Author: perawanku

  • Cerita Sex Ngentot Mila Nungging

    Cerita Sex Ngentot Mila Nungging


    911 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Mila Nungging, Aku adalah seorang dosen pasca sarjana yang mengajar dan memberi seminar di mana-mana, Aku tinggal di Bogor dan hidup cukup bahagia dengan keluargaku. Suatu ketika, sedang iseng-iseng bermain dengan internet, aku temukan dia, perempuan ini bernama Mila, (aku harap ini nama sebenarnya). Mempunyai keinginan birahi yang nyaris serupa denganku yaitu bermain dengan tali.

    Dalam chat dan e-mail aku berhasil mengetahui bahwa dia bekerja di suatu hotel di Yogya sebagai Sales Manager. Hemm, kebetulan 2 minggu lagi aku mesti memberikan seminar 2 hari di universitas Undip Semarang. Tak sabar menunggu hari itu, masih asyik aku mengorek informasi melalui e-mail. Kami bahkan bertukar photo (tentu saja aku tidak mengirim photo yang sebenarnya), Mila bahkan sempat mengirim photonya ketika dia diikat oleh GMnya.
    Oh ya, menurut pengakuannya umurnya 34 tahun, Mila sudah 3 tahun menikah dengan seorang penerbang yang bekerja di maskapai multinasional yang bermarkas di Hong Kong. Pertemuan dengan suaminya nyaris hanya 2 minggu sekali.
    Mila mempunyai hubungan khusus dengan laki-laki yang sudah lama ia kenal dan mengaku selama itulah dia mengagumi Mila, kira-kira sejak pertemuan mereka yang mana Mila menjadi anak buahnya 7 tahun yang lalu di Bali. Laki-laki itu sekarang merekrut Mila sebagai Sales Managernya. Laki-laki itu (GMnya), menikah dengan manager personalia sebuah bank di Semarang, tidak tinggal bersama karena karir. Sehingga saat dia tidak pulang ke Semarang, Milalah yang mengisi kekosongannya itu.
    “Yogya, Yogya, ayo mas, yang ini sudah mau berangkat mas,!”
    Suara kenek itu membuyarkan lamunanku, baru tuntas seminar dan agak lelah aku bersiap-siap ke Yogya; biasanya langsung naik bis Nusantara atau Ramayana ke Yogya dan berhenti di Ringroad ke rumah keluarga, ortu dan adikku tinggal. Tapi saat ini aku sudah punya niat lain, aku akan menculik si Mila yang ngegemesin dan selalu mengganggu pikiranku, sudah sebulan lebih ini aku selalu main internet khusus untuk bisa baca tulisannya atau lihat foto hornynya.
    Jadi bis berhenti di Ringroad juga tetapi aku langsung ke jalan Solo, ke hotel berbintang lima itu, memang diam-diam aku membawa foto ke paranormal dan beliau katakan nama hotelnya.
    Hotel tempatnya bekerja berdiri tepat bersebelahan dengan hotelku. Setelah aku check in di hotelku, aku datang ke hotelnya. Hari sudah sore aku tahu persis bahwa Mila itu pasti sudah pulang, jadi rencana akan dijalankan besok. Dari hotel aku naik taksi ke Alfa dan membeli beberapa gulungan tali pramuka yang berwarna putih. Juga sebungkus lilin murahan. Tentunya juga gunting yang cukup tajam, mau beli jepitan baju dari kayu nggak ada, jadi beli yang dari plastik aja tapi ada lubangnya sehingga bisa dimasukin tali.
    Esok harinya after breakfast aku mendatangi hotelnya, yang hanya 25 meter dari hotelku. Aku tanya sama Mbak yang di resepsionis dan katanya Mila kantornya itu tuh yang dekat GM nya katanya dengan sinis (mungkin dia nggak pernah diperhatikan sang GM).
    Dengan berpakaian necis lengkap dengan dasi dengan confident aku datangi kamar kerjanya Mila. “Wah orangnya tepat seperti yang di photo yang dikirimnya rambutnya panjang terurai di bahunya, kulitnya putih wajah paduan cina jawa, tinggi badannya 170cm beratnya mungkin 58 kg, padat bodynya..hmm!”
    Mila berdiri dan kami bersalaman; hatiku sangat bersyukur. Segera aku menguasai diri dan memperkenalkan diri bahwa aku adalah Steering Comitte dari suatu seminar internasional mengenai Lingkungan Hidup dan berminat menyewa 50 kamar dan ruang sidang untuk seminggu penuh. Mila menjelaskan harganya dan menanyakan kapan acaranya akan dimulai. Singkatnya urusan detil seminarku sudah beres (padahal seminar itu rekayasaku belaka). Mila menjelaskan panjang lebar tentang paket seminar dengan segala fasilitasnya sambil sesekali melemparkan senyum manisnya,. aku semakin kagum, lalu..
    “Bagaimana kalau proposalnya bisa Dik Mila antarkan ke hotel Ane?” umpanku sambil menyebut hotel tempatku tinggal.
    “Mengapa Bapak tidak tinggal di sini?” tanya Mila.
    “Lho maunya memang begitu, tapi kata resepsionis tadi kamar sudah penuh” balasku.
    “Betul Pak, mungkin besok Bapak bisa menginap disini dan bersedia mencoba pelayanan kami di sini?”
    “Boleh saja,.!” jawabku sambil mengharapkan ‘pelayanan’ yang lain.
    “Ane bookingkan ya Pak,!” aku mengangguk sambil menyembunyikan kekagumanku akan ketertarikanku padanya.
    Mila tidak cantik, dia menarik dan menawan. Lalu Mila berjanji akan mengantarkan proposalnya besok jam 10.30 pagi.
    Keesokannya telpon di kamar suiteku berbunyi, oh rupanya Mila sudah datang.
    “Mila mau langsung ke atas? Ini kamar suitenya bagus lho, ada istri Ane juga, biar Ane kenalkan sekalian!”
    “Oh ya, kebetulan Ane belum pernah lihat kamar suite di hotel ini, sebentar aja ya Pak” sahut dari seberang telpon.Sampai di suite roomku, aku silakan Mila duduk. Mila terlihat sangat manis dengan senyumnya yang mempesona. Hari ini Mila mengenakan blus berwarna biru terang mengkilap berlengan panjang dengan model kerah shanghai dengan kancing putih yang berbaris rapih dari leher hingga nyaris ujung bajunya, memakai rok hitam serta menggenggam HP Nokia 3650 warna Biru Kuning, di pergelangan tangan kirinya ada arloji berbentuk gelang. Di tangan kanannya ada karet pengikat rambut berwarna hitam, dan kutawarkan minuman, dia memilih apple juice kesukaannya. Kutuangkan dalam gelas yang sudah kucampur obat tidur yang kubeli kemarin dari toko obat Eng Tay Ho di Malioboro.
    “Ibu di mana Pak,” tanya Mila seraya meminum juicenya
    “Oh, ada di kamar mandi..”
    “Buu,.. buu..!” teriakku seolah-olah ada dia di sana.
    Mila meneguk kembali minumannya sampai hampir habis dan betul juga kata si engkoh, Mila langsung tertidur di sofa ruang tamu.
    Setelah pintu kukunci, aku langsung beraksi, pertama kubuka bajunya yang selalu nampak ketat, mulai kancing bawah hingga ke atas lalu BH Triump nya yang no 36, rok hitam yang 10 cm di atas lutut, dan terakhir CD merk Sloggy yang nampak bersih. Selanjutnya aku mulai menerapkan cara ikatan yang kuintip dari internet.
    Cerita Sex Ngentot Mila Nungging

    Cerita Sex Ngentot Mila Nungging

     

    Katanya yang paling canggih itu yang dari Jepang namanya Karada. Teorinya dari badan dulu, tapi aku takut dia terbangun, jadi biaraman tangannya dulu.
    Tangan kiri kuikat erat pergelangannya, juga tangan kanan. Lalu kedua tangannya dibawa ke punggung dan satu sama lain diikat dengan jenis yang mengunci (seperti laso, makin bergerak makin erat) dan dihubungkan dengan tali lagi ke leher ah jangan kasihan nanti bisa tercekik. Walaupun nggak ada di teori tali yang mustinya ke leher kuteruskan dari leher ke depan melewati susu dan di bawah buah dada di lingkarkan dan diikat erat sampai dadanya membusung seperti gunung merapi mau meletus.
    Agar kakinya nggak menendang walaupun masih pakai sepatu Edward Forrer dari Bandung dengan hak 7 cm dan ada talinya melingkar manis di pergelangan kaki itu juga diikat erat pakai tali lain. Sepatu ini yang dinamakan dia sepatu sexy.. dalam beberapa e-mailnya. Trus ikut teori aja, tali yang di buah dada diteruskan kebawah lewat vagina dan keatas lagi di belakang dan diikatkan ke tangannya yang dipunggung. Memastikan Mila sudah terikat erat, aku langsung menggendongnya,
    “Oops, lumayan juga beratnya..!” lalu meletakkannya di tempat tidur dalam posisi miring, karena tangannya terikat ke belakang. Aku tutup dan mengunci pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan kamar tidurku. Aku cape juga mengerjakannya dan menggendongnya, sampai tertidur di sebelah Mila.
    Aku terbangun oleh suara makian wanita.
    “Shit, ugh! Apaan ini!?”
    Mila dengan wajah ketakutan melihat tubuhnya yang berbusana tali. Yes my dream comes true! Pikirku. aku berhasil mengikat Mila, dan ia terbangun sambil memaki-maki,
    “Pak, sadar Pak.. Ibu ada di kamar mandi.. berani-beraninya berbuat begini pada Ane” teriak Mila sambil meronta-ronta berusaha membuka ikatannya.
    “Lepaskan aku, let me go! To..”
    Takut terdengar kamar sebelah sebelum Mila berhasil berteriak minta tolong, dengan gerak cepat kuambil lakban perak di meja tempat tidurku,
    “..srett” dan kusumbatkan ke mulutnya, “mmhh!! mmhh!!”.
    Mila mulai mengeliat mencoba membebaskan dirinya, akan tetapi semakin tangannya bergerak maka semakin kencang juga ikatan yang ada di buah dadanya yang gede itu. Matanya melotot marah, ia terlihat kesakitan tapi mungkin ia menikmati juga.
    “Oh Mila Aneng, istriku memang ada di kamar mandi, tapi di rumahnya di Bogor,” jerit tawaku yang kubuat seram.
    “Permainan baru akan dimulai Mila” kataku dengan tegas.
    “Uugh, mmh, awwh!!” Mila hanya bisa mengeluh tanpa suara.
    Matanya mulai berkaca-kaca dan kelihatan putus asa. Aku mulai bekerja jepitan baju kupasang di kedua putingnya dan dihubungkan dengan tali kecil yang nyambung ke tangan yang dipunggung. Mila meronta-ronta menggerakkan tangannya mencoba untuk melepaskan ikatannya, tapi hasilnya adalah ikatan di buah dadanya semakin menyakitkan, juga putingnya menjadi tertarik oleh jepitan baju dan menambah rasa sakit.
    Masih belum puas aku meneteskan lilin panas pada jarak 40 cm dari buah dadanya, ternyata ia tidak terlalu kesakitan maka kudekatkan jadi jarak 20 cm ia menggeliat, meronta mmh,.! ugh,.! semakin terikat dan makin sakit dan ia telah melewati entah orgasme yang keberapa kalinya melalui tali yang melilit melalui vagina dan anusnya.
    Akhirnya Mila nampak memelas sekali seperti minta diampuni, mungkin karena sudah terlalu lelah meronta-ronta dan orgasme.
    “Kamu akan Ane lepaskan kalau mau ngemut punyaku dan minum sampai bersih, ok?”
    Matanya mengedip lemah. Tapi aku belum puas, aku berubah pikiran, apalagi buah zakarku yang sangat bersemangat sudah menunjuk-nunjuk ke Mila! Aku membuka ritsluiting celana kemudian melepaskan ikatan di kakinya yang rapat itu lalu pergelangan kakinya yang masih terikat dengan sepatu yang sexy itu kusambungkan ke kaki tempat tidur sehingga Mila terlentang dalam posisi tangan terikat ke belakang sementara kakinya terikat terlentang.
    Penisku 16cm itu masuk dengan paksa ke vaginanya yang ternyata sudah bercairan. Masuk, keluar, masuk, keluar, berkali-kali hingga spermaku muncrat. Aku terbaring lunglai, di atas tubuh Mila yang berbusana tali itu, setelah mencapai puncaknya,
    “Good Girl” kataku sambil memegang kepalanya seperti aku menyayang-nyayang anjing keAnenganku si Bonci.
    Mila pingsan tak sadarkan diri.
    Segera aku membersihkan tubuhnya sekedarnya dengan handuk yang kubasahi, memakaikan pakaiannya lengkap dengan blus biru kerah shanghainya, mengancingi blusnya berurutan rapi. Memakaikan CD setelah spermaku kubersihkan. Aku ganti ikatannya dengan lakban perak, meliliti tubuhnya yang berbusana, membelenggu kembali tangannya kebelakang, kakinya aku satukan lagi dengan lakban yang sama, kaki yang bersepatu yang sexy (itu sebutannya di e-mail) itu aku kulum dengan gemas. Memastikan tangan kakinya sudah terikat, serta mulutnya sudah tersumbat, aku utak atik HPnya mencari tahu nomor HPnya lalu serta merta mematikannya, kulihat banyak miss call dan SMS, beberapa dari GMnya
    “Mami, sudah jam 5 sore kok belum kembali. Sales Call, posisi?” ada 4 SMS yang bernada serupa. Kumatikan HPnya supaya dia jangan sampai bisa SMS untuk minta tolong, juga aku cabut kabel telpon di kamarku.
    Mila mulai siuman, kemudian kuperlihatkan handycam yang tadi telah di pasang pada tempat tersembunyi. Aku mengancam jika bilang siapa-siapa, rekaman ini akan aku upload ke bondage.com, bondagegirl.com, 17tahun.com atau situs-situs lainnya, bahkan bisa kuperbanyak dan kujual kuedarkan. Matanya kutatap, berkaca-kaca, Mila meronta-ronta kali ini apa daya lakban perak sudah mengikat erat dan merekat di tubuhnya, Mila menangis tersedu-sedu, putus asa dan pasrah. Semalaman penuh Mila kugarap sedemikian rupa, karena aku akan check out besok pagi, jadi malamnya aku perkosa hingga dia pingsan lagi.
    Keesokan harinya, waktu menunjukkan pukul 6.00 pagi. Aku tinggalkan dia di kamarku dengan tubuhnya yang berbusana namun tetap terikat lilitan lakban perak, kubiarkan tanda Do Not Disturb menggantung di pintu kamarku. Aku langsung kembali ke Bandung dengan KA Argowilis. Di KA sambil menikmati hasil rekaman video pada laptopku, aku menyiapkan cerita ini dan kukirimkan kepadanya lewat e-mail sehingga dia tahu siapa sebenarnya yang ‘telah memperkosanya’. Entah bagaimana dia bisa melepaskan ikatannya, menjadi misteri sendiri.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat

    Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat


    910 views

    Perawanku – Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat, Tidak tahu mengapa hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya, padahal ini hari minggu, Istriku sudah dua hari pulang menengok orang tuanya yang sedang sakit dikampung, sedangkan pembantuku juga dari hari sabtu cuti, karena setiap akhir minggu ia pulang ke Bekasi mengunjungi keluarganya, praktis hanya tinggal aku sendiri dirumah. Aku dan isteri belum dikaruniai anak walaupun sudah dua tahun kami menikah.

    Aku berjalan keluar rumah, baru jam 6.30, wah sayang sekali aku bangun terlalu pagi, padahal sepanjang minggu aku memimpikan hari minggu supaya bisa tidur siang. Akhirnya aku duduk diteras depan rumah dan membaca koran. Lagi asyik baca koran aku mendengar bunyi bel, aku bangun untuk melihat siapa yang memencet bel pagi2 begini.Aku membuka pintu gerbang dan didepanku berdiri seorang wanita berusia kurang lebih 28 tahun dengan rambut digelung asal2an tersenyum padaku.
    Wajah wanita itu cukup manis dengan pipi berisi dan kemerahan, kulit wajahnya halus sekali dan ia memakai sarung serta menggendong bakul jamu, selendang yang mengikat bakul jamunya melintang didadanya dengan ketat sehingga menojolkan payudaranya yang kulihat sungguh amat indah dan menantang, mungkin ukurannya 36, pokoknya aku sungguh terangsang sekali dengan kemontokan tubuh wanita itu, aku melihat ada sedikit keringat didahinya, make up yang dipakainya tipis sehingga yang terlihat adalah wajah alami yang terpelihara.
    “Ibu ada pak?” Tanya wanita itu. Cepat2 aku tersenyum semanis mungkin.”Wah sedang pulang kampung tuh, mbak” Jawabku sambil tersenyum. Tukang jamu itu kelihatan kecewa.”Memangnya istri saya suka minum jamu?” Tanyaku.”Iya…dua hari sekali saya disuruh kesini sama ibu” Katanya.”Wah sayang sekali….tapi bagaimana kalau saya juga minum, mbak?” Aku sebenarnya tidak pernah minum jamu dan aku tak tahu jamu apa yang cocok buat laki2. Mbak itu tersenyum senang dan segera hendak menurunkan bakulnya, tapi aku buru2 menahannya.”Masuk saja mbak….jangan disini, didalam saja ya” Kataku, hatiku mengatakan tindakanku mengarahkan aku kesesuatu.
    Wanita itu berjalan masuk mengikutiku. Sampai diteras ia lagi2 mau menurunkan bakulnya, tapi aku lagi2 menyuruhnya masuk kedalam ruang tamu. Ketika ia berjalan masuk tadi kuperhatikan terus bokongnya yang bergoyang2 terbungkus kain sarung ketat, aku sampai menelan ludah, bokongnya sunggu indah dan besar, tubuhnya betul2 sexy….”Saya nggak mau ada orang yang lihat saya minum jamu lho” Kataku ketika kulihat ia agak ragu masuk kedalam rumahku.
    Ia terkikik lalu berjalan masuk mengikutiku dan ia segera menurunkan bakul jamunya, aku memperhatikan setiap gerakannya, oh….sungguh aku merasa terangsang sekali.”Memangnya jamu apa yang untuk laki2, mbak?” Tanyaku. Mataku tidak lepas dari belahan buah dadanya yang sesekali terkuak dan menampilkan bh warna hitam. Kemaluanku mulai mengeras.”Maunya untuk apa pak?””Biasanya jamu apa yang diminum laki?” Tanyaku lagi.”Macam2 pak…biasanya sih jamu kuat” Jawabnya, kulihat ia mengeluarkan sapu tangan lalu mengeringkan keringat diwajahnya. Sungguh manis wajahnya.”Kuat buat apa sih?” Tanyaku pura2. Ia melirik agak genit, mulutnya cemberut.”Ah pura2 aja bapak ini””Lho sungguh….aku kan nggak pernah ngejamu, mbak””Ah bisa aja…” Jawabnya, matanya kembali melirik, aku amkin horny.”Ya terserah mbak aja deh…aku taunya minum” Kataku. Ia lalu menuangkan entah apa aku tak tahu, dicampur2.
    “Mbak…biasanya kalau minum jamu minumnya untuk apa?” Tanyaku sambil menerima gelas yang telah berisi jamu.”Ada deh….” Eiit….mulai menunjukkan hasil nih, pikirku. Kayaknya tambah genit nih si mbak.”Kasih tahu doong…” Rengekku. Ia mengerling genit lagi sambil memonyongkan mulutnya.”Yaa…tanya ibu saja ah” Jawabnya. Aku merasakan pahit dilidahku dan aku makin memperlambat minumku, aku nggak tahan, mau muntah rasanya.”Saya mau tahunya dari mbak kok….””Yaaa…kalau perempuan ya minum jamu supaya seger, awet muda dan macem2 deh””Memangnya jamu sari rapet buat apa mbak?” Manteraku mulai keluar. Ia mendesis sambil melotot.”Hussh…kok tanya aku? Tanya ibu lho…””Kan pulang kampung…..aku bingung, apanya yang rapet kalo minum jamu sari rapet…nanya boleh kan?” Kataku makin berani.”Ya itunya yang jadi sempit, bukan rapet lho….” Jawabnya perlahan sekali, ia menunduk, kulihat sedikit rona merah dipipinya.”Apanya yang sempit mbak?” Kelihatannya ia mulai kesal.
    “Itunya lho…tempiknya, ah sudah ah….genit amat sich” Semburnya sambil mengerling marah. Aku tersenyum lagi.”Tempik itu apa sih?” Godaku lagi.”Nggak tahu ah…sudah belum? kok lama banget minum jamu aja?””Habis pahit….mbak belum jawab pertanyaan saya””Tempik itu…..memek lho, masak nggak tahu sih…dasar genit bapak ini” Eh tangannya mencubit pahaku. Aku pura2 kesakitan, tanganku kuulurkan untuk membalas, ia menjerit kecil sambil cekikikan menghindari tanganku.”Lho aku kan mau membalas, cuma nanya kok pahaku dicubit?””Habis ceriwis sih””Mbak minum sari rapet juga dong?” Tanyaku.”Nggak tahu ah””Kalau begitu gelas ini nggak akan habis2 isinya””Iya, iya…aku juga minum….setiap perempuan minum kok””Memangnya mbak sudah punya suami?””Ya sudah dong…tapi ada dikampung””Lho sama dong…isteriku ada dikampung juga” Ia diam saja.”Jadi tinggal kita berdua nih….” Sambungku.”Tapi aku nggak percaya, dengan minum sari rapet terus tempik….eh memek bisa rapet” Ia tersipu2.
    “Eee…sungguh lho…sudah terbukti dari dulu kok” Jawabnya.”Bohong…””Sungguh…””Kalo gitu boleh dong aku minta bukti””Bukti apaan?” Ia kelihatan agak bingung.”Bukti….bahwa memek mbak sempit” Aku nekat berkata. Kemaluanku sudah keras sejak tadi. Jantungku juga berdebar2 menahan gejolak nafsu.”Idiih amit2!!” Desisnya lalu ia bangun melemaskan kakinya yang dari tadi jongkok.”Mbak….””Yaaa….””Aku naksir nih….boleh nggak aku minta cium” Aku berbisik pelan. Ia melotot, mulutnya cemberut.
    “Iih….udah ah…genit amat sih” Ia jongkok lagi membereskan barang2nya. Kudekatkan wajahku kewajahnya. Ia mengangkat wajahnya dan memandangku dengan pandangan melotot, tapi bibirnya setengah terbuka, seolah2 menantang keberanianku dan kami sangat dekat sehingga aku bisa mencium bau tubuhnya yang terus terang saja membuat nafsuku makin melonjak. Tanpa pikir panjang kusambar mulutnya, kupeluk sehingga ia jatuh tertindihku dilantai ruang tamu. Mulutku melumat bibirnya dengan liar, ia meronta, tapi sepertinya rontaan setengah hati. Tanganku meremas buah dadanya, betul juga dugaanku, buah dadanya betul2 kencang dan mantap sekali, kenyal dan besar, wah aku benar2 terangsang.”Aduh….genit bapak ini….auuu….nggak mau…aduh, aku nggak bisa napas” Ia mendesah2 ditindihku.
    “Paak….aduh malu ah…jangan disini….nanti dilihat orang….aku malu ah….” Kulumat lagi mulutnya yang hangat, kali ini ia membalas dengan lumatan yang liar juga. Lidah kami saling membelit lidahnya terasa sungguh nikmat, hangat dan begitu liar didalam mulutku, sungguh aku tak pernah menduga perempuan desa sepertinya bisa berciuman begitu panas. Aku tak mau kalah, kujepit lidahnya lalu kuhisap2 dengan penuh nafsu, lalu lidahku bermain dalam mulutnya, kujelajahi seluruh rongga mulutnya dan napas kami sama2 memburu kencang, napasnya terasa panasenyembur dan aku juga menyukai bau napasnya yang lembut, mungkin memang semua tukang jamu tahu bagaimana merawat diri dan kesehatannya, pokoknya kami benar2 tenggelam dalam gelora nafsu, tanganku menggerayangi seluruh lekuk tubuhnya dan baju hijau yang dipakainya sudah tak keruan terbuka, tanganku berusaha menyingkapnya dan kuremas buah dadanya serta kucoba menariknya keluar dari bh yang begitu kencang membungkus buah kembar itu.
    Ia mendesah2 tangannya seperti hendak menyingkirkan tanganku namun usahanya tidak dengan sepenuh hati, sebelah tangannya meremas2 rambutku, mengacak2nya dengan gemas, air liur kami begitu lama saling bertukar, oh tidak pernah aku merasakan sensasi seperti ini.Akhirnya aku berhasil menarik keluar sebelah buah dadanya dari balik bh yang dikenakan mbak itu. Ia menggumam dalam mulutku. Kuremas payudara kenyal itu, kuraba puting susunya yang rasanya cukup besar, aku mencoba memandang tapi mbak itu begitu erat mendekap kepalaku sehingga mulut kami tidak bisa terlepas, ia menciumku begitu liar dan penuh nafsu, napasnya seperti lokomotif.Aku memaksa menciumi lehernya yang berkeringat, kujilati keringatnya dan terasa asin, aku tak perduli, kuangkat kedua tangannya lalu kucium2 ketiaknya yang basah oleh keringat juga. Baunya sungguh sedap dan ia mengerang keenakan waktu kugigit2 ketiaknya dengan lembut.
    Sekarang aku bisa melihat buah dadanya yang berkulit kuning dan menyembul sebelah, pemandangan ini membuatku makin bernafsu, puting susunya berwarna merah tua dan besar, kupencet2 pelan, ia merintih2, kepalanya terangkat keatas dan suaranya membuatku makin terangsang.
    “Pak…aaahhh…..ada susunya pak….pencet kerasan lagi…ooohhhh” Ia mendesah. Kupencet lebih keras, benar saja ada cairan kental keputihan perlahan muncul dari puting susunya, lalu ketika keperkeras pencetanku maka cairan itu menyembur pelan dan membasahi tanganku. Segera kucelucupi dan kujilat puting susunya, mbak yang belakangan kutahu bernama Warsih itu membantuku meremas buah dadanya, dan kulihat ia pandai sekali mengeluarkan susunya agar aku dapat menikmati cairan itu, tangannya mengurut payudaranya dengan keras dan memencetnya sehingga cairan itu menyembur keras masuk dalam mulutku, tidak ada rasa atupun bau, kusedot2 putingnya sepertibayi.
    “Uughhh….jangan terlalu keras pak, sakit…..uuughhhh” Aku memelankan kegemasanku menyedot.
    Tanganku sibuk melepaskan kancing2 baju yang tersisa dan menariknya sehingga Warsih hanya memakai kutang dan sarung saja. Bh hitamnya terangkat sebelah keatas dan kontolku sampai sakit karena kerasnya ketika melihat pemandangan didepanku.
    Tubuh Warsih sungguh mulus, kuning langsat walaupun baru bagian atasnya saja yang kulihat.”Paaakkk……enak…duh….pak…jangan disini…malu pak….aakkhhh” Ia merengek, suaranya serak.”Dikamarku saja…” Bisikku. Kuajak ia masuk dalam kamarku, sebelumnya kukunci pintu depan. Sampai dalam kamar kami bergumul diatas ranjangku. Tubuhnya betul2 padat dan kenyal. Kulepaskan bhnya sehingga ia sekarang hanya memakai sarung saja, aku terbengong melihat buah dadanya yang begitu sempurna dan besar, puting susunya sungguh kontras dengan warna kulitnya. Kubuka seluruh pakaianku sampai telanjang bulat dan ia menjerit kecil melihat kontolku yang berdiri dengan tegak penuh urat menonjol, tangannya menutupi mulutnya.”Auu…serem!” Jeritnya. Kudekati ia dan ia beringsut mundur menggodaku. Aku menerkam dengan kekuatan penuh, kembali ia menjerit sambil memelukku, kami bergumul lagi, kali ini ia menciumi dadaku dengan penuh nafsu.”Kontolnya kok kecil sih pak” Bisiknya. Sialan…”Jangan lihat kecilnya mbak…rasakan tusukannya nanti” Bisikku juga.
    “Idiihh….takuut” Ia merengek lagi. Kukemot payudaranya lagi, lalu kujilat dan kugigit2 ketiaknya yang ditumbubi bulu lebat, oohh sungguh merangsang sekali baunya. Warsih menjerit2 kecil kegelian, tapi ia menikmatinya.Tiba2 aku mundur lalu dengan cepat aku menyusup kedalam sarung yang masih dikenakannya, ia menjerit tertahan sambil berusaha mendorong kepalaku keluar dari dalam selangkangannya. Tapi aku tidak perduli, kukecupi pahanya yang kurasakan halus sekali. Kuhisap2 kecil, ia terlonjak2 kegelian sambil mengerang2 manja.”Jangaan pak….bau….jijik ih…nggak mau aku…ooohhh” Dorongan tangannya berubah remasan, kepalaku sudah mencapai puncak pahanya, aku merasakan kehangatan kepalaku didalam sarungnya dan tercium bau memek yang membuat kontolku kembali sakit saking tegangnya.
    Kuciumi celana dalamnya yang lembab dan agak lengket, kujilati lalu kuhisap2 memeknya yang tertutup celana dalam hitam, aku bisa merasakan bulu memeknya yang keluar dari balik lipatan celana dalam, kujilati semuanya lalu kuporoti celana itu, tiba2 sarungnya menjadi kendur, ternyata Warsih membuka ikatan setangennya sehingga sekarang ia bisa melihat kegiatanku didalam sarungnya. Ia menurunkan sarungnya, aku menariknya sampai terlepas. Kini aku terpaku sesaat melihat memeknya yang hitam tertutup bulu2 lebat yang ikal.
    Kulihat ada cairan bening menempel dibulu2 itu, mata Warsih lekat memandangku, aku tak tahan lagi dengan bau yang begitu merangsang. Kubenamkan wajahku dilembahnya, kucium dengan penuh perasaan bau memeknya, oohhh….sungguh enak sekali. Dengan jari2ku kusibakkan bulu memeknya dan kukuak bibir kemaluannya yang berwarna merah tua, ia mengerang2, tangannya mencengkram sprei dan menarik2nya. Aku bisa melihat bagian dalam memeknya yang banjir oleh cairan keputihan, menempel pada dinding dan bibir memeknya, aku tak tahan lagi, kuserbu memeknya dengan lidahku, kujelajahi dan kusapu seluruh cairan itu, terasa asin, nikmatnya sungguh gila.
    “Aaaaa…….enaaaakkkk……mmmhhhh….sssshh hhh” Pinggulnya terangkat naik menekan mulutku dan aku makin lahap menjilati dan mengemut itinya. Ia mengerang2 sebelum akhirnya mengangkat pinggulnya dan tangannya menekan kepalaku, dan aku terbenam dalam memeknya. Hidungku menekan itilnya dengan keras dan kurasakan ia menggosok2kannya dihidungku, mulutku masuk dalam liang memeknya, lidahku kuputar dan kutusuk dalam liang itu, ia menjerit agak keras seperti rintihan panjang.”Oooohhhhhh……..aku..aku….keluaaarrr paaakk…..uuuuuhhhhhh” Kurasakan hentakan2 keras menekan wajahku dan kurasakan liang memeknya menghangat dan tercium bau khas yang enak sekali, lidahku menjilati lubang kencingnya yang kecil dan merah, Warsih meronta kecil dan mulutnya tak henti melolong. Tiba2 kurasakan kontolku ditariknya, aku mengikuti irama tarikannya, ternyata sesaat kemudian kontolku terbenam dalam mulutnya yang hangat, aku gemetar tak kuasa membendung nikmatnya kuluman Warsih dikontolku, aku berusaha sekuat tenaga menahan dan membendung supaya jangan sampai keluar begitu cepat.
    Kualihkan jilatanku perlahan2 kelubang duburnya yang berwarna hitam dan ada lendir yang berasal dari liang memeknya. Kelihatanya ia terkejut sesaat tapi kemudian tiba2 ia berontak dan berguling sehingga aku terbawa dan kusadari aku sudah tergencet dibawah tubuhnya, posisi kami menjadi 69 dan ia menekuk lututnya sedemikian rupa sehingga aku bisa dengan leluasa menjelajahi liang duburnya, ia bergetar hebat dan mengguman dengan kontolku dalam mulutnya.”Paakk…terus pak, terus, terushh….jilat terus, masukin lidahnya paaakk…aku paling nggak tahaaann” Ia merintih panjang ketika lidahku kutusuk menerobos liang duburnya. Aku tak perduli dengan perasaan jijik orang lain, karena aku menikmati sekali liang duburnya yang bersih dan tak berbau. Tubuh Warsih kembali terhentak2 dan ia menekan pantatnya sehingga aku sulit bernapas, aku berusaha memuaskannya dengan lidahku terus mengorek2 lubang itu dan ia melolong2 pendek seperti wanita hendak melahirkan.
    Sampai akhirnya akupun tidak kuat menahan semburan kontolku, aku tak mau kalah, kubalikkan tubuhnya sehingga aku diatas dan ia seperti tahu apa yang akan terjadi karena ia mempercepat sedotannya dan aku memompa mulutnya dengan cepat pula, tangannya mengocok2 pangkal kontolku dengan cepat, aku menjerit sambil memandangnya……cairan air maniku menyembur dalam mulutnya dan kulihat mulutnya mengemot kontolku tiada henti, perutku kejang menahan nikmat yang menyusup seperti gelombang dashyat. Air maniku seperti tidak ada habisnya dan tak setetespun keluar dari dalam mulutnya, ia begitu ahli menikmati kontolku sampai aku merasa denyutan2 nikmat berlangsung begitu lama, aku terduduk lemas diwajahnya, kubiarkan ia menjilati kepala kontolku dan menyedot buah zakarku, perasaanku tidak keruan ketika lidahnya mulai menelusuri lubang duburku juga, geli campur meriang yang kurasakan, tapi aku sangat menikmatinya.
    Lidahnya menjelajahi lubang duburku dengan liar, kontolku dalam sekejap mulai mengeras dan kulihat ia terkikik kesenangan, tangannya kembali mengocok kontolku dengan lembut.Aku juga tak mau kalah, kujilati lagi sisa2 lendir diliang memeknya, seluruh bulu memeknya sudah basah oleh jilatanku, kulihat memeknya berkilat2 dan cairan memeknya begitu nikmat dan hangat, oohhh aku akan sangat merindukannya.Setelah kontolku mengeras, Warsih segera berjongkok diatasnya dan mengarahkan kontolku keliang memeknya. Lalu ia mengeluh panjang ketika kontolku amblas dalam lubang hangat itu. Ia mulai memompa dan aku mengikuti iramanya, ia manarik tanganku dan menaruhnya dipayudaranya, aku segera meremasnya.”Remas yang kuat paak…aduh…enak sekali kontol bapak…uuuhhhh” Ia memompa dengan buah dadanya menggelinjang dalam remasanku. Aku meremas dengan keras dan ia merintih dengan keras pula.
    Kulihat tanganku berlumuran air susunya yang selalu keluar setiap kuremas. Sungguh mati wanita ini sangat pandai bersetubuh, aku tak tahu dari mana ia memperoleh keahlian seperti itu dan terlintas dalam benakku untuk menjadikannya isteri keduaku, aku merinding membayangkan penghianatan cintaku kepada isteriku….tapi sungguh aku tergila2 dengan Warsih.Kontolku seperti disedot2 dalam memeknya, aku berusaha mati2an agar kami dapat mencapai kenikmatan bersama, setiap berhasil kubendung maka sesaat kemudian kontolku kembali tak kuat menahannya, aku menjadi tersiksa oleh kenikmatan memeknya, ia tersenyum senyum dan sesekali menjulurkan lidahnya menjilati wajahku, lidahnya hangat dan liar, setelah itu kami kembali saling lumat, ulekan memeknya membuatku seperti melayang2.”Warsih….aku hampir nggak kuat lagi nih….” Desahku. Ia terkikik….”Barengan yok…uuhh…..ayo pak, pompa memekku….aaahhhh….terus, terus, ssshhhh” Ia mulai merengek dan aku mulai nggak kuat menahan.
    “Aku..aku…aku ngak kuat lagiii!” Aku berteriak. Warsih memonyongkan mulutnya, matanya meredup dan merem melek kenikmatan, tiba2….ia berterriak…”Mati akuuu…..” Ia mengulek dan menekan dengan keras sehingga kontolku benar2 seperti diputar dan disedot oleh mesin pembuat nikmat. Ia memelukku dan mulutnya memangut bibirku dan menghisapnya dengan keras, tubuh kami kejang2 dan bergetar hebat, kontolku memuntahkan air mani kembali, dan ia mengulek kontolku sehingga perutku seperti hendak keram oleh kenikmatan yang diberikan memeknya. Kuremas pantatnya dengan keras, napasnya panas memburu diwajahku, lidah kami saling membelit dan kami memangut seperti ular berbisa. Lama sekali sensasi kenikmatan yang kami rasakan, sampai akhirnya ia terkulai dalam pelukanku dengan kontolku masih terhujam dalam memeknya. Kami diam tak berkata2, aku juga lemas, kubiarkan tubuhnya yang hangat dengan buah dadanya yang besar menekan dadaku. Fantasiku melayang2, membayangkan andaikan ia adalah isteriku…..”Kamu hebat sekali….betul2 hebat” Bisikku. Warsih terkikik kecil dalam pelukanku.
    “Dari mana kamu belajar?” Tanyaku. Ia tersenyum memandangku, keringatnya jatuh diatas bibirku, kujilat keringat itu.”Aku ini orang Madura lho…” Jawabnya.”Ah nggak setiap wanita Madura begitu hebat” Jawabku.”Tapi aku hebat kan?” Bisiknya. Ia mengecup bibirku dengan lembut.”Aku takluk nih….” Bisikku pula. Ia bangun dengan cepat dan berbalik terlentang, dengan sarung ia menutupi memeknya dan berjalan cepat kekamar mandi, aku mengikutinya dan didalam kami mandi sama2, lagi2 kami melakukan persetubuhan sekali lagi atas inisiatifnya, ia nungging dan kutusuk dari belakang seperti anjing sedang berahi, dibawah siraman shower.Akhirnya aku mengajaknya tidur bersama hari itu, aku mengatakan ia tak usah berjualan jamu lagi. Ia akan kukontrakkan rumah dan akan kuberikan uang belanja setiap bulan.
    Warsih menyetujuinya, tapi ia memilih tinggal di Bandung, aku mengijinkannya. Ia memberiku celana dalam dan bh bekas dipakainya padaku, ia berkata kalau aku rindu padanya maka ciumi saja celana dalamnya dan nikmati baunya. Ooh sungguh perempuan yang tahu memanjakan laki2…..Selama empat tahun aku memelihara Warsih sampai akhirnya kami resmi sebagai suami isteri setelah aku dan isteriku bercerai tanpa anak. Dan itulah saat2 terindah dalam hidupku sampai kini. Celana dalam yang pertama kali diberikannya padaku menjadi benda kenangan kami dan sering kali kami keluarkan dan menikmatinya bersama…ooohh Warsih.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas,  cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Sang Calon Pengantin

    Cerita Sex Sang Calon Pengantin


    910 views

    Perawanku – Cerita Sex Sang Calon Pengantin, Aku pernah berbagi kisah dengan temanteman pembaca semua, dan aku akan melakukan hal yang sama sekarang untuk yang kedua kalinya. Statusku yang bebas (mahasiswa perantau) membuatku tidak terbatas dalam berbagai aktifitas, walau seringkali diantaranya bermuatan negatif. Pengalaman ini terjadi pada tahun 2015 di bulan November, dimana kota Surabaya sedang diguyur hujan. Merupakan pemandangan langka kalau Surabaya dicurahi hujan, karena lebih sering kota ini berada dalam kondisi kering.

    Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat. Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempattempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya. Kali ini aku bersantai di Galaxy Mall, yang banyak dikunjungi WNI keturunan. Mataku liar meliriklirik wanita putih mulus dan trendy. Entah kenapa sejak dulu aku terobsesi dengan wanita Chinese yang menurut pandanganku adalah tipikal sempurna dalam banyak hal.

    Di lantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman. Dengan teknik yang biasa kulakukan, kudekati dia. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Aku bilang aku sudah kenyang. Dia bernama Nina **** (edited). Kami seumuran atau paling tidak dia lebih tua dua tahun dariku. Setelah ngobrol agak lama, dengan mengeluarkan jurus empuk tentunya, dia mengajakku pulang bersama, karena aku mengaku akan menunggu angkutan sampai hujan reda. Akhirnya, aku pun setuju, dan segera berangkat bersamanya.

    Di dalam mobil, aku tak bisa tenang karena ketika menyetir, aku bisa melihat dadanya yang montok dan paha mulusnya bergerak gesit menguasai kemudi. Tapi dia tidak menyadari itu, karena aku tahu dia tidak akan suka. Hal itu kusadari dari pembicaraan sebelumnya. Dia kelihatannya wanita baikbaik. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyanggoyang. Ditambah lagi harum tubuhnya yang sangat merangsang. Akhirnya timbul pikiran jahat di otakku.

    Aku pindah ke belakang ya.. kataku. Kenapa? Aku ngantuk, mau tiduran, nanti turunkan aku di jalan Kertajaya, kataku berpurapura. Saat itu sejuta rencana jahat sudah merasuki otakku. Ok, tapi kamu jangan terlalu pulas ya.. nanti ngebanguninnya susah, katanya polos. Di kala otakku sudah kesetanan, tibatiba.. Jangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa. Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.

    Don.. apaapaan nihh..? teriaknya gugup, karena terkejut. Aku peringatkan, diam, jangan macammacam! bentakku sambil menekan permukaan pisau lebih kuat. Aku sudah kehilangan keseimbangan karena nafsu. Jalankan mobilnya dengan wajar, bawa ke daerah Petemon.. cepat..! Ehh.. iiya.. iyahh.. jawabnya dengan sangat ketakutan. Tas yang tadi diletakkan di jok belakang segera kubuka. Seluruh uang dan kartu kreditnya langsung berpindah ke kantongku.

    Bawa ke Pinang Inn.. cepat! bentakku lagi. Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. Sepanjang perjalanan wajahnya pucat dan sesekali memandangiku, seolah minta dikasihani. Jangan mencoba membuat gerakan macammacam.. atau kamu kulempar ke jalan.. mengerti? ancamku lagi sambil berganti posisi.

    Aku mengambil alih kemudi. Entahlah, saat itu aku merasa bukan diriku lagi. Mungkin iblis sedang menarinari di otakku. Dia hanya membisu, dengan tubuh gemetar menahan rasa takut. Tibatiba HPnya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah. Ingat.. jangan bertindak anehaneh.. kalau masih ingin hidup.. pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn. Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Kubayar, lalu kembali ke garasi.

    Keluar..! Dengan wajar kugandeng dia masuk kamar. Kukunci dan kusuruh dia telentang di kasur yang empuk. Kunyalakan TV channel yang memutar filmfilm biru. Pinang Inn memang disediakan untuk bermesum ria. Dia kelihatan semakin ketakutan, ketika melihatku langsung membuka baju dan celana. Dengan hanya menggunakan CD, kurebahkan tubuhku di sampingnya dengan posisi menyamping. Pisau itu kugesekgesek di sekitar dadanya. Agar proses ini tidak menyakitkan, kamu jangan bertingkah.. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana.. paham?

    Don.. ke.. ke.. napaa.. jadi be.. gii.. ni? Apa.. salahku? dengan ketakutan dia berusaha membuatku luluh. Salahmu adalah.. kamu memamerkan tubuhmu di hadapan singa lapar.. Segera, seluruh bajunya kusobek dengan pisauku yang tajam. Mulai dari bagian luar sampai dalamnya. Kini dia telanjang bulat di antara serpihan pakaian mahal yang kusayatsayat. Dia menagis, mata sipitnya bertambah sipit karena berusaha menahan air mata yang mulai mengalir deras ditingkahi isaknya yang sesenggukan. Sejenak aku tertegun menyaksikan keindahan yang terpampang di hadapanku.

    Dada putih mulus yang montok, tubuh langsing, dan.. ups.. liang kemaluannya yang merah muda bersembunyi malumalu di antara paha yang dirapatkannya. Kubuka pahanya. Jangann Don.. kumohon jangan.. pintanya memelas. Aku sudah tidak peduli. Hei.. Nin.. bisa diam nggak? Mau mati? Hah..? ancamku sambil menampar pipinya. Wajahnya sampai terlempar karena aku menamparnya cukup keras. Silakan menjerit.. ini ruangan kedap suara.. ayo.. menjeritlah.., ejekku kesenangan. Segera kulebarkan pahanya, kuelus permukaan kemaluannya dengan lembut dan berirama.

    Sesekali dia menatapku. Ada juga desah aneh di bibirnya yang tipis. Aku terus mengelus kemaluan itu, sambil dua jariku yang menganggur mempermainkan puting susunya bergantian. Dia hanya bisa mendesah dan menangis. Kudekatkan wajahku ke sela paha mulusnya. Dengan perasaan, kukuak liang kemaluannya, indah sekali. Seumur hidup, baru kali ini aku melihat kemaluan wanita seindah itu. Bentuknya agak membukit mungil, ditumbuhi bulu yang halus dan lemas.

    Bibir kemaluannya kupegang, kemudian lidahku kujulurkan memasuki lubang yang nikmat itu. Kujilati dengan perlahan, mengitari seluruh permukaannya. Shh.. Don.. Donhh.. jangaann.. sshh.. Nina sampai terduduk. Ada sesuatu yang lucu. Dalam situasi itu sempatsempatnya dia menggoyang pinggulnya mendesak mulutku, dan menjambak rambutku sesekali. Dalam hati aku tertawa, Dasar wanita.. munafik. Ayo.. Nin.. ayo.. kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. Saat itu kesadaranku perlahan hadir. Perlakuanku kubuat selembut mungkin, namun tetap tegas agar Nina tidak bertindak ceroboh.

    Kali ini lidahku mengaitngait klitorisnya beraturan namun dengan arah lidah acak. Dia makin bergetar. Goyangan pinggulnya terasa sekali. Lho.. diperkosa kok malah enjoy.. ayo.. nangis lagi.. mana..? olokku. Don.. jangannhh.. janganh.. balasnya malumalu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Tapi setelah kepalaku digerakkan ke samping, malah ditariknya lagi hingga mulutku langsung terjatuh di bibir kemaluannya.

    Aku pun paham, dia ingin menunjukkan ketidaksudiannya, namun di lain pihak, dia sangat menginginkan sensasi itu. Nih.. aku kasih bonus.. silakan menikmati.. kataku sambil melanjutkan jilatanku. Sementara tanganku yang kiri membelai payudaranya bergiliran secara adil. Kiri dan kanan. Sementara tangan kananku kuletakkan di bawah pantatnya. Pantat seksi itu kuremas sesekali.

    Oghh.. sshh.. Nina menggelinjang menahan nafsu yang mulai merasuki dirinya. Sesaat dia lupa kalau sekarang dia dalam keadaan terjajah. Sshh.. terrusshh.. Perlahan lahan, cairan yang kunanti keluar juga. Secara mantap, lendir bening itu mengalir membasahi liang kemaluannya yang semerbak. Donnhh.. Donhh.. Dia berteriak di sela orgasmenya yang kuhadiahkan secara cumacuma. Aduh.. Nin.. yang benar aja dong.. ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.

    Maaf.. maaf Donhh.. Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Aku berdiri di samping ranjang. Dia terkulai lemas. Pahanya dibiarkan terbuka. Kemaluan genit itu sudah mengundang batang kemaluanku untuk beraksi. Namun aku berusaha menahan, agar pemerkosaan ini tidak terlalu menyakitkan. Kami berpandangan sejenak. Dia sudah tidak melakukan perlawanan apaapa, pasrah.

    Don.. aku tahu kamu sebenarnya baik, jangan sakiti aku yah.. aku mau menemani kamu di sini, asal kamu tidak melukai aku.. pintanya sambil mengubah posisi telentangnya menjadi duduk melipat lututnya ke bawah pantat. Liang kemaluannya agak tersembunyi sekarang. Kamu masih perawan nggak? tanyaku ketus. Iyah.. masih.. Nah.. sayang sekali, kalau mulai besok kamu sudah menyandang gelar tidak perawan lagi.. Ah.. dia tercekat.

    Don.. semua uang tadi boleh kamu ambil.. tapi mohon jangan yang kamu sebut barusan.. empat hari lagi aku menikah Don.. kumohon Don.. Ah.. daripada cowok lain yang merasakan nikmatnya darah segar kamu, mending aku curi sekarang.. kataku cepat sambil mendekatinya lagi. Don.. jangan.. kumohon.. Diam! Ingat.. pisau ini sewaktuwaktu bisa mengeluarkan isi perutmu.. ancamku.

    Nina terkejut sekali, karena menyangka aku sudah berbaik hati. Padahal aku juga tidak sungguhsungguh marah padanya. Mungkin karena aku yang sudah terbiasa berteriakteriak membuatnya ketakutan. Sekarang giliranmu, kukeluarkan batang kemaluanku yang sudah agak terkulai. Kupikir aku nggak perlu menjelaskan lagi cara membangunkan preman yang satu ini.. kataku sambil mengarahkan kepalanya berhadapan dengan batang kemalauanku yang lumayan besar.

    Sejenak dipandanginya diriku. Tanpa berkata apaapa dia memegang batang kemaluanku dan mengocoknya perlahan. Dikocoknya terus sampai perlahan, si batang andalanku naik. Cuma itu? tanyaku lagi. Dibuka mulutnya dengan raguragu, kebetulan sekali adegan di TV channel juga sedang memperagakan hal yang sama. Aku sebenarnya ingin tertawa. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. Dikulumnya batang kemaluanku. Aku berdiri di atas ranjang.

    Dia berjongkok dan mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Ahh.. aku mengerang merasa nikmat sekali. Kulihat matanya sesekali melirik TV. Biar saja, pikirku dalam hati. Toh ini demi keuntunganku. Dijilatinya kepala kemaluanku. Tapi dia tidak berani menatap wajahku. Auhhgghh.. Jangan dilepas.. seruku tertahan. Aku jongkok dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Aku telentang di bawah. Posisi kami sekarang 69. Sewaktu berputar tadi dia menggigit kemaluanku agar tidak lepas dari mulutnya. Lucu memang. Dengan bibir kemaluan tepat di atas wajah, kujilati dengan mantap.

    Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan kemaluannya. Sesekali kusedot bukit kecil itu sambil memasukkan hidungku yang kebetulan mancung ke lubang senggamanya. Oghh.. Ahh.. Kami berseru bersahutan. Kubalikkan tubuhnya. Sekarang dia ada di bawah, namun tetap 69. Kali ini aku lebih leluasa menjilati kemaluannya. Augghh.. Donhh.. enakkhh.. terusshh.. pintanya. Lalu kembali menyantap batang kemaluanku dengan garang. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kemaluan. Pintar juga dia, pikirku dalam hati.

    Lidahku kujulurkan masuk ke lubang sempit itu dan menari di dalamnya. Pantatku kugoyang naikturun agar sensasi batang kemaluan yang berada di kulumannya bertambah asyik. Sambil menjilat liang kemaluan itu, jarijariku mempermainkan bibir kemaluannya. Ougghh.. Don.. enakkhh.. Donnhh.. ahh.. Donnhh.. serunya dibarengi aliran hangat yang langsung membanjiri lembah merah muda itu. Sekarang waktunya Nin. Aku mengambil posisi duduk di antara belahan kedua kakinya. Dia masih telentang. Kugesek lagi kepala kemaluanku yang sudah mengeras sempurna beradu dengan klitorisnya yang menegang.

    Dia setengah duduk dengan menahan tubuhnya pakai siku tangan, dan ikut menyaksikan beradunya batang kemaluanku dengan klitorisnya yang sudah menjadi genit. Batang kemaluanku itu kuarahkan ke liang kemaluannya. Jangann.. kumohon Donh.. jangan.. serunya tertatih sambil mencengkeram batang kemaluanku. Aku bersedia memuaskan nafsumu, dengan cara apa saja, asal jangan mengorbankan pusakaku. Oh ya? Kalau dari anus mau nggak? tantangku. Tapi sebenarnya aku tidak lagi perduli karena kemaluanku sudah minta dihantamkan melesak lubang kemaluannya.

    Yah.. terserah kamu Don.. Nggak.. mau.. aku cuma mau yang ini, ini lebih enak.. teriakku sambil menunjuk liang kemaluannya. Nih.. pegang.. masukin.. Dengan ragu dipegangnya batang kemaluanku. Don.. apa tidak ada cara lain? Cara lain? Adaada saja kamu.. Hei.. kamu jangan bertingkah lagi ya.. jangan sampai kesabaranku hilang. Kamu beri satu milyar pun sekarang aku nggak bakalan mau melepaskan punya kamu itu sekarang. Aku sudah nggak tahan.. paham.. paham? paham..? bentakku dengan nada suara lebih meninggi.

    Pisau yang tadi kusembunyikan di bawah kasur kuacungkan dan kutekan kuat di dadanya. Donn.. sakitt.. jangann.. rintihnya ketika pisau tadi melukai dada putihnya. Aku terkesiap. Namun tak peduli. Ayo.. dimasukin.. kali ini pisau kutekan lagi. Darah segar mengalir perlahan dari luka yang kuperbesar, walau tidak begitu parah. Dengan berat disertai ketakutan, dipegangnya kemaluanku. Diarahkannya ke liang kemaluannya. Sulit.. sakitt.. Don.. ampunn.. Don.. Pegang ini, kataku tidak sadar karena memberikan pisau itu ke tangannya.

    Dia juga tidak menyadari kalau sedang memegang pisau. Lucu sekali. Aku hanya bisa tersenyum kalau mengingat masa itu. Aku menunduk dan menjilati kemaluannya. Dia melihatku menjilati barangnya. Sesekali kami bertatapan. Entah apa artinya. Yang pasti aku merasa sudah memiliki mata sipit yang menggemaskan itu. Digerakkannya pinggul besarnya seirama jilatanku. Kuremas juga susunya yang segar merekah. Augghh.. Ahh.. jilatanku kupercepat. Cairannya mengalir lagi walau tidak sebanyak yang tadi. Aku kembali duduk menghadap selangkangannya.

    Tibatiba aku sadar kalau sebilah pisau ada di tangannya. Segera kuambil dan kulempar ke lantai. Dia juga baru sadar setelah aku mengambil pisau itu. Namun sepertinya dia memang sudah takluk. Nin.. ludahin ke bawah.. yang banyak.. kataku sambil menunjuk kemaluannya. Kami samasama meludah. Kuoleskan liur yang menetes itu ke batang kemaluanku, juga ke kemaluannya. Sesekali dia juga ikut mengusap batang kemaluanku dengan air ludah yang dikeluarkannya lagi di telapak tangannya. Aku memandanginya dengan sayang. Dia juga seolah mengerti arti tatapanku itu.

    Aku segera mengecup bibirnya. Dia membalas. Kami berpagutan sesaat. Kurasakan batang kemaluanku bersentuhan dengan perutnya. Ayo dicoba lagi.. Kali ini dipegangnya kepala kemaluanku. Ah.. Shh Dan.., Oogghh.. aahh.. Shh.. Kepala kemaluanku masuk perlahan. Sempit sekali lubang itu. Kusodok lagi perlahan. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkeram tanganku. Sesekali nafasnya kelihatan sesak. Namun ada juga desah liar terdengar lirih. Donnhh.. aku benci.. kaamu..

    Kusodok terus, sampai akhirnya semua batang kemaluanku terbenam di liang kewanitaannya. Aku tahu itu sakit. Namun mau bilang apa, nafsuku sudah di ujung tanduk. Brengsek.. Donhh.. baajingann.. kamu.. shh.. oghh, Aku tak peduli lagi umpatannya. Yang kurasakan hanya nikmat persenggamaan yang benarbenar beda. Shh.. shh.. Donhh.. Donhh..

    Kupeluk dia eraterat. Goyanganku makin liar. Aku hanya bisa mendengar dia mengumpat. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngosngosan. Beragam ekspresi ada di sana. Ada kesakitan, ada dendam, tapi ada juga makna sayang, dan gairah yang hangat. Kulihat titiktitik darah mulai mendesak lubang sempit yang tercipta antara batang kemaluan dan liang kewanitaannya. Seketika tagisnya meledak. Donhh.. bajingann.. kamuu.. jahatt.. kamu Don.. ahh.. uhh.. dia memukul dadaku keras sekali. Tangisnya makin menjadi. Aku iba juga. Kutarik kemaluanku dari liang kemaluannya.

    Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat. Ahh.. ahh.. Air maniku memancar keras membasahi dada dan sebagian wajahnya. Dia menangis sesenggukan. Nikmatnya memek perawan kamu Nin.. kataku tersenyum senang. Aku langsung menjilati darah segar yang sudah membasahi pahanya. Segera kugendong dia menuju kamar mandi. Di bibir bak, kududukkan dia.

    Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Kuusap darah yang ada di sekitar kemaluannya dengan lembut. Darah di dadanya yang sudah mengering juga kulap dengan hatihati. Kamu puas sekarang.. bukan begitu Don? ejeknya di sela tangisnya. Aku terdiam. Aku merasa menyesal. Tapi mau bilang apa. Nasi sudah menjadi bubur. Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. Kujilati lagi kemaluannya dengan lembut. Aku tahu, yang ini pasti tidak bisa ditolaknya. Benar, dia mulai bergetar.

    Dipegangnya tanganku dan diremasnya jariku. Tissue yang kupegang dibuangnya, malah jemariku dituntunnya ke sepasang dada montok miliknya. Ahh.. shh.. sekalian ajaa.. Don.. hamili.. aku.. biar kamu.. lebih.. puass.. katanya sambil mengangis lagi. Aku sungguh tak mengerti. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. Tapi dengan santai kujilati terus kemaluannya. Diraihnya batang kemaluanku dan dikocokkocoknya perlahan. Kemaluanku sudah terkulai.

    Lama dia mencengkeram kemaluanku sampai akhirnya bangkit. Nafsuku kembali membara. Kugendong lagi dia, dan jatuh bersama di ranjang empuk. Kami berpelukan dan berciuman lama sekali. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan menjilati rongga mulutnya. Entah berapa kali kami saling bertukaran air liur. Bagiku, air ludahnya nikmat sekali melebihi minuman ringan apapun. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala dia meludahi mulutku. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Sepanjang dia merasa bebas, aku melayaninya.

    Hitunghitung balas budi. Hehehe.. Aku bergerak ke bawah, menjilati tiap inci sel kulitnya. Lehernya bahkan kuberi tanda cupangan banyak sekali, walau aku tahu empat hari lagi dia akan menikah. Peduli setan. Ahh.. Don.. hhsshh.. yanghh.. itu.. nikhhmatt, serunya tertahan ketika putingnya kusedot dan kujilati dengan bernafsu. Tanganku merayap ke bawah dan membelai lubang kemaluannya yang masih basah. Aku terus merangkak turun, menjilati perutnya dan mengelus pahanya dengan nakal.

    Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. Kali ini bentuknya sudah berbeda. Lubangnya agak menganga seperti luka lecet, namun tidak berdarah. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. Donn.. enakhh.. nikmathh.. Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang itu sambil menjilati kemaluannya sesekali. Aduhh.. duh.. enaknyaa.. Don.. jangan.. berhenti, serunya sambil menggelinjang hebat. Pinggul itu bergerak liar mendesak mulutku.

    Kutindih dia dan kuarahkan batang kemaluanku. Uhh.. sshh, serunya sesak ketika batang kemaluanku kuhantamkan ke liang kenikmatan itu. Goyangan demi goyangan membuat erangannya semakin ganas. Tentu saja aku semakin beringas. Siapa tahan. Donhh.. bajiingann! untuk kesekian kalinya dia mengumpatku. Entah apa maksudnya. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Kepalanya terlempar ke sana ke mari dan nafasnya mendesah hebat. Nin.. punyaahh.. kamuu.. assiikkh.. ahh, seruku ketika denyutan liang kemaluannya terasa sekali menekan batang kemaluanku. Kubalik dia, sehingga sekarang posisinya di atas.

    Don.. aku.. akan.. bunuh.. kamuu.. suatu.. saat.. Silakan.. saajahh.. Kami berdua berbicara tak karuan. Oughh.. aihh.. sshh, teriaknya menggelinjang sambil mencabuti bulubulu dadaku. Aku merasa kesakitan. Tapi biarlah. Dia sepertinya sangat menyukai. Donh.. kamu.. kamu.. dia tidak melanjutkan katakatanya. Tibatiba.., Donhh.. Donhh.. bajingan.. ah.. serunya keras sekali, sambil menggoyang pantatnya dengan cepat dan menarinari seperti kilat. Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme.

    Tapi goyangannya tidak surut. Kucabut batang kemaluanku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Kuarahkan batang kemaluanku dari belakang dan, Oughh.. oughh.. oughh.. oughh.. tiap sodokanku ditanggapinya dengan seruan liar. Kugenjot terus sambil meremasi kedua susunya yang ikut bergoyang. Lama kami pada posisi itu, tibatiba aku didorongnya dan dia berdiri di hadapanku. Aku ditamparnya keras dan memelukku erat.

    Ditariknya aku ke ranjang dan memegang kemaluanku. Ditindihnya aku, dia sendiri yang menghunjamkan kemaluanku ke liang kewanitaannya. Rasakan nihh.. bajingan.. shh, teriaknya sambil menarinari di atasku. Aku tahu dia akan orgasme lagi. Aduh..Nin.. pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit punggungku. Don.. Don.. dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. Kupeluk juga dia dan mengangkatnya. Kami berdiri di lantai. Dengan posisi ini aku bisa menyodoknya dengan sangat keras. Kurapatkan ke dinding, dan kupompa sekuat tenaga.

    Nin.. ahshh.. Donhh.. Aku mengeluarkan sperma di dalam kemaluannya. Dia memelukku erat sekali. Kami berdua ngosngosan. Kuangkat dia ke ranjang. Kami terkulai lemas. Kutarik kemaluanku yang melemah dengan pelan. Kutarik sprei itu karena sudah berisi noda darah dan bercak cairan yang beragam. Kami tergeletak berdampingan, tanpa pakaian. Don.. kamu berhutang padaku, suatu saat aku pasti menagihnya. Hutang apa? tanyaku. Dia tidak menjawab.

    Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. Kupandangi wajahnya yang cantik. Tampak lelah. Hmm.. beruntung sekali calon suaminya. Kuelus rambutnya yang lurus indah dengan lembut. Kuciumi keningnya dan kupeluk dia. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan terlelap bersama. Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi. Segera aku keluar dan pergi ke toko terdekat. Kubeli Tshirt dan celana pendek.

    Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Didiamkan begitu aku tak ambil pusing. Kupakaikan Tshirt dan celana pendek ke tubuhnya. Dia masih tetap membisu. Ayo pulang.. ajakku. Dia melangkah lunglai. Kugandeng dia ke mobil, kududukkan di jok depan. Setelah isi kamar sudah kurapikan, aku langsung menyetir mobil. Sepanjang jalan dia hanya diam membisu. Nin.. aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi, satu hal yang aku minta darimu.. jangan membenciku untuk apa yang kuperbuat. Bencilah kepadaku karena aku bukanlah calon suamimu, kataku agak kesal dengan sedikit berdiplomasi. Dia memandangku dengan gundah.

    Namun tetap membisu. Sampai di daerah rumahnya pun dia tetap diam. Oke.. Nin.. aku tak tahu apa yang kamu inginkan. Jika ada yang ingin kamu utarakan, lakukanlah sekarang sebelum aku pergi. Dia hanya diam membisu. Dipandanginya aku agak lama. Karena tidak ada jawaban, kudekati dia dan kucium tangannya. Dia tidak bereaksi. Bye.. Nin.. Aku segera beranjak pergi. Empat hari kemudian aku memang secara diamdiam mendatangi daerah rumahnya.

    Benar, dari informasi yang kudapat dia memang sedang melangsungkan resepsi pernikahan di  sebuah Resto mewah di pusat kota. Tapi aku tidak pergi melihatnya. Siapa tahu itu hanya akan jadi luka baru baginya. Pertemuanku terakhir dengannya terjadi di salah satu kafe di Surabaya. Saat groupku manggung, aku melihatnya duduk di depan bersama seseorang (mungkin suaminya). Lagu ini kupersembahkan buat seorang wanita paling indah yang pernah mewarnai perjalanan hidupku, aku pun segera menyanyikan tembang Mi Corazon dengan penghayatan yang dalam.

    Dia menikmatinya dengan tatapan syahdu ke arahku. Tentu saja tak seorang pun pernah tahu, bahwa sesuatu pernah terjadi di antara kami. Sekarang setahun sudah lewat. Dia pernah juga meneleponku dan bilang kalau dia sedang hamil tujuh bulan. Ketika kutanya dimana dia saat itu, telepon segera ditutupnya. Well, ternyata aku pun sedang mengalami pemerkosaan darinya. Semoga ini bisa jadi pelajaran berharga buat sobat semua. Ups.. ternyata sekarang ada janji dengan Tante Stella.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bertukar Pasangan Dengan Istri Temanku

    Cerita Sex Bertukar Pasangan Dengan Istri Temanku


    910 views

    Perawanku – Cerita Sex Bertukar Pasangan Dengan Istri Temanku, Taryono (samaran) adalah sahabat lamaku sejak aku SMA, Kini setelah kami sudah mempunyai anak remaja (umurku 46 tahun) dia masih sahabatku, bahkan istrinya yang bernama Atik (samaran) dan istriku sangat akrab, dan kami rutin selalu ketemu kalau tidak dirumahnya, ya dirumahku.

    Bahkan jika aku dan Triyono pergi mancing ketengah laut dengan sewa perahu, tak jarang istriku menginap dirumah menemani istrinya atau sebaliknya (karena anak kami sudah remaja dan mereka kuliah dikota lain).

    Begitu akrabnya kami sehingga tak jarang kami melakukan yang menurut pandangan orang ketiga adalah hal yang aneh, misalnya ditengah gurauan, kadang kadang Triyono memeluk istriku dan menciumi pipinya berkali kali, didepanku maupun didepan istrinya. Demikian pula sebaliknya ketika kami bercengkarama berempat kadang kadang Atik dengan manja tiduran berbantal pahaku. Tentunya sikap kami ini tidak didepan anak anak yang sudah berangkat remaja.

    Bahkan pernah didapur rumahku aku memergoki Triyono mencolek pantat istriku, dan kulihat istriku pura pura marah, aku tahu itu dari raut wajahnya, tentu saja sebagai lelaki normal kadang aku dilanda cemburu. Tetapi kami selalu lebih memegang persahabatan, apalagi akupun sering melakukan hal yang sama terhadap istrinya.

    Tentu saja keadaan ini tidak terjadi begitu saja, kami menjalin hubungan kekeluargaan sejak kami menikah. Namun sejauh itu kami tidak pernah melakukan hal hal yang terlalu jauh. Sampai suatu hari terjadilah apa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, setidak tidaknya olehku. Tapi aku yakin ini adalah rencana Triyono dan istrinya yang sudah dipersiapkan (ini kusadari setelah cukup lama peristiwa itu terjadi)

    Seperti yang sering kami lakukan, pada hari jumat yang kebetulan hari libur kami berempat ber week end di Villaku didaerah Ciloto. Walaupun tidak terlalu mewah namun villaku ini cukup luas dan cukup nyaman untuk beristirahat di akhir pekan. Kami selalu rutin mengunjunginya paling tidak sebulan sekali, biasanya hanya aku dan istriku, kadang kadang anak anak ikut, atau famili lain.

    Kali ini aku mengajak Triyono dan istrinya, tidak ada yang istimewa kami hanya ingin menikmati liburan dan seperti biasanya selesai makan siang dijalan, istriku mampir untuk beli pepes ikan Mas kesukaanku. Sampai di villa sekitar jam jam 2 siang, aku tidur pulas, sampai akhirnya dibangunkan istriku untuk makan malam. Kami makan malam berempat dengan nasi hangat dan pepes ikan.

    Selesai makan malam kami menonton TV sambil ngobrol kesana kemari diruang keluarga. Setelah bosan ngobrol, Triyono mengambil inisiatif mengambil kasur dikamarnya dan dihamparkan didepan TV dia dan istrinya menonton TV sambil tiduran, dan akupun berbuat hal yang sama. Atiek masuk kamarnya dan mengganti dasternya dengan baju tidur yang amat tipis tanpa BH dan CD, ini terlihat jelas dari bayangan tubuhnya dibalik gaun tidurnya.

    Cerita Sex Bertukar Pasangan Dengan Istri Temanku

    Cerita Sex Bertukar Pasangan Dengan Istri Temanku

    Kulihat dia sangat atraktif mempertontonkan tubuhnya didepanku dan didepan istriku. Kulihat Triyono acuh saja melihat tingkah istrinya. Kamipun menonton TV sambil tiduran, istriku dan Atiek tidur berdampingan ditengah sedangkan aku berada disamping istriku dipinggir.

    Acara TV terasa membosankan mungkin karena aku tidak bisa konsentrasi, aku lebih terpesona menikmati tubuh yang menggairahkan yang tergolek disamping istriku dan itu membuat adik kecilku dibalik sarung setengah ereksi.

    “Pah.., puterin film yang hot.. dong.., aku kedinginan nih..” Atiek menyuruh suaminya memutar film porno.

    Aku tahu mereka sering muter film porno karena kami sering tukar menukar film, tapi selama ini kami belum pernah nonton bersama sama.

    Sebelum beranjak mengambil film, Triyono basa basi minta ijin istriku

    “Rin..muter film blue ya..”
    “Terserah aja ” jawab istriku.

    Filmnya cukup bagus dengan latar belakang jaman kekaisaran romawi, adegan sexnya tidak vulgar, dan ini membuat gairahku cepat bangkit. Sarungku sudah terdongkrak keatas sementara kulihat Atiek sering mencuri padang kearah sarungku yang memang sengaja tidak kusembunyikan. Sementara itu istriku sudah memindahkan kepalanya diatas lenganku dan jari tangannya meremas remas jari tanganku. Aku sudah hapal sekali, istriku pasti sudah terangsang.

    Triyono menonton film itu dengan memeluk istrinya secara ketat dan tangannya mengusap usap payudara Atiek dari luar baju tidurnya, sesekali diciumnya bibir istrinya dalam dalam. Sementara itu kaki kanan Atiek ditekuk dan pahanya menindih paha istriku, sehingga tak terhindarkan baju tidurnya yang memang pendek makin tersingkap sehingga akupun makin leluasa melahap pahanya yang putih mulus, dan sebagian rambut dipangkal pahanya dengan sudut mataku.

    “Mbak Rin,.. Aku jadi pengen nih..” Atiek bicara kepada istriku.
    “Ya nggak apa apa, wong Mas nya nyanding koq.” Istriku menyahut sambil senyum penuh arti.

    Aku makin terangsang, kumiringkan tubuhku menghadap istriku sehingga aku bisa melihat paha mulus Atiek, dan kuselusupkan tanganku dibalik blouse istriku yang tidak ber BH untuk meremas remas buah dadanya, sementara tangannya sudah masuk kesarungku untuk mengelus elus penisku yang sudah berdiri keras.

    Ia menutup tanganku dengan bantal sehingga gerilya yang kulakukan tidak terlihat oleh Triyono dan Atiek. Walaupun itu sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan, karena mereka sudah tidak memperhatikan kami lagi, keduanya sudah mulai tenggelam dalam percintaan.

    Ketika Atiek melepaskan seluruh pakaiannya dan mencopoti pakaian suaminya, Triyono menggeser posisinya merapat keistriku, sedangkan Atiek menindihkan tubuhnya yang bugil dari sebelah kanan, sehingga Triyono berdampingan dengan istriku.

    Mereka berciuman sambil saling saling mengelus penuh nafsu, kulihat istriku sering melirik mereka dengan gairah, ikut terhanyut dengan adegan panas persis satu jengkal disampingnya. Tiba tiba Atiek menghentikan pergulatan dengan suaminya dan tangannya meraih blouse depan istriku dan melepas kancingnya.

    “Biar adil dong Mbak..” sambil tangannya terus melolosi seluruh pakaian istriku.

    Walaupun wajah istriku protes, tapi usaha mencegah tangan Atiek yang nakal, tidak serius sehingga dengan mudah Atiek melucuti pakaian istriku. Sekelebat kulihat mata Triyono melahap seluruh tubuh indah istriku, bahkan ia segera mengeser posisinya merapat ketubuh istriku, sehingga lengannya menempel pada pinggir payudara istriku.

    Aku tak sempat berfikir macam macam, nafsuku mendominasi pikiranku, kucopot seluruh pakaianku sehingga kami berempat sudah bugil, kuciumi istriku, sambil jariku mengelus vaginanya yang sudah basah. Istriku mendesis desis keenakan tangan kanannya mendekap punggungku erat erat, sedangkan tangan kirinya tertindih tangan Triyono.

    Kurasakan elusan lembut sebuah tangan halus menelusuri bokongku, bahkan kemudian mengarah keselangkangan dan mengelus buah zakarku. Aku sudah menduga pemilik tangan itu, dan hatiku berdesir ketika kulihat tangan Atiek lah yang sedang mengelus batang penisku, sambil mulutnya menciumi dada suaminya.

    Aku yakin Triyono melihat tangan istrinya yang sedang beroperasi di batangku yang keras seperti kayu, tapi dia tampak acuh saja, bahkan kini lengan kanannya telah mendidih susu istriku. Istriku tidak menyadari atau pura pura tidak tahu bahwa tangan Triyono sudah menindih payudaranya, dan wajahnya dipalingkan kearah yang berlawanan.

    Atiek sambil berubah posisi dengan setengah duduk dipaha suaminya dengan selangkangan yang terbuka lebar memperlihatkan vagina merah basah yang sangat indah, sementara tangan kanannya menggosokan gosokkan kemaluan suaminya ke klitorisnya, sementara buah dada nya menggantung diremas remas suaminya.

