuh cinta padanya. dia masih menjaga keperawanannya saat kami menikah, mengingat sudah sangat susah mendapatkan wanita yg masih perawan saat ini, mungkin karena Bella keturunan arab dan jawa, sehingga keperawanan dinilai sangat penting untuk di jaganya, namun aku bukan seorang perjaka saat menikahinya. kedua anakku masih kecil, yg anak pertama masih berusia 6 tahun, sedangkan adiknya baru 4 tahun, kedua anakku ini tidak akan ikut serta dalam cerita ini.

    Aku bersyukur memiliki anggota keluarga yg mudah beradaptasi, saat pindah beberapa waktu lalu juga lancar. istriku juga sudah mendapat kelompok arisan baru yg membuatnya tidak bosan dikota ini karena tidak memiliki teman. untuk urusan rumah tangga, kami sangat harmonis, komunikasi kami bina dengan baik dan saling menghargai kesibukan masing-masing, nafkah lahir dan batin tidak pernah telat aku berikan, aku tidak pernah merasa jenuh dan bosan. walau begitu, isteriku sering mengeluh dengan ukuran kontolku yg sangat besar mencapai 18cm dengan lingkar yg cukup tebal bahkan tangan istriku tidak mampu menggengamnya. kontol yg besar ini membuat memeknya nyeri saat berhubungan. akan aku ceritakan bagaimana kontolku bisa sebesar ini pada lain kesempatan. secara keseluruhan, kami keluarga yg sangat harmonis.

    Demikian perkenalan singkat mengenai aku dan isteriku, selanjutnya adalah kisah kehidupan keluarga kami menjalani sebagai suami isteri yg penuh dengan lika-liku dan warna-warni kehidupan.

    (Pada chapter “pembukaan” ini merupakan perkenalan tokoh utama dalam cerita yaitu Heri, bagaimana perjalanan dia hingga akhirnya dia menjadi Heri yg sekarang, akan banyak cerita yg di fastforward, karena bukan inti dalam cerita ini).

    *
    flashback saat SMA

    Sebelum masuk ke inti cerita, pada awal ini akan aku ceritakan bagaimana latar bekakang Heri.

    Aku bukan anak dari orang kaya, bapakku seorang pengajar di kampus dan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga. aku 2 bersaudara yg kesemuanya lelaki, dan aku anak terakhir. sebagai anak terakhir pasti ekspektasinya akan dimanja dan dituruti semua keinginan, namun tidak bagiku, jika menginginkan sesuatu haruslah bekerja. sebagai anak yg selalu diperhatikan oleh orangtua, mengantarku menjadi seseorang yg bersifat kurang percaya diri, pendiam dan setengah-setengah, namun pemberian fisik yg gagah dan sedikit ganteng setidaknya bisa membuatku sedikit berani menghadapi wanita.

    Orangtuaku menginginkanku untuk masuk ke jurusan IPA, namun aku tak begitu suka dengan hitung menghitung, lantas masuklah aku di IPS. mungkin di jurusan IPS ini dipandang sebelah mata, tapi tidak bagiku, apapun materi atau pelajarannya, semua penting dan aku harus menjadi yg terbaik. teman-teman dikelas seperti typical anak IPS lainnya, obrolannya pasti tidak pernah jauh dari selangkangan, sebagai seorang perjaka pasti ada keinginan untuk mencoba enaknya bercinta seperti yg teman-teman ceritakan. tapi dengan siapa?
    entah kenapa aku tak banyak menaruh ketertarikan pada teman sekelasku atau teman di sekolahku, entah mungkin kurang sreg aja bagiku. tapi aku selalu naksir dengan teman SD ku dulu yg sekarang beda SMA denganku, namanya Owie, atau nama lengkapnya Natalie.

    Aku sudah menaksirnya sejak kelas 1 SD, kalau dipikir lumayan juga aku umur segitu sudah tau yg bening. tapi apadaya, jaman usia segitu masih dikata cinta monyet, namun teman-temanku mengetahui jika aku ada ketertarikan, maka tiap aku berjalan di kelas maupun dilorong pasti disorakin sama temen-temen.
    “ciiiieeeee Heri, cieeeee”, sorak teman waktu SD, bukannya Owie seneng atau apa, tapi malah takut dan lari. keadaan seperti ini bertahan hingga aku lulus SD, tak pernah ada obrolan atau apa dengan Owie, gurukupun tahu jika aku di dudukkan dekat dia pasti teman sekelas bakal gaduh. perpisahan SD pun aku masih malu-malu saat bersalaman akan berpisah. namun yg kuketahui bahwa aku dan Owie masih melanjutkan petualangan cinta monyet ini dibangku SMP, karena kami diterima di SMP yg sama, namun tetap saja aku tak ada perkembangan atau apa.

    Hingga akhirnya waktu SMA kami benar-benar berpisah, dia diterima di SMA yg lain denganku. kedekatanku berawal dari reuni SD yg aku hadiri, dia sudah berubah menjadi sangat cantik dan bertubuh sintal, membuatnya terlihat seksi. sejak reuni itu aku memberanikan diri dekat dengannya, tentunya aku harus memastikan bahwa dia sedang single. kurang lebih hampir 5 bulan aku mendekatinya, akhirnya dia menerima cinta yg aku nyatakan. aku sungguh senang dan merupakan pencapaian yg amat luar biasa bagiku, selain itu Owie bakal menjadi pacar perdanaku.

    Aku anggap kelas 2 sebagai titik balik kehidupanku, dimana akhirnya aku dimasukkan di IPS seperti yg aku harapkan, jadian dengan cewek yg aku taksir sejak kelas 1 SD dan pertama kalinya punya pacar. rasanya hidupku sudah lengkap. bahkan teman-temanku saja pada tidak percaya saat aku memiliki pacar secantik Owie.
    “Dri, ah ini paling pacar ngaku-aku nih”, protes temanku dikelas yg bernama Benny.
    “ah iya nih, mana mungkin pacarmu secantik ini”, lanjut Niko.
    “bawa gih pas nanti sore futsal”, ujar Surya.
    merasa jengkel dengan temanku yg tak percaya, akhirnya aku rayu Owie untuk menemaniku saat main futsal, dan benar saja temanku pada hanya melongo dan ikut bahagia.

    Namun, kebahagiaanku hanya berlangsung sebentar setelah kami memiliki beda pandangan terhadap prinsip hidup, walau aku masih SMA aku benar memegang teguh prinsip dan cara berpikirku, agar tak mudah dipengahui oleh orang lain yg dapat merusak kehidupanku kelak.

    Sore itu setelah menjemput Owie disekolahnya dan kami langsung pulang kerumah Owie karena kondisi sudah sangat mendung dan akan hujan, pada waktu itu aku hanya mengendai sepeda motor bermerk Honda yg sangat legendaris yaitu Supra.
    “mampir dulu yang, udah hujan lho”, ajak Owie yg lantas aku iyakan dan kutuntun motorku masuk ke gerbang rumahnya.
    “kok sepi Wi?”, tanyaku.
    “iya, kakak kan kuliahnya di Bandung, bapak dan ibu kerja biasanya pulang nanti jam 5”, terang dia sambil mempersilahkan aku duduk diruang tamu, namun aku memilih duduk di lantai.
    lantas Owie masuk ke dalam untuk sejenak, dan kembali dengan membawakanku air minum dan snack, dia masih mengenakan pakaian SMA nya namun kancing teratas sudah terbuka dan rambutnya terurai panjang.
    kamipun banyak ngobrol membahas apa saja, terkadang aku memasukkan prinsip hidupku pada obrolan secara tersirat tanpa dia sadari.

    “hmm menurutku sih cewek yg gak bisa menjaga kehormatannya ya aku ngerasa kurang cocok, gimana dia bisa menjaga kehormatan keluarganya kelak jika dia gak bisa menjaga kehormatannya sendiri”, ujarku sambil duduk bersila dan Owie disampingku duduk dengan menekuk kakinya hingga ke dada.
    “hmmm yaiya sih”, balas dia sangat singkat sambil berpikir.
    “lha iya kan, gimana coba, kan aneh to”, ujarku dengan tegas dengan prinsipku.
    “ehmm iya”, balas dia singkat, “ehmm aku mau cerita yang, gantian”, lanjutnya yg membuatku menjadi serius dan dadaku berdegub kencang, “ak…aku udah pernah yang”, lanjut dia dengan sangat singkat.
    “maksudmu?”, tanyaku menegaskan.
    “iya yang, aku udah pernah berhubungan”, balas dia dengan sangat pelan dan lirih. pada moment ini jantungku benar-benar hancur, cewek yg aku kagumi sejak SD kenapa pernah melakukan hubungan yg dilarang oleh agama diusia muda ini.

    “Yangg, kamu kok diem aja?”, bingung dia yg aku hanya diam saja.
    “ak..aku gak percaya Wi, kamu cewek yg aku kagumi sejak SD, kenapa begini?”, tanyaku meyakinkan dirinya.
    “yang, hmmm itu sudah jadi hal yg biasa, memangnya kenapa, kamu belum pernah yang?”, balik dia tanya kepadaku yg langsung aku balas dengan menggelengkan kepala sambil menatap dia.
    “plis sayang, jangan tinggalin aku, aku tau aku salah plis yang”, ujar dia sambil merenggek kepadaku, kepalaku hanya berpikir siapa yg telah merenggut mahkotanya.
    “se..sejak..kapan?”, tanyaku sambil pikiran kosong.
    “udah lama yang, udah yang gak usah dipikir yang, plis jangan tinggalin aku, aku minta maaf, aku janji akan menjadi yg lebih baik…..”, lanjut dia sambil terus merengek disebelahku sambil menatapku dengan mata berkaca-kaca.
    sebagai anak SMA yg masih kemarin sore dan pertama kali pacaran dihadapkan dengan problema yg menyangkut dengan prinsip hidupku jelas membuat kepalaku pening. hujan diluar rumah terus mengguyur dengan deras, bahkan para burung di pohon pun pilih berteduh di bawah atap perumahan menghindari air yg jatuh dari langit ini.

    Aku hanya terdiam bingung dengan apa yg terjadi kepada wanita yg aku taksir sejak kecil ini, pikirku jadian dengan dia akan menjadi perjalanan yg indah bagi kelanjutan hidupku, tapi keindahan itu hanya berada di dalam mimpiku.

  • Cerita Sex Digilir di Sekolah

    Cerita Sex Digilir di Sekolah


    1343 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Digilir di SekolahCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Mirna. Cerita ini terjadi saat usiaku masih 17 tahun. Waktu itu, aku duduk di kelas 2 SMA swasta yang amat terkenal di Surabaya. Tinggi 157 cm, berat 45 kg, rambutku hitam panjang sepunggung. Kata orang orang, wajahku cantik dan tubuhku sangat ideal.

    Namun karena inilah aku mengalami malapetaka di hari Sabtu, tanggal 18 Desember. Seminggu setelah perayaan ultahku yang ke 17 ini, dimana aku akhirnya mendapatkan SIM karena sudah cukup umur, maka aku ke sekolah dengan mengendarai mobilku sendiri, mobil Fauziah ultahku.

    Sepulang sekolah, jam menunjukkan waktu 18:30 (aku sekolah siang, jadi pulangnya begitu malam), aku merasa perutku sakit, jadi aku ke WC dulu. Karena aku bawa mobil sendiri, jadi dengan santai aku buang air di WC, tanpa harus kuatir merasa sungkan dengan sopir yang menungguku.

    Tapi yang mengherankan dan sekaligus menjengkelkan, aku harus bolak balik ke wc sampai 5 kali, mungkin setelah tak ada lagi yang bisa dikeluarkan, baru akhirnya aku berhenti buang air. Namun perutku masih terasa mulas. Maka aku memutuskan untuk mampir ke UKS sebentar dan mencari minyak putih. Sebuah keputusan fatal yang harus kubayar dengan kesucianku.

    Aku masuk ke ruang UKS, menyalakan lampunya dan menaruh tas sekolahku di meja yang ada di sana, lalu mencari cari minyak putih di kotak obat. Setelah ketemu, aku membuka kancing baju seragamku di bagian perut ke bawah, dan mulai mengoleskan minyak putih itu untuk meredakan rasa sakit perutku. Aku amat terkejut ketika tiba tiba tukang sapu di sekolahku yang bernama Fauzi membuka pintu ruang UKS ini.

    Aku yang sedang mengolesi perutku dengan minyak putih, terkesiap melihat dia menyeringai, tanpa menyadari 3 kancing baju seragamku dari bawah yang terbuka dan memperlihatkan perutku yang rata dan putih mulus ini.

    Belum sempat aku sadar apa yang harus aku lakukan, ia sudah mendekatiku, menyergapku, menelikung tangan kananku ke belakang dengan tangan kanannya, dan membekap mulutku erat erat dengan tangan kirinya. Aku meronta ronta, dan berusaha menjerit, tapi yang terdengar cuma “eeemph… eeemph…”.

    Dengan panik aku berusaha melepaskan bekapan pada mulutku dengan tangan kiriku yang masih bebas. Namun apa arti tenaga seorang gadis yang mungil sepertiku menghadapi seorang lelaki yang tinggi besar seperti Fauzi ini? Aku sungguh merasa tak berdaya.

    “Halo non Mirna… kok masih ada di sekolah malam malam begini?” tanya Fauzi dengan menjemukan. Mataku terbelalak ketika masuk lagi tukang sapu yang lain yang bernama bernama Yoyok. “Ropikoo”, ia melongok keluar pintu dan berteriak memanggil satpam di sekolahku.

    Aku sempat merasa lega, kukira aku akan selamat dari cengkeraman Fauzi, tapi ternyata Yoyok yang mendekati kami bukannya menolongku, malah memegang pergelangan tangan kiriku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mulai meremasi payudaraku.

    “Wah baru kali ini ada kesempatan pegang susu amoy.. ini non Mirna yang sering kamu bilang itu kan Had?” tanya Yoyok pada Fauzi, yang menjawab “iya Yok, amoy tercantik di sekolah ini. Betul gak?” tanya Fauzi. Sambil tertawa Yoyok meremas payudaraku makin keras.

    Aku menggeliat kesakitan dan terus meronta berusaha melepaskan diri sambil berharap semoga Ropik yang sering kuberi tips untuk mengantrikan aku bakso kesukaanku tiap istirahat sekolah, tidak setega mereka berdua yang sudah seperti kerasukan iblis ini.

    Tapi aku langsung sadar aku dalam bahaya besar. Yang memanggil Ropik tadi itu kan Yoyok. Jadi sungguh bodoh bila aku berharap banyak pada Ropik yang kalau tidak salah memang pernah aku temukan sedang mencuri pandang padaku. Ataukah… ?

    Beberapa saat kemudian Ropik datang, dan melihatku diperlakukan seperti itu, Ropik menyeringai dan berkata, “Dengar! Kalian jangan gegabah.. non Mirna ini kita ikat dulu di ranjang UKS ini. Setelah jam 8 malam, gedung sekolah ini pasti sudah kosong, dan itu saatnya kita berpesta kawan kawan!”.

    Maka lemaslah tubuhku setelah dugaanku terbukti, dan dengan mudah mereka membaringkan tubuhku di atas ranjang UKS. Kedua tangan dan kakiku diikat erat pada sudut sudut ranjang itu, dan dua kancing bajuku yang belum lepas dilepaskan oleh Fauzi, hingga terlihat kulit tubuhku yang putih mulus, serta bra warna pink yang menutupi payudaraku.

    Aku mulai putus asa dan memohon “Pak Ropik.. tolong jangan begini pak..”. Ratapanku ini dibalas ciuman Ropik pada bibirku. Ia melumat bibirku dengan penuh nafsu, sampai aku megap megap kehabisan nafas, lalu ia menyumpal mulutku supaya aku tak bisa berteriak minta tolong. “Non Mirna, tenang saja.

    Nanti juga non bakalan merasakan surga dunia kok”, kata Ropik sambil tersenyum memuakkan. Kemudian Ropik memerintahkan mereka semua untuk kembali melanjutkan pekerjaannya, dan mereka meninggalkanku sendirian di ruang UKS sialan ini.

    Ropik kembali ke posnya, Fauzi dan Yoyok meneruskan pekerjaannya menyapu beberapa ruangan kelas yang belum disapu. Dan aku kini hanya bisa pasrah menunggu nasib.

