Author: perawanku

  • Cerita Sex Janda Yang Montok Dan Sexy

    Cerita Sex Janda Yang Montok Dan Sexy


    952 views

    Perawanku – Siang itu panas panasnya terik matahari dimana ada janji dengan clientku waktu sangat berlalu dengan cepat dimana jam menunjukan pukul 12 siang mungkin kalau aku sampi kantor pasti pada sepi karena pada makan siang di luar kantor, kemudian dari dai pada aku begong sendirian dikantor mending aku menuju ke kantor istriku Tary dimana istriku bekerja sebagai wiraswasta di daerah Tomang.

    Oww Mas Tommy tumben dating kemari mas ?? “Filia bertanya denganku dia adalah seketaris Tany.

    “Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.

    “Mmm Tany ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tany

    sekalian meeting dengan customer sukri lagi Filia suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan Tany..”celoteh Filia yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan langkah kakinya.

    Aku masuk ke ruangan Tany, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk

    Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku hari ini malah sampe disini, ketemu ama Filia oh ya Filia sebenarnya adalah sahabat Tany waktu kuliah, janda beranak 2 ini diajak kerja istriku setelah setahun menjanda.

    Orangnya cantik, ramah cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai karakternya terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan tubuhnya yang montok tetenya gede sebanding dengan pantatnya yg juga gede.

    Pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu putih jadi tampak kaya orang sakit-sakitan walaupun kata Tany.

    Filia orangnya sangat cekatan dan sangat doyan kerja alias rajin Kubuka laptopku dan kunyalakan kucari-cari file yang kira-kira bisa menemaniku disini daripada aku hrs ngobrol sama Filia, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik wow di kantong tas laptopku terselip sebuah CD wiih DVD bokep punya Rudy ketinggalan disini lumayan juga buat ngabisin waktuku nungguin Tany.

    Mmmm Asia Carera lumayan bikin ngaceng juga setelah kira-kira setengah jam melihat aksi seks Asia Carera melawan aksi kasar Rocco Si fredi

    “Ooo.. ooo.. mas Tommy nonton apa tuuuh sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Filia bagaikan suara petir disiang bolong dengan nada menggodaku

    “Ah kamu bikin kaget aja ngg dingin boleh deh mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget sial lagiiii. aahh masa bodo laahh toh Filia bukan anak kecil.. Filia masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es jeruk..

    “Mas Tommy boleh dong Filia ikutan nonton mumpung lagi istirahat kayanya tadi ada Rocco sifredi yak..?”kata Filia sambil cengar cengir bandel..

    “ha kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan agak kaget juga, ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film top bokep Rocco Sifredi

    “Woo bintang kesayangan Filia tuuuh..”sahut Filia yang berdiri di belakang kursiku

    “Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Filia setelah menjanda tinggal dg orang tuanya dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang

    “Iya tapi dulu waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Filia enteng dan membuatku ketawa geli mendengar Filia menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain Suasana hening tapi tak dapat dielakkan dan disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan.

    Bahkan beberapa kali kudengar Filia menghela nafas panjang ciri khas wanita yang hendak mengendorkan syaraf birahinya yang kelewat tegang dan beberapa kali kudengar desisan lembut.

    Seperti luapan ekspresi yang kuartikan Filia sudah larut dalam aksi para bintang bokep di layar monitor Sementara keadaanku tak jauh beda.. celanaku terasa menyempit desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku dalam kondisi seperti ini biasanya, aku melakukan onani di tempat.

    Tapi kali ini masak onani di depan Filia..? ampuuuunn siaal lagiii..!

    “Kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Filia yang desah napasnya makin memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada busa sandaran kursi yang kududuki

    “Mmm hhh.. apanya yak..? iih mas Tommy nanyanya sok ga tau..”sahut Filia sambil mencubit pundakku entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap tangan Filia yang sedang mencubit mmm Filia membiarkan tanganku menangkap tangannya

    “Kamu ga cape, berdiri terus duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Filia, kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua, apalagi untuk ukuran pantat Filia yang memang gede

    “Pantat Filia kegedean sih mas”kata Filia sambil matanya melempar kerling aneh, yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Filia menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah sejak kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..?

    Kembali perhatian kami tercurah pada aksi seks dilayar laptop sesekali remasan gemas tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa hangat dimana tangan kami masih saling menggenggam dan menumpang diatas paha mulus Filia.

    “Iiih Gila Filia sudah lama enggak nonton yang begini..”kata Filia mendesah pelan seolah bicara sendiri.. menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya

    “kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi

    “Apalagi”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang yang bisa kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, lembut tangannya dan diikuti tubuh montoknya kini pantat montok Filia mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang ternyata cukup ramping tak berlemak Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir kami.

    Kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut mmm tangan Filia melingkar erat di leherku dengan gemetaran kulayani serangan panas janda cantik berumur 32 tahun ini seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya

    Cerita Sex Janda Yang Montok Dan Sexy

    Cerita Sex Janda Yang Montok Dan Sexy

    Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita menelusup ke balik blazer hitam yang dikenakan Filia dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya sentuhan pertamaku pada kulit tubuhnya membuat Filia menggeliat resah dan menggerang gemas rangkulan tangannya semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi bibirku tanganku mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B sebab buah dada Tany istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Filia Tiba-tiba Filia meronta keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi.

    “Ooohh mas Tommy suudaah mas hhh.. hhh jangan mas, Filia ga mau menyakiti Tanyhh ooohh..”kalimat diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya

    “Ada apa dengan Tany..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia ayo sayang waktu kita tak banyak nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati”bisikku lembut di sela-sela aksi bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh montok ini

    “Ampuuun mas, oooww Filia ga tahaaan hh..hh ssshhh”rengek Filia memelas yang tak mampu membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya Blazer hitam yang dikenakan Filia sudah teronggok dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang pergulatan dibalik blazer hitam

    Tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata bergetar syahwatku menyaksikan pemandangan ini buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih. mulus sekali sehingga urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan.

    Buah dada montok yang sedang meregang nafsu birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya tampak bergerak turun naik seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan iihh menggemaskan sekali.. woow.. bukan main..! begitu tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya.

    “Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya dan secara refleks Filia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, tapi dimataku.

    Adegan itu sangat sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian tertutup rambutnya yang agak acak-acakan matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang sulit ditebak.

    “Mas.. janggaaan teruskan Filia takuut Tany datanghhh hhh “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul lembah payudara Filia yang dalam itulah yang kini menggodaku maka kubenamkan wajahku ke dalamnya lidahku terjulur melecuti permukaan kulit halus beraroma parfum mahal kontan tubuh bahenol di pangkuanku itu menggelepar liar, spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau cukur.

    “Ampuuuunnn maaass. iiiihhh gellliii aaahh mmmssssshhh.. ooohh”rengek dan rintihannya mengiringi geliat tubuh indah itu wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari. dan menemukannya di selangkanganku bonggolan besar yang menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas sementara aku sedang mengulum dan memainkan lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus tanganku menggerayang masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub.

    Filia tak menolak ketika celana dalam itu kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana Filia mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun bibir cantik yang sudah kehilangan warna lipsticknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan terdengar derit retsluiting.

    Ternyata jemari lentik Filia membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku kulihat matanya berbinar dan mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku sesaat kemudian batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam genggaman tangan berjari lentik milik Filia makin lebar saja mata Filia yang menatap jalang ke batang kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut

    “Aaaah mass Tommyy mana mungkin Filia sanggup menolak yang seperti ini hhhh. ssss.sssshhh lakukan mas.. oohhh toloong bikin Filia lupa segalanya mas Filia ga tahhaan”kalimatnya mendesis bernada penuh kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan.

    Kurebahkan tubuh montok Filia di meja kerja Tany yang lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan gelas minum yang tadi ditaruh Filia diatas meja itu. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks dilayar monitornya.

    Sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Filia yang sangat becek mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah liang sanggamanya seperti halnya Filia, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang jatuh di atas meja.

    Filia sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Filia tergelar tubuh Filia kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan vaginanya.

    Sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang tercukur rapi.

    “Ayoooo maasss lakukan sekaraaang Filia ga tahaaannhh..hhh “rengek Filia memelas. Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Filia yang sudah berlendir licin.

    Tubuh Filia meregang hebat diiringi erangan keras, manakala palkonku memaksa otot liang sanggama Filia merentang lebih lebar kedua tangannya mencengkeram keras lenganku sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang memasukinya baru tiga perempat masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu.

    Kembali tubuh montok Filia menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya. Sepasang kaki Filia membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh

    “Mas Tommy tau kenapa Filia suka Rocco Sifredi..?”bisik Filia dengan tatapan mata mesra kujawab dengan gelengan kepalaku

    “Perih-perih nikmat kaya sekarang ini Filia pingin disetubuhi Rocco Sifredi ayoo mas.. beri Filia kenikmatan yang indah”bisik Filia sambil mengerling penuh arti,

    Belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya.

    Kembali suara erangan dan rintihan Filia mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke meja kerja yang jadi alas tubuhnya.

    “Punya kamu sempit banget Din aku seperti menyetubuhi perawan”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga.

    “Punya mas Tommy aja yang kegedean kaya punya Rocco Sifredi Filia suka sama yang begini gemesssiiin hhh hhhoohhh mmmaasss”belum selesai kalimat Filia, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Filia kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang.

    “Teeruuuss maaasss ammppuunn nikkmaaat bukan main.. oooohhh aaaaaahhh eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Filia.

    Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Filia Wajah cantik Filia semakin gelisah mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar alisnya yang runcing semakin berkerut apalagi matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas

    “Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss. Diii..naa ga tahaann. mmmmmhhh!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan ke arahku bergerak-gerak liar.

    Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme segera kuayun batang kemaluanku menembus liang sanggama Filia sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah akibatnya tubuh Filia semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tany kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahnya

    “Ammmpppuuunnn. oooohhh nnnggghhh. niikmmmaattnya. hhoooo.”suara Filia seperti menangis pilu Ya ammmpppuunn. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku.

    Kemudian mengembang lagi enam atau tujuh kali berulang membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg paling dalam pada liang sanggama Filia Tubuh Filia tergolek lunglai nafasnya tersengal-sengal.

    Tampak dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur rambut panjang yang dicat blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya.

    Kira-kira setelah dua menit batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Filia Tubuh montok itu kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang Filia membuka matanya yang kini tampak sayu.

    “Ssssshh mmm luar biasa.”desah Filia sambil tersenyum manis. Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya.

    Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok Filia, Filia memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku

    Woooww leherku disosotnya dengan laparnya jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku aku dibuat mengerang oleh aksinya

    “Ayo sayang, tuntaskan hasratmu Filia boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku.

    Kurasakan pantat montok Filia bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan ayunan kontolku

    “Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.. “Eeeeehhhhhhhh! sampe pingsan Filia juga mauuuuuhhhhhh!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepat Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih Tany istriku wajib berguru pada Filia.

    PikirkuTapi rupanya Filia tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang galak dan liar Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga Wajah Filia semakin pucat, walaupun semangat tempurnya msh besar

    “Ooooww my God ayo sayaaang Filia masih kuat”desisnya berulang-ulang sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attack Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara hampir 2 jam aku dan Filia berrpacu birahi diatas meja kerja Tany.

    Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku aku tak peduli erangan dan rintihan Filia yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat

    “Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang keluarkan.. di di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg berpengalaman Filia tahu gelagat ini diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku dan aku mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Filia.

    Dengan lincah Filia mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu Filia mengangakan mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku.

    Hwwwoooohhh!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah. bahkan sebelum semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-habisan.

    Filia duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi putar..

    “Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas?”celetuk Filia sambil menatapku dengan pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.

    “Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan”sahutku letoy.

    “Salah mas, yang bener kehausan peju mas Tommy bikin badanku terasa segarha.. ha..ha..”sambut Filia sambil ketawa ngakak

    “Waaakks mati aku mas, Tany dateng tuuuhh!”Tiba-tiba Filia loncat turun dari meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan akupun segera melakukan tindakan yg sama waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata celana dalam pasti milik Filia, segera kusambar masuk ke tas laptop dan aku segera masuk ke kamar mandi yg ada di ruang kerja Tany.

    “Yaaang chayaaang. bukain doong”suara Tany sambil mengetok pintu kamar mandi

    “Hei.. bentar sayang dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi. Ketika pintu kubuka Tany langsung menerobos masuk busyeet Tany menubrukku dan aku dipepetin ke wastafel aku makin gugup

    “Sssshhhh untung kamu dateng say ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tany horny berat”tanpa basa basi lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera istriku ini berlutut dan melakukan oral sex.

    Meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tany istriku membangunkan kejantananku yang baru mo istirahat tanpa membuka pakaiannya Tany langsung membelakangiku sambil menyingkap rok kerjanya sampai ke pinggang.

    Pantat Tany kalah montok dibanding Filia, namun bentuknya yang bulat, mengkal sangat seksi di mataku sesaat kemudian CD G-String dan stocking Tany sdh lolos dari tempatnya

    “C’ mon darling. hajar liang cinta Tany dari belakang”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tany mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya.

    Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style”lebih menyengat”katanya sesaat kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda Dalam posisi doggie style.

    Tany memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif dan apalagi aku sangat suka melihat goyangan pantat seksi Tany, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tany yang tak sebecek Filia.

    Untungnya Tany adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit kemudian Tany mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang kemaluanku menghajar liang sanggama Tany tanpa ampun.

    “Tommm Tommmy gilaaa aaahkk niiikkmaaatt bangeeett!!!”jeritan kecil Tany itu dibarengi dengan tubuh sintal Tany yang gemetaran hebatpantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya aku tak menahan lagi semburatnya spermaku yang kedua utk hari ini.

    “Ma kasih Tommy chayaang”kata Tany sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku.

    Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tany masih berendam di bath up. Filia sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tany, kudekati dia

    “Ssshh nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih Filia kelaci mejanya mata Filia melotot dengan mimik lucu

    “Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tany tak ikut keluar dari ruangan.
    Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Filia.. yang ternyata sangat menggairahkan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • CERITA SEX KADO SPESIAL BUAT SUAMI

    CERITA SEX KADO SPESIAL BUAT SUAMI


    952 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX KADO SPESIAL BUAT SUAMICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Perawanku – Kuhembuskan nafas panjang. Sudah lama aku tidak datang ke tempat ini. Kusapu pandangan ke sekeliling. Masih sama seperti terakhir kali.

    Terakhir kali kesini, aku sempat menginap. Teringat bagaimana malam itu begitu panas, begitu bernafsu.
    Aku selalu tersenyum sendiri setiap kali mengingatnya. Akhirnya kuketuk pintu bernomor 11 itu. Pintu terbuka. Kulihat sosok yang kukenal. Dia adalah Aan.

    Hei Kak.. Dia tersenyum. Aku membalasnya.
    Hei.. Dipersilakannya aku masuk.

    Didalam kembali kusapu pandanganku. Masih rapi seperti terakhir kuingat, kecuali ranjang. Sprei penutup ranjang terlihat sedikit lecek. Dapat dimaklumi, karena kutahu pacar Aan ada disini. Pastilah mereka sempat bermesraan tadi. Aku kesini memang ingin bertemu dengan Nita. Itu adalah nama pacar Aan.

    Nita nya lagi mandi tuh Kak, ditunggu aja sebentar. Kuanggukkan kepala.

    Memang terdengar suara gemercik air. Kulihat Aan memakai lagi kaosnya. Tadi saat menyambutku, dia hanya bercelana pendek.

    Duduk aja Kak, bersih kok. Kita tadi nggak ML, cuma tidurtiduran doang sambil nonton TV. Aan nyengir.

    Kubalas dengan tawa kecil. Sepertinya Aan bisa membaca pikiranku. Kulihat tidak ada kursi. Semula aku ragu untuk duduk diranjang. Dia tahu kalau aku suka kebersihan.

    Kami cukup tahu kebiasaan satu sama lain, meski jarang bertemu. Aan sempat menawariku minum, namun kutolak. Dia pun lalu duduk disampingku.

    Gimana kuliah kamu? tanyaku.
    Lumayan, semester ini IPK udah 3,5. Abis sekarang udah punya dosen private cantik. Kali ini aku tertawa lebar.

    Pasti akulah yang dimaksudnya dosen private itu. Dia mengambil jurusan ekonomi, sama sepertiku saat kuliah dulu. Kini percakapan kami via sosial media sudah berkembang. Tidak hanya membahas soalsoal mesum, tapi juga akademis. Bahkan kuberikan dia kuliah singkat, saat terakhir ada dikamar ini. Kubantu dia menyusun paper ekonomi mikro. Itu semua kami lakukan sambil telanjang, tentunya. Agen Poker

    Ditengah obrolan, Aan memegang tanganku. Dia bilang kalau dia kangen menyentuhku. Kami berciuman. Disentuhnya tubuhku dan kubiarkan saja. Saat menyentuh payudara, dia bergurau kalau terasa makin besar. Tertawaku dibuatnya. Kubilang ukurannya masih sama. Dia memang tidak berbohong kalau dia kangen. Beberapa kali Aan mengajak bertemu, tapi tidak kupenuhi. Aku tidak mau kalau kami jadi terlalu dekat. Syukurnya Aan masih bisa mengerti. Mengerti akan situasi hubungan kami.

    Aku suka banget ngeliat kakak pake seragam kerja gini. Seksi, bikin horni, ucapnya sambil mengelusi pahaku.
    Hei, hei.. Kutepis tangannya. Kuingatkan dia. Aku datang bukan untuk bercinta. Dia nyengir, sambil menggaruk kepalanya. Kelihatan kalau

    Aan mulai bergairah. Harus kuhentikan sebelum makin parah.

    Iya, iya deh Kak, tapi celana dalamnya boleh sekarang dong? Udah janjikan? Kutoel hidungnya. Dia pun nyengir lagi.

    Kemarin aku memang menjanjikan hal itu. Nita boleh kujemput, asalkan dibarter celana dalam. Terdengar sedikit aneh memang. Beberapa kali sudah Aan memintanya. Bahkan sejak pertama kali kami bercinta. Katanya sih untuk kenangkenangan. Beberapa kali kuiyakan, namun belum juga kuberikan. Kubuka tas jinjing. Kuambil dari sana sebuah benda mungil berenda.

    Nggak mau ah yang itu.

    Dia menolak saat aku menyodorinya. Aku mengerutkan kening. Padahal kutahu itu adalah model favoritnya.

    Maksudnya? tanyaku penasaran. Aan lalu mengacungkan jarinya kearah rokku.
    Aku mau yang ada di dalem sana.

    Tanpa menunggu tanggapanku, tangannya langsung bergerak. Diangkatnya ujung rokku sedikit. Berusaha dia memasukkan tangannya kedalam. Meski berupaya kucegah, namun akhirnya Aan berhasil. Dia berhasil menyentuh kain tipis yang ada disana. Masih berusaha kucegah kemauan Aan. Celana dalam yang kupakai nggak seksi, begitu alasanku. Dan itu benar adanya. Modelnya memang biasa saja. Namun, dia seakan tidak peduli. Dia terus memaksa. Akhirnya kuiyakan kemauannya, asalkan dilakukan pelanpelan.

    Dia pun kegirangan. Aan langsung jongkok ditepi ranjang. Kedua pahaku dibukanya lebarlebar. Kini kewanitaanku tepat berada didepannya. Tangannya merogoh lagi kedalam. Dia tersenyum saat menemukan apa yang dicarinya. Pinggiran karet celana dalamku. Mulai ditariknya perlahan. Kain mungil itu terus melorot turun. Sampai akhirnya terlepas. Ditempelkannya ke hidung, sebelum dimasukkan saku.

    Wangi Kak. Isinya sama wanginya nggak ya? Berusaha dibukanya lagi kedua pahaku.

    Namun, kali ini bisa kucegah. Dia sudah dapat apa yang dia mau. Tidak akan kuberi lebih. Aku tahu kalau kulemah, kalau Aan mulai memainkan lidah.

    Aan, jangan Aan.. tolong jangan.. Dia terus berusaha, berusaha dan berusaha.

    Akhirnya aku tidak lagi kuasa. Tidak kuasa untuk bertahan. Pahaku pun kembali terbuka lebar. Kepala Aan kini sudah ada dalam rokku. Kurasakan lidahnya mulai menyapu kewanitaanku. Terus menarinari didalam sana. Sensasi geligeli nikmat kurasa. Tubuhku lalu terjerembab diranjang. Terlentang pasrah tanpa perlawanan. Kupilih untuk menikmati saja sensasi itu.

    Sedang asyik berdua, tibatiba pintu kamar mandi terbuka.

    Klek! Kupalingkan wajah.

    Kulihat Nita berdiri didepan pintu. Dengan tubuh terbalut handuk. Ditambah ekspresi penuh kekagetan.

    Hehei Nita, ucapku. Masih dalam posisi terlentang.
    Hehei Kak Dita. Suasana menjadi canggung.

    Kami berdua saling menatap beberapa saat.

    Sedangkan dibawah sana, Aan masih sibuk dengan lidahnya. Kuangkat tubuhku. Kutepuktepuk pundak Aan, sambil memanggil namanya. Kuminta dia keluar dari rokku. Dia pun menarik kepalanya. Tersadarlah dia kalau Nita sudah selesai mandi. Namun bukannya panik, dia malah nyengir. Dan melambai kepacarnya. Ajaibnya, kecanggungan itu hanya berlangsung sebentar.

    Kemudian semuanya kembali normal. Normal seperti tidak pernah terjadi apapun. Aan membuatkan teh untuk kami bertiga. Nita berias dan memakai pakaian. Sedangkan aku menonton televisi. Cukup kagum aku dengan Aan. Entah bagaimana cara dia mengendalikan Nita. Sebagai cewek, aku cukup penasaran. Bagaimana Nita tetap terlihat santai, setelah melihat pacarnya dan aku. Melihat apa yang barusan kami lakukan. Perlu kucari tahu jawabannya nanti.

    Udah selesai Kak, berangkat sekarang? ucap Nita padaku.

    Aku berdiri dan mengambil tas.

    Boleh. Yuk.
    Yah, ditinggal sendirian deh. Aan ikut berdiri dan merengut.

    Nita dan aku saling pandang. Lalu melempar senyum. Kompak kami melambai ke Aan. Sempat pula kami lemparkan ciuman jauh. Rengutan Aan pun semakin menjadi.

    Wow, kamarnya luas banget Kak! Nita berseru sumringah. Langsung dia berlarian disekitaran kamar. Dia juga menuju ke balkon belakang. Disana dia menyerukan kekaguman yang sama. Begitu pula saat menghempaskan diri diranjang. Geli aku melihat tingkah konyolnya itu. Seperti itulah Nita.

    Aku belum mengenalnya lama. Tapi yang kutahu, dia memang sangat ekspresif. Apalagi untuk sesuatu yang membuatnya antusias.

    Aku mandi dulu ya Nit , kamu santai aja dulu. Kulihat dia mengangguk.

    Nita telah memegangremote televisi. Channel luar negeri bergantian muncul dilayar. Mulai kubuka satu persatu seragamku. Kubiarkan Nita melihatku menelanjangi diri. Toh kami samasama wanita, pikirku. Lagi pula dikosan Aan tadi, Nita juga melakukan hal yang sama. Dan dia tidak malu
    melakukannya.

    Setelahnya, kubalut tubuhku dengan handuk dan masuk kamar mandi. Didalam aku tidak lama. Hari ini tidak ada tugas luar, jadi kurasa tubuhku masih cukup bersih. Hanya lama kubasuh betis dengan air hangat. Kuuruturut pelan. Uraturatnya terasa sedikit tegang. Mungkin karena tadi banyak berdiri memakai high heels. Kukeringkan tubuhku setelah selesai. Dan kupakai kimono sebelum keluar. Diluar kulihat Nita sedang tiduran. Dia kelihatan serius menonton film. Duduk aku ditepi ranjang. Nita menoleh dan tersenyum.

    Kakak cantik loh, badannya juga bagus, ucapnya Aku tersipu.

    Belum pernah aku dipuji sesama wanita sebelumnya. Pernah sih, cuma tak sepolos ucapan Nita tadi.

    Ah, kamu juga cantik banget kok Nit. Gantian dia tersipu.

    Aku tidaklah berbohong. Nita memang gadis yang berparas cantik. Rambut panjang dicat pirang. Postur tubuh proporsional. Dia juga sangat fashionable. Idaman lakilaki normal pada umumnya. Mirip denganku kala mahasiswa dulu. Boleh dong sombong sedikit.

    Saat itu kami ada disebuah kamar hotel. Hotel berbintang dipinggiran kota. Dua orang wanita cantik dikamar hotel? Eits, jangan berpikir macammacam dulu. Kami berdua normal, bukanlah penyuka sesama jenis. Disini kami sedang menunggu seseorang. Dia memang bilang akan datang sedikit terlambat. Kesempatan itu kupakai untuk ngobrol dengan Nita.

    Kamu udah lama kenal sama Aan?
    Udah hampir dua tahun lebih Kak.

    Obrolan berlangsung santai. Banyak hal yang akhirnya kutahu tentang Nita. Ternyata dia punya kehidupan yang sulit. Dikota ini dia tinggal sendiri. Kuliah adalah citacitanya, namun ekonomi keluarganya kurang mampu. Karena itu dia harus bekerja demi biaya kuliah. Segala pekerjaan diambilnya. Sebagian adalah pekerjaan paruh waktu. Aku kagum mendengar semangatnya itu.

    Disanalah lalu dia bertemu Aan. Aan membantunya mendapat beasiswa. Aan juga membantunya mendapat pekerjaan. Menjadi staf di perusahaan kenalan ayah Aan. Atas bantuan Aan itu, Nita menerima ajakannya berpacaran.

    Nita memang kerap memilih pacar berdompet tebal. Semata guna menyambung hidup.
    Konsekuesinya tentu saja ada. Bersetubuh salah satunya. Diakui Nita kalau Aan bukan lakilaki pertamanya. Namun bersama Aan, dia melakukan seks dengan cinta. Dia tahu Aan pacar yang setia. Maka ketika tahu Aan berselingkuh, dia cukup kaget. Hanya saja saat Aan mengenalkan diriku, Nita mengaku lega. Dia bersyukur Aan tidak tidur dengan wanita sembarangan. Begitu pengakuannya. Sejak itulah aku dan Nita menjadi dekat.

    Sedang asyik mengobrol, bel pintu berbunyi. Agen Poker

    Ting tong, ting tong..

    Bangkit aku dari ranjang, dan berjalan kepintu. Kuintip siapa diluar. Kuberi isyarat Nita untuk bersiapsiap. Bunyi bel kedua kubuka pintu. Disana berdirilah dia yang kami tunggu. Dia adalah suamiku. Dia tersenyum dan memelukku. Diciumnya pula keningku. Tak lama datanglah Nita membawa cake. Suami terlihat kaget mengetahui aku tidak sendirian.

    Happy birthday! teriakku dan Nita bersamaan.
    Mamakasi. Suamiku kini mulai terlihat kikuk.

    Aku dan Nita mulai bernyanyi. Kutarik tangan suami kedalam kamar. Walau masih kelihatan bingung, dia menurut. Usai bernyanyi kuminta suami meniup lilin. Saat lilin padam, mata suami belum juga lepas dari Nita. Aku tidak menyalahkan dia sih. Nita memang sosok yang menarik. Sampai aku berdehem, barulah pandangan itu teralihkan.

    Kenalin nih Pa, ini namanya Nita. Nita ini dia suami kakak. Mereka pun berjabat tangan.
    Saya Nita Om, saya kado ulang tahunnya Om.. Suami mengernyit, sedang aku sendiri tersenyum geli.
    Tersenyum karena celetukan Nita yang to the point. Juga karena melihat ekspresi suami. Dan karena mendengar panggilan Om dari Nita untuk suamiku. Lucu saja mendengarnya.

    Suami memandangiku penuh tanya. Baru aku hendak menjelaskan, Nita sudah melanjutkan kalimatnya.

    ..Saya disuruh kak Dita buat nemenin Om bobo
    malem ini. Tambah bingunglah suamiku.

    Aku pun tidak bisa lagi menahan tawa. Gaya bicara ceplasceplos Nita mengingatkanku pada Putri. Salah satu rekan kerjaku di kantor. Gaya flirtingnya pun sama percis. Kalau keduanya bertemu mungkin bisa disangka kakak beradik. Malah pesta ulang tahun nyeleneh ini, sebenarnya adalah ide Nita. Sekalian kenalan dengan suamiku, begitu katanya.

    Guna mencairkan suasana, kupesan makanan. Kami mengobrol sambil makan malam bertiga. Situasi sedikit kaku diawal, namun kemudian perlahan jadi santai. Nita ternyata pintar sekali bersosialisasi. Suami yang semula kikuk, kini terlihat nyaman. Begitu pula saat kami pindah ngobrol di ranjang. Kulihat lamalama wajah suami memerah. Birahinya mungkin mulai bangkit. Wajar saja, karena ada rangsangan hebat didepannya. Nita cuek duduk bersila,padahal tahu dia memakai rok pendek. Begitu pun saat merubah posisi kaki. Cuek saja dia membiarkan celana dalamnya terlihat. Belum lagi tonjolan dibalik tanktop ketatnya. Benarbenar menggoda mata.

    Ketika Nita permisi ke kamar mandi, suami berbisik padaku. Aku tersenyum. Kuanggukkan kepala sebagai jawaban. Dan suami balas tersenyum. Sempat kutanya keadaan si kecil dirumah mertua. Suami bilang baikbaik saja.Sama sekali tidak rewel. Mungkin akan kutelpon
    dia nanti.

    Nit, waktunya buka kado nih, ucapku saat Nita keluar.

    Sepertinya Nita mengerti maksudku. Dia tersenyum kearahku. Diangkatnya kedua jempol. Nita lalu berjalan mendekati suamiku, dan duduk disampingnya.

    Nita yang buka, apa Om yang buka? Lagilagi celetukan Nita membuatku tertawa. Suamiku ikut tersenyum. Benarbenar blakblakan banget nih anak, pikirku. Ekspresinya begitu santai. Terlihat sekali kalau membuka pakaian didepan lakilaki, bukanlah hal asing buat Nita.

    Suami sepertinya tak kuat lagi menahan nafsu. Dipeluknya Nita, dan mulai dipagut bibir gadis itu. Nita melayani pagutan suami dengan baik. Bahkan saat suami memainkan lidah. Nita ikut mengadu lidahnya. Suami meminta Nita berdiri. Setelahnya, suami mulai menelanjangi Nita. Diawali dari tanktop, lalu rok pendeknya.

    Suami sengaja melakukannya secara perlahan. Tersisa hanya pakaian dalam, suami berhenti sebentar. Dipandanginya tubuh sintal itu dari atas kebawah. Mirip banget dengan bodiku, demikian komentar suami. Tersipu akumendengarnya, sekaligus merasa bangga. Tidak dapat kubantah komentar itu. Bukannya risih dipandangi kami, Nita malah dengan pede berpose. Dia bahkan berputar beberapa kali bak seorang model.

    Sini Nita bantu bukain bajunya Om. Maudisepong sekalian Om?
    Boboleh, sahut suami singkat.

    Sungguh sebuah tawaran yang tidak bisa ditolak. Mulailah Nita mempreteli pakaian suamiku. Saat Nita menurunkan boxer, penis suami langsung mengacung. Nita jongkok, dan memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Mulai dia mengulum. Melihat Nita mengulum, aku jadi terangsang. Ini kali pertama kulihat adegan seks secara langsung. Dibalik kimono, sekujur tubuhku bergetar. Berdiri dan kudekati suami. Kudaratkan ciuman dibibirnya. Ciuman itu dalam sekejap berubah jadi panas. Suamiku pun harus berbagi konsentrasi. Antara ciumanku dan kuluman Nita.

    Sambil berciuman, tangannya membuka kimonoku. Terlepaslah kain mandi itu. Kini akupun telanjang. Suami memainkan puting payudaraku. Beberapa lama, suami meminta Nita berdiri.Dibukanya bra dan celana dalam Nita. Dan kami bertiga kini sepenuhnya telanjang. Suami merebahkan diri diranjang. Dimintanya lagi Nita mulai mengoral. Nita menurut.

    Melihat posisi pantat Nita yang terangkat, kuambil inisiatif. Kusentuh vaginanya dari belakang. Sejenak Nitamenoleh, lalu melempar senyuman. Jujur ini kali pertama kusentuh vagina wanita lain. Begitu Nitalanjut mengoral, kurabai lagi vaginanya. Bahkan tak lama, mulai kumainkan lidahku disana. Rasanya aneh tapi menyenangkan.

    Om, masukin ya? Kudengar suami berbicara pada Nita.
    Iya Om, sahutnya singkat.

    Nita bangkit dan mendekatiku. Aku yang duduk ditepi ranjang dibuatnya kaget. Mendadak dia mencium bibirku. Bukan ciuman pertamaku dengan sesama wanita. Hanya saja, terasa beda saat Nita yang melakukannya. Aku bukanlah lesbian, begitu pun Nita. Namun, ciuman Nita sungguh nikmat rasanya. Soal variasi seks macam ini, harus diakui aku kalah dari Nita.

    Makasi udah dibantu bikin basah Kak, yuk sekarang giliran.

     

    Tanpa menunggu jawaban, dibantunya aku terlentang. Dibukanya pahaku lebarlebar. Berikutnya lidah Nita menari didaerah kewanitaanku. Sensasi geli pun langsung menjalari tubuhku. Dijilati pula pahaku dan daerah sekitarnya. Nita sendiri kini sedang digenjoti oleh suamiku. Digenjot dalam posisi dogie. Suamiku berdiri ditepi ranjang. Terlihat bersemangat dia menyetubuhi Nita.

    Mmhh.. mmhh.. mmhh..
    Aaahh.. aahh.. aahh..

    Desahan Nita terdengar tertahan. Tertahan oleh bibir vaginaku. Justru yang kini terdengar adalah desahanku. Desahan karena tusukan lidah Nita.

    Tidak lama kami bertiga berganti posisi. Kini aku dan Nita samasama terlentang. Terlentang mengangkang. Selangkangan kami berada di tepi ranjang. Disana pula suamiku berdiri. Posisi ini memudahkan suami bergantian menggenjoti kami. Beberapa genjotan, penisnya ada di vaginaku. Beberapa genjotan lagi, penisnya ada di vagina Nita. Demikian seterusnya. Terus bergantian.

    Aaahh.. aahh.. aahh..
    Ooohh.. oohh.. oohh..
    Aaahh.. aahh.. aahh..

    Desahan kami bertiga terdengar makin keras. Sampai memenuhi penjuru kamar hotel. Menunggu giliran digenjot, Nita menatapku. Dia tersenyum dan kubalas. Diciumnya lalu bibirku. Masih tetap terasa nikmat seperti sebelumnya. Nita juga nakal menjilati telingaku. Salah satu dari titik sensitifku. Itu membuatku kian bergairah.

    Saat suami ganti menggenjot Nita, kusentuh klitorisku sendiri. Kuputarputar karena terasa gatal. Cukup sebagai selingan, sambil menunggu giliran. Gantian kini kucium bibir Nita. Ditengah ciuman, mendadak tubuhnya menegang. Desahan Nita mengencang. Rupanya suamiku mempercepatgenjotannya. Nita sampai memejamkan matanya.

    Suami memegangi kedua lutut Nita. Dipakainya sebagai tumpuan. Genjotan suami kian cepat, dan terus makin cepat. Sampai terdengar sebuah erangan panjang. Suami sukses membuat Nita orgasme. Ditarik penisnya dari vagina Nita. Berganti masuk ke vaginaku. Sama seperti tadi, genjotannya juga cepat. Giliran aku dibuatnya bergelinjang. Kututup mata dan kugenggam erat sprei.

    Malam itu, suami seperti berada dipuncak birahi. Staminanya terasa benarbenar berbeda. Selagi digenjot suami, kurasakan sentuhan dipayudara. Nita ternyata yang melakukannya. Dia sepertinya sudah tersadar dari orgasmenya tadi. Tidak hanya menyentuh, Nita juga mengulum putingku. Bergiliran kanan dan kiri. Tubuhku makin hebat bergelinjang. Diserang sensasi nikmat atas dan bawah. Rasanya sungguh luar biasa. Tak pernah kualami seperti itu sebelumnya.

    Aaahh.. aahh.. aahh..
    Aaahh.. aahh.. AAAHHH..!!

    Kali ini desahanku mendominasi. Diselingi desahan suami. Sampai terakhir terdengar lenguhan panjang. Berasal dari mulutku dan suami. Kucapai orgasme yang kunanti. Mungkin itu pula yang dirasakan suami. Kurasakan semburan hangat dibawah sana. Lima sampai 6 kali kurasa. Suami berejakulasi didalam sepertinya. Aku sedang ada dalam masa suburku. Tidak masalah sih buatku. Tidak masalah kalau akhirnya nanti aku terbuahi. Aku dan suami terlentang lemas. Samasama kami nikmati pasca orgasme tadi. Nafasku belum sepenuhnya pulih, saat Nita mencium pipiku. Dia tersenyum. Aku pun demikian.

    Thank you ya, ucapku.
    Samasama. Begitu balasnya.
    Nita tinggal ke kamar mandi dulu ya, Kak. Aku mengangguk.

    Nita pun beranjak turun. Kini tinggallah aku dan suami di ranjang. Kugeser tubuhku mendekati suami. Bergelayut manja aku dipelukannya. Dia sepertinya juga sudah bisa menguasai diri. Suami mencium keningku. Kami saling tersenyum.

    Ini benerbener ulang tahun papa yang paling berkesan. Tertawa kecil aku mendengarnya.
    Papa suka?
    Suka banget dong. Oya, emang mama kenal sama Nita dimana? Kuhindari menjawab pertanyaan itu. Kuberalih mengelus penis suami.

    Momen ini kurasa kurang tepat untuk bercerita. Kurang tepat untuk mengungkap segalanya. Kalau aku berceritatentang Nita, artinya aku harus bercerita pula tentang Aan. Tahu kalau istrinya telah ditiduri seorang mahasiswa, pastilah akan merusak mood suami. Perlu kucari waktu lain yang mungkin lebih pas.
    Elusanku membuat penis suami kembali keras.Suami lalu berbisik manja padaku. Dia meminta ijin menyusul Nita ke kamar mandi. Kujewer telinganya, tapi lalu kuanggukan kepala. Dengan sumringah suami turun dari ranjang.

    Tak lama kudengar suara tawa dari dalam sana. Tawa suami dan juga tawa Nita. Terdengar pula beberapa kali erangan manja. Tertawa kecil aku dibuatnya. Kupakai lagi kimono guna menutupi tubuhku. Kuambil tablet dari tas. Sibuk kubalas beberapa email yang masuk. Begitu pula beberapa pesan di sosial media. Sampai suami mendongakkan kepala dari kamar mandi.

    Ma, gabung sini yuk ama kita. Agen Poker
    Oke, sahutku singkat.

    Kutaruh kembali tablet kedalam tas. Kubuka kimono, dan masuk ke kamar mandi. Kulihat suami dan Nita berendam didalam jakuzi. Aku langsung bergabung. Awalnya kami hanya berbincang. Lamakelamaan suasana kembali memanas. Diawali saat suami memintaku dan Nita beradegan lesbian. Kami turuti kemauannya.

    Aku dan Nita pun mulai saling raba. Saling meraba payudara. Dilanjutkan dengan berciuman, lalu mulai mengadu lidah. Lidah kami terus beraksi. Menjilati telinga, leher dan berakhir pada kedua payudara. Kami lakukan secara bergantian.

    Tak kuasa menahan gairah, suami mengocok penisnya sendiri. Sebenarnya dia ingin menggarap kami langsung. Hanya saja, kami mencegahnya. Aku dan Nita ingin merampungkan lesbian show kami lebih dulu. Kami ingin memancing birahi suamiku makin tinggi. Bahkan menyentuh pun kami larang. Suami terlihat dongkol, namun hanya bisa pasrah. Sampai Nita menyodorkan vaginanya. Suami pun bersemangat menikmatinya. Disusul berikutnya dengan diriku.

    Demikian seterusnya, berulang beberapa kali. Malam sudah sangat larut saat kami selesai. Kami bertiga ngosngosan diranjang. Suamiku ada ditengah, diapit aku dan Nita. Tubuh kami lemas, tapi benarbenar merasa puas. Ranjang sukses kami buat berantakan. Entah berapa kali kami berguncang diatasnya. Tubuh yang semula telah bersih, kini kembali lengket oleh keringat.

    Kali ini kami terlalu lelah untuk berbilas. Kami pun memilih untuk langsung beristirahat.

    Met bobo sayang. Kupeluk dan kukecup pipi suamiku.

    Nita melakukan hal yang sama.

    Met bobo Om. Suami membalas kecupan kami berdua.

    Selanjutnya kami pun terlelap. Terlelap dalam kepuasan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Perpisahan Dengan Meta

    Perpisahan Dengan Meta


    952 views

    Cerita Sex ini berjudulPerpisahan Dengan MetaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pertama aku jaga kebugaranku dengan senam rutin seminggu 3 kali, kedua aku rajin minum jamu wanita yang bagi orang jawa pasti sudah tidak heran dengan kunyit asam dan sirih untuk menjaga bau badan, ramuan galian putri (sudah ada diproduksi masal oleh pabrik jamu) untuk kewanitaan atau kadang juga rendaman rumput fatimah.

    serta ketiga untuk perawatan luar dengan berendam rebusan rempah dara. Itulah sebabnya kedua suamiku selalu mengatakan bahwa memekku terasa punel. Jika tidak percaya, khususnya bagi wanita yang sudah punya anak silakan ikuti petunjuk Rien, dijamin manjur.

    Berikut adalah ceritaku kali ini..

    Pada bulan April Mas Pujo mendapat panggilan ke Jakarta. Ternyata Mas Pujo mendapat promosi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi di Bumi Nyiur Melambai. Promosi itu adalah sesuatu yang menggembirakan bagi kami tapi juga sekaligus menyedihkan. Karena itu berarti kami harus berpisah dengan orang yang paling kami sayangi, Meta.

    Setelah hampir dua minggu dan telah membuat perencanaan yang masak, kami sepakat untuk berterus terang pada Meta. Acara kami buat di villa kami di kawasan Kopeng. Sengaja kami hanya berempat dengan Meta dan kami memilih tepat pada hari libur kerja yaitu Sabtu dan Minggu. Kepada suaminya Meta ijin akan mengikuti pelatihan Manajemen Mikro. Meta sebenarnya cukup merasa penasaran meskipun sebenarnya acara seperti ini telah sering kami adakan, tapi memang biasanya Meta tidak sampai menginap.

    Kami berangkat terpisah karena Meta diantar oleh suaminya sampai ke tempat bus Patas, tapi sesampai di Salatiga kami telah menunggunya, lalu Meta turun dan terus bergabung bersama kami menuju Kopeng.

    “Uhh..! Kesel aku Mbak, masak aku disuruh naik bus sendiri” sungut Meta begitu turun dari bus.

    “Lho kan belum jadi direktur, ya sabar dulu dong sayang..” jawabku sambil membantu mengangkat koper bawaannya.

    “Mbak, aku di belakang ama Mas Pujo ya, biar Mas Duta yang setir” pintanya padaku. Aku tahu betul akan kelakuannya itu, Meta ingin bermanja-manja dengan Mas Pujo.

    “Iya deh.., asal Mbak tetep dibagi..” godaku.

    “Iih.. Mbak kan udah tiap hari nyanding” balasnya. Mas Pujo cuma nyengir, sedang Duta sudah siap di belakang setir.

    “Met.., apa tadi nggak dapat saweran di bus” goda Duta sambil menjalankan mobilnya.

    “Iih.. Emangnya aku cewek apaan” jawab Meta menirukan gaya Nani Wijaya di serial Bajaj Bajuri sambil menggelendot manja pada Mas Pujo.

    Memang Meta sangat menyayangi Mas Pujo, bahkan dialah yang paling pencemburu dibandingkan aku yang isterinya. Aku, Mas Pujo dan Duta juga amat sayang padanya. Bagi kami kebahagiaan yang kami rasakan selama ini memang untuk berempat. Kulihat Meta sudah mulai mengantuk di pelukan Mas Pujo.

    “Mas pijit ya sayang..!” bisik Mas Pujo di telinga Meta.

    Meta merapatkan pelukannya. Mas Pujo mulai memijit punggung Meta. Pijitan Mas Pujo memang benar-benar pijitan yang menenangkan karena aku pun sangat menyukainya. Bila sehabis ML biasanya Mas Pujo memijit punggungku sambil memelukku. Itulah Mas Pujo yang romantis, kata Meta.

    Perjalanan Salatiga-Kopeng hanya sekitar 45 menit. Aku sendiri sebenarnya lelah setelah tadi malam kuhabiskan dua rondeku dengan kedua suamiku. Cumbuan Duta yang begitu lama membuatku benar-benar habis tenaga, belum Mas Pujo yang selalu mengambil babak akhir permainan kami. Mas Pujo memang sangat senang membenamkan kontolnya ke dalam memekku saat aku telah mencapai orgasme.

    Biasanya ia akan membenamkan kontolnya dan memelukku dengan penuh perasaan sambil menikmati remasan-remasan memekku, bahkan tadi malam sempat kram rasanya otot-otot memekku karena permainan mereka berdua.

    Seperti biasanya aku meminta Duta untuk telentang dan membuka kedua pahanya dengan kepala bertelekan 2 bantal, lalu aku menaikinya dengan posisi membelakangi dan bertumpu pada kedua tanganku ke belakang.

    Posisi ini sangat aku sukai karena Mas Pujo dapat dengan mudah melumat clitorisku sementara Duta memompa memekku dari bawah sambil meremas putingku. Rasanya semua syaraf nikmatku tak ada yang terlewat menerima rangsangan dari keduanya.

    Begitu aku orgasme yang ketiga dan Duta memuntahkan spermanya di memekku, langsung Mas Pujo mengambil alih dengan membenamkan kontolnya ke memekku. Mas Pujo menikmati kontraksi otot-otot vaginaku dan berlama-lama berada di sana, sebelum kemudian memompa memekku dengan penuh perasaan.

    “Kok ngelamun Rien, kita dah nyampe nih..!” ujar Duta mengagetkanku sambil memasukkan kendaraan ke pelataran villa. Aku tergagap. Kulihat Pak Kidjan penjaga villa kami memberi salam.

    “Meta, bangun sayang, kita udah nyampe nih..!” bisik Mas Pujo.

    Yang dibisiki menggeliat sambil mengucek-ucek mata. Kembali dipeluknya Mas Pujo dan mereka berciuman lembut penuh perasaan. Entah mengapa sejak mula pertama Mas Pujo bercinta dengan Meta tak ada rasa cemburuku, aku malah bahagia melihat keduanya, tapi anehnya aku cemburu kalau Mas Pujo dengan yang lain.

    Pada pukul 17.00 tepat kami sudah selesai memasukkan semua bawaan ke dalam villa dengan dibantu Pak Kidjan. Setelah itu kami suruh Pak Kidjan untuk mengunci pagar dan pulang karena kami katakan bahwa kami ingin beristirahat dengan tidak lupa memintanya agar besok jam 10 dia datang lagi.

    Villa ini dibeli oleh Duta karena sebelumnya memang direncanakan untuk coba-coba usaha agribisnis. Bangunan yang ada hanya sederhana saja karena memang bekas bangunan Belanda yang terletak di tengah-tengah tanah seluas 1 hektar yang di depannya ada rumah penjaga yang jaraknya 75 meteran.

    Ada 4 kamar, yang dua besar dan ada connecting door, salah satunya ada 2 tempat tidur dan yang satunya single, dengan ruang tamu cukup luas, ruang dapur dan garasi. Kami sengaja memakai dua kamar yang besar itu.

    “Mandi dulu gih..” pinta Mas Pujo pada saya dan Meta.

    “Maas, Meta dimandiin Mas aja.. Ya” rengek Meta manja sambil memegang lengan Mas Pujo.

    “Idih, kan udah becal, Meta kan bisa mandi cendili” goda Mas Pujo dicedal-cedalkan.

    “Nggak mau.., Meta mau mandi ama Mas aja” jawab Meta merajuk sambil cemberut dan langsung minta gendong.

    Aku dan Duta hanya senyum-senyum melihat tingkah mereka. Lalu Mas Pujo menggendong Meta berputar-putar. Bibir keduanya tampak berpagutan mesra. Sambil tetap berciuman mereka menuju kamar mandi, yang oleh Duta sudah diganti dengan jacuzzi besar yang cukup untuk berendam 4 orang dan ada air panasnya. Lalu Duta meraihku dan memelukku, kami berciuman.

    “Nyusul yok.. Kita bisa saling gosok” ajak Duta dengan langsung menggendongku.

    Di jacuzzi, Mas Pujo sedang memeluk Meta dari belakang sambil menciumi rambutnya, tapi aku yakin bahwa pasti tangan Mas Pujo yang satu tidak akan jauh-jauh dari puting susu Meta, sedang yang lain entah apa yang digosok, tapi karena di dalam air dan tertutup busa sabun jadi tidak kelihatan. Sementara itu yang dipeluk memejamkan matanya penuh kenikmatan sambil sesekali mendesis.

    Aku turun dari gendongan Duta. Kulepas semua pakaianku hingga telanjang bulat, setelah itu ganti kulucuti pakaian Duta sampai tak bersisa. Kontol Duta yang besar masih belum bangun penuh, jadi masih setengah kencang. Dengan berbimbingan tangan kami masuk ke air dan Duta bersandar dekat Mas Pujo.

    Dengan meluruskan kedua kakinya, aku maju ke pangkuan Duta, kutempelkan bibir memekku ke atas kontol Duta dan kutempelkan dadaku ke dadanya. Hangatnya air dan sentuhan kulit kami terasa nikmat, benar-benar nikmat.

    Dengan perlahan tapi pasti benda bulat dalam lipatan bibir memekku membesar mengeras dan berusaha berdiri tegak, tapi karena tertahan oleh belahan memekku, benda tersebut tak bisa tegak. Di sebelahku, Meta juga sedang menduduki barang yang sama seperti aku. Aku tahu pasti, bahkan aku yakin bahwa Mas Pujo masih belum memasukkan barangnya ke memek Meta.

    Kami berempat tak ada yang bersuara, hanya sesekali terdengar desahan lirih dari mulut Meta tetapi kami sama-sama tahu bahwa kami masing-masing sedang menikmati sesuatu yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

    “Engh.. Egh..” tiba-tiba desahan Meta semakin keras diiringi geliat tubuhnya yang seperti cacing kepanasan.

    “Aduh Mas, Meta nggak kuat.. Oh Mbak, ooh.. Mas Duta, ayo dong, Meta duluan” pintanya.

    Kalau sudah begini biasanya Meta meminta Duta untuk segera membenamkan kontolnya ke memeknya. Aku beringsut meninggalkan Duta sementara Mas Pujo masih memangku Meta dari belakang dalam posisi kedua kaki lurus ke depan dan bersandar pada dinding jacuzzi. Duta mendekat dari depan sambil mengarahkan kontolnya ke arah selangkangan Meta dan Meta memberi jalan dengan mengangkangkan kedua pahanya. Perlahan dengan bimbingan tangan Meta, kepala kontol Duta memasuki memek Meta, jelas terlihat dari ekspresinya yang mendesis keenakan.

    Perlahan Duta mulai memompa maju mundur terlihat dari riak air yang mulai menggelombang, sementara Mas Pujo memeluk Meta dari belakang sambil menciumi tengkuk dan belakang telinganya. Saat-saat seperti itu Meta nikmati dengan memejamkan mata sambil giginya beradu menahan nikmat yang luar biasa.

    Meskipun kontol Mas Pujo tidak melakukan penetrasi namun aku yakin, pasti ada yang mengganjal di anus Meta hingga itu membuat sensasi tersendiri untuknya. Tiba-tiba Meta melepaskan pelukan Mas Pujo dan ganti memeluk Duta. Sedang Mas Pujo masih tetap tidak dapat bergerak karena harus memangku dua orang yang sedang bersetubuh. Mas Pujo hanya mengusap-usap punggung dan pinggang Meta dari belakang.

    “Aduhh Mas, Meta ngga tahaan, enghh..” desah Meta sambil memeluk Duta erat-erat dan dada Duta yang bidang terkena sasaran gigitannya.

    Melihat itu semua aku menjadi sangat terangsang tapi kami bertiga sudah bersepakat bahwa kesempatan kali ini adalah milik Meta sepenuhnya, jadi aku mengalah dulu. Sementara itu kutukar air jacuzzi dengan air hangat tanpa membubuhkan sabun. Begitu air telah mulai berkurang, kulihat posisi Meta yang mengangkang sementara Duta memompanya dari depan dan kontol Mas Pujo tertindih di antara bokong Meta.

    Sejenak Meta masih menikmati saat-saat indah orgasmenya. Kemudian Meta melepaskan diri dari Duta dan berdiri membalik menghadap Mas Pujo hingga praktis memeknya berada di depan mulut Mas Pujo. Diraihnya pinggul Meta dan Mas Pujo mulai menciumi dan menjilati memek Meta.

    “Aahh sshh Mas kita ke kamar aja.. Meta nggak tahan nih” rengek Meta. Mas Pujo berdiri menggendong Meta dan meninggalkan kami berdua sementara Duta mulai berbalik menciumi payudaraku.

    “Rien ikut yuk..” ajak Duta.

    Aku ikut saja sambil berpelukan seperti Adam dan Hawa, kami menyusul Mas Pujo dan Meta ke kamar besar yang ada single bed-nya. Kulihat Meta telah telentang dan Mas Pujo menindihnya, sekali-sekali pinggulnya diangkat dan dihunjamkannya dengan penuh perasaan sampai melengkung.

    Kutarik Duta dan segera aku telentangkan diriku. Aku ingin kontol Duta yang masih tegak berdiri segera menusukku mengisi relung vaginaku. Aku ingin mempraktekkan sex yoga yang baru aku pelajari dengan Mas Pujo beberapa waktu lalu.

    Sementara Mas Pujo dan Meta menikmati saat-saat indah itu, di sebelahku Duta membuka kedua pahaku lebar-lebar dan mengarahkan kontolnya ke memekku yang telah merekah. Perlahan-lahan, mili demi mili aku rasakan benda itu mulai memasuki memekku sebelum akhirnya benda keras itu telah dengan sempurna berada di peraduannya. Kemudian Duta menindihku dan memelukku dengan sepenuh perasaan.

    Aku sepenuhnya berkonsentrasi pada apa yang sedang kurasakan dan Duta mengikutinya hanya dengan diam, tanpa gerakan memompa hingga tanpa diperintah pun saraf-saraf nikmat di sepanjang lorong memekku bekerja, mula-mula hanya gerakan-gerakan halus.

    Pada saat yang sama desiran-desiran nikmat juga mulai menjalari kedua payudaraku yang tertindih dada Duta. Semakin lama gerakan-gerakan halus di sepanjang lorong memekku berubah menjadi remasan-remasan dan mulai terasa getaran-getaran pada batang kontol Duta, bahkan kepala kontolnya terasa mulai melebar pertanda akan memuntahkan spermanya.

    Napas Duta semakin memburu, aku sendiri sudah tak ingat apa-apa. Konsentrasiku hanya satu yaitu pada rasa nikmat yang menggelitiki mulai ujung puting payudaraku sampai ke lorong-lorong memekku. Dan.. Creet.. Creett.. Crett.. Ketika akhirnya sperma itu membasahi relung-relung memekku, jiwaku seakan melayang menari-nari di atas awan sambil berpelukan dengan Dutaku sayang. Sejuta kenikmatan kurasakan di sekujur tubuhku. Sementara itu..

    “Oohh.. Ahh aduh Mas.. Meta mau nyampe lagi Mas..” suara desahan Meta kembali menyadarkan aku dan kudapati Duta yang masih ngos-ngosan dengan bermandi peluh mendekapku.

    “Terima kasih Rien.. Kamu luar biasa” bisiknya di telingaku. Aku menoleh ke samping. Mas Pujo juga sedang menjelang saat-saat akhir mendekati puncak. Tampak pinggulnya menghunjam selangkangan Meta dalam-dalam dan..

    “Aahh.., adduhh Mmass..” Meta dan Mas Pujo hampir bersamaan mengejat-ngejat keenakan.

    Akhirnya kami mengakhiri permainan sore itu setelah jam menunjukkan hampir pukul 19.00. Rasa lapar akhirnya datang juga mengingat kami belum makan malam. Bergegas kulepas pelukan Duta, lalu dengan telanjang bulat aku pergi ke dapur.

    Kubuka bungkusan-bungkusan bekal yang telah aku siapkan. Meta menyusul juga dalam keadaan telanjang dan akhirnya kami berempat menghadapi meja makan masih dalam keadaan telanjang tanpa ada yang sempat membersihkan diri bahkan dari celeh memekku dan memek Meta masih tampak meleleh sperma suami-suami kami.

    Pagi itu aku bangun lebih awal karena memang aku dapat beristirahat penuh saat malamnya. Kulihat Mas Pujo masih memeluk Meta berhadapan, sedang dari belakang Duta tampak memepetkan tubuhnya terutama pada bagian bokong Meta, pasti batangnya masih menancap.

    Kebiasaan Duta selalu membenamkan kontolnya sambil tidur dan hebatnya tidak lepas, tetap saja kencang di dalam memek. Sedang Mas Pujo pasti tangannya tak mau jauh-jauh dari puting, aku tahu persis kelakuan kedua laki-laki itu karena aku juga sering diperlakukannya demikian, bedanya aku tidak dapat tidur dengan kontol masih mengganjal memekku, sedangkan Meta bisa, mungkin karena kecapaian.

    Dalam hal seks sebenarnya aku sudah puas sekali dipenuhi oleh Mas Pujo dan Duta tapi kehadiran Meta kadang membuatku ingin bereksperimen terhadap respons sex yang ditimbulkan oleh sesama jenis.

    Meskipun aku sudah sering main berempat, tapi biasanya aku atau Meta hanya bersifat pasif kurang dominan, sedangkan peran utama tetap pada kedua pria itu.

    Pernah pada suatu hari Mas Pujo sedang tidak ada di rumah karena ada tugas ke luar kota selama seminggu dan Duta sedang ada di rumah setelah dari Jakarta selama hampir 5 hari. Kira-kira pada pukul 19.00, Meta datang ke rumahku. Nampaknya Meta tahu bahwa aku sedang berduaan saja dengan Duta.

    Kami duduk di ruang tamu. Seperti biasa Meta agak kurang tertarik untuk ML kalau dengan Duta. Aku pamit ke dapur untuk membuat minuman. Aku sedang menyeduh teh, ketika Duta tiba-tiba sudah berada di belakangku. Sebelum aku sadar apa yang terjadi, Duta sudah mendekapku dari belakang.

    “Duta, jangan.. Jangan di sini sayang, aku kan lagi pegang air panas.. Gak boleh.. Ya sayang..” kataku manja sambil berusaha melepaskan diri.

    “Rien..”, bisiknya sambil menciumi leher dan telingaku.

    “Rien.. Aku kangen banget sama Rien. Kasihanilah aku Rien.. Aku kangen banget”, bisiknya sambil terus mendekapku erat-erat.