    Posisinya tersebut membuat tubuh Triyono merenggang dari tubuh istriku sehingga tangan kiri istriku yang tertidih menjadi bebas. Dari padangan matanya yang sayu dan pahanya sudah direntangkan, aku tahu baha istriku sudah memberi lampu hijau.

    Dituntunnya penisku kearah lubang vaginanya, dan dalam tempo singkat aku sudah melayang menikmati jepitan lobang kemaluan istriku. Sementara aku mengocoknya perlahan lahan, istriku mendesis desis keenakan, kini wajah istriku menghadap kearah Triyono bahkan hanya berjarak sejengkal dengan wajah Triyono namun matanya terpejam.

    Atiek sudah terlengkup ditubuh suaminya, sementara pinggulnya naik turun, mengocok batang suaminya yang sudah melesak ditelan liang kenikmatannya. Sekali kali tangannya meremas bokongku dan istriku melihat aktifitas tangan Atiek ini, tapi rupanya diapun tak ambil peduli. bahkan beberapa kali Triyono mencium mulut istriku yang tengah mendesis, istriku diam saja, walaupun tidak meresponnya.

    Entah kenapa aku tidak cemburu melihat istriku diciumi oleh Triyono saat sedang kusetubuhi, bahkan aku makin terangsang. Karena kulihat ciuman itu membuat istriku makin bergolak gairahnya. Ini kurasakan dari gerakan dan nafasnya mendengus tidak seperti adat biasanya.

    Dalam waktu yang tidak terlalu lama gerakan istriku tak terkendali, bahkan ia membalas menyedot ciuman Triyono, dan pada saat itulah istriku menghentak hentakkan pinggulnya keatas, mulutnya menghisap mulut Triyono dalam dalam sambil merintih. Dia telah ejakulasi. Ini diluar kebiasaan, istriku biasanya cukup tahan lama ejakulasi-nya, tapi kali ini dia cepat selesai, padahal aku belum merasa akan ejakulasi.

    Kuhentikan kocokanku, kucabut penisku, aku masih tanggung tetapi aku memang tidak ingin selesai sekarang, aku masih berharap istriku bangkit lagi setelah istirahat. Kutatap wajah istriku yang penuh kepuasan. Disampingnya kulihat Triyono menggengam tangan istriku.

    Melihat aku tegeletak disamping istriku, dengan kemaluan yang masih tegar, Atiek segera tahu bahwa aku belum ejakulasi. Tiba tiba Atiek menghentikan goyangan pinggul, dicopotnya penis suaminya dari vaginanya. Dengan melangkahi tubuh istriku, Atiek segera menghampiriku, kemudian dengan dasternya yang diambil dari sisi kasur dibersihkannya penisku yang penuh lendir istriku.

    Dia menindihku dan menciumku. Aku sempat kaget, aku tak menduga kejadian itu, kulirik Triyono tetapi dia hanya melihat tingkah istrinya tanpa reaksi. Istriku juga hanya melirikku sebentar kemudian memejamkan mata kembali, menikmati sisa ejakulasi yang ia dapat dariku.

    Kubalas ciuman Atiek dengan nafsu, tangan kiriku mengelus bokongnya sedangkan tangan kanan meremas buah dadanya. Atiek menjulurkan lidahnya menyambut lidahku, sementara vaginanya yang basah digesek gesekan ke diatas kemaluanku.

    Tampak Atiek sudah sangat terangsang, sehingga ciuman kami hanya berlangsung sebentar, segera dia menghentikan ciumannya, ditariknya badannya sehingga sekarang posisinya duduk diatas pahaku, sementara belahan kemaluannya menidih pada batang penisku yang rebah diatas perut.

    Kulihat belahan kemaluannya yang merah penuh lendir, aku sudah tidak sabar lagi, kuangkat pinggangnya dengan kedua tanganku, Atiek cepat tanggap, sambil mengangkat pantatnya, diambilnya penisku dan diarahkan kelobang vaginanya. Dalam hitungan detik, kemaluanku sudah menyelusup kedalam vagina Atiek. Atiek melenguh pelan, badannya ambruk kedadaku dan wajahnya menempel disamping kepalaku sambil mendesis desis.

    Kuangkat pinggulku berusaha mengocok kemaluan Atiek, dan diapun mengikuti gerakanku tetapi pinggulnya digoyang memutar sedangkan otot vaginanya menjepit kemaluanku, jepitan dan putaran pinggulnya tidak akalh dengan istriku, kenikmatan menjalar keseluruh penisku.

    Sepuluh menit telah berlalu dan kurasakan Atiek mulai mempercepat goyangannya, mulutnya menciumku dan lidahnya menerobos masuk ke mulutku. Nafasnya tersengal, aku segera mengerti bahwa sedang mulai masuk kemasa ejakulasi. Tanpa menunggu waktu lagi kupercepat kocokanku, karena kemaluankupun sudah berdenyut denyut enak, dan segera akan keluar.

    Ketika kurengkuh bokongnya, Atiek merengkuh pundakku makin kencang, dari mulutnya keluar erangan kenikmatan yang panjang dan kemaluannya ditekan keras ke kemaluanku, dia sedang ejakulasi. Dan segera kulepas pula air maniku menyemprot didalam vaginanya. Kenikmatan yang luar biasa.

    Walaupun permainanku sudah berakhir tetapi Atiek tidak mau mencopot kemaluanku dari vaginanya, dia hanya mengeser tubuhnya dari dadaku untuk meringakan tindihan tubuhnya diatas tubuhku. Kesadaranku mulai pulih, kulihat istriku sedang bergumul dengan Taryono.

    Dengan tubuh yang bugil dia menindih tubuh istriku, mereka berciuman dengan pelan dan dalam, tangan meremas remas buah dada istriku yang tergolong besar dan montok, sementara tangan istriku mengelus bokong Triyono, dan kudengar desahan halus dari mulutnya itu pertanda istriku sudah mulai terangsang lagi.

    Melihat istriku terangsang, tiba tiba akupun terangsang kembali. Aku sangat senang istriku menikmati sexnya, Kuhadapkan tubuhku kearah istriku, dan Atiek segera merangkul pinggangku dengan kakinya dari belakang, sambil menikmati sisa ejakulasi yang kuberikan padanya.

    Triyono sedikit mengeser tubuhnya dan tangan yang tadinya meremas tetek istriku turus kebawah, kearah kemaluan istriku, dan istriku mengangkat pinggulnya ketika jari tengan Triyono memutar mutar clitorisnya. Desahan dari mulutnya makin keras.. Triyono mengangkat tubuhnya dan dibukanya lebar lebar paha istriku.

    Istriku menoleh kearahku, matanya sayu memandangku seolah minta ijin padaku. Kupandangi dia, dia sangat cantik tak kuasa aku menghalanginya. Kukecup bibirnya kuusap rambutnya tanda bahwa aku menyetujuinya. Dan ketika penis priyono melesak kedalam vaginanya, istriku memejamkan mata keenakan, dan tangannya mengelus elus penisku seirama dengan kocokan yang diberikan Triyono.

    Kuciumi bibirnya, pipinya lehernya, atau mana saja yang kudapat karena istriku dalam kenikmatan, selalu kepalanya tidak bisa diam, menoleh kekiri kekanan sambil menjilat jilat bibirnya sendiri. Sementara tangan kanannya mengocok penisku tangan kirinya merangkul pundak Triyono. Tangankupun tak henti hentinya meremas remas buah dadanya.

    Kudengar pula desisan Triyono menambah suasana jadi makin mengairahkan. Tiba tiba istriku berhenti menggelengkan kepalanya, dahinya berkerut dan giginya menggigit bibr bawahnya, dia menoleh kearahku, istriku akan selesai dan sebentar lagi pasti akan melenguh panjang.

    “Pah.. aku sudah nggak tahan.. Pahaahh.. eghh.. eegghh”

    Pada saat itu dia mendongakkan wajahnya keatas, matanya menatap mata Triyono dengan sayu. Pada saat yang sama, aku tak tahan menahan ejakulasi, digenggaman tangannya. Kulihat Triyono menekan kemaluannya dalam dalam kevagina istriku untuk berejakulasi.. Ketika dia mencabut kemaluanya, kulihat sisa air mani ejakulasi yang meleleh keluar dari bibir vagina istriku, yang berwarna kemerahan.

    Malam ini adalah malam pertama dimana istriku merasakan penis orang lain selain punyaku apalagi dia merasakannya sekaligus dalam selang beberapa menit, sebuah pengalaman yang sangat memuaskan kami berempat.

    Sejak itu kami sering melakukannya, sedikitnya sebulan sekali, dan kami berkomitmen ini hanya dilakukan berempat, Bahkan kini muncul ide baru dari Atiek untuk menambah menjadi tiga pasangan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pemerkosaan Bersama Octo

    Cerita Sex Pemerkosaan Bersama Octo


    910 views

    Perawanku – Cerita Sex Pemerkosaan Bersama Octo, Liana berjumpa pertama kalinya dengan Octa dua belas bulan yang lalu, Dia adalah kakak seorang teman dan mereka bertemu di sebuah pesta ulang tahun temannya. Ada daya tarik seksual langsung antara dua dari mereka. Octa memiliki kulit putih yg mulues serta rambut gelap, mata hijau besar, bahu lebar, Dia sangat seksi dan mempesona mata lelaki yang melihatnya sedangkan Liana , bahu rambut panjang cokelat, mata cokelat besar, dan penuh, bibir lemak yang cocok wajahnya sempurna. dia sangat feminin dengan payudara sempurna dan alami. Dia mengalir seks dan memiliki kehadiran seksual yang kuat, meskipun tidak selalu sengaja.

    Liana dan Octa mulai berbicara segera setelah Liana tiba di pesta, dan ketika mereka berbicara mereka minum dan main mata beberapa jam mereka tidak mampu menjaga tangan mereka dari satu sama lain dan memutuskan untuk menyelinap ke kamar mandi. Liana itu menyerbu ke kencing jadi dia bilang Octa dia akan pergi ke kamar mandi dan melakukan apa yang dia harus lakukan dan dia bisa menunggu di luar pintu dan dia akan membiarkan dia di saat dia dilakukan. Dia menarik celana jeans-nya turun di pergelangan kaki dan celana dalam pink berlutut dan merasakan besar menyembur saat ia marah untuk pertama kalinya malam itu. Merasa sangat lega untuk membebaskan kandung kemih penuh, Liana tidak melihat gagang pintu berputar dan sebelum ia tahu itu Octa berada di kamar mandi dengan dia.

    Tidak yakin apa yang sedang terjadi Liana tidak tahu apakah dia harus berhenti kencing atau tidak, tapi dia tidak benar-benar berpikir ia bisa berhenti jika ia berusaha jadi dia biarkan saja.Yang mengejutkan, membungkuk Octa mendekat dan meletakkan tangannya di vagina, sementara dia kencing. Liana melompat, itu adalah kejutan bahwa dia akan menyentuhnya, tapi rasanya begitu baik seperti dia mengelus vagina nya sambil kencing mengalir keluar. Ia selesai kencing dan dalam beberapa menit telah meraba untuk orgasme, tapi Octa tidak dilakukan. Ia berlutut dan menarik celana jins dan celana Liana off, mendorong kakinya sejauh kembali ke dalam tubuh saat mereka akan pergi dan ia mulai menjilati basah, berdenyut-denyut vagina. Liana itu bucking sekitar seperti kuda liar, berusaha keras untuk tidak jatuh toilet tetapi masih sangat sensitif dari orgasme pertamanya. Octas lidah hampir tak tertahankan. Hampir.

    Liana merasakan kenikmatan intens terburu-buru datang dan ia berhenti menolak lidahnya. Dia meraih kepalanya, mendorong sejauh ke dalam vagina basah karena bisa pergi dan dalam beberapa menit, seperti Octa menjilat dan mengisap klitorisnya dan meraba lubang nya, Liana datang lagi. Dia sekarang bergetar sebuah, berantakan basah duduk di kursi toilet.Octa hanya menatap, senyum lebar dia di wajahnya, bibir dan dagunya basah dengan jus-nya dan bikin dia. Liana berdiri dan memberinya panjang, penuh gairah, lidah mencium, mengecap dirinya seluruh mulutnya. Dia tidak bisa berbicara, hampir tidak bergerak dan tidak tahu apakah dia akan bisa berjalan, tapi ia yakin sebagai kotoran tahu dia ingin lebih dari Octa.

    Liana diatasi dirinya sebagai Octa berjalan keluar dari kamar mandi. Dia mengatakan hanya satu hal selama pertemuan seluruh kamar mandi. Saat ia pergi, ia mencium leher Liana dan berkata, “Mari kita pergi ke tempat saya.”

    Itu adalah pertemuan pertama seksual Liana dan Octa. Mereka terus sampai larut malam di rumahnya dan sekarang, dua belas bulan kemudian, mereka telah melakukan apa saja. Bukan pasangan seperti itu, tetapi hanya teman-teman bercinta yang menikmati masing-masing perusahaan. Mereka telah melihat dan melakukan itu semua. Mereka mencintai pesta pora, dan Liana telah geng menggedor. Mereka adalah pelanggan tetap di klub-klub berbagai swingers. Octa mencintai mengikat Liana Facebook, menggigit, mengikat, mencubit, mengisap dan memar besar puting sebelum menyusui dari mereka selama berjam-jam. Pada dasarnya tidak ada yang terlarang. bermain Anal adalah kejadian biasa dan diperlukan dan Liana telah menjadi agak dari dubur pelacur. Octa mencintai Liana berbagi dengan teman-temannya dan mereka sering akan menghabiskan seluruh akhir pekan menjilati, fucking, mengisap dan melahap satu sama lain dan lain-lain.

    Octa sering penutup mata Liana, manset dia orgasme menara dan jam tangannya selama berjam-jam saat dia akan cum lagi dan lagi, menyemprotkan dan kencing di mana-mana. Dia akan bergantian jari-jarinya masuk dan keluar dari pantatnya ketika dia hendak untuk mencium dan menyemprotkan dan kencing di gelas dan memaksanya untuk minum. Dia akan membuat masukkan ke bokongnya dan memakainya sepanjang hari, kadang-kadang di tempat kerja, dan meskipun bagaimana dihidupkan dia ia tidak diizinkan untuk masturbasi.

    Octa menjadi kepribadian seksual yang dominan, Liana menjadi permainan asiknya untuk bercinta dan ia menyukainya. Mereka berbaring berdampingan, keduanya terengah-engah karena mereka pulih dari apa yang sesi fuck raksasa. Octa beban perlahan-lahan merembes keluar dari bajingan miskin disalahgunakan Liana ketika ia bertanya Liana apakah ada sesuatu yang ia tidak dilakukan, baik dengan dia atau sebelum bertemu, bahwa ia ingin lakukan?Liana ingin menjawab langsung, ada satu hal yang ia sakit untuk dilakukan, tetapi membuatnya tampak seolah-olah dia perlu waktu untuk berpikir tentang pertanyaan itu.

    “Aku punya fantasi pemerkosaan,” Liana agak gugup berkata kepada Octa.

    Mereka berdua memiliki pengalaman seksual yang luas dan beragam dan meskipun Liana tidak benar-benar berpikir Octa akan panik di dalam keinginannya, fantasi gelap untuk diperkosa, ia gugup mengucapkan kata-kata kepadanya.

    “Benarkah?” Octa kata. “Hmmm …”

    Liana agak malu-malu berkata, “Apakah Anda pikir Anda bisa memenuhi fantasi itu untuk saya, Octa?”

    Octa berdiri, menyambar handuk dan menuju ke pintu kamar tidur, sebelum berkata, “Saya akan memikirkannya.”

    Dia mendengar pancuran, dan bertanya-tanya, singkat, persis apa yang “Aku akan memikirkannya” sebenarnya berarti. Tidak satu untuk memikirkan hal-hal seperti, Liana masih horny dan cum mengalir keluar brengsek-nya tidak membantu dia mengatasi Horny nya. Dia melakukan apa yang pelacur dubur baik lakukan, ia meletakkan dua jari di bajingan dan bermain dengan cum Octa saat ia jari memaksakan dirinya untuk orgasme lain, menjilati semua jari-jarinya pada kedua tangan ketika ia dilakukan. Seminggu telah berlalu sejak Liana mengatakan Octa dia punya fantasi pemerkosaan dan bertanya apakah ia bisa membantu memenuhi hal itu, dan ia masih belum benar-benar menjawab pertanyaannya. Dia semakin kesal pada penolakannya untuk menjawab, tapi ia tidak berani menunjukkan Octa bagaimana marah dia.

    Liana sedang bersiap-siap untuk malam di kota dengan teman-temannya ketika Octa mengetuk pintu. Dia tidak mengharapkan dia, atau perusahaan apapun dalam hal ini, saat ia bergegas untuk membuka pintu hanya dibungkus handuk. Octa masuk dan langsung pergi ke dada mainan Liana dan mengeluarkan butt plug pink dan sebotol pelumas, dan mengatakan Liana untuk mendapatkan tangan dan lutut. Dia lubed up butt plug saat ia menyebar pipi pantatnya lebar untuk masuk lebih mudah. Octa membanting butt plug di keledai saat ia menjerit tertahan.

    Dia kemudian membuka ritsleting celananya dan memaksa kontolnya ke bawah tenggorokan Liana tenggorokannya sampai ia meniup beban hangat ke bawah bagian belakang mulutnya. Liana duduk telanjang di tempat tidur saat Octa menarik celananya kembali, mencium leher dan berkata, “Saya sudah berpikir tentang hal itu, jawabannya adalah ya . “

    Wajahnya bersinar dengan kegembiraan, akhirnya dia akan memiliki terdalam dia, fantasi tergelap menyadari ..

    Jika Octa akan melakukan hal ini harus ada aturan. Dia langsung tahu dia akan mengatakan ya, ia hanya perlu untuk memastikan dia bisa mewujudkannya dengan cara yang ia ingin hal itu. Dia tidak ingin seluruh pengalaman menjadi kekecewaan kepada salah satu dari mereka dan ia memerlukan bantuan untuk mewujudkannya cara dia dibayangkan.

    Octa mengatakan Liana bahwa kadang-kadang dalam beberapa minggu ke depan itu akan terjadi, itu akan ketika dia paling tidak diharapkan dan ia akan menyukainya. Dia ingin dia tahu bahwa jika pada suatu titik dia merasa lebih takut hanya untuk mengucapkan kata dan ia akan berhenti.

    Sementara itu dia pergi tentang kehidupan seperti biasa, tetapi mereka tidak akan bertemu lagi sampai tiba waktunya. Liana tidak berhubungan seks dengan orang lain, dia memakai plug butt sesering mungkin dan mengirim gambar dari plugs butt di keledai untuk Octa, setidaknya sekali sehari. Liana diizinkan masturbasi sekali sehari juga. Tidak lebih.

    Dia meraih ke bawah dan mulai untuk menggosok vagina sekarang basah kuyup Liana saat ia masih duduk di sana telanjang di tempat tidur. Dia sekarang terlambat untuk bertemu teman-temannya tapi dia tidak peduli, rasanya sangat baik saat Octa menggosok vagina. Dia hanya santai dan membiarkan hal itu terjadi.

    Octa kemudian meraih pelumas yang baru saja digunakan pada butt plug dan menuangkannya seluruh tangannya. Liana sedang pusing dengan kegembiraan, ia akan mendapatkan mengepalkan! Dia mulai dengan dua jari, lalu tiga, saat ia berbaring dan rileks. Sebagai Octa dibangun hingga empat jari dia menyuruhnya merangkak. Liana tidak pernah kikir dari belakang sebelumnya, tapi ia yakin sekali akan mencobanya.

    Octa bekerja kelima jari ke dalam vagina basah kuyup dan dia mengeluarkan desahan keras. Dengan lima jari Octa sekarang di dalam dirinya, Liana mulai bolak-balik, membantu seluruh tangan di dan sebelum ia tahu itu vagina penuh tangan Octa. Dia adukan hal itu dalam dirinya begitu keras, buah dadanya yang bergoyang di mana-mana, pasang pantatnya ingin keluar dan vagina berbaring secara maksimal.

    “ohhhhhh pelacur!” Octa berteriak Liana saat ia bekerja sampai klimaks. “Ayo kamu pelacur!!” Liana bisa merasakan orgasme datang saat ia ditumbuk nya lebih keras dan lebih keras. Seluruh tubuhnya mulai bergetar saat ia berteriak keras dan lebih keras dan dengan satu besar menyembur dia menyemburkan seluruh tangan Octa saat ia datang. “Owwwwwhhhhhoooohhh!” Teriak Liana saat ia roboh ke tempat tidur, di perutnya. Octa menyelinap tangannya keluar dari vagina. Liana tidak bisa bergerak sebagai Octa mengambil tangannya dan membuat menjilat Liana semua jari-jarinya dan tangan bersih. Dia mencium penuh gairah di bibir dan berkata “Lain kali aku melihatmu, aku akan memperkosa kamu, kamu lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kenangan Indah Saat Liburan Sekolah

    Cerita Sex Kenangan Indah Saat Liburan Sekolah


    909 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenangan Indah Saat Liburan Sekolah, Ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan wanita setengah baya, Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat liburan satu bulan dari sekolah. Untuk mengisi waktu liburanku, aku mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur dikampungnya. Disebuah desa di Jawa Barat. Katanya, sekalian mau nengok istrinya. Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik dan mulus-mulus. Aku ingin buktikan omongannya.

    cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
    Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 17.00 WIB kami tiba di kampungnya. Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah tetangganya. Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya memanjang.
    di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan Tante Sari mertuanya. Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih dan bodynya sangat sexy. Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma. Meskipun sudah berumur empat puluhan, kecantikannya belum pudar. Bodynya tak kalah dengan gadis remaja. Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma. Tante Sari kimpoi dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma meninggal. Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, karena sakit. Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda.

    Sekitar jam 20.00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma dan Tante Sari. Sambil makan kami ngobrol diselingi gelak tawa. Walaupun kami baru kenal, tapi karena keramahan mereka kami serasa sudah lama kenal. Selesai makan malam Mas Iwan dan Mbak Irma permisi mau tidur. Mungkin mereka sudah tak sabar melepaskan hasrat yang sudah lama tak tersalurkan. Tinggal aku dan Tante Sari yang melanjutkan obrolan. Tante Sari mengajakku pindah ke ruang tamu. Pas di depan kamar Mas Iwan.

    Saat itu Tante Sari hanya mengenakan baju tidur transparan tanpa lengan. Hingga samar-samar aku dapat melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sexy. Tante Sari duduk seenaknya hingga gaunnya sedikit tersingkap. Aku yang duduk dihadapannya dapat melihat paha mulusnya, membangkitkan nafsu birahiku. Penisku menegang dari balik celanaku. Tante Sari membiarkan saja aku memelototi paha mulusnya. Bahkan dia semakin lebar saja membuka pahanya.

    Semakin malam obrolan kami semakin hangat. Tante Sari menceritakan, semenjak suaminya meninggal, dia merasa sangat kesepian. Dan aku semakin bernafsu mendengar ceritanya, bahwa untuk menyalurkan hasrat birahinya, dia melakukan onani. Kata-katanya semakin memancing nafsu birahiku. Aku tak tahan, nafsu birahiku minta dituntaskan. Akupun pergi kekamar mandi. Sampai di kamar mandi, kukeluarkan penisku dari balik celanaku. Kukocok-kocok sekitar lima belas menit. Dan crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi. Lega sekali rasanya.

    Setelah menuntaskan hasratku, aku balik lagi ke ruang tamu. Alangkah terkejutnya aku. Disana di depan jendela kamar Mas Iwan yang kordennya sedikit terbuka kulihat Tante Sari sedang mengintip ke dalam kamar, Mas Iwan yang sedang bersetubuh dengan istrinya.

    Nafas Tante Sari naik turun, tangannya sedang meraba-raba buah dadanya. Nafsu birahiku yang tadi telah kutuntaskan kini bangkit lagi melihat pemandangan di depanku. Tanpa berpikir panjang, kudekap tubuh Tante Sari dari belakang, hingga penisku yang sudah menegang menempel hangat pada pantatnya, hanya dibatasi celanaku dan gaun tidurnya. Tanganku mendekap erat pinggang rampingnya. Dia hanya menoleh sekilas, kemudian tersenyum padaku. Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani. Kupindahkan tanganku dan kususupkan kebalik celana dalamnya. Kuraba-raba bibir vaginanya.

    “Ohh… Don… Enakk,” desahnya, ketika kumasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya yang telah basah. Setelah puas memainkan jari-jariku dilubang vaginanya, kulepaskan dekapan dari tubuhnya. Kemudian aku berjongkok di belakangnya. Kusingkapkan gaun tidurnya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas. Kudekatkan wajahku ke lubang vaginanya. Kusibakkan bibir vaginanya lalu kujulurkan lidahku dan mulai menjilati lubang vaginanya dari belakang, sambil kuremas-remas pantatnya. Tante Sari membuka kedua pahanya menerima jilatan lidahku. Inilah vagina terindah yang pernah kurasakan.

    “Oohh… Don… Nik… mat,” suara Tante Sari tertahan merasakan nikmat ketika lidahku mencucuk-cucuk kelentitnya. Dan kusedot-sedot bibir vaginanya yang merah.
    “Ohh… Don… Luarr… Biasaa… Enakk… Sedott… terus,” pekiknya semakin keras.

    Cairan kelamin mulai mengalir dari vagina Tante Sari. Hampir setiap jengkal vaginanya kujilati tanpa tersisa. Tante Sari menarik vaginanya dari bibirku, kemudian membalikkan tubuhnya sambil memintaku berdiri. Dia mendorong tubuhku ke dinding. Dengan cekatan ditariknya celanaku hingga terlepas, maka penisku yang sudah tegang, mengacung tegak dengan bebasnya.

    “Ohh… Luar biaassaa… Don… Besar sekali,” serunya kagum.
    “Isepp… Tante, jangan dipandang aja,” pintaku.

    Tante Sari mengabulkan permintaanku. Sambil melepaskan gaun tidurnya, dia lalu berjongkok dihadapanku. Wajahnya pas di depan selangkanganku. Tangan kirinya mulai mengusap-usap dan meremas-remas buah pelirku. Sedangkan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku dengan irama pelan tapi pasti. Mulutnya didekatkan kepenisku dan dia mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku. Aku meringis merasakan geli yang membuat batang penisku semakin tegang.

    “Ohh… Akhh… Tan… Te… Nikk.. matt,” seruku tertahan, ketika Tante Sari mulai memasukkan penisku kemulutnya. Mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang besar dan panjang. penisku keluar masuk di mulutnya. Tante Sari sungguh lihai memainkan lidahnya. Aku dibuatnya seolah-olah terbang keawang-awang.

    Tante Sari melepaskan penisku dari kulumannya setelah sekitar lima belas menit. Kemudian dia memintaku duduk dilantai. Dia lalu naik kepangkuanku dengan posisi berhadapan. Diraihnya batang penisku, dituntunnya ke lubang vaginanya. Perlahan-lahan dia mulai menurunkan pantatnya. Kurasakan kepala penisku mulai memasuki lubang yang sempit. Penisku serasa dijepit dan dipijit-pijit. Mungkin karena sudah sepuluh tahun tidak pernah terjamah laki-laki. Meski agak susah, akhirnya amblas juga seluruh batang penisku ke dalam lubang vaginanya.

    Tante Sari mulai menaik-turunkan pantatnya, dengan irama pelan. Diiringi desahan-desahan lembut penuh birahi. Sesekali dia memutar-mutar pantatnya, penisku serasa diaduk-aduk dilubang vaginanya. Aku tak mau kalah, kuimbangi gerakkannya dengan menyodok-nyodokkan pantatku ke atas. Seirama gerakkan pantatnya.

    Oh, senangnya melihat penisku sedang keluar masuk vaginanya. Bibirku menjilati buah dadanya secara bergantian, sedangkan tanganku mendekap erat pinggangnya. Semakin lama semakin cepat Tante Sari menaik turunkan pantatnya. Nafasnya tersengal-sengal. Dan kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin keras.

    “Ohh… Don… Aku… Mau… Keluarr,” pekiknya.
    “Tahan… Tan… Te… Akuu… Belumm… Mauu,”sahutku.
    “Akuu… Tak… Tahann… Sayang,” teriaknya keras.
    Tangannya mencengkeram keras punggungku.
    “Akuu… Ke… Ke… Luarr… Sayangg,” jeritnya panjang.

    Tante Sari tak dapat menahan orgasmenya, dari vaginanya mengalir cairan yang membasahi seluruh dinding vaginanya. Tante sari turun dari pangkuanku lalu merebahkan tubuhnya dipangkuan. Kepalanya berada pas diselangkanganku. Tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku. Dan mulutnya mengulum kepala penisku dengan lahapnya.

    Perlakuannya pada penisku membuat penisku berkedut-kedut. Seakan-akan ada yang mendesak dari dalam mau keluar. Dan kurasakan orgasmeku sudah dekat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkanganku. Hingga penisku semakin dalam masuk kemulutnya.

    “Akhh… Tante… Akuu… Mau keluarr,” teriakku.
    “Keluarin… Dimulutku sayang,” sahutnya.
    Tante sari semakin cepat mengocok dan mengulum batang penisku. Diiringi jeritan panjang, spermaku muncrat ke dalam mulutnya.
    “Ohh… Kamu… Hebatt… Don, aku puas,” pujinya, tersenyum ke arahku. Tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati dan menelan sisa-sisa spermaku.

    Suara ranjang berderit di dalam kamar, membuat kami bergegas memakai pakaian dan pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Kemudian masuk ke kamar Masing-masing. Beberapa menit kemudian kudengar langkah kaki Mbak Irma ke kamar mandi. Dari balik jendela kamarku dapat kulihat Mbak Irma hanya mengenakan handuk yang yang dililitkan ditubuhnya. Memperlihatkan paha mulus dan tubuh sexynya. Membuatku mengkhayal, alangkah senangnya bisa bersetubuh dengan Mbak Irma.

    Sekitar jam 02.00 dinihari, aku terbangun ketika kurasakan ada yang bergerak-gerak di selangkanganku. Rupanya Tante Sari sedang asyik mengelus-elus buah pelirku dan menjilati batang penisku.

    “Akhh… terus… Tante… terus,” gumanku tanpa sadar, ketika dia mulai mengulum batang penisku. Dengan rakus dia melahap penisku. Sekitar sepuluh menit berlalu kutarik penisku dari mulutnya. Kusuruh dia menungging, dari belakang kujilati lubang vaginanya, bergantian dengan lubang anusnya. Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya yang basah dan memerah. Sedikit demi sedikit penisku memasuki lubang vaginanya. Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisku amblas tertelan lubang vaginanya.

    Aku mulai memaju mundurkan pantatku, hingga penisku keluar masuk lubang vaginanya. Sambil kuremas-remas pantatnya.

    “Ooh… Don… Nikk… Matt… Bangett,” rintihnya.

    Aku semakin bernafsu memaju mundurkan pantatku. Tante sari mengimbangi gerakkanku dengan memaju mundurkan juga pantatnya, seirama gerakkan pantatku. Membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Semakin lama semakin cepat gerakkan pantatnya.

    cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
    “Don… Donnii… Akuu… Tak… Tahann,” jeritnya.
    “Akuu… Mauu… Ke… Keluarr,” imbuhnya.

    Kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan menjepit penisku. Tangannya mencengkeram dengan keras diranjang.

    “Ooh… Oo… Aku… Keluarr,” lolongnya panjang.

    Dan kurasakan ada cairan yang merembes membasahi dinding-dinding vaginanya. Tante Sari terlalu cepat orgasme, sedangkan aku belum apa-apa. Aku tak mau rugi, aku harus puas, pikirku. Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kuarahkan ke lubang anusnya.

    “Akhh… Donn… Jangann… Sakitt,” teriaknya, ketika kepala penisku mulai memasuki lubang anusnya. Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku lebih keras hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Dan kurasakan nikmatnya jepitan lubang anusnya yang sempit. Perlahan-lahan aku mulai menarik dan mendorong pantatku, sambil memasukkan jari-jariku ke lubang vaginanya. Tante sari menjerit-jerit merasakan nikmat dikedua lubang bawahnya.

    “Enak khan Tante?” tanyaku.
    “Hemm… Enakk… Banget… Sayang,” sahutnya sedikit tersipu malu.

    Semakin lama semakin cepat kusodok lubang anusnya. Sambil kutepuk-tepuk pantatnya. Kurasakan penisku berkedut-kedut ketika orgasmeku akan tiba dan crott! crott! crott! Kutumpahkan spermaku dilubang anusnya.

    “Penismu yang pertama sayang, memasuki lubang anusku,” katanya sambil membalikkan tubuhnya dan tersenyum padaku.
    “Kamu luar biasa Don, belum pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini,” imbuhnya.
    “Tante mau khan, setiap malam kusetubuhi?” tanyaku.
    “Siapa yang menolak diajak enak,” sahutnya seenaknya.

    Sejak saat itu, hampir setiap malam kusetubuhi Tante sari. Ibu tiri Mbak Irma yang haus sex, yang hampir sepuluh tahun tidak dinikmatinya, sejak kematian suaminya.

    Tak terasa sudah lima hari aku berada di rumah Mas Iwan. Selama lima hari pula aku menikmati tubuh Tante Sari, mertuanya yang haus sex. Tante Sari yang sepuluh tahun menjanda, betul-betul puas dan ketagihan bersetubuh denganku. Meski telah berusia setengah baya, tapi nafsu birahinya masih meletup-letup, tak kalah dengan gadis remaja.

    Sore itu, sehabis mandi dan berpakaian, Mas Iwan mengajakku jalan-jalan. Katanya mau ketemu seorang teman yang sudah lama dirindukannya. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, sampailah kami di rumah teman Mas Iwan. Sebuah rumah yang berada dikawasan yang cukup elite. Kedatangan kami disambut dua orang wanita kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira. Keduanya sama-sama cantik dan sexy. Mas Iwan memperkenalkanku pada kedua teman wanitanya.

    “Mas Iwan, aku kangen banget,” katanya sambil memeluk Mas Iwan.
    “Aku juga Rin,” sahut Mas Iwan.

    Sambil meminum kopi susu yang disuguhkan Mbak Rina, kami bercakap-cakap. Mbak Rina duduk dipangkuan Mas Iwan. Dan Mas Iwan merangkulnya dengan mesra. Mbak Rina tanpa malu-malu menceritakan, kalau Mas Iwan adalah pacar pertamanya dan Mas Iwanlah yang membobol perawannya.

    Mbak Vira hanya tersenyum mendengar cerita kakaknya yang blak-blakan. Makin lama kelakuan Mbak Rina makin mesra saja. Tanpa malu-malu, dia mengecup dan melumat bibir Mas Iwan dan Mas Iwan menyambutnya dengan sangat bernafsu. Aku jadi risih menyaksikan kelakuan mereka. Sekitar sepuluh menit mereka bercumbu di depan kami.

    “Kita lanjutin di kamar aja say,” kata Mbak Rina pada Mas Iwan. Mas Iwan mengangguk tanda setuju, sambil membopong tubuh Mbak Rina ke dalam kamar.
    “Kalian jangan ngintip ya,” kata Mas Iwan pada kami sambil tersenyum.

    Aku dan Mbak Vira hanya bengong melihat kemesraan mereka. Tanpa menghiraukan larangan Mas Iwan, Mbak Vira beranjak dari tempat duduknya sambil meraih tanganku menuju kamar Mbak Rina. Kami kemudian berdiri di depan pintu kamar Mbak Rina yang terbuka lebar. Dari situ aku dan Mbak Vira melihat Mas Iwan merebahkan tubuh Mbak Rina diatas ranjang dan mulai melepaskan gaun Mbak Rina. Aku terkesima melihat mulusnya dan sexynya tubuh Mbak Rina, ketika seluruh pakaiannya dibuka Mas Iwan.

    Nafsu birahiku tak tertahankan lagi, penisku menegang dibalik celanaku. Tanpa sadar kupeluk tubuh Mbak Vira yang berdiri di depanku. Mbak Vira diam saja dan membiarkanku memeluknya. Malah tangan dibawa ke belakang dan disusupkan ke balik celanaku. Mendapat perlakuan seperti itu, nafsuku semakin memuncak dan penisku semakin menegang. Apalagi saat Mbak Vira menggerak-gerakkan tangannya mengocok-ngocok batang penisku.

    Sementara di dalam kamar, Mas Iwan menarik tubuh Mbak Rina ketepi Ranjang. Kedua paha Mbak Rina dibukanya lebar-lebar. Maka terpampanglah vagina Mbak Rina yang indah, dihiasi bulu-bulu yang dicukur rapi. Mas Iwan kemudian berjongkok dan mendekatkan mulutnya kebibir vagina Mbak Rina.

    “Ohh… Say… Yang… Nikk… Mat,” desah Mbak Rina tertahan, ketika Mas Iwan mulai menjilati vaginanya. Lidah Mas Iwan menari-nari dan mencucuk-cucuk vagina Mbak Rina. Pantat Mbak Rina terangkat-angkat menyambut jilatan Mas Iwan. Kedua pahanya terangkat dan menjepit kepala Mas Iwan.

    “Sudah… Say… Aku… nggak tahan… Masukin punyamu say,” pinta Mbak Rina penuh nafsu. Mas Iwan kemudian berdiri dan melepaskan semua pakaiannya.

    Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mas Iwan memegang penisnya dan mengarahkannya ke lubang vagina Mbak Rina yang telah basah dan merah merekah. Slepp! Kepala penis Mas Iwan mulai memasuki vagina Mbak Rina.

    “Aow… terus… Say… terus… Genjot,” seru Mbak Rina, ketika Mas Iwan mulai mendorong pantatnya naik turun. Penisnya keluar masuk dari vagina Mbak Rina.

    Melihat Mas Iwan dan Mbak Vira sedang bersetubuh di depanku, membuat nafsu birahiku semakin tinggi. Kususupkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dapat kurasakan vaginanya yang telah basah, pertanda Mbak Vira juga bangkit nafsu birahinya. Kucucuk-cucuk vaginanya dengan jari-jariku. Dia mendesah penuh nafsu. Mbak Vira mengimbangi dengan semakin cepat mengocok-ngocok penisku. Sekitar sepuluh menit Mbak Vira mengocok penisku. Mbak Vira kemudian menyudahi kocokkannya dan membalikkan badannya, menghadap ke arahku. Ditariknya celanaku hingga terlepas.

    Setelah celanaku terlepas, keluarlah penisku yang tegang penuh dan mengacung-acung dengan bebasnya. Mbak Vira terpukau melihat penisku yang besar dan panjang. Mbak Vira kemudian berjongkok dikakiku, wajahnya berada pas di depan selangkanganku. Mbak Vira mendekatkan mulutnya kebatang penisku. Mula-mula dia menjilati penisku dari kepala hingga pangkalnya. Terus dia mulai mengulum dan menghisap kepala penisku.

    Kemudian sedikit demi sedikit batang penisku dimasukkannya ke dalam mulutnya sampai kepala penisku menyodok ujung mulutnya. Dan mulutnya penuh sesak oleh batang penisku. Dengan lihainya, Mbak vira mulai memaju-mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar-masuk dari dalam mulutnya. Mataku merem-melek merasakan nikmat dan badanku serasa panas dingin merasakan kulumannya.

    Mbak Vira sangat lihai mengulum penisku. Kudorong maju pantatku dan kujambak rambutnya, membenamkan kepalanya ke selangkanganku. Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Vira menyudahi kulumannya, dan melepaskan seluruh pakaiannya. Kemudian dia berdiri menghadap ke dinding.

    “Oohh… Akhh… Akuu… nggak tahann… Don,” serunya tertahan.
    “Entot aku… Entott… Don,” imbuhnya.

    Kutarik sedikit tubuhnya dari belakang, hingga dia menungging. Kuraih batang penisku dan kuarahkan pas ke lubang vaginanya. Dan aku mulai mendorong maju pantatku, hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya.

    “Aow… Pelan-pelan Don,” pekiknya, ketika seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya yang masih sempit. Pekikkan yang keluar dari mulutnya membuatku semakin bernafsu dan pelan-pelan kumaju-mundurkan pantatku.

    “Akhh… Enakk… Don… Enakk… Banget,” desahnya sambil menoleh ke belakang sambil tersenyum padaku.
    “Akhh… Akuu… Ke… luarr, Rin,” teriakkan Mas Iwan dari dalam kamar mengejutkanku, namun tak menghentikan sodokkanku pada Mbak Vira.
    “Aku… jugaa… Sayang,” sahut Mbak Rina pada Mas Iwan.

    Sedetik kemudian Mas Iwan dan Mbak Rina mencapai orgasme bersamaan. Mas Iwan menumpahkan spermanya di dalam vagina Mbak Rina. Kemudian Mas Iwan merebahkan tubuhnya disamping tubuh Mbak Rina, dan tertidur pulas.

    Sementara itu, aku semakin cepat memaju-mundurkan pantatku, membuat Mbak Vira berteriak-teriak saking nikmatnya. Kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin lama semakin cepat dan menjepit penisku.

    “Donn… Donii… Akuu… Mauu… Keluarr,” teriaknya panjang.
    “Tahann… Mbak… Aku… Belum… Apa-apa,” sahutku.
    “Akhh… Akuu… Tak… Tahan… Don… Akuu,” jawabnya terputus dan vaginanya semakin keras menjepit penisku.

    Tak lama kemudian Mbak Vira mencapai orgasme. Kurasakan ada cairan-cairan yang merembes didinding vaginanya. Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kusuruh dia berjongkok dihadapanku. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkangku. Mbak Vira mengerti maksudku. Dia mulai menjilati dan menghisap-isap penisku lalu mengulumnya. Sambil tangan kirinya mengusap-usap buah pelirku.

    Sedetik kemudian Mbak Rina datang membantu, dan langsung berjongkok dihadapanku. Lidahnya dijulurkan untuk menjilati buah pelirku. Tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku. Secara bergantian, kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira, mengocok-ngocok, menjilati dan mengulum penisku. Penisku keluar dari mulut Mbak Vira kemudiam masuk ke mulut Mbak Rina, kemudian keluar dari mulut Mbak Rina lalu masuk kemulut Mbak Vira, begitulah seterusnya. Hingga kurasakan penisku berkedut-kedut.

    “Mbakk… Akuu… Mauu… Ke… Keluarr,” jeritku.
    “Keluarin di mulutku Don,” sahut mereka hampir bersamaan.

    Dan crott! crott! crott! Spermaku muntah dimulut Mbak Vira yang sedang kebagian mengulum. Mbak Vira menelan spermaku tanpa rasa jijik sedikitpun. Kemudian Mbak Rina merebut penisku dari Mbak Vira dan memasukkan ke mulutnya. Dan tak mau kalah dengan adiknya, sisa-sisa spermaku dihisap dan dijilatinya sampai bersih.

    “Kamu puas Don,” kata Mbak Vira.
    “Puas sekali Mbak, Mbak berdua luar biasa,” sahutku.
    “Kamu mau yang lebih seru nggak,”kata Mbak Rina.
    “Mau, mau Mbak,”sahutku.

    Mereka kemudian mengajakku ke kamarnya, dimana Mas Iwan sedang tertidur pulas sehabis bersetubuh dengan Mbak Rina. Mbak Rina menyuruhku tidur terlentang diranjang. Mbak Rina kemudian menarik kakiku, hingga pantatku berada ditepi ranjang dan kakiku menjuntai kelantai. Lalu Mbak Rina berjongkok dilantai dengan wajah berada pas di depan selangkanganku. Mbak Rina mulai mengusap-usap dan mengocok-ngocok batang penisku yang masih layu, sehabis orgasme. Kurasakan sedikit ngilu tetapi kutahan.

    Mbak Rina menyudahi usapan dan kocokannya. Dan mulai menjilati dan menghisap-isap penisku dimulai dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya. Lidahnya berputar-putar dan menari-nari diatas batang penisku. Puas menjilati penisku, Mbak Rina kemudian memasukkan penisku ke mulutnya. Hampir seluruh batang penisku masuk kemulutnya. Dan kurasakan sedikit demi sedikit penisku mulai menegang didalam mulutnya, hingga mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang sudah tegang penuh. Mbak Rina sangat pintar membangkitkan birahiku. Mulutnya maju mundur mengulum penisku. Pipinya sampai kempot, saking semangatnya mengulum penisku.

    Melihat kakaknya yang sedang menjilati dan mengulum batang penisku, Mbak Vira nafsunya bangkit lagi. Dia meraba-raba dan memasukkan jari-jari tangan kirinya ke dalam vaginanya sendiri, sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah dadanya hingga mengeras dan padat. Diiringi desahan-desahan penuh birahi.

    Puas bermain-main dengan vagina dan buah dadanya sendiri, Mbak Vira kemudian naik ke atas tubuhku. Dan mengangkangi wajahku. Lubang vaginanya berada pas diatas wajahku. Dia menurunkan pantatnya, hingga bibir vaginanya menyentuh mulutku. Kujulurkan lidahku untuk menjilati vaginanya yang telah basah. Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya, dia mengerang-erang merasakan nikmat. Mbak Vira menarik rambutku, membenamkan wajahku diselangkangannya. Kepalaku dijepit dengan kedua paha mulusnya.

    Kini kami bertiga, aku dan kakak beradik sedang berlomba mencari kepuasan. Mbak Vira sedang kujilati vaginanya, sedangkan pada bagian bawah tubuhku Mbak Rina dengan asiknya mengulum batang penisku. Beberapa waktu berlalu Mbak Rina melepaskan kulumannya, dan berjongkok diatas selangkanganku. Dengan tangannya, diraihnya batang penisku dan diarahkannya ke lubang vaginanya. Bless! Dengan sekali dorongan pantatnya, masuklah seluruh batang penisku ke dalam vaginanya yang basah tapi hangat.

    Lalu Mbak Rina menaik turunkan pantatnya, sambil mengeluarkan desahan-desahan nikmat dari mulutnya. Sesekali pantatnya diputar-putar hingga penisku serasa dipelintir. Saat menikmati goyangan Mbak Rina, aku terus menjilati vagina Mbak vira sambil memasukkan jari-jariku ke lubang anusnya. Sedang asiknya aku menjilati vagina Mbak Vira, kurasakan vaginanya berkedut-kedut.

    Beberapa detik kemudian ada cairan yang keluar dari dalam vaginanya. Mbak Vira mencapai orgasme. Pahanya makin keras menjepit kepalaku. Tanpa rasa jijik kusedot dan kutelan cairan vaginanya.
    Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, Vagina Mbak Rina juga berkedut-kedut, otot-otot vaginanya menegang.

    “Ohh… Don… Aku… Keluar,” teriak Mbak Rina.

    Air maninya mengaliri deras dan membasahi batang penisku. Kemudian dia terkulai lemas sampingku. Membuat penisku yang masih tegang terlepas dan mengacung-acung. Mbak vira yang kondisi sudah pulih sehabis orgasme, kemudian berjongkok diatas selangkanganku, menggantikan kakaknya. diraihnya penisku dan diarahkannya ke lubang anusnya. Mbak Vira menurunkan pantatnya sedikit demi sedikit hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Kurasakan penisku seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang snusnya.

    cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
    “Oohh… Mbak… Nikk… Matt… Enakk,”teriakku, ketika Mbak Vira mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penisku keluar masuk dari lubang anusnya. Sesekali dia menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, membuatku merasakan nikmat yang luar biasa. Sekitar tiga puluh menit Mbak Vira menggenjot tubuhku.

    “Mbakk… Akuu… Ke… Keluarr,” jeritku.

    Kurasakan penisku berkedut-kedut dan crott! crott! crott! kutumpahkan seluruh spermaku di dalam lubang anusnya. Mbak Vira kemudian merebahkan tubuhnya diatas tubuhku.
    Sambil menindihku dia tersenyum puas. Malam itu, aku dan Mas Iwan menginap disana. Dan berpesta sampai pagi, sampai kami sama-sama puas dan kelelahan.

    Panasnya sinar matahari yang menerobos jendela kamarku, membangunkanku dari tidurku yang lelap. Setelah hampir semalam penuh aku merasakan nikmatnya bersetubuh dengan Mbak Rina dan Mbak Vera. Dan aku baru pulang dari rumahnya kerumah Mas iwan jam 05.00 dinihari.

    Dengan sedikit bermalas-malasan, aku pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Selesai mandi badan rasanya segar sekali. Siang itu kurasakan lain dari biasanya, rumah Mas Iwan tampak sepi sekali. Oh ya, aku baru ingat kalau hari ini, Mas Iwan mengantar Tante Sari kondangan ke kampung sebelah. Jadi yang ada di rumah hanya Mbak Erna dan Aku.

    Dengan hanya mengenakan handuk yang kulilitkan dipinggangku, aku pergi ke dapur. Membuat secangkir kopi. Sampai didapur kudapati Mbak Erna sedang mencuci piring.

    “Pagi Mbak,” sapaku.

    Mbak Erna tak menjawab sapaanku. Mukanya cemberut. Aku heran, tumben Mbak Erna begitu, biasanya dia sangat ramah padaku.

    “Ada apa sih Mbak, kok cemberut begitu,” tanyaku lagi.
    “Mbak marah sama aku? atau Mbak nggak senang ya, aku disini,” imbuhku.

    Mbak erna masih diam saja, membuatku tak enak hati dan bertanya-tanya dalam hati.

    “Ok, Mbak. Kalau Mbak nggak senang, aku pulang aja deh,”
    “Jangan-jangan pulang Don, aku nggak marah sama kamu,” sahutnya sambil menarik tanganku.
    “Habis Mbak marah sama siapa? Boleh tahu kan Mbak ?” tanyaku lagi.
    “Ok, Mbak akan kasih tahu, tapi jangan bilang sama siapa-siapa ya!,” jawabnya.
    “Aku janji Mbak,” kataku meyakinkannya.
    “Don, aku lagi kesal sama Mas Iwan,” kata Mbak sari.
    “Kesal kenapa Mbak,” selaku.
    “Belakangan ini, Mas Iwan dingin sekali padaku Don,” katanya sambil merebahkan kepalanya didadaku.
    “Setiap aku pingin begituan, dia selalu menolak,” imbuhnya sambil tersipu malu.
    “Mungkin Mas Iwan lagi lelah Mbak,” hiburku sambil kuusap-usap rambutnya.
    “Ah, masak setiap malam lelah,” sahutnya.
    “Mungkin ada yang bisa aku bantu, untuk menghilangkan kekesalan Mbak,” pancingku.

    Mbak Erna tak menjawab pertanyaanku. Sebagai orang yang cukup berpengalaman soal sex, aku tahu Mbak Erna sangat kesepian dan menginginkan hubungan sexsual. Maka dengan memberanikan diri, kukecup lembut keningnya. Dan kurasakan remasan halus tangannya yang masih memegang tanganku.
    Merasa mendapat respon positif, kugerakkan bibirku menciumi kedua pipinya dan berhenti dibelahan bibir mungilnya.

    Mbak Ernapun membalas kecupanku pada bibirnya dengan kuluman yang hangat, penuh gairah. kukeluarkan lidahku, mencari lidahnya. Kuhisap-hisap dan kusedot-sedot. Kulepaskan tanganku dari genggamannya dan kugerakkan menggerayangi tubuh Mbak Erna. Dan perlahan-lahan kususupkan tangan kananku kebalik gaun tidurnya. Dan kurasakan halusnya punggung Mbak Erna. Sementara tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang padat. Mbak Erna melepaskan seluruh pakaiannya. Agar aku lebih leluasa menggerayangi tubuhnya.

    Setelah semua terlepas maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang montok, perutnya yang ramping dan vaginanya yang dicukur bersih. Membuat nafsu birahiku semakin menjadi-jadi dan kurasakan penisku menegang. Akupun melepaskan kulumanku pada bibirnya dan dengan sedikit membungkukkan badanku. Aku mulai menjilati buah dadanya yang mulai mengeras, secara bergantian.

    Puas menjilati buah dadanya, jilatanku kupindahkan ke perutnya. Dan kurasakan halusnya kulit perut Mbak Erna. Mbak Erna tak mau ketinggalan, ditariknya handuk yang melilit dipinggangku. Dengan sekali sentakan saja, handukku terlepas.

    “Aow, besar sekali don penismu,” decaknya kagum, sambil memandangi penisku yang telah menegang dan mengacung-ngacung setelah handukku terlepas. Mbak Erna menggerakkan tangannya, meraih batang penisku. Diusap-usapnya dengan lembut kemudian dikocok-kocoknya, membuat batang penisku semakin mengeras.

    Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu, Kusudahi jilatanku pada perutnya. Kuangkat tubuhnya dan kududukkan diatas meja dapur. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar. Dan terpampanglah di depanku bukit kecil yang dicukur bersih. Bibir vagina yang memerah dengan sebuah daging kecil yang tersembul diatasnya. Kubungkukkan tubuhku dan kudekatkan wajahku ke selangkangannya. Dan aku mulai menjilati pahanya yang putih mulus, dihiasi bulu-bulu halus. Sambil tanganku meraba-raba vaginanya.

    Beberapa menit berlalu, kupindahkan jilatanku dari pahanya ke vaginanya. Mula-mula kujilati bibir vaginanya, terus kebagian dalam vaginanya. Lidahku menari-nari didalam lubang vaginanya yang basah.

    “Ohh… terus… Don… terus… Nik… Matt,” serunya tertahan. Membuatku semakin bersemangat menjilati lubang vaginanya. Kusedot-sedot klitorisnya. Pantat Mbak Erna terangkat-angkat menerima jilatanku. Ditariknya kepalaku, dibenamkannya pada selangkangannya.

    “Ohh… Don… Aku… Tak… Tahan… Masukin Don… Masukin penismu,” pintanya menghiba.

    Kuturuti kemauannya. Aku kemudian berdiri. Kuangkat kedua kakinya tinggi-tinggi, hingga ujung jari kakinya berada diatas bahuku. Kudekatkan penisku keselangkangannya. Mbak Erna meraih penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya. Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya.

    Aku diam sejenak mengatur posisi supaya lebih nyaman, lalu kudorong pantatku lebih keras, membuat seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Kurasakan penisku dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit. Vaginanya penuh sesak karena besarnya batang penisku.

    “Aow… Pelan-pelan… Don… penismu gede sekali,” pekiknya, ketika aku mulai memaju mundurkan pantatku, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya.

    Tak terasa sudah tiga puluh menit aku memaju mundurkan pantatku. Dan kurasakan vagina Mbak Erna berkedut-kedut. Dan otot-otot vaginanya menegang.

    “Ohh… Don… Aku… Keluarr… Sayang,” teriaknya lantang. Sedetik kemudian kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya. Dan Mbak Erna mencapai orgasmenya. Mbak Erna tahu kalau aku belum mencapai puncak kenikmatan. Dia turun dari atas meja dapur. Kemudian berjongkok dihadapanku. Diraihnya penisku dan dikocok-kocok dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya meremas-remas buah pelirku.

    “Akhh… Mbak… Enak… Nikk… Mat… terus,” seruku, ketika Mbak Erna mulai menjilati batang penisku. Dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya. Mataku merem melek merasakan nikmatnya jilatan Mbak Erna. Aku semakin merasa nikmat ketika Mbak Erna memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil. Dan mulai mengulum batang penisku. Mbak Erna memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar masuk dari mulutnya. Sementara tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku.

    “Oohh… Mbak… Akuu… Tak… Tahan,” teriakku.

    Dan kurasakan penisku berkedut-kedut semakin lama semakin cepat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya diselangkanganku.

    “Mbak… Akuu… Ke… Luarr,” teriakku lagi lebih keras. Mbak Erna semakin cepat memaju mundurkan mulutnya. Dan crott! crott! crott! penisku memuntahkan sperma yang sangat banyak di mulutnya. Mbak Ernapun menelannya tanpa ragu-ragu. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati sisa-sisa spermaku sampai bersih.

    “Terimakasih Don, kamu telah memberiku kepuasan,” pujinya sambil tersenyum.
    “Sama-sama Mbak, aku juga sangat puas,” sahutku.
    “Mbak masih mau lagi kan,” tanyaku.
    “Mau dong, tapi kita mandi dulu yuk,” ajaknya.

    Kemudian kami meraih pakaian masing-masing untuk selanjutnya bersama-sama pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Sehabis mandi, masih sama-sama telanjang, kubopong tubuhnya menuju taman disamping rumah. Aku ingin melaksanakan impianku selama ini, yaitu bersetubuh ditempat terbuka.

    “Don… Jangan disini sayang, nanti dilihat orang,” protesnya.
    “Kan nggak ada siapa-siapa di rumah Mbak,” sahutku.

    Mbak Ernapun tidak protes lagi, mendengar jawabanku. Sambil berdiri kupeluk erat tubuhnya. Kulumat bibirnya. Mbak Erna membalas lumatan bibirku dengan pagutan-pagutan hangat. Cukup lama kami bercumbu, kemudian aku duduk dikursi taman. Dan kusuruh Mbak Erna berjongkok dihadapanku. Mbak Erna tahu maksudku. Diraihnya batang penisku yang masih layu. Dielus-elusnya lembut kemudian dikocok-kocok dengan tangannya.

    Setelah penisku mengeras Mbak Erna menyudahi kocokkannya, dia mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Lidahnya dijulurkan dan mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku, kemudian turun kepangkalnya.

    “Oohh… terus… Mbak… Nikmat banget,” desahku.
    “Isepp… Mbak… Isep,” pintaku. Mbak Erna menuruti kemauanku.

    Dimasukkannya penisku kemulutnya. Hampir sepertiga batang penisku masuk ke mulutnya. Sambil tersenyum padaku, dia mulai memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku maju keluar masuk dimulutnya.

    “Mbak… Aku… Tak… Tahan,” seruku. Mbak Erna kemudian naik ke pangkuanku. Vaginanya pas berada diatas selangkanganku. Diraihnya penisku dan dibimbingnya ke lubang vaginanya. Mbak Erna mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit batang penisku masuk ke lubang vaginanya semakin lama semakin dalam. Hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Sesaat kemudian Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Sesekali digoyang-goyangkan pantatnya kekiri-kekanan. Aku tak mau kalah, kusodok-sodokkan pantatku ke atas seirama dengan goyangan pantatnya.

    “Ohh… Don… Aku… Mauu… Ke… luarr,” teriaknya setelah hampir tiga puluh menit menggoyang tubuhku. Dan kurasakan otot-otot vaginanya menegang. Tangannya mencengkeram dadaku dengan keras. Sesaat kemudian kurasakan cairan hangat merembes dilubang vaginanya.

    “Aku tak ingin mengecewakanmu Don,” katanya sambil tersenyum. Dia menarik penisku keluar dari lubang vaginanya, kemudian memasukkannya ke lubang anusnya. Mbak Erna rupanya tahu kesenanganku. Meski agak susah, akhirnya bisa juga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Perlahan tapi pasti Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Membuatku merasakan nikmat yang tiada taranya.

    Cukup lama Mbak Erna menggoyang-goyangkan pantatnya, kemudian kami berganti posisi. Kusuruh dia menungging, membelakangiku dengan tangan bertumpu pada kursi taman. Kugenggam penisku dan kuarahkan tepat ke lubang anusnya. Kudorong sedikit demi sedikit, sampai seluruhnya amblas tertelan lubang anusnya. Lalu kudorong pantatku maju mundur. Kurasakan nikmatnya lubang anus Mbak Erna. Sambil kucucuk-cucuk lubang vaginanya dengan jari-jariku. Membuat nafsu birahi Mbak Erna bangkit lagi. Mbak Erna mengimbangi gerakkanku dengan mendorong-dorong pantatnya seirama gerakkan pantatku.

    Aku semakin mempercepat gerakkan pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme. Demikian juga jari-jariku semakin cepat mencucuk vaginanya.

    “Mbak… Mbak… Akuu… Mau… Keluar,” seruku.
    “Akuu… Juga… Don,” sahutnya.

    Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, kami mencapai orgasme. Kutarik penisku dari lubang anusnya, dan kutumpahkan spermaku dipunggungnya. Mbak Erna kemudian membalikkan badannya dan berdiri, sambil memintaku duduk kursi taman. Didekatkannya selangkangannya kewajahku. Ditariknya rambutku dan dibenamkannya kepalaku keselangkangannya. Dan akupun mulai menjilati vaginanya sambil duduk. Kuhisap dan kusedot-sedot cairan hangat yang keluar dari lubang vaginanya. Mbak Erna sangat puas dengan perlakuanku.

    Hari itu kami melakukan persetubuhan sampai puas, dengan berbagai macam gaya. Sungguh luar biasa Mbak Erna, meskipun tinggal dikampung. Tapi dalam soal bersetubuh dia tak kalah dengan orang kota. Memang sungguh nikmat istri Mas Iwan. Vagina dan lubang anusnya sama nikmatnya. Membuatku ketagihan menyetubuhinya.

    Tak terasa sudah satu bulan aku berlibur dikampung Mas Iwan. Malam-malam yang kulewati bersama Mbak Erna dan Tante Sari membuat waktu satu bulan terasa cepat sekali. Sudah saatnya aku kembali kekotaku, karena tiga hari lagi aku harus ke sekolah.

    Saat berangkat dari kampung Mas Iwan, aku tidak sendirian. Ada Vivi, anak kandung Tante Sari menemaniku. Gadis cantik berkulit putih dan bertubuh langsing ini, baru tamat SMP dan akan melanjutkan SMU di kota. Tante sari meminta tolong padaku agar mengantarkan Vivi, mencari rumah kost di dekat sekolah.

    Dengan menempuh dua jam perjalanan, sampailah kami di kota. Dan setelah berpuar-putar cukup lama, akhirnya kudapatkan rumah kost untuk Vivi. Pemilik rumah adalah seorang janda cantik berusia sekitar 32 tahun, namanya Yeni. Setelah memberikan kunci kamar pada Vivi, Tante Yeni meninggalkan kami berdua.

    Sehabis membantu Vivi mengangkat barang-barangnya ke dalam kamar, aku merasa haus. Kusuruh Vivi ke warung untuk membeli minuman. Sambil duduk menunggu kedatangan Vivi, iseng-iseng kunyalakan VCD. Ngawur aja kusetel salah satu film. Aku terkejut, ternyata isinya film porno.

    Adegan-adegan difilm itu, membangkitkan nafsu birahiku. Kurasakan batang penisku mengeras dan berdiri tegak di balik celanaku. Kuturunkan celanaku, dan kukeluarkan batang penisku. Kuelus-elus dan kukocok-kocok batang penisku. Saking asiknya aku mengocok-ngocok batang penisku, sampai kedatangan Vivi tak kurasakan.

    “Mas, Doni lagi ngapain,” suara Vivi mengejutkanku.
    “Akh, nggak ngapa-ngapain,” sahutku.
    “Itu apa?” tanyanya lagi sambil memandangi celanaku.

    Astaga! Aku lupa menaikkan celanaku. Sehingga Vivi dengan jelas melihat penisku yang sedang berdiri tegak. Merasa sudah kepalang basah, kulanjutkan saja mengocok penisku.

    “Kamu bisa membantuku Vi?,” tanyaku.
    “Bantu apa Mas?,” katanya balik bertanya.
    “Kocokkin penisku Vi,” pintaku.

    Vivi menganggukkan kepalanya tanda setuju. Kutarik tangannya dan kuletakkan diatas penisku. Vivi yang juga sudah terangsang akibat ikut nonton film porno, menggenggam batang penisku. Dengan lembut dia mengelus-elus dari kepala sampai kepangkal penisku. Aku merasa seperti melayang.

    cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
    Aku melepaskan seluruh pakaianku sambil memeluk tubuh Vivi yang sedang mengocok penisku. Kutarik kaosnya dan kususupkan tanganku kebalik BHnya. Kuraba-raba buah dadanya. Perlahan-lahan buah dadanya mengeras. Cukup lama aku meraba-raba buah dadanya, kemudian kutarik Bhnya hingga terlepas. Setelah terlepas, terlihatlah buah dadanya yang padat dan mengeras. Aku melanjutkan lagi meremas-remas buah dadanya. Vivi mendesah-desah merasakan nikmat, tangannya semakin cepat mengocok penisku.

    Sekitar lima belas menit berlalu kami berganti posisi. Sambil menarik rok mininya, kodorong tubuhnya hingga terlentang diranjang. Hanya celana dalamnya saja yang melekat menutupi selangkangannya. Kutindih tubuhnya dari atas lalu kukecup bibirnya, kujulurkan lidahku mengisi rongga mulutnya yang terbuka. Vivi menyambutnya dengan hisapan yang tak kalah hebatnya.

    Setelah cukup lama berpagutan, kuputar tubuhku. Membentuk posisi 69. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan selangkangannya berada dibawah wajahku. Kujulurkan lidahku menjilati bagian bawah perutnya, sambil tanganku melepas celana dalam Vivi. Vivi mengangkat pantatnya memudahkan aku melepaskan celana dalamnya dan meleparkannya ke lantai kamar. Lidahku bergerak turun menyapu bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis.

    “Ohh… Mas don… Enakk,” desahnya ketika aku mulai menjilati vaginanya yang basah, membuatku semakin bersemangat menjilati vaginanya. Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya yang sebesar biji kacang.

    Saat aku menjilati lubang vaginanya, Vivi juga sedang asyik menjilati penisku. Sambil tangan kirinya mengocok-ngocok pangkal penisku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus buah pelirku dengan lembut. Sesaat kemudian Vivi memasukkan penisku ke mulutnya. Hampir seluruh batang penisku masuk ke mulutnya. Kudorong pantatku ke atas dan ke bawah, sehingga penisku keluar masuk dimulutnya.

    Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu. Aku bangkit dan berdiri dilantai kamar. Kutarik tubuhnya, hingga pantatnya berada ditepi ranjang. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar. Kuarahkan penisku tepat ke lubang vaginanya.

    “Ja… Jangan… Mas, aku masih perawan,” katanya.

    Aku tak memperdulikan kata-katanya. Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku menyeruak masuk. Vivi berteriak lebih keras ketika aku mendorong lebih keras dan penisku menembus selaput daranya. Akupun lebih bersemangat mendorong pantatku dan amblaslah seluruh batang penisku ke lubang vaginanya yang sangat sempit. Penisku serasa dijepit sempitnya lubang vaginanya. Beberapa detik kubiarkan penisku di dalam vaginanya.

    Kupandangi wajahnya yang meringis menahan sakit. Dengan perlahan-lahan kuangkat pantatku lalu kuturunkan lagi. Membuat penisku keluar masuk dilubang vaginanya. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Beginikah rasanya menyetubuhi seorang perawan.

    “Ohh… Mas… Enakk,” desahnya yang mulai merasakan

    Nikmatnya disetubuhi. Pantatnya digerakkan naik turun seirama gerakkan pantatku. Rasa sakitnya telah hilang berganti dengan rasa nikmat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan otot-otot vaginanya menegang. Tangannya mencengkeram seprei dengan keras.

    “Ohh… Mas… Akuu… Mauu,” desahnya terputus.
    “Mau keluar sayang,” sahutku.
    Vivi mengangguk sambil tersenyum.
    “Aku juga Vi,” imbuhku. Semakin cepat kudorong-dorong pantatku.
    “A… Akuu… Ke… Luarr,” teriaknya lantang.

    Kurasakan cairan hangat merembes didinding vaginanya. Sedetik kemudian kurasakan penisku berkedut-kedut. Dan Crott! crott! crott! Kutumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang vaginanya. Dan tubuhku ambruk menindih tubuhnya.

    “Kamu menyesal Vi,” tanyaku sambil tersenyum puas, karena baru kali ini aku menyetubhi seorang perawan.
    “Nggak Mas, semua sudah terjadi,” sahutnya.
    “Kamu mau lagi khan,” godaku. Vivi tersenyum padaku, senyum penuh arti.

    Kira-kira satu jam kami tertidur. Akupun terbangun dan bergegas ke kamar mandi membersihkan badan. Mengingat kejadian tadi, bersetubuh dengan Vivi, membuat nafsu birahiku bangkit lagi. penisku yang tadi telah layu, kini tegang dan mengeras. Setelah mengelap tubuhku dengan handuk akupun bergegas ke kamar, dimana Vivi sedang tertidur pulas. Dan ia terbangun ketika aku lagi asyik menjilati lubang vaginanya.

    “Oh… Mas… Apa yang kamu lakukan,” tanyanya.
    “Aku pingin setubuhi kamu lagi sayang,” sahutku sambil tersenyum.

    Vivi membuka kedua pahanya lebar-lebar, sehingga aku lebih leluasa menjilati vaginanya. Beberapa menit berlalu kusuruh dia menungging. Aku mengambil posisi dibelakangnya. Dari belakang, aku menjilati lubang anusnya, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya.

    Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya. Dan aku mulai mendorong maju pantatku. Sedikit demi sedikit penisku masuk ke lubang vaginanya. Semakin lama semakin dalam penisku memasukinya, sampai seluruhnya amblas, tertelan lubang vaginanya. Akupun mendorong pantatku maju mundur, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya.

    “Ohh… Nikk… Matt… Mas… Enakk,” jeritnya tertahan. Sekitar tiga puluh menit berlalu, kutarik penisku dari lubang vaginanya hingga terlepas. Kemudian kugenggam penisku dan kuarahkan ke lubang anusnya.

    “Jangan, Mass sakitt, ja… “jeritnya sambil meringis. Belum habis dia bicara, kudorong pantatku dengan keras. Dan Bless! Seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Kukocok lubang anusnya dengan irama pelan semakin lama semakin cepat, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya. Dan Vivipun merasakan sensasi yang luar biasa dikedua lubangnya. Jeritan-jeritannya berganti dengan desahan-desahan nikmat penuh nafsu.

    Aku semakin bersemangat mendorong-dorong pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme. Sepuluh menit kemudian penisku menyemburkan sperma didalam anusnya. Dan tak lama berselang Vivi menyusul, tubuhnya mengejang hebat. Kemudian Vivi terkulai lemas dan tertidur.

    Aku kemudian berdiri dan mengenakan celanaku. Saat aku akan mengambil handuk ke dalam almari, tanpa sengaja aku menoleh keluar jendela. Samar-samar aku melihat sesosok bayangan wanita yang sedang berdiri dibalik jendela kamar. Rupanya orang itu sedang mengitip aku dan Vivi yang sedang bersetubuh dari balik korden yang lupa aku tutup.

    Saat aku keluar mencarinya, wanita itu bergegas pergi. Aku membuntuti wanita itu. Melihat potongan tubuhnya dari belakang aku yakin kalau wanita itu adalah Tante Yeni, ibu kostnya Vivi. Dan aku keyakinanku semakin kuat, saat wanita itu masuk kekamar tidur Tante Yeni dan langsung menutup pintu. Aku berjalan mendekat dan berdiri di depan pintu kamarnya.

    Aku mengintip dari lubang kunci. Dan memang benar, wanita yang tadi mengintipku adalah Tante Yeni. Sampai didalam kamar Tante Yeni melepaskan seluruh pakaiannya. Aku terkesima melihat tubuh Tante Yeni yang putih mulus dan sexy, meski sudah berumur sebaya ibuku. Membuat jantungku berdetak kencang. Nafsu birahiku yang baru saja tersalurkan bersama Vivi, perlahan-lahan bangkit lagi.

    Pemandangan selanjutnya lebih seru lagi. Tante Yeni merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan kedua kaki terbuka lebar-lebar, memperlihatkan indahnya bentuk vaginanya. Tante Yeni meremas-remas buah dadanya sendiri dengan tangan kirinya. Perlahan buah dadanya mulai mengeras. Sedangkan tangan kanannya meraba-raba selangkangannya. Desahan-desahan nikmat keluar dari bibirnya, membuatku semakin tak tahan. Batang kemaluanku sudah berdiri tegak.

    Dengan sangat hati-hati, aku membuka pintu kamarnya. Dan ternyata tidak terkunci. Sambil melepaskan celanaku, aku berjalan mengendap-endap mendekatinya. Tante Yeni yang sedang asyik meraba-raba tubuhnya sendiri, tidak tahu kalau aku masuk ke kamarnya.

    Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menindihnya. Tante Yeni sangat terkejut melihat kehadiranku. Aku segera menyumpal mulutnya yang sedang Terbuka saat dia hendak berteriak dengan mulutku. Dan aku langsung melumatnya. Tante Yeni yang sedang dirasuki nafsu birahi, membalas lumatanku dengan pagutan-pagutan yang tak kalah hebatnya.

    Cukup lama aku melumat bibirnya, kemudian aku menjilati lehernya, terus turun ke buah dadanya yang sudah mengeras. Kedua buah dadanya aku jilati secara bergantian, membuat desahannya semakin keras. Aku menyudahi jilatanku pada kedua buah dadanya, kemudia aku berlutut ditepi ranjang, diantara kedua kakinya. Tanganku yang nakal mulai meraba-raba bibir vaginanya yang dicukur bersih.

    Tanpa berfikir lama, aku menjulurkan lidahku, menjilati, menghisap dan sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vagina Tante Yeni dan lidahku menari-nari di dalam lubang vaginanya. Tante Yeni mengangkat-angkat pantatnya, menyambut jilatanku. Rintihan-rintihan kecil keluar dari mulutnya setiap kali lidahku menghujam lubang vaginanya. Disaat dia sedang menikmati jilatanku, aku memasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya. Sambil sesekali aku menjilati lubang anusnya. Tante Yeni sangat menikmati perlakuanku, dia menekan kepalaku dan membenamkannya diselangkangannya.

    Sepuluh menit berlalu, aku menyudahi jilatanku. Aku kemudian berdiri, sambil menarik pinggulnya ketepi ranjang, kedua kakinya kubuka lebar-lebar. Tanpa membuang waktu lagi, batang kemaluanku yang sudah tegang dari tadi langsung kuhujamkan ke lubang vaginanya. Tante Yeni menjerit saat batang kemaluanku yang besar dan panjang menerobos masuk ke lubang vaginanya. Aku merasakan jepitan bibir vaginanya yang begitu seret. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Tante Yeni sangat menikmati setiap gerakkan pantatku, dia menggeliat dan mendesah disetiap gerakan kemaluanku keluar masuk dari lubang vaginanya.

