Author: perawanku

  • Mahasiswa dengan Memek Merahnya yang Mempesona

    Mahasiswa dengan Memek Merahnya yang Mempesona


    1585 views

    Perawanku – Mahasiswa yang sange habis pulang dari sekolahnya ini , berfose dengan melihatkan memeknya yang sangat menggoda dan berwarna merah segar  , bosku pasti ingin sekali menjajali batang bos kedalam memek memposana mahasiswa ini pasti ya bos .

    Dengan tampilan 4M ( Memek,Mekar, Merah, Menggoda ) dan pantat ya memiliki tekstur bentuk yang bahenol , yang mana kalau bos pukul pantatnya hari senin berhenti di hari jum’at , getaran pantatnya berkisar  7,3 skala Richter . terlalu dahsyat bukan pantat mahasiswa ini bosku .
    etttsss jangan serius kali bacanya bosku , mari kita lihat foto dibawah ini :

  • Mahasiswi Bisyar

    Mahasiswi Bisyar


    965 views

    Cerita Sex ini berjudulMahasiswi BisyarCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Beberapa bulan lalu aku dapet tugas ke luar daerah. Tepatnya didaerah pinggiran timur kota Bandung. Agar ngirit, kutelepon keponakanku yg kuliah didaerah tersebut. How lucky me, ia bersedia menampungku untuk beberapa hari.

    Singkat cerita, sampailah aku di daerah J*******r, daerah pinggiran Bandung yang terkenal dengan kawasan perguruan tinggi. Kostan keponakanku terletak agak dalam, sehingga aku perlu menyewa ojek untuk sampai kesana. Sesampainya di kostan keponakanku, aku lsg disambut dgn senyum yang ramah dari pengurus kos. Ooh ini mamangnya Ryan ya (nama samaran keponakanku)?, jam berpa dari Jakarta?

    Rupanya keponakanku sudah melaporkan kedatanganku kepada pengurus kos tersebut. Tadi pak jam 8 pagi jawabku. mangga kita masuk kedalam, saya antar ke kamarnya Ryan. Ryan sedang pergi ke tempat kawannya katanya sih mau persiapan Kuliah Lapangan.

    Hmmm nyaman juga disini, pikirku. Lantas sesampainya di kamar ryan aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang yg hanya cukup untuk sendiri. Tak lama aku pun tertidur karena lelah.

    Ketika aku terbangun, jam menunjukkan pukul setengah 4. Ryan belum pulang juga. Iseng aku keluar kamar untuk membeli rokok. Ketika keluar, aku berpapasan dgn beberapa org mahasiswi yg baru pulang kuliah. Dengan lirikan mata nakal kucobna menikmati pemandangan didepanku. Rupanya kostan ini bercampur antara penghuni laki2 dengan penghuni perempuan.

    Sepulang membeli rokok aku langsung mandi dan menelpon Ryan. Dari seberang ia memberitahukan aku bahwa dia tidak pulang malam ini karena tugas persiapan Kuliah Lapangannya masih belum lengkap sehingga ia perlu melengkapiny malam ini jg.

    Setelah aku mandi, aku dudukduduk di teras kamar Ryan sambil menikmati kopi dan rokok. Tiba tiba aku terkejut dengan sapaan lembut seorang perempuan, Ryannya kemana om? Seorang mahasiswi dengan celana pendek hanya sekitar 5 cm dari pangkal pahanya menegurku. Kulitnya putih mulus dan hanya mengenakan kaus yukensi berwarna kuning.

    Eh Ryan masih di Soreang, lg beresin Tugas Kuliah Lapangannya. Mbak siapa ya? . Saya Reni, temen satu Jurusan Ryan. Tadinya mau pinjem buku Manajemen Organisasinya. Coba aja cari di dalam jawabku. Saya masuk ya Om, abis ada tugas yg penting nih, besok harus dikumpulkan katanya.

    Ketika Reni masuk kamar, aku mengikutinya sambil terus menikmati lekuk tubuhnya dari belakang. Pantatnya yg bulat berisi meliuk liuk didepanku. Dadanya jg lumayan besar sehingga sedikit membusung. Dan pemandangan ini cukup membuat si adek sedikit bergerak.

    Coba aja cari di rak bukunya Mbak, kali aja ada jawabku sambil mengambil tempat duduk di tepi ranjang agar aku dapat memandangi dada Reni dengan leluasa. Saking terpananya, aku tak sadar Reni telah menemukan buku yg ia cari, ia pun memergoki aku sedang melongo menatap dadanya.

    Om, bukunya dah ketemu, ngapain sih om bengong begitu? eh .anu nggg. kalo udah ketemu yaaaa. bagus deh jawabku gelagapan sambil berusaha berdiri sambil menyembunyikan tonjolan di balik celana pendekku. heheheh. om kenapa bongkok begitu, malu ya ada yg berdiri! kata Reni sekenanya. Aku pun semakin malu dan semakin terpojok. Eh, nggak kok pegel kelamaan duduk di bis Padahal Jakarta Bandung hanya ditempuh 2 jam

    Ya udah om, Reni ke kamar dulu. Nanti klo udah selesai reni pulangin deh secepatnya. Oke deh saya juga mau tiduran dulu. CApek . oke om, met istirahat ya

    Sepeninggal Reni, kepalaku dipenuhi dgn pikiran yg ngawur. Aku membayangkan dapat meremas toketnya yg bulat dan menjilati selangkangannya yg mulus.

    Tak tahan dengan keadaan pikiranku, lantas aku tiduran dan mulai melorotkan celana pendekku dan akupun melakukan onani sambil membayangkan Reni sedang bercumbu denganku. Hampir lima menit aku onani, tibatiba pintu kamar terbuka karena aku tidak menguncinya terlebih dahulu. Reni terpekik kecil ketika melihat aku sedang terlentang sambil onani.

    Aw, si om ngapain!!! serasa ditimpa balok beton aku terkejut setenga mampus dalam keadaan setengah bugil. mmmh anu, ngak kok, cuma, itu anu ini nih gatel ada semut masuk kali! ujarku sambil berusaha menaikan celana pendeku. hahaha si om kangen kali sama istrinya ya?, om aku cm mau ngambil ini, pulpen aku ketinggalan katanya.

    Om, gede juga hihihihi katanya meledek aku. Aku benarbenar mati kutu. ga tau mau ngapain atau ngomong apa, cuma garuk garuk kepala saja. Kurang ajar ni cewe.

    awas kamu pikirku. ketika ia mengambil pulpennya, kaki Reni menginjak sepatuku yang kusimpan d bawah rak buku rendi sehingga ia terpeleset dan jatuh menimpa tubuhku. aku segera menolong dia bangun, dan ketika aku tolong dia wajah kami hampir beradu.

    Tak tahan lagi kucoba mencium bibirnya, dan dia membalas!!! GOD, ini kesempatan~!!!! cuma sekitar semenit kami saling mengulum bibir, tibatiba ia mendorong aku alau ia berdiri dan berbisik Om kalo mau nanti malem aja Reni kesini. Huaaaaaaaaa ngimpi apa aku semalam!!!! hampir meldak dadaku kegirangan!!! nggak sabar rasanya menunggu malam.

    Jam 10 malam aku ga bisa tidur karena aku sedang menunggu Reni datang. Ga lama ada suara ketukan kecil dan langsung aku terbang menuju pintu untuk membukanya. Reni nepatin janji kan Om, kebetulan si mamang lagi ada rapat d RT. Jadi ga ada yg keliling kamar.

    kata Reni nyerocos sambil masuk dan menutup pintu. Tak lupa aku langsung menguncinya. Om bagi rokoknya ya, punya aku ketinggalan di kamar! katanya sambil menyambar sebatang rokok mild kepunyaanku. gapapa pake aja! sahutku.

    Setelah membakar rokok, tanpa diminta ia menceritakan tentang Rendi, kegiatan di kampus bla bla bla.. Duuuuuh ni cewe, udah tau adek gua udang nendangnendang ia malah cerita ngalor ngidul. Tapi aku sedikit menahan diri agar tidak terkesan napsu. Padahal mah .

    eh Om, udah punya istri khan? udah, tapi kan ga diajak, Reni mau ga jadi istri om buat sementara? Tergantung om Tergantung apa? desakku Tergantung om mau bayar berapa? Jiaaah gua kira gratis, tapi gapapa lah yg penting lendir mengalir pikirku daripada maen perkosa mending mahasiwi bisyar hehe. emang rate kamu berapa?

    Buat om aku kasih 300 deh ampe pagi. Biasanya sih 700 sampe 1 juta om klo sampe pagi, tapi waktu Reni liat punya om tadi Reni kasih diskon gedegedean deh!!! waduh kaya obral mall akhir taun aja. Aku nggak menyahut, malah aku dekati wajahnya dan langsung aku lumat bibirnya yg sedikit tebal tapi seksi. mmmmmhh, hmmmmm..! Reni hanya bergumam seperti itu saat kulumat bibirnya.

    Tangannya pun meraih tanganku agar meremas payudaranya. Sementara sebelah tanganku lagi mengusapusap pahanya yang mulus. Tak tau kapan, tiba tiba tangan Reni sudah mengusap usap penisku dari luar celana pendeku. Penis yg sudah menegang dari tadi sore langsung mencuat mengacung sehingga menekan perutnya.

    Tiba tiba reni terkikik dan melepaskan ciumannya. Ada yg udah ga sabar ya Om? Iya nih kataku sambil melorotkan celana pendekku. Sementara aku melepas celana pendeku, Reni melepaskan pula celana pendeknya, ASTAGA dia memang udah niat, dia ga pake CD. lalu ia pun melepas kaos yukensinya dan meminta aku melepas kaitan Branya. Saat aku lepas kaitan branya, aku mulai menciumi leher belakang dan sekitar ketiak nya, ooooomm aaaahhh sssshhh. mmmm ia kembali berdesah.

    dan sumpah mati, desahannya membuat aku semakin terangsang dan segera membalikan badannya dan langsung kusergap toketnya yg bulat dan kenyal. ouh . ommmm shhhhh ahhhh katanya sambil bergelinjang geli campur nikmat. Tiba tiba badanku didorong dan ia berjongkok lalu meraih penisku. Dalam sekejap penisku sudah masuk seluruhnya dalam mulutnya yg agak lebar. oooohhh shhh mmmm. ennnnakkk Ren, gantian aku yg mendesah.

    Ia terus mengocok penisku dengan mulutnya. sekiar 3 menit ia lakukan BJ. lalu aku angkat badannya ke tempat tidur. langsung aku renggangkan kedua belah kakinya dan aku sergap belahan vaginanya yng merah merekah dan tembem, kujilati permukaan vaginanya dengan rakus sambil sesekali mempermainkan klitorisnya.

    Reni pun bergelinjang gelinjang penuh nikmat diatas ranjang. tibatiba ia duduk dan memeluku eraterat. Wah muncrat ni bocah, pikirku.Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhh oooooooommmm sihhhhhh. lalu terasa ada cairan hangat membasahi perutku.

    Tanpa basa basi kutidurkan dia di kasur dan langsung kutancap memeknya dengan ganas. plak plok plak plok kecrot kecrot suara penis dan vagina yg beradu semakin menambah sensasi dan fantasi seksku dengan Reni. 5 menit kami melakukan MOT dan ku balikan badannya. SHAGGY STYLE.

    ini posisi favoritku, tak menunggu lama langsung kutancap lagi kontolku kedalam liang rahim Reni dan langsung menggenjotnya dengan rakus. aaaahhhh ahhhhaaaahhhh ooohh mmmmhhh. uaaahhhhssshhhhhenak om katanya. 5 menit melakukan shaggy, terasa maniku mau keluar.

    Tapi Reni malah menggoyang terus pantatnya sehinga kontolku semakin linu dan ingin segra memuncratkan lava kemikmatanku.Ren.aku mau kluar, aaaahtahan dulu ommm. reni blom sampe tapi gara2 Reni terus menggoyang tak tahan lagi kusodokkan kontolku semakin kedalam dan aaaaaahhhhhh entah berapa liter yang kusemprotkan kedalam ememk Reni

    Aku pun terduduk lemas, sambil berusaha mengatur napas. Reni tampak kecewa dan ia mengambil handuk yg ada di belakang pintu kamar dan ia mengelapi kontolku yang basah karena cairan vagianya dan spermaku.

    Setelah keriang ia lalu mengisap isap lagi kontolku dengan ganas sehingga dalam tempo yang sesingkatsingkatnya penisku tegak lagi dan siap untuk bertempur lagi. kami terus bertempur sampai jam 4 pagi dan terlelap karna kecapean.

    Pagi hari aku terbangun karena terasa ada yang geli di penisku. Ternyata reni sedang mengulum penis ku. tak berapa lama ia pun menaiki tubuhku dan kami kembali bersetubuh sampai jam setengah delapan pagi. setelah mandi dan berpakaian, kuambil dompet dan menarik lima lembar uang seratus ribuan lalu kuserahkan pada Reni.

    Reni berubah pikiran om, kali ini Reni kasih gratis aja, asal om mau kasih Reni kaya semalam selama om disini dan Ryan blm pulang. Oke sayang, kataku sambil berteriak girang dalam hati. Om seminggu disini dan semoga tugas Ryan ga bereberes. Ih si om, bukannya doain yg bener!.

    Selama 5 hari, selepas melaksanakan tugas kantor, aku selalu bersetubuh dengan Reni. dan ketika hari keenam Ryan pulang dan kami masih melakukannya di kamr REni. Dengan segudang alasan tentunya kepada kepnakanku.

    Nah aganagan sekalian, demikianlah pengalaman seks ku dengan mahasiswi bisyar yang bernama reni, bener bener seru deh

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Main Dengan Pak Kacab

    Main Dengan Pak Kacab


    1439 views

    Perawanku – Weekend berikutnya, pak Kacab dinas ke Jakarta, siangnya setelah kantor tutup, dia ngajak aku untuk kencan lagi. Aku ok saja sambil membayangkan nikmatnya dientot kontol yang besar lagi. DIa menjemputku di rumah, aku membawa pakaian, termasuk daleman yang tipis, mini dan seksi untuk merangsang napsunya. Aku memakai pakaian tank top dan rok mini.

    Dia tersenyum dan mengatakan aku cantik sekali dengan pakaian seperti itu, apalagi puserku sering tersingkap karena tanktopku hanya sepinggang. Dia juga membawa beberapa makanan kecil dan minuman kaleng. “KIta mau kemana pak”, tanyaku. “Ke hotel tempat aku nginep”, jawabnya. Di mobil, dia selalu mengelus2 pahaku yang tersingkap lebih dari separuh karena rok miniku terangkat ke atas. Hal ini perlahan2 membuatku terangsang. “Kamu udah makan Nes”, tanyanya. “Belum pak”, jawabku. Kita kemudian pergi cari makan dulu. Bola Tangkas

    Di kamar, aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat dipipiku. Aku berdebaran. DIa menggandengku dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias. Mulutku terkunci karena masih harap2 cemas dengan kenikmatan yang sudah menungguku untuk menikmatinya. Dia mengambil minuman kaleng yang dibawanya, dibukanya dan diberikan kepadaku. Selalu dia menunjukkan perhatiannya tanpa aku minta. “Ayo minum, santai saja, mau mandi dulu enggak, kan tadi panas diluar”, katanya sambil menepuk2 pahaku. Sambil tersenyum-senyum dia berlalu ke kamar mandi. Aku heran juga kenapa dia tidak mengajakku mandi bersama, tapi aku diam saja. Gak lama kemudian, dia keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan handuk dipinggangnya. “Gantian deh mandi biar segar”. Di kamar mandi, di bawah shower, aku mengelus2 toketku dengan busa sabun, demikian pula dengan jembut dan memekku, sehingga napsuku menjadi ber kobar2. Selesai mandi aku memakai dalemanku yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungku, sedang CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena branya tipis, otomatis pentilku yang sudah mengeras menonjol sekali, demikian juga jembutku yang lebat sangat berbayang dengan CD tipis itu. Karena bentuknya yang mini, jembutku menyembul di bagian atas, kiri dan kanan CD ku. Dia yang sedang duduk di sofa membelalakkan matanya ketika melihat aku keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan seksi itu. “Lama sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik sekali Yang, seksi sekali” katanya. Aku duduk disebelahnya dan menjawab “Habis bapak sih mandinya gak ngajak2, sehingga terpaksa Ines ngelus2 sendiri. Bapak suka kan ngeliat Ines pakai bikini seperti ini”. “Suka banget, kamu napsuin deh Yang”. “Udah ngaceng dong pak”. Aku yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit nafsu nya. Kontolnya terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan dipinggangnya.”Ines tahu, pasti bapak suka, tak usah khawatir, kan weekend ini sepenuhnya milik kita.” Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke dalam pelukannya. Tangannya mulai bergerilya me remas2 toketku. Pentilku yang sudah mengeras dipelintir2 nya dari balik bra tipisku, Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil mulutku terus menyambut permainan bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku. Judi Bola Tangkas

    Tanganku pun aktif menerobos handuk yang dikenakannya dan me remas2 kontolnya yang sudah mulai ngaceng itu. Membalas gerakanku itu, tangan kanannya mulai merayapi pahaku yang mulus. Dia menikmati kehalusan kulitku itu. Semakin mendekati pangkal pahaku, aku membuka pahaku lebih lebar, biar tangannya lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tangannya menyentuh gundukan memekku yang masih tertutup CD bikini tipis. Jarinya menelikung ke balik CDku dan menyentuh bibir memekku dan menggosok2 itilku. Aku mengaduh tetapi segera dibungkam oleh permainan lidahnya. Badanku mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat. Tanganku terus menggenggam kontol yang besar dan panjang itu. Ukurannya ketika ngaceng mungkin sekitar 18 cm dengan diameter sekitar 5 cm. Kontol inilah yang membuat aku menjadi ketagihan. “Pak, besar banget sih kontolnya, dipakai in obat apa sih sampai besar begini”, kataku sambil mengocok lembut kontolnya. “Kamu sukakan sama kontolku”, bukan menjawab dia malah balik bertanya. “Suka banget pak, kalau sudah masuk semua rasanya memek Ines sesak deh kemasukan kontol bapak, apalagi kalau udah bapak enjot, gesekan kontol bapak ke memek Ines terasa banget. Ines udah gak sabar nih pak, udah pengen ngerasain kontol bapak nggesek memek Ines”. jawabku penuh napsu. Kocokan lembut jari-jariku itu membuat kontolnya semakin ngaceng mengeras. Dia mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu bibir mungilku itu menyentuh pentil nya. Lidahku bergerak lincah menjilatinya. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tanganku makin cepat mengocok kontolnya yang semakin berdenyut-denyut ngaceng. “Ayo ke ranjang”, bisiknya, “Kita tuntaskan permainan kita.” Aku bangkit berdiri, Dia memelukku. Diangkatnya tubuhku dan lidahnya yang terus menerabas leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat. Toketku lembut menempel lekat di dadanya. Aku direbahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, Dia menarik pengikat bra dan CD ku. Aku biarkan dia melakukan semuanya sambil ber desah2 menahan napsuku yang makin menggila.

    Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhku, ia mundur dan memandangi tubuhku yang telentang bertelanjang bulat, bersih dan wangi sabun karena habis mandi. Ia memandangi rambutku yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketku yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutku yang rata dengan lekukan pusernya, pahaku yang mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu terlihat gundukan hitam lebat jembutku. “Ngapain pak hanya dilihatin saja,” protesku. “Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yang”, jawabnya. “Semuanya ini milik bapak weekend ini”, kataku sambil merentangkan tanganku. Dia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat tidur. Aku dipeluknya dengan erat. “Pak, Ines mau menjilati bapak, gantian ya”, kataku. Dia berbaring, kemudian mulutku mulai menjelajahi seluruh dada termasuk pentilnya dan perutnya, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahanya. Dengan lincah aku lepaskan belitan handuk dipinggangnya. Kontolnya yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap kepala kontolnya itu. Lidahku dengan lincah memutar- mutar kontolnya dalam mulutku. Dia mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.

    Puas mempermainkan kontolnya aku merebahkan diri di sampingnya. Dia mulai beraksi. Disergapnya toket kananku sembari tangan kanannya meremas-remas toket kiriku. Bibirnya mengulum pentil toketku yang mengeras itu. Toketku juga mengeras diiringi deburan jantungku. Puas toket kanan mulutnya beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti dia turun ke perutku. Aku menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Dia menjilati perutku yang rata dan dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku. “Auu..” aku mengerang, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritku semakin keras. Mulutnya semakin mendekati pangkal pahaku. Perlahan-lahan pahaku membuka dengan sendirinya, menampakkan memek ku yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam lebat melingkupi memek yang kemerah-merahan itu. Dia mendekatkan mulutnya ke memekku dan dengan perlahan lidahnya menyuruk ke dalam memekku yang telah basah membanjir itu. Aku menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalanya sehingga lidahnya lebih dalam terbenam. Tubuhku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatku menggeletar hebat sedang pahaku semakin lebar membuka. “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritku keras. Dia terus mempermainkan itilku dengan lidahnya. Aku menghentakkan pantatku ke atas dan memegang kepalanya erat-erat. Aku melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan memek ku. Aku sudah nyampe yang pertama. Tangkasnet

    Dia berhenti sejenak membiarkan aku menikmatinya. Sesudah itu mulailah dia menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhku. Kembali erangan suaraku terdengar tanda napsuku mulai menaik lagi. Tanganku menjulur mencari-cari batang kontolnya. Kontolnya telah ngaceng sekeras beton. Aku meremasnya. Dia menjerit kecil, karena nafsunya pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian. Aku didorongnya sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan dia naik ke atasku. Aku membuka pahaku lebar-lebar siap menerima masuknya kontolnya. Kepalaku bergerak-gerak, mulutku terus menggumam. Mataku terpejam menunggu. Dia menurunkan pantatnya. Kontolnya berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. Dia mengusap-usapkan kontolnya di bibir memekku. Aku semakin menggelinjang. “Cepat pak. Ines sudah nggak tahan!” jeritku. Dia menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Dan.. BLESS! Kontolnya menerobos memekku diiringi jeritanku. Aku tidak perduli apakah tamu disebelah kamar mendengar jeritanku atau tidak. Dia berhenti sebentar membiarkan aku menikmatinya. Lalu ditekannya lagi dengan keras sehingga kontolnya yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang memekku. Aku menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar kontolnya masuk lebih dalam lagi. Aku terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan dia mulai mengenjotkan kontolnya. Pantatku kuputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Toketku tergoncang-goncang seirama dengan genjotannya di memek ku. Mataku terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Dia membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kontolnya leluasa bertarung dengan memekku. “OH..”, erangku, “Lebih keras pak, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” Tanganku melingkar merangkulnya ketat. Kuku-kukuku membenam di punggungnya. Pahaku semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir memekku seirama dengan enjotan kontolnya. ”Aku mau ngecret, Yang”, bisiknya di sela-sela nafasku memburu. “Ines juga pak”, sahutku, “Di dalam aja pak ngecretnya. Ines ingin bapak ngecret di dalam.” Dia mempercepat enjotan kontolnya. Keringatnya mengalir dan menyatu dengan keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua tangannya mencengkam kedua toketku. Diiringi geraman keras dia menghentakkan pantatnya dan kontolnya terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya memancar deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan pantatku ke atas menerima kontolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit pantatnya. Aku pun mencapai puncaknya. Kontolnya berdenyut- denyut memuntahkan pejunya ke dalam memekku.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat tubuhnya. Dia memandangi wajahku yang berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku. “Bapak hebat sekali”, kataku, “Rasanya lebih nikmat dari yang kemarin”. “Kamu juga luar biasa Yang”, sahutnya, “Aku sungguh puas karena kamu lebih binal dari sebelumnya, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan Yang ngentot denganku?” “Tidak”, kataku, “Ines malah pengen dipuasin lagi.” “Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” jawabnya. Dia mencabut kontolku dan rebah di sampingku. Kami beralih ke kamar mandi. Dia memandikanku di shower. Kedua tangannya menyabuniku seluruh tubuhku, toket, puser, jembut dan memekku menjadi sasaran elusan tangannya yang dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan remasan tangannya akhirnya merangsang napsu ku kembali. Aku heran juga, mengapa napsuku cepat sekali naik, padahal dia baru selesai mengentoti ku. “Pak, Ines sudah napsu lagi, pengen ngerasain kontol bapak keluar masuk di memek Ines lagi”, kataku sambil meremas2 kontolnya yang juga mulai mengeras. “Iya Yang, sambil ngeremas2 toketmu, aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di kamar mandi ya”., jawabnya. Luar biasa kasiat supplemen yang diminum Dia, dalam waktu singkat sudah membuat kontolnya ngaceng lagi, keras sekali kontolnya ketika ku kocok2.

    Dia duduk di atas closet dengan kontolnya yang sudah ngaceng mengacung tegak ke atas. Aku mengangkangkan pahaku dan mendekatinya dari depan, siap-siap untuk dientot. Aku sudah duduk merapat di pahanya. Kontolnya yang sudah ngaceng tanpa halangan langsung menerobos memek ku, bersarang sedalam-dalamnya. Aku disuruhnya segera menggoyang pantatku. Terasa nikmat sekali. Kedua toketku diremas2nya dengan penuh. Dia juga mengenjotkan kontolnya kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat aku mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar dia merangsang napsuku, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking nikmatnya. Aku menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatku. Aku sudah makin terangsang sehingga akhirnya badanku mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan. “Auu.. pak!” jerit ku. Untuk beberapa saat kami terdiam. Ia memelukku erat-erat. “Yang, aku belum ngecret kok kamu udah nyampe”, katanya. “Habis, nikmat banget sih rasanya kontol bapak nyodok2 memek Ines”, jawabku terengah. “Kita terusin ya Yang”, aku hanya mengangguk lemas.

    Dia mengajakku berdiri dan menyuruhku membungkuk di wastafel dan membuka pahaku lebar2. Dia mendekat dari belakang. Tangannya menyapu lembut pantatku yang mulus tapi padat. Aku menggigit bibirku dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya kontolnya yang masih keras. Tangannya melingkari kedua pahaku lalu diarahkannya kontolnya ke memek ku. Perlahan-lahan kepala kontolnya yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos memekku. Aku mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak Dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya, lalu mendadak dihentakkan pantatnya keras ke depan. Sehingga terbenamlah seluruh kontol nya di memek ku. “Aacchh..!!”, aku mengerang keras. Rambutku dijambaknya sehingga wajahku mendongak ke atas. Sambil terus menggenjot memek ku, tangannya meremas2 kedua toketku yang berguncang2 karena enjotannya yang keras, seirama dengan keluar masuknya kontolnya di memekku. Terdengar bunyi kecipak cairan memekku, aku pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, Dia semakin bernafsu. Enjotan kontolnya dipercepat, sehingga erangan dan lenguhan ku makin menjadi2. “Oohh..! Lebih keras pak. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!” Keringatnya deras menetesi punggung dan dadaku. Wajahku pun telah basah oleh keringat. Rambut ku semakin keras disentak. Kepalaku semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, dia membenamkan kontolnya sedalam-dalamnya. Aku menjerit karena kembali nyampe untuk yang kedua kalinya. Kedua tangannya terus meremas2 toketku dengan penuh nafsu. Ia pun makin keras menghentakkan kontolnya keluar masuk memekku sampai akhirnya pejunya menyemprot dengan derasnya di dalam memekku. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas aku rebah di wastafel dan dia menelungkup di atas punggungku.

    Beberapa saat kami diam di tempat dengan kontolnya yang masih menancap di memekku. Kemudian Dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi.Kembali lagi enersiku terkuras ngelayani si bapak. Dia keluar lebih dulu, terdengar dia menelpon room service untuk memesan makan malem dan minumannya. Kemudian dia kembali ke kamar mandi dan memelukku yang masih berada dibawah shower air hangat. “Yang, nikmat sekali ngentot dengan kamu”, katanya. “iya pak, Ines juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan pak?” harapku. “Pasti dong”, jawabnya sambil tersenyum. Terdengar bel pintu, Dia menyarungkan handuk di pinggangnya dan keluar kamar mandi, ternyata room service. Setelah itu dia kembali ke kamar mandi, shower dimatikan dan badanku dikeringkannya dengan handuk. “Yang, kamu masih punya daleman yang lain?” tanyanya. “Ada pak”, jawabku. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan dia, terbungkus handuk. Aku mengambil dalemanku yang kedua dan kemabli ke kamar mandi. Kali ini aku memakai bra tipis model bertali dan g string mini yang juga bertali, keduanya tipis sehingga sangat terbayang bagian2 tubuhku yang ditutupinya. Karena g string ku lebih minim daripada CD sebelumnya, praktis jembutku yang lebat itu berhamburan ke mana2. Aku keluar dari kamar mandi dan duduk di sofa disebelah Dia. Dari jendela kamar terlihat lampu2 sudah menyala karena memang tidak terasa sudah gelap di luar sana. Matanya ber binar2 memandangi aku dengan CD yang lebih minim lagi. Kelihatan sekali dia berusaha menahan napsunya karena perut sudah keroncongan. Kami makan malam sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam keadaan yang hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya yang bidang. “Pak, Ines bahagia sekali dengan bapak, mau rasanya Ines jadi istrinya bapak, supaya bisa ngerasaain dientot sampai lemas”, sambil mengelus2 pentil nya. Dia mengangkat daguku dan mencium bibirku dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru tadi siang, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel lagi.

    Aku tidur dipelukannya, rambutku yang basah di elus2nya. Karena kenyang, lemas dan nyaman, aku sampai tertidur dipelukannya. Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tahu aku terbangun karena keningku diciumnya dengan lembut. “Kamu tidur pules sekali Yang, gimana masih mau lagi tidak?” tanyanya sambil tersenyum. Aku menggeliat, terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya aku kembali ke pelukan dia. Handphone nya berbunyi, dia bangun dan mengambil hp nya. Terus dia duduk disebelahku di tempat tidur, sambil tersenyum dia bertanya “Yang, mau main bertiga enggak?” “Pak, ngentot sama bapak saja Ines udah lemas begini, apalagi kalo dientot sama 2 cowok”, jawabku. “Bukan 2 cowok yang, tapi 2 cewek’ gimana, tadi ada cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum jemput dia. Memang sih aku ngebook dia untuk malem ini kawatir kamu gak bisa nemenin aku. Ayu namanya” jawabnya menerangkan. Walaupun aku cemburu lagi mendengarnya, sepertinya dia akan melaksanakan niatnya “Ya terserah bapak aja deh”. “Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Ayu, enggak jauh kok tempatnya dari hotel”, katanya sambil keluar kamar. Karena masih lemas aku tertidur lagi sampai terdengar ketukan dipintu. Aku bangun dan membukakan pintu. Dia masuk dengan cewek abg yang dibawanya. Aku diperkenalkan dengan Ayu, Ayu terbelalak melihat aku yang hanya mengenakan bra dan g string mini yang tipis, dan membuka jaketnya. Ayu hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang mini. Toketnya besar, kayanya lebih besar dari toketku. Bulu tangannya panjang2 dan kelihatan ada kumis tipis diatas bibirnya. Pantas pak Kacab napsu sekali ingin mengentoti Ayu. Dia memang biasa ngentot dengan oom oom, katanya setiap weekend dia selalu ngentot dengan oom oom. “Sori ya mbak, Ayu enggak tahu sih kalau si oom sudah janjian dengan mbak”, katanya. “Gak apa2 kok YU, kan si oom yang menentukan dia mau sama siapa”, jawabku. Pak Kacab memperkenalkan aku sebagai Yayang, dia tidak mau menyebutkan namaku yang sebenarnya.

    Pak Kacab keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk, rupanya dia sudah tidak sabar lagi untuk segera ngentot dengan Ayu. Ayu segera duduk disebelahnya di sofa. Dia merangkul Ayu dan mencium bibirnya. Tangannya mulai mengelus toket Ayu yang montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Ayu. Ayu pun tidak tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kontolnya yang sudah ngaceng sekeras tank baja. “Besar banget kontolnya oom”, kata Ayu. “Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kontol segede ini YU”, katanya sambil meringis2 kenikmatan karena Ayu mulai meremas2 kontolnya. “Ngelihat yang gede sih sering oom, tapi yang segede ini sih Ayu belum pernah lihat. Memek Ayu sudah empot2an ngelihat kontol oom segede ini, udah pengen dienjot oom”, kata Ayu yang juga sudah mulai napsu. Dia makin getol meremas2 toket Ayu dari luar tanktopnya. Kayanya dia mau Ayu yang aktif lebih dahulu. Ayu segera melepas lilitan handuk dia sehingga kontolnya yang besar panjang itu langsung tegak menantang. Mulut Ayu langsung menyergapnya, kontolnya yang sudah tegang itu langsung diemutnya. Cukup lama Ayu mengemut kontolnya, sampai akhirnya pak Kacab sudah tidak dapat menahan napsunya lagi. Segera tanktop Ayu dan celana pendeknya dilepas, kemudian menyusul bra dan CDnya sehingga Ayu sudah bertelanjang bulat. Toket Ayu besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang pentil hitam yang besar juga, mungkin karena sering dihisap oom oom yang mengentotinya. Jembutnya lebih lebat dari jembutku, mengitari memeknya, sehingga memeknya tertutup oleh lebatnya jembut hitam itu. Dia menarik Ayu ke tempat tidur, aku memberi tempat untuk mereka. Kulihat dia berbaring merapat ke Ayu. Kakinya diangkat dan digesek-gesekkan diatas paha Ayu, sementara tangannya kembali meremas toket Ayu yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan dia turun menciumi leher Ayu dan memutar-mutarkan lidahnya di pentil toketnya, sementara tangannya menjelajah ke pangkal paha Ayu, menyibak jembutnya yang hitam lebat. Dia mengusap bibir memek Ayu sehingga Ayu menggelinjangkan pinggulnya. Kuperhatikan Ayu memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangannya sambil meremas2 perlahan kontolnya. Dia memainkan ujung jarinya menyapu bibir memek Ayu yang sudah membasah. Pentil Ayu terus dijilatinya bersamaan dengan menggosok perlahan perlahan itil Ayu dengan ujung jari telunjuknya. Serta merta Ayu menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya, sementara tangannya menggenggam erat kontolnya yang mengeras dan berdenyut-denyut. “Uuff oom, diapakan tubuhku ini,” Ayu mengerang menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha Ayu bergetar hebat dan kadang menjepit tangannya dengan erat saat jarinya masih menyentuh itil Ayu. Kontolnya terus dicengkeram Ayu dengan keras. Dia juga terus meremas perlahan toket Ayu yang tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya terjepit diantara kedua paha Ayu. Ayu terus meremas kontolnya, tangan satunya memeluk pak Kacab erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, Ayu sudah nyampe sebelum dientot. Memang dia luar biasa kalau merangsang cewek. Tanpa berhenti itil Ayu terus dimainkan pelan. Aku yang menonton adegan itu menjadi sangat terangsang sehingga memekku juga sudah kuyup, tetapi giliranku belum tiba sehingga aku harus bersabar sambil menonton adegan super hot itu.

    Pentil Ayu terlihat menonjol keras kecoklatan, mungkin Ayu sudah terangsang kembali. Pahanya telah dibuka lebar-lebar. Memek nya basah, demikian pula jembut hitam lebat di seputarnya. Dia segera menaiki Ayu, kontolnya yang sudah menegang diarahkan ke memek Ayu. Ujung kontolnya menguak perlahan-lahan bibir memek Ayu. Ayu mendesah nikmat ketika dia perlahan-lahan menyuruk masuk. Kontol yang besar itu menerobos memek Ayu yang telah basah berlendir. Ketika separuh kontolnya telah menerobos memek Ayu, dia berhenti sejenak dan membiarkan Ayu menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Ayu yang menggelinjang kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari mulutnya keluar desah-desah nikmat. Setelah aku menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah Ayu di saat itulah pantat pak Kacab kucium. Dia terkejut karena geli. Reaksinya tak terduga. Dia menyodokkan kontolnya dengan keras ke arah Ayu. Kontolnya yang besar dan panjang itu langsung menerobos memek Ayu sehingga tertanam sepenuhnya. Ayu tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. “Aaoohh oom”, erang Ayu penuh kenikmatan. Ayu menhentak2kan pantatnya ke atas untuk menerima kontolnya sepenuhnya. Pahanya yang membelit pinggang pak Kacab. Setelah berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Ayu untuk menikmati sensasi ini, dia mulai bergerak. Kontolnya dienjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Ayu bergetar-getar seirama dengan enjotan kontolnya. Mulut Ayu terbuka dan mendesis-desis. Dia segera melumat bibir Ayu dan Ayu membalasnya. Tubuhnya mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat Ayu. Ayu membuka pahanya lebar-lebar sehingga dia dapat leluasa menggenjot memek Ayu. Terdengar kecipak bunyi cairan memek Ayu karena sodokan kontolnya. “Aku mau nyampe oom” erang Ayu. “Ayo, oom.. Lebih keras! Auu!!” Dia mempercepat gerakannya dan dalam hitungan dua menit, Ayu menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas. Tubuhnya menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat membelit pinggang pak Kacab dan tangannya memeluk dengan eratnya. Desah puas terdengar dari mulutnya.

    “Yayang masih menunggu Yu”, katanya mengingatkan. Ayu mengangguk dan melepaskan pelukannya. Dia mencabut kontolnya yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri lendir memek Ayu. Dari memek Ayu kulihat aliran lendir memeknya. Ayu tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. Toketnya membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitan pak Kacab. Pak Kacab menoleh ke arahku “Sekarang giliranmu Yang”. dia melepaskan bra dan g string yang melekat ditubuhku dengan cepat, dia sudah tidak sabar untuk segera mengentotiku. Dia tahu bahwa aku sudah sangat bernapsu dari g stringku yang sudah basah itu. Langsung dia menyuruh aku menungging, dia rupanya ingin melakukan lagi doggie style seperti yang dilakukannya di kamar mandi beberapa saat yang lalu. “Ayo,pak, aku udah nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kontol bapak yang gede itu.” “Siapa takut!” sahutnya. Karena aku sudah sangat terangsang, dia tidak menunggu lama-lama. Langsung saja diarahkannya kontolnya ke arah memek ku. Jembutku yang hitam lebat itu disibaknya tampaklah bibir memekku yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Aku menurunkan kepalaku hingga bertumpu ke bantal. Pantat kuiangkat. Aku meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhku meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kontolnya akan menerobos memekku. Dia makin merapat. Dia mengelus-elus kedua belahan pantatku. Perlahan-lahan dia mempermainkan jembut lebat disekitar memekku yang sudah basah itu dan kemudian menggesek itilku. Aku mengerang-erang menahan napsuku yang semakin menggila. Pantatku bergetar menahan rangsangan tangannya. “Ayo, pak”, erang ku. “Udah nggak tahan nih!” Dia mengarahkan kontolnya yang masih sangat keras itu ke arah memek ku. Diselipkannya kepala kontolnya di antara bibir memekku. Aku mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kontolnya ke depan. Kontolnya menerobos memek ku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan kepalaku ke atas. Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya. Ketika aku tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak dia menyodokkan kontolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga kontolnya meluncur ke dalam memekku. Aku tersentak dan menjerit keras. “Aduh pak, enak!” jerit ku. Pak Kacab mempercepat enjotan kontolnya di memekku. Semakin keras dan cepat enjotannya, semakin keras erangan dan jeritanku. “Aa..h.!” jerit ku nyampe. Aku terkapar di tempat tidur telungkup, sementara dia belum juga ngecret. Kemudian aku ditelentangkan dan dia menaiki tubuhku, pahanya menempel erat dipahaku yang mengangkang. Kepala kontolnya ditempelkan Ke itilku. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telingaku, kepala kontolnya bergerak- gerak mengelilingi bibir memekku yang sudah basah. Aku merem melek menikmati kontolnya di bibir memekku, akhirnya diselipkannya kontolnya. “Aah”‘ jeritku keenakan. Aku merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit dimasukkannya kontolnya. Aku menggoyangkan pantatku sehingga kontolnya hampir seluruhnya masuk. “Pak enjot dong kontolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk memekku. Aku menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha ku kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakiku melingkar di pantatnya supaya kontolnya masuk sedalam-dalam ke memekku. Aku berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakiku di pantatnya, sambil menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Dia membenamkan kontolnya seluruhnya di dalam memekku. “Pak, aku nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritku. Beberapa saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kaki ku dipantatnya, paha ku dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat di enjotnya kontolnya keluar masuk memekku. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kontolnya di memekku dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kontolnya. Croot.. Croot.. Croot.. Croot.. “Yang, Aku keluar”, erangnya. Pejunya muncrat banyak sekali memenuhi memekku. Tanganku mencekal pahaku dan menarik erat-erat ke arah kontolnya, sehingga kontolnya terbenam makin dalamnya di memek ku. Aku bersimbah keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Aku mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Dia membiarkan kontolnya tetap menancap di memekku dan mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami berpagutan erat. “Oh! nikmatnya!” kataku. “Bapak luar biasa ya, udah ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”. Dia mencabut kontolnya dari memek ku. Pejunya bercampur cairan memek ku, menetes membasahi pahaku. Kami bertiga rebah di tempat tidur. Dia ditengah diantara Ayu dan aku. Aku mencium pipinya, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya aku kembali terlelap karena kelelahan.

    Pagi harinya aku terbangun karena tempat tidur bergoyang dengan keras dan terdengar erangan Ayu, rupanya dia sudah memulai aktivitas pagi dengan mengentoti Ayu. Ayu yang telentang mengangkang menjerit keenakan “Aa..”, jeritnya. Kontolnya yang besar dan panjang itu menerobos ke luar masuk memek Ayu. Ayu menghentak-hentakkan pantatnya ke atas sehingga kontolnya menyuruk lebih dalam lagi. Dia berhenti dan membiarkan Ayu menikmatinya. Ayu terus mendesis-desis dan mengerang-erang nikmat. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Erangan Ayu semakin keras. Toketnya bergoncang-goncang seirama dengan enjotannya. Ayu mencengkam kedua lengan dia sementara dia tetap saja mengocok kontolnya keluar masuk dengan cepat. “Cepat.. oom..” gumam Ayu, “Ayu mau nyampe..” Dia lebih mempercepat tempo enjotannya. Tiba-tiba Ayu menarik tubuhnya hingga dia rebah sepenuhnya di atas tubuh Ayu. “Aaahh..”, jeritnya. Tubuh Ayu bergetar hebat. Pantatnya dihentak- hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantat pak Kacab sehingga menyatu sepenuhnya. Nafasnya terengah-engah. Dia mencabut kontolnya yang berlumuran dengan cairan memek Ayu, masih keras karena belum ngecret.

    “Sekarang giliranmu Yang”, bisiknya. Tubuhku diraihnya dan toketku menjadi sasaran remasannya. Tangan satunya merambah jembutku yang lebat. “Aah pak”, erangku. “Bapak kuat sekali ya”. dia tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketku. Ayu bangun dan segera mengemut kontolnya, dijilati cairan yang melumuri kontol itu, dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulut Ayu. Ayu mengangguk2kan kepalanya sehingga kontol besar itu keluar masuk di mulut Ayu. Dia mengerang keenakan. Jari2nya terbenam di dalam memekku yang sudah basah karena menonton adegan syur antara dia dan Ayu, napsuku juga sudah berkobar2 dari tadi. Aku telentang dengan mata tertutup dan pahaku sudah mengangkang lebar siap untuk dientot. Ayu menyudahi emutannya. dia menaiki aku dan mengarahkan kontolnya yang masih keras ke memekku. Kontolnya diusap-usap di bibir memek ku. Aku mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kontolnya perlahan-lahan mulai menguak bibir memekku yang telah basah. Dia menekan kontolnya sedikit demi sedikit dan kurasakan kontolnya mulai memasuki memekku. Aku mulai mendesah-desah. Tiba2 dia menyurukkan kontolnya ke dalam memekku. “Aaa..” jeritku keras. Mataku membelalak. Kontolnya menancap dalam sekali di memekku. Kemudian dia mulai menggerak-gerakkan kontolnya keluar masuk. Tangannya menyusup ke punggungku dan memelukku erat. Mulutnya terbenam di leherku. “Lebih keras lagi pak”, erang ku. Dia memompa kontolnya keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Dia mengangkat sedikit dadanya. Mulutnya segera menerkam toket kiriku yang berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. ” Pak, aku mau nyampe lagi”, kataku terputus-putus. “Aku juga”, sahutnya. Dia meningkatkan kecepatan genjotan kontolnya . Aku menjerit-jerit semakin keras, dan merangkulnya erat-erat. Aku sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras dia membenamkan kontolnya dalam-dalam. Aku menjerit keras. Pantat kuhentak- hentakkan ke atas. Paha kurangkat membelit pinggangnya mengiringi muncratnya peju dia ke dalam memekku. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat.

    Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Dia melepaskan kontolnya dan terhempas ke atas kasur empuk di antara Ayu dan aku. Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan aku menggosokkan body foam ke badannya. Tidak dengan tangan tetapi dengan toket masing-masing. Diperlakukan seperti itu rupanya pak Kacab terangsang kembali. Perlahan-lahan kontolnya mulai bangun lagi. “Wuii.. Si ujang sudah bangun nih”, goda Ayu sambil mengelus kontolnya, “Sesudah ini kita makan dan mulai ronde berikutnya”, lanjutnya. Acara mandi selesai dan dia memesan makan pagi untuk kita bertiga. Ketika pesanan makan pagi datang, Ayu dan aku bergegas kembali ke kamar mandi karena masih bertelanjang bulat. Dia menerima pesanan makan itu hanya dengan berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap dengan lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah acak2an sepreinya.

    Ayu segera memulai aksinya, dengan penuh napsu segera kontolnya diemutnya, dikocok2nya dikeluar masukkan ke mulutnya sehingga keras kembali. ”Ayo”, katanya, “Sekarang kalian menungging. Aku mau doggy-style”. Tanpa berkata-kata Ayu dan aku segera melaksanakan perintahnya. Dia memandang pantat kami, tangannya mengelus2 memek kami dari belakang. Itilku digesek2, aku yakin itilnya Ayu pun demikian. ”Ayo oom”, kata Ayu, “sudah nggak sabar nih!”. Dia mengarahkan kontolnya yang sudah mengeras ke arah memek Ayu. Tanpa kesulitan, kontolnya menembus memek Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit mengenjot memek Ayu, dia lalu beralih ke aku. Aku menjerit kecil ketika kontolnya menerobos memekku. Dia mengenjot perlahan lalu semakin cepat. Aku mengerang keras. Beberapa menit kemudian dia beralih ke Ayu. Begitu seterusnya berkali2. Akhirnya dia mengenjot memek Ayu dengan keras. Ayu menjerit keras dan terus mengerang-erang ketika kontol dia bergerak keluar masuk memeknya. dia mempercepat gerakan kontolnya dan menghentak keras. Ayu menjerit keras, nyampe dan rebah ke atas tempat tidur. Melepaskan diri dari Ayu, dia beralih ke aku. Dengan cepat dia menelentangkan aku, kemudian dihujamkannya kontolnya ke dalam memekku. Aku juga menjerit keras. Toketku berguncang2 seirama dengan enjotan kontolnya. “Aaauu, pak” jeritku, “Aku mau nyampe!” “Aku juga”, balasnya sambil menghentakkan kontolnya keras-keras. Dia rubuh ke atas tubuhku, aku ditindihnya. Di saat itu kurasakan deras pejunya memancar ke dalam memekku. Aku letih, juga dia dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan mengelus-elus kepalanya. Aku bangun. dia dan Ayu juga. Aku duduk di tempat tidur. Dari memekku pejunya bercampur dengan ciranku menetes keluar. Dia merangkul bahuku. “Terima kasih Yang, terima kasih Ayu”, kataku, “Terima kasih untuk weekend yang sangat nikmat ini”. “Harusnya aku yang berterima kasih ke bapak, karena bapak sudah memberikan kenikmatan yang sangat buat aku, juga buat pejunya yang selalu bapak muncratkan di memekku”

  • Main Kuda Binal Seks Dengan Tante Nina

    Main Kuda Binal Seks Dengan Tante Nina


    1341 views


    Perawanku – Sebelumnya perkenalkan nama saya. Nama saya Baim (Samaran), saya sekarang berprofesi sebagai seorang konsultan di Kota S. Bagi para pembaca yang memerlukan jasa konsultasi penulisan ilmiah (skripsi/thesis) bisa kontak e-mail saya, pasti akan saya bantu sampai selesai. Okay.. saya akan memulai menceritakan pengalaman saya waktu masih kuliah dahulu.

    Hari itu adalah malam Jum’at Pon.. kira-kira 7 tahun yang lalu. Hari itulah awal yang merubah kehidupanku, dari seorang mahasiswa yang lurus-lurus saja.. pokoknya serba lurus deh! Apalagi kalau si kecil lagi tegang.. wah lurus sekali! Ha..ha..ha..Waktu itu aku masih kuliah di satu-satunya PTN yang ada di kota S. Sebagai seorang anak rantau aku kost di belakang kampus yang cukup jauh dari keramaian. Pertimbanganku untuk memilih kost di tempat itu adalah di samping harganya murah, aku juga berharap dapat menghindari godaan keramaian yang ditawarkan kota S itu. Maklum misiku ke kota S ini adalah untuk menimba ilmu demi masa depan. Berkali-kali orang tuaku menyuruhku agar hidup prihatin.. karena mereka pun harus hidup prihatin demi menyekolahkanku.Dengan memilih tempat itu rasanya aku sudah berusaha memenuhi permintaan orang tuaku, yaitu agar hidup prihatin. Namun ternyata nasib membawaku lain dan melenceng dari misi semula ini.

    Sudah dua tahun aku kost di daerah itu, sehingga aku sudah kenal baik dengan semua masyarakat penghuni kampung itu. Aku sudah dianggap sebagai warga karena kesupelanku dalam bergaul. Nah dari kesupelanku itulah aku sudah terbiasa bercanda dengan setiap penduduk dari anak kecil hingga nenek-nenek.Suatu hari pada saat liburan semester, aku tinggal di tempat kost sendiri karena memang aku tidak pulang maklum aku aktif di kegiatan kampus. Waktu itu sedang musim kemarau sehingga banyak sumur penduduk yang kering, hanya sumur di tempat kost ku itulah yang masih cukup banyak airnya sehingga banyak tetangga yang ikut minta air dan bahkan ikut mandi di kost-ku. Dan diantara mereka ada satu tetanggaku yang waktu itu umurnya mungkin hanya terpaut 7 atau 8 tahun di atasku, namanya Tante  Nina (samaran). Perawakannya sedang tidak begitu tinggi (tingginya sekitar 158 – 160 Cm), tetapi bodynya tidak kalah dengan pesenam aerobik deh. Kulitnya sawo matang khas wanita Jawa dan wajahnya manis sekali, terutama pada saat tersenyum.. aduh makk!Dia sudah punya suami dan dua orang anak yang masih kecil yang pada saat itu umurnya baru 4 dan 2 tahunan. Dia berjualan barang-barang kelontong di dekat kost-ku. Nah suatu hari.. seperti biasa pagi pagi sekali Tante  Nina ketok-ketok pintu tempat kost ku..biasa mau ikutan ambil air dan sekaligus mandi.“Dik.. Dik.. cepet tolong bukain pintunya!” dia berteriak agak tak sabaran.“Iya bentar Tante ..” jawabku sambil setengah mengantuk.“Kok lama banget to Dik..” suaranya terdengar tak sabar.“Ada apa sih Tante  kok nggak sabar sekali?” tanyaku saat kubuka pintu untuknya.Wajahnya nampak meringis menahan sesuatu. Rupanya dia sudah mulas dan hendak buang hajat dari tadi.“Anu Dik.. aku sakit perut nih” Katanya agak malu.Begitu pintu terbuka ia langsung lari terbirit-birit masuk KM dan membanting pintu. Rupanya sang beban sudah hampir keluar.. pikirku.“Sorry ya Dik.. tadi Tante  nggedor-nggedor”, katanya.

    “Habis perut Tante  udah mulas dan di rumah nggak ada air.. itu lho bapaknya anak-anak semalam enggak pulang jadi Tante  belum sempat ngisi air di rumah.. maafin Tante  ya”.“Ah enggak apa-apa kok Tante , saya malah harus berterima kasih udah dibangunin sama Tante .”Sejak itu hubunganku dengan Tante  Nina jadi tambah akrab. Hingga pada suatu siang, aku ingat hari Kamis, Tante  Nina datang ke tempat kostku. Siang itu ia kelihatan manis sekali dengan memakai baju kaos lengan panjang warna krem ketat yang mencetak tubuhnya.“Eh Dik Baim.. hari ini ada acara enggak?” tanyanya begitu kutemui di teras depan.“Mm.. kayaknya enggak Tante .. memang ada apa Tante ?” tanyaku agak penasaran.“Anu Dik.. kalau tidak keberatan nanti adik Tante  ajak pergi ke Gml mencari bapaknya anak-anak, Dik Baim enggak keberatan kan?”“Lho memangnya Mas Gun disana di rumah siapa Tante ?” tanyaku semakin penasaran.“Anu Dik.. katanya orang-orang Mas Gun sudah punya istri simpanan di sana.. jadi Tante  mau melabrak.. tapi Tante  nggak berani sendirian.. jadi Tante  minta tolong Dik Baim nganter Tante  ke sana”.“Baiklah Tante .. tapi saya enggak mau ikut campur dengan urusan Tante  lho” kataku menyanggupi permintaannya.Sorenya kami berdua dengan sepeda motor milik Tante  Nina berboncengan kearah Gml, + 27 KM sebelah utara kota S arah ke Pwd. Tante  Nina membawa sebuah tas yang cukup besar. Aku jadi curiga, tetapi tetap diam saja.. pokoknya wait and see lah prinsipku. Kami tak banyak bicara saat dalam perjalanan. Hingga setelah sampai ke Gml aku baru bertanya letak rumahnya.“Oh.. itu.. itu masih terus ke utara Dik..” jawabnya agak tergagap.Kecurigaanku makin mendalam tetapi tetap diam saja sambil kuikuti permainannya.“I’ll follow the game” begitu pikirku, toh tidak ada ruginya dengan wanita yang cukup menarik ini.Kami terus ke utara hingga sampai ke tempat dimana terdapat gerbang bertuliskan “Obyek Wisata Gn Kmks”.“Lho kok ke sini to Tante .. apa enggak kebablasan?” Tanyaku agak bingung.“Anu.. anu sebenarnya Tante  enggak mencari Mas Gun kok Dik.. tapi Tante  mau ziarah ke sini..” Jawabnya agak khawatir kalau aku marah.Aku kasihan juga melihatnya saat itu yang begitu ketakutan. Aku Cuma menghela napas.. tapi tidak ada ruginya kok bagiku. Toh Tante  Nina orangnya cukup manis dan menarik jadi berlama-lama berdekatan dengannya juga tidak rugi pikirku menghibur diri.Sigkat cerita aku dan Tante  Nina mengikuti ritual yang harus dilakukan di sana. Ternyata bukan hanya kami berdua yang ada di sana. Ratusan bahkan mungkin ribuan orang datang ke sana sore itu.

    Semuanya mempunyai tujuan yang sama “Berziarah” (atau berzinah barangkali lebih tepatnya). Soalnya yang aku dengar kalau berziarah ke sana untuk mencari berkah harus berpasangan yang bukan suami-istri dan harus “Tidur” bersama di sekitar cungkup (makam) yang ada di sana. (Mungkin ini ritual mencari kekayaan yang paling nikmat di dunia.. he.. he.. he)!Setelah mengikuti berbagai ritual dan prosesi, selesailah sudah acara mohon berkah. Sekarang tinggal ‘finishing’-nya, yaitu tidur bersama! Aku sendiri menjadi panas dingin membayangkan aku harus tidur dengan seorang wanita! Gila.. ini benar-benar pengalaman pertama bagiku. Seumur umur belum pernah berdekatan dengan wanita.. apalagi harus tidur bersama! Dan katanya harus 7 kali malam Jum’at berturut-turut pula! Gila! Benar-benar tur gila.. asyiik!“Eh Dik Baim sudah punya pacar belum?” tanya Tante  Nina memecah kesunyian.“Eh.. mm. anu.. bbel.. belum Tante ” jawabku agak tergagap soalnya lagi ngelamun yang lain lagian pikiranku sedang bingung.Tante  Nina mungkin tahu apa yang kurasakan jadi dia Cuma diam saja dan menggandengku mencari tempat untuk menggelar tikar (Rupanya Tante  Nina sudah mempersiapkan segalanya dari rumahnya.. sontoloyo makiku dalam hati, tapi aku juga senang juga membayangkan mau tidur dengan wanita semanis Tante  Nina ini).Rupanya mencari tempat yang “Sesuai” (dalam artian sepi dan aduhai) di sekitar cungkup pada malam itu susah juga. Aku yang baru kali itu mengunjungi Gn Kmks takjub sekali dengan pemandangan yang kulihat disana. Bukan keindahan alamnya yang kukagumi, tetapi begitu banyaknya pasangan yang memenuhi lokasi sekitar cungkup bak ikan bandeng dijajar-jajar. Gilanya semua mungkin bukan pasangan suami-istri yang sah (Kalau boleh kukatakan ini namanya “Perzinahan masal” bukannya “Perziarahan masal”). Cukup lama kami mencari tempat untuk bermalam di tempat terbuka. Rupanya malam Jum’at Pon ini adalah hari “Raya”-nya Gn Kmks. Ramainya mungkin malah melebihi keramaian di Kota S. Dan semua pasangan itu rela “Tidur” bersama di tempat terbuka berjajar-jajar tanpa sekat pelindung yang membatasi privasi dengan pasangan lain di sebelahnya. Akhirnya setelah cukup lama mondar-mandir melewati jalan setapak nan gelap dan di kanan-kirinya bergelimpangan pasangan yang sedang melakukan “Laku” tidur bersama, kami menemukan tempat yang kami anggap ’sesuai’ bagi kami.

    “Disini saja Dik Baim.. tempatnya masih longgar” kata Tante  Nina sambil melepas gandengannya dan mulai menggelar tikar yang dibawanya. Di sebelah kanan dan kiriku ada pula pasangan yang sudah terlebih dahulu menempati kapling mereka. Jadi aku dan Tante  Nina termasuk datang agak terlambat. Setelah basa-basi sejenak dengan tetangga kanan-kiri kami pun rebahan sambil berpelukan dalam gelap di tempat terbuka lagi.Aku yang masih lugu tak tahu harus berbuat apa. Soalnya seumur-umur baru kali inilah aku memeluk seorang wanita dewasa. Tanganku diam saja sementara debar jantungku tak teratur. Tante  Sum yang semula hanya memeluk, perlahan-lahan mulai mengelus dadaku salah satu pahanya ditumpangkannya di atas pahaku. Kontan saja batang kemaluanku mengeras.. tapi aku tak berani berbuat apa-apa. Saat itu kurasakan kalau tubuh bagian bawah Tante  Nina terbungkus sarung, karena salah satu pahanya menindih pahaku.Napasku semakin memburu dan jantungku berdebar kian keras saat ia mulai meraba-raba puting dadaku.“Dik ikutan masuk sarung aja biar hangat” bisiknya pelan seolah takut terdengar pasangan yang ada di samping kami.“Ba.. baik Tante ..” Jawabku juga pelan.Lalu dengan hati-hati sekali aku mulai ikut memasukkan tubuh bagian bawahku ke sarung yang dipakai Tante  Nina. Jadi sekarang satu sarung berdua..!Aku sangat terkejut saat tubuh bagian bawahku masuk ke dalam sarung. Ternyata Tante  Nina tidak memakai selembar ain pun pada tubuh bagian bawahnya. Celana panjang yang tadi dipakainya sekalian celana dalamnya rupanya sudah dilepaskannya secara diam-diam saat mengenakan sarung tadi. Aku jadi serba salah, mau gerak tak berani mau diam kok seperti ini..! Batang kemaluanku yang dari tadi sudah keras menjadi semakin keras memberontak dalam celanaku.

    Apalagi tanpa dapat kucegah tangan Tante  Nina mulai meraba-raba batang kemaluanku dari luar celanaku. Napasku kian memburu mendapat perlakuan seperti itu.“Ayoo.. pegang dada Tante .. Dik..” bisik Tante  Nina dengan napas yang juga sudah mulai memburu.Aku dengan terpaksa (karena gak kuat menahan napsu..) mulai menggerakkan tanganku dan meraba-raba dada Tante  Nina dari luar gaunnya.. Kurasakan dadanya begitu sekal dan kenyal.. mungkin semua wanita begitu kali ya.. Napas kami semakin memburu tangan kami saling meraba dalam gelap.. (Mungkin.. ini yang dimaksud dengan peribahasa ’sedikit bicara banyak bekerja’ kali ya..? pinter juga tuh orang yang bikin peribahasa ini.. atau mungkin dia nemu peribahasa gini saat lagi begituan kali!)Napasku seolah terhenti saat tiba-tiba batang kemaluanku sudah digenggam Tante  Nina dan dielus-elus dengan lembutnya.. luar biasa.. benar-benar pengalaman terhebat yang pernah aku rasakan saat itu! Tubuhku meliuk-liuk menahan nikmat yang tiada tara saat tangan halus Tante  Nina mengurut dan meremas batang kemaluanku.. kedua biji pelirku pun dielusnya dengan penuh kasih sayang.. aduh makk!“Tante .. ahkk..” bisikku pelan-pelan tanpa berani bersuara keras-keras..“Masukkan tanganmu Dik.. remas tetek Tante .. ayoo..” bisik Tante  Sum yang menyadarkanku.Sebenarnya tanpa disuruh pun aku sudah ingin meraba langsung bukit menggairahkan itu. Segera dengan semangat 45 (Ini kan jamannya tujuh-belas Agustusan) bak pejuang kita dahulu, aku menyusupkan tanganku ke dalam kaos ketatnya dari bagian bawah dan mulai mencari-cari bukit kenyal di dada Tante  Nina. Tanganku terus meraba dan bergerak liar di dalam kaus Tante  Nina dan terpeganglah apa yang kudaTante an.

    Kusibak BH yang masih menempel dan tanganku bergerak liar di balik BH itu. Begitu gemas rasanya aku meremas dan meraba (boso jowone “Ngowol”) kedua bukit kembar itu bergantian.“Och.. ter.. terushh.. Dikk.. ouch..” Kudengar Tante  Sum berbisik pelan sekali ditelingaku dengan napas yang semakin memburu.“Ayo lepaskan celanamu itu Dik..” bisiknya lagi.Dengan hati berdebar keras membayangkan apa yang akan terjadi kuturuti permintaan Tante  Nina. Kuhentikan aktivitasku di dada Tante  Nina dan melepas celanaku pelan sekali. Soalnya takut ketahuan tetangga di sebelahku, yang sempat kulirik mereka juga sedang krusak-krusuk sendiri dalam gelap. Aku tahu itu dari bunyi kain yang bergeser-geser. Setelah melepas celanaku dan menyimpannya di tas Tante  Nina aku mulai beraktivitas lagi.. dan Tante  Nina juga. Kami saling meraba lagi. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras (dalam bahasa Jawanya ‘ngaceng berat’) diurut dan diremas dengan lembut oleh Tante  Sum.. menimbulkan rasa geli yang luar biasa.. Aku sempat tak bisa bernapas merasakan hal ini..Tanganku pun sekarang mulai berani bergerak sendiri. Sasaranku sekarang adalah bagian bawah Tante  Nina. Dari perutnya yang sudah agak gendut sedikit tanganku bergeser turun dan tersentuhlah gumpalan rambut pekat di selangkangan Tante  Nina.“Terushh.. Dikk.. hhkk, ya.. itt.. itu..” bisik Tante  Nina sambil terus menjilat lubang telingaku.Tanganku terus menyisir celah celah di tengah rimbunan rambut itu yang sudah basah dan panas. Celah itu kurasakan begitu licin dan basah.. lalu dengan rasa ingin tahu.. kumasukkan jari ku di tengah-tengah celah sempit itu. Aku kaget.. karena tiba-tiba jariku seolah tersedot dan terdorong oleh gerakan celah di selangkangan Tante  Nina itu. Dengan naluri alami tanganku mulai meraba dan meng’obok-obok’ selangkangan Tante  Nina yang semakin basah. (Jadi bukan cuma Yoshua yang bisa ‘ngobok-obok’ aku juga bisa kok! Hayoo siapa diantara pembaca (cewek tentunya) yang mau di ‘obok-obok’ silakan kirim e-mail!)Tante  Nina semakin kelimpungan saat jari-jariku yang nakal mulai memasuki liang hangat dan basah di selangkangan Tante  Nina. Jariku terus bergerak masuk ke celah-celah hangat dan licin itu hingga sampai pangkal.. dengan cepat kuhentak tarik keluar.. srett..

    Tante  Nina hampir memekik kalau tidak buru-buru menggigit leherku saat kutarik jariku dengan cepat dari jepitan liang kemaluannya. Lalu pelan-pelan kudorong jariku masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Tante  Nina, kutarik lagi cepat dan kodorong pelan-pelan.. begitu terus kulakukan berulang ulang hingga akhirnya Tante  Nina berkelejat dan tubuhnya seolah tersentak.“Ohk.. shh.. akhh” bisik Tante  Nina sambil terus menggigit keras leherku.Karena kukira Tante  Nina merintih kesakitan, spontan kuhentikan gerakan jariku.“Terush.. Dikk.. ter.. ouch..” rintihnya pelan sekali saat kuhentikan gerakan jariku di liang hangat diselangkangannya yang semakin licin oleh lendir yang keluar dari liang kemaluannya.Mendengar permintaannya, otomatis jariku mulai bergerak semakin liar di dalam kehangatan liang kemaluan Tante  Nina yang semakin berlendir dan licin. Tubuhnya meliuk liuk dan tersentak berkejat-kejat seiring dengan gerakanku. Gerakannya semakin lama-semakin lemah dan berhenti.. jariku tetap terjepit kehangatan liang kemaluannya, lalu kedua tangan Tante  Nina memegang kedua pipiku dan diciumnya bibirku dengan mesra sekali.“Kamu pintar Dik..” bisiknya mesra.“Tante  rasanya seolah mengawang tadi”“Kukira tadi Tante  Nina kesakitan.. makanya kuhentikan gerakanku” bisikku“Enggak.. Tante  enggak sakit kok.. justru nikmat sekali..” bisiknya manja.“Sekarang biar Tante  yang gantian memuaskan kamu” balasnya.Kemudian dengan pelan, karena takut ketahuan pasangan di sebelah (Yang aku yakin juga sedang melakukan hal yang sama dengan kami!) Tante  Nina mulai menaiki tubuhku. Dikangkangkannya kakinya dan dipegangnya batang kemaluanku yang sudah ngaceng berat seperti meriamnya Pak tentara yang siap menggempur GAM. Lalu digesek-gesekkannya palkonku (kepala kontol ‘palkon’) di celah hangat di selangkangannya yang sudah sangat licin dan basah.“Hkk..” napasku seolah terhenti saat batang kemaluanku mulai terjepit erat dalam kehangatan liang kemaluan Tante  Nina.Sensasi terhebat dalam hidupku! Dan barangkali inilah awal sejarah hilangnya keperjakaanku! Yang selanjutnya akan merubah kehidupanku! (Akan kuceritakan kelak).Dengan pelan tetapi pasti.. alon-alon asal kelakon.. batang kemaluanku mulai menyeruak masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Tante  Nina. Mataku terbeliak menahan nikmat yang tiada tara.. (Mungkin inilah yang namanya sorga dunia ya?).“Tante ..” bisikku di telinga Tante  Nina, “Geli Tante k”“Hushh.. diam saja nikmati saja” balas Tante  Nina mesra.Aku menggigit bibir menahan nikmat yang tiada tara. Tante  Nina terus berkutat di atas perutku, bergoyang dan berputar pelan.

    Hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku tertelan dalam kehangatan liang kemaluan Tante  Nina. Seluruh batang kemaluanku masuk sampai ke pangkalnya sampai kurasakan palkonku menumbuk sesuatu di dalam sana. Tante  Nina pun mungkin merasakan hal yang sama denganku, kutahu itu dari napasnya yang tersengal-sengal.Gesekan demi gesekan dari kedua kemaluan kami menghangatkan dinginnya malam di Gn Kmks itu. Kami sudah tidak peduli lagi dengan pasangan-pasangan lain di sekitar kami. Yang kami tahu adalah bagaimana mereguk nikmat dan menuntaskan hasrat yang sudah hampir mencapai klimaksnya.Tante  Nina terus bergerak pelan. Lama-lama gerakannya sudah mulai tidak teratur dan kurasakan Tante  Sum menggigit leherku lagi. Aku pun hampir saja berteriak menahan sesuatu yang hampir meledak dari dalam diriku. Kurasakan dorongan semakin kuat mengehentak bagian bawah perutku.Gerakan Tante  Nina semakin tidak teratur dan gigitannya semakin kencang.“Ouchkk.. Dikk.. Tante  mau kelu.. arrghh” bisiknya sambil tubuhnya mengejat-ngejat di atas perutku.Akupun sepertinya tidak mampu lagi menahan dorongan yang menghentak dan akhirnya tanpa dapat kupertahankan jebollah sudah pertahananku. Crrt.. crett.. crett.. crett.. crett.. keluarlah lahar panas dari ujung palkonku yang membasahi dan menyiram rahim Tante  Nina. Tubuhku seolah melayang dan terhentak seperti terkena arus listrik. Kurasakan puncak sensasi bersetubuh yang ruarr biasa..

    Tanganku mencengkeram bongkahan pantat Tante  Nina yang masih saja bergerak liar untuk mencoba menghentikannya. Tetapi semakin erat kutahan semakin liar gerakannya hingga aku pasrah saja dan menikmati sensasi semampuku.“Tante  sud.. sudah.. Tante .. ohh” bisikku di telinganya.Rupanya saat aku mencapai orgasme tadi Tante  Nina juga sedang mencapai orgasme sehingga sulit kuhentikan gerakannya.“Kamu hebat Dikk..” bisiknya mesra sekali.“Tante  puas sekali..”Kami masih terus berpelukan beberapa saat. Tante  Nina masih menindihku dan batang kemaluanku masih erat terjepit dalam liang kemaluannya. Dan secara perlahan kurasakan batang kemaluanku mulai terdorong keluar akibat kontraksi liang kemaluannya..lalu tubuh kami sama-sama tersentak saat batang kemaluanku terlepas sendiri dari jepitan liang kemaluannya. Kami saling berpandangan mesra dan tersenyum.. Duh manisnya Tante  Nina kalau tersenyum (Aku membatin andai saja Tante  Nina ini jadi istriku betapa bahagianya aku).“Tante  aku kok jadi sayang sekali sama Tante ”.. bisikku mesra.“Tante  juga kok Dik..” balasnya.“Nanti kita pulangnya mampir dulu istirahat di losmen di depan stasiun Blp.. mau kan?” lanjutnya.“Mau dong.. masa mau menolak rejeki” jawabku nakal.“Memang Mas Gun enggak marah?” tanyaku.“Enggak kok.. malah dia yang nyuruh aku untuk ke sini melakukan ritual.. malahan dia yang memilihkan pasangannya.. ya Dik Baim itu” jawabnya santai.(Sialan gerutuku dalam hati. Rupanya aku mau dijadikan tumbal pesugihannya!

    Tapi biarin dah, yang penting nikmatt). Mulai detik itu aku berjanji dalam hati akan mengerjai istrinya habis-habisan atas keputusannya menjadikanku sebagai tumbal pesugihannya. Dan janjiku akan kubuktikan sebentar lagi.Pagi sekali, kira-kira jam 04.00 pagi satu per satu pasangan yang telah menjalani laku gila ini mulai beranjak pulang. Kami pun ikut pulang ke tempat kami. Dinginnya udara pagi tak kurasakan, karena Tante  Nina yang kubonceng memeluk erat tubuhku sepanjang perjalanan. Tubuhku jadi hangat apalagi dada Tante  Nina yang kenyal menekan erat punggungku. Kupacu kendaraanku kencang-kencang takut kesiangan. Sementara Tante  Nina tetap erat memelukku dan tangannya tak ketinggalan dimasukkan ke dalam celanaku dan meremas-remas batang kemaluanku sepanjang perjalanan itu. Mendapat perlakuan itu, tentu saja adik kecilku bangkit berdiri dan memberontak seolah hendak menyeruak keluar dari sarangnya. Remasan dan pelukan Tante  Nina membuatku melupakan dinginnya udara pagi dan lamanya perjalanan dari Gml ke kota S yang kira-kira sejauh 30 Km itu.*****Selang setengah jam kemudian kami pun sampai ke kota S, dan kami pun menuju daerah sekitar stasiun Blp untuk mencari penginapan yang “Sesuai” (sepi dan asoy). Setelah berputar-putar beberapa saat, kami pun menemukan sebuah losmen yang cukup bersih dan letaknya agak tersembunyi.

    Kami memilih kamar yang mempunyai kamar mandi di dalam agar privasi kami lebih terjaga.Setelah check in aku langsung masuk kamar mandi dan mulai membuka seluruh pakaianku untuk mandi. Sementara itu Tante  Nina langsung tiduran sambil menonton acara televisi pagi. Sedang asyik-asyiknya menyabuni tiba-tiba Tante  Nina masuk kamar mandi dan sudah telanjang bulat tanpa selembar benangpun yang menutupi tubuhnya yang indah itu. Aku terpana dan tanpa sadar menghentikan kegiatanku. Mulutku melongo menyaksikan pemandangan yang terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Ya.. walaupun kami pernah bersetubuh, tetapi aku belum pernah melihat seluruh tubuhnya sejelas ini. Tadi malam kami bersetubuh dalam gelap dan itupun kami masih terbalut pakaian atas kami masing-masing.Benar-benar luar biasa pemandangan yang terpampang di hadapanku ini. Walaupun perutnya agak berlemak, namun keindahan tubuh Tante  Nina masih sangat mempesona. Kulitnya yang khas wanita Jawa berwarna sawo matang tampak mulus tanpa cacat. Rambutnya yang hitam lurus, sebahu panjangnya tampak indah tergerai. Dan payudaranya yang masih cukup kencang menggantung indah dengan puting yang mencuat kecoklatan. Sedikit turun ke bawah bulu-bulu hitam keriting memenuhi gundukan bukit kecil di bawah perutnya. Luar biasa!

    Aku sampai melongo dibuatnya. Apalgi tubuhnya tersorot lampu neon dari kamar tidur dan dari kamar mandi sekaligus..“Lho.. kok mandinya berhenti?” Tanya Tante  Nina mengejutkanku hingga membuatku gelagapan.“Eh.. anu.. eh.. Tante .. kok ma.. masuk kesini Tante ?” tanyaku gagap dan otomatis tanganku menutupi batang kemaluanku yang sudah penuh sabun.“Kenapa emangnya? Apa enggak boleh mandi bareng-bareng?” katanya santai terus dimintanya sabun yang sedang kupegang.“Sini Tante  mandiin biar bersih!”.Aku pun mandah saja dan kunikmati elusan tangan Tante  Nina yang menyabun seluruh tubuhku. Digosoknya punggungku dengan sabun terus ke bawah hingga pantatku pun tak lupa digosok-gosoknya. Aku merem melek menikmati remasan tangan Tante  Nina di kedua belahan buah pantatku.“Hayo.. sekarang depannya..” tiba-tiba Tante  Nina menyuruhku untuk menghadapinya.Tangannya mengusap leherku terus ke bawah dan beberapa saat memainkan jarinya di kedua tetekku bergantian. Aku menahan napas ketika tangannya terus merayap ke bawah dan mulai menyabuni selangkanganku. Diremasnya batang kemaluanku dengan lembut. Kontan adik kecilku terbangun dan mengeras seketika.“Lho.. kok terus kencang?” gurau Tante  Nina demi melihat batang kemaluanku berdiri tegak bak petarung yang siap laga. Aku jadi jengah dan sedikit malu.“Iya soalnya dia tahu ada lawan mendekat” balasku untuk menghilangkan kekakuan.

    “Dia tahu sebentar lagi mau disuruh kerja.. he.. he.. he!” gurauku.“Ah maunya..!” Tante  Nina memonyongkan bibirnya.Aku yang sudah sangat terangsang dengan elusan dan remasan tangannya di selangkanganku langsung saja memeluknya dan tanpa ba Bi Bu lagi kusergap bibirnya yangs sedang monyong itu. Kupeluk tubuh telanjangnya dan dengan ganas kucium bibirnya.“Mphhf..” Tante  Nina gelagapan saat bibirnya kuserobot dan tanganku erat memeluknya.Sambil terus menciumnya tanganku dengan beraninya berkeliaran mengelus punggung Tante  Nina dan terus ke bawah ke arah bongkahan pantatnya yang padat. Kuremas kedua belah buah pantatnya bergantian.“Dikk.. ohh” Tante  Nina Cuma bisa melenguh dan menggelinjang dalam dekapanku.Tangannya semakin liar mengurut dan meremas batang kemaluanku. Aku sendiri tidak perduli kalau tubuhku masih penuh dengan busa sabun dan bau keringat Tante  Nina yang belum mandi sejak kami bersetubuh semalam.“Dik.. Tante .. Tante  be.. belum mandi..” napas Tante  Nina tersengal-sengal saat dengan ganasnya kuciumi lehernya.“Biar Tante  mandi dulu.. ughh” Tante  Nina melenguh minta kulepaskan.Mungkin ia risih dengan bau keringatnya sendiri. Lalu kulepaskan pelukanku. Kusiram tubuh Tante  Nina dengan air dingin.“Sini Tante  biar gantian ku mandiin” kuraih sabun yang dipegangnya.

    Lalu balik tubuh Tante  Nina dan kusabun punggungya. Kugosok bagian punggungnya dan tanganku yang nakal bergeser terus ke bawah. Begitu tanganku menyentuh bagian pantatnya yang padat tanganku mulai meremas dengan gemas. Kuelus dan kugosok ke dua belah bongkahan pantat Tante  Nina. Setelah puas bermain-main dengan pantatnya, tanganku mulai menyabun tubuh Tante  Nina bagian depan. Namun saat itu posisiku masih dibelakang Tante  Nina, jadi tanganku menggosok bagian depannya sambil memeluknya dari belakang. Saking ketatnya pelukanku, tubuh bagian bawah kami saling menempel ketat. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras tergencet antara bongkahan pantat Tante  Nina dengan perutku sendiri. (Pembaca bisa bayangin gimana rasannya). Luar biasa! Apalagi pantat Tante  Nina dan batang kemaluanku sangat licin karena penuh busa sabun. Rasanya syurr.. apalagi Tante  Nina sengaja menggoyang-goyangkan pantatnya hingga batang kemaluanku tergesek-gesek. Nikmatt!Kedua tangan Tante  Nina diangkat ke atas kepalanya seolah-olah membiarkanku untuk semakin mudah menggosok kedua payudaranya dari belakang. Sementara pantatnya yang menggencet batang kemaluanku sebentar-sebentar digoyang. Aku semakin terangsang hebat dengan perlakuannya itu. Lalu tanganku kugeser ke arah selangkangannya.

    Kugosok gundukan bukit kecil di selangkangan Tante  Nina yang lebat dengan rambut. Kusabun dan gundukan bukit itu dengan arah dari atas ke bawah mengikuti alur celah hangat di selangkangan Tante  Nina.“Ouchh.. ter.. rushh Diikk” sekarang Tante  Nina sudah berani bersuara agak keras karena kami hanya berdua.Tidak seperti keadaan semalam dimana kami hanya bisa berbisik-bisik takut ketahuan pasangan lain. Aku semakin semangat bermain-main dengan bukit kecil di selangkangannya. Tanganku yang jahil sekali-sekali menusuk masuk ke celah hangat diselangkangannya. Hal ini membuat Tante  Nina semakin liar menggerakkan pantatnya. Akibatnya aku sendiri yang melenguh kenikmatan karena batang kemaluanku tergencet pantatnya yang licin.“Akhh.. terr.. ushh..” Tante  Nina semakin liar menggumam tak karuan saat kukorek-korek liang kemaluannya dengan jariku.Kumainkan jariku di dalam liang kemaluan Tante  Nina. Dan Tante  Nina semakin meronta dan menggelinjang saat jariku memainkan dan menggosok tonjolan daging kecil dalam liang kemaluannya. Kepalanya mendongak ke atas dan mulutnya setengah terbuka menahan nikmat. Kugosok terus dan sesekali kutarik tonjolan daging itu.“Terush.. Dikk.. ohh.. ter.. ruushh” Tante  Nina terus menceracau. Dan dengan diakhiri lenguhan panjang tiba-tiba tubuhnya mengejang.., kepalanya terhentak dan tubuhnya meliuk.

    Mungkin dia mencapai orgasme saat kumainkan tonjolan daging di selangkangannya.Kemudian setelah beberapa saat ia terdiam dan matanya terpejam seolah menikmati sensasi yang baru saja dirasakannya. Setelah napasnya mulai teratur diraihnya gayung dan disiraminya tubuhnya dan tubuhku dengan air. Sambil menyirami sisa busa sabun di tubuhku tangannya mengelus dan mengurut batang kemaluanku yang sudah sangat kencang (Ngaceng habis-habisan!).“Dik.. kamu tiduran saja di lantai biar Tante  yang service sekarang” disuruhnya aku berbaring di lantai kamar mandi.Aku pun menurut saja apa maunya. Kubaringkan tubuhku di lantai kamar mandi yang dingin, aku saat itu berbaring sambil berdiri pembaca!