    “Iya.. Iya tapi kan baru tiga hari masak udah gak sabar..” kataku sambil meronta-ronta manja dalam pelukannya.

    “Aduhh. Mbaak jangan gitu.. Mas Duta sudah ngga kuat tuh.. Nggak kuaat kan Mas”, bisik Meta tiba-tiba juga sudah berada di belakang Duta tanpa sehelai benang pun dengan sinar mata penuh nafsu.

    Tangan Meta tiba-tiba meremas buah dadaku, menciumi leher dan belakang telingaku. Tangan kirinya merangkulku dan tangan kanannya tahu-tahu sudah meraba vaginaku sementara pelukan Duta mengendur memberi kesempatan.

    Aduh, gilaa, sentuhan Meta malah melambungkan nafsuku. Kalau tadi aku pura-pura meronta, sekarang aku malah pasrah, menikmati remasan tangan Meta di puting payudara dan di vaginaku.

    Aku dibaliknya menjadi berhadapan, aku didekapnya, dan diciumi wajahku. Dan akhirnya bibirku dikulumnya habis-habisan. Lidahnya masuk ke mulutku, dan aku tidak sadar lagi saat lidahku juga masuk ke mulutnya.

    Meta menurutku saat itu agak kasar tetapi benar-benar romantis hingga aku benar-benar terhanyut. Sensasinya luar biasa, baru kali itu aku merasakan nikmatnya sentuhan sejenis.

    Tanpa terasa Duta dan aku pun telah telanjang bulat, entah siapa yang melucutiku, mungkin Duta. Kalau situasinya memungkinkan, belaian sejenis ternyata malah menjadi lebih nikmat untuk dinikmati. Aku membalas pelukannya, membalas ciumannya. Kami semakin liar. Tangan Duta menyingkap belahan bokongku dan merogoh ke dalam vaginaku yang sudah basah dari belakang sedang tangan Meta mengerjai vaginaku dari depan.

    Didekapnya clitorisku dan dipijat-pijatnya, diremasnya, dimainkannya jarinya di belahan vaginaku dan menyentuh clitorisku. Kami tetap berdiri. Aku didorong Meta mepet menyandar ke tubuh Duta, penisnya sudah tegang sekali, mencuat ke atas.

    Tangan kananku dibimbingnya untuk memegangnya. Penis Duta memang lebih besar daripada punya Mas Pujo. Secara refleks penisnya kupijat dan kuremas-remas dengan gemas.

    Duta semakin menekan penisnya ke celah bokongku untuk menerobos vaginaku. Aku paskan di lubangku, dan akhirnya masuk, masuk semuanya ke dalam vaginaku. Duta dengan sangat bernafsu mengocok penisnya keluar masuk sementara kuangkat satu pahaku dan Meta telah merosot ke depan selangkanganku untuk mengulum clitorisku yang juga sudah mencuat. Benar-benar kasar gerakan Meta, tetapi gila, aku sungguh menikmatinya.

    Sementara penis Duta terasa mengganjal dari belakang dan nikmat sekali. Aku pegang bokongnya dan kutekan-tekankan agar mepet ke pangkal pahaku, agar mencoblos lebih dalam lagi.

    “Duta.. Meta.. Aku ngga kuat.. Aduhh.. Kalian.. Curang..” bisikku dengan nafas memburu.

    “Ooh.. Meet..”

    Cepat kudorong pinggulku ke belakang, sehingga penis Duta bertambah dalam di vaginaku hingga aku mengejat-ngejat menikmati orgasme.

    “Orghh..” Duta melenguh seperti kerbau disembelih pertanda akan memuntahkan spermanya.

    Lalu tangan Meta segera mencabut dan menggenggam penis Duta yang memuncratkan spermanya di dalam mulut Meta hingga sebagian tumpah di lantai dapur. Kami berpelukan lagi sambil mengatur napas kami. Ya ampun, aku telah disetubuhi Duta dan dioral Meta dengan posisi Duta berdiri, sambil mepet ke tembok.

    Gila, aku menikmatinya, aku berakhir orgasme dengan sangat cepat, walaupun hanya dilakukan tidak lebih dari 20 menit saja. Mungkin ini karena sensasi yang kuperoleh dari permainan dengan sesama jenis juga.

    Pagi itu setelah selesai membersihkan diri di kamar mandi, timbul niatku untuk ganti mengerjai Meta sekaligus memberikan kenangan perpisahan untuknya. Sambil memisahkan pelukan Mas Pujo dengan Meta, aku yang sudah mandi dan masih telanjang bulat menyelinap di antara tubuh mereka.

    “Biar aku yang gantiin peluk Meta Mas..”, kataku pada Mas Pujo.

    Mas Pujo bangun dan langsung ke kamar mandi. Kudekap Meta, kupegang puting susunya yang sebelah kiri sementara tangan kananku meraba vaginanya. Benar saja di memek Meta masih terganjal kontol Duta. Meta terbangun.

    “Aku sayang sama Mbak Rien..”, kata Meta sambil mencium bibirku.

    “Kamu luar biasa deh Met.. vegymu masih bisa pegang.. the big gun”, bisikku sambil tersenyum. Meta juga tersenyum nakal, sambil ganti membelai payudaraku.

    “Punyaku kencang dan keset ya Mas? Mas Pujo suka bilang gitu. Meskipun udah buat lewat anakku”, tanya Meta ke Duta manja. Yang ditanya hanya membuka matanya separuh.

    “Mbak, punya Mbak Rien juga masih oke banget kan, nyatanya Mas Duta selalu ketagihan”, kata Meta lagi. Kami berdua tersenyum dan mempererat pelukan kami.

    Kuciumi Meta dari kening, mata, hidung hingga mulut. Disambutnya ciumanku dengan permainan lidahnya. Lama kami berciuman dan tanganku pun tak henti meremas teteknya yang kenyal. Lalu kubuka bibir vaginanya.

    Kemudian kususupkan tanganku ke dalam belahan memeknya di antara kontol Duta untuk kemudian jari tengahku kutarik ke atas hingga tepat menekan clitorisnya. Memek Meta telah banjir akibat kelenjar-kelenjar memeknya mengeluarkan cairan karena rangsangan tanganku dan dari kontol Duta yang mulai ditarik keluar masuk.

    “Sshh.. Oohh.. Mbak.. Please.. Sshh.. Don’t stop.. Aahh..” desah Meta.

    Lalu jari telunjukku memainkan clitorisnya yang mulai menegang sementara Duta memompanya dari belakang dan mulutku telah beralih turun ke putingnya. Kuberanikan untuk menyodok-nyodok memeknya dengan dua jari. Agak kasar.

    “Sshh.. Aahh.. Oohh Mbak.. Meta ngga tahann.. Sshh..”

    Meta mulai mengacak-acak rambutku. Aku merosot ke arah selangkangan Meta, kuangkat paha Meta yang kiri dan aku bantalkan kepalaku pada paha satunya. Dengan posisi paha bawah menekuk begini aku dapat leluasa menjilati clitoris Meta dari depan sedangkan Duta tetap leluasa memompa dari belakang.

    “Ohh.. Mbak.. Mas Duta.. Aku mau keluar..” Meta berteriak tidak tahan diperlakukan demikian. Kedua pahanya mulai bergerak akan dijepitkan pada kepalaku sambil terus menggoyangkan pantatnya, tiba tiba Meta menjerit histeris..

    “Oohh.. Mbak bagaimana.. Ini.. Orgghh..” Meta terus mengejat-ngejat dengan ritmis pertanda dia sudah keluar.

    Duta terus menggenjot pantatnya semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar memek Meta. Dan.. crett.. crreett.. ccrreett.. Dan keluarlah sperma Duta dari sela-sela memek Meta saat sperma Duta keluar. Aku langsung menyedotnya habis sampai bersih.

    Rupanya Mas Pujo sudah selesai mandi dan begitu Duta mencabut kontolnya dari memek Meta langsung saja Mas Pujo menggantikan posisi Duta dengan tidur miring dan memasukkan kontolnya ke memek Meta dari belakang.

    Mas Pujo mulai mengayunkan kontolnya, walau tampak agak kelelahan tapi Meta berusaha mengimbangi. Setelah agak lama Mas Pujo meminta Meta untuk berposisi menungging dengan tanpa melepaskan kontolnya.

    Otomatis Meta mengangkangiku dalam posisi 69. Aku terus saja mengambil posisi merengkuh bokong Meta dan mengganjal kepalaku dengan dua bantal agar mulutku dapat pas di clitoris Meta. Mas Pujo langsung mendorong pantatnya.

    Aku terkesiap ketika kurasakan lidah Meta sudah memainkan clitorisku, sambil meremas tetekku yang dari tadi terbiarkan. Aku pun mengangkat pantatku dan menarik pinggul Meta hingga kami berpelukan dengan bantalan tetekku dan tetek Meta. Rasanya jiwaku melayang apalagi saat sesekali aku dapat meraih kontol Mas Pujo untuk kukulum dan memasukkannya lagi ke memek Meta.

    “Aduuhh..,.. Met..” erang Mas Pujo sambil terus laju memompa memek Meta, dan dua buah pelirnya memukul-mukul ubun-ubunku.

    Tiba-tiba ditahannya pantat Meta kuat-kuat agar tidak bergoyang. Dengan menahan pantat Meta kuat-kuat itulah Mas Pujo dapat memompa lebih kuat dan dalam, sedangkan aku dengan susah payah harus melumat clitoris Meta.

    Rupanya Mas Pujo kuat juga meskipun telah berkali-kali kemaluannya menggocek memek Meta tadi malam tapi masih tetap saja tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kelelahan bahkan semakin meradang.

    Kulepas mulutku dari clitoris Meta dan terus kutekan dengan jari tengahku sambil kugosok naik turun seperti bermasturbasi, dan tiba-tiba Meta mengapit kepalaku.

    “Aduuhh.., Mbakk.., Aahh Mas.. Pujo,” kudengar erangan Meta mulai tidak karuan saat aku terus melakukan gosokan pada clitorisnya.

    “Mbak Rien..,.. Aku mau keluar.. Ahhgg..” desahnya lagi.

    Mendengar desahan Metam aku dan Mas Pujo seperti dikomando, semakin gencar melakukan gosokan sambil tanganku naik turun untuk mempercepat rangsangannya dan Mas Pujo mempercepat tempo genjotannya.

    Dan tak lama kemudian.., seerrtt.., seerrtt kurasakan dua semburan lelehan putih dari bibir memek Meta serta kedua pahanya semakin mengapit kepalaku kuat-kuat. Lelehan warna putih pekat di tanganku kumasukan mulutku, terasa agak manis asin.

    Setelah kedutan-kedutan memek Meta berhenti, kulihat kontol Mas Pujo yang masih tegar kuraih, kuhisap dan kukulum serta kujilat pada kemaluan yang membonggol itu dan hasilnya luar biasa.., aku merasa ukurannya bertambah besar dan mulai bekedut-kedut. Kuhisap lagi berulang kali sampai aku puas.

    Aku mulai merasakan adanya cairan manis keluar dari ujung kemaluan itu. Aku terus berusaha, mulutku mulai payah. Kugoyang-goyangkan telur kemaluan Mas Pujo.

    “Ahh Rienn..” desah Mas Pujo.

    Creet.. crett.. Saking kuatnya semprotan dari kemaluan Mas Pujo, kurasakan ada air maninya yang langsung masuk tertelan. Kuhisap terus sampai terasa tidak ada lagi air mani yang keluar dari kemaluan Mas Pujo.

    Kubersihkan kemaluan Mas Pujo dengan menjilatinya sampai bersih. Aku puas merasakannya. Aku bahagiaa. Sebentar kemudian kurasakan kemaluannya mulai mengecil dan melemas. Pada saat telah kecil dan lemas tersebut, aku merasa mulutku mampu melahap kemaluannya secara menyeluruh.

    Kuangkat tubuh Meta tidur ke samping. Kami tidak berpakaian. Meta mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkulku dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku. Meskipun udara Kopeng dingin, tetapi tubuh kami masih kepanasan berkeringat akibat permainan tadi.

    Siangnya pada jam 10.00, kami rapat dengan dihadiri Pak Kidjan penunggu Vila dan memutuskan bahwa pengelolaan usaha yang ada di Jawa termasuk kebun dan villa akan menjadi tanggung jawab Meta. Meta hanya menangis ketika kami sampaikan bahwa kami harus pindah, tapi dengan fasilitas dan keuangan yang ia kelola, Meta akan dapat menyusul kami sewaktu-waktu.

    “Kami tak akan pernah melupakanmu Met..,” itulah kata-kata kami kepada Meta sebelum kami akhirnya terbang ke Bumi Nyiur Melambai.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Ibu Temanku

    Cerita Sex Ibu Temanku


    952 views

    Perawanku – Cerita Sex Ibu Temanku, Aku memasuki maktab perguruan ketika berusia 25 tahun. Oleh kerana keseluruhan pelajar tahun pertama (freshie) berumur dalam lengkungan 19 tahun, maka aku dikira orang tualah. Ramai di kalangan guru pelatih menghormati aku kerana usia aku, termasuk juga pensyarah. Aku dilihat agak matang. Ini menyebabkan aku agak sukar bergaul. Susahlah nak masuk ‘line’ budak-budak remaja.

    Aku ditempatkan bersama seorang pelatih yang sama kursus dengan aku dalam satu dorm. Namanya Ali. Umurnya 19 tahun. Ali seorang yang cergas dan nakal. Orangnya tidaklah setinggi mana hanya 5′ 4″ sahaja. Berbeza dengan aku yang mempunyai ketinggian 6′ 1″ berbadan macho, maklumlah athleticlah katakan.

    “Woow!! Bestlah kalau badan Ali beketul-ketul macam abang Joe”. Puji Ali ketika aku tidak berbaju didalam dorm.
    “Ali aerobik dan angkat beratlah kalau nak badan Ali macam abang.”

    Persahabatan aku dengan Ali semangkin rapat. Oleh kerana aku agak pendiam dan hanya suka berkurung dalam dorm, maka Ali telah menugaskan aku menaip segala assignment dengan menggunakan komputer yang dibawa oleh beliau, sedangkan Ali sendiri menugaskan dirinya mencari bahan. Ini kerana Ali suka merayap. Begitulah putaran hidup kami sehari-hari.

    Apabila tiba hujung tahun semua pelatih yang hendak naik tahun dua diarah tinggal di luar kerana asrama terhad dan hanya disediakkan untuk pelatih tahun pertama sahaja. Kini aku menghadapi masalah mencari rakan untuk berkongsi rumah sewa kerana rata-rata usia mereka yang rendah dan tak sesuai dengan aku.

    “Abang Joe nak nak masuk group mana?” tanya Ali setelah pengetua membuat pengumuman.
    “Entahlah Li!! Abang pun tak tau nak cakap, mereka tentu tak senang kalau abang serumah dengan mereka sebab line tak kena” jawabku sambil mengeluh.
    “Gini aje lah bang, tinggal aje dengan Li” jelas Ali memberi pandangan.
    “Ali sewa kat mana?” tanyaku ringkas.
    “Li tak sewa, Li tinggal rumah Li sendiri,” jawab Ali.
    “Tak nak lah Li, menyusahkan keluarga Li aje,” kataku.
    “Apa nak susahnya, Ali tinggal dengan mak aje, selalu yang Li takde kat dorm tu, Li balik rumah la,” kata Ali seolah-olah memujukku.
    “Tengoklah Li, nanti abang fikirlah” jawabku seolah-olah keberatan sambil keluar dari dewan besar.

    Malam itu ketika aku membuat tugasan, Ali masuk bilik tanpa memberi salam.

    “Engkau ke mana tadi Li?” Tanyaku ketika Ali meletakan Helmet dan beg di atas katil.
    “Balik rumah laa, tengok mak.” Jawabnya ringkas.
    “Bang, mak setujulah bang.” Kata Ali.
    “Setuju apa ni Li?” tanyaku kehairanan sambil memalingkan badanku mengadapnya yang tengah mengenakan seluar pendek.

    Ali ni kalau tidur hanya memakai seluar pendek, tak reti memakai kain pelikat seperti aku. Aku tidak lagi menaip.

    “Mak setuju abang tinggal dengan kita orang, Li kata abang ni tak suka merayap hanya memerap dalam bilik je. Mak kata dia lagi suka kerana ada kawan kat rumah dan tak boring, ada kawan berbual.” Jelas Ali kepadaku.
    “Kau ni Li, menyusahkan emak engkau aje,” kataku dalam keadaan serba salah.
    “Bang Joe, Li rasa abang sesuai tinggal dengan Li kerana kematangan abang, kalau abang tinggal rumah sewa campur member yang lain tentu abang mati kutu nanti.” Jelas Ali mentaskil aku.
    “Tapi Li!” Aku bersuara gagap.
    “Takde tapi lagi bang, hujung minggu ni kite angkut barang kite ke rumah Li, OK? Dan Li tak nak apa-apa alasan lagi, full-stop.” Kata Ali sambil terus ke bilik air.

    Malam itu agak sukar aku nak melelpkan mata, suka ada risau pun ada.

    “Waaaahhh cantiknya rumah Li ni,” pujiku apabila sampai digaraj rumah Ali.

    Rumah dua tingkat semi D ini dan ada lima pintu ini adalah peninggalan bapa Ali kepada maknya yang menjanda hampir tiga tahun. Empat pintu lagi disewakan dan yang sebelah rumah Ali ni masih terbiar kosong. Ianya dikhaskan untuk sanak saudaranya yang datang.

    “Masuklah Abang Joe, janganlah malu-malu, buat aje macam rumah sendiri” kata Ali. Aku hanya tersenyum menuruti Ali dari belakang.
    “Haaaahhhh. Dah sampai pun jemputlah duduk,” sambut mak Ali dengan penuh mesra.
    “Apa kabar kak? Eehh makcik,” kataku dengan agak malu kerana tersasul.
    “Abang Joe ingat mak Li ni tua sangat ke? Nak panggil makcik,” jawab Ali dengan nada mengusik. Aku bertambah malu.
    “Mak Li seksi lagi tau!” tambah Ali lagi.
    “Dah takde keje lain lah tuu.” Sampuk mak Ali sambil ke dapur.

    Selepas mengemas bilik dan membersihkan mana yang patut aku dipelawa makan malam.

    “Li, abang nak panggil mak Li apa? Kakak ke makcik?” bisikku kepada Ali ketika makan.
    “Johari ni umur berapa?” tiba-tiba mak Ali bertanya seolah-olah dia dengar bisikanku tadi.
    “Dua puluh lima campur.” Jawabku ringkas.
    “Jadi Joe ni lambat masuk maktablah ye?” tanya mak Ali.
    “Yaa, kawan-kawan saya yang seangkatan dengan saya banyak dah mengajar dan ada yang dah kahwin.” Jawabku.
    “Kalau gitu panggil aje akak.” Pinta mak Ali. Aku mengangguk saja tanda setuju.
    “Akak suka Joe tinggal dengan kami. Akak ni nama aje ada anak tapi macam orang takde keluarga tinggal sorang-sorang, harapkan Ali heeemmmhhhh langsung tak lekat kat umah.” Kata mak Ali mula leterkan anaknya.

    “Biasalah mak! Orang muda. Kan sekarang ni abang Joe tinggal dengan kite apa yang nak dirisaukan, lagi pun abang Joe ni bukan kutu rambu.” Jawab Ali sambil menjeling aku. Aku hanya diam saja.

    Malam tu kami semua masuk bilik awal, Ali tak keluar rumah seperti malam-malam yang lainnya. Takde program katanya. Aku masih tersandar di katil sambil mataku tajam memandang syiling. Aku kenangkan macam mana aku boleh tinggal dengan keluarga Ali.

    Akhirnya aku kenangkan mak Ali. Kak Limah cantik orangnya. Tingginya lebih kurang 4′ 11″ sahaja. Kulitnya putih melepak, Potongan badannya fuuuhh lamak!!! mengiurkan, bontotnya tonggek dan besar pulak tu. Ini jelas ku perhatikan ketika Kak Limah hanya memakai seluar track ketat dan T-Shirt ketat tanpa lengan ketika makan tadi. Keras juga batang aku ketika makan tadi. Rambutnya lebat tapi pendek hanya di paras bahu.

    Cerita Sex Ibu Temanku

    Kak Limah telah hampir 3 tahun menjanda. Suaminya meninggal kerana sakit barah usus. Kak Limah ni kahwin ketika berusia 16 tahun, selepas tak lulus SRP dengan lelaki pilihan orang tuanya. Jadi sekarang ni dalam agakkan aku umurnya baru lebih kurang 37 tahun.

    “Patutlah dia membahasakan dirinya kakak kepada aku.” Bisik hatiku.

    Orangnya periang dan berperawakan manja. Ali pernah menyuruh maknya mencari pengganti ayahnya. Tapi ibunya tak mahu dengan alasan dah tak ada selera dengan lelaki. Ali ceritakan perkara ini dua hari lepas. Aku tengok gambar arwah suaminya di dinding ruang tamu tadi. Orangnya tak hensem, gemuk, pendek kepala botak dan tua. Ketika ayah Ali berkahwin dengan emaknya umurnya ketika itu 41 tahun. Jadi Kak Limah dapat suami tua laaaa. Dalam jauh aku mengelamun akhirnya aku tertidur juga.

    Hampir 3 bulan aku tinggal dengan keluarga Ali. Perhubungan kami semakin mesra. Usik mengusik, bergurau senda diantara kami bertiga membuatkan aku seolah-olah salah seorang ahli keluarga mereka.

    “Abang Joe tengok mak, seksi tak?” tanya Ali kepadaku dengan nada mengusik maknya yang ketika itu hanya berseluar pendek ketat.

    Ini menampakkan betapa gebunya sepasang peha yang dimilik Kak Limah. Waktu itu Kak Limah menyapu rumput yang baru aku potong di depan laman rumahnya. Aku cuma tersenyum sinis dengan perasaan geram. Kalau hendak diikutkan hati, mahu saja aku jilat peha gebu Kak Limah dan nyonyot biar sampai merah. Tapi perasaan itu mungkin tak kesampaian.

    “Mak kan biasa pakai macam ni, tak kan Joe ada mak dah tak boleh nak pakai seksi-seksi.” Balas Kak Limah kepada anaknya.

    Aku hanya diam seolah-olah tak mendengar kata-kata Kak Limah sambil terus trim pokok bongsai didepanku. Semenjak tinggal dengan keluarga Ali aku banyak menghabiskan waktu terluang dengan membuat kerja pembersihan sekitar rumah. Pernah aku minta Kak Limah agar jangan lagi panggil pemotong rumput, kerana aku boleh lakukan semuanya. Kak Limah gembira dengan permintaanku itu.

    “Akak sukalah Joe tinggal dengan akak, banyak keje-keje rumah yang Joe buat.” Kata Kak Limah di suatu petang ketika aku menanam anak lada di penjuru pagar rumahnya.
    Ketika itu Ali tiada di rumah. Biasalah, Ali memang selalu tiada di rumah kalau time cuti.
    “Berapa lama Joe nak balik?” Tanya Kak Limah sambil masuk ke bilikku dan duduk di birai katil.
    “Seminggu lebih sikit ke” jawabku sambil mengemas pakaianku.

    Aku ingin menghadiri majlis perkahwinan sepupuku dikampung. Ali berjanji akan menghantarku ke Stesen Pudu Raya, tapi hingga sekarang belum nampak lagi batang hidungnya. Aku memang jarang sekali balik kampung. Maklumlah aku tiada sapa lagi didunia ini kecuali kakakku, itu pun dah kahwin dan beranak 3. Hanya kadang-kadang saja aku talipon kakak aku untuk bertanya khabar.

    “Joe jangan balik lama-lama sangatlah! Nanti akak sunyi takde kawan.” rayu Kak Limah dengan suara sayu dan manja.
    “Seminggu lebih bukannya lama sangat, kak!” balasku.
    “Tu kata Joe, abis kakak kat sini, macam mana?” rengek Kak Limah seakan menggoda aku.
    Aku faham perasaannya. Semenjak aku tinggal dengannya, dia selalu kelihatan ceria dan kami selalu bergurau.
    “Ok lah kak, lepas sepupu Joe kahwin, Joe balik sini. Kesian pulak kat akak nanti akak rindukan Joe.” kataku sambil cuba mengusiknya.
    “Memang akak rindu pun!” Katanya manja sambil tersenyum.
    “Betul, Joe balik cepat?” katanya minta kepastian.
    “Tiga hari aje Joe kat sana, lepas tu Joe balik la.” jawabku.
    “Haaaaahhh, gitulah! Akak sayang Joe.” katanya bingkas bangun lalu memaut tengkokku dan mencium pipiku, kemudian Kak Limah meninggalkan aku ke biliknya.

    Aku gamam dengan tindakan Kak Limah terhadap aku.
    “Nasib Ali takde, kalau tidak mampus aku.” bisik hati kecilku.
    Lantas aku tersenyum. Sedang aku mengemas Kak Limah datang semula ke bilik aku.
    “Nah, Joe” katanya sambil menghulurkan sampul surat kepada aku.
    “Apa ni kak?” tanyaku gugup.
    “Ambik aje, tapi dalam bas nanti baru bukak.” pintanya.

    Aku terus mengambilnya dan memasukan sampul surat itu ke dalam kocek bajuku. Kak Limah merenung tajam terhadapku.
    “Kenapa renung Joe macam tu?” tanyaku sambil tersenyum memandangnya.
    “Tak boleh ke?” jawabnya dengan manja.
    “Boleh!!! Tapi Joe takut, nanti akak makan Joe.” kataku sambil mengusik.
    “Akak tak makan orang laa.” kata Kak Limah sambil ketawa riang.

    “Eeehhh duit, surat pun ade?” kataku dengan agak terperanjat bila membuka sampul surat yang diberi oleh Kak Limah. Waktu itu aku sudah hampir sampai ke kampung. Aku baca dan faham isi kandungan surat itu.
    “Aku pun syok dengan kau Kak Limah” bisik hatiku sambil tersenyum sendirian.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Cemburu Membawa Nikmat

    Cerita Sex Cemburu Membawa Nikmat


    951 views

    Perawanku – Cerita Sex Cemburu Membawa Nikmat, Kebetulan pada waktu itu, aku punya pacar pergi ke sekolah, julukannya Lis. Dia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara. Lis tinggal di Singapura dengan adiknya sementara orang tua mereka dan adik-adik menetap di luar Jawa.

    Selama pacaran dengan Lis, saya tidak pernah melakukan seperti apa yang saya lakukan dengan Ms. Ami di Yogya. maksimum saya hanya mencium di pipi atau dahi Lis, dan bahkan kemudian saya lakukan jika ada acara khusus. Seperti biasa, karena sore hari setelah-sekolah Lis kemudian saya pergi ke rumahnya di daerah Bandung Barat. Biasanya setelah aku sampai di rumah aku pergi Lis langsung pulang, tp hari itu aku sengaja pergi dulu ke rumah Lis.

    “Kau ingin aku temanin dulu apa tidak?” Saya memintanya untuk Lis.
    “Temanin yach .., besok khan merah tanggal, lagian kakakku lagi diperhatikan,” Lis menjawab dengan ringanya.
    “Oke, jadi jika saya masuk ke dalam carport mobilnya menulis, tidak telah diparkir di jalan,” jawab saya sambil membuka pintu gerbang rumahnya.

    Setelah memasuki mobil, aku terus ke ruang tamu dan duduk. Lis tidak terlalu panjang ke ruang tamu memegang teh panas bagi saya.

    “Saya mengubah pertama, Anda minum dech” Lis berkata kepada saya.
    “Ya, aku menunggu di sini lah aja, Anda tidak tinggal gaun panjang berpakaian” kataku.

    Tidak terlalu lama, Lis telah kembali dengan mengenakan kemeja dan celana pendek. Dia duduk di sebelah saya, jadi saya melihat ternyata tombol di bagian atas kemejanya terbuka. Ini menimbulkan insentif untuk mencumbunya.

    “Lis, adikmu kembali sekitar berapa?” Saya bertanya.
    “Yach .. Paling juga 10 jam untuk rumah, mengapa?” Meminta Lis kepada saya.
    “Tidak .. Ya berarti masih ada cukup waktu” kataku lagi.
    “Benar-benar .. Apa yang kamu lakukan?” Tanya menyelidik Lis Lis Lalu saya tarik tubuh untuk bersandar pada tubuh saya dan saya bertanya,
    “Bolehkah aku menciummu?” Tanpa menunggu tanggapan dari Lis, saya sudah mendarat bibirku di bibirnya.

    Uch .. Lis menciumku dan dia membuka mulutnya dengan maksud agar lidah bisa mencapai lidahku.

    “Lis .. Aku mencintaimu” kataku sambil berhenti untuk ciuman saat di bibirnya.
    “Dia .. Eh, aku juga” jawab Lis sambil terus menggigit bibir dan lidah saya.

    Saat berciuman tangan saya dan juga telah mulai membelai punggungnya dan kemudian bergeser ke lengannya dan berhenti di sekitar ketiaknya. tangan Lis semakin ketat memeluk tubuh saya, terlihat lis telah terbawa emosi dan ia juga tampak menikmati ketika saya mulai mencium belakang telinga dan leher.

    “Mmmpphh .. Achhh .. Ko, geli” desah Lis sementara dua tangan memegang kepala saya.
    “Lis .., cinta ya ..?” Aku bertanya sambil terus mencium tangan saya dan mengelus lengannya.

    Mencium leher dan kemudian turun ke bagian bawah lehernya mana kemejanya sudah terbuka satu. Hanya sebentar menciumku di daerah itu, kemudian menciumku geser lagi ke bibirnya. Saat berciuman, saya menggerakkan tangan saya untuk payudara saya dan menggosok di luar dengan kemejanya sesekali aku meremas.

    “Ko .. Jangan .. Sakit” Lis berbisik sambil mendongak ke atas kepalanya.

    Sayapun tangan terus berusaha untuk masuk melalui kancing yang telah terbuka dan langsung menyusup ke dalam cangkir bra.
    “Ooch ..” desah Lis, sementara tangannya memegang tangan saya, ntah berarti melarang atau mempertahankan tangan saya untuk terus mengolahnya.

    Tapi .., setelah beberapa saat aku meremas payudaranya, tiba-tiba ..

    “Plak ..” tangan Lis menampar pipi saya.

    Terkejut dengan tamparan bahwa ia, saya pikir begitu lezat di meremas payudaranya sehingga dia menjadi begitu tenyata sebaliknya, dia terkejut uleni payudaranya.

    “Kamu .. Ngapain Ko ..” tanya Lis kepada saya.
    “Ech .., kenapa Anda tidak ingin” saya bertanya.
    “Ya .. Jangan khan” kata Lis.
    “Yah .. aku sangat menyesal” kataku kemudian saya duduk mengoreksi saya.

    Untuk sementara kami berdua terdiam, mungkin Lis hanya menyesali apa yang terjadi dan saya menyesal karena apa yang saya ingin tdk bertemu saat k0ntol saya sudah mengeras terangsang. Dengan berat hati, akhirnya saya minta izin untuk pulang.

    “Kamu kesel yach .. Saya tidak ingin” tanya Lis kepada saya.
    “Tidak, mengapa, saya tidak peduli untuk memaksa Khok” kataku kemudian.
    “Ko .. Aku mencintaimu tp saya belum bisa menerima apa yang Anda lakukan dan jika kita pasti ingin mengulang terus” sebagai Lis penjelasan kepada saya.
    “Tidak apa-apa Khok, Anda tidak perlu pikirin lagi dech Lis” jawabku, berdiri untuk pulang.
    “Aku pulang ya dan maaf sebelumnya” Saya mengatakan Lis, maka saya mencium keningnya.
    “Ya dech hati tidak harus menyeret” kata Lis.

    Setelah malam itu, hubungan saya dengan Lis masih berlangsung dan maksimal saya hanya mencium bibirnya sebentar tanpa kegiatan lainnya. Tdk merasa hubungan kami telah mencapai 2 tahun dan kami berdua lulus dari SMA di Bandung. Saya melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi terkenal di Yogya dan kuliah Lis di Bandung. Kami hanya berkomunikasi dengan telepon atau surat dan melihat apakah perguruan tinggi adalah pada hari libur dan menantang merasa memiliki lebih dari 1 tahun kami berhubungan jarak jauh.

    Sampai suatu malam, setelah dibonceng kuliah saya dengan teman kuliah saya yang bernama Tio lewat kawasan Malioboro dari ?? mencuci mata seperti biasa akan telah penuh sesak dengan perguruan tinggi sepanjang hari dan saya terkejut ketika saya melihat sekelompok yang menarik perhatian saya di mana saya melihat Lis adalah di antara kelompok.

    “Tio, kami hanya mengikuti kelompok, saya pikir saya liat Lis Dech” kataku.
    “Hah .. Masa sich, Khok Anda tidak bisa tahu apakah dia ke Yogya” kata Tio kejutan berwarna.

    Tio tahu jika saya punya pacar di Bandung nama dibedakan Lis.
    “Ya nich .. Jangan-jangan saya salah liat, tp kita ikutin aja lah paling kita mengenal mereka nginap di mana” jawabku kemudian.

    Akhirnya saya dan Tio mengikuti kelompok dan saya yakin bahwa tanah liat saya jika tak tentu Lis salah lagi.

    Kami mengikuti sampai mereka masuk ke sebuah hotel di samping stasiun.

    “Sudah, sampeLis menulis Ko, aja keren .. Khok dia tidak mencintai Anda berita yang sama” Tio mengatakan kepada saya ketika dia melihat saya tidak akan ragu-ragu untuk datang ke hotel atau tak tentu.
    “Ayo .. Lah, parkiLis menulis sepeda kita datengin” jawabku dengan Tio.

    Setelah memarkir motor, saya dan Tio menandatangani resepsionis rombongan dan meminta entri baru. “Selamat malam Mbak, sekarang ingin bertanya apa kelompok dari University ‘xx’ Bandung” Aku bertanya resepsionis Mbak di.

    “Ya, ya Mas, kelompok memiliki dua hari di sini, besok pagi sudah mau check out ke Semarang” jawab Mbak nya itu. “Dapatkah saya meminta untuk dihubungi dengan salah satu kelompok itu disebut Lis?” Aku bertanya si Mbak.
    “Coba saya lihat ya Mas, saya mencoba pertama” Mbak resepsionis menjawab sambil mengangkat telepon.

    Sakit selama beberapa waktu Lis terlihat menuju meja resepsionis dan saya melihat wajah dia terkejut karena melihat saya.

    “Hi .., Khok tahu aku di sini” kata Lis.
    “Ya, tanah liat terakhir lagi jalan-do di Malioboro” Saya berkata kepada Lis.

    Setelah memperkenalkan teman saya Tio ke Lis, maka saya bertanya lagi ke Lis.

    “Kau tidak mencintai berita Khok jika Anda ingin Yogya” kataku.
    “Ya, maaf saya tidak sempet kasih ya tahu, besok juga sudah ingin Semarang, ada 2 malam kemudian kembali lagi ke Bandung.
    : Kami adalah studi komparatif “kata Lis.

    Ere kemudian, datang setelah seorang teman memperkenalkan Lis yang mengejutkan bernama Rohim. Chromatic melakukan sedikit sok dia bertanya Lis,

    “Siapa Lis?”
    “Oh, ini teman saya di sekolah tinggi di Bandung, sekarang belajar di Yogya” kata Lis diragukan berwarna.

    Aku terkejut melihat wajah Lis satu ragu-ragu dan juga mengapa dia bilang temannya Khok tidak pacar atau sesuatu .. ketika saya dengan Lis memiliki hubungan dekat selama 3 tahun. Sehingga percakapan tak berguna awal mengenakan dan akhirnya aku tidak peduli untuk berlama-lama di hotel dan saya mengatakan kepada Lis.

    “Ok, kemudian setelah Anda tiba di Bandung saya dan saya akan ke Bandung”. Dengan hati yang kesal dan dengan segala macam pertanyaan yang berkecamuk di kepala saya, saya dan Tio rumah.

    Tio tahu perasaan saya tetapi ia mengatakan tidak ada yang sakit akan memunculkan masalah.

    “Sudah .. Myspace ke Bandung aja, di jelas” Tio komentar singkat, ringkas, dan jelas.

    Beberapa minggu setelah kejadian di Yogya dan liburan kuliah sudah mulai sayapun pergi ke Bandung dengan menggunakan bus malam. Tiba di Bandung, setelah istirahat singkat di rumah, aku menuju ke Lis rumah dengan membawa oleh-oleh. Dengan perasaan hati melakukan sedikit kebingungan, saya membunyikan bel rumahnya dan tidak terlalu panjang Lis membuka gerbang rumahnya.

    “Eh .. Ko, bagaimana, kapan tiba?” Tanya Lis.
    “Itu awal bus pagi naik malam. Ini dibawain bakpia untuk di rumah” jawab saya, masuk ke rumahnya.
    “Bagaimana kesepian, berada di mana saja?” Aku bertanya lagi.
    “Ya, lagi untuk Ciwidey ingin melihat Situ” kata Lis.
    “Dalam satu menit ya, saya membuat teh untuk Anda” kata Lis sambil berjalan menuju dapur.

    Saya kemudian duduk dan seperti biasa di bawah meja kopi, ada beberapa album dan saya mengambil peringkat atas.

    Mungkin ada foto baru yang bisa dilihat sambil menunggu. Saya kemudian membuka halaman halaman album dan setelah beberapa halaman saya terkejut karena ada beberapa foto Lis baik dengan Rohim dalam posisi sebagai pasangan muda yang cinta mabuk. Ketika Lis datang dengan teh hangat, aku bertanya tentang foto-foto dan ..

    “Oh .. Itu, ya hanya untuk bersenang-senang foto aja pas waktu baik di Yogyakarta dan Semarang” jawab Lis dengan ekspresi wajah yang tampaknya dibuat setenang mungkin.

    Tapi aku bisa menangkap semuanya.

    “Tp .. Tidak ada apa-apa Khok” Lis mengatakan kemudian.

    marah dgn rasa, saya menutup album.

    “Kau akan keluar dengan dia?” Meminta saya untuk Lis.
    “Tidak .. yach akhir-akhir ini tidak tahu mengapa aku dekat dengan dia” kata Lis berwarna mulut sedikit ragu-ragu.
    “Kamu sich Ko .. Pake kuliah di Yogya, jadi saya tidak ada jawaban nemenin di Bandung” lanjut Lis mencoba memberikan penjelasan.
    “Maaf Lis, jadi saya tidak bisa menemani Anda di Bandung” kata saya.

    Lalu aku minum teh dan setelah itu saya tarik Lis tubuh untuk lebih dekat dengan saya dan saya segera mencium bibirnya. bibir kamipun saling bertemu dan terus berpartisipasi lidah, merajut. Wach telah ditambahkan .. pengalaman nich Lis, aku berkata kepada diriku sendiri.

    “Lis ma .. Aku merindukanmu” kataku.
    “Ya .. Aku juga, terus Ko .. Ach ..” menghela napas retort Lis saya.

    Saya menjadi sakit hanya mencium bibirnya pindah tp terus mengeksplorasi telinga, leher, dan kembali lagi ke bibirnya. Saya mulai dengan tangan gerilya mulai membuka kancing kemeja yang digunakan, saya membuka satu persatu dan akhirnya terbuka semua yang mengakibatkan saya bisa melihat bra dgn jelas yang menutup dua bukit kembar.

    Dengan sedikit ragu-ragu, aku menyentuh bagian atas payudaranya dan sesekali aku mengelus dengan bagian bulat dan pemasangan payudara Lis.

    “Ach .. Lezat Ko .. Geli ..” kata Lis, mendesah manja.
    “Semoga saya remes?” Saya bertanya ..
    “Ya .. Ayo ..” pinta Dgn Lis Lis rasa heran karena pertama akan sakit, jadi saya kemudian diperas dari luar cup bra dan setelah beberapa kali saya memberanikan diri untuk menurunkan tali bra dan tarik ke atas untuk perutnya .

    Lihatlah, dua bukit kembar yang masih ranum dengan mulut sedikit menonjol puting.

    “Lis .. Anda baik,” kataku, menepuk dan meletakkan bibirku mencium dan menghisap putingnya.
    “Ko .. Ayo, menghisap puting saya ya” pinta Lis.

    Lis tampaknya telah mulai terangsang dan aku lis limbah tdk memintanya. Sambil menghisap putingnya dengan kiri dan kanan bergantian, meremas-remas payudaranya, aku merasakan tangan Lis mulai ke arah k0ntol mulutku sudah tegang. “Ko .. Keras sekali Anda,” kata Lis, membelai k0ntol saya dari luar celana saya.

    “Open Lis ..” Saya berkata kepada Lis dan tanpa ragu-ragu Lis membuka ritsleting celana saya dan mengambilnya.

    Kemudian Lis mulai meremas-remas k0ntol saya dan kocok.

    “Lis .. lezat, terus .. Ach ..” desah mulut saya di mana saya terus mengisap dan mengisap puting kiri dan kanan.

    Lis lihat lebih terangsang, aku mengambil tangan saya untuk menyentuh area terlarang. Aku mengusap jari saya sambil menekan Lisgan di bagian kewanitaannya dari luar yang mengenakan celana pendek.

    “Tangan Ko .. Khok ada?” Tanya Lis sambil terus mendesah.
    “Kenapa kamu tidak mau?” Saya bertanya.

    Ternyata Lis mendesah diam bahkan lebih kuat. Melihat situasi, semakin saya berani menurunkan celana pendek Lis yang hanya memakai karet sekaligus dengan celana. Untuk sesaat, Lis menahan laju tangan saya, tapi setelah saya berhasil menurunkan celananya, akhirnya Lis diam dan bahkan mengacungkan dua kaki. Jari-jari tangan saya terus mengolah tanah yang telah tertutup, aku menggosok dan kadang-kadang jari tengah saya ke dalam vagina. Kegiatan ini saya lakukan selama beberapa menit sampai daerah menjadi feminin basah.

    “Lis .. Mulai tuch basah” kataku.
    “Ya .. Lezat Ko, terus Ko .., ingin ..” kata frikatif Lis Voice.

    Lalu saya tarik badan Lis yang berbaLisgkan di sofa ruang tamu dan tanpa penolakan Lis sudah berbaLisg. Kegiatan jari saya terus menumbuhkan Lis vagina, sambil terus perlahan-lahan memutar klitoris dan sesekali ke dalam lubang, tangan saya mencoba untuk melonggarkan paha dua Lis untuk membuatnya lebih mudah. Tanpa penolakan, entah karena sudah terangsang, Lis membuka menusuk ke dalam dua paha sehingga aktivitas jari saya lebih mudah di sekitar vagina.

    “Lis .. saya masukkan ya” tanya saya .. “Tidak ..
    “Saya tidak ingin” kata Lis.

    kata Lis jadi sambil terus menggoyangkan pinggulnya sehingga jari-jari tangan saya keluar di dalam lubang. Tangan Lis sendiri kadang-kadang menahan laju tangan saya. Kegiatan mulut saya juga terus sekitar payudaranya karena saya ingin membuat dia benar-benar terangsang dan akhirnya bersedia untuk melakukan hubungan intim. Saya kemudian mencoba untuk berbaLisg bersama Lis sambil terus menumbuhkan vagina dan Lis adalah tangan semakin meremas dan mengocok k0ntol saya yang telah benar-benar keras. Setelah beberapa lamai, jadi saya sudah mengalah lagi dan mulai k0ntol tubuh manaiki Lis sehingga saya bisa lebih dekat dengan Lis vagina.

    “Tahan .. Ya ..” Saya mengatakan kepada Lis berwarna memeListah halus.
    “Do Ko .. Saya tidak ingin” kata Lis, berusaha menahan k0ntol saya yang berada di depan lubang dan Lis mencoba untuk menutup kakinya tapi tidak bisa karena saya berada di antara dua kaki.

    Saya kemudian melanjutkan muka k0ntol saya, setelah kepala k0ntol saya tepat di vagina saya mendorong kepala k0ntolnya bisa masuk.

    “Ach ..” Aku mendesah sambil terus mendorong k0ntol aku bisa pergi sepenuhnya.
    “Ko .. Jangan .. Aduhh .. Sakit” kata Lis, mencoba untuk mendorong tubuh saya.
    “Tahan Lis, sedikit lebih lama membuat semua ..” kataku selanjutnya.

    K0ntol sampai akhirnya saya mendorong semua jalan dan kemudian saya diamkan sebentar untuk beradaptasi Lis vagina dengan k0ntol saya baru-entry. Setelah beberapa saat aku meninggalkannya, saya mencoba untuk maju dan saya k0ntol dukungan.

    “Oh .. Lis .. lezat, sempit ..” Aku mendesah sambil terus memompa rongga kewanitaannya.
    “Ko Ko .. .. .. sudah, jangan diterusin” kata Lis dengan nada hampir menangis.

    Aku hanya terus memompa itu .. Slruup .. Slruup .. suara itu ketika saya k0ntol sebagainya. wajah lis mulai memerah dan matanya mulai menutup seakan menahan sakit di vagina. Namun, ketika saya melihat gerakan yang mulai goyang pinggulnya, aku yakin Lis mulai merasakan sukacita k0ntol saya. birahi tinggi

    Lis terus menggoyangkan pinggulnya seirama dengan maju mundurnya k0ntol saya dan setelah beberapa waktu dengan posisi saya di atas, dari k0ntol saya mencicipi ingin menghapus air mani.

    “Lis .. Segera saya inginkan” kataku.
    “Ko .. Sudah .. Apakah diterusin” Lis memohon dengan air mata yang mulai keluar dan saya tetap acuh tak acuh dan terus memompa.
    “Lis .. Saya keluar .. Ach Ach .. ..” Aku mengerang ditangguhkan karena merasa sukacita di mulut vagina hangat.

    Saya kemudian mengeluarkan banyak cum di Lis vagina. Sesaat aku diamkan k0ntol saya untuk tetap di dalam Lis vagina. K0ntol sampai aku menyusut, maka saya tarik dan saya melihat air mani saya mengalir keluar dari Lis vagina ditambah dengan bercak merah dan jatuh di sofa di mana kami hanya tindakan hubungan seksual.

    “Lis .. Saya telah mengambil perawan Anda” Saya mengatakan Lis.
    “Ya .. Ko, Anda Khok bagaimana bisa jadi” Lis menjawab dengan suara yang agak serak.
    “Aku tidak akan hamil, khan kita tidak harus melakukan ini” Lis lebih jauh dengan suara agak serak.

    Lis kemudian berdiri dan berlari ke kamarnya dan ke kamar mandi untuk membersihkan vagina dari semen yang saya habiskan di vagina .. Setelah itu, saya berhasil melakukan hubungan intim dengan lis beberapa kali sampai akhirnya ia memutuskan hubungannya dengan saya dan kemudian menikah Rohim tanpa memberitahu saya sama sekali.

    Saat ini, Lis yang tinggal di Jakarta dan sudah memiliki dua anak dari Rohim. Aku tidak bisa kasihan padanya, tapi setelah saya memikirkannya lagi saya menemukan diri saya lebih beruntung karena memiliki diperoleh keperawanan Lis dan saya tidak menyadari bagaimana Lis menjelaskan kepada Rohim selama ‘malam kemajuan pengantin’nya.

    Lis, aku minta maaf aku harus membuat Anda berpikir keras untuk menjelaskan status keperawanan Anda untuk Rohim. Untuk Rohim, tidak memaksa Lis untuk menggambarkan siapa saja yang mengambil keperawanan Lis. Dan untuk Anda berdua .. Lis dan Rohim, mudah-mudahan pernikahan Anda langgeng tanpa mempertanyakan hal-hal yang terakhir.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Tragedi Kehidupanku

    Tragedi Kehidupanku


    951 views

    Cerita Sex ini berjudulTragedi KehidupankuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku adalah Sany I*** (edited). Aku adalah seorang wanita karier berumur 28 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang sangat saya sayangi. Suamiku bukan orang Indonesia, dia adalah orang Taiwan dan kami memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik dan sudah berusia 8 tahun sekarang ini.

    Hubungan perkawinan kami sangat rukun dan kami tidak pernah mengalami masalah dengan hubungan seksual ataupun keuangan karena walau bagaimanapun baik aku dan suamiku mempunyai posisi yang sangat bagus di perusahaannya masing masing.

    Suamiku sering pulang pergi dari Taiwan ke Indonesia dan selalu singgah ke Singapore sebelum ke Jakarta, hal ini disebabkan karena dia bekerja di Taiwan apalagi dia tidak begitu bisa dalam bercakap-cakap bahasa Indonesia sehingga di dalam kehidupan pernikahan kami, kami selalu menggunakan bahasa mandarin atau bahasa Inggris, sehingga anak kami yang bernama Melissa mengusai 3 bahasa.

    Wang K*** (edited) adalah nama suamiku dan aku sangat mencintainya. Dia selalu pulang ke Jakarta setiap 2 minggu sekali tetapi walaupun demikian, aku tidak merasa kesepian dan tidak ada keinginan untuk melakukan affair dengan pria lain walaupun percaya atau tidak, banyak teman priaku di sini sering mengajakku kencan dan ada juga yang mengajak bercinta secara terang-terangan sewaktu suamiku tidak ada di Indonesia, tetapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan karena aku sangat menyayanginya.

    Suatu hari di malam hari tanggal 31 Oktober 2000, aku baru saja menyajikan sarapan malam untuk Melissa dan untuk diriku sendiri. Melissa melahap masakan char siew buatanku yang menjadi salah satu kegemarannya sehingga membuat tubuhnya semakin gemuk.

    Sewaktu kami sedang makan, tiba-tiba telepon berdering dan saya menunda sarapan malam saya untuk menerima telpon tersebut. Ternyata, orang di telepon itu adalah suamiku sendiri yang mengatakan bahwa malam ini dia berada di Taiwan airport bersama teman bisnisnya.

    Dia berkata bahwa dia kangen sekali untuk bercinta denganku dan dia berkata bahwa setelah bisnisnya di Taiwan selesai, dia akan langsung ke Jakarta untuk bercinta denganku.

    Percakapan 30 menit kami terpaksa berhenti karena adanya suara wanita di latar belakangnya bahwa dia mesti “boarding” karena pesawat akan diberangkatkan. Dengan perasaan sedih dan kesal, aku terpaksa mengakhiri percakapan kami.

    Untuk menghilangkan perasaan kesalku, aku mendekati anak perempuanku yang sedang asyik bermain dengan Play Station dan aku ikut bermain dengannya. Sewaktu aku sedang bermain-main dengan anakku, telepon berdering kembali dan aku menyangka itu dari suamiku, ternyata orang yang meneleponku adalah adik kandungku dan dia seperti hendak berkata sesuatu dengan perasaan sedih dan aku mengetahuinya karena dia gugup sekali sewaktu hendak berbicara denganku.

    Tak lama, akhirnya dia menceritakan bahwa dia baru saja mendengar dan menyaksikan sebuah kecelakaan pesawat terbang di CNN dan dia menyebutkan sebuah nomor pesawat SQ006 yang membuat hatiku menjadi hancur berkeping-keping karena suamiku yang sangat kusayangi berada di dalamnya.

    Aku mendadak menangis dan merasa lemas di seluruh badan, kemudian aku tidak ingat apa-apa setelah itu. Setelah aku sadar dari pingsanku, adik perempuanku yang meneleponku tadi berada di sisiku bersama suaminya dan anakku.

    Melihat mereka, aku menjadi menangis kembali dan mereka menyarankan agar aku pergi ke Taiwan saat itu juga, aku mengiyakan mereka dan setelah aku siap, aku langsung pergi ke Airport dengan menggunakan taksi sementara adikku dan suaminya menemani Melissa untuk beberapa hari selama aku pergi ke Taiwan.

    Selama perjalanan, aku tidak henti-hentinya menangis di dalam hati karena aku tidak mau orang-orang di sekitarku tahu bahwa aku sedang menangis.

    Akhirnya aku sampai juga di Taiwan dan aku langsung mencari kantor Singapore Airline dan mencari orang yang mengetahui secara jelas apa yang terjadi dalam insiden tersebut dan mengkorfimasikan pada mereka bahwa suamiku adalah salah satu korban di dalam kecelakaan tersebut.

    Setelah aku mengidentifikasi jenazah suamiku yang sudah tidak berbentuk lagi, aku duduk seorang diri di salah satu bangku dan badanku lemas semuanya. Aku masih bengong saja dan tak tahu mesti berbuat apa apa setelah mengidentifikasikan jenazah suamiku sampai seseorang pria Taiwan menegurku.

    Setelah kami bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa laki-laki yang mengaku bernama Sam Yam ini kehilangan istri dan anaknya di dalam kecelakaan yang juga dialami oleh suamiku.

    Aku juga semakin lama semakin tidak mengerti mengapa akhirnya aku akrab dengan Sam Yam yang baru saja kukenal. Dia mengajakku ke sebuah restaurant yang tidak jauh dari Chiang Khai Sekh Airport.

    Kami saling bercakap-cakap mengenai kehidupan kami masing-masing dan Sam memesan 2 botol anggur merah dan kami berdua sama-sama meminum anggur merah yang dia pesan untuk menghilangkan kesedihan dan kedukaan yang kami alami masing masing.

    Aku memang tidak pernah minum anggur selama hidupku sehingga beberapa teguk anggur merah itu membuatku menjadi mabuk. Aku masih ingat bahwa Sam menggendongku ke mobilnya di saat aku sudah mabuk sambil aku ngomong ngalor-ngidul tidak karuan.

    Selama di mobil Sam, aku kembali menangis, tertawa dan menggoda Sam yang sedang menyetir dan disaat itu aku benar-benar tidak tahu ke mana Sam akan membawaku pergi.

    Akhirnya aku merasakan mobil Sam berhenti di suatu tempat dan aku masih mabuk dan aku hanya merasakan bahwa badanku sedang digendong oleh Sam ke apartemendan akhirnya tiba di suatu ruangan kamar yang aku yakin itu adalah kamar tidurnya karena kemudian aku dibaringkan oleh Sam di ranjang tersebut.

    Sam pergi meninggalkanku seorang diri di ranjang tersebut dan aku terus berteriak-teriak memanggil nama suamiku dalam bahasa Mandarin dan kadang-kadang aku tertawa dan kadang-kadang aku menangis.

    Aku benar-benar tidak sadar atas apa yang terjadi dengan diriku dan yang aku tahu bahwa aku sudah seperti orang gila yang tertawa dan berbicara pada diri sendiri.

    Beberapa menit kemudian, Sam datang kembali ke ranjang di mana aku sedang berbaring karena aku melihatnya samar-samar dalam keadaan mabuk. Aku memperhatikan bahwa dia sedang membalut wajahku dengan kain yang sudah bercampur dengan es. Aku tahu bahwa dia ingin membuatku sadar dari perasaan mabuk dan teler akibat red wine itu.

    Dikala Sam sedang melap wajahku dengan kain merah itu, aku langsung memeluk Sam tentunya dalam keadaanku yang masih tidak sadar. Saat itu, aku menyangka bahwa Sam adalah Wang Hui (suamiku) sehingga aku terus saja menciumnya dengan penuh nafsu dan sepertinya Sam ikut hanyut dalam ciumanku dan mulai menciumku dengan penuh mesra dan mungkin juga dia menganggap aku seperti istrinya yang telah meninggal.

    Tanganku mulai turun dan mengelus kejantanannya yang telah mengeras seperti baja. Sam mulai menyambutnya dengan mencium seluruh wajahku seperti orang yang sudah lama tidak melakukan seks. Mulai dari keningku, kemudian hidung, dan akhirnya mulutku. Aku membalas ciumannya dan akhirnya kami French Kissing. Lidah kami bertemu dan bergelut.

    Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa permainan ini akan menjadi menarik. Tangannya mulai membuka baju piyamanya. Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia membuang bajunya dan mulai melepaskan BH-ku ke lantai. Tangan nakalnya mulai memainkan payudaraku yang indah.

    Tangannya mulai melepaskan pakaianku dan tak lama celana dalamku juga menyusul terhempas di lantai apartemennya. Ciuman kami terlepas untuk mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi berat dan kami bergerak menurut insting kami.

    Sam mulai menciumi leherku dan terus turun ke arah payudaraku. Sam menciumi payudaraku dan menjilati puting susuku. Setelah lumayan puas dengan payudaraku, tangannya mulai bermain di bibir kewanitaanku. Sam memasukkan satu jari dan merasakan bibir kemaluanku mulai membasah. Sam tidak mau buang-buang waktu lagi. Sam terus menjilati bibir kemaluan dan klitorisku. Langsung saja aku mengerang dengan nada penuh kepuasan.

    Sambil terus menjilati klitorisku, Sam memasukkan dua jari ke liang kewanitaanku. Tangan Sam yang satunya menemukan payudaraku dan mulai mencubit-cubit ringan puting susuku. Aku mengerang dengan gembira dan cairanku mulai tumpah dan aku telah mencapai orgasme yang keras. Sam tidak peduli, dengan ganas dia dorong maju mundur jemarinya dan dangan keras dia jilati klitorisku.

    Aku mendapat orgasmeku yang aku sendiri tidak tahu itu yang keberapa. Batang kemaluannya yang sejak tadi keras dan online siap-siap dimasukkan lubang cintaku. Aku menciumnya sambil terus menyebut nama suamiku yang telah meninggal.

    Setelah itu, aku langsung mengulum batang kemaluannya dan aku langsung meletakkan kemaluanku di atas wajahnya. Langsung saja kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku merasa cairan wanitaku akan keluar.

    “Wang Hui, I’m cumming..” aku terus menyebut nama suamiku tanpa menyadari bahwa laki-laki yang sedang kusetubuhi adalah orang asing yang baru kukenal dalam 1 hari.

    Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar. Rupanya Sam masih hot. Aku masih memegang-megang batang kemaluannya dan genggamanku mulai bergerak naik turun. batang kemaluannya yang masih belum kuat langsung saja berdiri tegap.

    Aku duduk mengangkang dan mengendarai batang kemaluannya. Badanku naik turun berirama. Tangannya memainkan puting susuku yang mulai mengeras dalam pegangannya. Dia mulai mengerang dan berteriak, “Enak!”. Pinggulku juga turut bergerak naik mengikuti irama Sam.

    Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama kami semakin lebih cepat. “Ooh.. ooh..” Kami berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku merasakan otot-otot liang kewanitaanku mengeras dan cairan manisku tumpah ke atas batang kemaluannya. Pada saat itu juga batang kemaluannya menembakkan cairan laki-lakinya ke dalam liang kewanitaanku dan aku merasakan sensasi yang selalu kurindukan.

    Kami berpakaian kembali. Kami berdua tidur berpelukan. Esok paginya, aku sungguh terkejut ketika melihat tubuhku yang dalam keadaan telanjang. Aku membangunkan Sam yang tidur sambil memeluk tubuhku dengan mesranya. Aku menanyakan apa yang terjadi dengan diri kami.

    Sam menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh kami selama semalam dan aku langsung terkejut dan meninggalkan rumah Sam dengan berjuta penyesalan. Dengan beribu ribu penyesalan, aku langsung kembali ke Airport untuk menemui jenazah suamiku dan aku berharap dia mau memaafkan apa yang terjadi antara aku dengan orang yang baru saja kukenal, Sam Yam.

    Maafkan aku, suamiku sayang dan selamat tinggal sayangku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Para pembaca, bisakah kalian memberitahu kepadaku apakah ini semua kesalahanku?