    Aku semakin mempercepat memaju mundurkan pantatku saat Tante Yeni memperlihatkan tanda-tanda orang yang mau orgasme.

    “Ohh.., Don.., akuu.., mau.., keluarr,” jeritnya cukup keras. Tante Yeni menggelinjang hebat, kedua pahanya menjepit pinggangku. Rintihan panjang keluar dari mulutnya saat klitorisnya memuntahkan cairan kenikmatan. Aku merasakan cairan hangat yang meleleh disepanjang batang kemaluanku. Aku membiarkan Tante Yeni beristirahat sambil menikmati orgasmenya. Setelah Tante Yeni berhasil menguasai dirinya, tanpa membuang waktu lagi aku membalikkan tubuhnya dalam posisi menungging.

    Lalu aku menciumi pantatnya. Tante Yeni mengeliat menahan geli saat lidahku menelusuri vagina dan anusnya. Kemudian aku meludahi lubang anusnya beberapa kali. Setelah kurasakan daerah itu benar-benar licin, aku membimbing batang kemaluanku dengan tangan kiriku sementara tangan kananku membuka lubang anusnya. Tante tak bereaksi apa-apa dan membiarkan saja apa yang kulakukan. Perlahan kudorong pantatku. Tante Yeni merintih sambil menggigit bibirnya menahan rasa perih akibat tusukan kemaluanku pada lubang anusnya yang sempit. Setelah beberapa kali mendorong dan menarik akhirnya seluruh batang kemaluanku masuk ke lubang anusnya.

    Sambil menikmati jepitan lubang anusnya, aku mendiamkan sebentar batang kemaluanku disana untuk beradaptasi. Tante Yeni menjerit saat aku mulai menghujamkan kemaluanku. Tubuhnya terhentak-hentak ketika sodokkanku bertambah kencang dan kasar. Sambil terus meningkatkan irama sodokkan, tanganku dengan kasar mencucuk-cucuk lubang vaginanya. Akibat menahan sensasi nikmat ditengah-tengah rasa ngilu dan perih pada kedua lubang bawah tubuhnya, Tante Yeni sampai menangis. Setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke lubang anusnya, dia mengaduh namun dia tak mau aku menyudahinya. Sampai akhirnya kurasakan suatu perasaan yang sangat nikmat mengaliri sekujur tubuhku.

    Aku mengerang panjang, saat mengalami orgasme yang pertama. Tanganku mencengkeram keras pantatnya. Aku menumpahkan seluruh spermaku didalam lubang anusnya. Tubuhku menegang beberapa saat, kemudian terkulai lemas. Tak lama kemudian Tante Yeni menyusul, dia mengeram sambil tangannya mencengkeram bantal kuat-kuat. Cairan hangat dan kental meleleh dari lubang vaginanya.

    Dengan nafas yang masih memburu dan tubuh yang masih lemas, Tante Yeni bangkit kemudian duduk ditepi ranjang. Dia meraih batang kemaluanku lalu memasukkan ke mulutnya. Tante Yeni menjilati sisa-sisa sperma yang masih blepotan dibatang kemaluanku sampai bersih tanpa tersisa setetespun. Tante Yeni tersenyum puas merasakan nikmat yang sudah cukup lama tidak dirasakannya, sejak dia bercerai dengan suaminya.

    Tanpa malu-malu dia meminta aku agar menyutubuhinya lagi. Aku menuruti permintaannya, kami bersetubuh sampai pagi. Sampai kami benar-benar kelelahan. Pagi-pagi sekali aku meninggalkan Tante Yeni yang masih tidur tanpa busana dan masuk kekamar Vivi. Dimana Vivi juga sedang tidur pulas. Aku mengenakan seluruh pakaianku, kemudian pergi tanpa pamit. Meninggalkan kenangan-kenangan nikmat untuk mereka berdua. Sekali waktu aku mengunjungi Tante Yeni dan Vivi untuk menikmati lagi tubuh mereka….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Anak Pembantu

    Cerita Sex Ngentot Anak Pembantu


    907 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Anak Pembantu, Karena kasihan dan menghargai masa kerjanya yang lama akhirnya kami mengiyakan walau sedikit ragu mengingat anak bi sariyem baru berumur 16 tahun. Diluar dugaan kami, setelah beberapa lama ternyata Mega bisa menghapus semua kekhawatiran kami, ia sangat rajin dan cekatan. Semenjak pagi saat kami baru bangun tidur, seluruh isi rumah sudah disapu dan dipel bersih, bahkan sarapan pagi sudah tersedia di meja makan. Istriku mengatakan bahwa kami sangat beruntung mendapatkan Mega sebagai pengganti bi sariyem yang sudah mulai tua. 7 bulan berlalu..

    Pekerjaanku sebagai marketing berjalan lancar, istriku bahkan mendapat kenaikan jabatan di kantornya. Aku senang dan bangga melihat semangat kerjanya. Hanya saja, semakin hari pulangnya semakin sore, bahkan beberapa kali ia harus pulang jam 8 malam. Untung saja kantorku tidak terlalu ketat dalam hal jam kerja, bahkan dengan adanya sambungan internet di rumah terkadang aku bisa mengerjakan pekerjaan di rumah, hingga gak usah berangkat ke kantor.

    Suatu siang, iseng buka2 situs porno.. aku tertegun melihat sebuah video sex yang dimainkan oleh seorang laki2 dengan seorang gadis kecil. Aku yakin umurnya di bawah 17 tahun mungkin 15 atau 16.. tapi.. gilaa.. setelah beberapa saat aku menyadari begitu terpengaruh oleh video tersebut.. Pikiranku melayang membayangkan bercinta dengan seorang gadis kecil, yang payudaranya baru tumbuh.. dengan puting kecil kemerahan.. bulu kemaluan yang masih halus.

    Aku membenahi posisi kemaluanku yang menggeliat mengeras dalam celana pendekku.. Tiba2 saja aku membayangkan Mega, dengan tubuh telanjang merintih di bawah tubuhku, menikmati batang kemaluanku menggesek lubang kemaluannya yang sempit… bergerak dalam tubuhnya yang mungil…. Ah.. gila! Sejak kapan aku jadi seorang Phedophilist..? Seminggu kemudian, aku menyadari sesuatu telah mengganggu akal sehatku..

    Sesuatu yang membuat mataku selalu menatap dua bukit kecil di dada Mega, memperhatikan bentuk pantat dibalik celana pendeknya.. sesuatu yang membuatku walau terlihat seperti tak sengaja berusaha menyentuh lengannya, merasakan getaran kemaluanku saat berdekatan dan mencium bau tubuhnya.. Semakin aku membayangkan Mega, semakin sering aku bermasturbasi.. mengkhayalkan bagaimana nikmatnya bercinta dengan gadis kecil ini, Mega..

    Suatu pagi, saat istriku sudah berangkat kerja.. aku berdiri diam tanpa suara di depan kamar mandi, mendengar suara air jatuh di lantai kamar mandi, aku tau Mega sedang mengguyur tubuhnya yang telanjang, menyabuni lekuk tubuhnya, payudaranya.. selangkangannya.. Aku semakin tak tahan.. Pelan2 aku melangkah masuk ke dalam ruangan Mushola di sebelah kamar mandi.. Jantungku berdegup ketika melihat lubang ’Manhole’ untuk memperbaiki atap.. Muncul sebuah ide untuk memanjat lubang itu dan mengintip Mega dari atas plafon…

    Keesokan paginya, begitu Mega masuk kamar mandi, aku segera mengunci semua pintu dari luar, lalu secepat kilat tanpa suara memanjat lubang manhole di atas mushola.. Aku sudah berada di atas plafon merangkak hati2 berusaha untuk tak mengeluarkan suara sedikitpun, ketika mulai terdengar suara guyuran air di bawahku.. Aku segera menemukan sebuah lubang yang kecil dan mulai mengintip.. Jantungku berdegup begitu kencang ketika mataku mulai melihat dengan jelas ke dalam kamar mandi.. Ya Tuhan..

    Aku nyaris tak percaya dengan penglihatanku, menyamping dari arahku.. tubuh Mega telanjang bulat, dengan payuda** yang sedang tumbuh bergayut indah.. Air membasahi kulit remajanya, membuatnya terlihat segar dan…. hh.. pantatnya begitu padat.. Mega bersenandung lirih, tak menyadari seseorang sedang memperhatikan seluruh gerakannya.. menatap seMegap lekuk daging tubuhnya… Kemaluanku tegang mengeras berdenyut2..

    Mega menelusuri tubuhnya dengan sabun, aku terpaksa harus menelan ludah berulang2 saat ia menyabuni payudaranya.. sepertinya aku bisa merasakan kekenyalan dua bukit daging itu.. Saat Mega berbalik hendak menyimpan sabun, aku membelalakkan mata.. kearah selangkangannya.. bulu bulu halus diatas kemaluannya benar2 menyempurnakan apa yang kulihat.. Tanganku mencengkram batang kemaluanku yang sudah benar2 keras.. ”Aku harus… aku.. harus bercinta dengannya…” Mega mulai mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

    Aku terhenyak, karena tanpa kuduga ia menungging mengambil sikat gigi yang jatuh di lantai.. Daging kemaluannya menyembul dari sela2 pantatnya yang bulat.. aku tak dapat menahan diri lagi, dengan sedikit gerakan meremas di pangkal kemaluanku dan.. ”Aahhhh…………..hhh…!!! Hhh… aa…….h..h..!! Seluruh hasrat dan nafsuku meledak, menyemprotkan begitu banyak cairan sperma dalam celanaku.. Aku sedang berusaha mengatur nafasku saat Mega selesai memakai baju lalu keluar dari kamar mandi..

    Hari berganti minggu, minggu berganti bulan.. aku tak juga bisa melupakan hasratku terhadap Mega.. Beberapa kali aku mengintip Mega mandi, dan entah berapa puluh kali sudah aku beronani membayangkan gadis imut 16 tahun itu.. dan aku semakin terobsesi oleh Mega.. tapi aku tak cukup nekat untuk melakukan apapun terhadapnya.. Sentuhan2 kecil seperti tak sengaja sering kulakukan, tapi ia hanya menghindar dengan sopan.. Aku tak berani melakukan lebih dari itu.. Sekitar 4 bulan kemudian, muncul ide untuk memancingnya dengan film porno.. Aku menyimpan beberapa DVD yang paling hot diatas tempat tidur.

    Biasanya setelah aku berangkat kerja, Mega baru berani masuk kamar tidur untuk menyapu dan merapikan kamar tidur kami.. Aku membiarkan salah satu DVD tersebut berada dalam DVD Player dalam kamar.. lalu berangkat kerja. Siangnya aku pulang sekitar jam 12.. sewaktu memasukan mobil ke dalam gerasi.. aku sempat melihat bayangan orang melesat keluar dari kamarku.. sekelebatan saja aku yakin bahwa itu adalah Mega.. aku melangkah masuk lewat pintu samping. Gak ada orang, aku ke belakang mencari Mega, tapi ia tak ada di dapur maupun di halaman belakang. Ku buka pelan2 pintu kamarnya.. kosong..! ”Megaaa..?!” Aku memanggilnya.. tak ada jawaban…

    Di depan pintu kamar mandi aku kembali memanggilnya, ”MegaA…!!” ”Yya.. pak..” terdengar suara dari dalam kamar mandi.. ”lagi mandi..?” ”I..ya.. nggak.. iya.. ppak…!” Aku berjalan dengan suara langkah yang cukup jelas, membiarkan ia mengira aku berjalan ke ruangan depan.. lalu secepat kilat aku masuk ke dalam mushola, memanjat lemari dengan hati2.. dan dalam beberapa detik aku sudah berada di atas plafon.. mulai mengintip melalui lubang kecil itu.. Aku menahan nafasku yang langsung terasa sesak, saat melihat apa yang ada di bawah sana.

    Mega duduk bersandar di atas toilet yang tertutup.. kakinya mengangkang dan tangan kanannya berada di sela selangkangannya.. matanya terpejam.. aku nyaris tak percaya melihat gadis 16 tahun itu benar2 sedang bermasturbasi.. jari2 tangannya bergerak cepat merangsang kelentitnya.. ”Pancinganku berhasil, ia menonton DVD hot yang sengaja ku letakkan di atas tempat tidur..” Mega terlihat begitu terangsang, wajahnya menengadah, matanya terpejam dan tangannya semakin cepat bergerak… Samar2 terdengar suara rintihan kecilnya, ” Hh..hh.. akh..”

    Aku semakin gemetar, ketika gadis itu perlahan menekan ujung jari telunjuknya ke lubang kemaluannya.. Lututnya bergetar.. sepertinya ia begitu larut dalam hasrat yang bergejolak.. ”Ssh..hh.. hh..” Rintihannya kembali terdengar lirih, mengekspresikan keinginan seksual yang semakin memuncak.. Pelan2 aku merangkak turun, berjalan ke ruang tengah dan memanggilnya lantang..” MegaAAA…………….! Mega segera menyahut ”Ya paak…?!” ”SINII….! CEPETANN..” Aku tau, di usia remaja seperti itu, hormon tubuhnya sedang bergejolak menuju ke kedewasaan seksual.. Membayangkan ia menonton video XXX seperti itu, aku berani bertaruh celana dalamnya pasti sudah basah oleh cairan vagina.. ”di kamar mandi tadi, apa yang sedang ia bayangkan..? Ahh.. Pasti sebuah penis yang keras dalam kemaluannya..” ”ya pak..?”

    Mega berdiri di pintu kamarku.. Aku merebahkan diri di atas tempat tidur hanya bercelana pendek dan kaos ”tolong pijitin kaki saya, pegel banget..” Ragu2 Mega duduk di sebelah tempat tidur, dan mulai memijit kakiku… Aku memejamkan mata, menikmati sentuhan jemari kecilnya.. membayangkan kemungkinan ia tak sempat membasuh cairan vaginanya membuatku tak dapat menahan ereksi yang tiba2 saja membuat celana pendekku menonjol.. ”Pahanya Mega, agak keras..!”

    Remasan tangan lembutnya di pahaku semakin membuat kemaluanku mengeras.. ”Sebentar, takut ada yang liat..” aku berdiri mengunci pintu kamar.. lalu kembali merebahkan diri.. Mega terlihat gugup, menyadari tonjolan diselangkanganku semakin menggembung.. ia terus menundukan wajah.. Aku menarik tangannya agar kembali memijat pahaku.. Aku berusaha bersikap wajar, membiarkan ia memijat kakiku, lututku, paha.

    Aku meraih remote TV dan DVD Player yang tergeletak di meja kecil di samping tempat tidur, lalu memijat tombol ON.. Tak lama sebuah adegan Blue Film muncul di layar, ”ini bukan DVD yang tadi pagi aku pasang..” aku tersenyum, mengerti.. ”kamu udah liat film ini Mega..? Mega menggelengkan kepala tanpa menoleh.. ”liat dong, udah belum…?” Mega melirik sekilas dan cepat2 menunduk lagi.. ”Gak apa2 koq, kamu kan udah gede.. biar tau gimana caranya….” Mega diam seribu bahasa.. Aku memperbesar volume suaranya, hingga terdengar rintihan dan erangan wanita dalam film itu..

    Seorang laki2 dengan kemaluan cukup besar sedang menyetubuhinya… ”Udah ya pak..? Mega mau ke belakang..” Mega berdiri hendak pergi secepat kilat aku menyambar tangannya.. menariknya duduk di sampingku.. Aku langsung memeluknya, menariknya rebah menimpaku.. Mega berusaha berontak tapi dekapanku cukup kencang membuat ia tak berkutik.. ”Jangan takut Mega, kita nonton bareng mumpung gak ada orang..”.

    Mega mencoba berontak lebih keras.. aku menahannya dengan tangan dan kakiku.. Gelinjang dan tubuhnya yang bergerak-gerak memberontak membuat gairahku semakin memuncak.. aku mulai menciumi wajahnya.. bau keringatnya membuat kemaluanku mengeras.. Mega menjerit kaget saat aku menarik celana pendeknya lepas, aku terkejut menyadari bahwa ia tak sempat memakai celana dalam setelah keluar dari kamar mandi.. Tanganku langsung menyentuh kemaluannya, jari tengahku sempat menyelip di sela belahan daging kemaluannya, terasa sedikit basah..

    Mega memberontak lebih keras.. ia menangis lirih, memintaku untuk melepaskannya.. Tapi aku sudah lupa segalanya.. Obsesi berbulan2, khayalan2 erotis ku membayangkan menikmati tubuh Mega.. seperti membludak menguasai tubuh dan keinginanku.. Aku meremas2 payudaranya, menciumi bibirnya, lehernya.. menjilati daun telinga nya.. Mega tak bisa melepaskan dekapanku.. ia terus bergerak, berusaha mendorongku.. Aku melepaskan celana pendekku dengan cepat.. kemaluanku mengacung tegang, menyentuh pahanya.. selangkangannya.

    Mega menangis.. kedua tanganku memegang kepalanya, mencium bibirnya dengan lembut.. Mega mulai melemah.. aku menciumi air mata yang membasahi kedua pipinya.. ”jja..ngan pakk.. jangaaann..” Aku menjilati bagian samping lehernya.. lubang telinganya… ia melenguh.. menggelinjang… Kepala kemaluanku menempel di bibir kemaluannya.. ia mendorongku.. lemah.. ”Ssshh..hhh.. jangan takut Mega.. gak akan sakit.. saya janji..” kemaluannya terasa hangat.. aku gak tahan ingin memasuki tubuhnya, tapi aku kesulitan menembus lubangnya yang masih sangat rapat.

    Aku membasahi kepala kemaluanku dengan air ludah, lalu mulai menekannya pelan2… ”Aaghh.. sakiiit…!” ia menangis pelan.. aku menekan lebih kuat.. ”Aaaauuw…….!” kepala kemaluanku perlahan menerobos celah sempit itu.. Aku mencium bibir Mega, mengulum lidahnya sambil menekan kemaluanku lebih dalam.. Tubuhku bergetar oleh rasa nikmat dan hasrat yang bergelora…

    Batang kemaluanku mengalirkan rasa nikmat yang luar biasa.. dijepit oleh daging hangat yang begitu erat mencengkram.. Darah segar membasahi batang kemaluanku.. ”Mega.. Mega sayang.. aku telah merenggut keperawananmu..” Aku mulai menggerakkan kemaluanku keluar masuk.. Mega mencengkram erat punggungku, membuatku sedikit kesulitan bergerak.. matanya terus terpejam, tapi ia tak lagi berontak.. aku menekan pantatku.. hingga kemaluanku hampir masuk seluruhnya.. ”Uughh..h..”.

    Mega melenguh.. merasakan sakit dan nikmat di saat bersamaan.. ku ulangi gerakan keluar masuk itu beberapa kali, pelan tapi sedalam mungkin.. hingga kepala kemaluanku terasa menyentuh dasar vaginanya.. Tak ada lagi pemberontakan saat aku menarik kaosnya lepas… kedua payuda** yang sedang tumbuh itu langsung menyembul dengan indah.. ”Ya tuhann..” Aku mencengkram kedua bukit daging itu dan mulai melahapnya dengan rakus…

    Mega menggelinjang.. aku memainkan puting susunya yang kecil dengan lidahku.. ia merintih.. ”nghh..hh”.. pantatku kembali bergerak, mendorong kemaluanku yang sangat tegang melesak ke dalam tubuhnya.. menariknya keluar, lalu menerobos masuk lagi.. menancap dalam tubuhnya.. menyentuh dinding kemaluannya.. bergerak semakin cepat, aku merasakan kenikmatan itu semakin menguasai tubuh dan pikiranku.. menjalari kaki, anus, batang kemaluan hingga kepalaku.. Aku bergerak makin cepat, mengocok daging hangat Mega dengan kemaluanku yang semakin keras.. Sesekali ia menjerit kecil, kesakitan.. saat aku semakin menggila.. kejantananku bergerak dalam tubuh kecil Mega.. dalam jepitan otot vagina sempit yang basah oleh lendir vaginanya.

    Kemaluanku bergetar nikmat.. kemaluan Mega berdenyut hangat.. Akh, sepertinya aku tak sanggup lagi menahan… Dalam kenikmatan, aku menatap wajah Mega yang manis dan lugu.. berkeringat dalam dekapanku.. matanya terpejam, payudaranya berayun tersentak sentak oleh gerakanku menyetubuhinya… puting kecilnya begitu indah kemerahan… Aaghhh.. aku menghentikan gerakanku sejenak.. berusaha menahan ledakan kenikmatan yang hampir menyemprot dalam tubuh perawan kecil ini.

    Untuk pertama kalinya, Mega membuka matanya yang basah… melihat kedalam mataku dengan tatapan yang tak pernah kulihat sebelumnya… Kami masih saling berpandangan saat aku perlahan kembali menggerakan kemaluanku masuk, keluar.. masuk dan keluar semakin cepat… semakin kuat… ”aaakhh…hh..” Mega mengerang.. Tak kusangka2 ia menarik kepalaku mendekat..

    Mega mencium bibirku.. aku langsung melahap bibirnya.. membelitkan lidahku mencari2 lidahnya.. Dalam kenikmatan yang begitu memabukkan, aku merasakan lidah Mega bergerak dalam mulutku..”TMega.. hh..Aghhh. hh…” Sekali lagi aku berhenti…. berusaha menahan.. tapi.. akh.. Mega masih menggerakkan pinggulnya, tak menyadari bahwa aku sudah diambang puncak kenikmatan.. Kemaluannya yang sempit mengurut batang kemaluanku dengan sempurna… ”SSTOPP..Hhh..!!” aku memintanya berhenti.. dan.. terlambat.. ”AAAAAh….Aaaaaaaghhhhhh…hhh”.

    Mega berusaha mendorongku keluar dari tubuhnya, tapi tanpa sadar aku malah menekan kemaluanku dalam2.. ”HHhhh…akhh…..” Rasa nikmat yang luar biasa benar2 membuatku kehilangan kesadaran.. Aku terus menggenjot kemaluanku dalam jepitan kemaluan Mega yang kencang, tenggelam dalam gelombang perasaan surgawi.. Menyemprotkan begitu banyak cairan sperma ke dalam tubuh gadis kecil itu..

    Dorongan tangan Mega tak membuatku tersadar, aku menekan kemaluanku dalam2 hingga pangkal kemaluanku.. Nikmat yang paling nikmat, orgasme yang begitu panjang… Ejakulasi yang begitu banyak jumlahnya, menyemprot dalam tubuh perawan 16 tahun ini… Aku mencium bibir Mega, menindihnya, memeluknya, menikmati kenyal payudaranya menekan dadaku, merasakan kemaluanku berdenyut2 dalam kemaluannya yang hangat.

    Selama beberapa saat kami tak bergerak, tubuh telanjang kami menyatu, basah oleh keringat.. tanpa ada suara, tanpa ada gerakan, hanya nafas yang terdengar… Esoknya, hari berikutnya dan esoknya lagi.. Mega menghindar untuk bertatap muka denganku.. SeMegap istriku berangkat kerja, ia langsung mengurung diri di kamarnya.. Aku mencoba bersabar menunggu sampai ia keluar dari kamarnya.. Tapi sampai beberapa jam aku menunggu ia tak juga keluar, aku mengetuk pintu kamarnya, memanggilnya tapi ia tak mau menjawab..

    Hari sudah siang dan banyak pekerjaan rumah yang masih belum ia kerjakan. Daripada nanti istriku bertanya tanya, lebih baik aku mengalah.. lalu berangkat ke kantor.. Tapi sorenya rumah sudah kembali rapi, rupanya setelah aku meninggalkan tumah, Mega langsung bekerja seperti biasa.. Didepan istriku Mega berusaha bersikap wajar, seperti sebelum ada kejadian itu, tapi ketika istriku masuk kamar mandi atau pergi ke warung, Mega langsung masuk kamar dan mengunci pintu kamarnya. Lama lama aku jadi semakin geregetan, kesal dan penasaran.. Suatu malam, aku sibuk menyelesaikan pekerjaan dengan laptop ku.

    Istriku tidur sangat lelap akibat obat flu yan diminumnya.. Sekitar pukul 00.30, dalam keheningan malam itu terdengar sayup2 suara pintu kamar Mega terbuka. Perlahan tanpa suara aku berjalan keluar, rupanya Mega sedang ke kamar mandi mungkin terbangun karena pengen buang air kecil. Tiba2 muncul ide gila, diam2 aku masuk ke kamar Mega yang gak dikunci, lalu masuk ke kolong tempat tidurnya. Sekitar 2 menit kemudian Mega masuk, lalu mengunci pintu kamar. Aku melihat kaki Mega sebatas betisnya yang kuning langsat melangkah menuju tempat tidur.

    Mega membanting tubuhnya ke atas kasur hingga hidungku terbentur bagian bawah kasur, aku memaki dalam hati. Setelah menunggu sekitar 20 menit, aku mulai mendengar suara nafas yang teratur, ia sudah terlelap.. Perlahan aku merangkak keluar dari kolong tempat tidur itu. Begitu berdiri dadaku langsung berdegup kencang.. Mega terbaring lelap dengan hanya mengenakan bra.. Pelan2 aku menarik selimut kain yang menutupi bagian bawah tubuhnya.. celana dalam berwarna hitam menutupi gundukan daging diselangkangannya..

    Aku mendekatkan wajah ke arah kemaluannya.. menciumnya lembut.. Kemaluanku langsung menggeliat.. Sudah 10 hari sejak kejadian itu, aku benar2 seperti keranjingan, menelusuri tubuh setengah telanjang Mega dalam cahaya lampu yang agak redup.. menyentuh kulit perutnya dengan punggung tanganku, lalu jari tanganku dengan lembut menekan bagian daging kemaluannya.. Terasa belahan bibir vaginanya hangat dan… Ahh, kemaluanku sudah tak bisa diajak kompromi.. tegang mengeras gak tahan ingin memasuki tubuh gadis kecil ini, merasakan nikmatnya kemaluan sempit yang membuatku tergila2.

    Aku melepas celana dalamku hingga kemaluanku tegak mengacung.. lalu dengan sangat perlahan memeluk Mega.. Untuk sesaat Mega tak bergeming, aku menempelkan batang kemaluanku di pahanya.. menekannya sedikit membuat gairahku semakin menggila.. Aku merangkul tubuhnya, lalu mencium lehernya.. dan saat itu juga Mega terbangun, hampir menjerit kalo aku gak segera menutup mulutnya dengan tanganku.. ”Ssst, jangan berisik.. nanti ibu bangunn..!” Mega terdiam, tubuhnya terasa tegang.. aku mempererat pelukanku.. ” Megaa…. aku kangeeenn…..!” Mega diam tak menjawab… Sebelah lenganku berada di bawah lehernya, memeluknya, menciumi pundaknya… Mega memberontak.. menggeliat.. Aku menarik tubuhnya dan langsung menindihnya.

    Mega menatapku nanar… ”Jangann pak.. Mega takutt…” Setelah yakin bahwa ia tak akan berteriak, aku turun dari tempat tidurnya, mematikan lampu hingga ruangan itu menjadi gelap gulita.. lalu kembali menaiki tempat tidur Mega. Aku kembali menindih tubuh Mega yang setengah telanjang.. Menciumi pundak, leher, hingga daun telinga Mega.. Nyaris tak bisa melihat apapun dalam kegelapan, aku menguasai tubuh Mega.. menjelajahinya, merabanya, mengelusnya.. meremasnya…

    Mega tak sanggup memberi perlawana yang berarti, karena ia terlalu takut untuk berteriak.. dan sepertinya ia sudah mulai terpengaruh dengan apa yang kulakukan pada dirinya.. Aku menarik bra nya turun.. lalu mulai melahap payudaranya dengan rakus… suara desahan Mega membuat darahku serasa mendidih terbakar nafsu.. Lidahku mempermainkan puting sebelah kiri, sementara tanganku meremas remas payuda** kanannya.

    Tak lama, aku berhasil menarik lepas celana dalamnya hingga saat itu, Mega gadis kecil itu.. telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya, dalam kegelapan kamar tidurnya, sepenuhnya dalam kekuasaan nafsuku… Mega mendesah saat kedua tanganku memilin kedua putingnya, menciumi perutnya.. terus turun hingga hidungku menyentuh bulu halus kemaluannya..

    Lidahku menyentuh tonjolan kecil yg terselip disela kemaluannya, Mega menggelinjang.. Aku menggerakkan lidahku lebih cepat, terdengar Mega merintih pelan.. Aku semakin menggila dikuasai oleh nafsu yang semakin membludak.. Lidahku sesekali menjulur ke dalam lubang kemaluannya, menjilati rasa asin cairan kemaluan Mega.. Setelah sekitar 15 menit aku menjilati clitorisnya, aku merasakan tangan Mega menarik rambutku.. ia mendorong tubuhku ke atas… “Ya tuhan, ia menginginkanku sekarang.”.

    Aku sedikit gemetar saat memposisikan tubuhku diatas tubuh telanjang Mega.. Kemaluanku terasa begitu keras mengacung oleh gairah… Dalam kegelapan aku membuka lebar pahanya, menyadari tak ada lagi penolakan dari gadis kecil ini.. Ibu jari tangan kananku bergerak pelan merangsang clitorisnya saat kepala kemaluanku menempel di bibir kemaluan Mega yg udah basah.. Dengan sedikit menekan aku merasakan kepala kemaluanku memasuki lubang nikmat yang masih sangat sempit itu.. Desahan nafas Mega terdengar serak, “aa..akhh….” saat kemaluanku yang cukup besar memasuki tubuhnya.

    Aku terus menekannya dalam dalam, merasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding vaginanya.. selama beberapa detik aku tak menggerakan pinggulku.. hanya merasakan jepitan kemaluannya yg mengalirkan sensasi luarbiasa ke sekujur tubuhku.. lalu perlahan, sambil mencium puting payudaranya, aku mulai bergerak…. Kedua tangan Mega mencengkram kepalaku, ia merintih.. pelan.. tapi membuatku semakin bernafsu.

    Kemaluanku bergerak semakin cepat, menerobos keluar masuk dalam irama yang teratur… Aku mendekap tubuh Mega erat, keringat mulai membasahi tubuh kami, saat genjotanku semakin cepat.. aku menciumi lehernya, menjilati telinganya.. Sesekali suara Mega terdengar seperti isak tangis, tapi sesaat kemudian ia merintih… mendesah… Aku seperti tenggelam dalam lautan kenikmatan, melupakan sekelilingku.. Melupakan istriku yang sedang terlelap di kamar tidur kami.. Seluruh panca inderaku hanya merasakan apa yang sedang terjadi di atas tempat tidur kecil ini..

    Setelah beberapa lama, aku semakin menggila.. menggenjot kemaluanku lebih keras dan lebih cepat… seperti kesetanan menyetubuhi tubuh gadis kecil itu, melupakan kenyataan bahwa tubuhnya belum terbiasa dengan kemaluanku yang berukuran cukup besar, saat ini begitu tegang mengeras mengocok2 kemaluannya.. Mega menjerit lirih, mencengkram leherku… “ssakki.iittth..!” Aku terengah2, mataku mulai terbiasa dalam gelap… menatap tubuh kecil itu begitu indah.

    Aku melahap payudaranya dengan rakus, mempermainkan putingnya dengan lidah.. “h…hh.. akh…” Suara rintihan Mega tiba2 saja membuatku bergetar.. tubuhku seperti dialiri listrik.. mengalir dari ujung kaki merayapi paha, pantat dan selangkanganku… Rasanya aku tak tahan lagi menahan dorongan kenikmatan ini lebih lama lagi… Aghhh..hh…. Berusaha untuk menunda puncak kenikmatanku, aku berhenti menyetubuhinya, lalu berbaring di sebelah Mega.. Aku menarik nafas panjang berusaha mengatur nafasku yang terengah engah..

    Mega memelukku, lalu kami berpelukan erat seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta.. Aku menuntun tangan kecil Mega untuk menyentuh kemaluanku.. Awalnya ia hanya meremas2 batang kemaluanku dengan ragu2, tapi beberapa saat kemudian ia mulai mengocoknya dengan cepat.. Ahh… aku meremas payudaranya sambil sesekali mempermainkan putingnya… Mega tiba2 memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.. augh… ia mulai mengisap kemaluanku dengan bernafsu sambil meremas2 biji zakarku.. Rupanya Mega sudah dikuasai oleh nafsu berahinya, karena sifat malu2nya hilang saat ini, berganti dengan sikap agresif mengocok dan meremas kemaluanku.. menjilati biji zakarku Akhhh.

    Jantungku berdegup semakin kencang ketika Mega menaiki tubuhku.. ia menindihku, menciumi perutku, menjilati puting susuku.. lalu… ia mengarahkan kepala kemaluanku ke selangkangannya.. “aakhhhh…..hh…” Mega merintih saat kemaluanku kembali memasuki lubang senpit kemaluannya, ia mulai bergerak pelan naik turun.. Kepalanya rebah di dadaku, payudaranya menempel di perutku.. hanya bagian pinggulnya yang bergerak naik turun.. Aku merasakan sensasi yang lain.. Aku hanya berbaring terlentang, sementara Mega bergerak di atas selangkanganku.. kemaluannya ketat menjepit batang kemaluanku, mengurutnya dengan sempurna.

    Mega bergerak semakin cepat, menimbulkan suara kecipak yang erotis.. Aku mengangkat tubuhku hingga duduk, kedua tangan Mega melingkari leherku.. Kami mulai berciuman, lidah saling berbelit.. Mega menciumku dengan sangat bernafsu, lidahnya seperti menari dalam mulutku.. Aku mulai merasakan getaran kenikmatan itu semakin menggila.. “Aaghhh..hhh….!” Mega mempercepat gerakan pinggulnya, mengurut batang kemaluanku lebih cepat, lebih ketat…… dan……. “AAAaaa…ghhh…” Kedua tanganku mencengkram pantat Mega, meremasnya… lalu, sambil menggeram panjang.. aku meledak dalam kenikmatan yang luarbiasa..

    Mega menciumi leherku, menggenjot kemaluanku dengan cepat.. Aku kelojotan dalam pelukan Mega, ia memutar pinggulnya, menekan kemaluannya hingga kemaluanku seperti menembus tubuhnya… Mega memelukku erat, membenamkan wajahku di sela2 payudaranya yang kenyal dan padat… lalu mencium keningku… Hugel (Hubungan gelapku)dengan Mega terus berlanjut hingga saat ini…Yahh semoga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Malam Minggu

    Cerita Sex Nikmatnya Malam Minggu


    907 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Malam Minggu, Ini cerita pengalamanku di dunia malam sekitar tahun 2004-2005 an, aku kalian sudah tau dong namaku Tommy, cuma yang membedakan sekarang adalah badanku yang semakin altetis bidang dan tentunya yang menarik perhatian adalah tinggiku yang lumayan tinggi sekitar 1.80.

    Waktu malam minggu ini aku janjian dengan Lina temen dekatku di salah satu tempat dugem yang yang sekarang sudah tutup. Waktu menunjukan jam 11 malam, aku mulai memasuki kawasan Hayam muruk dengan mobil BMW ku memarkirkan mobilku dan aku masuk langsung ke atas, masuk dan bayar…kemudian aku menelpon lina untuk memberitahu kalau aku sudah sampai dan menayakan Lina dimana …sedikit berteriak teriak untuk menjawbnya kairnya aku tau kalau dia memesan table di depan panggung. sebelah kanan.

    Malam itu terasa bener asap rokok bercampur alkohol dan dentuman musik house yang kalau belum biasa pasti bisa muntah muntah…memasuki lorong manusia yang berjoget sambil terkadang melihatku dan terkadang juga sedikit mencolek badanku yang melewatinya. Yang suka kedugem pasti ngerasain apa yang aku maksud. Kemudian akirnya aku temukan linda besama teman temannya dan aku dikenalkan dengan temannya satu persatu namanya adalah Lia, yang berbadan ramping cenderung kurus tapi memiliki mata yang tajam dan yang senyum menawan menggunakan baju putih,

    kemudian dikenalkan dengan Dian mirip artis ayu ashari pakai baju hitam dan kelihatnya lagi teler…karena ine..x mungkin ya..yang menarik dari dian adalah badanya yang padat dan toketnya yang gede sekitar dua kali genggaman …kalau mau bayangin ya seperti sarah as..hari deh …segitu kemudian kami makin hot dalam berjoget di sekitaran meja kami. Linda mendekatiku dan merangkul aku..aku menayakan ke Lin ” itu Dian kenapa ? ” Lina menjawab ” lagi stress dia ditinggal pacarnya…

    Kulihat dari mata kiriku dian meskipun teler tetep sexy dan melihat juga ke mataku ..mata kami bertemu dan sejurus kemudian dian makin meliuk liukan badannya posisi meja kita adalah meja yang tinggi bukan sofa, jadi berdekatan dengan meja tamu yang lain dan bener waktu itu padet banget ..aku kemudian mengambil rokok dan menyedotnya sambil menikmati musik dan lina tetap melingkari badangku dengan tangannya seakan memberitahu kalau aku adalah miliknya ketemen temennya…tapi si lia yang pakai baju putih juga makin hot bergoyang disamping kiriku sambil berputar putar…dan terkadang menyetuh bagkian kakiku…rasanya ser ser…canti lia dengan rok penedeknya yang mungkin hanya lima senti sudah pasti mengenai memeknya..pendek banget kan sambil kadang dia meminum minumanku…kemudian aku memesan beberapa minuman lagi..rainbow yang biasa kita bakar dulu dan disedot…enak banget…suasana makin hot …lina memesan Jak Daniels …dan minuman apalagi aku tidak tau….setengah jam berlalu *badangku makin panas dan mengatakan ke lina…lin ngefloor yuk…lina menjawab km pergi sama si lia tuh…kayaknya sudah kepanasan dia..sambil menunjuk dan ketawa tawa…akirnya aku gandeng Lia…yuk ngefloor…

    Di floor makin hot lagi temen temen lia meliuk liukan tubuhnya menyetuh bagian pelerku sambil terkadang memelukku..dan sebentar bergoyang makin hot..sambil mengibaskan rambut panjangnya…di depanku terdapat cewek yang lumayan sexy abg lah ya…yang melihatku dan aku balas melihatnya…dan dengan percaya dirinya dia memberikan tanda seperti jari telunjuknya dimasukkan ke jari telunjuk dan jempol kirinya seperti sedang mengasi sinyal bahwa dia pingin dientot dengan ku…aku memperhatikannya dia terus terusan melakukan aktivitasnya tersebut…di keremangan malam….yang sering kedugem pasti tau yang aku maksudkan.*

    Aku kemdudian kembali ke tempat duduk karena cape..kulihat cewek tersebut yang mukanya mirip penyiar metro gilang ayunda…melihatku dan aku menuju ke toilet…di belakang panggung kulihat dari kejahuan sebutlah si ayu ini mengikutiku habis di toilet yang ada banyak orang pada muntah muntah dan…aku lihat si ayu menunggu ku didpn toilet..buset …bajunya terlihat sexy abis dengan tangtop dan kulit hitam sawo matang…melihatku dan memberikan kode jempol yang diapit dijari telunjuk…aku dengan teler teler pura pura mendekat ke dia dan mengatakan gimana say…diakemudian merabai tongkolku dan mengatakan mau..ga ngamar sama aku..? aku balas bayar berapa ? …dia balas 700 dengan menunjukan jari telunjuknya..aku kasih tau lain kali ya…sambil berlalu dan meningkalkan si ayu di sudut ruangan itu…aku kembali ke meja…terus posisiku membelakangi lina yang berjoget didepan sangat hot..terlihat siluet dibelakang sini..kemudian…yang tak kulihat adalah diana ..ternyata diana hanya duduk di samping smbil tiduran dimeja tersebut. aku mendatanginya dan duduk kemudian kuliat lina dan lia tetap berjoget dengan hotnya…lia disamping kiriku menyapaku “Tom lama amat..? kesambit ya ? ” sambil ketawa aku memberitahu bahwa baru ke toilet.

    Aku kemudian minum Jack Di tapi kemudian aku merasakan ada yang aneh di minumanku.. aku merasa agak pahit.. dalam hati pasti lina masukin sesuatu.. tapi sdh terlambat jg untuk dikeluarkan…
    Aku kemudian mengoyang goyangkan kepala .. sedikit pusing dan serasa dentuman musik masuk di kepalaku…kuliat dian senyum penuh arti kemudian dia merabai bagian atas celanaku aku hendak menghentikannya tapi diana lebih cepat mengengam kontolku yang mengacung … Kuliat lina tetap berjoget… Kemudian yg lebih gila lagi diana memasuki meja yg di sarungi kain hitam kemudian membuka reselting celanaku .. membenakan mulutnya melumat kontolku..aku berusaha tetap tenang dibWah sana diana dengan nafsunya melumati kontolku memaju mundurkan dan memegang dragon ballku… Yang tak kusangka lia yg tadi disampingku sudah dibelakangku memelukku dan membisihkan.. kata lina malam ini km milik kita berdua… Sambil menyapu telingaku dengan lidahnya… Dibwh sana kontolku sdh keras sekeras. Kerasnya mengacung..dan tiba tiba aku mengejang… Dan meremas tangan lia…pejuku muncrat dimulut diana..dan diana menyedot abis…

    Gila.. rasnaya aku memuncratkan dua atau tiga kali peju ke mulut diana.. kemudian diana kembali ketempat duduknya serasa ga ada apa apa…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex aku yang di perkosa mertua

    Cerita Sex aku yang di perkosa mertua


    907 views

    Perawanku – Cerita Sex aku yang di perkosa mertua, Ini memang cerita asli aku diperkosa mertuaku sendiri, banyak yang bilang memang aku ini cantik dan seksi punya bokong besar. Mari kita simak kelanjutanya… woyooSelewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih takut untuk berhubungan seks. Mungkin dia masih teringat pada waktu aku menjerit-jerit pada saat melahirkan, memang dia juga turut masuk ke ruang persalinan mendampingi saya waktu melahirkan. Di samping itu aku memang juga sibuk benar dgn si kecil, baik siang maupun malam hari. Si kecil sering bangun malam-malam, nangis dan aku harus menyusuinya sampai dia tidur kembali.

    Sementara suamiku semakin sibuk saja di kantor, maklum dia bekerja di sebuah kantor Bank Pemerintah di bagian Teknologi, jadi pulangnya sering terlambat. Keadaan ini berlangsung dari hari ke hari, hingga suatu saat terjadi hal baru yg mewarnai kehidupan kami, khususnya kehidupan pribadiku sendiri.
    Ketika itu kami mendapat kabar bahwa ayah mertuaku yg berada di Amerika bermaksud datang ke tempat kami. Memang selama ini kedua mertuaku tinggal di Amerika bersama dgn anak perempuan mereka yg menikah dgn orang sana. Dia datang kali ini ke Indonesia sendiri untuk menyelesaikan sesuatu urusan. Ibu mertua nggak bisa ikut karena katanya kakinya sakit.

    Ketika sampai waktu kedatangannya, kami menjemput di airport, suamiku langsung mencari-cari ayahnya. Suamiku langsung berteriak gembira ketika menemukan sosok seorang pria yg tengah duduk sendiri di ruang tunggu. Orang itu langsung berdiri dan menghampiri kami. Ia lalu berpelukan dgn suamiku. Saling melepas rindu. Aku memperhatikan mereka.

    Ayah mertuaku masih nampak muda diumurnya menjelang akhir 50-an, meski kulihat ada beberapa helai uban di rambutnya. Tubuhnya yg tinggi besar, dgn kulit gelap masih tegap dan berotot. Kelihatannya ia tidak pernah meninggalkan kebiasaannya berolah raga sejak dulu. Beliau berasal dari belahan Indonesia Timur dan sebelum pensiun ayah mertua adalah seorang perwira angkatan darat.

    “Hei nak Dilla. Apa khabar…!”, sapa ayah mertua padaku ketika selesai berpelukan dgn suamiku.
    “Ayah, apa kabar? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana keadaan Ibu di Amerika..?” balasku.
    “Oh…Ibu baik-baik saja. Beliau nggak bisa ikut, karena kakinya agak sakit, mungkin keseleo….”
    “Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian.

    Sejak adanya ayah di rumah, ada perubahan yg cukup berarti dalam kehidupan kami. Sekarang suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayah mertuaku orangnya memang pandai membawa diri, pandai mengambil hati orang. dgn adanya ayahmertua, suamiku jadi lebih betah di rumah. Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama.

    Akan tetapi pada hari-hari tertentu, tetap saja pekerjaan kantornya menyita waktunya sampai malam, sehingga dia baru sampai kerumah di atas jam 10 malam. Hal ini biasanya pada hari-hari Senin setiap minggu. Sampai terjadilah peristiwa ini pada hari Senin ketiga sejak kedatanganayah mertua dari Amerika.

    Sore itu aku habis senam seperti biasanya. Memang sejak sebulan setelah melahirkan, aku mulai giat lagi bersenam kembali, karena memang sebelum hamil aku termasuk salah seorang yg amat giat melakukan senam dan itu biasanya kulakukan pada sore hari. Setelah merasa cukup kuat lagi, sekarang aku mulai bersenam lagi, disamping untuk melemaskan tubuh, juga kuharapkan tubuhku bisa cepat kembali ke bentuk semula yg langsing, karena memang postur tubuhku termasuk tinggi kurus akan tetapi padat.

    Setelah mandi aku langsung makan dan kemudian meneteki si kecil di kamar. Mungkin karena badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan setelah si kecil kenyg dan tidur, aku menidurkan si kecil di box tempat tidurnya. Kemudian aku berbaring di tempat tidur. Saking sudah sangat mengantuk, tanpa terasa aku langsung tertidur. Bahkan aku pun lupa mengunci pintu kamar.

    Setengah bermimpi, aku merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi seperti berangsur hilang… Bahkan aku merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yg membuatku melayg-layg. Aku seperti dibuai oleh hembusan angin semilir yg menerpa bagian-bagian peka di tubuhku.

    Tanpa sadar aku menggeliat merasakan semua ini sambil melenguh perlahan. Dalam tidurku, aku bermimpi suamiku sedang membelai-belai tubuhku dan kerena memang telah cukup lama kami tidak berhubungan badan, sejak kandunganku berumur 8 bulan, yg berarti sudah hampir 3 bulan lamanya, maka terasa suamiku sangat agresif menjelajahi bagian-bagian sensitif dari sudut tubuhku.

    Tiba-tiba aku sadar dari tidurku… tapi kayaknya mimpiku masih terus berlanjut. Malah belaian, sentuhan serta remasan suamiku ke tubuhku makin terasa nyata. Kemudian aku mengira ini perbuatan suamiku yg telah kembali dari kantor. Ketika aku membuka mataku, terlihat cahaya terang masih memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yg berarti hari masih sore. Lagian ini kan hari Senin, seharusnya dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yg sedang mencumbuku…

    Aku segera terbangun dan membuka mataku lebar-lebar. Hampir saja aku menjerit sekuat tenaga begitu melihat orang yg sedang menggeluti tubuhku. Ternyata… dia adalah mertuaku sendiri. Melihat aku terbangun, mertuaku sambil tersenyum, terus saja melanjutkan kegiatannya menciumi betisku. Sementara dasterku sudah terangkat tinggi-tinggi hingga memperlihatkan seluruh pahaku yg putih mulus.
    “Yah…!! Stop….jangan…. Yaaahhhh…!!?” jeritku dgn suara tertahan karena takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.

    “Nov, maafkan Bapak…. Kamu jangan marah seperti itu dong, sayg….!!” Ia malah berkata seperti itu, bukannya malu didamprat olehku.
    “Ayah nggak boleh begitu, cepat keluar, saya mohon….!!”, pintaku menghiba, karena kulihat tatapan mata mertuaku demikian liar sambil tangannya tak berhenti menggerayg ke sekujur tubuhku. Aku mencoba menggeliat bangun dan buru-buru menurunkan daster untuk menutupi pahaku dan beringsut-ingsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Akan tetapi mertuaku makin mendesak maju menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Aku semakin ketakutan.
    “Nov… Kamu nggak kasihan melihat Bapak seperti ini? Ayolah, Bapak kan sudah lama merindukan untuk bisa menikmati badan Dilla yg langsing padat ini….!!!!”, desaknya.
    “Jangan berbicara begitu. Ingat Yah… aku kan menantumu…. istri Dani anakmu?”, jawabku mencoba menyadarinya.

    “Jangan menyebut-nyebut si Dani saat ini, Bapak tahu Dani belum lagi menggauli nak Dilla, sejak nak Dilla habis melahirkan… Benar-benar keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya.

    Rupanya entah dgn cara bagaimana dia bisa memancing hubungan kita suami istri dari Dani. Ooooh…. benar-benar bodoh si Dani, batinku, nggak tahu kelakuan Bapaknya.

    Mertuaku sambil terus mendesakku berkata bahwa ia telah berhubungan dgn banyak wanita lain selain ibu mertua dan dia tak pernah mendapatkan wanita yg mempunyai tubuh yg semenarik seperti tubuhku ini. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia hanya mencoba merayuku dgn rayuan murahan dan menganggap aku akan merasa tersanjung.

    Aku mencoba menghindar… tapi sudah tidak ada lagi ruang gerak bagiku di sudut tempat tidur. Ketika kutatap wajahnya, aku melihat mimik mukanya yg nampaknya makin hitam karena telah dipenuhi nafsu birahi. Aku mulai berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat birahi mertuaku yg kelihatan sudah menggebu-gebu. Melihat caranya, aku sadar mertuaku akan berbuat apa pun agar maksudnya kesampaian.

    Kemudian terlintas dalam pikiranku untuk mengocok kemaluannya saja, sehingga nafsunya bisa tersalurkan tanpa harus memperkosa aku. Akhirnya dgn hati-hati kutawarkan hal itu kepadanya.

    “Yahh… biar Dilla mengocok Ayah saja ya… karena Dilla nggak mau ayah menyetubuhi Dilla… Gimana…?”
    Mertuaku diam dan tampak berpikir sejenak. Raut mukanya kelihatan sedikit kecewa namun bercampur sedikit lega karena aku masih mau bernegosiasi.
    “Baiklah..”, kata mertuaku seakan tidak punya pilihan lain karena aku ngotot tak akan memberikan apa yg dimintanya.

    Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam keganasannya. Kupikir biasanya lelaki kalau sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya.

    Ugh! Sialan, ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya. Aku sangat kaget dan terkesima melihat batang kemaluan mertuaku itu….

    Oooohhhh…… benar-benar panjang dan besar. Jauh lebih besar daripada punya Dani suamiku. Mana hitam lagi, dgn kepalanya yg mengkilap bulat besar sangat tegang berdiri dgn gagah perkasa, padahal usianya sudah tidak muda lagi.

    Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kali ini aku memegang kontol orang selain milik suamiku, mana sangat besar lagi sehingga hampir tak bisa muat dalam tanganku. Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan nikmat keluar dari mulutnya seraya menyebut namaku.
    “Ooooohhh…..sssshhhh…..Dillaii…eee..eeenaaak. .. betulll..!!!” Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.

    Aku mulai bergerak turun naik menyusuri batangnya yg besar panjang dan teramat keras itu. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yg sudah licin oleh cairan yg meleleh dari liangnya. Kudengar mertuaku kembali melenguh merasakan ngilu akibat usapanku. Aku tahu dia sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam beberapa kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya. Sebentar lagi tentu akan segera selesai sudah, pikirku mulai tenang.

    Dua menit, tiga… sampai lima menit berikutnya mertuaku masih bertahan meski kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangan mertuaku menggeraygi ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan agar jangan berbuat macam-macam.

    “Nggak apa-apa …..biar cepet keluar..”, kata mertuaku memberi alasan.
    Aku tidak mengiyakan dan juga tidak menepisnya karena kupikir ada benarnya juga. Biar cepat selesai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tidak melarangnya lagi. Ia dgn lembut dan hati-hati mulai meremas-remas kedua payudara di balik dasterku. Aku memang tidak mengenakan kutang kerena habis menyusui si kecil tadi. Jadi remasan tangan mertua langsung terasa karena kain daster itu sangat tipis.
    Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan juga atas remasan ini. Apalagi tanganku masih menggenggam batangnya dgn erat, setidaknya aku mulai terpengaruh oleh keadaan ini. Meski dalam hati aku sudah bertekad untuk menahan diri dan melakukan semua ini demi kebaikan diriku juga. Karena tentunya setelah ini selesai dia tidak akan berbuat lebih jauh lagi padaku.
    “Dilla sayg.., buka ya? Sedikit aja..”, pinta mertuaku kemudian.

    “Jangan Yah. Tadi kan sudah janji nggak akan macam-macam..”, ujarku mengingatkan.
    “Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka. Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Nafas mertuaku semakin memburu kencang melihatku setengah telanjang.
    “Oh.., Dillai kamu benar-benar cantik sekali….!!!”, pujinya sambil memilin-milin dgn hati-hati puting susuku, yg mulai basah dgn air susu. Aku terperangah. Situasi sudah mulai mengarah pada hal yg tidak kuinginkan.

    Aku harus bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, langsung kumasukkan batang kemaluan mertuaku ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar ia cepat-cepat selesai dan tidak berlanjut lebih jauh lagi. Aku sudah tidak mempedulikan perbuatan mertuaku pada tubuhku. Aku biarkan tangannya dgn leluasa menggerayg ke sekujur tubuhku, bahkan ketika kurasakan tangannya mulai mengelus-elus bagian kemaluanku pun aku tak berusaha mencegahnya. Aku lebih berkonsentrasi untuk segera menyelesaikan semua ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang kontolnya semakin mengganas sampai-sampai mertuaku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku.

    Aku tambah bersemangat dan semakin yakin dgn kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini ternyata berakibat fatal bagiku. Sudah hampir setengah jam, aku belum melihat tanda-tanda apapun dari mertuaku. Aku jadi penasaran, sekaligus merasa tertantang. Suamiku pun yg sudah terbiasa dgnku, bila sudah kukeluarkan kemampuan seperti ini pasti takkan bertahan lama. Tapi kenapa dgn mertuaku ini? Apa ia memakai obat kuat?

    Saking penasarannya, aku jadi kurang memperhatikan perbuatan mertuaku padaku. Entah sejak kapan daster tidurku sudah terlepas dari tubuhku. Aku baru sadar ketika mertuaku berusaha menarik celana dalamku dan itu pun terlambat!
    Begitu menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku. Aku sudah telanjang bulat! Ya ampun, kenapa kubiarkan semua ini terjadi. Aku menyesal kenapa memulainya. Ternyata kejadiannya tidak seperti yg kurencanakan. Aku terlalu sombong dgn keyakinanku. Kini semuanya sudah terlambat. Berantakan semuanya! Pekikku dalam hati penuh penyesalan. Situasi semakin tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan.

    Mertuaku dgn lihainya dan tanpa kusadari sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dgn posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih.

    Suka tidak suka, mau tidak mau, kurasakan kenikmatan cumbuan mertuaku di sekitar itu. Akh luar biasa! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Aku marah pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yg sudah tidak mau mengikuti perintah pikiran sehatku.

    Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah mertuaku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak. Kini aku sudah lupa dgn siasat semula. Aku sudah terbawa arus. Aku malah ingin mengimbangi permainannya. Mulutku bermain dgn lincah. Batangnya kukempit dgn buah dadaku yg membusung penuh dan kenyal. Maklum, masih menyusui.

    Sementara kontol itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya. Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau mertuaku memakai obat kuat. Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku. Jilatan dan hisapan mulut mertuaku benar-benar membuatku tak berdaya.

    Aku semakin tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar. Tubuhku mengejang, seluruh aliran darah serasa terhenti dan aku tak kuasa untuk menahan desakan kuat gelombang lahar panas yg mengalir begitu cepat.
    “Oooohhhhh…….aaaa….aaaaa……aaauugghhhhhhh hh..!!!!!” aku menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Aku terkulai lemas sementara batang kontol mertuaku masih berada dalam genggamanku dan masih mengacung dgn gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja.
    Aku mengeluh karena tak punya pilihan lain. Sudah kepalang basah. Aku sudah tidak mempunyai cukup tenaga lagi untuk mempertahankan kehormatanku, aku hanya tergolek lemah tak berdaya saat mertuaku mulai menindih tubuhku. dgn lembut ia mengusap wajahku dan berkata betapa cantiknya aku sekarang ini.
    “Dillaii…..kau sungguh cantik. Tubuhmu indah dan langsing tapi padat berisi.., mmpphh..!!!”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dgn lidahnya.

    Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yg mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku entah mengapa semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.

    Wajahku yg cantik, tubuhku yg indah dan berisi. Payudaraku yg membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan agak menggembung, pinggul yg membulat padat berisi menyambung dgn buah pantatku yg `bahenol’. Diwajah mertuaku kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yg tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yg baru numbuh bulu-bulu hitam pendek, dgn warna kultiku yg putih mulus.

    Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yg tadinya merapat.

    Mertuaku menempatkan diri di antara kedua kakiku yg terbuka lebar. Kurasakan kepala kontolnya yg besar ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yg masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin.

    Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya ia sengaja melakukan itu. Apalagi saat moncong kontolnya itu menggesek-gesek kelentitku yg sudah menegang. Mertuaku menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya.

    Ia tahu persis apa yg kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang kontolnya dalam memekku. Aku ingin segera membuatnya `KO’Terus terang aku sangat penasaran dgn keperkasaannya. Kuingin buktikan bahwa aku bisa membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.
    “Yah..?” panggilku menghiba.

    “Apa sayg…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.
    “Cepetan..yaaahhhhh…….!!!”
    “Sabar sayg. Kamu ingin Bapak berbuat apa…….?” tanyanya pura-pura tak mengerti.
    Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku saat itu. Namun mertuaku sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku. Ia sengaja mengulur-ulur dgn hanya menggesek-gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.
    “Dillai….iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh….se….se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!!”, kataku terbata-bata dgn terpaksa.

    Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini. Aku yg tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta-minta. Perempuan macam apa aku ini!?
    “Apanya yg dimasukin…….!!”, tanyanya lagi seperti mengejek.
    “Aaaaaaggggkkkkkhhhhh…..ya…yaaaahhhh. Ja…..ja….Jaaangan siksa Dillaiii..!!!”
    “Bapak tidak bermaksud menyiksa kamu sayg……!!”
    “Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Dillaii ingin dimasukin kontol ayah ke dalam memek Dilla…… uugghhhh..!!!”
    Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dgn vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yg menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yg haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera.

    “Baiklah sayg. Tapi pelan-pelan ya”, kata mertuaku dgn penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku.
    “Uugghh..”, aku melenguh merasakan desakan batang kontolnya yg besar itu. Aku menunggu cukup lama gerakan kontol mertuaku memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, kontol mertuaku sangat panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam.
    Mertuaku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat kontol mertuaku keluar masuk dgn lancarnya. Aku mengimbangi dgn gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya.

    Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yg penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Dia tahu persis apa yg kuinginkan.

    Ia bisa mengarahkan batangnya dgn tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di awang-awang merasakan kenikmatan yg luar biasa ini. Batang mertuaku menjejal penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yg tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding vaginaku.

    “Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!!”, aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.
    Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian mertuaku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yg pantas kuberikan padanya. Dani suamiku tidak ada apa-apanya dibandingkan ayahnya yg bejat ini. yg pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dgnnya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yg kualami.

    Mertuaku bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yg mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku. Sementara mertuaku dgn gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan.
    Eranganku semakin keras terdengar seiring dgn gelombang dahsyat yg semakin mendekati puncaknya.
    Melihat reaksiku, mertuaku mempercepat gerakannya. Batang kontolnya yg besar dan panjang itu keluar masuk dgn cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yg sempit itu akan terkoyak akibatnya. Kulihat tubuh mertuaku sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yg berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar.

    Aku mencoba meraih tubuh mertuaku untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dgn erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dgn erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yg masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya dan menarik kuat-kuat.
    Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yg baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yg kualami untuk kedua kalinya saat itu.

    “Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh..eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!!”
    Hanya itu yg bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yg kualami bersamanya.
    “Sayg nikmatilah semua ini. Bapak ingin kamu dapat merasakan kepuasan yg sesungguhnya belum pernah kamu alami….”, bisik ayah dgn mesranya.
    “Bapak sayg padamu, Bapak cinta padamu…. Bapak ingin melampiaskan kerinduan yg menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yg terdengar begitu romantis.
    Aku mendengarnya dgn perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yg bukan semestinya kusaygi. Mengapa kenikmatan ini kualami bersama mertuaku sendiri, bukan dari anaknya yg menjadi suamiku…????. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terkejut melihat ini. Ia nampak begitu khawatir melihatku menangis.

    “Dilla sayg, kenapa menangis?” bisiknya buru-buru.
    “Maafkan Bapak kalau telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dgn penuh kasih sayg. Aku semakin sedih merasakan ini. Tetapi ini bukan hanya salahnya. Aku pun berandil besar dalam kesalahan ini. Aku tidak bisa menyalahkannya saja. Aku harus jujur dan adil menyikapinya.

    “Bapak tidak salah. Dilla yg salah..”, kataku kemudian.
    “Tidak sayg. Bapak yg salah…”, katanya besikeras.
    “Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekaligus memintanya untuk tidak memperdebatkan masalah ini lagi.
    “Terima kasih sayg”, kata mertuaku seraya menciumi wajah dan bibirku.
    Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dgnnya. Sampai saat ini mertuaku belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yg belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yg telah ia berikan kepadaku.

    Aku tak sadar kenapa diriku jadi begitu antusias untuk melakukannya dgn sepenuh hati. Biarlah terjadi seperti ini, toh mertuaku tidak akan selamanya berada di sini. Ia harus pulang ke Amerika. Aku berjanji pada diriku sendiri, ini merupakan yg terakhir kalinya.

    Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi mertuaku terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh mertuaku hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya.
    Kembali kuselomoti batang kontolnya yg tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.

    Kulirik kewajah mertuaku kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dgn kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh mertuaku. Selangkanganku berada persis di atas batangnya.

    “Akh sayg!” pekik mertuaku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yg sedang birahi.

    Aku tak ubahnya seperti pelacur yg sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dgn gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yg kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayah mertuaku sendiri!

    “Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Dillaiiii.., luar biasa…..!!!” jerit mertuaku merasakan hebatnya permainanku.
    Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan mertuaku mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin, sehingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya.
    Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menjilat-jilat seluruh permukaan dadaku yg berlumuran air susuku dan akhirnya menciumi putting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas menyedot air susuku sebanyak-banyaknya.

    Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan dinginnya udara meski kamarku menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Mertuaku menggoygkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dgn liukan pinggulku yg tak kalah cepatnya. Permain kami semakin meningkat dahsyat.
    Sprei ranjangku sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yg bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan mertuaku mulai memperlihatkan tanda-tanda.

    Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyg. Mungkin goygan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yg sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma.

    Kurasakan tubuh mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina binal yg sedang birahi.
    “Eerrgghh.. ooooo….ooooooo…..oooooouugghhhhhh..!!!!” mertuaku berteriak panjang.
    Tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku. Semprotannya begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dgn ayah mertuaku.

    Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yg empuk sehingga kami tidak sampai terkilir atau terluka.
    “Oooooogggghhhhhhh.. yaahh..,nik….nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!!” jeritku tak tertahankan.
    Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yg ternyata memakan waktu lebih dari 2 jam!
    Gila! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercinta sampai sedemikian lamanya. Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik.
    Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, kayaknya si Inah…. Karena mendengar suara ribut-ribut dari kamar, rupanya ia datang untuk mengintip…. tapi aku sudah terlalu lelah untuk memperhatikannya dan akhirnya tertidur dalam pelukan mertuaku, melupakan semua konsekuensi dari peristiwa di sore ini di kemudian hari….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tante Tante Terbaru

    Cerita Sex Tante Tante Terbaru


    906 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Tante Terbaru, Namaku Didi, Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan multinasional di kota B dan tinggal di daerah J sejak tahun 1995. Cerita yang akan saya tuturkan di bawah ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang silam. Dulu saya tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks kecil milik sebuah instansi pemerintah dan dihuni oleh beberapa keluarga saja di dalam satu pagar. Tetangga yang paling dekat dengan kami adalah Om Yan dan Tante Titik yang mempunyai 2 orang anak laki-laki yang masih kecil-kecil, yang besar berumur 3 tahun dan yang kecil berumur 1 tahun.

    Pada saat saya kelas 3 SMA, Om Yan secara kebetulan ditugaskan oleh kantornya untuk belajar ke Jepang (terakhir saya baru tahu kalau Om Yan bertugas selama 1 tahun lebih). Dan tinggallah Tante Titik dan 2 orang anaknya beserta 1 orang pembantunya. Keadaan tersebut membuat saya berhasrat untuk selalu bertandang ke rumahnya dengan alasan ingin bermain dengan kedua anaknya. Alasan tersebut cukup kuat karena orang tua saya dan Tante Titik tidak pernah curiga sama sekali. Seringkali saya juga memergoki Tante Titik sedang berganti pakaian di kamar dengan tidak menutup pintunya, atau mandi dengan tidak menutup pintunya.

    Sampai pada suatu ketika, saat saya sedang bertandang ke rumahnya dan hanya Tante Titik yang ada di rumah. Kedua anaknya dan pembantunya di-hijrah-kan ke daerah KD, sebelah timur kota BT karena Tante Titik sering berpergian. Dan kebetulan juga orang tua saya saat itu sedang ditugaskan ke luar daerah. Dengan ikutnya ibu dan kakak saya, yang berarti saya juga hanya tinggal sendiri di rumah.

    Sekedar gambaran, Tante Titik itu mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat (belakangan saya baru tahu bahwa Tante Titik memakai Bra ukuran 36B untuk menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Titik menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.

    Hingga pada suatu sore, saat saya mendengar ada suara langkah kaki di luar, kemudian saya intip dari jendela dan ternyata Tante Titik baru pulang. Tidak lama kemudian saya ingin ke kamar mandi (kamar mandinya terletak di luar masing-masing rumah dan ada beberapa tempat yang berjejer). Di saat saya keluar dari kamar mandi, saya berpapasan dengannya. Dia memakai kimono tipis warna biru muda dengan handuk di pundak dan rambut yang diikat agak ke atas sehingga leher jenjangnya terlihat seksi sekali. Sedangkan saya hanya memakai celana pendek tanpa kaos (memang kalau di rumah, saya jarang memakai kaos/baju).

    “Malem Tante”, saya sapa dia agar terlihat agak sopan.
    “Malem Mas Dio.. kok belum tidur..?” balasnya.
    Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.
    “Mas Dio..” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.
    “Ya Tante..?” Jawab saya.
    “Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.
    “Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.
    “Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
    “Mas Dio di rumah lagi ngapain sekarang..?” tanya dia.
    “Lagi nonton. Emangnya kenapa Tante..?” saya tanya dia lagi.
    “Lagi nonton apa sih..?” tanya dia agak menyelidik.
    “Lagi nonton BF Tante”, kata saya yang tidak tahu dari mana tiba-tiba saya mendapat keberanian untuk bilang begitu.
    “BF..? tanya dia agak kaget.
    “Maksudnya Blue Film..?”
    “Iya.. emangnya ada apa sih Tante? Kalo tidak ada apa-apa saya mau nerusin nonton lagi nih..” kata saya dengan agak memaksa.
    “Eee.. mau bantuin Tante nggak..? Soalnya Tante agak takut sendirian di rumah. Kalau kamu mau sambil nonton juga boleh kok. Bawa aja filmnya ke rumah, Tante juga punya beberapa film seperti itu. Nanti Tante temenin nontonnya deh”, kata dia agak merajuk.
    “Iya deh Tante, saya pilihin dulu yang bagus”, kataku tanpa ba bi Bu langsung setuju dengan ajakannya.

    Pucuk di cinta ulam tiba, sesuatu yang sangat aku impikan sejak lama untuk bisa berdua dengan Tante Titik. Hari ini aku akan berdua dengannya sambil menonton Film Biru dengan harapan bisa melihat keindahan ragawi seorang wanita yang aku puja-puja dari dulu dan bahkan (mungkin) merasakan kenikmatannya juga.

    Singkat kata saya langsung memilah-milah video yang bagus-bagus (Maklum, waktu itu masih jamannya Betamax, belum VCD). Kemudian saya masuk rumah Tante Titik lewat pintu dapurnya. Saya setel lebih dulu video yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Titik masuk lewat pintu dapur juga dengan wangi tubuh yang segar, apalagi rambutnya juga kelihatan basah seperti habis keramas. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut kimono tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.

    “Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya.
    “Dari kapan Mas Dio mulai nonton film beginian..? tanyanya.
    “Udah dari dulu Tante..” kataku.
    “Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Mas Dio udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi.
    “Ya belum Tante. Tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.
    “Ah Mas Dio ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.
    “Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.

    Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Titik menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung kaget dan bingung karena belum pernah sama sekali melakukan perbuatan itu. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Titik sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut (karena lagi-lagi aku tidak memakai kaos saat itu). Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita, apalagi wanita tersebut tidak lain adalah Tante Titik. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.

    Kemudian Tante Titik mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Titik juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.
    Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk membuka kimono yang dia pakai. Aku remas payudaranya, dan aku pilin-pilin ujung dari payudara yang berwarna kecoklatan dan sangat sensitif itu, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ sayang..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”
    Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku.

    Cerita Sex Tante Tante Terbaru

    Cerita Sex Tante Tante Terbaru

    Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Titik, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua dan kemudian aku tambah satu jari lagi sehingga menjadi tiga ke dalam liang kemaluannya. “Aaahh.. sshh.. oohh.. terus sayang.. terus..” bisik Tante Titik.

    Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus sayang.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Titik.
    Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Titik yang terlihat sangat lemas di sofa.
    “Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku
    “Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Titik.

    Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Titik juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.

    Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Titik. “Ssshh..” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Titik mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. “Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Titik mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Titik tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Titik.

    Lalu Tante Titik mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Titik terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Titik, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Titik, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Titik terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.

    Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang keluar dan terasa hambar dari ujung payudaranya, yang ternyata susu. “Ssshh.. shh..” desahan Tante Titik sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Awalnya dia menolak dengan alasan belum pernah bersetubuh dengan gaya itu, setelah aku beritahu alasanku, akhirnya dia mau juga dengan berpesan agar aku tidak memasukkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya.

    Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Titik agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Titik, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.

    Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus sayaang.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Titik terus mengerang.
    Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Titik merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat.

    Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.

    Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Titik dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Titik. Mata Tante Titik terlihat agak terbelalak ketika merasakan ada cairan yang memenuhi bagian dalam dari kewanitaannya. Sesaat kemudian aku ambruk di atas tubuhnya, tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Titik.
    Dengan agak malas Tante Titik membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.

    “Kok dikeluarin di dalem sih Mas Dio..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
    “Tadi kan saya sudah bilang ke Tante, kalau punya saya berdenyut-denyut, tapi Tante nggak ngejawab sama sekali..” kataku membela diri.
    “Ya kan terasa kalau sudah mau keluar..” katanya.
    “Saya mana tahu rasanya kalau mau keluar.. ini kan yang pertama buat saya. Jadi saya belum tahu rasanya..” jawabku.
    “Terus entar kalau jadi gimana?” katanya lagi.
    “Nggaakk tahu Tante..” jawabku dengan suara yang agak terbata-bata karena takut dengan resiko tersebut.
    “Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.
    “I.. iiya Tante..” jawabku sambil menunduk.

    Lalu Tante Titik berdiri menghampiri video dan TV yang masih menyala, dan mematikannya. Kemudian tangannya dijulurkan, mengajakku pindah ke kamar untuk tidur. Akhirnya kami tertidur pulas sampai pagi sambil saling berdekapan dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

    Itulah awal dari perbuatan-perbuatan saya bersama Tante Titik. Selama hampir 2 tahun Tante Titik memberi saya banyak pelajaran dan kenikmatan yang sangat luar biasa. Terkadang jika Tante Titik sedang sangat menginginkannya, aku selalu siap melayaninya, kecuali jika keadaanku sedang tidak fit atau sedang ada keperluan keluarga atau sekolah. Dan jika aku yang sedang menginginkannya, Tante Titik sangat tidak keberatan melayaniku, bahkan dia terlihat sangat senang. Tidak jarang aku diajak pergi untuk melakukan fitness atau olah raga atau hanya sekedar jalan-jalan atau ngerumpi bersama teman-temannya.

    Akhirnya aku baru tahu kalau Tante Titik sebenarnya sangat haus akan seks, dia adalah wanita yang bertipe agak mendewakan seks. Dan dia akan melakukan apa saja demi seks. Tapi sebenarnya pula dia tidak begitu kuat dalam bersetubuh, sehingga dia bisa berkali-kali mengeluarkan cairannya dan berkali-kali pula tubuhnya terkulai lemas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku

    Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku


    905 views

    Perawanku – Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku, Aku punya seorang teman baik. Dia punya 2 orang adik perempuan. Yang paling kecil berumur 22 tahun. Namanya Angela, tingginya sekitar 170 cm, dengan badan yang langsing, sepasang kaki yang panjang, dan dada yang tidak terlalu besar.

    Wajahnya bagaikan bidadari dalam mimpi semua pria. Aku tidak menyangka dia akan menjadi secantik ini. Suatu hari aku ke rumah temanku utk berangkat ke kantor bersama. Ketika itu aku melihat Angela sedang sarapan di ruang makan sendirian. “Hi..” sapaku. “Ko Adi sedang mandi, mungkin sebentar lagi selesai.” Katanya.

    Kemudian dia bangkit dan merapikan piring dan sendoknya dan langsung pamit untuk pergi ke kampus. Ketika Angella berdiri, aku bisa melihat seluruh tubuhnya. Dia memakai baju kemeja putih lengan pendek, rok coklat selutut, kemudian penis ku rasanya ingin meletus saat itu juga. Tidak kusangka dia memakai pantyhose berbahan transparan (ultra sheer) ditambah lagi sepatu talinya yang berwarna hitam membuat kakinya lebih indah dan seksi sekali. Terjadi peperangan batin yang sangat hebat di dalam diriku. Di satu pihak, hasrat penisku yang sangat berkobar-kobar untuk bercinta dengan kakinya kemudian menyetubuhinya berkali-kali. Di pihak lain, otakku mengatakan itu tidak baik, dan tidak mungkin aku melakukannya di saat ini. Sayang dia sudah punya pacar kalau tidak, pasti akan kujadikan miliku.

