Author: perawanku

  • PEMUAS NAFSU ITU ADIK SUAMI KU

    PEMUAS NAFSU ITU ADIK SUAMI KU


    1079 views

    Cerita Sex ini berjudulPEMUAS NAFSU ITU ADIK SUAMI KUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sesampainya di rumah, selesai mandi kukenakan daster tidurku tanpa celana dalam, dan kusemprotkan parfum di tubuhku, siap menanti pria yang akan mengisi kebutuhan seksku. Kulihat kedua anakku sudah tidur pulas. Kemudian kirakira jam 23:30 kumatikan lampu kamar dan kurebahkan tubuhku di tempat tidur terpisah dari tempat tidur anakanakku.

    Sambil tidurtidur ayam, kunantikan Ary masuk ke kamarku. Sekitar jam 01:00, kulihat pintu kamar yang sengaja tidak kukunci secara perlahan dibuka orang. Kulihat Ary dengan sarung masuk. Setelah ia menutup kembali pintu kamar dan menguncinya, ia menuju tempat tidurku dan langsung menindih tubuhku dan menciumi wajah serta bibirku.

    Sambil menciumiku, tangannya menggerayangi vaginaku. Ary berkata, Wah sudah siap nih ya.. nggak pakai celana dalam.. Tak berapa lama Ary mengangkat dasterku dan mempermainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang vaginaku, membuatku melayang dan vaginaku cepat banjir.

    Ternyata Ary juga sudah siap dengan tidak memakai celana dalam. Digesekgesekannya lontongnya yang sudah mengeras di pahaku sambil jarijari tangannya mempermainkan vaginaku. Kubalas gerakan Ary dengan meremasremas dan mengocok lontongnya. Nafsuku semakin naik, begitu juga Ary karena nafasnya terdengar semakin memburu.

    Sambil tersengalsengal, ia melenguh, Oh.. oh.. Wita.. Ary sudah nafsu.. Wita haus kan.. Ary masukkan ya.. Aku pun sudah tidak tahan, Oh Ri.. masukkan cepat lontongnya.. Wita sudah nggak tahan.. Ohh Ri..

    Kemudian, Slep.. kurasakan lontong Ary yang lebih besar dan panjang dibandingkan lontong suamiku itu masuk dengan mudah masuk ke dalam lubang vaginaku yang sudah benarbenar basah itu. Kurasakan lontongnya sampai menyentuh dinding vaginaku yang terdalam.

    Oh.. Ri.. aduh enaknya Ri.. oh gede Ri.. aku merintih, sambil kupeluk erat tubuh Ary. Kudengar pula rintihan Ary sambil menurunnaikkan lontongnya di dalam vaginaku. Oh.. oh.. agh.. Wita, enak sekali apem Wita.. oh.. aagh.. Dari cara permainannya, aku merasakan Ary belum berpengalaman dalam hal seks dan kelihatannya baru pertama kali ia berbuat begini.

    Mungkin karena begitu nafsunya kami berdua kurang lebih 10 menit menikmati hujaman lontong Ary, aku sudah mau mencapai orgasme. Oh.. agh.. aduh Ri.. cepatkan tusukannya Ri.. Wita mau keluar.. oh..aagh.. Kurasakan Ary pun sudah mau orgasme. Oh.. agh.. Mbak, Ary juga mau keluar.. oh.. aaghh..

    Tak lama kemudian, berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan semburan sperma yang keluar dari penis Ary yang masih perjaka, keras dan berkalikali memenuhi lubang vaginaku. Kami berdua berpelukan erat merasakan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kubisikkan di telinga Ary, Terima kasih Ri, Mbak puas sekali.. Ary pun berbisik, Aduh Wita, baru pertama kali ini Ary rasakan enaknya apem.. Wita puas kan.. tambahnya.

    Kemudian, Ary mencabut lontongnya dari dalam lubang vaginaku. Aku berusaha menahannya karena aku ingin nambah lagi. Ary berbisik, Besokbesok aja lagi, sekarang Ary harus keluar.. takut ada orang yang bangun.. Setelah mengecup kening dan pipiku, Ary permisi keluar.

    Kubisikkan di telinganya, Hatihati ya Ri.. jangan sampai ketahuan orang lain.. Walaupun belum begitu puas, tapi hatiku bahagia bahwa Ary akan mengisi kesepian dan memenuhi kebutuhan seksku selama suami di luar kota. Dalam hati aku pun mengucapkan terima kasih kepada suamiku atas ijinnya dan pilihannya yang tepat.

    Setelah kejadian pertama ini, hubungan seksku dengan adik suamiku ini terus berlanjut. Sayangnya hal ini kami berdua lakukan di rumah, karena saat itu memang tidak pernah terpikir untuk main di luar misalnya di Motel. Saking puasnya menikmati permainan seks dari Ary, aku lupa akan jadwal kalender KB yang selama ini kugunakan.

    Sedangkan setiap kali Ary menyetubuhiku, spermanya selalu ditumpahkan di dalam vaginaku. Aku sendiri memang tidak menginginkan sperma Ary ditumpahkan di luar, karena justru merasakan semburan dan kehangatan sperma Ary di dalam vaginaku, merupakan suatu kenikmatan yang luar biasa. Akibatnya setelah beberapa kali melakukan hubungan, aku sempat terlambat 6 hari datang bulan (mens).

    Hal ini kuceritakan kepada Ary, saat kami mengobrol berdua di paviliun. Khawatir benarbenar hamil, kuminta Ary mengantarku ke dokter untuk memeriksakannya. Pada mulanya Ary tidak setuju, dan ingin mempertahankan kehamilanku. Aku tidak setuju dan tetap ingin menggugurkannya.

    Keesokan paginya dengan diantar Ary, aku memeriksakan diri ke suatu rumah sakit bagian kandungan. Ternyata hasil pemeriksaan tidak bisa keluar hari itu juga, dan harus menunggu tiga hari. Sampai dua hari setelah pemeriksaan dokter, ternyata mensku masih belum datang. Aku tidak sabar dan khawatir jika ternyata aku benarbenar hamil.

    Hal ini kuutarakan kepada Ary dan kuminta ia membantu membelikan satu botol bir hitam untukku. Keesokan harinya, Ary menyerahkan bir hitam itu kepadaku, dan malamnya kuminum. Tiga hari setelah minum bir hitam tersebut, mensku datang.

    Setelah mensku selesai sekitar 7 hari, aku dan Ary melanjutkan lagi hubungan seks seperti biasanya. Praktis selama dua bulan ada 18 kali aku dan Ary berhasil melakukan hubungan seks yang memuaskan dengan aman tanpa ketahuan keluarga di rumah. Keinginan untuk melakukannya setiap hari sulit terlaksana, mengingat situasi rumah yang tidak memungkinkan.

    Dari sekian kali hubungan seksku dengan Ary, seingatku ada tiga kali yang benarbenar sangat memuaskan diriku. Selain kejadian yang pertama kali, hubungan seksku dengan Ary yang sangat memuaskan adalah sewaktu kami berdua melakukan di suatu siang hari dan saat malam takbiran.

    Kejadian di siang hari itu, yaitu saat aku selesai mandi dan bersiapsiap berhias diri mau pergi ke kantor. Saat itu kedua mertuaku dan adikadik iparku yang lain sedang tidak ada di rumah. Yang ada hanya Ary, yang kebetulan sudah pulang dari kantornya, karena hari Jumat. Kedua anakku asyik bermain dengan pengasuhnya.

    Tanpa sepengetahuanku, saat aku memakai makeup, tibatiba Ary masuk kamarku yang tidak terkunci. Setelah menutup pintu kembali dan menguncinya, dari belakang ia memelukku, melepaskan handuk yang membungkus tubuhku, sehingga aku dalam posisi telanjang bulat. Diciumnya pundak belakangku, sambil tangannya memainkan kedua payudaraku, dan turun mempermainkan vaginaku.

    Akibatnya, aku tak tahan dan vaginaku cepat basah. Segera kubalikkan tubuhku dan kupeluk serta kulumat bibir Ary dengan penuh nafsu. Kemudian kubuka reitsleting celananya dan kutanggalkan celana panjang dan celana dalamnya. Kemudian aku jongkok di hadapannya, sambil meremas, menjilati, dan mengulum lontongnya dalam mulutku.

    Setelah kurasakan lontongnya semakin keras, kudorong tubuh Ary duduk di tepi tempat tidur. Kemudian aku berdiri membelakanginya, dan setengah jongkok kupegang dan kuarahkan lontongnya masuk ke dalam lubang kewanitaanku yang sudah basah itu.

    Kuturunnaikkan dan kuputar pinggulku untuk merasakan nikmatnya lontong Ary yang telah masuk seluruhnya dalam lubang vaginaku. Sambil bergoyang itu, aku merintih dan berdesah, Oooh.. aaghh.. Ary tak mau ketinggalan, ia membantu menurunnaikkan pinggulku dan kadangkadang meremasremas kedua buah dadaku.

    Kurang lebih tiga menit dengan posisi ini, terasa aku sudah mau orgasme. Kupercepat gerakan turun naik dan goyangan pinggulku, dan saat itu Ary merintih, Oh.. oh.. Wita, Ary mau keluar.. oh..

    Akhirnya berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan lontong Ary menyemprotkan spermanya dengan keras memenuhi lubang vaginaku. Tubuhku terasa terbang merasakan semprotan yang hangat dan nikmat itu. Kemudian kukeluarkan lontong Ary dari lubang vaginaku. Kulihat masih cukup keras. Dengan penuh nafsu kujilati, kuhisap lontong Ary yang masih basah diselimuti campuran sperma kami berdua.

    Tak berapa lama kemudian lontong Ary kembali keras. Kemudian kuminta Ary menyetubuhiku dari belakang. Dengan menopangkan kedua tanganku di atas meja hias dan posisi menungging, kusuruh Ary memasukkan lontongnya ke dalam lubang vaginaku dari belakang.

    Betapa nikmatnya kurasakan lontong Ary menghunjam masuk ke dalam lubang vaginaku, kemudian sambil meremasremas kedua buah dadaku, Ary mempercepat tusukan lontongnya. Dari cermin yang berada di hadapanku, kulihat gerakan dan ekspresi wajah Ary yang sedang mempermainkan lontongnya di dalam lubang vaginaku.

    Situasi ini menambah naiknya birahiku. Kurang lebih tiga menit merasakan tusukantusukan lontongnya, aku tak tahan ingin orgasme lagi. Aku merintih, Aduh.. oh.. agh.. Ri, tembus Ri.. aagh.. Wita mau keluar lagi, cepatkan Ri.. oh.. aaghh.. Ternyata Ary pun mau keluar.

    Ia pun merintih, Oh.. augh.. Wita, Ary juga mau keluar.. aduh.. Wita.. bareng ya.. oh.. Beberapa saat kemudian, secara bersamaan aku dan Ary mencapai orgasme. Kurasakan kembali semprotan sperma Ary yang hangat dan nikmat lubang vaginaku.

    Setelah itu, kami berdua berpelukan dengan mesra. Aku berkata, Nakal ya.. Ary mencium pipi dan keningku kemudian pamit keluar. Kemudian aku pun keluar ke kamar mandi untuk membasuh vaginaku. Jam 14:00, jemputan mobil dari kantorku datang. Malamnya sesuai janji via telepon, kembali Ary masuk ke kamarku dan menyetubuhiku secara terburuburu, karena khawatir ada yang memergoki.

    Walau dalam keadaan terburuburu, persetubuhanku dengan Ary yang dilakukan setiap dini hari itu, cukup memuaskan, karena paling tidak setiap bersetubuh itu aku bisa orgasme minimal satu kali dan merasakan semprotan sperma Ary di dalam vaginaku.

    Selanjutnya, persetubuhanku dengan Ary yang benarbenar memuaskan dan menyebabkan aku lemas tak berdaya adalah saat malam takbiran. Pada malam itu, aku menginap di rumah orang tuaku. Sesuai janji via telepon Ary datang menjengukku. Kami berdua duduk mengobrol merayakan takbiran di rumah. Kedua orang tuaku menyuruhku menawarkan bir kepada Ary.

    Selesai acara TV, ayahku pergi keluar rumah dan ibuku masuk tidur. Kini di ruang tamu, tinggal aku dan Ary duduk berdua ngobrol sambil menikmati bir sepuaspuasnya. Karena pengaruh bir, kurasakan nafsu seksku mulai naik. Kemudian aku pamit sebentar, melihat kedua anakku sekalian mengecek Ibuku. Aku mengganti bajuku dengan daster dan kutanggalkan celana dalamku. Setelah kuketahui ibuku sudah pulas tidur dan keadaan aman, aku kembali ke ruang tamu, duduk di sebelah Ary.

    Tak lama kemudian Ary sudah memelukku, menciumiku sambil bertanya apa ibuku sudah tidur. Mengetahui ibuku sudah tidur, Ary mulai menggerayangi vaginaku dengan jarijari tangannya sambil melumat bibirku.

    Aku menggelinjang dan merintih, Oh.. Ri.. enak sekali.. Ri.. oh terus Ri.. Aku tak mau kalah dan kuremasremas lontongnya dari luar celana yang membuat lontongnya semakin keras. Kemudian kusuruh Ary berdiri, kubuka reitsleting celana panjangnya dan sekaligus celana dalamnya. Kulihat dan rasakan lontong Ary lebih keras dan besar dari biasanya.

    Aduh.. wow.. kok lebih keras dan besar Ri lontongnya? Ary berterus terang bahwa sorenya ia minum jamu kuat lakilaki sebagai persiapan untuk memuaskan diriku. Kuhisap, kujilati dan kukulum lontongnya dengan penuh nafsu. Karena tak tahan lagi, kudorong tubuh Ary duduk di sofa. Aku duduk di atas pangkuannya.

    Kemudian kupegang dan arahkan lontongnya ke dalam vaginaku. Wow.. aduh Ri.. gede banget dan enak Ri, lontongnya.. aduh.. oohh.. aku mengerang. Sambil kulumat bibirnya, kunaikturunkan pinggulku agar dapat merasakan gerakan, tusukan dan denyutan lontong Ary. Sekitar dua menit kugoyang, akhirnya aku mencapai orgasme karena tak tahan merasakan lontong Ary yang lebih keras dan besar dari biasanya.

    Kemudian kami berdua merubah posisi dengan doggy style. Kurang lebih tiga menit, lagilagi aku tidak tahan dan orgasme untuk yang kedua kalinya. Setelah beristirahat sebentar, kami berdua merubah posisi dengan berdiri. Lontong Ary masih keras dan ia belum keluar sama sekali. Lagilagi, mungkin karena pengaruh bir dan nafsu yang menggebu, aku mencapai orgasme yang ketiga kalinya.

    Dengan masih mempertahankan lontongnya yang keras dan panjang di dalam vaginaku, Ary menggendongku masuk ke kamar tidurku. Direbahkan tubuhku di kasur di atas lantai yang sudah kusiapkan. Masih kurasakan nikmatnyan dan orgasmeku yang keempat kalinya saat Ary menyetubuhiku dengan posisi di atas. Setelah itu aku tak ingat lagi dan menyerah pasrah menerima tusukantusukan lontong Ary.

    Mungkin lebih dari 10 kali aku mencapai orgasme, dan aku tak tahu berapa kali Ary keluar. Saat terbangun kirakira jam 5 pagi, terasa kepuasan yang amat sangat pada diriku walau kakiku rasanya gontai dan lemas. Kurasakan juga kehangatan sperma Ary yang masih ada di dalam vaginaku. Tak disangka selingkuhku di malam takbiran dengan Ary adik suamiku adalah yang terakhir, karena beberapa hari kemudian, suamiku sudah kembali ke rumah.

    Sekembalinya suami di rumah, malam harinya suami mengajakku bersetubuh. Sambil bersetubuh, suami bertanya apakah jadi selingkuh dengan Ary. Karena memang sudah diijinkannya, aku berterus terang mengaku. Pada mulanya suamiku agak marah, mungkin tersinggung, tapi akhirnya ia memaafkanku. Sejak saat itu hubunganku dengan Ary praktis terputus.

    Namun, Ary masih mencoba mendekatiku dan berusaha mengajakku untuk berhubungan lagi. Hal itu ia lakukan beberapa kali via telepon saat suamiku ke kantor. Walau sebenarnya aku sendiri masih menginginkannya, namun ajakan Ary tersebut terpaksa kutolak. Selain suasana rumah memang tidak memungkinkan, aku juga khawatir jika suamiku akan marah karena ia belum mengijinkan lagi.

    Peristiwa perselingkuhanku dengan adik ipar atas saran dan ijin suami menjadi pengalaman yang manis sampai saat ini. Lebih dari itu, jika suami mengungkitungkit lagi masalah ini dan minta aku menceritakannya kembali, bukannya marah yang kudapat darinya, malah sebaliknya kasih sayang yang makin besar.

    Setiap kali akan meniduriku, untuk merangsang dirinya, suamiku selalu meminta aku untuk menceritakan kembali pengalaman selingkuhku dengan adiknya itu. Ia kerap bertanya posisi apa saja yang aku dan Ary lakukan saat berhubungan seks, berapa kali aku klimaks, bagaimana rasanya vaginaku menerima semburan sperma Ary dlsb. Untuk membahagiakannya, kuceritakan semuanya secara jujur.

    Setiap kali mendengar ceritaku itu, nafsu seks suamiku semakin meningkat dan ia meminta aku mempraktekannya kembali dengan menganggap dirinya sebagai Ary. Terus terang, gairah seksku pun semakin meningkat saat harus membayangkan dan mempraktekan kembali caracara hubungan seksku dengan Ary.

    Ternyata perselingkuhan tidak selalu merusak keharmonisan rumah tangga. Mungkin ada benarnya jika orang menerjemahkan arti kata selingkuh sebagai selingan indah keluarga utuh.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Guru Private

    Guru Private


    1769 views

    Perawanku – Ini adalah sebuah cerita seks guru les private dan tante kesepian ibu dari murid lesnya. Ya, perselingkuhan yang membuat keduanya saling berbagi kenikmatan seks yang membawa mereka ke puncak kenikmatan birahi. Simak cerita lengkapnya berikut ini!

    Kenangan Indah Waktu Kuliah di Jawa Tengah. Ini adalah cerita dari kisah nyata saya waktu kuliah di Jawa Tengah sekitar tahun 1992.Nama saya Rudy,banyak orang menilai saya pria simpatik dengan kemamuan berpikir cemerlang.Kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang2 kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.

    Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

    Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

    Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

    Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

    Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.
    Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36D.

    Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.

    “Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
    “Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
    “Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
    Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
    “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
    “Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

    Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.
    “Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
    “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.

    Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.

    “Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.

    “Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
    Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
    “Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
    Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
    “Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

    Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
    “Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
    “Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
    “Arghhh..!” teriak Tante Stella.

    Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.
    Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

    “Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
    Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.

    “Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
    Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

    “Rud… mandi yuk..!” pintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.
    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya.
    “Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.

    Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

  • Kumpulan Foto Bugil Model Jepang – Foto Bugil Jepang Terbaru 2018

    Kumpulan Foto Bugil Model Jepang – Foto Bugil Jepang Terbaru 2018


    2805 views

    Perawanku – Siapa sih yang tidak  gemetar ketika melihat kemolekan dan kecantikan wanita Jepang? Hal tersebut sudah tak diragukan lagi dalam industry perlendiran yang semakin menjadi-jadi. Bahkan penggemar setia foto bugil Wanita Jepang  sudah semakin banyak. Walau tak begitu Nampak karena ini masih merupakan hal yang tabu di masyarakat. Tapi keberadaan mereka tak terbantahkan dengan tingginya statistic pencarian topik ini di mesin penelusur seperti yahoo dan google. Foto bugil Wanita Jepang seakan menjadi magnet tersendiri pagi penggemarnya yang doyan mengoleksi foto – foto nya :

    Langsung saja buat Bos ku Perawanku.com :

     

  • Kisah Ngesex Wanita yang ku kentot seharusnya jadi Istri keduaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Ngesex Wanita yang ku kentot seharusnya jadi Istri keduaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1256 views

    Perawanku – Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Rita dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Rita selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

    Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ritaku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.

    “Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
    “Mmaahh, eennaak.. Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh..” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.

    Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Rita, kemudian kaki kanan Rita kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Rita memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas.

    Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Rita mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Oogghh, Maahh, oogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Rita yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot.

    “Paahh.. Mamah enaak lagi, oogghh.. Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Rita yang hangat membara.

    Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Rita merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi.

    “Paahh.. teruuss genjoott.. Paahh..” Rita mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku. “Blleess, shhoott.. bleess.. sroott, sreett crreeckk..” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.

    “Maahh, oogghh.. adduuhh, Yaangg.. emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.

    “Paahh, oogghh, teruuss tusuuk Paahh..” Rita merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Rita nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan.

    Rita memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Rita mendekatkan vaginanya ke mukaku.

    Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Rita melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.

    “Paahh.., ooghh, Paahh.., nikmaatt, yaangg.. teruuss, aduuhh.., oogghh, eemmhh, gilaa.., emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Rita kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.

    Rita adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Rita kembali kuminta telentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremas buah dadanya yang putih padat.

    Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya, “Blleess.” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku. Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Rita ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Rita meringis dan melenguh keenakan.

    “Paahh.. teruuss Paahh.. oogghh, penis Papah eaakk.. oogghh, eemmhh.. emmhh.. aduuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Rita yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.

    “Ooogghh.. Maahh.. oogghh.. Maahh.. ikut goyang dong Sayaang.., ooghh.. Papaahh maauu keluuaarr..” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ritaku sayang.

    Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Rita. “Paahh, aduuhh, bareng yuu.. Paahh.. Mamah mmoo keluaarr lagi”, Rita minta aku menindihnya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya.

    “Ooogghh.. yuu.. baraeeng.. Paahh.. aiiaaogghh.. aduhh.. yuu Maahh.. Paahh..” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Rita, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali.

    Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Rita menggelinjang geli dan melenguh “Paahh.. udaahh.. Mamahh geli..” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.

    Sepulang dari Singapore, aku dan Rita masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitarnya. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Rita telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi istri kedua ku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian.

    Rita sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Rita sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.

    Tanpa terasa hari pernikahan Rita sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia memberitahukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Rita.

    Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Rita yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita.

    Barangkali kalau aku dan Rita hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Rita bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.

    Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Rita hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Rita tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Rita dalam keadaan tidak subur.

    Pada suatu sore, Rita meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.

    “Rit, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.
    Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.
    “Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.
    Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.
    “Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.

    “Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Rita berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.

    Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Rita. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan.

    Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Rita yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku.

    Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Rita menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.

    “Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku.

    Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Rita sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.

    “Ogghh.. Maahh.., isep terus yaang ooghh, aduuhh.. gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Rita semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Rita semakin semangat melumat habis batang penisku.

    “Ogghh, Paahh, enaakk asiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Rita. Aku minta Rita menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.

    “Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo.. keluaar!” Rita menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Rita melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.

    Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Rita. Rita semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Rita telah memuncak ke ubun-ubunku.

    “Paahh.. ooghh.. woowww.. ooghh.. paahh, terus paahh.. enaakk.. paahh lidahnya kayaak kontooll..” Goyangan pinggul Rita semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Rita semakin banyak mengalir. Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Rita yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan.

    Rita terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis. “Paahh.. sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Rita menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.

    Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Rita tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka “bleess”, “Ogghh.. Paahh.. tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu.. oogghh emmgghh.. Paah.. terus goyaang sayaang.. ooghh..” Pantat Rita mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi.

    Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Rita dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Rita yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.

    Cerita Dewasa – Rita membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya. “Paahh.. teruuss doong, Mamaah nikmaa.. ogghh.. teruuss.. sodook sayaang.. ogghh.. Paahh.. aaogghh.. uugghh..” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah.

    Memang setiap senggama sama Rita rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ritaku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.

    “Mmaahh.. ooghh, teruuss goyaang.. oogghh.. Maahh.. Papaahh moo keluaarr.. gila Maahh.. vaginanyaa.. ooghh.. nikmaat.. sekalii..” Aku mulai ribut dan Rita melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.

    Masa bodoh! “Pahh.. emmghh.. oogghh.. Paapaahh.. adduuhh.. Paahh.. adduuhh.. Mamaahh.. mmoo kelluuaarr.. emmgg.. adduhh.. Paahh aduuhh.. Paahh.. adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Rita yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.

    Kuminta Rita telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Rita baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Rita bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah.

    Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Rita sedang tidak subur, karena Rita ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Rita akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Rita nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan?

    “Cepat pah masukan lagi ach.. jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess.., “Ooogghh.. Paahh, enaak.. Paahh.. aaoogghh.. uuhhgg.. uughh.. genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok.

    “Ooogghh.. mmaahh.. nikmaatt.. istrikuu.. sayaangg.. oogghh.. aagghh.. eemmgghh..” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Rita, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleess.. sreett.. blleess.. sreet.., vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua. Rita memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.

    “Ooogghh.. Paappaahh.. emmgg.. oogghh.. aduuhh.. Mamaah moo keeluuarr.. ooghh.. Paahh.. teruuss.. saayyaang, keluuaarriinn barreenng oogghh”,
    “Hayyoo.. Maahh.. oogghh.. hayoo.. baarr.. ooghh.. reenng.. Maahh.. ooghh”, teriakanku tak kalah serunya.

    Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Rita melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya.

    Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Rita selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli.

    Jika Rita sudah terpuaskan dan tertidur, aku rasanya lelaki yang sangat berbahagia di dunia ini.

  • Cerita Sex Bu Rini

    Cerita Sex Bu Rini


    895 views

    Perawanku – Cerita Sex Bu Rini, Aku termasuk pria yang paling suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Itu mulai dari umurku yang ke-30, sekarang umurku sudah mencapai 37. Memang tidak semua wanita yang lebih tua termasuk kesukaanku. Karena aku paling senang melihat yang terutama kulitnya berwarna kuning langsat. Apalagi ibu-ibu yang kerut mukanya tidak kalah dengan anak perawan saat ini. Ada kemungkinan biasanya mereka paling teratur merawat badan mulai dari minum jamu hingga luluran.

    Sebulan yang lalu aku pergi kerumah sepupuku Ary di daerah Bogor, kebetulan rumahnya berada didalam gang yang tidak bisa masuk mobil. Jadi mobilku aku parkir di depan gang dekat sebuah salon. Setiba dirumah Ary, aku disambut oleh istrinya. Memang istri si Ary yang bernama Sandra 30 tahun memang dikategorikan sangat sexy, apalagi dia hanya mengenakan daster.

    “Mas Ary sedang ke Pak RT sebentar Mas, nanti juga balik,” sapa si Sandra.
    “Oh ya..” jawabku singkat.

    Aku disuruh duduk diruang tamu, lalu dia kembali dengan satu cangkir the manis, karena kursi diruang tamu agak pendek, maka dengan tidak sengaja aku dapat melihat persis sembulan kedua belah dada si Sandra yang tidak mengenakan BH. Wach pagi-pagi sudah dibuat pusing nich pikirku. Tapi aku hilangkan pikiranku jauh-jauh, karena aku pikir dia sudah termasuk keluargaku juga.

    Akhirnya setelah Ary tiba, kami bertiga ngobrol hingga sore hari. Lalu aku izin untuk menghirup udara sore sendirian, karena aku akan nginap dirumah si Ary hingga besok pagi. Aku berjalan kedepan gang sambil melihat mobilku, apakah aman parkir disana. Setelah melihat mobil aku mampir ke salon sebentar untuk gunting rambut yang kebetulan sudah mulai panjang. Disana aku dilayani oleh seorang ibu, umur kurang lebih 40-45 tahun, kulit kuning langsat, body seperti layaknya seorang ibu yang umurnya seperti diatas, gemuk tidak, kurus tidak, sedangkan raut mukanya manis dan belum ada tanda-tanda keriput dimakan usia, malah masih mulus, saya rasa ibu tsb sangat rajin merawat tubuhnya terutama mukanya.

    “Mas mau potong rambut atau creambath nich,” sapa ibu tersebut.
    “Mau potong rambut bu” jawabku.

    Singkat cerita setelah selesai potong rambut ibu tersebut yang bernama Rini menawarkan pijat dengan posisi tetap dibangku salon. Setelah setuju sambil memijat kepala dan pundak saya, kami berkomunikasi lewat cermin di depan muka saya.

    “Wach pijatan ibu enak sekali” sapaku.
    “Yach biasa Mas, bila badan terasa cape benar, memang pijatan orang lain pasti terasa enak” jawabnya.
    “Ibu juga sering dipijat kalau terlalu banyak terima tamu disalon ini, soalnya cape juga Mas bila seharian potong/creambath rambut tamu sambil berdiri” jawabnya lagi.
    “Sekarang ibu terasa cape enggak” tanyaku memancing.
    “Memang Mas mau mijitin ibu” jawabnya.
    “Wach dengan senang hati bu, gratis lho.. kalau enggak salah khan biasanya bila terlalu lama berdiri, betis ibu yang pegal-pegal, benar enggak bu?” pancingku lagi.
    “Memang benar sich, tapi khan susah disini Mas” jawab Bu Rini sambil tersenyum.

    Naluriku langsung berjalan cepat, berarti Bu Rini ini secara tidak langsung menerima ajakanku. Tanpa buang-buang waktu aku berkata “Bu, ibu khan punya asisten disini, gimana kalau aku pijit ibu diluar salon ini?” pancingku lagi.
    “Mas mau bawa ibu kemana?” tanya Bu Rini.
    “Sudahlah bu.. bila Bu Rini setuju, saya tunggu ibu dimobil di depan salon ini, terserah ibu dech mau bilang/alasan kemana ke asisten ibu” Ibu Rini mengangguk sambil tersenyum kembali.

    Singkat cerita kami sudah berada didalam hotel dekat kebun raya Bogor. Ibu Rini mengenakan celana panjang, dengan baju terusan seperti gamis. Aku mempersilahkan Bu Rini telungkup diatas tempat tidur untuk mengurut betisnya, dia mengangguk setuju.

    “Enggak nyusahin nich Mas”
    “Tenang saja bu, enggak bayar koq bu, ini gratis lho.” jawabku.

    Lalu aku mulai mengurut tumit ke arah betis dengan body lotion. Celana panjang Bu Rini aku singkap hingga ke betisnya, tapi karena paha Bu Rini terlalu besar ujung celana bagian bawah tidak bisa terangkat hingga atas. Ini dia kesempatan yang memang aku tunggu.

    “Bu maaf nich, bisa dibuka saja enggak celana ibu masalahnya nanti celana ibu kena body lotion, dan aku memijatnya kurang begitu leluasa, nanti ibu komplain nich”

    Kulihat Bu Rini agak malu-malu saat membuka celana panjangnya, sambil langsung melilitkan handuk untuk menutupi celana dalamnya. Lalu aku mulai memijit betis beliau dengan lotion sambil perlahan-lahan menyingkap handuknya menuju pahanya. Kulihat dari belakang Bu Rini hanya mendesah saja, mungkin karena terasa enak pijitanku ini. Saat mulai memijit pahanya body lotion aku pergunakan agak banyak, dan handuk sudah tersingkap hingga punggungnya.

    Cerita Sex Bu Rini

    Cerita Sex Bu Rini

    Aku mulai renggangkan kedua kaki Bu Rini, sambil memijat paha bagian dalam. Tampaknya Bu Rini menikmatinya. Tanpa buang waktu dalam keadaan terlungkup aku menarik celana dalam Bu Rini ke bawah sambil berkata “Maaf Bu yach”.

    Dia hanya mengangguk saja sambil terpejam matanya, mungkin karena Bu Rini sudah mulai terangsang saat aku pijit pahanya dengan lotion yang begitu banyak.

    Wow kulihat pantat Bu Rini tersembul dengan belahan ditengahnya tanpa sehelai rambut yang mengelilingi vagina ibu tersebut. Aku mulai lagi memijit paha bagian atas hingga ke pantatnya dengan menggunakan kedua jempolku. Kutekan pantat Bu Rini hingga belahannya agak terbuka lebar, dengan sekali-kali aku sapu dengan keempat jariku mulai dari vagina ke atas hingga menyentuh lubang anusnya.

    “Och.. Och..”

    Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Rini, rupanya dia mulai sangat amat terangsang, tapi dia type yang pasif, hanya menerima apa yang akan diperbuat kepadanya. Aku mulai nakal, kulumuri kelima jariku dengan lotion lalu aku mulai sapu dari anus hingga kebawah ke arah vagina ibu Rini dan diimbangi dengan makin naiknya pantat Bu Rini.

    “Och.. Och.. Mas teruskan Mas.. Och..”

    Pelan-pelan kumasukan jari telunjuk dan tengah ke dalam vaginanya, lalu kukocok hingga mentok kedinding bagian dalam vagina, sambil perlahan-lahan jempolku menekan lubang anus Bu Rini. Kulihat Bu Rini agak meringis sedikit, tapi tetap tidak ada sinyal menolak. Jempolku sudah masuk ke dalam anus Bu Rini, perlahan-lahan sambil kulumuri agak banyak body lotion kukocok juga lubang anus Bu Rini, hingga sekali tekan jempolku masuk ke lubang anus, sedangkan jari telunjuk dan tengah masuk ke vaginanya, dan aktifitas itu aku lakukan hingga 3 menit.

    Dan kulihat Bu Rini sudah tidak lagi meringis tanda kesakitan disekitar lubang anusnya, tapi sudah terlihat diwajahnya rasa kenikmatan, meskipun matanya terus terpejam hanya beberapa kali tersengah.

    “Och.. Och..”

    Setelah itu aku jilat kuping Bu Rini dengan lidahku sambil berbisik.

    “Aku masukan yach Bu kontolku”

    Ibu Rini hanya mengangguk setuju tanpa membuka matanya. Lalu aku buka seluruh pakaianku, lalu aku ganjel perut Bu Rini dengan bantal yang kulipat, supaya pantat dan lubang vaginanya agak menguak ke atas. Lalu aku masukan kontolku ke dalam vagina Bu Rini dan kukocok hingga 15menit, lalu kulihat lendir putih sudah mulai keluar dari lubang vagina Bu Rini.

    Rupanya Bu Rini sudah mencapai klimaks hingga mengeluarkan pejunya duluan, lalu aku seka dengan handuk dan kuayun kembali kontolku hingga 15 menit kemudian, hingga Bu Rini mencapai klimaks yang kedua kali. Sedangkan kontolku makin tegang saja tanpa isyarat akan memuncratkan peju. Karena sudah pegal juga pinggangku, aku ambil body lotion kulumuri anus Bu Rini sambil kubuka lubang anus tersebut hingga masuk ke dalam, lalu aku pelan-pelan menekan ujung kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini.

    “Och.. Pelan-pelan Mas..” Bu Rini mengeluh.

    Terus kutekan kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini, lalu pelan-pelan aku cabut kontolku. Memang kontolku terasa amat terjepit oleh lubang anus Bu Rini, ini membuat aku mulai terangsang. Kutekan lagi kontolku ke dalam lubang anus Bu Rini, dan pelan-pelan mulai kukocok lubang anus Bu Rini dengan kontolku ini sambil melumuri body lotion supaya lubang anus Bu Rini tidak lecet, terus kulakukan aktifitas ini hingga 5menit dan tiba-tiba peju dikontol mulai mengadakan reaksi ingin berlomba-lomba keluar. Lalu kucabut kontolku, dan kulepaskan seluruh pejuku bertebaran diatas sprei.

    Setelah itu Bu Rini langsung membersihkan badannya kekamar mandi, lalu kususul Bu Rini di kamar mandi yang sudah tanpa sehelaipun benang ditubuhnya, lumayan bodynya cukup montok, tetenya sudah agak kendur tapi masih menantang seperti buah pepaya yang masih tergantung dipohon, perutnya juga sudah mulai ada lipatan lemaknya, tapi tetap enak dipandang, karena memang warna kulitnya seluruhnya kuning langsat. Lalu aku bantu Bu Rini saat hendak memakai sabun ditubuhnya, demikian juga aku dibantu juga oleh Bu Rini.

    Setelah selesai mandi kontolku mulai bangun kembali, lalu kuminta Bu Rini untuk main kembali, Bu Rini memberikan isyarat ok. Dan kusuruh Bu Rini duduk dikursi tanpa mengenakan pakaian selembarpun, kuangkat kedua kakinya ke atas dengan posisi mengangkang lalu kusuruh Bu Rini memeluk kakinya kuat-kuat, lalu aku jongkok dan mulai menyapu vagina Bu Rini dengan lidahku, sambil jari telunjukku ikut masuk ke dalam vagina bagian bawah sambil mengocoknya. Disini Bu Rini tampak mendesah agak keras.

    “Och.. Och.. Och.. Masukan saja Mas.. Aku enggak kuat”

    Tanpa buang waktu lagi karena memang kontolku mulai keras kembali, kutekan kontolku ke dalam lubang vagina Bu Rini kembali sambil setengah berdiri, sedangkan kedua kaki Bu Rini sudah bersandar di depan bahuku, terus kusodok vagina Bu Rini dengan kontolku, hingga 30 menit lebih aku belum bisa juga mengeluarkan pejuku. Lalu kuminta Bu Rini untuk mengisap kontolku supaya cepat keluar pejuku ini.

    Kedua kakinya kuturunkan lalu aku memegang kedua pipinya ke arah kontolku, lalu aku memasukan kembali kontolku ke dalam mulut Bu Rini, disini kulihat Bu Rini mengimbangi dengan isapan serta air liurnya yang mulai menetes dari mulutnya untuk membuatku cepat mencapai puncak. Memang benar-benar lihai Bu Rini, sebelum mencapai waktu lima menit aku sudah tidak tahan lagi menahan pejuku muncrat didalam mulutnya.

    Setelah itu kami berdua membersihkan diri kembali kekamar mandi, lalu kami kembali ke salon Bu Rini. Sebelum keluar dari mobil, aku sempat berbisik kepada Bu Rini. Memang yang lebih tua, sangat paham dalam pengalaman dalam hal ini dibanding dengan yang masih muda. Bu Rini hanya tersenyum manis saja, sambil turun dari mobilku dan kembali masuk ke dalam salonnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Robbi Sebagai Pemuas Nafsuku

    Cerita Sex Robbi Sebagai Pemuas Nafsuku


    620 views

    Perawanku – Cerita Sex Robbi Sebagai Pemuas Nafsuku, Aku seorang penyanyi cafe hampir setiap malam aku selalu berada di cafe-cafe kemudian berakhir di tempat hiburan malam setelah melakukan itu. Awalnya aku hanya mencoba=coba menikmati minuman yang di suguhkan padaku, namun akhirnya akupun menjadi ketagihan untuk menikmatinya lagi dan lagi dan bukan hanya berakhir di situ karena akhirnya akupun terjebak di dalam dunia hitam.

    Akupun menjadi pemain adegan cerita ngentot, dan aku merasa aku tidak dapat lepas dari kehidupan ini karena sepertinya aku memang di haruskan untuk hidup seperti ini. Namaku Selvi aku bekerja untuk membantu perekonomian keluargaku, sejak lulus dari SMU dua tahun yang lalu tanpa menikmati bangku kuliah aku langsung mencari pekerjaan untuk membantu orang tuaku.

    Karena aku masih mempunyai dua orang adik lagi yang harus meneruskan sekolah. Sedangkan kedua orang tuaku hanya bekerja serabutan yang tidak tentu penghasilannya, dan sejak aku bekerja sebagai penyanyi plus melayani para hidung belang itu, sedikit demi sedikit aku dapat membantu orang tuaku meskipun hasil dari aku melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot.

    Dengan uang yang hampir setiap malam mengalir padaku akupun menikmatinya hingga lupa akan semuanya. Hingga pada suatu hari aku bertemu dengan seorang pria Robbi namanya dia seorang mahasiswa salah satu kampus ternama di sini, dan usianya sebaya denganku yakni 22 tahun. Pertama kali melihat Robbi di sebuah cafe tempat biasa aku bernyanyi namun cafe itu bukan salah satu cafe esek-esek.

    Jadi kami berkenalan layaknya pasangan muda-mudi lainnya, dan akupun merahasiakan tentang pekerjaan sampinganku. Aku tidak mau kalau Robbi sampai tahu kalau aku menjual diriku dengan cara melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot, karena aku rasa kali ini aku benar-benar merasakan yang namanya jatuh cinta. Setiap waktu aku terbayang wajahnya dan sering juga aku menemui Robbi di rumahnya.

    Dari yang aku lihat orang tua Robbi begitu menerimaku apalagi mamanya yang begitu baik padaku. Dan aku memang sering memberi perhatian lebih padanya, kamipun dekat tanpa ada kata untuk menjadikan aku pacar atau semacam kekasihnya tapi hal itu sudah cukup bagiku. Karena bersama dengan Robbi membuat aku merasakan kebahagiaan dalam hatiku dan ada kedamaian di sana.

    Pernah suatu hari ketika aku bertandang ke rumah Robbi di halamanya terparkir sebuah mobil mewah. Tapi aku masih saja masuk dalam rumahnya dan di dalam sana aku melihat seorang wanita cantik yang sedang bercengkrama dengan Robbi lalu kamipun berkenalan dan akupun duduk di samping cewek tersebut dengan hati yang berkecamuk namun aku pura-pura bersikap biasa saja di depan mereka.

    Hingga tidak berapa lama kemudian aku menerima telpon dari temanku Lauren, yang menanyakan sesuatu padaku. Tapi aku bersikap seolah dia sedang membutuhkan aku sehingga aku mempunyai alasan untuk menghindar dari Robbi, akupun keluar dari rumah Robbi lalu pergi dari tempat itu dengan tetesan air mata yang dengan derasnya mengalir dari kedua mataku, aku tidak dapat menahannya kala itu.

    Sejak saat itu aku menghindari dari Robbi karena aku tahu aku tidak akan mampu bersaing dengan seorang mahasiswa cantik yang tajir pula. Apalagi aku tahu kalau cowok seperti Robbi gampang banget untuk mendapatkan cewek manapun karena dia begitu tampan dan juga gagahnya, di tambah senyumnya yang bisa membuat semua hati cewek meleleh karenanya.

    Seminggu lebih aku menghindari Robbi meskipun hari-hari yang aku lalui menjadi sepi dan tidak bergairah lagi. Hingga pada suatu hari ketika aku sedang dudk di sebuah tempat makan dengan temanku, aku melihat Robbi bersama dengan seorang cewek saat itulah aku kembali merasakan sedih di tambah aku merasakan pusing yang teramat sangat akupun meminta temanku untuk pergi dari tempat itu.

    Sampai di rumah aku langsung masuk dalam kamarku dan seperti biasa mamaku tidak bernai masuk dalam kamarku meskipun dia melihat kalau aku sudah datang. Aku menangis sejadi-jadinya hingga akhirnya aku mendengar mamaku membuka pintu kamarku ” Selvi ada teman kamu sayang….ayo keluar mama mau ke rumah tante Siska soalnya.. ” Dengan malas aku beranjak dari tempat tidurku.

    Akupun melihat mama pergi dari pintu belakang sambil membawa peralatan masak mungkin dia hendak membuat kue di rumah tante Siska yang memang bisa dia lakukan. Aku dengan malas berjalan menuju ruang tamu setelah cuci muka dulu karena aku tahu kalau wajahku sembab. Begitu sampai di ruang tamu aku terkejut melihat Robbi berada di sana diapun menatap tajam padaku.

    Aku yang berdiri dengan pakaian lusuh dan muka sembab tidak dapat menghindar darinya. Apalagi ketika Robbi mendekat lalu langsung saja dia memeluk tubuhku ” selvi aku kangen sama kamu… ” Aku masih belum percaya kalau yang sedang memelukku adalah Robbi, namun akhirnya akupun membalas dengan pelukan hangat juga dan kamipun saling berciuman melepas kangen.

    Tangan Robbi mulai menggerayangi tubuhku waktu itu, aku yang sudah bergairah dengan pelukan yang dia berikan langsung saja melakukan sentuhan yang dapat membuat Robbi semakin bergairah. Kini tanganku yang berada di dalam kontolnya, dengan elusan lembut aku terus mengocoknya dan aku lihat dia begitu menikmatinya hingga aku semakin gemas di buatnya.

    Akupun mendesah untuk membuat Robbi semakin panas “OOOouuuggghh… oooouuugghh… Rob…. aaaagggghh… ” Tubuhku menari tubuhnya perlahan menuju kamarku namun dengan mulut masih saling melumat, sesampainya di dalam kamarku kami langsung melepas baju kami dan seterusnya Robbi langsung memasukkan kontolnya dalam lubang memekku aku yang memang menantikan hal ini langsung melebarkan pahaku.

    Robbi bergerak maju mundur pantatnya dan akupun semakin mendesah “Ooooouuugghh… ooouuggghh… sa.. yang… aaaagggghhh… aaaaggghh… aaaagggghhh… Robbi… aaaaggggghhh… ” Aku begitu menikamtinya karena hal ini yang memang aku inginkan. bercinta dengan Robbi cowok yang membuat aku merasakan hal indah dalam hidupku meskipun aku seorang pemain cerita ngentot.

    Kini tubuhnya sudah bersimbah keringat dan semakin cepat pula dia melakukan hal itu “Oooouuugghh…. Sel.. vi…. aaaaggggghhh… aaaku… sa.. yang.. kamu…. aaaaggggghh… ” Tatapan matanya membuat aku semakin ingin lebih erat lagi memeluknya, aku dekap tubuh Robbi yang masih aktif bergerak maju mundur dengan pantatnya lalu aku cium wajahnya berulang kali.

    Diapun semakin keras menghentakan kontolnya dalam memekku hingga akhirnya “Oooouugghh… aaaagggghh.. Sel.. vi….. aaaaggggghh…. aaaaaggghh… aaaaggghh… ” Ada rasa hangat dalam selangkanganku dan aku tahu kalau saat itu Robbi sudah mencapai puncak kenikmatan, dia peluk tubuhku sedangkan tubuhnya sendiri terkulai lemas namun dengan lembut aku membelai tubuh bugilnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ibu Temanku

    Cerita Sex Ibu Temanku


    942 views

    Perawanku – Cerita Sex Ibu Temanku, Aku memasuki maktab perguruan ketika berusia 25 tahun. Oleh kerana keseluruhan pelajar tahun pertama (freshie) berumur dalam lengkungan 19 tahun, maka aku dikira orang tualah. Ramai di kalangan guru pelatih menghormati aku kerana usia aku, termasuk juga pensyarah. Aku dilihat agak matang. Ini menyebabkan aku agak sukar bergaul. Susahlah nak masuk ‘line’ budak-budak remaja.

    Aku ditempatkan bersama seorang pelatih yang sama kursus dengan aku dalam satu dorm. Namanya Ali. Umurnya 19 tahun. Ali seorang yang cergas dan nakal. Orangnya tidaklah setinggi mana hanya 5′ 4″ sahaja. Berbeza dengan aku yang mempunyai ketinggian 6′ 1″ berbadan macho, maklumlah athleticlah katakan.

    “Woow!! Bestlah kalau badan Ali beketul-ketul macam abang Joe”. Puji Ali ketika aku tidak berbaju didalam dorm.
    “Ali aerobik dan angkat beratlah kalau nak badan Ali macam abang.”

    Persahabatan aku dengan Ali semangkin rapat. Oleh kerana aku agak pendiam dan hanya suka berkurung dalam dorm, maka Ali telah menugaskan aku menaip segala assignment dengan menggunakan komputer yang dibawa oleh beliau, sedangkan Ali sendiri menugaskan dirinya mencari bahan. Ini kerana Ali suka merayap. Begitulah putaran hidup kami sehari-hari.

    Apabila tiba hujung tahun semua pelatih yang hendak naik tahun dua diarah tinggal di luar kerana asrama terhad dan hanya disediakkan untuk pelatih tahun pertama sahaja. Kini aku menghadapi masalah mencari rakan untuk berkongsi rumah sewa kerana rata-rata usia mereka yang rendah dan tak sesuai dengan aku.

    “Abang Joe nak nak masuk group mana?” tanya Ali setelah pengetua membuat pengumuman.
    “Entahlah Li!! Abang pun tak tau nak cakap, mereka tentu tak senang kalau abang serumah dengan mereka sebab line tak kena” jawabku sambil mengeluh.
    “Gini aje lah bang, tinggal aje dengan Li” jelas Ali memberi pandangan.
    “Ali sewa kat mana?” tanyaku ringkas.
    “Li tak sewa, Li tinggal rumah Li sendiri,” jawab Ali.
    “Tak nak lah Li, menyusahkan keluarga Li aje,” kataku.
    “Apa nak susahnya, Ali tinggal dengan mak aje, selalu yang Li takde kat dorm tu, Li balik rumah la,” kata Ali seolah-olah memujukku.
    “Tengoklah Li, nanti abang fikirlah” jawabku seolah-olah keberatan sambil keluar dari dewan besar.

    Malam itu ketika aku membuat tugasan, Ali masuk bilik tanpa memberi salam.

    “Engkau ke mana tadi Li?” Tanyaku ketika Ali meletakan Helmet dan beg di atas katil.
    “Balik rumah laa, tengok mak.” Jawabnya ringkas.
    “Bang, mak setujulah bang.” Kata Ali.
    “Setuju apa ni Li?” tanyaku kehairanan sambil memalingkan badanku mengadapnya yang tengah mengenakan seluar pendek.

    Ali ni kalau tidur hanya memakai seluar pendek, tak reti memakai kain pelikat seperti aku. Aku tidak lagi menaip.

    “Mak setuju abang tinggal dengan kita orang, Li kata abang ni tak suka merayap hanya memerap dalam bilik je. Mak kata dia lagi suka kerana ada kawan kat rumah dan tak boring, ada kawan berbual.” Jelas Ali kepadaku.
    “Kau ni Li, menyusahkan emak engkau aje,” kataku dalam keadaan serba salah.
    “Bang Joe, Li rasa abang sesuai tinggal dengan Li kerana kematangan abang, kalau abang tinggal rumah sewa campur member yang lain tentu abang mati kutu nanti.” Jelas Ali mentaskil aku.
    “Tapi Li!” Aku bersuara gagap.
    “Takde tapi lagi bang, hujung minggu ni kite angkut barang kite ke rumah Li, OK? Dan Li tak nak apa-apa alasan lagi, full-stop.” Kata Ali sambil terus ke bilik air.

    Malam itu agak sukar aku nak melelpkan mata, suka ada risau pun ada.

    “Waaaahhh cantiknya rumah Li ni,” pujiku apabila sampai digaraj rumah Ali.

    Rumah dua tingkat semi D ini dan ada lima pintu ini adalah peninggalan bapa Ali kepada maknya yang menjanda hampir tiga tahun. Empat pintu lagi disewakan dan yang sebelah rumah Ali ni masih terbiar kosong. Ianya dikhaskan untuk sanak saudaranya yang datang.

    “Masuklah Abang Joe, janganlah malu-malu, buat aje macam rumah sendiri” kata Ali. Aku hanya tersenyum menuruti Ali dari belakang.
    “Haaaahhhh. Dah sampai pun jemputlah duduk,” sambut mak Ali dengan penuh mesra.
    “Apa kabar kak? Eehh makcik,” kataku dengan agak malu kerana tersasul.
    “Abang Joe ingat mak Li ni tua sangat ke? Nak panggil makcik,” jawab Ali dengan nada mengusik. Aku bertambah malu.
    “Mak Li seksi lagi tau!” tambah Ali lagi.
    “Dah takde keje lain lah tuu.” Sampuk mak Ali sambil ke dapur.

    Selepas mengemas bilik dan membersihkan mana yang patut aku dipelawa makan malam.

    “Li, abang nak panggil mak Li apa? Kakak ke makcik?” bisikku kepada Ali ketika makan.
    “Johari ni umur berapa?” tiba-tiba mak Ali bertanya seolah-olah dia dengar bisikanku tadi.
    “Dua puluh lima campur.” Jawabku ringkas.
    “Jadi Joe ni lambat masuk maktablah ye?” tanya mak Ali.
    “Yaa, kawan-kawan saya yang seangkatan dengan saya banyak dah mengajar dan ada yang dah kahwin.” Jawabku.
    “Kalau gitu panggil aje akak.” Pinta mak Ali. Aku mengangguk saja tanda setuju.
    “Akak suka Joe tinggal dengan kami. Akak ni nama aje ada anak tapi macam orang takde keluarga tinggal sorang-sorang, harapkan Ali heeemmmhhhh langsung tak lekat kat umah.” Kata mak Ali mula leterkan anaknya.

    “Biasalah mak! Orang muda. Kan sekarang ni abang Joe tinggal dengan kite apa yang nak dirisaukan, lagi pun abang Joe ni bukan kutu rambu.” Jawab Ali sambil menjeling aku. Aku hanya diam saja.

    Malam tu kami semua masuk bilik awal, Ali tak keluar rumah seperti malam-malam yang lainnya. Takde program katanya. Aku masih tersandar di katil sambil mataku tajam memandang syiling. Aku kenangkan macam mana aku boleh tinggal dengan keluarga Ali.

    Akhirnya aku kenangkan mak Ali. Kak Limah cantik orangnya. Tingginya lebih kurang 4′ 11″ sahaja. Kulitnya putih melepak, Potongan badannya fuuuhh lamak!!! mengiurkan, bontotnya tonggek dan besar pulak tu. Ini jelas ku perhatikan ketika Kak Limah hanya memakai seluar track ketat dan T-Shirt ketat tanpa lengan ketika makan tadi. Keras juga batang aku ketika makan tadi. Rambutnya lebat tapi pendek hanya di paras bahu.

    Cerita Sex Ibu Temanku

    Kak Limah telah hampir 3 tahun menjanda. Suaminya meninggal kerana sakit barah usus. Kak Limah ni kahwin ketika berusia 16 tahun, selepas tak lulus SRP dengan lelaki pilihan orang tuanya. Jadi sekarang ni dalam agakkan aku umurnya baru lebih kurang 37 tahun.

    “Patutlah dia membahasakan dirinya kakak kepada aku.” Bisik hatiku.

    Orangnya periang dan berperawakan manja. Ali pernah menyuruh maknya mencari pengganti ayahnya. Tapi ibunya tak mahu dengan alasan dah tak ada selera dengan lelaki. Ali ceritakan perkara ini dua hari lepas. Aku tengok gambar arwah suaminya di dinding ruang tamu tadi. Orangnya tak hensem, gemuk, pendek kepala botak dan tua. Ketika ayah Ali berkahwin dengan emaknya umurnya ketika itu 41 tahun. Jadi Kak Limah dapat suami tua laaaa. Dalam jauh aku mengelamun akhirnya aku tertidur juga.

    Hampir 3 bulan aku tinggal dengan keluarga Ali. Perhubungan kami semakin mesra. Usik mengusik, bergurau senda diantara kami bertiga membuatkan aku seolah-olah salah seorang ahli keluarga mereka.

    “Abang Joe tengok mak, seksi tak?” tanya Ali kepadaku dengan nada mengusik maknya yang ketika itu hanya berseluar pendek ketat.

    Ini menampakkan betapa gebunya sepasang peha yang dimilik Kak Limah. Waktu itu Kak Limah menyapu rumput yang baru aku potong di depan laman rumahnya. Aku cuma tersenyum sinis dengan perasaan geram. Kalau hendak diikutkan hati, mahu saja aku jilat peha gebu Kak Limah dan nyonyot biar sampai merah. Tapi perasaan itu mungkin tak kesampaian.

    “Mak kan biasa pakai macam ni, tak kan Joe ada mak dah tak boleh nak pakai seksi-seksi.” Balas Kak Limah kepada anaknya.

    Aku hanya diam seolah-olah tak mendengar kata-kata Kak Limah sambil terus trim pokok bongsai didepanku. Semenjak tinggal dengan keluarga Ali aku banyak menghabiskan waktu terluang dengan membuat kerja pembersihan sekitar rumah. Pernah aku minta Kak Limah agar jangan lagi panggil pemotong rumput, kerana aku boleh lakukan semuanya. Kak Limah gembira dengan permintaanku itu.

    “Akak sukalah Joe tinggal dengan akak, banyak keje-keje rumah yang Joe buat.” Kata Kak Limah di suatu petang ketika aku menanam anak lada di penjuru pagar rumahnya.
    Ketika itu Ali tiada di rumah. Biasalah, Ali memang selalu tiada di rumah kalau time cuti.
    “Berapa lama Joe nak balik?” Tanya Kak Limah sambil masuk ke bilikku dan duduk di birai katil.
    “Seminggu lebih sikit ke” jawabku sambil mengemas pakaianku.

    Aku ingin menghadiri majlis perkahwinan sepupuku dikampung. Ali berjanji akan menghantarku ke Stesen Pudu Raya, tapi hingga sekarang belum nampak lagi batang hidungnya. Aku memang jarang sekali balik kampung. Maklumlah aku tiada sapa lagi didunia ini kecuali kakakku, itu pun dah kahwin dan beranak 3. Hanya kadang-kadang saja aku talipon kakak aku untuk bertanya khabar.