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Gedene Sak Jaran

    Cerita Sex Gedene Sak Jaran


    949 views

    Perawanku – Cerita Sex Gedene Sak Jaran, Pada kesempatan malam hari ini Cerita Dewasa Lokal akan bercerita dewasa lagi tentang pengalaman bercinta hot dan panas. Bercerita yang judulnya ‘Gede sak jaran’. Judulnya memang lucu yang artinya ‘besarnya segede kuda’.. Heemm apanya ya? yuks disimak..

    Uring-uringan istriku semakin memuncak karena aku tak dapat menjemput istriku mengajar, karena jadual perkuliahan istriku mengajar mundur sehingga istriku pulang sekitar pukul setengah sepuluh malam bahkan sampai pukul sepuluh dimana perumahan yang kutempati sudah sangat sepi.

    Ketika hati kedua aku akan menjemput, aku lewat pintu dapur di samping rumah yang cukup rimbun. Baru pintu kubuka sedikit, kulihat istriku yang mengenakan blouse merah dan rok klok hitam turun dari boncengan sepeda penjaga malam yang kukenal bernama Pak Deran ,
    lelaki tua berumur 65 tahunan, tapi masih tegap itu. “Terima kasih, Pak Deran….!!! ” kata istriku pelan “Aah, nggak papa, saya senang, kok tolongin, ibu….!!!!! ,” kata Pak Deran sambil cengar cengir dan tak kunyana tangan kiri Pak Deran memegang tangan istriku dan mengarahkan ke selangkangan nya yang menyembul, sedang tangan kanan Pak Deran langsung meremas remas payudara kanan istriku.

    Akupun teringat omongan Pak Deran saat awal-awal aku berkenalan. dimana Pak Deran pernah bercerita sering wanita yang sudah bersuami di desanya dibuatnya kelenger oleh batang kemaluan, dan nama Deran adalah nama olok-oloknya kepanjangan dari Gedi sak Jaran, sebesar punya kuda, dan Pak Deran tak punya tempat tinggal tetap sehingga tidurnya berpindah-pindah di rumah teman-teman se desa nya yang ada di kotaku dan ia juga pernah bercerita padaku, istri temannya sering dia setubuhi saat suaminya tidur pulas.

    Esok malamnya aku bersembunyi beberapa meter sebelum jalan masuk perumahanku dan beberapa saat kemudian dari kejauhan kulihat Pak Deran tengah membonceng istriku dengan sepeda bututnya dan aku mengambil posisi yang terlindung tapi dapat melihat dari dekat. Hatikupun berdegup kencang saat kulihat istriku bergayut menempelkan payudara kanannya ke pinggang Pak Deran dan kakiku hampir tak dapat berdiri saat kulihat kedua tangan istriku sedang mengocok dan mengelus-elus batang kemaluan Pak Deran yang sebesar batang kemaluan kuda itu sehingga aku sempat melihat jari-jari tangan istriku tak dapat menggenggam batang kemaluan Pak Deran.

    Beberapa saat Pak Deran dan istriku berlalu, aku sedikit berlari agar aku sampai di rumah sebelum istriku dan Pak Deran sampai dengan mengambil jalan pintas, tetapi karena kurang hati-hati aku terperosok dan kurasakan kakiku terkilir, sehingga aku tak dapat berjalan cepat. Akupun berusaha berjalan dengan menyeret kakiku, dan akhirnya dengan susah payah aku sampai di rumah. Aku lewat pintu dapur dan kulihat sepeda Pak Deran ada di balik rerimbunan pintu samping.

    Dengan perlahan aku masuk dan menuju ruang tamu dengan hati-hati dan kudengar suara “croop croop” dari ruang tamu, akupun membuka sedikit selambu yang menutup ruang tamu dan ruang tengah, matakupun seakan terlepas dari tempatnya saat kulihat istriku sedang berjongkok di depan Pak Deran dan tengah mengulum batang kemaluan Pak Deran yang besar panjang dan berurat-urat sebesar cacing tanah sehingga mulut istriku kesulitan mengukum batang kemaluannya yang amat besar itu, sedangkan tangan kanan Pak Deran menyusup di blouse kuning istriku sedang meremas-remas payudara kiri istriku dan tangan kanan Pak Deran membelaibelai rambut pendek istriku.

    Punggung kaki kanan Pak Deran tengah menggosok-ngosok selangkangan istriku yang duduk jongkok terkangkang dan di atas meja tamu kulihat BH tipis cream dan celana dalam merah istriku tergeletak di dekat tas kerja istriku.

    “Oooooohhhhh. …eeuuunaak Bu Yatii ?!!!!!” kudengar Pak Deran mendesis, akupun benar-benar tak kuat menopang tubuhku dengan satu kaki melihat istriku tengah “membayar” kebaikan Pak Deran untuk menjemputnya dari jalan raya, sehingga akupun jatuh tersungkur dan membuat istriku dan Pak Deran kaget.

    “Bu Yati, mungkin suami ibu ..????” kudengar bisikan Pak Deran. Merekapun berlari mendapatiku tersungkur. “Kenapa, mas? tanya istriku. Aku tak menjawab dan merekapun tahu kakiku terkilir karena celanaku berlepotan tanah.

    Akhirnya akupun dipijat oleh Pak Deran dan memang agak berkurang sakitnya. Akupun disuruh Pak Deran beristirahat dan Pak Deran akan kembali esok pagi. Pak Deran pun berpamitan dan Kudengar istriku mendesis pelan sebelum pintu depan ditutup.

    Setelah pak Deran pergi, istriku menanyakanku darimana dan kujawab aku akan menjemput nya tadi, tapi ditengah jalan terjatuh.

    Keesokkan paginya Pak Deran datang dan memijitku lagi dan terakhir aku tak mengerti kenapa Pak Deran menusuk-nusuk batang kemaluanku dengan sarung kerisnya dan Pak Deran memberiku ramuan untuk diminumkan kepadaku oleh istriku.

    Pagi itu istriku memakai daster dari kaos yang agak ketat, daster ini kesukaanku karena mempunyai resleting di depan sampai ke perut dan aku tahu pagi itu istriku tak mengenakan BH karena kedua puting susu istriku yang besar menonjol dari daster kaos ketatnya dan istriku merias diri seperti akan berangkat kerja.

    Istriku dan Pak Deran keluar dari kamar, sambil menarik pintu kamar, akan tetapi tidak tertutup rapat dan masih sedikit terbuka, setelah aku berpura-pura tidur sehingga aku masih dapat mendengar pembicaraan mereka. “Sudah, Jeng Yati…..!!! ” terdengar kata Pak Deran menyebut istriku “Jeng”. “Aku masih takut, Pak ……!!!!” bisik istriku “Ayo dicoba saja, Jeng Yati…..!!! ,” bisik lagi Pak Deran.

    Cerita Sex Gedene Sak Jaran

    Cerita Sex Gedene Sak Jaran

    Kemudian Istriku masuk kamar kembali dan aku sedikit kaget saat istriku mengelus elus batang kemaluanku dan aku pura-pura terbangun, sementara batang kemaluanku langsung bangun, kemudian istriku melepas celana dalam nya. “Eeeeehhh… Diikkk, apa… Pak Deran sudah pulang….? tanyaku “Sudah…!!! ” istriku menjawab singkat dan kini mengocok batang kemaluan ku, sambil naik keatas tempat tidur dan mengkangkangkan kedua kaki di atas tubuhku, sementara selangkangannya mendekati batang kemaluanku dan….. “Crot crot crot” tak tahan aku, air maniku lansung keluar saat menempel bulu-bulu kemaluan istriku. “Aaaaahhhhhh. ….maaasssss. …..!!!! !,” bisik istriku yang terus mengocok batang kemaluan ku dan tak lama kemudian bisa berdiri lagi dan untuk kedua kalinya airmaniku tersenbur kembali saat masih menempel di bulu-bulu kemaluan istriku . “Mas kok, begini terus. Sudah berapa bulan, mas. Aku sudah pingin sekali, mas. Aku pingin penyaluran.. !!” kata istriku sambil melap air maniku di bulu-bulu kemaluan nya. Kemudian Istriku keluar kamar dan kudengar bisikan Pak Deran “nanti malam…,yaaa. . , Jeng Yati…!!!”

    Siangnya aku menahan sakit di batang kemaluan dan utamanya di lubang kencingku sebelum istriku berangkat mengajar, aku tak mengatakan pada istriku dan akupun terkulai dan tertidur hingga kudengar pintu depan terbuka saat istriku pulang. “Pak Deran saya masih takut, aahhhh…..! !” terdengar bisikan istriku “Ayo, cepat, Jeng Yati,….” suara mendesak Pak Deran berbisik.

    Aku menutup wajahku berpura pura tidur saat istriku masuk kamar dan kulihat istriku merias diri dan melepas semua yang menempel tubuh sintal istriku tak terkecuali celana dalam dan BHnya pun tak lagi di tempatnya dan mengambil kaim panjang dan melilitkan ketubuh sintalnya sehingga lekuk tubuh istriku dimana kedua payudara dan kedua puting nya menonjol di bagian dada dan pantat bahenol nya. “Mas mas ..!!!” istriku membangunkanku. “Eeeh ? ada apa, dik….?” tanyaku “Eee ? aku eeee ?. Pak Deran mau mijit aku mas?!!!” kata istriku terbata-bata. “Lho, kamu sakit atau terjatuh…. ?? tanyaku. “Eehh enggak mas, ee katanya dia bisa mengurangi nafsuku ..!!!!” kata istriku mengagetkanku. Tapi lidahku kelu, tak dapat berbicara. “Maass kan tak bisa memuaskanku, sedangkan aku pingin sekali, Pak Deran bisa mengurangi nafsuku, mas, bolehkan…. ????” aku hanya diam dan diam, istriku pun menganggapku setuju.

    “Paaakk…Pak Deran, ayoo…masuk siniii…, pak..!!!” istriku memanggil Pak Deran. Pak Deran yang mengenakan sarung membawa tas plastik itupun masuk kamarku. Kemudian istriku tidur tengkurap diatas tempat tidur disampingku dengan posisinya berlawanan denganku sehingga kaki istriku di dekat kepalaku dan Pak Deran duduk dipinggir ranjang, serta mulai memijat betis istriku, telapak kaki dan kemudian kedua tangan istriku. Kelihatan pijatan Pak Deran wajar-wajar saja, sampai akhirnya Pak Deran memijat tengkuk istriku dan kulihat mulutnya komat kamit seperti membaca sesuatu, kemudian Pak Deran meniup tengkuk istriku dan…..terdengar istriku mendesis “Eccch ?eeeeccchhhhh. …!!” 2 kali dan ke 3 kalinya istriku semakin mendesis. “Dibalik badannya, Jeng….!!!! !!” perintah Pak Deran pada istriku dan Pak Deran memijat kedua tangan istriku dan kemudian kaki istriku.

    Pak Deran akhirnya memijit punggung dan telapak kaki istriku dan istriku semakin mendesis-desis dan tubuhnya mulai meregang. “Ini mulai, Jeng Yati,…!!!” kata Pak Deran semakin intensif memijit telapak kaki istriku dan istriku makin lama makin meregangkan kedua kakinya dan kedua lututnya semakin tertekuk. Begitu Pak Deran memijat kedua pergelangan kaki istriku, istriku langsung mengkangkangkan kedua kakinya sehingga terlihat olehku selangkangan istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat…. “Wuuh Jeng Yati sangat tinggi ini..!!!” kata Pak Deran dan tangan kanannya meraih tas plastiknya dan kuingat Mbah Muklis, dan Pak Deran membuka bungkusan yang berisi sarung keris sebesar batang kemaluan orang dewasa tapi tanpa keris dan diletakkan diantara kedua kaki istriku yang terkangkang tanpa sepengetahuan istriku.

    Pak Deran berdiri dan mendudukkan istriku dan Pak Deran kemudian duduk bersila di belakang istriku, Pak Deran memijat tengku istriku kembali dan meniup niup tengkuk istriku dan kulihat kedua tangan istriku lunglai dan istriku mendesis desis sedangkan sarung keris itu merayap mendekato selangkangan istriku dimana istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya. Istriku semakin lunglai dan tubuh istriku rebah ke dada Pak Deran yang sudah mengkangkangkan kedua kaki di samping tubuh istriku “Paak apa ituuuu…paaakkkk? !!!!” istriku mendesis saat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa menempel di selangkangannya dan pantat bahenolnya pun bergetar. “Paaak apaaa oooooooccccchhhhh ….paaakkkk ?!!!!!!!” istriku merintih panjang. “Biar nafsumu keluar, Jeng…..!!! !” kata Pak Deran dan kulihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa bergetar dan kudengar bunyi “kecepak di selangkangan istriku, sambil pantat bahenol bergetar.

    Aku hanya bisa melotot melihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa mulai menguak bibir vagina istriku dan membuat istriku mengkangkangkan kedua kaki nya lebih lebar-lebar lagi. “Paaaaak Deraaan ooooohhhhh.. ..kookkkk masuuuk?..paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih dan kulihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu mulai menembus masuk liang vagina istriku. “Apanya yang masuk, Jeng …..???? tanya Pak Deran berpura pura. “Nggak tahu paaak..iiiii. ..oooooggggghhhh hhh…… paaakkkk. ….!!!!” istriku mendesis “Lho, masuk kemana…..? ” tanya lagi Pak Deran “EEEcccgggghhhhh. .. ke…keeee.. . amuuukuuuu?paaaakkkk ?!!!!” istriku merintih dan mulai menceracau menandakan nafsu nya sudah mulai naik. “Anu, apa Jeng Yati….? “OOcch anuu….kuuu. … paaaak,….! !!!” istriku merintih-rintih dan kedua tangan Pak Deran mulai turun ke kedua lengan istriku dan….. “Paaaak….jaaaa. …jaaangaannnn. ..paaaakkkkk. …aaaa.. ..aaaaaddaaa. .. ….ssuuuu.. suu….. uuuamikuuuu. .paaaakkkkkkk. ….!!!!! ” istriku mendesis panjang terputus-putus saat kedua tangan keriput Pak Deran mulai meremas-remas kedua payudaranya, “Anu apa, Jeng Yati…..? bisik Pak Deran di telinga kanan istriku dimana kepalanya terkulai dibahu kiri Pak Deran. Sementara itu, ujung tumpul sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu berputar menggetarkan pantat bahenol istriku dan “Toroookkuuuuuu paaaaak adaa yang….maaaaa. .. maaaasuuk toroookkuuuu? !!” istriku meracau dan “Hhhhuuuuuaaaaggggg hhhhhh… .aaaaaaaddduuuuu uhhhhh… …beee.. beeesaaa arrrrr…… aaaammmmmaaaatttttt ….paaaakkkkkk ?..!!!!” rintih istriku dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa menembus makin dalam liang vagina nya. “Ayo….jeeengg. sambil… dilihat.. ..!!!!,” kata Pak Deran enteng sambil menyungkapkan kain panjang istriku hingga selangkangan istriku terlihat dan Pak Deran menundukkan kepala istriku yang lunglai ke selangkangan nya, yang mulai dijejali sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu. “Iiiiihhhhhhh. …aaaaappaaa iiiiniii…. paaaaaakkkkkk ?!!!!!” rintih istriku, kemudian… “Beeeuuuuzzzaaarrrr ..aaaaammaaaaatt tt….paaaakkkkk? .ooooo hhhh…paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih saat dia melihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu menembus masuk ke liang vaginanya dan kulihat bibir vagina istriku menggelembung seolah-olah ditiup, karena desakan sarung keris besar itu di dalam liang vagina nya sehingga dia semakin mengkangkangkan kedua kaki nya lebar-lebar.

    Istriku mengerang-erang keras seirama dengan meluncur keluar masuknya sarung keris tersebut menembus liang vaginanya… “Nngngngaaaaaaaccch hhh ??beeezzaaaaaarrr hghghghghghhh ??!!!!!” sambil kepala nya lunglai bersandar di bahu kiri Pak Deran dan kedua tangan keriput Pak Deran menyusup ke kain panjang bagian atas istriku dan dengan gemasnya Pak Deran meremas-remas payudara istriku yang menggelinjang- gelinjang, sementara mulut istriku merintih-rintih, mengerang dan menggeram, dan bahkan badannya kemudian mengejan-ngejan dengan keras karena sarung keris besar tersebut mulai menghujam makin dalam keluar masuk di liang vagina nya.

    Sementara itu, Pak Deran berhasil melepas ikatan kain panjang istriku dan terkuaklah kedua payudara montok istriku, lalu kedua tangan keriput Pak Deran mulai meremas remas lagi dengan ganas kedua payudara istriku dan jari-jari tangan Pak Deran memelintir sambil menarik-narik kedua puting susu istriku secara bergantian seolah Pak Deran sedang merempon sapi betina yang sudah waktunya mengeluarkan air susunya. “Paaaaaak ??oooooooohhhhh. …..paaaakkkk. ..!!!” rintih istriku saat mulut Pak Deran mencaplok payudara kanannya dan tak lama setelah itu bunyi “sreep sreep” terdengar menandakan air susu istriku telah keluar akibat jilatan lidah Pak Deran di puting susu kanan istriku. Pak Deran membentangkan tangan kanan istriku yang lunglai agar Pak Deran mudah mengempot payudara istriku dan kulihat istriku benar- benar menikmati perlakuan Pak Deran, penjaga malam itu, sementara pantat bahenolnya bergoyang, berputar maju mundur akibat sarung keris yang keluar masuk di liang vagina nya dan tubuhnya terus bergetar hebat, nafas istriku mendengus-dengus oleh perbuatan Pak Deran di payudara nya dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa yang menghujam keluar masuk semakin cepat di liang vagina istriku membuat ia mandi keringat dan….. “Paaaak…paaaaakkk k Deraaaaaan.. .aaaaa… .aaaaaakuuu. …..oooccccchhh hh…paaaaaak ….aaa aa….aaaakuuu nggaaaaaak taahaaaan ? aaaa…aaakuuuu. ..keee… .keeeluaaaar ?paaaaakkkkk. …..!!!! ” istriku mengerang keras dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dengan kuat ketika dia mengalami orgasme yang dasyaattt malam itu.

    Rupanya sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa di liang vagina nya tak berhenti juga keluar masuk di liang vagina nya dan bahkan semakin cepat membuat nafas istriku semakin mendengus-dengus seperti kuda betina yang digenjot tuannya untuk berlari kencang, dimana pantat bahenol nya tersentak-sentak dan terangkat angkat tak karuan dan Pak Deran yang sudah menghabiskan air susu payudara kanan istriku, langsung mencaplok dan mengempot dan menyedot nyedot payudara kiri istriku sementara jari-jari tangan kanan Pak Deran tak henti-hentinya mremelintir sambil menarik-narik puting susu kanan istriku dan istrikupun mengangkat pinggulnya ke atas dannnn “Paaaaak…ooohhhhh ……… .aaaa…aaakuuuu u keluar lagiiiiiiiiii ??.paaakkkkk.. .. !!!!!” istriku mengerang mencapai orgasme keduanya. Pak Deran rupanya sudah tak sabar lagi dan dia menidurkan istriku yang sudah mengkangkangkan kedua kaki dan mulutnya komat kamit. Selanjutnya, sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu pun muncul dan keluar dari liang vagina istriku dan seolah mengerti perintah, sarung keris itu masuk ke tempatnya semula dan Pak Deran menutupkan sarungnya di kedua kaki istriku yang sudah kegatalan ingin disetubuhi Pak Deran, penjaga malam perumahanku dan “Hgggggggggghhhhhh ??..aaaaaaagggghhhhhh hh……! !!!!!” kudengar suara istriku menggeram saat kulihat pantat Pak Deran mulai turun naik diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar seolah punggung istriku digebuk keras. “ppppfffaaaak ?. amppffuuuuunnnn ?.beeezzzzzaaaaaarrr seeekaliiiiiii kontooolmuuu paaaaak ? hhhgggggggggghhhhhh h ?..rooobeeeeek naaatniiii liaaaangkuuuu paaaaaak hhhgggggggggghhhhhh ?.!!!!!” Kulihat kedua jari-jari tangan istriku yang lunglai itu mencengkeram lengan Pak Deran yang menopang tubuhnya saat menggenjot batang kemaluan nya ke liang vagina istriku dan entah karena kebesaran kedua kaki istriku terkangkang lebar, sehingga sarung Pak Deran pun tersingkap dan betapa kagetnya aku saat kulihat batang kemaluan Pak Deran sebesar kuda itu sudah separuh menjejali liang vagina istriku, dimana bibir vagina istriku seolah-olah ditiup menggelembung besar karena desakan batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran itu.

    Pak Deran berhenti menghujamkan batang kemaluan sebesar kuda nya saat istriku melenguh keras dan pingsan. Aku mengira Pak Deran akan melepas batang kemaluannya yang sebesar kuda dari liang vagina istriku yang pingsan, tapi mulut Pak Deran komat kamit dan begitu wajah istriku ditiup oleh Pak Deran, istriku pun tersadar kembali dan Pak Deran menjejalkan kembali batang kemaluan sebesar kuda nya ke liang vagina istriku sehingga kudengar gemeletuk gigi istriku merasakan liang vagina seolah robek. Pak Deran kini mempermainkan kelentit istriku dan istriku mulai mengerang kembali mendapatkan kenikmatan hasrat seksualnya, sehingga bunyi “cek cek” lendir vagina istriku terdengar kembali menandakan nafsu istriku mulai naik dan suara lendir vagina istriku semakin keras dan seperti tak percaya kulihat batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran mulai masuk ke dalam liang vagina istriku perlahan namun pasti. “kontolmu besaaar ? kontolmu besaaar paaak eeeccch aku nggak pernaaaah merasakan uuummpppfff paaaakk akuuuu oooocccch paaaaaaakk engngngngngngngng ??.”istriku mengejan keras saat mencapai orgasme ketiganya malam itu dan hal itu memudahkan batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran semakin masuk ke liang vagina istriku yang berlendir karena orgasmenya sehingga tak kusangka batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran amblas keseluruhan ke liang vagina istriku dan Pak Deran menindih tubuh istriku

    Kulihat kedua tangan Pak Deran meremas remas kedua payudara istriku kembali, mulutnya mengulum bibir merah istriku dan istriku meladeni kuluman Pak Deran dan kulihat lidah Pak Deran menyusup ke rongga mulut istriku dan menjilati dalam rongga istriku yang kian terangsang kembali dimana jari-jari tangan istriku meremas remas punggung Pak Deran dan Pak Deran mulai menggoyangkan pantatnya dan istriku mencengkeram punggung Pak Deran disertai nafas istriku mendengus- dengus dan tak lama kemudian pantat bahenol tersentak sentak mencapai orgasmenya ke empat. Malam itu, Pak Deran menyetubuhi istriku tanpa henti dan aku hanya dapat menghitung pantat bahenol istriku tersentak sentak lebih dari enam kali dan akhirnya Pak Deran menggenjot pantatnya naik turun semakin lama semakin cepat dan menghujam kan batang kemaluan sebesar kuda diserati erangan panjang dan bunyi “preet preeet”berulang ulang dari liang vagina istriku saat Pak Deran menumpahkan airmaninya di rahim istriku.

    Keesokkan paginya Pak Deran baru pulang meninggalkan istriku yang hampir pingsan dan seharian istriku tak dapat turun dari tempat tidur karena liang vagina dan bibir vagina istriku membengkak.

    Hari-hari berikutnya, istriku menolak dengan halus saat Pak Deran mengajak istriku bersetubuh dan sebagai gantinya sering kulihat istriku mengulum batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran dan istriku selalu berusaha menelan air mani Pak Deran saat Pak Deran ejakulasi di mulut istriku .

    Rupanya istriku hampir tiap hari mengulum batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran dan bahkan sering kulihat dua kali sehari dan hal ini merontokkan kesehatan Pak Deran yang akhirnya jatuh sakit dan pulang ke desanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentotin Arini Di Kampung

    Cerita Sex Ngentotin Arini Di Kampung


    948 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentotin Arini Di Kampung, Aku menemukan satu kampung unik ini secara kebetulan. Temanku yang bekerja di salah satu kementerian suatu hari mengajakku melakukan survey advance. Demikian istilah yang sering mereka gunakan untuk mempersiapkan suatu acara seremonial besar. Acara yang dipersiapkan adalah “Panen Raya Kedelai”.

    Temanku ini bekerja di bagian biro protokol, sehingga tugasnyalah menyiapkan segala sesuatu untuk kelancaran acara bagi menteri. Aku dengar malah bukan hanya menteri yang akan hadir, tetapi juga Presiden. Aku berdua dengan temanku sebut saja namanya Mario meluncur dengan kendaraan dinasnya ke arah Kabupaten Garut.

    Jam 9 pagi kami sudah berada di kantor Kabupaten Garut untuk melakukan koordinasi dengan pejabat setempat sekaligus membawa penunjuk jalan untuk menuju lokasi. Kami sempat rapat sebentar dengan Bupati dan segenap Muspida untuk persiapan acara ini. Akhirnya dipersingkat saja ceritanya aku dan Mario serta staf Dinas Pertanian Garut sampai di lokasi. Perkampungan yang agak jauh dari jalan raya. Tadi kuingat, dari Garut mengarah ke Pamanukan lalu membelok ke arah Timur. Dari jalan raya kami melalui jalan perkebunan tebu hampir satu jam baru sampai ke lokasi. Tempat yang kami datangi memang menghampar tanaman kedelai.

    Tempat acara sudah dipilih oleh pejabat setempat, suatu petak sawah yang kedelainya siap dipanen. Selesai meninjau lokasi kami melakukan rapat berlarut-larut di kantor kelurahan yang baru tuntas sekitar pukul 5 sore. “Pak menginap di sini saja pak, dari pada harus kembali ke Garut,” kata Lurah.

    Dia lalu memperkenalkan kepada kami kepada seorang wanita dengan umur kitaran 30 tahun yang memperkenalkan diri bernama Arini. Dia adalah Sekretaris penggerak PKK desa setempat. Mbak Arini kemudian ikut mobil kami untuk menunjukkan dimana kami akan menginap. Arini membawa kami ke kampung . Mobil berhenti di sebuah bangunan yang bagian depannya terdapat warung kopi. “ Pak mari turun, ini rumah saya,” katanya. Aku dan Mario diajak masuk ke dalam rumahnya. Lumayan lega juga di dalam. “Bapak nginap di sini saja, ini ada 3 kamar kosong, tapi ya keadaannya sederhana, maklum di desa,” kata Arini.

    Kami lalu dijak meninjau kamar, seperti kami meninjau kamar hotel. Untuk ukuran desa kamar yang dimiliki Arini cukup lumayan dan bersih. Aku kagum, karena tempat tidurnya semua adalah spring bed. Aku jadi bertanya-tanya siapa Arini, apa kerjanya dan mana suami dan anak-anaknya. Kami setuju dan Arini mengarahkan agar kami bertiga mengambil kamar sendiri-sendiri. “Santai saja pak, di sini tidak perlu buru-buru kayak di Jakarta,” kata Arini. Rumah Arini cukup besar dan sejak aku datang sampai selesai mandi dan ngopi aku belum menemukan suaminya atau anak-anaknya. “ Kamu tinggal sama siapa mbak, “ tanyaku penuh penasaran. “Sendiri saja pak, paling ya ditemeni sama yang kerja di warung itu.

    Saya sudah tidak punya suami lagi pak, sudah jomblo,” katanya genit. Aku menanyakan kenapa rumahnya punya banyak kamar, seperti hotel. “ O itu biasalah pak, sering ada yang nginap, kadang-kadang dari Jakarta juga, mereka kan mau rileks di sini,” kata Arini sambil senyum genit. Ketika Arini ke belakang Pak Maridjan, staf Dinas Pertanian Garut menjelaskan kepada kami bahwa di daerah ini kehidupan sangat bebas.

    Siapa saja yang kita inginkan, baik dia sedang punya suami, janda atau masih perawan bisa diajak tidur. Aku jadi berpandang-pandangan dengan Mario. Kami berdua memang penjahat kelamin. Sekembalinya Arini bergabung dengan kami pak Maridjan tanpa basa basi menanyakan ke Arini mengenai teman tidur yang bisa disediakan malam ini. “ Bapak-bapak mau yang model apa, “ tanya Arini. Agak repot juga menjawab pertanyaannya.

    “ Ya udah nanti pada saya panggilin, bapak-bapak tenang saja, ada yang abg ada yang stw,” kata Arini lalu berlalu. Dia berbicara dengan pembantu lakinya yang tidak lama kemudian pembantu itu pergi membawa sepeda motor. Sekitar 2 jam setelah kami makan malam, kami diajak melihat warung di depan. “ Itu pak anak-anaknya, bapak-bapak tinggal pilih saja yang mana itu ada 8 orang yang bisa siap malam ini nginap. Aku dan Mario menyapu pandangan ke seluruh cewek yang duduk di warung.

     Cukup lumayan juga. Mario dan Maridjan sudah menentukan pilihan. Arini memanggil mereka yang terpilih. “ Bapak yang mana,” tanya Arini kepadaku. “Wah agak susah juga nih menyebutnya, “ kataku. “ Kenapa pak gak ada yang cocok ya, nanti biar dipanggil lagi yang lain, “ kata Arini. “Nggak bukan itu , ndak perlu manggil lagi, tapi saya dari tadi naksir sama yang punya rumah,” kataku terus terang. “ Ah bisa aja si Bapak, saya mah udah tua, udah kendor pak.

    Takutnya nanti ngecewain,” katanya tersipu malu dengan pandangan genit. “ Ah tapi pandangan saya, yang punya rumah yang terbaik dari semua itu,” kataku mulai melambungkan pujian. Arini lalu memberi kode ke pada pembantunya laki-laki dan kepada perempuan yang tidak terpilih satu persatu meninggalkan warung. Maridjan dan Mario langsung menggiring pasangannya masuk ke kamar, sementara aku masih ngobrol dengan Arini.

    Aku banyak mengorek keterangan mengenai kehidupan di kampung ini. Menurut Arini masyarakat di kampung ini bebas terhadap masalah sex. Dia tidak tahu bagaimana awalnya sampai adat kampung ini demikian. “ Kalau bapak tinggal di sini baru bisa merasakan bahwa di sini masyarakatnya ramah dan masalah sex bukan hal yang tabu,” katanya. “Tapi bagaimana istri orang kok bisa diajak nginep,” tanyaku. “ Disini uang kan susah pak, Kalau istrinya dibooking, berarti kan dia dapat duit, seratus duaratus sudah besar di kampung, pak” katanya. “Pak kita terusin ngobrolnya dikamar saya saja pak,” kata Arini sambil menggandeng tanganku.

    Di dalam kamar Arini melepas semua pakaiannya, BH nya tinggal celana dalam dan dia memakai sarung setinggi dada. Dia tidak malu-malu bertelanjang di depan saya. Susunya cukup besar dan pahanya juga tebal sekali. Aku tidak perlu menceritakan secara rinci bagaimana pertempuranku dengan Arini. Dia memulai dengan memijat seluruh tubuhku lalu mengoral dan akhirnya kami mengayuh birahi. Permainannya cukup trampil dan tempeknya bisa dia mainkan sehingga penisku seperti di pijat-pijat.

    Kami bermain dua ronde lalu tertidur lelap sampai pagi. Pagi-pagi Arini sudah menyiapkan nasi goreng dengan telur mata sapi serta dua telur ayam kampung setengah matang untuk kami masing-masing. Aku merasakan ketenangan dan kedamaian di desa yang teduh. Hari ini aku dan Mario melanjutkan rapat koordinasi untuk ancara Panen Raya Kedelai. Soal apa yang kukerjakan kurang menarik untuk diceritakan, tetapi, ketika semua rampung sekitar pukul dua siang kami berdua kembali ke rumah Arini. Pak Maridjan kembali ke Garut.

    Arini menyambut kami, kami mengobrol sebentar. Saat Mario ke kamar mandi, Sofei mendekatiku, “ Pak ada janda baru cerai masih muda, anaknya cantik, saya lagi suruh dia di bawa kemari,” kata Arini. Aku sebenarnya agak rikuh, karena semalam sudah menunggangi Arini. Untuk berpindah ke lain hati sepertinya saya tidak punya perasaan. Tapi, si Arini yang menawarkan. “Begitu bebaskah pergaulan di desa ini sehingga tidak ada rasa memiliki,” batinku. Tidak lama kemudian datang 2 sepeda motor. Arini menyambut dan menggandeng salah seorang yang lalu diperkenalkan kepadaku. Gadis yang masih kelihatan masih sangat remaja itu disuruh duduk disampingku.

    Kuakui dia memang cukup cantik dan seksi. Yang seorang lagi juga seimbang cantiknya, tetapi tubuhnya lebih pendek, dan dia dijodohkan ke Mario. Arini tanpa basa-basi membuka omongan dengan memperkenalkan gadis yang disebelahku bernama Yaya, janda baru 3 bulan dan cewek Mario Mimin belum pernah kawin tapi sudah janda. Selama 3 hari kami menginap di rumah Arini, aku puas karena setiap malam berganti-ganti pasangan. Setelah pekerjaan Mario selesai dan dia harus kembali ke Jakarta, aku masih bertahan di desa itu. Selama seminggu aku memuaskan fantasi sex ku dikampung sex bebas ini.

    Kehadiranku di situ, rupanya cepat diketahui peduduk kampung. Warung Arini jika sudah sore sekitar jam 5 sering didatangi cewek-cewek. Mereka sengaja datang untuk aku pilih menjadi teman tidurku. Kegilaanku makin mejadi-jadi, karena aku mencoba berbagai tipe, dari mulai yang gendut, kurus, muda , STW dan berbagai tipe. Suatu hari aku digamit Arini, “ Pak itu ada orang nawarin anaknya yang masih perawan, bapak berminat gak. Aku melepas pandangan ke warung, terlihat seorang ibu didampingi gadis kecil. Kutaksir umurnya masih dibawah 15 tahun. Aku jadi penasaran ingin pula mencoba perawan kampung.

    Aku setuju dan harga yang ditawarkan ternyata juga tidak terlalu tinggi. Gadis kecil itu digandeng Arini masuk ke ruang tamu lalu dia menyuruh menyalamiku. Buset masih kecil sekali. Teteknya memang sudah nyembul, tetapi masih kecil sekali. Anaknya duduk disampingku menunduk malu diam saja. Aku berusaha mengorek informasi ternyata umurnya baru 13 tahun, baru lulus SD.” Kamu benar berani tidur dengan saya,” tanyaku. Dia menjawab dengan anggukan saja. “Sudah pernah pacaran,” tanyaku. Dia menggeleng. “Sudah pernah dicium laki-laki,” tanyaku lagi.

    Dia menggeleng lagi. Aku lantas bertanya dalam hati apa aku sanggup memerawani anak sekecil ini. Bukan soal menusukkan penis ke tempeknya, tetapi mengolahnya bagaimana ? Aku berdiri dan menarik Arini. Kami berbicara di dalam. Intinya aku minta bantuan Arini untuk mengajari anak ini memuaskan laki-laki. Arini terdiam, tampaknya dia berpikir sebentar. “ Emang kenapa kok pakai perlu dituntun, tancep aja kan sudah, kan anaknya juga sudah pasrah,” kata Arini. Aku lalu menjelaskan ke Arini bahwa anak sekecil itu belum bisa membayangkan kejadian seperti apa yang bakal dia alami ketika berdua dengan laki-laki.

    Aku minta Arini melakukan kursus singkat mempersiapkan dia agar benar-benar siap. Bukan hanya itu, Arini juga harus ikut di dalam kamar menunjukkan contoh dan cara meladeni laki-laki. Mungkin ini adalah pengalaman pertama bagi Arini memberi training sex sampai pada praktek. Aku pun baru pertama kali ini menghadapi perempuan kecil. Jiwa petualanganku lah yang mendorong aku ingin mencicipi daun muda. Arini akhirnya paham. Dia lalu menarik anak itu dan kelihatannya dia diminta membantu-bantu Arini.

    Aku memang mencadangkan energi untuk eksekusinya nanti malam sekitar jam 10. Sekarang baru jam 5 sore. Arini punya waktu 5 jam untuk mempersiapkan anak itu sebelum ditikam. Sementara itu aku memanfaatkan waktu senggang dengan beristirahat tidur dulu mempersiapkan stamina. Selama ini setiap malam aku bertempur minimal 3 ronde. Jam 8 malam aku dibangunkan Arini untuk makan malam. Aku duduk di meja makan. Kulihat Arini mengajari Gita, demikian namanya untuk meladeniku makan. Ia mengambilkan piring, lalu menyendokkan nasi, mengambilkan lauknya lalu menyerahkan ke aku.

    Setelah itu dia makan disampingku. Pembawaannya kelihatan masih canggung, malu menunduk terus, tidak bicara kalau tidak ditanya. Gita cukup ayu, kulitnya agak gelap, rambutnya sebahu lebih sedikit. Rambutnya kelihatan masih belum begitu kering, sekelebat memancarkan bau harum. Tadi ketika baru datang terasa bau anak kampung, dan rambutnya samar-samar bau minyak kelapa. Arini kelihatannya membersihkan dan mempersiapkan Gita sebelum aku santap nanti malam.

    Selesai makan kami ngobrol sambil menonton TV. Sekitar sejam kemudian kami digiring Arini memasuki kamar. Setelah di dalam kamar, Arini mengajak Gita keluar lagi. Aku berganti celana pendek dan kaus oblong lalu berbaring di tempat tidur. Tidak lama kemudian Arini dan Gita masuk. Mereka berdua sudah berkemben sarung. Aku diminta Arini membuka kaus dan tidur telungkup. Arini mengajari Gita memijati seluruh tubuhku. Pijatannya tidak terasa, tekanannya terlalu ringan. Aku maklum sajalah, karena dia masih kecil dan mungkin baru pertama kali memijat laki-laki dewasa. Berrkali-kali Arini memberi instruksi cara memijat.

    Setelah seluruh bagian belakang badanku dipijat, aku diminta telentang. Arini mengajak Gita membuka sarungnya. Mereka berdua lalu bugil setengah badan. Tetek Arini besar bergayut-gayut, sementara susu Gita masih kecil, kelihatannya baru tumbuh. Pentilnya masih kecil. Arini mengarahkan Gita melepas celana luar dan celana dalamku. Gerakannya agak kaku, malah terasa agak gemetar. penisku langsung tegak ketika celana dalamku diloloskan. Arini dengan bahasa setempat mengajari Gita memegang-megang penisku lalu disuruh mengocok pelan.

    Nikmat sekali rasanya meskipun genggamannya kecil. Arini mengambil alih dan mengajari bagaimana melakukan oral terhadap penisku. Mulanya Gita menolak, kata dia jijik. Arini lalu mencontohkan mengoralku. Arini memang sudah piawai dengan hisapan dan jilatan. Gita diminta mengikuti apa yang baru saja dilakukan Arini. Dengan ragu-ragu mendekatkan kepalanya dan dia mulai menjulurkan lidahnya menjilat penisku. Arini setengah memaksa, sampai akhirnya Gita mau mengulum kepala penisku dan menjilati buah zakarnya.

    Tidak begitu nikmat rasanya, tetapi karena yang menjilat ini adalah anak yang belum punya pengalaman, aku merasakan sensasi yang luar biasa. Hampir setengah jam aku dioral, lalu Gita dibaringkan di sebelahku. Ia membuka dulu celananya, sehingga Gita dan Arini sekarang sudah bugil. Belum ada bulu jembut dikemaluan Gita, tempeknya cembung dan belahannya rapat seperti tempek anak bayi. Aku dipersilakan Arini untuk mencumbu Gita. Aku bangkit dan mulai menciumi pipi Gita.

    Wajah Gita ketakutan. Kupegang, telapak tangannya dingin. Aku mencoba mengulum bibirnya. Arini terus-menerus memberi instruksi bagaimana Gita harus membalas ciumanku. Meski kelihatan agak terpaksa, Gita membuka mulutnya dan menyambut uluran lidahku. Setelah kurasa cukup mengulum bibirnya. Ciumanku berpindah ke bagian telinga lalu turun ke leher. Gita menggelinjang sambil mengatakan rasanya geli sekali. Sementara itu aku merabai tetek kecilnya yang masih sangat kenyal. Aku berhati-hati meremas, karena mungkin saja dia kesakitan kalau aku remas terlalu keras. Aku menjilati kedua puting susunya yang mengeras, dan masih sangat kecil.

    Gita tertawa sambil menahan geli. Arini memarahi Gita agar jangan ketawa dan harus menahan rasa gelinya. Gita terus saja menggelinjang-gelinjang menahan rasa geli dari jilatanku. Aku mengindra bahwa nafas Gita mulai memburu dan terdengar detak jantungnya semakin cepat. Mungkin saja anak ini mulai terangsang, atau dia sedang merasakan ketakutan.

    Sambil kujilati teteknya aku meraba selangkangannya. Belahan tempeknya masih kering. Jika cewek dewasa, tanda di tempeknya yang masih kering itu berarti dia belum terangsang, tetapi bagi cewek bau kencur ini, aku belum punya pengalaman. Bisa saja dia sudah mulai terangsang, tetapi lendir vag|nanya belum berproduksi sempurna. Atau memang dia belum terangsang sama sekali, karena tercekam rasa takut dan kegelian. Dari bagian teteknya aku turun menciumi gundukan tempeknya. Arini membantuku melebarkan kakinya.

    Aku berpindah diantara kedua kakinya lalu menjulurkan lidahku ke belahan tempeknya. Gita menggelinjang-gelinjang sambil tertawa kegelian. Arini memarahi Gita agar jangan tertawa. Gita beralasan dia tidak dapat menahan rasa geli. Aku menguak belahan tempeknya, Terlihat merah di dalamnya dan lubang vag|nanya sangat kecil. Tampaknya satu jariku pun tidak muat ditusukkan ke lubang itu.

    Lipatan bibir dalamnya agak menonjol, sehingga ketika tempeknya tertutup lipatan kulit labia minoranya menyembul keluar. Belum ada kerutan di kulit labia minoranya. Aku mulai menjilati lipatan kulit tempek bagian dalam itu. Gita menggelinjang terus kegelian. Aku memaksa menjilatinya terus, tanpa menyentuh bagian clitorisnya. Aku sadar kalau dia belum terangsang maka rasa geli dan ngilu tidak akan mampu dia tahan.

    Setelah Gita agak tenang dan tidak bergerak-gerak lagi, lidahku baru mulai menggapai kulit penutup clitorisnya. Gita menggelinjang setiap kali lidahku menyentuh kulit penutup clitoris itu. Dia menggelinjang-gelinjang terus. Namun dari perasaanku mengatakan bahwa gelinjang nya kali ini karena rangsangan. Lidahku mulai mencari ujung clitorisnya. Agak terasa mengeras daging seperti daging tumbuh.

     Gita mulai memasuki gelombang rangsangannya sehingga secara tidak sadar dia merengek-rengek nikmat. Aku meraba lubang tempeknya mulai terasa berlendir. Cukup lama juga aku mengoral Gita, sampai aku pegal, tetapi dia tidak bisa mencapai orgasme. Karena bosan akhirnya aku bangkit dan melanjutkan episode berikutnya memerawaninya. Sebelum penisku ku tusukkan Arini mengalasi bagian bawah tempek Gita dengan kain batik. Mungkin Arini menghindarkan spreinya terkena darah perawan.

    Aku melumuri penisku dengan ludah sebanyak-banyaknya dan juga lubang tempek Gita. Dengan bantuan dan tuntunan Arini penisku diarahkan ke lubang tempek Gita. Dia agak berjingkat ketika penisku mulai menusuk gerbang tempeknya. Gita mengeluh tempeknya perih. Arini menginstruksikan Gita menahan sakit yang kata Arini cuma sebentar. penisku pelan-pelan menikam lubang tempek Gita. Ketat sekali rasanya lubang tempek anak bau kencur ini.

    Meski penisku sudah di dalam lubang memek, tetapi untuk memajukannya sulit sekali. Aku mencoba menarik sedikit lalu menekan lagi demikian berkali-kali sampai kepala penisku masuk seluruhnya. Untuk masuk lebih jauh terasa halangan selaput daranya. Gita sudah bercucuran air mata dan dia kelihatannya menangis meski tanpa suara. Arini mengusap-usap rambutnya sambil menghibur bahwa sakitnya cuma sebentar. “ Sebentar lagi kamu ngrasai enak, tahanlah,” begitulah kira-kira kata Arini dalam bahasa lokal.

    Setelah agak lancar gerakanku, aku mulai menekan perlahan-lahan dengan tenaga ekstra sampai terasa menjebol sesuatu di dalam rongga tempek itu. Gita menjerit kesakitan. penisku langsung bisa maju terus sampai akhirnya tertelan tempek Gita seluruhnya. Aku menahan beberapa saat sampai Gita tenang dan berkurang rasa sakitnya. Setelah itu ketika aku melakukan gerakan menarik sedikit Gita kelihatan tegang dan merintih. Aku hunjamkan lagi begitu berkali-kali sampai dia tidak terlihat ekspresi kesakitan.

     Aku pun lantas melakukan gerakan lebih jauh maju mundur. Memang terasa sempit dan ketat sekali. Maklumlah tempek anak kecil yang belum berkembang dipaksa menerima penis orang dewasa. Aku tidak mampu bertahan sehingga lepaslah spermaku di dalam tempeknya. Ketika kucabut penisku, terlihat ada guratan merah bercampur dengan sperma. Gita terdiam pasrah, seperti orang pingsan. Arini membantu membereskan bekas maniku dan membersihkan batang penisku dengan handuk basah. Dia juga membersihkan tempekk Gita yang ada lelehan maniku bercampur darah.

    Sekitar satu jam kami bertiga istirahat berbaring. Aku dipinggir disebelahku Gita lalu Arini. Kami bertiga bugil. Aku merasa canggung juga meminta Arini ikut di dalam pertempuran ini. Perannya memang besar. Jika dia tidak memberi arahan, bisa-bisa aku gagal memerawani Gita. Untuk membalas jasanya aku bangkit dan langsung nyosor menindih Arini.

    Arini tidak siap dia terkejut. Dia mungkin sudah setengah tidur. Aku menciumi mulutnya menghisap kedua teteknya yang menggelembung dan menyedot-nyedot pentilnya. Setelah dia terbakar birahinya aku mulai turun menjilati clitorisnya. Arini tanpa malu-malu mengerang-ngerang nikmat. Dia kuoral sampai orgasme yang ditandai dengan jeritannya. Semua adegan itu disaksikan Gita sambil dia duduk bersila. Aku lalu menancapkan penisku yang sudah 75 persen mengeras.

    Aku genjot Arini dengan posisi Man On Top. Bosan pada posisi itu kami ganti posisi Arini diatas. Dia menggenjot penisku sampai dia mencapai orgasmenya dengan jeritan dan ambruk ke dadaku. penisku masih menegang dan belum ada tanda-tanda mencapai puncaknya. Arini kuminta nungging lalu aku menusuknya dari belakang.

     Arini mengerang-negerang kembali sampai dia mendapat orgasme lagi. Lubang tempek Arini sudah sangat licin sehingga aku mengambil handuk basah untuk membersihkan lendir dari penisku dan menyeka lendir dari tempek Arini. Aku kembali mengambil posisi MOT, dengan berbagai gaya mulai dari kaki Arini ditekuk sampai kakinya di letakkan di pundakku.

    Hampir 45 menit aku menggenjot Arini dengan berbagai gaya dan aku sudah merasa mulai lelah, maka aku berusaha berkosentrasi untuk mencapai puncak kenikmatan. Akhirnya sampai juga kenikmatanku dan aku benamkan sedalam-dalamnya penisku ke dalam memek Arini. Setelah beristirahat sebentar Arini lalu keluar berbalut sarung bersama dengan Gita. Mereka kelihatannya menuju kamar mandi.

    Setelah mereka keluar, aku juga merasa agak sesak pipis, maka dengan hanya bersarung aku menuju kamar mandi satu-satunya dirumah itu. Aku mengetuknya dan Arini membuka pintunya. Arini dan Gita sedang jongkok membersihkan nonoknya. Arini mengajari Gita berkumur dengan larutan penyegar dan membersihkan daerah kewanitaan dengan sabun khusus. Sementara itu aku ditelanjangi Arini dan Gita disuruh menyabuni seluruh bagian kelaminku sampai bagian dubur.

    Kami bertiga keluar dari kamar mandi. Jam di dinding menunjukkan pukul 1 Gita hari. Perutku terasa lapar dan hal itu kusampaikan ke Arini. Dia menawarkan membuatkan mi instan. Aku pun setuju. Dengan hanya berkemben sarung Arini dan Gita mempersiapkan mie instan ditambah dengan telur. Kami bertiga makan mi instan hangat. Lumayan kenyang juga.

    Aku lalu kembali ke kamar mandi mengosok gigi. Mereka berdua sudah berbaring di bed ketika aku masuk kamar. Aku disisakan tempat di tengah. Kami pun tidur bertiga sampai pagi. Pada pagi hari penisku masih bisa berdiri dan aku menggarap Gita. Dia tidak terlalu merasa sakit, tetapi di wajahnya terlihat masih ada trauma. Aku akhirnya tinggal sebulan di rumah Arini, mendapat 5 perawan dan setiap malam berganti-ganti pasangan. Aku senang dengan suasa desa itu. Aku sampai bercita-cita membeli sebidang tanah dan rumah serta sawah di kampung ini.

    Dari pengalamanku menjajal potensi desa ini aku mendapatkan kesimpulan bahwa wanita yang berkulit agak gelap, tetek tidak terlalu besar dan badannya terlihat kencang serta mukanya bersih dari jerawat, tempeknya rasanya sangat nikmat. Sementara itu wanita yang teteknya gede alias Toge, hanya indah dipandang, tetapi tempeknya kurang nikmat dan permianannya di ranjang kurang agresif. Aku sering ke desa ini menghabiskan liburanku. Aku akhirnya dikenal luas di desa ini sampai ke aparat desa pun aku akrab. itulah cerita seks ku yang sangat kusukai sampai saat ini.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nafsu Birahi Yang Menggila

    Cerita Sex Nafsu Birahi Yang Menggila


    947 views

    Perawanku – Cerita Sex Nafsu Birahi Yang Menggila, Pergaluanku dikota sungguh sangat bebas sekali, tapi sebagai wanita aku masih tetap berusaha menjaga kewanitaanku sebaik mungkin. Aku suka nongkrong, suka dugem, bahkan aku juga kadang merokok tapi aku sangat menjauhi yang namanya hubungan Sex.

    Sampai kisah ini aku tulis aku sudah tak bisa lagi menjaga kewanitaanku, bahkan semenjak kejadian pagi itu aku menjadi sorang wanita yang sangat haus dengan Sex. Aku merasakan tidak cukup jika aku Cuma disetubuhi satu laki-laki, aku baru merasa sangat puas jika aku disetubuhi 2 atau 3 laki-laki sekaligus. Entah apa yang membuatku bisa menjadi seperti ini. Ini ceritaku.

    Perkenalkan namaku Nindy, aku mempunyai perawakan yang sangat menarik dibandingkan dengan teman-temanku. Dari semua sisi aku lebih unggul dari mereka semua, badanku yang langsing, buah dadaku yang sintal dan berukuran lumayan besar 34B, dan pantatku yang kata teman laki-laki ku sangat montok. Itu yang membuatku sangat percaya diri.

    Aku dan Dua teman wanitaku namanya Tari dan Hilda dan 3 teman laki-laki ku namanya Nando,Raka dan Bima mempunyai rencana untuk ke villa ku yang ada dipuncak untuk sekedar refresing menghilangkan penat. Dan setelah hari dan jam disepakati akhirnya semua teman-temanku itu menuju kerumahku dan kita langsung berangkat kepuncak.

    Kira-kira 3 jam perjalanan akhirnya kita sampailah dipuncak. Kita langsung bisa menempati villa karena sehari sebelumnya kami sudah menyuruh penjaga untuk membersihkan seluruh ruangan Villa. Dan akhirnya kami langsung masuk dan memilih kamar masing-masing dan langsung rebahan karena sudah merasa capek dijalanan.
    Setelah kurang lebih 30 menita kami istirahat masing-masing akhirnya kami semua berkumpul diruang tamu yang luas. Saat itu lah aku melihat Raka dan Hilda bermesraan, karena emang mereka berdua pacaran. Dan yang lain juga hanya memandinginya saja sambil kadang-kadang mengjeknya dengan yang mesum-mesum.
    Timbullah rasa iri dalam hatiku melihat kemesraan Nando dan Hilda, tapi aku tahan rasa itu. Setelah santai-santai selesai akhirnya malam menjelang malam tiba, aku, Tari dan Hilda menyiapkan makan untuk makan nanti malam, sementara yang laki-laki menata-nata meja diluar Villa, biar suasana makan malam terasa romantis. Jam 7 tepat semua makanan dan tempat sudah tertata rapi akhirnya kita semua bersenang-senang serasa pesta kecil-kecilan.

    Gurauan-gurauan terus keluar dari mulut kita, baik candaan yang menjorok tentang Sex, ataupun hal-hal mesum lainnya keluar dari kita semua karena kami semua sudah terbiasa dengan candaan yang seperti itu.
    Tari dan Hilda sudah biasa melakukan hubungan Sex tapi kalau aku belum pernah sama sekali. Tapi aku juga sudah terbiasa karena aku sudah berteman dengan mereka lama sekali. Setelah malam itu selesai akhirnya kita menuju kamar.
    Dalam suasana hening dan kegelapan malam aku mendengar suara desahan-desahan dari kamar raka, semakin lama semakin keras suaranya, dengan rasa penasaran aku langsung keluar untuk mengintipnya, dan yang kulihat ini sangatlah HOT, raka sedang menyetubuhi Hilda dengan buasnya. Raka memompa meki Hilda dengan sangat perkasa, sungguh yang aku lihat secara langsung ini membuat birahiku langsung meningkat. Tapi apa daya, aku hanya bisa melihat saja.

    Malam itu aku jadi tidak bisa tidur gara-gara adegan Sex raka dan Hilda yang menurutku sangatlah HOT. Serasa aku juga ingin melakukannya, tapi itu hanya angan-angan saja. malam itu sungguh sunyi sekali, aku yang tidak bisa tidur hanya ditemani dengan desahan-desahan dari Hilda yang tubuhnya sedang dinikmati oleh Raka. Sampai aku terbangun keesokan harinya.
    Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Tari dan Nando menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.
    Selesai dari kamar mandi aku mencari Tari dan Nando, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan live show yang spektakuler. Tubuh Tari setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Nando berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Tari, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Tari, tak lama kemudian Nando meletakan kedua tungkai kaki Tari dibahunya dan kembali menyantap segitiga venus yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Tari berkelojotan diperlakukan seperti itu.

    “Sssssshh.. sshh.. aaaahh” desis Tari.
    “Oouuuuhh.. Nan.. nikmat sekalii.. sayang”
    “Gigit.. Nan.. pleasee.. gigitt”
    “Auuuuuwww.. pelan sayang gigitnyaa”
    Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Tari mencengkram kepala Nando, tangan lainnya meremas-remas payudara 36B nya sendiri serta memilin putingnya. Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Tari yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum Penis Nando, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Tari sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Nando.
    “Aaaaaahh.. aauuuuugghh.. teruss sayangg” desah Nando.
    “Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”
    Suara desahan dan erangan membuat Tari tambah bernafsu melumat Penis Nando.
    “Ohh.. Tarii.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Nando.

    Tari menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Nando berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Nando, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. “Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Tari mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Nando mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Tari.
    Sebaliknya, milik Nando yang menegang keras dirasakan oleh Tari mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

    Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan live show bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam celana dalamku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.

    “Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Tari! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.
    “Ehh Nin.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Tari terkejut.
    “Iya Tar.. balik lagi.. perut mules”
    “Aku suruh Nando beli obat ya”
    “Ngga usah Si.. udah baikan kok”
    “Yakin Nin?”
    “Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Tari yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.

    Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Bima langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Tari dan Nando menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Raka dan Bima, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah.
    Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Raka yang pertama melihat kegelisahanku.

    “Kenapa Nin, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.
    “Ngga lagi, ngaco kamu Rak” sanggahku.
    “Kalau horny bilang aja Nin.. hehehe.. kan ada kita-kita” Bima menimpali.
    “Rese nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.
    Raka tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Raka tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
    “Santai Nin, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Raka sambil meremas pundakku.

    Remasan dan terpaan nafas Raka saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Raka menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
    “Remas aja paha aku Nin daripada rok” bisik Raka lagi.
    Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang geboy saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Raka dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
    “Ngga usah malu Nin, santai aja” lanjutnya lagi.
    Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang wow kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Raka melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

    Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Raka sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Raka yang semakin menjadi-jadi.
    “Nin gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Raka seraya mengecup pundakku.
    Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
    “Jangan Rak” namun aku berusaha menolak.
    “Kenapa Nin, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Raka tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha jaim.

    “Rak.. ahh” desahku tak tertahan lagi.
    “Enjoy aja Nin” bisik Raka lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
    “Ohh Rak” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat live show dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
    Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Raka di leher dan telingaku. Bima yang sedari tadi asik nonRak melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya. Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Raka semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut celana dalam. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Bima di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.

    “Agghh.. Rak.. Bim.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.
    Bima menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34B ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Raka juga beraksi memasukan tangannya kedalam celana dalam meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.
    “Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.
    Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Bima melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Raka menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Bima pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

    Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Bima kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
    “Aaahh.. Raak.. Bim.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”
    “Nikmatin Nin.. nanti bakal lebih lagi” bisik Bima seraya menjilat dalam-dalam telingaku.
    Mendengar kata lebih lagi aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Raka melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Bima-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.

    “Aaagghh.. Rakn.. Bim.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.
    Raka dan Bima menyudahi hidangan pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Bima di payudara dan Raka di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku.

    Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Bima mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Bima sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Raka sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.
    Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai hidangan utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Raka yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Raka menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Bima yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

    “Aaahh.. Raak.. Bim.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.
    Raka kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali.
    Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. Penis Bima! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Bima tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

    “Jilat.. Nin” perintahnya tegas.
    Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Bima mendesah-desah merasakan jilatanku.
    “Aaahh.. Niiin.. jilat terus.. nngghh” desah Bima.
    “Jilat kepalanya Nin” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
    Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Bima mendesis desis.
    “Ssshh.. nikmat sekali Nin.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.
    Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala Penisnya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Bima meringis.
    “Jangan pake gigi Nin.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Bima mendesis nikmat.
    “Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Nin”
    Melihat Bima saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian Penisnya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Raka yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok Penis Bima yang separuhnya berada dalam mulutku.

    Beberapa saat kemudian Bima mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Bima bertambah beringas mengeluar-masukan Penisnya dan.
    “Aaagghh.. nikmatt.. Ninr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Bima, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.
    Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Raka tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.

    “Gila Bima.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.
    “Sorry Nin.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Bima dengan tersenyum.
    “Udah Nin jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Raka seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.
    Raka benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Bima saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Raka membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi.

    Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Raka menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

    Raka merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Raka.

    “Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.
    “Teruss.. Rakn.. aakkhh”
    Aku menjadi lebih menggila waktu Raka mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.
    “Ssshh.. nikmat Raak.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.
    Tak lama kemudian Raka merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Raka membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung Penisnya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

    “Aauugghh.. Raak.. pelann” jeritku lirih, saat kepala Penisnya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.
    Raka menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Raka.