    Ketika Angella sudah menghilang dari belakang pintu, dengan cepat aku naik ke lantai 2 dan mencoba untuk memasuki kamarnya. Beruntung sekali karena tidak dikunci. Aku segera menghampiri lemari pakaiannya dan mencari harta karun fantasi sex-ku. Tetapi aku mengalami kekecewaan karena dia hanya punya 3 pasang pantyhose, sehingga aku tidak mungkin mengambilnya. Untuk mengobati kekecewaanku, aku mencari keranjang cucian yang ada di kamar mandinya. Aku cari celana dalamnya. Aku menemukannya di antara pakaian tidurnya. Dengan cepat aku mengambil celana dalamnya yang terbuat dari bahan satin yang halus dan menempelkannya di hidung dan menarik nafas dalam-dalam. Pikiranku langsung melayang dan penisku semakin mengeras dan panjang.

    Celana dalamnya masih menyimpan aroma yang khas dari vagina seorang wanita. Tapi aku buru-buru menyimpannya ke dalam kantong celanaku dan meninggalkan kamarnya. Aku kembali ke lantai 1 dan masuk ke kamar mandi. Aku buka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku dan segera aku balutkan celana dalam Angela ke batang penisku dan langsung masturbasi sambil membayangkan bercinta dengan seorang bidadari perawan yang cantik yang mengenakan pantyhose dengan sepatu tali yang seksi. Kubayangkan penisku masuk dan keluar, memompa vaginanya dengan cepat dan keras. Hanya dalam hitungan beberapa detik kemudian, aku mengalami ejakulasi yang hebat. Dengan sisa-sisa tenaga aku arahkan penisku ke jambannya, dan 3 semprotan panjang mengawali puncak orgasme ku dan diakhiri dengan beberapa tetes spermaku. Nafasku memburu dan berkeringat.

    “Indra! Kamu lagi di WC ya?” terdengar teriakan dari Adi. “Iya, bentar, gue lagi kencing nih.” Dengan cepat aku keluarkan tissueku dan membersihkan kepala penisku yang tersayang, kemudian ku tarik flush yang ada di jamban dan hilanglah bukti dari hasrat ku yang membara. Ku simpan kembali harta karun ku dan keluar dari WC dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sepanjang hari aku selalu teringat akan Angela, setiap kali aku ke WC aku selalu mengeluarkan celana dalam Angela dan menghirupnya dalam-dalam. Ternyata aroma wangi dari vagina Angela sangat memikat dan merangsang. Malamnya aku kembali bermasturbasi sambil membayangkan Angela, adik dari teman baikku yang sekarang menjadi objek fantasi sexual-ku.

    Tidak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Tidak lama kemudian Adi keluar dari kantor karena mendapatkan tawaran yang lebih bagus. Angela, bidadariku, yang mengambil alih pekerjaannya. Indahnya lagi, Adi memintaku untuk mengantarnya pulang karena tidak ada yang menjemput. Hari pertama Angela masuk kerja merupakan surga dan neraka bagiku. Angela mengenakan terusan dengan model smart suit setinggi lutut yang berwarna coklat pastel muda dan ultra sheer pantyhose dan sepatu tali putih dengan hak sedang. Aku selalu mencari cara dan alasan untuk selalu berdekatan dengannya dan melahap kakinya yang menggiurkan dengan mataku.

    Memang aku mempunyai fetish terhadap pantyhose sejak masih kecil. Semua ini karena adik terkecil dari ibu ku. Secara tidak sengaja aku menyentuh kakinya yang sedang dibalut oleh stocking dan aku telah jatuh cinta terhadap perasaan itu sampai sekarang. Sekarang umurku 26 tahun. Aku mengoleksi berbagai macam pantyhose dan stocking, namun sayang sedikit sekali yang berkualitas bagus di Indonesia. Siang itu, aku bermasturbasi di WC kantor. Sorenya, aku dan Angela sedang dalam perjalanan pulang. Kami ngobrol tentang pekerjaan. Jalanan lumayan padat sehingga tidak bisa cepat-cepat dan sering berhenti. Aku memberanikan diri untuk bertanya.

    “Angela, boleh aku bertanya sesuatu?” “Apa?” jawabnya dengan ringan sambil melihatku. “Tapi jangan marah atau tersinggung ya.” Angela mengangguk kecil. “Apakah kamu suka pakai pantyhose?” “Koq kamu tahu aku pake pantyhose?” “Cuma nebak-nebak aja.” “Aku baru mulai pake sih, belum lama.” “Apa kamu suka?” “Iya, rasanya gimana gitu.” “Keliatannya halus.” “Iya, rasanya halus juga.” Aku menelan ludah dan mengumpulkan segenap keberanian untuk bertanya, “Apakah aku boleh megang? Maksudku aku cuma ingin tahu gimana rasanya.” padahal aku sudah punya beberapa koleksi dan sudah tahu.
    Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, “Boleh.”

    Dengan perlahan-lahan kutaruh jar-jari tangan kiri ku di atas lutut kanannya. Ku elus-elus lututnya pelan-pelan. Seluruh badanku dipenuhi oleh sensasi erotis yang ditimbulkan oleh kelembutan pantyhose dan kaki Angela. “Gimana rasanya?” tanya angela. “Benar-benar halus.” aku senyum kecil sambil memandang wajahnya yang cantik. Penisku sudah dalam keadaan siaga satu dan dari luar terlihat sedikit menonjol. Untung mobilku mempunyai transmisi automatis sehingga aku tidak perlu mengganti-ganti gigi dan melepaskan tangan kiriku dari lututnya. Karena jalanan sangat macet, tidak lama kemudian Angela tertidur. Kuberanikan diriku untuk menjelajah lebih dalam lagi ke pahanya.

    Angela tidak memberikan reaksi penolakan atau keberatan atas tindakanku, atau mungkin dia tidak merasakannya karena sedang tertidur. Aku tidak perduli, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Pelan-pelan tangan kiriku makin ke atas dan telah sampai di tengah-tengah pahanya. Ku belai pahanya yang lembut dan halus. Kulihat wajahnya, Angela tertidur dengan sangat tenang. Saat ini, roknya sudah tersingkap setengah paha. Untung roknya tidak terlalu ketat, jika tidak, aku akan mengalami kesulitan untuk menjelajah lebih dalam. Kuteruskan aksiku sampai pada paha bagian atas. Akhirnya aku sampai pada pusat segala kenikmatan sexual.

    Jari tengahku menelusuri celah yang terbentuk dari ke dua pangkal pahanya. Jari tengah ku merasakan kehangatan dan kelembaban. Dengan perlahan kutelusuri garis cekungan yang terbentuk dari celah vaginanya. Tiba-tiba terasa basah dan licin. Penis ku bertambah keras dan kencang, ternyata Angela secara sadar atau pun tidak, terangsang dengan belaian tanganku yang nakal. Aku tidak tahu apakah dia sadar ataukah masih tertidur. Saat ini arus lalu lintas mulai lancar, aku langsung masuk ke pintu tol. Dengan cepat aku mengeluarkan uang pas dari asbak mobil dan dengan cepat pula memberikannya kepada petugas tol dan aku langsung tancap gas.

    Setelah beberapa puluh meter, aku pelankan laju mobilku dan jari tengahku mulai memberikan tekanan-tekanan ringan pada selangkangannya. Bahan pantyhose yang halus bercampur dengan cairan manis yang di hasilkan oleh Angela membuat darahku makin mendidih dan sangat horny. Ku alihkan pandanganku dari jalan dan dengan cepat mengamati Angela. Rok nya sudah tersingkap sampai atas. Pahanya yang mulus terbungkus oleh pantyhose yang sexy. Wajahnya masih tidak menunjukan reaksi penolakan ataupun reaksi lainnya. Ku percepat gerakan jariku dengan tujuan membuatnya semakin terangsang dan orgasme. Kemudian kuselipkan jari manisku dan bersama-sama dengan jari tengahku, dan kumainkan vaginanya.

    Setelah beberapa saat, ku putuskan untuk fokus pada klitorisnya. Gerakan jariku kupercepat namun tetap lembut dan tidak kasar. Samar-samar aku mendengar desahan halus yang berasal dari nafas Angela. Expresinya sedikit berubah. Kelihatannya Angela sangat menikmatinya. Cairan halus dan licin itu semakin membasahi celana dalam dan pantyhose Angela. Demikian pula dengan penisku, sudah membasahi celana dalamku. Setelah beberapa menit pikiranku melayangkan imaginasi nikmatnya bersetubuh dengan adik teman baikku yang masih perawan ini, tiba-tiba aku dikagetkan dengan sebuah mobil truck besar yang langsung memotong tepat di depanku. Dengan reflek kuinjak rem untuk menghindari tabrakan, dan tangan kiriku sempat terhenti sejenak karena kekagetan itu. Aku dikejutkan lagi oleh tangan Angela yang menekan tangan kiri ku dengan kencang ke selangkangannya.

    Aku langsung melanjutkkan memberikan rangsangan kepada klitorisnya dengan cepat dan sedikit lebih kuat. Pinggangnya mulai bergerak, aku bisa merasakan kontraksi otot pada selangkangannya. Kemudian terdengar desahan kenikmatan yang tertahan di dalam vaginanya. Angelaku yang manis mengalami orgasme pertamanya. Setelah orgasmenya reda, ia membuka matanya dan menatapku dengan senyuman yang malu dan manis. “Ko Indra nakal..” itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya yang sexy. “Bagaimana rasanya?” tanyaku. Tangan kirinya tetap menahan tangan kiriku di vaginanya, tangan kanannya membelai sayang pipiku. Tangannya yang halus dan lembut membuatku semakin terangsang.

    “Enak sekali.. Aku tidak tahu akan begitu enak.. Apa itu orgasme?” “Itu belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?” dengan berani aku menanyakan. “Sex langsung?” “Iya” jawabku. “Apakah benar akan lebih enak dari ini?” “Tentu saja.” Angela melihat jam pada dashboard. “Apakah masih sempat? Sudah terlalu malam nanti aku di cariin sama orang-orang rumah.” “Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman.” “Ide yang bagus.” “Terus pacarnya gimana?” “Biarin aja, aku juga tidak begitu suka.”

    Kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan. Tetap saja aku tidak menyangka akan semudah ini, dan Angela yang begitu berani. Apakah dia sudah pernah melakukannya? Kuparkir mobilku disebuah hotel yang terletak di tengah keramaian kota. Langsung saja aku memesan sebuah kamar yang VIP dengan ranjang yang besar.Segera setelah pintu kamar ditutup, aku duduk di atas kasur yang empuk dan menarik tangan Angela dan menyuruhnya duduk di atas pangkuanku. Posisi badannya menghadap ke kanan.

    “Apa Angela yakin mau melakukan ini denganku?” “Kalau memang orgasme terasa seindah dan senikmat itu, aku rela melakukannya.” “Apa setelah ini Angela akan melakukannya dengan orang lain juga?” “Ya tidak lah Ko Indra ku sayang. Aku bukan pelacur seperti itu. Aku hanya ingin melakukannya dengan Ko Indra.”

    “Benarkah?” Dia merangkul leherku dan kusambut dengan ciuman yang basah di bibirnya. Angela memejamkan matanya, ku julurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dengan sedikit kaku dan kikuk bidadariku menyambut tarian lidahku. Tidak lama kemudian Irama cumbuan kami semakin meningkat dan cepat dan panas penuh dengan nafsu. Tangan kiriku menelusuri semua bagian dari punggungnya dan tangan kananku menelusuri paha dan betisnya yang terbalut oleh pantyhose.

    Cumbuan kami bertambah liar, kutelusuri lehernya sambil menarikan lidahku. Terdengar desahan nikmat bercampur geli dari bibirnya. Angela membelai rambut dan punggungku. “Oh.. Ko Indra..” Saat ini tangan kiriku berhasil meraih payudara kirinya dari belakang. Ku pijat-pijat dengan lembut dan ku remas-remas. Tangan kananku dengan cepat melepaskan kancing-kancing bajunya. Angela pun mengikuti tindakanku dan melepaskan kancing bajuku, dan celanaku. Kusuruh Angela berdiri. Aku pun ikut berdiri dan langsung saja celana panjangku jatuh ke bawah. Ku tarik tangan kiri Angela dan meletakannya di penisku yang masih terbungkus celana dalam.

    “Keras sekali dan basah.. Ngompol ya?” ejek Angela. “Angela juga basah.” Ku elus-elus selangkangannya. Kemudian dia tersipu malu. Kubuka BH nya dan di depan mataku adalah sepasang payudara yang berukuran sedang dan ranum. Bajunya sengaja tidak kulepaskan, karena dia terlihat sangat cocok dan cantik dengan baju itu. Ku lihat celana dalamnya yang berwarna kulit menutupi vaginanya. Kuturunkan pantyhosenya sedikit dan kurobek celana dalamnya dan menariknya keluar. Kubetulkan kembali pantyhosenya, dan ku hirup aroma dari cairan vaginanya dan kujilat. Angela melihat dengan tatapan sedikit terkejut. Kutempelkan celana dalamnya ke hidung Angela.

    Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku

    Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku

    “Bagaimana aromanya?” Seakan-akan tidak percaya, ia menghirupnya beberapa kali. “Aromanya seakan-akan menggetarkan seluruh tubuhku..” jawabnya. Tiba-tiba saja aku merasakan tangan kirinya dengan penuh nafsu meremas-remas penisku. Kuturunkan celana dalam ku dan penisku berdiri dengan keras dan panjang. Mulutnya sedikit terbuka melihat penisku yang berukuran sedang namun keras seperti batu. Jarinya yang mungil menyentuh ujung kepala penisku. Tidak terbayangkan nikmatnya sentuhan Angela pada penis ku. Perlahan-lahan ia mulai memegang dan mengelus-elus seluruh batang penisku, akibatnya penisku benar-benar basah.

    Aku suruh Angela tidur di atas ranjang. Ku jelajahi seluruh bagian dari kakinya yang panjang dan seksi. Aku habiskan lebih dari 30 menit hanya mengelus-elus dan memijat-mijat kecil seluruh bagian kakinya. Setiap kali aku melihat kaki dan sepatu talinya, rasanya ingin ku kulum. Akhirnya ku angkat kaki kanannya dan kuserbu dengan kuluman dan ciuman pada jari-jari kakinya tanpa melepas sepatunya. Setelah puas ku lanjutkan dengan mengulum vaginanya. Tanpa melepas pantyhosenya, aku mainkan tarian erotis dengan lidahku. Angela terus mendesah nikmat tanpa henti. Setelah beberapa saat, aku merasakan otot-otot pinggulnya mulai menegang.

    Angela mengalami orgasme kecil. Kubuat sebuah lubang kecil dengan bantuan gigi dan jari ku. Lidah ku langsung menerobos masuk dan menyerbu klitoris Angela. Nafas Angela semakin memburu dan dari bibirnya terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. “Ko.. Indra.. Enak banget..” Ku arahkan pandanganku sedikit ke atas, bidadariku terlihat sangat menikmati oral yang ku berikan. Ku dorong lidahku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Cairan cinta Angela terus mengalir tanpa henti. Aku ingin angela merasakan nikmatnya bercinta, dan betapa mengagumkannya multi orgasme. Ku masukan jari tengah ku ke dalam vaginanya. Jariku masuk dengan mulus tanpa menemui hambatan apa pun. Ku coba untuk mencari titik G spot yang menjadi puncak kenikmatan sexual Angela.

    Desahan yang keluar dari mulutnya semakin kencang. Ada beberapa tempat yang mencurigakan, akhirnya aku berexperimen satu per satu. Memang makan waktu, tetapi setelah beberapa kali mencoba, akhirnya kutemukan. Aku tidak begitu yakin, tetapi semakin lama aku memberikan rangsangan pada titik tersebut, semakin kuat Angela menggeliat dan akhirnya orgasme. Kurasakan otot-otot vaginanya menjepit jariku dengan kuat. Setelah orgasmenya reda, aku memposisikan diriku di atas badan Angela. Kukulum bibir dan lidahnya. “Sayang.. Aku akan memberikan kenikmatan yang tiada bandingannya, apa kamu sudah siap?”

    Angela melihatku dengan nafsu yang membara dan menganggukan kepalanya. Kuberikan senyum manisku dan memposisikan penis ku di depan pantyhose yang sudah ku robek sedikit. Pelan-pelan ku masukan penis ku. Dinding vaginanya yang ketat dan kencang menyambut kedatangan penisku dengan hangat. Ketika kepala penisku tenggelam di dalam vaginanya, Angela memejamkan matanya dan mulutnya terbuka. Kudorong lagi perlahan-lahan sampai seluruh batang penisku berada di dalam vaginanya. Hangat, basah dan kencang, itulah yang kurasakan ketika meluncur masuk. Pelan-pelan ku tarik sedikit dan masuk lagi. Setelah beberapa tarikan Angela membuka matanya dan menatapku dengan penuh kepatuhan. Dia sudah mulai terbiasa dengan penisku, kupercepat gerakan memompa ku dalam posisi misionaris. Angela mendesah nikmat. Makin lama makin cepat, kembali Angela hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Titik G spot yang kutemukan berada disebelah bawah dinding vaginanya. Sulit untuk merangsangnya dalam posisi misionaris.

    Kusuruh Angela membalikan badannya. Darah keperawanannya membekas di atas ranjang hotel. Begitu pula dengan penis ku, tertempel darah segar dari Angela. Kuarahkan Angela membentuk posisi doggy style. Aku sendiri juga sudah tidak dapat bertahan lama lagi. Aku ingin menyelesaikannya dengan memberikan multiple orgasme. Ku posisikan penisku ke daerah G spot Angela. Saat itu pula angela mendesah dengan kencang, karena vaginanya sudah terlalu sensitif. Kupompa Angela dari belakang, pertama-tama pelan kemudian semakin cepat dan cepat. Tidak sampai 5 menit, badan Angela kembali berkontraksi. Kontraksinya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Kurasakan otot-otot vaginanya meremas-remas penisku. Benar-benar sensasi yang tidak ada bandingannya. Aku dapat merasakan cairan madu Angela terus mengalir keluar membasahi paha kami. Badan Angela berkontraksi dan menggeliat dengan hebat bagaikan gempa bumi. Orgasme yang ia rasakan tak kunjung habis. Ku pelankan gerakanku, dan membiarkan Angela menikmati keseluruhan orgasmenya. Kucabut penisku dari vaginanya dan menyuruhnya tidur dengan terlentang. Kuposisikan penisku di depan bibirnya.

    “Angela, buka mulutnya.. Anggap aja lolipop.” Angela menuruti kata-kataku dan menyambut ‘lolipop’ yang basah dengan ejakulasinya. Angela dengan kaku mengulum penisku. Namun rupanya dia mempunyai bakat alami dalam memberikan oral pada penis ku. Tidak lama kemudian, orgasme ku datang bagaikan petir. Seluruh badanku bergetar. Angela kaget ketika sperma ku meluncur dengan cepat dan kuat. Tidak terhitung berapa banyak spermaku yang keluar. Angela hampir tersedak, namun dengan cepat ia telan spermaku dan membersihkan sisa-sisanya.

    Angela sudah kehabisan tenaga, aku berbaring disebelahnya. Ia menatapku dengan tatapan puas dan sayang. Bidadariku.. Akhirnya aku berhasil bercinta dengannya. Setelah berbaring selama beberapa saat, aku mengajak Angela untuk mandi bersama. Terpaksa Angela harus melepaskan pantyhosenya. Kami saling membersihkan satu sama lain, tidak lama kemudian aku kembali memasukan penisku yang masih keras dan horny ke dalam vagina Angela. Dibawah pancuran shower yang hangat aku kembali bercinta dengan Angela. Ku angkat dan kutahan kaki kirinya dengan tangan kananku dan kusandarkan dia pada dinding kamar mandi. Ku pompa vaginanya dengan penisku, lembut namun mantap. Angela menarikan tarian lidahnya pada leherku. Tanpa disengaja dia menemukan tempat yang sensitif pada leher bagian kiriku.

    “Iya.. Di sini.. Terus..” Angela memfokuskan tariannya pada titik tersebut. Tak pernah kuduga betapa sensitifnya tempat itu, aliran-aliran listrik kecil seolah-olah berjalan di seluruh tubuhku, menambah sensasi yang luar biasa pada penisku. Aku terus mendesah dan sedikit mempercepat gerakan penisku, kadang-kadang aku mendorongnya sedalam mungkin dan mempertahankannya dalam posisi seperti itu dan kugoyangkan pinggangku dengan gerakan melingkar. Angela mendesah dan menghentikan tariannya. Kulanjutkan lagi proses percintaanku. Dia merangkulku dengan kuat. Desahannya semakin cepat dan kuat. “Ko.. Indra..” Di bawah pancuran shower yang hangat, Angela mengalami orgasme yang kesekian kalinya. Badannya bergetar kuat.

    Otot-otot dinding vaginanya meremas-remas batang penisku dan membawaku ke ujung kenikmatan yang tak terbayangkan. Aku berusaha untuk menahannya selama mungkin, paling tidak sampai orgasme Angella mereda. Setelah reda, langsung ku keluarkan penisku, dengan tanggap Angela berlutut di depanku dan melahap penisku dengan mulutnya. Separuh penisku hilang didalam mulutnya. Lidahnya dengan cekatan menari-nari di penisku. Benar-benar tidak terlukiskan rasanya. Kupegang kepala Angela dengan kedua tanganku, pelan-pelan ku dorong masuk penisku sampai habis. Angela hampir tersedak dan dengan cepat menyesuaikan rongga kerongkongannya untuk menyambut penisku.

    Kutarik lagi dan kumasukan lagi. Lidahnya tak pernah berhenti sedikitpun menarikan tarian erotis pada penisku. Rangsangan ini benar-benar membuat penisku meledak dengan orgasme yang kuat dan menggetarkan. Karena aku terus menarik dan mendorong penisku akibatnya spermaku ada yang mengalir keluar dari mulutnya. Spermaku yang mengalir keluar dari sudut bibirnya membuat Angela semakin cantik dan menggairahkan. Angela terus menjilat dan menelan sperma dari penisku sampai bersih. “Suka ya?” Kutanya dengan lembut. Tanpa melepaskan kulumannya, ia tersenyum dan mengangguk. Bidadariku ternyata sungguh luar biasa, ini benar-benar mimpi menjadi kenyataan. Seorang gadis cantik memberikan oral dan menelan sperma dari penisku.

    Kami terpaksa menyudahi percintaan kami, karena sudah larut malam. Ku antar Angela pulang ke rumahnya. Sebelum keluar dari pintu mobil, kami bercumbu dengan penuh nafsu.

    Malamnya kutelepon Angela. Kami setuju untuk pergi ke mall untuk berjalan-jalan. Angela mengenakan terusan model babydoll dengan panjang sampai 10 cm di atas lutut. Bahannya halus dan lembut. Pantyhose berwarna putih, ultra sheer, ditambah dengan sepatu tali berwarna putih yang melingkar sampai ke pertengahan betisnya, membangunkan penisku yang sedang tidur. Rambutnya terurai rapi, make up berwarna natural dan tipis, lipstick merah muda yang paling muda dengan wet look. Ketika masuk ke dalam mobil, dia menyapaku dengan manis dan manja. “Sabar ya Ko Indra sayang..” Angela mengatakan hal itu seolah-olah ia mengetahui apa yang sedang kupikirkan saat ini, yaitu berhubungan sex dengannya saat ini juga. Dengan tampang kecewa yang kubuat komikal aku mengeluh. Namun hal ini mengundang tawa bahak dari Angela.

    “Apa tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama?” tanyaku. “Tidak ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau married, jadi aku punya alasan untuk pulang sampai malam.” jawab Angela sambil tersenyum manis. “Angela, kamu benar-benar cantik, manis dan seksi sekali.” “Ko Indra bisa aja, kan aku dandan seperti ini cuma untuk Ko Indra.” “Memangnya kamu tidak pernah dandan untuk cowok kamu?” “Cowok yang mana ya?” “Kemarin katanya sudah punya?” “Oh yang itu.. Sudah putus tuh..” “Kapan?” “Tadi malam.” Angela menjawab dengan tenang. “Boleh tahu kenapa?” “Ko Indra lucu deh, pake acara nanya segala.”

    Aku menduga bahwa akulah yang menjadi alasan dari putusnya hubungan antara Angela dengan pacarnya. “Gara-gara aku ya?”
    Tiba-tiba saja Angela mencium pipi kiriku. “Cuma Ko Indra yang bisa membahagiakanku.” Rasanya jantungku hendak meloncat keluar mendengar pernyataannya. Kuelus-elus pahanya yang dengan manis terbungkus oleh ultra sheer pantyhose berwarna putih sambil tersenyum manis. Setelah beberapa saat, kami tiba di Plaza Senayan. Sambil bergandengan tangan kami memasuki pintu samping Plaza. Kami masuk ke Metro dan langsung menuju ke bagian pakaian dalam. Angela melihatku dengan senyumnya yang nakal. Kami mulai dari lantai dasar yang banyak menjual sepatu-sepatu wanita. Aku menyodorkan beberapa pasang sepatu tali yang sexy dan bagus. Ternyata Angela juga menyukainya dan aku membeli 2 pasang sepatu tali yang ber-hak tinggi dan sedang untuk Angela. Kemudian kami naik ke lantai atas untuk melihat-lihat stocking dan pantyhose yang dipajang pada counternya dan sibuk membahasnya. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli semua merk yang ada dalam beberapa warna. Namun kali ini Angela yang memaksa untuk membayar. Setelah itu kami makan siang di sebuah cafe di lantai atas.

    Aku sengaja memilih tempat yang terletak disudut ruangan. Kami duduk di sofa yang menempel pada kedua sisi ruangan. Kami memesan dua piring spagheti, dan jus untuk makan siang kami. Setelah pelayan yang mencatat pesanan kami pergi, aku sibuk memeriksa sekeliling kami. Suasana masih sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, yang terpenting adalah taplak meja yang panjangnya sampai ke lantai. Benar-benar cocok untuk melaksanakan rencanaku. Dengan sekejap aku masuk ke bawah meja. “Ko Indra..” Angela berusaha menyingkap kain yang menutupiku. “Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan..” Bisikku. “Mau ngapain sih?” “Ada deh..” Jawabku dengan senyum nakal.

    Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian pinggang Angela. Kemudian kubuka kedua kaki Angela yang menutupi selangkangannya. Lalu aku belai-belai vaginanya yang terbalut oleh pantyhose putih yang seksi. “Ko Indra.. Jangan di sini nanti ada yang melihat..” Bisiknya. Aku mengacuhkan bisikannya, karena aku merasakan bahwa Angela tidak memakai celana dalam dan pantyhose yang dikenakannya adalah yang ‘sheer to waist’. Langsung saja kukulum vaginanya sambil membelai-belai kakinya yang panjang dan lembut. “Ko Indra..”

    Aku dapat merasakan sensasi nikmat yang menghanyutkan bersamaan dengan perasaan takut begitu pula dengan Angela. Kujilati seluruh bagian dari selangkangan Angela. Tidak lama kemudian aku dapat merasakan cairan manis yang khas mengalir dari vaginanya dan bercampur dengan kulumanku yang basah. Aku menjadi semakin bersemangat dan horny. Kupercepat kuluman dan tarian erotis lidahku. Sensasi yang menggelitik dan eksotis membuat tubuh Angela bergetar-getar. Aku yakin Angela pasti sedang berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya. Penisku meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aku terus melahap Angela dengan penuh nafsu, dan tanganku tidak henti-hentinya membelai dan mengelus-elus kakinya.

    “Silahkan Minumnya.” Terdengar suara dari seorang pelayan wanita yang mengantarkan minuman. “Terima kasih..” jawab Angela dengan suara yang sedikit bergetar. Aku dapat merasakan Angela sedang menyedot jus yang baru saja di antar. Tangan kanannya menyelinap masuk ke dalam taplak meja dan mengelus-ngelus kepalaku. Tidak lama kemudian terdengar lagi suara dari pelayan wanita yang sama, membawakan pesanan kami. Setelah meletakan pesanan kami, pelayan itu meninggalkan Angela. “Sayang ayo dimakan dulu.” Bisikku dari bawah.

    Angela dengan kikuk mencoba memakan spagheti yang telah kami pesan. Dia berusaha untuk tenang dan mencoba menikmati makanannya. Aku tahu dengan pasti sensasi yang dihasilkan oleh vaginanya (dengan pertolongan lidahku yang nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang mendekat, bersamaan dengan itu pula kedua kaki Angela menjepit kepalaku dengan kencang. Akhirnya aku merasakan otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dengan keras. Cairan orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak tersisa. Badan Angela sedikit berguncang dan mengeluarkan suara seperti tersedak.

    “Apa Ibu tidak apa-apa?” “Oh.. Tidak.. Cuma sedikit tersedak..” Jawabnya dengan gugup. Tidak kusangka Angela masih dapat berbicara menutupi keadaannya yang sedang orgasme. Setelah beberapa saat, Angela mulai mengendorkan jepitan kakinya, otot-otot pinggulnyapun mulai rileks. Aku mengintip dari belakang kain untuk melihat keadaan dan langsung aku keluar dari kolong meja dan duduk di sebelahnya. “Batuk ya?” tanyaku. “Ko Indra! Hampir saja tadi ketahuan!” Serunya sambil mencubit kecil pahaku. “Tapi seru kan?” jawabku sambil tertawa kecil. “Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!”

    Dengan cepat Angela memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah meja. Dengan cekatan Angela membuka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku. Langsung saja penisku berdiri dengan tegak. Tanpa mengulur waktu Angela mulai menjilati ujungkepala penisku, menikmati cairan pra orgasme yang telah membasahi kepala penisku. Lidahnya yang lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi dengan kuluman yang dalam. Gerakan Angela sangat agresif seakan-akan ingin membuatk meledak saat itu juga. Aku tentu saja tenggelam dalam kenikmatan eksotis dan erotis yang diberikan oleh Angela.

    Seperti halnya Angela, aku tidak dapat berkonsentrasi menikmati makananku. Untung saja porsinya sedikit. Seluruh badanku dipenuhi oleh listrik-listrik kecil yang semuanya menyerbu pusat saraf sensorikku. Tinggal suapan terakhir, oral yang diberikan oleh Angela membawaku ke puncak kenikmatan duniawi, yaitu orgasme. Badanku ikut bergetar dan menimbulkan suara. Aku berhasil menahan desahan nikmatku dalam-dalam. Seorang pelayan wanita datang untuk menawarkan tambahan minuman atau makanan. “Tidak.. Sudah cukup..” dengan seluruh kesadaran yang tersisa aku menjawab.

    Gelombang demi gelombang orgasme melanda penisku. Dengan setia Angela menampung semua itu di dalam mulutnya dan kemudian menelan madu murni yang keluar dari penisku. Setelah reda, dia masih saja menjilati dan menghisap penisku sampai kering, sampai semua madu yang melekat di penisku dihabiskannya, baru penisku yang masih setengah berdiri disimpan kembali ke dalam celanaku. Aku memberinya isyarat untuk keluar. Dengan Senyum nakal yang manis, Angela berkata:

    “Benar nih nggak mau tambah lagi?” Kami tertawa terbahak-bahak sambil berpelukan. Setelah menghabiskan minuman kami, aku memanggil pelayan dan meminta bon. Setelah membayar, kami berdiri, menenteng belanjaan kami, pada saat itu juga manajer cafe datang menghampiri kami. “Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?” Dengan spontan kujawab, “Dessertnya enak sekali.” “Appetizernya juga enak.” sambung Angela. Dengan senyum nakal kami meninggalkan manajer yang sedang kebingungan karena jelas-jelas kami tidak memesan makanan pembuka maupun pencuci mulut.Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin membangkitkan nafsu horny kami.

    BERSAMBUNG

    Akhirnya kami memutuskan untuk nonton film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara. Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk yang tidak memungkinkan.

    Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan diri. Aku tidak mengalami orgasme, meskipun demikian itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Aku juga yakin pasangan yang duduk tidak jauh dari kami juga melakukan hal yang sama karena kami. Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat. Barang-barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat. Aku tidak tahu Darimana asalnya french kiss, namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan langsung horny melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan nafsu.

    Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang panjang. Posisi kami tepat di depan kaca tersebut. Aku melihat bayangan kami yang sedang bercumbu. Benar-benar pemandangan yang sangat erotis dan indah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela. Lidah bidadariku pun tidak kalah lincah dan agresifnya. Semua dagu dan mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Angela makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tangannya menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yang lembut, tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang bulat dan kenyal.

    “Kohh.. In.. Dra..” Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya. “Aku punya sesuatu untuk Ko Indra.” “Apa itu?” jawabku dengan tergesa-gesa, karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya. “Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang.” Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta. Penisku mencuat bagaikan tiang bendera. Angela menghampiriku dan berlutut dihadapanku. Bibirnya langsung mengecup kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah. Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah penisku, kemudian mulutnya melahap selurh kepala penisku dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual.

    Kubelai rambut dan kepalanya. “Angela..” Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir dan lidahku. Aku masih dapat merasakan aroma memabukan dari cairan pra orgasmeku yang bercampur dengan ludahnya. “Ko Indra duduk di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tidak boleh dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau menyentuh penis milikku.” Angela mengatakan itu disebelah telinga kiriku, sambil mengelus-elus kejantananku. “Bagaimana Ko..?” angela menjulurkan lidahnya dan menjilat rahang dan kupingku. “Ok.” jawabku.

    Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat.

    Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis. “Apa Ko Indra suka?” Aku hanya dapat mengagguk. Angela kembali mengelus-elus betis, pergelangan kaki, sampai jari-jari kakinya. Benar-benar pemandangan yang tidak ada bandingannya. Dia sengaja merangsangku.

    Dengan perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul tali sepatunya yang terletak di tengah-tengah betisnya. Tali tersebut diletakan dengan lembut olehnya. Ujung kakinya ia kuncupkan dan perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan di lantai dan kedua tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit dan telapak kakinya. Kembali ia melihatku sambil tersenyum nakal. Ia berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk kaki kirinya. Penisku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan erotis angela. Ia berdiri, baju baby doll putihnya ia angkat setinggi pinggang. Pantyhose putih transparannya yang sexy membuat mataku berkunang-kunang dan penisku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam vagina Angela dan bersetubuh dengannya habis-habisan. Itulah rencana balas dendam ku karena angela telah dengan sengaja menggoda dan membuatku demikian terangsang.

    Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan mataku. Ia turunkan pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika Pantyhosenya telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat kulihat vaginanya yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan hornynya yang membuatku ketagihan, dan mekar Dengan indah. Aku yakin Angela juga merasa terangsang dengan pertunjukan solonya. Satu persatu Kakinya diangkat dan keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu Angela melemparkannya ke ranjang di sebelahku. Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer) dan memasukan tangannya ke kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas. Angela kembali duduk di ujung bangku. Ia masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya menarik pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut. Dengan cara yang sama ia lakukan lagi dengan kaki kirinya sambil melihat kudengan tatapan penuh dengan nafsu. Pantyhose di tarik ke atas sampai ke pinggangnya. Angela merapikan pantyhosenya mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal pahanya.

    Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga. Setelah rapi ia mengambil sepatu tali hitam dengan tumit tinggi dan memakainya dengan sensual. Ia jilat bibirnya untuk menggoda ku. Entah sudah berapa banyak cairan kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dengan gaya seperti seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok di hadapanku. Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam pantyhosenya tipis sekali sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada kakinya yang panjang. Dua pasang, tiga pasang.. Yang ketiga adalah sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari bahan yang halus sekali. Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat. Penis dan selangkanganku sudah basah total. Pikiranku hanya terfokus pada Angela bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis seperti sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yang telah ia pakai semuanya meninggalkan bercak basah pada selangkangannya.

    Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga dengan sinar matahari sore aku dapat melihat dengan jelas ujung stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air. Tidak lain dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang sudah sangat sensitif dan horny. “Angela..” Ia datang menghampiriku. Langsung kudekap dan kutidurkan Angela di atas ranjang. Kucumbu dengan penuh nafsu pelampiasan dan tangan kiriku mendarat di selangkangannya yang sudah banjir. Kuelus-elus bibir-bibir vaginanya.

    Angela mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku pada klitorisnya. Kutekan dengan sedikit kencang dan kugetarkan tanganku. Angela mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik seluruh tubuh Angela menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dengan kencang. “Ko Indra..!” Angela meneriakan namaku. Gelombang demi gelombang orgasme klitoris Angela membuktikan betapa nikmatnya kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya mulai mereda. Ia menatapku dengan penuh kasih. Kumasukan jariku ke dalam vaginanya dan mencari titik G spotnya. Badannya kembali menggeliat dan desahan yang keluar bagaikan musik erotis di telingaku. Dengan variasi tekanan kurangsang daerah G spotnya.

    Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya. Aku berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada habis. Kuhisap dan kutelan semuanya.

    Setelah puas, aku mengangkat kedua kakinya yang sudah lemas ke pundakku. Kepalaku berada di tengah-tengah kakinya. Kumasukan penisku. Mulutnya terbuka lebar namun tidak ada suara. Penisku menemukan surga didalam vaginanya. Kutarik keluar dan masuk lagi dengan lembut dan stabil. Ku belai dan elus kedua kakinya yang terbungkus stocking yang lembut dan seksi. Angela dengan pasrah menikmati percintaan ini. Matanya terpejam dan nafasnya pendek dan cepat. Aku juga tidak akan dapat bertahan lama setelah semua rangsangan visual yang ia berikan, namun aku mencoba untuk bertahan. Vaginanya yang sudah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Aku sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi, karena dinding-dinding vaginanya meremas-remas penisku. Ku tarik penisku dan memasukannya ke dalam mulut Angela. Dengan setia ia menerima semua semburan orgasme ku dan menghabiskan madu ku. Badanku bergetar dan mendesah nikmat.

    Angela membuka matanya dan menatapku dengan manis. Aku tahu dia pasti kelelahan karena mengalami orgasme kuat secara berturut-turut. Setelah bersih kukeluarkan penisku, namun Angela menolaknya. Dengan segenap tenaganya ia berbalik dan membaringkan aku di atas ranjang. Bidadariku terus memberikan oral pada kejantananku yang tetap keras. Lidahnya menelusuri seluruh bagian dari batang penisku. Makin lama Angela semakin fasih meng-oral seks penisku. Kuganjal kepalaku dengan beberapa buah bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini. Bidadari cantik ku benar-benar sangat menikmati dan menyukainya.

    Aku tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aku benar-benar laki-laki yang beruntung. Menit-menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku. Kali ini Angela sengaja mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia bermain-main dengan penisku dan spermaku. Hasilnya penisku berlumuran madu putihku. Sambil tersenyum dan memandangku ia menjilat dan menghisap habis semua madu yang berceceran. Meskipun telah berorgasme dan ejakulasi berkali-kali kejantananku masih menolak untuk istirahat dan tetap horny. Aku tidak mungkin melanjutkannya lagi karena Angela sudah lelah. Dia tertidur dengan senyum puas di dadaku.

    Setelah berselang beberapa menit, “Ko Indra..” “Iya sayang..” jawabku sambil membelai rambut dan pipinya. “Cerita dong..” “Cerita apa?” “Cerita kenapa Ko Indra suka sekali sama pantyhose.” “Wah kalau diinget-inget sih sudah lumayan lama juga. Yang pasti pertama kali aku merasakan yang namanya stocking itu waktu aku masih SD, kira-kira kelas satu atau dua. Adik terkecil dari ibuku yang tinggal di medan sedang berkujung ke Jakarta. Dia menginap di rumahku. Suatu hari kami sedang berada di dalam mobil, aku duduk di sebelahnya. Secara tidak sengaja kakiku menyenggol betisnya. Sentuhan pertama itu bagaikan perkenalan dengan sebuah sensasi yang tidak dapat kulupakan.

    Tanteku memakai stocking berwarna kulit. Sepanjang perjalanan kakiku selalu menempel dengan kakinya dan sesekali mengelus-elusnya. Dia tidak mengatakan apa-apa mungkin karena aku masih kecil dan iseng. Setelah itu aku tidak pernah dapat melupakan perasaan itu.” “Terus..” “Ketika aku tumbuh makin besar aku mulai suka memperhatikan perempuan-perempuan yang memakai stocking dan pantyhose, dan penisku langsung berdiri dengan tegak. Rasa nafsu dan horny menguasai pikiranku. Ketika sampai di rumah dan tidak ada yang memperhatikan, aku bermain-main dengan penisku sambil membayangkan bercinta dengan perempuan yang memakai pantyhose/stocking tadi.”

    Angela tersenyum dan tangannya bermain-main dengan penisku yang masih keras. “Semakin lama aku semakin kecanduan, akhirnya dengan menahan malu aku nekat membeli sepasang pantyhose di supermarket terdekat. Kubawa pulang dan langsung kukenakan. Penisku menjulang tinggi, ketika kakiku saling bersentuhan, rasanya aku langsung mabuk kepayang. Benar-benar sensual. Kukeluarkan penisku dan aku bermasturbasi.” Angela membuka matanya dan menatap wajahku dengan penuh rasa ingin tahu, sambil me-masturbasikan penisku. “Seperti ini?” tanya Angela. Kakinya digosok-gosokkan ke kakiku. Setiap gesekan menimbulkan gelombang-gelombang listrik kenikmatan ke seluruh badanku.

    “Akhirnya aku mempunyai banyak koleksi pantyhose dan stocking namun yang benar-benar bagus dan enak dipakai hanya beberapa merk. Aku juga suka mencari gambar-gambar model yang memakai pantyhose maupun stocking atau lingerie di internet. Aku selalu bermasturbasi dengan koleksi-koleksiku. Kelihatannya ceritaku membuat Angela horny. Sekarang ini ia sedang menjilati putingku. “Semua teman wanita yang kukenal tidak ada yang suka memakai pantyhose atau stocking. Aku suka sekali pergi ke pameran mobil berskala besar karena SPG nya cantik-cantik dan hampir semuanya memakai pantyhose. Sampai akhirnya aku melihat kamu memakai kemeja lengan pendek putih, rok coklat dan pantyhose. Rasanya aku ingin langsung bercinta dengan Adik teman baikku ini.”

    Angela meninggalkan putingku dan mengulum mulutku, tangannya semakin agresif memainkan penisku. “Bagaimana dengan Angela, kelihatannya kamu juga suka.” “Sama seperti Ko Indra.. Pertamanya aku tidak begitu suka, namun karena iseng maka aku membeli sepasang. Ketika aku memakainya, rasanya aku sedang terbang dan tubuhku terbuai. Vaginaku rasanya seperti sedang bergetar.

    Akhirnya aku beli lagi beberapa pasang dan aku sangat menyukainya. Bekas cowoku yang tolol itu tidak suka. Aku tahu Ko Indra melihat aku dengan penuh nafsu, dan entah kenapa aku tidak merasa aneh atau takut. Ketika Ko Indra memegang pahaku, rasanya seluruh badanku menjadi lemas dan nyaman. Akhirnya aku sadar kalau aku juga menyukai pantyhose. Apa Ko Indra sudah sering melakukan ini?” “Belum, percaya atau tidak Angela adalah yang pertama.” “Lebih enak mana sama masturbasi?” “Tentu saja lebih enak bercinta dengan Angela.”

    Tiba-tiba Angela bangkit dan mencari sesuatu di lantai. Semua pantyhose yang ada di taruh di atas tubuhku. Tubuhku bergetar merasakan sentuhan lembut dari pantyhose yang lembut. Angela mengambil sebuah stocking berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke penisku. Getaran-getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking tersebut bergesekan dengan penisku. Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku bertemu dengan garis jahitan pada ujung kaki stocking. Garis itu dengan lembut membelah celah kepala penisku. “Stocking kondom.” seru Angela dengan senyumnya yang manja.

    Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti seluruh bagian penisku seperti sebuah kondom. Lidah Angela terjulur dan menjilati kepala penisku yang terbalut dengan kondom stocking. Rasanya beda dengan biasanya. Tidak lama kemudian kepala penisku pun hilang di dalam mulutnya yang seksi. Aku benar-benar tersesat dalam jalan kenikmatan duniawi yang tak terbayangkan. Permainan mulut dan lidah angela tetap tidak berkurang nikmatnya, malah bertambah nikmat. Aku terus mengerang nikmat.

    Kuarahkan Angela pada posisi doggy style. Sambil memegang ujung Stocking pada pangkal penisku, ku masukan kejantananku ke dalam liang cintanya. Vaginanya yang sudah kebanjiran menerima penisku tanpa gesekan yang berarti. Namun, tetap saja terasa berbeda. Aku tidak dapat menenggelamkan seluruh batang penisku, karena terhalang tanganku yang memegangi kondom stocking agar tidak lepas. Tidak kusangka Angela mengalami orgasme secepat ini. Badannya bergetar hebat dan otot-otot vaginanya menjepit erat kejantananku. Kutarik keluar penisku dan stocking kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Angela.

    Kuposisikan Angela sehingga dia yang berada di atas dan mulai bercumbu. Setelah beberapa saat, aku arahkan penisku ke dalam vaginanya. Angela memejamkan matanya dan merasakan kejantananku memenuhi seluruh ruangan di dalam lembah kenikmatannya. Angela mengulum telinga dan leher bagian kiriku yang sensitif. Kupegang pinggulnya dan kuangkat naik-turun. Setelah beberapa kali, Angela langsung melakukan gerakan memompa itu sendiri. Lama-lama makin cepat. Ia mengangkat pundaknya dan bertumpu pada kedua tangannya. Ia merasakan rangsangan yang luar biasa karena dalam posisi ini ia dapat dengan mudah merangsang G spotnya.

    Kuputuskan untuk membantu Angela mempercepat prosesnya. Ku tarik dan kutekan pinggulku ke bawah saat pinggul Angela terangkat dan ketika pinggulnya turun, langsung ku sodok ke atas. Angela mendesah tiada hentinya. Angela benar-benar mendapatkan rangsangan ganda, karena batang penisku menggesek-gesek klitorisnya dan kepala penisku memberikan tekanan yang mantap pada daerah G spotnya.

    “Oh.. Ko Indra..” kutatap wajahnya yang manis yang sedang merasakan getaran-getaran ekstasi yang hebat. Bunyi ‘plak-plak’ terdengar nyaring setiap kali selangkangan kami bertemu. Penisku tertarik keluar sampai ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dengan cepat. “Ko.. Indra.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya..” “Nanti kalau hamil bagaimana?”
    “Lagi masa.. tidak subur..” Aku semakin terpacu dan bersemangat, Bidadariku menginginkan aku ejakulasi di dalam vaginanya. Saat ini penisku pun sudah benar-benar dalam keadaan yang sangat sensitif.

    “Ko Indra.. Aku sudah.. nggak tahan lagi..” “Sebentar ya.. Tahan sedikit lagi..” Aku menginginkan kami mencapai orgasme bersama-sama. Beberapa saat kemudian, “Ko Indra.. Argh..” “Angela..” Secara bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan duniawi bersama-sama. Pinggulku terangkat ke atas dan pinggulnya menekan ke bawah dengan sepenuh tenaga, sehingga kejantananku tertanam dalam lembah cintanya dalam-dalam. Sebuah gelombang orgasme yang panjang mengawali puncak kenikmatan kami. Angela berteriak seiring dengan gelombang pasang naik orgasmenya yang dahsyat. Orgasme yang kami rasakan serasa tiada habis-habisnya. Penisku mengeluarkan madu putihku terus menerus karena diperah oleh otot-otot vaginanya yang terus berkontraksi. Angela pun merasakan hal yang sama, orgasmenya serasa tiada akhir.

    Akhirnya Angela roboh kehabisan tenaga dan jatuh di dalam pelukanku. Nafasnya masih memburu dan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Kami saling berpelukan tanpa memisahkan diri. Kubelai-belai punggung dan kepalanya. “Angela.. Kamu benar-benar hebat.. Tidak kusangka kita bisa berorgasme sepanjang dan selama ini..” pujiku. “Ko Indra yang hebat.. Aku benar-benar beruntung.. Ini adalah pengalaman seks ku yang paling hebat..”

    Kubelai Angeladengan penuh kasih sayang. Tidak lama kemudian kami masuk kamar mandi bersama-sama. Air pancuran yang hangat membawa kesegaran yang menenangkan. Ku gosok tubuh Angela yang mungil dengan sabun. Ia pun melakukan hal yang sama. Tanganku meluncur di atas tubuhnya yang licin dan basah. Payudaranya tidak dapat kuremas karena licinnya sabun. Tubuhku kembali diselimuti dengan perasaan erotis yang sensual. Tidak dapat dihindari lagi, kejantananku langsung terpanggil dan menyahut dengan siaga.

    “Ko Indra..” seru Angela dengan nada yang takjub. “Masa Ko Indra terangsang lagi? Padahal kan tadi kita sudah ML begitu lama, dan Ko Indra pun sudah orgasme beberapa kali. Masa sekarang sudah ereksi lagi?” Angela membelai-belai penisku yang masih diselimuti oleh sabun. “Angela sayang, ini semua gara-gara Angela. Siapa suruh Angela begitu cantik dan seksi, sampai Adik kecil pun tidak dapat menahan nafsu. Apa Angela suka?” “Tentu saja aku sayang sekali dengan si kecil yang perkasa, yang sudah membuatku orgasme berkali-kali dan merasakan kenikmatan yang tidak ada bandingannya.”

    Angela segera membersihkan sabun yang ada pada kejantananku. Tanganku meremas-remas vaginanya sambil membersihkan sisa-sisa sabun. Raut wajah Angela terlihat penuh dengan antisipasi atas apa yang akan berikutnya terjadi. Setelah bersih, Angela langsung mengarahkan penisku ke vaginanya. Kejantananku berada di dalam kenikmatan duniawi yang hangat dan basah. Di bawah siraman air hangat kembali kami bersetubuh dengan penuh nafsu.

    Desahan manja dan kenimatan bercampur menciptakan rangsangan exotis. Irama persetubuhan kami makin lama makin cepat. Angela memeluk tubuhku erat-erat supaya tidak jatuh lemas. Dengan kaki kanannya yang kutahan dengan lenganku, penisku meluncur jauh ke dalam dan keluar sampai ke ujungnya. bagaikan koreografi pada sebuah film yang berkualitas, kami mengalami puncak kenikmatan secara bersama-sama.

    Suara desahan meluncur keluar, tubuhku bergetar dengan hebat. Seperti yang telah Angela antisipasi sebelumnya, kenikmatan orgasmenya menguasai semua akal sehatnya. Di dalam hatinya, ia telah menyerahkan tubuhnya, perasaannya, semuanya untuk kenikmatan yang telah kuberikan.

    Saat-saatku bersama dengan Angela adalah romantika yang indah penuh dengan nafsu. Kami masih sering bertemu dan bersetubuh dengan hebat dan liar. Entah kenapa, kami tidak pernah memutuskan untuk menikah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Menikmati Tubuh Tifa Yang Sempurna

    Menikmati Tubuh Tifa Yang Sempurna


    905 views

    Cerita Sex ini berjudulMenikmati Tubuh Tifa Yang SempurnaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Teman teman sering memanggilku dengan kata berto pada umumnya nama itu biasanya dipakai pada orang yang bertato tapi gak tau teman teman suka panggil itu mungkin karena mudah diingat dan familiyar, aku berusia 26 tahun gilanya lagi diumur segitu aku masih minim pengetahuan tentang apa namanya cinta.

    Sekarang aku sudah bekerja dari 4 bulan kemarin perusahaan di bidang jasa jarak antara kantor 6 km dari tempat tinggalku, aku masih menumpang di rumah om ku namnya om Rudy dia adalah akepala sekolah di SMK yang terkenal di kota kami, sedangkan istrinya bekerja sebagai perawat di RS swasta. Dan anaknya ngekost di kota lain karena tidak mau kuliah di kota yang ditinggalinya.

    Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante Aku hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.

    Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak Aku agar Aku tinggal bersama mereka, dengan alasan daripada Aku harus kost di luar, lebih baik Aku tinggal di rumah om Aku saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Rudy memberi alasan.

    Sebulan kemudian, tante Rini membawa keponakannya ke rumah. Nama keponakan tante Rini adalah Tifa, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMKK Negeri. Tifa adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang. Suatu ketika, om Rudy dan tante Rini pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om mengajar.

    Ia sempat mengajak Aku, namun Aku menolak dengan alasan Aku agak lelah, lalu tante Rini mengajak Tifa, namun Tifa juga menolak dengan alasan Tifa lagi ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan.

    Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua berhatihati, karena sekarang banyak maling yang purapura datang sebagai tamu, namun ternyata sang tamu tibatiba merampok setelah melihat situasi yang memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh Aku menutup pintu.

    Sejak kepergian om dan tante, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun sengaja Aku kecilkan volumenya karena Tifa sedang belajar. Aku hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta.

    Aku sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri. Karena terlalu asyiknya Aku nonton TV, sehinggak Aku sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak Aku.

    Setelah Aku lihat ternyata Tifa, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya. Aku jadi degdegan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos orangenya yang super ketat, sehinggak lekuklekuk tubuhnya tampak begitu jelas.

    Sejenak Aku terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Aku amati pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BHnya 34B.

    Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat Aku. Bagaimana rasanya kalau Aku menikmati tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun Aku berusaha menyingkirkan pikiran itu karena Aku pikir bahwa dia adalah sepupu ipar Aku, tinggal serumah dengan Aku dan Aku pun menganggapnya sudah seperti adik kandung Aku sendiri.

    Ada apa sih? Kok kamu mengajak Aku masuk ke kamar kamu? kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan Aku.

    Sebenarnya bukan karena Aku menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum Aku belum pernah masuk ke kamar Tifa sebelumnya.

    Kak, Tifa mau minta tolong nih! katanya sambil menatapku manja.

    Kakak mau nggak membantu Aku menyelesaikan tugas ini, soalnya besok sudah harus dikumpul. kata dia setengah merengek.

    Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar Aku membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Aku akan membantumu dengan senang hati, Aku kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu. kataku mantap.

    Asyik, makasih ya kak. kata Tifa sambil menciumku.

    Kontan Aku merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, Aku belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Tifa.

    Aku pun segera membantunya sambil sesekali mencuri padang padanya, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau Aku memperhatikanya. Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tibatiba Tifa berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.

    Kak, Tifa pusing nih, boleh nggak kakak pijitin kepala Tifa? katanya sambil merapatkan badannya ke dada Aku.

    Sempat Aku merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.

    Emang kenapa kok Tifa tibatiba pusing? tanya Aku agak heran.

    Ayo kak, tolong pijatin dong, kepala Tifa pening!

    Oke, dengan senang hati lagi. kataku penuh antusias.

    Aku lalu mulai menekannekan keningnya dengan tangan kiri Aku dan tangan kanan. Aku menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali Aku juga mengelus pundaknya yang putih bersih.

    Kak, belakang leher Tifa juga kak, soalnya leher Tifa agak kaku nih. katanya sambil menuntun tangan Aku pada lehernya. Setelah Aku memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan Aku.

    Kak, Tifa baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.

    Terserah Tifa ajalah. kata Aku sambil mengikutinya dari belakang.

    Lagilagi Aku terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai. Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh Aku memijat leher dan punggungnya. Sesekali Aku melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli.

    Aku tidak tahu pasti, yang jelas Aku juga sangat senang memijat punggungnya yang sangat seksi. Entah karena gerah atau bagaimana, tibatiba saja ia bangun.

    Kak, Tifa buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.

    Mungkin Tifa masuk angin. katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan Aku.

    Aku terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati Aku berpikir alangkah bahagianya Aku kalau kelak mempunyai istri secantik Tifa. Aku terus memijatnya dengan lembut. Sesekali Aku memutarmutar jarijari Aku di tepi rusuknya.

    Setiap Aku meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh lakilaki. Aku juga sudah mulai merasakan penis Aku mulai bergerakgerak dan kini sudah semakin tegang. Tibatiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Aku.

    Kak, Tifa buka aja BHnya ya kak? Soalnya gerah nih. Terserah Tifa lah. kata Aku.

    Kini kami saling berhadaphadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan Aku dan Aku berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, Aku pun membalas senyumanya, nafas Aku sudah mulai tidak menentu.

    Sepertinya nafas Tifa juga sudah mulai tidak terkendali, Aku melihat bukitnya yang nampak berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik. Aku sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini Aku belum pernah melihat pemandangan seindah ini.

    Di depan Aku kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan desahan nafas yang membuat batang kejantanan Aku sudah berdenyutdenyut. Seakanakan penis Aku mau lompat menerjang tubuh Tifa yang terbaring mengeliatgeliat, sungguh darah muda Aku mulai berdesir kencang. Kini Aku mulai merasakan detak jantung Aku sudah tidak beraturan lagi.

    Kenapa kak? katanya sambil tersenyum manja.

    Nggak, nggak papa kok. kata Aku agak grogi.

    Sudahlah, ayo Kak pijatnya yang agak keras dikit.

    Iya, iya jawab Aku.

    Aku lalu mulai mengeluselus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja Aku menyenggol gundukan di dadanya.

    Ahh.. katanya sambil menggeliatkan tubuhnya. Aku dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya

    Tidak apaapa kak, terusin saja. katanya.

    Wah, benarbenar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi Aku karena tidak pernah terlintas di dalam pikiran Aku akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengeluselus tubuh Tifa yang sangat merangsang.

    Aku tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini, kata Aku dalam hati.

    Kini Tifa semakin merasakan sentuhan jarijari Aku, Aku melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang membuat Tifa lupa diri, dia tibatiba menarik wajah Aku,

    Lalu mengusapnya dengan jarijarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir Aku. Aku hanya pasrah dan terus terang Aku juga sebenarnya sangat menginginkanya, namun selama ini Aku pendam saja karena Aku menghargainya dan menganggapnya sebagai adik sendiri.

    Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala Aku yang dialiri oleh gelora darah muda Aku yang menggelora. Ia terus mencium Aku dan kini ia melepaskan kaos yang Aku pakai lalu membuangnya di samping ranjang.

    Tifa, ada apa ini? tanya Aku setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.

    Tetapi ia tidak memperdulikan katakata Aku lagi. Melihat gelagat Tifa yang sudah di luar batas kendali itu, Aku pun tidak mau tinggal diam. Aku mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.

    Aku merasakan penis Aku semakin keras dan berdenyutdenyut. Tifa terus mencium bibir Aku dengan nafas tersengalsengal. Aku pun tidak mau kalah, Aku mulai meremasremas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini Aku mulai mengisap pucuknya.

    Achh.. ia menggeliat.

    Aku melihat Tifa semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat.

    Tifa melihat penis sudah mendongkrak celana pendek Aku, ia lalu menyelipkan tangannya ke dalam CD Aku dan ia kini sudah menggenggam penis Aku yang berdiri tegak dengan otototot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD Aku dan kemudian melemparkannya ke lantai. Ia kembali menangkap penis Aku dan mengocoknya dengan jarijarinya yang lembut.

    Aachh.. achh.. benarbenar nikmat rasanya. Aku merasakan penis Aku semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik Aku yang sudah berdenyutdenyut dan mulai mengeluarkan cairan bening.

    Aku pun tidak mau ketinggalan. Aku lalu menyelipkan jarijari Aku ke selangkangannya. Aku merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan cairan warna bening mengkilat.

    Rupanya ia sudah benarbenar sangat terangsang dengan permainan kami. Dengan nafas yang tersengalsengal, Aku lalu melorotkan celana Tifa lalu meremasremas pahanya yang putih mulus dan masih kencang.

    Aku tidak sanggup lagi menahan nafsu Aku yang sudah naik ke ubunubun Aku. Dengan sekali tarik, Aku berhasil melepaskan CDnya Tifa. Kini ia benarbenar bugil. Aku sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh nyaris sempurna.

    Aku benarbenar tidak tahan melihat vaginanya yang ditumbuhi rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerahmerahan.

    Kembali penis Aku berdenyutdenyut, seakan merontaronta ingin menerjang lubang nikmat Tifa yang masih terkatup rapat. Aku sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini Aku mulai mengusapusap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Tifa sudah sangat basah. Aku melihat Tifa semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat.

    Achh.. achh.. ohh.. ohh.. Aku terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah,

    Achh.. achh.. sambil menariknarik pinggulnya.

    Kak, ayo masukin kak! sambil menarik penis Aku menuju bibir kemaluannya.

    Oke Akung, lalu Aku membuka kakinya.

    Kemudian Aku melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Aku lalu menarik pantat Aku dan merapatkan pada selangkangannya. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan Aku lalu menempelkannya di bibir kemaluannya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.

    Pelanpelan ya kak, Tifa belum biasa.

    Iya Akung, kata Aku sambil mengecup bibirnya yang merekah basah. Aku kemudian mendorongnya pelanpelan.

    Achh.. sakit kak.

    Tahan Akung.

    Aku lalu kembali mendorongnya pelanpelan dan kini batang Aku sudah bisa masuk setengahnya. Tifa hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Aku terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali Aku menyentaknya agak keras.

    Achhkk.. sakit kak, pelanpelan donk! memang vaginanya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan.

    Tahan ya Akung, Aku mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya eraterat.

    Akk.. Tifa meringis keras. Ia memukul dada Aku dengan keras sambil menarik pantatnya.

    Sakit kak, sakitt..

    Aku merasakan batang kejantanan Aku menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang kenikmatan Tifa. Rupanya batang Aku telah berhasil menembus selaput daranya. Dari liang sorga Tifa tampak mengalir darah segar.

    Aku terus menggoyanggoyangkan pinggul maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremasremas gunungnya yang sangat menantang itu. Sesekali Aku melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benarbenar milik Tifa sungguh nikmat,

    Aku merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap Aku merasakan kejantanan Aku terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Tifa. Kini Aku merasakan batang kemaluan Aku sudah berdenyutdenyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, namun Aku tetap menahannya dengan mengurangi irama permainan Aku.

    Terus kak, terus.. ia menggeliat.

    Aku melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan Aku kembali Aku pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerahmerahan.

    Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak. sambil menggeliat.

    Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerakgerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Aku merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Tifa memelukku eraterat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.

    Achhkk.. Aku merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan Aku, rupanya Tifa sudah orgasme.

    Aku semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan Aku, akibat kenikmatan yang diberikan Tifa sangat luar biasa, batang Aku semakin berdenyutdenyut dan kini Aku benarbenar tidak sanggup lagi menahannya. Lalu Aku mempercepat gerakan Aku dan mendorong penis Aku lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Tifa dengan erat ke dalam pelukan Aku.

    Aku merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh Aku mulai dari ubunubun sampai ujung kaki Aku.

    Akhirnya, Srett.. srett.. srett.. Kejantanan Aku mengeluarkan cairan hangat dalam lubang kemaluan Tifa.

    Aku sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Tifa secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Aku hanya tersenyum lalu mengecup bibir Tifa dan mengucapkan terima kasih pada Tifa.

    Tampak tubuh Tifa basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseriseri karena puas. Tifa hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika Aku mencabut batang kejantanan Aku dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, Aku melihat di sprey Tifa terdapat bercak darah. Tetapi segera Tifa bangun dan menenangkan Aku.

    Tenang mas, nanti Aku cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.

    katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir Aku. Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Tifa.

    Setelah Aku mengambil baju dan celana, Aku pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Tifa dari kamarnya lalu mengajak Aku makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini. Mungkin Tifa malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, Aku tidak tahu pasti.

    Tidak lama kemudian, om dan tante datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100 persen dengan nilai tertinggi di kota kami.

    Om menanyakan Tifa, tetapi Aku katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada Aku bahwa ia agak lelah. Om hanya mengangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat.

    Aku tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar Aku. Di dalam kamar, Aku tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Malam ini Aku sangat senang karena telah merasakan sesuatu yang tidak pernah Aku rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat manis ini tentu tidak akan pernah Aku lupakan sepanjang hidup Aku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Sawo Matang

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Sawo Matang


    904 views

    Perawanku – Minggu minggu ini banyak terjadi kemalingan masuk keperumahan yang kami tempati, karena was was kalau terjadi kemalingan yang sebelum belumnya maka komplek perumahan mengadakan ronda malam atau menyewa penjaga malam, kebetulan ada 2 dua yang kosong katanya sering dotempati sebagai tempat persembunyian perampok.

    Malam itu aku terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang.

    “Aku masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istriku yang berpostur tubuh mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya agak sawo matang dengan rambut pendek, sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.

    Malam itu udara sangat panas sehingga dia hanya memakai daster yang lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya, utamanya pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan.

    Walaupun perutnya tidak ramping lagi, karena sudah dua kali mengandung dan model dasternya berkancing di depan sehingga payudara biarpun tidak besar, tapi padat berisi, yang berukuran 34C agak tersembul dan kedua puting susu nya tampak menonjol dari balik dasternya karena memang dia kalau dirumah hanya memakai camisole tipis saja.

    “Sudah pukul sepuluh kok belum datang, ya ..!”, dia bergumam sendiri karena mengira aku sudah tertidur.

    Beberapa saat kemudian kudengar dua orang bercakap-cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yang rebahan di sampingkupun bangkit dan entah tersadar atau tidak istriku membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin merah.

    “Lho ????”, gumannya pelan ketika tersadar dia memoles bibirnya, tapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun tak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu.
    “Malam, Bu Yati…!”, terdengar suara seseorang dan aku mengerti kalau suara itu adalah Pak Deran dan istriku sudah dikenal oleh dua orang petugas jaga tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di kampusnya.
    “Masuk dulu Pak Deran..!”, terdengar istriku mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi halilintar yang cukup keras dan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
    “Wah hujan ? saya sama Pak Towadi, Bu Yati..!” katanya. Dewapoker88

    “Nggak apa-apa,… masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istriku.

    “Selamat malam, Bu Yati..!” kudengar Pak Towadi memberi salam pada istriku.

    “Sebentar tak buatkan kopi ..!” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan menuju dapur di belakang rumah.

    “Di, lihat kamu ngga?!” terdengar suara bisikan Pak Deran,

    “Kamu kacau, Ran?!” balasan suara bisikan Pak Towadi.

    “Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Deran lagi,

    “Iya, Ran muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Towadi,

    Rupanya mereka berbisik-bisik mengenai puting susu istriku yang menonjol di balik dasternya, karena malam itu istriku hanya mengenakan camisole di balik dasternya.

    “Pantatnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Deran,

    “Hus istri orang itu, Ran..!” kata Pak Towadi,

    “Eeh, ini malam Jum’at, kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Deran tertawa ditahan pelan,

    “Dicoba aja.., yok…, siapa tahu Bu Yati mau…!” kata Pak Deran.

    Kuingat Pak Towadi orangnya hitam agak tinggi dengan badan kekar dan Pak Deran orangnya tambun pendek, keduanya berumur 50 tahunan lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku tadi.

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Sawo Matang

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Sawo Matang

    Mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dengan perempuan, bahkan mereka pernah bercerita saat aku jaga malam, kalau pernah membuat pedagang jamu yang bertubuh bahenol, yang sering keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku.

    Pernah dibuat hampir tak dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang jamu itu masih perawan dan sampai saat bercerita malam itu, pedagang jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya.

    Biarpun sekarang sudah bersuami, katanya tak pernah puas dengan suaminya yang masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua datang ke rumahnya.
    “Kalau sudah kena punya kami, pak, …. Waahhh…perempuan pasti malas dengan suaminya dan?..suaminya tak berkutik kalau kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya”, kata Pak Deran terkekeh kekeh malam itu.

    Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Ran.

    Sudah nanti kelewatan?!” kata Pak Towadi

    “Keris pusakaku.. ku bawa.. Di…. Ini ..he he he ?!” kata Pak Deran,

    “kamu jangan, gitu Ran…, orangnya lagian baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kamu aja nanti .. !!” suara Pak Kardi lagi.

    Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tapi Pak Deran yang membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan kerisnya padaku dan tiba-tiba gelap menyelimutiku.

    Kemudian aku terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku dan kusen kamar dan lantai pintu kulihat seperti membara.

    “Eeeecch ?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ”

    Kudengar desis istriku dan akupun turun, tubuhku terasa lemas sehingga aku merangkak mendekati pintu kamar dan…… seperti terkena listrik beribu ribu volt saat tanganku memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas seperti karung bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu.

    Aku tak percaya melihat di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit itu, kulihat istriku berdiri di depan Pak Deran yang membawa selongsong keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yang ujungnya di arahkan kepada istriku yang berdiri.

    Sedangkan tangan yang satunya seolah memelintir di ujung lainnya yang berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Deran kini memegang pangkal keris yang melengkung itu dan kedua jarinya memelintir ujung nya dan kulihat istriku yang berdiri, tubuhnya bergetas dan kembali mendesis

    “Heeeggghhh ?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!” Pak Deran bukan lagi seperti memelintir tapi menarik narik kedua ujung keris berbentuk U itu dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting susu nya tertarik ke depan.

    “Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!! !!!” istriku mendesis panjang dan Pak Deran langsung mengulum salah satu ujung U itu dan …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn ?.paaakkkkk.. ….!!!!! ” suara desis istriku memelas dan tangan kanan istriku secara refleks memegang payudara kanannya, istriku mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk….. jaaa….jaaaaang aaaannnn ? paaaakkkk ?..!!!!” istriku mendesis.

    Tangan kanan Pak Deran memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua payudaranya kembali yang masih terbungkus daster dan camisole nya itu.

    “EEecccchhhhhhhgggg hhhhh ??!!!!!!!” istriku mendesah lagi saat Pak Deran memutar selongsong kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri.

    Sementara jari-jari tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris itu dan kulihat pantat bahenol istriku pun bergetar dengan hebat. Pak Deran semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang keris itu dan istriku pun mengerang-erang

    “Paaakk ? paaakkk….suuu. ..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan ?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara pantatnya pun bergetar hebat dan kedua tangan istriku memegang pantat bahenol nya yang bergetar hebat saat Pak Deran menjilati lubang keris itu dan pantat bahenol istriku meliuk liuk tak karuan.

    Kedua tangannya meramas pantat bahenol nya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang keris itu dan bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu dan…..

    “Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istriku semakin keras mendesis desis, selangkangan nya terangkat angkat dan mendekati ujung selongsong keris ysng tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Deran.

    `Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istriku mendesis kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga selangkangan nya kini mengesek ngesek sarung keris itu.

    “Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istriku terus mendesis desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya.

    “Diii… , elus lubang kerisku ?!!!” kata Pak Deran kepada Pak Towadi yang dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya sudah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya sudah berdiri tegang.

    Pak Towadi langsung mengelus lubang keris Pak Deran dan kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh. ….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istriku mendesis.

    “Enak Bu Yati….?” tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih menempel di sarung keris itu.

    Istriku ngga menjawab, diam saja……

    “Ooooo.. kurang enak rupanya?!!!” kata Pak Deran kemudian…. .. “Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istriku memelas,

    “Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya.

    “Paaak …..oooohhhhhh. …jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istriku menghiba. “Ayooo .. nggak usah malu Buuu…. atau biar dia yang mencari jalannya sendiri?!” kata Pak Deran.

    Seperti diperintah sarung keris itupun menempel di selangkangan istriku saat Pak Deran melepasnya dan….

    “Paak ….jaaa…jaaangaa nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istriku saat sarung itu mulai menggosok selangkangannya kembali, sehingga pantatnya pun bergetar kembali.

    “Dii ?malam ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang nyebokin Bu Yati, malam ini punya dia?lihat Dii ? Bu Yati menaikkan dasternya ? rupanya dia sudah kebelet….” Kulihat istriku mendesis-desis dan mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang pantat nya sendiri dan menarik ke atas dasternya pelan-pelan, sehingga mulai tersingkap paha mulusnya.

    Semakin lama pantatnya semakin bergetar cepat dan selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak Deran, Mbah Gandul itu.

    Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan ….. “Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis panjang istriku.

    “Sudah, Di , kita keluar biar Bu Yati malam ini milik Mbah Gandul?!!!” kata Pa Deran.

    “Bu Yati, titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati, besok baru kami,… Oh… ya…., besok kan ibu pulang malam?.nggak usah pake BH dan celana dalam ya kalau pulang, nanti dibungkus dan serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih enak ?he he he….!!! ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istriku yang berdiri tak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar meninggalkan istriku yang terbengong.

    “Mmmpppff ….oooohhhhh. …beee.. ..besaaar ?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya saat kedua orang itu telah pergi. Istriku pun berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia berusaha menarik sarung keris itu keluar tapi…..

    “Mbaaaah uummppfff oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh. …. ?..!!!” istriku mendesis keras.

    “ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” dan kulihat istriku mencengkeram erat sandaran kursi dan pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat duduknya dan goyangan pantatnya semakin kencang, sementara keringatnya memebanjir dan nafasnya terengah engah

    “Eccchhhghghghg mbaaaaah Gaaanduuull ?. akuuuu keluaaaaar ?.!!!” istriku mengerang saat mencapai orgasme malam itu.

    Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang dan beberapa saat kemudian kaki nya terkangkang lebar dan tubuhnya bertumpu di kedua tangannya melihat selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul kembali itu. Kembali pantatnya bergoyang sementara mulutnya mendesis-desis kenikmatan dan nafasnya memburu keras dan….
    “Mbaaah…mmmbbaahh hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua aaar lagiiiii ?.!!!!” dia mengerang saat mencapai orgasme keduanya dan pantat nya tersentak-sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan berjalan menuju kamar, akupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….

    “Mas…maaasss. … bangun,….mass. …!!!!” panggil istriku

    “Kamu kelihatanya kok kumal dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!”

    “Maas ?!!!!!” kata istriku tersipu-sipu, sambil memelukku..