    “Joe jangan balik lama-lama sangatlah! Nanti akak sunyi takde kawan.” rayu Kak Limah dengan suara sayu dan manja.
    “Seminggu lebih bukannya lama sangat, kak!” balasku.
    “Tu kata Joe, abis kakak kat sini, macam mana?” rengek Kak Limah seakan menggoda aku.
    Aku faham perasaannya. Semenjak aku tinggal dengannya, dia selalu kelihatan ceria dan kami selalu bergurau.
    “Ok lah kak, lepas sepupu Joe kahwin, Joe balik sini. Kesian pulak kat akak nanti akak rindukan Joe.” kataku sambil cuba mengusiknya.
    “Memang akak rindu pun!” Katanya manja sambil tersenyum.
    “Betul, Joe balik cepat?” katanya minta kepastian.
    “Tiga hari aje Joe kat sana, lepas tu Joe balik la.” jawabku.
    “Haaaaahhh, gitulah! Akak sayang Joe.” katanya bingkas bangun lalu memaut tengkokku dan mencium pipiku, kemudian Kak Limah meninggalkan aku ke biliknya.

    Aku gamam dengan tindakan Kak Limah terhadap aku.
    “Nasib Ali takde, kalau tidak mampus aku.” bisik hati kecilku.
    Lantas aku tersenyum. Sedang aku mengemas Kak Limah datang semula ke bilik aku.
    “Nah, Joe” katanya sambil menghulurkan sampul surat kepada aku.
    “Apa ni kak?” tanyaku gugup.
    “Ambik aje, tapi dalam bas nanti baru bukak.” pintanya.

    Aku terus mengambilnya dan memasukan sampul surat itu ke dalam kocek bajuku. Kak Limah merenung tajam terhadapku.
    “Kenapa renung Joe macam tu?” tanyaku sambil tersenyum memandangnya.
    “Tak boleh ke?” jawabnya dengan manja.
    “Boleh!!! Tapi Joe takut, nanti akak makan Joe.” kataku sambil mengusik.
    “Akak tak makan orang laa.” kata Kak Limah sambil ketawa riang.

    “Eeehhh duit, surat pun ade?” kataku dengan agak terperanjat bila membuka sampul surat yang diberi oleh Kak Limah. Waktu itu aku sudah hampir sampai ke kampung. Aku baca dan faham isi kandungan surat itu.
    “Aku pun syok dengan kau Kak Limah” bisik hatiku sambil tersenyum sendirian.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tante Ini Minta di Puasin

    Cerita Sex Tante Ini Minta di Puasin


    687 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Ini Minta di Puasin, Pukul 20:00 WIB bel pintu rumah kontrakanku berdering, ketika itu aku di dapur sedang membuat mie rebus kesukaanku, Dengan berlari kecil menuju pintu depan, lalu aku membuka pintu, ternyata yang datang ke rumahku adalah Tante Lisa berserta temannya, aku belum kenal siapa dia.

    “Hi Dedi.. apa kabar Sayang,” kata Tante Lisa.
    “Ooo Tante, Silakan masuk Tan,” balasku sambil mempersilakan mereka duduk di sofa panjang di ruang tamu.
    “Tan, maaf yach di tinggal dulu mo matiin kompor soalnya lagi masak mie nich..” kataku.
    “Oh ya Ded.. silakan.” balasnya.

    Seketika itu juga aku beranjak ke dapur. Dua menit kemudian aku kembali ke ruang tamu lagi. Lalu aku di kenalkan dengan temannya oleh Tante Lisa.
    “Ded, kenalin nich temen tante,” katanya.
    “Nining..” katanya.
    “Dedi..” balasku.

    Lalu terjadilah perbincangan antara kami bertiga, hingga akhirnya Tante Lisa mengajakku untuk ML bersama-sama.
    “Ded, puasin kita dong.. mau khan?” kata Tante Lisa.
    “Boleh.. kapan?” tanyaku pura-pura bodoh.
    “Yach sekarang dong.. masa tahun depan sich,” kata Tante Nining.
    “Ded.. Tante Lisa udah cerita tentang kamu, dan Tante Nining tertarik mau nyobain permainan kamu Ded,” katanya.
    “Ah, Tante Nining ini ada-ada aza,” candaku.

    Kemudian aku berdiri menuju sofa, dan aku duduk di tengah-tengah mereka, tanganku mulai memegang dan meremas-remas payudara Tante Nining dari luar bajunya, dan kulihat Tante Nining mendesis, dan dia hanya diam saja sewaktu tanganku memainkan payudaranya. Lalu aku mulai mencium bibirnya, bibirku dibalas oleh TanteNining dengan ganasnya. Lidah kami saling berpautan dan air ludah kami saling telan.

    Melihat aku dengan TanteTining sedang asyik bercumbu, tangan Tante Lisa mulai bergerilya, meremas-remas batang kejantananku dari luar celanaku.

    Tiga menit setelah aku selesai menikmati bibir dan aksi remasanku di payudara Tante Nining, lalu aku mengajak mereka masuk ke dalam kamar tidurku. Lalu kami bertiga masuk ke kamarku. Di dalam kamarku mereka berdua melepaskan pakaiannya masing-masing hingga bugil. Alamak aku sempat tertegun melihat kedua tubuh mereka dan kedua payudara serta liang kewanitaan mereka yang indah itu.

    Payudara mereka sama besarnya, cuma perbedaan dari mereka adalah bulu kemaluannya, bulu kemaluan Tante Lisa sangat lebat dan hitam, sedangkan kewanitaan Tante Nining bersih tanpa bulu.

    Setelah mereka bugil, lalu mereka melucuti seluruh pakaianku satu-persatu serta celanaku hingga bugil. Lalu aku naik ke atas tempat tidurku. Aku mengatur posisi, posisiku tiduran terlentang, Tante Nining kusuruh naik ke atas wajahku dan berjongkok lalu aku mulai mejilat-jilat liang kewanitaannya dengan lidahku, sesekali jariku memainkan klitorisnya dan memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaannya yang sudah basah itu,

    sedangnkanTante Lisa kusuruh mengerjai batang kejantananku. Batang kejantananku di kocok-kocok, dijilat-jilat dan dikulum ke dalam mulutnya hingga semua batang kejantananku masuk ke dalam mulutnya. Terasa nikmat sekali ketika batang kejantananku dikenyot-kenyot oleh Tante Lisa.

    Selang 10 menit aku melihat Tante Lisa mulai mengubah posisinya, dia berjongkok di atas selangkanganku dan batang kejantananku diarahkan ke liang kewanitaannya dengan tangannya dan..,

    “Bleesss.. bleesss..” masuklah batang kejantananku ke liang senggamanya dan terasa hangat dan sudah basah. Lalu Tante Lisa menaik-turunkan pantatnya, terdengar suara desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulut Tante Lisa, “Hhhmm.. aaakkhh.. aaakkhh.. hmmm..” Tante Lisa terus menaik-turunkan pantatnya dan sesekali memutar-mutar pantatnya.

    Saat menikmati hangatnya liang kewanitaan Tante Lisa, aku masih terus menjilat-jitat dan mengocok jariku ke liang kewanitaan Tante Nining. Ketika sedang asyiknya menjilat liang kewanitaan Tante Nining, lidahku merasakan suatu cairan kental yang keluar dari liang kewanitaan Tante Nining, lalu kusedot dan kutelan air kenikmatan Tante Nining itu dan kubersihkan liang kewanitaannya dengan lidahku. Sepuluh menit kemudian kulihat Tante Lisa sudah tidak tahan lagi dan akhirnya,

    “Crreeett.. crreeett..” air maninya mangalir deras membasahi batang kejantananku, seketika itu Tante Lisa kerkulai lemas di sampingku dan kini batang kejantananku sudah terlepas dari liang senggamanya.

    Lalu aku mngubah posisi, kini Tante Nining kusuruh menungging dan dari belakang kuarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, “Bleeesss.. bleeess…” aku mulai mengocok-ngocok batang kejantananku di liang kewanitaannya dari belakang, aku terus memaju-mundurkan batang kejantananku, sembari tanganku meremas-remas payudara yang menggantung dan bergoyang-goyang itu. Rintihan nikmat pun terdengar dari mulutnya, “

    Aakhhh.. aakkkhhh.. terus sayang.. enak.. aaakkkh.. hhhmmm..”

    Ketika batang kejantananku keluar masuk di liang kewanitaannya, di balas juga oleh Tante Nining dangan memaju-mundurkan pantatnya. Selang 20 menit aku merubah posisi lagi, kini kuatur posisi Tante Nining tiduran terlentang lalu kuangkat kedua kakinya ke atas, kubuka lebar-lebar pahanya, lalu kuarahkan kembali batang kejantananku ke liang kewanitaannya dan..,

    “Bleess.. blesss..” batang kenikmatanku masuk ke liang kewanitaannya lagi, aku mulai mamaju-mundurkan pinggulku.

    Sepuluh menit kemudian dia sudah tidak tahan lagi ingin keluar, “Aakhhh.. akhhh.. Say, Tante udah nggak tahan lagi pengen keluar..” rengeknya. “Dedi belom mo keluar nich Tan.. kalo mo keluar keluarin aza,” kataku dan akhirnya,

    “Creet.. creettt.. creettt..”

    dia sudah mencapai puncak kenikmatannya. Dan dia pun terlihat lelah karena puas. Karena aku belum mencapai puncak kenikmatan lalu aku merubah posisi dengan gaya “side to side”, (satu kaki Tante Nining diangkat ke atas sedangkan kaki satunya tidak diangkat, sedangkan posisi tubuh miring).

    Kukocok-kocokkan batang kejantananku dengan tempo sedang di liang senggamanya, dan 20 menit kemudian aku merasakan sepertinya aku akan menemui puncak kenikmatan, lalu aku mempercepat gerakanku, kukocok dengan tempo cepat dan agak kasar di liang kewanitaannya dan terdengar rintihan kesakitan dan rasa nikmat yang terdengar dari mulutnya.

    “Ouw.. aaahhkkk.. aaakkhhh.. aakhhh..”

    kemudian kucabut dan kuarahkan batang kejantananku ke wajah Tante Nining dan,

    “Creet.. creett.. creeett..”

    spermaku muncrat di wajahnya. Lalu batang kejantananku kuarahkan ke mulutnya minta dibersihkan oleh Tante Nining dengan lidahnya dan aku pun terkulai lemas di tengah kedua tante itu.

    Lima belas menit setelah mengatur nafas dan melihat kemolekan kedua tubuh tante itu, batang kejantananku sadah mulai berdiri lagi dan mengeras, kini sasaranku adalah Tante Lisa. Kuangkat tubuh Tante Lisa dan aku menyuruhnya menungging, lalu batang kejantananku kuarahkhan ke lubang pantatnya dan, “Bleesss.. bleess..” batang kejantananku sudah masuk ke dalam lubang pantatnya, aku mulai mengocok-ngocok kembali batang kejantananku di pantatntya,

    “Aaakkhhh.. aaakkhhh.. hhmmm..” cuma itu yang keluar dari mulut Tante Lisa saat aku menusuk-nusuk pantatnya.

    Selang 5 menit aku kembali merubah posisi, aku duduk di pinggir ranjang dan Tante Lisa duduk di atas selangkanganku menghadapku. Lalu,

    “Bless.. bleesss..” kini batang kejantananku bukan di lubang pantatnya lagi tetapi dimasukkan ke liang kewanitaannya. Tante Lisa mulai menaik-turunkan pantatnya di atas selangkanganku dan sambil menikmati gerakan dari posisi itu aku meremas-remas kedua payudaranya dan kusedot-sedot bergantian, kugigit-gigit puting susunya dan dari payudara itu keluar suatu cairan dari putingnya.

    Ternyata yang keluar itu adalah air susunya, langsung saja kusedot dan rasanya nikmat sekali. Ketika aku menyedot air susunya semakin kuat desahan Tante Lisa. Setengah jam kemudian kami sama-sama mencapai puncak kenikmatan dan,

    “Creettt.. crreeettt.. creettt..”

    kami berdua keluar dan terkulai lemas di tempat tidur dengan batang kejantananku yang masih menancap di liang kewanitaannya.

    Kami bertiga akhirnya tertidur kelelahan, keesokan paginya kami pun melakukan hubungan lagi bertiga di kamar tidur maupun di kamar mandi saat kami mandi bersama. Setelah permainan dan mandi bersama itu selesai kemudian kedua tante itupun pulang.

    Nah bagi pencinta anda boleh percaya atau tidak dengan pengalaman seks saya sebagai Gigolo di Bandung, itu hak anda untuk tidak percaya maupun percaya tetapi ini benar kejadian yang kurasakan sendiri, 100% kejadian benar.

    Bagi cewek-cewek atau bila ada juga tante-tante, mbak-mbak, teteh-teteh yang ingin menikmati malam panjang bersama saya, dapat menghubungi saya via e-mail. Dan saya akan membalas e-mail yang masuk, tetapi saya tidak akan membalas e-mail yang hanya sekedar iseng. Sekali lagi saya sangat berterima kasih karena diberikan kesempatan untuk menuliskan kembali pengalaman saya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nyata Suka Duka Para Pelacur Penjual Kenikmatan

    Cerita Sex Nyata Suka Duka Para Pelacur Penjual Kenikmatan


    687 views

    Perawanku – Cerita Sex Nyata Suka Duka Para Pelacur Penjual Kenikmatan, Peristiwa yang kualami ini sebenarnya memang sulit dipercaya, tetapi itu memang benar terjadi, Aku menikah dgn istriku dalam usia yang relatif masih cukup muda. Aku berumur 24 tahun dan istriku 21 tahun. Setahun kita telah menikah sewaktu aku baru selesai di wisuda. Dalam usia yang masih muda kita masing-masing mempunyai keinginan sex yang cukup tinggi. Istri cukup mampu mengimbangi birahiku yang selalu menggebu-gebu. Hampir setiap malam kita selalu “ bertempur”.

    Pertempuran itu selalu berlangsung sampai 3 babak, sehingga kita kelelahan dan tidur pulas setelah itu. Kita sepakat untuk tidak buru-buru mempunyai anak, agar bebas bercinta kapan saja tanpa ada gangguan.Sebagai keluarga muda aku mewarisi perusahaan orang tua istriku yang cukup besar, sehingga dari segi keuangan aku tidak pernah bingung
    Walaupun kita memiliki rumah yang merupakan hadiah perkawinan, tetapi kita memilih tinggal di apartemen di tengah kota, agar dekat dgn kantorku.
    Kehidupan pribadi kita mulai agak terganggu sewaktu mertua perempuanku memutuskan ikut tinggal bersama kita, setelah suaminya meninggal. Rumahnya dikontrakkan seperti juga rumahku. Dia beralasan ingin membantu urusan rumah tangga kita. Maklum kita berdua sibuk. Aku seharian bekerja sedang istriku sibuk dgn urusan kampusnya. Kita tidak memiliki pembantu, sehingga semua urusan rumah tangga biasanya diselesaikan kita berdua.

    Sejak ada mertuaku, dia banyak membantu membereskan urusan rumah tangga. Mulai dari membuat masakan sampai mencuci baju dan membersihkan rumah.Ibu Mertuaku umurnya sekitar 38 tahun, terlihat masih cantik, putih seperti juga istriku. Hanya seperti umumnya perempuan setengah baya bodynya agak subur, tetapi masih termasuk proporsional. Kulit mukanya masih kencang, buah dadanya tegak menantang dan yang sering menarik perhatianku, bokongnya membulat besar dan menonjol.

    Pada awalnya aku kurang memperhatikan daya tarik sex mertuaku. Namun lama-kalamaan aku jadi sering melirik dia, karena jika mengenakan pakaian rumah, dia tidak pernah mengenakan BREAST HOLDER sehingga selain buah dadanya bergerak mengajun-ayun jika berjalan, puting susunya juga jelas tercetak di balik bahan kaus yang dia kenakan.
    Istriku termasuk anak manja dan “anak bunda”. Aku bisa maklum karena dia memang anak tunggal. Banyak hal dia selalu meminta pertimbangan bundanya ketimbang meminta saran dariku.Setelah 3 bulan kita tinggal bersama “bunda”, aku mulai merasakan bahwa bunda istriku termasuk perempuan yang bertipe menggoda. Dia sering keluar kamar mandi dgn hanya menutup bagian bawahnya dgn handuk dan bagian atasnya hanya ditutup oleh BREAST HOLDER yang kelihatannya kekecilan. Sering dgn pakaian seperti itu dia menyibukkan diri di dapur menyelesaikan masakan, atau mencuci piring.
    Yang lebih parahnya kadang-kadang dalam keadaan begitu ikut pula ngobrol bersama kita di ruang keluarga sambil menonton TV. Istri tidak pernah protes. Mungkin mereka dulu di rumahnya memang gaya hidupnya begitu. Aku tidak banyak tahu, karena aku mengenal istriku melalui proses singkat, yakni 3 bulan langsung maju ke pelaminan.

    Terbawa oleh suasana ibunya, istriku jadi ikut-ikutan. Jika mulanya dia melenggang dgn santai hanya dgn mengenakan celana dalam dan BREAST HOLDER di seputar rumah, akhirnya dia malah hanya mengenakan celana dalam saja dan membiarkan susunya yang kenyal bergerak leluasa. Sewaktu kutanya kenapa dia melakukan itu, katanya dia merasa lebih leluasa dgn gaya begitu. Dan baru ku ketahui bahwa di keluarga istriku cara berpakaian di rumah dulu memang begitu.

    Mereka memang cukup lama tinggal di Eropa. Istriku sejak SD sampai lulus SMA tinggal di luar negeri. Maklum karena Ayahnya orang Jerman. Ibunya dari Sulawesi Utara. Pembaca pasti membayangkan bahwa istriku cantik. Memang betul, dia cantik dan dari keluarga kaya. Aku memang ketiban durian runtuh, dapat istri cantik, kaya dan mewariskan harta berlimpah kepadaku.
    Aku mulai ikut menyesuaikan gaya hidup setengah telanjang di rumah. Aku memberanikan diri hanya bercawat saja di rumah. Ibu mertuaku kelihatan biasa saja melihatku hanya bercawat. Padahal di keluargaku. Jika aku hanya mengenakan singlet tanpa baju luar sudah ditegur. Di keluargaku, pantang sekali makan di meja makan tanpa memakai baju atas. Sekarang aku makan bertiga di meja makan dgn hanya bercawat saja.
    Setelah sekitar seminggu aku terbiasa bercawat di rumah, Ibu mertuaku bergerak makin maju. Dia bersikap lebih maju lagi, dgn membiarkan dadanya terbuka tanpa BREAST HOLDER. Aku sempat gugup pada awalnya karena mana mungkin aku terus-terusan menghindar tidak melihat buah dada besar mertuaku. Tapi jika pun aku menatap ke dadanya dia tampaknya tidak peduli. Istriku juga kelihatannya tidak mempedulikan aku jika kebetulan kepergok aku memandangi buah dada bundanya yang bergoyang-goyang sewaktu berjalan.
    Kalau kita berkumpul bertiga di ruang keluarga sambil menonton siaran TV, sering aku dibuat rikuh oleh tingkah polah istriku. Dia mencumbui aku, sampai menghisap kemaluanku di depan ibunya.
    Anehnya bunda santai saja melihat percumbuan kita. Dia tidak mengomentari dan juga tidak malu-malu melihat apa saja yang dilakukan istriku. Aku sebetulnya agak jengah dgn situasi seperti itu, tetapi ini adalah pengalaman baru. Apalagi aku dalam situasi birahi tinggi, sehingga otakku jadi agak kurang waras.Jika situasi sudah semakin hot, bunda menyarankan kita berdua masuk kamar. Tanpa malu-malu istriku menyeret tanganku masuk ke kamar.

    Aku tidak ingat sewaktu dalam keadaan sangat terangsang di seret masuk oleh istriku, apakah pintu kamar sudah tertutup atau belum karena istriku langsung mendorongku telentang di tempat tidur.Aku baru terkejut sewaktu bunda berkacak pinggang di pintu melihat kita melakukan persebadanan. Pada saat ditonton bunda, Istri sedang berada diatasku menggenjot sambil melenguh-lenguh. Aku sebetulnya terganggu konsentrasiku melihat bunda menonton. Tapi istriku tidak perduli. “ Gerakannya jangan gitu meis” kata bunda kepada istriku
    Bunda mengomentari gerakan istriku. Dia mendekat dan memegangi pinggul istriku. Dia menjadi pengarah gerak. Bunda mengajari agar pinggul istriku bergerak memutar dgn gerakan konstan. Istriku diajari berkali-kali tidak juga paham, dan dia bingung dgn gerakan itu. Bunda berkali-kali pula mengoreksi gerakan dari istriku. Kuakui gerakan arahan bunda itu jika dilakukan secara benar oleh istriku memberi rasa nikmat yang luar biasa. Kemaluanku seperti dipelintir-pelintir. Tapi dia berkali-kali salah karena bingung.

    Entah karena terangsang atau karena geram mengajari anaknya tidak melakukannya secara benar, istriku di suruh minggir. Eh dia manut saja. Yang membuatku terbengong-bengong. Bunda sudah telanjang naik ke tempat tidur langsung duduk di atas kemaluanku dan ditancapkannya kemaluanku di lubang kemaluannya yang sudah licin. Bunda langsung melakukan gerakan memutar. Rasa nikmatnya memang luar biasa. Aku jadi lupa diri dan tanganku otomatis meremas-remas kedua susu besar yang tersaji di depanku. Aku sebetulnya ingin bertahan, tetapi kepiawaian bunda mengolah gerak membuatku jebol. Tanpa aba-aba kulepas tembakan air mani ke dalam kemaluan bunda. Dia terus memeras kemaluanku sampai akhirnya kemaluanku melemas dan keluar dgn sendirinya dari lubang kemaluan bunda.“Yaaaa bunda kok dihabisin sendiri, aku tadi kan sedang nanggung, “ kata istriku komplain.

    Bunda berusaha menenangkan anaknya dalam bahasa campuran Indonesia dan Jerman. Dia mengajari anaknya untuk bisa membangunkan kemaluan dgn waktu relafit singkat. Tanpa rasa jijik dan malu. Bunda langsung mengulum kemaluanku dgn gaya menyeruput kuah sup. Olahan lidahnya di sekitar kepala kemaluanku dan suara menyeruput membuat aku jadi bergairah. Bunda merangsang melalui hampir semua indraku. Mataku terpaku melihat belahan kemaluan bunda yang terpampang di depan mataku. Dia mengatur posisi nunging membelakangiku.

    Melalui pendengaranku ikut merangsang karena mendengar seruputan mulut bunda di kemaluanku, Saraf perabaku merasa terpacu merasakan leher kemaluanku di tekan-tekan oleh ujung lidah bunda, dan yang lebih memukau lagi kemaluannya bunda digoser-goserkan di mulutku yang sedang menganga keheranan.Tidak sampai 10 menit kemaluanku sudah tegak mengeras. Bunda lalu bangkit dan memberi kesempatan kepada istriku untuk melanjutkan permainan. Istriku mulai mahir melakukan gerakan memutar. Mungkin gerakan itu membuat dirinya terasa maksimal merasa nikmat sehingga dalam waktu relatif singkat dia sudah mengerang mencapai klimaksnya.

    Aku tidak memberi waktu istirahat terlalu lama. Posisi segera aku balik dgn menelentangkan dirinya dan aku langsung menikam kemaluannya dgn kemaluanku yang sudah mengeras sempurnya. Aku mengenal betul posisi yang disukai istriku, sehingga aku menggenjotnya terus pada posisi yang disukai itu. Pada posisi MOT istriku sampai mendapat 3 klimaks yang jaraknya dekat-dekat. Mungkin karena lama-lama kemaluannya terasa ngilu akibat aku genjot terus walau dia klimaks. Dia minta aku menyudahi permainan. Padahal aku masih jauh dari finish.“Sudah-sudah kasihan dia kecapaian,” kata bunda.
    Aku terpaksa berhenti dan mencabut kontolku yang sedang garang. Bunda mendorong badanku sehingga aku jatuh telentang. Belum sempat aku menyadari situasi yang akan terjadi. Bunda sudah berada diatas kemaluanku dan dia langsung menyarangkan senjataku ke kemaluannya. Bunda langsung bergerak aktif dgn pusaran mautnya. Kali ini aku berusaha bertahan untuk tidak cepat jebol. Bunda makin bersemangat dan akhirnya dia pun mencapai klimaks dan ambruk di dadaku. Karena masih ada kemampuan aku membalikkan posisi dan bunda aku tindih dan langsung menggenjotnya. Aku terus berusaha mencari posisi yang dirasa bunda maksimal rangsangannya. Setelah kutemukan posisi itu dgn tanda erangan-erangan bunda aku menggenjotnya terus.

    Bunda mencapai lagi klimaksnya dan dia berusaha menghentikan gerakanku dgn memeluk badanku erat-erat sehingga aku sukar bergerak. Aku merasa sekujur kemaluanku dipijat-pijat oleh dinding kemaluan bunda.Saat pelukannya merenggang aku kembali memacunya. Harus kuakui bahwa kemaluan bunda masih cukup ketat mencengkeram batang kemaluanku. Dia mempunyai teknik yang bagus mengolah lubang kemaluannya sehingga mengesankan bahwa lubangnya mencengkeram. Aku merasa kemaluanku terus menerus seperti dipijat-pijat oleh dinding kemaluannya. Aku hanya mampu memberi bunda satu puncak lagi yang datangnya bersama-sama dgn puncakku. Aku mengerang bersamaan dgn bunda dan melepas air maniku dgn menghunjam kemaluanku sedalam-dalamnya ke kemaluannya.

    Bunda kuakui sangat jagoan menservice laki-laki.Walaupun aku senang dan bahagia, tetapi dalam hatiku masih bertanya, kenapa istriku memberi kesempatan bundanya menikmati kontolku. Dia malah tidak terkesan sama sekali cemburu, atau kecewa. Dia tetap menyanyangiku . Buktinya selesai aku menggenjot bundanya aku dipeluknya erat-erat sampai kita tertidur.Paginya sewaktu aku bangun, kudapati kita tidur bertiga dalam keadaan bugil di dalam selimut. Air maniku berceceran dimana-mana mengotori sprei dan selimut. Kubangunkan istriku, dan mertuaku juga ikut bangun.
    Kita bangkit bertiga dan bergandgn kita menuju kamar mandi. Bertiga kita mandi telanjang saling menyabuni dan saling mengeringkan badan dgn handuk. Setelah itu kita tidak lagi mengenakan pakaian sarapan pagi dan terus sepanjang hari bertelanjang di rumah.

    Istri tidak segan-segan mengentotiku di ruang keluarga di depan bundanya. Tapi yang lebih aneh istri membiarkan bundanya sewaktu bunda ingin menyebadaniku.
    Prakteknya aku seperti mempunyai dua istri yang bisa kugarap dalam satu ranjang kapan pun waktunya. Dua istri satu ranjang sudah kedengarannya aneh, yang kualami lebih aneh lagi karena dua perempuan itu adalah anak dan ibu.

    Aku sempat khawatir, air maniku membuahi rahim bunda. Istriku menjelaskan bahwa ibunya telah disteril, jadi tidak bisa dibuahi lagi.
    Anak dan ibu mempunyai nafsu sex yang luar biasa dan kadang-kadang agak aneh juga. Anehnya istriku sering menyuruh bunda merangsangku, sewaktu aku sedang asyik menikmati tayangan sepak bola di tengah malam. Aku sebenarnya ingin menolak karena semula lebih menginginkan konsentrasi menonton pertandingan, tetapi, aku tak kuasa menahan rangsangan bunda, sehingga konsentrasiku ke TV buyar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Diperkosa Teman Sendiri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Diperkosa Teman Sendiri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1757 views

    Perawanku – Novy adalah seorang mahasiswi berusia 22 tahun di sebuah perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta. Dia mempunyai tubuh yang sangat sempurna dan terawat. Tingginya 165 cm, dengan berat 55 kg. Rambutnya hitam sebahu dan dia mempunyai payudara yang sangat indah, bulat dan kencang berukuran 34B. Kulitnya putih dan wajahnya pun sangat cantik. Novy termasuk mahasiswi yang berprestasi di kampusnya. Tidak heran banyak sekali teman prianya yang tertarik kepadanya, namun sampai saat ini Novy masih belum punya pacar.

    Pada suatu hari Novy terpaksa harus pulang sendiri agak malam dari kampusnya, karena ia harusmenyelesaikan tugasnya di laboratorium. Ketika dia sedang menunggu lift dari lantai 8, tiba-tiba Anto temannya datang.
    “Hai, Novy.. mau pulang nih..?”
    “Iya..”
    “Bareng yuk turunnya..!” ajak Anto.
    “Boleh..” tanpa rasa curiga Novy mengiyakan.

    Nampaknya malam itu benar-benar sepi di kampusnya, hanya tinggal beberapa orang saja terlihat di tempat parkir di bawah. Ketika pintu lift terbuka, mereka berdua pun masuk. Saat berada di dalam lift, tiba-tiba sebuah benda keras menghantam tengkuk Novy dari belakang, membuatnya langsung tidak sadarkan diri.

    “Dukk..,” Novy terbangun ketika kepalanya terantuk meja.
    Dengan mata masih berkunang-kunang, dia melihat bahwa dia sedang berada di ruang kuliah di lantai 4 kampusnya. Tidak ada orang di situ. Dan ketika dia melihat jam di dinding, ternyata sudah pukul 10 malam. Ketika Novy mencoba bergerak, dia baru menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat. Dia mencoba melepaskan diri namun tidak berhasil. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, dan muncullah tiga orang dari pintu itu. Dua pria dan satu wanita. Mereka semua temannya, Anto, Angga dan Shanty.

    “Shanty.. tolong gue Shan.., lepasin gue.. apa-apaan sih ini..? Kalian kalo bercanda jangan keterlaluan dong..!” dengan sedikit kesal Novy bicara dengan Shanty.
    “Elo mau apa sih Nov..? Ini bukan bercanda tau..!” teriak Shanty.
    “Apa maksud elo..?” Novy mulai panik.
    “Kita mau buat perhitungan sama elo, Nov..! Selama ini elo selalu jadi pusat perhatian, tapi elo terlalu sombong untuk memperhatikan temen elo sendiri. Elo tau nggak kalo temen-temen tuh banyak yang nggak suka sama elo..! Sekarang saatnya elo untuk ngasih sesuatu sama mereka..!” Shanty mendekati dan kemudian menampar pipi kiri Novy.
    “Elo mau apa sih..!” jerit Novy.
    “Gue mau liat elo menderita malam ini, Nov. Karena selama ini elo selalu mendapat segala yang elo inginkan…” kata Shanty.

    Selesai Shanty berbicara, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka kembali dan masuklah 15 orang lagi, 10 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Mereka semua temannya. Tetapi kelihatannya mereka semua senang melihat Novy terikat tidak berdaya seperti itu.
    Tiba-tiba Shanty berteriak, “Teman-teman, inilah saatnya yang kita tunggu-tunggu. Malam ini kita boleh ngerjain si Novy sepuas kita.”
    Semua berteriak kegirangan mendengar perkataan Shanty, kecuali Novy. Bulu kuduk Novy merinding mendengar itu, dia tidak dapat membayangkan apa yang akan mereka lakukan terhadap dirinya, ketika Anto mendekati dirinya dan melepaskan ikatannya. Walaupun ikatannya sudah dilepas, namun Novy tidak dapat berdiri, karena kakinya lemas semua. Dia hanya dapat berlutut.
    Shanty mendekati dirinya dan kemudian berteriak di telinga Novy, “Sekarang elo harus buka baju elo satu persatu sampai telanjang di depan kita semua..! Awas kalo berani melawan..! Gue tusuk perut elo..!” ancam Shanty sambil memegang gunting di tangannya.

    Tidak percaya rasanya Novy mendengar itu, namun dia tidak berani menolak perintah Shanty, apalagi diancam dengan gunting tajam seperti itu. Akhirnya dengan tubuh gemetar, Novy mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan melepaskannya ke lantai. Selanjutnya dia mulai membuka kancing celana jeansnya dan menariknya ke bawah hingga sekarang Novy hanya mengenakan BH dan celana dalam yang berwarna hitam. Rupanya hari itu Novy memakai BH dan celana dalam yang sangat seksi. Novy memakai BH tanpa tali yang bagian depannya hanya menutupi setengah dari payudaranya. Dan celana dalam yang dipakai Novy lebih mirip dengan sebuah tali yang hanya menutupi belahan vaginanya, sedangkan pantatnya sama sekali tidak tertutup. Semua laki-laki yang berada di ruangan itu benar-benar terpesona melihat pemandangan indah di depan mereka itu. Novy gadis tercantik di kampus itu hampir telanjang bulat, sehingga penis mereka langsung menegang semua.

    Melihat itu Shanty merasa senang dan kembali memerintahkan Novy untuk membuka BH dan celanadalamnya. Dengan tangan gemetar, Novy meraih kait BH di belakang punggungnya dan melepaskannya, sehingga BH Novy dengan sendirinya terjatuh ke lantai. Ketika BH-ya sudah terlepas, payudara Novy yang bulat langsung mengacung tegak, mengundang decak kagum semua pria di ruangan itu. Puting payudara Novy berwarna coklat dengan lingkaran di sekitar putingnya berwarna coklat muda. Dan saat celana dalamnya juga sudah dilepas, terlihatlah bulu-bulu kemaluan tipis yang tumbuh rapih di sekitar vagina Novy. Novy memang selalu mencukur bulu-bulu kemaluannya dan merawat vaginanya sendiri. Baru pertama kali ini Novy telanjang bulat di depan orang lain dan saat ini dia berdiri dengan tubuh yang gemetar.

    Shanty mendekatinya sambil mengacungkan gunting ke arahnya, dan mendorong Novy hingga jatuh terduduk.
    “Sekarang elo harus buat seneng kita semua. Elo sekarang harus masturbasi disini. Cepat, kalo nolak gue potong nanti pentil susu elo..! Sekalian olesin nih badan elo pake minyak ini..!” kata Shanty sambil memberikan baby oil kepada Novy untuk dioleskan ke seluruh tubuhnya.
    Dengan ketakutan Novy menerima botol tersebut dan menuangkannya ke atas payudara, perut dan juga ke atas vaginanya. Kemudian Novy mulai meraba-raba tubuhnya sendiri dan meratakan baby oil tersebut ke seluruh tubuhnya sambil tidur telentang di lantai. Sambil menangis karena takut dan malu, tangan kirinya memijat-mijat payudaranya sendiri dan memilin-milin puting susunya, sedangkan tangan kanannya meraba-raba vaginanya yang ditumbuhi oleh rambut tipis.

    Lama kelamaan Novy mulai terangsang dan mengeluarkan suara erangan halus yang tidak dapat diatahan. Sementara itu, semua laki-laki di ruangan itu membuka bajunya hingga bugil dan mulai mengocok penis mereka sendiri sampai tegang. Sedangkan yang perempuan, kecuali Shanty meninggalkan ruangan itu. Shanty malah membawa kamera video untuk merekam kejadian itu dan dia mengancam Novy kalau dia berani melapor, Shanty akan menyebarkan rekaman itu ke seluruh kampus, dan bahkan ke luar kampusnya.

    Tubuh Novy kini mengkilat karena minyak yang dioleskan ke tubuhnya tadi, membuat Novy kelihatan sangat seksi, dan ini menjadi pemandangan yang sangat menggairahkan untuk semua laki-laki di ruangan itu. Saat Novy semakin terangsang, Angga mendekatinya. Dengan dibantu empat orang lainnya yang memegang dan menarik kedua tangan dan kaki Novy sehingga tubuh Novy menyerupai huruf X, Angga berlutut di selangkangan Novy, dan mulai mengelus-elus vagina Novy dengan tangannya. Sesekali jari tangan Angga mencoba menusuk masuk ke dalam vagina Novy, membuat Novy merinding karena rasa geli yang timbul.

    Kemudian Angga mulai menjilati vagina Novy dengan lidahnya. Aroma khas dari vagina Novy membuat Angga semakin bernafsu menjilati vagina Novy. Sementara itu kedua orang pria yang memegangi tangan Novy juga ikut menikmati sebagian tubuh Novy. Laki-laki yang memegang tangan kanan Novy menjilati dan mengisap puting susu Novy yang sebelah kanan, sementara laki-laki yang memegang tangan Novy yang sebelah kiri melakukan hal yang sama dengan payudara Novy yang satunya. Sambil meremas payudara Novy dengan keras, sesekali mereka juga menggigit dan menarik puting susu Novy dengan giginya, sehingga Novy merasa kesakitan. Kedua orang itu juga bergantian menciumi bibir Novy dengan kasar dan memainkan lidahnya di dalam mulut Novy.

    Setelah puas menjilati vagina Novy, Angga kembali berlutut di selangkangan Novy dan mulaimenggosok-gosokkan penisnya di bibir vagina Novy. Sadar bahwa dirinya akan segera kehilangan keperawanannya, Novy berusaha melepaskan diri sekuat tenaga, namun dia tidak dapat melawan tenaga keempat orang yang memeganginya. Melihat Novy yang meronta-ronta, Angga semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan penisnya ke dalam vagina Novy yang masih perawan. Walaupun vagina Novy sudah basah oleh air liur Angga dan cairan vagina Novy yang keluar, namun Angga masih merasakan kesulitan saat memasukkan penisnya, karena vagina Novy yang perawan masih sangat sempit. Novy hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini direnggut dengan paksa seperti itu oleh temannya sendiri.

    Sementara itu Angga terus memompa vagina Novy dengan cepat sambil satu tangannya meremas-remas payudara Novy yang bulat kenyal dan tidak lama kemudian dia mencapai puncaknya dan mengeluarkan seluruh spermanya di dalam vagina Novy. Novy hanya dapat diam telentang tidak berdaya di lantai, walaupun tangan dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi, dan membayangkan dirinya akan hamil karena saat ini adalah masa suburnya. Dia dapat merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya. Darah perawan Novy dan sebagian sperma Angga mengalir keluar dari vaginanya.

    Setelah itu Anto maju untuk mengambil giliran. Kali ini Anto mengangkat kedua kaki Novy ke atas pundaknya, dan kemudian dengan tidak sabar dia segera menancapkan penisnya yang sudah tegang ke dalam vagina Novy. Anto tidak mengalami kesulitan lagi saat memasukkan penisnya, karena vagina Novy kini sudah licin oleh sperma Angga dan juga cairan vagina Novy, walaupun vagina Novy masih sangat sempit. Kembali vagina Novy diperkosa secara brutal oleh Anto, dan Novy lagi-lagi hanya dapat berteriak kesakitan. Namun kali ini Novy tidak berontak lagi, karena dia pikir itu hanya akan membuat teman-temannya semakin bernafsu saja.

    Tiba-tiba Anto mencabut penisnya dan dia duduk di atas dada Novy. Anto mendempetkan kedua buah payudara Novy dengan kedua tangannya dan menggosok-gosokkan penisnya di antara celah kedua payudara Novy, sampai akhirnya dia memuncratkan spermanya ke arah wajah Novy. Novy gelagapan karena sperma Anto mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu Anto masih sempat membersihkan sisa sperma yang menempel di penisnya dengan mengoleskan penisnya ke payudara Novy. Kemudian Anto menampar payudara Novy yang kiri dan kanan berkali-kali, sehingga payudara Novy berwarna kemerahan dan membuat Novy merasa kesakitan.

    Selanjutnya dua orang, Leo dan Reza maju. Mereka kini menyuruh Novy untuk mengambil posisi seperti merangkak. Kemudian Leo berlutut di belakang pantat Novy dan mulai mencoba memasukkan penisnya ke lubang anus Novy yang sangat sempit. Membayangkan kesakitan yang akan dialaminya, Novy mencoba untuk berdiri, tetapi kepalanya dipegang oleh Reza yang segera mendorong wajah Novy ke arah penisnya. Kini Novy dipaksa mengulum dan menjilat penis Reza. Penis Reza yang tidak terlalu besar tertelan semuanya di dalam mulut Novy.

    Sementara itu, Leo masih berusaha membesarkan lubang anus Novy dengan cara menusuk-nusukkan jarinya ke dalam lubang anus Novy. Sesekali Leo menampar pantat Novy dengan keras, sehingga Novy merasakan pantatnya panas. Kemudian Leo juga berusaha melicinkan lubang anus Novy dengan cara menjilatinya. Novy merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya saat lidah Leo menjilati lubang anusnya. Tidak lama kemudian Novy kembali menjerit kesakitan. Rupanya pertahanan anusnya sudah jebol oleh penis Leo yang berhasil masuk dengan paksa.

    Kini Leo memperkosa anus Novy perlahan-lahan, karena lubang anus Novy masih sangat sempit dan kering. Leo merasakan kesakitan sekaligus kenikmatan yang luar biasa saat penisnya dijepit oleh anus Novy. Saat Novy berteriak, kembali Reza mendorong penisnya ke dalam mulut Novy, sehingga kini Novy hanya dapat mengeluarkan suara erangan yang tertahan, karena mulutnya penuh oleh penis Reza. Tubuh Novy terdorong ke depan dan ke belakang mengikuti gerakan penis di anus dan mulutnya.

    Kedua payudara Novy yang menggantung dengan indah bergoyang-goyang karena gerakan tubuhnya. Keadaan ini terus berlangsung sampai akhirnya Leo dan Reza mencapai klimaks hampir secara bersamaan. Leo menyemburkan spermanya di dalam anus Novy, dan Reza menyemburkan spermanya di dalam mulut Novy. Novy terpaksa menelan semua sperma Reza agar dia dapat tetap bernafas. Novy hampir muntah merasakan sperma itu masuk ke dalam kerongkongannya, namun tidak dapat karena penis Reza masih berada di dalam mulutnya. Novy membiarkan saja penis Reza berada di dalam mulutnya untuk beberapa saat sampai Reza menarik keluar penisnya dari mulut Novy.

    Kemudian Reza memaksa Novy untuk membersihkan penisnya dari sperma dengan cara menjilatinya. Leo juga masih membiarkan penisnya di dalam anus Novy dan sesekali masih menggerak-gerakkan penisnya di dalam anus Novy, mencoba untuk merasakan kenikmatan yang lebih banyak. Novy dapat merasakan kehangatan sperma di dalam lubang anusnya yang secara perlahan mengalir keluar dari lubang anusnya.

    Setelah Leo mencabut penisnya dari anus Novy, temannya yang lain, Irvan, mengambil kursi dan duduk di atasnya. Dia menarik Novy mendekat dan menyuruh Novy untuk mengangkangi penisnya menghadap dirinya. Irvan kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Novy, dan kemudian memaksa Novy untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga seluruh penis Irvan langsung masuk ke dalam vagina Novy. Setelah itu, Novy dipaksa bergerak naik turun, sementara Irvan meremas dan menjilati kedua payudara dan puting susu Novy. Sesekali Irvan menyuruh Novy untuk menghentikan gerakannya untuk menahan orgasmenya. Irvan dapat merasakan vagina Novy berdenyut-denyut seperti memijat penisnya, dan dia juga dapat merasakan kehangatan vagina Novy yang sudah basah. Irvan tidak dapat bertahan lama, karena dia sudah sangat terangsang sebelumnya ketika melihat Novy diperkosa oleh teman-temannya yang lain, sehingga dia langsung memuncratkan spermanya ke dalam vagina Novy. Novy kembali merasakan kehangatan yang mengalir di dalam vaginanya.

    Selanjutnya, Iwan yang mengambil giliran untuk memperkosa Novy. Dia menarik Novy dari pangkuan Irvan, kemudian dia sendiri tidur telentang di lantai. Novy disuruh untuk berlutut dengan kaki mengangkang di atas penis Iwan. Kemudian secara kasar Iwan menarik pantat Novy turun, sehingga vagina Novy langsung terhunjam oleh penis Iwan yang sudah berdiri keras. Penis Iwan, yang jauh lebih besar daripada penis-penis sebelumnya yang memasuki vagina Novy, masuk semuanya ke dalamvagina Novy, membuat Novy kembali merasakan kesakitan karena ada benda keras yang masuk jauh ke dalam vaginanya. Novy merasa vaginanya dikoyak-koyak oleh penis Iwan. Iwan memaksa Novy untuk terus menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga penis Iwan dapat bergerak keluar masuk vagina Novy dengan leluasa.
    Kemudian Iwan menjepit kedua puting susu Novy dan menariknya ke arah dadanya, sehingga kini payudara Novy berhimpit dengan dada Iwan. Iwan benar-benar terangsang saat merasakan kedua payudara Novy yang kenyal dan hangat menempel rapat ke dadanya. Melihat posisi seperti itu, Shanty melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung Novy beberapa kali. Walaupun cambukan itu tidak terlalu keras, namun Novy tetap merasakan perih di punggungnya, sehingga dia berhenti menggerakkan pinggulnya. Merasakan bahwa gerakan Novy terhenti, Iwan marah. Kemudian dia mencengkeram kedua belah pantat Novy dengan tangannya, dan memaksanya bergerak naik turun sampai akhirnya Novy menggerakkan sendiri pantatnya naik turun secara refleks.

    Ketika Iwan hampir mencapai klimaks, dia memeluk Novy dan berguling, sehingga posisi mereka kini bertukar, Novy tidur di bawah dan Iwan di atasnya. Sambil mencium bibir Novy dengan sangat bernafsu dan meremas payudara Novy, Iwan terus menggenjot vagina Novy. Tidak lama kemudian gerakan Iwan terhenti. Iwan mencabut penisnya keluar dari vagina Novy dan segera menyemprotkan spermanya di sekitar bibir vagina Novy. Kemudian dia menarik tangan kanan Novy dan memaksa Novyuntuk meratakan sperma yang ada di sekitar vaginanya dengan tangannya sendiri.

    Setelah itu, seorang temannya yang lain, Eka, kembali maju mengambil giliran memperkosa vagina Novy. Hampir sepuluh menit Eka memompa vagina Novy dengan kasar, membuat vagina Novy semakin terasa licin dan longgar. Sebelum mencapai puncaknya, Eka mencabut penisnya dari vagina Novy dan memaksa Novy untuk menadahkan kedua telapak tangannya untuk menampung spermanya. Setelahitu, Eka memaksa Novy untuk mengusap sperma yang ada di telapak tangannya ke wajahnya dan meratakannya seperti orang mencuci muka. Semua temannya tertawa senang melihat itu, sementara Novy menahan jijik dan rasa malu yang luar biasa karena diperlakukan dengan hina seperti itu. Kini wajah Novy sudah rata oleh sperma milik Eka.

    Kemudian lima orang lainnya secara bergantian memperkosa Novy di vagina, anus maupun mulut Novy. Mereka juga meremas-remas payudara Novy dan mencubit serta menggigit puting susu Novy keras-keras. Kini wajah, payudara, perut, punggung, vagina dan pantat Novy sudah penuh oleh sperma. Bahkan kedua buah payudara Novy kini berwarna kemerahan karena digigit dan diremas secara kasar oleh teman-temannya. Di punggung Novy juga tercetak jalur-jalur merah akibat dicambuk Shanty tadi.

    Walaupun telah diperkosa berkali-kali, namun rupanya Novy tidak mencapai orgasme sama sekali, karena dia berusaha menahannya. Melihat itu Shanty merasa kesal dan memaksa Novy untuk mencapai orgasme dengan cara bermasturbasi sendiri.
    “Gila elo.., lagi diperkosa aja masih sombong nggak mau orgasme. Sekarang elo harus orgasme.., cepat masturbasi lagi sambil nyukur bulu elo tuh sampai bersih..!” perintah Shanty.
    Shanty memberikan pisau cukur kepada Novy dan menyuruhnya untuk mencukur bulu kemaluannya sendiri sambil bermasturbasi. Novy tidak berani berbuat apa-apa kecuali menurut. Sambil menutup matanya, tangan kiri Novy mulai meremas-remas payudaranya sendiri sambil meratakan sperma yang ada di payudara dan perutnya. Sementara tangan kanannya mulai mencukur bulu kemaluannya pelan-pelan sampai habis. Novy tidak memerlukan shaving cream lagi, karena vaginanya sudah licin oleh sperma dan juga cairan vaginanya.

    Setelah selesai mencukur bulu kemaluannya sampai habis, Novy mulai memasukkan gagang pisau cukur itu ke dalam vaginanya dan menggerak-gerakkannya keluar masuk perlahan-lahan. Vagina Novy terasa panas dan perih saat Novy menyentuhnya. Rupanya dengan bermasturbasi sendiri, Novy lebih terangsang, dan akhirnya lima menit kemudian tubuhnya tiba-tiba mengejang, kakinya menekuk dan dadanya membusung memperlihatkan kedua payudaranya mengacung tegak dengan puting susu yang mencuat keluar, menandakan bahwa Novy sudah sangat terangsang. Novy mengeluarkan erangan yang tertahan sambil tangan kanannya terus menggosok vaginannya, dan tangan kirinya menjepit puting susunya sendiri. Akhirnya Novy mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuh Novy kaku merasakan kenikmatan luar biasa yang menjalar di seluruh tubuhnya, dan cairan vagina Novy mengalir keluar dengan derasnya. Novy tidak dapat menutupi kenikmatan yang dirasakannya saat itu, sehingga dia pun mengeluarkan suara mendesah yang keras. Bahkan dia lupa bahwa dia kini sedang diperhatikan oleh banyak orang dan untuk saat itu dia juga lupa akan kesakitan yang diderita tubuhnya.

    Belum pernah sebelumnya Novy mengalami orgasme sehebat itu, walaupun dia sering bermasturbasi di rumahnya. Ini karena sebelumnya dia belum pernah berhubungan badan, dan saat ini dia baru diperkosa beramai-ramai. Dan selama diperkosa itu, walaupun sebenarnya Novy merasa terangsang, Novy menahan orgasmenya sekuat tenaga dan akhirnya semua ditumpahkan saat dia bermasturbasi.

    Setelah mengalami orgasme, Novy hanya terdiam kecapaian. Kesadarannya perlahan mulai kembali lagi dan rasa sakit kembali terasa di seluruh tubuhnya. Kedua kakinya tertekuk dan mengangkang lebar memperlihatkan vaginanya yang sudah licin mengkilat tanpa ada bulu kemaluannya sehelai pun sehabis dicukur. Di sekitar vagina Novy terlihat bercak-bercak merah darah perawan Novy dan juga sperma. Tangan kanannya menjulur ke samping dan tangan kirinya terlipat menutupi sebagian payudaranya. Tubuhnya licin dan mengkilat karena keringat yang membanjiri dan juga karena sperma yang diratakan ke seluruh tubuhnya. Novy masih menangis pelan karena sakit dan juga karena rasa malu yang menyerang dirinya. Namun Novy juga tidak dapat menutupi kenikmatan luar biasa yang baru saja dirasakannya. Novy tidak mampu bergerak lagi.

    Namun melihat itu, nafsu teman-temannya kembali muncul dan mereka kembali maju bersamaan untuk memperkosa Novy lagi. Kali ini Novy tidak mampu berontak sama sekali, karena dia sudah tidak mempunyai tenaga lagi. Dia hanya terdiam dan tubuhnya mengikuti saja gerakan pemerkosanya. Novy seperti boneka yang sedang dipermainkan beramai-ramai. Kedua belas temannya kembali memperkosa vagina dan anus Novy yang sudah terasa lebih longgar setelah dimasuki banyak penis berkali-kali. Mereka juga memaksa Novy untuk mengulum dan menjilati penis mereka, dan menelan semua sperma yang disemburkan ke dalam mulutnya. Bahkan Novy diperkosa oleh tiga orang sekaligus yang memasukkan penisnya ke mulut, vagina dan anus Novy secara bersamaan, sementara dua orang lainnya mempermainkan payudara Novy.

    Semua posisi yang mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan oleh teman-teman Novy terhadap tubuh Novy. Kali ini Novy tidak kuat lagi menahan orgasmenya, dan dia mengalami orgasme beberapa kali, namun tidak sehebat yang pertama. Setelah kedua belas orang temannya selesai memperkosa dirinya untuk kedua kalinya, Novy akhirnya pingsan karena kecapaian dan karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di vagina, anus dan juga kedua buah payudaranya. Novy telah diperkosa secara habis-habisan selama tiga jam lebih oleh dua belas orang temannya sendiri. Dan semua kejadian itu direkam oleh Shanty.

    Ketika Novy terbangun, dia menyadari bahwa dirinya terikat ke tiang listrik dalam keadaan berdiri di tempat parkir kampusnya yang terbuka. Saat itu keadaan masih gelap dan masih belum ada satupun orang maupun mobil yang datang. Kedua tangan Novy terikat ke belakang dan kedua kakinya juga terikat ke tiang listrik. Tubuhnya masih telanjang bulat tanpa selembar benang pun dan dia tidak dapat bergerak sama sekali. Ketika Novy mencoba berteriak, dia baru sadar bahwa mulutnya ditutupi oleh lakban, sehingga dia tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali. Vagina dan kedua puting susu Novy juga ditempeli oleh lakban. Di dadanya tergantung kertas yang bertuliskan Silakan Nikmati Tubuh Saya. GRATIS. Ttd : NOVY.

    Novy membayangkan bagaimana malunya dirinya kalau nanti orang-orang datang dan melihat keadaan dirinya yang telanjang bulat dan belepotan darah serta sperma kering. Dia bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana kalau nanti orang yang datang membaca dan menuruti tulisan di kertas itu, kemudian memperkosa dirinya.

    Tidak lama kemudian, dia melihat tujuh orang datang. Rupanya mereka satpam dan tukang parkir kampusnya. Novy berusaha minta tolong dan mereka akhirnya datang menghampirinya. Novy sedikit merasa lega, karena dia berpikir pasti mereka akan menolongnya. Namun ketakutan Novy menjadi kenyataan, karena bukannya bantuan yang diberikan, ketujuh orang itu malah ingin menikmati tubuh Novy di tempat parkir itu. Sebelumnya seorang satpam menarik lepas dengan paksa lakban di vagina, puting susu dan mulut Novy, membuat Novy kembali merasakan kesakitan. Kini vagina dan puting susu Novy kembali terbuka dan dapat dilihat oleh orang.

    “Wah, inikan si Novy, cewek paling cantik di kampus. Ngapain dia telanjang-telanjang begini di tempat parkir..?” kata salah satu dari mereka.
    Dan orang lainnya menyahut, “Gile.., bodinya seksi banget. Gimana kalo kita cicipin aja bodinya sekalian. Liat tuh.., memeknya bersih nggak ada bulunya.”
    “Iya nih, kita perkosa aja yuk sekalian.. lagian dia yang minta diperkosa, liat aja tulisan di kertas itu.”
    “Ayo cepet kita perkosa aja… Gue belum pernah ngerasain punyanya cewek kuliahan nih..!”
    Novy hanya dapat menangis dan memohon, “Tolong Pak, lepaskan saya… jangan perkosa saya lagi, sudah cukup penderitaan saya…”
    Namun mereka tidak peduli dengan rintihan Novy dan tetap melancarkan aksinya.

    Mereka tertawa bahagia dan mulai membuka baju dan celananya masing-masing. Melihat itu Novy hanya dapat pasrah dan berharap mereka tidak menyakiti dirinya lagi. Tidak mungkin baginya untuk berteriak minta tolong, karena tidak ada orang sama sekali di sekitar situ. Kemudian mereka mengambil selang air dan menyemprot tubuh Novy dengan air dingin sambil menggosok-gosoknya untuk membersihkan tubuh dan wajah Novy dari darah dan sperma kering yang menempel di tubuhnya. Disemprot air dingin seperti itu, Novy terkejut dan menggigil kedinginan. Namun itu tidak lama, karena kemudian dua orang laki-laki segera melepaskan ikatan Novy, mengangkat tubuh Novy dan mendekapnya dari depan dan belakang. Novy kini terjepit di antara tubuh dua orang laki-laki. Mereka mulai memasukkan penis mereka ke dalam vagina dan anus Novy secara bersamaan. Novy diperkosa di vagina dan anusnya dalam posisi berdiri.

    Sementara itu orang yang berada di depan Novy menciumi bibir Novy dengan paksa, dan orang yang berada di belakang Novy meremas-remas kedua payudara Novy dari belakang. Beberapa menit kemudian kedua orang itu mencapai klimaks dan menyemburkan spermanya di dalam vagina dan anus Novy. Orang yang memperkosa vagina Novy menyemburkan spermanya berkali-kali di dalam vagina Novy, sehingga Novy dapat merasakan bahwa kini vaginanya dibanjiri oleh sperma orang itu yang sangat banyak dan tidak dapat tertampung lagi di dalam vaginanya.

    Setelah itu, Novy dipaksa berlutut dan harus berkeliling menjilati semua penis laki-laki yang berdiri mengelilinginya secara bergantian. Novy juga terpaksa menelan sperma semua laki-laki itu satu-persatu. Setelah menjilati semua penis laki-laki yang ada di situ, Novy kemudian diperkosa lagi di vagina dan juga anusnya. Salah seorang diantaranya memiliki penis yang sangat besar dan panjang, sehingga ketika dia memperkosa anus Novy, penisnya hanya dapat masuk setengahnya. Namun orang itu terus mendorong penisnya masuk ke dalam lubang anus Novy dengan paksa, membuat Novy meronta-ronta kesakitan.