    Bayangkan berbaring sambil berdiri! Aku memang berbaring.. tapi adik kecilku berdiri tegak menunjuk langit-langit kamar mandi!Setelah aku berbaring, Tante  Nina merangkak di atas tubuhku. Ia duduk di atas perutku dan mulai mencium keningku. Aku memejamkan mata merasakan sensasi luar biasa. Antara napsu dan sayang. Napsu soalnya selangkangan Tante  Nina yang hangat menempel ketat di atas perutku dan batang kemaluanku menempel pantatnya. Sayang karena aku seolah-olah sedang dimanja. Ya aku sedang dimanja karena aku tidak diperbolehkan bergerak dan disuruh menikmati layanan total yang hendak diberikannya padaku. Dari keningku perlahan bibirnya bergerak turun dan mulai menjilati telingaku kanan dan kiri bergantian. Rasa geli yang luar biasa menerpaku saat lidah Tante  Nina menyapu-nyapu lubang telingaku.“Akhh.. Mbaak..” bisikku mesra.Tubuhnya terus bergeser ke bawah saat bibir Tante  Nina beranjak turun ke bibirku. Kami saling memagut dan dorong mendorong lidah. Aku yang belum berpengalaman ikut saja permainan yang diberikan Tante  Nina. Lidahnya menyapu-nyapu lidahku dan kusedot kencang-kencang lidah Tante  Nina. Akibatnya tubuh bagian bawahnya yang sekarang menindih batang kemaluanku semakin ketat menekanku.

    Rasa hangat menjalar dari batang kemaluanku yang terjepit gundukan bukit di selangkangan Tante  Nina yang kurasakan makin licin.Sementara bibir kami saling berpagutan, kemaluan Tante  Nina yang menjepit kemaluanku digesek-geseknya dengan pelan. Kembali lagi kurasakan sensasi luar biasa. Betapa tidak.. walaupun batang kemaluanku belum memasuki lobang yang semestinya namun karena bibir kemaluan Tante  Nina sudah sangat licin jadi kemaluanku yang terjepit di antara bibir kemaluannya dan perutku sendiri seperti diurut. Batang kemaluanku mulai berdenyut-denyut. Gerakanku sudah mulai liar tak terkendali. Namun permainan belum berakhir! The game was just begun! Permainan baru dimulai!Bibir Tante  Nina terus menjilat seluruh tubuhku. Leherku sudah basah oleh liur Tante  Nina. Dari leher bibirnya terus merangsek ke bawah, kedua puting dadaku pun habis dipermainkan lidahnya. Dari sini bibirnya terus ke bawah hingga pusarku pun dijilatinya habis-habisan.

    Lagi-lagi sensasi luar biasa menyerbuku saat lidah Tante  Nina mengais-ngais pusarku sementara ke dua payudaranya menempel ketat di batang kemaluanku.! Edann..! Kali ini batang kemaluanku terjepit di tengah-tengah belahan payudaranya yang kenyal! Sensasi nikmat semakin meningkat saat tanpa dapat kucegah bibir Tante  Nina mulai menciumi batang kemaluanku dari ujung hingga pangkalnya. Gilaa!“Upff.. Mbaak..” aku setengah memekik saat ujung kemaluanku serasa terjepit benda hangat!Ternyata batang kemaluanku sedang dikulum Tante  Nina! Dia mengulum batang kemaluanku seperti anak kecil yang sedang menjilati ‘magnum’ es krim yang terkenal itu! Sambil dikocok batang kemaluanku dihisapnya habis-habisan! Tidak puas menjilat batang kemaluanku, Tante  Nina mulai menjilat kantung pelerku (gaber).

    Ya gaberku! (Gaber adalah bahasa Banyumas untuk kantong peler – bukan pamannya Donal Bebek). Dikuakkannya lipatan gaberku dan dijilatinya inci demi inci gaberku itu!Batang kemaluanku semakin berdenyut kencang. Kocokan tangan Tante  Nina pada batang kemaluanku semakin kencang. Sekali lagi batang kemaluanku jadi bulan-bulanan mulut Tante  Nina. Dikulumnya lagi batang kemaluanku yang semakin berdenyut hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulutnya. Mataku semakin membeliak menahan sesuatu yang mendesak dari perut bagian bawahku. Aku mencoba bertahan dengan mencoba memegang kepala Tante  Nina agar diam! Namun semaki kencang aku memegang kepalanya, semakin kencang pula kepalanya bergoyang hingga batang kemaluanku dikocok-kocok dengan mulutnya.“Aarghh..” aku melenguh kencang saat aku tak mampu lagi menahan desakan lahar yang menyembur keluar dari ujung kemaluanku!Crat.. cret.. cret.. crett.. crett hampir lima kali aku menyemburkan air maniku untuk yang kedua kalinya hari ini! Namun kali ini aku mengeluarkannya di mulut Tante  Nina! Tubuhku bergetar dan mengejat-ngejat. Semakin ketat kutekan kepala Tante  Nina agar batang kemaluanku semakin dalam terbenam dalam mulutnya!

    Akibatnya hampir semua air maniku tertelan olehnya!“Bagaimana Dik Baim?” Tanya Tante  Nina menggodaku, “Enak?”“Uf.. luar biasa Tante ” jawabku agak malu dan penuh rasa bersalah karena aku mengeluarkan air maniku di mulutnya.“Sorry ya Tante  aku.. aku.. kel.. keluar di mulut Tante ..”“Enggak apa apa Dik..” kata Tante  Nina yang mencoba menenangkanku.“Malah Tante  senang bisa buat jamu.. hik.. hik.. hik”.“Ayo sekarang istirahat dulu..” ajaknya sambil menarikku agar bangkit.Setelah membersihkan diri dan mengeringkan tubuh kami, kamipun berbaring di tempat tidur sambil menonton TV berita pagi. Kami masih sama-sama telanjang bulat dan berpelukan di tempat tidur.Mungkin karena terlalu mengantuk dan capai setelah semalaman tidak tidur ditambah ejakulasi dua kali membuatku langsung terlelap. Aku tidak tahu telah berapa lama tertidur sambil memeluk tubuh telanjang Tante  Nina.

    Aku tersadar saat tubuh bagian bawahku terasa geli.. perlahan kubuka mataku dan kulihat Tante  Nina sedang menciumi tubuh bagian bawahku. Aku diam saja pura-pura tertidur.. padahal si kecil sudah bangun sedari tadi.Batang kemaluanku berdenyut-denyut saat seluruh batang kemaluanku masuk dalam kuluman mulut Tante  Nina yang hangat dan bergelora. Lidahnya yang kasar dan panas menyapu-nyapu ujung kemaluanku yang membuatku tak sadar menggelinjang hingga Tante  Nina tahu kalau aku hanya pura-pura masih tidur!“Rupanya kamu nakal ya!” katanya sambil memencet batang kemaluanku yang sudah sangat keras itu.“Awas kamu”, ujarnya lagi.“Adaoww” jeritku manja.Rasanya sakit tapi enak juga dipencet oleh tangan Tante  Nina yang halus itu! Pembaca gak percaya? (Boleh dicoba ntar kuminta Tante  Ninaku memencet pembaca yang penasaran! Ha.. ha.. ha).Aku semakin menggelinjang kegelian campur sedikit ngilu saat mulut Tante  Nina menyedot buah pelerku kencang-kencang. Geli tapi ngilu.. ngilu tapi geli.. pembaca bisa bayangin gimana rasanya.. pokoknya campur aduk deh.. sulit digambarkan dengan kata-kata..Tiba-tiba Tante  Nina membalikkan posisinya.. mulutnya masih sibuk melumat batang kemaluanku tetapi sekarang tubuh bagian bawahnya digeser ke atas sehingga gundukan bukit di bawah perutnya yang lebat ditumbuhi bulu hitam sekarang tepat berada di hadapan wajahku.

    Kedua kakinya mengangkangi wajahku sehingga jelas kulihat belahan merah jambu segar di tengah-tengah gundukan itu. Ada bau khas semacam bau cumi-cumi segar menyeruak lubang hidungku.. oo.. rupanya seperti inikah bau kemaluan wanita.. seperti bau cumi-cumi.. orang Korea bilang katanya bau Ojingo atau bahasa kitanya cumi-cumi! Segar dan sedikit amis.. gitu!Aku yang baru kali ini melihat dari dekat bentuk kemaluan wanita dewasa menjadi terpesona melihat pemandangan seperti itu. Mengetahui aku diam saja Tante  Nina yang tadinya asyik menjilati batang kemaluanku berhenti melakukan aksinya lalu diturunkannya pantatnya pelan-pelan sehingga lubang kemaluannya menekan hidung dan mulutku. Aku yang sedang melongo jadi gelagapan karena tiba-tiba kejatuhan memek! Pas dimulut dan hidungku lagi! (Pembaca pernah enggak kejatuhan memek? Kalau belum bisa dicoba suruh aja cewek pembaca ngangkang di atas dan melakukan aksi seperti itu! Pasti ditanggung kaget tapi nikmat! Ha.. ha.. ha!)Begitu liang kemaluan Tante  Nina yang sudah basah dan panas menekan mulutku otomatis tanpa disuruh bibirku melahap seluruh cairan yang membasahi liang kemaluan Tante  Nina.. rasanya.. sedikit agak asin..

    Lidahku menyeruak masuk ke dalam liang kemaluan Tante  Nina hingga kepala Tante  Nina terdongak dan pantatnya semakin menekan wajahku.“Shh.. terusshh Diikk.. ohh” Lidahku terus menerobos liang kemaluannya dan masuk sedalam-dalamnya.Aku semakin gelagapan susah bernapas karena kemaluan Tante  Nina begitu ketat menekan mulut dan hidungku. Tekanan pantatnya semakin ketat saat tubuhnya meliuk-liuk dan berkejat-kejat saat kusedot tonjolan daging di sela-sela liang kemaluannya. Tante  Nina menjerit dan semakin kuat menekankan pantatnya hingga hidung dan mulutku seolah amblas ditelan bongkahan liang kemaluannya yang menindihku.“Upf.. brr..! Karena tak tahan susah bernapas kusembur kencang-kencang liang kemaluannya hingga menimbulkan bunyi aneh seberti kain robek. Brrtt..!“Ihh..” Tante  Nina menjerit kaget atas kenakalanku itu.“Awas ya.. entar Tante  balas kamu..” jeritnya manja.“Abis.. aku enggak bisa bernapas.. Tante  juga sih..” balasku tak kalah manja sambil meremas-remas bongkahan pantatnya yang sekal dengan gemas.Tante  Nina pun membalas aksiku tadi. Kini disedotnya kuat-kuat lubang saluran kencingku.. aku sempat mengawang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Aku pun balas lagi kutekan pantatnya dan kudekatkan bibir kemaluannya ke mulutku dan mulai mlumat bibir kemaluannya dengan gemas. Kembali Tante  Nina menggelinjang dan akhirnya tak tahan sendiri.“Oh.. su.. sudah diikk..!” desisnya, “Tante  sudah enggak kuat..”Lantas ia mengubah posisinya.

    Sekarang kami berhadap-hadapan dan Tante  Nina masih di atas tubuhku. Dengan tanggannya batang kemaluanku dicocokkannya ke liang kemaluannya yang sudah sangat licin. Setelah tepat kemudian ditekannya pantatnya pelan pelan hingga batang kemaluanku mulai menyeruak kehangatan liang kemaluannya.Aku menggigit bibirku agar tidak melenguh. Hingga bless.. hampir seluruh batang kemaluanku terbenam dalam kehangatan liang kemaluan Tante  Nina. Tante  Nina menghentikan gerakannya dan kami menikmati keindahan saat-saat menyatunya tubuh kami. Kami saling bertatap pandang dan tersenyum mesra. Oh.. alangkah mesranya.“Aku sayang kamu Dikk..” bisik Tante  Nina di telingaku dengan mesra.“Aku juga Tante ..” balasku tak kalah mesra.Kemudian bibir kami saling berpagutan. Lidah kami saling bertaut.Dengan pelan Tante  Nina mulai menggoyangkan pantatnya naik turun di atas tubuhku. Batang kemaluanku semakin kencang tergesek-gesek dalam jepitan liang kemaluannya. Tanganku tak tinggal diam. Kuremas buah pantat Tante  Nina dengan gemas. Semakin lama semakin cepat Tante  Nina menggoyangkan pantatnya di atas tubuhku. Mulutnya tak henti-hentinya mendesis dan merintih.

    Aku pun mengimbangi gerakannya dengan memutar pinggulku menuruti instingku. Tante  Nina semakin liar menggoyangkan pantatnya dan mulutnya semakin kencang merintih.“Ouch.. terushh.. Diikk..” mulutnya terus merintih.“Tante  mau kell.. oohh..” belum habis ia bicara ternyata Tante  Nina sudah sampai ke puncak pendakiannya.Tubuhnya meliuk dan berkejat-kejat bak terkena aliran listrik yang dahsyat. Aku pun semakin kencang memutar pantatku mengimbangi gerakannya dan terdorong keinginan untuk memuaskan hasrat wanita yang kusayangi ini.“Kamu.. hebb. bathh..” bisik Tante  Nina mesra.Beberapa kali ia menggelepar di atas tubuhku dan akhirnya tubuhnya ambruk di atas perutku. Ia terdiam beberapa saat.

    Kubiarkan Tante  Nina untuk menikmati keindahan yang baru diperolehnya. Aku yang sudah dua kali mengeluarlan air mani selama satu malam itu merasa belum apa apa.Setelah napasnya mulai teratur kubisikkan agar Tante  Nina mengubah posisi. Sekarang kuminta Tante  Nina tengkurap di ranjang dan kujulurkan kedua kakinya ke lantai hingga pantatnya yang indah menungging di tepi tempat tidur. Perutnya kuganjal dengan bantal hingga posisi menunggingnya agak tinggi. Indah sekali pemandangan yang terpampang di hadapanku.Betapa tubuh telanjang Tante  Nina dengan pantatnya yang indah tengkurap dengan posisi menungging. Kunikmati pemandangan ini beberapa saat hingga Tante  Nina mengomel manja.“Ayo.. tunggu apa lagi” dia mengomel dengan manja.Aku pun menempatkan posisiku tepat di belakangnya.

    Dengan berdiri kucocokkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dari arah belakang. Kugesek-gesek liang kemaluannya dengan kepala batang kemaluanku agar licin. Setelah licin, dengan pelan kutekan batang kemaluanku hingga menyeruak liang kemaluan Tante  Nina. Beberapa kali kukocok batang kemaluanku sebelum kubenamkan seluruhnya.Tante  Nina mulai mendesis dan dengan pelan mulai menggoyangkan pantatnya mengimbangi gerakanku. Setelah beberapa kali kocokan dengan sekuatnya kutekan pantatku hingga seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam liang kemaluan Tante  Nina.Kepala Tante  Nina terdongak saat tulang kemaluanku beradu dengan pantatnya. Plok.. plok.. plok terdengar bunyi beradunya tulang kemaluanku dengan pantatnya hingga menimbulkan gairah tersendiri bagiku.

    Apalagi mulut Tante  Nina kembali mendesis dan merintih saat batang kemaluanku mengocok liang kemaluannya. Aku semakin bersemangat memacu dan mengayunkan batang kemaluanku dalam jepitan liang kemaluannya.Tante  Nina semakin liar menggoyangkan pantatnya membuat mataku terbeliak menahan nikmat. Karena dengan gerakannya itu batang kemaluanku seolah-olah diremas-remas dan dipelintir. Kutekan pantat Tante  Nina agar tidak terlalu kencang berputar. Aku bisa menahan napas lega begitu aku dapat mengontrol diriku agar tidak terbawa permainan Tante  Nina.

    Aku ingin berlama-lama merendam batang kemaluanku dalam jepitan kehangatan liang kemaluannya. Aku tidak ingin cepat-cepat selesai.“Ayoo.. kok pelan..” protes Tante  Nina begitu aku memperlambat tempo.Pantatnya semakin kencang. Kembali ia memutar pantatnya semakin lama semakin cepat hingga aku kembali merasakan desakan yang sangat dahsyat menekan dari perut bagian bawahku. Aku harus berusaha keras menahan desakan yang menggelegak dan kembali kutekan pantat Tante  Nina agar tidak terlalu cepat berputar.

    Batang kemaluanku yang terjepit dalam kehangatan liang kemaluannya seolah-olah terpelintir dan terjepit kian erat. Ujung kemaluanku terasa berdenyut-denyut seperti mau meledak. Semakin lama denyutan di ujung batang kemaluanku semakin kuat. Apalagi pantat Tante  Nina bukan hanya berputar, tetapi sesekali diselingi dengan gerakan maju mundur mengikuti ayunan pantatku. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk mengeluarkan air maniku.“Akhh.. Mbaak.. aku.. aku.. ma..” napasku kian tersengal hampir tak kuat lagi menahan gejolak.Tante  Nina semakin liar memutar pantatnya. Payudaranya berguncang-guncang seiring dengan gerakan tubuhnya yang liar.

    Suara beradunya pantat Tante  Nina dengan tulang kemaluanku semakin keras bercampur dengan deru dengusan napas dan rintihan kami.Aku semakin cepat mengayunkan pantatku maju mundur disambut dengan gerakan meliuk dan maju mundur pantat Tante  Nina. Gerakanku semakin tak teratur saat desakan yang sudah tak mampu lagi ku bendung meledak. Ujung batang kemaluanku berdenyut kian kencang dalam jepitan liang kemaluan Tante  Nina.“Arghh..” aku melenguh kuat.Mataku terbeliak dan tubuhku tersentak seperti terkena aliran listrik.

    Kucengkeram buah pantat Tante  Nina dan kutekan dengan kuat hingga batang kemaluanku semakin dalam menghunjam ke dalam liang kemaluannya. Crat..! crat.. crat.. crat.. cratt.. Hampir lima kali kusemburkan air maniku kedalam rahim Tante  Nina.“Ouch.. shh..” Tante  Nina pun rupanya mengalami orgasme pada saat yang bersamaan denganku.Tubuhnya meliuk dan ikut berkelejat dan beberapa saat kemudian tubuh kami ambruk. Batang kemaluanku masih terjepit erat dalam liang kemaluan Tante  Nina. Kubiarkan saja batang kemaluanku di sana. Aku rasanya sudah tak punya tenaga untuk menariknya. Kutindih tubuh telanjang Tante  Nina yang masih nungging di atas tempat tidur empuk itu. Kami sama-sama mengatur napas setelah berpacu dalam nikmat (Mirip acarany Mas Koes Hendratmo aja Cuma dia bikinnya ‘Berpacu dalam Melody’ Ha.. ha.. ha!)Kami sama-sama terdiam.

    Kupeluk tubuh Tante  Nina. Tubuh kami sama-sama basah dengan keringat. Aku masih sempat merasakan liang kemaluan Tante  Nina berdenyut-denyut menjepit batang kemaluanku yang sengaja tidak kulepas. Perlahan-lahan batang kemaluanku mulai terdorong keluar oleh denyutan liang kemaluan Tante  Nina.Plop.. akhirnya batang kemaluanku terlepas dari jepitan liang kemaluan Tante  Nina dengan sendirinya. Kugigit ujung telinga Tante  Nina sebagai ungkapan rasa sayangku. Kami bertatapan dan saling tersenyum mesra.“Kamu cepat pintar.. sayang” bisik Tante  Nina mesra.“Siapa dulu dong instrukturnya..” balasku sambil mencium bibirnya.Kembali bibir kami saling bertautan. Batang kemaluanku yang baru saja ‘terlempar’ keluar dari liang kemaluan Tante  Nina mulai berlagak lagi.

    Perlahan namun pasti ia mulai mengeras. Gila! Baru berdekatan aja sudah bertingkah. Mungkin capai dengan posisi nungging, Tante  Nina pun menggulingkan tubuhnya dan kini kami saling menindih dengan posisi saling berhadapan lagi. Bibir kami masih tetap saling melumat dan lidah kami pun saling dorong mendorong.Batang kemaluanku yang sudah keras kembali menempel ketat pada gundukan di selangkangan Tante  Nina yang hangat dan mulai basah lagi. Tanganku pun tak mau diam. Kedua payudara Tante  Nina yang sekal menjadi bulan-bulanan tanganku yang sibik remas sana remas sini, raba sana raba sini..

    Mendapat perlakuanku yang agak kasar, tubuh Tante  Nina menggelinjang di bawah tindihan tubuhku. Napasnya mulai memburu. Lalu tangannya mencari-cari dan akhirnya terpeganglah batang kemaluanku yang sudah sempurna dan siap tempur. Dibimbingnya batang kemaluanku ke celah-celah di selangkangannya dan digesek-gesekannya di celah hangat dan sempit itu. Setelah licin tiba-tiba kedua tangan Tante  Nina memegang pantatku dan ditariknya hingga batang kemaluanku kembali menghunjam liang kemaluannya dan bersarang di sana.Kembali kami mengulang persetubuhan kami. Entah berapa babak kami bertempur hari itu. Kami baru pulang ke rumah kami masing-masing setelah waktu check out habis, antar jam 1 atau jam 2 siang itu. Kami pun berjanji akan meneruskan ritual di Gn Kmks malam Jum’at berikutnya.

  • Majalah Bokep Kisah Ngentotku Dengan Seketarisku Yang Cantik

    Majalah Bokep Kisah Ngentotku Dengan Seketarisku Yang Cantik


    1626 views

    Perawanku – Perkenalkan saya adalah seorang pegawai plat merah, kepala bagian di sebuah BUMN yang terkenal di kawasan Indonesia Timur. Sebagai kepala bagian, saya memiliki sebuah ruang kerja yang agak privacy, lengkap dengan seorang sekretarisnya. Ruangan saya cukup luas.

    Banyak tempat untuk meletakkan dua meja kerja. Salah satu meja kerja saya di atasnya tidak ditaruh banyak buku. Biasanya hanya beberapa buku kosong/tak berguna, sebuah telepon (berfungsi normal). Kebetulan BUMN ini sering kerjasama proyek dengan Jepang, jadi seringkali saya mengganti sekretaris sesuai proyek yang ada. Nah, kisahnya ini berputar sekitar sekretaris saya itu. Terus terang saja, saya ini lelaki normal, kalau melihat cewek cantik ingin saya memilikinya luar dalam, meskipun saya akui libido saya agak tinggi dibanding rekan pria lainnya.

    Bahkan istri sayapun kadang menyerah, bayangkan saja, saya minimal minta sehari tiga kali, itu rutin dalam seminggu. Bahkan itupun saya anggap kurang. Akan tetapi, saya juga memiliki sedikit kelainan, saya gemar menyakiti lawan main saya sebelum saya menidurinya. Istri saya tidak mengetahui hal ini, bisa-bisa ia minta cerai kalau tahu. Padahal saya amat menikmati bila mendengar lawan main saya menjerit kesakitan, jadi pelampiasannya, yah itulah saya jadi senang mengumbar birahi bersama sekretaris saya, asalkan dia oke, maka pekerjaannya oke juga, kalau tidak mau, yah terpaksa dia harus angkat kaki dengan sejuta alasan yang gampang dicarikan.

    Sekretaris saya ini, belum dua minggu kerja, alumni Akademi Sekretaris dan Manajemen swasta, yang seragamnya biru muda dan putih. Saat pertama dia masuk kerja, sudah nampak kebiasaan atau mungkin etika yang didapat dari sekolahnya, atasannya boleh juga jas kerja dengan warna tidak menyolok, tapi bawahannya, rok mini, tinggal angkat sendiri kelihatan deh semuanya.

    Hal itu saya biarkan saja, karena sudah jelas bagi saya itu untuk cuci mata, boleh juga. Sejak saat itu, saya mulai melancarkan rayuan maut, mulai dari hal kecil seperti traktir bakso, nonton hingga hal besar seperti janji akan menaikkan gaji dan pangkat golongannya, sehingga jadi pegawai tetap alias punya NIP, untuk pegawai plat merah, catatan, sekretaris saya pada saat baru masuk kerja, statusnya hanyalah sekretaris proyek, selesai proyek selesailah tugasnya.

    Akhirnya rayuan saya berhasil juga. Jadi media untuk melampiaskan libidoku ada lagi, dibanding jajan, ini agak amanlah. Tempatnya, yang di ruangan kerjaku itu, ruangannya sudah saya desain sedemikian rupa, hingga kedap suara, dan kalau ada tamu, bisa lewat intercom, dan kulengkapi dengan TV monitor, seperti di supermarket, hingga bisa mengontrol orang- orang di luar ruang kerjaku. Nexiabet

    Tidak ada yang curiga. Tidak, karena di samping kewajiban sekretaris untuk membantu pekerjaan atasannya di mana saja selama jam kerja, juga permainan saya tidak begitu lama, sekedar pelampiasan nafsu libidoku dan kegemaran menyiksa, itu saja. Nah, setelah rayuan gombal saya termakan olehnya, mulai masa pelampiasan birahi saya mulai.

    Pertama-tama dia saya suruh buka baju atasnya secara perlahan. Kemudian dia saya suruh berbaring di atas meja. Kedua tangannya saya ikat dengan tali yang panjang hingga ke kaki meja. Kemudian hal yang sama saya lakukan pada kedua kakinya. Dia masih dapat bergerak tetapi sangat sedikit. Saya tidak suka bila ‘korban’ terlihat benar- benar tidak berdaya. Kemudian saya mulai menikmati kecantikannya dari ujung kepala sampai ke ujung kaki dengan menggunakan lidah saya. Di ‘pusat tubuh ’-nya sungguh hangat dibandingkan bagian tubuh yang lain. Bila hal ini saya lakukan cukup lama dia akan mulai berkeringat. Bau tubuhnya biasanya akan memenuhi ruangan. Di antara wanita yang menjadi teman tidur saya, sekretaris saya memiliki bau tubuh yang sangat seksi.

    Pada tahap ini, saya sendiri sudah mulai berkeringat. Karenanya saya akan mulai membuka baju bagian atas saya. Saya lalu mengambil cemeti dari lemari dinding, orang cuma tahu kalau itu pajangan, padahal fungsinya lain, sya mulai mencambuknya di bagian dada, perut dan paha. Dia akan mulai berteriak. Saya amat menyenangi permainan ini. Saya kalau mulai mencambuk tidak setengah- setengah. Sering dia mengeluarkan air mata. Tetapi tidak berani minta berhenti. Kalau sampai ada ucapan mohon berhenti saya akan cambuk dua kali lebih keras. Bila tubuhnya sudah mulai merah dan panas, saya akan membuka celana dan melepaskan ikatan dari kakinya. Bila ikatan tidak dilepaskan, sangat sulit untuk melakukan penetrasi. Karenanya salah satu kaki saya silangkan ke atas kepalanya dan diikatkan pada tangannya. Kini ‘jalan’ telah terbuka lebar.

    Uhh, Nikmat sekali. Hingga dengan saat ini saya tidak akan memberi kesempatan dirinya untuk mencapai orgasme. Saya main tarik ulur. Biasanya dia akan memohon-mohon agar segera diberi kesempatan untuk ‘lepas’. Bila saya belum puas, saya tidak akan berikan. Terkadang saya akan mulai mencambuki bagian samping tubuhnya. Dia benar-benar menangis sekarang. Barulah saya mempercepat irama permainan kami.

    Tepat dia akan mencapai orgasme, lehernya saya cekik sekuat tenaga sehingga tidak dapat bernapas. Disaat inilah seluruh tubuhnya akan meronta- ronta, sebab tubuhnya seakan mulai kehilangan sumber kehidupannya. Matanya akan melotot, tangannya mencengkram tali, tapi tak ada gunanya. Kadang kalau terlalu lama, dia akan mulai menendang panik, karena tahu dirinya diambang kematian. Pada saat itulah saya akan mulai ejakulasi. Nikmat sekali, saya tahu dirinya sendiri mengalami orgasme yang tertunda. Begitu tangan saya lepaskan, seluruh tubuhnya mulai mengejang dan dia akan diam lama sekali menikmati momen terindah pada hidupnya. Kemudian saya memagut bibirnya untuk meredam tangisnya. Perlahan seluruh ikatannya akan saya lepaskan. Setelah dia mulai tenang saya menyuruhnya untuk mulai berpakaian, kemudian ia merapikan diri di dalam toilet yang ada di ruanganku, lalu keluar, kembali kemejanya seperti tidak terjadi apa-apa. Selama proyek berlangsung, biasanya satu proyek tiga sampai lima bulan, maka hal itu akan saya lakukan bersama sekretaris proyek tersebut. Asalkan, seperti yang sudah saya katakan, dia Oke, maka pekerjaannya stabil, kalau tidak saya akan cari sekretaris baru lagi.

    Padahal, sehabis proyek, pasti saya akan cari sekretaris baru juga. Sekretaris lama, dibuatkan saja alasan agar dia angkat kaki. Bosan juga kan kalau main sama cewek yang itu-itu saja.

  • Majalah Sex Ajakan Bercinta Dengan Istri Bossku Yang Kesepian

    Majalah Sex Ajakan Bercinta Dengan Istri Bossku Yang Kesepian


    1891 views

    Perawanku – Namaku Eko ( bukan nama sebenarnya ). Aku tinggal di Lombok. Ceritaku ini terjadi pada awal tahun 2016. Pada waktu itu aku kuliah di sebuah di salah satu Perguruan Tingi Swasta di Lombok.

    Aku ambil cuti kuliah untuk bekerja di sebuah radio swasta yang sudah terkenal di kota itu. Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. Pekerjaannya sangat sederhana yaitu merekam lagu, membuat iklan radio, dan mempersiapkan segala hal yang sifatnya off-air.

    Pemilik radio itu namanya Bapak Wirata! Dia mempunyai istri yang sangat cantik. Aku biasa menyebutnya dengan Ibu Diah, .Ibu Diah tingginya kira-kira 170 cm, bahkan lebih tinggi dari suaminya. Ibu Diah bekerja di sebuah perusahaan swasta di Lombok.

    Sejak pertama kali bekerja di radio itu, aku udah jatuh cinta ama Ibu Diah untuk pertama kalinya. Ibu Diah ini sangat cantik, mungkin sensual. Tinggi kira-kira 170cm, Payudaranya tidak besar, sama sekali tidak besar. Tapi justru payudaranya yang kecil itu yang membuatku sangat penasaran. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang kecil!hihihii..

    Suatu ketika ibu Diah menyuruh aku ke rumahnya untuk memperbaiki komputernya yang rusak.Sesampai di dalam rumah aku tidak menemukan siapa pun. Dimana Mbak Diah, pikirku. Kulangkahkan kakiku ke ruang tengah. Kosong juga. Wah, di mana nih. Perlahan aku berjalan ke dapur sambil berharap ketemu dengan sang idola. Kalo udah pada tidur ya aku pulang aja. Sampai aku dikejutkan oleh sepasang tangan yang melingkar dipinggangku dari belakang.

    “malam ini temenin Mbak ya”, terdengar bisikan di telingaku.

    Tanpa basa-basi aku segera memutar tubuhku dan di depanku telah berdiri Mbak Diah dengan paras yang sangat cantik. Wajah Mbak Diah persis di depanku. Hidungku nyaris bersentuhan dengan hidung Mbak Diah. Terasa hangat di wajahku ketika Mbak Diah menghembuskan nafas. Aku benar-benar dibuat terpesona.

    Mbak Diah sudah berganti pakaian dengan kimono warna pink. Matanya sayu menatapku. Entah keberanian dari mana yang mendorong wajahku sehingga bibirku mengecup lembut bibir Mbak Diah. Tidak ada perlawanan dari Mbak Diah. Bibirku terus bermain di bibir Mbak Diah beberapa lama. Kurasakan tangan Mbak Diah membuka lembut kemejaku.

    Aku mencoba melingkarkan tanganku di punggung Mbak Diah. Kuusap perlahan punggungnya sambil terus memainkan bibirku. Lidahku mulai menerobos masuk ke dalam mulut Mbak Diah. Bibir Mbak Diah lembut sekali, wangi dan itu membuatku semakin bernapsu.

    Lidahku semakin liar bermain. Kuciumi lagi bibirnya, hidungnya, matanya, keningnya, pipinya, dagunya. Dan semuanya terasa lembut. Napas Mbak Diah semakin memburu. Tanganku bergerak ke bawah mencari2 tali kimono. Setelah ketemu, kubuka talinya pelan. Ketika berhasil kulepaskan, kimono tersebut merosot jatuh ke lantai, Kumundurkan tubuhku dan nampaklah pemandangan yang sangat indah yang sering kubayangkan selama ini.

    Mbak sudah tidak memakai bra dan cd. Payudara yang selama ini hanya ada dalam imajinasiku kini terpampang jelas di hadapanku. Tampak puting yang kecil berwarna coklat dan merah muda pada ujungnya. Bener-bener sesuai ama selera dan harapanku. Payudaranya kecil, mungkin ukuran 34a. Tapi aku suka banget ama yang segitu.

    “Eko Kenapa berhenti?”, ucapnya lirih seraya matanya yang sayu memandangku.

    Tanpa pikir panjang kuhampiri Mbak Diah dan berlutut di depannya. Aku membungkuk dan mencium lembut jari kaki sebelah kirinya sementara tangan kananku membelai lembut betis kanan Mbak Diah.
    Yang kudengar saat itu hanya lenguhan nikmat dari Mbak Diah. Kudongakkan kepalaku menatap Mbak Diah. Mbak Diah hanya menatapku sayu dengan nafas yang memburu. Kuarahkan perhatianku lagi ke bawah. Kuciumi lagi kaki kiri dan kanan berganti sementara tanganku mengusap lembut betisnya.

    Mbak Diah terus mendesis sampai suatu saat Mbak Diah hampir terduduk karena menahan kenikmatan dari ciuman dan belaian di betisnya. Aku bangkit dan kusandarkan tubuh Mbak Diah di tembok dapur dengan posisi tubuh berdiri. Aku berlutut lagi dan kini yang menjadi sasaranku adalah pahanya. Kuciumi pelan paha kanan Mbak Diah. Tangan kanan Mbak Diah mencengkeram tembok. Kuciumi terus mulai dr atas lutut sampai mendekati pangkal pahanya.

    Tercium aroma yang membuatku semakin mabuk asmara ketika menciumi sekitar pangkal paha. Mbak Diah berusaha mengatupkan pahanya tapi aku menahannya dengan kedua tangan supaya tetap terbuka. Ciumanku pindah ke paha yang kiri sementara tangan kananku bergerak ke atas ke wilayah perut dan mengusap pelan dengan ujung jariku. Mbak Diah semakin mendesis tidak karuan.

    “Oh… Eko… Shh… sh…”
    Ciumanku terus naik mendekati pangkal pahanya. Dengan gerakan sedikit menyentak kurenggangkan lagi paha Mbak Diah.

    Oughhh… Mbak Diah melenguh panjang menerima perlakuanku yang tiba2. Kupandangi sejenak gundukan di depanku. Jembutnya lebat sekali dan baunya wangi. Sambil tetap memegangi kedua lutut Mbak Diah, kujulurkan hidungku menyapu jembutnya. Tubuh Mbak Diah bergetar menerima sapuan hidungku. Tampak samar belahan daging dan kucoba menjilat pelan membelah hutan jembut yang lebat itu.

    “Ouhh… Eko…”, tangannya meraih rambutku dan menjambak pelan. Lidahku terus menjilat mencari-cari daging nikmat. Kurasakan ada cairan menempel dilidahku. Gurih terasa di mulutku. Mulutku pun mulai menghisap gundukan indah Mbak Diah.

    “oh… Sshh… Sshh… Eko… enak banget kooooo…”,

    desah Mbak Diah. Desahan itu membuatku semakin ganas. Kontolku sudah tegang dari tadi tapi aku ingin bermain dengan Mbak Diah. Hisapanku di memek Mbak Diah semakin liar. Sementara Mbak Diah meliuk-liuk menerima serangan di memeknya.

    “Eko.. Kamu kok pinter banget sih…”,

    kata Mbak Diah manja. Aku hanya tersenyum aja mendengarnya.
    Perlahan ciumanku naik ke perut Mbak Diah. Tidak lama di situ aku berniat untuk langsung menyerbu payudara Mbak Diah. Aku segera bangkit. Kupandangi sejenak payudara Mbak Diah yang sedari tadi belum kusentuh sama sekali. Lalu kupandangi wajah Mbak Diah, titik2 keringat bermunculan di keningnya.
    Kumajukan wajahku ke arah payudara Mbak Diah, tanpa mengalihkan pandangan dari matanya. Sampai di payudara yang sebelah kiri kukecup pelan putingnya. Mbak Diah mendongakkan wajahnya menerima sensasi kecil di putingnya. Kukulum puting payudara kiri Mbak Diah. Terasa hangat di dalam mulutku. Mbak

    Diah mulai mendesis lagi.
    “terusin kooooooo… terusin”,

    Aku semakin gencar mengulum puting payudara Mbak Diah. Sesekali kusedot dengan keras.

    “Ahh.!” Mbak Diah berteriak kecil.

    Aku melirik ke payudara yang sebelah kanan. Segera kuarahkan bibirku ke puting kanan. Perlakuanku beda kali ini. Aku menyerbu payudara kanan Mbak Diah dengan sangat liar sementara tangan kananku memegang dengan kuat payudara yang kiri.

    Menerima perlakuanku yang berubah drastis, Mbak Diah berteriak keras dengan menggoyangkan kepalanya kiri kanan. Keliaranku itu bertahan selama 10 menitan sementara kontolku sengaja kugesek-gesekkan ke memek Mbak Diah.

    Mbak Diah terus menerus meracau. Tidak jelas apa yang diucapkan. Aku sudah tidak tahan lagi. Segera kubalik tubuh Mbak Diah kupaksa untuk menungging. Mbak Diah menahan tubuhnya dengan tangan di tembok. Kuarahkan kontolku ke memek Mbak Diah. Pelan aku coba menerobos liang memek Mbak Diah.

    Agak susah juga mencari posisi lubang vagini Mbak Diah. Setelah beberapa saat akhirnya kontolku sudah berada dalam jepitan memek Mbak Diah.

    “Mbak…” aku menahan sebentar kontolku. Mbak Diah melenguh panjang.
    “ouhh…hss…koooooooooo…”

    aku segera menarik kontolku pelan sampai tersisa kepalanya dalam memeknya. Lalu kutusuk lagi dengan gerakan cepat. Mbak Diah lagi-lagi melenguh panjang. Kulakukan berulang kali sampai 15 menit. Tanpa berganti posisi aku percepat gerakanku. Tanganku kubiarkan bebas menggantung.

    Kontolku terus kupacu di dalam memek Mbak Diah. Sampai suatu ketika tubuh Mbak Diah mengejang hebat dan Mbak Diah melolong hebat merasakan orgasme pertamanya. Tubuh Mbak Diah bergetar beberapa saat. Aku harus menahan tubuhnya karena seperti mau terjatuh ke lantai. Sebenarnya aku juga sudah hampir sampai tapi sekuat tenaga aku bertahan. Aku tidak mau permainan ini cepat selesai.

    Kudiamkan sebentar kontolku di dalam memek Mbak Diah dan membiarkan Mbak Diah mengatur napasnya, menikmati orgasmenya. Beberapa saat kemudian, aku melanjutkan lagi serbuanku ke memek

    Mbak Diah.

    “Oh…uh…oh…uh”, suara Mbak Diah keenakan.
    “Ko, enak banget”, tambahnya lagi.

    Tangan kirinya meraih tangan kiriku dan meletakkannya di payudaranya. Sensasi di dua wilayah sensitifnya membuat mbak Diah ga semakin ga karuan. Sodokanku di memeknya kupercepat sementara tanganku semakin kuat di payudaranya. Akhirnya, aku mengeluarkan senjataku yang terakhir.

    Tangan kananku yang bebas kuarahkan ke lubang anusnya. Kuludahi anusnya dan kuusap keras bagian anus Mbak Diah. Sekarang 3 bagian sensitifnya habis aku garap. Mbak Diah semakin menikmati permainanku. Kepalanya terayun-ayun menambah keseksiannya. Badannya terus terguncang-guncang menerima sodokan kontolku. Aku pun mulai kacau merasakan sensasi di kontolku.

    “Mbak, enak banget Mbak”, kataku?
    “heh…uh… terusin ko. Ahh…”

    Jariku mencoba menerobos ke liang anus Mbak Diah. Aku tidak berani terlalu dalam. Takut menyakiti Mbak Diah. Kontolku terus menghunjam di memek Mbak Diah. Sampai akhirnya aku merasakan gelombang sangat kuat yang siap menerobos keluar dari kontolku.

    “Mbak… Aku dah mo keluar Mbak… Mphhh…”
    Iiiiyyaaaa ko… mbak juga… aaayooo koooo…”

    Kupercepat gerakanku. Kontolku terus menerobos memek sampai akau tidak kuat lagi menahan gejolakku…

    Croot…croot…croot… Ah… Ah… Ah…

    Gerakan kontolku kuhentikan di dalam memek Mbak Diah. Dan tubuh Mbak Diah pun bergetar sangat hebat. Tangan kirinya mencengkeram tangan kiriku yang bermain di payudaranya dengan sangat kuat.
    “AHHH…ekooooo”, teriaknya memenuhi ruangan dapur.

    Kujatuhkan kepalaku ke punggung Mbak Diah. Kutarik kontolku pelan-pelan, dan kuhunjamkan lagi ke dalam memek Mbak Diah tapi dengan gerakan yang sangat pelan. kedua tanganku memegang lembut payudara Mbak Diah. Nikmat banget. Sumpah nikmat banget. Kuciumi pelan punggung Mbak Diah sementara Mbak Diah ga tahan menerima orgasmenya.

    Setelah beberapa saat, aku tetap membiarkan kontolku bertahan di dalam memek Mbak Diah. Lalu, pelan-pelan kutarik kontolku. Mbak Diah melenguh merasakan gesekan pelan di memeknya.

    “Mbak… Nikmat banget. Mbak cantik sekali”, bisikku pelan.
    “Eko… Kamu hebat. Hhh…mbak nggak ngira kamu mau ama mbak”, katanya sambil membalikkan tubuhnya dan kini duduk terkulai lemas di lantai.

    Aku tersenyum aja mendengarnya.
    “Kapan-kapan, kalo mbak pengen, Eko mau ya nemenin Mbak lagi?”
    “Mmmmm… Siap Mbak! Apapun buat Mbak!”, jawabku sambil tersenyum manis.
    this is the fisrt my sex story with Mbak Diah, istri bosku. Setelah hari itu, selama empat hari aku nemenin Mbak Diah tiap malam. Ga jadi nyesel deh, Pak Wir banyak ijinnya. Ijin terus aja Pak wirrrrr…
    Setiap bosku keluar kota aku selalu menemani Mbak Diah dan memberinya kepuasan.

  • Malam Pertama Di Atas Kapal

    Malam Pertama Di Atas Kapal


    829 views

    Cerita Sex ini berjudulMalam Pertama Di Atas KapalCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Berikut Kisah yang saya tulis kali ini akan membuat para pembaca blog ku semakin tertarik dan tidak bosan meninggalkan layar komputer membaca bait demi bait,katakata demi kata apa kata hati mereka yang telah mengalami kejadian ini.makanya aku berani menulisnya,Seiring hari yang datang aku akan mencoba manyijikan cerita cerita seks dewasa yang tentunya bikin kamu tambah dewasa dan banyak mengantongi berbagai ilmu,dirasa wajar juga sex adalah kebutuhan.

    Jadi pelampiasan nafsu menurutku tidak hanya dengan mempraktekkan tapi dengan membaca cerita panas cerita dewasa ni hasrat anda bisa sedkit terkendali dan halhal yang tidak di inginkan yang akan memperpuruk hidup anda sangatlah minim.mari kita berbagi pengalamandengan banyak nya pengalaman tentunya anda semakin tambah cerdas.

    Setiap Ciptaan Tuhan yang ada dalam diri kita dan seluruh ciptaan di bumi ini patut disyukuri.Kekurangan dan tidak kesempurnaan merupakan hal yang wajartiada kesempurnaan untuk hamba Tuhan,berpikir realistis karena tidak ada manusia yang sempurna,contohnya aku inilah salah satu cerita semoga kalian tahu.

    Boleh dibilang saya merupakan lakilaki yang beruntung. Karena terus terang saja saya tidak mempunyai penampilan fisik yang sangat baik, walaupun tidak jelekjelek sekali.

    Kulit saya yang cukup gelap, badan saya yang cukup atletis, dan yang pasti batang kemaluan saya yang cukup ukurannya. Tapi mungkin karena secara naluri saya sangat senang melayani orang lain, sehingga akhirnya saya menjadi seperti sekarang ini dengan segala kelebihan yang saya miliki.

    Awal cerita ketika tahun 1992, saya berangkat dari kampung halaman saya dengan menumpang salah satu kapal milik PELNI, KM Rinjani. Karena waktu itu saya diterima sebagai seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di kota Yogyakarta, kota yang sekarang menjadi tempat tinggal saya.

    Sebagai seorang mahasiswa baru dari keluarga yang berkecukupan, saya sangat bangga, apalagi untuk berangkat ini saya dibekali cukup uang dan tiket di kelas satu. Dan juga saya diperbolehkan untuk mampir di rumah paman yang tinggal di Jakarta dan jalanjalan di sana sebelum daftar ulang sebagai mahasiswa baru di Jogja.

    Ketika naik kapal pada hari keberangkatan, hati ini terasa senang sekali. Saya langsung menuju kamar saya, kamar kelas satu, yang pasti sudah terbayang akan sangat enak rasanya. Tapi saya kaget sekali, karena di dalam kamar sudah ada seorang wanita, yang terus terang saja ada sedikit rasa senang juga karena wanita tersebut tersenyum dengan manisnya ketika melihat saya agak terkejut.

    Oh maaf, mungkin Mbak ini salah kamar..? tanya saya agak ragu.

    Sebab setahu saya tidak mungkin, sudah sering bepergian dengan kapal laut, dalam satu kamar harusnya hanya ada satu jenis kelamin, kalau lakilaki ya lakilaki semua, atau kalau perempuan ya perempuan semua.

    Tapi setelah dicocokkan ternyata nomer tiket kami sama, artinya kami satu kamar. Wah, terus terang saja saya agak canggung juga rasanya, tapi di balik kecanggungan saya ada rasa senang juga lho.

    Karena wanita yang satu ini cukup cantik juga dan bodinya cukup menggairahkan. Dan karena saya sering sekali nonton film porno, langsung saya membayangkan kalau nanti malam kami akan tidur berdua dan berpelukan dengan saling mengeluselus pusat kenikmatan masingmasing.

    Pada waktu pemeriksaan tiket, tanpa ragu dia langsung mengatakan bahwa saya adalah adik sepupunya, jadi oleh petugas kami tidak dipindahkan. Wah, tambah senanglah hati ini. Dan sejak itu kami banyak sekali ngobrolngobrol.

    Dari sini juga saya tahu kalau dia adalah pegawai sebuah bank swasta di Jakarta, bernama Cindy, suaminya seorang dosen sebuah perguruan tinggi di jakarta, dan yang lebih hebat lagi dia tidak sesuai dengan umurnya yang sudah 35 tahun, dan sudah beranak dua.

    Setelah makan siang kami masih melanjutkan obrolan kami tentang berbagai hal di anjungan depan kapal. Kapal sudah semakin jauh dari daratan, jarum jam sudah pukul dua, hawa terasa agak panas, mata mulai mengantuk diterpa angin laut, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat saja. Tanpa sadar Cindy menggandeng tangan saya ketika kami berjalan menuju kamar, karena agak canggung, tangannya saya lepaskan. Cindy agak kaget tapi dia malah tersenyum manja.

    Memang pada waktu itu saya sering menonton film porno dan juga sering beronani, tapi melakukan hubungan seks saya balum pernah sama sekali. Jadi hati ini rasanya degdegan luar biasa, karena ketika berjalan di lorong kapal yang kebetulan saya berada di belakangnya, saya melihat pantatnya yang bulat yang terbalut celana jeans ketat dan rambutnya yang panjang sepunggung dan diikat, sehingga terlihat jenjang belakang lehernya yang putih dan mulus.

    Oooh! Indah sekali! jerit batin saya.

    Pada waktu itu saya ingin memeluknya dari belakang dan ingin langsung mencium lehernya itu, tapi sekali lagi hati ini rasanya canggung sekali, boleh dibilang saya takut!

    Ketika kami bersamasama masuk kamar Cindy langsung menuju kamar mandi, katanya dia sudah kegerahan dan sebelum tidur siang ingin mandi dulu. Saya langsung rebahan di tempat tidur sambil membayangkan tubuh Cindy yang pasti sintal dan menggairahkan kalau dilihat dari pantatnya yang bulat. Tanpa sadar tangan kiri saya sudah memegang batang kemaluan yang mulai mengeras.

    Tetapi tibatiba ada suara dari balik pintu kamar mandi, Mas Andi, tolong ambilkan handuk saya di dalam koper dong.

    Saya terkejut setengah mati, karena pikir saya Cindy sudah keluar dari kamar mandi. Ketika mengambil handuk, saya melihat pakaian dalamnya yang bagusbagus dan super mini.

    Oooh..! batin ini semakin menjerit.
    Karena sebagai seorang lakilaki normal, pasti siapa saja tidak akan tahan dengan momen seperti ini.

    Pintu saya ketuk untuk memberikan handuknya, dan ketika pintu dibuka, betapa kagetnya saya karena Cindy berdiri di depan pintu hanya dengan celana dalam yang sangat mini dengan bordiran yang apik dan sangat jelas sekali terlihat gunungan hitam di selangkangannya seperti akan meletus. Saat melihat saya tertegun dengan handuk di tangan, dengan cueknya Cindy menarik tangan saya untuk mandi bersama.

    Pada waktu itu saya hanya seperti robot yang bergerak hanya kalau disetel untuk bergerak. Karena terus terang saja, waktu itu pikiran saya seakan tidak percaya dengan apa yang sedang ada di hadapan saya. Ternyata tubuh Cindy lebih indah daripada apa yang saya bayangkan, dan lebih hebat lagi lebih cantik dalam keadaan telanjang.

    Tanpa sadar saya melepaskan celana dalam Cindy, dan tubuhnya saya sirami dengan air dari shower. Cindy melenggaklenggokkan pantatnya yang bulat ketika air shower saya arahkan ke pantatnya. Dan ketika saya arahkan ke punggung, Cindy meliukliukkan tubuhnya dengan sangat erotis.

    Tibatiba Cindy membalikkan tubuhnya dan langsung melahap bibir saya, dengan kencang dihisap dan disedot. Tapi tibatiba Cindy berhenti dan marah, Hey, dicopot dong bajunya!

    Saya hanya dapat terawa kecil karena bersamaan dengan itu Cindy pun dengan bergairahnya mencopot kaos dan celana panjang saya yang mana celana dalamnya langsung ikut terlepas.

    Wow, lucu sekali bentuk batang kamu Andi..? Cindy bertanya dengan manjanya.
    Lho apa punya suami kamu nggak lucu tuh..? saya balik tanya dan Cindy hanya tertawa dengan ujung kemaluan saya yang sudah berada di dalam mulutnya.
    Gila! Cindy benarbenar luar biasa, mungkin karena dia sudah bersuami dan sudah punya anak pula. Dan baru kali ini saya merasakan betapa nikmatnya apa yang selama ini selalu saya tonton di film dan selalu saya bayangkan siang dan malam. Dengan gemasnya Cindy mengeluselus buah zakar dan menghisaphisap kepala penis saya dengan lembutnya.

    Tidak terasa sudah lama sekali Cindy menghisap batang penis dan akhirnya, Hey, capek nih jongkok terus. Gantian dong..!

    Cindy lalu saya gendong ke arah tempat tidur, lalu saya rebahkan dengan kakinya yang putih mulus terkulai di lantai. Kaki Cindy saya angkat perlahanlahan, sambil memberikan sedikit sensasi di talapak kaki. Cindy kegelian dan mengelinjang, kemudian saya mulai menyerang payudaranya yang memang tidak begitu besar tapi cukup menggoda.

    Ujung penis saya gosokgosokkan di lubang vaginanya sambil menghisaphisap puting payudara Cindy. Saya semakin menikmati permainan ketika Cindy mulai mengerangngerang keenakkan.

    Dan ketika pinggulnya mulai digerakgerakkan ke atas dan ke bawah saya mulai menyadarai kalau Cindy minta dicoblos liang vaginanya. Tapi saya sengaja untuk mempermainkan ujung penis di mulut vagina Cindy.

    Ayo Andi, dimasukkan saja, jangan cuma diluar begitu dong..! akhirnya Cindy benarbenar tidak tahan.

    Lalu saya mulai menekan panis saya untuk masuk ke dalam vagina Cindy. Uuuhhh..! Hangat dan enak sekali rasaya. Cindy sambil mengerang keenakkan mangangkat pantatnya, sehingga penis saya semakin dalam masuknya. Aaahhh..! Semakin enak saja rasanya. Akhirnya saya tahu kalau berhubungan seks itu sangat enak rasanya.

    Ketika pantat Cindy diturunkan, tibatiba penis saya terlepas dari lubangnya. Cindy menaikkan lagi pantatnya, dan ketika diturunkan lagi terlepas lagi. Begitu dan seterusnya hingga Cindy marahmarah karena ternyata saya hanya diam saja.

    Ayo dong Andi kamu goyang juga pantatmu maju mundur. Ayo dongg..!

    Saya semakin tahu kalau behubungan seks bukan saja enak tetapi juga menyenangkan. Pantat Cindy mulai diam dan pantat saya mulai digerakkan. Perlahanlahan saya masukkan batang penis yang sudah sangat tegang ini, dan saya tarik lagi dengan satu hentakan keras.

    Perlahanlahan lagi saya masukkan dan saya tarik lagi dengan satu hentakan keras. Cindy merem melek ketika saya masukkan, dan Cindy mengerang keras ketika saya tarik. Begitu terus saya lakukan hingga akhirnya Cindy bangun dan memeluk saya.

    Dengan mesranya saya menggendong dan mencium bibir Cindy. Tapi saya terkejut ketika tibatiba Cyndi menggoyang dengan keras sekali pantatnya, diputarputar pantatnya pada gendongan saya, dan pada saat itu saya semakin kaget ketika tibaiba pula lubang vaginanya terasa mengecil lalu dengan kerasnya Cindy berteriak, Annddiii..! dan keringat kecilkecil mulai keluar di atas keningnya.

    Sekali lagi, dari sinilah saya benarbenar tahu bahwa berhubungan seks itu enak sekali, menyenangkan, dan yang lebih menyenangkan lagi kalau kita dapat membawa pasangan kita ke puncak kenikmatan. Karena pada saat kita melihat pasangan kita menggelinjang keenakkan pada saat itu pula hati ini akan terasa plong.

    Kembali Cindy marah, karena dia sudah kelelahan sementara batang kemaluan saya masih berdiri tegak. Dan yang pasti saya belum ejakulasi. Tapi sambil mengecup bibir Cindy dengan lembut saya katakan kalau saya sudah sangat senang diperkenalkan dengan hubungan seks yang sebenarnya, dan saya sudah sangat puas melihat dirinya puas dan senang dengan permainan saya.

    Akhirnya kami mandi bersama, dan di kamar mandi kami masih mengulangi permainanpermainan yang lebih menyenangkan lagi. Hampir setiap saat dan setiap kesempatan di kapal kami melakukannya lagi dan lagi. Ketika sampai di Jakarta, dia memberikan alamat dan nomer teleponnya dan berharap sekali kalau saya mau mampir ke rumah atau kantornya.

    Beberapa kali Cindy pernah saya hubungi dan beberapa kali kami pernah berjumpa, hingga akhirnya sekarang kami tidak pernah lagi berjumpa karena terakhir kali saya hubungi alamatnya sudah pindah.

    Entah dimana kamu Cindy, tapi yang jelas aku selalu merindukan kamu, karena kamu telah memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang bagaimana berhubungan seks dan memuaskan pasangan main.

    Terima kasih untuk Cindy, terima kasih untuk 17thn, dan terima kasih untuk semua. Saya berharap Cindy membaca cerita ini di 17thn. Dan bagi para pembaca, khususnya yang berkelamin wanita tulen dan ingin dilayani oleh saya boleh segera menghubungi saya di email dengan mencantumkan alamat dan nomer teleponnya. Sekali lagi terima kasih untuk Cindy dan Are you miss my dick..?

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mama Lina Seksi

    Mama Lina Seksi


    954 views

    Cerita Sex ini berjudulMama Lina SeksiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Nama ku Rendi, telah beristri, bekerja di sebuah Perusahaan Swasta, Istriku cukup lumayan, cantik dan bahenol, namun yang akan aku ceritakan ini bukan soal hubungan seks ku dengan istri ku, tapi soal hubungan ku dengan seorang setengah baya, yang setatusnya adalah tante, tapi kami sekeluarga memanggilnya dengan kata Mama, hal ini wajar, agar bisa lebih akrab dan dekat.

    Mama Lina, itulah sebutan dan nama dari tante istriku, Mama Lina adalah Istri dari Paman Istriku, maaf beliau adalah Istri kedua dari Paman Istriku, Cantik, tidak terlalu tinggi, wajar sebagaimana pribumi, kulitnya terbilang putih, mulus, walau bersetatus tante atau lebih tua dari istriku tapi belum terbilang tua.

    karena dia istri kedua dari Paman Istriku, semua lekuk tubuh sensualnya masih mengencang, mulai dari payudaranya, masih terangkat keatas dan bulat menonjol menggairahkan, putingnya juga masih seperti milik seorang gadis, perutnya belum mengendor, begitu juga pinggul dan pantatnya masih menonjol.

    Anda tau apa sebabnya ? ialah karena Mama Lina tidak pernah hamil dan ternyata selama 9 tahun berumah tangga dengan Paman Istriku, boleh dikatakan hanya 1 tahun dia digauli sebagaimana layaknya seorang istri, selebihnya selama 8 tahun selanjutnya, hanya dia bisa nikmati dengan sentuhan tangan suaminya, Itu semua dia alami Karena Sang suami memiliki penyakit Jantung kronis, dan sudah tiada.

    Singkat ceritanya ialah Mama Lina sudah lebih kurang 1 tahun menjanda, sebatang kara, tidak punya anak, apalagi cucu, tidak bekerja dan juga tidak memiliki usaha, peninggalan suami paspasan, oleh karenanya aku bersama istri sudah berniat untuk membelanjakan atau memberikan nafkah kepada Mama Lina, mulai dari urusan bayar telepon, Listrik, sampai urusan belanja dapur. Hidupnya seharihari ditemani dengan seorang pembantu rumah tangga, yang juga menjadi tanggungan kami.

    Setiap 2 minggu sekali istriku selalu datang menemui Mama Lina untuk menjenguk sekaligus membawanya belanja keperluan dapur ke Supermarket, aku paling hanya telepon dan paling sebulan sekali menjenguknya. Semua ini kami lakukan hitunghitung balas budi, karena sewaktu suaminya masih ada dan kondisi kehidupan kami belum mapan kami banyak dibantunya.

    Suatu ketika istriku tidak dapat pergi untuk menjenguk Mama Lina, padahal sudah jadualnya untuk belanja keperluan dapur Mama Lina, istriku kurang enak badan, terpaksa aku menggantikannya, dan hal ini bukan yang pertama kali sudah sering hampir 45 kali, namun yang kali ini suatu hal yang luar biasa.

    Aku sudah tidak canggung lagi dengan Mama Lina, karena sudah biasa bertemu dan bahkan sudah seperti Ibu ku sendiri. Soal tidur, kami sering tidur bertiga, Aku, Istriku dan Mama Lina, bahkan pernah suatu siang kami, Aku dan Mama Lina tidur berdua dikamar, jadi tidak ada hal yang aneh, namun kali ini kejadiannya tidak terencana dan sangat mengagetkan.

    Selesai jam kerja di sore hari, aku langsung menuju kerumah Mama Lina, untuk menggantikan istriku menemani Mama Lina belanja keperluan dapur sebagaimana rutinnya, Setibanya di rumah Mama Lina aku langsung memarkirkan mobil ku di depan garasi rumahnya.

    Sore Ma! Sapa ku sambil menghampiri Mama Lina yang sedang tiduran di sofa sambil menonton TV, kucium tangannya dan kedua pipinya, hal ini adalah kebiasaan di keluarga kami kalau bertemu dalam satu keluarga.

    Dengan siapa kamu Ren ? Mama Lina bertanya sambil melirik kearah pintu utama dan melihat ku dengan kening dikerut.

    Ya dengan Mobil Ma ..! Jawab ku santai dan berbalik ke arah Lemari Es untuk mengambil segelas air dingin.

    Jangan bercanda ., Mama Tanya beneran

    Rendy tidak bercanda Ma., Rendy jawab benaran sekarang aku duduk di bangku tamu didepan sofanya, sambil ikutan menonton TV.

    Maksud Mama, Eva tidak ikut ? Eva adalah Istri ku.

    Eva lagi tidak enak badan, jadinya Rendy yang kesini Jawab ku sambil mengalihkan pandangan dari pesawat Televisi kearah Mama Lina, namun pandanganku terhenti di kedua panggkal pahanya yang sedang dilipat dan saling bertindihan.Kusadari Mama Lina tidak sadar kalau dasternya tersingkap atau dia tahu tapi karena hal ini sudah biasa maka tidak ada masalah bagi kami.

    Kali ini aku merasakannya agak aneh, kog aku merasa terangsang dengan pandangan ini. Aku sadar sehingga kualihkan secepatnya pandanganku lagi kearah pesawat televisi, tapi perasaan ku menggoda, sehingga aku mencoba mecuri pandang dengan melirik kearah paha tadi, hati semakin tidak tenang, pikiranku mulai tidak normal. Kucoba membuang fikiran yang sudah mulai tidak menentu arah.

    Ma.. !` sapaan ku berhenti, aku ingin menggajak nya bicara tapi pada saat aku menyapa sacara bersamaan aku memalingkan pandangan ku lagi kearah wajah Mama Lina, tapi pandangan ku berhenti di bagian dada Mama lina yang terlihat gundukannya dikarenakan belahan dastrernya pada bagian dada melorot kesamping, karena pada saat itu posisi tidur Mama Lina disofa miring.

    Ada apa Ren Tanya nya mengagetkan ku, aku segera memalingkan pandanganku kewajahnya.

    Ayo Ma, rapirapi, sudah hampir jam 7 nich, nanti Supermaket tutup

    Ren, badan Mama rasanya lemes, kurang bersemangat, bagaimana kalau besok aja kita belanjanya

    Yah Mama .., Rendy udah sampai disini, lagi pula besok Rendy ada kerja lembur, dan iya kalau Eva sudah enakkan dan bisa kesini.

    Ya udah kapan kapan aja sambutnya lagi,

    Enggak ah Ma sekarang aja, nanti kalau ditundatunda jadi enggak jadi kayak dulu

    Kamu memang orangnya keras kepala Ren, kalau ada maunya tidak bisa ditunda

    Ya sudah Mama salin dulu, tapi kalau nanti Mama jadi sakit kamu yang repot juga

    Akhirnya dengan malas dia bangun dari sofanya menuju kamar, akupun melanjutkan menonton Televisi. Selang beberapa menit aku menunggu dengan tidak sabar, akupun melirik kearah pintu kamar, dan tiba tiba mata ku terperanjat melihat pandangan didalam kamar,

    kulihat Mama Lina membelakangi pintu kamar dengan hanya menggunakan celana dalam tanpa BH, sayangnya posisinya juga membelakangi ku sehingga aku hanya bisa menikmati lekukan tubuhnya dari belakang, dan cukup indah masih seperti anak remaja, semuanya serba ketat dan gempal. Aku semakin kacau.

    Kuperhatikan terus dari ujung kaki sampai ujung kepalanya, rambut yang terurai semakin menggairahkan ku. Kulihat Mama lina sedang memakai Baju Kemeja putih berenda, wah rupanya dia tidak memakai BH, setelah itu dia pakai celana Jean ketat panjangnya tigaperempat, dan langsung berbalik kearah pintu kamar, aku dengan cepat juga memalingkan muka kearah Televisi seolaholah tidak tahu apa yang terjadi tadi di kamar.

    Ayo Ren . Kita jalan , sapa Mama Lina yang sudah keluar dari kamarnya, dan akupun meraih remote TV untuk mematikan TV, sambil bangun dari sofa yang aku duduki.

    Kalau nanti Mama sakit, kamu harus tanggung ya Rend ! Mama Lina membuka lagi pembicaraan setelah beberapa menit kami meninggalkan rumahnya dan Mama lina sedang menikmati jalan sambil duduk disebelahku. Aku sambil memegang setir mobil menjawab dengan santai dan manja.

    Ya . Iya dong Ma., siapa lagi yang ngurus Mama kalau bukan Rendy.

    Mama sambil rebahan ya Ren ? pintanya sambil merebahkan sandaran jok mobil yang didudukinya.

    Boleh kan Ren ? pintanya lagi sambil memegang tangan kiriku, tapi saat ini posisi Mama Lina sudah rebah dan terlentang, seolaholah memerkan dadanya yang menonjol menggairahkan itu.

    Aku menoleh kesamping kearah Mama Lina sambil mengangguk, tapi lagilagi pandanganku terhenti didada Mama Lina, yang terlihat samar lekukannya dari balik bajunya yang sengaja tidak dikancing pada bagian atasnya.

    Kuarahkan lagi pandangan ku kejalan raya agar tidak terjadi apaapa.Setibanya di Supermarket mobil aku parkirkan ditempatnya dan kami pun berjalan menuju kedalam supermarket sambil bergandengan, Mama lina mengait tanganku untuk digandolinya, hal ini sudah biasa bagi kami,

    tapi kali ini darah ku berdesardesar saat bergandengan tangan dengan Mama Lina, bagaimana tidak berdesar, yang sedari tadi dalam fikiran ku terlintas terus lekukan buah dada Mama Lina kini tersenggolsenggol mengenai siku kiri ku seirama dengan gerakan langkah kami selama menuju kedalam Supermarket.

    Setibanya didalam supermarket aku langsung menyambar lorry yang berada disisi pintu masuk supermarket, dan kami pun bergandengan lagi menuju ke barisan etalase keperluan Rumah tangga. Satu persatu barang keperluan dapur dipilih dan diambil oleh Mama Lina, akupun asik dengan kegiatan ku sendiri memperhatikan lekukan badan Mama lina yang masih mengencang yang bergerak terus kadang merunduk dan berdiri lagi sambil ia memeriksa barang yang terdapat dietalase. Khayalan ku terhenti karena sapaannya.

    Rend coba kamu lihat labelnya ini, apakah jangka waktunya masih berlaku tidak pintanya sambil jongkok dan dan tanpa melihatku kebelakang dengan tangan memegang sebuah makanan kaleng memberikan kepada ku.Kemudian aku bergerak mendekati Mama Lina dan berdiri tepat disampingnya yang sedang jongkok, kuambil makanan kaleng yang ada ditangannya dan kuperhatikan dengan seksama label masa berlaku yang dimaksud.

    Masih lama nih Ma Jawab ku sambil mengembalikan makanan kaleng tadi kepada Mama Lina, yang saat ini posisinya sedang membungkuk memperhatikan barangbarang yang lain.

    Aku terperanjat melihat dua buah gunung yang menempel di dada Mama Lina, terlihat jelas karena posisinya yang membungkuk sehingga bajunya menggantung kebawah.Buah dada yang indah, masih mengencang, dan memiliki putting yang masih kencang dan tidak terlalu besar, maklum karena Mama Lina belum pernah menyusui bayi.

    Bentuknya masih bagus, tanpa keriput sedikitpun di sekitar putingnya, putih mulus dan terawat dengan baik. Ada sekitar sepuluh detik aku memperhatikannya, terhenti karena Mama lina berdiri dan bergeser posisi.

    Kini akupun tetap berada disampingnya, dengan maksud untuk mendapatkan kesempatan memandang seperti tadi, dan benar Mama lina sebentarbentar menunduk, dan kesempatan itu tidak aku lewati dengan langsung mengincar pandangan buah dada yang indah itu.

    Sudah lebih kurang setengah jam kami mengitari etalase demi etalase, tibatiba dari posisi jongkok Mama Lina meraih tangan kiriku yang sedang berada disebelahnya. Sambil menggandul ditanganku Mama Lina berdiri dan merapatkan badannya disisi badan ku langsung meletakkan wajahnya di bahu kiri ku sambil bergumam

    Mama pusing Ren.. Mama udah enggak kuat lagi Kemudian tangan kiri ku mengait pinggul Mama Lina setengah memeluk dan berkata,

    Ya.. sudah Ma, kita pulang aja, kalau masih ada yang kurang belanjaannya bisa dibeli di warung dekat rumah aja Tanpa menunggu jawaban Mama Lina, sambil tetap merangkulnya tangan kanan ku meraih kereta dorong belanjaan dan berjalan menuju Kasir.

    Selesai membayar semua belanjaan aku pun meminta petugas kasir untuk membantu membawakan barang ke Mobil, sementara aku berjalan didepan sambil merangkul Mama Lina. Yang kurasakan sekarang buah dada Mama Lina menempel di rusuk kiri ku, dan nafasnya yang wangi sangat terasa disisi pipi ku.

    Setibanya di Mobil aku pun membukakan pintu dan membimbing Mama Lina masuk ke Mobil, perlahan aku dudukan dan kurebahkan ke kursi yang berada disebelah supir, dan sambil kedua tangan ku menahan badan Mama Lina rebah, tersenggol lah kedua sisi buah dadanya oleh tangan ku, aduh alangkah kerasnya tuh buah dada.

    Diperjalanan pulang kutanyakan apakah perlu diperiksa ke dokter, tapi Mama Lina mengatakan tidak perlu, karena dia hanya merasa pusing biasa, mungkin masuk angin. Aku pun menyetujui dan langsung mengarahkan mobil ke rumah Mama Lina.

    Kusempatkan memegang kening Mama Lina dengan tujuan memeriksa apakah badannya panas atau tidak. Kupalingkan pandangan ku sekali sekali kearah Mama Lina yang tiduran disamping.

    Masih pusing Ma.., Tanyaku.

    Sedikit .. jawabnya singkat.

    Ntar juga sembuh Ma ..

    Pembicaraan kami terhenti dan diam beberapa saat.Mobil aku parkir didepan rumah, dan dengan bergegas aku turun terus menghampiri sisi pintu kiri mobil untuk membukakan pintu bagi Mama Lina, pintu pun ku buka, kulihat Mama Lina terasa berat mengangkat badannya dari Jok Mobil.

    Bantu Mama dong Ren., dasar tidak bertanggung jawab hardiknya manja.

    Akupun langsung merangkul pinggulnya turun dari Mobil dan langsung memapah kedalam rumah. Setibanya didepan pintu masuk Mbok Atik pembantu Mama Lina membukakan pintu dan aku sambil membopong Mama Lina memerintahkan Mbok Atik untuk menurunkan barang serta menguncil kembali mobilnya.

    Mama mau tiduran di Sofa atau dikamar?

    Dikamar aja Rend Kami pun menuju kamar, dan aku langsung membaringkan Mama Lina terlentang di tempat tidur. Mama Lina pun berbaring sambil memegang kepalanya.

    Rendy balur minyak kayu putih dulu ya.. perut Mama, setelah itu Rendy pijit kepala Mama Pintaku.

    Mama Lina diam saja, dan aku mengartikan dia setuju, akupun langsung beranjak mengambil minyak kayu putih yang tersedia di tempat obat. Kuangkat sedikit baju kemeja bagian bawah Mama Lina sampai batas rusuk bawahnya, dan akupun membalurkan minyak kayu putih tadi, dengan lembut aku lakukan.

    Ma Kancing celana Mama di lepas ya biar lega bernafas Aku tahu dia pasti tidak menjawab dan aku pun langsung melepas kancing celana nya.

    Selesai aku membalur bagian perutnya dan tanpa meminta ijin aku membalur bagian dada atasnya, saat itu Mama lina kuperhatikan sedang memejamkan matanya sambil kedua tangannya memegangi kepala. Dan aku duduk diatas tempat tidur disisi kanan Mama Lina.

    Sesuai janji ku, selesai membalur akupun mulai memijit kepala Mama Lina, perlahan kutarik kedua tangannya kebawah, dan tanpa kusadari tangan kanannya jatuh diatas pangkal paha ku hampir mengenai punya ku.

    Perlahan aku pijit dengan lembut kepalanya, dia pun menikmatinya, tibatiba aku teringat pemandangan yang indah sewaktu di supermarket tadi, dua gundukan daging yang menggairahkan, seketika itu juga pandangan ku berpindah ke dada Mama Lina, tapi sial yang terlihat hanya bagian atasnya, bajunya hanya terkuak sedikit pada saat aku membalurkan minyak kayu putih pada bagian dada tadi.

    Ren . Jangan pulang dulu, temani Mama sampai enakan Aku terkejut dengan suara tadi dan akupun memalingkan muka ku kearah wajah Mama Lina, sambil mengangguk.

    Pijitan ku terus pada kepala Mama Lina, dan Dia pun kembali memjamkan matanya.Terasa capek karena posisi ku memijit agak membungkuk, akupun pindah duduk di lantai karpet.

    Sekarang posisi memijit ku sambil duduk dilantai dengan kepala aku tidurkan ditempat tidur, pas berada disamping karena buah dada Mama Lina.Karena mungkin terlalu capek, akupun tertidur pulas, ada mungkin 15 menit, dan aku terbangun karena tekanan buah dada sebelah Kanan Mama Lina pada ubunubun kepala ku.

    Kuangkat kepala ku, kudapatkan Mama Lina sedang tidur miring kekanan menghadap ku, dan tanpa kusadari sekarang pipi ku menempel langsung pada bagian atas buah dada kanan Mama Lina. Aku tidak berani bergerak, kudiamkan saja pipi ku menempel, tapi barang ku mulai bergerak mengeras.

    Ada lebih kurang satu menit aku terdiam pada posisi ini, dan tibatiba Mama Lina memindahkan tangan kirinya yang sedari tadi di atas paha nya ke bahu ku tepat dibawah leher, seolaholah memeluk ku.

    Gerakan Mama Lina tadi menyebakan bajunya yang terkuak nyangkut di dagu ku dan tertarik kebawah, sehingga makin terbuka lebar buah dada yang terbuka, dan kepala ku juga ikut terdorong kebawah dengan posisi tidur Mama Lina masih miring dan yang menyenangkan bagi ku ialah putting susu kanan yang kecil mungil tadi berada satu centimeter diujung bibir ku.

    Aku heran dan gemeter, apakah ini sengaja dilakukan oleh Mama Lina, dan apakah dia benarbenar tidur sehingga tidak mengetahui keadaan ini. Sementara fikiran ku bertanyatanya tanpa kusadari lidah ku sudah mulai

    menjilati pinggiran putting yang kecil mungil dan halus itu, terus aku jilati sepuas ku dan perlahan aku geser kepala ku sedikit agar lebih dekat dan dapat mengisap serta mengulumnya. Kini aku isap putting yang menggairahkan itu.

    Mama lina masih memejamkan matanya, entah tidur atau tidak tapi aku sudah tidak perduli lagi dan perlahan aku buka satu lagi kancing baju atasnya, agar aku bisa lebih leluasa menjilati buah dada yang indah ini.

    Tibatiba ada gerakan pada kaki Mama Lina, dan dengan segera aku lepas kuluman bibir ku di putting Mama Lina dan aku ber purapura tidur, wah bener Mama Lina menggerakkan badannya dan berpindah posisi miring membelakangi ku.

    Untuk beberapa saat aku terdiam sambil memperhatikan punggung Mama Lina, namun fikiran ku terus merayap mencari akal agar aku dapat menikmati buah dada yang montok tadi, maklum nafsu ku sudah mulai tidak bisa dibendung, untuk pulang kerumah menyalurkannya perlu waktu lagi,

    sementara disini sudah mulai dapat kesempatan, apalagi aku tahu Mama Lina sudah bertahuntahun tidak pernah di sentuh barang sakti, pasti vaginanya sudah mulai rapat dan ketat lagi.Akhirnya aku putuskan untuk memberanikan diri naik ketempat tidur dan berbaring disebelah Mama lina dengan posisi miring menghadap punggung Mama Lina.

    Untuk beberapa saat aku merfikir memulainya dari mana, aku bingung, tapi akhirnya aku putuskan untuk memeluk Mama Lina dari belakang dengan melingkarkan tangan kanan ku ketengah dadanya. Perlahan ku tempelkan telapak tangan ku bagian atas buah dada kiri Mama Lina, wah.

    benjolannya masih keras, pelan ku gerakkan tangan ku turun ke bagian tengah buah dadanya, sekarang posisi tangan ku sedang mempermainkan putting buah dada Mama Lina sambil sebentar sebentar meremasnya.

    Kurasakan badan Mama Lina bergerak dan akupun berhenti dalam permainan ku sejenak dalam posisi masih memeluk Mama Lina dan tangan ku masih berada diatas gundukan buah dada Mama Lina. Bersamaan akan aku mulai lagi permainan ku tadi, karena aku anggap Mama Lina sudah pulas lagi, ku dengar suara serak dan parau dari sebelah ku.

    Ren dari tadi Mama tahu kalau Rendy mimik, dan sekarang pegangi susu Mama suara ini datangnya dari Mama Lina. Aku sangat terkejut dan kaku sekujur tubuh ku, takut dan bersalah.

    Ma .. belum selesai aku berbicara tibatiba tangan ku yang berada diatas buah dada Mama Lina dipegangnya dan ia berkata

    Tidak apaapa Ren., kalau kamu masih belum puas teruskan aja, asal kamu bisa memberi kesenangan pada Mama

    Tanpa menunggu abaaba lagi dari Mama Lina, aku segera menarik badan Mama Lina sehingga pada posisi telentang, dan karena kancing bajunya sudah terbuka setengah maka terkuak lah buah dada yang aku remas remas tadi.

    Rendy akan memberikan kepuasan yang telah lama hilang dari Mama malam ini selesai berkata demikian, aku langsung menerkam dan melumat bibir mungil yang dihadapan ku.

    Permainan bibir berjalan sangat panjang, kami saling bertukar menghisap bibir atas dan bawah, saling mempermainkan lidah, bagaikan dua orang yang sudah lama tidak berciuman.Permainan bibir dan ciuman kuhentikan dan aku berkata lembut sambil memandangi mata Mama Lina yang sudah mulai layu.

    Mama sudah puas ciuman Ma .. dia tersenyum dan mengangguk.

    Sekarang Mama nikmati ya., Mama diam dan nikmatilah, Rendy akan memberikan kesenangan yang Mama minta

    Perlahan aku pelorotkan badan ku yang ada diatas Mama Lina turun kebawah, sehingga muka ku persis diatas dada Mama Lina. Ku ciumi lembut leher kirinya dan perlahan berputar ke leher sebelah kanan, setelah puas dengan ciuman di leher, ciuman aku pindahkan kebagian atas dada Mama lina.

    Pertama aku ciumi dan aku jilati gundukan kedua dadanya, dan bergeser kebagian tengah, kini aku kitari keliling gundukan buah dada yang kanan dan sekarang yang kiri. Perlahan ku rambatkan juluran lidah ku keatas puting susu kiri Mama lina dan kuisap sedikitsedikit sambil menggigit halus.

    Kuraskan kedua tangan Mama Lina mulai mendekap badan ku, dan kurasakan juga Mama Lina mulai menggerakgerakkan pinggulnya yang kutahu dia sedang mencari ganjalan agar menekan tepat dibibir vaginanya. Aku pindahkan lagi kuluman dan permainan bibir ku ke putting susu Mama Lina yang sebelah kanan, Mama lina makin bergerak agak cepat, dia mulai terangsang penuh.

    Enak Ma.., ???Mama Senang .??..sambung ku lagi.


    Ren . Mama senang, Mama Puas.., Kamu pinter, kamu lembut .anak manis, Mama sudah lama sekali tidak merasakan ini, Mama .mau kalau setiap ketemu Kamu cium dan mimik MamaRen , lagi nak ., jangan terlalu lama ngobrolnya, teruskan aja apa yang kamu mau lakukan, Mama pasti senang.

    Cium lagi Ren .., Mimik lagi anak manja ..

    Aku pun meneruskan permainan lidah ku di kedua susu yang mentul dan keras itu. Perlahan ciuman dan jilatan ku turun ebawah sambil aku melorotkan lagi badan ku, kini kaki ku sudah menyentuh lantai. Ku ciumi perlahan perut Mama lina terus kebawah sambil membuka resliting celana Mama lina.Sekarang posisi ciuman ku sudah berada dibagian bawah pusar Mama Lina, kirakira satu centi lagi diatas klitoris Mama lina.

    Badannya mulai bergerak tidak menentu, pinggulnya naik turun seakan ingin segera ujung lidah ku menyentuh belahan yang sudah mulai membasah ini, sesekali kudengar suara desis dari bibir mungil Mama Lina dan nafas yang sudah mulai tidak menentu.

    ahhkk. Hek .ehhhh, yaahhhh Ren

    Perlahan kutarik dan lepaskan celana jean dan sekaligus celana dalam Mama lina, badan dan kakinya ikut dilenturkan agar mudah aku melepaskan celana yang menutupi vaginanya.Sekarang celananya sudah terlepas tidak ada lagi yang menutupi kulit mulus Mama Lina dari pusar kebawah, sementara kancing baju yang dipakainya sudah kubuka semua dan telah terbuka lebar.