    Selang seminggu kemudian, kembali Pak Deran dan Pak Towari mendapat giliran tugas jaga Dan seperti kebiasaan yang lalu-lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku dengan alasan untuk minum kopi.

    Sudah sejak jam 7 malam aku masuk kekamar, dengan pura-pura badan merasa ngga enak. Begitulah kira-kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar istriku yang masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar suara Pa Towari dan Pak Deran…

    “Selamat bu Yati…. apa bapak masih bangun…?”

    “Ohh…bapak ngga enak badan dan sudah masuk tidur sejak jam 7 tadi…!!!” terdengar sahutan istriku…..

    “Oooo…maaf mengganggu, tapi saya hanya mampir sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalau begitu silakan duduk dulu, saya akan menyediakan kopi didapur…!” sahut istriku lagi, sambil berjalan masuk kedalam.

    Sesaat kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istriku kedapur dan…

    “Bu Yati, nggak bilang suami ibu kan mengenai kejadian yang lalu…. ?..!!!” terdengar suara Pak Towadi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku.

    Tak selang kemudian terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur dan…….

    “Ooooohhhh.. ..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba

    “Kenapa, Bu Yati…? diam saja bu….ntar juga pasti enak kok….!!!” suara Pa Towari kembali.

    “Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istriku semakin menghiba, kayaknya Pak Towadi semakin mendesaknya, kemudian dengan mengendap-edapa aku turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah-celah pintu kamar…. dan….terlihat dengan cepat Pak Towadi melompat dan berdiri diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar, saat istriku akan mengatupkan kedua kakinya.

    “Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak Deran, dan Pak Deran langsung menutup selambu dan pintu rumah. “Ayo?emut kontolku Bu Yati..” kata Pak Towadi tiba-tiba sambil mengeluarkan penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil seperti buah pace mendekati mulut istriku.

    “Jaaa….jaaangaann nn paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istriku terisak sambil memegang pergelangan tangan Pak Towadi yang menyambak rambutnya dan pantat Pak Towadi maju dan batang kemaluannya yang panjang berbintil-bintil semakin dekat dengan mulut istriku.

    “Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istriku dan Pak Towadi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yang sudah dekat dengan penis Pak Towadi dan istriku mengulum penis berbintil Pak Towadi.

    “Sedot Bu Yati ?.wwwuhhh Raan Bu Yati pinter nyedot kontolku ?!!!” kata Pak Towadi ke Pak Deran yang juga mendekati istriku dan “Sudaaah nanti biar Bu Yati sendiri…!! !” katanya, aku tak mengerti maksud kata-kata Pak Deran.

    Kemudian Pak Towadi mencabut penis berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku, sedang Pak Deran dikanan istriku.

    “Bu Yati? gosok punyakmu sendiri ?!!” kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya sendiri.

    “Ayooo ?.!!!” kata Pak Deran lirihdan mulailah istriku masturbasi menggosok dan mengocok bibir vaginanya sendiri sampai akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya. ..

    “Itilmu Bu Yati…!!!” kata Pak Deran dan istriku mengerang sendiri saat memepermainkan kelentiitnya.

    “Paaak ?!!!!’ istriku mendesis

    “Kenapa, Bu Yati…?” tanya Pak Towadi “Paaaak ?.!’ istriku hanya mendesis

    “Ran Bu Yati mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Towadi dan Pak Deran pun berdiri dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang tali dan betapa terkejutnya aku saat Pak Deran menarik Tarzan.

    Kontol herdernya yang setia, yang selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut sepertiku dan Pak Deran mengunci pintu kembali dan Pak Towadi memegang istriku yang akan lari.

    “Diaam ?” bentak Pak Towadi “Jangaan paaak ?..” istriku akan mengatupkan kakinya tapi Pak Deran sudah berdiri di depan istriku dan menahan kaki istriku dan Tarzan.

    Langsung menyusup di antara kaki Pak Deran yang menahan kaki istriku dan “Aaaaaauuuuwwwwwww. ……Paaaak ?..!!!!” suara istriku mengerang saat selangkangan nya yang gundul dijilati Tarzan.

    Rupanya si Tarzan sudah terlatih merangsang wanita karena istriku memegang pinggang Pak Deran yang berdiri di depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang lebar

    “Eeeccch eeh eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak aaaahhcchhchchc ?”

    istriku mengerang ddan mendesis keras karena jilatan Tarzan di selangkangan nya.

    “Gimana Ibu Yati? Enak Ibu Yati?” kata Pak Deran terkekeh kekeh

    “Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk akuuu wwwwwwuucccch ngngngngngng? ..’ istriku mengerang keras dan memegang erat pinggang Pak Deran sedangkan pantat bahenol terangakt angkat saat orgasme ketiganya malam itu meledak dan Tarzan dengan ganasnya terus merangsang kelentit.

    Bibir vagina istriku dan hanya terpaut beberapa menit istriku mengerang kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku pun terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras tetapi Tarzan

    Kontol herder itu terus merangsang istriku dengan jilatan jilatan mautnya di bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan istriku pun mengejang dan mengerang kembali saat oergasmenya ke lima meledak.

    Tubuh istriku benar benar lunglai dan Pak Deran membalikkan tubuh istriku yang terkapar di kursi panjang dan menarik kedua kaki istriku yang tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua lututnya sehingga istriku menungging dan Tarzan rupanya sudah siap dan batang kemaluannnya yang merah sudah membesar dan menegang langsung melompat di punggung istriku dan Pak Towadi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang vagina istriku

    “MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff .

    uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istriku mengerang saat batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang vagina istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan pantatnya sehingga istriku tak lagi dapat mengerang hanya mendesis

    “wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” dan bunyi kecepak-kecepak di selangkangan istriku semakin keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!” istriku mengejan saat orgasme dan terus entah sampai orgasme yang keberapa hingga tampaknya istriku hampir pingsan.

    Saya sekarang sendirian di ruang elektronik, lampu sudah saya hidupkan kembali, sambil merokok dan menunggu Fanny kembali ke ruang ini, saya termangu-mangu. “Aduh, sekarang dia panggil saya Mas, padahal saya bossnya, belum lagi kalau dia hamil”.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi

    Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi


    904 views

    Perawanku – Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi, “Demi Tuhan! Kamu tidak akan percaya apa yang baru saja terjadi.” berondong sahabatku seperti meriam saja begitu aku buka pintu depan menjawab ketukan tak sabarnya.

    “Wah! Gosip murahan nih? Pasti bagus, kamu belum pernah bergairah seperti ini sejak kamu tahu kalau anak laki-laki Prambodo seorang gay.”

    “Astaga, Lusi, aku hanya tak bisa percayai apa yang baru saja kulihat.”

    Kita bergerak ke ruang keluarga. Aku duduk di tepi sofa.

    “Kamu kelihatan seperti mau pecah, ceritakan saja.” kataku menertawakan tingkah lakunya itu.

    “Gini, aku pergi ke tempatnya keluarga Sihombing malam ini untuk menarik uang iuran mereka. Ternyata, selera mereka pada perabotan rumah sangat buruk. Kemudian, Silvi keluar untuk membukakan pintu lalu aku masuk. Mereka mempunyai ruang makan dengan meja yang atasnya kaca. Lalu kita duduk di sana dan aku membuka dokumen asosiasi untuk menunjukkannya dan mengatakan padanya, kalau mereka bisa membayar semuanya sekaligus atau empat kali setahun.”

    Ini terdengar menjengkelkan. Aku menyela, “Jadi kamu lihat kalau mereka mempunyai mebel yang jelek. Sangat penting.”

    Sekarang aku harus menjelaskan. Kita tinggal di sebuah kompleks perumahan yang mempunyai sebuah asosiasi pemilik rumah. Keluarga Sihombing baru-baru ini pindah keseberang jalan itu. Siska dan aku berpikiran kalau mereka tidak sesuai di lingkung perumahan ini. Kebanyakan keluarga di sini berumur pertengahan tiga puluhan dan telah mempunyai anak. Keluarga Sihombing adalah keluarga yang suaminya berumur lebih tua dan isterinya jauh sangat muda dan tidak memiliki anak.

    “Lusi, sst. Bukan mebel yang aku lihat. Silvi memanggil Martin untuk membawa buku chek dan membayar uang iurannya dan membaca lalu menanda tangani dokumennya. Dan dia masuk ke dalam dengan memakai jubah mandi putih itu, rambutnya basah, aku pikir mungkin baru saja keluar dari kamar mandi. Dia duduk di seberangku dan saat dia mengambil dokumen itu, aku sedang melihat menembus kaca meja ke kakinya. Kemudian dia maju ke depan untuk menulis cek itu dan jubahnya tersingkap ke atas. Dia sedang duduk di pinggir kursi dan kamu tahu apa yang sedang tergantung. Maksudku tergantung. Saat dia bergerak, itu seperti diayunkan maju-mundur. Tuhan itu seperti pisang daging besar berwarna seperti ini.” jelasnya sambil menunjuk buah pisang yang ada di atas meja di ruang keluarga ini.

    “Astaga, kamu melihatnya?”

    “Hanya beberapa detik. Maksudku aku jadi sangat malu.”

    “Yah, benar. Hanya cukup lama untuk menceritakan itu terayun maju-mundur dan besar seperti pisang”.

    Sekarang kita berdua tertawa genit seperti gadis sekolahan.

    “Apa dia tahu kamu melihatnya? Bagaimana jika Silvi lihat kamu memperhatikan suaminya? Tapi, itu mungkin tidak sebesar yang kamu pikir, maksudku hanya melihatnya sebentar kamu jadi merasa malu pasti kamu tidak akan benar-benar mengetahui apa yang sedang kamu lihat.”

    “Temanku, itu memang besar!”

    Baiklah, aku pikir, dimulailah cerita ini.

    Sekarang kamu mungkin memperoleh kesan kalau Siska dan aku adalah sepasang ibu rumah tangga yang genit. Kamu mungkin berpikir, kalau kita seperti seorang gadis remaja berumur sekitar lima belas tahun yang sedang menggosip. Aku berumur 38 tapi mungkin mempunyai sedikit pengalaman dibanding putriku yang berumur enambelas tahun dan para temannya.

    Sedikit latar belakang tentang aku. Aku dijuluki wanita mungil yang cantik. Dengan postur tubuhku yang kecil, aku dengan mudah akan hilang kalau berada dalam sebuah kerumunan. Aku harus mengakui menjadi “agak kecil” sering jadi bahan godaan teman-temanku. Di samping ukuran kecilku, kupikir aku mempunyai wajah yang manis. Braku hanya berukuran 28A tetapi pada dadaku terlihat cukup besar dan aku sering dipuji kalau pantat dan kakiku sangat indah. Siska dan aku pergi dengan rutin ke tempat kebugaran wanita.

    Suamiku dan aku lulus dari sekolah menengah dengan nilai memuaskan, menikah tidak lama sesudah kita lulus. Kamu pasti sudah mengira itu. Aku tidak pernah mencium orang lain selain suamiku. Maksudku ciuman serius. Aku tidak menganggap diriku sangat sopan tetapi aku tidak pernah berkata kotor. Tidak juga saat Tom dan aku sedang berhubungan seks, yang tak terlalu sering. Gereja bangga akan kami, seks pada dasarnya adalah bagaimana kamu membuat bayi.

    Sekitar lima belas tahun perkawinan, aku mulai merasa resah dan bosan. Ini bukan berarti aku tidak mencintai dua anak perempuanku dan Tom. Segalanya sangat normal. Aku mulai membaca novel roman, dan kemudian akan merasa berdosa tentang pemikiran pemikiran tidak tulus itu.

    Dalam minggu setelah pertemuan dengan Siska itu, dia dan aku akan kadang-kadang tertawa genit atas “penglihatanya” akan kemaluan Martin Sihombing (aku masih tidak katakan hal-hal seperti penis meskipun dengan Siska). Tom dan aku juga mengenal keluarga Sihombing, hanya percakapan antar tetangga tentang rumput halaman, cuaca, dan lain lain

    Pada bulan Desember, asosiasi mengadakan sebuah acara makan malam dan dansa sebelum liburan. Tempat duduknya diatur sesuai dengan urutan rumah. Sehingga keluarga Sihombing berada di meja yang sama dengan kita. Siska ada pada meja yang berbeda. Ini adalah pertama kalinya kita berada dengan mereka secara sosial.

    Sekarang aku selalu pikir Martin Sihombing terlihat sangat biasa. Mungkin dalam umur sekitar limapuluhnya dengan rambut penuh, beruban di beberapa tempat. Dia sangat jangkung. Ini adalah pertama kalinya aku lihat dia memakai jas, dan aku harus mengakui dia terlihat juga berbeda. Silvi pada sisi lain, yang selalu nampak tak peduli dengan pakaiannya terlihat aneh dalam gaun panjangnya, krah bajunya tinggi.

    Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi

    Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi

    Makan malam dilewati dengan percakapan yang menyenangkan dan makanannya sangat enak. Sesudah makan malam, musik mulai dimainkan dan Martin dan Silvi langsung berada di lantai dansa itu. Setelah aku sedikit membujuk Tom untuk berdansa tetapi dia hanya tahu dua gaya dansa. Martin dan Silvi bergabung lagi dengan kami saat band sedang istirahat sejenak. Saat band kembali, Martin mengajakku untuk berdansa. Aku mencoba untuk menolaknya, mengatakan kalau Tom dan aku tidak begitu pandai berdansa. Dia memaksa. Itu adalah sebuah dansa yang cepat dan dia segera membuatku mengikuti tiap-tiap gerakannya. Lagu berakhir, aku menuju ke arah kursiku dan kembali mendengar dia mengajakku lagi untuk lagu berikutnya.

    “Oh, aku tidak bisa. Kamu dan Silvi terlalu bagus untukku, berdansalah dengan isterimu.”

    “Lusi, jangan coba menolak. Dia sudah membuat kakiku kecapaian, aku pikir Marty perlu berganti pasangan dalam tiap lagu.” Silvi berteriak dari mejanya.

    Baiklah, rasa engganku hanya melintas dalam kepalaku tapi aku kembali ke lantai dansa menikmati Martin yang bergerak di sekelilingku. Lagunya berakhir, dan dia memegang tanganku dengan enteng ketika lagu berikutnya mulai.

    “Ini satu lagu slow Lusi, kamu gimana dengan waltz?” tanyanya saat dia dengan lembut menarikku ke dalam posisi dansa. Dia tidak menarikku terlalu rapat, dia memegangku dengan enteng dan dia meluncur di sekitar lantai itu. Dia adalah seorang pedansa yang sangat baik. Tanpa menyadari itu, aku ditarik semakin dekat padanya, tubuhku sedikit menggeseknya. Kepalaku rebah di dadanya, payudaraku merapat di bagian tengah tubuhnya. Kemudian aku merasakan itu. Itu keras, itu sedang menekan perutku. Wow! Itu adalah kemaluannya, kemaluannya yang ereksi. Aku yakin itu.

    Aku mundur, sedikit melompat, hanya refleks. Kamu tidak mau merasakan ereksinya pria asing. Dia tetap menari seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dia tidak lagi menarik aku mendekat, tidak membuat aku merasa gelisah. Aku mulai meragukan pemikiranku, itu hanya saja imajinasiku yang berlebihan.

    Aku bersandar padanya lagi. Seperti sebelumnya, payudaraku bersentuhan dengannya, aku merasakan menggesek tubuhnya. Kemudian perutku juga. Kali ini aku tidak mundur dengan seketika. Aku hanya ingin pastikan bahwa apa yang sedang aku rasakan adalah kemaluannya. Aku menggerakkan badanku, menggosok perutku ke dia, itu terasa keras. Itu memang benar kemaluannya, kemaluannya yang ereksi. “Wow! Apa yang sedang kulakukan?”, pikirku. Dansa berakhir. Dia tetap memegang tanganku tapi kali ini aku menarik dia kembali ke meja kami. Sudah cukup. Tidak ada lagi dansa dengan dia pikirku.

    Tidak ada yang nampak berubah setelah makan malam dan dansa itu. Kita tetap mempunyai “percakapan antar tetangga” yang sama dengan keluarga Sihombing itu. Aku tidak menceritakan kepada Siska apa yang telah terjadi. Baiklah, satu hal telah berubah. Aku menemukan diriku memikirkan tentang dansa itu, tentang Siska yang melihat penisnya, tentang perasaan payudaraku yang tergesek tubuhnya.

    ********

    Tahun baru hampir tiba. Sebagian dari pemilik rumah mulai membicarakan rencana Pesta Tahun Baru. Hanya sekitar separuh dari kelompok yang memutuskan untuk melakukannya, maka kita akhirnya membuat pesta dan musik di dalam aula rekreasi masyarakat. Tom menyukai gagasan tersebut sebab dia tidak begitu suka pergi ke luar. Makanannya seadanya saja yang disajikan setelah itu kita putar sebuah rekaman tua dan berdansa.

    Aku katakan pada diriku agar tidak mengulangi peristiwa di pesta sebelumnya, tetapi saat Silvi meminta dengan tegas bahwa aku harus memberinya kesempatan istirahat setelah berdansa dengan suaminya dan aku tidak bisa katakan tidak padanya. Sama dengan dulu, musik mulai dengan lagu yang cepat dan kemudian seseorang menggantinya dengan sebuah nomor lambat. Seakan seperti ada setan kecil yang sedang duduk di bahuku dan berkata, ‘Lakukan Lusi’. Akhirnya aku tidak menentangnya ketika Martin meletakkan tangannya pada pinggangku dan mulailah kita bergerak di lantai itu. Seseorang mematikan lampunya. Saat ini kita berpakaian secara informal. Sebagai ganti setelan yang kaku, Martin mengenakan celana santai dan kaos polo. Aku memakai sebuah blus dan rok panjang. Kali ini saat payudaraku mulai menggosok pada tubuhnya aku bisa merasakan panas tubuhnya. Puting susuku mengeras dan aku pikir dia pasti bisa merasakannya. Perutku adakalanya menabraknya, menabrak kemaluan yang lurus keras yang pernah aku rasa sebelumnya. Satu lagu berganti yang lain, sebuah nomor lambat yang lain .

    Setiap kali perutku menggosok penisnya, aku bisa merasakan tangannya pada pinggangku, dengan pelan menarikku mendekat. Tidak pernah kasar, tidak pernah lebih dari sekedar sebuah remasan yang lembut. Sepanjang waktu itu dia selalu bicara seolah-olah itu tidak terjadi, seolah-olah aku tidak sedang menggosokkan payudaraku pada tubuhnya, seolah-olah kemaluannya yang keras tidak sedang menekan ke perutku. Yang akhirnya, saat lagu hampir berakhir, aku mundur dengan kasar dan sungguh-sungguh.

    “Oops, maafkan aku Lusi. Kamu berdansa dengan sangat baik membuat aku lupa kalau kita belum pernah berdansa bersama selama bertahun-tahun. Aku tidak bermaksud sedekat ini.” dia kembali memegang lenganku saat menatap mataku.

    “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melompat mundur seperti tadi. Maksudku aku benar-benar menikmati berdansa denganmu. Hanya aku, uh… yah, aku tidak ingin kamu mempunyai pikiran yang salah… Maksudku…”

    “Itu kesalahanku Lusi. Aku takut saat seorang pria berada dekat dengan seorang perempuan cantik ada seuatu yang terjadi. Aku yakin kamu secara kebetulan pernah mengalami itu sebelumnya.” dia tertawa kecil.

    “Nggak apa-apa. Aku tahu pria tidak bisa menghindarinya. Meskipun sudah sering terjadi. Maksudku aku jarang berdansa.” aku merasa cara bicaraku gagap.

    “Kita bisa pergi duduk jika kamu ingin berhenti. Tetapi aku harus mengatakan pada kamu itu akan mengakhiri dansaku malam ini. Mata kakinya Silvi sakit dan dia bilang padaku kalau dia sedang tidak ingin berdansa.”

    “Yahh, aku tidak ingin jadi ratu pesta. Aku hanya tidak ingin kamu mempunyai pemikiran yang salah.”

    “Aku hanya mempunyai kesan yang terbaik tentang kamu Lusi. Betapapun, kita berdua adalah orang dewasa dan memahami peristiwa yang tertentu itu hanya reaksi biologis yang wajar. Aku tidak bisa mencegahnya dan harus kuakui ini merupakan sebuah kehormatan ada seorang perempuan cantik yang mau berdansa denganku malam ini. Tetapi aku berjanji untuk menjaga batas diantara kita.” kata-katanya mengalir keluar diiringi oleh tawa kecil.

    Musik berbunyi lagi dan secara otomatis kita mulai dansa lambat yang lain .

    “Apakah kamu benar-benar berpikir aku pintar berdansa? Atau kamu berusaha menjadi seorang gentleman?”

    “Aku pikir kamu pintar berdansa Lusi. Jelas nyata kamu jarang berdansa tetapi iramamu sempurna.”

    Badan kami saling bersentuhan. Dia bergerak jelas agar tak saling bersentuhan.

    “Jangan cemas Martin. Kamu tidak harus begitu setiap kali kita bersentuhan.”

    Aku bergerak merapat padanya. Aku ingin merasakan tubuhku yang menekan tubuhnya, menekan kemaluannya. Segera saja kita berdansa dengan rapat. Saat aku menggosok perutku terhadap “kekerasannya”, tangannya di pinggangku dengan lembut menarikku. Aku bisa merasakan puting susuku mengeras, dia pasti bisa merasakan itu saat menekan tubuhnya. Aku bisa merasakan gerakan ereksinya saat perutku menggosok dia. Aku merasa kehangatan diantara kakiku saat tubuhku menjadi bergairah. Aku tahu bahwa celana dalamku sudah menjadi basah. Aku serasa berada di surga kesenangan. Aku merasa kalau aku sangat jahat tapi aku sedang menikmati itu. Kemudian musik berakhir.

    Kami bergabung kembali dengan Silvi dan Tom di meja itu. Hampir tengah malam. Tepat tengah malam semuanya bersorak dan berteriak. Aku mencium Tom panjang dan dalam, sebagian karena aku merasa bersalah tentang dansa bersama Martin tadi, tentang gesekan pada ereksinya, dan menekankan payudaraku padanya. Martin dan Silvi yang berada di sebelah kami, saling berpelukan mesra. Aku bisa lihat tangan Martin pada pantatnya, dengan jelas menariknya merapat padanya dan aku tahu bahwa dia sedang menggelinjang pada ereksinya yang keras. Mereka merenggang dan Silvi merebut Tomku dan memeluknya, dia telah memutar Tom sedemikian rupa sehingga punggungnya berada di depanku. Martin berbisik “Bolehkah saya” saat dia membuka lengannya. Aku memeluknya dan mengijinkan dia menciumku, kemudian saat aku merasa tangannya pada pantatku. Aku membuka mulutku dan mendapatkan sebuah ‘French-Kiss’, merasakan dia menarikku semakin merapat padanya aku merasakan lagi ereksinya yang keras. Kemudian selesai.

    Malam itu aku mendapat mimpi basah yang liar. Aku belum pernah bermimpi seperti itu sejak aku berumur sepuluh tahun. Paginya aku mempunyai mimpi buruk mengerikan dari apa yang telah aku lakukan. Terima kasih surga untuk Siska. Aku cerita padanya dan dia senang mendengarkannya. Kita memutuskan bahwa tidak ada yang buruk yang telah terjadi. Sekali lagi, aku pikir, benar begitu, tidak ada. Sekalipun begitu aku masih mendapatkan diriku memikirkan dansa itu, tentang ciuman itu.

    Sepertinya aku bertemu Silvi dan Martin lebih sering setelah tahun baru. Aku sekarang tahu bahwa pekerjaan Martin membuatnya sering pergi ke luar kota, untuk urusan mebel mereka. Sebagai sampingannya dia membeli perhiasan dari daerah yang di kunjunginya, yang dia jual ke beberapa toko lokal. Ini aku ketahui saat aku bilang ke Silvi kalau ibuku telah mengirimiku uang untuk membeli sebuah kalung.

    “Lusi, datanglah kemari dan lihat apa yang Marty punyai. Dia membawa beberapa barang dari luar kota. Jika dia punya sesuatu yang kamu suka, kamu akan membayar seperempat dari apa yang David jual di tokonya. Ini bukan barang rongsokan, dilapisi perak dan emas. Dan tidak kelihatan seperti barang murahan, ini adalah yang mereka ekspor ke luar negeri.”

    “Aku tidak bisa.”

    “Tentu kamu bisa. Aku memaksamu. Jika kamu tidak temukan yang kamu sukai, jangan merasa sepertinya kamu harus membeli apapun. Dia tidak punya masalah menjual barang barang ini ke David. Dia akan pulang pada siang hari, mampirlah nanti.”

    Aku mengetuk pintu mereka sekitar jam 12:15.

    “Masuk, masuk. Waktu yang tepat. Marty baru saja tiba dirumah dan aku bilang padanya kamu mungkin ingin beberapa perhiasan. Marty”. Silvi berteriak saat dia mengantarku ke meja ruang makan.

    “Tunggu sebentar, aku hampir keluar dari kamar mandi.” aku mendengar suara Martin dari atas.

    “Sayang, bawa kalungnya biar dia dapat melihatnya saat kamu selesai.”

    “OK, ok.”

    Dengan segera Martin muncul membawa dua buah koper. Rambutnya kusut dan basah dan dia mengenakan sebuah jubah mandi putih yang hanya sampai di lutut.

    “Halo Lusi. Aku harap aku punya apa yang kamu sukai. Aku membawa beberapa emas dan perak.” katanya saat dia berdiri di seberang meja di depanku membuka koper itu. Kemudian dia memutar koper ke arahku dan mulai melangkah pergi.

    “Oh! Tunggulah sebentar sayang. Tunjukkanlah pada Lusi bagaimana cara membaca sertifikat yang menjelaskan isi perhiasan ini.”

    Dia berbalik, duduk di depanku. Dia mengambilt sebuah kalung beserta sebuah dokumen kecil.

    Aku tidak bisa berkonsentrasi pada kalung, semua yang bisa kupikir adalah cerita tentang Siska yang melihat menembus kaca meja. Déjà vu!

    Martin sedang bicara, aku tidak sedang mendengarkannya. Koper itu menghalangi pandanganku. Tanpa berpikir, aku menggesernya ke samping. Sekarang dia sedang memegang kalung itu dan aku menatapnya… lebih memperhatikan tetapi benar-benar sedang memperhatikan pada kemaluannya. Itu sama persis seperti yang Siska ceritakan. Kakinya terbuka lebar, dia duduk di pinggir kursi. Kemaluannya tergantung terayun-ayun saat dia bergerak. Itu terlihat sangat besar buatku. Aku merasa wajahku mulai terasa hangat dan menyadari bahwa wajahku pasti merah.

    Suara Silvi menghentikan tatapan mataku.

    “Dengar sayang, aku harus pergi belanja. Jika kamu telah dapat apa yang Lusi inginkan lebih baik kamu berikan padanya. Lusi sayang, maafkan aku, aku lupa kalau aku harus pergi tapi kamu ditangan ahlinya dengan Marty. Sampai jumpa sayang, aku akan kembali sekitar jam setengah tujuh.” dan dia pergi ke pintu keluar.

    “Sampai jumpa sayang.”

    “Katakan padaku jika kamu lihat apapun yang kamu suka.” kata Marty saat dia menyebar beberapa kalung di atas meja itu. Menyebarnya sedemikian rupa sehingga garis pandangku pada kalung-kalung itu juga searah pada daging pisang berwarna yang panjang berayun di bawah. Siska telah mengatakannya menyerupai sebuah pisang besar. Itu bahkan mempunyai sebuah ujung seperti sebuah pisang.

    “A… a… aku ng… tidak tahu…… ini jauh lebih dari yang aku harapkan.”

    “Jangan cemas Lusi. Jika kamu tidak lihat apa yang kamu suka, aku paham. Aku tidak pernah memaksa barang-barangku pada seseorang. Santai saja. Kadang-kadang hanya manis untuk dilihat saja.”

    Aku lihat dia mengedip saat aku melihat ke arahnya.

    “Ini, bagaimana jika kita mencoba yang ini pada lehermu dan kamu dapat lihat bagaimana ini terlihat di kulitmu?” katanya saat dia bangkit dengan sebuah kalung emas besar yang indah di tangannya.

    “OK, barangkali itu sebuah ide yang bagus.” aku melihat dia bergerak, jubahnya sekarang sedikit terbuka saat dia berdiri dan bergerak, penisnya mengayun keluar masuk dari sudut pandangan.

    Aku duduk hampir membeku, memperhatikan diriku pada cermin di dinding. Memperhatikan Martin sekarang berdiri di depan bahuku, memasangkan kalung di leherku. Aku melihat di cermin jubahnya yang terbuka, penisnya sekarang tersentuh lengan tanganku, langsung bersentuhan karena blus tak berlengan yang aku kenakan.

    “Bagaimana, kamu suka Lusi? Ayo, peganglah. Sudah pernahkah kamu melihat yang seperti ini?”

    “Tidak. Belum pernah. Ini sangat besar. Aku belum pernah melihat yang sebesar ini.” aku menggerakkan kepalaku ke samping saat aku bicara, menatap pada kemaluannya yang menggesek bahuku, mengamati kantung buah zakarnya untuk pertama kali. Itu juga besar. Besar tetapi lebih lembut dibanding kantong berkerut Tom.

    “Terimakasih. Aku pikir kemungilanmu yang cantik membuatnya nampak lebih besar. Sentuhlah kalau kamu ingin.”

    “Kal… eh… benda ini?”

    “Apapun yang kamu inginkan, Lusi. Kamu ingin merasakannya, ya kan?”

    “Uh huh.” aku menggenggamkan jariku melingkarinya. Aku merasakannya mulai mengeras pada sentuhanku. Aku pernah dengar kemaluan yang belum di sunat tapi aku belum pernah melihat sebelumnya. Saat itu mengeras aku lihat kulitnya menyingkap. Aku menyingkap dengan lemah-lembut dan melihat kulitnya menarik kembali memperlihatkan sebuah mahkota yang tinggi.

    “Apa itu melukai kamu?”

    “Kebalikannya Lusi, sentuhanmu terasa nikmat. Apa kamu belum pernah melihat sebuah penis yang belum disunat?”

    Aku menatapnya.

    “Tidak disunat.”

    “Oh Tuhan. Martin tolong jangan tertawakan aku. Satu-satunya kemaluan yang telah kulihat hanya milik Tom. Dan bahkan saat dia sedang ereksi tidak seperti milikmu. Aku tidak pernah melakukan sesuatu seperti ini sebelumnya. Apakah itu benar jika aku hanya merasakan kemaluanmu dan melihatnya?”

    “Lusi, Lusi sayang. Kamu adalah sebuah harta karun seutuhnya. Aku tidak pernah akan menertawakan kamu. Kamu adalah sebuah bunga yang menunggu untuk mekar. Lakukanlah, remas penisku, rasakan bagaimana kamu membuatnya keras, tapi tolong sebut ini dengan penis bukan kemaluan ”

    “Oh brengsek, kamu pasti berpikir aku adalah orang bodoh atau yang semacam itu. Aku merasa seperti seorang idiot. Maafkan aku, aku tidak ingin menggoda, benar-benar tidak. Bukan berarti aku tidak bisa berhubungan seks atau apapun yang seperti itu. Hanya saja aku tidak pernah berada di dalam situasi seperti ini.” aku jelaskan panjang lebar sekarang, menjatuhkan penisnya seperti sebuah kentang panas.

    “Lusi, tenang. Percayalah padaku, aku tidak berpikir kamu adalah seorang yang bodoh atau apapun yang seperti itu. Lakukanlah, ini adalah kesempatanmu untuk merasakan sebuah penis. Ambil kesempatanmu.” dia menempatkan tanganku kembali pada penisnya, menggenggam jarinya ke jariku.

    “Katakan penis, Lusi. Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan. Hanya kocok sedikit” ketika tangannya memandu tanganku dalam sebuah gerakan mengocok.

    Aku menyaksikan dengan tertarik saat tangannya memandu tanganku yang pelan-pelan mengocok ke atas-bawah pada batang yang keras itu. Aku melihat kulitnya menyingkap memperlihatkan bagian atas kepala yang dimahkotai saat kocokanku bergerak ke bawah dan kemudian pada kocokan ke atas, kulitnya membungkus kepalanya dan membentuk sebuah ujung yang berkerut. Tangannya melepaskan lenganku. Aku melanjutkan mengocok penisnya seperti terhipnotis. Aku menekannya. Aku bisa merasakan penisnya yang menjadi lebih keras. Aku meremasnya lebih keras dan dalam pikiranku aku sedang berkata ‘ penis’ berulang kali.

    Kemudian aku mengucapkannya. “Penismu jadi sangat keras. Rasanya sangat hangat. Aku ingin meremas penismu.” dan tiba-tiba aku ingin katakan semua kata-kata yang selama ini ku tabukan. Perkataan penis nampak membuatnya lebih erotis lagi .

    “Ummm, ya. Remas Lusi.” tangannya kini meluncur ke balik blusku. Tekanan lengan tangannya pada wajahku membawa pipiku bersentuhan dengan penisnya.

    Aku memandangi cermin di seberang kami. Aku belum pernah melihat diriku yang sedang berhubungan seks. Sekarang aku menjadi sangat terangsang saat aku melihat diriku menggosok penisnya pada pipiku, melihat kancing blusku terbuka saat tangannya menuju ke payudaraku. Blusku terbuka. Tangannya menyelinap masuk braku. Jarinya menjepit puting susuku.

    Aku tidak bisa percaya bagaimana nikmatknya rasanya. Bagaimana sangat erotisnya. Bagaimana sangat sangat bersalah tetapi sangat sangat menggairahkan. Tangannya memaksa braku turun, puting susuku jadi terlihat. Aku melihat ke atas dan melihat Martin yang sedang menatap ke cermin juga.

    “Kamu mempunyai puting susu yang menakjubkan Lusi. Mereka sangat keras, sangat besar. Mereka seperti permata merah muda di atas bukit. Apakah kamu suka mereka dijepit?”

    “Ya. Itu rasanya enak. Aku suka mereka dijepit dengan keras.”

    Aku melihat di dalam cermin, blusku tersingkap hingga perut, sebelah payudaraku terekspose penuh sedang braku tetap menutup yang sebelahnya. Tangan Martin memegang putingku, ibu jari dan jari telunjuknya berputar, menarik, menekan puting susuku. Aku melihat tanganku yang mengocok penis tebalnya, menggosoknya pada pipiku. Aku melihat cairan pre-cumnya keluar sedikit dari lubang kencingnya kemudian dia mengamati saat aku mengoleskan pre-cumnya ke pipiku..

    Aku memalingkan wajahku menghadap penisnya, mengamati pre-cum yang pelan-pelan membentuk tetesan yang lain. Aku menggosokkan ibu jariku di ujung penisnya, menikmati genangan dari pre-cum itu ketika aku menekan kepala penisnya. Menjadikan kepala penisnya berkilauan. Aku menggosok penisnya pada pipiku lagi.

    Aku merasa tangan Martin yang bebas berada di kepalaku, merasa dia memutar kepalaku dengan lembut. Penisnya meluncur melewati pipi dan menggosok bibirku. Secara naluri aku membuka mulutku, mulai menjilat kepala kerasnya yang hangat. Aku melanjutkan mengocok penisnya ketika mulutku mengulum kepala itu. Itu bahkan nampak lebih besar sejak aku menghisapnya.

    “Umm, yaa. Gerakkan lidahmu Lusi. Tuhan, rasanya enak. Bermain-mainlah dengannya sayang. Jilat naik turun batang itu. Umm, nikmat.”

    Kujalankan lidahku naik turun sepanjang batang itu. Penisnya kini berkilauan dengan air liurku. Saat mulutku berada pada buah zakarnya, dia mengangkat penisnya sedemikian rupa sehingga buah zakarnya menggosok daguku. Aku belum pernah menjilat buah zakar seseorang, tetapi aku tahu apa yang dia inginkan. Itu apa yang juga aku inginkan. Aku ingin bermain-main dengan kantong besar itu. Aku mulai menjilat buah zakarnya saat penisnya berada tepat di wajahku. Aku bisa merasakan panas dari penisnya di wajahku.

    Martin menarik blusku yang tersisa melewati bahu. Ketika melepaskannya dari badanku, dia melepaskan braku juga, yang mengikuti blusku jatuh ke lantai.

    Aku mengerling ke cermin itu. Memandang dan merasa tangan besarnya mencakup payudara kecilku. Aku kembalikan tatapanku pada penisnya, ketika jarinya dengan lembut mulai memutari puting susuku. Aku melihat pembuluh darah biru yang panjang di sepanjang batang itu. Aku sapukan lidahku sepanjang pembuluh darahnya, dan kemudian menekan kepala penisnya untuk membuka lubangnya sedemikian rupa sehingga aku bisa memeriksanya dengan lidahku.

    “Tuhan kamu mempunyai puting susu yang keras Lusi. Apa kamu suka mereka dihisap? Katakanlah apa yang kamu inginkan, aku ingin membuat kamu merasakan nikmat seperti yang kamu lakukan untukku.”

    “Dijepit, ya yang keras. Dan hisap, gigit putingku.” aku berbisik dengan penisnya yang menyentuh bibirku.

    “Bagus. Aku suka menghisap puting.” dia tertawa saat menarikku berdiri pada kakiku. Saat aku melepaskan genggamanku pada penisnya dia berlutut di depanku. Mulutnya menelan satu payudara, dia mulai menghisap selagi lidahnya menjilat puting susuku. Tangannya pada punggungku, memelukku erat, membelaiku saat dia menghisap payudara yang kiri kemudian berganti yang sebelah kanan. Saat dia menghisap dalam mulutnya, aku bisa merasakan lidahnya yang menjilat, kemudian ketika mulutnya mundur, giginya dengan lembut menggigit puting susuku. Dia memegang puting susuku diantara giginya dan menjalankan ujung lidahnya. Tuhan, itu terasa nikmat.

    Saat dia bekerja pada putingku, tangannya meluncur menuju ke pinggulku. Kulepas kancing celana panjangku. Celana panjang dan celana dalamku dilepasnya sekaligus. Sama sekali tanpa berpikir tentang itu, aku melangkah keluar dari pakaianku yang terakhir. Dia masih menghisap, menggigiti puting susuku saat tangannya sekarang membelai kaki dan pantatku. Secara naluriah aku melebarkan kakiku, mengundang tangannya pada vaginaku. Larangan terkhirku menguap ketika Martin mulai mengelus vaginaku.

    Aku memandangnya, melihat bibirnya bekerja di sekitar payudaraku. Aku melihat putingku tertarik keluar saat ia menghisap dan menggigit dan menarik puting susuku dengan mulut dan giginya. Aku melihat tangannya menggosok vaginaku. Aku melihat jarinya menghilang lenyap ke dalam rimbunan rambut lebatku. Merasa jarinya meluncur menyentuh vaginaku.

    Saat dia menggerakkan jarinya keluar masuk, aku menggelinjang.

    “Terasa enak?” dia tersenyum.

    “Ya, ya.”

    “Umm, dan rasanya enak juga.” katanya saat menarik jarinya dan menjilatnya, dan kemudian menyodorkan jarinya kepadaku untuk dijilat.

    Aku belum pernah merasakan diriku sendiri. Jika itu pernah terjadi kepadaku, aku yakin aku akan menganggap itu adalah sebuah tindakan yang menjijikkan. Tetapi sekarang aku menjilat jarinya dan merasa kagum bahwa aku menyukai itu.

    “Aku pikir vagina ini memerlukan sebuah jilatan yang bagus. Kamu suka vaginamu dioral, ya kan? Tidak pernah ada seorang perempuan yang tidak menyukainya”

    Aku suka itu. Hanya saja itu tidak sering terjadi. Tetapi sekarang aku menginginkannya lebih dari yang pernah ada.

    Dia mengangkatku ke atas meja, mendudukkanku pada tepinya. Aku membuka lebar kakiku mengundang mulutnya kepada bibirku. Menempatkan jariku pada vagina, aku melebarkannya terbuka, menarik rambutnya ke samping. Aku merasa sangat erotis saat aku membayangkan pandangannya pada vaginaku, daging merah muda yang basah yang kini terpampang karena bibirnya yang terbuka.

    Aku gemetaran saat merasakan lidahnya mulai menjilat celahku. Lidahnya menekan ke dalam vaginaku dan memukul-mukul ke atas menyebabkan getaran yang sangat indah ketika diseret melewati kelentitku.

    “Oh, Tuhan, ya, ya ya.”

    Dia membenamkan wajahnya ke dalam vaginaku, lidahnya manari di dalamnya. Dia mulai menggosok kelentitku seiring dengan jilatannya pada vaginaku. Aku mendorong pinggulku menekannya, menggeliat di atas meja.

    Kulingkarkan kakiku di lehernya, lebih mendorongnya padaku. Aku melihat dia menguburkan wajahnya ke dalam vaginaku semakin dalam. Aku mendengar bunyi dia menghirup, menghisap cairanku.

    “Oohhh.” aku menjerit dan menggelinjang. Aku mendapat sebuah orgasme yang sangat indah. Ini membuatnya bekerja lebih keras pada vaginaku, sekarang mengisap kelentitku ketika jarinya disodokkan ke dalam vaginaku.

    Aku merasa seperti terbakar. Sekujur tubuhku terasa geli. Vaginaku sedang diregangkan. Aku tahu bahwa dia sedang menekan jari yang lain ke dalam vaginaku. Ketika vaginaku pelan-pelan menyerah kepada jari yang ditambahkannya, aku tahu apa yang berikutnya. Aku menginginkan itu. Aku ingin merasakan penis besarnya di dalamku. Aku tahu dia perlanan menyiapkan aku untuk itu.

    “Martin. Aku menginginkannya. Aku menginginkan kamu. Aku takut itu terlalu besar tapi aku menginginkan itu.”

    “Jangan takut Lusi. Aku sangat lembut.” Dia mengangkatku, membawa aku menuju sebuah kamar.

    Aku melingkarkan lenganku padanya. Aku menciumnya sepanjang jalan menuju kamar, menghisap lidahnya, mendorong lidahku ke dalam mulutnya.

    Dia menempatkanku di atas tempat tidur, mengambil sebuah gel pelumas dari lemari kecil di samping tempat tidur

    “Buka kakimu melebar,” dia berkata saat menekan pelumas dari tabungnya kemudian menggosokannya ke dalam vaginaku. Terasa dingin, dan dia menyelipkan dua jari ke dalam vaginaku. Mereka masuk dengan mudah. Aku memegang tangannya dan membantu jarinya bekerja di dalam vaginaku.

    “Sekarang giliranmu.” dia berkata saat berbaring pada punggungnya. “Lumasi mainanmu.” dia tersenyum.

    Aku melihat pada penisnya. Itu masih terlihat sangat besar buatku. Masih setengah ereksi. Itu terletak lurus ke arah kepalanya, kepala penisnya sampai menyentuh pusarnya.

    Aku menyemburkan gel ke penisnya, membuat sebuah garis zig-zag sepanjang batangnya, seperti menghias sebuah kue pikirku. Dia tertawa. Aku mulai menyebarkan gel dengan jari tengahku. Penisnya terasa hangat, jariku menekan ke dalam daging itu. Saat aku menjalankan jariku naik turun pada batangnya, aku merasa penisnya menjadi lebih keras. Aku menyukai itu. Aku menyukai menjadikan penisnya keras. Aku menggenggam penisnya dengan ibu jari dan jari tengahku, menekan gel lebih banyak lagi dan melumuri seluruh penisnya.

    “Ke atas.” dia menginstruksikan.

    Aku memandangnya.

    “Kamu ke atas, dengan begitu kamu dapat mengendalikan penisku. Gosok saja ke vaginamu, bermainlah dengan itu, lakukan pelan-pelan.”

    Aku mengayunkan kakiku di atasnya, mengangkanginya, aku menunduk untuk menciumnya.

    “Itu terasa nikmat. Gosokkan puting susumu yang keras padaku. Gesekkan vaginamu sepanjang penisku.” lengannya melingkariku, menarikku mendekat, dengan lembut tetapi kuat, memaksa puting susuku ke dadanya.

    Puting susuku jadi sangat keras dan sensitif. Aku menggerakkannya pelan-pelan maju-mundur, membelainya dengan puting susuku dan menikmati kehangatan dari badannya. Aku bisa merasakan penisnya beradu dengan pantatku. Aku bergerak mundur untuk membiarkan penisnya meluncur diantara kakiku. Aku bisa merasakan batang itu meluncur sepanjang bibir vaginaku. Tidak menembus, aku hanya menggesek naik turun batang yang keras itu, menikmati sensasi yang baru ini dari penis keras dan besar yang menekan ke dalam bibir vagina telanjangku, menikmati rasa dari puting susuku yang menyentuh sepanjang badannya.

    Kemudian dia mendorongku kembali pada posisi duduk. “Masukkan Lusi.”

    Aku mengangkat batang tebal itu dan menggosok kepalanya pada vaginaku, kemudian menekannya berusaha untuk memasukkannya. Aku melihat kepala yang tebal membelah bibirku hanya untuk menyeruak masuk dalam lubangku. “Oh Tuhan, Martin, ini terlalu besar. Aku tidak akan pernah dapat menampungnya di dalamku.”

    Dia menempatkan satu jari di dalam vaginaku dan pelan-pelan mulai mengocok jarinya saat aku tetap memegangi penisnya. Saat aku mengamati, aku lihat dia dengan lemah-lembut menekan jari keduanya ke dalam vagina basahku. Aku bisa merasakan peregangan dan mulai “mengendarai” jarinya. Kemudian dia memasukkan jari yang ke tiga, memutar jarinya saat dia meregangkan vaginaku. Kemudian dengan sebuah gerakan lembut, dia menarik jarinya, memegang tanganku yang sedang menggenggam penisnya dan menuntunnya ke arah lubangku yang sudah membuka.

    “Lakukan sekarang Lusi. Duduk di atasnya. Vaginamu telah siap, biarkan saja masuk.”

    Aku melakukannya. Ketakutanku bahwa itu akan menyakitkan lenyap saat aku merasa kepalanya membelah vaginaku. Dibandingkan rasa sakitnya, aku mendapatkan rasa yang sangat nikmat dari tekanan pada vaginaku. Sebuah perasaan menjadi terbentang dan diisi. Dia mulai memompa ke dalamku dengan dorongan dangkal, setiap dorongan menekan masuk semakin ke dalam vaginaku. Penisnya nampak bergerak lebih dalam dan semakin dalam, menyentuhku di mana aku belum pernah disentuh. Kemudian aku sadar bahwa penisnya sedang memukul leher rahimku.

    Sekarang penisnya terkubur di dalamku dia menggulingkan aku, menarik kakiku pada bahunya. Aku belum pernah membayangkan bagaimana erotisnya ini, melihat dan mengamati penis yang besar pelan-pelan meluncur keluar masuk tubuhku. Tetapi kemudian, aku menjadi lebih terbakar pada setiap hentakan.

    Dia mulai ke menyetubuhiku lebih cepat, lebih keras, dengan sela sebentar-sebentar saat penisnya dikuburkan dalam di dalamku. Dan setiap kali dia berhenti dengan penisnya jauh di dalamku, aku akan menggetarkan diriku ke dia sampai akhirnya aku mendapatkan orgasme keduaku hari ini, Sebuah orgasme yang hebat sekali! Dan aku ingin lebih. Dan aku senang merasakan penisnya masih keras, masih menyetubuhiku.

    “Gadis baik Lusi. Lepaskanlah.”

    “Oh Tuhan ya.”

    “Kamu menyukainya kan sayang, suka sebuah penis yang besar mengisi vagina kecilmu yang ketat.” dia kini menyetubuhiku dengan hentakan yang panjang dan kuat.

    “Oh ya, benar, betul. Setubuhi aku. Kerjai vaginaku. Setubuhi aku, setubuhi aku, setubuhi aku.”

    “Aku akan keluar di dalam tubuhmu. Katakan kamu ingin spermaku.”

    “Ohhhh Tuhan, aku ingin kamu orgasme, aku mau spermamu. Ohhhh itu sangat besar. Rasanya nikmat. Ya, keluarlah! Oh brengsek, aku orgasme lagi Martin. Setubuhi aku dengan keras. Kumohon, lebih keras.”

    Ia mengerang, menghentikan kocokan penisnya keluar masuk, dan hanya menguburkan dirinya sangat dalam di vagina basah panasku. Ia mengandaskan dirinya ke dalamku dan aku tahu dia sedang orgasme. Aku berbalik menekannya, berusaha untuk mendapatkan penisnya sedalam-dalamnya padaku. Kemudian aku keluar lagi. Ombak kesenangan yang sangat indah menggulung seluruh tubuhku.

    Aku merasa tubuhnya melemah, tapi dia tidak mengeluarkan penisnya dariku. Aku pikir aku bisa merasakan penisnya melembut di dalam vaginaku sekalipun begitu vaginaku masih terasa nikmat dan penuh, sangat hangat dan basah. Aku menunjukkan padanya dengan sebuah ciuman.

    Kami hanya rebah di sana. Aku tahu aku sedang “terkunci”. Aku bisa merasakan sedikit rasa bersalah yang merambat ke dalam pikiranku tapi aku tahu bahwa aku menyukai disetubuhi oleh penis yang besar. Aku tahu aku menyukai berkata kotor.

    Kemudian gelembung itu nampak meretak.

    “Baiklah, apa pendapatmu tentang Lusi? Apa Marty terasa manis seperti kelihatannya?”

    Silvi, berdiri di pintu.

    “Astaga… Silvi… a… aku…” aku masih belum dapat menggambarkan semua ini. Semua yang bisa kupikir adalah bahwa aku baru saja tidur dengan suami perempuan lain.

    “Lusi, tenang sayang.” Silvi memotongku. “Aku tidak marah. Aku senang melihat kamu telah menyadari kalau kamu suka penis yang besar.” dia tersenyum. “Andai aku bisa tinggal untuk menyaksikan keseluruhan peristiwa ini tapi kami pikir kamu akan jadi lebih nyaman dengan cara begini.”

    “Sebagian orang tidak menerima seks hanya untuk kesenangan tetapi Silvi dan aku sudah menemukannya berhasil untuk kami. Dia pikir kalaua kamu adalah seorang perempuan yang sedang kekurangan kesenangan maka kami piker kenapa tidak membuka pintu dan melihat jika kamu ingin masuk. Aku berharap kamu tidak marah. Aku berharap kamu akan kembali.” Martin menggulingkan aku dan kini membelai badanku saat dia dan Silvi bicara.

    Aku mencoba untuk katakan sesuatu, “Aku bukan perempuan seperti itu. Ini adalah sebuah kekeliruan. Aku kira kita harus melupakan kalau ini pernah terjadi.” tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku. Aku hanya meraih dan membelai penis Martin yang besar dan lembut.

    Silvi duduk di tempat tidur, menciumku pelan. “Berbagi adalah menyenangkan Lusi. Dan kita semua adalah “pelacur kecil” jauh di dalam bawah sana, ya kan?”

    “Pelacur” kata itu berderik di dalam pikiranku. Tuhan, aku adalah seorang pelacur, ya kan? Dan aku tidak peduli, aku hanya tahu bahwa aku ingin berhubungan seks dengan penis yang besar ini lagi.

    Maka begitulah bagaimana cerita ini bermula. Tom yang malang tidak tahu kenapa aku berteman baik dengan Martin dan Silvi. Tom masih suka berhubungan badan tiap seminggu sekali atau dua kali tetapi aku masih susah merasakan dia di dalamku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik

    Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik


    903 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik, Sudah lebih dari 4 jam Tedi bersama 2 rekannya menunggu didepan pintu kamar UGD (Unit Gawat Darurat) sebuah rumah sakit di kota metropolitan. Rudi teman mereka bersama pacarnya mengalami kecelakaan mobil yang lumayan parah tadi pagi sehingga harus dirawat secara intensif di ruang UGD.

    Tedi dan 2 rekannya merasa berkewajiban untuk membantu teman karibnya karena pihak keluarga Rudi belum ada satupun yang muncul di rumah sakit. Rudi merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya berada di sebuah negara Eropa Timur sebagai staf kedutaan besar.

    Sedangkan keluarga-keluarga dekat Rudi masih belum tiba karena tinggal di luar pulau Jawa seperti Pontianak, Tarakan dan Manado. Beruntunglah Rudi memiliki karib seperti Tedi dan 2 rekannya yang lain untuk mengurus keperluannya sewaktu dirawat di UGD.

    Seorang perawat keluar dari ruang UGD dan menuju ke arah Tedi sambil membawa sebuah kertas di tangannya. “Mas, ini resep dokter yang harus segera dibelikan obatnya agar teman Mas besok pagi dapat langsung disuntik dengan obat itu.”, ungkap perawat tersebut kepada 3 pemuda yang sudah kelihatan lelah.

    “Kira-kira di apotik rumah sakit ini obat itu ada nggak, Mbak?”, tanya seorang rekan Tedi.

    “Kalau ada saya nggak akan minta tolong pada kalian”, jawab perawat singkat.

    “Yuk, dicari!”, ajak Tedi pada 2 temannya.

    “Sebentar Mas”, cegah perawat itu.

    “Kalian yang mempunyai golongan darah sama dengan Rudi sebaiknya tinggal disini, jaga-jaga kalau teman kalian membutuhkan darah lagi dan persedian kami habis”, meneruskan keterangannya.

    Akhirnya 3 pemuda itu berembuk dan memutuskan agar Tedi saja yang mencari obat dan 2 temannya tetap tinggal.

    Tedi mengeluh dalam hati sambil mengendarai mobil, “Cari apotik yang buka jam 1 pagi ini pasti susah, aku nggak seberapa hapal jalan Jakarta lagi”.

    Setelah berkendaraan selama 10 menit akhirnya dia menemukan sebuah apotik yang masih buka tapi setelah dimasukinya pegawai apotik tersebut menyatakan kalau obat yang dicari Tedi tak ada. Kejadian tersebut berulang sampai 4 kali dengan alasan yang mirip, “obat itu habis”, “besok siang baru siap”, dan sebagainya.

    Demi teman yang saat ini tergolek di ranjang UGD, Tedi tak berputus asa meskipun tubuhnya sudah lelah dan ngantuk.

    Tanpa berharap banyak Tedi memarkir mobilnya didepan apotik kecil di ujung jalan yang sempit. “Paling-paling nggak ada lagi”, pikir Tedy sambil menyerahkan resep obat yang dicarinya kepada pegawai apotik itu, seorang wanita berumur 30-an.

    “Silakan tunggu dulu, saya carikan”, ucap wanita itu dengan sopan.

    Dia mencek dengan komputernya, lalu masuk ke ruangan berdiding kaca transparan yang terlihat penuh laci obat, keluar lagi dan terus masuk ke ruangan tertutup. Wanita itu keluar bersama seorang pria berumur 50-an dengan wajah masih ngantuk.

    Sambil mengenakan kaca matanya pria itu berkata pada Tedi, “Dik, obat ini agak langka, menyiapkannya butuh waktu 1 jam dan yang bisa menyiapkan cuma cabang kami yang berada di Depok.

    Sebaiknya adik langsung aja mendatangi kesana atau kalau adik mau nunggu biar pegawai kami yang ngantar kesini, gimana?”.

    Langsung dijawab Tedi, “Saya tunggu aja disini, Pak! Capek Pak saya putar-putar carinya! Berapa, Pak?”.

    Dijawab oleh wanita disebelah pria itu, “Totalnya Rp 536.500,-“.

    Dalam hati Tedi menggerutu, “Busyet, habis nih sisa gajianku!”.

    Jam di dinding apotik menunjukkan setengah dua, hawa sejuk pagi masuk melalui jendela apotik membuat Tedi yang baru saja duduk beberapa menit di ruang tunggu menjadi ngantuk.

    Matanya yang agak sayu mulai menatap wanita yang sibuk di kounter apotik itu, sementara itu pegawai pria yang tadi sudah tak terlihat lagi. Dalam hati Tedi mulai berdialog dengan dirinya sendiri untuk menghilangkan kebosanan, “Kalau diperhatikan cewek itu cakep juga ya, rambutnya hitam panjang, kulitnya sawo matang, wajahnya mirip siapa? oh iya kayak penyanyi yang namanya Memes, tingkah lakunya anggun dan sopan, persis deh, bodinya juga kelihatan oke, bego sekali aku baru menyadarinya sekarang”.

    Tatapan mata Tedi yang semula sayu menjadi berbinar-binar seolah memandang hidangan lezat sewaktu lapar. Rasa ngantuknya lenyap dalam keheningan ruangan apotik yang hanya ada dia dan pegawai wanita itu.

    Dengan mulai berkurangnya aktifitas pegawai wanita itu, ia mulai merasa kalau sedang diperhatikan. Sedikit curi pandang ke arah Tedi, perasaannya terbukti benar.

    Pemuda langsing tinggi, 25-an tahun tapi lumayan tampan yang duduk didepannya memandang ke arahnya tanpa berkedip. Tedi akhirnya merasa kalau tatapannya dirasakan oleh wanita itu.

    Perhatian Tedi beralih ke barang-barang yang ada di outlet apotik itu. Bangkit dari tempat duduknya sambil membungkukkan badan ia melihat satu persatu barang dalam etalase kaca. Dengan penasaran pegawai wanita itu bertanya pada Tedi, “Mencari apa, Mas?”

    “Hanya lihat-lihat kok Mbak!”, jawab Tedi, tapi pandangannya tertuju pada sederet kotak kondom dengan berbagai merk dan hal ini tak luput dari perhatian wanita itu.

    Perhatian Tedi pada deretan kotan kondom itu begitu nampak karena dia benar-benar lagi membandingkan kelebihan setiap merk kondom dengan lainnya melalui tulisan-tulisan yang ada pada kotaknya.

    Tanpa malu-malu Tedi bertanya pada pegawai wanita itu, “Mbak, yang merk “A” ini harganya berapa?” yang dijawab pula oleh wanita itu. “Kalau yang “B”?” “Kalau yang “C”?” Semua pertanyaan itupun dijawab oleh pegawai wanita itu.

    Dengan wajah bingung Tedi menegakkan kembali badannya sambil mendekat ke arah pegawai itu. “Mbak, yang bagus yang mana?” tanyanya lirih dengan wajah lugu. Pegawai wanita itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya serta tersenyum malu. Dengan wajah kecewa tak memperoleh jawaban, Tedi membalikkan badan lalu keluar dari apotik itu dan mengambil kotak rokoknya dari sakunya.

    Bersandar pada kusen pintu apotik, Tedi menikmati setiap sedotan asap rokoknya. Tanpa disadarinya pegawai wanita tadi sudah ada disampingnya dan mengagetkannya dengan permintaannya, “Mas, boleh minta rokoknya?” Bagai orang dihipnotis Tedi menghulurkan kotak rokok dan koreknya kepada wanita.

    Tedi merasa kaget campur bingung dan heran menatap wanita disampingnya sedang menikmati sedotan pertama pada sebatang rokok.

    “Nggak usah bengong Mas, emangnya kenapa?”, tanya wanita itu.

    “Ah, Nggak, nggak heran kok, sehari habis berapa Pak biasanya, Mbak?”, tanya Tedi sedikit menggoda.

    “Saya merokok kadang-kadang aja kok, Mas!”, jawab wanita itu.

    Setelah itu mereka mengobrol akrab bak 2 orang yang telah lama berkenalan.

    “Mas, tadi tanya soal kondom, apa sudah menikah?”, tanya wanita itu.

    “Belum, makanya saya bertanya, Mbak sudah?”, jawab Tedi dan berbalik bertanya.

    “Sudah 5 tahun”, jawab wanita sambil menunjukkan kekecewaan di wajahnya.

    “Wah, sudah pengalaman dong, jadi menurut Mbak, sewaktu suami Mbak pakai kondom yang enak rasanya yang merk apa?”, tanya Tedi seakan hal itu menjadi teka-tekinya.

    “Apa kamu sudah punya pacar?”, tanya balik wanita itu.

    Dengan menggelengkan kepala, Tedi menunduk malu seolah sadar bahwa dia menunjukkan keluguannya, lalu dia berusaha menutupinya dengan berkata, “Tapi gini-gini pengalamanku nggak kalah sama Mbak! cuman saya nggak pernah pakai kondom”

    “Oh, ya? saya percaya kok”, sindir wanita itu.

    “Kalau nggak percaya boleh dicoba!”, tantang Tedi.

    Dengan wajah yang memerah dan tersenyum, wanita itu membuka pintu apotik lalu masuk kembali setelah membuang puntung rokoknya, meninggalkan Tedi seorang diri.

    Dengan menggeleng-gelengkan kepala Tedi merasa sangat tolol setelah menyadari kalau dia baru saja mengeluarkan kata-kata yang paling bodoh sepanjang pengalamannya berkenalan dengan cewek. Bahkan saat ini dia belum mengetahui nama dan alamat wanita yang baru saja bercakap-cakap dengannya selama 30 menit.

    Sebuah hasil yang dapat menjatuhkan pamor yang dikenal teman-temannya sebagai seorang yang ahli memperoleh data tentang cewek dalam berkenalan.

    Tak lama kemudian Tedi juga kembali masuk kedalam apotik dan mendapati pegawai pria apotik itu telah duduk dimeja counter. Merasa ingin buang air kecil, Tedi menanyakan letak toilet kepada pria itu. Sesuai petunjuk pria tadi, tedi memasuki lorong panjang dalam apotik itu dan akhirnya menemukan kamar mandi setengah terbuka yang kelihatan sangat bersih.

    Dengan terburu-buru Tedi masuk dan langsung membuka resleting celana jeansnya dan segera mengeluarkan penisnya dari dalam CDnya lalu, “Ah.. Lega rasanya!”

    Rupanya Tedi melupakan menutup pintu kamar mandi. Dan karena lagi menikmati buang air kecil dia tak merasakan kalau di belakangnya sudah berdiri pegawai wanita tadi sambil mengamati bentuk dan ukuran penis Tedi yang lagi menyemburkan cairan urine bak ujung selang.

    Setelah membersihkan penisnya dengan tissu yang ada disampingnya, ia terkejut setengah mati merasakan pundaknya dipegang tangan halus dan punggungnya merasakan geseran dengan 2 benda tumpul yang lunak. Menoleh ke belakang ia melihat wajah pegawai wanita tadi.

    Dengan napas lega Tedi berkata, “Kukira hantu, sampai hampir pingsan rasanya!”.

    “Aku mau buktikan ucapan Mas diluar tadi!”, ucap wanita itu sambil tangan kanannya bergerilya memegang pangkal penis Tedi.

    Tanpa dikomando burung Tedi langsung mendongkak keatas memberi penghormatan atas rangsangan genggaman halus tangan wanita itu. Diikuti helaan napas yang dalam wanita itu menggeser-geserkan daerah vitalnya yang masih berada dibalik rok dan CDnya ke pantat Tedi. Dengan serta merta Tedi memutar bagian tubuhnya hingga berhadapan dengan wanita itu.

    Lepaslah genggaman wanita itu pada penis Tedi, tapi pantatnya jadi gantinya, diremas dan ditariknya kearah tubuh wanita itu. Dua bibir saling bertautan, cumbuan dibalas cumbuan, keduanya saling bercumbu dengan gairah yang luar biasa. Dua tangan Tedi menemukan pantat wanita itu dan meremasnya sambil menarik ketubuhnya.

    Penis Tedi terhimpit dan bergesek dengan bagian depan rok wanita itu tepat pada daerah sekitar alat vitalnya, sementara buah dadanya terhimpit dada Tedi. Di bagian bawah gesek menggesek 2 alat vital yang berlainan jenis menimbulkan efek yang semakin menjadi-jadi meskipun masih terhalang oleh rok dan CD wanita itu.

    Di bagian tengah dimana gesekan payudara yang semakin mengeras pada dada Tedi juga terhalang oleh BH, pakaian wanita itu dan kaos Tedi. Bagian ataslah yang baru bebas dari segala penghalang,http://139.99.33.211/wp-content/uploads/2020/06/73.jpg lidah Tedi masuk dalam mulutnya dan mengusap lidah wanita itu dengan liarnya dan dibalas dengan sedotan dari mulut wanita itu, hal ini terjadi silih berganti sementara kedua bibir saling melekat satu sama lainnya.

    Selang beberapa waktu terjadi genjatan senjata. Kedua pihak saling melepas halangan yang ada. Pakaian terusan wanita itu sekarang sudah terlepas semua kancing depannya hingga bagian depan tubuhnya terbuka bebas.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik

    Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik

    Celana jeans dan CD Tedi juga sudah sampai kebawah, juga kaosnya yang benar-benar lepas tersampir di gagang pintu kamar mandi sempit yang tertutup.

    Wanita itu kemudian melingkarkan tangannya kebelakan untuk melepas kancing BHnya, Tedi memanfaat momen itu dengan berjongkok dan mencumbu perut wanita itu sambil melorotkan CD wanita itu hingga lepas. Bersamaan dengan lepasnya BH wanita itu, cumbuan bibir Tedi juga bertemu bibir vaginanya.

    Desahan dan erangannya merasuki otak Tedi, sedotan mulutnya pada vagina wanita itu diikuti dengan permainan lidah di klitoris.

    Kedua tangan bebas wanita itu segera menangkap dan menarik bagian belakang kepala Tedi ke arahnya hingga muka Tedi terhimpit diselakangannya. Sedotan mulut Tedi bertambah kuat bak pompa air yang lagi menyedot sumur.

    Sesekali wanita itu agak menjongkok dan dengan tarikan kuat pada kepala Tedi hingga juluran lidah Tedi dapat masuk kedalam lubang vaginanya yang paling dalam. Rangsangan hebat yang diberikan Tedi menghasilkan gelombang kejut pada wanita itu, denyut-denyut dinding vaginanya mengantarkan keluarnya cairan kental.

    Bergelinjang dalam keadaan berdiri membuatnya terhuyung lemas namun beruntung dinding kamar mandi itu telah dekat dengan punggungya hingga tersandarlah punggungnya di dinding. Dekapan Tedi setelah bangkit dari jongkoknya juga membantu wanita itu untuk tetap berdiri sambil bersandar pada dinding kamar mandi.

    Dalam dekapan Tedi, mata wanita itu terpejam merasakan kepuasan sesaat, payudaranya menempel pada dada Tedi yang berbulu tipis, dan napasnya yang tadinya terengah-engah mulai teratur kembali. Penis Tedi menempel ketat pada daerah kemaluan wanita itu hingga merasakan kehangatan yang basah.

    Tedi mulai mencumbu mulut wanita itu dan sedikit demi sedikit diber jalan hingga pergumulan kedua mulut tak dapat dihindarkan kembali.

    Diikuti gerakan pinggul dan pantat, mengakibatkan geseran penis Tedi pada bibir vagina wanita mulai terasa nikmatnya bagi kedua belah pihak. Lalu wanita itu membuat rangkulan tangan serta usapan di punggung dan belakang kepala Tedi.

    Terprovokasi oleh rangsangan yang diberikan wanita itu, Tedi mulai sedikit berjongkok hingga ujung penisnya menempel bagian depan lubang vagina lalu dengan gerakan meluruskan kembali kakinya, naik dan masuklah seluruh batang kemaluannya kedalam liang kenikmatan wanita itu yang telah licin dengan tiba-tiba.

    Kaget oleh sentakan Tedi, keduanya melepaskan ciuman mulut, “Akh..!”, jerit wanita itu dengan mulut terbuka dan diikuti dengan desahan, “Ah.. ah.. ah..” ketika Tedi memompa batang kemaluannya kebawah dan keatas. Dua insan berlainan jenis telah memulai hubungan sebadan sambil berdiri dalam kamar mandi apotik yang sempit.

    Mulut Tedi mulai menghisap bagian kiri leher wanita itu lalu sesekali pada telinga kirinya.

    Dengan berputarnya waktu dan berbagai rangsangan yang saling diterima keduanya, wanita itu semakin merasa lemas pada bagian kakinya karena memaksakan diri untuk merengguk kepuasan meskipun telah berorgasme 2 kali. Akhirnya dengan tetap menyandarkan punggungya pada dinding kamar mandi ia meminta tangan Tedi untuk menahan pantatnya lalu mengaitkan kedua kakinya pada bagian belakang kaki Tedi.

    Sambil membopong wanita itu Tedi tetap melakukan pemompaan batang kemaluannya pada vagina wanita itu. Kekuatan Tedi ada batasnya, akhirnya dilepaskannya kaki kanan wanita itu agar dapat menopang tubuh wanita itu sendiri. Dengan tangan kanan tetap memegang paha kiri wanita itu, Tedi mempercepat gerakan pompanya.

    “Aduh Mas aku mau keluar lagi, ssh..”, ucap wanita itu sambil menggigit bibir atasnya.

    Tedipun segera melepas beban yang sedari tadi ditahannya, penisnya berdenyut hebat dalam liang kenikmatan, menyemprotkan cairan sperma bagai semburan ular berbisa. Merasakan semburan cairan hangat dalam liangnya, wanita itu pun tak kuasa menahan orgasmenya.

    Keduanya saling berangkulan sampai penis Tedi keluar dari liang kenikmatan dalam keadaan kosong dan lemas. Diakhiri dengan saling ciuman bibir, keduanya membersihkan diri, mengenakan kembali pakaian yang lepas, dan keluar dari kamar mandi.

    Tedi melihat waktu pada jam dinding apotik menunjukkan pukul 3 pagi dan setelah menerima obat pesanannya yang baru tiba itu dari pegawai pria apotik itu, dia langsung keluar menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga sampai rumah sakit tempat kawannya dirawat. Kemudian dia memberikan obat serta kopi resepnya itu pada perawat jaga lalu duduk termenung di ruang tunggu sambil berusaha mengingat kejadian sensasional di apotik tadi.

    Lalu dari kejauhan lorong rumah sakit didepannya dia melihat Joni dan Rio, kedua kawannya, keluar dari sebuah ruangan dengan wajah suka cita, diikuti 2 perawat, yang seorang berumur 40-an dan satunya 20-an. Kedua perawat yang berjalan dibelakang Joni dan Rio terlihat sedang membetulkan seragamnya dan berusaha menutup kancing bagian atasnya.Pemandangan ini tak luput dari penglihatan Tedi.

    Kira-kira apa yang telah dilakukan Joni dan Rio? Donor darah merah atau putih? Kenapa mereka kelihatan senang sekali? Itulah semua pertanyaan dalam benak Tedi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bu Rini

    Cerita Sex Bu Rini


    903 views

    Perawanku – Cerita Sex Bu Rini, Aku termasuk pria yang paling suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Itu mulai dari umurku yang ke-30, sekarang umurku sudah mencapai 37. Memang tidak semua wanita yang lebih tua termasuk kesukaanku. Karena aku paling senang melihat yang terutama kulitnya berwarna kuning langsat. Apalagi ibu-ibu yang kerut mukanya tidak kalah dengan anak perawan saat ini. Ada kemungkinan biasanya mereka paling teratur merawat badan mulai dari minum jamu hingga luluran.

    Sebulan yang lalu aku pergi kerumah sepupuku Ary di daerah Bogor, kebetulan rumahnya berada didalam gang yang tidak bisa masuk mobil. Jadi mobilku aku parkir di depan gang dekat sebuah salon. Setiba dirumah Ary, aku disambut oleh istrinya. Memang istri si Ary yang bernama Sandra 30 tahun memang dikategorikan sangat sexy, apalagi dia hanya mengenakan daster.

    “Mas Ary sedang ke Pak RT sebentar Mas, nanti juga balik,” sapa si Sandra.
    “Oh ya..” jawabku singkat.

    Aku disuruh duduk diruang tamu, lalu dia kembali dengan satu cangkir the manis, karena kursi diruang tamu agak pendek, maka dengan tidak sengaja aku dapat melihat persis sembulan kedua belah dada si Sandra yang tidak mengenakan BH. Wach pagi-pagi sudah dibuat pusing nich pikirku. Tapi aku hilangkan pikiranku jauh-jauh, karena aku pikir dia sudah termasuk keluargaku juga.

    Akhirnya setelah Ary tiba, kami bertiga ngobrol hingga sore hari. Lalu aku izin untuk menghirup udara sore sendirian, karena aku akan nginap dirumah si Ary hingga besok pagi. Aku berjalan kedepan gang sambil melihat mobilku, apakah aman parkir disana. Setelah melihat mobil aku mampir ke salon sebentar untuk gunting rambut yang kebetulan sudah mulai panjang. Disana aku dilayani oleh seorang ibu, umur kurang lebih 40-45 tahun, kulit kuning langsat, body seperti layaknya seorang ibu yang umurnya seperti diatas, gemuk tidak, kurus tidak, sedangkan raut mukanya manis dan belum ada tanda-tanda keriput dimakan usia, malah masih mulus, saya rasa ibu tsb sangat rajin merawat tubuhnya terutama mukanya.

    “Mas mau potong rambut atau creambath nich,” sapa ibu tersebut.
    “Mau potong rambut bu” jawabku.

    Singkat cerita setelah selesai potong rambut ibu tersebut yang bernama Rini menawarkan pijat dengan posisi tetap dibangku salon. Setelah setuju sambil memijat kepala dan pundak saya, kami berkomunikasi lewat cermin di depan muka saya.

    “Wach pijatan ibu enak sekali” sapaku.
    “Yach biasa Mas, bila badan terasa cape benar, memang pijatan orang lain pasti terasa enak” jawabnya.
    “Ibu juga sering dipijat kalau terlalu banyak terima tamu disalon ini, soalnya cape juga Mas bila seharian potong/creambath rambut tamu sambil berdiri” jawabnya lagi.
    “Sekarang ibu terasa cape enggak” tanyaku memancing.
    “Memang Mas mau mijitin ibu” jawabnya.
    “Wach dengan senang hati bu, gratis lho.. kalau enggak salah khan biasanya bila terlalu lama berdiri, betis ibu yang pegal-pegal, benar enggak bu?” pancingku lagi.
    “Memang benar sich, tapi khan susah disini Mas” jawab Bu Rini sambil tersenyum.