    “Ooohh.. Raak.. sshh.. aahh.. enakk Raak” desahku lirih.
    Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
    “Enak.. Nin” tanya Raka berbisik.
    “He ehh Raak.. oohh enakk.. Raak.. sshh”
    “Nikmatin Nin.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.
    “Ooohh.. Raaak.. ngghh”
    Raka terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung Penisnya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Raka menekan Penisnya lebih dalam membelah kewanitaanku.
    “Auuhh.. sakitt Raaak” jeritku saat Penisnya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Raka menghentikan tekanannya.

    “Pertama sedikit sakit Nin.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Raka seraya menjilat dan menghisap telingaku.
    Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Raka yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku. Raka kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh Penisnya dan mengeluar-masukannya. Gesekan Penisnya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.
    “Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Raak.. empphh” desahku tak tertahan.
    “Ohh.. Niin.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Raka diantara lenguhannya.
    “Agghh.. terus Raak.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman Penis Raka di kemaluanku.

    Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit Penis Raka menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
    “Rakaa.. oohh.. tekan Raak.. agghh.. nikmat sekali Raak” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.
    Tubuhku mengejang, kupeluk Raka erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

    Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Raka mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda.

    Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Raka sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Raka, Bima yang sedari tadi hanya menonRak serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

    Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Bima, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Bima kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan Penis Raka mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.
    “Aaargghh.. Niiin.. enak banget.. terus Nin.. goyang terus” erang Raka.

    Erangan Raka membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Bima.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini. Bima yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Raka duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
    “Isep Nin” pinta Raka, segera kulumat Penisnya dengan rakus.
    “Ooohh.. enak Niiiin.. isep terus”
    Bersamaan dengan itu kurasakan Bima menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala Penisnya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Bima-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Raka-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya.

    Tusukan-tusukan Penis Bima serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang Penis didalam tubuhku. Batang kemaluan Raka kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.
    “Niiin.. terus Niiin.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Raka.

    Aku tahu Raka akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Raka.
    “Aaagghh.. nikmat banget Niiin.. isep teruss.. telan Niiin” jerit Raka, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Raka, kuhisap Penisya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu.
    Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Raka yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.
    Raka beranjak meninggalkan aku dan Bima, sepeninggal Raka aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Bima yang begitu bernafsu dalam posisi doggy style dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Bima bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.

    “Ssshh.. engghh.. yang keras Bim.. mmpphh”
    “Enak banget Bim.. aahh.. oohh”
    Mendengar eranganku Bima tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan. Sedang asiknya menikmati, Bima mencabut Penis dan Ibu jarinya.
    “Bimaaa.. kenapa dicabutt” protesku.
    “Masukin lagi Biiim.. pleasee” pintaku menghiba.

    Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Bima berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
    “Bimaa.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Bima jangan melakukannya.
    Bima tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

    “Aduhh sakitt Bim.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Bima.
    “Rileks Niiin.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.
    Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Bima yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.

    “Aaahh.. aauuhh.. oohh Bim” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Bima yang besar itu.
    Bima dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Bima menghujamkan Penisya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.
    Raka yang sudah pulih dari istirahatnya tidak ingin hanya menonRak, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Raka kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Raka merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya.
    Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Bima yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat Penis mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

    Bima yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, Penisnya tetap berada didalam anusku. Raka langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan Penisnya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku.
    Bima dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Raka melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Raka yang semakin buas dibarengi sodokan Bima, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.

    “Aaagghh.. ouuhh.. Raaak.. Bim.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.
    Cerita Sex Nafsu Birahiku Yang Menggila – Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Raka kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.

    “Aduuhh.. Raaak.. Bim.. nikmat sekalii”
    “Aaarrghh.. Niiin.. enakk bangeett”
    Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

    Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Bima dan Raka yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai.
    Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila dijarah oleh dua atau tiga pria sekaligus.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Perawan Hot Hot

    Perawan Hot Hot


    947 views

    Cerita Sex ini berjudulPerawan Hot HotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sungguh hari itu tidak pernah terbayang olehku dimana saya bisa merasakan memek perawan anak kost yang seksi, Pertama kali saya mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotsaya pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih.

    Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya. Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga saya tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagilagi saya beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya saya.

    Suatu hari saya ada acara keluar kota ,iseng saya mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,saya memberanikan diri mengelus elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

    Saya tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak saya menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,saya coba merayunya bahwa saya ingin mengelus walau hanya sebentar.

    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.

    Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah, sambil tetap menyetir saya tarik reslting celansaya dan saya keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,saya pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

    Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku katanya
    Hmm,susumu juga kenyal sekali katsaya sambil menikmati elusan tangannya pada penisku

    Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung saya cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya.

    Akh,Ang jangan terlalu keras katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
    Maaf,habis susumu kenyal sekali kata saya
    Iya ,tapi sakit katanya
    Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk katsaya berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

    Sesampainya didalam saya peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
    Akh,Ang ..shhhhhhhh kata mendesah

    Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusapusap penisku sesekali meremasnya sehingga saya merasakan nikmat yang tak terhingga.

    Ukh,teruskan yang katasaya
    Ikh besar sekali,panjang lagi katanya.
    Ssssst ,katsaya sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

    Akh,.teruskan pelan pelan katanya sambil meremas penisku.Kemudian saya menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak hentihenti mendesah .

    Sekarang giliranmu sayang katsaya padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .

    Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu bulu hitam halus.

    Perlahan lahan saya menaikinya ,kugosokgosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.

    Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku katanya sambil menarik pinggangku
    Baiklah ,sayang saya masukkan ya katsaya sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena tsayat dia kesakitan,sempit sekali.

    Aduh..,sakit Ang akh.. katanya
    Sebentar juga hilang katsaya,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

    Terus .lebih cepat akhukh nikmat sekali kontolmu yang katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 28 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

    Akh.terus goyang pinggulmu katsaya padanya,dan dia menuruti katsaya menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawsaya sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah.

    Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu saya segera berbisik padanya bahwa saya akan bertanggung jawab atas semua ini.

    Barulah dia berubah riang kembali dan saya mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Di Hajar

    Cerita Sex Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Di Hajar


    946 views

    Perawanku – Cerita Sex Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Di Hajar, Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.

    Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

    Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

    Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

    Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Wanita Belia Menggairahkan

    Wanita Belia Menggairahkan


    946 views

    Cerita Sex ini berjudulWanita Belia MenggairahkanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – 17 tahun yang lalu tepat di bulan ini… ya bulan mei… mengingatkan kita akan tragedi 98… eh… salah kita seharusnya membahas tentang Cerita Sex, Cerita Seksual, kisah Mesum dan sejenisnya… langsung yuk cyinnn cusss… Sеbаgаi ѕеоrаng Ibu rumаh tаnggа реkеrjааn раgi itu ѕudаh aqu ѕеlеѕаikаn ѕеmuа.

    Aqu hеmраѕkаn diriku di ѕоfа ruаng kеluаrgа untuk mеlihаt асаrа TV раgi itu. Sеsudah aqu рindаh-рindаh сhаnnеl TV tеrnуаtа ggag аdа асаrа yg mеnаrik. Akhirnуа aqu рutuѕkаn untuk tidurаn di kаmаr tidur.

    Sеsudah mеrеbаhkаn tubuhku bеbеrара lаm tеrnуаtа mаtа ini tak mаu tеrреjаm. Rumаh yg bеѕаr ini tеrаѕа ѕаngаt ѕерi раdа waktu-waktu ѕереrti ini. Mаklum ѕuаmi bеkеrjа di kаntоrnуа рulаng раling аwаl jаm 17.00 ѕоrе, ѕеdаng аnаkku yg реrtаmа kuliаh di ѕеbuаh PTN di Jogjakarta.

    Anаkku yg yg kеduа tаdi раgi mintа ijin untuk рulаng ѕоrе kаrеnа аdа kegiatan еxtraqurikulеr di ѕеkоlаhnуа. Sеbаgаi ѕеоrаng isteri реgаwаi реmеrintаh yg mараn aqu diuѕiа yg 40 tаhun mеmрunуаi kеѕеmраtаn untuk mеrаwаt tubuh. Kawan-kawanku ѕеring mеmuji kесаntikаn dаn kеѕintаlаn tubuhku.

    Tetapi yg ѕеring mеmbuаtku riѕih аdаlаh tаtараn раrа laki laki yg ѕеоlаh mеnеlаnjаngi diriku. Bаhkаn kawan-kawan аnаkku ѕеring bеrlаmа-lаmа bеrmаin di rumаhku. Aqu tаhu ѕеringkаli mаtа mеrеkа mеnсuri раndаng kераdaqu.

    Rumаhku tеrlеtаk di рinggirаn kоtа Jоgjа, kаwаѕаn yg kаmi huni bеlum tеrlаlu раdаt. Hаlаmаn rumаhku mеmаng luаѕ tеrutаmа bаgiаn dераn ѕеdаng untuk bаgiаn ѕаmрing аdа hаlаmаn tetapi bаnуаk ditumbuhi рероhаnаn rindаng. Kаmi mеmbuаt tеrаѕ jugа diѕаmрing rumаh kаmi. Sеdаng kаmаr tidurku dаn ѕuаmiku mеmрunуаi jеndеlа yg bеrhаdараn lаngѕung dgn hаlаmаn ѕаmрing rumаh kаmi.

    Bеlum ѕеmраt mеmеjаmkаn mаtа aqu tеrdеngаr ѕuаrа bеriѕik dаri hаlаmаn ѕаmрing rumаhku. Aqu bаngkit dаn mеlihаt kеluаr. Kulihаt duа аnаk SMP yg ѕеkоlаh didеkаt rumаhku. Mеrеkа kеlihаtаn ѕеdаng bеruѕаhа untuk mеmеtik mаnggа yg mеmаng bеrbuаh lеbаt. Tеntu ѕаjа kаu ѕеbаgаi реmilik rumаh tak ѕеnаng реrilaqu аnаk-аnаk tеrѕеbut. Bеrgеgаѕ aqu kеluаr rumаh.

    Sеrауа bеrkасаk рinggаng aqu bеrkаtа раdа mеrеkа,

    “Hеу, jаngаn diреtik dulu nаnti kаlаu ѕudаh mаѕаk раѕti Ibu kаѕih”.

    Tеntu ѕаjа mеrеkа bеrduа kеtaqutаn. Kulihаt mеrеkа mеnundukkаn wаjаhnуа. Aqu yg tаdi hеndаk mаrаh аkhirnуа mеrаѕа ibа.

    “Ggag ара-ара kоk, ѕауа hаnуа mintа jаngаn diреtik kаn mаѕih bеlum mаtаng nаnti kаlаu ѕаkit реrut bаgаimаnа” aqu mеnсоbа mеnghibur.

    Sеdikit mеrеkа bеrаni mеngаngkаt wаjаh. Dаri dаndаnаn dаn реnаmрilаn mеrеkа kеlihаtаn bаhwа mеrеkа аnаk оrаng mаmрu. Mеlihаt wаjаh mеrеkа yg ibа аkhirnуа aqu mеngаjаk mеrеkа kе dаlаm rumаh. Aqu tаnуа kеnара раdа jаm-jаm bеlаjаr mеrеkа kоk аdа diluаr ѕеkоlаh tеrnуаtа реlаjаrаn ѕudаh hаbiѕ guru-guru аdа rараt.

    Sеsudah tаhu bеgitu aqu mintа mеrеkа tinggаl ѕеbеntаr kаrеnа mungkin mеrеkа bеlum dijеmрut. Iѕеng-iѕеng aqu jugа аdа kawan untuk ngоbrоl. Bеnаr dugааnku mеrеkа аdаlаh аnаk-аnаk оrаng kауа, kеduаnуа meskiрun mаѕih kесil tetapi aqu dараt mеlihаt gаriѕ-gаriѕ kеtаmраnаn mеrеkа yg bаru munсul ditаmbаh dgn kulit mеrеkа yg рutih bеrѕih. Yg ѕаtu bеrnаmа Nаndо yg ѕаtunуа lаgi bеrnаmа Ikѕаn.

    Sewaktu ngоbrоl aqu tаhu mаtа-mаtа mеrеkа ѕеring mеnсuri раndаng kе bаgiаn dаdaqu, aqu bаru ѕаdаr bаhwа kаnсing dаѕtеrku bеlum ѕеmраt aqu kаnсingkаn., ѕеhinggа buаh dаdaqu bаgiаn аtаѕ tеrlihаt jеlаѕ. Aqu bеrрikir lаki-lаki itu ѕаmа ѕаjа dаri yg mudа ѕаmраi yg tuа.

    Sеmulа aqu tak ѕukа dgn реrilaqu mеrеkа tetapi аkhirnуа аdа реrаѕааn lаin ѕеhinggа aqu biаrkаn mаtа mеrеkа mеnikmаti kеindаhаn buah dadaqu. Aqu mеnjаdi mеnikmаti tingkаh laqu mеrеkа kераdа diriku.

    Bаhkаn aqu mеmрunуаi рikirаn yg lеbih gilа lаgi untuk mеnggоdа mеrеkа, aqu ѕеngаjа mеmbukа bеbеrара kаnсing dаѕtеrku dgn аlаѕаn hаri itu ѕаngаt раnаѕ. Tеntu ѕаjа hаl ini mеmbuаt mеrеkа ѕеmаkin ѕаlаh tingkаh. Sеkаrаng mеrеkа biѕа mеlihаt dgn lеluаѕа.

    “Hауоо.. раdа ngliаtin ара!”, Aqu рurа-рurа mеngаgеtkаn mеrеkа.

    Tеntu ѕаjа ini ѕаngаt mеmbuаt mеrеkа mеnjаdi ѕаngаt ѕаlаh tingkаh.

    “Ti.. dаk.. kоk.. Bu” Nаndо mеmbеlа diri.


    “I.. itu асаrа TV bаguѕ Bu” Ikѕаn mеnаmbаhkаn.

    “Ggag ара-ара Ibu tаhu kаliаn mеlihаt tеtеk Ibu tо.. ngaqu аjа” aqu mеnсоbа mеndеѕаk mеrеkа.

    “E.. Anu Bu” Ikѕаn nаmраk аkаn mеngаtаkаn ѕеѕuаtu, tetapi bеlum lаgi ѕеlеѕаi kаlimаt yg diuсарkаnnnуа aqu kеmbаli mеnimраli,

    “Mаmа kаliаn kаn jugа рunуа tо, dulu kаliаn kаn nеtеk dаri Mаmа kаliаn”

    “I.. уа Bu” Nаndо mеnjаwаb.

    “Tарi ѕеkаrаng kаmi kаn ѕudаh ggag nеtеk lаgi, lаgiаn рunуа Mаmа lаin аmа рunуа Ibu” Ikѕаn nаmраknуа ѕudаh mаmрu mеnguаѕаi kеаdааnnуа.

    “Lаin bаgаimаnа?” Aqu mеnаnуаkаn.

    “Punуа Mаmа ggag ѕеbеѕаr рunуа ibu” Nаndо mеnуаhut.

    Kаtа-kаtа tеrѕеbut mеmbuаt aqu bеrрikirаn lеbih gilа lаgi. Gаirаhku yg ѕеmаkin mеninggi ѕudаh mеngаlаhkаn nоrmа-nоrmа yg аdа, aqu ѕudаh kеhilаngаn kеndаli bаhwа yg аdа di dераnku аdаlаh аnаk-аnаk роlоѕ yg mаѕih bеrѕih рikirаnnуа. Aqu mеnаrik kurѕi kеhаdараn mеrеkа.

    “Nаndо, Ikѕаn kаliаn mungkin ѕеkаrаng ѕudаh ggag nеtеk lаgi kаrеnа kаliаn ѕudаh bеѕаr kаliаn bоlеh kоk..” aqu bеrkаtа.

    Tеntu ѕаjа kаtа-kаtaqu ini mеmbuаt mеrеkа реnаѕаrаn.

    “Bоlеh ngараin Bu” ѕеrgаh Nаndо.

    “Bоlеh nеtеk ѕаmа Ibu, kаliаn mаu ggag..?” tаnуaqu meski ѕеbеnаrnуа aqu ѕаngаt ѕudаh tаu jаwаbаn mеrеkа.

    “E.. mа.. u” jаwаb Ikѕаn.

    “Mаu ѕеkаli dоng” Nаndо mеnуаhut.

    Jаwаbаn mеrеkа mеmbuаt aqu ѕеmаkin bеrgаirаh. Aqu bеrрikirаn hаri ini aqu аkаn mеndараtkаn ѕеnѕаѕi dаri lelaki-lelaki mudа ini. Aqu duduk dihаdараn mеrеkа kеmudiаn dgn sedikit tеrgеѕа aqu mеlераѕkаn dаѕtеr bаgiаn аtаѕku ѕеhinggа kini bаgiаn аtаѕ tubuhku hаnуа tеrtutuрi BH wаrnа mеrаh. Sереrtinуа mеrеkа ѕudаh tak ѕаbаrаn lаgi tеrlihаt dаri tаngаn-tаngаn mеrеkа yg mulаi mеnggеrаygi buah dadaku. Aqu mеnjаdi gеli mеlihаt tingkаh mеrеkа.

    “Sаbаr ѕаyg.. Ibu lераѕ dulu kutаngnуа” sembari tеrѕеnуum aqu bеrkаtа.

    Sеsudah aqu mеlераѕ kutаng, tumраhlаh iѕinуа, ѕеkаrаng buаh dаdaqu tеrbukа bеbаѕ. Mаtа mеrеkа ѕеmаkin mеlоtоt mеmаndаngi buah dadaqu. Tаmраknуа mеrеkа bingung ара yg hаruѕ mеrеkа laqukаn.

    “Aуо dimulаi kоk mаlаh bеngоng” aqu mеnуаdаrkаn mеrеkа.

    Mеrеkа bаngkit dаri duduknуа. Tаngаn mеrеkа kеlihаtаn bеrеbut untuk mеrеmаѕ.

    “Jаngаn rеbutаn dоng.. аh.. Nаndо yg kiri.. e yg kаnаn” реrintаhku.

    Gairahku ѕеmаkin mеninggi, ѕеmеntаrа nаndо ѕudаh mulаi mеndеkаtkаn bibirnуа kе рutingku Ikѕаn mаѕih mеmbеlаi sembari diрilin-рilin рutingku. Ikѕаn mulаi mеngiѕар-iѕар рutingku. Oh bеtара ѕеаkаn реrаѕааnku mеlаyg kе аwаn, араlаgi sewaktu mеrеkа bеrduа mеngiѕар ѕесаrа bеrѕаmааn nаfаѕku mеnjаdi tеrѕеngаl. Tаngаnku mеmbеlаi kаdаng sedikit ѕеdikit mеnjаmbаk sembari mеnеkаn kераlа mеrеkа аgаr lеbih dаlаm lаgi mеnikmаti buаh dаdaqu.

    Mеrеkа ѕеmаkin mеnikmаti mаinаn mеrеkа aqu ѕеmаkin tеrhаnуut, aqu ingin lеbih dаri hаnуа ini. Aqu ѕеmаkin luра. Sewaktu bаru nikmаt-nikmаtnуа tibа-tibа Ikѕаn mеlераѕkаn iѕараnnуа sembari bеrkаtа,

    “Bu kоk ggag kеluаr аir buah dadanуа?”.

    Aqu kаgеt hаruѕ mеnjаwаb ара аkhirnуа kаu mеnjаwаb ѕеkеnаnуа,

    “Ikѕаn mаu ggag, kаlо ggag mаu biаr Nаndо ѕаjа.. mаu ggag?”

    “Mаu..” Ikѕаn lаngѕung mеnуаhut.

    Nаndо tak mеnggubriѕ diа ѕеmаkin lаhар mеnikmаti buаh dаdaqu. Akhirnуа aqu ingin lеbih dаri ѕеkеdаr itu.

    “Dо.. Nаndо.. bеr.. hеnti dulu..” aqu mеmintа.

    “Adа ара Bu?” Nаndо bеrtаnуа.

    “Kitа kе kаmаr ѕаjа уuk.. diѕini роѕiѕinуа ggag еnаk” jаwаbku.

    Kеmudiаn aqu bеrdiri tеntu ѕаjа dаѕtеr yg aqu раkаi mеlоrоt kеbаwаh. Mаtа mеrеkа mеnаtар tubuhku yg ѕintаl dgn реnuh nаfѕu.

    “Aуо..” aqu mеngаjаk.

    Aqu bеrjаlаn kе kаmаrku hаnуа mеnggunаkаn сеlаnа dаlаm yg bеrwаrnа hitаm yg kоntrаѕ dgn kulitku yg рutih. Sереrti kеrbаu diсосоk hidungnуа mеrеkа mеngikuti diriku. Sаmраi di dаlаm kаmаr aqu duduk di ѕiѕi rаnjаng.

    “Nаndi.. Ikѕаn.. ѕаyg lераѕ ѕаjа ѕеrаgаm kаliаn” рintaqu.

    “Tарi Bu” Ikѕаn mаѕih sedikit rаgu.

    “Sudаhlаh turuti ѕаjа” aqu mеnуаhut.

    Dgn mаlu-mаlu mеrеkа mulаi mеlераѕ bаju dаn сеlаnа ѕеrаgаm mеrеkа. Tаmраklаh kоntоl-kоntоl dаri lelaki-lelaki mudа itu ѕudаh ngасеng. Rаmbut kеmаluаn mеrеkа tаmраk bеlum tumbuh lеbаt, ѕеdаng gagang kеmаluаnnуа bеlum tumbuh bеnаr mаѕih sedikit kесil. Tetapi mеlihаt реmаndаngаn ini libidоku ѕеmаkin nаik tinggi.

    “Ibu сurаng..” Ikѕаn bеrkаtа.

    “Kоk сurаng bаgаimаnа?” aqu bеrtаnуа.

    “Ibu ggag mеlераѕ сеlаnа!” Ikѕаn mеnjаwаb.

    Gilа аnаk ini, aqu tеrѕеnуum kеmudiаn bаngkit dаri dudukku. Cеlаnа dаlаmku kеmudiаn aqu lераѕkаn. Sеkаrаng kаmi bеrtigа tеlаnjаng bulаt tаnра ѕеhеlаi bеnаngрun. Tаtараn mеrеkа tеrtuju раdа bеndа yg аdа dibаwаh рuѕаrku.

    Rambut yg lеbаt dаn hitаm yg tumbuh mеnаrik реrhаtiаn mеrеkа. Aqu duduk kеmbаli dаn sedikit mеringѕut kе kasur lаlu mеnаikkаn kаkiku dаn mеngаngkаngkаnnуа. Kemaluanku tеrbukа lеbаr dаn tеntu ѕаjа tеrlihаt iѕi-iѕinуа. Mеrеkа mеndеkаt dаn mеlihаt kemaluanku.

    “Ini nаmаnуа kemaluan, lаin dgn рunуа kаliаn” aqu mеnеrаngkаn.

    “Kаliаn lаhir dаri ѕini” aqu mеlаnjutkаn.

    Tаngаn mеrеkа mеngеluѕ-еluѕ bibir kеmаluаnku. Sеntuhаn ini nikmаt ѕеkаli.

    “Ini kоk аdа lоbаng lаgi” Nаndо bеrtаnуа.

    “Lhо ini kаn lоbаng buаt рuр” aqu sedikit gеli sembari mеnеrаngkаn.

    Jаri Nаndо mаѕuk kе lоbаng kemaluanqu dаn bеrmаin-mаin di dаlаmnуа. Cаirаn-саirаn tаmраk ѕеmаkin mеmbаnjiri lubang kemaluanqu. Sеmеntаrа jаri Ikѕаn kеlihаtаnnуа lеbih tеrtаrik lubаng duburku. Jаri Ikаn yg ѕеmulа mеngеluѕ-еluѕ lоbаng dubur kеmudiаn nаmраknуа mulаi bеrаni mеmаѕukkаn kе lоbаng duburku. Aqu biаrkаn kеnikmаtаn ini bеrlаngѕung.

    “Ouw.. а.. duh.. е.. nаk.. ѕеkаli.. nik.. mаt.. ѕа.. yg.. tеrr.. uѕ” aqu mеrintih.

    Priа-lelaki mudа ini sedikit lаmа aqu biаrkаn mеngоbоk-оbоk lоbаng-lоbаngku. Sungguh lelaki-lelaki mudа ini mеmbеriku kеnikmаtаn yg hеbаt. Aqu hаnуа biѕа mеnggigit bibir bаwаhku tаnра biѕа bеrkаtа-kаtа hаnуа rintihаn dаn nаfаѕ yg tеrѕеngаl-ѕеngаl.

    Akhirnуа aqu mеndоrоng mеrеkа aqu bаngkit dаn mеnghаmрiri mеrеkа yg bеrdiri di tерi rаnjаng. Aqu bеrjоngkоk dihаdараn mеrеkа sembari kеduа tаngаnku mеmеgаng diiringi dgn rеmаѕаn-rеmаѕаn kесil раdа kemaluan mеrеkа.

    Aqu mеndеkаtkаn wаjаhku раdа kemaluan Nаndо aqu kulum dаn jilаti kераlа kemaluan mudа nаn jаntаn ini. Tаmраk kеduа lutut Nаndо tеrgеtаr. Aqu mаѕukkаn ѕеluruh gagang kemaluan itu kеdаlаm mulutku dаn aqu mеmbuаt gеrаkаn mаju mundur. Tаngаn Nаndо mеnсеngkеrаm еrаt kераlaqu. Sеmеntаrа tаngаnku yg ѕаtu mеngосоk-kосоk kоntоl Ikѕаn.

    “Bu.. ѕау.. уа.. mа.. u.. kеn.. сing..” Nаndо mеrintih.

    Tаmраknуа аnаk ini аkаn оrgаmе aqu ggag kаn mеmbiаrkаn hаl ini tеrjаdi kаrеnа aqu mаѕih ingin реrmаinаn ini bеrlаnjut.

    Kеmudiаn aqu bеrаlih раdа kemaluan Ikѕаn. Tаmраk kemaluan ini sedikit lеbih bеѕаr dаri kерunуааn Nаndо. Aqu mulаi jilаti dаri раngkаl ѕаmраi раdа ujungnуа, lidаhku mеnаri di kераlа kemaluan Ikѕаn.

    Aqu tuѕuk-tuѕuk kесil lоbаng реrkеnсingаn Iksankеmudiаn aqu mаѕukkаn ѕеluruh gagang kemaluan Ikѕаn. Jаmbаkаn rаmbut Ikѕаn kеnсаng ѕеkаli sewaktu aqu ѕеmаkin mеmреrсераt kulumаnku.


    “Wоuw.. а.. ku.. ju.. gа.. mо.. kеn.. сing.. nih” Ikѕаn mеrintih.

    Aqu hеntikаn kulumаnku kеmudiаn aqu bаngkit dаn nаik kе аtаѕ rаnjаng lаlu aqu kаngkаngkаn kаkiku lеbаr-lеbаr ѕеhinggа kemaluanku tеrbukа lеbаr.

    “Siара duluаn ѕаyg, itu tititnуа dimаѕukkаn kе ѕini” aqu bеrkаtа sembari tаngаnku mеnunjuk kе lоbаng kemaluanqu yg nаmраk ѕudаh bаѕаh kuуuр.

    Mеrеkа bеrраndаngаn, tаmраknуа mеmbuаt реrѕеtujuаn. Dаn аkhirnуа Nаndо duluаn yg аkаn mеnuѕukku. Nаndо nаik kе аtаѕ rаnjаng dаn mеngаngkаngiku tаmраk kemaluan yg tеgаng mеngkilаt ѕiар mеnuѕuk lоbаng wаnitа yg раntаѕ mеnjаdi nеnеknуа.

    Aqu tuntun kemaluan Nаndо mаѕuk kе lоbаng kеnikmаtаnku. Aqu tuntun lelaki mudа ini mеlераѕ kереrjаkааnnуа, mеmаѕuki kеnikmаtаn dgn реnuh kаѕih. Dаn blеѕѕ.. gagang zаkаr Nаndо аmblаѕ kе dаlаm kemaluanqu.

    “Ah..” aqu mеndеѕiѕ ѕереrti оrаng kераnаѕаn

    “Mаѕukkаn.. lе.. bih.. dа.. lаm lаgi.. dаn gеnjоt.. ѕау.. аng” aqu mеmbеri реrintаh.

    “Iуа.. Bu.. е.. nааk.. ѕе.. kаli” Nаndо bеrkаtа.

    Aqu hаnуа biѕа tеrѕеnуum sembari mеnggigit bibir bаgiаn bаwаhku. Tаmраknуа Nаndо сераt mеmаhаmi реrkаtааnku diа mеmоmра wаnitа tuа yg аdа dibаwаhnуа dgn ѕеkѕаmа.

    Gеnjоtаnnуа ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin сераt. Ikѕаn yg mеnunggu gilirаn hаnуа tеrtеgun dgn реrmаinаn kаmi. Gеnjоtаn Nаndо kiаn сераt aqu imbаngi dgn gоygаnku. Dаn tаmраknуа hаl ini mеmbuаt Nаndо tak kuаt lаgi mеnаhаn air mani yg аkаn kеluаr.

    Dаn аkhirnуа “Sа.. уа.. mо.. kеn.. сing.. lа.. gi.. Tаk.. tа.. hаn.. lа.. gi..” Nаndо ѕеtеngаh bеrtеriаk.

    Kаkiku aqu liраt mеnаhаn bokong Nаndо. Nаndо mеrаngkul еrаt tubuhku dаn.. сrеt.. сrеt.. ѕеr.. саirаn hаngаt mеmbаjiri lubang kеwаnitааnku. Nаndо tеrkulаi lеmаѕ diаtаѕ tubuhku, butirаn-butirаn kеringаt kеluаr dаri ѕеkujur tubuhnуа.

    “Enаk.. ѕе.. kа.. li Bu” Nandobеrkаtа.

    “Iуа.. tарi ѕеkаrаng gаntiаn Ikѕаn dоng” aqu bеrkаtа.Nаndо mеnсаbut kemaluannуа yg ѕudаh sedikit mеngеmрiѕ dаn tеrkараr lеmаѕ diѕаmрingku.

    “Ikѕаn ѕеkаrаng gilirаnmu ѕаyg” aqu bеrkаtа kераdа Ikѕаn .

    “Kаmu tuѕuk Ibu dаri bеlаkаng уа..”aqu mеmbеri реrintаh.

    Kеmudiаn aqu mеngаmbil роѕiѕi mеnungging ѕеhinggа kemaluanku раdа роѕiѕi yg mеnаntаng. Ikѕаn nаik kе аtаѕ rаnjаng dаn bеrѕiар mеnuѕuk dаr bеlаkаng. Dаn blеѕѕ.. kemaluan lelaki mudа yg kеduа mеmаѕuki lоbаng kеnikmаtаnku yg ѕеhаruѕnуа bеlum bоlеh diа rаѕаkаn ѕеiring dgn mеlаygnуа kереrjаkааn diа.

    Tаmраknуа Ikѕаn ѕudаh sedikit biѕа mеnggеrаkkаn tubuhnуа dgn bеnаr dаri diа mеlihаt реrmаinаn nаndо. Ikаѕn mеnggеrаkkаn mаju mundur bokongnуа. Aqu ѕаmbut dgn gоygаn еrоtiѕku.

    Sеmаkin lаmа gеrаkаn Ikѕаn tak tеrаtur ѕеmаkin сераt dаn tаmраknуа рunсаk kеnikmаtаn аkаn ѕеgеrа dirаih оlеh аnаk ini. Dаn аkhirnуа dgn mеmеluk еrаt tubuhku dаri bеlаkаng sembari mеrеmаѕ buah dadaku Ikѕаn mеngеluаrkаn air maninуа.. сrеt.. сrеt.. lubаng kemaluanqu tеrаѕа hаngаt ѕеsudah diiѕi air mani duа аnаk mаniѕ ini..Ikѕаn tеrkараr diѕаmрingku. Duа аnаk mеngарitku tеrkараr lеmаѕ ѕеsudah mеmаѕuki duniа kеnikmаtаn.

    Aqu bаngkit dаn bеrjаlаn kе dарur tаnра bеrраkаiаn untuk mеmbuаtkаn buah dada mаdu biаr tеnаgа mеrеkа рulih. Sеsudah bеrраkаiаn dаn minum buah dada mеrеkа mintа ijin untuk рulаng.

    “Nаndо, Ikѕаn kаliаn bоlеh рulаng dаn jаngаn сеritа kераdа ѕiара-ѕiара tеntаng ѕеmuа ini, kаliаn bоlеh mintа lаgi kараn ѕаjа аѕаl wаktu dаn tеmраt mеmungkinkаn” aqu bеrkаtа kеmudiаn mеnсium bibir kеduа аnаk itu.

    Aqu mеmbеri uаng jаjаn mеrеkа mаѕing-mаѕing 100 ribu.

    Dаn ѕаmраi waktu ini mеrеkа sudah SMA, aqu mаѕih ѕеring kеnсаn dgn mеrеkа. Aqu ѕеmаkin ѕаyg dgn mеrеkа

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex pembantu vs majikan

    Cerita Sex pembantu vs majikan


    943 views

    Perawanku – Cerita Sex pembantu vs majikan, Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Bandung, Di sana aku tinggal di rumah pamanku, Paman dan bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku.

    Pamanku ini adalah adik ibuku paling kecil, saat itu dia baru berumur 35 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur, yang bertugas sebagai tukang kebun.

    Bibiku baru berumur 31 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155 cm. Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang.

    Pinggangnya sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan pantatnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.

    Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu adalah janda berumur 27 tahun bernama Trisni dan yang satu lagi lebih muda, baru berumur 18 tahun bernama Erni. Si Erni ini, biarpun masih berumur begitu muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya.

    Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidur-tiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.

    Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, “Den Eric.., apa sudah bangun..?” terdengar suara Trisni.

    “Yaa.. ada apa..?” jawabku.
    “Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..!” katanya lagi.
    “Oh.. yaa. Bawa masuk saja..!” jawabku lagi.

    Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Trisni masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi panas dan pisang goreng. Ketika dia sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di meja di samping tempat tidurku, badannya agak merapat di pinggir tempat tidur dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pantatnya yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang dipakainya.

    Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.

    Trisni terkejut dan dengan segera menghindar sambil berkata, “Iihh.., ternyata Den Eric jail juga yaa..!”

    Melihat wajah Trisni yang masem-masem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.

    “Aahh.. jangaann Deenn, nanti terlihat sama si Erni, kan malu atuu..!”

    Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya.

    Dengan segera kusedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya. Terdengar suara dengusan keluar dari mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku.

    Dadanya yang montok itu bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat. Tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar itu disertai ramasan-ramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Trisni juga.

    Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.

    Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera melepaskannya, Trisni juga segera membereskan rambut dan bajunya yang agak acak-acakan akibat seranganku tadi.

    Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, “Tuhkan.., apa yang Trisni katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!”

    Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, “Triis, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?”

    “Entar nanti ajalah..!” katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.

    Malamnya sekitar jam 21.00, setelah semua tidur, Trisni datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BH-nya.

    “Eeh, apa semua sudah tidur..?” tanyaku.
    “Sudah Den..!” jawabnya.

    Untuk lebih membuat suasana makin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.

    Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin ‘hot’ saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat. Si pria Negro dengan tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah tegang itu, benar-benar dasyat, panjang, besar, hitam mengkilat kecoklat-coklatan.

    Sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang atau orang Cina, dengan badannya kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benar-benar sangat kontras dengan pria Negro tersebut.

    Dengan sigap si Negro terlihat mengangkat cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat dari samping penisnya yang panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir kemaluan cewe yang putih kemerah-merahan.

    Secara perlahan-lahan mulai ditekan masuk, dari mulut cewe tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya menggelepar-gelepar, serta kedua bolah matanya terputar-putar sehingga lebih banyak kelihatan putihnya. Sementara penis hitam si Negro terlihat makin terbenam ke dalam kemaluan cewenya, benar-benar suatu adegan yang sangat merangsang.

    Selang sejenak terlihat pantat si Negro mulai memompa, makin lama makin cepat, sementara cewe itu menggeliat-geliat sambil setengah menjerit-jerit.

    “Aduuh.., Den. Kasian tu cewe, Negronya kok sadis benar yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..!” guman Trisni setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan wajahnya tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengal-sengal.

    “Wah.., Tris kan yang gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si Negro itu mengaduk-aduk itunya Trisni. Bagaimana rasanya..?” sahutku.

    “Iih.., Aden jorok aahh..!” sahut Trisni disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV.
    Melihat keadaan Trisni itu, dengan diam-diam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan CD, sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil mengangguk-anguk dengan bebas.

    Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya.

    Kemudian penisku itu kudekatkan ke wajahnya, karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas sofa, sedangkan Trisni duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa tempat kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya.

    Segera kupegang kepala Trisni dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Trisni agak merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada kemaluanku, dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya.

    Akan tetapi dia hanya mau menciuminya saja, lidahnya bermain-main di kepala dan di sekitar batang penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli banget rasanya.

    Akhirnya kelihatan dia mulai meningkatkan permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelan-pelan. Ketika sedang asyik-asyiknya aku merasakan hisapan Trisni itu, tiba-tiba si Erni pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi terhenti dengan mendadak.

    “Ehh.., Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..!” ancamku.
    “Ii.. ii.. iyaa.. Deen..!” jawabnya terbata-bata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.
    “Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..!” sahutkku.
    Dengan diam-diam dia segera duduk di lantai sambil matanya tertuju ke layar TV.

    Aku kemudian melanjutkan aktivitasku terhadap Trisni, dengan melucuti semua baju Trisni. Trisni terlihat agak kikuk juga terhadap Erni, akan tetapi melihat Erni yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu.

    Setelah bajunya kulepaskan sampai dia telanjang bulat, kutarik badannya ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, hanya bagian pantatnya ke atas yang tergeletak di sofa. Sambil membuka bajuku, kedua kakinya segera kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua pahanya.

    Kedua tanganku kuletakkan di atas pinggulnya dan jari-jari jempolku menekan pada bibir kemaluannya, sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka dan aku mulai menjilati permukaan kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.

    “Deen.., oh Deen..! Uuenaak..!” rintihnya tanpa sadar.

    Sambil terus menjilati kemaluannya Trisni, aku melirik si Erni, tapi dia pura-pura tidak melihat apa yang kami lakukan, akan tetapi dadanya terlihat naik turun dan wajahnya terlihat memerah. Tidak berselang lama kemudian badannya Trisni bergetar dengan hebat dan pantatnya terangkat ke atas dan dari mulutnya terdengar desahan panjang.

    Rupanya dia telah mengalami orgasme. Setelah itu badannya terkulai lemas di atas sofa, dengan kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, matanya terpejam dan dari wajahnya terpancar suatu kepuasan, pada dahinya terlihat bitik-bintik keringat.

    Aku lalu berjongkok di antara kedua pahanya yang masih terkangkang itu dan kedua jari jempol dan telunjuk tangan kiriku kuletakkan pada bibir kemaluannya dan kutekan supaya agak membuka, sedang tangan kananku kupegang batang penisku yang telah sangat tegang itu yang berukuran 19 cm, sambil kugesek-gesek kepala penisku ke bibir vagina Trisni.

    Akhirnya kutempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Trisni, yang telah terbuka oleh kedua jari tangan kiriku dan kutekan penisku pelan-pelan. Bles..! mulai kepalanya menghilang pelan-pelan ke dalam vagina Trisni diikuti patang penisku, centi demi centi menerobos ke dalam liang vaginanya.

    Sampai akhirnya amblas semua batang penisku, sementara Trisni mengerang-erang keenakan.

    “Aduhh.. eennaak.., ennkk Deen. Eenak..!”

    Aku menggerakan pinggulku maju mundur pelan-pelan, sehingga penisku keluar masuk ke dalam vagina Trisni. Terasa masih sempit liang vagina Trisni, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan diurut-urut di dalamnya.

    Amat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku sampai ke ujung rambutku.

    Aku melirik ke arah Erni, yang sekarang secara terang-terangan telah memandang langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu.

    “Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..!” kataku pada Erni.
    Lalu dengan masih malu-malu Erni menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Trisni kusuruh menungging, telungkup di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa.

    Aku berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Erni.

    Kuelus-elus dadanya yang masih terbungkus dengan baju, kuusap-usap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya, ternyata bagian bawah CD-nya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia meloloskan blouse dan BH-nya. Setelah itu aku menghisap putingnya berganti-ganti, dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di dalam vagina Trisni tersiram oleh cairan hangat dan badan Trisni terlonjak-lonjak, sedangkan pantatnya bergetar. Oohhh.., rupanya Trisni mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Trisni pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa.

    Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina si Erni yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Erni lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Trisni. Mungkin karena Erni masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku.

    Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Erni itu dapat mengempot-empot, penisku seperti diremas-remas dan dihisap-hisap rasanya.

    “Uh enak banget memekmu Errr. Kamu apain itu memekmu heh..?” kataku dan si Erni hanya senyum-senyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat.

    “Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..!” dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks.

    “Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..!” rintihnya terputus-putus sambil badannya mengejang-ngejang.

    Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam lubang vagina Erni sambil merasakan ramasan dan empotan vagina Erni yang lain dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Erni, Trisni langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap ujungnya.

    Kemudian gantian Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depanku dan bergantian menghisap-hisap dan mengocok-ngocok penisku.

    Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyut-denyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar.

    “Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..!” mulutku mengguman, sementara tangan Erni terus mengocok dengan cepat batang penisku.

    Dan beberapa detik kemudian, “Crot.. croot.. croot.. crot..!” air maniku memancar dengan kencang yang segera ditampung oleh mulut Erni dan Trisni.

    Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni dan Trisni. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa.

    Selama sebulan lebih aku bergantian mengerjai keduanya, kadang-kadang barengan juga.
    Pada suatu hari paman memanggilku, “Ric Paman mau ke Singapore ada keperluan kurang lebih dua minggu, kamu jaga rumah yaaa..! Nemenin Bibi kamu ya..!” kata pamanku.

    “Iya deeh. Aku nggak akan dolan-dolan..!” jawabku.
    Dalam hatiku, “Kesempatan datang niihh..!”
    Bibi tersenyum manis padaku, kelihatan senyumnya itu sangat polos.
    “Hhmm.., tak tau dia bahaya sedang mengincarnya..” gumanku dalam hati.
    Niatku ingin merasakan tubuh bibi sebentar lagi pasti akan kesampaian.
    “Sekarang nih pasti akan dapat kunikmati tubuh Bibi yang bahenol..!” pikirku dalam hati.

    Setelah keberangkatan paman, malam harinya selesai makan malam dengan bibi, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah.

    Bibi menghampiriku sambil berkata, “Ric, badan Bibi agak cape hari ini, Bibi mau tidur duluan yaa..!” sambil berjalan masuk ke kamarnya.

    Tadinya aku mau melampiaskan niat malam ini, tapi karena badan bibi kelihatan agak tidak fit, maka kubatalkan niatku itu. Kasihan juga ngerjain bibi dalam keadaan kurang fit dan lagian rasanya kurang seru kalau nanti belum apa-apa bibi sudah lemas. Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk dapat menaklukkan bibi pada malam berikutnya.

    Malam itu memang tidak terjadi apa-apa, tapi aku menyusun rencana untuk dapat menaklukkan bibi. Pada malam berikutnya, setelah selesai makan malam bibi langsung masuk ke dalam kamarnya. Selang sejenak dengan diam-diam aku menyusulnya.

    Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya yang kebetulan tidak dikunci. Sambil mengintip ke dalam, di dalam kamar tidak terlihat adanya bibi, tapi dari dalam kamar mandi terdengar suara air disiram. Rupanya bibi berada di dalam kamar mandi, aku pun dengan berjingkat-jingkat langsung masuk ke kamar bibi. Aku kemudian bersembunyi di bawah kolong tempat tidurnya.

    Selang sesaat, bibi keluar dari kamar mandi. Setelah mengunci pintu kamarnya, bibi mematikan lampu besar, sehingga ruang kamarnya sekarang hanya diterangi oleh lampu tidur yang terdapat di meja, di sisi tempat tidurnya. Kemudian bibi naik ke tempat tidur.

    Tidak lama kemudian terdengar suara napasnya yang berbunyi halus teratur menandakan bibi telah tertidur. Aku segera keluar dari bawah tempat tidurnya dengan hati-hati, takut menimbulkan suara yang akan menyebabkan bibi terbangun.

    Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis.

    Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.

    Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.

    Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

    Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.

    Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

    Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.

    Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi.

    Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.

    Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi.

    Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.

    Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi.

    Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak.

    Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

    Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.

    “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.
    Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

    Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

    Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.

    “Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

    Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.
    Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”

    Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.
    Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”
    Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

    Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.

    Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshhh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”
    Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.

    Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi. Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis.

    Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    “Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.
    Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Wooww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

    Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”

    Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.

    Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.

    “Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

    Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

    Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.

    Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.

    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”

    Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah.

    Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.

    Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi.

    Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.

    Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

    “Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.

    Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.

    Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang.

    Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

    Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.
    “Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”

    Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi.

    Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

    “Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.

    Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.

    “Aaduhh.. Riic.. Biiibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.

    Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

    Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

    Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar. Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, diselang seling mengerjai si Trisni dan Erni apabila ada waktu luang. Hal ini berlangsung terus tanpa paman mengetahuinya sampai saya lulus serjana dan harus pindah ke Jakarta, karena diterima kerja di suatu perusahaan asing.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya ML Diberikan Oleh Mantan Muridku

    Cerita Sex Nikmatnya ML Diberikan Oleh Mantan Muridku


    943 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya ML Diberikan Oleh Mantan Muridku, Namaku Arlin, tinggi 160 cm, berat 56 kg dengan lingkar pinggang 65 cm, Secara keseluruhan, sosokku terlihat kencang dan garis seksi tubuhku tampak jelas bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak, berusia 42 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota Semarang.

    Kata orang bentuk tubuhku mirip salah satu artis yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dan semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.
    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat umurku masih 36 tahun salah seorang sahabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya.
    Nama nya Sandy, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandy seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandy ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi Guru SD.
    Sandy sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.
    Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandy memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.
    Sekitar 4 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah keluar negeri selama 3 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex ku yang masih menggebu-gebu.
    Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 2 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.
    Awalnya biasa saja, tapi setelah 8 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, aku masih belum juga bangun walau jam telah menunjukkan angka 9.
    Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu langsung kembali tidur-tiduran di kamarku. Tak lama terdengar suara pintu yang dibuka.
    “Bu Arlin..?” Suara Sandy berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat, aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandy sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.
    “Bu Arlin..?” Suara Sandy terdengar lebih keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyenyak atau tidak. Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.
    Lalu kurasakan Sandy mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat.
    Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur. Kuatur napas selembut mungkin lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku.
     
    Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, dan aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.
    Sekarang tangan Sandy sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.
    Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandy mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, namun aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.
    Tangan kanan Sandy mulai menelusuri selangkanganku, kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandy menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.
    Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandy mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.
     
    “Sandy!! Ngapain kamu?”
    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandy menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandy mencium mulutku dengan cepat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandy makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang kekar dan berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.
    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu…” Sandy melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
    “Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Arlin.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandy.
    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”
    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Sandy melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku.
    Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.
    Benarkah pemuda seperti Sandy terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak tertutup sehelai benangpun.
    “Body Ibu bagus banget…” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku.
    Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
    “Ibu hebat…,” desisnya.
    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mengacak-acak rambut Sandy yang panjang seleher.
    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. Dibukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.
    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandy minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.
    Sandy tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya?” godanya.
    “Kamu juga sudah enggak kuat kan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.
    Sandy tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandy pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandy yang besar.
    Berbeda dengan suamiku, Sandy nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
    Sandy menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandy, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.
    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak bercinta sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku.
    Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandy, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.
    Mataku terpejam rapat, seakan tidak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandy semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandy memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandy mulai memaju mundurkan roket rudalnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.
    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.
    Sandy tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.
    “Oohh…, Saannn…!!!”
    Sandy malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”
    Sandy terus mengenjot-genjot. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandy sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.
    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget bercinta sama Ibu!” Sandy menyodok-nyodok semakin kencang.
    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
    “Oh, ah, uuugghhh… ”
    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”
    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandy, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah beberapa bulan aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandy mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
    Kuturuti permintaan Sandy. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandy mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.
    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.
    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandy dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandy segera menunduk dan dikecupnya pipiku.
    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.
    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandy mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.
    Sandy melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghujam-hujam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.
    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”
    Sandy tidak bersuara, melainkan mengenjot-genjot semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandy pun kali ini segera akan mencapai klimaks.
    Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumaju mundurkan berlawanan dengan gerakan Sandy. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
    Tiba-tiba Sandy menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu ku kangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkat. Sandy langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandy memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghujam mulut vaginaku yang menganga.
    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandy bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati genjotan-genjotan keras batang kemaluan Sandy. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak bercinta sama Ibu!” Erang Sandy
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”
    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan,
    aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandy menekan kuat-kuat, menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandy memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sibuk mengatur nafas.
    “Enak banget,” bisik Sandy beberapa saat kemudian.
    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandy bergerak-gerak di dalam vaginaku.
    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”
    Sandy bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandy menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.
    Sandy lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandy karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandy mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
    “Aku bisa enggak puas-puas bercinta sama Ibu… Ibu juga suka kan?”
    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandy sebagai jawaban.
    Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandy kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.
    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.
    Sudah seminggu Sandy menjadi suami ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandy benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.
    Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Sandy selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikan bajuku lagi.
    Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandy meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah.
    Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah. Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandy padaku.
    “Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.
    Lalu Sandy masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
    “Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.
    “Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.
    Tapi Sandy menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sambil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.
    “Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?”
    “Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.
    Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandy berucap.
    “Dari sini bu..” Bisiknya.
    Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BH-ku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.
    Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Sandy masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Sandy lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.
    “Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini. Lalu tangan Sandy menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya.
    Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Sandy dan menyedot dengan keras air liur Sandy, kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandy dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.
    Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”. Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya.
    Untuk lebih membuat Sandy lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai vagina yang menyembul mendesak CD-ku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”.
    Sandy tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Sandy mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
    Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandy memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman Sandy dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.
    Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandy lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.
    “Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”
    Sandy lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Sandy, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.
    Lalu Sandy menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras yang segar menantang ke atas. Sandy mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi.
    Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Sandy dan kulemparkan kekursi rias. Dengan penuh nafsu Sandy menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CD-ku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menantang segar ke atas.
    Lalu Sandy merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CD-ku yang sudah basah lembab, ia langsung menurunkannya, mendorong dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
    Tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada vaginaku, dimana bagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat, dibagian belahan vagina bagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Sandy semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.
    “Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
    Sandy segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
    Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan gunung merapi yang ingin memuntahkan lahar nya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Sandy dan menekannya kebawah sambil mengerang.
    “Ssaann.. Aarghh..”
    Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, lahar pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandy yang mancung.
    “Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” vaginaku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
    “Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam vaginaku sayang.. Cium ibu sayang.”
    Sandy segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandy dalam rongga mulutku yang indah.
    Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandy pun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat.
    Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandy mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan mendorong badan Sandy yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya.
    Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandy, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandy yang berambut, Kubelai dada Sandy yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang satunya lagi. Mengelinjang Sandy mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, Sandy pun mengerang dan mendesah.
    Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandy ditekan kebawah dan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandy sampai akhirnya kekemaluan Sandy membesar dan mengeras. Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandy yang menantang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit Sandy yang putih.
    Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala rudalnya Sandy dengan penuh gelora nafsu, kusapu kepala rudalnya dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Sandy memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan kenikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
    “Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Sandy mengerang.
    Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu mata ke arah Sandy yang sedang kelenjotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala rudalnya tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.
    Sadar akan keadaan Sandy yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan vaginaku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan rudalnya Sandy dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Sandy menghadap kekakinya.
    Kumasukkan rudalnya Sandy yang keras dan menegang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar dan kupompa naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakan pun kutambah sampai kecepatan maksimal.
    Sandy berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol sandy yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang tidak bisa terlukis dengan kata-kata. Tangan Sandy pun tak tinggal diam, diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada rudalnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.
    “Buu Liinnaa.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung rudalku sudah tak tertahankan”
    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .
    Lalu Sandy memintaku untuk memutar badan menghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandy menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku.
    Sambil mengayun dan memompa rudalnya dengan cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Sandy yang tak tahan lagi akan denyutan diujung rudal yang semakin mendesak seakan mau meledak.
    “Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..”
    Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret… tak tertahankan lagi bendungan Sandy jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.

     

    Segera kusambar bibir Sandy, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Sandy. Kudekap badan Sandy yang mengejang, basah badan Sandy dengan peluh menyatu dengan peluhku.
    Terimakasi bagi kaum lendir yang sudah baca dan kaum sange semonga bermanfaat bagi kehidupan sehari2…
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pengantin Baru

    Cerita Sex Pengantin Baru


    942 views

    Perawanku – Cerita Sex Pengantin Baru, Malam ini merupakan malam pertama D & L sebagai suami istri. Di kamar, D & L mengganti pakaiannya dengan piyama tidur yang nyaman dan santai dipakainya. Begitu rebah ke ranjang, keduanya langsung saling berpagut. Saat itu Danny merasakan adanya hal yang aneh pada dirinya. Sepertinya jantungnya berdegup lebih cepat dan lebih keras. Semangat libidonya menjadi sangat menyala-nyala. Nafsu birahinya menjadi demikian membara. Malam itu mata Danny yang nampak menjadi merah seakan terbakar menyaksikan Lia istrinya yang teramat sangat seksi. Saat menyaksikan pengantinnya tergolek di ranjang, dia ingin secepatnya menyetubuhinya.

    Kemudian dengan serta merta tanpa menunjukkan kelembutan atau sentuhan-sentuhan awal, bahkan dengan cara agak kasar, dilucutinya pakaian tidur istrinya Lia, kemudian juga pakaiannya sendiri. Perasaan yang menggebu-gebu ini ternyata juga melanda Lia sendiri. Saat Danny melucuti pakaiannya, dengan desahan yang keras Lia juga menunjukkan ketidaksabarannya. Diraihnya tonjolan besar pada selangkangan Danny yang nampak menggunung. Sebelum sempat Danny menelanjangi dirinya sendiri, di betotnya ****** Danny dari sarangnya. Langsung di kulumnya. Mereka, para pengantin ini nampak dikuasai nafsu birahi yang sudah tidak dapat mereka kendalikan sendiri.

    Mereka saling merangsek, saling mencengkeram dan meremas, saling menjilat dan menyedoti, saling melampiaskan dendam birahinya. Suasana riuh rendah oleh desah dan rintih pasangan ini sungguh sangat erotis bagi siapapun yang mendengarnya. Mungkinkah hal itu disebabkan oleh suasana romantis villa mewah ini. Suasana romantis yang memilik kekuatan untuk mendongkrak libido mereka dengan tajam sehingga nafsu birahi mereka sepertinya begitu terbakar. Nampak Lia yang telah telanjang bulat menunjukkan buah dadanya yang sangat ranum mengencang. Putingnya yang memerah mencuat keras tegak di bukit ranum kencang itu, seakan menanti siapapun yang bersedia mengulum dan menyedotinya. Sementara itu ****** Danny demikian pula. Darahnya telah penuh terpompa pada urat-urat batangnya. ****** Danny ngaceng dengan keras sekali. Urat-uratnya bertonjolan di sekeliling batang itu. Kepalanya yang cukup besar berkilatan yang disebabkan darahnya menekan keluar hingga membuat kulitnya tegang dan mengkilat. ****** itu terus mengaduk-aduk wilayah selangkangan istrinya. Dia mencari lubang vagina Lia yang juga sudah merekah kehausan menunggu ****** Danny untuk menembusnya.

    Pagutan, ciuman, gigitan yang disertai erangan, desahan dan rintihan dari Danny dan Lia saling bersambut. Keduanya benar-benar tenggelam dalam nafsu birahi yang sangat tinggi. “Ayyooo Dannyyy, masukkan tongkolmuuuu.. ayyooo Dann”. “Mana memiawmu sayangggg tongkolku sudah tidak dapat tahan nihhh. ingin secepatnya memasuki lubang surganmuuuu LIAAAAAA!” Tak pelak lagi, dengan penuh ketidak sabaran, mereka, Danny dan Lia ini sepertinya telah dirasuki kegilaan birahi. Mereka nyaris seperti hewan, yang melampiaskan nafsunya berdasarkan naluri hewaniahnya. Berbagai obsesi seksual yang sesungguhnya bersifat sangat pribadi dan tersimpan dalam-dalam di sanubari masing-masing, tidak dapat tersembunyikan lagi tumpah di malam pertama bulan madu mereka di Villa Forest Green yang sangat romantis ini. Ujung ****** Danny sudah tepat di bibir lubang vagina Lia ketika tiba-tiba dengan sangat mengejutkan terdengar pintu kamar digedor-gedor dengan sangat kasar dan keras. “Haaiiiii, yang di dalam kamarrr! Bukaa! Buka pintunyaa! Atau aku yang akan buka dengan paksa! Ayyyooooo bukkaa!”. Amukan birahi seksual D & L yang sedang memuncak langsung runtuh. Dengan geragapan mereka langsung diserang kecemasan dan ketakutan hebat.

    Mereka sama sekali tidak pernah memperhitungkan adanya kemungkinan seperti ini. Di villa mewah yang sejuk dan penuh kesan tenang dan aman ini sama sekali tidak menyiratkan kemungkinan-kemungkinan seperti ini. Danny langsung mendekap istrinya yang nampak langsung gagap histeris penuh ketakutan. Kemudian menyusul gedoran lagi dan gedoran yang semakin kasar lagi. Dengan gemetar dan ketakutan yang hebat kedua pengantin pria dan wanita itu serta merta menarik selimut seakan dapat bersembunyi sambil menutupi ketelanjangannya. Dan akhirnya terdengar tendangan-tendangan yang sangat kuat. Pintu kamar tidur itu jebol. Daun pintunya terbanting ke lantai dengan mengeluarkan suara yang sangat keras. Danny dan Lia menggigil. Mata mereka terpaku tajam ke arah lubang pintu yang telah jebol tebuka itu. Mereka melihat ada 2 orang bertopeng setengah telanjang kecuali cawat-cawat mereka yang menutupi aurat mengayun-ayunkan kapak di tangannya. D & L semakin ketakutan, menggigil gemetar. Kedua orang itu menutupi kepalanya dengan semacam rajutan kaos gelap, persis seperti yang terjadi di film-film kriminal atau peristiwa-peristiwa teror di TV. Yang nampak hanya mata mereka yang beringas dan suara mereka yang terdengar keras, kasar dan brutal. ”Ho, ho, ho, ha, ha, ha…, rupanya sepasang pengantin cantik dan tampan ini sedang bercumbu… uhhhh… Uhhh nikmatnya nihhh…”. Kemudian salah satu dari mereka mendekat ke ranjang.