    Aku terdiam sejenak dan memandangi tubuh mulus Mama Lina yang sedang telentang pasrah sambil memejamkan matanya. Kupandangi dari kedua buah dadanya sampai ketengah selangkangannya yang menjepit vagina yang ditumbuhi bulu halus dan pirang, Berulang kali aku pandangi, akhirnya aku terkejut oleh suara Mama Lina.

    Anak manja .., apa sudah selesai kamu puaskan Mama, ..atau Mama cukup kamu pandangi saja seperti itu??

    Tentu tidak Mama sayang , Mama akan mendapatkan kepuasan yang belum pernah Mama dapatkan sebelumnya,. ..tapi Rendy tidak akan menyianyiakan pemandangan yang langka ini, jadi Rendy puaspuaskan dulu memandangi Mama.

    Ayo lah Ren., mama sudah tidak sabar lagi merasakan kepuasan yang kamu janjikan.., kamu bisa memandang Mama kapan saja dan dimana saja nanti, Mama pasti kasih asal kamu selesaikan dulu sekarang

    Tanpa menjawab apaapa lagi aku pun berlutut diujung kakinya du tengah kedua kakinya. Perlahan aku elus dengan kedua tangan ku kedua kaki Mama Lina mulai dari bawah betisnya sampai kepangkal pahanya berulang kali naik turun sambil kedua ujung jari ku menyentuh sekalisekali bibir kiri dan kanan Vaginannya.

    Rangsangan mulai dirasakan Mama Lina, kaki dan pinggulnya mulai bergerak dan kejangkejang. Melihat hal itu aku langsung membungkuk dan menjilati sekeliling bibir Vagina Mama Lina.

    Tercium aroma khas vagina yang terawat dan basah.., dan aku yakin kalau vaginan ini sudah bertahuntahun tidak disentuh benda keras, kelihatan rapat dan tidak berkerut seperti genjer ayam, satu keuntung besar aku dapatkan. Permainan lidah ku berlangsung semakit lincah dan sembari menggigit dan menghisap bagian klitoris yang benar sensitive itu.

    Ren. Enak sekali Rennnn ., kamu benar , Mama belum pernah merasakan jilatan seperti ini sungguh sayang ., ahhhkkk Ren ..ahhhh ehhhhhhhlk kkk.. sambil bergumam Mama lina menarik rambut ku dengan kedua tangannya agar aku merapatkan dan menekan bibir ku kuat ke Vaginannya.

    Jangan berhenti Ren .. , Mama puas., Mama ahhkk. Mam.., Mama menikmatinya Ren . Uhhh..

    Kamu apain Ren, Tobat anakku.., ampun Mama ..ahkkkkk ahhhhhhh enak Ren,Aku tidak perdulikan ocehannya, terus aku jilati vaginanya yang semakin basah, kutahan pinggulnya dengan kedua belah tangan ku agar tidak menggangu permainan ku dengan rontakan nya.

    Tiba tiba aku rasakan kepala ku diangkat keatas dan kulihat Mama Lina sudah duduk dihadapan ku, dengan cepat kedua tangan Mama Lina meraih ikat pinggang dan kancing celana ku, dan membuka resliting celnaa ku. Kurasakan darah ku mengalir cepat dan bulu roma ku berdiri pada saat tangan kanan Mama Lina menelusup masuk kedalam celanaku dan mengelus batang kemaluan ku.

    Ku diamkan saja apa Maunya. Mama lina terus mengelus sembari meremas remasa kelamin ku. Dengan tidak sabar di pelorotinya celana ku, dan karena posisi kuberdiri dengan lutut diatas tempat tidur dihadapan Mama Lina, sehingga gerakan tanganya melorotkan celanaku dan celana dalam ku berhenti di lutut ku, tapi itu semua sudah cukup untuk membuat kemaluan ku tidak tertutup lagi

    Ren .. besar sekali kamu punya di berkata sambil mengelusngelus batang dan kantong biji kemaluan ku.

    Ren apa tidak sakit Ren ., Mama kan sudah lama tidak dimasuki

    Tidak Ma.., Nanti Rendy akan pelan pelan dan Mama akan merasakan nya nikmat..

    Dan ahhhhhk.., tersentak nafasku, Mama Lina sudah mengulunm ujung batang kemaluan ku, dihisapnya dan sambil memaju dan memundurkan kepalanya aku rasakan setengah batang kemaluan ku sudah masuk kerongga mulut Mama Lina. Aku biarkan dia menikmatinya sambil membuka baju ku, setelah itu, aku membuka baju Mama Lina yang sudah terlepas kancingnya tadi.

    Sambil Mama Lina menikmati Batang kemaluanku, kedua tanganku juga meremasremas buah dadanya dan sekali mengelus punggungnya dan yang lainnya. Pokoknya hampir seluruh badannya aku elus. Ciuman Mama Lina di batang kemaluan ku berhenti dan kedua tangan ku diraihnya, dan ditariknya sambil Mama Lina merebahkan kembali Badan nya, maka badan ku pun tertarik merebah menimpa diatas badannya.

    Mama sudah tidak sabar lagi kepengen meraskan batang milik anak Mama yang besar itu Ren ..

    Iya Sayang . Sambut ku sambil menyambar bibir mungil Mama Lina.

    Sembari mencium, pinggulku ku gerakgerakan untuk mengarahkan Batang sakti ku masuk ke mulut Vagina Mama Lina yang sudah sempit lagi itu. Kurasakan Batang ku sudah menempel di Vaginanya, dan aku rasakan Mama lina mengangkat pinggulnya untuk menekan rapat kebatang kemaluanku.Kuangkat pantat ku dan pelan kuarahkan ujung batang kemaluan ku tepat di tengah lubang yang basah ini, kutekan pelanpelan dan ahkkkk tersentak badan Mama Lina.

    Sakit Ma ??, Tanya ku dan Mama Lina tidak menjawab dia hanya mendesih. Ehhhhhhh. Aku terus menekan sedikit demi sedikit, masuk sudah setengah kepala batang kemaluan ku..Kutekan terus dan sekarang seluruh kepala kemaluan ku sudah masuk di lobang nikmat ini Kutekan terus per lahan dan pelan dan masuk lah setengah Batang ku tapi Mama Lina berteriak..

    Aduhhhhhh ahhkkkAku hentikan gerakan menekan ku dan akubertanya :

    Sakit Ma,??Dia mengangguk tapi kedua tangannya memegang pinggul ku seakan tidak membolehkan aku mencabut batang ku dari vaginanya.

    Aku berfikir, baru setengah sudah sakit dan terasa terjepit. Memang Batang ku cukup besar diatas normal sementara Mama Lina tipikal tubuh badan pribumi yang mungil dan memiliki barang yang sempit, aku jadi penasaran dan ingin merasakan nikmatnya kalau seluruh batang ku masuk. Perlahan kugerakan lagi pantatku menekan kedalam, lembut sekali dan sangat perlahan.

    Ehh ahhh, Ren. Ahhhhh. Iya ehhhh ahh . Ren .., itu lah suara yang keluar dari mulut Mama Lina seiring gerakan ku naik turun yang menyebabkan barang ku keluar masuk.

    Sedikit sedikit gerakan menekan kedalam aku tambah sehingga batang ku yang masuk semakin dalam. Aku rasakan diujung batang ku seperti di hisaphisap, alangkah nikmatnya, aku hampir tidak tahan. Aku perkirakan semua batang ku sudah ambles kedalam karena terasa hangat dan nikmat.

    Dengan lembut aku rapatkan selangkangan ku sambil kedua tangan ku menguak dan mengangkat kedua kaki Mama Lina. Ku tekan rapatrapat dan ku gerakkan memutar pinggul ku dengan pahaku menempel rapat dan semua batang ku telah masuk.

    Ren .. nikmat sekali ren, sudah lama sekali Mama tidak merasakan seperti ini, kamu pandai bermain seks Nak Mama bisa ketagihan Ren.Aku terus memutar pinggul ku dan menciumi lehernya sambil merapatkan badan ku.

    Mama bisa minta kapan saja .., Mama tinggal telepon dan Rendy pasti melayani Mama

    Ma .. punya Mama masih enak, rapat dan menghisap ., Rendy menikmatinya Ma..

    Ahhhkk Ren ., goyang ehhhhh, goyangnya lebih cepat sayang .., Mama kayaknya mau dapat

    ahhkkkk Ren ,,,, ya. Uhhhh hekkk .. RenAku hentikan sejenak goyangan ku dan kuperbaiki posisi ku dengan sedikit menarik dengkul ku agak menekuk agar pada saat dapat nanti aku bisa leluasa mengankat dan menekan pantat ku dengan leluasa.

    Jangan berhenti sayang ..

    tenang Ma. Kita dapatnya bareng, pada saat dapat nanti Rendy akan keluar masuk kan punya Rendy biar Mama lebih nikmat lagi. Kalau dapat Mama bilang Ya.. aku sudah mulai menggoyang pinggul ku dengan merapatkan panggkal paha ku.

    Ma. Sekarang nikmati, pejam kan mata Mama . Ku goyangkan terus berputar pinggul ku makin lama makin cepat. Cerita Dewasa | Cerita Panas | Cerita 17 Tahun

    Ren . Ahhhh, terus Ren., Terus Sayang,.. auuu ahh., ya. Ren.Ya

    Uh ahhhh, eeeenak,,,, sekali anak ku.., kamu. Ahhhhh, goyang tekan,,,,,, Semakin mengejang seluruh badan Mama Lina dan goyangan ku semakin cepat berputar.

    Ren ahhhh, Ren . Reennnn , Mam .. ahhhh, ahhhh .., Ren . Dah., Mama mau .., Mama keluar anakku.. Mendengar perkataan itu aku pun mempercepat goyang ku.Ren. Enak Ren,,,,,,, terus Rennn aku tekan dan aku goyang terus, sambil aku menahan agar aku tidak keluar. Sengaja aku lakukan agar Mama Lina puas dulu baru aku keluar.

    Dapat yang panjang . Ma,.. Ah,.. yang lama Ma . Puaskan Ma

    Mama puas Ren,,,,,. Terus Ren,,,,,,,. Ahhhhh, ahh huhhhh. Kamu dapat juga sayang .

    Aku hentikan goyangan ku dan dengan segera aku ganti dengan gerakan naik turun.

    Au . Ahh Ren ,,,,, , ya. Ren yang kayak gini makin nikmat Sayang..

    Puas. Puas. Aduhh enak sekali. Ahhhhhh, yam,,,yahhhhhhh terus Ren . Gerakan naik turun ku semakin cepat dan batang ku terasa semakin keras nafas ku semakin tidak teratur.

    Ma ahhhh, Ma.., ya.. Mama Sayangg , enak sekali Ma., Punya Mama kering , auuu Aduhhhh

    Ahhhhh, Mam. Rendy mau dapat Ma.

    Dapat lah Sayang . Dapatlah., semburkan semua Mama sudah puas sekali.

    Ayo . Ayo ManjaAkupercepat gerakan ku sehingga bunyi yang terdengar semakin berdecak, agak kutegakkan badan ku mengambil posisi siap untuk menembakkan cairan dari Batang ku. Cerita Dewasa | Cerita Panas | Cerita 17 Tahun

    Rendy dapat Ma ., Keluar ahhhhhh Ma,,,,,,,.

    Re. Mama juga rasakan sayang., hou. Keras sekali sayang,,,,,,,, terus Nak, puaskan manja.

    Semburan mani ku banyak sekali dan berulang ulang, tidak tahu berapa kali, dan gerakkan ku makin pelan dan akhirnya tubuh ku lunglai menimpa tubuh kecil Mama Lina.Aku masih terkulai diatas Mama lina sementara batangku belum kucabut dan masih kurasakan denyutandenyut liang vagina Mama lina.

    Perlahan aku jatuh kesamping kanan Mama Lina yang sedang terbaring lunglai juga, aku masih memejamkan mata ku sambil menikmati permainan yang baru saja selesai. Mama Lina memiringkan badannya menghadapku dan tangan kirinya melingkari dada ku, dan menciumi pipi ku.

    Mama puas sekali Ren, Terima kasih Na,dia terus menciumi pipi ku dan aku melirik sambil tersenyum. Kulihat dia sedang menyibak selangkangannya dengan tissue yang ada di meja samping tempat tidur, dan setelah selesai Mama lina bangkit duduk mengelap batang ku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mama Selingkuh Aku Minta Jatah Seks Sepuasnya

    Mama Selingkuh Aku Minta Jatah Seks Sepuasnya


    2677 views

    Cerita Sex ini berjudulMama Selingkuh Aku Minta Jatah Seks SepuasnyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku gunawan,umurku saat ini 21 thn. Gue ingin cerita tentang pengalaman seks gue sewaktu kelas 2 sma. Bokap gue seorang bisnismen super sibuk. Nyokap gue adalah ibu rumah tangga,dan mama yang menjaga kedai kami yang berada di depan rumah. Nyokap gue lumayan cantik, tapi sayang kecantikannya itu ditutupi jilbab yang melekat dikepalanya. Umurnya waktu itu 36thn,teteknya lumayan gede,kalau kesekolah banyak kawan2 gue yang bilang nyokap gue cantik dan montok. Baiklah aku mulai aja ceritanya.

    Pagi itu disekolah aku sakit kepala, karena sudah tidak tahan aku permisi pulang. Akhirnya aku diijinkan pulang.Ku gas motorku dengan sangat kencang.Sampai didekat rumahku rasa sakitku mulai hilang. Kupelankan motorku,sampai didepan rumah kedai kami yang biasanya sudah buka masih tertutup rapat. Lalu kuparkirakan motorku dibalik pohon depan kedai. Perlahan aku masuk, pas di depan pintu masuk aku melihat sepasang sepatu hitam yang bukan milik papa. Dan pintu rumah tidak tertutup rapat.

    “apa yang mama lakukan?”tanyaku dalam hati.

    Dengan hati-hati aku masuk,ada secangkir kopi dan tas yang nampaknya punya pak johan,rt kami. Trus aku mendengar suara seperti cewek mendesah. Dan suara itu berasal dari kamar mama. Langsung saja aku jongkok dan mengintip dari lubang yang ada dibawah pintu.

    Benar dugaanku,ternyata pak rt sedang asyik mendogie style mama. Badan mereka sudah bugil dan basah.Rambut mama juga kusut. yang paling asyik lihat tetek mama yang gede itu bergoyang. Baru kali ini aku melihat mama ngentot didepan mata,biasanya aku hanya mendengar desahan mama lagi main sama papa.Ashhhh..oh…desahan mama.

    Beberapa saat kemudian…

    “pak saya mau kelu..ar..”

    “sama-sama di..dalam..”jawab johan.

    Beberapa saat kemudian mereka teriak bersamaan.Lalu pak johan menindih mama.Wajah mama terlihat kecapaian dan nafasnya masih tidak beraturan. Kemudian pak johan bangkit dan memakai kembali seragamnya.

    “nikmat ya bu..besok-besok kita main lagi ya..”kata pak johan yang telah selesai pake baju. Agen Judi Bola

    Dia tidak langsung keluar melainkan menutupi tubuh mamaku dengan baju daster mama. Mama masih terlentang kecapaian. Aku langsung lari masuk kekamar dan kututup pintu kamar. Setelah mendengar pintu depan tertutup. Kubaringkan tubuhku di tempat tidur. Membayangkan tubuh mama yang molek tadi. Dan aku juga membayangkan mama aku kentot.

    Jam 10 pagi, aku mendengar suara pintu kamar mama terbuka. Aku langsung keluar dan memberi tahu mama aku sudah pulang.

    “loh gun,kok dah pulang..”

    “ia ma tadi gun pusing..baru 5mnt gun nyampek..”jawabku.

    “oh..ya udah bantuin mama buka toko..” kata mama sambil menungging mengambil gelas pak rt tadi, kontolku langsung tegang seketika melihat pantat mama yang ditutupi celana katun putih itu. Aku juga melihat cd hitam mama yang ada di balik celana putih itu. Aku langsung masuk kekamar dan meremas-remas kontolku.

    “Andai saja aku dapat menikmati tubuh mama”gumanku.

    Jam 10.30 aku ingin mengambil hpku yang ketinggalan di toko. Aku berjalan keluar dari pintu depan. Sampai didepan pintu belakang toko, aku mendengar”bukalah bhnya dek..”. Aku langsung mengintip dari balik jendela disamping pintu. Ternyata pak sobar(ketua ronda)yang menyuruhnya melepas bh. Tangan mama mencoba melepas kaitan bh dari luar balik baju putihnya itu.

    Tetek mama langsung menyembul di balik baju dan jilbab putih itu.Kemudian mama menaruh bh itu dilaci uang.Pak sobar langsung berdiri dan hendak memegang tetek mama,pak sobar sempat mencoleknya sebelum mama menyuruhnya pindah duduk disamping mama.

    Pak sobar dengan cepat pindah disamping mama. Tanganya langsung meremas kedua tetek mama dengan penuh nafsu.Mama hanya mendesah kecil sh…oh..Sesekali mulut pas sobar mencium tetek mama dari balik baju. Tangan mama pun bergerilya dengan kontol pak sobar yang tegang dari balik celana hitam. Adegan itu berlangsung sekitar 15mnt sebelum hp pak sobar berbunyi. Kulihat pak sobar memberi mama 1 lembar 100rb.Kemudian mama kembali memasang bhnya.

    Aku membuka pintu dan mengagetkan mama.

    “gun..knapa dah biar mama aja yang jaga kamu istirahat..”

    “ia gun mau ambil hp gun…”kataku.

    Lalu aku kembali masuk ke kamar,di kamar penisku udah ngaceng berat. Jam 11,rita asisten mamaku yang biasa jaga toko datang. Jam 1an,setelah makan siang mama hendak istirahat. Terpikir olehku utk memperkosa mama,lagian aku sudah 2 minggu gak ngocok. Setelah rita selesai membersikan meja makan,dia keluar utk menjaga toko. Langsung saja kukunci pintu depan. Kubuka pintu kamar mama dengan pelan2.

    Nafsuku semakin bangkit melihat mama yang tidur terlentang. Setelah kukunci pintunya,aku melepaskan baju dan celana pendekku,aku hanya tinggal cd abu2 yang menutupi kontolku. Lalu aku naik ketempat tidur. Kuelus paha mama yang mulus dari balik celana putih. Lalu tanganku melepas kancing jilbabnya dileher. Tanganku mengelus tangan mama.

    Ketika mau mencipok mama,mama terbangun”gun apa yang kamu lakukan..”kata mama.

    Tanganku langsung menutup mulut mama. Mama mencoba melawan. Kakinya trus menendang-nendang tempat tidur. Tanpa pikir lagi,mulutku langsung mencium bibir mama. Kucipok mama dengan ganas,tanganku masih memegang kedua tangan mama.

    Ciumanku mampu meredakan mama. Setelah kurasa mama sudah tenang,kulepaskan tangan mama dari genggamanku. Tanganku melepaskan jilbabnya dan melemparnya jauh2. Kulepaskan bibirku dari mulut mama. Kulihat mama memejamkan matanya. Kemudian kutarik baju mama keluar,tetek mama yang gede itu berontak keluar dari bh hitam mama. Kulepaskan kaitan bh hitam itu.

    Lalu kuremas tetek mama dan kujilati pentilnya. Mama trus menggoyangkan tubuhnya sambil mendesah. Kugigit pentil mama dan tanganku sesekali memplintirnya hingga merah. Kemudian kuturunkan celana putih mama.Cd hitam merekat menutupi kemaluan mama. Kuturunkan dengan pelan2,jembut mama yang rapi membentuk suatu segitiga dan mulut vagina mama berwarna merah dan membuat setiap org yang melihatnya semakin bernafsu.

    Lidahku langsung bermain di vagina mama.Kujilati vagina mama dan kukulum itilnya.Tanganku pun ikut menusuk2 vagina mama.Kulihat vagina mama sedikit berair. Kuisap air itu,mama teriak kecil akhhhh…Permainanku tidak berhenti sampai disitu, lidahku trus bermain dimemek mama sedangkan tanganku menusuk-nusuk vagina mama. Tangan mama pun meremas-remas rambutku.

    Setelah puas bermain dimemek mama. Kukeluarkan penisku dari cd abu2ku dan kutaruh didepan mulut mama. Mama langsung merespon hal itu mulutnya bermain di batang penisku,oh…nikmat banget…Lidah mama yang bermain dikepala kontolku membuatku semakin tidak tahan. Dan kocokan tanganya yang halus membuat batang penisku semakin tegang.Blum lagi wajahnya yang menampakan wajahnya yang cantik uhhh semakin tidak tahan ku dibuatnya.

    Setelah itu,kucabut penisku dari mulut mama.Mama terlentang di tempat tidur dan nampaknya hanya pasrah. Kuarahkan penisku kemulut vaginanya,kegesekan di mulut vagian mama. Dengan perlahan kumasukan penisku.

    “oh..plan2 say..ang..oh..”katanya.

    Dengan pelan2 penisku ahkirnya masuk seluruhnya divagina mama. Kupompa mama dengan tempo yang lumayan cepat. Dia hanya mendesah kecil ah..sh..ah..Lama klamaan pompaanku semakin kuat. Mama trus mendesah tanpa henti dan gerakan nafasnya yang tidak beraturan.Keringat pun mengucur diwajh mamaku.

    Setelah itu aku mengganti posisi,mama berada diatas ku dan wajahnya berada tepat dibahuku. Mama kembali ku pompa. Kali ini aku memompanya dengan penuh nafsu dan sangat cepat.Bibirnya yang mendesah kini lengket dibibirku.matanya trus merem menikmati goyanganku.

    “say..mama…ma..u kl..uar..akh..”katanya.

    Beberapa saat kemudain kurasakan ada cairan yang membasahi penisku,mama orgasme utk pertama kalinya. Aku kembali merubah posisi,ku dogie style mama. Kurasakan otot2 vagina mama oh…nikmat abis…Dan vagina mama seperti memijit penisku. Badanku dan badan mama telah basah kuyup. Lama klamaan aku tidak dapat menahan maniku.

    “ma..gun…klua.r.yach..”

    “sama…sam..a.nak..di..dalam..”jawab mama.

    Mama menghentikan goyangku.Kutembakan spermaku divagina mama. Oh..nikmat..banget..rasanya. AKu menembakan spermaku didalam tempat aku dulu dikandung oh…Aku dan mama terlentang diatas tempat tidur,penisku yang sudah mengecil kucabut dari vagina mama.

    Lalu aku bisikan mama”makasih ya..ma..sudah mau ngelayanin gun..”

    “gak papa kok sayang..mama senang..tapi lain kali gak usah main paksa ya..”

    “ya ma.”jawabku.<br> “mama gak akan hamilkan..”

    “gak sayang…lagi masa tidak subur..”jawabnya.

    Kemudian mulutku menjilat leher mama yang basah.Lalu aku memakai kembali bajuku,mama masih bugil di tempat tidur.

    “jgn bilang sama papa ya…”

    “ia ma..”jawabku.

    Trus mama menyuruhku mengambilkan bhnya dan jilbabnya di lantai. Trus aku disuruhnya memakaikan bhnya. Aku tidak menolaknya. Setelah membantu mama memakaikan bh,aku kekamar dan tidur.Jam 3sore,mama membangunkanku dan memberi ku segelas teh.Mama memakai daster dan jilbabnya hanya digantungkanya dibaju,tapi pake bh.

    “loh ma,kok gak dipake jilbabnya?”

    “panas gun,lagian kan gak ada papa..papa menyuruh mama pake jilbab..”

    “ma..penis gun sama papa..mana enakan.”

    “ya kamu donk gun..”jawabnya sambil tersenyum.

    Lalu aku dan mama mandi bersama.Di dalam kamar mandi,aku ditugaskan membuka bhnya dan cdnya. Melihat tetek dan memek mama,aku jadi tegang.Lalu kusabuni punggung sampai pantat mama.Kemudian lehernya sampai pada bagian jembutnya.

    ”gun..geli..ah.”katanya ketika kugosokan tanganku divagina mama.Tanpa pikir lagi,kucipok mama. Mama membalasnya dengan ganas.

    “gun..ntar aja..mama mau pergi keacara bu rini..”katanya.

    Setelah selesai mandi,Kutelentangkan badanku di kamar mama hanya memakai clana pendek. Aku melihat mama memakai baju.Mama memakai jubah selutut dan celana panjang katun yang agak ketat. Sedangkan utk daleman,mama memakai tanktop tanpa bh dan bawahanya hanya cd.

    “ma ntar puting mama nampak donk..”

    “gak sayang..kan ditimpa jilbab..”jawabnya.

    Kemudian aku mengantarnya sampai depan,aku menawarkan utk kuantar,mama menolak katanya sambil olah raga. Aku masuk kekamar,aku mencurigai mama mungkin saja dia gak kerumah bu rt. Karena rasa itu,aku langsung mengganti baju dan menyusul mama dengan naik sepeda. Di jalan aku ketemu kawanku,dino. Katanya dino melihat mama sama pak udin masuk kedalam rumah pak udin. Kebetulan rumah pak udin hanya 3rumah.

    Sampai didepan rumah,kebetulan lagi gak ada yang lewat. Kutaruh sepedaku dibalik pohon dan tak terlihat dari jauh. Kupanjat pager yang hanya 1m. Rumah pak udin sangat sepi seperti tidak ada yang terjadi. Perlahan aku menyusuri jalan yang menjadi perbatasan antara rumah dan garasi pak udin. Kemudian aku harus memanjat 1tembok lagi yang tingginya 1m.

    Disebalahkanan tembok ada sebuah kaca yang mengarah keruang tengah.Kebetulan ada sedikit celah dari jendela yang tidak tertutup korden. Kujongkokan badanku dan mengintip. Aku melihat tas mama diatas karpet dan pak udin lagi menyetel kameranya. Kemudian mama masih berpakaian lengkap seperti sebelumnya keluar dari kamar.

    “ada film baru pak..”kata mama.

    “ada…ceritanya tentang anak yang tergila-gila sama nyokapnya,mengajak kawanya memperkosa ibunya…nah yang ini ustazah di malaysia dikentot sama muridnya dan guru cowok diasrama”kata pak udin.

    Setelah mama menaruh kaset itu ditasnya. Mama membuka kaitan jilbabnya dan membuka jubahnya. Mama hanya tinggal tanktop dan celana katunya. Kemudian pak udin membuka celana pendeknya, kini ia hanyan tinggal singlet dan cd. Pak udin langsung mencipok mama. Tanganya meremas-remas ke2 payudara mama.

    Kemudian tanganya menyusup ke tanktop mama. Diturunkanya kebawah tanktop mama.Kemudian mulutnya berpindah menjilati tetek mama dengan penuh nafsu. AH…sh…sh..desahan mama dan membolak-balikan kepalanya.

    Kulihat tangan pak udin sangat agresif meremas dan memplitir tetek mama.akhhhh..desahan mama ketika pak udin menggigit tetek mama. Setelah puas. Pak udin menurunkan cdnya. Kontol pak udin yang lebih kecil dariku tapi diameternya gedean pak udin dijilati mama.

    Mulut mama dapat menampung seluruh penis pak udin. Pak udin terus memejamkan matanya menikmati isapan mama. Belum lagi kocokan tangan mama yang halus.Kemudian pak udin mencabut mulutnya dari mulutmama.Kemudian dijepitnya kontolnya di belahan payudara mama. Kemudian dipompanya.

    Kulihat pak udin terus mendesah,sedangakan mama terus menggoyangkan teteknya. Dan croot….croot…penis pak udin menembakan maninya didada mama. Kemudian mereka bersandar disofa.beberapa saat kemudian mama kembali memakai tanktop,jubah dan jilbabnya.

    “pak..saya minta daster yang cantik donk…”

    “ambil saja dikamar yang masih diplastik..”katanya.

    Pak udin adalah guru sd,ia blum menikah,adiknya adalh pedagang pakaian wanita.Kemudian mama mendaruhnya dikamar. Lalu pak udin mengantar mama sampai depan. Tanganku mengambil 3keping cd dari balik jendela yang tidak tertutup rapat. Setelah mendengar pintu depan terkunci aku langsung melompat keluar. AKu kembali mengikuti mama dari kejauhan.

    Di depan rumah pak karman,pak karman berada didepan pintu dan mendekati mama. Pak karman adalah teman papa dari sma,ia merupakan komisioner. Tangan pak karman mencolek payudara mama,mama tidak melakukan perlawanan,hanya tersenyum. Lalu mama kembali berjalan kearah rumah.

    Sekitar 2rumah dari rumah kami Eno,mamat,ryan duduk didepan pagar. Mama tersenyum sama mereka. Kulihat mereka ber3 memandang dengan tajam payudara dan pantat mama.Setelah mama melewati mereka,eno meraba kontolnya. Agen Sbobet Terpercaya

    Sampai dirumah mama dan rita menjaga warung kami yang kebetulan lagi ramai. Aku blg sama mama aku baru jalan2. Sampai dikamar langsung kutonton 3keping kaset yang kucuri dari pak udin.Ke3 kaset itu berjudul seks at kompelks,janda binal,dan yang 1nya tidak ada nama. Kubuka seks at kompleks. Filmnya bercerita tentang,ibu2 yang lagi jalan pagi ngentot sama satpam. Janda binal,bercerita tentang janda yang umurnya kira2 50thn diperkosa sama anak smu. yang tidak ada judul,berisi foto2 mulai dari ibu rini(bu rtkami)sedang mandi dan bugil. Ada lagi bu ami(istri pak karman) dikentot sama pak sobar.Dan video mama lagi mandi dan pake baju. Semoga tidak ada lagi file yang ini(harapku).

    Jam 6an mama sedang menyiapkan makan malam didapur. Kupeluk dia dari belakang. Dan tanganku mencolek-colek teteknya dan kugesekan penisku dipantat mama.

    “sayang…”kata mama.

    “ma ntar malem..papa pulang jam brapa…”

    “bentar lagi pulang..trus katanya dia pergi gak tdari disini,papa tdari dirumah kawanya dipuncak,katanya kebun tehnya sudah mau panen..”

    “ntar malem kita tdari sama bareng ya ma..”kataku sambil mencium pipi mama.

    “ya..ntar abis papa pergi anter mama ya ke rumah bu rani…mama mau cerita2 sm dia..”kt mama. Aku menjawab ia dan nonton tv diruang tengah.Beberapa saat kemudian papa datang.

    Singkat cerita kami telah selesai makan malam dan mengantarkan papa sampai depan pagar. “gun..jaga mama ya..”

    “yoi.pa…kapan papa pulang?..”

    “2 atau 3hr lagi..”jawabnya dan masuk kemobil.

    Setelah papa pergi aku masuk kekamar mama. Aku kembali melihat mama ganti baju.Aku pun tak segan2 lagi merokok didepan mama.”ayo..anak mama sudah belajar merokok..jgn banyak2 entar gak kuat ngelayanin mama..”kata mama.

    Mama memakai daleman bh merah bunga2 dan cd cream. Mama kembali memakai jubah sutra sepaha dan rok katun setumit. Dan jilbabnya pun sutra. Lalu kuantar mama kerumah bu rani naik motorku,kebetulan rumah bu rani hanya 1km dari rumahku.

    Sampai didepan rumah bu rani jam8. Mama langsung masuk dan mengetuk pintudepan bu rani.”dah..pulang..gun..ntar mama telpon..”kata mama.Setelah pintu terbuka,pak salim(suami bu rani) menyuruh masuk.

    Aku pun pergi.Diperjalanan aku sedikit curiga,kenapa tadi pintunya tertutup dan langsung dikunci, trus biasanya pembantunya yang membukakan pintu. Lalu aku tanya sama org ronda. Mereka blg bu rani pulang kampung. Kutitip kan motorku dironda,kebetulan cuma 5rumah dari rumah bu rani. Aku blg sama org ronda aku mau cari topiku yang jatuh didepan rumah bu rani. Melihat situasi aman,aku masuk kedalam halaman. Lalu aku menyusuri gang disamping rumah yang mengarah pada kolam renang.

    Sampai diblakang gang,ada sebuah kaca yang mengadap pada ruang dapur dan tembus sampai ruang tamu. Mama masih berpakaian lengkap duduk dikursi kayu disamping pintu kamar bu rani dan pak salim.

    Kemudian pak salim keluar dari kamar dan mengelus kepala ibuku. Karena kacanya yang tertutup rapat,aku tidak dpt mendengar perkataan mereka. Pak salim duduk disamping mama.20 mnt kemudian pak udin datang dengan membawa tas yang nampaknya berisi kamera. Lalu mengobrol bertiga.

    Sekitar 10mnt(jam 20.40) irfan(adik pak salim) datang naik mobilnya.Irfan masih muda,sekitar 25-30thn.Ia mempunyai jabatan tinggi general manager sebuah butik di kawasan menteng. Wajahnya putih bersih,berisi dan tinggi:170cm.Dia datang membawa sebuah plastik yang sepertinya berisi pakaian. Irfan menyalami mereka 1per1,salaman yang pulang lama adlh sama mama. Sepertinya mama yang menahan salaman itu. Irfan duduk disamping mama.

    Sesaat setelah mereka berbincang sesaat,pak udin mengeluarkan handycam dari tasnya. Pak udin merekam mama yang sedang asyik berbincang dengan irfan diatas sofa yang pjgnya 1,8mtr. Kemudian pak Salim duduk diblakang pak udin.Kemudian mama tersenyum manis kearah handycam pak udin,

    ”pak..kamar mandi dimana..”tanya mamaku.”oh..pake aja yang itu..”jawab pak salim sambil menunjuk kamar mandi yang ada disamping sofa. Kemudian mama masuk kedalam wc. Irfan langsung meraba kontolnya yang kayaknya udah menegang. Pintu kamar mandi terbuka dan mama keluar dari wc dan kembali duduk disamping irfan. Tapi kali ini mama duduk ditepi sofa, Lalu mereka kembali berbincang.

    Pak udin mengarahkan handycamnya kearah sofa.Mama trus terbawa dengan obrolan irfan, sepertinya dia tidak mengetahui pak udin sedang merekamnya. Irfan mendekatkan tubuhnya ketubuh mama.Tiba2 mama menolehkan kepalanya kearah pak udin,mama mengetahui bahwa pak udin merekamnya dan hanya melemparkan senyum manis kearah handycam itu. TIba2 cupphhh….irfan mengecup bibir mama dengan ganas dan tangannya melingikari perut mama yang dibalut jubah sutra itu. Lidah irfan bermain di mulut mama.

    Mama tidak melakukan perlawanan sedikitpun, mama memejamkan matanya dan sesekali memandang kearah kamera. Irfan menyederkan kepala mama kesofa. Tanganya meremas-remas tetek mama dari luar jubah.Irfan melepaskan bibirnya dari bibir mama, tanganya membuka peniti jilbabmama yang ada dibahu kanan mama,setelah terbuka dilemparnya jilbab mama dan mulutnya langsung bermain dileher putih mama. Tangan mama meremas-remas penis irfan dari luar celana panjang jeans.

    Mama trus menatap atas menikmati lidah irfan yang trus menjilati leher mama. Tangan irfan menarik keatas jubah mama hingga dada,nampaklah kedua gunung kembar mama yang menantang ditutupi bh merah bunga2. Bibir irfan langsung berpindah menjilati belahan tetek mama yang berukuran 36b.

    Mama melepaskan kaitan bhnya,tangan irfan langsung meremas-remas dan mulutnya menjilati puting tetek mama secara bergantian. Mama trus menggelengkan kepalanya menikmati cumbuan irfan dan tanganya trus meremas kulit sofa. Mulut irfan trus menghisap puting susu mama, sesekali digigitnya. Lidahnya dengan lincah membasahi seluruh tetek mama.

    Kemudian irfan menurunkan resleting rok mama. Nampaklah vagina mama dengan bibirnya yang merah dan ditumbuhi bulu2 halus yang lebat dari balik cd creamnya. Lidah irfan menjilati ke-2 paha mama yang putih mulus. Tangan irfan menurunkan cd mama.Langsung saja diciuminya memek mama mulai dari bulu sampai pas lubang vagina mama.Kemudian irfan menjilati vagina mama dengan penuh nafsu. Mama menikmati sambil memejamkan matanya dan mendesah kecil.

    Sementara pak udin dan pak salim tidak mengenakan celananya lagi,mereka memegang kontolnya menikmati permainan mama dan irfan. Kemudian irfan mencolok-colok vagina mama dengan tanganya.Akh..oh..desah mama ketika irfan mencolok vagina mama. Lalu irfan mengocok vagina mama dengan tanganya. Ohhhhhhhhhh…………desah mama dan sesekali melirik vaginanya. Setelah itu,irfan membuka celana hitamnya. Menonjol kontol irfan yang panjang dan bersih dari jembut didepan muka mama.

    Tangan mama langsung memegang kontol irfan dan memasukanya kemulut mama. Sangking panjangnya(kira2 20cm,d=5cm) mama kewalahan menyepongnya. Dan penis irfan tidak masuk seluruhnya, hanya 1/2 kontol irfan yang mama sepong. Ah…desah irfan ketika mama mengocok penisnya dengan mulutmama. Setelah itu,mama menelentangkan badanya disofa. Kemudian irfan mengarahkan kontolnya ke vagina mama sambil mulutnya mengkulum bibir mama. Akh….ohk….desah mama ketika kontol irfan mencoba masuk kevaginanya.

    Dan bless…kontol irfan masuk seluruhnya dimemek mama. Mama sempat teriak kecil. Ah…ah…oh..shh…begitulah desahan mama ketika irfan memompa penisnya. Nampaknya irfan menikmati vagina mama sehingga ia tidak menggoyangkan terlalu cepat.MAma terus memejamkan matanya.TAngan irfan tidak diam.Ia terus meremas-remas belahan pantat mama yang kencang.Irfan mengghentikan goyanganya dan menimpa mama.Irfan kembali mencium mama. Kemudian mereka melakukan doggie style. Ahkh….ojkh…..desah mama panjang ketika irfan memompanya dengan sangat cepat. Badan mereka berdua telah dibasahi keringat kenikmatan.

    Pak udin trus merekam adegan itu dengan kameranya,sementara pak salim duduk menikmati adegan itu sambil membakar rokoknya. ohhhhh….desah mama panjang,tandanya mama telah orgasme. Irfan lalu menjilati punggung mama. Mereka kembali ganti posisi.

    Tanpa mencabut kontolnya,irfan menggendong mama dan duduk disofa.Kemudian ia kembali memompa mama. Tangan meremas-remas tetek mama sambil mulutnya menjilati leher mama.Akh…ohk…desah mama. Tangan mama trus menckaram paha irfan.

    Tiba2 pak salim berlari menuju pintu dan menyuruh irfan trus bermain. Mama mencoba menghentikan adegan itu,tapi karena irfan lebih kuat,irfan lalu memeluk perut mama sekaligus dengan tangan mama. Rupanya yang datang adalah melky. Melky adalh tukang tato yang biasa membuat tato buat para anak skolah.

    Badanya yang agak pendek kurus dan tanganya ditumbuhi tato membuatnya tampak cool. Mama tidak mengetahui kedatangan melky karena wajahnya ditutupi rambutnya. Melky melihat adegan mama dengan irfan.Tiba2 irfran mencabut kontolnya dan memutar badan mama.

    Dan croot…croot…sperma irfan membasahi wajah dan leher mama. Mama mengelap sperma itu dengan tangnya dan dijilatinya tanganya. Lalu mereka kembali berciuman. Irfan bangkit dan duduk didilantai, mama masih terlentang. Kemudian melky menelungkupkan mama. Mama tidak mengetahuinya.Lalu melky mengeluarkan kontolnya dan menggesekanya dipantat mama. Mama menggoyangkan pantatnya. Akhhhhh…teriak mama ketika melky menusuk anusnya dengan penisnya. Lalu melky langsung menindih mama dan menggoyangnya. Ah…oh….desah mama.

    Lalu pak salim mengarahkan kontolnya kemulut mama dan memasukanya denga paksa. Lalu pak salim memompanya.Mama hanya memejamkan matanya. Kemudian pak salim mencabut kontolnya dan memasukanya kevagina mama,sedangkan melky tetap memainkan kontolnya dianus mama.

    Akh…shhhhhhhhhhhh desah mama ketika mereka memompanya.

    Tangan melky pun meremas-remas tetek mama. Mama terus memejamkan matanya sambil mendesah.

    Oh…akh…teriak kecil mama,ternyata melky menembakan spermanya dianus mama. Setelah melky mencabut kontolnya,pak salim kembali memompa mama. Mama kembali mendesah.

    “pak…saya..mau..kluar..akh…”

    “sama..sama…”jawab paksalim. Pak salim memompa mama dengan sangat cepat.

    Akh……..shhhhhhhh..desah mama panjang utk orgasme yang keduakalinya.

    Pak salim menyemprotkan maninya dimemek.

    “oh…nikmat..sayang…”kata pak salim.

    Kemudian pak salim melepaskan kontolnya.Mama masih terlentang bugil dilantai. Setelah pak salim memakai boxernya,mama bangun. Kemdian dimengambil kembali pakaiannya yang berserak dilantai. “eh…nona..pakai yang ini dulu..”kata irfan sambil memberi mama kantong plastik.

    “eh…mau kmana..disini aja..”kata pak udin menarik tangan kiri mama.

    Mama kemudian memakai bh dan cdnya.Lalu ia membuka kantong plastik itu.Ternyata irfan memberinya tanktop coklat dan blouse muslim warna coklat yang cantik.

    “ayo coba sayang..”kata irfan.

    Lalu mama memakainya. Wah cantik sekali mama. Blouse sebetis itu menampakan lekukan tubuh mama.Karena bagian blakangnya agak tipis,jadi cd mama agak nampak.

    “wah..cantik..”kata irfan.

    Lalu irfan menaikan resleting baju mama yang ada dipunggung. Setelah itu,mama langsung memakai jubahnya tanpa melepas blouse itu. Setelah berpakaian lengkap,mama hendak menelponku. “sudah..saya aja..yang antar.”kata irfan.

    Aku lalu berlari keluar rumah. Kugas motorku agar cepat sampai. Setelah sampai dirumah,aku langsung mengintip dari kaca diruang tamu.mama turun dari mobil dan berlari kegarasi.

    “ma…kok gak sms..”

    “udah malem kasihan kamu…”kata mama.

    “gun..tdari sama mama ya sayang”

    “ia ma”jawabku.

    Lalu mama masuk kedalam kamar.Lalu aku mengunci pintu garasi dan masuk kekamar mama. Sampai didalam kamar mama. Mama lagi dikamar mandi,kutelentangkan badanku ditempat tidur.cetek….pintu kamar mandi terbuka.Mama keluar hanya mengenakan kimono tanpa bh. Putingnya menojol dari balik kimononya. Lalu mama menimpaku.Kami berciuman mesra. Tanganku langsung membuka kaitan kimononya. Langsung saja kutarik cdnya. Tanpa basa-basi,langsung saja kubuka cdku dan kumasukan kevaginanya.

    “akh..pe..lan..donk.”kata mama.

    Susana tengang itu berubah ketika kugenjot mama. Mama trus mendesah tanpa henti-hentinya. Pokoknya malam itu aku telah menembakan maniku 5kali divagina mama,mama juga orgasme sebanyak 10x. Kami bermain ditempat tidur,dilantai, dan yang terakhir di sofa. begitulah kisahnya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mantan Calon Kakak Ipar yang Cantik

    Mantan Calon Kakak Ipar yang Cantik


    1643 views

    Cerita Dewasa 2018 – Mantan Calon Kakak Ipar yang Cantik

    Intro cerita dewasa 2018

    Perawan – Cerita dewasa 2018 ini berwal dari pas pertama-pertama ane masuk kuliah, masih cupu gan gak kenal sama cewek” sekitar kampus atau anak kampus sendiri, ane putusin buat nyari pacar dikota asal ane aja biar ada semangat buat pulang kampung tiap bulannya dari pada gak pulang” ibu ane suka berisik nyuruh pulang kerumah soalnya.

    Pacar ane waktu itu masih kelas 2 SMA, sebut aja dwi, masih unyu banget dah, orangnya polos banget juga, maklum anak rumahan, bahkan yang first kiss sama dia aja ane gan, dan yups..yang ngelubangin juga ane, tp sialnya abis ane lubangin malah gak mau lagi ane ajak gituan, katanya takut kalo hamil, yaudah nganggur dah tu adek ane, tiap ketemu juga paling cuma ciuman sama grepe” sekenanya.

    Ane sering maen kerumahnya si dwi ini, sering ngobrol juga sama kakaknya, masih seumuran soalnya beda setahun aja sama ane tuaan dia, jadi nyambung aja kalo ngobrol, nah tiap ane kerumah si dwi pasti ada tu pacarnya kakaknya si dwi, panggil aja aya, secara gak langsung juga sering ngobrol sama ane, kalo si aya malah seumuran sama ane.

    Singkat cerita kita semua tukeran pin bb, ya dulu baru musim hp bb, jadi tukeran nya pin bb, haha. Kalo gak salah sekitar tahun 2010 an gan.

    Suatu malem ane abis maen tu dari rumahnya si dwi dan gak bisa tidur, tiba” ada bbm masuk dari si aya.
    A : taro..
    An : iya ay, ada apa?
    A : udah tidur?
    An : belom ay, gak bisa tidur ini kayaknya.
    A : yaudah bagus deh,
    An : loh kok bagus , kan gak bisa tidur…
    A : bagus, jadi bisa nemenin aya jaga malem.
    Jadi si aya dapet jatah jaga malem di sebuah rs di kota wali, doi soalnya anak keperawatan pas dapet jatah magang disana.
    An : yaudah deh, aku temenin kalo gitu..
    A : nah gitu dong hehe.

    Akhirnya ane nemenin bbm an si aya sampai subuh, dan ane juga baru bisa tidur jam 6 paginya. Dari bbm an semalem ane keluarin tu ssi tingkat kelurahan, siapa tau kecantol, eh ternyata malah beneran kecantol si aya nya. Dan sorenya ane disuruh kekostnya doi yang di kota wali buat jalan sama doi disana, dan sekalian jemput doi yang mau pulang.

    Dan sampailah ane ke kostnya si aya.
    A : haiii…sulit nyari kostnya?
    An : enggak kok, nyatanya lgsg ketemu hehe
    A : yaudah sini masuk.

    Masuklah ane ke ruang tamu kostnya si aya, si aya cuma pakai celana pendek yg biasa buat daleman rok kayaknya, sama pakai tengtop doang, nelen ludah banget ane liatnya. Bokongnya doi yang bikin gak kuat gan, bodinya montok banget, pikiran ane udah kemana dah pas liat si aya balik badan ngajak ane masuk ke ruang tamu, ane disuruh duduk sambil nunggu doi masuk ke dalem. Abis itu si aya keluar sambil bawa minuman dingin.

    Awalnya si ngobrol santai aja, lama” jadi makin menjurus.
    A : eh..kamu udah pernah gituan belom sama si dwi? Masih kecil loh dia.
    An : gituan itu ngapain?
    A : iya gituan pokoknya, ihh..udah gak usah sok polos deh.
    An : hehehe
    A : udah pernah ya, tuh nyatanya ketawa.
    An : belom pernah, kalo mau ngajarin si gpp hehe
    A : eh..kok ngajarin, emang belom bisa?
    An : bisa, cuma ciuman sama pegang” tetek, hehe (ane pura” polos aja gan)
    A : udah itu aja? Adeknya gak pernah di maenin sama si dwi?
    An : gak pernah, hehe
    A : ah masak?, (Sambil doi geser makin deket ke ane)
    Dalam hati ane, wah kesempatan nih, kali aja bisa dapet jatah bentar.
    An : beneran deh,
    A : mau diajarin? Mau dedeknya dimaenin?
    An : emang kamu mau?
    A : mau” aja kalo dibolehin?

    Dan tiba” disosor dah tu bibir ane, sumpah kacau banget ni cewek, abis bibir ane di jelajahin, sambil otong ane di pegang” dari luar celana.

    A : hhmmmhmmmm….udahan ya ciumnya, dedeknya boleh dibuka?
    An : gila kamu, ini ruang tamu loh, ada anak kost lain juga loh.
    A : ah udah tenang aja.
    An : tenang giman…….

    Belom ane abis ngomong bibir ane disosor lagi sama doi, sambil ngebuka resleting celana ane. Ane gak suka pakai kancut jadi lgsg nongol dah tu otong dari belahan resleting.

    A : duh gak pakai cd, udah gede nih dedeknya..hehe

    Dikocokin dah tu otong, ane gak mau diem aja, ane masukin tangan ane ke tangtop bagian atas biar bisa pegang teteknya si aya dari dalem, lumayan gede lah, padet juga, gak tau ukurannya berapa. Ane masih nikmatin tuh teteknya, doi makin kenceng aja ngocoknya, dan blessss…..otong ane mendadak jadi basah. Ternyata doi udah ngulum aja tu otong tanpa ada komando.

    A : slupp…sluuupppp….enaaakkk?
    An : ah..mmmhhh…enak kok.

    Tangan ane masih di dalem tangtop si aya, masih menjelajahi itu gunung kembar, posisinya kita duduk sebelahan dikursi panjang, ngadep pintu depan, bayangin aja gan, si beje sama cewek yang cuma pakai celana daleman sama tengtop doang diruang tamu kost yang tiap saat bisa aja ada orang masuk, putus gak tuh jantung agan?

    Ada kalo sekitar 10 menit si aya ngulum otong ane, perasaan nikmat sama deg”an jadi satu, secara ini ruangan terbuka gan.

    Gak lama kemudian ane ngerasa mau keluar,
    An : ay..mau keluar. (Ane bisikin pelan ke telinganya, sambil ngeluarin tangan ane dari tangtopnya dan tangan kiri ane gantian megang kepalanya si aya)
    A : sluuppp….slluuuppp….uudddaah..kelluariiinn….aj….

    Cerita Dewasa 2018 | Belom doi selesai ngomong, keluar dah tu semua tai macan di dalem mulut doi. Doi berhenti sejenak dari kulumannya, luber tu tai macan sampai kebatang si otong, dan yang bikin ane makin salut sama doi, doi telen semua tu tai macan, sampai yang luber” pun masih dijilatin semua. Abis nelen semua tuh tai macan, doi senyum sambil ngeliatin ane, yang lemes abis nyembur tai macan, sejenak kita saling pandang, dan ane pun senyum ke doi, dan ditutup dengan ciuman manis di pipi ane.

    A : banyak banget yang keluar.
    An : iya hehe
    A : hehe..jadi pengen nyobain nihhhh. (Doi sambil ngelus memeknya)
    Ane makin bingung, anjir banget nih cewek kalo udah sange, ngeri amat.
    An : hehe…kapan mau nyobain? (Sambil ane nelen ludah ngeliatin tangannya ngelus memeknya)
    A : kapan” deh, nunggu waktu yang tepat, hehe.
    An : hehe iya deh..
    A : jaga rahasia ya, ini cuma antara kita berdua.
    An : iya ay, siap.
    A : uhhh…jadi sayang deh sama taro, jangan bosen maen” sama aya ya. Hehe
    An : hehehe iya, kamu udah makan? Makan dulu yuk, trus pulang. (Ane coba buat mecah suasana yang tekanan sangenya makin tinggi)
    A : siap, aya ganti baju sama beres” ya, nanti abis itu cabut.

    Doi meninggalkan ane dan otong ane yang udah lemes diruang tamu sendirian, yah…ane juga beresin dah ni otong, dari pada nanti ada yang nongol dari dalem kost, kan gak lucu juga kalo ketahuan, sambil ane ngeliatin bokongnya yg semok banget dari belakang…uhhh…jadi pengen banget tuh ngedoggy si doi. Maybe next time lah…

    Dan kita pun pulang ke kota kecil kita berdua, ane nganterin doi sampai rumah di dwi, soalnya katanya doi ada janji sama kakaknya si dwi, tapi ane turunin doi gak pas didepan rumah takut juga kalo ada yg liat.

    A : udah nyampek sini aja ya, say.
    An : iya, takut ada yang liat.
    A : nanti aya kabarin kalo udah sampai rumah say, love you, dha-dha atiati kalo pulang ya hehe.
    An : iya ay, jangan lupa bbm ya.
    A : panggil sayang dong,
    An : iya sayang hehe
    A : hehe

    Ane ngeliatin doi jalan kerumah dwi, dan ane putusin biat pulang aja, disepanjang jalan pulang ane ngebayangin, ini kenapa jadi gini ya? Dari modal nemenin bbm an semaleman, jadi dapet beje sama tetek gratis, mimpi apa ya ane semalem, pikiran ane makin kemana”. Yahhh…mau gak mau, enak kok ditolak. Ane nikmatin aja lah.

    Makin hari kita makin deket aja, tiap hari ane dikirimin foto nude sama doi, dari mulai yang cuma tetek, sampai memeknya yang suka gatel, katanya pengen dimasukin terus.

    Cerita Dewasa 2018 Episode II

    Seiring berjalannya waktu ane sama si aya makin deket aja, sampai-sampai pas ketemu di rumahnya si dwi juga udah berani maen mata, atau bahkan sampai ane pegang” tu bokong semoknya si aya, ya nyuri” waktu sama kondisi lah, soal nya kakaknya si dwi juga udah akrab banget sama ane gan, jadi gak ada lah curiga” an.

    Tapi sayang beribu sayang, disamping ane yang makin deket sama si aya, ane malah lebih sering berantem sama si dwi, doi udah abis ujian dan lulus sma, lah..ane kan minta tu sama si dwi buat kuliah di kota yang sama kayak ane, tp doi gak mau, banyak banget lah alesannya, nah dari situ kita makin gak akur, dan ujungnya ane putus sama si dwi, yang udah ane pacarin selama 2th lebih, dan itung” untung lah udah dapet perawan sekali, hehe.

    Beberapa bulan pun ane galau gak ketulungan sampai” temen sekamar badmood banget sama ane, yang tiap hari isinya cuma nyanyiin lagu galau melulu. Dan ya..rejeki itu emang gak kemana gan, aya dateng lagi setelah beberapa bulan ilang kontak gara” ane putus sama si dwi, ngomongnya si sungkan kalo mau ngehubungin ane, soalnya ane udah gak sama si dwi. Tp dewi keberuntungan selalu ada di samping ane kayaknya, haha.
    Kalo gak salah itu sekitar tahun 2012/13 an lah gan, ane yang masih kuliah dan isinya cuma kampus-kantin-kost udah males banget buat kuliah gara” gak dapet dah tu pengganti si dwi, gak ada semangat kalo jomblo.

    Suatu hari ada bbm masuk dari si aya gan, ane kira paling cuma mau ngeledekin atau ngasih tau kalo si dwi udah punya pacar baru, tapi ternyata salah.
    A : taro, di s*mrg gak?
    An : iya, kenapa ay?
    A : aku juga disemarang loh,
    An : maen, sama siapa?
    A : enggak si, aku magang di sini.
    An : oh..gitu, mau tak ajak maen?
    A : mau dong, aku nyariin kamu kan emang mau ngajak maen, ajakin nongkrong juga ya hehe.
    An : siappp…bisa diatur hehe
    A : malam ini ya, jemput aya di kost, deket rsj.
    An : wihhh agak jauh si, tapi gpp lah hehe.

    Dan ane pun pun jemput tu si aya, naek motor metik kredit dari bokap haha.
    Kita muter” kota, trus nongkrong di kopishop yang rame banget lah, tempatnya juga di pusat kota, orang ibu kota jawa tengah pasti tau. Abis kita makan + nongkrong, ane tawarin tu si aya buat maen ke kost ane, ane mikir bodo banget kalo moment kayak gini gak di manfaatin buat ngajak enak”, haha.

    An : ay, besok ada jadwal jaga?
    A : ada si tapi siang kok, kenapa?
    An : emmm…..
    A : mau ngajak aya nginep kostnya kamu? (Ini anak peka banget kalo masalah ginian, anjirrrr)
    An : haha, tau aja, gimana, mau?
    A : mau…..pengen bobok di kolonin sama taro, hihihi.
    An : apaain sihhh, belom” udah maen kelon”an aja, ada temen sekamar aku juga soalnya.
    A : yahhhh…yaudah deh.

    Ane masih tu nongkrong di kopian, dan abis ngomong gitu, mukanya si aya udah ditekuk aja, ya mungkin yang tadi nya udah sange jadi drop deh. Tapi walaupun muka udah ditekuk” kayak gitu tapi masih aja mau nurut ikut nginep ke kost an.
    Dan melajulah kita ke kost ane yang ada di atas bukit nan terjal, ya udah lumayan malem juga si, ane takut ada bekal atau apa, tapi syukur masih selamat sampai tujuan.
    Ane masuk ke kost dan yups..disana ada temen ane yang lagi maen game online, ane suruh masuk aja deh tu si aya, dari pada gabut diluar. Sebelum ane pergi sama si aya, ane pamitan juga sama si boim, temen sekamar ane, bilang kalo mau jemput pecun, ya kali aja bisa digilir namanya juga gratisan, boim udah seneng banget tu pas ane balik bawa si aya. Abis aya kenalan sama si boim, kita ngobrol santai aja bertiga tanpa ada hal” yang menjurus, tumben ni si aya omongannya bersih, pikir ane.
    Kamar kost ane gede banget gan, 6×6 kalo gak salah plus kamar mandi dalem, kasurnya ada 2 ane sendiri boim sendiri.
    Disela” ngobrol santai si boim bisikin ane,

    B : ini pecunnya?
    An : yoi..
    B : gaya banget pakai hijab segala, sok alim.
    An : dasar nya anak baik bego..huu
    B : gantian boleh deh, dapet sisa juga gpp
    An : bentar tanya dulu jangan dipaksa.

    Nah, udah kayak mau nawar pecun pinggir stasiun aja ni situasi, tapi ane juga gak mikir panjang, mulut maen nrocos aja tuh tanya ke aya, udah dasarnya sange kali ya, tapi biar agak sopan ane bisikin dah tu si aya.

    An : ay, temen ku pengen juga maen” sama kamu, boleh?
    A : ( geleng” kepala)
    An : kenapa?
    A : aku maunya cuma sama kamu, kan sayangnya sama kamu bukan sama temen kamu,
    An : tp kan enak nanti bisa threesome, hehe
    A : gak ah, aku gak mau.
    An : yaudah deh.

    Dan dengan berat hati ane sampein ke si boim, kalo si aya gak mau maen bertiga atau gantian, maunya cuma sama ane dan yups..mukanya si boim udah langsung jadi kusut, dan gak selang lama si boim keluar kamar katanya mau ngopi sambil nyari wifi. Ane samperin dah tu si boim di depan kost an.

    B : pakek dah, jangan lupa di bersihin kalo udah kelar.
    An : mameeeen..emang temen paling sipp dah, nih buat beli rokok, dikit aja jangam banyak”, haha.
    B : ah taik, dikit nih, huu

    Cerita Dewasa 2018 | Dan boim pun meninggalkan kamu berdua saja dikamar nan luas itu, canggung mau ngomong apa, si aya malah ngelepas hijabnya, katanya agak gerah, tapi ane larang, ane bilang kalo gerah itu yang dibuka baju sama celananya bukan hijabnya, dan lagi” cewek ini emang gila kalo masalah lendir, tanpa bales perkataan ane se patah kata pun, doi langsung benerin lagi hijabnya, dan mulai ngebuka kemajanya kancing demi kancing, ane cuma bisa melotot liat tingkah nya si aya, sampai pas ngelepas celananya ane nelun ludah gan, cd nya udah ngejiplak memeknya doi, udah keliatan ngegaris gitu, damn..like it bebss.

    A : udah, tinggal bh sama cd aja nih, masih cuma diliatin aja?

    Anjirrr…ane saking takjubnya sampai ngelamun gan.

    An : ma..mau diapain emangnya?
    A : ihhh…dianggurin deh.
    An : loh..ngambek, mau diapain ay? Aku gak tau?

    Tanpa bales omongan ane doi lgsg dah du nyosor bibir ane gan, di libas abis dah pokoknya, dan doi sambil ngebuka bh nya sendiri, abis bh nya udah lepas, doi ngarahin tangan ane ke teteknya, gak pakai lama ane remes” dah tu gunung kembar kenyal banget hu, sumpah. Gak terlalu gede tapi kenyalnya itu loh yang bikin otong lgsg naek aja.

    Udah agak lama kita saling beradu bibir, doi ngelepas tu ciumannya, dan apa yang yang terjadi, doi ngelepas kaos ane dan gak luput celana ane juga lgsg si lucutin sama doi. Ane cuma diem aja hu, masih ngerasa ini cuma mimpi aja, bayangin aja hu, di depan muka suhu” sekalian ada cewek pakai hijab, cuma pakai cd, maenin otongnya suhu dan ngeliatin suhu pakai wajah sange, apa gak langsung tinggi tu otong?

    A : bengong lagi deh..ihhh… (Sambil nyubit puting ane)
    An : ehhh….maaf deh hehe, masih terpesona liatin kamu,
    A : cuma diliatin? Huhhhh.. (otong ane digemgem kenceng banget hu)
    An : aauu….sakit kan ay, jangan gitu dong.
    A : abis sebel sama kamu, udah dibukain juga cuma diliatin doang.
    An : maunya diapain aya sayang?
    A : uhhh…dipanggil sayang sama taro, hii. Maunya dijilatin, mau kan?
    An : iya mau kok, semuanya buat aya deh,
    A : asikkkkk….

    Ane remes lagi dah tu gunung kembar, ane jilatin bergantian satu”, tapi si aya masih belom puas, ane di dorong sampai rebahan di kasur, yang tadinya kita berdua duduk adep”an, dan tanpa aba” si aya berdiri lalu ngelepas cd nya, damn lebat banget tu jembut. Gak pakai basabasi lgsg doi ngarahin memeknya ke mulut ane, bau nya amis” gimana gitu, ane belom pernah soalnya, baru sekali ini, ane jilatin memek, pelan” dulu, si aya udah sange banget kayaknya, doi udah ngeremes” teteknya sendiri sambil goyangin memeknya yang udah nancep di mulut ane.

    A: ahhh…ah…ahhhh…emmm..

    Doi cuma bisa mendesah gak jelas, ane masih aja sibuk sama tu memeknya doi, dan makin lama makin kenceng aja tu desahan si doi,

    A : ahhh…ahhhhhhhhh…keeeelllua…

    Criitttt..crittt…cairan bening atau putih gak keliatan soalnya udah tumpah aja di mulut sama sebagian muncrat ke pipi ane, ane masih ngelanjutin aja tuh jilatin di memeknya doi, yang udah basah. Gini ya rasa, gumam hati ane. Abis itu doi lemes hu, memeknya udah geser kebawah dan doi nindih badan ane, ane juga bersihin dah tu sisa” muncratan nya doi, nafasnya gak beraturan terengah” kayak, abis lari maraton.

    An : asin ay,
    A : hahh..hahhh…hahhh..makasih ya taro, udah buat aya keluar, (sambil nyium pipi ane)

    Untuk beberapa saat kamu berdua terdiam, doi masih nindih badan ane dan nafasnya udah mulai teratur lagi, dan mulai lah tangannya doi, emang dasar cewek sangean nih si aya kali ya. Otong ane udah digenggamannya lagi, dikocokin dah tu si otong sampai tegang lagi, yang tadi udah loyo gara” cuma tindih”an doang. Pas udah bener” keras doi bangkit dari badan ane, blessss…otong ane tiba” basah aja, emang sasar jago banget dah kulumannya si aya,

    A : sluuurrp…sluurrpp…aahkuuu.. baaasahinn..dulu…
    An : iya sayang,

    Sambil otong ane masih di dalem mulutnya doi, doi senyum ke ane gara” ane panggil sayang, makin kenceng dah tu otong. Ngeliatin cewek berhijab ngulum otong ane, rasanya bener” uhh banget dah.

    A : pluuuupp…ah..udah basah, masukin ya?
    An : sakit gak? (pura” polos)
    A : kok sakit? Enak dong sayang, coba ya..(doi ngarahin otong ane ke memeknya)

    Blllessssss…..anget banget gan gila.

    A : ahhh…….

    Doi nahan sakit kayaknya, beberapa saat doi diem dan mulai genjot otong ane pelan” pakai gaya WOT, ane cuma bisa remes” gunungnya doi, sambil dengerin desahannya, yang bikin otong ane makin kenceng.

    A : ahh…ahhh..ennnaaakkk… Ahhh…
    An : huuumm..aay..ahh..

    Doi makin kenceng genjot nya, dan gak lama doi juga makin kenceng desahnya, dan ya..doi dapet buat ke dua kalinya…

    A : ahhhhhhhhhhhhh……hhahh..hahhh
    An : uhhh..kenapa ay?
    A : ahhh…keeeluuar…ahh..hahh..hahh

    Ane cium tu pipinya doi, doi udah rebahan lagi nindih ane, otong ane masih nancep di memeknya doi. Pas ane rasa nafasnya udah teratur lagi, gantian ane yang action, ane puter dah tu badannya si aya, ane buat gaya doggy, favorit ane banget nih gaya. Udah pada posisi si aya nungging depan ane, ane masukin lagi dah tu si otong..

    Bleessss…
    A : ahh…pelan” say..
    An : iya ini pelan kok say,
    Ane genjot pakai rpm rendah buat penetrasi, bentar.
    A : ahhh..ahhh…enaaakk baanggeettt say..ahhh..
    An : aku kencengin ya…
    Ane genjot dah tu memeknya pakai rpm tinggi lgsg gan, sampai bunyi plokk..plokkk..plokkk..
    Gak luput dari tangan ane, ane ceplak-ceplok tu bokong semok,
    An : (plaaakkkk…)
    A : ahhh…sakkkiiit…
    An : (plakkkkk)
    A : sakkiiitttt…sayyyyanggg… Ahhh..ahhh…

    Doi kayaknya mau keluar lagi buat yang ketiga kalinya, soalnya desahannya makin kenceng, ane percepat aja tuh genjotan ane gan, makin kenceng suaranya. Dan bener aja, rasanya ada yang nyembur otong ane gan, tp gak ane pikir masih aja dah tu ane genjot terus, lama” ane gak kuat juga.

    An : ayyyy…akkkuuu…keellua….ahhhh..
    A : ahhhh….ahhhh…ahhhhhhhh

    Cerita Dewasa 2018 | Belom sempet ane ngomong, tuh tai macan udah crot dalem memek aja, yah..panik dah tu ane, cepet” ane cabut tuh otong dari memeknya doi, dan mengalirlah tai macan dari memeknya doi. Doi yang lemes abis keluar sampai 3x, cuma bisa tengkurap diatas kasur dengan nafas yang tersengal”.

    An : ay, keluar didalem, hahh..hah (nafas masih setengah”, soalnya capek+panik)
    A : hahhh…hahhh…hahh..udahhh gpp..
    An : gpp gimana? Hhahh…haaahh
    A : iyaa…gpp..hahh..ahhh
    An : kalo jadi gimana? Hhah..hahh…
    A : tinggal…minta tanggung jawab si andre (kakaknya dwi), sering dipakek sama dia juga kok, keluar dalem juga, udah sayang tenang aja ya, sini bobok samping aya. (doi balik badan dan telentang).
    An : yakin? (ane ikut telentang di samping doi)
    A : iya gpp..ihh..lucu deh kalo panik gitu, hihi. (Nyium pipi ane)
    An : hehe..makasih ya ay, kamu selalu ada buat aku.
    A : sama” sayang, jangan sungkan nyari aya ya, aya selalu ready buat taro, hehe.

    Ane ngeliatin doi yang ada di samping ane, dan doi pun lgsg meluk ane dan nyium kening ane. Ane ngerasa doi beneran sayang sama ane, tapi ane gak mau ngerusak hubungan orang, soalnya katanya doi udah tunangan sama si andre, jadi ya ane maen belakang aja lah. Doggy hu…haha.

    Beberapa saat kami cuma diam dan berpelukan, ane sempet ketiduran sebentar, dan kebangun pas doi bangun dari kasur katanya mau ke kamar mandi pangen pipis. Ane pun nyusulin doi ke kemar mandi dan kita mandi bareng berdua, dikamar mandi kita cuma mandi aja, udah sama” capek jadi gak ada sange”nya lagi.

    Abis mandi ane liat jam ternyata udah jam 02.00 subuh, gila lama juga nih maen”, si boim juga belom balik, balik gak ya? Gumam hati ane. Ane nyari hp ane dan coba nelfon boim, ternyata emang si boim gak balik ke kost, tidur di tempatnya adi temen kekelas kita di kampus. Ya makasih banget deh punya temen sebaik dan seperngertiannya dia, hehe.
    Malam itu kita tutup dengan ciuman di pipi dan kening, udah berasa jadi suami istri aja, haha.

    An : udah yok bobok…
    A : asiiikk bobok dikelonin sama taro..hehe
    An : iya..sini” sayang…besok kalo bangun duluan aku dibangunin ya, biar kamu gak telat jaganya.
    A : iya sayang, yok bobok, love you. (nyium kening ane)
    An : love you.

    Dan ya, malam itu berasa panjang banget, ane kebangun sekitar jam 10an, ngeliat si aya masih tidur pules sambil meluk ane, jadi gak tega buat bangunin, tapi tetep ane bangunin soalnya jam 12 doi harus jaga di rs, si boim belum balik kekost juga, ane gak berangkat kelas pagi, kayaknya boim juga gak berangkat soalnya kalo tidur lebih kebo dari ane. Abis doi beres” barang, ane anterin doi balik ke kostnya.

    An : makasih ya buat semalem,
    A : sama” sayang hehe,
    An : mau nyari makann dulu? Sebelum aku balik ke kost?
    A : gak usah deh, nanti aya makan di rs aja.
    An : yaudah, aku balik dulu ya, kalo mau maen bbm aja, nanti aku jemput deh hehe.
    A : pasti dong sayang, atiati ya.
    An : dhadha.

    Doi cuma seminggu magang di sana, dan sehabis hari itu pas ane nyariin doi bilang kalo lagi banyak tugas di rs jadi gak bisa maen dulu, dan sampai doi balik kerumah kita gak bisa maen bareng lagi. Tp gpp lah, udah jadi obat galau, cuma semalaman pun itu sudah cukup buat penghilang rasa galau, hehe.

    Cerita Dewasa Terbaru 2018 Episode III

    Berlalu-bulan berlalu sejak pertemuan ane sama aya di ibu kota jawa tengah, kota nan sesak akan semua kendaraan dan panas nya yg gak terkira. Aya gak ada kabar lagi, dari yang biasa nya tiap hari bbm ane, sekarang udah gak ada lagi bbm dari doi, ane coba bbm duluan hasilnya juga nihil. Isinya cuma “D” aja. Di read pun enggak, ane mau nelfon sungkan sama cowoknya, secara ane pernah kenal deket juga. Tapi tak apa, kali ini gak jomblo lagi, ane udah jadian sama mantan, panggil aja iwi. (Kalo agan” baca thread ane yg satunya lagi, pasti bakal tau cerita tentang si iwi)
    Kuliah ane masuk tahap kkn, dimana ane harus pergi lebih lagi ke barat, tepatnya ke kota yang terkenal akan batiknya, ane di paksa mau gak mau harus ikut, katanya wajib, iya wajib si buat ngisi nilai.
    Baru seminggu ane di kota batik, ane dapet kabar dari bokap, kalo katanya nyokap masuk rumah sakit, penyakitnya yg kemarin” di vonis hilang sama dokter dateng buat kedua kalinya, sontak ane kaget, waktu udah nunjukin jam 10 malem, gak mungkin juga ane balik kerumah, ane putusin buat balik besok subuh.
    Subuh” banget ane udah cabut dari posko, yang lain belom pada bangun ane udah cantep gas buat balik kerumah. Namanya juga nyokap sakit gimana gak kawatir coba. Ane nyampek kota kelahiran gak pakai lama ane lgsg ke rumah sakit buat nemuin nyokap, setelah ane ketemu nyokap, ane sangat bersyukur soalnya nyokap masih bisa diobatin dan tinggal nunggu tahap penyembuhan aja. Ane di rs dari jam 7 pagi sampai agak siangan sekitar jam 11 an, jam 11 lebih dikit ane tu sodara ane yang jenguk nyokap, masih adeknya bokap si, tepatnya tante ane.

    T : kamu pulang aja gpp, mandi nanti malem kesini lagi, siang sampai sore ini biar tante yang jagain.
    An : yaudah tan, ane balik dulu ya, titip nyokap, kalo ada apa” kabarin aja.

    Ane pun pamitan sama nyokap dan tante ane gan, buat pulang kerumah. Sampai dirumah sepi banget gak ada orang, secara ane cuma idup bertiga doang, bokap masih di kantor. Ane rebahan bentar, sambil ngecek in hp siapa tau ada kabar dari iwi atau aya.
    Ane coba bbm si iwi, doi bilang masih jagain ruko gak bisa nemenin ane dirumah, yaudah ane putusin buat tiduran bentar. Gak lama ane tiduran hp ane bunyi terus tuh, ane kira udah sore tau nya masih jam 1 an, ada yang nelfonin terus, tp privat number, aslinya ane males ngangkat, tp berhubung takut tante yang nelfon ane angkat aja sambil masih setengah sadar.

    An : hallo, siapa nih?
    A : ihh..lupa sama suara ku ya?
    An : siapa? Gak usah maen tebak”an,
    A : nomor ku gak disimpen?
    An : siapa sih?
    A : aya, tarooooo…ihh..
    An : halah bohong,
    A : kok bohong si?
    An : kalo bener aya, bbm aja, aku males ngomong.
    A : yaudah aya bbm ya.

    Ane tutup dah tu telfon, ane balik lagi tiduran, pikiran ane si gak mungkin aya tiba” nyariin ane, soalnya udah berbulan-bulan gak ada kabar tiba” nonggol lagi tuh si cewek hyper. Gak lama hp ane bunyi notif ada bbm masuk, dan ya..itu bener dari si aya, berarti ane tadi gak mimpi di siang bolong.

    A : tarooo…maafin aya ya, nyuekin taro sampai berbulan-bulan, hehe.
    An : kemana aja?
    A : panjang ceritanya, hehe. Mau maafin aya kan?
    An : gak mau ah,
    A : iyaiya yang udah punya pacar, sekarang jahat sama aya.
    An : (pikir ane, tau dari mana ni bocah?) Aku dirumah sendirian nih.
    (Ane coba kode aja dah tu, siapa tau gayung bersambut haha)
    A : tapi aya mau kuliah masuk jam 2 ini, gimana dong?
    An : yaudah kalo gak bisa,
    A : iyaiya aya kerumah nya taro deh, biar di maafin sama taro, tunggu ya, 15 menit hehe.
    An : iya buruan.
    A : iya sayang hehe

    Mumpung rumah gak ada orang, posisi juga lagi capek, siapa tau bisa ngebuang tai macan biar makin plong buat tiduran hehe, pikiran ane udah kemana-mana hu, udah ngebanyangin yg enggak” pokok nya. Ane pikir mandi dulu kali ya biar agak segeran dikir, baru ane kelar mandi makek kolor masi di kamar mandi, udah ada yg ngetok pintu aja. Buru” dah tu ane kedepan, masih cuma pakai kolor doang. Ane buka eh tu pintu depan, dan ya udah ada aya berdiri didepan pintu rumah ane, lengkap dengan seragam kebidanannya, dan hijab yang menawan. Bengong dah tu ane ngeliatin aya, soalnya ane paling suka sama cewek yang pakai seragam hu, kesannya makin bikin tinggi pokoknya.

    A : haiii…kok malah ngelamun, gak disuruh masuk nih?
    Sapaan si aya bikin lamunan ane buyar.
    An : ehh..iya hehe, yuk sini masuk. Duduk dulu ya, aku mau pakai baju dulu, baru abis mandi soalnya hehe.
    A : yaudah, cepetan ya..
    An : iya, mau minum apa?
    A : teh aja kalo ada,
    An : siap, anget apa es?
    A : anget aja,
    An : siap…

    Cerita Dewasa 2018 | Ane masuk dah tu, pakai kaos sama bikinin minum buat si aya, dan yg paling penting ane gak lupa ngecek si iwi, doi masih di ruko apa enggak, berabe kalo tiba” muncul kerumah. Dan ternyata emang rejeki, si iwi gak bisa pergi kemana-mana soalnya harus jaga ruko sendirian, dan anr janji bakal kesana kalo udah kelar istirahat, (ngewe sama aya) haha. Ane keluar dah tu nemuin si aya lagi, cuma pakai kaos sama kolor dan tanpa cd, haha.

    An : ini silahkan diminum, hehe
    A : haha, formal banget.
    An : kan ada tamu hehe, masih inget rumah ku aja. (aya dulu pernah kerumah sama si dwi)
    A : iya dong, masak lupa si.
    An : mau kuliah?
    A : ya gak jadi lah, kan udah terlanjur nyangkut disini, udah jam segini juga.
    An : hehe, oiya..kemana aja kamu ay?
    A : udah gak usah dibahas deh, males tauk,
    An : iyaiya gak dibahas. Aku kangen, boleh meluk kamu?
    A : emm…cuma peluk?
    An : sama cium
    A : cuma peluk sama cium?
    An : trus apa lagi?

    Gak makek omongan lagi, doi udah nyosor duluan, bibir ane di lumat habis sama doi.

    A : cuuuuupppsss…ah…cuuuppp… Aku kangen sama taro, hehe. Berdiri deh.
    An : mau ngapain?
    A : udah buruan.

    Ane berdiri di depan aya yg lagi duduk di sofa,

    A : tuh kan udah gede, heehehe

    Tanpa basa-basi tangan udah mlorotin aja tuh kolor ane, dikocokin otong ane yg udah tegak berdiri, gak cuma di kocok aja, mulut nya udah mulai gak bisa diem, dan ya..culuman maut nya pun keluar. Beehhhh…itu mulut bisa enak banget kalo ngulum, lembut, berirama dam smooth abis pokoknya. Sampai ane mrinding disko gan.

    A : emmm…ah…emmmppt…ah.. enak?
    An : ahhh…emm…ahh..enak hehe,
    A : kalo mau keluar bilang ya, emmm.. ah…emmmppt..ah…

    Di dalam ruang tamu rumah nan sepi, ane dikulum lembut sama calon ibu bidan, yg udah dandan dengan atribut lengkap berserta hijabnya, hahh..melayang rasanya gan.
    Dan sialnya, samar” suara motor bokap ane semakin mendekat.

    An : ay, ada bokap!!

    Doi gak dengerin atau emang gak denger, masih nerusin kulumannya. Ane pegang kepalanya aja trus ngelepasin otong ane dari mulut nya.

    A : plukkkk…yahh..kok udahan?
    An : ada bokap tuh,
    A : ah yang bener, aduh gimana dong?
    An : udah tenang aja, kamu duduk yg rapi santai gak usah tegang, oke.
    A : iya deh.

    Gak lama bokap ane markir motor, bokap lgsg masuk kerumah, kaget liat ada ane sama aya, ya wajar ai kaget soalnya baru kali ini ketemu aya.

    B : oh, dirumah kamu? Ini siapa temen ya?
    An : iya, mau kuliah sekalian mampir, temen sma dulu, hehe
    B : kuliah mana non?
    A : kebidanan pak.
    B : oh situ, yaudah dilanjut aja, bapak cuma mau ngambil baju buat ibuk, oiya taro nanti malem tidur rs ya, jagain ibuk.
    An : iya pak,

    Dan berlalu lah bokap ane keluar lagi, entah ke kantor atau rs. Yang penting rumah sepi pikir ane.

    A : huhh..degdeg an tauk
    An : halah..biasa aja dong.
    A : kamu mah, huuuu
    An : dilanjut gak nih?
    A : lanjut dong. Hehe

    Ane duduk disamping aya, sambil dikulumin lagi tuh sama si aya, baru bentar otong udah naek tinggi lagi, ane pikir bosen juga kalo kulum doang. Ane inisiatif buat ngajak naya masuk kedalem,

    An : kedalem yuk?
    A : kkeeemmeana? (Mulutnya masih penuh sama otong)
    An : ahhh…ahh..ini lepas dulu ih..

    Ane lepas dah tu otong ane dari mulutnya aya, tangannya ane tarik ajak kedalem, gak pakai lama ane suruh tu si aya pegangan sama meja makan, ane grepe” dah tubuh semoknya dari belakang, gak nahan banget gan, tuh bodi, apa lagi bokongnya yg semok banget…emm..

    An : plokkk….
    A : ahh… (Sambil muka sange nya nengok kebelakang)
    An : gemes sama bokongnya aya. Hehe
    A : ayo dong..jangan lama” maenan bokongnya..ihh…
    An : siap…..plokkkk…

    Gak pakai lama ane lucutin tuh celana seragamnya si aya, sedangkan kemeja sama hijabnya masih utuh nempel si tempatnya. Ane tunggingin dah tu bokong semok gan, otong ane udah berontak banget soalnya, sambil pemanasan bentar ane raba” tuh memek doi, udah basah aja gan, ane demen nih yg kayak gini nih gan, bikin tambah tinggi otong. Kolor ane plorotin sampai bawah, kaki si aya ane agak kangkangin, dirasa udah pada posisi yang pas, masuk lah si rudal ane yg gak seberapa ini.

