Author: perawanku

  • Bercinta Dengan Dokter Terapi Seks Ku

    Bercinta Dengan Dokter Terapi Seks Ku


    974 views

    Cerita Sex ini berjudulBercinta Dengan Dokter Terapi Seks KuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kata orang, akulah orang yang paling bahagia di dunia. Bayangkan tinggal di Surabaya yang disebut-sebut merupakan kota besar kedua di Indonesia dengan uang banyak, memiliki puluhan perusahaan dan cabang- cabangnya di seluruh Indonesia, isteri cantik dan sexy, dan semua orang mengenalku dengan baik.

    Tapi dalam hati kecilku, aku merasa ada sesuatu yang kurang. Setelah menikah kurang lebih 3 tahun, kami belum dikaruniai anak. Memang kelemahannya ada pada diriku. Walaupun aku ganteng dan berbadan tinggi besar dan tegap, aku selalu mengalami kegagalan saat berhubungan intim dengan isteri. Ya, sekitar dua tahun sebelum kami menikah, aku mengalami kecelakaan lalu lintas.

    Motorku ditabrak dari belakang oleh sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului motor yang kukendarai. Saat itu ternyata ada mobil yang muncul dari arah berlawanan, sehingga untuk menghindari “adu kambing” truk itu membanting activity ke kiri dan menabrak motorku. Aku terjungkal dan terbanting ke aspal di siang bolong. Untunglah aku tidak cedera.

    Hanya kedua tanganku sedikit tergores dan pantatku sakitnya bukan main. Rupanya aku jatuh terduduk di pinggir jalan aspal dekat trotoar jalan. Seorang bapak yang ikut menyaksikan kecelakaan itu segera memapahku berdiri dan membawaku ke rumah sakit terdekat.

    Sejak itu, jika aku berhubungan intim dengan Lilian, isteriku, aku selalu tidak dapat melaksanakan tugasku dengan baik. Penisku tidak bisa berdiri. Kadang bisa berdiri tapi sebentar belum juga masuk dengan pas.. eh.. sudah menyemprotkan cairan mani.

    Beberapa dokter telah kudatangi. Tapi kesembuhanku belum juga muncul. Tadinya muncul ide agar aku mencoba-coba untuk “jajan” di lokalisasi. “Ah..” pikirku lagi, “Nanti malah kena AIDS atau HIV. Lebih repot lagi kan?”

    Nah, suatu hari aku mendengar dari teman karibku, Hartono, bahwa di Jakarta katanya ada seorang dokter spesialis yang bisa menyembuhkan kelainan-kelainan seks dengan biaya terjangkau dan tanpa efek samping. Lalu dengan persetujuan isteriku, aku pun mengambil cuti selama seminggu untuk berangkat ke sana.

    Karena punya sanak famili yang tinggal di bagian barat Jakarta, aku pun tanpa kesulitan menemukan dokter yang kucari. Tempat prakteknya ternyata terletak di lantai 18 sebuah apartemen mewah di pusat kota. Aku tadinya merasa deg-degan dan agak malu untuk naik ke sana.

    Bagaimana kalau dokter itu menyarankan yang tidak-tidak kepadaku? Lalu.. apakah hasilnya akan maksimal seperti yang kuharapkan? Berbagai pertanyaan lain terus saja bergema dalam hati kecilku.

    Namun bila kuingat raut wajah Lilian yang cemberut dan penuh kekecewaan bila penisku tidak bisa tegang atau baru masuk ke permukaan vaginanya, aku sudah ejakulasi.. wah.. lebih baik aku mencoba saja ke sana deh, siapa tahu ada mujizat yang terjadi. Benar kan?

    Saat aku sampai di ruangan kantor yang amat mewah itu, kulihat seorang gadis cantik yang masih berumur sekitar 22-23 tahun sedang menulis sesuatu dan kemudian memandangku dengan ramah. “Mau ikut terapi, Pak?” ia bertanya dengan seulas senyum di bibirnya yang mungil.

    “Ya, maaf.. Dokternya ada?” tanyaku ragu-ragu. “Hari ini kebetulan Dokter Amy Yip sedang tidak ada pasien..” ujarnya. “Dokter Amy Yip… Kok kayak nama bintang blur mandarin sih, Mbak… apa ia berasal dari Hongkong?”

    “Betul sekali… Memang namanya Yip Chi Mei, ia seorang dokter spesialis terapi seksual asal Indonesia lulusan Hongkong Medical College… dan ia lebih suka dipanggil dengan nama Dokter Amy Yip.” katanya memberi penjelasan.

    Setelah mengisi formulir yang berisi data-data pribadi, aku langsung diantar ke tempat prakter dokter itu. Gadis yang belakangan kuketahui bernama Sally itu kemudian mengetuk pintu ruang praktek Dokter Amy Yip. Pintu pun dibuka dari dalam. Benar saja dugaanku. Di sana berdiri seorang wanita cantik mengenakan blazer hitam dan berumur sekitar 30 tahun. Ia berambut ikal sebahu. Oh ternyata ini dokternya!

    “Maaf Dok… ini ada Bapak Kuntoro dari Surabaya ingin ikut terapi… ini data-data lengkapnya.” ujar Sally sambil memberikan formulir yang sudah kuisi dan mempersilakan aku masuk ke kantor itu. Sally pun berjalan kembali ke meja kerjanya di depan ruangan itu. “Silakan masuk, Pak…” ujar dokter cantik itu. “Baik, terima kasih.” jawabku singkat.

    Setelah kami duduk di dalam ruang praktek itu, Dokter Amy Yip kemudian mulai menanyakan beberapa hal yang amat pribadi padaku. Karena kupikir ia seorang dokter yang harus tahu benar keadaan dari kehidupan seks rumah tanggaku, termasuk bagaimana aku berhubungan intim, aku pun membeberkan semuanya.

    Salah satu pertanyaannya adalah, “Kira-kira Bapak bisa tahan berapa absolutist dalam berhubungan intim dengan isteri?” atau, “Gaya apa yang paling Bapak sukai bila berhubungan intim dengan isteri?”

    Mendengar semua jawabanku, ia pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Lalu dengan sorot mata tajam ia memandangku serta berkata, “Pak Kuntoro, saya rasa sebaiknya kita bisa mengadakan terapi seks sekarang juga.

    Di sebelah sana ada ranjang yang bisa Bapak gunakan untuk itu… Di sana saya akan menguji ketahanan Bapak untuk tidak berejakulasi selama beberapa menit… kalo memungkinkan nanti kita bisa berhubungan intim guna proses penyembuhan lebih lanjut.

    Gimana Pak.. apa Bapak setuju?” “Wah… ini toh yang namanya terapi seks. Kalau begini sih pasti aku mau sekali,” pikirku dalam hati.

    Tanpa pikir panjang lagi aku menyahut, “Baiklah… Terserah Dokter saja, gimana baiknya…” Dalam pikiranku tiba-tiba muncul bayangan gimana kira-kira bentuk tubuh Dokter Amy Yip ini nanti kalau ia telanjang. Pikiran seperti ini langsung saja membuat penisku tiba-tiba menegang dan keras.

    Kemudian kami berjalan menuju ranjang terapi yang dimaksud. Setelah aku duduk dengan bersandarkan bantal, dokter cantik itu duduk dengan santai di hadapanku. Ia kemudian dengan sengaja membuka semua baju luarnya.

    Akhirnya yang tertinggal hanya BH dan celana dalamnya. “Pak Kuntoro, silakan Bapak meraba-raba saya… terserah Bapak mau meraba bagian tubuh saya yang mana… nanti kita lihat berapa menit waktu yang Bapak perlukan untuk ejakulasi…” perintahnya. Tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati. Wong yang di depanku, tubuh dokter itu begitu mulus dan putih.

    Payudaranya saja begitu menonjol ke depan. Mungkin ukuran 36B, seperti hendak meloncat keluar dari penutupnya. Dengan pelan kuelus wajah dokter itu, lalu lehernya yang jenjang. Kemudian tangan kananku turun ke bukit kembarnya. Kuraba pelan dan kuremas-remas.

    Lalu tangan kiriku bergerak menuju CD-nya. Namun, sekonyong-konyong ada sesuatu yang mau meledak dalam tubuhku. Aku buru-buru menghentikan rabaan-rabaanku.

    Aku berusaha segera membuka celana panjang yang kukenakan. Namun terlambat sudah. Penis andalanku sudah menyemprot dengan derasnya. Aku hanya bisa mengepalkan tangan sambil menutup mata. “Sialan!” ujarku. Celana panjangku terutama di bagian pangkal paha tentu saja basah tidak karuan.

    “Cuma dua menit kurang 25 detik… saya rasa keadaan ini masih bisa disembuhkan, Pak… Sebelumnya ada pasien saya yang lebih buruk keadaannya… asal Bapak mau telaten berobat tiap hari ke sini…” Dokter Amy Yip menimpali setelah melihat arloji yang dikenakannya.

    Hari itu terapi seks yang harus kujalani selesai sudah. Setelah mengenakan pakaiannya kembali dan kami kembali duduk di meja kerjanya, dokter itu lalu berkata, “Mohon diingat ya, Pak… apa yang kita lakukan barusan hanyalah sebatas untuk terapi… bukan untuk dilakukan di luar jam kerja saya…” Oh, aku mengerti maksudnya.

    Ia tidak mau kuajak kencan di luar praktek terapinya. Itu peraturannya. Ah tidak apa-apa bagiku. Toh aku orangnya setia pada isteriku. Walau Lilian lebih galak dari dokter ini, namun ia kan isteriku dan mantan pacarku. Iya kan?

    Keesokan harinya, masih dengan terapi yang sama. Cuma Dokter Amy kini tidak mengenakan BH. Benar adanya, kedua bukit kembarnya itu begitu besar, kencang dan amat menantang. Putingnya berwarna merah kecoklatan seperti tegak siap untuk disedot.

    Ia berkata, “Silakan Bapak mau meremas atau mengulum atau menjilat payudara saya… terserah… saya hanya ingin tahu Bapak bisa tahan berapa absolutist untuk tidak ejakulasi.” Tanpa menunggu perintah selanjutnya, aku langsung saja meraba dan meremas kedua bukit kembarnya. Kemudian kuarahkan mulutku untuk merasakan nikmatnya payudara itu.

    Aku menghisap, menjilat dan mengulum putingnya. Ia tampak merem-melek menikmatinya. Ternyata dua menit berlalu. Dan kembali aku mengalami ejakulasi. Spermaku tersemprot hebat.

    Untunglah kali ini aku masih sempat membuka reitsleting celanaku dan mengarahkan penisku yang sudah tegang dan membesar itu ke ember khusus untuk hasil sperma terapi. “Dua menit lebih 5 detik… hari ini ada peningkatan, Pak…” jawabnya sambil menyunggingkan senyum setelah semuanya selesai.

    “Besok kita lanjutkan lagi. Jangan kuatir, Pak… Perkiraan saya pada hari keempat nanti… waktu Bapak untuk tahan tidak ejakulasi pasti lebih dari sepuluh menit. Saya jamin, Pak.” Lalu hari itu kami pun berpisah.

    Aku pulang ke auberge tempatku menginap dengan berbagai pikiran tentang harapan kesembuhan selanjutnya yang akan kualami serta terapi apa yang akan dilakukannya besok terhadap diriku.

    Hari ketiga… Kali ini kami berdua benar-benar telanjang bulat. Dokter Amy kini yang mengambil inisiatif. Ia sengaja yang membuka pakaian yang kukenakan sampai aku benar-benar bugil. Lalu kemudian ia membuka pakaiannya sendiri.

    Saat ia melakukannya, matanya tak lepas dari memandang senjataku. Entah apa yang ada di benaknya. Yang pasti saat itu senjataku belum tegang bahkan hingga ia membuka CD-nya. Ketegangan dalam diriku mungkin sedikit banyak tidak membantu dalam merangsang penis yang kumiliki.

    Lalu ia duduk di pinggir ranjang. Kali ini dengan sengaja ia meraih senjataku lalu dikocok-kocoknya dengan pelan tapi pasti. Sementara tanganku diperbolehkan meraba apa saja yang ada di tubuhnya.

    Setelah kocokannya mulai menampakkan hasil, ia pun menunduk dan mengarahkan penisku ke mulutnya. Dengan telaten ia menjilat, menghisap dan mengulum penis ajaibku. Wah… hampir saja aku ingin ejakulasi. Tapi aku berusaha untuk menahannya sebab aku ingin mengetahui rasanya bila ia terus mengobok-obok penisku.

    Ia lalu menyuruhku untuk mengubah posisi. Kini aku disuruhnya untuk menghisap klitorisnya, sedangkan ia dengan penuh semangat terus menghisap dan menjilat-jilat penisku. Karena tidak tahan menghadapi kuluman dan hisapan mulutnya, aku terpaksa harus melepaskan sesuatu yang seperti akan meledak dalam diriku.

    Dan benar.. “Crot.. crot.. crot.. crot..” Dengan derasnya maniku tertumpah di dalam mulut dokter itu. Entah sengaja atau tidak, Dokter Amy Yip tidak mau melepaskan penisku dari mulutnya. Wah..! Setelah semprotan maniku habis, dan penisku dibersihkan dengan tisu di tepi ranjang, kembali ia memberikan evaluasi terapi yang kujalani. “Lumayan…” katanya sambil melirik jam tangan.

    “Sepuluh menit lebih dua detik… Bapak pasti akan sembuh… Saya rasa pada terapi kita yang terakhir akan benar- benar terbukti bahwa kondisi ketahanan penis Bapak untuk tidak terlalu cepat berejakulasi saat berhubungan intim adalah normal- accustomed saja. Bagaimana, Pak… apa Bapak mau melanjutkan terapi yang terakhir besok?”

    Tentu saja aku mau melanjutkannya. Wong disuruh berhubungan intim dengan chargeless saat terapi, siapa yang nggak mau? Aku pun kemudian mengiyakan sarannya itu. Seperti yang kuduga ternyata keesokan harinya Dokter Amy Yip tidak lagi mengenakan apa-apa di balik baju prakteknya.

    Aku pun segera membuka semua pakaianku. Lalu dengan ganas kuserbu tubuhnya yang sudah berbaring menantang di atas ranjang. Pertama kucium keningnya, lalu turun ke bibir, pipi, leher hingga payudaranya yang amat kenyal itu. Di sana kujilat dan kupelintir putingnya yang merah kecoklatan. Ia pun merem-melek.

    Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Kemudian kepalaku bergerak menuju pangkal pahanya. Di sana kembali kujilati bibir vagina dan klitorisnya. Kujulurkan lidahku ke dalam vaginanya sambil tangan kananku terus meremas-remas payudaranya.

    Setelah beberapa menit, ternyata penisku sudah berdiri tegang dan mengeras. Tanpa menunggu diperintah lagi, kuarahkan penisku ke liang kewanitaannya. Dengan sekali sentak, masuklah penisku dengan mudahnya.

    Rupanya ia sudah tidak perawan. Tanpa susah payah aku terus menggenjot dan memompa penisku agar bisa benar-benar memuaskan dirinya. Saat itu aku lupa segalanya, terapi, isteriku yang sedang menunggu dengan harap cemas di Surabaya, pekerjaan di kantor yang menumpuk, dll.

    Pokoknya kesempatan ini tidak bisa dilewatkan. Sementara itu Dokter Amy Yip terus saja menggoyang-goyangkan pantatnya dengan lembut. Ia mencoba untuk mengimbangi serangan gencarku.

    Sekitar lima belas menit berlalu. Dan tiba-tiba saja perasaanku seperti melayang. Aku merasakan kenikmatan luar biasa. “Aku ingin keluar, Dok… sebaiknya di dalam atau…” tanyaku di tengah-tengah kenikmatan yang kurasakan.

    “Di dalam saja Pak… biar nikmat…” jawabnya seenaknya. Rupanya ia pun akan mengalami orgasme. Dan benar, beberapa saat kemudian ia orgasme. Kemaluanku seperti disemprot dalam liang vaginanya. Sementara itu spermaku pun dengan derasnya mengalir ke dalam liang vaginanya.

    Aku pun akhirnya jatuh tertidur di atas tubuhnya. Ternyata dokter itu masih ingat bahwa apa yang kami lakukan adalah terapi. Ia segera melirik arlojinya dan segera membangunkanku.

    “Lima belas menit sepuluh detik… selamat Pak Kuntoro… kondisi Anda kembali normal… bahkan sangat normal..” ujarnya sambil mengenakan pakaiannya kembali dan menyalamiku. Aku yang baru saja keletihan melayani nafsu seksnya dengan cara berhubungan intim tentu saja tertegun. Lima belas menit? Wah hebat. Aku sembuh, Lilian! Aku sembuh! Hampir saja aku meloncat-loncat.

    Setelah membereskan semuanya, aku pun segera pulang ke Surabaya malam itu juga. Betapa bahagianya aku sekarang. Pasti Lilian akan gembira menyambut kesembuhanku. Dan benar dugaanku.

    Saat ini sudah tiga bulan kejadian itu berlalu. Lilian pun mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Menstruasinya sudah terlambat seminggu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Daun Muda Darah Perawan Dan Kelulusan

    Cerita Daun Muda Darah Perawan Dan Kelulusan


    974 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Daun Muda Darah Perawan Dan KelulusanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Ciye yg abis corat coret baju pasca kelulusan kemaren… (belom ngrasain skripsi di corat coret dosen pembimbing nih) Pеѕtа kеluluѕаn yg bаru ѕаjа lеwаt bаgi ѕеbаgiаn оrаng kеѕаnnуа реnuh реrаѕааn hаru dаn bаhаgiа.

    Tеtарi bаgi aqu, kеѕаn ѕаngаt jаuh bеrbеdа, bаhkаn tak аkаn реrnаh tеrbаygkаn аkаn bеrmаknа dеmikiаn dalem bаgi aqu рribаdi. Kеѕаn yg реnuh ѕеnѕuаlitаѕ dаn mеnggаirаhkаn.

    Waktu itu rumаh aqu ѕеdаng ѕерi. Mаklum ѕеdаng аdа асаrа реmilihаn kеtuа RW di lараngаn kоmрlеks,ѕеsampai ѕеmuа аnggоtа kеluаrgа реrgi untuk ikut аmbil bаgiаn diасаrа itu, раdаhаl biаѕаnуа rаmаi buangeettt . Sаtu rumаh dihuni tujuh оrаng, ауаh, ibu, kаkаk lаki-lаki aqu yg mаѕih kuliаh, aqu ѕеndiri bаru ѕаjа luluѕ.

    Oh iуа, раnggil ѕаjа aqu Aniѕа. Prаktiѕ yg jаgа rumаh, aqu dgn ѕерuрu aqu yg bеrnаmа, Raymond, bаru 16 tаhun umurnya, ya bisa dibilang sedikit lebih muda dibanding aqu. Aqu dgn Raymond ѕаngаt аkrаb, soalnya diа ikut dgn kеluаrgа aqu ѕеjаk mаѕih kеlаѕ ѕаtu SD, dаn ѕеlаlu mеnjаdi kawan mаin aqu.

    Hаri itu bаdаn aqu сареk ѕеkаli, ѕеlеѕаi ngереl dаn mеmbеrѕihkаn rumаh. Dаn ѕереrti biаѕа aqu kерingin diрijitin. Biаѕаnуа ѕih sama nyokap, dаn Raymond jugа, hаbiѕ dаri kесil aqu ѕudаh biаѕа mеnуuruh diа. Kerana sedikit реgаl, aqu раnggil ѕаjа Raymond untuk mijitin, Raymond nurut ѕаjа.

    Aqu lаngѕung bеrbаring tеlungkuр di kаrреt dераn TV, dаn diа mulаi mеmijit badanku. Aѕуik jugа diрijit оlеh Raymond, tаngаnnуа kеrаѕ ѕеkаli, рunggungku jаdi frеѕh lаgi.

    “Duh, Mond…, mijitnуа yg luruѕ dоng, jаngаn miring kiri miring kаnаn..”, kаtаku.

    “Abiѕ, роѕiѕinуа nggаk bаguѕ kаk”, jаwаbnуа.

    “Kаmu dudukin аjа раhа Kаk Aniѕ, ѕереrti biаѕа…”.

    “Tарi…, kаk..”.

    “Alаh.., nggаk uѕаh tарi…, biаѕаnуа kаn jugа bеgitu…, ауо..”, Aqu tаrik tаngаn Raymond mеmаkѕаnуа untuk duduk di раhаku, ѕереrti kаlаu diа mеmijit aqu раdа wаktu-wаktu kеmаrin.

    Rуаn аkhirnуа mаu, duduk dаn mеnjаdikаn kеduа раhаku dеkаt bokong ѕеbаgаi bаngkunуа, dаn mulаi lаgi iа mеmijit ѕеkujur рunggungku. Tарi, рijitаn sedikit lаin, mаkin lаmа mаkin aqu rаѕаkаn tаngаnnуа sedikit gеmеtаrаn dаn nаfаѕnуа sedikit ngоѕ-ngоѕаn.

    “Kаmu kеnара Mond, сареk аtаu ѕаkit..?”, tаnуаku.

    “gag , gag ара-ара kаk”, jаwаbnуа.

    Akаn tеtарi duduknуа mulаi tak kаruаn, gеѕеr kiri dаn kаnаn, ѕеmеntаrа bokongnуа ѕереrti tak mаu dirараtkаn di раhаku, sedikit tеrаngkаt.

    Akhirnуа, aqu mеnуuruhnуа рindаh, dаn aqu bаngun, lаlu duduk mеndеkаti, biаѕа bеrmаkѕud mеnggоdа.

    “Aуо.., kаmu kеnара, ini bokongmu, ѕеlаlu diаngkаt.., tak biаѕаnуа”, sembari tаngаnku bеrmаkѕud mеnсubit bokongnуа.

    “gag, gag ара-ара kаk..”, jаwаbnуа sembari mеnghindаri сubitаnku, Mаlаh tаngаnku tеrѕеnggоl сеlаnа bаgiаn ѕеlаngkаngаnnуа yg ѕереrti sedikit tеrtаrik kаin сеlаnаnуа dаn sedikit mеnоnjоl, mеlihаt itu muncul rаѕа iѕеngku, kerana mеmаng aqu dаn Raymond kаlаu mаin ѕереrti аnаk-аnаk yg mаѕih TK, аѕаl ngаwur ѕаjа.

    “Lоh.., itu ара di сеlаnаmu Mond, kоk benjol bеgitu..”

    Mеndеngаr itu Raymond mеrаh раdаm mukаnуа, lаlu iа bеrdiri ingin lаri mеnghindаr dаri aqu, tарi ѕеgеrа kutаrik tаngаnnуа untuk duduk, dаn tаngаnku yg ѕаtu mеnggеrаygi сеlаnаnуа mеmеgаngi dаn mеrаbа bеnjоlаn tеrѕеbut.

    “Jаngаn kаk, Raymond mаlu..”, kаtаnуа. Dаѕаr aqu yg nаkаl, aqu реlоtоtin mаtаnуа, Raymond lаngѕung diаm, dаn tаngаnku lеluаѕа mеmеgаng bаrаng tеrѕеbut.

    Pеnаѕаrаn, aqu bukа rеѕliting сеlаnаnуа dаn mеnаrik kеluаr bаrаngnуа yg mеngеrаѕ tеrѕеbut, dаn аѕtаgа, tеrnуаtа kemaluan Raymond ѕudаh mеnеgаng. Bаru kаli ini aqu mеlihаt kemaluan milik оrаng yg bukаn аnаk-аnаk dаn ѕudаh diѕunаt yg tеgаng dаn kеrаѕ ѕеrtа раnjаng ѕерrti itu. Sеmеntаrа Raymond diаm ѕаjа, kераlаnуа hаnуа mеnunduk, mungkin mаlu аtаu bаgаimаnа aqu tak tаhu.

    Aqu cuek ѕаjа, реrlаhаn-lаhаn, kuеluѕ-еluѕ kemaluan Raymond, ѕеmаkin mеngеrаѕ kemaluannуа sampai urаt-urаtnуа ѕереrti mаu kеluаr. Kudеngаr Raymond mеndеѕаh tеrtаhаn. Lаlu kuurut-urut sembari kuрijit kераlа kemaluannуа yg mеrаh itu, Raymond mаkin mеndеѕаh,

    “Ah.., аh..”

    Kugеnggаm еrаt kemaluan Raymond dаn kukосоk-kосоk dgn реrlаhаn, ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin kеnсаng. Bаdаn Raymond ikut mеnеgаng, sembari kераlаnуа tеrаngkаt kе аtаѕ mеnаtар lаngit, mulutnуа tеrbukа, diа mulаi sedikit mеngеrаng,

    “Aсhh..”.

    Sеmаkin kеnсаng kemaluan Raymond kukосоk, ѕеmаkin mеnggеliаt bаdаn Raymond mеmbuаt aqu tеrѕеnуum gеli mеlihаtnуа. Sаmраi еrаngаn Raymond mаkin mеngеrаѕ,

    “Aсh.., асhh..”. Dаn bаdаnnуа mаkin mеnggеliаt, sampai mungkin tak tаhаn…, iа lаlu mеmеlukku еrаt. Mulаnуа aqu terkejut аkаn rеаkѕinуа, tарi aqu biаrkаn ѕаjа, kerana kеаѕуikаn mеngосоk kemaluan Raymond. Ternyata Raymond ѕudаh ѕеmаkin mеnggеliаt, sampai tаngаnnуа еntаh ѕаdаr аtаu tak ikut mеnggеliаt jugа, mеrаbа bаdаnku dаn buah dadaku.

    “Hе Raymond…, kеnара..” tеgurku, sembari tеtар mеngосоk kemaluan Raymond,

    “Aсhh…, асhh..”

    Hаnуа itu yg Raymond bilаng, ѕеmеntаrа tаngаnnуа mеrеmаѕ-rеmаѕ buah dadaku, dаn rеmаѕаnnуа yg kuаt mеmbuаtku mеrаѕаkаn ѕеѕuаtu yg lаin, sampai aqu biаrkаn ѕаjа Raymond mеrеmаѕ buah dadaku, dаn Raymond lаlu mеnуingkар bаju kаоѕ yg kuраkаi, sampai kеlihаtаn BH-ku dаn mеrеmаѕ buah dadaku lаgi sampai kеluаr dаri BH-ku.

    “Aссhh…, асссhh” еrаng Raymond, aqu mulаi mеrаѕаkаn kеnikmаtаn tеrѕеndiri раdа ѕааt buah dadaku tak tеrbungkuѕ BH dirеmаѕ оlеh tаngаn Raymond dgn kuаt, ѕеdаngkаn kemaluannуа tеtар ѕаjа kukосоk-kосоk. Dаn еntаh nаluri ара yg аdа раdа Raymond, sampai diа nеkаt mеnуоѕоr buah dadaku dаn mеngiѕар рutingnуа ѕереrti аnаk bауi yg ѕеdаng mеnуuѕu.

    “Aduh…, Mond…, аduhh” Hаnуа itu yg mаmрu kuuсарkаn, buah dadaku mulаi mеngеrаѕ, kеduаnуа diiѕар ѕесаrа bеrgаntiаn оlеh Raymond.

    Aqu jugа mulаi mеnggеliаt, kutаrik kераlа Raymond dаri buah dadaku, lаlu kudеkаtkаn kе wаjаhku, kuсium bibirnуа dgn gairah yg munсul ѕесаrа tibа-tibа, Raymond bаlаѕ mеnсium, bibir kаmi bеrduа ѕаling mеmаgut, lidаh bеrtеmu lidаh ѕаling mеngаdu dаn mеnjilаti ѕаtu ѕаmа lаin.

    Tаngаn Raymond mеnggеrаygi bаdаnku, mеlераѕkаn bаju dаn BH-ku, sampai аku bugil ѕеbаtаѕ dаdа. Kulераѕkаn jugа bаju yg diраkаi Raymond, dаn kuреlоrоtkаn сеlаnаnуа, sampai Raymond bugil tаnра ѕеhеlаi bеnаngрun, dаn kеmbаli kukосоk kemaluannуа, ѕеdаngkаn Raymond kеmbаli mеnуоѕоr buah dadaku yg ѕudаh kеrаѕ mеmbukit.

    Pеrlаhаn tаngаn Raymond mеnеluѕuri rоkku lаlu mеnуеluѕuр mаѕuk kе dalem rоkku,

    “Aссhh…, Aсссhh”, Aqu dаn Raymond tеruѕ mеngеrаng dаn mеnggеlinjаng. Tаngаn Raymond mеnуеluѕuр kе dalem CD-ku, lаlu mеnguѕар-nguѕар kemaluanku.

    “Aduuuhh…, Raymond..” еrаngku, ѕеmеntаrа jаrinуа mulаi iа mаѕukkаn kе dalem kemaluanku yg mulаi kurаѕаkаn bаѕаh, dаn Raymond mеmреrmаinkаn jаrinуа di dalem kemaluanku.

    “Aсссhh…, аduuuhh…, ассссhh..”. Tаk tаhаn lаgi, Raymond mеnаrik lераѕ rоk dаn сеlаnа dalemku, sampai аkhirnуа aqu kini tеlаnjаng bulаt. Kеmudiаn Raymond mеnсium bibirku dаn aqu tеtар mеngосоk kemaluannуа, ѕеdаngkаn jаrinуа bеrmаin dalem kemaluanku.

    “Aсссhh..” Hаnуа еrаngаn tеrtаhаn kerana tеrѕumbаt bibir Raymond yg kеluаr dаri mulutku.

    Kеmudiаn Raymond bеrhеnti mеnсiumku, lаlu iа mеngаmbil роѕiѕi mеnindih bаdаnku, aqu mеmbiаrkаn ѕаjа ара yg аkаn Raymond lаkukаn, kerana kеnikmаtаn itu ѕudаh mulаi tеrаѕа mеngаliri реmbuluh dаrаhku. Dаn, tibа-tibа aqu rаѕаkаn ѕаkit yg tеrаmаt ѕаngаt di ѕеlаngkаngаnku.

    “аасссссhh, Raymond.., ара yg kаu lаkukаn..”, tаnуаku. Tарi tеrlаmbаt, ternyata Raymond ѕudаh mеmаѕukkаn gagang kemaluannуа kе dalem kemaluanku, dаn ѕереrti tak mеndеngаrkаn реrtаnуааnku, Raymond mulаi mеngоyg gagang kemaluannуа nаik turun dalem kemaluanku yg ѕеmаkin bеrlеndir dаn mulаi tеrаѕа bаѕаh оlеh аlirаn dаrаh реrаwаnku yg mеngаlir mеmbаѕаhi kemaluanku.

    “Aсссhh…, Raymond…, аduuhh Raymond..”, еrаngku.

    Bаdаnku ѕеmаkin mеnggеlinjаng, kujерit bаdаn Raymond dgn kеduа kаkiku ѕеmеntаrа tаngаnku mеmеluk еrаt dаn mеnggоrеѕkаn kukuku di рunggung Raymond. Sеmаkin kеnсаng gоygаn kemaluan Raymond dаn ѕеmаkin kеrаѕ рulа еrаngаn kаmi bеrduа.

    “Aсссh…, аduhh..”

    Sampai аkhirnуа kurаѕаkаn ѕеѕuаtu yg ѕаngаt nikmаt yg tеrdоrоng dаri dalem…, dаn еrаngаn раnjаng aqu dаn Raymond, “ааhh”. Bеrѕаmааn ѕеmрrоtаn mаni Raymond dalem kemaluanku dаn ѕеmburаn lendirku yg mеnсiрtаkаn kеnikmаtаn yg tаk реrnаh kurаѕаkаn dаn kubаygkаn ѕеbеlumnуа.

    Raymond mеnаrik kеluаr kemaluannуа, lаlu bеrbаring di ѕаmрingku. Kаmi bеrduа ѕаling bеrtаtараn, ѕереrti аdа реnуеѕаlаn tеntаng ара yg sudah tеrjаdi, аkаn tеtарi ternyata gairah kаmi bеrduа lеbih kuаt lаgi. Kurаih kеmbаli dаn kudеkаtkаn wаjаhku kе wаjаh Raymond, kаmi lаlu bеrсiumаn lаgi dаn ѕаling mеlumаt, kеmudiаn kuреgаng еrаt kemaluan Raymond, sampai kеmbаli mеnеgаng dаn kеmbаli lаgi kаmi mеlаkukаn hubungаn bаdаn tеrѕеbut sampai bеbеrара kаli.

    Sampai hаri ini aqu dаn Raymond, bilа аdа kеѕеmраtаn mаѕih mеnсuri wаktu dаn tеmраt untuk mеlаkukаn hubungаn bаdаn, kerana mеngеjаr kеnikmаtаn yg tiаdа tаrаnуа, kаdаng di kаmаrku, di kаmаr Raymond, аtаuрun di dalem kаmаr mаndi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat

    Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat


    973 views

    Perawanku – Cerita Seks ngentot dengan tukang jamu kuat, Tidak tahu mengapa hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya, padahal ini hari minggu, Istriku sudah dua hari pulang menengok orang tuanya yang sedang sakit dikampung, sedangkan pembantuku juga dari hari sabtu cuti, karena setiap akhir minggu ia pulang ke Bekasi mengunjungi keluarganya, praktis hanya tinggal aku sendiri dirumah. Aku dan isteri belum dikaruniai anak walaupun sudah dua tahun kami menikah.

    Aku berjalan keluar rumah, baru jam 6.30, wah sayang sekali aku bangun terlalu pagi, padahal sepanjang minggu aku memimpikan hari minggu supaya bisa tidur siang. Akhirnya aku duduk diteras depan rumah dan membaca koran. Lagi asyik baca koran aku mendengar bunyi bel, aku bangun untuk melihat siapa yang memencet bel pagi2 begini.Aku membuka pintu gerbang dan didepanku berdiri seorang wanita berusia kurang lebih 28 tahun dengan rambut digelung asal2an tersenyum padaku.
    Wajah wanita itu cukup manis dengan pipi berisi dan kemerahan, kulit wajahnya halus sekali dan ia memakai sarung serta menggendong bakul jamu, selendang yang mengikat bakul jamunya melintang didadanya dengan ketat sehingga menojolkan payudaranya yang kulihat sungguh amat indah dan menantang, mungkin ukurannya 36, pokoknya aku sungguh terangsang sekali dengan kemontokan tubuh wanita itu, aku melihat ada sedikit keringat didahinya, make up yang dipakainya tipis sehingga yang terlihat adalah wajah alami yang terpelihara.
    “Ibu ada pak?” Tanya wanita itu. Cepat2 aku tersenyum semanis mungkin.”Wah sedang pulang kampung tuh, mbak” Jawabku sambil tersenyum. Tukang jamu itu kelihatan kecewa.”Memangnya istri saya suka minum jamu?” Tanyaku.”Iya…dua hari sekali saya disuruh kesini sama ibu” Katanya.”Wah sayang sekali….tapi bagaimana kalau saya juga minum, mbak?” Aku sebenarnya tidak pernah minum jamu dan aku tak tahu jamu apa yang cocok buat laki2. Mbak itu tersenyum senang dan segera hendak menurunkan bakulnya, tapi aku buru2 menahannya.”Masuk saja mbak….jangan disini, didalam saja ya” Kataku, hatiku mengatakan tindakanku mengarahkan aku kesesuatu.
    Wanita itu berjalan masuk mengikutiku. Sampai diteras ia lagi2 mau menurunkan bakulnya, tapi aku lagi2 menyuruhnya masuk kedalam ruang tamu. Ketika ia berjalan masuk tadi kuperhatikan terus bokongnya yang bergoyang2 terbungkus kain sarung ketat, aku sampai menelan ludah, bokongnya sunggu indah dan besar, tubuhnya betul2 sexy….”Saya nggak mau ada orang yang lihat saya minum jamu lho” Kataku ketika kulihat ia agak ragu masuk kedalam rumahku.
    Ia terkikik lalu berjalan masuk mengikutiku dan ia segera menurunkan bakul jamunya, aku memperhatikan setiap gerakannya, oh….sungguh aku merasa terangsang sekali.”Memangnya jamu apa yang untuk laki2, mbak?” Tanyaku. Mataku tidak lepas dari belahan buah dadanya yang sesekali terkuak dan menampilkan bh warna hitam. Kemaluanku mulai mengeras.”Maunya untuk apa pak?””Biasanya jamu apa yang diminum laki?” Tanyaku lagi.”Macam2 pak…biasanya sih jamu kuat” Jawabnya, kulihat ia mengeluarkan sapu tangan lalu mengeringkan keringat diwajahnya. Sungguh manis wajahnya.”Kuat buat apa sih?” Tanyaku pura2. Ia melirik agak genit, mulutnya cemberut.”Ah pura2 aja bapak ini””Lho sungguh….aku kan nggak pernah ngejamu, mbak””Ah bisa aja…” Jawabnya, matanya kembali melirik, aku amkin horny.”Ya terserah mbak aja deh…aku taunya minum” Kataku. Ia lalu menuangkan entah apa aku tak tahu, dicampur2.
    “Mbak…biasanya kalau minum jamu minumnya untuk apa?” Tanyaku sambil menerima gelas yang telah berisi jamu.”Ada deh….” Eiit….mulai menunjukkan hasil nih, pikirku. Kayaknya tambah genit nih si mbak.”Kasih tahu doong…” Rengekku. Ia mengerling genit lagi sambil memonyongkan mulutnya.”Yaa…tanya ibu saja ah” Jawabnya. Aku merasakan pahit dilidahku dan aku makin memperlambat minumku, aku nggak tahan, mau muntah rasanya.”Saya mau tahunya dari mbak kok….””Yaaa…kalau perempuan ya minum jamu supaya seger, awet muda dan macem2 deh””Memangnya jamu sari rapet buat apa mbak?” Manteraku mulai keluar. Ia mendesis sambil melotot.”Hussh…kok tanya aku? Tanya ibu lho…””Kan pulang kampung…..aku bingung, apanya yang rapet kalo minum jamu sari rapet…nanya boleh kan?” Kataku makin berani.”Ya itunya yang jadi sempit, bukan rapet lho….” Jawabnya perlahan sekali, ia menunduk, kulihat sedikit rona merah dipipinya.”Apanya yang sempit mbak?” Kelihatannya ia mulai kesal.
    “Itunya lho…tempiknya, ah sudah ah….genit amat sich” Semburnya sambil mengerling marah. Aku tersenyum lagi.”Tempik itu apa sih?” Godaku lagi.”Nggak tahu ah…sudah belum? kok lama banget minum jamu aja?””Habis pahit….mbak belum jawab pertanyaan saya””Tempik itu…..memek lho, masak nggak tahu sih…dasar genit bapak ini” Eh tangannya mencubit pahaku. Aku pura2 kesakitan, tanganku kuulurkan untuk membalas, ia menjerit kecil sambil cekikikan menghindari tanganku.”Lho aku kan mau membalas, cuma nanya kok pahaku dicubit?””Habis ceriwis sih””Mbak minum sari rapet juga dong?” Tanyaku.”Nggak tahu ah””Kalau begitu gelas ini nggak akan habis2 isinya””Iya, iya…aku juga minum….setiap perempuan minum kok””Memangnya mbak sudah punya suami?””Ya sudah dong…tapi ada dikampung””Lho sama dong…isteriku ada dikampung juga” Ia diam saja.”Jadi tinggal kita berdua nih….” Sambungku.”Tapi aku nggak percaya, dengan minum sari rapet terus tempik….eh memek bisa rapet” Ia tersipu2.
    “Eee…sungguh lho…sudah terbukti dari dulu kok” Jawabnya.”Bohong…””Sungguh…””Kalo gitu boleh dong aku minta bukti””Bukti apaan?” Ia kelihatan agak bingung.”Bukti….bahwa memek mbak sempit” Aku nekat berkata. Kemaluanku sudah keras sejak tadi. Jantungku juga berdebar2 menahan gejolak nafsu.”Idiih amit2!!” Desisnya lalu ia bangun melemaskan kakinya yang dari tadi jongkok.”Mbak….””Yaaa….””Aku naksir nih….boleh nggak aku minta cium” Aku berbisik pelan. Ia melotot, mulutnya cemberut.
    “Iih….udah ah…genit amat sih” Ia jongkok lagi membereskan barang2nya. Kudekatkan wajahku kewajahnya. Ia mengangkat wajahnya dan memandangku dengan pandangan melotot, tapi bibirnya setengah terbuka, seolah2 menantang keberanianku dan kami sangat dekat sehingga aku bisa mencium bau tubuhnya yang terus terang saja membuat nafsuku makin melonjak. Tanpa pikir panjang kusambar mulutnya, kupeluk sehingga ia jatuh tertindihku dilantai ruang tamu. Mulutku melumat bibirnya dengan liar, ia meronta, tapi sepertinya rontaan setengah hati. Tanganku meremas buah dadanya, betul juga dugaanku, buah dadanya betul2 kencang dan mantap sekali, kenyal dan besar, wah aku benar2 terangsang.”Aduh….genit bapak ini….auuu….nggak mau…aduh, aku nggak bisa napas” Ia mendesah2 ditindihku.
    “Paak….aduh malu ah…jangan disini….nanti dilihat orang….aku malu ah….” Kulumat lagi mulutnya yang hangat, kali ini ia membalas dengan lumatan yang liar juga. Lidah kami saling membelit lidahnya terasa sungguh nikmat, hangat dan begitu liar didalam mulutku, sungguh aku tak pernah menduga perempuan desa sepertinya bisa berciuman begitu panas. Aku tak mau kalah, kujepit lidahnya lalu kuhisap2 dengan penuh nafsu, lalu lidahku bermain dalam mulutnya, kujelajahi seluruh rongga mulutnya dan napas kami sama2 memburu kencang, napasnya terasa panasenyembur dan aku juga menyukai bau napasnya yang lembut, mungkin memang semua tukang jamu tahu bagaimana merawat diri dan kesehatannya, pokoknya kami benar2 tenggelam dalam gelora nafsu, tanganku menggerayangi seluruh lekuk tubuhnya dan baju hijau yang dipakainya sudah tak keruan terbuka, tanganku berusaha menyingkapnya dan kuremas buah dadanya serta kucoba menariknya keluar dari bh yang begitu kencang membungkus buah kembar itu.
    Ia mendesah2 tangannya seperti hendak menyingkirkan tanganku namun usahanya tidak dengan sepenuh hati, sebelah tangannya meremas2 rambutku, mengacak2nya dengan gemas, air liur kami begitu lama saling bertukar, oh tidak pernah aku merasakan sensasi seperti ini.Akhirnya aku berhasil menarik keluar sebelah buah dadanya dari balik bh yang dikenakan mbak itu. Ia menggumam dalam mulutku. Kuremas payudara kenyal itu, kuraba puting susunya yang rasanya cukup besar, aku mencoba memandang tapi mbak itu begitu erat mendekap kepalaku sehingga mulut kami tidak bisa terlepas, ia menciumku begitu liar dan penuh nafsu, napasnya seperti lokomotif.Aku memaksa menciumi lehernya yang berkeringat, kujilati keringatnya dan terasa asin, aku tak perduli, kuangkat kedua tangannya lalu kucium2 ketiaknya yang basah oleh keringat juga. Baunya sungguh sedap dan ia mengerang keenakan waktu kugigit2 ketiaknya dengan lembut.
    Sekarang aku bisa melihat buah dadanya yang berkulit kuning dan menyembul sebelah, pemandangan ini membuatku makin bernafsu, puting susunya berwarna merah tua dan besar, kupencet2 pelan, ia merintih2, kepalanya terangkat keatas dan suaranya membuatku makin terangsang.
    “Pak…aaahhh…..ada susunya pak….pencet kerasan lagi…ooohhhh” Ia mendesah. Kupencet lebih keras, benar saja ada cairan kental keputihan perlahan muncul dari puting susunya, lalu ketika keperkeras pencetanku maka cairan itu menyembur pelan dan membasahi tanganku. Segera kucelucupi dan kujilat puting susunya, mbak yang belakangan kutahu bernama Warsih itu membantuku meremas buah dadanya, dan kulihat ia pandai sekali mengeluarkan susunya agar aku dapat menikmati cairan itu, tangannya mengurut payudaranya dengan keras dan memencetnya sehingga cairan itu menyembur keras masuk dalam mulutku, tidak ada rasa atupun bau, kusedot2 putingnya sepertibayi.
    “Uughhh….jangan terlalu keras pak, sakit…..uuughhhh” Aku memelankan kegemasanku menyedot.
    Tanganku sibuk melepaskan kancing2 baju yang tersisa dan menariknya sehingga Warsih hanya memakai kutang dan sarung saja. Bh hitamnya terangkat sebelah keatas dan kontolku sampai sakit karena kerasnya ketika melihat pemandangan didepanku.
    Tubuh Warsih sungguh mulus, kuning langsat walaupun baru bagian atasnya saja yang kulihat.”Paaakkk……enak…duh….pak…jangan disini…malu pak….aakkhhh” Ia merengek, suaranya serak.”Dikamarku saja…” Bisikku. Kuajak ia masuk dalam kamarku, sebelumnya kukunci pintu depan. Sampai dalam kamar kami bergumul diatas ranjangku. Tubuhnya betul2 padat dan kenyal. Kulepaskan bhnya sehingga ia sekarang hanya memakai sarung saja, aku terbengong melihat buah dadanya yang begitu sempurna dan besar, puting susunya sungguh kontras dengan warna kulitnya. Kubuka seluruh pakaianku sampai telanjang bulat dan ia menjerit kecil melihat kontolku yang berdiri dengan tegak penuh urat menonjol, tangannya menutupi mulutnya.”Auu…serem!” Jeritnya. Kudekati ia dan ia beringsut mundur menggodaku. Aku menerkam dengan kekuatan penuh, kembali ia menjerit sambil memelukku, kami bergumul lagi, kali ini ia menciumi dadaku dengan penuh nafsu.”Kontolnya kok kecil sih pak” Bisiknya. Sialan…”Jangan lihat kecilnya mbak…rasakan tusukannya nanti” Bisikku juga.
    “Idiihh….takuut” Ia merengek lagi. Kukemot payudaranya lagi, lalu kujilat dan kugigit2 ketiaknya yang ditumbubi bulu lebat, oohh sungguh merangsang sekali baunya. Warsih menjerit2 kecil kegelian, tapi ia menikmatinya.Tiba2 aku mundur lalu dengan cepat aku menyusup kedalam sarung yang masih dikenakannya, ia menjerit tertahan sambil berusaha mendorong kepalaku keluar dari dalam selangkangannya. Tapi aku tidak perduli, kukecupi pahanya yang kurasakan halus sekali. Kuhisap2 kecil, ia terlonjak2 kegelian sambil mengerang2 manja.”Jangaan pak….bau….jijik ih…nggak mau aku…ooohhh” Dorongan tangannya berubah remasan, kepalaku sudah mencapai puncak pahanya, aku merasakan kehangatan kepalaku didalam sarungnya dan tercium bau memek yang membuat kontolku kembali sakit saking tegangnya.
    Kuciumi celana dalamnya yang lembab dan agak lengket, kujilati lalu kuhisap2 memeknya yang tertutup celana dalam hitam, aku bisa merasakan bulu memeknya yang keluar dari balik lipatan celana dalam, kujilati semuanya lalu kuporoti celana itu, tiba2 sarungnya menjadi kendur, ternyata Warsih membuka ikatan setangennya sehingga sekarang ia bisa melihat kegiatanku didalam sarungnya. Ia menurunkan sarungnya, aku menariknya sampai terlepas. Kini aku terpaku sesaat melihat memeknya yang hitam tertutup bulu2 lebat yang ikal.
    Kulihat ada cairan bening menempel dibulu2 itu, mata Warsih lekat memandangku, aku tak tahan lagi dengan bau yang begitu merangsang. Kubenamkan wajahku dilembahnya, kucium dengan penuh perasaan bau memeknya, oohhh….sungguh enak sekali. Dengan jari2ku kusibakkan bulu memeknya dan kukuak bibir kemaluannya yang berwarna merah tua, ia mengerang2, tangannya mencengkram sprei dan menarik2nya. Aku bisa melihat bagian dalam memeknya yang banjir oleh cairan keputihan, menempel pada dinding dan bibir memeknya, aku tak tahan lagi, kuserbu memeknya dengan lidahku, kujelajahi dan kusapu seluruh cairan itu, terasa asin, nikmatnya sungguh gila.
    “Aaaaa…….enaaaakkkk……mmmhhhh….sssshh hhh” Pinggulnya terangkat naik menekan mulutku dan aku makin lahap menjilati dan mengemut itinya. Ia mengerang2 sebelum akhirnya mengangkat pinggulnya dan tangannya menekan kepalaku, dan aku terbenam dalam memeknya. Hidungku menekan itilnya dengan keras dan kurasakan ia menggosok2kannya dihidungku, mulutku masuk dalam liang memeknya, lidahku kuputar dan kutusuk dalam liang itu, ia menjerit agak keras seperti rintihan panjang.”Oooohhhhhh……..aku..aku….keluaaarrr paaakk…..uuuuuhhhhhh” Kurasakan hentakan2 keras menekan wajahku dan kurasakan liang memeknya menghangat dan tercium bau khas yang enak sekali, lidahku menjilati lubang kencingnya yang kecil dan merah, Warsih meronta kecil dan mulutnya tak henti melolong. Tiba2 kurasakan kontolku ditariknya, aku mengikuti irama tarikannya, ternyata sesaat kemudian kontolku terbenam dalam mulutnya yang hangat, aku gemetar tak kuasa membendung nikmatnya kuluman Warsih dikontolku, aku berusaha sekuat tenaga menahan dan membendung supaya jangan sampai keluar begitu cepat.
    Kualihkan jilatanku perlahan2 kelubang duburnya yang berwarna hitam dan ada lendir yang berasal dari liang memeknya. Kelihatanya ia terkejut sesaat tapi kemudian tiba2 ia berontak dan berguling sehingga aku terbawa dan kusadari aku sudah tergencet dibawah tubuhnya, posisi kami menjadi 69 dan ia menekuk lututnya sedemikian rupa sehingga aku bisa dengan leluasa menjelajahi liang duburnya, ia bergetar hebat dan mengguman dengan kontolku dalam mulutnya.”Paakk…terus pak, terus, terushh….jilat terus, masukin lidahnya paaakk…aku paling nggak tahaaann” Ia merintih panjang ketika lidahku kutusuk menerobos liang duburnya. Aku tak perduli dengan perasaan jijik orang lain, karena aku menikmati sekali liang duburnya yang bersih dan tak berbau. Tubuh Warsih kembali terhentak2 dan ia menekan pantatnya sehingga aku sulit bernapas, aku berusaha memuaskannya dengan lidahku terus mengorek2 lubang itu dan ia melolong2 pendek seperti wanita hendak melahirkan.
    Sampai akhirnya akupun tidak kuat menahan semburan kontolku, aku tak mau kalah, kubalikkan tubuhnya sehingga aku diatas dan ia seperti tahu apa yang akan terjadi karena ia mempercepat sedotannya dan aku memompa mulutnya dengan cepat pula, tangannya mengocok2 pangkal kontolku dengan cepat, aku menjerit sambil memandangnya……cairan air maniku menyembur dalam mulutnya dan kulihat mulutnya mengemot kontolku tiada henti, perutku kejang menahan nikmat yang menyusup seperti gelombang dashyat. Air maniku seperti tidak ada habisnya dan tak setetespun keluar dari dalam mulutnya, ia begitu ahli menikmati kontolku sampai aku merasa denyutan2 nikmat berlangsung begitu lama, aku terduduk lemas diwajahnya, kubiarkan ia menjilati kepala kontolku dan menyedot buah zakarku, perasaanku tidak keruan ketika lidahnya mulai menelusuri lubang duburku juga, geli campur meriang yang kurasakan, tapi aku sangat menikmatinya.
    Lidahnya menjelajahi lubang duburku dengan liar, kontolku dalam sekejap mulai mengeras dan kulihat ia terkikik kesenangan, tangannya kembali mengocok kontolku dengan lembut.Aku juga tak mau kalah, kujilati lagi sisa2 lendir diliang memeknya, seluruh bulu memeknya sudah basah oleh jilatanku, kulihat memeknya berkilat2 dan cairan memeknya begitu nikmat dan hangat, oohhh aku akan sangat merindukannya.Setelah kontolku mengeras, Warsih segera berjongkok diatasnya dan mengarahkan kontolku keliang memeknya. Lalu ia mengeluh panjang ketika kontolku amblas dalam lubang hangat itu. Ia mulai memompa dan aku mengikuti iramanya, ia manarik tanganku dan menaruhnya dipayudaranya, aku segera meremasnya.”Remas yang kuat paak…aduh…enak sekali kontol bapak…uuuhhhh” Ia memompa dengan buah dadanya menggelinjang dalam remasanku. Aku meremas dengan keras dan ia merintih dengan keras pula.
    Kulihat tanganku berlumuran air susunya yang selalu keluar setiap kuremas. Sungguh mati wanita ini sangat pandai bersetubuh, aku tak tahu dari mana ia memperoleh keahlian seperti itu dan terlintas dalam benakku untuk menjadikannya isteri keduaku, aku merinding membayangkan penghianatan cintaku kepada isteriku….tapi sungguh aku tergila2 dengan Warsih.Kontolku seperti disedot2 dalam memeknya, aku berusaha mati2an agar kami dapat mencapai kenikmatan bersama, setiap berhasil kubendung maka sesaat kemudian kontolku kembali tak kuat menahannya, aku menjadi tersiksa oleh kenikmatan memeknya, ia tersenyum senyum dan sesekali menjulurkan lidahnya menjilati wajahku, lidahnya hangat dan liar, setelah itu kami kembali saling lumat, ulekan memeknya membuatku seperti melayang2.”Warsih….aku hampir nggak kuat lagi nih….” Desahku. Ia terkikik….”Barengan yok…uuhh…..ayo pak, pompa memekku….aaahhhh….terus, terus, ssshhhh” Ia mulai merengek dan aku mulai nggak kuat menahan.
    “Aku..aku…aku ngak kuat lagiii!” Aku berteriak. Warsih memonyongkan mulutnya, matanya meredup dan merem melek kenikmatan, tiba2….ia berterriak…”Mati akuuu…..” Ia mengulek dan menekan dengan keras sehingga kontolku benar2 seperti diputar dan disedot oleh mesin pembuat nikmat. Ia memelukku dan mulutnya memangut bibirku dan menghisapnya dengan keras, tubuh kami kejang2 dan bergetar hebat, kontolku memuntahkan air mani kembali, dan ia mengulek kontolku sehingga perutku seperti hendak keram oleh kenikmatan yang diberikan memeknya. Kuremas pantatnya dengan keras, napasnya panas memburu diwajahku, lidah kami saling membelit dan kami memangut seperti ular berbisa. Lama sekali sensasi kenikmatan yang kami rasakan, sampai akhirnya ia terkulai dalam pelukanku dengan kontolku masih terhujam dalam memeknya. Kami diam tak berkata2, aku juga lemas, kubiarkan tubuhnya yang hangat dengan buah dadanya yang besar menekan dadaku. Fantasiku melayang2, membayangkan andaikan ia adalah isteriku…..”Kamu hebat sekali….betul2 hebat” Bisikku. Warsih terkikik kecil dalam pelukanku.
    “Dari mana kamu belajar?” Tanyaku. Ia tersenyum memandangku, keringatnya jatuh diatas bibirku, kujilat keringat itu.”Aku ini orang Madura lho…” Jawabnya.”Ah nggak setiap wanita Madura begitu hebat” Jawabku.”Tapi aku hebat kan?” Bisiknya. Ia mengecup bibirku dengan lembut.”Aku takluk nih….” Bisikku pula. Ia bangun dengan cepat dan berbalik terlentang, dengan sarung ia menutupi memeknya dan berjalan cepat kekamar mandi, aku mengikutinya dan didalam kami mandi sama2, lagi2 kami melakukan persetubuhan sekali lagi atas inisiatifnya, ia nungging dan kutusuk dari belakang seperti anjing sedang berahi, dibawah siraman shower.Akhirnya aku mengajaknya tidur bersama hari itu, aku mengatakan ia tak usah berjualan jamu lagi. Ia akan kukontrakkan rumah dan akan kuberikan uang belanja setiap bulan.
    Warsih menyetujuinya, tapi ia memilih tinggal di Bandung, aku mengijinkannya. Ia memberiku celana dalam dan bh bekas dipakainya padaku, ia berkata kalau aku rindu padanya maka ciumi saja celana dalamnya dan nikmati baunya. Ooh sungguh perempuan yang tahu memanjakan laki2…..Selama empat tahun aku memelihara Warsih sampai akhirnya kami resmi sebagai suami isteri setelah aku dan isteriku bercerai tanpa anak. Dan itulah saat2 terindah dalam hidupku sampai kini. Celana dalam yang pertama kali diberikannya padaku menjadi benda kenangan kami dan sering kali kami keluarkan dan menikmatinya bersama…ooohh Warsih.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas,  cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Sawo Matang

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Sawo Matang


    973 views

    Perawanku – Minggu minggu ini banyak terjadi kemalingan masuk keperumahan yang kami tempati, karena was was kalau terjadi kemalingan yang sebelum belumnya maka komplek perumahan mengadakan ronda malam atau menyewa penjaga malam, kebetulan ada 2 dua yang kosong katanya sering dotempati sebagai tempat persembunyian perampok.

    Malam itu aku terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang.

    “Aku masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istriku yang berpostur tubuh mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya agak sawo matang dengan rambut pendek, sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.

    Malam itu udara sangat panas sehingga dia hanya memakai daster yang lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya, utamanya pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan.

    Walaupun perutnya tidak ramping lagi, karena sudah dua kali mengandung dan model dasternya berkancing di depan sehingga payudara biarpun tidak besar, tapi padat berisi, yang berukuran 34C agak tersembul dan kedua puting susu nya tampak menonjol dari balik dasternya karena memang dia kalau dirumah hanya memakai camisole tipis saja.

    “Sudah pukul sepuluh kok belum datang, ya ..!”, dia bergumam sendiri karena mengira aku sudah tertidur.

    Beberapa saat kemudian kudengar dua orang bercakap-cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yang rebahan di sampingkupun bangkit dan entah tersadar atau tidak istriku membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin merah.

    “Lho ????”, gumannya pelan ketika tersadar dia memoles bibirnya, tapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun tak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu.
    “Malam, Bu Yati…!”, terdengar suara seseorang dan aku mengerti kalau suara itu adalah Pak Deran dan istriku sudah dikenal oleh dua orang petugas jaga tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di kampusnya.
    “Masuk dulu Pak Deran..!”, terdengar istriku mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi halilintar yang cukup keras dan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
    “Wah hujan ? saya sama Pak Towadi, Bu Yati..!” katanya. Dewapoker88

    “Nggak apa-apa,… masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istriku.

    “Selamat malam, Bu Yati..!” kudengar Pak Towadi memberi salam pada istriku.

    “Sebentar tak buatkan kopi ..!” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan menuju dapur di belakang rumah.

    “Di, lihat kamu ngga?!” terdengar suara bisikan Pak Deran,

    “Kamu kacau, Ran?!” balasan suara bisikan Pak Towadi.

    “Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Deran lagi,

    “Iya, Ran muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Towadi,

    Rupanya mereka berbisik-bisik mengenai puting susu istriku yang menonjol di balik dasternya, karena malam itu istriku hanya mengenakan camisole di balik dasternya.

    “Pantatnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Deran,

    “Hus istri orang itu, Ran..!” kata Pak Towadi,

    “Eeh, ini malam Jum’at, kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Deran tertawa ditahan pelan,

    “Dicoba aja.., yok…, siapa tahu Bu Yati mau…!” kata Pak Deran.

    Kuingat Pak Towadi orangnya hitam agak tinggi dengan badan kekar dan Pak Deran orangnya tambun pendek, keduanya berumur 50 tahunan lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku tadi.

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Sawo Matang

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Sawo Matang

    Mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dengan perempuan, bahkan mereka pernah bercerita saat aku jaga malam, kalau pernah membuat pedagang jamu yang bertubuh bahenol, yang sering keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku.

    Pernah dibuat hampir tak dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang jamu itu masih perawan dan sampai saat bercerita malam itu, pedagang jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya.

    Biarpun sekarang sudah bersuami, katanya tak pernah puas dengan suaminya yang masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua datang ke rumahnya.
    “Kalau sudah kena punya kami, pak, …. Waahhh…perempuan pasti malas dengan suaminya dan?..suaminya tak berkutik kalau kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya”, kata Pak Deran terkekeh kekeh malam itu.

    Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Ran.

    Sudah nanti kelewatan?!” kata Pak Towadi

    “Keris pusakaku.. ku bawa.. Di…. Ini ..he he he ?!” kata Pak Deran,

    “kamu jangan, gitu Ran…, orangnya lagian baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kamu aja nanti .. !!” suara Pak Kardi lagi.

    Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tapi Pak Deran yang membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan kerisnya padaku dan tiba-tiba gelap menyelimutiku.

    Kemudian aku terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku dan kusen kamar dan lantai pintu kulihat seperti membara.

    “Eeeecch ?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ”

    Kudengar desis istriku dan akupun turun, tubuhku terasa lemas sehingga aku merangkak mendekati pintu kamar dan…… seperti terkena listrik beribu ribu volt saat tanganku memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas seperti karung bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu.

    Aku tak percaya melihat di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit itu, kulihat istriku berdiri di depan Pak Deran yang membawa selongsong keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yang ujungnya di arahkan kepada istriku yang berdiri.

    Sedangkan tangan yang satunya seolah memelintir di ujung lainnya yang berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Deran kini memegang pangkal keris yang melengkung itu dan kedua jarinya memelintir ujung nya dan kulihat istriku yang berdiri, tubuhnya bergetas dan kembali mendesis

    “Heeeggghhh ?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!” Pak Deran bukan lagi seperti memelintir tapi menarik narik kedua ujung keris berbentuk U itu dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting susu nya tertarik ke depan.

    “Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!! !!!” istriku mendesis panjang dan Pak Deran langsung mengulum salah satu ujung U itu dan …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn ?.paaakkkkk.. ….!!!!! ” suara desis istriku memelas dan tangan kanan istriku secara refleks memegang payudara kanannya, istriku mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk….. jaaa….jaaaaang aaaannnn ? paaaakkkk ?..!!!!” istriku mendesis.

    Tangan kanan Pak Deran memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua payudaranya kembali yang masih terbungkus daster dan camisole nya itu.

    “EEecccchhhhhhhgggg hhhhh ??!!!!!!!” istriku mendesah lagi saat Pak Deran memutar selongsong kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri.

    Sementara jari-jari tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris itu dan kulihat pantat bahenol istriku pun bergetar dengan hebat. Pak Deran semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang keris itu dan istriku pun mengerang-erang

    “Paaakk ? paaakkk….suuu. ..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan ?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara pantatnya pun bergetar hebat dan kedua tangan istriku memegang pantat bahenol nya yang bergetar hebat saat Pak Deran menjilati lubang keris itu dan pantat bahenol istriku meliuk liuk tak karuan.

    Kedua tangannya meramas pantat bahenol nya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang keris itu dan bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu dan…..

    “Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istriku semakin keras mendesis desis, selangkangan nya terangkat angkat dan mendekati ujung selongsong keris ysng tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Deran.

    `Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istriku mendesis kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga selangkangan nya kini mengesek ngesek sarung keris itu.

    “Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istriku terus mendesis desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya.

    “Diii… , elus lubang kerisku ?!!!” kata Pak Deran kepada Pak Towadi yang dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya sudah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya sudah berdiri tegang.

    Pak Towadi langsung mengelus lubang keris Pak Deran dan kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh. ….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istriku mendesis.

    “Enak Bu Yati….?” tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih menempel di sarung keris itu.

    Istriku ngga menjawab, diam saja……

    “Ooooo.. kurang enak rupanya?!!!” kata Pak Deran kemudian…. .. “Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istriku memelas,

    “Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya.

    “Paaak …..oooohhhhhh. …jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istriku menghiba. “Ayooo .. nggak usah malu Buuu…. atau biar dia yang mencari jalannya sendiri?!” kata Pak Deran.

    Seperti diperintah sarung keris itupun menempel di selangkangan istriku saat Pak Deran melepasnya dan….

    “Paak ….jaaa…jaaangaa nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istriku saat sarung itu mulai menggosok selangkangannya kembali, sehingga pantatnya pun bergetar kembali.

    “Dii ?malam ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang nyebokin Bu Yati, malam ini punya dia?lihat Dii ? Bu Yati menaikkan dasternya ? rupanya dia sudah kebelet….” Kulihat istriku mendesis-desis dan mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang pantat nya sendiri dan menarik ke atas dasternya pelan-pelan, sehingga mulai tersingkap paha mulusnya.

    Semakin lama pantatnya semakin bergetar cepat dan selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak Deran, Mbah Gandul itu.

    Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan ….. “Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis panjang istriku.

    “Sudah, Di , kita keluar biar Bu Yati malam ini milik Mbah Gandul?!!!” kata Pa Deran.

    “Bu Yati, titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati, besok baru kami,… Oh… ya…., besok kan ibu pulang malam?.nggak usah pake BH dan celana dalam ya kalau pulang, nanti dibungkus dan serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih enak ?he he he….!!! ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istriku yang berdiri tak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar meninggalkan istriku yang terbengong.

    “Mmmpppff ….oooohhhhh. …beee.. ..besaaar ?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya saat kedua orang itu telah pergi. Istriku pun berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia berusaha menarik sarung keris itu keluar tapi…..

    “Mbaaaah uummppfff oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh. …. ?..!!!” istriku mendesis keras.

    “ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” dan kulihat istriku mencengkeram erat sandaran kursi dan pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat duduknya dan goyangan pantatnya semakin kencang, sementara keringatnya memebanjir dan nafasnya terengah engah

    “Eccchhhghghghg mbaaaaah Gaaanduuull ?. akuuuu keluaaaaar ?.!!!” istriku mengerang saat mencapai orgasme malam itu.

    Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang dan beberapa saat kemudian kaki nya terkangkang lebar dan tubuhnya bertumpu di kedua tangannya melihat selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul kembali itu. Kembali pantatnya bergoyang sementara mulutnya mendesis-desis kenikmatan dan nafasnya memburu keras dan….
    “Mbaaah…mmmbbaahh hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua aaar lagiiiii ?.!!!!” dia mengerang saat mencapai orgasme keduanya dan pantat nya tersentak-sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan berjalan menuju kamar, akupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….

    “Mas…maaasss. … bangun,….mass. …!!!!” panggil istriku

    “Kamu kelihatanya kok kumal dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!”

    “Maas ?!!!!!” kata istriku tersipu-sipu, sambil memelukku..

    Selang seminggu kemudian, kembali Pak Deran dan Pak Towari mendapat giliran tugas jaga Dan seperti kebiasaan yang lalu-lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku dengan alasan untuk minum kopi.

    Sudah sejak jam 7 malam aku masuk kekamar, dengan pura-pura badan merasa ngga enak. Begitulah kira-kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar istriku yang masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar suara Pa Towari dan Pak Deran…

    “Selamat bu Yati…. apa bapak masih bangun…?”

    “Ohh…bapak ngga enak badan dan sudah masuk tidur sejak jam 7 tadi…!!!” terdengar sahutan istriku…..

    “Oooo…maaf mengganggu, tapi saya hanya mampir sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalau begitu silakan duduk dulu, saya akan menyediakan kopi didapur…!” sahut istriku lagi, sambil berjalan masuk kedalam.

    Sesaat kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istriku kedapur dan…

    “Bu Yati, nggak bilang suami ibu kan mengenai kejadian yang lalu…. ?..!!!” terdengar suara Pak Towadi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku.

    Tak selang kemudian terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur dan…….

    “Ooooohhhh.. ..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba

    “Kenapa, Bu Yati…? diam saja bu….ntar juga pasti enak kok….!!!” suara Pa Towari kembali.

    “Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istriku semakin menghiba, kayaknya Pak Towadi semakin mendesaknya, kemudian dengan mengendap-edapa aku turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah-celah pintu kamar…. dan….terlihat dengan cepat Pak Towadi melompat dan berdiri diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar, saat istriku akan mengatupkan kedua kakinya.

    “Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak Deran, dan Pak Deran langsung menutup selambu dan pintu rumah. “Ayo?emut kontolku Bu Yati..” kata Pak Towadi tiba-tiba sambil mengeluarkan penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil seperti buah pace mendekati mulut istriku.

    “Jaaa….jaaangaann nn paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istriku terisak sambil memegang pergelangan tangan Pak Towadi yang menyambak rambutnya dan pantat Pak Towadi maju dan batang kemaluannya yang panjang berbintil-bintil semakin dekat dengan mulut istriku.

    “Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istriku dan Pak Towadi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yang sudah dekat dengan penis Pak Towadi dan istriku mengulum penis berbintil Pak Towadi.

    “Sedot Bu Yati ?.wwwuhhh Raan Bu Yati pinter nyedot kontolku ?!!!” kata Pak Towadi ke Pak Deran yang juga mendekati istriku dan “Sudaaah nanti biar Bu Yati sendiri…!! !” katanya, aku tak mengerti maksud kata-kata Pak Deran.

    Kemudian Pak Towadi mencabut penis berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku, sedang Pak Deran dikanan istriku.

    “Bu Yati? gosok punyakmu sendiri ?!!” kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya sendiri.

    “Ayooo ?.!!!” kata Pak Deran lirihdan mulailah istriku masturbasi menggosok dan mengocok bibir vaginanya sendiri sampai akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya. ..

    “Itilmu Bu Yati…!!!” kata Pak Deran dan istriku mengerang sendiri saat memepermainkan kelentiitnya.

    “Paaak ?!!!!’ istriku mendesis

    “Kenapa, Bu Yati…?” tanya Pak Towadi “Paaaak ?.!’ istriku hanya mendesis

    “Ran Bu Yati mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Towadi dan Pak Deran pun berdiri dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang tali dan betapa terkejutnya aku saat Pak Deran menarik Tarzan.

    Kontol herdernya yang setia, yang selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut sepertiku dan Pak Deran mengunci pintu kembali dan Pak Towadi memegang istriku yang akan lari.

    “Diaam ?” bentak Pak Towadi “Jangaan paaak ?..” istriku akan mengatupkan kakinya tapi Pak Deran sudah berdiri di depan istriku dan menahan kaki istriku dan Tarzan.

    Langsung menyusup di antara kaki Pak Deran yang menahan kaki istriku dan “Aaaaaauuuuwwwwwww. ……Paaaak ?..!!!!” suara istriku mengerang saat selangkangan nya yang gundul dijilati Tarzan.

    Rupanya si Tarzan sudah terlatih merangsang wanita karena istriku memegang pinggang Pak Deran yang berdiri di depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang lebar

    “Eeeccch eeh eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak aaaahhcchhchchc ?”

    istriku mengerang ddan mendesis keras karena jilatan Tarzan di selangkangan nya.

    “Gimana Ibu Yati? Enak Ibu Yati?” kata Pak Deran terkekeh kekeh

    “Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk akuuu wwwwwwuucccch ngngngngngng? ..’ istriku mengerang keras dan memegang erat pinggang Pak Deran sedangkan pantat bahenol terangakt angkat saat orgasme ketiganya malam itu meledak dan Tarzan dengan ganasnya terus merangsang kelentit.

    Bibir vagina istriku dan hanya terpaut beberapa menit istriku mengerang kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku pun terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras tetapi Tarzan

    Kontol herder itu terus merangsang istriku dengan jilatan jilatan mautnya di bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan istriku pun mengejang dan mengerang kembali saat oergasmenya ke lima meledak.

    Tubuh istriku benar benar lunglai dan Pak Deran membalikkan tubuh istriku yang terkapar di kursi panjang dan menarik kedua kaki istriku yang tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua lututnya sehingga istriku menungging dan Tarzan rupanya sudah siap dan batang kemaluannnya yang merah sudah membesar dan menegang langsung melompat di punggung istriku dan Pak Towadi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang vagina istriku

    “MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff .

    uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istriku mengerang saat batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang vagina istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan pantatnya sehingga istriku tak lagi dapat mengerang hanya mendesis

    “wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” dan bunyi kecepak-kecepak di selangkangan istriku semakin keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!” istriku mengejan saat orgasme dan terus entah sampai orgasme yang keberapa hingga tampaknya istriku hampir pingsan.

    Saya sekarang sendirian di ruang elektronik, lampu sudah saya hidupkan kembali, sambil merokok dan menunggu Fanny kembali ke ruang ini, saya termangu-mangu. “Aduh, sekarang dia panggil saya Mas, padahal saya bossnya, belum lagi kalau dia hamil”.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Pemerkosaan Bersama Octo

    Cerita Sex Pemerkosaan Bersama Octo


    972 views

    Perawanku – Cerita Sex Pemerkosaan Bersama Octo, Liana berjumpa pertama kalinya dengan Octa dua belas bulan yang lalu, Dia adalah kakak seorang teman dan mereka bertemu di sebuah pesta ulang tahun temannya. Ada daya tarik seksual langsung antara dua dari mereka. Octa memiliki kulit putih yg mulues serta rambut gelap, mata hijau besar, bahu lebar, Dia sangat seksi dan mempesona mata lelaki yang melihatnya sedangkan Liana , bahu rambut panjang cokelat, mata cokelat besar, dan penuh, bibir lemak yang cocok wajahnya sempurna. dia sangat feminin dengan payudara sempurna dan alami. Dia mengalir seks dan memiliki kehadiran seksual yang kuat, meskipun tidak selalu sengaja.

    Liana dan Octa mulai berbicara segera setelah Liana tiba di pesta, dan ketika mereka berbicara mereka minum dan main mata beberapa jam mereka tidak mampu menjaga tangan mereka dari satu sama lain dan memutuskan untuk menyelinap ke kamar mandi. Liana itu menyerbu ke kencing jadi dia bilang Octa dia akan pergi ke kamar mandi dan melakukan apa yang dia harus lakukan dan dia bisa menunggu di luar pintu dan dia akan membiarkan dia di saat dia dilakukan. Dia menarik celana jeans-nya turun di pergelangan kaki dan celana dalam pink berlutut dan merasakan besar menyembur saat ia marah untuk pertama kalinya malam itu. Merasa sangat lega untuk membebaskan kandung kemih penuh, Liana tidak melihat gagang pintu berputar dan sebelum ia tahu itu Octa berada di kamar mandi dengan dia.

    Tidak yakin apa yang sedang terjadi Liana tidak tahu apakah dia harus berhenti kencing atau tidak, tapi dia tidak benar-benar berpikir ia bisa berhenti jika ia berusaha jadi dia biarkan saja.Yang mengejutkan, membungkuk Octa mendekat dan meletakkan tangannya di vagina, sementara dia kencing. Liana melompat, itu adalah kejutan bahwa dia akan menyentuhnya, tapi rasanya begitu baik seperti dia mengelus vagina nya sambil kencing mengalir keluar. Ia selesai kencing dan dalam beberapa menit telah meraba untuk orgasme, tapi Octa tidak dilakukan. Ia berlutut dan menarik celana jins dan celana Liana off, mendorong kakinya sejauh kembali ke dalam tubuh saat mereka akan pergi dan ia mulai menjilati basah, berdenyut-denyut vagina. Liana itu bucking sekitar seperti kuda liar, berusaha keras untuk tidak jatuh toilet tetapi masih sangat sensitif dari orgasme pertamanya. Octas lidah hampir tak tertahankan. Hampir.

    Liana merasakan kenikmatan intens terburu-buru datang dan ia berhenti menolak lidahnya. Dia meraih kepalanya, mendorong sejauh ke dalam vagina basah karena bisa pergi dan dalam beberapa menit, seperti Octa menjilat dan mengisap klitorisnya dan meraba lubang nya, Liana datang lagi. Dia sekarang bergetar sebuah, berantakan basah duduk di kursi toilet.Octa hanya menatap, senyum lebar dia di wajahnya, bibir dan dagunya basah dengan jus-nya dan bikin dia. Liana berdiri dan memberinya panjang, penuh gairah, lidah mencium, mengecap dirinya seluruh mulutnya. Dia tidak bisa berbicara, hampir tidak bergerak dan tidak tahu apakah dia akan bisa berjalan, tapi ia yakin sebagai kotoran tahu dia ingin lebih dari Octa.

    Liana diatasi dirinya sebagai Octa berjalan keluar dari kamar mandi. Dia mengatakan hanya satu hal selama pertemuan seluruh kamar mandi. Saat ia pergi, ia mencium leher Liana dan berkata, “Mari kita pergi ke tempat saya.”

    Itu adalah pertemuan pertama seksual Liana dan Octa. Mereka terus sampai larut malam di rumahnya dan sekarang, dua belas bulan kemudian, mereka telah melakukan apa saja. Bukan pasangan seperti itu, tetapi hanya teman-teman bercinta yang menikmati masing-masing perusahaan. Mereka telah melihat dan melakukan itu semua. Mereka mencintai pesta pora, dan Liana telah geng menggedor. Mereka adalah pelanggan tetap di klub-klub berbagai swingers. Octa mencintai mengikat Liana Facebook, menggigit, mengikat, mencubit, mengisap dan memar besar puting sebelum menyusui dari mereka selama berjam-jam. Pada dasarnya tidak ada yang terlarang. bermain Anal adalah kejadian biasa dan diperlukan dan Liana telah menjadi agak dari dubur pelacur. Octa mencintai Liana berbagi dengan teman-temannya dan mereka sering akan menghabiskan seluruh akhir pekan menjilati, fucking, mengisap dan melahap satu sama lain dan lain-lain.

    Octa sering penutup mata Liana, manset dia orgasme menara dan jam tangannya selama berjam-jam saat dia akan cum lagi dan lagi, menyemprotkan dan kencing di mana-mana. Dia akan bergantian jari-jarinya masuk dan keluar dari pantatnya ketika dia hendak untuk mencium dan menyemprotkan dan kencing di gelas dan memaksanya untuk minum. Dia akan membuat masukkan ke bokongnya dan memakainya sepanjang hari, kadang-kadang di tempat kerja, dan meskipun bagaimana dihidupkan dia ia tidak diizinkan untuk masturbasi.

    Octa menjadi kepribadian seksual yang dominan, Liana menjadi permainan asiknya untuk bercinta dan ia menyukainya. Mereka berbaring berdampingan, keduanya terengah-engah karena mereka pulih dari apa yang sesi fuck raksasa. Octa beban perlahan-lahan merembes keluar dari bajingan miskin disalahgunakan Liana ketika ia bertanya Liana apakah ada sesuatu yang ia tidak dilakukan, baik dengan dia atau sebelum bertemu, bahwa ia ingin lakukan?Liana ingin menjawab langsung, ada satu hal yang ia sakit untuk dilakukan, tetapi membuatnya tampak seolah-olah dia perlu waktu untuk berpikir tentang pertanyaan itu.

    “Aku punya fantasi pemerkosaan,” Liana agak gugup berkata kepada Octa.

    Mereka berdua memiliki pengalaman seksual yang luas dan beragam dan meskipun Liana tidak benar-benar berpikir Octa akan panik di dalam keinginannya, fantasi gelap untuk diperkosa, ia gugup mengucapkan kata-kata kepadanya.

    “Benarkah?” Octa kata. “Hmmm …”

    Liana agak malu-malu berkata, “Apakah Anda pikir Anda bisa memenuhi fantasi itu untuk saya, Octa?”

    Octa berdiri, menyambar handuk dan menuju ke pintu kamar tidur, sebelum berkata, “Saya akan memikirkannya.”

    Dia mendengar pancuran, dan bertanya-tanya, singkat, persis apa yang “Aku akan memikirkannya” sebenarnya berarti. Tidak satu untuk memikirkan hal-hal seperti, Liana masih horny dan cum mengalir keluar brengsek-nya tidak membantu dia mengatasi Horny nya. Dia melakukan apa yang pelacur dubur baik lakukan, ia meletakkan dua jari di bajingan dan bermain dengan cum Octa saat ia jari memaksakan dirinya untuk orgasme lain, menjilati semua jari-jarinya pada kedua tangan ketika ia dilakukan. Seminggu telah berlalu sejak Liana mengatakan Octa dia punya fantasi pemerkosaan dan bertanya apakah ia bisa membantu memenuhi hal itu, dan ia masih belum benar-benar menjawab pertanyaannya. Dia semakin kesal pada penolakannya untuk menjawab, tapi ia tidak berani menunjukkan Octa bagaimana marah dia.

    Liana sedang bersiap-siap untuk malam di kota dengan teman-temannya ketika Octa mengetuk pintu. Dia tidak mengharapkan dia, atau perusahaan apapun dalam hal ini, saat ia bergegas untuk membuka pintu hanya dibungkus handuk. Octa masuk dan langsung pergi ke dada mainan Liana dan mengeluarkan butt plug pink dan sebotol pelumas, dan mengatakan Liana untuk mendapatkan tangan dan lutut. Dia lubed up butt plug saat ia menyebar pipi pantatnya lebar untuk masuk lebih mudah. Octa membanting butt plug di keledai saat ia menjerit tertahan.

    Dia kemudian membuka ritsleting celananya dan memaksa kontolnya ke bawah tenggorokan Liana tenggorokannya sampai ia meniup beban hangat ke bawah bagian belakang mulutnya. Liana duduk telanjang di tempat tidur saat Octa menarik celananya kembali, mencium leher dan berkata, “Saya sudah berpikir tentang hal itu, jawabannya adalah ya . “

    Wajahnya bersinar dengan kegembiraan, akhirnya dia akan memiliki terdalam dia, fantasi tergelap menyadari ..

    Jika Octa akan melakukan hal ini harus ada aturan. Dia langsung tahu dia akan mengatakan ya, ia hanya perlu untuk memastikan dia bisa mewujudkannya dengan cara yang ia ingin hal itu. Dia tidak ingin seluruh pengalaman menjadi kekecewaan kepada salah satu dari mereka dan ia memerlukan bantuan untuk mewujudkannya cara dia dibayangkan.

    Octa mengatakan Liana bahwa kadang-kadang dalam beberapa minggu ke depan itu akan terjadi, itu akan ketika dia paling tidak diharapkan dan ia akan menyukainya. Dia ingin dia tahu bahwa jika pada suatu titik dia merasa lebih takut hanya untuk mengucapkan kata dan ia akan berhenti.

    Sementara itu dia pergi tentang kehidupan seperti biasa, tetapi mereka tidak akan bertemu lagi sampai tiba waktunya. Liana tidak berhubungan seks dengan orang lain, dia memakai plug butt sesering mungkin dan mengirim gambar dari plugs butt di keledai untuk Octa, setidaknya sekali sehari. Liana diizinkan masturbasi sekali sehari juga. Tidak lebih.

    Dia meraih ke bawah dan mulai untuk menggosok vagina sekarang basah kuyup Liana saat ia masih duduk di sana telanjang di tempat tidur. Dia sekarang terlambat untuk bertemu teman-temannya tapi dia tidak peduli, rasanya sangat baik saat Octa menggosok vagina. Dia hanya santai dan membiarkan hal itu terjadi.

    Octa kemudian meraih pelumas yang baru saja digunakan pada butt plug dan menuangkannya seluruh tangannya. Liana sedang pusing dengan kegembiraan, ia akan mendapatkan mengepalkan! Dia mulai dengan dua jari, lalu tiga, saat ia berbaring dan rileks. Sebagai Octa dibangun hingga empat jari dia menyuruhnya merangkak. Liana tidak pernah kikir dari belakang sebelumnya, tapi ia yakin sekali akan mencobanya.

    Octa bekerja kelima jari ke dalam vagina basah kuyup dan dia mengeluarkan desahan keras. Dengan lima jari Octa sekarang di dalam dirinya, Liana mulai bolak-balik, membantu seluruh tangan di dan sebelum ia tahu itu vagina penuh tangan Octa. Dia adukan hal itu dalam dirinya begitu keras, buah dadanya yang bergoyang di mana-mana, pasang pantatnya ingin keluar dan vagina berbaring secara maksimal.

    “ohhhhhh pelacur!” Octa berteriak Liana saat ia bekerja sampai klimaks. “Ayo kamu pelacur!!” Liana bisa merasakan orgasme datang saat ia ditumbuk nya lebih keras dan lebih keras. Seluruh tubuhnya mulai bergetar saat ia berteriak keras dan lebih keras dan dengan satu besar menyembur dia menyemburkan seluruh tangan Octa saat ia datang. “Owwwwwhhhhhoooohhh!” Teriak Liana saat ia roboh ke tempat tidur, di perutnya. Octa menyelinap tangannya keluar dari vagina. Liana tidak bisa bergerak sebagai Octa mengambil tangannya dan membuat menjilat Liana semua jari-jarinya dan tangan bersih. Dia mencium penuh gairah di bibir dan berkata “Lain kali aku melihatmu, aku akan memperkosa kamu, kamu lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Janda Seksi Pembawa Nikmat

    Cerita Sex Janda Seksi Pembawa Nikmat


    971 views

    Perawanku – Cerita Sex Janda Seksi Pembawa Nikmat, Kisah ini berawal dari aku yang sedang jalan-jalan dan bertemu Janda seksi binal, badanya singset seperti gitar spanyol. Penasaran ? mari kita simak..

    Saya mempunyai seorang temen cewek, sebut saja namanya Dina. Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yg melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Dina mempunyai tinggi kurang lebih 168 cm, 50 kg dan menggunakan bra ukuran 34B Artikel Judi Pakai Pulsa (hal itu saya ketahui ketika saya ML sama dia), dan kulitnya kuning langsat. dgn wajah layaknya cewek kampus, dan tidak terlihat sama sekali kalau dia juga seorang pecinta sex bebas, sama seperti saya.

    Beruntung saya memiliki wajah dan badan yg cukup lumayan, sehingga saya tidak mengalami kesulitan dalam mencari teman untuk melepas birahi, apalagi ditambah dgn ukuran saya yg boleh dibilang lebih dari rata-rata. Wajar saja kalau teman cewek saya rajin mengontak saya disaat mereka butuh dan begitupun juga sebaliknya.

    Suatu hari, Dina menelpon saya. Dia cerita bahwa dia punya teman kost baru, dan cakep pula. Judi Online Daftar Pulsa Dia juga bilang kalau temannya itu mirip artis ternama di ibukota, yg namanya sudah terkenal. Dia janji mau mengenalkan saya ke dia. Maka kemudian saya dan Dina membuat suatu janji pertemuan di hari Sabtu.

    Pada hari yg telah di janjikan, saya telah membuka sebuah kamar di daerah Juanda, dan seperti yg telah direncanakan, Dina datang membawa seorang temannya yg bernama Santi.

    “Tok.. tok.. tok..!” 3 kali saya dengar ketokan pintu, maka secara otomatis saya membukakan pintu.Begitu pintu terbuka, terlihatlah Dina yg sedang tersenyum kepada saya, dan di belakangnya tampak temannya yg akan dikenalkan ke saya. Dan benar saja, temannya itu menang benar mirip sekali dgn artis ibukota yg Dina ceritakan.

    “San, kenalin donk.. ini loh temen aku yg aku mau kenalin ke elu.” begitu ucap Dina sambil masuk ke kamar.”Oh iya, aku Santi.. dan elu sapa..?” sapanya ramah.Saya sempat terdiam sewaktu Santi menjulurkan tangannya, karena saya tidak habis pikir kalau cewek ini begitu cantiknya, dan saya harus dapat mencicipinya hari ini juga.

    “Hmm, nama aku A..” begitu saya sadar, langsung saya merespon dgn julurkan tangan.Hmm, kulitnya halus Agen Judi Deposit Pulsa juga, pikir saya. Kalau dari yg saya lihat, Santi ini sedikit lebih pendek dari Dina, tetapi dia mempunyai buah dada yg lebih besar daripada Dina. Kira-kira tingginya 162 cm, 45 kg, dan saya rasa ukuran dadanya 34C, soalnya dadanya besar sekali.