    Dengan kekuatan tangannya dia renggut selimut yang menutupi Danny dan Lia. Dengan sekali renggut selimut itu langsung terbuka dan tampaklah Danny dan Lia yang bugil saling berpelukan histeris. Langsung dilemparkannya selimut itu ke lantai. ”Ampuuunnnnnnn Paakk… Jangan diapa-apakan kamiii… ampunnnn.. a.. mpuunn …”, Lia menangis dan gagap karena didera ketakutan yang amat sangat. Seolah-olah tidak mendengar suara-suara iba tersebut, ketakutan maupun sikap protes dari Danny dan Lia, kedua orang itu langsung membuka kedoknya. Dan betapa terperanjatnya Danny dan Lia ketika melihat siapa kedua begundal itu. Mereka adalah Tory dan Pedro yang sebelumnya dianggap sangat santun dan menyenangkan oleh pasangan D & L ini. Tanpa dapat dicegah lagi Danny yang dalam keadaan bugil langsung bangkit hendak mengamuk dan melawan kedua orang itu. Tapi dari penglihatan sepintas sudah jelas, Danny bukanlah lawan mereka berdua. Tubuh Tory dan Pedro yang kekar dan penuh otot bukan lawan Danny. Dengan mudah dia dilumpuhkan, tangan-tangan kuat Pedro meringkusnya kemudian kedua tangan dan kaki Danny diikat dan tubuhnya dibiarkan tergeletak di lantai. Mereka tidak mengacuhkan segala protes, hujatan dan caci maki Danny. Dengan tertawa penuh kemenangan mereka merasa puas dengan lancarnya perbuatan keji mereka.

    Cerita Sex Pengantin Baru

    Cerita Sex Pengantin Baru

    Selanjutnya Tory dan Pedro lebih tertarik untuk memusatkan perhatian pada pengantinnya yang cantik, yang juga bugil dan tanpa daya tergolek di ranjangnya. Permohonan ampun dan tangisan ketakutan penuh pilu dari bibir mungil Lia sama sekali tidak menggetarkan hati para begundal itu. Mungkin hati mereka memang telah mereka buang jauh-jauh. Tangan-tangan Tory dan Pedro tidak sabar lagi untuk menjamah tubuh cantik mulus Lia itu. Tapi saat Pedro mendekat untuk meraih pahanya, tanpa dia duga kaki Lia menendang matanya. Gelagapan dan kepedihan pada matanya membuat Pedro terduduk sambil menutup mukanya. Melihat hal itu dengan sigap Tory langsung merangkul Lia. Pengantin yang berontak dan berteriak-teriak histeris ketakutan itu ditindihnya. Tubuh putih mulus telanjang itu dipeluk dan diringkusnya tanpa banyak kesulitan, bahkan nampaknya Tory ini sangat menikmati apa yang harus dia lakukan. Tangan kanan Lia direnggutnya. Dia keluarkan tali dari kantongnya. Tangan itu diikatnya kuat-kuat ke tiang bagian atas ranjang itu. Dan tangan kirinya kembali direnggut untuk diikatkan ke tiang ranjang di bagian sebelah atas yang lain. Tentu saja Lia yang dilanda ketakutan yang amat sangat langsung berontak dan meronta seperti kuda betina yang liar.

    Kaki-kakinya menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya. Tapi semua perlawanan itu hanya sia-sia. Kaki-kaki itu, oleh Pedro yang sudah baik matanya direnggut dan diikatkannya ke kaki ranjang bagian bawah kanan dan kiri. Peristiwa itu sungguh menjadi penampakkan yang sangat erotis baginya. Lia, sang pengantin, bidadari yang mulus, dewi berkulit kuning putih tanpa cacat, perempuan jelita yang mengamuk dengan liar, melawan dua begundal setengah telanjang dengan tubuh hitamnya yang berkilat karena keringatnya. Para begundal brutal itu nampak kewalahan saat meringkus Lia. Dengan cara merangkulkan tangan-tangannya serta menekankan wajah-wajah mereka sekenanya pada tubuh yang sangat merangsang birahi milik si jelita, Tory dan Pedro memerlukan kerja keras sambil menikmati sensual tubuh Lia. Akhirnya sang korban yang jelita itu benar-benar tak berdaya. Dan kini, kaki dan tangan Lia telah terikat kuat-kuat pada ranjang pengantinnya. Dan untuk keberhasilannya, para pendatang brutal itu langsung disuguhi pemandangan yang sangat spektakuler, merangsang dan erotis sekali. Tangan Lia yang terikat ke bagian atas kanan dan kiri ranjang membuat ketiaknya yang indah nampak terbuka. “Uuhhh… Akan kubenamkan hidungku ke lembah ketiakmu yang indah itu.. lidahku, bibirku akan menjilati dan menyedotmu Liaaa…”, begitu begitu pikir begundal-begundal tersebut.

    Dan paha Lia yang kini telah mengangkang terbuka, memamerkan memiawnya yang ranum menggunung yang langsung mendongkrak nafsu birahi kedua serigala lapar dan brutal itu. Keduanya tercekat menyaksikan dengan penuh takjub kemaluan Lia yang ditutupi bulu-bulu tipis merekah yang seakan menunggu jamahan tangan-tangan kasar mereka atau jilatan lidah dan sedotan bibir tebal mereka atau bahkan tusukan ******-****** kedua begundal brutal itu. Tak tahan menyaksikan tindakan brutal yang dilakukan Pedro dan Tory pada istrinya, Danny berteriak-teriak dengan harapan ada orang lain yang mendengarkannya di tengah hutan sepi itu. Ulah itu hanya jadi tertawaan para begundal. Tory menyuruh Pedro untuk menyumpal mulut Danny dan menyeretnya ke kamar sebelah. Pedro langsung bertelanjang melepas cawatnya sendiri yang dekil dan pesing untuk di sumpalkan pada mulut Danny. Tentu saja Danny jadi gelagapan panik menerima perlakuan kotor Pedro itu. Tetapi mana dapat ia melawan dengan kaki dan tangannya yang masih terikat erat-erat. Dan Tory juga langsung bertelanjang melepas cawatnya. Dia sumpalkan cawatnya yang sama dekilnya ke mulut Lia yang langsung berkelojotan karena jijik dan ingin muntah. Tetapi sia-sia pula. Dan akhirnya tanpa daya pasangan D & L ini menjadi tawanan Pedro dan Tory.

    Dan tanpa terhindarkan, Danny maupun Lia dihadapkan pada pemandangan yang selama ini dianggapnya sangat tabu. Kedua orang ini menyaksikan ****** lelaki lain, ****** Pedro dan Tory yang telah ngaceng berat. ******-****** mereka yang nampak tegak dan kaku itu sungguh luar biasa. Mengingatkan pada pisang tanduk di sepanjang jalan Bogor. Besar dan panjangnya tak kurang dari 20 cm dengan garis tengah sekitar 4,5 cm. Bagi seorang wanita semacam Lia, ****** sebesar itu membuat khayalannya langsung melayang. Lia membayangkan bagaimana rasa pedih dan sakitnya apabila ****** itu dipaksakan menembus memiawnya yang masih perawan. Akankah hal itu akan terjadi pada dirinya yang hingga kini bahkan suaminya pun belum pernah benar-benar menjamah memiawnya itu? Akankah Pedro dan Tory mendahului Danny sebagai pemilik yang sah atas vaginanya secara bergiliran memaksakan ******-****** mereka itu menembus memiawnya? Lia sangat takut dan merasa ngeri dengan pikirannya yang mengkhayal sejauh itu. Dia menggigil kemudian menutup matanya. Sementara itu bagi Danny, melihat Pedro dan Tory yang memiliki ****** sebesar dan sepanjang itu rasa percaya dirinya langsung runtuh.

    Dia bayangkan apabila istrinya sempat mereka paksa untuk menerima ****** mereka, dan pada akhirnya Lia mendapatkan kenikmatan serta kepuasan dengan ******-****** sebesar itu, dapat dipastikan dia tidak mungkin mampu mengungguli Pedro maupun Tory. Dan di belakang hari dapat dipastikan Lia tidak akan pernah puas berhubungan seks dengan dirinya. Lia akan dengan sebelah mata saja melayani dia sebagai suaminya. Danny sangat terpukul. Membayangkan istrinya Lia mendesah serta merintih mendapatkan kenikmatan birahi dari Tory dan Pedro. Hatinya langsung ciut.
    “Yo, ambil minuman itu lagi. Kita buat mereka lebih galak lagi”, terdengar Tory menyuruh Pedro. Kata-kata Tory itu menjadi pikiran Danny maupun Lia. Minuman apa itu? Bikin galak lagi” Apakah hal itu yang membuat mereka demikian panas birahinya saat memasuki peraduan setelah makan malam tadi? Mungkinkah Pedro dan Tory memasukkan obat perangsang seks pada makan malam mereka tadi? Tak lama kemudian Pedro balik dengan sebotol cairan berwarna kuning bening. Pertama-tama pada Danny. Tangan Tory memegangi kepala dan membuka sumpal mulut Danny yang langsung panik ketakutan. Kemudian Pedro menjejalkan mulut botol ke mulut Danny dan memaksakan untuk minum.

    Ketika Danny berusaha menolak dengan cara memalingkan wajahnya, Tory memeganginya dan membekap hidungnya. Karena tersedak Danny terpaksa menelan cairan dari botol itu. Dia merasakan asin dan pesing. Jangan-jangan air kencing mereka ini. Dengan cara yang sama cairan itu juga dijejalkan pula pada mulut Lia. “Nahhhh, bapak dan ibu, jangan khawatir… Itu adalah minuman demi kesehatan pak Danny yang tampan dan bu Lia yang jelita…, sebentar lagi bapak dan ibu pasti akan semakin segar, ha, ha, ha…”. Beberapa saat kemudian, pasangan D & L merasakan dunia seakan berputar-putar. Pandangan matanya mengabur. Jantungnya berdegup lebih kencang. Lia merasakan darahnya memanas. Dan gambaran ******-****** Pedro serta Tory yang luar biasa itu mendekat. Dia merasakan seakan-akan ujung-ujung ****** mereka menyentuh gerbang bibir vaginanya. Dia merasakan rangsangan birahi yang hebat, seperti halnya saat ****** Danny suaminya menyentuh vaginanya. Sementara itu Danny juga merasakan darahnya yang memanas. Nafsu birahinya meledak-ledak. Ingin rasanya menjilati selangkangan Lia istrinya yang saat ini terbuka memamerkan nonoknya di atas ranjang pengantinnya. Ingin rasanya dapat secepatnya terbebas dari para begundal itu untuk kemudian melanjutkan apa yang tadi telah hampir dilakukannya, tongkolnya menembus memiaw istrinya.

    “Lemparkan Danny ke kamar sebelah”. Si Pedro kembali melaksanakan perintah Tory. Dengan mulutnya yang kembali tersumpal cawat Pedro dan perasaannya yang mabuk dan ingin muntah akibat minuman yang dijejalkan tadi, Danny diseret ke kamar sebelah. Kemudian pintunya dikunci. Danny sangat penasaran, kesal dan marah. Semula dia berharap dapat tetap sekamar dengan istrinya. Setidak-tidaknya matanya masih dapat menikmati tubuh bugil istrinya yang terikat di ranjang, sehingga ledakan birahinya yang kini melanda nafsunya dapat sedikit tersalurkan. Di lain pihak Lia yang ditinggalkan suaminya tak dapat menghindarkan pandangannya pada ****** Pedro dan Tory yang nampak sedemikian besar dan panjangnya. Batang ******-****** yang dikelilingi urat-urat itu semakin nampak perkasa. Kepala helmnya yang yang tumpul membulat berkilatan kena cahaya lampu kamar. Lia sendiri belum pernah menyaksikan secara langsung ****** lelaki dewasa seperti yang dilihatnya sekarang ini. Dia hanya ingat bahwa pernah melihat ******-****** sebesar itu dari VCD porno yang disaksikan ramai-ramai bersama teman-temannya pada saat jam istirahat di kantor. Sewaktu vaginanya siap ditembus ****** Danny dia hanya merasakan ujung ****** yang hangat merangsang bibir-bibir vaginanya. Dia ingat betapa nikmatnya saat birahinya menjadi demikian memuncak yang disebabkan ujung ****** Danny itu.

    Dia merasakan keinginannya yang sangat kuat agar Danny secepatnya menembus kemaluannya. Bibir vaginanya sangat kehausan untuk melahap batang ****** Danny. Tapi kini Danny tidak lagi berada di kamar ini. Yang nampak kini adalah Pedro dan Tory yang sama-sama telah berbugil ria. Dan ******-****** mereka itu, kenapa mata Lia dibuatnya sangat terpesona” ******-****** itu tegak ngaceng dengan kokoh dan tegarnya. Lia berpikir akankah mereka juga akan seperti Danny? Menempelkan atau menusukkan ******-****** yang luar biasa itu ke bibir vaginanya? Akankah dia akan membiarkan dan menerima kehadiran ******-****** yang bukan milik suaminya itu? Akankah dia mampu menerima serangan badai nafsu serigala para brutal itu? Dari celah matanya yang basah karena air mata, Lia melirik ke ****** para brutal tersebut. Tiba-tiba perasaan seperti yang terjadi pada saat bersama Danny memasuki kamar usai makan malam tadi melintas. Rasa ingin, ingin, ingin, ingin, keinginan yang kuat, keinginan yang meledak-ledak, ingin Danny melanjutkan tusukan tongkolnya ke lubang kemaluannya, melanjutkan kenikmatan birahi yang mulai memuncak. Mungkinkah itu” Bagaimana mungkin” Yang nampak jelas siap melakukan itu justru Tory dan Pedro yang telah telanjang bulat dengan ******-****** keras besar panjang mereka itu. Mereka sangat siap dan sangat mungkin memperkosanya.

    Ooohh…, alangkah ngerinyaaa… Lia berusaha menepis perasaan yang sangat menakutkan itu. Dipalingkan wajahnya dari ******-****** itu. Sungguh ngeri membayangkan ****** sebesar dan sepanjang milik para brutal itu menembus memiawnya. Apabila hal itu terjadi pasti akan merobek-robek vaginanya. Tetapi darah dan jantung ini” Mengapa darah dan jantung Lia terus berdegup kencang sejak makan malam tadi seakan ada yang terus merangsangnya. Dan kini bahkan semakin kencang serta kuat memacu darahnya, setelah Tory dan Pedro mencekoki cairan kuning bening tadi. Apakah itu obat perangsang seksual yang membuat dirinya tidak dapat melepaskan pandangannya atau memalingkan wajahnya dari ******-****** Pedro dan Tory itu? Ah, sangat mungkin…! Bukankah Pedro dan Tory nampak jelas telah mempersiapkan semua rencana jahatnya ini. Topeng itu, kampak itu, gedoran di pintu itu. Semua merupakan bagian rencana jahatnya. Dengan memberikan obat perangsang birahi seksual, korbannya akan cepat takluk dan mengikuti kemauan bejat seksualnya. Korbannya akan patuh untuk menjadi budak seksualnya. Lia akan cepat menyerah dan sangat kehausan untuk secepatnya menikmati ******-****** para pejantan itu. Ahhh…, degup jantung ini…, kenapa jadi sulit sekali, membuang keinginannya untuk tidak kembali melirik ******-****** pejantan itu. “Oohh.., jangannnn… jangannnn…!”

    Lia memejamkan matanya untuk menghapus semua lintasan pikirannya, wajahnya memucat, kemudian memerah, kemudian kembali memucat, kembali memerah. Bayangan akan ******-****** besar itu jadi berbalik sangat menggairahkannya. Perasaan ngeri, takut, cemas tetapi tidak sepenuhnya ingin benar-benar menghindar, rasa birahi yang terus mengejarnyaa, dirasuki dengan penuh kebimbangan dan keraguan, semuanya serba bercampur aduk. Lia dilanda kebingungan yang amat sangat. Khayalan-khayalan liarnya yang terus memburu tidak dapat dilenyapkan dari kepalanya. Detak dan degup jantungnya juga tak dapat dikendalikannya. “Akankah…, Ohhh…, ampuni aku Danny…, Dannyyyyyyy…, ampuni akuuuu…, aku tidak mampu mengambil keputusan…, tolongggg…, aku membutuhkan kk… kkaamuuu… uuuu.. uuuhhhh…”. Dan memang, keputusan akhirnya bukanlah di tangan Lia. Begitu terlempar ke kamar buangannya, pertama-tama yang dicari Danny adalah lubang. Lubang atau celah di dinding, dimana dia dapat mengintip istrinya yang telanjang. Pengaruh minuman yang dijejalkan Pedro dan Tory tadi membuat libido Danny terangsang dengan hebat, saat ini yang diperlukan Danny adalah dapat mengintip istrinya telanjang, dia ingin melakukan mastubasi. Ternyata dia dapatkan, kamar villa yang seluruhnya dibuat dari kayu dan balok itu memberikan celah di antara dua baloknya.

    Celah itu cukup longgar. Danny serta merta beringsut ke celah itu. Tetapi ternyata celah itu terlampau tinggi di atas kepala Danny. Dengan ikatan tali pada tangan dan kakinya Danny kesulitan untuk berdiri maupun sekedar jongkok. Sementara celah itu dapat dia raih setidak-tidaknya dengan berjongkok. Dia mengamati sekeliling kamar itu. Dari kamar sebelah terdengar suara riuh. Terdengar “hah, huh, hah, huh…”, suara istrinya yang mulutnya terbungkam celana dalam dekil milik Tory. Danny jadi panik, dia memastikan sesuatu telah terjadi pada istrinya. Dia gulingkan tubuhnya ke sebuah kotak kayu di pojok kamar itu. Dia coba menendang kotak itu dengan kaki terikat agar dapat didekatkan ke dinding. Berhasil. Danny kembali berguling. Memerlukan perjuangan cukup panjang untuk dapat memanjat kotak itu dengan kaki dan tangan yang terikat. Sementara itu suara istrinya sudah terdengar berbeda, dalam waktu singkat suara itu telah berubah menjadi desahan dan rintihan, disamping juga terdengar suara Tory atau Pedro atau kedua-duanya. Mereka terdengar berbicara dalam bahasa daerah mereka yang Danny sama sekali tidak memahami artinya, tetapi Danny memastikan mereka sedang melakukan sesuatu hal yang tidak senonoh pada Lia istrinya yang kini terikat dan telanjang bulat di depan mereka.

    Akhirnya setelah berjuang keras untuk memanjat kotak kayu itu, dalam keadaan terikat tangan dan kakinya mata Danny kini dapat menyaksikan Tory sedang memeluk dan menciumi kedua payudara istrinya. Dan Pedro dari arah lain sedang memeluk paha Lia serta wajahnya tenggelam dalam selangkangannya. Nampak kepala Pedro naik turun menjilati arah kemaluan Lia. Seketika itu juga seolah-olah ada sejuta petir menghantam kesadaran Danny. Dia langsung terjungkal ke lantai. Danny kehilangan kesadarannya. Tetapi hanya sesaat, dalam keadaan terkapar di lantai nampak kelopak mata Danny yang lelah pelan-pelan terbuka. dan kemudian dengan cepat dia bangkit dan kembali berusaha merangkak ke kotak itu untuk mengintip celah di dinding itu. Bermenit-menit dia lalui untuk mampu kembali pada posisi dimana dia dapat mengintip kamar istrinya yang saat ini sedang digarap oleh Tory dan Pedro. Suara erangan yang telah berganti menjadi suara desahan dan rintihan istrinya terus terdengar, juga pembicaraan antara Tory dan Pedro yang tidak diketahui maknanya oleh Danny terdengar semakin cepat bersahut-sahutan. Sementara itu telah terjadi hal yang aneh pada diri Danny, mungkin pengaruh dari makanan dan minuman yang dicekokkan oleh para begundal itu ke mulutnya atau setelah menyaksikan istrinya dikerjai secara brutal oleh dua begundal itu sehingga membuatnya terjungkal ke lantai, atau mungkin juga campuran dari keduanya.

    Saat dia kembali menaiki kotak itu, dorongan keinginannya sudah berganti. Dia tidak lagi ingin mengintip untuk melihat istrinya yang telanjang atau untuk menyaksikan bagaimana istrinya dengan gigih melawan kedua brutal itu. Yang diinginkannya sekarang adalah menyaksikan bagaimana kedua brutal itu yang dengan ****** besar dan panjangnya dapat memberikan kenikmatan erotik dan sensasional kepada istrinya. Sekarang dia ingin menikmati pemandangan bagaimana istrinya dient*t oleh para begundal itu. Danny kembali ngaceng berat. Lebih sensasional daripada sebelumnya. Dia ingin secepatnya menyalurkan syahwatnya. Dia ingin melakukan masturbasi sambil menonton istrinya dient*t para berandal-berandal di kamar sebelah itu. Inikah yang disebut “shock terapy”“ Sebuah peristiwa yang sangat luar biasa yang mampu dengan seketika mengubah mental, selera, cara pandang ataupun keyakinan seseorang. Yang mampu mengubah Danny, dari ketakutan serta kekhawatiran yang mencekam, menjadi sesuatu yang justru dia harapkan untuk terjadi” Dari yang awalnya berkeinginan untuk menolong menjadi keinginan untuk ikut menikmati” Dan itulah yang terjadi. Saat matanya kembali di lubang ingintipan tersebut, kini dia menyaksikan bahwa telah terjadi perkembangan. Nampak sumpal pada mulut istrinya sudah dilepas, walaupun pada tangan dan kakinya masih terikat pada ranjang itu. Nampak istrinya menggeliat-geliat tetapi tidak berteriak menolak.

    Yang terdengar justru desahan dan rintihan dari mulut Lia yang terdengar penuh kenikmatan, bahkan mata Lia nampak memandang Tory dengan tongkolnya yang sangat besar, sedang memompa kemaluannya. Danny melihat bagaimana pinggul istrinya sedemikian bergairahnya menjemput keluar masuknya ****** Tory yang kelewat besar itu. Adakah Lia juga telah diterkam obat perangsang itu, sehingga membuatnya kini menyerah dalam jarahan seksual para begundal itu? “Ah masa bodohlah, aku sendiri punya kebutuhan pula, birahiku ooohhhhh, menyaksikan istriku dient*t para begundal itu”, demikian pikir Danny. Jarak lubang dengan posisi istrinya yang terikat ini tidak lebih dari 1 meter di kamar yang relatif sempit itu. Danny dapat dengan nyata menyaksikan mengkilatnya batang ****** Tory yang keluar masuk menembus memiaw Lia istrinya. Tanpa dapat dicegah, air liur Danny menetes saat melihat ****** Tory yang luar biasa itu. Telinganya yang menangkap suara desahan dan rintihan istrinya yang tidak lagi terbungkam itu sebagai pertanda kenikmatan yang sedang melanda istrinya. Danny tersenyum. tongkolnya yang ngaceng dipepetkannya ke dinding. Pelan-pelan digosok-gosokkannya. Duhh…, nikmatnyaaaa… Dari lubang ingintipan itu, Danny melihat Tory semakin cepat memompa. Makin cepat, makin cepat, cepat, cepat… Dan,

    “AACCHH…”, terdengar teriakan Tory… Dan sperma Danny muncrat berbarengan dengan air mani Tory yang tumpah-ruah di kemaluan dan tubuh istrinya Lia. Itulah kepuasan seksual pertama sejak perkawinannya dengan Lia istrinya, pada hari-hari yang seharusnya penuh bahagia, pada hari-hari bulan madunya. Kemudian Danny lemah terduduk. Tetapi tidak lama. Dia mendengar kembali suara-suara desahan dan rintihan dari kamar sebelah, Danny kembali mengintip. Kini dia melihat Pedro menindih tubuh istrinya. Dia melumat leher, ketiak dan dada Lia. Sementara tangan kanannya memegang tongkolnya yang bukan main indahnya di mata Danny kini, dan tangan kirinya memeluk pinggul Lia untuk menempatkan lubang kemaluannya persis di ujung tongkolnya. Dan yang menjadi sasaran birahi Danny sekarang adalah menyaksikan istrinya Lia menggeliat-geliatkan pinggulnya menahan kenikmatan pada saat vaginanya melahap ujung ****** Pedro. Tubuhnya dicekal oleh otot-otot lengan Pedro. Dan vagina Lia dengan penuh kepasrahan menerima tembusan dan tusukan nikmat dari begundal brutal itu. Mata Danny melotot melihat adegan-adegan itu. tongkolnya kembali bangkit ngaceng. Obat perangsang yang dicekokkan padanya membuat tongkolnya tidak dapat tidur. Dan kembali dinding kamarnya menerima gosokan ****** Danny.

    Dan keadaan Lia sendiri, tak terhindarkan lagi, kebrutalan para begundal itu mulai menjadi, Lia menyaksikan wajah Tory langsung tenggelam, dia rasakan sedotan bibir tebal dan jilatan-jialatan lidah kasarnya yang merambahi ketiak, leher, dadanya… Dia rasakan bagaimana bibir Tory mencaplok kedua payudaranya. Lidahnya menari-nari pada putingnya. Gigitan kecil tetapi terasa sangat kasar membuat putingnya menjadi perih. Tetapi yang dia rasakan sangat aneh adalah…, perasaan ngeri, takut dan cemas itu, mengapa pupus, ternyata pupus, mengapa yang hadir kini justru rasa haus yang amat sangat. Dia diserang rasa kehausan yang amat sangat. Ingin sekali dia mendapatkan air untuk tenggorokannya. Ingin sekali, ingin sekali. Dia sangat menantikan Tory mengangkat celana pesingnya yang membungkam mulutnya. Dia sangat menantikan bibir tebal Tory melumat bibirnya. Dia ingin sekali meminum ludah Tory langsung dari mulutnya. “Oohhhh Toryi tolooong… akuuu hauss…, tolong Toryii, tolongggg…”. Dan kehausan itu semakin menjadi ketika dilihatnya Pedro menyusul menenggelamkan wajahnya ke selangkangannya. Lidah Pedro yang juga kuat dan kasar itu langsung menjilat seluruh bibir kemaluannya. Langsung membor lubang vaginanya.

    Untung saja Tory tahu…, Tory yang telah 55 tahun itu tahu reaksi perempuan yang kehausan saat menerima jilatan, sedotan, sentuhan lidah maupun bibir atau sodokan ******. Dia tahu bagaimana desakan birahi akan membuat tenggorokannya mengering dan seorang perempuan akan meminta agar secepatnya dilumat bibirnya untuk dapat menyedot ludah lelaki yang menyetubuhinya dan secepatnya kemaluannya ditembus ****** besarnya. Tory yang sangat berpengalaman itu serta merta meraih celana dalamnya yang sejak tadi disumpalkan pada mulut Lia. Kemudian secepat kilat bibirnya melumat bibir sensual pengantin cantik itu. Dan serta merta, Lia langsung menyambutnya dengan penuh kelahapan birahinya. Dia dengan histeris menyedot ludah Tory. Bahkan dari bibirnya juga keluar bisikan-bisikan kehausannya. “Pak Toryi, ayyooo, Lia udah tidakk tahannn…, ayyooo Pak Toryi…, Lia udah pengin ****** Pak Tory ituu…, ayoooo Pak Toryiii …”. Tory tahu bahwa Lia sedang dalam keadaan tersiksa oleh deraan nafsu birahinya sendiri, dia tolak Pedro dari keasyikannya melumati kemaluan Lia, kemudian dirabanya kemaluan indah itu. Cairan birahinya sudah membanjir. Dan Tory dengan cepat mengambil posisi. Dia kangkangkan selangkangan Lia, untuk kemudian dia menempatkan tongkolnya di antara selangkangan Lia itu.

    Diarahkannya ****** itu langsung ke lubang vagina Lia, yang telah sangat kehausan menunggunya. Karena Lia masih perawan, sejago-jagonya Tory tetap saja segalanya masih harus diusahakan dengan keras. ****** itu setiap kali meleset dari targetnya. Mungkin licin. Beberapa kali Tory merasa tongkolnya sudah tepat berada di mulut vagina Lia, meleset lagi. Dan saat berhasil tembus, Lia berteriak kesakitan, dan Tory melihat darah keperawanan Lia mengalir dari bibir vaginanya. Selaput perawan Lia telah robek. Kemaluan Lia sudah berhasil ditembus ****** Tory. Kemudian Tory mulai memompa. Pelan…, pelan…, pelan…, tetapi Lia sendiri yang sudah sangat kegatalan ingin lebih cepat… Dan Tory menurut untuk mempercepat… Dari balik kamar, Danny ternyata ikut menyaksikan saat-saat itu. Hingga dia saksikan bagaimana Tory memuntahkan bermili-mililiter air maninya ke dalam memiaw istrinya Lia itu. Dan dalam kesempatan itu, Danny juga menyalurkan birahinya hingga spermanya menyemprot dinding tempatnya mengintip istrinya menikmati genjotan Tory. Sungguh suatu pengalaman yang sangat dahsyat bagi perawan seperti Lia ini. Seumur-umur baru kali inilah dia merasakan nikmatnya senggama. Saat Tory melepas spermanya tumpah di dalam vaginanya, Lia pun mendapatkan orgasme pertamanya. ****** Tory masih berada di dalam lubang vaginanya saat Pedro datang. Dia menepuk punggung Tory, mengisyaratkan meminta “jatah”nya.

    Lia menatap kehadiran Pedro dengan pandangan penuh gairah dan birahi. Orgasme yang baru saja diraihnya bersama Tory belum menghabiskan semangat libidonya. Kegatalan birahi pada kemaluannya masih menuntut gesekan batang-batang penuh kejantanan dari para pecundang ini. Dan begitu Pedro datang serta langsung menembakkan rudalnya pada memiaw Lia, ditariknya tubuh Pedro. Dia ingin Pedro ******* nonoknya dengan bibir tebal Pedro tetap melumat bibirnya. Dia ingin menguras ludah dari mulut Pedro. Dia ingin mendengarkan desah dan rintih Pedro yang merasa kelimpungan oleh jepitan vaginanya langsung di telinganya. Dia ingin hidungnya mengendus seluruh keringat yang keluar dari tubuh Pedro. Dia ingin Pedro melumat ketiaknya, payudara dan putingnya. Kini Lia telah menjadi kuda betina yang binal. Dia tidak lagi memikirkan Danny. Dia hanya ingin Danny bergabung dalam kenikmatan bersama ini. Dia ingin Danny menerima kenyataan dunia ini. Dia ingin Danny untuk tetap setia dan menurut saja pada dewa-dewa jantan yang begundal dan brutal ini. Lia berkeyakinan kedua brandal begundal brutal ini adalah dewa-dewa jantan yang membawa sejuta kenikmatan. Danny harus patuh dan tunduk pada mereka. Sementara itu di kamar lain… Danny kini menyadari bahwa Pedro dan Tory telah memberikan kenikmatan tak terhingga pada Lia istrinya.

    Dia berfikir sederhana, kalau ******-****** Pedro dan Tory itu nikmat bagi Lia yang dicintainya, tentunya akan nikmat pula bagi Danny yang mencintainya khan? Suatu logika yang sangat rasional. Kalau Lia meminum dengan rasa segar ludah Pedro maupun Tory, tentunya ludah itu juga akan menyegarkan bagi Danny khan? Dan pada akhirnya semua bagian tubuh Pedro maupun Tory mestinya nikmat dan layak untuk dinikmati semuanya khan? Kini ganti Danny yang diserang rasa haus… Tiba-tiba terdengar kunci kamar itu dibuka oleh seseorang. Nampak Pedro dan Tory masuk dan memeriksa wajah Danny. Kemudian dia periksa pula tongkolnya. Mereka tersenyum. Kemudian Pedro dan Tory memeriksa dinding di dekat kotak kayu dimana Danny tadi mengintip. Diamatinya dinding itu. Dan saat ditemukannya sperma Danny yang masih meleleh pada dinding, kembali Pedro dan Tory tersenyum puas. Danny berharap sumpal mulutnya dilepaskan seperti halnya Lia istrinya. Tapi ternyata tidak. Kedua begundal itu kini menyodorkan ****** mereka ke wajahnya. “Ooohh…, mereka hendak membuang air kencingnya ke wajahku”, pikir Danny. Danny menunggunya dengan perasaan penuh birahi. Dia amati ****** Tory yang ujungnya bulat seperti jamur merang. Lubang kencingnya menganga lebar. Dan Ujung ****** Pedro nampak agak belang. Kulupnya masih membungkus, tanda bahwa dia belum ngaceng sempurna. Dan akhirnya, seerrr… dan seeerrrrr…, kencing Tory dan Pedro langsung mengguyur wajah Danny.

    Celana dalam Pedro itu ternyata langsung menyerap cairan kuning itu. Di dalam mulutnya, Danny merasakan hangat air kencing mereka berdua. Dia berusaha menelannya sebanyak mungkin. Inilah obat haus bagi Danny. Sedemikian banyaknya kencing Pedro dan Tory sehingga membuat Danny tampak seperti mandi. Seluruh tubuhnya basah kuyup oleh air kencing mereka. Bau pesing air kencing itu seakan-akan menjadi bau sedap bagi Danny yang sedang horny. Setelah selesai, Pedro mengambil celana dalam yang menyumpal pada mulut Danny. Danny lega. Akhirnya rahangnya dapat beristirahat setelah sekitar 4 jam menganga. Tetapi ternya urusan masih belum selesai. Pedro memerintahkan Danny untuk membuka mulutnya lagi. Diperasnya air kencing Pedro dan Tory yang terserap dalam celana dalam Pedro itu ke mulut Danny. Dan tanpa disuruh lagi Danny langsung menjilatinya. Kemudian Tory berbicara. “Kamu sekarang jadi budakku. Tahu”. Danny seakan mendengar berita gembira. Dia mengangguk angguk senang. Kemudian Pedro menuntun menuju kamar dimana Lia masih terikat di ranjangnya. “Hai, pelayanku, budakku, anjingku… Bersihkan nonok istrimu dari peju-peju (sperma) kami yang tertinggal di dalamnya. Kamu sedot dengan mulutmu sampai bersih. Cepat”.Ternyata Tory dan Pedro ini benar-benar seorang ahli kejiwaan yang hebat. Mereka pakar sekali dalam hal mengubah, merusak dab menghancurkan mental orang lain.

    Dan tampak sekarang…, Danny telah tercuci otaknya menjadi budak yang penurut dan ****** yang siap menunggu perintah tuannya. Dia siap untuk melakukan apapun, termasuk minum air kencing mereka atau bahkan lebih dari itu. Tidak ada lagi rasa tabu, jijik, jorok bagi para budak mereka. Lia juga telah diubah sebagai budak seksnya. Pasangan itu akhirnya kembali seperti halnya yang diharapkan oleh para tamu dalam acara pesta kemarin siang, “Semoga Danny dan Lia selalu saling melengkapi”. Dengan karakter baru setelah melalui garapan Tory dan Pedro, pasangan Danny dan Lia tetap saling melengkapi. Setidak-tidaknya di depan para berandal brutal itu. Dan kini Danny merangkak di lantai menuju tepian ranjang. Dia datangi nonok Lia yang masih basah penuh sperma yang meleleh dari lubang vaginanya. Danny harus membersihkan dengan lidahnya. Dia dekatkan bibirnya menuju vagina yang penuh lelehan sperma Pedro dan Tory itu. Lidahnya menjilati dan bibirnya langsung menyedotnya hingga nonok Lia kembali kosong. Sejak kehadiran Danny kembali ke kamarnya dan kemudian menjilati kemaluannya dari sisa-sisa sperma yang dibuang Tory dan Pedro ke dalam vaginanya, Lia hanya dapat menyaksikan dengan diam. Pandangannya pada Danny sudah hambar. Bukannya karena Danny tidak dapat menyelamatkan dia saat-saat menderita.

    Tetapi Lia kini yakin bahwa Danny tidak mungkin dapat memberikan kenikmatan ranjang macam Pedro dan Tory. Danny tidak akan mampu merangsang birahinya untuk meraih orgasmenya. Dan di mata Lia kini, Danny memang hanya pantas menjadi budak atau ****** yang menjilati sperma buangan tuannya. Semua yang dilakukan Danny sepenuhnya berada dalam pengawasan Pedro dan Tory. Mereka puas melihat Danny. Mereka juga puas melihat Lia. Kini tali-tali mereka akan dilepaskan. Pedro dan Tory yakin bahwa Danny dan Lia sekarang bukan lagi Danny dan Lia pada 4 jam yang lalu. “Tadi saat kalian datang, kami sepenuhnya melayani kalian. Sekarang kamu menjadi pelayan-pelayan kami, menjadi budak-budak kami, menjadi ******-****** yang setia pada kami. Dengar, kami akan bermurah hati melepaskan tali kalian. Agar kalian selalu siap menjalankan perintah kami berdua”. Kemudian tali-tali mereka dilepaskan. Tory memerintahkan keduanya untuk mandi dan berganti pakaian. Pedro dan Tory akan menunggu mereka untuk makan malam di teras kebun. Tempat itu sengaja dipilih karena malam ini adalah malam purnama. Danny dan Lia akan disuguhi pemandangan malam yang sangat indah. Tory membisikkan kepada Danny dan Lia, bahwa dia telah memasak makanan kesukaan mereka. Sebelum meninggalkan pasangan itu, Pedro dan Tory menyampaikan selamat malam dengan sangat santun.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Mengusap Klitoris Kakakku Sampai Mencapai Kepuasan

    Cerita Sex Mengusap Klitoris Kakakku Sampai Mencapai Kepuasan


    942 views

    Perawanku – Cerita Sex Mengusap Klitoris Kakakku Sampai Mencapai Kepuasan, Aku adalah seorang gadis berumur 18 tahun (sekarang), dan kakakku sendiri berusia 23 tahun. Sudah lama aku mengetahui kelainan yang ada pada diri kakakku. Karena ia sering mengajak teman perempuannya untuk tidur di rumah, dan karena kamarku berada persis di sebelah kamarnya,

    aku sering mendengar suara-suara aneh, yang kemudian kusadari adalah suara rintihan dan kadang pula teriakan-teriakan tertahan. Tentu saja meskipun orang tuaku ada di rumah mereka tak menaruh curiga, sebab kakakku sendiri adalah seorang gadis.

    Ketika aku mencoba menanyakannya, kakakku sama sekali tidak berusaha menampiknya. Ia mengakui terus terang kalau ia masuk sebuah klub lesbian di kampusnya, begitu juga dengan kekasihnya.

    Waktu itu aku merasa jijik sekaligus iba padanya, karena aku menyadari ada faktor psikologis yang mendorong kakakku untuk berbuat seperti itu. Kekasihnya pernah mengecewakannya, kekasih yang dicintainya dan menjadi tumpuan harapannya ternyata telah menikah dengan orang lain karena ia telah menghamilinya.

    Kembali pada masalah tadi, sejak itu aku jadi sering berbincang-bincang dengan kakakku mengenai pengalaman seksnya yang menurutku tidak wajar itu. Ia bercerita, selama menjalani kehidupan sebagai lesbian, ia sudah empat kali berganti pasangan, tapi hubungannya dengan mantan-mantan pacarnya tetap berjalan baik.

    Begitulah kadang-kadang, ketika ia kembali mengajak pasangannya untuk tidur di rumah, pikiranku jadi ngeres sendiri. Aku sering membayangkan kenikmatan yang tengah dirasakannya ketika telingaku menangkap suara erangan dan rintihan. Aku tergoda untuk melakukannya.

    Pembaca, hubunganku yang pertama dengan kakakku terjadi di awal januari lalu, ketika ia baru saja putus dengan pasangannya. Ia memintaku menemaninya tidur di kamarnya, dan kami menonton beberapa CD porno, antara tiga orang cewek yang sama-sama lesbian, dan aku merinding karena terangsang secara hebat mengingat kakakku sendiri juga seperti itu.

    Awalnya, aku meletakkan kepalaku di paha kakakku, dan ia mulai mengelus-elus rambutku.
    “Aku sayang kamu, makasih ya, mau nemenin aku”, katanya berbisik di telingaku.

    Mendengar hal itu, spontan aku mendongakkan wajah dan kulihat matanya berlinang, mungkin ia teringat pada kekasihnya. Refleks, aku mencium pipinya untuk menenangkan, dan ternyata ia menyambutnya dengan reaksi lain. Di balasnya kecupanku dengan ciuman lembut dari pipi hingga ke telingaku, dan di sana ia menjilat ke dalam lubang telingaku yang membuat aku semakin kegelian dan nafsuku tiba-tiba saja naik.

    Aku tak peduli lagi meski ia adalah kakakku sendiri, toh hubungan ini tak akan membuatku kehilangan keperawanan. Jadi kuladeni saja dia. Ketika ia menunduk untuk melepaskan kancing-kancing kemejaku, aku menciumi kuduknya dan ia menggelinjang kegelian.

    “Oh.. all..”, desahnya.
    Aku semakin liar menjilati bagian tengkuknya dan memberi gigitan-gigitan kecil yang rupanya disukai olehnya.

    Ketika kusadari bahwa kemejaku telah terlepas, aku merasa tertantang, dan aku membalas melepaskan T-shirt yang ia kenakan. Ketika ia menunduk dan menjilati puting susuku yang rupanya telah mengeras, aku menggelinjang. Kakakku demikian lihai mempermainkan lidahnya, kuremas punggungnya.

    “Oohh.. Kaakk, ah.. geli”, Ia mendongak kepadaku menatap mataku yang setengah terkatup, dan tersenyum.
    “Kamu suka?”.
    “Yah..”, kujawab malu-malu, mengakui.

    Ia kembali mempermainkan lidahnya, dan aku sendiri mengusap punggungnya yang telanjang (kakakku tak biasa pakai bra ketika hendak tidur) dengan kukuku, kurasakan nafasnya panas di perutku, menjilat dan mengecup.

    Aku memeluknya erat-erat, dan mengajaknya rebah di peraduan, lantas kutarik tubuhku sehingga ia berada dalam posisi telentang, kubelai payudaranya yang kencang dan begitu indah, lantas kukecup pelan-pelan sambil lidahku terjulur, mengisap kemudian membelai sementara jemariku bermain di pahanya yang tidak tertutup.

    Aku menyibakkan rok panjang yang dipakainya kian lebar, dan kutarik celana dalamnya yang berwarna merah sementara ia sendiri mengangkat pantatnya dari kasur untuk memudahkanku melepaskan CD yang tengah dipakainya.

    Ketika aku meraba ke pangkal pahanya, sudah terasa begitu basah oleh cairan yang menandakan kakakku benar-benar sedang bergairah. Aku sendiri terus menggelinjang karena remasannya di payudaraku, tapi aku ingin lebih agresif dari pada dia,

    jadi kubelai lembut kemaluannya, dan merasakan jemariku menyentuh klitorisnya, aku membasahi jemariku dengan cairan yang ada di liang senggamanya kemudian kuusap klitorisnya, lembut pelan, sementara ia mendesah dan kemudian meremas rambutku kuat-kuat.

    “Oh.. Yeahh.. Ukkhh, ahh, terus, teruss, ahh”, celoteh kakakku dengan ributnya. Aku terus mengusap clitoris kakakku, dan tiba-tiba kurasakan tubuhnya mengejang kuat-kuat, jemarinya meremas punggungku, lantas ia merebah lemas.

    Aku memandang ke wajahnya yang bersimbah keringat, “Sudah Kak?” Ia mengangguk kecil dan tersenyum.

    “Thanks yah”, aku mengedik.

    Aku belum puas, belum. Kukeringkan jemariku sekaligus kemaluan kakakku, kemudian aku turun, dan menciumi pahanya.

    “Ohh.. teruskan terus.. yeah.. terus..”, aku tak peduli dengan erangan itu, aku mendesakkan kepalaku di antara kedua pahanya dan sementara aku mulai menjilati selangkangannya, kulepaskan ritsluiting rok kakakku, dan menariknya turun.

    Aku juga melepaskan sendiri celana jeans pendek yang tengah kupakai, kemudian aku memutar badanku sehingga kemaluanku berada tepat di atas wajah kakakku. Ia mengerti dan segera kami saling menjilat, pantat serta pinggul kami terus berputar diiringi desahan-desahan yang makin menggila.

    Aku terus menjilati clitoris nya, dan kadangkala kukulum, serta kuberi gigitan kecil sehingga kakakku sering berteriak keenakan. Kurasakan jemarinya bergerak mengelusi pantatku sementara tangan kirinya merayap ke pinggir dipan.

    Sebelum aku menyadari apa yang ia lakukan, ia menarik tanganku dan menyerahkan sebuah penis silikon kepadaku.

    “Kak?”, bisikku tak percaya.
    “Masukkan, masukkaan, please..”

    Ragu, aku kembali ke posisi semula dengan ia terus menjilati clitoris ku, kumasukkan penis buatan itu perlahan-lahan, dan kurasakan ia meremas pantatku kuat-kuat, pinggulnya berputar kian hebat dan kadang ia mendorong pantatnya ke atas,

    aku sendiri menyaksikan penis itu masuk ke lubang kemaluan kakakku dan asyik dengan pemandangan itu, kusaksikan benda tersebut menerobos liang senggamanya dan aku membayangkan sedang bersetubuh dengan seorang lelaki tampan yang tengah mencumbui kemaluanku.

    Lama kami berada dalam posisi seperti itu, sampai suatu ketika aku merasakan ada sesuatu di dalam tubuhku yang membuatku seolah merinding seluruh tubuh karena nikmatnya, dan tahu-tahu aku menegang kuat-kuat, “okh.. kaakk.. ahh.. ahh!” Tubuhku serasa luluh lantak dan aku tahu aku telah mengalami orgasme,

    kucium paha kakakku dan kumasukkan penis silikon itu lebih cepat, dan pada ritme-ritme tertentu, kumasukkan lebih dalam, kakakku mengerang dan merintih, dan terus-terang, aku menikmati pemandangan yang tersaji di depanku ketika ia mencapai orgasme. Terakhir, aku mencium klitorisnya, kemudian perut, payudara dan bibirnya. Lantas ketika ia bertanya,

    “Nyesel nggak?” aku menggeleng dengan tegas. Malam itu kami tidur dengan tubuh telanjang bulat, dan sekarang kami kian sering melakukannya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Janji Indah Memberikan Kenikmatan Itu

    Cerita Sex Janji Indah Memberikan Kenikmatan Itu


    941 views

    Perawanku – Pengalaman aku kali ini berawal beberapa tahun yang lalu, sekitar tahun 1993 – 1996. Saat itu aku baru saja mendapatkan kerjaku di kota Surabaya sehingga untuk mendapatkan rumah dalam waktu dekat tidak mungkin aku lakukan karena terus terang saja, aku belum mendapatkan tabungan yang cukup untuk membeli rumah. Akhirnya aku putuskan untuk kost didaerah dekat kantor.

    Akhirnya aku dapatkan tempat kost yang aku inginkan, perlu pembaca ketahui, nenek kostku mempunyai cucu perempuan yang saat itu masih berada di bangku SMP, sebut saja namanya Endah. Endah adalah sosok yang mengasyikkan jika dilihat, walaupun dia masih dibangku SMP, Endah mempunyai bentuk tubuh yang montok dan setelah aku banding-bandingkan, Endah mirip dengan seorang selebitris di Indonesia yang masih single sampai sekarang. Oya, sebelumnya namaku Dandy, 30 tahun seorang karyawan di salah satu perusahaan di Surabaya.

    Singkat cerita, tanpa terasa 2 tahun sudah aku menjalani masa kostku dan karena aku termasuk orang yang supel, aku cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan karakter aku itu membuat Endah yang semakin hari semakin ranum dan sexy, tergila-gila dengan aku. Sampai suatu hari aku beranikan diri untuk mencium bibirnya, diluar dugaanku Endah membalas dengan buasnya.

    Sampai akhirnya aktivitas itu menjadi kegiatan rutin antara aku dengan Endah, sepulang kantor atau memanfaatkan waktu-waktu sepi di kost-kostan. Setiap melakukan hal itu, tanganku yang bandel juga tidak lupa menyelinap di balik CD nya dan sedikit menggesek-gesekan jari telunjukku di ujung clitorisnya.

    Dan walaupun aku hanya menggesekkan adik kecilku tetapi setiap aktivitas itu, aku selalu mencapai klimaks. 4 tahun ternyata waktu yang sedikit untuk menikmati hal itu. Sampai akhirnya aku harus keluar dari kost-kostan dan Endah harus kuliah di kota dingin Malang. Agen Poker Singa

    Setelah sekian tahun lamanya aku tidak mendengar kabar tentang Endah, di tahun 2001 aku iseng-iseng call Endah di rumahnya dan walhasil dari obrolan pertama di telepon tersebut, aku dapatkan nomor phone dia di Malang dan juga dia memberikan nomor HP.

    Akhirnya kita berdua sering kontak via telephone, walaupun aku sudah berstatus nggak bujang lagi, tetapi dia tetap saja bilang kalau masih sayang sama aku. Sampai akhirnya kita janjian untuk ketemu saat dia week end, karena setiap hari itu Endah selalu rajin pulang ke Surabaya.

    Pucuk ditunggu ulam pun tiba, dengan perasaan deg-degan akhirnya aku bertemu dengan sosok Endah yang dulu masih lugu dan centil, sekarang tumbuh menjadi gadis yang sexy, sintal dengan ukuran bra 34. Waw, semakin aku menelan ludah setiap melihat tubuhnya yang sexy.

    “Mas Dandy, gimana khabarnya,” tanya Endah merusak pikiranku yang jorok.
    “Ee.. baik, bagaimana dengan kamu?” jawabku gugup.

    Kita berdua bercerita panjang lebar setelah sekaian lama nggak ketemu, Sampai akhirnya aku harus antar dia balik ke rumahnya di sUrabaya.
    “En, kamu sudah punya pacar..?” tanyaku.
    “Lagi blank nih Mas.. ” jawab Endha tangkas
    “O yah, kamu masih inget nggak saat aku ajarin kamu berciuman dulu?” godaku.
    “Ihh, Mas Dandy emang bandel kok,” sambil mencubit lenganku.
    “Aow..,” aku meringis kesakitan.
    “Kamu mau nggak kalau aku terusin pelajarannya,” tanyaku sekali lagi.
    “Mau aja asal Mas yang ajarin,” jawaban Endah membuat aku merinding.

    Setelah kita bercanda dan bercerita panjang lebar, akhirnya aku menawarkan diri untuk ketemu minggu depannya lagi.
    “Endah, minggu depan ketemu lagi yuk,” ajakku.
    “Boleh deh Mas..,” jawab Endah dengan ceria.
    “Tapi nginep ya di hotel?” godaku.
    “Lho ngapain?” Endah balas bertanya.
    “Katanya mau lanjutin pelajarannya..” aku mencoba memancing .
    “Nakaall Mas Dandy.. nih.”

    Tanpa terasa akhirnya Endah harus turun di dekat rumahnya.
    “Ma kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” sambil pamit Endah mengecup pipiku.

    Cerita Sex Janji Indah Memberikan Kenikmatan Itu

    Cerita Sex Janji Indah Memberikan Kenikmatan Itu

    Alamak, darah mudaku bergejolak menerima sentuhan bibirnya yang mungil. Aku perhatikan lenggak-lenggok pinggulnya meninggalkan mobil starletku, sembari aku membayangkan seandainya aku bisa menikmati tubuh kamu Endah, duh betapa bahagainya diriku.
    Satu minggu tanpa terasa aku lewatin, sampailah aku ketemu dengan Endah. Kali ini aku sudah booking hotel berbintang di pinggiran kota untuk satu malam. Tepat pukul 16.30, sepulang kantor aku bergegas mengemasi pekerjaan aku dan meluncur di tempat yang sudah kita sepakati bersama.
    Bulu kudukku merinding saat dia memasuki mobilku, parfumnya yang harum sontak menggugah saraf kelaki-lakianku.
    Tanpa pikir panjang, aku segera meluncur menuju hotel yang sudah aku booking sehari sebelumnya. Jujur saja, buat Endah ini adalah hal yang pertama masuk di hotel, sehingga dia sedikit kaku untuk lingkungan yang ada. Setelah chek ni, aku bergegas menuju lift untuk langsung ke kamar.

    “Mas, aku mau mandi dulu ya..?” pinta Endah.
    “Oke silahkan, apa mau aku mandiin,” godaku.
    “Nggak ah, nakal Mas Dandy nih..” sambil menjawab seperti itu, Endah bergegas menuju kamar mandi, dengan dibalut sehelai handuk, Endah berjalan gontai menuju kamar mandi.
    Mataku benar-benar tidak bisa berkedip melihat pemandangan tubuh Endah yang benar-benar menggairahkan. Pikiranku melayang saat membayangkan kemolekan tubuhnya.
    20 menit berikutnya Endah keluar kamar mandi dengan menggunakan gaun tidur yang tipis, hingga membuat darah sex aku naik ke ubun-ubun. Akan tetapi aku berusaha mengendalikan gejolak nafsuku di depan Endah karena memang di depan dia, aku adalah figur seorang kakak yang baik.
    “O ya Endah, kamu mau makan apa sekalian pesannya,” tanyaku untuk menutupi gejolak bathinku.
    “Terserah Mas deh,” jawabnya.
    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 menit dan tanpa terasa kami sudah bercerita panjang lebar, untuk sekedar melepas kangen. Kita berdua bercengkrama, bercanda cerita tentang apapun, sampai akhirnya..
    “En, kamu serius mau lanjutin pelajarannya,” tanyaku serius.

    “He eh Mas Dandy,” jawabnya.
    “Endah..” aku tidak meneruskan pertanyaanku karena dengan cepat aku langsung menyerbu bibir Endah yang mungil.
    “Mas..” Endah mendesah sambil memeluk badanku erat, tangannya yang bandel mulai meraba daerah sensitifku, sesekali memainkan rambutku. Endah mengelus kudukku sehingga membuat aku terangsang hebat.
    Lidah Endah yang nakal, sesekali mengimbangi lidahku yag menjelajah seluruh bibirnya. Jemariku mulai bergerilya untuk melepas pengait BH Endah. Pengait BH nya terlepas,
    “Mas.. kamu memang guru yang baik,” sambil aku benamkan dalam-dalam wajahku dalam belahan payudaranya yang montok.
    Sekitar 15 aku bercumbu dengan Endah, aku semakin penasaran dengan apa yang ada dibalik CD nya. Dengan perlahan aku mulai berusaha membuka CD yang dikenakan oleh Endah dan kegiatan aku semakin mudah karena Endah berusaha mengangkat pantatnya sehingga memudahkan aku untuk mempreteli CD nya.
    Alamak! bulu yang tumbuh masih halus sekali dan baunya wow.. ranum sekali segar, tanpa berpikir panjang aku segera membuka kedua pahanya dan mengunci dengan lenganku sehingga vagina Endah yang masih merah terpampang jelas didepan mataku. Dengan usapan halus, lidahku yang bandel mulai menjelajahi setiap mm permukaan vagina Endah.
    “Oh.. Mas Dandy.. asyik sekali Mas.. ughh,” rintih Endah saat lidahku mulai nakal menguak lubang surganya.
    Tubuh Endah seperti cacing kepanasan menerima setiapa jilatan lidahku, hisapan lidahku dan sesekali mengangkat pantatnya saat lidahku masuk dalam-dalam lubang vaginanya. Sesekali tangannya meremas rambutku yang sedikit gondrong, dan hal itu membuat gairahku semakin naik.
    “Mas Dandy.. enak sekali Mas.. oh.. kenapa nggak dulu-dulu Mas,” rengek Endah sambil melihat lidahku sedang mengerjai vaginanya.
    Clitorisnya yang semakin membesar memudahkanku untuk membuat Endah melayang. Ternyata Endah type orang yang mudah orgasme terbukti 15 menit pertama dia mengerang sambil menaik turunkan pantatnya.
    “Mas.. Mas Dandy, Endah kebelet pipis Mas.. aduh,” rintih Enda.
    “Pipis aja sayang di mulut Mas..” jawabku.
    “Mas.. aduh.. Endah nggak kuat..” Endah menjerit lirih sambil menggapitkan kedua pahanya di kepalaku.
    Dengan cekatan aku langsung membuka lebar mulutku dan cairan yang keluar begitu banyak sehingga aku merasakan minum air putih.
    “Aduh Mas Dandy.. sudah sayang.. uh.. nikmat sekali Mas, kamu memang pandai dalam bercinta aakhh..” kata Endah.
    Aku tidak mendengar kan rintihannya, karena aku berkonsentrasi untuk ronde berikutnya karena aku ingin Endah merasakan nikmatnya bercinta dengan aku.
    Setelah cairan yang keluar aku berihkan dengan cara aku jilatin, Endah kembali terangsang saat clitorisnya aku gesek dengan batang kemaluanku.
    “Wow.. panjang sekali Mas Dandy.. aku suka banget.”
    Endah mulai menjilati dan mengulum batang kemaluanku, sepertinya dia sangat pandai mengoral cowok.
    “Aakhh.. Endah.. kamu pinter tuh,” erangku.
    Endah tidak menjawab pujianku, dia semakin lahap menelan dan mengulum serta meghisap penisku, aku merem melek setiap penisku masuk dalam mulutnya.
    Dasar aku, dengan kecepatan yang tidak diduga, aku langsung meraih selangkangan Endah sehingga posisi kamu menjadi 69. Kita berdua saling membuat rangsangan pada daerah-daerah yang sensitif.
    Tidak selang berapa lama,
    “Mmm, Mas Dandy.. aku.. pipis lagi.. oh..” Endah menggelepar kedua kalinya menerima serangan lidahku dan aku tidak tinggal diam, segera aku membalikan tubuh Endah dihadapanku dan,
    “Endah kamu masih virgin?” tanyaku.
    “Mungkin sudah tidak Mas,?” jawab Endah.
    Aku sedikit kaget sembari bertanya, “Siapa yang lakukan pertama?”
    “Aku pernah jatuh Mas, terus ngeluarin darah.”
    Sambil membisikna kata mesra, aku berusaha mencari lubang untuk adik kecilku yang sudah mulai menegang 7 kali lipat dari biasanya. Dengan bantuan sisa cairan yang masih ada di sekitar vagina Endah, penisku mulai mencari lubangnya dan bless.
    “Mas Dandy.. enak sekali sayang.”
    Endah membantu mempermudah aku untuk memasukan penisku, sambil mendekap tubuhku, dia mulai memutar pinggulnya, sehingga penisku terasa ada yang memijit.
    “Ooh.. Mas Dandy, kenapa tidak dari dulu kau berikan kenikmatan ini padaku..” Endah berkelenjotan menerima sodokan penisku.
    “Crek crekk crek” penisku keluar masuk dalam lubang vaginanya yang sudah mulai becek dan basah kuyup.
    “Mas.. Endah, pipis lagi.. ahh..” Endah menjerit panjang saat orgasme yang ketiga diraihnya.
    Aku sudah tidak mempedulikan keadaan dia yang masih lemas setelah 3 kali orgasme, aku langsung membalik tubuh Endah sehingga posisi Endah sekarang seperti doggi style. Dengan leluasa aku bisa mengentot Endah dari belakang dengan keringat bercucuran.
    “Mas.. kamu memang jago.. ooh.. uughh..” Endah merintih saat penisku masuk semua sampai pangkal batang kemaluanku.
    Tangannya yang halus hanya bisa mencengkeran seprei hotel saat menahan kenikmatan yang aku berikan. Pikiranku hanya satu, aku harus bisa memberikan kepuasan yang abadi untuk Endah, sehingga kalau dia butuh lagi pasti mencariku.
    45 menit sudah pergumulan ini terjadi, entah berapa kali sudah Endah orgasme. Sampai akhirnya aku sendiri sudah merasakan klimaks sudah di ubun-ubun.
    “Endah.. Mas mau keluar nih..,” rintihku.
    “Iya Mas, jangan dikeluarin didalam ya Mas..,” pinta Endah.