    A : ahhhhh….uhhhh
    An : pelan” dulu ya ay..
    A : iya…ahhh…ahh..

    Favorit ane banget nih gaya gan, doggie the best lah. Ane rasa udah cukup lah waktu buat penetrasi, rpm ane genjot tuh makin kenceng.

    A : ahhh..ahh..ahha…. Teruuuusss..ahhh..keeeellluaarrrrr….ahhhhhhhhhhh……

    Cerita Dewasa 2018 | Baru juga bentar ane gejot pakai rpm tinggi, doi udah klojotan aja, soalnya otong ane kayak ada yg nyembur gitu gan, dan abis kerasa disembur, doi mulai lunglai, ane tahan badan doi biar gak jatuh dan biar masih dalam posisi, ane gak kasih ampun, masih lanjut ane hajar terus tuh memek tembem sama bokong semok.

    Plokkk…plokkk…plokk…sampai keras banget suaranya.
    A : ahhh…ahhh…ahhhhh….

    Doi cuma bisa mendesah sejadinya, ane rasa otong udah mulai gak nahan lagi,

    An : uhhh..ahh..ahh… Aku keluar..ahhhh
    A : ahhh…ahhh…ahhhh….uhhhh

    Tai macan keluar semua dah tu di memeknya si aya, ane paling gak kuat kalo udah doggie, rasanya tuh fantasi ane liar banget gan, jadi gampang banget buat nyampek.

    Pluppp….ane cabut dah tu otong dari memeknya doi, doi lemes banget, sampai cuma bisa jongkok sambil pegangan kaki meja makan, dan tai macan tumpah semua di lantai.
    Buru” dah tu, ane bil tisu buat ngelap memek sama tumpahan tai macan. Dan ane baru sadar kalo sedari tadi pintu depan gak ane tutup, entah ada yg masuk apa enggal tadi, ya semoga gak ada yang liat, soalnya desahannya aya kenceng juga.
    Doi masih aja cuma jongkok depan meja makan, ngatur nafas kali ya.

    A : kok cepet sih ay? Baru juga aku nyampek sekali. Huhh…huhhh…huhh
    An : gak kuat liat kamu pakai seragam gini, bawaannya sange banget.
    A : ah masak? Huhh..huhh
    An : beneran deh, kamu makin semok banget kalo pakai seragam kayak gini, jadi pengen ngentotin terus. Hehe
    A : yaudah, entot lagi dong, nih masih aus sama otong kamu loh, nihhhhh (sambil ngebuka-buka memeknya yg masih ada sisa tai macan ane)
    An : hahh..hahh..udah ahh… Capek. Besok” lagi aja deh ya hehe
    A : yahh..dianggurin deh.

    Buset nih cewek, baru juga abis dientod sampai kayak gitu, masoh kurang aja.

    An : udah besok aja, ya sayang ya..hehe
    A : yaudah gpp deh, sini dong aya pengen nyium kamu, kangen.

    Dan siang itu acara indehoi kami berdua di tutup dengan ciuman manis di kening.
    Abis beres” semua, ane ngajak doi makan deket rumah, itung” buat ganti tenaga yg ilang tadi gan. Pas abis makan, ada tuh bbm masuk dari si iwi.

    I : lagi dimana? Aku udah kelar dari ruko, aku kerumah kamu aja ya?
    An : ini lagi makan deket rumah, yaudah kerumah aja. Aku tunggu ya.

    Dirasa kondisi makin greget, dari yang ngulum mau kegep sama bokap sampai ngentod lupa nuntup pintu, masak iya ditambah kegep sama cewek sendiri, haha.
    Gak pakai lama, ane jelasin ke aya kali si iwi mau maen kerumah, dan doi ngertiin soal keadaannya lagi kayak gimana, abis makan doi langsung cabut, katanya mau kerumah temennya buat ngerjain tugas terus kerumah dwi.

    A : yaudah aya pulang ya, cie abis ini otongnya kepakai lagi deh, yah..aya di anggurin deh. Haha
    An : husss..gak boleh kenceng” ini diwarung loh ah,
    A : hehe, yaudah aya pamit ya, sini tangannya.

    Pakai acara cium tangan segala gan, kurang pasutri apa lagi coba? Haha

    An : atiati ya, jangan macem” kalo dijalan, jangan genit” kalo dijalan.
    A : ya enggak lah huu..yaudah dhada.

    Ane pulang jalan kaki kerumah, soalnya warungnya deket dari rumah, dan pas mau nyampek rumah kira” tinggal 5 rumah lagi, si iwi udah di belakang ane aja, dan ya…ane kaget. Doi tadi liat gak ya? Semoga aja si enggak..hehe.
    Makin bikin berdebar aja nih kondisi, tapi tak apa lah, justru makin menantang. (Bersambung?)

  • Mantan Kekasihku Selingkuhanku Juga

    Mantan Kekasihku Selingkuhanku Juga


    1318 views

    Perawanku – Niki adalah mantan kekasihku beberapa tahun lampau. Ia menikah dengan pria lain tahun 1996, aku menyusul dua tahun kemudian, saat itu Niki sudah mempunyai anak satu. Kami berpisah baik-baik, dan sesudahnya kami masih berhubungan. Aku juga kenal baik dengan suaminya. Aku dan Niki sama-sama kerja di perusahaan konsultan. Sesudah menikah ia bertugas di salah satu proyek, sedangkan aku di head office, sehingga kami lama tidak ketemu.

    ini terjadi pada pertengahan tahun 2000, saat ia kembali bertugas di Head office menjadi sekretaris salah seorang expert kami dari Hongkong. Aku sering berhubungan kerja dengannya. Semula kami bersama dalam tugas. Lama-lama berlanjut untuk hal-hal di luar kerjaan, hingga tidak terasa kebiasaan dulu kembali muncul. Misalnya makan siang. Seperti dulu waktu masih pacaran, sering ia ‘mencomot’ lauk dari piringku, atau sesuatu yang ia makan diberikan separuh ke piringku. Kebiasaanku menyiapkan sendok dan minuman untuknya, atau menghabiskan makanannya juga menjadi kegiatan rutin, seolah hal yang wajar saja dalam hubungan kami.

    Untungnya teman-teman sekantor juga menganggapnya wajar. Sering juga kami ngobrol soal rumah tangga, suami(nya), istri(ku), dan anak-anak (kami). Tidak ada cerita jelek, semua baik-baik saja. Tapi di balik yang ‘baik-baik’ tersirat kerinduan (atau kecewaan?) tersembunyi. Dalam suasana seperti itulah hubungan kami berlanjut dan menghasilkan kisah-kisah yang sebagian kucuplik di sini, khusus yang punya kesan mendalam untukku. Pertama: Saung Ikan Mas Hari itu bossnya Niki sedang ke tempat client.

    Si boss bawa mobil sendiri, maka seperti biasa Niki memanfaatkan mobil kantor yang menganggur buat jalan-jalan. Driver-nya cs kami, jadi ia mengajakku bergabung cari makan siang di luar. ( “Kamu yang traktir yaa..” katanya). Pukul 11.30 kami bertiga berangkat ke Cwie Mie Fatmawati. Baru sampai di Prapatan Pejaten (kantor kami di Buncit), si boss menelpon minta supaya driver-nya menyusul karena tidak enak badan. Maksudnya minta disupiri pulang.Driver kami turun sambil mengomel, minta uang taksi ke Niki terus menyusul bossnya di sekitar blok M. Niki menggantikan pegang kemudi (dulu, Niki yang mengajariku bawa mobil) dan melanjutkan perjalanan.

    “Kalo dulu, sambil nyetir gini biasanya aku dipijitin..” Niki mulai membuka kenangan.
    “Sekarang juga boleh..” kataku, sambil mengusap lututnya, biasanya aku pindah ke belakang, memijat leher dan pundaknya dari belakang, dan tentu saja berakhir di payudaranya.
    “Jangaan ahh, kacanya terang..” kata Niki.

    Usapan di lutut memang lebih aman dari pandangan mobil lain. Dari desahan ‘ahh’-nya kurasakan bahwa Niki menikmatinya.

    “Kita ke saung aja yuk..!” lanjut Niki.

    Saung adalah istilah kami berdua untuk sebuah restoran pemancingan di sekitar Ragunan.Aku tidak menjawab, hanya semakin meningkatkan sentuhan di lutut dan ke atas ‘sedikit’ sambil mata tetap waspada memantau kiri kanan takut dilongok pengendara motor. Niki dengan trampil meluncurkan mobil di sepanjang jalan dengan meminimalkan penggunaan kopling supaya paha kirinya lebih mudah terjangkau jari-jariku.

    “Berapa tahun aku tidak nyentuh ini..” kataku saat jariku mulai nyelusuri pinggiran CD-nya.

    Niki agak tergetar oleh sentuhanku itu, sambil mendesis ia mengoyangkan kakinya.

    “Kamu bangun enggak Mas..?” katanya (ia memanggilku ‘Mas’).
    “Liat aja,” jawabku.

    Ia melirik dan terkikik melihat tonjolan yang mengeras di celanaku.

    “Hihihi.. masih mempan juga..”
    “Masih dong, remasanmu belum ada duanya..” Restoran itu terletak di pinggir kolam, dihubungkan ke beberapa saung (gubuk dari bambu) di tengah kolam dengan jembatan kayu.

    Saung beratap rumbia ukuran 2,5 m x 2,5 m itu diberi pagar bambu rapat setinggi 60 cm. Bagian atasnya terbuka sehingga dapat dipantau dari jauh, tapi dilengkapi krey bambu yang jarang-jarang, dan dapat diturunkan ‘kalau perlu’, juga disediakan bantal duduk. Tidak ada pengunjung lain. Kami meniti jembatan kayu, memilih saung yang paling jauh dari kasir, dan memesan makanan yang paling cepat saji. Tidak lupa kami minta krey diturunkan. Begitu pelayan pergi, aku segera menjatuhkan pantatku di sebelahnya. Ia menyandar ke tiang bambu di pojok, bersila di bantal dengan cuek. Aku meneruskan elusanku yang terhenti, menyusuri pahanya yang terbuka.

    “Mana dong yang keras-keras tadi, aku pegang..” katanya tanpa mempedulikan jariku yang sudah terbenam di dalam roknya.

    Aku merapatkan duduk agar terjangkau tangannya. Ia menekan-nekan celana di bagian penisku dengan keempat jarinya.Dengan hati-hati sabukku dibuka, lalu zipku diturunkan. Dari sela- sela baju dan singlet, dirogohnya penisku yang sudah mengeras lalu diusapnya lembut.

    “Segini aja dulu, biar gampang ditutup,” katanya saat aku mau menurunkan celana panjang.Rasa nikmat yang halus merambat seperti aliran setrum dari selangkanganku, menjalar ke kaki, badan terus ke otak. Kami duduk berdampingan, aku selonjor dengan penis mencuat keluar dari celana, sementara paha kiri Niki menopang di atas paha kananku, kirinya mengusap lembut batangku sementara sambil menikmati elusannya, tangan kananku melakukan eksplorasi ke permukaan vaginanya yang terbungkus CD.

    Percumbuan ringan itu terhenti ketika pelayan datang membawa pesanan.Aku menaikkan zipku kembali seraya merapatkan jaket.

    “Sana kamu ke kamar mandi Mas, CD sama singletnya dikantongin aja. Sabuknya masukin tas,” ia berbisik memerintahku (Dari dulu aku suka ‘perintah- perintahnya’ Ia membereskan makanan sementara aku ke kamar mandi, membukai semua sesuai instruksi dan mencuci batangku supaya dingin dan segar kembali.

    Keluar kamar mandi, aku berpapasan dengan Niki menuju ke tempat yang sama sambil mengedipi aku. Sambil menunggu, membayangkan ulah Niki batangku yang baru didinginkan mengeras lagi. Aku tidak menyentuh makanan, hanya minum Aqua untuk mengurangi bau mulut. Niki datang langsung duduk di bantal lagi.

    “Udah lega.. ganjelnya udah masuk sini semua.. Beha, CD..” Niki melemparkan tasnya. Aku kembali merapat.
    “Jangan deket-deket, kelihatan dari kasir,” ia mencegah.

    Tangan kiriku beralih ke perutnya, pelan-pelan menggeser ke atas.Semua ‘daleman’ Niki sudah tersimpan dengan aman di dalam tas. Niki mengeluh saat tanganku menyentuh bulatan kenyal itu, menggeser posisi sehingga dapat mengawasi kasir di seberang, sekaligus memudahkan aku ‘bekerja’. Ia kembali mendesah lirih saat kusentuh putingnya. Darahku bergejolak merasakan lembutnya buah dada Niki. Beda dengan dulu, sekarang lebih berisi karena menyusui. Aku tidak berani mencium bibir atau mendekapnya karena kepala kami kelihatan sayup dari restoran.

    Perlahan kubuka kancing blus dengan menyisakan satu kancing paling atas (Niki biasa begitu supaya cepat ‘memberesinya’) hingga aku dapat leluasa menciumi perutnya.Buah dada Niki mengembang segar, putingnya yang menonjol sudah mulai mengeras, coklat dilingkari semburat merah jambu. Dengan lembut jariku mengelus puting itu. Kuremas tubuh Niki dengan penuh perasaan. Lidahku menjelajahi perutnya, membuat Niki mendesah-desah dengan mata setengah terpejam. Bersembunyi di balik blus longgarnya, ciumanku beralih ke buah dada. Lidahku berputar-putar menyapu lingkaran merah di seputar puting, lalu diteruskan dengan mengulum ujungnya.

    Sementara itu tanganku menjelajahi gunung yang sebelahnya. Niki semakin merintih-rintih menikmati sentuhanku. Birahinya semakin menggelora. Sambil tetap menciumi puting susu, tangan kiriku pindah menelusuri paha Niki sambil tangan lainnya menyusup ke belakang, membuka kaitan roknya. Sentuhan dan rabaanku akhirnya sampai ke pangkal pahanya yang tidak terbungkus apa apa.Usapanku pada bukit lembut yang ditumbuhi bulu halus membuat birahi Niki menggelegak, meluap ke seluruh nadi dan pori-pori. Ketika tanganku menyelusup ke celah kewanitaannya yang basah, Niki makin menggeliat tidak terkendali.

    “Ahh.. Mass, ahh..” Niki merintih tidak karuan, sementara sekujur tubuhnya mulai dirangsang nikmat yang tidak tertahankan.

    Dengan hati- hati rok Niki kusingkapkan, pahanya yang mulus sudah menganga menantikan sentuhan lebih jauh.Celah di pangkal paha Niki yang ditutupi rambut halus, merekah indah. Kepalaku menyusup ke dalam roknya yang tersingkap, Niki mengangkangkan pahanya lebar-lebar seraya menyodorkan pangkal pahanya, memudahkanku mencapai lembahnya. Jariku mengusap-usap celah itu yang mulai basah dan menebal, sementara lidahku menciumi pinggiran bulu-bulu kemaluannya. Niki mengerang keenakan saat jari-jariku menggetar dan memilin kelentitnya.

    “Akh.. Mas, gila..! Udah dong Mass..!” Jari-jariku membasahi kelentit Niki dengan cairan yang merembes keluar dari celahnya.

    Setiap jariku mengorek lubang kemaluan untuk membasahi kelentit, Niki menggeliat kelojotan.Apalagi sambil membenamkan jari, aku memutar-mutarkannya sedikit. Sambil meremas rambutku yang masih menciumi pubisnya, Niki mencari- cari zipku, ketemu, terus dibukanya. Dan kemaluanku yang sudah menegang kencang terbebas dari ‘kungkungan’.Batangku tidak terlalu panjang, tapi cukup besar dan padat. Sementara ujungnya yang ditutupi topi baja licin mengkilat, bergerak kembang kempis. Di ujung topi itu, lubang kecilku sudah licin berair.

    Sementara tubuh Niki makin melengkung dan tinggal punggungnya yang bersandar karena pahanya mengangkang semakin lebar, aku pun berusaha mencari posisi yang enak.Sambil menindih paha kirinya, wajahku membenam di selangkangan menjilati lipatan pangkal pahanya dengan bernafsu, dan tangan kiri tetap bebas menjelajahi liang kemaluannya. Pinggulku mendekat ke tubuhnya untuk memudahkan ia meraih batangku. Soal ‘keamanan lingkungan’ sepenuhnya kupercayakan kepada Niki yang dapat memandang sekeliling. Dengan gemas tangan Niki meraih tonggakku yang semakin tegak mengeras.

    Jari-jarinya yang halus dan dingin segera menjadi hangat ketika berhasil menggenggam batang itu.
    Ketika pangkal paha Niki mencuat semakin terbuka, ciumanku mendarat di pinggiran bibir vaginanya. Ciuman pada vaginanya membuat Niki bergetar.Ketika lidahku yang menjelajahi bibir kemaluan menggelitik kelentitnya, Niki semakin mengasongkan pinggulnya.Lalu.., tiba-tiba ia mengerang, kaki kanannya terlipat memiting kepalaku dan tangannya mencengkeram pangkal leherku, mendesakkan mulut vaginanya ke bibirku, dan mengejang di situ. Niki orgasme! Niki menyandar lemas di tiang pagar.

    Tapi itu tidak berlangsung lama, segera didorongnya tubuhku telentang dan dimintanya merapat ke dinding bambu. Aku mengerti yang dimauinya, aku tahu orgasmenya belum tuntas, tapi aku masih ragu.Semula aku hanya ingin menawarkan kenikmatan lewat lidah dan jariku, tapi kini telanjur Niki ingin lebih.

    “Kamu oke, Ki..?” tanyaku. Ia mengangguk.
    “Aman..?” lanjutku sambil memutar biji mataku berkeliling. Ia kembali mengangguk.
    “Ayo.. sini..!” kataku memberi kode tapak tangan menyilang, Niki langsung mengerti bahasa kami masa pacaran.

    Ia mengangkang di atas badanku, jongkok membelakangiku dan kembali menghadap ke restoran. Ia mengangkat rok dan memundurkan pinggulnya hingga vaginanya tepat di mulutku. Tanganku yang menganggur merogoh saku, mengambil ‘sarung’ yang sudah kusiapkan, kuselipkan di tangan Niki.

    “Ihh, udah siap-siap yaa..?” katanya, sambil mencubit batangku.

    Dengan sebelah tangan bertumpu pada dinding bambu, Niki berjongkok di wajahku yang berkerudung roknya.Dengan mendesah ia menggerakkan pinggulnya, menyapukan vaginanya ke lidahku yang menjulur, kadang mendesak hidungku dengan tekanan beraturan.Tangannya sebelah lagi mengurut pelan penisku yang semakin tegang, lalu dengan susah payah berusaha memasang ‘sarung’ dengan sebelah tangan, gagal, malah dilempar ke lantai.Saat sapuan vaginanya di bibirku semakin kuat sementara lidahku yang menjulur sudah kebanjiran cairannya, pinggulnya ditarik dari mulutku, bergerak menuruni tubuhku ke arah selangkangan.

    Aku tidak tinggal diam, vaginanya yang lepas dari lidahku kurogoh, kujelajahi dengan jari-jariku.Niki semakin menggelinjang, pahanya mengangkang mengharapkan datangnya tusukanku, sementara tangannya yang menggenggam mengarahkan kemaluan itu ke liang vaginanya yang sudah berdenyut keras.

    “Mas.. masukin yaa..!” Niki merintih sambil menarik batang kemaluanku, sementara aku masih memainkan jari di kelentit dan liangnya.
    “Hhh, kamu lepaass dulu.. Ini udah keras banget..!” Aku mengambil alih menggenggam tongkat.

    Kusentuh dan kugosok-gosokkan otot perkasa yang ujungnya mulai basah itu ke kelentit Niki. Niki melenguh. Sentuhan dengan ujung kemaluan yang lembut dan basah membuat kelentitnya serasa dijilati lidah. Napas Niki semakin terengah-engah.Setelah puas membasahi kelentit, aku pindah ke mulut vagina. Kuputar- putarkan tongkat kenikmatanku di mulut lorong Niki. Membuatnya semakin kelojotan dan medesah dengan sendu. Ia berusaha menekan tapi terganjal tangan yang menggenggam batangku.

    “Masukin dong Mas..!” Niki menjerit lirih.Dengan gemetar aku melepas tongkatku, topi bajaku menyentuh mulut vagina Niki.

    Kemudian dengan hati-hati ia mendorong pelan-pelan, sampai kepala penisku membenam di liang itu. Aku mengerang, kepala kemaluanku seakan diremas oleh cincin yang melingkari liang sempit milik Niki.

    “Uhh.. enak Yang..!” Niki tebeliak-beliak sambil melenguh ketika kemaluanku menyeruak masuk lebih dalam ke liang nikmatnya.

    Dinding vaginanya yang lembut tergetar oleh nikmat yang menggelitik karena gesekan ototku.Niki kemudian pelan-pelan mengangkat pinggul, menarik keluar batang kemaluanku. Ia mendesis panjang. Menggumam sambil menggigit bibir. Demikian pula ketika mendorong, menelan tongkatku yang kembali membenam di liang vaginanya.Niki merasakan nikmat yang tidak habis-habisnya.

    “Auughh.. Yang..! Teruus..!”
    “E.. emhh.. kamu goyyaang teruss..!”Kemudian Niki memiringkan badannya, memberi kode padaku.

    Ia ingin di bawah. Aku menjawab dengan mengangkat alis, sambil mata berkeliling.Ia mengangguk, artinya aman. Lalu, tanpa mencabut batangku, Niki berbaring pelan-pelan dan aku bangkit bertumpu pada palang dinding bambu. Dari sela-sela krey, di restoran tampak dua orang sedang asyik nonton TV membelakangi saung kami.Niki berbaring miring menghadap dinding pagar. Sebelah kakinya melonjor di lantai, sebelah lainnya mengait di palang bambu. Tanganku pindah memainkan klitoris, sementara batang kemaluanku keluar masuk di liang vagina Niki.Membuat birahi kami semakin menggelegak. Birahi yang makin memuncak membuat Niki dan aku terhanyut, tidak memperdulikan apa-apa lagi.

    Niki kini telentang, ia meraih bantal untuk mengganjal pantat, memudahkan kocokan batang penis di liang vaginanya.Pinggul Niki dengan lincah berputar-putar, sementara aku semakin cepat mengayunkan pantat, menyebabkan gesekan penis dan vagina semakin terasa mengasyikkan. Tiba tiba Niki menegang. Pinggulnya menggelinjang dengan hebat.Matanya terbeliak dan tangannya mencakari pahaku dengan liar. Gerakannya semakin tidak beraturan, sementara kakinya membelit di pantatku.

    “Akh.. cepetaan.. Yang..!” Niki mendesah-desah.
    “Gila.. enaak banget..!” Ketika suatu desiran kenikmatan menyiram menjalari sekujur tubuhnya, ia menggelepar.
    “Akuu.. keluaar.. laagii.. Yang.. kkamu..!” Cakaran itu sama sekali tidak menghentikan gerakanku yang tengah menikmati remasan-remasan terakhir vagina Niki di kepala dan batang kemaluanku.

    Aku pun hampir mencapai orgasme. Lalu,

    “Uhh.. aku keluaar Nik..!” Aku mengocok dengan cepat dan menggelepar- gelepar tidak beraturan.

    Gerakan yang membuat Niki semakin melambung- lambung. Kemudian, kami berdua mengejang dengan saling mendesakkan pinggul masing-masing.Puncak birahi Niki menggelegak saat aku menumpahkan puncak kenikmatanku dalam-dalam membenam di vagina Niki yang meremas-remas dengan ketat, bersama semburan cairan kentalku. Beberapa saat kemudian, kami saling memandang dengan diam. Diam-diam pula kami gantian ke kamar mandi membersihkan sisa-sisa tisyu, menghabiskan makan dengan cepat (dan ternyata tidak habis). Sambil makan aku hanya bilang,

    “Nik, kalau ada apa-apa semua tanggung jawabku.” Niki tidak menjawab hanya tersenyum, menggenggam tanganku erat sambil tersenyum penuh kasih.

    Dalam perjalanan kembali ke kantor kami tidak banyak bicara.Hanya saat berpisah ia berbisik, “Terima kasih, aku bahagia. Tapi tolong lupakan..!”

    Di Kantor Sejak peristiwa di saung itu aku berusaha untuk bersikap biasa, dia juga. Kami masih kerja bersama, makan siang sama-sama dan bercanda seperti biasa, terutama di depan teman-teman. Tapi kami menghindari percakapan yang lebih personal, apalagi membicarakan peristiwa itu. Kuat juga usahaku untuk melupakan hal itu, tapi yang ada aku makin sering melamunkannya. Membayangkan desahan dan rintihannya, gelinjang-gelinjangnya, terutama remasan liang nikmatnya di penisku.

    Aku tidak dapat melupakannya! Semakin hari aku semakin tersiksa oleh bayangan Niki. Setiap kali lengan kami bergesekan, dan ini tidak dapat dihindarkan karena memang selalu bersama, getaran birahi menjalari tubuhku, dan berujung di selangkanganku yang mengeras. Ia sendiri nampaknya biasa saja.Suatu ketika dengan cuek ia menggayut di lenganku saat menaiki undakan ke kantin, burungku langsung menggeliat. Sesudahnya saat memesan makanan, sambil berdesakan ia menempelkan dadanya di lenganku.Aku langsung berkeringat, berusaha untuk tetap tenang ngobrol dengan yang lain di meja makan. Perlu setengah jam untuk ‘menenangkan’ burungku. Sampai suatu hari, ia datang ke tempatku.

    Ruangku terbagi atas kotak bersekat setinggi dada.Setiap kotak berisi meja dan komputer untuk satu orang, yang kalau duduk tidak kelihatan, tapi kalau berdiri kelihatan sampai dada. Selain itu ada satu kotak yang agak besar berfungsi untuk ruang rapat, letaknya di ujung dan selalu sepi kecuali ada meeting. Ia menghampiriku saat aku sedang sendiri di ruang rapat.

    “Yang, nanti bantuin yaa. Aku mau ngelembur.” Panggilan ‘Yang’ membuat darahku berdesir.
    “Boleh. ‘Bor’-nya sapa yang mau dilempengin.” Aku melempar canda biar agak santai.

    Istilah ‘ngelembur’ oleh orang kantoran seringkali dipanjangkan sebagai ‘nglempengin burung’.

    “Nglempenginnya sih kamu buka internet aja. Aku sih bagian nglemesin..!” sahutnya cuek, sambil duduk di meja rapat, tepat di depanku.

    Darahku berdesir, langsung kontak ke selangkangan dan mengeras. Aku menengok ke pintu masuk. Dua orang temanku sedang ngobrol asyik sekitar lima kotak dari tempatku, yang lain sedang keluar.

    “Lagi sepi..!” katanya, menebak arah pandanganku.Lalu ia mengalihkan pandangannya ke bawah, arah celanaku.
    “Tuuh.. lempeng..!” ia terkikik sambil menyentuh dengan kakinya.

    Untuk menetralisir, aku duduk di kursi sambil melonggarkan bagian depan celanaku.

    “Sorry, aku nggak bisa ngelupain kamu,” kataku sambil mencari posisi yang nyaman.
    “Memangnya aku bisa..?” jawabnya.

    Ia membuka pahanya sedikit sehingga aku makin blingsatan, memutar-mutar kursi yang kududuki sambil mengerakkannya maju mundur.

    “Sini dong maju, aman kok..!” Aku memajukan kursi hingga pahanya tepat di depanku.

    Tidak menyia-nyiakan tawaran yang kuimpikan siang malam, tanganku dengan gemetar mulai merayapi pahanya, tapi Niki menahannya.

    “Sstt.. tunggu..!” ia mendorongku, lalu turun dari meja.

    Niki menempelkan pantatnya di pinggiran meja setelah roknya disingkapkan sebatas pinggul.

    “Biar gampang nutup kalo ada orang.” katanya.

    Niki memang brilian dalam merancang ‘pengamanan’.Tanganku kembali menyusuri paha Niki, dengan berdebar-debar merayap terus ke dalam. Niki mulai mendesah, mengepalkan tangannya. Bibirku menciumi lututnya, dengan lidah kujelajahi sisi-sisi dalam pahanya hingga tanganku mencapai pangkalnya.Jariku menyusuri pinggiran CD-nya, tapi aku menyentuh bulu halus, celah basah, benjolan kecil, aku penasaran, kurenggangkan pahanya. Ternyata CD-nya dibolongi persis di sekitar vagina, terang saja jariku langsung menyentuh sasaran.

    “Bolong..,” aku berbisik.
    “Iya, biar gampang dipegang,” jawabnya.
    “Kenapa nggak dilepas aja..?”
    “Keliatan dong, ‘kan nyeplak di luar. Kalo gini ‘kan, kayaknya pake tapi bisa kamu pegang.” ia menjelaskan, lagi-lagi brilian! Aku mulai menggosok klitorisnya, sementara liangnya sudah semakin basah.

    Niki mengangkangkan vaginanya, pahanya diangkat menopang di meja, kakinya sedikit jinjit. Dengan hati-hati lidahku kuselipkan di celah labia mayoranya, menyapu klitorisnya berulang-ulang. Jariku yang sudah basah oleh cairannya kubenamkan pelan-pelan di liangnya, kuputar-putar mencari ‘G-Spot’-nya. Saat kutemukan, G-spot- nya kugosok lembut dengan jari tengah, sementara dari luar lidahku memainkan bagian bawah klitoris.Tidak lama Niki langsung mengejang, menggenggam rambutku kencang. (Saat kami pacaran, aku belum tahu G-spot)

    “Yang.. udaah..!” ia berbisik, memberikan saputangan untuk membersihkan jari, mulutku, dan liangnya, sekalian buat mengganjal celana bolongnya biar tidak netes-netes.

    Tiba-tiba pandangan Niki berubah serius, dilanjutkan dengan omongan yang tidak jelas.

    “Soalnya yang aku print kok laen sama yang dipegang bossku.” Aku bingung tapi langsung menimpali,
    “Yang punyaku bener kok..” kataku sambil berdiri.

    Benar saja, cewek-cewek Biro tempatku baru saja masuk ruangan.

    “Ya udah, nanti dikopiin lagi aja,” lanjutnya sambil berjalan keluar,
    “Terus yang ini jangan lupa disiapin..” saat melewatiku, tangannya menjulur meremas bagian depan celanaku.

    Niki sempat ngobrol dulu dengan teman-temanku.Berbasa basi, lalu kembali ke ruangannya. Rasanya lama sekali menunggu sore. Jam 5 kantor bubar. Aku naik ke tempat Niki yang satu lantai di atasku. Niki sudah menunggu di ruangannya lalu mengajakku ke ruang komputer yang terletak di sebelah.Ia harus menyusun undangan seminar dari boss Hongkong-nya. Kubuatkan program konversi daftar client dari database ke format txt untuk di- merge dalam undangan, sementara Niki melakukan check ulang data undangan.Jam 7 malam satpam datang mengontrol seperti biasa. Niki memberitahu bahwa ia masih pakai ruang komputer sampai jam sembilan.

    Aku sendiri makin asyik dengan programku, tidak menyadari kalau Niki sudah menghilang dari sebelahku.Sadarnya waktu HP-ku berbunyi, ternyata Niki telpon dari ruangannya di sebelah.

    “Sini dong Mass..!” ia berbisik, membuat darahku kembali berdesir mengalir ke selangkangan.

    Aku meng-execute programku lalu bergegas ke sebelah.Ruang di seberangku masih terang, tapi tempat Niki sudah gelap. Aku ragu-ragu, kucoba membuka ruang Niki, ternyata tidak terkunci, aku masuk langsung menutup pintu.

    “Dikunci aja..” terdengar suara Niki berbisik lirih.Ruang itu terbagi jadi ruang pertama tempat Niki biasa duduk, ruang tengah untuk meeting, terus ruang ujung tempat bossnya.

    Aku mengunci pintu terus menghampirinya di ruang tengah, tempat bisikan itu berasal.Dalam keremangan kulihat Niki duduk di meja meeting nyaris telanjang, hanya tersisa CD-nya.

    “Buka baju Sayang, terus naik sini..!” Niki menyapa dengan lembut, sapaan yang membuat birahiku menggelegak.Niki duduk memeluk lutut kirinya yang ditekuk menopang dagu. Kaki kanannya terlipat di meja seperti bersila.

    Di bawah cahaya lampu yang lemah menerobos dari luar, sosok Niki bagaikan bidadari yang sedang menanti cumbuan cahaya bulan. Aku berusaha tenang, membuka baju, sepatu, celana, lalu dengan berdebar melangkah keluar dari onggokan pakaian dan menyusul naik ke atas meja.Niki membuka tangannya, lutut kirinya juga rebah membuka. Aku mengusap pipinya dengan halus saat jari Niki menjelajahi leherku pelan, lalu dada, lalu naik mengelus lenganku, pelan dan lembut menyusuri bagian dalam lenganku ke arah ujung jari. Digenggamnya jari-jariku, dikecupnya lalu dibawa ke leher, dada, mendekapnya sesaat.

    Lalu.. tiba-tiba aku telah terbenam dalam dekapannya.Dadanya yang bulat penuh menekan, memberikan kehangatan yang lembut ke dadaku, kehangatan yang menjalar pelan ke bawah perut. Tanganku mengusap punggung dan rambutnya, lalu entah gimana mulainya, tiba- tiba saja aku sudah menciumi lehernya.Kukecup hidungnya, keningnya, telinganya, Niki menggelinjang geli. Kusodorkan bibirku untuk meraih mulutnya, ia merintih lirih dan merangkulku sambil mulutnya bergeser mencari bibirku, lalu kami berpagutan dengan lahap bagaikan kelaparan.

    Pelukan dan ciuman ini yang sebenarnya paling kurindukan, yang tidak dapat dilakukan saat di saung atau di ruanganku. Cinta dan ketulusannya kini dapat kurasakan lewat peluk dan ciumannya. Niki terpejam manja saat kujelajahi mulutnya dengan lidahku, bibirnya langsung menyedot dan melumat lidahku dalam-dalam.

    “Oohh, Yang..!” Niki mengeluh saat tanganku mulai merayapi tubuhnya, bermain di sekitar puting susu, turun ke perut menyelusup ke CD-nya.

    Masih dalam pelukan ia merebahkan badan di meja dengan dialasi jasnya si Hongkong.Setelah rebah berdampingan kami mengendorkan pelukan, membebaskan tangan agar lebih leluasa. Kami saling menyentuh bagian-bagian sensitif yang masing-masing sudah sangat hapal. Niki memejamkan mata menikmati sentuhan-sentuhanku, sementara jarinya mengurut lembut batang penisku, dari pangkal ke atas, memutari helm lalu turun lagi ke pangkal, membuat batangku keras membatu.

    “Yang..! Jilat..!” ia mendesah, aku mengerti maksudnya.

    Aku bangkit, lalu bibirku mulai menciumi seluruh tubuhnya, mulai dari lengan sampai ke ujung jari, kembali ke ketiak, menyusuri buah dadanya ke tangan satunya.

    “Yaanng, Nik kangen jilatanmu..!” Niki mengerang dan menggelinjang semakin kuat.

    Saat jilatanku mencapai pangkal lengannya, Niki berbalik menelungkup. Kini lidahku menyusuri pundak, Niki terlonjak saat lidahku mendarat di kuduknya, lalu perlahan menjelajahi punggungnya. Saat jilatanku mencapai pinggiran CD-nya, Niki kembali menelentang lalu sambil membuka CD-nya, lidahku pelan-pelan menyusur pinggang, perut terus ke bawah.Paha Niki membuka, menyodorkan bukit kemaluannya yang menggunduk dengan belahan merekah ke hadapanku. Melewati pinggiran gundukannya, lidahku meluncur ke samping, menjilati paha luar sampai ke jari kaki, lalu kembali ke atas lewat paha bagian dalam.Sampai di pangkal, lidahku menjelajahi lipatan paha, memutari pinggiran bulu-bulu halusnya, lalu menyeberang ke paha sebelah. Niki melenguh keras.

    Aku menjelajahi kedua lipatan pahanya bolak balik, kadang lewat gundukan bulu-bulunya, kadang lewat bawah liang vaginanya. Pahanya terkangkang lebar, sementara cairannya semakin membanjir. Lalu tangannya menggenggam rambutku, menyeret kepalaku dibenamkan ke tengah selangkangannya yang basah dipenuhi cairan kenikmatannya. Aku langsung menyedot kelentitnya. Niki tersentak,

    “Yaangg.. kamu.. nakal..!” rintihnya menahan nikmat yang menggelora.Dengan bertumpu kedua tangan, lidahku kini menjelajah dengan bebas di celah vagina, menjilati klitorisnya dengan putaran teratur, lalu turun, menjelajahi liang kewanitaannya.

    Niki mengejang sambil mengerang-erang.

    “Yaang, udaah.. masukin..!” Niki mencengkeram leherku dan menyeretnya ke arah bibirnya.

    Aku mengambil posisi konvensional. Batangku yang sudah tegang mengeras menyentuh gerbang kenikmatan yang licin oleh cairannya.Niki tersentak saat kepala penisku menyeruak di bibir vaginanya. Kubenamkan kepala penisku sedikit demi sedikit, oh.. hangatnya vagina Niki. Dinding vaginanya mulai bereaksi menyedot-nyedot, remasannya yang selalu kurindukan mulai beraksi.Kutarik lagi penisku, pinggul Niki menggeliat seolah ingin melumatnya. Kubenamkan lagi batang penisku perlahan, Niki menaikkan pinggulnya ke atas, sehingga setengah batang penisku ditelan vaginanya.Pinggulnya diputar-putarkan sambil melakukan remasan nikmatnya.

    “Ooogghh, Niikk.. aduuhh..!” desahanku membuat Niki semakin semangat menaik-turunkan pinggulnya, membuat batang penisku seolah dipilin-pilin oleh liangnya yang masih sempit.
    “Maass.. tekaann Maass..! Niikii.. hh.. nikmaatt.. sekali..!” Pinggul dan badannya semakin sexy, perutnya yang sedikit membesar membuat nafsuku semakin menjadi-jadi.

    Aku setengah duduk dengan bertumpu pada dengkul menggenjot penisku keluar masuk vagina Niki yang semakin berdenyut.

    “Creekk.. creekk.. blees..” gesekan penisku dan vaginanya bagaikan kecipak cangkul Pak tani di sawah berlumpur.
    “Yaang, aduuhh, batangnyaa.. oohh.. Niik.. nggaak tahaan..!” Niki badannya bergetar, pinggulnya naik turun dengan cepatnya, miring ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan penisku.

    Badan Niki berguncang-guncang keras, goyangan pantatnya tambah menggila dan lubangnya seakan mau memeras habis batang penisku. Spermaku rasanya sudah mengumpul di kepala penis, siap menyembur kapan saja, susah payah aku bertahan agar Niki mencapai klimaks lebih dulu.

    “Teken teruuss..! Yuu bareng keluariin Maass..!” Goyangan kami makin menggila.

    Aku menusukkan batang penisku setengah, dan setiap coblosan ke delapan aku menekannya dalam-dalam. Akibatnya gelinjang pantat dan pinggul Niki semakin menjadi-jadi. Sambil mengelepar-gelepar keasyikan, matanya merem-melek.Kuciumi dan kulumat seluruh wajahnya, bibirnya, lidahnya, ludahnya pun kusedot dalam-dalam. Niki mencakar punggungku keras sekali sampai aku tersentak kesakitan. Itu tandanya ia mau mencapai klimaks. Kutahan mati-matian agar aku jangan muncrat dulu sebelum ia orgasme. Tiba-tiba,

    “Yaanng.. oohh.. aduhh.. Niik.. keluaar.. oohh.. aduuh.. gilaa.. aahh. aahh.. uuhh.. uuhh.. uuhh..!” dia sekali lagi mencakariku, itu memang kebiasaannya kalau meregang menahan klimaks luar biasa.

    Aku tidak perduli punggungku yang baret-baret oleh cakarannya. Aku terus menggenjotkan penis dengan teratur sambil konsentrasi merasakan nikmat yang semakin mendesak-desak di ujung penisku. Suatu gelombang dahsyat bagaikan menyedot seluruh perasaanku menyembur dari ujung kemaluanku, memancar dalam dalam di liang vaginanya. Aku mengejang beberapa detik, lalu terkulai dalam pelukannya.Beberapa menit kami berdiam sambil pelukan, sampai batangku melemas dengan sendirinya. Aku turun dari tubuhnya. Niki turun dari meja, mengambil tisyu dan teko air dari meja si Hongkong. Lalu kami bersih-bersih organ masing-masing, kembali berciuman sambil saling mengenakan pakaian.

    Selesai berpakaian Niki keluar duluan mengintip, dengan kodenya aku keluar kembali ke ruang komputer, di sana satpam sudah menunggu.Kukatakan aku dari kamar mandi, dan Niki tidak tau kemana.

    “Kenapa..? aku dari bawah barusan.. lewat tangga.” Niki muncul di pintu, memberi penjelasan.
    “Lho, saya juga lewat tangga..” kata satpam.
    “Ooo.. Naiknya sih lewat lift depan,” Niki berkilah.Program transferku sudah berhenti proses.

    Setelah beres-beres, mematikan komputer, AC, dan lainnya, aku, Niki dan satpam turun. Kuantar Niki sampai mobilnya.

    “Thank’s yaa..” kataku. Ia mengedipkan mata, “Sama-sama..” katanya.

  • Mantan Murid Kukentot

    Mantan Murid Kukentot


    909 views

    Cerita Sex ini berjudulMantan Murid KukentotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisah ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Masih ABG Pembantuku Yang Binal

    Masih ABG Pembantuku Yang Binal


    930 views

    Cerita Sex ini berjudulMasih ABG Pembantuku Yang BinalCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namnya Dian.

    orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah melihatnya.

    Dina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepad si Dina. Dina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.

    Sering Dina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 Inc.. disamping sofa keluarga ada meja makan.

    saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karean seringnya Dina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga.

    Cantik dan sensual juga si Dina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Dina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia.

    belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke DIna. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.

    pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Dian pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya.

    ia diam aja. trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, sementara anaknya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja.

    Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran.,

    ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si DIna masih terpenjam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anaknya saya dipelukkan bangun minta sisu… trus si dian bikinkan susu anak saya (laki).

    Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Dina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Dina tidak keluar dari kamar anaknya saya.

    saya penasaran, kenapa ia ngak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Dina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.

    Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya liaht wajah dina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seski… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setekah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya.

    Saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya. saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran.

    aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekaranag bajunya sebelas atas tersingkap. terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya.

    Saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mebngusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali.

    saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.Cerita Sex Abg

    Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah teanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap.

    hanya bhnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. saya isep2 bergantian kiri dan kanan,.

    sementara tangan kanan saya terus memasukkain jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya.

    Kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah.

    Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah asngat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya. aku masukin dengan paksa kontol ku yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dn ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat.

    saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nagk mungkin ia tidur,

    Melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..ohghhh sensai yang luar bisa…sambil memmaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian.

    saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.

    Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Dnna.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celan dalam.

    Memeknya dah basah sekali. aku buka celan dalamnya pelan2 terus, aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku ngak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang bsah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya. kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit.

    kuliahat wajahnya pasarh dan mata nya tetap terpenjemn dan kelihatan mulutnya bergeraka menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya. ia mendesah pelan-pelan.

    Badan ku aku rebahkan diatas bdannya. teteknya menekan dadaku.wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya.

    pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpenjamn. mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku.

    Sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan mengginggit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tibah ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu.. aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku.

    .ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawanya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis,

    Wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawa mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi.. sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..

    ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banya air mani….yang masuk kelobang memeknya..akhir aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.

    aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Dina juag dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpenjamn. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia ngak bangun.

    Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja. kulihat Dina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok lain dan anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura ngak tahu…namun kelihatan ia puas.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Matanya Mulai Menggoda

    Matanya Mulai Menggoda


    1568 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Matanya Mulai Menggoda ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku sudah beristri dan memounyai 1 orang anak umurku sekarang 30 tahun , kami bertiga hidup sederhana saling mencintai, tapi aku mempunyai rahasia yang aku ingin jabarkan lewat tulisan ini yaitu kisahku dengan istriku, kejadian ini terjadi beberapa tahun yang lalu, saat aku masih berpacara n dengan istriku.Aku diperkenalkan kepada seluruh keluarga kandung dan keluarga besarnya. Dan dari sekian banyak keluarganya, ada satu yang menggelitik perasaan kelaki-lakianku; yaitu kakak perempuannya yang bernama Ima (sebut saja begitu).

    Ima dan aku seusia, dia lebih tua beberapa bulan saja, dia sudah menikah dengan suami yang super sibuk dan sudah dikaruniai 1 orang anak yang sudah duduk di sekolah dasar. Dengan tinggi badan 160 cm, berat badan kurang lebih 46 kg, berkulit putih bersih, memiliki rambut indah tebal dan hitam sebahu, matanya bening, dan memiliki suara agak cempreng tapi menurutku seksi, sangat menggodaku.

    Pada awalnya kami biasa-biasa saja, seperti misalnya pada saat aku menemani pacarku kerumahnya atau dia menemani pacarku kerumahku, kami hanya ngobrol seperlunya saja, tidak ada yang istimewa sampai setelah aku menikah 2 tahun kemudian dia menghadiahi kami (aku dan pacarku) dengan sebuah kamar di hotel berbintang dengan dia bersama anak tunggalnya ikut menginap di kamar sebelah kamarku.

    Setelah menikah, frekuensi pertemuan aku dengan Ima jadi lebih sering, dan kami berdua lebih berani untuk ngobrol sambil diselingi canda-canda konyol. Pada suatu hari, aku dan istri beserta mertuaku berdatangan kerumahnya untuk weekend dirumahnya yang memang enak untuk ditinggali.

    Dengan bangunan megah berlantai dua, pekarangannya yang cukup luas dan ditumbuhi oleh tanaman-tanaman hias, serta beberapa pohon rindang membuat mata segar bila memandang kehijauan di pagi hari. Letak rumahnya juga agak jauh dari tetangga membuat suasana bisa lebih private.

    Sesampainya disana, setelah istirahat sebentar rupanya istriku dan mertuaku mengajak untuk berbelanja keperluan bulanan. Tetapi aku agak mengantuk, sehingga aku meminta ijin untuk tidak ikut dan untungnya Ima memiliki supir yang dapat dikaryakan untuk sementara.

    Jadilah aku tidur di kamar tidur tamu di lantai bawah. Kira-kira setengah jam aku mencoba untuk tidur, anehnya mataku tidak juga terpejam, sehingga aku putus asa dan kuputuskan untuk melihat acara TV dahulu. Aku bangkit dan keluar kamar, tetapi aku agak kaget ternyata Ima tidak ikut berbelanja.

    Ima menggunakan kaus gombrong berwarna putih, lengan model you can see dan dengan panjang kausnya sampai 15cm diatas lutut kakinya yang putih mulus.

    “Lho..kok nggak ikut ?” tanyaku sambil semilir kuhirup wangi parfum yang dipakainya, harum dan menggairahkan,

    “Tauk nih..lagi males aja aku..” sahutnya tersenyum dan melirikku sambil membuat sirup orange dingin dimeja makan,

    “Anto kemana..?” tanyaku lagi tentang suaminya,

    “Lagi keluar negeri, biasa..urusan kantornya..” sahutnya lagi. Lalu aku menuju kedepan sofa tempat menonton TV kemudian aku asik menonton film di TV. Sementara Ima berlalu menuju tingkat atas (mungkin ke kamarnya).

    Sedang asik-asiknya aku nonton, tiba-tiba kudengar Ima memanggilku dari lantai atas;

    “Di..Adi..”, “Yaa..” sahutku,

    “Kesini sebentar deh Di..”, dengan tidak terburu-buru aku naik dan mendapatinya sedang duduk disofa besar untuk 3 orang sambil meminum sirup orangenya dan menghidupkan TV. Dilantai atas juga terdapat ruang keluarga mini yang lumayan tersusun apik dengan lantainya dilapisi karpet tebal dan empuk, dan hanya ada 1 buah sofa besar yang sedang diduduki oleh Ima.

    “Ada apa neng..?” kataku bercanda setelah aku sampai diatas dan langsung duduk di sofa bersamanya, aku diujung kiri dekat tangga dan Ima diujung kanan.

    “Rese luh..sini temenin aku ngobrol ama curhat” katanya, “Curhat apaan?”, “Apa! ajalah, yang penting aku ada temen ngobrol” katanya lagi. Maka, selama sejam lebih aku ngobrol tentang apa saja dan mendengarkan curhat tentang suaminya.

    Baru aku tahu, bahwa Ima sebenarnya “bete” berat dengan suaminya, karena sejak menikah sering ditinggal pergi lama oleh suaminya, sering lebih dari sebulan ditinggal.

    “Kebayangkan aku kayak gimana ? Kamu mau nggak temenin aku sekarang ini ?” tanyanya sambil menggeser duduknya mendekatiku setelah gelasnya diletakan dimeja sampingnya. Aku bisa menebak apa yang ada dipikiran dan yang diinginkannya saat ini.

    “Kan aku sekarang lagi nemenin..” jawabku lagi sambil membenahi posisi dudukku agar lebih nyaman dan agak serong menghadap Ima. Ima makin mendekat ke posisi dudukku. Setelah tidak ada jarak duduk denganku lagi, Ima mulai membelai rambutku dengan tangan kirinya sambil bertanya “Mau..?”, aku diam saja sambil tersenyum dan memandang matanya yang mulai sayu menahan sesuatu yang bergolak.

    “Bagaimana dengan orang-orang rumah lainnya (pembantu-pembantunya) dan gimana kalau mendadak istriku dan nyokap pulang ?” tanyaku, “Mereka tidak akan datang kalau aku nggak panggil dan maknyak bisa berjam-jam kalau belanja.” jawabnya semakin dekat ke wajahku. Bandar Bola

    Sedetik kemudian tangan kirinya telah dilingkarkan dileherku dan tangan kanannya telah membelai pipi kiriku dengan wajah yang begitu dekat di wajahku diiringi nafas harumnya yang sudah mendengus pelan tetapi tidak beraturan menerpa wajahku.

    Tanpa pikir panjang lagi, tangan kananku kuselipkan diantara lehernya yang jenjang dan rambutnya yang hitam sebahu, kutarik kepalanya dan kucium bibir merah mudanya yang mungil. Tangan kiriku yang tadinya diam saja mulai bergerak secara halus membelai-belai dipinggang kanannya.

    “Mmhh..mmhh..” nafas Ima mulai memburu dan mendengus-dengus, kami mulai saling melumat bibir dan mulai melakukan French kiss, bibir kami saling menghisap dan menyedot lidah kami yang agak basah, very hot French kiss ini berlangsung dengan dengusan nafas kami yang terus memburu, aku mulai menciumi dagunya, pipinya, kujilati telinganya sebentar, menuju belakang telinganya, kemudian bibir dan lidahku turun menuju lehernya, kuciumi dan kujilati lehernya,

    “hhnngg.. Ahhdhii.. oohh.. honeey.. enngghh” desahnya sambil memejamkan matanya menikmati permainan bibir dan lidahku di leher jenjangnya yang putih dan kedua tangannya merengkuh kepalaku, sementara kepala Ima bergerak kekiri dan kekanan menikmati kecupan-kecupan serta jilatan di lehernya.

    Tangan kiriku yang awalnya hanya membelai pinggangnya, kemudian turun membelai dan mengusap-usap beberapa saat dipaha kanannya yang putih, mulus dan halus untuk kemudian mulai menyelusup kedalam kaus gombrongnya menuju buah dadanya.

    Aku agak terkejut merasakan buah dadanya yang agak besar, bulat dan masih kencang, padahal setahuku Ima memberikan ASI ke anak tunggalnya selama setahun lebih. Tanganku bergerak nakal membelai dan meremas-remas lembut dengan sedikit meremas pinggiran bawah buah dada kanannya.

    “Buah dadamu masih kencang dan kenyal neng.” kataku sambil kulepas permainan dilehernya dan memandang wajahnya yang manis dan agak bersemu merah tanpa kusudahi remasan tanganku di buah dada kanannya.

    “Kamu suka yaa..” sahutnya sambil tersenyum dan aku mengangguk. “Terusin dong..” pintanya manja sambil kembali kami berciuman dengan bergairah. “Mmhh.. mmhh.. ssrrp.. ssrrp..” ciuman maut kami beradu kembali. Tangan kiriku tetap menjalankan tugasnya, dengan lembut membelai, meremas, dan memuntir putingnya yang mengeras kenyal.

    Tangan kanan Ima yang tadinya berada dikepalaku, sudah turun membelai tonjolan selangkanganku yang masih terbungkus celana katun. Ima menggosok-gosokkan tangan kanannya secara berirama sehingga membuat aku makin terangsang dan penisku makin mengeras dibuatnya.

    Nafas kami terus memburu diselingi desahan-desahan kecil Ima yang menikmati foreplay ini. Masih dengan posisi miring, tangan kiriku menghentikan pekerjaan meremas buah dadanya untuk turun gunung menuju keselangkangannya.

    Ima mulai menggeser kaki kanannya untuk meloloskan tangan nakalku menuju sasarannya. Aku mulai meraba-raba CD yang menutup vaginanya yang kurasakan sudah lembab dan basah. Perlahan kugesek-gesekkan jari jemariku sementara Ima pasrah merintih-rintih dan mendesah-desah menikmati permainan jemariku dan pagutan-pagutan kecil bibirku serta jilatan-jilatan lidahku dilehernya yang jenjang dan halus diiringi desehan dan rintihannya berulang-ulang.

    Pinggulnya diangkat-angkat seperti memohon jemariku untuk masuk kedalam CD-nya meningkatkan finger play ku. Tanpa menunggu, jariku bergerak membuka ikatan kanan CD-nya dan mulai membelai rambut kemaluannya yang lembut dan agak jarang.

    Jari tengahku sengaja kuangkat dahulu untuk sedikit menunda sentuhan di labia mayoranya, sementara ! jari telunjuk dan jari manisku yang bekerja menggesek-gesekkan dan agak kujepit-jepit pinggiran bibir vaginanya dengan lembut dan penuh perasaan.

    Sementara Ima memejamkan matanya dan dari bibir mungilnya mengeluarkan rintihan-rintihan juga desahan-desahan berkali-kali. Kemudian jari tengahku mulai turun dan kugesek-gesekkan untuk membelah bibir kemaluannya yang kurasa sudah basah.

    Berkali-kali kugesek-gesek dengan sisi dalam jari tengahku, kemudian mulai kutekuk dan kugaruk-garuk jari tengahku agak dalam di bibir vaginanya yang kenyal, lembut dan bersih. Sementara Ima makin merintih-rintih dan mendesah-desah sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan naik turun kekiri dan kekanan “Ouuhh.. hemmhh.. sshh.. aahh.. Dhii.. eehhnakh.. honey.. oohh… ..sshh..” rintih dan desahannya berkali-kali.

    Finger play ini kusertai dengan ciuman-ciuman di leher dan bibirnya serta sambil kami saling menyedot lidah. Setelah puas dengan posisi miring, kemudian aku agak mendorong tubuhnya untuk duduk dengan posisi selonjor santai

    Sementara aku berdiri dikarpet dengan dengkulku menghadapnya, Ima agak terdiam dengan nafasnya memburu, perlahan kubuka kaus gombrongnya, saat itulah aku dapat melihat tubuhnya separuh telanjang, lebih putih dan indah dibandingkan istriku yang berkulit agak kecoklatan, dua bukit kembarnya terlihat bulat membusung padat, sangat indah dengan ukuran 36B, putih, dengan puting merah muda dan sudah mengeras menahan nafsu birahi yang bergejolak.

    Sambil tangan kiriku bertopang pada tepian sofa, mulutku mulai menciumi buah dada kanannya dan tangan kananku mulai membelai, menekan, dan meremas-remas buah dada kirinya dengan lembut.

    “Aahh.. hhnghh.. honeey.. enaak.. bangeet.. terruss.. aahh.. mmnghh.. hihihi.. auhh..adhi..” Ima bergumam tak karuan menikmati permainanku, kedua tangannya meremas dan menarik-narik rambutku. Ima mendesah-desah dan merintih-rintih hebat ketika putingnya kuhisap-hisap dan agak kugigit-gigit kecil sambil tangan kananku meremas buah dada kirinya dan memelintir-pilintir putingnya.

    Ima sangat menikmati permainanku didadanya bergantian yang kanan dan kiri, hingga dia tak sadar berucap “Adhii.. oohh.. bhuat ahkhuu puas kayak adhikku di hotel dulu.. hhnghh.. mmhh..”, ups..aku agak kaget, tanpa berhenti bermain aku berpikir rupanya Ima menguping “malam pertamaku” dulu bersama istriku, memang pada malam itu dan pada ML-ML sebelumnya aku selalu membuat istriku berteriak-teriak menikmati permainan sex-ku.

    Rupanya..Oke deeh kakak, sekaranglah saat yang sebenarnya juga sudah aku tunggu-tunggu dari dulu. “Adhii.. sekarang dong.. aahh.. akhu sudah nggak tahann.. oohh..” ujarnya, tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kemulusan dan kehalusan kulit tubuh Ima.

    Setelah aku bermain dikedua buah dadanya, menjilat, menghisap, menggigit, meremas dan memelintir, aku jilati seluruh badannya, jalur tengah buah dadanya, perutnya yang ramping, putih dan halus, kugelitik pusarnya yang bersih dengan ujung lidahku, kujilati pinggangnya,

    “Aduuh.. geli dong sayang.. uuhh..”, kemudian aku menuju ke kedua pahanya yang putih mulus, kujilati dan kuciumi sepuasnya

    “Aahh.. ayo dong sayang.. kamu kok nakal sihh.. aahh..”, sampailah aku di selangkangannya, Ima memakai CD transparan berwarna merah muda yang terbuat dari sutra lembut, dan kulihat sudah sangat basah oleh pelumas vaginanya.

    “Sayang.. kamu mau ngapain?” tanyanya sambil melongokkan kepalanya kebawah kearahku. Aku tersenyum dan mengedipkan mata kiriku kearahnya nakal. Dengan mudah CD-nya kubuka ikatan sebelah kirinya setelah ikatan kanan telah terbuka, sekarang tubuh Ima sudah polos tanpa sehelai benangpun menghalangi, kemudian aku buka kedua kakinya dan kulihat pemandangan surga dunia yang sangat indah.

    Bibir vaginanya sangat bersih dan berwarna agak merah muda dengan belahan berwarna merah dan sangat bagus (mungkin jarang digunakan oleh suaminya) meskipun sudah melahirkan satu orang anak, dan diatasnya dihiasi bulu-bulu halus dan rapi yang tidak begitu lebat.

    “Oohh.. Ima.. bersih dan merah banget..” ujarku memuji, “hihihi.. suka ya..?” tanyanya, tanpa kujawab lidahku langsung bermain dengan vaginanya, kujilati seluruh bibir vaginanya berkali-kali up and down, tubuh Ima mengejang-ngejang

    “Aahh..aahh..dhhii..oohh..eenak adhii..aahh..Anto nggak pernah mau begini..mmhh..” lidahku mulai menjilati bibir vaginanya turun naik dan menjilati labia mayoranya dengan ujung! lidahku. Ima menggeliat-geliat, mendesah-desah, dan melenguh-lenguh, aku menjilati vaginanya sambil kedua tanganku meremas-remas kedua buah dadanya

    “Hhnghh.. nngghh.. aahh.. dhii.. honey..” gumamnya sangat menikmati permainan lidah dan bibirku yang menghisap-hisap dan menjilat-jilat klitorisnya berulang-ulang, menghisap-hisap seluruh sudut vaginanya serta lidahku mendesak-desak kedalam liang vaginanya berkali-kali tanpa ampun

    “Oohhnghh.. dhii.. more.. honey.. more.. ahh..”, tangan kananku kemudian turun untuk bergabung dengan bibir dan lidahku di vaginanya, sedikit-sedikit dengan gerakan maju mundur jari tengahku kumasuk-masukkan kedalam lubang vaginanya yang sudah becek, makin lama makin dalam kumasukkan jari tengahku sambil tetap bergerak maju mundur.

    Setelah masuk seluruhnya, jari tengahku mulai beraksi menggaruk-garuk seluruh bagian dinding dalam liang surga Ima sambil sesekali kugerakkan ujungnya berputar-putar dan kusentuh-sentuh daerah G-spotnya, Ima meradang dan menggelinjang hebat ketika kusentuh G-spot miliknya.

    Lidahku tidak berhenti menjilati sambil kuhisap-hisap klitorisnya. Ima berusaha mengimbangi finger playku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun, kekiri dan kekanan dan bibirnya tidak berhenti merintih dan mendesah

    “Sshh..enghh..uuhh..Adhii..ouuhh..aahh..sshh..enghh..” tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya selain suara rintihan, erangan, lenguhan dan desahan kenikmatan. Sekitar 20 menit kemudian liang vaginanya berkedut-kedut dan menghisap

    “Oohhnghh.. ahh.. dhii.. akhu.. sham.. oohh.. henghh.. sham.. phaii.. aahh.. honey.. hengnghh ..aa..aa..” Ima berteriak-teriak mencapai klimaksnya sambil menyemburkan cairan kental dari dalam vaginanya yang berdenyut-denyut berkali-kali

    “serrtt.. serrtt.. serrtt..” kucabut jariku dan aku langsung menghisap cairan yang keluar dari lubang vaginanya sampai habis tak bersisa, tubuhnya mengejang dan menggelinjang hebat disertai rintihan kepuasan, kedua kakinya dirapatkan menjepit kepalaku, dan kedua tangannya menekan kepalaku lebih dalam kearah vaginanya. Kemudian tubuhnya mulai lemas setelah menikmati klimaksnya yang dahsyat

    “Aahh.. adhii.. eenghh.. huuhh..” vaginanya seperti menghisap-hisap bibirku yang masih menempel dalam dan erat di vaginanya. “Oh.. adi.. kamu gila.. enak banget.. oohh.. lidah dan hisapanmu waow.. tob banget dah.. oohh..” katanya sambil tersenyum puas sekali melihat kearah wajahku yang masih berada diatas vaginanya sambil kujilati klitorisnya disamping itu tanganku tidak berhenti bekerja di buah dada kanannya, “Anto nggak pernah mau oral-in aku..oohh..” dengan selingan suara dan desahannya yang menurutku sangat seksi.

    Sambil beranjak duduk, Ima mengangkat kepalaku, dan melumat bibirku “Sekarang gantian aku, kamu sekarang berdiri biar aku yang bekerja, oke ?!?” ujarnya,

    “Oke honey, jangan kaget ya..” sahutku tersenyum dan mengedipkan mata kiriku lagi sambil berdiri, sekilas wajahnya agak keheranan tapi Ima langsung bekerja membuka gesperku, kancing dan retsleting celanaku. Ima agak terkejut melihat tonjolah ditengah CD-ku,

    “Wow..berapa ukurannya Di ?” tanyanya, “Kira-kira aja sendiri..” jawabku sekenanya, tanpa ba bi bu Ima langsung meloloskan CD-ku dan dia agak terbelalak dengan kemegahan Patung Liberty-ku dengan helm yang membuntal,

    “Aww.. gila.. muat nggak nih..?”, sebelum aku menjawab lidahnya yang mungil dan agak tajam telah memulai serangannya dengan menjilati seluruh bagian penisku, dari ujung sampai pangkal hingga kedua kantung bijiku dihisap-hisapnya rakus “Sshh.. aahh.. Ima.. sshh..” aku dibuatnya merem melek menikmati jilatannya. “Abis dicukur ya ?” tanyanya sambil terus menjilat, aku hanya tersenyum sambil membelai kepalanya.

    Kemudian Ima mulai membuka bibir mungilnya dan mencoba mengulum penisku, “Mm..” gumamnya, penisku mulai masuk seperempat kemulutnya kemudian Ima berhenti dan lidahnya mulai beraksi dibagian bawah penisku sambil menghisap-hisap penisku “Serrp.. serrp.. serrp..”, tangan kirinya memegang pantat kananku dan tangan kanannya memilin-milin batang penisku, nikmat sekali rasanya “Aahh.. sshh…” aku menikmati permainannya, lalu mulut mungilnya mulai menelan batang penisku yang tersisa secara perlahan-lahan, kurasa kenikmatan yang amat sangat dan kehangatan rongga mulutnya yang tidak ada taranya saat penisku terbenam seluruhnya didalam mulutnya.

    Agak nyeri sedikit diujung helmku, tapi itu dikalahkan nikmatnya kuluman bibir iparku ini. Ima mulai memaju mundurkan gerakan kepalanya sambil terus mengulum penisku, “Sshh.. aahh.. enak.. Ima..a hh.. terus .. sayang.. uuhh..” gumamku, lidahnya tidak berhenti bermain pula sehingga aku merasakan goyangan-goyangan kenikmatan dipenisku dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun, nikmat sekali

    Aku mengikuti irama gerakan maju mundur kepalanya dengan memaju mundurkan pinggulku, kedua tanganku ku benamkan dirambut kepalanya yang kuacak-acak, Ahh nikmat sekali rasanya “Clop.. clop.. clop..”.

    Setelah itu dengan agak membungkukkan posisi tubuhku, tangan kananku mulai mengelus-elus punggungnya sedangkan tangan kiriku mulai meremas-remas buah dada kanannya, kuremas, kuperas, kupijit dan kupuntir puting susunya, desahannya mulai terdengar mengiringi desahan dan rintihanku sambil tetap mengulum, mengocok dan menghisap penisku,

    Ima.. mmhh..” rintihku. Mendengar rintihanku, Ima makin mempercepat tempo permainannya, gerakan maju mundur dan jilatan-jilatan lidahnya yang basah makin menggila sambil dihisap dan disedot penisku, dipuntir-puntirnya penisku dengan bibir mungilnya dengan gerakan kepala yang berputar-putar membuat seluruh persendian tubuhku berdesir-desir dan aku merintih tak karuan.

    “Aahh.. Ima.. oohh.. mmnghh.. gila benerr.. oohh..” Kuluman dan hisapannya tidak berhenti hingga 20 menit, “Gila luh.. 20 menit aku oral kamu nggak klimaks.. sampai pegel mulut aku.” katanya sambil berdiri dan melingkarkan kedua tangannya dileherku untuk kemudian kami berciuman sangat panas, Ima sambil berdiri berjinjit karena tinggiku 172 cm, sedangkan dia 160 cm. 5 menit kami menikmati ciuman membara.

    Kedua tanganku meremas-remas kedua bongkahan pinggulnya yang bulat dan padat, namun kenyal dan halus kulitnya, lalu aku membopongnya menuju kekamarnya sambil terus berciuman. Sambil merebahkan tubuh mungilnya, kami berdua terus berciuman panas dan tubuh kami rebah dikasur empuknya sambil terus berpelukan.

    Nafas kami saling memburu deras menikmati tubuh yang sudah bersimbah keringat, berguling kekanan dan kekiri “Mmhh.. mmhh.. serrp.. serrp..”, tangan kananku kembali meluncur ke buah dada kirinya, meremas dan memuntir-puntir putingnya, Ima memejamkan mata dan mengernyitkan dahinya menikmati permainan ini sambil bibirnya dan bibirku saling mengulum deras, berpagutan, menghisap lidah, dan dengan nafas saling memburu.

    Kuciumi kembali lehernya, kiri kanan, Ima mendesah-desah sambil kakinya dilingkarkan dipinggangku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya. Penisku terjepit diantara perutnya dan perutku, dan karena Ima menggoyang-goyangkan pinggulnya, kurasakan gesekan-gesekan nikmat pada penisku,

    “Aahh..ahh..adi..cumbui aku honey..ahh..puasi aku sayang..ehmm..” Ima mengerang-erang. Aku kembali meluncur ke kedua buah dadanya yang indah dan mulai menjilati, menghisap, menggigit-gigit kecil, meremas, dan memilin puting susunya yang sudah mengeras

    “Ahh.. terus honey.. oohh.. sshh..”, setelah puas bermain dengan kedua buah dada indahnya, aku menuruni tubuhnya untuk melumat vaginanya, kujilati semua sudutnya, up and down, kuhisap-hisap klitorisnya dan kujilat-jilat, kuhisap-hisap lubang vagina dan klitorisnya sepuas-puasnya

    “Oohh.. oohh.. sshh.. aahh.. honey.. kham.. muu.. nakhal.. oohh.. nakhaal.. banget sihh.. henghh.. oohh.. emmhh..” desahan demi desahan diiringi tubuhnya yang menggelinjang dan berkelojotan, vaginanya terasa makin basah dan lembab, “Aaahh..dhhii..oohh..” vaginanya mulai mengempot-empot sebagai tanda hampir mencapai klimaks, sementara penisku sudah mengeras menunggu giliran untuk menyerang.

    Aku melepas jilatan dan hisapanku di vaginanya untuk kemudian bergerak keatas kearah wajahnya yang manis, kulihat Ima mengigit bibir bawahnya dengan dahinya yang mengerenyit serta nafasnya yang memburu ketika ujung penisku bermain di bibir vaginanya up and down

    “Mmhh.. adi.. ayo dong.. aku udah nggak tahan nihh.. oohh.. jangan nakal gitu dong.. aahh..” Ima menikmati sentuhan binal ujung penisku dibibir vaginanya “Okhe.. honey.. siap-siap yaa..” kataku juga menahan birahi yang sudah memuncak.

    Perlahan kuturunkan penisku menghunjam ke vaginanya “Enghh.. aahh.. adi.. oohh.. do it honey.. oohh..” desahnya, Vaginanya agak sempit dan kurasakan agak kempot kedalam menahan hunjaman penisku.

    “Slepp..” baru kepala penisku yang masuk, Ima berteriak “Enghh.. aahh.. enak sayang.. sshh.. oohh..” sambil mencengkeram bahuku seperti ingin membenamkan kuku-kuku jarinya kekulitku “Ayo adi.. aahh.. terusss honey.. aahh.. aahh..” vaginanya kembali mengempot-empot dan menghisap-hisap penisku tanda awal menuju klimaks

    “Ahh.. Ima.. enak banget..itu mu.. ahh..” aku menikmati hisapan vaginanya yang menghisap-hisap kepala penisku. Tidak berapa lama kemudian Ima kembali berteriak “Aadii.. aahh.. khuu.. aahh.. aahh.. oohh..” Ima kembali berteriak dan merintih mencapai klimaksnya dimana baru kepala penisku saja yang masuk.

    Aku geregetan, sudah dua kali Ima mencapai klimaks sedangkan aku belum sama sekali, begitu Ima sedang menikmati klimaksnya, aku langsung menghunjamkan seluruh batang penisku kedalam liang vaginanya “Sloop..sloop..sloopp..” dengan gerakan turun naik yang berirama

    “Aahh.. aahh.. hemnghh.. oohh.. aahh.. dhii.. aahh.. aahh.. ehh.. nhak ..sha..yang.. enghh..oohh..” Ima mendesah-desah dan berteriak-teriak merasakan nikmatnya rojokan penisku di liang vaginanya yang sempit dan agak peret.

    Aku terus menaik turunkan penisku dan menghunjam-hunjamkan keliang vaginanya, sementara Ima makin melenguh, mendesah dan merintih-rintih merasakan gesekan-gesekan batang penisku dan garukan-garukan kepala penisku didalam liang vaginanya yang basah dan kurasakan sangat nikmat, seperti menghisap dan memilin-milin penisku.

    Suara rintihan dan desahan Ima semakin keras kudengar memenuhi ruang kamarnya sementara deru nafas kami semakin! memburu, dan akhirnya

    “Aahh.. dhii..ahh.. khuu.. sam..phai.. lhaa..ghii.. aahh..aahh.. aahh..” jeritnya terputus-putus mencapai kenikmatan ketiganya, aku masih belum puas, kutarik kedua tangannya dan aku menjatuhkan diri kebelakang sehingga posisinya sekarang Ima berada diatasku.

    Setelah kami beradu pandang dan berciuman mesra sesaat, Ima mulai memaju mundurkan dan memutar pinggulnya, memelintir penisku didalam liang vaginanya, gerakan-gerakannya berirama dan semakin cepat diiringi suara rintihan dan desahan kami berdua,

    “Aahh.. Ima.. oohh.. enak banget..aahh..” aku menikmati gerakan binalnya, sementara kedua tanganku kembali meremas kedua buah dadanya dan jemariku memilin puting-putingnya “Aahh.. hemhh.. oohh.. nghh.. ” teriakannya kembali menggema keseluruh ruangan kamar,

    “Tahan.. dhulu.. aahh.. tahan..” sahutku terbata menikmati gesekan vaginanya di penisku, “Enghh.. akhu.. nggak khuat.. oohh.. honey.. aahh..” balasnya sambil mengelinjang-gelinjang hebat dengan vaginanya yang sudah mengempot-empot “Seerrt.. seerrt.. seerrt..” Ima mengeluarkan banyak cairan dari dalam vaginanya dan aku merasakan hangatnya cairan tersebut diseluruh batang penisku, tubuhnya mengigil disertai vaginanya berdenyut-denyut hebat dan kemudian Ima ambruk dipelukanku kelelahan

    “Oohh.. adhi.. hhhh.. mmhh.. hahh..enak banget sayang.. oohh.. mmhh..” bibirnya kembali melumat bibirku sambil menikmati klimaksnya yang keempat, sementara penisku masih bersarang berdenyut-denyut perkasa didalam vaginanya yang sangat basah oleh cairan kenikmatan dari vagina miliknya yang masih berdenyut-denyut dan menghisap-hisap penisku.

    Kami terdiam sesaat, kemudian “Aku haus banget sayang, aku minum dulu yaa..boleh ?” pintanya memecah kesunyian masih berpelukan erat sambil kubelai-belai punggungnya dengan tangan kiriku dan agak kuremas-remas pantatnya dengan tangan kananku,

    Boleh, tapi jangan lama-lama ya, aku belum apa-apa nih..” ujarku jahil sambil tersenyum. Sambil mencubit pinggangku Ima melepas pelukannya, melepas penisku yang bersarang di liang vaginanya “Plop..” sambil memejamkan matanya menikmati sensasi pergeseran penisku dan didinding-dinding vaginanya yang memisah untuk kemudian berdiri dan berjalan keluar kamar mengambil sirup orange dimeja samping sofa.

    Kemudian Ima berjalan kembali memasuki kamar sambil minum dan menawarkannya padaku. Aku meneguknya sedikit sambil mengawasi Ima berjalan menuju kamar mandi dalam kamarnya yang besar. Indah sekali pemandangan tubuhnya dari belakang, putih mulus dan tanpa cacat.

    Ima masuk kekamar mandi, sejenak kuikuti dia, kulihat Ima sedang membasuh tubuh indahnya yang berkeringat dengan handuk “Kenapa ? Udah nggak sabar ya ?” tanyanya sambil melirikku dan tersenyum menggoda.

    Tanpa basa-basi kuhampiri Ima, kupeluk dari belakang dan kuciumi tengkuknya, pundaknya dan lehernya. Sementara kedua tanganku bergerilya membelai kulit tubuhnya yang halus. “Aahh..beneran nggak sabar..hihihi..” ucapnya “Emang..abis upacaranya banyak amat.”.

    Sambil tetap membelakanginya, tangan kananku mulai menuju kebuah dada kanan dan kirinya, dengan posisi tangan kananku yang melingkar di dadanya dua bukit bulat nan indah miliknya kugapai, sementara tangan kiriku mulai menuju ke vaginanya.

    “Hemhh..sshh..aahh..enghh..” desahannya mulai terdengar lagi setelah jari tengah tangan kiriku bermain di klitorisnya, sesekali kumasukkan dan kukeluarkan jari tengahku kedalam liang vaginanya yang mulai basah! dan lembab serta tak ketinggalan tangan kananku meremas-remas buah dada kanan dan kirinya.

    Kedua kakinya agak diregangkan sehingga memudahkan jemari tangan kiriku bergerak bebas meng-eksplorasi vaginanya dan bibir serta lidahku tidak berhenti mencium juga menjilat seluruh tengkuk, leher dan pundaknya kiri dan kanan, sementara tangan kanannya menggapai dan membelai-belai rambutku serta tangan kirinya membelai-belai tangan kiriku.

    “Ahh.. adhhii.. sshh.. mmhh..enak sayang..enghh..enaakhh..”, kurasakan vagina mulai berdenyut-denyut, lalu agak kudorong punggungnya kedepan, kedua tangannya menjejak washtaffel didepannya, kemudian pinggulnya agak kutarik kebelakang serta pinggangnya agak kutekan sedikit kebawah.

    Setelah itu kudorong penisku membelah kedua vaginanya dari belakang “Srreepp..” aku tidak mau tanggung-tanggung kali ini, kujebloskan seluruh batang penisku kedalam liang vaginanya “Oouhh.. aahh.. adhhii.. oohh..” teriaknya berkali-kali seiring dengan hunjaman-hunjaman penisku, tangan kiriku mencengkeram pinggang kirinya sedangkan tangan kananku meremas-remas buah dada kanannya yang sudah sangat keras dan kenyal

    “Aahh.. adhii.. aahh.. harder.. aahh.. harder honey..aahh..” pintanya sehingga gerakan maju mundurku makin beringas “Pook.. pook.. pook..” bunyi benturan tubuhku dibokongnya. Beberapa lama! kemudian liang vaginanya mulai mengempot-empot dan menghisap-hisap kembali dan aku tak kuasa menahan rintihan-rintihan bersamaan dengan rintihannya “Ima.. aahh.. enak shay.. hemnghh..”

    “Aahh.. akhuu.. aahh.. sham.. phai.. aahh..”, “Tahan.. dulu.. sha.. yang..hhuuh..” ujarku sambil terus menghunjam-hunjamkam penisku beringas karena aku juga mulai merasakan hal yang sama,

    “Aahh.. akhuu.. nggak.. kuat.. aahh.. AAHH..” “Seerrt..seerrt..seerrt..” kembali Ima mencapai klimaks dan menyemburkan cairan kental tubuhnya, berkali-kali, aku nggak peduli dan tetap ku genjot maju mundur penisku ke dalam vaginanya yang sudah sangat becek.

    Kurasakan penisku seperti disedot-sedot dan dipuntir-puntir di dalam vaginanya yang sudah bereaksi terhadap orgasmenya. Akhirnya mengalirlah lava panas dari dalam tubuhku melewati batang penisku kemudian ke ujungnya lantas memuncratkan sperma hangatku ke dalam vaginanya yang hangat “Aahh…” kami mendesah lega setelah sedari tadi! berpacu mencapai kenikmatan yang amat sangat.

    Tubuh Ima mengigil menikmati sensasi yang baru saja dilaluinya untuk kemudian kembali mengendur meskipun vaginanya masih mengempot dan menghisap-hisap, aku diam dan kubiarkan Ima menikmati sensasi kenikmatan klimaksnya.

    “Ahh.. punyamu enak ya Ima.. bisa ngempot-ngempot gini..”ujarku memuji, “Enak mana sama punya adikku ?” tanyanya sambil menghadapkan kearah wajahku dibelakangnya dan tersenyum

    “Punyamu..hisapannya lebih hebat..mmhh..” kucium mesra bibirnya dan Ima memejamkan matanya. Kemudian kucabut penisku “Ploop..” “Aahh..” Ima agak menjerit, dan cepat kugandeng tangannya keluar dari kamar mandi dan kembali ketempat tidur.

    Setelah Ima merebahkan dirinya terlentang di tempat tidur, aku berada diatasnya sambil kuciumi dan kulumat bibir mungilnya “Mmhh..mmhh..” tangan kanannya meremas-remas penisku yang masih saja gagah setelah 2 jam bertempur “Kamu hebat Di, udah 2 jam masih keras aja.. dan kamu bener-bener bikin aku puas.” puji Ima, “Sekali lagi yaa, yang ini gong nya, aku bikin kamu puas dan nggak akan ngelupain aku selamanya, oke ?!” balasku, sambil berkata aku mulai menggeser tubuhku dan mengangkanginya, kemudian tanganku menuntun penisku memasuki liang vaginanya menuju pertempuran terakhir pada hari itu.

    “Sleepp..” “Auuwhh..” Ima agak menjerit. Perlahan tapi mantap kudorong penisku, sambil terus kutatap wajah manis iparku ini, Ima merem melek, mengernyitkan dahinya, dan menggigit bibir bawahnya dengan nafas memburu menahan kenikmatan yang amat sangat didinding-dinding vaginanya yang becek “Hehhnghh.. engghh.. aahh..” gerangnya.

    Aku mulai memaju mundurkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan makin lama makin cepat, makin cepat, dan makin cepat, sementara Ima yang berada dibawahku mulai melingkarkan kedua kaki indahnya kepinggangku dan kedua tangannya memegang kedua tanganku yang sedang menyangga tubuhku, Ima mengerang-erang, mendesah-desah dan melenguh-lenguh “Aahh…. O

    ohh.. sshh.. teruss.. honey.. oohh..”, sementara akupun terbawa suasana dengusan nafas kami berdua yang memburu dengan menyertainya mendesah, mengerang, dan melenguh bersamanya “Enghh.. Imaa.. oohh.. ennakh.. sayang..?” tanyaku

    “He-eh.. enghh.. aahh.. enghh.. enakhh.. banghethh.. dhii… aahh..” lenguhannya kadang meninggi disertai jeritan-jeritan kecil dari bibir mungilnya “Oohh.. adhii.. oohh.. enghh..” tubuhnya mulai bergelinjangan dan berkelojotan, matanya mulai dipejamkan, jepitan kaki-kakinya mulai mengetat dipinggangku, kami terus memacu irama persetubuhan kami, aku yang bergerak turun naik memompa dan merojok-rojok batang penisku kedalam liang vaginanya diimbangi gerakan memutar-mutar pinggul Ima yang menimbulkan sensasi memilin-milin di batang penisku, nikmat sekali.