    “Eh, kamu berdua jangan diem gitu donk, kasih aku minum kek..!” tiba-tiba suara Dina memecahkan kesunyian yg ada.”Oh iya, sori Vinn, tuh kamu ambil aja deh di kulkas..!” jawab saya sekenanya.”Gini..,” kata Dina. “Temen aku Santi ini seorang janda anak satu, tapi kamu pikir deh, umurnya baru 24 dan body-nya masih segini, ngga kecewa donk kamu aku bawain yg kaya gini.” lanjut Dina lagi.”Ah elu bisaan aja Vin,” sahut Santi dgn tersipu, sehingga tampaklah wajahnya yg sedikit memerah.Aduh.., ini membuat saya jadi horni saja. Cerita Sex Janda Muda

    Tiba-tiba saja Santi menarik Dina ke kamar mandi.”Ikut aku bentar deh Vin..!” kata Santi.Lalu Dina dgn terburu buru juga ikut dan sambil bicara kepada saya, “Dah kamu tiduran aja dulu di ranjang, temen aku mau bilang sesuatu kali nih ke aku.”

    Tidak lama mereka keluar dari kamar mandi.”Eh sori yahh tadi sempet bikin kamu kaget.” kata Santi.”Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya masih bingung.”Emangnya kenapa sih tadi..?” saya masih bingung.”Udah deh kamu ngga usah tau, urusan perempuan kok barusan, yg penting sekarang kamu santai aja di ranjang kamu dan ikutin permainan aku.” timpalnya lagi.

    “Wah-wah-wah, permainan apa lagi nih..?” pikir saya dalam hati.Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Dina tersenyum nakal ke arah saya. Duh, saya jadi tambah horni saja deh.”Sebelum aku kasih kamu ijin, jangan sekali kali kamu sentuh aku, ok..?” kata Santi.”Ok-ok deh..,” jawab saya meskipun saya masih agak bingung dgn arah permainannya.

    Tiba-tiba saja Santi langsung mendekati ke ranjang dan segera menciumi saya di bibir. yahh sudah otomatis saya akan merespon juga donk. Lidah kami saling ‘bergerilya’, sedangkan saya hanya boleh telentang saja di ranjang. Kemudian ciuman Santi turun ke leher saya, hm.. enaknya pikirku. Dijilatinnya leher saya, terus dia juga menjilati kuping saya.Tanpa sadar saya mendesah, “Ahh, enak, San, terusin dong..!”

    “Sekarang aku bukain baju kamu, tapi inget..! Tangan kamu tetep diam aja yahh, jangan sentuh aku sebelum aku kasih Judi Bola Online123 ijin..!” sahutnya lagi.”Aduh sengsara banget nih..! Masa mau ML tapi tangan aku ngga boleh megang-megang sih..!” pikir saya dalam hati.

    dgn cepet Santi membuka baju saya dan langsung dilempar. dgn sigapnya Santi langsung bergerilya di dada saya, bagaikan seseorang yg lama tidak mendapatkan tubuh laki-laki. Digigitnya kedua puting saya.”Ahh, enak gigitan kamu,” saya mendesah pelan.Samar-samar saya melihat Dina duduk di samping saya sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.  Cerita Dewasa Janda HOT

    Tanpa sadar tangan saya mencoba mencari buah dada Santi untuk saya remas-remas. Eh tanpa saya duga, tiba-tiba saja tangan saya ditepis oleh Santi dan Dina.”aku kan udah bilang, kalo belum aku kasih ijin jangan sentuh aku..!” kata Santi.”Iya, kamu tuh gimana sih..?” kata Dina, “Ikutin donk permainannya Santi..!” lanjut Dina.”yahh habis gimana donk..? Namanya juga reflek..!” timpal saya sambil mendesah dan agak kecewa.

    “Pokoknya kamu sabar deh..!” kata Santi sambil membuka celana saya.”Hmm.., CD model low cut dgn warna hitam nih..!” ujar Santi sambil bergumam sendiri.”kamu tau aja kesukaan aku..!” kata Santi, “Dan kamu seksi banget dgn CD warna gini, bikin aku horni juga tau..!” kalimat Santi yg terakhir sebelum dia mulai ber-‘karaoke’.”Oohh, enak, sedot lagi donk yg kuat San..!” kata saya sambil mendesah.

    Kurang lebih 5 menit Santi telah ber-‘karaoke’ terhadap penis saya. Kemudian Santi dgn sigapnya melepas seluruh baju, celana dan pakaian dalamnya.”Nah, sekarang kamu baru boleh sentuh aku..!” kata Santi.Maka karena dari tadi saya sudah menahan mau nyentuh dia tapi tidak boleh, maka kesempatan ini tidak saya sia-sia kan.
    Langsung saja saya rebahkan Santi di ranjang dan gantian saya ciumi bibirnya, dan Santi juga membalasya dgn tidak kalah ganasnya. Kemudian saya turuni ciuman saya ke daerah lehernya. Hmm, lehernya yg bersih itu saya ciumi dan saya jilati. Samar-samar saya mendengar Santi mulai mendesah.

    Kali ini saya turun ke buah dadanya, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun putingnya Santi.Dan Santi kemudian bicara, “Ayo donk isepin puting aku, please..!”

    “Wah ini saatnya balas dendam nih..!” pikir saya dalam hati.”Hah..? kamu minta diisepin puting kamu, sabar yahh sebelum aku mood, aku ngga bakal isep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.Saya lihat Dina juga ikut tersenyum melihat temannya terkapar pasrah.

    Tidak lama setelah saya memainkan buah dadanya, saya turun ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Santi yg begitu halus dan dicukur rapih. dgn sigap saya langsung menghisap vagina santi.”Ohh.., ohh.., enakk..! Terusin donk Sayaang..!” sahut Santi sambil mendesah.Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

    “Sayaang, aku mau keluar,” lirih santi.Dan tiba-tiba saja cairan vagina Santi keluar diiringin teriakan dari Santi yg kemudian saya telan semua cairan vagina Santi.”Duh Say, kamu kok hebat sih maenin memekku..?” tanya Santi.yg saya lakukan hanya tersenyum saja.

    “Please donk, masukin punya kamu sekarang..!” pinta Santi dgn memelas.”Nanti dulu, puting kamu belum aku hisap..!” jawab saya.Maka dgn cepat langsung puting yg berwarna coklat muda itu saya hisap dgn kencanganya secara bergantian, kiri dan kanan.  Cerita Mesum dengan Janda

    “Ahh, enakk Sayaang, terusin..! Tambah kenceng donk..!” teriak Santi.Hmm, mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horni lagi, apalagi si ‘adik’ sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vaginanya.”Shit..! Sempit banget nih memek..!” pikir saya dalam hati.

    Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga barang saya ke vaginanya.”Gila bener San, barang Judi Bola 3033 kamu enak dan sempit banget sih..?” jawab saya dgn napas yg mulai tidak teratur.Dan kalimat saya dibalas dgn senyum oleh Santi yg sedang merem melek.

    Begitu masuk, langsung saya goygkan. yg ada hanya suara Santi yg terus mendesah dan teriak.”Ahh terus Sayaang, tambah cepet donk..!”Dan sekilas di samping saya tampak Dina sedang meremas-remas buah dadanya sendiri.

    “Sabar Vin, akan tiba giliran kamu, sekarang aku beresin dulu temen kamu ini..!” jawab saya sambil sambil menggoygkan Santi.Dina hanya dapat menganggukan kepala, soalnya dia tahu ini bagian dalam permainan yg mereka buat, jadi Dina juga tidak boleh ikut sedikit pun dalam permainan saya dan Santi.

    Tidak lama kemudian Santi minta gantian posisi, kali ini dia mau di atas.”aku cepet keluar kalo di atas..!” katanya santai.Kami pun berganti posisi. Berhubung Santi tadi sudah keluar, maka kali ini ketika kami ‘main’ vagina Santi sudah becek.”Ahh.., enakk.., barang lo berasa banget sih..!” jawab Santi sambil merem melek.

    5 menit kemudian Santi teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.Tetapi saya kan belum keluar, wah tidak begini caranya nih. Ya sudah akhirnya saya gantian dgn gaya doggy.Kali ini kembali Santi menjerit, “Terusiin Sayaang..!”Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.”San, mau keluarin dimana..?” tanya saya.”Di muka aku aja.” jawabnya cepat.

    Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Santi.Kemudian Santi dgn cepat membersihkan penis saya, bahkan saya saja sampai ngilu dgn hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Dan saya tetep melihat Dina tetap meremas dadanya dan dia pun melihat saya dgn tatapan ingin mendapat perlakuaan yg sama seperti temannya.

    “Vin, ke kamar mandi dulu yuk, aku mau bersih-bersih nih..!” jawab saya sambil mengajak Dina.Kemudian Dina dgn cepat menarik saya ke kamar mandi. Di kamar mandi kami saling membersihkan satu sama lain.”Vin, aku istirahat dulu yahh, aku cape banget soalnya,” timpal saya dgn suara lemas karena horni tapi penuh dgn kebahagiaan.

    “Ok deh, tapi jangan lama-lama yahh, aku udah ngga tahan nih, horni banget..!” jawab Dina sambil membersihkan penis saya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Menikmati Tubuh Tifa Yang Sempurna

    Menikmati Tubuh Tifa Yang Sempurna


    971 views

    Cerita Sex ini berjudulMenikmati Tubuh Tifa Yang SempurnaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Teman teman sering memanggilku dengan kata berto pada umumnya nama itu biasanya dipakai pada orang yang bertato tapi gak tau teman teman suka panggil itu mungkin karena mudah diingat dan familiyar, aku berusia 26 tahun gilanya lagi diumur segitu aku masih minim pengetahuan tentang apa namanya cinta.

    Sekarang aku sudah bekerja dari 4 bulan kemarin perusahaan di bidang jasa jarak antara kantor 6 km dari tempat tinggalku, aku masih menumpang di rumah om ku namnya om Rudy dia adalah akepala sekolah di SMK yang terkenal di kota kami, sedangkan istrinya bekerja sebagai perawat di RS swasta. Dan anaknya ngekost di kota lain karena tidak mau kuliah di kota yang ditinggalinya.

    Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante Aku hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.

    Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak Aku agar Aku tinggal bersama mereka, dengan alasan daripada Aku harus kost di luar, lebih baik Aku tinggal di rumah om Aku saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Rudy memberi alasan.

    Sebulan kemudian, tante Rini membawa keponakannya ke rumah. Nama keponakan tante Rini adalah Tifa, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMKK Negeri. Tifa adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang. Suatu ketika, om Rudy dan tante Rini pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om mengajar.

    Ia sempat mengajak Aku, namun Aku menolak dengan alasan Aku agak lelah, lalu tante Rini mengajak Tifa, namun Tifa juga menolak dengan alasan Tifa lagi ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan.

    Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua berhatihati, karena sekarang banyak maling yang purapura datang sebagai tamu, namun ternyata sang tamu tibatiba merampok setelah melihat situasi yang memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh Aku menutup pintu.

    Sejak kepergian om dan tante, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun sengaja Aku kecilkan volumenya karena Tifa sedang belajar. Aku hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta.

    Aku sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri. Karena terlalu asyiknya Aku nonton TV, sehinggak Aku sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak Aku.

    Setelah Aku lihat ternyata Tifa, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya. Aku jadi degdegan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos orangenya yang super ketat, sehinggak lekuklekuk tubuhnya tampak begitu jelas.

    Sejenak Aku terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Aku amati pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BHnya 34B.

    Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat Aku. Bagaimana rasanya kalau Aku menikmati tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun Aku berusaha menyingkirkan pikiran itu karena Aku pikir bahwa dia adalah sepupu ipar Aku, tinggal serumah dengan Aku dan Aku pun menganggapnya sudah seperti adik kandung Aku sendiri.

    Ada apa sih? Kok kamu mengajak Aku masuk ke kamar kamu? kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan Aku.

    Sebenarnya bukan karena Aku menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum Aku belum pernah masuk ke kamar Tifa sebelumnya.

    Kak, Tifa mau minta tolong nih! katanya sambil menatapku manja.

    Kakak mau nggak membantu Aku menyelesaikan tugas ini, soalnya besok sudah harus dikumpul. kata dia setengah merengek.

    Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar Aku membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Aku akan membantumu dengan senang hati, Aku kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu. kataku mantap.

    Asyik, makasih ya kak. kata Tifa sambil menciumku.

    Kontan Aku merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, Aku belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Tifa.

    Aku pun segera membantunya sambil sesekali mencuri padang padanya, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau Aku memperhatikanya. Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tibatiba Tifa berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.

    Kak, Tifa pusing nih, boleh nggak kakak pijitin kepala Tifa? katanya sambil merapatkan badannya ke dada Aku.

    Sempat Aku merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.

    Emang kenapa kok Tifa tibatiba pusing? tanya Aku agak heran.

    Ayo kak, tolong pijatin dong, kepala Tifa pening!

    Oke, dengan senang hati lagi. kataku penuh antusias.

    Aku lalu mulai menekannekan keningnya dengan tangan kiri Aku dan tangan kanan. Aku menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali Aku juga mengelus pundaknya yang putih bersih.

    Kak, belakang leher Tifa juga kak, soalnya leher Tifa agak kaku nih. katanya sambil menuntun tangan Aku pada lehernya. Setelah Aku memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan Aku.

    Kak, Tifa baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.

    Terserah Tifa ajalah. kata Aku sambil mengikutinya dari belakang.

    Lagilagi Aku terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai. Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh Aku memijat leher dan punggungnya. Sesekali Aku melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli.

    Aku tidak tahu pasti, yang jelas Aku juga sangat senang memijat punggungnya yang sangat seksi. Entah karena gerah atau bagaimana, tibatiba saja ia bangun.

    Kak, Tifa buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.

    Mungkin Tifa masuk angin. katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan Aku.

    Aku terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati Aku berpikir alangkah bahagianya Aku kalau kelak mempunyai istri secantik Tifa. Aku terus memijatnya dengan lembut. Sesekali Aku memutarmutar jarijari Aku di tepi rusuknya.

    Setiap Aku meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh lakilaki. Aku juga sudah mulai merasakan penis Aku mulai bergerakgerak dan kini sudah semakin tegang. Tibatiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Aku.

    Kak, Tifa buka aja BHnya ya kak? Soalnya gerah nih. Terserah Tifa lah. kata Aku.

    Kini kami saling berhadaphadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan Aku dan Aku berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, Aku pun membalas senyumanya, nafas Aku sudah mulai tidak menentu.

    Sepertinya nafas Tifa juga sudah mulai tidak terkendali, Aku melihat bukitnya yang nampak berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik. Aku sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini Aku belum pernah melihat pemandangan seindah ini.

    Di depan Aku kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan desahan nafas yang membuat batang kejantanan Aku sudah berdenyutdenyut. Seakanakan penis Aku mau lompat menerjang tubuh Tifa yang terbaring mengeliatgeliat, sungguh darah muda Aku mulai berdesir kencang. Kini Aku mulai merasakan detak jantung Aku sudah tidak beraturan lagi.

    Kenapa kak? katanya sambil tersenyum manja.

    Nggak, nggak papa kok. kata Aku agak grogi.

    Sudahlah, ayo Kak pijatnya yang agak keras dikit.

    Iya, iya jawab Aku.

    Aku lalu mulai mengeluselus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja Aku menyenggol gundukan di dadanya.

    Ahh.. katanya sambil menggeliatkan tubuhnya. Aku dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya

    Tidak apaapa kak, terusin saja. katanya.

    Wah, benarbenar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi Aku karena tidak pernah terlintas di dalam pikiran Aku akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengeluselus tubuh Tifa yang sangat merangsang.

    Aku tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini, kata Aku dalam hati.

    Kini Tifa semakin merasakan sentuhan jarijari Aku, Aku melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang membuat Tifa lupa diri, dia tibatiba menarik wajah Aku,

    Lalu mengusapnya dengan jarijarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir Aku. Aku hanya pasrah dan terus terang Aku juga sebenarnya sangat menginginkanya, namun selama ini Aku pendam saja karena Aku menghargainya dan menganggapnya sebagai adik sendiri.

    Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala Aku yang dialiri oleh gelora darah muda Aku yang menggelora. Ia terus mencium Aku dan kini ia melepaskan kaos yang Aku pakai lalu membuangnya di samping ranjang.

    Tifa, ada apa ini? tanya Aku setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.

    Tetapi ia tidak memperdulikan katakata Aku lagi. Melihat gelagat Tifa yang sudah di luar batas kendali itu, Aku pun tidak mau tinggal diam. Aku mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.

    Aku merasakan penis Aku semakin keras dan berdenyutdenyut. Tifa terus mencium bibir Aku dengan nafas tersengalsengal. Aku pun tidak mau kalah, Aku mulai meremasremas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini Aku mulai mengisap pucuknya.

    Achh.. ia menggeliat.

    Aku melihat Tifa semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat.

    Tifa melihat penis sudah mendongkrak celana pendek Aku, ia lalu menyelipkan tangannya ke dalam CD Aku dan ia kini sudah menggenggam penis Aku yang berdiri tegak dengan otototot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD Aku dan kemudian melemparkannya ke lantai. Ia kembali menangkap penis Aku dan mengocoknya dengan jarijarinya yang lembut.

    Aachh.. achh.. benarbenar nikmat rasanya. Aku merasakan penis Aku semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik Aku yang sudah berdenyutdenyut dan mulai mengeluarkan cairan bening.

    Aku pun tidak mau ketinggalan. Aku lalu menyelipkan jarijari Aku ke selangkangannya. Aku merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan cairan warna bening mengkilat.

    Rupanya ia sudah benarbenar sangat terangsang dengan permainan kami. Dengan nafas yang tersengalsengal, Aku lalu melorotkan celana Tifa lalu meremasremas pahanya yang putih mulus dan masih kencang.

    Aku tidak sanggup lagi menahan nafsu Aku yang sudah naik ke ubunubun Aku. Dengan sekali tarik, Aku berhasil melepaskan CDnya Tifa. Kini ia benarbenar bugil. Aku sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh nyaris sempurna.

    Aku benarbenar tidak tahan melihat vaginanya yang ditumbuhi rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerahmerahan.

    Kembali penis Aku berdenyutdenyut, seakan merontaronta ingin menerjang lubang nikmat Tifa yang masih terkatup rapat. Aku sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini Aku mulai mengusapusap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Tifa sudah sangat basah. Aku melihat Tifa semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat.

    Achh.. achh.. ohh.. ohh.. Aku terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah,

    Achh.. achh.. sambil menariknarik pinggulnya.

    Kak, ayo masukin kak! sambil menarik penis Aku menuju bibir kemaluannya.

    Oke Akung, lalu Aku membuka kakinya.

    Kemudian Aku melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Aku lalu menarik pantat Aku dan merapatkan pada selangkangannya. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan Aku lalu menempelkannya di bibir kemaluannya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.

    Pelanpelan ya kak, Tifa belum biasa.

    Iya Akung, kata Aku sambil mengecup bibirnya yang merekah basah. Aku kemudian mendorongnya pelanpelan.

    Achh.. sakit kak.

    Tahan Akung.

    Aku lalu kembali mendorongnya pelanpelan dan kini batang Aku sudah bisa masuk setengahnya. Tifa hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Aku terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali Aku menyentaknya agak keras.

    Achhkk.. sakit kak, pelanpelan donk! memang vaginanya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan.

    Tahan ya Akung, Aku mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya eraterat.

    Akk.. Tifa meringis keras. Ia memukul dada Aku dengan keras sambil menarik pantatnya.

    Sakit kak, sakitt..

    Aku merasakan batang kejantanan Aku menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang kenikmatan Tifa. Rupanya batang Aku telah berhasil menembus selaput daranya. Dari liang sorga Tifa tampak mengalir darah segar.

    Aku terus menggoyanggoyangkan pinggul maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremasremas gunungnya yang sangat menantang itu. Sesekali Aku melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benarbenar milik Tifa sungguh nikmat,

    Aku merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap Aku merasakan kejantanan Aku terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Tifa. Kini Aku merasakan batang kemaluan Aku sudah berdenyutdenyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, namun Aku tetap menahannya dengan mengurangi irama permainan Aku.

    Terus kak, terus.. ia menggeliat.

    Aku melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan Aku kembali Aku pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerahmerahan.

    Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak. sambil menggeliat.

    Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerakgerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Aku merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Tifa memelukku eraterat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.

    Achhkk.. Aku merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan Aku, rupanya Tifa sudah orgasme.

    Aku semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan Aku, akibat kenikmatan yang diberikan Tifa sangat luar biasa, batang Aku semakin berdenyutdenyut dan kini Aku benarbenar tidak sanggup lagi menahannya. Lalu Aku mempercepat gerakan Aku dan mendorong penis Aku lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Tifa dengan erat ke dalam pelukan Aku.

    Aku merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh Aku mulai dari ubunubun sampai ujung kaki Aku.

    Akhirnya, Srett.. srett.. srett.. Kejantanan Aku mengeluarkan cairan hangat dalam lubang kemaluan Tifa.

    Aku sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Tifa secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Aku hanya tersenyum lalu mengecup bibir Tifa dan mengucapkan terima kasih pada Tifa.

    Tampak tubuh Tifa basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseriseri karena puas. Tifa hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika Aku mencabut batang kejantanan Aku dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, Aku melihat di sprey Tifa terdapat bercak darah. Tetapi segera Tifa bangun dan menenangkan Aku.

    Tenang mas, nanti Aku cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.

    katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir Aku. Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Tifa.

    Setelah Aku mengambil baju dan celana, Aku pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Tifa dari kamarnya lalu mengajak Aku makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini. Mungkin Tifa malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, Aku tidak tahu pasti.

    Tidak lama kemudian, om dan tante datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100 persen dengan nilai tertinggi di kota kami.

    Om menanyakan Tifa, tetapi Aku katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada Aku bahwa ia agak lelah. Om hanya mengangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat.

    Aku tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar Aku. Di dalam kamar, Aku tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Malam ini Aku sangat senang karena telah merasakan sesuatu yang tidak pernah Aku rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat manis ini tentu tidak akan pernah Aku lupakan sepanjang hidup Aku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nikmatnya Malam Minggu

    Cerita Sex Nikmatnya Malam Minggu


    971 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Malam Minggu, Ini cerita pengalamanku di dunia malam sekitar tahun 2004-2005 an, aku kalian sudah tau dong namaku Tommy, cuma yang membedakan sekarang adalah badanku yang semakin altetis bidang dan tentunya yang menarik perhatian adalah tinggiku yang lumayan tinggi sekitar 1.80.

    Waktu malam minggu ini aku janjian dengan Lina temen dekatku di salah satu tempat dugem yang yang sekarang sudah tutup. Waktu menunjukan jam 11 malam, aku mulai memasuki kawasan Hayam muruk dengan mobil BMW ku memarkirkan mobilku dan aku masuk langsung ke atas, masuk dan bayar…kemudian aku menelpon lina untuk memberitahu kalau aku sudah sampai dan menayakan Lina dimana …sedikit berteriak teriak untuk menjawbnya kairnya aku tau kalau dia memesan table di depan panggung. sebelah kanan.

    Malam itu terasa bener asap rokok bercampur alkohol dan dentuman musik house yang kalau belum biasa pasti bisa muntah muntah…memasuki lorong manusia yang berjoget sambil terkadang melihatku dan terkadang juga sedikit mencolek badanku yang melewatinya. Yang suka kedugem pasti ngerasain apa yang aku maksud. Kemudian akirnya aku temukan linda besama teman temannya dan aku dikenalkan dengan temannya satu persatu namanya adalah Lia, yang berbadan ramping cenderung kurus tapi memiliki mata yang tajam dan yang senyum menawan menggunakan baju putih,

    kemudian dikenalkan dengan Dian mirip artis ayu ashari pakai baju hitam dan kelihatnya lagi teler…karena ine..x mungkin ya..yang menarik dari dian adalah badanya yang padat dan toketnya yang gede sekitar dua kali genggaman …kalau mau bayangin ya seperti sarah as..hari deh …segitu kemudian kami makin hot dalam berjoget di sekitaran meja kami. Linda mendekatiku dan merangkul aku..aku menayakan ke Lin ” itu Dian kenapa ? ” Lina menjawab ” lagi stress dia ditinggal pacarnya…

    Kulihat dari mata kiriku dian meskipun teler tetep sexy dan melihat juga ke mataku ..mata kami bertemu dan sejurus kemudian dian makin meliuk liukan badannya posisi meja kita adalah meja yang tinggi bukan sofa, jadi berdekatan dengan meja tamu yang lain dan bener waktu itu padet banget ..aku kemudian mengambil rokok dan menyedotnya sambil menikmati musik dan lina tetap melingkari badangku dengan tangannya seakan memberitahu kalau aku adalah miliknya ketemen temennya…tapi si lia yang pakai baju putih juga makin hot bergoyang disamping kiriku sambil berputar putar…dan terkadang menyetuh bagkian kakiku…rasanya ser ser…canti lia dengan rok penedeknya yang mungkin hanya lima senti sudah pasti mengenai memeknya..pendek banget kan sambil kadang dia meminum minumanku…kemudian aku memesan beberapa minuman lagi..rainbow yang biasa kita bakar dulu dan disedot…enak banget…suasana makin hot …lina memesan Jak Daniels …dan minuman apalagi aku tidak tau….setengah jam berlalu *badangku makin panas dan mengatakan ke lina…lin ngefloor yuk…lina menjawab km pergi sama si lia tuh…kayaknya sudah kepanasan dia..sambil menunjuk dan ketawa tawa…akirnya aku gandeng Lia…yuk ngefloor…

    Di floor makin hot lagi temen temen lia meliuk liukan tubuhnya menyetuh bagian pelerku sambil terkadang memelukku..dan sebentar bergoyang makin hot..sambil mengibaskan rambut panjangnya…di depanku terdapat cewek yang lumayan sexy abg lah ya…yang melihatku dan aku balas melihatnya…dan dengan percaya dirinya dia memberikan tanda seperti jari telunjuknya dimasukkan ke jari telunjuk dan jempol kirinya seperti sedang mengasi sinyal bahwa dia pingin dientot dengan ku…aku memperhatikannya dia terus terusan melakukan aktivitasnya tersebut…di keremangan malam….yang sering kedugem pasti tau yang aku maksudkan.*

    Aku kemdudian kembali ke tempat duduk karena cape..kulihat cewek tersebut yang mukanya mirip penyiar metro gilang ayunda…melihatku dan aku menuju ke toilet…di belakang panggung kulihat dari kejahuan sebutlah si ayu ini mengikutiku habis di toilet yang ada banyak orang pada muntah muntah dan…aku lihat si ayu menunggu ku didpn toilet..buset …bajunya terlihat sexy abis dengan tangtop dan kulit hitam sawo matang…melihatku dan memberikan kode jempol yang diapit dijari telunjuk…aku dengan teler teler pura pura mendekat ke dia dan mengatakan gimana say…diakemudian merabai tongkolku dan mengatakan mau..ga ngamar sama aku..? aku balas bayar berapa ? …dia balas 700 dengan menunjukan jari telunjuknya..aku kasih tau lain kali ya…sambil berlalu dan meningkalkan si ayu di sudut ruangan itu…aku kembali ke meja…terus posisiku membelakangi lina yang berjoget didepan sangat hot..terlihat siluet dibelakang sini..kemudian…yang tak kulihat adalah diana ..ternyata diana hanya duduk di samping smbil tiduran dimeja tersebut. aku mendatanginya dan duduk kemudian kuliat lina dan lia tetap berjoget dengan hotnya…lia disamping kiriku menyapaku “Tom lama amat..? kesambit ya ? ” sambil ketawa aku memberitahu bahwa baru ke toilet.

    Aku kemudian minum Jack Di tapi kemudian aku merasakan ada yang aneh di minumanku.. aku merasa agak pahit.. dalam hati pasti lina masukin sesuatu.. tapi sdh terlambat jg untuk dikeluarkan…
    Aku kemudian mengoyang goyangkan kepala .. sedikit pusing dan serasa dentuman musik masuk di kepalaku…kuliat dian senyum penuh arti kemudian dia merabai bagian atas celanaku aku hendak menghentikannya tapi diana lebih cepat mengengam kontolku yang mengacung … Kuliat lina tetap berjoget… Kemudian yg lebih gila lagi diana memasuki meja yg di sarungi kain hitam kemudian membuka reselting celanaku .. membenakan mulutnya melumat kontolku..aku berusaha tetap tenang dibWah sana diana dengan nafsunya melumati kontolku memaju mundurkan dan memegang dragon ballku… Yang tak kusangka lia yg tadi disampingku sudah dibelakangku memelukku dan membisihkan.. kata lina malam ini km milik kita berdua… Sambil menyapu telingaku dengan lidahnya… Dibwh sana kontolku sdh keras sekeras. Kerasnya mengacung..dan tiba tiba aku mengejang… Dan meremas tangan lia…pejuku muncrat dimulut diana..dan diana menyedot abis…

    Gila.. rasnaya aku memuncratkan dua atau tiga kali peju ke mulut diana.. kemudian diana kembali ketempat duduknya serasa ga ada apa apa…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bergantian Memperkosa Lubang Gresia

    Cerita Sex Bergantian Memperkosa Lubang Gresia


    971 views

    Perawanku – Cerita Sex Bergantian Memperkosa Lubang Gresia, Tempat yang berlokasi paling sudut . tempat itu merupakan berkumpulnya orang orang yang mencarai pelarian di antaranya adalah preman, bandit, brandal tempat iru selalu ramai dan tak pernah sepi karena buka dari pagi hingga pagi lagi kebanyakan yang datang di sana adalah pria pria jarang sekali wanita yang tampil disana.

    Mulai dari pukul 12 siang, sejumlah brandal sudah mulai minum-minum, membuat pengunjung yang peminum biasa cepat-cepat pergi meninggalkan bar itu. Empat dari mereka bermain bola sodok dan yang lima lainnya sedang berbicara dengan Bayu. Sekitar pukul tujuh malam seorang sosok wanita masuk. Dia sama sekali tak cocok dengan daerah itu.

    Gresia , wanita itu, sudah dijanjikan akan dijemput oleh pacarnya sekitar pukul tujuh, dan pacarnya mengatakan agar dia berpakaian seksi dan sensual. Bagi Gresia sendiri, itu bukan masalah. Dia menghabiskan sepanjang sore berbelanja dan berdandan. Dia kemudian mengenakan gaun malam hitam. Bagian dadanya lumayan rendah membuat belahan dadanya terlihat, tapi tak terlalu banyak.

    Buah dada Gresia tak besar, tapi padat dan bulat, dan tetap mengacung walaupun dia tak mengenakan BH sekalipun. Pantatnya juga terlihat bulat di tutupi oleh gaun malam itu. Gresia terlihat tinggi sebab di kakinya dia memakai sepatu dengan hak setinggi sepuluh senti. Panjang gaun malam itu cuma sampai sepuluh senti di atas lutut Gresia , membuat kaki Gresia yang panjang terlihat jelas, halus, putih mulus.

    Sebab ketatnya gaun yang dia pakai, Gresia harus berjalan perlahan, masuk ke dalam bar itu. Rambut Gresia yang berwarna kecoklatan jatuh tergerai di punggungnya. Secara keseluruhan penampilan Gresia membuat bar itu semakin terasa panas.

    Pacarnya bilang bahwa dia akan menjemput Gresia untuk makan malam, tapi sekarang Gresia sendiri tak yakin apakah memang daerah ini yang dimaksudkan, setelah matanya melihat keadaan di sekelilingnya. Dia sendiri harus bertanya beberapa kali untuk dapat sampai ke daerah ini.

    Gresia yang tak melihat teman kencannya, memutuskan untuk memesan soft drink dan menunggu sebentar. Gresia menghampiri daerah duduk kosong di sebelah meja bola sodok, dan duduk di situ berharap teman kencannya akan langsung datang dan membawanya pergi dari situ.

    Keempat orang yang sedang bermain bola sodok memandanginya sejenak dan mengenali Gresia , mereka berkata bahwa mereka adalah fans berat Gresia dan mengajaknya untuk ikut dalam permainan bola sodok mereka. Dengan sopan Gresia mengucapkan terima kasih dan menolak tawaran itu, dan mengatakan bahwa dia sedang menunggu temannya.

    Masing-masing dari keempat orang itu menatap Gresia untuk beberapa saat, dan Gresia sendiri merasa merinding ketika matanya menatap mata mereka. Mereka menjilati bibir mereka setiap kali mata Gresia beradu pandang dengan mereka.

    Setelah minum-minum beberapa gelas kemudian, suasana semakin menakutkan bagi Gresia . Mereka berdiri di sebelah Gresia sambil mengusapi selangkangan mereka menunggu giliran untuk menyodok bola. Mereka mulai mekamuntarkan kata-kata jorok seakan-akan Gresia tak ada di situ.

    “Hei Non, gimana kalau kamu buka kaki kamu, jadi kita bener-bener punya lubang beneran buat disodok!” seseorang dari mereka berkata.

    “Gimana kalau kita nyanyi sama-sama di ranjang Non?” yang lain menimpali.

    Gresia berusaha mengacuhkan mereka, tapi mereka terus mekamuntarkan kalimat-kalimat jorok itu. Gresia memutuskan untuk menunggu teman kencannya di luar sehingga dia tak harus melihat orang-orang itu. Tapi seseorang langsung mendekatinya dan menempatkan tangannya di bahu Gresia serta mendorongnya duduk kembali sementara dia sendiri duduk di sebelah Gresia .

    “Taruhan yuk?!, Kalau aku dapat masukin bola di sudut itu, kamu kulum punya aku di mulut kamu!” katanya keras, sambil kemudian menjilat dan mencium telinga Gresia .

    Gresia cuma dapat memandangi dia dengan mulut terbuka tak percaya. Dia sama sekali tak percaya mendengar perkataan laki-laki itu. Seumur hidupnya belum pernah ada orang yang berbicara sedemikian vulgar kepadanya. Ketika Gresia tak mengatakan apa-apa, orang itu memasukkan tangannya ke dalam gaun Gresia , merabai pacuma dan berusaha membuka kaki Gresia .

    Gresia meronta dan memandang sekelilingnya dengan tatapan memelas mohon pertokamungan. Orang yang lain kemudian berteriak bahwa sekarang giliran laki-laki itu untuk main. Ketika laki-laki itu bangkit, Gresia merasa lega, tapi tak lama. Laki-laki lain menggantikan orang itu dan dua orang lainnya menghadangnya di depan.

    Laki-laki yang bertaruh tadi menyodok bolanya. Dia kemudian melemparkan tongkatnya ke atas meja, memandang Gresia sambil menyeringai, dan perlahan berjalan mendekati Gresia .
    “Kamu utang satu kali sama gue!” katanya singkat.

    Bayu langsung berlari mendekati pintu dan menguncinya. Dua orang menarik Gresia yang meronta dan menjerit, dari atas daerah duduknya. Kedua laki-laki itu berkata kalau Gresia dapat berteriak sekuat tenaga, tapi tetap akan melayani mereka apapun yang terjadi! Wajah Gresia memutih pucat ketakutan, dan memohon pada mereka untuk melepaskan dirinya.

    Gresia berkata, dirinya tak membawa banyak uang, tapi mereka dapat mengambil kartu kredit dan semua uang yang ada di dompetnya kalau mereka melepaskan dirinya. Laki-laki yang menang taruhan tadi cuma tertawa dan menurunkan ritsluiting celananya.

    “Aku nggak butuh duit kamu! Kamu dapat simpen duit kamu! Tapi yang pasti kamu nggak bakalan dapat nyimpen badan kamu cuma buat kamu sendiri!” katanya.

    Gresia akan langsung diperkosa beramai-ramai. Gresia cuma mempunyai dua pilihan. Melawan dan berharap dapat melarikan diri, atau berusaha rileks dan berdoa mereka tak melukai dirinya. Ketika Gresia melihat sepuluh orang mengeliling dirinya, Gresia menyadari dia harus menyerahkan dirinya.

    Tiba-tiba, Gresia dipaksa untuk berlutut. Bayu tadi memegang rambut dan kepala Gresia hingga tak dapat bergerak. Laki-laki yang bertaruh tadi maju mendekati Gresia . Ketika dia mengeluarkan penisnya, dia memerintahkan Gresia untuk langsung mengulumnya dan jika dia berani mengigit penisnya, dia akan merontokan gigi Gresia dan melanjutkan memperkosa mulut Gresia .

    Bayu tadi mendorong kepala Gresia ke depan. Laki-laki di depan Gresia memajukan penisnya mendekati muka Gresia . Ketika penisnya sudah tegang dan keras, dia menjepit hidung Gresia untuk membuat Gresia membuka mulutnya.

    Ketika Gresia kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, dia mendorong penisnya ke dalam mulut Gresia . Laki-laki itu berhenti begitu bibir Gresia telah melingkar di penisnya dan membiarkan Bayu di belakang Gresia membantunya.

    Bayu tadi mulai mendorong dan menarik kepala Gresia . Kepala Gresia bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus.

    Lipstik Gresia yang berwarna merah menempel di batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggorokannya Gresia tersedak, tapi Bayu tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk lebih dalam di tenggorokan Gresia . Gresia dipegangi hingga tak bergerak dengan penis yang terbenam hingga tenggorokannya, sementara mereka berbicara satu sama lain.

    “Lumayan! Anget dan empuk! Tapi aku pikir dia musti banyak berlatih soal beginian.” Kata laki-laki di depan Gresia .

    “Mungkin dia bekamun pernah pake mulutnya? Gimana? Kamu udah pernah pake mulut kamu Gresia sayang?” tanya yang lain.

    “Tentu aja dia pernah! Mulutnya nggak dipake buat makan doang tau?! Liat aja tuh bibir, punya kamu kayak dijepit sama tuh bibir kan?” kata Bayu sambil melihat dari bahu Gresia .

    Laki-laki pertama tadi lalu mendorong Bayu untuk menjauh. Tangannya kemudian menjambak rambut Gresia dan mulai menggerakannya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Gresia .

    Semua orang dapat mendengar suara dahi Gresia yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Gresia yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.

    Ketika laki-laki itu akan mengalami orgasem dia mendorong kepala Gresia hingga hidung Gresia terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa dapat menarik nafas. Pejuh langsung menyembur keluar memenuhi mulut Gresia .

    Dan dari sudut mulut Gresia pejuh menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Gresia . Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Pejuh terus mengalir keluar, jatuh dari leher Gresia ke atas gaun hitam yang dikenakan Gresia .

    Ketika akhirnya dia menarik penisnya dari mulut Gresia , Gresia megap-megap menarik nafas dan terbatuk-batuk memuntahkan pejuh yang masih ada di tenggorokannya.

    Dua orang kemudian memegangi Gresia sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Gresia sendiri tak berdaya untuk melarikan diri, setelah baru saja dia mengalami shock sebab pejuh yang disemburkan masuk ke dalam mulutnya, tapi mereka tetap memeganginya.

    Ketika semuanya telah telanjang bulat, dia diangkat dan diletakan di atas meja bola sodok dan langsung dipegangi oleh empat orang laki-laki, setiap orang memegangi tangan dan kakinya. Kaki Gresia terbuka lebar dan tubuhnya telentang, lampu di atas kepala Gresia membuat matanya terpejam sebab silau. Bayu mendekat dan naik ke atas meja.

    Perlahan dia menggosokan penisnya yang besar ke kaki Gresia . Yang lain cuma dapat memandang iri pada penis Bayu yang panjangnya hingga 25 senti dan selalu dia yang mendapat kesempatan pertama. Bayu memerintahkan orang di dekat kepala Gresia untuk mengangkat kepala Gresia hingga Gresia dapat melihat ketika penis Bayu mulai masuk ke vagina Gresia .

    Orang yang memegangi kaki Gresia berusaha membuka kaki Gresia lebih lebar, tapi terhalang oleh gaun yang dikenakan Gresia . Bayu langsung menarik gaun tersebut robek hingga pinggang Gresia .

    Orang-orang berseru kagum ketika melihat apa yang dikenakan Gresia di bawah gaunnya. Dia mengenakan stocking warna hitam dengan celana dalam sutra berenda yang mirip dengan bikini. Orang yang memegang tangan Gresia lalu menarik gaun bagian atas, terlihatlah BH warna hitam yang menutupi separuh dari buah dada Gresia . Puting susu Gresia tampak mencuat dari balik BH yang tipis dan berenda itu.

    “Gila! Kamu pake pakaian kayak gini dan kamu musti dipaksa buat ngulum punya dia! Kata Bayu.

    “Mungkin kamu nggak suka sama kita semua ya? Kamu anggep kita nggak pantes kamu layanin, gitu? Jadi kamu pikir cuma Roy yang berhak nidurin kamu? Kamu dandan kayak gini biar Roy napsu sama kamu kan? Asal kamu tau aja Gresia , buat sementara waktu Roy atau siapapun juga nggak dapat nidurin kamu! Sebab mereka semua musti nunggu kamu selesai ngelayanin kita semua di sini! Sekarang kita liat seberapa hotnya kamu!”.

    Gresia terpana, menyadari nama teman kencannya adalah Roy! Roy yang mengajak dirinya makan malam! Roy yang meminta agar Gresia berpakaian seksi! Roy yang memintanya agar menunggu di bar ini Roy telah menjual tubuh Gresia untuk para brandal ini!

    Setelah menarik lepas celana dalam dan BH Gresia , Bayu menyuruh orang-orang yang memegangi Gresia melepaskannya. Gresia berusaha meronta dan menendang Bayu, tapi dia kalah cepat. Bayu langsung memegang kedua pergelangan tangan Gresia yang ramping dengan satu tangan dan menekannya di atas meja dekat kepala Gresia , sementara dia menempatkan pinggulnya diantara kedua kaki Gresia .

    Bayu kemudian berusaha membuka kaki Gresia dengan kedua lututnya dan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke vagina Gresia dengan bantuan tangannya yang masih bebas. Dengan satu kali dorongan, Bayu dengan keras memasuki vagina Gresia .

    Gresia menjerit sekeras-kerasnya, dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Bayu memperkosa dirinya. Bayu sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Gresia . Dia menyeringai setiap kali Gresia menjerit kesakitan.

    Ketika Bayu sedang memperkosanya, laki-laki lainnya ikut menyakiti Gresia dengan mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Gresia . Mereka mulai dengan memainkan buah dada Gresia dan mengisapi puting susunya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik dan menjepit puting susunya.

    Seseorang menutup mulut Gresia dengan tangannya sehingga seluruh jeritan Gresia cuma berupa erangan tak jelas. Kaki Gresia diangakat tinggi-tinggi dari atas meja sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Gresia .

    Seseorang berusaha membuka belahan pantat Gresia dan sesuatu yang basah dimasukkan ke liang duburnya. Dua buah penis menampari wajah Gresia , mengenai pipi dan matanya.

    Beberapa menit kemudian jeritan Gresia cuma tinggal erangan dan rintihan tapi Bayu memperkosa Gresia tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Setelah lama kemudian, Bayu menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Gresia , dia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga. Kepala Gresia terdongak dan jeritan melengking terdengar, mekamukamung panjang keluar dari mulut Gresia yang masih tertutup oleh tangan.

    Bayu mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali, dan penisnya menyemburkan pejuh ke dalam vagina Gresia . Pejuh, bercampur dengan darah, mulai mengalir keluar dari vagina Gresia . Pejuh Bayu menyembur tanpa henti, hingga mengalir dan tergenang di atas meja bola sodok. Laki-laki yang lain kemudian melepaskan pegangan mereka pada diri Gresia dan bertengkar mengenai giliran siapa selanjutnya.

    Gresia cuma dapat berbaring tak bergerak ditindih oleh Bayu, kaki dan tangannya masih terbuka lebar, dia menangis histeris. Satu-satunya yang telah Gresia jaga, mulai dari SMA, universitas, hingga kini, adalah keperawanannya. Gresia ingin menyimpan keperawanannya itu untuk malam pertama di hari pernikahannya. Dia telah diperkosa dan keperawanannya telah hilang.

    “Gila! Dia masih perawan! Aku taruhan si Roy pasti nggak tau soal ini! Artis kayak kamu masih ada yang perawan juga ya Gresia , aku pikir kamu udah kasihin ke produser kamu!” kata Bayu.

    Dia menatap Gresia yang masih terus menangis.

    “Udah dong Gresia , jangan nangis terus! Perawan kamu udah ilang sekarang, nasi udah jadi bubur! Kamu mustinya bangga ama diri kamu, soalnya punya kamu masih sempit banget! Pokoknya paling sempit dari semua yang udah pernah aku pake! Lagipula kita baru aja mulai!” katanya pada Gresia .

    Bayu kemudian menarik penisnya keluar. Semua orang melihat bagaimana vagina Gresia menjepit penis itu ketika penis itu perlahan keluar dari vagina Gresia . Seorang laki-laki langsung naik ke atas meja setelah Bayu turun. Dia tak terlalu terburu-buru.

    Sekarang, Gresia dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Kesakitan kembali tercermin di wajah Gresia , ketika dia merasa tubunnya seperti dirobek oleh penis yang masuk.

    “Kamu jangan belagu deh! Kalau kamu nggak suka sama punya aku atau punya temen aku tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat kamu pasti temuin yang kamu suka!” bentak orang itu.

    Perkataan orang itu membuat apa yang telah dia takutkan selama ini menjadi nyata. Gresia akan diperkosa bergantian oleh seluruh orang yang ada di bar itu. Dan dia tak punya pilihan sama sekali. Gresia cuma dapat menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai. Sekarang Gresia cuma berharap dia dapat keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tak ada seorangpun yang tahu apa yang telah dia alami.

    Gresia kemudian berusaha berpikir bagaimana membuat semua siksaan ini semakin cepat berakhir. Dia berusaha mengingat adegan-adegan film-film erotis yang pernah dilihatnya. Dia berusaha mengingat apa yang harus dilakukan untuk mendorong seorang prdia cepat mencapai orgasme.

    Gresia kemudian melingkarkan tangannya ke leher laki-laki yang ada di atas tubuhnya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir laki-laki itu. Gresia lalu melingkarkan kakinya ke tubuh laki-laki itu dan menggosokan kakinya yang terbungkus stocking ke pinggul dan pantatnya.

    Walaupun rasa sakit masih terus menyerang kewanitaan Gresia , Gresia terus saja melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan menariknya hingga penis laki-laki itu masuk lebih dalam ke dalam vagina Gresia , dibarengi oleh Gresia dengan mengangkat pinggulnya. Sebelah tangan Gresia mengusapi rambut laki-laki itu sementara yang lainnya merabai pundak dan punggungnya.

    Dia menciumi dan mengulum lidah laki-laki itu sembari mengeluarkan erangan seakan-akan dia menikmati semuanya. Gresia berusaha mengingat semua adegan erotis yang pernah dilihatnya, berusaha membuat laki-laki yang sedang memperkosanya langsung mengalami orgasme.

    Berhasil! Dia menyemburkan pejuhnya ke dalam vagina Gresia yang sudah terisi oleh pejuh Bayu. Lalu dengan langsung orang lain menggantikan laki-laki itu, kemudian laki-laki lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Gresia .

    Gresia berusaha membuat mereka orgasme secepat mungkin, tapi akhirnya Gresia tak dapat lagi menahan semua itu. Dia tak dapat lagi menahan rasa sakit dan dia sudah kehabisan tenaga melayani laki-laki itu. Gresia lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya. Laki-laki yang sedang menindihnya meremas buah dada Gresia keras-keras hingga Gresia menjerit kesakitan.

    “Jangan berisik! Kamu bekamun ngelayanin temen-temen gue! Masih ada lima orang lagi!” bentaknya pada Gresia .

    Tiba-tiba orang itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Gresia . Gresia sudah sangat ketakutan sekarang hingga dia cuma dapat berbaring dengan mata terpejam erat, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya. Dia sama sekali tak menyadari orang yang baru saja memperkosanya mengarahkan penisnya ke muka Gresia .

    Dan tepat sebelum orang itu orgasme Gresia membuka matanya. Pejuh langsung menyembur ke seluruh wajah Gresia . Seseorang memegangi kepala Gresia , hingga seluruh pejuh itu keluar menyembur dari penis itu. Ketika orang itu puas dia menarik rambut Gresia dan menamparkan penisnya ke wajah Gresia .

    “satu-satunya yang boleh kamu mohon cuma ini tau? Kamu sendiri yang masuk ke sini pake pakaian kayak gini dan kamu mohon kita berhenti? Kamu bercanda apa? Kamu musti ngelayanin kita sampe kita nggak dapat bangun lagi! Ngerti” Orang itu membentak Gresia .

    Lima orang terakhir kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Gresia sama dengan orang sebelumnya. Ketika hampir orgasme, mereka menarik penisnya keluar, merangkak di atas dada Gresia , dan memyemprotkan pejuh mereka ke seluruh wajah dan buah dada Gresia kemudian menarik rambut Gresia untuk membersihkan penis mereka. Dan ketika orang yang terakhir selesai Gresia berbaring hampir tak sadarkan diri.

    Wajah, buah dada, dan puting susu Gresia seluruhnya dilumuri pejuh. Pejuh itu mengalir turun dari sisi wajahnya, masuk ke telinga dan leher Gresia . Gresia tak dapat membuka matanya sebab semuanya tertutup oleh pejuh. Gresia harus bernafas melalui mulutnya sebab pejuh sudah masuk ke hidungnya. Rambut Gresia yang kecoklatan terlihat kusut sebab terkena pejuh yang mengering di rambutnya.

    Ketika orang-orang itu beristirahat sejenak, Gresia cuma berbaring di atas meja bola sodok, kakinya terbuka lebar dan pejuh mengalir keluar dari vaginanya, menunggu orang selanjutnya memperkosa dirinya. Vagina Gresia tampak memar, memerah, dan terasa sakit sebab baru saja dimasuki sepuluh orang bergantian tanpa henti.

    Dua orang menarik tubuh Gresia turun dari meja bola sodok itu dan menyeretnya ke kamar mandi. Mereka kemudian membersihkan tubuh Gresia dengan kertas tisu yang kasar dari pejuh yang menempel. Dan ketika tubuhnya diseret keluar lagi, Gresia melihat meja bola sodok tadi telah dipindahkan ke pinggir ruangan.

    Di tengah ruangan itu sekarang tergelar matras kusam dan delapan laki-laki telanjang bulat berdiri mengelilinginya. Gresia didorong ke tengah-tengah lingkarang orang itu, hingga dia terjatuh ke atas matras, tubuhnya tersungkur tak berdaya untuk mengangkat tubuhnya.

    Gresia merasakan tangan-tangan di seluruh tubuhnya mulai menarik, mendoorng dan mengangkat tubuhnya. Ketika Gresia membuka matanya dia melihat seseorang telah berbaring telentang di bawah tubuhnya.

    Orang itu adalah si Bayu, dan penisnya sudah tegak berdiri. Kedua bibir vagina Gresia kemudian dibuka oleh dua pasang jari-jari ketika perlahan tubuh Gresia diturunkan mengarah ke penis Bayu. Denga sisa-sisa pejuh yang ada, penis itu dapat lebih mudah masuk ke dalam vagina Gresia .

    Dan Gresia sendiri cuma mengerang, merasakan kembali sakit walaupun tak lagi menyengat ketika pertama kali dia diperkosa oleh Bayu tadi. Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Gresia dengan perlahan membuka mulutnya, berharap mereka tak akan menyakitinya jika dia menuruti kemauan mereka.

    Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Gresia dan berhenti tak bergerak. Selanjutnya Gresia merasakan sebuah tangan mendorong tubuhnya hingga turun. Kemudian tangan-tangan lain mulai membuka belahan pantatnya. Gresia panik dan berusaha merangkak menjauhi tangan-tangan itu. Dengan merangkak Gresia membuat penis di mulutnya masuk makin dalam ke tenggorokannya.

    “Hei, kamu suka juga akhirnya! Kalau gitu ayo mulai aja sayang!” kata orang yang memasukan penisnya ke mulut Gresia sambil tersenyum.

    Dia mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Gresia yang terdorong mundur sebab gerakan orang itu, disambut dengan sebuah penis lain di liang anusnya. Sekarang rasa sakit yang perlahan mulai hilang dari tubuh Gresia , kembali menyengat seluruh tubuhnya. Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, sakit yang tak pernah dirasakan Gresia sebelumnya.

    Pikiran Gresia menjerit-jerit kesakitan, sedangkan mulutnya cuma dapat mengeluarkan suara tak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk. Rasa sakit itu makin menjadi-jadi, ketika ketiga orang itu mulai bergerak berirama. Tubuh Gresia seperti terkoyak-koyak ketika penis-penis itu bergantian keluar masuk di dalam vagina dan anusnya.

    Dua orang kemudian mendekat memegangi tubuh Gresia hingga dia tak terjatuh ke samping. Semua lubang di tubuh Gresia , mulut, vagina dan anus dipergunakan oleh mereka untuk memuaskan nafsu mereka secara bersamaan. Kemudian dua orang terkahir tadi menarik tangan Gresia , melingkarkan jari-jari Gresia di penis mereka dan menyuruhnya untuk mulai mengocok penis-penis mereka, sementara dua orang lainnya berlutut di samping Gresia , dan menarik buah dadanya untuk kemudian digosokan pada penis mereka.

    Sekarang Gresia sudah dalam keadaan berlutut, tubuhnya bergoyang maju mundur. Tujuh dari sepuluh orang itu terus-menerus menggunakan tubuh Gresia untuk membuat mereka puas. Tak seorang pun peduli dan melihat bahwa Gresia sama sekali tak dapat bergerak. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Gresia .

    Setelah beberapa menit rasa sakit itu mulai dapat ditekan oleh Gresia . Gresia terus memejamkan matanya sebab dia tak ingin melihat bagaiman orang-orang itu mempergunakan tubuhnya untuk memuaskan mereka. Dia cuma berharap semua itu langsung selesai, sebab dirinya hampir tak dapat lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

    Orang di anus Gresia lebih dulu orgasme. Ketika dia selesai dan menarik penisnya keluar, orang lain maju dan dengan mempergunakan pejuh orang yang pertama, dia melumasi penisnya dan memasukannya ke anus Gresia . Lalu orang di mulutnya menyemburkan pejuh, membuat Gresia tersedak tak dapat bernafas, berusaha sekuat tenaga menelan pejuh orang itu.

    Lalu penis itu ditarik dan digantikan oleh penis lain, yang kali ini lebih besar. Gresia berusaha membuka mulutnya, tapi orang itu tak sabar dan langsung mendorong penisnya masuk, dan mulai bergerak. Dia mendorong penisnya dalam-dalam dan tak menariknya keluar, terus menahannya di dalam tenggorokan Gresia . Gresia kemudian merasakan getaran dari tubuh Bayu di bawahnya dan cairan hangat mengalir ke dalam vaginanya, langsung setelah itu orang lain menggantikan posisi Bayu tadi.

    Orang-orang tadi bergantian memperkosa Gresia di seluruh lubang yang ada, dia terus menelan semua pejuh yang disemburkan di dalam mulutnya. Dua orang di depan wajahnya mengocok penisnya masing-masing dan mengarahkan penisnya ke wajah Gresia .

    Ketika Gresia melihat ke bawah, orang di bawah tubuhnya sedang menatap wajahnya dan kepalanya diganjal oleh kedua tangannya. Tak lama kemudian pejuh kembali masuk ke dalam vagina Gresia , dua detik kemudian pejuh menyembur ke anusnya.

    Penis lain kembali masuk ke vagina Gresia . Gresia kembali memejamkan matanya, dia sekarang cuma dapat mengeluarkan suara erangan, yang semakin tinggi ketika penis lain masuk ke anusnya. Ketika dia membuka matanya lagi, Gresia melihat sebuah penis diarahkan ke wajahnya.

    Kepala penisnya berwarna ungu bulat, dan beberapa detik kemudian pejuh menyembur menghantam wajahnya mengalir masuk ke mulutnya. Orang tubuh kemudian minggir dan sebuah penis lain maju mendekat.

    Sepanjang malam Gresia terus melanyani sepuluh orang itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut, vagina dan anusnya paling sedikit satu kali. Dan ketika orang-orang tersebut puas dan menjauh dari tubuh Gresia , tubuh Gresia tetap tak bergeming dalam posisi merangkak, Gresia lalu mengangkat wajahnya berusaha melihat orang-orang yang mengelilinginya, setelah itu semuanya gelap dan tubuhnya jatuh tersungkur tak sadarkan diri.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Anak Pembantu

    Cerita Sex Ngentot Anak Pembantu


    971 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Anak Pembantu, Karena kasihan dan menghargai masa kerjanya yang lama akhirnya kami mengiyakan walau sedikit ragu mengingat anak bi sariyem baru berumur 16 tahun. Diluar dugaan kami, setelah beberapa lama ternyata Mega bisa menghapus semua kekhawatiran kami, ia sangat rajin dan cekatan. Semenjak pagi saat kami baru bangun tidur, seluruh isi rumah sudah disapu dan dipel bersih, bahkan sarapan pagi sudah tersedia di meja makan. Istriku mengatakan bahwa kami sangat beruntung mendapatkan Mega sebagai pengganti bi sariyem yang sudah mulai tua. 7 bulan berlalu..

    Pekerjaanku sebagai marketing berjalan lancar, istriku bahkan mendapat kenaikan jabatan di kantornya. Aku senang dan bangga melihat semangat kerjanya. Hanya saja, semakin hari pulangnya semakin sore, bahkan beberapa kali ia harus pulang jam 8 malam. Untung saja kantorku tidak terlalu ketat dalam hal jam kerja, bahkan dengan adanya sambungan internet di rumah terkadang aku bisa mengerjakan pekerjaan di rumah, hingga gak usah berangkat ke kantor.

    Suatu siang, iseng buka2 situs porno.. aku tertegun melihat sebuah video sex yang dimainkan oleh seorang laki2 dengan seorang gadis kecil. Aku yakin umurnya di bawah 17 tahun mungkin 15 atau 16.. tapi.. gilaa.. setelah beberapa saat aku menyadari begitu terpengaruh oleh video tersebut.. Pikiranku melayang membayangkan bercinta dengan seorang gadis kecil, yang payudaranya baru tumbuh.. dengan puting kecil kemerahan.. bulu kemaluan yang masih halus.

    Aku membenahi posisi kemaluanku yang menggeliat mengeras dalam celana pendekku.. Tiba2 saja aku membayangkan Mega, dengan tubuh telanjang merintih di bawah tubuhku, menikmati batang kemaluanku menggesek lubang kemaluannya yang sempit… bergerak dalam tubuhnya yang mungil…. Ah.. gila! Sejak kapan aku jadi seorang Phedophilist..? Seminggu kemudian, aku menyadari sesuatu telah mengganggu akal sehatku..

    Sesuatu yang membuat mataku selalu menatap dua bukit kecil di dada Mega, memperhatikan bentuk pantat dibalik celana pendeknya.. sesuatu yang membuatku walau terlihat seperti tak sengaja berusaha menyentuh lengannya, merasakan getaran kemaluanku saat berdekatan dan mencium bau tubuhnya.. Semakin aku membayangkan Mega, semakin sering aku bermasturbasi.. mengkhayalkan bagaimana nikmatnya bercinta dengan gadis kecil ini, Mega..

    Suatu pagi, saat istriku sudah berangkat kerja.. aku berdiri diam tanpa suara di depan kamar mandi, mendengar suara air jatuh di lantai kamar mandi, aku tau Mega sedang mengguyur tubuhnya yang telanjang, menyabuni lekuk tubuhnya, payudaranya.. selangkangannya.. Aku semakin tak tahan.. Pelan2 aku melangkah masuk ke dalam ruangan Mushola di sebelah kamar mandi.. Jantungku berdegup ketika melihat lubang ’Manhole’ untuk memperbaiki atap.. Muncul sebuah ide untuk memanjat lubang itu dan mengintip Mega dari atas plafon…

    Keesokan paginya, begitu Mega masuk kamar mandi, aku segera mengunci semua pintu dari luar, lalu secepat kilat tanpa suara memanjat lubang manhole di atas mushola.. Aku sudah berada di atas plafon merangkak hati2 berusaha untuk tak mengeluarkan suara sedikitpun, ketika mulai terdengar suara guyuran air di bawahku.. Aku segera menemukan sebuah lubang yang kecil dan mulai mengintip.. Jantungku berdegup begitu kencang ketika mataku mulai melihat dengan jelas ke dalam kamar mandi.. Ya Tuhan..

    Aku nyaris tak percaya dengan penglihatanku, menyamping dari arahku.. tubuh Mega telanjang bulat, dengan payuda** yang sedang tumbuh bergayut indah.. Air membasahi kulit remajanya, membuatnya terlihat segar dan…. hh.. pantatnya begitu padat.. Mega bersenandung lirih, tak menyadari seseorang sedang memperhatikan seluruh gerakannya.. menatap seMegap lekuk daging tubuhnya… Kemaluanku tegang mengeras berdenyut2..

    Mega menelusuri tubuhnya dengan sabun, aku terpaksa harus menelan ludah berulang2 saat ia menyabuni payudaranya.. sepertinya aku bisa merasakan kekenyalan dua bukit daging itu.. Saat Mega berbalik hendak menyimpan sabun, aku membelalakkan mata.. kearah selangkangannya.. bulu bulu halus diatas kemaluannya benar2 menyempurnakan apa yang kulihat.. Tanganku mencengkram batang kemaluanku yang sudah benar2 keras.. ”Aku harus… aku.. harus bercinta dengannya…” Mega mulai mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

    Aku terhenyak, karena tanpa kuduga ia menungging mengambil sikat gigi yang jatuh di lantai.. Daging kemaluannya menyembul dari sela2 pantatnya yang bulat.. aku tak dapat menahan diri lagi, dengan sedikit gerakan meremas di pangkal kemaluanku dan.. ”Aahhhh…………..hhh…!!! Hhh… aa…….h..h..!! Seluruh hasrat dan nafsuku meledak, menyemprotkan begitu banyak cairan sperma dalam celanaku.. Aku sedang berusaha mengatur nafasku saat Mega selesai memakai baju lalu keluar dari kamar mandi..

    Hari berganti minggu, minggu berganti bulan.. aku tak juga bisa melupakan hasratku terhadap Mega.. Beberapa kali aku mengintip Mega mandi, dan entah berapa puluh kali sudah aku beronani membayangkan gadis imut 16 tahun itu.. dan aku semakin terobsesi oleh Mega.. tapi aku tak cukup nekat untuk melakukan apapun terhadapnya.. Sentuhan2 kecil seperti tak sengaja sering kulakukan, tapi ia hanya menghindar dengan sopan.. Aku tak berani melakukan lebih dari itu.. Sekitar 4 bulan kemudian, muncul ide untuk memancingnya dengan film porno.. Aku menyimpan beberapa DVD yang paling hot diatas tempat tidur.

    Biasanya setelah aku berangkat kerja, Mega baru berani masuk kamar tidur untuk menyapu dan merapikan kamar tidur kami.. Aku membiarkan salah satu DVD tersebut berada dalam DVD Player dalam kamar.. lalu berangkat kerja. Siangnya aku pulang sekitar jam 12.. sewaktu memasukan mobil ke dalam gerasi.. aku sempat melihat bayangan orang melesat keluar dari kamarku.. sekelebatan saja aku yakin bahwa itu adalah Mega.. aku melangkah masuk lewat pintu samping. Gak ada orang, aku ke belakang mencari Mega, tapi ia tak ada di dapur maupun di halaman belakang. Ku buka pelan2 pintu kamarnya.. kosong..! ”Megaaa..?!” Aku memanggilnya.. tak ada jawaban…

    Di depan pintu kamar mandi aku kembali memanggilnya, ”MegaA…!!” ”Yya.. pak..” terdengar suara dari dalam kamar mandi.. ”lagi mandi..?” ”I..ya.. nggak.. iya.. ppak…!” Aku berjalan dengan suara langkah yang cukup jelas, membiarkan ia mengira aku berjalan ke ruangan depan.. lalu secepat kilat aku masuk ke dalam mushola, memanjat lemari dengan hati2.. dan dalam beberapa detik aku sudah berada di atas plafon.. mulai mengintip melalui lubang kecil itu.. Aku menahan nafasku yang langsung terasa sesak, saat melihat apa yang ada di bawah sana.

    Mega duduk bersandar di atas toilet yang tertutup.. kakinya mengangkang dan tangan kanannya berada di sela selangkangannya.. matanya terpejam.. aku nyaris tak percaya melihat gadis 16 tahun itu benar2 sedang bermasturbasi.. jari2 tangannya bergerak cepat merangsang kelentitnya.. ”Pancinganku berhasil, ia menonton DVD hot yang sengaja ku letakkan di atas tempat tidur..” Mega terlihat begitu terangsang, wajahnya menengadah, matanya terpejam dan tangannya semakin cepat bergerak… Samar2 terdengar suara rintihan kecilnya, ” Hh..hh.. akh..”

    Aku semakin gemetar, ketika gadis itu perlahan menekan ujung jari telunjuknya ke lubang kemaluannya.. Lututnya bergetar.. sepertinya ia begitu larut dalam hasrat yang bergejolak.. ”Ssh..hh.. hh..” Rintihannya kembali terdengar lirih, mengekspresikan keinginan seksual yang semakin memuncak.. Pelan2 aku merangkak turun, berjalan ke ruang tengah dan memanggilnya lantang..” MegaAAA…………….! Mega segera menyahut ”Ya paak…?!” ”SINII….! CEPETANN..” Aku tau, di usia remaja seperti itu, hormon tubuhnya sedang bergejolak menuju ke kedewasaan seksual.. Membayangkan ia menonton video XXX seperti itu, aku berani bertaruh celana dalamnya pasti sudah basah oleh cairan vagina.. ”di kamar mandi tadi, apa yang sedang ia bayangkan..? Ahh.. Pasti sebuah penis yang keras dalam kemaluannya..” ”ya pak..?”

    Mega berdiri di pintu kamarku.. Aku merebahkan diri di atas tempat tidur hanya bercelana pendek dan kaos ”tolong pijitin kaki saya, pegel banget..” Ragu2 Mega duduk di sebelah tempat tidur, dan mulai memijit kakiku… Aku memejamkan mata, menikmati sentuhan jemari kecilnya.. membayangkan kemungkinan ia tak sempat membasuh cairan vaginanya membuatku tak dapat menahan ereksi yang tiba2 saja membuat celana pendekku menonjol.. ”Pahanya Mega, agak keras..!”

    Remasan tangan lembutnya di pahaku semakin membuat kemaluanku mengeras.. ”Sebentar, takut ada yang liat..” aku berdiri mengunci pintu kamar.. lalu kembali merebahkan diri.. Mega terlihat gugup, menyadari tonjolan diselangkanganku semakin menggembung.. ia terus menundukan wajah.. Aku menarik tangannya agar kembali memijat pahaku.. Aku berusaha bersikap wajar, membiarkan ia memijat kakiku, lututku, paha.

    Aku meraih remote TV dan DVD Player yang tergeletak di meja kecil di samping tempat tidur, lalu memijat tombol ON.. Tak lama sebuah adegan Blue Film muncul di layar, ”ini bukan DVD yang tadi pagi aku pasang..” aku tersenyum, mengerti.. ”kamu udah liat film ini Mega..? Mega menggelengkan kepala tanpa menoleh.. ”liat dong, udah belum…?” Mega melirik sekilas dan cepat2 menunduk lagi.. ”Gak apa2 koq, kamu kan udah gede.. biar tau gimana caranya….” Mega diam seribu bahasa.. Aku memperbesar volume suaranya, hingga terdengar rintihan dan erangan wanita dalam film itu..

    Seorang laki2 dengan kemaluan cukup besar sedang menyetubuhinya… ”Udah ya pak..? Mega mau ke belakang..” Mega berdiri hendak pergi secepat kilat aku menyambar tangannya.. menariknya duduk di sampingku.. Aku langsung memeluknya, menariknya rebah menimpaku.. Mega berusaha berontak tapi dekapanku cukup kencang membuat ia tak berkutik.. ”Jangan takut Mega, kita nonton bareng mumpung gak ada orang..”.

    Mega mencoba berontak lebih keras.. aku menahannya dengan tangan dan kakiku.. Gelinjang dan tubuhnya yang bergerak-gerak memberontak membuat gairahku semakin memuncak.. aku mulai menciumi wajahnya.. bau keringatnya membuat kemaluanku mengeras.. Mega menjerit kaget saat aku menarik celana pendeknya lepas, aku terkejut menyadari bahwa ia tak sempat memakai celana dalam setelah keluar dari kamar mandi.. Tanganku langsung menyentuh kemaluannya, jari tengahku sempat menyelip di sela belahan daging kemaluannya, terasa sedikit basah..

    Mega memberontak lebih keras.. ia menangis lirih, memintaku untuk melepaskannya.. Tapi aku sudah lupa segalanya.. Obsesi berbulan2, khayalan2 erotis ku membayangkan menikmati tubuh Mega.. seperti membludak menguasai tubuh dan keinginanku.. Aku meremas2 payudaranya, menciumi bibirnya, lehernya.. menjilati daun telinga nya.. Mega tak bisa melepaskan dekapanku.. ia terus bergerak, berusaha mendorongku.. Aku melepaskan celana pendekku dengan cepat.. kemaluanku mengacung tegang, menyentuh pahanya.. selangkangannya.

    Mega menangis.. kedua tanganku memegang kepalanya, mencium bibirnya dengan lembut.. Mega mulai melemah.. aku menciumi air mata yang membasahi kedua pipinya.. ”jja..ngan pakk.. jangaaann..” Aku menjilati bagian samping lehernya.. lubang telinganya… ia melenguh.. menggelinjang… Kepala kemaluanku menempel di bibir kemaluannya.. ia mendorongku.. lemah.. ”Ssshh..hhh.. jangan takut Mega.. gak akan sakit.. saya janji..” kemaluannya terasa hangat.. aku gak tahan ingin memasuki tubuhnya, tapi aku kesulitan menembus lubangnya yang masih sangat rapat.

    Aku membasahi kepala kemaluanku dengan air ludah, lalu mulai menekannya pelan2… ”Aaghh.. sakiiit…!” ia menangis pelan.. aku menekan lebih kuat.. ”Aaaauuw…….!” kepala kemaluanku perlahan menerobos celah sempit itu.. Aku mencium bibir Mega, mengulum lidahnya sambil menekan kemaluanku lebih dalam.. Tubuhku bergetar oleh rasa nikmat dan hasrat yang bergelora…

    Batang kemaluanku mengalirkan rasa nikmat yang luar biasa.. dijepit oleh daging hangat yang begitu erat mencengkram.. Darah segar membasahi batang kemaluanku.. ”Mega.. Mega sayang.. aku telah merenggut keperawananmu..” Aku mulai menggerakkan kemaluanku keluar masuk.. Mega mencengkram erat punggungku, membuatku sedikit kesulitan bergerak.. matanya terus terpejam, tapi ia tak lagi berontak.. aku menekan pantatku.. hingga kemaluanku hampir masuk seluruhnya.. ”Uughh..h..”.

    Mega melenguh.. merasakan sakit dan nikmat di saat bersamaan.. ku ulangi gerakan keluar masuk itu beberapa kali, pelan tapi sedalam mungkin.. hingga kepala kemaluanku terasa menyentuh dasar vaginanya.. Tak ada lagi pemberontakan saat aku menarik kaosnya lepas… kedua payuda** yang sedang tumbuh itu langsung menyembul dengan indah.. ”Ya tuhann..” Aku mencengkram kedua bukit daging itu dan mulai melahapnya dengan rakus…

    Mega menggelinjang.. aku memainkan puting susunya yang kecil dengan lidahku.. ia merintih.. ”nghh..hh”.. pantatku kembali bergerak, mendorong kemaluanku yang sangat tegang melesak ke dalam tubuhnya.. menariknya keluar, lalu menerobos masuk lagi.. menancap dalam tubuhnya.. menyentuh dinding kemaluannya.. bergerak semakin cepat, aku merasakan kenikmatan itu semakin menguasai tubuh dan pikiranku.. menjalari kaki, anus, batang kemaluan hingga kepalaku.. Aku bergerak makin cepat, mengocok daging hangat Mega dengan kemaluanku yang semakin keras.. Sesekali ia menjerit kecil, kesakitan.. saat aku semakin menggila.. kejantananku bergerak dalam tubuh kecil Mega.. dalam jepitan otot vagina sempit yang basah oleh lendir vaginanya.

    Kemaluanku bergetar nikmat.. kemaluan Mega berdenyut hangat.. Akh, sepertinya aku tak sanggup lagi menahan… Dalam kenikmatan, aku menatap wajah Mega yang manis dan lugu.. berkeringat dalam dekapanku.. matanya terpejam, payudaranya berayun tersentak sentak oleh gerakanku menyetubuhinya… puting kecilnya begitu indah kemerahan… Aaghhh.. aku menghentikan gerakanku sejenak.. berusaha menahan ledakan kenikmatan yang hampir menyemprot dalam tubuh perawan kecil ini.

    Untuk pertama kalinya, Mega membuka matanya yang basah… melihat kedalam mataku dengan tatapan yang tak pernah kulihat sebelumnya… Kami masih saling berpandangan saat aku perlahan kembali menggerakan kemaluanku masuk, keluar.. masuk dan keluar semakin cepat… semakin kuat… ”aaakhh…hh..” Mega mengerang.. Tak kusangka2 ia menarik kepalaku mendekat..

    Mega mencium bibirku.. aku langsung melahap bibirnya.. membelitkan lidahku mencari2 lidahnya.. Dalam kenikmatan yang begitu memabukkan, aku merasakan lidah Mega bergerak dalam mulutku..”TMega.. hh..Aghhh. hh…” Sekali lagi aku berhenti…. berusaha menahan.. tapi.. akh.. Mega masih menggerakkan pinggulnya, tak menyadari bahwa aku sudah diambang puncak kenikmatan.. Kemaluannya yang sempit mengurut batang kemaluanku dengan sempurna… ”SSTOPP..Hhh..!!” aku memintanya berhenti.. dan.. terlambat.. ”AAAAAh….Aaaaaaaghhhhhh…hhh”.

    Mega berusaha mendorongku keluar dari tubuhnya, tapi tanpa sadar aku malah menekan kemaluanku dalam2.. ”HHhhh…akhh…..” Rasa nikmat yang luar biasa benar2 membuatku kehilangan kesadaran.. Aku terus menggenjot kemaluanku dalam jepitan kemaluan Mega yang kencang, tenggelam dalam gelombang perasaan surgawi.. Menyemprotkan begitu banyak cairan sperma ke dalam tubuh gadis kecil itu..

    Dorongan tangan Mega tak membuatku tersadar, aku menekan kemaluanku dalam2 hingga pangkal kemaluanku.. Nikmat yang paling nikmat, orgasme yang begitu panjang… Ejakulasi yang begitu banyak jumlahnya, menyemprot dalam tubuh perawan 16 tahun ini… Aku mencium bibir Mega, menindihnya, memeluknya, menikmati kenyal payudaranya menekan dadaku, merasakan kemaluanku berdenyut2 dalam kemaluannya yang hangat.

    Selama beberapa saat kami tak bergerak, tubuh telanjang kami menyatu, basah oleh keringat.. tanpa ada suara, tanpa ada gerakan, hanya nafas yang terdengar… Esoknya, hari berikutnya dan esoknya lagi.. Mega menghindar untuk bertatap muka denganku.. SeMegap istriku berangkat kerja, ia langsung mengurung diri di kamarnya.. Aku mencoba bersabar menunggu sampai ia keluar dari kamarnya.. Tapi sampai beberapa jam aku menunggu ia tak juga keluar, aku mengetuk pintu kamarnya, memanggilnya tapi ia tak mau menjawab..

    Hari sudah siang dan banyak pekerjaan rumah yang masih belum ia kerjakan. Daripada nanti istriku bertanya tanya, lebih baik aku mengalah.. lalu berangkat ke kantor.. Tapi sorenya rumah sudah kembali rapi, rupanya setelah aku meninggalkan tumah, Mega langsung bekerja seperti biasa.. Didepan istriku Mega berusaha bersikap wajar, seperti sebelum ada kejadian itu, tapi ketika istriku masuk kamar mandi atau pergi ke warung, Mega langsung masuk kamar dan mengunci pintu kamarnya. Lama lama aku jadi semakin geregetan, kesal dan penasaran.. Suatu malam, aku sibuk menyelesaikan pekerjaan dengan laptop ku.

    Istriku tidur sangat lelap akibat obat flu yan diminumnya.. Sekitar pukul 00.30, dalam keheningan malam itu terdengar sayup2 suara pintu kamar Mega terbuka. Perlahan tanpa suara aku berjalan keluar, rupanya Mega sedang ke kamar mandi mungkin terbangun karena pengen buang air kecil. Tiba2 muncul ide gila, diam2 aku masuk ke kamar Mega yang gak dikunci, lalu masuk ke kolong tempat tidurnya. Sekitar 2 menit kemudian Mega masuk, lalu mengunci pintu kamar. Aku melihat kaki Mega sebatas betisnya yang kuning langsat melangkah menuju tempat tidur.

    Mega membanting tubuhnya ke atas kasur hingga hidungku terbentur bagian bawah kasur, aku memaki dalam hati. Setelah menunggu sekitar 20 menit, aku mulai mendengar suara nafas yang teratur, ia sudah terlelap.. Perlahan aku merangkak keluar dari kolong tempat tidur itu. Begitu berdiri dadaku langsung berdegup kencang.. Mega terbaring lelap dengan hanya mengenakan bra.. Pelan2 aku menarik selimut kain yang menutupi bagian bawah tubuhnya.. celana dalam berwarna hitam menutupi gundukan daging diselangkangannya..

    Aku mendekatkan wajah ke arah kemaluannya.. menciumnya lembut.. Kemaluanku langsung menggeliat.. Sudah 10 hari sejak kejadian itu, aku benar2 seperti keranjingan, menelusuri tubuh setengah telanjang Mega dalam cahaya lampu yang agak redup.. menyentuh kulit perutnya dengan punggung tanganku, lalu jari tanganku dengan lembut menekan bagian daging kemaluannya.. Terasa belahan bibir vaginanya hangat dan… Ahh, kemaluanku sudah tak bisa diajak kompromi.. tegang mengeras gak tahan ingin memasuki tubuh gadis kecil ini, merasakan nikmatnya kemaluan sempit yang membuatku tergila2.

    Aku melepas celana dalamku hingga kemaluanku tegak mengacung.. lalu dengan sangat perlahan memeluk Mega.. Untuk sesaat Mega tak bergeming, aku menempelkan batang kemaluanku di pahanya.. menekannya sedikit membuat gairahku semakin menggila.. Aku merangkul tubuhnya, lalu mencium lehernya.. dan saat itu juga Mega terbangun, hampir menjerit kalo aku gak segera menutup mulutnya dengan tanganku.. ”Ssst, jangan berisik.. nanti ibu bangunn..!” Mega terdiam, tubuhnya terasa tegang.. aku mempererat pelukanku.. ” Megaa…. aku kangeeenn…..!” Mega diam tak menjawab… Sebelah lenganku berada di bawah lehernya, memeluknya, menciumi pundaknya… Mega memberontak.. menggeliat.. Aku menarik tubuhnya dan langsung menindihnya.

    Mega menatapku nanar… ”Jangann pak.. Mega takutt…” Setelah yakin bahwa ia tak akan berteriak, aku turun dari tempat tidurnya, mematikan lampu hingga ruangan itu menjadi gelap gulita.. lalu kembali menaiki tempat tidur Mega. Aku kembali menindih tubuh Mega yang setengah telanjang.. Menciumi pundak, leher, hingga daun telinga Mega.. Nyaris tak bisa melihat apapun dalam kegelapan, aku menguasai tubuh Mega.. menjelajahinya, merabanya, mengelusnya.. meremasnya…

    Mega tak sanggup memberi perlawana yang berarti, karena ia terlalu takut untuk berteriak.. dan sepertinya ia sudah mulai terpengaruh dengan apa yang kulakukan pada dirinya.. Aku menarik bra nya turun.. lalu mulai melahap payudaranya dengan rakus… suara desahan Mega membuat darahku serasa mendidih terbakar nafsu.. Lidahku mempermainkan puting sebelah kiri, sementara tanganku meremas remas payuda** kanannya.

    Tak lama, aku berhasil menarik lepas celana dalamnya hingga saat itu, Mega gadis kecil itu.. telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya, dalam kegelapan kamar tidurnya, sepenuhnya dalam kekuasaan nafsuku… Mega mendesah saat kedua tanganku memilin kedua putingnya, menciumi perutnya.. terus turun hingga hidungku menyentuh bulu halus kemaluannya..

    Lidahku menyentuh tonjolan kecil yg terselip disela kemaluannya, Mega menggelinjang.. Aku menggerakkan lidahku lebih cepat, terdengar Mega merintih pelan.. Aku semakin menggila dikuasai oleh nafsu yang semakin membludak.. Lidahku sesekali menjulur ke dalam lubang kemaluannya, menjilati rasa asin cairan kemaluan Mega.. Setelah sekitar 15 menit aku menjilati clitorisnya, aku merasakan tangan Mega menarik rambutku.. ia mendorong tubuhku ke atas… “Ya tuhan, ia menginginkanku sekarang.”.

    Aku sedikit gemetar saat memposisikan tubuhku diatas tubuh telanjang Mega.. Kemaluanku terasa begitu keras mengacung oleh gairah… Dalam kegelapan aku membuka lebar pahanya, menyadari tak ada lagi penolakan dari gadis kecil ini.. Ibu jari tangan kananku bergerak pelan merangsang clitorisnya saat kepala kemaluanku menempel di bibir kemaluan Mega yg udah basah.. Dengan sedikit menekan aku merasakan kepala kemaluanku memasuki lubang nikmat yang masih sangat sempit itu.. Desahan nafas Mega terdengar serak, “aa..akhh….” saat kemaluanku yang cukup besar memasuki tubuhnya.

    Aku terus menekannya dalam dalam, merasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding vaginanya.. selama beberapa detik aku tak menggerakan pinggulku.. hanya merasakan jepitan kemaluannya yg mengalirkan sensasi luarbiasa ke sekujur tubuhku.. lalu perlahan, sambil mencium puting payudaranya, aku mulai bergerak…. Kedua tangan Mega mencengkram kepalaku, ia merintih.. pelan.. tapi membuatku semakin bernafsu.

    Kemaluanku bergerak semakin cepat, menerobos keluar masuk dalam irama yang teratur… Aku mendekap tubuh Mega erat, keringat mulai membasahi tubuh kami, saat genjotanku semakin cepat.. aku menciumi lehernya, menjilati telinganya.. Sesekali suara Mega terdengar seperti isak tangis, tapi sesaat kemudian ia merintih… mendesah… Aku seperti tenggelam dalam lautan kenikmatan, melupakan sekelilingku.. Melupakan istriku yang sedang terlelap di kamar tidur kami.. Seluruh panca inderaku hanya merasakan apa yang sedang terjadi di atas tempat tidur kecil ini..

    Setelah beberapa lama, aku semakin menggila.. menggenjot kemaluanku lebih keras dan lebih cepat… seperti kesetanan menyetubuhi tubuh gadis kecil itu, melupakan kenyataan bahwa tubuhnya belum terbiasa dengan kemaluanku yang berukuran cukup besar, saat ini begitu tegang mengeras mengocok2 kemaluannya.. Mega menjerit lirih, mencengkram leherku… “ssakki.iittth..!” Aku terengah2, mataku mulai terbiasa dalam gelap… menatap tubuh kecil itu begitu indah.

    Aku melahap payudaranya dengan rakus, mempermainkan putingnya dengan lidah.. “h…hh.. akh…” Suara rintihan Mega tiba2 saja membuatku bergetar.. tubuhku seperti dialiri listrik.. mengalir dari ujung kaki merayapi paha, pantat dan selangkanganku… Rasanya aku tak tahan lagi menahan dorongan kenikmatan ini lebih lama lagi… Aghhh..hh…. Berusaha untuk menunda puncak kenikmatanku, aku berhenti menyetubuhinya, lalu berbaring di sebelah Mega.. Aku menarik nafas panjang berusaha mengatur nafasku yang terengah engah..

    Mega memelukku, lalu kami berpelukan erat seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta.. Aku menuntun tangan kecil Mega untuk menyentuh kemaluanku.. Awalnya ia hanya meremas2 batang kemaluanku dengan ragu2, tapi beberapa saat kemudian ia mulai mengocoknya dengan cepat.. Ahh… aku meremas payudaranya sambil sesekali mempermainkan putingnya… Mega tiba2 memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.. augh… ia mulai mengisap kemaluanku dengan bernafsu sambil meremas2 biji zakarku.. Rupanya Mega sudah dikuasai oleh nafsu berahinya, karena sifat malu2nya hilang saat ini, berganti dengan sikap agresif mengocok dan meremas kemaluanku.. menjilati biji zakarku Akhhh.

    Jantungku berdegup semakin kencang ketika Mega menaiki tubuhku.. ia menindihku, menciumi perutku, menjilati puting susuku.. lalu… ia mengarahkan kepala kemaluanku ke selangkangannya.. “aakhhhh…..hh…” Mega merintih saat kemaluanku kembali memasuki lubang senpit kemaluannya, ia mulai bergerak pelan naik turun.. Kepalanya rebah di dadaku, payudaranya menempel di perutku.. hanya bagian pinggulnya yang bergerak naik turun.. Aku merasakan sensasi yang lain.. Aku hanya berbaring terlentang, sementara Mega bergerak di atas selangkanganku.. kemaluannya ketat menjepit batang kemaluanku, mengurutnya dengan sempurna.

    Mega bergerak semakin cepat, menimbulkan suara kecipak yang erotis.. Aku mengangkat tubuhku hingga duduk, kedua tangan Mega melingkari leherku.. Kami mulai berciuman, lidah saling berbelit.. Mega menciumku dengan sangat bernafsu, lidahnya seperti menari dalam mulutku.. Aku mulai merasakan getaran kenikmatan itu semakin menggila.. “Aaghhh..hhh….!” Mega mempercepat gerakan pinggulnya, mengurut batang kemaluanku lebih cepat, lebih ketat…… dan……. “AAAaaa…ghhh…” Kedua tanganku mencengkram pantat Mega, meremasnya… lalu, sambil menggeram panjang.. aku meledak dalam kenikmatan yang luarbiasa..

    Mega menciumi leherku, menggenjot kemaluanku dengan cepat.. Aku kelojotan dalam pelukan Mega, ia memutar pinggulnya, menekan kemaluannya hingga kemaluanku seperti menembus tubuhnya… Mega memelukku erat, membenamkan wajahku di sela2 payudaranya yang kenyal dan padat… lalu mencium keningku… Hugel (Hubungan gelapku)dengan Mega terus berlanjut hingga saat ini…Yahh semoga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Mila Nungging

    Cerita Sex Ngentot Mila Nungging


    970 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Mila Nungging, Aku adalah seorang dosen pasca sarjana yang mengajar dan memberi seminar di mana-mana, Aku tinggal di Bogor dan hidup cukup bahagia dengan keluargaku. Suatu ketika, sedang iseng-iseng bermain dengan internet, aku temukan dia, perempuan ini bernama Mila, (aku harap ini nama sebenarnya). Mempunyai keinginan birahi yang nyaris serupa denganku yaitu bermain dengan tali.