    Aku bergidik membayangkan apa yang akan mereka lakukan terhadapku. Dari berbagai macam cerita kejahatan yang aku dengar, aku mengerti mereka pasti akan memperkosaku ramai ramai. Sakit perutku sudah hilang berkat khasiat minyak putih tadi.

    Detik demi detik berlalu begitu cepat, tak terasa setengah jam sudah berlalu. Jam di ruang UKS sudah menunjukkan pukul 20:00. tibalah saatnya aku dibantai oleh mereka. Fauzi masuk, diikuti Yoyok, Ropik, dan celakanya ternyata mereka mengajak 2 satpam yang lain, Urip dan Soleh.

    “Hai amoy cantik.. sudah nggak sabar menunggu kami ya?”, kata Fauzi. Dengan mulut yang tersumpal sementara tangan dan kakiku terikat, aku hanya bisa menggeleng nggelengkan kepala, dengan air mata yang mengalir deras aku memandang mereka memohon belas kasihan, walaupun aku tahu pasti hal ini tak ada gunanya.

    Mereka hanya tertawa dan dengan santai melepaskan baju seragam sekolahku, hingga aku tinggal mengenakan bra dan celana dalam yang warnanya pink. Mereka bersorak gembira, mengerubutiku dan mulai menggerayangi tubuhku, tanpa aku bisa melawan sama sekali.

    Aku masih sempat memperhatikan, betapa kulit mereka itu hitam legam dan kasar dibandingkan kulitku yang putih mulus, membuatku sedikit banyak merasa jijik juga ketika memikirkan tubuhku dikerubuti mereka, untuk kemudian digangbang tanpa ampun..

    Aku terus meronta, tapi tiba tiba perasaanku tersengat ketika jari-jari Ropik menyentuh selangkanganku, menekan nekan klitorisku yang masih terbungkus celana dalam. Aku tak tau sejak kapan, tapi bra yang aku pakai sudah lenyap entah kemana, dan payudaraku diremas remas dengan brutal oleh Fauzi dan Yoyok, membuat tubuhku panas dingin tak karuan.

    Selagi aku masih kebingungan merasakan sensasi aneh yang melanda tubuhku, Urip mendekatiku, melepas sumpalan pada mulutku, dan melumat bibirku habis habisan. Ya ampun.. aku semakin gelagapan, apalagi kemudian Soleh meraba dan membelai kedua pahaku.

    Dikerubuti dan dirangsang sedemikan rupa oleh 5 orang sekaligus, aku merasakan gejolak luar biasa melanda tubuhku yang tanpa bisa kukendalikan, berkelojotan dan mengejang hebat, berulang kali aku terlonjak lonjak, ada beberapa saat lamanya tubuhku tersentak sentak, kakiku melejang lejang, rasanya seluruh tubuhku bergetar.

    “oh.. oh… augh.. ngggg.. aaaaaaagh…” aku mengerang dan menjerit keenakan dan keringatku membanjir deras. Lalu aku merasa kelelahan dan lemas sekali, dan mereka menertawakanku yang sedang dilanda orgasme hebat.

    “Enak ya non? Hahaha… nanti Non pasti minta tambah”. Aku tak melihat siapa yang bicara, tapi aku tahu itu suara Yoyok, dan aku malas menanggapi ucapan yang amat kurang ajar dan merendahkanku itu.

    Kemudian Ropik berkata padaku, “Non Mirna, kami akan melepaskan ikatanmu. Jika nona tidak macam macam, kami akan melepaskan nona setelah kami puas. Tapi jika nona macam macam, nona akan kami bawa ke rumah kosong di sebelah mess kami.

    Dan nona tahu kan apa akibatnya? Di situ nona tidak hanya harus melayani kami berlima, tapi seluruh penghuni mess kami. Mengerti ya non?”.

    Mendengar hal itu, aku hanya bisa mengangguk pasrah, dan berharap aku cukup kuat untuk melalui ini semu. “Iya pak. Jangan bawa saya ke sana pak. Saya akan menuruti kemauan bapak bapak. Tapi tolong, jangan lukai saya dan jangan hamili saya. Dan lagi, saya masih perawan pak. Tolong jangan kasar.

    Tolong jangan keluarkan di dalam ya?” pintaku sungguh sungguh, dan merasa ngeri jika aku harus dibawa ke mess mereka. Aku tahu penghuni mess itu ada sekitar 60 orang, yang merupakan gabungan satpam, tukang sapu dan tukang kebun dari SMA tempat aku sekolah ini, ditambah dari SMP dan SD yang memang masih sekomplek, maklum satu yayasan.

    Daripada aku lebih menderita digangbang oleh 60 orang, lebih baik aku menuruti apa mau mereka yang ‘cuma’ berlima ini. Dan aku benar benar berharap agar tak ada yang melukaiku, berharap mereka tidak segila itu untuk menindik tubuhku, trend yang kudengar sering dilakukan oleh pemerkosanya… menindik puting susu korbannya. Aku benar benar takut.

    “Hahaha, non Mirna, sudah kami duga non memang masih perawan. Nona masih polos, dan tidak mengerti kalo kami suka memandangi tubuh nona yang sexy, dan selalu memimpikan memperawani non Mirna yang cantik ini sejak non masih kelas 1 SMA.

    Minggu lalu, ketika non ulang tahun ke 17 dan merayakannya di kelas, bahkan memberi kami makanan, kami sepakat untuk mengFauziahi non kenikmatan surga dunia. Tenang saja non. Kami memang menginginkan tubuh non, tapi kami tak sekejam itu untuk melukai tubuh non yang indah ini.

    Dan kalo tentang itu tenang non, kami sudah mempersiapkan semua itu. Seminggu terakhir ini, aqua botol yang non titip ke saya, saya campurin obat anti hamil. Sedangkan yang tadi, saya campurin obat anti hamil sekaligus obat cuci perut.

    Non Mirna tadi sakit perut kan? Hahaha…” jelas Ropik sambil tertawa, tertawa yang memuakkan. Jadi ini semua sudah direncanakannya! Kurang ajar betul mereka ini. Aku memberi mereka makanan hanya karena ingin berbagi, tanpa memandang status mereka.

    Tapi kini balasannya aku harus melayani mereka berlima. Aku akan digangbang mereka, dan mereka akan mengeluarkan sperma mereka di dalam rahimku sepuasnya tanpa kuatir menghamiliku. Lebih tepatnya, tanpa aku kuatir harus hamil oleh mereka. Membayangkan hal ini, entah kenapa tiba tiba aku terangsang hebat, dan birahiku naik tak terkendali.

    Mereka semua mulai melepas semua pakaian mereka, dan ternyata penis penis mereka sudah ereksi dengan gagahnya, membuat jantungku berdegup semakin kencang melihat penis penis itu begitu besar. Ropik mengambil posisi di tengah selangkanganku, sementara yang lain melepaskan ikatan pada kedua pergelangan tangan dan kakiku.

    Ropik menarik lepas celana dalamku, kini aku sudah telanjang bulat. Tubuhku yang putih mulus terpampang di depan mereka yang terlihat semakin bernafsu. “Indah sekali non Mirna, mem*knya non.

    Rambutnya jarang, halus, tapi indah sekali”, puji Ropik. Memang rambut yang tumbuh di atas vaginaku amat jarang dan halus. Semakin jelas aku melihat penis Ropik, yang ternyata paling besar di antara mereka semua, dengan diameter sekitar 6 cm dan panjang yang sekitar 25 cm.

    Aku menatap sayu pada Ropik. “Pak, pelan pelan pak ya..” aku mencoba mengingatkan Ropik, yang hanya menganguk sambil tersenyum. Kini kepala penis Ropik sudah dalam posisi siap tempur, dan Ropik menggesek gesekkannya ke mulut vaginaku.

    Aku semakin terangsang, dan mereka tanpa memegangi pergelangan tangan dan kakiku yang sudah tidak terikat, mungkin karena sudah yakin aku yang telah mereka taklukkan ini tak akan melawan atau mencoba melarikan diri, mulai mengerubutiku kembali.

    Kedua payudaraku kembali diremas remas oleh Fauzi dan Yoyok, sementara Urip dan Soleh bergantian melumat bibirku. Rangsangan demi rangsangan yang kuterima ini, membuat aku orgasme yang ke dua kalinya. Kembali tubuhku berkelojotan dan kakiku melejang lejang, bahkan kali ini cairan cintaku muncrat menyembur membasahi penis Ropik yang memang sedang berada persis di depan mulut vaginaku.

    “Eh.. non Mirna ini.. belum apa apa sudah keluar 2 kali, pake muncrat lagi. Sabar non, kenikmatan yang sesungguhnya akan segera non rasakan. Tapi ada bagusnya juga lho, mem*k non pasti jadi lebih licin, nanti pasti lebih gampang ditembus ya”, ejeknya sambil mulai melesakkan penisnya ke vaginaku.

    “Aduh.. sakit pak” erangku, dan Ropik berkata “Tenang non, nanti juga enak”. Kemudian ia menarik penisnya sedikit, dan melesakkannya sedikit lebih dalam dari yang tadi.

    Rasa pedih yang amat sangat melanda vaginaku yang sudah begitu licin, tapi tetap saja karena penis itu terlalu besar, Ropik kesulitan untuk menancapkan penisnya ke vaginaku, namun dengan penuh kesabaran, Ropik terus memompa dengan lembut hingga tak terlalu menyakitiku.

    Lambat laun, ternyata memang rasa sakit di vaginaku mulai bercampur rasa nikmat yang luar biasa. Dan Ropik terus melakukannya, menarik sedikit, dan menusukkan lebih dalam lagi, sementara yang lain terus melanjutkan aktivitasnya sambil menikmati tontonan proses penetrasi penis Ropik ke dalam vaginaku.

    Fauzi dan Yoyok mulai menyusu pada kedua puting payudaraku yang sudah mengeras karena terus menerus dirangsang sejak tadi. Tak lama kemudian, aku merasakan selangkanganku sakit sekali, rupanya akhirnya selaput daraku robek.

    “Ooooooh… aaaauuuugggh… hngggkk aaaaaaagh… “Aku menjerit kesakitan, seluruh tubuhku mengejang, dan air mataku mengalir, dan kembali aku merasakan keringatku mengucur deras. Aku ingin meronta, tapi rasa sesak di vaginaku membatalkan niatku. Aku hanya bisa mengerang, dan gairahku pun padam dihempas rasa sakit yang nyaris tak tertahankan ini.

    “Aduh.. sakit pak Ropik.. ampun”, erangku, namun Ropik hanya tertawa tawa puas karena berhasil memperawaniku, dan yang lain malah bersorak,

    “terus.. terus..”. Aku menggeleng gelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri menahan sakit, sementara bagian bawah tubuhku mengejang hebat, tapi aku tak berani terlalu banyak bergerak, dan berusaha menahan lejangan tubuhku supaya vaginaku penuh sesak itu tak semakin terasa sakit.

    Namun lumatan penuh nafsu pada bibirku oleh Urip ditambah belaian pada rambutku serta dua orang tukang sapu yang menyusu seperti anak kecil di payudaraku ini membuat gairahku yang sempat padam kembali menyala.

    Tanpa sadar, dalam kepasrahan aku mulai membalas lumatan itu. Ropik terus memperdalam tusukannya penisnya yang sudah menancap setengahnya pada vaginaku. Dan Ropik memang pandai memainkan vaginaku, kini rasa sakit itu sudah tak begitu kurasakan lagi, yang lebih kurasakan adalah nikmat yang melanda selangkanganku.

    Penis itu begitu sesaknya walaupun baru menancap setengahnya, dan urat urat yang berdenyut di penis itu menambah sensasi yang luar biasa. Sementara itu Ropik mulai meracau, “Oh sempitnya non.

    Enaknya.. ah.. “ sambil terus memompa penisnya sampai akhirnya amblas sepenuhnya, terasa menyodok bagian terdalam dari vaginaku, mungkin itu rahimku. Aku hanya bisa mengerang tanpa berani menggeliat, walaupun aku merasakan sakit yang bercampur nikmat.

    Mulutku ternganga, kedua tanganku mencengkeram sprei berusaha mencari sesuatu yang bisa kupegang, sementara kakiku terasa mengejang tapi kutahan. Aku benar benar tak berani banyak bergerak dengan penis raksasa yang sedang menancap begitu dalam di vaginaku.

    Dan setelah diam untuk memberiku kesempatan beradaptasi, akhirnya Ropik memulai pompaanya. Aku mengerang dan mengerang, mengikuti irama pompaan si Ropik.

    Dan erangangku kembali tertahan ketika kali ini dengan gemas Urip memasukkan penisnya ke dalam mulutku yang sedang ternganga ini. Aku gelagapan, dan Urip berkata “Isep non. Awas, jangan digigit ya!” Aku hanya pasrah, dan mulai mengulum penis yang baunya tidak enak ini, tapi lama kelamaan aku jadi terbiasa juga dengan bau itu.

    Penis itu panjang juga, tapi diameternya tak terlalu besar disbanding dengan penisnya Ropik. Tapi mulutku terasa penuh, dan ketika aku mengulum ngulum penis itu, Urip memompa penisnya dalam mulutku, sampai berulang kali melesak ke dalam tenggorokanku.

    Aku berusaha supaya tidak muntah, meskupun berulang kali aku tersedak. Selagi aku bejruang beradaptasi terhadap sodokan penis si Urip ini, Soleh meraih tangan kananku, menggengamkan tanganku ke penisnya.

    “Non, ayo dikocok!”, perintahnya. Penis itu tak hampir tak muat di genggaman telapak tanganku yang mungil, dan aku tak sempat memperhatikan seberapa panjang penis itu, walaupun dari kocokan tanganku, aku sadar penis itu panjang.

    Aku menuruti semuanya dengan pasrah, ketika tiba tiba pintu terbuka, dan pak Edy, guru wali kelasku masuk, dan semua yang mengerubutiku menghentikan aktivitasnya, tentu saja penis Ropik masih tetap bersemayam dalam vaginaku.

    Melihat semuanya ini, pak Edy membentak, “Apa apaan ini? Apa yang kalian lakukan pada Mirna?”.

    Aku merasa ada harapan, segera melepaskan kulumanku pada penis Urip, dan sedikit berteriak “Pak Edy, tolong saya pak. Lepaskan saya dari mereka”. Pak Edy seolah tak mendengarku, dan berkata pada Ropik,

    “Kalian ini.. ada pesta kok tidak ngajak saya? Untung saya mau mencari bon pembelian kotak P3K tadi. Kalo begini sih, itu bon gak ketemu juga tidak apa apa… hahaha…”. Aku yang sempat kembali merasa ada harapan untuk keluar dari acara gangbang ini, dengan kesal melanjutkan kocokan tanganku pada penis Soleh juga kulumanku pada penis Urip.

    Memang aku harus mengakui, aku menikmati perlakuan mereka, tapi kalau bisa aku juga ingin semua ini berakhir. Setelah sadar bahwa pak Edy juga sebejat mereka, semuanya tertawa lega, dan sambil mulai melanjutkan pompaan penisnya pada vaginaku, Ropik berkata,

    “Pak Edy tenang saja, masih kebagian kok. Itu tangan kiri non Mirna masih nganggur, kan bisa buat ngocok punya pak Edy dulu. Tapi kalo soal mem*knya, ngantri yo pak. Abisnya, salome sih”.

    Pak Edy tertawa. “Yah gak masalah lah. Ini kan malam minggu, pulang malam juga wajar kan?” katanya mengiyakan sambil melepas pakaiannya dan ternyata (untungnya) penisnya tidak terlalu besar, bahkan ternyata paling pendek di antara mereka.

    Tapi aku sudah tak perduli lagi. Vaginaku yang serasa diaduk aduk mengantarku orgasme yang ke tiga kalinya. “aaaaagh.. paaak… sayaaa… keluaaaar….”, erangku yang tanpa sadar mulai menggenggam penis pak Edy yang disodorkan di dekat tangan kiriku yang memang menganggur.

    Pinggangku terangkat sedikit ke atas, kembali tubuhku terlonjak lonjak, entah ada berapa lamanya tersentak sentak, namun kini cairanku tak keluar karena vaginaku yang masih sangat sempit ini seolah dibuntu oleh penis Ropik yang berukuran raksasa.

    Dalam kelelahan ini, aku harus melayani 6 orang sekaligus. Sodokan sodokan yang dilakukan Ropik membuat gairahku cepat naik walaupun aku baru saja orgasme hebat. Tapi aku tak tahu, kapan Ropik akan orgasme, ia begitu perkasa. Sudah 15 menit berlalu, dan ia masih memompaku dengan garangnya.