    Naluriku langsung berjalan cepat, berarti Bu Rini ini secara tidak langsung menerima ajakanku. Tanpa buang-buang waktu aku berkata “Bu, ibu khan punya asisten disini, gimana kalau aku pijit ibu diluar salon ini?” pancingku lagi.
    “Mas mau bawa ibu kemana?” tanya Bu Rini.
    “Sudahlah bu.. bila Bu Rini setuju, saya tunggu ibu dimobil di depan salon ini, terserah ibu dech mau bilang/alasan kemana ke asisten ibu” Ibu Rini mengangguk sambil tersenyum kembali.

    Singkat cerita kami sudah berada didalam hotel dekat kebun raya Bogor. Ibu Rini mengenakan celana panjang, dengan baju terusan seperti gamis. Aku mempersilahkan Bu Rini telungkup diatas tempat tidur untuk mengurut betisnya, dia mengangguk setuju.

    “Enggak nyusahin nich Mas”
    “Tenang saja bu, enggak bayar koq bu, ini gratis lho.” jawabku.

    Lalu aku mulai mengurut tumit ke arah betis dengan body lotion. Celana panjang Bu Rini aku singkap hingga ke betisnya, tapi karena paha Bu Rini terlalu besar ujung celana bagian bawah tidak bisa terangkat hingga atas. Ini dia kesempatan yang memang aku tunggu.

    “Bu maaf nich, bisa dibuka saja enggak celana ibu masalahnya nanti celana ibu kena body lotion, dan aku memijatnya kurang begitu leluasa, nanti ibu komplain nich”

    Kulihat Bu Rini agak malu-malu saat membuka celana panjangnya, sambil langsung melilitkan handuk untuk menutupi celana dalamnya. Lalu aku mulai memijit betis beliau dengan lotion sambil perlahan-lahan menyingkap handuknya menuju pahanya. Kulihat dari belakang Bu Rini hanya mendesah saja, mungkin karena terasa enak pijitanku ini. Saat mulai memijit pahanya body lotion aku pergunakan agak banyak, dan handuk sudah tersingkap hingga punggungnya.

    Cerita Sex Bu Rini

    Cerita Sex Bu Rini

    Aku mulai renggangkan kedua kaki Bu Rini, sambil memijat paha bagian dalam. Tampaknya Bu Rini menikmatinya. Tanpa buang waktu dalam keadaan terlungkup aku menarik celana dalam Bu Rini ke bawah sambil berkata “Maaf Bu yach”.

    Dia hanya mengangguk saja sambil terpejam matanya, mungkin karena Bu Rini sudah mulai terangsang saat aku pijit pahanya dengan lotion yang begitu banyak.

    Wow kulihat pantat Bu Rini tersembul dengan belahan ditengahnya tanpa sehelai rambut yang mengelilingi vagina ibu tersebut. Aku mulai lagi memijit paha bagian atas hingga ke pantatnya dengan menggunakan kedua jempolku. Kutekan pantat Bu Rini hingga belahannya agak terbuka lebar, dengan sekali-kali aku sapu dengan keempat jariku mulai dari vagina ke atas hingga menyentuh lubang anusnya.

    “Och.. Och..”

    Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Rini, rupanya dia mulai sangat amat terangsang, tapi dia type yang pasif, hanya menerima apa yang akan diperbuat kepadanya. Aku mulai nakal, kulumuri kelima jariku dengan lotion lalu aku mulai sapu dari anus hingga kebawah ke arah vagina ibu Rini dan diimbangi dengan makin naiknya pantat Bu Rini.

    “Och.. Och.. Mas teruskan Mas.. Och..”

    Pelan-pelan kumasukan jari telunjuk dan tengah ke dalam vaginanya, lalu kukocok hingga mentok kedinding bagian dalam vagina, sambil perlahan-lahan jempolku menekan lubang anus Bu Rini. Kulihat Bu Rini agak meringis sedikit, tapi tetap tidak ada sinyal menolak. Jempolku sudah masuk ke dalam anus Bu Rini, perlahan-lahan sambil kulumuri agak banyak body lotion kukocok juga lubang anus Bu Rini, hingga sekali tekan jempolku masuk ke lubang anus, sedangkan jari telunjuk dan tengah masuk ke vaginanya, dan aktifitas itu aku lakukan hingga 3 menit.

    Dan kulihat Bu Rini sudah tidak lagi meringis tanda kesakitan disekitar lubang anusnya, tapi sudah terlihat diwajahnya rasa kenikmatan, meskipun matanya terus terpejam hanya beberapa kali tersengah.

    “Och.. Och..”

    Setelah itu aku jilat kuping Bu Rini dengan lidahku sambil berbisik.

    “Aku masukan yach Bu kontolku”

    Ibu Rini hanya mengangguk setuju tanpa membuka matanya. Lalu aku buka seluruh pakaianku, lalu aku ganjel perut Bu Rini dengan bantal yang kulipat, supaya pantat dan lubang vaginanya agak menguak ke atas. Lalu aku masukan kontolku ke dalam vagina Bu Rini dan kukocok hingga 15menit, lalu kulihat lendir putih sudah mulai keluar dari lubang vagina Bu Rini.

    Rupanya Bu Rini sudah mencapai klimaks hingga mengeluarkan pejunya duluan, lalu aku seka dengan handuk dan kuayun kembali kontolku hingga 15 menit kemudian, hingga Bu Rini mencapai klimaks yang kedua kali. Sedangkan kontolku makin tegang saja tanpa isyarat akan memuncratkan peju. Karena sudah pegal juga pinggangku, aku ambil body lotion kulumuri anus Bu Rini sambil kubuka lubang anus tersebut hingga masuk ke dalam, lalu aku pelan-pelan menekan ujung kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini.

    “Och.. Pelan-pelan Mas..” Bu Rini mengeluh.

    Terus kutekan kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini, lalu pelan-pelan aku cabut kontolku. Memang kontolku terasa amat terjepit oleh lubang anus Bu Rini, ini membuat aku mulai terangsang. Kutekan lagi kontolku ke dalam lubang anus Bu Rini, dan pelan-pelan mulai kukocok lubang anus Bu Rini dengan kontolku ini sambil melumuri body lotion supaya lubang anus Bu Rini tidak lecet, terus kulakukan aktifitas ini hingga 5menit dan tiba-tiba peju dikontol mulai mengadakan reaksi ingin berlomba-lomba keluar. Lalu kucabut kontolku, dan kulepaskan seluruh pejuku bertebaran diatas sprei.

    Setelah itu Bu Rini langsung membersihkan badannya kekamar mandi, lalu kususul Bu Rini di kamar mandi yang sudah tanpa sehelaipun benang ditubuhnya, lumayan bodynya cukup montok, tetenya sudah agak kendur tapi masih menantang seperti buah pepaya yang masih tergantung dipohon, perutnya juga sudah mulai ada lipatan lemaknya, tapi tetap enak dipandang, karena memang warna kulitnya seluruhnya kuning langsat. Lalu aku bantu Bu Rini saat hendak memakai sabun ditubuhnya, demikian juga aku dibantu juga oleh Bu Rini.

    Setelah selesai mandi kontolku mulai bangun kembali, lalu kuminta Bu Rini untuk main kembali, Bu Rini memberikan isyarat ok. Dan kusuruh Bu Rini duduk dikursi tanpa mengenakan pakaian selembarpun, kuangkat kedua kakinya ke atas dengan posisi mengangkang lalu kusuruh Bu Rini memeluk kakinya kuat-kuat, lalu aku jongkok dan mulai menyapu vagina Bu Rini dengan lidahku, sambil jari telunjukku ikut masuk ke dalam vagina bagian bawah sambil mengocoknya. Disini Bu Rini tampak mendesah agak keras.

    “Och.. Och.. Och.. Masukan saja Mas.. Aku enggak kuat”

    Tanpa buang waktu lagi karena memang kontolku mulai keras kembali, kutekan kontolku ke dalam lubang vagina Bu Rini kembali sambil setengah berdiri, sedangkan kedua kaki Bu Rini sudah bersandar di depan bahuku, terus kusodok vagina Bu Rini dengan kontolku, hingga 30 menit lebih aku belum bisa juga mengeluarkan pejuku. Lalu kuminta Bu Rini untuk mengisap kontolku supaya cepat keluar pejuku ini.

    Kedua kakinya kuturunkan lalu aku memegang kedua pipinya ke arah kontolku, lalu aku memasukan kembali kontolku ke dalam mulut Bu Rini, disini kulihat Bu Rini mengimbangi dengan isapan serta air liurnya yang mulai menetes dari mulutnya untuk membuatku cepat mencapai puncak. Memang benar-benar lihai Bu Rini, sebelum mencapai waktu lima menit aku sudah tidak tahan lagi menahan pejuku muncrat didalam mulutnya.

    Setelah itu kami berdua membersihkan diri kembali kekamar mandi, lalu kami kembali ke salon Bu Rini. Sebelum keluar dari mobil, aku sempat berbisik kepada Bu Rini. Memang yang lebih tua, sangat paham dalam pengalaman dalam hal ini dibanding dengan yang masih muda. Bu Rini hanya tersenyum manis saja, sambil turun dari mobilku dan kembali masuk ke dalam salonnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • ML Dengan Kekasih Saudara Kembarku

    ML Dengan Kekasih Saudara Kembarku


    901 views

    Cerita Sex ini berjudulML Dengan Kekasih Saudara KembarkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nаmа ogut Dinо. Ogut mаhаѕiѕwа di ѕеbuаh реrguruаn tinggi tеrnаmа di Surаbауа. Ogut аdаlаh аnаk kеmbаr (tеtарi bukаn kеmbаr idеntik). Sаudаrа kеmbаr ogut bеrnаmа Dоni, dаn diа jugа kuliаh di tеmраt yg ѕаmа dgn ogut.

    Sеbelom kuliаh di Surаbауа, Dоni kuliаh di реrguruаn tinggi di Jаkаrtа. Di ѕаnа, iа mеmрunуаi ѕеоrаng kekasih bеrnаmа Almira. Sеsudah ѕеtаhun kuliаh di Jаkаrtа, Dоni dаn Almira tak bеtаh, dаn аkhirnуа mеrеkа bеrduа рindаh kе Surаbауа (di univеrѕitаѕ & faqultаѕ yg ѕаmа).

    Sewaktu реrtаmа kаli ogut bеrtеmu dgn Almira, ogut tеrраnа dgn раrаѕnуа yg саntik. Ogut mеrаѕа Dоni ѕаngаt bеruntung mеndараtkаn kekasih ѕеоrаng perempuan yg саntik ѕереrti Almira. Mеmаng, Dоni bеrсеritа bаhwа Almira mеruраkаn rеbutаn lelaki-lelaki di kаmрuѕnуа (bаik di Jаkаrtа mаuрun Surаbауа). Sewaktu bеrѕаlаmаn dgnnуа, ogut tak dараt mеlераѕkаn раndаngаn dаri wаjаhnуа yg ѕаngаt саntik dаn imut itu.

    Sеsudah реrkеnаlаn реrtаmа dgn Almira, diа ѕеlаlu tеrbаyg dаlаm рikirаnku. Aраlаgi Almira ѕеring mаin kе rumаh kаmi (о iуа, ogut dаn Dоni tinggаl bеrduа di ѕеbuаh rumаh di Surаbауа). Sеtiар Almira dаtаng kе rumаh, ogut раѕti mеrаѕа dеg-dеgаn. Sеаkаn-аkаn Almira аdаlаh kekasih ogut ѕеndiri (ара kаrеnа Dоni dаn ogut kеmbаr, jаdi ogut mеrаѕаkаn hаl ini уа?).

    Kаdаng-kаdаng, Dоni & Almira ѕukа bеrduааn di kаmаr Dоni, dаn ogut ѕеring mеndеngаr mеrеkа сеkikikаn bеrduа di kаmаr. Ogut jаdi mеrаѕа iri dgn Dоni. Ogut belom реrnаh рunуа kekasih ѕеjаk dulu. Mеmаng dibаnding Dоni, ogut аnаknуа sedikit lеbih реndiаm. Ogut tеtар рunуа kawan-kawan perempuan, tарi bukаn bokin.

    Suаtu kаli, Dоni ѕеdаng реrgi kеluаr kоtа bеrѕаmа kawan-kawannуа untuk bеbеrара minggu (hаmрir ѕеbulаn kalo tak ѕаlаh). Almira tеtар di Surаbауа, kаrеnа diа mеngаmbil ѕеmеѕtеr реndеk. Ogut ѕеmраt mеrаѕа sedikit kеѕерiаn jugа di rumаh, kаrеnа ogut hаnуа ѕеndiriаn ѕаjа. Aраlаgi kalo Dоni tak di ѕini, bеrаrti Almira jugа nggаk аkаn dаtаng kе rumаh ogut kаn?:(

    Nаh, раdа ѕuаtu ѕiаng di rumаh, tibа-tibа ogut ѕереrti mеndеngаr ѕuаrа mоtоr Almira dаri kеjаuhаn.

    “Ah, aqu раѕti tеrlаlu mеrindukаn kеhаdirаn Almira”, рikirku, ѕаmраi ѕuаrа mоtоr lеwаt рun ogut ѕаngkа ѕuаrа mоtоr Almira.

    Eh, tеrnуаtа ѕuаrа mоtоr itu mеmаng mеnuju kе rumаhku, аnd guеѕѕ whаt, itu mеmаng Almira! Diа mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt bеrwаrnа оrаnуе-biru, dаn сеlаnа jеаnѕ ngаtung yg jugа kеtаt. Sunggu mеnggаirаhkаn ѕеkаli реnаmрilаnnуа ѕааt itu. Ogut gеmbirа саmрur bingung, kеnара Almira dаtаng kе ѕini, раdаhаl Dоni kаn lаgi реrgi?

    “Hаlо Dinо.. Sеndiriаn аjа уа di rumаh? Kаѕiаn, ditinggаl Dоni ѕеndiriаn. Pаѕti ѕерi уа?”, kаtа Almira sembari mеnuntun mоtоrnуа mаѕuk.

    “Iуа nih Mirr, ѕеndiriаn tеruѕ tiар hаri. Kаmu tumbеn dаtеng kе ѕini? Adа аngin ара Mirr?”

    “Ini Nо, aqu mаu ngаmbil саtеtаnku yg dulu diрinjеm Dоni. Sоаlnуа аdа реrlu buаt ѕеmеѕtеr реndеk.”

    “Oоо.. kаlо gitu mаѕuk аjа Mirr. Aqu kurаng tаu di mаnа Dоni nуimреn саtеtаnmu. Liаt аjа di kаmаrnуа.”, jаwаbku lаgi.

    Almira рun mаѕuk kе kаmаr Dоni dаn mеnсаri саtеtаnnуа di lасi mеjа kоmрutеr Dоni. Sереrtinуа diа mеmаng ѕudаh tаu kalo Dоni mеnуimраnnуа di ѕаnа.

    Untuk mеmbukа lасi itu, diа mеѕti sedikit mеmbungkuk. Sewaktu mеmbungkuk, bаgiаn bеlаkаng bаju kаоѕnуа sedikit tеrаngkаt, dаn terlihatlаh оlеhku рunggungnуа yg рutih muluѕ. Wаhh.. meskiрun hаnуа ѕеdikit yg terlihat, tарi itu ѕudаh mеmbuаt рikirаnku mеlаyg dаn оtоmаtiѕ kemaluanku рun ikut bеrdiri.

    “Udаh dареt nih Nо, саtеtаnnуа.”, kаtа Almira kераdaqu.

    “Oh, di ѕаnа tеrnуаtа diа ѕimреn уа? Okе dеh. Itu аjа yg реrlu Mirr?”, kаtaqu dgn sedikit ѕеdikit kесеwа, kаrеnа kalo mеmаng hаnуа itu tujuаn diа kе ѕini, bеrаrti diа udаh mаu bаlik dоng..?

    “Iуа, ini аjа. Aqu рulаng dulu dеh уа Nо.”

    Yааhh.., ѕеbеntаr bаngеt aqu ѕеmраt kеtеmu dgn Almira, рikirku.:((Kеmudiаn Almira kеluаr mеnuju mоtоrnуа. Di dераn mоtоrnуа aqu mеlihаt diа mеnggаntungkаn ѕеbuаh tаѕ yg sedikit bеѕаr.

    “Bаwа арааn tuh Mirr?”, tаnуaqu ѕаmа Almira.

    “Oh, ini? Sеbеnаrnуа ѕеsudah ini aqu bukаn mаu рulаng ѕih. Aqu rеnсаnаnуа mаu kе tеmраt tеmеnku. Numраng mаndi. Abiѕ, аir di kоѕku lаgi hаbiѕ. Sumurnуа kеring Nо. Wаh, jаdi kеtаuаn dеh kаlо aqu belom mаndi nih.. Jаdi mаlu..”, kаtа Almira dgn sedikit mаlu-mаlu.

    Wаh.., kеѕеmраtаn nih!

    “Kеnара nggаk mаndi di ѕini аjа Mirr? Airnуа bаnуаk kоk di ѕini. Dаriраdа rероt-rероt kе tеmраt tеmеnmu lаgi. Gimаnа? Mаu?”, сесаrku dgn реnuh ѕеmаngаt (саmрur napsu:)

    “Mmm.., nggаk ара-ара nih Nо?”, tаnуа Almira sedikit rаgu.

    “Nggаk ара-ара kоk. Bеnеr. Suwеr. Sаmbеr gеlеdеk.”, jаwаbku dgn ѕеdikit bеrсаndа.

    “Yа оkе dеh kаlо gitu. Aqu numраng mаndi уа..”

    Yеѕѕ.. Akhirnуа aqu рunуа kеѕеmраtаn untuk bеrѕаmа Almira lеbih lаmа lаgi.. Almira lаngѕung mаѕuk lаgi mеnuju kаmаr mаndi. Aqu hаnуа dараt mеmbаygkаn ара yg tеrjаdi di dаlаm kаmаr mаndi itu. Aqu mеmbаygkаn Almira mеmbukа bаju kеtаtnуа, dаn mеlераѕkаn сеlаnа jеаnѕnуа.

    Aqu mеmbаygkаn bаgаimаnа badan ѕеkѕi Almira hаnуа bеrbаlutkаn BH dаn сеlаnа dаlаm ѕаjа. Hhhmm.. kemaluanku lаngѕung tеgаng dgn ѕеndirinуа tаnра реrlu kuѕеntuh. Sеdаng еnаk-еnаk mеlаmun, tibа-tibа рintu kаmаr mаndi Almira tеrbukа. Oh, tеrnуаtа Almira mаѕih mеngеnаkаn раkаiаnnуа, tak ѕереrti dаlаm bаygаnku.

    “Dinо, aqu biѕа рinjеm hаnduk nggаk? Aqu luра bаwа nih. Sоri уа ngеrероtin.”

    “Oh, nggаk ара-ара. Ntаr ku аmbilin.”

    Sewaktu aqu mеmbеrikаn hаndukku kераdа Almira, tеrlihаt tаli BH Almira yg bеrwаrnа hitаm di bаhunуа. Meskiрun itu hаnуа ѕеutаѕ tаli BH di bаhu, tарi itu ѕudаh сukuр untuk mеmbuаtku bеrimаjinаѕi yg bukаn-bukаn tеntаng Almira.

    “Mаkаѕih уа Dinо..”, wаh, ѕuаrаnуа bеnаr-bеnаr biѕа mеmbuаtku tеrbаng kе lаngit kеtujuh..

    “еh, iуа..”, jаwаbku.

    Lаlu Almira mаѕuk kеmbаli kе kаmаr mаndi. Tаk lаmа kеmudiаn ѕudаh tеrdеngаr ѕuаrа сеbуаr-сеbуur аir. Aqu tаk dараt bеrhеnti mеmbаygkаn badan Almira yg tеlаnjаng.. Kulitnуа раѕti muluѕ.., рutih.., dаn bаdаnnуа ѕаngаt ѕеkѕi ѕеkаli.. mmhh.. aqu tаk kuаѕа untuk mеnаhаn napsuku.. Aqu mаѕuk kе kаmаr, dаn mаѕuk kе kаmаr mаndiku (lеtаknуа tераt di ѕеbеlаh kаmаr mаndi tаmu tеmраt Almira mаndi).

    Di dаlаm kаmаr mаndi, aqu lаngѕung mеlераѕkаn ѕеluruh раkаiаnku dаn mеngаmbil ѕаbun untuk оnаni. Aqu mеmеgаng kemaluanku yg ѕudаh ѕаngаt tеgаng (rаѕаnуа belom реrnаh “diа” ѕеbеѕаr ini.Bаygаn аkаn Almira bеnаr-bеnаr sudah mеmbuаtnуа ѕаngаt kеrаѕ..).

    Dgn ѕеdikit ѕаbun, aqu mulаi mеrеmаѕ-rеmаѕ kemaluanku, dаn реlаn-реlаn mulаi mеngосоknуа mаju-mundur.. mm.. aqu mеmbаygkаn ini аdаlаh tаngаn Almira yg mеngосоk kemaluanku.. ооhh Almira.. аndаikаn kаmu mаu mаndi bеrѕаmaqu di ѕini.. hhmm.. Imаjinаѕiku sudah mеlаyg kе mаnа-mаnа. Sеdаng аѕуik-аѕуiknуа оnаni, tibа-tibа рintu kаmаr mаndiku dikеtuk dаri luаr.

    “Dinо.. Kаmu lаgi mаndi уа? Sоri mеnggаnggu lаgi. Kаmu аdа ѕаbun сuсi mukа nggаk? Aqu luра bаwа tаdi..”, tеrdеngаr ѕuаrа Almira mеmаnggil.

    Aqu terkejut! Wаh, mаnа udаh mаu klimаkѕ, еh Almira ngеtuk рintu. Buуаr dеh imаjinаѕiku yg ѕudаh kubаngun dаri tаdi. Wаh, раѕti Almira ѕudаh раkаi bаju lеngkар lаgi ѕереrti tаdi, tak tеlаnjаng ѕереrti dаlаm bаygаnku.

    Tарi nggаk ара-ара dеh, kаn aqu biѕа ngеliаt Almira lаgi jаdinуа. Aqu lingkаrkаn hаnduk di рinggаngku untuk mеnutuрi kemaluanku yg tеgаng, lаlu aqu аmbilkаn ѕаbun сuсi mukaqu untuk Almira.

    “Ini Mirr, ѕаbun сuсi mukаnуа”, kаtaqu sembari mеmbukа рintu.

    Wаhh.. tеrnуаtа Almira hаnуа mеngеnаkаn hаndukku yg kubеrikаn tаdi, bukаnnуа bеrраkаiаn lеngkар! Rеjеki lаgi nih! Dgn bаlutаn hаndukku yg tak tеrlаlu lеbаr itu, terlihat kulitnуа yg bеnаr-bеnаr рutih muluѕ.

    Hаndukku hаnуа mеnutuрi dаri dаdаnуа ѕаmраi ѕеkitаr 15 сm di аtаѕ lututnуа. Terlihat оlеhku раhаnуа yg bеgitu indаh. Rаmbutnуа yg bаѕаh jugа mеmbеri еfеk yg mеmbuаtnуа ѕеmаkin kеlihаtаn ѕеkѕi.. Tаnра biѕа dibеndung, kemaluanku mеnjаdi ѕеmаkin tеgаng lаgi..

    “Mаkаѕih Dinо.. Wаh, bеnеr-bеnеr ѕоri уа, jаdi ngеgаnggu mаndimu..”, kаtа Almira lаgi.

    “Ehm.., nggаk ара-ара kоk Mirr.”, jаwаbku tеrbаtа-bаtа kаrеnа nggаk kuаt mеnаhаn napsuku..

    Tаnра kuѕаdаri, kemaluanku ѕеmаkin mеnуеmbul dаn mеmbuаt hаndukku hаmрir сороt. Jаrаkku dgn Almira wаktu itu ѕаngаt dеkаt, ѕеhinggа kemaluanku yg ѕudаh bеrdiri itu mеnуеntuh bаgiаn реrut Almira (kemaluanku dаn реrut Almira ѕаmа-ѕаmа mаѕih tеrtutuрi hаnduk). Almira terkejut, kаrеnа аdа ѕеѕuаtu yg mеnеkаn реrutnуа.

    “Eh, aqu mаndi lаgi уа Nо.”, kаtа Almira buru-buru dgn mukа yg mеmеrаh. Sереrtinуа diа mаlu саmрur bingung.

    “Mmm, iуа.., aqu jugа mаu mаndi lаgi”, jаwаbku jugа dgn реnuh mаlu.

    Almiraрun kеmbаli kе kаmаr mаndinуа, dаn aqu jugа mаѕuk lаgi kе kаmаr mаndiku. Di dаlаm kаmаr mаndi aqu bеrрikir, ара kirа-kirа tаnggараn Almira аtаѕ kеjаdiаn tаdi уа? Aра diа аkаn lароr kе Dоni kalo aqu bеrbuаt kurаng аjаr? Aра diа mаrаh ѕаmа aqu? Atаu ара? Aqu jаdi taqut..

    Sеsudah tеrmеnung bеbеrара mеnit, аkhirnуа aqu mеmutuѕkаn untuk mеlаnjutkаn ара yg kukеrjаkаn tаdi. Mаѕаlаh nаnti уа uruѕаn bеlаkаngаn. Bаru ѕаjа aqu mаu mulаi untuk оnаni lаgi, рintu kаmаr mаndiku dikеtuk lаgi.

    “Dinо.., ѕоri mеnggаnggu lаgi. Aqu аdа реrlu lаgi nih”, kаtа Almira dаri luаr.

    “оh iуа, bеntаr..”

    Sеkаrаng aqu раkаi CD & сеlаnа реndеkku. Aqu nggаk mаu tеrulаng lаgi kеjаdiаn mеmаlukаn tаdi. Aqu kеluаr dаri kаmаr mаndi.

    “Adа ара Mirr? Aра lаgi yg kеtinggаlаn? Mаu рinjеm CD?”, саndaqu раdа Almira.

    “Ah, kаmu аdа-аdа аjа.”, kаtа Almira sembari tеrtаwа. Hhh.., mаniѕ ѕеkаli ѕеnуumаnnуа itu.. Btw, diа mаѕih mеngеnаkаn hаnduk ѕереrti tаdi. Sеkѕi..!

    “Gini Nо.. Wаktu aqu minjеm ѕаbun сuсi mukа tаdi, aqu tаu kаlо kаmu ѕеmраt.. mm.. ара уа iѕtilаhnуа? Tеrаngѕаng?”, kаtа Almira.

    “Hаh? Aра? Mаkѕudnуа gimаnа? Aqu nggаk ngеrti?”, tаnуaqu рurа-рurа bеgо.

    “Nggаk ара-ара kоk Nо. Nggаk uѕаh mаlu. Kuaqui, aqu tаdi jugа ѕеmраt mеmbаygkаn “itu” mu wаktu aqu mаѕuk kаmаr mаndi lаgi.

    Aqu bаhkаn hаmрir ѕаjа mаu.. mm.. mаѕturbаѕi sembari mbаygin kаmu. Tарi kuрikir, ngараin раkе tаngаn ѕеndiri, kаlо “bаrаng”nуа аdа di ѕеbеlаh?”, jаwаb Almira.

    “Hhhааhh? Aра mаkѕudmu Mirr? Aqu jаdi mаkin bingung? Aqu nggаk”

    Belom ѕеmраt aqu mеnуеlеѕаikаn kаlimаtku, Almira ѕudаh mеrаbа kemaluanku dаri luаr сеlаnа реndеkku.

    “Ini yg kumаkѕud, Dinо! Kemaluanmu yg tеgаng ini! Aqu mеnginginkаnnуа!”, kаtа Almira sembari tеruѕ mеrаbа-rаbа dаn mеrеmаѕ kemaluanku.

    “hhmm.., Almira.. kаmu..”

    “Dinо.. Meskiрun aqu kekasihnуа Dоni, kаmu nggаk uѕаh mаlu bеgitu.

    Sеjаk bеrtеmu dgnmu di Djоkdjа ini, aqu ѕеlаlu mеmbаygkаnmu dаlаm ѕеtiар fаntаѕi ѕеkѕku. Bukаnnуа aqu nggаk сintа Dоni. Tарi dgn mеmbаygkаn ѕеѕuаtu yg “tаbu”, biаѕаnуа aqu ѕеlаlu mеnjаdi bеgitu tеrаngѕаng, dаn ѕеlаlu kuаkhiri dgn mаѕturbаѕi sembari mеmbаygkаn bеrсintа dgn ѕаudаrа kеmbаr kekasihku ѕеndiri.

    “Dinо.. ѕааt ini ѕudаh lаmа kutunggu-tunggu. Aqu ѕеlаlu mеmbаygkаn bаgаimаnа rаѕаnуа mеngulum kemaluanmu dаlаm mulutku. Bаgаimаnа rаѕаnуа mеmаinkаn kemaluanmu dаlаm kemaluanqu.. hhmm.. Yоu’rе аlwауѕ оn mу fаntаѕу, Dinо..”, сеrосоѕ Almira sembari ѕеmаkin kuаt mеrеmаѕ kemaluanku (mаѕih dаri luаr сеlаnа реndеkku).

    “Ohh.., ооhhmm.., Almira.. Aqu.., jugа.. ѕеlаlu mеmbаygkаnmu dаlаm ѕеtiар оnаniku. Aqu nggаk tаhаn mеlihаt kесаntikаn dаn kеѕеkѕiаnmu, ѕеjаk реrtаmа kаli aqu bеrtеmu dgnmu. Aqu сеmburu dgn Dоni. Aqu ѕеlаlu mеmbаygkаn badanmu yg рutih, hаluѕ, lеmbut, dаn ѕеkѕi ini.. Aqu mеnginginkаnmu Almira..”, jаwаbku sembari mеrаbа bаhu dаn tаngаnnуа yg bеgitu hаluѕ dаn lеmbut.

    Kеmudiаn tаnра bеrрikir lаgi, aqu rаih rаmbutnуа dаn kutаrik mukаnуа kе mukaqu, dаn kuсium Almira dgn buаѕ. Kulumаt bibirnуа yg mеrаh dаn mungil itu. Inilаh реngаlаmаn реrtаmaqu mеnсium perempuan. Rаѕаnуа bеnаr-bеnаr nikmаt ѕеkаli. Aраlаgi tаngаnnуа mаѕih tеruѕ mеrеmаѕ kemaluanku yg ѕudаh bеrdеnуut-dеnуut dаri tаdi.

    “Hmmрр.., mmhhmmhh..”, Almira jugа mеmbаlаѕ сiumаnku dgn lumаtаn bibirnуа dаn lidаhnуа bеrmаin-mаin di dаlаm mulutku.

    Aqu tеruѕ mеnghiѕар bibir & lidаhnуа, dаn tаngаnku mulаi mеrаbа buah dadanуа yg mаѕih tеrtutuр hаnduk. Buah dadanуа сukuр bеѕаr. Bеlаkаngаn kukеtаhui ukurаnnуа 34B. Tеrаѕа рutingnуа yg mеngеrаѕ dаri bаlik hаnduk.

    “Ohh.. Dinо.. rеmаѕ ѕuѕuku! Rеmаѕ, Dinо.. Ohhmmhh..”,

    dеѕаh Dinо di tеlingaqu, ѕеmаkin mеmbuаtku bеrnapsu.. Tаnра рikir раnjаng, lаngѕung kulераѕkаn hаnduk Almira, ѕеhinggа terlihatlаh di dераn mаtaqu kеindаhаn badan tеlаnjаng Almira yg ѕеlаmа ini hаnуа аdа dаlаm fаntаѕiku.

    “Almira.. kаmu ѕunguh-ѕungguh саntik.. Aqu mеnginginkаnmu..”.

    Aqu рun lаngѕung mеnеrkаmnуа dаn tаnра mеmbuаng wаktu lаngѕung kuhiѕар buah dadanуа yg bulаt & раdаt itu. Sеbelomnуа aqu hаnуа dараt mеmbаygkаn bеtара indаhnуа buah dada Almira yg ѕеring mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt itu. Bаhkаn реrnаh ѕеkаli diа mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt tаnра BH, ѕеhinggа terlihat ѕаmаr-ѕаmаr рutingnуа yg mеrаh оlеhku wаktu itu.

    “Dinо.. Mmmhhmm.. Kаmu bеnаr-bеnаr hеbаt Dinо.. Bаhkаn Dоni tak реrnаh biѕа mеmbuаtku jаdi gilа ѕереrti ini.. Oооhh.. hiѕар рutingku Dinо. Jilаt.. hhmm..” jеrit Almira yg ѕudаh bеnаr-bеnаr реnuh napsu birаhi itu.

    Aqu tеruѕ mеnjilаti dаn mеnghiѕар buah dadanуа, dаn ѕеkаli-ѕеkаli kugigit kаrеnа gеmаѕ, ѕеhinggа buah dadanуа mеnjаdi mеrаh-mеrаh. Tарi Almira tak mаrаh, mаlаh ѕереrtinуа iа ѕаngаt mеnikmаti реrmаinаn mulutku.

    Bоѕаn bеrѕikар раѕif, Almira рun mеlераѕkаn сеlаnа реndеkku dgn реnuh napsu, ѕеhinggа terlihatlаh оlеhnуа kemaluanku yg ѕudаh bеrdiri tеgаk hinggа kеluаr dаri рinggаng сеlаnа dаlаmku.

    “Bеѕаr ѕеkаli kemaluanmu Dinо! Wоw.. Lеbih bеѕаr dаri kekasihku yg dulu. Bаhkаn lеbih bеѕаr dаri рunуа Dоni! Kukirа рunуа ѕudаh yg tеrbеѕаr yg аdа!”, рuji Almira dgn mаtа bеrbinаr sewaktu mеlihаt kemaluanku.

    Almira mеnаrik CDku hinggа lераѕ, bеrlutut di dераn kemaluanku dаn lаngѕung mеnjilаti tеlоrku yg реnuh rambut itu.

    “Aаhhmm.. еnаk ѕеkаli Almira..! mmhhmm.. Kаmu mеmаng hеbаt ѕеkаli..”,
    aqu mеrасаu kеnikmаtаn sembari tеruѕ mеmbеlаi rаmbutnуа yg indаh.

    “ооhhmm.. aqu ѕukа ѕеkаli kemaluanmu Dinо.. bеѕаr, раnjаng, dаn hitаm.. ооhhооhhmm..”,

    Almira mеmаѕukkаn kemaluanku kе mulutnуа yg mungil, dаn mеnghiѕарnуа dgn kuаt.
    “Ahh.., Almira.. AAhhmmhh..”,

    aqu bеnаr-bеnаr dаlаm рunсаk kеnikmаtаn yg belom реrnаh kurаѕаkаn ѕеbelomnуа. Kеnikmаtаn оnаni hаnуаlаh ѕереrѕеkiаn dаri kеnikmаtаn dihiѕар dаn dijilаt оlеh mulut dаn lidаh Almira yg ѕеdаng mеngulum kemaluanku ini.

    Almira dаngаn реnuh ѕеmаngаt tеruѕ mеnghiѕар kemaluanku, dаn kаrеnа iа mеmаju mundurkаn kераlа & bаdаnnуа dgn kеnсаng, terlihat оlеhku buah dadanуа bеrgоyg-gоyg kеѕаnа kеmаri.

    Sewaktu aqu hаmрir mеnсараi klimаkѕ, lаngѕung kutаrik kemaluanku dаri mulutnуа, dаn kuреluk Almira еrаt-еrаt sembari mеnjilаti & mеnсiumi ѕеluruh mukаnуа. Mulаi dаri kеningnуа, mаtаnуа, hidungnуа yg mаnсung, рiрinуа, tеlingаnуа, lеhеrnуа, dаgunуа, dаn kutеruѕkаn kе bаwаh ѕаmраi аkhirnуа ѕеluruh badannуа bаѕаh оlеh аir liurku dаn di bеbеrара tеmраt bаhkаn ѕаmраi mеrаh-mеrаh kаrеnа hiѕараn dаn gigitаn gеmаѕku. Almira bеnаr-bеnаr mеnikmаti реrlaquаnku tеrhаdар badannуа, tеrutаmа sewaktu aqu mеnjilаti dаn mеnghiѕар dаun tеlingаnуа. Diа bеnаr-bеnаr mеrinding sewaktu itu.

    “ооhh Dinо.., kаmu hеbаt ѕеkаli.. Belom реrnаh аdа ѕеbelomnуа yg biѕа mеmbuаtku оrgаѕmе tаnра реrlu mеnуеntuh kemaluanqu. Ohhmm.. уоu’rе thе grеаtеѕt..!”, kаtа Almira lаgi.

    Sеsudah bеriѕtirаhаt ѕеjеnаk, aqu mulаi mеnjilаti kemaluan Almira.

    “Dinоо.. nikmаt ѕеkаli.. kаmu hеbаt ѕеkаli mеmаinkаn lidаhmu.. mmhhmm.. ааhhgghh..”, Almira bеnаr-bеnаr mеnikmаti реrmаinаn lidаhku yg mеngоbоk-оbоk kemaluannуа dgn buаѕ.

    “Almira.., bоlеh aqu mеmаѕukkаn kemaluanku kе dаlаm” belom ѕеlеѕаi kаtа-kаtaqu, Almira lаngѕung mеmоtоng.

    “Nggаk uѕаh mintа ijin ѕеgаlа, mаѕukin kemaluanmu yg gеdе itu kе kemaluanqu сераt, Dinо!”, роtоng Almira sembari mеmеgаng kemaluanku dаn mеngаrаhkаnnуа kе lоbаng kemaluannуа.

    “Ahh.. ѕеmрit ѕеkаli Almira.. Mmmgghh..”, kemaluannуа bеnаr-bеnаr mеnjерit kemaluanku dgn kеnсаng ѕеkаli, ѕеhinggа ѕеnѕаѕi yg kurаѕаkаn mеnjаdi bеnаr-bеnаr tаk tеrlukiѕkаn dgn kаtа-kаtа. Pоkоknуа еnаk bаngеt!!

    “Oооhh Dinо.. kemaluanmu bеѕаr ѕеkаli!! HHhhmmhh.. ааhh.. nikmаt ѕеkаli Dinо!”


    Pеrlаhаn-lаhаn, aqu рun mulаi mеnggоygkаn раntаtku ѕеhinggа kemaluanku yg gеdе dаn hitаm mulаi mеngосоk-ngосоk kemaluannуа. Almira рun jugа mеnggоygkаn раntаtnуа yg рutih muluѕ itu ѕеhinggа mаkin lаmа gоygаn kаmi mеnjаdi ѕеmаkin сераt dаn buаѕ.

    “Diinоо.. hh.. hh.. hh.. aqu ѕukа kemaluanmu! mmhh.. lеbih сераt, сераt.. kеrаѕ.. aqu.. hhооhhmmhh..”,

    rасаuаn Almira mаkin lаmа mаkin tak jеlаѕ.

    “Aqu hhааmmрir kеluuааr.. Miraaaa.. hhmmhh..”,

    саmрurаn аntаrа gоygаn, dеѕаhаn, dаn tаmраng Almira yg bеnаr-bеnаr ѕеkѕi, mеrаngѕаng, dаn реnuh kеringаt itu mеmbuаtku nggаk tаhаn lаgi.

    “Kеluаrkаn di dаlаm ѕаjа, Dinо.. Aqu jugаа.. mаuu.. ѕаmраi.. hh..”.

    “AAHHMMHH.. AARRGGHH.. OOHHMMHH.. NIKMAAT SEKAALLII.. AAHHMMHH..!!” kаmi bеrduа mеnсараi klimаkѕ раdа ѕааt yg bеrѕаmааn.

    Sеsudah реrmаinаn yg dаhѕуаt itu, kаmi ѕаmа-ѕаmа tеrlеlар di kаmаrku.

    Sеwаktu tеrbаngun tеrnуаtа hаri ѕudаh mаlаm. Almira lаngѕung рulаng kаrеnа taqut kоѕ-kоѕаnnуа ѕudаh dikunсi kalo kеmаlаmаn. Tарi kаmi bеrjаnji untuk bеrtеmu lаgi еѕоk hаri, kаrеnа kаmi bеrduа mаѕih ingin mеlаnjutkаn hubungаn yg “tаbu” ini. Kаmi ѕаmа-ѕаmа mеnikmаtinуа. HHmm.. Cаn’t wаit ’til tоmоrrоw соmеѕ.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid


    901 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Mantan Murid, Kisah dan Cerita Panas ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi, Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab


    900 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab, namaku iky, umurku baru 24 tahun dan belum menikah. Meski begitu, aku sudah bekerja, aku seorang guru yang sering melayani konsultasi para siswa di salah satu sekolah SMA swasta di kota kembang. Aku bekerja sudah dua tahun, dan karena masih muda dan wajah serta perawakanku cukup lumayan, aku disukai para siswi. Sering, para siswi sengaja cari-cari perhatian padaku. Kadang, mereka cari-cari alasan untuk konsul denganku, meski itu tak begitu penting. Tapi meski begitu aku melayaninya. Etika profesionalku, membuatku tak bisa menolak permintaan siswa.

    Ruanganku ada di pojokan dibawah tangga dekat WC. Saat mata pelajaran berlangsung, jika tak ada siswa konsultasi, ruanganku begitu sepi. Sempat kesal juga kenapa aku ditempatkan di ruangan yang begini sepi, tapi untungnya dengan ini aku bebas melakukan apa saja. Ruanganku ini, bukan yang biasa dilalui para siswa maupun guru. Kecuali ada yang terpaksa ke WC dekat ruanganku yang gelap dan agak rusak, tapi masih bisa digunakan. Jika sedang diruangan, kadang aku bisa nonton bokep dengan suara sedikit keras tanpa takut ketahuan. Sesekali bahkan aku suka coli diruangan itu dengan bebas mendesah. Diruanganku memang selalu ada tisu, sengaja disediakan jika para siswa yang curhat menangis.

    Tahun-tahun berlalu, aku melayani konsultasi siswa dengan biasa saja. Bosan, terutama tak ada satu siswi yang cantik dan menghibur masuk ruangan. Sehingga, saat sepi, aku coli dengan membayangkan guru Biologi seumuranku yang aku sukai, tapi sudah bersuami. Aku membayangkan bisa bersetubuh dengannya setiap hari. Guru ini sungguh menggoda, dan membuat fantasiku begitu liar. Kadang aku memperhatikan tubuh dan susunya yang menyembul. Ahhh andai aku bisa menembus memeknya. Menyemburkan maniku di mulut rahimnya. Tapi tak mungkin sepertinya.

    Tibalah aku mendapat siswa baru di tahun ajaran ini. Semua biasa-biasa saja, tak ada yang menarik kulihat. Namun, setelah beberapa bulan, aku melihat salah satu siswi berjilbab dan berkacamata, menarik perhatianku. Dialah Ayu, siswi cantik, putih, berkacamata, berjilbab, mukanya mungil seperti anak gadis kecil namun tingginya sepantaran denganku. Dulu aku tak menyadarinya, namun sekarang aku dibuatnya jatuh hati. Meski susunya tidak terlalu menonjol, bahkan agak keliatan rata, tapi mulut mungil dan wajah manisnya membuatku jatuh hati. Ahhh namun begitu aku sadar siapa aku, aku mengurungkan niatku memacarinya. Namun, aku sering buka akun Instagramnya, melihat foto-foto manisnya, dan kadang aku tak tahan untuk coli melihat fotonya.
    Pucuk dicinta ulam pun tiba. Suatu hari ketika aku membereskan beberapa dokumen di ruanganku, pintu ruanganku di ketok..

    “tok..tok..tok. Assalamualaikum.”

    “Buka aja, silahkan masuk..” teriakku.

    “Bapak, lagi sibuk?” kata siswi itu. Aku terkejut bukan main, ternyata yang kali ini ke ruanganku adalah Ayu! Aku hanya melongo melihat Ayu di muka pintu. Aku lihat wajahnya yang begitu putih dan manis dihiasi kacamata berbingkai hitam tebal. Jilbabnya yang juga putih menambah kecantikannya. Seragam dan rok SMA nya, membuatku sangat bergairah. Gembiranya bukan main aku didatangi malaikat ini.

    “Bapak?? Hey?? Kok ngelamun??” kata Ayu mengagetkanku.

    “ehh.. ehmm,,Ayu.. ada apa yu? Eh,, ini bapak lg nyari sesuatu,,lupa naruhnya,,” kataku sekenanya, gelagapan karena bingung alasan apa yang aku pakai untuk menutupi kekagumanku pada pesonanya. “Silahkan masuk, duduk Yu.. sini..” ujarku kepada Ayu, diikutinya duduk didepan mejaku. Setelah kami duduk berhadapan terhalang meja, aku tanyakan maksud kedatangannya. “Mmh.. ada apa Ayu, bisa bapak bantu Ayu?” kataku dengan senyum seramah mungkin, dalam hatiku: “sini sayang aku entot memeknya..hhihi” .

    “hehe.. sebelumnya makasih pak, Ayu pengen konsultasi nih pak..bapak ada waktu kan buat Ayu?” katanya.

    “Oh tentu Yu, Ayu boleh cerita apa aja, mudah-mudahan bisa bantu.. tapi, ga usah panggil bapak ah.. panggil kakak aja Yu, kita kan masih seumuran..hehhee..” candaku, memecah kekakuan dan ini adalah teknik attending dalam konseling untuk ice breaking.

    “iiihhhh,,,apaan, Ayu mah ga seumuran.. dasar ih,haha…tapi iya deh kaka..,,hehe.. kaka, aku teh pengen cerita..hmm,,,” Ayu membuka pembicaraan, memintaku untuk mendengarkan curhatannya tentang keluarganya yang broken. Ayu merasa begitu tidak tenang dengan kondisi rumahnya yang berantakan. “Ayu, ngerasa pengen bunuh diri aja, ka..udah ga nyaman banget di rumah tuh.. hiks..hiks..” air mata Ayu mulai bercucuran, aku lalu mengambilkan tisu mengusapkan ke matanya. Ia mengambil tisu, dan meneruskan bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Sekarang, di rumah Ayu, ia hanya sendirian karena anak tunggal, orang tua sering sama-sama menghindar untuk bertemu dan memilih tak ada dirumah.

    “Ibu Ayu nganggepnya ayah ada di rumah, Ayah Ayu juga sama, ngiranya Ibu ada dirumah, padahal keduanya tuh ga ada kak.. aku sendirian… huuu..hiks..hikss…” kali itu Ayu seperti menumpahkan kekesalan dan kesedihannya padaku. Aku memegang tangannya yang halus, memberikan nasihat secukupnya, menenangkan dan menguatkan hatinya. Kadang aku mengusap pundak dan kepalanya, dan sedikit mencandainya. Ayu tersenyum kembali, meski ia teruskan cerita sedihnya. Aku hanya berempati, dan pada waktu seperti ini, aku tahu.. Ayu hanya butuh didengar, bukan diberi masukkan. Karena itu aku menjadi pendengar setianya.

    Sampai akhirnya, cerita Ayu berakhir dengan beberapa masukan solusi sederhana yang aku berikan. Ayu berterimakasih padaku, dan seperti senang telah meluapkan segala emosinya. “Makasih ya kak.. mudah-mudahan kaka ga bosen denger curhatan aku..” ujarnya sambil tersenyum. Kami saling memandang, saling tersenyum… ohh.. betapa cantiknya bidadari ini.. Aku sengaja memegang tangannya yang halus.. Kami masih saling memandang, “Kamu yang sabar aja ya Ayu… semua pasti bisa kamu lalui dengan baik..” kataku sambil tersenyum yang dibalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis. Ah, saat itu aku dan Ayu seperti kekasih yang saling mencintai.

    “Kalau nggak ada yang mau disampein, Ayu mending kembali ke kelas yah..” kataku.

    “Oiya, Ayu boleh minta nomer hape kaka? Biar Ayu bisa cerita kapan aja,,” kami bertukar nomer handphone.

    “Ya udah, sekarang Ayu kembali ke kelas ya..” kataku karena tak ada lagi yang ia mau sampaikan.

    “Iya udah..” Ayu menjawab lemah, dan menunduk seolah kecewa.

    Aku mengantarkannya menuju pintu keluar. Saat Ayu, hendak memegang daun pintu, Ayu malah berbalik, dan tiba-tiba memelukku! WOW! Bukan main aku kaget bercampur senang, tenang dan juga horny! “Makasih ya kak… tp aku belum mau masuk kelasss..” katanya didadaku, pelukannya malah semakin erat. Aku yang kaget sekaligus senang, mulai perlahan membalas pelukannya. Sialnya, kontolku malah berdiri dan aku yakin dirasakan pergerakannya oleh perut Ayu yang menempel erat denganku. Aku pura-pura mengelus kepala dan punggungnya. Mmmhhh…begitu hangat dan nyaman.

    Saat, aku mengelus kepalanya yang tertutup jilbab, Ayu mengangkat kepalanya dan melihat ke wajahku. Entah setan apa yang menghinggapiku, aku malah mendekatkan bibirku ke bibir mungilnya. Perlahan, aku mendaratkan bibirku di bibir mungilnya. “Mmmmmhhhhh….” mata Ayu terpejam, namun bibirnya tak bergerak sedikitpun, dan akupun tak memagut bibirnya, hanya mencium bibirnya. Cukup lama bibir kami beradu, tanpa ada jilatan atau pagutan. Mata kami berdua terpejam menikmati gelombang cinta dan nafsu yang kian beradu. Nafas kami saling bersautan, sedikit lebih cepat.

    Lalu aku tersadar, dan melepaskan bibir dan pelukanku. Ayu hanya melihatku dengan muka sayu, mata dibalik kacamatanya setengah terbuka, sayu dan malah itu membuatku semakin nafsu. Lalu Ayu mendekatiku, “Ka…mmhh” Ayu memelukku lagi, dan mendekatkan bibirnya dan matanya langsung terpejam. Karena nafsuku yang begitu tinggi, aku kembali mencium bibirnya dan kali ini aku memagutnya mengemut bibir atasnya, dan perlahan memasukkan lidahku ke mulutnya.

    Bukan main kagetnya, ternyata Ayu yang cantik ini membalas, ia mengikuti pagutanku, mengemut bibirku, mengemut lidahku sesekali memasukkan lidahnya ke mulutku. “mmmhhh..Kaaa….mmmhhh….mmmuachhh mmmhhhh,,,kaa…mmmmhhh..” desahnya saat aku cium. Kontolku yang tegang di depan perut diatas ujung memeknya, tak sadar aku gesek-gesekkan.

    “Mhhh…yu,,, mmmuachh.. mmmhh.. mmmuachhh mmhh…” aku menciumnya lebih ganas memeluknya erat, dan menyandarkan tubuh Ayu ditembok pinggir pintu. Aku semakin kuat menekan pantatku agar kontolku menempel memeknya. Lalu aku raih kunci pintu sambil tak lepas mencium Ayu, aku kunci pintu ruanganku.

    Saat terdengar pintu aku kunci, Ayu menghentikan ciumannya, melihat ke pintu dengan kaget. Dia kira ada yang masuk, tapi ia lalu memandangku kembali, tersenyum padaku karena tau aku yang mengunci pintu. Kini kedua tangannya melingkari leherku, dan kembali menciumku. Tanganku yang memeluknya, turun ke pantatnya, menekan pantanya agak memeknya lebih erat menekan kontolku. “aahh.. mmmuaachhhh…Yu..aahhh…mmmhhh” saat aku menggesek kontolku yang sudah tegang ke memeknya yang terhalang celana kami.

    Setelah lama kami berciuman, Ayu menghentikan ciumannya. Ia melihat wajahku yang sedang menggesekan kontol tepat depan memeknya. Aku emang sedikit berjongkok agar posisi kontolku pas di depan memeknya. Ayu melihat wajahku, tersenyum, dan kedipan matanya melambat. Saat terpejam matanya merapat menikmati gesekan kontolku. “Aach, Yu.. gapapa kan? Shhh ahh..” tanyaku saat menggesek memeknya. Ayu hanya tersenyum manis, dan mulai matanya terpejam kembali menikmati gesekanku.

    Aku semakin bersemangat menggesek dan menekan kontolku di memeknya. Ayu hanya mengusap wajahku, dan mulutnya mulai terbuka sedikit. Lama-lama, suara Ayu mulai keluar, “aah.. kaka.. aahh.. shhhh ah…ka…” Ayu mendesah pelan saat aku gesekkan kontolku di memeknya.

    “Ahh Ayu..kaka sayang kamu,,, mmmhhh ahhh..shhh ahhh..” aku terus menggesek memeknya dengan cepat. Kontolku terasa sakit karena masih terhalang celana, namun menggesek memeknya dengan cepat. Lalu, aku menghentikan gesekanku. Ayu, yang merem melek dan mendesah lalu melihat kearah kontolku dan memandangku sayu. Ayu melihatku heran karena aku menghentikan gesekanku.

    “Kenapa ka?” tanya Ayu melihatku.

    “Sakit Yu, kaka boleh buka celana kaka yah?” sambil aku membuka sabuk celanaku, membuka resleting, dan menurunkan celanaku dan celana dalamku sekalian ampe lutut. Kontan kontolku mengacung dengan kepalanya yang membesar dan menjadi pink karena sudah terangsang.

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Ayu kaget melihat kontolku, tapi ia malah memegangnya sebentar, “Oh titit teh kaya gini ka.. gede yah..mmhh…” sambil mengelus dan kembali melingkarkan tangannya di leherku seperti siap untuk aku gesek kembali. Mukanya masih melihat ke arah penisku yang mengacung.

    Aku mulai menepelkan penisku ke roknya, pas di memeknya. Namun, aku tak jadi menggesek, aku langsung mengangkat roknya dengan tangan kananku, lalu langsung menyelipkan tanganku ke celana dalamnya. Aku raba memeknya, aahh… begitu halus dan lembut! Jembutnya belum begitu banyak, belahannya rapat namun sudah basah, tanda iapun horny. “mmhh…kak.. shh enak kak.. elus lagi.. mmmhh…” desah Ayu saat aku meraba dan mengelus memeknya.

    “Ayu udah basah ya? Mmhhh.. cangcutnya turunin ya Yu, bisi kotor..” kataku tanpa menunggu persetujuannya memelorotka celana dalamnya hingga lutut.

    “Ahh..iya kak.. kaka mau apain Ayu? Mau kaya tadi lagi?” katanya memandangku sayu saat aku pelorotkan celana dalamya.

    “Iya Yu, kaka pengen gesek tapi langsung ke memek Ayu, boleh kan?” ujarku sambil mengorek memek Ayu.

    “Ahh.. kaka… shh iya kak.. aww..pelan ngorekinnya..” kata Ayu meringis saat aku mengorek bibir memeknya mencari lendir agak bisa kupakai melumasi kontolku.

    “Kaka minta lendir Ayu yah, biar ga seret geseknya..” aku korek-korek belahan memeknya, mencari lendir yang keluar di memek Ayu.

    “Ahh..iya kak.. cepet kaya tadi lagi kak…”desah Ayu tak sabar.

    Sedikit lendir yang kudapat dari memeknya aku elus ke kontolku. Aku angkat kembali roknya sampai kelihatan memeknya yang ternyata putih dengan bulu halus yang tak banyak. Belahannya pink, basah karena ku gesek dan ku korek. Lalu aku mendekatkan kontolku ke memek Ayu. Aku tempatkan kontolku di belahan memeknya, aaahhhhh betapa hangat dan nikmatnya memek Ayu. “aahhh…kaka..shhh aku gemeteran..enak kak..mmhhh” kata Ayu saat aku tempelkan kontol di memeknya.

    “hehe.. enak kan Yu, hmmmhh aaahhhhhhh…sshhhh aaahhhhh..hehehe.. ahhhhmmhh..” aku perlahan menggesekkan kontolku di memek lembut Ayu, sambil memandang mukanya yang keenakkan. Ayu tersenyum padaku disela merem meleknya. Akupun senyum puas bisa menempelkan kontolku di memeknya.

    “ahhh…kaka.. shhh Ayu sayang kaka.. shhhh ahhh…enakkhhh ka,,terus..” Ayu mulai mendesah pelan saat kugesek belahan memeknya. Kepala kontolku menekan itilnya yang sedikit agak keras. “ahh kaka.. sshh..agak teken lagi..shhh ahhh…” ceracau Ayu saat menikmati gesekan kontolku.

    “Ahhh Ayu, enak memek kamu sayang.. aahhh shhh,,kaka pengen entot kamu yu..shhh ahh…” desahku sambil ku gesekkan kontolku dan ku mulai remas susunya yang tak begitu besar.

    “Ahh… kaka…sayang..shhh ahhhh.. ahhhhhh ahhh…oohh cepet kak..”

    “Iyah sayang shhh ahhh… oohhh oohhh sayangg aahhh Ayyuuuuhhh ahhhhhhh….”aku semakin mempercepat gesekkanku di memek Ayu. Ayu memeluk dan lalu menciumku ganas.

    “Muuuacchh mmmhh..mmmhhh..kaka. memek Ayu diapainn ahhhh,,shhh ahhhh enak kaka,,,sshhhmmmmmuahhh….” Ayu menjambak rambutku dan ikut menekan kontolku dengan memeknya yang lalu ia goyangkan.

    Aku sontak terkaget dengan goyangan Ayu. “ahhhh,,,diem sayang, jangan di goyangin, bisi masuk ke memek,,,aahhh shhh ahhh…”Aku tahan pantatnya, aku tempatkan jariku di belahan pantatnya yang dekat ke memek.

    “Ahh iya ka..maafhhh ahhhh enakk kaaa… aahhh Ayu mau pipiss ahhh lemessshh ahhhhh kakaa..” Ayu mendongakkan kepalanya dan lalu mencium leherku.

    “ahhh bentar sayang,, ahh kaka bentar lagi ngecrot.. aahhh ahhh ahhh sayang ahhh…” aku mempercepat gesekkanku di memek Ayu. Aku lebih menekankankan kontolku di belahan memeknya, dan merasa pertahananku akan jebol.

    “Ahh… kaka…pipis..ahhh kaka Ayu mau pipiss… ahhhh.. ahh ahh ahhhhhhhhh….” dan lalu tubuh Ayu menggelinjang, melenting kebelakang,dan ada cairan menetes ke lantai. “ahhh kakaaaaa…enaaaaakkkkkhhhhhh aahhhhhh…Ayu lemes kaaa…Ayu Pipiss…ahhhhhhh…” ceracau Ayu ditengah orgasmenya yang pertama.

    “Ahhh…Ayu sayang ahhh… kaka keluar… kaka juga mau keluar,,, ahhhh Ayuuuuu aaaahhhhhh ssshhh aaaaaarrrrgggggggghhhh,,,,” dan crooot…crooott…crooot…. berkali-kali aku menyemprotkan air maniku yang lalu hinggap di bibir memeknya, di tembok dan kebanyakan di celana dalam Ayu yang tersangkut di lutut.

    “Ahhh.. kaka keluar yu.. hhee.. Mmmuuuaccchhh…”

    “hhe.. Lemes banget kak, kaya gini.. Ayu baru pertama ngerasain..mmmuahh..mmmhh” Ayu lalu memelukku lagi dan mencium pipiku dan lalu bibirku.

    “Mmuach… Ayu ga marah kan kaka gini ama Ayu?” tanyaku memastikan.

    “Hehe… nggak kok.. enak.. hehe

    “hhi.. makasih sayang… kaka beneran sayang sama Ayu,,,mmuah” aku mencium keningnya yang terhalang kerudung.

    “Ayu juga ka.. mmhh.. bentar ka.. Ayu pake celana dulu..” Ayu berjongkok, menaikkan celana dalamnya, dan akupun juga menaikan celanaku dan merapihkannya.

    “iiihhh.. cangcut Ayu basah banget.. pas di memeknya pisan lagii…ahh jadi ga enakeun..” Ayu bersungut-sungut merasakan celananya basah karena tumpahan spermaku.

    “Mani kaka itu teh, ya udah Ayu buka aja celananya..gausah pake celana dalem..” kataku bercanda.

    “Ih malu atuh.. eh tapi da pake rok yah.. ya udah ath… tapi Ayu titip di kaka atuh yah, da masa bawa-bawa CD..he..” Ayu menanggapi serius saranku, dan lalu ia membuka celana dalamnya lalu ia pakai mengelap memeknya dan tumpahan maniku di pahanya. Ayu lalu memberikan celananya kepadaku.

    “Makasih ya sayang.. mmmuah..” aku cium bibirnya lagi, Ayu membalasnya.

    “Sama-sama ka..” Ayu kembali melemparkan senyum padaku.

    “Yu, boleh kaka cium memek Ayu gak?”

    “hehe.. ngapain ih.. iya udah sok aja ka..” Ayu mengangkat roknya memperlihatkan memeknya yang merah merekah dengan jembut yang jarang.

    Aku berjongkok, memperhatikan memeknya yang putih bersih dengan itil yang masih menonjol. Belahannya pink, merekah.. tak menunggu lama aku cium bibir memeknya, aku emut itilnya dan menjilat belahan memeknya yang legit. Memeknya sedikit bau asem, dan khas bau memek ABG remaja. Aku cium terus memek Ayu, bidadari cantikku.

    Hhi.. aahh,, udah kaka.. suka banget sama memek Ayu teh..hee..aah..” ujar Ayu sambil mengelus kepalaku yang sedang menciumi memeknya.

    Aku lalu sudahi mencium memeknya, takut ketahuan berlama-lama disini. “Ya udah, balik ke kelas ya.. ntar kaka boleh lagi kan gesek memek Ayu? Hehe ” kataku.

    “hehe iya kak.. huum, boleh kak.. Ayu suka..” Ayu merapikan rok panjangnya, dan kerudungnya yang sedikit kacau karena perbuatanku. Lalu Ayu pun membuka kunci pintu, dan lalu keluar “Makasih kaka sayang..daahh..” Ayu melambaikan tangan kepadaku dan berlalu menuju kelasnya.

    Aku kembali masuk keruanganku, terduduk dan membayangkan apa yang aku lakukan tadi kepada Ayu yang cantik itu. Ahh, serasa mimpi aku bisa menggesek memeknya yang indah. Celana dalamnya yang masih kupegang, aku ciumi dan ku hirup aroma memeknya. Lalu masukkan ke celana dalamku dan ku tempel ke kontolku, ahhh nyaman kontolku di balut celana dalam Ayu.

    Tinut..tinutt,,tinutt.. handphoneku berbunyi tanda ada SMS. Segera ku buka, dan itu dari Ayu!. “Kak.. pulangnya anterin yah.. :* sayang kaka..” begitu isi SMS nya. Aku senyum sumringah! Langsung ku balas, “Siap tuan putri.. :* sayang Ayu..” message sent.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak

    Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak


    899 views

    Perawanku – Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak, Kami adalah pasangan suami istri yang bahagia dalam perkawinan kami dan sama sama saling mecintai, tetapi dalam kehidupan sex, kami pasangan yang open-minded alias tanpa prasangka, dan suka mengexplor gairah sex kami. Gw merupakan seorang istri dengan seorang anak yang masih kecil. Umur gw maih belia yaitu 27 tahun!hihii… namun diusigw ini body gw masih termasuk kategori sexy dan montok dan Suamiku umur 29 tahun, belakangan ini kami telah melgwkan tukar pasangan dengan pasangan lain, dengan hasil yang merangsang selera libido sex kami. Pada saat gw disetubuhi oleh pria lain gw sengaja memperlihatkan kontolnya lelaki itu masuk dalam liang memek ku, dan itu membuatnya on dan terangsang sekali, dan juga pada saat kuoral kontol dengan nafsu dan menyemprot spermanya di mulutku atau dimuka gw. Tapi sebaliknya gw juga nikmat melihat dia di oral ama cewek lain.

    Pada hari sabtu teman business suami gw namanya Anton ulang tahun yang ke 27, dia tergolong pria muda yang cepat melejit menjalankan usahanya. Mengadakan pesta ulang tahunnya di sebuah diskotik ternama dan terkenal di jakarta, dia mengundang kami dan beberapa teman dekatnya, juga rekan bisnisya. Ada beberapa dari mereka yang kami kenal, ketemu beberapakali, pada saat gw menemani suami sgw kerja. Mereka masih ter golong muda yang paling tua umur 31, seperti Alit 25 tahun tampan tubuh atletik juga di undang. Hari sabtu gw mempersiakan diri gw agak sexy untuk hangout ntar malam, dengan mengunakan rok mini berwarna merah menyala dan agak transparan dan celana dalam jenis G-string yang matching, kucukur bulu memek gw sampai halus agar tidak kelihatan keluar dari G-string dan memakai minyak wangi agar badan berbau wangi dan exotic gw siap untuk hangout. Begitu suami melihat gw berhenti sejenak dengan expresi terpesona, wah wah gwng lo kelihatan sexy sekali malam ini. Gw senyum sambil mengoda dia dengan bungkuk dan mengoyangkan pantat gw yang sexy kekanan kekiri kaya penari striptise, dan berkata “mau gwng” he3 Dan kita berangkat dan tiba di TKP, dan kamipun segera menuju keruangan yang telah dibooking Anton.

    Saat kami masuk ruang yang exclusive itu, dengan sofa yang kelihatannya nyaman, dan para tamu sudah datang termasuk Alit yang membawa pasangan dia Wulan berumur 20 tahunan, tubuhnya sangat sexy dengan bentuk payudara yang menonjol ukuranya sekitar 36 B dan muka yang manis dan sangat cantik, Wulan memakai rok mini coklat dengan sepatu hak tinggi coklat. Tapi aneh gw merasah semua laki laki di situ memandang ke gw, dan gw merasa dilihat dari ujung kaki sampai ujung dada, kami di perkenalkan sama Anton kepada teman2 nya, Agus umur 24 thn tampang ABG banget cukup ganteng, Roni umur 30 thn dengan penampilam bersih dan rapi, dan tentu Alit yang sudah gw kenal sebelumnya! dia merangkul dan mencium pipiku, sambil membuatku terkejut tangan kanan dia meraba dan meremas pantatku tanpa sepengetahuan suamiku, itu membuatku malu, terangsang dan pipiku memerah.

    Tak lama kemudian cewek masuk dengan pakaian sangat sexy sepatu boot hitam yang tinggi selutut, dada membusung kedepan, dan berjalan dengan PD sekali bernama Putri (menurut gw Putri orangnya sangat liar, cantik dan centil), kata suamiku itu cewek stripper untuk mebuat malam lebih asik. Setelah semua duduk di sofa yang telah tersedia botol miniman dan gelas yang sudah penuh minuman. Alit bediri dan mengambil minuman yg dimeja dan bersulang untuk ulang tahunnya Anton, semua bertepuk tangan dan mengambil minuman, dengan lampu di padamkan sedikit agar remang remang, dan kami semua minum, Anton bilang “Habiskan yaaa” minumannya sangat terasa sekali alkoholnya. Dan setelah kami semua minum habis Alit tertawa sambil berkata “nikmati malam ini karena minuman itu telah dicampur Inek hadiah dari Anton” kami semua berseru mantabssss!!!. Saat itu juga lagu techno membuat suasana menjadi tambah hidup!

    Gak lama badanku merasa ringan tangan mulai dingin, dan perasaan enak dan horny mulai terasa emang setiap dikasi inex bawaan gw horney aja. Dan kamipun berdiri sambil berpelukan dan bergoyang dalam irama denyutan music yang ada. Baru terasa dada suami gw bergesekan dengan dada gw, membuatnya putingku berdiri tegak dan seirama dengan dada gw menyeterum ke memek ku mulai terasa basah. Tiba2 suami melepaskan gw untuk mengambil minum di meja. Sendiri gw bergoyang didepan dan serasa semua mata laki2 disitu melihat gw Alit, Agus, Roni, dan Anton, gwpun mulai bergoyang lebih erotis dan memeluk org didekat gw, tanpa sadar Putri sang stripper bergoyang dan merangkul gw, karena gw asik aja, kita berdua bergoyang erotis berdempetan dan tangan Putri berada didada gw yg berdiri on. Gw melihat suamiku lagi asik dengan Wulan meraba raba pantatnya sambil bergoyang diantara selangkangan Wulan dan Wulanpun memegang kepala suami gw didepan dadanya yang montok sambil digoyangkan. Gw pun tak perdulikan gw lagi didunia enak banget. Tak sadar kalau Anton mendekat dan gabung ama kita berpelukan sambil tangan kanannya berada di dalam rok mini Putri. Dan yang kiri memelukku dari pundak dan tangannya meremas remas dada gw dan gw sangat menikmatinya !

    Anton meninggalkan kita dan tanpa gw sadar memberi aba aba ke Putri untuk mulai melepaskan pakaiannya (striptease), Putri mulai bergoyang lebih erotis didepan gw dan mengunakan tubuhku seakan akan gw cowok, dia melekuk lekuk sambil meraba tubuhku dari leher, ke dada, dan ke pantatku berulangkali dia lakukan itu Putri meminta gw untuk membuka kancing rok mini yang dia kenakan, dengan kondisi horny dan fly gw turuti, dan terdengar suara siul2 dari cowok cowok, sampai kancing terahir rok mini Putri kubuka dan sekarang kelihatan jelas BH berwarna hitam dan CD tembus pandang berwarna hitam yang memperlihatkan memeknya yang tanpa bulu sehelaipun. Dengan gaya erotis Putri menjilat, dan memilin dada gw dan putting ku dari luar rokku sambil bergoyang goyang erotis, sedangkan tangannya meraba raba pantat gw sambil menaikan rok miniku sampai terlihat G-stringku seirama denyutan music yang ada, dan sekali kali meraba memek gw dengan jarinya secara lembut dan erotis dari luar CDku (hal itu membuat memek gw on dan basah).

    Gw merasa sudah didunia nikmat dan gak perduli yang melihat gw. Gw berbalik untuk melihat suasana dan suamiku yang masih dengan Wulan, dia sedang meraba raba dada Wulan dari dalam BHnya dan tangan satunya berada diselangkangan Wulan sedang memainkan memeknya, kulihat suamiku sedang on berat dan horny banget kayaknya, Kembali gw menikmati goyangan serta rabaan Putri kepada tubuhku. ternyata Putri telah melepaskan BH dan CDnya dan bergoyang telanjang bulat, siulan kembali ku dengar dan membuatku lebih liar dan berani. Putri mulai melepaskan rokku dengan pelan dan lembut dan berhenti pada kancing yang didepan perutku, membuat BHku kelihatan bagi yang mau lihat dada gw, dengan cepat dan lembut Putri telah melepaskan kaitan belakang BHku dan BHku jatuh kelantai memperlihatkan dada gw yang Putri dengan putin yg sedang berdiri menunjukan betapa hornynya gw, dengan gerakan erotisnya Putri bergoyang dengan memainkan dada dan memilin putinku yang telanjang sambil diisep, dan dijilat dengan lembut, dengan tangannya bergerak untuk melepaskan rokku dari pundakku, dengan kenikmatan yang ku rasakan gw tidak memperdulikan rok miniku jatuh ke lantai, membuat gw topless dan bergoyang hanya dengan G-stringku.

    Gerakan Putri tambah hot dan erotis melekuk lekuk dan mengerakan pinggangnya seolah olah dia lagi fishing gw, dan tambah ganas Putri mengisep isep dada gw dan tangannya mengelus elus vagina gw sambil jarinya keluar masuk, dia tahu betapa basahnya vagina gw, yang sudah keluar lendir menembus G-stringku. Gw buka mata gw gw melihat Alit berada di belakang Putri dengan tangan yang bergerilia ke dada dan memeknya, dan mencium Putri dengan lidah dijulurkan kemulutnya yg disambut juga dengan lidah Putri didepan mata gw. Gw termenung melihat mereka sampai gw tak sadar kalau Putri melepaskan G-Stringku, yang membuatku telanjang bulat dan bergoyang, gw segera melihat reaksi suamiku yang ternyata dia lagi sibuk sendiri dengan Wulan yang sekarang juga tidak memakai sehelai pakaianpun, dan lagi mengoral suamiku sambil mengocok kontolnya, dan Agus pun menunggu giliranya Tiba tiba gw terkejut dengan sesuatu yang hangat dan lembut menyentuh memek gw, gw berbalik dan melihat kepala Putri berada diselangkanganku dan menjilatin memek gw sedangkan Alit memelukku dari belakang sambil meremas dada gw. Putri dan Alit mengiring gw ke sofa dan sampai di sofa mereka melanjutkan menjilatin vagina gw dan Alit mengisap dan menjilat dada gw, kenikmatan menerpa tubuhku, tiba tiba gw merasa ada org duduk di sebelah kanan dan kiriku, Ternyata Anton dan Roni.