    “Iyaa.. sayang.. duh, tubuh kamu benar-benar montok sayang.. uughh.”
    Aku merintih saat dia mulai meggoyang untuk ke sekian kalinya, gila gadis muda yang dulu aku kenal masih lugu, sekarang sudah menjadi pasanganku untuk bercinta.
    “Endah.. ohh Mas keluar..,” secepat kilat aku mencabut penisku dan mengarahkan ke mulut Endah.
    “Aowww..” spermaku muncrat diwajah Endah. Endah menjilati penisku dengn lahap sampai tidak tesisa sedikitpun spermaku yang keluar.
    “Mas, kamu memang guru jempolan.. aku sudah 9 kali orgasme, Mas Dandy baru sekali.. kamu hebat Mas,” cerita Endah.
    “Kamu suka sayang,” tanyaku.
    “Suka banget, kamu maukan selalu berikan kenikmatan itu untukku?” balas Endah bertanya.
    “Iya sayang, aku janji memberikan kenikmatan itu.”
    Endah memelukku dan membimbing aku untuk ke kamar mandi, dan dalam kamar mandipun aku juga melakukan lagi sampai pukul 3 dini hari. Sangat romantis bercinta dengan mantan anak ibu kost, karena dia juga baru pertama ini mengalami orgasme yang luar biasa dan sampai sekarang aku masih kontak-kontak sama dia, tepatnya saat dia butuh, aku segera atur jadwalku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Indahnya Tubuh Bibi

    Cerita Sex Indahnya Tubuh Bibi


    941 views

    Perawanku – Terlihat Bibi yang sedang tidur tidak berselimut walaupun kamarnya ber AC tapi dia tidak menginginkan
    untuk memakai selimut karena Acnya sudah diatur sedemikian agar tidak terlalu dingin, hanya memakai
    daster tipis posisi tidur bibi terlentang terlihat CD yang berwarna pink karena dasternya terangkat
    sampai ke perut.

    Kemaluan bibi terlihat nyata dengan rambut tipis kecoklatan, bauh dada bibi terlihat samar samar
    dibalik dasternya naik turun dengan nafas yang teratur putingnya yang menonjol berwarna coklat muda,
    melihat pemandangan seperti itu gairahku sedikit naik.

    Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta
    dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.

    Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi
    sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-
    geliat perlahan-lahan.

    Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga
    sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari
    mangsa.

    Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris
    bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

    Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD
    mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang
    dengan jelas tanpa ada penutup lagi.

    Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati
    aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi.  Agen Judi Bola

    Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh
    pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga
    sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.

    Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir
    kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada
    bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat,
    tapi matanya tetap tertutup.

    Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala
    kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis
    perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah.

    Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan
    menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar
    tegak lurus pada kemaluan bibi.

    Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti
    pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan
    sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang
    kemaluanku.

    Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung,
    memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak.

    Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi
    agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga
    lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi
    penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

    Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya
    otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh
    bekapan tangan kiriku.

    ”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat,
    kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke
    dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

    Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh
    pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu,
    penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-
    pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.

    Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan
    kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan.

    Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping
    kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett..,
    shhett..!” bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di
    bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara
    perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

    Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii..,
    tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan
    tanganku kulepaskan dari mulut bibi.

    Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam
    saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-
    mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

    Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat
    menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo
    permainanku kutingkatkan lagi.

    Cerita Sex Indahnya Tubuh Bibi

    Cerita Sex Indahnya Tubuh Bibi

    Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc..,
    Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada
    tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan
    push-up.

    Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung
    ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah
    ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-
    desis.

    Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku.
    Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi.
    Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    “Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan
    bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku
    mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis.

    Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari
    di mulutnya.
    Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra,
    aku berkata,

    “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata
    itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku,

    “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi
    adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri
    ingin memiliki Bibi seutuhnya.

    “Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini
    sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini
    kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya.

    Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu
    dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun
    berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang
    itu.

    ”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.”
    katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

    Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher
    dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu.

    Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua
    ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi
    menggeliat-geliat kenikmatan.

    Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke
    perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan.

    Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada
    lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat
    menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

    Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang
    kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku,
    menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari
    mulutnya,

    “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan
    kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan
    setengah berjongkok.
    Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu,
    karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala
    penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

    Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba
    menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan
    kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-
    menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

    Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian
    sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku.

    Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan
    pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang
    itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.

    Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku
    langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

    “Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku
    dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi
    dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku.  Agen Judi Bola

    Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang
    kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di
    lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.

    Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku.
    Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan
    keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.

    Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada
    saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku
    bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

    Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas
    badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau
    telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar
    mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

    Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus
    dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi.

    Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku,
    kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada
    pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

    “Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-
    mundur sambil menekan ke atas.

    Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel
    oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu..
    keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,

    bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada
    di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur.

    Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku
    orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku
    menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung
    di dalamnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Pelabuhan Sperma Di Kapal Cerimai

    Pelabuhan Sperma Di Kapal Cerimai


    941 views

    Cerita Sex ini berjudulPelabuhan Sperma Di Kapal CerimaiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Perawanku – Aku ingin berbagi cerita, kisahku ini adalah kejadian yang benarbenar kualami sendiri. Untuk menjaga nama baik keluarga, nama dan marga sengaja kusamarkan. Aku berharap semoga beban batinku akan berkurang setelah aku menceritakannya kepada .

    Aku adalah seorang gadis dari Kawanua, sebut saja namaku Inge, aku anak pertama dari 6 bersaudara dan aku satusatunya anak perempuan. Kehidupan ekonomi keluargaku bisa dibilang mencemaskan. Beruntung aku bisa tamat SMA, ini karena aku mendapat beasiswa dari Yayasan Super Semar.

    Aku sedih melihat keadaan keluargaku, ayahku adalah seorang Pegawai Negeri golongan II, ibuku hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak mempunyai skill, kerjanya hanya mengurus putraputrinya. Rasanya aku ingin membantu ayah, mencari uang. Tapi apalah daya aku hanya lulusan sekolah menengah, namun begitu kucoba untuk melamar kerja di perusahaan yang ada di kota Manado.

    Hasilnya nihil, tak satupun perusahaan yang menerima lamaranku. Aku mahfum, disaat krisis sekarang ini banyak PT yang jatuh bangkrut, kalaupun ada PT yang bertahan itu karena memPHK sebagian karyawannya.

    Lalu aku berpikir, kenapa aku tidak ke Jakarta saja, kata orang di Ibukota banyak lowongan pekerjaan, dan aku teringat tetanggaku Mona namanya, dia itu katanya sukses hidup di Jakarta, terbukti kehidupan keluarganya meningkat drastis. Dahulu kehidupan keluarga Mona tidak jauh berbeda dengan keadaan keluargaku, paspasan.

    Tapi sejak Mona merantau ke Jakarta, ekonomi keluarganya makin lama makin berubah. Bangunan rumah Mona kini sudah permanen, isi perabotnya serba baru, dari kursi tamu, tempat tidur semuanya mewah, juga TV 29″ antena parabola dan VCD mereka miliki. Aku ingin seperti Mona, toh dia juga hanya tamatan SMA. Kalau dia bisa kenapa aku tidak? Aku harus optimis.

    Pada suatu hari di bulan September, tahun 1998 aku pamit kepada keluargaku untuk merantau ke Jakarta. Meskipun berat papa dan mama merelakan kepergianku. Dengan bekal uang Rp 75.000 dan tiket kelas Ekonomi hasil hutang papaku di kantor, aku akhirnya meninggalkan desa tercinta di Kawanua.

    Dari desa aku menuju pelabuhan Bitung, aku harus sudah sampai di pelabuhan sebelum pukul 6 sore karena KM Ciremai jurusan Tg.Priok berangkat jam 19:00 WIT, waktu satu jam tentu cukup untuk mencari tempat yang nyaman. Karena tiketku tidak mencantumkan nomor seat, maklum kelas ekonomi, aku berharap mendapat lapak untuk menggelar tikar ukuran badanku.

    Tapi sial, angkutan yang menuju pelabuhan begitu terlambat, pada waktu itu jam sudah menunjuk pukul 18:45. Waktuku hanya 15 menit. Ternyata KM.Ciremai sudah berlabuh, aku melihat hiruk pikuk penumpang berebut menaiki tangga, aku tergolong calon penumpang yang terakhir, dengan sisasisa tenagaku, aku berusaha lari menuju KM.Ciremai, aku hanya menggendong tas punggung yang berisi pakaian 3 potong.

    Aku sudah berada di dek kapal kelas ekonomi, tapi hampir semua ruangan sudah penuh oleh para penumpang. Keringat membasahi seluruh tubuhku, ruangan begitu terasa pengap oleh nafasnafas manusia yang bejibun.

    Aku hanya bisa berdiri di depan sebuah kamar yang bertuliskan Crew, di sekitarku terdapat seorang Ibu tua bersama 2 orang anak lakilaki usia sekolah dasar. Mereka tiduran di emperan tapi kelihatannya mereka cukup berbahagia karena dapat selonjoran.

    Aku berusaha mencari celah ruang untuk dapat jongkok. Aku bersyukur, Ibu Tua itu rupanya berbaik hati karena bersedia menggeserkan kakinya, kini aku dapat duduk, tapi sampai kapan aku duduk kuat dengan cara duduk begini. Sedangkan perjalanan memakan waktu 2 hari 2 malam.

    Tidak lama kemudian KM.Ciremai berangkat meninggalkan pelabuhan Bitung, hatiku sedikit lega, dan aku berdoa semoga perjalanku ini akan mengubah nasib. Tak sadar aku tertidur, aku sedikit terkejut sewaktu petugas menanyakan tiket, aku ingat tiketku ada di dalam tas punggungku. Tapi apa lacur, tasku raib entah dimana, aku panik, aku berusaha mencari dan bertanya kepada Ibu tua dan anak lakilakinya, tapi mereka hanya menggelengkan kepala.

    Cepat keluarkan tiketmu.. ujar seorang petugas sedikit menghardik.
    Aku kehilangan tas, tiket dan uangku ada di situ.. jawabku dengan sedih.
    Hah, bohong kamu, itu alasan kuno, bilang aja kamu tak membeli tiket, Ayo ikut kami ke atas, bentak petugas yang bertampang sangar.

    Akhirnya aku dibawa ke dek atas dan dihadapkan kepada atasan petugas tiket tadi.

    Oh.. ini orangnya, beraniberaninya kamu naik kapal tanpa tiket, kata sang atasan tadi.

    Tiketku hilang bersama pakaianku yang ada di tas, saya tidak bohong Pak, tapi benarbenar hilang..

    Bah itu sih alasan klasik Non, sudah ratusan orang yang minta dikasihani dengan membuat alasan itu. ucapnya lagi.

    Kalau Bapak tak percaya ya sudah, sekarang aku dihukum apapun akan aku lakukan, yang penting aku sampai di Jakarta.

    Bagus, itu jawaban yang aku tunggutunggu.. ujar lelaki berseragam putihputih itu.

    Kalau kutaksir mungkin lelaki tersebut baru berusia 45 tahun, tapi masih tegap dan atletis, hanya kumis dan rambutnya yang menonjolkan ketuaannya karena agak beruban.

    Tapi ingat kamu sudah berjanji, akan melakukan apa saja.. ujar lelaki itu, seraya menunjukkan jarinya ke jidatku.
    Sekarang kamu mandi, biar tidak bau, tuh handuknya dan di sana kamar mandinya.. sambil menunjuk ke arah kiri.
    Betapa girang hatiku, diperlakukan seperti itu, aku tidak menyangka lelaki itu ternyata baik juga. Betapa segarnya nanti setelah aku mandi.
    Terima kasih Pak, ujarku seraya memberanikan diri untuk menatap wajahnya, ternyata ganteng juga.
    Jangan panggil Pak, panggil aku Kapten.. tegasnya.

    Aku sempat membaca namanya yang tertera di baju putihnya. Kapten Jonny itulah namanya.

    Aku sekarang sudah berada di kamar mandi.
    Wah, betapa wanginya tuh kamar mandi, gumamku nyaris tak terdengar. Kunyalakan showernya maka muncratlah air segar membasahi tubuhku yang mulus ini, kugosokgosokan badanku dengan sabun, kuraih shampo untuk mencuci rambutku yang sempat lengket karena keringat.

    Sepuluh menit kemudian aku keluar dari kamar mandi, aku bingung untuk bersalin pakaian, aku harus bilang apa kepada Sang Kapten. Wah cantik juga kamu, tibatiba suara itu mengejutkan diriku. Dan yang lebih mengejutkan adalah pelukan Sang Kapten dari arah belakang. Aku hanya terdiam, Siapa namamu, Sayang? bisiknya mesra.

    Inge.. jawabku lirih. Aku tidak berusaha berontak, karena aku ingat akan janjiku tadi. Karena aku diam tak berreaksi, maka tangan Sang Kapten makin berani saja menjelajahi dadaku dan menciumi leher serta telingaku. Aku menggelinjang, entah geli atau terangsang, yang pasti sampai usiaku 19 tahun aku belum pernah merasakan sentuhan lelaki.

    Bukannya tidak ada lelaki yang naksir padaku, ini karena sikapku yang tidak mau berpacaran. Banyak teman sekelas yang berusaha mendekatiku, selain lumayan cantik, aku juga tergolong pandai, makanya aku mendapat beasiswa. Maka tak heran banyak lelaki di sekolahku yang berusaha memacariku, tapi aku cuek, alias tidak merespon.

    Ooohh.. jangan Kapten. hanya katakata itu yang keluar dari mulutku ketika pria separuh baya itu menyentuh barang yang amat berharga bagi wanita, bulubulu lembut yang tumbuh di sekitar vaginaku dielusnya dengan lembut, sementara handuk yang melekat di tubuhku sudah jatuh ke lantai. Dan aku pun tahu bahwa lelaki ini sudah bertelanjang bulat.

    Aku merasakan benda kenyal yang mengeras menyentuh pantatku, nafas hangat dan wangi yang memburu terus menjelajahi punggungku, tangannya yang tadi mengelus vaginaku sekarang meremasremas kedua payudaraku yang ranum, ini membuat dadaku membusung dan mengeras.

    Aku tak percaya, tangan lelaki ini seolah mengandung magnet, karena mampu membangkitkan gairah yang tak pernah kurasakan seumur hidupku.

    Ooohh.. aaahh.. hanya desahan panjang yang dapat kuekspresikan bahwa diriku berada dalam libido yang betulbetul mengasyikan.
    Inge kau betulbetul lugu, pegang dong batangku, kata Kapten Jonny, seraya meraih tanganku dan menempelkannya ke batang zakarnya yang keras tapi kenyal.

    Jangan diam saja, remaslah, biar kita samasama enak.. ujarnya lagi.

    Akhirnya walaupun aku sebelumnya tidak pernah melakukan senggama, naluriku seolah membimbing apa yang harus kuperbuat apabila bercumbu dengan seorang lakilaki. Akhirnya aku berbalik, kuraih batang kemaluannya kuremas dan kukocokkocok, sampai kumainkan biji pelirnya yang licin.

    Sang Kapten mendesahdesah, Ooohh.. aaachh.. enak sekali Sayang, teruskan.. oh teruskan.. sambil matanya terpejampejam. Aku jongkok, tanpa ragu kujilat dan kukulum torpedo Sang kapten, sampai terbenam ke tenggorokanku.

    Aku benarbenar menikmatinya seperti menikmati es Jolly kesukaanku di waktu kecil dulu. Aku tak peduli erangannya, kusedot, kusedot dan kusedot terus, sampai akhirnya zakar Sang Kapten yang panjangnya hampir 12 centi itu memuncratkan cairan hangat ke mulutku yang mungil. Aaahh.. aku sudah tak kuat Inge, gumamnya.

    Betapa nikmatnya cairan spermanya, sampai tak sadar aku telah menelan habis tanpa tersisa, ini membuat seolah Sang Kapten tak mampu untuk tegak berdiri. Dia bersandar di dinding kapal apalagi gerakan kapal sekarang ini sudah tak beraturan kadang bergoyang kekiri kadang kekanan.

    Kamu betulbetul hebat Inge, puji Kapten Jonny sambil mencium bibirku.
    Inge jangan kau anggap aku sudah kalah, tunggu sebentar..

    Dia bergegas menuju lemari kecil, lantas mengambil sesuatu dari botol kecil dan menelannya lantas membuka kulkas dan mengambil botol minuman sejenis Kratingdaeng.

    Sini Sayang.. ujar sang kapten memanggilku mesra.
    Istirahat dulu kita sebentar, ambillah minuman di kulkas untukmu, lanjut Kapten Jonny.

    Kubuka kulkas dan kuraih botol kecil seperti yang diminum Kapten Jonny. Aku meminumnya sedikit demi sedikit, Ooohh.. sedap sekali minuman ini.. aku tak pernah merasakan betapa enaknya.. minuman apa ini. Ternyata label minuman ini tertulis hurufhuruf yang aku tak paham, mungkin aksara China, mungkin Jepang mungkin juga Korea. Ah persetan.. yang penting tenggorokanku segar.

    Kau berbaringlah di di situ, pinta Kapten Jonny sambil menunjuk tempat tidurnya yang ukurannnya tidak begitu besar. Kurebahkan tubuhku di atas kasur yang empuk dan membal. Kulihat jam dinding sudah menunjuk pukul 12 malam. Aku heran mataku tak merasa ngantuk, padahal biasanya aku sudah tidur sebelum pukul 22:00.

    Aku sengaja tidak menggunakan selimut untuk menutupi tubuhku, kubiarkan begitu saja tubuhku yang polos, barangkali ini akan membangkitkan gairah libido Sang Kapten yang tadi sudah down. Aku berharap semoga Sang Kapten akan terangsang melihat dadaku yang sengaja kuremasremas sendiri.

    Sang Kapten sudah bangkit dari kursi santainya, dia menenggak sebotol lagi minuman sejenis Kratindaeng. Dia sudah berada di tepi ranjang, sekarang dia mulai mengeluselus kakiku dari ujung jari merambat ke atas dan berhenti lamalama di pahaku, mengusapusap dan menjilatinya, dansekarang lidahnya sudah berada di mulut vaginaku. Ooohhh.. geli..

    Sejurus kemudian lidahnya dijulurkan dan menyapu permukaan bibir vaginaku. Pahaku sengaja kulebarkan, hal ini membuat Sang Kapten bertambah buas dan liar, diseruputnya klitorisku. Ooohh.. aaahh.. teruskan Kapten, lanjutkan Kapten.. Ooohh.. nikmat sekali Kapten.. Tangannya tidak tinggal diam, diraihnya kedua payudaraku, diremasnya dan tak lupa memelintir putingku dengan mesra.

    Ooohh.. aku sudah tak tahan Kapten.. desisku.
    Tahan Sayang.. tahan sebentar.. biarkan aku menikmati vaginamu yang wangi ini aku tak pernah merasakan wanginya vagina dari wanita lain..
    Sruuppp.. sruuuppp.. sruuupp.. Terus saja mulut Kapten Jonny dengan rajinnya menjelajah bagian dalam vaginaku yang sudah empotempotan ini akibat rangsangan yang amat tinggi.

    Sudah Kapten.. lekas masukkan batang zakarmu, aku sudah tidak tahan..
    Baik, rasakanlah Sayang.. betapa nikmatnya rudalku ini..
    Tapi pelanpelan Kapten, aku benarbenar masih perawan..
    Oke, aku melakukannya dengan hatihati.. janji Kapten Jonny.
    Buka lebar pahamu, Inge.. saran Kapten Jonny.
    Dan

    Blleeesss

    Ooohh.. aaahh.. desisku, padahal zakar itu baru masuk tiga perempatnya.
    Bles.. blesss
    Ooohhh erangku panjang, aku tahu batang sepanjang 12 centi itu sudah merusak selaput daraku.
    Ditariknya lagi rudalnya, lantas dimasukannya lagi seirama dengan goyangan KM.Ciremai oleh ombak laut.

    Bless.. blesss.. bless..
    Ooohh.. ooohh.. ooohh.. aaahh.. aaahh..
    Aku mau keluar Kapten, ujarku memberi tahu Kapten Jonny.
    Tahan Sayang.. sebentar.. aku juga ingin keluar, sekarang kita hitung sampai tiga. Satu.. dua.. tiga..

    Crottt crottt crot sperma Kapten Jonny membasahi gua gelap vaginaku. Betapa hangat dan nikmatnya air manimu Jonny. Hal ini memancing cairanku ikut membanjiri kemaluanku sampai meluber ke permukaan.

    Kami berdua terkulai lemas, tapi Kapten Jonny sempat meraba bibir kemaluanku dan jarinya seolah mencungkil sesuatu dari vaginaku, ternyata dia menunjukkan cairan merah kepadaku, dan ternyata adalah darah perawanku.

    Dijilatnya darah sambil berkata, Terima kasih Inge, kamu betulbetul perawan.. Aku hanya menangis, menangisi kenikmatan yang sama sekali tak kusesalkan. Aktivitas senggama ini berlangsung kembali sampai matahari muncul. Lantas aku tidur sampai siang, makan, tidur dan malamnya kami melakukannya lagi berulangulang seolah tiada bosan.

    Akhirnya Pelabuhan Tanjung Priok sudah berada di pelupuk mataku. Sebelum turun dari kapal aku dibelikan baju baru, dan dibekali uang yang cukup.
    Selamat tinggal Kapten.. selamat tinggal Ciremai..

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • CERITA DEWASA PERAWANKU UNTUK ADIKKU

    CERITA DEWASA PERAWANKU UNTUK ADIKKU


    940 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA DEWASA PERAWANKU UNTUK ADIKKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki.. Berikut cerita panas ini aku ingin berbagi pengalamantentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun. Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya,

    sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap..  Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya.

    Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya. Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali entah kenapa aku jadi ketagihan Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku merabaraba payudaraku sendiri dan mengusapusap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri. Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah.

    Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Joker388

    Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerakgerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku.

    Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku Aku sangat terangsang sekali dia meraba dan membelaibelai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku.

    Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku.

    Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang. Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan temanteman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincangbincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap lakilaki pasti ingin merasakan tubuhku.

    Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga dia menjawab: Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, emang adik pernah nyobain cewe? dia bilang ya, belum kak. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya lalu aku mulai merabaraba tubuhku sendiri tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan sekilas aku membayangkan adikku lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya.

    Malam itu aku mengendapendap dan perlahanlahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu saling cium saling hisap dan perlahanlahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.

    Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintihrintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku. J

    angan diterusin, aku bisa keluar katanya lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencaricari lubang memekku begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku Ohhhhh katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi. Puaskan aku dong aku kan belum rengekku tanpa malumalu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku Maaf, aku harus buruburu ada janji dengan sisca katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun.

    Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buruburu berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya. Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga. Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna.

    Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna Abis pake apa timpalku, aku ngga punya baju lagi Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya poriporinya kebuka katanya Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam Gstring putih sehabis dari rumah pacarku tadi Tapi ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani kulihat dia berkalikali menelan ludah, aku purapura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna.

    Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku.

    Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata: Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol katanya Kasian amat tuh, kejepit.

    Buka aja dari pada kecekik kataku lebih berani Iya yah katanya sambil berdiri dan membuka celananya Aku sangat berdebardebar dan berkalikali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar. Tibatiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    Kenapa dimatiin kataku Udah cukup panas kak katanya Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masingmasing. Tibatiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku nanti kak. Kan udah saunanya timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    Kakak udah pernah gituan belum kak kata adikku Belum kataku, emang kamu udah..? lanjutku Belum juga kak, tapi pengen nyoba katanya Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup Gstring. Oh kak. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak katanya dengan nafas memburu. Aw dik ngapain kamu timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    Pengen ngentot kakak katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku. Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, Aku kan kakakm John, inget dong Adikku tetap memegang pinggulku tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget Tolong kak, katanya memelas. Cerita Panas 2014 | Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik.. Persetan dengan pacar brengsek batinku. Jangan disini pintaku. Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit katanya meremas pinggulku. Kakak belum siap kataku. Kakak nungging aja, nanti aku panasin katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelanpelan dia membuka Gstringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang Oh ngapain kamu dik kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh gila pikirku enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana rintihku Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lamalama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali Tibatiba dia berdiri dan memegang pinggulku..

    Udah panas kak katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukulmukul kepala kontolnya kepantatku. udah. kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku Jangan bilang siapasiapa yah dik kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar dia kesulitan Mana lubangnya kak.. katanya. Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku Ini dik kataku begitu tepat di depannya, gesekgesek aja yah dik. Masukin dikit aja kak katanya menekan kontolnya.

    aw dik, gede banget sih kataku, pelanpelan.. Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelanpelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit tapi tidak sampai lepas terus ia lakukan sampai membuat aku gemas. Oh.. dik. enak. dik. udah yah kataku purapura.. Belum kak. baru kepalanya udah enak yah.

    Memang bisa lebih enak??? kataku menantang. Dan. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku Aku merasakan perih luar biasa dan aw. sakit dik teriakku. Adikku menahan batangnya didalam memekku . Ohkaknikmat banget.. dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa.

    Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku Oh, kak nikmat banget memekmu.. katanya. Ssssshhhh ia dik enak banget kataku. Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget katanya Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku Ma kasih kak katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Agen Joker388

    Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. kenapa adikku???? Dalam perjalanan pulang adikku berulangulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku. Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan seks.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pengalaman Ngentot Sex Orgy

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Sex Orgy


    939 views

    Perawanku – Kisahku ini ialah kisah nyata, tetapi namanama dan lokasinya sengaja aku ganti untuk mengawal kerahasiaan saja. Aku ialah seorang wanita separuh baya yang sekarang berusia 35 tahun. Singkatan namaku SK, namun temantemanku tidak jarang memanggilku Erna saja. Cerita Ml Hot Aku dicetuskan di Solo, kota yang katanya tidak sedikit mempunyai wanitawanita ayu. Temantemanku sendiri tidak jarang bilang aku ayu dan lumayan seksi dengan ukuran bra 34D. Lingkar pinggang 27, dan celana nomor 32.

    Kini mendarat saatnya aku hendak menceritakan kisahku untuk pembaca sekalian, cerita yang terjadi beberapa waktu lalu di jakarta.
    Aku terbangun dari tidurku di atas suatu ranjang ukuran king size. Tubuhku telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Di kedua payudaraku masih tersisa air mani lelaki yang lengket di kulitku. Di samping kiriku, kulihat.

    Andre pun dalam suasana bugil sedang istirahat tertelungkup. Di kananku, Cerita Ml Hot Doni yang pun bugil istirahat dalam posisi oleng dengan kaki agak tertekuk.
    Kudengar suara orang menggerakkan badannya agak jauh. Aku duduk di atas lokasi tidurku, dan kulihat Meria dengan tubuh mulusnya yang telanjang bulat. Sedang membalikkan badan, dan meneruskan tidurnya. Di sebelahnya ada dony yang msih telanjang. Ini pemandangan yang menggairahkanku, batang kemaluannya dalam posisi tegang mengacung ke atas.

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Aku turun dari lokasi tidur, dan mengarah ke ke arah Donny. Tanganku mulai badung mengocokngocok batang kemaluannya. Donny mulai bereaksi, tanpa sadar pinggulnya ikut irama naikturun. Aku mempercepat kocokan tanganku di batang kemaluannya. Donny terbangun dan tersenyum melihatku.
    Wow, Erna, enak banget kocokan kamu, terus sayang.. oh.. oh, Cerita Ml Hot Donny berbicara padaku seraya mulai terengahengah.

    Aku lantas bangkit dan menaiki tubuh Donny. Kuarahkan batang kemaluannya yang sudah besar dan menegang tersebut ke lubang kemaluanku. Kumasukkan pelanpelan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluanku, dan aku mulai bergerak naik turun di atas tubuh Donny. Nikmatnya memang spektakuler sekali, aku menikmati batang kemaluan Donny menusuknusuk rahimku. Donny sekarang mulai mengimbangiku. Dia juga asyik memainkan pinggulnya, sedangkan kedua tangannya mencengkeram pinggangku. Cerita Ml Hot Lidahnya mulai bermain mengisap dan menjilati payudaraku.

    Don, tetekku kan masih terdapat bekas pejunya, aku memperingatkan.
    Ah, cuek, kata Donny seraya terus menjilati dan mengisap puting payudaraku.
    Lalu dengan kecepatan luar biasa, Donny membalik tubuh kami berdua tanpa melepas batang kemaluannya dari lubang kemaluanku. Kini Donny yang di
    Atas, dia yang bergerak aktif memasukkeluarkan batang kemaluannya.
    Ah.., ah.., awww.., sstt.., ah.., mulutku mulai mendesis berulangkali sebab rangsangan yang dimunculkan Donny. Agen Poker IDN

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Sedang asyiknya aku dan Donny bersenggama, Meria yang istirahat di sebelah kami terbangun. Dia menyaksikan kami sedang asyik bersenggama, kemudian ikut bergabung bareng kami. Meria menyodorkan payudaranya yang spektakuler besar berukuran 38D ke mulut Donny. Lidah Donny segera menjilati payudara Meria dan lantas mulutnya asyik mengisap puting payudara Meria berulangkali. Melihat itu, tanganku mulai nakal. Kususupkan jari telunjuk dan tengah tangan kananku ke lubang kemaluan Meria. Cerita Ml Hot Aku asyik memainkan jarijariku ke luar masuk lubang kemaluan Meria. Meria tidak mempedulikan saja, justeru dia semakin lebar mengangkangkan kedua pahanya, sampai-sampai jarijariku dapat leluasa keluar masuk lubang kemaluannya.

    Aku sendiri telah dua kali menjangkau orgasme sebab tak kuasa menyangga nikmat. Yang dimunculkan kocokan batang kemaluan Donny di lubang kemaluanku. Namun Donny tampaknya belum lelah, dia masih asyik menyetubuhiku seraya mulutnya mengisap payudara Meria. Andre yang terbangun menyaksikan kami bertiga di lantai ikut bergabung. Andre meminta Meria mengisap batang kemaluannya, dan Meria tak menolaknya. Di sebelahku, Meria mengisap batang kemaluan Andre dengan sarat gairah. Tibatiba kulihat Doni pun terbangun. Dia juga bergabung bareng kami. Doni segera menyodorkan batang kemaluannya ke depan mulutku. Dan aku segera membuka mulutku dan mengisap batang kemaluan pria yang tadi telah sejumlah kali menyetubuhiku.

    Kini, kami pulang berpesta orgy sex. Sebelumnya, kami sudah mengerjakan itu, dan sebab lelah, kami seluruh tertidur. Setelah terbangun, rupanya kami tergolong aku masih belum puas, dan sekali lagi melanjutkan pesta orgy sex kami. Nikmatnya memang bertolak belakang dibandingkan melulu bersenggama antara satu lelaki dan satu perempuan saja. Cerita Ml Hot Kalau orgy sex rasanya lebih nikmat, sebab aku yang wanita dapat merasakan sekian banyak

    Donny tibatiba mempercepat goyangannya, rupanya dia sudah nyaris sampai klimaksnya, dan tak berapa lama kemudian, Donny menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di dalam lubang kemaluanku. Doni menarik keluar batang kemaluannya dari mulutku, dia memungut tissue, mencuci lubang kemaluanku sekedarnya saja, dan segera memasukkan batang kemaluannya yang telah tegang membesar ke dalam lubang kemaluanku. Agen Poker Terbaik

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Kini, Doni yang menggoyanggoyangkan pinggulnya dan menyetubuhiku. Aku lagilagi menjangkau orgasmeku, sedangkan kulihat Andre pun telah menjangkau klimaksnya dan menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di dalam mulut Meria. Sebagian air mani tersebut meleleh keluar mulut Meria, sedangkan Meria masih terus mengisap kuatkuat batang kemaluan Andre supaya seluruh air mani Andre tertumpah berakhir dari batang kemaluannya. Cerita Ml Hot Andre lantas mencabut batang kemaluannya dari mulut Meria, kemudian Meria menyeka sisasisa air mani Andre dengan tangannya dan tangannya yang sarat dengan sisasisa air mani Andre disekanya ke payudaranya.

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Sex Orgy

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Sex Orgy

    Biar tetek gue kian asyik bila sering kena peju cowo, ujar Meria bergurau seraya tertawa.
    Tapi aku tak sempat menyimak lagi kelanjutannya, sebab bersamaan aku menjangkau orgasmeku yang kesekian kalinya, Doni pun mencapai klimaksnya dan menyemprotkan air maninya di dalam lubang kemaluanku. Namun Doni dengan sigap menarik keluar batang kemaluannya dari lubang kemaluanku, kemudian menyodorkannya ke depan mulutku.

    Erna, isep dong, sayang, pintanya.
    Aku segera memasukkan batang kemaluan Doni ke dalam mulutku dan mengisapnya kuatkuat. Kurasakan Doni masih sejumlah kali menyemprotkan air maninya yang tersisa di dalam mulutku. Cerita Ml Hot Wah, rasanya air mani Doni tidak sedikit sekali hingga meleleh keluar mulutku.

    Ya, itulah kisahku berpesta orgy sex. Mulanya Andre, mantan pacarku yang mengajakku ke pesta ulang tahun Meria pacar barunya. Aku yang memang putus dengan Andre namun masih berteman baik tak menolak. Ternyata yang terjadi ialah pesta seraya nonton VCD porno Barat dan Mandarin, dan selesai dengan pesta orgy sex di kamar Meria.

    Aku memang tidak tabu mengerjakan hubungan seks. Bagiku, asalkan suka sama suka dan samasama menginginkannya, mengapa harus ditolak. Aku memang sudah lumayan berumur. Walaupun demikian, di atas ranjang, aku tak kalah dengan wanitawanita muda dalam bermain seks dengan posisi apa pun. Aku sekarang tinggal di suatu apartemen di Jakarta Selatan, bareng seorang adik wanitaku, Desy, yang masih kuliah di suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat. Aku sendiri bekerja sebagai asisten direktur suatu perusahaan periklanan di wilayah segitiga emas Kuningan, Jakarta Selatan.

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Aku pindah ke Jakarta sesudah aku berlalu kuliah di Yogyakarta. Sebelumnya, dari SD hingga SLTA, aku tinggal di Solo. Ketika aku masih smp pacarku yang SMA mengajaku untuk membaca majalah porno. Mengajakku melihatlihat majalah porno. Lamalama kami berdua mulai terangsang, namun sebab masih takut mengerjakan hubungan seks alias bersenggama. Maka pacarku tersebut namanya Agus melulu menjilati lubang kemaluanku, kebalikannya aku juga mengisap batang kemaluannya hingga Agus klimaks dan keluar air maninya.

    Ketika aku SMA aku sudah berani untuk di entot lubang memekku. Pindah ke Yogyakarta, aku kost sekamar dengan Titi. Cerita Ml Hot Temanku ini memang cantik dan seksi, dan dengan Titi di Yogyakarta tersebut aku mengenal sekian banyak gaya bermain seks. Mulai dari yang biasa, seraya duduk, bersenggama di kamar kecil kampusku, hingga lewat Titi, aku mengenal anal sex. Titi menyuruh aku berkenalan dengan temannya keturunan Arab yang memiliki batang kemaluan amat besar. Aku sukasuka saja disetubuhi rekan Titi itu, sampai rekan Titi si Arab tersebut yang mengajarkan anal sex, dengan memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang pantatku. Walaupun telah pakai krim, mulamula terasa sakit, namun lamalama aku menyukainya juga.

    Ketika pindah ke Jakarta, aku langsung berkenalan dengan priapria canggih dan menikmati kehangatan mereka menyetubuhiku. Kini, dalam seminggu aku sangat sedikit mesti bersenggama empat kali, mungkin sebab nafsu seksku yang semakin besar saja. Hanya saja, sampai ketika ini, adikku Desy, masih belum tahu petualangan seks yang aku lakukan, dan aku pun tak inginkan menceritakannya. Apa perlunya? Cuma lamalama Desy rupanya tahu sendiri. Mulanya, Cerita Ml Hot hari tersebut aku menyuruh dua lelaki yang kukenal semalam di suatu diskotek di Jakarta Pusat, guna mampir di apartemen. Joko dan Handi, dua kenalan baruku tersebut tak menolak. Siang hari selama pukul 13.00, dua-duanya tiba di apartemenku.

    Aku menyambut dua-duanya dengan hangat. Kami asyik berbincangbincang tentang bisnis kami di bidang periklanan. Kebetulan keduanya pun bergerak di bidang periklanan. Sampai suatu ketika Joko menuliskan bahwa minggu kemudian dia baru kenalan dengan gadis cantik calon model iklan di perusahaannya. Tadi Joko melulu isengiseng saja menggoda Nindya, gadis model itu. Namun rupanya Nindya pun senang digoda. Di kamar kerjanya, setelah memblokir rapat pintunya, Joko menggoda Nindya seraya berkata, Payudara anda bagus ya, boleh lihat nggak?

    Nindya ternyata tak keberatan. Dia melepas blouse dan behanya, dan terpampanglah di hadapan Joko, sepasang buah dada yang ranum dan indah. Joko lantas nekad memegang dan mulai meremasremasnya, dan Nindya diam saja, melulu sedikit tersenyum. Maka Joko melancarkan taktik lainnya, dia membisikkan di kuping Nindya. Cerita Ml Hot Aku inginkan lihat vagina anda yang pasti estetis dengan bulubulu kemaluannya. Boleh kan?. Agen Poker Online Terbaik

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Nindya tersenyum lagi, dan tanpa raguragu mengusung roknya dan segera melepas celana dalamnya. Lalu Nindya duduk di sofa ruang kerja Joko dan mengangkang kedua kakinya lebarlebar. Joko benarbenar terangsang menyaksikan lubang kemaluan Nindya yang kemerahan. Tanpa sadar Joko melepas celana panjang dan celana dalamnya. Batang kemaluannya yang sudah membesar tegang, segera disambut oleh mulut Nindya yang mengisapnya sarat kenikmatan. Akhirnya yang terjadi ialah persenggamaan luar biasa.

    Mendegar cerita dari joko pun aku jadi terangsang aku melepas rok dan celana dalamku. Sambil menunjukkan lubang kemaluanku untuk keduanya,Kalau punyaku asyik juga kan?
    Kami segera tercebur dalam permainan seks yang luar biasa. Cerita Ml Hot Sisasisa air mani Joko dan Handi tertumpah di mana mana, tergolong di sofa dan meja apartemenku. Itulah yang lantas dijadikan bukti oleh adikku Desy untuk memahami bahwa ternyata aku senang bermain seks.

    Aku telah takut, namun Desy membalas enteng, Ndak apa kok, Mbak. Aku pun senang ngewe sama pacarku, nanti bila Mbak Erna ngewe, aku disuruh juga ya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Aku Memaksa Pembantuku Melayani Nafsu Birahiku

    Cerita Sex Aku Memaksa Pembantuku Melayani Nafsu Birahiku


    938 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Memaksa Pembantuku Melayani Nafsu Birahiku, Aku Memaksa Pembantuku Melayani Nafsu Birahiku. Yuk mari saja langsung kita simak cerita dewasa ini.

    Ahh… Pusing juga dengan pembantu, udah hampir 1 Minggu ini pembantuku pulang kampung gara-gara lebaran dan katanya ga mau balik lagi. Aku dan istriku adalah Pegawai Swasta yang tiap hari harus masuk dari Jam 8 Pagi hingga jam 5 sore. Kami mempunyai seorang anak laki-laki sudah kelas 3 SD. Dari anak kami masih kecil udah beberapa kali ganti-ganti pembantu, dan kami sudah kapok dengan namnya penyalur yang kebanyakan Cuma ambil uang pertamanya saja, paling lama 2 bulan pembantunya sudah minta pulang.

    Hari itu nasib kami mungkin lagi baik, pembantu tetangga kerumah dan menawarkan temannya katanya mau kerja. Dewi namanya, asli dari kampung di daerah sekitar Jawa Tengah, wajahnya manis, berkerudung, kulitnya putih mungkin karena biasa berkedurung, umur masih muda sekali, 17 tahun katanya. Setelah nego gaji, dan memberi uang tips buat pembantu tetanggaku, hari itu Dewi mulai bekerja.

    Aku tunjukkan kamar untuknya, dan tak lupa aku berikan uang buat beli keperluan mandinya. Awalnya sih aku tidak ada rasa apa2 dengan pembantuku, aku suka dengan anak ini karena kerjanya memang rajin, awalnya aku tidak sengaja pas hari Libur, aku di rumah dan entah istriku sedang ada keperluan keluar bersama anakku, saat itu Adzan Maghrib dan seperti biasa Pembantuku dewi Selesai mandi dan siap2 menjalankan Ibadah di kamarnya, aku tanpa sengaja lewat disebelah kamarnya dan pintu kamar yang dari Kayu itu terdapat celah kecil, Otak kotorku jadi timbul, aku intip dari celah itu, dia mulai buka kerudung, dan kaos yg dipakainya (dari kamar mandi dia tetap kerudung, kaos dan celana training panjang),

    Owh… ternyata dia tidak pakai Bra, payudaranya kecil tapi kelihatan mengkel kalo buah hehehe, dan dia mulai buka celana trainingnya, sayang tidak terlihat jelas, karena posisinya miring jadi hanya kelihatan buah dadanya yg sebelah kiri, dan ahhh…putih sekali dalamnya, mungkin karena kulitnya terbiasa tertutup kerudung.

    setelah itu, dia langsung pakai penutup untuk ibadah, tanpa pakai Bra dan CD lagi., aku tunggu sampai dia selesai, dan setelah selesai dia tanggalkan seluruh penutupnya lagi, dan aku sempat terkesiap walau hanya sekejap, saat dia berbalik kearah lemari, terlihat kemaluannya yang keliatan bersih, mungil dan nyaris tanpa rambut, (mungkin karena kurang begitu dekat aku melihatnya), dia langsung membuka lemari dan stop…aku tidak lanjutkan kegiatanku, takut ketauan juga hahaha.

    Selang beberapa hari aku sekarang rajin bangun pagi banget, bukan karena apa, tapi tiap hari sebelum subuh, jadi rutinitas ngintip si Dewi, ternyata menjadi kebiasaan buat dia juga, kalau ibadah ga pakai Baju, langsung pakai penutup buat ibadah saja, jadi tiap pagi aku sarapan tubuh molek dewi, hingga khayalan yang selalu di pikiran ini, ingin juga dibuat kenyataan.

    Dan kesempatan itu akhirnya datang juga, saat itu Istriku mengajak menginap di rumah orangtuanya yang lumayan jauh ada di luar kota, katanya udah lama dia pingin kesana sekalian mengajak anakku liburan, dengan alasan aku udah buat janji dengan teman2 kantor mau pergi, aku ga bisa ikut. Hari sudah siang setelah aku pulang mengantar istriku ke terminal Bis, dan seperti biasa siang itu aku intip lagi dewi yang menjalankan rutinitasnya…

    Sore hari dan menjelang maghrib tiba, dewi pergi kekamar mandi, aku pelan2 masuk ke kamarnya dan bersembunyi di bawah tempat tidurnya, tidak berselang beberapa lama dia masuk dan langsung seperti biasanya mengelar sajadah dan membuka pakaiannya, aku menunggu sampai ritualnya selesai, saat dia mau berpakaian, langsung aku bekap mulutnya dengan obat bius yang sudah aku siapkan, dia berontak sebentar dan langsung tertidur.

    Aku tidurkan ia di tempat tidur, dan aku ambil camera yang sudah kusiapkan, aku ambil photo sebanyak banyaknya dengan berbagai posisi dan aku copy ke laptopku.

    Aku tak tahan sebenarnya ingin langsung menidurinya, tapi rasanya kurang nikmat meniduri orang yang sedang pingsan, kayak tidur sama robot pikirku, pintu kamar aku kunci, dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, dewi sudah mulai siuman,” ohhh…”sambil dia memegangi kepalanya, tubuhnya aku tutupi selimut namun tanpa pakaian.

    Aku langsung ambil minum dan menyodorkannya “kenapa saya pak? Ehh.. “dia tersadar saat mau mengambil minuman yg aku sodorkan, dia tidak memakai pakaian, dia cepat2 menarik selimutnya, dan tidak jadi menerima air yg aku sodorkan, aku tersenyum sinis, dan duduk didekatnya.

    “Bapak tau, kamu suka facebookan juga kan?, Bapak suka liat kamu senyum2 di Handphone., “maksudnya apa pak, kok nanya ke saya gitu?” dengan wajah sedikit jengah dan bingung.

    “Neh..Bapak punya photo2 kamu lagi telanjang, dan Bapak sudah copy ke Laptop Bapak, kamu mau ga photo2 ini Bapak sebar di facebook?” ujarku, aku yakin dia ngerti, walau lulusan SMP, pembantu sekarang udah ga gaptek sama teknologi yg disebut Handphone, kalau komputer mungkin masih banyak yg belum tau juga. Dewi terbelalak kaget melihat ke kamera yang aku tunjukkan. “Jangan Pak…nanti gimana keluarga saya dikampung kalo lihat” sambil berkata wajahnya berubah agak pucat. Ehmm…siasatku berjalan mulus,

    “Ya udah kalau gitu, Bapak ga macem-macem, cukup kamu tidur terlentang gitu, Bapak Cuma mau mengelus2 memek kamu dan nyium payudara aja”,

    “ah malu pak…saya belum pernah telanjang didepan orang lain”,

    “kan Cuma sama saya aja, Bapak juga ga akan bilang sama siapa2 kok”

    Aku udah gak nahan juga, rudalku sudah mengacung dibalik CDku., aku tarik selimutnya, walau dengan teriakan jangann pak…namun Dewi tidak melawan, aku mulai mengelus-elus memeknya, dan kuciumi payudaranya yang gak terlalu besar itu

    “ahhh…jangan pak..geliii, ahhh…” tanganku yang kanan meremas2 payudaranya yang kanan, sedangkan mulutku sudah mulai mengulum pentilnya yang berwarna agak kecoklatan, dan tangan kiriku mulai mengelus2 kemaluannya yang ternyata sudah ditumbuhi bulu halusm, kemarin aku intip tidak terlihat jelas beberapa helai rambutnya yg agak panjang.

    ”Ahh…Ohhh…pakkk…jangannnnzz..” dewi mulai terangsang, tangannya yang tadinya berusaha menepis tangan kiriku, sekarang hanya memegangi tangan kiriku saja, tanpa berusaha menolak. Cukup lama aku beri rangsangan, sampai akhirnya mulai kumasukan jari tengahku kedalam kemaluannya perlahan, dia teriak

    “Ahhhh….Pakkk…” sekarang aku lumat bibirnya juga yang mungil, dewi sedikit gelagepan…

    ”Oups.”, sekarang aku mulai tindih badannya, kulumat bibirnya, dan tangan kananku bermain disekitar kemaluannya.

    “Ouh…pak…”, sekarang wajahku udah didepan kemaluannya, aku langsung jilat liang vaginanya “Pakkkk…katanaya tadi…, ahh…” dia kaget dan badannya bangun, dan tangannya menjmbak rambutku, aku tak perduli kuhisap dan kulumat bibir vaginanya , tak berapa lama

    “pakkk…saya mau pipisssss…ahhh…ahhhh”, Dewi mengejang

    “Ohhhh………”, “gimana enakkan?” kataku, sambil kubuka celanaku dan terlihatlah rudalku yg sudah mengacung, Dewi memejamkan matanya,

    “Ihhh…Bapak mau ngapain?”,

    “kalau kamu mau Bapak tidak sebarin tuh Photo, cepet hisap punya Bapak” ujarku.

    Dia menggeleng2 kepala tanpa membuka matanya,

    “Ya udah Bapak sebarin deh sekalian video barusan, kan tadi bpak rekam tuh” ujarku mengancam, akhirnya dia mengangguk tanpa membuka matanya,

    “Ya udah kalau kamu ga mau lihat, gpp buka aja mulut kamu”, akhirnya dewi membuka mulutnya tanpa membuka matanya. Aku mundur majukan rudalku di dalam mulutnya yg mungil,

    Sedapppp….walau awalnya Dewi seperti mau muntah, akhirnya Dewi terbiasa juga, dan setelah itu aku ambil posisi 69, aku lumat lagi Liang Vaginanya dengan rakus, dan biasanya dia akan berhenti kegiatannya mengulum Penisku, saat lidahku menyentuh liang vaginanya yang di dalam. Aku rasa pemanasannya udah cukup, Dewi pun sudah trangsang lagi, aku mulai perlahan menuntun rudalku ke depan kemaluannya, kali ini Dewi tidak menolak, mungkin karena sudah terangsang berat, kumasukkan perlahan, namun tetap saja dia teriak

    “Ahhh…sakittt pak…”, walau sudah banyak juga carian yg keluar,

    namun tetap saja aku agak kesusahan memasukkan penisku ke Vaginanya, akhirnya perlu beberapa saat Penisku bisa masuk juga semua kedalam liang Vaginanya dengan sedikit paksaan dan erangan Dewi, aku maju mundurkan perlahan.

    “Ahhh…ohhh…pakkk..zzz”, Dewi mendesis tidak jelas, aku mulai menaikkan ritme lebih cepat, dan Dewi memelukku erat2, sambil berucap tidak jelas…”AHhh…ohhh…Pakkk ohhh…”dan akhirnya dia teriak lagi

    “PAkkk…Dewi pingin pipis lagi…akhhh..ohhh”

    Badannya mengejang dan sambil mengangkat badannya dia peluk badanku dengan kencang. Kali ini aku tidak kasih istirahat, langsung tetap aku maju mundurkan Penisku….

    ”udah pak…udah …ahhh” pintanya, aku tak perduli kuhisap payudaranya, kulumat bibirnya, dan tetap aku maju mundurkan lagi, beberapa saat nafsunya mulai bangkit lagi,

    “teruss pakkk…ahhh…ohhh, teruss”,

    Aku naikkan ritmenya lagi, dengan lebih cepat, hingga akhirnya aku merasa sudah mulai akan keluar juga, namun sebelumnya dia mengejang lagi…”Ouwhhh…Ahhhhh”…aku pun serasa sudah mau keluar dan sudah diujungnya, dengan cepat aku cabut dan keluar di perutnya…”ahhh”, tenagaku habis, begitu juga Dewi yg kulihat hampir pingsan. Kucium dan kupeluk, darah keperawannya keluar membasahi sprei, dia menangis. “ Tenang…kamu ga akan hamil kok wi, Bapak jamin tidak ada yang tahu….”

    Akhirnya dengan ancaman menyebarkan Video, aku bisa minta jatah ke dewi hampir setiap aku ingin dan aku sudah mulai berani mengeluarkan spermaku ke dalam Vagianya, stelah aku ajarkan dulu dia untuk minum pil KB., atau kadang aku yang menggunakan Kondom.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Lama Tak Pulang , Langsung Diberi Ngentot Oleh Tante

    Lama Tak Pulang , Langsung Diberi Ngentot Oleh Tante


    938 views

    Cerita Sex ini berjudulLama Tak Pulang , Langsung Diberi Ngentot Oleh TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Sesaat lamanya aku hanya berdiri di depan pintu gerbang sebuah rumah mewah berarsitektur gaya Jawa kuno. Hampir separuh bagian rumah di depanku itu adalah terbuat dari kayu jati tua yang super awet. Di depan terdapat sebuah pendopo kecil dengan lampu gantung kristalnya yang antik. Lantai keramik dan halaman yang luas dengan pohonpohon perindangnya yang tumbuh subur memayungi seantero lingkungannya.

    Aku masih ingat, di samping rumah berlantai dua itu terdapat kolam ikan Nila yang dicampur dengan ikan Tombro, Greskap, dan Mujair. Sementara ikan Geramah dipisah, begitu juga ikan Lelenya. Dibelakang sana masih dapat kucium adanya peternakan ayam kampung dan itik. Tante Yustina memang seorang arsitek kondang dan kenamaan.

    Enam tahun aku tinggal di sini selama sekolah SMU sampai D3ku, sebelum akhirnya aku lulus wisuda pada sebuah sekolah pelayaran yang mengantarku keliling dunia. Kini hampir tujuh tahun aku tidak menginjakkan kakiku di sini. Sama sekali tidak banyak perubahan pada rumah Tante Yus. Aku bayangkan pula si Vivi yang dulu masih umur lima tahun saat kutinggalkan, pasti kini sudah besar, kelas enam SD.

    Kulirik jarum jam tanganku, menunjukkan pukul 23:35 tepat. Masih sesaat tadi kudengar deru lembut taksi yang mengantarku ke desa Kebun Agung, sleman yang masih asri suasana pedesaannya ini. Suara jangkrik mengiringi langkah kakiku menuju ke pintu samping.

    Sejenak aku mencaricari dimana dulu Tante Yus meletakkan anak kuncinya. Tanganku segera merabaraba ventilasi udara di atas pintu samping tersebut. Dapat. Aku segera membuka pintu dan menyelinap masuk ke dalam.

    Sejenak aku melepas sepatu ket dan kaos kakinya. Hmm, baunya harum juga. Hanya remangremang ruangan samping yang ada. Sepi. Aku terus saja melangkah ke lantai dua, yang merupakan letak kamarkamar tidur keluarga.

    Aku dalam hati terusmenerus mengagumi figur Tante Yus. Walau hidup menjada, sebagai single parents, toh dia mampu mengurusi rumah besar karyanya sendiri ini. Lama sekali kupandangi foto Tante Yus dan Vivi yang di belakangnya aku berdiri dengan lugunya. Aku hanya tersenyum.

    Kuperhatikan celah di bawah pintu kamar Vivi sudah gelap. Aku terus melangkah ke kamar sebelahnya. Kamar tidur Tante Yus yang jelas sekali lampunya masih menyala terang. Rupanya pintunya tidak terkunci. Kubuka perlahan dan hatihati. Aku hanya melongo heran. Kamar ini kosong melompong. Aku hanya mendesah panjang. Mungkin Tante Yus ada di ruang kerjanya yang ada di sebelah kamarnya ini.

    Sebentar aku menaruh tas ransel parasit dan melepas jaket kulitku. Berikutnya kaos oblong Jogja serta celana jeans biruku. Kuperhatikan tubuhku yang hitam ini kian berkulit gelap dan hitam saja. Tetapi untungnya, di tempat kerjaku pada sebuah kapal pesiar itu terdapat sarana olah raga yang komplit, sehingga aku kian tumbuh kekar dan sehat.

    Tidak perduli dengan kulitku yang legam hitam dengan rambutrambut bulu yang tumbuh lebat di sekujur kedua lengan tangan dan kakiku serta dadaku yang membidang sampai ke bawahnya, mengelilingi pusar dan terus ke bawah tentunya. Air. Ya aku hanya ingin merasakan siraman air shower dari kamar mandi Tante Yus yang bisa hangat dan dingin itu.

    Aku hendak melepas cawat hitamku saat kudengar sapaan yang sangat kukenal itu dari belakangku, Andrew..? Kaukah itu..?

    Aku segera memutar tubuhku. Aku sedikit terkejut melihat penampilan Tante Yus yang agak berbeda. Dia berdiri termangu hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan longgar warna putih tipis tersebut dengan dua kancing baju bagian atasnya yang terlepas.

    Sehingga aku dapat melihat belahan buah dadanya yang kuakui memang memiliki ukuran sangat besar sekali dan sangat kencang, serta kenyal.

    Aku yakin, Tante Yus tidak memakai BH, jelas dari bayangan dua bulatan hitam yang samarsamar terlihat di ujung kedua buah dadanya itu. Rambutnya masih lebat dipotong sebatang bahunya. Kulit kuning langsat dan bersih sekali dengan warna cat kukunya yang merah muda.

    Ngg.., selamat malam Tante Yus maaf, keponakanmu ini datang dan untuk berlibur di sini tanpa ngebel dulu. Maaf pula, kalau tujuh tahun lamanya ini tidak pernah datang kemari.

    Hanya lewat surat, telpon, kartu pos, email.., sekali lagi, saya minta maaf Tante. Saya sangat merindukan Tante..! ucapku sambil kubiarkan Tante Yus mendekatiku dengan wajah haru dan senangnya.

    Ouh Andrew ouh..! bisik Tante Yus sambil menubrukku dan memelukku eraterat sambil membenamkan wajahnya pada dadaku yang membidang kasar oleh rambut.

    Aku sejenak hanya membalas pelukannya dengan kencang pula, sehingga dapat kurasakan desakan putingputing dua buah dadanya Tante Yus.

    Kau pikir hanya kamu ya, yang kangen berat sama Tante, hmm..? Tantemu ini melebihi kangennya kamu padaku. Ngerti nggak..? Gila kamu Andrew..! imbuhnya sambil memandangi wajahku sangat dekat sekali dengan kedua tangannya yang tetap melingkarkan pada leherku, sambil kemudian memperhatikan kondisi tubuhku yang hanya bercawat ini.

    Tante Yustina tersenyum mesra sekali. Aku hanya menghapus air matanya. Ah Tante Yus
    Ya, untuk itulah aku minta maaf pada Tante
    Tentu saja, kumaafkan.. sahutnya sambil menghela nafasnya tanpa berkedip tetap memandangiku, Kamu tambah gagah dan ganteng Andrew. Pasti di kapal, banyak crew wanita yang bule itu jatuh cinta padamu. Siapa pacarmu, hmm..?
    Belum punya Tan. Aku masih nabung untuk membina rumah tangga dengan seorang, entah siapa nanti. Untuk itu, aku mau minta Tante bikinkan aku desain rumah
    Bayarannya..? tanya Tante Yus cepat sambil menyambar mulutku dengan bibir tipis Tante Yus yang merah.

    Aku terkejut, tetapi dalam hati senang juga. Bahkan tidak kutolak Tante Yus untuk memelukku terus menerus seperti ini. Tapi sialnya, batang kemaluanku mulai merinding geli untuk bangkit berdiri. Padahal di tempat itu, perut Tante Yus menekanku. Tentu dia dapat merasakan perubahan kejadiannya.

    Aku ngg
    Ahh, kamu Andrew. Tante sangat kangen padamu, hmm ouh Andrew hmm..! sahut Tante Yus sambil menerkam mulutku dengan bibirnya.

    Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Yus yang kian binal melumatlumat mulutku, mendasakdesaknya ke dalam dengan buas.

    Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Yus. Nampaknya Tante Yus tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi.

    Kini mulut Tante Yus merayap turun ke bawah, menyusuri leherku dan dadaku. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi pada leher dan dadaku. Kini dengan liar Tante Yus menarik cawatku ke bawah setelah jongkok persis di depan selangkanganku yang sedikit terbuka itu. Tentu saja, batang kemaluanku yang sebenarnya telah meregang berdiri tegak itu langsung memukul wajahnya yang cantik jelita.

    Ouh, gila benar. Tititmu sangat besar dan kekar, An. Ouh hmmm..! seru bergairah Tante Yus sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulumngulum, yang seringkali dibarengi dengan mennyedot kuat dan ganas.

    Sementara tangan kanannya mengocokngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremasremas buah kemaluanku. Aku hanya mengerangngerang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya.

    Bagaimana tidak, batang kemaluanku secara diamdiam di tempat kerjaku sana, kulatih sedemikian rupa, sehingga menjadi tumbuh besar dan panjang. Terakhir kuukur, batang kejantanan ini memiliki panjang 17 sentimeter dengan garis lingkarnya yang hampir 5 senti. Rambut kemaluan sengaja kurapikan.