    Desahan kami bersahut sahutan memenuhi ruangan yang kecil ini. Kedua tanganku mengocok penis dari Soleh dan pak Edy, wali kelasku yang ternyata bejat, membuatku bingung memikirkan apa yang harus kulakukan jika bertemu dengannya mulai senin besok dan seterusnya saat dia mengajar.

    Urip mengingatkanku untuk kembali mengulum penisnya yang kembali disodokkannya ke kerongkonganku, membuat aku tak sempat terlalu lama memikirkan hal itu.. Kini aku sudah mulai terbiasa, bahkan sejujurnya mulai menikmati saat saat tenggorokanku diterjang penis si Urip ini. Kepasrahanku ini membuat mereka semua semakin bernafsu.

    Tiba tiba Ropik menarikku hingga aku terduduk, lalu dia tiduran di ranjang, hingga sekarang aku berada dalam posisi woman on top, dan penis itu terasa semakin dalam menancap dalam vaginaku. Aku masih tak tahu apa yang ia inginkan, tiba tiba aku ditariknya lagi hingga rebah dan payudaraku menindih tubuhnya.

    Urat penisnya terasa mengorek ngorek dinding vaginaku.

    “Eh, daripada satu lubang rame rame, kan lebih nikmat kalo dua, eh, tiga sekalian, tiga lubang rame rame?” tanya Ropik pada yang lain, yang segera menyetujui sambil tertawa.

    “Akuuur… “, seru mereka, dan Urip segera ke belakangku, kemudian meludahi anusku. “Oh Tuhan… aku akan disandwich.. bagaimana ini..”, kataku dalam hati.

    “Jangaaaan…. Jangan di situuu…!!” teriakku ketakutan. Namun seperti yang aku duga, Urip sama sekali tidak perduli. Aku memejamkan mata ketika Urip menempelkan kepala penisnya ke anusku, dan yang lain bersorak kegirangan, memuji ide Ropik.

    “aaaaaagh…” erangku ketika penis Urip mulai melesak ke liang anusku. Mataku terbeliak, tanganku menggenggam erat sprei kasur tempat aku aku dibantai ramai ramai, tubuhku terutama pahaku bergetar hebat menahan sakit yang luar biasa.

    Ludah Urip yang bercampur dengan air liurku di penis Urip yang baru kukulum tadi, tak membantu sama sekali. Rasa pedih yang menjadi jadi mendera anusku, dan aku kembali mengerang panjang.

    “aaaaaaaaaaaaagh…. sakiiiiiit…. Jangaaaaan…..”, erangku tanpa daya ketika akhirnya penis itu amblas seluruhnya dalam anusku. Selagi aku mengerang dan mulutku ternganga, Soleh mengambil kesempatan itu untuk membenamkan penisnya dalam mulutku, hingga eranganku teredam.

    Sial, ternyata penis Soleh ini agak mirip punya Urip yang sedang menyodomiku. Begitu panjang, walaupun diameternya tidak terlalu besar, tapi penis itu cukup panjang untuk menyodok nyodok tenggorokanku. Kini tubuhku benar benar bukan milikku lagi.

    Rasa sakit yang hampir tak tertahankan melandaku saat Urip mulai memompa anusku. Setiap ia mendorongkan penisnya, penis Soleh menancap semakin dalam ke tenggorokanku, sementara penis Ropik sedikit tertarik keluar.

    Tapi sebaliknya, saat Urip memundurkan penisnya, penis Soleh juga sedikit tertarik keluar dari kerongkonganku, tapi akibatnya tubuhku yang turun membuat penis Ropik kembali menancap dalam dalam di vaginaku, ditambah lagi Ropik sedikit menambah tenaga tusukannnya, hingga rasanya penisnya seperti menggedor rahimku.

    Sedikit sakit memang, tapi perlahan rasa sakit pada anusku sudah berkurang banyak, dan ketika rasa sakit itu reda, aku sudah melayang dalam kenikmatan. Hanya 2 menit dalam posisi ini, aku sudah orgasme hebat, namun aku hanya bisa pasrah.

    Tubuhku hanya bisa bergetar, aku tak bisa bergerak banyak karena semuanya seolah olah terkunci. Dalam keadaan orgasme, mereka tanpa ampun terus bergantian memompaku, membuat orgasmeku tak kunjung reda bahkan akhirnya aku mengalami multi orgasme!

    Tanpa terkendali lagi, aku mengejang hebat susul menyusul, dan cairan cintaku keluar berulang ulang, sangat banyak mengiringi multi orgasmeku yang sampai lebih dari 3 menit. namun semua cairan cintaku yang aku yakin sudah bercampur darah perawanku tak bisa mengalir keluar, terhambat oleh penis Ropik.

    Tanganku yang menumpu pada genggaman tangan Ropik bergetar getar. Sementara Soleh membelai rambutku dan Urip meremas remas payudaraku dari belakang. Sungguh, aku tak kuasa menyangkal. Kenikmatan yang aku alami sekarang ini benar benar dahsyat, belum pernah sebelumnya aku merasakan yang seperti ini.

    Aku memang pernah bermasturbasi, namun yang ini benar benar membuatku melayang. Mereka terus menggenjot tubuhku. Desahan yang terdengar hanya desahan mereka, karena aku tak mampu mengeluarkan suara selama penis Soleh mengorek ngorek tenggorokanku.

    Entah sudah berapa kali aku mengalami orgasme, sampai akhirnya, “hegh.. hu… huoooooooh..”, Ropik melenguh, penisnya berkedut, kemudian spermanya yang hangat menyemprot berulang ulang dalam liang vaginaku, diiringi dengan keluarnya cairan cintaku untuk yang ke sekian kalinya.

    Akhirnya Ropik orgasme juga bersamaan denganku, dan penisnya sedikit melembek, dan terus melembek sampai akhirnya cukup untuk membuat cairan merah muda meluber keluar dengan deras dari sela sela mulut vaginaku, yang merupakan campuran darah perawanku, cairan cintaku dan sperma Ropik.

    “Oh.. enake rek, mem*k amoy seng sek perawan…” kata Ropik, yang tampak amat puas. Nafasku sudah tersengal sengal. Untungnya, Urip dan Soleh cukup pengertian. Urip mencabut penisnya dari anusku, dan Soleh tak memaksaku mengulum penisnya yang terlepas ketika aku yang sudah begitu lemas karena kelelahan, ambruk menindih Ropik yang masih belum juga melepaskan penisnya yang masih terasa begitu besar untukku.

    Kini aku mulai sadar dari gairah nafsu birahi yang menghantamku selama hampir satu jam ini. Namun aku tidak menangis. Tak ada keinginan untuk itu, karena sejujurnya aku tadi amat menikmati perlakuan mereka, bahkan gilanya, aku menginginkan diriku digangbang lagi seperti tadi.

    Apalagi mereka cukup lembut dan pengertian, tidak sekasar yang aku bayangkan. Mereka benar benar menepati janji untuk tidak melukaiku dan menyakitiku seperti menampar ataupun menjambak rambutku.

    Bahkan Ropik memelukku dan membelai rambutku dengan mesra dan penuh kasih saying, setidaknya menurut perasaanku, sehingga membuatku semakin pasrah dan hanyut dalam pelukannya. Apalagi yang lain kembali mengerubutiku, membelai sekujur tubuhku seolah ingin menikmati tiap senti kulit tubuhku yang putih mulis ini.

    Entah kenapa aku merasa aku rela melayani mereka berenam ini untuk seterusnya, membuatku terkejut dalam hati. “Hah? Apa yang baru saja aku pikirkan? Aku ini kan diperkosa, kok aku malah berpikir seperti itu?” pikirku dalam hati.

    Tapi tak bisa kupungkiri, tadi itu benar benar nikmat, belum pernah aku merasakan yang seperti itu ketika aku bermasturbasi. Lagian, apakah ini masih bisa disebut perkosaan? Selain aku pasrah melayani apa mau mereka, aku juga menikmatinya, bahkan sampai orgasme berkali kali.

    Lamunanku terputus saat Ropik mengangkat tubuhku hingga penisnya yang sudah mengecil terlepas dari vaginaku.

    “Non, kita lanjutin ya”, kata Soleh yang sudah tiduran di bawahku yang sedikit mengkangkang.

    Aku hanya menurut saja dan mengarahkan vaginaku ke penisnya yang tegak mengacung. Aku memegang dan membimbing penis itu untuk menembus vaginaku yang sudah tidak perawan lagi ini. “Ooh… aaah….”, erang Soleh ketika penisnya mulai melesak ke dalam vaginaku.

    Lebih mudah dari punya Ropik tadi, karena diameter penis si Soleh memang lebih kecil. Namun tetap saja, panjangnya membuat aku sedikit banyak kelabakan. “Ooh.. aduuuuh… “, erangku panjang seiring makin menancapnya penis Soleh hingga amblas sepenuhnya dalam vaginaku.

    Penisnya terasa hangat, lebih hangat dari punya si Ropik yang kini duduk di kursi tengah ruang ini sambil merokok. Mereka memberiku kesempatan untuk bernafas sejenak, kemudian Urip mendorongku hingga aku kembali telungkup, kali ini menindih Soleh yang langsung mengambil kesempatan itu untuk melumat bibirku.

    Baru aku sadar, Soleh ini pasti tinggi sekali. Dan rupanya si Urip belum puas dan ingin melanjutkan anal seks denganku. Kembali aku disandwich seperti tadi. Namun kali ini aku lebih siap. Aku melebarkan kakiku hingga semakin mengkangkang seperti kodok, dan… perlahan tapi pasti, anusku kembali ditembus penis Urip yang amat keras ini, membuat bagian bawah tubuhku kembali terasa sesak.

    Walaupun memang tidak sesesak tadi, namun cukup untuk membuatku merintih mengerang antara pedih dan nikmat.

    Kini Fauzi dan Yoyok ikut mengepungku. Mereka masing masing memegang tangan kiri dan kananku, mengarahkanku untuk menggenggam penis mereka dan mengocoknya. Selagi aku mulai mengocok dua buah penis itu, wali kelasku yang ternyata bejat ini mengambil posisi di depanku, memintaku mengoral penisnya.

    “Dioral sekalian, daripada nganggur nih”, katanya dengan senyum yang memuakkan. Tapi aku terpaksa menurutinya daripada nanti ia berbuat atau mengancam yang macam macam. Kubuka mulutku walaupun dengan setengah hati, membiarkan penis pak Edy yang berukuran kecil ini masuk dalam kulumanku.

    Jadi kini aku digempur 5 orang sekaligus, yang mana justru membuat gairahku naik tak karuan. Apalagi Soleh dan Urip makin bersemangat menggenjot selangkanganku, benar benar dengan cepat membawaku orgasme lagi.

    “eeeeeemmmmph….”, erangku keenakan. Tubuhku mengejang, dan kurasakan cairan cintaku keluar, melumasi vaginaku yang terus dipompa Soleh yang juga merem melek keenakan. Tiba tiba penis pak Edy berkedut dalam mulutku, dan tanpa ampun spermanya muncrat membasahi kerongkonganku. Baru kali ini aku merasakan sperma dalam mulutku, rasanya aneh, asin dan asam.

    Mungkin karena sudah beberapa kali melihat film bokep, tanpa disuruh aku sudah tahu tugasku. Kubersihkan penis pak Edy dengan kukulum, kujilati, dan kusedot sedot sampai tidak ada sperma yang tertinggal di penis yang kecil itu.

    Soleh mengejek pak Edy, “Lho pak, kok sudah keluar? Masa kalah sama sepongannya non Mirna? Bagaimana nanti sama mem*knya? Seret banget lho pak”, kata Soleh, yang disambung tawa yang lain. Pak Edy terlihat tersenyum malu, dan tak berkata apa apa, hanya duduk di sebelah si Ropik.

    Aku tertawa dalam hati, namun ada bagusnya juga, kini tugasku menjadi sedikit lebih ringan. Fauzi yang juga ingin merasakan penisnya kuoral, pindah posisi ke depanku, dan mengarahkan penisnya ke mulutku.

    Aku mengulum penis itu tanpa penolakan, dan kocokan tangan kananku pada penis Yoyok kupercepat, mengimbangi cepatnya sodokan demi sodokan penis Soleh dan Urip yang semakin gencar menghajar vagina dan anusku. Urip tiba tiba mendengus dengus dan melolong panjang “oooooooouuuuggghh…. “, seiring berkedutnya penisnya dalam anusku, dan menyemprotkan maninya berulang ulang.

    Terasa hangat sekali anusku di bagian terdalam. Kini aku tinggal melayani 3 orang saja, namun entah aku sudah orgasme berapa kali. Aku amat lelah untuk menghitungnya. Dan Yoyok menggantikan Urip membobol anusku.

    Baru aku sadar, dari genggaman tanganku tadi pada penis Yoyok, aku tahu penis Yoyok tidak panjang, tapi… diameternya itu.. rasanya seimbang dengan punya si Ropik. Oh celaka… penis itu akan segera menghajar anusku. “ooooh… oooooogh… sakiiiit…”, erangku ketika Yoyok memaksakan penisnya sampai akhirnya masuk.

    Namun seperti yang tadi tadi, rasa sakit yang menderaku hanya berlangsung sebentar, dan berganti rasa nikmat luar biasa yang tak bisa dilukiskan dengan kata kata. Aku semakin tersengat birahi ketika Soleh yang ada di bawahku meremas remas payudaraku yang tergantung di depan matanya, sementara Fauzi menekan nekankan kepalaku untuk lebih melesakkan penisnya ke kerongkonganku. Di sini aku juga sadar, ternyata penis si Fauzi ini setipe dengan punya Urip atau Soleh.

    Dengan pasrah aku terus melayani mereka satu per satu sampai akhirnya mereka orgasme bersamaan. Dimulai dari kedutan penis Soleh dalam vaginaku, tapi tiba tiba penis Fauzi berkedut lebih keras dan langsung menyemburkan spermanya yang amat banyak dalam rongga mulutku.

    Aku gelagapan dan nyaris tersedak, namun aku usahakan semuanya tertelan masuk dalam kerongkonganku. Selagi aku berusaha menelan semuanya, tiba tiba dari belakang Yoyok menggeram, penisnya juga berkedut, kemudian menyemprotkan sperma berulang ulang dalam anusku, diikuti Soleh yang menghunjamkan penisnya dalam dalam sambil berteriak penuh kenikmatan.

    “Oooooooohh… aaaaaaargh”, seolah tak mau kalah, aku juga mengerang panjang. Bersamaan dengan berulang kali menyemprotnya sperma Soleh di dalam vaginaku, aku juga mengalami orgasme hebat. Fauzi jatuh terduduk lemas setelah penisnya kubersihkan tuntas seperti punya pak Edy tadi.

    Lalu Soleh yang penisnya masih menancap di dalam vaginaku memeluk dan lembali melumat bibirku dengan ganas, sampai aku tersengal sengal kehabisan nafas. Yoyok yang penisnya tak terlalu panjang hingga sudah terlepas dari anusku, juga duduk bersandar di dinding. Kini tinggal aku dan Soleh yang ada di atas ranjang, dan kami bergumul dengan panas.

    Soleh membalik posisi kami hingga aku telentang di ranjang ditindihnya, dan penisnya tetap masih menancap dalam vaginaku meskipun mulai lembek, mungkin dikarenakan penis Soleh yang panjang. Tanpa sadar, kakiku melingkari pinggangnya Soleh, seakan tak ingin penisnya terlepas, dan aku balas melumat bibir si Soleh ini.

    Pergumulan kami yang panas, menyebabkan Ropik terbakar birahi. Tenaganya yang sudah pulih seolah ditandai dengan mengacungnya penisnya, yang tadi sudah berejakulasi. Namun ia dengan sabar membiarkan aku dan Soleh yang bergumul dengan penuh nafsu.

    Namun penis Soleh yang semakin mengecil itu akhirnya tidak lagi tertahan erat dalam vaginaku, dan Soleh pun tampaknya tahu diri untuk memberikanku kepada yang lain yang sudah siap kembali untuk menggenjotku.

    Ropik segera menyergap dan menindihku, tanpa memberiku kesempatan bernafas, dengan penuh nafsu Ropik segera menjejalkan penisnya yang amat besar itu ke dalam vaginaku.

    Aku terbeliak, merasakan kembali sesaknya vaginaku. Ropik yang sudah terbakar nafsu ini mulai memompa vaginaku dengan ganas, membuat tubuhku kembali bergetar getar sementara aku mendesah dan merintih merasakan nikmat berkepanjangan ini.