    Selain menyemburkan spermanya di dalam vagina dan anus Novy, mereka juga menyemburkan spermanya di tubuh Novy dan memaksa Novy untuk meratakannya dengan tangannya sendiri. Novy tidak pernah membayangkan bahkan dalam mimpi terburuknya, bahwa dirinya benar-benar dinikmati oleh banyak orang dalam semalam. Dan kali ini Novy tidak dapat lagi menahan orgasmenya. Dia mencapai orgasme sampai berkali-kali, mungkin karena satpam-satpam ini lebih berpengalaman dibandingkan teman-temannya yang memperkosanya sebelumnya.

    Setelah ketujuh orang itu kebagian mencicipi vagina, anus dan juga mulut Novy, Novy kembali diikat di tiang listrik dalam posisi semula, dan kembali ditinggalkan seorang diri dalam keadaan telanjang bulat. Tubuh Novy kembali belepotan oleh sperma dan kulit tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Sperma dan cairan vagina Novy yang tercampur menjadi satu menetes keluar perlahan-lahan dari vagina dan lubang anus Novy. Dari mulut Novy juga mengalir keluar sperma yang tidak dapat ditelan lagi oleh Novy.

    Novy hanya dapat menggigil kedinginan. Namun penderitaannya belum berakhir sampai di situ. Novykembali diperkosa secara bergantian oleh orang-orang yang lewat, satpam, tukang parkir, temannya, dan bahkan dua orang dosennya ikut memperkosanya. Vagina, anus dan mulutnya dimasuki oleh penis-penis lain, dan dia dipaksa menelan sperma mereka semua. Sebagian meratakan spermanya di seluruh tubuh Novy. Ada yang iseng mencoret-coret tubuh Novy dengan spidol permanen dengan gambar-gambar dan kata-kata jorok. Bahkan orang terakhir yang memperkosa Novy memasukkan ranting pohon sepanjang 25 cm ke dalam vagina dan anus Novy sampai berdarah-darah dan meninggalkannya di situ.

    Novy tergeletak di tanah dengan tubuh dan wajah yang kembali berlumuran oleh darah serta sperma, dan ranting pohon yang menancap di anus dan vaginanya. Payudara dan vagina Novy terlihat memar dan berwarna kemerahan. Bulatan pantatnya juga terlihat memar dan kemerahan. Novy sudah tidak dapat merasakan lagi vagina dan lubang anusnya. Akhirnya Novy kembali pingsan karena kesakitan dan kecapaian.

    Total Novy telah diperkosa oleh lebih dari 30 orang dalam semalam, sampai akhirnya dia ditolong pada jam 05:30 pagi oleh seorang dosen wanita yang melihat keadaan Novy yang menyedihkan. Saat ditanya siapa yang memperkosa dirinya, Novy tidak berani menjawab, karena teringat ancaman Shanty yang akan menyebarluaskan rekaman video Novy yang telanjang bulat sedang bermasturbasi dan diperkosa oleh banyak orang. Novy lebih memilih bungkam. Dan setelah kejadian itu, Novy tidak dapat bergerak sama sekali sampai berhari-hari, dan dia merasa bahwa penderitaannya masih akan terulang lagi di kemudian hari.

  • Selingkuh Karena Sang Istri Tidak Puas

    Selingkuh Karena Sang Istri Tidak Puas


    1575 views

    Cerita Sex Istri Selingkuh Karena Istri Tidak Puas Seks

    Perawanku – seorang istri karena tidak puas dengan seks yang didapatkan dari suaminya. Sehingga ia mendambakan ngeseks bersama pria lain yang usianya jauh lebih matang. Keinginan itu akhirnya tercapai, dan terjadikan cerita dewasa selingkuh yang ceritanya bisa anda simak dibawah ini!

    Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai arsitek swasta, tugasnya boleh dibilang tidak kenal waktu. Walaupun dia sangat mencintaiku, bahkan mungkin memujaku, aku sering kesepian. Aku sering sendirian dan banyak melamun membayangkan betapa hangatnya dalam sepi itu Mas Adit, begitu nama suamiku, ngeloni aku. Saat-saat seperti itu membuat libidoku naik. Dan apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku ambil buah ketimun yang selalu tersedia di dapur. Aku melakukan masturbasi membayangkan dientot oleh seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga meraih kepuasan.

    Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah di atas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Parno ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku. Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Parnolah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget. Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar dan kokoh walaupun tua, aku bayangkan kontol Pak Parno juga kekar dan kokoh. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot kontol macam itu ..

    Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget. Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini..

    Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.

    Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.

    ‘Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Parno mau ke Senen, mbonceng saja sama dia’, Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain.
    ‘Emangnya Pak Parno mau cari apaan?, aku nanya.
    ‘Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya’, Pak Parno yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.
    ‘Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Parno, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti’. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.

    Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Parno yang nyopirin Kijangnya. Udara AC di mobil Pak Parno nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.

    Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Parno yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya. Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang.

    Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Parno nyelonong menepuk pahaku. ‘Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?’, sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an.
    Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong.
    ‘Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..’, walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Parno di pahaku ini bukan hal yang aneh.
    Tetapi rupanya Pak Parno nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, ‘Ooo, yyaa.. aku tahu ..’, tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.

    Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Parno merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus.

    Cerita Sex Selingkuh – Pak Parno mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku. Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Parno meremas pahaku. ‘Dik Maarr..’, dia berbisik sambil menengok ke aku.

    Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Parno sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan. Selepas itu tangan Pak Parno dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok. Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan Pak Parno itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal.

    Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Parno kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi. Langsung tangan Pak Parno meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Parno. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.

    Sekali aku nyeletuk,
    ‘N’tar dilihat orang Pak’,
    ‘Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam’, aku percaya dia.
    Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Parno juga menggelora,
    ‘Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?’, dia berbisik ..
    ‘Kemana..?’, pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..
    ‘Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..’.
    ‘Terserah Pak Parno.., Tapinya n’tar ditungguin orang-orang .., n’tar orang-orang curiga .. lho’.
    ‘Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.’, sambil Pak Parno mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain ‘sejam’??

    Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Parno membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Pak Parno ini pasti sudah biasa begini. Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya. Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan. Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Parno ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain.

    Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Parno. Pasti dia akan menjagaku, melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut. Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya. Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku.
    Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan ‘jalan-jalan dulu’ Pak Parno ini.

    Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Parno menuju ke sebuah garasi yang terbuka. Dia acungkan tangannya agar Pak Parno langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Parno mematikan mesin mobilnya.

    ‘Nyampai Dik Mar ..’,
    ‘Di mana ini Pak ..?’, terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Parno mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis ‘motel’ yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.
    Pak Parno tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Parno yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Pak Parno menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Parno ini. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit. Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..

    Sambil melumat, tangan-tangan Pak Parno juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku.

    Bibir Pak Parno melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh .. Pak Parnoo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk.

    ‘Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..’, Pak Parno menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini.
    Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor motel itu. Pak Parno menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar. Aku terserah Pak Parno saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing.

    Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Parno sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Pak Parno itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, ‘Sini Dik Mar .. ‘, uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar motel dengan seseorang, yaitu Pak Parno, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..’Sini Dik Mar’, itu .. terasa sangat erotis di telingaku.

    Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya. Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Parno menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini.

    ‘Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..’.
    Bukan main ucapan Pak Parno. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Parno yang gagah ini. Pak Parnoo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.

    Cerita Sex Selingkuh – Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus juga ludahku. Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya. Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee..

    Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku. Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi. Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Parno berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu.

    Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu. Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku ..Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass ..

    Pak Parno terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku. Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.

    Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Pak Parno tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Parno berhasil membuatku orgasme.

    Saat orgasme itu datang, kurangsek balik Pak Parno. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Pak Parno. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau mulutku.

    Dan saat orgasme itu memuncratkan cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. “Sperma” perempuan yang berupa cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini.

    Saat telah reda, kurasakan tangan Pak Parno mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga mulai merasai kembali sejuknya AC kamar motel itu.

    ‘Dik Mar, Dik Mar hebat banget yaa hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu yaahh ..’, suara Pak Parno itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini. Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari kesetiaanku pada Mas Adit suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Pak Parno, Pak RT kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Adit .. Ooohh .. maass ..maafkanlah aakuu .. maass..

    Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah orgasmeku tadi, Pak Parno terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke pinggulku, perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. Mataku memandangi langit-langit kamar motel itu. Menembusi atapnya hingga ke awang-awang. Kulihat Mas Adit sedang sibuk di depan meja gambarnya, sebentar-sebentar stip Staedler-nya menghapus garis-garis potlod yang mungkin disebabkan salah tarik.

    Mungkin semua ini hanyalah soal perlakuan. Hanyalah perlakuan Mas Adit yang sepanjang perkawinan kami tidak sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan biologisku. Lihat saja Pak Parno barusan, hanya dengan lumatan bibirnya pada ketiakku dan kobokkan jari-jarinya yang menari-nari di kemaluanku, telah mampu memberikan padaku kesempatan meraih orgasmeku. Sementara kamu Mas, setiap kali kamu menggumuliku segalanya berjalan terlampau cepat, seakan kamu diburu-buru oleh pekerjaanmu semata. Kamu peroleh kepuasanmu demikian cepat.

    Sementara saat nafsuku tiba dengan menggelegak, Mas Adit sudah turun dari ranjang dengan alasan ada yang harus diselesaikan, si anu sudang menunggu, atau si anu besok mau pergi dan sebagainya. Kamu ternyata sekali sangat egois. Kamu biarkan aku tergeletak menunggu sesuatu yang tak pernah datang. Menunggu Mas Adit yang hanya memikirkan kebutuhannya sendiri. Yang aku nggak tahu kapan itu datangnya .. Sepertinya aku menunggu Godotku .., menunggu sesuatu yang aku tahu nggak akan pernah datang padaku ..

    ‘Dik Marni capek ya ..’, bisikkan Pak Parno membangunkan aku dari lamunan.
    ‘Nggak Pak. Lagi narik napas saja .. Tadi koq nikmat banget yaa .., sedangkan Pak Parno belum ngapa-apain padaku .. Pakee .. Pak Parno juga hebat lhoo .. Baru di utik-utik saja aku sudah kelabakkan .. Hi hi hi ..’, aku berusaha membesarkan hati Pak Parno yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini.

    Rupanya Pak Parno hanya ingin nge-cek bahwa aku nggak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri kemejanya, celana panjangnya dan kemudian celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain telanjang bulat di depanku selain Mas Adit suamiku. Wuuiihh .. aku sangat tergetar menyaksikan tubuh Pak Parno.

    Pada usianya yang lebih dari 55 tahun itu, sungguh Pak Parno memiliki tubuh yang sangat seksi bagi para wanita yang memandangnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan. Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua putting susu besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan perempuan-perempuan binal. Dari tampilan tubuhnya yang kekar dan macho ini, aku lihat Pak Parno adalah sosok penggemar olahraga yang fanatik. Otot-otot di tubuhnya menunjukkan dia sukses berolahraga selama ini.

    Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah .. kontolnya .. Aku belum pernah melihat kontol lelaki lain .. Kontol Pak Parno sungguh-sungguh merupakan kontol yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini. Kontol itu besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan dan sangat indah. Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh merupakan paduan erotis dan powerful. Sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu seakan menunggu mulut atau kemaluan para perempuan yang ingin melahapnya.

    Sesudah telanjang Pak Parno juga menarik pakaianku, celana jeansku yang sedari tadi masih di separoh kakiku, kemudian blus serta kutangku dilepasnya. Kini aku dan Pak Parno sama-sama telanjang bulat. Pak Parno rebah di antara pahaku. Dia langsung nyungsep di selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn .. Kenapa cara begini ini nggak pernah aku dapatkan dari Mas Aditt ..

    Lidah kasar Pak Parno menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat. Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Pak Parno dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.

    Tak lama kemudian, Pak Parno memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Pak Parno maupun bagi aku. Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Pak Parno, dan sebaliknya Pak Parno tidak kelelahan untuk terus menciumi kemaluanku. Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir kemaluanku. Dan desahan Pak Parno dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak bisa disembunyikan.

    Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan. Pak Parno sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul. Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya dimana Pak Parno sendiri juga tidak tahan. Rintihan serta desahan nikmat yang keluar dari mulutku merangsang nafsu birahi Pak Parno tidak bisa terbendung.

    Sesudah menurunkan kakiku, Pak Parno langsung merangkaki tubuhku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan kontol orang lain selain suamiku merambah dan menembus memekku. Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar .. menunggu kontol Pak Parno menembus kemaluanku .. Aku hanya bisa pasrah .. Aku nggak mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini .. Maafin aku Mas Adit ..

    Aku menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir vaginaku. Rasa kejut saraf-saraf di bibir vaginaku langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubang vaginaku menjadi menyempit. Dan akibatnya seakan tidak mengijinkan kontol Pak Parno itu menembusnya. Dan itu membuat aku penasaran,

    ‘Santai saja Mar, biar lemesan..’, terdengar samar-samar suara Pak Parno di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala.
    ‘Pakee .. Pakee .. ayyoo .. Pakee tulungi saya Pakee .. Puas-puasin ya Pakee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Pakee ..’, kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.
    ‘Iyaa Dik Marr .. Sebentar yaa Dik Marr ..’, suara Pak Parno yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.

    Kepala helm tentara itu akhirnya berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Menyilahkan kontol Pak Parno menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya.

    Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan batang yang hangat panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Terus terang belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh kontol Mas Adit. Dengan sisa ruang yang longgar, kontol suamiku itu paling-paling menembus ke vaginaku sampai tengahnya saja. Saat dia tarik maupun dia dorong aku tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya kontol Pak Parno mengisi rongga vaginaku saat ini.

    Kemudian Pak Parno mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Pantatku langsung pintar. Saat Pak Parno menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat Pak Parno menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya.

    Demikian secara beruntun, semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt ..ceppaatt. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Pak Parno mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan mata Pak Parno sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu nampak bergoyang, semakin kabur, kabur, kabur. Sementara rasa nikmat semakin dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.

    ‘Mirnaa .. Ayyoo.. Enakk nggak kontol padee Mirr, enak yaa.. enak Mirr .. ayyoo bilangg enak mana sama kontol si Adit .. Ayoo Mirr enak mana sama kontol suamimu ayoo bilangg ayyoo enakan manaa ..’, Pak Parno meracau.
    ‘Pakee .. enhaakk.. pakee.. Enhakk kontol pakee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. pakee.. Enakan kontol Pak Parnoo ..’.

    Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Tanpa terasa pergumulan birahi ini sudah berjalan lebih dari 1 jam. Suasana erotis tampak sangat indah dan menonjol. Erangan dan desahan erotik keluar bersahut-sahutan dar mulut kami. Kulihat tubuh kekar Pak Parno tampak berkilatan karena keringatnya. Dan hal itu membuat Pak Parno jauh terlihat seksi di mataku. Kulihat keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas kupermainkan putting susunya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Dan Pak Parno yang merasakan itu, tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan kurasakan tangan-tangannya yang kasar merambahi payudaraku.

    Pada akhirnya, setelah hampir 2 jam kami bercinta, aku mendapat orgasmeku 2 kali secara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn .. hanya dari Pak Parno aku bisa meraih multi orgasmeku inii .. Oohh Pak Parnoo.. terima kasihh .. Pak Parno mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo .. Pakee biar aku yang memuaskan kamuu .. 10 menit kemudian…
    Dan kontol Pak Parno aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Pak Parno berkali-kali muntah di dalam vaginaku.

    Uhh .. Aku jadi lemess bangett .. Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat tubuhku serasa di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang motel ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki bukan suamiku, Pak Parno. Dan aku heran .. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku pada Mas Adit. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Pak Parno tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan dari Pak Parno yang sangat hebat.

    Di motel ini aku mengalami 3 kali orgasme. Dua kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan dan yang pertama sebelumnya, yang hanya dengan gumulan, ciuman dan jilatan Pak Parno di ketiakku sembari tangannya ngobok-obok kemaluanku aku bisa mendapatkan orgasme yang sangat memberikan kepuasan pada libidoku. Hal itu mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi yang timbul dari sikap penyelewengan yang baru sekali ini aku lakukan. Yaa.. pada akirnya aku toh berhak mendapatkannya .. tanpa menunggu Mas Adit yang sangat egois.

    Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat birahi ini, namun Pak Parno mengingatkan bahwa waktu bernikmat-nikmat yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama. Pak Parno khawatir orang-orang rumah menunggu dan bertanya-tanya. Pak Parno mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah kami sanggupi pada Mbak Surti dalam rangka membantu hajatannya.

    Setelah kami mandi dan membersihkan tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata kemacetan jalan menuju ke Senen ini sangat parah di siang hari ini. Dengan adanya pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil macet sudah terasa mulai dari pasar Cempaka Putih. Mobil Pak Parno serasa merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin sehingga panasnya Jakarta tidak perlu kami rasakan.

    Sepanjang kemacetan ini pikiranku selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Pak Parno tadi. Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan berpengalaman menguasai perempuan. Dialah yang terbukti telah memberikan padaku kepuasan seksual. Paduan kesabaran, tampilan ototnya yang kekar, postur tegap tubuhnya, serta kontol gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara iklas padanya. Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Pak Parno tidak sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara adil dan setara. Dan aku merasakannya .. tapi .. Benar adilkah ..?

    Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Pak Parno hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Pak Parno selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari motel tadi ..?
    Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Pak Parno apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??

    ‘Pak, tadi puas nggak Pak..?’, aku memberanikan diri untuk bertanya.
    ‘Bukan main Dik Mar, aku sungguh sangat puas’, begitu jawabnya.
    Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap ‘gentlemen’. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya. Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.
    ‘Ininya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??’, sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.
    Pak Parno diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.
    ‘Hheehh ..dik Marr .. enak sekali tangan Dik Marr yaa..’.

    Biarlah, biarlah aku akan selalu memberikan yang aku bisa. Dengan berbagai style, tanganku terus meremasi dan mijit gundukkan kontol itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri makin menikmati kenikmatan memijit-mijit itu. Dan semakin lama justru aku yang nyata semakin kelimpungan. Aku kenang kembali kontol gede ini yang 40 menit yang lalu masih menyesaki kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikitpun memenuhi rongga vaginaku. Dan ujungnya ini yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke dinding rahimku.. ah nikmatnya ..

    ‘Pakee.. Aku pengin lagii ..’, aku berbisik dengan setengah merintih.
    ‘Kita cari waktu lagi Dik Mar .., gampang.., Dik Mar khan bisa bilang pada Mas Adit, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu’.
    ‘Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..’, sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Pak Parno melihat reaksinya.
    ‘Boleehh ..’, dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Pak Parno berkonsentrasi.

    Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.

    Dengan tidak sabar kubetot kontol Pak Parno dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, kontol Pak Parno mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Dan pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww ..baru sekarang aku berkesempatan memperhatikan kontol ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan dalam genggamanku.

    Cerita Sex Selingkuh – Rupanya precum Pak Parno telah terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh .. indahnyaa .. bisakah aku nggak bisa menahan diri ..??

    ‘Pak Parno pengin khan..??’, kembali aku berbisik.
    ‘Heehh .. Dik Mar mau bantu Pak Parno nih ..??’, jawaban yang disertai pertanyaan balik.
    ‘Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..’, jawabanku enteng.
    ‘Nggak begitu Dik Mar, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Dik Mar marah nggak kalau aku bilang ini ..??’.
    ‘Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak’.
    ‘Dik Mar pernah mengisep punya Mas Adit khan?’.
    ‘Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Adit rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..’.
    ‘Kalau lihat punya saya inii.?’, dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.

    Masalahnya aku dihadapkan pada sesuatu hal yang bener-bener belum pernah aku lakukan, bahkan pun dalam khayalan seksualku. Pasti yang Pak Parno inginkan adalah aku mau mengisep-isep kontolnya itu, yaa khan? Tapi aku juga berpikir cepat .. Tadi sewaktu di motel, Pak Parno membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih. Kemudian dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan cairan-cairan birahiku. Aku jadi ingat prinsip adil dan setara yang aku sebutkan di atas tadi.

    Mestinya aku yaa.. nggak usah ragu-ragu untuk berlaku mengimbangi apa yang telah dilakukan Pak Parno padanya. Dia telah menjilati, menyedoti kemaluanku. Dan aku sangat menikmati jilatan dahsyatnya. Dan sekarang Pak Parno seakan menguji padaku. Bisakah aku bertindak adil dan setara juga pada dia. Aku membayangkan kontol itu di mulutku ..

    ‘Dik Mar, sperma itu sehat lhoo, bersih, steril.. dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong. Cobalah, kontol Pak Parno ini pasti sedap kalau Dik Mar mengulumnya.. ‘, aku sepertinya mendengar sebuah permohonan.

    Aku kasihan juga pada Pak Parno. Mungkin dia sudah mengharapkan sejak awal jalan bersama dari rumah tadi. Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh beberapa waktu yang lalu. Dan kini saat aku sudah berada disampingnya harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba .. Kulihat kembali kontol indah Pak Parno. Yaa.. benar-benar indah..apa artinya indah itu .. Kalau memang itu indah ..sudah semestinya kalau aku menyukainya ..dan kalau aku menyukainya .. mestinya aku nggak jijik ataupun geli .. Dan lihat precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, dan mungkin juga wangi ..dan asin .. Dan.. Banyak lho yang sangat menyukainya .., menjilatinya, meminumnya ..

    Tahu-tahu aku sudah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Pak Parno yang indah itu. Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan .. Ah,.. ujung lidahku kini menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milik Pak Parno. Yaahh .. asinnya yang begitu lembutt..
    ‘Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..’, kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum kontol Pak Parno di mobil yang sempit itu. Kemudian Pak Parno sedikit memundurkan tempat duduknya.
    ‘Dik Marr .. Terus Dik Marr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Dik Marr..’, aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..
    ‘Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Dik Marr .. Aku mau keluar nihh ..’, aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.

    Tetapi apa yang terjadi padaku kini sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku pengin banget merasakan sperma seorang lelaki langsung tumpah dari kontolnya langsung ke mulutku. Dan lelaki itu adalah Pak Parno, yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati, menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh bisa bibir atau lidahku meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini, semua bagian kontolnya itu aku rambah dengan mulutku.

    Dan pengalaman pertama itu akhirnya hadir. Saat mulutku mengkulum batangan gede panjang milik Pak Parno itu, aku rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan kedutan-kedutan berikutnya. Kalau yang aku rasakan di motel tadi kedutan-kedutan kontol Pak Parno dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga mulutku. Kontol Pak Parno memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku. Sperma Pak Parno tumpah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya.

    Sperma Pak Parno berleleran di pipiku, daguku, bahkan juga ke kening dan rambut panjangku. Kontol Pak Parno masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa bisa terkuras keluar. Mulutku langsung menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini benar-benar memberiku daftar panjang hal-hal baru yang sangat sensasional bagiku. Dan aku makin merasa pasti, hal-hal itu nggak mungkin aku dapatkan dari Mas Adit, suamiku tercinta.

    Sesuai rencana, aku diturunkan di Pasar Senen oleh Pak Parno. Sungguh aku keberatan untuk perpisahan ini. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Pak Parno bagiku. Aku berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi itu.

    Saat aku turun dari taksi sesampai di rumah, Mbak Surti nampak cemberut. Aku biarkan. Pada temen yang lain aku bilang banyak bahan yang aku cari stoknya habis sehingga aku menunggu cukup lama. Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Pak Parno. Mungkin sudah lama lebih dahulu nyampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai.

    Aku pamit pulang sebentar, untuk menengok rumah. Mas Adit belum pulang. Aku mandi lagi sambil mengenang peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibirnya. Mungkin jembut Pak Parno tersangkut saat kontolnya keluar masuk menembus memekku. Dan itu biasanya menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun seperti ini.

  • LENDIR DI ATAS SOFA CINTA

    LENDIR DI ATAS SOFA CINTA


    963 views

    Cerita Sex ini berjudulLENDIR DI ATAS SOFA CINTACerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – silakan masuk! aqu mempersilakan Melda masuk kamarku.

    Tapi maaf yah tempatku berantakan, maklum lelaki, aqu agak tak enak kalau Melda tak nyaman di sini.

    Ah kamu Son.. biasa aja koq, tempatku di Singapura juga gag lebih bagus dari ini, ujarnya merendah.

    Ruangan Apartmentku tak besar, terdiri dari ruang tamu, satu kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Lumayan buat bujangan.

    Wah! seru Melda.

    Sofa kamu funky bingit warnanya, Melda rupanya tertarik pada sofaqu yg berwarna kuning itu. Aqu sendiri tak suka dengan warna kuning karena norak sekali. Tapi sofa pemberian kakakku ini bisa dirubah jadi tempat tidur cadangan, jadi berguna kalau ada temanteman yg menginap di sini.

    Oh ini sofa udah lama, ini diberi sama kakakku, Mbak Widya, kataqu.

    Its very cool! Melda segera merebahkan badannya di atas sofa itu. Dari ekspresinya dia seperti anak kecil yg menemukan mainan lamanya.

    Eh maaf, aqu juga punya sofa warna kuning di apartemenku di Singapur, kata Melda sembari mengganti posisi duduknya. Dia seperti menyadari kalau aqu agak terbengongbengong atas sikapnya tadi.

    Aqu kembali memutar otak, bagaimana caranya untuk mendapatkan tropi yg satu ini sebelum Priska menjemputnya. Segala macam cara kupikirkan termasuk memberinya obat perangsang (tapi segera aqu buang dari benakku karena merasa malu sendiri). Aqu duduk di sampingnya dan menyalakan TV. Melda bangkit dan bertanya,

    Son.. aqu haus kamu ada es batu? Aqu heran dan berkata,

    Di kulkas ada air dingin tuh, kamu tak perlu pakai es batu lagi. Melda segera mangambil gelas dan sebotol air dingin di kulkas. Aqu menonton TV sembari kakiku selonjoran di atas meja di depan sofa.

    Eh si Priska masih lama yah meetingnya? tanya Melda sambari duduk di sampingku dan menaikkan kakinya selonjoran di meja.

    Nanti sekitar jam 3 ato jam 4 selesai, dia bilang mau telpon koq kalau udah selesai, kataqu menjelaskan sembari menghembuskan asap rokoq. Tampak asap rokoq mengepul melenggok bagai badan seorang wanita yg menggoda.

    Kamu mau juga gag? Melda menawarkan segelas air minumnya.

    Oh no thanks.. dingindingin begini aqu tak bisa minum es. Aqu menjawab singkat sembari memperhatikan sepasang kaki Melda yg parkir di sebelah kakiku di atas meja. Tampak gelang kakinya menambah manis kakinya yg bagus dan terawat itu.

    Terdengar suara Melda yg minum pakai sedotan dari gelas yg sudah habis airnya.

    Srrt.. srrt! Melda menyedot gelas yg sudah kosong. Aqu menoleh ke arahnya dan tanpa kusangka sepasang mata bulatnya sedang menatapku dengan tatapan nakal. Terlihat senyumnya yg kekanakkanakan sembari bibirnya menyedot sedotan di gelas yg sudah kosong itu. Rupanya Melda menggodaqu.

    Kayak anakanak yah? ujarnya sembari tetap tersenyum ke arahku. Aqu tetap belum mau terpancing (soalnya taqut salah kira).

    Iseng bingit sih kamu, aqu menjawab sembari membalas senyumnya.

    Lagian daripada nungguin Priska lama bingit. Aqu makin terkejut, suara Melda sengaja dibuat seperti merengek manja. Aqu jadi makin salah tingkah, bingung apakah Melda benerbener menggodaqu ato memang dia punya sifat manja? Belum habis kebingunganku, tibatiba kurasakan kaki Melda menggelitik kakiku.

    Serius bingit sih kamu, biasa aja dong, ujarnya menggodaqu lagi. Pucuk ditimpa ulam tiba, aqu segera membalas menggelitiki kakinya. Terdengar Melda tertawa tertahan menahan geli. Mel.. ucapanku tertahan karena Melda meletakkan jari telunjuknya di atas bibirku memotong perkataanku. Ssst.. stop talking, tatapan matanya berubah dan aqu melihat ada gairah dalam tatapannya.

    Suaranya terdengar lebih mesra sementara nafasnya semakin berat. Kirakira pikiran di kepala kita saat ini sama gag yah? Perkataan Melda itu segara manyalakan lampu di kepalaqu yg dilanda kebuntuan sejak tadi.

    Segera aqu mematikan rokoq, menyingkirkan gelas yg dipegangnya dan segera membalikkan badan ke arahnya. Melda mengganti posisi duduknya menjadi meringkuk, kakinya ditekuk di depan dadanya. Aqu mendekatkan wajahku ke wajahnya tak sabar ingin melumat bibir tipisnya. Tibatiba Melda menahan badanku dengan tangannya dan agak mendorongku menjauh darinya.

    Wait a minute, katanya.

    Kita laquin step by step, OK. Suara Melda setengah memerintah dengan tatapan mata yg kian meredup menahan gejolak hasratnya.

    Aqu kembali berusaha mendekat kepadanya bagaikan seekor pemangsa mendekati mangsanya. Kali ini gerak majuku tartahan oleh kaki kanan Melda yg disodorkan menahan dadaqu. Melda seperti menendang secara perlahan hingga kembali mendorongku mundur. Terlihat senyumnya dingin tapi penuh gairah ke arahku. Kakinya yg halus dan mulus itu diselipkan ke bagian kemejaqu yg sudah terbuka dan aqu merasakan kakinya yg halus membelai dadaqu yg bidang dan agak berbulu.

    Gerakan kakinya lincah bermain di atas puting dadaqu. Kuraih betisnya lalu lidahku mulai menjelajahi kaki Melda yg indah dan terawat itu. Mulai dari tumitnya ke bagian engkel lalu ke arah betis bagian bawahnya. Halus dan hangat terasa di lidahku. Melda kegelian, ujung jarijari kakinya beberapa kali mengejang menahan kenikmatan yg mulai merembet ke atas.

    Aqu gemas melihat jarijari kakinya yg indah tersebut lalu kukulum satu persatu. Iiih, Melda mengerang lirih menahan rasa geli bercampur nikmat. Sekitar 3 menit aqu melaqukan legs job ketika Melda yg sudah tak tahan lagi membuka ikat pinggangku dan membuka celanaqu dengan penuh hasrat. Aqu segera menarik lepas baju kaos tanpa lengan yg dia kenakan. Terlihat bra hitamnya dan garis payudaranya yg kencang dan ranum.

    Begitu celana dalamku terlepas, kemaluanku segera berdiri bagaikan ular kobra yg terusik. Melda sejenak menggigit bibir bawahnya dan memeletkan lidahnya sebelum dia memagut gagang kemaluanku dangan raqusnya tanpa dipegang terlebih dahulu.

    Kedua tangan Melda merayap ke atas dadaqu sembari sesekali membuat gerakan seperti mencakar yg membangkitkan sensasi tersendiri buatku. Kedua lengan Melda terlihat kencang dan pundaknya tampak cukup atletis (belakangan aqu baru tahu kalau Melda punya hobby diving/menyelam). Hangat terasa saat gagang kemaluanku dikulumnya.

    Kadang Melda memainkan gagang kemaluanku dalam mulutnya dengan lidah. Kemudian Melda menciumku mulai dari gagang kemaluan terus ke atas hingga bibir kita berdua bertemu dan saling berpagutan dengan permainan lidah yg memabukkan.

    Sementara itu Melda melepaskan celananya sedangkan aqu membuka branya. Tampak buah dadanya yg ranum dan terbentuk dengan sempurna. Payudara Melda tak tergolong besar tapi bentuknya betulbetul indah dengan putingnya yg lancip bagaikan melotot ke arahku.

    kulingkarkan lenganku di pinggangnya yg ramping sembari mendekapkan kedua badan kita yg berciuman. Bagaikan es dan api bertemu menghasilkan getaran dahsyat di antara kita. Melda mendongak sembari menggoyg pinggulnya menggesek gagang kemaluanku.

    Oooh Sonnyy.. uffssh, dia mengerang sembari memejamkan matanya. Aqu menciumi lehernya yg jenjang, lalu telinganya kemudian turun ke payudaranya. Aqu memainkan lidahku di ujung puting susunya, Uuuhh.. yes Soon! Melda mendekap dan membenamkan wajahku di antara buah dadanya. Tercium wangi aroma badan wanita yg sedang dilanda birahi.

    Aqu merebahkan badannya lalu meneruskan eksplorasiku ke bagian bawah. Kugerakkan tanganku mencakar halus pinggangnya sampai ke payudaranya. Melda meremas kedua tanganku, menahan geli yg ditimbulkannya.

    Ssshh.. sshh! Melda mendesis berkalikali menahan kenikmatan itu. Aqu menarik turun celana dalamnya yg berwarna putih dengan motif kupukupu berwarnawarni. Sesaat kemudian aqu sudah berhadapan dengan tropi itu. Lubang kewanitaan Melda yg tampak tebal dengan bulubulu yg sepertinya sering dicukur sehingga tumbuh rapi.

    Sejenak aqu mentaqumi keindahan lubang kewanitaannya, lalu Melda bergerak sedikit mengangkat pinggulnya dan membuka agak lebar kedua pahanya seakan menyodorkan menu utamanya ke wajahku. Aqu memainkan klitorisnya dengan tanganku, sementara kujilati kedua pahanya.

    Aaahh.. sshh, Melda mengerang lirih. Aqu menikmati aroma kewanitaannya yg semerbak bersamaan keluarnya cairan cinta dari lubang kemaluannya. Kubenamkan wajahku ke lubang kemaluannya sembari menjilati bibir kemaluannya. Klitorisnya yg berwarna merah jambu kukulum sembari kumainkan dengan lidahku. Badan Melda menggelinjang bergetar,

    Uuuhffss.. Aaahh! Melda menjerit menahan kenikmatan sembari tangannya menggenggam tepi sofa. Kurasakan cairan kemaluannya deras mengalir dan kuhisap dengan penuh kepuasan.

    Son.. masukin sekarang.. aqu gag tahan nich.. Melda lirih memohonku untuk segera memasuki badannya. Aqu segera menempatkan badanku di atas badannya yg ramping seksi serta kencang itu. Berdesir darahku melihat Melda terbaring polos telanjang.

    Kulitnya yg berwarna kemerahan karena terbakar matahari namun tetap mulus dan halus karena dirawat dengan baik hingga menambah gairahku. Body Melda agak kurus tapi kencang dan atletis miripmirip pelari sprinter tapi untungnya tak sampai berotot.

    Sonn.. jangan lupa pake pengaman.. aqu tak ingin hamil.. suara Melda yg seksi mengingatkanku.

    Ok, tenang aja.. aqu segera meraih dompetku dan mengeluarkan kondom yg selalu kusiapkan di situ. Si junior bersarungkan karet siap tempur! Melda menggenggam gagang kemaluanku dan menuntunnya ke lubang kemaluannya yg merah basah.

    Sejenak sempat kudengar Melda mendesis saat meraih gagang kemaluanku.

    Uuu.. besar dan kuat, ujarnya setengah berbisik seperti berbicara pada dirinya sendiri. Begitu ujung kepalanya menempel di bibir kewanitaannya, kurasakan getaran listrik yg mulai menjalar di seluruh badanku. Lalu perlahan aqu dorongkan ke dalam lubang kemaluannya.

    Uuuhhss.. yess, Soon.. uuffssh, Melda mengerang sembari mendongakkan kepalanya. Dengan satu dorongan berikutnya gagang kemaluanku sudah masuk secara full dalam lubang kenikmatan Melda yg hangat dan tebal. Melda mengalungkan kedua tangannya di leherku dan kedua kakinya melingkar di pinggangku.

    Aqu mulai gerakan memompa lubang kemaluannya.

    Yess.. uff Soon, Melda menjerit halus sembari memejamkan matanya. Gerakanku semakin lama semakin cepat dengan tekanan yg makin kuat menerobos kedalaman lubang kemaluan Melda yg merespon dengan berdenyutdenyut seperti memijit gagang kemaluanku. Tibatiba Melda membuka matanya dan berbisik lirih,

    Son ganti posisi.. aqu biasa klimaks sembari doggy. Kami segera ganti posisi, badan Melda membalik dalam posisi menungging (doggy style). Katanya dia biasa klimaks dalam posisi ini.

    Aqu menuruti permintaan Melda yg jelas dalam posisi ini aqu jadi bisa melihat postur Melda lebih lengkap. Biarpun Melda ramping, tapi dia memiliki bokong yg padat dan berisi sehingga dengan pinggangnya yg ramping makin membuat bokongnya montok. Aqu segera mengarahkan gagang kemaluanku kembali, kali ini penetrasi dari belakang.

    Srrt.. makin lancar penetrasiku kali ini soalnya bagian luar lubang kemaluan Melda sudah makin basah. Melda menggenggam pegangan sofa dengan kedua tangannya. Aqu menciumi lehernya dari belakang sembari kadangkadang menggigit pundaknya. Ternyata Melda sangat berpengalaman dalam posisi ini dia makin aktif bergerak, selain mengikuti gerakan maju mundurku pinggulnya pun bergoyg mengocok gagang kemaluanku.

    Melda.. pinggul kamu hebat bingit, aqu berbisik terengahengah. Melda menjawabnya dengan eranganerangan, dia menoleh kepadaqu sembari menggigit bibir bawahnya. Terlihat keringat membasahi wajahnya yg makin memerah.

    Sesaat kemudian dia berbisik kepadaqu,

    Faster.. sayg.. lebih cepat! suaranya dibarengi deru nafas yg memburu. Rupanya dia sudah semakin mendekati klimaks. Aqu pun meresponnya dengan gerakan yg lebih cepat dan keras. Kutusukkan gagang kemaluanku makin dalam ke lubang kemaluannya seiring perasaan klimaks yg sudah diambang.

    Aaahh Uuuh Sssh.. teruus Soon ahh, Melda menjerit sembari bergerak makin liar sampai sofa ini bergetar berderikderik. Kuteruskan gerakanku dengan mengerahkan sekuat tenaga mengimbangi gerakan liar Melda. Gerimis masih turun di luar ketika Melda tibatiba menjerit,

    Aaah Uuuhhffsshh.. Soonnyy, kepalanya mendongak, badannya bergetar hebat dan kurasakan semburan hangat dari lubang kewanitaannya merembes sampai ke buah kemaluanku. Aqu pun melepaskan jutaan spermaqu menyemprot kencang memenuhi karet kondom yg kupakai.

    Uuu.. yess, Melda mengakhiri gelombang kenikmatannya.

    Sejenak badan kami mengejang bersama lalu rebah lunglai di atas sofa kuning. Melda rebah menelungkup dengan badanku di atasnya. 15 menit kemudian kami duduk dan mulai membereskan pakaian kami.

    Koq jadi begini yah, aqu seperti bicara pada diriku sendiri (sengaja biar tak ketahuan niatnya).

    Tau gag apa sebabnya? Melda berkata sembari menatap lekat wajahku. Kemudian dia melanjutkan dengan senyum nakalnya yg penuh arti itu,

    Sofa kuning ini.. bikin aqu sugesti buat ngelaquinnya. Aqu masih tak mengerti maksudnya, kemudian Melda menambahkan,

    Kan udah kubilang, di apartemenku di Singapur aqu punya sofa kuning, katanya.

    Terus? aqu minta penjelasan. Melda menambahkan,

    Pertama kali aqu bercinta di sofa itu dan sampai sekarang aqu selalu melaqukan aktivitas seksualku di sofa itu. Lalu ia melanjutkan,

    Sofa kamu mengingatkanku sama punyaqu di sana, so sofa kuning ini turn me on, bikin aqu terangsang.

    Aqu terheranheran koq bisa begitu? belum selesai keherananku Melda berkata lagi,

    Tapi punya kamu besar juga koq, I like it very much, ujarnya tersenyum sembari berjalan ke arah kamar mandi. Aqu masih duduk lemas di atas sofa itu ketika HPku berbunyi. Ternyata Priska telah selesai dengan presentasinya dan sekarang sudah tiba di sini. Dia menunggu Melda di tempat parkir. Aqu mengantarkan Melda ke bawah dan di tangga Melda sempat berbisik,

    Son.. sofanya jangan kamu ganti yah! soalnya kalau aqu rindu sama sofaqu di Singapur pasti aqu ke sini lagi. Aha! pasti akan aqu rawat dengan baik. Kalau perlu tak boleh ada orang lain yg duduk di situ selain Melda saja.

    Begitulah yg terjadi di Apartmentku sore itu. Betulbetul story baru yg membuatku semangat. Karena Priska mau langsung pulang sama Melda dan besok dia harus keluar kota, jadi barangbarang bawaan Melda itu dititipkan padaqu. Biar aqu yg membawanya besok sekalian ke kantor.

    Begitulah setiap Melda rindu pada sofa kuningnya di Singapura maka dia selalu datang ke apartemenku, dan disaat itu pula kami bercinta habishabisan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Sex Di Sekolah

    Sex Di Sekolah


    4333 views


    Perawanku – Ini adalah cerita baru kami, Cerita Seks ketika aku belajar di sekolah dengan guruku, awalnya aku kepergok sedang ciuman di dalam kelas, tiba tiba.

    Dua orang muridnya yang cantik datang menyerahkan diri, cukup lama Pak Doni mengintai mangsanya dan akhirnya kerja kerasnya berhasil dengan gemilang, bayangkan betapa berat ia mencurahkan seluruh pikiran dan tenaganya siang dan malam demi dapat menikmati santapannya yang lezat dan nikmat.

    Pak Doni tidak pernah merasa memaksa mereka, ia memberikan dua pilihan sebagai bentuk “demokrasi” ciptaannya, serahkan keperawanan kalian atau rekaman kalian akan segera beredar luas. Pak Doni mengunci pintu kantornya, kemudian segera menarik pergelangan tangan kedua gadis itu, dengan santai ia menyuruh keduanya agar duduk di atas meja, sedangkan ia sendiri duduk di atas kursi empuknya tepat di hadapan mereka. Tania dan Velly saling memandang kemudian tertunduk lesu tanpa daya.

    Velly merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya disibakkan ke atas oleh Pak Doni, pria itu tersenyum sambil menyibakkan rok seragam Tania.“Kalian kenapa sichhh….??? Koq lemas gitu, padahalkan kalian ini biasanya hot banget……, sampe ngecrot barengan..He he he” Pak Doni terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Velly.

    “Ehhhh….!! ” Pak Doni merasa tersinggung ketika Velly menepiskan tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil menggeram ia bangkit dari kursinya dan

    ”Plakkkkkk!!! “

    “Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan kesempatan seperti ini…!!”

    “Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Tania menahan tangan pak Doni yang melayang hendak kembali menampar wajah Velly.

    “Hmmmmmhhh…….” Pak Doni mencoba meredakan emosinya.

    “Baiklah, nama kamu Tania ya ??” Pak Doni membelai kepala gadis itu, Tania mengangguk kecil.

    “Sekarang coba kamu ciuman dengan Velly, Bapak pengen lihat langsung, pengen nonton lesbian live show, hehehe….”

    Tania menekan perasaannya, kemudian bibirnya mengejar bibir Velly, nafas Velly memburu antara marah dan nafsu yang perlahan-lahan mulai menggoyahkan, menghancurkan rasa marah dan kebencian dihatinya. Sang nafsu mengupas kemudian membasuh rasa marah di hati Velly, perlahan-lahan sang nafsu melemparkan jauh-jauh rasa risih yang mengganjal di dalam hati kedua pasangan lesbi itu, Pak Doni tersenyum kemudian duduk kembali di atas kursinya, berkali-kali kepala sekolah bejat itu menelan ludah ketika menyaksikan Tania dan Velly saling melumat dengan mesra

    “Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk…..” suara bibir kedua muridnya yang cantik terdengar saling berdecakan ketika mereka saling melumat dan mengulum.

    “Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck ” Pak Doni berdecak kagum sambil menatap tajam dua pasang paha kedua muridnya yang putih dan mulus, tangan kirinya bermain dipermukaan paha Tania sedangkan tangan kanannya bermain di permukaan paha Velly. Posisi kedua kaki yang merapat itulah yang sengaja dimanfaatkan oleh Pak Doni untuk meloloskan celana dalam kedua muridnya.

    Tangan Pak Doni memaksa kedua paha Velly untuk mengangkang, ia menatap wajah Velly dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu merasa di atas angin karena Velly hanya terdiam pasrah tanpa daya, menatapnya dengan tatapan putus asa.

    “Awwww…..!! ” Velly memiawik kaget ketika jari tangan Pak Doni mengusap selangkangannya yang mengangkang, tubuhnya tersentak seperti tersengat listrik merasakan usapan kurang ajar itu.

    Wajah Velly merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai menghampiri selangkangannya kembali, nafas Velly semakin berat, berkali-kali Velly merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding hebat.

    “Nah Velly, coba sekarang kamu buka bajunya Tania…” Pak Doni memerintahkan Velly, perlahan-lahan ia melaksanakan perintah Pak Doni, tangannya mulai melepaskan kancing baju seragam Tania kemudian menarik lepas baju seragam temannya.

    “Sekarang buka BH-nya….” Pak Doni memberikan instruksi lebih lanjut dan Velly melaksanakan instruksi Pak Doni, Tania merapatkan kedua kakinya sambil menyilangkan tangankirinya di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang terekspose dengan bebas, sedangkan telapak tangannya yang satunya lagi berusaha menutupi wilayah intimnya.”bagus.., bagus.. Ha Ha Ha” Pak Doni tertawa senang.

    “Nah, Sekarang giliran Tania….., Buka baju ama BH-nya Velly…” Pak Doni meleletkan lidahnya ketika Tania mulai melaksanakan instruksinya.

    “Luar biasa….!!” mata Pak Doni berbinar-binar menatap keindahan tubuh Velly dan Tania.

    Tangan Pak Doni mencekal pergelangan tangan Velly dan Tania kemudian menyuruh mereka untuk berlutut di sisi kanan dan kirinya.

    “Oke.., sekarang biar bapak ajarkan, mata pelajaran pertama yang sangat penting bagi kalian berdua, yaitu belajar menservice penis laki-laki, ” Pak Doni cengengesan dengan wajahnya yang menyebalkan.

    “Seperti biasa dan pada umumnya sebelum belajar kita harus membuka buku terlebih dahulu, sebab bagaimana kita mau belajar kalau bukunya tidak kita buka, iya tohh…, nah, karena ini tentang penis, maka bapak sarankan kalian mulai membuka celana bapak… ayooo tunggu apa lagi sih!!! “Pak Doni membentak karena Tania dan Velly tidak menyimak pelajaran darinya.

    Mereka saling berpandangan kemudian perlahan-lahan mereka mulai membagi tugas, Velly membuka ikat pinggang Pak Doni sedangkan Tania menarik resleting celananya “Srerrtttt…..!! ” , bersamaan mereka menarik celana panjang Pak Doni sampai terlepas, kini hanya celana dalam itu sajalah yang menutupi selangkangan Pak Doni.

    Velly dan Tania memalingkan wajah mereka ketika Pak Doni meraih sesuatu dari balik celana dalamnya. “Sekarang kita mulai pelajaran kedua dengan topik, tanpa keberanian maka semuanya sia-sia, oleh karena itu dalam pelajaran kedua ini kalian harus berani mempergunakan mata kalian, coba lihat benda Bapak yang hebat ini HE HE HE”

    “Ayo Tania jangan malu gitu dong ahh, harus berani kaya Velly…” Pak Doni membujuk Tania agar mau menatap batang kemaluannya.

    “Ihhhh…gede amat….” Tania tanpa sadar mengungkapkan isihatinya.

    “Nah sekarang , selain sebagai alat perasa lidah juga mempunyai fungsi lain, demikian pula dengan fungsi mulut kalian selain untuk makan tentu ada gunanya….juga dalam pelajaran yang satu ini,, julurkan lidah kalian…” Pak Doni tersenyum sambil menekankan kepala Velly dan Tania kearah batang kemaluannya.

    “Nahhh…, Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Doni menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali terdengar suara Tania dan Velly yang terbatuk-batuk, mereka belum terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.

    “Bagus, cukup pandai.., ” Pak Doni mengelus-ngelus kepala Velly dan Tania, bergantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Doni, lidah mereka terjulur-julur keluar menjilati permukaan batang kemaluan Pak Doni yang berwarna hitam kecoklatan.

    “Nahh, ini juga dicobain.., kamu pasti suka…” Pak Doni menekan kepala Tania sambil menjejalkan kepala kemaluannya, sementara Velly menatap Tania yang sedang menghisap-hisap kepala kemaluan Pak Doni, mulut Tania bedecakan ketika melumat-lumat puncak kepala kemaluan Pak Doni, sementara kedua tangan Tania menggenggam penis Pak Doni yang besar.

    “Taniaaaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Velly yang nyicipin ****** Bapak…..”

    Tania melepaskan kemaluan Pak Doni kemudian menyodorkannya pada Velly, sebentar Velly menatap kepala kemaluan Pak Doni sebentar kemudian menolehkan wajahnya menatap Tania seolah-olah bertanya seperti apa rasanya. Tania menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan Velly kalau mainan baru yang satu ini ternyata sangat mengasikkan. Perlahan lidah Velly terjulur keluar dan memijati kepala kemaluan Pak Doni sebelum memasukkannya ke mulut, Hmmmmm ternyata seperti inilah rasanya kepala penis laki-laki, asin, kenyal,dan gurih. Bergantian Tania dan Velly menservice kemaluan Pak Doni, mulai dari buah zakar, batang kemaluan dan juga kepala kemaluan Pak Doni.

    Pak Doni menarik tubuh Tania kemudian membaringkannya kembali di atas meja, tangannya mendekap pinggul Tania dan menggusup pinggul gadis itu sampai posisi vagina gadis itu pas untuk disodok oleh batang kemaluannya, kepala sekolah bejat itu kemudian sibuk berusaha melakukan penetrasi pada lubang vagina Tania yang masih rapat.

    “Aaaakkhhh……!! ” Tania membeliakkan matanya ketika merasakan batang kemaluan Pak Doni mulai terbenam, membelah jepitan vaginanya dengan perlahan-lahan.

    “Arhhhhh………, Owwwww….. Hkk Hkkkk” Tania menolehkan kepalanya kesamping ketika merasakan seseorang menggenggam lembut tangannya.

    “Vellyyyyy….,Ahhhh.., “Tania memiawik sambil menggenggam erat tangan Velly ketika merasakan kepala kemaluan Pak Doni merobek-robek selaput perawannya, Velly membelai-belai kepala Tania, berusaha menenangkan Tania yang sedang diperawani oleh Pak Doni.

    Pak Doni terkekeh-kekeh sambil semakin dalam membenamkan batang kemaluannya sampai mentok kemudian ditariknya perlahan-lahan kemudian disodokkannya masuk sekaligus kedalam jepitan vagina Tania.

    “Pelan-pelan Pakkk, ” Velly memohon memelas pada Pak Doni, agar Pak Doni menyetubuhi Tania dengan lebih lembut.

    “Boleh, tentu boleh…!! Tapi… syaratnya kamu juga harus ikut ngegarap Tania…., kalo nggak Bapak sodok dia kayak gini !! Hihhhhh…..!! ” Pak Doni menggenjot vagina Tania dengan kasar sampai Tania memiawik – mekik kesakitan.

    “Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan…..” Tangan Velly menahan gerakan pinggul Pak Doni yang sedang menggenjot-genjot vagina Tania.

    Pak Doni tersenyum-senyum ketika Velly mulai duduk di pinggiran meja menghadap ke Tania yang terlentang pasrah, tangan Velly mengelus-ngelus payudara Tania, diusapnya payudara Tania sampai gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.

    “Veil…” gadis itu merintih lirih ketika merasakan remasan-remasan lembut pada gundukan buah dadanya,

    ”Ahhhh…………… ” Tania mendesah ketika merasakan tangan Velly mencubit putting susunya kemudian mulai menarik-nariknya dengan lembut, sementara Pak Doni mulai mengayunkan batang kemaluannya dengan lembut. Ditekankannya batang kemaluannya yang besar dan panjang itu dalam dalam kemudian perlahan-lahan kembali ditariknya sampai sebatas leher penis kemudian ia kembali menekankan batang kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.

    “Ahhh…, Ahhhhhhh, Velly” Tania merintih sambil mendekap kepala Velly yang sedang mencumbui puncak payudaranya.

    Mulut Velly mengecupi buntalan payudara Tania yang padat dan kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya kemudian menjilati puttingnya sebelum melumat dan mengenyot-ngenyot puncak payudara Tania dengan kuat. Serangan Velly di buah dadanya dan juga genjotan-genjotan lembut Pak Doni akhirnya meruntuhkan dinding pertahanan Tania, dinding itu jebol ketika denyutan-denyutan kenikmatan menerjang tanpa ampun.

    “Ahhh… Crrr Crrrrr.. Crrrr…..” Tania memejamkan matanya, Velly agak tercekat ketika menatap Tania, bibirnya agak terbuka sambil mendesis pelan “Ohhhhhhh, nikmatnya……….”

    Tania tidak lagi merintih kesakitan ketika Pak Doni mulai melakukan genjotan-genjotan yang agak kuat dan kencang, “Crepppp… Crepppp… Creppppp…” Benda besar dan panjang itu keluar masuk membelah vagina Tania

    “Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Tania memiawik – mekik kecil keenakan, tusukan-tusukan pak Doni terasa semakin nikmat, terkadang ia menjerit keras dengan liarnya.

    “Taniaa ??!! ” Velly tercengang , Tania yang ia kenal tidak seperti ini, Ohh, kenapa ? apakah tusukan-tusukan batang kemaluan Pak Doni yang membuat Tania berubah menjadi liar seperti ini ???

    “Ennnhh Ennnnh Ennnhh… Aaaaaaa” Tania semakin keras merengek ketika Pak Doni semakin kuat menggenjot-genjotkan penisnya.

    “Arhhhhh….!! “Tania mengerang keras ketika penis Pak Doni mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu tampak semakin bernafsu menyodok-nyodokkan batang kemaluannya.

    “Oahhhhhhh…., Hshhhhhhhh……Hshhhhhh” Tania mendesis-desis, sungguh sulit menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis Pak Doni yang membuat Tania berkali-kali terperanjat seperti terkena sengatan listrik tegangan tinggi, dan pada sentakan terakhir ia memiawik kecil

    “Ahhhhh…, Pak Doninnn, Crrr Crrrrr…….” tubuh Tania mengejang beberapa detik sebelum akhirnya terkulai dengan lemas, Pak Doni menghela nafas panjang sambil meremas-remas buah dadanya, kepala sekolah bejat itu menarik batang kemaluannya dari dalam jepitan vagina Tania. “Plophhhh”

    “Velly.., sekarang giliran kamu he he he” Pak Doni memerintahkan Velly agar duduk di atas kursi empuknya.

    “Ayooo…, ngak apa-apa koqq…” Pak Doni membimbing Velly dengan paksaan, dibukanya kedua lutut Velly agar mengangkang ke samping, gadis itu berusaha mengumpulkan keberaniannya ketika kepala Pak Doni menunduk dan mendekati wilayah intimnya, Velly merasa risih ketika merasakan hembusan-hembusan nafas pak Doni yang memburu menerpa permukaan vaginanya.

    “AHHHHH…!! ” Velly tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan lidah Pak Doni menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.

    “Slllcckkkk….Sllllcccckkkkk… Slllccckkkkk!! “

    “Ennnhhhhhh……” Tubuh Velly kelojotan ketika mulut Pak Doni tiba-tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Doni.

    “He he he…, Nyamm, Gurih…, Ehmmm” Pak Doni mengangkat kepalanya ,

    Velly terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.

    Velly menolehkan kepalanya ke kiri ketika Pak Doni mulai mengarahkan batang kemaluannya pada bibir vaginanya, Velly merintih ketika merasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Doni yang menggeseki belahan vaginanya.

    “AHHHHH………!! ” gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat ketika merasakan belahan vaginanya dipaksa melar pada saat kepala kemaluan Pak Doni mulai melakukan penetrasi, tubuhnya melenting kemudian terhempas begitu saja.

    “Hsssshhhhh…… Awwww…..!! “Velly menatap Wajah Pak Doni sambil berusaha menahan gerakan pinggul Pak Doni, Pak Doni tertawa senang sambil menikmati jepitan vagina Velly pada leher penisnya.

    “Uuuuhhhh……” bibir Velly meruncing ketika merasakan penis Pak Doni mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Velly menggeliat-geliat resah, bibirnya terus mendesis-desis tanpa henti.

    “Awwww…., Aduhhhhh……” Velly mengernyit kesakitan ketika kepala kemaluan Pak Doni bersuka ria merobek-robek selaput daranya,

    Sambil meremas induk payudara Velly, Pak Doni menyentakkan batang kemaluan kuat-kuat.”Owwwww……!! “Velly terkulai lemas di atas kursi empuk dengan sebatang penis Pak Doni yang besar dan panjang tertancap dalam-dalam di lubang vaginanya. Air mata meleleh dari sudut matanya, gadis itu terisak menangis sambil menatap wajah Pak Doni, betapa menyebalkannya wajah pria itu, dasar bajingan!! keparat!!

    Velly mengumpat dalam hati.

    Pak Doni menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali disodokkannya sekaligus, bibir vagina Velly sampai terlipat kedalam ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk dengan paksa.

    “Hemmmppphhh…..” Velly bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.