    Dalam chat dan e-mail aku berhasil mengetahui bahwa dia bekerja di suatu hotel di Yogya sebagai Sales Manager. Hemm, kebetulan 2 minggu lagi aku mesti memberikan seminar 2 hari di universitas Undip Semarang. Tak sabar menunggu hari itu, masih asyik aku mengorek informasi melalui e-mail. Kami bahkan bertukar photo (tentu saja aku tidak mengirim photo yang sebenarnya), Mila bahkan sempat mengirim photonya ketika dia diikat oleh GMnya.
    Oh ya, menurut pengakuannya umurnya 34 tahun, Mila sudah 3 tahun menikah dengan seorang penerbang yang bekerja di maskapai multinasional yang bermarkas di Hong Kong. Pertemuan dengan suaminya nyaris hanya 2 minggu sekali.
    Mila mempunyai hubungan khusus dengan laki-laki yang sudah lama ia kenal dan mengaku selama itulah dia mengagumi Mila, kira-kira sejak pertemuan mereka yang mana Mila menjadi anak buahnya 7 tahun yang lalu di Bali. Laki-laki itu sekarang merekrut Mila sebagai Sales Managernya. Laki-laki itu (GMnya), menikah dengan manager personalia sebuah bank di Semarang, tidak tinggal bersama karena karir. Sehingga saat dia tidak pulang ke Semarang, Milalah yang mengisi kekosongannya itu.
    “Yogya, Yogya, ayo mas, yang ini sudah mau berangkat mas,!”
    Suara kenek itu membuyarkan lamunanku, baru tuntas seminar dan agak lelah aku bersiap-siap ke Yogya; biasanya langsung naik bis Nusantara atau Ramayana ke Yogya dan berhenti di Ringroad ke rumah keluarga, ortu dan adikku tinggal. Tapi saat ini aku sudah punya niat lain, aku akan menculik si Mila yang ngegemesin dan selalu mengganggu pikiranku, sudah sebulan lebih ini aku selalu main internet khusus untuk bisa baca tulisannya atau lihat foto hornynya.
    Jadi bis berhenti di Ringroad juga tetapi aku langsung ke jalan Solo, ke hotel berbintang lima itu, memang diam-diam aku membawa foto ke paranormal dan beliau katakan nama hotelnya.
    Hotel tempatnya bekerja berdiri tepat bersebelahan dengan hotelku. Setelah aku check in di hotelku, aku datang ke hotelnya. Hari sudah sore aku tahu persis bahwa Mila itu pasti sudah pulang, jadi rencana akan dijalankan besok. Dari hotel aku naik taksi ke Alfa dan membeli beberapa gulungan tali pramuka yang berwarna putih. Juga sebungkus lilin murahan. Tentunya juga gunting yang cukup tajam, mau beli jepitan baju dari kayu nggak ada, jadi beli yang dari plastik aja tapi ada lubangnya sehingga bisa dimasukin tali.
    Esok harinya after breakfast aku mendatangi hotelnya, yang hanya 25 meter dari hotelku. Aku tanya sama Mbak yang di resepsionis dan katanya Mila kantornya itu tuh yang dekat GM nya katanya dengan sinis (mungkin dia nggak pernah diperhatikan sang GM).
    Dengan berpakaian necis lengkap dengan dasi dengan confident aku datangi kamar kerjanya Mila. “Wah orangnya tepat seperti yang di photo yang dikirimnya rambutnya panjang terurai di bahunya, kulitnya putih wajah paduan cina jawa, tinggi badannya 170cm beratnya mungkin 58 kg, padat bodynya..hmm!”
    Mila berdiri dan kami bersalaman; hatiku sangat bersyukur. Segera aku menguasai diri dan memperkenalkan diri bahwa aku adalah Steering Comitte dari suatu seminar internasional mengenai Lingkungan Hidup dan berminat menyewa 50 kamar dan ruang sidang untuk seminggu penuh. Mila menjelaskan harganya dan menanyakan kapan acaranya akan dimulai. Singkatnya urusan detil seminarku sudah beres (padahal seminar itu rekayasaku belaka). Mila menjelaskan panjang lebar tentang paket seminar dengan segala fasilitasnya sambil sesekali melemparkan senyum manisnya,. aku semakin kagum, lalu..
    “Bagaimana kalau proposalnya bisa Dik Mila antarkan ke hotel Ane?” umpanku sambil menyebut hotel tempatku tinggal.
    “Mengapa Bapak tidak tinggal di sini?” tanya Mila.
    “Lho maunya memang begitu, tapi kata resepsionis tadi kamar sudah penuh” balasku.
    “Betul Pak, mungkin besok Bapak bisa menginap disini dan bersedia mencoba pelayanan kami di sini?”
    “Boleh saja,.!” jawabku sambil mengharapkan ‘pelayanan’ yang lain.
    “Ane bookingkan ya Pak,!” aku mengangguk sambil menyembunyikan kekagumanku akan ketertarikanku padanya.
    Mila tidak cantik, dia menarik dan menawan. Lalu Mila berjanji akan mengantarkan proposalnya besok jam 10.30 pagi.
    Keesokannya telpon di kamar suiteku berbunyi, oh rupanya Mila sudah datang.
    “Mila mau langsung ke atas? Ini kamar suitenya bagus lho, ada istri Ane juga, biar Ane kenalkan sekalian!”
    “Oh ya, kebetulan Ane belum pernah lihat kamar suite di hotel ini, sebentar aja ya Pak” sahut dari seberang telpon.Sampai di suite roomku, aku silakan Mila duduk. Mila terlihat sangat manis dengan senyumnya yang mempesona. Hari ini Mila mengenakan blus berwarna biru terang mengkilap berlengan panjang dengan model kerah shanghai dengan kancing putih yang berbaris rapih dari leher hingga nyaris ujung bajunya, memakai rok hitam serta menggenggam HP Nokia 3650 warna Biru Kuning, di pergelangan tangan kirinya ada arloji berbentuk gelang. Di tangan kanannya ada karet pengikat rambut berwarna hitam, dan kutawarkan minuman, dia memilih apple juice kesukaannya. Kutuangkan dalam gelas yang sudah kucampur obat tidur yang kubeli kemarin dari toko obat Eng Tay Ho di Malioboro.
    “Ibu di mana Pak,” tanya Mila seraya meminum juicenya
    “Oh, ada di kamar mandi..”
    “Buu,.. buu..!” teriakku seolah-olah ada dia di sana.
    Mila meneguk kembali minumannya sampai hampir habis dan betul juga kata si engkoh, Mila langsung tertidur di sofa ruang tamu.
    Setelah pintu kukunci, aku langsung beraksi, pertama kubuka bajunya yang selalu nampak ketat, mulai kancing bawah hingga ke atas lalu BH Triump nya yang no 36, rok hitam yang 10 cm di atas lutut, dan terakhir CD merk Sloggy yang nampak bersih. Selanjutnya aku mulai menerapkan cara ikatan yang kuintip dari internet.
    Cerita Sex Ngentot Mila Nungging

    Cerita Sex Ngentot Mila Nungging

     

    Katanya yang paling canggih itu yang dari Jepang namanya Karada. Teorinya dari badan dulu, tapi aku takut dia terbangun, jadi biaraman tangannya dulu.
    Tangan kiri kuikat erat pergelangannya, juga tangan kanan. Lalu kedua tangannya dibawa ke punggung dan satu sama lain diikat dengan jenis yang mengunci (seperti laso, makin bergerak makin erat) dan dihubungkan dengan tali lagi ke leher ah jangan kasihan nanti bisa tercekik. Walaupun nggak ada di teori tali yang mustinya ke leher kuteruskan dari leher ke depan melewati susu dan di bawah buah dada di lingkarkan dan diikat erat sampai dadanya membusung seperti gunung merapi mau meletus.
    Agar kakinya nggak menendang walaupun masih pakai sepatu Edward Forrer dari Bandung dengan hak 7 cm dan ada talinya melingkar manis di pergelangan kaki itu juga diikat erat pakai tali lain. Sepatu ini yang dinamakan dia sepatu sexy.. dalam beberapa e-mailnya. Trus ikut teori aja, tali yang di buah dada diteruskan kebawah lewat vagina dan keatas lagi di belakang dan diikatkan ke tangannya yang dipunggung. Memastikan Mila sudah terikat erat, aku langsung menggendongnya,
    “Oops, lumayan juga beratnya..!” lalu meletakkannya di tempat tidur dalam posisi miring, karena tangannya terikat ke belakang. Aku tutup dan mengunci pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan kamar tidurku. Aku cape juga mengerjakannya dan menggendongnya, sampai tertidur di sebelah Mila.
    Aku terbangun oleh suara makian wanita.
    “Shit, ugh! Apaan ini!?”
    Mila dengan wajah ketakutan melihat tubuhnya yang berbusana tali. Yes my dream comes true! Pikirku. aku berhasil mengikat Mila, dan ia terbangun sambil memaki-maki,
    “Pak, sadar Pak.. Ibu ada di kamar mandi.. berani-beraninya berbuat begini pada Ane” teriak Mila sambil meronta-ronta berusaha membuka ikatannya.
    “Lepaskan aku, let me go! To..”
    Takut terdengar kamar sebelah sebelum Mila berhasil berteriak minta tolong, dengan gerak cepat kuambil lakban perak di meja tempat tidurku,
    “..srett” dan kusumbatkan ke mulutnya, “mmhh!! mmhh!!”.
    Mila mulai mengeliat mencoba membebaskan dirinya, akan tetapi semakin tangannya bergerak maka semakin kencang juga ikatan yang ada di buah dadanya yang gede itu. Matanya melotot marah, ia terlihat kesakitan tapi mungkin ia menikmati juga.
    “Oh Mila Aneng, istriku memang ada di kamar mandi, tapi di rumahnya di Bogor,” jerit tawaku yang kubuat seram.
    “Permainan baru akan dimulai Mila” kataku dengan tegas.
    “Uugh, mmh, awwh!!” Mila hanya bisa mengeluh tanpa suara.
    Matanya mulai berkaca-kaca dan kelihatan putus asa. Aku mulai bekerja jepitan baju kupasang di kedua putingnya dan dihubungkan dengan tali kecil yang nyambung ke tangan yang dipunggung. Mila meronta-ronta menggerakkan tangannya mencoba untuk melepaskan ikatannya, tapi hasilnya adalah ikatan di buah dadanya semakin menyakitkan, juga putingnya menjadi tertarik oleh jepitan baju dan menambah rasa sakit.
    Masih belum puas aku meneteskan lilin panas pada jarak 40 cm dari buah dadanya, ternyata ia tidak terlalu kesakitan maka kudekatkan jadi jarak 20 cm ia menggeliat, meronta mmh,.! ugh,.! semakin terikat dan makin sakit dan ia telah melewati entah orgasme yang keberapa kalinya melalui tali yang melilit melalui vagina dan anusnya.
    Akhirnya Mila nampak memelas sekali seperti minta diampuni, mungkin karena sudah terlalu lelah meronta-ronta dan orgasme.
    “Kamu akan Ane lepaskan kalau mau ngemut punyaku dan minum sampai bersih, ok?”
    Matanya mengedip lemah. Tapi aku belum puas, aku berubah pikiran, apalagi buah zakarku yang sangat bersemangat sudah menunjuk-nunjuk ke Mila! Aku membuka ritsluiting celana kemudian melepaskan ikatan di kakinya yang rapat itu lalu pergelangan kakinya yang masih terikat dengan sepatu yang sexy itu kusambungkan ke kaki tempat tidur sehingga Mila terlentang dalam posisi tangan terikat ke belakang sementara kakinya terikat terlentang.
    Penisku 16cm itu masuk dengan paksa ke vaginanya yang ternyata sudah bercairan. Masuk, keluar, masuk, keluar, berkali-kali hingga spermaku muncrat. Aku terbaring lunglai, di atas tubuh Mila yang berbusana tali itu, setelah mencapai puncaknya,
    “Good Girl” kataku sambil memegang kepalanya seperti aku menyayang-nyayang anjing keAnenganku si Bonci.
    Mila pingsan tak sadarkan diri.
    Segera aku membersihkan tubuhnya sekedarnya dengan handuk yang kubasahi, memakaikan pakaiannya lengkap dengan blus biru kerah shanghainya, mengancingi blusnya berurutan rapi. Memakaikan CD setelah spermaku kubersihkan. Aku ganti ikatannya dengan lakban perak, meliliti tubuhnya yang berbusana, membelenggu kembali tangannya kebelakang, kakinya aku satukan lagi dengan lakban yang sama, kaki yang bersepatu yang sexy (itu sebutannya di e-mail) itu aku kulum dengan gemas. Memastikan tangan kakinya sudah terikat, serta mulutnya sudah tersumbat, aku utak atik HPnya mencari tahu nomor HPnya lalu serta merta mematikannya, kulihat banyak miss call dan SMS, beberapa dari GMnya
    “Mami, sudah jam 5 sore kok belum kembali. Sales Call, posisi?” ada 4 SMS yang bernada serupa. Kumatikan HPnya supaya dia jangan sampai bisa SMS untuk minta tolong, juga aku cabut kabel telpon di kamarku.
    Mila mulai siuman, kemudian kuperlihatkan handycam yang tadi telah di pasang pada tempat tersembunyi. Aku mengancam jika bilang siapa-siapa, rekaman ini akan aku upload ke bondage.com, bondagegirl.com, 17tahun.com atau situs-situs lainnya, bahkan bisa kuperbanyak dan kujual kuedarkan. Matanya kutatap, berkaca-kaca, Mila meronta-ronta kali ini apa daya lakban perak sudah mengikat erat dan merekat di tubuhnya, Mila menangis tersedu-sedu, putus asa dan pasrah. Semalaman penuh Mila kugarap sedemikian rupa, karena aku akan check out besok pagi, jadi malamnya aku perkosa hingga dia pingsan lagi.
    Keesokan harinya, waktu menunjukkan pukul 6.00 pagi. Aku tinggalkan dia di kamarku dengan tubuhnya yang berbusana namun tetap terikat lilitan lakban perak, kubiarkan tanda Do Not Disturb menggantung di pintu kamarku. Aku langsung kembali ke Bandung dengan KA Argowilis. Di KA sambil menikmati hasil rekaman video pada laptopku, aku menyiapkan cerita ini dan kukirimkan kepadanya lewat e-mail sehingga dia tahu siapa sebenarnya yang ‘telah memperkosanya’. Entah bagaimana dia bisa melepaskan ikatannya, menjadi misteri sendiri.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Anak SMP

    Cerita Sex Anak SMP


    970 views

    Perawanku – Cerita Sex Anak SMP, Mardi adalah lelaki berusia 35 tahun yang masih juga ngejomblo dan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru di SMP swasta di kota S*****(Edited).

    Kenapa tetap ngejomblo?. Ceritanya diusia belasan dulu, Mardi pernah dikecewain Mustinah, gadis kampung idamannya yang kemudian kawin dengan bandot tua bernama Muksin, juragan tanah di kampung itu. Setelah merantau dan menjadi guru di kota S, Mardi juga pernah beberapa kali menjalin asmara, misalnya dengan Susi, karyawati disebuah hotel di kota S. Tapi, Mardi pun jadi kecewa setelah tahu kalau Susi tak lebih hanyalah wanita panggilan yang tubuhnya sudah seringkali dijamah lelaki hidung belang. Sedangkan dengan Erna, anak kepala desa di kota S, orangtua Mardi dikampung kurang sregg, jadi Mardi terpaksa hengkang meninggalkan Erna. Takut kualat sama ortunya.
    Di kota S, Mardi tinggal dikompleks pengajar di SMP swasta itu. Nah kelakuan bejat Mardi mulai terjadi dua tahun terakhir, dan semakin menjadi-jadi karena selama itu tak pernah ketahuan.
    Awalnya, suatu pagi Mardi bingung sekali harus bagaimana. Semalam sebelumnya, ia bersama beberapa teman bujang disekitar kompleks pengajar habis melototin adegan layak sensor dari VCD miliknya. Gambaran adegan porno yang ditontonnya membuat libido Mardi terus melonjak dan butuh tersalurkan, sementara istri belum punya. Mau belanja ke lokalisasi, Mardi takut kepergok kenalan. Profesi sebagai guru yang patut digugu dan ditiru tentu saja melarangnya secara sosial untuk melakukan itu.
    “Ayo Linda, kamu maju kedepan dan kerjakan tugas ini dipapan,” perintah Mardi pada muridnya. Pagi itu Mardi mengajar matematika untuk kelas satu. Jumlah murid kelas 1A hanya 30 orang, yang cowok 10 dan cewek 20. Begitu dapat perintah Mardi, Linda maju kedepan untuk mengerjakan perintah Pak guru Mardi.
    “Sudah pak.., sudah selesai,” kata Linda setelah mengerjakan tugas dipapan tulis. Mardi bangkit dari duduknya, dan mengamati tugas yang dikerjakan Linda.
    “Wah., kamu ini pasti tidak pernah belajar ya? Kok ini salah semua.. Sini kamu Linda, bapak beri hukuman,” Mardi sedikit melotot meminta muridnya mendekat.
    Linda adalah gadis ABG.. Tok,” pintu rumah terdengar ketukan.
    “Eh kamu Linda.. Kok cantik sekali kamu..,” Mardi menyambut Linda dengan genit.
    “Jadi kan bapak kasih ilmunya?” tanya Linda dimuka pintu.
    “Jadi dong, ayo masuk kamu,” Mardi menuntun Linda masuk kerumahnya, setelah itu pintu utama ditutup rapat. Linda pakai rok sekolah sebatas lutut dipadu kaos ketat warna pink, membuat susu yang baru tumbuh nampak tersembul kedepan.
    “Nah sekarang bapak mau kasih rahasia pintar, tetapi kamu janji dulu untuk tidak cerita kepada siapapun. Soalnya, kalau murid yang lain tahu mereka akan cemburu dan minta ilmu itu juga, nanti kamu banyak saingan dan susah jadi juara, mau kan?” kata Mardi.
    “Iya.. I.. Iya Pak saya janji,” jawab Linda lugu.
    “Oke kalau begitu, sekarang kamu duduk disini ya, biar bapak kasih ilmunya,” Mardi menyuruh Linda duduk di bangku kayu, Linda menurut saja.
    Setelah Linda duduk, Mardi mendekat dan berbisik-bisik ketelinga kanan Linda.
    “Kalau mau pintar, telingamu harus dijilati seperti ini,” kata Mardi, lidahnya langsung menyapu daun telinga Linda berkali-kali sambil tangannya memegangi kepala Linda.
    “Aduh.. Geli Pak guru.. Geli sekali,” Linda kegelian berusaha berontak.
    “Geli ya?, ya memang begitu, tahan sedikit ya,” Mardi berhenti sebentar untuk meyakinkan Linda, tapi jilatan itu dilanjutkan lagi setelah Linda mengangguk. Puas menjilati telinga Linda, jilatan Mardi turun keleher Linda, dan tangannya ikut turun juga mengusap dan sedikit meremasi susu baru tumbuh milik Linda.
    “Engghh geli Pak guru..,” Linda menepis tangan Mardi, Mardi pun menghentikan aktifitasnya.
    “Eh kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak?” kata Mardi sedikit melotot dan berlagak marah. Linda jadi takut.
    “Iya pak, mau,” jawab Linda tertunduk.
    “Baiklah, telingamu sudah bapak bersihkan. Nah sekarang kamu buka bajumu dan mandi gih di kamar mandi itu, tapi jangan pakai sabun, biar bapak yang nyabunin nanti. Mengerti?” Mardi memerintah lagi. Linda yang anak kampung menurut saja, tak menaruh curiga.
    Gebyar.. Gebyur.. Linda mulai mandi telanjang. Pintu kamar mandi tak ditutup, dan Mardi menikmati tubuh telanjang Linda dari pintu itu.
    “Sudah Pak guru, sekarang sabunnya mana?” tanya Linda.
    Tubuh Linda yang beranjak remaja membuat nafsu Mardi naik. Susu yang baru tumbuh dan vagina Linda yang belum berbulu dipandangi Mardi bergantian, lalu Mardi mendekati tubuh berkulit putih itu.
    “Ehm.. Bapak sabuni badanmu ya,” tanpa menunggu jawaban Linda, Mardi segera mengusapi tubuh Linda dengan sabun yang dipegangnya.
    Tangan Mardi mulai nakal dan menjamahi susu Linda, mengusap-usap dan menekan nekan. Meski kegelian, Linda nggak berani melawan, takut dimarah Pak guru. Eh tangan Mardi lebih berani lagi mengusap di pangkal paha Linda berkali-kali. Setelah puas menjamahi tubuh Linda, Mardi menyuruh Linda menyelesaikan mandi, dan menyuruhnya melilitkan handuk saja setelah selesai. Mardi menunggu diruang tamu.
    “Saya sudah selesai mandi pak,” Linda keluar kamar mandi dengan tubuh terbungkus handuk.
    “Itu baru pintar. Sekarang ikut bapak,” kata Mardi dengan mata berbinar, lalu mengamit tangan Linda dan menuntutnya masuk kekamar.
    “Sekarang bobo’an disitu ya, biar bapak kasih ilmunya,” suruh Mardi pada Linda, lagi-lagi Linda nurut saja.
    Setelah Linda berbaring di ranjangnya, Mardi mendekat dan duduk disamping kanan ranjang itu. Tangan Mardi dengan terampil menghempaskan handuk yang dikenakan Linda sehingga tubuh putih Linda yang baru mekar itu langsung terpampang tanpa halangan dihadapan Mardi. Linda sedikit bingung melihat perlakuan gurunya, tetapi gadis cilik itu tak berani protes. Jakun leher Mardi naik turun memandangi susu ranum Linda yang putingnya masih kecil dan tonjolannya pun belum sempurna. Lidah Mardi segera menyapu bibirnya sendiri begitu matanya membentur selangkangan Linda yang ranum belum ditumbuhi bulu.
    Tangan Mardi menggerayangi tubuh Linda, sementara Linda tak berkutik menahan geli. Kemudian Mardi naik keranjang dan mulai menciumi tubuh telanjang Linda.
    “Pakhh.. Geli pakhh,” Linda menolak kepala Mardi saat lidah Mardi menjilati susunya.
    “Uh.. Kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak? Nilai kamu nanti bapak kasih merah semua lho,” Mardi mengancam dengan mata melotot.
    “Iya deh pak, saya mau pintar.. Tapi geli pak,” Linda pasrah akhirnya.
    “Nah gitu donk, geli dikit ya ditahan..,” ketus Mardi dan kembali mencumbui gadis bau kencur itu.
    Linda bukan main kegelian, apalagi selama ini belum pernah dijilatin susunya, berpikir untuk itu pun belum karena usianya masih kecil. Tapi untuk melawan ia tak mampu, selain takut sama Mardi, ia juga ingin mendapat ilmu pintar dari gurunya itu. Jadi, Linda hanya bisa menggeliat sambil terpekik kecil menahan perlakukan Mardi, hal itu membuat Mardi tambah bernafsu melumati tiap jengkal tubuh Linda.
    Ciuman dan jilatan Mardi terus turun keperut dan selanjutnya turun lagi menuju selangkangan Linda. Mardi berhenti sejenak, disingkapnya paha Linda agar lebih mengangkang. Mata Mardi hampir loncat melihat vagina Linda yang sangat indah. Gadis berusia 12 tahun itu memiliki vagina yang sip, bibirnya tipis dan bersih tanpa bulu.
    “Nah.. Linda, sekarang saatnya Pak guru menambah ilmu tadi biar kamu lebih pintar lagi,” kata Mardi. Linda tetap pasrah menerima perlakuan gurunya, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya tanpa banyak tanya.
    “Ahh pakhh..,” Linda terpekik tapi tak berani melawan saat lidah Mardi menjalari permukaan vaginanya. Pinggulnya hanya bisa bergerak kecil menahan geli yang sangat dijilati Mardi.
    “Sakit ya Lin?” tanya Mardi ditengah jilatannya.
    “Engghaak Pakhh.. Cuma gelii..,” jawab Linda.
    Jilatan Mardi diteruskan, dan lama-lama Linda merasakan perasaan yang selama ini belum pernah dirasanya. Geli itu berubah menjadi rasa nikmat yang sensasional bagi Linda. Cairan kental mulai merembes dari vagina Linda, lidah Mardi menerima cairan itu dan melanjutkannya, cairan itu ditelan Mardi. Sore itu Mardi benar-benar mempraktekan fore play yang ditontonnya di VCD porno, kepada Linda muridnya. Lidahnya makin berani menelusup dibelahan bibir vagina Linda.
    “Ahh.. Pakk Ghuuruu.. Linda pingin pipisshh pakhh..,” Linda merasakan seluruh sendi dibokongnya kejang dan terasa enak, tanda-tanda orgasmenya mulai muncul. Mardi tak menyia-nyiakan kesempatan itu, vagina Linda semakin dilumat dan disedot-sedot dengan bibirnya.
    “Mmmphhff.. Ahh hayoo.. Pipiss aja Linn.. Mmffphh,” Mardi menambah jilatannya divagina Linda, sampai tubuh Linda tersentak-sentak menahan geli.
    “Ahh.. Iyaa.. Linndaa piipiss Pakhh.. Uhh.. Pipiss.. Tuhh.. Aahh,” Linda kejang beberapa kali. Orgasme pertama yang dirasakannya membuat Linda melambung kenikmatan. Mardi pun menghentikan aksi jilatnya.
    “Sakit ya Linn?” tanyanya memandangi wajah Linda yang semakin ayu dilihat.
    “Eh.. Enggak paakk.. Bapak jangan marah ya, Linda pipis dimulutnya bapak.. Habis Linda nggak tahan geli sekali sih,” Linda takut kalau Mardi marah, cairan nikmatnya itu disangka air kencing.
    “Bapak nggak marah, tapi apa yang kau rasakan tadi?” Mardi memancing Linda.
    “Enggh.. Geli pak,”
    “Enak nggak,”
    “Iya.. Geli tapi enak pak,” jawab Linda malu.
  • Cerita Sex Sang Calon Pengantin

    Cerita Sex Sang Calon Pengantin


    970 views

    Perawanku – Cerita Sex Sang Calon Pengantin, Aku pernah berbagi kisah dengan temanteman pembaca semua, dan aku akan melakukan hal yang sama sekarang untuk yang kedua kalinya. Statusku yang bebas (mahasiswa perantau) membuatku tidak terbatas dalam berbagai aktifitas, walau seringkali diantaranya bermuatan negatif. Pengalaman ini terjadi pada tahun 2015 di bulan November, dimana kota Surabaya sedang diguyur hujan. Merupakan pemandangan langka kalau Surabaya dicurahi hujan, karena lebih sering kota ini berada dalam kondisi kering.

    Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat. Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempattempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya. Kali ini aku bersantai di Galaxy Mall, yang banyak dikunjungi WNI keturunan. Mataku liar meliriklirik wanita putih mulus dan trendy. Entah kenapa sejak dulu aku terobsesi dengan wanita Chinese yang menurut pandanganku adalah tipikal sempurna dalam banyak hal.

    Di lantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman. Dengan teknik yang biasa kulakukan, kudekati dia. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Aku bilang aku sudah kenyang. Dia bernama Nina **** (edited). Kami seumuran atau paling tidak dia lebih tua dua tahun dariku. Setelah ngobrol agak lama, dengan mengeluarkan jurus empuk tentunya, dia mengajakku pulang bersama, karena aku mengaku akan menunggu angkutan sampai hujan reda. Akhirnya, aku pun setuju, dan segera berangkat bersamanya.

    Di dalam mobil, aku tak bisa tenang karena ketika menyetir, aku bisa melihat dadanya yang montok dan paha mulusnya bergerak gesit menguasai kemudi. Tapi dia tidak menyadari itu, karena aku tahu dia tidak akan suka. Hal itu kusadari dari pembicaraan sebelumnya. Dia kelihatannya wanita baikbaik. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyanggoyang. Ditambah lagi harum tubuhnya yang sangat merangsang. Akhirnya timbul pikiran jahat di otakku.

    Aku pindah ke belakang ya.. kataku. Kenapa? Aku ngantuk, mau tiduran, nanti turunkan aku di jalan Kertajaya, kataku berpurapura. Saat itu sejuta rencana jahat sudah merasuki otakku. Ok, tapi kamu jangan terlalu pulas ya.. nanti ngebanguninnya susah, katanya polos. Di kala otakku sudah kesetanan, tibatiba.. Jangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa. Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.

    Don.. apaapaan nihh..? teriaknya gugup, karena terkejut. Aku peringatkan, diam, jangan macammacam! bentakku sambil menekan permukaan pisau lebih kuat. Aku sudah kehilangan keseimbangan karena nafsu. Jalankan mobilnya dengan wajar, bawa ke daerah Petemon.. cepat..! Ehh.. iiya.. iyahh.. jawabnya dengan sangat ketakutan. Tas yang tadi diletakkan di jok belakang segera kubuka. Seluruh uang dan kartu kreditnya langsung berpindah ke kantongku.

    Bawa ke Pinang Inn.. cepat! bentakku lagi. Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. Sepanjang perjalanan wajahnya pucat dan sesekali memandangiku, seolah minta dikasihani. Jangan mencoba membuat gerakan macammacam.. atau kamu kulempar ke jalan.. mengerti? ancamku lagi sambil berganti posisi.

    Aku mengambil alih kemudi. Entahlah, saat itu aku merasa bukan diriku lagi. Mungkin iblis sedang menarinari di otakku. Dia hanya membisu, dengan tubuh gemetar menahan rasa takut. Tibatiba HPnya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah. Ingat.. jangan bertindak anehaneh.. kalau masih ingin hidup.. pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn. Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Kubayar, lalu kembali ke garasi.

    Keluar..! Dengan wajar kugandeng dia masuk kamar. Kukunci dan kusuruh dia telentang di kasur yang empuk. Kunyalakan TV channel yang memutar filmfilm biru. Pinang Inn memang disediakan untuk bermesum ria. Dia kelihatan semakin ketakutan, ketika melihatku langsung membuka baju dan celana. Dengan hanya menggunakan CD, kurebahkan tubuhku di sampingnya dengan posisi menyamping. Pisau itu kugesekgesek di sekitar dadanya. Agar proses ini tidak menyakitkan, kamu jangan bertingkah.. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana.. paham?

    Don.. ke.. ke.. napaa.. jadi be.. gii.. ni? Apa.. salahku? dengan ketakutan dia berusaha membuatku luluh. Salahmu adalah.. kamu memamerkan tubuhmu di hadapan singa lapar.. Segera, seluruh bajunya kusobek dengan pisauku yang tajam. Mulai dari bagian luar sampai dalamnya. Kini dia telanjang bulat di antara serpihan pakaian mahal yang kusayatsayat. Dia menagis, mata sipitnya bertambah sipit karena berusaha menahan air mata yang mulai mengalir deras ditingkahi isaknya yang sesenggukan. Sejenak aku tertegun menyaksikan keindahan yang terpampang di hadapanku.

    Dada putih mulus yang montok, tubuh langsing, dan.. ups.. liang kemaluannya yang merah muda bersembunyi malumalu di antara paha yang dirapatkannya. Kubuka pahanya. Jangann Don.. kumohon jangan.. pintanya memelas. Aku sudah tidak peduli. Hei.. Nin.. bisa diam nggak? Mau mati? Hah..? ancamku sambil menampar pipinya. Wajahnya sampai terlempar karena aku menamparnya cukup keras. Silakan menjerit.. ini ruangan kedap suara.. ayo.. menjeritlah.., ejekku kesenangan. Segera kulebarkan pahanya, kuelus permukaan kemaluannya dengan lembut dan berirama.

    Sesekali dia menatapku. Ada juga desah aneh di bibirnya yang tipis. Aku terus mengelus kemaluan itu, sambil dua jariku yang menganggur mempermainkan puting susunya bergantian. Dia hanya bisa mendesah dan menangis. Kudekatkan wajahku ke sela paha mulusnya. Dengan perasaan, kukuak liang kemaluannya, indah sekali. Seumur hidup, baru kali ini aku melihat kemaluan wanita seindah itu. Bentuknya agak membukit mungil, ditumbuhi bulu yang halus dan lemas.

    Bibir kemaluannya kupegang, kemudian lidahku kujulurkan memasuki lubang yang nikmat itu. Kujilati dengan perlahan, mengitari seluruh permukaannya. Shh.. Don.. Donhh.. jangaann.. sshh.. Nina sampai terduduk. Ada sesuatu yang lucu. Dalam situasi itu sempatsempatnya dia menggoyang pinggulnya mendesak mulutku, dan menjambak rambutku sesekali. Dalam hati aku tertawa, Dasar wanita.. munafik. Ayo.. Nin.. ayo.. kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. Saat itu kesadaranku perlahan hadir. Perlakuanku kubuat selembut mungkin, namun tetap tegas agar Nina tidak bertindak ceroboh.

    Kali ini lidahku mengaitngait klitorisnya beraturan namun dengan arah lidah acak. Dia makin bergetar. Goyangan pinggulnya terasa sekali. Lho.. diperkosa kok malah enjoy.. ayo.. nangis lagi.. mana..? olokku. Don.. jangannhh.. janganh.. balasnya malumalu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Tapi setelah kepalaku digerakkan ke samping, malah ditariknya lagi hingga mulutku langsung terjatuh di bibir kemaluannya.

    Aku pun paham, dia ingin menunjukkan ketidaksudiannya, namun di lain pihak, dia sangat menginginkan sensasi itu. Nih.. aku kasih bonus.. silakan menikmati.. kataku sambil melanjutkan jilatanku. Sementara tanganku yang kiri membelai payudaranya bergiliran secara adil. Kiri dan kanan. Sementara tangan kananku kuletakkan di bawah pantatnya. Pantat seksi itu kuremas sesekali.

    Oghh.. sshh.. Nina menggelinjang menahan nafsu yang mulai merasuki dirinya. Sesaat dia lupa kalau sekarang dia dalam keadaan terjajah. Sshh.. terrusshh.. Perlahan lahan, cairan yang kunanti keluar juga. Secara mantap, lendir bening itu mengalir membasahi liang kemaluannya yang semerbak. Donnhh.. Donhh.. Dia berteriak di sela orgasmenya yang kuhadiahkan secara cumacuma. Aduh.. Nin.. yang benar aja dong.. ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.

    Maaf.. maaf Donhh.. Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Aku berdiri di samping ranjang. Dia terkulai lemas. Pahanya dibiarkan terbuka. Kemaluan genit itu sudah mengundang batang kemaluanku untuk beraksi. Namun aku berusaha menahan, agar pemerkosaan ini tidak terlalu menyakitkan. Kami berpandangan sejenak. Dia sudah tidak melakukan perlawanan apaapa, pasrah.

    Don.. aku tahu kamu sebenarnya baik, jangan sakiti aku yah.. aku mau menemani kamu di sini, asal kamu tidak melukai aku.. pintanya sambil mengubah posisi telentangnya menjadi duduk melipat lututnya ke bawah pantat. Liang kemaluannya agak tersembunyi sekarang. Kamu masih perawan nggak? tanyaku ketus. Iyah.. masih.. Nah.. sayang sekali, kalau mulai besok kamu sudah menyandang gelar tidak perawan lagi.. Ah.. dia tercekat.

    Don.. semua uang tadi boleh kamu ambil.. tapi mohon jangan yang kamu sebut barusan.. empat hari lagi aku menikah Don.. kumohon Don.. Ah.. daripada cowok lain yang merasakan nikmatnya darah segar kamu, mending aku curi sekarang.. kataku cepat sambil mendekatinya lagi. Don.. jangan.. kumohon.. Diam! Ingat.. pisau ini sewaktuwaktu bisa mengeluarkan isi perutmu.. ancamku.

    Nina terkejut sekali, karena menyangka aku sudah berbaik hati. Padahal aku juga tidak sungguhsungguh marah padanya. Mungkin karena aku yang sudah terbiasa berteriakteriak membuatnya ketakutan. Sekarang giliranmu, kukeluarkan batang kemaluanku yang sudah agak terkulai. Kupikir aku nggak perlu menjelaskan lagi cara membangunkan preman yang satu ini.. kataku sambil mengarahkan kepalanya berhadapan dengan batang kemalauanku yang lumayan besar.

    Sejenak dipandanginya diriku. Tanpa berkata apaapa dia memegang batang kemaluanku dan mengocoknya perlahan. Dikocoknya terus sampai perlahan, si batang andalanku naik. Cuma itu? tanyaku lagi. Dibuka mulutnya dengan raguragu, kebetulan sekali adegan di TV channel juga sedang memperagakan hal yang sama. Aku sebenarnya ingin tertawa. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. Dikulumnya batang kemaluanku. Aku berdiri di atas ranjang.

    Dia berjongkok dan mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Ahh.. aku mengerang merasa nikmat sekali. Kulihat matanya sesekali melirik TV. Biar saja, pikirku dalam hati. Toh ini demi keuntunganku. Dijilatinya kepala kemaluanku. Tapi dia tidak berani menatap wajahku. Auhhgghh.. Jangan dilepas.. seruku tertahan. Aku jongkok dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Aku telentang di bawah. Posisi kami sekarang 69. Sewaktu berputar tadi dia menggigit kemaluanku agar tidak lepas dari mulutnya. Lucu memang. Dengan bibir kemaluan tepat di atas wajah, kujilati dengan mantap.

    Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan kemaluannya. Sesekali kusedot bukit kecil itu sambil memasukkan hidungku yang kebetulan mancung ke lubang senggamanya. Oghh.. Ahh.. Kami berseru bersahutan. Kubalikkan tubuhnya. Sekarang dia ada di bawah, namun tetap 69. Kali ini aku lebih leluasa menjilati kemaluannya. Augghh.. Donhh.. enakkhh.. terusshh.. pintanya. Lalu kembali menyantap batang kemaluanku dengan garang. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kemaluan. Pintar juga dia, pikirku dalam hati.

    Lidahku kujulurkan masuk ke lubang sempit itu dan menari di dalamnya. Pantatku kugoyang naikturun agar sensasi batang kemaluan yang berada di kulumannya bertambah asyik. Sambil menjilat liang kemaluan itu, jarijariku mempermainkan bibir kemaluannya. Ougghh.. Don.. enakkhh.. Donnhh.. ahh.. Donnhh.. serunya dibarengi aliran hangat yang langsung membanjiri lembah merah muda itu. Sekarang waktunya Nin. Aku mengambil posisi duduk di antara belahan kedua kakinya. Dia masih telentang. Kugesek lagi kepala kemaluanku yang sudah mengeras sempurna beradu dengan klitorisnya yang menegang.

    Dia setengah duduk dengan menahan tubuhnya pakai siku tangan, dan ikut menyaksikan beradunya batang kemaluanku dengan klitorisnya yang sudah menjadi genit. Batang kemaluanku itu kuarahkan ke liang kemaluannya. Jangann.. kumohon Donh.. jangan.. serunya tertatih sambil mencengkeram batang kemaluanku. Aku bersedia memuaskan nafsumu, dengan cara apa saja, asal jangan mengorbankan pusakaku. Oh ya? Kalau dari anus mau nggak? tantangku. Tapi sebenarnya aku tidak lagi perduli karena kemaluanku sudah minta dihantamkan melesak lubang kemaluannya.

    Yah.. terserah kamu Don.. Nggak.. mau.. aku cuma mau yang ini, ini lebih enak.. teriakku sambil menunjuk liang kemaluannya. Nih.. pegang.. masukin.. Dengan ragu dipegangnya batang kemaluanku. Don.. apa tidak ada cara lain? Cara lain? Adaada saja kamu.. Hei.. kamu jangan bertingkah lagi ya.. jangan sampai kesabaranku hilang. Kamu beri satu milyar pun sekarang aku nggak bakalan mau melepaskan punya kamu itu sekarang. Aku sudah nggak tahan.. paham.. paham? paham..? bentakku dengan nada suara lebih meninggi.

    Pisau yang tadi kusembunyikan di bawah kasur kuacungkan dan kutekan kuat di dadanya. Donn.. sakitt.. jangann.. rintihnya ketika pisau tadi melukai dada putihnya. Aku terkesiap. Namun tak peduli. Ayo.. dimasukin.. kali ini pisau kutekan lagi. Darah segar mengalir perlahan dari luka yang kuperbesar, walau tidak begitu parah. Dengan berat disertai ketakutan, dipegangnya kemaluanku. Diarahkannya ke liang kemaluannya. Sulit.. sakitt.. Don.. ampunn.. Don.. Pegang ini, kataku tidak sadar karena memberikan pisau itu ke tangannya.

    Dia juga tidak menyadari kalau sedang memegang pisau. Lucu sekali. Aku hanya bisa tersenyum kalau mengingat masa itu. Aku menunduk dan menjilati kemaluannya. Dia melihatku menjilati barangnya. Sesekali kami bertatapan. Entah apa artinya. Yang pasti aku merasa sudah memiliki mata sipit yang menggemaskan itu. Digerakkannya pinggul besarnya seirama jilatanku. Kuremas juga susunya yang segar merekah. Augghh.. Ahh.. jilatanku kupercepat. Cairannya mengalir lagi walau tidak sebanyak yang tadi. Aku kembali duduk menghadap selangkangannya.

    Tibatiba aku sadar kalau sebilah pisau ada di tangannya. Segera kuambil dan kulempar ke lantai. Dia juga baru sadar setelah aku mengambil pisau itu. Namun sepertinya dia memang sudah takluk. Nin.. ludahin ke bawah.. yang banyak.. kataku sambil menunjuk kemaluannya. Kami samasama meludah. Kuoleskan liur yang menetes itu ke batang kemaluanku, juga ke kemaluannya. Sesekali dia juga ikut mengusap batang kemaluanku dengan air ludah yang dikeluarkannya lagi di telapak tangannya. Aku memandanginya dengan sayang. Dia juga seolah mengerti arti tatapanku itu.

    Aku segera mengecup bibirnya. Dia membalas. Kami berpagutan sesaat. Kurasakan batang kemaluanku bersentuhan dengan perutnya. Ayo dicoba lagi.. Kali ini dipegangnya kepala kemaluanku. Ah.. Shh Dan.., Oogghh.. aahh.. Shh.. Kepala kemaluanku masuk perlahan. Sempit sekali lubang itu. Kusodok lagi perlahan. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkeram tanganku. Sesekali nafasnya kelihatan sesak. Namun ada juga desah liar terdengar lirih. Donnhh.. aku benci.. kaamu..

    Kusodok terus, sampai akhirnya semua batang kemaluanku terbenam di liang kewanitaannya. Aku tahu itu sakit. Namun mau bilang apa, nafsuku sudah di ujung tanduk. Brengsek.. Donhh.. baajingann.. kamu.. shh.. oghh, Aku tak peduli lagi umpatannya. Yang kurasakan hanya nikmat persenggamaan yang benarbenar beda. Shh.. shh.. Donhh.. Donhh..

    Kupeluk dia eraterat. Goyanganku makin liar. Aku hanya bisa mendengar dia mengumpat. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngosngosan. Beragam ekspresi ada di sana. Ada kesakitan, ada dendam, tapi ada juga makna sayang, dan gairah yang hangat. Kulihat titiktitik darah mulai mendesak lubang sempit yang tercipta antara batang kemaluan dan liang kewanitaannya. Seketika tagisnya meledak. Donhh.. bajingann.. kamuu.. jahatt.. kamu Don.. ahh.. uhh.. dia memukul dadaku keras sekali. Tangisnya makin menjadi. Aku iba juga. Kutarik kemaluanku dari liang kemaluannya.

    Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat. Ahh.. ahh.. Air maniku memancar keras membasahi dada dan sebagian wajahnya. Dia menangis sesenggukan. Nikmatnya memek perawan kamu Nin.. kataku tersenyum senang. Aku langsung menjilati darah segar yang sudah membasahi pahanya. Segera kugendong dia menuju kamar mandi. Di bibir bak, kududukkan dia.

    Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Kuusap darah yang ada di sekitar kemaluannya dengan lembut. Darah di dadanya yang sudah mengering juga kulap dengan hatihati. Kamu puas sekarang.. bukan begitu Don? ejeknya di sela tangisnya. Aku terdiam. Aku merasa menyesal. Tapi mau bilang apa. Nasi sudah menjadi bubur. Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. Kujilati lagi kemaluannya dengan lembut. Aku tahu, yang ini pasti tidak bisa ditolaknya. Benar, dia mulai bergetar.

    Dipegangnya tanganku dan diremasnya jariku. Tissue yang kupegang dibuangnya, malah jemariku dituntunnya ke sepasang dada montok miliknya. Ahh.. shh.. sekalian ajaa.. Don.. hamili.. aku.. biar kamu.. lebih.. puass.. katanya sambil mengangis lagi. Aku sungguh tak mengerti. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. Tapi dengan santai kujilati terus kemaluannya. Diraihnya batang kemaluanku dan dikocokkocoknya perlahan. Kemaluanku sudah terkulai.

    Lama dia mencengkeram kemaluanku sampai akhirnya bangkit. Nafsuku kembali membara. Kugendong lagi dia, dan jatuh bersama di ranjang empuk. Kami berpelukan dan berciuman lama sekali. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan menjilati rongga mulutnya. Entah berapa kali kami saling bertukaran air liur. Bagiku, air ludahnya nikmat sekali melebihi minuman ringan apapun. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala dia meludahi mulutku. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Sepanjang dia merasa bebas, aku melayaninya.

    Hitunghitung balas budi. Hehehe.. Aku bergerak ke bawah, menjilati tiap inci sel kulitnya. Lehernya bahkan kuberi tanda cupangan banyak sekali, walau aku tahu empat hari lagi dia akan menikah. Peduli setan. Ahh.. Don.. hhsshh.. yanghh.. itu.. nikhhmatt, serunya tertahan ketika putingnya kusedot dan kujilati dengan bernafsu. Tanganku merayap ke bawah dan membelai lubang kemaluannya yang masih basah. Aku terus merangkak turun, menjilati perutnya dan mengelus pahanya dengan nakal.

    Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. Kali ini bentuknya sudah berbeda. Lubangnya agak menganga seperti luka lecet, namun tidak berdarah. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. Donn.. enakhh.. nikmathh.. Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang itu sambil menjilati kemaluannya sesekali. Aduhh.. duh.. enaknyaa.. Don.. jangan.. berhenti, serunya sambil menggelinjang hebat. Pinggul itu bergerak liar mendesak mulutku.

    Kutindih dia dan kuarahkan batang kemaluanku. Uhh.. sshh, serunya sesak ketika batang kemaluanku kuhantamkan ke liang kenikmatan itu. Goyangan demi goyangan membuat erangannya semakin ganas. Tentu saja aku semakin beringas. Siapa tahan. Donhh.. bajiingann! untuk kesekian kalinya dia mengumpatku. Entah apa maksudnya. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Kepalanya terlempar ke sana ke mari dan nafasnya mendesah hebat. Nin.. punyaahh.. kamuu.. assiikkh.. ahh, seruku ketika denyutan liang kemaluannya terasa sekali menekan batang kemaluanku. Kubalik dia, sehingga sekarang posisinya di atas.

    Don.. aku.. akan.. bunuh.. kamuu.. suatu.. saat.. Silakan.. saajahh.. Kami berdua berbicara tak karuan. Oughh.. aihh.. sshh, teriaknya menggelinjang sambil mencabuti bulubulu dadaku. Aku merasa kesakitan. Tapi biarlah. Dia sepertinya sangat menyukai. Donh.. kamu.. kamu.. dia tidak melanjutkan katakatanya. Tibatiba.., Donhh.. Donhh.. bajingan.. ah.. serunya keras sekali, sambil menggoyang pantatnya dengan cepat dan menarinari seperti kilat. Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme.

    Tapi goyangannya tidak surut. Kucabut batang kemaluanku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Kuarahkan batang kemaluanku dari belakang dan, Oughh.. oughh.. oughh.. oughh.. tiap sodokanku ditanggapinya dengan seruan liar. Kugenjot terus sambil meremasi kedua susunya yang ikut bergoyang. Lama kami pada posisi itu, tibatiba aku didorongnya dan dia berdiri di hadapanku. Aku ditamparnya keras dan memelukku erat.

    Ditariknya aku ke ranjang dan memegang kemaluanku. Ditindihnya aku, dia sendiri yang menghunjamkan kemaluanku ke liang kewanitaannya. Rasakan nihh.. bajingan.. shh, teriaknya sambil menarinari di atasku. Aku tahu dia akan orgasme lagi. Aduh..Nin.. pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit punggungku. Don.. Don.. dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. Kupeluk juga dia dan mengangkatnya. Kami berdiri di lantai. Dengan posisi ini aku bisa menyodoknya dengan sangat keras. Kurapatkan ke dinding, dan kupompa sekuat tenaga.

    Nin.. ahshh.. Donhh.. Aku mengeluarkan sperma di dalam kemaluannya. Dia memelukku erat sekali. Kami berdua ngosngosan. Kuangkat dia ke ranjang. Kami terkulai lemas. Kutarik kemaluanku yang melemah dengan pelan. Kutarik sprei itu karena sudah berisi noda darah dan bercak cairan yang beragam. Kami tergeletak berdampingan, tanpa pakaian. Don.. kamu berhutang padaku, suatu saat aku pasti menagihnya. Hutang apa? tanyaku. Dia tidak menjawab.

    Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. Kupandangi wajahnya yang cantik. Tampak lelah. Hmm.. beruntung sekali calon suaminya. Kuelus rambutnya yang lurus indah dengan lembut. Kuciumi keningnya dan kupeluk dia. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan terlelap bersama. Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi. Segera aku keluar dan pergi ke toko terdekat. Kubeli Tshirt dan celana pendek.

    Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Didiamkan begitu aku tak ambil pusing. Kupakaikan Tshirt dan celana pendek ke tubuhnya. Dia masih tetap membisu. Ayo pulang.. ajakku. Dia melangkah lunglai. Kugandeng dia ke mobil, kududukkan di jok depan. Setelah isi kamar sudah kurapikan, aku langsung menyetir mobil. Sepanjang jalan dia hanya diam membisu. Nin.. aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi, satu hal yang aku minta darimu.. jangan membenciku untuk apa yang kuperbuat. Bencilah kepadaku karena aku bukanlah calon suamimu, kataku agak kesal dengan sedikit berdiplomasi. Dia memandangku dengan gundah.

    Namun tetap membisu. Sampai di daerah rumahnya pun dia tetap diam. Oke.. Nin.. aku tak tahu apa yang kamu inginkan. Jika ada yang ingin kamu utarakan, lakukanlah sekarang sebelum aku pergi. Dia hanya diam membisu. Dipandanginya aku agak lama. Karena tidak ada jawaban, kudekati dia dan kucium tangannya. Dia tidak bereaksi. Bye.. Nin.. Aku segera beranjak pergi. Empat hari kemudian aku memang secara diamdiam mendatangi daerah rumahnya.

    Benar, dari informasi yang kudapat dia memang sedang melangsungkan resepsi pernikahan di  sebuah Resto mewah di pusat kota. Tapi aku tidak pergi melihatnya. Siapa tahu itu hanya akan jadi luka baru baginya. Pertemuanku terakhir dengannya terjadi di salah satu kafe di Surabaya. Saat groupku manggung, aku melihatnya duduk di depan bersama seseorang (mungkin suaminya). Lagu ini kupersembahkan buat seorang wanita paling indah yang pernah mewarnai perjalanan hidupku, aku pun segera menyanyikan tembang Mi Corazon dengan penghayatan yang dalam.

    Dia menikmatinya dengan tatapan syahdu ke arahku. Tentu saja tak seorang pun pernah tahu, bahwa sesuatu pernah terjadi di antara kami. Sekarang setahun sudah lewat. Dia pernah juga meneleponku dan bilang kalau dia sedang hamil tujuh bulan. Ketika kutanya dimana dia saat itu, telepon segera ditutupnya. Well, ternyata aku pun sedang mengalami pemerkosaan darinya. Semoga ini bisa jadi pelajaran berharga buat sobat semua. Ups.. ternyata sekarang ada janji dengan Tante Stella.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tante Tante Terbaru

    Cerita Sex Tante Tante Terbaru


    970 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Tante Terbaru, Namaku Didi, Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan multinasional di kota B dan tinggal di daerah J sejak tahun 1995. Cerita yang akan saya tuturkan di bawah ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang silam. Dulu saya tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks kecil milik sebuah instansi pemerintah dan dihuni oleh beberapa keluarga saja di dalam satu pagar. Tetangga yang paling dekat dengan kami adalah Om Yan dan Tante Titik yang mempunyai 2 orang anak laki-laki yang masih kecil-kecil, yang besar berumur 3 tahun dan yang kecil berumur 1 tahun.

    Pada saat saya kelas 3 SMA, Om Yan secara kebetulan ditugaskan oleh kantornya untuk belajar ke Jepang (terakhir saya baru tahu kalau Om Yan bertugas selama 1 tahun lebih). Dan tinggallah Tante Titik dan 2 orang anaknya beserta 1 orang pembantunya. Keadaan tersebut membuat saya berhasrat untuk selalu bertandang ke rumahnya dengan alasan ingin bermain dengan kedua anaknya. Alasan tersebut cukup kuat karena orang tua saya dan Tante Titik tidak pernah curiga sama sekali. Seringkali saya juga memergoki Tante Titik sedang berganti pakaian di kamar dengan tidak menutup pintunya, atau mandi dengan tidak menutup pintunya.

    Sampai pada suatu ketika, saat saya sedang bertandang ke rumahnya dan hanya Tante Titik yang ada di rumah. Kedua anaknya dan pembantunya di-hijrah-kan ke daerah KD, sebelah timur kota BT karena Tante Titik sering berpergian. Dan kebetulan juga orang tua saya saat itu sedang ditugaskan ke luar daerah. Dengan ikutnya ibu dan kakak saya, yang berarti saya juga hanya tinggal sendiri di rumah.

    Sekedar gambaran, Tante Titik itu mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat (belakangan saya baru tahu bahwa Tante Titik memakai Bra ukuran 36B untuk menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Titik menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.

    Hingga pada suatu sore, saat saya mendengar ada suara langkah kaki di luar, kemudian saya intip dari jendela dan ternyata Tante Titik baru pulang. Tidak lama kemudian saya ingin ke kamar mandi (kamar mandinya terletak di luar masing-masing rumah dan ada beberapa tempat yang berjejer). Di saat saya keluar dari kamar mandi, saya berpapasan dengannya. Dia memakai kimono tipis warna biru muda dengan handuk di pundak dan rambut yang diikat agak ke atas sehingga leher jenjangnya terlihat seksi sekali. Sedangkan saya hanya memakai celana pendek tanpa kaos (memang kalau di rumah, saya jarang memakai kaos/baju).

    “Malem Tante”, saya sapa dia agar terlihat agak sopan.
    “Malem Mas Dio.. kok belum tidur..?” balasnya.
    Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.
    “Mas Dio..” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.
    “Ya Tante..?” Jawab saya.
    “Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.
    “Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.
    “Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
    “Mas Dio di rumah lagi ngapain sekarang..?” tanya dia.
    “Lagi nonton. Emangnya kenapa Tante..?” saya tanya dia lagi.
    “Lagi nonton apa sih..?” tanya dia agak menyelidik.
    “Lagi nonton BF Tante”, kata saya yang tidak tahu dari mana tiba-tiba saya mendapat keberanian untuk bilang begitu.
    “BF..? tanya dia agak kaget.
    “Maksudnya Blue Film..?”
    “Iya.. emangnya ada apa sih Tante? Kalo tidak ada apa-apa saya mau nerusin nonton lagi nih..” kata saya dengan agak memaksa.
    “Eee.. mau bantuin Tante nggak..? Soalnya Tante agak takut sendirian di rumah. Kalau kamu mau sambil nonton juga boleh kok. Bawa aja filmnya ke rumah, Tante juga punya beberapa film seperti itu. Nanti Tante temenin nontonnya deh”, kata dia agak merajuk.
    “Iya deh Tante, saya pilihin dulu yang bagus”, kataku tanpa ba bi Bu langsung setuju dengan ajakannya.

    Pucuk di cinta ulam tiba, sesuatu yang sangat aku impikan sejak lama untuk bisa berdua dengan Tante Titik. Hari ini aku akan berdua dengannya sambil menonton Film Biru dengan harapan bisa melihat keindahan ragawi seorang wanita yang aku puja-puja dari dulu dan bahkan (mungkin) merasakan kenikmatannya juga.

    Singkat kata saya langsung memilah-milah video yang bagus-bagus (Maklum, waktu itu masih jamannya Betamax, belum VCD). Kemudian saya masuk rumah Tante Titik lewat pintu dapurnya. Saya setel lebih dulu video yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Titik masuk lewat pintu dapur juga dengan wangi tubuh yang segar, apalagi rambutnya juga kelihatan basah seperti habis keramas. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut kimono tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.

    “Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya.
    “Dari kapan Mas Dio mulai nonton film beginian..? tanyanya.
    “Udah dari dulu Tante..” kataku.
    “Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Mas Dio udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi.
    “Ya belum Tante. Tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.
    “Ah Mas Dio ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.
    “Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.

    Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Titik menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung kaget dan bingung karena belum pernah sama sekali melakukan perbuatan itu. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Titik sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut (karena lagi-lagi aku tidak memakai kaos saat itu). Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita, apalagi wanita tersebut tidak lain adalah Tante Titik. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.

    Kemudian Tante Titik mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Titik juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.
    Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk membuka kimono yang dia pakai. Aku remas payudaranya, dan aku pilin-pilin ujung dari payudara yang berwarna kecoklatan dan sangat sensitif itu, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ sayang..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”
    Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku.

    Cerita Sex Tante Tante Terbaru

    Cerita Sex Tante Tante Terbaru

    Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Titik, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua dan kemudian aku tambah satu jari lagi sehingga menjadi tiga ke dalam liang kemaluannya. “Aaahh.. sshh.. oohh.. terus sayang.. terus..” bisik Tante Titik.

    Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus sayang.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Titik.
    Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Titik yang terlihat sangat lemas di sofa.
    “Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku
    “Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Titik.

    Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Titik juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.

    Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Titik. “Ssshh..” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Titik mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. “Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Titik mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Titik tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Titik.

    Lalu Tante Titik mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Titik terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Titik, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Titik, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Titik terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.

    Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang keluar dan terasa hambar dari ujung payudaranya, yang ternyata susu. “Ssshh.. shh..” desahan Tante Titik sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Awalnya dia menolak dengan alasan belum pernah bersetubuh dengan gaya itu, setelah aku beritahu alasanku, akhirnya dia mau juga dengan berpesan agar aku tidak memasukkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya.

    Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Titik agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Titik, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.

    Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus sayaang.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Titik terus mengerang.
    Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Titik merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat.

    Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.

    Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Titik dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Titik. Mata Tante Titik terlihat agak terbelalak ketika merasakan ada cairan yang memenuhi bagian dalam dari kewanitaannya. Sesaat kemudian aku ambruk di atas tubuhnya, tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Titik.
    Dengan agak malas Tante Titik membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.

    “Kok dikeluarin di dalem sih Mas Dio..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
    “Tadi kan saya sudah bilang ke Tante, kalau punya saya berdenyut-denyut, tapi Tante nggak ngejawab sama sekali..” kataku membela diri.
    “Ya kan terasa kalau sudah mau keluar..” katanya.
    “Saya mana tahu rasanya kalau mau keluar.. ini kan yang pertama buat saya. Jadi saya belum tahu rasanya..” jawabku.
    “Terus entar kalau jadi gimana?” katanya lagi.
    “Nggaakk tahu Tante..” jawabku dengan suara yang agak terbata-bata karena takut dengan resiko tersebut.
    “Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.
    “I.. iiya Tante..” jawabku sambil menunduk.

    Lalu Tante Titik berdiri menghampiri video dan TV yang masih menyala, dan mematikannya. Kemudian tangannya dijulurkan, mengajakku pindah ke kamar untuk tidur. Akhirnya kami tertidur pulas sampai pagi sambil saling berdekapan dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

    Itulah awal dari perbuatan-perbuatan saya bersama Tante Titik. Selama hampir 2 tahun Tante Titik memberi saya banyak pelajaran dan kenikmatan yang sangat luar biasa. Terkadang jika Tante Titik sedang sangat menginginkannya, aku selalu siap melayaninya, kecuali jika keadaanku sedang tidak fit atau sedang ada keperluan keluarga atau sekolah. Dan jika aku yang sedang menginginkannya, Tante Titik sangat tidak keberatan melayaniku, bahkan dia terlihat sangat senang. Tidak jarang aku diajak pergi untuk melakukan fitness atau olah raga atau hanya sekedar jalan-jalan atau ngerumpi bersama teman-temannya.

    Akhirnya aku baru tahu kalau Tante Titik sebenarnya sangat haus akan seks, dia adalah wanita yang bertipe agak mendewakan seks. Dan dia akan melakukan apa saja demi seks. Tapi sebenarnya pula dia tidak begitu kuat dalam bersetubuh, sehingga dia bisa berkali-kali mengeluarkan cairannya dan berkali-kali pula tubuhnya terkulai lemas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik

    Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik


    969 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik, Sudah lebih dari 4 jam Tedi bersama 2 rekannya menunggu didepan pintu kamar UGD (Unit Gawat Darurat) sebuah rumah sakit di kota metropolitan. Rudi teman mereka bersama pacarnya mengalami kecelakaan mobil yang lumayan parah tadi pagi sehingga harus dirawat secara intensif di ruang UGD.

    Tedi dan 2 rekannya merasa berkewajiban untuk membantu teman karibnya karena pihak keluarga Rudi belum ada satupun yang muncul di rumah sakit. Rudi merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya berada di sebuah negara Eropa Timur sebagai staf kedutaan besar.

    Sedangkan keluarga-keluarga dekat Rudi masih belum tiba karena tinggal di luar pulau Jawa seperti Pontianak, Tarakan dan Manado. Beruntunglah Rudi memiliki karib seperti Tedi dan 2 rekannya yang lain untuk mengurus keperluannya sewaktu dirawat di UGD.

    Seorang perawat keluar dari ruang UGD dan menuju ke arah Tedi sambil membawa sebuah kertas di tangannya. “Mas, ini resep dokter yang harus segera dibelikan obatnya agar teman Mas besok pagi dapat langsung disuntik dengan obat itu.”, ungkap perawat tersebut kepada 3 pemuda yang sudah kelihatan lelah.

    “Kira-kira di apotik rumah sakit ini obat itu ada nggak, Mbak?”, tanya seorang rekan Tedi.

    “Kalau ada saya nggak akan minta tolong pada kalian”, jawab perawat singkat.

    “Yuk, dicari!”, ajak Tedi pada 2 temannya.

    “Sebentar Mas”, cegah perawat itu.

    “Kalian yang mempunyai golongan darah sama dengan Rudi sebaiknya tinggal disini, jaga-jaga kalau teman kalian membutuhkan darah lagi dan persedian kami habis”, meneruskan keterangannya.

    Akhirnya 3 pemuda itu berembuk dan memutuskan agar Tedi saja yang mencari obat dan 2 temannya tetap tinggal.

    Tedi mengeluh dalam hati sambil mengendarai mobil, “Cari apotik yang buka jam 1 pagi ini pasti susah, aku nggak seberapa hapal jalan Jakarta lagi”.

    Setelah berkendaraan selama 10 menit akhirnya dia menemukan sebuah apotik yang masih buka tapi setelah dimasukinya pegawai apotik tersebut menyatakan kalau obat yang dicari Tedi tak ada. Kejadian tersebut berulang sampai 4 kali dengan alasan yang mirip, “obat itu habis”, “besok siang baru siap”, dan sebagainya.

    Demi teman yang saat ini tergolek di ranjang UGD, Tedi tak berputus asa meskipun tubuhnya sudah lelah dan ngantuk.

    Tanpa berharap banyak Tedi memarkir mobilnya didepan apotik kecil di ujung jalan yang sempit. “Paling-paling nggak ada lagi”, pikir Tedy sambil menyerahkan resep obat yang dicarinya kepada pegawai apotik itu, seorang wanita berumur 30-an.

    “Silakan tunggu dulu, saya carikan”, ucap wanita itu dengan sopan.

    Dia mencek dengan komputernya, lalu masuk ke ruangan berdiding kaca transparan yang terlihat penuh laci obat, keluar lagi dan terus masuk ke ruangan tertutup. Wanita itu keluar bersama seorang pria berumur 50-an dengan wajah masih ngantuk.

    Sambil mengenakan kaca matanya pria itu berkata pada Tedi, “Dik, obat ini agak langka, menyiapkannya butuh waktu 1 jam dan yang bisa menyiapkan cuma cabang kami yang berada di Depok.

    Sebaiknya adik langsung aja mendatangi kesana atau kalau adik mau nunggu biar pegawai kami yang ngantar kesini, gimana?”.

    Langsung dijawab Tedi, “Saya tunggu aja disini, Pak! Capek Pak saya putar-putar carinya! Berapa, Pak?”.

    Dijawab oleh wanita disebelah pria itu, “Totalnya Rp 536.500,-“.

    Dalam hati Tedi menggerutu, “Busyet, habis nih sisa gajianku!”.

    Jam di dinding apotik menunjukkan setengah dua, hawa sejuk pagi masuk melalui jendela apotik membuat Tedi yang baru saja duduk beberapa menit di ruang tunggu menjadi ngantuk.

    Matanya yang agak sayu mulai menatap wanita yang sibuk di kounter apotik itu, sementara itu pegawai pria yang tadi sudah tak terlihat lagi. Dalam hati Tedi mulai berdialog dengan dirinya sendiri untuk menghilangkan kebosanan, “Kalau diperhatikan cewek itu cakep juga ya, rambutnya hitam panjang, kulitnya sawo matang, wajahnya mirip siapa? oh iya kayak penyanyi yang namanya Memes, tingkah lakunya anggun dan sopan, persis deh, bodinya juga kelihatan oke, bego sekali aku baru menyadarinya sekarang”.

    Tatapan mata Tedi yang semula sayu menjadi berbinar-binar seolah memandang hidangan lezat sewaktu lapar. Rasa ngantuknya lenyap dalam keheningan ruangan apotik yang hanya ada dia dan pegawai wanita itu.

    Dengan mulai berkurangnya aktifitas pegawai wanita itu, ia mulai merasa kalau sedang diperhatikan. Sedikit curi pandang ke arah Tedi, perasaannya terbukti benar.

    Pemuda langsing tinggi, 25-an tahun tapi lumayan tampan yang duduk didepannya memandang ke arahnya tanpa berkedip. Tedi akhirnya merasa kalau tatapannya dirasakan oleh wanita itu.

    Perhatian Tedi beralih ke barang-barang yang ada di outlet apotik itu. Bangkit dari tempat duduknya sambil membungkukkan badan ia melihat satu persatu barang dalam etalase kaca. Dengan penasaran pegawai wanita itu bertanya pada Tedi, “Mencari apa, Mas?”

    “Hanya lihat-lihat kok Mbak!”, jawab Tedi, tapi pandangannya tertuju pada sederet kotak kondom dengan berbagai merk dan hal ini tak luput dari perhatian wanita itu.

    Perhatian Tedi pada deretan kotan kondom itu begitu nampak karena dia benar-benar lagi membandingkan kelebihan setiap merk kondom dengan lainnya melalui tulisan-tulisan yang ada pada kotaknya.

    Tanpa malu-malu Tedi bertanya pada pegawai wanita itu, “Mbak, yang merk “A” ini harganya berapa?” yang dijawab pula oleh wanita itu. “Kalau yang “B”?” “Kalau yang “C”?” Semua pertanyaan itupun dijawab oleh pegawai wanita itu.

    Dengan wajah bingung Tedi menegakkan kembali badannya sambil mendekat ke arah pegawai itu. “Mbak, yang bagus yang mana?” tanyanya lirih dengan wajah lugu. Pegawai wanita itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya serta tersenyum malu. Dengan wajah kecewa tak memperoleh jawaban, Tedi membalikkan badan lalu keluar dari apotik itu dan mengambil kotak rokoknya dari sakunya.

    Bersandar pada kusen pintu apotik, Tedi menikmati setiap sedotan asap rokoknya. Tanpa disadarinya pegawai wanita tadi sudah ada disampingnya dan mengagetkannya dengan permintaannya, “Mas, boleh minta rokoknya?” Bagai orang dihipnotis Tedi menghulurkan kotak rokok dan koreknya kepada wanita.

    Tedi merasa kaget campur bingung dan heran menatap wanita disampingnya sedang menikmati sedotan pertama pada sebatang rokok.

    “Nggak usah bengong Mas, emangnya kenapa?”, tanya wanita itu.

    “Ah, Nggak, nggak heran kok, sehari habis berapa Pak biasanya, Mbak?”, tanya Tedi sedikit menggoda.

    “Saya merokok kadang-kadang aja kok, Mas!”, jawab wanita itu.

    Setelah itu mereka mengobrol akrab bak 2 orang yang telah lama berkenalan.

    “Mas, tadi tanya soal kondom, apa sudah menikah?”, tanya wanita itu.

    “Belum, makanya saya bertanya, Mbak sudah?”, jawab Tedi dan berbalik bertanya.

    “Sudah 5 tahun”, jawab wanita sambil menunjukkan kekecewaan di wajahnya.

    “Wah, sudah pengalaman dong, jadi menurut Mbak, sewaktu suami Mbak pakai kondom yang enak rasanya yang merk apa?”, tanya Tedi seakan hal itu menjadi teka-tekinya.

    “Apa kamu sudah punya pacar?”, tanya balik wanita itu.

    Dengan menggelengkan kepala, Tedi menunduk malu seolah sadar bahwa dia menunjukkan keluguannya, lalu dia berusaha menutupinya dengan berkata, “Tapi gini-gini pengalamanku nggak kalah sama Mbak! cuman saya nggak pernah pakai kondom”

    “Oh, ya? saya percaya kok”, sindir wanita itu.

    “Kalau nggak percaya boleh dicoba!”, tantang Tedi.

    Dengan wajah yang memerah dan tersenyum, wanita itu membuka pintu apotik lalu masuk kembali setelah membuang puntung rokoknya, meninggalkan Tedi seorang diri.

    Dengan menggeleng-gelengkan kepala Tedi merasa sangat tolol setelah menyadari kalau dia baru saja mengeluarkan kata-kata yang paling bodoh sepanjang pengalamannya berkenalan dengan cewek. Bahkan saat ini dia belum mengetahui nama dan alamat wanita yang baru saja bercakap-cakap dengannya selama 30 menit.

    Sebuah hasil yang dapat menjatuhkan pamor yang dikenal teman-temannya sebagai seorang yang ahli memperoleh data tentang cewek dalam berkenalan.

    Tak lama kemudian Tedi juga kembali masuk kedalam apotik dan mendapati pegawai pria apotik itu telah duduk dimeja counter. Merasa ingin buang air kecil, Tedi menanyakan letak toilet kepada pria itu. Sesuai petunjuk pria tadi, tedi memasuki lorong panjang dalam apotik itu dan akhirnya menemukan kamar mandi setengah terbuka yang kelihatan sangat bersih.

    Dengan terburu-buru Tedi masuk dan langsung membuka resleting celana jeansnya dan segera mengeluarkan penisnya dari dalam CDnya lalu, “Ah.. Lega rasanya!”

    Rupanya Tedi melupakan menutup pintu kamar mandi. Dan karena lagi menikmati buang air kecil dia tak merasakan kalau di belakangnya sudah berdiri pegawai wanita tadi sambil mengamati bentuk dan ukuran penis Tedi yang lagi menyemburkan cairan urine bak ujung selang.

    Setelah membersihkan penisnya dengan tissu yang ada disampingnya, ia terkejut setengah mati merasakan pundaknya dipegang tangan halus dan punggungnya merasakan geseran dengan 2 benda tumpul yang lunak. Menoleh ke belakang ia melihat wajah pegawai wanita tadi.

    Dengan napas lega Tedi berkata, “Kukira hantu, sampai hampir pingsan rasanya!”.

    “Aku mau buktikan ucapan Mas diluar tadi!”, ucap wanita itu sambil tangan kanannya bergerilya memegang pangkal penis Tedi.

    Tanpa dikomando burung Tedi langsung mendongkak keatas memberi penghormatan atas rangsangan genggaman halus tangan wanita itu. Diikuti helaan napas yang dalam wanita itu menggeser-geserkan daerah vitalnya yang masih berada dibalik rok dan CDnya ke pantat Tedi. Dengan serta merta Tedi memutar bagian tubuhnya hingga berhadapan dengan wanita itu.

    Lepaslah genggaman wanita itu pada penis Tedi, tapi pantatnya jadi gantinya, diremas dan ditariknya kearah tubuh wanita itu. Dua bibir saling bertautan, cumbuan dibalas cumbuan, keduanya saling bercumbu dengan gairah yang luar biasa. Dua tangan Tedi menemukan pantat wanita itu dan meremasnya sambil menarik ketubuhnya.

    Penis Tedi terhimpit dan bergesek dengan bagian depan rok wanita itu tepat pada daerah sekitar alat vitalnya, sementara buah dadanya terhimpit dada Tedi. Di bagian bawah gesek menggesek 2 alat vital yang berlainan jenis menimbulkan efek yang semakin menjadi-jadi meskipun masih terhalang oleh rok dan CD wanita itu.

    Di bagian tengah dimana gesekan payudara yang semakin mengeras pada dada Tedi juga terhalang oleh BH, pakaian wanita itu dan kaos Tedi. Bagian ataslah yang baru bebas dari segala penghalang,http://139.99.33.211/wp-content/uploads/2020/06/73.jpg lidah Tedi masuk dalam mulutnya dan mengusap lidah wanita itu dengan liarnya dan dibalas dengan sedotan dari mulut wanita itu, hal ini terjadi silih berganti sementara kedua bibir saling melekat satu sama lainnya.

    Selang beberapa waktu terjadi genjatan senjata. Kedua pihak saling melepas halangan yang ada. Pakaian terusan wanita itu sekarang sudah terlepas semua kancing depannya hingga bagian depan tubuhnya terbuka bebas.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik

    Cerita Sex Bercinta Dengan Suster Cantik dan Seksi di Apotik

    Celana jeans dan CD Tedi juga sudah sampai kebawah, juga kaosnya yang benar-benar lepas tersampir di gagang pintu kamar mandi sempit yang tertutup.

    Wanita itu kemudian melingkarkan tangannya kebelakan untuk melepas kancing BHnya, Tedi memanfaat momen itu dengan berjongkok dan mencumbu perut wanita itu sambil melorotkan CD wanita itu hingga lepas. Bersamaan dengan lepasnya BH wanita itu, cumbuan bibir Tedi juga bertemu bibir vaginanya.

    Desahan dan erangannya merasuki otak Tedi, sedotan mulutnya pada vagina wanita itu diikuti dengan permainan lidah di klitoris.

    Kedua tangan bebas wanita itu segera menangkap dan menarik bagian belakang kepala Tedi ke arahnya hingga muka Tedi terhimpit diselakangannya. Sedotan mulut Tedi bertambah kuat bak pompa air yang lagi menyedot sumur.

    Sesekali wanita itu agak menjongkok dan dengan tarikan kuat pada kepala Tedi hingga juluran lidah Tedi dapat masuk kedalam lubang vaginanya yang paling dalam. Rangsangan hebat yang diberikan Tedi menghasilkan gelombang kejut pada wanita itu, denyut-denyut dinding vaginanya mengantarkan keluarnya cairan kental.

    Bergelinjang dalam keadaan berdiri membuatnya terhuyung lemas namun beruntung dinding kamar mandi itu telah dekat dengan punggungya hingga tersandarlah punggungnya di dinding. Dekapan Tedi setelah bangkit dari jongkoknya juga membantu wanita itu untuk tetap berdiri sambil bersandar pada dinding kamar mandi.

    Dalam dekapan Tedi, mata wanita itu terpejam merasakan kepuasan sesaat, payudaranya menempel pada dada Tedi yang berbulu tipis, dan napasnya yang tadinya terengah-engah mulai teratur kembali. Penis Tedi menempel ketat pada daerah kemaluan wanita itu hingga merasakan kehangatan yang basah.

    Tedi mulai mencumbu mulut wanita itu dan sedikit demi sedikit diber jalan hingga pergumulan kedua mulut tak dapat dihindarkan kembali.

    Diikuti gerakan pinggul dan pantat, mengakibatkan geseran penis Tedi pada bibir vagina wanita mulai terasa nikmatnya bagi kedua belah pihak. Lalu wanita itu membuat rangkulan tangan serta usapan di punggung dan belakang kepala Tedi.

    Terprovokasi oleh rangsangan yang diberikan wanita itu, Tedi mulai sedikit berjongkok hingga ujung penisnya menempel bagian depan lubang vagina lalu dengan gerakan meluruskan kembali kakinya, naik dan masuklah seluruh batang kemaluannya kedalam liang kenikmatan wanita itu yang telah licin dengan tiba-tiba.

    Kaget oleh sentakan Tedi, keduanya melepaskan ciuman mulut, “Akh..!”, jerit wanita itu dengan mulut terbuka dan diikuti dengan desahan, “Ah.. ah.. ah..” ketika Tedi memompa batang kemaluannya kebawah dan keatas. Dua insan berlainan jenis telah memulai hubungan sebadan sambil berdiri dalam kamar mandi apotik yang sempit.

    Mulut Tedi mulai menghisap bagian kiri leher wanita itu lalu sesekali pada telinga kirinya.

    Dengan berputarnya waktu dan berbagai rangsangan yang saling diterima keduanya, wanita itu semakin merasa lemas pada bagian kakinya karena memaksakan diri untuk merengguk kepuasan meskipun telah berorgasme 2 kali. Akhirnya dengan tetap menyandarkan punggungya pada dinding kamar mandi ia meminta tangan Tedi untuk menahan pantatnya lalu mengaitkan kedua kakinya pada bagian belakang kaki Tedi.

    Sambil membopong wanita itu Tedi tetap melakukan pemompaan batang kemaluannya pada vagina wanita itu. Kekuatan Tedi ada batasnya, akhirnya dilepaskannya kaki kanan wanita itu agar dapat menopang tubuh wanita itu sendiri. Dengan tangan kanan tetap memegang paha kiri wanita itu, Tedi mempercepat gerakan pompanya.

    “Aduh Mas aku mau keluar lagi, ssh..”, ucap wanita itu sambil menggigit bibir atasnya.

    Tedipun segera melepas beban yang sedari tadi ditahannya, penisnya berdenyut hebat dalam liang kenikmatan, menyemprotkan cairan sperma bagai semburan ular berbisa. Merasakan semburan cairan hangat dalam liangnya, wanita itu pun tak kuasa menahan orgasmenya.

    Keduanya saling berangkulan sampai penis Tedi keluar dari liang kenikmatan dalam keadaan kosong dan lemas. Diakhiri dengan saling ciuman bibir, keduanya membersihkan diri, mengenakan kembali pakaian yang lepas, dan keluar dari kamar mandi.

    Tedi melihat waktu pada jam dinding apotik menunjukkan pukul 3 pagi dan setelah menerima obat pesanannya yang baru tiba itu dari pegawai pria apotik itu, dia langsung keluar menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga sampai rumah sakit tempat kawannya dirawat. Kemudian dia memberikan obat serta kopi resepnya itu pada perawat jaga lalu duduk termenung di ruang tunggu sambil berusaha mengingat kejadian sensasional di apotik tadi.

    Lalu dari kejauhan lorong rumah sakit didepannya dia melihat Joni dan Rio, kedua kawannya, keluar dari sebuah ruangan dengan wajah suka cita, diikuti 2 perawat, yang seorang berumur 40-an dan satunya 20-an. Kedua perawat yang berjalan dibelakang Joni dan Rio terlihat sedang membetulkan seragamnya dan berusaha menutup kancing bagian atasnya.Pemandangan ini tak luput dari penglihatan Tedi.

    Kira-kira apa yang telah dilakukan Joni dan Rio? Donor darah merah atau putih? Kenapa mereka kelihatan senang sekali? Itulah semua pertanyaan dalam benak Tedi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • ML Dengan Kekasih Saudara Kembarku

    ML Dengan Kekasih Saudara Kembarku


    969 views

    Cerita Sex ini berjudulML Dengan Kekasih Saudara KembarkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nаmа ogut Dinо. Ogut mаhаѕiѕwа di ѕеbuаh реrguruаn tinggi tеrnаmа di Surаbауа. Ogut аdаlаh аnаk kеmbаr (tеtарi bukаn kеmbаr idеntik). Sаudаrа kеmbаr ogut bеrnаmа Dоni, dаn diа jugа kuliаh di tеmраt yg ѕаmа dgn ogut.

    Sеbelom kuliаh di Surаbауа, Dоni kuliаh di реrguruаn tinggi di Jаkаrtа. Di ѕаnа, iа mеmрunуаi ѕеоrаng kekasih bеrnаmа Almira. Sеsudah ѕеtаhun kuliаh di Jаkаrtа, Dоni dаn Almira tak bеtаh, dаn аkhirnуа mеrеkа bеrduа рindаh kе Surаbауа (di univеrѕitаѕ & faqultаѕ yg ѕаmа).

    Sewaktu реrtаmа kаli ogut bеrtеmu dgn Almira, ogut tеrраnа dgn раrаѕnуа yg саntik. Ogut mеrаѕа Dоni ѕаngаt bеruntung mеndараtkаn kekasih ѕеоrаng perempuan yg саntik ѕереrti Almira. Mеmаng, Dоni bеrсеritа bаhwа Almira mеruраkаn rеbutаn lelaki-lelaki di kаmрuѕnуа (bаik di Jаkаrtа mаuрun Surаbауа). Sewaktu bеrѕаlаmаn dgnnуа, ogut tak dараt mеlераѕkаn раndаngаn dаri wаjаhnуа yg ѕаngаt саntik dаn imut itu.

    Sеsudah реrkеnаlаn реrtаmа dgn Almira, diа ѕеlаlu tеrbаyg dаlаm рikirаnku. Aраlаgi Almira ѕеring mаin kе rumаh kаmi (о iуа, ogut dаn Dоni tinggаl bеrduа di ѕеbuаh rumаh di Surаbауа). Sеtiар Almira dаtаng kе rumаh, ogut раѕti mеrаѕа dеg-dеgаn. Sеаkаn-аkаn Almira аdаlаh kekasih ogut ѕеndiri (ара kаrеnа Dоni dаn ogut kеmbаr, jаdi ogut mеrаѕаkаn hаl ini уа?).

    Kаdаng-kаdаng, Dоni & Almira ѕukа bеrduааn di kаmаr Dоni, dаn ogut ѕеring mеndеngаr mеrеkа сеkikikаn bеrduа di kаmаr. Ogut jаdi mеrаѕа iri dgn Dоni. Ogut belom реrnаh рunуа kekasih ѕеjаk dulu. Mеmаng dibаnding Dоni, ogut аnаknуа sedikit lеbih реndiаm. Ogut tеtар рunуа kawan-kawan perempuan, tарi bukаn bokin.

    Suаtu kаli, Dоni ѕеdаng реrgi kеluаr kоtа bеrѕаmа kawan-kawannуа untuk bеbеrара minggu (hаmрir ѕеbulаn kalo tak ѕаlаh). Almira tеtар di Surаbауа, kаrеnа diа mеngаmbil ѕеmеѕtеr реndеk. Ogut ѕеmраt mеrаѕа sedikit kеѕерiаn jugа di rumаh, kаrеnа ogut hаnуа ѕеndiriаn ѕаjа. Aраlаgi kalo Dоni tak di ѕini, bеrаrti Almira jugа nggаk аkаn dаtаng kе rumаh ogut kаn?:(

    Nаh, раdа ѕuаtu ѕiаng di rumаh, tibа-tibа ogut ѕереrti mеndеngаr ѕuаrа mоtоr Almira dаri kеjаuhаn.

    “Ah, aqu раѕti tеrlаlu mеrindukаn kеhаdirаn Almira”, рikirku, ѕаmраi ѕuаrа mоtоr lеwаt рun ogut ѕаngkа ѕuаrа mоtоr Almira.

    Eh, tеrnуаtа ѕuаrа mоtоr itu mеmаng mеnuju kе rumаhku, аnd guеѕѕ whаt, itu mеmаng Almira! Diа mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt bеrwаrnа оrаnуе-biru, dаn сеlаnа jеаnѕ ngаtung yg jugа kеtаt. Sunggu mеnggаirаhkаn ѕеkаli реnаmрilаnnуа ѕааt itu. Ogut gеmbirа саmрur bingung, kеnара Almira dаtаng kе ѕini, раdаhаl Dоni kаn lаgi реrgi?

    “Hаlо Dinо.. Sеndiriаn аjа уа di rumаh? Kаѕiаn, ditinggаl Dоni ѕеndiriаn. Pаѕti ѕерi уа?”, kаtа Almira sembari mеnuntun mоtоrnуа mаѕuk.

    “Iуа nih Mirr, ѕеndiriаn tеruѕ tiар hаri. Kаmu tumbеn dаtеng kе ѕini? Adа аngin ара Mirr?”

    “Ini Nо, aqu mаu ngаmbil саtеtаnku yg dulu diрinjеm Dоni. Sоаlnуа аdа реrlu buаt ѕеmеѕtеr реndеk.”

    “Oоо.. kаlо gitu mаѕuk аjа Mirr. Aqu kurаng tаu di mаnа Dоni nуimреn саtеtаnmu. Liаt аjа di kаmаrnуа.”, jаwаbku lаgi.

    Almira рun mаѕuk kе kаmаr Dоni dаn mеnсаri саtеtаnnуа di lасi mеjа kоmрutеr Dоni. Sереrtinуа diа mеmаng ѕudаh tаu kalo Dоni mеnуimраnnуа di ѕаnа.

    Untuk mеmbukа lасi itu, diа mеѕti sedikit mеmbungkuk. Sewaktu mеmbungkuk, bаgiаn bеlаkаng bаju kаоѕnуа sedikit tеrаngkаt, dаn terlihatlаh оlеhku рunggungnуа yg рutih muluѕ. Wаhh.. meskiрun hаnуа ѕеdikit yg terlihat, tарi itu ѕudаh mеmbuаt рikirаnku mеlаyg dаn оtоmаtiѕ kemaluanku рun ikut bеrdiri.

    “Udаh dареt nih Nо, саtеtаnnуа.”, kаtа Almira kераdaqu.

    “Oh, di ѕаnа tеrnуаtа diа ѕimреn уа? Okе dеh. Itu аjа yg реrlu Mirr?”, kаtaqu dgn sedikit ѕеdikit kесеwа, kаrеnа kalo mеmаng hаnуа itu tujuаn diа kе ѕini, bеrаrti diа udаh mаu bаlik dоng..?

    “Iуа, ini аjа. Aqu рulаng dulu dеh уа Nо.”

    Yааhh.., ѕеbеntаr bаngеt aqu ѕеmраt kеtеmu dgn Almira, рikirku.:((Kеmudiаn Almira kеluаr mеnuju mоtоrnуа. Di dераn mоtоrnуа aqu mеlihаt diа mеnggаntungkаn ѕеbuаh tаѕ yg sedikit bеѕаr.

    “Bаwа арааn tuh Mirr?”, tаnуaqu ѕаmа Almira.

    “Oh, ini? Sеbеnаrnуа ѕеsudah ini aqu bukаn mаu рulаng ѕih. Aqu rеnсаnаnуа mаu kе tеmраt tеmеnku. Numраng mаndi. Abiѕ, аir di kоѕku lаgi hаbiѕ. Sumurnуа kеring Nо. Wаh, jаdi kеtаuаn dеh kаlо aqu belom mаndi nih.. Jаdi mаlu..”, kаtа Almira dgn sedikit mаlu-mаlu.

    Wаh.., kеѕеmраtаn nih!

    “Kеnара nggаk mаndi di ѕini аjа Mirr? Airnуа bаnуаk kоk di ѕini. Dаriраdа rероt-rероt kе tеmраt tеmеnmu lаgi. Gimаnа? Mаu?”, сесаrku dgn реnuh ѕеmаngаt (саmрur napsu:)

    “Mmm.., nggаk ара-ара nih Nо?”, tаnуа Almira sedikit rаgu.

    “Nggаk ара-ара kоk. Bеnеr. Suwеr. Sаmbеr gеlеdеk.”, jаwаbku dgn ѕеdikit bеrсаndа.

    “Yа оkе dеh kаlо gitu. Aqu numраng mаndi уа..”

    Yеѕѕ.. Akhirnуа aqu рunуа kеѕеmраtаn untuk bеrѕаmа Almira lеbih lаmа lаgi.. Almira lаngѕung mаѕuk lаgi mеnuju kаmаr mаndi. Aqu hаnуа dараt mеmbаygkаn ара yg tеrjаdi di dаlаm kаmаr mаndi itu. Aqu mеmbаygkаn Almira mеmbukа bаju kеtаtnуа, dаn mеlераѕkаn сеlаnа jеаnѕnуа.