    Gilanya, aku mulai berani mencoba lebih merangsang Ropik dengan pura pura ingin menahan sodokan penisnya dengan cara menahan bagian bawah tubuhnya. Benar saja, dengan tatapan garang ia mencengkram kedua pergelangan tanganku dan menelentangkannya, membuatku tak berdaya.

    Dan sodokan dem sodokan yang menghajar vaginaku terasa semakin keras. Aku menatap Ropik dengan pandangan sayu memelas untuk lebih merangsangnya lagi, dan berhasil. Dengan nafas memburu, Ropik melumat bibirku sambil terus memompa vaginaku. Kini aku yang gelagapan.

    Orgasme yang menderaku membuat tubuhku bergetar hebat, tapi aku tak berdaya melepaskannya karena seluruh gerakan tubuhku terkunci, hingga akhirnya Ropik menggeram nggeram, semprotan sperma yang cukup banyak kembali membasahi liang vaginaku.

    Ropik melepaskan cengkramannya pada kedua pergelangan tanganku, namun aku sudah terlalu lelah dan lemas untuk menggerakkannya. Ia turun dari ranjang, setelah melumat bibirku dengan ganas, lalu memberi kesempatan pada pak Edy yang sudah ereksi kembali. Kali ini, ia terlihat lebih gembira, karena mendapatkan jatah liang vaginaku, yang kelihatannya sudah ditunggunya sejak tadi.

    Dengan tersenyum senang, yang bagiku memuakkan, ia mulai menggesekkan kepala penisnya ke vaginaku yang sudah banjir cairan sperma bercampur cairan cintaku. Tanpa kesulitan yang berarti, ia sudah melesakkan penisnya seluruhnya.

    Aku sedikit mendesah ketika ia mulai memompa vaginaku. Namun lagi lagi seperti tadi, belum ada 3 menit, pak Edy sudah mulai menggeram, kemudian tanpa mampu menahan lagi ia menyemprotkan spermanya ke dalam liang vaginaku.

    Yang lain kembali tertawa, sedangkan aku yang belum terpuaskan dalam ‘sesi’ ini, memandang yang lain, terutama Fauzi yang belum sempat merasakan selangkanganku. Fauzi yang seolah mengerti, segera mendekatiku.

    Terlebih dulu ia mencium bibirku dengan dimesra mesrakan, membuatku sedikit geli namun cukup terangsang juga. Tak lama kemudian, Fauzi sudah siap dengan kepala penis yang menempel di vaginaku, lalu mulai melesakkan penisnya dalam dalam.

    Ia terlihat menikmati hal ini, sementara aku sedikit mengejang menahan sakit karena Fauzi cukup terburu buru dalam proses penetrasi ini. Selagi kami dalam proses menyatu, yang lain sedang mengejek pak Edy yang terlalu cepat keluar. Ingin aku menambahkan, penisnya agak sedikit lembek. Tapi aku menahan diri dan diam saja, karena aku tak ingin terlihat murahan di depan mereka.

    Fauzi mulai memompa vaginaku. Rasa nikmat kembali menjalari tubuhku. Pinggangku bergerak gerak dan pantatku sedikit terangkat, seolah menggambarkan aku yang sedang mencari kenikmatan. Selagi aku dan Fauzi sudah mulai menemukan ritme yang pas, aku melihat yang lain yaitu Yoyok dan Urip akan pergi ke wc, katanya untuk mencuci penis mereka yang tadi sempat terbenam dalam anusku.

    Sambil keluar Urip berkata, “nanti kasihan non Mirna, kalo mem*knya yang bersih jadi kotor kalo kont*lku tidak aku cuci”.

    “iya, juga, kan kasihan, amoy cakep cakep gini harus ngemut ****** yang kotor seperti ini”, sambung Yoyok. Oh.. ternyata mereka begitu pengertian padaku.

    Aku jadi semakin senang, dan menyerahkan tubuhku ini seutuhnya pada mereka. Kulayani Fauzi dengan sepenuh hati, setiap tusukan penisnya kusambut dengan menaikkan pantatku hingga penis itu bersarang semakin dalam.

    Tanpa ampun lagi, tak 5 menit kemudian aku orgasme disusul Fauzi yang menembakkan spermanya dalam liang vaginaku, bersamaan dengan kembalinya Yoyok dan Urip. Namun mereka berdua ini tak langsung menggarapku.

    Setelah Fauzi kembali terduduk lemas di bawah, mereka berdua mengerubutiku, tapi hanya membelai sekujur tubuhku, memberiku kesempatan untuk beristirahat setelah orgasme barusan. Mereka berdua menyusu pada payudaraku, sambil meremas kecil, membuatku mendesah tak karuan. Kini jam sudah menunjukkan pukul 21:00 malam.

    Tak terasa sudah satu jam aku melayani mereka semua. Dalam keadaan lelah, aku minta waktu sebentar pada Urip dan Yoyok untuk minum. Keringat yang mengucur deras sejak tadi membuatku haus.

    “Sebentar bapak bapak, saya mau minum dulu ya”, kataku. Kebetulan di tasku ada sekitar setengah botol air Aqua, sisa minuman yang tadi sore, tapi aku langsung teringat, minuman itu dicampur obat cuci perut yang mengantarku ke horor di ruang UKS ini.

    “Pak Ropik. Itu air sudah bapak campurin obat cuci perut kan? Tolong pak, belikan saya minuman dulu. Tapi jangan dicampurin apa apa lagi ya pak”, kataku sambil akan turun dari ranjang untuk mencari uang dalam dompet yang ada di dalam tas sekolahku.

    Tapi Ropik berkata, “Gak usah non. Saya belikan saja”. Ropik pergi ke wc sebentar untuk mencuci penisnya, kemudian kembali dan mengenakan celana dalam dan celana panjangnya saja. Lalu ia keluar untuk membeli air minum untukku.

    Sambil menunggu, yang lain menggodaku, merayuku betapa cantiknya aku, betapa putih mulusnya kulit tiubuhku yang indah dan sebagainya. Aku hanya tersenyum kecil menanggapi itu semua. Tak lama kemudian, Ropik kembali sambil membawa sebotol Aqua, yang segelnya sudah terbuka.

    Aku menatapnya curiga, dan bertanya dengan ketus. “Pak, masa bapak tega mencampuri air minum ini lagi? Nanti kan saya mulas mulas lagi?”.

    Ropik dengan tersenyum menjawab, “nggak non. Masa lagi enak enak gini saya pingin non bolak balik ke WC lagi. Ini cuma supaya non Mirna gak terlalu capek. Buat tambah tenaga non”.

    Yah.. pokoknya bukan obat cuci perut, aku akhirnya meminumnya sampai setengahnya, karena aku sudah semakin kehausan. Tak lupa aku mengambil botol sisa air minum yang tadi di dalam tasku, dan membuangnya ke tong sampah.

    Kemudian aku kembali ke ranjang, menuntaskan tugasku melayani Urip dan Yoyok. Tiba tiba aku merasa aneh, tubuhku terasa panas terutama wajahku, keringat kembali bercucuran di sekujur tubuhku. Padahal mereka belum menyentuhku.

    Aku langsung mengerti, ini pasti ada obat perangsang yang dicampurkan dalam minuman tadi. Sialan deh, aku kini semakin terperangkap dalam cengkeraman mereka. Urip dan Yoyok bergantian memompa vagina dan mulutku.

    Awalnya Urip melesakkan penisnya dalam vaginaku, sementara Yoyok memintaku mengoral penisnya. Karena obat perangsang itu, sebentar sebentar aku mengalami orgasme, dan tiap aku orgasme mereka bertukar posisi.

    Rasa sperma dari banyak orang, bercampur cairan cintaku kurasakan ketika mengoral penis mereka, dan membuatku semakin bergairah. Mereka akhirnya berorgasme bersamaan, Yoyok di vaginaku dan Urip di tenggorokanku.

     


    Sedangkan aku sendiri sampai pada titik dimana aku kembali mengalami multi orgasme. Ada 3 sampai 4 menit lamanya, tubuhku terlonjak lonjak hingga pantatku terangkat angkat, kakiku melejang lejang sementara tanganku menggengam sprei yang sudah semakin basah dan awut awutan.

    Aku melenguh panjang, kemudian roboh telentang pasrah, dalam keadaan masih terbakar nafsu birahi, tapi kelelahan dan nafasku yang tersengal sengal membuatku hanya bisa memejamkan mata menikmati sisa getaran pada sekujur tubuhku.

    Kemudian bergantian mereka terus menikmati tubuhku. Aku sudah setengah tak sadar kerena terbakar nafsu birahi yang amat hebat, melayani dan melayani mereka semua tanpa bisa mengontrol diriku.

    Akhirnya mereka sudah selesai menikmati tubuhku ketika jam menunjukan pukul 21:45. Mereka membiarkanku istirahat hingga staminaku sedikit pulih. Aku bangkit berdiri lalu melap tubuhku yang basah kuyup oleh keringat dengan handuk dan membersihkan selangkangan dan pahaku yang belepotan sperma.

    Dan dengan nakal Ropik melesakkan roti hot dog ke dalam vaginaku. Aku mendesah dan memandangnya penuh tanda tanya, tapi Ropik hanya cengengesan sambil memakaikan celana dalamku, hingga roti itu semakin tertekan oleh celana dalamku yang cukup ketat.

    Aku melenguh nikmat, dan mereka berebut memakaikan braku. Tanganku direntangkan, dan mereka menutup kedua payudaraku dengan cup bra-ku, memasang kaitannya di belakang punggungku. Lalu setelah memakaikan seragam sekolah dan rokku, mereka melingkariku yang duduk di atas ranjang dan sedang mengenakan kaus kaki dan sepatu sekolahku.

    Kemudian aku menatap mereka semua, siap mendengarkan ancaman kalo tidak boleh bilang siapa siapa lah.. ah, kalo itu sih nggak usah mereka mengancam, memangnya aku sampai tak punya malu sehingga menceritakan bagaimana aku yang asalnya diperkosa kemudian melayani mereka sepenuh hati seperti yang tadi aku lakukan?? Dan tentang kalo mereka ingin memperkosaku lagi di lain waktu, aku juga sudah pasrah.

    “Non Mirna, kami puas dengan pelayanan non barusan. Tapi tentu saja kami masih menginginkan non melayani kami untuk berikut berikutnya”, kata Ropik.

    Aku tak terlalu terkejut mendengar hal ini, tapi aku berpura pura tidak mengerti dan bertanya, “maksud bapak?”. “Non tentu sudah mengerti, kami masih inginkan servis non di lain hari. Kebetulan, minggu depan hari kamis tu kan hari terima rapor semester 3.

    Dua hari sebelum hari Natal. Tanggal 24 kan libur, kami ingin non Mirna datang ke sini jam 7 malam untuk melayani kami lagi. Seperti hari ini, non cukup melayani kami 2 jam saja.

    Soal pertemuan berikutnya, kita bisa atur lagi nanti tanggal 24 itu. Non harus datang, karena kalo tidak wali kelas non bisa memberikan sanksi tegas. Iya kan pak Edy?” jelas Ropik panjang lebar.

    Pak Edy mengiyakan dan berkata, “benar Mirna. Saya bisa membuatmu tidak naik kelas, dengan alasan yang bisa saya cari cari. Jadi sebaiknya kamu jangan macam macam, apalagi sampai melaporkan hal ini ke orang lain.

    Lagipula, saya yakin kamu cukup cerdas untuk tidak melakukan hal bodoh seperti itu”. Mendengar semuanya ini, aku hanya bisa mengangguk pasrah. Oh Tuhan.. di malam Natal minggu depan, aku harus bermain sex dengan enam laki laki yang ada di sekitarku ini

    Dan aku tak bisa menolak sama sekali.. Setelah semua beres, aku diijinkan pulang. Dalam keadaan loyo, aku berjalan tertatih tatih ke mobilku, selain sakit yang mendera selangkanganku akibat baru saja diperawani dan disetubuhi ramai ramai, roti yang menancap pada vaginaku sekarang ini membuat aku tak bisa berjalan dengan normal dan lancar. Untungnya tak ada yang melihatku dan menghadangku, akhirnya aku sampai ke dalam mobil, dan menyetir sampai ke rumah dengan selamat.

    Sampai di rumah, sekitar pukul 22:30, aku memencet remote pintu pagar untuk membuka, lalu aku memasukkan mobilku halaman rumah. Setelah memencet remote untuk menutup pintu pagar, aku masuk ke dalam rumah, langsung menuju kamarku.

    Roti ini benar benar mengganggu sejak aku menyetir tadi. Rasa nikmat terus mendera vaginaku tak henti hentinya, karena setiap kaki kiriku menginjak kopling, roti ini rasanya tertanam makin dalam. Kini hal yang sama juga terjadi setiap aku melangkahkan kakiku agak lebar.

    Rasanya kamarku begitu jauh, apalagi aku harus naik tangga, kamarku memang ada di lantai 2. Akhirnya aku sampai ke kamarku. Di sana aku buka semua bajuku, lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku, mencabut roti yang sudah sedikit hancur terkena campuran sperma dan cairan cintaku.

    Aku menyemprotkan air shower ke vaginaku untuk membersihkan sisa roti yang tertinggal di dalamnya, sambil sedikit mengorek ngorek vaginaku untuk lebih cepat membersihkan semuanya.

    Rasa nikmat kembali menjalari tubuhku, namun aku tahu aku harus segera beristirahat. Maka aku segera mandi keramas sebersih bersihnya, kemudian setelah mengeringkan tubuhku aku memakai daster tidur satin yang nyaman, dan merebahkan tubuhku yang sudah amat kelelahan ini di ranjangku yang empuk. Tak lama kemudian aku sudah tertidur pulas, setelah berhasil mengusir bayangan wajah puas orang orang yang tadi menggangbang aku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Berpacu Dalam Nafsu – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Berpacu Dalam Nafsu – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1343 views

    Perawanku – Perjalanan Bisnis ke Surabaya sebenarnya sungguh menyenangkan, karena akan ketemu dengan sobat lama yang sudah lama kutinggalkan, sayangnya suamiku Hendra tidak bisa menemaniku karena kesibukannya.

    Dengan ditemani Andi, salah seorang kepercayaanku, kami terbang dengan flight sore supaya bisa istirahat dan besok bisa meeting dalam keadaan fresh dan tidak loyo karena harus bangun pagi pagi buta, mengingat meeting besok aku perkirakan akan berlangsung cukup alot karena menyangkut negosiasi dan kontrak, disamping itu meeting dengan Pak Reza, calon clien, jadwalnya jam 10:00 pagi.

    Pukul 19:00 kami check in di Sheraton Hotel, setelah menyelesaikan administrasinya kami langsung masuk ke kamar masing masing untuk istirahat.

    Kurendam tubuhku di bathtub dengan air hangat untuk melepas rasa penat setelah seharian meeting di kantor menyiapkan bahan meeting untuk besok. Cukup lama aku di kamar mandi hingga kudengar HP ku berbunyi, tapi tak kuperhatikan, paling juga suamiku yang lagi kesepian di rumah, pikirku.

    Setelah puas merendam diri, kukeringkan tubuhku dengan handuk menuju ke kamar. Kukenakan pakaian santai, celana jeans straight dan kaos ketat full press body tanpa lengan hingga lekuk tubuhku tercetak jelas, kupandangi penampilanku di kaca, dadaku kelihatan padat dan menantang, cukup attraktif, di usiaku yang 32 tahun pasti orang akan mengira aku masih berumur sekitar 27 tahun.