    Kulepas pelukanku untuk kemudian aku merubah posisiku yang tadinya menidurinya ke posisi duduk, kuangkat kedua kaki Ima yang indah dengan kedua tanganku dan kubuka lebar-lebar untuk kembali kupompa batang penisku kedalam liang vaginanya yang makin basah dan makin menghisap-hisap

    “Enghh.. Adhii.. oohh.. shaa.. yang.. aahh..” kedua tangan Ima meremas erat bantal dibawah kepalanya yang menengadah keatas disertai rintihan, teriakan, desahan dan lenguhan dari bibir mungilnya yang tidak berhenti. Kepalanya terangguk-angguk dan badannya terguncang-guncang mengimbangi gerakan tubuhku yang makin beringas.

    Kemudian aku mengubah posisi kedua kaki Ima untuk bersandar dipundakku, sementara agak kudorong tubuhku kedepan, kedua tanganku serta merta bergerak kekedua buah dadanya untuk meremas-remas yang bulat membusung dan memuntir-puntir puting susunya kenyal dan mengeras tanpa kuhentikan penetrasi penisku kedalam liang vaginanya yang hangat dan basah. Ima tidak berhenti merintih dan mendesah sambil dahinya mengernyit menahan klimaksnya agar kami lebih lama menikmati permainan yang makin lama semakin nikmat dan membawa kami melayang jauh.

    “Oohh.. Ahh.. Dhii.. enghh.. ehn.. nnakhh..” desahan dan rintihan Ima menikmati gesekan-gesekan batang penis dan rojokan-rojokan kepala penisku berirama merangsangku untuk makin memacu pompaanku, nafas kami saling memburu.

    Setelah mulai kurasakan ada desakan dari dalam tubuhku untuk menuju penisku, aku merubah posisi lagi untuk kedua tanganku bersangga pada siku-siku tanganku dan membelai-belai rambutnya yang sudah basah oleh kucuran keringat dari kulit kepalanya.

    Sambil aku merapatkan tubuhku diatas tubuh Ima, kedua kaki Ima mulai menjepit pinggangku lagi untuk memudahkan kami melakukan very deep penetration, rintihan dan desahan nafasnya yang memburu masih terdengar meskipun kami sambil berciuman Mmnghh.. mmhh.. oohh.. ahh.. Dhii.. mmhh.. enghh.. aahh..”

    “Oohh.. Imaa.. enghh.. khalau.. mau sampai.. oohh.. bhilang.. ya.. sha.. yang..enghh..aahh..” ujarku meracau “Iyaa.. honey..oohh..aahh..” tubuh kami berdua makin berkeringat, dan rambut kami juga tambah acak-acakan, sesekali kami saling melumat bibir dengan permainan lidah yang panas disertai gerakan maju mundur pinggulku yang diimbangi gerakan memutar, kekanan dan kekiri pinggul Ima.

    “Oohh.. dhii.. oohh.. uu.. dhahh.. belomm.. engghh.. akhu.. udahh.. nggak khuat..niihh,,” erangan-erangan kenikmatan Ima disertai tubuhnya yang makin menggelinjang hebat dan liang vaginanya yang mulai mengempot-empot dan menghisap-hisap hampir mencapai klimaksnya

    “Dhikit.. laghi.. sayang.. oohh..” sambutku karena penisku juga sudah mulai berdenyut-denyut “Aahh.. aa.. dhii.. noww..oohh.. enghh..aahh” jeritnya “Yeeaa.. aahh..” jeritanku mengiringi jeritan Ima, akhirnya kami mencapai klimaks bersamaan,

    “Srreett.. crreett.. srreett.. crreett..” kami secara bersamaan dan bergantian memuntahkan cairan kenikmatan berkali-kali sambil mengerang-erang dan mendesah desah, kami berpelukan sangat erat, aku menekan pinggulku dan menancapkan penisku sedalam-dalamnya ke dalam liang vag! ina Ima, sementara Ima membelit pinggangku dengan kedua kaki indahnya dan memelukku erat sekali seakan tak ingin dilepaskan lagi sambil kuciumi lehernya dan bibir kami juga saling berciuman.

    Nikmat yang kami reguk sangatlah dahsyat dan sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sementara kami masih saling berpelukan erat, vagina Ima masih mengempot-empot dan menghisap-hisap habis cairan spermaku seakan menelannya sampai habis, dan penisku masih berdenyut-denyut didalamnya,dan kemudian secara perlahan tubuh kami mengendur saling meregang, dan akupun jatuh tergulir disamping kanannya.

    Sesaat rebah berdiam diri bersebelahan, Ima kemudian merebahkan kepalanya dipundak kiriku sambil terengah-engah kelelahan dan mencoba mengatur nafasnya setelah menikmati permainan surga dunia kami. Kulit tubuhnya yang putih dan halus berkeringat bersentuhan dengan kulitku yang berkeringat, Ima memelukku mesra, dan tangan kiriku membelai rambut dan pundaknya.

    “Adi.. kamu hebat banget, aku sampai puas banget sore ini, klimaks yang aku rasakan beberapa kali belum pernah aku alamin sebelumnya, hemmhh..” Ima berkata sambil menghela nafas panjang “Ma kasih ya sayang.. thank you banget..” ujarnya lagi sambil kami berciuman mesra sekali seakan tak ingin diakhiri.

    Tak terasa kami sudah mereguk kenikmatan berdua lebih dari 4 jam lamanya dan hari sudah menjelang sore. Setelah puas berciuman dan bermesraan, kami berdua menuju kamar mandi untuk membasuh keringat yang membasahi tubuh kami, kami saling membasuh dan membelai tak lupa diselingi ciuman-ciuman kecil yang mesra.

    Setelah selesai kami berpakaian dan menuju lantai bawah ke ruang tengah untuk menonton TV dan menunggu istri dan mertuaku serta anaknya pulang dari kegiatan masing-masing. Sambil menunggu kami masih saling berciuman menikmati waktu yang tersisa, Ima berucap padaku

    “Adi..kalo aku telpon, kamu mau dateng untuk temenin aku ya sayang..” “Pasti !” jawabku, lalu kami kembali berciuman. Sejak kejadian itu, tiap kali Anto (suaminya) tidak di Jakarta, paling tidak seminggu 2 kali aku pasti datang kerumah Ima iparku itu untuk mereguk kenikmatan berdua hingga larut malam dengan alasan pada istriku lembur atau ada rapat dikantor, dan sebulan sekali aku pasti menghabiskan weekendku merengkuh kenikmatan langit ketujuh berdua Ima.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mbak Ita & Desi Merenggut Keperjakaanku – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Mbak Ita & Desi Merenggut Keperjakaanku – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1234 views

    Perawanku – Aku adalah seorang pria lajang 20 th dengan tinggi 175 cm berat 70 kg yang sedang kuliah di salah satu PTN di daerahku. Aku tinggal disebuah rumah bedeng 5 pintu dan aku berada pada pintu yang pertama. Kalau dibandingkan dengan teman-temanku, aku termasuk anak yang pemalu alias kuper (kurang pergaulan).
    Hal ini membuatku lebih betah berada di kosanku, oh ya di bedeng tersebut aku nge-kost, dari pada harus keluar rumah tanpa tujuan. Sesekali aku juga sering menonton film BF untuk memuaskan hasrat birahiku dan selalu berakhir dengan beronani. Cukup sudah pengantarnya ok. Sekarang lanjut ke pengalaman pertamaku yang berawal dari tempat kost dimana aku tinggal. Disebelah (pintu no2) tinggal seorang wanita muda sekitar 25 tahun bernama Desi tinggi 160 berat 50 kg yang bersuamikan seorang supir taxi tetapi sudah 7 tahun belum dikarunia seorang anak. Pintu no3 ditempati oleh seorang wanita 35 tahun tinggi 165 berat 60 kg yang sudah memiliki 2 orang anak 7 dan 5 tahun yang semuanya perempuan, ia bernama Ita. Nah, dari sinilah semuanya berawal.
    Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni bedeng sibuk dibelakang (mandi, mencuci). Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5 kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur (air harus diangkat ke kamar mandi, maklum yang punya rumah belum punya Sanyo). Aku yang sudah terbiasa mandi paling pagi sedang duduk santai sambil nonton TV. Lagi asik nonton terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi.
    Mulanya sih biasa saja, tapi lama kelamaan penasaran juga aku dibuatnya. Aku mencoba melihat dari balik celah pintu belakang rumahku, dan aduh!! betapa kagetnya aku ketika melihat Mbak Desi yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Aku tidak tahu mengapa ia begitu berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Mbak desi yang sedikit kurus ternyata memiliki payudara sekitar 32b dan sangat seksi sekali. Dengan bentuknya yang kecil beserta puting warna merah jambu untuk orang yang sudah menikah bentuknya masih sangat kencang.
    Aku terus mengamati dari balik celah pintu, tanpa kusadari batang kejantananku sudah mulai berdiri. Sudah tak tahan dengan pemandangan tersebut aku langsung melakukan onani sambil membayangkan bercinta dengan Mbak desi ditempat terbuka tersebut. Semenjak hal itu, aku jadi ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan harinya, aku masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Mbak desi. Hari itu adalah hari minggu, dan aku sedikit kesiangan. Aseanbet
    Ketika aku keluar untuk mandi, aku melihat Mbak Ita sedang mencuci pakaian. Dengan posisinya yang menjongkok terlihat jelas olehku belahan payudaranya yang terlihat sudah agak kendor tapi berukuran 34 b. Setiap kali aku memperhatikan pantatnya, entah mengapa aku langsung bernafsu dibuatnya (mungkin pengaruh film BF dengan doggy style yang kebetulan favoritku). Kembali batang kemaluanku tegang dan seperti biasa aku melakukan onani di kamar mandi.
    Dua hari kemudian terjadi keributan di tetanggaku, yaitu Mbak ita yang sedang bertengkar hebat dengan suaminya (seorang agen). Ia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi entah kemana. Aku yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Keesokan harinya Mbak Ita pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek, dan kembali sorenya.
    Sore itu aku baru akan mandi, begitu juga dengan Mbak ita. Setelah selesai aku langsung buru-buru keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata aku menabrak sesuatu yang ternyata adalah Mbak ita. Keadaan waktu itu sangat gelap (mati lampu) sehingga kami saling bertubrukan. Menerima tubrukan itu, Mbak ita hampir jatuh dibuatnya. Secara reflek aku langsung menangkap tubuhnya. AduH! Tenyata aku tanpa sengaja telah menyentuh payudaranya. ” Maaf.. Aduh maaf mbak, nggak sengaja” ucapku. ” Nggak, nggak pa pa kok, wong saya yang nggak liat” balasnya.
    Sejenak kami terdiam dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin malam. Tanpa dikomando, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah tadi sempat malu karena kecerobohan kami berdua. Aku sangat degdegan dibuatnya dan tidak tahu harus berbuat apa pada posisi seperti ini. Sepertinya Mbak ita mengetahui bahwa aku belum pengalaman sama sekali. Ia kemudian mengambil inisiatif dan langsung memegang kemaluanku yang berada dibalik handuk.
    Est ..est.. auw ..aku mengerang keenakan. Belum selesai aku merasakan belaian tangannya, tiba-tiba ujung kemaluanku terasa disentuh oleh benda lembut dan hangat. Mbak ita sudah berada dibawahku denagn posisi jongkok sambil mengulum kemaluanku. Aduuhh .. nikmatt.. terus .. Akh ..est .. Sekarang aku sudah telanjang bulat dibuatnya.
    10 menit sudah kemaluanku dikulum oleh Mbak ita. Aku yang tadi pemalu sekarang mulai mengambil tindakan. Mbak ita kusuruh berdiri dihadapanku dan langsung kulumat bibinya dengan lembut. Est .. Ah ..uh ouw .. Ia mendesah ketika bibir kami saling berpagutan satu sama lain. Ciumanku sekarang telah berada pada lehernya. Bau sabun mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah gairahku. Est .. Ah .. teruss.. kepalanya tengadah keatas menahan nikmat. Kini tiba saat yang kutunggu. Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa hambatan. Secara samar-samar dapat kulihat bentuk payudaranya. Kuremas dan kukecup dengan lembut dan au ..est..nikmaat..teruss ..aow .., Mbak ita menahan nikmat.

    Sambil terus mencicipi bagian tubuhnya akhirnya aku sampai juga didaerah kemaluannya. Aku sedikit ragu untuk memcicipi kemaluanya yang sudah sedikit basah itu. Seperti difilm BF aku mencoba mempraktekkan gaya melumat kemaluan wanita. Kucoba sedikit dengan ujung lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis. Tetapi itu tidak menghentikanku untuk terus menjilatinya. Semakin lama rasa jijik yang ada berubah menjadi rasa ninkmat yang tiada tara.
    Est ..est ..teruuss ..tee..russ..auw ..nik, mat..mbak ita tak mampu menahan nikmat yang diterimanya dari jilatan mautku yang sesekali kuiringi dengan memasukkan jariku ke liang senggamanya. “Mbak mau .. kelu..ar ahh” racaunya. Tanpa kusadari tiba-tiba keluar cairan kental dari vagina nya yang belakangan kutau bahwa itu adalah cairan wanita. Aku belum berhenti dan terus menjilati kemaluanya sampai bersih.
    Puas aku menjilati kemaluannya kemudian langsung aku angkat ia kedalam rumahnya menuju kamar tidurnya. Aduh .. benar-benar tak habis pikir olehku, wanita segede ini bisa kuangkat dengan mudah. Sesampai dikamarnya aku langsung terbaring dengan posisi terlentang. Mbak ita tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung mengambil posisi berada diatasku. Oh ..ya pembaca, bahwa batang kemaluanku standar-standar saja untuk orang Indonesia. Aku yang berada dibawah saat itu sengaja tidak berbuat apa-apa dan membiarkan Mbak Ita mengambil inisiatif untuk memuaskanku.
    Mbak Ita langsung memegang kemaluanku dan mencoba memasukkannya kedalam liang senggamanya. Blues..bleb.. tanpa hambatan batang kejantananku tenggelam seluruhnya kedalam liang kenikmatan Mbak Ita. Est..es..auw..oh..ah..aku hanya terpejam merasakan kemaluanku seperti diperas-peras dan hangat sekali rasanya. Aku tak menyangka bahwa kenikmatan bersenggama dengan wanita lebih nikmat dibanding dengan aku beronani. Mbak Ita mulai menggenjot pantatnya secara perlahan tapi pasti.
    Ah..ah..ah..oh..oh..nik..maatt..ahh.. Mbak Ita terus melakukan gerakan yang sangat erotis. Desahan Mbak Ita membuatku semakin bernafsu ditambah dengan payudaranya bergoyang kesana-kemari. Rupanya aku tak bisa lagi tinggal diam. Aku berusaha mengimbangi genjotan Mbak Ita sehingga irama genjotan itu sangat merdu dan konstan. Tangankupun tidak mau kalah dengan pantatku.
    Aku berusaha mencapai kedua payudara yang ada didepan mataku itu. “Wah ..indahnya pemandangan ini” ucapku dalam hati. Tidak puas dengan hanya menyentuh payudara Mbak Ita, aku langsung mengambil posisi duduk sehingga payudara Mbak ita tepat berada didepan wajahku. Kembali aku melumat putingnya dengan lembut kiri dan kanan bergantian. Ahh..ah ..ah..oh.. Est..ss Mbak ita kelihatannya tak tahan menahan nikmat dengan perlakuanku ini.
    Lama kelamaan genjotan Mbak Ita semakin cepat dan aku..a..ku.. kee..luuarr..ahh..ohh..nikmaatt Mbak ita akhirnya mencapai klimaks yang kedua kalinya. Aku yang belum apa-apa merasa kesal tidak bisa klimaks secara bersamaan. Akhirnya aku meminta Mbak Ita untuk kembali mengulum kemaluanku. Mbak Ita yang sudah mendapat kepuasan dengan semangat mengulum dan menjilati kemaluanku. Est..est..ahh..oh ucapku ketika Mbak Ita semakin mempercepat kuluman dan kocokannya pada kemaluanku. Sepertinya ia ingin segera memuaskanku dan menikmati air kejantananku.
    Selang 10 menit ah..auw..oh..nik..maatt..oh.. crot..crot..crot..semua air maniku tertumpah diwajah Mbak Ita dan diseluruh tubuhnya. Saat itu Mbak Ita tidak berhenti kulumannya dan menjilati seluruh air jantan tersebut. Aku sangat ngilu dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali.

    Setelah merasakan kepuasan yag tiada tara kami langsung jatuh terkulai diatas kasur. Mbak Ita tampaknya sangat kelelahan dan langsung tertidur pulas dengan keadaan telanjang bulat. Aku yang takut nanti ketahuan orang lain langsung keluar dari kamar tersebut dan mengambil handukku menuju rumahku.
    Ketika aku baru akan keluar dari rumah Mbak Ita, alangkah terkejutnya aku ketika dihadapanku ada seorang wanita yang kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua perbuatan kami. Eh..mm..mbak..mbak ..Desi..ternyata ia tidak lain adalah Mbak Desi. “Permisi mbak, aku mau masuk dulu” ucapku pura-pura tidak ada yang terjadi. Sambil berjalan tergesa-gesa aku langsung menuju rumahku untuk menghindari introgasi dari Mbak Desi. Tiba-tiba “tunggu!!” teriak Mbak Desi.
    Aku langsung panas dingin dibuatnya. “Jangan jangan ia akan melaporkanku ke Kepala Desa lagi” ucapku dalam hati.” Aduuhh gawat nih, bisa-bisa cuci kampung” pikirku. ” A..a..ada apa ya mbak” balasku. Mbak Desi langsung mendekatku dan berkata ” kamu akan aku laporkan kesuami Mbak Ita dan kepala desa atas apa yang telah kamu lakukan” ucap Mbak Desi. ” Ta..tapi kami melakukannya atas dasar suka sama suka Mbak ” balasku dengan perasaan sedikit cemas. Tiba-tiba ” ha..ha..ha..ha.. ” Mbak desi tertawa.
    Aku semakin bingung dibuatnya karena mungkin Mbak desi punya dendam dan sekarang berhasil membalaskannya. ” Nggak usah takut, pokoknya sekarang kamu tetap berdiri disitu dan jangan sekali-kali bergerak ok!” usulnya. “Mbak mau melaporkan saya atau takut saya lari” ucapku semakin bingung. Tanpa bicara lagi Mbak Desi semakin mendekatiku. Setelah tidak ada lagi jarak diantara kami tangan Mbak Desi langsung melepas handuk yang kugunakan tadi sehingga aku kembali telanjang bulat.”Mbak jangan dikebiri ya..” ucapku.”Nnggak..nggak pa pa kok” balasnya. Mbak Desi ternyata langsung berjongkok dan mulai mengocok kemaluanku.
    Ah..ah..oh..oh.. aku yang tadi lemas kembali bergairah dibuatnya. Belum lagi aku selesai merasakan nikmatnya kocokan lembut dari tangan Mbak Desi, aku kembali merasakan ada benda lembut, hangat dan basah menyentuh kepala kemaluanku. Aku langsung tahu bahwa itu adalah kuluman dan jilatan dari mulut Mbak Desi setelah tadi aku merasakannya dengan Mbak Ita.
    Kuluman dan jilatan Mbak Desi ternyata lebih nikmat dari Mbak Ita. Aku bertaruh bahwa Mbak Desi telah melakukan berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan.
    Estt..ah..oh..oh..aduhh..auw.. desahku menahan hebatnya kuluman Mbak Desi. 15 menit sudah acara kulum-kuluman itu dan sekarang Mbak Desi telah berganti posisi dengan menungging. Pantatnya yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk ditusuk segera dengan rudalku. “Ayo..cepetan..kamu sudah lama menginginkan ini kan..Mbak tau kamu sering ngintip dari celah pintu itu..ayoo masukkan dong” ucapnya dengan mesra.
    Aku jadi malu dibuatnya bahwa selama ini ia tahu akan perbuatanku. Tanpa pikir panjang aku langsung mencoba memasukkan batang kemaluanku ke liang kenikmatan Mbak Desi. “Aduh!!” meleset pada tusukanku yang pertama. Aku kembali mecoba dan bluess..akhirnya aku berhasil juga. “Gila nih perempuan “pikirku, “ternyata lubang kemaluannya masih sempit sekali” ucapku. Perlahan aku coba menggoyangkan pantatku mau-mundur. Ah.ah..ahh..oh..oh..oh..ah.. Mbah Desi mulai mendesah menahan nikmat. Aku semakin mempercepat goyanganku karena memang ini adalah gaya favoritku. “Ayo..teruuss..ayo..” teriakku memberi semangat”.
    Ah..ah..ah..oh..desah Mbak Desi semakin terdengar kencang. Melihat payudaranya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin mewujudkan impianku selama ini. Sambil terus menggenjot Mbak Desi aku berusaha mencapai payudaranya. Kuremas-remas dengan garangnya seolah meremas santan kelapa. Aw..sakiitt..adu..hh..ah..ah.. Mbak Ita tak tahan akan perlakuanku. Aku tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot dengan cepat.
    Kemudian aku mengganti posisi dengan menggendong Mbak Desi didepanku. Bluess.. Kembali batang kejantananku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Ahh..ah..ah..ah..desah Mbak Desi menahan nikmat. Kulumat bibir dan kuciumi seluruh leher dan kukecup kedua puting susunya yang merah itu. Adu..nikkmatt sekaalii ah..ah..ah..oh..oh.. Mendapat perlakuan demikian bertubi-tubi akhirnya Mbak Desi tak sanggup lagi menahan klimaksnya “Keeluuarr ..mau..ke..lua..rr akhirnya Mbak Desi mencapai klimaksnya.
    Aku yang sedikit lagi juga hampil finish semakin menggenjot dengan cepat.”Blep..blep..blep..bunyi hentakan sodokan antara kemaluanku dan kemaluan Mbak Desi yang sudah sangat basah tersebut. Tidak lama kemudian aku merasakan ada denyut-denyut di ujung batang kemaluanku dan:”Crot..crot..crot..tumpahlah seluruh iir maniku kedalam liang senggamanya.

    Setelah itu kami berciuman sambil merasakan sisa-sisa nikmat yang ada dan kembali kerumah masing-masing. Keesokan harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak merasakan sesuatu terjadi. Pembaca sekalian rupanya Mbak Ita tidak mau lagi berbicara denganku semenjak kejadian itu tapi aku terkadang masih melakukan hubungan sex ini hanya dengan Mbak Desi saja ketika saya sedang ingin atau ia sedang sangat ingin melakukannya.
    Sekarang saya sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal dibedengan itu. Saya masih sangat merindukan untuk kembali berhubunagn sex dengan Mbak Desi atau Mbak Ita karena mereka telah membuat saya tidak perjaka lagi.
  • Mbak Maya Memaksaku Bersetubuh

    Mbak Maya Memaksaku Bersetubuh


    1467 views

    Perawanku – Saya seorang pria berumur 40 tahun. Istri saya satu tahun lebih muda dari saya. Secara keseluruhan kami keluarga bahagia dengan dua anak yang manis-manis. Yang sulung, perempuan kelas II SMP (Nisa) dan bungsu laki-laki kelas 3 SD. Saya bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi.

    Sedangkan istri saya seorang wanita karier yang sukses di bidang farmasi. Kini dia menjabat sebagai Distric Manager. Kami saling mencintai. Dia merupakan seorang istri yang setia. Saya sendiri pada dasarnya suami yang setia pula. Paling tidak saya setia terhadap perasaan cinta saya kepada istri saya.

    Tapi tidak untuk soal seks. Saya seorang peselingkuh. Ini semua karena saya memiliki libido yang amat tinggi sementara istri saya tidak cukup punya minat di bidang seks. Saya menginginkan hubungan paling tidak dua kali dalam seminggu. Tetapi istri saya menganggap sekali dalam seminggu sudah berlebihan. Dia pernah bilang kepada saya, “Lebih enak hubungan sekali dalam sebulan.” Tiap kali hubungan kami mencapai orgasme bersama-sama. Jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan saya.

    Rendahnya minat istri saya itu dikarenakan dia terlalu terkuras tenaga dan pikirannya untuk urusan kantor. Dia berangkat ke kantor pukul 07.30 dan pulang lepas Maghrib. Sampai di rumah sudah lesu dan sekitar pukul 20.00 dia sudah terlelap, meninggalkan saya kekeringan. Kalau sudah begitu biasanya saya melakukan onani. Tentu tanpa sepengetahuan dia, karena malu kalau ketahuan.

    Selama perkawinan kami sudah tak terhitung berapa kali saya berselingkuh. Kalau istri saya tahu, saya tak bisa membayangkan akan seperti apa neraka yang diciptakannya. Bukan apa-apa. Perempuan-perempuan yang saya tiduri adalah mereka yang sangat dekat dengan dia. Saya menyimpan rapat rahasia itu. Sampai kini. Itu karena saya melakukan persetubuhan hanya sekali terhadap seorang perempuan yang sama. Saya tak mau mengulanginya. Saya khawatir, pengulangan bakal melibatkan perasaan. Padahal yang saya inginkan cuma persetubuhan fisik. Bukan hati dan perasaan. Saya berusaha mengindarinya sebisa mungkin, dan memberi kesan kepada si perempuan bahwa semua yang terjadi adalah kekeliruan. Memang ada beberapa perempuan sebagai perkecualian yang nanti akan saya ceritakan.

    Perempuan pertama yang saya tiduri semenjak menikah tidak lain adalah kakak istri saya. Oh ya, istri saya merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Semuanya perempuan. Istri saya sebut saja bernama Yeni. Kedua kakak Yeni sudah menikah dan punya anak. Mereka keluarga bahagia semuanya, dan telah memiliki tempat tinggal masing-masing. Hanya saya dan istri yang ikut mertua dua tahun pertama perkawinan kami. Setiap minggu keluarga besar istri saya  berkumpul. Mereka keluarga yang hangat dan saling menyayangi.

    Mbak Maya, kakak istri saya ini adalah seorang perempuan yang dominan. Dia terlihat sangat menguasai suaminya. Saya sering melihat Mbak Maya menghardik suaminya yang berpenampilan culun. Suami Mbak Maya sering berkeluh-kesah dengan saya tentang sikap istrinya. Tetapi kepada orang lain Mbak Maya sangat ramah, termasuk kepada saya. Dia bahkan sangat baik. Mbak Maya sering datang bersama kedua anaknya berkunjung ke rumah   orang tuanya -yang artinya rumah saya juga- tanpa suaminya. Kadang-kadang sebagai basa-basi saya bertanya, “Kenapa Mas Wid tidak diajak?” “Ahh malas saya ngajak dia,” jawabnya. Saya tak pernah bertanya lebih jauh.

    Seringkali saat Mbak Maya datang dan menginap, pas istri saya sedang tugas luar kota. Istri saya dua minggu sekali keluar kota saat itu. Dia adalah seorang detailer yang gigih dan ambisius. Jika sudah demikian biasanya ibu mertua saya yang menyiapkan kopi buat saya, atau makan pagi dan makan malam. Tapi jika pas ada Mbak Maya, ya si Mbak inilah yang menggantikan tugas ibu mertua. Tak jarang Mbak Maya menemani saya makan.

    Karena seringnya bertemu, maka saya pun mulai dirasuki pikiran kotor. Saya sering membayangkan bisa tidur dengan Mbak Maya. Tapi mustahil. Mbak Maya tidak menunjukkan tipe perempuan yang gampang diajak tidur. Karenanya saya hanya bisa membayangkannya. Apalagi kalau pas hasrat menggejolak sementara istri saya up country. Aduhh, tersiksa sekali rasanya. Dan sore itu, sehabis mandi keramas saya mengeringkan rambut dengan kipas angin di dalam kamar. Saya hanya bercelana dalam ketika Mbak Maya mendadak membuka pintu.

    “Kopinya Dik Andy.” Saya terkejut, dan Mbak Maya buru-buru menutup pintu ketika melihat sebelah tangan saya berada di dalam celana dalam, sementara satu tangan lain mengibas-ibas rambut di depan kipas angin. Saya malu awalnya. Tetapi kemudian berpikir, apa yang terjadi seandainya Mbak Maya melihat saya bugil ketika penis saya sedang tegang?

    Pikiran itu terus mengusik saya. Peristiwa membuka pintu kamar dengan mendadak bukan hal yang tidak mungkin. Adik-adik dan kakak-kakak istri saya memang terbiasa begitu. Mereka sepertinya tidak menganggap masalah. Seolah kamar kami adalah kamar mereka juga. Adik istri saya yang bungsu (masih kelas II SMU, sebut saja Rosi) bahkan pernah menyerobot masuk begitu saja ketika saya sedang bergumul dengan istri saya. Untung saat itu kami tidak sedang bugil. Tapi dia sendiri yang malu, dan berhari-hari meledek kami.

    Sejak peristiwa Mbak Maya membuka pintu itu, saya jadi sering memasang diri, tiduran di dalam kamar dengan hanya bercelana dalam sambil coli (onani). Saya hanya ingin menjaga supaya penis saya tegang, dan berharap saat itu Mbak Maya masuk. Saya rebahan sambil membaca majalah. Sialnya, yang saya incar tidak pernah datang. Sekali waktu malah si Rosi yang masuk buat meminjam lipstik istri saya. Ini memang sudah biasa. Buru-buru saya tutupkan CD saya. Tapi rupanya mata Rosi keburu melihat.

    “Woww, indahnya.” Dia tampak cengengesan sambil memolesi bibirnya dengan gincu. “Mau kemana?” tanya saya. “Nggak. Pengin makai lipstik aja.” Saya meneruskan membaca. “Coli ya Mas?” katanya. Gadis ini memang manja, dan sangat terbuka dengan saya. Ketika saya masih berpacaran dengan istri saya, kemanjaannya bahkan luar biasa. Tak jarang kalau saya datang dia menggelendot di punggung saya. Tentu saya tak punya pikiran apa-apa. Dia kan masih kecil waktu itu. Tapi sekarang. Ahh. Tiba-tiba saya memperhatikannya. Dia sudah dewasa. Sudah seksi. Teteknya 34. Pinggang ramping, kulit bersih. Dia yang paling cantik di antara saudara istri saya.

    Pikiran saya mulai kotor. Menurut saya, akan lebih mudah sebenarnya menjebak Rosi daripada Mbak Maya. Rosi lebih terbuka, lebih manja. Kalau cuma mencium pipi dan mengecup bibir sedikit, bukan hal yang sulit. Dulu saya sering mengecup pipinya. Tapi sejak dia kelihatan sudah dewasa, saya tak lagi melakukannya. Akhirnya sasaran jebakan saya beralih ke Rosi. Saya mencoba melupakan Mbak Maya.

    Sore selepas mandi saya rebahan di tempat tidur, dan kembali memasang jebakan untuk Rosi. Saya berbulat hati untuk memancing dia. Ini hari terakhir istri saya up country. Artinya besok di kamar ini sudah ada istri saya. Saya elus perlahan-lahan penis saya hingga berdiri tegak. Saya tidak membaca majalah.

    Saya seolah sedang onani. Saya pejamkan mata saya. Beberapa menit kemudian saya dengar pintu kamar berderit lembut. Ada yang membuka. Saya diam saja seolah sedang keasyikan onani. Tidak ada tanggapan. Saya melihat pintu dengan sudut mata yang terpicing. Sialan. Tak ada orang sama sekali. Mungkin si Rosi langsung kabur. Saya hampir saja menghentikan onani saya ketika dari mata yang hampir tertutup saya lihat bayangan.

    Segera saya mengelus-elus penis saya dengan agak cepat dan badan bergerak-gerak kecil. Saya mencoba mengerling di antara picingan mata. Astaga! Kepala Mbak Maya di ambang pintu. Tapi kemudian bayangan itu lenyap. Lalu muncul lagi, hilang lagi, Kini tahulah saya, Mbak Maya sembunyi-sembunyi melihat saya. Beberapa saat kemudian pintu ditutup, dan tak dibuka kembali sampai saya menghentikan onani saya. Tanpa mani keluar.

    Malamnya, di meja makan kami makan bersama-sama. Saya, kedua mertua, Mbak Maya, Rosi dan kakak Rosi, Mayang. Berkali-kali saya merasakan Mbak Maya memperhatikan saya. Saya berdebar-debar membayangkan apa yang ada di pikiran Mbak Maya. Saya sengaja memperlambat makan saya. Dan ternyata Mbak Maya pun demikian.

    Sehingga sampai semua beranjak dari meja makan, tinggal kami berdua. Selesai makan kami tidak segera berlalu. Piring-piring kotor dan makanan telah dibereskan Mak Jah, pembantu kami.

    “Dik Andy kesepian ya? Suka begitu kalau kesepian?” Mbak Maya mebuka suara. Saya kaget. Dia duduk persis di kanan saya. Dia memandangi saya. Matanya seakan jatuh kasihan kepada saya. Sialan. “Maksud Mbak May apaan sih?” saya pura-pura tidak tahu. “Tadi Mbak May lihat Dik Andy ngapain di kamar. Sampai Dik Andy nggak liat.

    Kalau sedang gitu, kunci pintunya. Kalau Rosi atau Ibu lihat gimana?” “Apaan sih?” saya tetap pura-pura tidak mengerti. “Tadi onani kan?” “Ohh.” Saya berpura-pura malu. Perasaan saya senang bercampur gugup, menunggu reaksi Mbak Maya. Saya menghela nafas panjang. Sengaja. “Yahh, Yeni sudah tiga hari keluar kota. Pikiran saya sedang kotor. Jadi..” “Besok lagi kalau Yeni mau keluar kota, kamu minta jatah dulu.”

    “Ahh Mbak May ini. Susah Mbak nunggu moodnya si Yeni. Kadang pas saya lagi pengin dia sudah kecapekan.” “Tapi itu kan kewajiban dia melayani kamu?” “Saya tidak ingin dia melakukan dengan terpaksa.” Kami sama-sama diam. Saya terus menunggu. Menunggu. Jantung saya berdegup keras.

    “Kamu sering swalayan gitu?” “Yaa sering Mbak. Kalau pengin, terus Yeni nggak mau, ya saya swalayan. Ahh udah aahh. Kok ngomongin gitu?” Saya pura-pura ingin mengalihkan pembicaraan. Tapi Mbak Maya tidak peduli. “Gini lho Dik. Masalahnya, itu tidak sehat untuk perkawinan kalian. Kamu harus berbicara dengan Yeni. Masa sudah punya istri masih swalayan.” Mbak Maya memegang punggung tangan saya. “Maaf Mbak. Nafsu saya besar. Sebaliknya dengan Yeni. Jadi kayaknya saya yang mesti mengikuti kondisi dia.” Kali ini saya bicara jujur. “Saya cukup puas bisa melayani diri sendiri kok.” “Kasihan kamu.”

    Mbak Maya menyentuh ujung rambut saya, dan disibakkannya ke belakang. Saya memberanikan diri menangkap tangan itu, dan menciumnya selintas. Mbak Maya seperti kaget, dan buru-buru menariknya. “Kapan kalian terakhir kumpul?” “Dua atau tiga minggu lalu,” jawab saya. Bohong besar. Mbak Maya mendesis kaget. “Ya ampuun.” “Mbak. Tapi Mbak jangan bilang apa-apa ke Yeni. Nanti salah pengertian. Dikira saya mengadu soal begituan.” Mbak Maya kembali menggenggam tangan saya. Erat, dan meremasnya. Isi celana saya mulai  bergerak-gerak. Kali ini saya yang menarik tangan saya dari genggaman Mbak Maya. Tapi Mbak Maya menahannya. Saya menarik lagi. Bukan apa-apa. Kali ini saya takut nanti dilihat orang lain. “Saya horny kalau Mbak pegang terus.” Mbak Maya tertawa kecil dan melepaskan tangan saya. Dia beranjak sambil mengucek-ucek rambut saya. “Kaciaann ipar Mbak satu ini.” Mbak Maya berlalu, menuju ruang keluarga. “Liat TV aja yuk,” ajaknya. Saya memaki dalam hati. Kurang ajar betul. Dibilang saya horny malah cengengesan, bukannya bilang, “Saya juga nih, Dik.” Setengah jengkel saya mengikutinya. Di ruang keluarga semua kumpul kecuali Rosi.  Hanya sebentar. Saya masuk ke kamar.

    Sekitar pukul 23.00 pintu kamar saya berderit. Saya menoleh. Mbak Maya. Dia menempelkan telunjuknya di bibirnya. “Belum bobo?” tanyanya lirih. Jantung saya berdenyut keras. “Belum.” Jawab saya. “Kita ngobrol di luar yuk?” “Di sini saja Mbak.” Saya seperti mendapat inspirasi. “Ihh. Di teras aja. Udah ngantuk belum?” Mbak Maya segera menghilang. Dengan hanya bersarung telanjang dada dan CD saya mengikuti Mbak Maya ke teras. Saya memang terbiasa tidur bertelanjang dada dan bersarung. Rumah telah senyap. TV telah dimatikan. Keluarga ini memang terbiasa tidur sebelum jam 22.00. Hanya aku yang betah melek.

    Mbak Maya mengenakan daster tanpa lengan. Ujung atas hanya berupa seutas tali tipis. Daster kuning yang agak ketat. Saya kini memperhatikan betul lekuk tubuh perempuan yang berjalan di depan saya itu. Pantat menonjol. Singset. Kulitnya paling putih di antara semua sadaranya. Umurnya berselisih tiga tahun dengan Yeni. Mbak Maya duduk di bangku teras yang gelap. Bangku ini dulu sering saya gunakan bercumbu dengan Yeni. Wajah Mbak Maya hanya terlihat samar-samar oleh cahaya lampu TL 10 watt milik tetangga sebelah. Itupun terhalang oleh daun-daun angsana yang rimbun.

    Dia memberi tempat kepada saya. Kami duduk hampir berhimpitan. Saya memang sengaja. Ketika dia mencoba menggeser sedikit menjauh, perlahan-lahan saya mendekakan diri. “Dik Andy” Mbak Maya membuka percakapan. “Nasib kamu itu sebenernya tak jauh beda dengan Mbak.” Saya mengernyitkan dahi. Menunggu Mbak Maya menjelaskan. Tapi perempuan itu diam saja. tangannya memilin-milin ujung rambut. “Maksud Mbak apa sih?” “Tidak bahagia dalam urusan tempat tidur. Ih. Gimana sih.” Mbak Maya mencubit paha saya. Saya mengaduh. Memang sakit, Tapi saya senang. Perlahan-lahan penis saya bergerak. “Kok bisa?” “Nggak tahu tuh. Mas Wib itu loyo abis.” “Impoten?” Saya agak kaget. “Ya enggak sih. Tapi susah diajakin. Banyak nolaknya. Malas saya. Perempuan kok dibegituin,” “Hihihi.. Tadi kok kasih nasihat ke saya?” Saya tersenyum kecil. Mbak Maya mencoba mendaratkan lagi cubitannya. Tapi saya lebih sigap. Saya tangkap tangan itu, dan saya amankan dalam genggaman. Saya mulai berani. Saya remas tangan Mbak Maya. Penis saya terasa menegang. Badan mulai panas dingin. Mungkinkan malam ini saya dan Mbak Maya..

    “Terus cara pelampiasan Mbak gimana? Swalayan juga?” Tanya saya. Saya taruh sebelah tangan di atas pahanya. Mbak Maya mencoba menghindar, tapi tak jadi. “Enggak dong. Malu. Risih. Ya ditahan aja.” “Kapan terakhir Mbak Maya tidur sama Mas Wib?” Saya mencium punggung tangan Mbak Maya. Lalu tangan itu saya taruh perlahan-lahan di antara pahaku, sedikit menyentuh penis. “Dua minggu lalu.” “Heh?” Saya menatap matanya. Bener enggak sih. Kok jawabannya sama dengan saya? Ngeledek apa gimana nih. “Bener.” Matanya mengerling ke bawah, melihat sesuatu di dekat tangannya yang kugenggam. “Mbak..” Saya menyusun kekuatan untuk berbicara. Tenggorokan terasa kering. Nafsu saya mulai naik. Perempuan ini bener-bener seperti merpati. Jangan-jangan hanya jinak ketika didekati. Saat dipegang dia kabur.

    “Hm,” Mbak Maya menatap mata saya. “Mbak pengin?” Dia tak menjawab. Wajahnya tertunduk. Saya raih pundaknya. Saya elus rambutnya. Saya sentuh pipinya. Dia diam saja. Sejurus kemudian mulut kami berpagutan. Lama. Ciuman yang bergairah. Saya remas bagian dadanya. Lalu tali sebelah dasternya saya tarik dan terlepas. Mbak Maya merintih ketika jari saya menyentuh belahan dadanya. Secara spontan tangan kirinya yang sejak tadi di pangkuan saya menggapai apa saja. Dan yang tertangkap adalah penis. Dia meremasnya. Saya menggesek-gesekkan jari saya di dadanya. Kami kembali berciuman. “Di kamar aja yuk Mbak?” ajak saya. Lalu kami beranjak. Setengah berjingkat-jingkat menuju kamar Mbak Maya.  Kamar ini terletak bersebarangan dengan kamar saya. Di sebelah kamar Mbak Maya adalah kamar mertua saya.

    Malam itu tumpahlah segalanya. Kami bermain dengan hebatnya. Berkali-kali. Ini adalah perselingkuhan saya yang pertama sejak saya kawin. Belakangan saya tahu, itu juga perselingkuhan pertama Mbak Maya. Sebelum itu tak terbetik pikiran untuk selingkuh, apalagi tidur dengan laki-laki lain selain Mas Wib.

    Bermacam gaya kami lakukan. Termasuk oral, dan sebuah sedotan kuat menjelang saya orgasme. Semprotan mani menerjang tenggorokan Mbak Maya. Itulah pertama kali mani saya diminum perempuan. Yeni pun tidak pernah. Tidak mau. Jijik katanya. Menjelang pagi, saat tulang kami seperti dilolosi, saya kembali ke kamar. Tidur.

    Saya tidak berani mengulanginya lagi. Perasaan menyesal tumpah-ruah ketika saya bertemu istri saya. Mungkin itu juga yang dirasakan Mbak Maya. Selepas itu dia mencoba menghindari pembicaraan yang menjurus ke tempat tidur. Kami bersikap biasa-biasa, seolah tidak pernah terjadi apa pun.

    Ketika tidur di samping istri saya, saya berjanji dalam hati Tidak akan selingkuh lagi. Ternyata janji tinggal janji. Nafsu besar lebih mengusik saya. Terutama saat istri saya ke luar kota dan keinginan bersetubuh mendesak-desak dalam diri saya. Rasanya ingin mengulanginya dengan Mbak Maya. Tapi tampaknya mustahil. Mbak Maya benar-benar tidak memberi kesempatan kepada saya. Dia tidak lagi mau masuk kamar saya. Jika ada perlu di menyuruh Rosi, atau berteriak di luar kamar, memanggil saya. Bahkan mulai jarang menginap.

    Akhirnya saya kembali ke sasaran awal saya. Rosi. Mungkinkah saya menyetubuhi adik istri saya? Uhh. Mustahil. Kalau hamil? Beda dengan Mbak Maya. Kepada dia saya tidak ragu untuk mengeluarkan benih saya ke dalam rahimnya. Kalaupun hamil, tak masalah kan. Paling-paling kalau anaknya lahir dan mirip dengan saya yaa banyak cara untuk menepis tuduhan. Lagian masak sih pada curiga? Kehidupan terus berjalan. Usia kandungan istri saya menginjak bulan ke-4. Tahu sendirilah bagaimana kondisi perempuan kalau sedang hamil muda. Bawaannya malas melulu. Tapi untuk urusan pekerjaan dia sangat bersemangat. Dia memang pekerja yang ambisius. Berdedikasi, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Karena itu jadwal keluar kota tetap dijalani. Kualitas hubungan seks kami makin buruk. Dia seakan benar-benar tak ingin disentuh kecuali pada saat benar-benar sedang relaks. Saya juga tak ingin memaksa. Karenanya saya makin sering beronani diam-diam di kamar mandi. Kadang-kadang saya kasihan terhadap diri sendiri. Kata-kata Mbak Maya sering terngiang-ngiang, terutama sesaat setelah sperma memancar dari penis saya. “Kacian adik iparku ini..” Tapi saya tak punya pilihan lain. Saya tak suka “jajan”. Maaf, saya agak jijik dengan perempuan lacur.

    Tiap kali beronani, yang saya bayangkan adalah wajah Mbak Maya atau si bungsu Rosi, bergantian. Rosi telah tumbuh menjadi gadis yang benar-benar matang. Montok, lincah. Cantik penuh gairah, dan terkesan genit. Meskipun masih bersikap manja terhadap saya, tetapi sudah tidak pernah lagi bergayutan di tubuh saya seperti semasa saya ngapelin kakaknya. Saya sering mencuri pandang ke arah payudaranya. Ukurannya sangat saya idealkan. Sekitar 34. Punya istri saya sendiri hanya 32.

    Seringkali, di balik baju seragam SMU-nya saya lihat gerakan indah payudara itu. Keinginan untuk melihat payudara itu begitu kuatnya. Tapi bagaimana? Mengintip? Di mana? Kamar mandi kami sangat rapat. Letak kamar saya dengannya berjauhan. Dia menempati kamar di sebelah gudang. Yang paling ujung kamar Mak Jah, pembantu kami. Setelah kamar Mayang, kakak Rosi, baru kamar saya. Kamar kami seluruhnya terbuat dari tembok. Sehingga tak mugkin buat ngintip. Tapi tunggu! Saya teringat gudang. Ya, kalau tidak salah antara gudang dengan kamar Rosi terdapat sebuah jendela. Dulunya gudang ini memang berupa tanah kosong semacam taman. Karena mertua butuh gudang tambahan, maka dibangunlah gudang. Jendela kamar Rosi yang menghadap ke gudang tidak dihilangkan. Saya pernah mengamati, dari jendela itu bisa mengintip isi kamar Rosi.

    Sejak itulah niat saya kesampaian. Saya sangat sering diam-diam ke gudang begitu Rosi selesai mandi. Memang ada celah kecil tapi tak cukup untuk mengintip. Karenanya diam-diam lubang itu saya perbesar dengan obeng. Saya benar-benar takjub melihat sepasang payudara montok dan indah milik Rosi. Meski sangat jarang, saya juga pernah melihat kemaluan Rosi yang ditumbuhi bulu-bulu lembut.

    Tiap kali mengintip, selalu saya melakukan onani sehingga di dekat lubang intipan itu terlihat bercak-bercak sperma saya. Tentu hanya saya yang tahu kenapa dan apa bercak itu. Keinginan untuk menikmati tubuh Rosi makin menggelayuti benak saya. Tetapi selalu tak saya temukan jalan. Sampai akhirnya malam itu. Mertua saya meminta saya mendampingi Rosi untuk menghadiri Ultah temannya di sebuah diskotik. Ibu khawatir terjadi apa-apa. Dengan perasaan luar biasa gembira saya antar Rosi. Istri saya menyuruh saya membawa mobil. Tapi saya menolak. “Kamu kan harus detailing. Pakai saja. Masa orang hamil mau naik motor?” Padahal yang sebenarnya, saya ingin merapat-rapatkan tubuh dengan Rosi.

    Kami berangkat sekitar pukul 19.00. Dia membonceng. Kedua tangannya memeluk pinggang saya. Saya rasakan benda kenyal di punggung saya. Jantung saya berdesir-desir. Sesekali dengan nakal saya injak pedal rem dengan mendadak. Akibatnya terjadi sentakan di punggung. Saya pura-pura tertawa ketika Rosi dengan manja memukuli punggung saya. “Mas Andy genit,” katanya. Pada suatu ketika, mungkin karena kesal, Rosi bahkan tanpa saya duga sengaja menempelkan dadanya ke puggung saya. Menekannya. “Kalau mau gini, bilang aja terus terang,” katanya. “Iya iya mau,” sahut saya. Tidak ada tanggapan. Rosi bahkan menggeser duduknya, merenggang. Sialan.

    Malam itu Rosi mengenakan rok span ketat dan atasan tank top, dibalut jaket kulit. Benar-benar seksi ipar saya ini. Di diskotik telah menunggu teman-teman Rosi. Ada sekitar 15-an orang. Saya membiarkan Rosi berabung dengan teman-temannya. Saya memilih duduk di sudut. Malu dong kalau nimbrung. Sudah tua, ihh. Saya hanya mengawasi dari kejauhan, menikmati tubuh-tubuh indah para ABG. Tapi pandangan saya selalu berakhir ke tubuh Rosi. She is the most beautiful girl. Di antara saudara istri saya Rosi memang yang paling cantik. Tercantik kedua ya Mbak Maya, baru Yeni, istri saya. Mayang yang terjelek. Tubuhnya kurus kering sehingga tidak menimbulkan nafsu.

    Sesekali Rosi menengok ke arah tempat duduk saya sambil melambai. Saya tersenyum mengangguk. Mereka turun ke arena. Sekitar tiga lagu Rosi menghampiri saya. “Mas Andy udah pesan minum?” tanyanya. Dagu saya menunjuk gelas berisi lemon tea di depan saya. Saya tak berani minum minuman beralkohol, meski hanya bir. Saya pun bukan pecandu. “Kamu kok ke sini, udah sana gabung temen-temen kamu,” kata saya. Janjinya Rosi dkk pulang pukul 22.00. Tadi ibu mertua juga bilang supaya pulangnya jangan larut. “Nggak enak liat Mas Andy mencangkung sendirian,” kata Rosi duduk di sebelah saya. “Sudah nggak pa-pa.” “Bener?” Saya mengangguk, dan Rosi kembali ke grupnya. Habis satu lagu, dia mendatangi saya. Menarik tangan saya. Saya memberontak. “Ayo. Nggak apa-apa, sekalian saya kenalin ama temen-temen. Mereka juga yang minta kok.” Saya menyerah. Saya ikut saja bergoyang-goyang. Asal goyang. Dunia diskotik sudah sangat lama tidak saya kunjungi. Dulupun saya jarang sekali. Hampir tidak pernah. Saya ke diskotik sekedar supaya tahu saja kayak apa suasananya. Sesekali tangan Rosi memegang tangan saya dan mengayun-ayunkannya. Musik bener-benr hingar-bingar. Lampu berkelap-kelip, dan kaki-kaki menghentak di lantai disko. Sesekali Rosi menuju meja untuk minum.

    Menjelang pukul 22.00 sebagian teman Rosi pulang. Saya segera mengajak Rosi pulang juga. “Bentar dong Mas Andy, please,” kata Rosi. Astaga. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. “Heh. Kamu minum apa? Gila kamu. Sudah ayo pulang.” Segera saya gelandang dia. “Yee Mas Andy gitu deh.” Dia merajuk tapi saya tak peduli. Ruangan ini mulai menjemukan saya. “Udah dulu ya bro, sis. Satpam ngajakin pulang neh.” “Satpam-mu itu.” Saya menjitak lembut kepala Rosi. Rosi memang minum alkohol. Tak tahu apa yang diminumnya tadi. Dia pun terlihat sempoyongan. Saya jadi cemas. Takut nanti kena marah mertua. Disuruh jagain kok tidak bisa. Tapi ada senangnya juga sih. Rosi jadi lebih sering memeluk lengan saya supaya tidak sempoyongn.

    Kami menuju tempat parkir untuk mengambil motor. Saya bantu Rosi mengenakan jaket yang kami tinggal di motor. Saya bantu dia mengancing resluitingnya. Berdesir darah saya ketika sedikit tersentuk bukit di dadanya. “Hayoo, nakal lagi,” katanya. “Hus. Nggak sengaja juga.” “Sengaja nggak pa-pa kok Mas.” Omongan Rosi makin ngaco. Dia tarik ke bawah resluitingnya. Dan sebelum saya berkomentar dia sudah berkata, “Masih gerah. Ntar kalau dingin Rosi kancingin deh.” Segera mesin kunyalakan, dan motor melaju meninggalkan diskotik SO.

    Sungguh menyenangkan. Rosi yang setengah mabuk ini seakan merebahkan badannya di punggung saya. Kedua tangannya memeluk erat perut saya. Jangan tanya bagaimana birahi saya. Penis saya menegang sejak tadi. Dagu Rosu disadarkan ke pundak saya. Lembut nafasnya sesekali menyapu telinga saya. Saya perlambat laju motor. Benar-benar saya ingin menikmati. Lalu saya seperti merasa Rosi mencium pipi saya. Saya ingin memastikan dengan menoleh. Ternyata memang dia baru saja mencium pipi saya. Bahkan selanjutnya dia mengecup pipi saya. Saya kira dia benar-benar mabuk.

    “Mas Andy, Rosi pengin pacaran dulu,” katanya mengejutkan saya. “Pacaran sama Mas Andy? Gila kamu ya.” Penis saya makin kencang. “Mau enggak?” “Kamu mabuk ya?” Dia tak menjawab. Hanya pelukannya tambah erat. “Mas..” “Hmm” “Mas masih suka coli?” “Hus. Napa sih?” “Pengen tahu aja. Mbak Yeni nggak mau melayani ya?” “Tahu apa kamu ini.” Saya sedikit berteriak. Saya kaget sendiri. Entah kenapa saya tidak suka dia omong begitu, Mungkin reflek saja karena saya dipermalukan. “Sorry. Gitu aja marah.” Rosi kembali mencium pipi saya. Bahkan dia tempelkan terus bibirnya di pipi saya, sedikit di bawah telinga. “Saya horny Ros.” “Kapan? Sekarang? Ahh masak. Belum juga diapa-apain”

    Saya raih tangannya dan saya taruh di penis saya yang menyodok celana saya. Terperanjat dia. Tapi diam saja. Tangannya merasakan sesuatu bergerak-gerak di balik celana saya. “Pacaran ama Rosi mau nggak?” kata Rosi. Aroma alkohol benar-benar menyengat. “Di mana? Lagian udah malam. Nanti Ibu marah kalau kita pulang kemalaman.” “Kalau ama Mas Andy dijamin Ibu gak marah.” “Sok tahu.” “Bener. Ayuk deh. Ke taman aja. Tuh deket SMA I ajak. Asyik lagi. Bentar aja.” Tanpa menunggu perintah, motor saya arahkan ke Taman KB di seberang SMU I. Taman ini memang arena asyik bagi mereka yang seang berpacaran. Meski di sekitarnya lalu lintas ramai, tapi karena gelap, yaa tetap enak buat berpacaran. Kami mencari bangku kosong di taman. Sudah agak sepi jadi agak mudah mencarinya. Biasanya cukup ramai sehingga banyak yang berpacaran di rumputan. Begitu duduk. Langsung saja Rosi merebahkan kepalanya di dada saya. Saya tak mengira anak ini akan begini agresif. Atau karena pengaruh alkohol makin kuat? Entahlah. Kami melepas jaket dan menaruhnya di dekat bangku.

    “Kamu kan belum punya pacar, kok sudah segini berani Ros?” tanya saya. “Enak aja belum punya pacar.” Dia protes. “Habis siapa pacar kamu?” Saya genggam tangannya. Dia mengelus-elus dada saya. “Yaa ini.” Dia membuka kancing kemeja saya. Saya makin yakin dia diracuni alkohol. Tapi apa peduli saya. Inilah saatnya. Saya kecup keningnya. Matanya. Hidung, pipi, lalu bibirnya. Dia tersentak, dan memberikan pipinya. Saya kembali mencari bibirnya. Saya kecup lagi perlahan. Dia diam. Saya kulum. Dia diam saja. Benarkah anak ini belum pernah berciuman bibir dengan cowok? “Kamu belum pernah melakukan ya?” kata saya. Dia tak menjawab. Saya cium lagi bibirnya. Saya julurkan lidah saya. Tangannya meremas pinggang saya. Saya hisap lidahnya, saya kulum. Tangan saya kini menjalar mencari  payudara. Dia menggelinjang tetapi membiarkan tangan saya menyusiup di antara celah BH-nya. Ketika saya menemukan bukit kenyal dan meremasnya, dia mengerang panjang. Kedua kakinya terjatuh dari bangku dan menendang-nendang rumputan. Saya buka kancing BH-nya yang terletak di bagian depan. Saya usap-usap lembut, ke kiri, lalu ke kanan. Saya remas, saya kili-kili. Dia mengaduh. Tangannya terus meremasi pinggang dan paha saya.

    “Mas Andy..” “Hmm” “Please.. Please.” Saya mengangsurkan muka saya menciumi bukit-bukit itu. Dia makin tak terkendali. Lalu, srrt srrt..srrt. Sesuatu keluar dari penis saya. Busyet. Masa saya ejakulasi? Tapi benar, mani saya telah keluar. Anehnya saya masih bernafsu. Tidak seperti ketika bersetubuh dengan Yeni. Begitu mani keluar, tubuh saya lemas, dan nafsu hilang. Saya juga masih merasakan penis saya sanggup menerima rangsangan. Saya masih menciumi payudara itu, menghisap puting, dan tangan saya mengelus paha, menyelinap di antara celap CD. Membelai bulu-bulu lembut. Menyibak, dan merasakan daging basah. Mulut Rosi terus mengaduh-aduh. Saya rasakan kemaluan saya digeggamnya. Diremas dengan kasar, sehingga terasa sakit. Saya perlu menggeser tempat duduk karena sakitnya. Agaknya dia tahu, dan melonggarkan cengkeramannya.

    Lalu dia membuka resluiting celana saya, merogoh isinya. Meremas kuat-kuat. Tapi dia berhenti sebentar. “Kok basah Mas?” tanyanya. Saya diam saja. “Ehh,ini yang disebut mani ya?” Sejenak situasi kacau. Ini anak malah ngajak diskusi sih. Dia cium penis saya tapi tidak sampai menempel. Kayaknya dia mencoba membaui. “Kok gini baunya ya? Emang kayak gini ya? “Heeh,” jawab saya lalu kembali memainkan kelaminnya. “Asin juga ya?” Dia mengocok penis saya dengan tangannya. “Pelan-pelan Ros. Enakan kamu ciumin deh,” kata saya.

    Tanpa perintah lanjutan Rosi mencium dan mengulum penis saya. Uhh, kasarnya minta ampun, Tidak ada enaknya. Jauhh dengan yang dilakukan Mbak Maya. Berkali-kai saya meminta dia untuk lebih pelan. Bahkan sesekali dia menggigit penis saya sampai saya tersentak. Akhirnya saya kembali ejakulasi. Bukan oleh mulutnya tapi karena kocokan tangannya. Setelah itu sunyi. Saya lemas. Saya benahi pakaian saya. Dia juga membenahi pakaiannya. Tampaknya dia telah terbebas dari pengaruh alkohol. Wajahnya yang belepotan mani dibersihkan dengan tissu. “Makasih pelajarannya ya Mas.” Dia mengecup pipi saya. “Tapi kamu janji jaga rahasia kan?” Saya ingin memastikan. “Iyaah. Emang mau cerita ama siapa? Bunuh diri?” “Siapa tahu. Pokoknya just for us! Nobody else may knows.” Dia mengangguk. Kami bersiap-siap pulang. Sepanjang perjalanan dia memeluk erat tubuh saya. Menggelendot manja. Dan pikiran waras saya mulai bekerja. Saya mulai dihinggapi kecemasan.

    “Ros..” “Yaa” “Kamu nggak jatuh cinta ama Mas Andy kan? Everyting just for sex kan?” “Tahu deh.” “Please Ros. Kita nggak boleh keterusan. Anggap saja tadi kita sedang mabuk.” Saya menghentikan motor. “Iya deh.” “Bener ya? Ingat, Mas Andy ini suami Mbak Yeni.” Dia mengangguk mengerti. “Makasih Ros.” Saya kembali menjalankan motor. “Apa yang terjadi malam ini, tidak usahlah terulang lagi,” kata saya. Saya benar-benar takut sekarang. Saya sadari, Rosi masih kanak-kanak. Masih labil. Dia amat manja. Bisa saja dia lepas kendali dan tak mengerti apa arti hubungan seks sesaat. Lalu saya dengar dia sesenggukan. Menangis. Untunglah dia menepati janji. Segalanya berjalan seperti yang saya harapkan. Saya tak berani lagi mengulangi, meskipun kesempatan selalu terbuka dan dibuka oleh Rosi. Saya benar-benar takut akibatnya. Saya tidak mau menhancurkan keluarga besar istri saya. Tak mau menghancurkan rumah tangga saya.

    Saya hanya menikmati Rosi di dalam bayangan. Ketika sedang onani atau ketika sedang bersetubuh dengan Yeni. Sesekali saja saya membayangkan Mbak Maya.

  • MBAK NANIK JANDA SEKSI

    MBAK NANIK JANDA SEKSI


    879 views

    Cerita Sex ini berjudulMBAK NANIK JANDA SEKSICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sebelumnya saya perkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Rahmat (samaran), usia saya saat ini adalah 37 tahun. Kejadian ini adalah kisah nyata hidup saya yg terjadi sepuluh tahun yg lalu, jadi saat itu usia saya baru sekitar 27 tahun.

    Sebelum saya ceritakan pengalaman sex saya dengan Mbak Nanik, perlu saya sampaikan juga bahwa (mungkin) saya mengidap suatu kelainan, yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yg usianya sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tdk terlalu menolak dengan wanita yg usianya dibawah saya.

    Hampir semua (tapi tdk 100%), pacarpacar saya ataupun temanteman kencan saya biasanya memiliki usia sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda dari saya lima tahun.

    Saya menyukai wanita yg lebih tua, karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda, saya akan semakin menikmati permainanpermainannya dengan baik. Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Adit (nama samaran).

    Saya berkawan dan bersahabat dengan dia sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Adit sudah seperti kakak beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yg ke rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Adit ini anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia berumur 15 tahun.

    Adit ini mempunyai ibu, namanya Nanik. Meskipun Mbak Nanik ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tdk tahu kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikutikutan ibu saya).

    Karena saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Nanik, maka Mbak Nanik menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Nanik tdk merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.

    Apabila selesai mandi, dan keluar dari kamar mandi, Mbak Nanik tanpa malumalu jalan di hadapan saya hanya dengan melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat kemolekan tubuhnya. Situs Judi Slots

    Warna kulitnya yg kuning bersih, dengan bentuk pantat yg bulat dan sintal, serta sepasang lengan yg indah dengan bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh Mbak Nanik.

    Hubungan dengan Adit tetap baik, meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Nanik juga tetap tdk berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali, saya selalu sempatkan main ke rumah Adit.

    Setelah kematian suaminya, Mbak Nanik selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda. Meskipun sebenarnya banyak lakilaki yg tertarik padanya, karena Mbak Nanik ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermakeup setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Nanik pada saat itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anakanaknya.

    Tetapi setelah 8 tahun menjanda, akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yg meskipun kaya raya tetapi sakitsakitan (Mbak Nanik mau menikah dengan dia karena alasan ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun, karena suaminya yg baru ini akhirnya juga meninggal.

    Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya dengan Mbak Nanik semakin menggebu. Tubuh yg seksi, pantat yg padat, dan betis yg kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya. Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Nanik, pada saat ngobrol dengan Adit dankebetulan Mbak Nanik lewat.

    Apalagi kalau sedang ngobrol dengan Adit dan Mbak Nanik ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan sering saya sengaja main ke rumah Adit, dimana pada saat Adit tdk ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan Mbak Nanik.

    Meskipun keinginan untuk bercinta dengan Mbak Nanik selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut kalau nanti Mbak Nanik menolak untuk diajak bercinta.

    Tetapi kalau kemauan sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan. Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika suatu sore MBak Nanik minta tolong saya untuk mengantarkan melihat komplek perumahan yg baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.

    Kami berdua berangkat dengan memakai mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi, tdk ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkelilingkeliling dengan berjalan kaki melihatlihat rumahrumah yg baru dibangun. Saya ajak Mbak Nanik masuk ke salah satu rumah yg sedang dibangun, yg tentunya masih kosong, kami melihatlihat ke dalamnya.

    Kami berjalan berdampingan, dan setelah masuk ke salah satu rumah yg sedang dibangun. Dengan tibatiba saya dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu tdk menentu, antara senang, takut kalaukalau dia marah dan menampar saya, danperasaan birahi yg sudah sangat menggebu. Tetapi syukur, ternyata dia hanya tersenyum memandang saya. Melihat tdk ada penolakan yg berarti, saya mulai berani untuk mencium pipinya, lagilagi dia hanya tersenyum malu sambil purapura menjauhkan diri dan sambil berkata,

    Ach.. Rahmat ini adaada saja..

    Saya berkata,

    Mbak Nanik marah yaa..?

    Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.

    Melihat bahasa tubuh yg menunjukkan lampu Hijau, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yg tipis, mungil dan berkilat oleh lipstick yg selalu menghiasi bibirnya. Sambil saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Nanik.

    Saya cium bibirnya, Uhhmm.. dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.

    Ternyata tanpa diduga, Mbak Nanik membalas ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yg sangat bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menarinari. Kedua tangan saya sudah mencari sasaransasaran yg sensitif. Bukit kembarnya yg mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi sasaran kedua tangan saya.

    Kedua bukit kembar ini sudah lama kuidamidamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak Nanik semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yg mungil turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam. Menikmati rangsangan kenikmatan yg sudah lama tdk dia rasakan.

    Uchmm.. mm.. mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.

    Kedua tanganku saya dekapkan ke pantatnya yg bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat, seiring dengan lenguhan bibirnya yg semakin panjang, Situs Judi Slots
    Uuucchmm.. mm.

    Batang kejantanan yg tegang sejak berangkat dari rumahnya Mbak Nanik, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh Mbak Nanik yg bergoyanggoyang. Rasa nikmat menjalar dari batang kejantananku mengalir naik ke ubunubun. Ciumanku terus turun setelah beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya. Kedua BHnya yg berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yg langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Nanik.

    Karena tubuh Mbak Nanik agak kecil, saya agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yg sudah mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yg mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak Nanik semakin memburu.

    Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya,

    Udach acch Rahmati.. jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan.. sambil berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
    Sebentar Mmmbbak..! jawab saya dengan mulut tdk bergeser dari susunya.
    Rahmat, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat.. suranya terputusputus karena tersengal oleh nafasnya yg memburu.
    Oke dech Mbak Nanik, tapi Mbak Nanik harus janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..? tanyaku sambil masih mendekap dengan erat tubuh Mbak Nanik.

    Besok pagi saja di rumahku jam 10. Karena kalau pagi rumahku sepi.
    Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.
    Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..! pinta Mbak Nanik manja sambil mencubit hidungku.
    Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu uang muka untuk besok pagi. sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.

    Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.

    Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Nanik, tetapi suasana dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai seorang tante dengan keponakannya, tapi sekarang sudah berubah menjadi perjalanan seorang tante dengan keenakannya.

    Selama perjalanan, Mbak Nanik menggoda saya,

    Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Rahmat itu orangnya alim, tapi ternyata..
    Ternyata enak khan..? goda saya sambil mencubit dagunya yg menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
    Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..? kata Mbak Nanik menggoda.
    Iya kalau dari dulu, vagina Mbak Nanik mungkin tdk karatan ya..? balasku menggoda.
    Emangnya besi tua..! jawab Mbak Nanik bersungut.
    Bukan besi tua, tapi besi pusaka. jawab saya.

    Selama perjalanan, tangan Mbak Nanik tdk hentihentinya selalu meremas tangan saya yg sebelah kiri (sebelah kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan diremasremas oleh Mbak Nanik.

    Mbak.., jangan tanganku aja donk yg diremasremas..! pinta saya dengan manja.
    Lha yg mana lagi yg minta diremas..?
    Ya yg nggak ada tulangnya donk yg diremas.
    Dasar anak nakal. Mbak Nanik tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yg masih tegang belum tersalurkan.

    Ternyata Mbak Nanik tdk hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.

    Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkansungkan, anggap aja milik sendiri. goda saya sambil tersenyum.
    Terus minta diapakan lagi..? pancing Mbak Nanik.
    Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh. jawab saya.
    Emangnya nggak kelihatan orang..? tanyanya ragu.
    Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.

    Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Nanik sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Nanik dapat leluasa mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan diciuminya, akhirnya bibirnya yg mungil mengulum dan menjilatinya. Terasa mendapat aliran listrik yg menggetarkan ketika lidah Mbak Nanik menjilati kepala rudal saya. Dan terasa hangat dan basah ketika mulutnya mengulum batang kejantanan saya yg semakin menegang. Dua perasaan yg penuh sensasi bergantiganti saya rasakan. Antara getaran karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki terasa tegang, dan pantat saya tdk terasa terangkat karena sensasi yg ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Nanik yg ternyata sangat ahli.

    Untuk menghindari konsentrasi yg terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi, sehingga kami berdua tdk merasa terganggu untuk melanjutkan permainan di dalam mobil.

    Mbak Nanik mengulum kemaluan saya dengan semangat. Kepalanya terlihat turun naikturun naik yg terkadang cepat, terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Nanik naikturun mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yg naik turun akibat rasa sensasi yg luar biasa. Untuk mengimbangi permainannya, pantat Mbak Nanik yg terlihat nungging, saya remas dengan tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Nanik, saya remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan. Situs Judi Slots

    Resluiting rok bawahnya yg ada di pantat, mulai saya buka, terlihat CDnya yg berwarna merah muda. Saya masukkan tangan kiri ke dalam CDnya dan meremas dengan gemas pantatnya yg padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah.

    Saya belaibelai bibir luar kewanitaannya dan akhirnya saya belaibelai klitnya. Merasa klitnya tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Nanik semakin dinaikkan, dan terasa tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan saya masih meremasremas susunya yg semakin tegak. Melihat perpaduan antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi semakin maracau.

    Pantat kami semakin naik turun. Erangan kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami. Tibatiba Mbak Nanik melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yg sudah bertahuntahun tdk dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta gantian agar kewanitaannya dijilati.

    Saya singkapkan roknya, dan Mbak Nanik dengan tergesagesa melepaskan sendiri CDnya, seakan tdk sabar dan tdk ingin ada waktu luang yg terputus. Kedua kakinya sudah ditelentangkan, kemaluannya yg mungil dengan bulubulu halus dan terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya terlebih dahulu. Dia meremasremas rambut saya. Kedua kakinya mengejangngejang dan bergerakgerak tdk terkontrol. Pantatnya digerakgerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Nanik sudah sangat penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.

    Harumnya yg khas kemaluan wanita semakin merangsang saya. Remasanremasan di kepala saya semakin kuat. Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan keluar dari mulutnya.

    Uuuhh.. uhh.. uughh..! terus menerus keluar dari mulutnya.

    Kepalanya selalu bergoyanggoyang ke kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang keperkasaan saya dan akhirnya meremasremas dan mengocoknya. Tangan yg lembut dengan kocokan dan remasan yg halus, memijatmijat batang kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan milik saya.

    Lidah saya berputarputar di klitorisnya, usapanusapan lidah di dinding vagina, terkadang saya selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia semakin marancu,

    Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii bannget..! Uuff ggllii..

    Dan secara tibatiba kedua tangannya mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik diikuti dengan getaran tubuh yg hebat sambil mengerang,

    Uuugghhff Raaahhhmaaattt.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..

    Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.

    Rrraahhmatt.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai. suara Mbak Nanik sambil nafasnya masih memburu.

    Dia membungkuk di pangkuan saya, saya telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir yg manis dan mungil kembali mengocokngocok rudal saya. Lidahnya dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yg tadi sempat terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku terangkat, tangan saya meremasremas kedua pipinya.

    Aliran listrik menjalar dari kepala kejantanan saya, naik ke ubunubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut kembali lagi bersamasama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersamasama dengan cairan putih dan kental ke mulut Mbak Nanik, ke bibir Mbak Nanik, ke hidungnya dan ke pipinya, banyak sekali.

    Seakanakan habis sudah cairan yg ada di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk menenangkan emosi kami.

    Kami berdua telentang di jok kami masingmasing, dengan kemaluan kami yg masih terbuka. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Mbak Nanik meremas tangan kiriku, saya tdk tahu apa artinya, apakah ucapan terima kasih, pujian ataukah janji untuk mengulangi lagi apa yg telah kami lakukan.

    Setelah istirahat sejenak, Mbak Nanik mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yg belepotan di perutku dan kemaluan saya. Mbak Nanik memmbersihkannya dengan mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal saya.

    Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..? kataku bercanda.
    Coba aja kalau berani, siapa takut..! jawabnya sambil menirukan iklan di TV. Situs Judi Slots

    Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CDnya, merapihkan rok, blus dan BHnya yg kusut. Sementara saya juga merapihkan kembali celana saya.

    Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.

    Mbak.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi. saya mengingatkan.
    Pasti donk, mana sih yg nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung. canda dia.
    Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Mbak..? godaku.
    Pasti enak kok kalau udah lama. jawab dia.

    Setelah kami semua rapih, Mbak Nanik aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri saya untuk mendekap dia dan tangan kanan saya untuk pegang stir.

    Sesampainya di rumah MBak Nanik, cuaca masih gerimis. Mbak Nanik menawarkan untuk mampir sebentar di rumah.

    Mat, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu. ajak Mbak Nanik.
    Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?

    Sampai di dalam rumah Mbak Nanik, ternyata Adit tdk ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Nanik, katanya Adit hari ini tdk pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.

    Mat, ternyata Adit malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Adit. pinta Mbak Nanik sambil senyum penuh arti.

    Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Nanik.

    Nggak mau kalau tidur di kamar Adit, aku takut sendirian. godaku.
    Emangnya takut sama siapa..?
    Ya takut kalau Mbak Nanik nanti nggak nyusul ke kamarku.
    Ssstt..! Jangan keraskeras, nanti ada yg denger. Mbak Nanik cemberut, takut kalau ada yg dengar.
    Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Adit, kalau nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..! saya purapura merajuk.
    Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak saya kunci kamarku. bisik Mbak Nanik pelan.
    Siip dach..! aku ceria dan langsung pergi mandi.

    Habis mandi, badan saya terasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, purapura tidur. Tetapi di dalam kamar saya membayangkan apa yg akan saya lakukan nanti setelah berada di kamar Mbak Nanik. Saya akan bercinta dengan orang yg sudah bertahuntahun saya idamkan.

    Jam di kamar saya menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tdk terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kirakira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yg terakhir nonton TV setelah acara Srimulat yg merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya keluar purapura pergi ke kamar mandi. setelah benarbenar sepi, saya mengendapendap masuk ke kamar Mbak Nanik.

    Lampu di kamar Mbak Nanik remangremang. Mbak Nanik tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yg semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Nanik. Tubuh Mbak Nanik yg mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tdk sabar saya dekap tubuh Mbak Nanik yg sedang telentang bagaikan landasan yg sedang menunggu pesawatnya mendarat. baca juga cerita sex lainya di Judi Online

    Mbak Nanik saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik,

    Sudah nggak sabar ya..?
    Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali.. Situs Judi Slots

    Saya cium belakang telinganya yg mungil dan ranum, kemudian ciuman saya bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yg mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Nanik mendekap erat di leher saya. Tangan saya yg kiri saya letakkan di bawah kepala Mbak Nanik untuk merangkulnya.

    Sedangkan tangan kanan saya gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya gunakan untuk meremasremas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Nanik sudah tdk memakai BH lagi.

    Eranganerangan lembut Mbak Nanik mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerakgerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasanremasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yg cukup baik, karena kekenyalan susu Mbak Nanik kelihatan semakin bertambah.

    Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya saya gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Nanik juga sudah tdk memakai CD, sehingga kemaluannya yg bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.

    Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluasluasnya tangan saya untuk membelaibelai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, kemudian saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yg sudah mengacung. Ketika lidah saya menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Nanik kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.

    Uuuccghh.. Rahmaatt..!

    Tali daster yg menggantung di pundaknya, saya pelorotkan sehingga menyembullah kedua bukit kembarnya yg kenyal, dengan kedua putingnya yg sudah mengacung dan tegang. Saya ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan saya secara bersamaan membelaibelai kedua selangkangannya, yg terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya. Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya.

    Jari tengah saya gunakan untuk mebelaibelai bibir luar kemaluannya yg sudah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Nanik semakin menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah.

    Lidahku masih menarinari di kedua putingnya yg semakin keras, jilatan lidah saya memberikan sensasi yg kuat bagi Mbak Nanik. Terbukti dia semakin erat meremas rambut saya, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.

    Uuuccgghh.. Rahhmmaaattt.. uugghh.. eennaaggkk..

    Saya jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan saya.

    Setelah saya puas menciumi susunya, ciuman saya geser ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Nanik sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus saya geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, kemudian ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yg lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Nanik menggelinjanggelinjang. Saya buka bibir kemaluannya yg merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, terkadang saya hisap klitorisnya.

    Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Nanik menjambak rambut saya. Kepalanya menggelenggeleng, dengan dada yg dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya semakin tdk karuan,

    Uuuccgghh.. Rahmaaattt.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..

    Cairan yg keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yg keluar dari mulut Mbak Nanik semakin kacau. Gerakangerakan tubuh, kaki dan gelengangelengan kepala Mbak Nanik semakin kencang. Dadanya tibatiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala saya.

    Saya mengerti kalau saat ini detikdetik orgasme akan segera melanda Mbak Nanik. Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Nanik, maka kedua putingnya saya usapusap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tibatiba,

    Aaauughh.. Rahmaaatttt aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!

    Saya tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengahengah, Mbak Nanik bangun dan duduk.

    Ayo Rahmat.., gantian kamu tidur aja telentang..! kata Mbak Nanik sambil menidurkan saya telentang.

    Gantian Mbak Nanik telungkup di samping saya. Tangannya yg lembut sudah mulai mengeluselus batang kemaluan saya yg sudah sangat tegang. Mulutnya yg mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Saya merasa sedikit kegelian ketika dicium puting saya. Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya saya rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal saya. Situs Judi Slots

    Ternyata Mbak Nanik mulai mengocok dan mengulum kejantanan saya. Mbak Nanik mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal saya.

    Kepala kemaluan saya dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yg lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki saya terasa ada getaran listrik yg menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh saya. Kepala Mbak Nanik yg naik turun mengocok kejantanan saya yg saya bantu pegangi dengan kedua tangan.

    Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremasremas seluruh batang keperkasaan saya. Seluruh poripori tubuh saya seakan bergetar dan bergolak. Getarangetaran yg menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan saya.

    Getarangetaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan saya menjadi seolah tanggul yg menahan air gejolak. Lamalama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tibatiba saya menjerit.

    Mmmbbakk Naaanniikkk.. aaggkkuu kkelluuaarr..!

    Mendengar saya mengerang mau keluar, mulut Mbak Nanik tdk mau melepaskan batang kejantanan saya, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Mbak Nanik menyedotnyedot cairan yg keluar dari rudal saya dengan lahapnya, seakan tdk boleh ada yg tersisa. Batang kemaluan saya dihisaphisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Nanik sangat ahli dalam permainan oral.

    Nafas saya sedikit tersengal, badan sedikit lemas, karena seakanakan semua cairan yg ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Mbak Nanik. Mbak Nanik tersenyum puas sambil menggoda,

    Gimana rasanya..?
    Waduh.., Mbak luar biasa.. jawabku sambil masih terengahengah.
    Nggak kalahkan dengan yg muda..? kata Mbak Nanik dengan berbangga.
    Yaa jelas yg lebih pengalaman donk yg lebih nikmat.

    Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Nanik memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerakgerak di perut, di paha dan di selangkangan saya, membuat rasa geli di sekujur tubuh.

    Tangannya kembali meremasremasbatang kemaluan saya. Karena masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan saya langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat batang keperksaan saya dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Mbak Nanik kelihatan berseriseri.

    Sambil tangannya tetap mengocoknya, kami saling berciuman. Bibir Mbak Nanik yg mungil memang sangat merangsang semua lakilaki yg melihatnya. Ciuman yg lembut dengan usapanusapan tangan saya ke arah putingnya, membuat birahi Mbak Nanik juga cepat naik. Putingnya seakanakan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Nanik disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerakgerak, pertanda birahinya menggebugebu.

    Saya usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Nanik sudah sangat basah.

    Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya.., pikir saya dalam hati.

    Mbak Nanik menariknarik punggung saya, seakanakan memberi kode agar senjata rudal saya segera dimasukkan ke sarangnya yg sudah lama tdk dikunjungi burung pusaka.

    Ayo dong Mat..! Cepetan, Mbak sudah nggak tahan nich..!

    Alat vital saya sudah semakin tegang, dan saya sudah tdk sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Nanik yg mungil. Saya sapukan perlahanlahan kepala kejantanan saya di bibir kewanitaannya. Kelihatan sekali kalau Mbak Nanik menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yg baru pertama kali main senggama. Setelah menyapukan kepala rudal saya beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya saya masukkan burung saya ke sarangnya dengan sangat perlahan.