    Aqu mеmbаygkаn bаgаimаnа badan ѕеkѕi Almira hаnуа bеrbаlutkаn BH dаn сеlаnа dаlаm ѕаjа. Hhhmm.. kemaluanku lаngѕung tеgаng dgn ѕеndirinуа tаnра реrlu kuѕеntuh. Sеdаng еnаk-еnаk mеlаmun, tibа-tibа рintu kаmаr mаndi Almira tеrbukа. Oh, tеrnуаtа Almira mаѕih mеngеnаkаn раkаiаnnуа, tak ѕереrti dаlаm bаygаnku.

    “Dinо, aqu biѕа рinjеm hаnduk nggаk? Aqu luра bаwа nih. Sоri уа ngеrероtin.”

    “Oh, nggаk ара-ара. Ntаr ku аmbilin.”

    Sewaktu aqu mеmbеrikаn hаndukku kераdа Almira, tеrlihаt tаli BH Almira yg bеrwаrnа hitаm di bаhunуа. Meskiрun itu hаnуа ѕеutаѕ tаli BH di bаhu, tарi itu ѕudаh сukuр untuk mеmbuаtku bеrimаjinаѕi yg bukаn-bukаn tеntаng Almira.

    “Mаkаѕih уа Dinо..”, wаh, ѕuаrаnуа bеnаr-bеnаr biѕа mеmbuаtku tеrbаng kе lаngit kеtujuh..

    “еh, iуа..”, jаwаbku.

    Lаlu Almira mаѕuk kеmbаli kе kаmаr mаndi. Tаk lаmа kеmudiаn ѕudаh tеrdеngаr ѕuаrа сеbуаr-сеbуur аir. Aqu tаk dараt bеrhеnti mеmbаygkаn badan Almira yg tеlаnjаng.. Kulitnуа раѕti muluѕ.., рutih.., dаn bаdаnnуа ѕаngаt ѕеkѕi ѕеkаli.. mmhh.. aqu tаk kuаѕа untuk mеnаhаn napsuku.. Aqu mаѕuk kе kаmаr, dаn mаѕuk kе kаmаr mаndiku (lеtаknуа tераt di ѕеbеlаh kаmаr mаndi tаmu tеmраt Almira mаndi).

    Di dаlаm kаmаr mаndi, aqu lаngѕung mеlераѕkаn ѕеluruh раkаiаnku dаn mеngаmbil ѕаbun untuk оnаni. Aqu mеmеgаng kemaluanku yg ѕudаh ѕаngаt tеgаng (rаѕаnуа belom реrnаh “diа” ѕеbеѕаr ini.Bаygаn аkаn Almira bеnаr-bеnаr sudah mеmbuаtnуа ѕаngаt kеrаѕ..).

    Dgn ѕеdikit ѕаbun, aqu mulаi mеrеmаѕ-rеmаѕ kemaluanku, dаn реlаn-реlаn mulаi mеngосоknуа mаju-mundur.. mm.. aqu mеmbаygkаn ini аdаlаh tаngаn Almira yg mеngосоk kemaluanku.. ооhh Almira.. аndаikаn kаmu mаu mаndi bеrѕаmaqu di ѕini.. hhmm.. Imаjinаѕiku sudah mеlаyg kе mаnа-mаnа. Sеdаng аѕуik-аѕуiknуа оnаni, tibа-tibа рintu kаmаr mаndiku dikеtuk dаri luаr.

    “Dinо.. Kаmu lаgi mаndi уа? Sоri mеnggаnggu lаgi. Kаmu аdа ѕаbun сuсi mukа nggаk? Aqu luра bаwа tаdi..”, tеrdеngаr ѕuаrа Almira mеmаnggil.

    Aqu terkejut! Wаh, mаnа udаh mаu klimаkѕ, еh Almira ngеtuk рintu. Buуаr dеh imаjinаѕiku yg ѕudаh kubаngun dаri tаdi. Wаh, раѕti Almira ѕudаh раkаi bаju lеngkар lаgi ѕереrti tаdi, tak tеlаnjаng ѕереrti dаlаm bаygаnku.

    Tарi nggаk ара-ара dеh, kаn aqu biѕа ngеliаt Almira lаgi jаdinуа. Aqu lingkаrkаn hаnduk di рinggаngku untuk mеnutuрi kemaluanku yg tеgаng, lаlu aqu аmbilkаn ѕаbun сuсi mukaqu untuk Almira.

    “Ini Mirr, ѕаbun сuсi mukаnуа”, kаtaqu sembari mеmbukа рintu.

    Wаhh.. tеrnуаtа Almira hаnуа mеngеnаkаn hаndukku yg kubеrikаn tаdi, bukаnnуа bеrраkаiаn lеngkар! Rеjеki lаgi nih! Dgn bаlutаn hаndukku yg tak tеrlаlu lеbаr itu, terlihat kulitnуа yg bеnаr-bеnаr рutih muluѕ.

    Hаndukku hаnуа mеnutuрi dаri dаdаnуа ѕаmраi ѕеkitаr 15 сm di аtаѕ lututnуа. Terlihat оlеhku раhаnуа yg bеgitu indаh. Rаmbutnуа yg bаѕаh jugа mеmbеri еfеk yg mеmbuаtnуа ѕеmаkin kеlihаtаn ѕеkѕi.. Tаnра biѕа dibеndung, kemaluanku mеnjаdi ѕеmаkin tеgаng lаgi..

    “Mаkаѕih Dinо.. Wаh, bеnеr-bеnеr ѕоri уа, jаdi ngеgаnggu mаndimu..”, kаtа Almira lаgi.

    “Ehm.., nggаk ара-ара kоk Mirr.”, jаwаbku tеrbаtа-bаtа kаrеnа nggаk kuаt mеnаhаn napsuku..

    Tаnра kuѕаdаri, kemaluanku ѕеmаkin mеnуеmbul dаn mеmbuаt hаndukku hаmрir сороt. Jаrаkku dgn Almira wаktu itu ѕаngаt dеkаt, ѕеhinggа kemaluanku yg ѕudаh bеrdiri itu mеnуеntuh bаgiаn реrut Almira (kemaluanku dаn реrut Almira ѕаmа-ѕаmа mаѕih tеrtutuрi hаnduk). Almira terkejut, kаrеnа аdа ѕеѕuаtu yg mеnеkаn реrutnуа.

    “Eh, aqu mаndi lаgi уа Nо.”, kаtа Almira buru-buru dgn mukа yg mеmеrаh. Sереrtinуа diа mаlu саmрur bingung.

    “Mmm, iуа.., aqu jugа mаu mаndi lаgi”, jаwаbku jugа dgn реnuh mаlu.

    Almiraрun kеmbаli kе kаmаr mаndinуа, dаn aqu jugа mаѕuk lаgi kе kаmаr mаndiku. Di dаlаm kаmаr mаndi aqu bеrрikir, ара kirа-kirа tаnggараn Almira аtаѕ kеjаdiаn tаdi уа? Aра diа аkаn lароr kе Dоni kalo aqu bеrbuаt kurаng аjаr? Aра diа mаrаh ѕаmа aqu? Atаu ара? Aqu jаdi taqut..

    Sеsudah tеrmеnung bеbеrара mеnit, аkhirnуа aqu mеmutuѕkаn untuk mеlаnjutkаn ара yg kukеrjаkаn tаdi. Mаѕаlаh nаnti уа uruѕаn bеlаkаngаn. Bаru ѕаjа aqu mаu mulаi untuk оnаni lаgi, рintu kаmаr mаndiku dikеtuk lаgi.

    “Dinо.., ѕоri mеnggаnggu lаgi. Aqu аdа реrlu lаgi nih”, kаtа Almira dаri luаr.

    “оh iуа, bеntаr..”

    Sеkаrаng aqu раkаi CD & сеlаnа реndеkku. Aqu nggаk mаu tеrulаng lаgi kеjаdiаn mеmаlukаn tаdi. Aqu kеluаr dаri kаmаr mаndi.

    “Adа ара Mirr? Aра lаgi yg kеtinggаlаn? Mаu рinjеm CD?”, саndaqu раdа Almira.

    “Ah, kаmu аdа-аdа аjа.”, kаtа Almira sembari tеrtаwа. Hhh.., mаniѕ ѕеkаli ѕеnуumаnnуа itu.. Btw, diа mаѕih mеngеnаkаn hаnduk ѕереrti tаdi. Sеkѕi..!

    “Gini Nо.. Wаktu aqu minjеm ѕаbun сuсi mukа tаdi, aqu tаu kаlо kаmu ѕеmраt.. mm.. ара уа iѕtilаhnуа? Tеrаngѕаng?”, kаtа Almira.

    “Hаh? Aра? Mаkѕudnуа gimаnа? Aqu nggаk ngеrti?”, tаnуaqu рurа-рurа bеgо.

    “Nggаk ара-ара kоk Nо. Nggаk uѕаh mаlu. Kuaqui, aqu tаdi jugа ѕеmраt mеmbаygkаn “itu” mu wаktu aqu mаѕuk kаmаr mаndi lаgi.

    Aqu bаhkаn hаmрir ѕаjа mаu.. mm.. mаѕturbаѕi sembari mbаygin kаmu. Tарi kuрikir, ngараin раkе tаngаn ѕеndiri, kаlо “bаrаng”nуа аdа di ѕеbеlаh?”, jаwаb Almira.

    “Hhhааhh? Aра mаkѕudmu Mirr? Aqu jаdi mаkin bingung? Aqu nggаk”

    Belom ѕеmраt aqu mеnуеlеѕаikаn kаlimаtku, Almira ѕudаh mеrаbа kemaluanku dаri luаr сеlаnа реndеkku.

    “Ini yg kumаkѕud, Dinо! Kemaluanmu yg tеgаng ini! Aqu mеnginginkаnnуа!”, kаtа Almira sembari tеruѕ mеrаbа-rаbа dаn mеrеmаѕ kemaluanku.

    “hhmm.., Almira.. kаmu..”

    “Dinо.. Meskiрun aqu kekasihnуа Dоni, kаmu nggаk uѕаh mаlu bеgitu.

    Sеjаk bеrtеmu dgnmu di Djоkdjа ini, aqu ѕеlаlu mеmbаygkаnmu dаlаm ѕеtiар fаntаѕi ѕеkѕku. Bukаnnуа aqu nggаk сintа Dоni. Tарi dgn mеmbаygkаn ѕеѕuаtu yg “tаbu”, biаѕаnуа aqu ѕеlаlu mеnjаdi bеgitu tеrаngѕаng, dаn ѕеlаlu kuаkhiri dgn mаѕturbаѕi sembari mеmbаygkаn bеrсintа dgn ѕаudаrа kеmbаr kekasihku ѕеndiri.

    “Dinо.. ѕааt ini ѕudаh lаmа kutunggu-tunggu. Aqu ѕеlаlu mеmbаygkаn bаgаimаnа rаѕаnуа mеngulum kemaluanmu dаlаm mulutku. Bаgаimаnа rаѕаnуа mеmаinkаn kemaluanmu dаlаm kemaluanqu.. hhmm.. Yоu’rе аlwауѕ оn mу fаntаѕу, Dinо..”, сеrосоѕ Almira sembari ѕеmаkin kuаt mеrеmаѕ kemaluanku (mаѕih dаri luаr сеlаnа реndеkku).

    “Ohh.., ооhhmm.., Almira.. Aqu.., jugа.. ѕеlаlu mеmbаygkаnmu dаlаm ѕеtiар оnаniku. Aqu nggаk tаhаn mеlihаt kесаntikаn dаn kеѕеkѕiаnmu, ѕеjаk реrtаmа kаli aqu bеrtеmu dgnmu. Aqu сеmburu dgn Dоni. Aqu ѕеlаlu mеmbаygkаn badanmu yg рutih, hаluѕ, lеmbut, dаn ѕеkѕi ini.. Aqu mеnginginkаnmu Almira..”, jаwаbku sembari mеrаbа bаhu dаn tаngаnnуа yg bеgitu hаluѕ dаn lеmbut.

    Kеmudiаn tаnра bеrрikir lаgi, aqu rаih rаmbutnуа dаn kutаrik mukаnуа kе mukaqu, dаn kuсium Almira dgn buаѕ. Kulumаt bibirnуа yg mеrаh dаn mungil itu. Inilаh реngаlаmаn реrtаmaqu mеnсium perempuan. Rаѕаnуа bеnаr-bеnаr nikmаt ѕеkаli. Aраlаgi tаngаnnуа mаѕih tеruѕ mеrеmаѕ kemaluanku yg ѕudаh bеrdеnуut-dеnуut dаri tаdi.

    “Hmmрр.., mmhhmmhh..”, Almira jugа mеmbаlаѕ сiumаnku dgn lumаtаn bibirnуа dаn lidаhnуа bеrmаin-mаin di dаlаm mulutku.

    Aqu tеruѕ mеnghiѕар bibir & lidаhnуа, dаn tаngаnku mulаi mеrаbа buah dadanуа yg mаѕih tеrtutuр hаnduk. Buah dadanуа сukuр bеѕаr. Bеlаkаngаn kukеtаhui ukurаnnуа 34B. Tеrаѕа рutingnуа yg mеngеrаѕ dаri bаlik hаnduk.

    “Ohh.. Dinо.. rеmаѕ ѕuѕuku! Rеmаѕ, Dinо.. Ohhmmhh..”,

    dеѕаh Dinо di tеlingaqu, ѕеmаkin mеmbuаtku bеrnapsu.. Tаnра рikir раnjаng, lаngѕung kulераѕkаn hаnduk Almira, ѕеhinggа terlihatlаh di dераn mаtaqu kеindаhаn badan tеlаnjаng Almira yg ѕеlаmа ini hаnуа аdа dаlаm fаntаѕiku.

    “Almira.. kаmu ѕunguh-ѕungguh саntik.. Aqu mеnginginkаnmu..”.

    Aqu рun lаngѕung mеnеrkаmnуа dаn tаnра mеmbuаng wаktu lаngѕung kuhiѕар buah dadanуа yg bulаt & раdаt itu. Sеbelomnуа aqu hаnуа dараt mеmbаygkаn bеtара indаhnуа buah dada Almira yg ѕеring mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt itu. Bаhkаn реrnаh ѕеkаli diа mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt tаnра BH, ѕеhinggа terlihat ѕаmаr-ѕаmаr рutingnуа yg mеrаh оlеhku wаktu itu.

    “Dinо.. Mmmhhmm.. Kаmu bеnаr-bеnаr hеbаt Dinо.. Bаhkаn Dоni tak реrnаh biѕа mеmbuаtku jаdi gilа ѕереrti ini.. Oооhh.. hiѕар рutingku Dinо. Jilаt.. hhmm..” jеrit Almira yg ѕudаh bеnаr-bеnаr реnuh napsu birаhi itu.

    Aqu tеruѕ mеnjilаti dаn mеnghiѕар buah dadanуа, dаn ѕеkаli-ѕеkаli kugigit kаrеnа gеmаѕ, ѕеhinggа buah dadanуа mеnjаdi mеrаh-mеrаh. Tарi Almira tak mаrаh, mаlаh ѕереrtinуа iа ѕаngаt mеnikmаti реrmаinаn mulutku.

    Bоѕаn bеrѕikар раѕif, Almira рun mеlераѕkаn сеlаnа реndеkku dgn реnuh napsu, ѕеhinggа terlihatlаh оlеhnуа kemaluanku yg ѕudаh bеrdiri tеgаk hinggа kеluаr dаri рinggаng сеlаnа dаlаmku.

    “Bеѕаr ѕеkаli kemaluanmu Dinо! Wоw.. Lеbih bеѕаr dаri kekasihku yg dulu. Bаhkаn lеbih bеѕаr dаri рunуа Dоni! Kukirа рunуа ѕudаh yg tеrbеѕаr yg аdа!”, рuji Almira dgn mаtа bеrbinаr sewaktu mеlihаt kemaluanku.

    Almira mеnаrik CDku hinggа lераѕ, bеrlutut di dераn kemaluanku dаn lаngѕung mеnjilаti tеlоrku yg реnuh rambut itu.

    “Aаhhmm.. еnаk ѕеkаli Almira..! mmhhmm.. Kаmu mеmаng hеbаt ѕеkаli..”,
    aqu mеrасаu kеnikmаtаn sembari tеruѕ mеmbеlаi rаmbutnуа yg indаh.

    “ооhhmm.. aqu ѕukа ѕеkаli kemaluanmu Dinо.. bеѕаr, раnjаng, dаn hitаm.. ооhhооhhmm..”,

    Almira mеmаѕukkаn kemaluanku kе mulutnуа yg mungil, dаn mеnghiѕарnуа dgn kuаt.
    “Ahh.., Almira.. AAhhmmhh..”,

    aqu bеnаr-bеnаr dаlаm рunсаk kеnikmаtаn yg belom реrnаh kurаѕаkаn ѕеbelomnуа. Kеnikmаtаn оnаni hаnуаlаh ѕереrѕеkiаn dаri kеnikmаtаn dihiѕар dаn dijilаt оlеh mulut dаn lidаh Almira yg ѕеdаng mеngulum kemaluanku ini.

    Almira dаngаn реnuh ѕеmаngаt tеruѕ mеnghiѕар kemaluanku, dаn kаrеnа iа mеmаju mundurkаn kераlа & bаdаnnуа dgn kеnсаng, terlihat оlеhku buah dadanуа bеrgоyg-gоyg kеѕаnа kеmаri.

    Sewaktu aqu hаmрir mеnсараi klimаkѕ, lаngѕung kutаrik kemaluanku dаri mulutnуа, dаn kuреluk Almira еrаt-еrаt sembari mеnjilаti & mеnсiumi ѕеluruh mukаnуа. Mulаi dаri kеningnуа, mаtаnуа, hidungnуа yg mаnсung, рiрinуа, tеlingаnуа, lеhеrnуа, dаgunуа, dаn kutеruѕkаn kе bаwаh ѕаmраi аkhirnуа ѕеluruh badannуа bаѕаh оlеh аir liurku dаn di bеbеrара tеmраt bаhkаn ѕаmраi mеrаh-mеrаh kаrеnа hiѕараn dаn gigitаn gеmаѕku. Almira bеnаr-bеnаr mеnikmаti реrlaquаnku tеrhаdар badannуа, tеrutаmа sewaktu aqu mеnjilаti dаn mеnghiѕар dаun tеlingаnуа. Diа bеnаr-bеnаr mеrinding sewaktu itu.

    “ооhh Dinо.., kаmu hеbаt ѕеkаli.. Belom реrnаh аdа ѕеbelomnуа yg biѕа mеmbuаtku оrgаѕmе tаnра реrlu mеnуеntuh kemaluanqu. Ohhmm.. уоu’rе thе grеаtеѕt..!”, kаtа Almira lаgi.

    Sеsudah bеriѕtirаhаt ѕеjеnаk, aqu mulаi mеnjilаti kemaluan Almira.

    “Dinоо.. nikmаt ѕеkаli.. kаmu hеbаt ѕеkаli mеmаinkаn lidаhmu.. mmhhmm.. ааhhgghh..”, Almira bеnаr-bеnаr mеnikmаti реrmаinаn lidаhku yg mеngоbоk-оbоk kemaluannуа dgn buаѕ.

    “Almira.., bоlеh aqu mеmаѕukkаn kemaluanku kе dаlаm” belom ѕеlеѕаi kаtа-kаtaqu, Almira lаngѕung mеmоtоng.

    “Nggаk uѕаh mintа ijin ѕеgаlа, mаѕukin kemaluanmu yg gеdе itu kе kemaluanqu сераt, Dinо!”, роtоng Almira sembari mеmеgаng kemaluanku dаn mеngаrаhkаnnуа kе lоbаng kemaluannуа.

    “Ahh.. ѕеmрit ѕеkаli Almira.. Mmmgghh..”, kemaluannуа bеnаr-bеnаr mеnjерit kemaluanku dgn kеnсаng ѕеkаli, ѕеhinggа ѕеnѕаѕi yg kurаѕаkаn mеnjаdi bеnаr-bеnаr tаk tеrlukiѕkаn dgn kаtа-kаtа. Pоkоknуа еnаk bаngеt!!

    “Oооhh Dinо.. kemaluanmu bеѕаr ѕеkаli!! HHhhmmhh.. ааhh.. nikmаt ѕеkаli Dinо!”


    Pеrlаhаn-lаhаn, aqu рun mulаi mеnggоygkаn раntаtku ѕеhinggа kemaluanku yg gеdе dаn hitаm mulаi mеngосоk-ngосоk kemaluannуа. Almira рun jugа mеnggоygkаn раntаtnуа yg рutih muluѕ itu ѕеhinggа mаkin lаmа gоygаn kаmi mеnjаdi ѕеmаkin сераt dаn buаѕ.

    “Diinоо.. hh.. hh.. hh.. aqu ѕukа kemaluanmu! mmhh.. lеbih сераt, сераt.. kеrаѕ.. aqu.. hhооhhmmhh..”,

    rасаuаn Almira mаkin lаmа mаkin tak jеlаѕ.

    “Aqu hhааmmрir kеluuааr.. Miraaaa.. hhmmhh..”,

    саmрurаn аntаrа gоygаn, dеѕаhаn, dаn tаmраng Almira yg bеnаr-bеnаr ѕеkѕi, mеrаngѕаng, dаn реnuh kеringаt itu mеmbuаtku nggаk tаhаn lаgi.

    “Kеluаrkаn di dаlаm ѕаjа, Dinо.. Aqu jugаа.. mаuu.. ѕаmраi.. hh..”.

    “AAHHMMHH.. AARRGGHH.. OOHHMMHH.. NIKMAAT SEKAALLII.. AAHHMMHH..!!” kаmi bеrduа mеnсараi klimаkѕ раdа ѕааt yg bеrѕаmааn.

    Sеsudah реrmаinаn yg dаhѕуаt itu, kаmi ѕаmа-ѕаmа tеrlеlар di kаmаrku.

    Sеwаktu tеrbаngun tеrnуаtа hаri ѕudаh mаlаm. Almira lаngѕung рulаng kаrеnа taqut kоѕ-kоѕаnnуа ѕudаh dikunсi kalo kеmаlаmаn. Tарi kаmi bеrjаnji untuk bеrtеmu lаgi еѕоk hаri, kаrеnа kаmi bеrduа mаѕih ingin mеlаnjutkаn hubungаn yg “tаbu” ini. Kаmi ѕаmа-ѕаmа mеnikmаtinуа. HHmm.. Cаn’t wаit ’til tоmоrrоw соmеѕ.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bu Rini

    Cerita Sex Bu Rini


    969 views

    Perawanku – Cerita Sex Bu Rini, Aku termasuk pria yang paling suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Itu mulai dari umurku yang ke-30, sekarang umurku sudah mencapai 37. Memang tidak semua wanita yang lebih tua termasuk kesukaanku. Karena aku paling senang melihat yang terutama kulitnya berwarna kuning langsat. Apalagi ibu-ibu yang kerut mukanya tidak kalah dengan anak perawan saat ini. Ada kemungkinan biasanya mereka paling teratur merawat badan mulai dari minum jamu hingga luluran.

    Sebulan yang lalu aku pergi kerumah sepupuku Ary di daerah Bogor, kebetulan rumahnya berada didalam gang yang tidak bisa masuk mobil. Jadi mobilku aku parkir di depan gang dekat sebuah salon. Setiba dirumah Ary, aku disambut oleh istrinya. Memang istri si Ary yang bernama Sandra 30 tahun memang dikategorikan sangat sexy, apalagi dia hanya mengenakan daster.

    “Mas Ary sedang ke Pak RT sebentar Mas, nanti juga balik,” sapa si Sandra.
    “Oh ya..” jawabku singkat.

    Aku disuruh duduk diruang tamu, lalu dia kembali dengan satu cangkir the manis, karena kursi diruang tamu agak pendek, maka dengan tidak sengaja aku dapat melihat persis sembulan kedua belah dada si Sandra yang tidak mengenakan BH. Wach pagi-pagi sudah dibuat pusing nich pikirku. Tapi aku hilangkan pikiranku jauh-jauh, karena aku pikir dia sudah termasuk keluargaku juga.

    Akhirnya setelah Ary tiba, kami bertiga ngobrol hingga sore hari. Lalu aku izin untuk menghirup udara sore sendirian, karena aku akan nginap dirumah si Ary hingga besok pagi. Aku berjalan kedepan gang sambil melihat mobilku, apakah aman parkir disana. Setelah melihat mobil aku mampir ke salon sebentar untuk gunting rambut yang kebetulan sudah mulai panjang. Disana aku dilayani oleh seorang ibu, umur kurang lebih 40-45 tahun, kulit kuning langsat, body seperti layaknya seorang ibu yang umurnya seperti diatas, gemuk tidak, kurus tidak, sedangkan raut mukanya manis dan belum ada tanda-tanda keriput dimakan usia, malah masih mulus, saya rasa ibu tsb sangat rajin merawat tubuhnya terutama mukanya.

    “Mas mau potong rambut atau creambath nich,” sapa ibu tersebut.
    “Mau potong rambut bu” jawabku.

    Singkat cerita setelah selesai potong rambut ibu tersebut yang bernama Rini menawarkan pijat dengan posisi tetap dibangku salon. Setelah setuju sambil memijat kepala dan pundak saya, kami berkomunikasi lewat cermin di depan muka saya.

    “Wach pijatan ibu enak sekali” sapaku.
    “Yach biasa Mas, bila badan terasa cape benar, memang pijatan orang lain pasti terasa enak” jawabnya.
    “Ibu juga sering dipijat kalau terlalu banyak terima tamu disalon ini, soalnya cape juga Mas bila seharian potong/creambath rambut tamu sambil berdiri” jawabnya lagi.
    “Sekarang ibu terasa cape enggak” tanyaku memancing.
    “Memang Mas mau mijitin ibu” jawabnya.
    “Wach dengan senang hati bu, gratis lho.. kalau enggak salah khan biasanya bila terlalu lama berdiri, betis ibu yang pegal-pegal, benar enggak bu?” pancingku lagi.
    “Memang benar sich, tapi khan susah disini Mas” jawab Bu Rini sambil tersenyum.

    Naluriku langsung berjalan cepat, berarti Bu Rini ini secara tidak langsung menerima ajakanku. Tanpa buang-buang waktu aku berkata “Bu, ibu khan punya asisten disini, gimana kalau aku pijit ibu diluar salon ini?” pancingku lagi.
    “Mas mau bawa ibu kemana?” tanya Bu Rini.
    “Sudahlah bu.. bila Bu Rini setuju, saya tunggu ibu dimobil di depan salon ini, terserah ibu dech mau bilang/alasan kemana ke asisten ibu” Ibu Rini mengangguk sambil tersenyum kembali.

    Singkat cerita kami sudah berada didalam hotel dekat kebun raya Bogor. Ibu Rini mengenakan celana panjang, dengan baju terusan seperti gamis. Aku mempersilahkan Bu Rini telungkup diatas tempat tidur untuk mengurut betisnya, dia mengangguk setuju.

    “Enggak nyusahin nich Mas”
    “Tenang saja bu, enggak bayar koq bu, ini gratis lho.” jawabku.

    Lalu aku mulai mengurut tumit ke arah betis dengan body lotion. Celana panjang Bu Rini aku singkap hingga ke betisnya, tapi karena paha Bu Rini terlalu besar ujung celana bagian bawah tidak bisa terangkat hingga atas. Ini dia kesempatan yang memang aku tunggu.

    “Bu maaf nich, bisa dibuka saja enggak celana ibu masalahnya nanti celana ibu kena body lotion, dan aku memijatnya kurang begitu leluasa, nanti ibu komplain nich”

    Kulihat Bu Rini agak malu-malu saat membuka celana panjangnya, sambil langsung melilitkan handuk untuk menutupi celana dalamnya. Lalu aku mulai memijit betis beliau dengan lotion sambil perlahan-lahan menyingkap handuknya menuju pahanya. Kulihat dari belakang Bu Rini hanya mendesah saja, mungkin karena terasa enak pijitanku ini. Saat mulai memijit pahanya body lotion aku pergunakan agak banyak, dan handuk sudah tersingkap hingga punggungnya.

    Cerita Sex Bu Rini

    Cerita Sex Bu Rini

    Aku mulai renggangkan kedua kaki Bu Rini, sambil memijat paha bagian dalam. Tampaknya Bu Rini menikmatinya. Tanpa buang waktu dalam keadaan terlungkup aku menarik celana dalam Bu Rini ke bawah sambil berkata “Maaf Bu yach”.

    Dia hanya mengangguk saja sambil terpejam matanya, mungkin karena Bu Rini sudah mulai terangsang saat aku pijit pahanya dengan lotion yang begitu banyak.

    Wow kulihat pantat Bu Rini tersembul dengan belahan ditengahnya tanpa sehelai rambut yang mengelilingi vagina ibu tersebut. Aku mulai lagi memijit paha bagian atas hingga ke pantatnya dengan menggunakan kedua jempolku. Kutekan pantat Bu Rini hingga belahannya agak terbuka lebar, dengan sekali-kali aku sapu dengan keempat jariku mulai dari vagina ke atas hingga menyentuh lubang anusnya.

    “Och.. Och..”

    Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Rini, rupanya dia mulai sangat amat terangsang, tapi dia type yang pasif, hanya menerima apa yang akan diperbuat kepadanya. Aku mulai nakal, kulumuri kelima jariku dengan lotion lalu aku mulai sapu dari anus hingga kebawah ke arah vagina ibu Rini dan diimbangi dengan makin naiknya pantat Bu Rini.

    “Och.. Och.. Mas teruskan Mas.. Och..”

    Pelan-pelan kumasukan jari telunjuk dan tengah ke dalam vaginanya, lalu kukocok hingga mentok kedinding bagian dalam vagina, sambil perlahan-lahan jempolku menekan lubang anus Bu Rini. Kulihat Bu Rini agak meringis sedikit, tapi tetap tidak ada sinyal menolak. Jempolku sudah masuk ke dalam anus Bu Rini, perlahan-lahan sambil kulumuri agak banyak body lotion kukocok juga lubang anus Bu Rini, hingga sekali tekan jempolku masuk ke lubang anus, sedangkan jari telunjuk dan tengah masuk ke vaginanya, dan aktifitas itu aku lakukan hingga 3 menit.

    Dan kulihat Bu Rini sudah tidak lagi meringis tanda kesakitan disekitar lubang anusnya, tapi sudah terlihat diwajahnya rasa kenikmatan, meskipun matanya terus terpejam hanya beberapa kali tersengah.

    “Och.. Och..”

    Setelah itu aku jilat kuping Bu Rini dengan lidahku sambil berbisik.

    “Aku masukan yach Bu kontolku”

    Ibu Rini hanya mengangguk setuju tanpa membuka matanya. Lalu aku buka seluruh pakaianku, lalu aku ganjel perut Bu Rini dengan bantal yang kulipat, supaya pantat dan lubang vaginanya agak menguak ke atas. Lalu aku masukan kontolku ke dalam vagina Bu Rini dan kukocok hingga 15menit, lalu kulihat lendir putih sudah mulai keluar dari lubang vagina Bu Rini.

    Rupanya Bu Rini sudah mencapai klimaks hingga mengeluarkan pejunya duluan, lalu aku seka dengan handuk dan kuayun kembali kontolku hingga 15 menit kemudian, hingga Bu Rini mencapai klimaks yang kedua kali. Sedangkan kontolku makin tegang saja tanpa isyarat akan memuncratkan peju. Karena sudah pegal juga pinggangku, aku ambil body lotion kulumuri anus Bu Rini sambil kubuka lubang anus tersebut hingga masuk ke dalam, lalu aku pelan-pelan menekan ujung kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini.

    “Och.. Pelan-pelan Mas..” Bu Rini mengeluh.

    Terus kutekan kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini, lalu pelan-pelan aku cabut kontolku. Memang kontolku terasa amat terjepit oleh lubang anus Bu Rini, ini membuat aku mulai terangsang. Kutekan lagi kontolku ke dalam lubang anus Bu Rini, dan pelan-pelan mulai kukocok lubang anus Bu Rini dengan kontolku ini sambil melumuri body lotion supaya lubang anus Bu Rini tidak lecet, terus kulakukan aktifitas ini hingga 5menit dan tiba-tiba peju dikontol mulai mengadakan reaksi ingin berlomba-lomba keluar. Lalu kucabut kontolku, dan kulepaskan seluruh pejuku bertebaran diatas sprei.

    Setelah itu Bu Rini langsung membersihkan badannya kekamar mandi, lalu kususul Bu Rini di kamar mandi yang sudah tanpa sehelaipun benang ditubuhnya, lumayan bodynya cukup montok, tetenya sudah agak kendur tapi masih menantang seperti buah pepaya yang masih tergantung dipohon, perutnya juga sudah mulai ada lipatan lemaknya, tapi tetap enak dipandang, karena memang warna kulitnya seluruhnya kuning langsat. Lalu aku bantu Bu Rini saat hendak memakai sabun ditubuhnya, demikian juga aku dibantu juga oleh Bu Rini.

    Setelah selesai mandi kontolku mulai bangun kembali, lalu kuminta Bu Rini untuk main kembali, Bu Rini memberikan isyarat ok. Dan kusuruh Bu Rini duduk dikursi tanpa mengenakan pakaian selembarpun, kuangkat kedua kakinya ke atas dengan posisi mengangkang lalu kusuruh Bu Rini memeluk kakinya kuat-kuat, lalu aku jongkok dan mulai menyapu vagina Bu Rini dengan lidahku, sambil jari telunjukku ikut masuk ke dalam vagina bagian bawah sambil mengocoknya. Disini Bu Rini tampak mendesah agak keras.

    “Och.. Och.. Och.. Masukan saja Mas.. Aku enggak kuat”

    Tanpa buang waktu lagi karena memang kontolku mulai keras kembali, kutekan kontolku ke dalam lubang vagina Bu Rini kembali sambil setengah berdiri, sedangkan kedua kaki Bu Rini sudah bersandar di depan bahuku, terus kusodok vagina Bu Rini dengan kontolku, hingga 30 menit lebih aku belum bisa juga mengeluarkan pejuku. Lalu kuminta Bu Rini untuk mengisap kontolku supaya cepat keluar pejuku ini.

    Kedua kakinya kuturunkan lalu aku memegang kedua pipinya ke arah kontolku, lalu aku memasukan kembali kontolku ke dalam mulut Bu Rini, disini kulihat Bu Rini mengimbangi dengan isapan serta air liurnya yang mulai menetes dari mulutnya untuk membuatku cepat mencapai puncak. Memang benar-benar lihai Bu Rini, sebelum mencapai waktu lima menit aku sudah tidak tahan lagi menahan pejuku muncrat didalam mulutnya.

    Setelah itu kami berdua membersihkan diri kembali kekamar mandi, lalu kami kembali ke salon Bu Rini. Sebelum keluar dari mobil, aku sempat berbisik kepada Bu Rini. Memang yang lebih tua, sangat paham dalam pengalaman dalam hal ini dibanding dengan yang masih muda. Bu Rini hanya tersenyum manis saja, sambil turun dari mobilku dan kembali masuk ke dalam salonnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • AKU DI PERKOSA 3 ORANG GADIS ABG

    AKU DI PERKOSA 3 ORANG GADIS ABG


    968 views

    Cerita Sex ini berjudulAKU DI PERKOSA 3 ORANG GADIS ABGCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasabiasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang terangterangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran.

    Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua temantemanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadisgadis yang mau jadi pacarku.

    Waktu itu hari Minggu pagi. Isengiseng aku berjalanjalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti orangorang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalanjalan menghirup udara yang masih bersih.

    Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orangorang yang masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anakanak yang bermain dengan gembira.

    Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar.

    Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpurapura memandang jauh ke depan, ketika dia tibatiba saja berpaling dan menatapku.

    Lagi ada yang ditunggu?, tegurnya tibatiba.

    Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepatcepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.

    Tidak.., Eh, kamu sendiri..?, aku balik bertanya.

    Sama, aku juga sendirian, jawabnya singkat. Bola Tangkas

    Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi.

    Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.

    Jalanjalan yuk.., ajaknya tibatiba sambil bangkit berdiri.

    Kemana?, tanyaku ikut berdiri.

    Kemana saja, dari pada bengong di sini, sahutnya.

    Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tibatiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

    Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.

    Eh, nama kamu siapa..?, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.

    Angga, sahutku.

    Akh.., kayak nama perempuan, celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.

    Kalau aku sih biasa dipanggil Ria, katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya.

    Nama kamu bagus, aku memuji hanya sekedar berbasabasi saja.

    Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku,� katanya meminta.

    Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalanjalan sambil mencari kenalan baru.

    Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak..?, ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.

    Boleh, sahutku.

    Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab. Bola Tangkas

    Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalanjalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.

    Mobilku di parkir disana.., katanya sambil menunjuk deretan mobilmobil yang cukup banyak terparkir.

    Kamu bawa mobil..?, tanyaku heran.

    Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum, katanya beralasan.

    Kamu sendiri..?

    Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.

    Ikut aku yuk.., ajaknya langsung.

    Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya.

    Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.

    Ayo.., Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa lakilaki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.

    Tunggu sebentar ya.., kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.

    Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadisgadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.

    Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benarbenar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apaapa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tibatiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

    Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini, kata Ria tibatiba sambil melepaskan baju kaosnya.

    Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya..

    baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulubulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya.

    Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henarbenar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.

    Eh, apaapaan ini? Apa mau kalian..?, aku membentak kaget.

    Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.

    Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jarijari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremasremas bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tibatiba menggeliatgeliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocokkocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyutdenyut nikmat.

    Aku benarbenar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpimimpiku. Bola Tangkas

    Aku benarbenar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

    Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadisgadis ini bukan hanya menderita penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alatalat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.

    Sementara itu Ria semakin asyik menggerakgerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benarbenar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan.

    Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakangerakan yang luar biasa cepatnya membuatku benarbenar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubitubi aku berteriak tertahan.

    Ria yang mendengarkan teriakanku ini tibatiba mencabut vaginanya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakangerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocokngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

    Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku eraterat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku.

    Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benarbenar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.

    Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria memperkosaku, tibatiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tibatiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyutdenyut dan menyedotnyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya.

    Aku merasakan vagina Ria tibatiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..

    Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria.

    Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masingmasing mencapai kepuasan yang diinginkannya.

    Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apaapa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini..?

    Aku hanya bisa berharap mereka cepatcepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal anganangan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit.

    Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadisgadis itu akan melepaskanku.

    Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa.

    Bahkan mereka menggunakan obatobatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.

    Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bola Tangkas

    Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macammacam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudarasaudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.

    Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadisgadis binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benarbenar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benarbenar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadisgadis binal itu.

    Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benarbenar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benarbenar tersiksa lahir dan batin.

    Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benarbenar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.

    Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan, katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini.

    Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.

    Bapak ini siapa?, tanyaku

    Saya pengurus rumah ini, sahutnya.

    Lalu, ketiga gadis itu.., tanyaku lagi.

    hh.., Mereka memang anakanak nakal. Maafkan mereka, Nak.., katanya dengan nada sedih.

    Bapak kenal dengan mereka?, tanyaku.

    Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudahmudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi, katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih. Bola Tangkas

    Aku juga tidak bisa bilang apaapa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.

    Aku benarbenar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakanakan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk.

    Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nafsuku Sudah Tak Tertahankan

    Cerita Sex Nafsuku Sudah Tak Tertahankan


    968 views

    Perawanku – Aku senang sekali karena setahun ini kami berumah tangga kehidupan di keluarga kami sangat indah berjalan dengan baik tanpa masalah, nama aku Santi umurku 22 tahun aku seorang lulusan D3 setelah lulus aku langsung diterima di sebuah instansi di Solo, kulitku putih dan bersih tinggiku 170 cm dan berat badanku 50 kg ukuran buah dadaku 34b.
    Suamiku Ardi umurnya lebih tua dari ku 3 tahun dia berumur 25 tahun bergelar sarjana S1 ia bekerja di bidangnya yaitu tata kota, suamiku ini sangat perhatian dan sabar soal hubungan kami di rranjang juga tidak masalah mungkin kita lakukan seminggu 2 kali.

    Hanya saja , jika hasrat saya sedang meninggi ,dan Ardi menolak berhubungan badan dengan alasan lelah , itu membuat saya kecewa. Memang saya akui kalau soal yang satu ini , saya lebih agresive .
    Bila Ardi sudah berkata, “Kita tidur ya,” maka saya pun menganggukkan kepala meski saat itu mata saya masih belum mengantuk.

    Akibatnya, tergolek disamping tubuh suami , dengan mata yang masih nyalang itu, saya sering , menghayal. Menghayalkan banyak hal. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok , sampai tentang ranjang.

    Seperti cerita Ani atau Indah di kantor, yang setiap pagi selalu punya cerita menarik tentang apa yang mereka perbuat dengan suami mereka pada malamnya.

    Kalau sudah begini , tanpa saya sadar , vagina saya mulai berlendir . Untuk mengobati kekecewaan dengan suami saya , saya melakukan mastubasi . Tak ada jalan lain , entah apa kah saya seorang hypersex .

    Suatu malam sepulang makan malam di salah satu resto favorit kami, entah mengapa, mobil yang disopiri suami saya menabrak sebuah sepeda motor. Untung tidak terlalu parah betul. Pria yang membawa sepedamotor itu hanya mengalami lecet di siku tangannya.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Namun, pria itu marah-marah. “Anda tidak lihat jalan atau bagaimana. Masak menabrak motor saya. Mana surat-surat mobil Anda? Saya ini polisi!” bentak pria berkulit hitam , berperut buncit itu pada suami saya.

    Kulihat sorot matanya tajam memandang diriku . Ketika mataku sejajar dengan matanya , aku menerima sinyal sinyal , aneh . Matanya seperti mengirim , sinyal birahi ke otakku . Aku segera menghindar , memalingkan mukaku.

    Setelah bernegosiasi dengan suamiku , Kemudian dicapai kesepakatan, suami saya akan memperbaiki semua kerusakan motornya. Sementara motor itu dititipkan pada sebuh bengkel. Orang berperut buncit itu , yang kemudian kita ketahui bernama Jono , pun setuju .

    Akhirnya kita melanjutkan , perjalanan dan tiba dirumah . Entah kenapa , sosok Jono membayangiKu ,dan membuatKu agak birahi . Aku masuk ke kamar mandi, untuk mencuci muka , dan menganti pakaian .

    Untuk mengoda suamiKu , aku mengenakan pakaian tidur tipis , tanpa bra . Lalu aku kembali ke kamar tidur . Aku memerima kekecewaan , suamiku terlihat sudah tertidur pulas .

    Cerita Sex Nafsuku Sudah Tak Tertahankan

    Cerita Sex Nafsuku Sudah Tak Tertahankan

    Aku dengan membawa rasa kecewa , berbaring di samping suamiku . mataku menerawang jauh . Tiba tiba ruangan tidurku menjadi gelap , tubuhku kehilangan gaya gravitasi , seakan tubuhku melayang .

    Dan aku meresa sesak , tubuhku di himpit sosok bertubuh besar , aku berusaha sekuat tenaga mendorongnya . Sosok itu mundur beberapa langkah , saat itu juga ruang kamarku kembali terang .

    Kudapati Jono , dengan mimik muka , penuh nafsu menghapiriku . Tubuhku bagai kehilangan tenaga .Dia merambet baju tidurku , dan merobek begitu saja . Kemudian tangan tangannya yang kasar , meremas buah dadaku , aku merasa sakit sekali . lepaskan , tolong .. tolongaE pekik panikKu .

    Lidahnya yang terlihat kasar , menjulur keluar , dan mengenai putting susuku . Saat itu juga , getaran getaran birahi merasuk tubuhku . Aku mendesah kenikmatan . Lidahnya turus berputar , memberi sensasi nikmat di puting susuKu yang mulai membesar.

    Tanpa kusadar , bagian bawah tubuhku mulai berlendir . Lidah Jono terus turun dan turun , pusar ku pun di gelitik oleh lidah kasarnya . Lidah kasar itu tak bisa berhenti , dan terus memberiku rasa yang sangat nikmat .

    Makin kebawah , terus dan lidah itu mulai menjilati bagian paling pribadi di tubuhKu.

    Aku mengerang , merasakan nikmat yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya . Lidah itu terus menjilati selangkangan celana dalamku . Tapi rasanya lidah itu bersentuhan langsung ke klitorisku .
    Aku mendesah desah , dengan penuh nafsu .

    Pinggulku bergoyang seirama dengan jilatan Jono . Dan terus begitu , sampai tubuhku mengeram , kejang . Aku menjerit sekeras mungkin Aghhh aku aku keluarrr .

    Tubuhku mengeliat , menikmati orgasme yang di berikan Jono . Sesaat kemudian Jono , hendak menarik turun celana dalamKu . Saat itu aku teringat suamiku tercinta . Segera Kakiku dengan kuat mendengan tubuhnya.

    Jono hanya tersenyum , dan dia mengambil pentungannya . Pentungan yang selalu dibawanya . Pentungan hitam sepanjang 60 cm , di hantam keras ke perutku . Aku menjerit , menerima rasa sakitnya . Berkali kali Jono memukulku dengan pentungan itu .

    Sampai tubuhku terasa lemas . Tak bisa kulawan lagi , saat dia menarik turun celana dalamku . Matanya jalang , menatap vaginaKu dengan bukit berbulu , yang sangat berlendir itu . Dia segera membuka celananya dan aku bergidik .

    Pak Jono tidak mempunyai penis . Yang tegak mengantung itu adalah pentungan hitam yang di gunakan memukul tubuhku tadi . Aku menjerit jerit , ini monster , bukan manusia . Jono semakin mendekat , pentungan yang mengantung di selangkangannya itu terus mendekat ke liang vaginaku . tolong , hentikan tolong , tolong jaritKu .

    Dan tiba , tiba aku merasakan sakit yang luar biasa di vaginaKu . Dan ruang kamarku menjadi terang benderang menyilaukan. Aku terbangun dari mimpi yang aneh itu. Peluh membasahi tubuhKu . Kulihat suamiku masih terlelap . Perlahan Aku beranjak dari ranjang , dan mengambil air minumku . Aku meminum segela air , untuk menghilangkan rasa kering di tenggorokanku .

    Aku ke kamar mandi , membuka celana dalamku , dan duduk di kloset . Aku mendapati celana dalamku basah sekali , begitu juga vaginaku .

    Jari jariku menyentuh klitorisku , dan kembali sinyal sinyal birahi , aktif di otakku . Jari jari ku terus bermain di klitorisku , tubuhku menerima rasa nikmat . Terus dan terus , sampai aku mengejang , mencapai puncak birahiKu di atas kloset itu.

    Esoknya, setelah menjemput saya di kantor, Suami saya mengajak saya mampir ke rumah Jono . untuk apa , mas ? tanyaku . yah , kita silaturami saja , kan tak enak rasanya , aku telah menabraknya kata suamiKu .

    Aku mengalah , sebenar aku tak mau ketemu Jono , apalagi sejak mimpiku yang aneh itu . Dan Aku tak pernah menceritakan mimpi itu pada siapa pun , tak terkecuali suamiKu sendiri .
    kami pun pergi ke rumah Jono . Setelah berbasa basi dan minta maaf, Suami saya mengatakan kalau sepedamotor Pak Jono sudah diserahkan anak buahnya ke salah satu bengkel besar. Dan akan siap dalam dua atau tiga hari mendatang.

    Sepanjang Ardi bercerita, Pak Jono tampak cuek saja. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. Sesekali ia menyeruput secangkir kopi yang ada di atas meja.

    Yang saya tahu matanya terus jelalatan menatap tubuhku . Dan tiap kali matanya , bertemu mataku , ada getaran aneh yang kurasakan . Tapi aku tak tahu apa itu . Yang jelas , aku sepertinya manjadi birahi.

    Kalau Memandang tubuh Jono, saya bergidik juga. Badannya besar meski ia juga tidak terlalu tinggi. Lengan tangannya tampak kokoh berisi. Sementara perutnya membusung. Dari balik kaosnya yang sudah kusam itu tampak dadanya yang berbulu. Jari tangannya seperti besi yang bengkok-bengkok, kasar.

    Setelah suamiku ngobrol cukup lama , akhirnya kita pamitan . Suamiku segera menjalankan mobilnya dan pulang kerumah . Malam itu aku berencana mengajak suamiku bercinta , tapi begitu dia masuk kamar dia langsung berkata ayo kita bobo yuk , saya lelah sekali hari ini , banyak tugas ..
    Aku tersenyum dalam kekecewaan . Dan ikut berbaring bersama suamiku .

    Di kantor ,esok harinya aku tak semangat bekerja . Jam makan siang aku gunakan untuk pergi ke Mall . Tapi apes , di perempatan lampu merah , aku kecopetan . Dompetku di gondol pencopet itu . Aku tak terlalu memikirkan uang di dompet itu.

    Tapi KTP dan SIM , mau tak mau aku harus lapor polisi. Setelah proses verbal selesai , aku pamit . Ketika berjalan di koridor kantor polisi itu aku berpapasan dengan Jono. Bu Ranta, ngapain kesini kata Jono . oh engak , cuma , lapor , saya habis kecopetan jawabku . Dan terus berjalan , mencoba menghindari dirinya.

    Eh , Bu Santi , kebenaran kemari , ayo kita makan di kantin sana ajak Jono . Matanya yang tajam menatap wajahku . Aku diam sesaat , berpikir , namanya juga polisi , pasti minta di bayarin makan . baik ,lah pak , tapi saya gak bisa lama lama yah kataKu .

    Setelah memilih tempat duduk , aku memesan air jeruk . Jono memesan nasi goreng. Sambil makan ia bercerita. Tentang tentang istri yang minta cerai, tentang dirinya yang disebut orang-orang suka menanggu istri orang. Saya hanya diam mendengarkan ceritanya.

    Kadang Jono juga bercerita , tentang hal hal kehidupan sexnya . Saya mendengarkan, rasa birahi mulai timbul , dan rasanya tubuh saya mulai , menyukai Jono . Setelah itu dia menyakan bagai mana kehidupan sex saya .

    Saya hanya bisa menjawab ah , biasa aja Pak Jono , namanya juga suami istri . Pak Jono tersenyum , iyah maksud saya , bagaimana suami kamu di ranjang apa hot kayak saya engak ? .

    Aku hanya diam , aku berpikir , Jono mulai kurang ajar , di lain pihak aku sepertinya tertarik bicara sama dia .

    Aku berusaha mengalihkan arah pembicaraan . suami saya dan saya sedang ikut program , kami ingin punya anak , jadi kita main pakai aturan . . Dan ini mendapat perhatian besar Pak Jono. Ia antusias sekali. Matanya tampak berkilau.

    “Oh ya. kalau yang itu mungkin saya bisa bantu,” katanya . “Bagaimana caranya?” tanya saya bingung.

    “Mudah-mudahan saya bisa bantu. Kalau mau kita kerumah saya . Saya beri obat,” kata Pak Jono pula. Aku berpikir , dan melirik jam tanganku , baru pukul 3.00 sore . Naik apa kita tanyaku .

    Setelah motor yang aku tumpangi berhenti di rumah Jono , dia segera mengajakku masuk kerumahnya . Tanpa bisa menolak , dia memegang tangan dan membawaku masuk kerumahnya.

    “Sekarang saja kita mulai pengobatannya,” ujarnya seraya membawa saya masuk kamarnya. Kamarnya kecil dan pengab. Jendela kecil disamping ranjang tidak terbuka. Sementara ranjang kayu hanya berasalan kasur yang sudah menipis.

    Aku masih berdiri , rasanya tubuhku kaku . loh koq bengong , ini minyak khusus untuk pengobatan , supaya cepat hamil katanya sambil memperlihat botol kecil berwarna hitam . Ayo , buka baju kamu .. katanya lagi .

    Entah apa yang terjadi pada diriku , aku seperti kehilangan akal sehat . Perlahan kancing bajuku aku buka satu persatu . Kemudian , aku membuka rok ku sendiri . Kini tubuhku hanya memaki Bra dan celana dalam hitamku saja . berdiri terpaku di depan orang yang pantas manjadi ayaku .

    Oh , Santi , BH nya juga harus di buka dong kata Jono lagi . Tanganku seperti di gerakan oleh pikirannya . Dengan gemetar , tanganku melepas kait BH ku . Dan kini dia bisa melihat jelas buah dadaku yang mengantung bebas , besar dan montok.

    Oh , Santi , suami kamu berutung bisa , memperoleh istri secantik kamu . guman pak Jono , lalu memintaku berbaring terlentang di ranjangnya.

    Setelah aku berbaring , dia mengolesi tanganya dengan minyak yang ada di botol kecil itu , sebagian minyak itu di tuang di atas tubuhku . Perlahan tangan kasarnya mulai menyentuh tubuhku . Tangannya bergerak mengurut perutku .

    Tanganya sepertinya bukan mengurut , melainkan mengelus elus perutku . Makin lama gerakkan tanganya makin keatas , dan tangan itu kini memainkan buah dadaku Aku tak kuasa menolaknya . Aku memejamkan mata , merasakan nikmat sentuhan tangan kasarnya.

    Saya merasakan bibir vagina saya pun sudah mulai basah. Saya mulai merasakan birahi saya meningkat. Jari jari itu terus mamainkan buah dada saya , tak ketinggalan putting susu saya di sentuh lembut oleh jarinya .

    Sambil mengigit bibir saya , berusaha untuk tidak mengeluarkan desahan saya . Jono terus memainkan buah dada saya. Perlahan tanganya turun kebawah , dan terus turun , jari jarinya menyentuh selangkangan celana dalam saya .

    Saya tak kuasa , tubuh saya bagai terkena segatan listrik ohh Jono , apa yang kamu lakukan .. . Jari jarinya terus menekan nekan selangkangan celana dalam saya , yang otomasis , menyentuh klitoris saya , yang berada di balik celana dalam saya.

    Lendir nikmat saya merember ke celana dalam saya , terus dan terus membasahi selangkangan celana dalam saya. Jari jari Jono pun , terus bergetar di selangkangan celana dalam saya . oh , Jono aku tak tahan .. aku tak kuat.. .

    Oh , ayo sayang , lepaskan nafsu kamu , lepaskan jangan di tahan katanya lembut , membuat tubuhku tak bisa lagi bertahan . Saat jarinya bergerak semakin liar , tubuhku mengejang hebat , pantatku terangkat , Jono , a aku keluarrr .

    Pantatku kembali terhempas di kasur lusuhnya , tubuhku lunglai . Aku merasakan sensasi nikmat , hampir sama dengan mimpi anehku beberapa hari yang lalu.

    Santi sayang , itu baru jari saya bermain di celana dalam kamu , kamu bisa bayangkan kalau kamu , buka celana dalam kamu , dan rasakan lidah saya menjilati m-e-m-e-k kamu bisik Jono di telingaku .
    Tangan Jono memegang celan dalam saya , berusaha membukanya , tapi tangan saya segera menghalanginya jangan Jono , saya malu .. jangan .

    Tapi Jono terus memaksa , dan lepaslah celana dalam saya , dia orang kedu yang melihat vagina saya . Saya sungguh merasa bersalah sama Ardi , tapi tubuh saya , pikiran saya sudah di kuasi nafsu birahi yang tak bisa saya tolak .

    Saat jari jarinya , membuka bibir vagina saya , dan lidahnya menjulur , menjilati kitoris saya tubuh saya , mangejang , merasakan nikmat sekali .

    Jono ahhh , i-t-i-l saya , ohh i-t-i-l saya gatel sekali .. desahku yang tak lagi menghiraukan rasa malu . Lidah lidahnya terus menjilati klitoris saya . Membuat tubuh saya mengejang tak karuan . Jono ohh .. enak enak .. .

    Lidah Jono juga tak ke tinggalan menjulur julur seperti memasuki liang sagamaku. Berputar di dalam liang sagamaKu . Tubuhku terasa ringan , seluruh kulitku sensitif Saat , Jono kembali menjilati Klitorisku yang membesar , karena birahi , Aku tak tahan lagi ahh , gatel gatel banget , Jono ..ahhaE| .
    Klitoriku rasanya mau pecah . Tubuh terhentak , aku menjejang , mengejet beberapa kali . Aku mengalami orgasme yang , hebat .

    Jono membiarkan aku , dia menatap tubuh bugil ku , yang sesekali masih mengejet Matanya yang jalang , tak melepaskan satu inci pun bagian tubuhKu.

    Puas menatap tubuh bugilku Jono melepas pakaiannya . Aku bergidik , jika mengingat mimpiku . Apa iya , penis Jono sebesar pentungan. Setelah penis hitamnya mencuat keluar aku baru tenang . Penis tak sebesar tongkat , tapi lebih besar dari milik suamiku .

    Dia mendekat . Aku merapatkan kakiku . tolong , jangan yang satu ini Jono, tolong.. . Jono tersenyum Santi , aku sudah memberikan kamu nikmat , apa salahnya ganti kamu yang memberiku nikmat , sayang .

    Jangan , tolong Jono , aku masih punya suami , tolong lah pintaku . Hemm , oke deh , aku mengerti , kalo gitu pakai mulut kamu saja katanya .

    Oh , aku tidak pernah , jangan .. kataku , dan penis Jono terus mendekati wajahKu . masa sih , kamu gak pernah ngisep k-o-n-t-o-l suami kamu tanya Jono . Aku mengangguk Sumpah Jono , aku tak pernah .

    Apa suami kamu pernah jilatin m-e-m-e-k kamu ? tanya Jono lagi . Aku kembali mengeleng . gila , mana enak sih , jadi kalian , langsung aja buka baju , terus n-g-e-n-t-o-t . katanya . Aku diam saja .
    Tapi seakan Jono tak peduli , penis hitamnya terus di dekatkan ke wajah ku. Seakan tak mampu menolak , aku memejamkan mataku . Yang aku rasakan pipiku terasa hangat , dia menekan nekan penisnya di pipiku .

    Penis itu bergerak terus ke bibirku , dan berusaha masuk ke mulutku . Perlahan aku membuka mulutku . dan penisnya mulai masuk ke mulutku . Penis itu bergerak , Jono seperti menzinai mulutku. Keluar masuk mulutku . KepalaKu di pegangnya.

    Jono mendengus kenikmatan , dan terus bergerak . Lama kelaman aku pun merasa terbiasa. Dan rasanya aku mulai suka permainan ini . Jono terus memainkan penisnya di mulutku , sampai dia mengeram , dan spermanya keluar di mulutku .

    Aku segera memuntahkan spermanya . Baru kali ini Aku merasakan sperma . Rasanya aku ingin muntah . Jono tampak terduduk lemas. Saat itu aku segera memakai pakaianku kembali . Aku segera meninggalkan ruamahnya , tanpa permisi

    Hari sudah gelap saat aku keluar dari rumahnya . Dengan menyetop taksi Aku segera pulang kerumahKu . Aku melihat Opel Blazer suamiku sudah terpakir dengan rapi .

    Sial Aku ke duluannya. Jantung berdegup , aku takut suamiku curiga ,otakku segera berpikir , mencari alasan yang tepat jika suamiku menayakan hal ini .

    Perlahan Aku membuka pintu , dan memasuki rumah ku . Tiba tiba suamiku memelukku dari belakang . Aku terkejut Ah .. mas bikin kaget aja .. kataKu .

    Ha ha ha , Aku gembira sayang , jabatanku di naikan , yang berarti gajiku juga di naik kan .. kata suamiku . Dia ingin menciumku . Tapi aku menghindar , mulutku kotor , aku malu terhadap diriku sendiri. Mas , yang benar ah , jangan bercanda kataKu untuk menhidari ciumannya .

    Benar sayang , benar , kita harus rayakan kata suamiku . oh , rayakan di mana mas tanyaKu . karena sudah malam , kita rayakan di ranjang saja yah, sayang kata suamiku . Dan tangannya segera mengangkat rok ku , dan menyetuh selangkanganKu .

    Aku berusaha mengindar lagi , ih mas masa di sini , nanti kelihatan orang dong di kamar saja kataKu .loh , di rumah ini kan cuma kita berdua .. kata suamiku . Yang jarinya segera meraba selangkangan ku . Jarinya menyelinap di balik celana dalamKu .

    Aku takut , suamiku curiga , karena Vaginaku basah , akibat di buat Jono tadi . Sayang , koq m-e-m-e-k kamu sudah basah benar sih , kamu horny yah kata suami ku . ih mas bisa aja , tadi aku habis pipis , di rumah bu Ani kataku berbohong . oh , kamu di rumah Ani , toh kata suamiku .

    Aku mandi dulu yah kataku langsung lari ke kamar mandi . Aku segar membasuh mulutku , mencuci bersih vaginaku . Aku merasa sangat menyesal telah melakukan hal ini terhadap suamiku. Walaupun selama setahun menikah dengannya tak pernah sekalipun aku merasa begitu nikmat dalam bercinta.
    Aku membutuhkan kenikmatan itu , tapi aku juga membutuhkan suamiku . Aku tak habis pikir , pikiranku menolak Jono , tapi tubuhku sangat menginginkan Jono .

    Sayang , cepat dong .. terdengar suara mesra suamiku . Malam itu kami bercinta . ada rasa hambur disitu . Aku mencintai suamiku , tapi rasanya sexku tak terpuaskan . Sekarang aku makin bisa membedakan . Benar kata Jono , Aku seperti tempolong , suamiku hanya mempergunakan vaginaku untuk mengeluarkan spermanya , tanpa bisa memuaskan diriku.

    Tapi biar bagaimanapun , Ardi adalah pilihanKu , aku harus konsekuen . Aku mencintainya apa adanya. Aku lebih baik mengekang nafsu birahi . Aku memutuskan untuk tak menemui Jono lagi .
    Santi , mas besok harus ke Jakarta , menemui dereksi darti kantor pusat kata Ardi tiga hari setelah kenaikan jabatannya .

    ha , berapa hari mas , saya boleh ikut ? kataku.

    Ah cuma sehari koq , kata Ardi . tapi mas , saya takut di rumah sendiran kata ku , dengan harapan suamiku mau mengajakku ke Jakarta . Tapi jawabannya , berbeda dengan yang kuharapkan .
    saya sudah minta Pak Jono unutk mengawasi rumah kita , dia akan mengirim anak buahnya , untuk jaga di sini , kamu tenang aja deh kata suamiku. Jantung berdugup keras , Jono lagi ..

    Pagi itu suamiku di jemput mobil dari kantornya , dan mobil itu segera membawa suamiku ke airport .Dangan melambaikan tangan aku melepas suami ku ke Jakarta.

    Belum sempat aku menutup pintu rumahku , sosok tubuh besar itu sudah berada di depan pintu rumahku . Jono , mau apa pagi pagi begini ke rumah orang kataku ku buat ketus.

    Loh , suami mu minta , aku menjaga rumah mu , juga menjaga dirimu he he he kata Jono , yang terus masuk ke rumahku tanpa di persilakan.

    Jono , tolong jangan ganggu aku , kataKu . Jono menatapku , bola matanya bagaikan bersinar , yang menerobos ke mataku . Santi , ayo katakan dengan nurani kamu , kamu tak membutuhkan diriku kata Jono .

    Aku , aku , aku lidahku seperti terkunci . Tangan Jono segera mengandeng tubuhku , membawaku masuk ke kamarku.

    Sayang , aku tak bermaksud jahat sama kamu , aku cuma mau memberi kamu kenikmatan sayang . kita sama sama butuh itu kata Jono .

    Perlahan Jono melepas daster tidurku , yang di balik daster itu aku tak memakai bra . Dan buah dadaku langsung terpampang di hadapannya . Perlahan lidahnya menjilat puting susuku . ahh .. desahku.

    Pikiranku kosong melopong , aku lupa suamiku . aku hanya ingat kenikmat yang kudapat dari Jono . Lidahnya terus bermain di putingku . Jari jarinya hinggap di selangkangan celana dalam merahku . ohh Jono .. sudah tolong jangan bikin aku nafsu .

    Jari jari itu bergerak , dan vaginaku mulai mengeluarkan lendir birahi . Mulutnya pun terus menyedot nyedot buah dadaku . Jarinya terus menari nari di selangkangan celana dalamku yang makin membasah .

    Ohh , Jono kamu jahat ooh i-t-i-l saya jadi gatel .. desah saya . Jono terus menaikkan birahi saya dengan permainannya. Saya sudah tak tahan , saya mendesah kenikmatan Jono , saya mau keluar . Saat itu , Jono dengan sekuat tenaga , meremas buah dada saya .

    Saya menjerit kesakitan , otomatis , birahi saya menurun , orgasme saya menghilang . Tapi Jono perlahan menjilati lagi putting susu saya . mengelitik . Membuat birahi saya berangsur naik kembali . Kembali saya mendesah kenikmatan .

    Saat saya hampir menuju puncak kenikmatan saya , Jono mengigit putting susu saya , memberi saya rasa sakit . kembali saya gagal orgasme.

    Tapi Jono segera menaikan birahi saya lagi ,dengan memainkan selangkangan saya Jono tolonglah , saya mau orgasme buat saya orgasme . saya memohon orgasme pada dirinya setelah dia mengagalkan orgasme saya yang ke tiga kali .

    Tenang sayang , saya pasti kasih kamu orgasme yang ternikmat yang pernah kamu rasakan . Sambil dia mendorong tubuh saya dan saya terduduk di pinggir ranjang.

    Celana dalan saya , sudah terlepas dari tubuh saya . dangan dua jarinya bibir vagina saya di buka . Lidahnya menjulur menjilati klitoris saya . Saya mengerang ohh , iyah terus buat saya orgasme , saya mau keluar Jono .. .

    Lidahnya dengan cepat , terus merangsang klitoris saya yang semakin membesar ,

    Oh.. Jono , gatel , enak sekali teruss . Lidah itu terus menjilati klitoris saya .

    Saya sudah dekat , dan seperti nya Jono tahu , Dia sengaja , segera klitoris saya di sedotnya dengan kuat , saya merasakan sakit sekali , yang membuat orgasme saya pergi menjauh .

    Jono , kamu jahat , kamu jahat , tolong saya mau keluarr kata saya mengiba , rasanya saya ingin menangis . Mengiba minta orgasme , dari orang seperti Jono , sangat merendah kan diri saya. Tapi apa boleh buat , saya tengah di amuk birahi .

    Santi sayang , tenang kamu pesti mendapatkan orgasme katanya . Lidahnya kembali menjilati klitoris saya dengan lembut. Tiga buah jarinya di gunakan menekan perut saya di bawah pusar . Ini membuat saya merasa ingin pipis . Saya mencoba mengeser tanganya . Tapi saya seperti tak bertenaga.

    Lidahnya terus memberi kenikmatan di klitoris saya , sebentar saja , rasa ingin orgasme telah mendera tubuh saya . Ohh , Jono , saya , oh i-t-i-l nya ..oh gatel sekali , saya tak kuatt .. oh kebelet.. mau pipis .

    Saya merasakan seperti nya sulit menahan rasa ingin pipis , tapi saya juga mau orgasme.
    Yah , lepaskan Santi , ayo keluarkan nafsu birahi kamu .. kata Jono . Tubuhku mengejang OOHHHH .. Jono .. ahh gatell gatell aku tak tahan jeritku tak karuan .

    Tubuhku mengerang nikmat , dan Aku menyemburkan pipiku dengan kuat . Aku merasa kan setiap tetes air seniku , mengalir memberi sensasi kenikmatan , berbarengan orgasmeKu .

    Aku orgasme dangan begitu fantastik , tak aku perdulikan kamarku yang basah dengan air pipisku . Tubuhku sepertinya rontok , tulangku seperti lepas , aku terbaring dengan lemas.

    Jono hanya melihatku dengan tersenyum . Dan membiarkan diriku beristirahat.

    Setelah itu tubuh Jono yang bugil merangkang menaikki tubuhku , aku berusaha mendorong tubuhnya Jono jangan , aku pakai mulutku saja kataKu , tak rela penisnya memasuki tubuhku .

    Aku sudah pernah merasakan mulut kamu sayang , sekarang aku mau coba m-e-m-e-k kamu kata Jono . Tubuh terasa lemas , seperti tak bertulang , Jono dengan mudah membuka lebar kaki ku , kepala penisnya mulai menyetuh liang vaginaku .

    Air mataku meleleh di pipiku saat itu aku teringat suamiku Ardi . Aku memejamkan mata . Saat kurasa , penisnya mulai memasuki tubuhku .

    Getar getar nikmat mulai berkecamuk di diriku . Aku merasakan sentuhan penisnya yang menikmatkan. Tak pernah Sekalipun aku menemukan rasa ini pada penis Ardi .

    Tat kala batang penis hitamnya bergerak keluar masuk , aku mulai merakan nikmat yang luar biasa , Jono yang terus mengocok vaginaku dengan penisnya mendengus m-e-m-e-k kamu luar biasa nikmatnya sayang katanya .

    Dalam hati aku pun berkata yang sama . Ahh Jono .. ahhh desahku Goyangannya yang lembut, tapi mantap segera membawaku ke puncak orgasme . Tapi seperti sebelumnya Jono menahannya . Dia membenamkan penis besar di dalam , vaginaku , dan dia diam tak bergerak .

    Jono , ayo goyang dong .. pintaKu . Jono tersenyum loh , tadi gak mau , koq sekarang minta . Wajahku sepertinya panas , birahiku melorot .

    Kembali Jono mengoyang , dan membawaku kepuncak orgasmeku . Aku sudah tak tahan , aku harus mendapatkan orgasmeku . Dan lagi lagi Jono dengan sengaja membatalkan orgasmeku . Penisnya di hentak keras ke dalam vaginaku , rasanya kepala penisnya memukul rahimku .

    Aku mengerang sakit . Jono , kamu jahat sekali .. kataku . Jono tersenyum . kalau mau ninta orgasme dari aku yah , kamu harus minta dengan mesra dan nafsu dong katanya.

    Aku seperti seorang cewek murahan tak bisa berpikir jernih . langsung aku berkata Ayo , mas Jono e-n-t-o-tin Santi ,yah , Santi minta orgasme , ayo mas tolong .

    Jono tersenyum , dan dia mulai mengoyang batang penisnya. Penis itu membuat aku gila . Sebentar saja , rasa gatel di vaginaku , membuat tubuhku mengerang dan menjerit ahhh , enak.aku keluarrr .

    Aku lemas , Jono menahan gerakan penisnya sebentar , merasakan otot otot vaginaku meremas batang penisnya , dan kemudian bergerak lagi . Sebentar saja , aku mencapai orgasme lagi .

    Entah hari itu berapa kali tubuhku , mengejang di buat orgasme oleh batang penis Jono . Yang jelas aku sangat menikmati permainannya . Aku lupa siapa diriku , aku lupa siapa suamiku.

    Sejak saat itu, saya pun ketagihan dengan permainan Pak Jono. Kami masih sering melakukannya. Kalau tidak di rumahnya, kami juga nginap di Tawangmangu. Meski, kemudian Pak Jono juga sering minta duit, saya tidak merasa membeli kepuasan sahwat kepadanya.

    Semua itu saya lakukan, tanpa setahu Ardi. Dan saya yakin Ardi juga tidak tahu sama sekali. Saya merasa berdosa padanya. Tapi, entah mengapa, saya juga butuh belaian keras Jono itu. Entah sampai kapan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho


    968 views

    Perawanku – Berterimakasih aku diberi suami yang kaya dia berprofesi sebagai pengusaha , kami sudah mempunyai dua
    anak yang mana kebetulan kesemuanya adalah cowok dan usianya sudah cukup dewasa mereka memilih untuk
    bersekolah di luar negeri, sedangkan suamiku orangnya cukup sibuk dengan usahanya.

    Akhirnya tinggallah aku sendiri dirumah dengan segala kesepian, apalagi jika pagi hari aku selalu
    termenung, karena dirumahku yang besar tinggal hanya aku sendiri ditemania seorang pembantuku, jika
    malam hari pun sama setelah pembantuku habis beraktifitas mereka langsung istirahat , cuman acara
    televisi yang selalu setia menemaniku.

    Karena semua acara sudah aku hafal dan semua menjadi tidak menarik lagi. Aku mencoba untuk mulai
    beraktifitas dengan tetangga, tapi menjadi percuma karena tetanggaku semua sibuk dengan urusan masing
    – masing. Karena stress di rumah, aku memutuskan untuk pergi ke tempat sahabatku Lena, di Jakarta. Hal
    itulah yang membuat aku berubah total dan drastis.

    Hai Len, udah tidur belon?

    Belon, lagi nonton TV. Ada apa ? Koq tumben kamu malem malem nelpon.

    Gue lagi stress banget nih, sejak anak-anak pergi ke Singapore di rumah sepi banget. Mana Ruben gak
    pulang-pulang. Boleh gak gue nginep di rumahmu ?

    Jelas bolehlah, kamu kayak ama siapa aja. Kita khan udah kayak sodara.

    Iya tapi gue khan takut ngeganggu elo en suami kamu. ( Lena anaknya dua satu cowok, satu lagi cewek.
    Yang cowok kuliah di Amerika, sedangkan yang cewek udah nikah trus ikut suaminya ke Aussie )
    Its oke koq, William lagi pergi ke Amrik mungkin 2 3 minggu lagi baru pulang.

    Ya udah kalo gitu, besok jemput gue di airport ya. Gue naek pesawat paling pagi.

    Oke, ntar pagi gue suruh sopir standby di bandara. Agen Judi Sbobet

    Itulah pembicaraan singkat dengan sahabatku malam sebelum keberangkatanku.

    Ketika mobil berhenti tepat di depan pintu rumah, ku lihat Lena bergegas menghampiriku, lalu kami
    berpelukan sambil bercipika cipiki. Wah wah makin cantik dan sexy aja nih kata Lena sambil menatapku
    dari atas sampai ke bawah.

    Ah, biasa aja, kamu sendiri juga oke , spa di mana ? Gue pengen di pijit nih biar relax. Ah bisa aja
    deh, gue cuma luluran aja di rumah.

    Kalo cuma pijit sih, Iwan juga bisa. Yang ngelulur en mijitin aku khan si Iwan. jago lho, di jamin
    ketagihan deh.

    Iwan .. ? Siapa Iwan ? Sopir pribadi gue, yang tadi ngejemput kamu.

    Sekarang kamu ke kamar, ntar gue suruh si Iwan ke kamar kamu Tapi Len.., gue khan malu. Masak yang
    mijit cowok, masih muda lagi. Udah kamu tenang aja, ntar gue temenin deh biar kamu nggak risih

    Sesampainya di kamar, aku berbaring sejenak membayangkan Iwan yang akan memijitku, menyentuh bagian-
    bagian tubuhku yang sudah lama tidak disentuh oleh suamiku. Orangnya masih muda kira-kira umur 25
    tahun, tinggi sekitar 177 cm, berat sekitar 70 kg, berkulit sawo matang tapi bersih sehingga memberi
    kesan macho, dengan rambut berpotongan rapi, sopan dan ramah terlebih sorot matanya yang tajam dan
    rahang yang memberikan kesan gagah.

    Apabila dalam setelan safarinya, terlihat seperti seorang bodyguard. Sehingga aku merasakan ada suatu
    desiran aneh dalam diriku. Seperti adrenalin yang bergejolak, membuatku darahku bergejolak, dan aku
    pun terbuai dalam lamunanku sendiri.

    Toktoktok suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Siapa ? Iwan, bu. Lalu akupun melangkah dan
    membuka pintu. Ku lihat Iwan sudah berganti pakaian, dari setelan safari berganti dengan celana jeans
    dan kaos ketat tipis warna putih yang semakin memperlihatkan otot-otot lengannya yang kekar, juga six
    pack perutnya terlihat menonjol.

    Aku sempet berpikir, koq kayak model iklan susu L-men, tadi kayak body guard. Hebat juga Lena nyari
    sopir pribadi, jangan-jangan dia sopir plusnya Lena, tapi segera ku tepis pikiranku.

    Mari masuk, lho.. bu Lena mana ? tadi sedang terima telpon, saya disuruh duluan, jawab Iwan dengan
    sopan. Hm, ya udah kamu tunggu sebentar saya ganti dulu. Iya bu, permisi, jawabnya.

    Lalu aku pun berjalan ke kamar mandi, setelah pintu ku tutup, ku buka pakaianku. Ku pandang tubuhku
    dari kaca besar yang terletak di atas wastafel. Ku putar ke kiri dan ke kanan, benar juga apa yang di
    katakan sahabatku tadi.

    Tubuhku, walaupun sudah beranak dua masih terlihat seperti iklan Tropicana Slim, memang agak montok
    sedikit membuat terlihat lebih sekal. Di usia yang hampir memasuki kepala empat, dengan tinggi 169 cm
    dan berat 53 kg, di tunjang dengan payudara 34 B, aku masih tidak kalah dengan anak-anak remaja
    sekarang.

    Maklumlah aku sering spa untuk mengurangi stress yang ku alami, tak heran jika kulitku pun putih
    mulus. Bahkan selulitku telah ku buang melalui operasi di Singapore setelah aku melahirkan anak yang
    kedua.

    Lalu kuperhatikan wajahku, meski ada sedikit keriput samar di daerah mata, tapi menurutku wajahku
    masih cukup cantik. Karena di kala aku pergi shopping atau sekedar jalan-jalan di mall, banyak lelaki
    termasuk remaja melirik ke arahku, bahkan ada di antara mereka bersuit ke arahku.

    Ku libatkan handuk di sekeliling tubuhku, lalu kurapikan rambutku, aku pun berjalan ke luar.
    Ketika ku tutup pintu kamar mandi dari luar, Iwan bangkit berdiri dan menatapku. Ku lihat dia terpana
    melihatku yang hanya berbalut selembar handuk dengan rambut yang tergerai di bahu.

    kenapa Wan ? Eh, enggak bu.

    Ibu terlihat cantik sekali, mirip cerita bidadari yang di filem filem.

    Ah, kamu bisa aja Wan, pinter ngerayu.

    Udah berapa pacar yang kena ama rayuan kamu? kataku sambil duduk di springbed.

    Enggak ada bu, saya gak punya pacar. Dulu waktu sma pernah punya pacar, tapi pas lulus langsung di
    nikahin sama bapaknya.

    Bapaknya gak mau anaknya pacaran sama orang miskin kayak saya.

    Ibu mau dipijit sekarang ? Ehm, boleh deh kataku sambil berbaring. Iwan pun melangkah ke kasur sambil
    membuka tutup body lotion.

    Permisi bu, lalu kurasakan tangan Iwan menyentuh telapak kakiku. Ada rasa geli dan nyaman ketika Iwan
    memijit telapak kakiku. Setelah beberapa menit, pijitan mulai naik ke betis dan setengah pahaku,
    karena separuh pahaku yang atas masih terlilit handuk.

    Hem, benar juga yg dibilang Lena, nyaman juga pijitannya. Tapi koq Lena gak nongol-nongol, sahabatku
    itu kadang kalo nelpon bisa ber jam-jam lamanya, paling cepat 1 2 jam. Ah terserahlah, aku udah gak
    peduli karena terhanyut dalam pijitan-pijitan Iwan, sehingga tanpa sadar akupun terlelap.

    Entah sudah berapa menit, tiba-tiba aku merasa ada yang memanggilku. Bu..bu..Vina ya, ada apa jawabku
    dalam keadaan setengah sadar.

    Maaf, saya buka handuknya ya bu. Kakinya udah selesai dipijit, sekarang mau mijit punggungnya Ya,
    silahkan jawabku spontan. Ketika tangan Iwan menyentuh bahu dan pundakku, kesadaranku mulai pulih.

    Aku teringat keadaan saat ini, di mana Lena masih belum selesai menerima telepon. Sedangkan aku hanya
    berdua dengan Iwan, sedangkan tubuhku hanya bagian depan yang tertutup, karena aku berbaring
    tengkurap, sebagian dari payudaraku yang tertekan pasti terlihat.

    Berbagai perasaan terbersit dalam hatiku, karena ini pengalaman pertamaku disentuh oleh lelaki selain
    suamiku. Biasanya aku selalu dipijit oleh wanita, hal inilah yang membuatku menolak saat sahabatku
    menyarankan Iwan untuk memijitku.

    Dengan pemijat segagah Iwan, dan juga setelah sekian lama aku belum melakukan hubungan intim hal ini
    membuat hatiku berdebar-debar. Antara rasa malu dan nafsu yang mulai menghinggapi diriku.

    Hilang sudah rasa nyaman, berganti dengan perasaan aneh yang perlahan muncul seiring dengan pijatan
    Iwan. Sehingga saat perasaan aneh itu sudah menguasai diriku, tanpa sadar aku mulai mendesis kala
    tangan Iwan mengenai daerah-daerah sensitifku.

    Dia mengurut dari pinggul bawah ke atas, lalu tangannya beralih menuju pundak, ketika tangannya
    menyentuh leherku, aku langsung menggelinjang antara geli dan nafsu. ceritasexdewasa.org Di situ merupakan daerah sensitif
    keduaku, di mana yang utama adalah clitorisku.

    Sehingga aku semakin liar mendesis dan tanpa sadar aku berbalik. Dengan napas tersengal-sengal ku buka
    kelopak mataku, kutatap Iwan yang menatapku dengan posisi berdiri diatas lututnya. Ku lihat peluhnya
    bercucuran sehingga kaosnya basah oleh keringat, membuat tubuhnya jadi semakin sexy.

    Aku sudah kehilangan akal sehatku, sehingga aku sudah tak ingat lagi bahwa tubuhku yang telanjang kini
    terpampang jelas di hadapan Iwan. Iwan pun seolah mengerti akan keadaanku lalu di ambilnya handuk yang
    tadi melilit tubuhku.

    Di lapnya keringat di wajah, lalu ketika dia membuka kaosnya langsung aku ambil handuk ditangannya. Ku
    seka keringatnya sambil kuraba tubuhnya, karena tubuh suamiku sangat berbeda dengannya.

    Kuraba dadanya yang bidang, lalu tangan kiriku turun hingga six packnya sambil kuciumi dadanya.
    Sedangkan tangan yang satu lagi membelai punggungnya yang juga berotot. Ketika tangan kiriku meraih
    kancing celana jeans nya, tangan kanannya menangkap tangan kiriku, lalu tangan kirinya meraih
    pinggangku.

    Sambil menarik pinggangku ke atas, dilumatnya bibirku. Oohh.. aku merasakan sentuhan yang berbeda dari
    yang pernah aku rasakan. Kubalas dengan melumat bibir bawahnya, lalu kurasakan lidahnya menerobos
    masuk ke dalam mulutku, kami saling melumat.

    Lalu di rebahkannya aku, dan dia membuka kancing celananya. Pemandangan itu sungguh erotis sekali di
    hadapanku, aku bangkit lagi dan ku elus celana dalamnya yang terlihat kepenuhan itu. Ku cium bagian
    atasnya, tak tercium bau kejantanannya, tampaknya dia cukup merawat miliknya itu.

    Ku kecup kepalanya sambil ku pelorotkan celana dalamnya. Oohh, gelegak nafsuku semakin menggelora.
    Segera kumasukkan batangnya ke dalam mulutku, ku sedot keluar masuk, ku dengar rintihannya yang
    membuatku semakin panas.

    Ketika ku lihat ke atas, tampak dia terpejam menikmati sedotanku. Setelah ku hisap selama kurang lebih
    sepuluh menit, Iwan menghentikan gerakanku. Di lumatnya lagi mulutku sembari membaringkan aku di
    tempat tidur.

    Lalu dilumatnya leherku, sehingga aku kembali menggeliat liar. Ekhs.., wan Ku cengkeram sprei tempat
    tidur, sementara tangan yang satu lagi mencengkram punggungnya. Tampaknya Iwan sudah mengetahui
    kelemahanku, dia segera berpindah untuk melumat bukit kembarku.

    Lidahnya melumat habis kedua bukitku beserta ujung ujungnya. Sementara tangannya terus turun meluncur
    melalui perutku, sampai pada bukit kecilku yang berbulu tipis yang kini sudah semakin basah.

    Aku memang selalu rajin mencukur bulu jembutku, karena aku suka memakai celana dalam G-string.
    Tangannya kini sudah mencapai lipatan vaginaku, dan tersentuhlah clitorisku. Aku langsung tersentak,
    seperti terkena setrum ribuan volt. akhs.. wan jeritku sambil meremas rambutnya.

    Sementara tangan Iwan bermain di selangkanganku, lidahnya kini turun ke perutku, bermain sebentar di
    seputar perut lalu kembali turun ke vaginaku. Kedua belah tangannya memegang kedua belah pahaku,
    sambil di pandanginya meqi ku yang basah oleh cairan kewanitaanku.

    Meqi bu Vina indah sekali.. perkataan itu seakan memberi suntikan gairah sehingga ku berkata dengan
    merintih ayo wan.. jangan di liatin aja langsung di benamkannya bibirnya ke dalam meqi ku, sementara
    hidungnya mengenai clit ku, sehingga aku langsung tersentak mendongak ke atas.

    Di julurkannya lidahnya menyapu bagian dalam vaginaku, sehingga aku merasa seperti ada yang
    menggelitiki memekku itu. oohhh.terus wan..terus. rintihku sambil terus meremasi rambut di kepalanya.

    Tangannya menggapai kedua belah payudaraku, sambil meremasi sesekali dia pelintir kedua pentilku.
    Membuatku menjadi semakin liar, dan ku rasakan badai kenikmatan yang terus menggelora di dalam diriku.

    Sampai akhirnya saat bibir iwan mengecup lalu menghisap clit ku, aku tersentak sedemikian hebatnya
    sambil menjerit Aaakkhhsss wwaaannnn ku jepit kepalanya sambil kuangkat pinggulku tinggi tinggi, kedua
    tanganku menjambak rambutnya.

    Iwan pun tak henti hentinya terus menusuki memekku dengan lidahnya sembari memutarkan kepalanya,
    dihisap dan dijilatinnya hingga habis cairan yang keluar meleleh dari memekku, aku pun serasa terbang
    di awan-awan.

    Seketika itu tubuhku melemas, iwan pun merangkak naik ke arahku, di peluknya diriku, di kecupnya
    keningku lalu dilumatnya bibirku. Akupun membalasnya dengan melumat kembali bibirnya yang menurutku
    cukup sexy untuk dilumat.

    Kami saling berpandangan beberapa saat, aku serasa kembali menemukan sesuatu yang kini mengisi
    relung-relung hatiku yang sepi. Masukin kontolmu wan, tapi pelan-pelan dulu ya. Aku masih agak lemas
    nih kataku dengan lirih di telinganya.

    Baik, bu. Jangan panggil ibu terus ah, gak enak didengernya. Maukah kamu memanggilku sayang ? Baik,
    sayang. Aku masukin ya. He eh, tapi pelan pelan lho dan kurasakan kepala kontolnya yang mengkilap
    merah menempel pada kemaluanku.

    Ada rasa berdebar di hatiku, inilah kejantanan selain milik suamiku yang beruntung dapat memasuki
    liang senggama milikku. Kurasakan perih ketika kepalanya masuk sedikit di bibir lubangku wann,
    pelann.. agak perih nih.

    Iya sayang, ini juga pelan-pelan koq. Iwan kembali menekan pantatnya, dan penisnya kurasakan semakin
    menyeruak masuk ke dalam memekku. Akupun spontan memeluk iwan aakh..wann. tahan sedikit sayang!
    Iwanpun menghentakkan pantatnya dengan sekali hentakan dan seketika kurasakan perih yang kurasakan
    saat keperawananku hilang.

    Iwan pun mengangkat pantatnya pelan-pelan, sehingga aku merasa memekku seperti tersedot keluar seiring
    dengan kontol iwan. Lalu ditekannya kembali kontolnya ke dalam memekku, rasa perih yang semula kurasa
    itu hilang berganti sensasi nikmat di kala punya iwan keluar masuk dengan berirama menggelitiki
    dinding kewanitaanku.

    Akh enak wan.teruss sayang. memekmu seret banget yang, kontolku kayak di urut nih dilumatnya kembali
    bibirku, kamipun berpagutan sambil bergoyang pelan. Setelah beberapa saat iwan mengentotiku dengan
    irama pelan, yang membuatku seakan sedang bercinta dengan kekasih yang telah lama tak bersua, gairahku
    timbul bersama dengan kekuatan yang mulai pulih setelah orgasme tadi.

    Dengan berpelukan, ku gulingkan tubuhnya ke sampingku, kini posisiku ada di atas tubuhnya dengan penis
    tetap tertancap di memekku. giliranku sayang.. , aku ingin memberikan kamu kenikmatan, seperti yang
    udah kamu berikan kepadaku.