    Roni melihat sambil meraba raba dada gw yg satu lagi, gw malu, terangsang. dikelilingin tiga cowok sambil diisepin vagina gw oleh Putri, gw mendesah keenakan. Posissi Putri digantikan oleh Anton yang sekarang menjilatin vagina ku uhhh….. nikmat banget rasanya! Rangsangan yang hebat gw rasakan dari dada yg diisep 2 cowok dan vagina gw yang basah dan horny dilahap abiz oleh mr Anton. Desahanku membuat para cowok memperlakukan gw lebih liar. Putri ke sebelah Roni dan melepaskan pakaiannya sambil mengoral kontolnya sampai ngeceng, dan berikutnya Alit dan Anton, sampai mereka semua tenlanjang bulat, ku lirik kontolnya Alit begitu tebal dan panjang 17 cm, Anton 19 cm dengan ketebalan yg sama, lalu gw meraba punya Roni karena gw tidak dapat melihatnya, ternyata lebih besar dari semuanya dan tebal sekali sampai jariku tidak dapat melingkari kontolnya, Anton memasukan jarinya kedalam vagina gw sambil clitorisku diisep dan dijilat membuat badanku bergetar dengan maut gw keluaaaaarrr …..ohhhhhh……. ahhhh….. cairan hangatku mengalir keluar dari vagina gw terasa tak henti hentinya mengalir keluar, semua terkena mulut Anton yang melahap dan menjilatin semua cairanku yang keluar. Anton memberi gw waktu untuk menikmati orgasmeku sebelum dia mengarahkan kontolnya ke vagina gw dengan pelan dia masukan kontolnya, sampai kontolnya masuk semua baru dia maju mundurkan kontolnya membuat gw mengikuti irama yang nikmat dia buat.
    Anton mendorong pinggangnya kedepan agar kontolnya masuk semua ke vagina gw. Dengan tak sabar Alit berdiri dan mekangkangi muka gw sampai kontolnya didepan mulutku, dan kuraih dengan nafsu dan kumasukan kontolnya kedalam mulutku, kulirik ke kiriku untuk melihat Roni, entah kemana Roni tetapi sudah tidak berada di sampingku lagi, Putri memainkan dada gw dengan tangan dan mulutnya. sambil kontol Alit kuoral dan ku jilat bolanya sampai ujung kontolnya, sambil kontol Anton dalam vagina gw yang membuatku terangsang, seirama dengan jilatan Putri yg lembut di dada gw membuat gw mendesah aaaahhh….aaaahh…aaahh…, dan mebuatku lepas kendali, fuuuu..ckk…meee…fuuuuck…me.. Teeeddy… dengan gw mengerang membuat Anton nafsu dan menyodok vagina gw dengan keras dan badanku mulai bergetar lagi dan Arrrrrggg….. Arrrrrgg… aaahhhh….aaahhhh… kupegang pantat Anton dan kutarik kedalam agar kontolnya masuk lebih dalam lagi ke vagina gw…..oooohh…oooohhhh…Arrrrrggg g…. aaaah…..aaahhh…uuuhhhh… badanku bergetar getar dengan hebat. Melihat gw keluar Anton meyusul gw tahu dari denyutan kontolnya dalam diriku…tak lama Oooooo….. Oooohhhh.. akkk…uuu.. keeee…luaaa…rrr. Dia mencabut keluar kontolnya dan ternyata Putri telah menunggu dan Anton masukan kontolnya kedalam mulut Putri untuk menyemprotkan air maninya Aaaaa……hhh….aahhh….ahhh.. ooo… oooohhhh. ..banyaknya air mani yang keluar di mulut Putri sampai keluar kepipinya dan sisanya ditelan habis. Kebanyang olehku kenapa Anton tidak mengeluarkan dimulut gw (padahal gw belum pernah), Tapi minuman dan inek itu mebuat gw berbuat hal yang belum pernah gw inginkan sebelumnya dan sekarang gw sangat menginginkan.

    Sambil melamunkan tentang air mani Anton, tak sadar kontol Alit yang sedang ku oral dengan nafsu, sedang berdenyut denyut siap menyemburkan air maninya, gw terkejut tiba tiba Aaaa…hhhh….. Ooohhhh….ooohhh… giiiii…lllee… gw keluuuuuuuaarrr…..croooot…..cr ooot… mulutku dibanjirin air mani Alit, menyembur dengan keras ketongorokanku membuat gw batuk batuk, dan Alit mendorong kontolnya lebih dalam sambil memegang kepalgw sampai habis air maninya didalam kemulutku semua, banyak air maninya sampai sebagian tumpah ke sofa dan dada gw. Lemas lah Alit bersandar disebelahku. Kenikmatan pertamgw merasakan air mani keluar dimulutku membuat gw lupa sesaat akan suamiku, ternyata dia sedang duduk asik telanjang di oral oleh Putri dan kontol Agus dari belakang menyodok memeknya Putri dengan irama yang cepat celaaap…. ceeeeplok… celaaap…. Ceeeplok…. Terdengar suaranya.
    Gw mengambil minumku dan menuguk minumanku, lalu gw dengan setengah sempoyongan kekamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai gw kembali ke sofa dan minum sedikit lagi mereka santai asik minum2. sambil bergoyang telanjang. Gwpun bergabung dengan mereka di lantai bergoyang. Sambil menikmati denyutan lagu house music, gw masuk ke dunia kenikmatanku sendiri, Dan rasanya pada saat itu ingin memeluk semua orang yang hadir. Gw mengenali wajah-wajah yang ada namun pikiranku kosong. Gw pPutri bergoyang di atas meja, dan gw bergoyang erotis seolah gw stripper yang hot. Dengan menyambut tangan tangan yang meraba raba setiap lekukan tubuhku yang membuatku sangat horny lagi. dengan jari, lidah di vagina gw dan dada gw tubuhku merasa nikmat.
    Wulan naik keatas meja dan bergoyang bersamgw, goyangan kami seperti sepasang lesbi yang sedang terangsang. Wulan memasukan jarinya ke vagina gw dan lidahnya menjilatin dada gw dengan erotis sekali, tak lama Putri bergabug diatas meja dan kami bertiga kelihatan wanita lesbi yang hot dan heboh dikelilingi Alit, Roni, Anton, Agus, dan suamiku. Putri mengajak turun ke sofa dan gw terlentang diatas sofa dengan kaki dibuka lebar membuat akses yang mudah bagi Putri melahap vagina gw dan clitorisku, Anton menyuruh Wulan menduduki mukgw dengan gw ahirnya merasakan rasa memek wanita untuk pertama kali.

    Memek Wulan yang basah terasa asin, gurih, sedikit amis tapi tak tahu kenapa gw menikmatinya dan melahap memeknya dengan nafsu. Keahlian Putri menjilain clitorisku membuat gw mendesah. dan memegang kepala Putri dan mendorongnya ke vagina gw yang berdenyut denyut. Lidahnya dimasukan dalam memiawku membuat tubuhku bergetar keenakan tubuhku bergoyang maut merasakan Orgasme dari Putri keluarlah cairanku kemulut Putri yang mungil, dan bersamaan Wulan mendesah Auhhh….. Arrrggggghhhhhh…oooohhhhhhh cairan Wulan keluar dimulutku dan Wulan menekan memeknya kemukgw sampai hampir gw gak bisa bernafas, memaksakan gw menelan semua cairannya yang keluar dari memeknya, dan gw menelan dan mejilat memeknya sampai habis! Gw merasa sangat happy, horny, dan nikmat. Gw melihat para cowok (termasuk suamiku) memandangku sambil berbisik bisik.
    Kemudian Agus dan Roni menghampiri gw yang sedang terlentang telanjang bulat dapat mereka melgwkan semau mereka dan gw akan menikmatinya. Roni dengan kontolnya yang besar dan panjang berhenti didepan mukgw, Agus menyusul dan juga berhenti depan mukgw dengan kontol yang setengan berdiri. Suamiku meraih kedua tanganku dan menaruhnya dikedua kontol didepanku sambil mengedipkan matanya seolah gw harus melayani mereka. Dalam kondisi horny gw kocok sambil kutarik kontol mereka lebih dekat mulutku, ku oral secara bergantian, hanya kontol Roni lebih gw perhatikan, karena tak sabar gw mau merasakannya dalam vagina gw. Gw melihat suamiku, Wulan, Anton, Alit, dan Putri duduk mengelilingi gw, Agus dan Roni seolah menonton film porno, dan gw akan menyajikan tayangan yang seru bagi mereka. sambil bermain oral satu sama lain, tetapi pandangan mata mereka tertuju kepadgw melayani 2 cowok. Ku jilat bola Roni dan kusedot masuk kemulutku berulangkali hingga Roni mendesah Oooo… oooohh….. Aaaah…, dan kujilat batang kontolnya hingga ujung lobang baru kumasukan kemulutku, panjangnya kontol Roni hanya bisa setengah yang masuk ke mulutku.
    Kontol Agus kuperlgwkan sama dan diapun mendesah aaaa… Aaaahhh…. u uuuu…. Uuuuhhh.. tepuk tangan dari penoton claap….claapp… Hebat…Hebat.. membuat gw malu dan sangat terangsang secara bersamaan. Dada gw diremas remas dan putinku dipilin pilin oleh mereka berdua, yang memberiku sensai dan nafsu mengkulum kontol mereka. Jari Roni meraba sambil memasukan jarinya kedalam vagina gw yang hangat membuat gw mendesah ooooo…. Uuuuu….. aaaahhhh…., gw baru sadar kenapa lampu dalam terang sekali hanya dimana gw bermain dengan Roni dan Agus, seolah gw di atas panggung teater dan dikelilingi penonton. Mukgw memerah sebentar karena malu, tapi tubuhku yang horny banget mengalahkan maluku. Agus pPutri duduk di dada gw sambil kuoral, dan Roni diselangkaanku memainkan mengisap vagina gw sambil jarinya masuk keluar. desahanku yang keluar dari birahiku dengan tak sadar gw mendesah. Lagi2 tepukan tangan dari penonton bersuara dengan keras.

    Jilatan Roni membuatku meram melek dalam kenikmatan yang gw salurkan kekontolnya Agus yang sedang kusepong sepong dengan ganas. Gw merasa ujung kontol Roni berada didepan lubang vagina gw siap memasukannya, dengan pelan kepala kontolnya memasuki liang vagina gw, dan terasa amat besar masuk kepala kontolnya terasa sedikit sakit dan penuh vagina gw diisi kontolnya keluar suara dariku saat itu dengan pelan dia masukan semua sampai mentok dalam vagina gw yang merasa sangaaat penuh sekali. Gw berhenti mengoral kontol Agus dan merasakan kenikmatan kontol Roni yang sedang keluar masuk vagina gw dengan lembut dan pelan. Kenikmatan yang luar biasa kurasakan dalam liang vagina gw, dengan penuh nafsu kupegangang pantatnya Roni dank ku atur tempo keluar masuk kontolnya lebih cepatdesahan dan keliaranku keluar tanpa kusadari, dan tepuk tangan serta kata fish dia Roni ent*tin dia yang kencang dari penonton yang bergairah melihat gw di genjot oleh Roni. Wulan menghampiriku dan gw dibalik dan diminta untuk nungging doggie style dengan Wulan dibawahku menjilat clitorisku yang sangat sensitive, dan Agus duduk di sofa depanku sambil kuoral, Roni kembali masukan kontolnya ke dalam vagina gw dari belakang. Kenikmatan yang belum gw merasakan melanda tubuhku, kenikmatan kontol dimulutku, vagina gw, clitorisku dijilatin sambil kontol yang besar keluar masuk vagina gw keliaranku mengambil alih! masukin Kontolmu yang lebih dalam dengan irama yang cepat membuatku Orgasme yang luar biasa dan tak bisa kutahan lagi bergetar, dan mengejang kejang, tubuhku sampai harus di pegangi Roni sambil dia menyodok dengan keras memasukan semua kontolnya ke dalam vagina gw, dan dia tahu gw sedang orgasme dia berhentikan agar gw dapat menikmatin orgasmeku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Mengorbankan Memeknya

    Cerita Sex Mengorbankan Memeknya


    899 views

    Perawanku – Cerita Sex Mengorbankan Memeknya, Aku bekerja di bagian audisi dgn atasanku, Pak Indra, Orangnya galak, usianya sekitar 45an, badannya masih tegap kekar dan perkasa karena dia memang keturunan tentara.

    Hari itu Pak Indra memanggilku ke ruangannya.

    “Sul, bulan depan kita mau produksi sinetron baru. Untuk pemeran utama aku sudah dapat, tp aku masih butuh pemain pembantu dgn kriteria cewek yg cantik dan seksi. Kamu tolong siapin audisi untuk itu ya!” perintah pak Indra padaku. – cerita hot-

    Seperti biasa aku segera menyiapkan segala sesuatu untuk diadakan audisi untuk pemeran yg dicari Pak Indra. Tp aku langsung inget dgn tetanggaku yg bernama Mona, aku berpikir sepertinya dia cocok untuk ikut audisi ini. Mona orangnya cukup cantik dan juga seksi seperti Luna Maya. Saat ini Mona sedang menganggur dan belum mendapat pekerjaan selesai dari kuliahnya.

    Sebenarnya aku sudah lama memendam hasrat dgnya, pernah sewaktu masih duduk di bangku SMU aku menjadi kakak kelasnya dan “nembak” dia, tp dia menolak alesannya masih kecil dan belum siap pacaran.-cerita sex abg- Tp sekarang dia sudah punya pacar mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

    Rumah Mona dan rumahku tdk jauh, hanya terpaut 3 rumah. Setiap hari waktu dia masih sekolah, dia selalu melewati depan rumahku. Dgn pakaian sekolahnya yg ketat seksi, aku sering membayangkan tubuhnya yg seksi itu. Buah dada yg kenyal, dan isi dibalik roknya bikin aku sangat penasaran.

    Segera saat itu juga aku telpon dia. – cerita ngentot terbaru-

    “Halo, bisa bicara dgn Mona?” tanyaku di telepon.
    “Iya ini Mona, ini siapa ya?”
    “Ini mas Sulis, gini Mon aku mau ngajakin kamu ikut audisi di kantorku kalau kamu gak sibuk. Kebetulan kami sedang mencari pemeran cewek yg cantik dan seksi. Cocok sekali dgn kamu.” Godaku
    “Ah, mas Sulis bisa aja. Aku sih setuju aja mas. Kapan itu audisinya? Tp kira-kira bisa lolos ga?”
    “Udah tenang aja, ntar mas Sulis bantu. Yg penting Mona datang aja dulu. Besok hari Rabu siang jam 2 ya. Aku tunggu di kantor mas. Dan jangan lupa pake pakaian yg seksi ya.”
    “Oke Mas, tenang aja. Sampai ketemu.”

    Pada hari-H nya Mona datang ke kantorku dgn diantar oleh pacarnya. Mona mengenakan pakaian cukup seksi, dgn kemeja lengan panjang tp kancing bagian atasnya sengaja dia buka, jadi lipatan buah dadanya cukup nampak. Aku jadi semakin bernafsu saja melihat dia seperti itu.

    “Halo mas Sulis, kenalin ini Riko.” Mona memperkenalkan pacarnya padaku.
    “Halo aku Sulis. Aduh Mona kamu cantik sekali, dan seksi pula. Pasti bosku suka sekali sama kamu, dan pasti kamu diterima.”

    Pujianku pada Mona itu membuat pacar dia jadi sedikit sewot, tp aku cuekin aja dia.

    “Ayo Mon, langsung masuk ka ruangan audisi aja. Bosku sudah menunggu.”

    Segera aku dan Mona meninggalkan pacarnya yg sedang sewot itu di ruang tunggu.

    Di dalam, Pak Indra sudah menunggu dan akhirnya audisipun dimulai.

    Sekitar sepuluh menit audisi, aku mengantar Mona keluar. Tp kemudian pak Indra memanggilku lagi

    “Sulis..!! Kesini sebentar..!!” teriak Pak Indra dari dalam ruangan.

    Aku segera bergegas meninggalkan Mona dan menuju ruangan itu.

    “Iya Pak, ada apa? Ada yg bisa saya bantu?” tanyaku.
    “Cewek cantik tadi temanmu ya? Cukup seksi juga dia. Apa kamu mau kalau aku meluluskan dia untuk pemeran sinetron ini?”
    “Iya Pak, dia tetangga saya. Ya saya berharap dia bisa lulus Pak. Emangnya kenapa Pak?”-cerita ngentot-
    “Aku bisa saja meloloskan dia, tp ada syaratnya, aku mau tidur dgn dia semalam. Bisa ga?”

    Tertkejut aku mendengar permintaan Pak Indra itu, sebenarnya sudah biasa cewek yg akan ikut main sinetron

    “dicobain” sama Pak Indra, tp berhubung Mona tetanggaku aku jadi sedikit canggung.
    “Beneran Pak? Nanti saya coba bicara sama dia dulu Pak.” -cerita panas-
    “Oke, usahain ya.”

    Cerita sex hot, Beberapa hari aku bimbang bagaimana bicara dgn Mona mengenai hal ini. Sedangkan jika tdk aku lakukan bisa-bisa Pak Indra yg marah padaku dan bahkan aku bisa dipecat.

    Akhirnya kuberanikan diri menghubungi Mona leat telpon untuk memberitahu hal ini. Di telepon aku Cuma bilang bahwa Mona diditerima untuk audisi sinetron ini, tp dia harus menemui Pak Indra di hotel X untuk menandatangani kontrak. Aku tdk bilang kalo dia akan ditiduri Pak Indra disana.

    Awalnya Mona bingung kenapa harus di hotel, tp akhirnya dgn berbagai alasan yg kuberikan akhirnya aku setuju saja.

    Cerita dewasa terbaru, Setelah sepakat ketemuan di hotel jam tiga sore, aku segera memberitahu Pak Indra dan ternyata dia mengajakku untuk menemaninya disana. Wah, kesempatan nih aku ngliat Mona dikerjain sama laki-laki.

    Di hotel itu, sesuai pesanku Mona datang sendiri. Di lobby aku temui dia dan aku beritahu bahwa pak Indra menunggu di kamar 512. Aku segera mengantar Mona kekamar itu. Di jalan, isi dalam celanaku jadi semakin mengeras saja membayangkan apa yg akan dilakukan Pak Indra padanya. Kami masuk di kamar itu dan Pak Indra sedang duduk di ranjang menunggu kami.

    “Selamat sore Pak.” Sapa Mona pada Pak Indra.
    “Iya, selamat sore. Cantik sekali kamu Mona.” Balas Pak Indra, memang Mona dgn rambutnya yg lurus sebahu dan mengenakan baju yg cukup sexy membuat setiap laki-laki pasti tertarik padanya.
    “Sulis, kamu tetap disini saja jagain kami.”
    “Terus bagaimana dgn kontraknya Pak?” tanya Mona yg sudag sangat penasaran.
    “Tenang aja, kontrak pasti buat kamu. Tp kamu layani dulu Pak Indra disini yah?” jawabku ke Mona.
    “Layani apa maksud mas Sulis?”
    “Pak Indra ingin tidur sama kamu sekali saja dan kontrak sinetron itu pasti diberikan ke kamu.”
    “Mas Sulis serius? Apa-apaan ini?”

    Saat sedang bingung-bingungnya, Mona bertambah kaget karena tiba-tiba Pak Indra sudah memeluknya dari belakang, menggerayginya dgn tangganya yg kekar.

    Mona memberontak dan berusaha melepaskan diri dari Pak Indra, tp tangan pak Indra dgn kuat tetap memeluknya.

    “Jangan!! Lepaskan aku atau aku akan teriak” ancam Mona semSulis berusaha melepaskan diri.
    “Ayolah Mona, aku janji karir kamu akan bagus nanti sebagai aktris. Layani saja aku hari ini” rayu pak Indra
    “Iya Mon, apa artinya pengorbanan kamu ini jika nanti kamu bisa sukses dan jadi bintang terkenal.” Tambahku.

    Entah terhipnotis atau terbujuk rayuan itu, rontaan Mona yg tadi sangat kuat ingin melepaskan diri, kini semakin melemah dan akhirnya dia hanya pasrah saja oleh perlakuan pak Indra.

    “Nah gitu dong, anak manis.”-cerita mesum-

    Pak Indra melucuti pakaian Mona satu persatu, dan Mona hanya diam pasrah dgn pandangan kosong, sepertinya dia sedang memikirkan tawaran dari pak Indra itu dan sedang membayangkan menjadi aktris besar.

    Setelah Mona bugil, kini Pak Indra yg melepaskan semua pakaiannya hingga telanjang bulat juga. Aku hanya terpana menyaksikan kemolekan tubuh Mona yg tanpa sehelai benangpun itu. Kedua payudaranya tampak indah dan kulitnya yg putih mulus semakin membuat dia terlihat sempurna sebagai seorang wanita.

    Kini Pak Indra sedang menciumi leher Mona sambil kedua tangannya meremas-remas payudara kenyal Mona. Jilatan-jilatan Pak Indra membasahi leher Mona yg putih mulus. Sesekali mulut Mona yg mungil itupun dilahapnya dgn buas.

    Sekitar sepuluh menit pak Indra puas menciumi bagian ata tubuh Mona. Mona hanya pasrah saja menikmati permainan lidah pak Indra.

    Saat pak Indra memainkan puting Mona dgn lidahnya, Mona sedikit menggelinjang karena geli.

    “Ugghhhh.. Pak.. pelan pelan. Geli Pak” rintih Mona sambil menggelinjang.

    Dan kini jilatan-jilatan lidah pak Indra turun menuju ke lubang kewanitaan Mona.

    Mona semakin tdk tahan menahan geli saat pak Indra dgn lihainya memainkan lidahnya ke meqi Mona yg sedikit ditumbuhi bulu halus itu.

    “Uuggghhhh.. mmpphhh.. geli Pak.” rintih Mona lagi sambil tangannya meremas bantal untuk menahan geli.

    Beberapa menit kemudian, pak Indra yg masih bermain di wilayah meqi Mona, kini mengocok lubang itu dgn jari tangannya. Pertama dimasukannya satu jari ke meqi Mona dan digerakannya keluar masuk. Kemudian dua jarinya dimasukkan dan kocokannya semakin cepat. Mona merintih-rintih menahan entah sakit atau nikmat yg dirasakannya.

    “Ohh.. Ohh.. mmmphhhh… Paak..”
    “Gimana sayang, nikmat kan? Mau terus kan?” tanya pak Indra sambil terus memainkan tangannya.

    Mona sepertinya sudah lupa dgn segala kebimbangannya yg tadi dia rasakan. Kini dia hanya merasakan kenikmatan dunia yg tiada taranya. Nafsunya sudah mengalahkan akal sehatnya.

    “Gimana rasanya sayang? Nikmat kan?”
    “Oh.. mmmppphhhh.. nikmt.. Pak… mmmppphhh..” rintihnya. “ter.. us.. paaak…”

    Selesai mengocok meqinya, kini pak Indra berdiri dan menodongkan penisnya yg sudah tegak berdiri dari tadi ke depan muka Mona dan segera ditariknya kepala Mona dan diarahkannya ke mulut mungil Mona untuk mengulumnya. Mulut Mona yg tdk terlalu besar tampak kesulitan menerima penis besar pak Indra, tp pak Indra terus memaksakannya untuk masuk dan meggerakannya maju-mundur.

    “Aaah.. gila nikmat banget sepongan kamu sayang. Kamu memang cewek yg hebat Mona” pak Indra semakin cepat mendorong penisnya keluar-masuk ke mulut Mona sehingga terkadang Mona tersedak.

    Tak kusangka juga ternyata Mona cukup pandai juga memainkan penis lelaki dgn mulutnya. Atau mungkinkan selama ini dia sudah pernah bercinta dgn pria lain?

    Setelah Mona tampak kecapean mengulum penis besar itu, kini pak Indra siap menghujmkan rudalnya ke targetnya yaitu meqi Mona.

    Pak Indra menghadapkan rudalnya di depan meqi Mona yg sudah basah.

    “Pak, pelan pelan ya. Meqi Mona masih sempit soalnya.” Pinta Mona.

    Mona dalam posisi terlentang dan pak Indra menindihnya dari atas sambil mengarahkan penisnya ke lubang tujuan.
    Dan Blesss..! seiring dgn masuknya penis itu ke meqi sempit itu, Mona meqiik tertahan menahan sakit.

    “Mmmpphhhh.. pelan-pelan pak. Sakit sekali.”
    “Maaf sayang, abisnya meqi kamu sempit banget, jadi sulit masuknya. Tahan ya, nanti juga pasti jadi enak.”

    Setelah berhasil masuk seluruhnya, kembali pak Indra memainkannya maju mundur sambil dia ciumi bibir dan kedua buah dadanya. Mona juga tak kalah buas membalas lumatan bibir pak Indra itu.

    Sekitar 5 menit kemudian, tubuh Mona mengejang pertanda dia sudah memperoleh orgasmenya.

    “Aha, kamu sudah terpuaskan ya? Baru begitu saja sudah orgasme. Lanjut ya sayang.” -cerita sex-

    Ada sekitar 15 menit pak Indra menghajar meqi Mona. Rambut Mona sudah acak-acakan dan seluruh tubuhnya sudah basah dgn keringat, tp tampaknya pak Indra masih kuat bertahan lama.

    “Aaaghhh.. Aaaghhh.. mmmpphhh.. Pak… aaghhh…” Mona meracu tak karuan menahan nikmat yg dirasakan.

    Kemudian pak Indra merubah posisi, kini dia tiduran terlentang di ranjang dan Mona dia suruh duduk di atasnya sehingga dia bisa menusuk-nusukan penisnya ke meqi Mona dari bawah. Dan bles, penis itu masuk lagi ke lubang meqi Mona. Mona sendiri lama kelamaan tampak menikmati juga dgn menggoyang-goyangkan pinggulnya untuk menerima tusukan penis pak Indra dari bawah. Keringat semakin deras menggucur di badan kedua manusia yg sudah lupa kesadaran itu. Payudara Mona yg menggantung-gantung diremas-remas dgn kasar oleh pak Harsi, namun Mona tdk peduli, yg dia rasakan sekarang hanyalah hasrat menggebu-gebu untuk memuaskan nafsunya.

    Setiap kali penis pak Indra menusuk ke atas, Mona selalu meqiik pelan. Dan terkadang pak Indra mempercepat tusukannya ke meqi Mona.

    Pemandangan itu sungguh bikin aku jadi sangat bernafsu, dan timbul niatku untuk melakukan hal yg sama pada Mona. Peniskupun sudah berdenyut-denyut ingin mencari pelarian. Tp tetap kutahan sampai permainan mereka selesai.
    Lalu pak Indra menidurkan Mona yg sudah benar-benar lemas ke ranjang dgn posisi terlentang.

    Edaannn, mau diapain lagi nih cewek? Gumamku dalam hati yg kasihan melihat Mona yg sudah lemas tak berdaya tp tetap diserang terus oleh pak Indra.

    Dari posisi Mona terlentang di ranjang, pak Indra mengangkat kaki kanan Mona ke pundaknya dan dia hujamkan lagi penisnya ke meqi Mona. Slep.. slep.. slep.. suara kedua kelamin mereka kembali beradu.

    Mona sudah terengah-engah kehabisan tenaga, tp sebaliknya pak Indra semakin mempercepat gerakannya.

    “Akh.. akh.. uuhh.. mmmpphhhhh…” Mona semakin meracau tak karuan dgn badannya terdorong-dorong seiring gerakan pak Indra.

    Hampir 10 menit, Mona menahan serangan pak Indra yg seperti sudah kesetanan. Tiba-tiba pak Indra menarik penisnya dari meqi Mona dan dia mengocok penisnya di depan muka Mona

    “Oooohhh… aku keluar…” CrOOtt.. CrOOtt.. CrOOtt… sperma pak Indra muncrat semua ke muka Mona sehingga membasahai wajah sayu itu.
    “Aaaaah puas banget aku sayang. Kamu benar-benar luar biasa. Belum pernah aku sepuas ini berhubungan badan dgn perempuan.” Pak Indra memuji Mona.

    Pak Indra segera memakai pakaiannya sedangkan Mona masih tertidur lemas di ranjang, matanya sayu dan badannya masih berpeluh keringat.

    “Hei Sulis, dari tadi kamu Cuma melongo saja disitu, emang kamu ga kepengen ngesex. Sana nikmati saja gadis itu, bukannya kamu sudah lama memendam rasa pada dia? Sana mumpung ada kesempatan.”

    Aku kaget mendengar perkataan pak Indra, tp jujur dalam hatiku memang bergejolak penuh hawa nafsu terhadap Mona. Dan memang benar kapan lagi aku punya kesempatan seperti ini?

    Dan sekarang sepertinya aku yg kerasukan setan, langsung kudekati Mona yg masih meringkuk lemas di ranjang. Kubuka semua pakaianku sampai telanjang bulat. Mona yg melihatku jadi bertambah kaget.

    “Mas Sulis mau apa? Jangan Mas, Mona sudah ga kuat.”

    Cerita hot abg, Takkupedulikan lagi kata-katanya dan langsung kubangunkan dia dan kuposisikan merangkak membelakangiku. Pemandangan bongkahan pantat indah dan meqi merah dari seorang gadis yg sudah lama kusukai bagaikan mimpi yg menjadi kenyataan bagiku. Langsung kuarahkan penisku yg sudah menegang ke arah meqinya yg merah merekah itu.

    “Jangan Mas Sulis..” Mona kembali meronta, tp blesss… kembali meqinya disumpali dan kali ini oleh penisku.
    Penisku dapat masuk dgn lancar, mungkin karena lubang meqinya sudah sedikit “terbuka” oleh karena pak Indra tadi.

    Saat penisku masuk penuh ke dalam, kurasakan nikmat yg selama ini belum pernah aku rasakan. Dan langsung saja kugenjot meqinya dari belakang dgn posisi dogy style. Gerakanku yg cukup keras membuat Mona terdorong maju-mundur juga sehingga payudaranya terlihat terayun-ayun.

    Segera kuraih kedua benda kenyal itu dan kuremas-remas semSulis tetap kugenjot dia.

    “Okh.. Okh.. aku.. su..dah.. tdk.. kuat.. akh.. mas.” Rintihnya

    Keringatnya kembali bercucuran dan begitu juga aku.

    Sekitar 15 menit aku mengocoknya, dan kini kuhadapkan penisku di mukanya untuk dihisap seperti pak Indra tadi.

    Tanpa menunggu perintahku Mona segera meraih penisku dan memasukannya ke mulutnya sambil terkadang mengocoknya. Bacaan sex top: Cerita Dewasa IGO Pengabdian Seorang Guru Honorer
    Aku melenguh keenakan merasakan permainan mulut Mona dan kocokan tangannya.

    Beberapa menit kemudian, saat penisku masih didalam mulut Mona, kurasakan klimaksku akan segera datang dan kubiarkan saja penisku tetap di dalam mulutnya. Dan akhirnya creett..creett… pejuhku tumpah di dalam mulut Mona hingga dia memuntahkannya karena terlalu banyak. Tp ada beberapa yg tertelan olehnya.

    “Waaah, enak sekali ternyata ngentotin kamu Mon. Mas benar-benar puas banget.”

    Mona kembali ambruk ke ranjang dgn mulut yg belepotan oleh pejuhku.

    Dgn handponeku, kufoto dia karena posenya sangat seksi yg tanpa busana dan berpeluh keringat itu. Kujadikan foto itu kenang-kenangan persetubuhanku dgn Mona hari itu.

    Setelah kejadian itu, Mona mendapatkan peran dalam sinetron itu sesuai janji pak Indra.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex ML Dengan Tukang Jamu

    Cerita Sex ML Dengan Tukang Jamu


    899 views

    Perawanku – Cerita Sex ML Dengan Tukang Jamu, Hai, nama saya Andi. Ini kisah saya liburan ke ke rumah ortu saya di suatu kabupaten yang terletak di lereng pegunungan karena lagi libur pergantian semester di universitas saya. Pada saat itu saya sedang dudukduduk di teras sambil menghirup udara segar tidak seperti di bandung yang sekarang sudah mulai tercemar polusi. kemudian setelah berselang beberapa menit, kemudian ada seorang wanita menggunakan capil (topi bambu berbentuk kerucut yang biasanya dipakai petani) dan menggendong sebuat bakul yang berisi botolbotol bekas syrup. Mukanya tidak kelihatan karena ditutupi capil coklatnya tapi terlihat dari tanganya kalau dia berkulit putih.

    mungkin karena saya lama memerhatikanya dia kemudian dia masuk dari pagar yang terbuka dan masuk keteras. jamunya tuan.. kemudian dia membuka capilnya. terlihat seorang wanita yang kirakira berumur 28 tahun. mukanya cantik sekali, putih mulus dan tak satupun jerawat hinggap di wajah cantiknya. jamunya ada apa aja mbok ada jamu kuat, encok, pegel linu, cekot cekot, asam urat dst. (macammacam sampai pusing mendengarkanya) waduh maaf mbok, saya nggak sakit oh kalau begitu minum jamu ini aja mas, ini buat seharihari supaya tetap sehat ya udah deh mbok, yang itu aja kemudian dia mengeluarkan sebuah gelas kaca dan mulai tanganya mengambil bermacammacam botol dan menuangakanya ke gelas itu seperti bartender.

    Saya diam diam meliahatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. rambutnya yang hitam panjang dan lurus menghiasi wajahnya yang bersih itu. dan terlihat badannya sangat sintal dan langsing singset dan kaki putihnya yang tidak ditumbuhi bulubulu. Terlihat dia sangat merawat dirinya. mungkin dirinya rajin minum jamunya itu. dari atas melihat gundukan payudaranya dibalik bajunya. terlihat payudaranya yang SANGAT BESAR dan kencang itu. rupanya dia tidak menggunakan BH. tapi tetap saya kesulitan melihat putingnya karena bajunya ketat. tapi putingnya pun tidak terlihat karena bajunya tebal ini mas jamunya triam kasih kemudian saya minum jamunya sedikit demi sedikit sambil melihat wajahnya yang cantik itu sambil berbincang bincang waduh mbok, jamunya enak banget trima kasih mas andi, nama saya andi. nama mbok siapa nama saya Sumirah panggilanya siapa mbok sumirah? terserah mas kalo manggilnya mbok mirah boleh nggak? boleh mas, tapi jangan panggil saya mbok, saya kan belum neneknenek (tertawa kecil) iya mirah kamu masih muda, cantik lagi ah mas bisa aja deh pasti suami kamu pasti senang sama kamu ucapan ini tersirat untuk menanyakan statusnya karena biasanya disini orang kawin pada umur 20 tahunan saya belum kawin mas ohh begitu toh ngomongngomong mirah sudah jualan jamu sejak kapan? sudah 7 tahun ohh gitu toh mbak, oh ini mbak sudah habis kemudian saya memberikan gelas kepadanya 3000 mas kemudian saya berdiri dan mengambil dompet saya di kantong dan mengambil selembar 5000 an ini mbak kemudian saya menyenggol tanganya.

    halus sekali. ini mas kembalianya kemudian saya menyenggol tanganya kembali kemudian dia pergi dan menjajakan ketempat lain. kemudian keesokan harinya saya ingin bertemu dia lagi sehingga saya kembali menunggu di teras rumah di pagi hari. cukup lama saya menuggunya sekitar setengah jam. tapi ujung hidungnya belum tampak juga. kemudian saya masuk kerumah. kemudian sekitar 3 jam kemudian terdengar sebuah ketukan di pintu depan. kemudian saya buka pintunya dan ternyata yang datang rupanya si mirah. mas andi, jamunya lagi nggak? wahh dari tadi sudah saya tunggu tunggu kok nggak datang iya mass tadi saya lagi nganter anak saya ke sekolahan kemudian saya bingung, belum kawin kok punya anak sih? gumamku kemudian saya ajak ke dalam rumah saya ayo mbak masuk aja trima kasih mas kemudian dia langsung masuk kerumah saya dan melepaskan sendal kumalnya di depan eh mirah jangan dibuka sendalnya! nggak papa mas nanti ngotorin lantai mas aja kemudian dia masuk kerumah dan duduk beralas ubin em mirah kok duduk disitu sih kan kebiasaan saya begini mas, masa tukang jamu duduk di kursi, kan nggak sopan? ini kan di ruang tamu jadi nggak apa apa ayo duduk kemudian dia duduk di sofa. nah gitu dong nanti kalo duduk di lantai masuk angin lo iya mas oh ya mirah, kemarin minumanya bikin saya sehat dan bertenaga maksih mas, mas mau minum itu lagi? iya mirah kemudian dia mulai meramu minumannya.

    tapi perbincangan kami membuatnya berhenti sebentarsebentar mirah, biasanya yang laku itu jamu apa? oh, biasanya jamu buat perempuan sama jamu kuat mas jamu buat perempuan itu apa aja? jamu pembesar dan pengencang payudara dan pantat, kulit putih dan mulus

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku

    Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku


    898 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku, Di kompleks perumahan ibuku, Tri terkenal sebagai pembantu yang genit, ganjen, centil dan sebagainya. Dia sering gonta ganti pacar. Tri baru berumur kurang lebih 22 tahun. Bodynya bagus, dengan payudara berukuran kira-kira 34D dan pantat bulat dan padat.

    Yang lebih menggairahkan adalah cara berpakaiannya. Dia kerap mengenakan kaos ketat dan celana model ABG sekarang yang memperlihatkan pinggul dan pusar. Wajahnya cukup manis, bibirnya sensual sekali. Aku sering menelan ludah kalau melihat bibirnya.

    Tugas Tri adalah menjaga anak majikannya yang masih kecil-kecil. Kalau sore hari, dia selalu mengajak anak majikannya berjalan-jalan sambil disuapi. Nah, aku sering sekali berpapasan dengannya saat dia sedang mengasuh Nabila (anak bungsu pasangan tempat Tri bekerja).

    Nabila ini seorang anak yang lucu, sehingga kadang-kadang aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya. Suatu kali, seperti biasa aku bertemu dengan Tri yang sedang mengasuh Nabila, dan aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya.

    Tiba-tiba Tri nyeletuk, “Kok cuma Nabila yang dicubit Pak?”
    Aku sedikit terkesiap, “Haah?” dan aku memandang kepada Tri.

    Dia sedang menatapku dengan kerlingan genit dan tersenyum menggoda.

    “Habis, kalau aku cubit pipi Mbak Tri, aku takut Mbak Tri marah,” kataku.
    “Kalau cubitnya pelan-pelan, aku nggak marah kok Pak. Malah seneng,” sahut Tri.

    Kurang ajar anak ini, aku membatin, tapi mulai tergoda untuk memancingnya lebih jauh.

    “Kalau cuma cubit aku enggak mau Tri.” kataku.
    “Terus maunya apa? Emang berani?” dia malah menantang. Benar-benar ganjen anak ini.
    “Aku maunya, cium bibir kamu yang seksi itu, boleh?” aku bertanya.
    Dia malah balik bertanya, “Cuma cium? Enggak mau kalau cuma cium.”

    Astaga, ini sudah keterlaluan.

    “Tri, aku kan sudah punya isteri, emang kamu masih mau?” aku bertanya.
    “Yaa, jangan sampai isteri Pak Irwan tahu dong. Masak cuma Mbak Enny aja yang boleh ngerasain Pak Irwan.” balas Tri.

    Aku agak kaget juga mendengar ucapan Tri. Rupanya Enny curhat sama Tri. Tapi, kepalang tanggung pikirku.

    “Jadi benar nih kamu mau Tri?” aku memastikan.
    Tri menjawab, “Siapa takut? Kapan?”
    “Kamu bisanya kapan Tri? Aku sih kapan aja bisa,” jawabku sambil melirik ke toketnya yang bagus itu.

    Saat itu Tri pake kaos ketat yang tipis, sehingga bra hitamnya membayang dan memperlihatkan lekuk yang sangat mengairahkan. Pembaca, terus terang saat itu aku sudah “Konak”. Penisku kurasakan sudah mengeras.

    “Ya sudah, nanti malam aja Pak, kebetulan Bapak-Ibu mau ke Bogor, anak-anak mau diajak semua.” kata Tri.
    “Oke, nanti jam berapa aku ke rumahmu?” tanyaku.
    “Yaa, jam delapanan deh,” jawab Tri sambil membusungkan dadanya.

    Dia tahu aku sedang memperhatikan toketnya. Nafsuku menggelegak.

    “Kamu nantang benar sih Tri, ya sudah, nanti jam delapan aku dateng. Awas nanti kamu ya.” ancamku sambil tersenyum.
    Eh, dia malah menjawab, “Asal Pak Irwan kuat aja nanti malam.”

    Sambil mengedipkan matanya dan bibirnya membuat gerakan mengecup. Ya ampuunn, bibirnya benar-benar seksi. Aku menyabarkan diri untuk tidak menggigit bibir yang menggemaskan itu.

    “Kalau gitu aku pulang dulu ya Tri, sampai nanti malam ya.” kataku.
    “Benar yaa. Jangan boong lho. Tri tunggu ya sayang..” Tri membalas.

    Malamnya, jam delapan, aku sudah berada di depan pagar rumah Tri, lebih tepat rumah majikannya. Tri sudah menungguku. Dia membukakan pintu pagar dan aku langsung masuk setelah melihat situasi aman, tidak ada yang melihat. Kami masuk ke dalam dan Tri langsung mengunci pintu depan.

    Tri memakai celana yang sangat pendek, dengan kaos ketat. Kulitnya cukup mulus walaupun tidak terlalu putih, namun dibandingkan dengan Enny, masih lebih putih Tri. Aku tidak mau membuang waktu, langsung kudekap dia dan kuserbu bibirnya yang memang sudah lama sekali aku incar. Bibir kami berpagutan, lidah kami saling membelit, dipadu dengan nafas kami yang memburu.

    Tiba-tiba Tri melepaskan ciuman kami, dan dia memegang kedua pipiku sambil menatapku, lalu berkata manja.

    “Pak Irwan, kalau Pak Irwan mau ngewe sama Tri, ada syaratnya Pak.”
    Aku bingung juga, “Apa syaratnya Tri?” tanyaku.
    “Pak Irwan harus panggil aku Mbak, terus aku panggil Pak Irwan Yayang. Gimana? Mau nggak?” tanya Tri sambil tangannya turun ke dadaku dan dia meremas dadaku dengan gemas.

    Pembaca, ini yang mengherankan, aku seorang yang sudah berusia di atas 40 tahun, punya isteri dan anak, jabatanku cukup tinggi di kantor, dan seorang pembantu rumah tangga yang berumur baru 22 tahun mencoba untuk menguasaiku, dan aku merasa senang.

    Aku mengangguk sambil menjawab, “Iya Mbak, aku mau.”
    Sementara itu, penisku sudah ereksi dengan maksimal.

    “Sekarang, Yayang harus nurut apa yang Mbak bilang ya.” perintah Tri, maksudku Mbak Tri.
    “Iya Mbak.” jawabku pasrah.

    Lalu Mbak Tri menuntunku ke kamarnya di bagian belakang rumah. Kami masuk ke kamar itu, Mbak Tri menutup pintu dan sekarng dia yang memeluk dan menyerbu bibirku. Kembali kami berpagutan sambil berdiri, lidah saling belit dalam gelora nafsu kami.

    Mbak Tri kembali melepaskan ciuman kami, dan berkata,” Yaang, kamu jongkok dong.”

    Aku menurut, aku berjongkok di depan Mbak Tri.

    “Lepasin celana Mbak Yang, pelan-pelan ya Yaang.”
    “Iya Mbak.” cuma itu kata yang bisa aku keluarkan.

    Lalu akupun mulai menurunkan celana pendeknya yang tinggal ditarik saja kebawah karena dia memakai celana olahraga. Perlahan mulai tampak pemandangan indah di depan mataku persis. Pembaca, memeknya gundul tanpa bulu sedikitpun, dan montok sekali bentuknya. Warnanya kemerahan dan diatasnya terlihat clitnya yang juga montok. Mbak Tri melibarkan pahanya sedikit, sehingga memeknya agak terkuak. Mbak Tri mendongakkan wajahku dengan tangannya.

    Dan dia bertanya, “Gimana Yang? Bagus nggak Memek Mbak?”
    “Iya Mbak. Bagus banget. Tembem.” jawabku tersendat, karena menahan nafsu dalam diriku.
    “Yayang mau cium Memek Mbak?” tanyanya.
    “Mau Mbak.”

    Aku tidak menunggu diperintah dua kali. Langsung kuserbu Memek yang sangat indah itu. Mbak Tri menaikkan sebelah kakinya ke atas tempat tidur, sehingga lebih terbuka ruang bagiku untuk mencium keharuman memeknya.

    Mula-mula hidungku menyentuh kelembaban memeknya, dan aku menghirup keharuman yang memabokkan dari Memek Mbak Tri. Kususupkan hidungku dalam jepitan daging kenikmatan Memek Mbak Tri.

    Mbak Tri mengerang, “Aahh, Yayaanngg. Terusin Yang.”

    Lalu kukecup memeknya dengan penuh kelembutan. Dan perlahan mulai keluarkan lidahku untuk menjelajahi bibir memeknya. Kugerakkan lidahku perlahan-lahan kesekeliling memeknya. Tanganku meremas-remas pantatnya. Sesekali lidahku menyapu klitnya, dan kujepit klitnya dengan kedua bibirku.

    Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku

    Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku

    Tubuh Mbak Tri mengejang sambil mendesah, “Aarrgghh.. Yayaanngg.. Ennaakk Yaanngg..”

    Kedua tangan Mbak Tri meremas rambutku sambil menekan kepalaku ke belahan pahanya. Wajahku terbenam di Memek Mbak Tri, aku hampir tidak bisa bernafas.

    “Yaanngg.. Tunggu Yaang. Mbak nggak kuat berdiri Yang.”

    Lalu Mbak Tri merebahkan tubuhnya di kasur sambil melepaskan kaos dan branya. Dia terlentang di kasur. Aku berdiri dan ingin mulai melepas baju dan celanaku.

    “Jangan Yang, kamu jangan buka baju dulu. Jilatin Memek Mbak dulu Yang.” perintah Mbak Tri. Lagi-lagi aku nurut.

    Lalu Mbak Tri kembali menekan kepalaku ke selangkangannya. Kuteruskan kegiatan mulut dan lidahku di pesona kewanitaan Mbak Tri yang sangat indah kurasa. Kumasukkan lidahku ke dalam memeknya, dan kuputar-putar di dalam memeknya.

    Dia menggelinjang kenikmatan. Rambutku sudah berantakan karena diremas terus oleh Mbak Tri. Sekitar sepuluh menit kujilati Memek Mbak Tri dan memberinya kenikmatan sorgawi. Akhirnya dia menjerit tertahan, tubuhnya mengejang dan tangannya menekan kepalaku dengan kuatnya.

    “Aauugghh.. Yaanngg. Mbakk.. Kkeeluaarr Yaanngg” rintihnya.
    Pantat dan pingulnya bergerak memutar dengan liar dan tiba-tiba berhenti.
    “Sshh.. Oogghh.. Yaanngg.. Ennaakk banggeett Yaangg.”

    Kusedot seluruh cairan yang membanjir dari Memek Mbak Tri. Rasanya gurih dan wanginya harum sekali. Kurasakan becek sekali Memek Mbak Tri saat itu. Setelah berisitirahat kurang lebih sepuluh menit, Mbak Tri bangun dan mulai membuka pakaianku.

    “Sekarang giliran kamu Yang. Mbak mau gigitin kamu” perintahnya.

    Setelah semua pakaianku lepas, Mbak Tri memandang ke penisku yang sudah pusing dari tadi. Dia menggenggam penisku dengan gemas dan mulai mengocoknya dengan lembut. Kemudian aku disuruhnya telentang, lalu dia mendekatkan kepalanya ke penisku. Dikecupinya kepala penisku, dan lidahnya mulai menjelajahi bagian atas penisku.

    Astaga, permainan lidah Mbak Tri luar biasa sekali. Dalam sekejap aku dibuatnya melayang ke angkasa. Kenikmatan yang diberikan melalui lidah dan mulutnya, membuatku mendesah dan menggelepar tidak karuan.

    Dari bagian kepala, lalu ke batang penisku dan bijiku semua dijilatinya dengan penuh nafsu. Sesekali bijiku dimasukkan ke dalam mulutnya. Sampai terbalik mataku merasakan nikmatnya. Ujung lidahnya juga menyapu bahkan menusuk anusku. Kurasakan listrik yang menyengat ke sekujur tubuhku saat lidah Mbak Tri bermain di anusku. Sepuluh menit lamanya Mbak Tri menjilati dan mengemut penis dan anusku.

    Kemudian dia merayap naik ke badanku, mengangkangiku, dan mengarahkan penisku ke memeknya. Perlahan dia menurunkan pantatnya. Kurasakan penisku mulai melakukan penetrasi ke dalam belahan memeknya yang sangat montok itu. Agak susah pada awalnya karena memang tembem sekali Memek Mbak Tri. Setelah masuk semua, Mbak Tri mulai menaik turunkan pantatnya.

    “Aauugghh, Mbak. Enak Mbak.” rintihku.
    “Iya Yang, Mbak juga ngerasain enak. Adduuhh. Kontol kamu enak banget Yang.”

    Dan Mbak Tri mulai melakukan putaran pinggulnya. Pantatnya tidak lagi turun naik, melainkan pinggulnya yang berputar. Ini benar-benar membuat sensasi yang luar biasa nikmatnya. Mbak Tri sangat pintar memutar pinggulnya. Aku mengimbangi gerakan Mbak Tri dengan menusuk-nusukan penisku.

    Tapi, “Yaanngg. Kamu diem aja ya Yaangg. Biar Mbak aja yang muter.”

    Akupun diam dan Mbak Tri semakin liar memutar pinggulnya. Tidak lama kemudian, Mbak Tri menghentikan putaran pinggulnya, dan kurasakan memeknya menyedot penisku. Serasa dipilin oleh gumpalan daging yang hangat, kenyal dan kesat.

    Lalu Mbak Tri mengerang keras, “Yaanngg.. Aarrgghh. Mbak keluar laggii Yaanngg..”

    Mbak Tri rebah di atas tubuhku, sementara memeknya terus menyedot penisku. Luar biasa sekali rasanya memek Mbak Tri ini. Kemudian Mbak Tri memberi perintah agar aku bergantian di atas. Aku menurut, dan tanpa melepaskan penisku dari dalam memeknya kami berubah posisi.

    Sekarang aku berada di atas. Mbak Tri melingkarkan kakinya ke kakiku, sehingga aku tidak leluasa bergerak. Rupanya ini yang diinginkan oleh Mbak Tri, agar aku diam saja. Mbak Tri juga tidak menggerakkan pinggulnya, hanya kurasakan daging di dalam memeknya yang melakukan gerakan menyedot, memijit, memutar dan entah gerakan apa namanya.

    Yang pasti aku merasakan jepitan Memek yang sangat kuat namun enak sekali. Aku tidak dapat menggerakkan penisku di dalam memeknya. Juga tidak dapat menarik penisku dari dalam Memek itu. Tidak lama kurasakan Memek Mbak Tri menyedot penisku. Lalu perlahan Mbak Tri mulai memutar pinggulnya.

    Aku merasa sperti perahu yang berada di dalam lautan yang bergelora karena ada badai yang dahsyat. Dan semakin lama gelombang itu semakin kuat menggoncang perahu. Nafas kami sudah memburu, keringat sudah mengucur membasahi tubuh kami.

    Dan kurasakan Memek Mbak Tri mulai berdenyut keras lagi, bersamaan dengan aku mulai merasakan desakan lahar dalam diriku yang menuntut untuk keluar dari tubuhku. Putaran pinggul Mbak Tri semakin menggila, dan akupun membantu dengan menekan-nekankan pinggulku walaupun tidak terlalu bebas.

    “Oogghh.. Yaanngg.. Mbaakk nnggaakk kkuatt laaggi Yaanngg..” erang Mbak Tri.
    Aku juga sudah tidak bisa menahan lagi desakan dari dalam itu, “Iyaa mbaakk.. Aakkuu juggaa.. Aarrgghh.”

    Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku, karena saat itu muncratlah sudah cairan kenikmatanku di dalam memek Mbak Tri. Bersamaan dengan itu, Mbak Tri juga sudah mengejang sambil memelukku dengan kuatnya.

    “Sshh.. Oouugghh.. Enaak baannggett Yaangg.”

    Kami merasakan nikmat yang tiada duanya saat air mani kami bercampur menjadi satu di dalam memek Mbak Tri. Mbak Tri mencium bibirku, akupun membalasnya dengan penuh gairah. Dan.. Kamipun terkulai tak berdaya. Aku terhempas di atas tubuh Mbak Tri. Nafas kami tinggal satu-satu. Seprai dan kasur Mbak Tri sudah basah sama sekali karena keringat dan air mani kami yang meluap keluar dari Memek Mbak Tri saking banyaknya.

    “Yayaanngg..” Mbak Tri memanggilku dengan mesranya.
    “Iya mbaakk.” aku menjawab dengan tidak kalah mesranya.
    “Kamu hebat deh Yaang.” kata Mbak Tri sambil mengecup bibirku dengan lembut.
    “Mbak juga hebat. Memek Mbak enak banget deh Mbak.” kataku.

    Mbak Tri tersenyum, “Yayang suka sama memek Mbak?” tanyanya.
    “Suka banget Mbak. Memek Mbak bisa nyedot gitu. Nanti boleh lagi ya Mbak?” aku merayunya.
    “Pasti boleh Yang. Memek ini emang untuk Yayang kok.” Kata Mbak Tri.

    Dan malam itu, kami melakukannya sebanyak tiga kali, sampai kudengar adzan subuh dari mesjid terdekat. Lalu aku keluar dari rumah itu setelah melihat bahwa situasi aman, dan pulang ke rumahku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab

    Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab


    898 views

    Perawanku – Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab, Hotel tempatku menginap adalah sebuah hotel yang tidak terlalu besar, namun bersih dan enak untuk tinggal. Letaknya agak sedikit di pinggiran kota, sepi, aman, dan transport untuk kemana-mana relatif mudah.

    Aku mendapat kamar dilantai 2 yang letaknya menghadap ke laut. Setiap sore sambil beristirahat setelah seharian berputar-putar dari satu instansi ke instansi lainnya aku duduk di teras sambil melihat laut.

    Para karyawan hotel cukup akrab dengan penghuninya, mungkin karena jumlah kamarnya tidak terlalu banyak, sekitar 32 kamar. Aku cukup akrab dan sering duduk di lobby, ngobrol dengan tamu lain atau karyawan hotel. Kadang-kadang dengan setengah bercanda aku ditawari selimut hidup oleh karyawan hotel, mulai dari room boy sampai ke security.

    Mereka heran selama hampir 3 minggu aku tidak pernah bawa perempuan. Aku tersenyum saja, bukan tidak mau bro, tapi pikiranku masih tersita ke pekerjaan.

    Tak terasa sudah 3 minggu aku menginap di hotel. Karena surat-surat yang diperlukan sudah selesai, aku bisa sedikit bernafas lega dan mulai mencari hiburan. Tadi malam aku kembali dapat merasakan kehangatan tubuh perempuan setelah bergumul selama 2 ronde dengan seorang gadis panggilan asal Manado. Aku mendapatkannya dari security hotel.

    Meskipun orangnya cantik dan putih, tetapi permainannya tidak terlalu istimewa karena barangnya terlalu becek dan sudak kendor, tapi lumayanlah buat mengurangi sperma yang sudah penuh.

    Dua hari lagi aku akan pulang. Transportasi di daerah ini memang agak sulit. Untuk ke Jakarta aku harus ke ibukota propinsi dulu baru ganti pesawat ke Jakarta. Celakanya dari kota ini ke ibukota propinsi dalam 1 minggu hanya ada 4 penerbangan dengan twin otter yang kapasitasnya hanya 17 seat.

    Belum lagi cadangan khusus buat pejabat Pemda yang tiba-tiba harus berangkat. Aku yang sudah booking seat sejak seminggu yang lalu, ternyata masih masuk di cadangan nomor 5.

    Alternatifnya adalah dengan menaiki kapal laut milik Pelni yang makan waktu seharian untuk sampai ibukota propinsi. Rencanaku kalau tidak dapat seat pesawat terpaksa naik kapal laut.

    Sore itu aku ngobrol dengan security, yang membantu mencarikan perempuan, sambil duduk-duduk di cafe hotel. Kami membicarakan gadis Manado yang kutiduri tadi malam. Kubilang aku kurang puas dengan permainannya.

    Tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada wanita yang baru masuk ke cafe. Wanita itu kelihatan bertubuh tinggi, mungkin 168 cm, badannya sintal dan dadanya membusung. Wajahnya kelihatan bukan wajah Melayu, tapi lebih mirip ke wajah Timur Tengah. Security itu mengedipkan matanya ke arahku.
    ” Bapak berminat ? Kalau ini dijamin oke, Arab punya,” katanya.

    Wanita tadi merasa kalau sedang dibicarakan. Ia menatap ke arah kami dan mencibir ke arah security di sampingku.

    “Anis, sini dulu. Kenalan sama Bapak ini,” kata security itu.
    “Aku mau ke karaoke dulu,” balas wanita tadi. Ternyata namanya Anis. Anis berjalan kearah meja karaoke dan mulai memesan lagu.

    Ruangan karaoke tidak terpisah secara khusus, jadi kalau yang menyanyi suaranya bagus lumayan buat hiburan sambil makan. Tapi kalau pas suara penyanyinya berantakan, maka selera makan bisa berantakan. Untuk karaoke tidak dikenakan charge, hanya merupakan service cafe untuk tamu yang makan disana.

    “Dekatin aja Pak, temani dia nyanyi sambil kenalan. Siapa tahu cocok dan jadi,” kata security tadi kepadaku.
    Aku berjalan dan duduk didekat Anis. Kuulurkan tanganku, “Boleh berkenalan ? Namaku Jokaw”.

    “Anis,” jawabnya singkat dan kembali meneruskan lagunya. Suaranya tidak bagus cuma lumayan saja. Cukup memenuhi standard kalau ada pertunjukan di kampung.

    Beberapa lagu telah dinyanyikan. dari lagu dan logat yang dinyanyikan wanita ini agaknya tinggal di Manado atau Sulawesi Utara. Dia mengambil gelas minumannya dan menyerahkan mike ke tamu cafe di dekatnya.
    “Sendirian saja nona atau …,” kataku mengawali pembicaraan.
    “Panggil saja namaku, A…N…I…S, Anis,” katanya.

    kami mulai terlibat pembicaraan yang cukup akrab. Anis berasal dari Gorontalo. Ia memang berdarah Arab. Menurutnya banyak keturunan Arab di Gorontalo. Kuamati lebih teliti wanita di sampingku ini. Hidungnya mancung khas Timur Tengah, kulitnya putih, rambutnya hitam tebal, bentuk badannya sintal dan kencang dengan payudaranya terlihat dari samping membusung padat.

    Kutawarkan untuk mengobrol di kamarku saja. Lebih dingin, karena ber-AC, dan lebih rileks serta privacy terjaga. Ia menurut saja. kami masuk ke dalam kamar. Security tadi kulihat mengangkat kedua jempolnya kearahku. Di dalam kamar, kami duduk berdampingan di karpet dengan menyandar ke ranjang sambil nonton TV. Anis masuk ke kamar mandi dan sebentar kemudian sudah keluar lagi.

    Kami melanjutkan obrolan. Ternyata Anis seorang janda gantung, suaminya yang seorang pengusaha, keturunan Arab juga, sudah 2 tahun meninggalkannya namun Anis tidak diceraikan. ia sedang mencoba membuka usaha kerajinan rotan dari Sulawesi yang dipasarkan disini. Dikta ini dia tinggal bersama familinya. Ia main ke hotel, karena dulu juga pernah tinggal di hotel ini seminggu dan akrab dengan koki wanita yang bekerja di cafe. dari tadi siang koki tersebut sedang keluar, berbelanja kebutuhan cafe.

    Kulingkarkan tangan kiriku ke bahu kirinya. Ia sedikit menggerinjal namun tidak ada tanda-tanda penolakan. aku semakin berani dan mulai meremas bahunya dan perlahan-lahan tangan kiriku menuju kedadanya. Sebelum tangan kiriku sampai di dadanya, ia menatapku dan bertanya, “Mau apa kamu, Jokaw ?” Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.

    Kupegang dagunya dengan tangan kananku dan kudekatkan mukanya ke mukaku. Perlahan kucium bibirnya. Ia diam saja. Kucium lagi namun ia belum juga membalas ciumanku.

    “Ayolah Anis, 2 tahun tentulah waktu yang cukup panjang bagimu. Selama ini tentulah kamu merindukan kehangatan dekapan seorang laki-laki,” kataku mulai merayunya.

    Kuhembuskan napasku ke dekat telinganya. Bibirku mulai menyapu leher dan belakang telinganya.

    “Akhh, tidak.. Jangan..,” rintihnya.
    “Ayolah Nis, mungkin punyaku tidak sebesar punya suami Arab-mu itu, namun aku bisa membantu menuntaskan gairahmu yang terpendam”.
    Ia menyerah, pandangan matanya meredup. Kucium lagi bibirnya, kali ini mulai ada perlawanan balasan dari bibirnya. tanganku segera meremas dadanya yang besar, namun sudah sedikit turun. Ia mendesah dan membalas ciumanku dengan berapi-api. Tangannya meremas kejantananku yang masih terbungkus celana.

    Kududukan ia ditepi ranjang. Aku berdiri didepannya. tangannya mulai membuka ikatan pinggang dan ritsluiting celanaku, kemudian menyusup ke balik celana dalamku. Dikeluarkannya kejantananku yang mulai menegang. Dibukanya celanaku seluruhnya hingga bagian bawah tubuhku sudah dalam keadaan polos.

    Mulutnya kemudian menciumi kejantananku, sementara tangannya memegang pinggangku dan mengusap kantung zakarku. Lama kelamaan ciumannya berubah menjadi jilatan dan isapan kuat pada kejantananku. Kini ia mengocok kejantananku dengan mengulum kejantananku dan menggerakan mulutnya maju mundur.

    Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab

    Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab

    Aliran kenikmatan segera saja menjalari seluruh tubuhku. Tangannya menyusup ke bajuku dan memainkan putingku. Kubuka kancing bajuku agar tangannya mudah beraksi di dadaku. Kuremas rambutnya dan pantatkupun bergerak maju mundur menyesuaikan dengan gerakan mulutnya.

    Aku tak mau menumpahkan sperma dalam posisi ini. Kuangkat tubuhnya dan kini dia dalam posisi berdiri sementara aku duduk di tepi ranjang. Tanpa kesulitan segera saja kubuka celana panjang dan celana dalamnya. Rambut kemaluannya agak jarang dan berwarna kemerahan.

    Kemaluannya terlihat sangat menonjol di sela pahanya, seperti sampan yang dibalikkan. Ia membuka kausnya sehingga sekarang tinggal memakai bra berwarna biru.

    Kujilati tubuhnya mulai dari lutut, paha sampai ke lipatan pahanya. Sesekali kusapukan bibirku di bibir vaginanya. Lubang vaginanya terasa sempit ketika lidahku mulai masuk ke dalam vaginanya.

    Ia merintih, kepalanya mendongak, tangannya yang sebelah menekan kepalaku sementara tangan satunya meremas rambutnya sendiri. Kumasukan jari tengahku ke dalam lubang vaginanya, sementara lidahku menyerang klitorisnya. Ia memekik perlahan dan kedua tangannya meremas payudaranya sendiri. Tubuhnya melengkung ke belakang menahan kenikmatan yang kuberikan. Ia merapatkan selangkangannya ke kepakalu. Kulepaskan bajuku dan kulempar begitu saja ke lantai.

    Akhirnya ia mendorongku sehingga aku terlentang di ranjang dengan kaki masih menjuntai di lantai. Ia berjongkok dan, “Sllruup..”. Kembali ia menjilat dan mencium penisku beberapa saat. Ia naik keatas ranjang dan duduk diatas dadaku menghadapkan vaginanya di mulutku.

    Tangannya menarik kepalaku meminta aku agar menjilat vaginanya dalam posisi demikian.

    Kuangkat kepalaku dan segera lidahku menyeruak masuk ke dalam liang vaginanya. Tanganku memegang erat pinggulnya untuk membantu menahan kepalaku. Ia menggerakan pantatnya memutar dan maju mundur untuk mengimbangi serangan lidahku.

    Gerakannya semakin liar ketika lidahku dengan intens menjilat dan menekan klitorisnya. Ia melengkungkan tubuhnya sehingga bagian kemaluannya semakin menonjol. tangannya kebelakang diletakan di pahaku untuk menahan berat tubuhnya.

    Ia bergerak kesamping dan menarikku sehingga aku menindihnya. Kubuka bra-nya dan segera kuterkam gundukan gunung kembar di dadanya. Putingnya yang keras kukulum dan kujilati. Kadang kumisku kugesekan pada ujung putingnya. Mendapat serangan demikian ia merintih “Jokaw, ayo kita lakukan permainan ini, Masukan sekarang..”.

    Tangannya menggenggam erat penisku dan mengarahkan ke lubang vaginanya. Beberapa kali kucoba untuk memasukannya tetapi sangat sulit. Sebenarnya sejak kujilati sedari tadi kurasakan vaginanya sudah basah oleh lendirnya dan ludahku, namun kini ketika aku mencoba untuk melakukan penetrasi kurasakan sulit sekali.

    Penisku sudah mulai mengendor lagi karena sudah beberapa kali belum juga menembus vaginanya. Aku ingat ada kondom di laci meja, masih tersisa 1 setelah 2 lagi aku pakai tadi malam, barangkali dengan memanfaatkan permukaan kondom yang licin lebih mudah melakukan penetrasi. namun aku ragu untuk mengambilnya, Anis kelihatan sudah di puncak nafsunya dan ia tidak memberikan sinyal untuk memakai kondom.

    Kukocokkan penisku sebentar untuk mengencangkannya. Kubuka pahanya selebar-lebarnya. Kuarahkan penisku kembali ke liang vaginanya.
    “Jokaw.. Kencangkan dan cepat masukkan,” rintihnya.

    Kepala penisku sudah melewati bibir vaginanya. Kudorong sangat pelan. Vaginanya sangat sempit. Entah apa yang menyebabkannya, padahal ia sudah punya anak dan menurut ceritanya pen*s suaminya satu setengah kali lebih besar dari penisku. Aku berpikir bagaimana caranya agar pen*s suaminya bisa menembus vaginanya.

    Penisku kumaju mundurkan dengan perlahan untuk membuka jalan nikmat ini. Beberapa kali kemudian penisku seluruhnya sudah menembus lorong vaginanya. Aku merasa dengan kondisi vaginanya yang sangat sempit maka dalam ronde pertama ini aku akan kalah kalau aku mengambil posisi di atas. Mungkin kalau ronde kedua aku dapat bertahan lebih lama. Akan kuambil cara lain agar aku tidak jebol duluan.

    Kugulingkan badannya dan kubiarkan dia menindihku. Anis bergerak naik turun menimba kenikmatannya. Aku mengimbanginya tanpa mengencangkan ototku, hanya sesekali kuberikan kontraksi sekedar bertahan saja supaya penisku tidak mengecil.

    Anis merebahkan tubuhnya, merapat didadaku. Kukulum payudaranya dengan keras dan kumainkan putingnya dengan lidahku. Ia mendengus-dengus dan bergerak liar untuk merasakan kenikmatan. Gerakannya menjadi kombinasi naik turun, berputar dan maju mundur. Luar biasa vagina wanita Arab ini, dalam kondisi aku dibawahpun aku harus berjuang keras agar tidak kalah. Untuk mempertahankan diri kubuat agar pikiranku menjadi rileks dan tidak berfokus pada permainan ini.

    15 menit sudah berlalu sejak penetrasi. Agaknya Anis sudah ingin mengakhiri babak pertama ini. Ia memandangku, kemudian mencium leher dan telingaku.
    “Ouhh.. jokaw, kamu luar biasa. Dulu dalam ronde pertama biasanya suamiku akan kalah, namun kami masih bertahan. Yeesshh.. Tahan dulu, sebentar lagi.. Aku..”.

    Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Aku tahu kini saatnya beraksi. Kukencangkan otot penisku dan gerakan tubuh Anispun semakin liar. Akupun mengimbangi dengan genjotan penisku dari bawah. Ketika ia bergerak naik, pantatku kuturunkan dan ketika ia menekan pantatnya ke bawah akupun menyambutnya dengan mengangkat pantatku.

    Kepalanya bergerak kesana kemari. Rambutnya yang hitam lebat acak-acakan. sprei sudah terlepas dan tergulung di sudut ranjang. bantal di atas ranjang semuanya sudah jatuh ke lantai. Keadaan diatas ranjang seperti kapal yang pecah dihempas badai.

    Ranjangpun ikut bergoyang mengikutu gerakan kami. Suaranya berderak-derak seakan hendak patah. Akupun semakin mempercepat genjotanku dari bawah agar iapun segera berlabuh di dermaga kenikmatan.
    Semenit kemudian..

    “Aaggkkhh.. Nikmat.. Ouhh.. Yeahh,” Anis memekik.
    Punggungnya melengkung ke atas, mulutnya menggigit putingku. Kurasakan aliran kenikmatan mendesak lubang penisku. Aku tidak tahan lagi. Ketika pantatnya menekan ke bawah, kupeluk pinggangnya dan kuangkat pantatku.

    “Ouhh.. An.. Nis. Aku tidak tahan lagi.. Aku sampaiihh!”
    Ia memberontak dari pelukanku sampai peganganku pada pinggulnya terlepas. pantatnya naik dan segera diturunkan lagi dengan cepat.
    “Jokaw.. Ouhh Jokaw.. Aku juga..”.

    Kakinya mengunci kakiku dan badannya mengejang kuat. dengan kaki saling mengait aku menahan gerak tubuhnya yang mengejang. Giginya menggigit lenganku sampai terasa sakit. Denyutan dari dinding vaginanya saling berbalasan dengan denyutan dipenisku. Beberapa detik kemudian, kami masih merasakan sisa-sisa kenikmatan. ketika sisa-sisa denyutan masih terjadi badannya menggetar.

    Ia berbaring diatas dadaku sampai akhirnya penisku mulai mengecil dan terlepas dengan sendirinya dari vaginanya. Sebagian sperma mengalir keluar dari vaginanya di atas perutku. Anis berguling ke samping setelah menarik napas panjang.

    “Luar biasa kamu Kaw. Suamiku tidak pernah menang dalam ronde pertama, memang dalam berhubungan ia sering mengambil posisi di atas. tapi kami sanggup membawaku terbang ke angkasa,” katanya sambil mengelus dadaku.

    “Akupun rasanya hampir tidak sanggup menandingimu. Mungkin sebagian besar laki-laki akan menyerah di atas ranjang kalau harus bermain denganmu. Milikmu benar-benar sempit,” kataku balas memujinya.
    Memang kalau tadi aku harus bermain diatas, rasanya tak sampai sepuluh menit aku pasti sudah KO. Makanya, jangan cuma penetrasi terus main genjot saja, teknik bro!

    “Kamu orang Melayu pribumi, tapi kok bulunya banyak gini. Keturunan India atau mungkin Arab ya?”
    “Nggak ah, asli Indonesia lho..”.

    Ia masih terus memujiku beberapa kali lagi. Kuajak ia mandi bersama dan setelah itu kami duduk di teras sambil minum soft drink dan melihat laut. Aku hanya mengenakan celana pendek tanpa celana dalam dam kaus tanpa lengan.

    Ia mengenakan kemejaku, sementara bagian bawah tubuhnya hanya ditutup dengan selimut yang dililitkan tanpa mengenakan pakaian dalam.
    Ia duduk membelakangiku. Tubuhnya disandarkan di bahuku. Mulutku sesekali mencium rambut dan belakang telinganya. Kadang mulutnya mencari mulutku dan kusambut dengan ciuman ringan. Tangan kanannya melingkar di kepalaku.

    “Kamu nggak takut hamil melakukan hal ini denganku?”tanyaku.

    “Aku dulu pernah kerja di apotik, jadi aku tahu pasti cara mengatasinya. Aku selalu siap sedia, siapa tahu terjadi hal yang diinginkan seperti sore ini. Aku sudah makan obat waktu masuk ke kamar mandi tadi.

    Tenang saja, toh kalaupun hamil bukan kamu yang menanggung akibatnya.” katanya enteng.

    Jadi ia selalu membawa obat anti hamil. Untung saja aku tadi tidak berlaku konyol dengan memakai kondom. Mungkin saja sejak ditinggal suaminya ia sudah beberapa kali bercinta dengan laki-laki.

    Tapi apa urusanku, aku sendiri juga melakukannya. yang penting malam ini ia menjadi teman tidurku.

    Matahari sudah jauh condong ke Barat, sehingga tidak terasa panas. hampir sejam kami duduk menikmati sunset. Gairahku mulai timbul lagi. Kubuka dua kancing teratas bajunya. Kurapatkan kejantananku yang sudah mulai ingin bermain lagi ke pinggangnya. Kususupkan tanganku kebalik bajunya dan kuremas dadanya.

    “Hmmhh..,” ia bergumam.
    “Masuk yuk, sudah mulai gelap. Anginnya juga mulai kencang dan dingin,” kataku.

    Kamipun masuk ke dalam kamar sambil berpelukan. Sekilas kulihat tatapan iri dan kagum dari tamu hotel di kamar yang berseberangan dengan kamarku.
    “I want more, honey!” kataku.

    kami bersama-sama merapikan sprei dan bantal yang berhamburan akibat pertempuran babak pertama tadi. Kubuka bajunya dan kutarik selimut yang menutup bagian bawah tubuhnya. Kurebahkan Anis di ranjang. Kubuka kausku dan aku berdiri di sisi ranjang di dekat kepalanya.

    Anis mengerti maksudku. Didekatkan kepalanya ke tubuhku dan ditariknya celana pendekku. Sebentar kemudian mulut dan lidahnya sudah beraksi dengan lincahnya di selangkanganku. Aku mengusap-usap tubuhnya mulai dari bahu, dada sampai ke pinggulnya. Peniskupun tak lama sudah menegang dan keras, siap untuk kembali mendayung sampan.

    Lima menit ia beraksi. Setelah itu kutarik kepalanya dan kuposisikan kakinya menjuntai ke lantai. Kubuka mini bar dan kuambil beberapa potong es batu di dalam gelas. Kujepit es batu tadi dengan bibirku dan aku berjongkok di depan kakinya. Kurenggangkan kedua kakinya lalu dengan jariku bibir vaginanya kubuka.

    Bibirku segera menyorongkan es batu ke dalam vaginanya yang merah merekah. Ia terkejut merasakan perlakuanku. Kaki dan badannya sedikit meronta, namun kutahan dengan tanganku.
    “Ouhh.. Jokaw.. Kamu.. Gila.. Gila.. Jangan.. Cukup Kaw!” ia berteriak.
    Aku tidak menghiraukan teriakannya dan terus melanjutkan aksiku. Rupanya sensasi dingin dari es batu di dalam vaginanya membuatnya sangat terangsang. Kujilati air dari es batu yang mencair dan mulai bercampur dengan lendir vaginanya.

    “Jokaw.. Maniak kamu..,” ia masih terus memekik setiap kali potongan es batu kutempelkan ke bagian dalam bibir vagina dan klitorisnya.
    Kadang es batu kupegang dengan jariku menggantikan bibirku yang tetap menjilati seluruh bagian vaginanya. Kakinya masih meronta, namun ia sendiri mulai menikmati aksiku. Kulihat ke atas ia menggigit ujung bantal dengan kuat untuk menahan perasaannya.