    Pak Doni menggeram kemudian semakin kasar dan liar menarik dan membenamkan batang kemaluannya, begitu kasar, liar dan brutal,

    “Clepp.. Cleppp Cleppp….”

    “Oawwwww….!! Ampunnn… Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh” Velly tidak sanggup lagi menahan genjotan-genjotan kasar Pak Doni, Pak Doni malah semakin mempercepat genjotannya, sambil sesekali tertawa senang mendengarkan jeritan-jeritan kecil Velly.

    “HHhhsshhh…..” Velly berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin ketika Pak Doni membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam dan berhenti bergerak, kedua tangan Pak Doni meremasi induk payudara Velly yang sudah basah oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting susu gadis itu kemudian dipilin-pilinnya putingnya yang sudah meruncing keras. Pak Doni mencekal tungkai lutut Velly sebelah bawah dan mendorong sambil mengangkangkan kedua kaki gadis itu. Posisi kaki Velly mirip huruf “M” yang sangat indah. Velly meringis ketika Pak Doni menarik kembali batang kemaluannya, gadis itu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

    “Ahhh, AHHHH, Owwww…! Owwwww!” Tubuh Velly tersentak-sentak dengan kuat ketika Pak Doni kembali menggenjot-genjot kasar lubang vagina Velly yang seret dan sempit.

    “Ahhhh, kenapa ini ??, Ohh, Ampun, enak bangetttt…..” Velly membatin ketika merasakan genjotan-genjotan Pak Doni yang kasar dan brutal terasa semakin enak. Apa ini yang dirasakan oleh Tania, Hmm, pantesan Tania malah mendesah-desah keenakan ketika digenjot-genjot oleh batang kemaluan Pak Doni.

    “Ahhhh… Pak Doninnn, Ahhhhhh….” Velly menatap sayu wajah Pak Doni, menatap laki-laki gemuk itu mengayunkan batang kemaluannya yang besar dan panjang.

    “He He He, Gimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya enak bukan ?? Kamu harus bersyukur dan berterimakasih sama Bapak, nggak semua murid perempuan mendapatkan kesempatan emas ini !!!, Cuma yang cantik-cantik aja, HA HA HA HA” Pak Doni mencekal pinggang Velly kuat-kuat kemudian menghentak-hentakkan batang kemaluannya dengan liar dan brutal sampai Velly melolong panjang “Owwwwww…………hhhhhh”

    “Hemmmmmffffff… Ucchhhhh….?” Velly mendesah-desah ketika tiba-tiba lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada sesuatu yang keluar tanpa dapat ditahan atau dicegah, semuanya terjadi begitu saja, begitu lega, nyaman, kenikmatan itu membuat Velly merinding.”OHHH…, nikmat banget sichhh……” tanpa sadar Velly mendesis lirih.

    Pak Doni meraih pundak Velly kemudian menarik tubuh gadis itu ke arahnya sambil melakukan kocokan-kocokan lembut. Kepala sekolah bejat itu menciumi bibir Velly yang terus mendesah-desah, sesekali dilumatnya bibir gadis itu.

    “ckkkk… Ckkkk… Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh Ahhh Ckkkk..”

    Suara decakan-decakan itu bercampur dengan desahan dan rintihan Velly yang semakin manja dan menggairahkan.Pak Doni menolehkan kepalanya pada Tania yang sedang duduk di pinggiran meja sambil menonton perbuatan mesum antara Pak Doni dan Velly.

    “Tania sini…” Pak Doni memanggil Tania, perlahan-lahan Tania mendekati pak Doni.

    Kepala sekolah bejat itu menarik pergelangan tangan Tania agar gadis itu ikut berlutut disamping tubuhnya yang gembrot, dengan santai lengan Pak Doni melingkari pinggang Tania, setelah mengecup pipi Tania, Pak Doni kembali menggenjotkan batang kemaluannya menerjang lubang vagina Velly. Velly menatap Tania dengan tatapan matanya yang sayu, berkali-kali bibirnya mendesah-desah lembut, terkadang mengerang lirih, nafas Tania semakin memburu, gadis itu menundukkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Velly. Dengan lembut Tania melumat bibir Velly.

    “Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Doni tertawa senang, sambil menatap kedua muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman dengan mesra, kepala sekolah bejat itu menatap pantat Tania yang agak menungging di sisinya, sambil mengocok vagina Velly Pak Doni mencari cari kelentit Tania.

    “Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Tania mendesah-desah ketika merasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Doni, sementara Velly mendesah resah karena lubang vaginanya terus digenjoti oleh si keparat Doni.

    “Ahhhh Ahhhhh… Pak Doninn…..”

    “Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”

    Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela oleh suara tawa pak Doni yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan desahan-desahan manja semakin sering terdengar dari bibir mereka.

    “Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”

    “Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”

    Pak Doni semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya yang cantik sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.

    “Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Doni bertanya pada kedua muridnya, Tania dan Velly menganggukkan kepala sambil menatap dengan pandangan memohon.

    “Ayo kalian bersujud di depan ****** Bapak….” tangan kanan Pak Doni berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh botol yang sudah dibuka, perlahan-lahan Tania dan Velly berlutut di hadapan penis Pak Doni.

    “Kalian boleh minum tapi harus lewat ****** Bapak, ya itung-itung ngerasain teh botol rasa baru,” Pak Doni memiringkan teh botol ditangannya tepat pada Batang Penisnya yang sengaja diarahkan pada wajah kedua muridnya yang cantik.

    Tania dan Velly terdiam sambil menatap sedikit air teh yang mengucur di ujung kemaluan Pak Doni, antara rasa haus dan harga diri, itulah yang harus dipilih oleh mereka.

    “Gluk… Ceglukk…” berkali-kali Velly dan Tania menelan ludah berusaha membasahi kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas sedangkan sedikit air teh yang mengucur di ujung penis Pak Doni begitu menggoda mereka.

    “Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Velly langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Doni, untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.

    “HA HA HA HA HA HA…..” Pak Doni tertawa senang, suara tawanya semakin keras ketika Tania mengikuti jejak Velly.

    “Buka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Doni memerintahkan agar Velly dan Tania membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala kemaluannya pada mulut Tania yang ternganga, kemudian menuangkan air teh melalui batang kemaluannya

    “Cerrrrrrr………” terdengar suara air teh yang sedang mengisi rongga mulut Tania, selesai mengisi mulut Tania, Pak Doni mengarah kepala kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Velly.

    “Glukkk… Glukk”

    “Ceglukk…. Gluk”

    Tania dan Velly yang kehausan menelan air teh di rongga mulut mereka, pak Doni berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang terus menganga kehausan.

    “Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa ****** , HA HA HA” Pak Doni tertawa terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan kedua muridnya yang cantik.

    Pak Doni mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik mereka berdua berdiri, “Nahhhh , kalian sudah belajar dient*t dan terus terang, Bapak sangat salut pada kalian berdua, memiaw kalian rasanya enakk banget…, seret, peret pisannn…, top abis dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT memiaw KALIAN !! ” (Hemmmmm??? Waduh….kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )

    “Setelah pelajaran dient*t, kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar untuk melakukan pembalasan…., nah ini dia pelajaran selanjutnya, kalianlah yang harus belajar ngent*tin Bapak…. He he he…..” Pak Doni menarik Velly dan Tania ke arah kursi sofa panjang di ruangan kepala sekolah yang biasanya dipakai untuk menjamu tamu.

    Tubuh Pak Doni duduk santai di atas kursi sofa, Velly dan Tania saling berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai puncak kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut pak Doni.

    “Nah, Tania…, Coba kamu naik kemari,”

    Tania menaiki tubuh Pak Doni, kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Doni untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Tania Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.

    “Oke, sekarang kamu dudukin kepala ****** Bapak Pakai memiaw Kamu…, Ayooo…, jangan ragu-ragu….”Pak Doni membantu dengan menarik pinggang Tania untuk turun.

    “Sllllleeeeeppppphhhhh ” Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Doni kembali membelah vagina Tania. “Aaakkhhh….” kepala Tania terangkat keatas sambil mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak Doni kembali tertancap di lubang vaginanya, Tania berusaha menekankan vaginanya ke bawah, lelehan keringat kembali bercucuran membasahi tubuh gadis itu.

    “Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Doni menanti aksi Tania selanjutnya, sambil menggigit bibir Tania mulai bergerak mengayun-ngayunkan pinggulnya.

    “Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Doni menyemangati Tania agar lebih aktif lagi melakukan Pr-nya.

    “Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Tania…,!!” Pak Doni membantu Tania dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan kuat.

    “Pakkk… Doninnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Tania menjerit liar, sambil menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.

    Payudara Tania yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah di dadanya, Pak Doni Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri dan yang kanan.

    “Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” gerakan Tania tiba-tiba terhenti, tubuhnya mengejang , Tania merintih lirih dan terkulai lemas dalam dekapan Pak Doni.

    Pak Doni mendorong tubuh Tania kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.

    “Ayo.., Velly sekarang kamu yang berlatih….”

    Pak Doni terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Velly yang berusaha menaiki tubuh Pak Doni yang gembrot.

    Nafas Velly memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak Doni yang tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina gadis itu.

    “Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Velly mendesis, tubuhnya melenting ke belakang sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan fatal karena Pak Doni justru memanfaatkan moment tersebut untuk mencaploknya, rakus sekali pria itu melumat-lumat payudara Velly yang segar sampai itu sepuas-puasnya.

    “Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Doni sudah tidak sabaran ingin mewariskan pelajaran penting untuk Velly.

    “Susah Pakkk, susahhhhh…..” Velly tampak kesulitan

    “Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja…. Ayo coba lagi…Bapak yakin kamu bisa melakukannya !! “

    “Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Velly mulai dapat melakukan tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Tania karena Velly tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.

    “Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Doni tersenyum sambil meremas buah dada Velly.

    “Ahh Ahhh Ahhh….” Velly mulai belajar untuk menghempas-hempaskan pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja

    “Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Doni menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Velly menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.

    “Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…” Velly sudah kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikmatan yang terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang kemaluan Pak Doni.

    “AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Velly mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Doni sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.

    Velly menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan pinggulnya di dorong ke samping oleh seseorang, rupanya Tania ingin melanjutkan permainan barunya. Velly sedang asik-asiknya menonton Tania yang sedang menghempas-hempaskan pinggulnya dengan liar ketika terdengar bunyi

    “Cklekkk…..!!”

    “Owww….!! ” Velly dan Tania berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.

    “Ohhhh…, Pak Jokogg….!! Silahkan….” Pak Doni mempersilahkan Pak Joko untuk masuk.

    “Wahhhh…, lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak Doni ” Pak Joko menutup kembali pintu ruangan itu.

    “Ohhh, Tidak apa…, saya justru senang Pak Joko mau ikut bergabung, dan memberikan informasi penting tentang korban kita berikutnya… he he he” Pak Doni terkekeh-kekeh sambil meremas-remas buah pantat Tania.

    Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara Tania dan Velly melawan Pak Doni cs. Setelah mengunci pintu Pak Dadang, Pak Ahmad, Pak Djono dan Pak Joko mulai melepaskan pakaian mereka masing-masing, Empat batang kemaluan teracung-acung mendekati mangsa mereka.

    Pak Djono menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan pantat Tania yang halus lembut. Pak Doni terkekeh – kekeh sambil mendekap punggung Tania kuat-kuat agar posisi Tania lebih menungging. Pak Djono menekankan kepala kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Tania. Gadis itu mengerang, lubang anusnya mengkerut ketakutan sehingga kepala kemaluan Pak Djono sulit melakukan penetrasi.

    “Hemmmm,masih susah…He he” ujung jempol kanan Pak Djono menekan kuat-kuat pinggiran anus Tania berusaha agar lingkaran anus gadis itu sedikit melar dan merekah, kemudian tangan kiri Pak Doni mengarahkan ujung kemaluannya pada lubang anus Tania dan menekan lubang yang sedikit merekah itu kuat-kuat.

    “AWWWWWW….!” Tania menjerit keras kesakitan ketika dengan satu sentakan yang kuat kepala kemaluan Pak Djono menjebol lubang duburnya,

    “Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Tania berulangkali ketika Pak Djono menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Tania.

    “Hegghhhhh…..” Mata Tania membeliak kemudian terpejam rapat disertai rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak Djono memasuki lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi, sampai akhirnya pantat Tania bergesekan dengan perut Pak Djono.

    “Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh….” Terdengar suara-suara menggairahkan dari bibir Tania ketika dua batang kemaluan itu berlomba menyodok-nyodok lubang vagina dan lubang anusnya.

    “Creppp Creppp Crepppp….”

    “Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Tania yang sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak Doni dan Pak Djono.

    Pak Joko mencekal pergelangan tangan Velly dan menarik gadis itu untuk berdiri, kedua tangan Pak Joko membelit pinggangnya kemudian dengan nafsu yang menggelegak bibir Pak Joko mencaplok bibir gadis itu, tubuh Velly melenting-lenting ke belakang ketika Pak Joko melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Velly mendorongkan kedua tangannya pada bahu Pak Joko, murid cantik itu berusaha melepaskan lumatan Pak Joko dari bibirnya, setelah berusaha beberapa saat…..

    “Auhhhh… Ohhhh… Hmmmm Hmmmmm” bibir Velly akhirnya terlepas dari lumatan Pak Joko yang ganas dan liar, namun hanya sesaat sebelum akhirnya bibir Velly kembali menjadi bulan-bulanan Pak Joko.

    “Hemmm… Mhhh… Mmmmmhhhhh” kali ini Velly lebih sulit untuk melepaskan bibirnya karena tangan kiri Pak Joko menekan belakang kepala gadis itu kuat-kuat, Pak Joko yang atletis, berotot, dengan kulitnya yang kecoklatan mendekap erat-erat tubuh Velly, sambil terus melakukan lumatan-lumatan dan kuluman kuluman mautnya, sampai hati Pak Joko puas.

    “Uhhhh….” Velly pasrah ketika tangan Pak Joko yang kekar mendekap pinggulnya kemudian mengangkatnya keatas, Pak Joko yang berotot mirip Ade Rai mendesakkan tubuh Velly kesudut ruangan. Tubuh Velly tergantung di udara, posisi buah dada Velly pas banget di hadapan wajahnya.

    Perlahan-lahan Pak Joko menjulurkan lidahnya dan menjilat lembut putting susu Velly yang berwarna pink kecoklatan. Nafas Velly semakin tidak beraturan ketika merasakan jilatan-jilatan Pak Joko yang lembut bergantian di kedua puncak payudaranya, mengulas-ngulas putting susunya dan sesekali memutarinya

    “Ohhh, Pakkk… Ahhhh!!” Velly mendesah ketika merasakan mulut Pak Joko mencaplok kemudian menghisap lembut puncak payudaranya sebelah kanan mulut, gerakan mulut Pak Joko tampak seperti sedang mengunyah payudara Velly bergantian dari yang kanan ke yang kiri.

    Sambil tersenyum pak Joko merebahkan tubuh Velly di meja, disibakkannya kedua kaki gadis itu agar mengangkang.

    “OHHHHH…!!!….” Velly bergidik ngeri menatap kemaluan Pak Joko, kalau soal panjang sih kurang lebih sama dengan panjang kemaluan Pak Doni namun yang mebuat Velly bergidik ngeri adalah bulatan batang kemaluan Pak Joko yang hampir dua kali lipat bulatan kemaluan Pak Doni,

    “Ahhhh….” punggung Velly sampai terangkat kemudian terhempas kembali ketika merasakan kepala penis Pak Joko mulai menekan berusaha membongkar jepitan vaginanya, agak lama juga Pak Joko berusaha

    “EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” nafas Velly tertahan-tahan ketika kepala kemaluan Pak Joko tiba-tiba mencelat masuk.

    “Ha HA Ha, Akhirnya masuk juga, hajar langsung..!! “

    “Ayo Pak Joko sodok yang kuat…!!”

    Pak Dadang dan Pak Ahmad menyemangati Pak Joko. Pak Joko menatap Velly yang tergolek tanpa daya sambil menatap padanya dengan pandangan mata yang memelas.

    “Aduhh….Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww.” Velly mengaduh ketika Pak Dadang dan Pak Ahmad meremas-remas buah dadanya dengan kasar, kemudian mencubit kuat-kuat putting Velly sampai ia merintih-rintih kesakitan.

    “Hmmmmm… ” kening pak Joko berkerut setelah mencabut batang kemaluannya, Pak Joko meraih tubuh gadis itu kemudian diangkatnya tubuh Velly dengan hati-hati sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

    “Yahhh, koq dibawa sihh…!!”

    “Lohhh mau ke mana Pak Joko…!!”

    “Mau keluar” Pak Joko menjawab singkat kemudian melangkahkan kakinya menjauhi ruangan kantor Pak Doni,

    “Nahhh…” Pak Joko mendudukkan Velly disalah satu bangku panjang yang terbuat dari kayu, gadis itu menundukkan kepalanya ketika Pak Joko duduk di sebelahnya.

    “Cuphhhh….” dengan lembut Pak Joko mengecup pipi Velly, tangannya merayap ke arah selangkangan Velly kemudian berbisik di telinga gadis itu “Masih sakit ya ??”

    “Atau kamu cape?? ” dengan mesra Pak Joko memeluk tubuh Velly, entah kenapa Velly merasa mendapat perlindungan dari Pak Joko, kalau tidak dirinya pasti sudah dikerjai habis-habisan oleh Pak Dadang dan Pak Ahmad, Velly terisak menangis dalam pelukan Pak Joko.

    “Sudah.. , sudahh, cupphh, cuphhh…” Pak Joko menciumi kening Velly sambil membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh perasaan, Velly memasrahkan dirinya dalam pelukan Pak Joko, ada rasa aman ketika Pak Joko yang tinggi dan berotot seperti Ade Rai itu memeluk mesra dirinya, tanpa terasa Velly tertidur dalam pelukan mesra Pak Joko, dengan lembut Pak Joko mengusap-ngusap rambut gadis itu.

    Berbeda dengan Velly nasib Tania lebih mengenaskan, dua batang penis berkali-kali ditancapkan dengan kasar oleh pemiliknya ke dalam lubang vagina dan lubang anus gadis itu, sementara buah dadanya menjadi mainan Pak Dadang dan Pak Ahmad.

    “Ahhhh…, Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww…., jangan…!!” Tania meringis-ringis sambil berusaha menepiskan tangan Pak Dadang dan Pak Ahmad yang menggerayangi payudaranya.

    “Ennnngghhh… Aduhhh…!! Crrrtt.. Crrrttttt….!! ” Tania merintih lirih.

    Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.

    “HA HA HA, Aduh !!! enak katanya …..” Pak Dadang mengolok-olok Tania.

    “Iya…, pengen terus dirojok…!! “Pak Ahmad ikut meledek sambil meremas induk payudara Tania kuat-kuat.

    “Ooo, begitu ya…, kayak gini? Hihhh….!! ” Pak Doni berkali-kali menyodokkan batang kemaluannya ke atas.

    “Bukan seperti itu Pak Doni, kayak gini baru benar…!! ” Pak Djono tidak mau kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Tania.

    Dua batang kemaluan milik Pak Doni dan Pak Djono berlomba-lomba menusuk, menyodok dan menghajar lubang anus dan vagina gadis itu tanpa mempedulikan Tania yang mengerang-ngerang kesakitan, kedua lubangnya terasa panas akibat dikocok-kocok dengan kasar.

    “Aowwwhhhh… Hekkkk….!!” kepala Tania terangkat ke atas ketika Pak Doni dan Pak Dadang bersama-sama membenamkan batang kemaluannya,

    “Croooorrrrrttt….!! “

    “Kecroooottttt……”

    Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,

    “Wahhh, sepertinya giliran kita nih…! ” Pak Dadang menarik Tania, Pak Ahmad cuma tersenyum kemudian langsung bergabung dengan Pak Dadang.

    Tania dipaksa menungging di atas lantai,

    “Emmmmm, Hemmmmhhh….” mulut Tania terisi penuh oleh batang kemaluan Pak Ahmad sementara Pak Dadang tersenyum sambil menimbang-nimbang, lubang manakah yang sebaiknya disodok, anus atau vagina.

    “Lohhh, Pak Dadang koq malah diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya…!!” tangan Pak Ahmad mendekap kepala Tania sambil memaju mundurkan batang penisnya keluar masuk kedalam mulut gadis itu.

    “Ha Ha Ha, habis saya bingung mau yang mana?? soalnya dua-duanya tampak menggiurkan….tapi ya sudah saya pilih yang ini aja dechhh buat pemanasan” Pak Dadang menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan lubang vagina Tania kemudian dengan gerakan-gerakan menyentak ia membenamkan batang kemaluannya, kedua tangannya mencekal kedua pergelangan tangan Tania kemudian menarik tangan Tania kebelakang “Ayo, Pak Ahmad, biar saya bantu… biar Pak Ahmad lebih enak…”

    “Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Tania mendelikkan matanya ketika lubang vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak Dadang, sedangkan kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak Ahmad.

    Wajah Tania mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita, sementara kedua guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.

    “Anjinggg…!! Whuaduhhhhh….!! ” Pak Ahmad memaki sambil menarik batang kemaluannya darid alam mulut Tania, kemudian

    “Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar wajah Tania kemudian menjambak rambutnya, Tania hanya mengerang tak berdaya,

    “Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? ” Pak Dadang bertanya keheranan.

    “Dia ngigit ****** saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad kembali menampar wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Tania.

    “Kurang ajar..!! Berdiri..!! ” Pak Dadang mencabut batang kemaluannya kemudian memaksa Tania untuk berdiri.

    Pak Ahmad mencekal dan mengangkat tungkai lutut kanan Tania sebelah bawah, kemudian “Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb…, berani kamu ya, Hihhh!! “

    Disodok-sodoknya lubang vagina Tania sekuat tenaga..

    “AWWWW….. AWWWWW…..” Tania menjerit panjang ketika merasakan lubang anusnya dipaksa menerima kehadiran batang kemaluan Pak Dadang. Setelah membantu menopang tungkai lutut kanan Tania, pak Dadang dan Pak Ahmad berlomba marathon merojok-rojokkan batang kemaluan mereka dengan kasar.

    “Murid seperti ini yang harus diajar adat, tidak menuruti nasehat gurunya !!”

    Sesekali Pak Dadang menjambak rambut Tania sambil menggecakkan batang kemaluannya kuat-kuat.

    “Betul Pak Dadang.., Ayo kita kasih pelajaran murid sialan ini !! “Pak Ahmad menghantamkan batang kemaluannya kuat-kuat.

    “Ayo Pak Ahmad kita kocok yang kuat…” Pak Dadang tambah liar.

    “Aduhhh… Ahhhhh… Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn….” Tania mejerit-jerit kewalahan, tubuhnya terjepit tanpa daya di antara tubuh Pak Dadang dan Pak Ahmad, Tania mengerang panjang kemudian terkulai jatuh tidak sadarkan diri.

    Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Velly membuka matanya ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,

    “Emmmm…….” Tubuh gadis itu menggeliat lemah, setelah terbangun dari tidurnya tubuhnya terasa segar. Tangan Velly terjulur membelai lembut kepala Pak Joko yang sedang menjilati bibir vaginanya

    “Ehhh…, Maaf .., tidur kamu jadi terganggu ya ?? ” Pak Joko menengadahkan kepalanya ketika merasakan belaian Velly.

    Velly menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar

    “Ceglukk..! “Pak Joko menelan ludah, matanya menatap tajam pada belahan vagina Velly yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Joko kembali menundukkan kepalanya dan mengencup belahan vagina Velly yang merekah.

    “Ahhhhhh……… Pakkk, “Velly mendesah panjang ketika merasakan bibir vaginanya diemut oleh Pak Joko, berkali-kali tubuhnya menggelepar ketika mulut Pak Joko mencaploki vaginanya dengan lembut.

    Tangan Pak Joko menarik bibir vagina Velly kemudian melumat isinya. Cairan kewTaniaan Velly semakin banyak meleleh membasahi lubang vaginanya, pak Joko mulai mengambil posisi sambil mengarahkan batang kemaluannya dan menggesek – gesek lubang vagina Velly yang sudah basah.

    Velly menahan nafas ketika merasakan kepala kemaluan Pak Joko mulai menekan dan berusaha membelah jepitan lubang vaginanya. Kepala Velly terangkat keatas, matanya mengerjap-ngerjap, bibir gadis itu sedikit terbuka merekah ketika perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Joko mulai membelah dan menancap di vaginanya. “Haa, Emmmfffhhhh….

    ” Tiba-tiba tubuh Velly mengejang dan terkulai dengan nafasnya yang tersendat-sendat.

    “Sakit ?? ” Pak Joko bertanya, ia membelai rambut Velly

    Sambil tersenyum Velly menggelengkan kepalanya, walaupun vaginanya terasa seperti kram dan ngilu menerima kehadiran batang kemaluan Pak Joko, Velly ingin memberikan yang terbaik untuk Pak Joko.

    Tubuhnya menggeliat-geliat ketika Pak Joko membenamkan batang kemaluannya, sesekali Pak Joko menahan batang kemaluannya ketika Velly meringis, kemudian pelan-pelan ia kembali melanjutkan membenamkan batang kemaluannya sampai mentok, perlahan-lahan Pak Joko mengaduk-ngaduk vagina Velly dan menggecakkan batang kemaluannya mendesak-desak lubang vagina Velly yang sempit.

    Perlahan-lahan Pak Joko mulai menarik dan membenamkan batang kemaluannya, berkali-kali Velly terperangah dan terperanjat keenakan ketika Pak Joko mulai menaikkan tempo genjotannya.

    “Aaaahhhh….!! ” Velly menjerit keras kemudian

    “Crrr.. Crrrrrr.. Crrrrrr, Ennhhh Pakkk…!!”

    Pak Joko menghentikan gerakannya membiarkan Velly meresapi kenikmatan puncak klimaks yang baru saja diraihnya, setelah itu barulah Pak Joko kembali menarik dan membenamkan penisnya berulang kali.

    “Cleppp.., Clepppp, Clepppp, Clepppp ” suara vagina Velly berdecakan menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pak Joko yang semakin kuat menggenjot-genjot vaginanya.

    “Auhhhhh….!! Aaaaa…..Ennnakkkkk, Ahhhhhhhh, terus Pakkk” Velly kehilangan kendali dibawah genjotan-genjotan batang kemaluan Pak Joko.

    “AHHHH, AHHHHHHHHHHH…!! Pak Jokogggg….. Ohhhhhh” Velly menggoyangkan pinggulnya menyambut datangnya klimaks.

    “Wahh…!? Vellyyyyyy, Ya Ampunnnn,!! enak banget….!! Aohhhhh!!” Pak Joko memanas-manasi Velly agar gadis itu lebih rajin menggoyangkan pinggulnya.

    Pak Joko mendekap pinggul Velly sambil menjatuhkan tubuhnya ke belakang, kini Vellylah yang memegang peranan penting dalam persetubuhan itu. Nafas Pak Joko terasa sesak ketika Velly mengibaskan rambutnya ke belakang, cantik sekali ketika gadis itu menatapnya sambil tersenyum malu.

    Pak Joko tambah sesak nafas ketika Velly menundukkan wajahnya, tangan Pak Joko mengelus-ngelus pinggang dan pinggul Velly sambil membalas lumatan Velly dengan lembut. Velly menumpukan tangannya pada dada Pak Joko yang berotot kemudian sambil tersenyum ia menghempas-hempaskan vaginanya.

    “Ahhhh.. Ahhhhh…. AHHHHH” desahan-desahan Velly terkadang terdengar keras ketika Pak Joko sesekali menghentakkan batang penisnya ke atas kuat-kuat menyambut hempasan vaginanya.

    Mata Pak Joko menatap payudara Velly yang melompat-lompat dengan indah, kedua tangannya meremas payudara itu, kemudian mengelusi putingnya.

    “Hssshhh Hsssssshhh Ahhhh Pakkk, Ohhhh enak sekali!! pakkk…Awwww… Awwwwwkkkssshh.” tangan Velly kini berpegangan pada tangan Pak Joko yang sedang meremasi induk payudaranya, hempasan vaginanya semakin lama semakin kuat dan cepat, berkali-kali Velly menjerit liar melampiaskan nafsu birahi yang meledak-ledak dengan hebat.

    “Unnnnhhhh….!! Blukkkkkk…..” tubuh Velly tiba-tiba roboh sambil menggeliat-geliat “Crrrr Crrr….” Velly tersenyum puas, kedua matanya terpejam-pejam, vaginanya terasa berkedut-kedut memuntahkan cairan klimaksnya.

    Pak Joko berbisik lembut “Kita coba sambil berdiri ya….”

    Velly mengangguk, gadis itu bangkit dari atas tubuh Pak Joko. Pak Joko memeluknya dari belakang, gadis itu kegelian ketika Pak Joko mencumbui tengkuknya, kemudian melakukan hisapan-hisapan lembut di lehernya. Velly membusungkan susunya ke depan sambil mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Pak Joko ketika merasakan telapak tangan pria itu mengusapi bulatan susunya sebelah bawah.

    “Lembut sekali…indah, Hemmmmm…” Pak Joko menggerayangi buah dada Velly sambil berkali-kali memuji keindahan dan kemulusan payudaranya yang sedang kenyal-kenyalnya akibat dirangsang oleh Pak Joko. Dijepitnya putting Velly kemudian dipilin-pilinnya dengan lembut, terkadang tangannya menggoyang-goyangkan bongkahan dada Velly.

    “Velly, Bapak pengen nyodomi kamu ya..” Pak Joko meminta dengan sopan

    Velly terdiam agaknya ia ragu-ragu, namun kemudian mengangguk pasrah.

    “Nungging sayang, nahhhh….” Pak Joko meminta agar Velly bersedia menunggingkan bokongnya, tangan Pak Joko menekan buah pantat Velly sampai anus gadis itu terekspose dengan jelas.

    “Haaaaaaaa…..” Velly menarik nafas panjang merasakan desakan kuat di lubang anusnya, kening gadis itu berkerut sedangkan mulutnya membentuk huruf “O”, tubuhnya berkali-kali terdorong ketika Pak Joko menghentakkan kepala kemaluannya berusaha melakukan penetrasi.

    “ARRRRRWWWHHHHH……!! “gadis itu menjerit keras ketika satu tusukan yang kuat tiba-tiba memaksa lubang anusnya untuk merekah, kemudian kemaluan Pak Joko menyodok pintu duburnya dengan sentakan-sentakan yang kuat.

    Pak Joko menahan pinggul Velly yang hendak melarikan diri, leher penisnya tertancap mengait lubang anus Velly yang merekah dan berkedut-kedut kuat mencengkram leher kemaluan Pak Joko. Lutut Velly goyah, perlahan-lahan, tubuh gadis itu melorot turun dan bersujud dengan posisi kedua lututnya yang sedikit mengangkang, Pak Joko ikut turun bersujud di belakang tubuhnya. Tangan Pak Joko yang kekar dan berotot membelit tubuh Velly dan memeluk erat-erat tubuh gadis itu, Pak Joko mendesakkan batang kemaluannya,

    sampai selangkangannya menyatu erat dengan buah pantat Velly yang bulat padat dan terasa halus ketika bergesekan dengan selangkangan dan perut Pak Joko yang berotot. Velly menolehkan kepalanya menyambut datangnya bibir Pak Joko yang melumat bibirnya.

    “Hmmmfffhhhh… Mmmmmmhhhh…., Mmmm” bibir Pak Joko melumat-lumat bibirnya sementara kedua tangan Pak Joko merayap ke depan mengelus lembut puncak payudaranya kemudian meremas-remas gundukan buah dadanya. Pada saat yang bersamaan Pak Joko memompakan batang kemaluannya keluar masuk menyodok-nyodok lubang anusnya.

    “Unngghh, Unnnggghhh, Unnnnnnnhhhh….!! ”

    berulang kali Velly mengeluh ketika merasakan sodokan-sodokan Pak Joko yang semakin lama semakin keras dan kencang merojok-rojok lubang anusnya.

    “Plokkk.. Plokkkk… Plokkkkk.. Plokkkk……”

    Suara hantaman selangkangan Pak Joko ketika membentur pantat gadis itu, Entah kenapa Velly malah rela biarpun lubang anusnya terasa sakit ketika disodok-sodok kuat oleh Pak Joko, sambil menggeliat-geliat perlahan-lahan Velly mengalungkan kedua tangannya ke belakang.

    “Hemmmm, He he he he….” Pak Joko semakin betah meremas-remas buah dada yang sengaja dibusungkan oleh pemiliknya, begitu kenyal, halus, putih dan lembut. Sesekali Pak Joko mencium gemas pipi Velly kemudian mengecupi dan mencumbui lehernya.

    “Enn Ngaaahhhhhhhhhhh…..!! Crrr Crrrr Crrrrr”

    “WHOWWW… Kecroootttt… Crooootttttt…..”

    Gadis itu menyandarkan kepalanya ke belakang, entah kenapa Velly tidak merasa seperti sedang diperkosa oleh Pak Joko. Mungkin karena Pak Joko begitu baik dan perhatian??? Tubuh Pak Joko yang tinggi besar dan berotot seperti Ade Rai tidak dapat menyembunyikan hati Pak Joko yang lembut.

    Pak Doni mengangkat Hpnya

    “Haloo, Oohhh kamu ?? gimana ??”

    “Ha Ha Ha Ha…bagus-bagus mantap…., rencana yang bagus ” Pak Doni terkekeh sambil membayangkan santapan lezat selanjutnya.

  • Mengintip Sepasang Muda Mudi Mesum Di Kamar Sebelah

    Mengintip Sepasang Muda Mudi Mesum Di Kamar Sebelah


    1113 views

    Cerita Sex ini berjudulMengintip Sepasang Muda Mudi Mesum Di Kamar SebelahCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Mengintip Sepasang Muda Mudi Mesum di Kamar Sebelah Setelah sebelumnya ada cerita seks bergambar Pembantu Yang Selalu Ingin Merasakan Kenikmatan Ngentot. selamat membaca.

    Mendung masih menggayut di luar sana, saat kualihkan pandangan dari mikroskop keluar menembus jendela kaca besar yang tertutup dengan rapat dan gedung-gedung tinggi di kejauhan tampak samar-samar. Mungkin sudah turun hujan di daerah sana. Masih terasa dingin juga, walaupun di luar belum turun hujan.

    Jam dinding di depan sana baru menunjukkan pukul 13:45, berarti masih ada sekitar 15 menit lagi sebelum jam praktikum ini selesai. Seluruh slide preparat sudah kupelajari dan rasanya tidak ada masalah. Seluruh jenis kuman yang ada sudah kukenal. Hanya memang ada 1 preparat yang mungkin sudah tua sehingga agak sulit untuk dilihat, namun akhirnya dapat juga, walaupun membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mencarinya.

    Tiba-tiba timbul rasa isengku untuk minta bantuan Caroline melihat preparat itu, soalnya pikiranku juga lagi suntuk, sekalian ingin memantapkan keyakinanku.

    “Carol, bantu gue dong. Ini preparat apaan sih? Gue susah nih ngeliatnya,” begitu pintaku pada doi.

    Caroline nama lengkapnya. Biasanya kupanggil Carol saja. Doi ini anak Surabaya asli. Tubuhnya lumayan besar tetapi cukup proporsional menurutku. Tinggi badannya sekitar 170 cm. Sangat tinggi untuk cewek Indonesia dan yang pasti doi ini punya buah dada yang sangat besar menurutku, seperti buah kelapa mendekati pepaya.

    Nah, bingung kan anda membayangkannya? Otak doi cukup lumayan berdasarkan pengamatan 2 tahun ini terhadapnya, soalnya dari angka-angka yang diumumkan pada tiap kali kami ujian, doi berada di ranking atas kalau tidak A, ya B.

    Oh ya, sistem ujian kami adalah kenaikan tingkat, jadi tidak ada yang namanya SKS. Pokoknya pegang saja mata kuliah pokok dan lulus, maka kami dapat naik tingkat. Asal yang minornya tidak jeblok banget.

    Terus ada enaknya lagi kalau sudah lulus tingkat 2 pasti jadi, maksudnya jadi dokter. Tidak ada lagi DO (drop out). Mau kuliah 10 tahun, lima belas tahun atau sampai bosan. Tetapi sekarang sudah diganti kurikulumnya menjadi sistem SKS yang membuat semakin susah kali ya?

    “Apaan sich… sini!” pinta doi menanggapi permintaanku.

    Terus doi putar mikroskopku ke arahnya, soalnya doi duduknya di depanku, jadi kalau doi mau membantuku tinggal putar badan terus berhadapan. Hanya terhalang oleh ujung meja yang sedikit dibuat tinggi untuk meletakkan stop kontak dan reagen pewarnaan saja. Jadi doi membantuku memperlihatkan mikroskop itu sambil nungging.

    “Busyet…,” tuch toket sekarang pas sekali bisa kulihat dari atas bajunya, soalnya doi memakai baju yang agak longgar terus nungging, jadi bisa terlihat dari ketinggian dengan leluasa. Tetapi kuperhatikan tidak ada bra-nya, terus turun ke bawah tetap tidak kelihatan ada bra-nya. Tetapi pentil susunya juga tidak keliatan.

    Membuat penasaran saja. Kalau bisa kuremas mau aku melakukannya, apalagi kalau diberikan gratis, betul tidak? Jadi semakin penasaran. Doi ini memakai bra, apa tidak ya? Tetapi kulihat samping kanan dan kirinya juga tidak terlihat ada tali bra-nya. Anehnya, kalau doi tidak pakai, masa doi berani? pikirku.

    Otak memang mikir tetapi adikku yang di bawah tidak mikir lagi kali ya? Soalnya langsung kencang saja minta perhatian yang lebih. Eh, lama-lama sakit juga. Salah setel kali ya? Jadi ya gitu, dengan gaya seadanya tetapi tanpa menarik perhatian publik tentunya, kukemudikan dulu ke jalur yang benar sehingga tidak mengganggu konsentrasi.

    Kira-kira 7-8 menit, akhirnya, “Fran, ini kayanya BTA? Tapi gue ngga yakin betul, eloe liat deh nih, gue udah passin,” begitu lapor doi.

    Dalam hati aku, “Memang betul BTA,” jadi ternyata benar keyakinanku. Apalagi dari 32 preparat yang ada memang kuman itu yang tidak ada di sediaan lainnya. Tetapi untuk menghormati doi, sekaligus menutup rasa dosaku, sudah melihat pemandangan indah dengan gratis, kemudian aku bangun dan memutari meja untuk melihat hasil pemeriksaan yang ditunjukkan oleh doi.

    Benar, seperti dugaanku. Ya sudah. Tidak lama terus bel bunyi. Kemudian, aku dan teman-teman lainnya mulai membereskan peralatannya dan memasukkannya ke lemari masing-masing, sebab baru dipertanggungjawabkan nanti di akhir semester untuk serah terima ke dosen pengajar labnya. Tidak lama kemudian kami keluar ruangan lab praktikum.

    Eh, ketika aku sudah di dalam lift untuk turun ke bawah. Sandro, temanku menegurku.

    “Fran, jadi ngga?” tanya Sandro. Bertanya apa memaksa, aku jadi bingung.

    “Jadi Dro,” seruku setelah sempat termenung sejenak.

    “Tolong bilangin ke temen-temen,” lanjutku kemudian sebelum pintu lift itu tertutup dan masih sempat kulihat Sandro mengacungkan ibu jarinya ke atas yang berarti dia mengerti dan menangkap pesanku.

    Sampai di bawah, wuiiih ramai sekali. Semua anak-anak berkumpul. Biasa, jam-jam seperti ini anak FE, FIA dan FH baru saja mau masuk kuliah. Biasanya anak FKIP, khususnya yang Psikologi lebih sore lagi.

    Gedung FK ini tepat di tengah-tengah, jadi anak-anak dari Fakultas lain suka berkumpul di bawah, mereka sedang duduk-duduk. Setelah memesan makanan kesukaanku, yaitu satekambing untuk mengisi perut yang hanya sempat diisi pagi tadi dengan semangkok soto Madura, kucari tempat duduk dan kulihat ada Sandra sedang makan sendirian.

    “San, kosong nich?” tanyaku padanya seraya duduk persis di depannya.

    Sebenarnya meja ini cukup untuk berempat, tetapi doi hanya sendirian.

    “He eh,” jawabnya singkat dan cukup judes menurut ukuranku.

    Anak itu boleh dibilang cantik. Tidak terlalu tinggi, sekitar 165 cm dengan tubuh sedang ideal. Kulitnya putih dengan rambut yang selalu dipotong sebahu. Sifatnya cukup pendiam, kalau bicara tenang, seakan memberikan kesan sabar, tetapi yang sering dibicarakan teman-teman adalah judesnya itu yang membuatku juga kadang-kadang tidak betah.

    Untungnya, aku tipe orang yang easy going, jadi jarang dimasukkan ke hati. Percuma buat kepala pusing. Tetapi yang aku harus angkat topi sama doi, otaknya, sangat encer. Sebetulnya doi masih muda, tetapi katanya waktu SD sempat loncat kelas, jadi saat ini doi masih berusia 17 tahun. Bayangkan, umur 17 tahun sudah tingkat II FK. Aje gileee!

    “Kok manyun San?” tanyaku basa-basi sedikit sebelum mulai makan, sebab kulihat juga raut wajah doi agak sepet.

    “Ngapain tadi eloe tanya-tanya ke Carol, apa eloe sendiri ngga bisa liat?” tanyanya ketus sekali.

    Kaget juga aku, aku di ketusin seperti ini. Tetapi memang benar feelingku, anak ini rasanya agak menaruh hati padaku. Tetapi bagaimana ya? Masalahnya aku belum ingin, paling tidak untuk saat ini. Masalahnya konsentrasiku saat ini adalah ingin jadi dokter dulu. Apalagi aku masih ingin happy-happy saja dulu. Jadi aku tidak tanggapin serius pertanyaan doi.

    Tetapi kujawab, “Oh…. bener San, soalnya tuh preparat udah lama kali yah, jadi kaga bagus lagi dan susah bener ngeliatnya. Tapi udah gue tandain kok.

    Pokoknya ada bunderan kecil di kanan bawah pake tinta hitam, itu adalah BTA (Basil Tahan Asam, biangnya penyakit TBC). Ingat lho di kanan bawah ada bunderan kecilnya. Terus…” Belum sempat kujelaskan semua, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dan bilang, “Jam berapa?”

    “Eh… eloe Ky, bentar yah, abis gue makan nih,” jawabku dengan penuh rasa syukur karena jadi sekarang kami tidak berdua saja dengan Sandra. Minimal ada pihak ketiga.

    “Ngga… ngga… ngga..,” tiba-tiba Sandra nyeletuk dengan nada tinggi dan cukup keras mengatasi kebisingan yang ada di kantin ini, saat Ricky hendak duduk di sampingku.

    “San, sebentar…,” pinta Ricky sejurus kemudian, karena doi juga terkejut dengan ucapan Sandra yang demikian tajam dengan nada tinggi.

    “Ngga… ngga… eloe ngerokok,” sahutnya ketus.

    Ricky memandangku meminta persetujuan, tetapi aku sedang malas berdebat, jadi aku hanya angkat bahu dan melanjutkan makan siangku secepatnya, biar tidak terlalu lama.

    Selesai makan, aku cepat-cepat pergi. Peduli amat, walaupun Sandra sepertinya masih sangat kesal, doi pikir aku tolol sekali ya. Tetapi tidak peduli, yang penting aku selamat. Betul, tidak? Di lapangan basket tempat biasa geng aku berkumpul, sudah kulihat cukup lengkap juga anggotanya. Siang hari yang mendung ini masih sempat kulihat si Paul melakukan lay-up terakhirnya sebelum kuberteriak untuk berangkat.

    Kami berenam, Sandro, Ricky, Paul, Hengky, Mardi yang sudah punya kerja sambilan. Saat ini kami menuju tempat kostnya Mardi dan terus ke kostku sendiri. Kami berjalan menyusuri gang-gang sempit di sekitar kampus ini. Kemudian, tidak lama kami sampai dan langsung naik ke atas, kamarnya Mardi ada di lantai dua.

    Di atas sini, seluruhnya ada 12 kamar. Maksudnya, 6-6 saling berhadapan. Umumnya satu kamar untuk berdua, tetapi Mardi mengambil 1 kamar untuk dia sendiri. Katanya dia tidak bisa belajar serius kalau ada teman sekamar, apalagi kalau dari lain jurusan, begitu alasannya. Bener apa tidak, silakan perkirakan sendiri. Sebelum masuk ke kamar Mardi, aku masih sempat memperhatikan kamar di sebelah Mardi. Masih gelap dan sepi, barangkali mereka belum pada pulang.

    Di kamar Mardi, wuuuiiiih… hampir seluruh dinding kamarnya penuh dengan poster dari ukuran yang kecil sampai sebesar meja belajar. Gambarnya memang tidak terlalu seru, seadanya. Kesanku sih begitu, berantakan tidak karuan. Yang penting menempel. Di situ ada gambar Madonna, Prince, Michael Jackson, terus artis-artis dari yang tidak terkenal dari Hong Kong dan juga Indonesia seperti: Yatti Octavia dan beberapa gambar pemain sepakbola yang aku tidak ketahui namanya.

    Maklum, aku bukan penggemar bola. Setelah kamar dikunci, Mardi memberikan contoh dengan mengupas perlahan gambar poster tadi di dinding yang terbuat dari kayu itu, dan segera menempelkan matanya pada lubang yang ada di balik poster itu. Ya sudah, kami berebutan mencari poster yang tentunya sesuai dengan ukuran tinggi tubuh kami.

    Dan, Ya ampun. Hampir di balik seluruh poster yang tertempel di dinding itu kebanyakan ada lubang untuk mengintip ke kamar sebelah. Aku sendiri memilih-milih lubang, satu cukup tinggi dan satunya lagi di bawah, yang kalau kami lihat harus berjongkok atau setengah tiduran.

    Yang lain juga sudah mendapatkan posisinya masing-masing. Dari balik lubang tempatku melihat tampak kamar di sebelah tertata dengan apik. Di seberang sana menempel ke dinding kanan ada ranjang, kemudian di sampingnya ada meja komputer, sedangkan yang di sebelah kiri ada pintu lagi, kamar mandi. Dari lubang di bawah, aku tidak dapat melihat banyak. Mungkin tepat di kolong meja. Meja belajar maksudnya.

    “Mar, jam berapa?” tanyaku, “ngga sabar nich.” sambil tiduran di lantai, sementara lampu di kamar tetap padam dan suasananya hening sekali.

    “Sebentar lagi, biasanya sich jam-jam segini,” sahutnya bingung.

    Eh, benar. Tidak lama terdengar pintu kamar ruang sebelah di buka dan setelah kami menunggu agak lama sedikit, perlahan-lahan kami mulai beraksi dengan membuka poster-poster sesuai pilihan kami masing-masing.

    Di kamar sebelah, kulihat ada cewek yang lagi minum langsung dari botolnya, dan tampak lehernya yang putih mulus dengan gerakan halus dari jakun yang sedang bekerja melancarkan air tersebut masuk ke tenggorokannya.

    Pemandangan ini membuat penisku mulai sedikit memberikan reaksi. Gila, pemandangan yang indah sekali. Cewek itu belum dapat kulihat dengan jelas. Yang pasti, rambutnya hitam, panjang sedikit melewati punggungnya dengan perawakan langsing dan tinggi sekitar 160 cm. Mengenakan kaos berwarna pink, tidak terlalu ketat dan rok mini yang juga berwarna pink.

    Pintu kamar mandi masih terbuka dan terdengar seseorang sedang menumpahkan air di sana dan ketika dia keluar. Ya ampun, aku kenal dengan anak ini. Si Andre, anak tehnik seangkatan dengan aku, dan kukenal doi karena sama-sama satu grup saat P4 dulu. Anaknya cukup supel dan aktif. Ketika kulihat lagi yang cewek, ternyata aku juga mengenalnya.

    Dia Irene, anak FE juga seangkatan denganku dan kami semua satu grup, Andre, Irene dan aku. Irene sendiri sempat dekat benar dengan aku, soalnya doi juga aktif dan sering berdiskusi dengan aku. Lebih tepatnya berdebat dalam session di P4 itu. Pokoknya seru kalau sudah berdebat dengan dia. Tetapi orangnya juga sportif. kalau aku benar dalam mempertahankan pendapat tentunya dengan jalan pikiran yang logis, pasti dia mengakuinya.

    Selama acara P4 yang 2 minggu lebih itu, Irene nempel terus ke aku. Dari aku sendiri suka-suka saja, soalnya aku juga belum punya banyak teman saat itu, demikian juga dia. Apalagi memang tidak ada ruginya dekat-dekat dengan cewek cantik. Dia dari Pontianak dan tidak banyak anak Pontianak yang masuk Jakarta untuk kuliah.

    Kalau si Andre sudah dari dulu dia mendekati Irene, jadi kami berdua sering jalan bersama. Andre adalah anak Surabaya, sama dengan Sandra, hanya saat itu aku lain group dengan Sandra, sehingga waktu itu belum dekat benar. Hanya sekedar tahu saja. Memang sudah berulang kali aku bertemu Iren sedang ngobrol bersama Andre.

    Akhirnya dapat juga Andre mendekati Irene dan geli juga aku mengingatnya, sebab dari dulu Andre juga pernah bertanya kepadaku, lebih tepat mancing-mancing perasaanku ke Irene. Tetapi kubilang ambil saja kalau dia mau. Bubar P4 masih seminggu lebih lagi, aku dekat dengan Irene, sebab kami sama-sama diminta menjadi anggota tim perumus akhir P4.

    Sesudah itu kami bubaran karena kuliahku teratur dari pagi jam 7 sampai jam 2 siang, sedangkan doi tidak tentu. Sesudih itu aku juga tidak terlalu memperhatikannya. Jadi semakin lama semakin jarang bertemu, sampai hari ini baru aku lihat lagi.

    Andre sempat mengecup pipi Irene sebelum doi duduk dan sibuk di depan komputer, sedangkan Irene kemudian berjalan menuju ke arahku. Semakin dekat… dekat… dekat… Wah gawat, aku menjadi deg… deg… degkan tidak menentu. Saat itu Irene begitu dekat hingga bisa kulihat dengan hanya dibatasi dinding kayu. Kalau ketahuan aku sedang mengintip kan tengsin juga aku.

    Walaupun hati ini kebat-kebit, untung aku masih ingat benar ilmunya si Mardi. Jangan sekali-kali bergerak kalau posisinya begitu, apalagi sampai mengangkat mata dari lubang, karena akan ada sinar yang masuk melalui celah dan itu bahaya besar, bisa membangkitkan perhatian. Kalau mungkin malah jangan berkedip.

    Jadi kutahan mataku untuk menutup lubang itu, sambil berdoa semoga tidak ketahuan, he… he… he… Sudah salah masih minta slamat, dasar manusia, jadi manusiawi.

    Setelah agak lama Irene tenggelam dalam kesibukannya dan aku merasa aman, perlahan kuangkat mata dari lubang itu dan kututup kembali dengan poster. Kemudian aku pindah ke lubang yang ada di bawah meja. Sekarang yang tampak adalah sepasang kaki yang sangat indah hingga ke pangkal paha putih mulus dengan posisi kaki disilangkan, yang kanan menindih yang kiri. Cukup lama aku mengagumi hal ini dan kemudian tiba-tiba kaki tersebut bergerak.

    Sekarang ganti kaki kiri yang menumpang di kaki kanan. Saat perpindahan itu sempat terlihat CD doi. Kayanya warna pink juga tetapi sayangnya singkat sekali sehingga tidak sempat kunikmati. Dengan sabar aku menanti kembali gerakan-gerakan yang tentunya kuharapkan memberikan pandangan hidup yang lebih baik lagi. Tetapi kok tidak kunjung tiba, sampai akhirnya penantianku membuahkan hasil. Kakinya sedikit terbuka mengangkang dengan tubuh yang mungkin di condongkan ke meja.

    Sekarang dapat ku lihat belahan paha bagian dalam terus menyusur ke dalam dengan cahaya seadanya (karena di kolong meja), terus ke dalam memberikan gairah tersendiri yang tanpa sadar penisku juga sudah mulai menegang. Rasanya ingin segera mencari lubang itu dan menyelami dasarnya. Doi memakai celana berwarna pink dari bahan yang tidak terlalu tebal sehingga masih berbayang rumput hitamnya yang cukup tebal di tengah.

    Uh, indah sekali. Lima belas menit sudah berlalu rasanya dan belum ada aktifitas lebih lanjut. Lama-lama pegel juga mata dan bosan juga. Itu lagi itu lagi. Dan penisku juga sudah mulai surut, sementara yang diintip diam saja. Lama-lama kakiku yang kesemutan sendiri. Jadi kututup lagi lubang itu. Sekarang aku tiduran di lantai disusul oleh yang lain.

    Bosan juga rupanya mereka. Orang tidak ngapa-ngapain kok diintip. Samar-samar masih sempat kudengar hujan mulai turun di luar dan rasanya belum terlalu lama aku tidur ketika kakiku di sepak-sepak Paul. Sialan.

    Dalam hati, baru juga mau tidur sebentar saja ada yang ganggu. Dan eh, langsung aku segera bangun, karena teman-temanku sudah sedang asyik di posisi masing-masing. Hanya aku yang ketinggalan. Rasanya aku tertidur tidak terlalu lama. Apa aku pules benar ya?

    Cepat-cepat saja kubuka lagi lubang yang punyaku dan segera kuintip.

    “Hhhggg… hggg…” desah Irene sambil mengacak rambut Andre. Kulihat Irene duduk di tepi ranjang, sedangkan Andre berlutut di hadapannya sedang sibuk menjilat belahan paha bagian dalam.

    Tubuh mulus bagian atas Irene sendiri sudah terbuka, demikian juga dengan branya yang tidak terlihat lagi ada dimana. Buah dadanya kencang sekali, cukup besar dan menantang. Gila, tubuhnya putih mulus benar. Nyesel juga, kenapa dulu tidak kuhajar saja.

    Saat itu penisku juga tidak tanggung-tanggung langsung bangun, tegang sekali. Sialan juga temen-temen yang lain, terlambat membangunkanku. Seperti apa permulaannya kan aku tidak lihat.

    “Aaaccchhh…” desah nikmat Irene seraya mendongakkan kepalanya ke belakang, dan leher jenjangnya benar-benar mempesona.

    Kemudian tangannya menyibakkan rambutnya ke belakang. Sungguh suatu paduan gerakan alami nan menawan. Sejurus kemudian dia membungkuk dan menarik kaos yang dikenakan Andre dan meletakkannya di lantai. Andre sendiri kemudian bangkit dan melepaskan celana yang dikenakannya termasuk celana dalamnya.

    Segera tampak senjata ampuh miliknya yang tentunya di sayang benar dan segera di lahap ujungnya perlahan oleh Irene, dan perlahan mulai mengocoknya berirama hingga pada akhirnya seluruh batang kemaluan itu tertelan oleh mulut Irene yang dihiasi bibir mungilnya. Milik Andre rasanya tidak sebesar punyaku, tapi yang di sana rupanya lebih beruntung dari yang punyaku, he he he.

    “Ren… ach… ach…” rintih Andre yang memuncak nafsunya.

    Kemudian dikeluarkannya batang itu dan segera Andre mengangkat kaki Irene dan menarik celana dalam serta rok mininya dan terlepas seluruhnya. Tetapi tidak sempat kulihat dengan jelas, karena Irene segera tertidur di ranjang dan tertutup oleh bayangan pantat Andre yang segera merebahkan tubuhnya di atas tubuh Irene dan mereka mulai bergelut.

    Sesaat kemudian, Andre turun dari tubuh Irene dan perlahan membelai tubuhnya mulai dari telinga kanan, leher, menyusuri bahu berputar-putar di sana sejenak dan terus turun mendekat bukit nan menjulang sebelah kanan dan mendaki namun tidak sampai menyentuh putting. Justru puting itu diam-bil dari puncaknya dengan lidah Andre yang sekarang mulai aktif memainkan peranannya.

    “Ssshhh… achhh…” rintih Irene nikmat.

    Sekarang tangan kanan Andre sudah semakin menurun dan mencapai perut, terus turun tepat di jalur tengah menuju pusat, mulai menyibakkan rumput hitam lebat.

    “Dre… hhhggg.. hhhggg..”

    Tangan kanan Andre sekarang sibuk tepat di pusat itu dan nampak Irene sangat menikmatinya. Perlahan kaki Irene sudah semakin terbuka lebar dan Andre pun sudah kembali mengambil posisi siap di atas. Perlahan Andre mulai menurunkan kaki ketiganya dan menembus, membuka liang nikmat itu perlahan tetapi pasti, seiring dengan kaki Irene yang panjang menekuk menyambut tamunya yang memberikan kenikmatan duniawi.

    Memang di sana adalah surga dunia. Andre bergerak perlahan memompa, yang tidak lama kemudian sudah seirama dengan gerakan Irene yang diiringi nafas memburu dari Andre dan desah lirih tiada henti dari Irene. Gerakan bergelombang itu membangkitkan minat para pengintip termasuk aku. Dan kuyakin di dalam sana burungku juga pasti sudah mulai kebasahan.