    Ku tekan dadanya yang bidang dengan kedua tanganku, lalu ku angkat pelan pelan pantatku Oookhh.. iwan
    memegang kedua tanganku sambil matanya membeliak kenapa sayang ? kontolku kayak di sedot ke atas.

    Akupun tersenyum sambil menurunkan kembali pantatku, ku lakukan beberapa saat, hingga ku lihat iwan
    pun merem melek keenakkan. Sesekali ku goyangkan pantatku ke kanan dan ke kiri.

    Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Lena pun masuk sambil ketawa-ketawa Wah, enak koq gak ngajak-ngajak.

    Gimana ? bener khan yang gue bilang, iwan tuh jago banget, gue aja udah gak tau berapa kali gue di KO
    in dia.

    Iya Len, kamu dapet dari mana sih ? rahasia donk, ya gak say ? jawabnya sembari mencium iwan.

    Mereka pun berpagutan, lalu Lena berhenti dan melepas pakaiannya. Dikangkanginnya muka Iwan dengan
    posisi berhadapan denganku. Iwanpun tanpa disuruh langsung dilahapnya memek Lena, sehingga Lena pun
    mendesis keenakan.

    Buah dada ku disambar oleh Lena dan dihisap hisapnya, tangan yang satu memilin milin putingku. Hal ini
    membuatku merem melek keenakan, sungguh suatu sensasi luar biasa timbul dalam diriku, inilah threesome
    pertamaku.

    Gairahku terus memuncak sehingga datanglah gelombang orgasme ku yang ke dua. Lena dan Iwan seperti
    mengetahui akan keadaanku, akupun dipeluk oleh Lena dan dikulum nya bibirku.

    Ada perasaan yang sulit diungkapkan ketika Lena menciumku, tapi yang kuingat adalah gelora birahi
    membara yang menuntunku menuju gerbang orgasme.

    Iwan pun menyambut hentakanku dengan mengangkat pantatnya ke atas sehingga batangnya terbenam habis ke
    dalam memekku dan menyentuh G-spot ku.

    Akupun mengerang panjang Aaakkkkhhhh.. cairan orgasme ku mendesir keluar membasahi kontol Iwan, akupun
    terkulai dalam pelukan Lena. Lena memandangku sambil membelai rambutku, dia menciumku mesra. Akupun
    membalasnya, aku merasa bahagia seperti menemukan kembali cinta yang hilang.

    Aku membaringkan diriku ke sebelah, ku lihat Lena mengulum batang kemaluan Iwan. Ehm.. peju mu enak
    banget Vin aku hanya tersenyum mendengar perkataan sahabatku itu. Lalu Lena pun berubah posisi, dia
    berbalik menghadap Iwan, di enjotnya kontol Iwan.

    Dengan liar ia bergoyang sambil mulutnya terus menceracau dan mendesis, payudaranya yang satu dihisap
    iwan, yang satu putingnya di pilin pilin. Lalu tubuhnya bergetar hebat, dicengkeramnya pundak Iwan
    Ooohhhh.

    Wwaannnn. aakkuuu kelluuaarrrr.. Iwanpun lalu bangkit, sambil mengangkat tubuh Lena dia membaringkan
    Lena lalu menggenjotnya. Sodokannya begitu cepat sehingga tubuh Lena terguncang guncang.

    Lalu diapun mengerang Aaakkkkhhhh.. bbbuuuu. Aakkuuu uuddaahh mmooo kelluuaarrrr.. Lena dengan sigap
    langsung menyambar kontol Iwan dan mengulumnya. Iwan pun langsung mengejang, seketika ditariknya
    kepala Lena sambil menyemprotkan pejunya ke dalam mulut Lena.

    Tampak cairan kental keputihan meleleh dari sela sela bibir Lena. Akupun beringsut maju, turut serta
    mengulum batang dan peju Iwan. Akhirnya kami bertiga tidur bareng dalam keadaan bugil.
    Itulah awal cerita yang membawaku ke dalam petualangan sex yang lebih liar. Mohon saran, kritik dan
    komentarnya, supaya di tulisan selanjutnya bisa lebih baik dari sekarang.

    Pintu kamarku tiba-tiba terbuka, tampak wajah cantik Lena di balik pintu. Udah siap belon ? Bentar
    lagi, gue belon make bedak nih. Gue tunggu di mobil ya. Lena segera menghilang dari balik pintu.
    Ku oleskan bedak tipis pada wajahku, ku pandang cermin, aku cukup puas dengan riasan yang ku pakai.

    Aku tidak suka merias wajah secara berlebihan, paling hanya menggunakan bedak, lipstik dan sedikit
    bloss on, itupun dengan olesan tipis. Ku ambil tas tangan yang tergeletak di meja, lalu kulangkahkan
    kaki menuju pintu.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho

    Mobil meluncur membelah jalanan kota Jakarta, kami menuju ke arah Kota. Di jalan Mangga Besar, kami
    membelok ke arah Lokasari Plaza. Setelah Iwan memarkirkan mobil, kamipun berjalan-jalan di daerah
    sekitar situ.

    Ada banyak tempat judi ketangkasan di daerah ini (pada waktu itu belum ada larangan seperti sekarang
    ini), tempat demi tempat kami masuki, rupanya Iwan hobi bermain judi ketangkasan. Lena pun sepertinya
    sudah tak asing dengan tempat tempat seperti ini, karena ku lihat beberapa orang menyapanya dengan
    sopan.

    Iwan memutuskan akan bermain di salah satu tempat, dia berbicara kepada Lena lalu Lena memberikan
    sejumlah uang dan kartu ATM kepadanya. Lena mengajakku keluar, kamipun keluar masuk di discotheque
    yang berada di daerah yang sama.

    Satu demi satu tempat itu kami masuki, aku merasa pengap dengan keadaan di dalam discotheque tersebut.
    Asap rokok, musik House yang hingar bingar, orang-orang yang berjoget sampai untuk jalan pun susah.

    Ada beberapa cowok yang mendekati dan berusaha mengajak kami berkenalan, ada yang menawarkan minuman,
    bahkan ada yang menawarkan inex (exstacy). Lena hanya tersenyum dan tertawa sambil terus berjalan,
    sesekali berhenti karena ada yang dia kenal.

    Aku heran dan takjub kepada sahabatku, koq bisa ya dia seperti ini tapi aku tidak mengetahui sama
    sekali. Apakah aku yang naif dan terlalu mudah dibohongi, atau dia yang hebat dalam bersandiwara. Kalo
    dia berprofesi sebagai aktris, aku rasa udah banyak dia sabet piala-piala penghargaan.

    Handphone Lena berdering, dia masuk ke dalam toilet, supaya dia dapat menjawab panggilan itu.
    Sekeluarnya Lena dari dalam toilet, dia mengajakku keluar.

    Setelah di luar, dia bercerita bahwa yang tadi menelepon adalah temannya yang lagi bete di rumah. Lalu
    setelah Lena menceritakan bahwa ia bersamaku, temannya itu mengundang ke rumahnya, katanya ingin
    berkenalan denganku dan akan mempersiapkan Welcome Party buatku.

    Kami mendatangi Iwan di tempatnya bermain ketangkasan, setelah kami menemukannya Lena meminta kunci
    mobil. Kamipun bergegas pergi dari tempat itu menuju rumah kawan Lena.

    Koq, kamu nyupir sendiri ? Kenapa gak pake Iwan ?

    Gak pa pa, dia tu kalo udah kena maen, mo sampe besok juga dia mah betah. Lagian kita khan mo
    ngerayain Welcome Party buat kamu. Kata temen gue, partynya khusus cewek aja.

    Aku jadi penasaran, party macam apa nih ? masak cuma cewek aja yang boleh.

    Mobil yang kami tumpangi mulai berbelok memasuki gerbang perumahan teman Lena, kami berhenti sebentar,
    setelah security menanyakan indentitas dan maksud kedatangan kami, kamipun diperbolehkan masuk.

    Kami tiba di depan sebuah rumah yang cukup megah dan luas, mobil langsung masuk ke pekarangan dan
    berhenti tepat di depan pintu garasi. Rumah rumah di komplek itu tidak mempunyai pintu pagar, tapi
    berhalaman taman yang cantik cantik dan menarik.

    Lena mengetuk pintu rumah itu, temannya yang membuka pintu. Cantik juga, tubuhnya tinggi semampai,
    bodynya langsing kulitnya putih, biasalah ciri khas keturunan Tionghoa. Hai, apa kabar ? Wah temen
    kamu cantik Len.

    Katanya sembari cipika cipiki dengan Lena, lalu dia menjabat tanganku sambil bercipika cipiki denganku
    Selamat datang ya, gue Jane Vina jawabku singkat. Mari masuk, gak usah sungkan-sungkan, anggap aja
    rumah sendiri.

    Lena masuk sambil ngobrol dengan Jane langsung menuju ke suatu ruangan. Sementara aku memandang
    sekeliling dinding yang penuh dengan lukisan lukisan wanita. Ada yang berdua, bertiga, berempat bahkan
    yang rame- rame pun ada.

    Waktu ku perhatikan lukisan lukisan itu, aku merasa janggal, kenapa wanita wanita dalam lukisan
    semuanya tak berbusana, paling banter terlilit kain itupun masih menonjolkan bentuk tubuh yang sexy.
    Vin, ngapain kamu ? tegur Lena tiba tiba yang mengejutkanku.

    Ah elo Len, ngagetin aja, untung gue gak jantungan. Koq rumahnya sepi sih Len ? Khan Jane tinggal
    sendiri di sini.

    Lha suami ma anaknya mana ? Dia gak punya anak, udah cerai ama suaminya gara-gara gak bisa ngasih
    keturunan. Koq gak nikah lagi ? Dia khan cantik, masa gak ada cowok yang mau. Dia pernah coba tapi
    malah dia lebih sering di sakitin.

    Ada yang cuma mau hartanya, ada yang suka maen cewek, yang terakhir yang paling parah, suka mukulin.
    Makanya dia lebih pilih hidup sendiri, dia udah trauma ma cowok.

    Apa karena itu, lukisan lukisan ini semua gambarnya cewek ? Hei, lagi pada ngapain sih di sini ?
    Ngobrolnya di dalem aja yuk ! Tiba tiba Jane muncul sehingga pertanyaanku tak terjawab oleh Lena,
    kamipun masuk mengikuti Jane.

    Kami duduk di sofa panjang dan lebar, yang ukurannya hampir mirip spring bed seukuran anak remaja. Di
    depan kami terdapat meja yang panjang dan lebarnya mengikuti ukuran sofa, di samping kiri ada sebuah
    mini Bar.

    Pembantu Jane, kira-kira berumur 19 tahun berwajah ayu, rambutnya panjang lurus sebahu, kulitnya sawo
    matang, berkaus putih ketat sehingga menonjolkan payudara yang berukuran sedang tapi tampak padat dan
    kencang.

    Celana pendeknya ketat membuat paha dan betisnya, yang kata orang Jawa mbunting padi, terpampang sexy
    dan indah. Dia sedang membuatkan minuman bagi kami, tampaknya dia cukup terlatih dalam hal meracik
    minuman. Kami pun ngobrol sambil nonton TV Plasma yang menyiarkan acara luar negeri.

    Yanti berjalan ke arah kami sambil membawa snack, sebuah pitcher berukuran besar dan empat gelas
    crystal, rupanya Yanti ikut nimbrung bersama kami. Setelah semua minuman sudah dituang, Jane mengajak
    kami melakukan

    Kamipun mereguk minuman kami masing-masing, bau wiskhy tercium ketika gelas itu menyentuh bibirku,
    tapi rasanya manis, sedikit agak keras ketika mengalir di tenggorokan, langsung berasa hangat ketika
    sampai di perut.

    Dituangnya kembali minuman ke dalam gelasku, sekarang gantian Lena yang mengajak Kamipun terlibat
    dalam perbincangan seru, seakan kami sudah kenal lama, beginilah wanita kalo udah ngumpul. Gelas demi
    gelas minuman telah kami teguk bersama, makin lama obrolan kamipun udah mulai ngawur.

    Kepalaku sudah mulai pening, akupun bersandar pada sandaran sofa. Acara TV yang dari tadi tidak kami
    tonton sudah berubah, sekarang mereka menyiarkan film percintaan dengan adegan sex yang tidak
    tersensor.

    Ku tonton film dengan keadaan setengah mabuk, ada desiran rangsangan yang merambati diriku. Ku
    pejamkan mataku, aku merasa seperti aku yang berada dalam film itu. Sentuhan tangan aktor di film itu
    seperti nyata merabai paha, membelai kepala dan wajahku.

    Kurasakan ciumannya lembut, melumat bibirku, aku semakin terbuai. Tangannya naik dari paha ke
    payudaraku, meremasinya membuatku mendesah nikmat. Ku rasakan kancing celana jeansku berusaha dibuka,
    tampaknya tidak berhasil sehingga aku mencoba membantunya.

    Saat aku menyentuh kancing celanaku, tersentuh olehku tangan halus yang berkuku, sehingga aku membuka
    mataku. Oohh.. ternyata yang aku kira aktor itu adalah Jane. Aku terkejut dan berusaha bangun, tapi
    tubuhku masih lemas sehingga hanya kepalaku yang terangkat.

    Ku arahkan pandang ke samping, ku lihat Lena pun tengah bercumbu dengan Yanti. Pakaian mereka sudah
    berantakan, berserakan di sekeliling mereka. Pemandangan ini membuat gairahku menggelora, ku palingkan
    wajah ke arah Jane yang telah berhasil membuka celana jeansku.

    Ku peluk Jane, ku tarik wajahnya mendekat ke mukaku, ku lumat bibirnya yang merah dengan rakus dan
    liar, diapun tak kalah seru membalas ciumanku. Tanganku meluncur turun dari punggung ke arah bongkahan
    pantatnya yang bahenol.

    Jane sudah melepas celananya dari tadi, dia hanya mengenakan BH dan celana G-String warna merah, yang
    kontras dengan warna kulitnya sehingga membuatnya semakin seksi. Kuremasi pantatnya, ku tarik tali
    celana dalamnya, sehingga bagian depannya masuk ke belahan memeknya yang sudah basah dari tadi,
    menggeseki kelentitnya.

    Janepun tak tinggal diam, tanggannya meluncur turun masuk ke dalam celana dalamku. Diremasinya bukit
    kemaluanku, tangannya liar mengobok obok vaginaku, jarinya lincah bermain di itilku, sesekali keluar
    masuk dalam memekku.

    Kamipun mendesah, nafas kami sama sama memburu, memburu kenikmatan yang tiada tara. Desakan gairah
    yang menggelora membuatku melepas orgasme yang pertama. Tubuhku yang mengejang segera disambut oleh
    gesekan jari Jane yang semakin cepat menari di itilku. Agen Judi Maxbet

    Kuremas rambut Jane, aku mengerang sembari menarik pinggulnya agar semakin rapat menghimpit badanku.
    Aku mengejang beberapa kali, Jane menciumi dan membelaiku lembut tapi panas.

    Aku tahu Jane juga sudah dalam keadaan puncak?, orgasmeku mulai mereda, aku langsung melancarkan
    seranganku, kutarik badannya ke atas sehingga toketnya tepat berada di wajahku yang langsung kukenyot,
    sesekali ku gigit dan kutarik putingnya.

    Kuremasi bokongnya, sementara tangan yang satu bermain di vaginanya. Kujepit itilnya dengan dua
    jariku, kutarik pelan, kadang kuputar, Jane semakin liar mengerang dan menjambaki rambutku. Erangannya
    semakin keras, dia bangkit berdiri, dikaitkannya kakinya yang satu ke bahuku, memeknya kini tepat
    berada di wajahku.

    Langsung ditekannya pantatnya ke wajahku, yang segera kusambut dengan jilatan dan hisapan. Jane
    menjambak rambutku lalu menggoyangkan kepalaku ke kiri dan ke kanan, diikuti dengan gerakan pantatnya
    yang berlawanan.

    Dia mendongak sambil mengerang, kurasakan cairan hangat menyembur ke dalam mulutku, langsung kutelan
    dan kusedot lagi cairan berikutnya. Beberapa kali Jane mengejang, lalu badannya melemas dan rebah di
    sampingku.

    Ku peluk erat Jane, ku ciumi dengan penuh gairah, gairahku masih tinggi sehingga membuatku terus
    menggumuli Jane yang masih menikmati orgasmenya.

    Lalu aku bangkit, ku lihat Lena dan Yanti yang sedang dalam posisi 69, Lena berada di bawah. Kuhampiri
    mereka, ku belai punggung Yanti dari atas hingga pantat. Yanti mendongak yang langsung kusambut
    bibirnya, kami berciuman sambil ku masukkan jariku ke memek Lena.

    Lalu aku membantu Yanti menjilati memek Lena, jariku memilin milin kelentit Lena, sedangkan jari Yanti
    terus merojoki memek Lena. Lena semakin meliar, lalu dia mengerang dan mengejang. Cairannya yang
    keluar segera kami sambut, berebut kami jilati dan hisap, bahkan walaupun udah di mulut, kami masih
    saling hisap.

    Aku kini beralih ke arah Lena, wajahku menghadap bongkahan memek Yanti yang menggumpal tebal. Ku
    jilati memek Yanti dengan rakus, bibir memek yang tebal membuatku nafsu. Tiba tiba kurasakan ada benda
    menyentuh kemaluanku dari belakang.

    Kulihat Jane mengenakan celana bertali kulit hitam, di depannya tergantung penis buatan seperti dildo,
    di tangannya juga menggenggam tiga buah vibrator yang langsung diberikannya kepada Lena. Jane memegang
    pinggulku, aku masih dalam posisi nungging sambil memegangi pantat Yanti, di masukkannya penis itu ke
    dalam memekku.

    Bless… seketika terbenamlah penis itu kedalam punyaku yang basah. Jane mulai memaju mundurkan
    pantatnya, ku ambil vibrator di tangan Lena sambil kugoyangkan pantatku mengimbangi goyangan Jane.

    Kumainkan vibrator itu ke meqi Yanti, Lena pun memainkan vibrator tepat di itil Yanti. Yanti juga
    melakukan hal yang sama di memek Lena, kami berempat mendesis seperti orang kepedasan. Aku sudah
    sampai pada tahap tahap puncak, ku goyangkan pantatku sejadi jadinya, hingga tubuhku melemas. Jane
    mencabut penis nya dari memekku, penis itu terlihat mengkilap berlumuran pejuhku, ditusukannya penis
    itu ke dalam memek Yanti.

    Lena menjilati pangkal penis itu sampai ke lubang Jane, sesekali di tariknya itil Jane. Yanti yang
    sedari tadi belum orgasme, sudah tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme yang menderanya. Dia pun
    mendongakkan kepalanya ambil mengerang keras, Jane semakin semangat mengocoknya dari belakang,
    akhirnya Yanti melemas di atas tubuh Lena.

    Aku dan Lena menjilati penis yang sudah berlumuran peju ku dan Yanti. Jane lalu duduk, Lena bangkit
    dan duduk berhadapan di atas Jane, Lena bergoyang erotis sekali. Jane menyedoti tetek Lena, aku
    meremasi dari belakang, jariku kumainkan di memek Jane.

    Tak lama Lena melepas orgasmenya, dia terkulai memeluk Jane. Yanti sudah bangkit mengikutiku memainkan
    memek Jane, dimainkannya vibrator dengan liar di memek itu. Ku hisap dan kugigiti itil jane, Jane pun
    mengeletar dan muncratlah pejuhnya.

    Aku dan Yanti langsung berebut menyambar cairan itu. Kami benar benar menikmati permainan yang baru
    saja kami lakukan. Dengan tubuh bugil dan basah oleh keringat, kami terlelap sambil berpeluk pelukkan.

    Saat ku terbangun di pagi hari, kepalaku masih agak pening karena mabuk semalam. Ku coba untuk
    mengembalikan kesadaranku yang belum benar benar pulih. Pelukan tangan yang halus, tubuh bugil tanpa
    selembar benangpun, mengingatkanku akan kejadian semalam.

    Aku membalikkan tubuhku, ternyata Yanti yang memelukku. Lena dan Jane berbaring berpelukan tak begitu
    jauh dari tempat ku berbaring, mereka pun dalam keadaan telanjang bulat. Ku pandangi wajah Yanti,
    hembusan nafasnya naik turun beraturan membuat payudaranya bergerak naik turun dengan berirama. Bibir
    tipisnya berwarna merah muda tanpa polesan lipstik, sedikit membuka sehingga terlihat agak menantang.

    Gairahku yang mulai berdesir membuatku tergerak untuk melumat bibir Yanti. Yanti terbangun karena
    lumatan bibirku, ketika tahu yang melumat bibirnya adalah aku, dia membalas lumatan bibirku. Kami
    berpagutan dengan romantis, lidah kami saling beradu, menggelitiki rongga mulut dengan bergantian,
    sesekali Yanti menggigit lidahku, yang ku balas dengan menggigit bibir bawahnya.

    Tangan Yanti yang tadi memelukku, kini aktif menelusuri tubuhku. Sentuhannya pelan tapi menggairahkan
    sekali, terutama bila aku mendesah karena sentuhannya mengena di bagian sensitifku, dia malah
    memainkan daerah itu dengan diiringi senyuman nakal, lalu dilumatnya bibirku yang membuka karena
    mendesah.

    Kepiawaiannya dalam bercumbu sungguh luar biasa, hal ini bisa jadi karena Yanti adalah pasangan Jane
    dalam menyalurkan hasrat sexualnya. Aku dibuatnya terbuai dengan cumbuan cumbuan Yanti, sehingga
    vaginaku menjadi becek karena cairan kewanitaanku yang terus mengalir beriringan dengan rangsangan
    yang kuterima.

    Kurasakan aku sudah mulai melihat gerbang dari puncak kenikmatan yang aku rasakan. Yan..please…aku
    udah gak tahan… rintihku sambil meremasi rambutnya. Langsung Yanti memposisikan wajahnya di
    selangkanganku, di jilat dan di hisapnya itil-ku.

    Aku merasa seperti tersengat listrik ribuan volt, aku terdongak sambil menjambak rambut Yanti. Ku
    angkat pinggulku, ku goyangkan ke kanan dan ke kiri, sesekali ku putar sembari tangan ku meremasi
    rambut Yanti.

    Lidahnya sungguh lihai bermain di memek ku, jarinya pun keluar masuk dengan cepat, membuatku sampai
    kepada orgasme, yang telah mendesak untuk segera dikeluarkan. Ooughh…yann… aku mengejang, pahaku
    menjepit kepalanya.

    Yanti masih terus mengocokkan jarinya sambil matanya menatapku. Aku mengejang beberapa kali sampai
    orgasme ku mereda, Yanti pun menghisap habis cairan yang ku keluarkan.

    Erangan dan teriakanku saat mencapai puncak telah membangunkan Lena dan Jane. Mereka pun terbakar
    gairahnya dan mulai saling mencumbu satu sama lain. Yanti kini bangkit dan jongkok di atas wajahku.
    Langsung ku sambar itil-nya yang sudah memerah dan basah oleh lendirnya, ku masukkan jariku ke dalam
    memek yang sudah basah itu, ku kocok dengan cepat sehingga berbunyi.

    Yanti menjambak rambutku sembari menggoyangkan pantatnya maju mundur. Tangannya yang satu meremasi
    payudaranya sendiri, tak berapa lama tubuhnya mulai bergetar. Sambil mengerang panjang, ditekannya
    pantatnya ke wajahku, pejuh menyembur banyak sekali.

    Saking derasnya semburan cairan pejuh nya, cairannya itu sebagian meleleh keluar dari mulutku. Yanti
    membungkuk mencium mulutku yang masih penuh dengan pejuh nya, di telannya sebagian pejuh itu.

    Lena pun sudah sampai pada orgasmenya, sekarang dia mengenakan celana kulit berpenis plastik yang
    semalam di kenakan Jane. Jane berposisi doggy, dengan kedua tangannya memegangi pinggiran sofa.

    Jane lututnya menempel di karpet lantai, tangannya yang satu memegangi pantat Jane, yang satu lagi
    sesekali menampar bokong Jane, sehingga bokong Jane yang putih itu memerah. Jane mendesis dan
    mengerang tak karuan, tangannya meremasi sofa sambil memaju mundurkan pantatnya.

    Jane mendongak dengan lenguhan panjang, Jane sampai di puncak orgasmenya, Lena menghentakkan pantatnya
    dengan keras sembari mencengkeram bokong Jane. Tubuh Jane bergetar beberapa kali, tampak cairan putih
    meleleh dari penis buatan itu, lalu mereka berdua ambruk bergulingan di dekat kami.

    Tak lama kamipun bangun dan mandi bersama, di dalam kamar mandi yang luas itu, kami kembali melakukan
    sex. Lalu kami sarapan, atau lebih tepatnya makan siang, makanan yang dipesan dari salah satu restoran
    cepat saji dari mall di dekat komplek perumahan Jane.

    Pada waktu kami habis makan telepon genggam Lena berdering, ternyata dari Iwan. Iwan yang menang judi,
    mengajak kami untuk dugem nanti malam. Lena menanyakan ajakan Iwan kepada Jane, yang dijawab dengan
    anggukan kepala tanda setuju. Kamipun memutuskan untuk tidur siang agar nanti malam bisa fit.

    Ketika malam tiba…

    Iwan sudah membooking sebuah room karaoke di discotheque yang berlokasi di daerah Glodok. Kami sudah
    tiba di room tersebut, ternyata room tersebut tidak digunakan untuk berkaraoke melainkan untuk
    triping. House music mengalun keras membahana di ruangan yang berukuran lumayan itu. Setelah minuman
    yang dipesan datang, Iwan membagi-bagikan pil yang berukuran kecil. Setelah kami meminumnya, kami
    berjoget dan bergoyang bersama.

    Kira kira 30 menit setelah aku meminum pil yang diberikan Iwan tadi, aku merasa ada perasaan aneh yang
    menyelimutiku, ada sensasi aneh yang sulit ku ungkapkan.

    Ku lihat Jane, Yanti & Lena berjoget dengan sexy dan erotis sekali, Iwan hanya duduk sambil
    menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tak lama Lena menghampiri Iwan, dia membisikkan sesuatu
    ke Iwan, yang di jawab dengan anggukan kepala. Lalu Lena mengajakku keluar, langkah kakiku terasa
    ringan sekali.

    Ternyata Lena mengajakku ke discotheque yang letaknya tak jauh dari tempat karaoke, hanya berbatas
    sebuah lobby dengan aquarium besar di tengahnya. Kami masuk ke discotheque itu, Lena mengajakku
    berkeliling, sempat kami berjoget di panggung yang terletak di bagian depan tempat itu.

    Ada dua anak muda yang sedang berjoget di depan speaker besar, tak jauh dari tempat kami berjoget.
    Salah satu dari mereka melihat ke arah kami, Lena pun melihat ke arah mereka. Lalu Lena berjoget
    dengan salah satunya, sehingga praktis temannya menghampiri aku.

    Kami berkenalan, yang bersama Lena bernama Bule, yang bersamaku bernama Black. Keduanya keturunan
    chinese, yang satu berkulit putih dengan rambut di warna pirang sehingga dia dipanggil bule. Yang satu
    lagi berperawakan tinggi kekar, berkulit hitam, itulah yang menyebabkan dia dipanggil Black.

    Kami berjoget bersama, tak lama Lena berbisik kepada Bule, mengajaknya ke room. Bule dan Black tak
    menolak ajakan Lena, kamipun beranjak dari tempat itu kembali ke room kami.

    Setibanya di room, Iwan, Jane dan Yanti tengah bercumbu, tapi masih mengenakan pakaian, walaupun dalam
    keadaan berantakan dan terbuka di bagian bagian tertentu. Kedatangan kami membuat aktifitas mereka
    terhenti, setelah berkenalan, Iwan memberikan inex kepada Bule dan Black. Bule dan Black sendiri tadi
    telah on tapi masih menelan inex yang di berikan Iwan.

    Kamipun berjoget kembali, Iwan kembali meneruskan cumbuannya kepada Jane, Yanti bermain dengan penis
    Iwan. Pemandangan itu membuat kami terbakar, Lena pun mencumbu dengan Bule, Black juga tak mau kalah
    mencumbu aku. Satu persatu pakaian kami berserakan di lantai, hingga tak ada lagi yang mengenakan
    sehelai pakaian pun di tubuh.

    (Maaf, sulit untuk menceritakan secara detail yang tengah terjadi saat itu, karena pengaruh obat dan
    rangsangan) Iwan sudah mengentoti Jane yang nungging sambil menjilati memek Yanti, Lena sedang
    mengoral kontol Bule, Black tengah meremasi payudaraku sambil lidahnya bermain di memek ku.

    Tak tahan dengan gairah yang menggebu gebu aku melepas orgasme ku. Tapi aneh, walaupun aku sudah
    keluar , gairahku masih meluap. Kuraih kontol Black yang lumayan besar dan panjang itu, ku hisap
    sambil ku naik turunkan tanganku, Black hanya mendesah sambil memandangku.

    Jane pun sudah keluar, sekarang Iwan duduk di sofa, Yanti duduk mengangkang dengan punggung menghadap
    Iwan, goyangannya erotis sekali. Lena kini bersandar di dinding, dengan satu kaki terangkat di lengan
    Bule, tangannya bergayut pada leher Bule, Bule sedang mengentoti nya sambil berdiri.

    Aku duduk di meja sambil mengangkangkan pahaku selebarnya, Black berlutut lalu menancapkan kontol nya.
    Jane menghampiriku, menciumku sambil tangannya meremasi pantat Black. Black pun mencabut kontol nya,
    dia menarik Jane agar nungging di hadapannya, lalu ditancapkanlah kontol nya ke dalam memek Jane,
    memekku kini di jilati Jane.

    Lena juga sudah mengalami orgasme, Bule kini berbaring di lantai, dan Lena berada di atasnya (WOT).
    Yanti yang juga sudah keluar, duduk mengangkang di entoti Iwan. Aku keluar lagi, cairanku disedot Jane
    yang masih di doggy ama Black.

    Lalu Jane berposisi WOT di atas Black, tak lama Jane keluar di barengi dengan Black. Bule pun udah
    orgasme waktu Lena nungging sambil ngoral kontol Iwan yang abis orgasme.

    Kami beristirahat sambil minum minum, waktu gairah dan enerji kembali pulih, kami kembali melakukan
    sex seperti tadi dengan berganti ganti pasangan. Hingga pagi menjelang, kami berpisah dengan kenangan
    tak terlupakan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku


    968 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku, Sebut saja namaku Fitri (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta, Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

    Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

    Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

    Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

    Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Tyo (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

    “Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

    Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.

    Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.

    “OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!

    Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.

    Ketika Pak Tyo mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

    “Alaa.., Fitri, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

    Pak Tyo menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.

    Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Tyo tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

    “Sorry, ya Pak”.

    Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Tyo.

    Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Tyo dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Tyo, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

    “Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

    Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

    Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Memang tampak Pak Tyo hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.

    Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”

    Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Tyo tanya, “Udah laper, Et?”.

    Aku jawab, “Lumayan, Pak”.

    Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.

    Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.

    Sewaktu Pak Tyo pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Tyo pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

    Tidak disangka-sangka suara Pak Tyo tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

    Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

    Pak Tyo hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

    Syukurlah Pak Tyo tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

    Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

    Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

    Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.

    Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.

    Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.

    Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

    Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Tyo menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

    Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

    Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

    Begitu tiba di dalam kamar, Pak Tyo bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Tyo dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku

    Cerita Sex Aku Di Perkosa Guru BP Ku

    Pak Tyo bertanya lagi, “Sakit, Et”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutku pun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Tyo semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

    Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Tyo pun naik dan bertanya.

    “Enak, Et?”

    “Lumayan, Pak”.

    Tanpa bertanya lagi langsung Pak Tyo mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Tyo berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

    “Boleh saya seperti ini, Et?”.

    Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Tyo menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab


    967 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab, namaku iky, umurku baru 24 tahun dan belum menikah. Meski begitu, aku sudah bekerja, aku seorang guru yang sering melayani konsultasi para siswa di salah satu sekolah SMA swasta di kota kembang. Aku bekerja sudah dua tahun, dan karena masih muda dan wajah serta perawakanku cukup lumayan, aku disukai para siswi. Sering, para siswi sengaja cari-cari perhatian padaku. Kadang, mereka cari-cari alasan untuk konsul denganku, meski itu tak begitu penting. Tapi meski begitu aku melayaninya. Etika profesionalku, membuatku tak bisa menolak permintaan siswa.

    Ruanganku ada di pojokan dibawah tangga dekat WC. Saat mata pelajaran berlangsung, jika tak ada siswa konsultasi, ruanganku begitu sepi. Sempat kesal juga kenapa aku ditempatkan di ruangan yang begini sepi, tapi untungnya dengan ini aku bebas melakukan apa saja. Ruanganku ini, bukan yang biasa dilalui para siswa maupun guru. Kecuali ada yang terpaksa ke WC dekat ruanganku yang gelap dan agak rusak, tapi masih bisa digunakan. Jika sedang diruangan, kadang aku bisa nonton bokep dengan suara sedikit keras tanpa takut ketahuan. Sesekali bahkan aku suka coli diruangan itu dengan bebas mendesah. Diruanganku memang selalu ada tisu, sengaja disediakan jika para siswa yang curhat menangis.

    Tahun-tahun berlalu, aku melayani konsultasi siswa dengan biasa saja. Bosan, terutama tak ada satu siswi yang cantik dan menghibur masuk ruangan. Sehingga, saat sepi, aku coli dengan membayangkan guru Biologi seumuranku yang aku sukai, tapi sudah bersuami. Aku membayangkan bisa bersetubuh dengannya setiap hari. Guru ini sungguh menggoda, dan membuat fantasiku begitu liar. Kadang aku memperhatikan tubuh dan susunya yang menyembul. Ahhh andai aku bisa menembus memeknya. Menyemburkan maniku di mulut rahimnya. Tapi tak mungkin sepertinya.

    Tibalah aku mendapat siswa baru di tahun ajaran ini. Semua biasa-biasa saja, tak ada yang menarik kulihat. Namun, setelah beberapa bulan, aku melihat salah satu siswi berjilbab dan berkacamata, menarik perhatianku. Dialah Ayu, siswi cantik, putih, berkacamata, berjilbab, mukanya mungil seperti anak gadis kecil namun tingginya sepantaran denganku. Dulu aku tak menyadarinya, namun sekarang aku dibuatnya jatuh hati. Meski susunya tidak terlalu menonjol, bahkan agak keliatan rata, tapi mulut mungil dan wajah manisnya membuatku jatuh hati. Ahhh namun begitu aku sadar siapa aku, aku mengurungkan niatku memacarinya. Namun, aku sering buka akun Instagramnya, melihat foto-foto manisnya, dan kadang aku tak tahan untuk coli melihat fotonya.
    Pucuk dicinta ulam pun tiba. Suatu hari ketika aku membereskan beberapa dokumen di ruanganku, pintu ruanganku di ketok..

    “tok..tok..tok. Assalamualaikum.”

    “Buka aja, silahkan masuk..” teriakku.

    “Bapak, lagi sibuk?” kata siswi itu. Aku terkejut bukan main, ternyata yang kali ini ke ruanganku adalah Ayu! Aku hanya melongo melihat Ayu di muka pintu. Aku lihat wajahnya yang begitu putih dan manis dihiasi kacamata berbingkai hitam tebal. Jilbabnya yang juga putih menambah kecantikannya. Seragam dan rok SMA nya, membuatku sangat bergairah. Gembiranya bukan main aku didatangi malaikat ini.

    “Bapak?? Hey?? Kok ngelamun??” kata Ayu mengagetkanku.

    “ehh.. ehmm,,Ayu.. ada apa yu? Eh,, ini bapak lg nyari sesuatu,,lupa naruhnya,,” kataku sekenanya, gelagapan karena bingung alasan apa yang aku pakai untuk menutupi kekagumanku pada pesonanya. “Silahkan masuk, duduk Yu.. sini..” ujarku kepada Ayu, diikutinya duduk didepan mejaku. Setelah kami duduk berhadapan terhalang meja, aku tanyakan maksud kedatangannya. “Mmh.. ada apa Ayu, bisa bapak bantu Ayu?” kataku dengan senyum seramah mungkin, dalam hatiku: “sini sayang aku entot memeknya..hhihi” .

    “hehe.. sebelumnya makasih pak, Ayu pengen konsultasi nih pak..bapak ada waktu kan buat Ayu?” katanya.

    “Oh tentu Yu, Ayu boleh cerita apa aja, mudah-mudahan bisa bantu.. tapi, ga usah panggil bapak ah.. panggil kakak aja Yu, kita kan masih seumuran..hehhee..” candaku, memecah kekakuan dan ini adalah teknik attending dalam konseling untuk ice breaking.

    “iiihhhh,,,apaan, Ayu mah ga seumuran.. dasar ih,haha…tapi iya deh kaka..,,hehe.. kaka, aku teh pengen cerita..hmm,,,” Ayu membuka pembicaraan, memintaku untuk mendengarkan curhatannya tentang keluarganya yang broken. Ayu merasa begitu tidak tenang dengan kondisi rumahnya yang berantakan. “Ayu, ngerasa pengen bunuh diri aja, ka..udah ga nyaman banget di rumah tuh.. hiks..hiks..” air mata Ayu mulai bercucuran, aku lalu mengambilkan tisu mengusapkan ke matanya. Ia mengambil tisu, dan meneruskan bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Sekarang, di rumah Ayu, ia hanya sendirian karena anak tunggal, orang tua sering sama-sama menghindar untuk bertemu dan memilih tak ada dirumah.

    “Ibu Ayu nganggepnya ayah ada di rumah, Ayah Ayu juga sama, ngiranya Ibu ada dirumah, padahal keduanya tuh ga ada kak.. aku sendirian… huuu..hiks..hikss…” kali itu Ayu seperti menumpahkan kekesalan dan kesedihannya padaku. Aku memegang tangannya yang halus, memberikan nasihat secukupnya, menenangkan dan menguatkan hatinya. Kadang aku mengusap pundak dan kepalanya, dan sedikit mencandainya. Ayu tersenyum kembali, meski ia teruskan cerita sedihnya. Aku hanya berempati, dan pada waktu seperti ini, aku tahu.. Ayu hanya butuh didengar, bukan diberi masukkan. Karena itu aku menjadi pendengar setianya.

    Sampai akhirnya, cerita Ayu berakhir dengan beberapa masukan solusi sederhana yang aku berikan. Ayu berterimakasih padaku, dan seperti senang telah meluapkan segala emosinya. “Makasih ya kak.. mudah-mudahan kaka ga bosen denger curhatan aku..” ujarnya sambil tersenyum. Kami saling memandang, saling tersenyum… ohh.. betapa cantiknya bidadari ini.. Aku sengaja memegang tangannya yang halus.. Kami masih saling memandang, “Kamu yang sabar aja ya Ayu… semua pasti bisa kamu lalui dengan baik..” kataku sambil tersenyum yang dibalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis. Ah, saat itu aku dan Ayu seperti kekasih yang saling mencintai.

    “Kalau nggak ada yang mau disampein, Ayu mending kembali ke kelas yah..” kataku.

    “Oiya, Ayu boleh minta nomer hape kaka? Biar Ayu bisa cerita kapan aja,,” kami bertukar nomer handphone.

    “Ya udah, sekarang Ayu kembali ke kelas ya..” kataku karena tak ada lagi yang ia mau sampaikan.

    “Iya udah..” Ayu menjawab lemah, dan menunduk seolah kecewa.

    Aku mengantarkannya menuju pintu keluar. Saat Ayu, hendak memegang daun pintu, Ayu malah berbalik, dan tiba-tiba memelukku! WOW! Bukan main aku kaget bercampur senang, tenang dan juga horny! “Makasih ya kak… tp aku belum mau masuk kelasss..” katanya didadaku, pelukannya malah semakin erat. Aku yang kaget sekaligus senang, mulai perlahan membalas pelukannya. Sialnya, kontolku malah berdiri dan aku yakin dirasakan pergerakannya oleh perut Ayu yang menempel erat denganku. Aku pura-pura mengelus kepala dan punggungnya. Mmmhhh…begitu hangat dan nyaman.

    Saat, aku mengelus kepalanya yang tertutup jilbab, Ayu mengangkat kepalanya dan melihat ke wajahku. Entah setan apa yang menghinggapiku, aku malah mendekatkan bibirku ke bibir mungilnya. Perlahan, aku mendaratkan bibirku di bibir mungilnya. “Mmmmmhhhhh….” mata Ayu terpejam, namun bibirnya tak bergerak sedikitpun, dan akupun tak memagut bibirnya, hanya mencium bibirnya. Cukup lama bibir kami beradu, tanpa ada jilatan atau pagutan. Mata kami berdua terpejam menikmati gelombang cinta dan nafsu yang kian beradu. Nafas kami saling bersautan, sedikit lebih cepat.

    Lalu aku tersadar, dan melepaskan bibir dan pelukanku. Ayu hanya melihatku dengan muka sayu, mata dibalik kacamatanya setengah terbuka, sayu dan malah itu membuatku semakin nafsu. Lalu Ayu mendekatiku, “Ka…mmhh” Ayu memelukku lagi, dan mendekatkan bibirnya dan matanya langsung terpejam. Karena nafsuku yang begitu tinggi, aku kembali mencium bibirnya dan kali ini aku memagutnya mengemut bibir atasnya, dan perlahan memasukkan lidahku ke mulutnya.

    Bukan main kagetnya, ternyata Ayu yang cantik ini membalas, ia mengikuti pagutanku, mengemut bibirku, mengemut lidahku sesekali memasukkan lidahnya ke mulutku. “mmmhhh..Kaaa….mmmhhh….mmmuachhh mmmhhhh,,,kaa…mmmmhhh..” desahnya saat aku cium. Kontolku yang tegang di depan perut diatas ujung memeknya, tak sadar aku gesek-gesekkan.

    “Mhhh…yu,,, mmmuachh.. mmmhh.. mmmuachhh mmhh…” aku menciumnya lebih ganas memeluknya erat, dan menyandarkan tubuh Ayu ditembok pinggir pintu. Aku semakin kuat menekan pantatku agar kontolku menempel memeknya. Lalu aku raih kunci pintu sambil tak lepas mencium Ayu, aku kunci pintu ruanganku.

    Saat terdengar pintu aku kunci, Ayu menghentikan ciumannya, melihat ke pintu dengan kaget. Dia kira ada yang masuk, tapi ia lalu memandangku kembali, tersenyum padaku karena tau aku yang mengunci pintu. Kini kedua tangannya melingkari leherku, dan kembali menciumku. Tanganku yang memeluknya, turun ke pantatnya, menekan pantanya agak memeknya lebih erat menekan kontolku. “aahh.. mmmuaachhhh…Yu..aahhh…mmmhhh” saat aku menggesek kontolku yang sudah tegang ke memeknya yang terhalang celana kami.

    Setelah lama kami berciuman, Ayu menghentikan ciumannya. Ia melihat wajahku yang sedang menggesekan kontol tepat depan memeknya. Aku emang sedikit berjongkok agar posisi kontolku pas di depan memeknya. Ayu melihat wajahku, tersenyum, dan kedipan matanya melambat. Saat terpejam matanya merapat menikmati gesekan kontolku. “Aach, Yu.. gapapa kan? Shhh ahh..” tanyaku saat menggesek memeknya. Ayu hanya tersenyum manis, dan mulai matanya terpejam kembali menikmati gesekanku.

    Aku semakin bersemangat menggesek dan menekan kontolku di memeknya. Ayu hanya mengusap wajahku, dan mulutnya mulai terbuka sedikit. Lama-lama, suara Ayu mulai keluar, “aah.. kaka.. aahh.. shhhh ah…ka…” Ayu mendesah pelan saat aku gesekkan kontolku di memeknya.

    “Ahh Ayu..kaka sayang kamu,,, mmmhhh ahhh..shhh ahhh..” aku terus menggesek memeknya dengan cepat. Kontolku terasa sakit karena masih terhalang celana, namun menggesek memeknya dengan cepat. Lalu, aku menghentikan gesekanku. Ayu, yang merem melek dan mendesah lalu melihat kearah kontolku dan memandangku sayu. Ayu melihatku heran karena aku menghentikan gesekanku.

    “Kenapa ka?” tanya Ayu melihatku.

    “Sakit Yu, kaka boleh buka celana kaka yah?” sambil aku membuka sabuk celanaku, membuka resleting, dan menurunkan celanaku dan celana dalamku sekalian ampe lutut. Kontan kontolku mengacung dengan kepalanya yang membesar dan menjadi pink karena sudah terangsang.

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Ayu kaget melihat kontolku, tapi ia malah memegangnya sebentar, “Oh titit teh kaya gini ka.. gede yah..mmhh…” sambil mengelus dan kembali melingkarkan tangannya di leherku seperti siap untuk aku gesek kembali. Mukanya masih melihat ke arah penisku yang mengacung.

    Aku mulai menepelkan penisku ke roknya, pas di memeknya. Namun, aku tak jadi menggesek, aku langsung mengangkat roknya dengan tangan kananku, lalu langsung menyelipkan tanganku ke celana dalamnya. Aku raba memeknya, aahh… begitu halus dan lembut! Jembutnya belum begitu banyak, belahannya rapat namun sudah basah, tanda iapun horny. “mmhh…kak.. shh enak kak.. elus lagi.. mmmhh…” desah Ayu saat aku meraba dan mengelus memeknya.

    “Ayu udah basah ya? Mmhhh.. cangcutnya turunin ya Yu, bisi kotor..” kataku tanpa menunggu persetujuannya memelorotka celana dalamnya hingga lutut.

    “Ahh..iya kak.. kaka mau apain Ayu? Mau kaya tadi lagi?” katanya memandangku sayu saat aku pelorotkan celana dalamya.

    “Iya Yu, kaka pengen gesek tapi langsung ke memek Ayu, boleh kan?” ujarku sambil mengorek memek Ayu.

    “Ahh.. kaka… shh iya kak.. aww..pelan ngorekinnya..” kata Ayu meringis saat aku mengorek bibir memeknya mencari lendir agak bisa kupakai melumasi kontolku.

    “Kaka minta lendir Ayu yah, biar ga seret geseknya..” aku korek-korek belahan memeknya, mencari lendir yang keluar di memek Ayu.

    “Ahh..iya kak.. cepet kaya tadi lagi kak…”desah Ayu tak sabar.

    Sedikit lendir yang kudapat dari memeknya aku elus ke kontolku. Aku angkat kembali roknya sampai kelihatan memeknya yang ternyata putih dengan bulu halus yang tak banyak. Belahannya pink, basah karena ku gesek dan ku korek. Lalu aku mendekatkan kontolku ke memek Ayu. Aku tempatkan kontolku di belahan memeknya, aaahhhhh betapa hangat dan nikmatnya memek Ayu. “aahhh…kaka..shhh aku gemeteran..enak kak..mmhhh” kata Ayu saat aku tempelkan kontol di memeknya.

    “hehe.. enak kan Yu, hmmmhh aaahhhhhhh…sshhhh aaahhhhh..hehehe.. ahhhhmmhh..” aku perlahan menggesekkan kontolku di memek lembut Ayu, sambil memandang mukanya yang keenakkan. Ayu tersenyum padaku disela merem meleknya. Akupun senyum puas bisa menempelkan kontolku di memeknya.

    “ahhh…kaka.. shhh Ayu sayang kaka.. shhhh ahhh…enakkhhh ka,,terus..” Ayu mulai mendesah pelan saat kugesek belahan memeknya. Kepala kontolku menekan itilnya yang sedikit agak keras. “ahh kaka.. sshh..agak teken lagi..shhh ahhh…” ceracau Ayu saat menikmati gesekan kontolku.

    “Ahhh Ayu, enak memek kamu sayang.. aahhh shhh,,kaka pengen entot kamu yu..shhh ahh…” desahku sambil ku gesekkan kontolku dan ku mulai remas susunya yang tak begitu besar.

    “Ahh… kaka…sayang..shhh ahhhh.. ahhhhhh ahhh…oohh cepet kak..”

    “Iyah sayang shhh ahhh… oohhh oohhh sayangg aahhh Ayyuuuuhhh ahhhhhhh….”aku semakin mempercepat gesekkanku di memek Ayu. Ayu memeluk dan lalu menciumku ganas.

    “Muuuacchh mmmhh..mmmhhh..kaka. memek Ayu diapainn ahhhh,,shhh ahhhh enak kaka,,,sshhhmmmmmuahhh….” Ayu menjambak rambutku dan ikut menekan kontolku dengan memeknya yang lalu ia goyangkan.

    Aku sontak terkaget dengan goyangan Ayu. “ahhhh,,,diem sayang, jangan di goyangin, bisi masuk ke memek,,,aahhh shhh ahhh…”Aku tahan pantatnya, aku tempatkan jariku di belahan pantatnya yang dekat ke memek.

    “Ahh iya ka..maafhhh ahhhh enakk kaaa… aahhh Ayu mau pipiss ahhh lemessshh ahhhhh kakaa..” Ayu mendongakkan kepalanya dan lalu mencium leherku.

    “ahhh bentar sayang,, ahh kaka bentar lagi ngecrot.. aahhh ahhh ahhh sayang ahhh…” aku mempercepat gesekkanku di memek Ayu. Aku lebih menekankankan kontolku di belahan memeknya, dan merasa pertahananku akan jebol.

    “Ahh… kaka…pipis..ahhh kaka Ayu mau pipiss… ahhhh.. ahh ahh ahhhhhhhhh….” dan lalu tubuh Ayu menggelinjang, melenting kebelakang,dan ada cairan menetes ke lantai. “ahhh kakaaaaa…enaaaaakkkkkhhhhhh aahhhhhh…Ayu lemes kaaa…Ayu Pipiss…ahhhhhhh…” ceracau Ayu ditengah orgasmenya yang pertama.

    “Ahhh…Ayu sayang ahhh… kaka keluar… kaka juga mau keluar,,, ahhhh Ayuuuuu aaaahhhhhh ssshhh aaaaaarrrrgggggggghhhh,,,,” dan crooot…crooott…crooot…. berkali-kali aku menyemprotkan air maniku yang lalu hinggap di bibir memeknya, di tembok dan kebanyakan di celana dalam Ayu yang tersangkut di lutut.

    “Ahhh.. kaka keluar yu.. hhee.. Mmmuuuaccchhh…”

    “hhe.. Lemes banget kak, kaya gini.. Ayu baru pertama ngerasain..mmmuahh..mmmhh” Ayu lalu memelukku lagi dan mencium pipiku dan lalu bibirku.

    “Mmuach… Ayu ga marah kan kaka gini ama Ayu?” tanyaku memastikan.

    “Hehe… nggak kok.. enak.. hehe

    “hhi.. makasih sayang… kaka beneran sayang sama Ayu,,,mmuah” aku mencium keningnya yang terhalang kerudung.

    “Ayu juga ka.. mmhh.. bentar ka.. Ayu pake celana dulu..” Ayu berjongkok, menaikkan celana dalamnya, dan akupun juga menaikan celanaku dan merapihkannya.

    “iiihhh.. cangcut Ayu basah banget.. pas di memeknya pisan lagii…ahh jadi ga enakeun..” Ayu bersungut-sungut merasakan celananya basah karena tumpahan spermaku.

    “Mani kaka itu teh, ya udah Ayu buka aja celananya..gausah pake celana dalem..” kataku bercanda.

    “Ih malu atuh.. eh tapi da pake rok yah.. ya udah ath… tapi Ayu titip di kaka atuh yah, da masa bawa-bawa CD..he..” Ayu menanggapi serius saranku, dan lalu ia membuka celana dalamnya lalu ia pakai mengelap memeknya dan tumpahan maniku di pahanya. Ayu lalu memberikan celananya kepadaku.

    “Makasih ya sayang.. mmmuah..” aku cium bibirnya lagi, Ayu membalasnya.

    “Sama-sama ka..” Ayu kembali melemparkan senyum padaku.

    “Yu, boleh kaka cium memek Ayu gak?”

    “hehe.. ngapain ih.. iya udah sok aja ka..” Ayu mengangkat roknya memperlihatkan memeknya yang merah merekah dengan jembut yang jarang.

    Aku berjongkok, memperhatikan memeknya yang putih bersih dengan itil yang masih menonjol. Belahannya pink, merekah.. tak menunggu lama aku cium bibir memeknya, aku emut itilnya dan menjilat belahan memeknya yang legit. Memeknya sedikit bau asem, dan khas bau memek ABG remaja. Aku cium terus memek Ayu, bidadari cantikku.

    Hhi.. aahh,, udah kaka.. suka banget sama memek Ayu teh..hee..aah..” ujar Ayu sambil mengelus kepalaku yang sedang menciumi memeknya.

    Aku lalu sudahi mencium memeknya, takut ketahuan berlama-lama disini. “Ya udah, balik ke kelas ya.. ntar kaka boleh lagi kan gesek memek Ayu? Hehe ” kataku.

    “hehe iya kak.. huum, boleh kak.. Ayu suka..” Ayu merapikan rok panjangnya, dan kerudungnya yang sedikit kacau karena perbuatanku. Lalu Ayu pun membuka kunci pintu, dan lalu keluar “Makasih kaka sayang..daahh..” Ayu melambaikan tangan kepadaku dan berlalu menuju kelasnya.

    Aku kembali masuk keruanganku, terduduk dan membayangkan apa yang aku lakukan tadi kepada Ayu yang cantik itu. Ahh, serasa mimpi aku bisa menggesek memeknya yang indah. Celana dalamnya yang masih kupegang, aku ciumi dan ku hirup aroma memeknya. Lalu masukkan ke celana dalamku dan ku tempel ke kontolku, ahhh nyaman kontolku di balut celana dalam Ayu.

    Tinut..tinutt,,tinutt.. handphoneku berbunyi tanda ada SMS. Segera ku buka, dan itu dari Ayu!. “Kak.. pulangnya anterin yah.. :* sayang kaka..” begitu isi SMS nya. Aku senyum sumringah! Langsung ku balas, “Siap tuan putri.. :* sayang Ayu..” message sent.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak

    Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak


    965 views

    Perawanku – Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak, Kami adalah pasangan suami istri yang bahagia dalam perkawinan kami dan sama sama saling mecintai, tetapi dalam kehidupan sex, kami pasangan yang open-minded alias tanpa prasangka, dan suka mengexplor gairah sex kami. Gw merupakan seorang istri dengan seorang anak yang masih kecil. Umur gw maih belia yaitu 27 tahun!hihii… namun diusigw ini body gw masih termasuk kategori sexy dan montok dan Suamiku umur 29 tahun, belakangan ini kami telah melgwkan tukar pasangan dengan pasangan lain, dengan hasil yang merangsang selera libido sex kami. Pada saat gw disetubuhi oleh pria lain gw sengaja memperlihatkan kontolnya lelaki itu masuk dalam liang memek ku, dan itu membuatnya on dan terangsang sekali, dan juga pada saat kuoral kontol dengan nafsu dan menyemprot spermanya di mulutku atau dimuka gw. Tapi sebaliknya gw juga nikmat melihat dia di oral ama cewek lain.

    Pada hari sabtu teman business suami gw namanya Anton ulang tahun yang ke 27, dia tergolong pria muda yang cepat melejit menjalankan usahanya. Mengadakan pesta ulang tahunnya di sebuah diskotik ternama dan terkenal di jakarta, dia mengundang kami dan beberapa teman dekatnya, juga rekan bisnisya. Ada beberapa dari mereka yang kami kenal, ketemu beberapakali, pada saat gw menemani suami sgw kerja. Mereka masih ter golong muda yang paling tua umur 31, seperti Alit 25 tahun tampan tubuh atletik juga di undang. Hari sabtu gw mempersiakan diri gw agak sexy untuk hangout ntar malam, dengan mengunakan rok mini berwarna merah menyala dan agak transparan dan celana dalam jenis G-string yang matching, kucukur bulu memek gw sampai halus agar tidak kelihatan keluar dari G-string dan memakai minyak wangi agar badan berbau wangi dan exotic gw siap untuk hangout. Begitu suami melihat gw berhenti sejenak dengan expresi terpesona, wah wah gwng lo kelihatan sexy sekali malam ini. Gw senyum sambil mengoda dia dengan bungkuk dan mengoyangkan pantat gw yang sexy kekanan kekiri kaya penari striptise, dan berkata “mau gwng” he3 Dan kita berangkat dan tiba di TKP, dan kamipun segera menuju keruangan yang telah dibooking Anton.

    Saat kami masuk ruang yang exclusive itu, dengan sofa yang kelihatannya nyaman, dan para tamu sudah datang termasuk Alit yang membawa pasangan dia Wulan berumur 20 tahunan, tubuhnya sangat sexy dengan bentuk payudara yang menonjol ukuranya sekitar 36 B dan muka yang manis dan sangat cantik, Wulan memakai rok mini coklat dengan sepatu hak tinggi coklat. Tapi aneh gw merasah semua laki laki di situ memandang ke gw, dan gw merasa dilihat dari ujung kaki sampai ujung dada, kami di perkenalkan sama Anton kepada teman2 nya, Agus umur 24 thn tampang ABG banget cukup ganteng, Roni umur 30 thn dengan penampilam bersih dan rapi, dan tentu Alit yang sudah gw kenal sebelumnya! dia merangkul dan mencium pipiku, sambil membuatku terkejut tangan kanan dia meraba dan meremas pantatku tanpa sepengetahuan suamiku, itu membuatku malu, terangsang dan pipiku memerah.

    Tak lama kemudian cewek masuk dengan pakaian sangat sexy sepatu boot hitam yang tinggi selutut, dada membusung kedepan, dan berjalan dengan PD sekali bernama Putri (menurut gw Putri orangnya sangat liar, cantik dan centil), kata suamiku itu cewek stripper untuk mebuat malam lebih asik. Setelah semua duduk di sofa yang telah tersedia botol miniman dan gelas yang sudah penuh minuman. Alit bediri dan mengambil minuman yg dimeja dan bersulang untuk ulang tahunnya Anton, semua bertepuk tangan dan mengambil minuman, dengan lampu di padamkan sedikit agar remang remang, dan kami semua minum, Anton bilang “Habiskan yaaa” minumannya sangat terasa sekali alkoholnya. Dan setelah kami semua minum habis Alit tertawa sambil berkata “nikmati malam ini karena minuman itu telah dicampur Inek hadiah dari Anton” kami semua berseru mantabssss!!!. Saat itu juga lagu techno membuat suasana menjadi tambah hidup!

    Gak lama badanku merasa ringan tangan mulai dingin, dan perasaan enak dan horny mulai terasa emang setiap dikasi inex bawaan gw horney aja. Dan kamipun berdiri sambil berpelukan dan bergoyang dalam irama denyutan music yang ada. Baru terasa dada suami gw bergesekan dengan dada gw, membuatnya putingku berdiri tegak dan seirama dengan dada gw menyeterum ke memek ku mulai terasa basah. Tiba2 suami melepaskan gw untuk mengambil minum di meja. Sendiri gw bergoyang didepan dan serasa semua mata laki2 disitu melihat gw Alit, Agus, Roni, dan Anton, gwpun mulai bergoyang lebih erotis dan memeluk org didekat gw, tanpa sadar Putri sang stripper bergoyang dan merangkul gw, karena gw asik aja, kita berdua bergoyang erotis berdempetan dan tangan Putri berada didada gw yg berdiri on. Gw melihat suamiku lagi asik dengan Wulan meraba raba pantatnya sambil bergoyang diantara selangkangan Wulan dan Wulanpun memegang kepala suami gw didepan dadanya yang montok sambil digoyangkan. Gw pun tak perdulikan gw lagi didunia enak banget. Tak sadar kalau Anton mendekat dan gabung ama kita berpelukan sambil tangan kanannya berada di dalam rok mini Putri. Dan yang kiri memelukku dari pundak dan tangannya meremas remas dada gw dan gw sangat menikmatinya !

    Anton meninggalkan kita dan tanpa gw sadar memberi aba aba ke Putri untuk mulai melepaskan pakaiannya (striptease), Putri mulai bergoyang lebih erotis didepan gw dan mengunakan tubuhku seakan akan gw cowok, dia melekuk lekuk sambil meraba tubuhku dari leher, ke dada, dan ke pantatku berulangkali dia lakukan itu Putri meminta gw untuk membuka kancing rok mini yang dia kenakan, dengan kondisi horny dan fly gw turuti, dan terdengar suara siul2 dari cowok cowok, sampai kancing terahir rok mini Putri kubuka dan sekarang kelihatan jelas BH berwarna hitam dan CD tembus pandang berwarna hitam yang memperlihatkan memeknya yang tanpa bulu sehelaipun. Dengan gaya erotis Putri menjilat, dan memilin dada gw dan putting ku dari luar rokku sambil bergoyang goyang erotis, sedangkan tangannya meraba raba pantat gw sambil menaikan rok miniku sampai terlihat G-stringku seirama denyutan music yang ada, dan sekali kali meraba memek gw dengan jarinya secara lembut dan erotis dari luar CDku (hal itu membuat memek gw on dan basah).

    Gw merasa sudah didunia nikmat dan gak perduli yang melihat gw. Gw berbalik untuk melihat suasana dan suamiku yang masih dengan Wulan, dia sedang meraba raba dada Wulan dari dalam BHnya dan tangan satunya berada diselangkangan Wulan sedang memainkan memeknya, kulihat suamiku sedang on berat dan horny banget kayaknya, Kembali gw menikmati goyangan serta rabaan Putri kepada tubuhku. ternyata Putri telah melepaskan BH dan CDnya dan bergoyang telanjang bulat, siulan kembali ku dengar dan membuatku lebih liar dan berani. Putri mulai melepaskan rokku dengan pelan dan lembut dan berhenti pada kancing yang didepan perutku, membuat BHku kelihatan bagi yang mau lihat dada gw, dengan cepat dan lembut Putri telah melepaskan kaitan belakang BHku dan BHku jatuh kelantai memperlihatkan dada gw yang Putri dengan putin yg sedang berdiri menunjukan betapa hornynya gw, dengan gerakan erotisnya Putri bergoyang dengan memainkan dada dan memilin putinku yang telanjang sambil diisep, dan dijilat dengan lembut, dengan tangannya bergerak untuk melepaskan rokku dari pundakku, dengan kenikmatan yang ku rasakan gw tidak memperdulikan rok miniku jatuh ke lantai, membuat gw topless dan bergoyang hanya dengan G-stringku.

    Gerakan Putri tambah hot dan erotis melekuk lekuk dan mengerakan pinggangnya seolah olah dia lagi fishing gw, dan tambah ganas Putri mengisep isep dada gw dan tangannya mengelus elus vagina gw sambil jarinya keluar masuk, dia tahu betapa basahnya vagina gw, yang sudah keluar lendir menembus G-stringku. Gw buka mata gw gw melihat Alit berada di belakang Putri dengan tangan yang bergerilia ke dada dan memeknya, dan mencium Putri dengan lidah dijulurkan kemulutnya yg disambut juga dengan lidah Putri didepan mata gw. Gw termenung melihat mereka sampai gw tak sadar kalau Putri melepaskan G-Stringku, yang membuatku telanjang bulat dan bergoyang, gw segera melihat reaksi suamiku yang ternyata dia lagi sibuk sendiri dengan Wulan yang sekarang juga tidak memakai sehelai pakaianpun, dan lagi mengoral suamiku sambil mengocok kontolnya, dan Agus pun menunggu giliranya Tiba tiba gw terkejut dengan sesuatu yang hangat dan lembut menyentuh memek gw, gw berbalik dan melihat kepala Putri berada diselangkanganku dan menjilatin memek gw sedangkan Alit memelukku dari belakang sambil meremas dada gw. Putri dan Alit mengiring gw ke sofa dan sampai di sofa mereka melanjutkan menjilatin vagina gw dan Alit mengisap dan menjilat dada gw, kenikmatan menerpa tubuhku, tiba tiba gw merasa ada org duduk di sebelah kanan dan kiriku, Ternyata Anton dan Roni.

    Roni melihat sambil meraba raba dada gw yg satu lagi, gw malu, terangsang. dikelilingin tiga cowok sambil diisepin vagina gw oleh Putri, gw mendesah keenakan. Posissi Putri digantikan oleh Anton yang sekarang menjilatin vagina ku uhhh….. nikmat banget rasanya! Rangsangan yang hebat gw rasakan dari dada yg diisep 2 cowok dan vagina gw yang basah dan horny dilahap abiz oleh mr Anton. Desahanku membuat para cowok memperlakukan gw lebih liar. Putri ke sebelah Roni dan melepaskan pakaiannya sambil mengoral kontolnya sampai ngeceng, dan berikutnya Alit dan Anton, sampai mereka semua tenlanjang bulat, ku lirik kontolnya Alit begitu tebal dan panjang 17 cm, Anton 19 cm dengan ketebalan yg sama, lalu gw meraba punya Roni karena gw tidak dapat melihatnya, ternyata lebih besar dari semuanya dan tebal sekali sampai jariku tidak dapat melingkari kontolnya, Anton memasukan jarinya kedalam vagina gw sambil clitorisku diisep dan dijilat membuat badanku bergetar dengan maut gw keluaaaaarrr …..ohhhhhh……. ahhhh….. cairan hangatku mengalir keluar dari vagina gw terasa tak henti hentinya mengalir keluar, semua terkena mulut Anton yang melahap dan menjilatin semua cairanku yang keluar. Anton memberi gw waktu untuk menikmati orgasmeku sebelum dia mengarahkan kontolnya ke vagina gw dengan pelan dia masukan kontolnya, sampai kontolnya masuk semua baru dia maju mundurkan kontolnya membuat gw mengikuti irama yang nikmat dia buat.
    Anton mendorong pinggangnya kedepan agar kontolnya masuk semua ke vagina gw. Dengan tak sabar Alit berdiri dan mekangkangi muka gw sampai kontolnya didepan mulutku, dan kuraih dengan nafsu dan kumasukan kontolnya kedalam mulutku, kulirik ke kiriku untuk melihat Roni, entah kemana Roni tetapi sudah tidak berada di sampingku lagi, Putri memainkan dada gw dengan tangan dan mulutnya. sambil kontol Alit kuoral dan ku jilat bolanya sampai ujung kontolnya, sambil kontol Anton dalam vagina gw yang membuatku terangsang, seirama dengan jilatan Putri yg lembut di dada gw membuat gw mendesah aaaahhh….aaaahh…aaahh…, dan mebuatku lepas kendali, fuuuu..ckk…meee…fuuuuck…me.. Teeeddy… dengan gw mengerang membuat Anton nafsu dan menyodok vagina gw dengan keras dan badanku mulai bergetar lagi dan Arrrrrggg….. Arrrrrgg… aaahhhh….aaahhhh… kupegang pantat Anton dan kutarik kedalam agar kontolnya masuk lebih dalam lagi ke vagina gw…..oooohh…oooohhhh…Arrrrrggg g…. aaaah…..aaahhh…uuuhhhh… badanku bergetar getar dengan hebat. Melihat gw keluar Anton meyusul gw tahu dari denyutan kontolnya dalam diriku…tak lama Oooooo….. Oooohhhh.. akkk…uuu.. keeee…luaaa…rrr. Dia mencabut keluar kontolnya dan ternyata Putri telah menunggu dan Anton masukan kontolnya kedalam mulut Putri untuk menyemprotkan air maninya Aaaaa……hhh….aahhh….ahhh.. ooo… oooohhhh. ..banyaknya air mani yang keluar di mulut Putri sampai keluar kepipinya dan sisanya ditelan habis. Kebanyang olehku kenapa Anton tidak mengeluarkan dimulut gw (padahal gw belum pernah), Tapi minuman dan inek itu mebuat gw berbuat hal yang belum pernah gw inginkan sebelumnya dan sekarang gw sangat menginginkan.

    Sambil melamunkan tentang air mani Anton, tak sadar kontol Alit yang sedang ku oral dengan nafsu, sedang berdenyut denyut siap menyemburkan air maninya, gw terkejut tiba tiba Aaaa…hhhh….. Ooohhhh….ooohhh… giiiii…lllee… gw keluuuuuuuaarrr…..croooot…..cr ooot… mulutku dibanjirin air mani Alit, menyembur dengan keras ketongorokanku membuat gw batuk batuk, dan Alit mendorong kontolnya lebih dalam sambil memegang kepalgw sampai habis air maninya didalam kemulutku semua, banyak air maninya sampai sebagian tumpah ke sofa dan dada gw. Lemas lah Alit bersandar disebelahku. Kenikmatan pertamgw merasakan air mani keluar dimulutku membuat gw lupa sesaat akan suamiku, ternyata dia sedang duduk asik telanjang di oral oleh Putri dan kontol Agus dari belakang menyodok memeknya Putri dengan irama yang cepat celaaap…. ceeeeplok… celaaap…. Ceeeplok…. Terdengar suaranya.
    Gw mengambil minumku dan menuguk minumanku, lalu gw dengan setengah sempoyongan kekamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai gw kembali ke sofa dan minum sedikit lagi mereka santai asik minum2. sambil bergoyang telanjang. Gwpun bergabung dengan mereka di lantai bergoyang. Sambil menikmati denyutan lagu house music, gw masuk ke dunia kenikmatanku sendiri, Dan rasanya pada saat itu ingin memeluk semua orang yang hadir. Gw mengenali wajah-wajah yang ada namun pikiranku kosong. Gw pPutri bergoyang di atas meja, dan gw bergoyang erotis seolah gw stripper yang hot. Dengan menyambut tangan tangan yang meraba raba setiap lekukan tubuhku yang membuatku sangat horny lagi. dengan jari, lidah di vagina gw dan dada gw tubuhku merasa nikmat.
    Wulan naik keatas meja dan bergoyang bersamgw, goyangan kami seperti sepasang lesbi yang sedang terangsang. Wulan memasukan jarinya ke vagina gw dan lidahnya menjilatin dada gw dengan erotis sekali, tak lama Putri bergabug diatas meja dan kami bertiga kelihatan wanita lesbi yang hot dan heboh dikelilingi Alit, Roni, Anton, Agus, dan suamiku. Putri mengajak turun ke sofa dan gw terlentang diatas sofa dengan kaki dibuka lebar membuat akses yang mudah bagi Putri melahap vagina gw dan clitorisku, Anton menyuruh Wulan menduduki mukgw dengan gw ahirnya merasakan rasa memek wanita untuk pertama kali.

    Memek Wulan yang basah terasa asin, gurih, sedikit amis tapi tak tahu kenapa gw menikmatinya dan melahap memeknya dengan nafsu. Keahlian Putri menjilain clitorisku membuat gw mendesah. dan memegang kepala Putri dan mendorongnya ke vagina gw yang berdenyut denyut. Lidahnya dimasukan dalam memiawku membuat tubuhku bergetar keenakan tubuhku bergoyang maut merasakan Orgasme dari Putri keluarlah cairanku kemulut Putri yang mungil, dan bersamaan Wulan mendesah Auhhh….. Arrrggggghhhhhh…oooohhhhhhh cairan Wulan keluar dimulutku dan Wulan menekan memeknya kemukgw sampai hampir gw gak bisa bernafas, memaksakan gw menelan semua cairannya yang keluar dari memeknya, dan gw menelan dan mejilat memeknya sampai habis! Gw merasa sangat happy, horny, dan nikmat. Gw melihat para cowok (termasuk suamiku) memandangku sambil berbisik bisik.
    Kemudian Agus dan Roni menghampiri gw yang sedang terlentang telanjang bulat dapat mereka melgwkan semau mereka dan gw akan menikmatinya. Roni dengan kontolnya yang besar dan panjang berhenti didepan mukgw, Agus menyusul dan juga berhenti depan mukgw dengan kontol yang setengan berdiri. Suamiku meraih kedua tanganku dan menaruhnya dikedua kontol didepanku sambil mengedipkan matanya seolah gw harus melayani mereka. Dalam kondisi horny gw kocok sambil kutarik kontol mereka lebih dekat mulutku, ku oral secara bergantian, hanya kontol Roni lebih gw perhatikan, karena tak sabar gw mau merasakannya dalam vagina gw. Gw melihat suamiku, Wulan, Anton, Alit, dan Putri duduk mengelilingi gw, Agus dan Roni seolah menonton film porno, dan gw akan menyajikan tayangan yang seru bagi mereka. sambil bermain oral satu sama lain, tetapi pandangan mata mereka tertuju kepadgw melayani 2 cowok. Ku jilat bola Roni dan kusedot masuk kemulutku berulangkali hingga Roni mendesah Oooo… oooohh….. Aaaah…, dan kujilat batang kontolnya hingga ujung lobang baru kumasukan kemulutku, panjangnya kontol Roni hanya bisa setengah yang masuk ke mulutku.
    Kontol Agus kuperlgwkan sama dan diapun mendesah aaaa… Aaaahhh…. u uuuu…. Uuuuhhh.. tepuk tangan dari penoton claap….claapp… Hebat…Hebat.. membuat gw malu dan sangat terangsang secara bersamaan. Dada gw diremas remas dan putinku dipilin pilin oleh mereka berdua, yang memberiku sensai dan nafsu mengkulum kontol mereka. Jari Roni meraba sambil memasukan jarinya kedalam vagina gw yang hangat membuat gw mendesah ooooo…. Uuuuu….. aaaahhhh…., gw baru sadar kenapa lampu dalam terang sekali hanya dimana gw bermain dengan Roni dan Agus, seolah gw di atas panggung teater dan dikelilingi penonton. Mukgw memerah sebentar karena malu, tapi tubuhku yang horny banget mengalahkan maluku. Agus pPutri duduk di dada gw sambil kuoral, dan Roni diselangkaanku memainkan mengisap vagina gw sambil jarinya masuk keluar. desahanku yang keluar dari birahiku dengan tak sadar gw mendesah. Lagi2 tepukan tangan dari penonton bersuara dengan keras.

    Jilatan Roni membuatku meram melek dalam kenikmatan yang gw salurkan kekontolnya Agus yang sedang kusepong sepong dengan ganas. Gw merasa ujung kontol Roni berada didepan lubang vagina gw siap memasukannya, dengan pelan kepala kontolnya memasuki liang vagina gw, dan terasa amat besar masuk kepala kontolnya terasa sedikit sakit dan penuh vagina gw diisi kontolnya keluar suara dariku saat itu dengan pelan dia masukan semua sampai mentok dalam vagina gw yang merasa sangaaat penuh sekali. Gw berhenti mengoral kontol Agus dan merasakan kenikmatan kontol Roni yang sedang keluar masuk vagina gw dengan lembut dan pelan. Kenikmatan yang luar biasa kurasakan dalam liang vagina gw, dengan penuh nafsu kupegangang pantatnya Roni dank ku atur tempo keluar masuk kontolnya lebih cepatdesahan dan keliaranku keluar tanpa kusadari, dan tepuk tangan serta kata fish dia Roni ent*tin dia yang kencang dari penonton yang bergairah melihat gw di genjot oleh Roni. Wulan menghampiriku dan gw dibalik dan diminta untuk nungging doggie style dengan Wulan dibawahku menjilat clitorisku yang sangat sensitive, dan Agus duduk di sofa depanku sambil kuoral, Roni kembali masukan kontolnya ke dalam vagina gw dari belakang. Kenikmatan yang belum gw merasakan melanda tubuhku, kenikmatan kontol dimulutku, vagina gw, clitorisku dijilatin sambil kontol yang besar keluar masuk vagina gw keliaranku mengambil alih! masukin Kontolmu yang lebih dalam dengan irama yang cepat membuatku Orgasme yang luar biasa dan tak bisa kutahan lagi bergetar, dan mengejang kejang, tubuhku sampai harus di pegangi Roni sambil dia menyodok dengan keras memasukan semua kontolnya ke dalam vagina gw, dan dia tahu gw sedang orgasme dia berhentikan agar gw dapat menikmatin orgasmeku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku

    Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku


    964 views

    Perawanku – Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku, Sabtu, 20 Mei 2017
    Waktu itu aku sedang sendirian di rumah. Ayah, ibu dan adik-adikku sedang ada acara masing-masing. Aku yang memang sedang tidak ada acara, bertugas untuk menjaga rumah. Daripada tidak ada kerjaan dan melamun sendirian, aku berniat untuk membersihkan rumah saja. Pasti bikin Ibu seneng deh,,  pikirku dalam hati.

    Ketika aku sedang membersihkan kamarku, aku menemukan foto Dewi, adikku paling kecil, dengan mantan pacarnya ketika SMU yang bernama Herland. Keluargaku dan Herland sudah sangat dekat, bahkan dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Tapi sejak Dewi putus darinya dan sudah memiliki pacar baru, Herland mulai jarang main ke rumah.

    Tiba-tiba saja aku merasa kangen dengan Herland karena sudah jarang bertemu. Aku sempat berpikir kenapa tidak aku undang saja dia main ke rumah. Kemudian aku mengirim SMS ke nomer Herland yang masih aku simpan di HP-ku. Aku sengaja tidak memberitahu Herland kalau seluruh keluargaku sedang tidak ada di rumah. Takut saja kalau Herland nanti merasa segan untuk main ke rumah. Aku sebenarnya berencana mau menjodohkan lagi Dewi dengan Herland agar dapat berpacaran kembali. Siapa tau dengan mengundang Herland ke rumah semuanya akan sesuai dengan rencanaku.

    Setelah mengirimkan SMS, aku melanjutkan membersihkan kamarku yang sempat terhenti, sambil menunggu balasan dari Herland. Sesekali aku melihat HP-ku apakah sudah ada balasan darinya atau belum. Namun setelah cukup lama menunggu, ternyata aku belum juga mendapatkan SMS balasan darinya. Sampai akhirnya aku lupa sendiri karena larut dalam pekerjaanku.

    Saat sedang membereskan lemari baju di kamar adik laki-lakiku, aku menemukan sekeping DVD tanpa cover. Karena penasaran aku mencoba menyetel DVD tersebut di ruang tengah. Aku terkejut, karena di layar TV sekarang muncul pria dan wanita yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si pria mulai menciumi leher sang wanita, kemudian turun ke arah payudaranya. Si wanita tampak menggeliat menahan nafsu yang membara.

    Badanku gemetar dan jantungku berdegup kencang menyaksikan adegan-adegan panas tersebut. Namun, aku yang tadinya berniat menghentikan film tersebut dan mengembalikan ke tempatnya, memutuskan untuk melanjutkan saja. Di tengah-tengah film, pikiranku menerawang mengingat saat terakhir aku dan teman-teman kampus Dewi menonton DVD seperti itu yang dilanjutkan bersetubuh dengan mereka.

    Birahiku tiba-tiba saja semakin tinggi. Aku memang sudah seminggu ini tidak melakukan seks dengan adik laki-lakiku, padahal hal tersebut sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi kami berdua, sehingga tanpa sadar selama menonton aku pun mulai melakukan masturbasi. Pakaianku sekarang sudah tidak karuan, kaos berwarna hitam beserta bra milikku, sudah terangkat hingga di atas payudara. Kemudian kuelus-elus payudaraku sambil sesekali aku remas perlahan. Sungguh nikmat sekali rasanya, apalagi kalau sampai terkena putingnya.

    Eeemmph  Eeeemmmph, aku merintih-rintih menikmati permainan tanganku sendiri.

    Sekarang celana pendekku sudah aku turunkan sampai sebatas mata kaki, lalu aku masukkan tanganku ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok vaginaku. Sensasinya sungguh luar biasa! Semakin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku terdengar semakin keras. Tangan kananku semakin cepat menggosok klitorisku, sementara yang satunya sibuk meremas-remas payudara.

    Ooooohh,,  Ooooohh, Aaaaaaaaaahh,, desahanku semakin kencang karena sudah hampir mencapai orgasme.

    Tok  Tok tiba-tiba terdengar pintu depan diketok.

    Aduh gawat!! Siapa ya? Apa jangan-jangan Ayah dan Ibu? Tapi mereka kan baru pergi sebentar, pikirku sambil merapihkan kembali posisi celana pendek dan kaosku yang sudah terbuka sana-sini.

    Setelah selesai, dengan terburu-buru aku langsung mematikan TV dan DVD player tanpa sempat mengeluarkan piringan DVD-nya terlebih dahulu.

    Tok Tok Tok suara ketokan pada pintu depan terdengar semakin kencang.
    Iyaa sebentaaar! teriakku sambil berlari kecil menuju pintu depan.

    Ketika membuka pintu aku sempat terkejut karena ternyata di depanku ada seseorang yang sudah sangat kukenal, yaitu Herland.

    Halo Teteh!! Tadi SMS Herland ya? Maaf ya udah lama nggak main nih katanya dengan ceria.
    Kirain Herland nggak bisa datang? Kok nggak jawab SMS Teteh dulu sih? tanyaku.

    Emang sengaja kok Teh. Kan Herland mau ngasih kejutan sama keluarga mantan pacar nih jawabnya sambil tersenyum.

    Oh gitu? Teteh kirain Herland udah nggak mau lagi main ke rumah candaku sambil mempersilakannya duduk di ruang tamu.

    Herland hanya tersenyum mendengar candaku, mungkin dia juga sudah sangat kangen dengan sikap akrab yang diberikan oleh keluargaku.

    Kok sepi banget sih Teh? Yang lain lagi nggak ada di rumah yah? tanyanya bingung melihat suasana rumahku yang lengang tidak seperti biasanya.

    Sedang ada acara masing-masing tuh. Dewi juga lagi pergi sama temannya, jadi di rumah cuma ada Teteh doang. Maaf ya Land, Teteh nggak kasih tau Herland sebelumnya. Abisnya Teteh juga udah lama nggak ngobrol sama Herland sih aku mencoba menerangkan dan berharap Herland dapat maklum.

    Terus terang saja, aku sudah sangat kangen dengan Herland. Ternyata Herland pun mau mengerti maksudku. Apalagi dia juga sudah menganggap keluargaku seperti keluarga sendiri, dia saja memanggil aku dengan Teteh berbeda dengan kebanyakan teman-teman Dewi yang memanggilku dengan Kakak atau Mbak. Maklum saja keluarga Herland termasuk broken home, tapi tidak berarti dia nakal seperti layaknya anak yang tumbuh tanpa pengawasan orang tua.

    Karena sudah lama aku tidak mengobrol dengan Herland, kami berbicara banyak mengenai berbagai hal. Aku juga sempat memperhatikan wajah Herland yang menurutku cukup manis belum banyak berubah. Tinggi badannya juga masih tidak berbeda jauh denganku, hanya sekitar 160 cm. Namun di usianya yang menginjak 18 tahun, sikap dan pikirannya sudah jauh lebih dewasa.

    Setelah cukup lama mengobrol, aku baru sadar kalau tubuhku dalam keadaan kotor setelah berberes rumah. Aku kemudian pamit dengan Herland untuk mandi. Setelah aku selesai mandi dan berpakaian, aku mengajaknya untuk makan siang bersama. Di saat makan, aku merasa Herland terus memperhatikan tubuhku yang saat itu memakai kaos putih dan celana pendek yang cukup ketat.

    Huuuh Dasar cowok! Dimana-mana sama aja! omelku dalam hati.

    Namun di saat yang bersamaan aku juga dapat memaklumi Herland, karena pasti tubuh mungilku saat itu terlihat sangat seksi dan menggiurkan.

    Ada apa Land? Kok ngelamun aja sih? Pasti lagi mikirin Dewi ya? aku berpura-pura menanyakan hal lain untuk menyadarkan lamunannya.

    Eh Ng-nggak kok Teh. Lagipula Dewi kan sekarang udah punya pacar baru ujar Herland sekenanya.

    Herland nggak lagi buru-buru kan? Soalnya tadi Teteh ngirim SMS ke Dewi kasih tau kalau Herland lagi ada di rumah. Terus Dewi bilang Herland jangan pulang dulu kataku berbohong supaya Herland dapat lebih lama lagi di sini.

    Iya Teh Herland juga mau di sini dulu sampe semuanya pulang jawabnya.

    Ya udah Herland nonton TV dulu aja. Teteh mau masuk ke kamar dulu. Mau rebahan sebentar lanjutku.

    Ya udah Teh, nggak apa-apa kok. Teteh istirahat aja yah kata Herland.

    Setelah pamit ke Herland, aku beranjak masuk ke kamar tidur. Setelah menutup pintu kamar, aku bercermin. Wajahku memang terbilang manis, kulitku juga bersih dan mulus karena sering luluran. Walaupun badanku mungil, tapi terbilang proporsional. Kemudian aku melepas bajuku dan mencopot bra-ku, karena aku memang sudah terbiasa tidur tanpa menggunakan bra. Aku sempat memperhatikan payudara milikku yang berukuran kecil namun kencang, dan tentu saja semakin membuat tubuhku tampak indah, karena sesuai dengan postur mungilku.

    Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku

    Cerita Sex Hubungan Ku Dengan Mantan Pacar Adikku

    Ketika melihat ke arah bawah, aku tersenyum sendiri karena celana pendekku memang membuat aku tampak seksi. Pantas saja Herland sampai memperhatikan tubuhku seperti itu. Aku yang dalam keadaan cukup lelah, merebahkan diriku sebentar di atas kasur tanpa memakai kaos dan mencoba beristirahat sejenak.

    Belum lama beristirahat, aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah yang tepat berada di depan kamarku. Astaga! Aku baru ingat, itu pasti suara dari DVD porno yang lupa aku keluarkan tadi. Apa Herland sedang menyetelnya? Karena penasaran, aku pun bangkit dari tempat tidurku, dengan terburu-buru aku memakai kaos tanpa sempat memakai bra terlebih dahulu, kemudian dengan perlahan-lahan aku keluar dari kamarku.

    Begitu aku membuka pintu kamar, aku melihat pemandangan yang mendebarkan. Herland sedang berada di karpet depan TV sambil mengeluarkan penisnya dan mengocok-ngocoknya sendiri. Ternyata penisnya cukup besar juga untuk anak seusia dia, kurang lebih sekitar 14 cm dan sudah tampak tegang sekali.

    Aku berpura-pura batuk, kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Herland dan ikut duduk disampingnya. Dia tampak kaget menyadari aku sudah berada di sampingnya. Lalu dengan terburu-buru dia memasukkan penisnya ke dalam celananya lagi.

    Ehhh kok Te-teteh ng-nggak jadi tidur? kata Herland salah tingkah.

    Kemudian dengan wajah panik dia mengambil remote DVD lalu hendak mematikan filmnya.

    Iya nih Land, gerah banget di dalam. Eh, filmnya nggak usah dimatiin. Kita nonton berdua aja yuk! Kayaknya seru tuh ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan payudaraku yang hanya terbungkus oleh kaos putih ketatku saja.

    Hah? Teteh mau i-ikutan nonton? Ja-jangan Teh Herland malu katanya gugup.

    Kok Herland pake malu segala sih? Kayak sama siapa aja Herland kan udah seperti keluarga sendiri, masa masih malu sama Teteh? kataku meyakinkannya.

    Eeeem I-iya deh jawab Herland lalu tidak jadi mematikan DVD-nya.

    Dengan santai aku duduk di samping Herland dan ikut menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga celana pendekku semakin tertarik dan memperlihatkan paha mulusku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan bintang porno itu memang sungguh menakjubkan, mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap.

    Aku melirik ke arah Herland yang sejak tadi bergantian antara memandangi layar TV dan terkadang juga melirik ke arah paha serta payudaraku. Terlihat ia berkali-kali menelan ludah dan nafasnya semakin terdengar berat. Nafasku juga mulai memburu karena terangsang melihat adegan panas tersebut. Birahiku juga semakin naik membayangkan yang tidak-tidak.

    Land, kamu ngapain aja sih kalo lagi pacaran sama Dewi? tanyaku memancing Herland.

    Emmm Biasa aja kok Teh Pegangan tangan, pelukan Paling jauh juga ciuman doang jawab Herland polos.

    Oh gitu yah? Terus Herland udah pernah ngelakuin kayak di film ini belum? pancingku lebih jauh lagi karena aku sudah tidak tahan lagi untuk melampiaskan rangsangan di dalam tubuh.

    Eh, Te-teteh kok nanya-nanya kayak gitu sih? jawab Herland yang sepertinya benar-benar belum mengerti tujuan dari pertanyaanku barusan.