    Kutelepon ke rumah dan HP suamiku, tapi keduanya tidak ada yang jawab, lalu kuhubungi kamar Andi yang nginap tepat di sebelah, idem ditto. Aku teringat miss call di HP-ku, ternyata si Rio, gigolo langgananku di Jakarta, kuhubungi dia. MarkasJudi

    “hallo sayang, tadi telepon ya” sapaku
    “mbak Lily, ketemu yok, aku udah kangen nih, kita pesta yok, ntar aku yang nyiapin pesertanya, pasti oke deh mbak” suara dari ujung merajuk
    “pesta apaan?”
    “pesta asik deh, dijamin puas, Mbak Cuma sediakan tempatnya saja, lainnya serahkan ke Rio, pasti beres, aku jamin mbak” bujuknya
    “emang berapa orang” tanyaku penasaran
    “rencanaku sih aku dengan dua temanku, lainnya terserah mbak, jaminan kepuasannya Rio deh mbak”
    “asik juga sih, sayang aku lagi di Surabaya nih, bagaimana kalo sekembalinya aku nanti”
    “wah sayang juga sih mbak, aku lagi kangen sekarang nih”
    “simpan saja dulu ya sayang, ntar pasti aku kabari sekembaliku nanti”
    “baiklah mbak, jangan lupa ya”
    “aku nggak akan lupa kok sayang, eh kamu punya teman di Surabaya nggak?” tanyaku ketika tiba tiba kurasakan gairahku naik mendengar rencana pestanya Rio.
    “Nah kan bikin pesta di Surabaya” ada nada kecewa di suaranya
    “gimana punya nggak, aku perlu malam ini saja”
    “ada sih, biar dia hubungi Mbak nanti, nginapnya dimana sih?”
    “kamu tahu kan seleraku, jangan asal ngasih ntar aku kecewa”
    “garansi deh mbak”

    Kumatikan HP setelah memberitahukan hotel dan kamarku, lalu aku ke lobby sendirian, masih sore, pikirku setelah melihat jam tanganku masih pukul 21:00 tapi cukup telat untuk makan malam.

    Cukup banyak tamu yang makan malam, kuambil meja agak pojok menghadap ke pintu sehingga aku bisa mengamati tamu yang masuk. Ketika menunggu pesanan makanan aku melihat Pak Reza sedang makan bersama seorang temannya, maka kuhampiri dan kusapa dia.

    “malam Bapak, apa kabar?” sapaku sambil menyalami dia
    “eh Mbak Lily, kapan datang, kenalin ini Pak Edwin buyer kita yang akan meng-export barang kita ke Cina” sambut Pak Reza, aku menyalami Pak Edwin dengan hangat.
    “silahkan duduk, gabung saja dengan kami, biar lebih rame, siapa tahu kita tak perlu lagi meeting besok” kelakar Pak Edwin dengan ramah.
    “terima kasih Pak, wah kebetulan kita bertemu di sini, kan aku nginap di hotel ini” jawabku lalu duduk bergabung dengan mereka.

    Kami pun bercakap ringan sambil makan malam, hingga aku tahu kalau Pak Edwin dan Pak Reza ternyata sobat lama yang selalu berbagi dalam suka dan duka, meskipun kelihatannya Pak Reza lebih tua, menurut taksiranku sekitar 45 tahun, sementara Pak Edwin, seorang chinesse, mungkin usianya tidak lebih dari 40 tahun, maximum 37 tahun perkiraanku. Setelah selesai makan malam, aku pesan red wine kesukaanku, sementara mereka memesan minuman lain yang aku tidak terlalu perhatikan.

    “Bagaimana dengan besok, everything is oke?” Tanya Pak Reza
    “Untuk Bapak aku siapkan yang spesial, kalau tahu bapak ada disini pasti kubawa proposalku tadi” kelakarku sambil tersenyum melirik Pak Edwin, si cina ganteng itu.
    Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 22:30, cukup lama juga kita ngobrol dan entah sudah berapa gelas red wine yang sudah meluncur membasahi tenggorokanku hingga kepalaku agak berat, tak pernah aku minum wine sebanyak ini, pengaruh alcohol sepertinya sudah menyerangku. Tamu sudah tidak banyak lagi disekitar kami. Kupanggil waitres untuk menyelesaikan pembayaran yang di charge ke kamarku.

    Kamipun beranjak hendak pulang ketika tiba tiba kepalaku terasa berat dan badanku terhuyung ke Pak Edwin, Pak Reza sudah duluan pergi ketika Pak Edwin memeluk dan membimbingku ke lift menuju kamar, aku sendiri sudah diantara sadar dan tidak, ketika Pak Edwin mengambil tas tanganku dan mengambil kunci kamar lalu membukanya.
    Dengan hati hati Pak Edwin merebahkan tubuhku di ranjang, dilepasnya sepatu hak tinggiku dan perlahan membetulkan posisi tubuhku, aku sudah tak ingat selanjutnya.

    Kesadaranku tiba tiba timbul ketika kurasakan dadaku sesak dan ada kegelian bercampur nikmat di antara putingku, kubuka mataku dengan berat dan ternyata Pak Edwin sedang menindih tubuhku sambil mengulumi kedua putingku secara bergantian, tubuhku sudah telanjang, entah kapan dia melepasnya begitu juga Pak Edwin yang hanya memakai celana dalam.

    Bukannya berontak setelah kesadaranku timbul tapi malah mendesah kenikmatan, kuremas rambut kepala Pak Edwin yang masih bermain di kedua buah dadaku. Tangannya mulai mempermainkan selangkanganku, entah kapan dia mulai menjamah tubuhku tapi kurasakan vaginaku sudah basah, aku Cuma mendesah desah dalam kenikmatan.

    “sshh.. eehh.. eegghh” desahku membuat Pak Edwin makin bergairah, dia kemudian mencium bibirku dan kubalas dengan penuh gairah. Kuraba selangkangannya dan kudapati tonjolan mengeras di balik celananya, cukup besar pikirku. Sambil berciuman, kubuka celana dalamnya. Dia menghentikan ciumannya untuk melepas hingga telanjang, ternyata penisnya yang tegang tidak sedasyat yang aku bayangkan, meski diameternya besar tapi tidak terlalu panjang, paling sepanjang genggamanku, dan lagi belum disunat, ada rasa sedikit kecewa di hatiku, tapi tak kutunjukkan.

    Dia kembali menindih tubuhku, diciuminya leherku sambil mempermainkan lidahnya sepanjang leher dan pundakku, lalu turun dan berputar putar di buah dadaku, putingku tak lepas dari jilatannya yang ganas, jilatannya lalu beralih ke perut terus ke paha dan mempermainkan lututku, ternyata jilatan di lutut yang tak pernah kualami menimbulkan kenikmatan tersendiri. Daerah selangkangan adalah terminal terakhir dari lidahnya, dia mempermainkan klitoris dan bibir vaginaku sambil jari tangannya mulai mengocok vaginaku.

    “sshh.. eegghh.. eehhmm.. ya Pak..truss Pak” desahku merasakan kenikmatan dari jilatan dan kocokan jari Pak Edwin. Pak Edwin kembali ke atasku, kakinya dikangkangkan di dadaku sambil menyodorkan penisnya, biasanya aku tak mau mengulum penis pada kesempatan pertama, tapi kali ini entah karena masih terrpengaruh alcohol atau karena aku terlalu terangsang, maka kuterima saja penisnya di mulutku. Kupermainkan ujung kepalanya dengan lidah lalu turun ke batang penis, kemudian tak lupa kantung bolanya dan terakhir kumasukkan penis itu ke dalam mulutku, cukup kesulitan juga aku mengulum penisnya karena batang itu memang besar.

    Dia mengocok mulutku dengan penisnya selama beberapa saat, cukup kewalahan juga aku menghadapi kocokannya untung, tidak berlangsung lama. Pak Edwin kembali berada diantara kakiku, disapukannya penisnya ke bibir vaginaku lalu mendorong tanpa kesulitan berarti hingga melesaklah penis itu ke vaginaku semua, aku merasa masih banyak ruang kosong di bagian dalam vaginaku meski di bagian luarnya terasa penuh oleh besarnya batang penis Pak Edwin.

    “ehh.. sshh.. eeghghgh” aku mulai mendesah ketika Pak Edwin mulai mengocokkan penisnya, dengan cepat dia mengocokku seperti piston pada mesin mobil yang tancap gas, ada perbedaan rasa atas kocokan pada penis yang tidak disunat itu, gesekan pada dinding vaginaku kurang greger, tapi tak mengurangi kenikmatan malahan menambah pengalaman, tanpa ampun pantatnya turun naik di atas tubuhku sambil menciumi leher jenjangku, kurasakan kenikmatan dari kocokannya dan kegelian di leherku.

    Pak Edwin menaikkan tubuhnya dan bertumpu pada lutut dia mengocokku, dengan posisi seperti ini aku bisa melihat expresi wajahnya yang kemerahan dibakar nafsu, tampak sekali rona merah diwajahnya karena kulitnya yang putih tipikal orang cina, wajah gantengnya bersemu kemerahan. Kutarik wajahnya dan kucium bibirnya karena gemas, kocokannya makin cepat dan keras, keringat sudah membasahi tubuhnya meski belum terlalu lama kami bercinta. Kugoyangkan pantatku mengimbangi gerakannya, ternyata itu membuat dia melambung ke atas dan menyemprotlah spermanya di vaginaku, kepala penisnya kurasakan membesar dan menekan dinding vaginaku, denyutnya sampai terasa di bibir vaginaku, lalu dia terkulai lemas setelah menyemprotkan spermanya hingga habis.

    Agak kecewa juga aku dibuatnya karena aku bahkan belum sempat merasakan sensasi yang lebih tinggi, terlalu cepat bagiku, tak lebih dari sepuluh menit.
    “sorry aku duluan” bisiknya di telingaku sambil tubuhnya ditengkurapkan di atas tubuhku.
    “nggak apa kok, ntar lagi” kataku menghibur diri sendiri, kudorong tubuhnya dan dia rebah disampingku, dipeluknya tubuhku, dengan tetap telanjang kami berpelukan, napasnya masih menderu deru.
    Aku berdiri mengambil Marlboro putih dari tas tanganku, kunyalakan dan kuhisap dalam dalam dan kuhembuskan dengan keras untuk menutup kekesalan diriku.

    “I need another kontol” pikirku kalut
    Kulihat di HP ada SMS dari Rio dengan pesan “namanya Rino, akan menghubungi mbak, dari Rio”
    Jarum jam sudah menunjukkan 23:20, berarti cukup lama aku tadi tidak sadarkan diri sampai akhirnya “dibangunkan” Pak Edwin, kulihat Pak Edwin sudah terlelap kecapekan, kupandangi dia, dengan postur tubuh yang cukup atletis dan wajah yang ganteng sungguh sayang dia tidak bisa bertahan lama, pikirku.

    Kunyalakan Marlboro kedua untuk menurunkan birahiku yang masih tinggi setelah setelah mendapat rangsangan yang tak tuntas, lalu kucuci vaginaku dari sperma Edwin, kalau tidak ingat menjaga wibawa seorang boss, sudah kuminta si Andi menemaniku malam ini, tapi ketepis angan itu karena akan merusak hubungan kerjaku dengannya.
    Kulayangkan pandanganku keluar, gemerlap lampu Kota Surabaya masih kukenali meski sudah bertahun tahun kutinggalkan. Kalau tidak ada Pak Edwin mungkin sudah kuhubungi Rio untuk segera mengirim Rino kemari, tapi aku jadi nggak enak sama dia.

    Ketika akan kunyalakan batang rokok ketiga, kudengar bel pintu berbunyi, agak kaget juga ada tamu malam malam begini, kuintip dari lubang intip di pintu, berdiri sosok laki laki tegap dengan wajah ganteng seganteng Antonio Banderas, maka kukenakan piyama dan kubuka pintu tanpa melepaskan rantai pengamannya.

    “mbak Lily? saya Rino temannya Rio” sapanya
    Agak bingung juga aku, disatu sisi aku membutuhkannya apalagi dengan penampilan dia yang begitu sexy sementara di sisi lain masih ada Pak Edwin di ranjang.
    “Sebentar ya” kataku menutup pintu kembali, terus terang aku nggak tahu bagaimana menentukan sikap, sebenarnya aku nggak keberatan melayani mereka berdua malah itu yang aku harapkan tapi bagaimana dengan Pak Edwin, rekanan bisnis yang baru beberapa jam yang lalu aku kenal, tentu aku harus menjaga citraku sebagai seorang bisnis women professional, aku bingung memikirkannya.
    “kudengar ada bel pintu, ada tamu kali” kata Pak Edwin dari ranjang
    “eh..anu..enggak kok Pak” jawabku kaget agak terbata
    “jangan panggil Pak kalau suasana begini, apalagi dengan apa yang baru saja terjadi, panggil Edwin atau Koh Edwin saja, toh hanya beberapa tahun lebih tua”
    “iya teman lama, nggak penting sih, tapi kalau bapak keberatan aku suruh dia pulang biar besok dia kesini lagi” kataku
    “ah nggak pa pa kok, santai saja” jawabnya ringan.

    Aku kembali membuka pintu tapi aku yang keluar menemui dia di depan pintu, kini kulihat jelas postur tubuhnya yang tinggi dan atletis, usia paling banter 26 tahun, makin membuat aku kepanasan.

    “di dalam ada rekanku, bilang aja kamu teman lama dan apapun yang terjadi nanti suka atau nggak suka kamu harus terima bahkan kalau aku memintamu untuk pulang tanpa melakukan apa apa kamu harus nurut, besok aku telepon lagi, aku mohon pengertianmu” kataku pada Rino tegas.
    “Nggak apa mbak, aku ikuti saja permainan Mbak Lily, aku percaya sama Rio dan aku orangnya easy going kok mbak, pandai membawa diri” katanya lalu kupersilahkan masuk.
    Kulihat Edwin masih berbaring di ranjang dengan bertutupkan selimut. Aku jadi canggung diantara dua laki laki yang baru kukenal ini sampai lupa mengenalkan mereka berdua, basa basi kutawari Rino minuman, tiba tiba Edwin bangkit dari ranjang dan dengan tetap telanjang dia ke kamar mandi. Aku kaget lalu melihat ke Rino yang hanya dibalas dengan senyuman nakal.

    “wah ngganggu nih” celetuk Rino
    “ah enggak udah selesai kok”jawabku singkat
    “baru akan mulai lagi, kamu boleh tinggal atau ikutan atau pergi terserah kamu, tapi itu tergantung sama Lily” teriak Edwin dari kamar mandi, entah basa basi atau bercanda atau serius aku nggak tau.
    “Rio udah cerita sama aku mengenai mbak” bisik Rino pelan supaya tidak terdengar Edwin.

    Edwin keluar dari kamar mandi dengan tetap telanjang, dia mendekatiku menarikku dalam pelukannya lalu mencium bibirku, tanpa mempedulikan keberadaan Rino dia melorotkan piyamaku hingga aku telanjang di depan mereka berdua. Kami kembali berpelukan dan berciuman, tangan Edwin mulai menjamah buah dadaku, meraba raba dan meremasnya. Ciumannya turun ke leherku hingga aku mendongak kegelian, kemudian Edwin mengulum putingku secara bergantian, kuremas remas rambutnya yang terbenam di kedua buah dadaku.

    Kulihat Rino masih tetap duduk di kursi, entah kapan dia melepas baju tapi kini dia hanya mengenakan celana dalam mini merahnya, benjolan dibaliknya sungguh besar seakan celana dalamnya tak mampu menampung kebesarannya.
    Badannya begitu atletis tanpa lemak di perut menambah ke-sexy-annya. Melihat potongan tubuhnya berahiku menjadi cepat naik disamping rangsangan dan serbuan dari Edwin di seluruh tubuhku, kupejamkan mataku sambil menikmati cumbuan Edwin.

    Ketika jilatan Edwin mencapai selangkanganku, kuraskan pelukan dan rabaan di kedua buah dadaku dari belakang, kubuka mataku ternyata Edwin sedang sibuk di selangkanganku dan Rino berada di belakangku. Sambil meraba raba Rino menciumi tengkuk dan menjilati telingaku membuat aku menggelinjang kegelian mendapat rangsangan atas bawah depan belakang secara bersamaan, terutama yang dari Rino lebih menarik konsentrasiku.

    Mereka merebahkan tubuhku di ranjang, Edwin tetap berkutat di vaginaku sementara Rino beralih mengulum putingku dari kiri ke kanan. Kugapai penis Rino yang menegang, agak kaget juga mendapati kenyataan bahwa penisnya lebih panjang, hampir dua kali punya Edwin meski batangnya tidak sebesar dia, tapi bentuknya yang lurus ke depan dan kepalanya yang besar membuat aku semakin ingin cepat menikmatinya, kukocok kocok untuk mendapatkan ketegangan maximum dari penisnya.
    Edwin membalikkan tubuhku dan memintaku pada posisi doggie, Rino secara otomatis menempatkan dirinya di depanku hingga posisi penisnya tepat menghadap ke mukaku persisnya ke mulutku.