    Pada satu kesempatan, Andre melepaskan penisnya dari genggaman liang vagina Irene, dan berbaring di samping tubuh Irene, yang disusul oleh Irene menaiki tubuh Andre. Setelah Irene menyibakkan rambutnya yang kusut ke belakang dia pun mulai mencari dan memberikan pengarahan kepada burung Andre untuk mencapai sarangnya. Sesaat kemudian gerakan mereka kembali berirama dan kulihat rambut Irene sekarang mulai menempel di tubuhnya yang berkeringat.

    Hal itu memberikan pemandangan indah tersendiri, terlebih ketika Irene mendongakkan kepalanya meresapi kenikmatan yang datang. Sejurus kemudian Irene membungkukkan tubuhnya ke depan dan bertumpu pada kedua lengannya sementara pinggulnya terus memainkan gerakan indah berirama turun-naik turun-naik berulang-ulang. Irene menarik rambutnya ke depan dan menutupi buah dadanya yang sebelah kiri, tidak terurai oleh karena sudah basah oleh keringat.

    Diterangi cahaya lampu yang minim itu, sekarang aku dapat melihat pundak dan punggung Irene yang putih mulus itu mulai berminyak dan timbul bintik-bintik keringat licin yang semakin mengoyak kesetiaan iman. Gerakan semakin binal dan menuju puncak hingga pada suatu titik.

    “Ren, nyam… pe…” pekik Andre tertahan.

    Saat itu pula segera Irene melepaskannya dan menyambut semburan kental dari pipa milik Andre ke dalam mulutnya. Masih sempat terlihat semburan yang pertama mengenai muka dan sedikit rambut Irene sebelum seluruhnya tenggelam dalam kegelapan kerongkongan Irene.

    Setelah terdiam beberapa saat, Andre bangkit dan mengangkat kaki Irene ke atas dan segera lidah Andre terjulur memainkan klitoris milik Irene, mulai dari gerakan perlahan namun segera menjadi cepat seiring dengan bahasa tubuh Irene menggeliat kian kemari hingga akhirnya.

    “Ach… ccchhh,” desis Irene yang disertai dengan gerakan kakinya yang mengejang keras lurus mirip kaki ayam disembelih nikmat yang tiada tara.

    Dan, “Brukkk…” derit ranjang itu berbunyi pada saat Andre rubuh menjatuhkan tubuhnya untuk saling berimpit bersentuhan dan menikmati sisa nikmat yang ada bersamanya. Kami semua terdiam karena demikian terpesona menikmati live show yang baru saja diperagakan lebih nikmat dibandingkan nonton BF yang seringkali kami lihat bersama seusai kuliah ini.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Gelora Gadis Muda

    Gelora Gadis Muda


    850 views

    Cerita Sex ini berjudulGelora Gadis MudaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Cerita ini terjadi saat Dino berumur kirakira 22 tahun. Pada masamasanya dimana keinginan mencoba segala hal baru selalu mendorong setiap perbuatan manusia. Hanya logika dan iman yang kuat yang dapat mengalahkan setiap keinginan itu. Dan Dino tidaklah termasuk pada golongan yang disebutkan diatas.

    Pada masa masa itu sepertinya kehadiran seorang teman sangatlah penting. (..masa sich..?) Begitu juga Dino yang memiliki banyak teman itu tak pernah merasa sepi. Ada saja teman yang mendampinginya, baik saat saat mereka bepergian ataupun kumpulkumpul bersama.

    Biasanya yang selalu menjadi obrolan mereka apabila telah suntuk adalah para gadis gadis. Ada saja cerita mengenai gadis gadis yang kadang membuat mereka penasaran, melongo dengan takjub atau tertawa terpingkal pingkal.Â

    Pada suatu sore Dino mendapat telepon dari temannya Dudi, yang tinggal di seputaran wilayah Buahbatu. Dudi memintanya datang sore itu juga.

    Ada apa ya dengan Dudi ini..?tanya Dino dalam hati.

    Tetapi biasanya Dudi ini selalu membuat kejutan. Ada saja hal yang tidak di duga Dino dan teman temannya yang dilakukan Dudi. Tapi sejauh ini halhal tersebut adalah hal hal positif (dari sudut pandang siapa ?he..he..). Tak berpikir panjang Dino menyanggupinya.

    Sabtu sore itu Dino meluncur di jalanan, menggunakan mobil yang dipinjamnya kepada ortu nya dengan berbagai alasan. Mengenakan jeans dan kaos berkrah setelah mandi sebelumnya ( ..rapi sekali..!!). Sambil menyetir mulutnya bersiul mengikuti irama lagu riang yang terdengar mengalun dari Clarion, tape mobil masa itu. Jalanan belumlah seramai sekarang, sehingga tidak harus berkonsentrasi penuh menjalankan kendaraan.

    Berbelok ke kanan pada lampu traffic, terus melaju dengan lancar. Kurang lebih 15 menit melaju di jalan Buahbatu itu kemudian berbelok ke kiri, masuk pada jalan kecil. Daerah itu merupakan tempat kediaman yang cukup strategis. Karena terletak dekat kota dan hamper semua penduduknya merupakan penduduk asli.

    Bangunan yang berdiri di daerah itupun sebagian besar adalah bangunan lama gaya tahun 6070an. Meskipun tidak sebagus bangunan bangunan di daerah jalan dago. Katanya daerah ini merupakan daerah pemukiman pekerjapekerja administrasi pada jaman tersebut.

    Setelah berbelok ke kanan pada ujung jalannya, mobil yang di kendarai Dino berhenti 200 meter dari belokan terakhir. Terlihat Dudi yang sebelumnya duduk di sebuah warung mendatanginya. Menyapanya dengan hangat.

    Nah,datang juga ujar Dudi setelah berada di samping mobil.Santai kan.?tanyanya.
    Ayo ke rumah duluajakn Dudi melangkah menuju arah rumahnya yan masuk ke dalam dari jalan tersebut.

    Setelah mengunci mobil, Dino berjalan mengikuti langkahnya dari belakang. Berbelok ke kanan, terus samapai pada sebuah belokan jalan kecil yang juga merupakan jalan masuk ke rumah Dudi temannya itu.Begitu memasuki pintu,.

    Duduk No, oh ya kenalin ini, Neng Indri, satunya Dian. Ujar Dudi menyilakan.
    Dian itu cewekku.., jangan di ganggukelakar Dudi menambahkan
    Dino
    Dian
    Indri sahut gadis muda yang tengah duduk di kursi di ruang tamu tersebut.
    Ini lho neng., Aa Dino yang Aa ceritakan kemarin itu terang Dudi sambil mengocok sendok pada gelas minum yang tengah ia bikinkan.

    Gadis yang mungil bisikku dalam hati menatap Indri. Manis wajahnya yang masih polos, tapi leluklekuk tubuhnya telah membentuk.

    Sebentar ya., Aa Dudi salin duluteriak Dudi dari kamarnya setelah menghidangkan 3 cangkir teh hangat.

    Dino menyeruputnya, hmm begitu nikmat rasanya di sore ini. Tak lupa sebatang rokok menyelip di bibirnya menemani pembicaraan mengalir diantara mereka. Indri ternyata tidaklah sepolos wajahnya, pembicaraan yang Dino lontarkan dapat di imbanginya dengan baik. Berbeda dengan Dian yang lebih banyak diam.

    Hmm anak ini cukup bagus juga wawasannya..batinku kembali berbisik.
    Yok kita berangkat.ajak Dudi yang telah rapih keluar dari kamarnya.

    Berempat kami melangkah ke luar dari rumah itu setelah pamit pada orang tuanya Dudi.

    Neng di depan ya.?perintah pada Indri.
    Aa mo pacaran di belakang, jangan liatliat yakelakar Dudi sambil memeluk pinggang Dian.

    Dian tersenyum kecil mencubit pinggang Dudi. Mobilpun melaju.

    Kemana kita ni Dud..Tanya Dino melihat dari spion.
    Ohya bisa antar ke teteh dulu kan. Jawab Dudi sambil memberitahu alamat kakaknya itu.

    Mobil pun mengarah ke selatan menuju rumah kakaknya Dudi. Dan sepanjang perjalanan itu Indri berbicara, mengajak ngobrol Dino. Adaada saja bahan pembicaraannya sehingga kekakuan mulai tersa mencair.

    30 menit kemudian mobilpun menepi pada sebuah rumah di sebuah komplek. Dudi keluar sambil menggamit Dian.

    Sebentar ya Noujarnya melangkah memasuki halaman rumah tersebut.

    Entah ada apa keperluannya Dino tak mengerti.

    Biar sajalah..toh ada Indri yang menemaniku ngobrolbatinnya.

    Dan pembicaran mereka berdua di mobilpun semakin hangat. Dino sangat respek pada gadis mungil itu. Kadangkadang mereka berdua tertawa bersama. Celotehannya itu tak ada hentihentinya. Tak lama Dudi pun datang kembali diiring Dian dan tetehnya Dudi.

    Setelah basa basi sesaat merekapun berangkat. Menuju selatan lagi ke sebuah tempat pariwisata seperti usul Dudi. Dino mengilkuti saja, pengen tau apa kelanjutan rencana Dudi teman baikknya itu.

    Adzan magrib berkumandang saat mereka sampai di tepian sebuah danau. Embun sudah mulai turun. Dudi melangkah di ikuti Dian menuju sebuah warung. Langsung duduk bersila.

    No, Indri mo pesan apa..teriak Dudi melongokkan wajahnya di jendela warung.

    Dino menatap pada gadis muda di sampingnya

    .Aa mau pesan kopi dengan jagung bakar, Indri pesan apaTanya Dino.
    Hmm.teh manis dengan itu..tu, gorengan.. jawabnya tersenyum.

    Manis sekali senyumannya..

    Dud, kopi satu, teh manis satu, jagung bakar dan gorenganteriak Dino.
    Ga pakai lama ya..tambah Dino.

    Kembali mereka berdua tenggelam dalam percakapan yang hangat. Saling berkelakar, ataupun berbincang serius. Pesanan pun datang, yang langsung di terima Dino. Meletakkan minuman mereka di dashboard, dan memberikan sepiring gorengan kepada Indri.

    Dan sambil memgunyah makanan mereka masingmasing obrolan pun mengalir kembali. Embun makin turun, sehingga jarak pandang menjadi semakin pendek. Cahaya lampu di warungpun tak cukup menerangi mereka berdua yang berada di dalam mobil.

    Ayo kita pulang.. terdengar suara Dudi mendekat.

    Dino dan Indri serempak terperanjat.

    Bikin kaget aja kamu Dudujar Dino, mengemasi remah remah sisa makanan mereka yang tak habis.
    Ini kembalikan dulu piring dan gelasnya..ujar Dino menyerahkan piring dan gelas yang telah kosong.

    Berlari kecil Dudi menuju warung, menyerahkan benda tersebut ke tangan seprang ibu tua pedagang warung tersebut, lalu kembali menuju mobil di tengah gerimis yang turun.

    Uh..dingin.ujarnya menutupkan pintu mobil.

    Tak kecuali Dian yang telah berada di dalam mobil menggemeletukkan bibirnya.Langsung saja mobil berangkat, merayap pelan, karena pandangan yang terbatas akibat gerimis dan kabut. Setelah sampai di jalan utama mobil langsung Dino arahkan menuju kostannya Dian sebagaimana petunjuknya.

    Aku nginap disini.ujar Dudi mengedipkan mata.Dino melongo, tak bisa berkatakata.
    Trus bagaimana aku dengan Indri gadis muda ini? pik1r Dino.

    Sambil menjalankan mobil perlahan. Bingung tak tau harus bagaimana.

    Indri Aa anterin pulang jam segini ga papa? Tanya Dino harapharap cemas.
    Jangan A jangan kerumah, sudah terlalu malam..sahutnya denganmata bingung.
    Teruss Pokoknya jangan ke rumah aja..ujarnya manja.

    Terus terang, Dino bingung sekali saat itu, uang yang ada di dompetnya saat itu tak mencukupi untuk menginap di hotel. Pikirannya terus berputar .Akhirnya teringat ia pada Nunu, temannya sekomplek yang rumahnya biasa menjadi tempat berkumpul temantemannya. Rumahnya hanya di isi oleh Nunu seorang sebab orangtuanya selalu berada di luar kota.

    Kesanalah mobil Dino mengarahkan mobilnya. Tepat jam 11 malam itu mobil putih dan isinya tiba di halaman rumah kecil tersebut. Kecil tapi cukup resik.Melongok dari celah pintu sebuah wajah lugu temannya itu.

    Ada apa Din, malammalam gini.?tanyanya sambil menyilakan masuk.

    Dino segera mendekat dan mengatakan hal yang membuatnya bingung. Nunu manggutmanggut dan mengerti keadaannya. Lalu ia bergerak ke sebuah kamar yang kosong yang diperuntukkan untuk tamu.

    Setelah mencuci muka dan bersihbersih, mereka bertiga pun ngobrol di ruang tamu dengan hangat. Cukup akrab memang. Tak terasa waktu berlalu hingga Nunu yang tadi telah mengantuk kembali menguap.

    Kalian teruskan saja ngobrol, aku tidur dulu sudah ga kuat.Ujarnya beranjak menuju kamarnya.
    Ok bos.sahut Dino dan Indri berbarengan.

    Kembali mereka tengeelam dalam percakapan hangat, cukup intim malah. Indri bersandar di bahu di dada Dino. Menonton acara TV yang membosankan. Dino mengeluselus bahu Indri memberikan kenyamanan perlindungan.

    Mengharumi rambut gadis muda tersebut. Rasa hangat mengalir dari tubuh yang berdempetan tersebut, menyebar ke seluruh relung tubuh. Kadang mulut Dino mencium ubunubun gadia muda itu, tak ingin kehilangan rasa wangi yang terbersit disana.

    Abisik Indri hamper tak terdengar.Hmm..gumam Dino menanggapi.
    Indri ngantuk.ucapnya perlahan.
    Ya sudah kamu ke kamar saja.., Aa biar disini saja , ga enak sama Nunujelas Dino.

    Indri bangkit dan tibatiba. Sebuah kecupan kecil dijatuhkannya pada pipi Dino dan langsung melangkah mnuju kamar..

    Dino terpana, terdiam, kembali tenggelam pada cara Tv yang membosankan itu. Menunggu kantuknya yang tak datangdatang juga. Akhirnya tak menunggu Dino pun bersiapsiap merebahkan dirinya di sofa di ruangan tengah tersebut Menatiksarung yang diberikan oleh Nunu. Baru saja matanya hendak terpejam.

    A..sebuah bisikan terdengar didepannya.
    Ng, ada apalgi..?tanya Dino .

    Terpaut pandangannya pada wajah Inri yang telah berada di depannya.

    Indri takutga mo tidur sendiri..ujarnya dengan ekspesi meyakinkan.
    Temanin Indri di kamar.ya A..tambahnya lagi sambil menyeret lengan Dino.

    Mau tak mau Dino terpaksa bangkit, mengikuti gadis muda yang menarik tangannya memasuki kamar. Indri menutupkan pintu kamar tersebut perlahan. Gadis itupun berbaring di sebelah kiri Dino memunggunginya. Gelisah ia rupanya. Terasakan dari gerakannya yang menjalar di kasur di ruangan itu.

    Kenapa., ga bisa tidur..?Tanya Dino berbisik.
    Aa belum tidur? Tanyanya.
    Ga tau nih mata ga mo terpejam..tambahnya lagi seraya membalikkan badan, menatap ke arah Dino.
    Dino menundukkan wajahnya menatap mata gadis muda tersebut. Menarik dan mendekapnya hangat.

    Ya, kesini deh lebih mendekat ke Aapinta Dino lembut. Gadis muda itu menggeser tubuhnya, merebahkan kepalanya di dada Dino.

    Mendengarkan debur jantung lelaki itu berdegup bergemuruh. Dino mengecup kepala gadis muda itu dengan lembut, mengirimkan berjuta kedamaian. Indri mengangkat wajahnya, memandang ke arah Dino. Kembali kecupan di jatuhkan Dino, kini pada kening yang di hiasi rambutrambut halus. Perlahan sekali, sangat perlahan..

    Setelah kecupan itu berlalu, Indri membuka matanya dan sambil menatap Dino bergerak keatas mewnjajari wajah lelaki itu. Diiringi kedua bola matanya meredup bibirnya mengecup lembut bibir Dino. Lembut dan segar sekali bibir Indri ini batin Dino.

    Dino bergerak mengambil inisiatif atas kesamaan hasrat yang terbaca sudah. Mengait bibir lembut yang bergerak menjauh. Segera melumatnya dengan hangat. Kedua bola mata Indri terbelalak lalu meredup pelan, ikut larut dalam irama alunan gelora hasrat yang mulai terbersit dalam dirinya. Kini kedua bibir mereka bertautan erat, saling melumat dan mengulum, membangkitkan hangatnya bara asmara dalam kebersamaan.

    Mmmfhh..desah Indri perlahan.

    Lidah Dino kini mencoba lebih intens, menyelusup melalui ke dua bibir lembut milik gadis muda itu, mencoba menemukan pasangannya. Kemudan mengait lidah lancip sang gadis mengajaknya bercengkrama dalam kelembutan basah mulutnya. Indri pun tak kalah hangatnya membalas. Lidah mereka saling berpalun, saling membelit dengan panasnya.

    Tangan kiri Dino menjalar turun. Menyelusur di sepanjang punggung sang gadis, mengirimkan kehangatan di sepanjang perjalanannya. Bibir mereka masih bertaut makin erat, saling melumat tak hentihentinya.

    Tangan Dino terus turun, meluncur di sepanjang kaos ketatnya Indri, terus ke bawah, menaik pada pinggang yang ramping menemukan bongkahan yang masih dilapisi rok tersebut. Meremasnya lembut!!!

    Indri membuka matanya, bergerak perlahan menaiki tubuh Dino. Dan kembali melumat dan menngulum seperti sebelumnya. Tangan kanan Dino bergerak, Menyusuri bagian samping tubuh gadis muda itu , mengelusnya perlahan, terus naik turun , kadang bergerak agak kedepan menyentuh pangkal bulatan dadanya , mengelus denganibu jarinya.

    Uhhhhh.Rintih gadis muda itu perlahan. Tubuhnya sedikit mengangkat memberikan ruang gerak keleluasaan pada jari Dino. Sementara tangan yang sebelah lagi tak hentihentinya meremas dan mengelus di belakang.

    Tak cukup begitu jari Kino menyelusup ke balik kaos yang dikenakan Indri, meraba kehalusan kulit tubuh sang gadis, mengelusnya sambil bergerak naik, menemukan bongkahan dadanya yang masih terbalut bra tersebut. Tangan Dino bergerak terus menyelinap ke balik pembungkus dada tersebut!!!

    Menemukan bulatan padat kenyal berlapiskan kulit halus yang hangat. Merabanya dan mengelusnya dengan lembut, jarinya tak berhenti menaiki bulatan padat tersebut, menemukan putik mungil di puncaknya. Memilinnya perlahan.!!!

    Ouhhhh..Desis Indri menggeliatkan tubuhnya. Rasa geli gatal melanda syarafsyaraf kewanitaannya.
    Terus.A..batinnya menyetujui tindakan Dino. Bibir Indri turun mengecup bola mata Dino, bergerak kesamping melumat cuping telinga Dino dengan ganas

    Dino merasa kegelian atas perlakuan Indri pada telinganya. Langsung di peluknya tubuh mungil tersebut, Ia bangkit hingga terdudukdengan Indri dalam pangkuannya. Menarik lepas kaos gadis muda tersebut hingga lepas.

    Tak ketinggalan dengan bra dan roknya. Indri p[un berbuat sama, melepaskan pakaian Dino Dan kini mereka hanya di lapisi oleh secarik kain tipis yang menutupi selangkangan mereka masingmasing.

    Sambil dalam posisi demikian mereka kembali saling melumat dan mengulum. Lidah Dino menjalari leher gadis muda itu. Menjilati permukaannya di sepanjang perjalannannya, terus menaik menjumpai pangkal telinganya. Menjilati bagian belakang telinga tersebut berkalikali. Terus mengulum cuping teringa tersebut dengan rakusnya.

    Ahhh.erang Indri. Tubuhnya mulai berkelejatkelejat di pangkuan Dino.

    Pinggulnya secara demonstratif bergoyang, mengekspresikan kegeliab dan kegatalan yang melandanya. Akibat goyangan tersebut kewanitaannya yang terlapis oleh kain tipis itu menggerus batang kejantanan Dino yang telah tegak , malah kegelian dan kegatalannya makin memuncak.

    Wajah dan bibir Dino kini beralih pada bulatan padat di dada sang gadis. Mengecup di sekeliling bungkahan kenyal itu, menjilat di sepanjang lingkaran lerengnya. Berputar terus ke atas menuju puncaknya. Mengulum dengan kuat pada putik yang berada di puncak dada tersebut.

    Ouhhhhhh.Aa.erang gadis muda itu.

    Matanya terbeliak sesaat dan kembali meredup. Terdengar napasnya telah memburu. Desah dan rintih tak hentihentinya terdengar meluncur dari bibir munginya. Kadang bibirnya menganga melepaskan keluhan nikmatnya. Dino tak berhenti, bergantian dada kiri dan kanan Indri menerima lumatan dan kuluman yang tak kenal lelah,makin bersemangat dan makin ganas.!!!

    Indri tak tahan. Gelombang demi gelombang yang menderanya menaikkan tingkat birahinya pada titik yang lebih tinggi. Tak cukup hanya begitu,tangan mungilnya menjamah ke bawah. Terasa oleh Dino betapa pinggul gadis muda itu terangkat.

    Tak tau apa yang dilakukannya, hanya tibatiba tangan lentik itu telah berada kemabali diatas dengan menggenggam secarik segitiga satin, yang langsung di lontarkannya di atas kasur. Tak lama kembali terasa kedua tangan tersebut telah berada di pinggang Dino, menarik karet pakaian terakhirnya. Dino mengangkat tubuhnya memberikan keleluasaan pada sang gadis. Mereka kini telah telanjang.!!!

    Langsung tangan mungil itu kembali bergerak, terasa menggenggam batang berototnya yang telah tegak. Menempatkannya pada lepitan basah yang hangat. Pinggulnya bergerak intuitif bergoyang, mengurut dan membelai batang kenyal tersebut naik turun.

    Dino bergerak. Merangkul tubuh mungil gadis muda tersebut. Mendekapnya erat di tengah goyangan dan gerakan erotisnya. Menempelkan tubuh mereka yang telah berkeringat erat ke tubuhnya.

    Merasakan gosokan putik bulatan padat dada Indri pada dadanya. Merasakan api yang mkembakar mereka bergejolak makain membara, siap menghanguskan mereka.

    Kedua tangan Indri berpegangan pada bahu Dino. Pinggulnya tak henti bergerak, menggali semua kenikmatan yang ada di sepanjang batang kenyal lelaki yang ia duduki. Mata indahnya terpejam.

    Tibatiba tangan mungil Indri bergerak kembali ke bawah, menemukan batang berotot Dino yang telah tegak maksimal, menggengamnya dan menuntunya pada muara lepitan kewanitaannya, menggosok kepala membolanya dengan lepitan basahnya. Melumasinya berkalikali.

    Lengannya kembali pada pundak Dino seiring dengan kakinya yang kini berubah tumpuan. Lututnya kini menjadi tumpuan tubuhnya yang berada di pangkuan Dino. Perlahan tumpuan lututnya bergerak, melebar..!!!

    Ahhhh..pekik lirih Indri. Kedua lututnya yang melebar mengakibatkan tubuhnya turun.

    Lepitan basah kewanitaannya ikut turunmenyebabkan lepitan itu terkuak oleh batang tegar Dino. Menelan kepala membola itu dalam jepitan halus basah tetapi liat mencekal. Tubuh sang gadis mengejang sesaat. Kembali pinggulnya bergerak memutar.

    Ohhh. Aarintihnya lirih di sela gerakan tubuhnya di bawah.

    Dino merasakan kedua tangan Indri mencengkram erat pundaknya. Liang hangat di bawah terasa mencekal erat kepala batang tegarnya. Ditambah lagi dengan gerakan memutar pinggul sang gadis membuatnya tak bisa lagi menahan diri.

    Dipeluknya ketat tubuh Indri dengan kedua lengannya, hingga tubuh mungil tak dapat bergerak lagi. Lalu menggerakkan tubuhnya naik. Meneruskan pembukaan yang telah dilakukan sang gadis. Membenamkan batang tegarnya dalam kelembutan liat kewanitaan sang gadis. Mili demi mili batang berotot itu tenggelam,terbenam.

    Sungguh erat cekalannya.batin Dino.Bukan main punya Aa ini.batin Indri.

    Tak tahan oleh geli dan gatal yang melanda, Indri membenamkan giginya pada pundak Dino. Menggigitnya dengan gemas.

    Ahhhhhhh pekik Indri. Napasnya terengahengah seolaholah tengah berlari jauh.

    Akhirnya amblas sudah batang berotot Dino, terbenam utuh dalam kekenyalan liang kewanitaan Indri diringi pekikan kecilnya. Mereka terdiam sesaat, saling berpandangan lekat. Perlahan tubuh mungil Indri bergerak, naik turun dengan pelan.

    Mulai menggali semua kenikmatan yang akan memenuhinya, Makin lama temponya menaik. Terkadang bergerak maju mundur mengayunkan pinggulnya dengan konstan.

    Dino tak tinggal diam, mencoba menambah pasokan birahi dengan kembali melumat dan mengulum putik bongkahan dadanya yang telah mengeras, mengkilat oleh butirbutir keringat di timpa temaram cahaya. Bergerak seirama mengayunkan pimggulnya naik turun bak piston mesin mengebor.

    Gerakan mereka makin cepat. Dengus dan erangan tak hentinya terdengar dari kedua insane yang tengah mendayung perahu birahinya, di selingi kecipakkecipak pertemuan tubuh mereka di bawah. Tubuh mereka telah basah mengkilat dimanamana. Melicinkan gerakan merekan yang makin liar. Puncak makin mendekat.

    Lalu gerakan Indri mengayun pinggulnya berubah manjadi sangat cepat. Melentingkan tubuhnya ke belakang, memejamkan matanya.

    Ahhhh..pekiknya saat keputusan puncak di capainya.

    Kembali bergerak cepat memacu pinggulnya, Kembali sambil melentingkan tubuhnya menjerit terputusputus

    Ahhh, .ahhhhhh, ahhhh.gelombang yang lebih dahsyat menggulungnya,membolakbalikkan emosinya bercampur aduk.

    Melontarkannya ke langit berwarna warni. Tak kuat menahankannya, memeluk ketat bahu Dino seraya giginya telah membenam di pundak Dino. Rengekannya pecah sepanjang gelombang demi gelombang yang melandanya.

    Nggghh.rengek Indri dengan nafas tersengalsengal.

    Terasakan oleh Dino betapa liang tersebut bergerak peristaltik, mengurut dan memijat batang berototnya dalam tempo cepat. Dino tak tertahankan, makin cepat, selain menyempurnakan pencapaian sang gadis juga letupanletupan syarafnya hampir meledak.

    Memompa batangnya terus menerus tak henti. Mengenggam pinggul sang gadis denga kedua tangannya seolah olah tengah memaku sang gadis dengan batang berototnya pada liang yang telah basah di bawah.

    Arghhh..sambil menggeram Dino membenamkan batang berototnya sedalamdalamnya pada liang basah tersebut.

    Ototnya berdenyut sesaat. Bendungan laharnya meledak, berkejaran di sepanjang pembuluh darah batang berototnya menemukan pelepasannya. Menyembur dalam kehangatan liang yang mencekal erat, membasahi dan membanjirinya hingga tak tertampungkan dan mengalir perlahan ke muara liang tersebut.

    Hening sejenak. Mereka tenggelam dalam keletihan yang sangat. Meresapi sisa deburan gelombang yang masih terasa. Diam tak berkatakata

    Makasih..Aujar Indri lirih mengecup bibir Dino.
    Hmmm..gumam Dino tak menjawab, hanya dekapan lengannya makin erat pada tubuh mungil yang berkeringat tersebut.

    Tak dapat ia wujudkan kebanggan perasaannya. mengantarkan gadis muda itu menggapai puncak kenikmatan yang beruntun dalam persetubuhan ini.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Ngentot Rina

    Cerita Dewasa Ngentot Rina


    1291 views


    Perawanku – Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, sex, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya.

    Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

    Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi.
    Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.
    Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!

    Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian. katanya menyebut isteriku.

    Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

    Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..? kata isteriku ketika kuajak.

    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

    Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

    Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.

    Mas.., sekarang Mas..! pinta isteriku memelas.
    Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.
    Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?

    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.
    Sorenya Agus datang ke rumahku, Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..? tanyanya setelah kami berbasa-basi.

    Maksudmu apa Gus..? tanyaku heran.
    Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.

    Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.

    Agus langsung menambahkan, Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas. katanya tanpa malu-malu.

    Begini saja Mas, tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?

    Acara apa Gus..? tanyaku penasaran.
    Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?
    Pesta apaan..? Gila kamu.

    Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?

    Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

    Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang

    Kegilaan apa lagi ini..? batinku.Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

    Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya akulah yang melakukannya.


    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

    Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..! erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.

    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna.

    Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

    Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.

    Sshh.., akh..! Rini menggelinjang nikmat.

    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.

    Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

    Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

    Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

    Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.

    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!

    Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
    Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

    Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

    Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

    Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

    Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.


    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku.

    Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.

    Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku.

  • Cerita Sex Papaku Sayang

    Cerita Sex Papaku Sayang


    1295 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Papaku SayangCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perkenalkan namaku Niya, ini adalah kejadian nyata yang kualami kira-kira pertengahan tahun 2015 yang lalu. Papaku adalah seorang pensiunan, sementara ibuku seorang wanita karier. Kejadian ini kualami saat aku sedang istirahat sepulang sekolah. Dan berlanjut terus hingga sekarang. hingga aku mempunyai seorang putri buah cintaku dengan papaku. Sementara mamaku tahunya aku dihamili oleh mantan pacarku.

    Peristiwa yang kualami sejak 7 tahun yang lalu dan sampai kini masih terus terulang, entah sampai kapan aku bisa menghentikan semua ini.

    Cerita ini bermula ketika aku masih duduk dibangku kelas 2 SMA, saat itu pulang sekolah aku dapati rumah dalam keadaan sepi, aku nggak tahu mama yang biasanya dirumah siang itu tidak kujumpai dan papaku memang jam segitu biasanya masih sibuk dikantor, beliau adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta d kota MLG.

    Siang itu udara sangat panas, aku bergegas masuk kerumahku, aku memang setiap hari membawa kunci pintu rumah sendiri sehingga aku nggak perlu bingung seandainya aku pulang kerumah dan dirumah tidak ada orang.

    Aku masuk ke rumah dan langsung menuju ruang makan, aku melihat hidangan makan siang sudah disediakan oleh mama, tanpa pikir panjang, aku langsung makan dengan lahapnya, maklum aku sangat kelaparan siang itu ditambah lagi perjalan pulang kerumah dari sekolahku lumayan jauh. Selesai makan aku menuju ke kamar mandi, sekedar mencuci muka, tangan dan kakiku kemudian aku menuju ke kamarku untuk mengganti baju seragamku.

    Entah kenapa siang itu tidak seperti biasanya badanku terasa lelah sekali, aku rebahkan tubuhku ditempat tidur dan mencoba untuk tidur namun aku tidak juga bisa memejamkan mataku, aku malah teringat pada pacarku.

    Aku ingat beberapa hari yang lalu aku dipaksa melakukan hubungan intim oleh pacarku yang satu sekolah denganku, semula aku menolak tapi karena aku diancam akan diputuskan dan karena aku sangat mencintai pacarku akhirnya kamipun melakukan hubungan yang dilarang oleh agama itu.

    Dan siang ini tiba-tiba aku kangen sekali dengan pacarku, ingin sekali rasanya aku melakukan hubungan intim itu lagi. Aku mulai berkhayal dan gairahkupun mulai muncul. Kumasukkan tanganku kedalam celana dalamku dan mulai kumainkan jari-jariku di itilku, oh… rasanya nikmat sekali, tanganku yang satupun mulai meremas payu daraku.

    Siang itu aku melakukan masturbasi dikamarku karena aku tidak mampu membendung hasratku yang menggebu-gebu karena ingin bercinta. Aksiku tidak cukup sampai disitu, udara yang panas menuntunku untuk melepas seluruh pakaianku. Kubuka bajuku, celanaku, celana dalam, juga BHku. Rasanya lebih nyaman masturbasi dengan telanjang bulat.

    Aku terus menggelitik itilku dan sesekali memasukkan jariku kedalam memekku dan terus kurema-remas payudaraku sampai akhirnya aku klimaks. Tanpa terasa akhirnya aku tertidur setelah aku berhasil memuaskan diriku sendiri.

    Udara dingin kurasakan menyentuh kulitku,aku berusaha membuka mataku ,rupanya aku tertidur cukup lama, dan udara sore yang dingin telah membangunkan aku. Kubuka mataku perlahan pelan-pelan dan aku terkejut karena didepanku, disamping tempat tidurku kulihat seorang laki-laki berdiri dalam keadaan telanjang bulat sepertiku dan sedang menggenggam kontolnya dan mengocoknya.

    Hampir aku tidak percaya bahwa orang yang sedang melakukan onani itu adalah papaku sendiri sambil mengamati tubuhku yang telentang dalam keadaan telanjang. Aku dan papa sama-sama terkejut, segera kuraih bantal untuk menutupi tubuhku ini.

    Papa mendekatiku dan duduk disisi tempat tidurku sambil tangannya yang satu masih tetap memegangi kontolnya dan tangan kirinya mencoba mengelus rambutku.

    “Kenapa kamu tidur telanjang sayang?” Tanya papaku sambil membelai rambutku. Aku diam saja. Kubiarkan tangan papaku membelai rambutku. Seperti tersihir, sore itu aku diam saja dan tidak berusaha memberontak ketika papa berusaha membaringkan aku lagi, papa mengambil bantal yang kupakai untuk menutupi sebagian tubuhku, akupun tidak berusaha mempertahankan bantal itu.

    Kini aku benar-benar telanjang dan ditelanjangi oleh mata papaku. Papa berusaha berbaring dengan posisi menghadap kepadaku, dibelainya wajahku dan papa mengecup keningku. Melihat aku hanya diam papakupun makin berani beraksi, aku agak terkejut ketika tiba-tiba papa melumat bibirku, kali ini aku sedikit berontak namun tidak lama setelah itu akupun luluh dan mulai menikmati ciuman bibir bersama papaku. Tangan papa mulai bergerilya, disentuhnya dadaku dan diremas-remas.

    ”Oh…” nikmat sekali rasanya. Jari papa juga memelintir puting susuku yang masih kecil, aku tak kuasa untuk menolak perlakuan papaku itu. Mungkin karena aku tidak bereaksi dan bahkan terkesan menikmati makanya papa berani menindih tubuhku,

    Kurasakan sesuatu yang nikmat ketika kulit kami saling bersentuhan, papa terus melumat bibirku, memagut leherku dan kecupan bibirnya semakin kebawah hingga akhirnya sampai di buah dadaku yang sudah mengencang karena Menahan birahi, kedua tangan papa meremas-remas payudaraku dan sedangkan lidah dan mulutnya berusah menjilati dan mengulum pentilku yang ranum.

    Aku hanya bisa mendesah dan menggelinjang, rasanya nikmat sekali. Puas mempermaikan susuku papa mendekatkan mulutnya ke selangkanganku, dilebarkannya kakiku dan “Oh…zzzz.. ah…” papa menjilati memekku, lidah papa menjilat dari bagian memekku yang paling bawah sampai yang paling atas dan sesekali berhenti di itilku, digelitikknya itilku dengan gerakan lidahnya yang lincah.

    Aku benar-benar tak mampu berontak, aku benar-benar menikmati permainan papaku. Sesaat setelah itu papa mendekatkan kontolnya ke wajahku, tangan papa membimbing tanganku agar aku mau memegangnya dan mengulumnya.

    Aku lakukan saja, kontol papaku cukup besar dan panjang, lebih besar 2 kali lipat disbanding kontol pacarku yang masih SMA. Masih dalam posisi telentang kukocok dan kukulum kontol papa yang hampir tidak muat dimulutku, sesekali lidahku menyusuri kontol papa dan kudengar papa mendesah keenakan.

    Puas dengan aksiku papa mendekatkan kontolnya ke memekku, Kakiku yang dalam posisi mengangkang memudahkan papa untuk mendekatkan kontolnya di memekku, awalnya papa hanya menggesek-gesekkan kontolnya di itilku yang sudah basah.

    “Masukin pa.. “ pintaku lirih.

    “Iya sayang, sebentar ya..”

    “Ayo pa..Niya udah nggak tahan nih pa..oh…”

    Papa mulai mengarahkan kontolnya ke lubang memekku, ditekannya pelan-pelan, ditarik lagi, diulang-ulang karena memang memekku masih sempit. Papa agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya dan aku juga merasa perih di memekku tapi aku tahan karena kalah oleh birahiku yang menggebu.

    Berulang-ulang dan akhirnya,”bles..” kontol papa berhasil masuk ke memekku seluruhnya, rasanya sungguh luar biasa dan tidak bisa kugambarkan. Sesaat papa membiarkan kontolnya ditelan oleh memekku kemudian dengan hati-hati papa mulai melakukan gerakan maju mundur.

    “Enak nggak sayang?” Tanya papaku.

    “Enak sekali pa..oh….terus pa…”

    Entah berapa kali kontol papa mengocok memekku sampai akhirnya akupun berhasil mencapai klimaks.

    “Papa… oh.. lebih cepat pa.. “pintaku.

    Uuuugh..hah… ayo pa.. oh.. oh… Aku berhasil klimaks, urat-urat ditubuhku yang sempat menegang akhirnya mulai mengendur. Melihat aku lunglai tak berdaya papa menghentikan gerakan maju mundurnya dan menarik kontolnya keluar.

    “Oh sayang,..tolong dikocok sayang…” pinta papaku. Segera kuraih kontol papa yang masih kaku, kugenggam dan kukocok-kocok sampai akhirnya papa mendesah tertahan bersamaan dengan itu cairan putih dan kental menyembur dan mengenai dadaku. Banyak sekali cairan itu dan rupannya papa sangat puas dengan apa yang kulakukan.

    Setelah itu papa merebahkan diri disampingku, tubuhku dipeluknya erat sampai akhirnya kami tertidur bersamaan karena kelelahan. Malam kami baru bangun dan aku baru sadar bahwa seharian aku tidak melihat mama.

    “Mama kemana sih pa?” tanyaku ke papa.

    “Mama baru kerumah nenek di kampung”.

    Malam itu kuhabiskan waktu bersama papa sampai pagi, berkali-kali aku dan papa ngentot dengan berbagai gaya, dalam hati aku kagum dengan papaku yang sangat perkasa sampai akhirnya di pagi harinya aku bolos sekolah karena kecapekkan bercinta dengan papaku sendiri.

    Setelah peristiwa itu aku dan papa sering ngentot, bahkan sampai sekarang namun saat ini aku kuliah diluar kota jadinya kami tidak bisa sesering dulu melakukannya.

    Entah sampai kapan semua ini bisa berakhir, kadang aku tersiksa oleh perasaan bersalah dan dosa tapi aku sulit sekali untuk menghentikannya apalagi kalau ada papa didekatku.

    Habisnya enak banget sich xi xi xi. Apalagi kini aku telah mempunyai seorang putri buah cintaku dengan papaku, yang cantik, dan sehat. Mungkin kelak aku akan berhenti bila ada laki-laki yang mampu menerima keadaanku ini apa adanya, serta mencintaiku juga putriku dengan setulus hati

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper


    707 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper,Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya,

    setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut, “Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat” Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,

    “tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya, “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,

    “Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku, “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya, Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik,

    baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang,
    tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,

    Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,

    “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah.

    Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur, tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka, “Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku,

    “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!” Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,

    “maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam, “Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa,

    “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya, “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,

    “mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis, “he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku,

    “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku, “apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku, “teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku.

    Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa.

    Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi. “kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih, “ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,

    “siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sial bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku, “tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku, “makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,

    “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,

    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras, “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,

    “wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya, “aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,

    “oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang, Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.

    Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku, “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,

    “Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku, Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper

    “aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya, “nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,

    Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,

    “ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku, “aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,

    “tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan, Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,

    “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar, “oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,

    Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri, “ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku, “ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,

    “ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan, “ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar, “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,

    “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu, Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya, Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,

    “hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku, “pak, saya mohon cepat lakukan,” “ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,

    “tenang Bu, santai saja dulu?” Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang, “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku,

    “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya, pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,

    “Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa, “pak, tolong ku mohon,” kataku memelas, “Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,

    “Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa, “kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi “jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku, “bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,

    “memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku, Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya, “hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,

    “sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa, “eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,

    Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku, “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,

    “ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya, “AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam,

    “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku, “gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku, “eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,

    Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,

    “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku, “buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut,

    aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak, Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani,

    sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku, ******** Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku,

    semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri, “hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku,

    “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua, Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku, “bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan, “ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,

    “jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut, “oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,

    “maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas, setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku “pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya, Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,

    “Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku, “Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,

    “tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah, “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,

    “kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku “ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,” Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya.

    Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut, “hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang,

    “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi, “pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,

    “sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku. “aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang.

    “ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal, “aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku, “asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak,

    “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam, Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,

    “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku, “terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”

    “iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi, Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,

    “aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku, “ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku, “pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja

    Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya. Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,

    “ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar, “makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,

    Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya, “ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis, suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku,

    “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti, “bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku, “kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,

    “Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku, Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.

    Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yang tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Abg ML Di Hotel Di Ajak Pacar Setelah Lulus UN – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Abg ML Di Hotel Di Ajak Pacar Setelah Lulus UN – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1596 views

    Perawanku – Siang itu suasana di salah satu SMU negeri di Denpasar sangat hiruk-pikuk oleh ramainya pengumuman bagi siswa kelas 3 yang akan mengakhiri hari terakhir mereka di sekolah tercinta. Salah seorang gadis yang berbaju abu-abu dengan rambut panjang ikut berjubel diantara kerumunan murid-murid lainnya. Dia bernama Sarah siswa kelas 3 jurusan pariwisata, dengan tinggi yang 169 cm memudahkan bagi dirinya untuk melihat papan pengumuman, tanpa harus berada di kerumunan terdepan.

    Sarah adalah pacarku ketika aku masih bekerja di sebuah travel agent di Bali, sebelum aku pindah ke Lombok untuk menjadi pemain musik di cafe. Dengan senyum kemenangan dia mendatangi aku yang sedang berdiri tak jauh dari tempat parkir sepeda motor.

    “Mas Radit.. Aku lulus..,” teriaknya sembari memeluk aku.

    Yang aku sambut dengan mengulurkan tangan dan mendekapnya erat.

    “Syukur deh.. Sayang kamu bisa lulus” ujarku ikut gembira.

    Sesuai rencana sebelum acara pengumuman, Sarah mengajaku ke Kintamani apabila dia lulus. Sebagai ungkapan kegembiraannya atas berhasilnya dia menyelesaikan masa SMU dengan baik.

    Tanpa menunggu waktu lagi aku dan Sarah berangkat ke Kintamani, yang kebetulan siang itu udaranya cukup segar dan memang sebagai lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungannya.

    Kintamani selalu sejuk, apalagi menjelang senja dinginnya sampai menusuk tulang.

    Dengan mengendarai motor, aku menjalankannya tanpa perlu terburu-buru, karena aku nggak mau melewatkan saat-saat terindah berdua terlewatkan begitu saja. Tangan Sarah memeluk pinggangku erat, sesekali dia mencumbu belakang telingaku mesra. Tanpa terasa penisku yang berlapiskan celana jeans biru kesukaanku bergerak pelan, menandakan gejolak kelakianku mulai tergoda dengan adanya cumbuan-cumbuan Sarah yang lembut.

    Perjalanan ke Kintamani melewati jalan yang berkelok-kelok, dikanan jalan ada pemandangan danau bedugul yang sangat indah dengan airnya yang jernih, tapi sayang sore itu udaranya agak berkabut, sehingga mengganggu jarak pandang kita.

    Aku dan Sarah memutuskan untuk berhenti sesaat, sambil menikmati udara sore itu di Sebuah cafe kecil di tepian jalan yang pemandangannya langsung menghadap ke Danau Bedugul. Sambil memesan minuman hangat, aku mengeluarkan sebatang rokok kesukaanku dan menyalakannya sesaat, sebelum aku menghisapnya dalam-dalam.

    Aku dan Sarah Duduk memilih duduk di tempat yang agak ke pojok, karena kebetulan juga tempatnya cukup menguntungkan buat menikmati pemandangan ke Danau. Setelah menunggu beberapa saat minuman pesanan kita pun datang. Tanpa menunggu beberapa saat, sebelum pelayan pergi Sarah sudah terlebih dulu meminumnya hal ini di karenakan udara pegunungan yang berkabut sudah mulai terasa menusuk tulang belulang.

    Dengan lembut aku memeluk Sarah yang nampaknya mulai kedinginan.

    “Kamu kedinginan sayang?” Tanyaku

    “Iyah nih Mas..” katanya pelan.

    Sambil memeluk Sarah aku membisikan kata-kata mesra.

    “Radit hangatkan yah sayang..!” kataku lembut di belakang telinga.

    Sarah hanya tersenyum manis, tanpa berkomentar sambil mengedipkan matanya tanda setuju. Udara sepertinya sangat mendukung sekali sehingga aku dan Sarah semakin rapat berpelukan. Ketika ada keheningan sesaat diantara obrolan kita, tak pernah aku melewatkan untuk mengecup bibir Sarah yang ranum tanpa terpoles lisptick.

    “Ohh.. Mas..” desahnya ketika kecupan lembutku mengantarkannya melambung.

    Kemesraan kita di cafe tak berlangsung lama, dikarenakan hari mulai menjelang senja. Setelah membayar minuman yang kita pesan, aku menggandeng tangan Sarah dengan mesra untuk meninggalkan cafe dan mencari penginapan di sekitar Kintamani yang memang sudah dekat dari cafe tersebut.

    Tak lama berselang aku menemukan sebuah hotel yang tempatnya begitu cocok menurut kita berdua.
    Di Hotel itu tersedia restaurant yang pada malam harinya menyajikan acara live accustic musik.
    Sengaja aku memilih Hotel yang ada fasilitasnya seperti itu, karena aku juga pemain musik di cafe yang posisiku di band pemegang rythm sekaligus vokal.

    Setelah urusan dengan resepsionist selesai, aku mengajak Sarah berjalan ke arah kamar. Kamar kami sangat romantis, di depan ada taman dan pancuran air kecil dari sumber mata air sekitar Kintamani dan ada tempat duduknya yang di hiasi lampu temaram. Di dalam kamar aku langsung rebahan di tempat tidur, karena perjalanan kita dari denpasar sedikit melelahkan membuat pegal-pegal di persendian.

    “Mas.. Aku mau mandi dulu yah,” katanya.

    “Ntar keburu kedinginan, sekarang aja mulai terasa nih udaranya,” sahutnya lagi.

    “Kalau begitu kita sekalian aja mandi bareng,” godaku.

    “Boleh.. Siapa takut..” tantangnya kemudian.

    Dengan berlari kecil aku mengejar Sarah yang sudah sampai di depan kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi, aku langsung membuka kaosku dan hanya mengenakan celana pendek.

    “Sayang.. Ini kan hari bahagia kamu setelah kamu lulus” kataku kemudian.

    “iya aku tahu itu.. Lantas kenapa sayang?”tanya Sarah mesra.

    “Aku ingin memanjakan kamu dengan cara memandikan kamu mulai dari menggosok seluruh tubuh kamu, menyabuninya dan menyirami dengan shower,” kataku lagi.

    “Muachh..” seketika Sarah mengecup bibirku lembut.

    “Makasih sayang.. Kamu sudah manjain aku,” sahutnya lagi.

    Dengan lembut aku mulai membuka seragam SMU Sarah yang masih dikenakan saat itu. Di mulai dari hemnya aku buka kancing atasnya secara perlahan, sambil aku memandangi wajahnya yang manis serta dengan senyumnya yang penuh pesona. Setelah kancing kedua aku buka, maka terpampanglah keindahan bukit payudaranya yang berukuran 36b itu mencuat keluar kontras dengan branya yang berwarna hitam. Aku menyelesaikannya dengan kancing terakhir, sembari aku mengecup kecil bukit payudaranya yang lembut.

    Tinggallah rok abu-abunya yang belum aku sentuh. Sesaat aku mengecup kembali bibirnya yang menantang dengan sorot matanya yang pasrah. Kembali dengan perlahan aku membuka rok Sarah, yang aku awali dengan menurunkan ziper di belakangnya.

    “Srett..” bunyi ziper roknya ketika aku turunkan.

    Dengan sekali rengkuh, terlepaslah rok Sarah menyentuh lantai. Sarah saat itu mengenakan CD warna hitam juga, yang dikombinasikan renda di pinggir dan di bagian tengahnya, sehingga terpampanglah dengan transparan rerumputan hitam lebat melalui renda Cdnya.

    Dengan kedua tangan aku melanjutkam menurunkan CD hitamnya dan terpampanglah pemandangan yang membuat aku menelan ludah beberapa saat dan membuat kelakianku tergoda. Celana pendek yang aku kenakan telah menonjol sebelum aku melucuti pakaiannya, ditambah lagi sekarang dia sudah telanjang bulat di depanku.

    Dengan lembut aku mulai menyiramkan air dari shower ke seluruh tubuhnya. Yang aku lanjutkan dengan mulai menyabuni punggungnya, pinggulnya yang bahenol, serta betisnya yang jenjang. Yang membuat Sarah menggelinjang pelan.

    “Ohh.. Mas..” desahnya pelan.

    Setelah bagian belakang selesai aku sabuni, tinggallah bagian depan yang membuat kelakianku semakin menggelegak. Aku mulai menggosok bagian lehernya terlebih dahulu, karena aku tahu, bagian ini merupakan bagian yang cukup sensitif di samping bagian sensitif yang lainnya yang ada di tubuh Sarah.

    Perlahan tanganku mulai meraba sedikit demi sedikit leher jenjang nan mulus miliknya, dengan telapak tanganku yang penuh dengan busa sabun. Terkadang terdengar desahan lembut Sarah yang menikmati setiap gerakan tanganku yang menelusuri permukaan kulit halusnya.

    “Ohh.. Mas,” desahnya lembut.

    Kemudian tanganku bergerak turun ke arah dadanya yang membusung dan licin sembari kembali menuangkan sabun cair di sekitar payudaranya sekaligus ke putingnya yang mulai menonjol keras. Sengaja gerakan tanganku di dadanya sedikit melambat, hal ini aku lakukan sekaligus menyabuni dan merangsang payudaranya secara lembut.

    Kembali desahan lembut terdengar olehku.

    “Ohh.. Mas.. Teruskan”desahnya dengan mata terpejam.

    Setelah cukup bermain di bagian dadanya, kembali tanganku bergerak turun ke arah perutnya yang datar yang hanya beberapa saat lamanya. Dan berakhir di daerah yang berbulu lebat nan hitam, tapi tertata dengan rapi menyerupai bentuk CD. Aku menuangkan sedikit shampoo ke tanganku, kemudian aku lanjutkan dengan menggosok bukit vaginanya dengan lembut. Sesekali tanganku menyentuh clitorisnya lembut yang menimbulkan sensasi tersendiri buat Sarah.

    “Ssshshshshsh..” desisnya pelan.

    Tak lama aku lanjutkan untuk menggosok untuk lebih ke bawah lagi yaitu di bagian pangkal pahanya yang mulus dan aku menyelesaikan tugas terakhir memandikannya di bagian betisnya yang bak bulir padi itu. Setelah semua bagian tubuh Sarah penuh dengan busa sabun, kembali aku menyiraminya dengan gagang shower ke seluruh permukaan tubunya untuk tahap akhir, sebelum aku mencumbu tubuhnya.

    “Thanks ya.. Mas.. sudah di manjain,” katanya pelan.

    “Dengan senang hati kok sayang.. Aku lakukan buat kamu,” jawabku mesra.

    Kemudian aku memeluk tubuh Sarah mesra, sembari membimbingya untuk duduk di pinggiran bathtub.

    Dan selanjutnya aku nyalakan kran airnya. Sembari menunggu airnya penuh, aku jongkok di depannya yang lagi duduk sembari menaikkan salah satu kakinya di pinggiran bathtub. Lidahku mencumbu seluruh permukaan kakinya yang kemudian aku lanjutkan dengan menghisap lembut jemari kakinya yang lentik dan wangi itu.

    Sarah terpejam menerima perlakuanku yang begitu lembut, sehingga melambungkan nafsunya yang memang sudah sangat terangsang sejak awal. Lidahku begerak naik menelusuri betisnya yang jenjang dan berakhir di pahanya yang mulus. Gerakan lidahku semakin liar namun lembut, setelah sampai di pangkal pahanya. Aku menjulurkan lidahku kembali ke arah lekukan pangkal pahanya dan hal ini berpengaruh sekali untuk tubuh Sarah menerima rangsangan dariku.

    Dengan kedua tanganku aku mulai menyibak vaginanya yang aromanya khas sekali, dan kemudian aku julurkan lidahku yang basah ke permukaan clitorisnya yang mulai menonjol pelan. Kembali tubuh Sarah mengelinjang pelan penuh kenikmatan menerima perlakuan ini.

    “Hekk.. Sshh.. Mas,” desahnya tak teratur.

    Aku tahu kalau Sarah begitu menikmati dan suaranya parau namun terdengar cukup sensual. Selanjutnya dengan gerakan mantap aku julurkan lidaku menerobos liang vaginanya yang mulai basah oleh lendir kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Tiba-tiba gerakan tangan Sarah begitu cepat merengkuh belakang kepalaku dan menariknya untuk lebih dalam ke permukaan vaginanya.

    “Ohh.. Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya kecil.

    Tanpa berhenti gerakan lidahku terus menerobos semakin ke dalam dan ini menimbulkan sensasi yang lebih hebat untuknya dan di akhiri dengan teriakannya yang panjang.

    “Ohh.. Mass..” Sarah mendesah lembut.

    Setelah mencapai orgasmenya yang kesekian kalinya, aku memberikan kesempatan buatnya untuk istirahat sejenak, sambil aku berdiri menutup kran air yang ternyata sudah penuh. Kemudian aku berjalan ke pinggiran bathtub dan duduk disamping Sarah untuk mencumbunya kembali. Perlahan tubuh Sarah merosot ke bawah ke arah selangkanganku dan dengan gerakan lembut mulutnya melahap ujung penisku yang memang sudah sangat keras dari permainan awal.

    Lidahnya bermain dengan perpaduan hisapan dan liukan ujungnya di rongga mulut miliknya yang mungil. Aku mendesah lembut menerima perlakuannya ini.

    “Ohh.. Sayang.. Enak sekali,” desahku dengan nafas tertahan.

    Selanjutnya dengan lembut aku angkat tubuhnya dan memeluk pinggangnya untuk membelakangiku. Dengan lembut tanganku meremas payudaranya dari belakang dan menarik tubuhnya untuk mengambil posisi duduk. Sarah melebarkan kakinya sembari jemari tangannya yang lentik memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di lubang vaginanya yang sudah basah oleh lendir. Perlahan Sarah menurunkan pinggulnya secara lembut, maka melesaklah seluruh batang penisku yang sudah mencapai ereksi maksimal.

    “Ohh.. Shhss,” desah kami berbarengan.

    Setelah penisku menembus bagian dalam vaginanya. Tanganku kembali meremas kedua payudaranya dari belakang dan lidahku menjilati punggungnya yang penuh dengan butir-butir air. Jemari tanganku yang kiri memilin ujung putingnya yang keras dan ini membuat bibirnya mendesah pelan.

    “Ssshh..” desahnya penuh erotis.

    Sementara tangan kananku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Aku mengulum bibirnya yang masih terbuka menahan nikmat dengan lembut. Sarah tak tinggal diam dengan menggerakkan pinggulnya memutar seirama dengan gerakan pinggulku yang menghujam vaginanya lebih dalam.

    Desahan dan teriakan kecil diantara percintaan kami sesekali terdengar. Dan ini menimbulkan kesan erotis tersendiri buat kita. Setelah beberapa saat lamanya adegan ini berlangsung. Tiba-tiba tubuh Sarah bergetar dan semakin cepat gerakan pinggulnya.

    “Mas.. Aku mau keluar,” teriaknya.

    “Kita keluarkan bersama sayang..” sahutku

    “Aku juga mau keluar nih,” timpalku lagi.

    Kembali tanganku menarik wajahnya dan mengulum bibirnya dengan lembut. Dan tanganku satunya memilin ujung puting payudaranya. Dengan erat aku memeluk tubuhnya begitu aku merasakan cairan hangat menyirami batang penisku. Dan tak berlangsung lama penisku juga menyemburkan sperma ke dalam rongga vaginanya.

    “ohh.. Mass.. Aku keluar,” teriaknya bergetar.

    “Aku juga.. Sayangg..” dengan nafas tak teratur.