    Kedua tangan Mbak Nanik meremas pundak saya. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Nanik sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan saya ke liang senggamanya.

    Lenguhan lega terdengar ketika kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Saya diamkan beberapa saat rudal saya terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Mbak Nanik merasakan rudal kenikmatan dengan baik.

    Saya pompakan batang kejantanan saya ke liang senggama Mbak Nanik dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang batang kejantanan saya, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan saya sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Mbak Nanik merancau tdk karuan. Setiap kali tusukan saya penuh sampai ujung, saya kocokkocokkan kejantanan saya beberapa lama, akhirnya saya rasakan kaki Mbak Nanik melingkar kuat di pinggang saya.

    Kedua tangannya mencengkram punggung saya, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang,

    Aaacchh.. aauugghh.. Rahhmmaattt.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!

    Batang kemaluan saya terasa sangat basah dan dicengkram sangat kuat. Merasakan remasanremasan pada rudal saya yg sangat kuat, membuat pertahann saya juga seakan makin jebol dan akhirnya,

    Ccrreet.. creet.. crrettt..! saya juga keluar.

    Setelah permainan itu, saya sering melakukan hubungan seks berkalikali, bisa seminggu dua kali saya melakukan hubungan seks dengan Mbak Nanik. Ternyata nafsu seks Mbak Nanik cukup besar, kalau satu minggu saya tdk bermain seks dengan Mbak Nanik, pasti Mbak Nanik akan main ke rumah, ataupun setelah bekerja, dia akan menelpon saya di kantor untuk meminta jatah.

    Saya melakukan hubungan seks dengan Mbak Nanik bisa dimana saja, asal tempatnya memungkinkan. Baik di rumah saya, di rumah dia, di hotel, di mobil, di garasi, di kamar mandi sambil berendam di bathtub, di dapur sambil berdiri, bahkan aku pernah bermain seks di atas kap mesin mobil saya. Ternyata berhubungan seks itu kalau dengan perasaan agak takut dan terkadang tergesagesa, memberikan pengalaman tersendiri yg cukup mengasyikkan. Situs Judi Slots

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mbak Titin Janda Beranak Satu

    Mbak Titin Janda Beranak Satu


    1591 views

    Cerita Sex ini berjudulMbak Titin Janda Beranak SatuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Bermula ketika saya tiba diterminal bis di kota Bandung pukul 2 siang, meskipun bis Bandung – Jogja yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.

    ”Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.

    “Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Titin dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya

    “Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.

    “Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.

    “Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”

    “Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.

    “Ya, tapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.

    “Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.

    “Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu.

    Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari..

    Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur.

    Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.

    “Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.

    “Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.

    “Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.

    Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum.

    Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.

    “Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.

    “Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.

    Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun…

    “Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi.

    “Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku. Solaire99

    “Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”

    “Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”

    Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.

    Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.

    “Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?”

    “Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku

    “Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.

    Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.

    Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..

    “Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin

    “Seger Om…. Om mau mandi??”Belum sempat ku jawab…..

    “Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.

    Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi.

    Aku kanget bukan kepalang..

    “Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah ‘on fire’

    “Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh.

    Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.

    “Jangan panggil Mbak dong. Titin aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on fire’.

    Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.

    “Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.

    Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang….

    “Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.
    15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.

    “Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..

    Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat.

    Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi.

    “Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan.

    Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.

    Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris.

    “Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu.

    Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya.

    “Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.

    Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.

    “Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.

    Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.

    Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya..

    “Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Titin terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.

    Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin…

    “Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..

    Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi.

    Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin.

    Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.

    “Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya .

    Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin…

    “Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya.

    Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.

    “Nikk… matt… say..” hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin.

    Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.

    Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur.

    “Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi.

    20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.

    Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..

    Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus.

    “Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…

    Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’.

    Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.

    “Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.

    “Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.

    Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.

    Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.

    Ketika tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.

    “Aahhh…. mas…” erangnya manja.

    Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..

    “Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”

    Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu.

    Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas..

    Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..

    25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang..

    “Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”

    Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle..

    Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.

    “Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..

    “Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu..

    “Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Titin.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia saksikan..

    Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..


    “Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu.

    “Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.

    30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.

    “Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini…

    “Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di vaginanya..

    Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.

    “Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya.

    Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..

    “Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..

    Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..

    Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..

    Begitulah kisah seks ku dengan Titin, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Meki Tante Seperti Perawan

    Meki Tante Seperti Perawan


    835 views

    Cerita Sex ini berjudulMeki Tante Seperti PerawanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Kembang tebu seng mabur kanginan… saksi bisu seng dadi kenangan… sepenggal lirik lagu berjudu Dalan Anyar karya Didi Kempot ini Mengawali cerita kali ini. Sore2 syahdu di bercampur rintik air hujan.

    Dibesarkan dalam keluarga kaya raya memang luar biasa indah , apa saja yg diimpikan pasti menjadi kenyataan. Uang mengalir seperti air terjun. Barang-barang yg berharga dari luar dan dalam negeri menjadi sampah di tubuhku, dari segi pakaian, sepatu dan sebagainya sudah tak mampu aqu sebutkan satu persatu.

    Tetapi hanya satu yg susah untuk aqu dapatkan meskipun dibayar dgn ribuan dollar di campakkan ke ribanya sekalipun terlalu susah untuk aqu mendapatkannya. Kasih sayg.. Satu ungkapan yg mudah tetapi terlalu susah untuk aqu merasakan harga sebuah kasih sayg dari Papa dan Mama.

    Apa yg mereka tahu hanyalah, dgn lambakan wang rupiah, aqu akan merasa bahagia. Setiap hari Papa dan Mama akan hilang pada awal pagi dan pulangnya sehingga lewat malam, kadang-kadang tak pulang sampai seminggu lamanya. Selama ini aqu hanya dibelai dan diberikan kasih sayg hanyalah dari orang bayaranku.

    Kak Dyah merupakan orang ketiga yg menjaga aqu, selepas orang bayaran lamaqu berhenti. Selepas kematian suaminya, Kak Dyah terpaksa mencari nafkah sendiri untuk meneruskan hidupnya.

    Hasil perkahwinan dgn suaminya Kak Dyah sudah dikurniakan 2 orang putra, Hairul Amri 6 tahun dan Atikah 10 tahun. Melihatkan kesusahannya, Papaqu sudah mengizinkannya untuk tinggal di rumahku.

    Kak Dyah tidaklah terlalu tua, usianya baru mencecah 35 tahun. Melihat pada bentuk tubuhnya yg cantik dan mempunyai buah dada yg sedikit besar pasti orang menjangka usianya sekitar 30 tahun.

    Segala urusan makan dan minumku Kak Dyah yg menguruskannya. Tugas Kak Dyah sedikit mudah karena di rumahku hanya tinggal adik bungsuku yg baru berusia 5 tahun. Apabila kami semua keluar bekerja, tinggallah Kak Dyah dgn adikku sahaja di rumah sementara anak-anaknya sudah keluar bersekolah.

    Suatu pagi, bangun dari tidur terasa tubuhku begitu sakit urat sarafnya dan kepalaqu terasa begitu berat bagaikan ada batu yg menghempapnya. Aqu paksakan tubuhku keluar dari kamar mencari Mamaqu dgn alasan dapatlah ia menghantar aqu ke klinik.

    “Maa.. Maa..” jeritanku memecahkan kesunyian pagi.
    “Ada apa Zack? Mamamu tiada karena pagi-pagi lagi ia sudah keluar” celah Kak Dyah.
    “Papa mana kak, sunyi aje rumah ni?” tanyaqu sembari melilau mataqu mencari sesuatu.
    “Papamu tak balik semalam karena ada kerja luar, 2 hari lagi baru balik dan Haiqal mengikut Mamanya keluar pagi tadi, katanya mahu membeli barang.” jelas Kak Dyah.

    Kepalaqu terasa berdenyut-denyut dan daya imbanganku kian pudar, tubuhku terhoyong-hayg mencari kerusi. Tetapi tak sempat sampai, aqu terasa tubuhku rebah ke lantai. Untunglah Kak Dyah sempat menyambutku tetapi aqu sudah tak berdaya lagi untuk membuka mata.

    Sadar-sadar terasa begitu sejuk seluruh tubuhku, hawa dingin dari alat penghawa dingin kurasakan terus meresap ke kulitku. Aqu lihat diriku sudah berada di atas kasur di dalam kamarku kembali. Tetapi aqu merasakan seperti ada benda merayap-rayap di kakiku.

    Aqu cuba mengangkat kepala untuk melihat, tersentak dgn itu juga aqu menyandar kembali. Aqu mengeluh perlahan, mahu tak tersentak bila melihat tubuhku tanpa seurat benang dan Kak Dyah sedang asyik menjilat-jilat pahaku dan tangannya terus mengusap-ngusap gagangku yg masih terkulai layu.

    Aqu lihat Kak Dyah seperti seekor singa yg kehausan, habis seluruh gagangku di kulumnya. Melihatkan tubuh Kak Dyah yg dari tadinya sudah menanggalkan seluruh pakaiannya, nafsuku mulai teransang memandang dua buah betik yg tergantung pejal di dadanya. Begitu juga dgn bulu rambut kemaluannya yg menumbuh halus, menampakkan lubang kemaluannya yg tembam.

    “Ehemm.. Arghh..” tak dapat aqu menahan kesedapan.

    Kak Dyah masih memain-mainkan lidahnya ke lubang kencingku dan sesekali ia menjilat dan mengulum biji telurku. Terasa sesak nafasku menahan kenikmatan bila gagangku di masukkan terus ke dalam mulutnya.

    Cloopp.. Claapp gagang berbunyi.

    Daripada bawah Kak Dyah terus menaikkan lidahnya menjilat pusatku dan terus ke puting tetekku yg semakin mengeras bila giginya menggigit manja putingku. Tubuhku terasa hangat bila buah dadanya bergesel lembut di tubuhku. Pening di kepalaqu semakin hilang bila di kerjakan Kak Dyah.

    Aqu sudah tak tahan lagi bila dikerjakan sebegini tetapi niatku terbantut untuk bangun bila kurasakan tanganku diikat pada penjuru katilku. Aqu lihat Kak Dyah hanya tersenyum manja menampakkan barisan gigi putihnya yg tersusun rapi.

    “Kak, tak bestlah macam ni” aqu melepaskan keluhan.

    Tetapi Kak Dyah tak menjawap sebaliknya ia terus merangkul bibirku bertaut rapat dgn bibirnya. Aqu tak mampu bersuara sebaliknya terus memain-mainkan lidahku di mulutnya.

    “Hebat juga penangan janda sorang ni” kata aqu di dalam hati, mungkn lepaskan geram karena lama sudah tak dapat.

    Kak Dyah kemudiannya menjilat terus leherku dan terus memasukkan lidahnya ke lubang telingaqu. Gerakannya membuatkan aqu tak tahan kegelian apabila ia terus memain-mainkan lidahnya di lubang telingaqu. Kemudian ia jilat kembali gagangku sebelum ia menekan masuk gagangku ke lubang kemaluannya.

    Terasa sendat lubang kemaluannya, bila kepala taqukku mula mengelinap masuk lubang kemaluannya, mungkin karena sudah sedikit lama tak servis membuatkan lubangnya seperti anak dara rasanya. Teringat aqu akan kemaluan Julia yg padat sama seperti kemaluan Kak Dyah sewaktu aqu menikmatinya sewaktu di pulau dahulu.

    “Arghh sakitnya.. Sedapnya” rengekan Kak Dyah bila gagangku yg besar menusuki lubang kemaluannya.
    “Arggh.. Urghh” aqu juga menahan kenikmatan.
    “Wah.. Besar dan panjang gagangmu.. Tak sama dgn gagang arwah pakcikmu dulu” luahan Kak Dyah antara jelas dan tak jelas.

    Semakin lama semakin laju Kak Dyah turun dan naik di atas tubuhku bila terasa minyak pelincirnya sudah mula beroperasi, terasa semakin longgar lubang kemaluannya. Senak juga terasa perutku bila punggung Kak Dyah mendarat terus memasukkan seluruh gagangku. Kak Dyah terus memainkan peranannya dan sesekali ia mencium raqus bibirku.

    Aqu turut membantu Kak Dyah dgn mengangkat turun dan naik punggungku bagi merapatkan gagangku ke dalam kemaluannya. Aqu sudah tak tertahan lagi dikerjakan oleh janda seorang ni.

    Aqu rasakan ada cairan hangat mengalir keluar di gagangku dan satu hentakkan kuat menyenakkan perutku. Kak Dyah mengejang kepuasan sesudah sampai orgasmenya. Tetapi gagangku masih mencapai kepuasan yg sebenar, masih jauh lagi untukku sampai penamatnya.

    Aqu cuba menanggalkan ikatan tanganku dgn mulut dan akhirnya telerai jua ikatan yg menyeksakan batinku itu. Aqu lihat Kak Dyah masih lagi terlentang kepuasan dan aqu tak melepaskan peluang yg ada di depan mataqu. Kini giliranku pula untuk memainkan peranan. Aqu mencium kembali bibirnya yg masih kelembapan dan meramas-ramas lembut buah dadanya.

    “Ehemm.. Erghh” Kak Dyah mengerang kegelian bila lidahku mula memain-mainkan kemaluannya.

    Aqu lihat bibir mulut bawahnya masih penuh dgn lender-lendir pejal yg masih bertaqung di lubang kemaluannya. Aqu terus merasakan madu dari lubang kemaluan Kak Dyah sehingga kian kering airnya aqu menjilatnya.

    Lidahku terus menjilat dan memain-mainkan biji klitorisnya, terangkat-rangkat punggungnya menahan kelazatan dan kegelian. Melihatkan Kak Dyah yg sudah hilang kelesuan, aqu tanpa menunggu lama terus melancarkan serangan terhadap kemaluannya.

    Aqu tarik sedikit bahagian kaki terjuntai ke lantai dan ku kangkangkan pehanya agar memudahkan pelayaranku. Aqu halakan kepala taqukku ke lubangnya dan terasa kemutan Kak Dyah masih lagi bertenaga menelan gagangku.

    Tak susah untuk ku teluskan lubang kemaluannya karena salurannya masih licin terkena simbahan lava dari lubang keramatnya. Aqu menekan habis gagangku terus ke dalam lubangnya sehingga rapat telurku ke kemaluan Kak Dyah.

    “Arghh.. Ughh.. Sedapnya, lagi Zack.. Laju lagi..” Kak Dyah mengangkat-ngangkat punggungnya mengikut rentakku.

    Kini aqu tonggengkan pula punggungnya dan Kak Dyah hanya menurut sahaja kehendakku. Aqu benamkan lagi gagangku ke kemaluannya, aqu uli-uli punggungnya yg pejal itu. Aqu sorong, aqu tarik, aqu goyg-goygkan gagangku di dalam lubangnya hingga terasa dinding-dinding mengena kepala taqukku.

    Cloopp.. Claapp berbunyi lubang kemaluannya menahan asakanku.

    “Zack, akak sudah nak sampai ni” aqu terasa gagangku berdenyut-denyut menahan kemutan Kak Dyah.
    “Sedikit lagi kak, saya pun sudah nak orgasmes ni, kita sama-sama sampai ke perhentian”.
    “Cepat sikit, akak sudah tak tahan ni” rayu Kak Dyah menahan asakkanku.
    “Nak tembak kat mana ni kak?” aqu meminta kepastian.
    “Di dalam sahaja.. Akak sudah lama tak cuci dalam tu”
    “Arghh.. Urghh..” Croott.. Croott.. beberapa das tembakkanku tepat pada sasaran.
    “Kau memang hebat Zack, tak pernah aqu merasakan kenikmatan yg begitu sedap” mulutnya terus menyatu dgn bibirku.

    Terasa air hangat mengalir keluar di gagangku dan aqu masih membiarkan gagang terus layu di dalam lubang dalam kemaluannya. Aqu terus lena dipangkuan Kak Dyah. Tetapi Kak Dyah segera bangun membersihkan dirinya sebelum Mama dan adikku pulang.

    Aqu segera menelefon kantorku bahawa aqu tak dapat hadir karena kurang sihat. Segera aqu bangun dari katil bila melihat Kak Dyah masih berada di dalam kamar air.

    Aqu memeluk tubuh Kak Dyah dari belakang dan meramas-ramas buah dadanya, Kak Dyah merenggek kesedapan. Aqu mengambil sabun dan membantu mengabunkan seluruh tubuhnya. Bermula dari tubuhku kemudian aqu turun ke bawah, tetapi tanganku behenti di lubuk kenikmatannya dan memain-mainkan jariku ke dalam pusarnya.

    Kak Dyah sudah tak tahan terus menangkap gagangku dan memasukkan ke dalam lubang kemaluannya. Aqu juga perlu segera menghabiskan pelayaranku dgn segera karena taqut Mama dan adikku akan segera pulang. Sesudah hampir setengah jam bertukar-tukar posisi, akhirnya aqu segera melepaskan segala lavaqu ke dalam mulut Kak Dyah.

    Crott.. Croott.. Arghh.. tangan Kak Dyah terus memain-mainkan gagangku ke dalam mulutnya.
    Habis licin dijilatnya gagangku. Semenjak hari itu, aqu kini menjadi suami kedua kepada Kak Dyah dan kami akan melaqukannya bila ada peluang yg terhidang.

    Rahasiaqu bersama Kak Dyah terus tersimpan rapi hingga Kak Dyah berhenti dari rumahku karena pulang ke kampung menjaga ibunya yg sedang sakit dan tempat Kak Dyah kini sudah diambil oleh orang bayaran baruku . Ning Arti juga boleh tahan pukulan seksnya, mahu tercabut gagangku bila ia menyepit dan mengedut gagang di dalam kemaluannya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Melihat Toket Pembantu Baruku Yang Menggairahkan

    Melihat Toket Pembantu Baruku Yang Menggairahkan


    1267 views


    Perawanku – Hari Minggu siang ini aku sedang santai membaca buku John Perkins tentang the Convession of Economic Hitman, ketika aku mendengar suara mobil istriku berhenti didepan garasi. Suaranya yang nyaring itu, terdengar ketika ia memanggil pembatuku untuk membuka pintu garasi. Aku melongokkan kepalaku kearah garasi ketika dia masuk dengan membawa bebarap kantung belanjaan.

    “Inah, masukkan barang-barang ini ke kulkas segera ya..” perintahnya kepada pembantuku. Inah adalah pembantuku satu-satunya, setelah kemarin Warni minta ijin untuk berhenti karena mau dikawinkan oleh kedua orang tuanya.. Tak lama kemudian istriku datang menghampiriku yang sedang santai membaca sambil nonton acara TV.. “Pa ini pembantu baru yang gantiin si Warni, aku baru ambil dari yayasan di Depok. Namanya Siti pa,” jelas istriku.

    Dibelakangnya berjalan dengan kepala tertunduk si pembantu baru ini. Sosok tubuhnya cukup tinggi, dengan wajah yang mencerminkan gadis dari desa dan perawakan yang cukup bagus. Yang membuat aku agak memberikan perhatian lebih lama adalah bongkahan daging yang sangat menonjol didadanya itu. Aku memang gak bisa menahan diri, jika melihat buah dada yang membusung seperti itu. Wah enak nih kalau bisa meremas dan mengulum buah dada seperti ini, pikirku..

    “Umurnya baru 20 pa, tapi dia dah pengalaman jadi TKW ke Arab,” jelas istriku. “Ini bapak ya Ti, kamu mesthi layani Bapak dengan baik lho..” “Iya bu, saya akan lakukan,” jawabnya sambil tetap menundukkan kepalanya, sehingga membuatku lebih leluasa untuk mengamati tonjolan buah dadanya yang bulat itu. “Ya sudah sana,” kataku, “kamu bantu Inah di belakang. Yang penting kamu kerja yang baik.”

    “Iya pak, terima kasih saya boleh kerja disini..” sahutnya sambil membalikkan badan dan berjalan kearah dapur. Sempat aku perhatikan perawakannya dari belakang, ternyata dia punya pantat yang cukup bundaar dan sekal, paha dan betisnya sangat bagus bentuknya walau kulitnya tidak terlalu putih. Ini jenis body yang sangat membangkitkan selera nafsu birahiku. Tak terasa adikku sudah mulai bangun dan menggeliat ketika membayangkan pembantu baruku tanpa sehelai benang ditubuhnya.. Aaaargghh….!!!

    Pekerjaanku sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan membuatku lebih sering berada dirumah, dan mengerjakan segala sesuatunya dirumah. Aku keluar rumah ketika ada klien atau mitra yang harus kutemui, selebihnya aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan bermain bersama anak-anaku. Sehari-hari setelah mengantar anak-anakku kesekolah, aku kembali kerumah dan mulai mengerjakan tugas-tugasku .

    Aku sedang diruang kerjaku menulis analisa tentang perusahaan telekomunikasi A yang merupakan kompetitor dari klien utamaku, ketika Siti melewatiku dengan membawa peralatan pembersih, “Permisi pak, mau bersihin kamar dan kamar mandi Bapak..” jelasnya lirih sambil menundukkan kepalanya. Kupandangi wajahnya yang masih tetap menunduk, an kemudian turun kedadanya yang membusung, padat dan tegak.

    “Kamu umur berapa sih sekarang Ti?” tanyaku sambil tetap tidak melepaskan pandanganku dari dadanya. “Saya mau 21 tahun pak, tahun ini,” jawabnya sambil masih tetap menundukkan kepalanya. “Kamu dah kawin ya,” tebakku sambil bersuara agak tegas, walau ngakunya pada istriku masih gadis. “Jangan bohong kamu sama aku ya..” tegasku. Dia makin menundukkan kepalanya dan kemudian menjawab lemah, “Sudah pak, tapi jangan bilang ibu ya pak, saya sangat butuh banget kerjaan ini pak. Anak saya sangat perlu uang untuk beli susu dia pa..” “Ya sudah, sana.. Tapi kerja yang baik dan nurut disini ya, sama aku.. Jangan bantah..

    Tolong klosetnya jangan lupa kamu gosok yang bersih, ya Ti..” kataku, sambil tak lepas menatap dadanya yang nampak lebih membusung hari ini dengan kaus oblong putih yang agak kekecilan itu.. “Makasih pak, saya akan nurut bapak, tapi jangan bilang ibu ya pak..” pintanya lirih. He….he…he.. ada kartu truf ni buat aku untuk muasin sikecil yang sudah mulai tegak.. Oke untuk hari ini kamu aku biarkan lolos dari incaranku, sambil mulai memikirkan cara untuk dapat menikmati tubuhnya, terutama dadanya sang sangat tegak, padat dan sekal itu..

    Pagi itu aku sedang mengetik kerjaan didepan komputer ketika Siti lewat untuk membersihkan kamarku.. Hemmhh.. Masiih dengan kaus yang agak ketat, dadanya tampak sangat membusung dan menggairahkan.. “maaf pak mau bersihkan kamar dan kamar mandi bapak..” pintanya sambil masih menunduk.. “Ya sudah sana,” jawabku sambil tak lepas menatap buah dadanya yang indah..

    Aku melanjutkan pekerjaanku sambil memikirkan cara yang tepat untuk menikmati buah dada pembantu baruku ini.. Ketika kudengar dia memasuki dan membersihkan kamar mandiku, aku segera bangkit dan menyusul masuk ke kamar mandi.. “Ti tolong kamu potongi bulu rambut yang ada ditelingaku ini ya.. Hati-hati tapi kamu, jangan sampai luka..” kataku. Dengan hati-hati dia mulai memotongi rambut di telingaku, dan dengan sengaja kuangkat sikuku, sambil berpura-pura meringis kesakitan, hingga menyentuh tonjolan didadanya..

    Dia agak mundur sedikit, tapi kembali sikuku mengejar buah dada yang kesat itu. Wah masih padat dan kenyal sekali, sehingga adikku mulai tegak.. Ketika kusuruh dia pindah kekuping kiriku, sekarang dengan telapak tanganku kananku kusentuh, kutekan, dan mulai kuremasi buah dada yang sudah beberapa hari ini menghantuiku.. Dia menjauhkan tubuhnya dan berhenti memotong rambut kupingku.. “Paakk, jangan pak..”pintanya lemah.. Tapi aku segera menghardiknya “Ayo, lanjutkan motongnya!!!” Dengan takut-takut dia melanjutkan kegiatannya dengan hati-hati, dan kembali aku menjulurkan telapak tanganku untuk meremas dadanya.

    Meski dia berusaha menghindar tapi aku malah berusaha untuk memasukkan tanganku kebalik kaus ketatnya, dan akhirnya berhasil kusentuh dan kuremas dengan nikmat buah dadanya yang sebagian lagi masih tersembunyi dibalik BHnya. “Pakk, jangan pakk.. nanti dimarahin ibu pakk…”pintanya lirih sambil berusaha lari keluar kamar mandi.. Karena takut nanti dia berteriak, akhirnya ku biarkan di keluar dari kamar mandi.. Uhh… ini buah dada yang terkenyal dan terpadat yang pernah kurasakan… Awas kamu nanti Ti, janjiku pada diriku sendiri.. Aku harus bisa menikmati lebihhh…..

    Biasanya anak-anak memang tidak tidur bersama aku dan istriku..Dan Siti setiap malam tidur dikamar tidur anakku, dan menemani mereka ketika mereka tidur dikamar itu.. Tapi malam itu anak-anak tidur dikamarku, jam 21.00 mereka sudah terlelap dikeloni oleh istriku. Aku masih didepan komputer, ketika kudengar suara langkah kaki Siti menaiki tangga dan masuk kekamar anakku..

    Ah.. malam ini aku harus menikmati lagi kenyalnya buah dada si Siti pikirku.. Tiga jam kemudian, setelah yakin istriku lelap dalam tidurnya, aku mengendap-endap mendekati kamar anakku dan menempelkan kupingku kepintu.. Aku yakin Siti sudah tidur, karena dari dalam kamar anakku hanya suara desis AC saja yang terdengar.. Kunci pintu kamar anakku memang sengaja aku sembunyikan, sehingga dengan leluasa aku masuk dan segera menutup kembali pintu..

    Kulihat Siti tidur dengan nyenyaknya, dan dada yang membusung itu nampak dengan jelas dibalik setelan dasternya yang longgar.. Kucoba untuk membuka kancing atas dasternya, ternyata dia tidak mengenakan BH malam ini.. Waaahh….pucuk dicinta ulam tiba, pikir ku.. Setelah lima kancing terbuka semua, maka menyembullah buah dada yang bulat dan tegak.. Aku yakin ukurannya tidak kurang dari 36c, dan yang membuatku tambah terangsang karena buah dadanya tetap tegak kencang walau dia dalam posisi telentang.. Kutangkupkan telapak tangan ku pelan-pelan diatas dada indah itu, dan pelan-pelan aku mulai meremasnya.. Wahhh adikku sudah mengeras dengan cepatnya, dan nafsuku makin tak tertahan..

    Segera kuhentikan remasanku, ketika dia bergerak hendak pidah posisi walau masih dalam keadaan tidur. Ternyata posisinya malah makin membuatku spaneng.. Sekarang dia telentang sepenuhnya, dan kedua kakinya membuka agak lebar, dengan buah dadanya membusung tegak tanpa tertutupi daster atasnya yang telah kubuka kancingnya.. Aku sudah tak dapat menahan lagi nafsuku yang memuncak, segera kuaposisikan kedua lututku diantara kedua pahanya dan kutindih dia seraya mulutku tanpa basa-basi lagi segera mengulum dan mengisapi buah dadanya..

    Siti terbangun tapi masih belum sadar apa yang terjadi, dan ketika kesadarannya pulih keadaan sudah terlambat karena buah dadanya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kuluman mulutku dan kedua tanganku segera menahan kedua tangannya yang hendak mendorong kepalaku.. Ahhhhh memang enak benar susu pembantu baruku ini.. Benar-benar kenyal dan padat sekali, pantas tetap tegak walau dia dalam posisi telentang dan tanpa penyangga apapun.. Inilah buah dada yang selama ini kuidam-idamkan.. Mulutku tak henti mengulum dan mengisap susu Siti, putingnya kekecap-kecap dengan lidahku..

    Awalnya Siti masih berusaha memberontak, tapi ketika kukunci pinggangnya dengan pinggangku yang berada diantara kedua pahanya, dan kedua tangannya kutahan dengan tanganku, akhirnya dia pasrah dan mengendurkan pemberontakannya.. Aku makin menggila dan mulutku makin gencar menghajar kedua buah dadanya bergantian.. Nampaknya dia tak bisa menghindar dari rangsangan yang timbul dari kuluman dan isapanku pada kedua buah dadanya, sebab matanya muai memejam dan dia seakan menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan itu.. Nafsuku juga makin memuncak melihat ekspresi wajahnya yang mencoba menahan rangsangan yang timbul, dan akhirnya aku coba untuk menarik celana pendek longgar yang dia kenakan sedikit..

    Dia menahan tanganku yang mencoba menarik turun celana pendeknya, tapi segera kutingkatkan serangan mulut dan lidahku pada buah dada yang membuncah itu. Dari susunya yang kanan, aku berpindah lagi kekiri dan terus tidak berhenti, sambil kembali aku berusaha menarik turun celana pendeknya.. Akhirnya dengan masih tetap menindihnya aku berhasil menarik turun celana pendek sekaligus celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya, dan akhirnya lepaslah celana itu dari tubuhnya.. Yeessss….. terpampanglah tubuh bugil pembantu baruku tetap dibawah tindihanku, dan masih juga mulut dan tangan ku bergantian menghajar kedua buah dadanya tanpa henti..

    Kuhentikan sebentar kegiatanku dengan masih dalam posisi dimana aku duduk diantara bentangan pahanya yang sudah telanjang, dan mulai aku melepaskan kaus dan celana pendek dan celana dalam hingga akhirnya aku dalam keadaan telanjang bulat.. Siti nampak kaget dan agak ketakutan melihat kelakuanku, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena aku masih tetap mengunci posisinya dibawahku.. Aku mulai lagi mengulum susu Siti bergantian kiri kanan, sambil menindihnya aku mulai menempatkan kontolku tepat diatas vaginanya..

    Sambil meningkatkan seranganku pada susunya, kontolku yang sudah mengeras dengan sempurna kutekankan pada mulut vaginanya.. “Paakkk….jangaaann paaakkk….” keluh Siti agak lirihhh.. Nafsuku yang sudah diubun-ubun membuatku gelap mata dan tak menghiraukan desah lirihnya.. Kupegang kontolku dengan tangan kananku, dan mulai kutekankan kemulut vaginanya pelan-pelan.. “Aaahhhh …..sakiiiittt paaakkkkk..” jerit Siti lirih dengan berusaha menggeser pinggangnya kekiri menghindari tekanan kontolku dimulut vaginanya..

    “Udah Ti jangan gerak-gerak lagi…” bujukku pelan, sambil kembali menempatkan kontolku pada posisi yang tepat dimulut vaginanya dan kebali kutekan hingga masuk kepalanya saja.. “Addduuuhhh paakk… sakkiiitt paakk..” Kembali Siti hendak menggeser pinggangnya, dan segera aku menahannya sambil sedikit membentaknya dengan galak “Diaamm aja kamu Ti…” Dengan ketakutan akhirnya dia menghentikan usahanya untuk menggeser pinggangnya, dan dengan nikmatnya kembali aku menekankan kepala kontolku kedalam mulut vaginanya.. Yeeessss…. mulai masuk setengahnya, rasanya luar biasa enaakkk..

    Kulihat dia memejamkan kedua matanya dan gigi atasnya menggigit bibir bawahnya menahan sakit dan nikmat ketika kontolku yang berdiameter 5 cm dan panjang 16cm mulai menyeruak makin kedalam… Akhirnya dengan sentakan yang agak kuat akhirnya kontolku masuk sepenuhnya kedalam vagina Siti… Ahhhh.. Benar-benar nikmattt cengkraman vagina Siti, dia mengejan menahan rasa sakit ketika seluruh batang kontolku masuk menghunjam kedalam vaginanya… Rasa-rasanya seperti dipijat dan disedot-sedot.. Akhirnya pelan-pelan aku mulai menggerakan kontolku mundur separo, berhenti sedetik dan mulai maju lagi hingga habis tenggelam dalam cengkeraman nikmat vagina Siti..

    Kutingkatkan pelan-pelan kecepatan gerakan maju-mundurku, dan nampaknya Siti mulai merasakan nikmat yang luar biasa ketika batang kontolku menggesek bagian dalam vaginanya.. Rasa sakit ketika kontolku yang besar habis tenggelam dalam vaginanya, mulai tergaintikan dengan rasa nikmat tadi… Mulai kupacu keras dan cepat hunjaman batang kontolku kedalam vaginanya..”Adduhh… ppaaakkk…” desahnya lirih yang makin meningkatkan nafsuku, sehingga sambil tetap mengayunkan batangku kembali kedua susunya menjadi bulan-bulanan mulut dan tanganku.. “Aaahhhh ….. ini bener-bener enak Ti…” kataku…

    Setelah lebih 15 menit aku mengayun dengan kecepatan yang bervariasi, akhirnya kuhentikan ayunanku dan kulepaskan kontolku dari cengkeraman vaginanya yang luar biasa peret… “Ayo kamu telungkup dan agak nungging Tii..” perintahku agak galak, sambil membantunya telungkup dan menarik agak keatas pantatnya yang sekal, indah, dan membulat itu.. Kuposisikan kembali kontolku yang masih keras kearah mulut vaginanya, dan “…bblleesss…” suara itu mengiringi amblesnya lagi batang kontolku kedalam vagina Siti.. Dan kembali rasa seperti disedot dan dicengkeram otot-otot vagina Siti yang kencang dan masih sempit itu melanda seluruh rangsang syarafku.. Mungkin dia kembali mengejan untuk menahan rasa sakit yang masih terasa dari sodokanku kedalam vaginanya…

    Pelan kembali kuayun pinggangku kedepan dan kebelakang, sambil tanganku menahan dan meremas pantat Siti yang bulat, sekal, dan padat itu.. Pemandangan itu membuat nafsuku makin kuat, apalagi ketika melihat susunya terayun-ayun tegas mengikuti ayunan pinggangku ke pantat sekalnya, serta erangannya ketika aku menekan habis batang kontolku kedalam vaginanya.. “Aaahhhhh….aahhhhh…. paak sudaaahhh…. paakkk….”erangnya lirih… Justru erangannya menambah nafsuku untuk menghajar dengan cepat dan kuat pantat dan vaginanya, dan kembali kuremas-remas susunya dari arah belakang… Luaaarrrr…biaaassaa……… ..!!!!!!!!!!!

    Setelah lebih dari dua puluh menit aku menghajar pantat dan vaginanya dari belakang, sambil meremas-remas susunya yang indah, aku lepaskan lagi batang kontolku dari cengkeraman vaginanya yang masih erat dan kuat pelan-pelan.. AAHhhhh.. benar-benar nikmat.. Kembali kubalikan tubuh Siti telentang dan kuangkat kakinya sedikit keatas, kembali kudekatkan batang kontolku yang masih keras kemulut vaginanya… Siti sudah benar-benar pasrah dan membiarkan aku mengatur seluruh posisinya dalam persetubuhan ini, walau masih terdengar kembali erangan lirihnya memintaku menyudahi permainan nikmat ini.. “Paakk….suudaaahh ..paakkk..”

    Kuacuhkan permintaannya, dan kembali kuhantamkan batang kontolku kedalam vagina peret dan seret itu.. Ayunanku semakin cepat dan kadang bervariasi dengan ayunan pelan, tiada henti dengan diiringi erangan dan desahannya bercampur dengan suara indah beradunya pangkal kontolku menghantam pangkal pahanya “..plookkkhh…ploookkkhhh…” Pemandangan ayunan tegas kedua susu Siti, seirama dengan ayunan pinggangku, membuat nafsuku memuncak cepat..

    Apalagi cengkeraman otot vagina dan raut wajahnya yang mengejan menahan rasa sakit dan rangsangan yang timbul, membuatku tak dapat menahan lagi untuk meremasi dan mengulumi kembali kedua susunya.. Kadang kugigit kecil karena tak mampu menahan rasa nikmat dan gemasku atas kekenyalan susunya.. Akhirnya setelah lebih dari 20 menit dalam posisi MOT, rangsangan itu memuncak dan kepala kontolku terasa luuaar biiaasssaa nikmat..

    Gerakan ayunanku semakin cepat dan akhirnya aku tak dapat menahan lebih lama lagii, persis ketika air maniku sampai diujung mulut kontolku, segera kutarik keluar dan kumuntahkan air maniku diatas perut, dada busung, dan sebagian wajahnya..”croott..crooot…cr oottttt…crrrooottt thhh ….” ”Aaahhhh….. niikmmaaaaaaatttttt……”eran gku tak dapat menahan rasa luar biasa yang timbul ketika air maniku keluar deras menyemprot perut, dada, dan wajahnya… Setelah habis air maniku keluar, aku rebahkan diriku disamping tubuh Siti yang lemah tergolek telentang setelah kugarap hampir satu jam penuh..

    Dia segera menarik selimut yang tergeletak disampingnya, dan menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut itu.. Sepintas sempat kulihat dia menitikkan air mata, dan suara tangis yang ditahannya beradu dengan napasnya yang tersengal.. “Udah Ti, gak usah nangis segala..” kataku, seraya mengenakan celana dalam dan pakaianku.. Dia berusaha menahan tangisnya, dan segera kutinggalkan kamar anakku kembali ke kamar kerja untuk mematikan komputer dan masuk kekamar tidurku..

    Kulihat istri dan anakku masih tertidur dengan nyenyaknya, kala kulihat jam telah menunjukkan pukul 1.. Kurebahkan diriku disamping anakku, dan kucoba untuk tidur.. Tapi kenikmatan yang baru saja kurasakan masih membayang jelas dalam pikiranku, dan menghalangiku untuk segera tidur.. Kapan-kapan aku harus mengulanginya lagi, pikirku…

  • Membantu Kak Arliani Latihan Yoga

    Membantu Kak Arliani Latihan Yoga


    1567 views

    Selamat sore semuanya para suhu pembaca cerita dewasa 2017 yang budiman.
    Kali ini saya mau berbagi cerita dewasa 2017 nih, dapat ide tadi siang baru sempet nulis. Dilahkan disimak cerita dewasa 2017 ini, sekalian minta kripik pedas dan saran dari suhu sekalian.

    ——————————————-

    Cerita Dewasa 2017 – Membantu Kak Arliani Latihan Yoga

    Perawan – Sepulang sekolah kurasakan badanku sangat capek setelah kegiatan ekskul disekolah, kebetulan hari ini adalah jadwalku mengikuti latihan tae kwon do, tapi cukup menyenangkan bisa latihan kumite bersama teman teman,disekolahku memang tidak diwajibkan mengikuti ekskul tae kwon do.namun aku sudah mengikuti seni bela diri dari negri gingseng ini sejak aku masuk sekolah dasar,bisa dibilang aku sudah banyak menguasai teknik dasar smpe lanjutan,mulai dari front kick hingga fly kick,semua bisa kulakukan dengan baik karena aku punya kelenturan tubuh yang baik,tau sendiri kan latihan tae kwon do seperti apa.maka dr itu aku sangat menggemari bela diri ini,

    Oiya lupa, namaku deny,sekarang aku kelas 1 SMP,secara postur sih tubuhku memang agak bongsor dari anak2 seumuranku,maklum aku ada keturunan belanda dari kakeku,aku tinggal dengan kaka perempuanku berumur 16tahun(kelas 1SMA),dan kedua orang tuaku,selain bela diri,hobyku yg lain adalah bermain futsal bersama teman teman ku,

    Tak seperti hari hari kemaren,kali ini memang badanku super capek,karena dalam 30hari kedepan,aku akan mengikuti turnamen antar SMP se kotaku,jadi latihan ku semakin intens,namun aku harus semangat supaya diturnamen nanti aku menang. Sepulang dari sekolah kulihat mobil kaka sudah digarasi,artinya dia pulang lebih dulu,namun mobil mama dan papa belum ada. Aku langsung menuju dapur dan teriak sekenaku memanggil simbok.

    “Mbok bikinin deni susu anget” -teriakku
    Sambil kunyalakan TV dikamarku,waktu menunjukan pukul 16:15 gak ada acara TV yg bagus,kumatikan TV ku lalu aku menghidupkan komputerku,sembari aku buka baju danbertelanjang dada dengan handuk menggantuk di leherku sperti kang becak aja.karena aku mau mandi,namun aku browsing sebentar mengenai teknik2 kumite di taekwondo,kulihat beberapa video dari para praktisi bela diri ini memainkan sangat apik, ketukan pintu kamarku mebuyarkan konsentrasiku.rupanya simbok yang datang mengantarkan susu hangatku.

    “Den,ini susunya”teriak simbok dr luar pintu
    “Masuk aja mbok,pintunya gak dikunci”sahutku

    Setelah simbok masuk ,aku nanya sama simbok.

    “Kak arliani kemana mbok,mobilnya ada garasi,dia udah pulang kan ?”-Tanya ku
    “Oh non arlin sedang latihan yoga dikamarnya katanya minta jangan diganggu,krena butuh konsentrasi” -ujar sinbok

    Kesempatanku nih buat gangguin kak arlin,*pikirku dalam hati

    “Yaudah mbok ke dapur dulu ya den.kalau ada apa2 panggil simbok aja”-katanya
    “Oke mbok,makasih nih susu angetnya”-balasku

    Simbok sudah keluar kamar,namun aku masih melanjutkan menonton video kumite tersebut,hingga pukul 17:00,aku baru sadar ternyata hari sudah gelap. Aku bergegas mandi karena sudah lengket sekali badanku,selesai mandi aku bermain game sebentar di komputerku hingga jam 19:00.lalu kakak ku memanggilku dari luar kamar.

    “Den,lu lagi ngapain sih gak turun,ditunggu mama papa tuh di bawah buat makan malam,” -teriak kakaku dr luar pintu
    “Masuk aja kak,lagi ngegame nih bentar lagi menang nih”-jawabku sambil tetap fokus ke monitor.

    Kakaku pun masuk ke kamarku dengan pakaian yang sangat hot,yakni atasan kaos ketat yang tidak bisa menyembunyikan ukuran payudaranya yang besar,dan bawahan celana pendek bahan training,kakaku ini memang rada semok badanya bukan gemuk,tapi ya namanya cewe selalu ngerasa kurang,itu karena hobbynya makan n ngemil mulu,dan sekarang dia klas 1SMA,belum punya pacar karena gak pede buat deketin cowok kataNya.padahal wajahnya cantik,mancung lagi hidungnya,karena gak pede itulah itulah dia mau latihan yoga untuk menygecilkan badanya.

    “Maen game apa sih kayanya seru banget,sampe lupa makan?-tanya nya penasaran
    “Ini namnya game dotA 2,lagi booming banget nih disekolah,banyak temen cewe juga yang mainin loh kak”-jawabku sekenanya sambil mata gak lepas dr layar.

    Cerita Dewasa 2017 | Kakaku rebahan dikasur sambil maenan hp,posisinya membelakangiku,krn aku masih dimeja komputer, krena sudah selesai aku ngedotA nya,aku meregangkan otot leherku sambil menoleh ke kiri kanan,saat aku menolek ke kiri aku terkesima sama tubuh kakaku ,karena dia sekarang sedang tengkurap saat mainin hapenya,bagian tubuhnya yg tak bisa lepas dr pandanganku ialah bokong indahnya,dengan celana ketat training itu semakin membuat sexy bokong kakaku,namun saat itu pikiran ngeresku ke kakaku belum ada,jadi liatnya biasa2 aja.maklum saat itu masih kecil.

    “Kak,udah selesai nih aku ngegame nya,ayo turun katanya ngajakin makan?”-ajakku.
    *matiin komputer*
    “Iya yaudah ayok. Eh besok kamu latihan taekwon do gak abis pulang sekolah?-tanyanya
    “Mmm. Gak sih kak,emang knapa kak?”-tanyaku sedikit heran
    “Taudah kalau gitu besok temenin kaka beli tanktop sama legging buat latihan yoga kakak ya ke mall?soalnya barusan nyari di OL shop barangnya habis gitu” -ujar kakaku
    “Oke,tapi kakak yang nyetir ya.kakiku mungkin bsok masih pegel”-alasanku krn males nyetir hehehe
    “Oke deh deal,yaudah yuk makan”-ajak kak arlin
    “Bntar tutup pintu kamar dulu”-kubilang

    Kuperhatikan bokong kakaku menuruni tangga,nampak sexy sekali,dengan rambutnya yg dikuncir kuda memperlihatkan lehernya yg jenjang itu,uh kak arlin,bikin nafsu aja.

    *keesokan harinya*

    “Lama banget lu baliknya den?”-kata dia gak santai.
    “Ya sabar kali kak,baru jam berapa ini,mall belum tutup juga kali”-jawabku
    “Ya sih. Tp kakak nanti sore mau langsung latihan yoganya”-balesnya
    “Lagian pak sapto juga jemputnya lama-_-,kakk sih enak bawa mobil sendiri”-bela ku
    “Yaudah hehehe,buruan ganti baju sana”-tutupnya

    Pak sapto ini supir kluarga,beliau yg seringantar jemput klw aku sekolah,kenapa aku gak bareng kakaku? Karena sekolah kami beda jalur.sekolah kak arlin di pejaten,dan skolahku de deket depok,
    Setelah aku ke kamr untuk ganti baju,aku segera turun kembali ke ruang tamu karena kak arlin sudah menunggu,cabutlah kita menuju ke mall tepatnya di depot town square,langsung parkir mobil,dan masuk ke area mall untuk menuju toko tempat menjual peralatan sport/olahraga.

    Koleksi Cerita Dewasa 2017 | disepanjang kita jalan,cowok cowok yang jalan bersimpangan dengan kami, pada mlotot melihat tubuh kakaku,bahkan sampai ada yang mau menabrak orang lain krena mereka tak jarang sampai ada yg menoleh,aku hanya cekikikan melihat tingkah mereka trhadap kak arlin, wajar sih mereka memperhatikan kakaku.krena kakaku sekarang pakai jeans ketat,pakai heels,dan dress tanpa lengan dengan bahan tipis gtu kaya baju kerja,

    Skip,akhirnya kita menemukan juga toko langgananya,tokonya cukup besar dan lengkap serta pramuniaga yang cantik2 dan ganteng2
    ,apalagi mereka sungguh sexy dengan setelan sragam kantor yg memamg betema spprty itu, atasan kaos polo ketat,bawahan hot pants pakai topi tenis gitu,sangat ramah menyambut kami,kakaku pun langsung mengutarakan keperluan dia kemari,guna mencari setelah pakaian yoga.sembari kakaku memilih milih model setelanya.aku keliling ke toko tersebut untuk melihat barang dagangan yg ada disini,salah satu yg menarik pandanganku adalah setelan baju renang dan training untuk zumba dance yg melekat apik di tubuh patung maneqin itu, aku jadi sempat membayangkan kakaku yg memakai pakaian itu,uhh pasti sexy sekali pikirku,

    “Den kamu dimana?”panggil kakaku,membuyarkan lamunanku
    “Disini kak,di deket rak baju renang,”jawabku.
    *kakaku menghmpiriku sambil membawa sepotong celana legging ditanganya
    “Kamu ngapain liatin baju renang cewek? Hayo lagi bayangin lo ya?”- ledek kakaku
    “Enggak. Enak aja iseng aja liat2.abis kakak lama milihnya yaudah aku jalan2 kesini” -bela ku
    “Hehehe maaf deh den,abis kakak bingung mau pilih yg mana?. Yg ini bagus gak?”-yanya nya sambil menempelkanya di depan pahanya
    “Duh selera kakak jelek banget kya zebra cross gtu”-saat itu kakaku memilih model belang2
    “Terus yang mana donk?kesini deh bantuin milih”-tanyanya
    “Yaudah”-balasku singkat

    Setelah berada di rak tanktop,aku sedikit menelan ludah,buset ini baju sexy sexy abis,pikirku,kakakku nepuk pundaku,hingga lamunanku buyar.

    “Den,yang ini bagus gak?”-tanyanya
    “E-eh iyakak, ah jelek kak kya sapi gitu”-jawabku setengah gugup takut ketahuan lagi mupeng perhatiin baju2 sexy ini.
    “Tapi kakak suka yg model polka dot kya gini”-jawabnya
    Aku melihat tag harga celana legging ini ternyata lumayan mahal juga,yg dipegang kakaku aja harganya 350rb,ckckckck
    “Yang ini aja nih kak bagus,polos warnanya,bisa dikombinasi baju2 kakak nanti”-jawabku sok tau hehehe
    “Apalagi harganya yg polos lebih murah tuh,kakak kan pemula,beli yg murah2 aja dulu”tambahku

    Sebenernya alasanku aja sih aupaya aku bisa melihat tubuh kakaku dengan lebih jelas.kalau dia pakai yg ada motifnya nanti gak leluasa perhatiinya.

    “Oh gitu ya den.hmm boleh juga saran kamu,kalau atasanya yg bagus yg mana? -tanya dia kmbali
    “Mmm yg warna abu2 bagus juga kak kalau gak yang waena pink” -saranku
    “Oke deh kakak ambil 2 stel baju yang pink sama yang yang abu abu polos ini”-ujar kakaku
    “Iya bagus pilihan kakak” -kataku

    Yes *dalam ati* tereak penuh kemenangan.
    Setelah keluar dari toko,tubuh kakaku kembali dilihatin para cowok2 yang ada mall tersebut.lalu kakaku buru2 masuk lift menuju base floor tempat mobil kakaku terparkir.

    “Masih jam 2 nih,mau kemana lagi kita den? -tanya kakaku
    “Pulang aja deh kak,badan deny masih rada pegel2 juga”-jawabku

    Alasanku aja sih supaya kakaku segera latihan yoga jadi aku bisa segera becandain dia.hahaha *ketawaku dlm hati

    “Yaudah kalau minta pulang,tapi drivethru bentar ke mc’d ya kakak rada laper” -imbuh kakaku
    “Oke kak,aku juga lah sekalian” -pintaku
    “Iya deh iya kakak beliin,apa sih yang gak buat adek kakak yang ganteng ini”- sambil acak2 rambutku.

    Gak lama sampailah kita ke rumah,langsung kusantap burger pemberian kakaku tadi di kamar,sambil mnyalakan komputer untuk bermain dotA tentunya.setelah beberapa menit main dotA,terdengar suara “gubrak” dr arah kamar kakaku, suara itu terdengar jelas karena kamarku gak ku kunci,aku segera menuju kekamar kakaku,takit terjadi apa2 sama kakaku.

    “Kak kamu kenapa?”-tanyaku
    “Masuk aja, ini nih den tadi kakak mau ngelakuin gerakan kya yg disitu *nunjuk laptopnya* tp tangan kakak ganyampe,jdilah kakak kejengkang,untung gapapa sih” – jawabnya sebel

    Rupanya kakaku mau mencontoh gerakan kayang,atau back flip gtu,tapi mngkin badanya kurang lentur gitu kyanya.maklum dia mungkin berfikir bisa langsung ngelakuin gerakan kya gtu sehari langsung bisa.sekilas aku perhatiin tubuh kakaku yg sedang terkapar dilantai,begitu sexy dengan setelan legging dan bra sport yg dia kenakan,spertinya dia tidak memakai celana dalam,karena gak terlihat belahan CDnya. Adiku sedikit berontak.

    “Owalah kakak mau kayang toh,emang kakak udah pemanasan dan peregangan otot sebelum nya?”-tanyaku
    “Emang ada peregangan segala ya?kaya gimana tuh gerakanya?”- tanyanya penasaran
    “Yaelah pantes kakak belum pemanasan n peregangan,jd masih kaku tuh otot kakak” -aku mncoba kasih penjelasan.
    “Bentar aku ganti celana dlu,pakai bahan yg melar,biar enak gerakanya”- soalnya skg aku pakai jeans abis dr mall tadi.
    “Oke deh,kakak juga gatau kalau ada pereganganya segala”

    Setelah aku balik dengan celana pendek trainingku,kakaku sedang tengkurap sambil memainkan laptopnya memainkan video yoga di youtube.aku perhatiin punggungnya nampak mulus sekali,gak tertutup krena bra sportnya. Sedangkan kuperhatikan bokongnya nampak bulat sempurna,dan kali kupastikan benar2 dia gak pakai celana dalam,krna dr dekat aku lihat tak nampak belahan CDnya,dan dia kali ini pakai setelan baju yoga warna pink yg td dibeli.

    “Kak jadi gak? Malah tiduran”- tanyaku
    “Jadi lah,ini lagi liat2 tutorial,”-jawabnya sambil bangkit dr kasur
    “Lagian kenapa gak yoga di studio aja sih?” -tanyaku lagi
    “Gak ah.kakak kan malu ikut2 yg badanya dah pada bagus gitu,mending dirumah dlu kalau sudah agak langsing baru ikut deh kelas bimbingan yoga” -jawabnya mncoba mnjelaskanku
    “Oh gitu,tpi kalau gada yg dampingi kan bahaya bisa jatoh kaya tadi.untung aku ikut taekwondo jd tau dasar2 pelemasan otot”-ujarku.
    “Hehehe maaf deh,kan namanya juga pemula,” bela nya

    Setelah itu aku peragakan ke kakaku dasar dasar peregangan otot supaya lentur dan enak digerakan,setwlah itu lanjut ke peregangan untuk gerakan kayang,yakni badan melingkar kebelakang membentuk huruf “n” kecil. Jadi aku intruksikan kakaku untuk maju dari tembok sekitar 50cm.lalu kusuruh tanganya ke atas untuk menggapai tembok dengan maksud sebagai rambatan dia biar bisa melengkungkan punggungnya.sudah ckup bagus kali ini gerakanya.saat gerakan inilah kaki kakaku agak diregangkan,sehingga bagian V nya agak nyeplak dan bagian leggingnya ada yg masuk sebagian akibat seusai gerakan ngangkang kan kaki,meki yang indah banget saat itu kulihat.

    “Aduh den mentok segini nih.gabisa sampai lantai nih tangan kakak.kaka takut jatoh lagi” -kata kakaku sambil melakukan gerakan setengah kayang.
    “Udah bagus tuh kak,udah ampir bisa” -pujiku

    Lalu ku bantu dia dengan tanganku,untuk kembali tegak seperti sebelumnya,

    “Nah agar kakak bisa lbih lentur lagi punggungnya,nanti aku bantu dengan paha aku.jadi nanti kakak tiduran di pahaku sambil aku duduh di kursi”-jelasku
    “Oke deh,pakai kursi itu bisa kan?*sambil nunjuk kursi belajarnya
    “Bisa” kataku singkat.

    Setelah aku ambil kursi itu,aku mulai memposisikan diriku,duduk dikursi namun kali ini duduknya cuman diujung kursi aja,supaya menyisakan pahaku lbih panjang kedepan,kurapatkan kaki ku,lalu kubilang pada kak arliani.kalau posisi ku dah siap.

    “Dah siap nih kak.kakak tiduran aja dipahaku supaya gerakan kayangnya lbih luwes” terangku
    “Oke deh” jawab kakaku sambil tiduran.

    Cerita Dewasa 2017 | Posisi tubuh kakaku menghadap ke atas,punggungnya sudah ada dipahaku,namun kubilang mundur lagi,dengan harapan pinggulnyalah yg berada di pahaku,dan kepalanya kebawah sampai menyentuh betisku,kurasakan bokong kakaku kenyal di pahaku.lalu diregangkannya paha kakaku membuat vagina kakaku kian tercetak jelas di celana legging itu,kulihat belahan memeknya terlihat jelas dibalik legging ini,berubung kakaku ini tubuhnya padat berisi,jadi memeknya sangat tembem sekali.saat diposisi ini sangatlah terlihat dan nampak membukit,adikku yg sedari tadi diam,dkit2 mulai berontak karena posisi kakaku ini.

    Lalu aku membetulkan posisi kontolku supaya gak kliatan ngaceng.saat aku benerin posisi tadi.kakaku gak melihat karena kepalanya berada dibawah smping kaki kananku.
    Setelah itu aku kembali ke gerakan menekan nekan perut atas kakaku dan pahanya. Untuk membantunya melenturkan punggungnya.saat aku tekan tekan,kakaku kegelian

    “Jangan ditekan2 den kakak geli”-kata kakak smbil kegelian hahaha
    “Emang diginiin kak biar cepet lemes punggungnya” -jelasku

    Saat kutekan tekan perut atasnya yg hampir kena toketnya. Dia terus kegelian dan sdkit menggelinjang,membuat
    Payudaranya yg kini sdkit tumpah kebawah okut bergoyang goyang. Tak ktinggalan pahanya juga bergoncang2 membuat belahan memeknya bergerak gerak membuat adiku tak kuasa semakin menegang,sampai pda akhirnya kakaku menyadari ada yg mngganjal di perutnya.

    “Ih itu apa den yg menekan2 perut kakak,kya ada yg neken2 gtu,tanganmu ya? -tanyanya
    “E-eh i-iya kak tanganku,”jawabku gugup

    Aku malu ketahuan kakaku kalau ketahuan ngaceng,bisa gawat.

    Lalu dia bilang “ah masak,coba kaka pegang” -smbil tangan kakaku yg sebalah kiri mncoba meraihku dlam posisi tiduran.

    Dia meraba raba yg diperut sampingnya,
    “Eh ini apa?kok keras tpi kenyal2 gtu sih?”- tanya kakaku

    Rupanya aku lupa memakai celana dalam -_-
    “Eh gak kok kak i-itu a-anu kak mmmm” jawabku makin gugup
    “Eh ini burung mu ya den,sambil masih meraba raba celanaku pakai tangan kirinya itu,kakku memencet mencet kepala kontolku karena bagian itu yg katanya kenyal.

    Galama kakaku bangkit dr posisi kayang nya.sambil matanya mmperhatiin tonjolan besar di celanaku,maklum kontolku ukuranya 17cm dengan diameter 5cm.jd ckup menojol di celana,kakaku melihatnya dengan heran,takjup gtu,plus penasaran juga karena kakaku gapernah pacaran jd rada polos juga soal sex.

    “Eh itu ngangguk2 gtu didalam celana burungmu den,emang kenapa kok bisa berdiri”-tanyanya
    “Gatau kak,tbtb berdiri”jawabku sekenanya
    “Kakak pernah lihat aih cmn di anime hentai milik temen kakak,emang aslinya kya gimana sih?-penasaran
    “Mmm.nggh ya gitu kak”- jawabku malu
    “Coba buka den kakak penasaran bentuknya” pinta kakaku
    “Beneran kakak mau lihat? Yaudah nih”

    Celanaku aku plorotkan sampai ke lutut,trus Kontolku aku keluarkan.sambil aku posisi duduk d kursi,jadi kontolku tegak menempel perutku,dan mengangguk angguk gtu,dalam keadaan ngaceng sekeras kerasnya.

    “Ih bentuknya lucu ya ternyata kaya pisang” smbil dia nyentuh kepala kontolku pakai telunjuknya.membuat penisku gerak kekanan kekiri.
    “Udah ah kak jangan dimainin,deny malu,” -jawabku.
    “Yaudah hehehe.nanti liat lagi ya.sekarang lanjutin gerakan yg tadi.abis kakak gatau apa td yg neken2 perut kakak,eh ternyata burung kamu”

    Setelah kegiatan mempertontonkan penisku kekakaku dan cuman dipegang2 aja.kakakku melanjutkan gerakan kayangnya.kali ini kulihat.belahan memeknya rada basah.entah bekas keringan atau cairan dr memeknya.

    “Kak ini kakak kok bengkak,emang tadi pas jatuh ininya kejedot kursi?”*sambil ku pegang gundukan memeknya.namun hanya gerakan seperti menempel aja.
    “Gak.emang gtu kok dari dlu juga tembem gtu memek kakak”-jelasnya.
    “Emang kalau memek bentuknya gimana kak,kok ada belahanya gini?kencingnya dari mana?-tanyaku iseng,sambil menwmpelkan jariku pada belahan memeknya,rada anget.
    “Ah jangan disentuh den.geli tau” -protes kakaku
    “Masak sih kak,diginiin geli,sambil ku gesek2an belahan bagian atas(itilnya).
    “Ah-ah-ah deny ih geli tau,”-sbil posisi kakak masih kayang dipahaku
    “Aku remes burungmu nanti biar gabisa nafas”.
    “Biarin wekk..biarin nih deny gelitikin memek kakak biar kakak geli,”

    Kali ini gerakanku rada kasar menggesek gesekan jari telunjuku ke belahan memek kakaku.sehingga kakaku teriak teriak kegelian sampai mengenjan ngenjankan kakinya.kya orang elilepsi aja.trus kugesekkean jariku ke memek kakaku.hangat aku rasakan jari telunjuku beserta basah. Hingga teriakan kakaku lambat laun berubah jadi desahan.

    “Ah ah ah ahhhhh..deennn kok enak banget” -desah kakaku.
    “Masa enak sih kak.kalau gitu aku terusin ya kak”- balasku

    Sambil terus ku gesek gesek memek kakaku namun masih dari luar legging tipisnya..tanpa sadar tangan kakak mencoba meraih celananya untuk di plorotkan namun gak sampai karena posisi badanku setsngah melengkung di pahaku,lalu aku bantu gerakan menurunkan celana legging kakaku ini. Dan setelah kuturunkan pelan sampai mata kaki..aku terbelalak melihat memek kakaku tanpa sehelai pakaian penghalang.oMG memeknya sungguh mulus ditumbuhi bulu2 yg bru tumbuh,dan belahanya berwaena kemerahan,sekerika kontolku makin keras saja.

    “Dibuka aja den.biar lebih enak geseknya”-kata kak arlin
    “Iya kak.oh gini ya memek perempuan itu.lucu ya.hentuknya tembem gitu kya roti,-kataku stelah penasaranku terobati
    “Ini kalau pipis lewat mana kak? -sambil kusibak labia memek kak arlin. Menambah geli saja dia.
    “Itu kencingnya ditengah belahan itu kayanya”kata kak arlin
    “Lanjutin den yg tadi enak banget”-kata kak arlin lagi

    Kulanjutkan aktivitasku menggesekan jari jariku dipermukaan memek kakaku ini.kali ini kuraih baby oil disampingku agak jauh sehingga agak susah aku mngambilnya.ntah buat apa kak arlin pakai baby oil ini.kuteteskan beberapa tetes minyak baby oil ini diatas permukaan memek kakaku.kini gerakan ku gak hanya dari atas ke bawah..namun dari menyapu kesamping kiri kanan.pakai 4jariku. Sehingga berbunyi “kecipak cpkcpkcpk cipak cipak”bunyi kulit labia memek kakaku dengan jari2ku.kakaku makin kelonjotan.pahanya menegang,

    “Ahh ahhhhh enak denn..ahhh kakak kaya mau pipis deh..ahhhrgghhh” -tubuhnya menegang.posisi tidurnya mulai tak beraturan.
    “Enak ya kak..ini aku cepetin kak” kupercepat gerakan ku menggesek memek kak arlin

    Tangan kiriku (jempol dan telunjuk) kugunakan untuk menyibak memek kakaku.sehingga bagian dalam memek kakaku nampak terlihat.termasuk itil mungilnya..kali ini kugunakan jempol kanan kuuntuk menggesek belahan memek kakaku.sampai basah banget kurasakan di jempolku.gak lama kakak.mendesah panjang..

    “Aahhhhh aaaahhhhhh,enaaakkkk ddd ennn” -crit crit crit
    “Ah apa ini kak.kencing ya kak?” tanyaku

    Dr memek kak arlin muncratin cairan namun gak sederas pipis.,aku penasaran juga itu apa..setelah cairan itu muncrat.kakaku menggelinjang hebat.otot pahanya menagang kaku sekali.

    “Ah tadi apaan ya..enak banget den kya pipis,tapi lbih enak” tanya kakaku yg juga gatau itu apa.
    “Aku juga gatau kak.memek kakak jadi basah banget” timpalku

    Lalu kakaku bangkit.mengecek memeknya,dan mengelapkanya dengan tissue.
    “Wh burungmu kok masih berdiri aja den?” tanya kakaku heran
    “Gatau nih kak.drtd keras mulu” jawabku.
    “Eh tp kakak pernah lihat di hentai gitu burung cowok bisa dimaaukin ke memek cewe den.trus cowoknya ntar keluar gtu muncrat cairanya,baru deh bisa lemes burungnya” -kakaku mnjelaskan sepengetahuanya
    “Masak sih kak? Emang muat masuk situ? -sambil kutunjuk memek kakaku.
    “Gatau tapi kyanya muat deh.apa kita coba.soalnya pas burungnya cowok itu dimasukin si ceweknya teriak2 mendesah keenakan gtu,siapa tau rasanya lbih enak dari tadi”
    “Gtu ya kak. Boleh deh dicoba kak”
    “Bentar kakak tutup dulu pintunya.td lupa dikunci.untung simbok gamasuk bisa bahaya,kamu buka aja celanamu,”-kakaku menju pintu
    “Oke kak” sambil kulepaskan celana trainingku ke kursi.
    Kini kontolku tegak sempurna dengan bebas tanpaada penghalang lagi.kakaku menghampiriku dengan masih telanjang,lalu dia melepaskan tanktopnya.dan nampaklah susunya yg besar dan bulat dengan puting mengacung sempurna.kulit kakaku mulus putih,dan putingnya berwarna pink.sungguh payudara cewe yg sempurna.

    “Kakak knpa copot baju segala?kan cuman maen di memek?-tanyaku mencari tau
    “Ih di film itu nanti cowoknya mainin toket cewenya..jd nanti kamu remes2 toket kakak trus isepin juga puting kakak.” -jelasnya
    “Oh gtu ya kak,wah kaya bayi donk nyusu segala hehehe” kataku sambil melepas kaos futsalku juga.
    “Trus deni nanti ngapain aja kak?- tanyaku gatau
    “Oh bentar.kamu liat aja videonya.kayanya kemarenn temen kakak ngirim hentai nya. Bentar kakak cari,”

    Posisi kakak nungging sambil mainin macbook dikasurnya..kulihat dr belakang memeknya tembem sekali dan sudah sedikit basah oleh lendirnya sendiri.

    “Nih den km lihat dlu videonya.kakak sih udah. Nanti kakak bakal emut burung kamu,gtu sih menurut videonya.” -jelas kak arlin
    “Mm oke oke..jadi digesekin dlu burungnya lalu,di arahin ke belahan memeknya,trus ditekan kedalem, trus di maju mundurin ya ..mm oke oke” kataku setelah melihat videonya.
    “Iya gtu..tuh dah tau..yaudah sekarang kamu jongkok di depan memek kakak” perintah kak arlin

    Posisi kakaku kini sudah telanjang bulat,dengan toket yang menggantung bulat sempurna,dan posisi pahanya sudah mengangkang lebar krena td sudah kuajari peregangan,

    “Yaudah posisikan burungmu ke belahan memek kakak.digesek2 dulu ya jangan lupa. -perintah kakaku.
    “Oke kak bentar aku pas in dlu ke belahanya”
    “Oke udah pas nih kah”
    “Yaudah maju mundurin burung kamu biar licin kena belahan memeh kakak”
    “Kya gini ya kak” kataku smbil mnggesekan kontolku ke belahan memek kak arlin
    “Ya gituuu..uuhh enakkk.geliii den memek kakak.tp enaak. Aahhhh aahhhh trus ”

    Setelah 5mnit kugesekan memek kakaku berkedut hebat,dan mata kakaku merem melekk sepeeti menahan keenakan yg tiada tara.
    Abis ku gesekan kencang,teenyata muncrat lagi cairan dr memek kak arlin.dia mendesah sambil mainin toket gede nya.lalu aku disuruh meremas toketnya dan memilin puting pink nya tsb.

    “Denn sini remes remes nih susu kakak,sama emut puting kakak juga ya.” -pintanya
    “Sluurrpp..ahh..cupcupclurpclup, ahh bunyi mulutku mencipoki pentil mungilnya yg mengeras.saat ku emut pentilnya.kakaku mendesah kencang.lalu kakaku menciumku di bibir.aku gatau jd diam saja.
    “Mmpphhh cccrruupph ah.cppp ah..bunyi bibir kakaku menciumi bibirku”sambil keenakan.
    “Den..masukin coba burungmu ke memek kaka”
    “Bentar kak aku bangun dlu” aku bangun,krena tadi posisiku telungkup di atas badan kakaku.
    Setelah aku jongkok..aku posisikan rudalku ke belahan memek kakaku.aku sibak dhulu sebelum menusuknya.kurasa sudah pas.lalu kutekan tekan penisku.kulihat ekspresi kakaku kesakitan.lalu kutanya

    “Kenapa kak? Sakit ya?ini gamuat kyanya kak sempit banget soalnya”. Kataku sdkit putus asa.
    “Sedikit kok tp gpp.udah lanjutin.atau km olesin burungmu pakai baby oil tadi. Supaya licin”
    “Oke kak” sambil kuraih vaby oil disampingku,lalu ku oleskan di kepala torpedoku.lalu kuarahkan kembali ke memek kakaku.
    “Tahan kak kalau sakit,ahhhh..udah masuk kepala nya kak,aduh linu banget kepala burungku kak” keluhku
    “Ahhhh sakit.pelan pelan den,”kakaku mengaduh
    “Ini udah pelan kak bentar kucabut dlu,coba kutekan lagi kak.tahan lagi kak,udah masuk setengah kak” ah linu kurasakan karena memek kakaku sempit sekali.
    “Ah terus den nanggung udah setengah..ahh sakit tp enaaakk den,ayo goyang penismu”
    “Kak bentar deh kak.kok memek kakak berdarah?”-tanyaku heran bercampur panik,krena siapa tahu itu yg berdarah penisku yg robek.krn memek kak arlin terlalu sempit.
    “Mana den?” sambil tngan kakaku mencolek memek kakaknya.
    “Wah iya den,darah apa ini ya?mungkin darah perawan den.gpp lanjutin.tadi enak den tinggal goyangin burung kamu”
    “Iyakak.aku masukin lagi burungku,” setelah kupastikan bukan kontolku yg berdarah.aku hujam lagi memek sempit kak arlin itu dengan lembut.

    Karena tadi sudah masuk sebagian.jadi pas kutekan lagi bisa langsung masuk seluruhnya.kudiamkan sejenak kontolku didalam memek.hangat kurasakan memek kakaku ini.dan seperti berkedut2 memijit mijit batang torpedoku.aku mngikuti yg di hentai tadi.
    Setelah 2mnit ku benamkan.aku mulai menggenjot kakaku.kumundurkan perlahan kontolju namun gak sampai terlepas.lalu kutusukan lagi.begitu terus sampai badan kakaku ikut bergoyang goyang,

    “Ah enak den,aaaghhhh sodok trus memek kakak..” desah kak arlin
    “Iya kak deni juga enak kak seperti dipijit pijit burungnya” -smbil menggenjot.memek kak arlin

    10mnit bergulum dengan genjotan tadi..lalu kakaku menyuruh lepaskan burungku sbentar.ternyata dia minta rubah gaya.dia memposisikan tubuhnya miring kekiri.lalu dia mengangkat kaki kananya ke atas,sehingga kini kulihat memek kak arlin posisinya gorizontal.lalu akupun paham dengan langsung memposisikan jongkoku dibawah paha kiri kak arlin yg masih dikasur.mudah saja bagi karlin untuk mengangkan kaki kananya ke atas krena td sudah latihan peregangan lalu kupegang paha mulis kak arlin itu.dwngan posisi memeluk dan sambil jongkok.ku hujamkan lagi torpedoku ke memek kakaku itu.

    “Aaahhh ya gtu den masukan lbih dalam lagi burung mu itu..arrgghh”
    “Iya kak..crepcrepcrepcrep.plokplokplok,suara perurku beradu dengan paha kak arlin yg ku peluk.sambil ku jilati betisnya itu.ternyata dibelakang lututnya itu titik rangsang kak arlin.

    Setelah bergumul selama 10mnit dengan gaya tadi.kaki kak arlin pegal juga.lalu dia minta aku tiduran saja..lalu aku mnurut aja. Aku tiduran dengan kontolku tegak mengacung,kak arlin lalu meraih baby oil disebelahku untuk dioleskan ke kontolku.lalu dia jongkok membelakangiku,seperti mau boker saja..lalu dia meraih kontolku dengan tangan kananya.diarahkanya ke memeknya. Dia nampak menurunkan bokongnya pelan pelan.beberapa saat di angkat sebentar pahanya.lalu ditekan lagi.nampak kesulitan memasukan kontolku ke memeknya.namun dia tak putus asa.akhirnya ambleslah kontol ku ditelah memek kak arlin..uh rasanya sampai ke ubun2.dari posisi itu.kak arlin membiarkan kontolku terbenam sesaat.lalu dia menggerakan pinggulnya kedepan kebelakang sambil 2tanganya bertumpu pda pahaku.

    “Enak gak den memeknya digoyang kakak begini? -tanyanya
    “E-enaakk baangeert k-k-ak” -jawabku terpatah patah menahan ngilu enak di kontolku.kepalakupun mengadah keatas.saking enaknya.

    Kakkau mempercepat goyanganya..rupanya dia akan keluar lagi saat itu.,benae dugaanku.dia mmpercepat gerakan pinggulnya.dan gak lama kontolku seperti tersiram lahar panas kenikmatan. Itulah cairan memek kakaku. Lalu dicabutnya memek itu dr kontolku.dia teekulai lemas disebelahku..aku gak menyianyiakanya.aku lalu menyambar memek kakaku yg masih basah dengan lendir itu.
    “Slurpphh..sluurrppp ahhhhh..slurp” aku sedot semua cairan memek kakaku tapi gak kutelan.dia mendesah kembali.sambil mengangkat kedua pahanya yg menegang.
    Lalu melingkarkan di punggungku.gak lama aku arahkan kmbali kontolku ke memek kak arlin. Yg sedang merekah indah itu.seberti makin bengkak saja memek kakaku ini..good pussy.setlah aku puas menjilatinya.kuhujamkan kembali kontolku ke lubang kenikmatan kakaku ini.

    “Aaahhh enakk kak” -desahku.
    “Iyaaaa den.kakak juga enak trus.masukan burungmu hingga dalam” rancau kakaku
    10mnit berlalu nampaknya aku merasakan ada seauatu yg ingin keluar,lalu aku bilang ke kakaku.
    “Kak..k-kayanya a-ku mau keluar d-deehh aaahhh” omonganku gak jelas krena aku sedang menggenjot kakaku
    “Cabut aja dek nanti kalau mau keluar masukin mulut kakak atau susu kakak.ky yg di film”
    “Iyaa kak..”

    Setelah kugenjot kakaku dengan ganas..sampailah cairan itu diujung kontolku.rasanya ingin menyeruak keluar,,aku tahan sbentar..tlsetwlah dorongan terankhir aku tusuk paling dalam sampai mentok rahim kakaku. Aku berbegas mencabutnya.

    “Ahhhh..crirr crooott..crooor.creoooooooot..ah enak kaak” kuarahkan ke mulut kakaku
    “Ahhh uhuks uhuks.mpphhh aahhh” seperri tersedak

    Cerita Dewasa 2017 | Maniku sangat kental dan banyak membanjiri mulut kakaku.sehingga dia sulit bernapas.lalu mani itu di telan abis2 oleh kakaku.dengan kepala kontolku masih diemut kakaku.peluhku berjatuhan di dada kakaku. Lalu kak arlin pun menghisap habis kepala penisku hingga tak ada mani tersisa.melihat susu kakaku yg basah.aku jadi bernapsu untuk mengenyotnya lagi.

    “Mmmchhh mmmpuahmuach muach” suara bibirku mengecup puting kakaku yg mengeras seperti krikil.
    “Ah ahhhh aahhh..ahhh ” kakaku mengatur nafas karena kelelahan.

    Kakaku berdiri mengambil tissue untuk mengelap mulutnya dr sisa mani tadi.lalu rebahan di sebelahku.dia langsung ku kecup keningnya. Dan dia memeluku.

    ” maafkan kakak ya den.krn kakak penasaran.kita jadi berhubungan badan gini” sesal dia
    “Harusnya aku kak yg mnta maaf.sudah bkin kakak gak perawan lagi.” sesalku juga
    “Yaudah ini salah kita berdua yg tidak tau apa2” .hibur dia
    “Iya kak” sambil kepeluk balik kakaku.

    Kita masih ngos ngosan dan berusaha mengatur napas kami sejenak.kepala kak arlin berada di bahu kiriku.posisi badanya sesikit miring.membuat toketnya menggelantung ke samping.langsung aku mainin pakai jariku. Gak lama penisku pun bangkit kembali seperri tadi. Lalu kak arlin memainkan kontolku dengan tangan kirinya.

    “Ih kok bangun lagi den.kan udah muncrat tadi?” -tanyanya heran.
    “Gatau nih kak” -jawabku polos.
    “Boleh kakak isep gak den?” -tanyanya
    “Boleh kak.kalau kk ga jijik mah”- jawabku.

    Belum kak arlin menjawab dia langsung, nungging menghadap kontolku.lalu mulai mengulum kepala penisku.masih pemula sih.jadi kadang kena gigi kakaku.dan itu rada sakit.tapi dia perbaiki dengan sedotan sedotan yg mencengkram seperti hisapan vacum cleaner.lalu dia lepaskan kulumanya dan akupun bertnya.

    “Kok dilepas kak? Padahal enak hanget tuh tadi” protesku
    “Bagaimana kalau kita pakai gaya kita sendiri.gaya yoga tadi yg kayang tadi.” jelas dia
    “Terus aku masukinya gimana kak?kalau kakak duduk dipahaku? -tanyaku kebingungan
    “Gampang den.kita pakai bantal itu aja.disusun di kursi” nih gini” -sambil ngambil bantal dan menyusunya.

    Setelah bantal tersusun rapi.kakaku mulai tiduran di atas bantal tadi..sambil memposisikan tinggi badanku apakah aku bisa menghujamkan kontolku tepat di memeknya apa nggak..sepertinya kurang tingggi.lali dia mengambil satu bantal lagi. Kini posisinya bdan kakaku lbih tinggi.dia mulai tiduean diatas bantal tsb..persis waktu aku tadi mengajari posisi kayang tadi..kini posisi memeknya tepat diselangkangan kontolku. Dan kakinya debarkan.sehingga kini posisi memek kak arlin merekah sempurna dihadapan kontolku..aku ludahi kepala kontolku.

    Seperti biasa, aku gesek2 memek nya hingga basah..dia mendesah hebat dan menggelinjang..beberapa kali ku tahan pnggulnya dengan kedua tanganku.dengan posisi kayang(back flip)sperti ini kontolku akan mudah masuk ke dlam lubang memeknya.setelah kurasa basah memeh kakaku.kudorong kepala penisku sebagian.kutarik..lalu ku twkan lagi.dengan satu dorongan dan blessshh..kakaku terpekik.karena ini langsung satu dorongan.tubuhnya menggelinjang.menerima tusakan langsung ku.kugoyang pinggulku.dengan cepat,tampak memek kakaku merekah semakin lebar akibat penisku didalamnya..kali ini tenagaku gak sekuat tadi..setelah 15mnit kurasakan aku ingin muntah.namun aku tak bilang kakaku.ternyata

    “Aaarrghh denn..kakak keluar lagi..crrrrrcreetr creett”kepala kakaku mendongak seperri ini bangkit dr tidurnya. cairanya menyembur di dlam memeknya dan membuat kontolku semakin licin saja.
    Kupercepat gerakanku,dan bebrapa detik kemudian
    “Crrroottt ccrrooott crrooottt..” kuhujamkan penisku dalam dalam selama maniku keluar.
    “Ahhhh kak arliinn aku keluar di daaalam, enaakkk”

    Setelah kontolku lemas namun masih kubiarkan didalam.ku peluk kakaku yg masih dalam posisi kayang..lalu kuciumi toket kanan kirinya..kuemut kedua pentilnya..hingga dia terpekik..sambil kuciumi lehernya dan kubisikan

    “Kak maafin deni.td gatahan dikeluarin didalam” sesalku
    “Ahhh.gapapa den.kakak juga baru kali ini merasakan semburan mani cowok di rahim kakak”

    Lalu ku cabut penisku “ploop” diikuti lelehan sperma ku yg kental.lalu kutarik tanganya untuk bangkit dr atas bantal2 tadi. Dia langsung jongkok di lantai.sambil mengamati memeknya. Dia melihat cairan sperma ku meleleh keluar daei lubang memeknya. Dan menetes kelantai.

    Waktu menunjukan pukul 16:15.sudah sore juga.gak kerasa kami main hingga 2jam an.dan kami bergantian untuk membersihkan diri kami..lalu gak lama kakaku memanggilku dari dalam kamar mandi.

    “Den sini masuk aja.barengan.sekalian kakak sabuni badanmu”
    “Iya kak”akupun menurut saja

    Didalam kamar mandi kakaku sudah telanjang bulat dibawah sower.akupun menghampirinya dan memeluk dari depan.mencium bibir nya dengan bakat alamiku.ciuman kakaku lbih dasyat.dibawah guyuran sower yg lumayan hangat.menaikan libidoku kembali.kontolku kembali mengeras.lalu kak arlin membelakangiku,kini sowernya telah mati.kak arlin meraih sabun cair didepanya. Lalu menaruh ditanganya untuk diusapkan penisku. Aaahhhh rasanya enak sekali usapan tangan kak arlin,kemudian dia merapatkan pahanya dan membimbing kontolku untuk masuk di celah paha dan memeknya.lalu kupegang bokong bulatnya.kuusap usap lalu kupegang pinggulnya untuk peganganku menghujamkan penisku di belahan pahanya..lalu dia meraih tangan kananku lalu di pencetlah sabun itu tumpah di telapak tanganku. Lalu di pegangnya tanganku ke arah dadanya. Rupanya ia ingin aku menyabuni toket besarnya,aku paham dan segera melakukan untuk telapak tangan kiriku. Dengan gerakan mengusap usap dr belakang dan sedikit menekan toket kak arlin.sukses membuat dia mendesah ringan.lalu kupilin2 puting imutnya yg sudah mengeras.kali ini aku gak bisa mengenyotnya. Lalu punggungnya disenderkan ke dadaku dan berbisik.