    Tante Yus terus menerus masih aktif mengocokngocok batang kemaluanku. Remasan pada buah kemaluanku membuatku merintihrintih kesakitan, tetapi nikmat sekali. Bahkan dengan gilanya Tante Yus kadangkala memukulmukulkan batang kemaluanku ini ke seluruh permukaan wajahnya. Aku sendiri langsung tidak mampu menahan lebih lama puncak gairahku.

    Dengan memegangi kepala Tante Yus, aku menikamnikamkan batang kejantananku pada mulut Tante Yus. Tidak karuan lagi, Tante Yus jadi tersendaksendak ingin muntah atau batuk. Air matanya malah telah menetes, karena batang kejantananku mampu mengocok sampai ke tenggorokannya.

    Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot kemejanya. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Keringat benarbenar telah membasahi kedua tubuh kami yang sudah tidak berpakaian lagi ini.

    Dengan ganas, kedua tangan Tante Yus kini mengocokngocok batang kemaluanku dengan genggamannya yang sangat erat sekali. Tetapi karena sudah ada lumuran air ludah Tante Yus, kini jadi licin dan mempercepat proses ejakulasiku.

    Crooot cret.. croot creeet..! menyemprot air maniku pada mulut Tante Yus.
    Saat spremaku muncrat, Tante Yus dengan lahap memasukkan batang kemaluanku kembali ke dalam mulutnya sambil mengurutngurutnya, sehingga sisasisa air maniku keluar semua dan ditelan habis oleh Tante Yus.

    Ouhh ouh.. auh Tante ouh..! gumamku merasakan gairahku yang indah ini dikerjai oleh Tante Yus.
    Hmmm Andrew ouh, banyak sekali air maninya. Hmmm.., lezaat sekali. Lezat. Ouh hmmm..! bisik Tante Yus menjilati seluruh bagian batang kemaluanku dan sisasisa air maninya.
    Sejenak aku hanya mengolah nafasku, sementara Tante Yus masih mengocokngocok dan menjilatinya.
    Ayo, Andrew kemarilah Sayang.., kemarilah Baby..! pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebarlebar.

    Aku tanpa membuang waktu lagi, terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Yus yang merekah ingin kuterkam itu. Benarbenat lezat. Vagina Tante Yus mulai kulumatlumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilatjilat deras seluruh bagiang liang vaginanya yang dalam. Berulang kali aku temukan kelentitnya lewat lidahku yang kasar. Rambut kemaluan Tante Yus memang lebat dan rindang.

    Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Yus yang menggairahkan ini. Tante Yus hanya menggerinjalgerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya.

    Kulirik tadi, Tante Yus terusmenerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir putingputingnya. Berulang kali mulutnya mendesahdesah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan meneriknarik daging kelentitnya.

    Ouh Andrew lakukan sesukamu.. ouh.., lakukan, please..! pintanya mengerangerang deras.

    Selang sepuluh menit kemuadian, aku kini merayap lembut menuju perutnya, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedotnyedot puting payudaranya.

    Tetapi air susunya sama sekali tidak keluar, hanya putingputing itu yang kini mengeras dan memanjang membengkak total. Di buah dadanya ini pula aku melukiskan cupanganku banyak sekali.

    Berulang kali jemariku memilinmilin gemas putingputing susu Tante Yus secara bergantian, kiri kanan. Aku kini tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Dengan bergegas, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.

    Ooouhkk.. yeaaah ayoo.. ayooo genjot Andrew..! teriak Tante Yus saat merasakan batang kejantananku mulai menikamnikam liar mulut vaginanya.

    Sambil menopang tubuhku yang berpegangan pada buah dadanya, aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku pada vagina Tante Yus. Wanita itu hanya berpegangan pada kedua tanganku yang sambil meremasremas kedua buah dadanya.

    Blesep sleeep blesep..! suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut.
    Selang dua puluh menit puncak klimaks itu kucapai dengan sempurna, Creeet croot creeet..!
    Ouuuhhhkk.. aooouhkk aaahhk.., seru Tante Yus menggelepargelepar lunglai.
    Tante ouhhh..! gumamku merasakan keletihanku yang sangat terasa di seluruh bagian tubuhku.
    Dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagiana Tante Yus, kami jatuh tertidur. Tante Yus berada di atasku.

    Karena kelelahanku yang sangat menguasai seluruh jaringan tubuhku, aku benarbenar mampu tertidur dengan pulas dan tenang. Entah sudah berapa lama aku tertidur pulas, yang jelas saat kubangun udara dingin segera menyergapku. Sial. Aku sadar, ini di desa dekat Merapi, tentu saja dingin.

    Tidak berapa lama jam dinding berdentang lima sampai enam kali. Jam enam pagi..! Dengan agak malas aku beranjak berdiri, tetapi tidak kulihat Tante Yus ada di kamar ini. Sepi dan kosong. Dimana dia..? Aku terus mencoba ingin tahu. Dalam keadaan bugil ini, aku melangkah mendekati meja lampu. Secarik kertas kutemukan dengan tulisan dari tangan Tante Yustina.

    Andrew sayang, Tante kudu buruburu ke Jakarta pagi ini. Udah dijemput. Ada pameran di sana. Tolong jaga rumah dan Vivi. Ttd, Yustina.

    Aku menghela nafas dalamdalam. Gila, setelah menikmati diriku, dia minggat. Tetapi tidak apaapa, aku dapat beristirahat total di sini, ditemani Vivi. Eh, tapi dimana dia..? Aku segera mengambil selembar handuk putih kecil yang segera kulilitkan pada tubuh bawahku.

    Tanpa membuang waktu lagi aku segera menyusuri rumah, dari ruang ke ruang dari kamar ke kamar. Tetapi sosok bocah SD itu tidak kelihatan sama sekali.

    Aku hampir putus asa, tetapi mendadak aku mendengar suara gemericik air pancuran dari kamar mandi ruang tamu di depan sana. Vivi. Ya itu pasti dia. Aku segera memburu.

    Kubuka pintu kamar tamu yang luas dan asri ini. Benar. Kulihat pintu kamar mandinya tidak ditutup, ada bayangan orang di situ yang sedang mandi sambil bernyanyi melagukan Westlife. Edan, anak SD nyanyinya begitu. Aku hanya tersenyum saja. Perlahan aku mendekati gawang pintu. Aku seketika hanya menelan ludahku sendiri.

    Vivi berdiri membelakangiku masih asyik bergoyanggoyang sambil menggosok seluruh tubuhnya yang telanjang bulat itu dengan sabun. Rambut panjangnya tumbuh lurus dan hitam sebatas pinggang. Berkulit kuning langsat dan nampaknya halus sekali. Kusadari dia telah tumbuh lebih dewasa.

    Air shower masih menyiraminya dengan hangat. Pantatnya sungguh indah bergerakgerak penuh gairah. Hanya aku belum lihat buah dadanya. Tanpa kuduga, Vivi membalikkan badannya. Aku yang melamun, seketika terkejut bukan main, takut dan khawatir membuatnya kaget lalu marah besar. Ternyata tidak.

    Mas..? Mas Andrew..? bertanya Vivi tidak percaya dengan wajah senang bercampur kaget.
    Aku hanya menghela nafas lega. Dapat kuperhatikan kini, buah dadanya Vivi telah tumbuh cukup besar. Putingputingnya hitam memerah kelam dan tampak menonjol indah. Kirakira buah dadanya ya, sekitar seperti tutup gelas itu. Seperti belum tumbuh, tetapi kok terlihat sudah memiliki daging menonjolnya. Sedangkan rambut kemaluannya sama sekali belum tumbuh. Masih bersih licin.

    Hai vivi, apa kabarnya..? tanyaku mendekat.
    Vivi hanya tersenyum, Masih ingat ketika kita renang bersama di rumahku dulu..? Kita berdua kan..? Hmm..? sambungku meraih bahunya.
    Air terus menyirami tubuhnya, dan kini juga tubuhku. Vivi mengangguk ingat.
    Ya. Ngg.., bagaimana kalau kita mandi bareng lagi Mas. Vivi kangen mas andrew.. ouh..! ujarnya memeluk pinggangku.
    Aku mengangkut tubuhnya yang setinggi dadaku ini dengan erat.
    Tentu saja, yuk..!

    Aku menurunkan Vivi.
    Kapan Mas datangnya..?
    Tadi malam. Vivi lagi tidur ya..?
    Hm.. Mh..!

    Aku melepas handukku yang kini basah. Saat kulepas handukku, Vivi tampak kaget melihat rambut kemaluanku yang tumbuh rapih. Segera saja tangannya menjamah buah kemaluan dan bantang kejantananku.

    Ouh.., Mas sudah punya rambut lebat ya. Vivi belum Mas.., ujarnya sambil memperhatikan vaginanya yang kecil.
    Tentu saja aku jadi geli, batang kemaluanku dirabaraba dan ditimangtimang jemari tangan mungil Vivi yang nakal ini.

    Itu karena Vivi masih kecil. Nanti pasti juga memiliki rambut kemaluan. Hmm..? ucapku sambil membelai wajahnya yang manis sekali.
    Vivi hanya tersipu. Sialnya, aku kini jadi kian geli saat Vivi menariknarik batang kejantananku dengan candanya.
    Ihhh.., kenyal sekali ouh.., seperti belalai ya Mas..!
    Aku jadi terangsang. Gila.
    Belalai ini bisa akan jadi tumbuh besar dan panjang lho. Vivi mau lihat..?
    Iya Mas.., gimana tuh..?


    Vivi mesti mengulum, menghisaphisap dan menyedotnya dengan kuat sekali batang zakar ini. Gimana..? Enak kok..! kataku merayu dengan hati yang berdebardebar kencang.

    Vivi sejenak berpikir, lalu tanpa menoleh ke arahku lagi, dia memasukkan ujung batang kejantananku ke dalam mulutnya. Wow..! Gadis kecil ini langsung melakukan perintahku, lebihlebih aku mengarahkan juga untuk mengocokngocok batang kemaluanku ini, Vivi menurut saja, dia malah kegirangan senang sekali. Dianggapnya batang ku adalah barang mainan baginya.

    Iya Mas. Tambah besar sekali dan panjang..! serunya kembali melumatlumatkan batang kejantananku dan mengocok keras batangnya.

    Sekarang Vivi kuajari lagi untuk meremas buah kemaluanku. Aku membayangkan semua itu bahwa Tante Yus yang melakukan. Indah sekali sensasinya. Tetapi nyatanya aku tengah dipompa nafsu seksku dari bocah cilik ini.

    Edan, sepupuku lagi. Tetapi apa boleh buat. Aku lagi kebelet sekali kini. Yang ada hanyalah Vivi yang lugu dan bodoh tetapi mengasyikan sekali. Batang kejantananku kini benarbenar telah tumbuh sempurna keras dan panjangnya. Vivi kian senang. Aku kian tidak tahan.

    Teruskan Vi, teruskan ya.., ya lebih keras dan kenceng lakukanlah Sayang..! perintahku sambil mengerangerang.
    Setelah hampir lima belas menit kemudian, air maniku muncrat tepat di dalam mulut Vivi yang tengah menghisap batang kemaluanku.

    Creeet crooot.. creet.. cret..!
    Hup.. mhhhp..! teriak kaget Vivi mau melepaskan batang kemaluanku.
    Tetapi secepat itu pula dia kutahan untuk tetap memasukkan batang kemaluanku di dalam mulutnya.

    Telan semua spermanya Vi. Itu namanya sperma. Enak sekali kok, bergizi tinggi. Telan semuanya, ya.. yaaa begitu terus bersihkan sisasisanya dari batangnya Mas..! perintahku yang dituruti dengan sedikit enggan.

    Tetapi lama kelamaan Vivi tampak keasyikan mencaricari sisa air maniku.
    Enak sekali Mas. Tapi kental dan baunya, hmm.., seperti air tajin saat Mama nanak nasi..! Enak pokoknya..! Lagi dong Mas, keluarkan spermanya..!
    Gila. Gila betul. Aku masih mencoba mengatur jalannya nafasku, Vivi minta spermaku lagi..? Edan anak ini.

    Baik, tapi kini Vivi ikuti perintahku ya..! Nanti tambah asyik, tapi sakit. Gimana..?
    Kalau enak dan asyik, mauh. Nggak papa sakit dikit. Tapi spermanya ada lagi khan..?

    Aku mengangguk. Vivi mulai kubaringkan sambil kubuka kedua belahan pahanya yang mulus itu untuk melingkari di pinggangku. Vivi memperhatikan saja. Air dari shower masih mengucuri kami dengan dingin setelah tadi sempat kuganti ke arah cool.

    Auuuh, aduh.. Mas..! teriak vivi kaget saat aku memasukkan batang kejantananku ke dalam liang vaginanya yang jelasjelas sangat sempit itu.

    Tetapi aku tidak perduli lagi. Kukocok vagina Vivi dengan deras dan kencang sambil kuremasremas buah dadanya yang kecil, serta menariknarik putingputing buah dadanya dengan gemas sekali. Vivi semakin menjeritjerit kesakitan dan tubuhnya semakin menggerinjalgerinjal hebat.

    Sakiiit.. auuuh Mas.., Mas hentikan saja sakiiit, perih sekali Mas, periiihhh ouuuh akkkh aouuuhkkk..! menjeritjerit mulut manisnya itu yang segera saja kuredam dengan melumatlumat mulutnya.

    Blesep.. blesep slebb..! suara persetubuhkan kami kian indah dengan siraman shower di atas kami.

    Aku semakin edan dan garang. Gerakan tubuhku semakin kencang dan cepat. Dapat kurasakan gesekan batang kemaluanku yang berukuran raksasa ini mengocok liang vaginan Vivi yang super rapat sempitnya.

    Dari posisi ini, aku ganti dengan posisi Vivi yang menungging, aku menyodok vaginanya dari belakang. Lalu ke posisi dia kupangku, sedangkan aku yang bergerak mengguncangkan tubuhnya naik, lalu kuterima dengan menikam ke atas menyambut vaginanya yang melelehkan darah.

    Tidak Masss ouh sakit.. uhhk huuuk ouhhh sakiiit..! tangisnya sejadijadinya.
    Tetapi aku tidak perduli, sepuluh posisi kucobakan pada tubuh bugil mungil Vivi. Bahkan Vivi nyaris pingsan. Tetapi disaat gadis itu hendak pingsan, puncak ejakulasiku datang.
    Creeet crooot.. sreeet crreeet..! muncratnya air mani yang memenuhi liang vaginanya Vivi bercampur dengan darahnya.

    Vivi jatuh pingsan. Aku hanya mengatur nafasku saja yang tidak karuan. Lemas. Vivi pingsan saat aku memasangkan kembali batang kemaluanku ke posisi dia, kugendong di depan dengan dadanya merapat pada dadaku. Pelanpelan kujatuh menggelosor ke bawah dengan batang kemaluanku yang masih menancap erat di vaginanya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Penjual Jamu Yang Ketagihan Sex

    Cerita Sex Penjual Jamu Yang Ketagihan Sex


    937 views

    Perawanku – Aku sangat betah di kontrakanku yang aku tinggali sekarang walaupun harganya naik terus pertahunnya
    tapi aku perpanjang dengan alasan karena memang tempatnya strategis dalam gang hanya ada rumah yang
    aku tinggali, rumah temboknya tinggi jadi tidak ada orang yang bisa melihat kegiatanku didalam rumah
    jadi merasa bebas.

    Setelah Mia meninggalkan diriku . aku jadi jomblo. Mau pacaran aku malas dengan basa-basi dan berbagai
    tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang kusenangi sering kubawa ke kamar yang istimewa
    ini. Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari
    alamat ku.

    Suatu hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup
    mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul.

    “Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku membatin.

    “Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh.

    “Mau minum jamu mas ?” tanyanya.

    “Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku.

    Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling.

    “Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya.

    “Mbak jamu apa yang bagus”

    “Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat”

    “Kuat apa” tanya ku.

    “Ya kuat segalanya” katanya sambil melirik.  Agen Judi Bola

    “Genit juga si mbak” kata ku dalam hati.

    “Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.”

    Tapi terus terang aku kurang mempunyai keberanian untuk menggoda dan mengarahkan pembicaraan ke yang
    porno-porno. Sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku.

    “Mas kemarin kemana saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya ketok sampai pegel nggak ada yang buka.”

    “Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku.

    “Mas ini mas jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.”

    “Mbak suaminya mana ?” tanya ku iseng.

    “Udah nggak punya suami mas, kalau ada ngapain jualan jamu berat-berat.”

    “Anak punya mbak ?”

    “Belum ada mas, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.”

    Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi langganannya. Kadang-kadang lagi nggak punya
    duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak canggung lagi masuk ke rumah ku. Bahkan
    dia sering numpang ke WC.

    Iklan Sponsor :

    Mbak Wisti, begitulah dia mengaku namanya setelah beberapa kali mengantar jamu . Dia kini memasuki
    usia 27 tahun, asalnya dari daerah Wonogiri. Mbak Wisti menganggap rumah ku sebagai tempat
    persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di rumah.

    Semula Mbak Wisti mengunjungi ku pada sekitar pukul 13. Tapi kini dia datang selalu sekitar pukul 5
    sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk
    ku.

    Rupanya Mbak Wisti menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini makin berani. Dia tidak
    hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang hajat kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh
    ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja.

    Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mi instan lalu
    direbus di rumah ku dan kami sama-sama menikmatinya.

    Iklan Sponsor :

    Sebetulnya pikiran jorokku sudah menggebu-gebu untuk menikmati tubuh mbak Wisti ini. Namun keberanian
    ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar jadi Mbak Wisti
    makin percaya pada diri ku. Padahal wooo ngaceng.

    Aku hanya berani mengintip jika Mbak Wisti mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku makin ngaceng
    saja kalau menikmati intaian. Tapi bagaimana nih cara mulainya.

    “Mas boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Mbak Wisti suatu hari.

    “Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., ”
    katanya beralasan tanpa saya tanya.

    “Lha Mbak, tempat tidurnya cuma satu”

    “Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Mas yang tidur di kasur.”

    “Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira.

    Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya.

    “Iya nggak apa-apa koq” katanya.

    Tanpa ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan
    kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus walaupun kulitnya tidak putih, tetapi bentuk
    tubuhnya sangat sempurna sebagai seorang wanita.

    Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku. Teteknya cukup besar, mungkin
    ukuran 36, pentilnya kecil dan bulu jembutnya tebal sekali. Mungkin ada hubungannya dengan kumis tipis
    yang ada di atas bibirnya itu.

    Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan , sehingga
    kesempatan mandi juga kugunakan untuk ngloco.

    “Mas mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan.

    “Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku.

    “Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.”

    Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai
    dirinya.

    Iklan Sponsor :

    “Mas suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba.

    “Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda.

    “Sini saya pijetin mas.”

    Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti mbak Wisti dan semua baju dan celana ku
    ku buka tinggal celana dalam. Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang.

    Nggak nyangka sama sekali, ternyata mbak Wisti pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body
    lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut. Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat, tetapi
    aku nggak berani kurang ajar.

    Cilakanya Mbak Wisti ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati si
    dicky. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja.

    “Mas celananya dibuka saja ya biar nggak kena cream.”

    “Terserahlah mbak” kata ku pasrah.

    Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat.

    “Apa mbak nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku.

    “Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.”

    “Dia yang ngajari saya mijet.”

    Tegangan ku makin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali
    memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada
    kabel di hubungkan diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai
    memuncak.

    Cerita Sex Penjual Jamu Yang Ketagihan Sex

    Cerita Sex Penjual Jamu Yang Ketagihan Sex

    Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil
    inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Mbak Wisti. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak yaa
    lain kali mungkin. Tapi aku ingin menikmati dominasi perempuan atas laki-laki.

    Setelah sekitar satu jam aku tidur telungkup, Mbak Wisti memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan
    tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis si dicky yang dari tadi
    berontak, kini bebas tegak berdiri.

    Celakanya si dicky tidak menjadi perhatian Mbak Wisti dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak
    berkomentar mengenai dicky ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri,
    tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi si Dicky pun jadi bagian yang dia pijat. Aku
    melenguh.

    “Aduh mbak”

    “Kenapa mas” katanya agak manja.

    “Aku nggak tahan, ngaceng banget”

    “Ah nggak apa-apa tandanya mas normal”

    “Udah tengkurep lagi mas istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.”

    Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang.
    Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu.

    Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada seusatu yang agak berbeda. Kenapa punggungku yang
    didudukinya terasa agak geli

    Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Mbak Wisti
    sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu. Tetapi aku diam saja tidak berkomentar.

    Kunikmati usapan bulu jembut yang lebat itu di punggungku. Kini aku sadar penuh , dan dicky yang dari
    tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati.

    “Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan ku

    Aku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya. Aku tidak bisa melihat
    Mbak Wisti ada dimana. Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku. Ia terus naik
    memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu si dicky. Kadang-kadang
    si dicky ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju mundur.

    Beberapa saat kemudian aku merasa mbak Wisti mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang si
    dicky. Pelan-pelan di tuntun kepala si dicky memasuki lubang kemaluannya. Aku pasrah saja dan sangat
    menikmati dominasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh tubuh si dicky masuk ke
    dalam lubang vagina mbak waty.

    Mbak Wisti lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga si dicky keluar
    masuk . Kadang-kadang saking hotnya si dicky sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang
    diinginkan. Karena aku tadi sudah ngloco dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak
    cepat muncrat. Gerakan mbak Wisti makin liar dan nafasnya semakin memburu.

    Tiba-tiba dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke si dicky. Dia berhenti
    bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Mbak Wisti mencapai orgasmenya yang pertama.

    Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat. Aku
    mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas si dicky dari lubang memiaw mabak Wisti. Ku atur
    posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memiaw mbak Wisti.

    Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak Wisti.
    Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku kosentasikan kepada titik itu sambil memaju dan
    memundurkan si dicky.

    Mbak Wisti mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi
    sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku. Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya
    bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna.

    Kubenamkan si dicky sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. tongkolku
    berdenyut-denyut dan vaginanya mbak Wisti juga berdenyut lama sekali.

    “Mas terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.”  Agen Judi Bola

    “Saya ngantuk sekali mas.”

    “Ya sudah lah tidur dulu.”

    Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan si dicky dari mani yang belepotan.
    Aku pun tidak lama tertidur. Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak Wisti tidur di
    samping ku. Kuraba memiawnya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun.

    Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan
    ngorok pelan.

    Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka atau kukangkangkan kedua
    kakinya. Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang lebat itu untuk memberi ruang
    agar mulutku bisa mencapai memiawnya.

    Lidahku mencari posisi clitoris mbak Wisti. Perlahan-lahan kutemukan titik itu aku tidak segera
    menyerang ujung clitoris, karena kalau mbak Wisti belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah
    sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol.

    “Mas kamu ngapain mas, jijik mas udah, mas” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya
    tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang.

    Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil
    manakala sesekali kusentuh ujung clitorisnya dengan lidahku.

    Setelah kurasakan clitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung
    clitoris. Pinggul mbak Wisti mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha
    menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas.

    Tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku
    untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimak. Beberapa saaat kupertahankan
    lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya.

    Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam
    memiawnya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Wisti
    kembali menggerakkan pinggulnya dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di
    dalam memiawnya. Lubang vaginanya berdenyut lama sekali.

    “Aduh mas ternyata mas pinter sekali.”

    “Aku kira mas nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing mas, tapi kok nggak nyerang-
    nyerang aku.”

    “Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama mas.”

    “Aku segen mbak, takut dikira kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika didului
    perempuan.”

    “Ah mas nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka mas orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.”

    “Mas tadi kok nggak jijik sih jilati memiaw ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”
    kata Mbak Wisti.

    Wisti mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja
    dan itu pun mbak Wisti jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang
    lain kecuali suaminya dan diriku.

    “Pantes memiawnya enak sekali, peret mbak,” kata ku.

    “Wong tukang jamu koq, yo terawat toh yo.”

    “Sekarang gantian mbak, barang ku mbok jilati po’o.”

    “Aku ra iso he mas”

    “Nanti tak ajari.”

    Mbak Wisti mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang si dicky dan pelan-pelan
    memasukkan mulutnya ke ujung tongkol.

    Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut si dicky Setelah terbiasa akhirnya
    dikulumnya seluruh batang tongkol ku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung si dicky
    menyentuh ujung tenggorokkannya.

    Dia memaju-mundurkan batang di dalam kulumannya . Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil
    menghisap kuat-kuat.dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang
    kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku
    perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya.

    “Mas tongkole kok enak tenan, keras sampai memiaw ku rasanya penuh sekali.”

    Kugenjor terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Mbak Wisti langsung berteriak
    keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh .
    Setelah memberi kesempatan jeda sejenak.

    Mbak Wisti kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style. Rupanya pada posisi ini titik
    G Mbak Wisti tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik
    tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh maniku hambis di dalam
    memiaw mbak Wisti.

    Dia tertidur lemas, aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng.
    Badan Mbak Wisti memang benar-benar sempurna, Teteknya besar menentang, pinggulnya besar dan
    pinggangnya ramping.

    Setelah malam itu mbak Wisti jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka
    sedih.

    “Mas aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.”

    “Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya
    bersedih.

    Malam itu Mbak Wisti nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat saya malam itu
    saya sampai main 7 ronde, sehingga badan ku lemas sekali.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ibu Faida Yang Montok

    Cerita Sex Ibu Faida Yang Montok


    936 views

    Perawanku – Cerita Sex Ibu Faida Yang Montok, Aku pertama kali kenal ibu Faida ketika dinas tempatnya bekerja mengerjakan beberapa proyek bersama dengan tempatku bekerja. ibu Faida berusia sekitar 40 tahun, dengan postur tubuh yg sangat luar biasa (utk orang seumur itu). tingginya sekitar 165cm, dengan badan yg sangat montok.

    walaupun ia punya beberapa orang anak, bahkan ada yang sudah kuliah, tapi masih sangatlah menggairahkan bodinya itu. buah dada besar montok dan perutnya tidak buncit seperti ibuibu lain, rata malah, dengan pinggul dan pantat yg sangatmontok.

    berkalikali dalam rapat aku harus memaksakan mataku untuk beralih dari buah dada yang besar montok, bahkan dalam seragam PNS terlihat sangat sexy. walaupun ia mengenakan jilbab yang sangat lebar. namun tak mampu menyembunyikan betapa besarnya payudaranya.

    bermalam malam aku terasa gelisah, meskipun aku masih bisa sedikit mengurangi dengan mengintip kamar mandi di rumah kos sebelah, tapi payudara munira yang besar malah mengingatkanku pada payudara ibu Faida, melihat vagina siska yang putih bersih membuatku menhayalkan vagina ibu Faida, ketika melihat putri mengosok payudaranya, aku menginginkan mengerayangi payudara ibu Faida.

    seperti gila aku mulai membawa obat tidur berbentuk bubuk dalam kantong celanaku, selalu berpikir kapan ada kesempatan untuk membuat ibu Faida terlelap. kalau dapat akan ku perkosa tentunya.

    hingga pada satu hari keajaiban itu datang. karena satu berkas yang harus ditandatangani ibu Faida, aku harus ke rumahnya. aku sama sekali tidak menyangka akan mendapat peluang semulus itu. aku datang dengan harapan yg membuatku seperti gila, dan disitu ternyata kesempatan mewujudkannya besar sekali. akan kuperkosa ibu berjilbab ini dengan sepuasnya.

    waktu aku datang ibu Faida yg menyambutku, mengenakan baju seragam dengan jilbab biru tua yg sangat lebar, tapi tetap saja masih tak mampu menyembunyikan payudaranya. sepertinya ia baru pulang dari kantor, waktu itu sudah habis magrib.

    awalnya kupikir mustahil karena ternyata rumahnya ramai juga, tiga orang anak gadisnya semua dirumah, ditambah seorang pembantu. aku sudah putus asa. gak tahu kenapa aku minta ijin ke kamar mandi, ternyata letaknya didapur. pembantunya sedang sibuk mempersiapkan sop.

    aku masuk kamar mandi dengan kesal dan gelisah. usai kencing, aku keluar .. dan ternyata tidak ada seorangpun didapur, tanpa pikir panjang langsung kumasukkan obat tidur kedalam sop itu, lalu kuambil kunci pintu belakang dan kembali keruang tamu dengan sikap tenang. padahal dadaku mau pecah rasanya.

    ibu Faida menyerahkan dokumen itu dan menawariku untuk makan malam bersama, aku panik. tapi untunglah saat itu temanku menelpon. beralasan ada janji aku segera berlalu. selama dua jam aku mutar kota gak jelas arah. akhirnya kuarahkan motorku ke arah rumah ibu Faida.

    aku beruntung karena beberapa waktu lalu pernah ke daerah itu, sehingga tahu bahwa dibelakang rumahnya ada kebun kecil yg tertutup dari pandangan rumah lain dan terhalang tembok sebuah bagunan yang besar. kuparkirkan motorku lalu menyelinap dari kebun itu menuju pagar belakang rumahnya. sebentar kupikir semuanya akan gagal karena aku lupa, pasti pagar itu terkunci, tapi ternyata terbuka, aku bersorak kecil. masuklah aku mengendapngendap.

    kubuka pintu belakang perlahanlahan, aku terkejut ketika melihat lampu masih terang benderang, dan suara tv terdengar. tapi setelah kudengar tidak ada suara orang, aku mulai masuk, sengaja kupakai sarung tangan karet dan penutup muka. dan semua sedang tidur lelap dikamar masingmasing.mengambil sebuah kaleng, kulempar kuatkuat ke lantai, dan bersiap lari. tapi tidak ada yang bangun.

    lalu teringat kata temanku kalo itu obat yang kuat, orang bisa tertidur seprti pingsan, terbius sehari penuh. aku tertawa sendiri, tapi untuk jagajaga maka kukunci kamar anakanak gadis dan kamar pembantu dari luar. lalu masuk ke kamar ibu Faida, dan lagi lagi aku bersorak, suaminya tidak ada. berarti benar yg sekilas kudengar pembicaraan anak gadisnya bahwa papa mereka akan pulang beberapa hari lagi. kudekati ibu Faida yg terlentang diatas tempat tidur.

    payudaranya menonjol seperti gunung, tak tahan lagi langsung tarik selimut dan menemukan ibu Faida
    ternyata tidur hanya mengenakan kain sarung.

    kubuka kain sarungnya dan aku terbelalak melihat betapa mulusnya tubuh itu. kusiapkan handicam lalu mulai mengerayangi tubuhnya, payudara lebih besar dari kepalaku, kuremas payudaranya oh lembutnya, tapi juga sangat kenyal, tak tahan lagi akhirnya mulai kujilat putingnya, kuisap dan ku remas.aku terkejut ketika bu Faida mengerang dan mendesah kupikir ia bangun, tapi ternyata seprti menggigau, mungkin dalam mimpinya suaminya yg menggarap dia.

    aku makin bersemangat langsung tanganku menyusup ke vaginanya, berbulu halus.. dan ternyata sudah basah.ibu Faida merintihrintih memanggil suaminya.

    papa. terus pa, enak pa
    uhhh, papa, mama mau .. ahhh, uuuhh

    aku sudah tegang , tak tahan lagi, aku langsung ambil posisi, ku kangkankan kakinya, vaginanya terbuka lebar, lalu tanpa basa basi kumasukkan penisku, walupun ukuranku besar, kupikir pasti vagina ibu Faida sudah agak longgar, kan sudah melahirkan 3 anak. tapi ternyata sempitnya bukan main.

    aku masuk dengan susah payah. dan nyaris mengerang ketika ibu Faida menjepitku dengan vaginanya, vaginany menjepit dan menghisap dengan sangat kuat, luar biasa enaknya.aku semakin bersemangat, kupompa penisku maju mundur. aku terkjut ketika ibu Faida menjerit kuat

    aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh .. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh
    aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh .. papa, enak pa, ahhh aaaah

    aku memompa sambil meremas payudaranya, kuhisap kujilat tibatiba ibu Faida mendorong pantatnya dengan kuat, tak sengaja aku masuk sampai sepenuhnya, padahal tadi masih sedikit tersisa penisku diluar.vaginanya menjepit dan menghisap lebihkuat, ibu Faida menggelapar dan mengangkatangkat tubuhnya dengan semakin ganas.

    teriakan teriakan bergairahnya semakin kuat.aku merasakan aku akan segera mencapai puncak. kupompa penisku lebih cepat maju mundur, ibu Faida juga semakin ganas, lalu tibatiba ia mengangkat pantatnya kuatkuat, kakinya melingkar kuat dipinggangku, tangannya memelukku dengan erat, sehingga payudaranya menyembul menggelembung kesisi tubuhku.

    akupun memeluk ibu Faida dengan kuat. kami orgasme bersamaan.ibu Faida menyemburkan cairannya dengan sangat kuat, bahkan ia sampai tersentaksentak. lalu terkulai. berkeringat.tubuhnya yang putih telanjang itu tergeletak lemas diatas tempat tidur, berkilat oleh keringat.

    iseng kucabut penisku yang basah berlumuran cairan itu kumasukkan ke mulutnya yg terengahengah.ibu Faida langsung mengisapnya dengan ganas, lalu terkulai lemas lagi. aku tersenyum puas. tercapai citacitaku menyetubihi ibu cantik ini.

    setelah berpakaian aku mendapat ide gila. ku ambil cairan yang masih menetes dari vagina ibu Faida si PNS cantik itu, kuusapkan keseluruh wajah dan badannya. lalu ku foto dengan berbagai posisi, bahkan ketika kuletakkan penisku yg mulai tegang lagi kemulutnya ia langsung mengisapnya, ku foto. kumasukkan penis ke vaginanya, ku foto.

    kemudian aku keluar kamar. gairahku memang masih memuncak, tapi sudah lumayan terpuaskan. lalu kulihat jam, ternyata permainan ganas itu berlansung sekitar satu jam, belumpun jam sebelas malam. pikiran gila kembali muncul, anak gadisnya yg tertua kalau aku tidak salah baru menikah, dan suaminya kerja di provinsi lain

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • KEINGINANKU UNTUK BISA ML DENGAN TANTE KINI BISA MENJADI KENYATAAN

    KEINGINANKU UNTUK BISA ML DENGAN TANTE KINI BISA MENJADI KENYATAAN


    936 views

    Cerita Sex ini berjudulKEINGINANKU UNTUK BISA ML DENGAN TANTE KINI BISA MENJADI KENYATAANCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perkenalkan namaku Ardi ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku ingin berbagi kepada kalian semua. Tante Rika mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Rika yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C.

    Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante Rika yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa ml sama tante dan menikmati tubuhnya yang padat berisi.

    Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah.

    Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir.

    Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Rika . Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Rika .

    “Eh tante Rika . Mau kemana tante?” sapaku.

    Tante Rika agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.

    “Ehm.. Kamu Ardi. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?” tante Rika balik bertanya.

    “Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Rika tidak menolak ajakanku.

    “Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho” Suara tante Rika yang empuk dan lembut sesaat membuat kontolku semakin menegang.

    “Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,” kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.

    “Benar nih Ardi mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu,” kata tante Rika sambil melangkahkan kakinya diboncengan. Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu.

    Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku.

    Pagi itu tante Rika aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang. Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita.

    “Bisa bicara dengan Ardi?”
    “Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
    “Selamat pagi Ardi. Ini tante Rika…!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.
    “Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.
    “Pagi ini kamu ada acara nggak Ardi? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?” Pinta tante dari ujung telepon.
    “Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.

    Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan ml sama tante Rika. “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Ardi.. Sampai nanti!” suara lembut tante Rika yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.

    Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Rika untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus kontolku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika aku bisa ml sama tante. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani.

    Aku bayangkan aku sedang ml sama tante Rika yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyot dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante Rika .

    “Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,” mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Rika .

    Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan. “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Rika. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam hati. Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Rika yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.

    “Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Rika .

    Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Rika yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah.

    Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Rika kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.

    “Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.

    Senyuman indah dari bibir sensual tante Rika mengembang sesaat mendengar pertanyaanku. “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,” jawab tante Rika seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.

    Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi kontolku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Rika. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.

    “Ayo Ardi diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.

    Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya. “Ardi. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?” tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.

    “Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.

    “Tante sebenarnya butuh teman ngobrol…. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian.

    Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!,” kata tente seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.

    “Kalau sekiranya saya dibutuhkan, yaboleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok” Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.

    Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan- anganku semakin melayang jauh. “Ardi, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?” tanya tante Rika yang kali ini sedikit manja.

    “Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin,” jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante Rika terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.

    “Kalau panas dilepas aja ya Ardi, biar cepet adem,” kata tante Rika sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Rika pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.

    “Ardi, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..,” pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.

    Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Rika . Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan kontolku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.

    “Kenapa Ardi. Kok tiba-tiba diam?” tanya tante Rika padaku.
    “E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sambil menundukkan kepala.

    “Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Ardi sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.

    “Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Rika semakin merapat ke tubuhku.

    “Ardi.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki,” rajuk tante Rika sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.

    Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Rika aku remas-remas.

    Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya

    “Uuhh.. Aah..” Tante Rika mendesah- desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante menggelinjang merasakan kenikmatan.

    Sementara tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir memek tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.

    “Ardi.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.

    Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain- main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju memek tante Rika yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu memek yang sudah basah oleh cairan. Aku sudah tidak sabar lagi.

    Batang kontolku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan memek janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang kontolku ke celah-celah memek. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya.

    Kutekan perlahan dan.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante setelah kontolku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa kontolku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.

    “Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Ken mulai menikmati permainan itu.

    Aku terus mengayuh kontolku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.

    “Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”
    “Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..” akhirnya tante tidak tahan lagi.

    Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.

    “Terima kasih Ardi. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?” tanya beliau padaku.

    Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini” Tante Rika tersenyum senang mendengar jawabanku.

    “Ardi sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Rika kemudian. Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

    Dan kami pun mulai saling merangsang dan aku ml sama tante untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa ml sama tante Rika dapat terwujud menjadi kenyataan.

    Sampai saat ini sampai kutuliskan cerita ini aku masih ML sama tante Rika dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia. Tamat

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • CERITA SEX RAMUAN CINTA

    CERITA SEX RAMUAN CINTA


    935 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX RAMUAN CINTACerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Roy, tidak biasanya kamu membuat ramuan seperti itu, ada apa?, eh kamu Ga, aku tertarik aja sama beberapa zat ini, mungkin aku bisa buat sesuatu yang bisa dinikmati manusia, ia menjawab pertanyaan Mega, seorang mahasiswi cantik dan menawan yang sekarang sedang belajar bersama Roy dalam satu kelas.

    Entah Roy memang kurang peka atau apa, sepertinya ia tak tau kalau Mega yang cukup indah itu tertarik dengan kepintaran dan ketampanannya,

    Ada ada saja kamu Roy, kamu memang cerdas dech,

    Ah biasa aja Ga, hehe. Roy Terus mengolah zat kimia itu, Mega masih melihat ketampanan Roy yang serius sendiri itu.

    Aku ke tementemen dulu ya Roy,

    Iya Ga. Beberapa menit setelah Mega pergi, ramuan itu ia rasakan hampir selesai, tapi tiba tiba ada zat lain yang tidak ia inginkan tersenggol dan sempat tumpah kedalam ramuannya, tapi ia pikir itu tidak apa apa. Setelah ia merasa puas, ia menyembunyikan hasil ramuannya dan membawa sebotol ramuan merah itu pergi.

    Setelah perkuliahan, ia akan membawa air Ramuannya pulang.

    Roy, aku nebeng pulang yaach,

    Eh Ga, tumben, yuk dah. Mega pun dibonceng pulang menaiki Vixion merah oleh Roy.

    Ramuan kamu tadi udah jadi Roy?,

    Udah Ga, tapi belum aku cobain,

    Nanti aku minta juga yach, Agen Judi Sbobet

    oke deeh. Beberapa menit Roy menikmati perjalanan dengan buah dada Mega dipunggungnya, lalu tibalah mereka didepan rumah Mega.

    Thank you ya Roy, eh iya minta ramuan kamu juga dong. Lalu Roy membagi dua Ramuan itu dengan Mega, lalu pergi kekontrakannya.

    Sampai dikontrakan ia baru ingat kalau teman kontrakannya sedang pulang kampong semua. Tanpa panjang lebar,ia pergi kekamarnya, segera Roy meminum ramuan itu. Tibatiba ia merasa pusing, seperti kepalanya berat sekali, lalu ia tertidur.

    Cerita Sex Ramuan Cinta

    Saat Roy bangun, ia kaget! Tubuhnya sekarang jadi Atletis! Ia sempas shock, lalu ia berteriak kegirangan, ia senang sekali ramuannya itu berhasil. Selang beberapa menit, ia mendengar ada suara bel, sepertinya ada tamu. Saat membuka pintu itu, ia kaget sekali

    Mega! Hai, kamu kok? Terlihat. Sexy sekali! Pastipasti kamu tadi minum ramuanku ya!. Roy bingung melihat Mega yang melongo melihat bentuk tubuhnya yang sekarang pastinya diidolakan semua wanita untuk dipuja.

    Mega? Kok bengong?,

    Eh, anu, itu, apa? Eh iya Roy! Ramuan kamu itu hebat banget! Lihat nih, aku jadi sexy kan?,

    hehehe iya Ga, kamu jadi makin cantik deh, Terlihat Mega senyum senyum, melihat Roy memperhatikan tubuhnya yang sekarang jadi sexy, tapi yang membuat heran Roy adalah buah dada Mega yang besar itu!

    Tshirt dan blazer milik Mega seperti membekap erat buah montok itu.

    Eh Roy, kok bengong aja? Aku masuk yach?,

    Eh,mmm iya Ga, silahkan masuk. Mega lalu masuk dan duduk disofa, sedang Roy pergi kekamarnya, ia bingung, karena ternyata penisnya juga bertambah besar! Kini celana jeansnya tak menjadi sempit karena penisnya itu.

    Ia mengacuhkannya dan pergi mengambil minum untuk Mega, lalu ia bawa kedepan.

    Ga, ini ada minuman,

    ah gak usah repot repot Roy, makasih, lalu Roy duduk dikursi depan Mega.

    Saat Mega mengambil minum, ia bisa melihat isi tshirt yang kekecilan itu, dilihatnya belahan buah dada Mega yang putih montok itu, ditambah Mega yang menikmati minuman itu sambil menjulurkan lidah dan menjilat seisi gelas itu. Roy mulai terangsang.

    mmm, Mega, kamu merasa ada yang aneh nggak? Selain tubuh kamu jadi sexy?,

    Eh iya Roy, ini buah dada aku jadi besar deh, terus bisa keluar air susunya, padahal aku kan masih perawan, terus vag.eeeh!, Ia menutup mulutnya yang keceplosan itu.

    Terus apa Ga, aku juga merasa ada yang aneh,

    mmm anu gak kok Roy hal aneh apa yang kamu rasakan?,

    Aku Aku aku kok jadi.Suka sama kamu ya Ga baru tau kalau kamu itu seperti bidadari.. kamu Roy mulai ngelantur seperti Mega tadi.

    Eh Roy, yang bener, kamu suka aku? Tau ndak? Aku dari pertama kuliah itu udah suka sama kamu loh, Lalu Roy mendekati Mega,

    Jadi selama ini kamu juga suka aku, gimana kalau kalau kamu kamu jadi jadi pacar aku aja Ga?, wajah mereka mulai bertemu,

    Aku sih mau aja Roy, itu udah jadi Impian ku selama ini. Lalu mereka tiba tiba sudah berciuman, bibir merah Mega itu kini dinikmati oleh Roy.

    mmmf, kamu bukan hanya pintar dikampus aja ya,mmmf, berciuman pun kamu ahli. Beberapa menit kemudian Roy berhenti, kondisi kontrakan yang kosong itu membuat pikirannya makin tertuju ke hubungan seks.

    Ga, kamu kan sekarang pacar aku, gimana kalau sekarang kita nikmati tubuh kita bersama, juga menikmati hubungan cinta kita,

    Untuk itu aku kesini Roy, dipikiranku hanya ada kamu setelah bangun dari tidurku sehabis meminum ramuan itu. Entah Efek samping atau efek bonus, Ramuan itu ternyata juga menstimulasi hormon mereka, kini efek ramuan itu akan dipernikmat dengan cinta mereka.

    Cerita Dewasa Ramuan Cinta

    Roy lalu membuka blazer dan tshirt Ga, lompatlah buah dada montok Mega, ia pun mulai menciumi leher, bahu dan ketiak Mega. Terlihat Mega sangat menikmati adegan ini. Roy kemudian menciumi buah dada Mega dari ujung ke ujung lain, lalu ia buka mulutnya dan menikmati puting Mega, ia menyedot puting itu dan ternyata benar, keluar air susu! Sungguh efek istimewa ini tak disia siakan Roy. Tangan Roy yang jadi besar itu tetap tak mampu meremas seluruh buah dada Mega, tangannya tenggelam dibawah buah dada bundar yang terstimulasi itu. Sambil meremas, mulutnya terus terisi dengan air susu Mega.

    Mmfff, Roynikmat bangetuuuufff.

    Setelah Roy merasa sudah tidak haus lagi, ia mulai mengelus tubuh sexy Mega,

    Ga sayang, buah dada kamu nikmat banget deh, aku seneng banget ,

    mmmf, kamu yang hebat Roy, bisa member sensasi hebat untukku,

    Buka celana kamu deh Ga, biar aku beri kenikmatan yang lebih pada tubuh sexymu itu,

    Iya sayaang, kamu buka celanamu juga yach. Lalu mereka segera saja telah menjadi sepasang pacar baru yang sudah telanjang,

    Roy menidurkan Mega disofa, kini ia mulai mengelus pahanya, menjilatinya, dan juga mulai memasukan jarinya ke sela sela paha Mega yang mulus itu.

    hmmm, Mega sayang, kamu itu mulus bangeet, tanganku bisa selicin ini berseluncur dipahamu, Kemudian Roy sesekali menampar pantat Mega yang bergoyang seperti agar agar itu.

    Pantat aku montok banget kan yang? Hehehe. Roy terus mengelus pantat Mega, kemudian kini ia menuju ke lubang vagina Mega.

    Bulubulu halus ini membuat daerah ini jadi makin indah loh Ga, Agen Judi Sbobet

    dalam lubang itu justru lebih indah loh, mmmmfff, uuuh.Roy mengangkat satu kaki Mega, kini ia mendekatkan kepalanya kearah vagina itu, dan mulai nempelkan wajahnya, lalu ia ciumi,

    Harumnya sungguh menggoda Ga, huuuum,

    Silahkan dinikmati Roy, itu milikmu sekarang. Sekarang Roy menjilati memek itu, sambil tangannya memutar dan mencubit buah dada Mega.

    Terlihat Mega mulai menggelinjang keenakan. Beberapa menit itu Roy terus menikmati vagina Mega.

    Yang, kamu nungging dong. Mega kemudian mengganti posisinya. Kini Roy bisa menatap lubang itu dengan sempurna.

    Ia kemudian memasukan tangannya kedalam vagina Mega, mengorek ngorek isinya.

    aaahnn, mmmmff, Nyari apa kamu Roy, hehehe, uuff,

    Mencari menikmati cintamu Ga. Tak lama Penis Roy yang sebesar timun besar itu kini mulai ditabrakkan kedinding vagina Mega.

    Mega Sayang, aku mulai ritual inti hubungan cinta kita ya,

    mmmf, Iya Roy sayang, berikan aku semua kenikmatan itu. Lalu Penis itu pelan pelan memasuki lubang itu, dan sluup, tertelan habis didalam vagina itu.

    Roy merasakan sensasi luar biasa, penisnya dipijit dengan nikmat oleh dinding vagina Mega, Kemudian ia mulai bergerak maju mundur perlahan,

    mmmmf, uuuugh, Terusss iaaan, aku mau lebih cepaat, uuuuuhf. Kemudian ia mempercepat gesekannya, karena tubuhnya yang jadi atletis itu, kehebatannya menghajar lubang itu selayaknya bintang bokep top.

    eih eih eih, mm mm mm, Rooyyy sayaangku, mmmmmf, Lagi, lagi aaaahnn Desahan Mega tak bisa melawan kecepatan suara yang dibuat oleh gesekan penis Roy pada vaginanya.

    Cerita Mesum Ramuan Cinta

    Hampir 10 menit itu Roy tidak mencabut penisnya dari vagina Mega, ia hanya mengganti posisi Mega saja. Ia menggendong Mega dan membuatnya lompat lompat tanpa meloloskan vaginanya, juga sambil menikmati buah dada dan sesekali mencium bibir merah Mega.

    Roysayang.akummmfgak kuatsudah klimaks nih.aahnnn,

    Aku juga nih Ga, keluarkan cairan cinta kita bersama, aaauuugh. Crooot crooot crooot, Mereka klimaks bersama, dengan air Cinta mereka yang muncrat keluar dari vagina Mega yang penuh itu.

    Setelah istirahat beberapa saat, mereka kembali melanjutkan percintaan mereka dikamar Roy, dan juga dikamar mandi, sampai mereka lupa berapa jam mereka telah berhubungan seks.

    Jam 9 malam itu kini mereka sudah usai bercinta, lalu Mega pun segera pulang

    Roy sayang, terima kasih untuk hari ini ya, kamu memang pria terbaik untukku, sampai ketemu besok,

    Ia Mega sayang, jangan lupakan hari ini ya, Lalu Mega pergi dengan motor mio milik ayahnya.

    Terlihat senyum diwajah Mega dan juga Roy. Roy masih tidak bisa percaya dirinya jadi sehebat itu. Kemudian ia pun beristirahat karena besok masih ada kuliah. Saat Ia terbangun keesokan harinya, ia kaget lagi! Ia kembali menjadi dirinya yang dulu! Tubuh atletis dan penis besarnya sudah tidak ada, ia kembali normal.

    Cerita Ngentot Ramuan Cinta

    Sial, ini pasti gara gara zat yang terakhir jatuh kedalam ramuan itu, yang membuatnya tidak permanen, aaah sudahlah. Kemudian ia berangkat kekampus.

    Saat dikelas ia melihat ternyata Mega juga kembali cantik seperti biasa, tanpa buah dada besar dan tubuh sexy model itu. Tapi ia masih mencintainya. Saat pelajaran usai, ia menemui Mega,

    Ga, kamu kok balik lagi?,

    Iya nih Roy, kamu juga ndak atletis lagi,

    Tapi kita tetap pacaran kan? Kamu benar benar mencintaiku sejak lama kan?,

    Iya Roy sayaang, kamu masih jadi pujaan hatiku, mesti kita sudah kembali menjadi seperti kita yang seharusnya,

    Terima kasih sayangkuu, kita akan menikmati masa ini bersama sama. Mereka pun tetap mejadi pasangan kekasih, tetap menerima satu sama lain.

    Terkadang mereka juga mencoba berhubungan seks, meski mereka tau, mereka tidak sehebat saat pertama dulu. Roy tidak mau membuat ramuan itu lagi, karena ia tau itu hanya akan membuat cinta mereka palsu. Agen Judi Sbobet

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Main Dengan Tante Girang Yang Kesepian Akan Sex

    Cerita Sex Main Dengan Tante Girang Yang Kesepian Akan Sex


    935 views

    Perawanku – Cerita Sex Main Dengan Tante Girang Yang Kesepian Akan Sex, Baik lah aku ingin menceritakan tentang pengalaman nyataku yang aku alami semenjak berkelut dengan yang namanya chatting dunia maya. Sebelumnya biar aku beri anda sedikit bayangan tentang diri aku. Umurku 20 tahun, tinggi ku ya ampir 170cm, dgn berat 50kg.

    Banyak orang bilang aku ini lumayan tampan dan aku juga banyak diincar gadis-gadis. Baiklah begini kisah ku Tanggal 25 july kemarin sekitar jam 1 siang aku berkenalan dengan seorang wanita dalam chatting yang berusia 35 tahun.

    Dia berinisial M.. Kami berkenalan, berbincang-bincang saling bertukar cerita tentang hobby masing-masing. Tambah lama aku semakin penasaran dengan dia dan mulai memancing dengan cerita-cerita yang bersingungan dengan seks. Dia membalas nya juga dengan berani tanpa menutup-nutupi.

    Akibatnya semua cerita kami berhujung ke seks, dan kami sempat melakukan chatting seks sekali. Tambah penasaran, aku pancing dia untuk ketemuan pada tanggal 27 july jam 5 sorean di CL di McD, dia menyetujuinya. Dia juga memberikan aku no hp nya dan ciri-ciri tinggi badannya. Kuberitaukan ciri-ciri pakaian dan tinggi badankau ke dia agar mudah dikenali.

    Akhirnya tibalah tanggal 27 tersebut. Aku tiba lebih cepat sekitar 15 menit sebelum jam 5 karena penasaran dengan wanita yang ku ajak chat tersebut. Ku coba menelpon dia menanyakan dimana dia. Dia menjawab dia ada dibelakang ku sedang makan. Aku bingung karena di belakangku memang ada wanita sekitar 30 tahunan tapi dia juga membawa anaknya yang berumur sekitar 5 tahun.

    Timbul pemikiran tidak mungkin buat ketemuan dia mengajak anak nya.

    Kucoba menyakinkan dengan sekali lagi menelpon, dan ternyata memang benar kalo wanita tersebut membawa anaknya. Jadilah saya mendekati dan berkenalan dengan dia dan dia mengenalkan anak nya kepada ku.

    Kami berbincang-bincang, semakin mengenal satu sama lain hingga dia berterus terang pada ku bahwa dia merasa tidak betah dirumah lagi, suaminya sering terlalu sibuk dengan pekerjaan. Dia melampiaskan nya dengan berchatting untuk menghilangkan kesuntukannya dirumah.

    Kucoba merapatkan diri untuk menghibur dia, dan dia membalasnya dengan semakin masuk ke dalam rangkulan ku. Dapat kurasakan detakan jantungnya dan harum rambutnya serta lebutnya kulitnya. Sekitar 5 menit kemudian, dia langsung menarik tangan ku dan menggendong anaknya ke dalam mobil dia.

    Kami langsung tancap ke rumah dia di area kawasan elite. Anaknya rupanya sudah tertidur di dalam mobil sehinggal begitu samapi dirumah, dia langsung menggendong anaknya dan membawanya ke kamar anaknya.

    “Kamu tunggu di ruang tamu bentar ya.”
    “Oke, jangan lama-lama ya soalnya udah gak konsen nih!”
    “Dasar kamu nih”, (sambil mencubit pantat ku).

    Lalu dia masuk dan meletakkan anaknya di tempat tidur. Dia meminta aku menunggu sebentar karena dia mau ganti pakaian. Sekitar 15 menit kemudian, dia ke ruang tamu dan alangkah terkejutnya aku karena dia hanya memakai baju tembusan dan tidak memakai BH dan celana dalam. Lekuk tubuhnya benar-benar sempurna dan dapat kulihat dengan jelas susu maupun memek miliknya.

    “Gimana menurut mu, cantik gak aku?”
    “Cantik kok, suamimu bener-bener orang paling beruntung bisa memilikimu” kataku sambil memeluk dia dari belakang dan mencium belakang lehernya.
    “Tapi kamu juga beruntung karena bisa menikmati tubuhku kan!”, jawabnya sambil menggeliat karena luncuran ciuman yang kuberikan.
    “Tapi aku pasti bisa memberikan apa yang kamu inginkan sedangkan suamimu tidak, benerkan?”
    “Sstt… Bener… Ayok sayang kita lanjutkan di kamar saja, gak enak didenger pembantu.”

    Lalu kugendong dia, membawa dia kekamarnya dan membaringkannya bak pengantin pria meletakkan pengantin wanitanya di tempat tidur. Mulailah kucium bibirnya, dan dia membalasnya dengan mesra. Kami saling berpautan dan sudah lupa dengan keadaan sekitar. Dia membuka baju dan celanaku menyisakan celana dalam saja sedangkan aku membuka baju terusan miliknya.

    Tidak kusangka ternyata memeknya sudah banjir dengan cairan, kusimpulkan kalau dia wanita yang mudah dirangsang dengan ciuman saja. Lalu mulailah kujilat susunya, aku jilat susunya ibarat orang yang lagi menulum permen dan menjilatnya dengan napsu.

    Tambah lama tambah turun kebawah dan akhirnya sampailah di surga kenikmatan dia, kujilatin memeknya dengan buas, klitorisnya kumainkan dan susunya aku plintir dengan jariku. Dia menggeliat-geliat lalu tidak lama kemudian dia mencapai orgasme pertamanya.

    “Ahhh… Kamu memang hebat sayang, bisa membuat aku orgasme secepat ini… Tunggu ya akan aku balas kamu”, (Sambil memegang luar celana dalam saya).
    “Dah siap kok dari tadi nunggu serangan kamu”, (Sambil saya jilat-jilat susunya).

    Dia mengeliat lagi, dan saya tau kalau birahinya naik kembali.

    “Buka celana dalammu ya, aku mau liat ukurannya”.

    Alangkah terkejutnya dia melihat batang kemaluan saya, memiliki ukuran 17 cm dengan diameter sekitar 3,5.

    “Wow punyamu asik ini buat diemut, aku suka dengan ukuran yang begini. Suamiku aja cuman punya panjang 14 cm benar-benar kalah dari kamu”.
    “Tentu donk, semua ini kan cuman buat kamu”, (sambil ku cubit memeknya).
    “Auuwwww… Dasar kamu nakal…”, (dia mulai mengelus kemaluanku).
    “Wahhh elusan mu asik banget, tuh adik ku udah naik menegang tuh nunggu kamu isapin”.
    “Dasar kamu nih”, (lalu dia memasukkan kemaluanku kedalam muluatnya dan mulai menggerakkannya maju mundur).
    “Waw, pintar kamu ngisapnya”, (sambil ku mainkan susunya).

    Kelaminku benar-benar dia jilat hingga tidak ada bagian yang luput, aku minta dia posisi 69 dan dia menyetujuinya. Kujilatin memeknya, klitorisnya kumain-mainkan lagi. Dia menggelinjing keasikan waktu ku gigit pelan klitorisnya.

    “Auuwwwww, kamu apain sih kok sakit-sakit geli rasanya… Tapi enak sayang… Terusin ya…. Waw gila enak banget”.
    “Jilatan mu juga enak sayang, kontolku benar-benar ngadem di mulut mu”.
    “Ia donk abis dah napsu banget nih”.

    Tumpahlah cairannya di wajahku, dan kujilatin hingga bersih.
    Dia menarik nafas terburu-buru, dia membalikkan badannya dan mencium bibirku.

    “Kamu kuat ya, aku dah kalah 2 ronde kamu masih belum keluar juga.”.
    “Hahahha… Kamu nya aja yang terlalu ke enakan nih…”, (padahal aku juga ampir tembus kalo bukan karena dia sudah orgasme duluan.
    “Kamu masih mau lanjutkan, aku belum apa-apa nih”, (sambil memainkan susunya).
    “Auwww…. Ia donk sayang, kan kamu harus emprotkan manimu kedalam surgaku… Aku ingin punya anak yang keren dan kuat kayak kamu. Bentar ya sayang aku istirahat 5 menit.”.

    Cerita Sex Main Dengan Tante Girang Yang Kesepian Akan Sex

    Cerita Sex Main Dengan Tante Girang Yang Kesepian Akan Sex

    5 menit itu ku manfaatkan untuk merangsang dia dengan menjilat susu dan memainkan memeknya dengan tanganku. Rupanya rangsanganku berhasil, memeknya sudah banjir kembali.