    Masih dengan posisi aku memeluk tubuhnya dari belakang aku mengulum bibirnya kembali sampai tetes terakhir spermaku dan di akhiri dengan mengecilnya penisku di dalam vagina Udiayani. Percintaanku dan Sarah berlangsung kembali setelah acara makan malam di cafe yang malam itu pengunjungnya cukup ramai.

    Selama makan malam berlangsung aku memilih meja yang meghadap langsung ke panggung dan ada di deretan tengah agak di ujung. Di atas meja aku nyalakan sebatang lilin untuk menemani makan malam kami. Malam itu semakin berkesan buat Sarah, karena aku menyumbangkan sebuah lagu karanganku di acara live musik di cafe tersebut untuk dirinya yang sengaja khusus buat dirinya.

    Begitulah kisah cintaku yang sampai saat ini aku masih menyimpanya di dalam hati sebagai kenangan yang manis di dalam hidupku.

  • Cerita Sex Bertemu Teman SMA

    Cerita Sex Bertemu Teman SMA


    746 views

    Perawanku – Cerita Sex Bertemu Teman SMA, Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing ya liat-liat cewek cantik, Begitu aku lagi liat kiri kanan eee tak taunya seseorang menubrukku. Wanita ini sepertinya habis belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang.

    Begitu bertabrakan…aku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang berserakan. Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak sengaja menabraknya….walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf padaku.

    “Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.
    “ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Andy kan….”katanya padaku.
    “iya..saya Andy….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”
    “kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.
    “siapa ya….eeeee….maaf …Rani ya….SiBunga SMA “
    “Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”
    “Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”
    “kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”
    “ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.
    “ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.
    “oh ya….kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…
    “ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya
    “ya..nggak masalah lagi….”

    Aku dan rani pergi kekafe langgananya Rani.Sampai disana ..kami memilih meja yang paling pojok.Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama.

    “Gimana kabar kamu sekarang andy…..udah berkeluarga ya…”tanya rani padaku.
    “aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”
    “kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.
    “aku udah married….udah 3 tahun”
    “asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”
    “ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi keLN…urusan bisnis katanya”
    eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”

    Kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing
    Beberapa hari kemudian….Rani mengirim SMS keHP ku….isinya mengajak aku untuk main kerumahnya.SMSnya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat rumahnya..Beberapa menit kemudian…Rani membalas SMSku dan menyebutkan alamat rumahnya.

    Aku berangkat kerumah Rani…sibunga SMA. Tak lama kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.Kubaca kembali alamat yang
    diberikan oleh Rani dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.Kutekan bel yang ada didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan sendirinya.Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya. Aku berjakan menuju teras depan dan Rani telah menungguku disana.

    “Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.
    “Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”
    “iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”
    “nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”
    “ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi diLN sekarang nih…”
    “yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”

    Kamipun masuk kedalam rumahnya Rani.Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.
    “mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”
    “Thank’s….”dan akupun duduk
    “oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata siNyonya rumah.
    “jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.
    “ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas siRani
    “trus kalau aku milih yang hangat gimana”tanyaku lagi.
    “ya…ada deh…”kata rani sedikit genit.
    “ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh”kataku coba menggodanya
    “ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”
    “ya..tergantung yang ngasih dunk…”

    Rani bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu”
    Ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu.Rani kembali lagi keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange. Dia meletakkannya datas meja.

    “Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.
    “yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”
    Akupun duduk kembali.
    “Ran…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”
    “ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia”katanya mulai serius
    “memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”
    “bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”
    “selebihnya
    ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi
    kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian..”

    Rani mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,Rani mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu. Sepertinya Rani tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi .Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan.

    Rani bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.

    “Dy..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku
    “oya…”kataku padanya.
    “iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.
    “sama apa seh Ran…..”
    “sama…..sama ini nih….”katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.

    Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.

    Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku,Rani tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan.

    Perlahan ..mukaku dan muka Rani makin mendekat. Rani memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku. Kukecup bibirnya yang merah itu. Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi .Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya. Rani sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya.

    Sementara itu tanganku tak tinggal diam.Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya Rani.Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku. Dan tangan Rani semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras.

    Rani beranjak dari tempat duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya. Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang
    lebat menandakan kalau Rani type wanita haus seks

    Rani kembali duduk bersimpuh dihadapanku.Kali ini ia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan.Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku. Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.

    Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin membesar .Rani mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua buah biji pelerku.Beberapa saat lamanya Rani menikmati batang kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan
    persendianku.

    Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya. Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Rani dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya.

    “Akhhh..Ran..aku mau keluar nih”erangku padanya

    Beberapa detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Rani. Tanpa merasa jijik sedikitpun Rani menelan setiap tetes spermaku. Dan sambil tersenyum ..Rani menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang kemaluanku.

    Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Rani dan merebahkannya diatas sofa yang empuk. Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya. Aku membuka kedua kaki Rani lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar. Dengan penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu.Rani menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit
    perutnya yang ramping.

    Rani merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada diluar negri.Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya. Desahan…erangan dan jeritan Rani makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.

    “Sayang….cepet dunk masukin punyamu. Udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.

    Akupun memenuhi permintaan Rani yang sudah tidak tahan menunggu batang kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Rani. Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Rani.

    Aku mulai maju mendorong pantatnya Rani.Beberapa kali kucoba selalu meleset. Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.Namun setelah beberapa kali mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya Rani.

    Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya Rani.Dengan penuh nafsu,Rani menikmati gerakan Penisku yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.Rani mengimbangi gerakanku dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu. Sekitar tiga pulu menit berlalu,Rani merasakan akan mencapai klimaks.

    Rani mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang. Aku tahu kalau Rani akan mencapai klimaknya. Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Rani mendekap erat tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku. Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun telah dialami Rani sibunga SMA.

    Untuk beberapa saat ..kubiarkan Rani menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya. Perlahan Rani bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya. Tanganku singgah digundukan
    vagina yang ditumbuhi rambut halus itu.Kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini. Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Rani. Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.

    Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini… kuangkat Rani dan kududukkan ia diatas pahaku. Posisinya kini tepat berada diatas pangkuanku, sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku. Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya. Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam vaginanya. Kudiamkan perlahan, kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Rani.

    Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya Rani. Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Rani bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari mulut rani.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya. Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang -goyang tak karuan. Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya perlahan.

    Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku. Mungkin tiba saatnya bagiku untuk orgasme. Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaan…aku dan Rani mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Rani. Beberapa saat kemudian Ranipun menyusul.Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu. Aku memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Rani.

    Dengan cepat Rani jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku. Sesaat kemudian Rani tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku. Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam. Akupun pamit pada Rani.

    Namun sebelum aku pergi meninggalkam rumah Rani. Ia memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah. Sebuah Handphone terbaru dan motor besar. Semula aku menolak pemberiannya, namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya itu. Demi menghibur hatinya Rani, kuterima hadiah yang bagiku cukup besar sekali.

    Kupergi meninggalkan Rani dengan membawa Handphone dan sebuah motor besar. Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini….dan bahkan akan kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah menjadi Bunga SMA.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Indahnya Tubuh Bibi

    Cerita Sex Indahnya Tubuh Bibi


    932 views

    Perawanku – Terlihat Bibi yang sedang tidur tidak berselimut walaupun kamarnya ber AC tapi dia tidak menginginkan
    untuk memakai selimut karena Acnya sudah diatur sedemikian agar tidak terlalu dingin, hanya memakai
    daster tipis posisi tidur bibi terlentang terlihat CD yang berwarna pink karena dasternya terangkat
    sampai ke perut.

    Kemaluan bibi terlihat nyata dengan rambut tipis kecoklatan, bauh dada bibi terlihat samar samar
    dibalik dasternya naik turun dengan nafas yang teratur putingnya yang menonjol berwarna coklat muda,
    melihat pemandangan seperti itu gairahku sedikit naik.

    Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta
    dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.

    Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi
    sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-
    geliat perlahan-lahan.

    Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga
    sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari
    mangsa.

    Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris
    bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

    Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD
    mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang
    dengan jelas tanpa ada penutup lagi.

    Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati
    aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi.  Agen Judi Bola

    Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh
    pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga
    sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.

    Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir
    kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada
    bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat,
    tapi matanya tetap tertutup.

    Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala
    kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis
    perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah.

    Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan
    menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar
    tegak lurus pada kemaluan bibi.

    Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti
    pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan
    sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang
    kemaluanku.

    Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung,
    memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak.

    Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi
    agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga
    lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi
    penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

    Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya
    otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh
    bekapan tangan kiriku.

    ”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat,
    kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke
    dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

    Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh
    pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu,
    penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-
    pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.

    Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan
    kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan.

    Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping
    kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett..,
    shhett..!” bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di
    bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara
    perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

    Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii..,
    tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan
    tanganku kulepaskan dari mulut bibi.

    Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam
    saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-
    mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

    Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat
    menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo
    permainanku kutingkatkan lagi.

    Cerita Sex Indahnya Tubuh Bibi

    Cerita Sex Indahnya Tubuh Bibi

    Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc..,
    Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada
    tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan
    push-up.

    Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung
    ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah
    ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-
    desis.

    Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku.
    Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi.
    Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    “Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan
    bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku
    mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis.

    Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari
    di mulutnya.
    Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra,
    aku berkata,

    “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata
    itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku,

    “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi
    adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri
    ingin memiliki Bibi seutuhnya.

    “Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini
    sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini
    kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya.

    Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu
    dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun
    berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang
    itu.

    ”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.”
    katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

    Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher
    dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu.

    Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua
    ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi
    menggeliat-geliat kenikmatan.

    Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke
    perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan.

    Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada
    lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat
    menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

    Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang
    kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku,
    menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari
    mulutnya,

    “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan
    kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan
    setengah berjongkok.
    Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu,
    karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala
    penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

    Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba
    menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan
    kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-
    menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

    Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian
    sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku.

    Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan
    pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang
    itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.

    Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku
    langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

    “Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku
    dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi
    dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku.  Agen Judi Bola

    Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang
    kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di
    lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.

    Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku.
    Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan
    keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.

    Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada
    saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku
    bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

    Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas
    badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau
    telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar
    mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

    Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus
    dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi.

    Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku,
    kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada
    pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

    “Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-
    mundur sambil menekan ke atas.

    Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel
    oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu..
    keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,

    bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada
    di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur.

    Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku
    orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku
    menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung
    di dalamnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kerinduanku Pada Lelaki Berakhir Pada anakku

    Kerinduanku Pada Lelaki Berakhir Pada anakku


    1238 views

    Cerita Sex ini berjudulKerinduanku Pada Lelaki Berakhir Pada anakkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kalau aku diam, orang akan mengatakan, ”Begitulah janda, tak bisa cari uang setelah ditinggal mati suaminya.” Kalau aku tidak keluar rumah, orang akan mengatakan, ”Selalu berkurung diri, pasti sudah kehilangan akal setelah dicerai suami.” Kalau aku keluar rumah dan tentu saja aku bersolek, orang berkata, ”Dasar janda, pasti keluar cari laki-laki, jelas saja dicerai oleh suaminya.” Apa saja yang kulakukan selalu saja salah di mata orang lain, terlebih para tetangga.

    Namun aku tak peduli lagi. Apa pun kata tetangga, aku akan keluar rumah dan mencari uang untuk anak semata wayangku. Dia sudah SMP dan dia butuh biaya. Aku harus menyekolahkannya setinggi mungkin, agar kelak hidupnya bahagia.

    Ketika aku keluar rumah dalam usiaku yang 35 tahun, banyak saja laki-laki iseng menggodaku. Mata mereka membelalak melihat tubuhku, terutama belahan dadaku. Atau mungkin perasaanku saja. Aku semakin sensitif setelah aku jadi janda. Tapi salahkan aku, kalau aku membutuhkan laki juga? Aku adalah perempuan normal dan kebutuhan seks-ku masih tinggi. Bandar Judi Bola

    Aku sengaja tidak menyewakan lagi kios di pasar. Dulunya aku berjualan di sana, kemudian suamiku melarangku jualan, karena banyaknya laki-laki iseng menggodaku. Akhirnya kuputuskan untuk tidak berjualan lagi.

    Setelah suamiku menggila dengan perempuan lain, aku minta cerai dan aku ingin berjualan kembali. Aku mulai membenahi kios tempatku berjualan. Aku berjualan garmen (pakaian jadi). Aku mengikuti selera anak muda dan remaja yang suka pada mode-mode pakaian terbaru.

    Setelah membuka kios, aku mendapatkan pelanggan. Seorang laki-laki berusia 19 tahun. Ganteng dan entah kenapa aku begitu cepat tertarik kepadanya. Wajahnya begitu baby face dan rapi. Aku mulai menggodanya. Aku lupa siapa diriku yang sudah berusia 37 tahun. Ah, senyumnya begitu memikat.

    Ketika dia masuk ke sebuah sudut yang hanya ditutupi oleh kain tirai untuk mencocokkan celana jeans yang dia beli, aku mengikutinya. Aku yakin dia sudah membuka celananya dan aku masuk ke dalam. Aku pura-pura terkejut. Dia tersipu malu.

    “Bagaimana, pas?” tanyaku.

    “Kurang besar sedikit, Mbak,” katanya.

    “Apanya yang kurang besar? Mungkin ’anu’ nya yang kegedean?” tanyaku mengarah. Dia tersenyum.

    “Pasti pacarmu puas pacaran denganmu,” kataku.

    “Kenapa, mbak?” tanyanya lagi.

    “Habis, besar dan panjang,” kataku melirik kontolnya dan memekku sudah mulai berdenyut-denyut. Yah, sudah tujuh bulan aku tidak merasakan ada kontol yang masuk ke memek-ku lagi.

    “Aku belum pernah punya pacar mbak. Apa mbak mau?” katanya merayu. Aku terkejut atas jawabannya yang to the point itu.

    “Apa kamu sudah pintar?” kataku.

    “Belum sih. Tapi mbak kan bisa mengajari aku nanti,” katanya, seperti serius.

    “Boleh juga,” kataku pula to the point.

    Hari pertama buka, aku sudah banyak laku. Mungkin penataan pakaian yang kuletakkan di kios berukuran 4 X 4 meter itu membuat para remaja terpikat. Inilah saatnya, pikirku pula. Aku tak boleh melepaskan kesempatan ini, bisik hatiku pula. Aku akan menjaga diriku tidak hamil dengan meminum jamu peluntur yang ampuh, Rumput Fatimah yang manjur itu.

    Denny, begitu namanya dan katanya baru setahun lulus SMA dan tidak melanjutkan kuliah, karena kalah ujian UMPTN dan akan akan mencoba lagi tahun depan. Aku masuk ikut ke dalam kamar pas. Setelah pakaiannya pas, aku tak melepaskan kesempatan itu. Aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya dan mengelus-elus kontolnya.

    Dia gelagapan membalas ciumanku. Aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Dengan cepat kulepaskan ciumanku, begitu mendengar ada mobil parkir di depan kiosku. Ah, ternyata mobil orang yang mau belanja ke kios lain.

    Denny keluar dari kamar pas dan membayar celananya. Rasanya enggan aku menerimanya. Tapi mana tahu dia tidak suka padaku, maka sia-sialah sebuah celana. Kalau dia suka kepadaku, besok lusa, aku bisa memberinya lebih.

    Kami cerita-cerita di kios dan aku memesan segelas juice orange agar obrolan sedikit lama dan aku bisa mengorek sedikit banyak tentang dirinya. Akhirnya kami berjanji untuk pulang sama-sama. Aku cepat menutup kiosku dan kami pulang naik bus. Di sebuah persimpangan kami turun dan memasuki sebuah hotel kecil yang bersih.Kami menyewa kamar yang termurah.

    Begitu pintu kukunci, aku langsung menyerbunya dan menciumi kembali bibirnya dan mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Tak kulupa kuelus-elus kontolnya dari balik celananya. Begitu cepat kontolnya bangkit dan berdiri. Denny harus mendapatkan kenikmatan yang pertama dariku. Dia harus merasakan bagaimana nikmatnya bersetubuh dengan seorang perempuan. Aku juga harus mendapatkan segalanya darinya.

    Dengan cepat kubuka pakaianya dan pakaianku juga. Tak kusia-siakan kesempatan itu. Aku mulai beraksi dan menjilati sekujur tubuhnya yang atletis itu. Langsung saja kuhisap kontolnya. Aku menyaksikannya menggelepar-gelepar, seperti ikan yang tertangkap.

    Sebentar lagi dia akan sampai ke puncak nikmat. Aku tak ingin menyia-nyiakannya. Dengan cepat lidahku bermain di kepala dan batang kontolnya. Lalu aku merasakan spermanya keluar dari batangnya. Terasa penuh rongga mulutku.

    Banyak sekali spermanya. Gleeekkk… aku menelannya.

    Yah, aku sendiri merasa heran, kenapa itu aku lakukan, sementara kepada suamiku sendiri, aku tak pernah melakukannya. Ternyata sperma itu, enak juga rasanya. Aku menjilati sisa sperma di batang kontolnya dan kami rebahan dengan senyum yang mengembang.

    Dua jam lamanya kami istirahat di atas ranjang. Kami ke kamar mandi untuk buang air kecil. Aku menyabuni kontolnya sampai bersih. Dari kamar mandi ke ranjang, aku memeluknya. Aku sudah sangat ingin kontolnya memasuki memekku. Di atas ranjang aku kembali menciuminya. Aku minta dia mengisap-isap tetekku.

    Mulanya, dia agak kaku mengisapnya. Aku yakin sekali kalau dia belum pernah mengisap tetek pacarnya, apalagi bersetubuh dengan pacarnya. Berciuman saja dia masih kaku, apa lagi bersetubuh. Dia belum tahu bagaimana caranya memuaskan perempuan. Aku harus mendidiknya dalam beberapa kali lagi. Tapi kali ini, aku ingin sekali kontolnya bisa memasuki lubang memekku.

    Setelah kontolnya mengeras, dengan cepat aku menaiki tubuhnya dan mengangkangi kedua kakinya, lalu memasukkan kontolnya ke dalam memekku. Dengan cepat aku menggoyangnya dari atas tubuhnya. Aku mencari-cari titik-titik sensitif di dalam memekku.

    Begitu ketemu, aku memusatkan gerakanku khusus untuk itu. Aku harus sampai ke puncak lebih dahulu. Benar saja. Denny sudah kembali merasakan sensasi nikmat dari goyanganku. Sebentar lagi dia akan sampai dan aku harus mendahuluinya jika tak ingin kehilangan kenikmatan.

    Kujilati lehernya dan tetekku kugesek-gesekkan ke dadanya. Lidahnya yang dia julurkan aku isap-isap dengan lembut, sementara tanganku mengelus-elus kepalanya. Laki-laki mana yang tak senang kepalanya dielus-elus dengan lembut. Aku lebih cepat lagi menggoyang dan menggoyang.

    Kutekan kuat-kuat, hingga batangnya mentok di ujung paling dalam memekku. Aku memutar-mutar pantatku hingga aku merasakan ujung kontolnya menggesek-gesek ujung memekku yang terdalam. Dan… aku pun sampai ke puncak kenikmatan.

    Aku memeluknya kuat sekali dan terus menekan lebih dalam lagi kontolnya ke dalam memekku. Kugigit-gigit lehernya, membuat dia kelimpungan. Dan aku merasakan semburan lahar panas dari dalam batang kontolnya. Denny sampai ke puncaknya.

    Sejak saat itu, kami selalu melakukan persetubuhan kami. Denny semakin hari, semakin pintar bersetubuh.

    Aku bukan haus seks namanya, kalau aku puas hanya dengan Denny. Setelah aku muak dengannya, aku mencari mangsa lain. Paling setiap dua minggu sekali aku memberinya sebuah celana jeans model terbaru.

    Makan atau minum serta rokok sebungkus setiap kali kami pergi ke hotel. Untuk anak-anak pemula, biayanya tak perlu banyak. Yang penting rayuan kita dan pintar memujinya.

    Terserah apa kata orang lain terhadapku. Aku butuh kontol dan seks. Aku butuh kenikmatan. Yag penting aku tidak hamil.

    “Mau beli apa, Dik?” tanyaku kepada seoang pembeli yang berseragam SMP.

    “Mau beli sepatu untuk Basket, Tante.” katanya sembari melihat-lihat contoh sepatu yang kupajang. Seketika itu juga hatiku berkata. Alangkah gantengnya anak ini, masih kecil sudah begini gantengnya, bagaimana kalau sudah dewasa, bisik hatiku.

    “Untuk anak ganteng seperti kamu, akan Tante berikan harga yang termurah.” kataku merayu. Dia melirikku dengan senyumnya.

    Ah, hatiku bergetar. Apakah aku sudah gila, aku harus mencintai laki-laki berusia 15 tahun, hanya dua tahun di atas usia anakku? Kudekati dia dan aku bantu memilihkan sepatu yang cocok untuknya. Tingginya sebahuku. Aku sengaja mendekatinya agar aku bisa mengukur tingginya. Namanya Andri.

    “Kamu sendirian saja belanja? Kenapa enggak ditemani pacar?” kataku menggodanya.

    “Belum punya pacar, tante.” katanya malu-malu.

    ”Nanti kalau pakai sepatu baru, pasti ada perempuan yang suka kepadamu,” kataku memuji.

    “Siapa, Tante? Tante ya?” katanya dengan bijak, tapi matanya terus memilih sepatu.

    “Kalau iya, apa kamu mau sama tante. Tante kan sudah tua? Tapi namanya cinta kan tidak membedakan umur, kan?” kataku pula bergenit-genit.

    “Katanya cinta itu buta kok, Tante,” katanya pula sok pintar.

    Sewaktu dia mau mengambil sepatu yang terletak agak di atas, aku sengaja membantunya mengambilkan dari belakang. Sengaja kugesekkan tetekku ke punggungnya dan menyentuhkan perutku ke pinggangnya. Ah, lagi-lagi memekku berdenyut kencang.

    “Ah, anak ganteng. Andaikan kamu pacar tante, akan tante ajari kamu berciuman,” kataku setengah berbisik, tapi aku sengaja dia mendengar ucapanku.

    Aku lihat dia tersenyum, walau dia sengaja menyembunyikan senyumnya.Entah kenapa aku yakin sekali, mampu memperoleh anak ini sebagai teman kencanku. Aku tak mau berkencan dengan laki-laki tua yang egois.

    Aku mau anak muda yang bau kencur, manja dan masih baru belajar. Aku bangga mengajarinya pintar soal seks. Dia harus mendapatkan pelajaran seks pertama dariku. Itulah tekadku.

    Aku buka tali sepatu dan aku masukkan ke kakinya. Dia duduk di kursi dan aku berjongkok di lantai. Dengan menunduk aku memperlihatkan buah dadaku dan selangkangan pahaku kepadanya. Aku tahu dia mulai melirik ke sela-sela pahaku dan sesekali matanya juga menatap tajam ke belahan dadakui.

    Anak laki-laki sekarang memang cepat sekali mengetahui soal seks. Apakah soal gizinya yang sudah cukup atau dia sudah mampu mengakses internet, hingga sudah bisa mengetahui banyak hal tentang seks? Entahlah. Aku tak perduli dan aku harus mendapatkannya.

    “Kamu ganteng sekali, Andri. Mau ya jadi pacar tante?” kataku.

    “Tante enggak punya suami?” tanyanya sembari mengikat tali sepatunya. Pertanyaan anak kecil kah ini? Atau pertanyaan orang dewasa.

    “Tante sudah bercerai. Tante nggak mau dimadu, tante minta cerai,” kataku bergenit-genit.

    “Pacaran itu enak nggak, Tante?” tanyanya.

    “Wah, tentu enak. Kalau tidak, mana mungkin orang pacaran,” kataku sembari memasukkan satu lagi sepatu ke kakinya. Pembeli memang lagi sepi sore itu.

    “Kalau tante jadi pacarku, kita ciuman?” katanya bertanya. Tapi tangannya terus membetuli sepatunya, seperti dia sedang bicara sesuatu yang lain. Orang lain tidak akan tahu apa yang sedang kami bicarakan.

    “Tentu dong. Kalau kamu belum pernah ciuman, nanti tante ajari,” kataku meyakinkannya.Harga sepatu sudah jadi. Harganya pas sesuai harga beli. Aku tidak beruntung sedikitpun. Dia membayarnya dan menuliskan sesuatu di atas kertas. Ternyata dia menulis nomor phone cell-nya. Aku tersenyum.

    Sorenya aku iseng menekan tuts HP-ku ke nomornya dan mengirimkan SMS padanya. “Hallo, Sayang. I Love u,” tulisku.

    Tak lama, SMS-ku terbalas. “I Love u 2” katanya. Dari SMS, dia mengatakan akan datang ke kiosku sebelum aku tutup, dia mau menciumku dan memintaku agar mengisap kontolnya seperti yang dia tonton di VCD porno.

    Aku langsung menjawabnya, ”Ok, aku pasti menunggumu.”

    Benar saja. Ketika aku mau tutup, dia sudah berada di depanku dengan pakaiannya yang lain dan sudah mandi bersih. Dia masuk ke dalam kios dan duduk di sebuah sudut. Nekat juga anak ini, pikirku. Apakah dia serius atau ini sebuah jebakan? Aku melihat ke sekitar, ternyata tak ada tanda-tanda dia membawa orang lain. Cepat kututup pintu kios dan melihat kondisi, meyakinkannya benar-benar aman.

    Setelah pintu kukunci, aku mematikan lampu dan langsung menyerbunya. Kuciumi bibirnya dan aku memeluknya sembari meraba-raba kontolnya. Aku merasa kontolnya sudah tegang dan keras. Andri meremas-remas tetekku dari balik pakaianku. Setelah puas meremas-remas tetekku dan tangannya dia masukkan ke dalam bra-ku, dia memelukku.

    “Aku berdiri yang tante,” katanya.

    “Untuk apa, Sayang?” sahutku.

    Dia tak menjawab pertanyaanku. Langsung saja dia berdiri dan aku masih duduk di kursi pendek, dia keluarkankan kontolnya dan ia rahkan ke mukaku. Cepat kutangkap kontolnya dan segera menghisap-hisap serta menjilatinya penuh nafsu. Dia memegangi kepalaku saat aku memaju mundurkan kontolnya di dalam mulutku.

    Aku tak mau dia mengeluarkan spermanya di dalam mulutku, karena aku butuh kontolnya masuk ke dalam memekku. Jadi kubuka celana dalamku dan kuangkat rokku ke atas.

    “Kamu duduk di kursi, Sayang,” pintaku. Setelah dia duduk, aku menaikinya. Kedua telapak kakiku bertumpu ke sisi kursi dan aku jongkok mengarahkan memekku ke kontolnya. Perlahan kontolnya memasuki memekku yang sudah sangat basah.

    Aku segera menggoyangnya dan memutar-mutar pantatku hingga kontolnya berada pada ujung memekku yang paling dalam. Ternyata anak ini jauh lebih pintar dari Denny. Walau usia Denny sudah 19 tahun, tapi Andri memang pemuda yang kelihatan banyak menonton film porno. Dia memelukku kuat-kuat dengan gemas.

    “Cepat, Tante, Andri sudah mau keluar,” bisiknya takut didengar orang dari luar kios.

    Aku juga harus lebih dulu keluar dan mencapai puncak kenikmatanku. Kuputar dan kugoyang pantatku semakin cepat sampai akhirnya aku merasakan suatu getaran halus dari dalam diriku. Aku sampai ke puncak nikmatku. Kutekan kuat-kuat tubuhku sampai Andri merasa terbebani oleh tubuhku. Lalu dia juga menyemprotkan spermanya ke dalam memekku. Kami berpelukan erat.

    Andri seorang anak laki-laki yang masih sangat remaja. Orang-orang selalu berkata, kalau bersetubuh dengan anak remaja tingting, kita harus sabar dan harus pandai meuji-mujinya. Pujian, adalah kesukaan mereka dan pujian adalah keinginan setiap laki-laki remaja.

    “Kapan lagi, Tante?” katanya sambil meremas-remas tetekku.

    “Kapan saja, Sayang. Tapi kalau bisa, kita harus di hotel biar bebas,” kataku. Dia menyanggupi.

    Sejak saat itu, kami mulai melakukannya, bukan di hotel saja, tapi lebih sering di villa orangtua Andri. Ternyata Andri anak orang yang maha kaya. Hampir setiap malam SMS-nya terkirim untukku.

    Kata-katanya sangat mesra, layaknya dua remaja sedang bercinta. Inilah petaka buatku. Dalam kekhilafanku, anakku membaca semua SMS itu, ketika tak sengaja HP-ku tertinggal di rumah.

    Begitu aku pulang dari kios, Anto, anakku, langsung memberondongku dengan sejuta pertanyaan. ”Siapa Andri itu?”

    Darahku langsung berdesir. Aku berusaha berbohong. Aku mengatakan kalau Andri adalah pelangganku. Tapi Anto meminta aku jujur. Aku menekankan kalau Andri adalah pelangganku. Tapi Anto menunjukkan selembar kertas, isi SMS Andri kepadaku yang sudah dia salin kembali.

    Aku tertunduk tak bisa menjawab.”Malam ini Mama juga mau ngentot nggak sama Anto?” katanya. Aku memberikan penjelasan, kalau dia masih SMP dan belum boleh melakukannya. Lagian, dia juga anakku!

    “Andri juga kan masih SMP, Ma?” katanya tegas.

    ”Tapi dia bukan anakku,” kataku tegas.

    Anto terus memaksa, dia mengancam akan menceritakan semua ini kepada neneknya (ibuku). Dia memang sangat dekat dan dimanja oleh ibuku. Mati aku, bisikku. Aku diam saja. Tetap berusaha menolak bersetubuh dengannya.

    Besoknya, Anto tidak pulang ke rumah.

    Kuhubungi HP-nya, tidak aktif. Aku sangat kesal. Aku juga takut kalau-kalau Anto pergi entah kemana. Aku hubungi teman-temannya, mereka juga mengatakan tidak tahu Anto pergi kemana. Menurut salah seorang temannya, Anto sudah membawa beberapa setel pakaian dalam ranselnya.

    Aku menghubungi ibuku. Beliau juga terkejut dan malah aku dimarahi kalau sampai cucunya tak ditemukan. Aku mengatakan hanya terjadi pertengkaran kecil saja dengan Anto. Aku berbohong kepada ibuku.

    Esoknya aku tidak buka kios dan aku ke sekolahnya, ternyata Anto tidak masuk sekolah. Dua hari dia tidak masuk sekolah dan aku sudah kesusahan. Apakah dia pergi ke rumah ayahnya? Kalau itu yang terjadi, aku bakal kehilangan dirinya untuk selama-lamanya, apalagi kalau Anto sempat bercerita kepda ayahnya tentang pacarku yang bernama Andri. Hak mengasuh anak akan jatuh ke tangan suamiku.

    Tidak ingin itu terjadi, segera aku kirimkan SMS kepada Anto. “Sayang, pulanglah. Mama sangat rindu. Apa pun yang Anto minta, akan mama kabulkan.”

    Dadaku berdetak keras menunggu jawabannya. Aku berharap Anto mau pulang ke rumah, karena dia adalah milikku satu-satunya. Tiba-tiba HP-ku bergetar. Segara kubuka. Dari Anto. “OK, Sayang. Aku sedang menuju pulang,” katanya.

    Seeerrrr… darahku terasa kembali mengalir. Cepat aku membenahi diriku. Aku tak mau kelihatan kusut. Aku menunggu Anto. Detik-detik terasa sangat lambat sekali dan membosankan. Bagaimana Anto yang sudah tiga hari tidak bertemu denganku. Apakah dia sehat?

    Kembali darahku berdesir begitu melihat Anto sudah berada di ambang pintu rumah.

    Kusongsong dia dan kupeluk tubuhnya dengan penuh kasih sayang. Dia cepat masuk ke dalam rumah dan menutup pintu lalu menguncinya. Di seretnya aku ke dalam kamarnya.

    “Ada apa, Sayang?” kataku. Anto tak menjawab. Dia membuka semua pakaiannya dan bugil.

    “Mama buka juga,” katanya seperti memerintah. Aku terkesima. Sampai akhirnya Anto yang mendatangiku dan membuka semua pakaianku. “Sesuai janji dalam SMS,” katanya.

    Aku terdiam pasrah, kubiarkan dia membuka seluruh pakaianku sampai aku telanjang bulat. Kubiarkan dia melihat seluruh tubuhku. Ingin rasanya aku mencekik dan membunuhnya karena dia telah memperlakukan ibunya seperti ini. Tapi mana bisa, kehilangan dia dua hari saja sudah membuat aku kelimpungan!

    Anto memelukku dan mengisap tetekku. Lalu dia meraba memekku dan memasukkan jarinya ke celah-celah memekku. Mulanya aku biasa saja, tapi lama kelamaan aku menjadi bergetar juga. Semua yang dia lakukan, persis seperti apa yang dilakukan oleh Andri. Aku baru sadar, kalau dia sudah membaca semua SMS Andri.

    Semua yang dilakukannya kepadaku, Andri tulis di dalam SMS yang dia kirimkan. Anto mengikuti isi SMS Andri itu rupanya. Dasar aku perempuan yang haus akan seks, rabaan Anto anakku itu membuatku birahi juga pada akhirnya. Aku birahi dengan anak kandungku sendiri.

    Didorongnya aku ke ranjang. Lalu dikangkangkannya kedua pahaku dan ia mulia menjilati lubang memekku dengan rakus. Lagi-lagi aku mengingat isi SMS Andri padaku yang puas menjilati memekku. Aku jadi lupa kalau yang sekarang sedang melakukan itu kepadaku adalah Anto, anakku sendiri.

    Aku mengimbanginya dengan mengelus-elus kepalanya. Perutku sudah pula dijilatinya dan kini mulutnya sudah menjilati dan menghisap-hisap lagi tetekku. Aku menggelinjang. Anak yang hampir 13 tahun itu begitu rakus dan begitu beraninya memperlakukan aku seperti kekasihnya sendiri.

    Sambil aku memberikan respon, aku bertanya kepadanya. “Apakah sebelumnya kamu sudah pernah melakukan yang seperti ini, Sayang?” kataku.

    “Sudah!” jawabnya singkat dan terus menjilati tetekku.

    “Sama siapa, Sayang?” aku jadi gelisah dan resah sembari menikmati juga jilatan dan hisapannya.

    “Sama Bibi,” katanya. Ah, bajingan! Ternyata anakku sudah melakukannya dengan adik perempuanku yang juga baru saja bercerai.

    “Dimana, Sayang?”

    “Di rumah nenek.”

    “Kapan, Nak?”

    “Bulan lalu,”

    “Berapa kali, Nak?”

    “Enam kali,” katanya tanpa ragu. Pantas Anto sudah ketagihan seks, karena dia sudah merasakan nikmatnya seks dalam usia yang sangat muda sekali. Sama seperti Andri yang sudah ketagihan seks denganku.

    Kuraba kontol Anto yang sudah mengeras. Dia sudah menindih tubuhku dan mencari-cari lubang memekku. Aku menuntunnya dan memasukkan kontolnya ke lubangku. Begitu cepatnya kontol itu memasuki lubangku dan Anto segera mengocoknya lembut disana. Kontol Anto sama besarnya dengan kontol Andri.

    Ketika ujung pentilku digigit-gigitnya, aku menggelinjang. Aku mulai merasakan nikmatnya. Kami berpelukan dan saling menggoyang. Anto jauh lebih pintar dari Andri, apalagi jika dibandingkan dengan Denny yang sudah 19 tahun itu. Aku mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi agar kontol Anto kebih leluasa keluar-masuk.

    “Ma, mulai sekarang, mama nggak boleh lagi sama Andri. Anto yang akan menggantikan Andri.” katanya sembari terus mengocokkan kontolnya ke memekku.

    “Iya, Sayang,” aku menyahut pendek.

    “Daripada mama berikan dia celana, kan lebih bagus mama berikan kepada Anto, anak mama sendiri,” katanya lagi.

    “Iya, Mama janji, Sayang.” kataku.

    Kami terus saling memuaskan dan saling menggoyang. Sejak saat itu, kami terus melakukan persetubuhan dan aku tidak mau lagi menggoda laki-laki lain yang merugikan usahaku.

    Anto harus tetap menjadi milikku, bukan milik ayahnya. Lahir batin Anto adalah milikku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Calon Istri

    Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Calon Istri


    906 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Calon Istri, Dengan hubungan yang telah terjalin selama kurang lebih 2 tahun lamanya, akhirnya aku dengan pacarku Santi memutuskan untuk meresmikan hubungan kami dengan mengadakan acara pertunangan. Bagaimanapun juga kami bekerja di kantor yang sama dan sudah banyak yang tahu tentang hubungan kami apalagi kini usia kami bisa di bilang cukup untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.

    Namaku Bara dan usiaku sudah menginjak 27 tahun begitu juga dengan Santi yang hanya beda dua bulan lebih muda dariku. Kami memutuskan untuk bertunangan tentu saja setelah kami melakukan adegan ngentot seperti dalam cerita sex berkali-kali sebelumnya, dan bukan hanya dengan Santi dengan pasanganku yang sebelumnya akupun melakukan hal yang sama. Karena hal itu kini menjadi hal yang tidak lagi tabu untuk di lakukan.

    Layaknya dalam cerita sex yang dengan gampang atau dengan mudahnya dapat kita akses di internet. Bahkan anak- anak yang masih ABG saja, kini dengan mudahnya mereka membaca situs cerita sex dan juga cerita dewasa lainnya. Begitu juga denganku yang hampir setiap hari selalu membuka situs tersebut, seperti mendapatkan referensi terbaru untuk melakukannya dengan Santi.

    Seperti hari ini juga aku dengan asyiknya membaca situs dewasa cerita sex, sampai-sampai tidak sadar kalau jam istirahat telah tiba “Hayoo lagi baca apa.. fokus banget kayaknya..” Terdengar suara Santi di belakangku, dia memelukku dari belakang ketika aku menoleh rupanya semua pada keluar untuk istirahat “Mau gabung beibs.. kita baca bareng yuk..” Kataku sambil menggoda Santi.

    Namun dia menarik tanganku “Sudaah aaah.. kita makan aja yuk.. laper nich..” Akupun segera beranjak dari tempat dudukku dan menuju cafe terdekat biasa kami makan di sana. Ketika kami menyantap makan siang kami tiba-tiba ada seorang pria yang mendekati kami dan dia bilang “Hei..kamu Santi kan..” Iya menjabat tangan Santi lalu hendak cipika cipiki dengannya.

    Tapi aku lihat Santi menolak “Oohh.. kenalkan ini tunanganku Bara.. Gilang..” Ooops sepertinya aku pernah mendengar nama ini sebelumnya, segera aku jabat tangannya dan saat itu juga aku ingat kalau Gilang adalah mantan pacar Santi yang telah lama menjalin hubungan dengan Santi, bahkan dari yang aku dengar mereka sudah berniat untuk menikah namun akhirnya putus.

    Hingga kini aku belum pernah bertanya tentang mantannya itu pada Santi. Sepulang dari cafe itu aku terdiam di dalam mobil dan Santi berkata “Bara itu cuma mantan aku..” Aku menoleh ke arahnya “Iya aku tahu…” Diapun kembali berkata “Tapi kenapa kamu diam saja.. jangan katakan kamu jealous padanya karena aku sudah nggak ada perasaan sama dia..” Aku tetap menatap kedepan.

    Tapi tanganku membelai rambut Santi sambil berkata “Iya sayaang.. aku percaya kok..” Padahal dalam hati aku merasa cemburu banget, apalagi aku lihat sepertinya mantan Santi terlihat sukses. Tadi juga aku sempat melihat mobil yang dia pakai adalah mobil terbaru, dan aku juga sempat melihat dia menoleh ke arah santi yang masuk kedalam mobilku dengan tatapan tajamnya.

    Sejak saat itu aku merasa hatiku selalu di hinggapi rasa cemburu yang nggak jelas, dan aku hanya bisa memendamnya dalam hatiku. Sudah hampir sebulan kami belum melakukan adegan seperti dalam cerita sex yang sering kami lakukan, dan sore ini aku ikut Santi pulang ke rumahnya. Karena dia memang tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan yang dia sewa.

    Setelah mandi untuk menyegarkan badan akupun duduk santai di teras samping, sedangkan Santi masak untuk kami berdua makan malam. Setelah itu kami lewatkan malam dengan romantis, kami berdua bergurau di ruang tengahnya hingga Santi memejamkan mata ketika aku dengan sengaja mendekatkan wajahku padanya, lalu aku dengan lembut mendaratkan bibirku padanya.

    Aku juga meraba-raba tubuhnya yang aku rasa mulai sange dari tadi “Baraa… aaaagggghhhh…. aaaaagggghh.. aaaaaggggghhh…..” Desah santi ketika aku mencium lehernya, dia menengadah sehingga aku dengan leluasa mencium bagian jenjang lehernya, bahkan tanganku mulai berada di area toketnya yang dengan lembutnya aku remas dengan kedua tanganku yang mulai nakal.

    Sambil aku lepas satu persatu bajunya “OOouuuggggghhh… Baaaraaaa…. aaaaggggghh…. aaaaaagggggghhh…. aaaaggggghh… aaaaagggghhh… aaaaagggghhh… aaaaggggghh… aaaaggghh..” Desah panjang santi semakin membuat aku tidak tahan untuk melakukan adegan seperti dalam cerita sex untuk selanjutnya, apalagi kini pakaiannya sudah terlepas semuanya.

    Dengan mudahnya aku dapat menerobos memeknya dengan konakku yang sudah menegang dari tadi “Aaagggghh…. eeeeeeuuuggghh… aaaaagggghh… aaaaaggggghh… aaaagggggghhh..” Akupun melakukan hal yang sama dengan Santi, mendesah sesuai dengan gerakan tubuhku di atas tubuhnya. Santi memejamkan matanya sambil mendesah dan terus bergerak juga bagai penari ular beraksi.

    Semakin lama tubuhku semakin cepat bergerak, mungkin karena sudah lama aku tidak melakukan hal ini. Dengan cepatnya aku menumpahkan spermaku ke dalam kemaluannnya dan begitu banyak spermaku dalam memek santi “OOooouuugggghhhh…. aaaaaaggggggghhh… ooooouuuuugggghh… ooouuuggggghh… aaaaaagggggghh.. Saaanti.. sayaaang.. maaaafff.. aaagggghhh..” Nikmatnya cerita sex ku kali ini.

    santi juga tersenyum melihat aku mendesah bahkan mengerang dengan kerasnya diaun berbisik lirih padaku “Jangan bangaun lagi Bara sayang.. sekai lagi ya sayang…eeeeggghhh…” Aku menciumnya dengan mesra pada bibirnya yang terlihat begitu seksi, tubuhnya basah oleh keringat begitu juga dengan tubuhku namun kami berdua tidak menghiraukan hal itu dan bersiap untuk melakukan adegan selanjutnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya

    Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya


    1664 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Threesome Dengan Mamaku Dan Temannya, Sudah 2 minggu Papaku berada di luar kota karena urusan kantornya. Aku dirumah tinggal bersama Mama (41 tahun), Adik perempuanku (12 tahun), dan Kakak laki-lakiku (20 tahun), sedangkan aku sendiri berumur 18 tahun.

    Mamaku seorang wanita yang sangat menarik, wajahnya cukup cantik, kulitnya mulus, tapi aku nggak pernah kepikiran untuk menyetubuhinya, hingga pada suatu siang, aku nggak kekampus, adikku masih disekolah, sedangkan kakakku ada dikamarnya.

    “Ataa…kemari sebentar, sayang!” Terdengar suara mama memanggilku dari arah kamar mandi. Aku langsung bergegas kesana,
    “Ada apa, mama?” Tanyaku.

    “Sayang, tolong diputar kran air ini, keras sekali” Mama hanya mengenakkan handuk yang tidak terlalu lebar di tubuhnya. Paha mulusnya terlihat jelas, serta belahan dadanya yang indah nampak juga. Darahku sempat berdesir menyaksikan pemandangan itu.Aku langsung menuju keran air dan memutarnya, ternyata keran itu benar-benar keras. Aku mengerahkan semua tenagaku, dan akhirnya air memancar dengan deras sehingga mengenai sebagian pakaianku.
    “Aku jadi basah nih mama” Kataku.

    “Buka aja pakaian kamu, biar nanti mama yang nyuciin” Aku langsung membuka pakaianku kecuali celana dalam yang aku kenakan.

    “Itu juga kan basah, dibuka aja sekalian” Kata mama. Aku jadi malu telanjang didepan mama. Akhirnya aku melepaskan celana dalamku. Batang penisku setengah berdiri menggelantung di selangkanganku. Mama tersenyum,
    “Wah, besar juga anu kamu” Wajahku memerah, mama kemudian melepas handuknya dan memberikannya padaku

    “Nih keringin tubuh kamu dengan ini”. Aku sangat terkejut, mama tidak memakai BH dia hanya mengenakkan CD saja. Buah dadanya yang bulat indah terpamapang jelas didapan mataku.
    “Kok kamu jadi bengong begitu, belun pernah liat yang ginian yah?” Mukaku tambah merah. Mama kemudian membalikkan tubuhnya dan segera mandi dengan air yang memancar dari shower.
    Aku belum beranjak sedikitpun.

    “Nak, tolong punggung mama disabunin”. Aku mengambil sabun cair, dan mulai menggosokkan punggung mama. Aku rasakan kulit mama yang masih kencang dan lembut. Punggung mama yang mulus aku gosok namun bisa desebut membelai dari pada menggosok punggung mama.

    Kami menghadap sebuah cermin besar yang ada dikamar mandi, hingga bagian depan tubuh mama terlihat jelas dengan payudara yang masih kencang dan besar juga putting payudara mama yang berwarna coklat tua namun sangan indah dan kontras dengan kulit mama yang putih. Mama memejamkan matanya menikmati usapanku. Jantungku berdetak keras tanda deras nya aliran darah di dalam tubuhku yang membangkitkan hormon kejantananku dan juga nafsu yang semakin naik.

    Dengan tangan yang agak gemetar aku mulai memutar gosokan tanganku di punggung mama agak ke dapan dan membelai bagian sisi tubuh mama. Aku semakin tak dpat mengontrol nafsu dan libidoku. Jiwa ku bergejolak antara tidak atau lakukan untuk mulai merangsang mama. Namun pertahanan iman ku jebol juga. Aku dekatkan tubuhku yang bugil makin mendekat tubuh mama, dan aku dekatkan kepalaku ke leher mama. Lalu kemudian kuberanikan diri untuk muncium leher mama, tanganku mulai meremas buah dadanya.

    “Jangan, sayang, ini mama kamu”. Tapi mama tidak berusaha untuk melemaskan diri. Aku terus meremas-remas buah dadanya. Aku rasakan buah dada mama yang kenyal dan empuk. Dengan sabun yang masih ada di telapak tanganku, buah dada mama terasa sangat licin namun aku sangat menikmati remasanku di payudara mama. Mama memejamkan matanya dan bibirnya mulai terbuka dan aku melihat mama menggigit bibir nya sendiri, mungkin mama juga menikmati perlakuan aku, anak kandung nya sendiri.

    “Oohh..sshh..jangaann, Ataaa..”. Tiba-tiba mama sadar, ia berbalik kearahku, mukanya sangat marah dan.. “Plaakk” tangan kirinya menamparku. Aku dan mama kemudian diam seribu bahasa. Lalu mama bersuara..

    “Apa yang kamu lakukan tadi, kamu mau menyetubuhi mama?”. Aku masih diam. Mama maju mendekatiku, aku jadi takut kalau mama akan menamparku lagi. Aku semakin tak karuan karena ketakutan. Ingin rasanya aku langsung lari keluar dan tidak akan bertemu mama lagi, namun..

    “Kalo kamu mau begitu, baiklah, terus terang mama juga terangsang dan ingin merasakan batang penis kamu ini, tapi jangan sampai orang lain tahu.” Mama berkata sambil memegang batang penisku yang sudah tegang.

    Seperti mendengar petir di siang bolong..!! nafsu ku yang sudah tidak dapat aku kontrol akhirnya mendapat penyaluran nya dan gejolak jiwaku lepas sudah saat mendengar perkataan mama tadi. Aku langsung memeluknya, saat tubuh bugil ku bersentuhan dengan tubuh bugil mama yang basah seakan ada hentakan listrik di dalam tubuhku. Kulit tubuh mama yang lembut kini bersentuhan kulit tubuhku. Libido ku naik hingga puncakya. Dan entah apa yang dapat aku lukiskan dengan kata-kata saat aku mencium bibir mama.

    Bibir ku bersentuhan dengan bibirnya, ku cium dengan penuh nafsu, mama pun membalasnya dengan liar. “Mmmmmhh..mmmhhh”. Lidah kami saling beradu satu sama lain. Tubuh kami saling berhimpit, buah dada mama menekan di dadaku,terasa hangat dan sensasi yang mama berikan sangat indah dan nikmat. Penisku juga menekan bagian bawah perut mama yang masih terbilang agak rata walaupun ada sedikit menggembung. Aku rasakan kehangatan tubuh mama walaupun tubuh kami dalam keadaan basah.Tangan mama megusap penisku.

    Akh.. nikmatnya saat jari-jemari mama yang panjang lemtik dan telapak tangan mama mengusap permukaan penisku yang makin keras dari pangkal hingga ujung kepala penis, sementara tanganku berada di buah dadanya. Aku remas dengan nafsu,namun aku ingin mama juga menikmati remasan anak nya pada buah dada mamanya, aku berusana meremasnya dengan lembut namun..

    Mama kemudian turun kebawah kemudian jongkok, wajahnya kini berada tepat didepan batang penisku yang sudah tegang. Mama menjulurkan lidahnya kekepala pelirku dan akhirnya memasukkan batang penisku kemulutnya.

    “Ooohh..sshh..eenaakk mama..maa”. Mama terus mengisap batang penisku. Lidahnya menjalar diseluruh permukaan batang sampai ke kantung zakar. Hangatnya rongga mulut mama sangat terasa di seluruh permukaan batang penisku. Mama memainkan lidah nya di uah jakarku. Lidah mama menyentuh lubang penisku, lalu turun sewrah dengan urat penisku, makin ke pangkalnya, lalu mama megulum buah jakarku. Cerita Dewasa

    Aku bergidik menahan dan merasakan kenikmatan itu, lidah nya kemudian naik lagi menuju kepala penis dan saat sampai di ujung penisku, mama dengan lahap memasukan lagi penisku ke dalam mulutnya dang kemudian menghisapnya dengan keras. Aku pegang kepala mama ku sambil membelai rambutnya dan agak sedikti menekan kepala mama ke selangkangan ku.

    Nafasku makin teregah-engah, lalu aku melihat ke bawah ke arah mama yang dengan nafsu dan cepat mengocok batang penisku di dalam mulutnya. Aku melihat ekspresi wajah mama yang cantik dan terasa semakin cantik saat melihat beliau mengulum dan mengocok penisku. Aku makin merasakan sensai itu saat mama memandang aku kemudian berusaha terseyum walau penisku masih ada di dalam mulutnya.

    “Sayaaang, kalo kamu udah pengen keluar, keluarin aja, nanti mama telan” sahut mama sambil mengulum kepala penisku. Terlihat ludah mama membasahi seluruh permukaan penisku hingga terlihat mengkilat dan ada cairan yang sedikit kental yang menempel di antara bibir dan batang penisku.

    Aku yang memang sangat menikmati perlakuan mama sudah tidak dapat menahan untuk orgasme. Sambil melanjutkan kocokan nya mama meremas pantat ku Aku kemudian menyemprotkan cairan spermaku… “Crot..crot..crot…” aku semprotkan semua air mani ku di dalam mulut mama. Sambil sedikit mengerang dan sedikit berteriak aku leaskan seluruh nafsu itu di dalam mulut mama ku yang cantik. Mama langsung menelan semuanya, semua calon cucu-cucunya mama telan habis.

    Aku merasakan hisapan kuat di penisku.terdengat suara “Glek..” saat mama menelan semua cairan kental dari penisku. Lalu mama mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya, mama mengusap bibirnya yang basah oleh spermaku dan kemudian melanjutkan mengulum penisku membersihkan sisa spermaku. Tubuhku seakan lemas, lutut ku seakan tidak dapat menahan lagi berat tubuh ini, penisku mulai melembek dan terasa agak linu di ujung nya tapi yang aneh biasanya bila aku onani, setelah aku menyemprotkan sperma.

    Tak ada 1 menit penisku langsung lembek dan mengecil namun saat ini mungkin kodisinya masih keras 80%, melihat itu mama lalu tersenyum. Aku di biarkan oleh mamaku untuk beristirahat sebentar,namun tidak sampai 2 menit penisku mulai mengeras lagi, nafsu dan libido ku naik lagi melihat mama yang bugil. Mama lalu berbaring dilantai,

    “Naaakk, vagina mama di hisap yaa..!” Aku langsung membungkuk dan menjiati seluruh permukaan memeknya.Kelentitnya aku jilat dan kugigit-gigit. Aku mencium aroma khas kewanitaan mama yang mebuat nafsu ku tak terkendali lagi. Aku merasakan cairan vagina mama yang bening dan terasa nikmat dan gurih. Aku hisap lubang tempat aku lahir dulu, aku masukan lidah ku ke dalam vagina mama yang lembut dan hangat itu. Vagina mama makin basah oleh cairan vagina mama dan juga oleh ludahku.

    “Ssssshhhh…yeeeeeaaahh…teerruuss sayaaang” Tidak lama kemudian, mama sudah tidak tahan lagi, tubuhnya mengejang, pantatnya bergerak-gerak tak karuan.
    “Ataa..sshh..mamaa sudah maauu keluaarr…sshh..ooh..yeeess” Cairan putih mengalir dari lubang senggamanya, aku langsung menelan seluruh cairan itu. Emh nikmat nya..
    Tiba-tiba pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu terbuka, kakakku Rudi masuk, dia sangat kaget melihat yang aku dan mamaku lakukan.

    “Apa-apaan kalian, awas nanti aku adukan ke papa”

    “Jangan, Rudi sayang, jangan dilaporin ama papa, kalo kamu mau kamu boleh ikut juga”. Kata mama Sementara aku hanya diam dan tak tahuapa yang harus lakukan.

    “Boleh nih mam?” Rudi langsung melepaskan pakaiannya. Mama merubah posisinya. Dia sekarang nungging, kak Rudi berada didepannya, penisnya sedang dihisap mama. Kak Rudi terlihat menikmati isapan mama di batang penis nya. Aku berada dibagian pantat mama. Bongkahan pantatnya ku remas, batang penisku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Liang itu masih terasa sempit.

    “Oohh…yeess…mmhh…sshh”. mama mendesah saat perlahan batang penisku masuk menusuk ke dalam vagina mami yang lembut dan hangat.Aku memaju-mundurkan pantatku. “Clook..clookk..clook” aku merasakan jepitan dan remasan otot vagina mami di batang penisku. Daging vagina mama yang lembu, basah dan licin semakin membuat gerakan keluar masuk penisku makin lancar. Sambil aku kocok penisku di dalam vagina mama, aku remas buah dada mama dari belakang dan juga aku cium bagian belakang lehernya.

    Aku remas pantat mama, aku belai tubuhnya yang maiknbasah oleh keringat. Aku pegang pinggang mama yang ramping sambil aku tarik seirama dengan gerakan tusukan penisku di dalam vagina nya. Mama tampak sangat menikmatinya. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan meremas payudaranya.

    15 menit kemudian mama berbaring menyamping, kak Rudi menyetubuhi dari belakang. Pantat kak Rudi maju mundur, kaki kanan mama terangkat keatas, tangan mama mengocok-ngocok batang penisku. Suara erangan aku, rintihan nikmat kak rudi dan desahan mama memenuhi ruangan kamar mandi kami. Lalu, kak Rudi berbaring terlentang dilantai, mama naik diatas tubuhnya, penis kak Rudi berada diliang senggama mama, mama menaik turunkan pantatnya, sesekali mama membungkuk dan mereka saling mengulum di bibir.

    “Maa, punyaku dimasukkan dimana niih” Tanyaku.

    “Sini sayang masukkan di lubang pantat mama”. Kata mama sambil terengah-engah dan mendesah menikmati sodokan dari kak Rudi. Aku lalu jongkok di belakang tubuh mama, aku pengang pinggulnya agar pantat dan pinggul mama yang berputar dan bergoyang berhent, kak rudi tidak berhenti-hentiya meremas buah dada mama malah kadang mengulum putting payudara mama yang menbuat mama semakin keenakan. Aku lalu memasukkan batang penisku ke lubang anus mama. Aku rasakan lubang anus mama yang sempit dan juga hangat, dan dengan batual ludah gerakan masuk-keluar penisku di anus mama menjadi lancar.

    Mama sangat menikmati perlakuan kedua anak kandungnya itu. Terlihat dari ekspresi wajah mama, mama mendesah nikmat, mengerang dan menjerit pelan saat kenikmatan yang mama rasakan makin memuncak. Nampak dicermin mama sedang disetubuhi oleh kedua anak laki-lakinya, posisi mama berada diantara aku dan kak Rudi.