    Untuk kedua kalinya Edwin melesakkan penisnya ke vaginaku dan langsung menyodok dengan keras hingga penis Rino menyentuh pipiku. Kuremas penis itu ketika Edwin dengan gairahnya mengobok obok vaginaku. Tanpa sadar karena terpengaruh kenikmatan yang diberikan Edwin, kujilati Penis Rino dalam genggamanku dan akhirnya kukulum juga ketika Edwin menghentakkan tubuhnya ke pantatku, meski tidak sampai menyentuh dinding terdalam vaginaku tapi kurasakan kenikmatan demi kenikmatan pada setiap kocokannya. Kukulum penis Rino dengan gairah segairah kocokan Edwin padaku, Rino memegang kepalaku dan menekan dalam dalam sehingga penisnya masuk lebih dalam ke mulutku meski tidak semuanya tertanam di dalam. Sambil mengocok tangan Edwin meraba raba punggungku hingga ke dadaku, sementara Rino tak pernah memberiku peluang untuk melepaskan penisnya dari mulutku.

    “eegghhmm.. eegghh” desahku dari hidung karena mulutku tersumbat penis Edwin.
    Tak lama kemudian Edwin menghentikan kocokannya dan mengeluakan penisnya dari vaginaku meski belum kurasakan orgasmenya, Rino lalu menggantikan posisi Edwin, dengan mudahnya dia melesakkan penisnya hingga masuk semua karena memang batangnya lebih kecil dari penis Edwin, kini ini kurasakan dinding bagian dalam vaginaku tersentuh, ada perasaan menggelitik ketika penis Rino menyentuhnya. Dia langsung mengocok perlahan dengan penuh perasaan seakan menikmatai gesekan demi gesekan, makin lama makin cepat, tangannya memegang pinggangku dan menariknya berlawanan dengan gerakan tubuhnya sehingga penisnya makin masuk ke dalam mengisi rongga vaginaku yang tidak berhasil terisi oleh penis Edwin.

    Ada kenikmatan yang berbeda antara Edwin dan Rino tapi keduanya menghasilkan sensasi yang luar biasa padaku saat ini. Cukup lama Rino menyodokku dari belakang, Edwin entah kemana dia tidak ada di depanku, mungkin dia meredakan nafsunya supaya tidak orgasme duluan.
    Rino lalu membalikku, kini aku telentang di depannya, ditindihnya tubuhku dengan tubuh sexy-nya lalu kembali dia memasukkan penisnya, dengan sekali dorong amblaslah tertelan vaginaku, dengan cepat dan keras dia mengocokku, penisnya yang keras dengan kepala besar seakan mengaduk aduk isi vaginaku, aku mendesah tak tertahan merasakan kenikmatan yang kudapat.

    “eehh..yess..fuck me hard..yess” desahku mulai ngaco menerima gerakan Rino yang eksotik itu. Sambil mendesah kupandangi wajah tampan Antonio Banderas-nya yang menurut taksiranku tidak lebih dari 26 tahun, membuat aku makin kelojotan dan tergila gila dibuatnya. Kulihat Edwin berdiri di samping Rino, tatapan mataku tertuju pada penisnya yang terbungkus kondom yang menurutku aneh, ada asesoris di pangkal kondom itu, sepertinya ada kepala lagi di pangkal penisnya. Kulihat dia dan dia membalas tatapanku dengan pandangan dan senyum nakal.

    Ditepuknya pundak Rino sebagai isyarat, agak kecewa juga ketika Rino menarik keluar penisnya disaat saat aku menikmatinya dengan penuh nafsu. Tapi kekecewaan itu tak berlangsung lama ketika Edwin menggantikan posisinya, begitu penisnya mulai melesak masuk kedalam tak kurasakan perbedaannya dari sebelumnya tapi begitu penisnya masuk semua mulailah efek dari kondom berkepala itu kurasakan, ternyata kepala kondom itu langsung menggesek gesek klitorisku saat Edwin menghunjam tajam ke vaginaku, klitorisku seperti di gelitik gelitik saat Edwin mengocok vaginaku, suatu pengalaman baru bagiku dan kurasakan kenikmatan yang aneh tapi begitu penuh gairah.

    Edwin merasakan kemenangan ketika tubuhku menggelinjang menikmati sensasinya. Rino kembali mengulum putingku dari satu ke satunya, lalu tubuhnya naik ke atas tubuhku dan mekangkangkan kakinya di kepalaku, disodorkannya penisnya ke mulutku, aku tak bisa menolak karena posisinya tepat mengarah ke mulut, kucium aroma vaginaku masih menempel di penisnya, langsung kubuka mulutku menerima penis itu. Sementara kocokan Edwin di vaginaku makin menggila, kenikmatannya tak terkirakan, tapi aku tak sempat mendesah karena disibukkan penis Rino yang keluar masuk mulutku. Aku menerima dua kocokan bersamaan di atas dan dibawah, membuatku kewalahan menerima kenikmatan ini.

    Setelah cukup lama mengocokku dengan kondom kepalanya, Edwin menarik keluar penisnya dan melepaskan kondomnya lalu dimasukkannya kembali ke vaginaku, tak lama kemudian kurasakan denyutan dari penis Edwin yang tertanam di vaginaku, denyutannya seakan memelarkan vaginaku karena terasa begitu membesar saat orgasme membuatku menyusul beberapa detik kemudian, dan kugapailah kenikmatan puncak dari permainan sex, kini aku bisa mendapatkan orgasme dari Edwin. Tahu bahwa Edwin telah mendapatkan kepuasannya, Rino beranjak menggantikan posisi Edwin, tapi itu tak lama, dia memintaku untuk di atas dan kuturuti permintaannya.
    Rino lalu telentang di sampingku, kunaiki tubuhnya dan kuatur tubuhku hingga penisnya bisa masuk ke vaginaku tanpa kesulitan berarti.

    Aku langsung mengocok penisnya dengan gerakan menaik turunkan pantatku, buah dadaku yang menggantung di depannya tak lepas dari jamahannya, diremasnya dengan penuh gairah seiring dengan kocokanku. Gerakan pinggangku mendapat perlawanan dari Rino, makin dia melawan makin dalam penisnya menancap di vagina dan makin tinggi kenikmatan yang kudapat. Karena gairahku belum turun banyak saat menggapai orgasme dengan Edwin, maka tak lama kemudian kugapai lagi orgasme berikutnya dari Rino, denyutanku seolah meremas remas penis Rino di vaginaku.

    “OUUGGHH.. yess.. yess.. yess” teriakku
    Rino yang belum mencapai puncaknya makin cepat mengocokku dari bawah, tubuhku ambruk di atas dadanya, sambil tetap mengocokku dia memeluk tubuhku dengan erat, kini aku Cuma bisa mendesah di dekat telinganya sambil sesekali kukulum. Tak berapa lama kemudian Rino pun mencapai puncaknya, kurasakan semprotan sperma dan denyutan yang keras di vaginaku terutama kepala penisnya yang membesar hingga mengisi semua vaginaku.

    “oouuhh..yess..I love it” teriakku saat merasakan orgasme dari Rino.
    Kurasakan delapan atau sembilan denyutan keras yang disusul denyutan lainnya yang melemah hingga menghilang dan lemaslah batang penis di vaginaku itu.
    Kami berpelukan beberapa saat, kucium bibirnya dan akupun berguling rebahan di sampingnya, Rino memiringkan tubuhnya menghadapku dan menumpangkan kaki kanannya di tubuhku sambil tangannya ditumpangkan di buah dadaku, kurasakan hembusan napasnya di telingaku.

    “mbak Lily sungguh hebat” bisiknya pelan di telingaku.
    Aku hanya memandangnya dan tersenyum penuh kepuasan. Cukup lama kami terdiam dalam keheningan, seolah merenung dan menikmati apa yang baru saja terjadi.
    Akhirnya kami dikagetkan bunyi “beep” satu kali dari jam tangan Rino yang berarti sudah jam 1 malam.
    “Rino, kamu nginap sini ya nemenin aku ya, Koh Edwin kalau nggak keberatan dan tidak ada yang marah di rumah kuminta ikut nemenin, gimana?” pintaku
    “Dengan senang hati” jawabnya gembira, Rino hanya mengangguk sambil mencium keningku.

    Kami bertiga rebahan di ranjang, kumiringkan tubuhku menghadap Edwin, kutumpangkan kaki kananku ke tubuhnya dan tanganku memeluk tubuhnya, sementara Rino memelukku dari belakang, tangannya memegang buah dadaku sementara kaki kanannya ditumpangkan ke pinggangku.Tak lama kemudian kami tertidur dalam kecapekan dan penuh kenangan, aku berada ditengah diantara dua laki laki yang baru kukenal beberapa jam yang lalu.

    Entah berapa lama kami tidur dengan posisi seperti itu ketika kurasakan ada sesuatu yang menggelitik vaginaku, kubuka mataku untuk menepis kantuk, ternyata Rino berusaha memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang dengan posisi seperti itu. Kuangkat sedikit kaki kananku untuk memberi kemudahan padanya, lalu kembali dia melesakkan penisnya ke vaginaku, aku masih tidak melepaskan pelukanku dari Edwin sementara Rino mulai mengocokku dari belakang dengan perlahan sambil meremas remas buah dadaku. Tanganku pindah ke penis Edwin dan mengocoknya hingga berdiri, tapi anehnya Edwin masih memejamkan matanya, sepuluh menit kemudian Rino kurasakan denyutan kuat dari penis Rino pertanda dia orgasme, tanpa menoleh ke Rino aku melanjutkan tidurku, tapi ternyata Edwin sudah bangun, dia memintaku menghadap ke Rino ganti dia yang mengocokku dari belakang seperti tadi sambil aku memeluk tubuh Rino dan memegangi penisnya yang sudah mulai melemas.

    Berbeda dengan kocokan Rino yang pelan pelan, Edwin melakukan kocokan dengan keras disertai remasan kuat di buah dadaku sampai sesekali aku menjerit dalam kenikmatan, cukup lama Edwin mengocokku hingga aku mengalami orgasme lagi beberapa detik sebelum dia mengalaminya, kemudian kami melanjutkan tidur yang terputus.

    Kami terbangun sekitar pukul delapan ketika telepon berbunyi, kuangkat dan ternyata dari Andi.
    “pagi bu, udah bangun?” tanyanya dari seberang
    “pagi juga Andi, untung kamu bangunin kalau tidak bisa ketinggalan meeting nih, oke kita ketemu di bawah pukul 9, tolong di atur tempat meetingnya, cari yang bagus” jawabku memberi perintah
    “beres bu” jawabnya
    “Edwin, aku ada meeting dengan Pak Reza jam 10, kamu bagaimana?” tanyaku
    “lho meetingnya kan juga sama sama aku” jawab Edwin
    “oh ya? dia tidak pernah cerita tuh, dia Cuma bilang meetingnya antara aku, dia dan satu orang lagi rekannya”
    “oke anyway, aku tak mau datang ke tempat meeting dengan pakaian yang sama dengan kemarin”
    “Ayo mandi lalu kita cari pakaian di bawah” kataku
    “Rino, kamu boleh tinggal disini atau pergi, tapi yang jelas aku nanti memerlukanmu setelah meeting” kataku sambil menuju ke kamar mandi menyusul Edwin yang mandi duluan.

    Kami berdua mandi dibawah pancuran air hangat, kami saling menyabuni satu sama lain, dia memelukku dari belakang sambil meremas remas buah dadaku dan menjilati telingaku, kuraih penisnya dan kukocok, tubuh kami yang masih berbusa sabun saling menggesek licin, ternyata membuatku lebih erotis dan terangsang. Tanpa menunggu lebih lama kuarahkan angkat kaki kananku dan mengarahkan penisnya ke vaginaku, dengan ketegangannya ditambah air sabun maka mudah baginya untuk masuk ke dalam, Edwin langsung menancapkan sedalam dia bisa. Pancuran air panas membasahi tubuh kami berdua lebih romantis rasanya, tapi itu tak berlangsung lama ketika Edwin menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku, tidak banyak dan tidak kencang memang tapi cukuplah untuk memulai hari ini dengan dengan penuh gairah.

    Setelah mandi aku mengenakan pakaian kerja resmi, entah mengapa kupilih pakaian yang resmi tapi santai, mungkin karena terpengaruh perasaanku yang lagi bergairah maka tanpa bra kukenakan tank top dan kututup dengan blazer untuk menutupi putingku yang menonjol di balik tank top-ku, lalu kupadu dengan rok mini sehingga cukup kelihatan resmi, aku merasa sexy dibuatnya.

    Kutinggalkan amplop berisi uang di meja dan kucium Rino.
    “Kalau kamu mau mau keluar ada uang di meja, ambil saja ntar aku hubungi lagi, kalau mau tinggal up to you be my guest” bisikku yang dibalas ciuman dan remasan di buah dadaku.

    Pukul 9:15 kami keluar kamar, bersamaan dengan Andi keluar dari kamarnya tepat ketika aku keluar bersama Edwin dan Rino memberiku ciuman di depan pintu, dia menoleh ke arah kami tapi segera memalingkan wajahnya ke arah lain seolah tidak melihat, tapi aku yakin dia melihatnya.

    “Morning Andi” sapaku
    “eh morning Bu, ruang meeting sudah aku atur dan semua dokumen sudah saya siapkan, copy file-nya ada di laptop ibu” jawabnya memberi laporan ketika kami menuju lift.
    “Thanks Ndi” jawabku singkat.

    Kami bertiga terdiam di lift, aku yang biasanya banyak bicara mencairkan suasana jadi kaku dan salah tingkah, masih memikirkan apa yang ada di pikiran Andi bahwa aku keluar dari kamar dengan seorang laki laki dan ada laki laki lainnya di kamarku, ah persetan pikirku, saking kikuknya sampai aku lupa mengenalkan Edwin pada Andi. Dalam kebekuan kuamati Andi dari bayangan di cermin lift, baru kusadari kalau sebenarnya Andi mempunyai wajah tampan dan berwibawa, meski umurnya baru 27 tahun tapi ketegasan tampak di kerut wajahnya. Sedikit lebih tinggi dariku tapi karena aku pakai sepatu hak tinggi, maka kini aku lebih tinggi darinya, posturnya tubuhnya cukup proporsional karena dia sering cerita kalau fitness secara teratur 3 kali seminggu, aku baru sadar bahwa selama ini aku nggak pernah melihat Andi sebagai seorang laki laki, tapi lebih kepada pandangan seorang Bos ke anak buahnya.

    Diluar dugaan, Andi ternyata memergokiku saat mengamatinya, pandangan mata kami bertemu di pantulan cermin.
    “Ting”, untunglah lift terbuka, aku segera keluar menghindar dari pandangan Andi, kami langsung breakfast setelah terlebih dulu mencarikan Edwin pakaian dan dasi pengganti, meski Shopping Arcade masih belum buka karena terlalu pagi, tapi dengan sedikit paksaan akhirnya mereka mau juga melayani kami.
    “Eh Bu Lily, saya kok belum dikenalin dengan Mas ini” Tanya Edwin bersikap resmi, mengingatkanku akan kekonyolanku pagi ini.
    “Oh iya, Andi, ini Pak Edwin, clien dari Pak Reza yang akan menjual produk kita ke Cina yang berarti Clien kita juga, dan nanti Pak Edwin akan gabung dengan kita di meeting” kataku yang disambut uluran tangan Edwin ke Andi.
    “Pak Edwin, Andi ini salah satu orang kepercayaan saya, dialah yang in charge nanti, meski baru dua tahun ikut saya tapi naluri bisnisnya boleh di uji” lanjutku memuji Andi, itu biasa kulakukan untuk memperbesar rasa percaya diri anak buah sekaligus supaya
    clien lebih confident.

    Ini adalah breakfast terlama yang pernah aku alami, serba salah tingkah dan yang pasti aku tak berani memandang Andi, entah mengapa. Untunglah Edwin bisa mencairkan suasana bengan berbagai joke-nya.

    Bertiga kami masuk ke ruang meeting yang sudah di booking Andi, ternyata cukup nyaman suasananya, tidak seperti ruang meeting biasa yang kaku dan menjemukan, tapi lebih terkesan bernuansa santai tapi serius, Meeting table bulat dengan dikelilingi 6 kursi putar, sementara dipojokan ada sofa dan meja kecil, di ujung yang lain terdapat tea set lengkap dengan electric kettle.