    Akhirnya semua potongan es batu yang kuambil habis. Aku masih meneruskan stimulasi dengan cara cunilingus ini. Meskipun untuk ronde kedua aku yakin bisa bertahan lebih lama, namun untuk berjaga-jaga akan kuransang dia sampai mendekati puncaknya. yang pasti aku tak mau kalah ketika bermain dengannya.

    Kurang lebih sepuluh menit aku melakukannya.
    Ia terhentak dan mengejang sesaat ketika klitorisnya kugaruk dan kemudian kujepit dengan jariku. Kulepas dan kujepit lagi. Ia merengek-rengek agar aku menghentikan aksiku dan segera melakukan penetrasi, namun aku masih ingin menikmati dan memberikan foreplay dalam waktu yang agak lama. Beberapa saat aku masih dalam posisi itu. tangan kanannya memegang kepalaku dan menekannya ke celah pahanya. Tangan kirinya meremas-remas payudaranya sendiri.

    Aku duduk di dadanya. Kini ia yang membrikan kenikmatan pada penisku melalui lidah dan mulutnya. Dikulumnya penisku dalam-dalam dan diisapnya lembut. Giginya juga ikut memberikan tekanan pada batang penisku. Dilepaskannya penisku dan kini dijepitnya dengan kedua payudaranya sambil diremas-remas dengan gundukan kedua dagingnya itu. Kugerakkan pinggulku maju mundur sehingga peniskupun bergesekan dengan kulit kedua payudaranya.

    Kuubah posisiku dengan menindihnya berhadapan, kemudian mulutku bermain disekitar payudaranya. Anis kelihatan tidak sabar lagi dan dengan sebuah gerakan tangannya sudah memegang dan mengocok penisku dengan menggesekannya pada bibir vaginanya. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan pelan dan hati-hati.

    Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri leher dan bahunya kemudian bibirnya yang sudah setengah terbuka segera menyambut bibirku. kami segera berciuman dengan ganas sampai terengah-engah. Penisku yang sudah mengeras mulai mencari sasarannya.

    Kuremas pantatnya yang padat dan kuangkat pantatku.
    “Jokaw.. Ayo.. Masukk.. Kan!”

    Tangannya menggenggam penisku dan mengarahkan ke dalam guanya yang sudah basah. Aku mengikuti saja. Kali ini ia yang mengambil inisiatif untuk membuka lebar-lebar kedua kakinya. Dengan perlahan dan hati-hati kucoba memasukan penisku kedalam liang vaginanya. Masih sulit juga untuk menembus bibir vaginanya. tangannya kemudian membuka bibir vaginanya dan dengan bantuan tanganku maka kuarahkan penisku ke vaginanya.

    Begitu melewati bibir vaginanya, maka kurasakan lagi sebuah lorong yang sempit. Perlahan-lahan dengan gerakan maju mundur dan memutar maka beberapa saat kemudian penisku sudah menerobos kedalam liang vaginanya.
    Aku bergerak naik turun dengan perlahan sambil menunggu agar pelumasan pada vaginanya lebih banyak. Ketika kurasakan vaginanya sudah lebih licin, maka kutingkatkan tempo gerakanku.

    Anis masih bergerak pelan, bahkan cenderung diam dan menungguku untuk melanjutkan serangan berikutnya.

    Kupercepat gerakanku dan Anis bergerak melawan arah gerakanku untuk menghasilkan sensasi kenikmatan. Aku menurunkan irama permainan. Kini ia yang bergerak liar. Tangannya memeluk leherku dan bibirnya melumat bibirku dengan ganas. Aku memeluk punggungnya kemudian mengencangkan penisku dan menggenjotnya lagi dengan cepat.

    Kubisikkan untuk berganti posisi menjadi doggy style. Ia mendorong tubuhku agar dapat berbaring tengkurap. Pantatnya dinaikkan sedikit dan tangannya terjulur kebelakang menggenggam penisku dan segera menyusupkannya kedalam vaginanya. Kugenjot lagi vaginanya dengan menggerakkan pantatku maju mundur dan berputar. Kurebahkan badanku di atasnya. kami berciuman dengan posisi sama-sama tengkurap, sementara kemaluan kami masih terus bertaut dan melakukan aksi kegiatannya.

    Aku menusuk vaginanya dengan gerakan cepat berulang kali. Iapun mendesah sambil meremas sprei. Aku berdiri di atas lututku dan kutarik pinggangnya. Kini ia berada dalam posisi nungging dengan pantat yang disorongkan ke kemaluanku. Setelah hampir sepuluh menit permainan kami yang kedua ini, Anis semakin keras berteriak dan sebentar-bentar mengejang. Vaginanya terasa semakin lembab dan hangat. Kuhentikan genjotanku dan kucabut penisku.

    Anis berbalik terlentang dan sebentar kemudian aku naik ke atas tubuhnya dan kembali menggenjot vaginanya. Kusedot putingnya dan kugigit bahunya. Kutarik rambutnya sampai mendongak dan segera kujelajahi daerah sekitar leher sampai telinganya. Ia semakin mendesah dan mengerang dengan keras. Ketika ia mengerang cukup keras, maka segera kututup bibirnya dengan bibirku. Ia menyambut bibirku dengan ciuman yang panas. Lidahnya menyusup ke mulutku dan menggelitik langit-langit mulutku. Aku menyedot lidahnya dengan satu sedotan kuat, melepaskannya dan kini lidahku yang masuk ke dalam rongga mulutnya.

    kami berguling sampai Anis berada di atasku. Anis menekankan pantatnya dan peniskupun semakin dalam masuk ke lorong kenikmatannya.
    “Ouhh.. Anis,” desahku setengah berteriak.

    Anis bergerak naik turun dan memutar. Perlahan-lahan kugerakkan pinggulku. Karena gerakan memutar dari pinggulnya, maka penisku seperti disedot sebuah pusaran.

    Anis mulai mempercepat gerakannya, dan kusambut dengan irama yang sama. Kini ia yang menarik rambutku sampai kepalaku mendongak dan segera mencium dan menjilati leherku. Hidungnya yang mancung khas Timur Tengah kadang digesekkannya di leherku memberikan suatu sensasi tersendiri.

    Anis bergerak sehingga kaki kami saling menjepit. kaki kirinya kujepit dengan kakiku dan demikian juga kaki kiriku dijepit dengan kedua kakinya. dalam posisi ini ditambah dengan gerakan pantatnya terasa nikmat sekali.

    Kepalanya direbahkan didadaku dan bibirnya mengecup putingku.
    Kuangkat kepalanya, kucium dan kuremas buah dadanya yang menggantung. Setelah kujilati dan kukecup lehernya kulepaskan tarikan pada rambutnya dan kepalanya turun kembali kemudian bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang dalam dan lama.

    Anis kemudian mengatur gerakannya dengan irama lamban dan cepat berselang-seling. Pantatnya diturunkan sampai menekan pahaku sehingga penisku masuk terbenam dalam-dalam menyentuh rahimnya.

    kakinya bergerak agar lepas dari jepitanku dan kini kedua kakiku dijepit dengan kedua kakinya. Anis menegakkan tubuhnya sehingga ia dalam posisi duduk setengah jongkok di atas selangkanganku. Ia kemudian menggerakan pantatnya maju mundur sambil menekan kebawah sehingga penisku tertelan dan bergerak ke arah perutku.

    Rasanya seperti diurut dan dijepit sebuah benda yang lembut namun kuat. Semakin lama semakin cepat ia menggerakkan pantatnya, namun tidak menghentak-hentak. darah yang mengalir ke penisku kurasakan semakin cepat dan mulai ada aliran yang merambat disekujur tubuhku.

    “Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisannyapun semakin sering. Aku tahu sekarang bahwa iapun akan segera mengakhiri pertarungan ini dan menggapai puncak kenikmatan.
    “Tahan Nis, turunkan tempo.. Aku masih lama lagi ingin merasakan nikmatnya bercinta denganmu”.

    Aku menggeserkan tubuhku ke atas sehingga kepalaku menggantung di bibir ranjang. Ia segera mengecup dan menciumi leherku. Tak ketinggalan hidungnya kembali ikut berperan menggesek kulit leherku. Aku sangat suka sekali ketika hidungnya bersentuhan dengan kulit leherku.

    “Jokaw.. Ouhh.. Aku tidak tahan lagi!” ia mendesah. Kugelengkan kepalaku memberi isyarat untuk bertahan sebentar lagi.

    Aku bangkit dan duduk memangku Anis. Penisku kukeraskan dengan menahan napas dan mengencangkan otot PC. Ia semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur sementara bibirnya ganas melumat bibirku dan tangannya memeluk leherku. Tanganku memeluk pinggangnya dan membantu mempercepat gerakan maju mundurnya. Dilepaskan tangannya dari leherku dan tubuhnya direbahkan ke belakang. Kini aku yang harus bergerak aktif.

    Kulipat kedua lututku dan kutahan tubuhnya di bawah pinggangnya. Gerakanku kuatur dengan irama cepat namun penisku hanya setengahnya saja yang masuk sampai beberapa hitungan dan kemudian sesekali kutusukkan penisku sampai mentok.

    Ia merintih-rintih, namun karena posisi tubuhnya ia tidak dapat bergerak dengan bebas. Kini aku sepenuhnya yang mengendalikan permainan, ia hanya dapat pasrah dan menikmati.

    Kutarik tubuhnya dan kembali kurebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya melotot dan bola matanya memutih. Giginya menggigit bahuku. Kugulingkan tubuhku, kini aku berada diatasnya kembali.

    Kuangkat kaki kanannya ke atas bahu kiriku. Kutarik badannya sehingga selangkangannya dalam posisi menggantung merapat ke tubuhku. Kaki kirinya kujepit di bawah ketiak kananku. Dengan posisi duduk melipat lutut aku menggenjotnya dengan perlahan beberapa kali dan kemudian kuhentakkan dengan keras.

    Iapun berteriak dengan keras setiap aku menggenjotnya dengan keras dan cepat. Kepalanya bergerak-gerak dan matanya seperti mau menangis.

    Kukembalikan kakinya pada posisi semula.
    Aku masih ingin memperpanjang permainan untuk satu posisi lagi.
    kakiku keluar dari jepitannya dan ganti kujepit kedua kakinya dengan kakiku. Vaginanya semakin terasa keras menjepit penisku. Aku bergerak naik turun dengan perlahan untuk mengulur waktu. Anis kelihatan sudah tidak sabar lagi. Matanya terpejam dengan mulut setengah terbuka yang terus merintih dan mengerang. Gerakan naik turunku kupercepat dan semakin lama semakin cepat.

    Kini kurasakan desakan kuat yang akan segera menjebol keluar lewat lubang penisku. Kukira sudah lebih dari setengah jam lamanya kami bergumul. Akupun sudah puas dengan berbagai posisi dan variasi. Keringatku sudah berbaur dengan keringatnya.

    Kurapatkan tubuhku di atas tubuhnya, kulepaskan jepitan kakiku. Betisnya kini menjepit pinggangku dengan kuat. Kubisikan, “OK baby, kini saatnya..”.
    Ia memekik kecil ketika pantatku menekan kuat ke bawah. Dinding vaginanya berdenyut kuat menghisap penisku. Ia menyambut gerakan pantatku dengan menaikan pinggulnya. Bibirnya menciumku dengan ciuman ganas dan kemudian sebuah gigitan hinggap pada bahuku.

    Satu aliran yang sangat kuat sudah sampai di ujung lubang penisku. Kutahan tekanan penisku ke dalam vaginanya. Gelombang-gelombang kenikmatan terwujud lewat denyutan dalam vaginanya bergantian dengan denyutan pada penisku seakan-akan saling meremas dan balas mendesak.

    Denyut demi denyutan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kami bersama-sama sampai ke puncak sesaat kemudian setelah mengeluarkan teriakan keras dan panjang.

    “Anis.. Ouhh.. Yeaahh!!”
    “Ahhkk.. Lakukan Jokaw.. Sekarang!!”

    Akhirnya aliran yang tertahan sejak tadipun memancar dengan deras di dalam vaginanya. Kutekan penisku semakin dalam di vaginanya. Tubuhnya mengejang dan pantatnya naik. Ia mempererat jepitan kakinya dan pelukan tangannya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan tangannya menekan kepalaku di atas dadanya. Ketika dinding vaginanya berdenyut, maka kubalas dengan gerakan otot PC-ku. Iapun kembali mengejang dan bergetar setiap otot PC-ku kugerakkan.

    Napas dan kata-kata penuh kenikmatan terdengar putus-putus, dan dengan sebuah tarikan napas panjang aku terkulai lemas di atas tubuhnya. kami masih saling mengecup bibir dan keadaan kamarpun menjadi sunyi, tidak ada suara yang terdebgar. hanya ada napas yang panjang tersengal-sengal yang berangsur-angsur berubah menjadi teratur.

    Lima belas menit kemudian kami berdua sudah bermain dengan busa sabun di kamar mandi. Kami saling menyabuni dengan sesekali melakukan cumbuan ringan. Setelah mandi barulah kami merasa lapar setelah dua ronde kami lalui. Sambil makan Anis menelpon familinya, kalau malam ini ia tidak pulang dengan alasan menginap di rumah temannya. Tentu saja ia tidak bilang kalau temannya adalah seorang laki-laki bernama Jokaw.

    Malam itu dan malam berikutnya tentu saja tidak kami lewatkan dengan sia-sia. Mandi keringat, mandi kucing, mandi basah dan tentunya mandi kenikmatan menjadi acara kami berdua.

    Esoknya setelah mengecek ke agen Merpati ternyata aku masih mendapat seat penerbangan ke kota propinsi, seat terakhir lagi. Ketika chek out dari hotel kusisipkan selembar dua puluh ribuan ke tangan security temanku. Ia tersenyum.

    “Terima kasih Pak,” katanya sambil menyambut tasku dan membawakan ke mobil.

    “Kapan kesini lagi, Pak? kalau Anis nggak ada, nanti akan saya carikan Anis yang lainnya lagi,” bisiknya ketika sudah berangkat ke bandara.
    Anis mengantarku sampai ke bandara dan sebelum turun dari mobil kuberikan kecupan mesra di bibirnya. Sopir mobil hotel hanya tersenyum melihat tingkah kami.

    Setahun kemudian aku kembali lagi ke kota itu dan ternya Anis tidak berada di kota itu lagi. Ketika kutelpon ke nomor yang diberikannya, penerima telepon menyatakan tidak tahu dimana sekarang Anis berada. Dengan bantuan security temanku maka aku mendapatkan perempuan lainnya, orang Jawa Tinur. Lumayan, meskipun kenikmatan yang diberikannya masih di bawah Anis.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku


    898 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku, Sebut saja namaku Fitri (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta, Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

    Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

    Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

    Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

    Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Tyo (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

    “Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

    Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.

    Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.

    “OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!

    Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.

    Ketika Pak Tyo mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

    “Alaa.., Fitri, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

    Pak Tyo menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.

    Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Tyo tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

    “Sorry, ya Pak”.

    Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Tyo.

    Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Tyo dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Tyo, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

    “Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

    Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

    Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Memang tampak Pak Tyo hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.

    Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”

    Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Tyo tanya, “Udah laper, Et?”.

    Aku jawab, “Lumayan, Pak”.

    Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.

    Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.

    Sewaktu Pak Tyo pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Tyo pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

    Tidak disangka-sangka suara Pak Tyo tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

    Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

    Pak Tyo hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

    Syukurlah Pak Tyo tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

    Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

    Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

    Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.

    Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.

    Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.

    Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

    Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Tyo menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

    Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

    Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

    Begitu tiba di dalam kamar, Pak Tyo bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Tyo dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku

    Pak Tyo bertanya lagi, “Sakit, Et”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutku pun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Tyo semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

    Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Tyo pun naik dan bertanya.

    “Enak, Et?”

    “Lumayan, Pak”.

    Tanpa bertanya lagi langsung Pak Tyo mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Tyo berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

    “Boleh saya seperti ini, Et?”.

    Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Tyo menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Memek Gadis Bispak

    Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Memek Gadis Bispak


    897 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Memek Gadis Bispak, Pria dengan dua istri haruslah dapat bertanggung jawab dengan seadil-adilnya, begitupun denganku namun hingga kin masih saja kedua istriku saling membandingkan perhatianku pada mereka berdua. Terkadang akupun di buat pusing oleh keduanya, jika aku tambah uang belanja salah satunya pasti yang satunya tahu begitu juga sebaliknya membuat aku semakin penat saja.

    Pikirku dengan memiliki dua istri akan dapat menenangkan jiwaku, tapi kenyataanya aku semakin bingung bahkan sampai stres pula. Sampai-sampai aku tidak betah untuk pulang ke rumah dan lebih memilih pergi ke tempat hiburan malam dan hal itu membuat kedua istriku menjadi lebih rame lagi dengan saling bertengkar, yang satu mengira aku berada di rumah istri kedua begitupun sebaliknya.

    Karena seringnya berada di luar rumah akhirnya akupun jarang melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot. Terlebih aku merasa pusing dengan kedua istriku itu, seperti sore ini aku baru datang dari kantor dan pulang ke rumah istri keduaku Nita “Mas Dika darimana saja kenapa nggak pernah pulang..?” Teriak istri pertamaku Shella sambil menghampiriku.

    Nitapun sama dia mendekatiku juga sambil berkata “Lah..kalau tidak pulang ke rumah mbak Shella terus mas Dika pulang kemana..?” Belum aku jawab Shellapun nyemprot “Apa mas Dika ada yang lain..pasti dech ada yang lain kalau nggak kenapa juga menghindar dari kami..” Mereka berdua sama-sama berteriak membuat aku tidak bisa berkata apa-apa lagi dan akupun mencari cara agar lepas dari mereka berdua.

    Kembali aku masuk dalam mobil dan menancapkan gas pergi dari sana. Bunyi dering ponsel tidak lagi aku perdulikan, meskipun selalu berdering dan berdering. Tapi seperti biasa akupun menuju hotel tempat biasa aku menghilangkan stres, sebelum turun dari mobil akupun mengirim pesan pada kedua istriku “Jika kalian masih tetap begitu lebih baik aku mundur” Kemudian aku tutup ponselku.

    Malam ini aku tidak ingin sendiri karena itu akupun memanggil salah satu cewek bispak, dan tidak perlu lama karena tepat satu jam aku berada di dalam kamar hotel ini. Pintu kamar tiba-tiba di ketuk oleh seseorang “Masuk aja..” Aku masih memakai handuk yang melilit di tubuhku karena baru saja aku membersihkan tubuh agar lebih segeran dari penat tubuhku.

    Aku mengira cewek bispak ini pasti wanita yang sudah terbiasa melakukan adegan dalam cerita ngentot. Dan akupun baru kali ini mengajak cewek bispak, setelah dia masuk aku lihat dia memakai pakaian mini dari bentuk tubuhnya tidak begitu seksi bahkan cenderung kurus namun mukanya masih menunduk, aku menatapnya berusha mencari tahu seperti apa orangnya.

    Diapun mendongakan kepalanya sambil berkata padaku “Sekarang om..?” Aduh cantik banget gadis ini aku yakin usianya baru menginjak 20 tahun “Nama kamu siapa..?” Kataku berlagak biasa saja di depannya padahal hatiku begitu terpukau oleh kecantikannya “Merry Om..perlu Merry bantuin Om..?” Katanya ketika melihatku memakai bajuku, dan sebelum aku menjawab dia sudah mendekat.

    Dengan perlahan dia melepas handukku bukannya membantu memakaikan pakaianku, aku membiarkannya dan dengan lembut juga dia pegang kontolku. Agak lama dia perhatikan kontolku lalu sembari tersenyum diapun melumat kontolku dalam mulutnya dan tanpa terasa akupun mendesah menikmati permainan mulut Merry yang begitu lihai membuat kontolku semakin besar dan panjang.

    Sesekali tangannya mengocok kontolku “OOOOuuugggghhh… aaaaaggggghhh…. ooouuggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghh…” Nikmat rasanya mungkin karena cukup lama juga aku belum melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot ini lagi. Sehngga akupun memejamkan mata tidak ingin melewati momen nikmat ini, aku belai dengan lembut rambut panjang Merry yang terhelai panjang.

    Kini dia berdiri hingga semampai dengan tubuhku dan dengan penuh kemesraan akupun mengecup bibirnya. Merry melepas pakaiannya sendiri dan menarik tanganku diapun berbaring di atas kasur empuk hotel “Ayo om.. sekarang…” Katanya lirih akupun tidak membuang kesempatan segera aku menindih tubuh mulus Merry diapun merentangkan tangannya siap memeluk tubuhku.

    Akupun bergerak di atas tubuhnya dan perlahan akupun memainkan kontolku di dalam memeknya. Aku putar kontolku dan hal itu membuat Merry mendesah dengan kerasnya bahkan jari-jemarinya juga meremas-remas bahuku “OOOuuugghhh… aaaaggghhh… saaayaaaang… aaagggghhh… aaaaagggghhh… aaaaaggghhh… aaagggghhh.. ” Mungkin dia terlalu horny saat itu.

    Karena mirip dalam adegan cerita ngentot dia terus saja aku mendesah bahkan sesekali dia gigit bahuku “OOouuughhh… aaaaaagggghhh…. saayaaang.. teruuuus… saaayaaang… aaaagggghhh… aaaaaggghhhh….. aaaaaaaagggghhhhh.. ” Aku tidak tahan melihat wajah cantik gadis ini, seklai lagi aku kecup bibirnya sambil terus bergerak dengan perlahan.

    Sampai akhirnya akupun mencapai klimaks yang menurutku begitu sempurna karena kental dan banyaknya sperma yang aku keluarkan dalam memek Merry. Tapi aku rasa Merry masih kurang puas mungkin baginya ini terlalu cepat “OOOoooouughh… saaayaaang… aaaku.. nggak.. taaaahaaan… aaaggghhh…” Tubuhkupun terhempas di samping tubuh Merry yang masih terlihat begitu mulus.

    Aku memejamkan mataku karena baru kali ini aku melakukan adegan cerita ngentot cukup singkat namun memuaskan. Merry tersenyum sambil memeluk tubuhku diapun berbisik “Ntar lagi ya Om…..” Aku buka mataku lalu aku tatap matanya, bagai pemain dalam adegan cerita ngentot kamipun saling berpelukan seakan tidak ingin melepas satu sama lain, bahkan aku lupa akan kedua istriku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Janda Seksi Pembawa Nikmat

    Cerita Sex Janda Seksi Pembawa Nikmat


    896 views

    Perawanku – Cerita Sex Janda Seksi Pembawa Nikmat, Kisah ini berawal dari aku yang sedang jalan-jalan dan bertemu Janda seksi binal, badanya singset seperti gitar spanyol. Penasaran ? mari kita simak..

    Saya mempunyai seorang temen cewek, sebut saja namanya Dina. Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yg melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Dina mempunyai tinggi kurang lebih 168 cm, 50 kg dan menggunakan bra ukuran 34B Artikel Judi Pakai Pulsa (hal itu saya ketahui ketika saya ML sama dia), dan kulitnya kuning langsat. dgn wajah layaknya cewek kampus, dan tidak terlihat sama sekali kalau dia juga seorang pecinta sex bebas, sama seperti saya.

    Beruntung saya memiliki wajah dan badan yg cukup lumayan, sehingga saya tidak mengalami kesulitan dalam mencari teman untuk melepas birahi, apalagi ditambah dgn ukuran saya yg boleh dibilang lebih dari rata-rata. Wajar saja kalau teman cewek saya rajin mengontak saya disaat mereka butuh dan begitupun juga sebaliknya.

    Suatu hari, Dina menelpon saya. Dia cerita bahwa dia punya teman kost baru, dan cakep pula. Judi Online Daftar Pulsa Dia juga bilang kalau temannya itu mirip artis ternama di ibukota, yg namanya sudah terkenal. Dia janji mau mengenalkan saya ke dia. Maka kemudian saya dan Dina membuat suatu janji pertemuan di hari Sabtu.

    Pada hari yg telah di janjikan, saya telah membuka sebuah kamar di daerah Juanda, dan seperti yg telah direncanakan, Dina datang membawa seorang temannya yg bernama Santi.

    “Tok.. tok.. tok..!” 3 kali saya dengar ketokan pintu, maka secara otomatis saya membukakan pintu.Begitu pintu terbuka, terlihatlah Dina yg sedang tersenyum kepada saya, dan di belakangnya tampak temannya yg akan dikenalkan ke saya. Dan benar saja, temannya itu menang benar mirip sekali dgn artis ibukota yg Dina ceritakan.

    “San, kenalin donk.. ini loh temen aku yg aku mau kenalin ke elu.” begitu ucap Dina sambil masuk ke kamar.”Oh iya, aku Santi.. dan elu sapa..?” sapanya ramah.Saya sempat terdiam sewaktu Santi menjulurkan tangannya, karena saya tidak habis pikir kalau cewek ini begitu cantiknya, dan saya harus dapat mencicipinya hari ini juga.

    “Hmm, nama aku A..” begitu saya sadar, langsung saya merespon dgn julurkan tangan.Hmm, kulitnya halus Agen Judi Deposit Pulsa juga, pikir saya. Kalau dari yg saya lihat, Santi ini sedikit lebih pendek dari Dina, tetapi dia mempunyai buah dada yg lebih besar daripada Dina. Kira-kira tingginya 162 cm, 45 kg, dan saya rasa ukuran dadanya 34C, soalnya dadanya besar sekali.

    “Eh, kamu berdua jangan diem gitu donk, kasih aku minum kek..!” tiba-tiba suara Dina memecahkan kesunyian yg ada.”Oh iya, sori Vinn, tuh kamu ambil aja deh di kulkas..!” jawab saya sekenanya.”Gini..,” kata Dina. “Temen aku Santi ini seorang janda anak satu, tapi kamu pikir deh, umurnya baru 24 dan body-nya masih segini, ngga kecewa donk kamu aku bawain yg kaya gini.” lanjut Dina lagi.”Ah elu bisaan aja Vin,” sahut Santi dgn tersipu, sehingga tampaklah wajahnya yg sedikit memerah.Aduh.., ini membuat saya jadi horni saja. Cerita Sex Janda Muda

    Tiba-tiba saja Santi menarik Dina ke kamar mandi.”Ikut aku bentar deh Vin..!” kata Santi.Lalu Dina dgn terburu buru juga ikut dan sambil bicara kepada saya, “Dah kamu tiduran aja dulu di ranjang, temen aku mau bilang sesuatu kali nih ke aku.”

    Tidak lama mereka keluar dari kamar mandi.”Eh sori yahh tadi sempet bikin kamu kaget.” kata Santi.”Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya masih bingung.”Emangnya kenapa sih tadi..?” saya masih bingung.”Udah deh kamu ngga usah tau, urusan perempuan kok barusan, yg penting sekarang kamu santai aja di ranjang kamu dan ikutin permainan aku.” timpalnya lagi.

    “Wah-wah-wah, permainan apa lagi nih..?” pikir saya dalam hati.Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Dina tersenyum nakal ke arah saya. Duh, saya jadi tambah horni saja deh.”Sebelum aku kasih kamu ijin, jangan sekali kali kamu sentuh aku, ok..?” kata Santi.”Ok-ok deh..,” jawab saya meskipun saya masih agak bingung dgn arah permainannya.

    Tiba-tiba saja Santi langsung mendekati ke ranjang dan segera menciumi saya di bibir. yahh sudah otomatis saya akan merespon juga donk. Lidah kami saling ‘bergerilya’, sedangkan saya hanya boleh telentang saja di ranjang. Kemudian ciuman Santi turun ke leher saya, hm.. enaknya pikirku. Dijilatinnya leher saya, terus dia juga menjilati kuping saya.Tanpa sadar saya mendesah, “Ahh, enak, San, terusin dong..!”

    “Sekarang aku bukain baju kamu, tapi inget..! Tangan kamu tetep diam aja yahh, jangan sentuh aku sebelum aku kasih Judi Bola Online123 ijin..!” sahutnya lagi.”Aduh sengsara banget nih..! Masa mau ML tapi tangan aku ngga boleh megang-megang sih..!” pikir saya dalam hati.

    dgn cepet Santi membuka baju saya dan langsung dilempar. dgn sigapnya Santi langsung bergerilya di dada saya, bagaikan seseorang yg lama tidak mendapatkan tubuh laki-laki. Digigitnya kedua puting saya.”Ahh, enak gigitan kamu,” saya mendesah pelan.Samar-samar saya melihat Dina duduk di samping saya sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.  Cerita Dewasa Janda HOT

    Tanpa sadar tangan saya mencoba mencari buah dada Santi untuk saya remas-remas. Eh tanpa saya duga, tiba-tiba saja tangan saya ditepis oleh Santi dan Dina.”aku kan udah bilang, kalo belum aku kasih ijin jangan sentuh aku..!” kata Santi.”Iya, kamu tuh gimana sih..?” kata Dina, “Ikutin donk permainannya Santi..!” lanjut Dina.”yahh habis gimana donk..? Namanya juga reflek..!” timpal saya sambil mendesah dan agak kecewa.

    “Pokoknya kamu sabar deh..!” kata Santi sambil membuka celana saya.”Hmm.., CD model low cut dgn warna hitam nih..!” ujar Santi sambil bergumam sendiri.”kamu tau aja kesukaan aku..!” kata Santi, “Dan kamu seksi banget dgn CD warna gini, bikin aku horni juga tau..!” kalimat Santi yg terakhir sebelum dia mulai ber-‘karaoke’.”Oohh, enak, sedot lagi donk yg kuat San..!” kata saya sambil mendesah.

    Kurang lebih 5 menit Santi telah ber-‘karaoke’ terhadap penis saya. Kemudian Santi dgn sigapnya melepas seluruh baju, celana dan pakaian dalamnya.”Nah, sekarang kamu baru boleh sentuh aku..!” kata Santi.Maka karena dari tadi saya sudah menahan mau nyentuh dia tapi tidak boleh, maka kesempatan ini tidak saya sia-sia kan.
    Langsung saja saya rebahkan Santi di ranjang dan gantian saya ciumi bibirnya, dan Santi juga membalasya dgn tidak kalah ganasnya. Kemudian saya turuni ciuman saya ke daerah lehernya. Hmm, lehernya yg bersih itu saya ciumi dan saya jilati. Samar-samar saya mendengar Santi mulai mendesah.

    Kali ini saya turun ke buah dadanya, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun putingnya Santi.Dan Santi kemudian bicara, “Ayo donk isepin puting aku, please..!”

    “Wah ini saatnya balas dendam nih..!” pikir saya dalam hati.”Hah..? kamu minta diisepin puting kamu, sabar yahh sebelum aku mood, aku ngga bakal isep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.Saya lihat Dina juga ikut tersenyum melihat temannya terkapar pasrah.

    Tidak lama setelah saya memainkan buah dadanya, saya turun ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Santi yg begitu halus dan dicukur rapih. dgn sigap saya langsung menghisap vagina santi.”Ohh.., ohh.., enakk..! Terusin donk Sayaang..!” sahut Santi sambil mendesah.Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

    “Sayaang, aku mau keluar,” lirih santi.Dan tiba-tiba saja cairan vagina Santi keluar diiringin teriakan dari Santi yg kemudian saya telan semua cairan vagina Santi.”Duh Say, kamu kok hebat sih maenin memekku..?” tanya Santi.yg saya lakukan hanya tersenyum saja.

    “Please donk, masukin punya kamu sekarang..!” pinta Santi dgn memelas.”Nanti dulu, puting kamu belum aku hisap..!” jawab saya.Maka dgn cepat langsung puting yg berwarna coklat muda itu saya hisap dgn kencanganya secara bergantian, kiri dan kanan.  Cerita Mesum dengan Janda

    “Ahh, enakk Sayaang, terusin..! Tambah kenceng donk..!” teriak Santi.Hmm, mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horni lagi, apalagi si ‘adik’ sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vaginanya.”Shit..! Sempit banget nih memek..!” pikir saya dalam hati.

    Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga barang saya ke vaginanya.”Gila bener San, barang Judi Bola 3033 kamu enak dan sempit banget sih..?” jawab saya dgn napas yg mulai tidak teratur.Dan kalimat saya dibalas dgn senyum oleh Santi yg sedang merem melek.

    Begitu masuk, langsung saya goygkan. yg ada hanya suara Santi yg terus mendesah dan teriak.”Ahh terus Sayaang, tambah cepet donk..!”Dan sekilas di samping saya tampak Dina sedang meremas-remas buah dadanya sendiri.

    “Sabar Vin, akan tiba giliran kamu, sekarang aku beresin dulu temen kamu ini..!” jawab saya sambil sambil menggoygkan Santi.Dina hanya dapat menganggukan kepala, soalnya dia tahu ini bagian dalam permainan yg mereka buat, jadi Dina juga tidak boleh ikut sedikit pun dalam permainan saya dan Santi.

    Tidak lama kemudian Santi minta gantian posisi, kali ini dia mau di atas.”aku cepet keluar kalo di atas..!” katanya santai.Kami pun berganti posisi. Berhubung Santi tadi sudah keluar, maka kali ini ketika kami ‘main’ vagina Santi sudah becek.”Ahh.., enakk.., barang lo berasa banget sih..!” jawab Santi sambil merem melek.

    5 menit kemudian Santi teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.Tetapi saya kan belum keluar, wah tidak begini caranya nih. Ya sudah akhirnya saya gantian dgn gaya doggy.Kali ini kembali Santi menjerit, “Terusiin Sayaang..!”Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.”San, mau keluarin dimana..?” tanya saya.”Di muka aku aja.” jawabnya cepat.

    Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Santi.Kemudian Santi dgn cepat membersihkan penis saya, bahkan saya saja sampai ngilu dgn hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Dan saya tetep melihat Dina tetap meremas dadanya dan dia pun melihat saya dgn tatapan ingin mendapat perlakuaan yg sama seperti temannya.

    “Vin, ke kamar mandi dulu yuk, aku mau bersih-bersih nih..!” jawab saya sambil mengajak Dina.Kemudian Dina dgn cepat menarik saya ke kamar mandi. Di kamar mandi kami saling membersihkan satu sama lain.”Vin, aku istirahat dulu yahh, aku cape banget soalnya,” timpal saya dgn suara lemas karena horni tapi penuh dgn kebahagiaan.

    “Ok deh, tapi jangan lama-lama yahh, aku udah ngga tahan nih, horni banget..!” jawab Dina sambil membersihkan penis saya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Meki Perawan Jawa

    Cerita Sex Meki Perawan Jawa


    895 views

    Perawanku – Cerita Sex Meki Perawan Jawa, Echa adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah, Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku.
    Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok. Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2016, Echa menelponku. Intinya dia mengatakan besok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal.

    Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Echa mengagetkanku.

    Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Echa lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya.

    “iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku. “aku nginap di kost mas Frans aja boleh khan?”jawabnya. “mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku. Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

    Singkatnya, setelah Echa mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

    Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Echa menelponku. “mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Frans kesini donk, temanin aku” pintanya. cerita seks

    Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Echa, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku.

    Kamar yang ditempati Echa berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Echa masih belum ganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

    Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Echa ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Echa hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.

    Dengan menggunakan daster, Echa naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku. “Mas Frans disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya.

    Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Echa. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya.

    Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Echa yg ternyata belum tidur.

    “iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja, mas Frans pakai selimut ini lho” kata Echa lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Echa.

    Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Echa menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Echa justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Echa dan mendekapnya.

    Echa memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam.

    Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu, Echa pun mulai menunjukkan hal yang sama.

    Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Echa.

    Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Echa keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

    Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak L***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Echa sambil menangis.

    Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku.

    Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

    Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku.

    Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.

    Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu.

    Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.
    Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Echa seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya,

    “udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

    Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku…mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi.

    Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

    Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya. “Enak, ga ?” tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget.

    Mas Frans pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok.

    Aku Cuma sering liat BF aja” “wah, pantes, belajarnya dari film” kata Echa sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Frans?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku.

    Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku.

    Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

    Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

    Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya.

    Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Echa sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.

    Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Echa dengan memek milik Ika, Ani dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

    Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Echa terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

    Namun berbeda dengan yang kurasakan, Echa justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi.

    Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu. Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

    Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

    Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Echa. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan.

    “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

    Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku.

    Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Echa menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

    Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Echa seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

    Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Echa masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian ;p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit.

    “mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich” katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal.

    Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku. “gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya.

    Ini perbedaan kedua antara memek Echa dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

    Setelah melihat liarnya Echa saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Echa.

    Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Echa seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri.

    “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya.

    Dan Echa kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya.

    “mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya.

    Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. “Echa, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

    Echa mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya.

    Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

    Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Echa kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya.
    “mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

    Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Echa. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Echa ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

    Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Echa. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.

    Yang tidak pernah Echatahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tak Ku Sangka Kakak Sudah Pernah ML

    Cerita Sex Tak Ku Sangka Kakak Sudah Pernah ML


    895 views

    Perawanku – Cerita Sex Tak Ku Sangka Kakak Sudah Pernah ML, Nama saya Charles, umur 28 Tahun. Saya sekarang ini masih single alias bujangan dan masih tinggal bersama orang tua. Saya mempunyai seorang kakak, namanya Jovita. Umur kakak saya sekarang ini 35 Tahun dan telah bersuami namun belum memiliki anak.

    Hal yang saya alami ini terjadi sekitar 8 tahun lalu. Pada saat itu saya masih berumur 20 tahun dan kakak saya berumur 27 tahun. Sejujurnya nafsu sex saya sangat besar, dan juga berkeinginan untuk ML. Namun hal itu tidak berani saya lakukan karena rasa takut akan akibat yang nantinya terjadi. Oleh karena itu, saya sering melampiaskannya dengan onani sambil menonton film porno di kamar.

    Kakak pada saat itu masih berpacaran, tubuhnya lumayan lah. Kulitnya putih, badannya tidak terlalu tinggi, mata besar serta buah dadanya yang berukuran sedang. Sebesar telapak tanganku, kira-kira ukurannya 34 B.

    Pagi itu papa dan mama membicarakan masalah liburan keluarga bersama kami. Rencananya mereka ingin pergi berlibur ke Malaysia. Saya dan kakak senang akhirnya kami sekeluarga bisa pergi berlibur bersama-sama karena selama ini kami tidak pernah ke Malaysia bersama.

    Seminggu kemudian kami pun berangkat ke Malaysia menggunakan Air asia. Perjalanannya menghabiskan waktu 3 jam. Setibanya kami di Malaysia, kami langsung menuju ke hotel untuk beristirahat. Papa dan mama sekamar, sedangkan saya dan kakak juga sekamar.

    Pada malam harinya, kulihat kakak sudah tertidur pulas. Mungkin karena kecapean dan aku pun sedang mempersiapkan diri untuk beristirahat. Pada waktu hendak menuju tempat tidur, handphone kakak bergetar, kulihat ada SMS yang masuk. Karena rasa ingin tahu, saya membuka isi SMS itu yang ternyata dari pacar kakak.

    Kubaca SMS yang dikirim dari pacar kakak isinya hanya ucapan selamat malam dan mimpi indah. Namun di bagian bawah SMS itu terdapat kata yang membuatku kaget. Di bagian akhir SMS itu tertulis “ Sayang nanti kalau kamu pulang, bantu ngemut burung ku yach ? Nanti aku juga akan membantu untuk membuatmu orgasme..hehehe….Enak rasanya..”

    Setelah kubaca isi SMS itu aku kaget bukan main. Tak kuduga kakak sudah pernah ML bersama pacarnya. Aku simpan kembali handphonenya. Aku akan menanyakannya besok pagi pikirku dalam hati.

    Keesokan harinya, waktu aku bangun kakak baru keluar dari kamar mandi. Kakak baru bangun yah ? kataku. Ia habis pipis nih, katanya. Sewaktu ia naik ke tempat tidurnya, aku pun memberanikan diri untuk menanyakan hal semalam yang kubaca dari handphonenya.

    Kak, ada yang ingin Charles tanyain. Ada apa ? jawabnya. Apa kakak sudah pernah ML sama pacar kakak ? Mendengar pertanyaanku, muka kakak tiba-tiba pucat. Ia terdiam sejenak, lalu ia kerkata dengan perlahan ia Charles kakak sudah pernah ML dengan pacar kakak. Koq kamu tahu ? tanyanya, ia kak tadi malam handphone kakak bergetar dan tidak sengaja aku baca isi SMS dari pacar kakak. Charles minta maaf yah. Iya-iya ngak apa koq.

    Lalu aku melanjutkan bertanya Kak enak yah ML ? dia menjawab pertama kali sih sakit dan perih karena kakak masih perawan, tapi setelah itu rasanya enak banget. Kamu jangan ngomong ke papa sama mama yah. Iya jawabku sambil memperhatikan kakak berbicara.

    Kak bisa jelaskan ke aku gimana cara ML itu ? tanyaku,
    Susah untuk di jelaskan nih. Emang kamu belum pernah coba yah ? tanyanya.
    Belum pernah kak, jawabku.
    Kamu mau kakak ajarin ? jawabnya.
    Mendengar kakak berbicara itu aku kaget. Loh kak mana bisa kita gituan ? Jawabku.

    Emang sih sebenarnya ga bisa, itu kan sama aja hubungan terlarang, bisa-bisa dosa. Tapi kalau kamu mau tahu rasanya gimana yah harus coba prakteknya. Gimana ? tanyanya.
    Tapi kalau kakak nanti hamil gimana donk ? tanyaku.
    Kan bisa pakai kondom ? jadi ga bakal hamil deh. Kamu nanti pergi beli kondomnya di mini market yang ada di luar hotel yah. Ntar malam kakak ajarin. Jawabnya.
    Iya kak nanti aku beli. Jawabku.

    Kami pun segera bersiap untuk pergi bersama papa dan mama untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Malaysia. Setelah makan malam di luar hotel papa, mama dan kakak sudah kembali ke kamar, tapi aku menyempatkan diri pergi ke mini market untuk membeli kondom dulu baru balik ke kamar.

    Sesampainya di kamar, kulihat kakak baru selesai mandi dan masih mengenakan handuk untuk menutupi bagian tubuhnya. Kamu dari mana ? tanyanya. Dari mini market kak, kan tadi pagi di suruh beli kondom, jawabku. Oh iya kakak sampai lupa. Papa dan mama sudah tidur ? tanyanya. Rasanya sudah kak, soalnya tadi sewaktu aku ketuk pintu kamarnya ga ada yang bukain.

    Kamu pergi mandi sana, perintahnya. Iya kak, jawabku.
    Sehabis mandi, aku juga mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Sewaktu keluar dari kamar mandi, kulihat kakak sudah berada di atas tempat tidurnya sambil membuka bungkus kondom yang baru kubeli tadi.

    Kemari naik ke tempat tidur kakak, perintahnya.
    Iya kak, jawabku.
    Sekarang kamu lihat yah baik-baik tubuh kakak. Belum sempat aku menjawab, kakak sudah membuka handuk yang tadi ia pakai untuk menutupi tubuhnya. Sentak aku kaget dan terdiam melihat tubuh kakakku yang begitu mulus serta buah dadanya yang menggantung dan kulihat vaginanya yang tidak di tumbuhi oleh bulu. Mungkin kakak juga memotong bulu nya, pikirku dalam hati karena aku juga memotong bulu yang berada di sekitar burungku.

    Masih asyik melihat tubuh kakak, tiba-tiba kakak berkata “ sini kamu remas atau apakan buah dada kakak terserah kamu deh. Dengan hati-hati aku memegang buah dada yang berukuran 34 B itu. Begitu aku memegang buah dada nya, Nampak wajah kakak yang sedang menikmati sentuhanku. Kesempatanku untuk mempraktekkan aksi pemain video porno yang aku sering nonton di kamar. Pikirku dalam hati.

    Sambil memegang, aku sedikit meremas dan memutar-mutar puting susunya. Oh…umm…suara yang keluar dari mulut kakak. Semakin bersemangat aku beraksi mendengar suara kakak yang terangsang. Aku langsung mencium dan mengisap puting susu nya. Sesekali aku gigit kecil putingnya. Sungguh nikmat rasanya. Rupanya ini rasanya mengulum buah dada, pikirku dalam hati. Namun aku tak mau pikirkan itu, aku lanjutkan aksiku dengan meremas buah dada sebelahnya..tiba-tiba ia menarik kepalaku.

    Kakak sudah basah, sini buka handuk kamu. Aku pun membuka handuk yang menutupi sebagian tubuhku.

    Melihat burungku yang sudah berdiri tegang, kakak tersenyum dan langsung menarik tubuhku sampai aku tertidur di ranjang. Tiba-tiba dia sudah berada di dekat selangkanganku dan sudah memegang burungku . aku merasa sensasi yang belum pernah kurasakan. Sambil memegang kakak berkata sekarang kamu rasakan gimana enaknya di emmut..

    Tangannya langsung mengocok burungku sambil sesekali lidahnya ia permainkan di sekitar kepala burungku..oh…enak sekali kak…jangan berhenti…kataku..

    Semakin bersemangat ia beraksi setelah mendengar eranganku, tiba-tiba burungku ia masukkan ke dalam mulutnya sambil mengisap dan mengocoknya. Muka ku merasa panas. Setelah kakak puas memainkan burungku, kakak menyuruhku untuk membelai vaginanya.

    Aku patuh dengan perintahnya. Begitu ku belai, ia tersentak dan memegang dadanya sendiri. Ku coba menggerakkan tanganku di daerah klitorisnya. Ia pun seperti keenakan dengan tindakanku. Semakin bersemangat aku bermain di sekitar klitoris kakak. Kucoba mainkan dengan lidahku sambil sesekali aku gigit klitorisnya dan menghisapnya..sensasi ini sungguh luar biasa…jantungku berdetak kencang…

    Ohh..enak sekali…kamu buat kakak basah sekali Charles. Sering nonton bokep yah ? tanyanya.
    Ia kak..jawabku sambil tersenyum. Pantess…jawabnya.
    Sini burungmu, kakak pakaikan kondom. Kakak sudah ga tahan. Selesai memakaikan kondom, kakak menyuruhku berbaring.

    Ternyata dia suka dengan posisi Women on Top. Begitu aku berbaring, ia memegang burungku dan berusaha untuk memasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah basah karena aksiku tadi. Begitu burungku menyentuh bibir vaginanya, ia mendesah. Akhh….ahhkk… dan masuklah burungku ke dalam vaginanya.

    Dia pun menggerakkan badnnya dengan lincah sambil sesekali memutarkan pinggulnya. Sungguh nikmat rasanya.. kak enak banget kak.. rasanya seperti di jepit-jepit kak..enakk ouhhh…ohh….mendengar suaraku kakak semakin memompa tubuhnya yang sedang berada di atasku..akh…akkh…enakk…oh….

    Aku sudah mau orgasme Charles..akh…semakin ia percepat gerakannya…2menit kemudian kakak pun orgasme. Ackhhh…akuu…datang…ahhh…kurasa cairan panas yang mengalir turun di sekitar burungku. Kupikir itu adalah cairan milik kakak karena orgasme tadi..ia pun tersenyum melihatku.

    Lalu aku dengan berani meminta kakakku untuk mengganti posisi. Sekarang aku mau ia nungging alias Doggy Style. Ia pun tersenyum dan menuruti kata-kataku. Begitu ia sudah nungging kulihat vaginanya dari belakang, sungguh nikmat melihat vaginanya karena daging di sekitar bibir nya begitu tebal. Perlahan ku masukkan burungku ke dalam vaginanya, oh…hangat sekali..yang ini lebih enak di bandingkan waktu kakak mengemut burungku..dengan kaku ku gerakkan maju mundur pantatku..dia pun mencoba menuntunku dengan menggerakkan pantatnya maju mundur..

    Lama kelamaan gerakanku mulai stabil dan tidak kaku lagi.. sesekali aku meremas buah dada kakak yang Nampak menggantung dari belakang sambil kucium pundak dan lehernya..ia pun mengerang dengan hebat serta semakin liar menggerakkan pantatnya. Nikmat sekali kak…akhh…ku pegang pinggulnya sambil ku maju – mundurkan pantatku..sesekali ku dorong keras-keras pantatku sehingga burungku masuk lebih dalam lagi ke vaginanya..akhhh enak…kamu pinter juga yah…Charles..ahh..desahan kakak.

    10 menit lamanya burungku berada di dalam vaginanya, dan kurasa spermaku akan keluar..kupercepat gerakanku dan sepertinya kakak mengerti kalau aku akan orgasme, diapun makin mempercepat gerakan pantatnya..akh….kak….oh….ouhhh…akkuu…suudahh..mauu ..oh..keluar…serasa kaki, lutut, paha dan pinggangku terkunci dan kakak langsung mencabut burungku dari vaginanya dan dengan cepat ia membuka kondom yang terpasang di burungku.

    Ia pun langsung mengocok dan memasukkan burungku ke dalam mulutnya…croot…ccrrooott….kurasa badanku tersentak beberapa kali…sungguh nikmat rasanya….begitu selesai kakak mengeluarkan sperma yang ada di dalam mulutnya. Aku pun langsung berbaring di tempat tidur..kami melewati malam yang indah di Malaysia. Ia pun dengan wajah kecapean berkata, gimana enakkan rasanya ??

    Iya kak rasanya enak banget..terima kasih…sering-sering yah kalau bisa..sambi tersenyum kakak mencubitku dan berkata enak aja..nanti kita lihatlah gimana, jawabnya.

    Kami pun melewati liburan dengan bahagia bersama papa dan mama. Sampai sekarang kami berdua masih sesekali bercinta kalau suami kakak sedang keluar kota.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tante Ratna Sang Rentenir Cantik

    Cerita Sex Tante Ratna Sang Rentenir Cantik


    894 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Ratna Sang Rentenir Cantik, Namaku Dandi usiaku sekarang 25 tahun. aku ingin menceritakan pengalaman pertamaku saat pertama kali aku melepas keperjakaanku…tepatnya sebelas tahun yg lalu, tahun 1995. waktu itu aku baru berumur 14th..

    Siang itu aku sedang tidur2an didepan tv ketika seorang datang dan mengetuk pintu rumahku, ketika kubuka pintu..kulihat seorang wanita berusia 35 tahunan dan menanyakan “ibunya ada dik?”…
    lalu ku jawab “maaf, tante siapa? ibu ada dikamar, sebentar saya panggilkan”
    sambil tersenyum dia bilang “saya ratna, temannya ibu kamu dari cilandak..”

    itulah awal perkenalanku dengan tante ratna, yg belakangan baru aku ketahui bahwa dia adalah “rentenir”, dan ibuku terlilit hutang yg lumayan banyak sama dia…terus terang kehidupan kami dikala itu sangatlah sulit… semenjak ayahku yg lebih memilih meninggalkan ibuku demi istri baru, aku bersama kakak dan adik2ku hanya tinggal dirumah petakkan, dan hidup dengan sangat kekurangan…

    hari2 terus berlalu, semakin sering aku bertemu dengan tante ratna, karena hampir setiap hari dia selalu kerumah untuk menagih cicilan hutang…

    Pagi itu hari minggu 12 april 1995 (masih ku ingat jelas)
    aku baru saja bangun tidur, sambil menikmati secangkir teh manis hangat..
    sampai kudengar langkah kaki menuju pintu depan rumahku, belum saja dia mengetuk, pintu sudah kubuka…
    aku : “eh tante..cari ibu ya?”
    tante ratna : “iya,masih dirumah nggak? tante kesiangan nih…tante bilang sih jam 9 mau kesini, sekarang udah jam 10 lebih”
    aku : “iya, ibu lagi nganter adik2 tuh ke gereja kayaknya…saya aja baru bangun nih, mungkin sebentar lagi tan…tunggu saja kalo mau”
    tante : “gitu ya? ya udah deh tante tunggu aja…”

    setelah kupersilahkan duduk, aku pun ke dapur untuk membuatkan minuman untuknya…
    Tante : “wah repot2 kamu Di…tante kan bisa ambil sendiri..”
    aku : “gak apa2 tante…gak repot kok”
    Tante : “kamu sendirian dirumah?”
    aku : “iya nih tan, aku aja baru bangun..tau2 udah gak ada siapa2, kakak aku sih biasa dia kalo hari minggu ngajar karate di sekolahan..”
    tante : “oh gitu…lha kamu sendiri gak kemana-mana? ”
    aku : “nggak tan, kalo aku paling dirumah aja nonton tv atau kerumah temen di sebelah..”
    tante : “gak pacaran?..eh ngomong2 udah punya pacar belum kamu?”
    aku : “hehehehe…masih kecil tan, belum bisa cari uang sendiri, aku gak mau pacaran, nanti kalo udah kerja baru deh..”
    tante : “masih kecil gimana? emang umur kamu berapa?”
    aku : “aku khan baru 14th tan..baru kelas 3 smp”
    tante : ” hah..14th kok bongsor ya? tante kira kamu sma..hehehe”
    aku : “ah tante bisa aja…emang sih banyak yg bilang kalo aku bongsor, maaf tan..permisi sebentar aku tinggal mandi dulu gak apa2 ya..”
    tante : “wah belom mandi ya? ih pantesan bau..hehehe, ganteng2 kok jorok belum mandi, ya udah mandi aja sana…apa mau tante yg mandiin?
    (sambil tersenyum nakal)
    aku : “ah tante bisa aja…sebentar ya tan..” tapi belum sempat aku berdiri dari tempat dudukku, tangan tante ratna langsung menarik tangan ku…
    tante : “sebentar sini Di..tante gak bercanda kok, mau nggak tante mandiin..
    enak loh..beneran deh gak bohong”…
    seketika itu juga jantungku berdegup kencang, mukaku memerah ketika tante ratna meletakkan tangannya di pahaku..

    tante : “beneran kok Di, tante janji deh gak cerita siapa2…kamu gak usah takut..tante khan gak galak hehehehehe…sini deh” tangan kanan tante menarik pinggangku, seraya menyuruhku untuk lebih rapat duduk didekatnya,
    aku masih membisu tak dapat berkata apa2 ketika tangan kirinya sudah masuk kedalam celanaku dan meremas buah zakarku…
    aku : “aah tante” (sambil merintih keenakkan ketika ia memainkan buah zakarku)
    tante : ” tenang aja ya sayang…pokoknya tante jamin enak deh” bisik tante ratna sambil menjilat telingaku…kemudian leherku, akupun mengerang ketika dia menghisap pentil dadaku…
    aku : “tante…akh…hmmmnnn…aaaak h…”
    kemudian bibirnya terus menciumi perutku, dan aku makin tak kuasa ketika kepala penisku mulai dijilati dan dikulum-kulum olehnya…aku hanya bisa mengerang tanpa bisa menolak apalagi berontak…saat tante ratna melahap buah zakarku, dan memainkannya dengan lidahnya…ooohh…kemudian tante mulai membuka baju dan roknya…aku pun makin terpana dengan kemontokkan tubuhnya…payudaranya…ooh tante…

    Cerita Sex Tante Ratna Sang Rentenir Cantik

    Cerita Sex Tante Ratna Sang Rentenir Cantik

    tante : “sini sayang…kamu jilatin ini ya” sambil mendorong kepalaku kearah vaginanya yg ditumbuhi bulu2 halus…aku pun langsung saja menjilati vagina tante ratna dengan rakus…
    tante : “OOOhhh…dandi…terus sayang…ooohh…jangan berhenti sayang…ooooh…iya sayang disitu…iya terus…terus..terus…oaaaahh ….”
    setelah beberapa menit kujilati vaginanya…
    tante : ” kamu hebat Di…” tante ratna meregangkan kedua kakinya, sambil menarik penisku… “sini sayang, masukkan kesini…aaaaahhh…” ia pun mengerang, ketika penisku mulai masuk ke dalam vaginanya, sambil kedua tangannya mendorong dan menarik pantatku…tante ratna terus mengerang
    ” Ooooh Dandi…terus sayang…Oooh Tuhan…Aaaahhhkh..”

    setelah beberapa menit, aku langsung merasakan ketegangan, seluruh tubuhku terasa kaku…dan akhirnya, Aaaaaaakkkhhhh….tapi tangan tante ratna terus menekan pantatku sehingga aku “keluar” di”dalam”nya…dan kemudian dia membiarkan aku terkapar lemas diatas tubuhnya,
    tante: “hehehe…kamu jagoan Di..” sambil mencium keningku…” tante janji, gak akan bilang siapa2 sayang…kamu nggak usah takut..ini rahasia kita berdua ya sayang…”
    aku : “tapi gimana kalo ibu aku tau? atau suami tante?..”
    tante : “nggak, mereka nggak bakal tau…tenang aja ya sayang…pokoknya tante janji deh…terus terang tante sudah “kepingin” sama kamu dari dulu…akhirnya dapet juga..hehehehe…”

    Setelah kejadian pagi itu, kami pun semakin sering melakukannya di setiap ada kesempatan, tante ratna mengajariku bermacam gaya…dari foreplay dan seterusnya…dan setiap kali aku orgasme, tante ratna selalu menyuruhku untuk orgasme di dalam vaginanya, dia bilang lebih nikmat rasanya… bahkan kadang dia menyuruhku untuk “keluar” di mulutnya…awalnya aku takut kalo nanti dia hamil, ternyata tante ratna jujur padaku bahwa sesungguhnya dia tidak akan pernah bisa mempunyai keturunan (mandul) dan kedua anaknya yg masih kecil2 adalah anak hasil adopsi…

    Berhubungan dengannya perlahan kehidupan ekonomi keluargaku membaik…walaupun aku selalu berbohong pada ibuku, mengenai uang yg tante ratna sering berikan kepadaku…selain itu diapun memenuhi segala macam kebutuhan sekolahku dari keperluan membeli buku, sampai membiayai uang sekolah untuk masuk SMU, malahan sejak kami berhubungan dia tidak pernah lagi menagih hutang ke ibuku, padahal jumlahnya hampir 30jt.

    Tiga tahun aku menjalin hubungan dengan tante ratna, sampai saat krisis moneter menimpa indonesia, tante ratna memutuskan pindah ke solo bersama suami dan kedua anak angkatnya…

    sampai sekarang aku tak pernah lagi mendengar kabar beritanya…
    karena semenjak krisis moneterpun rumahku pindah ke daerah yg lebih terpencil.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Adik Iparku Yang Manis

    Cerita Sex Adik Iparku Yang Manis


    894 views

    Perawanku – Cerita Sex Adik Iparku Yang Manis, Aku masih ingat pada waktu itu tanggal 2 Maret 1998, aku mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut. Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, “Bisa Mas..”

    “Kalau begitu mari kita pulang” pintaku. “E.. sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Novi.” Kemudian Novi menggangguk. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas, dia bilang, “Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.” Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas dia bilang, “Biasanya dikerokin Mas..” “Wah.. gimana yach..” kataku. “Oke kalau begitu sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu..” Novi hanya mengangguk saja.
    Lantas aku dan Novi mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih. Setelah pesan kamar, aku dan Novi masuk ke kamar 11 di ruang atas. “Terus gimana cara Mas untuk ngerokin kamu Nov”, tanyaku. Tanpa malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Novi sudah menganggapku seperti kakak kandungnya. Aku pun segera menghampirinya. “Sini dong, Mas kerokin..” Dan astaga si Novi buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi. Lantas si Novi tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.
    Hanya beberapa kerokan saja.. Novi bilang, “Entar Mas.. BH-ku aku lepas sekalian yach.. entar mengganggu Mas ngerokin aku.” Dan aku terbelalak.. betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Tanpa malu-malu aku lanjutkan untuk mengeroki punggungnya. Setelah selesai semua aku bilang, “Sudah Nov.. sudah selesai.” Tanpa kusadari Novi membalikkan badannya dengan telentang. “Sekarang bagian dadaku Mas tolong dikerik sekalian.” Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh tanganku. Aku berkali-kali berkata, “Maaf Dik yach.. aku nggak sengaja kok..” “Nggak apa-apa Mas.. teruskan saja.”
    Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya, aku elus-elus. Si Novi hanya diam dan memejamkan matanya.. lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya. Novi mendesis, “Mas.. Mas.. ahh.., ah ah ahh..” Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia mengibaskan tanganku dia bilang, “Jangan Mas.. jangan Mas..” Tapi aku nggak peduli.. terus saja aku masukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali. Lantas tanpa diperintah oleh Novi aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan, “Yach Mas..” Kini Novi sudah telanjang bulat tak pakai apa-apa lagi, wah.. putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun tamat SMA. Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang keenakan, “Mas.. ahh.. uaa.. uaa.. Mas..”
    Dan mendesis-desis kegirangan, tangan Novi sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Novi memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau, “Nggak Mas jijik.. tuh, nggak ah.. Novi nggak mau.” Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. “Jilatin saja coba..” pintaku. Lantas Novi menjilati penisku, lama-kelamaan dia mau untuk mengulum penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah “Huk.. huk.. aku mau muntah Mas, habis penisnya besar dan panjang.. nggak muat tuh mulutku.” katanya. “Isep lagi saja Nov..” Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Novi.
    Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Novi. “Novi.. Mas masukkan yah.. penis Mas ke vaginamu”, kataku. Novi bilang, “Jangan Mas.. aku kan masih perawan.” katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Dia merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya, “Mas.. Mas.. jangan..” Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep.. Novi menjerit, “Ahk.. Mas.. jangan..”
    Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep.. bles.. Novi menggeliat-geliat dan meringis menahan sakitnya, “Mas.. Mas.. sakit tuh.. Mas.. jangan..” Lalu Novi menangis, “Mas.. jangan dong..” Aku sudah nggak mempedulikan lagi, sudah telanjur masuk penisku itu.
    Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. “Ah.. Mas.. ah.. Mas..” Rupanya Novi sudah merasakan nikmat dan meringis-ringis kesenangan. “Mas..” Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur. “Mas.. Mas..” Dan aku merasakan vagina Novi mengeluarkan cairan. Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat genjotanku. “Terus Mas.. terus Mas.. lebih cepat lagi..” pinta Novi. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Novi mengisapnya. Novi mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. “Hem.. hem.. nikmat.. Mas..” Aku bilang, “Terus Nov.. aku mau keluar nich..” Novi mempercepat kulumnya dan.. cret.. cret.. maniku muncrat ke mulut Novi. Novi segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya. “Ah.. ah.. Novi.. maafkan Mas.. yach.. aku khilaf Nov.. maaf.. yach!” “Nggak apa-apa Mas.. semuanya sudah telanjur kok Mas..” Lantas Novi bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Novi dengan penuh kesayangan hingga akhirnya aku dan Novi pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diam-diam dengan Novi kalau istriku pas tidak ada di rumah.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Anak SMP

    Cerita Sex Anak SMP


    894 views

    Perawanku – Cerita Sex Anak SMP, Mardi adalah lelaki berusia 35 tahun yang masih juga ngejomblo dan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru di SMP swasta di kota S*****(Edited).

    Kenapa tetap ngejomblo?. Ceritanya diusia belasan dulu, Mardi pernah dikecewain Mustinah, gadis kampung idamannya yang kemudian kawin dengan bandot tua bernama Muksin, juragan tanah di kampung itu. Setelah merantau dan menjadi guru di kota S, Mardi juga pernah beberapa kali menjalin asmara, misalnya dengan Susi, karyawati disebuah hotel di kota S. Tapi, Mardi pun jadi kecewa setelah tahu kalau Susi tak lebih hanyalah wanita panggilan yang tubuhnya sudah seringkali dijamah lelaki hidung belang. Sedangkan dengan Erna, anak kepala desa di kota S, orangtua Mardi dikampung kurang sregg, jadi Mardi terpaksa hengkang meninggalkan Erna. Takut kualat sama ortunya.
    Di kota S, Mardi tinggal dikompleks pengajar di SMP swasta itu. Nah kelakuan bejat Mardi mulai terjadi dua tahun terakhir, dan semakin menjadi-jadi karena selama itu tak pernah ketahuan.
    Awalnya, suatu pagi Mardi bingung sekali harus bagaimana. Semalam sebelumnya, ia bersama beberapa teman bujang disekitar kompleks pengajar habis melototin adegan layak sensor dari VCD miliknya. Gambaran adegan porno yang ditontonnya membuat libido Mardi terus melonjak dan butuh tersalurkan, sementara istri belum punya. Mau belanja ke lokalisasi, Mardi takut kepergok kenalan. Profesi sebagai guru yang patut digugu dan ditiru tentu saja melarangnya secara sosial untuk melakukan itu.
    “Ayo Linda, kamu maju kedepan dan kerjakan tugas ini dipapan,” perintah Mardi pada muridnya. Pagi itu Mardi mengajar matematika untuk kelas satu. Jumlah murid kelas 1A hanya 30 orang, yang cowok 10 dan cewek 20. Begitu dapat perintah Mardi, Linda maju kedepan untuk mengerjakan perintah Pak guru Mardi.
    “Sudah pak.., sudah selesai,” kata Linda setelah mengerjakan tugas dipapan tulis. Mardi bangkit dari duduknya, dan mengamati tugas yang dikerjakan Linda.
    “Wah., kamu ini pasti tidak pernah belajar ya? Kok ini salah semua.. Sini kamu Linda, bapak beri hukuman,” Mardi sedikit melotot meminta muridnya mendekat.
    Linda adalah gadis ABG.. Tok,” pintu rumah terdengar ketukan.
    “Eh kamu Linda.. Kok cantik sekali kamu..,” Mardi menyambut Linda dengan genit.
    “Jadi kan bapak kasih ilmunya?” tanya Linda dimuka pintu.
    “Jadi dong, ayo masuk kamu,” Mardi menuntun Linda masuk kerumahnya, setelah itu pintu utama ditutup rapat. Linda pakai rok sekolah sebatas lutut dipadu kaos ketat warna pink, membuat susu yang baru tumbuh nampak tersembul kedepan.
    “Nah sekarang bapak mau kasih rahasia pintar, tetapi kamu janji dulu untuk tidak cerita kepada siapapun. Soalnya, kalau murid yang lain tahu mereka akan cemburu dan minta ilmu itu juga, nanti kamu banyak saingan dan susah jadi juara, mau kan?” kata Mardi.
    “Iya.. I.. Iya Pak saya janji,” jawab Linda lugu.
    “Oke kalau begitu, sekarang kamu duduk disini ya, biar bapak kasih ilmunya,” Mardi menyuruh Linda duduk di bangku kayu, Linda menurut saja.
    Setelah Linda duduk, Mardi mendekat dan berbisik-bisik ketelinga kanan Linda.
    “Kalau mau pintar, telingamu harus dijilati seperti ini,” kata Mardi, lidahnya langsung menyapu daun telinga Linda berkali-kali sambil tangannya memegangi kepala Linda.
    “Aduh.. Geli Pak guru.. Geli sekali,” Linda kegelian berusaha berontak.
    “Geli ya?, ya memang begitu, tahan sedikit ya,” Mardi berhenti sebentar untuk meyakinkan Linda, tapi jilatan itu dilanjutkan lagi setelah Linda mengangguk. Puas menjilati telinga Linda, jilatan Mardi turun keleher Linda, dan tangannya ikut turun juga mengusap dan sedikit meremasi susu baru tumbuh milik Linda.
    “Engghh geli Pak guru..,” Linda menepis tangan Mardi, Mardi pun menghentikan aktifitasnya.
    “Eh kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak?” kata Mardi sedikit melotot dan berlagak marah. Linda jadi takut.
    “Iya pak, mau,” jawab Linda tertunduk.
    “Baiklah, telingamu sudah bapak bersihkan. Nah sekarang kamu buka bajumu dan mandi gih di kamar mandi itu, tapi jangan pakai sabun, biar bapak yang nyabunin nanti. Mengerti?” Mardi memerintah lagi. Linda yang anak kampung menurut saja, tak menaruh curiga.
    Gebyar.. Gebyur.. Linda mulai mandi telanjang. Pintu kamar mandi tak ditutup, dan Mardi menikmati tubuh telanjang Linda dari pintu itu.
    “Sudah Pak guru, sekarang sabunnya mana?” tanya Linda.
    Tubuh Linda yang beranjak remaja membuat nafsu Mardi naik. Susu yang baru tumbuh dan vagina Linda yang belum berbulu dipandangi Mardi bergantian, lalu Mardi mendekati tubuh berkulit putih itu.
    “Ehm.. Bapak sabuni badanmu ya,” tanpa menunggu jawaban Linda, Mardi segera mengusapi tubuh Linda dengan sabun yang dipegangnya.
    Tangan Mardi mulai nakal dan menjamahi susu Linda, mengusap-usap dan menekan nekan. Meski kegelian, Linda nggak berani melawan, takut dimarah Pak guru. Eh tangan Mardi lebih berani lagi mengusap di pangkal paha Linda berkali-kali. Setelah puas menjamahi tubuh Linda, Mardi menyuruh Linda menyelesaikan mandi, dan menyuruhnya melilitkan handuk saja setelah selesai. Mardi menunggu diruang tamu.
    “Saya sudah selesai mandi pak,” Linda keluar kamar mandi dengan tubuh terbungkus handuk.
    “Itu baru pintar. Sekarang ikut bapak,” kata Mardi dengan mata berbinar, lalu mengamit tangan Linda dan menuntutnya masuk kekamar.
    “Sekarang bobo’an disitu ya, biar bapak kasih ilmunya,” suruh Mardi pada Linda, lagi-lagi Linda nurut saja.
    Setelah Linda berbaring di ranjangnya, Mardi mendekat dan duduk disamping kanan ranjang itu. Tangan Mardi dengan terampil menghempaskan handuk yang dikenakan Linda sehingga tubuh putih Linda yang baru mekar itu langsung terpampang tanpa halangan dihadapan Mardi. Linda sedikit bingung melihat perlakuan gurunya, tetapi gadis cilik itu tak berani protes. Jakun leher Mardi naik turun memandangi susu ranum Linda yang putingnya masih kecil dan tonjolannya pun belum sempurna. Lidah Mardi segera menyapu bibirnya sendiri begitu matanya membentur selangkangan Linda yang ranum belum ditumbuhi bulu.
    Tangan Mardi menggerayangi tubuh Linda, sementara Linda tak berkutik menahan geli. Kemudian Mardi naik keranjang dan mulai menciumi tubuh telanjang Linda.
    “Pakhh.. Geli pakhh,” Linda menolak kepala Mardi saat lidah Mardi menjilati susunya.
    “Uh.. Kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak? Nilai kamu nanti bapak kasih merah semua lho,” Mardi mengancam dengan mata melotot.
    “Iya deh pak, saya mau pintar.. Tapi geli pak,” Linda pasrah akhirnya.
    “Nah gitu donk, geli dikit ya ditahan..,” ketus Mardi dan kembali mencumbui gadis bau kencur itu.
    Linda bukan main kegelian, apalagi selama ini belum pernah dijilatin susunya, berpikir untuk itu pun belum karena usianya masih kecil. Tapi untuk melawan ia tak mampu, selain takut sama Mardi, ia juga ingin mendapat ilmu pintar dari gurunya itu. Jadi, Linda hanya bisa menggeliat sambil terpekik kecil menahan perlakukan Mardi, hal itu membuat Mardi tambah bernafsu melumati tiap jengkal tubuh Linda.
    Ciuman dan jilatan Mardi terus turun keperut dan selanjutnya turun lagi menuju selangkangan Linda. Mardi berhenti sejenak, disingkapnya paha Linda agar lebih mengangkang. Mata Mardi hampir loncat melihat vagina Linda yang sangat indah. Gadis berusia 12 tahun itu memiliki vagina yang sip, bibirnya tipis dan bersih tanpa bulu.
    “Nah.. Linda, sekarang saatnya Pak guru menambah ilmu tadi biar kamu lebih pintar lagi,” kata Mardi. Linda tetap pasrah menerima perlakuan gurunya, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya tanpa banyak tanya.
    “Ahh pakhh..,” Linda terpekik tapi tak berani melawan saat lidah Mardi menjalari permukaan vaginanya. Pinggulnya hanya bisa bergerak kecil menahan geli yang sangat dijilati Mardi.
    “Sakit ya Lin?” tanya Mardi ditengah jilatannya.
    “Engghaak Pakhh.. Cuma gelii..,” jawab Linda.
    Jilatan Mardi diteruskan, dan lama-lama Linda merasakan perasaan yang selama ini belum pernah dirasanya. Geli itu berubah menjadi rasa nikmat yang sensasional bagi Linda. Cairan kental mulai merembes dari vagina Linda, lidah Mardi menerima cairan itu dan melanjutkannya, cairan itu ditelan Mardi. Sore itu Mardi benar-benar mempraktekan fore play yang ditontonnya di VCD porno, kepada Linda muridnya. Lidahnya makin berani menelusup dibelahan bibir vagina Linda.
    “Ahh.. Pakk Ghuuruu.. Linda pingin pipisshh pakhh..,” Linda merasakan seluruh sendi dibokongnya kejang dan terasa enak, tanda-tanda orgasmenya mulai muncul. Mardi tak menyia-nyiakan kesempatan itu, vagina Linda semakin dilumat dan disedot-sedot dengan bibirnya.
    “Mmmphhff.. Ahh hayoo.. Pipiss aja Linn.. Mmffphh,” Mardi menambah jilatannya divagina Linda, sampai tubuh Linda tersentak-sentak menahan geli.
    “Ahh.. Iyaa.. Linndaa piipiss Pakhh.. Uhh.. Pipiss.. Tuhh.. Aahh,” Linda kejang beberapa kali. Orgasme pertama yang dirasakannya membuat Linda melambung kenikmatan. Mardi pun menghentikan aksi jilatnya.
    “Sakit ya Linn?” tanyanya memandangi wajah Linda yang semakin ayu dilihat.
    “Eh.. Enggak paakk.. Bapak jangan marah ya, Linda pipis dimulutnya bapak.. Habis Linda nggak tahan geli sekali sih,” Linda takut kalau Mardi marah, cairan nikmatnya itu disangka air kencing.
    “Bapak nggak marah, tapi apa yang kau rasakan tadi?” Mardi memancing Linda.
    “Enggh.. Geli pak,”
    “Enak nggak,”
    “Iya.. Geli tapi enak pak,” jawab Linda malu.