    “Sshh…sssshh..yeess..oohhyeee” celoteh mama yang makin tak kuasa menahan kenikmatan yang di berikan kedua anak kandung nya, dan benar tak lama tubuh mama tiba-tiba bergetar, bergidik dan diakhhiri desahan dan lengguhan panjang yang keluar dari mulut mama hingga tubuh mama abruk di atas tubuh kak Rudi. Kami yang menyadari mama telah orgasme mebiarkan beberapa saat untuk mama menikmati orgasmenya sebelum kami lanjutkan gerakan penis kami masing-masing di dalam tubuh mama.

    Beberapa menit kemudian aku dan kak Rudi sudah hampir orgasme.

    “Sini sayang,” kata mama. Mama jongkok dilantai, aku dan Rudi berdiri dedepannya. Mama mengocok dan mengulum penis kami berdua secara bergantian. Dan akhirnya ‘Crot..crot..crot..’ kami berdua orgasme, cairan sperma kami memancar hampir bersamaan. Aku dan kak rudi menikmati saat cairan kental dari penis kami muncrat dan memancar ke arah mulut mama.

    “srluup…srllllp… ” Mama menelan habis cairan kami. Sebelum menelan habis cairan sperma kami berdua, mama memainkan dulu cairan sperma kami berdua di mulutnya dan memperlihatkan kepada kami saat cairan putih kental itu memenuhi rongga mulut mama.

    Memang tidak semua cairan sperma kak rudi dan aku mama telan ada sebagian yang menyebar di pipi mama. Lalu akhirnya mama kembali menelan calon-calon cucunya lagi. Mama membersihkan bibirnya dari sisa air mani kami berdua dengan mengusapkan tangan nya, lalu kami berciuman.

    Lalu kamu bertiga mandi bersama-sama. Sampai sekarang kami bertiga sering bersetubuh. Kadang-kadang aku dan mama tanpa kak Rudi atau sebaliknya, tapi tanpa sepengetahuan papa

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Malam Pertama Susah Di Lupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Malam Pertama Susah Di Lupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1527 views

    139.99.33.211 Menayangkan Hiburan Berupa| Cerita Sex Terbaru | Cerita Sex Abg | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex Selingkuh | Cerita Sex Tante | Yang Di Posting Kali Ini “Cerita Sex Malam Pertama Susah Di Lupakan”

    Perawanku – Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

    Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu “bersih”, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

    Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.

    Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

    Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

    Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

    Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

    Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
    “Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”
    Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

    Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.
    Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

    Cerita Sex Malam Pertama malam 2  – Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.

    Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkawinan, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik “benda” itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

    Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

    Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

    Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

    Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

    Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

    Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

    Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, “sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

    Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

    Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

    Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

    Cerita Sex,Cerita Sex Terbaru,Cerita Sex Hot,Cerita Mesum,Cerita Sex Dewasa,Cerita Tante,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Malam Pertama Sangat Bergairah

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetanggaku

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetanggaku


    807 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetanggaku, Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari Madura. Kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang sudah duduk di kelas 1 SD. Di depan rumahku tinggallah pasangan muda suami istri yang telah memiliki seorang putra berusia 4 tahun yang diasuh oleh seorang pembantu yang datang jam 7 pagi pulang jam 4 sore. Tetanggaku ini adalah seorang wiraswasta bidang percetakan sedangkan istrinya adalah karyawati di sebuah instansi.

    Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari Madura Dari cerita yang pernah mereka ucapkan, dulu mereka pernah mengikuti suatu aliran yang sangat fanatik, itulah sebabnya istri tetanggaku ini selalu mengenakan jilbab lebar yang selalu menutupi kepala dan dadanya dan juga selalu mengenakan pakaian longgar yang panjang sampai ke mata kaki. Dari cerita istriku, kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah hubungan suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini karena istri tetanggaku ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli jamu dari Madura, terutama jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri seperti “sari rapet”, “Pria perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu berhubungan dengan hubungan suami istri.
    Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana, pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya ia lebih memfokuskan diri untuk menggeluti LSM yang ia ikuti.
    Cerita ngentot – Dan ternyata di LSM yang digelutinya ini, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga ia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah. Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus dikerjakannya. Dan katanyanya walaupun ia sedang ada dikantor, aku dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh anaknya di rumah.
    Cerita Mesum – Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku menyanggupi untuk memperbaiki komputernya “besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku. Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke komputerku.
    Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan sekitarnya.
    Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil tersebut memang benar-benar canggih, selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan zoom.
    Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil pantauan tersebut, terdapat beberapa momen yang aku rekam, diantaranya merekam tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya ia di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.
    Rupanya dibalik keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini, ternyata dalam berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat suaminya kewalahan, dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya sudah ambruk dan akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya tidur kecapaian. Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah sampai dua bulan baru pulang.
    Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku ini berkata pada istriku : “Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “
    “Kenapa gitu ?” tanya istriku pada.
    “Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya dengan nada sedih.
    Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam pulang, tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu juga dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”
    Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih sayang ini. Tapi bagaimana caranya ? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya untuk berbicara bebas dengannya.
    Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya. Rekaman tersebut aku simpan di CD.
    Pada malam hari ketika istriku sudah tidur, kuletakkan CD rekaman tersebut di depan pintunya dan kuhubungi hp istri tetanggaku ini dari hp-ku dengan menggunakan nomor yang baru kubeli siang tadi
    “Bu…, Coba ibu buka pintu depan dan ambil amplop yang tersimpan dibawah pintu, sekarang..! Isinya adalah CD berisi video rekaman yang harus ibu tonton di komputer” kataku memerintah tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya siapa yang menelepon.
    Aku mengintip dari dalam rumahku, tak lama kemudian aku melihat pintu depannya terbuka, kemudian dia keluar dengan jilbab lebar dan baju longgar yang biasa dikenakan kemudian melihat keadaan sekitarnya, lalu setelah yakin tidak ada seorangpun, lalu dia melihat ke bawah dan mengambil amplop yang aku simpan dan dengan tergesa-gesa pintu itupun dia tutup kembali.
    Kira-kira setengah jam kemudian, hp- ku bunyi dan setelah kulihat ternyata istri tetanggaku menghubungiku. Begitu aku tekan tombol terima, langsung terdengar suara serak seperti orang yang sangat marah tapi tak berdaya “Anda siapa ? Dan apa maksudnya memperlihatkan video ini pada saya ? “ tanyanya.
    “Saya hanyalah seorang penggemar berat ibu. Dan saya ingin semua orang tahu bahwa tubuh ibu sangat menggairahkan dan ibu sangat binal dan ganas di tempat tidur” jawabku santai.
    “Apa maksudnya…?” katanya dengan nafas yang mulai tersekat
    “Akan saya perbanyak CD ini dan akan saya bagikan ke setiap rumah di lingkungan ini, juga akan kirim ke internet agar orang sedunia tahu apa dan bagaimana ibu. “ jawabku masih dengan nada santai dan kalem.Cerita esex-esex
    “Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup. “Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan suara melemah.
    “Saya nggak mau uang…” jawabku
    “Lalu apa..?” susulnya
    “Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku menggodanya.
    “Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”
    “Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam
    “jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas
    “Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.
    Lama dia tidak menjawab…
    Dan akhirnya…
    “Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini “ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah
    “Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku memberikan perintah.
    Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit kemudian kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah diatas kasur menunggu apa yang akan terjadi. Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu dengan perasaan degdegan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget dan marah
    “Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya
    “Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya
    “Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan keluar kamar.
    “Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.
    “Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.
    Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku menahannya sambil berkata “Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan !” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan mata yang terpejam.
    Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan basah menggodaku untuk menciumnya
    Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap diam sambil memejamkan mata
    Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai, maka tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan ekspresi wajah yang tegang.
    Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang, beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari mulutnya “Euh….euh….”
    Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah, tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang oleh bh yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait bh hingga bh tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.
    Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buah dada indah tersebut yang kiri dan kanan secara bergantian.
    Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulit halus di sekujur tubuh terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan. Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya .
    Buah dada sekat dan montok itu aku hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..
    “Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt… hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar dari mulutnya tanpa disadarinya
    Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi. Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit mempengaruhinya.
    Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan antara rasa terhina dan rasa nikmat yang ia terima demikian hebatnya sehingga tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.
    Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan, terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah dadanya yang indah.
    Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.
    “Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar. Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan rangsangan birahi yang teramat sangat.
    Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan cd yang menghalangi keindahan vaginanya.
    Lalu kutanggalkan cd yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan…. Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora birahi yang semakin tak tertahankan. Penisku semakin tegang melihat pemandangan itu
    Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian.
    Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering
    “Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin
    kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan.
    Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan berjuta-juta kenikmatan. Vagina itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya jembut hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….
    ”Aaahh….ohhh”
    Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan nafas seperti tertahan, lalu “Aahhh… ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan
    Kusibakkan bibir vagina yang menutupi liang vagina indahnya, terlihatlah lorong sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi jeritan-jeritan tertahan “Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.
    Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginanya kurasakan semakin berkedut.Cerita sex Hot Terbaru
    “Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…”
    jeritannya semakin keras, pantatnya semakin maju menekan wajahku…
    Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga akhirnya ia menjerit panjang
    “Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti tang raksasa . Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginanya berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.
    Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai melakukan lari sprint 100 meter.
    Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini. Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan orgasme.
    “Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya
    Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….
    Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya, sambil berbisik
    “Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah
    aku jelajahi , bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali merangsang dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas buah dadanya yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.
    Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.
    Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani meremas dan mengocok penisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badanku kuputar 180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginanya dan wajahnya yang berada di bawah menghadap penisku.
    Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginanya sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..
    “Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.
    Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginanya dan terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginanya yang beraroma khas. Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai melumat penisku dengan penuh nafsu.
    Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam bekerja…. Jilatan dan hisapan pada penisku semakin bervariasi. Cerita Onani
    “Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..
    Aku takut. Bahwa pertahananku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral kembali vaginanya dengan ganas dan cepat.
    Dia menjerit…
    “Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”
    Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagina indah ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun , memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan penisku yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginanya yang sudah sangat basah, lalu menekan pantatnya ke bawah dan…
    Blessshh….Penisku mulai memasuki liang vaginanya perlahan-lahan. Mataku nanar berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan.
    Perlahan-lahan pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh pundakku dari belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan menghisap bibirku.
    Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’
    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…”
    dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku terbeliak- beliak menahan nikmat yang tak terkira
    Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya sehingga dia telungkup menindih tubuhku.Cerita Orgasme
    Tangannya masih meraih pundakku sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali memaju mundurkan pantatnya agar vaginanya dapat bergesekan dengan penisku dan penisku dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.
    Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu “ Ouh… hekss….heks…heks…”
    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang
    “Aaaaaahhhhkkkks……….”
    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…”Ouhhhhhh…”
    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di
    dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.
    “ohh….” Keluhku.
    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk menindih tubuhku
    Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku. Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata “Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu dan marahnya padaku. Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap bibirnya dalam-dalam.
    Kedua tanganku memeluknya dan melet
    kkan telapak tanganku pada kedua pundaknya yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina dan memberikan kenikmatan padaku dan padanya. Penisku dengan lancar keluar masuk liang vaginanya yang masih tetap sempit menjepit dan meremas-remas penisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat.Cerita malam pertama 
    “Ouhhh…ouhh…”
    Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja mendapatkan orgasme dan gesekan- gesekan ini memberikan kenikmatan- kenikmatan padanya sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas kebawah meraih kenikmatan yang lebih.
    Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya. Cerita Bokep ABG
    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…”
    dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.
    Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu “ Ouh…hekss….heks…
    heks…”
    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang
    “Aaaaaahhhhkkkks……….”
    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…”Ouhhhhhh…”
    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di
    dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.Cerita Ml sange
    “ohh….” Keluhku.
    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.
    Pencapaian orgasme yang ia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.
    Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan napas “Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna kalau vaginaku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih penisku yang masih tegang menantang.
    Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.
    Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut nafsuku surut dan penisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku kembali meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin puting susunya yang menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya dengan penuh nafsu.
    Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya meraih penisku dan diarahkan kedepan liang vaginanya, pahanya terbuka lebar memberi jalan pada penisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginanya. Ku dorong pantatku begitu kepala penisku tepat berada di liang vaginanya .
    Dan Blessh…., penisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.
    Pantatku mulai mengayuhkan penisku agar lancar keluar masuk menggesek- gesek dinding vagina yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin cepat dan berirama.
    Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakannku, sehingga lenguhanku dan erangan nikmat terdengar saling bersahutan
    “Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…”
    dengusku..
    “Auh…auh…makasih
    Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya
    Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan
    Plok…plok…plok…
    Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras
    Plok…plok…plok…
    Dan akhirnya mulutku mulai meracau..”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”
    Dan dia juga meracau sambil menarik- narik tubuhku dengan keras “ Ayo.. pak… bareng… bareng…”
    Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai orgasme.
    Badanku dan badannya melenting dan menjerit
    “Aaaaahhhh….”
    Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancut beberapa kali membasahi seluruh rongga vagina istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginanya yang menandakan kami mendapat puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.
    Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya agar tidak membebaninya.
    Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari dikejar harimau.
    Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah. “Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh…
    benar-benar melelahkan namun sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra bibirku. Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.
    “Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…Cerita Porno 2016
    Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?”
    “Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra pinggangku.
    Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar rumah melihat situasi di luar apakah ada orang.
    Dan setelah yakin tidak ada orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil berbisik
    “Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”
    Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.
    Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi- sembunyi untuk berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah. Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju longgar panjang yang selalu dikenakan. Cerita Sex
    Tapi jika sudah berduaan denganku, dia bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih nikmat.
    Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan- jalan anakku sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati tubuhnya.
    Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya “Ada Ibu ,
    Pak ?”
    “Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.
    “Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu “Tapi kalau ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya dengan penuh arti.
    “Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.
    Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya “Ada perlu apa, ke Ibu ?”
    “Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus untuk wanita…, siap- siap… karena hari ini suami saya pulang…”Cerita Sek Indo
    “Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”
    “Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan bingung.
    “Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil menghampiri dirinya dan duduk disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu. Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku dan berkata “Ihh, nekad..!” “Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas
    “Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas yang mulai tersengal- sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.
    “Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…” Usulku nekad.
    Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat dari luar.
    “Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai tergoda dengan usulku.
    “’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….”
    Aku semakin memaksanya sambil kembali melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.
    Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehigga melupakan rasa takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel.
    Tanganku meremas buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya. Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.
    Nafas kami berdua semakin tersengal- sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup keselangkangannya. Kurasakan cd-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi bercinta sambil was-was takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang tinggi begitu cepat dan membanjiri vaginanya.Cersexgam2016
    Kusisipkan jari-jariku dari pinggir cd yang dikenakan, sehingga jari tanganku menyentuh permukaan vagina yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok- obok permukaan vagina yang semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginanya yang basah.
    Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak keluar.
    Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.
    Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagina yang semakin basah dan licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagina sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelinjang hebat, kepalanya semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting, dengan suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan
    “Uuhhhhh……”
    Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin cepat memutar dan mengocok liang vaginanya. Tubuhnya semakin hebat terguncang hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara tercekik..”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras
    Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi. Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…, tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperoleh kenikmatan orgasme yang sangat sensasional.
    Aku mencabut jariku dari liang vaginanya yang becek, ku arahkan jari tengahku pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagina yang menempel pada jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagina itu lalu dengan penuh perasaan kujilati lendir vagina yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagina yang menempel.
    Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginanya yang menempel di jariku. Gairahnya gembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang menderanya. Tubuhnya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan mengeluarkan batang penisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang kukenakan.
    Penisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal penisku dengan jari-jarinya yang halus dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala penisku, bahkan seluruh batang penisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan nikmat..
    ”Uhhh…”.
    Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala penisku menekan-nekan mulutnya, seperti sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala penisku tanpa memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu “Akhhhhs…”
    Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba mulut tetanggaku mencaplok batang penisku. Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas. Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap penisku membuatku semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.Cerita Dewasa Sange Berat
    Penisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak keras.
    Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia selalu berhasil membuat suaminya orgasme.
    Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan penis yang semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja yang semakin tersengal-sengal dan batang penis yang semakin keras membengkak.
    Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta dipuaskan, vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan penisku dari mulutnya kemudian melepaskan cd-nya yang sudah sangat basah. Cd itu dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya. Kemudian berdiri membelakangiku.
    Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya penisku saja yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.
    Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala penisku menerobos liang vaginanya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan kepala penisku pada liang vaginanya begitu lama dan sangat nikmat, mataku terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mngeluh “Uhhh…..”
    Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian bawah perutku sehingga batang penisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan cukup lama vaginanya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginanya terhadap kepala penisku.
    Kepala penisku serasa dihisap dan diremas nikmat oleh vagina tetanggaku ini. Dinding vaginanya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi nikmat pada ujung-ujung syaraf nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala dan batang penisku. Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang penisku mengucek dan mengocok dinding vaginanya, kenikmatan semakin melambungkanku.
    Semakin lama gerakan pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah bahkan maju- mundur membuat batang penisku seperti diplintir dan digiling oleh mesin penggilingan nikmat.Cerita ngentot memek tembem
    Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagina yang sangat kuat sehingga penisku masuk sedalam- dalamnya, dinding vaginanya dengan dahsyat memeras dan menjepit batang penisku dengan sangat kuat serta kedutan-kedutan dinding vagina begitu cepat .
    Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru digapainya.
    Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginanya semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina yang semakin basah dan licin, rasa nikmat kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan penisku di dalam vaginanya terus-menerus memberikan rasa nikmat pada penisku.
    Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding vaginanya pada batang penisku.
    Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.
    Hingga akhirnya dia benar- benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku. Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kupeluk dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas- remas buah dadanya dari luar baju longgarnya.
    Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar berdiri bersamaan dengan tubuhku, namun kutahan agar penisku tidak lepas dari vaginanya, kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya,
    Sedangkan penisku masih menusuk vaginanya dari belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi doggy style sambil berdiri. Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat menggairahkan.
    Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar penisku menusuk-nusuk vaginanya lebih dalam. Cengkraman vaginanya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagina membuat gesekan dan kocokan penisku begitu lancar di dalam vaginanya. Kepalanya terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.
    Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pembuluh darahnya, dia membalas sodokan penisku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat, kepalanya terdongak ke atas.
    Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan- kedutan dinding vagina pada penisku. Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginanya melemah, kembali aku menusuk-nusukkan penisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali bergerak liar membalas sodokan-sodokan penisku, dan hanya beberapa menit berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada saat itu.
    Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang.Cerita sek abg gakau
    “Uuhhhhhhh………”
    Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah. Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginanya yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona.
    Kuarahkan kepala penisku pada mulut liang vaginanya dan dengan cepat kudorong penisku hingga amblas sampai ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.
    Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum tiba di depan rumah.
    Rasa takut yang datang tiba- tiba menyebabkan aku menjerit tertahan dan spermaku pun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt……. Uhhh…. suatu pencapaian orgasme yang sangat mendebarkan dan membuat jantung ini serasa mau copot.
    Dengan tergesa-gesa aku mencabut penisku yang masih beberapa kali memancarkan sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang dikenakan tetanggaku dan beberapa tetes. Kumasukkan penisku yang masih setengah tegang ke balik celanaku dan kutarik sleting celanaku.
    Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.
    Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak- anakku masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.
    “Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.
    “Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…” Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….
    “Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti
    “Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula
    “Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan saya basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah oleh keringat.
    “Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.
    Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat tidur dan berkata “Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.
    “Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong. Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika ingin bercinta dengan tetanggaku. Dan petualangan kamipun berlanjut, asalkan tidak ketahuan istriku dan suaminya.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Adik Iparku Yang Manis

    Cerita Sex Adik Iparku Yang Manis


    889 views

    Perawanku – Cerita Sex Adik Iparku Yang Manis, Aku masih ingat pada waktu itu tanggal 2 Maret 1998, aku mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut. Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, “Bisa Mas..”

    “Kalau begitu mari kita pulang” pintaku. “E.. sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Novi.” Kemudian Novi menggangguk. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas, dia bilang, “Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.” Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas dia bilang, “Biasanya dikerokin Mas..” “Wah.. gimana yach..” kataku. “Oke kalau begitu sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu..” Novi hanya mengangguk saja.
    Lantas aku dan Novi mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih. Setelah pesan kamar, aku dan Novi masuk ke kamar 11 di ruang atas. “Terus gimana cara Mas untuk ngerokin kamu Nov”, tanyaku. Tanpa malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Novi sudah menganggapku seperti kakak kandungnya. Aku pun segera menghampirinya. “Sini dong, Mas kerokin..” Dan astaga si Novi buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi. Lantas si Novi tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.
    Hanya beberapa kerokan saja.. Novi bilang, “Entar Mas.. BH-ku aku lepas sekalian yach.. entar mengganggu Mas ngerokin aku.” Dan aku terbelalak.. betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Tanpa malu-malu aku lanjutkan untuk mengeroki punggungnya. Setelah selesai semua aku bilang, “Sudah Nov.. sudah selesai.” Tanpa kusadari Novi membalikkan badannya dengan telentang. “Sekarang bagian dadaku Mas tolong dikerik sekalian.” Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh tanganku. Aku berkali-kali berkata, “Maaf Dik yach.. aku nggak sengaja kok..” “Nggak apa-apa Mas.. teruskan saja.”
    Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya, aku elus-elus. Si Novi hanya diam dan memejamkan matanya.. lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya. Novi mendesis, “Mas.. Mas.. ahh.., ah ah ahh..” Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia mengibaskan tanganku dia bilang, “Jangan Mas.. jangan Mas..” Tapi aku nggak peduli.. terus saja aku masukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali. Lantas tanpa diperintah oleh Novi aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan, “Yach Mas..” Kini Novi sudah telanjang bulat tak pakai apa-apa lagi, wah.. putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun tamat SMA. Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang keenakan, “Mas.. ahh.. uaa.. uaa.. Mas..”
    Dan mendesis-desis kegirangan, tangan Novi sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Novi memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau, “Nggak Mas jijik.. tuh, nggak ah.. Novi nggak mau.” Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. “Jilatin saja coba..” pintaku. Lantas Novi menjilati penisku, lama-kelamaan dia mau untuk mengulum penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah “Huk.. huk.. aku mau muntah Mas, habis penisnya besar dan panjang.. nggak muat tuh mulutku.” katanya. “Isep lagi saja Nov..” Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Novi.
    Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Novi. “Novi.. Mas masukkan yah.. penis Mas ke vaginamu”, kataku. Novi bilang, “Jangan Mas.. aku kan masih perawan.” katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Dia merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya, “Mas.. Mas.. jangan..” Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep.. Novi menjerit, “Ahk.. Mas.. jangan..”
    Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep.. bles.. Novi menggeliat-geliat dan meringis menahan sakitnya, “Mas.. Mas.. sakit tuh.. Mas.. jangan..” Lalu Novi menangis, “Mas.. jangan dong..” Aku sudah nggak mempedulikan lagi, sudah telanjur masuk penisku itu.
    Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. “Ah.. Mas.. ah.. Mas..” Rupanya Novi sudah merasakan nikmat dan meringis-ringis kesenangan. “Mas..” Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur. “Mas.. Mas..” Dan aku merasakan vagina Novi mengeluarkan cairan. Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat genjotanku. “Terus Mas.. terus Mas.. lebih cepat lagi..” pinta Novi. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Novi mengisapnya. Novi mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. “Hem.. hem.. nikmat.. Mas..” Aku bilang, “Terus Nov.. aku mau keluar nich..” Novi mempercepat kulumnya dan.. cret.. cret.. maniku muncrat ke mulut Novi. Novi segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya. “Ah.. ah.. Novi.. maafkan Mas.. yach.. aku khilaf Nov.. maaf.. yach!” “Nggak apa-apa Mas.. semuanya sudah telanjur kok Mas..” Lantas Novi bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Novi dengan penuh kesayangan hingga akhirnya aku dan Novi pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diam-diam dengan Novi kalau istriku pas tidak ada di rumah.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Sekolah Seks

    Cerita Sex Nikmatnya Sekolah Seks


    1250 views

    Perawanku – ” Ya…Masukkkk….!! ” Pak Dion tersenyum – senyum ketika pintu kantornya diketuk pada siang hari dimana para murid sudah berhamburan pulang, senyumannya tambah lebar mirip senyuman srigala buas yang kelaparan.

    Dua orang muridnya yang cantik datang menyerahkan diri, cukup lama Pak Dion mengintai mangsanya dan akhirnya kerja kerasnya berhasil dengan gemilang, bayangkan betapa berat ia mencurahkan seluruh pikiran dan tenaganya siang dan malam demi dapat menikmati santapannya yang lezat dan nikmat.

    Pak Dion tidak pernah merasa memaksa mereka, ia memberikan dua pilihan sebagai bentuk “demokrasi” ciptaannya, serahkan keperawanan kalian atau rekaman kalian akan segera beredar luas. Pak Dion mengunci pintu kantornya, kemudian segera menarik pergelangan tangan kedua gadis itu, dengan santai ia menyuruh keduanya agar duduk di atas meja, sedangkan ia sendiri duduk di atas kursi empuknya tepat di hadapan mereka. Anita dan Veily saling memandang kemudian tertunduk lesu tanpa daya.

    “Kalian kenapa sichhh….??? Koq lemas gitu, padahalkan kalian ini biasanya hot banget……, sampe ngecrot barengan..He he he” Pak Dion terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Veily.
    “Ehhhh….!! ” Pak Dion merasa tersinggung ketika Veily menepiskan tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil menggeram ia bangkit dari kursinya dan
    ”Plakkkkkk!!! “
    “Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan kesempatan seperti ini…!!”
    “Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Anita menahan tangan pak Dion yang melayang hendak kembali menampar wajah Veily.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Hmmmmmhhh…….” Pak Dion mencoba meredakan emosinya.
    “Baiklah, nama kamu Anita ya ??” Pak Dion membelai kepala gadis itu, Anita mengangguk kecil.

    “Sekarang coba kamu ciuman dengan Veily, Bapak pengen lihat langsung, pengen nonton lesbian live show, hehehe….”

    Anita menekan perasaannya, kemudian bibirnya mengejar bibir Veily, nafas Veily memburu antara marah dan nafsu yang perlahan-lahan mulai menggoyahkan, menghancurkan rasa marah dan kebencian dihatinya. Sang nafsu mengupas kemudian membasuh rasa marah di hati Veily, perlahan-lahan sang nafsu melemparkan jauh-jauh rasa risih yang mengganjal di dalam hati kedua pasangan lesbi itu, Pak Dion tersenyum kemudian duduk kembali di atas kursinya, berkali-kali kepala sekolah bejat itu menelan ludah ketika menyaksikan Anita dan Veily saling melumat dengan mesra

    “Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk…..” suara bibir kedua muridnya yang cantik terdengar saling berdecakan ketika mereka saling melumat dan mengulum.
    Veily merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya disibakkan ke atas oleh Pak Dion, pria itu tersenyum sambil menyibakkan rok seragam Anita.

    “Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck ” Pak Dion berdecak kagum sambil menatap tajam dua pasang paha kedua muridnya yang putih dan mulus, tangan kirinya bermain dipermukaan paha Anita sedangkan tangan kanannya bermain di permukaan paha Veily. Posisi kedua kaki yang merapat itulah yang sengaja dimanfaatkan oleh Pak Dion untuk meloloskan celana dalam kedua muridnya.
    Tangan Pak Dion memaksa kedua paha Veily untuk mengangkang, ia menatap wajah Veily dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu merasa di atas angin karena Veily hanya terdiam pasrah tanpa daya, menatapnya dengan tatapan putus asa.

    “Awwww…..!! ” Veily memiawik kaget ketika jari tangan Pak Dion mengusap selangkangannya yang mengangkang, tubuhnya tersentak seperti tersengat listrik merasakan usapan kurang ajar itu.
    Wajah Veily merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai menghampiri selangkangannya kembali, nafas Veily semakin berat, berkali-kali Veily merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding hebat.

    “Nah Veily, coba sekarang kamu buka bajunya Anita…” Pak Dion memerintahkan Veily, perlahan-lahan ia melaksanakan perintah Pak Dion, tangannya mulai melepaskan kancing baju seragam Anita kemudian menarik lepas baju seragam temannya.

    “Sekarang buka BH-nya….” Pak Dion memberikan instruksi lebih lanjut dan Veily melaksanakan instruksi Pak Dion, Anita merapatkan kedua kakinya sambil menyilangkan tangankirinya di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang terekspose dengan bebas, sedangkan telapak tangannya yang satunya lagi berusaha menutupi wilayah intimnya.”bagus.., bagus.. Ha Ha Ha” Pak Dion tertawa senang.

    “Nah, Sekarang giliran Anita….., Buka baju ama BH-nya Veily…” Pak Dion meleletkan lidahnya ketika Anita mulai melaksanakan instruksinya.
    “Luar biasa….!!” mata Pak Dion berbinar-binar menatap keindahan tubuh Veily dan Anita.

    Tangan Pak Dion mencekal pergelangan tangan Veily dan Anita kemudian menyuruh mereka untuk berlutut di sisi kanan dan kirinya.

    Cerita Sex Nikmatnya Sekolah Seks

    Cerita Sex Nikmatnya Sekolah Seks

    “Oke.., sekarang biar bapak ajarkan, mata pelajaran pertama yang sangat penting bagi kalian berdua, yaitu belajar menservice penis laki-laki, ” Pak Dion cengengesan dengan wajahnya yang menyebalkan.

    “Seperti biasa dan pada umumnya sebelum belajar kita harus membuka buku terlebih dahulu, sebab bagaimana kita mau belajar kalau bukunya tidak kita buka, iya tohh…, nah, karena ini tentang penis, maka bapak sarankan kalian mulai membuka celana bapak… ayooo tunggu apa lagi sih!!! “Pak Dion membentak karena Anita dan Veily tidak menyimak pelajaran darinya.

    Mereka saling berpandangan kemudian perlahan-lahan mereka mulai membagi tugas, Veily membuka ikat pinggang Pak Dion sedangkan Anita menarik resleting celananya “Srerrtttt…..!! ” , bersamaan mereka menarik celana panjang Pak Dion sampai terlepas, kini hanya celana dalam itu sajalah yang menutupi selangkangan Pak Dion.

    Veily dan Anita memalingkan wajah mereka ketika Pak Dion meraih sesuatu dari balik celana dalamnya. “Sekarang kita mulai pelajaran kedua dengan topik, tanpa keberanian maka semuanya sia-sia, oleh karena itu dalam pelajaran kedua ini kalian harus berani mempergunakan mata kalian, coba lihat benda Bapak yang hebat ini HE HE HE”

    “Ayo Anita jangan malu gitu dong ahh, harus berani kaya Veily…” Pak Dion membujuk Anita agar mau menatap batang kemaluannya.

    “Ihhhh…gede amat….” Anita tanpa sadar mengungkapkan isihatinya.

    “Nah sekarang , selain sebagai alat perasa lidah juga mempunyai fungsi lain, demikian pula dengan fungsi mulut kalian selain untuk makan tentu ada gunanya….juga dalam pelajaran yang satu ini,, julurkan lidah kalian…” Pak Dion tersenyum sambil menekankan kepala Veily dan Anita kearah batang kemaluannya.
    “Nahhh…, Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Dion menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali terdengar suara Anita dan Veily yang terbatuk-batuk, mereka belum terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.

    “Bagus, cukup pandai.., ” Pak Dion mengelus-ngelus kepala Veily dan Anita, bergantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Dion, lidah mereka terjulur-julur keluar menjilati permukaan batang kemaluan Pak Dion yang berwarna hitam kecoklatan.

    “Nahh, ini juga dicobain.., kamu pasti suka…” Pak Dion menekan kepala Anita sambil menjejalkan kepala kemaluannya, sementara Veily menatap Anita yang sedang menghisap-hisap kepala kemaluan Pak Dion, mulut Anita bedecakan ketika melumat-lumat puncak kepala kemaluan Pak Dion, sementara kedua tangan Anita menggenggam penis Pak Dion yang besar.
    “Anitaaaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Veily yang nyicipin ****** Bapak…..”

    Anita melepaskan kemaluan Pak dion kemudian menyodorkannya pada Veily, sebentar Veily menatap kepala kemaluan Pak Dion sebentar kemudian menolehkan wajahnya menatap Anita seolah-olah bertanya seperti apa rasanya. Anita menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan Veily kalau mainan baru yang satu ini ternyata sangat mengasikkan. Perlahan lidah Veily terjulur keluar dan memijati kepala kemaluan Pak Dion sebelum memasukkannya ke mulut, Hmmmmm ternyata seperti inilah rasanya kepala penis laki-laki, asin, kenyal,dan gurih. Bergantian Anita dan Veily menservice kemaluan Pak Dion, mulai dari buah zakar, batang kemaluan dan juga kepala kemaluan Pak Dion.

    Pak Dion menarik tubuh Anita kemudian membaringkannya kembali di atas meja, tangannya mendekap pinggul Anita dan menggusup pinggul gadis itu sampai posisi vagina gadis itu pas untuk disodok oleh batang kemaluannya, kepala sekolah bejat itu kemudian sibuk berusaha melakukan penetrasi pada lubang vagina Anita yang masih rapat.

    “Aaaakkhhh……!! ” Anita membeliakkan matanya ketika merasakan batang kemaluan Pak Dion mulai terbenam, membelah jepitan vaginanya dengan perlahan-lahan.

    “Arhhhhh………, Owwwww….. Hkk Hkkkk” Anita menolehkan kepalanya kesamping ketika merasakan seseorang menggenggam lembut tangannya.
    “Veilyyyyy….,Ahhhh.., “Anita memiawik sambil menggenggam erat tangan Veily ketika merasakan kepala kemaluan Pak Dion merobek-robek selaput perawannya, Veily membelai-belai kepala Anita, berusaha menenangkan Anita yang sedang diperawani oleh Pak Dion.

    Pak Dion terkekeh-kekeh sambil semakin dalam membenamkan batang kemaluannya sampai mentok kemudian ditariknya perlahan-lahan kemudian disodokkannya masuk sekaligus kedalam jepitan vagina Anita.
    “Pelan-pelan Pakkk, ” Veily memohon memelas pada Pak Dion, agar Pak Dion menyetubuhi Anita dengan lebih lembut.

    “Boleh, tentu boleh…!! Tapi… syaratnya kamu juga harus ikut ngegarap Anita…., kalo nggak Bapak sodok dia kayak gini !! Hihhhhh…..!! ” Pak Dion menggenjot vagina Anita dengan kasar sampai Anita memiawik – mekik kesakitan.
    “Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan…..” Tangan Veily menahan gerakan pinggul Pak Dion yang sedang menggenjot-genjot vagina Anita.
    Pak Dion tersenyum-senyum ketika Veily mulai duduk di pinggiran meja menghadap ke Anita yang terlentang pasrah, tangan Veily mengelus-ngelus payudara Anita, diusapnya payudara Anita sampai gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.

    “Veil…” gadis itu merintih lirih ketika merasakan remasan-remasan lembut pada gundukan buah dadanya,

    ”Ahhhh…………… ” Anita mendesah ketika merasakan tangan Veily mencubit putting susunya kemudian mulai menarik-nariknya dengan lembut, sementara Pak Dion mulai mengayunkan batang kemaluannya dengan lembut. Ditekankannya batang kemaluannya yang besar dan panjang itu dalam dalam kemudian perlahan-lahan kembali ditariknya sampai sebatas leher penis kemudian ia kembali menekankan batang kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.

    “Ahhh…, Ahhhhhhh, Veily” Anita merintih sambil mendekap kepala Veily yang sedang mencumbui puncak payudaranya.

    Mulut Veily mengecupi buntalan payudara Anita yang padat dan kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya kemudian menjilati puttingnya sebelum melumat dan mengenyot-ngenyot puncak payudara Anita dengan kuat. Serangan Veily di buah dadanya dan juga genjotan-genjotan lembut Pak Dion akhirnya meruntuhkan dinding pertahanan Anita, dinding itu jebol ketika denyutan-denyutan kenikmatan menerjang tanpa ampun.

    “Ahhh… Crrr Crrrrr.. Crrrr…..” Anita memejamkan matanya, Veily agak tercekat ketika menatap Anita, bibirnya agak terbuka sambil mendesis pelan “Ohhhhhhh, nikmatnya……….”

    Anita tidak lagi merintih kesakitan ketika Pak Dion mulai melakukan genjotan-genjotan yang agak kuat dan kencang, “Crepppp… Crepppp… Creppppp…” Benda besar dan panjang itu keluar masuk membelah vagina Anita
    “Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Anita memiawik – mekik kecil keenakan, tusukan-tusukan pak Dion terasa semakin nikmat, terkadang ia menjerit keras dengan liarnya.

    “Anitaa ??!! ” Veily tercengang , Anita yang ia kenal tidak seperti ini, Ohh, kenapa ? apakah tusukan-tusukan batang kemaluan Pak Dion yang membuat Anita berubah menjadi liar seperti ini ???

    “Ennnhh Ennnnh Ennnhh… Aaaaaaa” Anita semakin keras merengek ketika Pak Dion semakin kuat menggenjot-genjotkan penisnya.

    “Arhhhhh….!! “Anita mengerang keras ketika penis Pak Dion mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu tampak semakin bernafsu menyodok-nyodokkan batang kemaluannya.

    “Oahhhhhhh…., Hshhhhhhhh……Hshhhhhh” Anita mendesis-desis, sungguh sulit menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis Pak Dion yang membuat Anita berkali-kali terperanjat seperti terkena sengatan listrik tegangan tinggi, dan pada sentakan terakhir ia memiawik kecil

    “Ahhhhh…, Pak Dionnnn, Crrr Crrrrr…….” tubuh Anita mengejang beberapa detik sebelum akhirnya terkulai dengan lemas, Pak Dion menghela nafas panjang sambil meremas-remas buah dadanya, kepala sekolah bejat itu menarik batang kemaluannya dari dalam jepitan vagina Anita. “Plophhhh”
    “Veily.., sekarang giliran kamu he he he” Pak Dion memerintahkan Veily agar duduk di atas kursi empuknya.

    “Ayooo…, ngak apa-apa koqq…” Pak Dion membimbing Veily dengan paksaan, dibukanya kedua lutut Veily agar mengangkang ke samping, gadis itu berusaha mengumpulkan keberaniannya ketika kepala Pak Dion menunduk dan mendekati wilayah intimnya, Veily merasa risih ketika merasakan hembusan-hembusan nafas pak Dion yang memburu menerpa permukaan vaginanya.
    “AHHHHH…!! ” Veily tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan lidah Pak Dion menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.

    “Slllcckkkk….Sllllcccckkkkk… Slllccckkkkk!! “
    “Ennnhhhhhh……” Tubuh Veily kelojotan ketika mulut Pak Dion tiba-tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Dion.

    “He he he…, Nyamm, Gurih…, Ehmmm” Pak Dion mengangkat kepalanya ,
    Veily terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.

    Veily menolehkan kepalanya ke kiri ketika Pak Dion mulai mengarahkan batang kemaluannya pada bibir vaginanya, Veily merintih ketika merasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Dion yang menggeseki belahan vaginanya.

    “AHHHHH………!! ” gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat ketika merasakan belahan vaginanya dipaksa melar pada saat kepala kemaluan Pak Dion mulai melakukan penetrasi, tubuhnya melenting kemudian terhempas begitu saja.

    “Hsssshhhhh…… Awwww…..!! “Veily menatap Wajah Pak Dion sambil berusaha menahan gerakan pinggul Pak Dion, Pak Dion tertawa senang sambil menikmati jepitan vagina Veily pada leher penisnya.

    “Uuuuhhhh……” bibir Veily meruncing ketika merasakan penis Pak Dion mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Veily menggeliat-geliat resah, bibirnya terus mendesis-desis tanpa henti.
    “Awwww…., Aduhhhhh……” Veily mengernyit kesakitan ketika kepala kemaluan Pak Dion bersuka ria merobek-robek selaput daranya,

    Sambil meremas induk payudara Veily, Pak Dion menyentakkan batang kemaluan kuat-kuat.”Owwwww……!! “Veily terkulai lemas di atas kursi empuk dengan sebatang penis Pak Dion yang besar dan panjang tertancap dalam-dalam di lubang vaginanya. Air mata meleleh dari sudut matanya, gadis itu terisak menangis sambil menatap wajah Pak Dion, betapa menyebalkannya wajah pria itu, dasar bajingan!! keparat!!

    Veily mengumpat dalam hati.
    Pak Dion menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali disodokkannya sekaligus, bibir vagina Veily sampai terlipat kedalam ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk dengan paksa.
    “Hemmmppphhh…..” Veily bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.

    Pak Dion menggeram kemudian semakin kasar dan liar menarik dan membenamkan batang kemaluannya, begitu kasar, liar dan brutal,
    “Clepp.. Cleppp Cleppp….”

    “Oawwwww….!! Ampunnn… Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh” Veily tidak sanggup lagi menahan genjotan-genjotan kasar Pak Dion, Pak Dion malah semakin mempercepat genjotannya, sambil sesekali tertawa senang mendengarkan jeritan-jeritan kecil Veily.

    “HHhhsshhh…..” Veily berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin ketika Pak Dion membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam dan berhenti bergerak, kedua tangan Pak Dion meremasi induk payudara Veily yang sudah basah oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting susu gadis itu kemudian dipilin-pilinnya putingnya yang sudah meruncing keras. Pak Dion mencekal tungkai lutut Veily sebelah bawah dan mendorong sambil mengangkangkan kedua kaki gadis itu. Posisi kaki Veily mirip huruf “M” yang sangat indah. Veily meringis ketika Pak Dion menarik kembali batang kemaluannya, gadis itu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

    “Ahhh, AHHHH, Owwww…! Owwwww!” Tubuh Veily tersentak-sentak dengan kuat ketika Pak Dion kembali menggenjot-genjot kasar lubang vagina Veily yang seret dan sempit.

    “Ahhhh, kenapa ini ??, Ohh, Ampun, enak bangetttt…..” Veily membatin ketika merasakan genjotan-genjotan Pak Dion yang kasar dan brutal terasa semakin enak. Apa ini yang dirasakan oleh Anita, Hmm, pantesan Anita malah mendesah-desah keenakan ketika digenjot-genjot oleh batang kemaluan Pak Dion.

    “Ahhhh… Pak Dionnnn, Ahhhhhh….” Veily menatap sayu wajah Pak Dion, menatap laki-laki gemuk itu mengayunkan batang kemaluannya yang besar dan panjang.

    “He He He, Gimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya enak bukan ?? Kamu harus bersyukur dan berterimakasih sama Bapak, nggak semua murid perempuan mendapatkan kesempatan emas ini !!!, Cuma yang cantik-cantik aja, HA HA HA HA” Pak Dion mencekal pinggang Veily kuat-kuat kemudian menghentak-hentakkan batang kemaluannya dengan liar dan brutal sampai Veily melolong panjang “Owwwwww…………hhhhhh”

    “Hemmmmmffffff… Ucchhhhh….?” Veily mendesah-desah ketika tiba-tiba lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada sesuatu yang keluar tanpa dapat ditahan atau dicegah, semuanya terjadi begitu saja, begitu lega, nyaman, kenikmatan itu membuat Veily merinding.”OHHH…, nikmat banget sichhh……” tanpa sadar Veily mendesis lirih.

    Pak Dion meraih pundak Veily kemudian menarik tubuh gadis itu ke arahnya sambil melakukan kocokan-kocokan lembut. Kepala sekolah bejat itu menciumi bibir Veily yang terus mendesah-desah, sesekali dilumatnya bibir gadis itu.

    “ckkkk… Ckkkk… Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh Ahhh Ckkkk..”

    Suara decakan-decakan itu bercampur dengan desahan dan rintihan Veily yang semakin manja dan menggairahkan.Pak Dion menolehkan kepalanya pada Anita yang sedang duduk di pinggiran meja sambil menonton perbuatan mesum antara Pak Dion dan Veily.

    “Anita sini…” Pak Dion memanggil Anita, perlahan-lahan Anita mendekati pak Dion.

    Kepala sekolah bejat itu menarik pergelangan tangan Anita agar gadis itu ikut berlutut disamping tubuhnya yang gembrot, dengan santai lengan Pak Dion melingkari pinggang Anita, setelah mengecup pipi Anita, Pak Dion kembali menggenjotkan batang kemaluannya menerjang lubang vagina Veily. Veily menatap Anita dengan tatapan matanya yang sayu, berkali-kali bibirnya mendesah-desah lembut, terkadang mengerang lirih, nafas Anita semakin memburu, gadis itu menundukkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Veily. Dengan lembut Anita melumat bibir Veily.

    “Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Dion tertawa senang, sambil menatap kedua muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman dengan mesra, kepala sekolah bejat itu menatap pantat Anita yang agak menungging di sisinya, sambil mengocok vagina Veily Pak Dion mencari cari kelentit Anita.

    “Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Anita mendesah-desah ketika merasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Dion, sementara Veily mendesah resah karena lubang vaginanya terus digenjoti oleh si keparat Dion.

    “Ahhhh Ahhhhh… Pak Dionnn…..”
    “Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”

    Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela oleh suara tawa pak Dion yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan desahan-desahan manja semakin sering terdengar dari bibir mereka.

    “Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”
    “Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”

    Pak Dion semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya yang cantik sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.

    “Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Dion bertanya pada kedua muridnya, Anita dan Veily menganggukkan kepala sambil menatap dengan pandangan memohon.

    “Ayo kalian bersujud di depan ****** Bapak….” tangan kanan Pak Dion berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh botol yang sudah dibuka, perlahan-lahan Anita dan Veily berlutut di hadapan penis Pak Dion.

    “Kalian boleh minum tapi harus lewat ****** Bapak, ya itung-itung ngerasain teh botol rasa baru,” Pak Dion memiringkan teh botol ditangannya tepat pada Batang Penisnya yang sengaja diarahkan pada wajah kedua muridnya yang cantik.

    Anita dan Veily terdiam sambil menatap sedikit air teh yang mengucur di ujung kemaluan Pak Dion, antara rasa haus dan harga diri, itulah yang harus dipilih oleh mereka.

    “Gluk… Ceglukk…” berkali-kali Veily dan Anita menelan ludah berusaha membasahi kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas sedangkan sedikit air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion begitu menggoda mereka.
    “Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Veily langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion, untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.

    “HA HA HA HA HA HA…..” Pak Dion tertawa senang, suara tawanya semakin keras ketika Anita mengikuti jejak Veily.

    “Buka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Dion memerintahkan agar Veily dan Anita membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala kemaluannya pada mulut Anita yang ternganga, kemudian menuangkan air teh melalui batang kemaluannya

    “Cerrrrrrr………” terdengar suara air teh yang sedang mengisi rongga mulut Anita, selesai mengisi mulut Anita, Pak Dion mengarah kepala kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Veily.

    “Glukkk… Glukk”
    “Ceglukk…. Gluk”

    Anita dan Veily yang kehausan menelan air teh di rongga mulut mereka, pak Dion berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang terus menganga kehausan.

    “Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa ****** , HA HA HA” Pak Dion tertawa terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan kedua muridnya yang cantik.

    Pak Dion mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik mereka berdua berdiri, “Nahhhh , kalian sudah belajar dient*t dan terus terang, Bapak sangat salut pada kalian berdua, memiaw kalian rasanya enakk banget…, seret, peret pisannn…, top abis dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT memiaw KALIAN !! ” (Hemmmmm??? Waduh….kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )

    “Setelah pelajaran dient*t, kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar untuk melakukan pembalasan…., nah ini dia pelajaran selanjutnya, kalianlah yang harus belajar ngent*tin Bapak…. He he he…..” Pak Dion menarik Veily dan Anita ke arah kursi sofa panjang di ruangan kepala sekolah yang biasanya dipakai untuk menjamu tamu.

    Tubuh Pak Dion duduk santai di atas kursi sofa, Veily dan Anita saling berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai puncak kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut pak Dion.

    “Nah, Anita…, Coba kamu naik kemari,”
    Anita menaiki tubuh Pak Dion, kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Dion untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Anita Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.

    “Oke, sekarang kamu dudukin kepala ****** Bapak Pakai memiaw Kamu…, Ayooo…, jangan ragu-ragu….”Pak Dion membantu dengan menarik pinggang Anita untuk turun.

    “Sllllleeeeeppppphhhhh ” Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Dion kembali membelah vagina Anita. “Aaakkhhh….” kepala Anita terangkat keatas sambil mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak Dion kembali tertancap di lubang vaginanya, Anita berusaha menekankan vaginanya ke bawah, lelehan keringat kembali bercucuran membasahi tubuh gadis itu.

    “Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Dion menanti aksi Anita selanjutnya, sambil menggigit bibir Anita mulai bergerak mengayun-ngayunkan pinggulnya.

    “Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Dion menyemangati Anita agar lebih aktif lagi melakukan Pr-nya.

    “Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Anita…,!!” Pak Dion membantu Anita dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan kuat.
    “Pakkk… Dionnnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Anita menjerit liar, sambil menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.

    Payudara Anita yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah di dadanya, Pak Dion Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri dan yang kanan.

    “Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” gerakan Anita tiba-tiba terhenti, tubuhnya mengejang , Anita merintih lirih dan terkulai lemas dalam dekapan Pak Dion.
    Pak Dion mendorong tubuh Anita kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.

    “Ayo.., Veily sekarang kamu yang berlatih….”

    Pak Dion terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Veily yang berusaha menaiki tubuh Pak Dion yang gembrot.

    Nafas Veily memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak Dion yang tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina gadis itu.

    “Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Veily mendesis, tubuhnya melenting ke belakang sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan fatal karena Pak Dion justru memanfaatkan moment tersebut untuk mencaploknya, rakus sekali pria itu melumat-lumat payudara Veily yang segar sampai itu sepuas-puasnya.
    “Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Dion sudah tidak sabaran ingin mewariskan pelajaran penting untuk Veily.

    “Susah Pakkk, susahhhhh…..” Veily tampak kesulitan

    “Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja…. Ayo coba lagi…Bapak yakin kamu bisa melakukannya !! “
    “Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Veily mulai dapat melakukan tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Anita karena Veily tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.
    “Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Dion tersenyum sambil meremas buah dada Veily.

    “Ahh Ahhh Ahhh….” Veily mulai belajar untuk menghempas-hempaskan pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja
    “Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Dion menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Veily menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.

    “Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…” Veily sudah kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikmatan yang terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang kemaluan Pak Dion.
    “AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Veily mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Dion sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.

    Veily menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan pinggulnya di dorong ke samping oleh seseorang, rupanya Anita ingin melanjutkan permainan barunya. Veily sedang asik-asiknya menonton Anita yang sedang menghempas-hempaskan pinggulnya dengan liar ketika terdengar bunyi

    “Cklekkk…..!!”
    “Owww….!! ” Veily dan Anita berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.
    “Ohhhh…, Pak Agunggg….!! Silahkan….” Pak Dion mempersilahkan Pak Agung untuk masuk.

    “Wahhhh…, lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak Dion ” Pak Agung menutup kembali pintu ruangan itu.

    “Ohhh, Tidak apa…, saya justru senang Pak Agung mau ikut bergabung, dan memberikan informasi penting tentang korban kita berikutnya… he he he” Pak Dion terkekeh-kekeh sambil meremas-remas buah pantat Anita.

    Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara Anita dan Veily melawan Pak Dion cs. Setelah mengunci pintu Pak Dede, Pak Ahmad, Pak Djono dan Pak Agung mulai melepaskan pakaian mereka masing-masing, Empat batang kemaluan teracung-acung mendekati mangsa mereka.

    Pak Djono menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan pantat Anita yang halus lembut. Pak Dion terkekeh – kekeh sambil mendekap punggung Anita kuat-kuat agar posisi Anita lebih menungging. Pak Djono menekankan kepala kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Anita. Gadis itu mengerang, lubang anusnya mengkerut ketakutan sehingga kepala kemaluan Pak Djono sulit melakukan penetrasi.

    “Hemmmm,masih susah…He he” ujung jempol kanan Pak Djono menekan kuat-kuat pinggiran anus Anita berusaha agar lingkaran anus gadis itu sedikit melar dan merekah, kemudian tangan kiri Pak Dion mengarahkan ujung kemaluannya pada lubang anus Anita dan menekan lubang yang sedikit merekah itu kuat-kuat.

    “AWWWWWW….!” Anita menjerit keras kesakitan ketika dengan satu sentakan yang kuat kepala kemaluan Pak Djono menjebol lubang duburnya,
    “Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Anita berulangkali ketika Pak Djono menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Anita.
    “Hegghhhhh…..” Mata Anita membeliak kemudian terpejam rapat disertai rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak Djono memasuki lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi, sampai akhirnya pantat Anita bergesekan dengan perut Pak Djono.

    “Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh….” Terdengar suara-suara menggairahkan dari bibir Anita ketika dua batang kemaluan itu berlomba menyodok-nyodok lubang vagina dan lubang anusnya.

    “Creppp Creppp Crepppp….”
    “Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Anita yang sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak Dion dan Pak Djono.
    Pak Agung mencekal pergelangan tangan Veily dan menarik gadis itu untuk berdiri, kedua tangan Pak Agung membelit pinggangnya kemudian dengan nafsu yang menggelegak bibir Pak Agung mencaplok bibir gadis itu, tubuh Veily melenting-lenting ke belakang ketika Pak Agung melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Veily mendorongkan kedua tangannya pada bahu Pak Agung, murid cantik itu berusaha melepaskan lumatan Pak Agung dari bibirnya, setelah berusaha beberapa saat…..

    “Auhhhh… Ohhhh… Hmmmm Hmmmmm” bibir Veily akhirnya terlepas dari lumatan Pak Agung yang ganas dan liar, namun hanya sesaat sebelum akhirnya bibir Veily kembali menjadi bulan-bulanan Pak Agung.

    “Hemmm… Mhhh… Mmmmmhhhhh” kali ini Veily lebih sulit untuk melepaskan bibirnya karena tangan kiri Pak Agung menekan belakang kepala gadis itu kuat-kuat, Pak Agung yang atletis, berotot, dengan kulitnya yang kecoklatan mendekap erat-erat tubuh Veily, sambil terus melakukan lumatan-lumatan dan kuluman kuluman mautnya, sampai hati Pak Agung puas.

    “Uhhhh….” Veily pasrah ketika tangan Pak Agung yang kekar mendekap pinggulnya kemudian mengangkatnya keatas, Pak Agung yang berotot mirip Ade Rai mendesakkan tubuh Veily kesudut ruangan. Tubuh Veily tergantung di udara, posisi buah dada Veily pas banget di hadapan wajahnya.

    Perlahan-lahan Pak Agung menjulurkan lidahnya dan menjilat lembut putting susu Veily yang berwarna pink kecoklatan. Nafas Veily semakin tidak beraturan ketika merasakan jilatan-jilatan Pak Agung yang lembut bergantian di kedua puncak payudaranya, mengulas-ngulas putting susunya dan sesekali memutarinya

    “Ohhh, Pakkk… Ahhhh!!” Veily mendesah ketika merasakan mulut Pak Agung mencaplok kemudian menghisap lembut puncak payudaranya sebelah kanan mulut, gerakan mulut Pak Agung tampak seperti sedang mengunyah payudara Veily bergantian dari yang kanan ke yang kiri.

    Sambil tersenyum pak Agung merebahkan tubuh Veily di meja, disibakkannya kedua kaki gadis itu agar mengangkang.

    “OHHHHH…!!!….” Veily bergidik ngeri menatap kemaluan Pak Agung, kalau soal panjang sih kurang lebih sama dengan panjang kemaluan Pak Dion namun yang mebuat Veily bergidik ngeri adalah bulatan batang kemaluan Pak Agung yang hampir dua kali lipat bulatan kemaluan Pak Dion,

    “Ahhhh….” punggung Veily sampai terangkat kemudian terhempas kembali ketika merasakan kepala penis Pak Agung mulai menekan berusaha membongkar jepitan vaginanya, agak lama juga Pak Agung berusaha
    “EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” nafas Veily tertahan-tahan ketika kepala kemaluan Pak Agung tiba-tiba mencelat masuk.

    “Ha HA Ha, Akhirnya masuk juga, hajar langsung..!! “
    “Ayo Pak Agung sodok yang kuat…!!”

    Pak Dede dan Pak Ahmad menyemangati Pak Agung. Pak Agung menatap Veily yang tergolek tanpa daya sambil menatap padanya dengan pandangan mata yang memelas.

    “Aduhh….Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww.” Veily mengaduh ketika Pak Dede dan Pak Ahmad meremas-remas buah dadanya dengan kasar, kemudian mencubit kuat-kuat putting Veily sampai ia merintih-rintih kesakitan.
    “Hmmmmm… ” kening pak Agung berkerut setelah mencabut batang kemaluannya, Pak Agung meraih tubuh gadis itu kemudian diangkatnya tubuh Veily dengan hati-hati sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

    “Yahhh, koq dibawa sihh…!!”
    “Lohhh mau ke mana Pak Agung…!!”

    “Mau keluar” Pak Agung menjawab singkat kemudian melangkahkan kakinya menjauhi ruangan kantor Pak Dion,

    “Nahhh…” Pak Agung mendudukkan Veily disalah satu bangku panjang yang terbuat dari kayu, gadis itu menundukkan kepalanya ketika Pak Agung duduk di sebelahnya.