    Aku dan Andi duduk bersebelahan menyiapkan dokumen di meja, kuletakkan laptop di depanku, Pak Edwin duduk di sebelah kiriku.
    “Ndi tolong nyalakan laptop, aku ke toilet sebentar” kataku sambil meninggalkan mereka berdua. Kuhabiskan sebatang Marlboro di toilet untuk menghilangkan keteganganku dan kurapikan baju dan make up ku.
    Pak Reza sudah berada di ruangan ditemani dengan wanita yang muda dan cantik ketika aku kembali ke ruangan meeting.
    “Pagi Pak Reza, pagi Bu” sapaku sambil menyalami mereka berdua
    “Pagi juga Mbak Lily, anda kelihatan cantik pagi ini” kata Pak Reza
    “emang selama ini nggak cantik” jawabku
    “Lily” sapaku pada wanita di samping Pak Reza sambil mengulurkan tangan
    “Lisa” jawabnya sambil tersenyum manis
    “bukan begitu, tapi pagi ini lebih cantik dan cerah”
    “Oh Mbak Lisa, selama ini kita hanya bertemu lewat telepon dan faximile” kataku lagi
    “dan sekarang inilah dia orangnya” lanjut Pak Reza.

    Ternyata Andi belum menyalakan laptopku, agak marah juga aku melihat dia tidak melaksanakan perintahku, maka dengan mata melotot ke arahnya kuambil kembali laptopku dari hadapannya lalu kunyalakan. Betapa terkejutnya aku ketika laptop itu menyala, tampak di monitor laptopku seorang wanita sedang telentang menerima kocokan di vaginanya sementara mulutnya mengulum penis kedua dan tangan satunya memegang penis ketiga, aku baru tersadar kalau sebelum berangkat dari kantor kemarin sempat membuka koleksi pic yang ada laptop-ku dan karena buru buru mungkin saat mematikan laptop bukan “shut down” yang aku pilih tapi “stand by”. Mukaku merah dibuatnya, untung tak ada yang memperhatikan, langsung aku “re-booting”, kulirik Andi tapi dia menyiapkan document dan tidak memperhatikanku, pantesan dia langsung mematikannya, pikirku. Aku jadi lebih salah tingkah lagi terhadap Andi, tapi segera aku kembali konsentrasi untuk meeting ini.

    Meeting dimulai dengan presentasi Andi dan dilakukan tanya jawab, justru yang banyak bertanya adalah Lisa dan itu dilayani dengan cekatan oleh Andi, sementara aku Cuma kadang kadang saja menguatkan pendapat Andi atau membantunya membuat keputusan untuk menerima atau klarifikasi, hal ini kulakukan untuk lebih meyakinkan Lisa maupun Pak Reza disamping untuk memperbesar rasa percaya diri pada Andi. Cukup alot juga pembicaraan antara mereka berdua, tapi aku tak mau mencampuri sebelum dia benar benar kepepet. Aku kagum sama Lisa yang cantik tapi piawai dalam negosiasi.

    Setelah masalah teknis dan kontrak selesai sampailah pada masalah harga dan itu adalah tugasku dengan Pak Reza, dengan beberapa alternatif harga yang aku tawarkan akhirnya dicapailah kesepakatan.
    “Ndi, kamu revisi dan di print di Business Center supaya bisa ditandatangani sekarang juga, jangan lupa materei-nya” perintahku
    “baik bu”jawabnya lalu dia keluar sambil membawa laptopku dokumen dokumen yang diperlukan.
    Kupesan champagne merayakan kerja sama ini ketika Andi sudah meninggalkan ruangan.
    “Selamat Mbak Lily semoga sukses dengan kerja sama kita ini” Pak Edwin menyalamiku sambil mencium kedua pipiku.
    Aku menyalami lalu memeluk Lisa dan menempelkan pipiku padanya.
    “Anda begitu hebat dalam negosiasi” kataku
    Tanpa kuduga dia menjawab berbisik di telingaku.
    “terima kasih, Pak Reza tahu lho apa yang terjadi tadi malam di tempat Ibu”
    “oh ya? apa itu”jawabku kaget
    “Pak Edwin menginap di tempat mbak” katanya pelan mengagetkanku
    “dan satu orang cowok lagi” lanjutnya
    Kulepas pelukannya dan kupandangi Lisa yang masih kelihatan polos itu, lalu pandanganku beralih ke Edwin sebagai protes, tapi dia hanya mengerutkan kening dan mengangkat bahu saja sambil senyum.
    Tak sempat terbengong lebih lama, Pak Reza menyalamiku
    “Selamat atas kerja sama kita” katanya sambil menyalamiku dan tak kusangka sangka dia menarik tubuhku ke pelukannya
    “I know what you did last night” katanya sambil mempererat pelukannya dan mengelus elus punggungku.
    Aku masih tertegun tak merespon ucapan maupun tindakan Pak Reza, tapi kurasakan buah dadaku tergencet di dadanya saat dia memelukku erat.
    “Pak Reza banyak orang, malu ah” jawabku pelan
    “banyak orang? ini kan kita kita juga” jawabnya tanpa melepas pelukannya tapi malah meremas pantatku
    Kulirik Pak Edwin, dia hanya bediri di pojok melihat kami, sementara Lisa malah mendekat ke Pak Edwin.
    “Mari kita rayakan kerja sama ini dengan penuh persahabatan” bisiknya sambil mencium pipi dan bibirku bersamaan dengan tangannya menyingkap rok miniku hingga ke pinggang, aku yakin Lisa maupun Edwin bisa melihat celana dalam model “Thong” yang hanya terdapat penutup segitiga kecil di depan, hingga pasti mereka sudah melihat pantatku.

    Ciuman Pak Reza sudah sampai di leherku, dilepasnya blazer yang menutupi bagian luarku hingga tampak tank top pink yang kukenakan dibaliknya. Dengan hanya mengenakan tank top, maka tampaklah putingku yang menonjol di baliknya.

    Sebenarnya aku bisa saja menolak cumbuan Pak Reza kalau mau, tapi melihat pandangan Pak Reza yang penuh wibawa dan wajahnya yang galak tegas membuat aku takluk dalam pelukan dan ciumannya. Bukan ketakutan masalah bisnis, aku yakin sebagai seorang professional dia bisa membedakan antara bisnis dan pribadi, tapi memang pada dasarnya aku juga mau dicumbunya.

    Kulihat Pak Edwin sudah berciuman dengan Lisa sementara tangannya meremas remas buah dada Lisa yang montok itu.
    Pak Reza lalu menelentangkan tubuhku di atas meja meeting, disingkapkan rokku dan dari celah celana dalam mini dia mulai menciumi dan menjilati vaginaku dengan gairahnya.

    Tiba tiba kami dikagetkan ketukan di pintu, segera aku berdiri dan membetulkan rok miniku dan kuambil blazerku, tapi Pak Reza memberi tanda supaya nggak usah dipakai.
    Lisa membuka pintu, ternyata room boy yang mengantar champagne pesananku, Lisa menerima dan menyelesaikan pembayarannya ke kamarku dan dia minta supaya di depan pintu diberi tanda “DO NOT DISTURB”, setelah mengunci pintu Lisa membuka dan menuangkan untuk kami.

    Pak Reza tak mau kehilangan waktu, begitu pintu ditutup, dia kembali memelukku lalu menurunkan tali tank top ku hingga ke tangan, setelah meremas remas sambil mencium leherku, ditariknya tank topku hingga ke perut, maka terpampanglah buah dadaku di depan semua orang.
    “wow, very nice breast, begitu kencang, I love it” komentar Pak Reza lalu kepalanya dibenamkan di antara kedua bukit itu sambil tangannya meremas remasnya. Ciumannya dengan cepat berpindah ke puncak bukit dan secara bergantian dia mengulum dari satu puncak ke puncak lainnya. Dengan cepat ciuman Pak Reza turun ke perut dan selangkanganku setelah terlebih dahulu melemparkan tank top ke Edwin dan kembali merebahkan aku di meja meeting, dijilatinya vaginaku dari balik celana dalamku.

    Edwin mendekatiku dari atas lalu mencium bibirku dan meremas buah dadaku kemudian mengulum putingnya, sementara jilatan Pak Reza makin menggila di vaginaku, tapi aku tak berani mendesah. Lisa sudah melepas blazernya hingga kelihatan buah dadanya yang montok menantang dibalik kaos you can see ketatnya, dia hanya duduk memperhatikan kami, tak seorangpun menyentuh champagne yang sudah kupesan, ternyata akulah yang menjadi santapan selamat, bukan champagne itu. Disaat aku lagi meregang dalam kenikmatan, kembali kami dikagetkan suara handle pintu dibuka, lalu berganti dengan ketukan.

    “Andi” teriakku panik aku tak ingin Andi melihatku dalam keadaan seperti ini, akan mengurangi wibawaku dimatanya.
    Kudorong kepala Pak Reza dengan halus, aku mencari tank top atau blazerku tapi terlambat, Lisa sudah membuka dengan hati hati pintu itu dan masuklan Andi dengan membawa laptop dan dokumen dokumennya sebelum aku sempat menutupi tubuh atasku.

    Kulihat wajah Andi melongo terkaget kaget melihat aku duduk di meja meeting dalam keadaan topless dan kaki di atas kursi, sementara Pak Reza masih jongkok di bawahku dan Edwin ada dibelakangku dengan bertelanjang dada.
    “eh ma..ma..maaf mengganggu” katanya lalu berbalik ke pintu, tapi Lisa segera menghalangi dan menutup kembali pintu itu.
    “Udah duduk saja di sini” jawab Lisa sambil menghalangi pintu itu dengan tubuhnya.
    “tapi..tapi ..tapi ini harus ditandatangani” jawabnya belum sadar dengan apa yang terjadi.
    “nggak ada tapi, tanda tangan mah gampang, sini aku Bantu” kata Lisa sambil mengambil dokumen dan laptop dari tangan Andi dan meletakkannya di meja pojok ruangan di samping champagne..
    “taruh di sini saja, kamu lihat sendiri kan mereka sedang sibuk” kata Lisa sambil menarik Andi duduk disebelahnya di sofa.
    Kulihat wajah Andi masih melongo kaget melihat bagaimana tingkah lakuku.
    “Sudah terlambat, persetan, apa yang terjadi terjadilah” pikirku dan kembali telentang di meja menuruti permintaan Pak Reza, dipelorotnya rok mini dan celana dalamku.

    Pada mulanya agak risih juga bertelanjang di depan Andi tapi selanjutnya sudah tak kuperhatikan lagi kehadiran Andi di ruangan itu ketika lidah Pak Reza dengan cantiknya kembali menggelitik klitorisku. Edwin membimbing tanganku dan dipegangkan ke penisnya yang sudah tegang, ternyata dia sudah mengeluarkan penisnya dari lubang resliting, tanpa menunggu lebih lama kukocok penis itu.

    Pak Reza melepas celana dalamku dan dilemparkannya ke arah Lisa dan Andi, ternyata Lisa sudah duduk di pangkuan Andi dan mereka sedang berciuman.
    Pak Reza menarikku duduk di tepi meja, ternyata dia masih berpakaian lengkap, kubantu melepaskan pakaiannya, lalu aku jongkok di depannya, kupelorotkan celananya, ternyata dia tidak memakai celana dalam, dan wow penisnya yang menegang membuatku terpesona, besar dengan guratan otot di batangnya menonjol dengan jelas.

    Segera kujilati kepala penisnya dan memasukkan kepala penisnya ke mulutku, kupermainkan dengan lidahku di dalam, tak tahan diperlakukan seperti itu, Pak Reza menaikkanku kembali duduk di meja, disapukannya kepala penis itu ke bibir vaginaku, pelan pelan mendorong hingga masuk semua lalu didiamkannya sejenak, maka melesaklah penis kedua di hari untuk vaginaku. Dia memandangku dengan penuh nafsu, mencium bibirku, lalu mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur mengocok vaginaku, tangannya meraba buah dadaku lalu wajahku dan jarinya dimasukkan ke mulutku, kukulum dan kupermainkan jarinya dengan lidahku.

    Pak Edwin mendekat lalu meremas remas buah dadaku, kuraih penisnya yang masih tegang nongol dari lubang resliting dan kukocok seirama kocokan Pak Reza.
    Kudengar desahan dari tempat lain, ternyata Lisa sudah semi telanjang di pangkuan Andi sedang mendapat kuluman dan remasan darinya di kedua putingnya, buah dada Lisa yang montok itu hampir menutup wajah Andi yang sedang terbenam di celah celahnya. Melihat hal itu, Pak Edwin meninggalkan kami menuju ke Lisa dan Andi, segera dia mengulum puting Lisa yang merah menantang berbagi dengan Andi, mendapat kuluman dari dua orang, Lisa sepertinya ingin teriak tapi ditahannya dengan menggigit jarinya.

    Setelah puas mengocokku dari depan sambil meremas remas buah dadaku, Pak Reza memintaku berbalik, maka aku berdiri membelakangi dia dan tubuhku membungkuk ke depan bertumpu pada meja, kaki kananku kunaikkan di kursi, Pak Reza kembali melesakkan penisnya di vaginaku, dia mengocok dengan kerasnya hingga meja meeting itu begoyang goyang. Dengan posisi seperti ini aku bisa melihat Lisa sedang duduk di sofa menerima jilatan Andi di vagina mengulum penis Pak Edwin yang berdiri di sampingnya.

    Kocokan Pak Reza serasa menggesek semua sisi dinding vaginaku, begitu nikmat hingga aku melayang dibuatnya, ingin aku menjerit karenanya tapi kutahan dengan menggigit bibirku.

    Terbuai oleh kenikmatan dari Pak Reza, tanpa kusadari ternyata Lisa, Andi dan Edwin ternyata sudah bergeser ke meja di dekatku hingga aku bisa melihat dengan jelas bagaimana Andi mempermainkan klitoris Lisa sambil mengocokkan jarinya, ternyata dia sudah mahir juga, batinku. Sementara Pak Edwin berada di antara aku dan Lisa, sambil mengulum puting Lisa dia meremas buah dadaku.

    Terkaget aku ketika melihat Andi mengusapkan penisnya di vagina Lisa, ternyata penis Andi begitu besar, sepertinya jauh lebih besar dari punya Pak Reza apalagi Pak Edwin, mungkin sama besar dengan punya suamiku tapi dengan bentuk yang melengkung ke atas membuatku ingin menikmatinya, itu adalah bentuk penis favoritku.
    Sepertinya dia kesulitan memasukkan penis besarnya ke vagina Lisa, berulang kali dia berusaha memasukkan tapi gagal meski vagina Lisa sudah basah, dicoba lagi dan dicoba lagi hingga berhasil meski hanya separuh, tapi Lisa sudah menggelinjang gelinjang entah kesakitan atau ke-enak-an. Kupegang tangannya dan dia meremasnya dengan kuat saat Andi berusaha mendorong lebih dalam, memasukkan mili demi mili penisnya ke dalam vagina Lisa. Sementara kocokan Pak Reza juga tak kalah nikmatnya, goyangannya semakin bervariasi menghunjam vaginaku dari berbagai arah dan gerakan. Tangan kami saling meremas dalam kenikmatan.

    Andi mulai mengocok Lisa dengan perlahan dan semakin lama semakin cepat, desah tertahan keluar dari hidung Lisa, dia kelojotan menerima kocokan Andi meskipun pelan menurutku, sambil meremas buah dada Lisa Andi mulai mempercepat dan menyodok dengan keras. Remasan tangan Lisa makin kencang, sekencang kocokan Andi padanya.
    “Aaauughh..eeghh..ss” teriak Lisa tak dapat menahan kenikmatan yang diberikan Andi.
    “sstt” bisikku sambil menutupkan tanganku ke mulutnya, meski aku sendiri sedang terbakar nafsu dan kenikmatan.

    Andi mengocok Lisa dengan penuh gairah nafsu, buah dada Lisa yang besar bergoyang goyang liar seiring dengan kocokannya, tapi segera dihentikan dengan kuluman Pak Edwin yang sepertinya nggak rela membiarkan buah dada itu bergoyang sendirian.

    Kokocakan Pak Reza sungguh bervariasi, baik kecepatan, arah maupun goyangannya, sungguh trampil dia dalam bercinta, membuatku panas dingin dibuatnya.
    Setelah puas mengocokku, Pak Reza menarik keluar penisnya, dan digantikan dengan Pak Edwin mengocokku. Aku berjongkok di kursi dan tanganku bersandarkan sandaran kursi hingga Pak Edwin mengocokku dengan doggie style dengan tetap menghadap ke Lisa dan Andi dan juga Pak Reza yang kini berdiri di sisi Andi menunggu giliran sambil meremas dan mengulum buah dada Lisa yang montok manantang itu menggantikan posisi Pak Edwin.