    “Makasih ya den,kakak enak sekali,tapi papa bentar lagi akan pulang jd kita gabisa bermain lagi”-bisiknya
    “Gapapa kak..ini sudah lebih dr cukup bagiku “-balasku dengan bisikan ke telinganya

    Kepercepat genjotanku penisku dipaha kak arlin.namun belum keluar juga ini maniku..lalu tetap kusabuni toket kakaku.namun sedikit gerakan turun ke perut dan area memeknya.melihaku kesulitan mngecretkan maniku.kak arlin bersimpuh didepanku.serta meraih kontolku.dan mulai mengocoknya

    “Biar kakak kocok aja ya den.kita harus buruan mandi”-ujarnya
    “Iyaaa k-kak aahhh” aku merancau keenakan dengan kocokan kak arlin.
    “Ahhh mau keluar kak..aaahhhhh creeert creeeettr crrett” maniku tumpah ke muka kak arlin.
    “Maaf kak malah ke muka”- sesalku
    “Gapapa.emang kakak sendiri yg arahin kok”
    “Yaudah yuk lanjutin mandinya..”

    Kini giliran kakaku yg menyabuni aki mulai dari dadaku yg bidang hingga mata kaki.tak luput dari belaian dan usapanya. Akupun tak kalah.ikut menyabuni punggung kak arlin juga.setelah mandi kita mengeringkan badan masing.aku masih memakai pakaianku tadi.sedangkan kak arlin memakai pakaian baru yakni celana pendek hot pants.dengan kaos hitam,dan bra merah.aku melihat dia ganti baju dan kini kak arlin sudah tak canggung lagi, dia mengenakan CD renda waena merah.menambah kesan sexy kakak ku ini.
    Namun kita dikejutkan dengan sprei kasur yg bernoda merah akibat darah kak arlin.nodanya terlihat jelas krn sprei itu waena putih. Kita sepakat untuk membuangnya dlu dan menggantinya dengan sprei baru..aku membawa spre itu ke kamarku untuk nanti sore kubuang ke TPA deket rumah supaya aman.dan gak ditanya simbok atau mama waktu dijemur nanti.

    Update Cerita Dewasa 2017 | Setelah itu kita masih dikejutkan dengan kakaku yg kemungkinan hamil akibat ulahku. Dia sih awalnya merasakan sakit perut.namun setwlah itu napsunya makin naik..kuketahui setelah itu.kalau cewe mau mens katanya emang napsunya lagi gede2nya. Kita sepakat untuk menunggu sampai satu mnggu apakah ada tanda2 kehamilan atau gak..selama itu pula kita was was. Didepan ortu kami.kami bersikap biasa layaknya kakak adik. Namun di hari ketujuh. Kakak masuk ke kamarku dengan muka putus asa. Aku yg sesang maen game pun sejenak menghentikannya.lalu ku tatap wajah kak arlin.

    “Hey kenapa? Something bad news?-suaraku lembut sambil kubpeluk kepalanya.
    “Aku siap mempertanggung jawabkanya didepan papa you know”- sambungku

    Lalu kakau tertawa cekikikan,mendengar kata kataku.

    “Hey ngapain bilang kya gitu..kakak ngerjain kamu doang kali den”-kelakarnya hahaha
    “Kakak gak hamil kok.udah dites barusan pakai 3tespek dengan merk yg berbwda.dan hasilnya negativ kok”- jelasnya
    ” puji tuhan.syukurlah kak kalau gak hamil”- tertawa bahagia

    Kami rebahan dikasur,dan menatap langit langit kamar seperti mengenang kegilaan kami berdua.tempo hari. Lalu karena aku gemas.aku geletikin toket kaku dengan gemas..

    “Nakal ya ngerjain deni..hufft..rasain nih nih..nih “-canda ku
    “Hentikan den..ahh..hahahah..geli..geli ahhh”-pinta kakak
    “Makanya jangan ngerjain orang -_-“- ucapku
    “Iya iya adiku ganteng,hahaha jangan cemverut donk..yuk latihan yoga lagi”- ajaknya
    “Ayuk. Tapi kya kemaren lagi ya?”- candaku.
    “Ihh nakal,boleh aja.tapi kali ini kamu beli kondom dlu sana di minimarket”-
    “Oke kak..nanti sampai sore lagi ya kak..aku tadi udah liat di situs bokep.gaya gaya baru buat kita nanti”
    “Hahaha dasar adekku ini malah ketahihan.ingat jangan sampai mama papa tau ya”
    “Siap boss” tegasku

    Sejak saat itu kami selalu melakukanya sama ortu kami tidak ada.bahkan ketika simbok ke pasar kami melakukanya sambil menggendong kakaku ke dapur,kita doggy sttle di dapur saar kakak lagi bantuin simbok masak.hingga kakaku nikah diusia 20tahun.barulah kita menghentikan aktivitas itu karena kakaku pindah ke surabaya. Kini aku kuliah smester 1.dan sudah punya pacar untuk selalu aku setubuhi kaoanpun aku mau.

  • Membuatkan Anak Teman Lamaku

    Membuatkan Anak Teman Lamaku


    1312 views

    Perawanku – Pada suatu pagi aku menerima sepucuk surat. Ternyata surat itu dari sahabatku Nasem yang tinggal di Manado. Isinya dia mengundangku datang ke sana untuk berkangen-kangenan. Maklum telah puluhan tahun kami terpisah jauh. Nasem di Minahasa, Sulawesi Utara dan aku tetap di Malang, Jawa Timur.

    Cerita Sex Ngentot Teman Lama Buat Bikin Anak


    Dalam suratnya, Nasem menceritakan pula tentang keadaan Hamid (samaran, sahabat kami pula) di Tewah. Katanya, ia juga kangen padaku.

    Yah, sesungguhnya aku pun juga kangen pada mereka. Kami adalah tiga sahabat karib, yang dulu tak terpisahkan. Lahir di kampung yang sama, tahun yang sama pula. Tak heran orang kampung menjuluki “Three Brothers”. Cuma bedanya, Nasem dan Hamid sukses di kariernya. Kini Nasem menjadi Kepala Cabang Dealer Mobil/Motor di Minahasa dan Hamid menjadi pedagang antar pulau dan tinggal di Tewah. Sedang aku tidak. Tak banyak yang bisa dilakukan anak petani macam aku ini.

    Sayangnya, setelah 10 tahun menikahi gadis Minahasa, Nasem belum juga dikaruniai anak. Beda denganku yang harus pontang-panting menghidupi isteri dan keempat anakku. Kalau saja Nasem tidak membantu, mungkin aku sudah tidak sanggup. Itulah yang membuatku terharu. Meski sudah makmur dan terpisah oleh lautan, mereka masih memperhatikanku.

    Kembali ke surat Nasem. Ada satu hal penting yang disampaikannya, yaitu minta bantuanku. Tanpa menjelaskan apa yang dimaksudkannya. Aku pun bingung, apa yang bisa kuperbuat untuk membantu orang sekaya Nasem?

    Dengan uang yang dikirimkannya, aku pun berangkat memenuhi undangannya. Istriku harus tinggal, untuk menjaga rumah dan anak-anak yang harus sekolah. Kepadanya aku pamit untuk waktu barang satu dua minggu.

    Lalu, setelah 5 hari 5 malam berlayar, aku pun sampai di tujuan. Di situ aku sudah dijemput oleh Nasem dan istrinya. Begitu kapal bersandar, mataku menangkap sepasang tuan dan nyonya melambai-lambaikan tangan. “Nduutt.., Genduutt..!!” Teriak mereka. Nasem masih tetap memanggil dengan julukanku dan bukan namaku. Dulu semasa kecil, aku memang paling gendut dibanding Nasem Dan Hamid.

    Begitu turun dari kapal, kami saling berpelukan tanpa canggung. Kurasakan mereka memang rindu sekali padaku. Acara kangen-kangenan berlanjut sampai di rumah. Rumah Nasem besar, sedang dipugar dan mirip rumah pejabat. Apakah karena hal ini ia memanggilku ke sini? Entahlah. Praktis seharian kami tak menyinggung soal kedatanganku, karena keasyikan saling berkisah selama kami berpisah.

    Maka pada malam kedua itulah, sehabis makan malam, Nasem dengan istrinya Sari memanggilku ke ruang tamu. Mulailah mereka membicarakan soal “bantuan” itu.
    “Kira-kira apa yang bisa kubantu, apakah mengerjakan rumahmu ini?” tanyaku.
    Kulirik, Nasem menggelengkan kepala.

    “Begini Ndut, kamu kan tahu kami sudah 10 tahun menikah, tapi belum juga diberi momongan. Masalahnya, menurut dokter, aku ini memang mandul. Jadi kami sepakat untuk minta tolong kamu. Itu sebabnya kami mengundangmu datang kemari,” tutur Nasem, panjang-lebar. Tapi aku masih bingung dengan ucapannya itu, hingga kuminta ia menjelaskan lagi.

    “Jelasnya, kami ingin sekali punya anak walau seorang. Tapi kutahu pasti dari dokter bahwa aku tidak bisa membuahi istriku karena aku mandul. Maka kuminta bantuanmu untuk menggantikan diriku agar kami bisa punya anak,” tuturnya lagi dengan jelas.
    “Hah.. apa? Aku harus menggantikan dirimu agar bisa memberikan anak kepadamu,” tanyaku, penasaran.

    “Yah.. begitulah maksudku,” jawabnya, membuat aku kian tak mengerti.
    “Lalu dengan cara bagaimana aku menggantikanmu? Kamu kan tahu bahwa aku ini bukan ‘Deddy Coubuzier’ atau dukun. Apakah aku bisa melaksanakan permintaanmu itu Sem?” ucapku.

    “Ah kamu ini memang nggak tahu atau pura-pura nggak tahu. Begini, kamu ini memang bukan seorang dukun dan permintaanku ini tidak ada kaitannya dengan perdukunan. Yang kuminta adalah, kesediaanmu menggantikan diriku sebagai suami dari istriku, untuk membuahi rahim istriku agar kami bisa punya anak. Sudah? Jelas tidak?” ucap Nasem merinci, dan nampak agak kesal juga melihat kebodohanku.

    “Oh begitu maksudmu. Tapi benarkah ucapanmu itu? Dan apakah Sari menyetujuinya?” tanyaku meyakinkan, seraya memberi pertimbangan agar Nasem mengadopsi anak saja.
    Menurut mereka, semula memang berniat untuk mengadopsi anak.

    “Tapi sebaik-baiknya mengadopsi anak, masih lebih baik punya anak dari rahim istriku sendiri. Dan ini kalau bisa.. ya kan sayang?” ucap Nasem.

    “Ya Mas Ndut, kami sudah berunding sebelumnya. Dan demi keinginan kami, aku rela menyerahkan tubuhku untuk dibuahi Mas Ndut..” ucap Sari pelan.

    Kini aku paham maksud mereka. Tapi aku tak segera menjawab, mendadak terpampang buah simalakama di mataku. Bila kuterima, ah.. itu berarti aku harus melanggar pagar ayu. Apalagi ini istri sahabat sendiri. Dan bila kutolak, Nasem pasti kecewa. Itu yang pertama. Yang kedua, aku terlanjur datang jauh-jauh dari Jawa. Dan ketiga mengingat budi dan jasanya yang kuterima selama ini, kapan lagi aku bisa membalasnya.

    Tapi Nasem terus mendesakku.
    “Yah.. bagaimana ini ya. Sem, kuterima atau tidak permintaanmu ini?” kataku.
    “Sudahlah Ndut, kuharap kamu bersedia membantuku. Nggak usah risau, kami pun tak ada perasaan apa-apa atas bantuanmu,” ucap Nasem meyakinkan.
    Aku pun tanpa sadar berucap, “Yah baiklah. Tapi bagaimana nanti kalau gagal?” tanyaku.
    “Seandainya gagal, itu bukan kesalahanmu. Nanti kami akan senantiasa berdoa semoga keinginan kami ini dikabulkan,” ucap Nasem dengan arif.

    Selanjutnya dengan kesepakatan dan restu bersama, aku diminta untuk memulai malam itu juga. Begitu mendengar kesediaanku mereka permisi hendak mempersiapkan kamar tengah. Nasem sendiri nampaknya pindah ke kamar depan. Bantal dan perlengkapan tidur lainnya dibawanya ke depan.

    Tepat pukul 22:00 WITA, aku dipersilakan Sari masuk ke kamar tengah yang sudah bersih, indah dan harum. Terasa berat kakiku melangkah, hingga Nasem dan Sari membimbingku masuk. Habis itu, Nasem pun keluar, meninggalkan aku dan Sari berdua di kamar.

    “Sari, apakah kamu yakin aku bakal bisa memberi anak nantinya..?” tanyaku.
    “Mas Ndut, secara pribadi aku yakin kamu bakal bisa memberi anak untukku nantinya.” ucapnya manja.
    “Aku tidak tega tubuhku yang kotor ini nantinya akan ‘mengobok-obok’ tubuhmu yang mulus itu.”
    “Mas Ndut, aku kan sudah bilang ini demi keinginan kami berdua. Jadi tubuhku yang mulus ini kuserahkan padamu Mas. Ayo dekatlah kemari Mas Ndut. Tak usah malu-malu, aku siap bertempur Mas..” ucapnya lagi sambil menarik tanganku ke pembaringan.

    Sayup-sayup kudengar pintu jendela depan ditutup dan dikunci.
    “Lho siapa yang menutup pintu dan jendela di luar sana itu Sar?” tanyaku, sembari duduk di bibir ranjang.

    “Oh itu pasti Mas Nasem sendiri kok Mas Ndut,” jawabnya, seraya menjelaskan bahwa 2 pembantunya terpaksa dipulangkan agar rencana ini berjalan mulus.
    “Oh begitu!” ucapku.

    “Mas Ndut aku sudah nggak tahan nich?” ucapnya sambil membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya yang mulus itu. Tubuhnya yang mulus dengan susunya yang begitu montok dan vaginanya yang menantang. Panas dingin aku memandangnya. Lutut ini gemetar dan tubuhku meriang bak kena setrum listrik 1000 watt. Aku yang biasa melihat istriku bugil, kini jadi lain.

    Di rumah aku biasa tidur dengan beralaskan tikar. Kini aku berhadapan dengan ranjang mewah beraroma wangi, plus tubuh mulus tergolek di atasnya. Tapi badanku terus menggigil seperti terjangkit malaria berat. Eh, Sari tiba-tiba bangun menghampiriku dan melepaskan seluruh pakaianku yang sejak tadi belum kubuka. Aku cuma terbengong-bengong saja. Lalu..

    “Sekarang.. coba Mas Ndut berbaring..” ucapnya sambil mendorong tubuh telanjangku. Aku menurut saja. Penisku segera menegang ketika merasakan tangan lembut Sari mulai beraksi.

    “Wah.. wahh.. besar sekali penismu, Mas Ndut.” tangan Sari segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut. Segera saja penisku yang sudah berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Sari. Ia segera menjilati penisku itu dengan penuh semangat. Kepala penisku dihisapnya keras-keras, hingga membuatku merintih keenakan.

    “Ahh.. ahh.. ohh..” aku tanpa sadar merintih merasakan nikmat sesaat. Menyadari keringatku yang mengucur dengan deras sehingga menimbulkan bau badanku yang kurang sedap, buru-buru aku mendorong kepala Sari yang masih mengulum penisku itu untuk pamit mau mandi dulu. Lalu, kuguyur badanku dengan segala macam sabun dan parfum yang ada di situ kugosokkan agar badanku harum.

    Tiga kran yang ada di situ kubuka semua dan kurasakan mana yang berbau sedap, kupakai untuk menyegarkan badan. Bukankah sebentar lagi aku mesti melayani sang putri bak bidadari?! Mungkin sudah terlalu lama aku di kamar mandi, terdengar Sari mengetuknya. Begitu pintu kubuka, ah. Sari berdiri dengan tubuh montoknya. Ohh.. Seandainya yang pamer aurat di depanku itu istriku aku tak akan menanti lama-lama pasti langsung kudekap dia. Tapi dia adalah istri sahabatku.”Malaria”-ku yang sempat sembuh waktu mandi tadi, kini kumat lagi. Cepat-cepat aku masuk lagi dan menguncinya. Di dalam kamar mandi aku bimbang bagaimana sebaiknya, kulaksanakan atau kubatalkan saja?

    Akhirnya malam itu terpaksa gagal. Hingga pukul lima pagi aku masih belum berani melakukannya. Melihat Sari bak bidadari turun dari kahyangan, memang membuatku tergiur. Tapi ketika berhadapan dengannya nyaliku jadi ciut.

    Esoknya rupanya Sari melapor pada suaminya. Dan aku ditegur Nasem.
    “Ndut, kenapa tidak kamu laksanakan? Bukankah sudah kami katakan.” ucapnya.
    Aku cuma diam saja. Agar tidak kecewa lagi, malam ini tekadku akan kulipatgandakan untuk melakukannya.

    Pukul 22.00 WITA, Nasem meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Sejurus kemudian, “Ayo Mas Ndut kita tidur yuk,” ucap Sari manja sembari meraih tanganku dan ditariknya ke kamar. Setelah mengunci pintu kamar, dia menyuruhku duduk di tepi ranjang dan jari-jarinya yang lentik mulai memijat pundakku. Aneh, setelah dipijat aku menjadi lebih rileks. Dia sorongkan wajahnya dekat sekali dengan wajahku dan tiba-tiba bibir kami sudah merapat dan saling menghisap. Lama juga kami berciuman dan juga saling memilin lidah sementara tangan kami saling membelai dan mengusap.

    Kami masih duduk berhadapan. Lalu Sarilah yang mulai membuka semua pakaianku. Dia kecup leherku turun ke bawah ke dada dan ke puting dadaku. Sampai disini, dia menjulurkan lidahnya dan putingku dijilat-jilat. penisku langsung menegang, sangat keras dan semakin keras karena diremas-remas olehnya.

    Singkat kata, kami pun sudah bertelanjang bulat dan aku pun segera menindih badannya yang kenyal dan padat. Karena ada sisa kegugupan, maka aku langsung coba memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

    “Tunggu, pelan-pelan saja Mas Ndut,” bisiknya sambil mengelus kepala kemaluanku di depan lubangnya. Pelan-pelan sekali. Lalu tugasnya kuambil alih dan kulanjutkan menyentuh dan menggosokkan kepala penisku itu. Pelan dan pelan sekali. Terasa olehku lubangnya semakin basah dan licin. Tiba-tiba.. “Slepp..” masuklah penisku ke dalam sangkarnya.

    Aku mulai menggenjot perlahan-lahan. Naik turun, naik turun. Sementara itu bibir kami berdua tetap bertaut. Saling kecup, saling hisap. Tangan Sari mengusap-usap punggungku terkadang turun ke bawah ke pantat dan jarinya mempermainkan lubang pantatku, geli campur enak. Tanganku sibuk mengelus kepalanya dan rambutnya. Semua kami lakukan dengan pelan dan lembut.

    Setiap aku hampir sampai ke puncak, Sari selalu memelukku erat-erat sehingga aku tidak bisa bergerak. Tepatnya, kami berdua diam tak bergerak sambil saling peluk dan penisku tertanam dalam di kemaluannya. Setelah agak reda kembali aku memompa naik turun.

    Selang beberapa saat, Sari ganti di atas. Rupanya dia amat menyenangi posisi ini. Ganti sekarang dia yang memeluk dan menciumiku sementara pantatnya bergoyang dan berputar dengan penisku tertancap di dalam kemaluannya. Semakin lama semakin semangat. Sampai akhirnya ia pun mengejang dan mulutnya berdesis-desis dan kepalanya bergoyang-goyang liar ke kiri dan ke kanan, kupeluk dia dan kutekan pantatnya sehingga sampailah ia pada puncak kepuasannya. Lemaslah tubuh Sari dan dia menciumi seluruh wajahku sambil mengucapkan, “Terima kasih ya Mas? Mas telah melakukan tugas dengan baik.. aku sungguh tidak menyangka Mas bisa membuatku melayang sampai ke langit yang ke-tujuh.. (ucapnya sambil mengecup bibirku, terus tangannya memegang penisku yang menurut dia jauh lebih besar dan panjang dari punya Nasem)”.

    Selesai tugasku maka aku pun membalikkan badannya dan ganti aku di atas. Kuangkat kedua kakinya dan kubelitkan di kedua pahaku lalu kumasukkan penisku dan kukocok perlahan-perlahan untuk makin lama makin cepat dan akhirnya menyemburlah air maniku ke dalam lubang vagina Sari. Sari memeluk tubuhku erat-erat dan kami pun berciuman lama. Sempat sekitar sepuluh menit kami diam tak bergerak dalam posisi aku di atas badannya dan tubuh kami tetap jadi satu bersambung dari bawah.

    Tak terasa ‘pekerjaan’ yang kulaksanakan ini sudah menginjak malam ke dua belas.
    “Mas Ndut, sebenarnya menurut perhitungan saya, haid saya sudah lewat 7 hari yang lalu,” kata Sari pada suatu malam setelah kami kelelahan. Tapi Nasem masih belum yakin istrinya hamil. Aku dimintanya ‘bersabar’ barang sepuluh hari atau dua minggu lagi. Bersamaan dengan itu, ia mengirimkan uang belanja untuk istriku dan anak-anakku.

    Hingga pada suatu hari, terhitung hampir sebulan aku di sana. Nasem membawa istrinya ke dokter ahli kandungan. Tak berapa lama mereka pun pulang dengan wajah yang cerah. Berhasil!

    “Oh Ndut, istriku hamil!” katanya gembira.
    Kiranya ‘pekerjaanku’ tak sia-sia. Kusarankan pada mereka untuk menjaga kandungan Sari, hingga kelak si jabang bayi lahir. Aku sendiri, sudah kangen pada keluargaku di kampung. Maklum, hampir sebulan aku meninggalkan mereka. Tapi aku berjanji kepada Nasem, bersedia diundang lagi seandainya hasilnya gagal. Nasem pun tak keberatan melepaskanku pulang. Kebetulan dua hari lagi ada kapal berangkat ke Surabaya. Sorenya mereka belanja oleh-oleh untuk keluargaku di rumah. Aduh bukan main senangnya hati mereka. Setelah itu aku pun berangkat naik kapal pulang ke kampung.

    Singkat cerita, sesampainya di rumah kukatakan pada istriku bahwa aku diminta menyelesaikan bangunan rumahnya. Dan istriku percaya saja. Tapi dalam hati, aku merasa berdosa kepadanya.

    Delapan bulan kemudian aku menerima surat dari Nasem bahwa ‘anaknya’ telah lahir, wanita, cantik lagi, dan diberinya nama Ratih. “Ah syukurlah,” gumamku.

    Begitulah yang terjadi. Rahasia ini masih kusimpan demi ketenangan keluargaku. Tapi satu hal yang tak dapat kupungkiri, bahwa darah dagingku pun terpisah di sana. Disatu sisi aku bangga dapat membahagiakan sahabatku dan membalas budinya. Tapi disisi lain soal akibat dosanya, kuserahkan kepada Yang Di Atas. Aku hanya dapat berucap, mohon ampun pada-Nya.

  • Memek Bersih Sungguh Nikmat

    Memek Bersih Sungguh Nikmat


    1110 views

    Cerita Sex ini berjudulMemek Bersih Sungguh NikmatCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya.

    Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

    Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu.

    Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka.

    Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya. Fastbet99

    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.

    “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
    “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
    Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

    “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.

    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat.

    Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

    Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur.

    Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

    Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.

    “Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.

    Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

    Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

    Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
    “Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
    “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
    Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
    Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.

    “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
    “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
    “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
    “Pesta apaan..? Gila kamu.”
    “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”

    Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex.

    Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya.

    Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya.

    Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

    Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku.

    Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

    Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
    “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.

    Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

    Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah.

    Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

    “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.

    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna.

    Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

    Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
    “Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.
    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.

    Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

    Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69.

    Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

    Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus.

    Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

    Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.

    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”

    Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

    Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak.

    Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

    Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini.

    Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

    Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya.

    Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

    Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu.

    Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

    Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya.

    Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya.

    Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.

    Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Memek ku Di Emut Sampe Abis

    Memek ku Di Emut Sampe Abis


    1445 views

    Perawanku – Pada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu. Bola Tangkas

    Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) orangnya terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis umurnya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.

    Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi.

    Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

    Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

    Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan Judi Bola Tangkas  rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

    Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

    Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.

    Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

    “Dingin banget” katanya. “Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.
    “Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa.

    Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman

    ” Maaf Nisa ?”
    “Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

    Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. ” Hangat bu ?” tanyaku ” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.
    Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. “Kenapa?” tanya Anisa Tangkasnet

    ” Maaf Nisa ? ” Jawabku.
    ” Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

    Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari …
    tadi.

    Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.
    Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

    ” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.
    ” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.
    ” Biasa main dimana ?” tanyanya
    “Ada apa sayang?” tanyaku kembali.
    ” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun.

    Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

    Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”

    ” Don’t worry !” katanya.

    Dan setelah dia memebersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.

    Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

    Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan.

    Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

    Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

    Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

    “Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

    Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.

    “Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

    Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa …
    menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata

    ” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

    ” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra
    ” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.

    Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan.

    Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.

    Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya.

    Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.

    Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

    “Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.

    Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

    Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

  • Memek Mertuaku Yang Ingin Dipuasin Sampai Crot

    Memek Mertuaku Yang Ingin Dipuasin Sampai Crot


    1470 views

    Cerita Sex ini berjudulMemek Mertuaku Yang Ingin Dipuasin Sampai CrotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Umurku sekarang ini 26 tahun . Ini adalah pengalamanku yang benar-benar nyata dengan Ibu mertuaku . Umurnya belum terlalu tua baru sekitar 45th. Dulunya baru umur 18 tahun dia sudah kimpoi. Ibu mertuaku bentuk tubuhnya biasa-biasa saja malah boleh dikatakan langsing dan singset seperti perawan . Tak heran sebab hingga kini ia masih mengkonsumsi jamu untuk supaya selalu awet muda dan langsing.

    Singkat cerita ketika istriku baru melahirkan anak pertama dan aku harus puasa selama sebulan lebih. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana pusingnya aku . Hingga suatu saat aku mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu pertamanya itu . Aku biasa mengantarnya dengan motorku .

    Namun kali itu turun hujan ditengah perjalanan . Karena sudah basah kuyup dan hari sudah menjelang tengah malam aku paksakan untuk menerobos hujan yang deras itu.

    Setiba dirumah aku ingin segera membersihkan badan lalu menghangatkan badan . Di rumah itu hanya ada aku dan Ibu mertuaku karena kakak iparku tinggal ditempat lain . Sedangkan adik iparku yang biasa menemani Ibu mertuaku dirumah itu untuk sementara tinggal dirumahku untuk menjaga istriku.

    “Kamu mandi aja deh sana , Her” Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi

    “Ah . . nggak usah . . Ibu duluan deh” Kataku menolak dan menyuruhnya agar lebih dulu

    “Udah . . Ibu disini aja” Kata Ibu mertuaku yang memilih tempat cuci baju dan cuci piring diluar kamar mandi . Karena disitu juga ada air keran.

    “Yah . . udah deh” Kataku sambil mendahuluinya masuk ke kamar mandi.

    Suasana waktu itu agak remang-remang karena lampu penerangannya hanya lampu bohlam 5 watt . Aku iseng ingin tahu bentuk tubuh Ibu mertuaku yang sebenarnya ketika ia telanjang bulat . Maka aku singkapkan sedikit pintu kamar mandi dan menontonnya melepas satu per satu bajunya yang sudah basah kuyup karena kehujanan . Dia tidak tahu aku menontonnya karena dia membelakangiku.

    Aku perhatikania mencopot kaus T-shirt-nya ke atas melewati bahu dan lehernya . Lalu BH-nya dengan mencongkel sedikit pengaitnya lalu ia menarik tali BH-nya dan BH itupun terlepas . Adegan yang paling syur ialah ketika ia membuka celana panjang jeansnya . Sret . . celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekaligus dengan celana dalamnya . Jreng . .! Aku lihat kedua buah pantatnya yang kencang dan montok itu menantangku.

    Aku yang sudah tak merasakan sex selama satu bulan lebih dan lagi dihadapkan dengan pemandangan seperti itu . Aku nekat untuk mendekatinya dan aku peluk dia dari belakang.

    “Eh . . Her . . ini apa-apaan . . Her” hardik Ibu mertuaku .

    “Bu . . tolongin saya dong , Bu” rayuku

    “Ih . . apaan sih . .?!” Katanya lagi

    “Bu , udah dua bulan ini saya nggak dapet dari Dewi . . tolong dong , Bu” bujukku lagi

    “Tapi aku inikan ibumu” Kata Ibu mertuaku

    “Bu . . tolong , Bu . . please banget” rayuku sambil tanganku mulai beraksi.

    Tanganku meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitar 34b sambil jariku memelintir putting susunya . bibir dan lidahku menjilati tengkuk lehernya . Tanganku yang satu lagi memainkan klentit-nya dengan memelintir daging kecil itu dengan jariku . Batang Kontolku aku tekan dilubang pantatnya tapi tidak aku masukkan . Ibu mertuaku mulai bereaksi . Tangannya yang tadi berusaha meronta dan menahanku kini sudah mengendor . Dia membiarkanku memulai dan memainkan ini semua . Nafasnya memburu dan mulai mendesah-desah .

    “Dikamar aja yuk , Bu” bisikku

    Aku papah Ibu mertuaku menuju kamarnya . Aku baringkan dia tempat tidur . Aku buka kedua kakinya lebar-lebar dan sepertinya Ibu mertuaku sudah siap dengan batang Kontolku . Tapi aku belum mau memulai semua itu.

    “Tenang aja dulu , Bu . Rileks aja , Ok?” Kataku.

    Aku mengarahkan mukaku ke liang memeknya dan aku mulai dengan sedikit jilatan dengan ujung lidahku pada klentitnya.

    “Ough . . sshhtt . . ough . . hmpf . . hh . . ooghh” Ibu mertuaku mendesah dan mengerang menahan kenikmatan jilatan lidahku.

    Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja ia merasakannya . Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu ini.

    “Enak kan , Bu . .?” Kataku

    “Hmh . . kamu . . sshtt . . kamu… koq . . gak jijik . . sih , Her?” Tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya.

    “Enggak , Bu . . enak koq . . gimana enak gak?”

    “Hmh . . iyahh . . aduh . . sshhtt . . eenak . . banget . . Her . . sshhtt” jawab Ibu mertuaku sambil terus merintih dan mendesah.

    “Itu baru awalnya , Bu” Kataku .

    Kali ini aku kulum-kulum klentitnya dengan bibirku dan memainkan klentit itu dengan lidahku . Aku lihat sekujur tubuh Ibu mertuaku seperti tersetrum dan mengejang . Ia lebih mengangkat lagi pinggulnya ketika aku hisap dalam-dalam klentitnya.

    Tak sampai disitu aku terobos liang memeknya dengan ujung lidahku dan aku masukkan lidahku dalam-dalam ke liang memeknya itu lalu aku mainkan liukkan lidahku didalam liang memeknya . Seiring dengan liukanku pinggul Ibu mertuaku ikut juga bergoyang .

    “Ough . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . oughh . . hmh . . ough . . shhtt . . ough . . hmh . . oufghh . . sshhtt” suara itu terus keluar dari mulut Ibu mertuaku menikmati kenikmatan oral sex yang aku berikan.

    Aku sudahi oral sex ku lalu aku bangun dan berlutut dihadapan liang memeknya . Baru aku arahkan batang Kontolku ke liang memeknya tiba-tiba tangan halus Ibu mertuaku memegang batang Kontolku dan meremas-remasnya.

    “Auw . . diapain , Bu . .?” Tanyaku
    “Enggak . . ini supaya bisa lebih tahan lama” Kata Ibuku sambil mengurut batang Kontolku.

    Rasanya geli-geli nikmat bercamput sakit sedikit . Sepertinya hanya diremas-remas saja tetapi tidak ternyata ujung-ujung jarinya mengurut urat-urat yang ada dibatang Kontol untuk memperlancar aliran darah sehingga bisa lebih tegang dan kencang dan tahan lama.

    “Guedhe . . juga . . punya kamu , Her” Kata Ibu mertuaku sambil terus mengurut batang Kontolku.
    “Iya dong , Bu” Kataku.

    Kali ini kedua tangan Ibu mertuaku beraksi mengurut batang Kontolku . Tangan yang satunya lagi mengurut-urut buah pelirku dan yang satu lagi seperti mengocok namun tidak terlalu ditekan dengan jari jempol dan telunjuknya . Tak lama kemudian.

    “Egh . . yah .sudah . . pelan-pelan . . yah sayang” Kata Ibu mertuaku sambil menyudahi pijatan-pijatan kecilnya itu dan mewanti-wantiku supaya tidak terlalu terburu-buru menerobos liang memeknya.

    Aku angkat kedua kaki Ibu mertuaku dan aku letakkan dikedua bahuku sambil mencoba menerobos liang memeknya dengan batang Kontolku yang sedari tadi sudah keras dan kencang.

    “Ouh . . hgh . . ogh . . pelan-pelan , Her” Kata Ibu mertuaku ditengah-tengah deru nafasnya.

    “Iya , Bu . . sayang . . egh . . aku pelan-pelan koq” Kataku sambil perlahan-lahan mendorong Kontolku masuk ke liang memeknya.

    “Ih . . punya kamu guedhe banget , sayang . . ini sih . . gak normal”Katanya

    “Kan tadi udah diurut , Bu” Kataku .

    Aku teruskan aksiku penetrasiku menerobos liang memeknya yang kering . Aku tidak merasa istimewa dengan batang Kontolku yang panjangnya hanya 15cm dengan diameter sekitar 3 cm . Dengan sedikit usaha . . tiba-tiba . . SLEB-SLEB-BLESSS! Batang Kontolku sudah masuk semua dengan perkasanya kedalam liang memek Ibu mertuaku.

    “Ough . . egh . . iya . . sshh . . pelan-pelan aja yah , sayang” Kata Ibu mertuaku yang mewantiku supaya aku tidak terlalu terburu-buru.

    Aku mulai meliukkan pinggulku sambil naik turun dan pinggul Ibu mertuaku berputar-putar seperti penyanyi dang-dut.

    “Ough . . gilaa , Bu . . asyik . . banget . .!” Kataku sambil merasakan nikmatnya batang Kontolku diputar oleh pinggulnya.
    Ough . . sshtt . . egh . . sshh . . hmh . . ffhh . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . oughh” Ibu mertuaku tidak menjawab hanya memejamkan mata sambil mulutnya terus mendesah dan merintih menikmati kenikmatan sexual.

    Baru sekitar 30 menit aku sudah bosan dengan posisi ini dan ingin berganti posisi . Ketika itu kami masih dalam posisi konvensional . Aku mau menawarkan variasi lain pada Ibu mertuaku….

    “Eh . . Ibu yang di atas deh” Kataku.

    “Kenapa , sayang . . kamu capek . . yah . .?” Tanyanya.

    “Gak” jawabku singkat .

    “Mo keluar yah . . hi . . hi . . hi . .?” Godanya sambil mencubit pantatku .

    “Gak . . ih . . aku gak bakalan keluar duluan deh” Kataku sesumbar.

    “Awas . . yah . . kalo keluar duluan” Goda Ibu mertuaku sambil meremas-remas buah pantatku.

    “Enggak . . deh . . Ibu yang bakalan kalah sama aku”Kataku sombong sambil balas mencubit buah dadanya

    “Auw . . hi . . hi . . hi” Ibu mertuaku memekik kecil sambil tertawa kecil yang membuatku semakin horny.

    Dengan berguling ke samping kini Ibu mertuaku sudah berada di atas tubuhku . Sambil menyesuaikan posisi sebentar ia lalu duduk di atas pinggulku . Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata dan ramping . Tak ada seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya.

    Buah dadanya juga masih kencang dengan putting susu yang mengacung ke atas menantangku . Aku juga duduk dan meraih putting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum . Ibu mertuaku mendorongku dan menyuruhku tetap berbaring seolah-olah kali ini cukup ia yang pegan kendali . Ibu mertuaku kembali meliuk-liukkan pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista.

    “Egh . . sshhtt . . ough . . sshhtt . . ough . . egh . . hmf” desah Ibu mertuaku.

    “Gila , Bu . . enak banget . .!”

    “Ough . . sshhtt . . ough . . sshtt . . ough” Ibu mertuaku mendesah dan merintih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang Kontolku yang berada didalam liang memeknya.

    Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tangan . Tanganku yang satunya lagi meremas buah pantatnya . Batang Kontolku yang kencang dan keras terasa lebih keras dan kencang lagi . Ini berkat pijatan dari Ibu mertuaku tadi itu . Bisa dibayangkan jika tidak aku sudah lama orgasme dari tadi.

    “Ough . . sshtt . . emh . . enagh . . egh . . sshhtt . . ough . . iyaahh . . eeghh . . enak . . ough” liukan pinggul Ibu mertuaku yang tadinya teratur kini berubah semakin liar naik turun maju mundur tak karuan.

    “Ough . . iiyyaahh . . egghh . . eghmmhhff . . sshhtt . . ough . . aku udah mo nyampe” Kata Ibu mertuaku .

    “Bu . . aku juga pengen , Bu . . egh” Kataku sambil ikut menggoyang naik turun pinggulku.

    “Egh . . iyah . . bagusshh . . sayangg . . ough . . sshhtt . . ough . . sshtt . . ough” Ibu mertuaku merespons gerakanku untuk membantunya orgasme.

    Aku mempercepat goyanganku karena seperti ada yang mendesak dibatang Kontolku untuk keluar juga.

    “Hmfh . . terusshh . . iyah . . ough . . oughh . . AAAUGHH . . OUGH . . OUGH . . OUGH” Ibu mertuaku telah sampai pada orgasmenya.

    Pada batang Kontolku terasa seperti ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang Kontolku . Ibu mertuaku menggelepar dan diakhiri dengan menggelinjang liar dan nafasnya yang tersengal . Ibu mertuaku telah berhenti melakukan liukan pinggulnya . Hanya denyutan-denyutan kencang didalam liang memeknya.

    Aku merasakan denyutan-denyutan itu seperti menyedot-nyedot batang Kontolku Dan . . CROT . . CROTT . . CROTTT . .! muncrat semua air maniku diliang memek Ibu mertuaku.

    “Bu , kerasa nggak air mani saya muncratnya . .?” Tanyaku

    “Eh . . iya , Heri sayang . . Ibu udah lama pengen beginian” Kata Ibu mertuaku

    “Iya . . sekarang kqn udah , Bu” Kataku sambil mengecup keningnya

    “Oh . . kamu . . hebat banget deh , Her” Kata Ibu mertuaku sambil membelai-belai rambutku.

    “Itu semua kan karena Ibu” Kataku memujinya

    “Ih . . bisa aja . . kamu” sahut Ibu mertuaku sambil mencubit pinggulku.

    Ibu mertuaku masih di atas tubuhku ketika HP-ku berbunyi ternyata dari istriku yang menyuruhku supaya menginap saja dirumah Ibu mertuaku . Setelah telepon di tutup aku memekik kegirangan . Setelah itu kami melakukan pemanasan lagi dan melakukannya sepanjang malam hingga menjelang subuh kami sama-sama kelelahan dan tidur.

    Entah sudah berapa kali kami bersenggama dalam berbagai posisi . Pagi harinya kami masih melakukannya lagi dikamar mandi untuk yang terakhir lalu setelah itu aku sarapan dan pulang.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • MEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIK

    MEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIK


    993 views

    Cerita Sex ini berjudulMEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita dewasa ini adalah kisah nyataku memperkosa cewek sebut saja namanya putri. Putri adalah adik pacarku, cewekku itu telah mengkhianatiku sehingga timbul niatan yang tidak baik didiriku untuk membalas.

    Tetapi karena aku dengan cewekku beda kota, jadinya niat itu agak sulit terwujud. Namun putri adik dari pacarku itu kebetulan kuliah di Jogja, sama seperti tempat menetapku sekarang. Keinginan balas dendam untuk memperkosa adik pacarku tersebut mulai kurencanakan.

    Putri adalah cewek manis berumur 19 tahun, dan aku sendiri berumur 24 tahun. Putri menganggapku sebagai kakakknya, karena dari dulu putri sangat menginginkan punya kakak laki2, sedangkan mereka hanya 2 bersodara, begitu juga aku yang menginginkan seorang adik cewek, pada mulanya kami sering pergi bareng, bahkan putri pernah menunggui aku ketika aku mengalami sakit parah di RS, tetapi kembali lagi bahwa tidak ada niatan dan rasa apaapa, karena kami selalu menganggap bahwa kami adalah saudara kandung.

    Oh iya Putri cewek dengan tinggi sekitar 165cm, dengan berat 45 kg, cukup kurus memang, wajah spesifik khas orang jawa, ya miripmirip Anggun C. Sasmi dengan potongan rambut pendek lah tonjolan di dadanya tampaknya cukup kecil dengan ukuran 32b.

    Setelah mengetahui aku dikhianati oleh cewekku, maka timbul niatan didalam hatiku untuk membalas cewekku itu, namun aku bingung bagaimana caranya, disaat aku melamun mencari cara untuk membalas, tibatiba terdengar bunyi dering SMS, yang ternyata dari putri, putri pingin tanya tugas ujian yang akan ditempuhnya, maklum karena aku adalah asisten dosen, sehingga putri sering banyak tanya ke aku.

    Lalu aku menjawab sms tsb ya udah kamu ke sini aja, nanti aku ajarin, kirakira 1 jam lagi ya, karena aku mau mandi dulu, karena saat itu Putri mau datang, aku bergumam kalau Nah ini aja cara untuk balas dendam ke Tyas ( nama kakak dari putri ) dengan cepat aku siapkan handycam dan aku pasang sedemikian rupa sehingga tidak kelihatan oleh orang yang tidak tahu, kemudian aku langsung keluar naik motor membeli obat peangsang untuk wanita.

    Semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu kesempatan saja. Tepat jam 2 siang dirumahku, tingtong bel berbunyi, pintu dibukakan oleh adikku, Putri kupersilakan masuk, tetapi aku masih bingung bagaimana akan menikmati tubuh Putri, karena ortu dan adikku ada dirumah, sambil berpikir keras mencari cara, ternyata tibatiba ada telepon dari nenekku kalau ada rapat keluarga mendadak membahas masalah warisan, biasanya ortuku selalu mengajakku untuk nyopir, tetapi karena sedang ada putri, maka akhirnya adikku yang menyopir.

    Kebetuan sekali gumamku, sambil menutup pagar setelah mereka pergi, aku menyiapkan segelas teh yang tentunya udah kuberi dengan obat perangsang yang tadi aku beli. Dosisnya kuberi agak banyak untuk jagajaga kalau putri minum sedikit, karena putri sangat haus, maka putri langsung menghabiskan teh itu, karena kebanyakan dosis putri malah pusing dan langsung pingsan.

    Aku tipikal orang yang tidak bergairah jika menyetubuhi cewek yang lagi tidur, maka aku ambil seutas tali, tangan kiri dan kanan aku ikat di pojok tempat tidur, kaki aku biarkan saja, supaya nanti ada sedikit usaha untuk menikmati tubuhnya.. Agen Bola Terpercaya

    setelah persiapan selesai, Putri aku bangunkan dengan memerciki air ke wajahnya, akhirnya putri terbangun, putri berteriak Mas apa2an ini??!!??, gak apaapa Put, kamu belom pernah ngrasain surga dunia kan?, kamu akan aku kasih gratis put, kamu harusnya bangga lho put, soalnya gak semua cewek bisa nikmatin kaya gini, cewek2 lain tunggu mereka nikah jawabkulalu putri memohon Aku mau diapakan mas? Jangan mas mulutnya langsung kubekap dengan bibirku, aku ciumi bibirnya secara liar, tampaknya putri belum terangsang dan masih menolak membalas ciumanku, langsung aku cium lehernya dengan liar,

    putri agak sedikit merasa geli campur kenikmatan, dengan tangan yang terikat putri tetap berteriak Jangan Mmmmaaasshh, mmmhhh, ahhhh, janghhggaannn karena putri mulai mendesah, tanganku mulai bergerilya, mulamula aku remasremas punggungnya, sambil tetap kuciumi leher dan tengkuknya,

    tanganku masih memain2kan punggungnya biar tali Bhnya lepas, dan tak lama setelah itu tali Bhnya pun lepas, aku udah tidak tahu lagi apa yang putri teriakkan, karena diriku udah terkubur oleh nafsu, perlahanlahan tanganku mulai kedepan sambil tetap meremas, namun kupindah kebelakang lagi, dengan permainan lidahku dilehernya, tampaknya udah membuat Putri lupa ingatan,

    mungkin karena pengaruh perangsang tadi, Putri tanpa sengaja mendesah, Janggann mmmassshh, mmmppphhh, jaangann, jangan, hentikaann, ahhh, jangan hentikan, ahh teruss tanpa sengaja Putri berusaha untuk memutar badannya, tampaknya malah putri yang menginginkan payudaranya diremas, karena dari tadi aku hanya meremas punggungnya, aku bergumam bentar lagi kena kamu akhirnya putri udah tidak tahan lagi, badannya memutar dadanya langsung diarahkan ke tanganku, tetapi tetap kupermainkan putri, tidak langsung aku pegang payudaranya.

    Karena pengaruh obat perangsang tadi, putri malah memohon dengan suara memelas please mas.tolong aku, pegang susuku, remas, dan ciumtolong masjangan hentikan. Putri masih kupermainkan, payudaranya tidak langsung aku pegang, setelah berkalikali aku mendengar rintihannya, langsung kulepas kaosnya, pada mulanya aku bingung gimana cara melepasnya,

    karena tangannya terikat, tanpa pikir panjang langsung aku ambil gunting di dekat kasur, yang rencananya akan digunakan untuk mengancam, langsung aku gunting bajunya dan Bhnya, karena aku udah tidak tahan lagi, langsung aku jilat putingnya yang kanan, dan yang kiri aku remas, sambil aku mainkan putingnya dengan jari,

    Putri yang saat itu masih terhanyut dalam obat perangsang tibatiba agak tersadar dan berteriak maskenapa ahh mas ahh lakukan ini?? Ahh..ahh kujawab karena aku sayang kamu, jadi kuberi kamu kenikmatan yang cewek lain gak bisa nikmatin, bahkan mbak kamu aja gak pernah lhosambil bergantian kiri kanan menjilat putingnya,

    tanganku yang satunya lagi bergerilya kebawah, Putri saat itu masih memakai celana jeans. Aku buka pengait di jeansnya, terlihat saat itu putri masih agak memberontak, karena meskipun fisiknya menerima rangsangan yang hebat, namun hatinya masih menolak karena disetubuhi orang yang putri anggap kakak kandungnya sendiri,

    kakinya berusaha menendang2, tetapi justru itu memudahkan bagiku untuk melepas jinsnya, dengan cepat aku tarik jinsnya sehingga putri kini hanya tinggal menggunakan celana dalam saja..sambil menjilati putingnya, dengan cepat kutarik cdnya dengan cepat, bahkan mungkin cdnya robek karena aku menariknya kuat2.

    Kini putri udah telanjang bulat, melihat putri telanjang bulat, aku langsung bangun dan memandangi wajah putri dengan tangan terikat, tanpa benang sehelaipun, putri saat itu langsung menangis, mungkin merasa malu karena tubuhnya yang telanjang bulat dilihat oleh cowok yang dianggapnya kakak sendiri.

    Dengan cepat aku langsung melepas seluruh pakaianku sehingga aku juga telanjang bulat, melihat aku telanjang, putri langsung menjerit, dan merem melek, liat penisku. Penisku sih kayaknya standar saja, karena ukurannya 14 cm, tapi karena putri itu dasarnya orang yang tidak aneh2, dan bisa dikatakan lugu, maka dia tetap kaget.

    Putri memohon masjangan mas, aku itu sayang mas, dan kuanggap sebagai kakakku sendiri, kenapa mas tega lakukan ini?? Putaku juga sayang kamu, makanya kamu kuberi hadiah yang tidak bakal terlupakan, sudah kamu nikmatin aja ya put bibirku langsung cepat melumat bibirnya dengan memeras dan memilin putting susunya, Agen Bola Terpercaya

    putri mulai mengerang ahhhahhmmmhhhciumanku mulai menurun ke arah putting susunya, dan mulai kebawah lagi hingga ke liang kenikmatannya, sambil tetap memeras dan memilin2 susunya, aku mencoba menjilat vaginanya ( jujur aja saat itu aku juga baru pertama kali melakukannya ) pertama aku juga agak jijik dan sedikit mual, tetapi karena reaksi yang diterima putri menunjukkan respon positif dengan mendesah agak keras, maka aku juga semakin berani menjilatjilat kekiri dan kekanan di lubang kenikmatannya.

    Putri saat itu udah merem melek merasakan nikmat, sambil terus mendesah mmmphhh.ahhhh.ammpphhaahhhmmmphh karena merasa udah sedikit aman, aku mencoba melepas ikatan tali ditangannya, untuk melihat respon dia yang sudah terangsang, ternyata yang dilakukan sama putri secara tidak sengaja malah membimbing tanganku untuk memilin2 putingnya sambil berteriak.

    terrusss maasss.mmmpphhh,,,..aahhh selama 15 menit aku jilat lubang kenikmatannya tibatiba dia memegang tanganku dengan kencang sekali, tubuhnya kaku, dan dia menggelinjang hebat sambil berteriak kepalanya jangan disitu mas..aku mau ngeluarin aku gak perduli dan tetap menjilat2, sampai akhirnya dia orgasme banyak sekali sampai mulutku blepotan terkena cairan kenikmatannya..ahhhahhhahhh dia berteriak sambil menggelinjang.

    Beberapa saat setelah putri orgasme dengan hebat, putri langsung memeluk badanku, tampaknya putri udah tidak perduli lagilangsung kesempatan itu aku lakukan dengan berusaha memasukkan penisku kedalam vaginanya, karena dia habis orgasme, maka vaginanya masih terdapat banyak cairan, karena aku udah tidak tahan lagi,

    sambil memeras dan menjilat putingnya, aku mencoba memasukkan penisku, Putri yang saat itu udah mulai sadar dari kenikmatannya langsung berteriak Jangan dimasukkan masaku mohon, aku lakukan apapun biar mas bisa merasakan enak, apapun mas bener nih?? tanyaku Iya mas, apapun, aku juga janji gak bakal cerita sama siapapun mas Setelah itu aku cium bibirnya dengan penuh kelembutan,

    putri pun mau membalas ciumanku, kujulurkan lidahku di bibirnya, dan dia membalas dengan saling menjulurkan lidah, kami saling berciuman hebat selama 10 menit, sambil berciuman tanganku tetap meremas dan memilin putting susunya, sehingga putri udah mulai terangsang kembali,

    sambil terus mendesah aku terus menciumi lehernya hingga kebawah, tampaknya Putri udah mulai tidak perduli atas perkosaan yang dialaminya, mungkin karena pengaruh obat perangsang, putri terus mendesah, dan mendesah, desahandesahan yang kudengar sangat membuat nafsuku semakin tinggi, aku mulai semakin turun menjilat vaginanya kembali, dan vaginanya udah mulai basah kembali, karena sudah mulai terangsang, aku mencoba kembali untuk memasukkan penisku,

    putri agak tersentak kaget Mas aku mohon..jangan mas, Cuma menggesekgesek kok put, gak apa2, gak bakalan masuk, jawabku..lalu putri mengiyakan, dengan menggesekgesekan penisku ke lubang kenikmatannya, membuatku leluasa menciumi lehernya sambil meremas dan memilin putingnya,

    kadang aku memberhentikan gesekanku, tetapi malah putri menggoyang pinggulnya supaya klitorisnya mengenai penisku, dan hal tersebut berlangsung selama 15 menit, karena putri sudah tidak tahan atas rangsangan yang begitu hebat,

    maka secara tidak sadar putri terlena dan berbisik kepadaku Masakkhhh akkuu, uddaah gak tahaan..akkhhh, massukkin aja massssshhh mendapat lampu hijau aku langsung mencoba untuk masukin, karena aku pada dasarnya juga belum melakukan seperti itu, maka aku coba masukin secara pelanpelan, lubangnya sempit sekali, karena memang putri masih perawan.

    Aku coba terus menerus dan berusaha sekuat tenaga, Putri berteriak Pelanpelan Mas, selama hampir 5 menit aku mencoba juga belum masuk2, akhirnya dengan perjuangan sekuat tenaga blessshhh, penisku berhasil masuk ke vaginanya, putri mem*kik Ahhh sakit mas, keluar darah segar dari vagina putri tanda keperawanannya telah bobol.

    Sakitnya cuma sebentar sayang, habis itu enak sekali jawabku, aku terus memompa batang penisku di lubang kenikmatan putri, aku merasakan penisku dipijitpijit oleh lubang kenikmatannya, rasanya nikmat sekali,

    benarbenar merasakan surga dunia, Putri pun juga tampak menikmatinya sambil mendesah Ahhhkkahhhahhteruss mass..ssshhmmmhh, jangann berrhentiahhkk, ennaakk sekali mass, sepeti surga dunia kan put? tanyaku.. Iyyaaahhkk..masshh.. jawab putri..

    Aku terus memompa dengan sangat cepat sekali, sampai payudara putri bergerak naik turun..suatu pemandangan yang sungguh indah melihat Putri telanjang bulat sedang aku setubuhi..setelah 25 menit aku memompa, tibatiba badan putri kembali kaku, mengejang, dan menggelinjang dengan hebat tanda putri sudah mau orgasmelangsung kupercepat kocokanku supaya aku juga dapat ngluarin bareng..

    tetapi karena putri udah tidak tahan maka dia berteriak Maasss..eennaakk sekaaliiaku mau keluarin putri orgasme untuk yang kedua kalinya, aku merasakan ada cairan panas di kepala penisku, aku tetap mengocok tubuh putri sehingga selang beberapa saat aku juga mau orgasme Put aku juga mau keluar kataku,

    langsung aku keluarkan di dalam rahim Putri, putri merasakan ada cairan hangat yang masuk kerahimnya, setelah orgasme, kami berdua saling berpelukan cukup lama, dan aku membiarkan penisku berada di liang vaginanya Agen Bola Terpercaya

    Entah apa yang berada di dalam pikiran putri, sehingga dia hanya terdiam seribu bahasa, lalu aku kecup keningnya sambil berkata Gimana Put? Enak kan ? dia mengangguk dengan mata yang agak sembab, mungkin dalam hati kecilnya dia agak menyesal atas apa yang terjadi,

    tetapi dia tidak bisa menahan keinginan fisik dan nafsunya untuk disetubuhi..akhirnya kami tertidur dalam keadaan telanjang, sampai akhirnya kami kaget dengan bunyi bel tanda ortuku dan adikku pulang..Saat itu kami panik, kami berdua masih telanjang, sedangkan baju putri udah robek semua terkena guntingcdnya juga udah robek..

    Setelah pintu digedor beberapa lama namun kami tidak membukakan karena masih bingung akan pakai pakaian apa putri nanti, putri langsung kusuruh sembunyi di lemari pakaian, dan aku pura2 dari kamar mandi. Kenapa pintunya lama sekali dibuka ? tanya ayahku, Oh maaf, tadi aku baru mandi pap .

    Lho Putri mana ? kok motornya masih disini ? tanya ibuku. Oh tadi ketempat temennya di dekat sini aku yang anterin mam, terus nanti aku jemput. Lho papa mama kok udah pulang ? tanyaku Oh ini ada yang ketinggalan berkas sertifikat rumah, bentar lagi juga berangkat Jawab ayahku. Yes gumamku dalam hati, masih ada kesempatan untuk bisa lepas dari masalah ini.

    Setelah ortuku berangkat, aku buka pintu lemari, dan aku bilang ke Putri kalau semuanya sudah aman. Aku kembali mencium keningnya, mulut kami saling berpagutan dan akhirnya saling bersetubuh kembali sampai 1 jam lamanya, entah berapa kali dia orgasme, yang jelas aku merasakan orgasme sampai 3 kali, putri tampaknya benarbenar menikmati persetubuhan ini.

    Setelah itu akhirnya putri pulang dengan pinjam kaosku, setelah kejadian itu kami tidak pernah saling kontak, dan komunikasi. Tapi setelah kejadian itu, Putri malah punya pacar, dan dia membuka diri untuk berhubungan dengan cowok, tidak seperti dulu yang tidak bisa menerima cowok, mungkin karena ketagihan kali ya?

    Tetapi setiap mengingat desahan dan goyangan putri membuatku langsung dibakar nafsu..Putri benarbenar hebat untuk pengalaman pertamaku, aku menyesal kenapa dia tidak kujadikan pacar saja, karena kalo dia pacarku bisa jadi aku merasakan kenikmatan setiap saat. Agen Bola Terpercaya

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Memperkosa Cewek Cantik yang Telah Lama Menjadi Incaranku di Sekolah – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Memperkosa Cewek Cantik yang Telah Lama Menjadi Incaranku di Sekolah – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1361 views

    Perawanku – Hari telah senja awan mendung pun mulai menyelimuti kota metropolitan ini membuat suasana semakin gelap, di saat itu di sebuah SMA terkenal di kota itu nampak gadis-gadis membubarkan diri dari sebuah ruang aula olahraga. Mereka mengakhiri latihan rutin paduan suaranya.

    Tawa dan canda khas gadis-gadis SMA mengiringi mereka bubar, satu demi satu mereka keluar dari halaman sekolah yang telah gelap itu. Sementara itu suara gunturpun terdengar pertanda hujan akan segera turun. Ada yang dijemput oleh orangtuanya, adapula yang membawa mobil pribadi, dan ada juga yang menggunakan angkutan umum.

    Aku sangatlah hafal dengan aktifitas anak-anak SMA ini, karena memang sudah hampir sebulan ini aku bekerja sebagai tukang cat disekolah ini. Usiaku memang sudah tidak muda lagi, saat ini aku berusia 48 tahun. Aku adalah seorang duda, istriku sudah lama minggat meninggalkanku setelah mengetahui aku tengah melakukan hubungan intim dengan keponakannya.

    Reputasiku sebenarnya lebih banyak didunia hitam, dulu aku dikenal sebagai seorang germo yang aku sambi dengan berdagang ganja. Namun beberapa bulan yang lalu semua para wanita yang aku jajakan terkena razia dan kemudian bisnis ganjaku hancur setelah kurir yang biasa membawa ganja ditembak mati oleh aparat.

    Di sekolah ini aku tidaklah sendirian aku masuk bekerja dengan sahabatku yang bernama Charles yang seorang residivis kambuhan. Usianya tidak begitu jauh denganku yaitu 46 th, perawakannya tinggi besar rambutnya panjang dan kumal. Kami berdua sengaja hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlah pekerja tetap di sekolah ini, kami hanya mendapat order untuk mengerjakan pengecatan kusen-kusen pintu-pintu kelas di sekolah ini.

    Kami tidak dibayar mahal namun kami memiliki kebebasan untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklumlah kami adalah perantau yang hidup nomaden. Di antara gadis-gadis tadi, ada salah seorang cewek cantik yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya. Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini.

    Adinda namanya. Postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan imut-imut, kulitnya putih bersih serta wangi selalu, rambutnya ikal panjang sebahu dan selalu diikat model ekor kuda. Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat,

    rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal di atas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnya pun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.

    Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya. Namun perasaan cintaku kepada Adinda lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya disaat aku tengah bekerja di sekolah ini.

    Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah pelacur-pelacur kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Adinda ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Adinda.

    Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah. Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa Adinda adalah seorang siswi yang duduk di kelas 2, umurnya baru 16 tahun.

    Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-16 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara dan paskibra di sekolah ini.

    Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yang diselenggarakan oleh sebuah majalah khusus untuk remaja putri terkenal di Negeri ini dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir.

    Kini disaat sekolah telah sepi salah satu dari gadis-gadis anggota paduan suara tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah cewek cantik cantik yang terakhir kalinya masih tersisa di dalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah.

    Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini.

    Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Adinda, cewek cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supir orang tuanya di kala selesai latihan sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran latihan. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya.

    Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.

    Posisinya kini bersujud di hadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat di dalam dirinya. Kunyalakan sebatang rokok dan kunikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap tajam dan kupandangi tubuh cewek cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi.

    Kunikmati rintihan dan tangis cewek cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik di dalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian bangsal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu.

    Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat.

    Sepertinya di dalam hatinya dia menyesali, kenapa Heru supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang Desy sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah di saat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan Fifi sahabatnya. Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya.

    “Beres Yon.., pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok”, terdengar suara dari seseorang yang tengah memasuki bangsal.

    Ternyata Charles dengan langkah agak gontai dia menutup pintu bangsal yang mulai gelap ini.

    “OK.. Sip, gue udah beresin nih anak, tinggal kita pake aja..”, ujarku kepada Charles sambil tersenyum.

    Kebetulan malam ini Pak Parijan sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam lingkungan sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke sekolah ini. Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah ini selama mereka pergi.

    Maka tinggallah kami berdua bersama dengan Adinda yang masih berada di dalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas atau orang lagi di dalam gedung ini. Pak Heru sang supir yang menjemput Adinda pastilah berpikiran bahwa Adinda telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu.

    Kupandang lagi tubuh Adinda yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takutannya yang teramat sangat di dalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan di dalam bangsal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk ke dalam bangsal itu, Charles menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja.

    Kuhisap dalam-dalam rokokku dan setelah itu kumatikan. Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak meringkus Adinda di teras sekolah tadi.

    “Gue dulu ya..”, ujarku ke Charles.
    “Ok boss..”, balas Charles sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar bangsal.

    Kudekati tubuh Adinda yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung cewek cantik itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok.

    Badan Adinda kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya.

    Dari daerah pantat tanganku turun ke bawah ke daerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk ke dalam roknya serta naik ke atas ke bagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Adinda ini, kuusap-usap terus menuju keatas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam.

    Karena sudah tidak tahan lagi, kemudian aku posisikan tubuh Adinda kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMA-nya sampai sepinggang.

    “Waw indah nian.. Gadis ini” gunamku sambil melototi paha dan pantat sekal gadis ini.

    Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih. Sementara Adinda terus menangis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba-raba selangkangan gadis ini.

    Disaat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki. Di saat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lobang kemaluannya. Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari lobang kemaluannya itu.

    Tubuhnya seketika itu menggeliat-geliat disaat kukorek-korek lobang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Adinda, tidak lama kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lobang vaginanya. Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku denga tangan kiriku kearah bibir vagina Adinda. Pertama yang aku pakai adalah gaya anjing, ini adalah gaya favoritku. Dan..

    “Hmmpphh..”, terdengar rintihan dari mulut Adinda disaat kulesakkan batang kemaluanku kebibir vaginanya.

    Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelobang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lobang kemaluan gadis perawan ini. Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelobang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya.

    Kulihat badan Adinda mengejang, kepala mendongak keatas dan sesekali menggeliat-geliat. Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang tiada taranya. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Adinda saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.

    Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lobang kemaluan Adinda. Aku telah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam lobang vaginanya. Kurasakan kehangatan di sekujur batang kemaluanku, dinding vagina Adinda terasa berdenyut-denyut seperti mengurut-urut batang kemaluanku.

    Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam di dalam lobang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Adinda yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber keluar menetes-netes.

    Ah.. Ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut keperawanan dari cewek cantik ini.

  • Memuaskan Tante Sendiri Yang Biseks Bersama Temannya Yang Juga Seksi – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Memuaskan Tante Sendiri Yang Biseks Bersama Temannya Yang Juga Seksi – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1399 views

    Perawanku – Kisah ini tentang Aku, tante Anna dan Temannya Tante Susi Kali ini saya kedatangan Tante saya, Tante Anna dan temannya yang saya panggil dengan Mbak Susi. Mbak Susi adalah orang sunda asli dengan kulitnya yang putih bersih, tinggi 167 cm dengan berat 50 kg sesuai dengan payudara yang saya perkirakan 34A, pasti membikin orang menoleh pada Mbak Susi

    Umur Mbak Susi sekitar 36 tahun, 3 tahun lebih tua dari saya, makanya saya panggil dengan Mbak Tante Anna orangnya supel dengan tinggi 171 cm, berat 53 kg dan berkulit kuning langsat dengan payudara yang kencang karena rajin fitnes, ukuran 34B Cantiknya seperti artis kira-kira dan Mbak Susi seperti artis Venna Melinda Mereka berdua ke Lombok dalam rangka tugas perusahaan selama lima hari

    “Ndi, nanti anterin Mbak Susi ya” kata Tante Anna sambil membereskan pakaian dalamnya
    “Kemana Tante?” jawab saya sekenanya, sambil jelalatan melihat BH merah punya Tante Anna, sungguh pemandangan yang indah, BH-nya segini ukurannya apalagi isinya He He
    “Mbak mau ke mall sebentar beli pulsa nich!” Mbak Susi menjawab mengandeng tangan saya akrab
    “Beres boss ”

    Kemudian saya dan Mbak Anna ke mall, di dalam taksi saya perhatikan Mbak Anna sungguh seksi dengan hem atasan berwarna putih ketat memperlihatkan payudaranya yang membusung dan rok mini diatas lutut berwarna biru, hingga lekuk-lekuk celana dalamnya samar-samar tercetak serta wangi parfumnya yang segar Sungguh membuat saya pengin ngewe aja. Tapi itu harapan saja coy

    “Ramai juga mallnya ya!”
    “Iya Eh Mbak Sini” lalu saya menarik tangannya, sungguh halus dan lembut
    “Counter handphone di sana toh”

    Karena ramai maka saya Mbak Susi mepet di depan saya hingga pantatnya yang terbungkus rok menempel di depan kemaluan saya Wah ini kesempatan nich pikir saya dalam hati, saya tempelkan kemaluan saya yang sudah tegak kepantatnya Mbak Susi, untuk tadi saya pakai celana panjang kain Sensasinya begitu nikmat, apalagi dimasukin nich Asoy geboy mak Selesai acara mepet-mepetan tad karena udah sampai dan bla, bla, bla tanpa kejadian yang hot

    Di malam ketiga, saya, Tante Anna dan Mbak Susi ngobrol sampe malam, kira-kira jam 21 00

    “Ndi Mbak Susi tidur duluan ya”
    “Iya Mbak Mimpi yang indah ya Mbak!”

    Lalu menyusul Tante Anna yang malam itu memakai longdress yang belahannya seolah-olah tak muat untuk payudara yang putih bersih itu Malam itu Tante Anna tidur sekamar dengan Mbak Susi di kamar tamu Tinggal saya yang memencet-mencet tombol remote TV karena acaranya tak begitu bagus Kira-kira jam 23 00 saya mendengar jeritan kecil, karena penasaran saya datangi sumber suara itu dan arahnya ternyata dari kamar tamu.

    Saya jadi penasaran nich, kebiasaan ngintip kambuh lagi nich pembaca, kamar tamu itu cuma dibatasi kaca nako yang kebetulan kordennya setengah tertutup Wah asyik nich, yang saya lihat sungguh mengagetkan dan mengasyikkan

    Tante Anna sedang menggerayangi Mbak Susi, tangan Tante Anna sedang meremas-remas payudara Mbak Susi yang sudah terbuka setengahnya dan baju atas piyamanya sudah tidak beraturan lagi, menampakkan payudara dan BH hijaunya Mmh sedap

    “An Jangan. Apa yang kamu lakukan” Mbak Susi berusaha menahan tangan payudaranya

    “Sus Tolong saya Sus Mmh ” rintih Tante Anna sambil mencium leher kemudian bibir Mbak Susi dengan liar sambil menarik BH hijau Mbak Susi hingga terpampanglah dua gunung putihnya

    “Jang an Saya Masih suka sama pria An” terengah-engah Mbak Susi menjawab karena Tante dengan giat mencium dan mengulum mulut, kemudian ke bawah puting Mbak Susi yang sudah kencang itu digigit dan dikulum Tante Anna dengan gemas sambil tangan mengusap-ngusap celana dalam Mbak Susi yang berwarna putih itu

    “Pelan2. Ada Andi tuch”
    “Udah diam aja kamu Sus!” bentak Tante Anna pelan, sambil membuka longdressnya yang ternyata tidak memakai BH dan celana dalam
    “Ssh Geli. Anna Ssh ” rintih Mbak Susi yang kelihatan sudah mulai terangsang

    Tante Anna mulai menciumi perut dan vagina Mbak Susi yang terbungkus celana dalam putih, beberapa menit kemudian terbukalah celana dalam Mbak Susi dan Tante Anna mengambil posisi 69, saling menjilat vagina masing sambil jari tangan Tante Anna tak henti keluar masuk vagina Mbak Susi yang sudah mulai basah

    “Ce Pat Sus Saya mau keluar!”
    “I Ya Rat Samaan Ke Luarnya ya” jawab Mbak Susi sambil mempercepat jarinya begitu juga Tante Anna

    Kedua wanita itu saling mempercepat kegiatan masing-masing dan akhirnya mereka orgasme Kemudian mereka tidur bugil sambil berpelukan Ah Ternyata kemaluan saya dari tadi juga sudah keluar nich, biasa ngocok sendiri

    Keesokan paginya

    “Pagi Tante Pagi Mbak Susi” salam saya pada kedua wanita tersebut
    “Pagi” jawab mereka bersamaan
    “Enak ya mimpinya” sindir saya sambil melihat Mbak Susi yang tersipu malu
    “Mmh Lumayanlah” Mbak Susi menjawab sambil melihat Tante saya
    “Ooh ya, nanti anterin Mbak Susi ke pantai sengigi ya ndi”
    “Beres Tante, pokoknya puas dech”

    Kemudian Tante Anna pergi meeting lagi dan saya kebagian tugas nganterin Mbak Susi, ini kesempatan namanya, kapan lagi kontol sama orang cantik kayak artis lagi Sore itu jan 15 10 saya anter Mbak Susi memakai mobil sewaan ke Senggigi.

    “Mbak, tadi malam ngapain aja di kamar sama Tante!”
    “Eh Ya tidur dong Ndi” jawab Mbak Susi agak sedikit grogi
    “Mbak Susi ngesex ya sama Tante”
    “Hus Ngawur kamu Ndi” Mbak Susi mencubit saya sambil melotot
    “Lho Wong Andi lihat kok, kalo nggak ngaku tak bilangin orang sekantornya Mbak Susi lho”
    “I Ya Iya Mbak Susi ngaku dech, tapi jangan bilangin siapa-siapa ya”

    Mobil kuparkir di tempat yang agak sepi dan jam sudah menunjukkan jam 18 20 malam

    “Boleh tapi ada syaratnya!”
    “Kok pakai syarat Minta uang nich!” kata Mbak Susi akan membuka dompet
    “Duit sich mau Tapi bukan itu, Andi pengin ngentot ama Mbak Susi”
    “Apa Gila Kamu ”
    “Kubilangin lho ”

    “Iya Dech Tapi bagian atas aja ya” jawab Mbak Susi pasrah sambil pindah dan bersandar pada bangku belakang Saya mengikutinya dan sore itu Mbak Susi memakai kaos kuning ketat dan celana jins

    “Lho Kok Dilihat aja, nggak mau ya!” goda Mbak Susi
    “Mmh Pe Lan Ndi ” terengah-engah Mbak Susi saat saya cium dan kami saling melumat

    Tangan saya meremas payudara sebelah kanan yang masih terbungkus kaos kuningnya Beberapa menit kami berciuman dan kemudian saya arahkan ke leher untuk membuat cupang merah Tangan saya sudah menyelusup ke dalam kaos dan BH putihnya sambil memelintir putingnya

    “Ssh Mmh Aah ” rintih Mbak Susi sambil tangannya masuk ke dalam celana jins saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah tegak dari tadi

    Saya buka celana jins saya dan membiarkan Mbak Susi dengan leluasa meremas-remas kontol saya Kemudian saya buka pengait BH-nya dan muncullah dua bukit kembarnya yang tegak menantang, tanpa menunggu lagi saya lahap dan jilat sampai Mbak Susi merintih-rintih keenakan

    “Terr Us Ndi Pin Dah sebelah lagi”

    Beberapa menit kami saling meremas dan menjilat, saya kemudian melepas celana jins dan CD putih Mbak Susi, wah betul-betul vagina yang sempurna, tanpa pikir panjang saya cium dan jilat vaginanya yang sudah basah oleh cairan kental putih itu, sambil menjilat saya masukkan jari tangan agar Mbak Susi bertambah merintih tidak karuan

    “Sst Ce Pat Ndi Masukin Mbak udah nggak tahan nich”

    “Ben Tar Mbak pakai kondom dulu” kata saya sambil membuka celana saya seluruhnya dan memakai kondom, kemudian dengan dituntun tangan Mbak Susi yang halus akhirnya bles Mmh masuk semua dech kontol saya yang katanya bengkok itu

    “Terr Us Dor Ong Teruss Sst”

    “Cep Epet Ya Gitu Ahh ” Celoteh dan rintihan Mbak Susi akibat sodokan demi sodokan yang masukkan dalam-dalam, mmh nikmat rasanya dan akhirnya kami sama-sama nggak kuat, sambil berpelukan dengan erat Crot Crot Keluarlah lahar putih itu bersamaan

    “Terima kasih ya Mbak Susi”
    “Sama-sama ndi, kapan-kapan lagi ya” jawab Mbak Susi tersenyum puas

    Dan kami pun pulang, disambut Tante Anna tanpa curiga Aduh Tante saya yang satu ini cantik sekali, kapan ya saya bisa kontol sama dia, abis cantik sich en’ seksi Kesempatan itu datang malam ini

    “Gimana Sus tadi”
    “Puas dech dianterin si Andi”
    “Siapa dulu dong Tantenya”
    “An, tidur duluan ya”
    “Iya sus, saya juga mau tidur”
    “Ndi terima kasih ya udah nganterin Mbak Susi tadi”
    “Biasa aja kok Mbak, yang penting puas khan?” jawab saya mengedipkan mata pada Mbak Susi
    “Ndi, Tante tidur di kamarmu ya”

    “Kenapa Tante, apa kamar tamunya ndak cukup berdua ama Mbak Susi?”
    “Bukan begitu, di kamar tamu tuch panas, kali aja di kamarmu lebih adem”
    “Terserah Tante dech” jawab saya sekenanya
    “Tante duluan tidur ya Ndi”
    “Iya Tante, Andi lagi nungguin acara bagus nich”


    Tante Anna lalu pergi tidur dengan daster kuningnya yang kependekan itu Satu setengah jam kemudian saya menyusul ke kamar untuk pergi tidur juga dan wow Tante Anna tidur dengan memeluk guling, tapi yang membuat kontol saya tegak adalah daster kuningnya menyingkapkan paha kanannya yang putih bersih serta sedikit memperlihatkan CD-nya yang berwarna putih itu Mmh sungguh pemandangan yang indah pembaca

    Saya dengan perlahan membuka pakaian dan celana pendek, tinggal CD saja, ini baru kesempatan namanya Saya tidur dengan posisi membelakangi Tante Anna dan dengan perlahan membuka daster bawahnya sampai sebatas pinggang dan sekarang dengan jelas kelihatan CD-nya berwarna putih selaras dengan pantatnya yang putih, pelan sekali saya tempelkan kontol saya ke pantat Tante Anna dan serr

    Rasanya halus dan wangi tubuhnya pun harum Mmh enak sekali, sambil tangan kanan saya linkarkan ke perutnya Tidak ada reaksi sama sekali tapi tiba-tiba saja tangannya memegang tangan saya sambil bergumam “Mm ”

    Saya sampai kaget, tapi cuma sesaat dan kaki kanan saya masukkan di antara kaki Tante Anna Beberapa saat dalam kondisi tersebut, perlahan saya lanjutkan dengan tangan kanan saya yang tadinya di perut sekarang merayap perlahan ke arah dalam daster dan ternyata Tante Anna tidur tidak memakai BH Payudaranya akhirnya tersentuh juga dan saya usap dengan perlahan sekali takut Tante Anna bangun Khan malu sekali jadinya, tapi sudah kadung nafsu, saya terusin aja, paling dimarahin

    kontol kugesek-gesekkan seiring intensitas tangan saya yang sekarang bukan saja mengusap tapi meremas-remas Lagi asyik-asyiknya melakukan kegiatan mepet-mepetan, tiba-tiba Tante Anna tersadar juga

    “Oh Siapa ini ” ujarnya sambil mengibaskan tangan saya
    “Sst Andi Tante ” guman saya, antara takut dan bingung
    “Maaf Tante Andi Khilaf” kata saya akan beranjak keluar
    “Tunggu Ndi” tahan Tante Anna

    “Sebetulnya Tante nggak marah kok, cuma kaget aja, tak kirain siapa”
    “Sekali lagi maaf Tante, tapi jangan laporan ibu ya”
    “Kamu nakal ya, cuma ada syaratnya lho supaya nggak dilaporin”
    “Apa Tante, pokoknya tak lunasin dech” jawab saya bingung dan takut
    “Kamu kunci kamar ini dan temenin Tante tidur malam terakhir ini, gimana?”

    Wah bukan main senangnya saya dan cepat-cepat saya kunci pintu dan wow Tante Anna sudah membuka daster, tinggal CD putihnya saja

    “Lho, kok bengong sini bobo”
    “I Ya ”

    Antara kagum dan nafsu jadi satu dech, melihat pemandangan yang bagus ini Dan Tante Anna menarik CD saya hingga lepas

    “Wah Kontolmu bengkok ya” puji Tante Anna sambil menindih saya

    Lalu kami pun berciuman dengan lembut dan makin lama ciuman itu berubah menjadi saling jilat Tangan saya bergerilya meremas-remas kedua payudaranya dan Tante Annapun meremas dan menarik-narik kontol saya

    “Ndi Emut Su Su Tante Ya” tersengal-sengal Tante Anna mengarahkan kepala saya pada payudaranya

    Payudaranya yang putih saya emut, jilat dan gigit dengan perlahan sampai Tante Anna merintih-rintih, sementara tangan kanan saya ikut masuk dalam CD-nya dan mengusap-usap vagina Tante Anna yang mulai basah

    “Terr Us Ndi Yang Baw Ah”

    Saya teruskan, celana dalam putih itu saya tarik dan tampaklah vagina yang ditumbuhi bulu halus muncul, saya jilat, cairan putih semakin banyak, slrup Slrup Slrup begitu bunyinya saya hisap sampai kepala saya terjepit kaki Tante Anna yang udah mulai orgasme pertama

    “Ndi Ganti Po Sisi ya?” tanya Tante tersengal-sengal sambil mengarahkan mulutnya ke kontol saya hingga posisi kami bergaya 69

    Tante Anna betul-betul mahir mengulum dan menghisap sampai-sampai kontol saya gerakkan perlahan ke atas ke bawah seiring kulumannya dan saya pun tak kalah gesit menjilat dan menghisap cairan putih yang semakin banyak dari Tante Anna

    “Gan Tian Tante di atas”

    Lalu kami pun berubah posisi dengan saya di bawah dan Tante Anna di atas, sambil sedikit berjongkok Tante Anna membimbing kontol saya masuk vaginanya dan bless Cleep Cleep Cleep Begitu bunyinya akibat goyangan pantatnya yang semok dan sodokan kontol saya sampai-sampai buah zakar saya mepet dengan vaginanya

    “Sst Terr Ss Pegang Su Su Tante Ndi Sst”
    “I Ya Tante Mmh ”
    “Nach Gitu Remas Yaa ” Rintih Tante Anna karena kedua payudaranya saya remas dan kedua putingnya saya pelintir-pelintir

    Keringat Tante Anna sudah mulai menetes bersamaan dengan keringat saya, sudah 15 menit kami melakukan sodokan dan goyangan yang hebat sampai ranjang itu berderit-derit menahan goyangan kami yang begitu liar seperti pengantin baru

    “Tan Andi Mau Kel Uar Nich”
    “Ben Tar Ndi Sst Sst Samaan Kelua Rrnya ya” perintah Tante pada saya yang sudah mau bobol saja rasanya dan kami pun mempercepat sodokan dan goyangan Cleep Cleep Cleep Dan akhirnya

    “Sst Ce Pat Ndi Aakh ” Tante Anna memeluk saya sambil menggoyang-goyang pantatnya semakin cepat, jeritaannya bersamaan dengan semprotan saya dan Tante, croot, croot muncratlah air mani itu dalam vagina Tante

    Tante Anna memeluk saya lemas dan kami pun berpelukan dalam keadaan bugil menikmati sensasi tersebut, saya dan Tante Anna bergumul sampai 3 kali malam itu

    “Terima kasih ya ndi, udah lama Tante nggak ngewe kayak begini”
    “Sama-sama Tante, Andi juga puas kok, kapan-kapan kalo Tante ke sini kita ngesex lagi ya”
    “Beres, pokoknya ini rahasia kita berdua, OK!” jawab Tante Anna sambil mencium saya dengan lembut dan memberikan saya amplop

    “Apaan ini Tante”
    “Oh, uang jajan dari Tante dan Susi buat kamu”
    “Terima kasih banyak lho Tante” jawab saya senang, sudah dapat tubuh tante en’ dapet uang lagi, yang besarnya kira-kira Rp 3.400.000,-

    Lumayan lho pembaca untuk tour guide seperti saya yang nganterin Tante saya yang biseks bersama temannya selama lima hari.