    “Cuphhhh….” dengan lembut Pak Agung mengecup pipi Veily, tangannya merayap ke arah selangkangan Veily kemudian berbisik di telinga gadis itu “Masih sakit ya ??”

    “Atau kamu cape?? ” dengan mesra Pak Agung memeluk tubuh Veily, entah kenapa Veily merasa mendapat perlindungan dari Pak Agung, kalau tidak dirinya pasti sudah dikerjai habis-habisan oleh Pak Dede dan Pak Ahmad, Veily terisak menangis dalam pelukan Pak Agung.

    “Sudah.. , sudahh, cupphh, cuphhh…” Pak Agung menciumi kening Veily sambil membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh perasaan, Veily memasrahkan dirinya dalam pelukan Pak Agung, ada rasa aman ketika Pak Agung yang tinggi dan berotot seperti Ade Rai itu memeluk mesra dirinya, tanpa terasa Veily tertidur dalam pelukan mesra Pak Agung, dengan lembut Pak Agung mengusap-ngusap rambut gadis itu.

    Berbeda dengan Veily nasib Anita lebih mengenaskan, dua batang penis berkali-kali ditancapkan dengan kasar oleh pemiliknya ke dalam lubang vagina dan lubang anus gadis itu, sementara buah dadanya menjadi mainan Pak Dede dan Pak Ahmad.

    “Ahhhh…, Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww…., jangan…!!” Anita meringis-ringis sambil berusaha menepiskan tangan Pak Dede dan Pak Ahmad yang menggerayangi payudaranya.

    “Ennnngghhh… Aduhhh…!! Crrrtt.. Crrrttttt….!! ” Anita merintih lirih.
    Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.

    “HA HA HA, Aduh !!! enak katanya …..” Pak Dede mengolok-olok Anita.
    “Iya…, pengen terus dirojok…!! “Pak Ahmad ikut meledek sambil meremas induk payudara Anita kuat-kuat.

    “Ooo, begitu ya…, kayak gini? Hihhh….!! ” Pak Dion berkali-kali menyodokkan batang kemaluannya ke atas.
    “Bukan seperti itu Pak Dion, kayak gini baru benar…!! ” Pak Djono tidak mau kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Anita.

    Dua batang kemaluan milik Pak Dion dan Pak Djono berlomba-lomba menusuk, menyodok dan menghajar lubang anus dan vagina gadis itu tanpa mempedulikan Anita yang mengerang-ngerang kesakitan, kedua lubangnya terasa panas akibat dikocok-kocok dengan kasar.

    “Aowwwhhhh… Hekkkk….!!” kepala Anita terangkat ke atas ketika Pak Dion dan Pak Dede bersama-sama membenamkan batang kemaluannya,

    “Croooorrrrrttt….!! “
    “Kecroooottttt……”
    Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,

    “Wahhh, sepertinya giliran kita nih…! ” Pak Dede menarik Anita, Pak Ahmad cuma tersenyum kemudian langsung bergabung dengan Pak Dede.
    Anita dipaksa menungging di atas lantai,

    “Emmmmm, Hemmmmhhh….” mulut Anita terisi penuh oleh batang kemaluan Pak Ahmad sementara Pak Dede tersenyum sambil menimbang-nimbang, lubang manakah yang sebaiknya disodok, anus atau vagina.

    “Lohhh, Pak Dede koq malah diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya…!!” tangan Pak Ahmad mendekap kepala Anita sambil memaju mundurkan batang penisnya keluar masuk kedalam mulut gadis itu.

    “Ha Ha Ha, habis saya bingung mau yang mana?? soalnya dua-duanya tampak menggiurkan….tapi ya sudah saya pilih yang ini aja dechhh buat pemanasan” Pak Dede menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan lubang vagina Anita kemudian dengan gerakan-gerakan menyentak ia membenamkan batang kemaluannya, kedua tangannya mencekal kedua pergelangan tangan Anita kemudian menarik tangan Anita kebelakang “Ayo, Pak Ahmad, biar saya bantu… biar Pak Ahmad lebih enak…”
    “Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Anita mendelikkan matanya ketika lubang vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak Dede, sedangkan kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak Ahmad.
    Wajah Anita mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita, sementara kedua guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.

    “Anjinggg…!! Whuaduhhhhh….!! ” Pak Ahmad memaki sambil menarik batang kemaluannya darid alam mulut Anita, kemudian
    “Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar wajah Anita kemudian menjambak rambutnya, Anita hanya mengerang tak berdaya,

    “Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? ” Pak Dede bertanya keheranan.
    “Dia ngigit ****** saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad kembali menampar wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Anita.

    “Kurang ajar..!! Berdiri..!! ” Pak Dede mencabut batang kemaluannya kemudian memaksa Anita untuk berdiri.

    Pak Ahmad mencekal dan mengangkat tungkai lutut kanan Anita sebelah bawah, kemudian “Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb…, berani kamu ya, Hihhh!! “
    Disodok-sodoknya lubang vagina Anita sekuat tenaga..

    “AWWWW….. AWWWWW…..” Anita menjerit panjang ketika merasakan lubang anusnya dipaksa menerima kehadiran batang kemaluan Pak Dede. Setelah membantu menopang tungkai lutut kanan Anita, pak Dede dan Pak Ahmad berlomba marathon merojok-rojokkan batang kemaluan mereka dengan kasar.

    “Murid seperti ini yang harus diajar adat, tidak menuruti nasehat gurunya !!”
    Sesekali Pak Dede menjambak rambut Anita sambil menggecakkan batang kemaluannya kuat-kuat.

    “Betul Pak Dede.., Ayo kita kasih pelajaran murid sialan ini !! “Pak Ahmad menghantamkan batang kemaluannya kuat-kuat.

    “Ayo Pak Ahmad kita kocok yang kuat…” Pak Dede tambah liar.

    “Aduhhh… Ahhhhh… Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn….” Anita mejerit-jerit kewalahan, tubuhnya terjepit tanpa daya di antara tubuh Pak Dede dan Pak Ahmad, Anita mengerang panjang kemudian terkulai jatuh tidak sadarkan diri.
    Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Veily membuka matanya ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,

    “Emmmm…….” Tubuh gadis itu menggeliat lemah, setelah terbangun dari tidurnya tubuhnya terasa segar. Tangan Veily terjulur membelai lembut kepala Pak Agung yang sedang menjilati bibir vaginanya

    “Ehhh…, Maaf .., tidur kamu jadi terganggu ya ?? ” Pak Agung menengadahkan kepalanya ketika merasakan belaian Veily.

    Veily menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar
    “Ceglukk..! “Pak Agung menelan ludah, matanya menatap tajam pada belahan vagina Veily yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Agung kembali menundukkan kepalanya dan mengencup belahan vagina Veily yang merekah.
    “Ahhhhhh……… Pakkk, “Veily mendesah panjang ketika merasakan bibir vaginanya diemut oleh Pak Agung, berkali-kali tubuhnya menggelepar ketika mulut Pak Agung mencaploki vaginanya dengan lembut.

    Tangan Pak Agung menarik bibir vagina Veily kemudian melumat isinya. Cairan kewanitaan Veily semakin banyak meleleh membasahi lubang vaginanya, pak Agung mulai mengambil posisi sambil mengarahkan batang kemaluannya dan menggesek – gesek lubang vagina Veily yang sudah basah.

    Veily menahan nafas ketika merasakan kepala kemaluan Pak Agung mulai menekan dan berusaha membelah jepitan lubang vaginanya. Kepala Veily terangkat keatas, matanya mengerjap-ngerjap, bibir gadis itu sedikit terbuka merekah ketika perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Agung mulai membelah dan menancap di vaginanya. “Haa, Emmmfffhhhh….

    ” Tiba-tiba tubuh Veily mengejang dan terkulai dengan nafasnya yang tersendat-sendat.

    “Sakit ?? ” Pak Agung bertanya, ia membelai rambut Veily
    Sambil tersenyum Veily menggelengkan kepalanya, walaupun vaginanya terasa seperti kram dan ngilu menerima kehadiran batang kemaluan Pak Agung, Veily ingin memberikan yang terbaik untuk Pak Agung.

    Tubuhnya menggeliat-geliat ketika Pak Agung membenamkan batang kemaluannya, sesekali Pak Agung menahan batang kemaluannya ketika Veily meringis, kemudian pelan-pelan ia kembali melanjutkan membenamkan batang kemaluannya sampai mentok, perlahan-lahan Pak Agung mengaduk-ngaduk vagina Veily dan menggecakkan batang kemaluannya mendesak-desak lubang vagina Veily yang sempit.

    Perlahan-lahan Pak Agung mulai menarik dan membenamkan batang kemaluannya, berkali-kali Veily terperangah dan terperanjat keenakan ketika Pak Agung mulai menaikkan tempo genjotannya.

    “Aaaahhhh….!! ” Veily menjerit keras kemudian
    “Crrr.. Crrrrrr.. Crrrrrr, Ennhhh Pakkk…!!”

    Pak Agung menghentikan gerakannya membiarkan Veily meresapi kenikmatan puncak klimaks yang baru saja diraihnya, setelah itu barulah Pak Agung kembali menarik dan membenamkan penisnya berulang kali.

    “Cleppp.., Clepppp, Clepppp, Clepppp ” suara vagina Veily berdecakan menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pak Agung yang semakin kuat menggenjot-genjot vaginanya.

    “Auhhhhh….!! Aaaaa…..Ennnakkkkk, Ahhhhhhhh, terus Pakkk” Veily kehilangan kendali dibawah genjotan-genjotan batang kemaluan Pak Agung.

    “AHHHH, AHHHHHHHHHHH…!! Pak Agunggggg….. Ohhhhhh” Veily menggoyangkan pinggulnya menyambut datangnya klimaks.

    “Wahh…!? Veilyyyyyy, Ya Ampunnnn,!! enak banget….!! Aohhhhh!!” Pak Agung memanas-manasi Veily agar gadis itu lebih rajin menggoyangkan pinggulnya.
    Pak Agung mendekap pinggul Veily sambil menjatuhkan tubuhnya ke belakang, kini Veilylah yang memegang peranan penting dalam persetubuhan itu. Nafas Pak Agung terasa sesak ketika Veily mengibaskan rambutnya ke belakang, cantik sekali ketika gadis itu menatapnya sambil tersenyum malu.

    Pak Agung tambah sesak nafas ketika Veily menundukkan wajahnya, tangan Pak Agung mengelus-ngelus pinggang dan pinggul Veily sambil membalas lumatan Veily dengan lembut. Veily menumpukan tangannya pada dada Pak Agung yang berotot kemudian sambil tersenyum ia menghempas-hempaskan vaginanya.

    “Ahhhh.. Ahhhhh…. AHHHHH” desahan-desahan Veily terkadang terdengar keras ketika Pak Agung sesekali menghentakkan batang penisnya ke atas kuat-kuat menyambut hempasan vaginanya.

    Mata Pak Agung menatap payudara Veily yang melompat-lompat dengan indah, kedua tangannya meremas payudara itu, kemudian mengelusi putingnya.
    “Hssshhh Hsssssshhh Ahhhh Pakkk, Ohhhh enak sekali!! pakkk…Awwww… Awwwwwkkkssshh.” tangan Veily kini berpegangan pada tangan Pak Agung yang sedang meremasi induk payudaranya, hempasan vaginanya semakin lama semakin kuat dan cepat, berkali-kali Veily menjerit liar melampiaskan nafsu birahi yang meledak-ledak dengan hebat.

    “Unnnnhhhh….!! Blukkkkkk…..” tubuh Veily tiba-tiba roboh sambil menggeliat-geliat “Crrrr Crrr….” Veily tersenyum puas, kedua matanya terpejam-pejam, vaginanya terasa berkedut-kedut memuntahkan cairan klimaksnya.
    Pak Agung berbisik lembut “Kita coba sambil berdiri ya….”
    Veily mengangguk, gadis itu bangkit dari atas tubuh Pak Agung. Pak Agung memeluknya dari belakang, gadis itu kegelian ketika Pak Agung mencumbui tengkuknya, kemudian melakukan hisapan-hisapan lembut di lehernya. Veily membusungkan susunya ke depan sambil mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Pak Agung ketika merasakan telapak tangan pria itu mengusapi bulatan susunya sebelah bawah.

    “Lembut sekali…indah, Hemmmmm…” Pak Agung menggerayangi buah dada Veily sambil berkali-kali memuji keindahan dan kemulusan payudaranya yang sedang kenyal-kenyalnya akibat dirangsang oleh Pak Agung. Dijepitnya putting Veily kemudian dipilin-pilinnya dengan lembut, terkadang tangannya menggoyang-goyangkan bongkahan dada Veily.

    “Veily, Bapak pengen nyodomi kamu ya..” Pak Agung meminta dengan sopan
    Veily terdiam agaknya ia ragu-ragu, namun kemudian mengangguk pasrah.
    “Nungging sayang, nahhhh….” Pak Agung meminta agar Veily bersedia menunggingkan bokongnya, tangan Pak Agung menekan buah pantat Veily sampai anus gadis itu terekspose dengan jelas.

    “Haaaaaaaa…..” Veily menarik nafas panjang merasakan desakan kuat di lubang anusnya, kening gadis itu berkerut sedangkan mulutnya membentuk huruf “O”, tubuhnya berkali-kali terdorong ketika Pak Agung menghentakkan kepala kemaluannya berusaha melakukan penetrasi.

    “ARRRRRWWWHHHHH……!! “gadis itu menjerit keras ketika satu tusukan yang kuat tiba-tiba memaksa lubang anusnya untuk merekah, kemudian kemaluan Pak Agung menyodok pintu duburnya dengan sentakan-sentakan yang kuat.

    Pak Agung menahan pinggul Veily yang hendak melarikan diri, leher penisnya tertancap mengait lubang anus Veily yang merekah dan berkedut-kedut kuat mencengkram leher kemaluan Pak Agung. Lutut Veily goyah, perlahan-lahan, tubuh gadis itu melorot turun dan bersujud dengan posisi kedua lututnya yang sedikit mengangkang, Pak Agung ikut turun bersujud di belakang tubuhnya. Tangan Pak Agung yang kekar dan berotot membelit tubuh Veily dan memeluk erat-erat tubuh gadis itu, Pak Agung mendesakkan batang kemaluannya,

    sampai selangkangannya menyatu erat dengan buah pantat Veily yang bulat padat dan terasa halus ketika bergesekan dengan selangkangan dan perut Pak Agung yang berotot. Veily menolehkan kepalanya menyambut datangnya bibir Pak Agung yang melumat bibirnya.

    “Hmmmfffhhhh… Mmmmmmhhhh…., Mmmm” bibir Pak Agung melumat-lumat bibirnya sementara kedua tangan Pak Agung merayap ke depan mengelus lembut puncak payudaranya kemudian meremas-remas gundukan buah dadanya. Pada saat yang bersamaan Pak Agung memompakan batang kemaluannya keluar masuk menyodok-nyodok lubang anusnya.

    “Unngghh, Unnnggghhh, Unnnnnnnhhhh….!! ”

    berulang kali Veily mengeluh ketika merasakan sodokan-sodokan Pak Agung yang semakin lama semakin keras dan kencang merojok-rojok lubang anusnya.

    “Plokkk.. Plokkkk… Plokkkkk.. Plokkkk……”

    Suara hantaman selangkangan Pak Agung ketika membentur pantat gadis itu, Entah kenapa Veily malah rela biarpun lubang anusnya terasa sakit ketika disodok-sodok kuat oleh Pak Agung, sambil menggeliat-geliat perlahan-lahan Veily mengalungkan kedua tangannya ke belakang.

    “Hemmmm, He he he he….” Pak Agung semakin betah meremas-remas buah dada yang sengaja dibusungkan oleh pemiliknya, begitu kenyal, halus, putih dan lembut. Sesekali Pak Agung mencium gemas pipi Veily kemudian mengecupi dan mencumbui lehernya.
    “Enn Ngaaahhhhhhhhhhh…..!! Crrr Crrrr Crrrrr”
    “WHOWWW… Kecroootttt… Crooootttttt…..”

    Gadis itu menyandarkan kepalanya ke belakang, entah kenapa Veily tidak merasa seperti sedang diperkosa oleh Pak Agung. Mungkin karena Pak Agung begitu baik dan perhatian??? Tubuh Pak Agung yang tinggi besar dan berotot seperti Ade Rai tidak dapat menyembunyikan hati Pak Agung yang lembut.
    Pak Dion mengangkat Hpnya

    “Haloo, Oohhh kamu ?? gimana ??”

    “Ha Ha Ha…bagus-bagus…., rencana yang bagus ” Pak Dion terkekeh sambil membayangkan santapan lezat selanjutnya.
    Tamat

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Malam Minggu Pertama, Denis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Malam Minggu Pertama, Denis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1444 views

    Perawanku – Awal kisah ini pada 5 tahun yang lalu, saat aku semester 2 dan kala itu aku berpacaran dengan seorang gadis bernama Denis. Baru 2 minggu yang lalu aku nyatakan cinta pada Denis, saat itu di kantin kampus dan aku sedang asik-asiknya ngobrol dengannya..sampai pada satu saat yang kurasa tepat aku bilang. Agen Judi Bola

    ” Nis,,aku sayang sama kamu..aku mau mulai sekarang kamu jadi pacarku…” lalu dengan tertunduk malu disertai semburat merah dikedua pipinya dia tersenyum manis sekali lalu berkata..
    ” aku juga sayang sama kamu, tapi aku gak mau kecewa…” sore hari di kantin kampus saat itu terasa begitu indaahnya hingga aku malu sendiri dihadapannya karena kegiranganku…

    Denis adalah seorang gadis yang periang..dengan postur tubuh yang sangat ideal untuk gadis-gadis dikampusku..tingginya sekitar 165cm, dengan rambutnya yang hitam panjang sepundak, kulitnya putih mulus tanpa cela, ukuran bra nya 36B, ku tau pada saat aku tanyakan padanya di malam minggu pertama waktu aku datang ngapel kerumahnya…tubuhnya yang tegak kala berjalan dengan dagunya yang sedikit diangkat menambah keanggunan seorang gadis..

    Raut wajahnya yang elok cantik dengan bibir yang selalu tersenyum dan matanya yang indah..yang selalu mencerminkan segala emosi yang di rasakannya..sungguh sebuah karya terindah dari seorang gadis yang pernah aku miliki saat itu.

    Malam minggu pertama, aku datang dan kami mengobrol di halaman samping rumahnya…dia begitu cantik dengan mengenakan rok terusan bunga-bunga dengan seutas tali mengait pundaknya yang memperlihatkan keelokan bahu dan kulit tangannya…

    Papa mama baru aja pergi, katany mau kondangan tuh” jawabnya saat aku tanyakan kedua orang tuanya.
    “Waah kita bisa bebas dong sayang…??” godaku yang disambut rebahan tubuhnya dipangkuanku..
    Lalu setelah ngobrol-ngobrol disertai canda ringan aku coba untuk mencium bibirnya yang merah menggoda…lalu kamipun berciuman, begitu lembut bibirnya dan sedikit basah..setelah sekitar 15 menit berciuman aku beranikan tanganku untuk meraba dadanya…sempat dia tepiskan tanganku..tapi aku coba lagi…dan selalu dia tepiskan tanganku…dan akhirnya dia biarkan tanganku menyentuh pangkal payudaranya..

    Ternyata aku terhalang dengan bra nya..dengan tanpa menyerah aku coba untuk mencari letak puting payudaranya..hingga kutemukan dan kuraba-raba dengan jari-jariku…nafasnya kamipun terrasa mulai memburu…lalu dia melepaskan ciuman panjang ku lalu menatap tanganku yang masih sibuk mencari pentil nya…

    “susah yaa…??? aku kedalem dulu yaah..aku mau buka bra biar kamu gak susah..” bisiknya sambil menatap sayu padaku dan tersenyum…aku iya kan, sambil dia berlalu aku yang kegirangan segera meluruskan posisi penisku yang terangsang hebat dari apa yang baru saja aku alami..

    Tak lama kemudian dia datang lalu langsung duduk dipangkuanku kami berhadapan dan tangannya melingkar di leherku..tatapanya tajam kearahku lalu dia berbisik
    “tangan kamu nakal sayang…” aku balas tersenyum “kamu suka…???” kataku, “tersenyum malu sambil menunduk lalu dia kembali menciumku…

    Kami berpagutan kembali…dan tanganku langsung pada sasaran sebelumnya yaitu kedua payudaranya…Darahku terasa semakin kerasa berpacu karena kurasakan begitu halus dan kencangnya kulit payudaranya..dan saat kusentuh putingnya, ada nafas tertahan dari Denis dalam keasyikannya melumat lidah dan bibirku…

    Nafasnya semakin terengah-engah lalu kurasakan dia menggodaku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya..kini aku yang merasa dipermainkan..dia melepas ciumannya dan menatapku tersenyum nakal dan dengan tetap menggoyang-goyangkan pinggulnya..dengan maksud menggodaku…

    “Aduuhhhh sayaaaaaang…kamu nakal amaat siiiiccchh…” kataku,
    “abis kamu duluaan…” jawabnya.
    “punya kamu keras amat sayang…??? kasian aku ma kamu…mau aku keluarin…???” tanyanya,
    lalu aku mengangguk tanda mengiyakan…

    Lalu dia beranjak dari pangkuanku dan beringsut sujud dibawahku…dengan sabar dia menurunkan resleting jeans ku melepas tali pinggang ku dan menurunkan celana dalamku…sesaat dia tersenyum menatapku dan kembali menatap penisku…

    ”Punya kamu gede banget sih sayang…” sebenarnya aku masih terasa malu saat itu karena baru 3 hari kita jadian..tapi penisku sudah berhadapan dengan wajahnya yang cantik itu…
    Dan selanjutnya dia mulai perlahan menunduk..menyentuh ujung penisku dengan hati-hati…lalu mengecupnya sekali sekali…Ohhh,,,sungguh pemandangan yang luar biasa indah…

    “Sayang…aku keluarin yaaa…tapi nanti kalo udah mau keluar bilangin aku yaah…kamu juga liat-liat kedalem yaa..aku takut bi inah pembantuku nanti keluar..bisa diaduin aku sama mama papa…” “Iyaaa….” jawabku
    Lalu dia mengulum lembut kepala penisku dengan sekali mempermainkan lidahnya dalam kulumannya…aku nikmati setiap sentuhan bibir dan lidahnya dipermukaan penisku…

    ”ohh sayang….” saat dia melepas kulumannya dia menatapku dengan tatapan manja dan senyum yang menggoda…lalu kembali dia mengulum penisku sambil tangannya mengocok perlahan….
    Tak beberapa lama aku rasakan dorongan yang begitu kuat terasa di kedua biji pelirku…lalu rasa itu semakin kuat terasa…dan
    “Sayaaang aku mau keluaaaaaarrrrrr……………..!!!!” bisikku tertahan.

    Lalu dia lepaskan kulumannya dan mengocok semakin cepat pada batang penisku sambil tatapannya tak lepas melihat raut mukaku..seakan menikmati setiap hentakan tangannya…sambil sesekali lidahnya menjilat-jilat ujung penisku…dan akhirnya
    “Aaaaaaccchhhhh….sayaaaaang” aku keluar menyemburkan cairan putih kentalku berkali-kali dan kulihat dia tak beranjak dari posisinya bahkan dia membuka mulutnya seakan menampung setiap semprotan-semprotan spermaku didalam mulutnya….Ohh, benar-benar pemandangan yang sangat menggairahkan…

    ”Ohhh…sayaaang enak bangeeeeeet….!!!!”
    “bentar ya sayaang…aku ambil tisue dulu di kamar…” aku hanya bisa mengangguk perlahan dengan mata terpejam…sekilas kulihat dia berlalu dengan senyum simpul tersungging disudut bibirnya…
    Tak lama dia kembali dengan tisue itangan dan kembali bersujud dibawah menghadap kearahku…

    Dengan lembut dan sabar dia membersihkan sisa-sisa kenikmatanku barusan…selagi aku memperhatikan kesibukannya tampak olehku buah dadanya dibalik pakaiannya. Dua bukit kembar yang putih dan begitu mulus tanpa cela berpadu dalam suatu kesempurnaan sepasang payudara… Ku tarik tali pada pundaknya hingga turun ke lengannya dan dia mengangkat dagunya sambil tersenyum padaku…

    “kepingin yaah kamu…???”
    “nanti aku kasih kalo udah waktunya yaa…”
    “kenapa..???” tanyaku
    “katanya sayang…???”
    “minggu depan aku Prita, sama cindy mo jalan-jalan ke Bali…kamu ikut yaah…???” tanyanya,mengalihkan pembicaraanku barusan..
    “aku dah pesenin tiket buat kamu…lagian cindy juga bawa cowoknya, jadi kamu ada temennya sayang…”
    Aku hanya bisa mengiyakan…

    Bali….sama pacar baru…yang punya segudang misteri dan kecantikan juga kemolekan tubuh yang sempurna…. bayanganku menerawang jauh mereka-reka apa yang akan kualami minggu depan bersama Denis di Bali…
    “Trus kita nginep di hotel rame-rame gitu…??? tanyaku memancing
    “Iya sayang…tapi Prita pesen cottage bukan hotel, ada dua kamar tidur..nanti kita sekamar, trus Cindy ma cowoknya dikamar lainnya..”
    “Prita gimana..???” tanyaku…

    “Dia nginep di hotel lain sama cowoknya yang disana…gitu” jawabnya sambil masih mempermaikan penisku yang sudah lemes…
    “asik dong kita…” dia balas komentarku lagi-lagi dengan tersenyum
    Setelah dinaikan kembali retsluiting celanaku, dia kembali duduk dipangkuanku…lalu bibir kami kembali saling bertemu…lidahnya kembali ku kulum-kulum didalam mulutnya…hingga dia terasa nafasnya kembali terengah…
    “aku puasin kamu yaa sekarang…???” tanyaku berharap.

    “Jangan ahh.nanti ketauan…aku gak mau macem-macem dirumah…nanti aja ya sayang kalo kita di bali.
    Matanya sedikit mengerling kepadaku…seakan menjanjikan suatu yang indah dalam benakku…ini membuatku begitu gemas dengan tingkahnya…
    Tiba-tiba terdengar suara mobil didepan gerbang rumahnya…ternyata orangtuanya pulang…
    “Aduh sayang, papa mama dah pulang tuuh…kamu sekarang pulang yaah sekalian pamit ma mereka yaah…udah malem niih.

    Sejenak kemudian orangtuanya turun dari mobil lalu berjalan kearah pintu samping sambil melihat kearah kami berdua…aku agak sedikit kikuk juga mengingat apa yang telah kami lakukan tadi…semoga celanaku gak ada yang keliatan aneh…
    “malam om..tante..” sapaku
    “mah..pah ini aryo sekalian mo pamit pulang…” katanya
    “iya om, tante sudah malam saya permisi pulang…”

    “Oya…nak Aryo…makasih dah nemenin Denis yaa…hati-hati dijalan ya..” jawab sang calon mertua perempuan dengan singkatnya…sementara si Om cuma sedikit tersenyum menatapku..
    Singkat cerita Denis mengantarku sampai ke mobilku yang ku parkir tepat didepan rumahnya…lalu kami kembali berciuman dengan hangatnya seakan tidak sadar dengan keadaan sekitar…lalu aku teringat pada situasi seperti ini tak boleh kusia-siakan…kuraba-raba punggungnya dengan lembut lalu sedikit demi sedikit turun kebawah sambil bibirku masih sibuk mengulum bibirnya dan lidahnya yang menggairahkan itu…

    Dan ketika tanganku sampai pada belahan pantatnya mulailah jari-jariku mengangkat sedikit ujung bawah roknya keatas hingga tanganku bisa berada di balik pakaiannya…lagi tanpa pikir panjang aku selipkan tanganku menerobos celana dalamnya yang langsung mengarah ke bagian tubuhnya yang paling sensitif yaitu bibir vaginanya…terdengar jeritan lirih dari mulutnya…

    “Ughh….Aryo, jangan nakal lagi dong tanganmu…” tapi tetap kulakukan aksiku mengelus-elus daging kecil yang mulai mengeras diujung atas bibir vagina yang telah basah oleh cairan lendir karena begitu banyak rangsangan yang dirasakan Denis malam ini…kadang ku tekan sedikit jari tengahku ke dalam vaginanya…terlihat matanya terpejam dan bibir kami masih berpagutan disamping mobilku berdiri dan berpelukan….

    Begitu terasa berdegup kencang jantungku merasakan itu semua…rangsangan dan kekwatiran kalau-kalau ada orang yang liat…Rumah Denis didalam lingkungan sebuah komplek, jadi suasana malam itu sangat sepi…seakan hanya nafas nafsu kami yang terdengar.

    “Ohh…sayang, aku gak tahaaaan…..kita masuk kedalam yuuuk…?” ajaknya dan aku langsung membuka pintu mobilku yang belakang dan mendudukkannya di jok belakang lalu aku menyusulnya…setelah didalam mobil, masih dengan nafas yang terengah…Denis menatapku penuh harap, seakan matanya berbicara “Puaskanlah aku sayaang…” seakan mengerti aku tarik celana dalamnya yang sudah basah bagian bawahnya itu hingga lepas…dan aku mulai melepaskan celana jeansku…lalu.

    “Aryo…aku masih virgin…aku gak mau kita ML disini…nanti aja kalo kita di Bali, aku kasih kamu semuanya….aku mau melepas keperewananku dengan suasana yang romantis dan dengan orang yang tepat..supaya aku bisa ingat seumur hidupku” tatapannya penuh arti…seakan mengerti apa yang dimaksudnya, aku langsung beringsut ke bagian bawah tubuhnya yang terlentang di jok belakang mobilku lalu dengan sedikit tenaga ku lebarkan pahanya yang putih bersih itu…

    Kulihat pemandangan yang sanagt indah…vaginanya sudah basah dengan warna merah muda dan dihiasi bulu-bulu jembut yang halus…sedikit jarang dan terlihat tercukur rapih…kudekatkan wajahku kelubang surga itu…kuhirup aroma harum yang begitu soft..menggoda birahiku yang membuat batang penisku kembali mengeras…lalu kusapu dengan lembut bibir vaginanya dari bawah hingga bertemu dengan kelentit dengan lembut…kumainkan lidahku disekitar klitorisnya..kukulum-kulum daging kecil itu sesekali kujilat dan kumasukkan lidahku jauh lebih dalam kedalam lubang perawannya…

    “Ooh sayang…jangan dalem-dalem yaaah…aku ngilu” lirih kudengar dia memohon…
    kembali kuberikan jilatan-jilatan lembut…gigitan kecil yang membuat dia menggelinjaang-gelinjang menahan nikmat dari klitoris yang tak pernah lepas dari kuluman bibirku…dan akhirnya….apa yang kutunggu-tunggu hampir tiba…
    raut wajah Denis seakan menahan sesuatu dgn mata terpejam dia membuka sedikit bibirnya sambil kedua tangan
    nya menekan rambutku seakan ingin menekan mulutku jauh lebih dalam dan lebih rapat dengan vagina dan kelentitnya…sampai pada akhirnya….

    “Ooooooohhhhhh…..aaaacchhhhh……sayaaaaaaaaaaang……….!!!!!!!”
    “aku gak kuaaaaaaaaaaatttt……” aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh…………!!!!!!!”
    “sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang…………………” eegghhhhh………..”
    kujilati cairan kenikmatannya dengan penuh hasrat….hingga dia mengangkat wajahku lalu berkata
    “kamu…nakal….bangeeeet” masih terengah-engah dia mencium bibirku dan kami terlena dalam pelukan sayaang

  • NIKMATNYA ML DENGAN BOSKU

    NIKMATNYA ML DENGAN BOSKU


    1032 views

    Cerita Sex ini berjudulNIKMATNYA ML DENGAN BOSKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku seorang wanita walau belum pernah menikah tapi sempat berhubungan intim dengan seorang pria kekasihku beberapa tahun yang lalu. Hubungan kami terpaksa berhenti setahun yang lalu ketika orang tuanya yang kaya raya tidak menyetujui hubungan kami tersebut. Terakhir ku dengan mantan kekasihku itu telah menikah dan pindah kekota lain yang tidak ingin kuketahui persisnya dimana.

    Saat ini umurku 28 tahun dan bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan swasta asing sebagai salah satu staf public relation. Gaji yang kuterima cukup lumayan untuk tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi dengan baik dan ramah terhadap siapa saja membuat aku dipercaya untuk menghadapi persoalanpersoalan pelik, dan menerima tamutamu penting.

    Suatu hari aku dipanggil oleh big bossku, dia mengeluh karena ada inspektor dari kantor pusat di Australia yang datang dan nampaknya boss kewalahan menghadapi pertanyaanpertanyaannya. Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut selama di Jakarta.

    Terus terang hatiku agak bergetar ketika pertama kali bertemu dengan Steve. Dia mempunyai sex appeal yang luar biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan bicaranya jernih ditambah pakaiannya yang selalu rapih dan bermerk, termasuk wewangian yang digunakan.

    Mulamula aku nervous juga di buatnya, tetapi setelah lamalama hubungan kami makin relaks. Aku berusaha untuk menyembunyikan ketertarikanku padanya, tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku.

    Mulamula dia ajak aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus satu hari dia ajakain aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis dua gelas wine kali padahal aku nggak pernah minum. Aku rasanya nggak mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. Terus dia ngajakin nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam.

    Karena yang nonton sepi, dia bebas rangkulrangkul aku. Anehnya aku diem aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat aku diem aja dia makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak kalau dia mau cium bibir aku. Tapi tambah parah karena yang dia cium kuping dan leher aku lamalama lagi. Padahal itu termasuk daerah sensitif.

    Kelihatannya dia tahu aku mulai ser.. ser an.. Tangannya mulai turun ke dada aku dari bahu. Tangannya lihai banget meskipun dari luar putaranputaran jarinya mampu membuat aku sesak karena buah dadaku mengeras.

    Tangannya terus aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain aktif, dia berhasil buka kancingkancing bajuku bagian atas, tangannya mutermuter diatas BHku yang tipis, malu juga rasanya kalau dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, dan.. Wah gawat ternyata dia sudah menurunkan tali beha dan bajuku sampai ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali rengut buah dada kiriku terekspos pada bibirnya..

    Begitu buah dada aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi pentil aku yang keras disengolsengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja sudah berhasil membuat putingku makin keras.

    Terus dia ciumin pelan pelan buah dadaku yang 34C itu mulamula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium lembut olehnya. Belum puas menggoda aku lidahnya kemudian mulai menarinari di atas buah dadaku. Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa yang aku khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya..

    Akh.. Putingku tersapu lidahnya.. Perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya.. Dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi.. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigit perlahan sementara lidahnya berputar putar menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi.

    Melihat aku mendesah di tambah berani. Selain menggigitgigit kecil putingku sembari lidahnya menyapunyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Terus terang aja selama menjanda aku belum pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai bergolak. Itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan pahaku.

    Dia tahu tubuhku merinding menahan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery titiktitik. Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada diselangkanganku.

    Dengan lembut dia mengusapusap pangkal pahaku dipinggiran CDku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami.

    Hal ini dia ketahui dengan lembabnya CDku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik CDku dan langsung menemukan clitku. Dengan gemulai di amemainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhan yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jarinya lembut menyentuh clitku dan gerakannya memutar membuat tubuhkupun serasa berputarputar.

    Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di vaginaku. Dan dia tahu persis sehingga dia mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap mengelus clitku membuatku bergetargetar seolah tak berhenti. Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya.

    Sementara jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari tengahnya mengorekngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat dilakukan lakilaki terhadap wanita. Aku menggapmenggap dibuatnya. Entah berapa lama dia membuatku seperti itu dan sudah beberapa kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada tandatanda bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini.

    Akhirnya aku yang memulai.. Gila.. Entah apa yang mendorongku, tanganku tahu tahu merabaraba selangkangannya.. Disana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras. Entah mengapa aku jadi senang menggodanya, jariku terus membelai turun naik sepanjang batang tersebut yang menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar menimbulkan getarangetaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja meremasremas bolabolanya sehingga dia pun terangsang.

    Sambil mengecup daun telingaku Steve berbisik.. Shall we.. Go.. Aku tak tahu harus bagaimana.. Dan menurutinya saja ketika dia menarik tanganku bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikutinya.. Keluar bioskop.. Melewati mall dan akirnya sampai di lobi sebuah hotel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut. Langkahku agak tersendat ketika melewati lobi..

    tetapi jari tanganku tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang ternyata telah dipersiapkan sebelumnya olehnya. Di dalam lift Steve sempat mencium bibirku dengan lembut.. Seperti mencium kekasihnya.. Ini membuat tubuhku bertambah lunglai.

    Aku tertegun berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Steve, dan dia dengan sopan mempersilahkan aku masuk. Beberapa saat aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat kebimbanganku Steve tidak memberi kesempatan dianggkatnya tubuhku dengan kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya kau masuk.

    Dengan cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku sempat berontak tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam sehingga kenikmatan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul. Sambil membopong aku Steve terus melumat bibirku dan perlahan namun pasti dia berjalan ke rah tempat tidur ukuran king size yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak gelisah melihat situasi ini.

    Steve menyadari hal itu dan tanpa melepaskan ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan perlahan tepat dipinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku kembali.

    Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk pinggangku dan menarik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat diantara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain diantara kedua bibirku mengorekngorek lidahku untuk keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasisensasi nikmat yang belum pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan malumalu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi.

    Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahku diantara lidah dan langitlangit. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul. Aku merasa melayang tak berpijak, pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan kontrol.

    Pada saat itulah aku merasa Steve membuka kancingkancing gaun malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil ketika, angin dingin dari mesin AC menerpa tubuhku yang perlahanlahan terbuka ketika Steve berhasil melorotkan gaun malamku kelantai. Aku membuka mataku perlahanlahan dan kulihat Steve sedang menatap tubuhku dengan tajam.

    Dia nampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus pakaian dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagianbagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama berhenti pada bagian dadaku yang membusung. BH ku yang berukuran 34D memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki.

    Tatapan matanya cukup membuat tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku terseret maju ketika lengan Steve kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ketubuhnya.

    Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku Steve mengecup bagianbagian leherku sambil tak hentihentinya membisikan pujianpujian akan kecantikan bagianbagian tubuhku. Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku.

    Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Steve telah menyerang salah satu daerah sensitifku, dan dia tahu itu sehingga hal itu dilakukannya berkalikali. Dengan sangat mempesona Steve berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya, kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku.

    Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Steve sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai.

    Tubuhku terasa melayang, ternyata Steve telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Steve menjauhi ku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya secara perlahan. Anehnya aku menikmati pemandangan buka pakaian ini.

    Tubuh Steve yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan gairah tersendiri. Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian Steve duduk di ujung ranjang. Aku berusaha mendugaduga apa yang akan dilakukannya.

    Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujunungujung jari kakiku. Aku menjerit kegelian dan berusaha mencegah, namun Steve memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan. Akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jarijari kakiku.

    Aku merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pasti bibirnya makin bergerak ke atas menyusuri paha bagian dalamku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuat aku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku.

    Pertahananku benarbenar runtuh ketika Steve menyapunyapukan lidahnya dipangkalpangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan bibirnya diatas gundukan vaginaku yang masih terbungkus celana dalam. Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Steve terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang menciumkum.

    Aku berkalikali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali getarangetaran orgasme mulai bergulunggulung, tanganku meremasremas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Steve, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis tak sengaja, pinggulku meliukliuk erotis secara reflek dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala Steve.

    Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak orgasme yang semakin dekat membuat aku tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit vaginaku yang sudah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Steve.

    Dengan perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasme tak tertahankan.

    Tanganku memegang dan meremas ramput Steve, tubuhku bergertagetar dan melonjaklonjak. Steve tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku, ketika puncak itu datang. Aku merasadindingdinding vaginaku mulai lembab, dan kontraksikontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku lorong vaginaku secara refleks akan membuat gerakangerakan kontraksi, yang bisa membuat lelaki tak bisa bertahan lama.

    Steve nampaknya dapat melihat kontraksikontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu. Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya.

    Nafasnya mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme. Steve kemudian bangkit, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa saat kemudian aku merasa batang hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah.

    Steve membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku. Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Steve itu. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir kemaluanku di gerakan ke atas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya.

    Kemudian gerakan itu berhenti. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lamamakin dalam.

    Aku merintih panjang ketika Steve membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah sensistif dalam liang itu tersentuh. Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding vaginaku yang telah lama tidak tersentuh.

    Cairancairan pelumas mengalir dari dindingdindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuat Steve membiarkan kemaluannya terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan vaginaku. Kemudian Steve mulai menariknya keluar perlahanlahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat.

    Sodokansodokan yang demikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding vaginaku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Steve seolaholah diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh Steve, gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat menetes dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat.

    Pinggulku kuangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala Steve melakukan gerak menusuk. Steve nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.

    Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya menghujam keras dalam vaginaku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya mencemprot keluar dalam vaginaku berkalikali. Akupun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai.

    Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap kecapean setelah mereguk nikmat.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kisah Ngentot Pertama Kalinya

    Cerita Sex Kisah Ngentot Pertama Kalinya


    664 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Ngentot Pertama Kalinya, Ketika itu, aku masih sangat muda, kira-kira 11 tahun-an, panggil saja aku Banon. Ketika itu aku masih kelas 5 SD namun aku mempunyai gairah sex yang tinggi, entah kenapa, entah dari mana datangnya. Pada hari liburan biasanya aku menginap di rumah tanteku, panggil saja namanya Ibu Deden. Dia mempunyai seorang anak perempuan yang cukup cantik, langsing, dan putih! Panggil saja Rita.

    Ketika itu, di rumah tanteku sedang tidak ada seorangpun, karena aku sudah ditugaskan untuk menjaga rumahnya. Aku mulai menjaga sekitar pukul 9 pagi. Ketika itu aku masih belum mengenal sex. Namun aku telah dikhitan (disunat), sehingga aku biasa memainkan penisku itu karena bentuknya, juga aku sering menggesek-gesekkan pada sesuatu, misalnya tembok (karena aku belum tahu bahwa hal itu dapat merusak dan aku belum tahu masturbasi).

    Pada pukul 12 siang. Terdengar suara bel dari luar, ternyata anak Tanteku sudah pulang, si Rita.

    “Bukain dong pintunya!!” dia berteriak serentak akupun berlari menuju arah pintu itu dan membukakan kunci pintu tersebut.
    “Awas awas! mau kencing!”.

    Ketika itu Rita masih berusia 10 tahun, masih muda bukan? Rita buru buru masuk karena mungkin kebelet ingin ke toilet. Namun ketika sampai di depan toilet, yah.. air kencingnya sudah tidak tertahan lagi sudah membasahi rok dan celana dalamnya.

    “Aduh, makanya ati ati dong! Sabar kek!” kataku. Dia hanya diam.
    “Gimana dong, Non?” tanyanya.
    Aku bilang, “Tenang aja”.

    Kudekati dia dan melepaskan roknya dan kusuruh dia melepaskan celana dalamnya karena basah terkena air kencing.

    “Bersihin dulu ‘memem’ nya” katanya.

    Diapun membersihkannya dengan air dan mengusap dari arah dubur ke arah vagina, lalu kuhentikan dia.

    “Salah! Rita, itu salah!”, kataku.
    “Memangnya kenapa?” tanyanya.
    “Itu bisa membawa kuman dari dubur ke ‘memem’ jadi nanti memem nya kotor” kataku, maklum waktu itu aku pernah membaca buku milik ibunya yang berisi cara membersihkan diri.
    “Jadi gimana?” tanyanya.
    “Begini nih. Mau sama Banon atau ama kamu aja?” tanyaku.
    “Contohin dulu” jawabnya.

    Lalu aku jongkok di belakangnya dan mengambil segayung air oleh tangan kananku dan tangan kiri ku menyentuh kewanitaannya.

    “Gini nih” seruku sembari membasuhkan air dan menarik tangan kiriku dari vaginanya menuju duburnya, kulakukan itu 4-5 kali. Lalu ia bangun dan mengeringkannya dengan handuk dan pergi berganti baju.

    Mungkin ketika aku cebok kemaluannya, mungkin ia merasa sesuatu, soalnya ketika aku memegang vaginanya ia terdiam dan tidak bergerak sedikitpun. Lalu Rita keluar dari kamar dengan keadaan sudah berganti baju mengenakan rok pendek dan baju sederhana. Lalu ia pun menghampiriku.

    “Non, kalau yang barusan nggak apa apa kan? Nggak ada penyakitnya kan?” tanyanya polos.
    “Nggak tahu lah”
    “Mau diperiksa?” tanyaku.
    “Nggak ah” jawabnya.

    Ketika itu suasana begitu boring, “Banon, males mainnya ini ini terus, main yang lain yuk!” tanyanya.
    “Main apaan?” jawabku.
    “Maen dokter dokteran yuk!” katanya.

    Akhirnya akupun menyetujuinya. Ketika itu ada sejenis lampu belajar, namun mempunyai efek apalah namanya, kayak bio energy Lantern (bukan iklan, hanya memperjelas). Saya berpura pura menjadi dokternya dan dia menjadi pasiennya. Ketika itu aku memakai alat itu yang sejenis Bio Energy Lantern. Kusuruh dia berbaring, lalu aku sinari dia dari atas hingga bawah.

    “Tidak ada masalah kataku”, lalu kusuruh dia berbalik (tengkurap), lalu aku mulai menyinarinya lagi (kayak ngescan gitu lah), lalu aku hentikan dibagian pantatnya.
    “Wah!ada masalah!” seruku.
    “Apaan, Dok?” tanyanya.
    “Kayaknya penyakit barusan ini” jawabku.
    “Coba deh Dokter periksa dulu, sembuhin Dok!”jawabnya.

    Lalu aku menyuruh dia berbaring lagi dan aku memakaikan selimut hingga lehernya.

    “Kita harus operasi” kataku dan dia hanya mengangguk tanda setuju.

    Lalu aku mulai mempermainkan peranku. Kubuka lebar selangkangannya dan kuangkat sedikit lututnya. Lalu aku mulai memainkan jariku di mulut vaginanya, aku menyentuh bagian seperti biji kecil di bagian atas vaginanya (mungkin ini clitorisnya). Lalu aku mempermainkan biji itu untuk sesaat, aku tekan, usap, pencet, di puter, tampaknya ia kegelian karena hal itu, sehingga selimut yang menutupinya terbuka dan jatuh disisi tempat tidur, sehingga ia dapat melihat aku yang sedang bekerja ini, namun ia tidak melarangnya, bahkan sepertinya ia ingin lagi, karena ia menggerak-gerakkan pinggulnya, sehingga jariku yang asalnya berada di clitorisnya terpeleset dan jatuh ke dalam lubangnya. Namun hal itu berhasil kucegah, sehingga jariku tidak masuk ke dalam lubang vaginanya.

    “Kenapa Dok?” tanyanya.
    “Ah, enggak, ini sakitnya dari dalam kayaknya” kataku.
    “Ya sudah Dok, lanjutin” katanya.

    Tanpa ragu ragu aku memulai kembali tugasku, aku memainkan bibir vaginanya yang masih muda, masih segar, masih perawan, dan sudah terbawa nafsu, karena kulihat bibirnya merekah dan terlihat seperti basah-basah. Lalu aku masukin jari telunjukku itu ke dalam lubangnya secara perlahan-lahan, soalnya waktu itu aku masih takut kalau terjadi apa-apa padanya, bisa bisa saya dipecat dari rumah saya. Saat kumasukan jariku, kulihat ia menikmati penetrasi jariku, namun mungkin karena kurang basah, aku tanpa sengaja menyentuh selaput daranya, dengan seketika ia menutup selangkangannya.

    “Aduh! sakit! jangan kedaleman!” katanya, aku bertanya dan meminta maaf.

    Lalu aku terus melakukan gerakan masuk dan keluar jariku dari vaginanya, dan ia menggelinjang kecil seperti keenakan. Setelah itu dia tergeletak lemas dengan keadaan masih merasakan kenikmatan yang kuberikan ini. Mungkin dia orgasme. Ketika hendak kucabut jariku itu, dengan cepat tangannya menarik kembali tanganku menuju vaginanya, tampaknya ia ketagihan dan masih bertenaga. Lalu kumulai kembali tugasku, dengan awalan yang baik, dan lebih dalam dari pada sebelumnya, tetapi tidak hingga mengenai selaput daranya, karena aku ingin ia tetap perawan.

    Setelah kurang lebih 5 menit kulakukan gerakan itu, tampaknya ia telah orgasme lagi. Saat kucabut jariku, terlihat basah dan ada semacam bau yang masih kurang jelas baunya (mungkin ketika itu dia masih kecil).

    Terdengar suara klakson mobil, dengan segera aku melap jariku dan membangunkannya dengan cara menusuk vaginanya hingga mengenai selaput daranya, namun tidak hingga robek.

    “Aduh!Sakit tahu! Kamu ini jail amat!” hentaknnya.
    “Itu ortu kamu sudah pulang! Jangan tidur terus! Ntar disangka sudah ngapa-ngapain lagih nih!” perintahku.

    Ia pun menurut dan jalan terhuyung-huyung, mungkin karena lemas karena orgasme. Kami berduapun menyambut kedatangan ortunya Rita. Sesudah itu, Rita tidak pernah bercerita kepada siapapun, bahkan kepada kedua orang tuanya.

    Sesudah kejadian itupun, kami masih sering melakukan hal serupa, karena aku tidak berani memasukan penisku ke vaginanya. Jika permainan itu ingin di mulai, biasanya dia yang meminta, atau pun kadang saya yang memintanya, dan dia biasanya hanya menikmati apa yang dirasakannya. Bahkan waktu itu aku puas memainkan vagina cewek, soalnya dia hanya terbaring terdiam dan membiarkan aku bekerja sepuasnya.

    Malah pernah kumasukkan benda yang kecil, dan kuambil kembali keluar. Juga pernah di rumah yang masih akan dijual, karena tidak ada siapapun disana, dia mengajakku kesana dan akupun mengikutinya dan memulai acara kami berdua. Seperti biasa aku hanya memainkan jari-jariku di vaginanya, dan mencegah nafsuku membobol vaginanya, karena dia masih perawan. Ketika itu aku masih belum mengetahui tentang menjilat kemaluan cewek, makanya tidak kulakukan hal itu. Dia cukup puas dengan pelayananku selama ini, walaupun aku masih mencari pengalaman.

    Pernah aku melakukannya di sofa miliknya. Dia berbaring disudut sofa dan aku sudah mengetahui tentang menjilati vagina, dan setelah kupikir-pikir, sebaiknya melakukan hal itu di kamar mandi agar tidak becek ke mana-mana dan mudah membersihkan diri.
    Kuajak dia ke kamar mandi, lalu kusuruh dia untuk duduk di kloset. Lalu aku buka celana dan bajunya sehingga dia berada dalam keadaan telanjang bulat. Ketika melihat hal itu untuk pertama kalinya, penisku berereksi dan menonjol di celana pendekku.

    Dia hanya bertanya, “Abis ini ngapain Banon?” tanyanya
    “Tenang aja, biar saya kerja!” kataku.

    Lalu aku berlutut di depannya dan mukaku berada persis di vaginanya. Lalu aku mulai menjilati vaginanya tanpa merasa jijik sedikitpun. Dia pun tampaknya menikmati hal tersebut, lalu aku mulai menjilati terus hingga bibir vaginanya merekah dan aku dapat melihat klitorisnya membesar, walaupun tidak begitu besar, akupun menjilati dan memainkan klitorisnya itu dengan mulutku.

    Mengigit gigit kecil klitorisnya, mengulumnya dan menyodok lubangnya dengan lidahku. Kadang dia menggelinjang kenikmatan dan hingga akhirnya dia lemas beberapa kali, mungkin sekitar 4 kali, mungkin karena pengaruh psikis.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Jadi Gigolo Pemuas Tante Cantik

    Cerita Sex Jadi Gigolo Pemuas Tante Cantik


    1024 views

    Perawanku – Cerita Sex Jadi Gigolo Pemuas Tante Cantik, Di kotaku ini niat utamaku menempuh pendidikan kuliahku, meskipun kedua orang tuaku termasuk keluarga yang kurang mampu. Tapi niatku begitu besar dan lebih tepatnya aku berambisi untuk dapat melanjutkan pendidikan kuliahku ini. Jauh dari keluarga akupun berinisiatif untuk mencari pekerjaan yang bisa menopang hidup selama aku berada di kota besar ini.

    Nama panggilanku Adan dengan umur 19 tahun, awalnya aku bisa membiayai kuliahku dengan cara bekerja sebagai penjaga warnet yang mendapat shift malam. Namun akhirnya aku tidak dapat meneruskan semua itu karena kebutuhanku untuk hidup di kota ini saja begitu besar, padahal aku sudah mensiasatinya dengan cara masak nasi sendiri namun belum bisa normal juga.

    Sampai akhirnya akupun mendapatkan sebuah tawaran dari teman kampusku. Untuk bekerja di sebuah tempat hiburan malam dan akupun tertarik setelah mendengar honor yang bisa aku dapatkan tanpa tahu pekerjaan apa yang harus aku lakukan di tempat itu, sampai akhirnya setelah sampai di tempat itu dan ada seorang wanita yang lebih pantes aku panggil tante saat itulah aku tahu pekerjaanku.

    Rupanya aku harus menjadi gigolo lebih tepatnya karena aku harus melayani wanita tersebut untuk melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa. Sebagai cowok normal meskipun baru kali ini berdekatan dengan seorang wanita asing tapi akupun tergoda setelah melihatnya begitu cantik dan juga seksi saat itu juga aku mengenalnya dan memanggilnya tante Soffi.

    Pertama kali berkenalan dengannya dia dengana terus terang berkata kalau sedang jenuh dengan kehidupan rumah tangganya karena itu dia mencari hiburan dan memang baru pertma kali juga dia melakukan hal ini. Akupun menceritakan hal yang sama dan tante Soffi mendengarkan ceritaku dengan seksama bahkan dia memberikan beberapa saran padaku hingga tidak terasa kamipun semakin akrab.

    Malam itu tante Soffi langsung menawarkan untuk aku bersama dengannnya dan akupun mengikuti kemauannya. Bahkan aku lupa kalau malam itu aku datang bersama temanku ke tempat itu, sampai akhirnya aku sedikit gugup ketika memasuki sebuah hotel tapi sebagai mahasiswa aku harus bersikap seolah biasa melakukan hal ini, malu juga jika harus bersikap katro di depan tante Soffi.

    Sampai di dalam kamar hotel aku lihat tante sudah melepas pakaiannya satu persatu ” Ayo Adan.. beri tante ke hangatan sayang…. heeeehhh… ” Dia mendekat dan mencium leherku dengan mesranya membuatku merasa ingin segera melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa, aku memejamkan mata menikmati sentuhan yang di berikan tante Soffi padaku dan terasa geli setiap sentuhan yang dia berikan.

    Kini akupun tidak diam saja dengan lembut aku daratkan bibirku pada bibirnya dan langsung di kulum oleh tante Soffi “Oooouuugghh…. ooouuugghh… aaaaggghhh… Adan… ka.. mu.. aaagggghhh.. te.. rus… sayang.. ” Akupun lebih berani dengan cara menekan tubuh tante Soffi hingga akhirnya kamipun saling bergumul di atas tempat tidur hotel yang empuk.

    Tante Soffi begitu agresif karena sekarang dia sudah berada di atas tubuhku lalu dengan menuntun kontolku dia masukkan pada memeknya. Akupun merasakan nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, aku gigit bibirku menahanya tapi dapat aku dengar tante Soffi sedang tertawa renyah saat itu, lalu diapun melumat bibirku dengan mesranya.

    Ketika aku buka mataku nampak tante Soffi yang sedang bergerak maju mundur di atas tubuhku “Ooouugghh… ooouuugghhh… aaaaaaaagggghhh… aaaaaggggghhhh…  aaaaggghhh…” Dia mengambil tanganku kemudian dia taruh tanganku pada teteknya sendiri, dan akupun meremasnya seperti pemain dalam adegan cerita dewasa yangmemang pernah aku baca sebelumnya.

    Tante Soffi semakin cepat melakukan gerakannya sampai akhirnya akupun merasa kontolku seakan bergerak dalam memeknya. Aku tahu kalau akan segera menumpahkan sperma tapi aku berusaha menahannya “Ooouuugghh… oooouuuggghhh… ooouuuggghhh… aaaaagggghhhh… sayang… aaagghhh.. ” Dia terus bergoyang dan terus melakukan gerakan pantatnya yang begitu menggoda.

    Sampai akhirnya aku rasakan getaran yang semakin keras pada kontolku dan akhirnya tumpah sudah larva hangat dari dalam kontolku. Baru kali ini aku merasakan nikmat yang seperti ini, aku dekap tubuh tante Soffi yang dengan lembut masih memberikan ciuman hangat padaku. Inilah kenikmatan yang kurasakan dari adegan cerita dewasa yang baru pertama kali aku lakukan dengan tante Soffi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,