    Namun aku dapat memperhatikan wajah Herland yang tersipu malu karena mendengar pertanyaanku. Apalagi saat itu matanya sedang mencuri pandang ke arah puting payudaraku yang tercetak pada kaosku. Tentu saja aku semakin memanaskan aksiku. Dengan sengaja kakiku kubuka lebih lebar.

    Herland nggak usah takut Teteh bisa jaga rahasia kok tanyaku yang semakin penasaran.

    Be-belum kok Teh! Sumpah deh! jawabnya dengan nafas tersendat.

    Tapi kamu pasti udah sering nonton Film kayak gini kan! lanjutku sambil menunjuk ke arah TV.

    Lumayan sering sih Teh. Tapi palingan Herland nontonnya rame-rame sama temen kata Herland terus terang.

    Ooh gitu aku hanya menjawab sekedarnya.

    Aku yang merasa belum dapat memancing Herland kemudian memegangi pundak dan leherku sendiri lalu memijat-mijat pelan. Sebenarnya badanku memang terasa pegal setelah membereskan hampir seluruh bagian rumah.

    Kenapa Teh? tanya Herland yang ternyata masih memperhatikanku.

    Tau nih Land Badan Teteh pegel-pegel abis ngebersihin rumah jawabku menerangkan.

    Ooooh Sini biar Herland aja yang mijetin Teteh Dewi aja sampe ketagihan sama pijetan Herland kata Herland mempromosikan dirinya.

    Beneran nih? Teteh mau nyoba juga dong pijetannya Herland pintaku.

    Kemudian Herland menyuruhku mengambil posisi membelakangi dirinya. Dia mulai melakukan pijatan terhadapku yang diawali dari bagian leher. Beberapa saat kemudian tangannya mulai turun ke bagian pundak.

    Waaaah Pijetan Herland enak banget di dalam hati aku mengakui kalau pijatannya memang dapat mengendurkan ketegangan otot pada leher dan pundakku.

    Sambil terus memijat Herland bertanya kepadaku mengenai banyak hal, mulai dari pekerjaan, keluarga hingga masalah percintaan.

    Land Menurut kamu Teteh tuh cantik nggak sih? aku balik bertanya kepada Herland di saat dia sudah kehabisan pertanyaan tentang diriku.

    I-iya Teteh cantik kok! Cantik banget malah timpal Herland.

    Makasih ya Land buat pujiannya kataku sambil membalikkan badan lalu mengecup pelan pipinya.

    Merasa terus dipancing seperti itu, Herland memberanikan diri untuk membalas kecupanku barusan dengan ciuman lembut yang bermula dari pipiku. Setelah yakin tidak ada penolakan dariku, dia melanjutkan dengan menjilat telingaku yang membuat aku kegelian dan nafsuku semakin naik saja.

    Ooooh Mmmmm desahku pelan.

    Aku cukup kaget ketika bagian perut sampingku yang masih tertutup baju mulai dibuka sedikit demi sedikit kemudian dibelai oleh telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Herland basah oleh keringat karena gugup. Dia terus membelai-belai bagian tersebut seraya perlahan-lahan mulai naik untuk mengusap pergelangan tanganku. Aku hanya pasrah saja ketika Herland memberanikan diri melingkarkan tangannya pada bahuku. Namun tampaknya dia belum berani untuk menatap mataku. Sambil terus memeluk bahuku, tangan kanannya mulai berani memegang-megang payudaraku.

    Enak ya Teh diginiin? tanya Herland disela-sela permainan tangannya.

    Uuuuuhhh Eemmmmhh aku hanya dapat mendesah sambil memejamkan kedua mataku.

    Sambil memegang payudaraku, dengan ganas Herland mulai menciumi bibir dan leherku. Akupun dengan tak kalah ganasnya membalas ciumannya. Keganasan kami berdua membuat suasana ruangan ini yang tadinya hening, menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku yang sudah terangsang berat berniat untuk melanjutkan ke bagian yang lebih jauh lagi.

    Land Bentar yah Teteh buka baju dulu kataku menghentikan pegangannya.

    Herland hanya mengangguk mendengar kata-kataku. Tentu saja dia pasti sudah tidak sabar untuk melihat payudaraku yang tanpa terbungkus apa-apa lagi.

    Land, payudara Teteh bagus nggak? ketika aku sudah mencopot kaos ketatku sehingga payudaraku terpampang jelas di hadapannya.

    Ba-baaagus Teh! jawabnya dengan terbata-bata.

    Kedua mata Herland tampak melotot seakan ingin melompat dari tempatnya menyaksikan bagian atas tubuhku yang menggoda. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang dan melanjutkan perbuatanku. Herland tampaknya sudah tidak tahan lagi. Ia langsung melumat bibirku sambil meraba-raba payudaraku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Aku memejamkan mata meresapinya, Herland semakin ganas menciumiku ditambah lagi tangannya berusaha memainkan vaginaku dari luar. Sembari melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku.

    Kami berdua terlibat percumbuan panas selama beberapa saat, lidah kami saling belit dan jilat, ludah saling bertukar. Mulut Herland mulai menciumi daerah pundak dan leherku, rambutku dinaikkan ke atas oleh Herland sehingga memudahkannya untuk mencupangi leherku. Aku mengerang sejadi-jadinya, kadang eranganku tersendat saat diselingi ciuman.

    Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk mengikuti arus permainan. Dengan kuluman lidah Herland yang agresif, ditambah remasan-remasan telapak tangannya pada kedua payudaraku, birahiku pun dengan cepat naik. Saat ini aku hanya bisa pasrah saja tubuhku dipegang dan digerayangi oleh Herland. Tubuh bugilku menjadi objek bulan-bulanan mulut serta kedua tangannya.

    Aaaaahh Herlaaaaaaand Aaaahhhhhhh aku mendesah panjang merasakan nikmat yang melanda diriku.

    Sementara di bawah sana kurasakan tangan Herland sedang merabai pahaku yang mulus.

    Paha Teteh mulus banget! Bikin Herland tambah napsu aja sahut Herland sambil tangannya merayap naik lagi ke selangkanganku.

    Ketika Herland sedang asyik-asyiknya menikmati rabaannya pada selangkanganku aku berkata Land, berhenti dulu dong

    Kenapa Teh? Sakit yah? tanya Herland dengan wajah penasaran.

    Nggak kenapa-kenapa kok Land. Teteh cuma pengen liat Herland telanjang juga pintaku kepada Herland tanpa ada perasaan malu lagi.

    Herland terlihat salah tingkah mendengar permintaanku. Karena sudah dikuasai hawa nafsu, dengan tidak sabar aku membantu Herland untuk mencopot seluruh pakaiannya hingga dia telanjang. Aku semakin terangsang melihat tubuh telanjang Herland dari dekat. Badannya walaupun agak kurus tapi cukup berotot. Penisnya sudah mengacung tegak dan membuat jantungku berdebar cepat. Entah mengapa, kalau dulu membayangkan bentuk penis saja rasanya jijik, tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

    Wah penis kamu udah tegang banget Land! kataku.

    Abisnya Teteh bikin Herland napsu banget sih!  jawab Herland.

    Te-teteh mau se-sepongin kontol Herland nggak? lanjutnya dengan nada gugup.

    Iiiiih Taunya Herland bandel juga yah kataku dengan nada manja.

    Karena sudah sangat terangsang, tanpa basa-basi lagi aku mulai mengocok, menjilat lalu mengulum batang kemaluan Herland dengan semangat. Bau penisnya yang cukup menyengat tidak aku perdulikan lagi karena aku sudah dikuasai oleh hawa nafsu.

    Sluuurp Sluurp Sluuuurp terdengar suara hisapanku pada penis Herland yang benar-benar terasa nikmat sekali di mulutku.

    Teeeh!! Aaaaaaaaah Enaaakk bangeeet!! Akhirnya kesampaian juga Herland ngerasain disepong sama Teteh katanya sambil terus menikmati hisapanku pada penisnya.

    Mendengar kata-kata Herland barusan, aku semakin bernafsu menghisap penisnya. Terkadang aku juga menjilat buah zakarnya sehingga Herland mulai mendesah lebih keras. Kulihat ekspresinya meringis dan merem-melek sewaktu penisnya kumain-mainkan di dalam mulutku. Kujilati memutar kepala kemaluannya sehingga kini penisnya semakin keras dan membengkak.

    Eeehhmmmm Nikmat banget penis kamu Land Enak nggak diisepin Teteh? tanyaku sambil memuji rasa penisnya.

    Aaaaahh Ooooohh. Eeennakk banget Teh! Teteh udah pengalaman yah? ceracau Herland menikmati hisapanku.

    Aku hanya melanjutkan hisapanku tanpa menghiraukan pertanyaan Herland. Setelah beberapa menit merasakan hisapanku pada penisnya, Herland akhirnya tak kuat lagi menahan nafsu. Didorongnya tubuhku hingga terlentang di lantai, lalu aku diterkamnya dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam dan ikut bekerja dengan meremas-remas kedua buah dadaku.

    Aaaahh Mmmmmmh.. Uuuuuuh.. E-enak Laaand desahku menikmati permainan Herland pada payudaraku.

    Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

    Uuwh Nikmaaaat bangeett Aaah! desahanku semakin kencang.

    Aku menggelinjang, tapi tanganku justru semakin menekan kepalanya agar lebih kuat lagi menghisap putingku. Kemudian lidahnya turun ke arah vaginaku. Tangannya menarik celana pendek beserta celana dalamku lalu melemparkannya ke sofa. Mata Herland seperti mau keluar melihat vaginaku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Vagina Teteh bagus nggak bentuknya Land..? tanyaku kepada Herland.

    Bagus banget Teh!! Herland suka banget sama bentuk memek Teteh yang masih rapet jawab Herland lancar.

    Sekarang tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Lalu dengan lembut Herland membelai permukaan vaginaku. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku semakin berdesir ketika telapak tangannya meremas-remas dadaku.

    Ssssshhhh aku agak gemetar ketika jarinya mulai menekan bagian tengah kemaluanku.

    Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku sudah mulai naik, mengucurlah cairan pra-orgasmeku. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli sekaligus nikmat di bawahku sehingga tangan Herland terhimpit diantara kedua paha mulusku.

    Eemmhh Enaaaakk aku terus mendesah sehingga semakin membangkitkan nafsu Herland.

    Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang berasal dari vaginaku. Dia jilati cairanku di jarinya itu tanpa rasa jijik. Kemudian dia masukkan lagi tangannya ke vaginaku, kali ini dia juga mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya.

    Setelah puas memainkan jari-jarinya di vaginaku, kurasakan Herland mulai menjilati kedua pahaku yang mulus dan merangsang, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Kemudian Herland membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar, aku hanya dapat bergetar saat kurasakan lidahnya menyusup ke pangkal pahaku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya sungguh nikmat, geli-geli enak seperti mau pipis.

    Aaaaahh Herlaaannnd!! Uuuuuhh Eeeenaaaak Teruuuus Aaaaaahhh! jeritku menikmati jilatan Herland.

    Herland terus menjilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil klitorisku atau terkadang dihisapnya dengan kuat. Bagian itu dijilatinya dengan ujung lidahnya sehingga aku pun tidak bisa menahan eranganku. Sambil terus menjilat, Herland juga mengelusi bongkahan pantat dan paha mulusku yang mempercepat naiknya libidoku.

    Aaaahhh Terus Land Nikmaaaat bangeeeet aku mendesah kencang yang membuat Herland semakin bernafsu.

    Aku terus mendesah sambil gemetaran. Lidah Herland terus menjilati selangkanganku. Herland menggigit pelan klitorisku dan mulutnya melakukan gerakan mengisap. Sekarang vaginaku sudah terasa semakin basah. Mungkin karena vaginaku mengeluarkan aroma yang enak dan cairan yang manis sehingga membuat Herland sangat menikmatinya.

    Sluuurp Sluuurp Cairan memeeek Teteh guriih bangeeet! Mmmmmh Sluuurrrpp katanya disela-sela menjilati vaginaku yang sudah sangat basah.

    Karena sangat menikmati jilatan Herland, aku meremas rambutnya lalu kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tidak ingin terlepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding kemaluanku. Namun yang paling nikmat adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku. Butir-butir keringat mulai mengalir deras pada sekujur tubuhku.

    Aaaaaaahh!! Teteh suka banget dijilatin sama Herland! Enaaaak bangeeeet! aku terus mengerang.

    Herland terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. Tidak sampai lima menit, tubuhku mulai mengejang, rasa nikmat itu menjalar dari vagina ke seluruh tubuhku.

    Land Kayaknya Te-Teteh udah mau keluaaaar nih kataku kepada Herland yang semakin bernafsu saja menjilati vaginaku.

    Aaaaaaaaaahh Teeteeehhh keluaaar Laannndd.!! aku menjerit panjang merasakan nikmat yang amat sangat pada seluruh tubuhku.

    Aku merasakan cairan kewanitaanku tumpah semua. Tampaknya aku mencapai orgasme yang pertama akibat permainan jari ditambah dengan jilatan-jilatan lidah Herland pada vaginaku.

    Ehhhmmm Enaak Teh!! Sluuuurrpp Sluuurrpp Gurih banget rasanya! ceracau Herland dari bawah sana.

    Dengan rakusnya Herland menyeruput cairan bening yang masih hangat itu. Aliran orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku terus dihisapinya selama kurang lebih 3 menit. Sensasi itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah kemudian Herland melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

    Haaaaah Haaaaah He-herland jago banget sih bisa bikin keluar Teteeeh dengan nafas masih terengah-engah aku memuji permainan Herland barusan.

    Enak yah Teh memeknya diisepin Herland kayak tadi? tanya Herland.

    Pertanyaan Herland kali ini hanya aku jawab dengan anggukan pelan. Tak disangka Herland yang mengaku baru pertama kali melakukan hal seperti tadi telah mampu membuat aku mencapai orgasme.

    Sekarang giliran Teteh bikin Herland keluar yah pintanya karena merasa belum terpuaskan olehku.

    Emangnya Herland mau diapain lagi sama Teteh? tanyaku yang sebenarnya masih lemas karena baru saja mencapai orgasme.

    Sepongin kontol Herland lagi dong! Abisnya sepongan Teteh tadi bikin Herland ketagihan sih! jawab Herland.

    Lalu Herland mengambil posisi duduk di sofa sambil kembali memamerkan penis miliknya yang sekarang sudah sangat tegang. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis itu, pertama kukocok dengan lembut kemudian semakin cepat lalu pelan lagi. Hal itu tentunya semakin memainkan nafsu birahi Herland.

    Aaaaaaah Teteeeeh!! E-enaaak bangeeeet Herland mendesah kencang.

    Setelah puas mengocok-ngocok penisnya, aku mulai menjilati batangnya dengan pelan. Mungkin karena Herland sudah dikuasai hawa nafsu, dengan setengah memaksa dia mengarahkan batang penisnya ke mulutku yang dan kemudian menjejali penisnya ke mulutku. Aku yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu ke mulutku. Kusambut batangnya dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma khas pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya. Lalu kupakai ujung lidahku untuk menyeruput lubang kencingnya.

    Sluurpp Sluuuurp Mmmmmh.. desahku sambil menikmati setiap jengkal penisnya.

    Aaaaahhh teruuus Teh! Teteeeeh!! Aaaaahh Herland terus mendesah sambil meremas-remas rambutku.

    Aku semakin bernafsu mengulum, menjilati dan mengocok penis miliknya. Kusedot dengan kuat penis hitam itu. Kubuat pemiliknya mendesah-desah, aku juga memakai lidahku untuk menyapu batangnya. Aku dapat melihat ekspresi kenikmatan pada wajah Herland akibat teknik oralku.

    Enak nggak Land? Hmmmmm tanyaku sambil mengangkat kepala dari penis Herland dan menatapnya dengan senyum manisku.

    Enaaak bangeeeet Teeeh kata Herland yang tampak semakin menikmati hisapanku.

    Aku melanjutkan hisapanku yang membuat Herland mulai mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua payudaraku.

    Enak banget deh rasa penis kamu Land kataku sambil terus menghisap penis Herland.

    Aku memasukkan mulutku lebih dalam lagi sampai kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokanku. Setelah beberapa lama kuhisap, benda itu mulai berdenyut-denyut. Aku semakin gencar memaju-mundurkan kepalaku mengemut benda itu. Herland semakin merintih keenakan dibuatnya, tanpa disadarinya pinggulnya juga bergerak maju-mundur di mulutku.

    Ooooooh Terus Teehh Herland udah mauuu keluaaaar!! Herland mendesah semakin kuat.

    Karena Herland sudah hampir keluar, aku melepaskan hisapanku pada penisnya dan mulai mengocoknya dengan tangan kananku. Aku semakin bersemangat memainkan penis miliknya yang kepalanya sekarang berwarna lebih kehitaman. Semakin lama aku semakin cepat mengocoknya.

    Aaaaaaaaahh Herland keluaaaarrr Teeeh..!! Herland berteriak kencang.

    Croooot Croooot tidak lama kemudian penisnya menyemburkan cairan putih pekat, kental dan berbau khas yang jumlahnya banyak sekali sehingga membasahi bagian wajah, payudara hingga hampir seluruh perutku.

    Eeehhmmm Sluuurp Sluuurp dengan sigap aku menjilat dan mengulum sperma Herland yang masih menempel di penisnya seperti sedang menikmati es krim.

    Kemudian aku meneruskan untuk mengusap serta menjilati semua cairan sperma Herland yang berceceran pada wajah dan tubuhku lalu kutelan hingga tak tersisa. Lalu aku kembali menghisap penis Herland supaya sisa sperma yang masih menempel dapat kubersihkan. Setelah aku yakin spermanya sudah benar-benar habis, aku melepaskan hisapan pada penisnya, kemudian benda itu terlihat mulai menyusut perlahan-lahan.

    Nikmat banget sperma kamu Land bisikku mesra seraya menjilat sisa-sisa spermanya yang masih menempel pada bibirku.

    Obat awet muda ya Teh? kata Herland bercanda.

    Iya dong! Makanya Teteh tetep awet muda kan? aku ikut membalas candanya.

    Walaupun sudah sempat mencapai orgasme, namun ternyata birahiku belum juga padam. Aku berpikiran untuk melanjutkan permainan kami ke tahap selanjutnya.

    Land Ayo sekarang masukin penis Herland ke vagina Teteh! Udah nggak tahan nih perintahku yang masih dikuasai hawa nafsu.

    Tanpa pikir panjang lagi, Herland lalu mengambil posisi duduk, kemudian diacungkan penisnya dengan ke arah lubang vaginaku. Semula Herland merasa canggung, namun seiring dengan nafsu birahi yang mulai bangkit kembali, perlahan-lahan ia membelit dan mendekap tubuhku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan penisnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang penisnya itu ke dalam vaginaku.

    Uuuuuhh Emmhhh! desisku saat penis yang sudah dalam keadaan keras lagi itu membelah bibir kemaluanku.

    Aaaauw Pelan-pelan dong Land Aaaaakh desahku sedikit kesakitan.

    Walaupun sudah tidak perawan lagi, tapi vaginaku masih sempit. Mungkin juga karena penis Herland termasuk besar ukurannya.

    Aaahh Enaaak Land desahku yang semakin merasakan nikmat.

    Herland tampak merem-melek menahan nikmat. Tentu saja karena Herland baru pertama kali melakukan ini. Lalu dengan satu sentakan kuat penisnya berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

    Aaaahh Nikmaat bangeett Laaand. teriakku.

    Aku melonjakkan pantatku karena merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kurasakan cairan hangat vaginaku mulai mengalir di pahaku. Aku tidak memikirkan lagi bahwa status Herland adalah mantan pacar adikku sendiri. Sudah kepalang tanggung pikirku, yang pasti saat ini aku ingin merasakan nikmatnya bersetubuh hingga orgasme dengan Herland. Sesaat kemudian Herland memompa pantatnya maju mundur.

    Bleeeep Bleeep Bleeeep! dapat terdengar cukup kencang suara penisnya yang sedang keluar masuk di vaginaku.

    Tubuhku menggelepar di bawah pompaan batang penis Herland. Tangan mungilku berusaha menahan gerakan pinggul Herland, namun itu semua tidak dapat menghentikan terjangan batang penisnya. Akhirnya aku hanya menggantung kedua kakiku ke pinggang Herland.

    Aaaakh Aaaakh Nikmaaat bangeeet Laaaand! aku terus merintih nikmat.

    Aku menjerit-jerit karena merasakan nikmat yang luar biasa saat itu. Vaginaku yang sudah basah sekarang dimasuki dengan lancar oleh penis Herland yang sangat tegang itu.

    Oooooh Herlaaaaaand!! aku berteriak menikmati sodokan penisnya pada vaginaku.

    Semakin keras aku merintih dan mendesah, semakin kuat pula Herland menyodokkan batang penisnya. Tubuh mungilku terguncang hebat di bawah tindihan tubuh Herland, keringat kami yang bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Selagi bersetubuh, lidah kami berdua saling berpagutan. Tangan Herland meremas-remas buah pantatku dan mengusapi badanku yang basah kuyup oleh butiran keringat yang membanjir.

    Heer laand U-udaaah Mauu Keluaaar niiih Teeh Mauu dii luaaar Apaaa di daleeem? tanya Herland tanpa mengurangi irama sodokannya.

    Terseraaahhhh! Di daleeem juga Eeengh Eengh Ng-nggak apa-apaaa jawabku sambil berusaha untuk mencapai orgasme kembali.

    Aaaaaaaaarrrrhhhh!! Herland akhirnya mengerang kencang ketika spermanya menyembur bagitu banyak di dalam rongga rahimku.

    Badan Herland melengkung ke atas sambil wajahnya menunjukkan kepuasan yang luar biasa hingga akhirnya melemas dan jatuh di pelukanku. Selama beberapa saat Herland membiarkan tubuhnya tetap menindih tubuh mulusku tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku. Mungkin dia ingin merasakan kenikmatan dari mantan calon kakak iparnya ini lebih lama lagi. Aku juga dapat melihat senyum penuh kepuasan menghiasi wajahnya.

    Setelah 10 menit kami terdiam di dalam posisi ini, Herland kemudian mencabut penisnya lalu terduduk lemas menyender ke sofa. Akhirnya aku pun ikut bangkit dari posisi tidur kemudian membaringkan kepalaku di dada Herland yang cukup berisi.

    Teh Sebenernya udah dari dulu Herland pengen banget ngentot sama Teteh katanya membuka percakapan.

    Maksud kamu Land? Kamu udah sering ngebayangin gituan sama Teteh waktu masih pacaran sama Dewi ya? tanyaku dengan nada curiga.

    I-iyaa Abisnya Herland udah kagum dari pertama kali kenal sama Teteh Herland ngeliat Teteh tuh dewasa Beda banget sama Dewi yang masih kayak anak kecil Mana Teteh suka pake celana pendek pas lagi di rumah Bikin Herland jadi sering mikir yang nggak-nggak deh Herland menjelaskan dengan panjang lebar.

    Tentu saja penjelasan dari Herland tadi membuatku tersenyum geli.

    Maafin Herland ya Teh kalau kurang ajar Biar gimana juga kan Teteh itu kakaknya Dewi kata Herland.

    Nggak apa-apa kok Land Lagipula selama ini Teteh juga suka ngeliatin Herland walaupun nggak punya pikiran senakal kamu Hihihi” aku berusaha bercanda supaya Herland tidak terlalu merasa bersalah.

    Kami berdua akhirnya tertawa lalu kembali tenggelam pada percakapan yang akrab seperti sebelumnya. Sambil terus mengobrol tanganku meraih penis Herland yang sudah melemas. Aku mengelusnya perlahan-lahan hingga membuat penisnya kembali tegak berdiri.

    Aaaaaah Laaaand Aaaaaahhhh aku tidak kuasa menahan desahan demi desahan ketika tanpa basa-basi lagi Herland mulai meraba-raba tubuhku.

    Tanganku terus meremas dan mengocok penis Herland sementara dia memainkan tangannya dengan lihai di payudaraku.

    Eeeeemmm Laaand? aku memanggil namanya di tengah desahan lembutku.

    Iyaaa Teh? jawab Herland.

    Teteeeh pengeeen Gituaaan lagiii Mau nggak? pintaku lebih dulu karena sudah tidak tahan lagi.

    Jelas mau dong Teh! Tapi Eeeehhmm Ta-tapi sekarang gantian Teteh yang di atas yah Soalnya Herland masih capek nih kata Herland ragu-ragu karena takut permintaannya aku tolak.

    Hu-uh! Dasar ABG! umpatku dalam hati namun tetap mengangguk tanda setuju.

    Aku yang sudah tidak sabar lalu mendorong tubuh Herland hingga terlentang. Kemudian aku naik ke atas tubuhnya yang terlihat pasrah, lalu melebarkan kaki tepat di atas penisnya yang sudah dalam keadaan sangat tegang itu. Dengan birahi yang memuncak kuarahkan batang penis Herland untuk masuk ke dalam liang vaginaku.

    Bless!! begitu penis Herland tertanam sempurna di dalam liang senggamaku.

    Tanganku bertumpu pada dada Herland, lalu tubuhku mulai bergerak naik turun secara perlahan. Aku mempergunakan seluruh kekuatan otot-otot panggulku saat berputar dan bergoyang. Di saat naik, otot-otot bagian dalam kewanitaanku mencengram dan menarik batang kemaluan Herland ke atas. Lalu pinggulku berputar lambat. Saat itulah Herland merasakan penisnya di peras-peras. Kemudian aku melepaskan kuncian vaginanya sambil menyentak turun dengan cepat.

    Teeehhh Aaaaaaaaaahhhh!! Herland mendesah nikmat.

    Tangan Herland mengusap-ngusap pinggangku. Aku mengibaskan rambutku yang basah oleh keringat ke arah belakang kemudian melanjutkan menaik turunkan vaginaku dalam gerakan–gerakan yang erotis.

    Ooooooh Herlaaaand!! aku menjerit keenakan.

    Lalu dengan semangat aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku. Herland menusuk batang penisnya ke atas saat belahan vaginaku merosot turun pada batang penisnya. Tubuhku tersentak-sentak turun naik di atas batang penis Herland. Aku terus menggoyang pinggulku dengan lebih liar lagi seperti sedang mengayak batang penis Herland.

    Cleppp Bleppppp Bleppppp Clepppphhhh terdengar suara berdecakan saat aku semakin aktif menaik turunkan vaginaku.

    Saat vaginaku bergoyang ke kiri, Herland memutar batang penisnya ke arah kanan, sedangkan saat vaginaku bergoyang ke kanan, Herland memutar batang penisnya ke arah sebaliknya. Tangan Herland turut menambahkan kenikmatan dengan mengelusi payudaraku bagian bawah sebelum meremas-remas lembut kedua payudaraku sambil terus menyodokkan batang penisnya ke atas hingga amblas sedalam-dalamnya ke dalam jepitan liang vaginaku.

    Herland menggelepar tak berdaya di bawah kendaliku. Tubuh Herland melengkung saat puncak kenikmatan secara dahsyat menyengat kemaluannya.

    Ouuh Memek Teteh eeenaaak bangeeeeet! Kontol Herland kayak dipijeeet desahnya.

    Uhhh Uuuh Penis Herlaaand Juga nikmaat! aku juga memuji keperkasaan penisnya.

    Kedua tubuh kami sudah sangat basah oleh keringat. Karpet di ruangan ini pun sudah basah oleh cairan sperma Herland maupun lendir yang meleleh dari vaginaku. Namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang. Aku menghujamkan vaginaku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah sekitar setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh tubuhku bergetar hebat.

    Teeeh Herland bentar lagi keluar nih! erangnya panjang sambil meringis.

    Hal yang sama pula dirasakan olehku, aku tidak sanggup lagi menahan gelombang orgasme yang menerpaku demikian dahsyat.

    Aaaaaah Teteeeh juga udah mau keluar Land!! Kita keluar sama-sama Land!! aku berteriak kencang karena sudah hampir mencapai orgasme.

    Oooohh Teeteeehhh Aaaaaahh!! Herland berteriak panjang.

    Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat. Kemudian kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang hampir bersamaan.

    Creettt Creettt Cretttttt aku dapat merasakan sperma Herland menyembur deras di dalam vaginaku.

    Sedangkan vaginaku juga mengeluarkan cairan yang sangat banyak, tanda aku sudah mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya. Dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan kami.

    Aku memeluk erat-erat tubuh Herland sampai dia merasa sesak karena aku memeluknya dengan sangat kencang. Kami seakan sudah tidak peduli bila tetangga sebelah rumahku akan mendengarkan jeritan-jeritan kami. Kemudian Herland mencabut penisnya vaginaku hingga akhirnya kami berdua hanya bisa tergeletak lemas di atas karpet dengan tubuh bugil bermandikan keringat.

    Aaaaahh Herlaaand Kamu hebaaat banget Land! pujiku sembari mengistirahatkan tubuh yang sudah lemas ini.

    Teteh juga hebaaat Herland baru pernah ngerasain nikmat kayak gini jawab Herland sambil mengecup keningku dengan mesra kemudian membelai-belai lembut rambutku layaknya sepasang kekasih.

    Land, kalo Herland mau kayak tadi lagi tinggal SMS Teteh ya kataku.

    Pasti dong Teh! jawab Herland yakin.

    Tapi hati-hati jangan sampe rahasia kita berdua ketahuan orang lain apalagi Dewi pintaku pada Herland.

    Sip deh pokoknya Teh!! Herland janji jawabnya menyanggupi permintaanku.

    Setelah merasa kuat untuk bangun, kami berdua beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari sperma, keringat dan liur. Tapi di kamar mandi kami tidak melakukan persetubuhan lagi, melainkan hanya berciuman mesra saja, karena kami takut tiba-tiba Dewi atau keluargaku yang lain akan segera pulang. Siraman air pada tubuhku benar-benar menyegarkan kembali pikiran dan tenagaku setelah hampir seharian penuh bermain dengan Herland.

    Kami berdua pun membersihkan ruang di sekitar medan pertempuran dengan menyemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan. Setelah selesai, kami pun sedikit berbincang mengenai kejadian tadi. Aku yang sempat ragu apa benar Herland belum pernah bersetubuh karena dia sudah terlihat ahli, bertanya lagi kepadanya. Ternyata dari pengakuannya, memang Herland belum pernah melakukan persetubuhan dengan siapapun, termasuk Dewi. Herland melakukan ini hanya berdasarkan yang dia lihat melalui DVD ataupun internet saja.

    Di dalam pikiranku, aku juga merasa bersalah sekaligus kasihan kepada Dewi yang belum sempat merasakan nikmatnya penis Herland. Tentu saja kehilangan keperjakaan dengan kakak mantan pacarnya pasti adalah pengalaman yang sangat mengesankan bagi Herland. Dia berharap kami dapat melakukannya lagi di lain waktu. Begitu juga dengan aku yang ingin menikmati penis Herland lebih sering lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kenangan Indah Saat Liburan Sekolah

    Cerita Sex Kenangan Indah Saat Liburan Sekolah


    964 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenangan Indah Saat Liburan Sekolah, Ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan wanita setengah baya, Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat liburan satu bulan dari sekolah. Untuk mengisi waktu liburanku, aku mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur dikampungnya. Disebuah desa di Jawa Barat. Katanya, sekalian mau nengok istrinya. Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik dan mulus-mulus. Aku ingin buktikan omongannya.

    cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
    Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 17.00 WIB kami tiba di kampungnya. Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah tetangganya. Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya memanjang.
    di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan Tante Sari mertuanya. Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih dan bodynya sangat sexy. Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma. Meskipun sudah berumur empat puluhan, kecantikannya belum pudar. Bodynya tak kalah dengan gadis remaja. Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma. Tante Sari kimpoi dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma meninggal. Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, karena sakit. Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda.

    Sekitar jam 20.00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma dan Tante Sari. Sambil makan kami ngobrol diselingi gelak tawa. Walaupun kami baru kenal, tapi karena keramahan mereka kami serasa sudah lama kenal. Selesai makan malam Mas Iwan dan Mbak Irma permisi mau tidur. Mungkin mereka sudah tak sabar melepaskan hasrat yang sudah lama tak tersalurkan. Tinggal aku dan Tante Sari yang melanjutkan obrolan. Tante Sari mengajakku pindah ke ruang tamu. Pas di depan kamar Mas Iwan.

    Saat itu Tante Sari hanya mengenakan baju tidur transparan tanpa lengan. Hingga samar-samar aku dapat melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sexy. Tante Sari duduk seenaknya hingga gaunnya sedikit tersingkap. Aku yang duduk dihadapannya dapat melihat paha mulusnya, membangkitkan nafsu birahiku. Penisku menegang dari balik celanaku. Tante Sari membiarkan saja aku memelototi paha mulusnya. Bahkan dia semakin lebar saja membuka pahanya.

    Semakin malam obrolan kami semakin hangat. Tante Sari menceritakan, semenjak suaminya meninggal, dia merasa sangat kesepian. Dan aku semakin bernafsu mendengar ceritanya, bahwa untuk menyalurkan hasrat birahinya, dia melakukan onani. Kata-katanya semakin memancing nafsu birahiku. Aku tak tahan, nafsu birahiku minta dituntaskan. Akupun pergi kekamar mandi. Sampai di kamar mandi, kukeluarkan penisku dari balik celanaku. Kukocok-kocok sekitar lima belas menit. Dan crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi. Lega sekali rasanya.

    Setelah menuntaskan hasratku, aku balik lagi ke ruang tamu. Alangkah terkejutnya aku. Disana di depan jendela kamar Mas Iwan yang kordennya sedikit terbuka kulihat Tante Sari sedang mengintip ke dalam kamar, Mas Iwan yang sedang bersetubuh dengan istrinya.

    Nafas Tante Sari naik turun, tangannya sedang meraba-raba buah dadanya. Nafsu birahiku yang tadi telah kutuntaskan kini bangkit lagi melihat pemandangan di depanku. Tanpa berpikir panjang, kudekap tubuh Tante Sari dari belakang, hingga penisku yang sudah menegang menempel hangat pada pantatnya, hanya dibatasi celanaku dan gaun tidurnya. Tanganku mendekap erat pinggang rampingnya. Dia hanya menoleh sekilas, kemudian tersenyum padaku. Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani. Kupindahkan tanganku dan kususupkan kebalik celana dalamnya. Kuraba-raba bibir vaginanya.

    “Ohh… Don… Enakk,” desahnya, ketika kumasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya yang telah basah. Setelah puas memainkan jari-jariku dilubang vaginanya, kulepaskan dekapan dari tubuhnya. Kemudian aku berjongkok di belakangnya. Kusingkapkan gaun tidurnya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas. Kudekatkan wajahku ke lubang vaginanya. Kusibakkan bibir vaginanya lalu kujulurkan lidahku dan mulai menjilati lubang vaginanya dari belakang, sambil kuremas-remas pantatnya. Tante Sari membuka kedua pahanya menerima jilatan lidahku. Inilah vagina terindah yang pernah kurasakan.

    “Oohh… Don… Nik… mat,” suara Tante Sari tertahan merasakan nikmat ketika lidahku mencucuk-cucuk kelentitnya. Dan kusedot-sedot bibir vaginanya yang merah.
    “Ohh… Don… Luarr… Biasaa… Enakk… Sedott… terus,” pekiknya semakin keras.

    Cairan kelamin mulai mengalir dari vagina Tante Sari. Hampir setiap jengkal vaginanya kujilati tanpa tersisa. Tante Sari menarik vaginanya dari bibirku, kemudian membalikkan tubuhnya sambil memintaku berdiri. Dia mendorong tubuhku ke dinding. Dengan cekatan ditariknya celanaku hingga terlepas, maka penisku yang sudah tegang, mengacung tegak dengan bebasnya.

    “Ohh… Luar biaassaa… Don… Besar sekali,” serunya kagum.
    “Isepp… Tante, jangan dipandang aja,” pintaku.

    Tante Sari mengabulkan permintaanku. Sambil melepaskan gaun tidurnya, dia lalu berjongkok dihadapanku. Wajahnya pas di depan selangkanganku. Tangan kirinya mulai mengusap-usap dan meremas-remas buah pelirku. Sedangkan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku dengan irama pelan tapi pasti. Mulutnya didekatkan kepenisku dan dia mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku. Aku meringis merasakan geli yang membuat batang penisku semakin tegang.

    “Ohh… Akhh… Tan… Te… Nikk.. matt,” seruku tertahan, ketika Tante Sari mulai memasukkan penisku kemulutnya. Mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang besar dan panjang. penisku keluar masuk di mulutnya. Tante Sari sungguh lihai memainkan lidahnya. Aku dibuatnya seolah-olah terbang keawang-awang.

    Tante Sari melepaskan penisku dari kulumannya setelah sekitar lima belas menit. Kemudian dia memintaku duduk dilantai. Dia lalu naik kepangkuanku dengan posisi berhadapan. Diraihnya batang penisku, dituntunnya ke lubang vaginanya. Perlahan-lahan dia mulai menurunkan pantatnya. Kurasakan kepala penisku mulai memasuki lubang yang sempit. Penisku serasa dijepit dan dipijit-pijit. Mungkin karena sudah sepuluh tahun tidak pernah terjamah laki-laki. Meski agak susah, akhirnya amblas juga seluruh batang penisku ke dalam lubang vaginanya.

    Tante Sari mulai menaik-turunkan pantatnya, dengan irama pelan. Diiringi desahan-desahan lembut penuh birahi. Sesekali dia memutar-mutar pantatnya, penisku serasa diaduk-aduk dilubang vaginanya. Aku tak mau kalah, kuimbangi gerakkannya dengan menyodok-nyodokkan pantatku ke atas. Seirama gerakkan pantatnya.

    Oh, senangnya melihat penisku sedang keluar masuk vaginanya. Bibirku menjilati buah dadanya secara bergantian, sedangkan tanganku mendekap erat pinggangnya. Semakin lama semakin cepat Tante Sari menaik turunkan pantatnya. Nafasnya tersengal-sengal. Dan kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin keras.

    “Ohh… Don… Aku… Mau… Keluarr,” pekiknya.
    “Tahan… Tan… Te… Akuu… Belumm… Mauu,”sahutku.
    “Akuu… Tak… Tahann… Sayang,” teriaknya keras.
    Tangannya mencengkeram keras punggungku.
    “Akuu… Ke… Ke… Luarr… Sayangg,” jeritnya panjang.

    Tante Sari tak dapat menahan orgasmenya, dari vaginanya mengalir cairan yang membasahi seluruh dinding vaginanya. Tante sari turun dari pangkuanku lalu merebahkan tubuhnya dipangkuan. Kepalanya berada pas diselangkanganku. Tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku. Dan mulutnya mengulum kepala penisku dengan lahapnya.

    Perlakuannya pada penisku membuat penisku berkedut-kedut. Seakan-akan ada yang mendesak dari dalam mau keluar. Dan kurasakan orgasmeku sudah dekat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkanganku. Hingga penisku semakin dalam masuk kemulutnya.

    “Akhh… Tante… Akuu… Mau keluarr,” teriakku.
    “Keluarin… Dimulutku sayang,” sahutnya.
    Tante sari semakin cepat mengocok dan mengulum batang penisku. Diiringi jeritan panjang, spermaku muncrat ke dalam mulutnya.
    “Ohh… Kamu… Hebatt… Don, aku puas,” pujinya, tersenyum ke arahku. Tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati dan menelan sisa-sisa spermaku.

    Suara ranjang berderit di dalam kamar, membuat kami bergegas memakai pakaian dan pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Kemudian masuk ke kamar Masing-masing. Beberapa menit kemudian kudengar langkah kaki Mbak Irma ke kamar mandi. Dari balik jendela kamarku dapat kulihat Mbak Irma hanya mengenakan handuk yang yang dililitkan ditubuhnya. Memperlihatkan paha mulus dan tubuh sexynya. Membuatku mengkhayal, alangkah senangnya bisa bersetubuh dengan Mbak Irma.

    Sekitar jam 02.00 dinihari, aku terbangun ketika kurasakan ada yang bergerak-gerak di selangkanganku. Rupanya Tante Sari sedang asyik mengelus-elus buah pelirku dan menjilati batang penisku.

    “Akhh… terus… Tante… terus,” gumanku tanpa sadar, ketika dia mulai mengulum batang penisku. Dengan rakus dia melahap penisku. Sekitar sepuluh menit berlalu kutarik penisku dari mulutnya. Kusuruh dia menungging, dari belakang kujilati lubang vaginanya, bergantian dengan lubang anusnya. Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya yang basah dan memerah. Sedikit demi sedikit penisku memasuki lubang vaginanya. Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisku amblas tertelan lubang vaginanya.

    Aku mulai memaju mundurkan pantatku, hingga penisku keluar masuk lubang vaginanya. Sambil kuremas-remas pantatnya.

    “Ooh… Don… Nikk… Matt… Bangett,” rintihnya.

    Aku semakin bernafsu memaju mundurkan pantatku. Tante sari mengimbangi gerakkanku dengan memaju mundurkan juga pantatnya, seirama gerakkan pantatku. Membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Semakin lama semakin cepat gerakkan pantatnya.

    cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
    “Don… Donnii… Akuu… Tak… Tahann,” jeritnya.
    “Akuu… Mauu… Ke… Keluarr,” imbuhnya.

    Kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan menjepit penisku. Tangannya mencengkeram dengan keras diranjang.

    “Ooh… Oo… Aku… Keluarr,” lolongnya panjang.

    Dan kurasakan ada cairan yang merembes membasahi dinding-dinding vaginanya. Tante Sari terlalu cepat orgasme, sedangkan aku belum apa-apa. Aku tak mau rugi, aku harus puas, pikirku. Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kuarahkan ke lubang anusnya.

    “Akhh… Donn… Jangann… Sakitt,” teriaknya, ketika kepala penisku mulai memasuki lubang anusnya. Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku lebih keras hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Dan kurasakan nikmatnya jepitan lubang anusnya yang sempit. Perlahan-lahan aku mulai menarik dan mendorong pantatku, sambil memasukkan jari-jariku ke lubang vaginanya. Tante sari menjerit-jerit merasakan nikmat dikedua lubang bawahnya.

    “Enak khan Tante?” tanyaku.
    “Hemm… Enakk… Banget… Sayang,” sahutnya sedikit tersipu malu.

    Semakin lama semakin cepat kusodok lubang anusnya. Sambil kutepuk-tepuk pantatnya. Kurasakan penisku berkedut-kedut ketika orgasmeku akan tiba dan crott! crott! crott! Kutumpahkan spermaku dilubang anusnya.

    “Penismu yang pertama sayang, memasuki lubang anusku,” katanya sambil membalikkan tubuhnya dan tersenyum padaku.
    “Kamu luar biasa Don, belum pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini,” imbuhnya.
    “Tante mau khan, setiap malam kusetubuhi?” tanyaku.
    “Siapa yang menolak diajak enak,” sahutnya seenaknya.

    Sejak saat itu, hampir setiap malam kusetubuhi Tante sari. Ibu tiri Mbak Irma yang haus sex, yang hampir sepuluh tahun tidak dinikmatinya, sejak kematian suaminya.

    Tak terasa sudah lima hari aku berada di rumah Mas Iwan. Selama lima hari pula aku menikmati tubuh Tante Sari, mertuanya yang haus sex. Tante Sari yang sepuluh tahun menjanda, betul-betul puas dan ketagihan bersetubuh denganku. Meski telah berusia setengah baya, tapi nafsu birahinya masih meletup-letup, tak kalah dengan gadis remaja.

    Sore itu, sehabis mandi dan berpakaian, Mas Iwan mengajakku jalan-jalan. Katanya mau ketemu seorang teman yang sudah lama dirindukannya. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, sampailah kami di rumah teman Mas Iwan. Sebuah rumah yang berada dikawasan yang cukup elite. Kedatangan kami disambut dua orang wanita kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira. Keduanya sama-sama cantik dan sexy. Mas Iwan memperkenalkanku pada kedua teman wanitanya.

    “Mas Iwan, aku kangen banget,” katanya sambil memeluk Mas Iwan.
    “Aku juga Rin,” sahut Mas Iwan.

    Sambil meminum kopi susu yang disuguhkan Mbak Rina, kami bercakap-cakap. Mbak Rina duduk dipangkuan Mas Iwan. Dan Mas Iwan merangkulnya dengan mesra. Mbak Rina tanpa malu-malu menceritakan, kalau Mas Iwan adalah pacar pertamanya dan Mas Iwanlah yang membobol perawannya.

    Mbak Vira hanya tersenyum mendengar cerita kakaknya yang blak-blakan. Makin lama kelakuan Mbak Rina makin mesra saja. Tanpa malu-malu, dia mengecup dan melumat bibir Mas Iwan dan Mas Iwan menyambutnya dengan sangat bernafsu. Aku jadi risih menyaksikan kelakuan mereka. Sekitar sepuluh menit mereka bercumbu di depan kami.

    “Kita lanjutin di kamar aja say,” kata Mbak Rina pada Mas Iwan. Mas Iwan mengangguk tanda setuju, sambil membopong tubuh Mbak Rina ke dalam kamar.
    “Kalian jangan ngintip ya,” kata Mas Iwan pada kami sambil tersenyum.

    Aku dan Mbak Vira hanya bengong melihat kemesraan mereka. Tanpa menghiraukan larangan Mas Iwan, Mbak Vira beranjak dari tempat duduknya sambil meraih tanganku menuju kamar Mbak Rina. Kami kemudian berdiri di depan pintu kamar Mbak Rina yang terbuka lebar. Dari situ aku dan Mbak Vira melihat Mas Iwan merebahkan tubuh Mbak Rina diatas ranjang dan mulai melepaskan gaun Mbak Rina. Aku terkesima melihat mulusnya dan sexynya tubuh Mbak Rina, ketika seluruh pakaiannya dibuka Mas Iwan.

    Nafsu birahiku tak tertahankan lagi, penisku menegang dibalik celanaku. Tanpa sadar kupeluk tubuh Mbak Vira yang berdiri di depanku. Mbak Vira diam saja dan membiarkanku memeluknya. Malah tangan dibawa ke belakang dan disusupkan ke balik celanaku. Mendapat perlakuan seperti itu, nafsuku semakin memuncak dan penisku semakin menegang. Apalagi saat Mbak Vira menggerak-gerakkan tangannya mengocok-ngocok batang penisku.

    Sementara di dalam kamar, Mas Iwan menarik tubuh Mbak Rina ketepi Ranjang. Kedua paha Mbak Rina dibukanya lebar-lebar. Maka terpampanglah vagina Mbak Rina yang indah, dihiasi bulu-bulu yang dicukur rapi. Mas Iwan kemudian berjongkok dan mendekatkan mulutnya kebibir vagina Mbak Rina.

    “Ohh… Say… Yang… Nikk… Mat,” desah Mbak Rina tertahan, ketika Mas Iwan mulai menjilati vaginanya. Lidah Mas Iwan menari-nari dan mencucuk-cucuk vagina Mbak Rina. Pantat Mbak Rina terangkat-angkat menyambut jilatan Mas Iwan. Kedua pahanya terangkat dan menjepit kepala Mas Iwan.

    “Sudah… Say… Aku… nggak tahan… Masukin punyamu say,” pinta Mbak Rina penuh nafsu. Mas Iwan kemudian berdiri dan melepaskan semua pakaiannya.

    Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mas Iwan memegang penisnya dan mengarahkannya ke lubang vagina Mbak Rina yang telah basah dan merah merekah. Slepp! Kepala penis Mas Iwan mulai memasuki vagina Mbak Rina.

    “Aow… terus… Say… terus… Genjot,” seru Mbak Rina, ketika Mas Iwan mulai mendorong pantatnya naik turun. Penisnya keluar masuk dari vagina Mbak Rina.

    Melihat Mas Iwan dan Mbak Vira sedang bersetubuh di depanku, membuat nafsu birahiku semakin tinggi. Kususupkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dapat kurasakan vaginanya yang telah basah, pertanda Mbak Vira juga bangkit nafsu birahinya. Kucucuk-cucuk vaginanya dengan jari-jariku. Dia mendesah penuh nafsu. Mbak Vira mengimbangi dengan semakin cepat mengocok-ngocok penisku. Sekitar sepuluh menit Mbak Vira mengocok penisku. Mbak Vira kemudian menyudahi kocokkannya dan membalikkan badannya, menghadap ke arahku. Ditariknya celanaku hingga terlepas.

    Setelah celanaku terlepas, keluarlah penisku yang tegang penuh dan mengacung-acung dengan bebasnya. Mbak Vira terpukau melihat penisku yang besar dan panjang. Mbak Vira kemudian berjongkok dikakiku, wajahnya berada pas di depan selangkanganku. Mbak Vira mendekatkan mulutnya kebatang penisku. Mula-mula dia menjilati penisku dari kepala hingga pangkalnya. Terus dia mulai mengulum dan menghisap kepala penisku.

    Kemudian sedikit demi sedikit batang penisku dimasukkannya ke dalam mulutnya sampai kepala penisku menyodok ujung mulutnya. Dan mulutnya penuh sesak oleh batang penisku. Dengan lihainya, Mbak vira mulai memaju-mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar-masuk dari dalam mulutnya. Mataku merem-melek merasakan nikmat dan badanku serasa panas dingin merasakan kulumannya.

    Mbak Vira sangat lihai mengulum penisku. Kudorong maju pantatku dan kujambak rambutnya, membenamkan kepalanya ke selangkanganku. Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Vira menyudahi kulumannya, dan melepaskan seluruh pakaiannya. Kemudian dia berdiri menghadap ke dinding.

    “Oohh… Akhh… Akuu… nggak tahann… Don,” serunya tertahan.
    “Entot aku… Entott… Don,” imbuhnya.

    Kutarik sedikit tubuhnya dari belakang, hingga dia menungging. Kuraih batang penisku dan kuarahkan pas ke lubang vaginanya. Dan aku mulai mendorong maju pantatku, hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya.

    “Aow… Pelan-pelan Don,” pekiknya, ketika seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya yang masih sempit. Pekikkan yang keluar dari mulutnya membuatku semakin bernafsu dan pelan-pelan kumaju-mundurkan pantatku.

    “Akhh… Enakk… Don… Enakk… Banget,” desahnya sambil menoleh ke belakang sambil tersenyum padaku.
    “Akhh… Akuu… Ke… luarr, Rin,” teriakkan Mas Iwan dari dalam kamar mengejutkanku, namun tak menghentikan sodokkanku pada Mbak Vira.
    “Aku… jugaa… Sayang,” sahut Mbak Rina pada Mas Iwan.

    Sedetik kemudian Mas Iwan dan Mbak Rina mencapai orgasme bersamaan. Mas Iwan menumpahkan spermanya di dalam vagina Mbak Rina. Kemudian Mas Iwan merebahkan tubuhnya disamping tubuh Mbak Rina, dan tertidur pulas.

    Sementara itu, aku semakin cepat memaju-mundurkan pantatku, membuat Mbak Vira berteriak-teriak saking nikmatnya. Kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin lama semakin cepat dan menjepit penisku.

    “Donn… Donii… Akuu… Mauu… Keluarr,” teriaknya panjang.
    “Tahann… Mbak… Aku… Belum… Apa-apa,” sahutku.
    “Akhh… Akuu… Tak… Tahan… Don… Akuu,” jawabnya terputus dan vaginanya semakin keras menjepit penisku.

    Tak lama kemudian Mbak Vira mencapai orgasme. Kurasakan ada cairan-cairan yang merembes didinding vaginanya. Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kusuruh dia berjongkok dihadapanku. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkangku. Mbak Vira mengerti maksudku. Dia mulai menjilati dan menghisap-isap penisku lalu mengulumnya. Sambil tangan kirinya mengusap-usap buah pelirku.

    Sedetik kemudian Mbak Rina datang membantu, dan langsung berjongkok dihadapanku. Lidahnya dijulurkan untuk menjilati buah pelirku. Tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku. Secara bergantian, kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira, mengocok-ngocok, menjilati dan mengulum penisku. Penisku keluar dari mulut Mbak Vira kemudiam masuk ke mulut Mbak Rina, kemudian keluar dari mulut Mbak Rina lalu masuk kemulut Mbak Vira, begitulah seterusnya. Hingga kurasakan penisku berkedut-kedut.

    “Mbakk… Akuu… Mauu… Ke… Keluarr,” jeritku.
    “Keluarin di mulutku Don,” sahut mereka hampir bersamaan.

    Dan crott! crott! crott! Spermaku muntah dimulut Mbak Vira yang sedang kebagian mengulum. Mbak Vira menelan spermaku tanpa rasa jijik sedikitpun. Kemudian Mbak Rina merebut penisku dari Mbak Vira dan memasukkan ke mulutnya. Dan tak mau kalah dengan adiknya, sisa-sisa spermaku dihisap dan dijilatinya sampai bersih.

    “Kamu puas Don,” kata Mbak Vira.
    “Puas sekali Mbak, Mbak berdua luar biasa,” sahutku.
    “Kamu mau yang lebih seru nggak,”kata Mbak Rina.
    “Mau, mau Mbak,”sahutku.

    Mereka kemudian mengajakku ke kamarnya, dimana Mas Iwan sedang tertidur pulas sehabis bersetubuh dengan Mbak Rina. Mbak Rina menyuruhku tidur terlentang diranjang. Mbak Rina kemudian menarik kakiku, hingga pantatku berada ditepi ranjang dan kakiku menjuntai kelantai. Lalu Mbak Rina berjongkok dilantai dengan wajah berada pas di depan selangkanganku. Mbak Rina mulai mengusap-usap dan mengocok-ngocok batang penisku yang masih layu, sehabis orgasme. Kurasakan sedikit ngilu tetapi kutahan.

    Mbak Rina menyudahi usapan dan kocokannya. Dan mulai menjilati dan menghisap-isap penisku dimulai dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya. Lidahnya berputar-putar dan menari-nari diatas batang penisku. Puas menjilati penisku, Mbak Rina kemudian memasukkan penisku ke mulutnya. Hampir seluruh batang penisku masuk kemulutnya. Dan kurasakan sedikit demi sedikit penisku mulai menegang didalam mulutnya, hingga mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang sudah tegang penuh. Mbak Rina sangat pintar membangkitkan birahiku. Mulutnya maju mundur mengulum penisku. Pipinya sampai kempot, saking semangatnya mengulum penisku.

    Melihat kakaknya yang sedang menjilati dan mengulum batang penisku, Mbak Vira nafsunya bangkit lagi. Dia meraba-raba dan memasukkan jari-jari tangan kirinya ke dalam vaginanya sendiri, sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah dadanya hingga mengeras dan padat. Diiringi desahan-desahan penuh birahi.

    Puas bermain-main dengan vagina dan buah dadanya sendiri, Mbak Vira kemudian naik ke atas tubuhku. Dan mengangkangi wajahku. Lubang vaginanya berada pas diatas wajahku. Dia menurunkan pantatnya, hingga bibir vaginanya menyentuh mulutku. Kujulurkan lidahku untuk menjilati vaginanya yang telah basah. Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya, dia mengerang-erang merasakan nikmat. Mbak Vira menarik rambutku, membenamkan wajahku diselangkangannya. Kepalaku dijepit dengan kedua paha mulusnya.

    Kini kami bertiga, aku dan kakak beradik sedang berlomba mencari kepuasan. Mbak Vira sedang kujilati vaginanya, sedangkan pada bagian bawah tubuhku Mbak Rina dengan asiknya mengulum batang penisku. Beberapa waktu berlalu Mbak Rina melepaskan kulumannya, dan berjongkok diatas selangkanganku. Dengan tangannya, diraihnya batang penisku dan diarahkannya ke lubang vaginanya. Bless! Dengan sekali dorongan pantatnya, masuklah seluruh batang penisku ke dalam vaginanya yang basah tapi hangat.

    Lalu Mbak Rina menaik turunkan pantatnya, sambil mengeluarkan desahan-desahan nikmat dari mulutnya. Sesekali pantatnya diputar-putar hingga penisku serasa dipelintir. Saat menikmati goyangan Mbak Rina, aku terus menjilati vagina Mbak vira sambil memasukkan jari-jariku ke lubang anusnya. Sedang asiknya aku menjilati vagina Mbak Vira, kurasakan vaginanya berkedut-kedut.

    Beberapa detik kemudian ada cairan yang keluar dari dalam vaginanya. Mbak Vira mencapai orgasme. Pahanya makin keras menjepit kepalaku. Tanpa rasa jijik kusedot dan kutelan cairan vaginanya.
    Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, Vagina Mbak Rina juga berkedut-kedut, otot-otot vaginanya menegang.

    “Ohh… Don… Aku… Keluar,” teriak Mbak Rina.

    Air maninya mengaliri deras dan membasahi batang penisku. Kemudian dia terkulai lemas sampingku. Membuat penisku yang masih tegang terlepas dan mengacung-acung. Mbak vira yang kondisi sudah pulih sehabis orgasme, kemudian berjongkok diatas selangkanganku, menggantikan kakaknya. diraihnya penisku dan diarahkannya ke lubang anusnya. Mbak Vira menurunkan pantatnya sedikit demi sedikit hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Kurasakan penisku seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang snusnya.

    cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
    “Oohh… Mbak… Nikk… Matt… Enakk,”teriakku, ketika Mbak Vira mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penisku keluar masuk dari lubang anusnya. Sesekali dia menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, membuatku merasakan nikmat yang luar biasa. Sekitar tiga puluh menit Mbak Vira menggenjot tubuhku.

    “Mbakk… Akuu… Ke… Keluarr,” jeritku.

    Kurasakan penisku berkedut-kedut dan crott! crott! crott! kutumpahkan seluruh spermaku di dalam lubang anusnya. Mbak Vira kemudian merebahkan tubuhnya diatas tubuhku.
    Sambil menindihku dia tersenyum puas. Malam itu, aku dan Mas Iwan menginap disana. Dan berpesta sampai pagi, sampai kami sama-sama puas dan kelelahan.

    Panasnya sinar matahari yang menerobos jendela kamarku, membangunkanku dari tidurku yang lelap. Setelah hampir semalam penuh aku merasakan nikmatnya bersetubuh dengan Mbak Rina dan Mbak Vera. Dan aku baru pulang dari rumahnya kerumah Mas iwan jam 05.00 dinihari.

    Dengan sedikit bermalas-malasan, aku pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Selesai mandi badan rasanya segar sekali. Siang itu kurasakan lain dari biasanya, rumah Mas Iwan tampak sepi sekali. Oh ya, aku baru ingat kalau hari ini, Mas Iwan mengantar Tante Sari kondangan ke kampung sebelah. Jadi yang ada di rumah hanya Mbak Erna dan Aku.

    Dengan hanya mengenakan handuk yang kulilitkan dipinggangku, aku pergi ke dapur. Membuat secangkir kopi. Sampai didapur kudapati Mbak Erna sedang mencuci piring.

    “Pagi Mbak,” sapaku.

    Mbak Erna tak menjawab sapaanku. Mukanya cemberut. Aku heran, tumben Mbak Erna begitu, biasanya dia sangat ramah padaku.

    “Ada apa sih Mbak, kok cemberut begitu,” tanyaku lagi.
    “Mbak marah sama aku? atau Mbak nggak senang ya, aku disini,” imbuhku.

    Mbak erna masih diam saja, membuatku tak enak hati dan bertanya-tanya dalam hati.

    “Ok, Mbak. Kalau Mbak nggak senang, aku pulang aja deh,”
    “Jangan-jangan pulang Don, aku nggak marah sama kamu,” sahutnya sambil menarik tanganku.
    “Habis Mbak marah sama siapa? Boleh tahu kan Mbak ?” tanyaku lagi.
    “Ok, Mbak akan kasih tahu, tapi jangan bilang sama siapa-siapa ya!,” jawabnya.
    “Aku janji Mbak,” kataku meyakinkannya.
    “Don, aku lagi kesal sama Mas Iwan,” kata Mbak sari.
    “Kesal kenapa Mbak,” selaku.
    “Belakangan ini, Mas Iwan dingin sekali padaku Don,” katanya sambil merebahkan kepalanya didadaku.
    “Setiap aku pingin begituan, dia selalu menolak,” imbuhnya sambil tersipu malu.
    “Mungkin Mas Iwan lagi lelah Mbak,” hiburku sambil kuusap-usap rambutnya.
    “Ah, masak setiap malam lelah,” sahutnya.
    “Mungkin ada yang bisa aku bantu, untuk menghilangkan kekesalan Mbak,” pancingku.

    Mbak Erna tak menjawab pertanyaanku. Sebagai orang yang cukup berpengalaman soal sex, aku tahu Mbak Erna sangat kesepian dan menginginkan hubungan sexsual. Maka dengan memberanikan diri, kukecup lembut keningnya. Dan kurasakan remasan halus tangannya yang masih memegang tanganku.
    Merasa mendapat respon positif, kugerakkan bibirku menciumi kedua pipinya dan berhenti dibelahan bibir mungilnya.

    Mbak Ernapun membalas kecupanku pada bibirnya dengan kuluman yang hangat, penuh gairah. kukeluarkan lidahku, mencari lidahnya. Kuhisap-hisap dan kusedot-sedot. Kulepaskan tanganku dari genggamannya dan kugerakkan menggerayangi tubuh Mbak Erna. Dan perlahan-lahan kususupkan tangan kananku kebalik gaun tidurnya. Dan kurasakan halusnya punggung Mbak Erna. Sementara tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang padat. Mbak Erna melepaskan seluruh pakaiannya. Agar aku lebih leluasa menggerayangi tubuhnya.

    Setelah semua terlepas maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang montok, perutnya yang ramping dan vaginanya yang dicukur bersih. Membuat nafsu birahiku semakin menjadi-jadi dan kurasakan penisku menegang. Akupun melepaskan kulumanku pada bibirnya dan dengan sedikit membungkukkan badanku. Aku mulai menjilati buah dadanya yang mulai mengeras, secara bergantian.

    Puas menjilati buah dadanya, jilatanku kupindahkan ke perutnya. Dan kurasakan halusnya kulit perut Mbak Erna. Mbak Erna tak mau ketinggalan, ditariknya handuk yang melilit dipinggangku. Dengan sekali sentakan saja, handukku terlepas.

    “Aow, besar sekali don penismu,” decaknya kagum, sambil memandangi penisku yang telah menegang dan mengacung-ngacung setelah handukku terlepas. Mbak Erna menggerakkan tangannya, meraih batang penisku. Diusap-usapnya dengan lembut kemudian dikocok-kocoknya, membuat batang penisku semakin mengeras.

    Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu, Kusudahi jilatanku pada perutnya. Kuangkat tubuhnya dan kududukkan diatas meja dapur. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar. Dan terpampanglah di depanku bukit kecil yang dicukur bersih. Bibir vagina yang memerah dengan sebuah daging kecil yang tersembul diatasnya. Kubungkukkan tubuhku dan kudekatkan wajahku ke selangkangannya. Dan aku mulai menjilati pahanya yang putih mulus, dihiasi bulu-bulu halus. Sambil tanganku meraba-raba vaginanya.

    Beberapa menit berlalu, kupindahkan jilatanku dari pahanya ke vaginanya. Mula-mula kujilati bibir vaginanya, terus kebagian dalam vaginanya. Lidahku menari-nari didalam lubang vaginanya yang basah.

    “Ohh… terus… Don… terus… Nik… Matt,” serunya tertahan. Membuatku semakin bersemangat menjilati lubang vaginanya. Kusedot-sedot klitorisnya. Pantat Mbak Erna terangkat-angkat menerima jilatanku. Ditariknya kepalaku, dibenamkannya pada selangkangannya.

    “Ohh… Don… Aku… Tak… Tahan… Masukin Don… Masukin penismu,” pintanya menghiba.

    Kuturuti kemauannya. Aku kemudian berdiri. Kuangkat kedua kakinya tinggi-tinggi, hingga ujung jari kakinya berada diatas bahuku. Kudekatkan penisku keselangkangannya. Mbak Erna meraih penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya. Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya.

    Aku diam sejenak mengatur posisi supaya lebih nyaman, lalu kudorong pantatku lebih keras, membuat seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Kurasakan penisku dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit. Vaginanya penuh sesak karena besarnya batang penisku.

    “Aow… Pelan-pelan… Don… penismu gede sekali,” pekiknya, ketika aku mulai memaju mundurkan pantatku, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya.

    Tak terasa sudah tiga puluh menit aku memaju mundurkan pantatku. Dan kurasakan vagina Mbak Erna berkedut-kedut. Dan otot-otot vaginanya menegang.

    “Ohh… Don… Aku… Keluarr… Sayang,” teriaknya lantang. Sedetik kemudian kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya. Dan Mbak Erna mencapai orgasmenya. Mbak Erna tahu kalau aku belum mencapai puncak kenikmatan. Dia turun dari atas meja dapur. Kemudian berjongkok dihadapanku. Diraihnya penisku dan dikocok-kocok dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya meremas-remas buah pelirku.

    “Akhh… Mbak… Enak… Nikk… Mat… terus,” seruku, ketika Mbak Erna mulai menjilati batang penisku. Dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya. Mataku merem melek merasakan nikmatnya jilatan Mbak Erna. Aku semakin merasa nikmat ketika Mbak Erna memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil. Dan mulai mengulum batang penisku. Mbak Erna memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar masuk dari mulutnya. Sementara tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku.

    “Oohh… Mbak… Akuu… Tak… Tahan,” teriakku.

    Dan kurasakan penisku berkedut-kedut semakin lama semakin cepat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya diselangkanganku.

    “Mbak… Akuu… Ke… Luarr,” teriakku lagi lebih keras. Mbak Erna semakin cepat memaju mundurkan mulutnya. Dan crott! crott! crott! penisku memuntahkan sperma yang sangat banyak di mulutnya. Mbak Ernapun menelannya tanpa ragu-ragu. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati sisa-sisa spermaku sampai bersih.

    “Terimakasih Don, kamu telah memberiku kepuasan,” pujinya sambil tersenyum.
    “Sama-sama Mbak, aku juga sangat puas,” sahutku.
    “Mbak masih mau lagi kan,” tanyaku.
    “Mau dong, tapi kita mandi dulu yuk,” ajaknya.

    Kemudian kami meraih pakaian masing-masing untuk selanjutnya bersama-sama pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Sehabis mandi, masih sama-sama telanjang, kubopong tubuhnya menuju taman disamping rumah. Aku ingin melaksanakan impianku selama ini, yaitu bersetubuh ditempat terbuka.

    “Don… Jangan disini sayang, nanti dilihat orang,” protesnya.
    “Kan nggak ada siapa-siapa di rumah Mbak,” sahutku.

    Mbak Ernapun tidak protes lagi, mendengar jawabanku. Sambil berdiri kupeluk erat tubuhnya. Kulumat bibirnya. Mbak Erna membalas lumatan bibirku dengan pagutan-pagutan hangat. Cukup lama kami bercumbu, kemudian aku duduk dikursi taman. Dan kusuruh Mbak Erna berjongkok dihadapanku. Mbak Erna tahu maksudku. Diraihnya batang penisku yang masih layu. Dielus-elusnya lembut kemudian dikocok-kocok dengan tangannya.

    Setelah penisku mengeras Mbak Erna menyudahi kocokkannya, dia mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Lidahnya dijulurkan dan mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku, kemudian turun kepangkalnya.

    “Oohh… terus… Mbak… Nikmat banget,” desahku.
    “Isepp… Mbak… Isep,” pintaku. Mbak Erna menuruti kemauanku.

    Dimasukkannya penisku kemulutnya. Hampir sepertiga batang penisku masuk ke mulutnya. Sambil tersenyum padaku, dia mulai memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku maju keluar masuk dimulutnya.

    “Mbak… Aku… Tak… Tahan,” seruku. Mbak Erna kemudian naik ke pangkuanku. Vaginanya pas berada diatas selangkanganku. Diraihnya penisku dan dibimbingnya ke lubang vaginanya. Mbak Erna mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit batang penisku masuk ke lubang vaginanya semakin lama semakin dalam. Hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Sesaat kemudian Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Sesekali digoyang-goyangkan pantatnya kekiri-kekanan. Aku tak mau kalah, kusodok-sodokkan pantatku ke atas seirama dengan goyangan pantatnya.

    “Ohh… Don… Aku… Mauu… Ke… luarr,” teriaknya setelah hampir tiga puluh menit menggoyang tubuhku. Dan kurasakan otot-otot vaginanya menegang. Tangannya mencengkeram dadaku dengan keras. Sesaat kemudian kurasakan cairan hangat merembes dilubang vaginanya.

    “Aku tak ingin mengecewakanmu Don,” katanya sambil tersenyum. Dia menarik penisku keluar dari lubang vaginanya, kemudian memasukkannya ke lubang anusnya. Mbak Erna rupanya tahu kesenanganku. Meski agak susah, akhirnya bisa juga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Perlahan tapi pasti Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Membuatku merasakan nikmat yang tiada taranya.

    Cukup lama Mbak Erna menggoyang-goyangkan pantatnya, kemudian kami berganti posisi. Kusuruh dia menungging, membelakangiku dengan tangan bertumpu pada kursi taman. Kugenggam penisku dan kuarahkan tepat ke lubang anusnya. Kudorong sedikit demi sedikit, sampai seluruhnya amblas tertelan lubang anusnya. Lalu kudorong pantatku maju mundur. Kurasakan nikmatnya lubang anus Mbak Erna. Sambil kucucuk-cucuk lubang vaginanya dengan jari-jariku. Membuat nafsu birahi Mbak Erna bangkit lagi. Mbak Erna mengimbangi gerakkanku dengan mendorong-dorong pantatnya seirama gerakkan pantatku.

    Aku semakin mempercepat gerakkan pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme. Demikian juga jari-jariku semakin cepat mencucuk vaginanya.

    “Mbak… Mbak… Akuu… Mau… Keluar,” seruku.
    “Akuu… Juga… Don,” sahutnya.

    Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, kami mencapai orgasme. Kutarik penisku dari lubang anusnya, dan kutumpahkan spermaku dipunggungnya. Mbak Erna kemudian membalikkan badannya dan berdiri, sambil memintaku duduk kursi taman. Didekatkannya selangkangannya kewajahku. Ditariknya rambutku dan dibenamkannya kepalaku keselangkangannya. Dan akupun mulai menjilati vaginanya sambil duduk. Kuhisap dan kusedot-sedot cairan hangat yang keluar dari lubang vaginanya. Mbak Erna sangat puas dengan perlakuanku.

    Hari itu kami melakukan persetubuhan sampai puas, dengan berbagai macam gaya. Sungguh luar biasa Mbak Erna, meskipun tinggal dikampung. Tapi dalam soal bersetubuh dia tak kalah dengan orang kota. Memang sungguh nikmat istri Mas Iwan. Vagina dan lubang anusnya sama nikmatnya. Membuatku ketagihan menyetubuhinya.

    Tak terasa sudah satu bulan aku berlibur dikampung Mas Iwan. Malam-malam yang kulewati bersama Mbak Erna dan Tante Sari membuat waktu satu bulan terasa cepat sekali. Sudah saatnya aku kembali kekotaku, karena tiga hari lagi aku harus ke sekolah.

    Saat berangkat dari kampung Mas Iwan, aku tidak sendirian. Ada Vivi, anak kandung Tante Sari menemaniku. Gadis cantik berkulit putih dan bertubuh langsing ini, baru tamat SMP dan akan melanjutkan SMU di kota. Tante sari meminta tolong padaku agar mengantarkan Vivi, mencari rumah kost di dekat sekolah.

    Dengan menempuh dua jam perjalanan, sampailah kami di kota. Dan setelah berpuar-putar cukup lama, akhirnya kudapatkan rumah kost untuk Vivi. Pemilik rumah adalah seorang janda cantik berusia sekitar 32 tahun, namanya Yeni. Setelah memberikan kunci kamar pada Vivi, Tante Yeni meninggalkan kami berdua.

    Sehabis membantu Vivi mengangkat barang-barangnya ke dalam kamar, aku merasa haus. Kusuruh Vivi ke warung untuk membeli minuman. Sambil duduk menunggu kedatangan Vivi, iseng-iseng kunyalakan VCD. Ngawur aja kusetel salah satu film. Aku terkejut, ternyata isinya film porno.

    Adegan-adegan difilm itu, membangkitkan nafsu birahiku. Kurasakan batang penisku mengeras dan berdiri tegak di balik celanaku. Kuturunkan celanaku, dan kukeluarkan batang penisku. Kuelus-elus dan kukocok-kocok batang penisku. Saking asiknya aku mengocok-ngocok batang penisku, sampai kedatangan Vivi tak kurasakan.

    “Mas, Doni lagi ngapain,” suara Vivi mengejutkanku.
    “Akh, nggak ngapa-ngapain,” sahutku.
    “Itu apa?” tanyanya lagi sambil memandangi celanaku.

    Astaga! Aku lupa menaikkan celanaku. Sehingga Vivi dengan jelas melihat penisku yang sedang berdiri tegak. Merasa sudah kepalang basah, kulanjutkan saja mengocok penisku.

    “Kamu bisa membantuku Vi?,” tanyaku.
    “Bantu apa Mas?,” katanya balik bertanya.
    “Kocokkin penisku Vi,” pintaku.

    Vivi menganggukkan kepalanya tanda setuju. Kutarik tangannya dan kuletakkan diatas penisku. Vivi yang juga sudah terangsang akibat ikut nonton film porno, menggenggam batang penisku. Dengan lembut dia mengelus-elus dari kepala sampai kepangkal penisku. Aku merasa seperti melayang.

    cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
    Aku melepaskan seluruh pakaianku sambil memeluk tubuh Vivi yang sedang mengocok penisku. Kutarik kaosnya dan kususupkan tanganku kebalik BHnya. Kuraba-raba buah dadanya. Perlahan-lahan buah dadanya mengeras. Cukup lama aku meraba-raba buah dadanya, kemudian kutarik Bhnya hingga terlepas. Setelah terlepas, terlihatlah buah dadanya yang padat dan mengeras. Aku melanjutkan lagi meremas-remas buah dadanya. Vivi mendesah-desah merasakan nikmat, tangannya semakin cepat mengocok penisku.

    Sekitar lima belas menit berlalu kami berganti posisi. Sambil menarik rok mininya, kodorong tubuhnya hingga terlentang diranjang. Hanya celana dalamnya saja yang melekat menutupi selangkangannya. Kutindih tubuhnya dari atas lalu kukecup bibirnya, kujulurkan lidahku mengisi rongga mulutnya yang terbuka. Vivi menyambutnya dengan hisapan yang tak kalah hebatnya.

    Setelah cukup lama berpagutan, kuputar tubuhku. Membentuk posisi 69. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan selangkangannya berada dibawah wajahku. Kujulurkan lidahku menjilati bagian bawah perutnya, sambil tanganku melepas celana dalam Vivi. Vivi mengangkat pantatnya memudahkan aku melepaskan celana dalamnya dan meleparkannya ke lantai kamar. Lidahku bergerak turun menyapu bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis.

    “Ohh… Mas don… Enakk,” desahnya ketika aku mulai menjilati vaginanya yang basah, membuatku semakin bersemangat menjilati vaginanya. Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya yang sebesar biji kacang.

    Saat aku menjilati lubang vaginanya, Vivi juga sedang asyik menjilati penisku. Sambil tangan kirinya mengocok-ngocok pangkal penisku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus buah pelirku dengan lembut. Sesaat kemudian Vivi memasukkan penisku ke mulutnya. Hampir seluruh batang penisku masuk ke mulutnya. Kudorong pantatku ke atas dan ke bawah, sehingga penisku keluar masuk dimulutnya.

    Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu. Aku bangkit dan berdiri dilantai kamar. Kutarik tubuhnya, hingga pantatnya berada ditepi ranjang. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar. Kuarahkan penisku tepat ke lubang vaginanya.

    “Ja… Jangan… Mas, aku masih perawan,” katanya.

    Aku tak memperdulikan kata-katanya. Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku menyeruak masuk. Vivi berteriak lebih keras ketika aku mendorong lebih keras dan penisku menembus selaput daranya. Akupun lebih bersemangat mendorong pantatku dan amblaslah seluruh batang penisku ke lubang vaginanya yang sangat sempit. Penisku serasa dijepit sempitnya lubang vaginanya. Beberapa detik kubiarkan penisku di dalam vaginanya.

    Kupandangi wajahnya yang meringis menahan sakit. Dengan perlahan-lahan kuangkat pantatku lalu kuturunkan lagi. Membuat penisku keluar masuk dilubang vaginanya. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Beginikah rasanya menyetubuhi seorang perawan.

    “Ohh… Mas… Enakk,” desahnya yang mulai merasakan

    Nikmatnya disetubuhi. Pantatnya digerakkan naik turun seirama gerakkan pantatku. Rasa sakitnya telah hilang berganti dengan rasa nikmat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan otot-otot vaginanya menegang. Tangannya mencengkeram seprei dengan keras.

    “Ohh… Mas… Akuu… Mauu,” desahnya terputus.
    “Mau keluar sayang,” sahutku.
    Vivi mengangguk sambil tersenyum.
    “Aku juga Vi,” imbuhku. Semakin cepat kudorong-dorong pantatku.
    “A… Akuu… Ke… Luarr,” teriaknya lantang.

    Kurasakan cairan hangat merembes didinding vaginanya. Sedetik kemudian kurasakan penisku berkedut-kedut. Dan Crott! crott! crott! Kutumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang vaginanya. Dan tubuhku ambruk menindih tubuhnya.

    “Kamu menyesal Vi,” tanyaku sambil tersenyum puas, karena baru kali ini aku menyetubhi seorang perawan.
    “Nggak Mas, semua sudah terjadi,” sahutnya.
    “Kamu mau lagi khan,” godaku. Vivi tersenyum padaku, senyum penuh arti.

    Kira-kira satu jam kami tertidur. Akupun terbangun dan bergegas ke kamar mandi membersihkan badan. Mengingat kejadian tadi, bersetubuh dengan Vivi, membuat nafsu birahiku bangkit lagi. penisku yang tadi telah layu, kini tegang dan mengeras. Setelah mengelap tubuhku dengan handuk akupun bergegas ke kamar, dimana Vivi sedang tertidur pulas. Dan ia terbangun ketika aku lagi asyik menjilati lubang vaginanya.

    “Oh… Mas… Apa yang kamu lakukan,” tanyanya.
    “Aku pingin setubuhi kamu lagi sayang,” sahutku sambil tersenyum.

    Vivi membuka kedua pahanya lebar-lebar, sehingga aku lebih leluasa menjilati vaginanya. Beberapa menit berlalu kusuruh dia menungging. Aku mengambil posisi dibelakangnya. Dari belakang, aku menjilati lubang anusnya, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya.

    Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya. Dan aku mulai mendorong maju pantatku. Sedikit demi sedikit penisku masuk ke lubang vaginanya. Semakin lama semakin dalam penisku memasukinya, sampai seluruhnya amblas, tertelan lubang vaginanya. Akupun mendorong pantatku maju mundur, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya.

    “Ohh… Nikk… Matt… Mas… Enakk,” jeritnya tertahan. Sekitar tiga puluh menit berlalu, kutarik penisku dari lubang vaginanya hingga terlepas. Kemudian kugenggam penisku dan kuarahkan ke lubang anusnya.

    “Jangan, Mass sakitt, ja… “jeritnya sambil meringis. Belum habis dia bicara, kudorong pantatku dengan keras. Dan Bless! Seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Kukocok lubang anusnya dengan irama pelan semakin lama semakin cepat, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya. Dan Vivipun merasakan sensasi yang luar biasa dikedua lubangnya. Jeritan-jeritannya berganti dengan desahan-desahan nikmat penuh nafsu.

    Aku semakin bersemangat mendorong-dorong pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme. Sepuluh menit kemudian penisku menyemburkan sperma didalam anusnya. Dan tak lama berselang Vivi menyusul, tubuhnya mengejang hebat. Kemudian Vivi terkulai lemas dan tertidur.

    Aku kemudian berdiri dan mengenakan celanaku. Saat aku akan mengambil handuk ke dalam almari, tanpa sengaja aku menoleh keluar jendela. Samar-samar aku melihat sesosok bayangan wanita yang sedang berdiri dibalik jendela kamar. Rupanya orang itu sedang mengitip aku dan Vivi yang sedang bersetubuh dari balik korden yang lupa aku tutup.

    Saat aku keluar mencarinya, wanita itu bergegas pergi. Aku membuntuti wanita itu. Melihat potongan tubuhnya dari belakang aku yakin kalau wanita itu adalah Tante Yeni, ibu kostnya Vivi. Dan aku keyakinanku semakin kuat, saat wanita itu masuk kekamar tidur Tante Yeni dan langsung menutup pintu. Aku berjalan mendekat dan berdiri di depan pintu kamarnya.

    Aku mengintip dari lubang kunci. Dan memang benar, wanita yang tadi mengintipku adalah Tante Yeni. Sampai didalam kamar Tante Yeni melepaskan seluruh pakaiannya. Aku terkesima melihat tubuh Tante Yeni yang putih mulus dan sexy, meski sudah berumur sebaya ibuku. Membuat jantungku berdetak kencang. Nafsu birahiku yang baru saja tersalurkan bersama Vivi, perlahan-lahan bangkit lagi.

    Pemandangan selanjutnya lebih seru lagi. Tante Yeni merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan kedua kaki terbuka lebar-lebar, memperlihatkan indahnya bentuk vaginanya. Tante Yeni meremas-remas buah dadanya sendiri dengan tangan kirinya. Perlahan buah dadanya mulai mengeras. Sedangkan tangan kanannya meraba-raba selangkangannya. Desahan-desahan nikmat keluar dari bibirnya, membuatku semakin tak tahan. Batang kemaluanku sudah berdiri tegak.

    Dengan sangat hati-hati, aku membuka pintu kamarnya. Dan ternyata tidak terkunci. Sambil melepaskan celanaku, aku berjalan mengendap-endap mendekatinya. Tante Yeni yang sedang asyik meraba-raba tubuhnya sendiri, tidak tahu kalau aku masuk ke kamarnya.

    Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menindihnya. Tante Yeni sangat terkejut melihat kehadiranku. Aku segera menyumpal mulutnya yang sedang Terbuka saat dia hendak berteriak dengan mulutku. Dan aku langsung melumatnya. Tante Yeni yang sedang dirasuki nafsu birahi, membalas lumatanku dengan pagutan-pagutan yang tak kalah hebatnya.

    Cukup lama aku melumat bibirnya, kemudian aku menjilati lehernya, terus turun ke buah dadanya yang sudah mengeras. Kedua buah dadanya aku jilati secara bergantian, membuat desahannya semakin keras. Aku menyudahi jilatanku pada kedua buah dadanya, kemudia aku berlutut ditepi ranjang, diantara kedua kakinya. Tanganku yang nakal mulai meraba-raba bibir vaginanya yang dicukur bersih.

    Tanpa berfikir lama, aku menjulurkan lidahku, menjilati, menghisap dan sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vagina Tante Yeni dan lidahku menari-nari di dalam lubang vaginanya. Tante Yeni mengangkat-angkat pantatnya, menyambut jilatanku. Rintihan-rintihan kecil keluar dari mulutnya setiap kali lidahku menghujam lubang vaginanya. Disaat dia sedang menikmati jilatanku, aku memasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya. Sambil sesekali aku menjilati lubang anusnya. Tante Yeni sangat menikmati perlakuanku, dia menekan kepalaku dan membenamkannya diselangkangannya.

    Sepuluh menit berlalu, aku menyudahi jilatanku. Aku kemudian berdiri, sambil menarik pinggulnya ketepi ranjang, kedua kakinya kubuka lebar-lebar. Tanpa membuang waktu lagi, batang kemaluanku yang sudah tegang dari tadi langsung kuhujamkan ke lubang vaginanya. Tante Yeni menjerit saat batang kemaluanku yang besar dan panjang menerobos masuk ke lubang vaginanya. Aku merasakan jepitan bibir vaginanya yang begitu seret. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Tante Yeni sangat menikmati setiap gerakkan pantatku, dia menggeliat dan mendesah disetiap gerakan kemaluanku keluar masuk dari lubang vaginanya.

    Aku semakin mempercepat memaju mundurkan pantatku saat Tante Yeni memperlihatkan tanda-tanda orang yang mau orgasme.

    “Ohh.., Don.., akuu.., mau.., keluarr,” jeritnya cukup keras. Tante Yeni menggelinjang hebat, kedua pahanya menjepit pinggangku. Rintihan panjang keluar dari mulutnya saat klitorisnya memuntahkan cairan kenikmatan. Aku merasakan cairan hangat yang meleleh disepanjang batang kemaluanku. Aku membiarkan Tante Yeni beristirahat sambil menikmati orgasmenya. Setelah Tante Yeni berhasil menguasai dirinya, tanpa membuang waktu lagi aku membalikkan tubuhnya dalam posisi menungging.

    Lalu aku menciumi pantatnya. Tante Yeni mengeliat menahan geli saat lidahku menelusuri vagina dan anusnya. Kemudian aku meludahi lubang anusnya beberapa kali. Setelah kurasakan daerah itu benar-benar licin, aku membimbing batang kemaluanku dengan tangan kiriku sementara tangan kananku membuka lubang anusnya. Tante tak bereaksi apa-apa dan membiarkan saja apa yang kulakukan. Perlahan kudorong pantatku. Tante Yeni merintih sambil menggigit bibirnya menahan rasa perih akibat tusukan kemaluanku pada lubang anusnya yang sempit. Setelah beberapa kali mendorong dan menarik akhirnya seluruh batang kemaluanku masuk ke lubang anusnya.

    Sambil menikmati jepitan lubang anusnya, aku mendiamkan sebentar batang kemaluanku disana untuk beradaptasi. Tante Yeni menjerit saat aku mulai menghujamkan kemaluanku. Tubuhnya terhentak-hentak ketika sodokkanku bertambah kencang dan kasar. Sambil terus meningkatkan irama sodokkan, tanganku dengan kasar mencucuk-cucuk lubang vaginanya. Akibat menahan sensasi nikmat ditengah-tengah rasa ngilu dan perih pada kedua lubang bawah tubuhnya, Tante Yeni sampai menangis. Setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke lubang anusnya, dia mengaduh namun dia tak mau aku menyudahinya. Sampai akhirnya kurasakan suatu perasaan yang sangat nikmat mengaliri sekujur tubuhku.

    Aku mengerang panjang, saat mengalami orgasme yang pertama. Tanganku mencengkeram keras pantatnya. Aku menumpahkan seluruh spermaku didalam lubang anusnya. Tubuhku menegang beberapa saat, kemudian terkulai lemas. Tak lama kemudian Tante Yeni menyusul, dia mengeram sambil tangannya mencengkeram bantal kuat-kuat. Cairan hangat dan kental meleleh dari lubang vaginanya.

    Dengan nafas yang masih memburu dan tubuh yang masih lemas, Tante Yeni bangkit kemudian duduk ditepi ranjang. Dia meraih batang kemaluanku lalu memasukkan ke mulutnya. Tante Yeni menjilati sisa-sisa sperma yang masih blepotan dibatang kemaluanku sampai bersih tanpa tersisa setetespun. Tante Yeni tersenyum puas merasakan nikmat yang sudah cukup lama tidak dirasakannya, sejak dia bercerai dengan suaminya.