    Andi mengocok Lisa makin ganas, dengan satu kaki terangkat di pundaknya sedang satu kaki lagi dipegang tangannya dengan posisi terpentang pasti penis Andi melesak masuk ke vagina Lisa hingga menyentuh dinding terdalamnya, dengan disertai dorongan yang keras pasti Lisa sudah terbang ke awang awang kenikmatan.
    Andi lalu memiringkan tubuh Lisa hingga dia menghadap ke arahku, lalu dia kembali mengocoknya dengan keras, buah dada Lisa ikut bergoyang goyang seirama kocokan Andi. “gila hebat juga ini anak” batinku.

    Kocokan Pak Edwin tak terlalu kuperhatikan karena setelah mendapatkan Pak Reza punya Pak Edwin tidaklah terlalu berasa meski aku bisa menikmati sedikit kenikmatan yang berbeda, dengan melihat bagaimana Andi memperlakukan Lisa aku bisa dengan cepat bergairah kembali, maka kugoyangkan pantatku melawan gerakan Pak Edwin, secepat kocokan Andi pada Lisa, aku begitu horny dibuatnya, sambil berharap supaya Andi tidak orgasme di vagina Lisa terlebih dahulu supaya aku bisa menikmati semprotan pertamanya.

    Sambil menunggu giliran yang belum juga diberikan Andi, Pak Reza menggapai buah dadaku dan tangan satunya meremas buah dada Lisa yang lebih montok seolah hendak membandingkan, kedua tangannya meremas dua buah dada yang berlainan bentuk dan ukuran.

    Aku sudah khawatir cemas kalau ternyata Andi menyemprotkan spermanya di vagina Lisa terlebih dahulu, karena sudah cukup lama dia mengocokkan penisnya ke vagina Lisa, sudah setengah jam lebih.
    “gila kuat juga si Andi ini” batinku.

    Kini Andi mengocok Lisa dengan posisi doggie di atas kursi, meniru posisiku hingga kami saling berhadapan, buah dada Lisa yang besar menggantung dan bergoyang dengan indahnya ketika Andi mengocoknya, Pak Reza yang masih menunggu giliran dari Andi duduk di meja antara kami, hingga kami bisa mengulumnya secara bersamaan antara kuluman dan jilatan. Lisa mengulum maka aku menjilati sisanya begitu juga sebaliknya, dua lidah di satu penis.

    Mendapatkan perlakuan seperti itu dari dua wanita cantik seperti aku dan Lisa membuat Pak Reza merem melek, tangannya meremas rambutku juga rambut Lisa. Sepertinya Lisa sudah bisa merasakan nikmatnya penis Andi yang besar itu hingga dia bisa membagi konsentrasi dengan kuluman pada penis Pak Reza.

    Andi menghentikan kocokannya dan menyerahkan Lisa ke Bos-nya dan mereka bertukar tempat, Andi mengganti posisi pada mulut Lisa setelah terlebih dahulu memutar kursi Lisa menjauh dariku, kecewa juga aku dibuatnya karena tidak bisa menikmati penis Andi itu, ingin minta tapi masih ada perasaan segan atau gengsi. Masih bisa kulihat dengan lebih jelas betapa nikmatnya penis Andi itu hingga Lisa mengulum dengan ganasnya meski tak bisa memasukkan semuanya.

    Aku yakin Lisa kurang bisa menikmati Pak Reza setelah merasakan penis Andi. Kocokan Pak Edwin tidak kuperhatikan lagi, tapi aku lebih menikmati kuluman Lisa pada penis Andi itu meski Pak Edwin mulai melakukan variasi gerakannya, tangannya mengelus punggung dan buah dadaku, dia lalu memutar kursi hingga Aku dan Lisa berjejer, tapi Andi malah menggeser tubuhnya ke sisi lain malah menjauhiku.

    Pak Reza meremas buah dadaku sambil mengocok Lisa, sementara Pak Edwin meremas buah dada Lisa sambil mengocokku dan Andi meremas remas buah dada montok yang satunya dari sisi lainnya, kini Lisa mendapat servis dari tiga orang, sementara aku menginginkan Andi tapi dia selalu menghindariku sepertinya dia segan menyentuhku.

    “come on Andi, satu remasan atau satu kuluman saja darimu, I need you” jerit batinku tapi kembali rasa gengsi sebagai Bos terhadap dia masih tinggi. Andi berciuman dengan Lisa sambil tangannya tetap meremas buah dadanya, aku iri melihatnya, bahkan ketika Pak Reza dan Pak Edwin bertukar tempat, Andi tetap tak mau beranjak ke arahku. Kembali aku mendapat kocokan dari Pak Reza, oh much better than before, kurasakan kenikmatan kembali dari Pak Reza, ouh betapa nikmatnya sodokan dan kocokan beliau jauh lebih nikmat dibanding dengan Pak Edwin tadi, kini aku kembali tenggelam dalam kenikmatan birahi. Tapi itu tak berlangsung lama ketika Pak Reza dan Pak Edwin bertukaran tempat lagi, hingga tiga kali.

    Tak lama kemudian ketika Pak Reza sedang keras kerasnya menyodokku, kembali aku dibuat iri pada Lisa saat Pak Edwin dan Andi bertukar tempat, Lisa sudah mendapat kocokan Andi untuk kedua kalinya, kepalanya mendongak dan tubuhnya menggeliat ketika Andi memasukkan kembali penisnya tapi tak lama setelah itu dia sudah mulai mengulum penis Pak Edwin. Pak Reza kembali meremas remas buah dada Lisa sambil mengocokku tapi Andi tak mau melakukan hal itu padaku, dia tetap serius mengocok Lisa sampai berulang kali dia menggeliat ketika Andi mengocoknya dengan keras. “Lisa sudah mendapatkan tiga penis, di mulut maupun vagina, tapi aku baru dua, itupun kurang memuaskanku” teriak batinku.

    Kupandangi wajah Andi ketika mengocok Lisa begitu ganteng dan cool, expresinya tidak berubah seperti biasa saja kecuali keringatnya yang menetes membasahi tubuhnya yang atletis itu sehingga makin sexy. Belum sekalipun Andi menyentuhku, entah dia mau menghukumku atau karena segan, aku tak tahu.

    Kuhibur diriku dengan berkonsentrasi pada kocokan Pak Reza, aku tak mau tersiksa terlalu lama mengharapkan Andi, maka kugerakkan pinggangku mengimbangi Pak Reza dan hasilnya sungguh luar biasa, dia bergerak semakin liar dan akhirnya tak bisa bertahan lama, maka menyemprotlah spermanya ke vaginaku dengan kencangnya, kurasakan denyutan yang keras dari penisnya di dalam vaginaku seakan menghantam dinding rahimku. Bersamaan dengan semprotan Pak Reza, ternyata Pak Edwinpun menyemprotkan spermanya di muka Lisa, sperma itu menyemprot kemana mana baik di mulut, wajah dan sebagian ke rambutnya.

    Pak Reza menarik penisnya yang sudah lemas begitupun dengan Pak Edwin, aku belum mencapai orgasme, hanya satu penis yang masih berdiri yaitu Andi, akhirnya aku harus mengalahkan gengsiku yang dari tadi mencegahku.
    Kuhampiri Andi yang sedang menyocok Lisa, dari belakang kupeluk dia hingga tubuh telanjangku menempel di punggungnya, keringat kami menyatu, aku elus dadanya yang bidang berbulu. Sesaat dia menghentikan gerakannya tapi kemudian dilanjutkan kembali dengan lebih keras.

    Merasa belum mendapat respon darinya, aku bergeser ke depan, kujilati puting dadanya sambil mengelus kantung bolanya, Andi masih tetap tak mau menyentuhku malah makin cepat mengocok Lisa, maka kupegang tangannya dan kuletakkan di buah dadaku, kugosok gosokkan, barulah dia mulai merespon dengan remasan halus tanpa berhenti mengocok Lisa, lalu kucium bibirnya, tanpa kuduga dia langsung memegang kepalaku dan diciumnya bibirku dengan penuh gairah, full of passion, seperti orang melepas rindu berat, mungkin dari tadi Andi memang menginginkanku tapi tidak berani.

    Ciuman pada bibirku yang penuh nafsu tak menghentikan kocokan pada Lisa, lalu turun ke leherku sebagai sasaran selanjutnya dan berhenti di kedua putingku.
    Dengan penuh nafsu dan dengan liarnya dia mengulum, menjilat, menyedot dan meremas remas puting dan buah dadaku. Ouuhh aku menggeliat dalam kenikmatan yang indah.

    Konsentrasiku terganggu ketika kudengar teriakan dari Lisa yang sedang mencapai kenikmatatan tertinggi, dia mengalami orgasme dengan hebatnya, terlihat badannya bergetar hebat dan kepalanya digoyang goyangkan seperti orang yang kesetanan, beberapa detik kemudian tubuhnya melemas di atas kursi dengan napas terputus putus. Bersamaan dengan ditariknya penis dari vagina Lisa, dia mendorong tubuhku ke bawah lalu disodorkannya penis besar itu ke wajahku, agak ragu sejenak tapi kemudian tanpa membuang waktu lebih lama kukulum juga penis anak buah kepercayaanku itu, seperti dugaanku ternyata aku tak mampu mengulum penis itu semuanya, lalu kukocok pelan, aroma dari vagina Lisa tercium olehku tapi tak kupedulikan, Andi memegang kepalaku dan mengocokkan penisnya di mulutku dengan liar, hampir aku tak bisa bernafas.

    Lisa sudah duduk di antara Pak Edwin dan Pak Reza, kemudian Andi memintaku duduk di kursi, dipegangnya kedua kakiku dan dipentangkannya, kuraih penis besar yang dari tadi kuimpikan, kusapukan di bibir vaginaku dan kuarahkan masuk, ternyata Andi tak mau terlalu lama bermain main di luar, dengan keras di sodoknya penis besar itu masuk ke vaginaku.

    “OOUUGGHHh” teriakku spontan lalu kututupi mulutku dengan tangan sambil melotot ke arahnya.
    Vaginaku terasa penuh hingga aku tak berani menggerakkan tubuhku, tapi Andi seperti tak peduli, langsung mengocokku dengan cepat dan keras, kurasakan penisnya menggesek seluruh dinding dan mengisi semua rongga di vaginaku, begitu nikmat hingga seakan aku melayang layang dalam kenikmatan birahi yang tinggi. Kakiku kujepitkan di pinggangnya, kedua tangannya meremas dengan keras kedua buah dadaku dan memilin ringan putingku sambil mencium bibirku dengan ganasnya.

    Begitu liar dan ganas dia mencumbuku seakan menumpahkan segala dendam yang lama tesimpan, kocokannya yang keras seakan mengaduk aduk vaginaku. Kulawan gerakannya dengan menggerakkan pinggulku secara acak, dan aku mendapatkan kenikmatan yang bertambah.

    Entah sudah berapa lama kami bercinta di kursi hingga dia memintaku untuk rebah di karpet lantai ruangan, lalu segera dia menyetubuhiku, tubuh atletisnya menindih tubuhku sambil pantatnya turun naik mengocok vaginaku, ciumannya sudah menjelajah ke seluruh wajah dan leherku tanpa sedikitpun bagian yang terlewatkan.

    Aku mengagumi kekuatan fisik Andi yang begitu kuat, dinginnya AC tak mampu mencegah peluh kami sudah bertetesan di seluruh tubuh. Kuraih kenikmatan demi kenikmatan dari setiap gerakan Andi di atas tubuhku.
    Selanjutnya kami bergulingan, kini Andi telentang dan aku duduk di atasnya, secepatnya kugoyangkan pantatku mengocok penis Andi, goyanganku kubuat tidak aturan dan banyak variasi hingga dia menggigit bibirnya, dipandanginya wajahku, lalu dia kembali meremas buah dadaku dengan kerasnya, tanpa kusadari ternyata Pak Reza sudah berdiri di sampingku dan menyodorkan penisnya ke mulutku, kugapai dan langsung kukulum dengan gairahnya sambil tetap menggoyang pantatku. Pak Reza ternyata tak mau diam saja, dia ikut mengocokkan penisnya di mulutku sambil memegangi kepalaku. Tak mau kalah Andi kemudian ikutan menggoyangkan pinggulnya hingga kami seolah berpacu meraih kenikmatan birahi.

    Andi lalu duduk hingga tubuhku berhadapan dalam pangkuannya, kujepitkan kakiku di pinggangnya sambil tetap menggoyangkan pantat tanpa melepas kocokan mulutku pada penis Pak Reza, Andi menjilati seluruh leher dan dadaku, disedotnya putingku dengan keras, kurasakan gigitan gigitan kecil di sekitar buah dada dan putingku tapi tak kuperhatikan.

    Akhirnya kurasakan tubuh Andi menegang dan sedetik kemudian kurasakan kepala penisnya membesar memenuhi rongga dalam vaginaku lalu menyemprotkan spermanya, sementara gigitan dan sedotan di dadaku terasa semakin kuat, denyutannya membuat aku terbang melayang tinggi hingga ke puncak kenikmatan, maka akupun orgasme saat penis Andi sedang berdenyut dengan hebatnya di vaginaku, kami sama sama menggapai orgasme dalam waktu yang relatif bersamaan, tubuhku sudah mulai melemas tapi penis Pak Reza masih di tanganku, maka kukeluarkan kemampuanku untuk segera mengakhiri kemauan Pak Reza sambil masih tetap duduk di atas Andi, tangan Andi masih meremas dengan lembut kedua buah dadaku, tapi konsentrasiku hanya tertuju ke Pak Reza, tak lama kemudian berdenyutlah penis Pak Reza di mulutku, tak kurasakan cairan sperma keluar dari penis itu, hanya denyutan denyutan ringan hingga melemas dengan sendirinya.

    Aku terkulai lemas di atas tubuh Andi, anak buahku itu, dan dia membalas dengan ciuman dan elusan di punggung telanjangku, beberapa saat kemudia aku tersadar dan berdiri menjauhinya, duduk kembali di kursi.
    Lisa memberikan teh hangat, kami semua masih telanjang, masih kurasakan seakan penis Andi masih mengganjal vaginaku.

    Baru aku sadari ternyata ada empat titik memerah bekas gigitan Andi pada dada dan sekitar buah dadaku, kulirik Andi tapi dia tidak memperhatikan.
    Jarum jam menunjukkan pukul 13:30, ketika kami menandatangani kontrak itu dalam keadaan telanjang, sambl memangkuku Pak Reza menandatangani lembaran itu dan di atas pangkuan Pak Reza pula aku menandatanganinya. Sementara Pak Edwin sebagai saksi, ikut menandatangani kontrak itu sambil memangku Lisa yang masih telanjang.

    “Alangkah asiknya kalau kita bisa makan siang bersama sambil telanjang” usul Pak Edwin
    Aku hanya tersenyum menanggapi usulan nakal Pak Edwin, kukenakan kembali pakaianku meski tanpa celana dalam karena diminta Pak Edwin yang masih bujangan itu.
    Tak lama kemudian kami semua sudah berpakaian lengkap, kubereskan dokumen yang berserakan di lantai maupun meja dan kuberikan semuanya ke Andi.
    Dan selesailah official meeting hari ini.

    Sebenarnya aku tak mau mencampur adukkan antara bisnis dan kesenangan seperti ini, baru pertama kali terjadi. Awal bisnis yang di awali seperti ini terus terang membuat aku takut, tapi apa bedanya dengan para bisnisman lainnya yang memberikan wanita cantik untuk dapat mendapatkan proyek, toh proyek itu jalan juga.

    Setelah makan siang, aku dan Andi mengantar mereka hingga ke lobby dan disanalah kami berpisah, Aku dan Andi naik ke atas, tak ada pembicaraan sepanjang jalan ke kamar meskipun di lift Cuma kami berdua, suasana menjadi kaku, hal seperti inilah yang tidak aku inginkan.
    “Andi apapun yang telah terjadi adalah tidak pernah terjadi, tolong camkan itu demi kebaikan kita semua” kataku pada Andi sambil mengecup bibirnya, sebelum dia masuk kamarnya.

    Dan kami kembali ke Jakarta sebagai mana tidak terjadi sesuatu kecuali kenangan indah.

    Aku tidak pernah bisa memenuhi kata kataku sendiri seperti yang aku pesan di atas, karena bercinta dengan Andi terlalu nikmat untuk di tinggalkan.