    “Masukin donk, aku bener-bener ingin merasakan kontolmu itu.”

    Lalu dia membimbing kontolku ke lubang memeknya, ternyata lubangnya terlalu kecil ada sekitar 8-10 menit baru bisa kujebol memeknya itu pun baru masuk setengah.

    “Auwwww… Pelan-pelan sayang, memekku udah lama gak di masukin kontol suamiku…”.

    Kucoba memaju mundurkan dengan pelan, sekitar 15 menit akhirnya masuk semua kontol ku dan aku merasakan kenikmatan yang tiada tara, dia pun begitu dia mengerang dengan kerasnya karena kenikmatan. Ku biarkan kan sebentar kontolku diam didalam memeknya agar dia mulai terbiasa dengan benda tumpul ku ini.

    Setelah mulai reda, kugerak maju mundurkan kontolku dengan pelan.

    “Aduh… Kontol mu enak banget”(dia berbicara sudah tidak jelas lagi karena keenakan).
    “Wahh”,
    “Aaahhh yang cepet… Plsss”,
    “Ia sayang…”,

    Tambah lama tambah kupercepat goyanganku, sekitar 10 menit kumaju-mundurkan kontolku hinggal akhirnya kurasakan mau keluar.

    “Mau keluar nih, aku keluarin dimana?”
    “Didalam, didalam aja sayang… Aku mau anak dari kamu… Aku mau sperma kamu”.

    Benar-benar kurasakan dorongan yang kuat dari dalam kontolku dan akhirnya kusemprot semua nya kedalam memeknya, rupanya dia juga sudah sampai lalu mencengkram punggungku dan mencakarnya. Badannya tersentak keatas lalu kemudian pelan-pelan mulai menurun.

    Kami biarkan sensasi ini leih lama, kubiarkan kontolku didalam memeknya lebih lama hingga akhirnya mengecil kembali. Lalu kucopot kontolku dan aku berbaring disampingnya, diameletakkan kepalanya diatas badanku.

    “Makasih ya sayang, kamu sudah memberikan apa yang kubutuhkan selama ini.”
    “Ia, asal kamu senang aku rela melakukannya untukmu.”
    “Janji ya, kapan aku butuh kamu akan berikan.”
    “Ia, asal kamu janji jangan pernah kamu berikan ini pada cowok manapun”, (sambil kuremas memeknya).
    “Auwww…. Ia sayang aku janji, dasar kamu nakal”.
    “Ngomong-ngomong suamimu kemana nih, kok berani kamu lakuin ini di kamar kalian?”
    “Dia lagi keluar negeri sekitar sebulan, kamu nginap disini saja ya 3 minggu temenin aku.”

    Jadilah aku menginap disana 3 minggu, 3 minggu juga aku gak masuk kuliah dan menghabiskan setiap hariku dengan wanita tersebut. Dalam sehari kami bisa melakukannya hingga 5 kali, dan pernah aku melakukan dengan dia dalam 1 hari full hingga dia pingsan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Tante Rahayu Dan Temannya

    Tante Rahayu Dan Temannya


    933 views

    Cerita Sex ini berjudulTante Rahayu Dan TemannyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Saat itu hari Sabtu siang, ketika Tante Ayu sedang ada di Jakarta dan ia meneleponku (mungkin no.HP-ku, ibuku yang memberikan), untuk datang ke sebuah motel kecil di daerah Tebet, karena ada suatu hal yang penting katanya.

    Aku saat itu tidak yakin Tante Ayu ingin mengajakku ‘bermain’, karena biasanya Tante Ayu bilang terus terang (jika ia memang ada di Jakarta) hasratnya memang butuh pelampiasan. Namun dari tempat pertemuannya aku yakin ia ingin ‘bermain’ karena motel tersebut adalah salah satu tempat orang sering bercinta.

    Setelah sampai di Motel R**** (edited), yakni di samping Universitas Sahid Tebet, aku bertemu Tante Ayu di lobby (yang sangat kecil). Ketika aku sampai di kamar tante Ayu, barulah aku tahu kenapa ia tidak berterus terang karena di kamarnya ada tamu, seorang wanita, dan Tante Ayu pun memperkenalkannya kepadaku, namanya Tante Santi.

    Orangnya sangat cantik, tipe wanita karier. Dengan hidungnya yang mancung, bibirnya yang sensual, rambutnya yang sebahu, wajah Tante Santi boleh dibilang benar-benar mirip sekali dengan salah seorang penyiar yang pernah kulihat di TVRI, kalau tidak salah yang namanya Gina Sonia (mohon maaf.. ini hanya sekedar perbandingan saja). Selain itu Tante Santi juga memiliki tubuh yang tinggi dan langsing, benar-benar menambah kecantikannya, dan pada saat itulah fantasiku mulai merana, untuk bermain bertiga yakni aku, Tante Ayu dan Tante Santi.

    Singkat cerita, kami bertiga ngobrol-ngobrol cukup lama, sampai akhirnya Tante Ayu memperingatkan Tante Santi, “Oh iya San, katanya kamu bawa oleh-oleh buat Sari..” katanya. “Oh iya, aku sampai lupa..” Rupanya Tante Santi memberikan sebuah hadiah, yang katanya sich sebagai hadiah perkenalan.

    Setelah kubuka, rupanya Tante Santi membelikan sebuah gaun pesta yang indah sekali dengan model bagian atas bahu terbuka, yang hanya digantung dengan tali kecil. Menurutnya ia membelikan ini atas saran dari Tante Ayu.

    Setelah aku berterima kasih, akhirnya aku pun disuruh mencobanya di depan mereka. Aku sih menurut saja. Aku mulai membuka pakaianku, tapi Tante Ayu memaksaku untuk melepaskan bra-ku juga karena nanti jadi tidak bagus jika memakai gaun itu karena akan kelihatan, katanya.

    Sebenarnya aku agak risih juga karena di kamar ada Tante Santi, namun karena Tante Ayu memaksa (dan memang keinginanku untuk ML dengan Tante Santi), yah kuturuti saja. Aku membuka bra-ku sambil membelakangi mereka, namun kurasa Tante Santi juga bisa melihat buah dadaku lewat cermin besar di depanku. Setelah mencoba gaun itu beberapa saat, aku pun melepaskannya.

    Namun alangkah kagetnya aku begitu gaunku terbuka, Tante Ayu menarik tanganku dan memelukku dari belakang sambil menciumi leherku, dan tangannya meremas-remas buah dadaku. Edan!, masa Tante Ayu melakukan ini di depan temannya sich, aku benar-benar heran.

    Sebenarnya aku malusekali dikerjai di depan Tante Santi (walau aku mau), mau protes, tapi nggak bisa, tapi tampaknya Tante Santi tidak terkejut sedikitpun.

    Tak berapa lama Tante Ayu berkata, “Sar.. boleh kan kalau Tante Santi ikut bergabung..?” Aku yang ketika itu, birahiku sudah naik karena diperlakukan begitu, hanya mengangguk saja sambil malu-malu. Sambil tersenyum, Tante Santi pun langsung mendekatiku sambil bilang, “Sar.. boleh kan Tante ikutan..?” Sekali lagi aku hanya mengangguk malu-malu.

    Tante Santi mulai mengecup bibirku, lalu memainkan lidahnya, setelah itu dijilatinya leherku terus ke bawah ke dadaku, dijilat dan diisap-isapnya puting susuku, aku menggelinjang-gelinjang kegelian. Jilatan Tante Santi turun lagi, ke perutku. CD-ku diloloskannya ke bawah, sementara Tante Ayu tetap memelukku sambil meremas buah dadaku dari belakang.

    Tante Santi mengangkat kaki kananku, sehingga pahaku menumpang di pundaknya, lalu ia mulai menjilat kemaluanku, “Aduh gelinya..” Dengan semangat Tante Ayu menjilati klitorisku, dan kadang-kadang dimasukkan lidahnya ke dalam liang senggamaku, menjilati semua yang ada di dalamnya.

    “Aaahh..” aku menggelinjang-gelinjang kegelian dan keenakan, lututku lemas sekali, aku sampai tak kuatberdiri, tubuhku serasa melayang, namun Tante Ayu memelukku dari belakang hingga aku tidak merosot ke bawah. Aku bahkan sampai tidak dapat merasakan kaki kiriku menyentuh tanah.

    Beberapa menit aku diperlakukan nikmat, namun agaknya Tante Ayu kasihan melihat keadaanku, lalu digendongnya tubuhku, sambil ketawa-ketiwi mereka berdua membaringkan tubuhku terlentang di atas ranjang. Aku tidak dapat mengungkapkan perasaanku, tapi yang jelas karena permainan dihentikan sementara, aku jadi seperti kebingungan karena birahiku sudah sangat tinggi, ingin segera dilanjutkan rasanya.

    Namun mereka tampaknya malah menurunkan tempo permainan, menggantinya dengan yang lain. Tante Ayu menjilatiku dari atas, dari wajahku terus sampai buah dadaku. Dan Tante Santi menjilatiku dari ujung kaki, terus.. ke betisku.. ke pahaku.. dan akhirnya sampai ke selangkanganku.

    Aku rasanya jadi semakin gila diperlakukan begini. Untunglah mereka tahu akan hal ini, Tante Ayu kembali meremas-remas, sambil menjilati dan mengisap-isap puting buah dadaku. Dan Tante Santi kembali menyerang liang senggamaku dengan buasnya. Dengan buasnya mereka berdua menikmati tubuh mungilku ini.

    “Aaahh..” rasanya seperti melayang di awan. Entah aku tak bisa berpikir apa saja yang dilakukan mereka kepadaku. Aku hanya bisa merasakan kenikmatan yang amat sangat, kegelian yang luar biasa enak dari buah dadaku yang dikerjain Tante Ayu, dan yang terutama dari klitorisku dan dari dalam kemaluanku, yang dikerjain Tante Santi habis-habisan. Seluruh tubuhku rasanya bergelinjang semua.

    Akhirnya aku tak kuat lagi menahannya, rasa seperti ingin pipis tiba-tiba menyerangku, aku ingin menahannya, tapi tak kuat rasanya dan,

    “Aaahhgghh..” aku menjerit kuat. Keluarlah semua, nikmatnya selangit, perasaanku seperti melayang-layang.. “Nikmaat sekali..” Tante Santi dengan rakus tampaknya menyedot apa saja yang ada dalam kemaluanku, sampai tubuhku lemas.

    Kemudian aku diberinya istirahat beberapa menit, tapi kemudian mereka kembali menjalankan aksinya. Tante Santi mengatakan kepadaku bahwa ia bisa membangkitkan semangatku kembali. Lagi-lagi aku harus pasrah saja.

    Sementara Tante Ayu mengusap-usap buah dadaku, Tante Santi mulai memijat telapak kakiku, aku merasa enak dan nikmat, lalu tanpa segan-segan, Tante Santi dengan nafsu menciumi dan menjilati telapak kakiku yang mulus, “Iiihh.. geli rasanya..”

    Setelah ia puas, aku disuruhnya telungkup. Tante Ayu memijat punggungku, dan Tante Santi kembali memijat telapak kakiku, terus ke atas.. ke betis.. dan ke buah pantatku. Tiba-tiba dengan nakalnya jari Tante Santi masuk melalui celah pantatku mengoles bibir kemaluanku, “Aaahh..!” aku menjerit kaget, dan mereka kembali ketawa-ketiwi lagi. Lalu melalui celah pantatku itu tangan Tante Santi mulai membelai-belai kemaluanku dari belakang,

    “Aaah.. nikmatnya..”

    Mungkin mereka tahu jika nafsuku sudah bangkit kembali, mereka mulai melakukan permainannya kembali. Tante Santi bangkit dari tempat tidur, dan mengambil sesuatu dari tasnya, Wah rupanya peralatan-peralatan perang, rupanya itu adalah penis karet, lalu ada penis yang ada talinya, dan semacam penis yang bisa bergetar yang kemudian baru kuketahui namanya vibrator.

    “Sar, apa kamu sudah pernah coba pakai yang seperti ini..?” tanya Tante Santi.

    “Ng.. belum Tante,” sahutku.

    Tanpa basa-basi lagi mereka segera memulai permainan. Mereka berdua melepaskan seluruh pakaiannya sehingga aku bisa melihat tubuh Tante Santi yang seksi dan mulus sekali. Kali ini Tante Ayu berbaring di atas ranjang, namun aku juga disuruhnya berbaring terlentang di atas tubuhnya, sehingga Tante Ayu bisa dengan leluasa meremas-remas buah dadaku.

    Santi mencium lalu melumat bibirku, mengulumnya, dan memainkan lidahnya. Kemudian ia mulai melanjutkan ke bagian bawah, ke kemaluanku. Dijilatinya klitoris dan kemaluanku sampai basah.

    Lalu diambilnya penis karetnya, digosok-gosokannya dulu ke kemaluanku, setelah itu baru perlahan-lahan ia mulai memasukannya. “Aaakhh..” susah juga masuknya, karena walaupun telah basah, tapi memang masih sempit.

    Setelah berhasil masuk setengahnya, Tante Santi mulai mengocoknya perlahan, makin lama makin cepat, sambil jarinya mengesek-gesek klitorisku, “Aaahh gila enaknya..” Membuatku kembali orgasme.

    Namun itu tak menghentikan permainannya, kembali aku dirangsangnya oleh mereka dengan jilatan-jilatan. Kali ini Tante Santi rupanya ingin mencoba penis yang ada talinya, sehingga bisa diikat ke pinggang dan selangkangannya. Aneh dan lucu memang, sepertinya Tante Santi memiliki penis betulan.

    Kali ini dikangkangkannya kakiku dan Tante Santi mulai memasukan penis karetnya ke kemaluanku, dan mulai memompanya. Kelihatan sepertinya Tante Santi sedangmenyetubuhiku. Ia terus mengocok kemaluanku sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan erotis, sampai akhirnya aku tidak tahan lagi dan kembali orgasme.

    Sebenarnya aku sudah lemas, namun mereka merayuku agar aku mau mencoba alatnya yang terakhir. (Ah, aku jadi seperti kelinci percobaan, tapi memang nikmat sich). Dengan rayuannya akhirnya aku mau saja mencoba yang terakhir, katanya penis yang memakai vibrator. Kembali mereka membangkitkan birahiku, memang luar biasa sekali pengalaman mereka tampaknya.

    Setelah menjilatikemaluanku, Tante Santi mulai memasukkan penis itu, aku tak tahu apa yang akan terjadi, kukira seperti tadi saja rasanya. Tapi begitu penis karet itu sudah masuk semua ke dalam kemaluanku, Tante Santi mulai menyalakan vibratornya (penggetarnya). “Aakkhh..!” Aku benar-benar tersentak kaget, rasanya geli sekali, benar-benar dahsyat, apalagi ditambah dengan gesekan jari Tante Santi pada klitorisku.

    “Ampuunn..” Aku menggelinjang-gelinjang, kelojotan kesana-sini karena saking tidak tahannya aku, dan rupanya Tante Ayu yang mendekapku dari bawah sudahmengaturnya, sambil memelukku erat, kedua kakinya, mengangkangkan kedua kakiku, dan masing-masing kakinya mengapit masing-masing kakiku, sehingga kakiku tetap terbuka mengangkang, dan aku tidak bisa mengapitkan kedua pahaku walaupun sangking gelinya.

    Penis itu bergetar di dalam kemaluanku, dan bahkan bisa berlenggak-lenggok, meliuk-liuk di dalam. “Gilaa.. ini benar-benar kenikmatan yang paling hebat yang pernah kualami. Aku menjerit-jerit bagai kesurupan, “Aaakkhh.. Tantee..” Namun semakin lama Tante Santi malahan semakin cepat mengocokkan penis vibrator tsb di dalam kemaluanku, dan juga mempercepat gesekan jarinya di klitorisku.

    “Aaakkhh..! Gilaa.. Ampuunn..” aku benar-benar tidak tahan, perasaan mau pipis yang kali ini muncul sangat dahsyat, hingga akhirnya tubuhku yang kelojotan tiba-tiba mengejang dengan amat kuat, dan, “Aaaggkkhh..” meledaklah kenikmatan yang amat dahsyat, amat luar biasa, puncak kenikmatan yang tak dapat terlukiskan, dunia serasa berputar-putar, aku serasa melayang-layang, tulang-tulangku terasa lolos hingga akhirnya lemas lunglai seperti selembar kertas.

    Masih sempat kulihat mereka berdua bercanda sambil berebutan menjilati cairan kemaluanku baik yang masih tertinggal di dalam kemaluanku yang dijilat sambil disedot-sedot, yang berlelehan keluar, bahkan yang berlelehan di batang penis vibrator itu.

    Akhirnya aku tidur dalam pelukan Tante Ayu dan Tante Santi. Tante Ayu memelukku erat dari belakang, dan Tante Santi memelukku erat dari depan, sesekali mereka dengan mesra dan gemas menciumiku. Dengan tubuh yang sangat letih dan lemas, tidur dalam pelukan mereka rasanya lembut, hangat dan luar biasa. Sungguh pengalaman yang tak akan pernah kulupakan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Training Kenikmatan

    Training Kenikmatan


    933 views

    Cerita Sex ini berjudulTraining KenikmatanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisah Nayata ini berawal ketika aku sering ditugaskan kantorku ke luar kota untuk mengikuti training, melakukan negosiasi dan maintain pelanggan yang umumnya adalah perusahaan asing. Oh ya, saya John, 32 tahun, berkeluarga dan tinggal di wilayah timurnya Jakarta. Bekasi kali ye.

    Sebetulnya sejauh ini tidak ada yang kurang dengan keluarga dan profesiku sebagai orang marketing. Sebagai tenaga penjual dengan berbagai training yang pernah kuikuti aku tidak pernah kekurangan teman, pria maupun wanita

    Di mata istriku aku adalah seorang suami yang baik, penuh perhatian dan selalu pulang cepat ke rumah. Namun di balik itu, sebuah kebiasaan, yang entah ini sudah kebablasan, aku masih suka iseng.

    Iseng dalam arti awalnya cuma ingin memastikan bahwa ilmu marketing ternyata bisa diterapkan dalam mencari aPapaun termasuk teman cewek, hehehe.. Marketing menurutku bersaudara dengan rayu merayu customer, yah si cewek tadi juga bisa tergolong customer. Anyway, Anne adalah orang kesekian yang masuk perangkap ilmu marketing versi 02 (versi 01 adalah customer beneran).

    Anne gadis berkulit putih berumur 23 tahun, lulusan univ ternama, tinggi 167, berat 50, (buset, kapan gue ngukurnya ya). Ukuran bra gak hapal, karena sebetulnya aku lebih terkonsentrasi dengan yang di balik bra itu.

    Mojang Bandung ini kukenal dalam sebuah training di Puncak, Bogor. Dia dari sebuah perusahaan Periklanan di seputaran Sudirman Jakarta dan aku dari perusahaan konsultan Manajemen di sekitar Casablanca, juga di Jakarta.

    “Hai Anne, tadi kulihat kamu ngantuk ya?” kataku ketika rehat kopi sore itu di sebuah training yang kuikuti.

    “Iya nih, gue ngejar deadline 2 hari dan boss langsung nyuruh ke training ini” katanya.

    “Kemari dengan siapa?” kataku menyelidik

    “Sendiri.., kenapa, elo diantar ama bini ya?” Buset dah ketahuan nih gue udah punya bini.

    “Ah, enggak, gue sama Andre.. tuh..” kataku sambil menunjuk Andre yang sedang asyik ngobrol dengan peserta lain.

    “Lo sendiri kok gak ngantuk sih?”

    “Gimana bisa ngantuk sebelah gue ada cewe cakep, hehehe..”

    “Ah, masa? Siapa?” Ye, pura pura dia, pikirku.

    “Itu tuh, yang tadi ngantuk..”

    “Ah, sialan lo..” sambil tangannya mencubit lenganku. Usai sesi yang melelahkan sore itu, kami kembali ke kamar masing masing.

    Aku antar dia sampai pintu kamarnya dan janjian ngobrol lagi sambil makan malam.

    “Hmm..elo kok nggak bawa jaket An?” kataku ketika dia kulihat agak meringkuk kedinginan di meja makan.

    “Iya nih, buru buru.. kelupaan”

    “Aku masih punya satu di kamar, biar aku ambilkan”

    “Oh, gak usah John.. toh cuma sebentar..” Tapi aku keburu pergi dan mengambilkan baju hangatku untuknya.

    “Thanks, John.. elo emang temen yang baik” katanya sambil mengenakan sweater. Aku membayangkan seandainya aku jadi sweater, heheheh.. Usai makan nampaknya dia buru buru ingin masuk ke kamar.

    Anne tidak menolak ketika aku menawarkan mengantarkannya. Di depan pintu kamar dia malah menawarkan aku masuk, pengen ngobrol katanya. Alamak, pucuk dicinta ulam tiba. Aku pura pura lihat jam. Masih jam besar 20.15.

    “Lain kali aja deh, gak enak kan ntar apa kata teman teman” kataku agak nervous tapi dalam hati aku berdoa, mudah mudahan dia tidak basa basi.

    “Cuek aja John, kita kan ada tugas bikin outline..” Memang kebetulan aku dan Anne satu group dengan 3 orang lainnya, tetapi tugas itu sebetulnya bisa dikerjakan besok siang. Akhirnya aku masuk, duduk di kursi.

    Anne menyetel TV lalu naik ke ranjang dan dengan santai duduk bersila.


    “Gimana An, kamu udah punya gambaran tentang tugas besok?” kataku basa basi.

    “Belum tuh, males ah ngomongin tugas, mending ngobrol yang lain saja” Horee.. aku bersorak, pasti dia mau curhat nih. Bener juga.

    “John, gue jadi inget cowok gue yang perhatian kayak elo..sama bini elo juga begitu ya?”

    “Yah, Anne.. biasa sajalah, sama siapa siapa juga orang marketing harus baik dong, apa lagi sama cewe kayak elo.. hehehe..”

    “Tapi gue akhirnya mengerti kalau cowo perhatian itu gak hanya punya satu cewe, tul gak sih?”

    “Tergantung dong An, buktinya gue punya bini satu, hahaha..”

    “Tapi kayaknya elo juga punya cewe lain.. ya kan?”

    “Kok tau sih?” kataku pelan.

    Aku jadi ingat Vina mahasiswi yang minta bantuanku menyelesaikan skripsinya dan akhirnya bisa tidur dengannya. Tapi sungguh, aku tidak merusaknya karena aku mengenalnya dengan cara baik baik dan dia tetap virgin sampai akhirnya menikah.

    “Stereotip saja, berbanding lurus dengan keramahan dan perhatiannya” katanya lagi dengan senyum yang genit. “Kenapa emang An, elo lagi ada masalah dengan cowo lo yang ramah itu?”

    “Justru itu John, gue lagi mikir mau putus sama dia. Eh, sori kok malah curhat..”

    “Santai aja An, setiap orang punya masalah dan banyak cara menghadapinya” kataku seolah psikolog kawakan.

    “Gue melihat dia jalan ama temen gue, dan kepergok di kosan temen gue itu”

    “Trus?”

    “Gue gak bisa maafin dia..”

    “Ya, sudah mungkin kamu masih emosi saja, santai saja dulu masih banyak pekerjaan. Toh kalau jodoh dia pasti pulang ke pangkuanmu..” kataku.

    “Kadang gue pengen balas aja, selingkuh sama yang lain, biar impas..”

    “Hmm.. tapi itu kan gak menyelesaikan?”

    “Biar puas aja..” Tiba tiba dia menangis.

    Wah gawat nih, pikirku. Aku mendekat dan berusaha membujuknya. Lalu entah bagaimana ceritanya aku sudah memeluknya.

    “An, jangan nangis, entar orang orang pada dengar” Bukannya mereda, tangisnya malah makin keras. Kudekap dia sehingga tangisnya teredam di dadaku. Jantungku berdebar tak karuan.

    Telunjukku menyeka air matanya. Kupandangi wajahnya. Bodoh amat nih cowoknya, cewe cakep begini kok disia siakan pikirku. Dan tanpa sadar aku mencium pipinya, dia melihatku dengan mata sayu lalu tiba tiba Anne membalas dengan kecupan di bibir. Wah, seperti keinginan gue nih, pikirku dalam hati.

    Dan seperti kehilangan kontrol akupun membalas menghisap bibir mungil yang harum dan merekah itu. Anne membalas tidak kalah hotnya. Napasnya terengah engah tanda napsunya mulai naik. Dengan lembut kutidurkan dia. Dan dengan lembut pula tanpa kata kata, dari balik sweater aku sentuh kedua bukit kembar menantang itu. Anne mendesis desis.

    “Terus John, perhatian elo bikin gue jadi wanita..”

    “Tenang sayang, wanita seperti kamu memang pantas diperhatikan.. hmm?” Seperti minta persetujuannya, perlahan aku angkat sweater dan tshirtnya.

    Sekarang kedua bukit kembarnya terbuka. Buset dah, putingnya sudah menonjol keras dan tak ada waktu lagi untuk tidak menyedotnya. Aku memang paling hobby menetek dan menghisap benda terindah di dunia ini. Anne terus mendesis desis. Tangannya juga sudah menggenggam senjataku yang mulai mengeras.

    “Uh.. ahh.. uh..”

    “Anne.. tubuhmu indah sekali..” Kataku memuji seperti halnya memberi pujian kepada customer perusahaanku.

    “Ayo, John.. jangan dilihat saja, aku rela kamu apakah saja..”

    “Iya, sayang..” kataku, sambil tanganku merogoh bagian depan celana jinnya.

    Tangannya membantu membuka retsileting dan dengan cepat Anne sudah terlihat dengan CD warna kremnya. Hmm, seksi sekali anak ini, pikirku. Hmm..dari balik CD-nya terlihat bulu bulu halus dan hitam legam. Uh, aku sudah tidak sabar lagi namun dengan tenang aku mengelusnya dari luar.

    Anne menggelijang, matanya terlihat saya menahan gejolak. Perlahan kuturunkan CD-nya. Uh, sodara sodara, tercium aroma yang sangat kukenal, dia pasti merawat benda yang paling dicari semua laki laki ini dengan baik.

    “Anne.. boleh aku cium?” bisikku pelan.

    Anne mengangguk lemah dan tersenyum. Perlahan Anne merenggangkan kedua kakinya. Pasrah. Dengan kedua jariku, kubuka vaginanya dan terlihat klitorisnya yang merah merekah. Basah. Sungguh indah dan harum. Kujulurkan lidahku di sekitar pahanya sebelum mencapai klitorisnya. Anne mendesis desis dan mulai meracau dan terlihat seksi sekali.

    “Ayo, John.. jangan buat gue tersiksa.. terus ke tengah sayang..” Aku malah menjilat bagian pusernya membuat dia uringan uringan dan makin bernafsu. Bermain sex memang perlu teknik dan kesabaran tinggi yang membuat wanita merasa di awang awang.

    “Johnn.. gila lo, ke bawah sayang.. please..”

    “Hmm.. iya nih, gue emang udah gila melihat memek yang indah ini sayang” kataku terengah engah.

    Akhirnya lidahku hinggap di labia mayoranya. Kusibak dengan lembut rimbunan hutan yang sudah becek itu. Kuhurip cairan yang meleleh di sela selanya. Kelentitnya kuhisap seperti menghisap permen karet.

    Akibatnya pantatnya terangkat tinggi dan Anne menjerit nikmat. Lidahku terus merojok sampai ke dalam dalamnya. Kuangkat pantatnya dan kupandangi, lalu kusedot lagi. Anne berteriak teriak nikmat. Aku jadi kuatir kalau suaranya sampai keluar. Kupindahkan bibirku ke bibirnya.

    “Tenang sayang, perang baru dimulai..” Kataku berbisik.

    Ia mengangguk dan perlahan aku putar posisi menjadi 69. Posisi yang paling aku sukai karena dengan demikian seluruh isi memeknya terlihat indah. Batangku juga sudah terbenam di bibirnya yang mungil dan terasa hangat serta nikmat sekali. Kutahan agar aku tidak meletus duluan.

    “Punya kamu enak John..” Pujinya layaknya memuji Customer.

    “Iya, sayang punya kamu lebih enak dan baguss sekali..” kataku terengah engah.

    “Uh, becek sayang..” Aku lanjutkan menjilat seluruh permukaan memeknya dari bawah.

    Uh, benar pemirsa, siapa tahan melihat barang bagus dan cantik ini. Yang luar biasa, aku yakin dia masih perawan. Bentuk kemaluannya menggelembung dan benar benar seperti belum pernah tersentuh benda tumpul lain.

    “Anne.. kamu masih perawan sayang..”

    “Iya, John.. gue belum pernah..”

    “Iya, kamu harus jaga sampai kamu menikah..”

    “Gue gak tahan John, cepetan sayang..” Sungguh, meski banyak kesempatan aku belum pernah berpikir memerawani cewek baik seperti Anne ini, kecuali istriku.

    Wanita yang kutahu sedang stress dan sedang mencari pelarian sesaat ini harus ditenangkan. Akan buruk akibatnya ketika dia sadar bahwa keperawanannya diberikan kepada orang lain yang bukan suaminya. Aku percaya jika sudah mencapai orgasme dia justru akan berterima kasih dan menginginkannya lagi. Kembali kujelajahi kemaluannya. Cepat cepat aku jilat berulang ulang klitorisnya.

    Dan sodara pemirsa, apa kataku, pantatnya tiba tiba menekan keras wajahku dan mengejang beberapa kali..lalu mengendur.

    “Uuhh.. gue nyampe Johnn.. aahh.. uhh.. uhh..” Masih dalam posisi 69, Anne terdiam sesaat, kulihat kemaluannya masih merekah merah.

    Perlahan ia mulai bangkit dan mngecup bibirku.


    “Sorry sayang, gue duluan..”

    “No problem Anne.. kamu merasa mendingan?” Ia mengangguk, memelukku dan mencium bibirku.

    “Terima kasih John, elo emang hebat..”

    “Iya nih, Ann, gue minta maaf jadi telanjur begini..”

    “Gak Papa kok, gue juga senang..” Kami mengobrol sebentar namun tangannya masih menyentuh nyentuh batangku.

    Ia mengambilkanku minuman dan menyorongkan gelas ke bibirku. Ketika tegukan terakhir habis, bibirku perlahan mengulum bibirnya. Putingnya mulai mengeras dan aku mulai aksi sedot menyedot seperti bayi. Anne kembali menggelijang.

    Aku bisikkan perlahan,

    “Anne.. gue pengen menggendong kamu sayang”.

    “Hmm..mulai nakal ya..” katanya dan merentangkan tangannya.

    Aku peluk dan angkat dia lalu kusenderkan ke dinding dekat meja rias. Dari balik cermin kulihat pantatnya yang montok dan mulus itu, membuat gairahku meledak ledak. Dengan posisi berdiri, tubuhnya sungguh seksi. Aku perhatikan dari atas ke bawah, sungguh proporsional tubuhnya. Segera kusedot putingnya dan jariku sebelah kiri segera mengelus rimbunan hutan lebatnya. B

    asah, hmm..dia mulai naik lagi. Klentitnya kupilin pilin pelan dan Anne mendesis seperti ular. Making love sambil berdiri adalah posisi favoritku selain 69. Perlahan sebelah kakinya kuangkat ke kursi pendek meja rias dan terlihatlah belahan memeknya yang merah merekah, indah dan seksi sekali Kuturunkan kepalaku dan segera kutelusuri paha bawahnya dengan lidahku.

    Dari bawah aku lihat wajahnya mendongak ke atas menahankan nikmat. Sungguh saat itu Anne kelihatan sangat seksi. Sebelum lidahku mencapai kelentitnya, aku sibakkan labia mayoranya dengan kedua Ibu jari.

    Hmm.. sungguh harum.

    “Cepat John.. gue udah gak tahan.. jilat sayang.. jilat..” Benar benar nikmat melihatnya tersiksa, namun sebetulnya aku lebih tersiksa lagi karena batangku sudah mengeras bagaikan batu.

    Aku nyaris tak bisa menahan klimaks, namun aku harus membuatnya orgasme untuk kedua kalinya. Benar saja, begitu lidahku menyedot klitorisnya, Anne langsung mengejang dan berteriak pertanda orgasme. Kusedot habis cairannya.

    Luar biasa, aku menikmati ekspresinya ketika mencapai orgasme dan itu jugalah puncak orgasmeku. Cepat aku berdiri dan aku tekan batangku ke sela sela pahanya dan seketika muncratlah semua. crott.. crott..! Wuahh..

    “Oh John, kita keluar bersamaan sayang..”

    “Iya, enak banget An.. elo membuat gue gila..”

    “Sama.., gue berterima kasih elo menjaga gue..”

    “Gue sayang kamu An..” ***** Pemirsa, begitulah ceritanya.

    Tak selamanya seks harus membobol gawang. Setelah kejadian itu Anne makin ketagihan.

    Dia sangat terkesan bisa mencapai orgasme tanpa merusak keperawanannya. Dia juga menyukai posisi 69 dan posisi berdiri yang bisa mirip 69. Kadang kadang aku datang ke kantornya dan hanya dengan mengangkat roknya aku menjelajahi area area sensitifnya secara cepat dan efisien. Dan pada saat yang sama aku juga mencapai orgasme. Masih ada Vina dan Dina yang ketagihan seperti Anne. Aku selalu bilang pada wanita wanita berpendidikan itu bahwa suatu saat mereka akan menikah dan aku berjanji tidak akan memerawaninya. Cukuplah 69!

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • CERITA SEX NIKMAT NYA BERCINTA DENGAN MANTAN YANG HOT

    CERITA SEX NIKMAT NYA BERCINTA DENGAN MANTAN YANG HOT


    933 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX NIKMAT NYA BERCINTA DENGAN MANTAN YANG HOTCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Venti sudah kupacari sejak kami kuliah bersama hingga akhirnya dia meninggalkanku begitu sajatanpa alasan yang jelas. Aku mencoba mencari tau tentang keberadaannya namun tak kunjung juga ketemu sampai akhirnya aku putuskan untuk menikah dengan seorang wanita yang dijodohkan oleh orang tuaku. Dalam pernikahanku aku dikaruniai 3 orang anak sampai sebelumnya Venti kembali datang dalam kehidupanku yang sekarang.

    Malam itu aku sedang makan berdua dengan istriku karena anakanak sudah tidur. Aku berusaha memanfaatkan waktu berdua dengan istriku ketika anakanak sudah tidur.

    Namun ketika sedang enakenaknya ngobrol sambil makan dengan istriku, tibatiba HP ku berbunyi. Aku lihat gak ada namanya, kemudian aku berpurapura mengambil minum berniat mengangkat telpon tadi.

    Dan Jika masih ingat sama aku datanglah di wisma kamar nomer 9 sekarang, aku tunggu ucap seorang yang telpon. Ini siapa?? tanyaku. Pokoknya datang aja, nanti kamu akan tau sendiri katanya. Lalu wanita itu menutup telponnya. Cerita Mesum

    Setelah wanita yang menelponku tadi mematikan telponnya, aku kembali di meja makan bersama istriku, dan aku pun langsung minta izin untuk keluar karena ada pertemuan mendadak yang diminta oleh bosku. Setelah aku menyakinkan istriku, akhirnya istriku percaya dan mengijinkanku untuk pergi.

    Namun aku dipesan untuk pulang, tapi aku kembali berpesan, jika harus menginap aku harus menginap dan kunci saja pintunya. Dan aku pun langsung beresberes dan langsung meluncur ke wisma kamar no 7. Di perjalanan aku mengingat suara manis yang tadi telpon, aku sudah berpikiran kalau itu Venti, namun darimana dia mendapatkan nomer telponku dan mengetahui keberadaanku.

    Aku bertanyatanya karena aku dan Venti sudah gak ketemu hampir 10 tahun. Setelah aku tiba dan menanyakan kamar Venti di Wisma itu, aku lalu diantar oleh salah seorang pelayan lakilaki Wisma itu. Kamar Venti ternyata tidak tertutup menunggu kedatanganku.

    Hei, jam berapa kamu tiba di kota ini dan ada urusan apa sampai ngingap segala di Wisma ini. Nampaknya ada urusan penting yah? Kenapa tidak langsung ke rumah saja? serentetan pertanyaan itu aku lontarkan pada Venti ketika aku sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

    Ia nampak kebingunan menjawabnya satu persatu, sehingga ia hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arahku memanggilku masuk.
    Mari masuk Kak, aku sangat merindukanmu. Sudah lama kucari alamatmu dan ingin bertemu denganmu, tapi baru kali ini aku sempat. Maklum daerah tempat tinggalku terlalu jauh dari sini, sehingga sulit sekali kita saling bertemu katanya sambil tersenyum seolah gembira sekali.

    Aku langsung duduk di tepi rosban yang dilapisi kasur empuk, sementara sambil ia teruskan pembicaraannya, Venti berjalan ke arah pintu lalu menutup serta menguncinya dengan rapat seolah ia tidak membiarkan aku kembali dengan cepat atau mungkin ia inginkan aku menemaninya terus dalam kamar itu sampai segala urusannya selesai.

    Tadinya aku ragu dan takut meneleponmu karena jangan sampai istrimu marah dan curiga, sehingga malah menghalangi pertemuan kita. Tapi tetap aku coba siapa tahu bisa berhasil, ternyata betul berhasil katanya sambil duduk sekitar 30 cm dari tempat di mana aku duduk.

    Akupun tadi kaget dan merasa takut ketahuan istri ketika kuterima teleponmu. Untung aku masih bisa buat alasan yang bisa yakinkan dia kataku menceritakan kegiatan kami di rumah saat ia menelpon tadi.

    Kamu betulbetul bersifat ular dan masih licik seperti dulu. Kukira kamu sudah insaf dan banyak berubah karena sudah beristri yang cantik, malah sudah punya 3 orang anak lagi. Ternyata sifatmu tidak banyak berubah, meskipun usiamu sudah lanjut. Apa jadinya kirakira jika istrimu tahu soal pertemuan kita di wisma ini.

    Aku tidak mau nanggung resikonya dan tidak tega melihat rumah tanggamu hancur seperti yang kami alami saat ini komentarnya panjang lebar sambil mencubit pinggangku lalu sedikit bersedih, bahkan sempat keluar air matanya.

    Maaf Venti, aku tidak dapat dan tidak mungkin melupakan peristiwa bersejarah kita yang penuh kenikmatan 20 tahun yang lalu itu. Sayang nasib yang memisahkan kita sehingga kita tidak berjodoh. Tapi sudahlah semua itu adalah takdir yang harus kita terima. Sekarang kita lupakan saja semua itu, kita memikirkan dan menikmati pertemuan kita ini.

    Kak, aku sangat merindukanmu. Jauhjauh aku datang dari Banjarmasin tempat aku berdomisili saat ini hanya untuk bertemu denganmu katanya sambil merapatkan tubuhnya ke tubuhku, bahkan bersandar di bahuku.
    Aku juga demikian sayang. Makanya apapun resikonya, aku tetap berusaha menemuimu di tempat ini.

    Aku sama sekali tidak bisa merasakan kebahagiaan dan kenikmatan yang sama ketika kita belajar bersama di rumahmu tempo hari sambungku sambil memeluk tubuhnya, malah membelai rambutnya yang agak panjang dan terasa harum.

    Ia tidak hanya bersandar dibahuku, tapi kali ini ia berbaring di atas kedua pahaku, sehingga aku mengeluselus pipi dan kelopak matanya yang terasa sedikit basah. Entah karena sedih atau bahagia, tapi yang jelas air mata itu terasa hangat.

    Untuk membuktikan kasih sayang dan kerinduanku, aku mencoba mengecup pipinya yang putih bersih itu, sehingga ia menarik kepalaku lebih rapat lagi seolah ia tidak ingin aku menarik kecupanku itu. Cerita Sex Janda

    Kak, aku telah mengetahui seluruh keadaanmu sekarang ini dari mamaku di kampung, termasuk no. teleponmu. Apa kamu tidak ingin atau tidak mau ketahui keadaanku saat ini Kak? tanyanya tibatiba sambil mengangkat kepalanya dan menatap wajahku.

    Oh yah, sempat kudengar tadi dari ucapanmu bahwa kamu tidak ingin melihat rumah tanggaku hancur seperti rumah tanggamu. Kapan kamu berumah tangga dan apa memang kamu kurang harmonis? tanyaku padanya.

    Itulah Kak nasib buruk yang menimpaku. Tak lama setelah kuketahui bahwa kamu telah beristri, akupun frustrasi dan bergaul dengan banyak lelaki. Hingga akhirnya seorang lelaki seusiamu melamarku lalu aku terima menjadi suamiku.

    3 Bulan kemudian kuketahui bahwa ia ternyata sudah memiliki istri sebelumku, malah sudah punya seorang anak. Aku tinggalkan dia dan menuntut cerai, tapi ia tetap tidak mau ceraikan aku.

    Aku lalu ke Banjarmasin dan tinggal di rumah sepupuku. Enam Bulan kemudian, tanpa bekal surat cerai aku menerima lamaran seorang pria yang usianya jauh lebih mudah di bawah usiaku ulasannya panjang lebar. Aku sangat tertarik mendengar pengalamannya itu, sehingga belum aku sempat mengomentari penjelasannya itu, ia terus cerita pengalamannya.

    Sialnya Kak, belum cukup satu tahun perkawinan kami itu, pria yang jadi suamiku itu kawin lagi dengan wanita Banjar sesukunya karena dipaksa oleh keluarganya dan tidak direstui perkawinannya denganku.

    Aku sakit sekali dan ingin rasanya bunuh diri, tapi tibatiba aku teringat dengan kebahagiaan yang pernah kualami 10 tahun lalu bersama Kak, sehingga aku bertekat untuk menemui Kakak dengan harapan kalaukalau kebahagaian dan kasih sayang itu masih bisa kunikmati kembali sebelum aku meninggalkan dunia yang fana ini. Itulah yang mendorongku ke sini Kak ceritanya panjang lebar sambil meneteskan airmata di pangkuanku.

    Sabar sayang, jangan putus asa. Masih banyak kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang bisa kita alami jika kita masih hidup. Semua itu adalah ujian yang tak bisa dihindari. Buktinya kan aku ini masih menyayangimu, mencintaimu, merindukanmu dan.. belum aku selesaikan ucapanku, ia tibatiba menutup mulutku dengan tangannya, lalu

    Jangan diteruskan Kak, aku takut menyakiti hati istrimu dan merusak kebahagiaan rumah tanggamu. Biarlah aku yang mengalami nasib buruk ini katanya menyadarkanku kalau aku selama ini hidup rukun bersama istri.

    Kalau memang tujuanmu satusatunya ke sini hanya untuk bertemu denganku, maka bersyukur dan berbahagialah sekarang karena kita sudah ketemu dan marilah kita saling melepaskan kerinduan kita mumpung masih sempat dan masih pagi kataku sambil membelai tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya yang terjulur ke bawah lalu membaringkannya di atas kasur yang empuk, kemudian aku berbaring di sampingnya sambil memeluk tubuhnya dalam satu bantal dengan tetap meneruskan pembicaraan kami.

    Entah siapa yang memulai, tapi kini kami sudah saling merangkul dan berciuman dan bermain lidah, malah tanpa kusadari pula siapa yang lebih duluan, yang jelas tanganku sudah mempermainkan dua buah dada yang terselip di balik baju dan BH yang dikenakan Venti,

    sementara tangan Venti sudah merabaraba dan menggocokgocok sebuah rudah yang berdiri tegak di balik CDku, padahal kami samasama masih berpakaian lengkap. Tanpa terdengar suara sepata katapun, tangan kami sangat aktifnya mempermainkan alat vital yang dulunya pernah kami permainkan.

    Aku buka bajunya yah sayang, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu yang pernah jadi pusat kenikmatanku kataku berbisik sambil mempreteli baju dan celana panjang yang dikenakannya.

    Venti hanya mengangguk, namun tanpa minta izin ia juga ikut membuka kancing bajuku satu demi satu yang diteruskan dengan membuka ikat pinggang, resteling dan melorotkan celana panjangku.

    Kini kami berpelukan dan berpagutan dalam keadaan setengah bugil sambil bergulingan. Kadang Venti berbaring di kiri dan di kananku, bahkan di atas dan di bawahku. Kami sudah samasama sangat terangsang sehingga tanpa abaaba lagi,

    aku langsung melepas BHnya, sehingga nampak di depan mata saya dua benda putih tergantung yang tidak terlalu besar tapi montok, halus dan sedikit menonjol akibat rangsangan meskipun tak semungil ketika pertama kali kupegang dulu.

    Kujulurkan ujung lidahku keputingnya yang mulai agak keras dan warna coklat. Kujilati seluruh permukaannya, kuhisap dan kadang sedikit kugigit. Ia nampak menikmatinya, bahkan untuk mengimbangi kenikmatannya itu, ia bergerak menggelinjang, lalu memutar tubuhnya sehingga arah kami berlawanan.

    Dalam keadaan menyamping, ia mendorong CDku hingga turun sampai ke lutut, lalu meraih isinya yang sedang mengacung itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya dan memainkan dengan lidahnya, bahkan memutarmutar dalam mulutnya, sehingga aku terasa mau muncrat.

    Terus Kak, aku nikmat sekali auh..uhh..aahh..usstt.. katanya sambil berdesis dengan nafas terputusputus ketika aku memainkan lidahku dengan cepatnya ke dalam lubang vaginanya yang basah dan masih mulus tanpa bulu selembarpun seperti ketika pertama kali aku jamah di rumahnya tempo hari. Iapun seolah mengikuti gerakan mulutku dengan mempercepat gocokan mulutnya pada rudalku yang terasa hampir muncrat.

    Aduh, aku sudah tidak mampu lagi menahan sayang, aahh..uuhh kataku sambil mendorong kepalanya agar ia menghentikan gocokannya.

    Bersamaan dengan itu pula, Venti tibatiba berdiri dan segera mengangkangi tubuhku yang terbaring terlentang di bawahnya. Nampaknya ia sudah tidak sabaran lagi. Ia dengan cepatnya membuka kedua bibir vaginanya sehingga kulihat sedikit menganga dan nampak berwarna merah pada kedua bibirnya,

    lalu menurunkan pantatnya sehingga lubang kemaluannya pas ketemu dengan ujung penisku yang memang sejak tadi berdiri. Tanpa dipegang dan diarahkan, penisku itu dapat masuk dengan mudah ke lubangnya meskipun tidak langsung amblas seluruhnya melainkan setelah kami bantu dengan beberapa kali gerakan pinggul ke kiri dan ke kanan seperti orang ngebor.

    Hmm..aahh.. itulah suara kecil bersama nafas keluar dari mulut kami secara bergantian ketika Venti berpegangan di atas kedua pahanya sambil mempercepat gerakan pinggulnya ke bawah dan ke atas seiring dengan gerakan pinggulku.

    Bahkan saking keras dan lamanya gerakannya itu, sampaisampai ia capek dan berhenti sejenak lalu kedua tangannya bertumpu di atas dadaku lalu di atas kasur kemudian dengan leluasanya menggerakkan pinggulnya yang menyebabkan terdengarnya bunyi Ciprat..ciprot secara berirama dari persenggolang kelamin kami.

    Aku mau keluaar sayang, berhennti duluu kataku ketika terasa ada lahar panas mulai mengalir dari dalam batang kemaluanku. Karena permintaanku itu, Venti berhenti bergoyang sejenak, lalu terlentang di sampingku dengan membuka kedua pahanya. Akupun mengerti maksudnya, lalu aku yang mengangkanginya dan dengan mudah menusukkan kembali rudalku ke lubangnya dan menggocokgocoknya terus.

    Sambil aku gocokkan penisku ke dalam vaginanya, Venti meraih bantal guling dan mengganjal pinggulnya lalu membuka lebarlebar kedua pahanya sehingga batangku bisa masuk lebih dalam, bahkan terasa kedua biji pelerku masuk ke lubangnya, sehingga suara dan bunyi khas itu sulit dihindari, malah kali ini semakin besar dan ribut.

    Tidak puas dengan gaya itu, Venti mendorong pinggulku ke atas lalu mengangkat kedua kakinya tinggitinggi hingga ujungnya menyentuh bahuku. Akupun menekannya dengan keras dan memompanya secepat mungkin, terutama setelah ada tandatanda Venti juga sudah hampir mencapai puncak seiring yang kurasakan.

    Ternyata benar, dalam posisi terakhirku itu, kami secara bersamaan memuntahkan lahar panas tanpa izin dari siapasiapa dan tanpa abaaba. Hal ini amat terasa ketika aku muncrat ke dalam vaginanya. Ventipun memelukku erat sekali, malah sedikit mencakar punggungku dan menarik narik rambutku yang ditandai pula dengan denyutdenyut yang menjepit ujung penisku.

    Lalu kami secara bersamaan lemas lunglai sambil berbaring dengan nafas yang terputusputus tanpa suara, gerakan dan pandangan yang berartri lagi. Kami bagaikan mayat telanjang yang terbaring berdampingan di atas tempat tidur.

    Kami baru sadar jika kami betulbetul sempat tertidur sekitar 30 menit setelah terdengar ada orang yang mengetukngetuk pintu kamar dari luar. Kami secara bersamaan bangkit dan merapikan pakaian lalu kubuka pintu, ternyata petugas Wisma mau tanya apa aku mau bermalam atau mau pulang, sebab ia mau kunci pintu pagarnya.

    Hampir bersamaan kami menjawabnya dengan kata iya setelah melihat jarum jam dinding sudah menunjuk pukul 12.30, lalu petugaspun berlalu dan aku kembali mengunci pintu. Setelah itu kami berbarik sejenak sambil berpelukan lalu melepaskan pakaian masingmasing secara total seperti sedia kala lalu kugendong Venti masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan, terutama tentunya bekas cairan dari mulut dan kemaluan kami.

    Sesampai di kamar mandi, kami saling menyirami dan menggosok seluruh badan, sehingga gairah dan nafsu sex kami kembali bangkit dan ingin rasanya melanjutkan ronde kedua di dalam kamar mandi biar gaya dan kesannya agak lain lagi.

    Kami memang sempat melakukan dengan bermacammacam posisi, gaya dan metode sex di kamar mandi itu sehingga kami sempat mencapai puncak kenikmatan 3 kali, bahkan kami lanjutkan di atas tempat tidur hingga menjelang pagi. Kami tidak mampu lagi menghitung berapa kali kami muncrat selama pertemuan kami dalam kamar wisma itu.

    Pertemuan kami di kamar wisma itu, betulbetul suatu pertemuan yang luar biasa berkesan. Seumur hidupku mungkin sulit kami alami kembali pertemuan seperti itu. Kerinduan kami selama 10 tahun betulbetul terobati malam itu, bahkan kami mencetak sejarah hidup yang sulit terlupakan lagi.

    Sayang Venti hanya sempat bermalam 1 malam di kotaku karena takut menimbulkan masalah baru pada rumah tanggaku, sementara aku masih siap menemaninya selama beberapa malam sekiranya ia mau bertahan. Oh Venti sayang, kapankah kita bisa lagi mengulangi pertemuan seperti itu. Mungkinkah hal ini bisa terulang sebelum ajal kita dicabut. Alangkah nikmat dan bahagianya perasaanku malam itu. Rasanya aku tak mau malam itu berlalu dengan cepat, tapi itulah hidup dan fitrah yang harus diterima oleh setiap insan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • ML Dengan Siswa Montok

    ML Dengan Siswa Montok


    932 views

    Cerita Sex ini berjudulML Dengan Suster MontokCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – July adalah seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Jakarta. Sebagaimana dokter baru ia harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah itu. Orang tua dan tunangannya keberatan jika July melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya dan daerah itu masih terbelakang dan terisolir.

    Orang tua July sangat keberatan dan ia mengupayakan agar July ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.

    au di pertunangkan dengan nya.Anthony adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah tempat kuliah, selain itu ia anak dari sahabat ayah July. Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.

    Setelah melalui perjalanan yang melelahkan July dengan diantar ayahnya dan Anthony didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 hari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu July di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah July resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Anthony pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti July untuk berhati-hati.

    Hari pertama ia bertugas July dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. July menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama pak Anthony. Pak Anthony amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu. Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri.

    Pak inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada July untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan July saat July ingin ke desa sebelah. Bagi July keberadaan Pak Anthony ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.

    Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh July telah membuat pak Anthony menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada July yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Anthony. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. July merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu pak Anthony.

    Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru pak Anthony mempercepat kendaraannya , secara otomatis July memegang pinggang pak Taba dengan erat dan dalam suasana itu pak Anthony dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada July dengan nyata.

    Lalu mereka sampai di kediaman July yang merupakan juga rumah milik pak Anthony. Sesampai didalam rumah, July masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang pak Anthony ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.

    Saat July berganti pakaian tadi pak Anthony mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh July seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.

    “Wah, hujannya deras sekali pak.” kata July,

    “Bagaimana jika nginap disini saja pak.”

    “Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang pak Anthony.

    “Baiklah pak…” jawab July.

    Lalu July kedapur dan membuatkan kopi untuk pak Anthony.

    “Pak, ini kopinya ..”.

    “Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”

    “O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hangat?” jawab July.

    “Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Taba, sambil memandang kearah July.

    Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Anthony terpaksa nginap di rumah itu. July terus menemani paka Anthony ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Anthony mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada July. July tak enak hati jika ia meninggalkan pak Anthony sendirian malam itu karena pak Taba telah banyak membantunya.

    Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat July yang mulai ngantuk itu lalu pak Anthony menyuruh July tidur duluan.

    “Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”

    “Wah saya nggak enak ni pak masa pak Anthony saya tinggal.” July memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.

    Dari tadi pak Anthony terus memperhatikan July karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap July dengan tidak menampakkan keinginannya.
    Padahal saat itu tanpa di sadari July pak Anthony telah duduk disamping July.

    “Bu… July.., dingin ya buk..” kata pak Anthony.

    “Ya pak…,” sahut July.. dengan pasti pak Anthony, meraih tangan July…

    “Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Anthony.

    Julypun membiarkan pak Anthony meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu pak Anthony melingkarkan tangannya di bahu July dan mengelus balik telinga July, padahal itulah daerah sensitif July. Kepala July lalu rebah di bahu pak Anthony dan seperti sepasang kekasih pak Anthony terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu July.

    Julypun meresapi usapan dan elusan lembut laki-laki yang seusia dengan ayahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat July membiarkan tindakan Anthony itu. Pak Anthony lalu berdiri, dan menarik tangan July hingga berdiri. July menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan July berbaring.

    “Bu, tampaknya ibu capai.” kata pak Taba.

    “Ya pak..” kata July.

    Pak Anthony keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar July kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli July yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu.

    Pak Anthony berjalan kearah July, yang saat itu duduk ditepian ranjang.

    “Pak.. koq di kunci?” tanya July.

    “Biasalah bu, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk…” timpal pak Taba.

    “Bagaimana bu apa masih Dingin?” tanyanya.

    “Iya pak…” angguk July.

    “Baiklah buk bagaimana jika saya pijitin kepala ibu itu biar segar.” kata pak Anthony

    “Silahkan pak…” jawab July.

    Lalu July duduk membelakangi pak Anthony dan pak Anthonypun naik ke ranjang itu dengan memijit kepala dan tengkuk July. Padahal yang dilakukannya adalah meransang July kembali untuk bisa mengusainya. Sebagai laki-laki berpengalaman tidaklah susah bagi Pak Taba untuk menaklukkan July, yang ia tahu belum begitu tau tentang dunia sex dan laki-laki.

    Dengan gerakan lembut dan pasti usapan tangannya mulai dari tengkuk hingga balik telinga July.

    July … menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan pak Anthony. Dari dekat pak Anthony dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit July. Beberapa saat lamanya pijitan Anthony itu telah turun ke punggung dan diluar kesadaran July kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bh yang menutup payudaranya.

    Bh itupun dengan kelincahan tangan pak Anthony jatuh dan sempat dilihat pak taba bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan pak taba lalu meremas payudara July. July sadar dan menahan gerakan tangan Pak Anthony..

    “Sudah pak…, jangan lagi pak…” sambil memakai kimononya kembali sedang bhnya telah terjatuh.

    Pak Anthony kaget dan ia memandang mata July, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar July, kembali bisa ia kuasai.

    “Maaf bu.., kalau tadi saya lancang.” kata pak Anthony.

    July diam saja. Sedang saat itu pak Anthony hanya selangkah lagi bisa mengusai July. Lalu pak Taba berjalan keluar dan ia tinggalkan July. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping July, pakaian July saat itu acak-acakan.

    “Bu…, apa ibu marah?” tanaynya.

    “Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini.” terang July.
    Pak Anthony manggut-manggut mendengar perkataan July.

    Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, pak Anthony mengerti jika July khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu July harus bisa ia gauli.

    Dalam kebiusan sikap July saat itu, pak Anthony kembali meraih tangan July dan menciumnya, July diam membisu, lalu pak Anthony memeluk July dan tidak ada penolakan dari July, Rupanya July saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak pak Anthony. Dijari July memang melingkar cincin tunangan dan pak Anthony tidak memperdulikannya.

    Dengan kelihaiannya, kembali July larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan laki-laki desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono July, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu, tanpa bisa ditolak July.

    Dengan penuh nafsu pak Anthony memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh July dan membuatnya pasrah kepada pak Anthony.

    Sebelah tangan Anthony turun dan merongoh cd July dan memasuki lobang itu yang telah basah. Lalu ia buka dan tubuh July ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina July yang tertutup oleh sedikit bulu halus.

    Pak Anthonypun lalu membuka baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Penis Anthony amat panjang dan besar. July saat itu tidak tahu apa-apa lagi.

    Pak Anthonypun lalu membuka kedua kaki July dan mengarahkan penisnya kebelahan vagina July.

    Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki July yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala penisnya.

    “Aduhhhhhh pak.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak…” jerit July. Pak Anthony lalu menarik penisnya kembali. Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan penisnya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala penis masuk…

    “Auuuuuggggkkkk…” jerit July.

    “Sebentar bu…” kata Pak Anthony.

    “Nanti juga hilang sakitnya buk…” terangnya lagi.

    Sekali hentak maka seluruh penisnya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu July merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan sakit saat penetrasi tadi.Pak Anthony telah berhasil merobek selaput dara July, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus July saat itu dan membasahi sprey yang kusut.

    Tangan pak Anthonypun terus memilin payudara July dan kembali menahan pinggul July. Lebih kurang 20 menit ia maju mundurkan penisnya kedalam vagina July sedang July telah 2 kali orgasme, barulah ia muntahkan spermanya didalam rahim July.

    lalu ia tetap diam diatas tubuh July. Terlihat ketika itu, tubuh putih mulus July berada dibawah tubuh pak Anthony yang masih membelai dada dan menjilat bibir dan lidah July. Kedua tubuh manusia itu penuh keringat. Di sudut mata July ada air mata karena keperawanannya telah hilang bukan karena tunangannya tapi oleh laki-laki tua itu.

    Ia tidak punya pilihan lain karena telah terlanjur di setubuhi Pak Anthony. Hingga menjelang pagi pak Anthony kembali mengulang permainan sex itu dengan July, hingga July merasakan kenikmatan dan mengetahui rahasia dalam permaianan dewasa. Anthony tidak ia ingat lagi dan saat itu ia terbelenggu oleh gairah dan nafsu yang di berikan pak Anthony.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.