    Tanpa malu-malu dia meminta aku agar menyutubuhinya lagi. Aku menuruti permintaannya, kami bersetubuh sampai pagi. Sampai kami benar-benar kelelahan. Pagi-pagi sekali aku meninggalkan Tante Yeni yang masih tidur tanpa busana dan masuk kekamar Vivi. Dimana Vivi juga sedang tidur pulas. Aku mengenakan seluruh pakaianku, kemudian pergi tanpa pamit. Meninggalkan kenangan-kenangan nikmat untuk mereka berdua. Sekali waktu aku mengunjungi Tante Yeni dan Vivi untuk menikmati lagi tubuh mereka….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pengalaman Masa Muda Yang Tak Akan Pernah Terlupakan Bagian 2

    Cerita Sex Pengalaman Masa Muda Yang Tak Akan Pernah Terlupakan Bagian 2


    964 views

    Perawanku – Cerita Sex Pengalaman Masa Muda Yang Tak Akan Pernah Terlupakan Bagian 2, Aku malah semakin semangat seluruh payudaranya aku jilatin aku kulum-kulum aku emut-emut..
    dia semakin gelisah dan tangannya yang tadi mengocok-ngocok burungku kini berhenti bergerak dan hanya meremas burungku dengan kencang sekali.. agak sakit juga rasanya tapi aku biarin aja..
    Supaya lebih enak akhirnya aku buka baju atasnya aku ciummi lehernya, bahunya yang putih..
    dan aku buka seluruh celanaku..sehingga dia bebas memegang burungku dan telurku bergantian..
    Adegan ini cukup lama juga berlangsung hampir sejam.. kali aku liat jam diding sudah jam 10.30..
    Lalu aku rebahkan dia di sofa panjangku.. mula-mula dia agak sedikit nolak tapi aku dorong dengan tegas dan lembut dia akhirnya nurut aja.. kini aku lebih leluasa lagi menciumi buah dadanya.. pelan-pelan agak turun .. aku ciummi perutnya .. dia tampak agak kegelian.. aku semangkin terangsang.. aku tidak ingat apa lagi yach yang harus dilakukan seperti di buku-buku porno..

    Akhirnya pelan-pelan aku buka kain kebaya bi Asih.. dia bilang eh den jangan mau apa.. tidak tenang aja dech. aku bilang.. akhirnya kainnya copot sudah dan aku buang jauh-jauh..dia tinggal memakai celana dalam saja.. eh.. biarpun dia ini orang desa.. tapi ternyata badannya bagus banget seprti gitar dan mulus banget. betisnya indah, pahanya kencang sekali.. mungkin sering minum jamu kampung sehingga badannya terawat baik..

    Aku ciumi perut bi Asih terus turun kebawah.. dan terus kebagian kemaluannya.. dia tampak mendorong kepalaku.. jangan den.. tapi lagi-lagi aku paksa akhirnya dia diam.. setelah dia agak tenang aku mulai beraksi lagi.. celana dalamnya kutarik turun.. wah ini dia betul-betul melawan dan tidak kasih aku kesempatan dia pegangin celananya itu.. tapi aku terus berusaha.. adu tarik dan akhirnya.. setelah cukup lama dia menyerah tapi tetapnya tangannya menutupi kemaluannya.. pelan-pelan aku ciummi tangannya akhir mau minggir juga dan kuciumi kemaluannya.. dia tampak mengelinjang.. dan dia bilang jangan den.. jangan den.. tapi aku ciumi terus..akhirnya suaranya itu hilang yang terdengar hanya napasnya aja yang terengah engah.. dibagian tengah vagina agak keatas vagina bi Asih ada daging agak keras seperti kacang.. mungkin klitoris.. nah klitorisnya ini aku jilat-jilat dan kadang-kadang aku emut-emut dengan bibirku..

    Aku ciumi terus vaginanya .. dan tahu tahu aku merasakan sesuatu yang agak basah dan bau yang khas.
    dia tampak menggoyang-goyangkan kepalanya dan pantatnya mulai goyang-goyang juga..
    cairan yang keluar dari vaginanya makin banyak aja.. dan makin licin..
    Ah aku sudah tidak tahan lagi rasanya.. lalu kubuka kaos bajuku.. dan aku juga sekarang sama bugilnya dengan nya ..aku periksa lagi vaginanya.. yach masih seperti tadi malam tidak keliatan lobang apa-apa cuma daging-daging merah jambu mengkilat karena basah.. aku coba tusuk pakai jari tanganku dan eh ada juga lubangnya tapi kecil banget pas sejari tanganku ini, rupanya lubang itu tertutup oleh lapisan daging.. aku pikir-pikir apa cukup ya lubang ini kalo di masukin penisku..

    Cerita Sex Pengalaman Masa Muda Yang Tak Akan Pernah Terlupakan Bagian 2

    Cerita Sex Pengalaman Masa Muda Yang Tak Akan Pernah Terlupakan Bagian 2

    Aku penasaran lalu aku bangun dan berlutut di pinggir sofa dan burungku aku arah kan ke vaginanya.
    Dia nampak terkejut melihat aku telanjang bulat dan dia hendak mau bangun.. dan bilang den jangan sampai ketelanjuran.. ya tidak boleh.. aku bilang iya bi tenang aja.. aku cuma mau ngukur aja kok..
    dan dia percaya lagu rebahan lagi.. sambil bilang janji ya den jangan di masukin punya aden ke liang nya.. iya jawabku singkat.. lalu aku ukur-ukur lagi lubang vaginanya dengan penisku ternyata memang penisku ini tidak normal kali.. karena jangankan lubang yang didalam tadi itu yang seukuran jari telunjukku besarnya.. bibir bagian luarnya aja tidak muat.. aku mulai berfikir .. wah bener kata Joko aku ini tidak normal.. lalu aku bilang ke bi Asih.. bi kok kayaknya lubangnya mampetnya.. tidak ada lubangnya.. dia mengangkat kepala.. tahu ya.. dulu juga burungnya suami bibi rasanya tidak pernah masuk sampai kedalam..
    wah aku pikir yang normal aku atau dia nich.. tapi dasar sudah nafsu banget.. tidak ada lubang .. lubang apapun jadi dech aku pikir.. vagina dia semakin basah aku pegang-pegang terus..

    Lalu aku tarik dia bangun dan ku ajak ke kamar.. dia menolak ech jangan den.. tidak apa-apa aku bilang.. aku paksa dia kekamar dan aku rebahkan dia di tempat tidur spring bed.. kebetulan tempat tidur itu menghadap ke kaca jadi aku bisa liat di kaca.. lalu aku naik di atas tubuhnya .. dan dia agak sedikit meronta.. den kan janji ya tidak sampai di gituin.. iya dech aku bilang..
    Aku lalu turun dari tubuhnya dan berlutut disamping tempat tidur lalu kutarik ke dua kakinya sampai pantatnya tepat dipinggiran tempat tidur lalu aku ciumi lagi vaginanya .. dia kelihatannya senang diciumi lalu aku praktekkan apa yang aku baca di buku porno .. aku masukan lidahku di sela-sela vaginanya.. terasa hangat dan basah .. lalu aku mainkan lidahku.. aku jilat-jilat seluruh daging berwarna merah muda yang ada di dalam vaginanya.. aku jilat terus dan kadang kadan aku sedikit hisap-hisap bagian klitorisnyanya itu.. dia tampak kegelian dan menggoyang-goyangkan pantatnya ke atas seolah-olah hendak mengejar lidahku.. terasa semakin basah vaginanya dan mungkin sudah banjir kali dan semakin banyak cairannya.. semakin licin..aku lalu bangun..dan aku dorong lagi dia ketengah tempat tidur dan aku timpah lagi tubuhnya..

    Aku ciumi lagi payudaranya yang keras dan kenyal itu.. dia nampak mulai menikmati lagi dan agak sedikit mengerang-erang dan mengelus elus rambut kepalaku.. pelan-pelan aku kangkangin pahanya mula-mula dia agak melawan tapi akhirnya pasrah.. dan kutaruh penisku tepat di tengah-tengah vaginanya..pelan-pelan aku dorong.. dorong penisku ke vaginanya.. yang sudah mulai banjir dan mulai licin.. aku merasa bahwa sekarang helm penisku sudah mulai terjepit oleh bibir vaginanya tapi tetap belum bisa masuk.. pelan pelan aku tekan agak keras dia tampak agak menggelinjang dan bilang aduh den jangan di toblos den.. aku tidak perduli aku tekan lagi tapi susah juga rasanya sampai dekok kedalam vaginanya tapi belum mau tembus juga.. aku tarik lagi sedikit kebelakang dan dorong lagi tetap seperti tadi .. tapi aku tidak menyerah aku tarik dorong tarik dorong ada kali 10 menitan.. dan waktu aku tarik-dorong itu terdengar bunyi ceprak..ceprok..ceprak.. rupanya vagina dia bener-bener banjir.. dan tiba-tiba aku mulai merasakan ada celah yang terbuka.. aku makin semangat tarik dorong tarik dorong.. dia nampak mulai merem melek matanya.. dan matanya membalik balik kebelakang..mulutnya mendesis desis.. aku jadi semakin nafsu lalu aku kulum bibirnya.. dia menyambut ciumku dengan hot sekali.. baru pertama kali ini aku berciuman .. jadi tidak tahu caranya tapi.. aku pake naluri aja aku isap-isap lidahnya .. wah dia makin membinal.. dan celah di vaginanya makin terasa agak melebar.. dan aku merasa kalau aku tekan agak keras pasti helm burungku ini bisa masuk.. ke dalam vaginanya.. lalu aku ambil ancang-ancang.. kebetulan kedua jari jempol kaki ku bisa masuk di sela-selah tempat tidur sehingga aku punya pijakkan untuk mendorong kedepan..

    Pelan-pelan aku hitung dalam hati sambil tarik dorong tarik dorong satu.. dua tiga.. empat ..liima
    aku tekan yang keras penisku ke vaginanya, bibir dia yang masih ada di dalam mulutku tiba.. bersuara huhh..ehmmh hu
    pelan-pelan aku hitung dalam hati sambil tarik dorong tarik dorong satu.. dua tiga.. empat ..liima aku tekan yang keras penisku ke vaginanya, sementara bibirnya yang masih ada di dalam mulutku tiba.. bersuara huhh..ehmmh huhuu dan dia memundurkan pantatnya kebelakang.. dia memandang ke padaku dan menggelengkan kepala ..jangan.. sakit.. dia bilang.. aku mengangguk.. lalu aku mulai kerja lagi.. tarik dorong.. belum masuk-masuk juga.. helm penisku.. tapi akibat dorongang tadi kayaknya agak sedikit terbuka..aku cari akal.. wah gimana nich.. ya.. lalu kedua tanganku turun kebawah dan kumasukan kebelakang pinggangnya lalu turun sedikit kuremas-remas pantatnya yang besar .. kayaknya dia tambah semakin terangsang.. dan aku pikir ini lah saatnya.. aku pegang pantatnya keras-keras dan kutahan sekuat tenaga..dan kuhitung lagi satu. dua tiga.. tekaann..dia tampak meronta-ronta.. tapi aku tidak perduli terus kutekaan dan bless penisku masuk kira-kira sepertiga..dia meronta lagi..mungkin merasa sakit pada vaginanya karena penisku ukurannya kebesaran sekali sehingga aku juga merasa bahwa kayaknya lubangnya kecil sekali sampai-sampai penisku tidak bisa bergerak terjepit seperti mau dipress rasanya kurang enak juga sehingga dia berusaha mendorong pinggulku keatas tapi aku lebih cepat lagi.. kutarik tanganku dari pantatnya dan ku pegang ke dua tangannya dan kutarik ke atas kepalanya dan kutahan..

    Dia berusaha meronta.. dengan mengeser pantat kekiri dan kekanan tapi aku tidak mau lepas.. aku ikuti arah pergerakan pantatnya.. dia kekanan aku kekanan dia kekiri aku kekiri dia mundur aku maju.. dia agak merintih-rintih dan seperti orang makan cabai pedas.. dia memang kuat pinggangnya.. terus goyang kiri dan kanan .. tapi aku terus tancap burungku yang sudah masuk sepertiga ke vaginanya.. akibat gerakannya ini mula-mula penisku yang tidak bisa bergerak akibat terjepit vaginanya mulai bisa bergerak dan aku aku malah semangkin terangsang karena dengan gerakan kiri-kanan gitu penisku terasa tersgesek-gesek oleh vaginanya. Terus aku tahan.. penisku di dalam vaginanya dan memang saat itu rasanya lobangnya sempit sekali.. dan penisku terasa di emot-emot oleh vaginanya.. Lama-lama gerakannya agak melemah dan nafas agak terengah engah.. dan agaknya dia mulai bisa menerima kehadiran penisku di dalam vaginanya dan sakitnya mulai hilang..

    Pelan-pelan aku mulai beraksi lagi kutarik sedikit penisku keluar tapi buru-buru kutekan lagi kedalam. agar tidak lepas.. terasa agak sempit tapi enak karena vaginanya sudah basah banget jadi agak licin dan lancar pergerakkan penisku lalu aku terik sedikit..dan tekan kedalam.. kira-kira 5 menitan.. aku melakukan hal itu aku benar-benar merasa nikmat sekali yang tak terhingga.. lalu dengan amat sangat bernafsu aku mulai menekan lagi penisku agak masuk lebih dalam lagi.. aku tarik dulu keluar sedikit lalu aku tekan keras-keras kedalam.dia menggelinjang.. dan bersuara .. aduh.. huhh hmm tapi suara desahan itu malah makin merangsangku dan kutekan dengan keras lagi dan .. bless masuk lagi penisku lebih dalam dia agak sedikit meronta.. mungkin agak sedikit nyeri.. tapi aku tidak perduli aku tekan lagi lebih keras lagi.. cabut sedikit tekan lagi.. dia agak meronta-ronta.. aku semakin nikmat sekali rasanya agak seperti mau kencang.. aku semakin bersemangat.. dan dengan sekuat tenaga..

    Aku tekan tiba-tiba pantatku kedepan .. dan bleess penisku amblas kedalam vaginanya.. dia agak sedikit menjerit..dan berusaha mencabutnya dengan menggeser pantatnya kekiri dan kekanan lagi.. tapi aku sudah semakin pintar aku tekan terus dan kuikuti pergerakannya.. setelah dia tidak melawan lagi mulai aku cabut setengah dan kumasukin lagi .. begitu berulang-ulang.. nampaknya dia mulai menikmati dan dia kelihatan mengejang dan lalu memeluk aku keras-keras.. dan mulutnya mendesis desis.. aku semakin bersemangat.. dan genjotanku semakin keras dan kencang.. dengan kedua kakiku kukangkangkan pahanya lalu aku genjot lagi penisku keluar masuk.. kira-kira 10 menit.. dia mengejang lagi dan memelukku lebih kencang lagi.. kayaknya dia orgasme lagi.. dan.. setelah itu dia kelihatan agak loyo.. tapi aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku .. aku semakin keras mengocok penisku di dalam vaginanya..dan kulihat dari kaca.. bagaimana penisku keluar masuk vaginanya.. bila aku tekan.. tampak vaginanya dekok kedalam dan bila aku tarik keluar kelihatan bibir vaginanya ikut munjung ke depan.. kira-kira.. 15 menit .. aku merasa helm kepalaku agak panas dan sret-sret.. ada sesuatu keluar dari penisku.. aku merasa nikmat banget.. aku tekan keras-keras penisku di dalam vaginanya.. dan dia yang tadi sudah lemes tampak bersemangat lagi dan dia goyangkan pantatnya kekiri kekanan.. aku semakin kenikmatan.. dan tiba-tiba terasa lagi seer serr ada cairan keluar dari penisku.. dan dia juga kelihatannya merasa nikmat juga..

    Dia seperti mencari-cari sesuatu.. Pantatnya naik-naik keatas dan tiba-tiba dia mengejang dan memelukku keras sekali dan kedua pahanya melilit keras di pinggangku.. seperti orang main gulat.. aku tidak berkutik tidak bisa bergerak.. dan terasa cairan dari dalam penisku semakin banyak keluar.. dia semakin menggila dia mengigit.. gigit.. bahuku.. dan menjerit lirih.. den.. enak sekali den.. aku peluk dia keras-keras.. dan kami berpelukan kurang lebih lima menit.. penisku yang tadi keras kayak batu sudah mulai melembek.. dan dia nampak tergelak.. lunglai di sebelahku.. Aku lalu bangun dan kucabut penisku dari vaginanya.. dan kulihat vaginanya.. Aku pegang dan aku buka belahannya kini nampak ada lubangnya.. dan aku melihat di seprai dekat vaginanya banyak sekali cairan.. dan agak berwarna sedikit merah jambu.. aku agak kaget.. dan bilang kepadanya.. bi .. bibi masih perawan ya..dia tersenyum manis.. dan menjawab.. iya den soalnya selama bibi nikah.. bibi belum pernah kemasukan.. karena mantan suami bibi dulu orangnya loyo.. baru nempel sudah banjir dan lemes.. Aku menggumam.. pantas susah banget masuknya..terus dia nimpali bukan susah..tapi emang burungnya den bram yang kegedean.. bibi ampe hampir semaput rasanya..

    Malam itu aku tidur berdua dengan dia di kamar Saya.. kita tidur telanjang bulat.. cuma di tutup pakai selimut.. pagi-pagi jam 5 pagi sudah terbangun.. dan penisku tiba-tiba mengeras lagi.. tanpa permisi.. aku langsung naik lagi kebadannya..yang masih setengah tidur dan dia terbangun.. Aku kangkangin lagi pahanya kekiri dan kekanan.. dia diam aja pasrah hanya memandangi perbuatan ku dengan sedikit senyum.. lalu penisku yang sudah mulai mengeras.. aku tempelkan lagi di depan vaginanya dan aku tekan-tekan.. tapi tidak bisa masuk-masuk.. bi asih tersenyum.. dan dia bilang sini bi asih bantu.. lalu tangannya kebawah memegang penisku dan membimbing penisku tepat di muka lubang vaginanya bi asih.. terasa hangat.. lubang itu dan mulai basah.. ternyata kali ini tidak sesulit tadi malam.. helm penisku dengan beberapa kali tusukan maju mundur.. mulai bisa masuk kedalam tapi tetapnya aja terasa sempit walaupun vaginanya mulai basah dan licin.. dan kelihatanya Dia juga merasa bahwa penisku luar biasa ukuranya.. beberapa kali dia sedikit mengaduh.. tapi.. setelah vaginanya betul-betul banjir.. dan penisku bias masuk seluruhnya.. dia mulai bisa menikmati.. dan.. pagi itu aku bersenggama dengannya sampai jam 7.00 pagi.. Dia orgasme sampai 3 kali.. dan aku muncrat juga tapi tidak sebanyak tadi malam..

    Seharian kita males-malesan di tempat tidur.. dan sore hari.. kami melakukannya lagi..sampai jam 10 malem.. Senin pagi aku bangun dan bolos sekolah.. karena pagi itu sehabis mandi pagi dan sarapan.. aku rencananya mau berangkat sekolah .. tapi tiba-tiba aku menjadi nafsu lagi melihat dia baru keluar dari kamar mandi pakai handuk saja.. lalu aku tarik dia ke kamarnya .. ku buka handuknya ku ciumi payudara .. ku isap-isap pentil.. dan kurebahkan dia di tempat tidurnya.. dan ku setubuhi lagi.. wah enak rasanya bi asih yang baru mandi karena bau badannya segar banget bau sabun.. dan aku bersetubuh dengannya di kamarnya senin pagi itu sampi jam 9.00 pagi.. dan aku terpaksa membolos sekolah..

    Sorenya orang tuaku pulang dari jakarta.. dan sejak saat itu aku kalau malam sering kekamarnya dan melakukan hal itu lagi.. dan kelihatannya dia juga mulai ketagihan seperti aku.. mami aktif organisasi dharma wanita.. sehingga kami sering punya kesempatan berdua dan selalu tidak pernah menyia-nyia kesempatan itu..

    Hubungan ini berlangsung kurang lebih 3 bulan.. lama-lama kayaknya mamiku mencium gelagat.. dan hari itu kira-kira sebulan lagi sebelum aku ujian akhir kelas 3 smp aku lihat pagi-pagi mamiku ada di kamar bi asih..dan bi asih nampak tertunduk.. dan kayaknya agak sedikit menangis.. aku tidak berani campur tangan.. dan waktu aku pulang sekolah.. dia sudah tidak di rumahku lagi.. dia sudah pulang kampung di antar oleh sopir ayahku. Aku sedih banget saat itu..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab

    Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab


    964 views

    Perawanku – Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab, Hotel tempatku menginap adalah sebuah hotel yang tidak terlalu besar, namun bersih dan enak untuk tinggal. Letaknya agak sedikit di pinggiran kota, sepi, aman, dan transport untuk kemana-mana relatif mudah.

    Aku mendapat kamar dilantai 2 yang letaknya menghadap ke laut. Setiap sore sambil beristirahat setelah seharian berputar-putar dari satu instansi ke instansi lainnya aku duduk di teras sambil melihat laut.

    Para karyawan hotel cukup akrab dengan penghuninya, mungkin karena jumlah kamarnya tidak terlalu banyak, sekitar 32 kamar. Aku cukup akrab dan sering duduk di lobby, ngobrol dengan tamu lain atau karyawan hotel. Kadang-kadang dengan setengah bercanda aku ditawari selimut hidup oleh karyawan hotel, mulai dari room boy sampai ke security.

    Mereka heran selama hampir 3 minggu aku tidak pernah bawa perempuan. Aku tersenyum saja, bukan tidak mau bro, tapi pikiranku masih tersita ke pekerjaan.

    Tak terasa sudah 3 minggu aku menginap di hotel. Karena surat-surat yang diperlukan sudah selesai, aku bisa sedikit bernafas lega dan mulai mencari hiburan. Tadi malam aku kembali dapat merasakan kehangatan tubuh perempuan setelah bergumul selama 2 ronde dengan seorang gadis panggilan asal Manado. Aku mendapatkannya dari security hotel.

    Meskipun orangnya cantik dan putih, tetapi permainannya tidak terlalu istimewa karena barangnya terlalu becek dan sudak kendor, tapi lumayanlah buat mengurangi sperma yang sudah penuh.

    Dua hari lagi aku akan pulang. Transportasi di daerah ini memang agak sulit. Untuk ke Jakarta aku harus ke ibukota propinsi dulu baru ganti pesawat ke Jakarta. Celakanya dari kota ini ke ibukota propinsi dalam 1 minggu hanya ada 4 penerbangan dengan twin otter yang kapasitasnya hanya 17 seat.

    Belum lagi cadangan khusus buat pejabat Pemda yang tiba-tiba harus berangkat. Aku yang sudah booking seat sejak seminggu yang lalu, ternyata masih masuk di cadangan nomor 5.

    Alternatifnya adalah dengan menaiki kapal laut milik Pelni yang makan waktu seharian untuk sampai ibukota propinsi. Rencanaku kalau tidak dapat seat pesawat terpaksa naik kapal laut.

    Sore itu aku ngobrol dengan security, yang membantu mencarikan perempuan, sambil duduk-duduk di cafe hotel. Kami membicarakan gadis Manado yang kutiduri tadi malam. Kubilang aku kurang puas dengan permainannya.

    Tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada wanita yang baru masuk ke cafe. Wanita itu kelihatan bertubuh tinggi, mungkin 168 cm, badannya sintal dan dadanya membusung. Wajahnya kelihatan bukan wajah Melayu, tapi lebih mirip ke wajah Timur Tengah. Security itu mengedipkan matanya ke arahku.
    ” Bapak berminat ? Kalau ini dijamin oke, Arab punya,” katanya.

    Wanita tadi merasa kalau sedang dibicarakan. Ia menatap ke arah kami dan mencibir ke arah security di sampingku.

    “Anis, sini dulu. Kenalan sama Bapak ini,” kata security itu.
    “Aku mau ke karaoke dulu,” balas wanita tadi. Ternyata namanya Anis. Anis berjalan kearah meja karaoke dan mulai memesan lagu.

    Ruangan karaoke tidak terpisah secara khusus, jadi kalau yang menyanyi suaranya bagus lumayan buat hiburan sambil makan. Tapi kalau pas suara penyanyinya berantakan, maka selera makan bisa berantakan. Untuk karaoke tidak dikenakan charge, hanya merupakan service cafe untuk tamu yang makan disana.

    “Dekatin aja Pak, temani dia nyanyi sambil kenalan. Siapa tahu cocok dan jadi,” kata security tadi kepadaku.
    Aku berjalan dan duduk didekat Anis. Kuulurkan tanganku, “Boleh berkenalan ? Namaku Jokaw”.

    “Anis,” jawabnya singkat dan kembali meneruskan lagunya. Suaranya tidak bagus cuma lumayan saja. Cukup memenuhi standard kalau ada pertunjukan di kampung.

    Beberapa lagu telah dinyanyikan. dari lagu dan logat yang dinyanyikan wanita ini agaknya tinggal di Manado atau Sulawesi Utara. Dia mengambil gelas minumannya dan menyerahkan mike ke tamu cafe di dekatnya.
    “Sendirian saja nona atau …,” kataku mengawali pembicaraan.
    “Panggil saja namaku, A…N…I…S, Anis,” katanya.

    kami mulai terlibat pembicaraan yang cukup akrab. Anis berasal dari Gorontalo. Ia memang berdarah Arab. Menurutnya banyak keturunan Arab di Gorontalo. Kuamati lebih teliti wanita di sampingku ini. Hidungnya mancung khas Timur Tengah, kulitnya putih, rambutnya hitam tebal, bentuk badannya sintal dan kencang dengan payudaranya terlihat dari samping membusung padat.

    Kutawarkan untuk mengobrol di kamarku saja. Lebih dingin, karena ber-AC, dan lebih rileks serta privacy terjaga. Ia menurut saja. kami masuk ke dalam kamar. Security tadi kulihat mengangkat kedua jempolnya kearahku. Di dalam kamar, kami duduk berdampingan di karpet dengan menyandar ke ranjang sambil nonton TV. Anis masuk ke kamar mandi dan sebentar kemudian sudah keluar lagi.

    Kami melanjutkan obrolan. Ternyata Anis seorang janda gantung, suaminya yang seorang pengusaha, keturunan Arab juga, sudah 2 tahun meninggalkannya namun Anis tidak diceraikan. ia sedang mencoba membuka usaha kerajinan rotan dari Sulawesi yang dipasarkan disini. Dikta ini dia tinggal bersama familinya. Ia main ke hotel, karena dulu juga pernah tinggal di hotel ini seminggu dan akrab dengan koki wanita yang bekerja di cafe. dari tadi siang koki tersebut sedang keluar, berbelanja kebutuhan cafe.

    Kulingkarkan tangan kiriku ke bahu kirinya. Ia sedikit menggerinjal namun tidak ada tanda-tanda penolakan. aku semakin berani dan mulai meremas bahunya dan perlahan-lahan tangan kiriku menuju kedadanya. Sebelum tangan kiriku sampai di dadanya, ia menatapku dan bertanya, “Mau apa kamu, Jokaw ?” Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.

    Kupegang dagunya dengan tangan kananku dan kudekatkan mukanya ke mukaku. Perlahan kucium bibirnya. Ia diam saja. Kucium lagi namun ia belum juga membalas ciumanku.

    “Ayolah Anis, 2 tahun tentulah waktu yang cukup panjang bagimu. Selama ini tentulah kamu merindukan kehangatan dekapan seorang laki-laki,” kataku mulai merayunya.

    Kuhembuskan napasku ke dekat telinganya. Bibirku mulai menyapu leher dan belakang telinganya.

    “Akhh, tidak.. Jangan..,” rintihnya.
    “Ayolah Nis, mungkin punyaku tidak sebesar punya suami Arab-mu itu, namun aku bisa membantu menuntaskan gairahmu yang terpendam”.
    Ia menyerah, pandangan matanya meredup. Kucium lagi bibirnya, kali ini mulai ada perlawanan balasan dari bibirnya. tanganku segera meremas dadanya yang besar, namun sudah sedikit turun. Ia mendesah dan membalas ciumanku dengan berapi-api. Tangannya meremas kejantananku yang masih terbungkus celana.

    Kududukan ia ditepi ranjang. Aku berdiri didepannya. tangannya mulai membuka ikatan pinggang dan ritsluiting celanaku, kemudian menyusup ke balik celana dalamku. Dikeluarkannya kejantananku yang mulai menegang. Dibukanya celanaku seluruhnya hingga bagian bawah tubuhku sudah dalam keadaan polos.

    Mulutnya kemudian menciumi kejantananku, sementara tangannya memegang pinggangku dan mengusap kantung zakarku. Lama kelamaan ciumannya berubah menjadi jilatan dan isapan kuat pada kejantananku. Kini ia mengocok kejantananku dengan mengulum kejantananku dan menggerakan mulutnya maju mundur.

    Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab

    Cerita Sex Ketagihan Menikmati Memek Gadis Arab

    Aliran kenikmatan segera saja menjalari seluruh tubuhku. Tangannya menyusup ke bajuku dan memainkan putingku. Kubuka kancing bajuku agar tangannya mudah beraksi di dadaku. Kuremas rambutnya dan pantatkupun bergerak maju mundur menyesuaikan dengan gerakan mulutnya.

    Aku tak mau menumpahkan sperma dalam posisi ini. Kuangkat tubuhnya dan kini dia dalam posisi berdiri sementara aku duduk di tepi ranjang. Tanpa kesulitan segera saja kubuka celana panjang dan celana dalamnya. Rambut kemaluannya agak jarang dan berwarna kemerahan.

    Kemaluannya terlihat sangat menonjol di sela pahanya, seperti sampan yang dibalikkan. Ia membuka kausnya sehingga sekarang tinggal memakai bra berwarna biru.

    Kujilati tubuhnya mulai dari lutut, paha sampai ke lipatan pahanya. Sesekali kusapukan bibirku di bibir vaginanya. Lubang vaginanya terasa sempit ketika lidahku mulai masuk ke dalam vaginanya.

    Ia merintih, kepalanya mendongak, tangannya yang sebelah menekan kepalaku sementara tangan satunya meremas rambutnya sendiri. Kumasukan jari tengahku ke dalam lubang vaginanya, sementara lidahku menyerang klitorisnya. Ia memekik perlahan dan kedua tangannya meremas payudaranya sendiri. Tubuhnya melengkung ke belakang menahan kenikmatan yang kuberikan. Ia merapatkan selangkangannya ke kepakalu. Kulepaskan bajuku dan kulempar begitu saja ke lantai.

    Akhirnya ia mendorongku sehingga aku terlentang di ranjang dengan kaki masih menjuntai di lantai. Ia berjongkok dan, “Sllruup..”. Kembali ia menjilat dan mencium penisku beberapa saat. Ia naik keatas ranjang dan duduk diatas dadaku menghadapkan vaginanya di mulutku.

    Tangannya menarik kepalaku meminta aku agar menjilat vaginanya dalam posisi demikian.

    Kuangkat kepalaku dan segera lidahku menyeruak masuk ke dalam liang vaginanya. Tanganku memegang erat pinggulnya untuk membantu menahan kepalaku. Ia menggerakan pantatnya memutar dan maju mundur untuk mengimbangi serangan lidahku.

    Gerakannya semakin liar ketika lidahku dengan intens menjilat dan menekan klitorisnya. Ia melengkungkan tubuhnya sehingga bagian kemaluannya semakin menonjol. tangannya kebelakang diletakan di pahaku untuk menahan berat tubuhnya.

    Ia bergerak kesamping dan menarikku sehingga aku menindihnya. Kubuka bra-nya dan segera kuterkam gundukan gunung kembar di dadanya. Putingnya yang keras kukulum dan kujilati. Kadang kumisku kugesekan pada ujung putingnya. Mendapat serangan demikian ia merintih “Jokaw, ayo kita lakukan permainan ini, Masukan sekarang..”.

    Tangannya menggenggam erat penisku dan mengarahkan ke lubang vaginanya. Beberapa kali kucoba untuk memasukannya tetapi sangat sulit. Sebenarnya sejak kujilati sedari tadi kurasakan vaginanya sudah basah oleh lendirnya dan ludahku, namun kini ketika aku mencoba untuk melakukan penetrasi kurasakan sulit sekali.

    Penisku sudah mulai mengendor lagi karena sudah beberapa kali belum juga menembus vaginanya. Aku ingat ada kondom di laci meja, masih tersisa 1 setelah 2 lagi aku pakai tadi malam, barangkali dengan memanfaatkan permukaan kondom yang licin lebih mudah melakukan penetrasi. namun aku ragu untuk mengambilnya, Anis kelihatan sudah di puncak nafsunya dan ia tidak memberikan sinyal untuk memakai kondom.

    Kukocokkan penisku sebentar untuk mengencangkannya. Kubuka pahanya selebar-lebarnya. Kuarahkan penisku kembali ke liang vaginanya.
    “Jokaw.. Kencangkan dan cepat masukkan,” rintihnya.

    Kepala penisku sudah melewati bibir vaginanya. Kudorong sangat pelan. Vaginanya sangat sempit. Entah apa yang menyebabkannya, padahal ia sudah punya anak dan menurut ceritanya pen*s suaminya satu setengah kali lebih besar dari penisku. Aku berpikir bagaimana caranya agar pen*s suaminya bisa menembus vaginanya.

    Penisku kumaju mundurkan dengan perlahan untuk membuka jalan nikmat ini. Beberapa kali kemudian penisku seluruhnya sudah menembus lorong vaginanya. Aku merasa dengan kondisi vaginanya yang sangat sempit maka dalam ronde pertama ini aku akan kalah kalau aku mengambil posisi di atas. Mungkin kalau ronde kedua aku dapat bertahan lebih lama. Akan kuambil cara lain agar aku tidak jebol duluan.

    Kugulingkan badannya dan kubiarkan dia menindihku. Anis bergerak naik turun menimba kenikmatannya. Aku mengimbanginya tanpa mengencangkan ototku, hanya sesekali kuberikan kontraksi sekedar bertahan saja supaya penisku tidak mengecil.

    Anis merebahkan tubuhnya, merapat didadaku. Kukulum payudaranya dengan keras dan kumainkan putingnya dengan lidahku. Ia mendengus-dengus dan bergerak liar untuk merasakan kenikmatan. Gerakannya menjadi kombinasi naik turun, berputar dan maju mundur. Luar biasa vagina wanita Arab ini, dalam kondisi aku dibawahpun aku harus berjuang keras agar tidak kalah. Untuk mempertahankan diri kubuat agar pikiranku menjadi rileks dan tidak berfokus pada permainan ini.

    15 menit sudah berlalu sejak penetrasi. Agaknya Anis sudah ingin mengakhiri babak pertama ini. Ia memandangku, kemudian mencium leher dan telingaku.
    “Ouhh.. jokaw, kamu luar biasa. Dulu dalam ronde pertama biasanya suamiku akan kalah, namun kami masih bertahan. Yeesshh.. Tahan dulu, sebentar lagi.. Aku..”.

    Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Aku tahu kini saatnya beraksi. Kukencangkan otot penisku dan gerakan tubuh Anispun semakin liar. Akupun mengimbangi dengan genjotan penisku dari bawah. Ketika ia bergerak naik, pantatku kuturunkan dan ketika ia menekan pantatnya ke bawah akupun menyambutnya dengan mengangkat pantatku.

    Kepalanya bergerak kesana kemari. Rambutnya yang hitam lebat acak-acakan. sprei sudah terlepas dan tergulung di sudut ranjang. bantal di atas ranjang semuanya sudah jatuh ke lantai. Keadaan diatas ranjang seperti kapal yang pecah dihempas badai.

    Ranjangpun ikut bergoyang mengikutu gerakan kami. Suaranya berderak-derak seakan hendak patah. Akupun semakin mempercepat genjotanku dari bawah agar iapun segera berlabuh di dermaga kenikmatan.
    Semenit kemudian..

    “Aaggkkhh.. Nikmat.. Ouhh.. Yeahh,” Anis memekik.
    Punggungnya melengkung ke atas, mulutnya menggigit putingku. Kurasakan aliran kenikmatan mendesak lubang penisku. Aku tidak tahan lagi. Ketika pantatnya menekan ke bawah, kupeluk pinggangnya dan kuangkat pantatku.

    “Ouhh.. An.. Nis. Aku tidak tahan lagi.. Aku sampaiihh!”
    Ia memberontak dari pelukanku sampai peganganku pada pinggulnya terlepas. pantatnya naik dan segera diturunkan lagi dengan cepat.
    “Jokaw.. Ouhh Jokaw.. Aku juga..”.

    Kakinya mengunci kakiku dan badannya mengejang kuat. dengan kaki saling mengait aku menahan gerak tubuhnya yang mengejang. Giginya menggigit lenganku sampai terasa sakit. Denyutan dari dinding vaginanya saling berbalasan dengan denyutan dipenisku. Beberapa detik kemudian, kami masih merasakan sisa-sisa kenikmatan. ketika sisa-sisa denyutan masih terjadi badannya menggetar.

    Ia berbaring diatas dadaku sampai akhirnya penisku mulai mengecil dan terlepas dengan sendirinya dari vaginanya. Sebagian sperma mengalir keluar dari vaginanya di atas perutku. Anis berguling ke samping setelah menarik napas panjang.

    “Luar biasa kamu Kaw. Suamiku tidak pernah menang dalam ronde pertama, memang dalam berhubungan ia sering mengambil posisi di atas. tapi kami sanggup membawaku terbang ke angkasa,” katanya sambil mengelus dadaku.

    “Akupun rasanya hampir tidak sanggup menandingimu. Mungkin sebagian besar laki-laki akan menyerah di atas ranjang kalau harus bermain denganmu. Milikmu benar-benar sempit,” kataku balas memujinya.
    Memang kalau tadi aku harus bermain diatas, rasanya tak sampai sepuluh menit aku pasti sudah KO. Makanya, jangan cuma penetrasi terus main genjot saja, teknik bro!

    “Kamu orang Melayu pribumi, tapi kok bulunya banyak gini. Keturunan India atau mungkin Arab ya?”
    “Nggak ah, asli Indonesia lho..”.

    Ia masih terus memujiku beberapa kali lagi. Kuajak ia mandi bersama dan setelah itu kami duduk di teras sambil minum soft drink dan melihat laut. Aku hanya mengenakan celana pendek tanpa celana dalam dam kaus tanpa lengan.

    Ia mengenakan kemejaku, sementara bagian bawah tubuhnya hanya ditutup dengan selimut yang dililitkan tanpa mengenakan pakaian dalam.
    Ia duduk membelakangiku. Tubuhnya disandarkan di bahuku. Mulutku sesekali mencium rambut dan belakang telinganya. Kadang mulutnya mencari mulutku dan kusambut dengan ciuman ringan. Tangan kanannya melingkar di kepalaku.

    “Kamu nggak takut hamil melakukan hal ini denganku?”tanyaku.

    “Aku dulu pernah kerja di apotik, jadi aku tahu pasti cara mengatasinya. Aku selalu siap sedia, siapa tahu terjadi hal yang diinginkan seperti sore ini. Aku sudah makan obat waktu masuk ke kamar mandi tadi.

    Tenang saja, toh kalaupun hamil bukan kamu yang menanggung akibatnya.” katanya enteng.

    Jadi ia selalu membawa obat anti hamil. Untung saja aku tadi tidak berlaku konyol dengan memakai kondom. Mungkin saja sejak ditinggal suaminya ia sudah beberapa kali bercinta dengan laki-laki.

    Tapi apa urusanku, aku sendiri juga melakukannya. yang penting malam ini ia menjadi teman tidurku.

    Matahari sudah jauh condong ke Barat, sehingga tidak terasa panas. hampir sejam kami duduk menikmati sunset. Gairahku mulai timbul lagi. Kubuka dua kancing teratas bajunya. Kurapatkan kejantananku yang sudah mulai ingin bermain lagi ke pinggangnya. Kususupkan tanganku kebalik bajunya dan kuremas dadanya.

    “Hmmhh..,” ia bergumam.
    “Masuk yuk, sudah mulai gelap. Anginnya juga mulai kencang dan dingin,” kataku.

    Kamipun masuk ke dalam kamar sambil berpelukan. Sekilas kulihat tatapan iri dan kagum dari tamu hotel di kamar yang berseberangan dengan kamarku.
    “I want more, honey!” kataku.

    kami bersama-sama merapikan sprei dan bantal yang berhamburan akibat pertempuran babak pertama tadi. Kubuka bajunya dan kutarik selimut yang menutup bagian bawah tubuhnya. Kurebahkan Anis di ranjang. Kubuka kausku dan aku berdiri di sisi ranjang di dekat kepalanya.

    Anis mengerti maksudku. Didekatkan kepalanya ke tubuhku dan ditariknya celana pendekku. Sebentar kemudian mulut dan lidahnya sudah beraksi dengan lincahnya di selangkanganku. Aku mengusap-usap tubuhnya mulai dari bahu, dada sampai ke pinggulnya. Peniskupun tak lama sudah menegang dan keras, siap untuk kembali mendayung sampan.

    Lima menit ia beraksi. Setelah itu kutarik kepalanya dan kuposisikan kakinya menjuntai ke lantai. Kubuka mini bar dan kuambil beberapa potong es batu di dalam gelas. Kujepit es batu tadi dengan bibirku dan aku berjongkok di depan kakinya. Kurenggangkan kedua kakinya lalu dengan jariku bibir vaginanya kubuka.

    Bibirku segera menyorongkan es batu ke dalam vaginanya yang merah merekah. Ia terkejut merasakan perlakuanku. Kaki dan badannya sedikit meronta, namun kutahan dengan tanganku.
    “Ouhh.. Jokaw.. Kamu.. Gila.. Gila.. Jangan.. Cukup Kaw!” ia berteriak.
    Aku tidak menghiraukan teriakannya dan terus melanjutkan aksiku. Rupanya sensasi dingin dari es batu di dalam vaginanya membuatnya sangat terangsang. Kujilati air dari es batu yang mencair dan mulai bercampur dengan lendir vaginanya.

    “Jokaw.. Maniak kamu..,” ia masih terus memekik setiap kali potongan es batu kutempelkan ke bagian dalam bibir vagina dan klitorisnya.
    Kadang es batu kupegang dengan jariku menggantikan bibirku yang tetap menjilati seluruh bagian vaginanya. Kakinya masih meronta, namun ia sendiri mulai menikmati aksiku. Kulihat ke atas ia menggigit ujung bantal dengan kuat untuk menahan perasaannya.

    Akhirnya semua potongan es batu yang kuambil habis. Aku masih meneruskan stimulasi dengan cara cunilingus ini. Meskipun untuk ronde kedua aku yakin bisa bertahan lebih lama, namun untuk berjaga-jaga akan kuransang dia sampai mendekati puncaknya. yang pasti aku tak mau kalah ketika bermain dengannya.

    Kurang lebih sepuluh menit aku melakukannya.
    Ia terhentak dan mengejang sesaat ketika klitorisnya kugaruk dan kemudian kujepit dengan jariku. Kulepas dan kujepit lagi. Ia merengek-rengek agar aku menghentikan aksiku dan segera melakukan penetrasi, namun aku masih ingin menikmati dan memberikan foreplay dalam waktu yang agak lama. Beberapa saat aku masih dalam posisi itu. tangan kanannya memegang kepalaku dan menekannya ke celah pahanya. Tangan kirinya meremas-remas payudaranya sendiri.

    Aku duduk di dadanya. Kini ia yang membrikan kenikmatan pada penisku melalui lidah dan mulutnya. Dikulumnya penisku dalam-dalam dan diisapnya lembut. Giginya juga ikut memberikan tekanan pada batang penisku. Dilepaskannya penisku dan kini dijepitnya dengan kedua payudaranya sambil diremas-remas dengan gundukan kedua dagingnya itu. Kugerakkan pinggulku maju mundur sehingga peniskupun bergesekan dengan kulit kedua payudaranya.

    Kuubah posisiku dengan menindihnya berhadapan, kemudian mulutku bermain disekitar payudaranya. Anis kelihatan tidak sabar lagi dan dengan sebuah gerakan tangannya sudah memegang dan mengocok penisku dengan menggesekannya pada bibir vaginanya. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan pelan dan hati-hati.

    Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri leher dan bahunya kemudian bibirnya yang sudah setengah terbuka segera menyambut bibirku. kami segera berciuman dengan ganas sampai terengah-engah. Penisku yang sudah mengeras mulai mencari sasarannya.

    Kuremas pantatnya yang padat dan kuangkat pantatku.
    “Jokaw.. Ayo.. Masukk.. Kan!”

    Tangannya menggenggam penisku dan mengarahkan ke dalam guanya yang sudah basah. Aku mengikuti saja. Kali ini ia yang mengambil inisiatif untuk membuka lebar-lebar kedua kakinya. Dengan perlahan dan hati-hati kucoba memasukan penisku kedalam liang vaginanya. Masih sulit juga untuk menembus bibir vaginanya. tangannya kemudian membuka bibir vaginanya dan dengan bantuan tanganku maka kuarahkan penisku ke vaginanya.

    Begitu melewati bibir vaginanya, maka kurasakan lagi sebuah lorong yang sempit. Perlahan-lahan dengan gerakan maju mundur dan memutar maka beberapa saat kemudian penisku sudah menerobos kedalam liang vaginanya.
    Aku bergerak naik turun dengan perlahan sambil menunggu agar pelumasan pada vaginanya lebih banyak. Ketika kurasakan vaginanya sudah lebih licin, maka kutingkatkan tempo gerakanku.

    Anis masih bergerak pelan, bahkan cenderung diam dan menungguku untuk melanjutkan serangan berikutnya.

    Kupercepat gerakanku dan Anis bergerak melawan arah gerakanku untuk menghasilkan sensasi kenikmatan. Aku menurunkan irama permainan. Kini ia yang bergerak liar. Tangannya memeluk leherku dan bibirnya melumat bibirku dengan ganas. Aku memeluk punggungnya kemudian mengencangkan penisku dan menggenjotnya lagi dengan cepat.

    Kubisikkan untuk berganti posisi menjadi doggy style. Ia mendorong tubuhku agar dapat berbaring tengkurap. Pantatnya dinaikkan sedikit dan tangannya terjulur kebelakang menggenggam penisku dan segera menyusupkannya kedalam vaginanya. Kugenjot lagi vaginanya dengan menggerakkan pantatku maju mundur dan berputar. Kurebahkan badanku di atasnya. kami berciuman dengan posisi sama-sama tengkurap, sementara kemaluan kami masih terus bertaut dan melakukan aksi kegiatannya.

    Aku menusuk vaginanya dengan gerakan cepat berulang kali. Iapun mendesah sambil meremas sprei. Aku berdiri di atas lututku dan kutarik pinggangnya. Kini ia berada dalam posisi nungging dengan pantat yang disorongkan ke kemaluanku. Setelah hampir sepuluh menit permainan kami yang kedua ini, Anis semakin keras berteriak dan sebentar-bentar mengejang. Vaginanya terasa semakin lembab dan hangat. Kuhentikan genjotanku dan kucabut penisku.

    Anis berbalik terlentang dan sebentar kemudian aku naik ke atas tubuhnya dan kembali menggenjot vaginanya. Kusedot putingnya dan kugigit bahunya. Kutarik rambutnya sampai mendongak dan segera kujelajahi daerah sekitar leher sampai telinganya. Ia semakin mendesah dan mengerang dengan keras. Ketika ia mengerang cukup keras, maka segera kututup bibirnya dengan bibirku. Ia menyambut bibirku dengan ciuman yang panas. Lidahnya menyusup ke mulutku dan menggelitik langit-langit mulutku. Aku menyedot lidahnya dengan satu sedotan kuat, melepaskannya dan kini lidahku yang masuk ke dalam rongga mulutnya.

    kami berguling sampai Anis berada di atasku. Anis menekankan pantatnya dan peniskupun semakin dalam masuk ke lorong kenikmatannya.
    “Ouhh.. Anis,” desahku setengah berteriak.

    Anis bergerak naik turun dan memutar. Perlahan-lahan kugerakkan pinggulku. Karena gerakan memutar dari pinggulnya, maka penisku seperti disedot sebuah pusaran.

    Anis mulai mempercepat gerakannya, dan kusambut dengan irama yang sama. Kini ia yang menarik rambutku sampai kepalaku mendongak dan segera mencium dan menjilati leherku. Hidungnya yang mancung khas Timur Tengah kadang digesekkannya di leherku memberikan suatu sensasi tersendiri.

    Anis bergerak sehingga kaki kami saling menjepit. kaki kirinya kujepit dengan kakiku dan demikian juga kaki kiriku dijepit dengan kedua kakinya. dalam posisi ini ditambah dengan gerakan pantatnya terasa nikmat sekali.

    Kepalanya direbahkan didadaku dan bibirnya mengecup putingku.
    Kuangkat kepalanya, kucium dan kuremas buah dadanya yang menggantung. Setelah kujilati dan kukecup lehernya kulepaskan tarikan pada rambutnya dan kepalanya turun kembali kemudian bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang dalam dan lama.

    Anis kemudian mengatur gerakannya dengan irama lamban dan cepat berselang-seling. Pantatnya diturunkan sampai menekan pahaku sehingga penisku masuk terbenam dalam-dalam menyentuh rahimnya.

    kakinya bergerak agar lepas dari jepitanku dan kini kedua kakiku dijepit dengan kedua kakinya. Anis menegakkan tubuhnya sehingga ia dalam posisi duduk setengah jongkok di atas selangkanganku. Ia kemudian menggerakan pantatnya maju mundur sambil menekan kebawah sehingga penisku tertelan dan bergerak ke arah perutku.

    Rasanya seperti diurut dan dijepit sebuah benda yang lembut namun kuat. Semakin lama semakin cepat ia menggerakkan pantatnya, namun tidak menghentak-hentak. darah yang mengalir ke penisku kurasakan semakin cepat dan mulai ada aliran yang merambat disekujur tubuhku.

    “Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisannyapun semakin sering. Aku tahu sekarang bahwa iapun akan segera mengakhiri pertarungan ini dan menggapai puncak kenikmatan.
    “Tahan Nis, turunkan tempo.. Aku masih lama lagi ingin merasakan nikmatnya bercinta denganmu”.

    Aku menggeserkan tubuhku ke atas sehingga kepalaku menggantung di bibir ranjang. Ia segera mengecup dan menciumi leherku. Tak ketinggalan hidungnya kembali ikut berperan menggesek kulit leherku. Aku sangat suka sekali ketika hidungnya bersentuhan dengan kulit leherku.

    “Jokaw.. Ouhh.. Aku tidak tahan lagi!” ia mendesah. Kugelengkan kepalaku memberi isyarat untuk bertahan sebentar lagi.

    Aku bangkit dan duduk memangku Anis. Penisku kukeraskan dengan menahan napas dan mengencangkan otot PC. Ia semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur sementara bibirnya ganas melumat bibirku dan tangannya memeluk leherku. Tanganku memeluk pinggangnya dan membantu mempercepat gerakan maju mundurnya. Dilepaskan tangannya dari leherku dan tubuhnya direbahkan ke belakang. Kini aku yang harus bergerak aktif.

    Kulipat kedua lututku dan kutahan tubuhnya di bawah pinggangnya. Gerakanku kuatur dengan irama cepat namun penisku hanya setengahnya saja yang masuk sampai beberapa hitungan dan kemudian sesekali kutusukkan penisku sampai mentok.

    Ia merintih-rintih, namun karena posisi tubuhnya ia tidak dapat bergerak dengan bebas. Kini aku sepenuhnya yang mengendalikan permainan, ia hanya dapat pasrah dan menikmati.

    Kutarik tubuhnya dan kembali kurebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya melotot dan bola matanya memutih. Giginya menggigit bahuku. Kugulingkan tubuhku, kini aku berada diatasnya kembali.

    Kuangkat kaki kanannya ke atas bahu kiriku. Kutarik badannya sehingga selangkangannya dalam posisi menggantung merapat ke tubuhku. Kaki kirinya kujepit di bawah ketiak kananku. Dengan posisi duduk melipat lutut aku menggenjotnya dengan perlahan beberapa kali dan kemudian kuhentakkan dengan keras.

    Iapun berteriak dengan keras setiap aku menggenjotnya dengan keras dan cepat. Kepalanya bergerak-gerak dan matanya seperti mau menangis.

    Kukembalikan kakinya pada posisi semula.
    Aku masih ingin memperpanjang permainan untuk satu posisi lagi.
    kakiku keluar dari jepitannya dan ganti kujepit kedua kakinya dengan kakiku. Vaginanya semakin terasa keras menjepit penisku. Aku bergerak naik turun dengan perlahan untuk mengulur waktu. Anis kelihatan sudah tidak sabar lagi. Matanya terpejam dengan mulut setengah terbuka yang terus merintih dan mengerang. Gerakan naik turunku kupercepat dan semakin lama semakin cepat.

    Kini kurasakan desakan kuat yang akan segera menjebol keluar lewat lubang penisku. Kukira sudah lebih dari setengah jam lamanya kami bergumul. Akupun sudah puas dengan berbagai posisi dan variasi. Keringatku sudah berbaur dengan keringatnya.

    Kurapatkan tubuhku di atas tubuhnya, kulepaskan jepitan kakiku. Betisnya kini menjepit pinggangku dengan kuat. Kubisikan, “OK baby, kini saatnya..”.
    Ia memekik kecil ketika pantatku menekan kuat ke bawah. Dinding vaginanya berdenyut kuat menghisap penisku. Ia menyambut gerakan pantatku dengan menaikan pinggulnya. Bibirnya menciumku dengan ciuman ganas dan kemudian sebuah gigitan hinggap pada bahuku.

    Satu aliran yang sangat kuat sudah sampai di ujung lubang penisku. Kutahan tekanan penisku ke dalam vaginanya. Gelombang-gelombang kenikmatan terwujud lewat denyutan dalam vaginanya bergantian dengan denyutan pada penisku seakan-akan saling meremas dan balas mendesak.

    Denyut demi denyutan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kami bersama-sama sampai ke puncak sesaat kemudian setelah mengeluarkan teriakan keras dan panjang.

    “Anis.. Ouhh.. Yeaahh!!”
    “Ahhkk.. Lakukan Jokaw.. Sekarang!!”

    Akhirnya aliran yang tertahan sejak tadipun memancar dengan deras di dalam vaginanya. Kutekan penisku semakin dalam di vaginanya. Tubuhnya mengejang dan pantatnya naik. Ia mempererat jepitan kakinya dan pelukan tangannya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan tangannya menekan kepalaku di atas dadanya. Ketika dinding vaginanya berdenyut, maka kubalas dengan gerakan otot PC-ku. Iapun kembali mengejang dan bergetar setiap otot PC-ku kugerakkan.

    Napas dan kata-kata penuh kenikmatan terdengar putus-putus, dan dengan sebuah tarikan napas panjang aku terkulai lemas di atas tubuhnya. kami masih saling mengecup bibir dan keadaan kamarpun menjadi sunyi, tidak ada suara yang terdebgar. hanya ada napas yang panjang tersengal-sengal yang berangsur-angsur berubah menjadi teratur.

    Lima belas menit kemudian kami berdua sudah bermain dengan busa sabun di kamar mandi. Kami saling menyabuni dengan sesekali melakukan cumbuan ringan. Setelah mandi barulah kami merasa lapar setelah dua ronde kami lalui. Sambil makan Anis menelpon familinya, kalau malam ini ia tidak pulang dengan alasan menginap di rumah temannya. Tentu saja ia tidak bilang kalau temannya adalah seorang laki-laki bernama Jokaw.

    Malam itu dan malam berikutnya tentu saja tidak kami lewatkan dengan sia-sia. Mandi keringat, mandi kucing, mandi basah dan tentunya mandi kenikmatan menjadi acara kami berdua.

    Esoknya setelah mengecek ke agen Merpati ternyata aku masih mendapat seat penerbangan ke kota propinsi, seat terakhir lagi. Ketika chek out dari hotel kusisipkan selembar dua puluh ribuan ke tangan security temanku. Ia tersenyum.

    “Terima kasih Pak,” katanya sambil menyambut tasku dan membawakan ke mobil.

    “Kapan kesini lagi, Pak? kalau Anis nggak ada, nanti akan saya carikan Anis yang lainnya lagi,” bisiknya ketika sudah berangkat ke bandara.
    Anis mengantarku sampai ke bandara dan sebelum turun dari mobil kuberikan kecupan mesra di bibirnya. Sopir mobil hotel hanya tersenyum melihat tingkah kami.

    Setahun kemudian aku kembali lagi ke kota itu dan ternya Anis tidak berada di kota itu lagi. Ketika kutelpon ke nomor yang diberikannya, penerima telepon menyatakan tidak tahu dimana sekarang Anis berada. Dengan bantuan security temanku maka aku mendapatkan perempuan lainnya, orang Jawa Tinur. Lumayan, meskipun kenikmatan yang diberikannya masih di bawah Anis.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku

    Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku


    963 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku, Di kompleks perumahan ibuku, Tri terkenal sebagai pembantu yang genit, ganjen, centil dan sebagainya. Dia sering gonta ganti pacar. Tri baru berumur kurang lebih 22 tahun. Bodynya bagus, dengan payudara berukuran kira-kira 34D dan pantat bulat dan padat.

    Yang lebih menggairahkan adalah cara berpakaiannya. Dia kerap mengenakan kaos ketat dan celana model ABG sekarang yang memperlihatkan pinggul dan pusar. Wajahnya cukup manis, bibirnya sensual sekali. Aku sering menelan ludah kalau melihat bibirnya.

    Tugas Tri adalah menjaga anak majikannya yang masih kecil-kecil. Kalau sore hari, dia selalu mengajak anak majikannya berjalan-jalan sambil disuapi. Nah, aku sering sekali berpapasan dengannya saat dia sedang mengasuh Nabila (anak bungsu pasangan tempat Tri bekerja).

    Nabila ini seorang anak yang lucu, sehingga kadang-kadang aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya. Suatu kali, seperti biasa aku bertemu dengan Tri yang sedang mengasuh Nabila, dan aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya.

    Tiba-tiba Tri nyeletuk, “Kok cuma Nabila yang dicubit Pak?”
    Aku sedikit terkesiap, “Haah?” dan aku memandang kepada Tri.

    Dia sedang menatapku dengan kerlingan genit dan tersenyum menggoda.

    “Habis, kalau aku cubit pipi Mbak Tri, aku takut Mbak Tri marah,” kataku.
    “Kalau cubitnya pelan-pelan, aku nggak marah kok Pak. Malah seneng,” sahut Tri.

    Kurang ajar anak ini, aku membatin, tapi mulai tergoda untuk memancingnya lebih jauh.

    “Kalau cuma cubit aku enggak mau Tri.” kataku.
    “Terus maunya apa? Emang berani?” dia malah menantang. Benar-benar ganjen anak ini.
    “Aku maunya, cium bibir kamu yang seksi itu, boleh?” aku bertanya.
    Dia malah balik bertanya, “Cuma cium? Enggak mau kalau cuma cium.”

    Astaga, ini sudah keterlaluan.

    “Tri, aku kan sudah punya isteri, emang kamu masih mau?” aku bertanya.
    “Yaa, jangan sampai isteri Pak Irwan tahu dong. Masak cuma Mbak Enny aja yang boleh ngerasain Pak Irwan.” balas Tri.

    Aku agak kaget juga mendengar ucapan Tri. Rupanya Enny curhat sama Tri. Tapi, kepalang tanggung pikirku.

    “Jadi benar nih kamu mau Tri?” aku memastikan.
    Tri menjawab, “Siapa takut? Kapan?”
    “Kamu bisanya kapan Tri? Aku sih kapan aja bisa,” jawabku sambil melirik ke toketnya yang bagus itu.

    Saat itu Tri pake kaos ketat yang tipis, sehingga bra hitamnya membayang dan memperlihatkan lekuk yang sangat mengairahkan. Pembaca, terus terang saat itu aku sudah “Konak”. Penisku kurasakan sudah mengeras.

    “Ya sudah, nanti malam aja Pak, kebetulan Bapak-Ibu mau ke Bogor, anak-anak mau diajak semua.” kata Tri.
    “Oke, nanti jam berapa aku ke rumahmu?” tanyaku.
    “Yaa, jam delapanan deh,” jawab Tri sambil membusungkan dadanya.

    Dia tahu aku sedang memperhatikan toketnya. Nafsuku menggelegak.

    “Kamu nantang benar sih Tri, ya sudah, nanti jam delapan aku dateng. Awas nanti kamu ya.” ancamku sambil tersenyum.
    Eh, dia malah menjawab, “Asal Pak Irwan kuat aja nanti malam.”

    Sambil mengedipkan matanya dan bibirnya membuat gerakan mengecup. Ya ampuunn, bibirnya benar-benar seksi. Aku menyabarkan diri untuk tidak menggigit bibir yang menggemaskan itu.

    “Kalau gitu aku pulang dulu ya Tri, sampai nanti malam ya.” kataku.
    “Benar yaa. Jangan boong lho. Tri tunggu ya sayang..” Tri membalas.

    Malamnya, jam delapan, aku sudah berada di depan pagar rumah Tri, lebih tepat rumah majikannya. Tri sudah menungguku. Dia membukakan pintu pagar dan aku langsung masuk setelah melihat situasi aman, tidak ada yang melihat. Kami masuk ke dalam dan Tri langsung mengunci pintu depan.

    Tri memakai celana yang sangat pendek, dengan kaos ketat. Kulitnya cukup mulus walaupun tidak terlalu putih, namun dibandingkan dengan Enny, masih lebih putih Tri. Aku tidak mau membuang waktu, langsung kudekap dia dan kuserbu bibirnya yang memang sudah lama sekali aku incar. Bibir kami berpagutan, lidah kami saling membelit, dipadu dengan nafas kami yang memburu.

    Tiba-tiba Tri melepaskan ciuman kami, dan dia memegang kedua pipiku sambil menatapku, lalu berkata manja.

    “Pak Irwan, kalau Pak Irwan mau ngewe sama Tri, ada syaratnya Pak.”
    Aku bingung juga, “Apa syaratnya Tri?” tanyaku.
    “Pak Irwan harus panggil aku Mbak, terus aku panggil Pak Irwan Yayang. Gimana? Mau nggak?” tanya Tri sambil tangannya turun ke dadaku dan dia meremas dadaku dengan gemas.

    Pembaca, ini yang mengherankan, aku seorang yang sudah berusia di atas 40 tahun, punya isteri dan anak, jabatanku cukup tinggi di kantor, dan seorang pembantu rumah tangga yang berumur baru 22 tahun mencoba untuk menguasaiku, dan aku merasa senang.

    Aku mengangguk sambil menjawab, “Iya Mbak, aku mau.”
    Sementara itu, penisku sudah ereksi dengan maksimal.

    “Sekarang, Yayang harus nurut apa yang Mbak bilang ya.” perintah Tri, maksudku Mbak Tri.
    “Iya Mbak.” jawabku pasrah.

    Lalu Mbak Tri menuntunku ke kamarnya di bagian belakang rumah. Kami masuk ke kamar itu, Mbak Tri menutup pintu dan sekarng dia yang memeluk dan menyerbu bibirku. Kembali kami berpagutan sambil berdiri, lidah saling belit dalam gelora nafsu kami.

    Mbak Tri kembali melepaskan ciuman kami, dan berkata,” Yaang, kamu jongkok dong.”

    Aku menurut, aku berjongkok di depan Mbak Tri.

    “Lepasin celana Mbak Yang, pelan-pelan ya Yaang.”
    “Iya Mbak.” cuma itu kata yang bisa aku keluarkan.

    Lalu akupun mulai menurunkan celana pendeknya yang tinggal ditarik saja kebawah karena dia memakai celana olahraga. Perlahan mulai tampak pemandangan indah di depan mataku persis. Pembaca, memeknya gundul tanpa bulu sedikitpun, dan montok sekali bentuknya. Warnanya kemerahan dan diatasnya terlihat clitnya yang juga montok. Mbak Tri melibarkan pahanya sedikit, sehingga memeknya agak terkuak. Mbak Tri mendongakkan wajahku dengan tangannya.

    Dan dia bertanya, “Gimana Yang? Bagus nggak Memek Mbak?”
    “Iya Mbak. Bagus banget. Tembem.” jawabku tersendat, karena menahan nafsu dalam diriku.
    “Yayang mau cium Memek Mbak?” tanyanya.
    “Mau Mbak.”

    Aku tidak menunggu diperintah dua kali. Langsung kuserbu Memek yang sangat indah itu. Mbak Tri menaikkan sebelah kakinya ke atas tempat tidur, sehingga lebih terbuka ruang bagiku untuk mencium keharuman memeknya.

    Mula-mula hidungku menyentuh kelembaban memeknya, dan aku menghirup keharuman yang memabokkan dari Memek Mbak Tri. Kususupkan hidungku dalam jepitan daging kenikmatan Memek Mbak Tri.

    Mbak Tri mengerang, “Aahh, Yayaanngg. Terusin Yang.”

    Lalu kukecup memeknya dengan penuh kelembutan. Dan perlahan mulai keluarkan lidahku untuk menjelajahi bibir memeknya. Kugerakkan lidahku perlahan-lahan kesekeliling memeknya. Tanganku meremas-remas pantatnya. Sesekali lidahku menyapu klitnya, dan kujepit klitnya dengan kedua bibirku.

    Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku

    Cerita Sex Aku Di Bikin Konak Oleh Pembantu Genit Tetanggaku

    Tubuh Mbak Tri mengejang sambil mendesah, “Aarrgghh.. Yayaanngg.. Ennaakk Yaanngg..”

    Kedua tangan Mbak Tri meremas rambutku sambil menekan kepalaku ke belahan pahanya. Wajahku terbenam di Memek Mbak Tri, aku hampir tidak bisa bernafas.

    “Yaanngg.. Tunggu Yaang. Mbak nggak kuat berdiri Yang.”

    Lalu Mbak Tri merebahkan tubuhnya di kasur sambil melepaskan kaos dan branya. Dia terlentang di kasur. Aku berdiri dan ingin mulai melepas baju dan celanaku.

    “Jangan Yang, kamu jangan buka baju dulu. Jilatin Memek Mbak dulu Yang.” perintah Mbak Tri. Lagi-lagi aku nurut.

    Lalu Mbak Tri kembali menekan kepalaku ke selangkangannya. Kuteruskan kegiatan mulut dan lidahku di pesona kewanitaan Mbak Tri yang sangat indah kurasa. Kumasukkan lidahku ke dalam memeknya, dan kuputar-putar di dalam memeknya.

    Dia menggelinjang kenikmatan. Rambutku sudah berantakan karena diremas terus oleh Mbak Tri. Sekitar sepuluh menit kujilati Memek Mbak Tri dan memberinya kenikmatan sorgawi. Akhirnya dia menjerit tertahan, tubuhnya mengejang dan tangannya menekan kepalaku dengan kuatnya.

    “Aauugghh.. Yaanngg. Mbakk.. Kkeeluaarr Yaanngg” rintihnya.
    Pantat dan pingulnya bergerak memutar dengan liar dan tiba-tiba berhenti.
    “Sshh.. Oogghh.. Yaanngg.. Ennaakk banggeett Yaangg.”

    Kusedot seluruh cairan yang membanjir dari Memek Mbak Tri. Rasanya gurih dan wanginya harum sekali. Kurasakan becek sekali Memek Mbak Tri saat itu. Setelah berisitirahat kurang lebih sepuluh menit, Mbak Tri bangun dan mulai membuka pakaianku.

    “Sekarang giliran kamu Yang. Mbak mau gigitin kamu” perintahnya.

    Setelah semua pakaianku lepas, Mbak Tri memandang ke penisku yang sudah pusing dari tadi. Dia menggenggam penisku dengan gemas dan mulai mengocoknya dengan lembut. Kemudian aku disuruhnya telentang, lalu dia mendekatkan kepalanya ke penisku. Dikecupinya kepala penisku, dan lidahnya mulai menjelajahi bagian atas penisku.

    Astaga, permainan lidah Mbak Tri luar biasa sekali. Dalam sekejap aku dibuatnya melayang ke angkasa. Kenikmatan yang diberikan melalui lidah dan mulutnya, membuatku mendesah dan menggelepar tidak karuan.

    Dari bagian kepala, lalu ke batang penisku dan bijiku semua dijilatinya dengan penuh nafsu. Sesekali bijiku dimasukkan ke dalam mulutnya. Sampai terbalik mataku merasakan nikmatnya. Ujung lidahnya juga menyapu bahkan menusuk anusku. Kurasakan listrik yang menyengat ke sekujur tubuhku saat lidah Mbak Tri bermain di anusku. Sepuluh menit lamanya Mbak Tri menjilati dan mengemut penis dan anusku.

    Kemudian dia merayap naik ke badanku, mengangkangiku, dan mengarahkan penisku ke memeknya. Perlahan dia menurunkan pantatnya. Kurasakan penisku mulai melakukan penetrasi ke dalam belahan memeknya yang sangat montok itu. Agak susah pada awalnya karena memang tembem sekali Memek Mbak Tri. Setelah masuk semua, Mbak Tri mulai menaik turunkan pantatnya.

    “Aauugghh, Mbak. Enak Mbak.” rintihku.
    “Iya Yang, Mbak juga ngerasain enak. Adduuhh. Kontol kamu enak banget Yang.”

    Dan Mbak Tri mulai melakukan putaran pinggulnya. Pantatnya tidak lagi turun naik, melainkan pinggulnya yang berputar. Ini benar-benar membuat sensasi yang luar biasa nikmatnya. Mbak Tri sangat pintar memutar pinggulnya. Aku mengimbangi gerakan Mbak Tri dengan menusuk-nusukan penisku.

    Tapi, “Yaanngg. Kamu diem aja ya Yaangg. Biar Mbak aja yang muter.”

    Akupun diam dan Mbak Tri semakin liar memutar pinggulnya. Tidak lama kemudian, Mbak Tri menghentikan putaran pinggulnya, dan kurasakan memeknya menyedot penisku. Serasa dipilin oleh gumpalan daging yang hangat, kenyal dan kesat.

    Lalu Mbak Tri mengerang keras, “Yaanngg.. Aarrgghh. Mbak keluar laggii Yaanngg..”

    Mbak Tri rebah di atas tubuhku, sementara memeknya terus menyedot penisku. Luar biasa sekali rasanya memek Mbak Tri ini. Kemudian Mbak Tri memberi perintah agar aku bergantian di atas. Aku menurut, dan tanpa melepaskan penisku dari dalam memeknya kami berubah posisi.

    Sekarang aku berada di atas. Mbak Tri melingkarkan kakinya ke kakiku, sehingga aku tidak leluasa bergerak. Rupanya ini yang diinginkan oleh Mbak Tri, agar aku diam saja. Mbak Tri juga tidak menggerakkan pinggulnya, hanya kurasakan daging di dalam memeknya yang melakukan gerakan menyedot, memijit, memutar dan entah gerakan apa namanya.

    Yang pasti aku merasakan jepitan Memek yang sangat kuat namun enak sekali. Aku tidak dapat menggerakkan penisku di dalam memeknya. Juga tidak dapat menarik penisku dari dalam Memek itu. Tidak lama kurasakan Memek Mbak Tri menyedot penisku. Lalu perlahan Mbak Tri mulai memutar pinggulnya.

    Aku merasa sperti perahu yang berada di dalam lautan yang bergelora karena ada badai yang dahsyat. Dan semakin lama gelombang itu semakin kuat menggoncang perahu. Nafas kami sudah memburu, keringat sudah mengucur membasahi tubuh kami.

    Dan kurasakan Memek Mbak Tri mulai berdenyut keras lagi, bersamaan dengan aku mulai merasakan desakan lahar dalam diriku yang menuntut untuk keluar dari tubuhku. Putaran pinggul Mbak Tri semakin menggila, dan akupun membantu dengan menekan-nekankan pinggulku walaupun tidak terlalu bebas.

    “Oogghh.. Yaanngg.. Mbaakk nnggaakk kkuatt laaggi Yaanngg..” erang Mbak Tri.
    Aku juga sudah tidak bisa menahan lagi desakan dari dalam itu, “Iyaa mbaakk.. Aakkuu juggaa.. Aarrgghh.”

    Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku, karena saat itu muncratlah sudah cairan kenikmatanku di dalam memek Mbak Tri. Bersamaan dengan itu, Mbak Tri juga sudah mengejang sambil memelukku dengan kuatnya.

    “Sshh.. Oouugghh.. Enaak baannggett Yaangg.”

    Kami merasakan nikmat yang tiada duanya saat air mani kami bercampur menjadi satu di dalam memek Mbak Tri. Mbak Tri mencium bibirku, akupun membalasnya dengan penuh gairah. Dan.. Kamipun terkulai tak berdaya. Aku terhempas di atas tubuh Mbak Tri. Nafas kami tinggal satu-satu. Seprai dan kasur Mbak Tri sudah basah sama sekali karena keringat dan air mani kami yang meluap keluar dari Memek Mbak Tri saking banyaknya.

    “Yayaanngg..” Mbak Tri memanggilku dengan mesranya.
    “Iya mbaakk.” aku menjawab dengan tidak kalah mesranya.
    “Kamu hebat deh Yaang.” kata Mbak Tri sambil mengecup bibirku dengan lembut.
    “Mbak juga hebat. Memek Mbak enak banget deh Mbak.” kataku.

    Mbak Tri tersenyum, “Yayang suka sama memek Mbak?” tanyanya.
    “Suka banget Mbak. Memek Mbak bisa nyedot gitu. Nanti boleh lagi ya Mbak?” aku merayunya.
    “Pasti boleh Yang. Memek ini emang untuk Yayang kok.” Kata Mbak Tri.

    Dan malam itu, kami melakukannya sebanyak tiga kali, sampai kudengar adzan subuh dari mesjid terdekat. Lalu aku keluar dari rumah itu setelah melihat bahwa situasi aman, dan pulang ke rumahku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi

    Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi


    963 views

    Perawanku – Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi, “Demi Tuhan! Kamu tidak akan percaya apa yang baru saja terjadi.” berondong sahabatku seperti meriam saja begitu aku buka pintu depan menjawab ketukan tak sabarnya.

    “Wah! Gosip murahan nih? Pasti bagus, kamu belum pernah bergairah seperti ini sejak kamu tahu kalau anak laki-laki Prambodo seorang gay.”

    “Astaga, Lusi, aku hanya tak bisa percayai apa yang baru saja kulihat.”

    Kita bergerak ke ruang keluarga. Aku duduk di tepi sofa.

    “Kamu kelihatan seperti mau pecah, ceritakan saja.” kataku menertawakan tingkah lakunya itu.

    “Gini, aku pergi ke tempatnya keluarga Sihombing malam ini untuk menarik uang iuran mereka. Ternyata, selera mereka pada perabotan rumah sangat buruk. Kemudian, Silvi keluar untuk membukakan pintu lalu aku masuk. Mereka mempunyai ruang makan dengan meja yang atasnya kaca. Lalu kita duduk di sana dan aku membuka dokumen asosiasi untuk menunjukkannya dan mengatakan padanya, kalau mereka bisa membayar semuanya sekaligus atau empat kali setahun.”

    Ini terdengar menjengkelkan. Aku menyela, “Jadi kamu lihat kalau mereka mempunyai mebel yang jelek. Sangat penting.”

    Sekarang aku harus menjelaskan. Kita tinggal di sebuah kompleks perumahan yang mempunyai sebuah asosiasi pemilik rumah. Keluarga Sihombing baru-baru ini pindah keseberang jalan itu. Siska dan aku berpikiran kalau mereka tidak sesuai di lingkung perumahan ini. Kebanyakan keluarga di sini berumur pertengahan tiga puluhan dan telah mempunyai anak. Keluarga Sihombing adalah keluarga yang suaminya berumur lebih tua dan isterinya jauh sangat muda dan tidak memiliki anak.

    “Lusi, sst. Bukan mebel yang aku lihat. Silvi memanggil Martin untuk membawa buku chek dan membayar uang iurannya dan membaca lalu menanda tangani dokumennya. Dan dia masuk ke dalam dengan memakai jubah mandi putih itu, rambutnya basah, aku pikir mungkin baru saja keluar dari kamar mandi. Dia duduk di seberangku dan saat dia mengambil dokumen itu, aku sedang melihat menembus kaca meja ke kakinya. Kemudian dia maju ke depan untuk menulis cek itu dan jubahnya tersingkap ke atas. Dia sedang duduk di pinggir kursi dan kamu tahu apa yang sedang tergantung. Maksudku tergantung. Saat dia bergerak, itu seperti diayunkan maju-mundur. Tuhan itu seperti pisang daging besar berwarna seperti ini.” jelasnya sambil menunjuk buah pisang yang ada di atas meja di ruang keluarga ini.

    “Astaga, kamu melihatnya?”

    “Hanya beberapa detik. Maksudku aku jadi sangat malu.”

    “Yah, benar. Hanya cukup lama untuk menceritakan itu terayun maju-mundur dan besar seperti pisang”.

    Sekarang kita berdua tertawa genit seperti gadis sekolahan.

    “Apa dia tahu kamu melihatnya? Bagaimana jika Silvi lihat kamu memperhatikan suaminya? Tapi, itu mungkin tidak sebesar yang kamu pikir, maksudku hanya melihatnya sebentar kamu jadi merasa malu pasti kamu tidak akan benar-benar mengetahui apa yang sedang kamu lihat.”

    “Temanku, itu memang besar!”

    Baiklah, aku pikir, dimulailah cerita ini.

    Sekarang kamu mungkin memperoleh kesan kalau Siska dan aku adalah sepasang ibu rumah tangga yang genit. Kamu mungkin berpikir, kalau kita seperti seorang gadis remaja berumur sekitar lima belas tahun yang sedang menggosip. Aku berumur 38 tapi mungkin mempunyai sedikit pengalaman dibanding putriku yang berumur enambelas tahun dan para temannya.

    Sedikit latar belakang tentang aku. Aku dijuluki wanita mungil yang cantik. Dengan postur tubuhku yang kecil, aku dengan mudah akan hilang kalau berada dalam sebuah kerumunan. Aku harus mengakui menjadi “agak kecil” sering jadi bahan godaan teman-temanku. Di samping ukuran kecilku, kupikir aku mempunyai wajah yang manis. Braku hanya berukuran 28A tetapi pada dadaku terlihat cukup besar dan aku sering dipuji kalau pantat dan kakiku sangat indah. Siska dan aku pergi dengan rutin ke tempat kebugaran wanita.

    Suamiku dan aku lulus dari sekolah menengah dengan nilai memuaskan, menikah tidak lama sesudah kita lulus. Kamu pasti sudah mengira itu. Aku tidak pernah mencium orang lain selain suamiku. Maksudku ciuman serius. Aku tidak menganggap diriku sangat sopan tetapi aku tidak pernah berkata kotor. Tidak juga saat Tom dan aku sedang berhubungan seks, yang tak terlalu sering. Gereja bangga akan kami, seks pada dasarnya adalah bagaimana kamu membuat bayi.

    Sekitar lima belas tahun perkawinan, aku mulai merasa resah dan bosan. Ini bukan berarti aku tidak mencintai dua anak perempuanku dan Tom. Segalanya sangat normal. Aku mulai membaca novel roman, dan kemudian akan merasa berdosa tentang pemikiran pemikiran tidak tulus itu.

    Dalam minggu setelah pertemuan dengan Siska itu, dia dan aku akan kadang-kadang tertawa genit atas “penglihatanya” akan kemaluan Martin Sihombing (aku masih tidak katakan hal-hal seperti penis meskipun dengan Siska). Tom dan aku juga mengenal keluarga Sihombing, hanya percakapan antar tetangga tentang rumput halaman, cuaca, dan lain lain

    Pada bulan Desember, asosiasi mengadakan sebuah acara makan malam dan dansa sebelum liburan. Tempat duduknya diatur sesuai dengan urutan rumah. Sehingga keluarga Sihombing berada di meja yang sama dengan kita. Siska ada pada meja yang berbeda. Ini adalah pertama kalinya kita berada dengan mereka secara sosial.

    Sekarang aku selalu pikir Martin Sihombing terlihat sangat biasa. Mungkin dalam umur sekitar limapuluhnya dengan rambut penuh, beruban di beberapa tempat. Dia sangat jangkung. Ini adalah pertama kalinya aku lihat dia memakai jas, dan aku harus mengakui dia terlihat juga berbeda. Silvi pada sisi lain, yang selalu nampak tak peduli dengan pakaiannya terlihat aneh dalam gaun panjangnya, krah bajunya tinggi.

    Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi

    Cerita Sex Akhirnya Selingkuh Juga Si Lusi

    Makan malam dilewati dengan percakapan yang menyenangkan dan makanannya sangat enak. Sesudah makan malam, musik mulai dimainkan dan Martin dan Silvi langsung berada di lantai dansa itu. Setelah aku sedikit membujuk Tom untuk berdansa tetapi dia hanya tahu dua gaya dansa. Martin dan Silvi bergabung lagi dengan kami saat band sedang istirahat sejenak. Saat band kembali, Martin mengajakku untuk berdansa. Aku mencoba untuk menolaknya, mengatakan kalau Tom dan aku tidak begitu pandai berdansa. Dia memaksa. Itu adalah sebuah dansa yang cepat dan dia segera membuatku mengikuti tiap-tiap gerakannya. Lagu berakhir, aku menuju ke arah kursiku dan kembali mendengar dia mengajakku lagi untuk lagu berikutnya.

    “Oh, aku tidak bisa. Kamu dan Silvi terlalu bagus untukku, berdansalah dengan isterimu.”

    “Lusi, jangan coba menolak. Dia sudah membuat kakiku kecapaian, aku pikir Marty perlu berganti pasangan dalam tiap lagu.” Silvi berteriak dari mejanya.

    Baiklah, rasa engganku hanya melintas dalam kepalaku tapi aku kembali ke lantai dansa menikmati Martin yang bergerak di sekelilingku. Lagunya berakhir, dan dia memegang tanganku dengan enteng ketika lagu berikutnya mulai.

    “Ini satu lagu slow Lusi, kamu gimana dengan waltz?” tanyanya saat dia dengan lembut menarikku ke dalam posisi dansa. Dia tidak menarikku terlalu rapat, dia memegangku dengan enteng dan dia meluncur di sekitar lantai itu. Dia adalah seorang pedansa yang sangat baik. Tanpa menyadari itu, aku ditarik semakin dekat padanya, tubuhku sedikit menggeseknya. Kepalaku rebah di dadanya, payudaraku merapat di bagian tengah tubuhnya. Kemudian aku merasakan itu. Itu keras, itu sedang menekan perutku. Wow! Itu adalah kemaluannya, kemaluannya yang ereksi. Aku yakin itu.

    Aku mundur, sedikit melompat, hanya refleks. Kamu tidak mau merasakan ereksinya pria asing. Dia tetap menari seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dia tidak lagi menarik aku mendekat, tidak membuat aku merasa gelisah. Aku mulai meragukan pemikiranku, itu hanya saja imajinasiku yang berlebihan.

    Aku bersandar padanya lagi. Seperti sebelumnya, payudaraku bersentuhan dengannya, aku merasakan menggesek tubuhnya. Kemudian perutku juga. Kali ini aku tidak mundur dengan seketika. Aku hanya ingin pastikan bahwa apa yang sedang aku rasakan adalah kemaluannya. Aku menggerakkan badanku, menggosok perutku ke dia, itu terasa keras. Itu memang benar kemaluannya, kemaluannya yang ereksi. “Wow! Apa yang sedang kulakukan?”, pikirku. Dansa berakhir. Dia tetap memegang tanganku tapi kali ini aku menarik dia kembali ke meja kami. Sudah cukup. Tidak ada lagi dansa dengan dia pikirku.

    Tidak ada yang nampak berubah setelah makan malam dan dansa itu. Kita tetap mempunyai “percakapan antar tetangga” yang sama dengan keluarga Sihombing itu. Aku tidak menceritakan kepada Siska apa yang telah terjadi. Baiklah, satu hal telah berubah. Aku menemukan diriku memikirkan tentang dansa itu, tentang Siska yang melihat penisnya, tentang perasaan payudaraku yang tergesek tubuhnya.

    ********

    Tahun baru hampir tiba. Sebagian dari pemilik rumah mulai membicarakan rencana Pesta Tahun Baru. Hanya sekitar separuh dari kelompok yang memutuskan untuk melakukannya, maka kita akhirnya membuat pesta dan musik di dalam aula rekreasi masyarakat. Tom menyukai gagasan tersebut sebab dia tidak begitu suka pergi ke luar. Makanannya seadanya saja yang disajikan setelah itu kita putar sebuah rekaman tua dan berdansa.

    Aku katakan pada diriku agar tidak mengulangi peristiwa di pesta sebelumnya, tetapi saat Silvi meminta dengan tegas bahwa aku harus memberinya kesempatan istirahat setelah berdansa dengan suaminya dan aku tidak bisa katakan tidak padanya. Sama dengan dulu, musik mulai dengan lagu yang cepat dan kemudian seseorang menggantinya dengan sebuah nomor lambat. Seakan seperti ada setan kecil yang sedang duduk di bahuku dan berkata, ‘Lakukan Lusi’. Akhirnya aku tidak menentangnya ketika Martin meletakkan tangannya pada pinggangku dan mulailah kita bergerak di lantai itu. Seseorang mematikan lampunya. Saat ini kita berpakaian secara informal. Sebagai ganti setelan yang kaku, Martin mengenakan celana santai dan kaos polo. Aku memakai sebuah blus dan rok panjang. Kali ini saat payudaraku mulai menggosok pada tubuhnya aku bisa merasakan panas tubuhnya. Puting susuku mengeras dan aku pikir dia pasti bisa merasakannya. Perutku adakalanya menabraknya, menabrak kemaluan yang lurus keras yang pernah aku rasa sebelumnya. Satu lagu berganti yang lain, sebuah nomor lambat yang lain .

    Setiap kali perutku menggosok penisnya, aku bisa merasakan tangannya pada pinggangku, dengan pelan menarikku mendekat. Tidak pernah kasar, tidak pernah lebih dari sekedar sebuah remasan yang lembut. Sepanjang waktu itu dia selalu bicara seolah-olah itu tidak terjadi, seolah-olah aku tidak sedang menggosokkan payudaraku pada tubuhnya, seolah-olah kemaluannya yang keras tidak sedang menekan ke perutku. Yang akhirnya, saat lagu hampir berakhir, aku mundur dengan kasar dan sungguh-sungguh.

    “Oops, maafkan aku Lusi. Kamu berdansa dengan sangat baik membuat aku lupa kalau kita belum pernah berdansa bersama selama bertahun-tahun. Aku tidak bermaksud sedekat ini.” dia kembali memegang lenganku saat menatap mataku.

    “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melompat mundur seperti tadi. Maksudku aku benar-benar menikmati berdansa denganmu. Hanya aku, uh… yah, aku tidak ingin kamu mempunyai pikiran yang salah… Maksudku…”

    “Itu kesalahanku Lusi. Aku takut saat seorang pria berada dekat dengan seorang perempuan cantik ada seuatu yang terjadi. Aku yakin kamu secara kebetulan pernah mengalami itu sebelumnya.” dia tertawa kecil.

    “Nggak apa-apa. Aku tahu pria tidak bisa menghindarinya. Meskipun sudah sering terjadi. Maksudku aku jarang berdansa.” aku merasa cara bicaraku gagap.

    “Kita bisa pergi duduk jika kamu ingin berhenti. Tetapi aku harus mengatakan pada kamu itu akan mengakhiri dansaku malam ini. Mata kakinya Silvi sakit dan dia bilang padaku kalau dia sedang tidak ingin berdansa.”

    “Yahh, aku tidak ingin jadi ratu pesta. Aku hanya tidak ingin kamu mempunyai pemikiran yang salah.”

    “Aku hanya mempunyai kesan yang terbaik tentang kamu Lusi. Betapapun, kita berdua adalah orang dewasa dan memahami peristiwa yang tertentu itu hanya reaksi biologis yang wajar. Aku tidak bisa mencegahnya dan harus kuakui ini merupakan sebuah kehormatan ada seorang perempuan cantik yang mau berdansa denganku malam ini. Tetapi aku berjanji untuk menjaga batas diantara kita.” kata-katanya mengalir keluar diiringi oleh tawa kecil.

    Musik berbunyi lagi dan secara otomatis kita mulai dansa lambat yang lain .

    “Apakah kamu benar-benar berpikir aku pintar berdansa? Atau kamu berusaha menjadi seorang gentleman?”

    “Aku pikir kamu pintar berdansa Lusi. Jelas nyata kamu jarang berdansa tetapi iramamu sempurna.”

    Badan kami saling bersentuhan. Dia bergerak jelas agar tak saling bersentuhan.

    “Jangan cemas Martin. Kamu tidak harus begitu setiap kali kita bersentuhan.”