  • Mencari Kesempatan Menikmati Tubuh Ibu Mertua Ketika Sedang Merawatnya

    Mencari Kesempatan Menikmati Tubuh Ibu Mertua Ketika Sedang Merawatnya


    1287 views

    Cerita Sex ini berjudulMencari Kesempatan Menikmati Tubuh Ibu Mertua Ketika Sedang MerawatnyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Kepulan asap dari sebatang rokok ketengan menemani lamunanku siang itu. Deru kendaraan lalu lalang di antara alunan lagu dangdut dari TV pemilik warteg di mana aku menumpang duduk sambil ngopi tak mampu menggugah pikiranku yang melayang entah kemana.

    Ngelamun aja lo, kangen bini ya?, tegur Bejo, rekan sesama tukang ojek tempat kami bersama mangkal. Aku hanya membalas dengan senyuman. Bukopi satu, ujarnya kepada pemilik warung. Catur , Den? ujarnya.halahbosen, dari pagi main sama si Ujang, entar situ kalah lagi, Bejo hanya nyengir mendengar jawabanku. Siang ini memang pikiranku tengah galau, mengenang peristiwa tadi malam dan pagi hari ini.

    Aku tinggal menumpang mertua di sebuah rumah sederhana di kampung perbatasan jakarta. Kami berasal dari keluarga dengan ekonomi paspasan. Isteriku terpaksa menjadi TKI di Arab Saudi untuk memperbaiki keadaan.

    Motor kreditan yang aku pakai untuk mengojek ini juga hasil jerih payahnya.Kondisi mertua juga sama saja, ayah isteriku adalah tukang bangunan yang lebih sering keliling dari satu proyek ke proyek lain daripada dirumahnya sendiri, kadang berbulanbulan tidak pulang.

    Bapak, demikian aku memanggilnya, dulu sangat keras menolak pernikahan kami, ya wajar, sudah susah kok dapat mantu yang juga susah. Sementara ibu mertua kebalikannya, ia sosok ibu yang lembut dan baik hati. Mau bagaimana lagi kalau memang sudah jodohnya. Dulu aku sempat bekerja di pabrik sebelum akhirnya bangkrut dan aku kena PHK. Pernikahan kami menghasilkan seorang anak usia 2,5 tahun yang kini diasuh neneknya, ibu mertuaku.

    Malam itu hujan sangat deras menghujam bumi. Aku tengah lesehan di atas tikar lusuh menonton TV ketika tibatiba ibu mertua tergopohgopoh keluar dari kamarnya menuju kamar mandi , lalu terdengar suara seperti orang muntah. Aku menyusulnya,ada apa Bu? Masuk angin?, ia mengangguk lemah. Saya panggilkan Teh Nining sebelah ya bu? Tawarku.

    Gak usah, den, gak enak udah malam beginimana hujan lagi, jawabnya. kalau gitu saya bikinin teh panas ya bu, saya juga masih punya obat neh, ibu mengangguk lalu berjaan menuju kamarnya. Setelah mengantarkan teh dan obat flu, kembali aku berbaring di ruang tamu sederhana itu sampai akhirnya aku terlelap.

    Jam dinding kusam itu menunjukan pukul 1.30 malam ketika aku mendadak terbangun karena kembali ibu muntahmuntah di kamar mandi. Dengan segera aku menyusulnya,Ibu muntah lagi?, tanyakuia mengangguk lemah dan berkata , Ibu kalau belum dikeroki biasanya belum mempan, tapi mau bagaimana lagi, jawabnya pasrah.

    Entah muncul ide darimana, ya udah, biar saya yang ngeroki bu, ibu tunggu aja di kamar, jawabku dan ibu sepertinya tidak menolak kecuali ia menginginkan muntahmuntah lagi.

    Aku bergegas menuju dapur, mencari piring kecil alas gelas dan menumpahkan sedikit minyak goreng, tinggal 1 koin seratusan lama yang kebetulan aku masih menyimpan beberapa. Agak sedikit kaget setibanya aku di kamar, mendapati ibu telah berganti pakaian yang semula daster panjang kini kain kemben batik yang warnanya telah lusuh.

    Namun bukan itu yang membuat aku menelan ludah, tapi kemben sebatas dada itu telah menampakan bahu ibu yang ternyata kuning bersih, ditambah ketatnya kain itu menampakan lekak lekuk tubuhnya yang masih menampakan keindahan di usianya yang 45 tahun itu. Namun pikiran kotor segera kusingkirkan, bagaimanapun ia adalah orang tua isteriku yang harus kuhormati.

    Mulailah aku mengeroki punggungnya dalam posisi ibu duduk membelakangiku di atas ranjang tua di mana anakku juga tengah tertidur di atasnya. Selesai,di bagian pangkal leher dan bahunya, kini gilirang punggung bagian tengah,maaf bu, kainnya bisa diturunkan sedikit?, pintaku karena kain kemben itu menghalangi.

    Ibu mengangguk pelan dan membuka ikatan kain tersebut namun karena kurang hatihati kain itu melorot hingga pantatnya yang dibungkus celana dalam putih lusuh, dan yang membuat sesuatu di balik celanaku tak bisa diajak kompromi adalah karena sekilas sisi payudaranya terlihat. Ibu segera membenahinya dan mendekap sarung batik itu didadanya, dan aku seolaholah tak melihat pemandangan indah itu kembali melanjutkan kerokan ku.

    Peluh mulai bercucuran di dahi ku, bukan hanya karena mengeluarkan tenaga tetapi juga menahan hasrat yang terpendam, setelah setahun berlalu tanpa sentuhan isteriku. Paling maksimal aku hanya bisa melakukan masturbasi untuk sekedar pelampiasan.

    Ibu kalau capek, baring aja, pintaku dan ibu menuruti dengan berbaring tengkurap sehingga aku bisa melanjutkan mengeroki punggung mulusnya itu, yang tampak berkilauan terkena sinar redup lampu kamar, belangbelang merah bekas kerokan tak bisa menghilangkan keindahannya. Keringat dingin mulai keluar dari poripori kulitnya.

    Aku terus bekerja sampai kemudian kudengar dengkuran halus keluar dari mulutnya, ibu tertidur. Dan entah kenapa aku tak serta merta menghentikan kerokan, seolaholah ingin lebih lama menikmati pemandangan sensual tubuhnya. Khawatir ibu terbangun tibatiba, kini aku hanya memijatmijat pelan pinggangnyaterus ke bawah hingga tumpukan daging kenyal pantatnya yang membusung itu.

    Mulamula tanganku gemetar, namun menyadari ibu seolaholah kian tenggelam di alam mimpi, aku makin memberanikan diri. Entah setan mana yang mengendalikanku, usai berlamalama menjamah pantatnya, kini kucoba pelorotkan sarungnya ke bawah.

    Mataku nanar menyaksikan bayangan belahan pantatnya dibalik celana dalam lusuh yang menipis akibat keseringan di cuci itu, mana berlubang di sanasini menampakan kulit di belakangnya, desakan batang kontolku kian mendesak celana pendek yang kupakai, menciptakan semacam tenda kecil di antara selakanganku.

    Dengan tangan gemetar ku pelorotkan celana dalam ibu secara perlahan, hubungan mertuamenantu ke depan dipertaruhkan dalam aksi nekat itu. Gerakanku terhenti ketika tepi paling atasnya tiba di pangkal paha ibu mertua yang agak merapat itu.

    Tentu saja bentuk pantat bahenol itu, bayangan hitam lubang anusnya dan tumpukan rambut hitam di bawahnya membuat aku kehilangan kontrol. Ku oleskan sebagian minyak goreng itu di atas pantat ibu, sambil meremasremasnya, dan kini berkilauan sebagaimana punggung ibu tadi.

    Dengan jantung berdegup, ku turunkan celana pendekku, lalu merangkap di atas tubuh tengkurap ibu yang sangat nyenyak tertidur, namun kuupayakan tidak menindihnya. Ku selipkan batang kemaluanku yang sedari tadi sangat mengeras di antara belahan pantat ibu, lalu mulai menggosokgosokannya pelan, sehatihati munkin agar ia tak terbangun. Tapi sensasi yang kurasakan sangat luar biasa, anda akan paham jika lama tak merasakan kenikmatan tubuh wanita.

    Mataku menyaksikan wajah ibu yang damai dalam tidurnya, ia cukup manis walau munkin jarang tersentuh make up, ingin rasanya kuciumi pipinya tapi tentu beresiko. Dan tak menunggu lama ketika aku mengejang lalu semburan demi semburan sperma hangat ..dan sangat banyak, hingga di pantat, punggung, bahkan leher ibu. Lama aku mematung hingga denyutandenyutan orgasmeku hilang dan kemaluanku mulai mengerut.

    Baru kemudian aku beranjak.kepanikan kecil melandaku melihat lelehan benihku di atas tubuh ibu. Ku lepaskan kaus kumal yang kupakai, dan kugunakan sebagai lap menghilangkan jejakjejak tindakan mesum yang kulakukan malam itu. Dengan terburuburu kurapikan kain kemben ibu, dan bergegas keluar kamar. Usai dari kamar mandi kembali kubaringkan tubuh, apa yang kau lakukan, pikirkunamun akhirnya terlelap juga.dengan rasa puas.

    Seperti biasa, pukul setengah enam pagi aku terbangun, usai sekedarnya membersihkan rumah, ku sempatkan mengintip kamar ibu. Ia masih tertidur, kain kembennya sudah terikat di dada, namun agak tersingkap di bagian paha, membuat aku kembali menelan ludah. Di sebelahnya, anakku telah terbangun, tengah asyik memainkan mobilannya sambil berbaring. Aku kemudian mandi, sedikit tertegun melihat kaus kumal tadi malam, lalu aku mencucinya.

    Buibu,, panggilku mencoba membangunkannya sambil sedikit menepuk pundaknya. Matanya mulai membuka. Sudah jam setengah delapan bu, ibu sudah enakan?..ia mengangguk pelan, tapi masih lemas Den, linulinunya belum ilang, Ari mana? tanya Ibu.Sedang main di luar bu, sudah saya mandikan dan kasih sarapan, tadi saya belikan bubur ayam di depan, ibu sarapan ya?, jawabku sambil menawarkan bubur ayam.

    Ibu bangkit perlahan dan duduk di tepi ranjang, semangkuk bubur dan segelas teh kuletakan di atas meja kecil di dekat ranjang. Aku meninggalkannya. Dan tak lama kemudian kembali aku memasuki kamarnya dan menyerahkan obat, lho..kok gak habis bu?, tanyaku melhat bubur itu masih separuh tersisa.

    Masih pahit Den, jawabnya. Ya udah, ibu minum obat air panas udah saya siapkan di kamr mandi, ibu lalu meminum obat dengan perlahan,ibu masih pegal Den, mau istirahat lagi, ntar aja deh mandinya, jawabnya. ehmmkalau gitu saya kompres aja ya bu, tawarkugak usah repot, belum usai kalimatnya aku sudah setengah berlari ke dapur, mengambil handuk kecil dan baskom kecil lalu menuangkan air hangat ke dalamnya.

    Ibu sudah terbaring di kamar ketika aku masuk. Aku mengambil kursi kayu lalu duduk disampingnya, meremas handuk dan mulai secara lembut mengusap wajahnya. Ibu jadi gak enak nih Den, jadi ngerepotin kamu, katanya.

    ahibu kan sudah seperti ibu saya sendiri, jawabku sambil terus melapi leher, pundak hingga dada atasnya. Lalu kedua lengannya hingga ketiaknya yang putih dan sedikit ditumbuhi bulu itu, membuat senjata biologisku mulai berulah. Ibu bisa tengkurap sebentar?, pintaku pada ibu. Namun ibu justeru duduk membelakangiku untuk mempermudah melapi pungunggnya.

    Usai belakang leher hingga bahu sampai batas kain ,bisa turunin dikit kainnya bu?, tanpa berkatakata ibu melepaskan ikatan sarungnya, dan kembali kunikmati punggung yang kini berbelang merah sampai batas pinggang itu, dengan lembut ku usap seluruh permukaan kulitnya dengan handuk basah hangat tadi, dan butiran keringat mulai muncul dari poripori kulitnya. Aku hanya bisa nyengir menyaksikan beberapa bercak sprema kering yang mengerak di kulit punggung ibu dan segera ku lap.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mencicipi Tubuh Pacar Temanku Yang Super

    Mencicipi Tubuh Pacar Temanku Yang Super


    919 views

    Cerita Sex ini berjudulMencicipi Tubuh Pacar Temanku Yang SuperCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Dia biasa bertugas untuk menemui klien jika calon klien minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan dari perusahaan. Kebetulan hari itu Sabtu, biasanya jarang sekali ada calon klien yang minta ditemui pada hari itu, tapi sekitar pukul 10 pagi ada telepon dari salah satu calon klien dari kota Parakan (lebih kurang jaraknya jika ditempuh dari kota Temanggung sekitar 45 menit) minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.

    Segera temanku (sebenarnya posisi dia dikantor adalah bawahanku, karena aku adalah kepala cabang) berangkat menuju Parakan bersama Andi (anak buahku juga). Tinggal kami bertiga dikantor, saya, Indra dan beni. Sekitar jam 11.30 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Saras, kami tahu dia adalah pacarnya Anto.

    Kami persilahkan Saras untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Saras juga bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor. Saras waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Saras duduk di kursi meja kantor Anto. Saras mengenakan blazer warna coklat dengan rok span diatas lutut.

    Cantik.Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Saras, 21 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kantoran. Fortunebet99

    Sekitar jam 12.15 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga sempat bebincang dengan Saras untuk sabar menunggu.

    Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Saras dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.

    “Saras, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Saras.

    “Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Saras malu-malu.

    “Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.

    “Ah….mas Indra…”, jawab Saras lagi.

    Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Saras dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Saras sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Saras.

    “Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Saras gitu donk, kasih Saras “minum” ..!” perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis.

    Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.

    “Oh iya, sori Saras, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Saras dan hal itu tidak disadari Saras. Diluar hujan semakin deras!Dengan gerakan kilat Beni merangkul Saras dari belakang….

    “Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Saras. “Kamu pikir deh Saras… umurmu baru 21 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Saras yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

    “Ah … apa-apaan ini” teriak Saras , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.

    Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja. Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Saras.

    “Diam…sebentar Sar..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Saras pakai.

    Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Saras dan sambil bicara kepada saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.

    Saras semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut Saras. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.

    “Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami” timpalku.

    “Permainan apa …..?” tanya Saras dengan ketakutan.

    Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Saras seperti ini. Saya jadi tambah horny….

    “Ok-ok ..baik..,” kata Saras tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata Saras membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.

    Tiba-tiba saja Saras langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’.

    Kemudian ciuman Saras berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Saras, terus dia juga menjilati kuping Indra.

    Tanpa sadar Saras mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”

    “Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..!” kataku.

    “Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Saras.

    Dengan cepat aku membuka baju Saras dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Saras. Dinaikkannya BH Saras sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Saras.

    “Ahh, enak gigitannya….” Saras mendesah pelan.

    Samar-samar saya melihat Saras sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum. Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Saras untuk saya remas-remas. Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Saras.

    “Pokoknya santai saja Sar…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Saras.

    “Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Saras.

    “Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny….!” kataku. Dan sekarang Saras sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.

    “Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Sar..!” kata saya sambil mendesah.

    Kurang lebih 15 menit Saras telah ber-‘karaoke’ terhadap pen|s kami bertiga. Kemudian Saras dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.

    “Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Saras memerintah kami bertiga.

    Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Saras di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Saras sedangkan Indra melumat habis bibir Saras. .Samar-samar saya mendengar Saras mulai mendesah.

    Kali ini saya gantian ke buah dada Saras, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Saras. Dan Saras kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”

    “Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.

    “Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum. Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Saras terkapar pasrah. Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Saras, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vag|na Saras yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Saras.

    “Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Saras sambil mendesah.

    Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

    “Ahh….aku mau keluar,” lirih Saras. Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Saras keluar diiringin teriakan dari Saras.

    “Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Saras terputus-putus. Saya hanya tersenyum saja.

    “Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Saras.

    “Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.

    Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.

    “Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Saras.

    Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan pen|s saya ke vag|na Saras.

    “Sempit banget memek Saras…!” pikir saya dalam hati. Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga pen|s saya ke vag|na Saras

    “Sar…memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.

    Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Saras yang sedang merem melek. Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Saras yang terus mendesah dan teriak.

    “Terus mas… tambah cepet ..!”

    Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.

    “Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Saras ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Saras.
    Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.

    Tidak lama kemudian Saras minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas. Kami pun berganti posisi. “Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget didalam..!” teriak Saras sambil merem melek. 5 menit kemudian Saras teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.
    Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.

    Kali ini kembali Saras menjerit, “Terus… mas..!” Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.

    “Sar, mau keluarin dimana..?” tanya saya.

    “Di muka saya saja.” jawabnya cepat.

    Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Saras. Kemudian Saras dengan cepat membersihkan pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas pen|s masing-masing dan dia pun melihat Saras dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.

    Tiba-tiba saja Indra mencium Saras dengan ganasnya. Secara otomatis Saras membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Saras dan dada Saras. Saras hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Saras diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.

    “Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.

    Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Saras dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.

    “Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Saras.

    Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Saras dan segera menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Saras.

    “Yang kencang mas..!” kata Saras lirih.

    Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Saras, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vag|na Saras yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.

    “Memek kamu sudah basah Sar.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.

    Saras hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke depan vag|na Saras, dan langsung Beni hisap jilati vag|na Saras

    “Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Saras.

    Setelah 10 menit Beni memainkan vag|na Saras, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vag|na Saras.

    “Pelan-pelan….!” kata Saras.

    Beni hanya tersenyum dan segera mencium Saras, dan Saras pun membalasnya dengan penuh semangat.
    Bless, seluruh pen|s Beni kini berada di dalam vag|na Saras. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Saras. Saras memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Saras yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan. 5 menit kemudian Saras ingin berganti posisi.

    “Gantian dogy …!” pinta Saras Beni turuti saja kemauan Saras.

    “Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara pen|s dan vag|na yang sedang berlomba, karena vag|na Saras sudah basah dan menurut Beni, Saras tidak lama lagi akan keluar.

    Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Saras teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”

    Kemudian Saras langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara pen|s Beni masih tertancap dalam vag|na Saras. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin keluar.

    “Keluarin di mana Sar..?” tanya Beni.

    “Di dalam …..!” jawab Saras dengan suara yang terbata-bata. Lalu, “Crott, crott..!” pen|s Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.

    “Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.

    Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Saras, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Saras.

    “Wah capek kamu Saras..?” tanya Indra. Saras yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.

    Setelah istirahat beberapa menit, Saras melanjutkan meladeni permainan Indra. Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Saras. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Anto datang. Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Saras dengan sayang.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Mendapatkan Pelajaran Seks Dari Nyai Pesantren – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Mendapatkan Pelajaran Seks Dari Nyai Pesantren – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1677 views

    Perawanku – Didi mengenal seks pada usia 18 tahun ketika masih sekolah Waktu itu karena Didi yang bandel dikampungnya maka ia dikirim ke sekolah yang ada Pondok Pesantrennya di Jawa barat, Didi lalu dititipkan pada keluarga teman baik ayahnya, seorang Kiayi Fuad begitu Didi memanggilnya ia adalah seorang yang cukup berpengaruh, pak Kiayi mengelola pesantren itu sendiri yang lumayan besar

    Anak-anak mereka, Halmi dan Julia yang seusia Didi kini ada di Mesir sejak mereka masih berumur 12 tahun Sedangkan yang sulung, Irfan kuliah di Pakistan Istri Kiayi Fuad sendiri adalah seorang pengajar di sekolah dasar negeri di sebuah kecamatan

    Didi memanggilnya Nyai Fifi, wanita itu berwajah manis dan berumur 40 tahun dengan perawakan yang bongsor dan seksi khas ibu-ibu istri pejabat Sejak tinggal di rumah Kiayi Fuad Didi seringkali ditugasi mengantar Nyai Fifi, meskipun hanya untuk pergi ke balai desa atau pergi kota Kabupaten

    Meski keluarga Kiayi Fuad cukup kaya raya dan terpandang namun tampaknya hubungan antara dia dan istrinya tak begitu harmonis Didi sering mendengar pertengkaran-pertengkaran diantara mereka di dalam kamar tidur Kiayi Fuad, seringkali saat Didi menonton televisi terdengar teriakan mereka dari ruang tengah

    Sedikitpun Didi tak mau peduli atas hal itu, toh ini bukan urusannya, lagi pula Didi kan bukan anggota keluarga mereka Biasanya mereka bertengkar malam hari saat penghuni rumah yang lain telah terlelap tidur, dan belakangan bahkan terdengar kabar kalau Kiayi Fuad ada mempunyai wanita lain sebagai isteri simpanan

    “Ah untuk apa aku memikirkannya” bisik hati Didi

    “Biar saja Kiayi Fuad berpoligami yang penting aku dapat beronani sambil membayangkan tubuh bahenol Nyai Fifi, dan sekali kali ingin juga aku menyetubuhi isterinya pak Kiayi Fuad yang cantik itu” “Busyeeeet pikiran kotorku mulai kambuh lagi, Aah masa bodoh emang aku pikirin he heeeeee ”

    Suatu hari di bulan Oktober, Bi Tinah, seorang pembantu dan Mang Darta penjaga pesantren juga pulang kampung mengambil jatah liburan mereka bersamaan saat Lebaran Sementara Kiayi Fuad pergi berlibur ke Mesir sambil menjenguk kedua anaknya di sana Nyai Fifi masih sibuk menangani tugas-tugas sekolahan yang mana para muridnya hendak menghadapi ujian, Nyai Fifi lebih sering terlambat pulang, hingga di rumah itu tinggal Didi sendiri

    Perasaan Didi begitu merdeka, tak ada yang mengawasi atau melarangnya untuk berbuat apa saja di rumah besar disamping pesantren Mereka meminta Didi menunda jadwal pulang kampung yang sudah jauh hari direncanakan, dan Didi mengiyakan saja, toh mereka semua baik dan ramah padanya

    Malam itu Didi duduk di depan televisi, namun tak satupun acara TV itu menarik perhatiannya Didi termenung sejenak memikirkan apa yang akan diperbuatnya, sudah tiga hari tiga malam sejak keberangkatan Kiayi Fuad ke Mesir, Nyai Fifi tak tampak pulang ke rumah hingga sore hari

    Maklumlah ia harus bolak balik ke kabupaten mengurus soal ujian sekolah dikantor Dinas Pendidikan, jadi tak heran kalau mungkin saja hari ini ia ada di kota kabupaten, saat sedang melamun Didi melirik ke arah lemari besar di samping pesawat TV layar lebar itu Matanya tertuju pada rak piringan VCD yang ada di sana Dan dalam hati Didi penuh dengan tanda tanya Dalam hati Didi berbisik

    “Segera kubuka sajalah mana tahu ada film bagus untuk ditonton,” sambil memilih film-film bagus yang ada disitu yang paling membuat aku menelan ludah adalah sebuah film dengan cover depannya ada gambar wanita telanjang

    Tak kulihat lama lagi pasti dari judulnya aku sudah tahu langsung kupasang dan ,

    “Wow!” batinku kaget begitu melihat adegannya yang membangkitkan nafsu

    Seorang lelaki berwajah Arab sedang menggauli dua perempuan sekaligus dengan beragam gaya Sesaat kemudian aku sudah larut dalam film itu Penisku sudah sejak tadi mengeras seperti kayu, malah saking kerasnya terasa sakit, aku sejenak melepas celana panjang dan celana dalam yang kukenakan dan menggantinya dengan celana pendek yang longgar tanpa CD

    Aku duduk di sofa panjang depan TV dan kembali menikmati adegan demi adegan yang semakin membuatku gila Malah tanganku sendiri meremas-remas batang kemaluanku yang semakin tegang dan keras Tampak penis besarku yang panjang sampai menyembul ke atas melewati pinggang celana pendek yang kupakai Cairan kentalpun sudah terasa akan mengalir dari sana

    Tapi belum lagi 15s menit, karena terlalu asyik aku akan sampai tak menyangka Nyai Fifi isteri Kiayi Fuad sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Nyai Fifi bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega

    Aku tidak menyangka Nyai Fifi yang seorang guru dan isteri seorang Kiayi punya koleksi VCD porno atau VCD itu hasil rampasan dari tangan para santri-santri yang bengal yang kedapatan menyelundupkan VCD porno tsb ke dalam pondok pesantren Karena rata-rata para santri yang ada dipondok pesantren itu adalah para korban Narkoba

    Seketika timbul penyakit bengal ku, karena kenakalanku sewaktu dikampung aku ketahuan mengintip isteri tetangga yang sedang mandi sebab kenakalan itu aku dititipkan oleh ayahku pada keluarga Kiayi Fuad di Tasikmalaya di kota kecil di daerah Jawa Barat, sementara asalku dari pulau Sumatera

    Dan aku sering memangil isteri pak Kiayi itu dengan sebutan tante Fifi dan terkadang juga kupanggil perempuan cantik itu dengan panggilan Nyai Fifi karena dia adalah isteri seorang Kiayi terpandang dan sangat kaya karena memiliki berhektar-hektar sawah dan kebun buah-buahan

    “Kamu belum tidur, Di??”, sapanya begitu kubuka pintu depan
    “Belum, Nyai”, hidungku mencium bau khas parfum Tante Fifi yang elegan
    “Udah makan?”
    “Hmm , belum sih, tante sudah makan?”, aku mencoba balik bertanya

    “Belum juga tuh, tapi tante barusan dari rumah teman, trus di jalan baru mikirin makan, so tante pesan dua kotak nasi goreng, kamu mau?”

    “Mau dong tante, tapi mana paketnya, belum datang kan?”

    “Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante”

    “Ooo”, jawabku bego

    Nyai Fifi berlalu masuk kamar, kuperhatikan ia dari belakang Uhh, bodinya betul-betul bikin deg-degan, atau mungkin karena aku baru saja nonton BF yah

    “Ayo, kita makan ”, ajaknya kemudian, tiba-tiba ia muncul dari kamarnya sudah berganti pakaian dengan sebuah daster bermotif bunga-bunga yang longgar tanpa lengan dan berdada rendah

    Mungkin Nyai Fifi merasa kegerahan setelah memakai baju panjang dan rambutnya selalu tertutup jilbab seharian Penampilan khas perempuan cantik itu sebagai isterinya pak Kiayi, bila ia berada diluar rumah mesti memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya Walaupun sekujur tubuhnya tertutup baju panjang dan jilbab masih nampak seksi dan anggun, malam itu benar-benar membuatku jadi terpana dan bergairah ingin memeluk tubuhnya

    “Ya ampun Nyai Fifi”, batinku berteriak tak percaya, baru kali ini aku memperhatikan wanita itu dalam keadaan tidak memakai jilbab dan baju panjangnya

    Kulitnya putih bersih, dengan betis yang woow, berbulu menantang pastilah perempuan cantik ini punya nafsu seksual yang liar, itu kata temanku yang pengalaman seksnya tinggi Buah dadanya tampak menyembul dari balik gaun tidur itu, apalagi saat ia melangkah di sampingku, samar-samar dari sudut mataku terlihat indah payudaranya yang putih lembut

    “Uh , apa ini gara-gara film itu?”, batinku lagi

    Khayalanku mulai kurang ajar, atau selama ini aku melihat Nyai Fifi selalu memakai jubah panjang dan berjilbab jadi aku tidak tahu bentuk tubuhnya yang sebenarnya, seketika aku memasukkan bayangan Nyai Fifi ke dalam adegan film tadi

    “Hmm ”, tak sadar mulutku mengeluarkan suara itu
    “Ada apa, Di?”, isteri pak Kiayi itu memandangku dengan alis berkerut

    “Nngg , nggak apa-apa Nyai ”, Aku jadi sedikit gugup Oh wajahnya, kenapa baru sekarang aku melihatnya begitu cantik

    “Eh , kamu ngelamun yah, ngelamunin siapa sih? Pacar?”, tanyanya
    “Nggak ah tante”, dadaku berdesir sesaat pandangan mataku tertuju pada belahan dadanya

    Wow serasa hendak jebol celana yang kupakai oleh desakan penisku yang memberontak tegang. “Oh My god, gimana rasanya kalau tanganku sampai mendarat di permukaan buah dadanya, mengelus, merasakan kelembutan payudara itu, oohh” lamunan itu terus merayap melambung tinggi

    “Heh, ayo , makanmu lho, Di”
    “Ba , bbaik Nyai”, jelas sekali aku tampak gugup
    “Nggak biasanya kamu kayak gini, Di Mau cerita nggak sama tante Fifi”

    “Oh my god, dia mau aku ceritakan apa yang aku lamunkan? Susumu itu Nyai, susumu yang tergantung indah aku remas-remas ya” bisik hatiku, aku mulai berfikir bagaimana bisa menyetubuhi isteri Kiayi Fuad yang montok dan cantik ini

    Pelan-pelan sambil terus melamun sesekali berbicara padanya, akhirnya makananku habis juga Aku kembali ke kamar dan langsung menghempaskan badanku ke tempat tidur Masih belum lepas juga bayangan tubuh Nyai Fifi

    “Gila! Gila! Kenapa perempuan paruh baya itu membuatku gila”, pikirku tak habis-habisnya

    Umurnya terpaut sangat jauh denganku, aku baru 18 tahun , dua puluh lima tahun dibawahnya Ah, mengapa harus kupikirkan, persetan ah yang penting bagaimana caranya aku dapat menikmati tubuh montoknya. Aku melangkah ke kamarku dan berbaring ditempat tidur, mencoba melupakannya, tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar

    “Di , Didi , ini Tante Fi”, terdengar suara tante Fifi yang seksi itu memanggil
    “Ah ”, aku beranjak bangun dari ranjang dan membukakan pintu,
    “Ada apa, tante?”
    “Kamu bisa buatin tante kopi?”
    “Ooo , bisa tante”
    “Tahu selera tante toh?”

    “Iya tante, biasanya juga saya lihat Bi Tinah”, jawabku singkat dan langsung menuju ke dapur

    “Tante tunggu di ruang tengah ya, Di”
    “Baik, tante”
    “Didi ?”
    “Ya , tante”
    “Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah”

    “Mmm , ma , ma , maaf tante ” aku tergagap, apalagi melihat Tante Fifi isteri pak kiayi itu yang berbicara tanpa melihat ke arahku

    Benar-benar aku merasa seperti maling yang tertangkap basah

    “Di ?”, Tante Fifi memanggil dan kali ini ia memandangi, aku menundukkan muka, tak kubayangkan lagi kemolekan tubuh istri Kiayi Fuad itu

    Aku benar-benar takut bercampur dengan nafsu

    “Tante nggak bermaksud marah lho, Di ”,

    Byarr hatiku lega lagi ?

    “Sekarang kalau kamu mau nonton, ya sudah sama-sama aja di sini, toh sudah waktunya kamu belajar tentang ini, biar nggak kuper”, ajaknya

    “Woow ”, kepalaku secepat kilat kembali membayangkan tubuhnya

    Aku duduk di sofa sebelah tempatnya Mataku lebih sering melirik tubuh Tante Fifi daripada film itu

    “Kamu kan sudah 18 tahun, Di Ya nggak ada salahnya kalau nonton beginian Lagipula tante kan nggak biasa lho nonton yang beginian sendiri ”

    Tak kusangka ucapan isteri Kiayi Fuad begitu terang-terangan, padahal Nyai Fifi adalah seorang pendidik alias guru apakah karena dunia ini sudah semakin tua, atau isteri Kiayi itu yang nampaknya alim namun sesungguhnya memiliki nafsu syahwat besar yang tak tersalurkan

    Apa kalimat itu berarti undangan? Atau kupingku yang salah dengar? Oh my god Tante Fifi mengangkat sebelah tangannya dan menyandarkan lengannya di sofa itu Dari celah gaun di bawah ketiaknya terlihat jelas bukit payudaranya yang masih seger dan bentuknya indah Ukurannya benar-benar membuatku menelan ludah

    Wooow Posisi duduknya berubah, kakinya disilangkan hingga daster itu sedikit tersingkap Yeah, betis indah dengan bulu-bulu halus, Hmm? Wanita 40-an itu benar-benar menantang, wajah dan tubuhnya mirip sekali dengan Marisa Haque, hanya Tante Fifi kelihatan sedikit lebih muda, bibirnya lebih sensual dan hidungnya lebih mancung

    Aku tak mengerti kenapa perempuan paruh baya ini begitu tampak mempesona di mataku Tapi mungkinkah ? Tidak, dia adalah istri seorang Kiayi yang terpandang, orang yang belakangan ini sangat memperhatikanku Aku di sini untuk belajar , atas biaya mereka , ah persetan!

    Tante Fifi mendadak memindahkan acara TVRI ke sebuah TV swasta

    “Lho kok?”
    “Ah tante bosan ngeliatin acara di TV itu terus, ”
    “Tapi kan ”

    ?Sudah kalau mau kamu mau nonton yang lain nonton aja sendiri di kamar ” wajahnya masih biasa saja

    “Eh, ngomong-ngomong, kamu sudah hampir setahun di sini yah?”
    “Iya tante ”
    “Sudah punya pacar?”, ia beranjak meminum kopi yang kubuatkan untuknya

    “Belum”, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya

    Tak sadar penisku mulai berdiri

    “Kamu nggak nyari gitu?”, ia mulai melirik sesekali ke arahku sambil tersenyum

    “Alamaak, senyumnya , oh singkapan daster bagian bawah itu, uh Tante Fifi , pahamu”, teriak batinku saat tangannya tanpa sengaja menyingkap belahan gaun di bagian bawah itu Sengaja atau tidak sih?

    “Eeh Di kamu ngeliatin apaan sih?”

    Blarr , mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya

    “Nnggak kok tante nggak ngeliat apa-apa”
    “Lho mata kamu kayaknya mandangin tante terus Apa ada yang salah sama tante, Di?”,

    Yya ampun dia tahu kalau aku sedang asyik memandanginya

    “Eh , mm , anu tante , aa , aanu , tante , tante”, kerongkonganku seperti tercekat

    “Anu apa , ah kamu ini ada-ada saja, kenapa ?”, matanya semakin terarah pada selangkanganku, sial aku lupa pakai celana dalam

    Pantas Tante Fifi tahu kalau penisku tegang

    “Ta , ta , tante cantik sekali ”, aku tak dapat lagi mengontrol kata-kataku

    Dan astaga, bukannya marah, Tante Fifi malah mendekati aku

    “Apa , tante nggak salah dengar?”, katanya setengah berbisik
    “Bener kok tante ”

    “Tante yang seumur ini kamu bilang cantik, ah bisa aja Atau kamu mau sesuatu dari tante?” ia memegang pundakku, terasa begitu hangat dan duh gusti buah dada yang sejak tadi kuperhatihan itu kini hanya beberapa sentimeter saja dari wajahku Apa aku akan dapat menyentuhnya, come on man! Dia istri pemilik pondok pesantren ini batinku berkata?Aah persetan

    Tangannya masih berada di pundakku sebelah kiri, aku masih tak bergeming Tertunduk malu tanpa bisa mengendalikan pikiranku yang berkecamuk Harum semerbak parfumnya semakin menggoda nafsuku untuk segera berbuat sesuatu Kuberanikan mataku melirik lebih jelas ke arah belahan kain daster berbunga itu Wow , sepintas kulihat bukit di selangkangannya yang ahh, kembali aku menelan ludah

    “Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”

    “Nggak kok Nyai, ss , ss , saya jujur kalau tante memang cantik, eh , mm , dan menarik”
    “Terus apa lagi ayo bilang ”

    “Aaaku mau pegang susu Nyai ” kuberanikan diriku sambil menatap kedua bola matanya yang indah itu

    “Kamu belum pernah kenal cewek yah”
    “Belum, tante”
    “Kalau tante kasih pelajaran gimana?”

    Ini dia yang aku tunggu, ah persetan walau dia ini isteri Kiayi Fuad sahabat ayahku aku tak perduli Anggap saja ini pelajaranku dari Tante Fifi Dan juga , oh aku ingin segera merasakan tubuh wanita cantik ini

    “Maksud tante , apa?”, lanjutku bertanya, pandangan kami bertemu sejenak namun aku segera mengalihkan

    “Kamu kan belum pernah pacaran nih, gimana kalau kamu tante ajarin caranya menikmati wanita ”

    “Ta , tapi tante”, aku masih ragu
    “Kamu takut sama pak Kiayi suamiku? Tenang , yang ada di rumah ini cuman kita, lho”
    “Wow hebat”, teriakku dalam hati

    Pucuk dicinta ulam pun tiba Batinku terus berteriak tapi badanku seperti tak dapat kugerakkan Beberapa saat kami berdua terdiam

    “Coba sini tangan kamu”, aku memberikan tanganku padanya, my goodness tangan lembut itu menyentuh telapak tanganku yang kasarnya minta ampun

    “Rupanya kamu memang belum pernah nyentuh perempuan, Di Tante tahu kamu baru beranjak remaja dan tante ngerti tentang itu”, ia berkata begitu sambil mengelus punggung tanganku, aku merinding dibuatnya. Sementara di bawah penisku yang sejak tadi sudah tegang itu mulai mengeluarkan cairan hingga menampakkan titik basah tepat di permukaan celana pendek itu

    “Tante ngerti kamu terangsang melihat tetek ini, dan tante perhatiin belakangan ini kamu sering diam-diam memandangi tubuh tante, benar kan?”, ia seperti menyergapku dalam sebuah perangkap, tangannya terus mengelus punggung telapak tanganku

    Aku benar-benar merasa seperti maling yang tertangkap basah, tak sepatah kata lagi yang bisa kuucapkan

    “Kamu kepingin pegang dada tante kan?”

    Daarr! Dadaku seperti pecah , mukaku mulai memerah Aku sampai lupa di bawah sana adik kecilku mulai melembek turun Dengan segala sisa tenaga aku beranikan diri membalas pandangannya, memaksa diriku mengikuti senyum Nyai Fifi isteri pak Kiayi itu, Dan , astaga , perempuan cantik ini menuntun telapak tanganku ke arah payudaranya yang menggelembung besar itu Oooh lembutnya

    “Ta , ta , tante , oohh”, suara itu keluar begitu saja dari bibirku, dan Tante Fifi hanya melihat tingkahku sambil tersenyum

    Adikku bangun lagi dan langsung seperti ingin meloncat keluar dari celana dalamku Istri pak Kiayi itu melotot ke arah selangkanganku

    “Waawww , besar sekali punya kamu Di”, serunya lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku kemudian mengelus-elusnya

    Secara reflek tanganku yang tadinya malu-malu dan terlebih dulu berada di permukaan buah dadanya bergerak meremas dengan sangat kuat sampai menimbulkan desah dari mulutnya

    “Aaagghhh… enaaaak, isep Di… Ooooooooh… aahh , mm remas sayang oohh… teruuuuuuuus Di ”

    Masih tak percaya akan semua itu, aku membalikkan badan ke arahnya dan mulai menggerakkan tangan kiriku Aku semakin berani, kupandangi wajah istri pak Kiayi itu dengan seksama

    “Teruskan, Di , buka baju tante”, perempuan itu mengangguk pelan

    Matanya berbinar saat melihat kemaluanku tersembul dari celah celana pendek itu Kancing dasternya kulepas satu persatu, bagian dadanya terbuka lebar Masih dengan tangan gemetar aku meraih kedua buah dadanya yang putih itu Perlahan-lahan aku mulai meremasnya dengan lembut, kedua telapak tanganku kususupkan melewati dasternya

    “Mmm , tante ”, aku menggumam merasakan kelembutan buah dada besar Tante Fifi yang selama sebulan terakhir ini hanya jadi impianku saja

    Jari jemariku terasa begitu nyaman, membelai lembut daging kenyal itu, aku memilin puting susunya yang begitu lembutnya Aku pun semakin berani, dasternya kutarik ke atas dan woowww , kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan

    “Mm , kamu sudah mulai pintar, Di Tante mau kamu ”, belum lagi kalimat Tante Fifi habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan

    “Crupp ”, sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya

    “Aahh , Didi, oohh , sedoot teruus aahh”, tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendekku sejak tadi dipelorotnya ke bawah

    Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Fifi tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya Jelas isteri pak Kiayi itu sudah berpengalaman sekali Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya

    “Buka pakaian dulu, Di” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas gigitanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku di lepaskannya

    Ia sejenak berdiri dan melepas gaun dasternya, kini aku dapat melihat tubuh Nyai Fifi yang bahenol itu dengan jelas Buah dada besar itu bergelantungan sangat menantang Dan bukit di antara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangan itu Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas

    “Eeeiit , ponakan tante sudah mulai nakal yah”, katanya genit semakin membangkitkan nafsuku

    “Saya nggak tahan ngeliat tubuh tante”, dengusanku masih terdengar semakin keras

    “Kita lakukan di kamar yuk ”, ajaknya sambil menarik tanganku yang tadinya sudah mendarat di permukaan selangkangannya

    “Shitt!” makiku dalam hati, baru saja aku mau merasakan lembutnya bukit di selangkangannya yang mulai basah itu

    Isteri pak Kiayi itu langsung merebahkan badan di tempat tidur Tapi mataku sejenak tertuju pada foto pak Kiayi yang pakai sorban dengan baju kokonya

    “Ta , tapi tante”
    “Tapi apa, ah kamu, Di” Tante Fifi melotot
    “Tante kan istri pak Kiayi”
    “Yang bilang tante istri kamu siapa?”, aku sedikit kendor mendengarnya
    “Saya takut tante, malu sama pak Kiayi”

    “Emangnya di sini ada kamera yang bisa dilihat dari Mesir sana? Didi, Didi , Kamu nggak usah sebut nama pak Kiayi itu lagi deh!” intonasi suaranya meninggi, mungkin Nyai yang cantik ini sudah sangat benci kepada suaminya yang mempunyai isteri lagi, perempuan cantik ini memang dimadu oleh pak Kiayi sampai rasa benci terhadap suaminya ia lampiaskan dengan jalan menggiring gairah nafsuku untuk menyetubuhinya

    “Trus gimana dong tante?”, aku tambah tak mengerti

    “Sudahlah Di, kamu lakukan saja, kamu sudah lama kan menginginkan memegang payudara tante?” aku tak bisa menjawab, sementara mataku kembali memandang selangkangan Tante Fifi yang kini terbuka lebar

    Hmm, persetan dari mana dia tahu aku sudah menantikan ini, itu urusan belakang

    Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudara itu, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku saat beronani sekarang menempel ketat di dadaku Bibir kamipun kini bertemu, Nyai Fifi menyedot lidahku dengan lembut Uhh, nikmatnya, tanganku menyusup di antara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu

    “Aggggh, Di kamu anak yang pintar teruuuus Di ”

    “Mmm , oohh , Nyai , aahh”, kegelian bercampur nikmat saat Tante Fifi memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada penisku

    “Kamu mau sedot susu tante lagi?”, tangannya meremas sendiri buah dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku

    Lidahku mulai bekerja dengan liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti

    “Hmm , pintar kamu Di, oohh ” desahan isteri pak Kiayi mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip

    “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang ”

    Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Fifi membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah vaginanya

    Uhh, liang vagina itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut, aku ingat apa yang harus kulakukan, tak percuma aku sering diam-diam nonton VCD porno sewaktu di Sumatera Lidahku menjulur lalu menjilati vagina isteri pak Kiayi itu

    “Aggggggh ampuuuuuun, Ooouuhh , kamu cepat sekali belajar, Di Hmm, enaknya jilatan lidah kamu , oohh ini sayang”, ia menunjuk sebuah daging yang mirip biji kacang di bagian atas kemaluannya, aku menyedotnya keras, lidah dan bibirku mengaduk-aduk isi liang vaginanya

    “Ooohh, yaahh , enaak, Di, pintar kamu Di , oohh”, Tante Fifi mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada biji kacangnya yang belakangan kutahu bernama clitoris

    Ada sekitar tujuh menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras di antara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas

    “Aahh , tante nggak kuaat aahh, Didii”, teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang vaginanya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku

    “Uff , Di, kamu pintar bener Sering ngentot yah?” ia memandangku dengan genit

    “Makasih Di, selama ini tante nggak pernah mengalaminya , makasih sayang Sekarang beri tante kesempatan istirahat sebentar saja”, ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi

    Aku tak tahu harus melakukan apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Fifi Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam vaginanya Masih jelas bayangan tubuh telanjang isteri pak Kiayi itu beberapa menit yang lalu , ahh aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi Kulihat perempuan paruh baya yang cantik itu sedang mengguyur tubuhnya dengan air

    “Tante… mau saya entot sekarang?”
    “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku

    Tangannya langsung meraih batang penisku yang masih tegang

    “Woowww , tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Di , oohhmm”, ia berjongkok di hadapanku

    Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Nyai Fifi memasukkan penisku ke mulutnya

    “Ohh , nikmat Tante Fifi oohh , oohh , ahh”, geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang

    Baru kali ini punyaku masuk ke dalam mulut perempuan, ternyata , ahh , lezatnya setengah mati Penisku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Fifi hampir tak dapat lagi menampungnya Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya

    “Uuuhh punya kamu ini lho, Di , tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi”, tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Fifi seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan

    Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan vaginanya Mm , kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan tergesa-gesa aku tindih tubuhnya

    “Heh , sabar dong, Di Kalau kamu gelagapan gini bisa cepat keluar nantinya”
    “Keluar apa, Tante?”

    “Nanti kamu tahu sendiri, deh” tangannya meraih penisku di antara pahanya, kakinya ditekuk hingga badanku terjepit diantaranya

    Pelan sekali ibu jari dan telunjuknya menempelkan kepala penisku di bibir kemaluannya

    “Sekarang kamu tekan pelan-pelan sayang , Ahhooww, yang pelan sayang oh punya kamu segede kuda tahu!”, liriknya genit saat merasakan penisku yang baru setengah masuk itu

    “Begini tante?”, dengan hati-hati kugerakkan lagi, pelan sekali, rasanya seperti memasuki lubang yang sangat sempit

    “Tarik dulu sedikit, Di , yah tekan lagi Pelan-pelan , yaahh masuk sayang oohh besarnya punya kamu , oohh… Oooh enaaak Di, Aaaagggh panjangnya punya kamu sampai mentok ke dasar Di

    “Tante suka?”
    “Nyai aku entot ya… Gimana Nyai rasanya?”

    “Suka sayang oohh, sekarang kamu goyangin , mm , yak gitu terus tarik, aahh , pelan sayang vagina tante rasanya , oouuhh mau robek, mmhh , yaahh tekan lagi sayang , oohh , hhmm , enaakk , oohh”

    “Kalau sakit bilang saya yah tante?”, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Fifi sudah bisa menikmatinya, matanya terpejam seraya menggigit bibirnya disertai desahan manjanya

    “Oooh Di setubuhi tante, Agggggh enaaaak Di punyamu besaaaar Hmm , oohh ”, Tante Fifi kini mengikuti gerakanku

    Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan Liang vaginanya bertambah licin saja Penisku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku

    Plak , plak , plak , plak , aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini

    Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Fifi yang masih saja mengeluarkan senyuman Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama Buah dadanya tampak bergoyang ke sana ke mari, mengundang bibirku beraksi

    “Ooohh sayang kamu buas sekali hmm , tante suka yang begini, oohh , genjot terus mm”

    “Uuhh tante nikmat tante , mm tante cantik sekali oohh… Oooh enaknya ngentotin isteri pak Kiayi ” Aku mulai meracau nikmat

    “Kamu senang susu tante yah?” Ooohh sedoot teruus susu tantee aahh , panjang sekali peler kamu oohh, Didii , aahh” Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan vaginanya semakin terasa menjepit batang penisku yang semakin terasa keras dan tegang

    “Di ?”, dengusannya turun naik
    “Yah uuhh ada apa tante ?”

    “Kamu bener-bener hebat sayang , oowww , uuhh , tan , tante , mau keluar hampiirr , aahh ”, gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami berkutat

    “Ooohh memang enaak Nyai, oohh , Tante Fifi Tante Fifi, oohh , tante, oohh , nikmat sekali tante memekmu, oohh ” aku bahkan tak mengerti apa maksud kata ‘keluar’ itu

    Aku hanya peduli pada diriku, kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan seumur hidup Tak kuhiraukan tubuh isteri pak Kiayi yang menegang keras berkejat-kejat, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu,

    “Aaahh , Di , dii , tante ke luaarr laagii , aahh”, vagina Tante Fifi terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batangan penisku dan uuhh ia menggigit pundakku sampai kemerahan

    Kepala penisku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya

    “Agggh Oooh ampuuuun enak Di penis besarmu”

    Sesaat kemudian ia lemas lagi Tak kusangka isteri seorang Kiayi, wanita yang kuanggap alim dan terpelajar saat kusetubuhi bisa menjadi liar bagai penari erotis, tubuhnya meliuk liuk saat mencapai orgasme

    “Tante capek’
    “Maaf tante kalau saya keterlaluan ”

    “Mmm , nggak begitu Di, yang ini namanya tante orgasme, bukan kamu yang salah kok, justru kamu hebat sekali , ah, ntar kamu tahu sendiri deh , kamu tunggu semenit aja yah, uuhh hebat”

    Aku tak tahu harus bilang apa, penisku masih menancap di liang kemaluannya

    “Kamu peluk tante dong, mm”
    “Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih?”

    “Boleh, asal kamu jangan goyang dulu, tunggu sampai tante bangkit lagi, sebentaar aja Mainin susu tante saja ya”

    “Baik tante ”

    “Kau tak sabar ingin cepat-cepat merasakan nikmatnya ‘keluar’ seperti Tante ya ”

    Ia masih diam saja sambil memandangiku yang sibuk sendiri dengan puting susu itu Beberapa saat kemudian kurasakan liang vaginanya kembali bereaksi, pinggulnya ia gerakkan

    “Di ?”
    “Ya tante?”
    “Sekarang tante mau puasin kamu, kasih tante yang di atas ya, sayang , mmhh, pintar”

    Posisi kami berbalik Kini isteri pak Kiayi menunggangi tubuhku Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuhh terasa lebih masuk

    Tante Fifi mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini Tante Fifi berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk liang vaginanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang

    “Ooohh enaak tante , ooh Tante Fifi , ooh Nyai , oo , hmm, enaak sekali , oohh memek enak” Kedua buah payudara itu seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh isteri pak Kiayi itu

    “Remees susu tante sayang, oohh , yaahh , pintar kamu , oohh , tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh , pintar kamu Didi oohh , ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang”, Tante Fifi meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku

    “Maksud tante supaya aku bisa , crup , crup ”, mulutku menerkam puting payudaranya
    “Yaahh sedot susu tante lagi sayang , mm , yak begitu teruus yang kiri sayang oohh”

    Tante Fifi menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku Decak becek pertemuan pangkal paha kami semakin terdengar seperti tetesan air, liang vaginanya semakin licin saja Entah sudah berapa puluh cc cairan kelamin isteri pak Kiayi yang meluber membasahi dinding vaginanya Tiba-tiba aku teringat adegan filn porno yang dulu pernah kulihat,

    “Yap , doggie style!” batinku berteriak kegirangan, mendadak aku menahan goyangan Tante Fifi yang tengah asyik

    “Huuhh , oohh ada apa sayang?”, nafasnya tersenggal
    “Saya mau pakai gaya yang ada di film, tante”
    “Gaya yang mana, yah ,?”
    “Yang dari belakang tante harus nungging”

    “Hmm , tante ngerti , boleh”, katanya singkat lalu melepaskan gigitan vaginanya pada penisku

    “Yang ini maksud kamu?”, isteri pak Kiayi itu menungging tepat di depanku yang masih terduduk

    “Iya Nyai ini namanya anjing kawin ”

    Hmm lezatnya, pantat Tante Fifi yang besar itu kuremas-remas dan belahan bibir vaginanya yang memerah membuat nafsuku memuncak, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan penisku dari belakang Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya

    “Ooohh , ngg , Agggh yang ini hebaat Di , oohh, genjot yang keras sayang, oohh , tambah keras lagi ,”

    “Uuuhh… Enak ya Nyai? Aku suka ngentot sama Nyai ayo tante jalang goyangin dong pantatnya ”

    “Oooooh Di setubuhi aku sesuka hatimu, tante suka Di ”

    Kata-kata kotor Didi membuat isteri pak Kiayi itu kian terangsang hebat ia goyangkan pantatnya mengikuti irama tusukan penis yang menerobos liang vaginanya Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Fifi sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin Teriakannyapun makin ngawur

    “Ooohh , jangan lama-lama lagi sayang tante mau keluar lagi ooh ” aku menghentikan gerakan dan mencabut penisku

    “Baik tante sekarang , mm, coba tante berbaring menghadap ke samping, kita selesaikan dengan gaya ini”

    “Kamu sudah mulai pintar sayang mmhh”, Tante Fifi mengecup bibirku

    Perintahku pun diturutinya, ia seperti tahu apa yang aku inginkan Ia menghempaskan badannya kembali dan berbaring menghadap ke samping, sebelah kakinya terangkat dan mengangkang, aku segera menempatkan pinggangku di antaranya Buah penisku bersiap lagi

    “Aaahh tante , uuhh , nikmat sekali, oohh , Nyai sekarang, oohh , saya nggak tahan Nyai , enaak , oohh”

    “Tante juga Didi , Didi , Didi sayaangg, oohh , keluaar samaan sayaang ooh” kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar, ada sebentuk energi yang maha dahsyat berjalan cepat melalui tubuhku mengarah ke bawah perut dan,

    “Craat , cratt , craatt , cratt”, entah berapa kali penisku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim isteri pak Kiayi yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras

    Tangan Tante Fifi meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri Matanya terpejam seperti merasakan sesuatu yang sangat hebat, tubuhnya berkejat kejat isteri pak Kiayi itu mengerang seperti anak kucing

    Beberapa menit setelah itu kami berdua terkapar lemas, Tante Fifi memelukku erat, sesekali ia mencium mesra Tanganku tampaknya masih senang membelai lembut buah dada Tante Fifi Kupintir-pintir putingnya yang kini mulai lembek Mataku memandangi wajah manis perempuan paruh baya itu, meski umurnya sudah berkepala empat namun aku masih sangat bernafsu melihatnya Wajahnya masih menampakkan kecantikan dan keanggunannya

    Meski mulai tampak kerutan kecil di leher wanita itu tapi , aah, persetan dengan itu semua, Tante Fifi adalah wanita pertama yang memperkenalkan aku pada kenikmatan seksual Bahkan dibanding Devi, Rani, Shinta dan teman sekelasku yang lain, perempuan paruh baya ini jauh lebih menarik

    “Tante nggak nyangka kamu bisa sekuat ini, Di ”
    “Hmm ”
    “Betul ini baru yang pertama kali kamu lakukan?”
    “Iya tante ”
    “Nggak pernah sama pacar kamu?”
    “Nggak punya tante ”
    “Yang bener aja ah”
    “Iya bener, nggak bohong kok, tante , tante nggak kapok kan ngajarin saya yang beginian?”

    “Ya ampuun ” Ia mencubit genit, “Masa sih tante mau ngelepasin kamu yang hebat gini, tahu nggak Di, suami tante nggak ada apa-apanya dibanding kamu ”

    “Maksud tante?”

    “Pak Fuad itu kalau main paling lama tiga menit , lha kamu? Tante sudah keluar beberapa kali kamu belum juga, apa nggak hebat namanya”

    “Ngaak tahu deh tante, mungkin karena baru pertama ini sih ”

    “Tapi menurut tante kamu emang punya bakat alam, lho? Buktinya baru pertama begini saja kamu sudah sekuat itu, apalagi kalau sudah pengalaman nanti , pasti tante kamu bikin KO , lebih dari yang tadi”

    “Terima kasih tante ”
    “Untuk?”

    “Untuk yang tadi… Karena saya bisa ngentotin Nyai, saya sudah lama mengkhayali Nyai sambil beronani dan malam ini saya puas sekali bisa menyetubuhi isteri pak Kiayi yang cantik ini he heee ”

    “Tante yang terima kasih sama kamu , kamu yang pertama membuat tante merasa seperti ini”

    “Saya nggak ngerti ”

    “Di , dua puluh tahun lebih sudah usia perkawinan tante dengan Pak Fuad tak pernah sedetikpun tante menikmati hubungan badan yang sehebat ini Suami tante adalah tipe lelaki egois yang menyenangkan dirinya saja

    Tante benar-benar telah dilecehkannya Belakangan tante berusaha memberontak, rupanya dia sudah mulai bosan dengan tubuh tante dan seperti rekannya yang lain sesama Kiayi, ia menyimpan beberapa wanita sebagai isteri kedua untuk melampiaskan nafsu seksnya

    Tante tahu semua itu dan tante nggak perlu cerita lebih panjang lebar karena pasti kamu sudah sering mendengar pertengkaran tante”, Suaranya mendadak serius, tanganku memeluk tubuhnya yang masih telanjang

    Ada sebersit rasa simpati mendengar ceritanya yang polos itu, betapa bodohnya lelaki bernama Kiayi Fuad itu punya perempuan secantik dan senikmat ini di biarkan merana. Tante Fifi terpejam begitu tanganku menyentuh permukaan buah dadanya, merayap perlahan menyusuri kelembutan bukit indah itu menuju puncak dan,

    Mmm aku memintir putingnya yang coklat kemerahan itu

    “Agggh?” telapak tanganku mulai lagi, meremasnya satu persatu,

    “Hmm”, dengan sebelah tangannya ia meraih penisku yang mulai tegang, jari telunjuk Tante Fifi mengurut tepat di leher bawah kepala penisku, semakin tegang saja, shitt , aku nggak bisa bersuara Aku tak tahan dan beranjak turun dari tempat tidur itu dan langsung berjongkok tepat di depan pahanya di pinggiran tempat tidur, menguak sepasang paha montok dan putih itu ke arah berlawanan

    “Mmmhh , aahh , oh nggak, , uuhh” lidahku langsung mendarat di permukaan segitiga terlarang itu

    “Ssshh yaa , enakk ?,

    Lidahku kian mengganas, kelentit sebesar biji kacang itu sengaja kusentuh

    “Mmm fuuhh , Tante akan layani kamu sampai kita berdua nggak kuat lagi Kamu boleh lakukan apa saja Puaskan diri kamu sayang aahh”, aku tak mempedulikan kata-katanya, lidahku sibuk di daerah selangkangannya

    Malam itu benar-benar surga bagi kami, permainan demi permainan dengan segala macam gaya kami lakukan Di karpet, sampai sekitar pukul tiga dini hari Kami sama-sama bernafsu, aku tak ingat lagi berapa kali kami melakukannya

    Seingatku disetiap akhir permainan, kami selalu berteriak panjang Benar-benar malam yang penuh kenikmatan Aku terbangun sekitar jam 11 siang, badanku masih terasa sedikit pegal Tante Fifi sudah tidak ada di sampingku

    “Tante ?” panggilku setengah berteriak, tak ada jawaban dari istri pak Kiayi yang semalam suntuk kutiduri itu

    Aku beranjak dari tempat tidur dan memasang celana pendek, sprei dan bantal-bantal di atas tempat tidur itu berantakan, di banyak tempat ada bercak-bercak bekas cairan kelamin kami berdua Aku keluar kamar dan menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan Tante Fifi, ternyata ia harus ke tempat ke sekolah tempat ia mengajar karena ada yang harus dikerjakan

    “Hmm , padahal kalau main baru bangun tidur pastilah nikmat sekali”, pikiranku ngeres lagi

    Aku kembali ke kamar Tante Fifi yang berantakan oleh kami semalam, lalu dengan cekatan aku melepas semua sprei dan selimut penuh bercak itu Kumasukkan ke mesin cuci Tiga puluh menit kemudian kamar dan ruang kerja pak Kiayi kubuat rapi kembali Siap untuk kami pakai main lagi

    “Shit… ! Aku lupa sekolah , ampuun gimana nih”,

    Sejenak aku berpikir dan segera kutelepon Tante Fifi

    “Selamat pagi?”, suara operator
    “Ya Pagi , Bu Fifi ada?”
    “Dari siapa, pak?”
    “Bilang dari Sonny, anaknya ”
    “Oh Mas sonny”
    “Huh dasar sok akrab”, umpatku dalam hati
    “Saya, Tante ”
    “Eh kamu sayang , gimana? mau lagi? Sabar ya, tungguin tante ”
    “Bukan begitu tante , tapi saya jadi telat bangun , nggak bisa masuk sekolah”

    “Oooh gampang , ntar tante yang telepon Pak Yogi, kepala sekolah kamu itu , tante bilang kamu sakit yah?”

    “Nggak ah tante, ntar jadi sakit beneran ”
    “Tapi emang benar kan kamu sakit , sakit , sakit anu! Nah lo!”
    “Aaah, tante , tapi bener nih tante tolong sekolah saya di telepon yah?”
    “Iya , iya , eh.. Di , kamu kepingin lagi nggak ”
    “Tante genit”
    “Nggak mau? Awas lho Tante cari orang lain ”
    “Ah Tante, ya mau dong , semalam nikmat yah, tante ”
    “Kamu hebat!”
    “Tante juga , nanti pulang jam berapa?”
    “Tunggu aja , sudah makan kamu?”
    “Belum, tante sudah?”

    “Sudah , mm, kalau gitu kamu tunggu aja di rumah, tante pesan catering untuk kamu , biar nanti kamu kuat lagi”

    “Tante bisa aja , makasih tante ”
    “Sama-sama, sayang , sampai nanti ya, daahh”
    “Daah, tante”

    Tak sampai sepuluh menit seorang delivery service datang membawa makanan

    “Ini dari, Bu Fifi, Mas talong ditandatangan Payment-nya sudah sama Bu Fifi”
    “Makasih, mang ”
    “Sama-sama, permisi ”

    Aku langsung membawanya ke dalam dan menyantapnya di depan pesawat TV, sambil melanjutkan nonton film porno, untuk menambah pengalaman Makanan kiriman Tante Fifi memang semua berprotein tinggi Aku tahu benar maksudnya Belum lagi minuman energi yang juga dipesannya untukku

    Rupanya istri pak Kiayi itu benar-benar menikmati permainan seks kami semalam, eh aku juga lho , kan baru pertama Sambil terus makan dan menyaksikan film itu aku membayangkan tubuh dan wajah Tante Fifi bermain bersamaku Penisku terasa pegal-pegal dibuatnya Huh , aku mematikan TV dan menuju kamarku

    “Lebih baik tidur dan menyiapkan tenaga ”, aku bergumam sendiri dalam kamar

    Sambil membaca buku pelajaran favorit, aku mencoba melupakan pikiran-pikiran tadi Lama-kelamaan akupun tertidur Jam menunjukkan pukul 12 45. Sore harinya aku terbangun oleh kecupan bibir Tante Fifi yang ternyata sudah ada di sampingku

    “Huuaah , jam berapa sekarang tante?”

    “Hmm , jam lima, tante dari tadi juga sudah tidur di sini, sayang kamu tidur terlalu lelap Tante sempat tidur kurang lebih dua jam sejak tante pulang tadi, gimana, kamu sudah pulih ”

    “Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger ”, kami saling berciuman mesra,

    “Crup , crup”, lidah kami bermain di mulutnya

    “Eh , tante mau jajan dulu ah , sambil minum teh, yuuk di taman Tadi tante pesan di Dunkin , ada donat kesukaan kamu”, ia bangun dan ngeloyor keluar kamar

    “Uh , Tante Fifi ”, gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan

    Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas Aku masih senang bermalas-malasan di tempat tidur itu, pikiranku rasanya tak pernah bisa lepas dari bayangan tubuhnya Beberapa saat saja penisku sudah tampak tegang dan berdiri, dasar pemula! Sejak sering tegang melihat tubuh Tante Fifi sebulan belakangan ini, aku memang jarang memakai celana dalam ketika di rumah agar penisku bisa lebih leluasa kalau berdiri seperti ini

    “Hmm, tante Fifi , aahh Nyai yang cantik” desahku sambil menggenggam sendiri penisku, aneh , aku membayangkan orang yang sudah jelas bisa kutiduri saat itu juga, tak tahulah , rasanya aku gila!

    Tanganku mengocok-ngocok sendiri hingga kini penis besar dan panjang itu benar-benar tegak dan tampak perkasa sekali Aku terus membayangkan bagaimana semalam kepala penis ini menembus dan melesak keluar masuk vagina Tante Fifi Kutengok ke sana ke mari

    “Tante ”, panggilku

    “Di dapur, sayang”, sahutnya setengah berteriak, aku bergegas ke situ, kulihat ia sedang menghangatkan donat di microwave

    Dan , uuhh, tubuh yang semalam kunikmati itu, dari arah belakang , bayangan BH dan celana dalam putih di balik gaun sutranya yang tipis membuatku berkali-kali menelan ludah

    “Uuuhh tante , sayang”, tak sanggup lagi rasanya aku menahan birahiku, kupeluk ia dari belakang, sendok yang ada di tangannya terjatuh, penisku yang sudah tegang kutempelkan erat di belahan pantatnya

    “Aduuhh , Didi nakal kamu ah ” ia melirikku dengan pandangan menggoda

    Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Fifi dari celah gaun di bawah ketiaknya Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya

    “Ehhmm , nngg , aahh , nakaal, Didi”

    “Tante , tante, saya nggak tahan ngeliat tante , saya bayangin tubuh tante terus dari tadi pagi”

    Tangan kiriku menarik ujung celana dalam itu turun, ia mengangkat kakinya satu persatu dan terlepaslah celana dalamnya yang putih Kutarik cup BH-nya ke atas hingga tangan kananku kini bebas mengelus dan meremas buah dadanya

    Dengan gerak cepat kulorotkan pula celana dalam yang kupakai lalu bergegas tangan kiriku menyingkap gaun sutranya ke atas Kudorong tubuh isteri pak Kiayi itu sampai ia menunduk dan terlihatlah dengan jelas celah vaginanya yang masih tampak tertutup rapat Aku berjongkok tepat di belakangnya

    “Idiihh, Didi Tante mau diapain nih ”, katanya genit

    Lidahku menjulur ke arah vaginanya Aroma daerah kemaluan itu merebak ke hidungku, semakin membuatku tak sabar dan ,

    “Huuhh , srup , srup , srup”, sekali terkam bibir vagina sebelah bawah itu sudah tersedot habis dalam mulutku

    “Aaahh , Didi , enaakk ”, jerit perempuan setengah baya itu, tangannya berpegang di pinggiran meja dapur

    “Aaawww , gelii”, kugigit pantatnya

    Uuh, bongkahan pantat inilah yang paling mengundang birahiku saat melihatnya untuk pertama kali Mulus dan putih, besar menggelembung dan montok

    Lima menit kemudian aku berdiri lagi setelah puas membasahi bibir vaginanya dengan lidahku Kedua tanganku menahan gerakan pinggulnya dari belakang, gaun itu masih tersingkap ke atas, tertahan jari-jari tanganku yang mencengkeram pinggulnya Dan hmm, kuhunjamkan penis besar dan tegang itu tepat dari arah belakang,

    “Sreep , Bleess”, langsung menggenjot keluar masuk vagina Tante Fifi
    “Aaahh , Didi , enaak , huuhh tante senang yang ini oohh ”
    “Enak kan tante , hmm , oohh , agak tegak tante biar susunya , yaakk ooh enaakk”

    “Yaahh , tusuk yang keras , hmm , tante nggak pernah gini sebelumnya , oohh enaakk pintarnya kamu sayaang , oohh enaak , terus , terus yah tarik dorong keeraass , aahh , kamu yang pertama giniin tante, Di , oohh , sshh ”, hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan,

    “Hoohh , tante , mauu , keluar , sekarang , ooh hh , sekarang Di, aahh ”

    Vaginanya menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan

    Aku tak mempedulikannya, memang sejenak kuberi ia waktu menarik nafas panjang Aku membiarkan penisku yang masih tegang itu menancap di dalam Ia masih menungging kelelahan

    “Balik Nyai ”, pintaku sambil melepaskan gigitan di kemaluannya
    “Apalagi, sayang , ya ampun tante nggak kuat , aahh”

    Aku meraih sebuah kursi Ia mengira aku akan menyuruhnya duduk,

    “Eiih bukan tante, sekarang tante nyender di dinding, kaki kiri tante naik di kursi ini ”
    “Ampuun, Didi , tante mau diapain sayang ”, ia menurut saja

    Woow! Kudapatkan posisi itu, selangkangan itu siap dimasuki dari depan sambil berdiri, posisi ini yang membuatku bernafsu

    “Sekarang Nyai sayang , yaahh ”, aku menusukkan penisku dari arah depannya, penisku masuk dengan lancar

    Tanganku meremas kedua susunya sedangkan mulut kami saling mengecup

    “Mmmhh , hhmm ”, ia berusaha menahan kenikmatan itu namun mulutnya tertutup erat oleh bibirku

    Hmm, di samping kanan kami ada cermin seukuran tubuh Tampak pantatku menghantam keras ke arah selangkangannya Penisku terlihat jelas keluar masuk vaginanya Payudaranya yang tergencet dada dan tanganku semakin membuatku bernafsu

    “Cek , cek , cek”, gemercik suara kemaluan kami yang bermain di bawah sana

    Kulepaskan kecupanku setelah tampak tanda-tanda ia menikmatinya

    “Uuuhh hebaat , kamu sayang , aduuh mati tante , aahh enaak mati aku Di, oohh , ayo keluarin sayang , aahh entotin tante yang kuat Aggggh , sudah mau sampai lagi niih aahh ” wajahnya tampak tegang lagi, pipinya seperti biasa, merah, sebagai tanda ia segera akan orgasme lagi

    “Ayooo nikmati Nyai kontol besarku Goyangin dong Nyai pantatnya, duh enaknya ngentot sama Nyai

    Kupaksakan diriku meraih klimaks itu bersamaan dengannya Aku agaknya berhasil, perlahan tapi pasti kami kemudian saling mendekap erat sambil saling berteriak keras

    “Aaahh , tante keluaar ”
    “Saya juga Nyai huuhh , nikmat , nikmat , oohh , Nyai Fifi , aahh”, dan penisku,

    “Crat , crat , crat , seer”, menyemprotkan cairannya sekitar lima enam kali di dalam liang vagina isteri pak Kiayi yang juga tampak menikmati orgasmenya untuk kedua kali

    “Huuhh , capeekk , sayang” ia melepaskan pelukannya dan penisku yang masih menancap itu

    Hmm, kulihat ada cairan yang mengalir di pahanya bagian dalam, ada yang menetes di lantai

    “Mau di lap Nyai?”, aku menawarkan tissue

    “Nggak sayang , tante senang, kok Tante bahagia , yang mengalir itu sperma kamu dan cairan kelamin tante sendiri Tante ingin menikmati terus rasa penismu ”, ia berkata begitu sambil memberiku sebuah ciuman

    “Hmm , Tante Fifi ”, Kuperbaiki letak BH dan rambutnya yang acak-acakan, kemudian ia kembali menyiapkan jajanan yang sempat terhenti oleh ulah nakalku.

    Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos Tante Fifi telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar 25 m persegi. Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan

    Jadilah dua minggu kepergian pak Kiayi Fuad itu surga dunia bagiku dan Nyai Fifi Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari!

  • Menggenjot Pepek Tebal-nya si Cewek SPG dengan Penuh Gairah – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Menggenjot Pepek Tebal-nya si Cewek SPG dengan Penuh Gairah – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1435 views

    Perawanku – Perkenalkan nama ku Andy. Aku pernah bekerja di salah satu swalayan terkemuka di kota M. Awal-nya penempatan aku hanya di bag receiving barang. Dari sana kemudian beranjak ke posisi yg lbh lumayan…. nach,1/2 taon di receiving,aku dipindahkan ke lapangan,dlm arti di tmpatkan di store. Disinilah awal perjalanan cinta-ku dgn mahkluk yg namanya SPG.

    Terus terang aku sangat menyukai posisi ini berhubung setiap harinya aku bisa menikmati setiap kecantikan SPG yg bertugas di swalayan ini. Singkat cerita,dari sekian byk-nya SPG yg bertugas,aku sangat tertarik dgn SPG product susu,namanya Tari. Tari berwajah bukan hanya cantik,tp body-nya jg semok bngt…

    Umurnya 19 taon. Dgn tinggi 165,bra 34B,ditambah dgn jenjang kakinya yg putih mulus bngt,maka komplit lah sudah Tari yg perfect bngt menurut versi-ku. Aku mencoba mendekatkan diri dgn-nya,setiap hari selalu aja rapat hingga kedekatan kami semakin nyata. Tp berhubung lokasinya di swalayan,aku jg hrs menjaga image agar issue-nya tdk sampai ke telinga atasanku.

    Sering pd jam2 makan aku memberinya cemilan ato makanan tambahan yg rada2 enak dimakan,dan dari sikapku itulah,timbul rasa simpati Tari terhadapku. Jumat sore itu,ku dekatin Tari seraya berkata”say,pulang nanti ku antar ya….” Dan Tari pun mengganguk setuju.

    Bayangkan,rasanya sudah ga sabaran menanti jam2 pulang kerja krn di otak-ku sdh tersusun beberapa rencana mantap,he..he… Ga tau np belakangan ini selalu membayangkan mulusnya tubuh Tari,ga tahan pengen bngt menikmatinya…

    Jam yg ditunggu pun akhirnya tiba,bergegas aku turun ke basement bwh mengambil mtr kesayanganku. Kutunggu Tari di pinggir jalan pas pintu keluar dari mall. Ga lama ku liat Tari keluar bareng tmn-nya 3 org,dan bgt meliatku,dia pamitan duluan ama tmn-nya di barengi canda tmn2nya yg usilin Tari. Kuberikan helm dan Tari segera melompat duduk di sadel belakang sambil berpegangan pinggangku.

    “Say,kita langsung pulang ato mo jalan2 duku sambil cari makan?” kataku kenceng.

    Itu sech hy pura2ku aja pdhal uda byk rencana di otkku ini,hehhee… Ternyata jawaban Tari bertepatan dgn keinginanku,”kita jalan2 aja dulu baru ntar mlm-an makannya ya”. Aroma wangi di tubuhnya serasa menimbulkan nafsuku,sehingga makin kupacu mtr-ku semakin kencang. Tari memeluk ketau pinggangku sehingga menempellah buah dadanya yg kenceng padat di belakang punggungku. Celanaku makin sesak kejepit pula,hehheeeee….

    Sengaja aku membawanya jalan aga ke pinggiran kota,biar segala rencanku rampung. Setelah puas keliling,akhirnya sampailah kami di rumah makan yg bernuansa klasik dimana rumah makan tsbt mempunyai alun2 seperti pondok pribadi,jadi apa yg akan kulakuin nanti lbh privacy dan tertutup dr pandangan org krn pondoknya memang bersekat.

    “kamu pesan apa say?” kataku mesra.
    “Tari pesan pecel lele aja bang”.

    Aku pun segera memesan pada pelayannya… Apa aja yg mau ditambah kutambahkan aja sayuran laen biar banyakan,karna setelah makan nanti,aku juga mau makan lg,tp tentu makan menu ISTIMEWA yang plus plus nantinya,ha..ha…

    Karena sudah laper bngt,kami makan dgn lahapnya sambil sekali kali kusuap nasi ke mulut Tari. Awal-nya dia keliatan malu,tp akhirnya dia tertawa geli. Selesai makan kami duduk ngobrol dan perlahan tp pasti arah bicaraku memancing ke arah sex sambil tanganku merangkulnya…

    Perlahan kucium bibirnya,hmmm…lidahku menjelajah ke dalam dan melilit lidahnya. Tari membalas dgn panasnya,shg penisku makin mencuat rasanya… akhhh….Tari mendesis nikmat. Semakin kuberanikan diri dgn memasukkan tanganku ke dlm bilik baju seragam-nya dan kuraba payudaranya yg padat sekal.

    Tari merintih nikmat merasakan belaianku pd payudaranya. Kusingkapkan BH-nya dan perlahan memelintir putingnya,ssshh…Tari makin merintih. Aku semakin ga tahan,ku keluarkan penisku yg sudah mengacung tegak dgn diameter 4 panjang kbh kurang 17cm. Tari terkejut sekali ketika melihat penisku yg mengacung tegak itu.

    “Ihh,gede bngt py abang,takut Tari bang”
    “Tari blm pernah iat yg bgt-an bang” kata Tari.
    “Gpp koq say,biasa aja lg,hehhe…” aku menjawab sekenanya.

    Kembali kurangsang Tari dgn ciumanku,perlahan ke telinga dan turun ke leher. Ku kecup pelan penuh perasaan dan Tari semakin mendesah. “akhhh..bang” sstttttt,ouugghh….” Tari semakin ga tahan. Perlahan kuraba pahanya yg terbuka dan segera jariku mendarat di ujung selangkanganya.

    CD-nya msh blm kuturunkan,cuma jariku hanya mengesek belahan vag-nya. Tari mendesis lirih membuat aku semakin bergairah.. Ada lendir basah mengalir merembes keluar… Tari semakin ga tahan sehingga tangannya menggengam penisku dan mengocok ngocok kan nya. Tiba2 kuhentikan serangan ku sehingga membuat Tari terpana heran,nafsunya yg uda di ubun2 terhenti seketika..

    “ada apa bang?”
    ”bntr ya say,jgn disini,bahaya tuch,hehe.e..” jawabku

    Tari baru tersadar kalo kami masih di pondok rumah makan.

    “kita pulang aja ya bang,Tari takut kemalaman dan jujur Tari blm pernah melaukan yg seprt td.Tari takut bang”. “ok dech,kita pulang aja ya say”kataku membisik di telinganya”. Dalam hati aku merasa tanggung nech,dan ku teruskan rencanaku. Kami merapikan pakaian kami masing2 dan berjalan keluar….

    Setelah menghidupkan mtr-ku,kami melanjutkan perjalanan pulang,dan jam sudah menunjukkan pukul 21,20. Di tengah perjalanan,aku berpura2 sakit perut. “aduh say,sakit bngt perutku hbs makan td,aduh,ini sept-nya ga bisa lg bw mtr”,Tari kebingungan melihat sikapku yg menahan sakit,pghal hy pura2 saja,hehhehehe…

    ”kita cari tmp istirahat bntr ya say,abang ga tahan lg sakit bngt perutnya”,Tari berkata
    ” ya udalah bang,kita cari tmp istirahat dulu,ntar ga sakit g baru jalan.”

    Aku bersorak girang dalam hati siasatku berhasil ternyata. Ku pacu mtr-ku ke arah motel yg ga jauh lg lokasinya dan segera mengambil kamar. Kita istirahat bngt ya say,gpp,jgn kuatir,ntar ga sakit lg kita segera jalan ya say..”Tari hanya menganguk pelan kuatir dgn sakit ku.

    Di dlm kamar aku segera merebahkan badan di tmp tdr sambil berpura2 merintih memegang perutku,dan Tari semakin kuatir aja rasanya meliahat keadaanku. Kupanggil Tari mendekat dan kuminta dia mengelus elus perutku supaya aga reda sakitnya,dan Tari menurutinya… ena bngt pijitan Tari,shingga mataku merem melek jadinya,hahhaa…

    Tiba2 aku bangkit dan merangkul Tari. Tari terkejut sekali dan langsung ku dekap tubuhnya sambil ku cium bibirnya…Tari gelagapan sambil membalas jg dan perlahan kembali kurangsang dan kucumbu abiz2an. Kubuka kancing baju Tari bagian atas dan kubelai dadanya segera. Ku cium perlahan putingnya dan skali x kusedot. sshhh….Tari mendesah nikmat.

    tanpa sadar kubuka seluruh pakaianya dan CD-nya sambil trs ku jilat lembut dadanya. Ku buka lebar kakinya mengangkang dan pelan2 ku elus lembut. Pepek tebal-nya uda basah bngt,licin lagi. aku berkata kepadanya abg suka bau pepek tebal-nya Tari… perlahan tapi pasti aku pun mengeluarkan Penis ku yang lumayan besar, den menyodor ke arah mulut nya..

    dia malu-malu tapi mau menghisap penisku, dengan nikamt yang tak terhingga aku pun mengatakan kepadanya kamu sangat luar biasa Tari..aahhh…. sudah puas dengan kuluman bibir nya aku pun mengelus pepek tebal nya yang begitu putih mulus dengan bulu yang jarang-jarang..dan perlahan aku masukan penis ku ke pepek tebal nya..

    dia berkata sakitttttt banggggggg…dengan penuh kasihan aku pun menggoyang pelan-pelan dulu.. sudah masuk separuh penisku baru dia tidak merasa sakit lagi.. dan dengan gairah yang sangat besar aku menggoyang pinggang ku ke pepek tebal-nya yang begitu montok..


    ahhh..ahh… ohh desah si Tari pas aku menggoyang begitu cepat nya..pinggang ku.. 10 menit telah berlau aku pun mengeluarkan sperma yang begitu kental keatas pepek Tari, tepat nya dibulu atas pepek tebal-nya. Ah nikmatnyaaaa..