    Aku bergerak merapat padanya. Aku ingin merasakan tubuhku yang menekan tubuhnya, menekan kemaluannya. Segera saja kita berdansa dengan rapat. Saat aku menggosok perutku terhadap “kekerasannya”, tangannya di pinggangku dengan lembut menarikku. Aku bisa merasakan puting susuku mengeras, dia pasti bisa merasakan itu saat menekan tubuhnya. Aku bisa merasakan gerakan ereksinya saat perutku menggosok dia. Aku merasa kehangatan diantara kakiku saat tubuhku menjadi bergairah. Aku tahu bahwa celana dalamku sudah menjadi basah. Aku serasa berada di surga kesenangan. Aku merasa kalau aku sangat jahat tapi aku sedang menikmati itu. Kemudian musik berakhir.

    Kami bergabung kembali dengan Silvi dan Tom di meja itu. Hampir tengah malam. Tepat tengah malam semuanya bersorak dan berteriak. Aku mencium Tom panjang dan dalam, sebagian karena aku merasa bersalah tentang dansa bersama Martin tadi, tentang gesekan pada ereksinya, dan menekankan payudaraku padanya. Martin dan Silvi yang berada di sebelah kami, saling berpelukan mesra. Aku bisa lihat tangan Martin pada pantatnya, dengan jelas menariknya merapat padanya dan aku tahu bahwa dia sedang menggelinjang pada ereksinya yang keras. Mereka merenggang dan Silvi merebut Tomku dan memeluknya, dia telah memutar Tom sedemikian rupa sehingga punggungnya berada di depanku. Martin berbisik “Bolehkah saya” saat dia membuka lengannya. Aku memeluknya dan mengijinkan dia menciumku, kemudian saat aku merasa tangannya pada pantatku. Aku membuka mulutku dan mendapatkan sebuah ‘French-Kiss’, merasakan dia menarikku semakin merapat padanya aku merasakan lagi ereksinya yang keras. Kemudian selesai.

    Malam itu aku mendapat mimpi basah yang liar. Aku belum pernah bermimpi seperti itu sejak aku berumur sepuluh tahun. Paginya aku mempunyai mimpi buruk mengerikan dari apa yang telah aku lakukan. Terima kasih surga untuk Siska. Aku cerita padanya dan dia senang mendengarkannya. Kita memutuskan bahwa tidak ada yang buruk yang telah terjadi. Sekali lagi, aku pikir, benar begitu, tidak ada. Sekalipun begitu aku masih mendapatkan diriku memikirkan dansa itu, tentang ciuman itu.

    Sepertinya aku bertemu Silvi dan Martin lebih sering setelah tahun baru. Aku sekarang tahu bahwa pekerjaan Martin membuatnya sering pergi ke luar kota, untuk urusan mebel mereka. Sebagai sampingannya dia membeli perhiasan dari daerah yang di kunjunginya, yang dia jual ke beberapa toko lokal. Ini aku ketahui saat aku bilang ke Silvi kalau ibuku telah mengirimiku uang untuk membeli sebuah kalung.

    “Lusi, datanglah kemari dan lihat apa yang Marty punyai. Dia membawa beberapa barang dari luar kota. Jika dia punya sesuatu yang kamu suka, kamu akan membayar seperempat dari apa yang David jual di tokonya. Ini bukan barang rongsokan, dilapisi perak dan emas. Dan tidak kelihatan seperti barang murahan, ini adalah yang mereka ekspor ke luar negeri.”

    “Aku tidak bisa.”

    “Tentu kamu bisa. Aku memaksamu. Jika kamu tidak temukan yang kamu sukai, jangan merasa sepertinya kamu harus membeli apapun. Dia tidak punya masalah menjual barang barang ini ke David. Dia akan pulang pada siang hari, mampirlah nanti.”

    Aku mengetuk pintu mereka sekitar jam 12:15.

    “Masuk, masuk. Waktu yang tepat. Marty baru saja tiba dirumah dan aku bilang padanya kamu mungkin ingin beberapa perhiasan. Marty”. Silvi berteriak saat dia mengantarku ke meja ruang makan.

    “Tunggu sebentar, aku hampir keluar dari kamar mandi.” aku mendengar suara Martin dari atas.

    “Sayang, bawa kalungnya biar dia dapat melihatnya saat kamu selesai.”

    “OK, ok.”

    Dengan segera Martin muncul membawa dua buah koper. Rambutnya kusut dan basah dan dia mengenakan sebuah jubah mandi putih yang hanya sampai di lutut.

    “Halo Lusi. Aku harap aku punya apa yang kamu sukai. Aku membawa beberapa emas dan perak.” katanya saat dia berdiri di seberang meja di depanku membuka koper itu. Kemudian dia memutar koper ke arahku dan mulai melangkah pergi.

    “Oh! Tunggulah sebentar sayang. Tunjukkanlah pada Lusi bagaimana cara membaca sertifikat yang menjelaskan isi perhiasan ini.”

    Dia berbalik, duduk di depanku. Dia mengambilt sebuah kalung beserta sebuah dokumen kecil.

    Aku tidak bisa berkonsentrasi pada kalung, semua yang bisa kupikir adalah cerita tentang Siska yang melihat menembus kaca meja. Déjà vu!

    Martin sedang bicara, aku tidak sedang mendengarkannya. Koper itu menghalangi pandanganku. Tanpa berpikir, aku menggesernya ke samping. Sekarang dia sedang memegang kalung itu dan aku menatapnya… lebih memperhatikan tetapi benar-benar sedang memperhatikan pada kemaluannya. Itu sama persis seperti yang Siska ceritakan. Kakinya terbuka lebar, dia duduk di pinggir kursi. Kemaluannya tergantung terayun-ayun saat dia bergerak. Itu terlihat sangat besar buatku. Aku merasa wajahku mulai terasa hangat dan menyadari bahwa wajahku pasti merah.

    Suara Silvi menghentikan tatapan mataku.

    “Dengar sayang, aku harus pergi belanja. Jika kamu telah dapat apa yang Lusi inginkan lebih baik kamu berikan padanya. Lusi sayang, maafkan aku, aku lupa kalau aku harus pergi tapi kamu ditangan ahlinya dengan Marty. Sampai jumpa sayang, aku akan kembali sekitar jam setengah tujuh.” dan dia pergi ke pintu keluar.

    “Sampai jumpa sayang.”

    “Katakan padaku jika kamu lihat apapun yang kamu suka.” kata Marty saat dia menyebar beberapa kalung di atas meja itu. Menyebarnya sedemikian rupa sehingga garis pandangku pada kalung-kalung itu juga searah pada daging pisang berwarna yang panjang berayun di bawah. Siska telah mengatakannya menyerupai sebuah pisang besar. Itu bahkan mempunyai sebuah ujung seperti sebuah pisang.

    “A… a… aku ng… tidak tahu…… ini jauh lebih dari yang aku harapkan.”

    “Jangan cemas Lusi. Jika kamu tidak lihat apa yang kamu suka, aku paham. Aku tidak pernah memaksa barang-barangku pada seseorang. Santai saja. Kadang-kadang hanya manis untuk dilihat saja.”

    Aku lihat dia mengedip saat aku melihat ke arahnya.

    “Ini, bagaimana jika kita mencoba yang ini pada lehermu dan kamu dapat lihat bagaimana ini terlihat di kulitmu?” katanya saat dia bangkit dengan sebuah kalung emas besar yang indah di tangannya.

    “OK, barangkali itu sebuah ide yang bagus.” aku melihat dia bergerak, jubahnya sekarang sedikit terbuka saat dia berdiri dan bergerak, penisnya mengayun keluar masuk dari sudut pandangan.

    Aku duduk hampir membeku, memperhatikan diriku pada cermin di dinding. Memperhatikan Martin sekarang berdiri di depan bahuku, memasangkan kalung di leherku. Aku melihat di cermin jubahnya yang terbuka, penisnya sekarang tersentuh lengan tanganku, langsung bersentuhan karena blus tak berlengan yang aku kenakan.

    “Bagaimana, kamu suka Lusi? Ayo, peganglah. Sudah pernahkah kamu melihat yang seperti ini?”

    “Tidak. Belum pernah. Ini sangat besar. Aku belum pernah melihat yang sebesar ini.” aku menggerakkan kepalaku ke samping saat aku bicara, menatap pada kemaluannya yang menggesek bahuku, mengamati kantung buah zakarnya untuk pertama kali. Itu juga besar. Besar tetapi lebih lembut dibanding kantong berkerut Tom.

    “Terimakasih. Aku pikir kemungilanmu yang cantik membuatnya nampak lebih besar. Sentuhlah kalau kamu ingin.”

    “Kal… eh… benda ini?”

    “Apapun yang kamu inginkan, Lusi. Kamu ingin merasakannya, ya kan?”

    “Uh huh.” aku menggenggamkan jariku melingkarinya. Aku merasakannya mulai mengeras pada sentuhanku. Aku pernah dengar kemaluan yang belum di sunat tapi aku belum pernah melihat sebelumnya. Saat itu mengeras aku lihat kulitnya menyingkap. Aku menyingkap dengan lemah-lembut dan melihat kulitnya menarik kembali memperlihatkan sebuah mahkota yang tinggi.

    “Apa itu melukai kamu?”

    “Kebalikannya Lusi, sentuhanmu terasa nikmat. Apa kamu belum pernah melihat sebuah penis yang belum disunat?”

    Aku menatapnya.

    “Tidak disunat.”

    “Oh Tuhan. Martin tolong jangan tertawakan aku. Satu-satunya kemaluan yang telah kulihat hanya milik Tom. Dan bahkan saat dia sedang ereksi tidak seperti milikmu. Aku tidak pernah melakukan sesuatu seperti ini sebelumnya. Apakah itu benar jika aku hanya merasakan kemaluanmu dan melihatnya?”

    “Lusi, Lusi sayang. Kamu adalah sebuah harta karun seutuhnya. Aku tidak pernah akan menertawakan kamu. Kamu adalah sebuah bunga yang menunggu untuk mekar. Lakukanlah, remas penisku, rasakan bagaimana kamu membuatnya keras, tapi tolong sebut ini dengan penis bukan kemaluan ”

    “Oh brengsek, kamu pasti berpikir aku adalah orang bodoh atau yang semacam itu. Aku merasa seperti seorang idiot. Maafkan aku, aku tidak ingin menggoda, benar-benar tidak. Bukan berarti aku tidak bisa berhubungan seks atau apapun yang seperti itu. Hanya saja aku tidak pernah berada di dalam situasi seperti ini.” aku jelaskan panjang lebar sekarang, menjatuhkan penisnya seperti sebuah kentang panas.

    “Lusi, tenang. Percayalah padaku, aku tidak berpikir kamu adalah seorang yang bodoh atau apapun yang seperti itu. Lakukanlah, ini adalah kesempatanmu untuk merasakan sebuah penis. Ambil kesempatanmu.” dia menempatkan tanganku kembali pada penisnya, menggenggam jarinya ke jariku.

    “Katakan penis, Lusi. Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan. Hanya kocok sedikit” ketika tangannya memandu tanganku dalam sebuah gerakan mengocok.

    Aku menyaksikan dengan tertarik saat tangannya memandu tanganku yang pelan-pelan mengocok ke atas-bawah pada batang yang keras itu. Aku melihat kulitnya menyingkap memperlihatkan bagian atas kepala yang dimahkotai saat kocokanku bergerak ke bawah dan kemudian pada kocokan ke atas, kulitnya membungkus kepalanya dan membentuk sebuah ujung yang berkerut. Tangannya melepaskan lenganku. Aku melanjutkan mengocok penisnya seperti terhipnotis. Aku menekannya. Aku bisa merasakan penisnya yang menjadi lebih keras. Aku meremasnya lebih keras dan dalam pikiranku aku sedang berkata ‘ penis’ berulang kali.

    Kemudian aku mengucapkannya. “Penismu jadi sangat keras. Rasanya sangat hangat. Aku ingin meremas penismu.” dan tiba-tiba aku ingin katakan semua kata-kata yang selama ini ku tabukan. Perkataan penis nampak membuatnya lebih erotis lagi .

    “Ummm, ya. Remas Lusi.” tangannya kini meluncur ke balik blusku. Tekanan lengan tangannya pada wajahku membawa pipiku bersentuhan dengan penisnya.

    Aku memandangi cermin di seberang kami. Aku belum pernah melihat diriku yang sedang berhubungan seks. Sekarang aku menjadi sangat terangsang saat aku melihat diriku menggosok penisnya pada pipiku, melihat kancing blusku terbuka saat tangannya menuju ke payudaraku. Blusku terbuka. Tangannya menyelinap masuk braku. Jarinya menjepit puting susuku.

    Aku tidak bisa percaya bagaimana nikmatknya rasanya. Bagaimana sangat erotisnya. Bagaimana sangat sangat bersalah tetapi sangat sangat menggairahkan. Tangannya memaksa braku turun, puting susuku jadi terlihat. Aku melihat ke atas dan melihat Martin yang sedang menatap ke cermin juga.

    “Kamu mempunyai puting susu yang menakjubkan Lusi. Mereka sangat keras, sangat besar. Mereka seperti permata merah muda di atas bukit. Apakah kamu suka mereka dijepit?”

    “Ya. Itu rasanya enak. Aku suka mereka dijepit dengan keras.”

    Aku melihat di dalam cermin, blusku tersingkap hingga perut, sebelah payudaraku terekspose penuh sedang braku tetap menutup yang sebelahnya. Tangan Martin memegang putingku, ibu jari dan jari telunjuknya berputar, menarik, menekan puting susuku. Aku melihat tanganku yang mengocok penis tebalnya, menggosoknya pada pipiku. Aku melihat cairan pre-cumnya keluar sedikit dari lubang kencingnya kemudian dia mengamati saat aku mengoleskan pre-cumnya ke pipiku..

    Aku memalingkan wajahku menghadap penisnya, mengamati pre-cum yang pelan-pelan membentuk tetesan yang lain. Aku menggosokkan ibu jariku di ujung penisnya, menikmati genangan dari pre-cum itu ketika aku menekan kepala penisnya. Menjadikan kepala penisnya berkilauan. Aku menggosok penisnya pada pipiku lagi.

    Aku merasa tangan Martin yang bebas berada di kepalaku, merasa dia memutar kepalaku dengan lembut. Penisnya meluncur melewati pipi dan menggosok bibirku. Secara naluri aku membuka mulutku, mulai menjilat kepala kerasnya yang hangat. Aku melanjutkan mengocok penisnya ketika mulutku mengulum kepala itu. Itu bahkan nampak lebih besar sejak aku menghisapnya.

    “Umm, yaa. Gerakkan lidahmu Lusi. Tuhan, rasanya enak. Bermain-mainlah dengannya sayang. Jilat naik turun batang itu. Umm, nikmat.”

    Kujalankan lidahku naik turun sepanjang batang itu. Penisnya kini berkilauan dengan air liurku. Saat mulutku berada pada buah zakarnya, dia mengangkat penisnya sedemikian rupa sehingga buah zakarnya menggosok daguku. Aku belum pernah menjilat buah zakar seseorang, tetapi aku tahu apa yang dia inginkan. Itu apa yang juga aku inginkan. Aku ingin bermain-main dengan kantong besar itu. Aku mulai menjilat buah zakarnya saat penisnya berada tepat di wajahku. Aku bisa merasakan panas dari penisnya di wajahku.

    Martin menarik blusku yang tersisa melewati bahu. Ketika melepaskannya dari badanku, dia melepaskan braku juga, yang mengikuti blusku jatuh ke lantai.

    Aku mengerling ke cermin itu. Memandang dan merasa tangan besarnya mencakup payudara kecilku. Aku kembalikan tatapanku pada penisnya, ketika jarinya dengan lembut mulai memutari puting susuku. Aku melihat pembuluh darah biru yang panjang di sepanjang batang itu. Aku sapukan lidahku sepanjang pembuluh darahnya, dan kemudian menekan kepala penisnya untuk membuka lubangnya sedemikian rupa sehingga aku bisa memeriksanya dengan lidahku.

    “Tuhan kamu mempunyai puting susu yang keras Lusi. Apa kamu suka mereka dihisap? Katakanlah apa yang kamu inginkan, aku ingin membuat kamu merasakan nikmat seperti yang kamu lakukan untukku.”

    “Dijepit, ya yang keras. Dan hisap, gigit putingku.” aku berbisik dengan penisnya yang menyentuh bibirku.

    “Bagus. Aku suka menghisap puting.” dia tertawa saat menarikku berdiri pada kakiku. Saat aku melepaskan genggamanku pada penisnya dia berlutut di depanku. Mulutnya menelan satu payudara, dia mulai menghisap selagi lidahnya menjilat puting susuku. Tangannya pada punggungku, memelukku erat, membelaiku saat dia menghisap payudara yang kiri kemudian berganti yang sebelah kanan. Saat dia menghisap dalam mulutnya, aku bisa merasakan lidahnya yang menjilat, kemudian ketika mulutnya mundur, giginya dengan lembut menggigit puting susuku. Dia memegang puting susuku diantara giginya dan menjalankan ujung lidahnya. Tuhan, itu terasa nikmat.

    Saat dia bekerja pada putingku, tangannya meluncur menuju ke pinggulku. Kulepas kancing celana panjangku. Celana panjang dan celana dalamku dilepasnya sekaligus. Sama sekali tanpa berpikir tentang itu, aku melangkah keluar dari pakaianku yang terakhir. Dia masih menghisap, menggigiti puting susuku saat tangannya sekarang membelai kaki dan pantatku. Secara naluriah aku melebarkan kakiku, mengundang tangannya pada vaginaku. Larangan terkhirku menguap ketika Martin mulai mengelus vaginaku.

    Aku memandangnya, melihat bibirnya bekerja di sekitar payudaraku. Aku melihat putingku tertarik keluar saat ia menghisap dan menggigit dan menarik puting susuku dengan mulut dan giginya. Aku melihat tangannya menggosok vaginaku. Aku melihat jarinya menghilang lenyap ke dalam rimbunan rambut lebatku. Merasa jarinya meluncur menyentuh vaginaku.

    Saat dia menggerakkan jarinya keluar masuk, aku menggelinjang.

    “Terasa enak?” dia tersenyum.

    “Ya, ya.”

    “Umm, dan rasanya enak juga.” katanya saat menarik jarinya dan menjilatnya, dan kemudian menyodorkan jarinya kepadaku untuk dijilat.

    Aku belum pernah merasakan diriku sendiri. Jika itu pernah terjadi kepadaku, aku yakin aku akan menganggap itu adalah sebuah tindakan yang menjijikkan. Tetapi sekarang aku menjilat jarinya dan merasa kagum bahwa aku menyukai itu.

    “Aku pikir vagina ini memerlukan sebuah jilatan yang bagus. Kamu suka vaginamu dioral, ya kan? Tidak pernah ada seorang perempuan yang tidak menyukainya”

    Aku suka itu. Hanya saja itu tidak sering terjadi. Tetapi sekarang aku menginginkannya lebih dari yang pernah ada.

    Dia mengangkatku ke atas meja, mendudukkanku pada tepinya. Aku membuka lebar kakiku mengundang mulutnya kepada bibirku. Menempatkan jariku pada vagina, aku melebarkannya terbuka, menarik rambutnya ke samping. Aku merasa sangat erotis saat aku membayangkan pandangannya pada vaginaku, daging merah muda yang basah yang kini terpampang karena bibirnya yang terbuka.

    Aku gemetaran saat merasakan lidahnya mulai menjilat celahku. Lidahnya menekan ke dalam vaginaku dan memukul-mukul ke atas menyebabkan getaran yang sangat indah ketika diseret melewati kelentitku.

    “Oh, Tuhan, ya, ya ya.”

    Dia membenamkan wajahnya ke dalam vaginaku, lidahnya manari di dalamnya. Dia mulai menggosok kelentitku seiring dengan jilatannya pada vaginaku. Aku mendorong pinggulku menekannya, menggeliat di atas meja.

    Kulingkarkan kakiku di lehernya, lebih mendorongnya padaku. Aku melihat dia menguburkan wajahnya ke dalam vaginaku semakin dalam. Aku mendengar bunyi dia menghirup, menghisap cairanku.

    “Oohhh.” aku menjerit dan menggelinjang. Aku mendapat sebuah orgasme yang sangat indah. Ini membuatnya bekerja lebih keras pada vaginaku, sekarang mengisap kelentitku ketika jarinya disodokkan ke dalam vaginaku.

    Aku merasa seperti terbakar. Sekujur tubuhku terasa geli. Vaginaku sedang diregangkan. Aku tahu bahwa dia sedang menekan jari yang lain ke dalam vaginaku. Ketika vaginaku pelan-pelan menyerah kepada jari yang ditambahkannya, aku tahu apa yang berikutnya. Aku menginginkan itu. Aku ingin merasakan penis besarnya di dalamku. Aku tahu dia perlanan menyiapkan aku untuk itu.

    “Martin. Aku menginginkannya. Aku menginginkan kamu. Aku takut itu terlalu besar tapi aku menginginkan itu.”

    “Jangan takut Lusi. Aku sangat lembut.” Dia mengangkatku, membawa aku menuju sebuah kamar.

    Aku melingkarkan lenganku padanya. Aku menciumnya sepanjang jalan menuju kamar, menghisap lidahnya, mendorong lidahku ke dalam mulutnya.

    Dia menempatkanku di atas tempat tidur, mengambil sebuah gel pelumas dari lemari kecil di samping tempat tidur

    “Buka kakimu melebar,” dia berkata saat menekan pelumas dari tabungnya kemudian menggosokannya ke dalam vaginaku. Terasa dingin, dan dia menyelipkan dua jari ke dalam vaginaku. Mereka masuk dengan mudah. Aku memegang tangannya dan membantu jarinya bekerja di dalam vaginaku.

    “Sekarang giliranmu.” dia berkata saat berbaring pada punggungnya. “Lumasi mainanmu.” dia tersenyum.

    Aku melihat pada penisnya. Itu masih terlihat sangat besar buatku. Masih setengah ereksi. Itu terletak lurus ke arah kepalanya, kepala penisnya sampai menyentuh pusarnya.

    Aku menyemburkan gel ke penisnya, membuat sebuah garis zig-zag sepanjang batangnya, seperti menghias sebuah kue pikirku. Dia tertawa. Aku mulai menyebarkan gel dengan jari tengahku. Penisnya terasa hangat, jariku menekan ke dalam daging itu. Saat aku menjalankan jariku naik turun pada batangnya, aku merasa penisnya menjadi lebih keras. Aku menyukai itu. Aku menyukai menjadikan penisnya keras. Aku menggenggam penisnya dengan ibu jari dan jari tengahku, menekan gel lebih banyak lagi dan melumuri seluruh penisnya.

    “Ke atas.” dia menginstruksikan.

    Aku memandangnya.

    “Kamu ke atas, dengan begitu kamu dapat mengendalikan penisku. Gosok saja ke vaginamu, bermainlah dengan itu, lakukan pelan-pelan.”

    Aku mengayunkan kakiku di atasnya, mengangkanginya, aku menunduk untuk menciumnya.

    “Itu terasa nikmat. Gosokkan puting susumu yang keras padaku. Gesekkan vaginamu sepanjang penisku.” lengannya melingkariku, menarikku mendekat, dengan lembut tetapi kuat, memaksa puting susuku ke dadanya.

    Puting susuku jadi sangat keras dan sensitif. Aku menggerakkannya pelan-pelan maju-mundur, membelainya dengan puting susuku dan menikmati kehangatan dari badannya. Aku bisa merasakan penisnya beradu dengan pantatku. Aku bergerak mundur untuk membiarkan penisnya meluncur diantara kakiku. Aku bisa merasakan batang itu meluncur sepanjang bibir vaginaku. Tidak menembus, aku hanya menggesek naik turun batang yang keras itu, menikmati sensasi yang baru ini dari penis keras dan besar yang menekan ke dalam bibir vagina telanjangku, menikmati rasa dari puting susuku yang menyentuh sepanjang badannya.

    Kemudian dia mendorongku kembali pada posisi duduk. “Masukkan Lusi.”

    Aku mengangkat batang tebal itu dan menggosok kepalanya pada vaginaku, kemudian menekannya berusaha untuk memasukkannya. Aku melihat kepala yang tebal membelah bibirku hanya untuk menyeruak masuk dalam lubangku. “Oh Tuhan, Martin, ini terlalu besar. Aku tidak akan pernah dapat menampungnya di dalamku.”

    Dia menempatkan satu jari di dalam vaginaku dan pelan-pelan mulai mengocok jarinya saat aku tetap memegangi penisnya. Saat aku mengamati, aku lihat dia dengan lemah-lembut menekan jari keduanya ke dalam vagina basahku. Aku bisa merasakan peregangan dan mulai “mengendarai” jarinya. Kemudian dia memasukkan jari yang ke tiga, memutar jarinya saat dia meregangkan vaginaku. Kemudian dengan sebuah gerakan lembut, dia menarik jarinya, memegang tanganku yang sedang menggenggam penisnya dan menuntunnya ke arah lubangku yang sudah membuka.

    “Lakukan sekarang Lusi. Duduk di atasnya. Vaginamu telah siap, biarkan saja masuk.”

    Aku melakukannya. Ketakutanku bahwa itu akan menyakitkan lenyap saat aku merasa kepalanya membelah vaginaku. Dibandingkan rasa sakitnya, aku mendapatkan rasa yang sangat nikmat dari tekanan pada vaginaku. Sebuah perasaan menjadi terbentang dan diisi. Dia mulai memompa ke dalamku dengan dorongan dangkal, setiap dorongan menekan masuk semakin ke dalam vaginaku. Penisnya nampak bergerak lebih dalam dan semakin dalam, menyentuhku di mana aku belum pernah disentuh. Kemudian aku sadar bahwa penisnya sedang memukul leher rahimku.

    Sekarang penisnya terkubur di dalamku dia menggulingkan aku, menarik kakiku pada bahunya. Aku belum pernah membayangkan bagaimana erotisnya ini, melihat dan mengamati penis yang besar pelan-pelan meluncur keluar masuk tubuhku. Tetapi kemudian, aku menjadi lebih terbakar pada setiap hentakan.

    Dia mulai ke menyetubuhiku lebih cepat, lebih keras, dengan sela sebentar-sebentar saat penisnya dikuburkan dalam di dalamku. Dan setiap kali dia berhenti dengan penisnya jauh di dalamku, aku akan menggetarkan diriku ke dia sampai akhirnya aku mendapatkan orgasme keduaku hari ini, Sebuah orgasme yang hebat sekali! Dan aku ingin lebih. Dan aku senang merasakan penisnya masih keras, masih menyetubuhiku.

    “Gadis baik Lusi. Lepaskanlah.”

    “Oh Tuhan ya.”

    “Kamu menyukainya kan sayang, suka sebuah penis yang besar mengisi vagina kecilmu yang ketat.” dia kini menyetubuhiku dengan hentakan yang panjang dan kuat.

    “Oh ya, benar, betul. Setubuhi aku. Kerjai vaginaku. Setubuhi aku, setubuhi aku, setubuhi aku.”

    “Aku akan keluar di dalam tubuhmu. Katakan kamu ingin spermaku.”

    “Ohhhh Tuhan, aku ingin kamu orgasme, aku mau spermamu. Ohhhh itu sangat besar. Rasanya nikmat. Ya, keluarlah! Oh brengsek, aku orgasme lagi Martin. Setubuhi aku dengan keras. Kumohon, lebih keras.”

    Ia mengerang, menghentikan kocokan penisnya keluar masuk, dan hanya menguburkan dirinya sangat dalam di vagina basah panasku. Ia mengandaskan dirinya ke dalamku dan aku tahu dia sedang orgasme. Aku berbalik menekannya, berusaha untuk mendapatkan penisnya sedalam-dalamnya padaku. Kemudian aku keluar lagi. Ombak kesenangan yang sangat indah menggulung seluruh tubuhku.

    Aku merasa tubuhnya melemah, tapi dia tidak mengeluarkan penisnya dariku. Aku pikir aku bisa merasakan penisnya melembut di dalam vaginaku sekalipun begitu vaginaku masih terasa nikmat dan penuh, sangat hangat dan basah. Aku menunjukkan padanya dengan sebuah ciuman.

    Kami hanya rebah di sana. Aku tahu aku sedang “terkunci”. Aku bisa merasakan sedikit rasa bersalah yang merambat ke dalam pikiranku tapi aku tahu bahwa aku menyukai disetubuhi oleh penis yang besar. Aku tahu aku menyukai berkata kotor.

    Kemudian gelembung itu nampak meretak.

    “Baiklah, apa pendapatmu tentang Lusi? Apa Marty terasa manis seperti kelihatannya?”

    Silvi, berdiri di pintu.

    “Astaga… Silvi… a… aku…” aku masih belum dapat menggambarkan semua ini. Semua yang bisa kupikir adalah bahwa aku baru saja tidur dengan suami perempuan lain.

    “Lusi, tenang sayang.” Silvi memotongku. “Aku tidak marah. Aku senang melihat kamu telah menyadari kalau kamu suka penis yang besar.” dia tersenyum. “Andai aku bisa tinggal untuk menyaksikan keseluruhan peristiwa ini tapi kami pikir kamu akan jadi lebih nyaman dengan cara begini.”

    “Sebagian orang tidak menerima seks hanya untuk kesenangan tetapi Silvi dan aku sudah menemukannya berhasil untuk kami. Dia pikir kalaua kamu adalah seorang perempuan yang sedang kekurangan kesenangan maka kami piker kenapa tidak membuka pintu dan melihat jika kamu ingin masuk. Aku berharap kamu tidak marah. Aku berharap kamu akan kembali.” Martin menggulingkan aku dan kini membelai badanku saat dia dan Silvi bicara.

    Aku mencoba untuk katakan sesuatu, “Aku bukan perempuan seperti itu. Ini adalah sebuah kekeliruan. Aku kira kita harus melupakan kalau ini pernah terjadi.” tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku. Aku hanya meraih dan membelai penis Martin yang besar dan lembut.

    Silvi duduk di tempat tidur, menciumku pelan. “Berbagi adalah menyenangkan Lusi. Dan kita semua adalah “pelacur kecil” jauh di dalam bawah sana, ya kan?”

    “Pelacur” kata itu berderik di dalam pikiranku. Tuhan, aku adalah seorang pelacur, ya kan? Dan aku tidak peduli, aku hanya tahu bahwa aku ingin berhubungan seks dengan penis yang besar ini lagi.

    Maka begitulah bagaimana cerita ini bermula. Tom yang malang tidak tahu kenapa aku berteman baik dengan Martin dan Silvi. Tom masih suka berhubungan badan tiap seminggu sekali atau dua kali tetapi aku masih susah merasakan dia di dalamku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku

    Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku


    962 views

    Perawanku – Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku, Aku punya seorang teman baik. Dia punya 2 orang adik perempuan. Yang paling kecil berumur 22 tahun. Namanya Angela, tingginya sekitar 170 cm, dengan badan yang langsing, sepasang kaki yang panjang, dan dada yang tidak terlalu besar.

    Wajahnya bagaikan bidadari dalam mimpi semua pria. Aku tidak menyangka dia akan menjadi secantik ini. Suatu hari aku ke rumah temanku utk berangkat ke kantor bersama. Ketika itu aku melihat Angela sedang sarapan di ruang makan sendirian. “Hi..” sapaku. “Ko Adi sedang mandi, mungkin sebentar lagi selesai.” Katanya.

    Kemudian dia bangkit dan merapikan piring dan sendoknya dan langsung pamit untuk pergi ke kampus. Ketika Angella berdiri, aku bisa melihat seluruh tubuhnya. Dia memakai baju kemeja putih lengan pendek, rok coklat selutut, kemudian penis ku rasanya ingin meletus saat itu juga. Tidak kusangka dia memakai pantyhose berbahan transparan (ultra sheer) ditambah lagi sepatu talinya yang berwarna hitam membuat kakinya lebih indah dan seksi sekali. Terjadi peperangan batin yang sangat hebat di dalam diriku. Di satu pihak, hasrat penisku yang sangat berkobar-kobar untuk bercinta dengan kakinya kemudian menyetubuhinya berkali-kali. Di pihak lain, otakku mengatakan itu tidak baik, dan tidak mungkin aku melakukannya di saat ini. Sayang dia sudah punya pacar kalau tidak, pasti akan kujadikan miliku.

    Ketika Angella sudah menghilang dari belakang pintu, dengan cepat aku naik ke lantai 2 dan mencoba untuk memasuki kamarnya. Beruntung sekali karena tidak dikunci. Aku segera menghampiri lemari pakaiannya dan mencari harta karun fantasi sex-ku. Tetapi aku mengalami kekecewaan karena dia hanya punya 3 pasang pantyhose, sehingga aku tidak mungkin mengambilnya. Untuk mengobati kekecewaanku, aku mencari keranjang cucian yang ada di kamar mandinya. Aku cari celana dalamnya. Aku menemukannya di antara pakaian tidurnya. Dengan cepat aku mengambil celana dalamnya yang terbuat dari bahan satin yang halus dan menempelkannya di hidung dan menarik nafas dalam-dalam. Pikiranku langsung melayang dan penisku semakin mengeras dan panjang.

    Celana dalamnya masih menyimpan aroma yang khas dari vagina seorang wanita. Tapi aku buru-buru menyimpannya ke dalam kantong celanaku dan meninggalkan kamarnya. Aku kembali ke lantai 1 dan masuk ke kamar mandi. Aku buka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku dan segera aku balutkan celana dalam Angela ke batang penisku dan langsung masturbasi sambil membayangkan bercinta dengan seorang bidadari perawan yang cantik yang mengenakan pantyhose dengan sepatu tali yang seksi. Kubayangkan penisku masuk dan keluar, memompa vaginanya dengan cepat dan keras. Hanya dalam hitungan beberapa detik kemudian, aku mengalami ejakulasi yang hebat. Dengan sisa-sisa tenaga aku arahkan penisku ke jambannya, dan 3 semprotan panjang mengawali puncak orgasme ku dan diakhiri dengan beberapa tetes spermaku. Nafasku memburu dan berkeringat.

    “Indra! Kamu lagi di WC ya?” terdengar teriakan dari Adi. “Iya, bentar, gue lagi kencing nih.” Dengan cepat aku keluarkan tissueku dan membersihkan kepala penisku yang tersayang, kemudian ku tarik flush yang ada di jamban dan hilanglah bukti dari hasrat ku yang membara. Ku simpan kembali harta karun ku dan keluar dari WC dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sepanjang hari aku selalu teringat akan Angela, setiap kali aku ke WC aku selalu mengeluarkan celana dalam Angela dan menghirupnya dalam-dalam. Ternyata aroma wangi dari vagina Angela sangat memikat dan merangsang. Malamnya aku kembali bermasturbasi sambil membayangkan Angela, adik dari teman baikku yang sekarang menjadi objek fantasi sexual-ku.

    Tidak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Tidak lama kemudian Adi keluar dari kantor karena mendapatkan tawaran yang lebih bagus. Angela, bidadariku, yang mengambil alih pekerjaannya. Indahnya lagi, Adi memintaku untuk mengantarnya pulang karena tidak ada yang menjemput. Hari pertama Angela masuk kerja merupakan surga dan neraka bagiku. Angela mengenakan terusan dengan model smart suit setinggi lutut yang berwarna coklat pastel muda dan ultra sheer pantyhose dan sepatu tali putih dengan hak sedang. Aku selalu mencari cara dan alasan untuk selalu berdekatan dengannya dan melahap kakinya yang menggiurkan dengan mataku.

    Memang aku mempunyai fetish terhadap pantyhose sejak masih kecil. Semua ini karena adik terkecil dari ibu ku. Secara tidak sengaja aku menyentuh kakinya yang sedang dibalut oleh stocking dan aku telah jatuh cinta terhadap perasaan itu sampai sekarang. Sekarang umurku 26 tahun. Aku mengoleksi berbagai macam pantyhose dan stocking, namun sayang sedikit sekali yang berkualitas bagus di Indonesia. Siang itu, aku bermasturbasi di WC kantor. Sorenya, aku dan Angela sedang dalam perjalanan pulang. Kami ngobrol tentang pekerjaan. Jalanan lumayan padat sehingga tidak bisa cepat-cepat dan sering berhenti. Aku memberanikan diri untuk bertanya.

    “Angela, boleh aku bertanya sesuatu?” “Apa?” jawabnya dengan ringan sambil melihatku. “Tapi jangan marah atau tersinggung ya.” Angela mengangguk kecil. “Apakah kamu suka pakai pantyhose?” “Koq kamu tahu aku pake pantyhose?” “Cuma nebak-nebak aja.” “Aku baru mulai pake sih, belum lama.” “Apa kamu suka?” “Iya, rasanya gimana gitu.” “Keliatannya halus.” “Iya, rasanya halus juga.” Aku menelan ludah dan mengumpulkan segenap keberanian untuk bertanya, “Apakah aku boleh megang? Maksudku aku cuma ingin tahu gimana rasanya.” padahal aku sudah punya beberapa koleksi dan sudah tahu.
    Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, “Boleh.”

    Dengan perlahan-lahan kutaruh jar-jari tangan kiri ku di atas lutut kanannya. Ku elus-elus lututnya pelan-pelan. Seluruh badanku dipenuhi oleh sensasi erotis yang ditimbulkan oleh kelembutan pantyhose dan kaki Angela. “Gimana rasanya?” tanya angela. “Benar-benar halus.” aku senyum kecil sambil memandang wajahnya yang cantik. Penisku sudah dalam keadaan siaga satu dan dari luar terlihat sedikit menonjol. Untung mobilku mempunyai transmisi automatis sehingga aku tidak perlu mengganti-ganti gigi dan melepaskan tangan kiriku dari lututnya. Karena jalanan sangat macet, tidak lama kemudian Angela tertidur. Kuberanikan diriku untuk menjelajah lebih dalam lagi ke pahanya.

    Angela tidak memberikan reaksi penolakan atau keberatan atas tindakanku, atau mungkin dia tidak merasakannya karena sedang tertidur. Aku tidak perduli, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Pelan-pelan tangan kiriku makin ke atas dan telah sampai di tengah-tengah pahanya. Ku belai pahanya yang lembut dan halus. Kulihat wajahnya, Angela tertidur dengan sangat tenang. Saat ini, roknya sudah tersingkap setengah paha. Untung roknya tidak terlalu ketat, jika tidak, aku akan mengalami kesulitan untuk menjelajah lebih dalam. Kuteruskan aksiku sampai pada paha bagian atas. Akhirnya aku sampai pada pusat segala kenikmatan sexual.

    Jari tengahku menelusuri celah yang terbentuk dari ke dua pangkal pahanya. Jari tengah ku merasakan kehangatan dan kelembaban. Dengan perlahan kutelusuri garis cekungan yang terbentuk dari celah vaginanya. Tiba-tiba terasa basah dan licin. Penis ku bertambah keras dan kencang, ternyata Angela secara sadar atau pun tidak, terangsang dengan belaian tanganku yang nakal. Aku tidak tahu apakah dia sadar ataukah masih tertidur. Saat ini arus lalu lintas mulai lancar, aku langsung masuk ke pintu tol. Dengan cepat aku mengeluarkan uang pas dari asbak mobil dan dengan cepat pula memberikannya kepada petugas tol dan aku langsung tancap gas.

    Setelah beberapa puluh meter, aku pelankan laju mobilku dan jari tengahku mulai memberikan tekanan-tekanan ringan pada selangkangannya. Bahan pantyhose yang halus bercampur dengan cairan manis yang di hasilkan oleh Angela membuat darahku makin mendidih dan sangat horny. Ku alihkan pandanganku dari jalan dan dengan cepat mengamati Angela. Rok nya sudah tersingkap sampai atas. Pahanya yang mulus terbungkus oleh pantyhose yang sexy. Wajahnya masih tidak menunjukan reaksi penolakan ataupun reaksi lainnya. Ku percepat gerakan jariku dengan tujuan membuatnya semakin terangsang dan orgasme. Kemudian kuselipkan jari manisku dan bersama-sama dengan jari tengahku, dan kumainkan vaginanya.

    Setelah beberapa saat, ku putuskan untuk fokus pada klitorisnya. Gerakan jariku kupercepat namun tetap lembut dan tidak kasar. Samar-samar aku mendengar desahan halus yang berasal dari nafas Angela. Expresinya sedikit berubah. Kelihatannya Angela sangat menikmatinya. Cairan halus dan licin itu semakin membasahi celana dalam dan pantyhose Angela. Demikian pula dengan penisku, sudah membasahi celana dalamku. Setelah beberapa menit pikiranku melayangkan imaginasi nikmatnya bersetubuh dengan adik teman baikku yang masih perawan ini, tiba-tiba aku dikagetkan dengan sebuah mobil truck besar yang langsung memotong tepat di depanku. Dengan reflek kuinjak rem untuk menghindari tabrakan, dan tangan kiriku sempat terhenti sejenak karena kekagetan itu. Aku dikejutkan lagi oleh tangan Angela yang menekan tangan kiri ku dengan kencang ke selangkangannya.

    Aku langsung melanjutkkan memberikan rangsangan kepada klitorisnya dengan cepat dan sedikit lebih kuat. Pinggangnya mulai bergerak, aku bisa merasakan kontraksi otot pada selangkangannya. Kemudian terdengar desahan kenikmatan yang tertahan di dalam vaginanya. Angelaku yang manis mengalami orgasme pertamanya. Setelah orgasmenya reda, ia membuka matanya dan menatapku dengan senyuman yang malu dan manis. “Ko Indra nakal..” itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya yang sexy. “Bagaimana rasanya?” tanyaku. Tangan kirinya tetap menahan tangan kiriku di vaginanya, tangan kanannya membelai sayang pipiku. Tangannya yang halus dan lembut membuatku semakin terangsang.

    “Enak sekali.. Aku tidak tahu akan begitu enak.. Apa itu orgasme?” “Itu belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?” dengan berani aku menanyakan. “Sex langsung?” “Iya” jawabku. “Apakah benar akan lebih enak dari ini?” “Tentu saja.” Angela melihat jam pada dashboard. “Apakah masih sempat? Sudah terlalu malam nanti aku di cariin sama orang-orang rumah.” “Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman.” “Ide yang bagus.” “Terus pacarnya gimana?” “Biarin aja, aku juga tidak begitu suka.”

    Kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan. Tetap saja aku tidak menyangka akan semudah ini, dan Angela yang begitu berani. Apakah dia sudah pernah melakukannya? Kuparkir mobilku disebuah hotel yang terletak di tengah keramaian kota. Langsung saja aku memesan sebuah kamar yang VIP dengan ranjang yang besar.Segera setelah pintu kamar ditutup, aku duduk di atas kasur yang empuk dan menarik tangan Angela dan menyuruhnya duduk di atas pangkuanku. Posisi badannya menghadap ke kanan.

    “Apa Angela yakin mau melakukan ini denganku?” “Kalau memang orgasme terasa seindah dan senikmat itu, aku rela melakukannya.” “Apa setelah ini Angela akan melakukannya dengan orang lain juga?” “Ya tidak lah Ko Indra ku sayang. Aku bukan pelacur seperti itu. Aku hanya ingin melakukannya dengan Ko Indra.”

    “Benarkah?” Dia merangkul leherku dan kusambut dengan ciuman yang basah di bibirnya. Angela memejamkan matanya, ku julurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dengan sedikit kaku dan kikuk bidadariku menyambut tarian lidahku. Tidak lama kemudian Irama cumbuan kami semakin meningkat dan cepat dan panas penuh dengan nafsu. Tangan kiriku menelusuri semua bagian dari punggungnya dan tangan kananku menelusuri paha dan betisnya yang terbalut oleh pantyhose.

    Cumbuan kami bertambah liar, kutelusuri lehernya sambil menarikan lidahku. Terdengar desahan nikmat bercampur geli dari bibirnya. Angela membelai rambut dan punggungku. “Oh.. Ko Indra..” Saat ini tangan kiriku berhasil meraih payudara kirinya dari belakang. Ku pijat-pijat dengan lembut dan ku remas-remas. Tangan kananku dengan cepat melepaskan kancing-kancing bajunya. Angela pun mengikuti tindakanku dan melepaskan kancing bajuku, dan celanaku. Kusuruh Angela berdiri. Aku pun ikut berdiri dan langsung saja celana panjangku jatuh ke bawah. Ku tarik tangan kiri Angela dan meletakannya di penisku yang masih terbungkus celana dalam.

    “Keras sekali dan basah.. Ngompol ya?” ejek Angela. “Angela juga basah.” Ku elus-elus selangkangannya. Kemudian dia tersipu malu. Kubuka BH nya dan di depan mataku adalah sepasang payudara yang berukuran sedang dan ranum. Bajunya sengaja tidak kulepaskan, karena dia terlihat sangat cocok dan cantik dengan baju itu. Ku lihat celana dalamnya yang berwarna kulit menutupi vaginanya. Kuturunkan pantyhosenya sedikit dan kurobek celana dalamnya dan menariknya keluar. Kubetulkan kembali pantyhosenya, dan ku hirup aroma dari cairan vaginanya dan kujilat. Angela melihat dengan tatapan sedikit terkejut. Kutempelkan celana dalamnya ke hidung Angela.

    Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku

    Cerita Sex Gadis Cantik Adik Sohibku Yang Menjadi Fantasi Sexual Ku

    “Bagaimana aromanya?” Seakan-akan tidak percaya, ia menghirupnya beberapa kali. “Aromanya seakan-akan menggetarkan seluruh tubuhku..” jawabnya. Tiba-tiba saja aku merasakan tangan kirinya dengan penuh nafsu meremas-remas penisku. Kuturunkan celana dalam ku dan penisku berdiri dengan keras dan panjang. Mulutnya sedikit terbuka melihat penisku yang berukuran sedang namun keras seperti batu. Jarinya yang mungil menyentuh ujung kepala penisku. Tidak terbayangkan nikmatnya sentuhan Angela pada penis ku. Perlahan-lahan ia mulai memegang dan mengelus-elus seluruh batang penisku, akibatnya penisku benar-benar basah.

    Aku suruh Angela tidur di atas ranjang. Ku jelajahi seluruh bagian dari kakinya yang panjang dan seksi. Aku habiskan lebih dari 30 menit hanya mengelus-elus dan memijat-mijat kecil seluruh bagian kakinya. Setiap kali aku melihat kaki dan sepatu talinya, rasanya ingin ku kulum. Akhirnya ku angkat kaki kanannya dan kuserbu dengan kuluman dan ciuman pada jari-jari kakinya tanpa melepas sepatunya. Setelah puas ku lanjutkan dengan mengulum vaginanya. Tanpa melepas pantyhosenya, aku mainkan tarian erotis dengan lidahku. Angela terus mendesah nikmat tanpa henti. Setelah beberapa saat, aku merasakan otot-otot pinggulnya mulai menegang.

    Angela mengalami orgasme kecil. Kubuat sebuah lubang kecil dengan bantuan gigi dan jari ku. Lidah ku langsung menerobos masuk dan menyerbu klitoris Angela. Nafas Angela semakin memburu dan dari bibirnya terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. “Ko.. Indra.. Enak banget..” Ku arahkan pandanganku sedikit ke atas, bidadariku terlihat sangat menikmati oral yang ku berikan. Ku dorong lidahku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Cairan cinta Angela terus mengalir tanpa henti. Aku ingin angela merasakan nikmatnya bercinta, dan betapa mengagumkannya multi orgasme. Ku masukan jari tengah ku ke dalam vaginanya. Jariku masuk dengan mulus tanpa menemui hambatan apa pun. Ku coba untuk mencari titik G spot yang menjadi puncak kenikmatan sexual Angela.

    Desahan yang keluar dari mulutnya semakin kencang. Ada beberapa tempat yang mencurigakan, akhirnya aku berexperimen satu per satu. Memang makan waktu, tetapi setelah beberapa kali mencoba, akhirnya kutemukan. Aku tidak begitu yakin, tetapi semakin lama aku memberikan rangsangan pada titik tersebut, semakin kuat Angela menggeliat dan akhirnya orgasme. Kurasakan otot-otot vaginanya menjepit jariku dengan kuat. Setelah orgasmenya reda, aku memposisikan diriku di atas badan Angela. Kukulum bibir dan lidahnya. “Sayang.. Aku akan memberikan kenikmatan yang tiada bandingannya, apa kamu sudah siap?”

    Angela melihatku dengan nafsu yang membara dan menganggukan kepalanya. Kuberikan senyum manisku dan memposisikan penis ku di depan pantyhose yang sudah ku robek sedikit. Pelan-pelan ku masukan penis ku. Dinding vaginanya yang ketat dan kencang menyambut kedatangan penisku dengan hangat. Ketika kepala penisku tenggelam di dalam vaginanya, Angela memejamkan matanya dan mulutnya terbuka. Kudorong lagi perlahan-lahan sampai seluruh batang penisku berada di dalam vaginanya. Hangat, basah dan kencang, itulah yang kurasakan ketika meluncur masuk. Pelan-pelan ku tarik sedikit dan masuk lagi. Setelah beberapa tarikan Angela membuka matanya dan menatapku dengan penuh kepatuhan. Dia sudah mulai terbiasa dengan penisku, kupercepat gerakan memompa ku dalam posisi misionaris. Angela mendesah nikmat. Makin lama makin cepat, kembali Angela hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Titik G spot yang kutemukan berada disebelah bawah dinding vaginanya. Sulit untuk merangsangnya dalam posisi misionaris.

    Kusuruh Angela membalikan badannya. Darah keperawanannya membekas di atas ranjang hotel. Begitu pula dengan penis ku, tertempel darah segar dari Angela. Kuarahkan Angela membentuk posisi doggy style. Aku sendiri juga sudah tidak dapat bertahan lama lagi. Aku ingin menyelesaikannya dengan memberikan multiple orgasme. Ku posisikan penisku ke daerah G spot Angela. Saat itu pula angela mendesah dengan kencang, karena vaginanya sudah terlalu sensitif. Kupompa Angela dari belakang, pertama-tama pelan kemudian semakin cepat dan cepat. Tidak sampai 5 menit, badan Angela kembali berkontraksi. Kontraksinya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Kurasakan otot-otot vaginanya meremas-remas penisku. Benar-benar sensasi yang tidak ada bandingannya. Aku dapat merasakan cairan madu Angela terus mengalir keluar membasahi paha kami. Badan Angela berkontraksi dan menggeliat dengan hebat bagaikan gempa bumi. Orgasme yang ia rasakan tak kunjung habis. Ku pelankan gerakanku, dan membiarkan Angela menikmati keseluruhan orgasmenya. Kucabut penisku dari vaginanya dan menyuruhnya tidur dengan terlentang. Kuposisikan penisku di depan bibirnya.

    “Angela, buka mulutnya.. Anggap aja lolipop.” Angela menuruti kata-kataku dan menyambut ‘lolipop’ yang basah dengan ejakulasinya. Angela dengan kaku mengulum penisku. Namun rupanya dia mempunyai bakat alami dalam memberikan oral pada penis ku. Tidak lama kemudian, orgasme ku datang bagaikan petir. Seluruh badanku bergetar. Angela kaget ketika sperma ku meluncur dengan cepat dan kuat. Tidak terhitung berapa banyak spermaku yang keluar. Angela hampir tersedak, namun dengan cepat ia telan spermaku dan membersihkan sisa-sisanya.

    Angela sudah kehabisan tenaga, aku berbaring disebelahnya. Ia menatapku dengan tatapan puas dan sayang. Bidadariku.. Akhirnya aku berhasil bercinta dengannya. Setelah berbaring selama beberapa saat, aku mengajak Angela untuk mandi bersama. Terpaksa Angela harus melepaskan pantyhosenya. Kami saling membersihkan satu sama lain, tidak lama kemudian aku kembali memasukan penisku yang masih keras dan horny ke dalam vagina Angela. Dibawah pancuran shower yang hangat aku kembali bercinta dengan Angela. Ku angkat dan kutahan kaki kirinya dengan tangan kananku dan kusandarkan dia pada dinding kamar mandi. Ku pompa vaginanya dengan penisku, lembut namun mantap. Angela menarikan tarian lidahnya pada leherku. Tanpa disengaja dia menemukan tempat yang sensitif pada leher bagian kiriku.

    “Iya.. Di sini.. Terus..” Angela memfokuskan tariannya pada titik tersebut. Tak pernah kuduga betapa sensitifnya tempat itu, aliran-aliran listrik kecil seolah-olah berjalan di seluruh tubuhku, menambah sensasi yang luar biasa pada penisku. Aku terus mendesah dan sedikit mempercepat gerakan penisku, kadang-kadang aku mendorongnya sedalam mungkin dan mempertahankannya dalam posisi seperti itu dan kugoyangkan pinggangku dengan gerakan melingkar. Angela mendesah dan menghentikan tariannya. Kulanjutkan lagi proses percintaanku. Dia merangkulku dengan kuat. Desahannya semakin cepat dan kuat. “Ko.. Indra..” Di bawah pancuran shower yang hangat, Angela mengalami orgasme yang kesekian kalinya. Badannya bergetar kuat.

    Otot-otot dinding vaginanya meremas-remas batang penisku dan membawaku ke ujung kenikmatan yang tak terbayangkan. Aku berusaha untuk menahannya selama mungkin, paling tidak sampai orgasme Angella mereda. Setelah reda, langsung ku keluarkan penisku, dengan tanggap Angela berlutut di depanku dan melahap penisku dengan mulutnya. Separuh penisku hilang didalam mulutnya. Lidahnya dengan cekatan menari-nari di penisku. Benar-benar tidak terlukiskan rasanya. Kupegang kepala Angela dengan kedua tanganku, pelan-pelan ku dorong masuk penisku sampai habis. Angela hampir tersedak dan dengan cepat menyesuaikan rongga kerongkongannya untuk menyambut penisku.

    Kutarik lagi dan kumasukan lagi. Lidahnya tak pernah berhenti sedikitpun menarikan tarian erotis pada penisku. Rangsangan ini benar-benar membuat penisku meledak dengan orgasme yang kuat dan menggetarkan. Karena aku terus menarik dan mendorong penisku akibatnya spermaku ada yang mengalir keluar dari mulutnya. Spermaku yang mengalir keluar dari sudut bibirnya membuat Angela semakin cantik dan menggairahkan. Angela terus menjilat dan menelan sperma dari penisku sampai bersih. “Suka ya?” Kutanya dengan lembut. Tanpa melepaskan kulumannya, ia tersenyum dan mengangguk. Bidadariku ternyata sungguh luar biasa, ini benar-benar mimpi menjadi kenyataan. Seorang gadis cantik memberikan oral dan menelan sperma dari penisku.

    Kami terpaksa menyudahi percintaan kami, karena sudah larut malam. Ku antar Angela pulang ke rumahnya. Sebelum keluar dari pintu mobil, kami bercumbu dengan penuh nafsu.

    Malamnya kutelepon Angela. Kami setuju untuk pergi ke mall untuk berjalan-jalan. Angela mengenakan terusan model babydoll dengan panjang sampai 10 cm di atas lutut. Bahannya halus dan lembut. Pantyhose berwarna putih, ultra sheer, ditambah dengan sepatu tali berwarna putih yang melingkar sampai ke pertengahan betisnya, membangunkan penisku yang sedang tidur. Rambutnya terurai rapi, make up berwarna natural dan tipis, lipstick merah muda yang paling muda dengan wet look. Ketika masuk ke dalam mobil, dia menyapaku dengan manis dan manja. “Sabar ya Ko Indra sayang..” Angela mengatakan hal itu seolah-olah ia mengetahui apa yang sedang kupikirkan saat ini, yaitu berhubungan sex dengannya saat ini juga. Dengan tampang kecewa yang kubuat komikal aku mengeluh. Namun hal ini mengundang tawa bahak dari Angela.

    “Apa tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama?” tanyaku. “Tidak ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau married, jadi aku punya alasan untuk pulang sampai malam.” jawab Angela sambil tersenyum manis. “Angela, kamu benar-benar cantik, manis dan seksi sekali.” “Ko Indra bisa aja, kan aku dandan seperti ini cuma untuk Ko Indra.” “Memangnya kamu tidak pernah dandan untuk cowok kamu?” “Cowok yang mana ya?” “Kemarin katanya sudah punya?” “Oh yang itu.. Sudah putus tuh..” “Kapan?” “Tadi malam.” Angela menjawab dengan tenang. “Boleh tahu kenapa?” “Ko Indra lucu deh, pake acara nanya segala.”

    Aku menduga bahwa akulah yang menjadi alasan dari putusnya hubungan antara Angela dengan pacarnya. “Gara-gara aku ya?”
    Tiba-tiba saja Angela mencium pipi kiriku. “Cuma Ko Indra yang bisa membahagiakanku.” Rasanya jantungku hendak meloncat keluar mendengar pernyataannya. Kuelus-elus pahanya yang dengan manis terbungkus oleh ultra sheer pantyhose berwarna putih sambil tersenyum manis. Setelah beberapa saat, kami tiba di Plaza Senayan. Sambil bergandengan tangan kami memasuki pintu samping Plaza. Kami masuk ke Metro dan langsung menuju ke bagian pakaian dalam. Angela melihatku dengan senyumnya yang nakal. Kami mulai dari lantai dasar yang banyak menjual sepatu-sepatu wanita. Aku menyodorkan beberapa pasang sepatu tali yang sexy dan bagus. Ternyata Angela juga menyukainya dan aku membeli 2 pasang sepatu tali yang ber-hak tinggi dan sedang untuk Angela. Kemudian kami naik ke lantai atas untuk melihat-lihat stocking dan pantyhose yang dipajang pada counternya dan sibuk membahasnya. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli semua merk yang ada dalam beberapa warna. Namun kali ini Angela yang memaksa untuk membayar. Setelah itu kami makan siang di sebuah cafe di lantai atas.

    Aku sengaja memilih tempat yang terletak disudut ruangan. Kami duduk di sofa yang menempel pada kedua sisi ruangan. Kami memesan dua piring spagheti, dan jus untuk makan siang kami. Setelah pelayan yang mencatat pesanan kami pergi, aku sibuk memeriksa sekeliling kami. Suasana masih sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, yang terpenting adalah taplak meja yang panjangnya sampai ke lantai. Benar-benar cocok untuk melaksanakan rencanaku. Dengan sekejap aku masuk ke bawah meja. “Ko Indra..” Angela berusaha menyingkap kain yang menutupiku. “Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan..” Bisikku. “Mau ngapain sih?” “Ada deh..” Jawabku dengan senyum nakal.

    Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian pinggang Angela. Kemudian kubuka kedua kaki Angela yang menutupi selangkangannya. Lalu aku belai-belai vaginanya yang terbalut oleh pantyhose putih yang seksi. “Ko Indra.. Jangan di sini nanti ada yang melihat..” Bisiknya. Aku mengacuhkan bisikannya, karena aku merasakan bahwa Angela tidak memakai celana dalam dan pantyhose yang dikenakannya adalah yang ‘sheer to waist’. Langsung saja kukulum vaginanya sambil membelai-belai kakinya yang panjang dan lembut. “Ko Indra..”

    Aku dapat merasakan sensasi nikmat yang menghanyutkan bersamaan dengan perasaan takut begitu pula dengan Angela. Kujilati seluruh bagian dari selangkangan Angela. Tidak lama kemudian aku dapat merasakan cairan manis yang khas mengalir dari vaginanya dan bercampur dengan kulumanku yang basah. Aku menjadi semakin bersemangat dan horny. Kupercepat kuluman dan tarian erotis lidahku. Sensasi yang menggelitik dan eksotis membuat tubuh Angela bergetar-getar. Aku yakin Angela pasti sedang berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya. Penisku meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aku terus melahap Angela dengan penuh nafsu, dan tanganku tidak henti-hentinya membelai dan mengelus-elus kakinya.

    “Silahkan Minumnya.” Terdengar suara dari seorang pelayan wanita yang mengantarkan minuman. “Terima kasih..” jawab Angela dengan suara yang sedikit bergetar. Aku dapat merasakan Angela sedang menyedot jus yang baru saja di antar. Tangan kanannya menyelinap masuk ke dalam taplak meja dan mengelus-ngelus kepalaku. Tidak lama kemudian terdengar lagi suara dari pelayan wanita yang sama, membawakan pesanan kami. Setelah meletakan pesanan kami, pelayan itu meninggalkan Angela. “Sayang ayo dimakan dulu.” Bisikku dari bawah.

    Angela dengan kikuk mencoba memakan spagheti yang telah kami pesan. Dia berusaha untuk tenang dan mencoba menikmati makanannya. Aku tahu dengan pasti sensasi yang dihasilkan oleh vaginanya (dengan pertolongan lidahku yang nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang mendekat, bersamaan dengan itu pula kedua kaki Angela menjepit kepalaku dengan kencang. Akhirnya aku merasakan otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dengan keras. Cairan orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak tersisa. Badan Angela sedikit berguncang dan mengeluarkan suara seperti tersedak.

    “Apa Ibu tidak apa-apa?” “Oh.. Tidak.. Cuma sedikit tersedak..” Jawabnya dengan gugup. Tidak kusangka Angela masih dapat berbicara menutupi keadaannya yang sedang orgasme. Setelah beberapa saat, Angela mulai mengendorkan jepitan kakinya, otot-otot pinggulnyapun mulai rileks. Aku mengintip dari belakang kain untuk melihat keadaan dan langsung aku keluar dari kolong meja dan duduk di sebelahnya. “Batuk ya?” tanyaku. “Ko Indra! Hampir saja tadi ketahuan!” Serunya sambil mencubit kecil pahaku. “Tapi seru kan?” jawabku sambil tertawa kecil. “Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!”

    Dengan cepat Angela memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah meja. Dengan cekatan Angela membuka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku. Langsung saja penisku berdiri dengan tegak. Tanpa mengulur waktu Angela mulai menjilati ujungkepala penisku, menikmati cairan pra orgasme yang telah membasahi kepala penisku. Lidahnya yang lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi dengan kuluman yang dalam. Gerakan Angela sangat agresif seakan-akan ingin membuatk meledak saat itu juga. Aku tentu saja tenggelam dalam kenikmatan eksotis dan erotis yang diberikan oleh Angela.

    Seperti halnya Angela, aku tidak dapat berkonsentrasi menikmati makananku. Untung saja porsinya sedikit. Seluruh badanku dipenuhi oleh listrik-listrik kecil yang semuanya menyerbu pusat saraf sensorikku. Tinggal suapan terakhir, oral yang diberikan oleh Angela membawaku ke puncak kenikmatan duniawi, yaitu orgasme. Badanku ikut bergetar dan menimbulkan suara. Aku berhasil menahan desahan nikmatku dalam-dalam. Seorang pelayan wanita datang untuk menawarkan tambahan minuman atau makanan. “Tidak.. Sudah cukup..” dengan seluruh kesadaran yang tersisa aku menjawab.

    Gelombang demi gelombang orgasme melanda penisku. Dengan setia Angela menampung semua itu di dalam mulutnya dan kemudian menelan madu murni yang keluar dari penisku. Setelah reda, dia masih saja menjilati dan menghisap penisku sampai kering, sampai semua madu yang melekat di penisku dihabiskannya, baru penisku yang masih setengah berdiri disimpan kembali ke dalam celanaku. Aku memberinya isyarat untuk keluar. Dengan Senyum nakal yang manis, Angela berkata:

    “Benar nih nggak mau tambah lagi?” Kami tertawa terbahak-bahak sambil berpelukan. Setelah menghabiskan minuman kami, aku memanggil pelayan dan meminta bon. Setelah membayar, kami berdiri, menenteng belanjaan kami, pada saat itu juga manajer cafe datang menghampiri kami. “Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?” Dengan spontan kujawab, “Dessertnya enak sekali.” “Appetizernya juga enak.” sambung Angela. Dengan senyum nakal kami meninggalkan manajer yang sedang kebingungan karena jelas-jelas kami tidak memesan makanan pembuka maupun pencuci mulut.Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin membangkitkan nafsu horny kami.

    BERSAMBUNG

    Akhirnya kami memutuskan untuk nonton film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara. Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk yang tidak memungkinkan.

    Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan diri. Aku tidak mengalami orgasme, meskipun demikian itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Aku juga yakin pasangan yang duduk tidak jauh dari kami juga melakukan hal yang sama karena kami. Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat. Barang-barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat. Aku tidak tahu Darimana asalnya french kiss, namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan langsung horny melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan nafsu.

    Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang panjang. Posisi kami tepat di depan kaca tersebut. Aku melihat bayangan kami yang sedang bercumbu. Benar-benar pemandangan yang sangat erotis dan indah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela. Lidah bidadariku pun tidak kalah lincah dan agresifnya. Semua dagu dan mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Angela makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tangannya menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yang lembut, tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang bulat dan kenyal.

    “Kohh.. In.. Dra..” Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya. “Aku punya sesuatu untuk Ko Indra.” “Apa itu?” jawabku dengan tergesa-gesa, karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya. “Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang.” Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta. Penisku mencuat bagaikan tiang bendera. Angela menghampiriku dan berlutut dihadapanku. Bibirnya langsung mengecup kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah. Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah penisku, kemudian mulutnya melahap selurh kepala penisku dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual.

    Kubelai rambut dan kepalanya. “Angela..” Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir dan lidahku. Aku masih dapat merasakan aroma memabukan dari cairan pra orgasmeku yang bercampur dengan ludahnya. “Ko Indra duduk di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tidak boleh dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau menyentuh penis milikku.” Angela mengatakan itu disebelah telinga kiriku, sambil mengelus-elus kejantananku. “Bagaimana Ko..?” angela menjulurkan lidahnya dan menjilat rahang dan kupingku. “Ok.” jawabku.

    Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat.

    Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis. “Apa Ko Indra suka?” Aku hanya dapat mengagguk. Angela kembali mengelus-elus betis, pergelangan kaki, sampai jari-jari kakinya. Benar-benar pemandangan yang tidak ada bandingannya. Dia sengaja merangsangku.

    Dengan perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul tali sepatunya yang terletak di tengah-tengah betisnya. Tali tersebut diletakan dengan lembut olehnya. Ujung kakinya ia kuncupkan dan perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan di lantai dan kedua tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit dan telapak kakinya. Kembali ia melihatku sambil tersenyum nakal. Ia berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk kaki kirinya. Penisku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan erotis angela. Ia berdiri, baju baby doll putihnya ia angkat setinggi pinggang. Pantyhose putih transparannya yang sexy membuat mataku berkunang-kunang dan penisku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam vagina Angela dan bersetubuh dengannya habis-habisan. Itulah rencana balas dendam ku karena angela telah dengan sengaja menggoda dan membuatku demikian terangsang.

    Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan mataku. Ia turunkan pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika Pantyhosenya telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat kulihat vaginanya yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan hornynya yang membuatku ketagihan, dan mekar Dengan indah. Aku yakin Angela juga merasa terangsang dengan pertunjukan solonya. Satu persatu Kakinya diangkat dan keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu Angela melemparkannya ke ranjang di sebelahku. Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer) dan memasukan tangannya ke kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas. Angela kembali duduk di ujung bangku. Ia masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya menarik pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut. Dengan cara yang sama ia lakukan lagi dengan kaki kirinya sambil melihat kudengan tatapan penuh dengan nafsu. Pantyhose di tarik ke atas sampai ke pinggangnya. Angela merapikan pantyhosenya mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal pahanya.

    Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga. Setelah rapi ia mengambil sepatu tali hitam dengan tumit tinggi dan memakainya dengan sensual. Ia jilat bibirnya untuk menggoda ku. Entah sudah berapa banyak cairan kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dengan gaya seperti seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok di hadapanku. Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam pantyhosenya tipis sekali sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada kakinya yang panjang. Dua pasang, tiga pasang.. Yang ketiga adalah sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari bahan yang halus sekali. Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat. Penis dan selangkanganku sudah basah total. Pikiranku hanya terfokus pada Angela bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis seperti sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yang telah ia pakai semuanya meninggalkan bercak basah pada selangkangannya.

    Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga dengan sinar matahari sore aku dapat melihat dengan jelas ujung stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air. Tidak lain dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang sudah sangat sensitif dan horny. “Angela..” Ia datang menghampiriku. Langsung kudekap dan kutidurkan Angela di atas ranjang. Kucumbu dengan penuh nafsu pelampiasan dan tangan kiriku mendarat di selangkangannya yang sudah banjir. Kuelus-elus bibir-bibir vaginanya.

    Angela mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku pada klitorisnya. Kutekan dengan sedikit kencang dan kugetarkan tanganku. Angela mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik seluruh tubuh Angela menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dengan kencang. “Ko Indra..!” Angela meneriakan namaku. Gelombang demi gelombang orgasme klitoris Angela membuktikan betapa nikmatnya kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya mulai mereda. Ia menatapku dengan penuh kasih. Kumasukan jariku ke dalam vaginanya dan mencari titik G spotnya. Badannya kembali menggeliat dan desahan yang keluar bagaikan musik erotis di telingaku. Dengan variasi tekanan kurangsang daerah G spotnya.

    Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya. Aku berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada habis. Kuhisap dan kutelan semuanya.

    Setelah puas, aku mengangkat kedua kakinya yang sudah lemas ke pundakku. Kepalaku berada di tengah-tengah kakinya. Kumasukan penisku. Mulutnya terbuka lebar namun tidak ada suara. Penisku menemukan surga didalam vaginanya. Kutarik keluar dan masuk lagi dengan lembut dan stabil. Ku belai dan elus kedua kakinya yang terbungkus stocking yang lembut dan seksi. Angela dengan pasrah menikmati percintaan ini. Matanya terpejam dan nafasnya pendek dan cepat. Aku juga tidak akan dapat bertahan lama setelah semua rangsangan visual yang ia berikan, namun aku mencoba untuk bertahan. Vaginanya yang sudah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Aku sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi, karena dinding-dinding vaginanya meremas-remas penisku. Ku tarik penisku dan memasukannya ke dalam mulut Angela. Dengan setia ia menerima semua semburan orgasme ku dan menghabiskan madu ku. Badanku bergetar dan mendesah nikmat.

    Angela membuka matanya dan menatapku dengan manis. Aku tahu dia pasti kelelahan karena mengalami orgasme kuat secara berturut-turut. Setelah bersih kukeluarkan penisku, namun Angela menolaknya. Dengan segenap tenaganya ia berbalik dan membaringkan aku di atas ranjang. Bidadariku terus memberikan oral pada kejantananku yang tetap keras. Lidahnya menelusuri seluruh bagian dari batang penisku. Makin lama Angela semakin fasih meng-oral seks penisku. Kuganjal kepalaku dengan beberapa buah bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini. Bidadari cantik ku benar-benar sangat menikmati dan menyukainya.

    Aku tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aku benar-benar laki-laki yang beruntung. Menit-menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku. Kali ini Angela sengaja mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia bermain-main dengan penisku dan spermaku. Hasilnya penisku berlumuran madu putihku. Sambil tersenyum dan memandangku ia menjilat dan menghisap habis semua madu yang berceceran. Meskipun telah berorgasme dan ejakulasi berkali-kali kejantananku masih menolak untuk istirahat dan tetap horny. Aku tidak mungkin melanjutkannya lagi karena Angela sudah lelah. Dia tertidur dengan senyum puas di dadaku.

    Setelah berselang beberapa menit, “Ko Indra..” “Iya sayang..” jawabku sambil membelai rambut dan pipinya. “Cerita dong..” “Cerita apa?” “Cerita kenapa Ko Indra suka sekali sama pantyhose.” “Wah kalau diinget-inget sih sudah lumayan lama juga. Yang pasti pertama kali aku merasakan yang namanya stocking itu waktu aku masih SD, kira-kira kelas satu atau dua. Adik terkecil dari ibuku yang tinggal di medan sedang berkujung ke Jakarta. Dia menginap di rumahku. Suatu hari kami sedang berada di dalam mobil, aku duduk di sebelahnya. Secara tidak sengaja kakiku menyenggol betisnya. Sentuhan pertama itu bagaikan perkenalan dengan sebuah sensasi yang tidak dapat kulupakan.

    Tanteku memakai stocking berwarna kulit. Sepanjang perjalanan kakiku selalu menempel dengan kakinya dan sesekali mengelus-elusnya. Dia tidak mengatakan apa-apa mungkin karena aku masih kecil dan iseng. Setelah itu aku tidak pernah dapat melupakan perasaan itu.” “Terus..” “Ketika aku tumbuh makin besar aku mulai suka memperhatikan perempuan-perempuan yang memakai stocking dan pantyhose, dan penisku langsung berdiri dengan tegak. Rasa nafsu dan horny menguasai pikiranku. Ketika sampai di rumah dan tidak ada yang memperhatikan, aku bermain-main dengan penisku sambil membayangkan bercinta dengan perempuan yang memakai pantyhose/stocking tadi.”

    Angela tersenyum dan tangannya bermain-main dengan penisku yang masih keras. “Semakin lama aku semakin kecanduan, akhirnya dengan menahan malu aku nekat membeli sepasang pantyhose di supermarket terdekat. Kubawa pulang dan langsung kukenakan. Penisku menjulang tinggi, ketika kakiku saling bersentuhan, rasanya aku langsung mabuk kepayang. Benar-benar sensual. Kukeluarkan penisku dan aku bermasturbasi.” Angela membuka matanya dan menatap wajahku dengan penuh rasa ingin tahu, sambil me-masturbasikan penisku. “Seperti ini?” tanya Angela. Kakinya digosok-gosokkan ke kakiku. Setiap gesekan menimbulkan gelombang-gelombang listrik kenikmatan ke seluruh badanku.

    “Akhirnya aku mempunyai banyak koleksi pantyhose dan stocking namun yang benar-benar bagus dan enak dipakai hanya beberapa merk. Aku juga suka mencari gambar-gambar model yang memakai pantyhose maupun stocking atau lingerie di internet. Aku selalu bermasturbasi dengan koleksi-koleksiku. Kelihatannya ceritaku membuat Angela horny. Sekarang ini ia sedang menjilati putingku. “Semua teman wanita yang kukenal tidak ada yang suka memakai pantyhose atau stocking. Aku suka sekali pergi ke pameran mobil berskala besar karena SPG nya cantik-cantik dan hampir semuanya memakai pantyhose. Sampai akhirnya aku melihat kamu memakai kemeja lengan pendek putih, rok coklat dan pantyhose. Rasanya aku ingin langsung bercinta dengan Adik teman baikku ini.”

    Angela meninggalkan putingku dan mengulum mulutku, tangannya semakin agresif memainkan penisku. “Bagaimana dengan Angela, kelihatannya kamu juga suka.” “Sama seperti Ko Indra.. Pertamanya aku tidak begitu suka, namun karena iseng maka aku membeli sepasang. Ketika aku memakainya, rasanya aku sedang terbang dan tubuhku terbuai. Vaginaku rasanya seperti sedang bergetar.

    Akhirnya aku beli lagi beberapa pasang dan aku sangat menyukainya. Bekas cowoku yang tolol itu tidak suka. Aku tahu Ko Indra melihat aku dengan penuh nafsu, dan entah kenapa aku tidak merasa aneh atau takut. Ketika Ko Indra memegang pahaku, rasanya seluruh badanku menjadi lemas dan nyaman. Akhirnya aku sadar kalau aku juga menyukai pantyhose. Apa Ko Indra sudah sering melakukan ini?” “Belum, percaya atau tidak Angela adalah yang pertama.” “Lebih enak mana sama masturbasi?” “Tentu saja lebih enak bercinta dengan Angela.”

    Tiba-tiba Angela bangkit dan mencari sesuatu di lantai. Semua pantyhose yang ada di taruh di atas tubuhku. Tubuhku bergetar merasakan sentuhan lembut dari pantyhose yang lembut. Angela mengambil sebuah stocking berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke penisku. Getaran-getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking tersebut bergesekan dengan penisku. Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku bertemu dengan garis jahitan pada ujung kaki stocking. Garis itu dengan lembut membelah celah kepala penisku. “Stocking kondom.” seru Angela dengan senyumnya yang manja.

    Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti seluruh bagian penisku seperti sebuah kondom. Lidah Angela terjulur dan menjilati kepala penisku yang terbalut dengan kondom stocking. Rasanya beda dengan biasanya. Tidak lama kemudian kepala penisku pun hilang di dalam mulutnya yang seksi. Aku benar-benar tersesat dalam jalan kenikmatan duniawi yang tak terbayangkan. Permainan mulut dan lidah angela tetap tidak berkurang nikmatnya, malah bertambah nikmat. Aku terus mengerang nikmat.

    Kuarahkan Angela pada posisi doggy style. Sambil memegang ujung Stocking pada pangkal penisku, ku masukan kejantananku ke dalam liang cintanya. Vaginanya yang sudah kebanjiran menerima penisku tanpa gesekan yang berarti. Namun, tetap saja terasa berbeda. Aku tidak dapat menenggelamkan seluruh batang penisku, karena terhalang tanganku yang memegangi kondom stocking agar tidak lepas. Tidak kusangka Angela mengalami orgasme secepat ini. Badannya bergetar hebat dan otot-otot vaginanya menjepit erat kejantananku. Kutarik keluar penisku dan stocking kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Angela.

    Kuposisikan Angela sehingga dia yang berada di atas dan mulai bercumbu. Setelah beberapa saat, aku arahkan penisku ke dalam vaginanya. Angela memejamkan matanya dan merasakan kejantananku memenuhi seluruh ruangan di dalam lembah kenikmatannya. Angela mengulum telinga dan leher bagian kiriku yang sensitif. Kupegang pinggulnya dan kuangkat naik-turun. Setelah beberapa kali, Angela langsung melakukan gerakan memompa itu sendiri. Lama-lama makin cepat. Ia mengangkat pundaknya dan bertumpu pada kedua tangannya. Ia merasakan rangsangan yang luar biasa karena dalam posisi ini ia dapat dengan mudah merangsang G spotnya.

    Kuputuskan untuk membantu Angela mempercepat prosesnya. Ku tarik dan kutekan pinggulku ke bawah saat pinggul Angela terangkat dan ketika pinggulnya turun, langsung ku sodok ke atas. Angela mendesah tiada hentinya. Angela benar-benar mendapatkan rangsangan ganda, karena batang penisku menggesek-gesek klitorisnya dan kepala penisku memberikan tekanan yang mantap pada daerah G spotnya.

    “Oh.. Ko Indra..” kutatap wajahnya yang manis yang sedang merasakan getaran-getaran ekstasi yang hebat. Bunyi ‘plak-plak’ terdengar nyaring setiap kali selangkangan kami bertemu. Penisku tertarik keluar sampai ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dengan cepat. “Ko.. Indra.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya..” “Nanti kalau hamil bagaimana?”
    “Lagi masa.. tidak subur..” Aku semakin terpacu dan bersemangat, Bidadariku menginginkan aku ejakulasi di dalam vaginanya. Saat ini penisku pun sudah benar-benar dalam keadaan yang sangat sensitif.

    “Ko Indra.. Aku sudah.. nggak tahan lagi..” “Sebentar ya.. Tahan sedikit lagi..” Aku menginginkan kami mencapai orgasme bersama-sama. Beberapa saat kemudian, “Ko Indra.. Argh..” “Angela..” Secara bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan duniawi bersama-sama. Pinggulku terangkat ke atas dan pinggulnya menekan ke bawah dengan sepenuh tenaga, sehingga kejantananku tertanam dalam lembah cintanya dalam-dalam. Sebuah gelombang orgasme yang panjang mengawali puncak kenikmatan kami. Angela berteriak seiring dengan gelombang pasang naik orgasmenya yang dahsyat. Orgasme yang kami rasakan serasa tiada habis-habisnya. Penisku mengeluarkan madu putihku terus menerus karena diperah oleh otot-otot vaginanya yang terus berkontraksi. Angela pun merasakan hal yang sama, orgasmenya serasa tiada akhir.

    Akhirnya Angela roboh kehabisan tenaga dan jatuh di dalam pelukanku. Nafasnya masih memburu dan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Kami saling berpelukan tanpa memisahkan diri. Kubelai-belai punggung dan kepalanya. “Angela.. Kamu benar-benar hebat.. Tidak kusangka kita bisa berorgasme sepanjang dan selama ini..” pujiku. “Ko Indra yang hebat.. Aku benar-benar beruntung.. Ini adalah pengalaman seks ku yang paling hebat..”

    Kubelai Angeladengan penuh kasih sayang. Tidak lama kemudian kami masuk kamar mandi bersama-sama. Air pancuran yang hangat membawa kesegaran yang menenangkan. Ku gosok tubuh Angela yang mungil dengan sabun. Ia pun melakukan hal yang sama. Tanganku meluncur di atas tubuhnya yang licin dan basah. Payudaranya tidak dapat kuremas karena licinnya sabun. Tubuhku kembali diselimuti dengan perasaan erotis yang sensual. Tidak dapat dihindari lagi, kejantananku langsung terpanggil dan menyahut dengan siaga.

    “Ko Indra..” seru Angela dengan nada yang takjub. “Masa Ko Indra terangsang lagi? Padahal kan tadi kita sudah ML begitu lama, dan Ko Indra pun sudah orgasme beberapa kali. Masa sekarang sudah ereksi lagi?” Angela membelai-belai penisku yang masih diselimuti oleh sabun. “Angela sayang, ini semua gara-gara Angela. Siapa suruh Angela begitu cantik dan seksi, sampai Adik kecil pun tidak dapat menahan nafsu. Apa Angela suka?” “Tentu saja aku sayang sekali dengan si kecil yang perkasa, yang sudah membuatku orgasme berkali-kali dan merasakan kenikmatan yang tidak ada bandingannya.”

    Angela segera membersihkan sabun yang ada pada kejantananku. Tanganku meremas-remas vaginanya sambil membersihkan sisa-sisa sabun. Raut wajah Angela terlihat penuh dengan antisipasi atas apa yang akan berikutnya terjadi. Setelah bersih, Angela langsung mengarahkan penisku ke vaginanya. Kejantananku berada di dalam kenikmatan duniawi yang hangat dan basah. Di bawah siraman air hangat kembali kami bersetubuh dengan penuh nafsu.

    Desahan manja dan kenimatan bercampur menciptakan rangsangan exotis. Irama persetubuhan kami makin lama makin cepat. Angela memeluk tubuhku erat-erat supaya tidak jatuh lemas. Dengan kaki kanannya yang kutahan dengan lenganku, penisku meluncur jauh ke dalam dan keluar sampai ke ujungnya. bagaikan koreografi pada sebuah film yang berkualitas, kami mengalami puncak kenikmatan secara bersama-sama.

    Suara desahan meluncur keluar, tubuhku bergetar dengan hebat. Seperti yang telah Angela antisipasi sebelumnya, kenikmatan orgasmenya menguasai semua akal sehatnya. Di dalam hatinya, ia telah menyerahkan tubuhnya, perasaannya, semuanya untuk kenikmatan yang telah kuberikan.

    Saat-saatku bersama dengan Angela adalah romantika yang indah penuh dengan nafsu. Kami masih sering bertemu dan bersetubuh dengan hebat dan liar. Entah kenapa, kami tidak pernah memutuskan untuk menikah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid


    961 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Mantan Murid, Kisah dan Cerita Panas ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi, Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex ML Dengan Tukang Jamu

    Cerita Sex ML Dengan Tukang Jamu


    961 views

    Perawanku – Cerita Sex ML Dengan Tukang Jamu, Hai, nama saya Andi. Ini kisah saya liburan ke ke rumah ortu saya di suatu kabupaten yang terletak di lereng pegunungan karena lagi libur pergantian semester di universitas saya. Pada saat itu saya sedang dudukduduk di teras sambil menghirup udara segar tidak seperti di bandung yang sekarang sudah mulai tercemar polusi. kemudian setelah berselang beberapa menit, kemudian ada seorang wanita menggunakan capil (topi bambu berbentuk kerucut yang biasanya dipakai petani) dan menggendong sebuat bakul yang berisi botolbotol bekas syrup. Mukanya tidak kelihatan karena ditutupi capil coklatnya tapi terlihat dari tanganya kalau dia berkulit putih.

    mungkin karena saya lama memerhatikanya dia kemudian dia masuk dari pagar yang terbuka dan masuk keteras. jamunya tuan.. kemudian dia membuka capilnya. terlihat seorang wanita yang kirakira berumur 28 tahun. mukanya cantik sekali, putih mulus dan tak satupun jerawat hinggap di wajah cantiknya. jamunya ada apa aja mbok ada jamu kuat, encok, pegel linu, cekot cekot, asam urat dst. (macammacam sampai pusing mendengarkanya) waduh maaf mbok, saya nggak sakit oh kalau begitu minum jamu ini aja mas, ini buat seharihari supaya tetap sehat ya udah deh mbok, yang itu aja kemudian dia mengeluarkan sebuah gelas kaca dan mulai tanganya mengambil bermacammacam botol dan menuangakanya ke gelas itu seperti bartender.

    Saya diam diam meliahatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. rambutnya yang hitam panjang dan lurus menghiasi wajahnya yang bersih itu. dan terlihat badannya sangat sintal dan langsing singset dan kaki putihnya yang tidak ditumbuhi bulubulu. Terlihat dia sangat merawat dirinya. mungkin dirinya rajin minum jamunya itu. dari atas melihat gundukan payudaranya dibalik bajunya. terlihat payudaranya yang SANGAT BESAR dan kencang itu. rupanya dia tidak menggunakan BH. tapi tetap saya kesulitan melihat putingnya karena bajunya ketat. tapi putingnya pun tidak terlihat karena bajunya tebal ini mas jamunya triam kasih kemudian saya minum jamunya sedikit demi sedikit sambil melihat wajahnya yang cantik itu sambil berbincang bincang waduh mbok, jamunya enak banget trima kasih mas andi, nama saya andi. nama mbok siapa nama saya Sumirah panggilanya siapa mbok sumirah? terserah mas kalo manggilnya mbok mirah boleh nggak? boleh mas, tapi jangan panggil saya mbok, saya kan belum neneknenek (tertawa kecil) iya mirah kamu masih muda, cantik lagi ah mas bisa aja deh pasti suami kamu pasti senang sama kamu ucapan ini tersirat untuk menanyakan statusnya karena biasanya disini orang kawin pada umur 20 tahunan saya belum kawin mas ohh begitu toh ngomongngomong mirah sudah jualan jamu sejak kapan? sudah 7 tahun ohh gitu toh mbak, oh ini mbak sudah habis kemudian saya memberikan gelas kepadanya 3000 mas kemudian saya berdiri dan mengambil dompet saya di kantong dan mengambil selembar 5000 an ini mbak kemudian saya menyenggol tanganya.

    halus sekali. ini mas kembalianya kemudian saya menyenggol tanganya kembali kemudian dia pergi dan menjajakan ketempat lain. kemudian keesokan harinya saya ingin bertemu dia lagi sehingga saya kembali menunggu di teras rumah di pagi hari. cukup lama saya menuggunya sekitar setengah jam. tapi ujung hidungnya belum tampak juga. kemudian saya masuk kerumah. kemudian sekitar 3 jam kemudian terdengar sebuah ketukan di pintu depan. kemudian saya buka pintunya dan ternyata yang datang rupanya si mirah. mas andi, jamunya lagi nggak? wahh dari tadi sudah saya tunggu tunggu kok nggak datang iya mass tadi saya lagi nganter anak saya ke sekolahan kemudian saya bingung, belum kawin kok punya anak sih? gumamku kemudian saya ajak ke dalam rumah saya ayo mbak masuk aja trima kasih mas kemudian dia langsung masuk kerumah saya dan melepaskan sendal kumalnya di depan eh mirah jangan dibuka sendalnya! nggak papa mas nanti ngotorin lantai mas aja kemudian dia masuk kerumah dan duduk beralas ubin em mirah kok duduk disitu sih kan kebiasaan saya begini mas, masa tukang jamu duduk di kursi, kan nggak sopan? ini kan di ruang tamu jadi nggak apa apa ayo duduk kemudian dia duduk di sofa. nah gitu dong nanti kalo duduk di lantai masuk angin lo iya mas oh ya mirah, kemarin minumanya bikin saya sehat dan bertenaga maksih mas, mas mau minum itu lagi? iya mirah kemudian dia mulai meramu minumannya.

    tapi perbincangan kami membuatnya berhenti sebentarsebentar mirah, biasanya yang laku itu jamu apa? oh, biasanya jamu buat perempuan sama jamu kuat mas jamu buat perempuan itu apa aja? jamu pembesar dan pengencang payudara dan pantat, kulit putih dan mulus

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,